yu Republik In donesia dirgaha Vol. 2 l No. 20 l Agustus 2011
N ew s l e t t e r i n fo r m asi pemasaran pariwisata
ASEAN, Pembangkit Pasar
T
Selamat Hari Raya Idul Fitri 1432 H.
ahun 2010, lebih 73 juta inbound tourist di ASEAN, meningkat 11 persen di atas tahun 2009. Hampir se paruhnya (47%) IntraASEAN travel. ASEAN sedang bangkit mem beri dua peran bagi pariwisata Indonesia : sebagai tambahan bagian daya tarik pintu masuk ke Indonesia, dan, sebagai genera tor atau pembangkit pasar bagi pariwisata Indonesia. Industri pari wisata kita perlu mencer mati dan mengantisipasi.
Mohon Maaf Lahir & Batin ISI NOMOR INI Milik Kita 5 Komodo dan Warisan Dunia juga 7 Konsistensi Melalui Radio Jailolo itu 8 Teluk Mempesona Pelaku 13 Mengajak Bisnis Keluar dari Comfort-Zone
Lihat halaman 21 dan 25
Terapung 17 Pasar Peradaban Sungai Rising 21 The ASEAN 22 Kampanye Sesungguhnya
70 60 50 40 30
untuk Komodo dan Indonesia
20 10
8
9 201 0
200
200
1 200 2 200 3 200 4 200 5 200 6 200 7
200
4 199 5 199 6 199 7 199 8 199 9 200 0
199
1 199 2 199 3
0 199
Million
Total International Visitor Arrival to ASEAN Members States 80
30 Cerita tentang Situ
2
Perfilman & Pariwisata
Vol. 2
l
No. 20
l
Agustus 2011
Perfilman dan Pariwisata
S
emua kru film itu duduk mendampingi Menbudpar Dia sendiri, , Jero Wacik, Dirjen Pema agaknya sudah rampung saran Pariwisata Sapta Nirwandar dan Dirjen Nilai Bu tugas perannya dalam daya Seni dan Film, Ukus Kuswara. pembuatan dan syuting Di antara kru film The Philosopher The Philosopher. itu tampak Bonnie Wright dan Freddy Stroma pemeran dalam Minggu kedua Agustus film Harry Potter, James D’Arcy pe dikabarkan dia meningmeran dalam film Sherlock Holmes, galkan Indonesia meDarly Sabara mantan aktor cilik di film Spy Kid, Sophie Lowe ak nuju ke New York, AS. tor Sanctum, dan Rhys Wakefield, Katanya untuk serta bintang pujaan remaja di melanjutkan ’study’ Indonesia Cinta Laura Kiehl. Lebih dari 50 orang pewarta, fo di sana selama tografer, kamerawan, dan berbagai satu tahun. kalangan dari pusat dan daerah memenuhi ruangan Balairung di gedung Sapta Pesona Kemenbud “Ketika orang melihat suasana di film par, Jakarta, tanggal 5 Agustus 2011. Menteri saat itu memberikan penjelasan ini, orang bisa penasaran dan ingin datang pers mengenai syuting pembuatan film ke sini,” kata Menteri. Ini merupakan strategi low cost high imberjudul The Philosopher, sambil sesudah nya mengadakan acara berbuka puasa pact dalam pelaksanaan strategi dan taktik pemasaran pariwisata Indonesia. “Dengan bersama para hadirin. Menbudpar lalu mengatakan, film ini biaya yang minim namun bisa meraih mengambil daerah-daerah lokasi syuting dampak yang tinggi,” ujar Menteri. Menteri berharap dengan adanya film lebih banyak, kalau film Eat Pray Love me ini, Belitung dan beberapa tempat wisata mang hanya di pulau Bali.
Cinta Laura
lainnya bisa menjadi tujuan wisata internasional. Bromo dan Pram banan sudah jadi ikon pari-wisata Internasional. “Kami mempersiapkan Belitung agar mampu menjadi tujuan wisata dunia,” kata Menteri. Dirjen Pema saran Pariwisata Sapta Nirwandar mengatakan, pembuatan film The Philosopher yang mengambil lokasi syuting di Indonesia merupakan kesempatan untuk mempromosi kan nama Indonesia di dunia per filman internasional. “Ini menjadi kesempatan un tuk mengenalkan Indonesia yang memiliki kekayaan budaya dan alam yang indah untuk dikunjungi wisatawan dunia,” katanya. The Philosopher, film garapan produser Hollywood, Goerge Zakk dan Cybill mengambil lokasi syuting di destinasi wisata antara lain Candi Pram banan, gunung Bromo, pantai pasir putih Belitung, dan spot-spot lain di Jakarta. Film layar lebar ini akan diputar di seluruh dunia pada 2012. Film ini berkisah tentang 20 remaja yang mengikuti sebuah kelas filosofi di sebuah sekolah internasional di Jakarta. Mereka terdiri dari berbagai bangsa dan
Vol. 2
l
No. 20
l
Agustus 2011
Perfilman & Pariwisata
3
Bergerak Maju Terus
yaitu PT SyZyGy. Film ini bercerita ten tang kehidupan remaja yang sedang melakukan perjalanan ke tempattempat wisata yang terda pat di Indonesia. Maka syuting peng ambilan gambar antara lain dilaksanakan di seki tar candi Borobudur, can di Prambanan, kawasan Para pendukung film “The Philosophers” berasal dari berbagai negara. Gunung Bromo dan di pulau Belitung, provinsi diajar oleh seorang guru yang diperankan Bangka Belitung. Mereka memulai aktifitas di lapangan James D’Arcy. Mereka kemudian memperoleh tugas, sejak awal bulan Juli dan direncanakan se yang merupakan eksperimen dari sang lesai pada bulan September 2011. Sejum guru. Untuk memilih 10 di antara 20 rema lah 20 orang kru asing terdiri dari berba ja itu, dilakukan semacam tes, dalam rang gai warga negara seperti Amerika, Inggris, ka menjalankan misi peningkatan ras ma Australia, Selandia Baru, dan Indonesia. Dari sejumlah kru asing tersebut terdapat nusia terhadap ancaman bahaya nuklir. Ketika jumpa pers, tampak hadir Pro aktor/aktris seperti disebeutkan tadi. Dan, duser The Philosopher, Goerge Zakk dan pembuatan film ini melibatkan sekitar 30 Cybill, sutradara John Huddles, dan para kru film Indonesia serta dua orang artis pemeran, serta pimpinan SCTV sebagai mi Indonesia yakni Natalie Gott dan Cinta Laura Khiel. tra pendukung produksi The Philosophers. Menurut Direktur Perfilman Kemen Pembuatan film cerita berjudul The Philosophers dilakukan oleh Tim An Olive budpar, Syamsul Lussa, untuk pembuat Branch Media, USA, bekerjasama dengan an film ini, seluruh peralatan syuting yang salah satu Production House Indonesia digunakan adalah peralatan yang tersedia
di dalam negeri. Ini ternyata mempermu dah proses pengambilan gambar. Sang sutradara dan kru film lainnya mengakui bahwa peralatan yang tersedia di Indo nesia tak kalah dengan yang ada di luar negeri. Syuting film The Philosophers telah sele sai sampai pada hampir keseluruhan scene yang diperlukan, dengan lancar. Hanya beberapa kendala sempat dihadapi ketika pengambilan gambar di sekitar Gunung Bromo, pada saat sedang muncul ombak pasir yang besar sehingga pengambilan adegan harus dilakukan berulang kali. Diperkirakan syuting film ini selesai lebih awal yakni pada sekitar akhir bulan Agus tus 2011. Jadi, dewasa ini sedang dipacu pening katan kualitas selain kuantitas produksi film nasional, bersamaan itu peluang menarik dan mendukung produser luar negeri hendak melakukan syuting pem buatan film di Indonesia, juga diupayakan. Film Indonesia yang ‘bermutu’ mendapat pasar penonton di negeri jiran. Maka film nasional dan film luar negeri dengan sendirinya mempromosikan desti nasi pariwisata Indonesia, manakala filmfilm tersebut menampilkan keindahan, ke unikan, kesan positif ke mata penonton. n Penanggung jawab : Sapta Nirwandar Penerbit/Pemimpin Redaksi : Arifin Hutabarat Dewan Redaksi : Sadar Pakarti Budi Syamsul Lussa, T. Burhanuddin, Wisnu B. Sulaeman Reporter : Benito Lopulalan Alamat : Direktorat Jenderal Pemasaran Pariwisata Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata Jl. Medan Merdeka Barat No.17 Lantai 3 Jakarta 10110 Telp : 021 383 8220 Fax : 021 380 8612, Email :
[email protected] www.newsletter-pariwisataindonesia.com
Jika Anda mempunyai informasi dan pendapat untuk Newsletter ini, silakan kirim ke alamat tersebut di atas.
4
Vol. 2
Perfilman & Pariwisata
l
No. 20
l
Agustus 2011
Satu Film Lagi: “Java Heat” he Philosopher yang melakukan syuting di Indonesia ini akan diputar ke seluruh dunia, se hingga masyarakat internasional akan melihat Indonesia memiliki tempat-tempat yang indah dan alami sebagai destinasi pari wisata maupun lokasi pembuatan film yang menarik,” Menbudpar Jero Wacik menegaskan. Menteri selalu menekankan bagaimana kegiatan produksi film merupakan mata rantai di dunia perfilman yang berkaitan ‘kental’ dengan dunia pariwisata. Antara lain dijelaskannya kesinambung an dampak promosi bagi Indonesia setelah syuting produksi film Eat Pray Love dengan bintang besar Julia Roberts di Bali, kunjun
gan terbuka Richard Gere di Borobudur, dan kini proses syuting film The Philosophers di beberapa tempat destinasi wisata di Indonesia. Dan, kegiatan bersangkut paut dengan dunia perfilman ini berlanjut. Dikabarkan bahwa bulan September 2011 ini akan datang lagi sejumlah kru dan artis film luar negeri ke Indonesia untuk melakukan syuting pengambilan gambar untuk satu film cerita lagi berjudul Java Heat. Film ini bertemakan action tetapi dengan memilih latar belakang obyek-obyek wisata dan keindahan alam Indonesia. Rencananya syuting akan dilakukan di can di Borobudur, candi Prambanan, daerah Jawa Tengah dan Yogyakarta dengan pengambilan gambar perdana akan dilakukan di candi Pram banan, awal September ini. n
Menbudpar Jero Wacik
Serial TV Romance Menggerakkan Outbound Tours
A
kan halnya peran terbaru dari adegan dan cerita film terha dap penonton ke arah gerak pariwisata, ada certita yang menarik. Ini termasuk pengaruh dari film serial TV dan sinetron. Secara random ditemukan saling mempengaruhi arus wisata di tiga negara gara-gara pengaruh atau ‘bujukan’ film. Film serial TV ini umumnya love story dan membuat kebanyakan orang muda berlari meninggalkan pekerjaan untuk nongkrong di depan TV menontonnya. Di Indonesia pun begitu. Lihatlah serial TV dari Jepang, dari Korea Selatan dan Taiwan. Gejala ini kian menarik, karena film produksi Korea digemari penonton di Jepang dan Taiwan. Maka penonton kaum muda cenderung ‘fanatik’ ingin membeli paket wisata tur ke tempat-tempat lokasi syuting film tersebut. Demikian pula se baliknya. Masing-masing penggemar di rangsang dengan minat dan godaan keter tarikan mengunjungi lokasi syuting kisah percintaan itu... Tentulah tampak indah dengan tata warna alam yang menawan... Di TV Indonesia film-film tersebut cu
kup berpengaruh. Ingatkah Anda film seri Winter Sonata dari Korsel, yang selalu menunjukkan indahnya taman, bukit, danau-danau kecil di Jeju Island, tempat cerita percintaan berlangsung dan dishoot? Bahkan, film seri TV Boys Before Flower dari Korsel syutingnya di Macau, nama tempatnya Venetian Macau, maka orang muda dari Indonesia pun ada yang terajak mengadakan tur ke sana, menguntungkan bagi Macau. Demikian pula dengan serial romantika Meteor Garden dari Taiwan. Dan yang sekelasnya? Bedanya, kaum muda Indonesia be lum sebanyak dan semampu orang-orang
muda di Jepang, Korsel dan Taiwan untuk setiap saat bisa membeli paket outbound tour. Lagi pula, kan dimaklumi, antar tiga negara itu jaraknya lebih dekat, tentu lebih murah, dibandingkan tur dari Indonesia. Tapi makna lain ialah, menarik kun jungan wisatawan dari kawasan tetangga dekat di sekeliling kita, juga dapat dilaku kan melalui film-film di TV, boleh serial boleh bukan. Industri film pun dapat me mainkan peran promosi pariwisata, dan pariwisata membuahkan hasil bagi pe ningkatan kesejahteraan masyarakat. n
Vol. 2
l
No. 20
l
Agustus 2011
konferensi
Komodo Milik Kita dan Warisan Dunia
M
enbudpar Jero Wacik me ngumumkan Pemerintah Indonesia secara resmi me narik Taman Nasional Ko modo (TNK) sebagai finalis dalam ajang pemilihan tujuh keajaiban alam-baru atau New Seven Wonder of Nature (N7WN). Pihak penyelenggara kampanye terse but dinyatakan telah melakukan tindakan tidak profesional, tidak konsisten dan tidak transparan, serta tidak memiliki kredibili tas yang dapat dipertanggungjawabkan. Cara penyelenggaraan dan perilaku pe nyelenggara kampanye serta pemilihan tu juh keajaiban dunia yang alami dan baru, pada tahap-tahap menjelang akhir me mang mengherankan dan mengesankan tidak professisonal. Bermula pada Agustus tahun 2008 Kembudpar menyatakan bersedia men jadi Official Supporting Committee (OSC)/
Lead Agency agar TNK dapat terpilih seba gai salah satu dari 7 keajaiban alam-baru (N7WN) yang pemilihannya dilakukan melalui online voting. Kembudpar kemudian melakukan ke giatan kampanye, baik online dan offline, di dalam negeri dan mancanegara. Tentu saja Kembudpar berupaya mengefektif kan ajang tersebut untuk mempromosi kan dan mendukung TNK. Hasilnya pada tanggal 21 Juli 2009 TNK terpilih sebagai salah satu dari 28 Finalis, menyisihkan sekitar 440 nominasi dari 220 negara. Pihak penyelenggara mengumumkan bahwa penobatan hasil akhir 7 keajaiban alam yang baru di dunia, akan dilaksana kan pada tanggal 11 November 2011. Yayasan itu pada awal Desember 2010 me nyatakan menyetujui Indonesia (Jakarta) sebagai Tuan Rumah Penyelenggaraan (Official Host) Deklarasi 7 Keajaiban Dunia
5
Alam (New7Wonders of Nature). Tetapi mensyaratkan Pemerintah Indonesia untuk membayar license fee sebagai tuan rumah penyelenggaraan deklarasi sebesar 10 Juta USD serta menyiapkan 35 juta USD dari berbagai pihak swasta untuk biaya penyelenggaraan acara deklarasi. Sebelumnya Kembudpar hanya me nyatakan pada prinsipnya berminat un tuk kemungkinan menjadi tuan rumah namun sama sekali belum menanda tangani persetujuan apapun maupun mendaftarkan proposal bidding resmi seperti yang diharuskan pada dokumen New7Wonders Official Host Worldwide Bidding Tender. Permintaan itu kemudian ditolak oleh Kemenbudpar, karena dinilai tidak realistis. Yayasan pada akhir Desember 2010 langsung mengancam akan mengeliminasi TNK sebagai finalis, padahal kedua hal tersebut sangat tidak berhubungan satu sama lain. Mengapa? Keberadaan TNK se bagai finalis dan penawaran untuk men jadikan Indonesia sebagai tuan rumah pe nyelenggaraan merupakan dua hal yang berbeda dan seharusnya tidak memiliki keterkaitan sama sekali. Kemudian tanggal 7 Februari, melalui press release memutuskan untuk tetap
6
Vol. 2
konferensi
mempertahankan TNK sebagai finalis, namun melakukan tindakan menghapus kan peran Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata sebagai Official Supporting Commitee. Keputusan sepihak itu tentu saja tidak adil karena tidak didasari dengan alasan yang jelas. Malahan pihak N7WF tidak mencabut maupun membatalkan perjanjian Standard Participating Agreement yang merupakan satu-satunya dokumen resmi (legal-binding document) yang telah ditandatangani bersama pada awal kam panye yang menyatakan Kementerian Ke budayaan dan Pariwisata sebagai Official Supporting Committee dari TNK. Proses demikian itu mengindikasikan hal-hal yang kemudian berdasarkan fact finding terhadap kegiatan dan keberadaan yayasan, akhirnya ditemukenali faktafakta sebagai berikut: 4Yayasan N7WF sangat berorientasi ko mersil, walaupun menyatakan diri seba gai yayasan non-profit. 4Pelaksanaan kampanye N7WN sangat tidak konsisten dan transparan, khusus nya dalam segi keterbukaan informasi jumlah vote (suara) yang didapatkan oleh masing-masing finalis; 4Sebagai sebuah organisasi internasional adalah sangat ganjil ketika ditemukan fakta bahwa yayasan N7W tidak memi liki domisili/kantor yang jelas dan di kelola oleh hanya segelintir orang (ke
mungkinan hanya merupakan virtual office), namun hendak berurusan dengan transaksi jutaan dolar. Berdasarkan semua fakta tersebut, Ke menbudpar yang telah berperan sebagai Lead Agency untuk TNK pada kampanye N7WN, berketetapan tidak melanjutkan lagi kampanye bersama dengan Yayasan tersebut.
Warisan Dunia
Menbudpar Jero Wacik menegaskan kembali, meskipun TNK mengundurkan diri dari kampanye pemilihan tersebut, namun TNK sejak tahun 1991 sudah mendapatkan status World Heritage yang keberadaannya telah diakui oleh masyarakat dunia melalui lembaga resmi yang kredibel yaitu UNESCO. Masyarakat dunia tetap akan mengakui Komodo Dragon sebagai the one and only real dragon in the world dan fakta ini tidak akan dapat tergantikan. Untuk ini Kemenbudpar tetap ber komitmen dengan berbagai pihak untuk mengembangkan dan mempromosikan TNK sebagai kawasan konservasi dan destinasi pariwisata internasional di Indo nesia. Kini, dengan branding yang kuat berbu nyi “Komodo the Real Wonder of the World”, kita akan promosikan TNK ke seluruh
l
No. 20
l
Agustus 2011
dunia, kata Menbudpar Jero Wacik. Dirjen Pemasaran Pariwisata Sapta Nirwandar mengungkapkan, TNK selama tiga tahun telah gencar dipromosikan ke man canegara, TNK telah dikenal masyarakat dunia. Kunjungan wisman ke sana menin gkat pesat, kata Sapta Nirwandar. Pada tahun 2007 tercatat jumlah wis man yang berkunjung langsung di Ko modo baru sebanyak 16 ribu wisman, lalu tahun 2008 meningkat menjadi 21 ribu wisman dan tahun 2009 menjadi 36 ribu wisman. Tahun 2010 melonjak menjadi 45 ribu wisman. Ketika Menbudpar Jero Wacik secara resmi mengumumkan keputusan itu da lam acara jumpa pers di Balairung Soesilo Soedarman Gedung Sapta Pesona Kemen terian Budpar di Jakarta, tanggal 15 Agus tus 2011, tampak hadir bersama Dirjen Pemasaran Pariwisata Kembudpar Sapta Nirwandar, Dirjen Perlindungan Hutan dan Konservasi Alam Kemenhut Darori, kuasa hukum Kembudpar Todung Mulya Lubis, pakar pemasaran Hermawan Kartajaya, pencetus MURI Jaya Suprana, penggiat komodo Zeby Febriana, dan per wakilan kementerian terkait. Hadir juga wakil dari pemerintah Maldives, Mr. Simon Hawkins yang juga telah menyatakan pengunduran diri pe merintahnya dari kampanye tersebut pada bulan Mei 2011. n Lihat halaman 22–23
Vol. 2
l
No. 20
l
Agustus 2011
KOMUNIKASI
Konsistensi juga Melalui Radio
H
ari Selasa minggu ke-4 se tiap bulan, radio SmartFM Jakarta menyiarkan langsung satu program tetap Forum Ekonomi. Nara sumber diundang ke kafe bernama Cafe 74 Bandung terletak di lan tai dua mal City Walk di Jakarta. Tentulah topik talk show Forum Ekonomi ini ber ganti dari satu bidang kegiatan ekonomi ke bidang lainnya. Salah satu ialah bidang pariwisata. Dirjen Pemasaran Pariwisata Sapta Nirwandar untuk ke-6 kalinya memenuhi ajakan radio SmartFM, berdialog di udara pada program tersebut, pukul enam sore hingga pukul tujuh. Tentu saja sambil me nyantap makan dan minum malam santai bersama audiense yang hadir yang ikut berdiskusi. Ketika itu Selasa 9 Agustus 2011, Dirjen bersama narasumber lain dan penyiar radio, serta hadirin, berbuka pua sa bersama terlebih dahulu, lalu langsung memasuki acara on air. Dari pendengar radio masih bertanya perihal slogan atau tag line dalam promosi pariwisata Indonesia, malah masih mem bandingkannya dengan Malaysia yang dikatakan terkenal dengan Truly Asia, demikian pula kesan yang umum seakan ‘nama”’ Bali lebih terkenal dari nama Indonesia. Menurut Dirjen, ya, kita memang per nah menggunakan slogan yang lain,
isalnya terakhir sebelum ini kita pernah m punya “Ultimate in Diversity”. Tapi kita memiliki banyak aspek yang “wonderful”, kata Dirjen, maka memang, baru tahun ini kita menggunakan tag line berbunyi “Wonderful Indonesia”. Jadi, memang baru dan kini mulai luas dikenal dunia. Kalau dikatakan sudah lebih banyak dikenal slogan Truly Asia dari Malaysia, itu tak heran, karena negeri tersebut sudah lama sekali menggunakan tag itu tanpa ganti-ganti. Mengapa pula seakan nama Bali lebih dikenal daripada nama Indonesia? Itu tak mengherankan mengingat nama pulau Bali sudah 80-an tahun diperkenalkan ke dunia sebagai paradise island, pulau untuk tujuan wisata yang mengesankan. Sejak
7
tahun 1930 justru orang-orang dari Barat sendiri, selain orang Belanda, langsung meluaskan pengetahuan masyarakat du nia tentang Bali ketika mereka menemu kan keindahan dan damainya pulau itu bagi wisatawan. Dari kacamata pariwisata nasional, sebenarnya ada keseimbangan jika menge tahui jumlah wisman ke Bali proporsinya sekitar 35 persen dari keseluruhan jumlah kunjungan wisman ke Indonesia. Penye baran kunjungan terjadi ke Yogyakarta, di Batam dan Bintan, Sumatera, Jawa Barat, Jawa Timur serta berbagai daerah lain. Talk show semacam ini ditekuni oleh Dirjen dalam menjelaskan seluk beluk pariwisata umumnya dan pariwisata Indonesia khususnya. Komunikasi publlik itu juga membuka kesempatan mengurai kan kendati at a glance seluk beluk penyu sunan paket wisata, mempromosikan dan bagaimana usaha menjualnya. Dan mene kankan kembali posisi pariwisata yang ra ta-rata telah menduduki peringkat ke tiga dalam penghasilan devisa setelah minyak dan gas bumi dan minyak sawit.
8
Vol. 2
KOMUNIKASI
Pariwisata adalah salah satu industri jasa terbesar di dunia, hampir satu miliar jumlah wisatawan yang hilir mudik tahun lalu. Di situ pula kesempatan membangun pemahaman masyarakat mengenai di namika kegiatan pariwisata, bukan saja sebagai satu kegiatan bisnis, juga ber kaitan dengan kemajuan-kemajuan tek nologi, yang saling berpengaruh bagi perkembangan pariwisata.
Di bidang pariwisata salah satu kekuatan utama kita ialah di alam, kata Sapta Nirwandar. Inilah yang kita opti malkan. Lalu konsep-konsep dikombi nasikan.Kita mendukung dan berupaya misalnya dalam hal komunikasi dan pro mosi, agar endorsement pihak ketiga se makin banyak. Yaitu orang lain yang ber bicara dan mempromosikan Indonesia. Termasuklah pers dan penulis, sam pai pada kegiatan shooting pembuatan film-film dari Hollywood. Contoh me mang sudah membuktikan: shooting film Eat Pray Love di Bali, film The Philosopher yang baru saja melakukan pengambilan lokasi di Jakarta, Belitong, Bromo dan seterusnya. Upaya mempromosikan Indonesia untuk dijadikan lokasi pembuatan filmfilm internasional semakin kuat berlan jut, baik ke dunia film Barat maupun Timur. Pada siaran publik seperti di SmartFM ini, Dirjen menggaris bawahi lagi be sarnya dan langsungnya manfaat yang bisa dipetik oleh masyarakat dari ke giatan pariwisata. Karena itulah kami dorong terus kegiatan-kegiatan mema jukan pariwisata di daerah, dengan ke kuatan sumber daya alam dan budaya masyarakat, di Jabar, Jatim, NTB NTT, Papua. Pariwisata itu bisa menjadi sum ber ekonomi langsung bagi masyrakat setempat. Ini kita majukan, mudah-mudahan dalam tiga tahun mendatang kita bisa mencapai 10 juta kunjungan wisman. n
l
No. 20
l
Agustus 2011
Teluk Jailolo itu Mempesona S ungguh, teluk Jailolo itu mem pesona, kata seorang anak muda. Dan dua kali festival diadakan di sini, Festival Teluk Jailolo disingkat FTJ 2009 dan FTJ 2010, dianggap sukses. Lalu Pemkab Halma hera Barat kembali mengorganisir fes tival berkemasan lebih menarik, lebih beragam, lebih seru dan sensasional. Ini demi mengembangkan potensi Halbar yang kaya akan keunikan flora dan fauna, keanekaragaman budaya yang masih kental, hingga pesona keindahan alam liar yang jarang tersentuh.
Kemenbudpar pun kembali mendu kung penyelenggaraan FTJ 2011 yang menawarkan sensasi petualangan yang berbeda. Jadilah event yang terdiri atas aneka lomba yang beragam, perjalan an yang mengesankan dan hiburan dengan warna-warni alam yang me manjakan mata. Festival Teluk Jailolo 2011 ternyata dinanti banyak orang. Kali ini FTJ 2011 diselenggarakan di te luk Jailolo, Halamahera Barat, tanggal 14–18 Mei 2011.
Vol. 2
l
No. 20
l
Cabaret on the Sea
Agustus 2011
Di sini diadakan antara lain satu page laran kabaret apung yang ditata dengan konsep spektakuler untuk memuncaki serentetan acara FTJ 2011. Merupakan per tunjukan kolosal dengan mengusung tema cerita yang sarat akan pedoman hidup dan kaya akan filosofi. Harmonisasi warna warni alam yang elok diiringi aksi musikal yang menawan. Konsep kostum yang tak biasa dan pang gung besar mengapung diatas laut telah menjadi daya tarik tersendiri. Adapun ragam kegiatan selama Fes tival termasuklah: Pameran, yang me mamerkan karya kerajinan masyarakat
KOMUNIKASI
maupun produk lainnya. Beragam acara Lomba, yang sekaligus berfungsi promosi pariwisata, antara lain: Lomba Bakar Ikan, Lomba tari Tradisional, Lomba Mancing Tradisional, Lomba Renang Estafet, Lom ba Perahu Dayung dan Lomba Diving. Selain itu diadakan Hiburan/Kesenian: ditampilkan berbagai atraksi seni budaya berupa tari-tarian daerah, dan penampi lan band serta lagu yang dibawakan oleh artis yang sudah dikenal. Festival ini secara keseluruhan menjadi ajang promosi bagi stakeholders pariwisata, Travel Tour Agent, Hotel, Airlines dan Kow indo (Konsorsium Wisata Indonesia) un tuk memperkenalkan paket-paket wisata
9
dan daya tarik wisata di tanah air bagi masyarakat Indonesia. Lebih khusus lagi, memperkenalkan kawasan timur Indonesia sebagai obyek wisata bahari yang indah dan menye nangkan. Terpromosikannya obyek dan daya tarik wisata daerah yang tersebar di seluruh provinsi Indonesia dan khusus nya provinsi Maluku dan Maluku Utara agar menjadi pilihan destinasi berwisata bagi masyarakat Indonesia. Akhirnya meningkatkan kunjungan wisatawan baik dari segi jumlah, lama tinggal dan penyebarannya. Pada dasarnya Festival seperti ini me ningkatkan rasa cinta dan rasa memiliki terhadap tanah air, dan, meningkatkan pendapatan daerah dan ekonomi kreatif masyarakat dari kegiatan pariwisata. Banyak pihak terlibat dalam mendu kung ajang promosi pariwisata ini, yaitu Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Maluku Utara, Dinas Kebudayaan dan Pariwiata Provinsi Bali, Kowindo, DPD Asita Propinsi Malut, DPD PHR Provinsi Malut dan maskapai penerbangan yang beroperasi di Provinsi Malut serta para Stakeholder lainnya. n
10
Vol. 2
EVENTS
S
l
No. 20
l
Agustus 2011
Pameran Seniman Batik ASEAN
ekitar 40 batik hasil karya sembilan seniman batik dari negara-negara ang gota ASEAN dipamerkan di Jakarta dan Bandung. Pameran di Jakarta di adakan di Gedung Sekretariat ASEAN tanggal 8 Agustus 2011, sedangkan di Bandung diada kan di Museum Konferensi Asia Afrika dari 22–24 Agustus 2011, menurut keterangan dari Kepala Museum Isman Pasha di Bandung. Kesembilan seniman tersebut sebelumnya mengikuti program pelatihan batik di Sleman, Yogyakarta, mulai tanggal 4 Juni 2011 dan berakhir pada 6 Agustus 2011. Mereka diajar kan langkah-langkah pembuatan batik, mulai dari desain pola/motif sampai dengan proses finishing selama dua bulan masa pelatihan. Para seniman ini adalah penerima Indonesian Arts and Culture Scholarship yang diberikan oleh Departemen Luar Negeri. Masing-masing di minta untuk membuat 4 – 5 karya batik. Semua aktivitas mereka selama masa pelatihan akan didokumentasikan dan dipamerkan bersama dengan hasil karya mereka. n
S
Direct Promotion di Semarang
ebanyak sembilan unsur industri pariwisata di Semarang mengiku ti Direct Promotion yang diseleng garakan di kota itu pada 21–22 Mei 2011. Secara khusus pelaksanaan ini dikait kan untuk menyongsong musim liburan sekolah. Promosi ini bertema “Ayo Tamasya Jelajahi Nusantara”, mengambil tempat di pusat keramaian Paragon Mall Semarang,
berfungsi mempromosikan pariwisata Jawa Tengah khususnya Semarang, den gan menjual paket-paket wisata yang me nyasar langsung pada konsumen. Sembilan pelaku bisnis yang menem pati 12 booth melaporkan transaksi yang terjadi selama kegiatan berlangsung seki tar 550 pax X Rp 5.000.000,00/pax = Rp. 2.750.000.000,00 (dua miliar tujuh ratus lima puluh juta rupiah). Selain transaksi
bisnis juga dilakukan penyebaran flyer dan brosur dengan harapan untuk me mudahkan calon wisatawan memilih pa ket wisata. Pada waktu itu juga dilakukan penjualan heritage package tour ke Lawang Sewu serta penyebaran flyer Kriya Nusan tara dalam gerbong Lawang Sewu. Di tengah pameran promosi ini disaji kan juga beberapa atraksi musik, lagu dan kesenian daerah. n
Vol. 2
l
No. 20
D
l
Agustus 2011
11
NTT dan NTB di Surabaya
ua destinasi wisata di provinsi NTB dan NTT dipromosi kan pada ajang Direct Promotion yang dilaksanakan oleh Kemenbudpar di Grand City Mall Sura baya pada 27 – 29 Mei 2011. Peserta terdiri atas PHRI, ASITA, Disbudpar NTT, NTB, Dispudpar Jatim, travel agent, hotel dan unsur industri pari wisata lain. Pameran promosi mengenai destinasi,
Walikota Sabang Menemui Industri Pariwisata di Denmark
W
EVENTS
alikota Sabang dan timnya sedang berada di kota Ko penhagen, Denmark. Tentu saja bertemu Duta Besar RI sebagai kegiatan resmi. Tapi selain itu, dia justru bertemu langsung dengan unsurunsur industri pariwisata setempat. Itu terjadi ketika Direktur Assosiasi Tour dan Travel (ASITA-nya) Denmark, Lars Thykier menerima kunjungan Wali Kota Sabang, Munawar Liza Zainal, di kantornya di Kopenhagen pada Selasa sore tanggal 13 Juli 2011. Pada pertemuan tersebut Lars Thykier didampingi perwakilan perusahaan pe nerbangan Singapore Airlines, Trine Jacko dan Thai International Airways, Flemming Sonne. Sedangkan Munawar Liza di dampingi Deputi Umum BPKS (Badan Pengusahaan Kawasan Sabang) Lukman Age, Kepala Bidang Promosi Dinas Kebu
Travel Fair, sekaligus kegiatan penjualan produk wisata dari setiap destinasi di laksanakan bersamaan dengan acara pergelaran kesenian daerah. Target kegiatan ini ialah untuk me ningkatkan kunjungan wisata pada musim liburan sekolah, lebaran dan akhir tahun khususnya bagi keluarga, remaja dan anak sekolah. Sekaligus sebagai media untuk mendorong keinginan berwisata di dalam negeri ketimbang ke luar negeri. n
Dalam pertemuan itu, Lars dayaan dan Pariwisata Kota Thykier menyambut baik Sabang, Ali Taufik, Ketua gagasan Walikota Sabang Rumoh Aceh Internasional dan menyampaikan bahwa Fauzi Umar serta tokoh Sabang merupakan desti masyarakat Aceh di Den nasi baru bagi turis di Eropa mark, Zulkifli Yahya. yang sangat potensial untuk Munawar Liza menyam dikembangkan. paikan bahwa pertemuan Lars juga menambahkan dengan pihak Assosiasi Tour bahwa sebagai destinasi baru dan Travel serta perusahaan semua stakeholder pariwisata penerbangan di Denmark di di Sabang perlu kerja keras maksudkan untuk mempro Lars Thykier untuk membangun jaringan mosikan potensi alam dan Ketua ASITA-nya Denmark yang kuat yang memperke pariwisata Aceh khususnya nalkan Sabang ke masyarakat dunia. Se Sabang kepada masyarakat Eropa. “Tour mentara di Sabang sendiri, infrastruktur agency dan perusahaan penerbangan juga perlu disiapkan dengan baik. merupakan jaringan penting yang harus Assosiasi Tour dan Travel Denmark su dibina untuk memajukan suatu kawasan dah barang tentu mengundang Pemerintah pariwisata” kata Munawar. Kota Sabang untuk berpartisipasi dalam program-program promosi yang mereka laksanakan, yang menurut Lars strategis dalam memperkenalkan Sabang secara le bih jauh kepada dunia pariwisata di Eropa. Sebelumnya delegasi Pemko Sabang, BPKS dan House of Aceh diterima Duta Besar RI untuk Denmark dan Lituania Abdul Rahman Saleh di kantor Kedubes RI di Kopenhagen. Munawar secara khusus menyampai kan pesan khusus Gubernur Aceh, Irwandi Sabang, potensi alam dan pariwisatanya dipromosiYusuf agar pihak kedutaan juga turut mem kan pada masyarakat Eropa.
12
Vol. 2
EVENTS
bantu mempromosikan potensi sumber daya alam dan pariwisata Aceh kepada masyarakat Eropa. Abdul Rahman Saleh menyam but baik harapan tersebut dan me nyatakan siap untuk membantu dan mempromosikan Aceh pada masyarakat Eropa. Selain itu pihak kedutaan juga menawarkan kerjasama untuk menggalakkan investasi pengu saha Eropa ke Sabang, mengingat Sabang merupakan kawasan per dagangan bebas dan pelabuhan bebas yang tentunya akan menarik minat banyak investor menanam kan modalnya di Aceh. Tawaran ini disambut positif oleh delegasi Aceh dan berniat akan menyusun misi investasi yang lebih komprehensif dengan melibatkan pengusaha lokal di masa yang akan datang. n
l
No. 20
l
Agustus 2011
Kopenhagen, Denmark.
Destinasi MalUt dipasarkan di Bali
K
e m e n b u d p a r menyelenggarak an Direct Selling Promotion untuk destinasi Maluku Utara pada masyarakat di Bali, yang di situ tentu men cakup dua sasaran konsumen yakni wisnus dan wisman. Dilaksanakan selama tiga hari, juga mengambil tempat yang paling ramai yakni Discov ery Mall di Kuta, Bali. Maka di ajang ini, Biro Per jalanan Wisata, Hotel dan Airlines serta Obyek Wisata difasilitasi untuk lebih mem perkenalkan daya tarik wisata di tanah air dengan cara men jual paket-paket wisata domes tik dan mempromosikan sarana dan prasarana obyek wisata yang ada di provinsi Maluku Utara kepada pengunjung Mall di Kuta itu. Di sini ditampilkan Pam eran, yang sekaligus menjual paket-paket wisata Maluku dan Maluku Utara yang menarik, dilakukan oleh peserta dari Industri Pariwisata seperti Biro Perjalanan Wisata, Hotel, dan Airlines tadi.
Agar lebih menyemarakkan kunjungan dari masyarakat, diadakan Kuis KNCN (Kenali Negerimu Cintai Negerimu) dengan hadiah menarik berupa tiket perjalanan, cenderamata dan hadiah lainnya. Penyedi aan hadiah door prize/pemenang undian pariwisata menerapkan prinsip Co Marketing dengan pengelola Discovery Mall. Sebagai pendukung promo si ini juga diadakan hiburan/ kesenian yang menampilkan berbagai atraksi seni budaya berupa tari-tarian daerah, dan penampilan band dengan artis yang sudah dikenal. Sekitar 2.000 pengunjung datang ke ajang ini setiap hari. Maka diharapkan dapat menin gkatkan minat masyarakat/pe ngunjung baik yang berasal dari luar negeri maupun domestik untuk berkunjung ke Maluku dan Maluku Utara. Maluku dan Maluku Utara menargetkan jumlah kunjungan wisatawan tahun 2012 adalah masing-masing 10.000 wisata wan dan 6.000 wisatawan. n
Vol. 2
l
No. 20
l
Agustus 2011
Promosi Luar Negeri
13
Mengajak Pelaku Bisnis
Keluar dari Comfort-Zone
K
egiatan promosi luar negeri selama semester pertama 2011 ini sibuk sekali. Konsep nya, melaksanakan kegiatan promosi di luar negeri untuk memasuki pasar di awal tahun ini sekaligus diharap kan membuahkan hasil efektif pada tahun yang berjalan. Tapi dari yang telah dilaksanakan dengan intensif dan ekstensif, Direktur Promosi Pariwisata Luar Negeri Noviendi Makalam membawa catatan-catatan pen ting dan menarik untuk mendapatkan perhatian para praktisi bisnis pariwisata. Kita mencatat analisisnya. Kata dia, yang mengkhawatirkan dan membutuhkan arah langkah dalam menggenjot pasar adalah krisis yang terjadi di Eropa dan Amerika hari ini serta Jepang menyadarkan kita harus mulai selektif mencari pasar. Caranya dengan melihat indikator-indikator ekonomi makronya. Salah satu contohnya adalah kita mencari negara yang saat ini kondisi ekonominya sedang surplus, yang mata uangnya sedang menguat terhadap US Dollar, mencari daerah-daerah yang in quantity jumlahnya besar. Dari apa yang sudah kita lakukan sela
Noviendi Makalam
ma ini, kita sudah berada di jalur yang be nar, tapi perlu melakukan lebih extensive lagi. Dari sisi mata uang, sisi GNP, sisi devisa, surplus neraca berjalan, kelihatan nya Australia, Cina, India dan negaranegara ASEAN masih memiliki kekuatan. Artinya kita harus mulai lebih keras lagi mendorong promosi di kawasan-kawasan tersebut. Kalau kita bicara Amerika dan Eropa, karena kondisi ekonomi yang sedang kurang bagus dengan menurunnya daya beli, semua negara-negara tersebut sedang
menahan diri agar tidak lebih collapse lagi. Kita tidak bisa menunggu kondisi ini menjadi lebih baik atau pertumbuhan in dustri pariwisata kita akan turun daripada tahun lalu. Dengan kondisi seperti ini kita harus lebih berpikir out of the box terhadap pasarpasar Australia, Cina, India, Malaysia dan Singapura. Thailand yang mempunyai masalah politik di negaranya, dengan adanya perdana menteri baru, adik dari mantan PM Thaksin, diperkirakan kon disi perekoniam Thailand akan kembali membaik dan pertumbuhan pariwisata Thailand menunjukkan peningkatan yang luar biasa. Sedangkan kondisi ekonomi Philipina masih mengkhawatirkan karena perekonomian mereka yang sangat ber gantung pada pasar jasa tenaga kerja. Ketika bisnis di Amerika dan Eropa goyah, saya menduga jumlah uang yang dikirim kembali ke Philipina akan menu run dan akan mempengaruhi pendapatan secara nasional. Kita belum menggarap Australia lebih dalam lagi. Angka wisatawan Australia yang datang ke Indonesia menunjukkan mereka hanya mendatangi satu destinasi wisata di Indonesia yakni Bali. Jumlah wisatawan Cina ke Indonesia memang belum tinggi, ditambah per lakuan bisnis pariwisata timbal balik Indonesia–Cina yang masih belum seim bang. Jadi akhirnya malah terbelit dengan hutang-piutang. Kita harus lebih jeli akan
14
Promosi Luar Negeri
adanya segmen-segmen baru. Saya teringat dengan pertemuan saya di KBRI dan Konjen-konjen Indonesia yang ada di Cina, di Guangzhou dan Hongkong, dimana kita membawa sales mission di kota Xianmen dan Fuchou, provinsi Xuchian. Di tempat itu saya cukup tercengang, kita tidak boleh mere-mehkan tempat itu, den gan ke-modern-an kedua kota tersebut. Fuchou yang sebenarnya kota lapis ke tiga di Cina, terdapat Shangri-La Hotel dan Westin Hotel. Di Xianmen, kotanya sangat indah. Penuh dengan taman yang can-tik dan daya beli masyarakatnya cukup kuat. Selama perjalanan ke kedua kota lapis ketiga di Cina ini, saya sangat kaget. Kekuatan dari motor penggerak Cina adalah para orang Cina perantauan yang kembali dan membangun in dustri di negaranya dengan overseas fund yang mereka hasilkan selama di perantauan. Semacam investasi balik di negaranya. Tempat ini menjadi power house di Cina bagian Tenggara. Banyak
penduduk di wilayah ini pernah tinggal di Indonesia dan terpaksa harus kembali ke Cina karena adanya PP-10. Sekarang mereka sudah menjadi orang-orang yang mampu. Dan mereka itu sendiri mempu nyai kerinduan yang dalam untuk berkun jung kembali ke Indonesia. Gejala ini kami temukan juga di Nanning, Chengdu dan beberapa kota di Tenggara Cina. Di kota-kota ini pertumbuhan ekonominya bagus dan banyak orang yang berasal dari Indone sia. Kami melihat bahwa upaya yang bisa kita lakukan adalah mengubah pola bisnis wisa-tawan Cina ke ASEAN khususnya ke
Indonesia agar berbasis culture sales. Kita harus keluar dari lingkaran pandangan yang sempit. Kita harus masuk ke komu nitas tersebut. Saat kita membawa travel agent Indone sia ke sana baru-baru ini, permintaan per jalanan ke Indonesia sangat tinggi. Mere ka mempunyai sentimental reason, nostalgic reason. Jadi, mereka nanti akan pergi ke main destination wisata Indonesia seperti Bali dan Yogyakarta. Selain itu mereka juga ingin pergi misalnya ke Blitar, Amba rawa, Banjarmasin karena mereka dulu pernah tinggal di sana. Itu datang dari generasi kesatu yang saat ini diperkirakan pada usia 60-an tahun. Mereka masih memiliki memori yang kuat tentang Indonesia. Jika ini bisa digerakkan
sebagai segmen baru, perputarannya memi liki prospek yang ba gus. Dan akan memper baiki kualitas segmen wisatawan Cina. Yang sampai saat ini mempunyai pengaruh besar dalam kedatangan wisatawan Cina ke In donesia adalah Shang hai 85%, Beijing 42% dan Guangzhou dan sekitarnya 13%. Jika kita bisa menggali pasar Cina bagian Teng gara, persentasi pertumbuhan wisatawan Cina ke Indonesia akan mengalami pe ningkatan. Pasar Cina tenggara ini tidak terlalu merisau-kan berapa harga yang harus mereka beli. Karena mereka ingin melihat kembali tempat mereka dilahirkan atau dibesarkan, tempat nenek moyang mereka dimakamkan. Itulah yang mesti ditanggapi oleh pelaku industri pariwisata di Indonesia. Dan harus bisa menyiapkan paket-paket yang bisa diintegrasi-kan secara incorpo-
Vol. 2
l
No. 20
l
Agustus 2011
ration. Sehingga bisa memfasilitasi wisata nostalgic yang mereka cari dan mereka mau beli. Harus ada semacam modul, main destination tetap besar diminati untuk tujuan relax dan leisure, tapi juga bisa dipasangkan dengan komponen-komponen tujuan nostalgic. Selama kita tidak bisa memproduksi paket-paket seperti modul-modul yang
sudah saya sebutkan tadi, maka kita akan tetap terjebak pada paket-paket yang umum yang general package. Ini meng akibatkan kita tidak bisa me nawarkan harga yang lebih baik. Kita tidak bisa membanding kan kondisi wisatawan Cina dengan Belanda yang juga memi liki latar balakang dan pasar sentimental/nostalgic journey. Belan da hanya negara kecil dengan penduduk sekitar 16 juta orang, sedangkan Cina ada lah negara dengan penduduk terbesar di dunia yang lebih dari 1,2 miliar. Persentasi penduduk Cina yang me miliki hubungan sentimental dengan Indonesia relatif kecil. Sehinggga industri pariwisata setempat tidak pernah meng garap destinasi pariwisata Indonesia sebe sar penggarapan oleh whole saler di negeri Belanda. Jadi kita tidak bisa membandingkannya sebagai apple to apple. Pada saat rombon-gan dari Kemen budpar berada di Fuchou, banyak orang tua yang datang karena mendengar de legasi Indonesia akan menyelenggarakan satu show. Mereka tampak happy. Mereka bilang ingin berkunjung ke Indonesia dengan membawa anak cucu. (Di Fuchou sedang dibangun pelabuhan laut terbesar di dunia). Jika kita fokus maka akan bisa mengembangkan wisatawan dari Cina dan keluar dari model bisnis pari-wisata yang sudah ada. Kita harus berani membuat modulmodul yang sama tapi dengan fokus yang beda. Misalnya dengan format mengun
Vol. 2
l
No. 20
l
Promosi Luar Negeri
Agustus 2011
15
jungi main detination–mengunjungi bekas rumah tempat tinggal–mengunjungi bekas sekolah–lalu makan bersama dengan etnis Cina setempat–malam acara seni dan bu daya. Ini bisa dikerjakan bersama komuni tas etnis Cina setempat. Kita percaya jika pasar ini bisa kita dapatkan akan menjadi faktor yang berpengaruh lebih besar lagi melalui words of mouth.
Pelaku industri pariwisata Indonesia masih belum menyadari bahwa dalam pembuatan paket-paket wisata mestinya ada item dengan specific element yang bisa menyentuh wisatawan Cina teng gara. Bedanya dengan di pasar Belanda, dalam hal pemasaran sentimental journey adalah operator sana yang membuat paket tur dan agen di Indonesia cukup sebagai pelaksana. Tantangan terbesar adalah merayu agen wisata Indonesia untuk mau mempelopori dan membangun bisnis pariwisata Indo nesia di Cina dengan model seperti ini. Karena agen wisata kita tidak mau keluar dari comfort zone-nya. Mereka lebih suka membayar agen wisata di Cina untuk membawa wisatawan Cina ke Indonesia. Mereka mengusahakan pendapatan dari komisi-komisi dari toko-toko yang ada di seki-tar tempat wisata. Seperti jika kita mengikuti paket wisata di Cina, pada kun jungan di satu destinasi wisata kita akan diarahkan ke toko-toko tertentu yang be rada di sekitar destinasi tersebut. Selama Cina masih baik pertumbuhan ekonominya dan kita bisa memanfaatkan kondisi pasar wisatawan Cina, maka bu kan hanya kuantitas kedatangan wisman Cina tapi juga kualitas akan meningkat dan membaik. Cina memiliki jaringan penerbangan ke Indonesia yang lebih ba gus daripada ke India. Selain sentimental/nostalgic journey, kita bisa pasarkan marine journey karena masyarakat Cina juga suka diving. Tipikal wisman Cina untuk pasar marine tourism,
mereka tidak terlalu peka terhadap harga tapi pada experience yang mereka dapat. Tentu saja ini memerlukan waktu tapi harus konsisten. Jika interconnectivity-nya terbangun dengan baik maka kunjungan satu juta wisatawan Cina setahun dapat terjadi.
India
Potensi dari pasar wisman India dibata si oleh ketidaktahuan terhadap Indonesia, karena India tidak mempunyai pengalam an re-expatriatik seperti halnya Cina. Saat kita sajikan presentasi mengenai Indone sia di India dengan latar belakang sejarah hubungan India-Indonesia, mereka sangat tertarik. Yang kita coba bidik dari pasar India adalah program insentif liburan dari korporasi-korporasi besar India. Selain itu, Indian wedding ceremony yang biasanya menghabiskan sampai 7 hari dan hari ke-7-nya biasanya dilaksanakan di negara tujuan. Seperti yang dinyatakan oleh GM hotel Manhattan di Jakarta yang telah beberapa kali menyelenggarakan international In dia wedding ceremony. Sebenarnya semua hotel di semua kota bisa melaksanakannya. Orang-orang
I ndia bisa mengadakan pesta pernikah an dengan gaya Bali atau Jawa misal nya. Masalahnya adalah banyak EO di Indonesia yang tidak mengetahui prosesi upacara perni-kahan orang Hindu. Ini bisa mendorong kita untuk berusaha lagi. Hal lain yang bisa dipromosikan adalah Indonesia juga merupakan surga belanja tidak kalah dari Thailand, Malaysia dan Singapura. Kelas menengah atas di India sekarang ini sedang tergila-gila belanja. Mereka ini kalangan yang mempunyai uang, tidak terlalu care dengan kondisi tempat belanjanya. Padahal diperkirakan wisatawan outbound India untuk tahun ini (2011) ada sekitar 14 juta orang, meningkat dari 12 juta orang tahun lalu. Dan Indonesia ha nya mendapat sekitar 145 ribu orang. Yang kita targetkan bukanlah kuantitasnya tapi harus ada right market promotion-nya. Yang kita cari bukanlah budget tourist yang tidak akan berbelanja. Kelemahan pembangunan pariwisata Indonesia–India karena tidak adanya direct flight. Bagusnya, Indonesia menjadi destinasi yang cukup mahal, jadi mereka bisa meng-handle upper-higher market. Untuk segmen mid-up, jika mereka ke
16
Promosi Luar Negeri
Indonesia sekarang harus lewat Singapu ra, tapi memang mereka cenderung akan mampir dulu di Singapura, karena ini juga berkenaan dengan sikap kelas menengah India yang sama dengan Indonesia. Jika kita mempunyai direct flight dari India, bagi kelas kedua ini, yang jumlahnya paling besar dari struktur penduduk India, bukan mustahil bisa mendatangkan satu juta wisman India ke Indonesia. Target wisman India ke Indonesia tahun ini adalah 160 ribu orang. Pertumbuhan se tiap bulannya, wisman India yang masuk ke Indonesia diatas 10%, jadi cukup bagus. Memang wisman India ini membutuhkan outlet untuk food and beverages yang sesuai dengan selera mereka.
Australia
Pertumbuhan wisatawan Aus tralia sekarang cukup bagus, walaupun mungkin sebenarnya sudah mengalami puncak sebe lum bom Bali. Sayangnya sebagian besar wisawatan Australia yang datang masih didominasi dari Australia barat terutama dari kota Perth. Sementara dari New South Wales, Victoria dan Tasmania masih kecil jumlahnya. Ini bisa disebabkan masih sedikitnya direct flight dari daerah-daerah tersebut daripada dari Perth. Repetisi perjalanan ke satu destinasi juga dise-babkan mis persepsi bahwa daerah lainnya di Indonesia masih berbahaya, tidak seindah Bali dan tidak seramah Bali. (Kedengarannya bercanda, tapi) Yang dicari oleh wisman Australia kini justru ingin menikmati perjalanan wisata tanpa harus bertemu dengan orang Australia lainnya, terutama untuk segmen diatas
30 tahun. Jadi promosi di Australia juga harus melibatkan pelaku-pelaku industri pariwisata dari destinasi lain. Dengan menguatnya mata uang AUS Dollar, produk pariwisata kita bisa di anggap murah apalagi jika dijual dalam US Dollar atau Rupiah.
Vol. 2
l
No. 20
l
Agustus 2011
Dikeluarkannya lagi visa 7 hari oleh Dirjen Imigrasi merupakan salah satu upaya agar expatriat yang tinggal di Singapura mau paling tidak datang ke Bintan atau Batam. Adapun seat capacity penerbangan Indonesia–Singapura terasa menjadi
ASEAN
Pasar ASEAN masih tetap bisa diandalkan terutama dari Singapura. Promosi pari wisata Indonesia di Singapura belum menyentuh ke dalam empat segmen masyarakat Singapura secara proporsion al. Yaitu yang terdiri dari: et nis Melayu Singapura, etnis Cina Singapura, etnis India
masalah karena diperebutkan juga oleh orang Indonesia yang pergi ke Singapura.
Jepang dan lain-lain
Singapura, dan expatriat. Etnis Melayu Singapura banyak me lakukan perjalanan ke Jakarta, Padang, Bandung, Palembang tapi sedikit yang ke Bali karena bayangan makanan halal. Etnis Cina Singapura masih kurang nyaman untuk pergi ke destinasi lain, mereka lebih banyak pergi ke Bintan dan Batam dengan resornya. Paling jauh ke Bali. Etnis India Singapura belum tergarap sama sekali. Di Singapura, banyak agen wisata yang meng-handle wisatawan menurut kelompok etnis nya. Untuk segmen expatriat mungkin masih susah ka rena mereka hanya punya waktu dari Jumat malam sampai Minggu malam.
Expansi pemasaran ke Jepang mungkin akan digalakkan lagi pada pertengahan 2012, karena melihat kondisi ekonomi Jepang yang belum pulih seperti sebelum nya, dan dari krisis bencana tsuna mi dan nuklir awal tahun ini. Fokus ekspansi kita ada lah mempromosikan destinasidestinasi lain selain yang sudah dikenal. Pengalaman kami menunjukkan, kata Noviendi, efektifitas penyelenggaraan table top di Singapura dan Malaysia sa ngat tinggi. Kita malah mengadakan table top di luar negeri justru sebelum sesuatu pameran yang sebenarnya kita tuju, resmi dibuka. Dan ini membuktikan para peser ta delegasi kita ke luar negeri itu merupa kan para pelaku bisnis pariwisata dengan destinasi yang siap jual. Berbicara mengenai peran penerbangan, Noviendi sependapat kita memang perlu memperhatikan Airasia yang memang tepat fokus bisnisnya. Singapore Airlines pun sudah mulai membangun LCC (low cost carrier). Airasia bisa sebesar seperti sekarang karena CEO-nya yang mempu nyai pikiran out of the box dan fokus. Jadi, Noviendi Makalam menganjurkan perlunya industri para pelaku bisnis pari wisata kita berpikir dan berstrategi bisnis out of the box, dan, fokus ! n
Vol. 2
l
No. 20
l
Agustus 2011
atraksi
17
Pasar Terapung Peradaban Sungai
S
ungai mengalir membawa berba gai benda yang mewakili kehidup an orang di sepanjang tepiannya. Di sungai-sungai besar, para lelaki dengan tumpukan kayu yang dirangkai serupa rakit, mereka mengumpulkan ge londong kayu di arah hulu, lalu melaju dengan barang dagangannya ke muara. Para pedagang sayur menyusur sungai, perahunya penuh berisikan sayur-mayur, dagangan penyambung hidup keluarga. Kadang kedatangan mereka ditandai bu nyi berkelotok dari mesin tempel perahu, tak jarang pula mereka melaju sunyi de ngan kayuhan dayung. Para pedagang ini mengunjugi pasar dan kampung di tepian sungai. Di pagi hari, para perempuan berdiri di tepian dermaga kecil kampung mereka, atau di depan rumah mereka, dan para pedagang
keliling di sungai itu mendekat untuk ber transaksi. Dalam dunia peradaban sungai, rumahrumah berjajar menghadap ke sungai, ru mah-rumah tersebut bisa jadi merupakan rumah panggung yang berjajar memben tuk kampung. Jaringan sungai besar dan anak-anak sungainya merupakan urat nadi serta cabang-cabang urat nadi yang menggunakan air sebagai sarana utama mobilitas mereka. Ya, memang, bukan hanya sayurmayur. Bisa jadi mereka menjual ikan atau telur, daging sapi atau daging kambing, jajanan pasar atau gula-kopi. Yang seperti ini ada dimana-mana di wilayah perada ban sungai besar di Sumatra atau Kalim antan. Kegiatan semacam itulah yang juga terjadi di sepanjang sungai Barito, Kalimantan Selatan, dan anak-anak sun
gainya. Lebih dari itu, di salah satu sudut sungai Barito yang terletak di kota Banjar masin, pembeli dan penjual berkumpul dan bertransaksi. Tepatnya di tempat yang bernama Muara Kuin, para pembeli dan pedagang menggunakan jukung (perahu kayu dalam bahasa Banjar). Kendaraan air ini menggunakan satu dayung, dan sang jurumudi kerap sekaligus menjadi pen jaga warung terapungnya. Untuk menuju ke pasar itu, Anda yang wisatawan harus pula ikut terapung. Arti nya menyewa perahu, yang dapat dilaku kan di dermaga Kuin, Banjarmasin. Harga penyewaan perahu ini berkisar Rp 65.000. Tak berapa lama, Anda sudah duduk di sebuah perahu yang bergoyang di tengah arus sungai. Saya juga sudah ke sana, ke tepian Barito itu. Selepas dermaga, beberapa
18
atraksi
erahu pedagang mulai tam p pak di depan perahu yang kami tumpangi. Dengan kain kerudung di kepalanya, seorang perempuan duduk di bagian belakang ju kungnya, mengayuh sampan. Di depannya ada tumpukan ikatan daun ketela pohon, dua tandan pisang yang mirip pisang susu berwarna kekuningan, beberapa buah yang mirip nangka cem pedak, dan sejumlah barang da gangan lain. Perdagang-pedagang meng atur dagangan yang diletakkan dalam ember plastik atau kotak Soto Banjar khas Banjarmasin, sajian nikmat dari ‘restaurant apung’. kayu. Rupanya sedang musim Kami mendekati sebuah jukung yang buah. Kalimantan memang menyimpan kekayaan buah-buahan di hutannya. Itu sedikit lebih besar dari yang kami tum sebuah reputasi yang jelas sudah ternama pangi, dan sesaat saya mencium bau kopi hangat. “Ini warung kopi sungai Barito,” di seantero nusantara, bahkan dunia. Seorang pedagang menggantungkan kata seorang kawan. Kami mendekat, sejumlah dagangan di atap perahunya. mengikatkan tali ke salah satu tiang atap Tampaknya bermacam-macam bumbu, warung itu dan mulai melirik kopi hangat digantung dengan plastik, mirip sebuah pagi hari. Warung-warung atau tepatnya perahuwarung ‘normal’ di kampung di daratan, perahu penjual sarapan ini menjual menu yang biasa saya lihat.
Vol. 2
l
No. 20
l
Agustus 2011
seperti Soto Banjar dan Nasi ku ning khas Banjarmasin. Jika hen dak membeli makanan, perahu pembeli harus ditambatkan atau dikaitkan pada perahu penjual. Untuk mengambil makanan, pembeli bisa meminta penjual memberikannya melalui ‘jen dela warung’ atau pembeli bisa meloncat masuk ke dalam war ung, lewat jendela itu, untuk me nikmati jajanan atau menu yang dihidangkan. Kopi diedarkan, ini kopi tu bruk, dan sejujurnya rasanya tak terlalu istimewa. Tapi suasana mi num kopi sambil berayun-ayun di sungai, itu luarbiasa. Tiba-tiba salah seorang di antara kami berkata,”Siapa yang sudah merasakan air Barito, pasti akan kembali.” Air Barito? Untuk kopi? Persis ketika saya hendak menanyakan apakah air sungai ini yang dipakai untuk membuat kopi, sang penjual membersihkan gelas itu dengan air sungai yang kecoklatan, penuh larutan berbagai bahan-bahan organik, baik dari hutan maupun pemukiman sepanjang tepiannya.
Vol. 2
l
No. 20
l
Agustus 2011
Kian menyusut
Pasar Terapung Muara Kuin biasanya mulai menggeliat beberapa saat sebelum subuh, ketika langit memerahkan fajar. Pasar ini terus berlangsung ketika keci pak air sungai membiaskan cahaya fajar di antara transaksi sayur-mayur dan hasil kebun dari kampung-kampung sepanjang aliran Barito dan anak-anak sungainya.
Para pedagang yang menjual hasil produksinya sen diri, atau hasil ladang dari komu nitas mereka, disebut pedagang dukuh, sedangkan tangan kedua yang membeli dari para dukuh untuk dijual kembali disebut pe dagang panyambangan. Uang tidak selamanya utama, para pembeli dan penjual juga dapat melakukan tukar-menukar atau barter, disebut bapanduk dalam dialek lokal. Sebelum pukul tujuh pagi, kegiatan pasar ini mulai berangsur menyusut. Rupanya barang-barang sudah mulai ha bis terbeli. Selewat jam delapan, pasar ter apung di sungai pun menghilang, mereka menyerahkan tongkat kegiatan mereka pada pasar di daratan. Sampai Subuh ke esokan harinya. Kecipak kehidupan sungai nan ekso tis ini, entah sampai kapan akan berkem
atraksi bang. Sungai-sungai besar di Indonesia, terutama di Kalimantan, telah menyim pan banyak kisah. Budaya mobilitas, transportasi, ekono mi dan kehidupan sosial sungai seakan terekam pada setiap alir alurnya. Bahkan jejak-jejak sejarah menunjukkan bahwa merekalah, sungai-sungai itu, kekuat an pengubah peradaban. Sungai besar adalah pencipta kota, tempat pelabuhan-pelabuhan utama terba ngun di muaranya. Ketika kota berkembang, berbagai fasilitas perkotaan bermunculan. Lalu perlahan, jalan raya terbangun, jarin gan jalan perlahan terbentuk, men jadi alternatif penggerak mobilitas. Di tepian jalan-jalan kota modern, pasar modern
dan pusat pembelanjaan berdiri. Perlahan tapi pasti, bahkan terkadang cepat sekali, peradab an jalan raya berkembang. Per adaban sungai menjadi bagian dunia ‘tradisional’, lalu kadang surut di latar belakang tirai sejarah. Peradaban Ciliwung berakhir ketika Jakarta berkembang, pengaruh Brantas berakhir ketika jalan-jalan di Surabaya berkembang riuh. Akankah ini terjadi di tepian Barito? Mungkin saja.
19
Menurut sejumlah pengunjung Muara Kuin, pasar terapung kini kian menyusut. Dahulu ramai, kini cenderung sepi. Jumlah pedagang semakin lama semakin menu run karena pasar darat sudah efektif me layani kebutuhan yang ada. Ah, bukankah sudah ada banyak Mal dan pusat perbe lanjaan yang tumbuh di Banjarmasin? Dunia memang sedang berubah di te pian Barito. Perubahan adalah bagian dari aliran kehendak jaman. Begitulah, bila jalan raya menjadi peradaban yang lebih menarik dan berkuasa, bila pasar modern lebih menggairahkan para pelancong dan perencana kota dibandingkan pasar ter apung, maka mungkin saja di masa de pan pasar terapung menjadi bagian dari kenangan sejarah. Bisa jadi, tak ada yang bisa menghalangi kepunahannya. Bagi dunia para pelancong dan pecinta pariwisata, barangkali saat ini adalah kesempatan terakhir Anda untuk datang dan mengalami keunikan pasar terapung di Ban jarmasin. Rasakan ayunan gelom bang sungai sambil makan di warung terapung, menikmati
kopi Barito, lalu kunjungilah desadesa tepian sungai. Nikmatilah peradaban sungai. Ambil foto dan video sebanyakbanyaknya. Nanti, ketika semua tinggal kenangan, anda bisa berkata: “Ya, saya sudah pergi kesana”. n
20
Vol. 2
INDIKATOR
W
l
No. 20
l
Agustus 2011
Wisman di Yogyakarta bulanan dari Januari sampai Juni 2010 yang dihimpun Disparda setempat. Sementara itu jumlah Biro Perjalanan Wisata, Cabang Biro Perjalanan Wisata dan Agen Perjalanan Wisata yang terdaftar di DIY Yogyakarta selama tahun 2009 sebanyak 279 buah.
arganegara dari mana saja wisman berkunjung ke Yogyakarta, dicerminkan pada statistik yang didaftar oleh hotel-hotel berbintang dan hotel melati. Statistik di bawah ini berdasarkan jumlah wisman periode
Jumlah Wisman di Hotel kelas Bintang di DIY Yogyakarta 2010 Asal Wisman Amerika Serikat
Januari
Februari
BULAN Maret April
Mei
Juni 476
Total
Hotel Melati
692
526
335
426
509
2964
Canada
85
126
71
69
85
119
555
713
Amerika Latin
77
13
78
72
86
101 4
27
337
Austria
27
45
37
33
32
40
214
79
Belanda
868
1301
1512
1521
2244
1889
9335
150
Jerman
252
279
598
302
456
332
2219
2044
85
71
77 35
143
131
542
1148
Inggris
192
175
365
159
151
141
1183
441
Perancis
287
497
576
774
1775
1208
5117
690
Spanyol/Portugal
109
52
97
48
123
160
589
1413
Belgia
134
118
54
186
455
197
1144
339
Italia
Swedia/Skandinavia
41
60
88
38
26
17
270
512
106
91
30
162
208
142
739
215
Finlandia
17
43
13
7
0
9
89
248
Denmark
37
46
36
32
5
26
182
74
Swiss
Norwegia
3
36
10
4
2
7
62
79
Rusia
138
44
43
83
54
37
399
84
Eropa Lainnya
170
397
131
190
141
151
1180
141
31
19
5
10
6
15
86
216
Malaysia
1153
1155
1663
1223
1633
2125
8952
66
Philipina
98
68
50
85
79
170
550
901
Singapura
502
725
556
643
535
865
3826
84
Siam/Muangthai
322
282
298
460
314
129
1805
284
Brunei Darussalam
Hongkong Jepang
52
38
9
144
4
22
269
149
2163
1522
1766
1083
1259
1413
9206
115
Taiwan
110
201
112
77
62
58
620
796
Korea Selatan
610
233
182
350
170
117
1662
216
R.R. China
339
213
273
312
279
277
1693
281
94
95
111
145
119
146
710
276
India Timur Tengah
120
72
40
52
82
113
479
231
Asia Lainnya
95
128
94
640
96
172
1225
116
441
262
328
325
288
312
1956
241
30
29
73
7
19
42
200
639
Australia Selandia Baru
2
9
7
12
8
23
61
177
Negara Afrika
Asia Pasifik Lainnya
24
8
10
32
21
34
129
77
ASEAN Lainnya
61
25
15
18
44
13
176
112
9567
9004
9743
9759
11513
60.815
13.792
11229
Vol. 2
l
No. 20
l
Agustus 2011
PERSAINGAN
21
Para pemimpin negara-negara ASEAN foto bersama Perdana Menteri Jepang, Yasuo Fukuda (tengah), di Singapura.
J
The Rising ASEAN
umlah penduduk regional ASEAN sudah melebihi setengah miliar. Yang setengahnya adalah kelas menengah baru. Dan kita mempunyai gabungan GDP sebesar USD 1,5 triliun. Pernyataan itu dikemukakan oleh Presiden RI, Susilo Bambang Yudhoyono. Dari situ bisa ditarik makna potensi yang sedang marak dalam arus wisatawan outbound, sehubungan dengan terjadinya penambahan jumlah kelas menengah, yang tentu saja kian berkemampuan mengadakan perjalanan ke luar negeri. Pertumbuhan jumlah inbound tourist sebesar 11% tahun 2010 dari tahun 2009 telah menunjukkan gejala itu, terlebih lagi 47% dari visitors arrival tersebut berasal dari negara-negara ASEAN sendiri. Para inbound operator Indonesia perlu lebih serius mengantisipasi potensi itu. Atau, mengantisipasi implikasi persaing an yang diciptakan oleh perkembangan. Kalau tidak, kecenderungan yang terjadi nanti tentulah akan lebih banyak outbound dari Indonesia ke ASEAN ketimbang inbound. ASEAN beruntung dengan ter jadinya pertumbuhan kuat ekonomi sam pai sebesar 7,4% tahun 2010 dan mening katnya komitmen dari negara-negara anggota ASEAN. Pada akhir Juli tahun ini, ASEAN sudah menyelesaikan 71,95% dari implementasi AEC (ASEAN Economic Community) Blueprint Fase I (2008–2009) dan sebelum batas waktu Fase II (2010–2011). Karena itu akan dipakai usaha yang lebih besar lagi untuk mencapai tujuan AEC pada tahun 2015. Presiden Susilo Bambang Yudhoyono
juga mengatakan, ASEAN harus menjadi penggerak dan pembentuk dari urusan wilayah regionalnya sendiri. Angka pertumbuhan ASEAN diperkira kan antara 5,7% – 6,4% tahun ini, yang mana lebih tinggi daripada pertumbuhan dunia sebesar 4,5%. Komunitas ASEAN memiliki populasi generasi muda yang dinamis, wilayah regional yang terbentuk dari aneka ra gam etnik dan agama, dan merupakan masyarakat yang terbuka dan menerima modernisasi. Sekarang ini ASEAN memasuki ta hap akhir menuju terciptanya komunitas ASEAN di tahun 2015. Proses pembuatan visa ASEAN dewasa ini sedang dipersiapkan oleh asosiasi ini. Periode 2011–2015 akan menghubungkan ASEAN melalui peningkatan pembangun an infrastruktur fisik (keterhubungan fisik), institusi-institusi yang efektif, pro ses dan mekanisme (keterhubungan insti tusional) dan pemberdayaan masyarakat (keterhubungan dari rakyat untuk rakyat). Strategi segitiga ini akan didukung sumber finansial yang dibutuhkan dan mekanisme koordinasi institusional. Pe ngembangan infrastruktur transportasi air di darat dan fasilitas penerbangan, dik erjakan berkaitan dengan konsep Pasar tunggal penerbangan ASEAN dan Pasar tunggal pelayaran ASEAN. Beberapa kegiatan tersebut di bawah ini kini sedang berjalan: Melaka–Pekan Baru Interconnection (IMT-GT: Indonesia); West Kalimantan-Sarawak Interconnection (BIMP-EAGA: Indonesia); studi menge
nai jaringan Roll-on/Roll-off (RoRo) dan pelayaran laut jarak dekat; membangun dan mengoperasikan Mutual Recognition Arrangements (MRAs) untuk beberapa in dustri prioritas dan terpilih. Mempermu dah pembuatan visa bagi warga negara anggota negara-negara ASEAN; Dana ASEAN untuk pembangunan infrastruk tur, kerjasama sektor pemerintah-swasta (PPP). Memang diakui juga, kemudahan pemberian visa sesama anggota ASEAN masih jauh dari realisasi. Para Menteri Luar Negeri ASEAN telah memerintah kan kepada pejabat senior SOM untuk berkolaborasi dalam pertemuan dengan Kepala Dirjen Imigrasi dan Kepala Divisi Konsulat di Kementerian Luar Negeri dan institusi lain yang terkait, untuk mem pelajari implementasi dari perkembangan proses kemudahan visa. Juga, sekaligus kemungkinan pemberian visa ASEAN kepada warga negara non-ASEAN dan melaporkan hasilnya dalam Konferensi Tingkat Tinggi ASEAN ke-19. Pada aspek ekonomi lainnya, Usaha Kecil dan Menengah (UKM) merupakan tulang punggung dalam pembangunan ekonomi ASEAN. Jumlah UKM ini lebih dari 96% dari total perusahaan, yang menyerap 50–98% tenaga kerja, berkontribusi pada GDP sekitar 30-57% dan ekspor 19–31%. Usaha-usaha yang berkaitan dengan kegiatan pariwisata pun kebanyakan para UKM, dilihat dari sudut jumlah usaha. Dan ini relevan pula dengan situasi di Indonesia. n
22
Vol. 2
KOMODO
l
No. 20
l
Agustus 2011
Kampanye Sesungguhnya untuk
P
ada Sabtu malam 30 Juli 2011 mu lai pukul 18.00, pantai Kuta Bali digegapgempitakan oleh konser khusus yang didedikasikan un tuk pelestarian Komodo, legenda hewan yang masih hidup di pulau Flores. Konser ini adalah salah satu bagian terpenting dari kampanye, ”Komodo, Keajaiban Dunia yang Sesungguhnya”, yang di-launching di Philip Kotler Hall, kampus MIM Jakarta pada 1 Juli 2011 lalu. Tujuan kampanye ini adalah meningkatkan kesadaran dan partisipasi dari masyarakat dunia untuk pelestarian biawak raksasa Komodo dan habitat aslinya yang hanya terdapat di Pulau Flores. Itulah kalimat-kalimat pertama pada siaran di Internet (dalam ba hasa Inggris) yang dilancarkan da lam rangka satu program kampanye tentang Komodo. Yang hebat dari kegiatan ini tam pak pada intensifikasi kampanye via internet dengan program perlombaan atau kontes aplikasi Komodo on-line. Inilah informasinya. Konser untuk Komodo dimeriahkan oleh musik etnik dari Nusa Tenggara Timur dan menampilkan beberapa musisi kondang dari Indonesia termasuk Dwiki Darmawan, Dira Sugandi, Mercy Dumais, Sandhy Sondoro, dan lain-lain, yang me rupakan sebagian dari sahabat Komunitas Komodo. Sahabat Komodo adalah organisasi yang menghimpun individu-individu
yang mempunyai kepedulian terhadap konservasi Komodo, mulai dari mereka yang aktif di BUMN, swasta, pemimpin media dan media, travel agents, selebritis, remaja, kaum perempuan, netizen (Internet users) dan masyarakat umum. Konser ini di
adakan oleh Mar keteers dan Kompas TV. Pendiri dan CEO Markplus, Inc. sekaligus Duta Khusus Pari wisata Indonesia, Hermawan Kertajaya mengatakan, alasan memililih Bali sebagai tempat konser karena Bali adalah peng hubung utama bagi para pelancong yang
hendak ke Pulau Komodo. “Banyak sekali pesawat yang terbang dari Bali menuju Pulau Komodo”, dia menambahkan. Dari Bali pesawat akan mendarat di kota Labuan Bajo kemudian diteruskan dengan perjalanan laut meng gunakan boat menuju Taman Nasional Komodo. Karena konser ini gratis maka semua orang bisa menghadirinya. Dan diharapkan semua yang hadir dikonser ini, termasuk para wisatawan dan warga lokal, bisa mendukung alasan diadakan nya konser. Kampanye “Komodo, Keajaiban Dunia yang Sesungguhnya”, di-launching dan diatur oleh marketeers sebagai tanggapan dari inisiatif Menteri Ke budayaan dan Pariwisata agar ter jalin hubungan kerja sama antara pemerintah dengan sektor swasta mendukung kampanye pariwisata, ”Wonderful Indonesia”. Elemen lainnya dalam pro gram kampanye ini adalah Kontes Aplikasi Komodo. Dalam kontes ini, yang menawarkan hadiah uang, memberikan kesempatan kepada semua orang mengi kuti kompetisi membuat mobile application untuk BlackBerry, Androids, dan iPad/iPhone dengan tujuan mempromosikan Taman Nasional Komodo. “Pemenang dari kontes ini akan kami dukung untuk dipromosikan ke seluruh dunia”, kata Hermawan. Kontes ini terbuka kepada semua pem buat mobile applications, untuk platform BlackBerry, iOS and Android maupun indi
Vol. 2
l
No. 20
l
Agustus 2011
KOMODO
23
Komodo dan Indonesia Komodo, Keajaiban Dunia yang Sesungguhnya.
vidual atau perusahaan pembuat software dan application di Indonesia. Hak cipta akan dimiliki oleh peserta atau pencipta application. Para juri terdiri dari: Sapta Nirwandar (Directorate General of Marketing, Culture and Tourism Ministry), Hermawan Kartajaya (Founder & CEO of MarkPlus, Inc.), Andrew Darwis (Founder of Kaskus), Enda Nasution (SalingSilang), dan Sanny Gaddafi (Startuplokal.org initiator).
Chicago (September 22, 2011). 4Juara ke-2: Uang tunai Rp 15 juta. Di publikasikan dalam aplikasi BlackBerry dunia. Akan dipamerkan di Komodo Nights di Sydney (September 9, 2011) dan Chica go (September 22, 2011).
Kriteria penjurian Implementasi ide, desain dan yang bisa digunakan langsung oleh users. Dimasu kannya kata “Komodo” da lam nama dan tema aplikasi. Isinya berkaitan dengan pro mosi positif mengenai keindahan alam, habitat asli, kehidupan bawah laut, kebudayaan, dan keberlannjutan eksistensi Taman Nasional Komodo. Mengusung misi pelestarian Komodo. Penampilan Komodo yang bersahabat.
4Pemenang/juara ke-1: Uang tunai Rp 40 juta. Dipublikasikan dalam aplikasi BlackBerry dunia. Akan dipamerkan di Komodo Nights di Sydney (September 9, 2011) dan
4Juara ke1: Uang tunai Rp 5 juta Dipub likasikan dalam aplikasi BlackBerry dunia. Akan dipamerkan di Komodo Nights di Sydney (September 9, 2011) dan Chicago (September 22, 2011). 4Juara ke-2: Uang tunai Rp 15 juta. Di publikasikan di itunes Apple application store. Akan dipamerkan di Komodo Nights di Sydney (September 9, 2011) dan Chi cago (September 22, 2011). 4Juara ke-3: Uang tunai Rp 5 juta. Di publikasikan di itunes Apple application store. Akan dipamerkan di Komodo Nights di Sydney (September 9, 2011) dan Chicago (September 22, 2011).
Komodo Apps for Android:
Hadiah: Komodo Apps for Blackberry:
Komodo Apps for iPhone/iPad:
4Juara ke-3: Uang tunai Rp 5 juta. Dipublikasikan dalam aplikasi BlackBerry dunia. Akan dipamerkan di Komodo Nights di Sydney (September 9, 2011) dan Chica go (September 22, 2011).
Pemenang/juara ke-1: Uang tunai Rp 40 juta. Dipublikasikan di pasar Android. Akan dipamerkan di Komodo Nights di Sydney (9 September 2011) dan Chicago (22 September 2011). 4Juara Ke-2: Uang tunai Rp 15 juta. Dipublikasikan di Android market. Akan dipamerkan di Komodo Nights di Sydney (9 September 2011) dan Chicago (22 September 2011). 4Juara ke-3: Uang tunai Rp 5 juta. Dipublikasikan di Android market. Akan di pamerkan di Komodo Night di Sydney (9 September 2011) dan Chicago (22 September 2011). Dengan slogan “Komodo: The Real Wonder of the World”, cara ini sungguh menjadi kampanye Komodo yang sesungguhnya, dan destinasi Indonesia! n
24
Vol. 2
Koridor Ekonomi
S
l
No. 20
l
Agustus 2011
Pariwisata di Titik Tengah Lingkaran Pembangunan Telah dimaklumi, pariwisata boleh dikatakan berada di titik tengah lingkaran pembangunan ekonomi masyarakat. Pariwisata akan bisa memanfaatkan komponen dan elemen ekonomi yang bergerak maju, atau sebaliknya, kemajuan yang dicapai oleh pariwisata akan bisa dimanfaatkan oleh komponen dan elemen pembangunan ekonomi dan masyarakat. n
ampai saat ini telah lengkap kita ikuti konsep dasar peri hal pembangunan ekonomi melalui MP3EI (Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indo nesia), sejak dimuat pada Pariwisata Indonesia 18, edisi Juni 2011. Yaitu terdiri atas enam koridor ekonomi: Sumatera, Jawa, Bali-NTT, Sulawesi, Kalimantan dan Papua–Maluku.
Koridor Ekonomi Papua-Maluku
"Pengolahan Sumber Daya Alam yang Melimpah dan SDM yang Sejahtera"
Koridor Ekonomi Papua-Maluku
“Pengolahan Sumber Daya Alam yang Melimpah dan SDM yang Sejahtera”
Overview Terdiri dari 5 hub: Sorong, Manokwari, Wamena, Jayapura dan Merauke Koridor diestimasikan dapat meningkatkan PRDB sebesar ~6.3x dari $13 milyar di 2008 ke $83 milyar di 2030 dengan estimasi laju pertumbuhan koridor sebesar 9.6% dibandingkan estimasi baseline sebesar 7.0%
Sektor Fokus dan Strategi 1. Pertambangan (terutama tembaga dan emas) Mendorong eksplorasi lokasi tambang baru melalui dukungan infrastruktur. Mendorong "forward integration" dengan melalui kegiatan produksi hilir 2. Pertanian dan Perkebunan Meningkatkan produksi melalui Merauke Integrated Food dan Energy Estate (MIFEE) & menghasilkan produk bernilai tambah tinggi
Key infrastructure needs Klaster pertanian (MIFEE)
Klaster industri Migas
Koridor Koridor Ekonomi JawaEkonomi Jawa
"Pendorong Industri dan Jasa Nasional" “Pendorong Industri dan Jasa Nasional” Klaster industri mesin , alat angkut
Klaster industri petrochem
Klaster industri perkapalan
Jalan – Jalan Trans-Papua dan jalan akses Merauke Pelabuhan – Pelabuhan di Jayapura dan Merauke Energi – Mengembangkan PLTA Urumka untuk mengurangi ketergantungan pembangkit listrik BBM
54
Overview Terdiri dari 4 hub: Jakarta, Bandung, Semarang dan Surabaya Koridor diestimasikan dapat meningkatkan PRDB sebesar ~4.2x dari $304 milyar di 2008 ke $1,282 milyar di 2030 dengan estimasi laju pertumbuhan koridor 7.5% dibandingkan estimasi baseline 5.8%
Fokus Sektor & Strategi – basis manufaktur yang luas: 1. Produk makanan Fokus untuk memindahkan hambatan untuk mengkapitalisasi tumbuhnya permintaan domestik 2. Tekstil Merebut pasar domestik dari impor dan memperkuat Indonesia sebagai negara pilihan sumber produksi 3. Industri Alat angkut Mengembangkan kapabilitas untuk nilai tambah pengolahan yang lebih tinggi, menarik lebih banyak peralatan pengolahan asli.
Infrastruktur Kunci yang Dibutuhkan
Klaster industri tekstil
Klaster industri makanan & minuman
Pelabuhan: • Jakarta, Semarang, Surabaya Rel Kereta/Jalan: • Trans Jawa (Jakarta-Cikampek-Bandung-SemarangSurabaya Pembangkit Listrik • Ekspansi Pelabuhan di Jakarta • Pembangkit listrik di Jawa Barat dan Jawa Tengah 50
Vol. 2
l
No. 20
l
Agustus 2011
ASEAN
25
Makna bagi Industri Wisata Kita
A
rah pembentukan AEC (ASEAN Economic Communitty) dan statistik pariwisata kini membawa pesan bagi industri pariwisata. Terbuka peluang mengga lang kerjasama dengan unsur-unsur pelaku bisnis di ASEAN, menciptakan paket-paket multi-leg yang mengkom binasikan secara bersaing destinasi Indonesia dengan negara tertentu anggota ASEAN. Itu untuk dipasarkan ke kawasan di luar ASEAN, terutama ke Eropa dan Amerika. Pesan kedua
ialah mengefektifkan pasar Intra-ASEAN Travel, yaitu menarik wisatawan dari anggota ASEAN ke Indonesia, terutama terasa dalam hal peranan kalangan airlines nasional dengan pelaku bis nis Tour Operator. Sebagian praktisi telah menyadari paket multi-leg antarnega ra ASEAN juga berpotensi besar terutama ketika open-sky policy ASEAN terlaksana tahun 2015. Bagi Indonesia lebih besar lagi lan taran memiliki lebih banyak destinasi yang ‘typical’ Indonesia. n
Tourist arrivals in ASEAN by selected partner country/region as of 15 June 2010 Country of origin/ partner country ASEAN
in thousand arrivals
Number of tourist arrivals thousands
2005
2006
2007
Year-on-year change
Share to Total
percent
percent
2008
2009
2)
2007 2008 2009
2007– 2008
45,3
44,6
43,9
46,1
47,1
10,7
Japan
3.650,4
3.367,7
3.701,4
3.623,8
2.826,2
7,1
5,9
5,9
5,5
4,3
-2,1
China
3.007,0
3.335,3
3.926,4
4.471,5
3.991,9
5,9
5,9
6,3
6,8
6,1
13,9
Republic of Korea
2.645,3
3.353,5
3.538,7
2.657,1
1.908,1
5,2
5,9
5,7
4,1
2,9
-24,9
Australia
2.033,6
2.062,6
2.434,6
2.904,5
2.823,5
4,0
3,6
3,9
4,4
4,3
19,3
244,7
354,1
300,7
319,7
263,7
0,5
0,6
0,5
0,5
0,4
6,3
New Zealand
23.254,3 25.396,6 27.341,3 30.276,4 30.851,7
2005 2006
2)
European Union-25
5.524,9
5.408,0
6.566,0
6.936,0
6.606,2
10,8
9,5
10,5
10,6
10,1
5,6
USA
2.306,4
2.489,9
2.537,3
2.653,3
1.951,9
4,5
4,4
4,1
4,0
3,0
4,6
Canada India Pakistan Total selected partner countries/regions Rest of the world Total tourist arrivals in ASEAN
439,7
497,5
543,8
508,9
361,8
0,9
0,9
0,9
0,8
0,6
-6,4
1.240,3
1.469,6
1.813,7
1.984,7
2.041,7
2,4
2,6
2,9
3,0
3,1
9,4
91,4
102,1
118,4
150,5
156,4
0,2
0,2
0,2
0,2
0,2
27,2
44.438,0 47.836,9 52.822,3 56.486,5 53.783,4
86,6
84,1
84,8
86,1
82,2
6,9
11.654,2
13,4
15,9
15,2
13,9
17,8
-3,6
51.287,6 56.914,5 62.284,8 65.605,5 65.437,6
100,0
100,0
100,0
100,0
100,0
5,3
6.849,6
9.077,6
9.462,5
9.119,0
Source: ASEAN Tourism Statistics Database (compiled from data submissions, publicatins/reports, and/or websites of national tourism organizations/agencies, immigration authorities, and/or national statistical offices)
Symbols used
Notes – not available as of publication time Details may not add up to totals due to rounding off errors. n.a. not applicable/not available/not compiled 1/ Before 2006, data excludes Cyprus, Czech Republic, Estonia, Hungary, Latvia, Lithuania, Malta, Slovakia, Slovenia due to lack of details on these countries. Data in italics are the latest updated/revised figures 2/ Preliminary as of 15 June 2010 and no breakdown by country of origin for Philippines. from previous posting.
26
Vol. 2
ASEAN
Memanfaatkan Pariwisata Komunitas ASEAN
S
ekretariat ASEAN di Jakarta telah merinci informasi perkembangan yang mengalir di kawasan ini. Kita mengambil bagian-bagian yang menyangkut pariwisata. Pariwisata di ASEAN sebagai salah satu sektor penting dalam rangka inte grasi ASEAN memperlihatkan tingkat pertumbuhan yang luar biasa selama tahun 2010. Itu ditandai dengan total ke datangan internasional lebih dari 73 juta orang atau naik 11% dibandingkan den gan tahun 2009. Perjalanan di antara nega ra-negara ASEAN adalah market terbesar bagi kawasan ini dengan share 47% pada tahun 2010.
l
No. 20
l
Agustus 2011
ASEAN Tourism Forum (ATF) tetap menjadi landmark dari event pariwisata ta hunan di wilayah ini. ATF yang diseleng garakan di Phnom Penh pada 15–21 Januari 2011 lalu dengan tema ”ASEAN, Keajaiban dan Keragaman Dunia”, dihadiri oleh 442 pembeli internasional dan lebih dari 380 penjual yang menempati 512 booth. Dengan mengakui pentingnya pari wisata sebagai mesin ekonomi, alat pem bangunan dan perubahan wilayah, ASEAN Tourism Strategic Plan (ATSP) 2011–2015 telah disahkan oleh para menteri pari wisata ASEAN dalam pertemuan para menteri pariwisata ASEAN ke-14 sebagai tindak lanjut dari Roadmap for Integration of Tourism Sector (RITS) yang telah rampung pada tahun 2010. ATSP akan berkontribusi pada keselu ruhan tujuan dari komunitas ASEAN pada tahun 2015 melalui promosi per tumbuhan, integrasi dan kompetisi dalam sektor pariwisata. Di saat bersamaan akan terjadi pengertian mendalam di bidang sosial dan budaya serta memfasilitasi perjalanan menuju dan selama berada di wilayah ASEAN. ATSP menyiapkan aksiaksi yang seimbang dan kegiatan-kegiatan yang mendukung visi seperti diringkas kan di bawah ini:
Top ten country/regional sources of visitors to ASEAN as of 15 June 2010
in thousand arrivals
2007 Country of origin ASEAN
2008
Number of tourists thousands
Share to total percent
Country of origin
Number of tourists thousands
20091) Share to total percent
Country of origin
Number of tourists thousands
Share to total percent
27.335,3
43,9
ASEAN
30.276,4
46,1
ASEAN
30.851,7
47,1
European Union-25
6.566,0
10,5
European Union-25
6.936,0
10,6
European Union-25
6.606,2
10,1
Japan
3.926,3
6,3
China
4.471,5
6,8
China
3.991,9
6,1
Republic of Korea
3.701,3
5,9
Japan
3.623,8
5,5
Japan
2.826,2
4,3
China
3.538,6
5,7
Australia
2.904,5
4,4
Australia
2.823,5
4,3
USA
2.537,2
4,1
Republic of Korea
2.657,1
4,1
India
2.041,7
3,1
Australia
2.434,5
3,9
USA
2.653,3
4,0
USA
1.951,9
3,0
Taiwan (ROC)
1.813,6
2,9
India
1.984,7
3,0
Republic of Korea
1.908,1
2,9
India
1.609,9
2,6
Taiwan (ROC)
1.514,0
2,3
Taiwan (ROC)
1.247,7
1,9
911,3
1,4
Hong Kong, SAR
700,8
1,1
Top ten country/ regional sources
54.949,9
84,0
Rest of the world
10.487,7
16,0
Total tourist arrivals in ASEAN
65.437,6
100,0
Hong Kong, SAR 1.124,2 1,8 54.586,8 87,7 Top ten country/ regional sources Rest of the world
7.685,4
12,3
Total tourist arrivals 62.272,3 100,0 in ASEAN
Democratic People’s Republic of Korea
Top ten country/ 57.932,7 88,3 regional sources Rest of the world
7.672,8
11,7
Total tourist arrivals 65.605,5 100,0 in ASEAN
Source: ASEAN Tourism Statistics Database (compiled from data submissions, publicatins/reports, and/or websites of national tourism organizations/agencies, immigration authorities, and/or national statistical offices)
Vol. 2
l
No. 20
l
Agustus 2011
ASEAN
Tourist arrivals in ASEAN Country Brunei Darussalam
in thousand arrivals
2006 Intra ASEAN
Extra ASEAN
27
2007 Intra ASEAN
Total
Extra ASEAN
2008 Total
Intra ASEAN
Extra ASEAN
20091) Total
Intra ASEAN
Extra ASEAN
Total
68,7
89,4
158,1
84,6
93,9
178,5
98,0
127,7
225,8
77,7
79,7
157,5
Cambodia
328,5
1.371,6
1.700,0
410,1
1.605,0
2.015,1
552,5
1.573,0
2.125,5
692,8
1.468,8
2.161,6
Indonesia
2.307,1
2.564,2
4.871,4
1.523,4
3.982,3
5.505,8
2.774,7
3.654,3
6.429,0
1.582,4
4.869,6
6.452,0
Lao PDR
891,8
323,3
1.215,1
1.272,7
351,2
1.623,9
1.285,5
719,3
2.004,8
1.611,0
397,4
2.008,4
Malaysia
13.856,6
4.615,1
18.471,7
15.620,3
4.615,7
20.236,0
16.637,0
5.415,5
22.052,5 18.386,4
5.259,8
23.646,2
Myanmar
56,8
596,1
652,9
53,0
679,1
732,1
462,5
198,3
238,5
762,5
The Philippines
660,8
524,0
202,9
2.485,1
2.688,0
235,6
2.856,4
3.092,0
254,1
2.885,3
3.139,4
–
–
2.705,0
Singapore
3.555,9
6.195,7
9.751,7
3.724,7
6.562,9
10.287,6
3.571,4
6.545,1
10.116,5
3.650,9
6.030,3
9.681,3
Thailand
3.556,4
10.265,7
13.822,1
3.755,6
10.708,7
14.464,2
4.125,2
10.472,3
14.597,5
4.007,6
10.083,4
14.091,0
Viet Nam
571,9
3.011,6
3.583,5
661,2
3.488,3
4.149,5
515,6
3.738,2
4.253,7
318,9
3.453,3
3.772,3
ASEAN
25.396,6
31.517,9 56.914,5 27.341,3 34.943,4 62.284,8 30.276,4 35.329,1 65.605,5 30.851,7 31.880,9 65.437,6
Source: ASEAN Tourism Statistics Database (compiled from data submissions, publicatins/reports, and/or websites of national tourism organizations/agencies, immigration authorities, and/or national statistical offices)
Symbols used
– not available as of publication time n.a. not applicable/not available/not compiled Data in italics are the latest updated/revised figures from previous posting.
“Di tahun 2015 nanti, ASEAN akan meningkatkan jumlah wisatawan yang berkunjung ke wilayah ASEAN dengan keragaman produk yang autentik, me ningkatkan konektivitas, menciptakan lingkungan yang aman dan nyaman, meningkatkan kualitas pelayanan, dan di saat yang sama memastikan meningkat kan kualitas hidup dan kesempatan pada
Note
Details may not add up to totals due to rounding off errors. 1/ Preliminary as of 15 June 2010 and no breakdown by country of origin for Philippines
masyarakat melalui pembangunan pari wisata berkelanjutan dan bertanggung jawab dengan kerja sama yang efektif di antara para stakeholder.” ASEAN telah mengimplementasikan Mutual Recognition Agreement (MRA) ke pada para profesional dalam pariwisata yang akan meningkatkan keseteraan sum ber daya manusia di bidang pariwisata
dan akan memfasilitasi mobilitas di dalam wilayah regional ASEAN buat para pro fesional tersebut dengan menggunakan ASEAN Minimum Competency Standards for Tourism sebagai basisnya. Selanjutnya untuk meningkatkan ASEAN sebagai destinasi pariwisata kelas dunia, negara-negara anggota ASEAN juga akan mengadopsi standardisasi dari
Wistawan menikmati suasana sore di atas kapal dengan menyusuri Sungai Mekong, Phnom Penh, yang ‘membelah’ ibukota Kamboja itu.
28
Vol. 2
ASEAN
pelayanan pariwisata yang meliputi Green Hotel, Food and Beverage Services, toilet umum, Home Stay, Ekowisata dan Wisata Sejarah. Penghargaan ASEAN Green hotel award sudah dilaksanakan pada tahun 2008 dan 2010 untuk memberikan penghargaan kepada hotel-hotel yang telah memenuhi standar ASEAN green hotel. ASEAN Tourism Investment Forum (ATIF) ke-4 sukses dilaksanakan di Ho Chi Minh City pada 29–30 September 2010. ATIF berikutnya akan diadakan di Manado, Indonesia pada tahun 2012. ASEAN Tourism Promotional Chapter (APCT) menyelenggarakan promosi Kerja sama pariwisata ASEAN untuk mencipta kan brand awareness dan mempromosikan ASEAN sebagai salah satu wilayah tujuan dari pasar utama dunia di tahun 2010 di Australia, melalui partisipasi dalam pameran-pameran utama pariwisata di Brisbane, Melbourne dan Sydney. ASEAN juga membuat APCT di Mum bai dan Dubai pada tahun 2011 sebagai pengembangan usaha kerja sama mar keting pariwisata ASEAN untuk menem bus pasar utama pariwisata dunia. Negara-negara anggota ASEAN seka rang ini sedang membangun sebuah strategi pemasaran pariwisata baru yang akan mengevaluasi implementasi dari Visit ASEAN Campaign dan aktivitas-aktivitas marketing pariwisata ASEAN yang sudah berjalan, termasuk kerangka kebijakan strategi marketing, evaluasi pasar, strate gi brand, dan strategi implementasi dan distribusi. Harapan dari hasil latihan ini adalah memperkuat dan memperbaharui kegiat an Visit ASEAN Campaign yang sejalan dengan ASEAN Tourism Agreement yang ditandatangani oleh para pemimpin negara-negara anggota ASEAN di tahun 2002. Sekjen ASEAN, Dr. Surin Pitsuwan, pernah diundang menghadiri satu sidang kabinet RI tahun lalu, memberikan masuk an dan gambaran kepada semua anggota kabinet apa yang akan dikerjakan oleh ASEAN dan yang diharapkan dari Indo nesia sebagai pemimpin ASEAN di tahun 2011. Hal ini mengingat profil Indonesia di mata dunia internasional, dengan keper cayaan dan kredibilitas Indonesia seba gai pemain aktif di blok negara-negara berkembang dan kekuatan ekonomi baru, anggota dari G-20, negara dengan pen duduk muslim terbesar di dunia, negara
dengan penduduk terbesar ke-4 di dunia dan negara demokrasi terbesar ke-4 di dunia, tentunya berharap Indonesia akan bisa membawa ASEAN ke jenjang yang lebih tinggi di dunia internasional. Yang dideskripsikan oleh Dr. Surin sebagai “Peran yang lebih besar sebagai pemimpin”. Karena menurut Dr. Surin, “Indonesia mempunyai kedudukan terten tu, legitimasi internasional dan penampilan global yang akan membawa dukungan be sar dan perhatian dari dunia internasional kepada komunitas ASEAN yang selama ini kita sedang berkutat dengannya”.
l
No. 20
l
Agustus 2011
Tema kepemimpinan, ”ASEAN commu nity in a global Community of Nations”, su dah menunjukkan kesiapan Indonesia akan terjun, proaktif dan menggunakan platform ASEAN untuk meningkatkan profile ASEAN di tingkat global. Presiden SBY telah menginstruksikan kepada para anggota kabinetnya bahwa masyarakat harus dilibatkan dalam semua kegiatan ASEAN. Dan selama Indonesia memimpin ASEAN, Presiden SBY akan melibatkan generasi muda, pelajar, komunitas bisnis dan LSM di segala tingkat untuk memper siapkan implementasi ASEAN platform. n
Wisatawan Asia menyusuri sungai sepanjang kota Singapura.
Vol. 2
l
K
No. 20
l
Agustus 2011
29
Festival Singkawang
emenbudpar menye lenggarakan Festival Singkawang tanggal 30 Juni–2 Juli 2011 di Areal Taman Burung dan Mess di tengah kota Singkawang, Kalimantan Barat. Festival Sing kawang 2011 dibuka dan di resmikan oleh Wakil Gubernur Provinsi Kalimantan Barat, Christiandy Sanjaya, dihadiri juga oleh Walikota Singkawang Hasnan Karman, Wakil Walikota Singkawang, Muspida Kaliman tan Barat, Kepala Dinas Budpar Provinsi Kalimantan Barat beser ta jajarannya, Kepala Dinas Budpar Kabupaten Singkawang beserta jajarannya dan Direktur Promosi Dalam Negeri Ke menbudpar beserta undangan dari berbagai kalangan. Para tamu disambut dengan tarian penjemputan tamu dan barongsai. Itulah tari multi etnis ditambah pengalungan cin deramata khas suku Dayak. Wakil Gubernur Provinsi Kalimantan Barat membuka se cara resmi acara Festival Singkawang yang ditandai dengan
F
events
penabuhan bedug cina dilan jutkan dengan pelepasan kem bang api serta tarian kolosal yang dibawakan oleh 100 orang remaja kota Singkawang. Selain itu, Festival juga di meriahkan dengan berbagai tarian kolosal, pergelaran seni budaya, lomba menyumpit, lomba bagasing, hiburan band dan pemilihan Puteri Pariwisa ta kota Singkawang tahun 2011 serta beberapa atraksi hiburan lainnya. Masyarakat Kota Singka wang dan sekitarnya tampak sangat antusias datang berkunjung menyaksikan rangkaian kegiatan Festival. Ini merupakan upaya meningkatkan kunjungan wisatawan antarprovinsi, antarpulau maupun antarkota. Secara khusus, Festival ini membawa dampak promosi bagi Singkawang sebagai kota yang mempunyai potensi tidak saja obyek dan daya tarik wisatanya tetapi juga seni dan budaya multi etnik yang dimiliki masyarakat kota Singkawang. n
Festival Budaya Sentani
estival Budaya Sen tani ke-4 Tahun 2011 yang mengusung tema Love, Peace and Harmony atau Cinta Kasih, Damai dan Rukun, diselenggarakan tang gal 19–23 Juni 2011. Acaranya dimulai dengan pawai budaya pada 18 Juni 2011 dengan rute Jayapura–Sentani, diikuti oleh seluruh etnis yang hidup di Jayapura. Ada yang dari Jawa Barat, Jawa, Banyuwangi, Madura, Surabaya, Bangka Belitung, Batam, Palembang, Makassar, dan Tidore. Selama Festival berlangsung, juga digelar kegiatan-kegiatan dengan bermacam perlombaan dan pergelaran seni budaya. Keseluruhan Festival Budaya Sentani 2011 mengambil tempat di pantai Kalkhote, Distrik Sentani Timur, Kabupaten Jaya pura, Provinsi Papua. Hari Untoro Drajat, Staf Ahli Menteri Bidang Multikultural yang mewakili Menteri Kebudayaan dan Pariwisata, membuka dan meresmikan Festival Budaya Sentani pada tanggal 20 Juni 2011.
Pembukaan Festival Budaya Sentani 2011 menampilkan atraksi budaya kolosal yang bertajuk Gema Tifa Gema Kehidupan yang dimainkan oleh 947 peserta. Lalu, disuguhkan tarian khas tradisional Menari diatas Perahu yang diikuti seki tar 1.040 peserta dari kampungkampung adat, tari Berperang diatas Perahu yang diikuti 600 peserta dari 20 ondoafi, dan pa rade kapal hias dari beberapa distrik di daerah Sentani. Dengan mengusung tema Love, Peace and Harmony yang artinya Cinta Kasih, Damai dan Rukun, Festival kali ini lebih maju daripada pelaksanaan Festival tahun sebelumnya, de ngan dilaksanakannya program Sentani Lake Tour. Ini merupa kan terobosan baru untuk lebih menonjolkan keindahan alam kepada para pengunjung. Pengunjung tidak hanya diajak untuk menonton atraksi budaya khas Papua tetapi juga bisa menikmati keindahan alam danau serta melihat langsung ke hidupan masyarakat di berbagai kampung di sekitar danau, dengan menggunakan kapal. n
30
Vol. 2
Atraksi & Pemberdayaan Masyarakat
l
No. 20
l
Agustus 2011
Cerita tentang Situ
Situ Pengasinan di daerah Depok, Sawangan, Jawa Barat.
L
elaki itu menggandeng anak pe rempuannya di tepian satu danau kecil di wilayah Depok, Jawa Ba rat. “Ini namanya refreshing sam bil mengasuh anak,” kata Erman Suprat man (32), yang sore itu mengajak anaknya Asyiah (6). Danau yang mereka kunjungi bernama Situ Pengasinan. Situ, atau setu, artinya danau dalam ba hasa Sunda. Tempat ini ramai dikunjungi penduduk sekitar, terutama pada sore hari. Para pengunjung biasanya keluarga, kelompok remaja atau pasangan-pasangan muda. Mereka datang dan bermain di tepi danau, memancing, atau mengayuh wa hana air semacam sepeda air, dengan ba dan yang dibentuk bermacam binatang, seperti bebek atau kuda laut. Wahana air ini tampak lucu dan efektif menggoda pengunjung untuk menaiki. Sementara itu, pengeras suara menye nandungkan lagu-lagu dangdut terbaru, dan aroma kuah bakso mengisi ruang di tepian situ. Situ Pengasinan berukuran kurang lebih delapan hektar. Danau kecil ini ada lah satu dari sekitar 200 danau kecil yang tersebar di wilayah Jabotabek. Pada dasarnya wilayah Parahyangan memang memiliki banyak sekali danau kecil, yang bermanfaat sebagai pemelihara cadangan air tanah di musim kemarau, serta menjaga agar arus banjir terkendali
Pintu gerbang di Situ Pengasinan, Depok.
Situ yang terkenal dengan nama Danau UI.
di musim hujan. Di dekat kampus Universitas Indonesia, Depok, misalnya, terdapat situ yang tam pak asri dikelilingi pepohonan. Danau ini memberikan nuansa alam yang khusus kepada kampus dan lingkungan sekitar. Situ Babakan, terkenal karena ma syarakat asli Betawi yang hidup tepat di sekitar danau tersebut. Konon legenda si Pitung pun berasal dari sini. Di dekat kampus Institut Pertanian Bogor, nama tempatnya Darmaga, ada Situ Gede, danau kecil seluas kurang lebih
Vol. 2
l
No. 20
l
Agustus 2011
15 hektar, berdampingan dengan hutan penelitian kehutanan milik IPB, seluas kurang lebih 800 hektar. Sejumlah danau merupakan danau alami, walaupun ada pula yang secara sengaja dibangun pada jaman Belanda, sebagai reservoir air. Meski ada yang da pat tetap lestari dan hingga kini berfungsi baik, tetapi banyak pula di antara danaudanau ini kemudian mengalami kerusak an dan pendangkalan, hingga akhirnya tak terlihat lagi bahwa pernah ada situ di tempat itu. Hancurnya danau terkadang menim bulkan bencana, seperti yang pernah ter jadi pada Situ Gintung, hampir dua tahun lalu. Gugurnya satu dinding danau meng akibatkan tumpahnya air danau yang mengakibatkan korban jiwa serta kerusak an yang tidak sedikit. Berbagai media menyebutkan bahwa salah satu persoalan adalah pemeliharaan rutin dari Situ Gin tung kurang diperhatikan. Hancurnya ekosistem situ, dapat di akibatkan oleh pendangkalan, alih fungsi, dan pencemaran. Di Kecamatan Kemang, Kabupaten Bogor, terdapat Situ Salabenda dan Situ Kaliangke yang terancam meng alami kekeringan karena pendangkalan yang terus terjadi. Situ Pengasinan pun sebenarnya meng alami nasib yang tak berbeda dengan situsitu yang pernah bernasib sial. Menurut Hasan Yakup, ketua kelompok kerja Situ Pengasinan, dahulu danau ini berukuran sekitar 17 hektar. Sekitar tahun 1990, salah satu dinding situ mengalami kerusakan, bahkan hingga gugur dan mengakibat kan air situ tumpah. Untungnya tak ada korban jiwa, karena wilayah yang diban
Atraksi & Pemberdayaan Masyarakat
31
Pesona Situ Gintung sebelum tragedi jebolnya tanggul.
Siapa sangka Situ Gintung yang tenang nan eksotik itu tiba-tiba meluluhlantakan rumah-rumah di sekitarnya, akibat salah urus dan kurang perhatian. jiri adalah kebun, sawah dan kolam ikan milik penduduk. Tapi akibatnya, cadangan air situ me nurun drastis dan sebagian lahan situ mengering. Alih-alih diperbaiki, situ yang mengering ini kemudian malah dimanfaatkan penduduk untuk bersawah,
beternak ikan bahkan menanam pisang. Karena terbengkalai dan tak terpelihara, Situ P engasinan semakin mengecil. Harapan perbaikan baru muncul seki tar tahun 1996, ketika pemerintah mulai aktif merehabilitasi situ-situ yang rusak. Pada saat perbaikan situ hendak dilaku kan, pemerintah kemudian membentuk pokja (kelompok kerja) untuk berhubung an dengan penduduk yang memanfaatkan lahan bekas situ. Tak ada kesulitan, pen duduk kembali menyerahkan lahan situ. Ketika selesai diperbaiki, pokja ini mulai berfikir untuk memanfaatkan situ bagi keperluan pariwisata. “Dari wisata itu, diperkirakan ada pe masukan untuk digunakan bagi biaya pe meliharaan situ,” kata Hasan Yakup. Pokja pun menghubungi pihak peme rintah kota Depok. Sambil menghubungi pemerintah, mereka menggalang dana bersama. 20 orang mengumpulkan uang dan membeli empat wahana air berbentuk bebek. Merekalah para investor pertama dari pariwisata rakyat ini. Hingga saat ini, warga menyebut wahana air sebagai “bebek-bebekan”.
32
Atraksi & Pemberdayaan Masyarakat
Warga Pengasinan mengambil referensi keberhasilan dari pengelolaan Situ yang sudah dilakukan selama ini, seperti yang ada di situ Bojongsari. Selain itu, sejumlah aktivis LSM juga aktif mendampingi war ga sebagai teman diskusi. Animo warga ini mendorong Dinas Pariwisata memberikan bantuan enam wahana air berbentuk kuda laut. Bentuk beda, nama sama: warga tetap menyebut nya “bebek-bebekan”. Jadilah kini me reka memiliki sepuluh bebek-bebekan. Pengunjung menyewa bebek seharga Rp 7.000 per 15 menit. Saat ini pokja membentuk manajemen khusus untuk pengelolaan tempat wisata. Setelah lima tahun beroperasi, kini ada sekitar 80 pemegang saham yang memi liki 27 bebek-bebekan. Bebek pun menjadi “satuan unit pemasukan”. Total setiap hari mereka mendapatkan pemasukan ratarata 100 hingga 150 bebek. Di hari Sabtu dan Minggu mereka dapat membukukan pemasukan 300 bebek, bahkan bisa sam pai 500 bebek Ini artinya pemasukan seki tar 25 juta rupiah per bulan. Dengan segala kisah kekompakan war ganya, Situ Pengasinan memang merupa kan satu contoh keberhasilan pengelolaan pariwisata berbasis masyarakat. Terdapat warga tiga desa yang terlibat langsung dalam organisasi kelompok kerja ini. Di samping memperoleh man faat berupa pemasukan dari sektor wisata, para penduduk sekitar juga memperoleh penghasilan dengan berjualan makanan, alat pancing, atau mainan anak. “Sehari, kalau bersih ya dapat cepek-lah,” kata Oyong (70) seorang pemilik warung. Cepek artinya seratus (ribu) rupiah. Akibat yang tak kalah menguntungkan adalah kondisi air tanah. “Sesudah situ diperbaiki, sumur selalu ada air, dan tidak
Asyik memancing di Situ Pengasinan.
Vol. 2
l
No. 20
l
Agustus 2011
Walaupun bentuknya beda, namun orang tetap menyebutnya “bebek-bebekan”. Jadilah wahana air itu sarana hiburan bagi pengunjung situ, juga sebagai sumber ‘penghasilan’yang lumayan.
perlu digali dalam-dalam lagi,” ujar Alih Syafrudin, seorang petani ikan, yang berumah sekitar 1 km dari Situ Pengasinan. Sebelum Situ Pengasinan kembali ber fungsi, Alih sempat menggunakan pompa untuk mendapatkan air tanah dalam. “Situ berfungsi, listrik jadi irit,” kata Alih. Situ Pengasinan memang bukan satusatunya kisah sukses. Sejumlah situ yang lain, seperti Situ Bojongsari dan situ Citayam, di Depok, Situ Gede di Bogor, juga dikelola dengan cara yang mirip dengan Situ Pengasinan. Pengelola Bebekbebekan di Situ Bojongsari diserahkan kepada sebuah yayasan panti asuhan, agar mereka dapat memperoleh pemasukan. Hal ini menunjukkan, bahwa penge lolaan pariwisata dapat dilakukan bersama oleh dan untuk masyarakat, bila diorgani sasikan dengan baik, melalui perencanaan dan kesepakatan yang baik. Kerja keras aparat birokrasi untuk menyediakan du kungan dan motivasi awal, tampaknya menjadi salah satu kunci keberhasilan.
Satu-satunya persoalan dalam penge lolaan semacam ini adalah standar pe meliharaan situ. Masih ada saja sampah plastik di sekitar situ, menunjukkan kurangnya perhatian terhadap kebersihan lingkungan. Selain itu, masih terlihat pemudapemuda bersenapan angin yang berburu burung yang sudah sangat sedikit. Keinginan dan kemampuan yang sudah ditunjukkan warga untuk mengelola dan menjaga kelestarian situ, sebaiknya juga disertai kesempatan untuk mendapatkan pengetahuan yang memadai mengenai pemeliharaan ekosistem danau/situ. Pelatihan bagi kalangan muda dan masyarakat sekitar danau/situ tampak nya dapat dilakukan untuk memenuhi tantangan pemeliharaan lingkungan. Mudah-mudahan. n