PENGARUH SENAM DYSMENORRHEA TERHADAP TINGKAT NYERI DYSMENORRHEA PADA MAHASISWA KEBIDANAN SEMERTER IV POLTEKKES MAJAPAHIT KABUPATENMOJOKERTO Oleh : ANITA 1211010045 Subject : Dysmenorrhea, Nyeri, Senam Dysmenorrhea, Mahasiswa DESCRIPTION Senam merupakan salah satu teknik relaksasi yang dapat digunakan untuk mengurangi nyeri. Tujuan penelitian mengetahui pengaruh senam dysmenorrhea terhadap tingkat nyeri dysmenorrhea pada mahasiswa DIII kebidanan semester IV Poltekkes Majapahit Kabupaten Mojokerto Tahun 2015. Desain penelitian ini adalah pra eksperimen jenis quasy eksperiment. Populasi penelitian adalah Mahasiswa D3 Kebidanan Semester IV Poltekkes Majapahit Mojokerto Tahun 2015 dengan besar sampel 20 orang yang terbagi menjadi 2 kelompok eksperimen dan kontrol masing-masing 10 orang, diambil dengan teknik sampling purposive sampling. Pengambilan data tanggal 25 Maret25 April 2015. Kelompok eksperimen diberi perlakuan senam dysmenorrhea 1 minggu 3 kali selama 1 bulan. Instrumen nyeri menggunakan check list. Analisa data menggunakan Wilcoxon α= 0.05. Hasil penelitian didapatkan sebagian kecil responden kelompok kontrol mengalami nyeri sedang sebanyak 5 orang 50% sebelum dan sebagian kecil responden mengalami nyeri sedang sesudah sebanyak 5 orang 50%. Sedangkan pada kelompok perlakuan responden mengalami nyeri sedang sebanyak 5 orang 50% sebelum senam dysmenorrhea mengalami perubahan perubahan sebagian kecil mengalami nyeri ringan sebanyak 5 orang 50%. Hasil analisa menggunakan uji wilcoxon pada tingkat kemaknaan α = 0.05 didapatkan bahwa ρ < α atau 0.02 < 0.05 artinya ada pengaruh senam dysmenorrhea terhadap tingkat nyeri dysmenorrhea pada mahasiswa D3 Kebidanan semester IV Poltekkes Majapahit Kabupaten Mojokerto tahun 2015. Simpulan dari penelitian ini senam dysmenorrhea berpengaruh pada tingkat penurunan nyeri dysmenorrhea pada kelompok perlakuan. Sehingga diharapkan bagi tenaga kesehatan dapat mengajarkan senam dysmenorrhea pada remaja dan pandangan dalam upaya untuk meningkatkan pengetahuan dalam mengatasi nyeri dysmenorrhea.
ABSTRACT Gymnastics is one of the relaxation techniques that can be used to reduce pain. This study aimed to know the influence of dysmenorrhea gymnastics against the level of dysmenorrhea pain on DIII midwifery students of fourth semester polytechnic Majapahit Mojokerto 2015. This study design was pre experiment type of quasy experiment. The population was D3 Midwifery Students Semester IV Poltekkes Majapahit Mojokerto 2015 with number of sample was 20 people, divided into two experimental and control groups each of group was 10 people, taken with purposive sampling technique. Data collected on March 25 to April 25, 2015. The experimental group was treated with dysmenorrhea gymnastics in 3 times a week for 1 month. Instrument of pain using a check list. Data was analyzed using the Wilcoxon α = 0:05. The result showed a small portion of respondents of control group were experienced moderate pain as many as 5 people 50% before and a small portion of respondents experienced moderate pain after as many as 5 people 50%. Whereas in the treatment group respondents experienced moderate pain as many as 5 people 50% before dysmenorrhea gymnastics experienced a change small portion experienced mild pain as much as 5 to 50%. Results of analysis using Wilcoxon test at significance level α = 0:05 was found that ρ <α or 0:02 <0:05there was an influence of dysmenorrhea gymanastic against the level of dysmenorrhea pain on DIII Midwifery students of 4th semester in Poltekkes Majapahit Mojokerto in 2015. The conclusion of this research was there is the dysmenorrhea gymnastic influence on the decrease of level of dysmenorrhea pain on treatment group. So that it is expeeted for health works to be able to teach the dysmenorrhea gymnastic in adolescents as an effort to improve knowledg. in treating the dysmenorrhea pain. Keywords: dysmenorrhea, dysmenorrhea gymnastic Contributor Date Type Material URL Right Summary
: 1. Sari Priyanti, S.SiT., SKM., M.Kes 2. Zulfa Rufaida, S.Keb. Bd., M.Sc : 04 Agustus 2015 : Laporan Penelitian : : Open Document :
LATARBELAKANG Nyeri haid/ dysmenorrhea
adalah ketidak seimbangan hormon progesteron dalam darah sehingga mengakibatkan rasa nyeri timbul, faktor psikologis juga ikut berperan terjadinya dysmenorrhea pada beberapa wanita. Wanita pernah mengalami dysmenorrhea sebanyak 90%. Masalah ini setidaknya mengganggu 50% wanita diantaranya memerlukan obat-obatan analgesik untuk mengatasi masalah dysmenorrhea ini (Ilham, 2009). Latihanlatihan olahraga yang ringan sangat dianjurkan untuk mengurangi
dysmenorrhea . Olahraga/senam merupakan salah satu teknik relaksasi yang digunakan untuk mengurangi nyeri. Hal ini disebabkan saat melakukan olahraga/senam tubuh akan menghasilkan endorphin. Endorphin dihasilkan di otak dan susunan syaraf tulang belakang. Hormone ini dapat berfungsi sebagai obat penenang alami yang diproduksi otak sehingga menimbulkan rasa nyaman (Harry, 2007). Masalah yang sering dijumpai bahwa banyak remaja yang tidak melakukan relasasi seperti senam untuk menghilangkan nyeri dysmenorrhea remaja cenderung mengkonsumsi obat-obatan penghilang nyeri. Amerika Serikat diperkirakan hamper 90% perempuan mengalami dysmenorrhea , dan 10-15% diantaranya mengalami dysmenorrhea berat, yang menyebabkan mereka tidak mampu melakukan kegiatan apapun (Jurnal Occupation And Environmental Medicine, 2012). Indonesia angka kejadian dysmenorrhea sebesar 64.25% yang terdiri dari 54,89 % dysmenorrhea primer dan 9,36% dysmenorrhea sekunder (Info sehat,2012). Penelitian yang dilakukan Soelaeman (2013) di Jawa Timur didapatkan 1,07% - 1,31% dari jumlah penderita dysmenorrhea datang kebagian kebidanan (Harunriyanto, 2013). Bedasarkan studi pendahuluan yang dilakukan di Poltekes Majapahit Kabupaten Mojokerto pada 8 mahasiswa didapatkan 5 lebih memilih obatobatan dalam mengatasi nyeri dysmenorrhea dan 3 orang lainya lebih memilih istirahat. Mengatasi dysmenorrhea (nyeri haid) dapat dilakukan dengan terapi farmakologi dan non farmakologi. Terapi farmakologi antara lain, pemberian obat analgetik, terapi hormonal, terapi dengan obat non steroi dan tiprostaglandin, dan dilatasi kanalis servikalis. Terapi non farmakologi antara lain, kompres hangat, olahraga, dan relaksasi (Wiknjosastro,2008). Upaya yang harus dilakukan oleh tenaga kesehatan dengan cara memberikan konseling dan pendidikan kesehatan serta mensosialisasikan senam dysmenorrhea pada remaja agar remaja dapat mengatasi nyeri yang ditimbulkan akibat dari dysmenorrhea, bagi remaja diharapkan dapat mendapat informasi melalui leaflet, majalah, koran radio dan televisi tentang senam dysmenorrhea sehingga remaja dapat melakukan senam dysmenorrhea secara rutin saat mengalami dysmenorrhea . METODOLOGI PENELITIAN Jenis penelitian yang digunakan adalah pra eksperimen dengan jenis quasy eksperimen. Variabel independen dalam penelitian ini adalah senam dysmenorrhea danVariabel dependen dalam penelitian ini adalah tingkat nyeri dysmenorrhea. Populasinya adalah semua mahasiswa DIII Kebidanan semester IV di Poltekkes Majapahit Mojokerto sejumlah 82 orang. Sampelnya adalah sebagian mahasiswa DIII Kebidanan semester IV di Poltekes Majapahit Mojokerto sejumlah 20 orang yang terdiri dari 10 kelompok eksperiment dan 10 kelompok kontrol. Teknik pengambilan sampel dalam secara non probability dengan jenis purposive sampling yaitu pengambilan sampel berdasarkan kriteria penelitian. Cara pengambilan data dengan teknik relaksasi penghilang nyeri menjelang haid dilaksanakan selama 12 kali (l bulan) durasi 45 menit. Untuk mengetahui pengaruh senam
dysmenorrhea terhadap tingkat nyeri dysmenorrhea menggunakan uji statistik wilcoxon sign rank test. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Berdasarkan hasil penelitian didapatkan bahwa dari 5 respoden kelompok perlakuan mengalami nyeri sedang. Berdasarkan hasil penelitian didapatkan bahwa dari 5 responden kelompok kontrol mengalami nyeri sedang. Menurut International Association for Study of Pain (IASP), nyeri adalah sensori subyektif dan emosional yang tidak menyenangkan yang didapat terkait dengan kerusakan jaringan aktual maupun potensial, atau menggambarkan kondisi terjadinya kerusakan. Secara umum keperawatan mendefinisikan nyeri sebagai apapun yang menyakitkan tubuh yang dikatakan individu (Nanda, 2013) Dengan memberikan informasi maka akan meningkatkan pengetahuan sesorang. Selanjutnya dengan informasi akan menumbuhkan kesadaran, dan pada akhimya akan menyebabkan orang berperilaku sesuai karena didasari pada keadaan mereka sendiri dan bukan paksaan (Rahardian, 2012). Seseorang yang pemah mendapat informasi cara mengatasi nyeri dan saat ini nreri yang sama timbul, maka akan lebih mudah mengatasi nyeri. Mudah tidaknya seseorang mengatasi nyeri tergantung pada informasi yang diperoleh. Berdasarkan hasil penelitian didapatkan bahwa dari 5 respoden kelompok perlakuan mengalami nyeri sedang berubah mengalami nyeri ringan sebanyak 5 orang. Berdasarkan hasil penelitian didapatkan bahwa dari 5 responden kelompok kontrol mengalami nyeri sedang tetap mengalami nyeri sedang sebanyak 5 orang. Senam disminorhoe merupakan suatu bentuk kegiatan fisik/olahraga untuk menurunkan nyeri akibat Disminorhoe (Puji,2009). Dengan olahraga rutin terjadi peningkatan volum darah yang mengalir ke seluruh tubuh, termasuk organ reproduksi. Sehingga memperlancar pasokan oksigen ke pembuluh darah yang mengalami vasokonstriksi, sehingga nyeri disminorhoe dapat berkurang. Olahraga penting untuk remaja putri yang menderita disminorhoe karena latihan yang sedang dan teratur meningkatkan pelepasan endorphin beta (penghilang nyeri alami) kedalam aliran darah sehingga dapat mengurangi nyeri disminorhoe. Nyeri yang diderita responden sedang menurun menjadi ringan hal ini di sebabkan gerakan senam disminorhoe yang dilakukan peneliti diikuti dengan sungguh sungguh oleh responden. Responden sebagian besar mengatakan rasa nyeri yang dialami responden sedikit berkurang. Hasil analisa menggunakan uji wilcoxon pada tingkat kemaknaan a=0,05 didapatkan bahwa p < a atau 0,002 < 0,05 artinya ada pengaruh senam disminorhoe terhadap tingkat nyeri disminorhoe pada mahasiswa DIII Kebidanan semester IV Poltekkes Majapahit Kabupaten Mojokerto tahun 2015. Disminorhoe adalah rasa sakit yang menyerupai kejang, terasa di perut bagian bawah, dan biasanya dimulai 24 jam sebelum haid, dan berlangsung sampai 12 jam pertama dari masa haid. Gejala disminorhoe
yang paling umum adalah nyeri mirip kram dibagian bawah perut yang menyebar kepunggung dan kaki. Gejala terkait lainnya adalah muntah, sakit kepala, cemas, kelelahan, diare, pusing dan rasa kembung atau perut terasa penuh. Beberapa wanita mengalami nyeri sebelum menstruasi dimulai dan bias berlangsung beberapa hari (Ramaiah, 2012). Mengatasi disminorhoe (nyeri haid) dapat dilakukan dengan terapi farmakologi dan non farmakologi. Terapi farmakologi antara lain, pemberian obat analgetik, terapi hormonal, terapi dengan obat nonsteroid anti prostaglandin, dan dilatasi kanalis servikalis. Terapi non farmakologi antara lain, kompres hangat, olahraga, dan relaksasi. SIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian pada mahasiswa semester 4 dapat di simpulkan bahwa dari 5 respoden kelompok perlakuan yang mengalami nyeri sedang berubah mengalami nyeri ringan sebanyak 5 orang. Diketahui dari 5 respoden kelompok kontrol yang mengalami nyeri sedang tetap mengalami nyeri sedang sebanyak 5 orang. REKOMENDASI Peneliti selanjutnya dapat menambah faktor dan variable lain yang berhubungan dengan disminorhoe. Tenaga kesehatan dapat memberi penyuluhan dan konseling pada remaja tentang kesehatan reproduksi, sehingga remaja tidak mengalami cemas saat menghadapi disminorhoe. Alamat correspondensi Alamat Lengkap Email No. Hp
: Ploso, Jombang : Jl. Sriwijaya, Desa Ploso, RT/RW : 03/03, Kecamatan Ploso, Kabupaten Jombang :
[email protected] :082143328342