Hanan, Dark chocolate dan nyeri dismenorhea
DARK CHOCOLATE DAN NYERI DYSMENORRHEA Abdul Hanan, GM. Sindarti , Sri Mudayatiningsih Poltekkes Kemenkes Malang, Jl. Besar Ijen No 77 C Malang e-mail:
[email protected]
Abstract: The purpose of this study was to determine the effect of dark chocolate sticks (dark chocolate) to decrease the intensity of pain on respondents with primary dismenorre. This study uses a quasi experimental approach pretest-posttest Group One With control group design with paired sample test analysis with 95% confidence value. Samples were 30 people with the details of each of the 15 control group and 15 treatment groups. Techniques of data collection using interviews and observation. The results showed, before treatment is given 100 grams of dark chocolate sticks 60% of respondents experiencing a decrease in pain intensity score 2 and 20% experienced a decrease in pain intensity 1point Results of paired sample test can be concluded that the administration of dark chocolate as much as 100 grams rod can reduce pain intensity primary dismenorre. Based on the test results of this study, then dark chocolate sticks can be used as an alternative material for primary dismenorre reduce pain. Conclusion while referring to the working hypothesis behwa administration of dark chocolate may reduce pain intensity of primary dysmenorrhea. Keywords: brown black rod, intensity of pain, primary dysmenorrhea Abstrak: Tujuan penelitian ini mengetahui pengaruh coklat hitam batang (dark chocolate) terhadap penurunan intensitas nyeri pada responden dengan dysmenorrhea primer. Penelitian ini menggunakan metode quasi-eksperimen menggunakan pendekatan One Group Pretest-Posttest With control Group Design dengan analisis uji paired sampel test dengan nilai kepercayaan 95%. Sampel berjumlah 30 orang dengan rincian masing-masing 15 kelompok kontrol dan 15 kelompok perlakuan. Tehnik pengumpulan data menggunakan metode wawancara dan observasi. Hasil penelitian didapatkan, sebelum perlakuan di berikan coklat hitam batang 100 gram 60% responden Mengalami penurunan 2 nilai intensitas nyeri dan 20% mengalami penurunan 1nilai intensitas nyeri. Hasil uji paired sampel test dapat disimpulkan bahwa pemberian coklat hitam batang sebanyak 100 gram dapat menurunkan intensitas nyeri dysmenorrhea primer. Kata kunci: coklat hitam batang, intensitas nyeri, dysmenorrhea primer
PENDAHULUAN
selama haid, dan pada sebagian orang yang mengalami gejala nyeri berat akan mengganggu aktifitas. Dysmenorrhea dibagi menjadi dua yaitu Dysmenorrhea primer dan skunder. Dysmenorrhea primer adalah menstruasi yang sangat nyeri tanpa patologis pelvis dan terjadi pada awal menstruasi atau segera setelahnya. Dysmenorrhea primer ini diakibatkan dari pengeluaran prostaglandin yang berlebihan, sehingga menyebabkan uterus berkontraksi secara berlebihan dan menyebabkan vasospasme arteriolar (Smeltzer dan Bare, dalam Carrington 1991). Nyeri yang terjadi bersifat1
Menstruasi adalah perdarahan secara periodik disertai pelepasan endometrium setelah siklus ovulasi yang dipengaruhi oleh hormon reproduksi dan dimulai 14 hari setelah ovulasi (Winknjosastro dalam Abidin 2005). Masa siklus menstruasi seseorang sering sekali disertai gangguan dan ketidaknyamanan fisik seperti kram, nyeri yang disebut dengan Dysmenorrhea. Dysmenorrhea adalah menstruasi yang sangat nyeri tanpa adanya kelainan pelvis. Angka kejadian di Indonesia mencapai 55% pada perempuan usia produktif mengalami nyeri ISSN 2460-0334
1
JURNAL INFORMASI KESEHATAN INDONESIA (JIKI), VOLUME 1, NO. 1, MEI 2015: 1-7
normal dan akan menjadi berlebihan bila dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti emosi, anemia dan stress. Dysmenorrhea sekunder terjadi karena proses penyakit pada organ kewanitaan seperti tumor, infeksi maupun kanker pada rahim (Kardiana, dalam Abidin 2005). Berbagai upaya perawatan sudah dilakukan untuk meringankan gejala nyeri ini baik secara farmakologis maupun non farmakologis. Perawatan non farmakologis diantaranya adalah memberikan kompres hangat, massage, efflurage, distraksi, latihan fisik, dan istirahat yang cukup maupun mengkonsumsi bahan makanan yang merangsang pelepasan endorphin dan serotonin, salah satunya adalah pemberian dark chocolate. Bahan makanan ini banyak disukai orang terutama pada remaja, disamping rasanya yang enak juga mengandung triptophan yang dapat merangsang pengeluaran serotonin yang bekerja menghambat lintasan nyeri didalam medula spinalis dan mengandung karbohidrat bila dikonsumsi akan menghasilkan endorphine yang dapat mengaktivasi bagian sistem analgesia otak dengan menghambat prostalgandin (Guyton and Hall, 1996). Tujuan penelitian ini adalah mengetahui pengaruh dark chocolate terhadap penurunan nyeri pada remaja dengan Dysmenorrhea primer. Tujuan khususnya adalah 1) mengidentifikasi intensitas nyeri pada klien/ remaja dengan Dysmenorrhea primer sebelum diberikan dark chocolate, 2) mengidentifikasi intensitas nyeri pada klien/ remaja dengan Dysmenorrhea primer setelah diberikan dark chocolate, 3) menganalisis pengaruh dark chocolate terhadap penurunan nyeri pada klien/remaja dengan Dysmenorrhea primer. METODE PENELITIAN Penelitian yang akan dilakukan merupakan penelitian quasi eksperimental dengan jenis rancangan adalah one group pretest-posttest with control design. Penelitian menggunakan hubungan sebab akibat dengan cara melibatkan satu kelompok subyek dan satu kelompok kontrol. Kelompok subyek dilakukan observasi sebelum
2
dilakukan perlakuan (pretest), kemudian diobservasi lagi setelah perlakuan (post test). Sedangkan untuk kelompok kontrol dilakukan dua kali observasi dengan rentang waktu yang sama akan tetapi tidak dilakukan perlakuan (Nursalam, 2003). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh remaja putri di SMAK Sugiyo Pranoto Kota Pasuruan yang mengeluh dysmenorrhea primer. Sampel pada penelitian ini adalah remaja yang mengalami dismenore serta bersedia menjadi responden. Pengambilan sampel pada penelitian ini digunakan rumus sampel minimal. Pada penelitian ini jumlah sampel minimal yang diperoleh adalah 16, sehingga akan didapatkan total 32 responden dengan perincian 16 responden untuk kelompok kontrol dan 16 untuk kelompok perlakuan dengan memperhatikan kriteria sebagai berikut : Kriteria inklusi antara lain: usia 15-18 tahun, nyeri menstruasi terjadi saat menstruasi dimulai berlangsung 24 jam sampai 72 jam, tidak menggunakan obat analgesic atau obat-obatan lain yang dapat mengurangi nyeri menstruasi, bersedia menjadi responden Terdapat dua variable pada penelitian ini yaitu Intensitas nyeri pada dismenorre primer sebagai dependent variable, dan coklat hitam batang (dark chocolate) sebagai independent variable. Penelitian ini menggunakan instrument berupa lembar observasi dan lembar wawacara. Alat ukur untuk variable dependent/variable tak bebas intensitas nyeri pada dismenorre primer yang digunakan adalah skala nyeri 1-10. Lembar observasi berisi tentang kriteria nyeri seseorang berdasarkan skala yang digunakan yaitu skala nyeri 1-10. Sedangkan lembar wawancara berisi seputar dismenorre primer yang dialami oleh responden meliputi lokasi nyeri, nyeri yang dirasakan, kapan nyeri dimulai, nyeri berlangsung berapa lama, apakah nyeri terjadi setiap menstruasi dan faktor apa yang memengaruhi terjadinya peningkatan nyeri. Hasil pengumpulan data dilakukan pengolahan untuk mengetahui apakah ada pengaruh pemberian dark chocolate terhadap penurunan intensitas nyeri dysmenorrhea primer ISSN 2460-0334
Hanan, Dark chocolate dan nyeri dismenorhea
pada remaja. Data yang sudah terkumpul akan dikelompokkan anatara sebelum dan sesudah observasi kedalam tabulasi dan melihat adanya perbedaan intensitas nyeri dengan menggunakan skala nyeri numeric, untuk nilai perbedaan: Nyeri 0 : nyeri tidak berkurang, Nyeri 1 : nyeri sedikit berkurang, Nyeri 2 : nyeri berkurang moderat, Nyeri 3 : nyeri berkurang lebih moderat, Nyeri 4 : nyeri sangat berkurang Pengujian perbedaan nilai pretest dan posttest dari kelompok perlakuan (A) dan kelompok kontrol (B) menggunakan uji Paired Sampel-test dengan nilai taraf signifikansi 0.05% artinya nilai kepercayaan 95%. Penelitian ini dilakukan pada remaja di SMAK Sugiyo Pranoto Kota Pasuruan dan pengambilan data dilakukan selama 2 bulan sesuai dengan siklus menstruasi responden, yaitu bulan Oktober hingga Nopember 2013. HASIL PENELITIAN Karakteristik responden berdasarkan usia didapatkan seperti pada Tabel 1, menunjukkan hasil 43.3% berusia 17 tahun, dan sebagian kecil 6,7% berusia 14 tahun. Karakteristik reponden berdasarkan usia Tabel 1. Karakteristik responden dysmenorrhea primer berdasarkan usia Usia (Tahun) 14 15 16 17 18 Jumlah
F 2 6 6 13 3 30
% 6.7 20 20 43.3 10 100
ISSN 2460-0334
F 3 6 3 11 6 1 30
Lokasi Nyeri Perut bagian bawah Perut bagian tengah Semua lapang perut Bagian kanan kiri perut Jumlah
F 15 11 3 1 30
% 10 20 10 36.7 20 3.3 100
% 50 36.7 10 3.3 100
Tabel 4. Karakteristik responden berdasarkan deskripsi nyeri yang dirasakan Deskripsi Nyeri Nyeri kemeng/ngilu Nyeri tumpul dan melilit Nyeri disertai tegang perut /kram Nyeri ditusuk dan diremas
F 4 5
% 13.3 16.7
7
23.3
14
46.7
Tabel 5. Karakteristik responden berdasarkan waktu mulainya nyeri dysmenorrhea primer yang dirasakan siswi Waktu Mulai Nyeri 1 jam sebelum darah keluar Selama menstruasi Jumlah
F 14 16 30
% 46.7 53.3 100
Tabel 6. Karakteristik responden berdasarkan lamanya waktu nyeri dysmenorrhea Lamanya Waktu Nyeri Lebih dari 30 menit Lebih dari 1 jam 1 hari Jumlah
Tabel 2. Karakteristik responden dysmenorrhea primer berdasarkan usia menarche Usia Menarche 10 11 12 13 14 15 Jumlah
Tabel 3. Karakteristik responden dysmenorrhea primer berdasarkan lokasi nyeri
F 6 19 5 30
% 20 46.7 16.7 100
Tabel 7. Karakteristik responden berdasarkan faktor yang memengaruhi nyeri dysmenorrhea Faktor yang berpengaruh Stres Kecapean Makan pedas Olah raga Minum soda Jumlah
F
%
5 16 6 2 1 30
16.7 46.7 20 6.7 3.3 100
3
JURNAL INFORMASI KESEHATAN INDONESIA (JIKI), VOLUME 1, NO. 1, MEI 2015: 1-7
Tabel 8. Distribusi kelompok (A) berdasarkan intensitas nyeri sebelum diberi dark chocolate Intensitas Nyeri Tidak Nyeri Ringan Sedang Berat Sangat berat
Skala 0 1-3 4-6 7-9 10
F 0 1 5 9 0
% 0 6.7 33.3 60 0
Tabel 9. Distribusi kelompok (B) berdasarkan intensitas nyeri sebelum di observasi Intensitas Nyeri Tidak Nyeri Ringan Sedang Berat Sangat berat
Skala 0 1-3 4-6 7-9 10
F 0 0 9 6 0
% 0 0 60 40 0
Tabel 10. Distribusi kelompok (A) berdasarkan intensitas nyeri sesudah diberi dark chocolate Intensitas Nyeri Tidak Nyeri Ringan Sedang Berat Sangat berat
Skala 0 1-3 4-6 7-9 10
F 0 4 11 0 0
% 0 26.7 73.3 0 0
Tabel 11. Distribusi responden kelompok (B) berdasarkan intensitas nyeri sesudah dilakukan observasi setelah 15 menit Intensitas Nyeri Tidak Nyeri Ringan Sedang Berat Sangat berat
Skala 0 1-3 4-6 7-9 10
F 0 0 14 1 0
% 0 0 93.3 6.7 0
menarche ditunjukkan pada Tabel 2, sebanyak 36,7% mengalami menarche pada usia 13 tahun, dan hanya sebagian kecil 3,3% yang berusia 15 tahun. Berdasarkan lokasi nyeri, Tabel 3 menunjukkan hasil bahwa sebanyak 50% merasakan nyeri pada perut bawah, 36,7% merasakan nyeri perut bagian tengah, dan hanya
4
sebagian kecil 3,3% merasakan nyeri pada bagian kanan kiri perut, serta 10% merasakan nyeri pada semua lapang perut. Berdasarkan deskripsi nyeri yang dirasakan seperti ditunjukkan pada Tabel 4 didapat bahwa 46,7 % merasakan nyeri yang ditusuk dan diremas, 23,3% merasakan nyeri tegang perut dan kram. dan sebanyak 16,7% merasakan nyeri tumpul dan melilit serta 13,3% merasakan nyeri kemeng dan ngilu. Berdasarkan karakteristik waktu dimulainya nyeri, Tabel 5 menunjukkan sebanyak 46,7% mulai mengalami nyeri 1 jam sebelum menstruasi, 53,3% mulai mengalami nyeri selama darah keluar. Berdasarkan lama waktu rasa nyeri, pada Tabel 6 diperoleh hasil bahwa 46,7% mengalami nyeri selama lebih dari 1 jam, sebanyak 20% mengalami nyeri selama 30 menit, dan sebanyak 16,7% mengalami nyeri selama 1 hari. Berdasarkan faktor yang memengaruhi nyeri dysmenorrhea, pada Tabel 7 terlihat bahwa 46,7% responden penelitian mengalami peningkatan nyeri dysmenorrhea ketika mengalami kecapean, dan 3,3% responden mengalami nyeri dysmenorrhea ketika minum soda. Pada Tabel 8 menunjukkan bahwa intensitas nyeri yang dirasakan oleh responden penelitian kelompok perlakuan sebelum diberi dark chocolate adalah 60% nyeri berat, dan 6,7% adalah nyeri ringan. Tabel 9 dan 11 menunjukkan bahwa intensitas nyeri yang dirasakan oleh responden penelitian kelompok kontrol sebelum dan sesudah observasi. Pada tabel 10 menunjukkan bahwa intensitas nyeri yang dirasakan oleh responden penelitian kelompok perlakuan sesudah diberi coklat hitam batang adalah subyek penelitian mengalami nyeri ringan 26.7% dan yang mengalami nyeri sedang 73.3% Dan beberapa responden penelitian didapatkan yang mengalami intensitas nyeri yang turun yaitu menjadi nyeri ringan dan sedang. Pada penelitian ini diawali dengan melakukan uji normalitas, jika didapatkan data dalam distribusi normal, maka dilakukan uji paired test untuk mengetahui perbedaan antara pre dan post pada masing-masing kelompok perlakuan dan kontrol.
ISSN 2460-0334
Hanan, Dark chocolate dan nyeri dismenorhea
Tabel 12 Nilai signifikansi (P) hasil uji normalitas penelitian pengaruh coklat hitam batang (drak chocolate) terhadap penurunan intensitas nyeri dismenorre Variabel Nyeri Pre Nyeri Post
Koefisien Kolmogorov-Smirnov 1.653 1.290
Signifikasi
Keterangan
0.08 0.72
Normal Normal
Tabel 13 Hasil uji intensitas nyeri dismenore kelompok (A) dan (B) pada siswi SMAK Sugiyo Pranoto Di Pasuruan tahun 2013 Variabel Nyeri pre dan Nyeri post
_ X 1.3
SD 1.09
_ X±SD 0.1
Analisis statistik digunakan taraf kepercayaan 95%. Penelitian ini menggunakan uji normalitas Kolmogorov-Smirnov Test, hasil uji tersebut adalah variabel intensitas nyeri dismenorre sebelum dan sesudah diberikan coklat hitam batang 100 gram berada dalam distribusi normal yaitu p >0.05 seperti terlihat pada Tabel 12. Hasil uji paired differences di atas diperoleh nilai signifikansi nyeri pre dan nyeri post 0.000 pada nilai signifikansi < = 0.05, artinya bahwa ada perbedaan antara kelompok pre dan post pada kelompok perlakuan dan kelompok kontrol, kecenderungan penurunan nyeri lebih banyak pada kelompok perlakuan dibandingkan kelompok kontrol dan hasil analisis diatas bahwa terdapat pengaruh penurunan intensitas nyeri pada dismenore primer setelah diberikan perlakuan berupa pemberian coklat hitam batang (dark chocolate) sebanyak 100 gram. PEMBAHASAN Pemberian coklat hitam batang untuk melihat efek terhadap penurunan intensitas nyeri sebelum diberikan kepada responden dilakukan observasi dan pengukuran intensitas nyeri dengan menggunakan skala nyeri 0-10 pada seluruh responden penelitian yang menjadi kelompok perlakuan dan kelompok kontrol Hasil observasi pada kelompok perlakuan bahwa sebelum diberi coklat hitam batang didapatkan hasil 33.3% responden penelitian
ISSN 2460-0334
(2-tailed) 0.000
Batas Bawah
Batas Atas
0.9
1.7
mengalami nyeri sedang, 60% responden penelitian mengalami nyeri berat dan 6.7% responden mengalami nyeri ringan. Hasil pada kelompok kontrol 60% responden penelitian mengalami nyeri sedang dan 40% mengalami nyeri berat. Nyeri yang terjadi pada responden penelitian disebabkan jumlah prostalglandin F2alfa yang berlebihan pada darah menstruasi. Peningkatan jumlah prostaglandin mengakibatkan meningkatnya amplitude dan frekuensi kontraksi uterus dan menyebabkan vasospasme arteriol uterus sehingga mengakibatkan ischemia dan kram abdomen (Bobak, Lodermilk, and Jansen 2005). Berdasarkan lokasi nyeri bahwa 50% responden penelitian merasakan nyeri pada perut bagian bawah, 36.7% responden penelitian merasakan nyeri pada perut bagian tengah dan 10% responden penelitian merasakan nyeri pada semua lapang perut serta hanya 3.3% merasakan nyeri perut kanan dan kiri. Hal ini sesuai dengan Carrington dan Wilson (1991) bahwa nyeri pada saat menstruasi adalah yang hebat disekitar perut bagian bawah menyebarkan ke paha dan kaki. Hasil penelitian ini juga didapatkan diskripsi nyeri pada setiap responden tidak sama, sebagian besar 23.3% mengalami nyeri tegang perut dan kram. Nyeri kram pada dismenore primer dimulai sebelum dan segera setelah awitan aliran menstruasi dan berlanjut selama 48 sampai 72 jam. Pendapat lain mengatakan bahwa nyeri bisa muncul sebelum, saat atau keluarnya darah dan menetap selama 12 sampai 36 jam. Dysmenor-
5
JURNAL INFORMASI KESEHATAN INDONESIA (JIKI), VOLUME 1, NO. 1, MEI 2015: 1-7
rhea primer juga bisa dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya kelelahan fisik maupun psikis secara tidak langsung bisa menyebabkan terjadinya stressor. Rasa kelelahan akan menyebabkan sensasi nyeri semakin intensif. Hasil analisis responden sesudah diberikan coklat hitam batang sebanyak 100 gram didapatkan data 73.3% responden mengalami nyeri sedang yang sebelumnya mengalami nyeri berat dan nyeri sedang dengan skala nyeri pada batas atas. Dan 4% responden penelitian mengalami nyeri ringan yang sebelumnya mengalami nyeri sedang dengan skala nyeri pada batas atas. Sedangkan pada kelompok (B) setelah dilakukan observasi intensitas nyeri 93.3% mengalami nyeri sedang dari sebelumnya 33.3% mengalami nyeri berat, dan 6.7% responden tetap mengalami nyeri berat. Hasil tersebut menunjukkan bahwa penurunan intensitas nyeri setiap individu berbeda, ada beberapa yang mengalami intensitas nyeri tetap tetapi terjadi perubahan nilai angka intensitas nyeri. Nyeri merupakan perasaan yang tidak menyenangkan dan bersifat subyetif yang tidak dapat dibagi dengan orang lain, meskipun setiap individu mendapatkan stimulus yang sama. Stimulus dari adanya kontraksi kontraksi uterus dan ischemia jaringan endometrium karena sekresi prostaglandin yang berlebihan, tetapi reaksi yang ditunjukkan setiap orang berbeda (Kozier at all.,2004). Nyeri yang dirasakan oleh responden tetap karena nyeri dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya pengalaman masa lalu, ansietas, budaya, usia, keletihan, perhatian dan makna nyeri . Responden yang mengalami nyeri berkepanjangan akan lebih toleras terhadap rasa nyeri dibandingkan dengan responden yang tidak mengalami nyeri, sehingga walaupun dilakukan perlakuan tertentu akan merasakan nyeri yang tetap. Hasil penelitian kelompok perlakuan menunjukkan data bahwa dengan pemberian coklat ada penurunan nyeri dari berat ke tingkat sedang dan dari sedang ke tingkat ringan. Pemberian dark chocolate akan meningkatkan sekresi serotonin, akibatnya transmisi menuju cornu dorsalis (tempat serat sensorik nyeri perifer
6
berakhir) sehingga akan mengahambat transmisi nyeri (Guyton.,1996). Serotonin juga akan menjaga agar gerbang nyeri tetap tertup, kekurangan serotonin akan membuat sensitifitas terhadap nyeri meningkat, untuk meningkatkan kadar serotonin bisa dilakukan stimulasi pada tubuh. Pemberian dark chocolate akan memicu pengeluaran endorphin yaitu zat pengahantar eksitasi system analgesia otak. Endorpin ini akan menghambat enzim siklooksigenase sehingga tidak terbentuk PGG2, dimana PGG2 ini yang akan membentuk PGF2 alfa yang merupakan zat mediator nyeri (Tanu, 2003). kemungkinan adanya kesinergisan anatara endorphin dengan serotonin, yaitu adanya karbohidrat yang berperan pada peningkatan kadar serotonin dan mekanisme biofeedback dari peningkatan serotonin untuk meningkatkan pengambilan karbohidrat dalam tubuh, karbohidrat ini berperan untuk memicu pengeluran endorphin. Kelompok kontrol setelah dilakukan observasi 15 menit didapatkan hasil 93.3% mengalami nyeri sedang dengan penurunan 33.3% dari nyeri berat menjadi nyeri sedang dan hampir 60% tetap berada pada tingkat nyeri yang sama yaitu nyeri sedang. Kemudian 6.7% tetap pada nyeri yang sama yaitu berat. Kondisi ini dikarenakan pada kelompok kontrol tidak mendapatkan terapi apapun yang bisa memengaruhi intensitas nyeri. Nyeri yang dirasakan responden disebabkan adanya jumlah prostaglandin F2 alfa yang berlebihan, sehingga merangsang hiperaktifitas uterus, sehingga tanpa diberikan coklat hitam batang 100 gram, nyeri akan cenderung tetap. Mekanisme penurunan nyeri ini dapat dijelaskan dengan teori gate control, yaitu intensitas nyeri diturunkan dengan memblok implus nyeri oleh endorphin yang pengeluarannya dipicu oleh pemberian coklat hitam batang disamping itu juga adanya hambatan implus nyeri oleh serotonin insyarat nyeri tidak dapat diteruskan menuju cornu dorsalis. Hasil analisis data yang dilakukan dengan uji paired samples test diperoleh hasil bahwa nilai signifikansi 0,000 < 0,05 ada perbedaan anatara kelompok (A) dan (B) artinya bahwa pemberian coklat hitam batang memiliki pengaruh yang
ISSN 2460-0334
Hanan, Dark chocolate dan nyeri dismenorhea
signifikan terhadap penurunan intensitas nyeri pada dismenore primer. Pemberian coklat hitam batang sebanyak 100 gram terbukti dapat menurunkan intensitas nyeri pada siswi SMAK Sugiyo Pranoto Di Pasuruan dengan masalah dismenore primer. Dengan demikian pemberian coklat hitam batang sebanyak 100 gram dapat digunakan sebagai alternatif pilihan untuk menurunkan intensitas nyeri pada siswi dengan dismenore primer secara non farmakologis.
pada orang yang menderita dismenore primer sebagai salah satu terapi alternative non farmakologi, 2) perlu adanya penelitian dengan menggunakan sampel yang lebih besar dan bervariasi tentang pemberian coklat pada dismenore primer dalam penurunan intensitas nyeri, 3) Hasil penelitian ini dapat dijadikan media pembelajaran atau edukasi bagi remaja yang mengawali masa haid pertamanya (menarche) DAFTAR PUSTAKA
PENUTUP Setelah serangkaian proses dilalui, maka peneliti dapat mengambil beberapa kesimpulan: 1) berdasarkan observasi dan pengukuran menggunakan skala nyeri 1-10 sebelum diberi perlakuan berupa coklat hitam batang sebanyak 100 gram, sampel pada kelompok kontrol dan perlakuan sebagian besar mengalami nyeri pada kisaran nilai intensitas nyeri sedang dan sisanya mengalami nyeri berat, 2) hasil observasi setelah diberikan coklat hitam batang 100 gram pada kelompok kontrol cenderung mengalami intensitas yang tetap dan bahkan meningkat. Sedangkan pada kelompok perlakuan sebagian besar sampel mengalami penurunan intensitas nyeri sedang, 3) pemberian coklat hitam batang sebanyak 100 gram dapat menurunkan intensitas nyeri dismenore primer non farmakologis pada siswi Berdasarkan kesimpulan yang telah diuraikan diatas, maka saran yang diberikan peneliti adalah 1) pemberian coklat hitam batang sebanyak 100 gram terbukti dapat menurunkan intensitas nyeri dismenorre primer, sehingga bisa disosialisaikan
ISSN 2460-0334
Abidin B.2005.Atasi nyeri haid dengan herbal alami.(http://www.alatkesehatan.com/indexphp ?option=comcontent&comtask=view&id= Itemid=2,diakses 24 April2007. Bobak IM., Lowdermilk DL., and Jansen MD.2005. Buku ajar keperawatan maternitas (Maternity Nursing) Edisi 4, alih bahasa Maria A W dan Peter A, Jakarta: EGC Calvillo dan Flaskerud DL., dan Jansen MD. 1991. Dikutip oleh Potter dan Perry, 2005 Carrington ER dan Wilson JR.1991. Obstetrics and Gynecology, 9th Edition, Mosby Year Book,USA. Guyton AC. Hall JE, 1996. Buku Ajar Fisiologi kedokteran edisi 9 alih bahasa Irawati S. Jakarta: EGC. Kozier B., Erb G., Berman A., and Snyder SJ. 2004. Fundamental Of Nursing Concept, Proses, and Practice Seventh Edition, Pearson Prentice Hall, USA. Nursalam.2003. Konsep Keperawatan, Edisi Pertama, dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan : Pedoman Skripsi, Tesis dan Instrumen Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika. Tanu I.,2003. Farmakologi dan Terapi. Jakarta: Gaya Baru.
7