1
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Menurut Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2003 menunjukkan adanya penurunan Angka Kematian Ibu (AKI) menjadi 307 per 100.000 kelahiran hidup. Adapun penyebab kematian ibu paling banyak adalah akibat perdarahan, infeksi dan hipertensi. Angka Kematian Ibu (AKI) dilaporkan pada tahun 2006 sebesar 101,56 per 100.000 kelahiran hidup, pada tahun 2007 menurun menjadi 92,89 per 100.000 kelahiran hidup. Kemudian pada tahun 2008 meningkat menjadi 116 per 100.000 kelahiran hidup. Dengan demikian masih perlu dilakukan suatu upaya untuk menekan angka kematian ibu seminimal mungkin dari tahun ke tahun (Depkes, 2012). Kehamilan
dikaitkan
dengan
peningkatan
tuntutan
terhadap
sistem
kardiovaskular sebagai akibat adanya unit fetoplasental dan peningkatan ukuran uterus dan payudara. Obesitas menambah tuntutan pada proses ini. Untuk setiap tambahan 100 g lemak dalam tubuh, curah jantung harus meningkat sebesar 30-50 ml/mnt. Kondisi ini juga disertai dengan peningkatan volume darah. Bila peningkatan beban terjadi dalam jumlah bermakna, otot jantung dapat mengalami hipertrofi, yang akan mengganggu fungsi normal jantung. Hipertensi telah diketahui terdapat pada lebih dari 10% wanita hamil yang gemuk dan 12 % wanita gemuk yang mengalami
1
2
morbiditas, dibandingkan dengan 4,8 % pada populasi yang memiliki berat badan normal (Wylie, 2010). Sesuai kutipan Qurrata dari penelitian World Health Organization (WHO) tahun 2010 melaporkan terdapat 536.000 wanita yang mengalami hipertensi pada kehamilan. Di Indonesia dilaporkan bahwa ibu hamil yang mengalami hipertensi selama kehamilan yaitu sekitar 11,9 % dari seluruh ibu hamil yang memeriksakan kehamilannya (Qurrata, 2012). Dalam Profil Kesehatan Indonesia (2008) diketahui bahwa hipertensi adalah persentase tertinggi kedua penyebab kematian ibu setelah perdarahan. Hipertensi ini dapat terjadi karena kehamilan dan akan kembali normal bila kehamilan sudah berakhir. Namun, ada juga yang tidak kembali normal setelah bayi lahir. Kondisi ini akan menjadi lebih berat bila hipertensi sudah diderita ibu sebelum hamil. Menurut Laporan hasil Riset Kesehatan Dasar prevalensi ibu hamil di Sumatera Utara yang mengalami tekanan darah tinggi (hipertensi) berdasarkan diagnosis oleh tenaga kesehatan adalah 5,8%, dan hampir sama dengan hipertensi yang berdasarkan diagnosis serta minum obat sebanyak 5,9 % (Riskesdas, 2007). Kejadian hipertensi dalam kehamilan bervariasi mulai dari berbagai daerah tentang keadaan masyarakat khususnya tentang diet dan kesehatan. Secara internasional kejadian hipertensi dalam kehamilan pada primigravida sebesar 7-12 %, dan angka kejadian hipetensi pada multigravida sebesar 5-8 % (Astri, 2013). Berdasarkan data dari RSUP. H. Adam Malik Medan tahun 2012 dilaporkan bahwa kasus hipertensi pada kehamilan masih sangat tinggi yaitu 44,5 %. Maka dari
3
itu, perlu dilakukan pengontrolan tekanan darah secara rutin pada pasien - pasien hipertensi termasuk juga pasien ibu hamil dengan hipertensi agar tidak sampai jatuh ke penyakit jantung dan gagal jantung kongestif (Merda, 2012). Menurut Zweifel hipertensi pada kehamilan dapat terjadi sehingga disebut sebagai “disease of theory”. Beberapa landasan teori yang dikemukakan yaitu teori genetik, teori immunologis, teori iskemia region uteroplasenter, teori kerusakan endotel pembuluh darah, teori radikal bebas, teori trombosit dan teori diet. Ditinjau dari teori yang telah disebutkan di atas, maka teori diet merupakan salah satu faktor risiko yang dapat dikendalikan dengan melakukan upaya pencegahan oleh ibu hamil. Faktor gizi yang sangat berhubungan dengan terjadinya hipertensi melalui beberapa mekanisme (Manuaba, 2007). Faktor predisposisi kejadian hipertensi adalah kenaikan berat badan yang berlebihan (obesitas). Kenaikan berat badan ibu tidak sama, tetapi pada umumnya kenaikan berat badan tertinggi adalah pada umur kehamilan 16-20 minggu, dan kenaikan yang paling rendah pada 10 minggu pertama kehamilan. Kegemukan menyebabkan kolesterol tinggi dalam darah dan menyebabkan kerja jantung lebih berat, oleh karena jumlah darah yang berada dalam badan sekitar 15% dari berat badan, maka makin gemuk seseorang, makin banyak pula jumlah darah yang terdapat di dalam tubuh yang berarti makin berat pula fungsi pemompaan jantung, sehingga dapat menyumbangkan terjadinya pre-eklampsia (Rozikhan, 2007). Obesitas merupakan ancaman yang cukup serius bagi ibu hamil, tidak hanya pada masa kehamilan, persalinan dan pasca persalina. Kegemukan atau obesitas dapat
4
menyebabkan gangguan dalam fungsi tubuh. Ada beberapa penyakit yang meningkatkan prevalensinya pada orang yang obesitas, seperti penyakit-penyakit kardiovaskuler termasuk hipertensi, diabetes melitus dan beberapa penyakit lainnya (Atikah, 2011). Sesuai dengan kutipan Mutmainna dari penelitian World Health Organitation (WHO) bahwa obesitas dapat dikelompokkan menjadi 3 yaitu obesitas ringan yakni kelebihan berat badan 20-40%, obesitas sedang yakni kelebihan berat badan 41-100% dan obesitas berat yakni berat badan > 100%. Dijelaskan pula oleh WHO bahwa obesitas > 18, 5% beresiko penyakit kardiovaskular, sedangkan kegemukan tingkat 1 sampai 3 akan sangat berbahaya dan dapat menyebabkan berbagai penyakit seperti darah tinggi atau hipertensi (Mutmainna, 2014). Menurut Laporan Hasil Riset Kesehatan Dasar mengatakan bahwa prevalensi ibu hamil yang mengalami kegemukan (Obesitas) di DKI Jakarta berdasarkan indeks massa tubuh (IMT) sebanyak 26,3% dan kekurusan ditemukan pada 14% penduduk kelompok umur 15 tahun atau lebih. Sedangkan prevalensi obesitas sentral ditemukan sebanyak 24,9%. (Riskesdas, 2007). Berdasarkan survey pendahuluan yang dilakukan di RSUD. Deli Serdang Lubuk Pakam Kabupaten Deli Serdang terdapat sebanyak 120 responden ibu hamil dengan survey awal yang telah dilakukan pada ibu hamil yang mengalami hipertensi sebanyak 25 responden (45,5 %) sedangkan yang tidak hipertensi sebanyak 30 responden (54,5 %).
5
Berdasarkan latar belakang masalah diatas maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian mengenai hubungan obesitas dengan kejadian hipertensi pada kehamilan di RSU. Deli Serdang Lubuk Pakam Kabupaten Deli Serdang.
1.2
Rumusan Masalah Bagaimana hubungan obesitas dengan kejadian hipertensi pada kehamilan di
RSUD. Deli Serdang Lubuk Pakam Kabupaten Deli Serdang.
1.3
Tujuan Penelitian
1.3.1
Tujuan Umum Untuk mengetahui hubungan obesitas dengan kejadian hipertensi pada
kehamilan di RSUD. Deli Serdang Lubuk Pakam Kabupaten Deli Serdang. 1.3.2 1.
Tujuan Khusus
Untuk mengetahui distribusi frekuensi ibu hamil dengan kejadian obesitas di RSUD. Deli Serdang Lubuk Pakam Kabupaten Deli Serdang.
2.
Untuk mengetahui distribusi frekuensi ibu hamil dengan kejadian hipertensi di RSUD. Deli Serdang Lubuk Pakam Kabupaten Deli Serdang.
3.
Mengetahui hubungan obesitas dengan kejadian hipertensi pada kehamilan di RSUD. Deli Serdang Lubuk Pakam Kabupaten Deli Serdang.
6
1.4 Manfaat Penelitian Manfaat yang diharapkan dari penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini adalah : 1. Bagi Peneliti / Mahasiswa Meningkatkan ilmu pengetahuan dan keterampilan dalam pembuatan Karya Tulis Ilmiah dan sebagai salah satu pengalaman di Akademi Kebidanan Audi Husada Medan. 2. Bagi Institusi Memberikan informasi tentang hubungan obesitas dengan kejadian hipertensi pada kehamilan dan sebagai pedoman institusi Akademi Kebidanan Audi Husada untuk melakukan penelitian selanjutnya. 3. Bagi Lokasi Penelitian Dengan adanya penulisan Karya Tulis Ilmiah ini dapat menambah bahan bacaan untuk meningkatkan mutu pelayanan yang lebih baik khususnya pasien yang mengalami obesitas.
7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1
Obesitas Pada Kehamilan
2.1.1
Definisi Obesitas Pada Kehamilan Obesitas adalah kelebihan berat badan sebagai akibat dari penimbunan lemak
tubuh yang berlebihan. Obesitas disebabkan oleh ketidakseimbangan antara konsumsi kalori dan kebutuhan energy (energy expenditure). Kelebihan energi di dalam tubuh disimpan dalam bentuk jaringan lemak. Menurut Atikah tahun 2009 Obesitas adalah kelebihan berat badan. Pada wanita hamil kelebihan berat badan yang normalnya tidak lebih dari 12,5 kg untuk rata-rata orang Indonesia. Cara mengetahui berat badan normal / abnormal seseorang dapat dihitung dengan menggunakan Indeks Masa Tubuh (IMT) dengan rumus : Indeks masssa tubuh =
Berat badan (Kg) Tinggi badan (m)²
IMT (kg/m²) Kurus (IMT < 18,5) Normal (IMT 18,5-22,9) Overweight (IMT 23-29,9) Obesitas (IMT > 30) Bayi Kembar
Total kenaikan berat badan yang disarankan 12,7 - 18,1 kg 11,3 - 15,9 kg 6,8 – 11,3 kg 15,9 – 20,4 kg
7
Selama trimester 2 & 3 0,5 kg/minggu 0,4 kg/minggu 0,3 kg/minggu 0,2 kg/minggu 0,7 kg/minggu
8
2.1.2
Etiologi Obesitas Pada Kehamilan
Pada dasarnya obesitas yang dialami oleh seseorang dipengaruhi oleh beberapa hal yaitu : 1.
Faktor genetik Obesitas cenderung diturunkan atau diwariskan secara genetik. Meskipun demikian, anggota keluarga tidak hanya berbagi gen, tetapi juga makanan dan kebiasaan atau gaya hidup yang berpotensi mendorong terjadinya obesitas.
2.
Faktor lingkungan Apabila seseorang itu hidup didalam kebudayaan yang menyatakan bahwa seseorang yang gemuk itu makmur dan sejahtera, maka seseorang tidak akan peduli dengan apa yang menyebabkan kegemukan. Lebih lagi jika tidak ada permasalahan psikologi yang menyertai.
3.
Disfungsi salah satu bagian otak Sistem pengontrol suatu makan di dalam tubuh manusia terletak pada hipocampus yaitu hipocampus lateralis (menggerakkan nafsu makan) dan ventromedial (menghentikan nafsu makan). Apabila terjadi kerusakan pada salah satu sistem ini maka seseorang akan menderita kegemukan.
4.
Pola makan yang berlebihan Orang obesitas biasanya lebih responsif terhadap makanan dari pada orang normal. Hal ini baik terhadap rangsangan penglihatan, terhadap makanan, rangsangan bau makanan, ataupun mendengar makanan. Orang obesitas akan makan sesuatu jika ia merasa ingin makan, bukan karena kebutuhan akibat lapar.
9
itulah sebabnya mengapa orang yang pola makannya berlebihan dan menyebabkan ia lebih mudah gemuk. 5.
Aktivitas fisik Pada dasarnya tingkat pengeluaran kalori tubuh dipengaruhi oleh 2 faktor yaitu tingkat aktifitas olahraga secara umum dan tingkat energi yang dipertahankan untuk memelihara fungsi minimal tubuh. Orang dengan olahraga yang teratur maka pengeluaran kalori tubuhnya juga teratur, sehingga tidak terjadi penyimpanan kalori yang berlebihan yang dapat mengakibatkan kegemukan.
6.
Emosi Apabila seseorang dengan keadaan mood yang tidak menentu dan mereka menggunakan makanan sebagai pelampiasan untuk mengurangi apa yang ia rasakan, maka di dalam tubuh akan terjadi penumpukan kalori yang berlebihan yang akhirnya jika berlangsung lama akan menyebabkan kegemukan (Atikah, 2009).
2.1.3
Pencegahan Obesitas Pada Kehamilan Langkah pertama yang perlu dilakukan jika ibu baru menginjak trimester 1
yaitu pemeriksaan gula darah, tekanan darah, dan pengukuran berat badan. Pemeriksaan ini diulang lagi di akhir trimester 3 untuk mengetahui apakah sang ibu beresiko terkena diabetes dan hipertensi. Selanjutnya, dilakukan pemantauan terhadap perkembangan janin. Langkah yang lain yaitu dengan membatasi kalori. Namun, hal ini masih menjadi kontroversi. Hal ini dikarenakan pengurangan kalori ditakutkan akan
10
mengganggu perkembangan janin. Namun pada intinya, komposisi makanan harus seimbang. Selain mengatur pola makan, dianjurkan untuk melakukan aktivitas fisik. Jalan pagi sangat baik untuk menjaga kondisi ibu tetap sehat. Bila asupan nutrisi dari makanan yang dikonsumsi tidak mencukupi, sebaiknya mengkonsumsi suplemen makanan. Jenis nutrisi yang dibutuhkan diantaranya : karbohidrat, protein/asam amino, vitamin, dan mineral serta enzim yang diperlukan untuk memaksimalkan proses penyerapan nutrisi oleh tubuh sehingga asupan nutrisi ibu saat hamil dapat terpenuhi. Bila saat kehamilan mengalami obesitas, perlu dilakukan penanganan khusus. Sang ibu pun harus bersikap tenang karena sikap tenang ibu sangat bermanfaat bagi perkembangan janin. 2.1.4
Diet Ibu Hamil Dengan Obesitas Adapun faktor-faktor yang mengharuskan seorang ibu hamil untuk melakukan
diet, salah satunya adalah kelebihan berat badan. Mengalami kenaikan berat badan yang terlalu drastis pada saat kehamilan dapat mempengaruhi kesehatan ibu dan bayi tentunya. Oleh karena itu, untuk para ibu hamil yang diharuskan diet, hendaknya mengikuti diet makan sehat khusus untuk ibu hamil. Beberapa prinsip makan yang baik selama kehamilan, diantaranya: a.
Selalu sarapan Ibu hamil disarankan untuk mengonsumsi makanan yang kaya nutrisi saat sarapan. Menghindari sarapan akan menimbulkan keinginan untuk makan lebih banyak pada waktu makan berikutnya tiba. Selain itu, melewatkan sarapan juga menyebabkan keluhan berupa kepala pening, mual dan lain-lain.
11
b.
Susun daftar makanan Daftar makanan ini dilakukan dengan tujuan agar ibu hamil tidak mengkonsumsi makanan secara berlebihan dan mengatur asupan kalori harian.
c.
Pilih makanan berserat Pada ibu hamil mengkonsumsi gula yang berlebihan cenderung menimbulkan perasaan mudah lapar. Maka disarankan untuk menyediakan berbagai buah atau sayuran untuk dijadikan sebagai makanan selingan.
d.
Usahakan untuk mengolah makanan Ibu hamil yang sedang berada dalam diet disarankan untuk menghindari makanan yang mengandung lemak yang tinggi dengan cara mengolah makanan tersebut dengan cara dibakar, dipanggang atau dikukus.
e.
Perbanyak minum air putih, mineral 8 gelas per hari Pada waktu hamil seringkali dehidrasi disalahartikan dan dianggap sebagai rasa lapar. Akibatnya terjadi kelebihan kalori dari yang biasanya. Perlu diingat apabila sudah memenuhi kebutuhan gizi seperti biasanya tetapi malah merasa lapar berarti yang dibutuhkan adalah minum sebanyak-banyaknya (Atikah, 2009)
2.2
Hipertensi Pada Kehamilan
2.2.1
Defenisi Hipertensi Pada Kehamilan Hipertensi atau tekanan darah tinggi selama hamil merupakan keadaan di
mana tekanan darah wanita hamil meningkat melebihi kadar normal. Protein mungkin
12
terdapat di dalam urin ibu dan berlaku peningkatan berat badan secara mendadak dan kaki membengkak. Hipertensi dalam kehamilan merupakan 5-15 %
penyulit kehamilan dan
merupakan salah satu dari tiga penyebab tertinggi mortalitas dan morbiditas ibu bersalin. Di Indonesia mortalitas dan morbiditas hipertensi dalam kehamilan juga masih cukup tinggi. Hal ini disebabkan perawatan dalam persalinan masih ditangani oleh petugas non medik dan sistem rujukan yang belum sempurna. Hipertensi dalam kehamilan dapat dialami oleh semua lapisan ibu hamil sehingga pengetahuan tentang pengelolaan hipertensi dalam kehamilan harus benar-benar dipahami oleh semua tenaga medis baik di pusat maupun di daerah (Sarwono,2010). Hipertensi adalah suatu kondisi medis dimana seseorang mengalami peningkatan tekanan darah secara kronis yang mengakibatkan angka kesakitan dan angka kematian maternal. Seseorang dikatakan menderita tekanan darah tinggi yaitu apabila tekanan darah sistolik >140 mmHg dan diastolik > 90 mmHg. Hipertensi karena kehamilan yaitu hipertensi yang terjadi pada saat kehamilan, dapat mempengaruhi kehamilan itu sendiri dan biasanya terjadi pada usia kehamilan memasuki 20 minggu. Etiologi hipertensi pada kehamilan yaitu keturunan atau genetik, obesitas, stress, rokok, emosional, wanita yang mengandung bayi kembar, sakit ginjal, hiper/hipotyroid, koarktasi aorta, gangguan kelenjar adrenal dan gangguan kelenjar parathyroid (Ai yeyeh, 2010).
13
2.2.2
Faktor-faktor Resiko Hipertensi
a. Usia Insidens hipertensi tinggi pada primigravida muda, meningkat pada primigravida tua. Pada wanita hamil berusia kurang dari 25 tahun insidens > 3 kali lipat sedangkan pada wanita hamil berusia lebih dari 35 tahun, dapat terjadi hipertensi laten. b. Paritas Ibu hamil pada primigravida tua beresiko lebih tinggi untuk mengalami preeklampsia berat. c. Faktor Keturunan Jika ada riwayat hipertensi/pre-eklamsia/eklampsia pada ibu/nenek penderita, faktor resiko meningkat sampai 25 %. d. Obesitas Angka kejadian hipertensi lebih tinggi pada ibu hamil yang obese/overweight. Curah jantung dan sirkulasi volume darah penderita hipertensi yang obesitas lebih tinggi dari penderita hipertensi yang tidak obesitas. Pada ibu hamil yang obesitas tahanan perifer berkurang atau normal, sedangkan aktivitas saraf simpatis meninggi dengan aktivitas renin plasma yang rendah (Lilis, 2013). 2.2.3
Manifestasi Klinis Hipertensi Gejala yang biasanya muncul pada ibu yang mengalami hipertensi pada
kehamilan harus diwaspadai jika ibu mengeluh nyeri kepala saat terjaga, kadangkadang disertai mual, muntah akibat peningkatan tekanan intrakranium, penglihatan
14
kabur, ayunan kepala yang tidak mantap, nokturia, oedema dan pembengkakan (Ai Yeyeh, 2010). 2.2.4
Klasifikasi Hipertensi Pada Kehamilan
Gangguan hipertensi pada kehamilan di uraikan berdasarkan klasifikasi berikut : 1. Hipertensi Essensial Sekitar 5% ibu hamil terdiagnosis mengalami hipertensi pada kunjungan pertama mereka di klinik antenatal. Hipertensi dapat merupakan kondisi yang telah terdiagnosa sebelumnya atau merupakan kondisi yang pertama kali teridentifikasi. Hipertensi pre existing dikenal dengan hipertensi kronis atau essensial. Diagnosis Hipertensi essensial sulit didiagnosis pada awal kehamilan karena terjadi perubahan hipotensi normal pada awal kehamilan. Tekanan darah umumnya mencapai 140/90 mmHg atau lebih, tetapi biasanya tidak disertai edema atau proteinuria. Hipertensi essensial biasanya tidak berhubungan dengan angka kesakitan dan kematian yang buruk kecuali jika kondisi tersebut menyebabkan insufiensi plasenta, solusio plasenta, atau pre-eklamsi. Penatalaksanaan Penatalaksanaan hipertensi essensial bergantung pada tingkat keparahan hipertensi. Tujuannya adalah mempertahankan tekanan darah <150/100 mmHg. Agens antihipertensi dapat diindikasikan untuk mengendalikan hipertensi. Akan tetapi, karena tekanan darah rendah menyebabkan insufiensi plasenta. Peningkatan tekanan darah diperlukan untuk menyuplai cukup darah ke jaringan dan
15
organ tubuh. Tindakan lain yang dapat dilakukan adalah menyarankan istirahat dan diet seimbang dibarengi pengendalian penambahan berat badan. Pemantauan pertumbuhan janin perlu dilakukan untuk induksi dini jika janin dianggap dapat mengalami gangguan serius. 2. Hipertensi Kronis Gejala yang tampak pada ibu yang mengalami hipertensi kronis adalah nyeri kepala berulang dan perdarahan hidung. Pemeriksaan dasar yang menyeluruh harus dilakukan jika pasien pertama kali datang. Tekanan darah 140/90 mmHg atau lebih adalah abnormal, tetapi kadang yang lebih rendah dapat ditemukan pada midtrimester. Tidak menurunnya tekanan darah pada pertengahan kehamilan mengarahkan pada dugaan hipertensi. 2.2.5
Pencegahan Penyakit Hipertensi. Pencegahan kejadian hipertensi secara umum adalah dengan mengubah gaya
hidup menjadi gaya hidup sehat, tidak terlalu banyak pikiran, mengatur diet/pola makan seperti rendah garam, rendah kolesterol dan rendah lemak jenuh, meningkatkan konsumsi buah dan sayuran, tidak mengkonsumsi alkohol dan rokok, perbanyak makan mentimun, belimbing, juice apel dan seledri setiap pagi bagi yang mempunyai riwayat keluarga yang mengalami hipertensi ( Ai yeyeh, 2010). 2.2.6
Pengobatan Penyakit Hipertensi Jika seseorang dicurigai hipertensi, maka dilakukan beberapa pemeriksaan
yaitu wawancara (anamnase) seputar riwayat keluarga terdahulu yang menderita hipertensi,
pemeriksaan
fisik,
pemeriksaan
laboratorium,
pengobatan
16
nonfarmakologik, mengurangi berat badan bila terdapat kelebihan, membatasi alkohol dan menghentikan merokok, mengurangi makanan berkolesterol/lemak jenuh, menghentikan konsumsi kopi yang berlebih, berolahraga ringan (jalan-jalan, jogging pagi-pagi), mengurangi asupan natrium, tidak banyak pikiran dan istirahat yang cukup (Ai yeyeh, 2010).
2.3
Kehamilan
2.3.1
Pengertian Kehamilan Kehamilan adalah fertilisasi atau penyatuan dari spermatozoa dan ovum
kemudian dilanjutkan dengan nidasi atau implantasi. Bila dihitung dari saat fertilisasi hingga lahirnya bayi, kehamilan normal akan berlangsung dalam waktu 40 minggu atau 10 bulan. Kehamilan terbagi dalam 3 trimester, dimana trimester pertama berlangsung dalam 12 minggu, trimester kedua 15 minggu dan trimester ketiga 18 minggu (Sarwono, 2008). Pembuahan (konsepsi) awal dari suatu kehamilan, dimana satu sel telur dibuahi oleh satu sperma. Pelepasan sel telur (ovulasi) merupakan bagian dari siklus menstruasi normal, yang terjadi sekitar 14 hari sebelum menstruasi. Sel telur yang dilepaskan bergerak menuju ke ujung tuba fallopi yang merupakan tempat terjadinya pembuahan. Pada saat ovulasi berlangsung, lapisan lendir dalam serviks (leher rahim) menjadi lebih cair, sehingga sperma mudah menembus ke dalam rahim, dan bergerak dari vagina sampai ke ujung tuba fallopi hanya dalam waktu 5 menit. Sel yang
17
melapisi tuba fallopi juga mempermudah terjadinya pembuahan dan pembentukan zigot (Yohana, 2011). 2.3.2
Gizi Seimbang Bagi Ibu Hamil Proses kehamilan akan berjalan normal, maka ibu hamil harus menjaga
kesehatannya, dengan memperhatikan pola makan, gaya hidup dan aktifitas fisiknya. Gizi yang baik dibutuhkan oleh ibu hamil untuk mendukung proses pertumbuhan organ pendukung proses kehamilan, proses metabolisme zat gizi, dan mendukung kondisi fetus dan neonatus. Ketika proses kehamilan berlangsung, akan terjadi perubahan fisik dan mental yang bersifat alami. Pada trimester I, pertumbuhan janin masih lambat sehingga kebutuhan gizi untuk pertumbuhan janin belum begitu besar. Pada trimester II dan III pertumbuhan janin berlangsung lebih cepat dari trimester sebelumnya sehingga perlu diperhatikan kebutuhan gizi pula. Selama mengandung ibu hamil memerlukan energy sekitar 27.000 kkal atau 100 kkal/hari. Kebutuhan protein sekitar 6-10 gr/hari sedangkan kebutuhan akan vitamin dan mineral tidak melebihi 100 % kecuali untuk Fe. Makanan yang harus dihindari oleh ibu hamil adalah makanan yang pewarna dan pengawet, penyedap masakan, dan minuman alkohol.
2.4
Obesitas dan Hipertensi Obesitas diartikan sebagai suatu keadaan dimana terjadi penimbunan
lemak yang berlebihan di jaringan lemak tubuh dan dapat mengakibatkan
18
terjadinya beberapa penyakit. Hubungan obesitas dan hipertensi telah diketahui sejak lama dan kedua keadaan ini sering dikaitkan dengan peningkatan risiko penyakit kardiovaskular. Diketahui terjadinya resistensi leptin merupakan penyebab yang mendasari
beberapa
perubahan hormonal, metabolik, neurologi
dan
hemodinamik pada hipertensi dengan obesitas. Kegemukan berdampak negatif pada ibu dan janin yang dikandungnya, baik saat hamil, persalinan, maupun pasca persalinan. Kegemukan atau obesitas dapat menyebabkan gangguan dalam fungsi tubuh. Ada beberapa penyakit yang meningkat prevalensinya pada orang yang obes, seperti penyakit-penyakit kardiovaskuler termasuk hipertensi dan diabetes melitus. Banyak penelitian membuktikan adanya hubungan antara indeks massa tubuh dengan kejadian hipertensi dan diduga peningkatan berat badan memainkan peranan penting pada mekanisme timbulnya hipertensi pada orang dengan obesitas. Pada obesitas didapatkan adanya peningkatan volume plasma dan curah jantung yang akan meningkatkan tekanan darah. Alat bantu untuk mengukur keadaan obesitas adalah dengan rumus indeks masa tubuh. Cara menghitungnya dengan membagi antara berat badan (kilogram) dengan tinggi badan (cm dikuadratkan). IMT 18,5-22,9 tergolong berat badan normal, sedangkan kelebihan berat badan tergolong gemuk (obesitas) jika IMT bernilai > 30.
19
2.5
Kerangka Konsep Adapun kerangka konsep penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan
obesitas dengan kejadian hipertensi pada kehamilan di RSUD. Deli Serdang Periode Mei 2014 Variabel independen
Obesitas
Variabel dependen
Hipertensi Pada Kehamilan
Berdasarkan kerangka konsep diatas, maka variabel yang dinilai adalah variabel independen (bebas) yaitu obesitas, sedangkan variabel dependen (terikat) yaitu terjadinya kejadian hipertensi pada kehamilan.
2.6
Hipotesis Penelitian
Ha
: Ada hubungan obesitas dengan kejadian hipertensi pada kehamilan.
20
BAB III METODE PENELITIAN
3.1.
Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah survei yang bersifat analitik dengan metode
pendekatan cross sectional untuk mengetahui hubungan obesitas dengan kejadian hipertensi pada kehamilan di RSUD. Deli Serdang Lubuk Pakam Kabupaten Deli Serdang.
3.2
Lokasi dan Waktu Penelitian
3.2.1
Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di RSUD. Deli Serdang Lubuk Pakam Kabupaten
Deli Serdang Periode Maret– Mei 2014. 3.2.2
Waktu Penelitian Pengambilan data dilakukan pada bulan Maret – Mei 2014.
3.3
Populasi Dan Sampel
3.3.1
Populasi Populasi dari penelitian ini adalah seluruh ibu hamil di RSUD. Deli Serdang
Lubuk Pakam Kabupaten Deli Serdang sebanyak 120 orang ibu hamil.
21
3.3.2
Sampel
20
1. Penentuan Besar Sampel Sampel dalam penelitian ini adalah seluruh anggota populasi di RSUD. Deli Serdang Lubuk Pakam Kabupaten Deli Serdang. Teknik penentuan besar sampel pada penelitian ini dilakukan dengan menggunakan Non Random sampling. Pengambilan sampel dilakukan secara Porposive sampling yang didasarkan pada pertimbangan tertentu yang dibuat oleh peneliti sendiri, berdasarkan ciri atau sifat-sifat populasi yang sudah diketahui sebelumnya. Berdasarkan pertimbangan maka didapatkan jumlah sampel sebanyak 55 sampel. 2. Kriteria Pengambilan Sampel Kriteria inklusi adalah kriteria atau ciri-ciri yang perlu dilengkapi oleh setiap anggota populasi yang dapat diambil sebagai sampel. Sedangkan kriteria eksklusi adalah ciri-ciri anggota populasi yang tidak dapat diambil sebagai sampel (Notoatmodjo, 2010). a. Kriteria inklusi 1. Ibu hamil dengan tekanan darah ≥ 110/70 mmHg dan ≥ 140/90 mmHg dan tidak memiliki riwayat hipertensi. 2. Ibu hamil dengan umur 21- 35 Tahun. 3. Ibu hamil dengan IMT ≥ 23 Kg/m² dan ≥ 30 Kg/m².
22
b. Kriteria eksklusi 1. Ibu hamil yang memiliki riwayat hipertensi sebelum hamil. 2. Ibu hamil dengan umur ≥ 35 tahun. 3. Ibu hamil dengan IMT ≤ 18 Kg/m².
3.4
Metode Pengumpulan Data
3.4.1
Jenis Data
Data Sekunder Rekam medik yang didapatkan dari pihak RSUD. Deli Serdang Lubuk Pakam Kabupaten Deli Serdang.
3.5
Defenisi Operasional
3.5.1
Variabel Independen Obesitas pada kehamilan adalah pertambahan berat badan ibu hamil yang
tidak sesuai dengan indeks massa tubuh ibu hamil yang normal. Kategori Obesitas adalah : 1. Mengalami obesitas, jika indeks massa tubuh ibu pada saat pemeriksaan > 30 Kg/m². 2. Tidak mengalami obesitas, jika indeks massa tubuh ibu pada saat pemeriksaan 18,5-22,9 Kg/m².
23
3.5.2
Variabel Dependen Hipertensi pada kehamilan yaitu hipertensi yang terjadi pada saat kehamilan,
dapat mempengaruhi kehamilan itu sendiri dan biasanya terjadi pada usia kehamilan memasuki 20 minggu. Kategori Hipertensi adalah : 1
Dikatakan hipertensi apabila pada saat pemeriksaan terdapat TD : ≥ 140 mmHg.
2
Dikatakan tidak hipertensi apabila pada saat pemeriksaan terdapat TD : 110/70 mmHg – 120/80 mmHg.
3.6
Metode Pengukuran
Variabel, Cara, Alat dan Hasil Ukur Variabel
Cara Ukur dan Alat Ukur
Skala Ukur
Variabel Bebas Obesitas
Timbangan
Ordinal
1. Obesitas 2. Tidak obesitas
Variabel Terikat Hipertensi
Tensimeter
Ordinal
1. Mengalami Hipertensi 2. Tidak Mengalami Hipertensi
3.7
Hasil Ukur
Pengolahan Data dan Analisa Penelitian ini menggunakan metode analisis kuantitatif, yaitu mengolah data
yang berbentuk angka, baik yang diperoleh dari hasil pengukuran, maupun dari nilai
24
suatu data yang diperoleh dengan cara mengubah data kualitatif ke dalam data kuantitatif (Notoatmodjo, 2010). 3.7.1
Pengolahan Data Kegiatan pengolahan data dilakukan setelah semua data dikumpulkan.
Kemudian data yang ada diolah dengan menggunakan komputer. 1. Editing Merupakan kegiatan untuk melakukan pengecekan isi kuesioner apakah kuesioner sudah diisi dengan lengkap, jelas jawaban dari responden, dan relevan jawaban dengan pertanyaan. 2. Coding Merupakan kegiatan merubah data berbentuk huruf menjadi data berbentuk angka/bilangan. 3. Processing Setelah data di koding maka langkah selanjutnya melakukan entry dari data kuesioner kedalam program computer, salah satu paket program yang digunakan adalah SPSS for window. 4. Cleaning Data yang telah di entry diperiksa kelengkapan dan kebenarannya (Notoatmodjo,2010). 3.7.2
Analisis Data
3.7.2.1 Univariat
25
Analisis ini dilakukan dengan tujuan untuk mendefinisikan setiap variabel secara terpisah dengan cara membuat tabel frekuensi dari masing-masing variabel.
3.7.2.2 Bivariat Analisis ini bertujuan untuk menguji variabel-variabel penelitian yaitu independen dan dependen. Hal ini berguna untuk menguji hipotesis yang telah dibuat. Analisis bivariat menggunakan software yaitu menguji nya dengan uji statistik (chi square test). Teknik ini digunakan untuk membuktikan hipotesis hubungan dua variabel.
26
BAB IV HASIL PENELITIAN
4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian Rumah Sakit Umum Deli Serdang terletak di Jalan Thamrin Kecamatan Lubuk Pakam Kabupaten Deli Serdang. Rumah Sakit Umum Deli Serdang mulai berfungsi sejak tanggal 3 Februari 1964 dengan pelayanan rawat jalan. Rumah Sakit Umum Deli Serdang didirikan oleh dr. Isnaini Daqri. RSUD. Deli Serdang termasuk Rumah Sakit Umum tipe B. Visi RSUD. Deli Serdang Pelayanan yang unggul dalam mutu prima dalam pelayanan dan menjadi pusat rujukan serta menjadi pelayanan kesehatan yang paripurna dan pro aktif untuk mewujudkan masyarakat sehat. Misi RSUD. Deli Serdang 1. Memberikan pelayanan yang professional, terjangkau, mudah serta bertanggung jawab. 2. Mengembangkan dan meningkatkan kualitas dan kuantitas SDM maupun sarana dan pra sarana sesuai kebutuhan secara universal, terarah dan berkesinambungan.
27
3. Mengembangkan
sistem
Administrasi,
informasi
dan
komunikasi
serta
pengelolaan data dan pelaporan secara cepat dan akurat. 4. Membina dan mengembangkan hubungan kerja sama sekitar pelayanan kesehatan pendidikan, penelitian dan lingkungan dengan instansi, perusahaan, lembaga, pendidikan serta lembaga sosial.
26
5. Meningkatkan serta mengembangkan sistem management yang transparan serta akomodatif dan responsive.
4.2 Gambaran Umum Responden Untuk mengetahui gambaran responden ibu hamil di RSUD. Deli Serdang Lubuk Pakam Kabupaten Deli Serdang dapat dilihat dalam tabel berikut : Tabel 4.1 Gambaran Umum Responden di RSUD. Deli Serdang Lubuk Pakam Kabupaten Deli Serdang Gambaran Responden f % 21-25 Tahun 7 12,7 Umur 26-30 Tahun 34 61,8 31-35 Tahun 14 25,5 Jumlah 55 100 51-55 Kg 14 14 56-60 Kg 11 11 Berat Badan 61-65 Kg 13 13 66-70 Kg 17 17 Jumlah 55 100 151-155 cm 30 54,5 156-160 cm 17 38,9 Tinggi Badan 161-165 cm 5 9,1 166-170 cm 3 5,5 Jumlah 55 100 Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa responden mayoritas berumur 26-30 tahun sebanyak 34 responden (61,8%) dan minoritas berumur 20-25 tahun
28
sebanyak 7 responden (12,7%). Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa responden mayoritas memiliki berat badan 66-70 kg sebanyak 17 responden (30,9 %) dan minoritas memiliki berat badan 56-60 kg sebanyak 11 responden (20%). Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa responden mayoritas memiliki tinggi badan 151-155 cm sebanyak 30 responden (54,5%) dan minoritas memiliki tinggi badan 166-170 cm sebanyak 3 responden (5,5%).
4.3 Analisa Univariat 4.3.1 Obesitas Untuk melihat variabel obesitas di RSUD. Deli Serdang Lubuk Pakam dapat dilihat dalam tabel berikut : Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Responden Obesitas di RSUD. Deli Serdang Bulan Januari 2014 – Mei 2014 No Kejadian Obesitas f % 1. Obesitas 30 54,5 2. Tidak obesitas 25 45,5 Jumlah 55 100 Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa mayoritas responden yaitu mengalami obesitas sebanyak 30 responden (54,5%) dan minoritas responden yaitu tidak mengalami obesitas sebanyak 25 responden (45,5 %). 4.3.2 Hipertensi Untuk melihat variabel hipertensi di RSUD. Deli Serdang Lubuk Pakam dapat dilihat dalam tabel berikut :
29
Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Responden Hipertensi di RSUD. Deli Serdang Bulan Januari 2014 - Mei 2014 No Kejadian Hipertensi f % 1. Hipertensi 25 45,5 2. Tidak hipertensi 30 54,5 Jumlah 55 100 Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa mayoritas responden yaitu tidak mengalami hipertensi sebanyak 30 responden (54,5%) dan minoritas yaitu mengalami hipertensi yaitu 25 responden (45,5%).
4.4 Analisis Bivariat Analisa Bivariat untuk menguji apakah hubungan obesitas dengan kejadian hipertensi pada kehamilan yang dipakai dengan uji statistik, dan dapat dilihat pada tabel dibawah ini. 4.4.1
Hubungan Obesitas dengan Kejadian Hipertensi Pada Kehamilan Untuk melihat hubungan obesitas dengan kejadian hipertensi pada kehamilan
dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 4.4 Tabulasi Silang Antara Obesitas Dengan Kejadian Hipertensi Pada Kehamilan di RSUD. Deli Serdang No Obesitas Hipertensi Hipertensi Tidak Hipertensi Total Prob n % n % N % 1 Obesitas 19 63,3 11 36,6 30 54,5 2 Tidak obesitas 6 24 19 76 25 45,5 0,008 Total 25 45,4 30 54,5 55 100 Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa dari 30 responden yang mengalami obesitas dan mengalami hipertensi sebanyak 19 responden (63,3%) sedangkan dari 25
30
responden yang tidak obesitas dan mengalami hipertensi sebanyak 6 responden (24%). Berdasarkan uji Chi-Square diperoleh p.value= 0,008<𝛼(0,05) maka didapatkan ada hubungan antara obesitas dengan kejadian hipertensi di RSUD. Deli Serdang.
31
BAB V PEMBAHASAN
5.1 Hubungan Obesitas Dengan Kejadian Hipertensi Pada Kehamilan Berdasarkan hasil analisa statistik terdapat probabilitas (0,008)< 𝛼(0,05) berarti Ho ditolak artinya terdapat hubungan obesitas dengan kejadian hipertensi pada kehamilan di RSUD. Deli Serdang Lubuk Pakam Kabupaten Deli Serdang. Hasil penelitian ini didukung oleh Sumiati (2012), menyatakan bahwa hasil analisis presentasi data penelitian di RSU. Haji Surabaya didapatkan dari 30 ibu hamil trimester II, ternyata 2 ibu hamil tidak menderita hipertensi dan 28 ibu hamil menderita hipertensi sedangkan dari 28 ibu hamil yang menderita hipertensi hanya 1 ibu hamil yang tidak menderita obesitas dan 27 lainnya menderita obesitas. Hasil penelitian ini tidak didukung oleh hasil penelitian Mamoto (2013) menyatakan bahwa dari 107 sampel ibu hamil di Puskesmas Tumaratas Kecamatan Lowongan Barat Kabupaten Minahasa, ternyata terdapat 19 penderita obesitas yang mengalami hipertensi (48,72 %) sedangkan dari 107 ibu hamil terdapat 31 penderita obesitas yang tidak mengalami hipertensi (45,58 %). Hal ini yang memicu tidak adanya hubungan antara obesitas dengan kejadian hipertensi yang berarti bahwa obesitas tidak dapat menyebabkan hipertensi pada ibu hamil. Penelitian Mamoto (2013) menyatakan bahwa di Puskesmas Tumaratas Kecamatan Lowongan Barat
31
32
Kabupaten Minahasa tidak ada hubungan obesitas dengan kejadian hipertensi pada kehamilan dengan nilai probabilitas (0,775)< 𝛼(0,05). Menurut Wylie Bryce tahun 2010 Kehamilan dikaitkan dengan peningkatan tuntutan terhadap sistem kardiovaskular sebagai akibat adanya unit fetoplasental dan peningkatan ukuran uterus dan payudara. Obesitas menambah tuntutan pada proses ini. Untuk setiap tambahan 100 g lemak dalam tubuh, curah jantung harus meningkat sebesar 30-50 ml/mnt. Kondisi ini juga disertai dengan peningkatan volume darah. Bila peningkatan beban terjadi dalam jumlah bermakna, otot jantung dapat mengalami hipertrofi, yang akan mengganggu fungsi normal jantung. Hipertensi telah diketahui terdapat pada lebih dari 10% wanita hamil yang gemuk dan 12 % wanita gemuk yang mengalami morbiditas, dibandingkan dengan 4,8 % pada populasi yang memiliki berat badan normal. Menurut asumsi penelitian bahwa responden yang mengalami obesitas cenderung mengalami hipertensi pada ibu hamil. Adapun responden yang mengalami obesitas disebabkan oleh faktor genetik, faktor lingkungan, disfungsi salah satu bagian otak, pola makan yang berlebihan, emosi dan aktivitas fisik. Oleh karena itu tenaga medis, terutama bidan diharuskan memiliki pengetahuan dan pelayanan yang cukup dalam hal kehamilan dan persalinan. Seorang ibu juga diharuskan untuk mengontrol kehamilan pada tim medis, baik bidan maupun tenaga kesehatan lainnya untuk memperoleh informasi yang bermanfaat bagi ibu dan janin demi keselamatan dimasa ini dan dimasa yang akan datang.
33
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan 1.
Terdapat hubungan antara obesitas dengan kejadian hipertensi pada ibu hamil di RSUD. Deli Serdang Lubuk Pakam Kabupaten Deli Serdang.
6.2 Saran 1. Diharapkan kepada mahasiswa meningkatkan pengetahuan dan keterampilan dengan cara sering membaca buku dan update tentang informasi kesehatan terutama yang berhubungan dengan kebidanan demi kesempurnaan karya tulis ilmiah. 2. Diharapkan kepada institusi Akademi Kebidanan Audi Husada Medan untuk menambah referensi dan sumber informasi terutama referensi mengenai patologi kehamilan untuk menambah pengetahuan dan wawasan mahasiswa . 3. Diharapkan kepada tempat pelayanan kesehatan terutama Direktur RSUD. Deli Serdang Lubuk Pakam agar memberikan informasi mengenai kegemukan (obesitas) berdampak buruk bagi ibu hamil yang mengakibatkan penyakit kardiovaskular yaitu hipertensi.