BAB I PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Definisi dari Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) adalah suatu
usaha produktif milik orang perorangan dan atau badan usaha perorangan yang memenuhi kriteria sebagai UMKM yaitu: Tabel 1.1 Kriteria Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah
Kriteria
Ukuran Usaha Asset
Omset
Usaha Mikro
Maksimal 50 Juta
Maksimal 300 Juta
Usaha Kecil
≥ 50 Juta – 500 Juta
Maksimal 300 Juta
Usaha Menengah
≥ 500 Juta – 10 Milyar
≥ 2,5 – 50 Milyar
Sumber : UU No. 20 tahun 2008 Sejak krisis ekonomi melanda Indonesia, memang peranan UMKM meningkat dengan sangat tajam, hal ini terlihat dari jumlah UMKM yang meningkat dengan sangat pesat, dari sekitar 7.000 pada tahun1980 menjadi 40 juta pada tahun 2001 dan meningkat lagi menjai 49,840 juta pada tahun 2007, Sumber Badan Pusat Statistik (BPS).
1
2
Untuk menunjukan presentase jumlah UMKM di Indonesia sebesar 99,9 persen. Pada tahun 2009, 53,32 persen produk domestik bruto (PDB) yang menjadi acuan pertumbuhan ekonomi, disumbangkan oleh sektor UMKM adapun jumlah pelaku UMKM pada tahun 2012 diprediksi mencapai 4.479.132 unit.Sayangnya dari sisi kebijakan pemerintah, justru dinilai makin tidak ramah kepada setiap pelaku UMKM di Indonesia. Paling tidak, ini tercermin dari hasil kemudahan usaha atau Doing Business. Salah satu usaha yang perlu berorientasi pada pasar ekspor adalah UMKM yang mampu menunjukan ketangguhannya dalam menghadapi gejolak ekonomi di Indonesia. Bedasarkan dari data Kementrian Perindustrian Republik Indonesia pada komoditas Kayu Jati dan olahan lainnya menunjukan trend yang menurun dalam beberapa tahun terakhir. Tabel 1.2 Nilai Ekspor Industri Berbahan Baku Kayu Jati Tahun
Nilai Ekspor
2008
1,36 Milyar USD
2009
1,15 Milyar USD
2010
1,4 Milyar USD
Sumber: Statistik Perdagangan, 2011. Tabel 1.2 menunjukan nilai ekspor mengalami penurunan pada tahun 2008 ke tahun 2009, lalu dari tahun 2009 ke 2010 mengalami peningkatan nilai ekspor. Penurunan nilai ekspor yang terjadi diindikasi dampak langsung yang ditimbulkan dari krisis yang dialami negara-negara di Amerika dan Eropa.
3
Tetapi, UMKM yang berada di Indonesia masih belum yakin produk bisnisnya mampu untuk berorientasi pada pasar ekspor dikarenakan banyak faktor UMKM di Indonesia mengalami ketidaksiapannya salah satunya adalah faktor pola pikir global yang dihadapi oleh para wirausaha Indonesia yang belum mempunyai pondasi kuat dalam pergerakan bisnisnya. Tidak lain adalah seorang wirausaha yang mempunyai kecerdasan, pola pikir global serta keinginan kuatlah yang mampu mengendalikan kesetabilan bisnisnya dalam menjalankan usahanya dalam keadaan siklus ekonomi yang tak menentu. Selain UMKM yang dikelola dengan wirausaha yang tangguh, wirausaha pun harus mempunyai peranan atau sebagai tokoh utama dalam pergerakan bisnis yang sedang digelutinya. Arti dari wirausahawan (enterpreneur) sendiri adalah orang yang berjiwa berani mengambil risiko untuk membuka usaha dalam berbagai kesempatan. Berjiwa berani mengambil resiko artinya bermental mandiri dan berani memulai usaha, tanpa diliputi rasa takut atau cemas sekalipun dalam kondisi yang tidak pasti (Kasmir: 2008) Namun, kinerja ekspor UMKM relatif masih rendah, yang disebabkan UMKM menghadapi berbagai hambatan dalam kegiatan kinerja ekspor (export performance) tersebut. Oleh karena itu, produk UMKM khususnya yang bebahan kayu jati dalam ekspor lebih banyak dilaksanakan oleh pengusaha-pengusaha besar atau eksportir yang mampu mereduksi, bahkan megeliminasi hambatanhambatan tersebut. Dalam upaya mereduksi atau bahkan mengeliminasi berbagai hambatan UMKM dalam kegiatan kinerja ekspor tersebut, diperlukan dukungan pemerintah melalui suatu kebijakan yang implementatif.
4
UMKM
yang
berorientasi
ekspor,
menurut
Tambunan
(2003)
dilklasifikasikan menjadi dua, yakni produsen eksporting langsung (Direct Exporter ) adalah UMKM produsen ekspotir langsung adalah UMKM yang menghasilkan produk ekspor dan menjualnya secara langsung kepada pembeli dari luar negri (buyer) atau impotir dan eksportir tidak langsung (Indirect Exporter) adalah UMKM yang menghasilkan produk ekspor, yang melakukan kegiatan ekspor secara tidak langsung dengan (buyer) importir. Tetapi melalui agen perdagangan ekspor atau eksportir dalam negri. Jumlah UMKM produsen ekspor hanya 0,19 persen dari total UMKM di Indonesia. Sedangkan 99,81 persen UMKM lainnya melakukan ekspor secara tidak langsung dan atau hanya melakukan penjualan dipasar domestik. Pada kelompok UMKM produsen ekspor, jumlah UMKM yang melakukan ekspor sendiri hanya 8,7 persen, sedangkan 91,3 persen UMKM lainnya kegiatan ekspor dilakukan oleh importir. Apabila ditilik fenomena yang terjadi pada nilai pangsa ekspor, pangsa nilai ekspor UMKM eksportir tidak langsung sebesar 99,02 persen, sedangkan pangsa ekspor UMKM produsen eksportis sebesar 0,98 persen. Namun, demikian tingkat perolehan keuntungan yang diperoleh UMKM produsen eksportir lebih besar dibandingkan dengan UMKM eksportir tidak langsung. Usaha Mikro dan Kecil (UMK) yang mempunyai peranan besar dalam ekspor dikarenakan UMK mengandalkan keahlian tangan (hand made), seperti kerajinan, ukiran, desaign, dan perhiasan. Karakteristik tersebut merupakan keunggulan UMK, dimana lebih banyak mengandalkan keterampilan, sehingga cendrung bersifat padat karya.
5
Usaha skala besar (UB) yang cendrung bersifat padat modal, tentunya akan sulit masuk kedalam dunia usaha ini. Disisi lain, hal ini memberikan gambaran pentingnya UMKM dalam penyerapan tenaga kerja, utamanya pada saat krisis ekonomi. Menurut, Hardono (2003) mengemukakan bahwa pada dasarnya UMKM memiliki hambatan yang bersifat klasik, yakni hambatan yang berkaitan dengan rendahnya kualitas SDM, lemahnya manajemen usaha, rendahnya akses terhadap pembiayaan dan pasar, serta rendahnya informasi dan teknologi yang dikuasi oleh pengusaha UMKM, rendahnya keinginan penguasaha dalam mengubah pola pikir dalam era globalisasi yang masih dimiliki oleh para pengusaha UMKM di Indonesia. Bedasarkan uraian diatas, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dangan variabel pengaruh Orientasi Pasar Ekspor (Export Market Orientation) dan
Pola Pikir Global (Global Mindset) terhadap Kinerja Ekspor (Export
Performance) dalam sebuah bisnis sangatlah penting untuk menentukan bisnis itu sendiri dalam memasuki pasar global atau internasional terutama hasil hutan yang dimanfaatkan UMKM kayu jati. Dan peran yang sangat kuat pula untuk membangun bisnis melangkah kepasar global adalah peran seorang wirausaha itu sendiri. Judul dalam penelitian ini adalah “PENGARUH ORIENTASI PASAR EKSPOR DAN POLA PIKIR GLOBAL TERHADAP KINERJA EKSPOR (Studi kasus: Wirausaha UMKM kayu jati, di Jakarta)
6
1.2
Rumusan Masalah Bedasarkan latar belakang pada sub-sub diatas, rumusan masalah yang
ingin penulis angkat dalam penelitian ini adalah bagaimana Orientasi Pasar Ekspor dan Pola Pikir Global yang memiliki pengaruh terhadap Kinerja Ekspor Wirausaha kayu jati di Jakarta, secara rincian rumusan masalah sebagai berikut : 1. Apakah Orientasi Pasar Ekspor berpengaruh terhadap Kinerja Ekspor ? 2. Apakah Pola Pikir Global berpengaruh terhadap Kinerja Ekspor ? 3. Apakah Orientasi Pasar Ekspor dan Pola Pikir Global
berpengaruh
terhadap Kinerja Ekspor ?
1.3
Tujuan dan Kontribusi Penelitian 1.
Tujuan Penelian
Bedasarkan latar belakang dan rumusan masalah yang penulis susun diatas maka, tujuan penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut : 1. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh variabel Orientasi Pasar Ekspor terhadap Kinerja Ekspor wirausaha kayu jati. 2. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh Pola Pikir Global seorang wirausaha kayu jati terhadap Kinerja Ekspor. 3. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh Orientasi Pasar Ekspor, dan Pola Pikir Global terhadap Kinerja Ekspor.
7
2.
Kontribusi Penelitian
Penelitian yang penulis susun sebagai skripsi ini, mungkin dapat mempunyai kontribusi penting berupa : a) Kontribusi Akademis, Secara akademis hasil penelitian ini diharapkan memberi kontribusi untuk mendalami kajian teori ilmu Manajemen khususnya di Manajemen Sumber Daya Manusia yang berkaitan dengan Orientasi Pasar Ekspor dan Pola Pikir Global seorang Wirausaha pada UKM dikawasan Jakarta yang sudah atau ingin menjelajahi usahanya ke pasar internasional. b) Kontribusi Praktis, Secara Praktis hasil penelitian ini diharapkan memeliki kontribusi yang bermanfaat bagi pelaku bisnis UKM dalam melakukan peningkatan usahanya memasuki pasar internasional.