BAB I PENDAHULUAN
1.1
LATAR BELAKANG MASALAH Di era globalisasi dan era modern seperti sekarang ini, menggunakan
kendaraan bermotor untuk melakukan berbagai aktivitas merupakan sesuatu yang wajar. Sebab dengan menggunakan kendaraan bermotor dirasa lebih efektif dan efisien serta mempunyai mobilitas yang tinggi. Hal tersebut mendorong terjadi tingginya kepadatan lalu lintas, baik barang maupun manusia di seluruh dunia. Melihat perkembangan yang ada dari kepadatan lalu lintas tersebut, semakin banyak ditemukan fakta yang menunjukkan bahwa jalan raya justru menjadi ladang pembunuhan manusia modern. Sejak ditemukannya kendaraan bermotor lebih seabad lalu, sejak tahun 1999, diperkirakan sekitar 30 juta orang telah terbunuh akibat kecelakaan jalan. Angka tersebut merupakan peningkatan dari 880.000 korban kecelakaan tahun 1999, dan pada 2010 meningkat sekitar 1,1-1,2 juta, kemudian diperkirakan menjadi 1,3-1,4 juta per tahun pada tahun 20201. Angka kecelakaan di Indonesia saja menunjukkan tren peningkatan setiap tahunnya. Data Badan Pusat Statistik RI menunjukkan bahwa tahun 2007 terdapat 49.553 kecelakaan lalu lintas di seluruh Indonesia, kemudian tahun 2010 terdapat
World Health Organization. (“World Report on road traffic injury prevention”). Diakses pada tanggal 18 Februari 2014 dari www.who.int/iris/bitstream/10665/42925/1/9241591315.pdf 1
1
2
66.488 kecelakaan dan pada tahun 2012 terdapat 117.949 kasus kecelakaan2. Grafik berwarna biru dibawah ini menunjukan peningkatan jumalah kecelakaan yang terus meningkat setiap tahunnya semakin tinggi. Grafik 1.1 Data Kecelakaan di Indonesia
Sebenarnya telah dilakukan kegiatan sosialisasi Safety Riding besarbesaran diseluruh daerah di Indonesia pada tahun 2010. Namun, hingga kini angka kecelakaan masih saja terus meningkat. Animo masyarakat tentang resiko kecelakaan lalu lintas maupun pengetahuan seputar Safety Riding (Keselamatan Berkendara) masih belum mendapatkan perhatian sepenuhnya. Seperti kegiatan Safety Riding “Goes to School dan Goes to Campus” secara nasional pada tahun 2010 yang ditujukan kepada anak sekolah menengah tingkat akhir dan pertama 2
Badan Pusat Statistik Negara Indonesia. (Jumlah Kecelakaan, Korban Mati, Luka Berat, Luka Ringan, dan Kerugian Materi yang Diderita Tahun 1992-2012). Diakses pada tanggal 18 Februari 2014 dari http://www.bps.go.id/tab_sub/view.php?tabel=1&id_subyek=17¬ab=14.
3
(SMA/SMP) serta mahasiswa yang diselenggarakan oleh agen tunggal pemegang merek (ATPM) kendaraan roda dua, perusahaan ban, perusahaam helm sampai Ikatan Motor Indonesia yang bekerja sama dengan pihak POLRI. Kegiatan tersebut merupakan program pemerintah dalam menekan tingginya angka kecelakaan kendaraan bermotor dan menanggulangi resiko bahaya kecelakaan berkendara tetapi tidak juga mengurangi angka kecelakaan lalu lintas. Sosialisasi tersebut dinilai masih tidak mampu dalam menekan angka kecelakaan. Adanya peningkatan angka kecelakaan pada tahun 2011 dan 2012 mengindikasikan bahwa sosialisasi tersebut tidak efektif. Penyampaian pesan pada kegiatan sosialisasi safety riding terkadang bisa saja yang menjadi faktor kendala komunikasi tersebut bahwa tidak sepenuhnya dicerna partisipan dengan baik bahkan tingkah laku mereka yang kadang tidak memperdulikan resiko kecelakaan berkendara. Budaya yang baik akan memberikan hasil yang optimal, sebaliknya budaya yang tidak kondusif tidak akan memberikan hasil yang optimal. Dalam kaitannya dengan keselamatan jalan (road safety). Pendekatan sosialisai yang dilakukan terkadang hanya menjadi informasi yang lewat begitu saja oleh beberapa khalayak tanpa pernah menjadi bahan pertimbangan yang utama untuk modal keselamatan berkendara. Safety Riding adalah
suatu usaha yang dilakukan dalam
meminimalisir tingkat bahaya dan memaksimalkan keamanan dalam berkendara, demi menciptakan suatu kondisi, yang mana kita berada pada titik yang tidak membahayakan pengendara lain dan menyadari kemungkinan bahaya yang dapat terjadi di sekitar kita serta pemahaman akan pencegahan dan penanggulangannya.
4
Dalam usaha menekan laju meningkatknya angka kecelakaan yang seiring tahun makin melonjak dan disebabkan oleh kecelakaan berkendara. Akan sangat dimungkinkan adanya terobosan dan strategi baru yang dikembangkan oleh Humas suatu instansi atau perusahaan. Melalui humas akan mampu mengolah sebuah startegi dalam kegiatan sosialisasi agar lebih jitu dalam mendidik masyarakat, dan lebih mewaspadai resiko kecelakaan lalu lintas. Sosialisai tepat sasaran adalah Sosialisasi yang menciptakan minat para partisipan terhadap program tersebut. Kegiatan sosialisasi wajib dengan adanya umpan balik dari kegiatan tersebut bisa dapat mudah dipahami dan dapat mempengaruhi lingkungan partisipan dimana mereka berasal atau tempat lainnya. Sehingga pasrtisipan dapat menyalurkan informasi mengenai sosialisasi program kepada khalayak lainnya dengan mudah. Karena humas merupakan perancang kegiatan komunikasi di sebuah organisasi, serta menjadi mediasi dua arah yang bisa dimanfaatkan untuk menentukan arah kebijakan strategis organisasi yang bisa dikomunikasikan keseluruh komunitas eksternal dan internal. Humas memang menjadi jendela dan garda paling depan bagi sebuah instansi atau organisasi lainnya. Maka dari itu kecerdasan dan kepiawaiannya untuk memetakan demografis customer atau masyarakat adalah keharusan. Namun, seharusnya keterlibatan Humas dalam permasalahan harus sejak dini. Artinya humas itu harus terlihat sejak proses dari perencanaan. Humas, merupakan terjemahan bebas dari istilah Humas atau Public Relations. Kedua istilah ini akan dipakai secara bergantian terdiri dari semua bentuk komunikasi yang terselenggara antara
5
organisasi yang bersangkutan dengan siapa saja yang berkepentingan dengannya. 3 Humas bukanlah tenaga pemasaran yang hanya mengandalkan kecantikan dan fisik semata. Tugas Humas bukan hanya menawarkan produk, press release, membuat bulletin, membagi berita duka, atau sebagai penerima tamu. Humas adalah fungsi manajemen komunikasi dan memegang peran yang sangat penting terhadap manajemen perusahaan atau organisasi baik untuk publik internal maupun eksternal. Terhadap publik eksternal Humas bertugas untuk membangun citra perusahaan atau lembaga tempat ia berada serta menangani krisis ketika terjadi ‘miss communication‘ dengan pihak lain. Sedangkan terhadap pihak internal, Humas merupakan mediator yang berperan membangun komunikasi antara pihak yang satu dengan pihak lainnya yang ada di dalam perusahaan atau lembaga tersebut. Humas menjadi urgensi bagi suatu perusahaan atau lembaga4. Sejauh ini masih banyaknya anggapan bahwa fungsi Humas hanya sebagai pembuat press release, keprotokolan, dokumentasi, berhubungan dengan media. Padahal fungsi humas, khususnya di pemerintahan dan instansi lainya, adalah bagaikan sebuah lampu depan pada instansi tersebut. Saat ini banyak organisasi maupun instansi pemerintah seperti kepolisian mengungkapkan hal-hal berkenaan dengan Safety Riding. Namun banyak yang belum memahami benar apakah Safety Riding tersebut. Yang diperlukan dan dilakukan dalam berkendara adalah sebaik mungkin melakukan tindakan preventif atau menjaga tindakan kita yang mengarah pada kondisi yang nanti berakibat
3 4
Anggoro, M Linggar. Teori & Profesi Kehumasan, PT Bumi Aksara, Jakarta, 2005, hal 1 Darmastuti, Rini. 2007, Etika PR dan E-PR. Yogyakarta: Gaya Media
6
fatal. Pemahaman tersebut mengenalkan mereka terhadap pentingnya keselamatan berkendara agar terhindar atau meminimalisir peluang yang memungkinkan kecelakaan lalu lintas. Sehingga, memberikan kenyamanan mobilitas bagi pengendara sepeda motor dalam sehari-hari. Program Safety Riding ini dapat disosialisasikan
kepada
masyarakat
termasuk
juga
kalangan
anak-anak.
Pembekalan Safety Riding sangatlah penting bagi para pengendara sepeda motor. Yamaha Motor sebagai produsen alat transportasi massal juga memiliki peran besar terhadap penanggulangan resiko kecelakaan berkendara kepada khalayak luas. Bentuk peran besar tersebut merupakan bagian dari kepedulian mereka terhadap para khalayaknya termasuk pemerintah. Kegiatan ini melibatkan peran humas sebagai perwakilan perusahaan untuk berkomunikasi kepada publik secara berkesinambungan, dengan konsep yang mendukung tercapainya tujuan dari program tersebut. PT.YIMM pada tahun 2014 ini dalam program YSRS mengambil inisiatif melaksanakan kegiatan ini. Program Sosialisasi Safety Riding ini berkolaborasi antara PT. Yamaha Indonesia Motor Manufacturing dengan komunitas Yamaha Riders Federation Indonesia, Keduanya memiliki misi yang sama yaitu mengampanyekan Safety Riding. Adanya kolaborasi ini akan memberikan suatu sikap yang bisa memaksimalkan proses kegiatan tersebut. Sikap itulah yang akan membawa pemahaman bagi partisipan terhadap kegiatan sosialisasi ini dapat lebih mudah dicerna serta telah melengkapinya dengan berbagai aktivitas yang menarik untuk menciptakan minat yang tinggi dikalangan mereka. Peneliti menilai kegiatan sosialisasi safety riding setiap tahunnya telah banyak dilaksanakan oleh
7
sejumlah instansi pemerintahan maupun swasta atau organisasi non profit. Namun masih dirasakan oleh sejumlah pihak, kegiatan tersebut tidak mendapatkan perhatian yang lebih oleh masyarakat. Kegiatan tersebut masih banyak menganut sistem yang dirasa sangat monoton oleh para penyelenggra, Sosialisasi tidak saja berupa komunikasi secara lisan maupun gambar, karena memberikan titik jenuh kepada partisipan dibutuhkan improvisasi kekreatifan dalam langkah-langkah yang benar-benar memahami dan dipahami oleh partisipan dan masyarakat. Sebagai bentuk mendukung program pemerintah Republik Indonesia tentang keselamatan bermotor. Dalam Undang-undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu lintas dan Angkutan Jalan pasal 203 telah diatur bahwa : 1. Pemerintah bertanggung jawab atas terjaminnya Keselamatan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan; 2. Untuk menjamin Keselamatan Lalu lintas dan Angkutan Jalan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), ditetapkan rencana umum nasional Keselamatan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan, meliputi : a. Penyusunan program nasional kegiatan keselamatan Lalu lintas dan Angkutan Jalan; b. Penyediaan dan pemeliharaa fasilitas dan perlengkapan Keselamatan Lalu lintas dan Angkutan Jalan; c. Pengkajian masalah Keselamatan Lalu lintas dan Angkutan Jalan; d. Manajemen Keselamatan Lalu lintas dan Angkutan Jalan.
Adanya kesamaan yaitu visi-misi Yamaha Motor dengan undang-undang tersebut yang diatur oleh Negara Republik Indonesia, Yamaha Motor mendirikan divisi khusus yang meneliti dan mengkaji secara detail dan mendalam tentang Safety Riding. Hal ini membuktikan PT. YIMM selaku produsen alat transportasi sepeda motor roda dua di Indonesia dalam salah satu visinya adalah mengayomi
8
khalayak mereka dan juga ikut mensukseskan cita-cita bangsa. Tidak semata-mata hanya menjadi produsen sepeda motor roda dua dan mencari keuntungan bagi perusahaan dan para shareholder. Tetapi juga wajib ikut bertanggung jawab secara moril atas tingginya tingkat kecelakaan berkendara dan kewajiban memberikan pemahaman secara mendalam seputar Safety Riding. Apalagi bagi perusahaan yang bisnisnya berkaitan dengan nyawa manusia, kelalaian terhadapa dua hal diatas akan sangat berakibat fatal. Untuk mencegah terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan, perusahaan telah menetapkan standar oprasional prosedur keselamatan dan keamanan konsumennya. Disamping itu, perusahaan harus tetap mengikuti standar keselamatan dan keamanan Internasional. Peneliti tertarik dengan apa yang dilakukan dan dikembangkan oleh Yamaha Motor memiliki divisi khusus yang menangani seputar Safety Riding secara detail dan mendalam melalui program Yamaha Safety Riding Science sebagai bentuk bagian kontribusi perusahaan untuk kebaikan orang banyak. Melalui program Yamaha Safety Riding Science, PT. YIMM berkomitmen untuk memberikan kontribusi kepada khalayak luas maupun pemerintah, bahwa betapa pentingnya keselamatan berkendara. Program khusus yang digagas oleh Yamaha Motor inilah yang ditujukan untuk mempelajari keselamatan berkendara bagi diri sendiri dan pengendara lain. YSRS disosialisasikan secara berkala setiap tahunnya kepada khalayak luas, Program ini merupakan program rutin tahunan kedepannya dari Yamaha Motor. Program tersebut telah berjalan satu tahun dan dan memiliki instruktur Safety Riding yang professional langsung dari Yamaha Motor, sejak diadakannya program ini pertama kali di tahun 2013 di Indonesia,
9
antusiasme khalayak yang menyikapi dan keikutsertaan khalayak ditargetkan mampu meminimalisir resiko kecelakaan lalu lintas. Sepanjang Tercatatnya kecelakaan lalu lintas sekitar 40% dari korban tersebut adalah berusia 16-25 tahun dari tahu 2007 – 2012 menurut sumber Kepolisian Republik Indonesia pada tanggal 18 Februari 2014, mengalami tren peningkatan dari tahun ke tahun. Remaja merupakan salah satu segmen terbesar penyumbang kecelakaan lalu lintas. Usia 17 tahun adalah usia remaja mendapat SIM (Surat Izin Mengemudi) untuk pertama kalinya, dimana mereka baru mendapat izin untuk mengandarai kendaraan. Remaja ingin mengendarai kendaraan ketika berumur 17 tahun. Remaja berpikir bahwa mereka cukup dewasa untuk mengendarai mobil di jalan, tetapi dengan pengetahuan tentang mengemudi yang dangkal sering menyebabkan kecelakaan fatal. Pengetahuan mereka tentang kendaraan masih kurang karena masih merupakan hal baru bagi mereka. Kurang pengetahuan dan pengalaman tersebut membuat pengendara remaja kurang tanggap terhadap situasi yang membahayakan sehingga berpotensi terjadinya kecelakaan di jalan raya. Di tahun 2014 ini juga kegiatan program ini diikuti dan berfokus pada aktifitas komunitas resmi Yamaha Motor yaitu komunitas Yamaha Riders Federation Indonesia (YRFI) yang beranggotakan lebih dari 3000 anggota yang tersebar se-Jabodetabek, Komunitas ini gagas khusus oleh Yamaha Motor untuk melancarkan program – program PT.YIMM khususnya program Yamaha Safety Riding Science dan Yamaha Safety Riding Science for Kids. Yamaha Motor menilai adanya komunitas dapat masuk ke lapisan masyarakat dan dekat kepada khalayak karena kehadiran komunitas dapat mampu menciptakan suasana
10
keakraban. Kedudukan komunitas pada sosialisai program ini diharapkan untuk memahami dan memudahkan partisipan dalam proses kegiatan ini agar dapat tercapainya tujuan utama program ini. Kegiatan komunitas ini berkolaborasi dengan perencanaan program PT. YIMM dalam kegiatan Safety Riding ini. Peneliti sangat tertarik dengan apa yang dilakukan pihak Humas PT.YIMM melalui langkah-langkah startegi yang direncanakan. untuk mensukseskan tujuan dari program YSRS & YSRS Kids, PT.YIMM mengolahnya dengan kegiatan yang menarik sehingga dapat meningkatkan minat oleh partisipan dan masyarakat. Penelitian ini memfokuskan peneliti mendalami pendekatan partisipan hanya dua daerah saja yaitu Jakarta dan Tangerang dikarenakan kedua kota tersebut dapat dikatakan sebagai titik Role of Model sejabodetabek, dan penduduk kedua kota tersebut adalah penduduk dengan jumalah pengguna kendaraan bermotor terbanyak diantara lainnya.
1.2
FOKUS PENELITIAN Penelitian difokuskan pada Strtaegi humas PT.YIMM yang berkaitan
dengan sosialisasi program YSRS melalui komunitas YRFI pada tahun 2014. Dalam penelitian ini nantinya akan diketahui seperti apa startegi humas didalam pelaksanaan sosialisasi program tersebut. 1. Pengumpulan Fakta (Fact Finding) Bagaimana PR PT. YIMM harus mengenal gejala dan penyebab permasalahan?. Langkah pertama sangat penting artinya bagi suksesnya program humas dapat menganalisis data dan informasi yang
11
sudah tersedia baik di buku, jurnal, majalah atau sumber-sumber data dan informasi lainnya atau desk research kemudian dapat diperoleh interpretasi-interpretasi. Peneliti ingin memahami dan mengetahui seperti apa pengumpulan fakta dari PT.YIMM mengenai kegiatan ini. 2. Perencanaan (Planning and Programming) Setelah tahap penelitian dan pencarian data dan berdasarkan pada rumusan masalah, dibuat strategi perencanaan dan pengambilan keputusan untuk membuat program kerja berdasarkan kebijakan lembaga yang juga disesuaikan dengan kepentingan publik. Pada tahap ini peneliti ingin meneliti tahapan langkah-langkah yang ditempuh PR PT.YIMM dan YRFI untuk mewujudkan program dalam usaha mencapai tujuan program YSRS for Kids yang telah ditetapkan. 3. Aksi dan Komunikasi (Communication) Peneliti ingin mengamati seperti apa Aksi dan komunikasi yang dilakukan oleh PR PT.YIMM dalam menjalankan perencanaan yang sudah dibuat kepada komunitas untuk menjalankan program YSRS sepanjang tahun 2014, dan melalui media-media apa saja yang digunakan. 4. Evaluasi (Evaluation) Pelaksanaan kegiatan humas harus dievaluasi agar permasalahan atau hambatan yang ada dapat diatasi dan dipecahkan. Dalam tahap keempat ini PR PT.YIMM menelaah hasil-hasil yang diperoleh dengan menggunakan berbagai alat bantu, misalnya reset mengenai pendapat
12
umum, reset mengenai perilaku, motivasi, analisis isi dan lain-lain. Pasca pelaksaan sosialisasi program YSRS for kids melalui komunitas YRFI akan direview dan dievaluasi, tahap akhir ini peneliti ingin meneliti bagaimna PT.YIMM menindak lanjuti hasil dari program tersebut seperti apa kekuatan dan kekurangannya, serta siapa saja yang bertanggung jawab pada proses evaluasi ini. 1.3
Tujuan Penelitian Berdasarkan identifikasi masalah diatas, tujuan yang ingin dicapai dalam penyusunan penelitian ini adalah untuk mengetahui Strategi Humas PT.YIMM
(Yamaha
Indonesia
Motor
Manufacturing)
dalam
mensosialisasikan program Yamaha Safety Riding Science Kids SeJabodetabek melalui Komunitas YRFI (Yamaha Rider Federation Indonesia) pada tahun 2014.
1.4
Manfaat Penelitian 1.4.1 Manfaat Akademis Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi pengembangan keilmuan, serta masukan dan referensi dalam penelitian selanjutnya mengenai peran Humas dalam merealisasikan suatu program atau kegiatan.
13
1.4.2
Manfaat Praktis. Hasil
penelitian
ini
diharapkan
dapat
memberikan
pengetahuan yang lebih mendalam mengenai Strategi humas dalam pelaksanaan sosialisasi yang dilakukan PT. YIMM (PT. Yamaha Indonesia Motor Mfg), dan juga diharapkan dapat bermanfaat serta menjadi bahan pertimbangan dimasa yang akan datang untuk dapat lebih menyikapi atau membuat suatu program yang berhubungan dengan kegiatan kehumasan.