The influence of non farmacology theuraphy on decreasing of mother’s blood pressure with hipertension in RSUD dr. Wahidin Sudirohusodo Mojokerto and Puskesmas Gayaman Mojokerto. Sulis Diana,Dwi Harini Prodi Kebidanan. Prodi Keperawatan Poltekkes majapahit Mojokerto,
[email protected]
Abstrak Hipertensi dalam kehamilan dapat menyebabkan kesakitan pada ibu dan bahkan kematian janin. Tujuan penelitian: Mengetahui pengaruh terapi non farmakologi (yogurt, relaksasi nafas dalam dan seduhan teh rosella) terhadap penurunan tekanan darah pada ibu hamil hipertensi di RSUD Mojokerto dan Puskesmas Gayaman Mojokerto. Desain penelitian Quasi Eksperimen . Kelompok pertama yaitu kelompok yang mendapat perlakuan konsumsi yogurt, kelompok kedua relaksasi nafas dalam dan kelompok tiga seduhan teh rosella. pengambilan sampel dengan purposive samplingsebanyak 45 Responden. Penelitian dilakukan selama 1 tahun di RSUD Mojokerto dan Puskesmas Gayaman. Data yang diperoleh akan dianalisis secara analitik dengan Wilcoxon rang test dan Kolmogorov-Smirnov dengan nilai kemaknaan p≤0,05. Ada perbedaan tensi antara sebelum dan sesudah diberi terapi nafas dalam. dengan -2,372 dengan p value (0,018) < α (0,05), ada perbedaan tekanan darah sebelum dan sesudah diberi terapi yoghurt. dengan p value (0,013) < α (0,05, ada perbedaan tekanan darah sebelum dan sesudah diberi teh rosella. dengan 0,004 < α (0,05, Hasil uji anova menunjukkan bahwa pada tekanan darah responden sebelum diberi ketiga terapi tersebut didapatkan nilai F hitung sama dengan 2,931 dengan p value (0,064) > α (0,05). Jadi ketiga perlakuan sama-sama berpengaruh, tidak ada yang lebih signifikan. Tidak ada perbedaan tekanan darah pada responden sesudah diberi terapi nafas dalam, teh rosella maupun yoghurt. Dengan demikian ketiga perlakuan tersebut sama efektif. Disarankan menurunkan tekanan darah pada ibu hamil dengan cara non farmakologi yang aman bagi ibu dan bayi. Kata kunci: nafas dalam, the Rosella, Yogurt. Ibu hamil Hipertensi Hypertension in pregnancy can cause maternal morbidity and even death of the fetus. This research aimed to know the influence of non – farmacology theraphy on decreasing of mother’s blood pressure with hipertension in RSUD Mojokerto and Puskesmas Gayaman Mojokerto. This research used Quasi Experiment design on three groups. The group of yoghurt, deep breathing and rosella tea treatment. 45 respondents as sampling. Conducted in a year in RSUD Mojokerto and Puskesmas Gayaman. Analyzed with Wilcoxon rang test and Kolmogorov-Smirrov at the level p ≤ 0,05 There was a difference in blood pressure before and after given: deep breathing theraphy -2,372 with p value ( 0,018 ) < α (0,05), yoghurt theraphy with p value ( 0,013) < α (0,05), rosella tea with p value 0,004 < α (0,05). The result of Annova test showed that blood pressure of respondent before and after given three of theraphy obtained F count value equal with 2,931 with p value (0,064) > α (0,05) meant there was no difference of effectiveness. There was a diference of respondent’s blood pressure before and after given deep breathing theraphy, rosella tea and yoghurt but they have the same effectiveness. Lowering blood pressure in pregnant women with nonpharmacological ways safe for mother and baby.
Key words : Deep breathing, rosella tea, yoghurt, hypertension.
PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hipertensi dalam kehamilan merupakan 5-15% penyulit kehamilan (Sarwono, 2010). Menurut Profil Kesehatan Indonesia (2011) proporsi kasus untuk hipertensi essensial (primer) pada perempuan adalah 57,62. Angka Kematian Ibu di Indonesia adalah 228 per 100.000 kelahiran
hidup (SDKI 2007, dalam Hernawati, 2011 Hipertensi dalam Kehamilan masih
merupakan masalah kebidanan yang belum dapat dipecahkan dengan tuntas (Fadlun, Achmad Feryanto, 2012:49). Pemakaian
obat
antihipertensi
sebagai
upaya
memperlama
kehamilan
atau
memodifikasi prognosis perinatal pada kehamilan dengan penyulit hipertensi dalam berbagai tipe dan keparahan telah lama menjadi perhatian (Cunningham et al., 2010: 653). Penggunaan terapi antihipertensi masih menuai kontroversi, karena metode ini tidak berhasil meningkatkan hasil akhir bagi ibu atau janin secara bermakna (Fraser dan Cooper, 2011). Antihipertensi tidak terbukti mencegah terjadinya preeklamsia (Sarwono,2010: 542). Salah satu tindakan yang dapat diberikan untuk menurunkan tekanan darah pada penderita hipertensi dengan
pengobatan non farmakologi : (1) yogurt, (2) deep breathing
relaxation therapy, (3) seduhan teh rosella. Penatalaksanaan hipertensi dapat dilakukan dengan dua cara yaitu secara farmakologis dan non farmakologis (diet). Penatalaksanaan non farmakologis sering sebagai pelengkap penatalaksanaan farmakologis, selain pemberian obatobatan antihipertensi perlu terapi dietetik dan merubah gaya hidup (Yogiantoro, 2006). Penurunan tekanan darah ibu akibat terapi farmakologi dapat merugikan pertumbuhan janin (Cunningham dkk., 2005: 653). B. Tujuan Penelitian. 1.
Mengidentifikasi tekanan darah sebelum diberikan terapi non farmakologi ((yogurt, relaksasi nafas dalam dan seduhan teh rosella) pada ibu hamil hipertensi di RSUD Mojokerto dan Puskesmas Gayaman Mojokerto.
2.
Mengidentifikasi tekanan darah sesudah diberikan terapi non farmakologi ((yogurt, relaksasi nafas dalam dan seduhan teh rosella) pada ibu hamil hipertensi di RSUD Mojokerto.
3.
Menganalisis pengaruh terapi non farmakologi (yogurt, relaksasi nafas dalam dan seduhan teh rosella) terhadap penurunan tekanan darah pada ibu hamil hipertensi di RSUD Mojokerto dan Puskesmas Gayaman.
C. Manfaat Penelitian 1.
Mengurangi angka kematian ibu yang disebabkan preeklamsi dan eklamsi dengan cara menurunkan tekanan darah pada ibu hamil.
2.
Mencegah resiko tinggi terjadi preeklamsi dan eklamsi pada ibu hamil dengan bakat hipertensi.
3.
Terapi non farmakologi (yogurt, relaksasi nafas dalam dan seduhan teh rosella) salah satu alternatif menurunkan tekanan darah pada ibu hamil dengan hipertensi yang murah dan terjangkau.
4.
Meningkatkan pengetahuan tentang preeklamsi pada ibu hamil hipertensi khususnya yang berhubungan terapi non farmakologi
METODOLOGI PENELITIAN Penelitian ini menggunakan desain Quasi Eksperimen pada tiga kelompok. Kelompok pertama yaitu kelompok yang mendapat perlakuan konsumsi yogurt, kelompok kedua mendapatkan perlakuan relaksasi nafas dalam dan kelompok tiga mendapat perlakuan seduhan teh rosella sebanyak 1.5 gram yang diseduh dengan air panas selama 4 hari.. Kelompok subyek di observasi sebelum dilakukan intervensi, kemudian di observasi lagi setelah intervensi . Peneliti menggunakan teknik observasi dengan mengukur tekanan darah. Populasi adalah ibu hamil dengan tekanan darah tinggi jumlah rata-rata perbulan sebanyak 67 orang. Besar sampel sebanyak 45 orang dan pengambilan sampel dengan purposive sampling. Kriteria inklusi sampel adalah ibu hamil dengan tekanan darah tinggi, sedangkan eksklusi sampel adalah ibu yang tidak kooperatif. Kemudian dilakukan editing, coding dan skoring serta cleaning data. Penelitian dilakukan selama 1 tahun di RSUD Mojokerto dan Puskesmas Gayaman. Pengumpulan data dilakukan dengan pengukuran tekanan darah. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah Tensimeter untuk mengukur tekanan darah sebelum dan sesudah intervensi.
Data yang diperoleh akan dianalisis secara analitik dengan menghitung proporsi dan disajikan dalam bentuk tabel. Data yang diperoleh dari hasil analisis kemudian diolah dan hasilnya disajikan dalam bentuk pengumpulan data. Sedangkan untuk mengetahui pengaruh antara variabel digunakan Wilcoxon rang test dan Kolmogorov-Smirnov dengan nilai kemaknaan p≤0,05 apabila uji statistik didapatkan
p= ≤0,05 maka Ho ditolak dan HI
diterima, yang berarti HASIL DAN PEMBAHASAN A.
Tekanan darah sebelum dan sesudah diberikan terapi non farmakologi ((yogurt, relaksasi
nafas dalam dan seduhan teh rosella) pada ibu hamil hipertensi di RSUD Mojokerto dan Puskesmas Gayaman. A.1. Tekanan darah sebelum dan sesudah terapi nafas dalam. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebelum diberi terapi nafas dalam lebih dari 50% responden ibu hamil memiliki tensi pada tingkat 2 (tensi 160-179/100-109 mmhg) dan hanya sedikit (6,7%) yang memiliki tensi pada tingkat 4 (tensi: >210/>120 mmhg). Hasil penelitian menunjukkan bahwa sesudah diberi terapi nafas dalam menunjukkan terjadinya peningkatan jumlah responden yang memiliki tensi pada Normal tinggi (tensi 130-139/85-89) sebesar 4 orang (26.7%), Stadium 1(tensi 140-159/90-99)
sebanyak 3 orang (20%)
stadium 2 (tensi 160-179/100-109) sebanyak 4 orang (26.7%).. 10 8 6 sebelum
4
sesudah
2 0 normal tinggi
hipertensi hipertensi hipertensi hipertensi stadium 1 stadium 2 stadium 3 stadium 4
Gambar 1. Distribusi tekanan darah sebelum dan sesudah diberi nafas dalam.
dan
A.2
Tekanan
darah
sebelum
dan
sesudah
terapi
seduhan
the
Rosella.
Hasil penelitian perlakuan sebelum diberi the Rosella menjelaskan bahwa lebih dari 50% responden yaitu 8 orang (53,3%) memiliki tekanan darah pada Stadium 2 (tensi: 160179/100-109 mmhg dan hanya 1 orang (6.7%) yang memiliki tekanan darah pada Stadium 1 (tensi: 140-159/90-99 mmhg dan stadium 4 (tensi >210/120 mmhg) I orang (6.7%). Hasil penelitian sesudah pemberian
seduhan the Rosella terjadinya peningkatan
responden dengan tekanan darah pada normal tinggi (tensi 130-139/85-89) sebesar 3 orang 20% , stadium 1 (tensi 140-159/90-99) sebanyak 6 orang 40% dan dan stadium 2 (tensi 160-179/100109) sebesar 5 orang 33,3% setelah diberi terapi teh rosella 9 8 7 6 5 4 3 2 1 0
sebelum sesudah
Normal tinggi
Hipertensi std 1
Hipertensi std 2
Hipertensi std 3
Hipertensi std 4
Gambar 2. Distribusi tekanan darah sebelum dan sesudah diberi seduhan the Rosella
A.3. Tekanan darah sebelum dan sesudah terapi Yogurt Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebelum diberi terapi yoghurt hampir 50% responden memiliki tensi pada stadium 3 (tensi : 180-209/110-119 mmhg) yaitu sebesar 7 orang (46.7%). Hasil penelitian menunjukkan bahwa setelah diberi yoghurt, terjadi peningkatan jumlah responden yang memiliki tensi pada normal tinggi (tensi 130-139/85-89) sebesar 1 orang 6.7% , stadium 1 (tensi 140-159/90-99) sebanyak 3 orang 20% dan dan stadium 2 (tensi 160-179/100109) sebesar 5 orang 33,3%.
8 7 6 5 4 3 2 1 0
sebelum sesudah
normal tinggi Hipertensi std 1
Hipertensi std 2
Hipertensi std 3
Hipertensi std 4
Gambar 3. Distribusi Tekanan darah sebelum dan sesudah diberi Yogurt. B. Pengaruh terapi non farmakologi (yogurt, relaksasi nafas dalam dan seduhan teh rosella)
terhadap penurunan tekanan darah pada ibu hamil hipertensi di RSUD
Mojokerto dan Puskesmas Gayaman. B.1. Pengaruh Pemberian Yogurt terhadap penurunan tekanan darah pada bumi Hipertensi Hasil uji statistik menggunakan wilcoxon menunjukan bahwa Z hitung sama dengan -2,372 dengan p value (0,018) < α (0,05) jadi Ho ditolak sehingga ada perbedaan tensi antara sebelum dan sesudah diberi terapi nafas dalam. B.2. Pengaruh Pemberian Yogurt terhadap penurunan tekanan darah pada bumi Hipertensi.. Hasil uji wilcoxon menunjukkan bahwa nilai Z hitung sama dengan -2,489 dengan p value (0,013) < α (0,05) sehingga Ho ditolak jadi ada perbedaan tekanan darah sebelum dan sesudah diberi terapi yoghurt. B.3. Pengaruh Pemberian the Rosella terhadap penurunan tekanan darah pada bumi
Hipertensi Hasil uji wilcoxon menyebutkan bahwa nilai Z hitung sama dengan -2,846 dengan p value sama dengan 0,004 < α (0,05) sehingga disimpulkan bahwa Ho ditolak jadi ada perbedaan tekanan darah sebelum dan sesudah diberi teh rosella.
5.4.2. Pengaruh terapi non farmakologi (yogurt, relaksasi nafas dalam dan seduhan teh rosella) terhadap penurunan tekanan darah pada ibu hamil hipertensi.
Hasil uji anova menunjukkan bahwa pada tekanan darah responden sebelum diberi ketiga terapi tersebut didapatkan nilai F hitung sama dengan 2,931 dengan p value (0,064) > α (0,05) sehingga disimpulkan bahwa Ho diterima jadi tidak ada perbedaan tensi pada responden sebelum diberi terapi nafas dalam, teh rosella maupun yoghurt. Sedangkan setelah diberi terapi didapatkan bahwa F hitung sama dengan 2,438 dengan p value (0,100> α (0,05) sehingga disimpulkan bahwa Ho diterima
A. Tekanan darah sebelum diberikan terapi non farmakologi ((yogurt, relaksasi nafas dalam dan seduhan teh rosella) pada ibu hamil hipertensi di RSUD Mojokerto dan Puskesmas Gayaman. Hipertensi pada kehamilan didefinisikan sebagai tekanan darah sistolik ≥140 mmHg dan/atau tekanan darah diastolik ≥90 mmHg. Signifikasi setiap pengukuran tekanan darah berhubungan dengan usia gestasi dalam kehamilan dan umumnya semakin awal hipertensi terjadi dalam kehamilan, semakin besar kemungkinan hipertensi tersebut menjadi kronis. (Robson dan Waugh, 2011: 28 Hipertensi pada kehamilan merupakan resiko tinggi karena dampaknya yang sangat berbahaya baik bagi ibu maupun bayi. Hasil penelitian hampir 50% bumil mengalami hipertensi stadium 2 yaitu antara 160-179/100-109 mmhg. Kejadian ibu hamil dengan hipertensi pada penelitian ini seluruhnya terjadi pada bumil dengan usia >35 tahun dan paritas 3. Hasil penelitian sesuai dengan Fadlun dan Feryanto bahwa responden datang ke tempat fasilitas kesehatan/ RSUD dr. Wahidin Sudiro Husodo disebabkan beberapa keluhan, antara lain: kaki bengkak, kepala pusing dan hasil laboratorium Protein urea positif. B. Tekanan darah sesudah diberikan terapi non farmakologi ((yogurt, relaksasi nafas dalam dan seduhan teh rosella) pada ibu hamil hipertensi di RSUD Mojokerto. Terapi relaksasi nafas dalam terbukti efektif dalam menurunkan tekanan darah pada penderita hipertensi. Terapi relaksasi nafas dalam mengubah frekuensi pernafasan menjadi 6 kali permenit dapat meningkatkan aktifitas baroreseptor sebagai prosesnya memberi impuls
aferen mencapai pusat jantung (Heru, 2013).. Beberapa responden mengeluh pusing, penglihatan kabur, mual, nyeri epigastrium dan sebagainya. Berdasarkan observasi setelah dilakukan terapi relaksasi nafas dalam pada ibu hamil hipertensi yang sebelumnya sering mengeluh sakit kepala dan setelah dilakukan relaksasi nafas dalam keluhan pusing tidak sering dialami seperti sebelum dilakukan relaksasi nafas dalam, keadaan umum terlihat lebih rileks. Fermentasi susu dengan bakteri Lactobacillus membuat nutrisi yang dikandungnya dapat dimanfaatkan tubuh lebih optimal daripada susu yang tidak difermentasi. Keunggulan yoghurt terletak pada asam amino yang dimilikinya. Fermentasi susu oleh bakteri membuat casein berubah menjadi tripeptida.. (Lingga, 2012). setelah mengkonsumsi yogurt tekanan darah responden yang semula pada stadium 2, stadium 3 dan stadium 4 berubah beberapa respon memiliki tekanan darah yang normal tinggi dan stadium 1. Hal ini menunjukkan bahwa setelah responden mengkonsumsi yogurt selama 3 minggu dengan intensitas 3 botol sehari terjadi reaksi pada pencernaan. Yogurt yang berisi susu fermentasi bekerja dengan bakteri Lactobacillus mengurai proein, sehingga dapat menurunkan aktivitas angiotensin converting ezym, menyebabkan tekanan darah turun.. Biji Rosella mengandung protein yang tinggi. Kandungan yang terdapat pada bunga rosella yang berfungsi untuk menurunkan tekanan darah antara lain yaitu bahan aktifnya berupa gossypetin, anthocyanin, dan glukoside hibiscin. Zat tersebut dipercaya sebagai deuritik (peluruh air seni), menurunkan kekentalan darah.. (Rhiki Utami, 2011). Hasil penelitian sesuai dengan teori Rhiki utami, 2011 bahwa seduhan the bunga rosella sebagai diuretic. Terbukti beberapa responden mengatakan setelah minum seduhan the rosella sering kencing. Pada kelompok perlakuan seduhan the rosella terdapat 2 orang yang gagal dikarenakan setelah 1 minggu mengeluh mual- mual, sehingga dihentikan. Hal ini disebabkan karena responden mempunyai riwayat gastritis kronis. Untuk efek samping yang berarti/ berbahaya tidak diketemukan. C.
Pengaruh terapi non farmakologi (yogurt, relaksasi nafas dalam dan seduhan teh
rosella)
terhadap penurunan tekanan darah pada ibu hamil hipertensi di RSUD
Mojokerto dan Puskesmas Gayaman. Hasil penelitian ini sama dengan Heru, 2013 bahwa ada perbedaan tensi antara sebelum dan sesudah diberi terapi nafas dalam. dengan p value (0,018). Pernafasan yang terkontrol dan
kemampuan untuk rileks setiap saat sangatlah esensial dalam menanggulangi stress. Latihan pernafasan sederhana dan teknik relaksasi menghasilkan manfaat terapi seperti detak jantung yang tenang, menurunkan tekanan darah dan tingkat hormon stress. relaksasi nafas dalam dapat meningkatkan aktivitas baroreseptor sebagai prosesnya memberi impuls aferen mencapai pusat jantung, Heru (2013). Penelitian
Jing Sun (dosen senior dari Griffith University
Australia), 2014 berhasil
menemukan bahwa bakteri probiotik yang biasanya temui di dalam yogurt, keju, dan susu fermentasi lainnya dapat membantu menurunkan tekanan darah setelah sebelumnya bakteri ini bermanfaat untuk mengurangi glukosa darah, resistensi insulin, dan mengatur sistem hormon. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
yogurt
yang merupa prebiotik atau bakteri
menguntungkan di dalam usus/ pencernaan bekerja secara bersama-sama. komunitas bakteri usus dapat membantu mengatur hormon yang bertanggung jawab mengontrol tekanan darah dan keseimbangan cairan dalam tubuh. Bunga rosella (hibiscus) mengandung phytochemical bioaktif yang bertindak sebagai inhibitor ACE alami. Satu studi menunjukkan bahwa seduhan teh rosella sangat efektif menurunkan tekanan darah seperti halnya kaptopril - obat yang biasa digunakan untuk mengatasi hipertensi dan gagal jantung. Pemberian seduhan the rosella terbukti menurunkan tekanan sistole secara bermakna. Gaya hidup sehat turut berpengaruh dalam penurunan tersebut yang juga terlihat dalam kelompok control. Terapi non farmakologi lebih aman untuk ibu dan janin antara lain dengan
Konsumsi
yoghurt sebanyak 2-3 kali sehari (minimal 142 mL/hari dan maksimal 1600 mL/hari) diharapkan dapat membantu menurunkan tekanan darah pada ibu hamil hipertensi. Relaksasi pernafasan dalam diharapkan dapat membantu untuk menstabilkan tekanan darah. Relaksasi pernafasan adalah salah satu cara untuk memudahkan masyarakat untuk mengatasi tekanan darah tinggi dengan menciptakan keadaan rileks dengan cara relaksasi pernafasan dalam untuk mengontrol sistem syaraf yang akhirnya dapat menurunkan tekanan darah (Dalimartha, 2008 dalam Suyitno, 2011: 54). Pemberian ekstrak kelopak rosela yang mengandung 9,6 miligram anthocyanin setiap hari selama 4 minggu, mampu menurunkan Hipertensi atau tekanan darah tinggi yang hampir sama dengan pemberian captopril 50 mg/hari
SIMPULAN DAN SARAN
terdapat perbedaan tensi antara sebelum dan sesudah diberi terapi nafas dalam, terapi yoghurt dan teh rosella. ada pengaruhnya terhadap penurunan tekanan darah, tetapi jika kita bandingkan dari ketiga perlakuan tersebut hasilnya adalah tidak ada perbedaan tekanan darah pada responden sesudah diberi terapi nafas dalam, teh rosella maupun yoghurt. Dengan demikian ketiga perlakuan tersebut tidak ada yang lebih efektif , ketiganya sama efektif. SARAN
1. Mengurangi angka kematian ibu yang disebabkan preeklamsi dan eklamsi,bagi
tenaga
kesehatan menurunkan tekanan darah pada ibu hamil dengan cara non farmakologi yang aman untuk ibu dan bayi. 2. Terapi non farmakologi (yogurt, relaksasi nafas dalam dan seduhan teh rosella) salah satu alternatif menurunkan tekanan darah pada ibu hamil dengan hipertensi yang murah dan terjangkau. 3. Meningkatkan pengetahuan tentang preeklamsi pada ibu hamil hipertensi khususnya yang berhubungan terapi non farmakologi.
DAFTAR PUSTAKA
Cunningham, F. Gary, et al. 2005. Obstetri Williams. Jakarta: EGC Crossman, Seruni Asri, Satyani mukti, 2010. Efek Seduhan Kelopak Bunga Rosella Merah terhadap Tekanan Darah Pada Wanita dewasa, Bandung FKUKM. Dalimartha S.2008. Care You Self Hipertensi. Jakarta: Penebar Plus Dossey, Tierney Lawrence M, Mc phee Stephen J, 2005. Diagnosis dan Terapi kedokteran (Penyakit Dalam) Current medical Diagnosis dan Treatment. Buku Satu Jakarta, Salemba Medika. Fadlun, Achmad Feryanto. 2012. Asuhan Kebidanan Patologis, Jakarta : Salemba Medika Fraser, Diane M, Margaret A Cooper. 2009. Myles Buku Ajar Bidan. Jakarta: EGC Fraser, Diane M,. 2011. Buku Saku Praktik Klinik Kebidanan. Jakarta : EGC Hasibuan, Vera Triastuti. 2011. Pengetahuan Pasien Hipertensi Tentang Nutrisi Yang
Dibutuhkan Untuk Memelihara Status Kesehatan Di Poliklinik Hipertensi RSUP H. Adam Malik Medan. Skripsi. http://repository.usu.ac.id/handle/123456789/26922 diakses pada tanggal 20 Juni 2013 Heru Suwardianto, 2011. Metode – Metode Penelitian Masyarakat. PT. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta. Ismudiati, Mestika. 2003. Metode Penelitian. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia Izzo, Joseph L,. Sica, Domenic,. & Black, Hendry R. (2008). Hypertension Primer: The essentials of High Blood Pressure Basic Science, Population Science, and Clinical Philadelphia. USA. Lippincott Williams & Wilkins Lemenshow, .2003. Metodologi Penelitian Kualitatif. Remaja Rosdakarya. Bandung Scoot,. (2009). The Great Physician’s RX for high Blood Pressure. Nashville Tennese.:Thomas Nekon. Inc Lingga, Lanny. 2012. Bebas Hipertensi Tanpa Obat. Jakarta: AgroMedia Pustaka Muttaqin, Arif. (2009). Buku Ajar Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan Sistem Kardiovaskular dan Hematologi. Jakarta. Salemba Medika. Maman, Senada, Inger Ekman, Lennart Nord, karin I Kjellgren. 2006. Device-guided Breathing Excercise in The Treatment of Hypertension-Perceptions and effects. www.elsevier.com/locate/precon diakses pada tanggal 18 Febuari 2013 Massey 2011. Optimalisasi Peran Lactobacillus Bulgaricus Dalam Proses Produksi Yogurt. (Online), (http://aguskrisnoblog.wordpress.com/2011/11/02/optimalisasi-peranlactobacillus-bulgaricus-dalam-proses-produksi-yogurt/. Diakses 14 November 2011). Nur Salam, (2008). Metodelogi Penelitian Kesehatan, Renika Cipta Jakarta Pinasthika, Gavrila. 2011. Pengaruh Pemberian Seduhan Kelopak Kering Bunga Rosella (Hibiscus sabdarifa) Terhadap Tekanan Darah Penderita Prehipertensi dan Hipertensi Grade 1 yang Diedukasi Gaya Hidup Sehat. eprints.undip.ac.id/33299/1/Gavrila_P.pdf diakses pada tanggal 30 Juni 2013 Prawirohardjo, Sarwono. 2010. Ilmu Kebidanan. Jakarta : PT Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo Rieske, Kent R. (2005).Breathing Exercises Reduce High Blood Pressure: Mechanical Engineering Principles Provide a Solution for High Blood Pressure(Hypertension).http://www.biblelife.org/breathing.htm. diakses pada tanggal 15 November 2012. Rhiki Sekti Utari, Poppy Suryaatmaja Widyanto, Anne helistya, 2009. Rosella Aneka Olahan khasiat dan Ramuan. Edisi 4 Jakarta, Penerbit Swadaya
Suyitno, 2011. Pengaruh Relaksasi Pernafasan Terhadap Tekanan Darah pada Pasien Hipertensi di Puskesmas Lamongan. Skripsi. Tidak dipublikasikan. Stikes-Poltekkes Majapahit Mojokerto. Utami, 2011. Prinsip Ilmu Gizi. Gramedia Pustaka Utama.Jakarta. Whallen, 2011. Biokul. (Online). (http://jeanne-teknik-kimia.blogspot.com. Diakses tanggal 12 November 2011). Widodo, 2002. Teknologi Pengawetan Pangan. Universias Indonesia Press.Jakarta. Yogiantoro, M. (2006). Hipertensi Esensial. Dalam : Sudoyo, A.W., Setiyohadi, B., Alwi, I., Simadibarata, M., dan Setiati, S. (2006). Buku Ajar Penyakit Ilmu Penyakit Dalam. Ed 4. Jakarta : Pusat Penerbitan Ilmu Penyakit Dalam FK UI.