PENGARUH PERMAINAN ORIGAMI TERHADAP PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS PADA ANAK PAUD UMUR 3-4 TAHUN DI TK ALKHOLIFA DESA SELOREJO KEC. MOJOWARNO KAB. JOMBANG. Sulis Diana, Prodi Kebidanan. Poltekkes majapahit Mojokerto,
[email protected] ABSTRAK. Perkembangan anak masih belum tercapai sesuai dengan usia mereka antara lain hambatan dalam konsentrasi, cepat bosan, dan mudah beralih, kaku dalam memegang Crayon, dan kurangnya koordinasi mata dan tangan. Tujuan penelitian ini untuk menganalisis pengaruh bermain origami terhadap perkembangan motorik halus anak usia prasekolah (3-4 tahun). Jenis penelitian ini true eksperiman dengan rancang bangun pre post test only control group desain,. Variabel penelitian ini yaitu permainan origami sebagai variabel independen dan perkembangan motorik halus anak sebagai variabel dependen . Populasi penelitian ini yaitu seluruh anak usia prasekolah usia (3-4 tahun) di PAUD sebanyak 35 responden Sampel diambil dengan teknik simple random sampling sampling sebanyak 32 responden. Data dikumpulkan dengan instrument . Hasil penelitian setelah pemberian permainan origami menunjukkan sebagian besar perkembangan responden setelah diberikan permainan origami adalah perkembangan yang sesuai dengan usia anak sebanyak 20 responden (62,5%).Hasil uji Wilcoxon menunjukkan α = 0,05 dan ρ = 0,035 ρ < α sehingga H 1 diterima maka ada pengaruh pemberian permainan origami terhadap perkembangan motorik halus anak usia prasekolah.
The development of childrent that has not been still achieved suitable with their age, are difficult in concentration, quick tobe bored and easy changing, rigid in holding a Crayon, and lack of coordination of eye and hand. The purpose of this study is to analyze the effect of playing origami to the evelopment of fine motor in the preschool children aged (3 – 4 years). design of this study is true experiment with pre post test only control group design. The variables of it is study are origami game as the independent variable and the development of fine motor in the children as the dependent variable. The population of this study is all of children aged preschool age (3-4 years) in PAUD amaunt 35 respondents the sampling taken with the simple random sampling technique amount 32 respondents. The data are collected by the instrument, Results of the study after giving origami game shows most development of respondent is the appropriate development with preschool children aged. The result of Wilcoxon test results showed ρ = 0,035, so there is the influence of giving origami game to the development of fine moto in the preschool children aged Key Word: Origami game, fine motor, development. 1
PENDAHULUAN.
motorik halus dan kasar, gangguan
Usia prasekolah merupakan periode atau masa keemasan (golden age) dalam proses perkembangan, dimana pada usia tersebut aspek kognitif,
fisik,
motorik,
dan
psikososial seorang anak berkembang dengan optimal (Bolly. 2012). Salah parameter
perkembangan
adalah
motorik halus. Motorik halus adalah suatu gerakan yang menggunakan otot-otot halus atau sebagian anggota tubuh tertentu, kemampuan motorik halus
dipengaruhi
oleh
intensitas
belajar dan berlatih dari masingmasing anak, misalnya, kemampuan memindahkan
benda
dari
tangan,
mewarnai, menyusun puzzle, melipat, menulis
dan
sebagainya,
kedua
kemampuan tersebut sangat penting agar anak dapat berkembang secara optima (Fauziah, 2011). WHO
pendengaran, kecerdasan kurang dan keterlambatan
bicara
sedangkan
menurut Dinkes (2012) sebesar 85.779 (62,02%)
anak
mengalami
prasekolah
gangguan perkembangan
(Departemen 2007).
usia
Pendidikan
Berdasarkan
Nasional.
data
Dinas
Kesehatan tingkat I Propinsi Jawa Timur 2008 untuk deteksi tumbuh kembang balita di Jawa Timur di tetapkan 80% tetapi cakupan diperiksa 40-59%
dan
mengalami
perkembangan tidak optimal sebanyak 0,14% salah satu perkembangan yang terganggu
yaitu
perkembangan
motorik halus anak.Origami adalah suatu seni melipat kertas sehingga menghasilkan berbagai macam bentuk, misalnya bentuk hewan, bunga atau alat
transportasi.
mengasah
Origami
kemampuan
dapat motorik
halus melalui ketrampilan jari-jemari
(World
Health
tangan
anak
saat
melipat
kertas
Organitation) melaporkan bahwa 5-
(Aprilia. 2013). Ketika kedua tangan
25% dari anak-anak usia prasekolah
bergerak, gerakan jari-jari otot tangan
menderita
minor,
mengirimkan sinyal ke sistem saraf
perkembangan
pusat memicu neuron melalui tangan
disfungsi
termasuk
gangguan
motorik
halus
Menurut bahwa Indonesia
(Sutirna.
Depkes 0,4
otak
Juta
2013).
(impuls motorik halus) mengaktifkan
(2012),
bagian bahasa otak (Shalev, 2005
balita
dalam Rahmawati, 2012). Kreatifitas
gangguan
anak yang sudah terasah dengan baik
RI (16%)
mengalami
perkembangan, baik perkembangan 2
akan
berpengaruh
terhadap
perkembangan motorik halus. Menurut
pada anak PAUD usia 4-6 tahun di TK
Susanto
(2011)
Al-Kholifa
(2012)
TUJUAN
pengaruh
dalam Indraswari :Menganalisis
permaianan
origami
terhadap perkembangan motorik halus
Desa
Selorejo
Kec.
Mojowarno Kab. Jombang. METODE PENELITIAN.
Jenis penelitian ini quasi eksperiman
halus.
dengan rancang bangun pre post test
dalam penelitian ini adalah DDST
only control group desain,. Variabel
untuk
penelitian ini yaitu permainan origami
sebelum dan sesudah intervensi. Data
sebagai
dan
yang diperoleh akan dianalisis secara
perkembangan motorik halus anak
analitik dengan menghitung proporsi
sebagai variabel dependen. Populasi
dan disajikan dalam bentuk tabel. Data
penelitian ini yaitu seluruh anak usia
yang diperoleh dari hasil analisis
prasekolah usia (3-4 tahun) di PAUD
kemudian
Al Kholifa Desasebanyak 35 responden
disajikan dalam bentuk pengumpulan
Sampel diambil dengan teknik simple
data. Sedangkan untuk mengetahui
random sampling sampling sebanyak
pengaruh antara variabel digunakan
32
Wilcoxon rang test dan Kolmogorov-
variabel
responden.
independen
Pengumpulan
data
dilakukan dengan pengukuran motorik
mengukur
diolah
yang
digunakan
motorik
dan
halus
hasilnya
Smirnov(Hidayat.2009)
ANALISA DAN HASIL
Tabel 1 menunjukkan bahwa hampir
PENELITIAN.
setengahnya
Tabel 1.
Distribusi Frekuensi Responden berdasarkan perkembangan motorik halus sebelum diberikan permainan origami di PAUD Al kholifa Desa Selorejo Kec. Mojowarno Kab. Jombang tanggal Mei 2015
3
Instrumen
Perkembangan
Frekuensi
Sesuai
14
43,8
Meragukan
14
43,8
Penyimpangan
4
12,5
Total
32
100
Prosentase (%)
sebelum
perkembangan diberikan
anak
permainan
origami adalah perkembangan yang sesuai
dengan
usia
dan
perkembangan meragukan masingmasing
sebanyak
14
responden
(43,8%). a. Perkembangan Motorik halus Anak sesudah diberikan permainan origami. Tabel 2 Distribusi Frekuensi Responden berdasarkan perkembangan motorik halus sesudah diberikan permainan
origami di PAUD Al kholifa Desa Selorejo Kec. Mojowarno Kab. Jombang tanggal Mei 2015 Perkembangan
Frekuensi
Prosentase (%)
Tabel 3 menunjukkan bahwa terdapat
perbedaan
perkembangan
motorik halus sebelum dan sesudah diberikan permainan origami dimana
Sesuai
20
62,5
Meragukan
9
28,1
origami
Penyimpangan
3
9,4
mempunyai perkembangan sesuai dan
Total
32
100
setelah diberikan origami terdapat 20
perkembangan
terdapat
responden, Tabel 2 menunjukkan bahwa sebagian
besar
sebelum 14
pada
meragukan
diberikan responden
perkembangan
sebelum
diberikan
perkembangan
permainan
origami
diberikan
responden
dan
adalah
permainan
perkembangan yang sesuai dengan
responden,
usia anak sebanyak 20 responden
perkembangan
(62,5%).
sebelum diberikan origami terapat 9
b. Perbedaan perkembangan motorik halus sebelum dan sesudah diberikan permainan origami.
responden
responden
setelah
permainan
origami
Tabel 3 Tabulasi perbedaan perkembangan motorik halus sebelum dan sesudah diberikan permainan origami di PAUD Al kholifa Desa Selorejo Kec. Mojowarno Kab. Jombang tanggal Mei 2015 Sebelum
Sesudah
Frek
diberikan
terdapat
sedangkan yang
menyimpang diberikan
terdapat
Hasil
uji
menunjukkan α = 0,05 dan ρ = 0,035 hasil penelitian menunjukkan bahwa ρ < α sehingga H1 diterima maka ada pengaruh
pemberian terhadap
permainan perkembangan
(%)
motorik halus anak usia prasekolah. A. PEMBAHASAN.
14
43,8
20
62,5
Meragukan
14
43,8
9
28,1
Penyimpangan
4
12,5
3
9,4
Total
32
100
32
100
3
Wilcoxon
Frekuen (%) si
Sesuai
9
untuk
setelah
origami
14
responden.
origami
Perkembangan
setelah
origami
dan
permainan
terdapat
Menurut
Erikson
dalam
Nuryanti (2008) tahap kedua dalam perkembangan
psikososial
adalah
otonomi versus rasa malu dan keraguraguan ini terjadi selama masa kanakkanak awal, sekitar usia 2-sampai 4
4
tahun. Anak-anak yang mendapatkan
jika dilihat sebagai sesuatu yang
pengasuhan
yang
mengembangkan
rasa
baik
akan
mendidik, origami akan bermakna
yakin
akan
sangat besar. Ada berbagai macam
kemampuannya mampu. Perkembangan dilatih
atau
manfaat yang diperoleh dari seni lipatanak
dapat
dirangsang
agar
melipat ini (Marni, 2012). Hasil
penelitian
ini
perkembangan sesuai dengan usia
menunjukkan bahwa perkembangan
anak,
motorik
dimana
perangsangan
stimulasi yang
adalah
datang
dari
halus
penelitian
responden
mengalami
pada
perubahan
lingkungan luar anak antara lain
dimana pada perkembangan anak yang
berupa
sesuai dengan usia terdapat sebanyak
pelatihan
(Ayuningtyas.
atau
2012).
bermain Stimulasi
20
responden.
Keadaan
Ini
merupakan hal yang sangat penting
menunjukkan
bahwa
dalam tumbuh kembang anak karena
perkembangan
bermanfaat
anak
mengasah dan melatih perkembangan
yang
banyak
medapatkan
stimulasi yang terarah akan cepat
anak,
berkembang
permainan
anak
yang
dibandingkan tidak
dengan
mendapatkan
stimulasi.
dimana
stimulasi untuk
dengan
pemberian
origami
dapat
meningkatkan perkembangan
ketrampilan motorik
anak
Stimulasi ini juga berfungsi
(Indraswari. 2012)1. Perkembangan
sebagai penguat yang bermanfaat bagi
motorik halus yang ditunjukkan pada
perkembangan anak. Stimulasi harus
responden penelitian ini yaitu mereka
dilaksanakan dengan penuh perhatian
sudah dapat melipat dengan baik,
dan kasih sayang (Elzha,
meskipun
bentuk
didesain
tidak
dalam
Wulandari. 2014). Salah
yang
dicontohkan tetapi responden sudah
permainan origami adalah mengasah
mempunyai ketrampilan melipat dan
atau melatih perkembangan motorik
menggunting atau membentuk gambar
halus anak (Adi, 2011). Permainan
sesuai dengan arahan dan contoh yang
origami
melipat
diberikan. Hal ini dibuktikan dengan
kertas, yang terkenal berasal dari dan
hasil penelitian pada saat post test
berkembang di Jepang. Sebagai hobi
dimana peneliti meminta responden
origami memang terlihat sepele, tapi
untuk
merupakan
manfaat
sebagus
yang
dari
5
satu
origami
seni
mengenggam
kertas
atau
melipat
kertas
mereka
dapat
melakukan tindakan tersebut dengan baik, dan juga ketika mereka diminta peneliti untuk menmbuat garis lurus di kertas origami responden sudah bisa melakukan tindakan tersebut dengan cukup baik, serta responden sudah tidak
kelihatan
ragu
ketika
menggunting kertas origami untuk mebuat
bentuk
sesuai
dengan
keinginan mereka. B. KESIMPULAN Hasil
uji
Wilcoxon
menunjukkan α = 0,05 dan ρ = 0,035 hasil penelitian menunjukkan bahwa ρ < α sehingga H1 diterima maka ada pengaruh origami
pemberian terhadap
permainan perkembangan
motorik halus anak usia prasekolah C. SARAN. Keluarga ketrampilan
dapat dalam
mempelajari merangsang
perkembangan anak misalnya dengan pemberian permainan origami yang dapat dilakukan dengan cara membaca majalah atau
dengan mengikuti
seminar tentang perkembangan anak sehingga
ibu
dapat
merangsang
perkembangan anak dengan cukup baik DAFTAR PUSTAKA 6
Bolly.
2012. Pendidikan Anak Prasekolah. Tersedia di http://11020li.blogspot.com/20 12/03/normal-0-false-falsefalse-in-x-none-x.html diakses tanggal 12 Maret 2014
Fauziah. 2011. Pengaruh Penggunaan Media Play Dough Terhadap Kemampuan Motorik Halus ANak Kelompok A di TK Dharma Wanita I Desa Pulorejo Dwarblandong Mojokerto. Jurnal PG PAUD Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Surabaya. Sutirna. 2013. Perkembangan dan Pertumbuhan Peserta Didik. Yogyakarta : Andi Offset Aprilia. 2013. Efektifitas Penggunaan Kertas Lipat (Origami) Dalam Meningkatkan Kreativitas Pada Anak. jurnal Fakultas Psikologi Universitas Ahmad Dahlan. Salem. 2005. Motorik Dan Origami di Indonesia. Tersedia di http://www.salem.wordpress.c om diakses tanggal 12 Maret 2014. Rahmawati. 2012. Perkembangan anak. tersedia di http://www.rahamwati.blogspo t.com diakses tanggal 15 Maret 2014 Indraswari. 2012.Peningkatan Perkembangan Motorik Halus Anak Usia Dini Melalui Kegiatan Mozaik di Taman
Kanak-kanan Pembina. Jurnal Pesona PAUD. Hidayat.2009. Metode Penelitian Kebidanan dan Teknik Analisis Data. Jakarta : Salemba Medika Nuryanti. 2008. Psikologi Anak. Bandung : PT. Macanan Jaya Cemerlang Ayuningtyas. 2012. Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Stimulasi Perkembangan Dengan Tingkat Perkembangan Motorik Halus Pada Masa Prasekolah (3-6 tahun) di Dusun Lemah Duwur Desa Sitirejo Kabupaten Malang. Jurnal Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya Malang Wulandari. 2014. Pengaruh Permainan terhadap perkembangan anak. Ijurnal Psikologi Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta Marni 2012. Origami, pengertian dan manfaatnya. Tersedia di http://simpleepaper.blogspot.co m/2012/02/origamiadalah.html diakses tanggal 12 Maret 2014 Departemen Pendidikan Nasional. 2007. Pedoman Pembelajaran Bidang Pengembangan Seni Di Taman Kanak-kanak. Jakarta : Depdikbud.
Dewi. 2010. Asuhan Keperawatan Neonatus dan Anak. Yogyakarta : Nuha Medika . Hidayat. 2009. Ilmu Pengantar Keperawatan Anak. Jakarta : Salemba Medika Hidayat.2009. Metode Penelitian Kebidanan dan Teknik Analisis Data. Jakarta : Salemba Medika Kustiawan. 2013. Manfaat Bermain Origami Untuk Mengembangkan Motorik Halus Anak Berkebutuhan Khusus. Jurnal Pendidikan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Malang Lukman. 2012. Bermain Usia Prasekolah. Tersedia di http://lukmanfaletehan.blogspo t.com/2012/04/bab-ii-tentangbermain-usia-prasekolah.html diakses tanggal 15 aret 2014 Mulyani. 2006. Penilaian Pertumbuhan Fisik Balita. Tersedia di http://dianhusadaayuwulandarii .blogspot.com/p/214-penilaianpertumbuhan-fisikbayi_05.html diakses tanggal 09 Maret 2014 Parenting. 2011. Manfaat Origami Bagi Anak-anak. Itersedia di http://www.parenting.com diakses tanggal 12 Maret 2014 Potter, Patricia A., Perry, Anne G. 2005. Fundamental
7
Keperawatan: Konsep Proses dan Praktik. (Ed. 4). Jakarta: EGC Rofik,
Allan A. 2011. Metode Penelitian. Dalam (http://lanzrf.blogspot.com/201 1/01/bab-4.html) Diakses tanggal 18 Februari 2014
Saryono. 2011. Metodologi Penelitian Kebidanan. Jakarta : Nuha Medika Setiadi. 2007. Konsep dan Penulisan Riset Keperawatan. Yogyakarta : Graha Ilmu Solihin. 2013. Kaitan Antara Status Gizi, Perkembangan Kognitif, Dan Perkembangan Motorik Pada ANak Usia Prasekolah. Jurnal Penelitian Gizi Dan Makanan. Juni 2013 Wahyudin. 2011. Perbedaan Tingkat Kreatifitas Figural antara Anak Usia Dini Ditinjau dari Jenis Kelamin. Jurnal Penelitian Psikologi. Vol. 1 No.2. Hal 44-58. Zulkifli. 2009. Psikologi Perkembangan. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya
8