STUDI KELAYAKAN BISNIS PENGEMBANGAN USAHA ISI ULANG MINYAK WANGI PADA USAHA PERSEORANGAN BOSS PARFUM, BOGOR
Oleh MOCH. LUTFI ZAKARIA H24077027
PROGRAM SARJANA MANAJEMEN PENYELENGGARAAN KHUSUS DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2010
ABSTRAK Moch. Lutfi Zakaria. H24077027. Studi Kelayakan Bisnis Pengembangan Usaha Isi Ulang Minyak Wangi Pada Usaha Perseorangan Boss Parfum, Bogor. di bawah bimbingan H. Musa Hubeis.
Perubahan paradigma bahwa minyak wangi (parfum) sudah bukan lagi barang identik dengan wanita, dimana saat ini pria sangat membutuhkan minyak wangi untuk menjaga aroma tubuhnya agar tetap segar dalam kehidupan bersosialisasi. Hal tersebut merupakan salah satu hal yang melatar belakangi setiap pengusaha minyak wangi untuk mendirikan usaha ini. Namun, tidak semua masyarakat, baik pria maupun wanita, memiliki kemampuan membeli minyak wangi asli yang bermutu baik, akan tetapi berharga sangat mahal. Pendirian usaha isi ulang minyak wangi merupakan salah satu solusi untuk menjawab permintaan akan minyak wangi yang murah dan bermutu, maka diperlukan studi kelayakan untuk mengetahui kelayakan pendirian usaha yang dimaksud. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk (1) Mengetahui kondisi usaha isi ulang minyak wangi; (2) Menganalisis kelayakan pendirian usaha isi ulang minyak wangi dilihat dari aspek pasar dan pemasaran, aspek teknis dan teknologis, aspek manajemen dan operasional, serta aspek finansial; (3) Memberikan langkah-langkah atau masukan-masukan yang dapat digunakan untuk memajukan usaha isi ulang minyak wangi. Penelitian ini dilakukan di Boss Parfum yang terletak di Jl. R.E. Abdullah No. 1, Bogor. Jenis data yang digunakan adalah data primer dan sekunder yang terdiri dari data kualitatif dan kuantitatif. Data primer bersumber dari hasil wawancara para personil perusahaan dan data sekunder berasal dari studi pustaka beserta referensi-referensi lainnya seperti makalah, hasil penelitian terdahulu maupun internet. Metode pengolahan data dilakukan secara kualitatif dan kuantitatif. Analisis secara kualitatif dilakukan dengan menganalisis kelayakan usaha isi ulang minyak wangi dilihat dari aspek pasar dan pemasaran, aspek teknis dan teknologis, aspek manajemen dan operasional. Metode analisis data secara kuantitatif dilakukan dengan menghitung kelayakan usaha ini dari aspek finansialnya, dengan menghitung Net Present Value (NPV), Internal Rate of Return (IRR), Net B/C, Break Even Point (BEP), Payback Period (PBP) dan analisis sensitifitas. Hasil analisis kelayakan, baik dari segi kuantitatif maupun kualitatif menunjukkan bahwa usaha isi ulang minyak wangi ini layak untuk dijalankan. Hal tersebut salah satunya ditunjukkan dengan analisis finansial yang menghasilkan nilai NPV yang positif yaitu sebesar Rp. 57.494.385, nilai IRR 21 persen dimana nilai ini lebih besar dari nilai suku bunga pinjaman yang digunakan (13 persen), Net B/C 1,24, BEP Rp. 391.161.287 dan PBP 1,12 tahun yang berarti usaha ini sudah dapat menutup biaya investasi awalnya sebelum umur usaha berakhir. Hasil analisis sensitivitas dengan skenario peningkatan biaya variabel 5 persen menunjukan bahwa usaha ini menjadi tidak layak. Berbeda dengan peningkatan biaya variabel, analisis sensitivitas dengan skenario penurunan volume penjualan 10 persen menunjukkan usaha ini masih layak untuk dijalankan.
Judul Skripsi
: Studi Kelayakan Bisnis Pengembangan Usaha Isi Ulang Minyak Wangi Pada Usaha Perseorangan Boss Parfum, Bogor
Nama
: Moch. Lutfi Zakaria
NIM
: H24077027
Menyetujui Pembimbing,
( Prof. Dr. Ir. H. Musa Hubeis, MS, Dipl. Ing, DEA ) NIP : 195506261980031002
Mengetahui Ketua Departemen,
( Dr. Ir. Jono M. Munandar, M.Sc ) NIP : 196101231986011002
Tanggal Lulus :
STUDI KELAYAKAN BISNIS PENGEMBANGAN USAHA ISI ULANG MINYAK WANGI PADA USAHA PERSEORANGAN BOSS PARFUM, BOGOR
SKRIPSI Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar SARJANA EKONOMI pada Program Sarjana Manajemen Penyelenggaraan Khusus Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi Manajemen Institut Pertanian Bogor
Oleh MOCH. LUTFI ZAKARIA H24077027
PROGRAM SARJANA MANAJEMEN PENYELENGGARAAN KHUSUS DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2010
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan pada tanggal 02 Januari 1985 di Bogor, Jawa Barat. Penulis adalah anak pertama dari tiga bersaudara dari pasangan Yayan Mulyana, SP dan Indah Puji Astuti, SPd. Pada tahun 1991 penulis lulus dari Taman Kanak-kanak di TK Insan Kamil, pada tahun 1997 penulis lulus dari Sekolah Dasar di SD Sindangbarang V, tahun 2000 penulis lulus dari Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP) di SLTP Negeri 6 Bogor, dan pada tahun 2003 penulis berhasil menyelesaikan Sekolah Lanjutan Tingkat Awal di Sekolah Menengah Umum (SMU) Negeri 6 Bogor. Pada tahun 2003 itu pula penulis terdaftar sebagai mahasiswa Program Diploma Higiene Makanan, Fakultas Kedokteran Hewan, Institut Pertanian Bogor dan lulus pada tahun 2006. Pada tahun 2007 penulis melanjutkan studinya di Program Sarjana Manajemen Penyelenggaraan Khusus, Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi Manajemen, Institut Pertanian Bogor.
iii
KATA PENGANTAR
Syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, Tuhan pemilik semesta alam dan penguasa atas segalanya yang telah memberikan rahmat dan hidayah-NYA dan junjungan Nabi Muhammad SAW, sehingga penulis dapat menyelesaikan Skripsi berjudul ”Studi Kelayakan Bisnis Pengembangan Usaha Isi Ulang Minyak Wangi Pada Usaha Perseorangan Boss Parfum, Bogor” sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi Manajemen, Institut Pertanian Bogor. Dalam menyelesaikan Skripsi ini penulis mendapat bantuan, bimbingan dan dorongan dari semua pihak, sehingga pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terimakasih yang tak terhingga kepada : 1. Bapak Prof. Dr. Ir. H Musa Hubeis, MS, Dipl. Ing., DEA selaku Dosen Pembimbing atas dukungan, masukan, motivasi dan bimbingannya dalam penyelesaian skripsi. 2. Bapak Dr. Ir. Abdul Kohar, MSc dan bapak R. Dikky Indrawan, SP, MM selaku Dosen Penguji pada saat sidang. 3. Pegawai dan staf sekretariat Ekstensi Manajemen yang selalu menjembatani setiap kegiatan perkuliahan dan pada masa bimbingan. 4. Bapak dan Ibu, Adik-adik (Hasan dan Ajeng) serta seluruh keluarga. 5. Teman-teman dan sahabat yang selalu memberikan dukungan, dorongan dan semangat. 6. Bapak Dr. Ir. Jono M Munandar, M.Sc selaku Ketua Departemen Manajemen. Penulis menyadari bahwa Skripsi ini tidak lepas dari kekurangan, maka kritik dan saran sangat penulis harapkan, semoga sebuah karya ini dapat bermanfaat bagi yang membacanya.
Bogor, Januari 2010
Penulis
iv
DAFTAR ISI
Halaman ABSTRAK..................................................................................................... i RIWAYAT HIDUP ..................................................................................... iii KATA PENGANTAR ................................................................................. iv DAFTAR TABEL ...................................................................................... vii DAFTAR GAMBAR................................................................................. viii DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................... ix 1. PENDAHULUAN .................................................................................. 1 1.1. Latar Belakang .................................................................................. 1 1.2. Perumusan Masalah .......................................................................... 3 1.3. Tujuan Penelitian .............................................................................. 4 2. TINJAUAN PUSTAKA ......................................................................... 5 2.1. Studi Kelayakan ................................................................................ 5 2.1.1 Aspek-Aspek Studi Kelayakan ................................................ 6 a. Aspek Pasar dan Pemasaran .............................................. 7 b. Aspek Teknis dan Teknologis ........................................... 7 c. Aspek Manajemen Operasional ......................................... 8 d. Aspek Finansial ................................................................ 8 2.2. Usaha Kecil Menengah ................................................................... 11 2.3. Minyak Wangi ................................................................................ 12 2.4. Hasil Penelitian Terdahulu Yang Relevan ....................................... 13 3. METODOLOGI PENELITIAN .......................................................... 16 3.1. Kerangka Pemikiran Penelitian ....................................................... 15 3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian ........................................................... 18 3.3. Pengolahan dan Analisis Data ......................................................... 18 3.3.1 Pengumpulan Data ................................................................ 18 3.3.2 Pengolahan dan Analisis Data ............................................... 18 a. Aspek Pasar dan Pemasaran ............................................ 18 b. Aspek Teknis dan Teknologis ......................................... 19 c. Aspek Manajemen .......................................................... 20 d. Aspek Finansial .............................................................. 21 4. HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................. 23 4.1. Sejarah Berdirinya Boss Parfum...................................................... 23 4.2. Gambaran Umum Boss Parfum ....................................................... 24 4.3. Analisis Kelayakan Usaha Isi Ulang Minyak Wangi Boss Parfum... 24 4.3.1 Aspek Pasar dan Pemasaran .................................................. 24 a. Bentuk Pasar ................................................................... 24 b. Kecenderungan Permintaan dan Penawaran .................... 25 c. Analisis Persaingan ......................................................... 26 d. Strategi Bauran Pemasaran .............................................. 27
v
4.3.2 Aspek Teknik dan Teknologi ................................................ 32 a. Lokasi ............................................................................. 32 b. Penyediaan Bahan Baku dan Proses Produksi.................. 33 c. Tata Letak ....................................................................... 35 4.3.3 Aspek Manajemen dan Operasional ...................................... 35 a. Kepemilikan dan Perizinan ............................................. 35 b. Struktur Organisasi ......................................................... 37 c. Tenaga Kerja................................................................... 38 4.3.4 Aspek Finansial .................................................................... 39 a. Kebutuhan dan Sumber Dana .......................................... 41 b. Proyeksi Penerimaan ....................................................... 42 c. Penilaian Inveastasi ......................................................... 43 4.3.5 Rekomendasi Dalam Menjalankan Usaha Isi Ulang Minyak Wangi ................................................................................... 46 KESIMPULAN DAN SARAN ................................................................... 48 1. Kesimpulan ............................................................................................ 48 2. Saran...................................................................................................... 49 DAFTAR PUSTAKA ................................................................................ 50 LAMPIRAN .............................................................................................. 52
vi
DAFTAR TABEL
No. 1. 2. 3. 4. 5. 6.
Halaman Jumlah penduduk Kota Bogor .................................................................. 2 Bahan, jenis dan ukuran botol yang disediakan Boss Parfum.................. 29 Daftar harga botol yang ditawarkan Boss Parfum ................................... 31 Kebutuhan investasi ............................................................................... 42 Proyeksi penerimaan Boss Parfum ......................................................... 43 Nilai kriteria penilaian investasi Boss Parfum ........................................ 43
vii
DAFTAR GAMBAR
No.
Halaman
1. Kerangka pemikiran penelitian ............................................................... 17 2. Tata letak Boss Parfum .......................................................................... 36 3. Struktur organisasi Boss Parfum ............................................................ 38
viii
DAFTAR LAMPIRAN
No.
Halaman
1. Lembar kuesioner................................................................................... 53 2. Perhitungan biaya penyusutan ................................................................ 56 3. Perhitungan analisis cash flow Boss Parfum ........................................... 57 4. Perhitungan laporan laba rugi ................................................................. 60 5. Rencana kebutuhan fisik Boss Parfum ................................................... 61 6. Daftar harga barang................................................................................ 64 7. Rencana kebutuhan dana ........................................................................ 67 8. Rencana penerimaan Boss Parfum ......................................................... 70 9. Perhitungan analisis sensitivitas peningkatan biaya variabel 5% ............. 72 10. Perhitungan analisis sensitivitas penurunan penjualan 10% .................... 75
ix
1
I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Perkembangan zaman yang semakin pesat sekarang ini sangat menuntut profesionalisme setiap individu, baik dari segi kemampuan maupun segi penampilan. Untuk menjaga profesionalisme dalam segi penampilan, bukan hanya di lihat dari kebugaran, kesegaran dan kerapihan pakaian, akan tetapi juga harus diiringi dengan aroma yang mendukung terjaganya profesionalisme tersebut. Minyak wangi (parfume) saat ini telah menjadi suatu barang yang identik dengan wanita, karena menjadi bagian tidak terpisahkan dari gaya hidup wanita modern. Tidak lengkap seorang wanita meskipun telah menggunakan pakaian yang bagus dan sesuai dengan perkembangan mode, jika tidak ada bau harum minyak wangi yang tercium darinya. Bahkan saat ini minyak wangi telah menjadi sebuah komoditas yang sangat penting, tidak kalah dengan perkembangan mode pakaian. Dalam hal ini para wanita menghabiskan begitu banyak uang (kebutuhan pokok) untuk memenuhi selera dan keinginan akan minyak wangi yang bagus, bermutu dan terkenal. Bahkan sudah bukan menjadi rahasia lagi bahwa untuk memperoleh minyak wangi yang terkenal, banyak dari kaum wanita, rela pergi sampai ke kota atau bahkan Negara lain dengan membayar ongkos yang tidak sedikit tentunya. Namun, paradigma bahwa minyak wangi merupakan barang yang identik dengan wanita telah berubah, karena pria sangat membutuhkan minyak wangi untuk menjaga aroma tubuhnya agar tetap segar. Tidak kalah dengan wanita, pria juga rela mengeluarkan uang yang tidak sedikit untuk memenuhi keinginannya akan minyak wangi yang bagus, bermutu dan terkenal. Menurut Bakorwil Bogor Provinsi Jawa Barat (2006), Bogor adalah sebuah wilayah di Provinsi Jawa Barat, Indonesia yang terdiri dari wilayah Kota dan Kabupaten. Wilayah Bogor terdiri dari 6 Kabupaten/Kota, yaitu
2
Kab. Bogor, Kab. Sukabumi, Kab. Cianjur, Kota Bogor, Kota Sukabumi dan Kota Depok dengan luas wilayah sekitar 1.102.059 ha (11.020 km2). Jumlah penduduk di wilayah Bogor pada tahun 2006 adalah sekitar 10.930.969 jiwa (atau 27,35 persen dari jumlah penduduk Propinsi Jawa Barat), namun seiring dengan berjalannya waktu, jumlah penduduk di Bogor semakin meningkat. Kota Bogor merupakan bagian dari wilayah Bogor yang memiliki banyak fasilitas sosial yang mudah diperoleh selain itu juga kota Bogor merupakan kota penyangga ibu kota Negara, sehingga menarik para pendatang untuk tinggal di kota Bogor. Hasil Registrasi Penduduk yang dilakukan Badan Pusat Statistik Kota Bogor pada akhir tahun 2008 menunjukan bahwa jumlah penduduk kota Bogor sebanyak 942.204 jiwa dengan perincian seperti pada Tabel 1. Tabel 1. Jumlah Penduduk Kota Bogor Kelompok Jumlah Penduduk Umur Laki-laki Wanita 0-9 87.641 93.550 10-19 87.155 90.768 20-29 101.198 103.929 30-39 82.852 77.151 40-49 58.578 49.225 50-59 31.165 25.369 60+ 27.887 25.736 Jumlah 476.476 465.728
L+P 181.191 177.923 205.127 160.003 107.803 56.534 53.623 942.204
Sumber : Badan Pusat Statistik Kota Bogor, 2009
Bogor yang merupakan wilayah terdekat dengan ibu kota Jakarta adalah salah satu pemasok karyawan bagi perusahaan di Jakarta pada umumnya. Dengan demikian, setiap individu, terutama yang bekerja di Jakarta, sangat dituntut untuk menjaga penampilannya. Namun, tidak semua orang dapat menjaga aroma tubuhnya untuk tetap wangi dengan menggunakan minyak wangi yang mahal. Isi ulang minyak wangi (parfume refill) adalah solusi untuk menjawab keterbatasan yang dimiliki individu yang ingin menjaga aroma tubuh dengan harga yang tidak mahal. Selain dengan aroma yang mirip dengan aslinya, usaha isi ulang minyak wangi juga memberikan banyak pilihan aroma yang beragam dengan harga murah dan produk bermutu.
3
Boss Parfum merupakan salah satu jenis perusahaan perseorangan, karena kepemilikannya dimiliki oleh satu orang, diawasi dan dikelola oleh seseorang, bermodal kecil, terbatasnya jenis serta jumlah produksi, memiliki tenaga kerja atau buruh yang sedikit dan menggunakan alat produksi teknologi sederhana. Boss Parfum bergerak di bidang isi ulang minyak wangi dan terletak di Jl. R.E. Abdullah No. 1, Bogor. Pendirian usaha ini merupakan langkah yang diambil oleh pemilik untuk dapat mengambil peluang yang ada. Walaupun sudah berdiri sejak tahun 2007, akan tetapi perusahaan ini belum melakukan studi kelayakan bisnis terhadap kegiatan usaha yang dilakukannya. 1.2. Perumusan Masalah Kebutuhan masyarakat untuk menjaga aroma tubuhnya merupakan peluang tersendiri bagi pengusaha minyak wangi. Terdapatnya perbedaan kemampuan untuk memenuhi kebutuhan akan minyak wangi tersebut juga merupakan peluang yang dapat diambil oleh pengusaha untuk mendirikan kios isi ulang minyak wangi yang menawarkan variasi aroma dengan mutu yang baik, tetapi dengan harga terjangkau. Aspek-aspek kelayakan merupakan hal yang harus terpenuhi sebelum mendirikan sebuah usaha isi ulang minyak wangi. Perencanaan pendirian yang tepat dan terfokus dalam upaya untuk menyelesaikan masalah-masalah yang dihadapi akan menghasilkan keputusan tepat dalam pengambilan keputusan, maka permasalahan yang diteliti adalah : 1. Bagaimana kondisi usaha isi ulang minyak wangi tersebut ? 2. Apakah pendirian usaha isi ulang minyak wangi layak, terutama dari aspek pasar dan pemasaran, aspek teknis dan teknologis, aspek manajemen dan operasional, maupun aspek finansial ? 3. Apa langkah atau masukan yang dapat digunakan untuk memajukan usaha isi ulang minyak wangi ?
4
1.3. Tujuan Peneitian Berdasarkan rumusan masalah yang telah diuraikan, maka tujuan penelitian ini adalah : 1. Mengetahui kondisi usaha isi ulang minyak wangi. 2. Menganalisis kelayakan pendirian usaha isi ulang minyak wangi dilihat dari aspek pasar dan pemasaran, aspek teknis dan teknologis, aspek manajemen dan operasional, serta aspek finansial. 3. Memberikan langkah atau masukan yang dapat digunakan untuk memajukan usaha isi ulang minyak wangi.
5
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Studi Kelayakan Studi kelayakan merupakan bahan pertimbangan dalam mengambil suatu keputusan, apakah menerima atau menolak dari suatu gagasan usaha yang
direncanakan.
Pengertian
layak
dalam
penilaian
ini
adalah
kemungkinan dari gagasan suatu usaha yang akan dilaksanakan memberikan manfaat (benefit), baik dalam arti financial benefit maupun dalam arti social benefit. Layaknya suatu gagasan usaha dalam arti social benefit tidak selalu menggambarkan layak dalam arti financial benefit, tergantung dari segi penilaian yang dilakukan (Ibrahim, 2003). Sofyan (2003) berpendapat bahwa tujuan yang ingin dicapai dari studi kelayakan
bisnis
sekurang-kurangnya
mencakup
tiga
pihak
yang
berkepentingan, yaitu : 1. Bagi pihak investor : Studi kelayakan bisnis ditujukan untuk melakukan penilaian dari kelayakan usaha untuk menjadi masukan berguna, karena sudah mengkaji berbagai aspek pasar dan pemasaran, aspek teknis dan teknologis, aspek manajemen operasional dan aspek finansial secara komprehensif dan detail, sehingga dapat dijadikan dasar bagi investor untuk membuat keputusan investasi secara lebih obyektif. 2. Bagi analisis : Studi kelayakan adalah suatu alat yang berguna dan dapat dipakai sebagai penunjang kelancaran tugas-tugasnya dalam melakukan penilaian suatu rencana usaha, usaha baru, pengembangan usaha, atau menilai kembali usaha yang sudah ada. 3. Bagi masyarakat : Hasil studi kelayakan bisnis merupakan suatu peluang untuk meningkatkan kesejahteraan dan perekonomian rakyat baik yang terlibat secara langsung maupun muncul karena adanya nilai tambah sebagai akibat dari adanya usaha tersebut. 4. Bagi pemerintah : Dari sudut pandang mikro, hasil studi kelayakan bisnis ini bagi pemerintah, terutama untuk tujuan pengembangan sumber daya, baik dalam pemanfaatan sumber-sumber alam (SDA) maupun
6
pemanfaatan sumber daya manusia (SDM) berupa penyerapan tenaga kerja, selain itu, adanya usaha baru atau berkembangnya usaha lama sebagai hasil dari studi kelayakan bisnis yang dilakukan oleh individu atau badan usaha tentunya akan menambah pemasukan pemerintah baik dari pajak pertambahan nilai (PPN) maupun dari pajak penghasilan (PPH) dan retribusi berupa biaya perijinan, biaya pendaftaran, administrasi dan lainnya yang layak diterima sesuai dengan ketentuan berlaku. Secara makro, pemerintah dapat berharap dari keberhasilan studi kelayakan bisnis ini mempercepat pertumbuhan ekonomi daerah maupun nasional, sehingga tercapai pertumbuhan penduduk domestik bruto (PDB) dan kenaikan penerimaan per kapita. Menurut Husnan dan Muhammad (2000), tahap-tahap
untuk
melakukan investasi usaha adalah : 1. Indentifikasi Pengamatan dilakukan terhadap lingkungan untuk memperkirakan kesempatan dan ancaman dari usaha tersebut. 2. Perumusan Tahap perumusan merupakan tahap untuk menterjemahkan kesempatan investasi ke dalam suatu rencana proyek yang konkrit, dengan faktorfaktor yang penting dijelaskan secara garis besar. 3. Penilaian Penilaian dilakukan dengan menganalisa dan menilai aspek pasar, teknik, manajemen dan finansial. 4. Pemilihan Pemilihan dilakukan dengan meningkatkan segala keterbatasan dan tujuan yang akan dicapai. 5. Implementasi Implementasi yaitu menyelesaikan proyek tersebut dengan tetap berpegang pada anggaran. 2.1.1 Aspek-Aspek Studi Kelayakan Studi kelayakan bisnis merupakan gambaran kegiatan usaha yang direncanakan, sesuai dengan kondisi, potensi dan peluang yang
7
tersedia dari berbagai aspek. Dengan demikian, dalam menyusun sebuah studi kelayakan bisnis, menurut Ibrahim (2003) sekurangkurangnya dapat mengkaji aspek-aspek berikut : a. Aspek Pasar dan Pemasaran Analisis aspek pasar dan pemasaran bertujuan untuk memahami berapa besar potensi pasar yang tersedia, berapa bagian yang dapat diraih oleh perusahaan atau usaha yang diusulkan, serta strategi pemasaran yang direncanakan untuk memperebutkan konsumen (Husnan dan Muhammad, 2000). Proses pemasaran terdiri dari analisa peluang pemasaran, pengembangan strategi pemasaran, perencanaan program pemasaran, dan pengelolaan usaha pemasaran (Kotler, 1997). b. Aspek Teknis dan Teknologis Aspek teknis bertujuan untuk meyakini, apakah secara teknis dan pilihan teknologi perencanaan yang telah dilakukan dapat dilakukan secara layak atau tidak layak (Husnan dan Muhammad, 2000). Pada aspek teknis dan teknologis dipaparkan beberapa faktor, yaitu penentuan kapasitas produksi, tata letak pabrik, pemilihan mesin, peralatan dan teknologi untuk produksi (Umar, 2003). Kapasitas didefinisikan sebagai suatu kemampuan pembatas dari unit produksi untuk berproduksi dalam waktu tertentu. Tata letak (layout) atau disebut juga tata ruang, yaitu penempatan fasilitas-fasilitas yang dipakai di dalam pabrik seperti letak mesinmesin, letak alat-alat produksi, jalur pengangkutan, dan seterusnya. Letak dari berbagai fasilitas tersebut harus dikaji, agar proses produksi dapat dijalankan secara efektif dan efisien (Umar, 2003). Pemilihan mesin, peralatan, serta teknologi yang akan diterapkan dewasa ini hampir tidak dapat dipisahkan. Beberapa kriteria dalam pemilihan teknologi yang digunakan adalah kesesuaian dengan bahan baku yang digunakan untuk proses produksi, keberhasilan penggunaan teknologi di tempat lain,
8
kemampuan tenaga kerja dalam mengimplementasikan teknologi dan kemampuan mengantisipasi terhadap teknologi lanjutan (Umar, 2003). c. Aspek Manajemen Operasional Manajemen operasional merupakan suatu fungsi atau kegiatan manajemen yang meliputi perencanaan, organisasi, staffing, koordinasi, pengarahan dan pengawasan terhadap operasi perusahaan (Umar, 2003). Menurut Husnan dan Muhammad (2000),
analisis
manajemen
operasional meliputi deskripsi
pekerjaan yang akan dilakukan, persyaratan untuk melakukan pekerjaan tersebut dan struktur organisasi perusahaan. Aspek manajemen operasional juga perlu mengkaji mengenai legalitas atau apek yuridis dari suatu perusahaan. Hal ini dimaksudkan untuk meyakini, apakah secara yuridis perencanaan usaha yang telah dibuat dinyatakan layak atau tidak layak dihadapan pihak yang berwajib dan masyarakat (Umar, 2003). d. Aspek Finansial Aspek
finansial
membicarakan
tentang
bagaimana
menghitung kebutuhan dana, baik kebutuhan dana untuk aktiva tetap maupun dana untuk modal kerja. Analisis aspek finansial juga membicarakan mengenai sumber dana yang digunakan untuk memenuhi
kebutuhan
jumlah
dana
tersebut,
sekaligus
pengalokasiannya secara efisien, sehingga memberikan tingkat keuntungan yang menjanjikan. Beberapa hal yang dibahas dalam analisis aspek finansial, antara lain penentuan kebutuhan dan pengalokasian dana, serta kriteria penilaian investasi (Husnan dan Muhammad, 2000). Penentuan suatu keputusan investasi dilihat dari kriteria penilaian investasi. Kriteria penilaian investasi digunakan untuk menilai apakah suatu usaha layak untuk dilaksanakan apabila dipandang dari aspek profitabilitasnya (Husnan dan Muhammad, 2000). Pada umumnya ada beberapa metode yang biasa
9
dipertimbangkan untuk dipakai dalam penilaian aliran kas dari suatu investasi, yaitu metode Net Present Value (NPV), Internal Rate of Return (IRR), Net Benefit/Cost (Net B/C), Break Even Point (BEP), Payback Period (PBP) dan analisis sensitivitas (Gray dkk, 1992). 1) NPV atau Nilai Bersih Sekarang Nilai bersih sekarang sebuah proposal investasi sama dengan nilai bersih sekarang arus kas tahunan setelah pajak dikurangi dengan pengeluaran awal investasi (Keown dkk, 2001). Nilai bersih sekarang usaha memberikan ukuran nilai bersih proposal investasi dalam nilai uang pada saat sekarang. Oleh karena itu semua arus kas didiskontokan kembali ke masa sekarang, membandingkan selisih antara nilai sekarang arus kas tahunan dan pengeluaran investasi menjadi tepat. Perbedaan antara nilai sekarang arus kas tahunan dan pengeluaran awal menentukan nilai bersih atas penerimaan proposal investasi dalam nilai uang pada saat sekarang. Jika NPV proyek lebih besar atau sama dengan nol, maka proyek tersebut diterima, dan jika ada nilai negatif muncul dalam penerimaan proyek, maka proyek tersebut ditolak. Jika nilai bersih sekarang dari proyek nol, maka proyek tersebut memberikan
pengembalian
yang
sama
dengan
tingkat
pengembalian yang disyaratkan dan harus diterima. 2) IRR atau Tingkat Pengembalian Internal Tingkat pengembalian internal ialah tingkat diskonto yang menyamakan nilai sekarang arus kas bersih masa depan proyek dengan pengeluaran awal proyek (Keown dkk, 2001). Kriteria penilaiannya yaitu, jika nilai IRR yang didapat ternyata lebih besar dari discount factor (DF) yang ditentukan, maka investasi dapat diterima.
10
3) Net B/C atau Rasio Keuntungan/Biaya sama dengan Profitability Index (PI) Rasio keuntungan/biaya atau indeks keuntungan adalah rasio nilai sekarang dari arus kas bersih pada masa depan terhadap pengeluaran awalnya. Jika kriteria nilai bersih investasi sekarang memberikan ukuran kelayakan proyek dalam nilai uang yang absolut, maka indeks keuntungan memberikan ukuran relatif dari keuntungan bersih masa depannya terhadap biaya awal (Keown dkk, 2001). Kriteria
keputusan
dengan
menggunakan
indeks
keuntungan adalah menerima proyek, jika Net B/C lebih besar atau sama dengan 1,00 dan menolak proyek jika Net B/C kurang dari 1,00. 4) BEP atau Titik Impas Titik impas adalah suatu kondisi pada saat tingkat produksi atau besarnya pandapatan sama dengan besarnya pengeluaran perusahaan, sehingga pada saat itu perusahaan tidak mengalami keuntungan maupun kerugian (Mulyadi, 1997). 5) PBP atau Masa Pengembalian Investasi Setelah mendapat nilai sekarang dari keuntungan bersih, maka ditentukan pada tahun ke berapa total biaya investasi dapat tertutupi oleh keuntungan. Semakin cepat tingkat pengembalian usaha, maka akan semakin baik (Mulyadi, 1997). 6) Analisis Sensitivitas Analisis sensitivitas bertujuan untuk melihat apa yang akan terjadi dengan hasil analisis suatu usaha jika terjadi kesalahan atau perubahan pada perhitungan biaya dan penjualan.
Setiap
kemungkinan
yang
terjadi
dilihat
pengaruhnya terhadap usaha. Implikasi dari kondisi tersebut harus diadakan analisis kembali untuk berbagai kemungkinan yang terjadi pada kondisi riil. Analisis usaha umumnya
11
berdasarkan pada nilai dari perkiraan-perkiraan yang dapat terjadi pada masa mendatang (Sutojo, 1983). 2.2. Usaha Kecil Menengah (UKM) Pembahasan usaha kecil menengah dibatasi dengan mengelompokkan jenis usaha menjadi dua yaitu usaha industri dan usaha perdagangan. Pengertian tentang usaha kecil menengah (UKM) di suatu negara tidak selalu sama, tergantung konsep yang digunakan oleh negara tersebut. Definisi usaha kecil ternyata sangat bervariasi, di suatu negara berlainan dengan negara lainnya. Mengacu pada Undang-undang Nomor 9 tahun 1995, kriteria usaha kecil dilihat dari segi keuangan dan modal yang dimilikinya adalah: a. Memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp. 200 juta (tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha), dan b. Memiliki hasil penjualan paling banyak 1 milyar per tahun. Sedangkan untuk kriteria usaha menengah yaitu: a. Untuk sektor Industri, memiliki total aset paling banyak Rp. 5 milyar, dan b. Untuk sektor non-industri, memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp. 600 juta tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha; memiliki hasil penjualan tahunan paling banyak Rp. 3 milyar. Definisi UKM dalam Kepmenperindag adalah suatu usaha dengan nilai investasi maksimal Rp. 5 milyar termasuk tanah dan bangunan tempat usaha. Sedangkan BPS mengenai jenis UKM berdasarkan jumlah tenaga kerja yaitu: a. Kerajinan rumah tangga, dengan jumlah tenaga kerja dibawah 3 orang termasuk tenaga yang tidak dibayar, b. Usaha kecil, dengan jumlah tenaga kerja sebanyak 5 – 9 orang, c. Usaha menengah, dengan jumlah tenaga kerja sebanyak 20 – 99 orang. Bank Indonesia mengacu pada definisi yang sesuai dengan Undangundang Nomor 9 tahun 1995 karena kriteria UKM dalam peraturan Bank Indonesia yang berkaitan dengan pemberian kredit usaha kecil (PBI No. 3/2/PBI/2001) merujuk pada Undang-undang tersebut.
12
2.3. Minyak Wangi (Parfum) Menurut Romaro (2009), Parfum adalah senyawa kimia dari minyak wangi, aroma blends, fixatives, dan pelarut yang menghasilkan bau yang menyenangkan atau menarik kepada siapa pun, apa pun, atau ruang apapun yang diterapkan, baik secara langsung atau melalui spray. Ini digunakan terutama bagi wanita atau pria yang ingin menarik pasangan atau ingin berbau harum untuk acara sosial. 1. Konsentrasi atau komposisi parfum dimulai dengan dasar minyak parfum, yang alami, hewan, atau sintetis bila disiram minyak ini turun dengan pelarut parfum yang membuat cahaya dan berlaku. Murni atau tidak murni, minyak wangi letusan terdiri dari unsur-unsur yang dapat merusak kulit atau menimbulkan reaksi alergi, sehingga merapuhkan menambahkan pelarut minyak dan membuat kurang kuat sehingga harus digunakan pelarut etanol. 2. Tanaman, adalah sumber tertua senyawa minyak wangi dalam parfum, bunga dan bunga-bunga bagian yang paling lazim digunakan dalam parfum. Bagian tanaman lain termasuk daun dan ranting; akar, rhizomes, umbi, benih, buah dan kayu. 3. Hewan, terdapat beberapa jenis, diantaranya : a. Musk, yang berasal dari kantong kesturi dari Asian rusa kesturi; b. Civets, juga disebut Musk Civet dan senyawa lemak yang dikenal sebagai Ambar adalah di antara yang paling lazim digunakan dalam parfum. 4. Sintetik, diproduksi melalui sintesis organik dari beberapa senyawa kimia. Calone, Linalool, Coumarin dan terpenes antara sumber sintetis yang digunakan untuk membuat minyak wangi. Ini dapat menciptakan bau tidak wajar (tidak ada di alam) dan unsur-unsur yang sangat berharga yang digunakan untuk membuat parfum. Senyawa aroma biasanya memburuk dan kehilangan kekuatan dan kohesi jika disimpan secara tidak tepat untuk jangka waktu yang lama. Oleh karena itu, akan sangat baik untuk menutup rapat senyawa dalam wadah aluminium, dan menjauhkannya dari cahaya, panas, oksigen dan zat-zat
13
organik lainnya. Untuk hasil terbaik, wadah ini harus disimpan dalam lemari es pada suhu sekitar 3-70C. Parfum ini sangat populer di budaya dunia, begitu banyak sehingga penggunaannya dan aplikasi yang terus berkembang. Penciuman adalah salah satu yang paling kuat dan persuasif dari indra manusia, jadi wajar bahwa parfum akan menarik perhatian kita dalam banyak bidang kehidupan seharihari. Menurut Duff (2009), parfum adalah sebuah campuran kimia kompleks dari minyak atsiri, senyawa aroma, fixatives dan pelarut. Terdapat beberapa kategori berdasarkan pada komposisi kimia dan rasio pelarut minyak wangi, antara lain : 1. Ekstrak parfum (20-40 persen senyawa aromatik) 2. Eau de parfum (10-30 persen senyawa aromatik) 3. Eau de toilette (5-20 persen senyawa aromatik) 4. Eau de cologne (2-3 persen senyawa aromatik) Semakin banyak senyawa aromatik yang digunakan semakin lama baunya akan bertahan. Parfum terdiri dari puluhan bahan sehingga dapat menjadi sulit untuk menggambarkan efek keseluruhan sebagai satu bau. Namun,
dimungkinkan
untuk
mengidentifikasi
aroma
memberikan
kontribusi yang berbeda, serupa dengan orang yang mengetahui anggur bisa merasakan berbagai rasa dari komposisi. Parfum aroma umumnya dikategorikan oleh keluarga olfactive seperti bunga (Cukup jelas), Chypre (digunakan untuk menggambarkan aroma seperti aprikot), Fougre (berkayu atau aroma herbal), kulit (madu, tembakau, atau kayu aroma tar), kayu (seperti cendana, cedar atau nilam), ambers (vanili atau aroma binatang) dan jeruk (aroma menyegarkan). 2.4. Hasil Penelitian Terdahulu Yang Relevan Chaerunnisa (2007) meneliti tentang kelayakan usaha penggilingan gabah di desa Cikarawang, Bogor. Analisis kelayakan usaha ini mencakup lima aspek, yaitu aspek pasar dan pemasaran, aspek teknis dan teknologis, aspek manajemen dan operasional serta aspek finansial. Selain itu dilakukan analisis sensitivitas untuk usaha ini, yaitu perubahan harga input operasional
14
10 persen, dan penurunan volume penjualan 10 persen, dimana hal tersebut dimaksudkan
untuk
mengetahui
sampai
seberapa
besar
pengaruh
peningkatan dan penurunan tersebut terhadap kriteria-kriteria finansial. Selain untuk menganalisis kelayakan usaha penggilingan gabah, penelitian ini juga bertujuan untuk merekomendasikan langkah-langkah implementasi pendirian usaha penggilingan gabah dengan pendekatan kolaboratif. Tahapan yang dilakukan dalam pendekatan kolaboratif yaitu dengan sosialisasi metode Participatory Rural Apprasial (PRA) yang termasuk ke dalam Participatory Action Research (PAR) dan identifikasi potensi ekonomi desa. Tahap selanjutnya pemilihan kelompok tani, tahap ketiga membuat kesepakatan untuk mengadakan pertemuan-pertemuan antara tim peneliti dengan anggota kelompok tani. Tahap keempat menggunakan teknik-teknik Focus Group Discussion (FGD), dan tahap kelima merupakan tahap perumusan masalah. Hasil dari aspek pasar dan pemasaran menunjukkan bahwa di Desa Cikarawang masih terdapat peluang yang sangat besar untuk mendirikan penggilingan gabah, peluang tersebut 400–800 ton gabah kering giling. Aspek teknis dan teknologis dijelaskan bahwa rencana investasi, letak, tata letak, kapasitas produksi ekonomi, rencana produksi telah dibuat dan tinggal dilaksanakan. Dari segi aspek manajemen operasional dan dampak usaha, bahwa dampak yang terjadi akan lebih cenderung kepada banyaknya manfaat yang akan diperoleh masyarakat. Analisis kelayakan finansial menghasilkan nilai kriteria investasi cukup besar, dimana NPV bernilai Rp. 254.889.000,00, IRR 40,8 persen, Net B/C atau PI adalah 8,45 dan PBP adalah 0,8 tahun. Semua analisis kelayakan menunjukkan bahwa penggilingan gabah di Desa Cikarawang yang akan dikelola oleh Kelompok Tani Hurip layak untuk didirikan. Analisis sensitivitas yang dilakukan dengan skenario kenaikan dan penurunan harga input operasional dan volume penjualan 10 persen menghasilkan nilai NPV Rp. 213.709.000,00, IRR 40,4 persen, nilai Net B/C adalah 7,23 dan PBP 1 tahun, maka dapat disimpulkan bahwa usaha ini tidak sensitif terhadap perubahan-perubahan yang terdapat dalam skenario.
15
Hendra (2002) meneliti mengenai analisis kelayakan usaha pengolahan limbah kayu menjadi briket arang pada PT Wasta Guna Lestari. Analisis kelayakan ini mencakup lima aspek, yaitu aspek pasar dan pemasaran, aspek teknis dan produksi, aspek manajemen dan aspek keuangan. Selain itu dilakukan analisis sensitivitas dari usaha ini, yaitu terhadap perubahan produksi, harga jual dan tingkat suku bunga. Analisis aspek pasar menunjukkan adanya peluang pasar pembuatan briket arang, akibat semakin langka dan mahalnya minyak tanah. Hasil analisis berdasarkan aspek teknis dan produksi menunjukkan bahwa lokasi proyek memenuhi syarat teknis dan non-teknis. Dekatnya bahan baku utama untuk usaha ini, sikap masyarakat yang mendukung keberadaan PT XIP yang sudah lama berdiri memenuhi kriteria untuk usaha pembuatan briket arang kayu. Hasil analisis pada aspek manajemen dapat disimpulkan, bahwa manajemen yang ada sekarang perlu diperbaiki pada peningkatan skala usaha yang direncanakan, maka memiliki risiko kegagalan akan tinggi. Berdasarkan hasil analisis aspek keuangan, usaha pembuatan briket arang di PT WGL layak untuk dilaksanakan. Nilai NPV, PI, IRR dan PBP yang memenuhi kriteria kelayakan investasi, dimana NPV proyek bernilai positif, IRR lebih besar dari tingkat diskonto, PI lebih besar dari satu dan PBP lebih cepat dari yang ditetapkan perusahaan. Hasil analisis sensitivitas pada skala usaha 20.000–30.000 kg menunjukkan penurunan produksi 1 persen menyebabkan usaha tidak layak pada tingkat suku bunga deposito 13 persen, karena ada kriteria investasi yang tidak terpenuhi, yaitu IRR kurang dari 13 persen dan jika terjadi perubahan suku bunga menjadi 15 persen, maka usaha ini menjadi tidak layak.
16
III. METODOLOGI PENELITIAN
3.1. Kerangka Pemikiran Penelitian Perkembangan zaman yang menuntut setiap individu baik dari segi kemampuan maupun penampilan. Boss Parfum yang bergerak di bidang isi ulang minyak wangi didirikan untuk mengambil peluang yang ada dan untuk memenuhi permintaan akan minyak wangi yang murah dan bermutu. Akan tetapi dalam pendirian usaha isi ulang minyak wangi ini belum dilakukan analisis terhadap kelayakan dari setiap aspek dalam usahanya. Studi Kelayakan Bisnis membahas mengenai kelayakan dari berbagai segi kelayakan bisnis seperti aspek pasar dan pemasaran, aspek teknis dan teknologis, aspek manajemen dan operasional, maupun aspek finansial. Selain itu, studi kelayakan bisnis memberikan masukan mengenai target atau pencapaian yang harus diraih untuk mempertahankan kelangsungan usaha yang didirikan agar tetap berjalan sesuai dengan yang diharapkan. Salah satu faktor yang dapat mengancam kelangsungan usaha yang didirikan adalah persaingan yang ketat. Seiring dengan berjalannya waktu, usaha isi ulang minyak wangi telah menjamur di berbagai daerah di Bogor. Hal tersebut dapat menyebabkan persaingan yang harus dihadapi oleh Boss Parfum agar dapat mempertahankan kelangsungan usahanya. Menyadari hal tersebut di atas, maka timbul keinginan dari pemilik Boss Parfum untuk membuat atau melakukan sebuah studi kelayakan bisnis pada usaha isi ulang minyak wangi yang dijalankannya. Harapan dibuatnya sebuah analisis tentang kelayakan yang dilakukan pada pendirian usaha isi ulang minyak wangi adalah agar dapat menimbulkan rasa optimis dan rencana-rencana pengembangan, serta strategi yang akan atau harus dilakukan untuk memajukan usaha isi ulang minyak wangi di masa mendatang dan bermanfaat sebagai pedoman bagi perusahaan untuk menyusun dan memperbaiki usahanya
ke depan, sehingga dapat
memberikan kontribusi positif terciptanya usaha
untuk memenuhi
17
permintaan pasar yang ada. Kerangka pemikiran dalam penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 1.
Boss Parfum
Peluang Pasar
Kajian Kelayakan
Analisis Kuantitatif
Analisis Kualitatif
• Aspek Pasar dan Pemasaran,
• Aspek Finansial − NPV
• Aspek Teknis dan Teknologis,
− IRR − Net B/C atau PI
• Aspek Manajemen dan Operasional.
− BEP − PBP − Analisis Sesitivitas
Layak/Tidak Layak Gambar 1. Kerangka pemikiran penelitian
18
3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Boss Parfum Jl. R.E. Abdullah No. 1, Bogor. Pengkajian kelayakan bisnis ini dilaksanakan pada bulan Oktober 2009 sampai awal Januari 2010. 3.3. Pengolahan dan Analisis Data Jenis data yang digunakan adalah data primer dan sekunder yang terdiri dari data kualitatif dan kuantitatif. Data primer bersumber dari hasil wawancara para personil perusahaan. Data sekunder berasal dari studi pustaka dan informasi dari beberapa instansi dan referensi-referensi lainnya berupa makalah, hasil penelitian terdahulu dan internet. 3.3.1 Pengumpulan Data Data dan informasi dibutuhkan untuk memberikan gambaran dan berbagai keterangan yang dapat berguna dalam penelitian. Proses pengumpulan data dibagi menjadi dua tahap, yaitu pengumpulan data primer dan pengumpulan data sekunder. Data primer diperoleh dengan menggunakan metode interview atau wawancara (Lampiran 1) kepada setiap personil dalam perusahaan dan menggunakan metode Future Scenario (skenario masa depan). Sedangkan data sekunder diperoleh dari studi pustaka dan penggunaan data perusahaan yang berkaitan dengan penelitian. 3.3.2 Pengolahan dan Analisis Data Metode pengolahan data dilakukan secara kualitatif dan kuantitatif. Analisis kualitatif dengan menganalisis kelayakan usaha dari aspek manajemen dan dampak usaha. Analisis kuantitatif dilakukan dengan menghitung kelayakan usaha berdasarkan aspek pasar, teknik dan aspek finansialnya. Hasil analisis tersebut dijelaskan secara deskriptif yang terkait dengan aspek finansial, yaitu dengan menghitung NPV, IRR, Net B/C, BEP, PBP dan analisis sensitifitas. a. Aspek Pasar dan Pemasaran Pengkajian mengenai aspek pasar dilakukan dengan menganalisis permintaan, penawaran, harga, bentuk pasar,
19
program pemasaran, pesaing dan perkiraan penjualan. Melalui analisis aspek pasar ini dapat dilihat kondisi pasar yang terjadi dan dapat diperkirakan penjualan yang mungkin terjadi, yang nantinya dapat memperkirakan anggaran usaha. Analisis permintaan dan pesaing didapat dari literatur-literatur, baik dari berita-berita di koran, majalah, televisi, radio, maupun internet. Menurut Umar (2003), kriteria yang harus dipenuhi dalam aspek pasar dan pemasaran adalah : 1) Mampu menentukan jenis pasar yang akan dipilih, baik dari sisi produsen maupun dari sisi konsumen. 2) Mampu
melakukan analisis untuk
dapat menentukan
pergerakan permintaan konsumen akan produk yang akan dijual. 3) Mampu memberikan informasi tentang pangsa pasar (market share) produk tersebut. 4) Mampu menetapkan bagaimana segmen, target dan posisi produk yang akan dijual. 5) Mampu
menentukan
strategi
bersaing
dan
program
pemasaran melalui bauran pemasaran. 6) Mampu
memperkirakan
penjualan
yang
bisa
dicapai
perusahaan. 7) Mampu memperkirakan market share yang bisa dikuasai perusahaan. b. Aspek Teknis dan Teknologis Penilaian aspek teknis dilakukan dengan menganalisis apakah dari segi pembangunan usaha dan segi implementasinya secara teknis dapat dilaksanakan. Berdasarkan analisis ini dapat diketahui rancangan awal penaksiran biaya investasi dari usaha ini. Hal-hal yang perlu dianalisis dari aspek teknis ini adalah : 1) Lokasi proyek, dimana usaha akan didirikan dengan pertimbangan lokasi dan lahan usaha.
20
2) Skala usaha/luas produksi, ditetapkan untuk mencapai suatu tingkatan skala ekonomis. 3) Mesin serta alat pembantu mesin, dengan melihat kriteria pemilihannya. 4) Proses produksi dan tata letak, termasuk bangunan dan fasilitas lainnya. 5) Penyediaan bahan baku. Menurut Umar (2003), kriteria yang harus dicapai pada aspek teknis dan teknologis antara lain : 1) Mampu memilih strategi produksi, perencanaan produk dan mutunya. 2) Mampu menentukan proses pemilihan teknologi yang tepat guna, sehingga kinerja yang diharapkan dari teknologi tersebut jelas. 3) Mampu menentukan kapasitas produksi yang optimal. 4) Mampu menentukan letak pabrik bagi industri manufaktur atau letak usaha bagi industri jasa. 5) Mampu menentukan tata letak di dalam pabrik atau tata letak bagi industri jasa, seperti pada ruangan kantor. 6) Mampu menentukan perencanaan operasional. 7) Mampu mengetahui bagaimana rencana mengendalikan persediaan. 8) Mampu melakukan pengawasan terhadap mutu produk. c. Aspek Manajemen Tujuan analisis usaha dari aspek manajemen adalah untuk mengetahui apakah pembangunan dan implementasi usaha dapat direncanakan, dilaksanakan dan dikendalikan, sehingga pada akhirnya rencana usaha dapat dikatakan layak atau tidak layak. Hal yang perlu dianalisis dalam aspek manajemen adalah manajemen dalam operasi seperti bentuk organisasi, kebutuhan SDM, jumlah tenaga kerja yang digunakan dan sistem penggajian.
21
Menurut Umar (2003), kriteria yang harus dicapai pada aspek manajemen mencakup : 1) Perencanaan. 2) Pengorganisasian. 3) Penggerakan. 4) Pengendalian. d. Aspek Finansial Menurut Mulyadi (1997), dalam menganalisis aspek finansial dapat menggunakan metode : 1) NPV atau Nilai Bersih Sekarang : n
NPV =
ACFt
∑ (1 + k )t
± IO ..........................................(1)
t =1
Keterangan : ACFt
= arus kas tahunan setelah pajak pada periode t
k
= tingkat diskonto yang tepat
IO
= pengeluaran kas awal
n
= periode analisis usaha
Kriteria : NPV ≥ 0 : usaha layak NPV < 0 : usaha tidak layak
2) IRR atau Tingkat Pengembalian Internal : n
IO =
ACFt
∑ (1 + IRR)t
..................................................(2)
t =1
Keterangan : ACFt
= arus kas tahunan setelah pajak pada periode t
IRR
= tingkat pengembalian internal
IO
= pengeluaran kas awal
n
= periode analisis usaha
Kriteria : IRR ≥ tingkat pengembalian yang berlaku : usaha layak IRR < tingkat pengembalian yang berlaku : usaha tidak layak
22
3) Net B/C atau Rasio Keuntungan/Biaya sama dengan PI atau Indeks Keuntungan : n ACFt ∑ (1 + k )t PI = t =1 .......................................................(3) IO Keterangan : ACFt
= arus kas tahunan setelah pajak pada periode t
k
= tingkat diskonto yang tepat
IO
= pengeluaran kas awal
n
= periode analisis usaha
Kriteria : PI ≥ 1
: usaha layak
PI < 1
: usaha tidak layak
4) BEP atau Titik Impas : BEP =
Biaya Tetap
..............................(4)
Harga – Biaya Variabel
5) PBP atau Masa Pengembalian Investasi : PBP =
Biaya Investasi Awal
x 1 tahun ...........(5)
Arus Kas Masuk Kriteria : PBP ≥ periode pembayaran maksimum : usaha layak PBP < periode pembayaran maksimum : usaha tidak layak
6) Analisis Sensitivitas Perencanaan
suatu
usaha
pada
umumnya
menggunakan perkiraan dalam menentukan semua biaya yang dikeluarkan dan penerimaan yang akan diperoleh tiap tahun oleh suatu usaha. Peubah-peubah kebijakan yang digunakan sebagai alat analisis sensitivitas pada penelitian ini adalah perubahan biaya operasional dan penurunan volume penjualan.
23
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Sejarah Berdirinya Boss Parfum Boss Parfum merupakan merupakan tempat kegiatan usaha berskala kecil dalam bidang isi ulang minyak wangi yang didirikan oleh Muhamad Riza pada tahun 2007. Sebelum mendirikan Boss Parfum, awalnya pemilik melakukan usaha kecil-kecilan, yaitu dengan menjual Parfum secara langsung (direct selling) kepada konsumen. Usaha ini dilakukan pada saat pemilik menyelesaikan gelar sarjananya di salah satu universitas swasta di Kota Depok. Konsumen yang menjadi pengguna parfum ini umumnya adalah mahasiswa di Universitas tersebut. Dalam menjalankan usahanya, parfum yang dijual berasal dari toko parfum milik pamannya yang terletak di daerah Jakarta. Seiring dengan berjalannya waktu, pemilik Boss Parfum menyadari bahwa parfum yang merupakan salah satu kebutuhan yang tidak dapat lepas dari kehidupan manusia dan pada saat itu jumlah toko isi ulang minyak wangi di Kota Bogor belum terlalu banyak, hal ini berarti pesaing dalam usaha isi ulang minyak wangi masih sedikit, oleh karena itu pemilik berinisiatif untuk mendirikan Boss Parfum. Awal mula pendirian Boss Parfum dimaksudkan untuk melayani permintaan konsumen dengan cara menjual produk minyak wangi yang ditawarkan. Pada tahun 2008, pemilik mendaftarkan usahanya ke Departemen Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi (Deperindagkop) agar usaha ini memiliki kekuatan hukum dan terjamin legalitasnya. Hal ini sesuai dengan kriteria UKM menurut Inpres No. 10 tahun 1998, dimana suatu usaha harus memiliki segala persyaratan legalitas antara lain izin tetangga, izin usaha, izin tempat dan Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP). Boss Parfum merupakan salah satu jenis perusahaan perseorangan, karena kepemilikannya dimiliki oleh satu orang, bermodal kecil, terbatasnya jenis serta jumlah produksi, memiliki tenaga kerja atau buruh yang sedikit dan menggunakan alat produksi teknologi sederhana.
24
4.2. Gambaran Umum Boss Parfum Boss Parfum merupakan salah satu tempat usaha yang bergerak di bidang isi ulang minyak wangi yang terletak di Jl. RE Abdullah No. 1 Bogor. Dalam melakukan usahanya, Boss Parfum memiliki Visi untuk menjadi toko parfum terbesar di Kota Bogor, selain itu juga ingin menjadi pemasok utama untuk toko parfum di Kota Bogor. Misi yang akan dijalankan oleh Boss Parfum adalah : (1) Memperhatikan ketersediaan produk minyak wangi; (2) Keramahan dalam melayani konsumen; (3) Membuka cabang sebanyak-banyaknya untuk melayani permintaan parfum di berbagai daerah di Kota Bogor. Boss Parfum masih menggunakan peralatan sederhana seperti yang banyak digunakan oleh toko isi ulang minyak wangi lainnya. Peralatan yang digunakan dalam proses produksi antara lain Gelas Ukur dan Suntikan yang dibuat sedemekian rupa yang berfungsi untuk memasukan minyak wangi kedalam botol yang memerlukan perlakuan khusus (botol original). Namun, sistem pencatatan transaksi sudah dilakukan dengan cukup baik. Transaksi harian dicatat dalam buku berisi kolom nama barang, jumlah dan harga yang selanjutnya akan di input kedalam komputer untuk pengolahan lebih lanjut seperti mengetahui jumlah pendapatan dan pengeluaran harian, selain itu juga berfungsi sebagai penyimpanan data (database) bila sewaktu-waktu dibutuhkan. 4.3. Analisis Kelayakan Usaha Isi Ulang Minyak Wangi Boss Parfum 4.3.1 Aspek Pasar dan Pemasaran Aspek pasar dan pemasaran diperlukan untuk menilai sejauh mana potensi usaha tersebut dapat dijalankan. Analisis terhadap aspek ini menjadi perhatian pertama agar dapat diketahui sejauh mana peluang dan pangsa pasar yang tersedia dan dapat melihat kondisi pasar yang terjadi, sehingga dapat diperkirakan penjualan yang mungkin terjadi, agar dapat memperkirakan anggaran usaha. a. Bentuk Pasar Bentuk pasar produsen untuk usaha isi ulang minyak wangi adalah pasar persaingan sempurna. Pada jenis pasar ini, jumlah
25
produsen tidak terbatas karena pada dasarnya usaha ini dapat dijalankan oleh berbagai pihak selama memiliki kemampuan. Sedangkan pasar konsumen yang dipilih adalah pasar penjualan langsung (direct selling), karena Boss Parfum telah memiliki tempat usaha yang tetap dan memungkinkan untuk menjual produknya langsung ke tangan konsumen dan pasar penjualan kembali (reseller), dimana Boss Parfum melayani permintaan dari toko parfum lain maupun penjual individual lain. b. Kecenderungan Permintaan dan Penawaran Dengan semakin banyak penduduk Kota Bogor yang bekerja di Ibu Kota Jakarta, menyebabkan banyaknya permintaan akan minyak wangi yang bermutu dan murah. Selain itu, di Bogor juga terdapat banyak Perguruan Tinggi dan Sekolah Menengah yang menambah keragaman penduduk. Para pelajar dari instansi tersebut akan memberikan peluang tersendiri bagi usaha isi ulang minyak wangi ini. Menurut data dari Badan Pusat Statistik Kota Bogor (2009) menunjukkan bahwa jumlah penduduk Kota Bogor pada akhir tahun 2008 adalah 942.204 jiwa, terdiri dari 476.476 jiwa lakilaki, 465.728 jiwa perempuan dan tersebar di enam wilayah kecamatan dengan laju pertumbuhan 4% per tahun. Kecamatan Bogor Barat merupakan kecamatan dengan jumlah penduduk terbanyak, yaitu 205.123 jiwa, sedangkan jumlah penduduk terkecil terdapat di Kecamatan Bogor Timur yang hanya 94.329 jiwa. Hal tersebut menunjukkan bahwa Boss Parfum yang terletak di Kecamatan Bogor Barat memiliki pangsa pasar yang sangat luas. Segmen konsumen yang ingin dicapai oleh Boss Parfum ini adalah penduduk Kota Bogor kalangan menengah ke atas, terutama yang membutuhkan minyak wangi bermutu, akan tetapi memiliki keterbatasan dalam segi biaya untuk membeli minyak wangi bermutu tetapi harga mahal. Target konsumen yang
26
dilayani adalah konsumen dari berbagai usia (14 – 60 tahun), baik
umum,
karyawan,
mahasiswa
dan
pelajar.
Dalam
menempatkan citra produknya dibenak konsumen, Boss Parfum memposisikan usahanya sebagai tempat isi ulang minyak wangi yang menyediakan segala jenis minyak wangi. Sesuai dengan data yang dimiliki Boss Parfum, selama menjalankan usahanya, tercatat bahwa Boss Parfum melayani konsumen rata-rata 2.400 orang per bulan, artinya 28.800 orang per tahun, bila diasumsikan semua usaha isi ulang minyak wangi mengambil persentase pangsa pasar yang sama dan jumlah penduduk Kota Bogor berusia 14 – 60 tahun berjumlah 621.055 jiwa, maka dapat diperkirakan bahwa Boss Parfum memiliki pangsa pasar sebanyak 5 persen. c. Analisis Persaingan Dengan semakin menjamurnya usaha isi ulang minyak wangi, saat ini dapat ditemukan kios penyedia isi ulang minyak wangi di berbagai tempat di Kota Bogor. Hasil dari wawancara dengan pemilik Boss Parfum, didapatkan informasi bahwa setiap usaha isi ulang minyak wangi yang terdapat di Kota Bogor merupakan tempat isi ulang yang memiliki konsumen tersendiri. Hal ini disebabkan karena tampat isi ulang minyak wangi saat ini sudah terdapat di setiap daerah di Kota Bogor, seperti Diva Parfum yang terletak di jalan Ciheuleut, Toko Madinah Bibit Minyak Wangi di jalan Empang Raya dan Toko Jeddah Parfum yang berlokasi di jalan Raya Ciomas merupakan tempat isi ulang yang memiliki konsumen tersendiri, maka tidak ada tempat isi ulang minyak wangi yang dianggap sebagai pesaing utama oleh Boss Parfum karena pemilik menyadari bahwa konsumen akan memilih tempat isi ulang minyak wangi yang terdekat dengan daerah tempat tinggalnya. Namun sebenarnya hal ini dapat terbantahkan dengan gencarnya kegiatan promosi yang dapat
27
membuat konsumen mengatahui keberadaan Boss Parfum di Kota Bogor. d. Strategi Bauran Pemasaran 1) Product (Produk) Secara umum, produk yang dijual oleh Boss Parfum terdiri dari tiga jenis, yaitu bibit minyak wangi, botol (kemasan)
dan
aksesoris
yang
berhubungan
dengan
perlengkapan minyak wangi. i. Bibit Minyak Wangi Bibit minyak wangi yang dijual oleh Boss Parfum adalah bibit dengan berbagai merek dagang seperti Luzi, Parfex, Euro dan lain-lain, karena setiap merek dagang memiliki keunggulan dari jenis yang dimiliki. Akan tetapi tidak menutup kemungkinan untuk menggunakan merek lain bila terdapat permintaan lain dari konsumen. Bibit ini merupakan bibit minyak wangi murni tanpa campuran bahan lain (solfiol). Solfiol adalah campuran atau pengencer Parfum non-alkohol yang tidak akan merubah atau tidak mempengaruhi bau atau aroma minyak wangi. Parfum dengan campuran solfiol biasanya dikemas dalam botol roll on. Namun, bila campuran solfiol ditambah dengan alkohol, maka daya tahan dari Parfum akan berkurang. Isi ulang minyak wangi adalah produk minyak wangi dimana terdapat dua pilihan, yaitu murni dan campuran. Minyak wangi murni adalah produk bibit minyak wangi tanpa menggunakan campuran alkohol atau etanol, produk ini umumnya dikemas dalam botol roll on. Sedangkan minyak wangi campuran adalah minyak wangi yang menggunakan campuran alkohol, umumnya dikemas dalam botol spray. Untuk produk minyak wangi campuran, standar yang digunakan oleh Boss Parfum
28
adalah 50 persen bibit minyak wangi berbanding 50 persen alkohol. Standar ini digunakan karena semakin banyak bibit minyak wangi yang digunakan, maka daya tahan minyak wangi tersebut akan semakin lama, namun tidak akan menimbulkan bercak atau noda pada pakaian saat pakaian dicuci. Dalam prakteknya, standar yang berlaku untuk campuran dapat berubah sesuai dengan keinginan konsumen. Untuk minyak wangi campuran, Boss Parfum menawarkan produk agar warna parfum mirip dengan warna aslinya. Parfum campuran ini ditambahkan pewarna yang tidak akan meninggalkan noda di baju maupun kulit. Alkohol yang digunakan adalah alkohol murni dengan kadar 97 persen tanpa campuran lain. ii. Botol (kemasan) Salah satu penunjang mutu produk adalah kemasan yang menarik dan diterima konsumen. Konsumen umumnya
menyukai
kemasan
yang
baik
sebagai
identifikasi awal dari atribut produk. Kemasan yang ditawarkan berupa botol yang terdiri dari berbagai jenis, bahan dan ukuran. Jenis botol yang ditawarkan adalah botol dengan jenis spray dan roll on. Jenis tersebut terdiri dari bahan kaca maupun plastik. Ukuran yang tersedia mulai dari botol dengan ukuran 5–100 ml. Botol-botol tersebut dipajang dalam etalase kaca agar konsumen dapat melihat langsung kenampakan dari botol yang akan dipilih atau digunakan sebagai kemasan parfum yang dibeli. Kemasan atau botol yang dijual tidak selalu sama setiap periode, tergantung dari keberadaan jenis maupun tipe botol yang tersedia di distributor. Tabel 2
29
memaparkan bahan, jenis dan ukuran botol yang disediakan oleh Boss Parfum. Tabel 2. Bahan, jenis dan ukuran botol yang disediakan Boss Parfum No Bahan Jenis Ukuran (ml) 1. Plastik Spray 10 23 50 100 2. Kaca Spray 10 35 50 65 75 100 3. Kaca Roll on 3 6 7 8 10 12 iii. Aksesoris Selain bibit minyak wangi dan botol yang digunakan sebagai kemasan, produk lain yang ditawarkan oleh Boss Parfum adalah produk sampingan (aksesoris). Produk sampingan ini terdiri dari gelas ukur, suntikan dan sprayer. Gelas ukur dan suntikan merupakan alat yang berhubungan dengan perlengkapan isi ulang. Gelas ukur digunakan untuk mengukur atau menghitung volume bibit minyak wangi dan alkohol yang akan digunakan. Suntikan yang ditawarkan adalah suntikan dengan jenis khusus yang dibuat sedemikian rupa agar dapat digunakan untuk mengisi botol minyak wangi, botol yang diisi dengan menggunakan suntikan ini biasanya berasal dari botol-botol minyak wangi asli (original), dimana
30
minyak wangi yang telah dicampur tidak dapat langsung dituangkan kedalam botol tersebut. Berbeda dengan gelas ukur dan suntikan, sprayer merupakan salah satu aksesoris yang berhubungan dengan botol (kemasan). Sprayer adalah bagian atas dari botol yang berfungsi untuk menyemprotkan minyak wangi yang berada di dalam botol. Terdapat dua jenis sprayer, yaitu sprayer yang berasal dari botol biasa dan asli (original). Kedua sprayer ini memiliki fungsi yang sama, namun bentuknya berbeda. Sprayer biasa dapat langsung dipasang kedalam botol, tapi sprayer yang berasal dari botol asli dipasang dengan perlakuan khusus. 2) Price (Harga) Penetapan harga adalah berdasarkan biaya yang dikeluarkan untuk membeli bahan baku yang digunakan dengan mempertimbangkan harga pasar yang berlaku dan mark up. Kisaran harga bibit minyak wangi per ml di pasar konsumen adalah Rp. 1.000,- - Rp. 3.000,- tergantung dari merek bibit dan mutu bibit minyak wangi tersebut. Boss Parfum yang berada dalam pasar persaingan sempurna merupakan tempat usaha yang bertindak sebagai price taker, artinya dalam penetapan harga jual produknya Boss Parfum harus mengikuti harga yang berlaku di pasar. Harga yang ditetapkan oleh Boss Parfum sendiri bervariasi sesuai dengan mutu dari bibit minyak wangi dan jenis botol yang dipilih oleh konsumen, namun tidak berbeda jauh dengan harga pasar yang berlaku. Untuk harga bibit minyak wangi yang umum digunakan adalah Rp. 1.000,-, Rp. 1.500,- dan Rp. 2.000,- per ml. Sedangkan untuk bibitbibit minyak wangi tertentu harga jualnya dapat mencapai Rp. 3.000,- per ml. Dalam peranannya sebagai reseller, Boss
31
Parfum menetapkan harga Rp. 85.000,- per 100 ml namun hal itu tergantung dari jenis bibit minyak wangi. Selain bibit minyak wangi, setiap usaha isi ulang minyak wangi akan menyediakan botol. Harga botol yang terjadi di pasar bermacam-macam tergantung dari ukuran, jenis dan bahan botol tersebut. Tidak ada aturan atau ketetapan baku untuk menentukan botol yang akan diperjualbelikan, namun Boss Parfum menyediakan botol seperti yang terdapat pada Tabel 3. Tabel 3. Daftar harga botol yang ditawarkan Boss Parfum No
Bahan
Jenis
1.
Plastik
Spray
2.
Kaca
Spray
3.
Kaca
Roll on
Untuk
pembelian
partai
Ukuran (ml) 10 23 50 100 10 35 50 65 75 100 3 6 7 8 10 12 besar,
Harga/lusin (Rp.) 25.000 3.000 45.000 55.000 36.000 60.000 66.000 72.000 72.000 84.000 16.000 16.000 17.000 17.000 18.000 18.000 Boss
Parfum
memberikan potongan harga. Berdasarkan data dari Bank Indonesia (www.bi.go.id), inflasi (Indeks Harga Konsumen) yang terjadi pada tahun 2009 adalah 5 persen, oleh karena itu, tempat usaha isi ulang minyak wangi ini harus meningkatkan harga dan penjualannya minimal 5 persen per tahun untuk mengimbangi atau waspada terhadap inflasi dan kenaikan biaya produksi yang terjadi.
32
3) Place (Distribusi) Pemasaran akan menjadi lebih efektif apabila didukung dengan perencanaan distribusi yang memadai. Boss Parfum yang telah memiliki tempat usaha yang tetap, melaksanakan pendistribusian produknya langsung ke konsumen, atau dengan kata lain Boss Parfum melaksanakan sistem penjualan langsung (direct selling). 4) Promotion (Promosi) Kegiatan promosi dilakukan untuk memperkenalkan produk kepada konsumen dan memudahkan pelaksanaan penjualan. Bentuk promosi yang dilakukan oleh Boss Parfum selama ini masih promosi dari mulut ke mulut, iklan di majalah, dan penempelan sticker di tempat-tempat yang mudah dilihat konsumen seperti di dalam angkutan umum. Selain itu, Boss Parfum juga memberikan potongan harga untuk pembelian produk dengan jumlah tertentu. Hal ini menyebabkan banyaknya konsumen yang ingin membeli dalam jumlah banyak untuk dijual kembali, jadi secara tidak langsung Boss Parfum memiliki sales marketing yang tidak terikat. 4.3.2 Aspek Teknik dan Teknologi Aspek teknik dan teknologi diperlukan untuk melihat apakah dari segi pembangunan proyek dan implementasi secara teknis dapat dilaksanakan dan berkaitan dengan teknologi yang digunakan. Berdasarkan analisis ini dapat diketahui rancangan awal penaksiran biaya investasi dari usaha ini. Dalam pembahasan ini dibahas beberapa faktor, diantaranya : a. Lokasi Tempat usaha Boss Parfum berada dalam ruko di Jl. RE Abdullah No. 1. Lokasi ini dinilai cukup strategik dan mudah dijangkau, karena merupakan daerah yang ramai dilalui kendaraan. Selain itu, kios ini terletak didepan Mesjid Al-Huda
33
yang merupakan salah satu mesjid terkenal di Kota Bogor. Hal tersebut adalah salah satu faktor yang dapat memudahkan penjualan Boss Parfum. b. Penyediaan Bahan Baku dan Proses Produksi Bahan baku yang digunakan adalah bibit minyak wangi bermutu yang diperoleh langsung dari importir bibit minyak wangi yang berlokasi di Jakarta dan Surabaya. Sedangkan untuk pendistribusiannya dilakukan dengan sistem diantar langsung, sehingga menghemat biaya distribusi. Pemilihan bahan baku ini dilakukan langsung di tempat usaha oleh bagian pembelian bahan baku berdasarkan mutu dari bibit tersebut seperti bau atau aroma, daya tahan, harga dan kekentalan dari bibit minyak wangi tersebut. Botol yang digunakan sebagai kemasan merupakan salah satu produk penting yang harus dijaga ketersediaannya. Dalam penyediaannya, Boss Parfum telah memiliki pemasok tetap. Botol-botol tersebut berasal dari importir botol dengan sistem diantar langsung. Selain botol, Boss Parfum juga menjual produk sampingan yang berasal dari importir botol terutama sprayer. Untuk menjaga ketersediaan produk-produknya, Boss Parfum selalu memesan sebelum persediaan produknya habis, dalam jangka waktu satu bulan Boss Parfum dapat memesan sebanyak 2 - 3 kali pemesanan. Fokus kegiatan operasional Boss Parfum adalah penjualan bibit parfum sebagai bahan baku menjadi produk parfum yang siap digunakan oleh konsumen. Oleh karena itu, proses produksi hanya dilakukan bila terdapat permintaan dari konsumen atau terjadi transaksi. Tahapan dalam kegiatan produksi di Boss Parfum adalah : 1) Pemilihan Aroma Minyak Wangi Pemilihan aroma minyak wangi ini dilakukan oleh konsumen. Konsumen memilih aroma minyak wangi yang
34
tersedia berdasarkan selera. Karyawan memberikan botol yang berisi aroma yang diminta oleh konsumen. Namun, bila konsumen tidak memiliki pilihan aroma yang diinginkan, maka karyawan Boss Parfum memberikan rekomendasi agar konsumen dapat mencium sendiri aroma dari minyak wangi tersebut. Dalam tahap ini, bila konsumen membeli baru, maka
karyawan
menanyakan
mengenai
jenis
produk
(murni/campuran), jumlah bibit minyak wangi, jenis botol yang akan digunakan dan ukuran botol. Apabila konsumen akan mengisi ulang, biasanya membawa botol minyak wangi kosong yang akan digunakan untuk diisi minyak wangi baru. Bila konsumen menginginkan minyak wangi campuran, maka karyawan akan menanyakan mengenai konsentrasi atau perbandingan antara bibit minyak wangi dan campuran alkoholnya. 2) Pengukuran dan Pencampuran Bibit Minyak Wangi Setelah memilih aroma minyak wangi, maka karyawan akan mengukur jumlah bibit minyak wangi sesuai dengan permintaan konsumen menggunakan gelas ukur. Proses pencampuran yang dilakukan sangat sederhana. Pencampuran yang dilakukan adalah memasukkan alkohol kedalam gelas ukur yang sudah berisi bibit minyak wangi sesuai dengan permintaan tadi, sehingga mencapai ukuran botol yang digunakan, atau sesuai dengan konsentrasi yang diinginkan. Setelah itu, gelas ukur yang berisi campuran minyak wangi dan alkohol diaduk hingga merata. 3) Pengemasan Minyak Wangi Proses pengemasan dilakukan dengan menuangkan campuran minyak wangi yang telah tercampur kedalam botol. Terdapat dua jenis botol. Pertama adalah botol biasa, pengemasan kedalam botol ini dapat langsung dituangkan melalui leher botol. Kedua adalah botol inject, pengemasan
35
kedalam botol ini harus menggunakan alat khusus berupa suntikan, karena leher botol tertutup oleh bahan mirip sedotan yang akan rusak dan mengganggu keluarnya parfum bila disemprotkan apabila penutup tersebut dibuka. Botol jenis kedua biasanya ditemukan dalam botol asli yang berasal dari pabrik minyak wangi pasaran. c. Tata letak Tata letak dari Boss Parfum yang bertempat di dalam sebuah Ruko secara umum mengikuti bentuk dan tata letak yang telah ada tanpa melakukan banyak perubahan. Hal ini dimaksudkan agar tidak terlalu banyak memakan biaya pembangunan. Perubahan-perubahan yang dilakukan hanya pada penempatan-penempatan alat-alat dan pajangan seperti etalase dan kusi-kursi. Tata letak yang ada di Boss Parfum dapat dilihat pada Gambar 2. 4.3.3 Aspek Manajemen dan Operasional Analisis aspek manajemen dan operasional Boss Parfum meliputi : a. Kepemilikan dan Perizinan Boss Parfum merupakan tempat usaha berskala kecil yang dimiliki oleh seorang pemilik dan bertanggungjawab atas seluruh kegiatan manajerial yang terjadi di dalamnya. Legalitas suatu usaha berkaitan dengan sahnya keberadaan usaha di mata hukum. Manfaat dari adanya legalitas adalah usaha tersebut akan diakui eksistensinya, dengan pengakuan eksistensi ini, maka usaha tersebut akan dikenal oleh masyarakat, kemudian memudahkan usaha untuk mengembangkan bisnisnya, karena mendapatkan perlindungan secara hukum dari pemerintah.
36
9
9
7
5
6 5
8
6 5
5
5
4
5
4 3 2
1
Keterangan : 1 : Tempat Parkir
4 : Etalase Pajangan
7 : Etalase Aksesoris
2 : Teras
5 : Kursi
8 : Meja
3 : Pintu
6 : Etalase Botol
9 : Lemari Bibit Minyak Wangi
Gambar 2 . Tata letak Boss Parfum
Dalam mendapatkan legalitas tersebut, pemilik Boss Parfum telah mendapatkan perizinan yang harus dilengkapi dalam mendirikan suatu tempat usaha. Beberapa perizinan yang telah dimiliki oleh Boss Parfum, antara lain :
37
1) Tanda Daftar Perusahaan No : 10.04.5.52.06325 dari Departemen
Perdagangan,
Perindustrian
dan
Koperasi
(Deperindagkop) Kota Bogor. 2) Surat
Ijin
Usaha
Perdagangan
(SIUP)
No
:
517/791/PK/B/Deperindagkop yang juga dikeluarkan oleh Departemen
Perindustrian,
Perdagangan
dan
Koperasi
(Deperindagkop) Kota Bogor 3) Surat Ijin Gangguan Tempat Usaha Bukan Perusahaan No : 503.45/136-Bobar/Tahun 2008 yang juga dikeluarkan oleh Kecamatan Bogor Barat. 4) NPWP atas nama pemilik Boss Parfum dengan No : 69.027.680.3-404.000 yang dikeluarkan oleh Direktorat Jendral Pajak Kota Bogor. b. Struktur Organisasi Boss Parfum adalah tempat usaha berskala kecil, oleh karena itu posisi yang terdapat dalam struktur organisasi Boss Parfum masih sangat sederhana dan dalam kenyataannya masih terjadi pembagian tugas yang kurang sempurna. Akan tetapi secara umum, susunan struktur organisasi Boss Parfum dapat dilihat pada Gambar 3. Boss Parfum didirikan oleh Muhammad Riza yang juga merupakan pemilik dari tempat usaha ini, karena masih sangat sederhana, sehingga pemilik bertanggungjawab pada bagian keuangan dan pembelian. Bagian keuangan bertugas untuk mengatur pendapatan dan pengeluaran Boss Parfum, selain itu bagian keuangan juga bertugas input setiap data transaksi harian kedalam komputer yang akan digunakan sebagai database. Bagian pembelian bertugas untuk menentukan dan memeriksa setiap bahan baku yang akan masuk ke Boss Parfum. Jadi, secara tidak langsung bagian pembelian berperan sebagai Quality Control (QC) pada bahan baku.
38
Pemilik
Pembelian
Produksi
Keuangan
Produksi
Produksi
Gambar 3. Struktur organisasi Boss Parfum Bagian produksi adalah bagian yang melayani setiap permintaan konsumen pada setiap transaksi. Selain melayani permintaan konsumen, bagian produksi juga bertugas untuk mencatat setiap transaksi yang terjadi setiap hari kedalam buku yang selanjutnya data tersebut akan dimasukkan kedalam komputer oleh bagian keuangan. c. Tenaga Kerja Tenaga kerja merupakan salah satu faktor penting dalam pendirian usaha apapun. Tenaga kerja dalam kegiatan operasional dibedakan menjadi tenaga kerja tetap dan tenaga kerja tidak tetap. Tenaga kerja tetap merupakan karyawan yang digaji setiap bulan, memiliki tanggungjawab atas kemajuan perusahaan dan bekerja sesuai dengan ketentuan yang berlaku dalam sebuah perusahaan. Sedangkan tenaga kerja tidak tetap merupakan tenaga yang dibutuhkan untuk waktu dan bagian tertentu. Boss Parfum tidak memiliki tenaga kerja tidak langsung, akan tetapi hanya memiliki tiga orang karyawan yang termasuk dalam tenaga kerja tetap, yaitu bagian produksi. Dalam menjalankan usahanya, pemilik menyadari bahwa perkembangan jenis usaha isi ulang minyak wangi ini akan mengalami kemajuan, maka untuk mengatasi keterbatasan
39
pelayanan
terhadap
konsumen,
pemilik
berencana
untuk
menambah sedikitnya dua orang untuk ditempatkan di bagian produksi. Perekrutan tenaga kerja yang terjadi di Boss Parfum tidak serumit seperti yang terjadi di perusahaan besar pada umumnya, tingkat pendidikan yang dibutuhkan untuk calon tenaga kerja tidak ditetapkan terlalu tinggi, yang penting calon tenaga kerja tersebut memiliki keterampilan dan pengetahuan yang cukup dalam bidang minyak wangi dan mau bekerja keras. Jam kerja yang berlaku bagi karyawan adalah mulai dari jam buka kios, pukul 08.00 hingga waktu tutup, yaitu pukul 20.00. Tidak ada sistem penggantian, tetapi mendapat jam istirahat makan siang. Selain tugas dan kewajiban, hak karyawan Boss Parfum juga sangat diperhatikan oleh pemilik. Sistem penggajian yang berlaku adalah karyawan mendapat gaji bulanan yang langsung dibayarkan setiap bulan dan mendapat gaji harian untuk keperluan karyawan tersebut seperti makan siang dan transport. Karyawan mendapat bagian libur setiap dua minggu sekali. Tapi, tidak ada sanksi bila karyawan tersebut tidak masuk kerja dengan alasan yang jelas. Selain itu, karyawan juga mendapatkan Tunjangan Hari Raya sebesar dua kali gaji pokok. 4.3.4 Aspek Finansial Analisis aspek finansial bertujuan untuk menentukan perkiraan besarnya yang diperlukan untuk pendirian isi ulang minyak wangi. Analisis aspek ini membicarakan mengenai kebutuhan dana, baik kebutuhan dana untuk aktiva tetap maupun sumber dana yang digunakan untuk modal kerja. Asumsi-asumsi yang digunakan dalam usaha isi ulang minyak wangi ini dalam menentukan kriteria kelayakan adalah : a. Usaha yang dilakukan adalah usaha mandiri. Dimana Boss Parfum membeli bahan baku setengah jadi dari pemasok untuk
40
dijual kembali ke konsumen. Fokus usaha Boss Parfum adalah penjualan produk. b. Periode analisis usaha yang direncanakan adalah 5 tahun yang telah disepakati oleh pihak Boss Parfum. c. Usaha dimulai pada bulan Agustus 2007, akan tetapi tahun analisis dimulai dari tahun 2009-2014, yaitu pada tahun ke nol sampai dengan tahun ke lima. d. Biaya investasi untuk investasi barang-barang tidak bergerak dikeluarkan pada tahun 2007 dengan harga yang disesuaikan dengan penyusutan. e. Harga-harga yang digunakan adalah harga yang berlaku pada tahun analisis, yaitu harga tahun 2009 dan berubah sesuai dengan tingkat inflasi. f. Tingkat inflasi yang terjadi adalah 5 persen (www.bi.go.id, 2009) dan dianggap konstan setiap tahunnya. g. Harga produk minyak wangi yang digunakan adalah harga per liter dan harga produk botol dan aksesoris adalah harga per lusin. h. Sesuai dengan jumlah penduduk yang akan dilayani dan laju pertumbuhannya, maka pangsa pasar yang diambil oleh Boss Parfum adalah 5 persen dan akan meningkat 4 persen setiap tahunnnya, maka penjualan untuk setiap produk diasumsikan akan meningkat 9 persen pada tahun kedua dan seterusnya. i. Jumlah tenaga kerja yang terlibat adalah seluruh tenaga kerja Boss Parfum. j. Sumber modal yang digunakan adalah modal sendiri. k. Tingkat suku bunga yang digunakan adalah 13 persen, yaitu tingkat suku bunga pinjaman yang berlaku pada bulan Januari 2009 (www.bni.co.id, 2009). l. Unsur pajak yang digunakan dalam perhitungan ini adalah pajak bumi dan bangunan sebesar Rp. 200.000,- dan pajak penghasilan 15 persen yang dikeluarkan setiap tahunnya.
41
m. Dalam penghitungan biaya penyusutan, setiap aset yang umur ekonomisnya kurang dari lama tahun analisis diasumsikan tidak memiliki nilai akhir (nol). n. Skenario sensitivitas dilakukan dengan dua perubahan, yaitu peningkatan biaya variabel 5 persen dan penurunan volume penjualan 10 persen. Hal ini dimaksudkan untuk mengetahui sampai seberapa besar pengaruh peningkatan dan penurunan tersebut terhadap kriteria-kriteria investasi. Analisis aspek finansial untuk pendirian usaha Isi Ulang Minyak Wangi Boss Parfum adalah : a. Kebutuhan dan Sumber Dana Dana yang dibutuhkan untuk usaha isi ulang minyak wangi digunakan untuk modal investasi dan modal kerja. Kebutuhan investasi merupakan modal yang dikeluarkan pada awal periode usaha untuk pembelian sarana dan prasarana yang mendukung berjalannya usaha tersebut dan digunakan untuk memperoleh manfaat hingga secara ekonomis tidak dapat digunakan lagi. Jika investasi awal secara ekonomis sudah tidak dapat digunakan lagi, maka dilakukan investasi kembali atau yang disebut dengan reinvestasi. Kebutuhan invesatsi untuk periode pertama investasi dapat dilihat dalam Tabel 4. Total rencana kebutuhan modal pada periode pertama usaha ini adalah Rp. 803.350.700,- terdiri dari kebutuhan investasi tahun ke nol Rp. 239.930.000,- dan perkiraan modal kerja Rp. 563.420.700,-. Bangunan toko yang digunakan adalah bangunan berupa ruko, sehingga biaya untuk instalasi listrik, telepon dan pemasangan air sudah termasuk didalamnya. Usaha ini menggunakan tiga jenis etalase dan satu jenis lemari yang terbuat dari kaca.
42
Tabel 4. Kebutuhan investasi Boss Parfum Jenis A. Aktiva Bangunan Toko dan Instalasi Etalase Peralatan Perlengkapan Perizinan Jumlah Aktiva (A) B. Modal Kerja Bahan Baku Produksi Biaya kemasan Biaya tenaga kerja Biaya lain-lain Jumlah Modal Kerja (B) TOTAL BIAYA KERJA (A+B)
Jumlah (Rp.) 220.000.000 10.850.000 3.380.000 1.700.000 4.000.000 239.930.000 478.299.200 1.500.000 60.000.000 23.621.500 563.420.700 803.350.700
Bahan baku produksi terdiri dari alkohol, bibit minyak wangi, botol dan aksesoris. Sedangkan kemasan yang digunakan adalah kemasan plastik berlogo agar dapat digunakan sebagai salah satu sarana promosi. Biaya lain-lain terdiri dari biaya tagihan listrik, air, telepon dan penyusutan. Perhitungan biaya penyusutan dapat dilihat dalam Lampiran 2. Sumber pendanaan untuk usaha isi ulang minyak wangi Boss Parfum seluruhnya berasal dari modal sendiri. Bangunan toko merupakan tempat yang dimiliki keluarga pemilik yang sengaja dibeli untuk melakukan usaha ini. b. Proyeksi Penerimaan Pendapatan yang akan diterima dari hasil penjualan produk, baik produk bibit minyak wangi, botol maupun aksesoris. Pada tahun pertama Boss Parfum ditargetkan mampu menjual 351 l bibit minyak wangi, 1.336 lusin semua jenis dan ukuran botol, 36 lusin produk suntikan dan sprayer dan 12 unit produk gelas ukur. Hal itu berarti dalam satu bulan Boss Parfum dapat menjual 29,25 liter bibit minyak wangi, 111 lusin semua produk botol, 3 lusin suntikan maupun sprayer dan 1 unit gelas ukur. Seluruh
43
penjualan tersebut diperkirakan akan naik 9 persen pada tahun berikutnya. Dengan harga modal dan harga jual yang diperkirakan
naik
5
persen,
maka
dapat
diproyeksikan
penerimaan Boss Parfum selama 5 tahun analisis. Proyeksi tersebut dapat dilihat pada Tabel 5. Tabel 5. Proyeksi penerimaan Boss Parfum. Jenis Produk (Rp.) Tahun Bibit Minyak Wangi
Botol
Aksesoris
1
555.500.000
47.166.000
4.200.000
2
635.769.750
53.981.487
4.806.900
3
727.638.479
61.781.812
5.501.497
4
832.782.239
70.709.284
6.296.463
5
953.119.273
80.926.775
7.206.302
c. Penilaian Investasi Kelayakan usaha Boss Parfum dapat dilihat dengan menggunakan lima penilaian kriteria investasi, yaitu NPV, IRR, Net B/C, BEP dan PBP. Hasil perhitungan kriteria investasi secara komprehensif dapat dilihat pada Lampiran 3 dan 4. Nilai dari kriteria penilaian investasi dapat dilihat pada Tabel 6. Tabel 6. Nilai kriteria penilaian investasi Boss Parfum Kriteria Investasi Net Present Value (NPV)
Nilai Rp. 57.494.385,-
Internal Rate of Return (IRR)
21%
Net Benefit/Cost (Net B/C)
1,24
Break Even Point (BEP) Payback Period (PBP)
Rp. 391.161.287,1,12
1) NPV Kriteria NPV didasarkan atas konsep pendiskontoan seluruh arus kas ke nilai sekarang. Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh nilai NPV untuk Boss Parfum adalah
44
Rp. 57.494.385,-. Nilai tersebut merupakan penerimaan kas bersih yang diterima usaha isi ulang minyak wangi Boss Parfum selama lima tahun periode analisis. Dari data tersebut didapatkan nilai positif yang menunjukkan bahwa nilai arus kas masuk lebih besar daripada nilai kas keluar, sehingga usaha isi ulang minyak wangi ini layak untuk dilanjutkan. 2) IRR Menurut Rangkuti (2005), IRR adalah suatu metode untuk
mengukur
tingkat
investasi.
Berdasarkan
hasil
perhitungan, diperoleh nilai IRR dari Boss Parfum 21 persen, nilai ini lebih besar dari nilai suku bunga pinjaman yang digunakan dalam perhitungan (13 persen). Hal ini berarti, tingkat pengembalian yang dihasilkan dari investasi pada pengembangan usaha ini lebih besar nilainya dibandingkan tingkat pengembalian yang dihasilkan dari investasi yang dilakukan pada bank. Dengan demikian, kriteria untuk usaha isi ulang minyak wangi dapat dinilai layak. 3) NET B/C Net B/C atau Rasio Keuntungan/Biaya sama dengan Profitability
Index
(PI)
menunjukkan
kemampuan
menghasilkan laba per satuan nilai investasi (Soeharto, 2001). Hasil perhitungan untuk Boss Parfum menunjukkan nilai 1,24. nilai ini berarti perbandingan penerimaan dari usaha lebih besar daripada jumlah biaya yang dikeluarkan untuk memperolehnya, atau dengan kata lain usaha isi ulang minyak wangi Boss Parfum akan mendapatkan tambahan penerimaan Rp. 1,24 dari setiap pengeluaran Rp. 1,00 dan karena nilai Net B/C ini lebih besar dari 1 (PI >1), maka usaha isi ulang minyak wangi ini layak untuk dilanjutkan. 4) BEP BEP merupakan suatu keadaan dimana pendapatan usaha mencapai titik impas, artinya tidak mengalami
45
keuntungan maupun kerugian. Berdasarkan hasil perhitungan, usaha isi ulang minyak wangi Boss Parfum mencapai titik impas pada Rp. 391.161.287,-. Artinya pendapatan Boss Parfum harus melebihi nilai tersebut untuk mendapatkan margin atau keuntungan. 5) PBP Periode pengembalian (PBP) adalah jangka waktu yang diperlukan untuk mengembalikan modal suatu investasi, yang dihitung dari arus kas bersih (Soeharto, 2001). Dari hasil perhitungan ini didapat nilai 1,12 tahun. Hal ini berarti usaha ini sudah dapat menutup biaya investasi awalnya sebelum umur usaha berakhir, maka usaha isi ulang minyak wangi ini layak untuk dijalankan dan menguntungkan. 6) Analisis Sensitivitas Hasil analisis sensitivitas digunakan untuk mengetahui tingkat kepekaan suatu usaha dalam menghadapi setiap perubahan yang mungkin terjadi. Analisis ini dilakukan dengan dua perubahan, yaitu peningkatan biaya variabel dan penurunan volume penjualan. Pada skenario peningkatan biaya variabel, biaya-biaya yang terdiri dari biaya pembelian alkohol, bahan baku produksi (bibit minyak wangi, botol dan aksesoris), plastik kemasan, pembayaran tagihan listrik, tagihan air dan tagihan telepon dinaikan 5 persen. Sedangkan pada skenario penurunan penjualan dilakukan dengan penurunan 10 persen. Analisis sensitivitas dengan peningkatan biaya variabel 5 persen menunjukkan bahwa nilai NPV Rp. 15.858.405,-, Net B/C 1,07 dan PBP 3,07, akan tetapi nilai IRR yang diperoleh adalah 8 persen dimana nilai ini lebih kecil dari dari tingkat suku bunga pinjaman yang digunakan dalam perhitungan (13 persen). Walaupun nilai NPV, Net B/C dan PBP memenuhi kriteria kelayakan, tetapi nilai IRR tidak
46
memenuhi kelayakan tersebut. Sehingga dapat disimpulkan bahwa usaha isi ulang minyak wangi ini tidak layak dan tidak sensitif terhadap kenaikan biaya variabel. Untuk analisis sensitivitas dengan penurunan volume penjualan 10 persen didapatkan nilain NPV Rp. 78.937.146,, IRR 14 persen, Net B/C 1,33, dan PBP 1,50 tahun. Nilai tersebut menunjukkan bahwa usaha isi ulang minyak wangi ini masih layak untuk dijalankan atau dilanjutkan karena nilai NPV positif, IRR lebih dari tingkat suku bunga pinjaman yang digunakan, Net B/C lebih dari satu dan PBP menunjukkan bahwa usaha ini sudah dapat menutup biaya investasi awalnya sebelum umur usaha berakhir. Dengan demikian, usaha ini sensitif terhadap penurunan volume penjualan 10 persen. 4.3.5 Rekomendasi Dalam Menjalankan Usaha Isi Ulang Minyak Wangi Dengan kesungguhan dan tekad yang kuat dari pemilik untuk memajukan usaha isi ulang minyak wangi ini merupakan modal utama. Dengan dukungan dari pihak yang terkait, maka usaha ini dapat berlangsung dan bertahan dalam menjalankan usahanya. Terdapat beberapa hal yang masih harus menjadi perhatian pemilik dalam menjalankan usaha ini. Oleh karena itu, fokus usaha isi ulang minyak wangi ini adalah melayani pelanggan atau langsung berhubungan dengan pelanggan, maka kepuasan pelanggan adalah yang harus diutamakan. Hal yang paling penting dalam menjaga kepuasan pelanggan adalah untuk mempersiapkan dan memperbaiki kondisi internal dari usaha ini, maka segala sesuatu akan berjalan dengan baik, jika didasari dengan pondasi internal yang kuat. Kondisi internal yang dimaksud adalah penambahan jumlah karyawan seperti yang ditunjukan perhitungan pada Lampiran 5. Dengan semakin
47
banyaknya jumlah karyawan, maka pelayanan terhadap konsumen semakin cepat. Berkaitan dengan bauran pemasaran, Boss Parfum sudah memiliki kombinasi yang baik pada Produk, Harga dan Distribusi. Namun dengan berjalannya waktu dan semakin menjamurnya usaha isi ulang minyak wangi, maka kegiatan promosi harus lebih gencar dilakukan, karena promosi merupakan hal yang bertujuan untuk memperkenalkan produk maupun tempat usaha. Walaupun setiap daerah memiliki pasar tersendiri akan tetapi akan lebih baik jika konsumen mengetahui keberadaan Boss Parfum, dengan demikian tempat usaha ini akan dapat mencakup pangsa pasar yang lebih besar dari sebelumnya. Cara yang dapat digunakan dalam berpromosi antara lain : a. Menempelkan sticker ditempat yang dapat terlihat oleh umum dan membuat sticker untuk ditempel di botol parfum konsumen b. Menyebarkan pamphlet atau leaflet c. Membuat blog atau memanfaatkan situs jejaring sosial dengan menggunakan media internet d. Membuat iklan atau artikel pada media cetak yang terdapat di Kota Bogor e. Berpromosi melalui media elektronik seperti radio di Kota Bogor
48
KESIMPULAN DAN SARAN
1. Kesimpulan a. Boss Parfum merupakan salah satu tempat usaha yang bergerak di bidang isi ulang minyak wangi. Visi yang ingin dicapai adalah menjadi toko parfum terbesar di Kota Bogor, selain itu juga ingin menjadi pemasok utama untuk toko parfum yang ada di Kota Bogor. Misi yang dijalankan adalah : (1) Memperhatikan ketersediaan produk minyak wangi; (2) Keramahan dalam melayani konsumen; (3) Membuka cabang sebanyakbanyaknya untuk melayani permintaan parfum di berbagai daerah di Kota Bogor. Sistem pencatatan transaksi sudah dilakukan dengan cukup baik. Transaksi harian dicatat dalam buku berupa jurnal sederhana dan di input kedalam komputer untuk pengolahan lebih lanjut seperti mengetahui jumlah pendapatan dan pengeluaran harian, disamping berfungsi sebagai penyimpanan data (database) bila sewaktu-waktu dibutuhkan. b. Hasil analisis kelayakan pada aspek pasar dan pemasaran, aspek teknik dan teknologi dan aspek manajemen dan operasional menunjukkan bahwa usaha isi ulang minyak wangi ini layak untuk dilaksanakan. Sedangkan hasil
analisis
aspek
finansial
menunjukkan
nilai
NPV
positif
(Rp. 57.494.385,-), nilai IRR 21 persen dimana nilai ini lebih besar dari nilai suku bunga pinjaman yang digunakan (13 persen), Net B/C 1,24, BEP Rp. 391.161.287,- dan PBP 1,12 tahun yang berarti usaha ini sudah dapat menutup biaya investasi awalnya sebelum umur usaha berakhir. Semua hasil perhitungan pada analisis finansial juga menunjukkan bahwa usaha ini layak untuk dijalankan. c. Langkah atau masukan yang dapat digunakan untuk memajukan usaha isi ulang minyak wangi ini antara lain dari segi internal dan bauran pemasaran. Kegiatan usaha Boss Parfum adalah kegiatan yang berhubungan langsung dengan konsumen, maka kepuasan konsumen menjadi hal yang mutlak untuk dicapai. Salah satu cara yang dapat digunakan Boss Parfum untuk mencapai kepuasan konsumen tersebut
49
adalah memperbaiki kekurangan di segi internal, yaitu menambah jumlah karyawan agar pelayanan terhadap konsumen dilakukan secepat mungkin. Sedangkan dari segi bauran pemasaran Boss Parfum dapat memperbaiki dengan mempromosikan produknya lebih intensif. 2. Saran Untuk mendapatkan atau memenuhi kelayakan bisnis, setiap tahunnya Boss Parfum harus menjual minimal 351 l bibit minyak wangi, 1.336 lusin semua jenis dan ukuran botol, 36 lusin produk suntikan dan sprayer dan 12 unit produk gelas ukur, dengan memperbaiki beberapa unsur yang belum sempurna, antara lain SDM dan promosi. Boss Parfum dapat memperkenalkan produknya ke seluruh masyarakat kota Bogor yang merupakan pangsa pasar dari Boss Parfum melalui cara : a. Menempelkan sticker ditempat yang dapat terlihat oleh umum dan membuat sticker untuk ditempel di botol parfum konsumen b. Menyebarkan pamphlet atau leaflet c. Membuat blog atau memanfaatkan situs jejaring sosial dengan menggunakan media internet d. Membuat iklan atau artikel pada media cetak yang terdapat di Kota Bogor e. Berpromosi melalui media elektronik seperti radio di Kota Bogor
50
DAFTAR PUSTAKA Badan Pusat Statistik Kota Bogor. 2009. Kota Bogor Dalam Angka 2009. BPS Kota Bogor, Bogor. Bakorwil
Bogor Provinsi Jawa Barat. 2006. Kondisi Umum. http://www.bakorwilbgr.jabarprov.go.id/index.php?mod=manageMenu& idMenuKiri=340&idMenu=432. [12 Oktober 2009]
Chaerunnisa, R. 2007. Studi Kelayakan Pendirian Usaha Penggilingan Gabah di Desa Cikarawang, Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor. Skripsi pada Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian, Bogor. Duff,
B. 2009. Scents Of Perfume Making Choices. http://id.articlesnatch.com/Article/Making-Scents-Of-PerfumeChoices/1847. [25 Agustus 2009]
Gray, C, et all. 1992. Pengantar Evaluasi Proyek. PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta. Hendra, W. 2002. Analisis Kelayakan Usaha Pengolahan Limbah Kayu Menjadi Briket Arang pada PT Wasta Guna Lestari. Skripsi pada Departemen Sosial Ekonomi Pertanian, Fakultas Ekonomi Pertanian, Institut Pertanian, Bogor. Husnan, S. dan S. Muhammad. 2000. Studi Kelayakan Proyek. Unit Penerbit dan Percetakan AMP YKPN, Yogyakarta. Ibrahim, Y. 2003. Studi Kelayakan Bisnis. PT Asdi Mahasatya, Jakarta. Keown, dkk. 2001. Dasar-dasar Manajemen Keuangan (Terjemahan). Salemba Empat, Jakarta. Kotler, P. 1997. Manajemen Pemasaran (Terjemahan, Jilid 1). PT Prenhallindo, Jakarta. Mulyadi. 1997. Akuntansi Manajemen : Konsep, Manfaat dan Rekayasa. Universitas Gajah Mada, Yogyakarta. Rangkuti, F. 2005. Business Plan : Teknik Membuat Perencanaan Bisnis dan Analisis Kasus. PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta. Romaro,
H. 2009. Parfum Terbuat dari Apa ?. http://id.articlesnatch.com/Article/What-Is-Perfume-Made-Of-/49780. [25 Agustus 2009]
51
Soeharto, I. 2001. Studi Kelayakan Proyek. Erlangga, Jakarta. Sutojo, S. 1983. Studi Kelayakan Proyek. Konsep dan Teknik. PT Pustaka Binaman Pressindo, Jakarta Pusat. Sofyan, I. 2003. Studi Kelayakan Bisnis. Graha Ilmu, Yogyakarta. Umar, H. 2003. Studi Kelayakan Bisnis (Edisi 2) : Teknik Menganalisis Kelayakan Rencana Bisnis Secara Komprehensif. PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta. Undang-Undang RI No. 9. 1995. Usaha Kecil. Penerbit Handayani, Jakarta. www.bi.go.id. [14 Januari 2010]
LAMPIRAN
53
Lampiran 1. Kuesioner penelitian
A. Identitas Pemilik Nama
:
Tempat/ Tanggal Lahir
:
Agama
:
Alamat Rumah
:
Alamat Tempat Usaha
:
Pendidikan Terakhir
:
Pelatihan Yang Telah Diikuti
:
Pengalaman
:
Keterampilan
:
Bakat/Hobi
:
Kegiatan Sosial
:
B. Identitas Usaha Nama Usaha
:
Nama Pemilik/Pimpinan
:
Bidang Usaha
:
Jumlah Karyawan/Tenaga Kerja
:
Tahun Pendirian Usaha
:
Sejarah Pendirian Usaha
:
Usaha Yang Dijalankan Sebelumnya :
C. Aspek Pasar dan Pemasaran : 1. Dalam pelaksanaan usahanya, usaha isi ulang minyak wangi ini berada dalam bentuk pasar yang seperti apa ? 2. Menurut Bapak, bagaimana keadaan pasar yang akan terjadi di masa yang akan datang mengenai jenis usaha yang Bapak dijalankan ? 3. Berkaitan dengan Segmenting, Targeting dan Positioning : a. Bisnis utama usaha Bapak mengambil segmen mana ? b. Target konsumen yang ingin dicapai seperti apa ?
54
Lanjutan Lampiran 1.
c. Bagaimana Bapak mencitrakan (positioning) usaha Bapak di mata konsumen ? 4. Berkaitan dengan bauran pemasaran : a. Bagaimana kebijakan produk yang perusahaan Bapak miliki ? b. Apakah harga yang ditawarkan sudah sesuai dengan mutu produk dan pelayanan yang Bapak berikan ? c. Jenis promosi seperti apa yang Bapak gunakan dan apakah sudah mencapai target konsumen dengan efektif ? 5. Siapa saja pesaing dalam usaha ini ?
D. Apek Teknik dan Teknologi : 1. Apa saja bahan baku utama dan bahan baku penunjuang dari produk isi ulang minyak wangi ini ? 2. Dari mana bahan baku diperoleh ? 3. Bagaimana cara pemilihan bahan baku yang dijalankan ? 4. Bagaimana rencana aliran bahan baku yang dijalankan ? 5. Siapa yang menjadi pemasok bahan baku ? 6. Apakah pemasok tetap atau terdapat banyak pemasok ? 7. Berapa rataan pengeluaran bahan baku setiap bulannya ? 8. Bagaimana harga yang ditawarkan pemasok bahan baku ? 9. Dari mana memperoleh informasi harga bahan baku ? 10. Bagaimana sistem manajemen persediaan bahan baku ? 11. Bagaimana sistem penyimpanan bahan baku ? 12. Bagaimana tahapan proses produksi yang dilakukan ? 13. Bagaimana pemilihan teknologi yang Bapak jalankan ? 14. Berapa perencanaan kapasitas dan jumlah produksi yang perusahaan Anda inginkan ?
E. Aspek Manajemen dan Operasional : 1. Bagaimana struktur organisasi yang terdapat dalam usaha Bapak ?
55
Lanjutan Lampiran 1.
2. Bagaimana perencanaan tata letak (layout) yang terdapat usaha yang Bapak jalankan ?
F. Aspek Sumber Daya Manusia (SDM) : 1. Berapa jumlah seluruh karyawan yang Bapak miliki ? 2. Berapa besarnya upah yang diberikan kepada karyawan Boss Parfum ? 3. Bagaimana sistem penggajian yang terjadi ? Apakah terdapat sistem kenaikan gaji ? 4. Berapa rataan jam kerja per hari ? 5. Bagaimana siklus kerja di Boss Parfum ? 6. Dari mana tenaga kerja berasal ? 7. Bagaimana sistem perekrutan tenaga kerja ? 8. Apakah terdapat pelatihan yang diberikan kepada tenaga kerja ? 9. Apakah ada pekerja yang memiliki pekerjaan lain ? 10. Apakah terdapat perlindungan terhadap tenaga kerja ? 11. Bagaimana bentuk perlindungan tenaga kerja tersebut ? 12. Apa masalah yang terdapat pada tenaga kerja ? 13. Bagaimana cara mengatasinya selama ini ? 14. Apakah dilakukan sistem reward and punishment bagi karyawan ? 15. Bagaimana tingkat turn over yang terjadi di perusahaan Anda ?
G. Aspek Finansial : 1. Bagaimana perolehan (struktur) modal untuk menjalankan usaha ini ? 2. Berapa modal yang dibutuhkan dalam usaha ini ? 3. Bagaimana pengelolaan keuangan yang dilakukan oleh Boss Parfum ? 4. Berapa nilai aset yang dimiliki saat ini ? 5. Berapakah rataan biaya operasional yang keluarkan setiap bulannya? 6. Berapa rencana pendapatan yang ingin Bapak peroleh setiap bulannya ?
-- TERIMA KASIH --
Lampiran 2. Perhitungan Biaya Penyusutan b NILAI AKHIR ASSET (10%xa) (Rp)
e NILAI SISA PADA TAHUN KEDUA (a-(dx2)) (Rp)
f NILAI SISA DIAKHIR TAHUN ANALISIS (e-(5xd)) (Rp)
JENIS ASSET TERKENA PENYUSUTAN
1
Bangunan Toko dan Instalasi
250,000,000
25,000,000
15
15,000,000
220,000,000
145,000,000
2
Etalase Pajangan
4,000,000
400,000
8
450,000
3,100,000
850,000
3
Etalase Botol
2,000,000
200,000
8
225,000
1,550,000
425,000
4
Etalase Aksesoris
1,000,000
100,000
8
112,500
775,000
212,500
5
Lemari Bibit Minyak Wangi
7,000,000
700,000
8
787,500
5,425,000
1,487,500
6
Gelas Ukur
425,000
2
212,500
7
Suntikan
180,000
1
180,000
8
Pesawat Telepon
150,000
5
27,000
No
15,000
c UMUR EKONOMI (Th)
d BIAYA PENYUSUTAN ((a-b)/c) (Rp)
a NILAI AWAL ASSET (Rp)
96,000
9
Dispenser
150,000
15,000
5
27,000
96,000
10
Komputer
2,500,000
250,000
6
375,000
1,750,000
11
Kursi
500,000
2
250,000
12
Meja
500,000
3
166,667
166,667
13
Spanduk dan Banner
400,000
3
133,333
133,333
14
Alat-alat kebersihan
75,000
1
75,000
15
Alat tulis kantor
200,000
1
200,000
JUMLAH
269,080,000
26,680,000
18,221,500
233,092,000
147,975,000
Lampiran 3. Perhitungan Analisis Cash Flow Boss Parfum NO
TAHUN ANALISIS
ITEM 0
A
1
2
3
4
5
INFLOW 1
Kas
2
Produk Bibit Minyak Wangi
3
Produk Botol
4
Produk Aksesoris
5
Nilai Sisa
2,011,363 555,500,000
635,769,750
727,638,479
832,782,239
953,119,273
47,166,000
53,981,487
61,781,812
70,709,284
80,926,775
4,200,000
4,806,900
5,501,497
6,296,463
7,206,302 147,975,000
TOTAL INFLOW
B
2,011,363
606,866,000
694,558,137
794,921,788
909,787,986
1,189,227,350
OUTFLOW BIAYA INVESTASI
1 a
Bangunan Toko dan Instalasi
220,000,000
b
Perizinan
4,000,000
c
Etalase Pajangan
3,100,000
d
Etalase Botol
1,550,000
e
Etalase Aksesoris
f
Lemari Bibit Minyak Wangi
g
Gelas Ukur
425,000
h
Suntikan
180,000
i
Pesawat Telepon
96,000
j
Dispenser
96,000
775,000 5,425,000 425,000 180,000
180,000
425,000 180,000
180,000
180,000
Lanjutan Lampiran 3. NO
TAHUN ANALISIS
ITEM 0 k
Komputer
1
2
3
l
Kursi
500,000
Meja
166,667
500,000
n
Spanduk dan Banner
133,333
400,000
o
Alat-alat kebersihan
75,000
p
Alat tulis kantor
a
500,000
75,000
75,000
75,000
75,000
200,000
200,000
200,000
200,000
200,000
54,000,000
56,700,000
79,380,000
83,349,000
109,395,563
6,000,000
6,300,000
8,820,000
9,261,000
12,155,063
200,000
200,000
200,000
200,000
200,000
Tenaga Kerja
Tunjangan Hari Raya (THR) b
Pajak Bumi dan Bangunan
c
Biaya perawatan
4,200,000
BIAYA VARIABEL
a
Alkohol
b
Bahan Baku Bibit Minyak Wangi Botol
c
200,000
500,000
BIAYA TETAP
Gaji Karyawan
3
5
1,750,000
m
2
4
18,900,000
21,631,050
24,756,737
28,334,085
32,428,360
414,200,000
474,051,900
542,552,400
620,951,221
710,678,673
41,731,200
47,761,358
54,662,875
62,561,660
71,601,820
Aksesoris
3,468,000
3,969,126
4,542,665
5,199,080
5,950,347
Plastik kemasan
1,500,000
1,575,000
1,653,750
1,736,438
1,823,259
Lanjutan Lampiran 3. NO
TAHUN ANALISIS
ITEM 0 d
1
2
3
Tagihan Listrik
1,800,000
1,800,000
1,800,000
e
Tagihan Air
1,800,000
1,800,000
f
Tagihan Telepon
1,800,000
1,800,000
238,472,000
545,779,200
-236,460,637
TOTAL OUTFLOW
4
5
1,800,000
1,800,000
1,800,000
1,800,000
1,800,000
1,800,000
1,800,000
1,800,000
618,968,434
727,523,426
818,372,484
950,088,084
61,086,800
75,589,703
67,398,362
91,415,502
239,139,266
9,163,020
11,338,455
10,109,754
13,712,325
35,870,890
-236,460,637
51,923,780
64,251,247
57,288,608
77,703,177
203,268,376
1
0.884955752
0.783146683
0.693050162
0.613318728
0.542759936
45,950,248
50,318,151
39,703,879
47,656,814
110,325,931
C
BENEFIT (A - B)
D
PAJAK PENGHASILAN (15%)
E
NET BENEFIT (C - D)
F
DISCOUNT FACTOR 13%
G
PV/TAHUN
-236,460,637
H
PV POSITIF
293,955,022
I
PV NEGATIF
-236,460,637
J
NPV
K
NET B/C
1.24
L
IRR
21%
M
PBP
1.12
57,494,385
Lampiran 4. Perhitungan Laporan Laba Rugi NO
URAIAN
A
INFLOW
B
OUTFLOW Biaya Variabel
C D
TAHUN ANALISIS 0
1
2
3
4
5
606,866,000
694,558,137
794,921,788
909,787,986
1,189,227,350
485,199,200
554,388,434
633,568,426
724,182,484
827,882,459
Biaya Tetap
60,200,000
63,200,000
92,600,000
92,810,000
121,750,625
Penyusutan TOTAL OUTFLOW L/R Sebelum pajak
18,221,500
18,221,500
18,221,500
18,221,500
18,221,500
563,620,700
635,809,934
744,389,926
835,213,984
967,854,584
43,245,300
58,748,203
50,531,862
74,574,002
221,372,766
6,486,795
8,812,230
7,579,779
11,186,100
33,205,915
36,758,505
49,935,972
42,952,083
63,387,902
188,166,851
6.06%
7.19%
5.40%
6.97%
15.82%
391,161,287
403,453,559
545,972,044
544,246,391
460,664,267
E
PAJAK (15%) Laba Setelah Pajak
F
Profit on Sales
G
BEP (Rp)
Lampiran 5. Rencana Kebutuhan Fisik Boss Parfum NO
ITEM
TAHUN ANALISIS
SATUAN 0
A
2
3
JUMLAH 4
5
BANGUNAN 1
Bangunan Toko dan Instalasi
B
C
1
unit
1
1
ALAT DAN PERLENGKAPAN
0
1
Etalase Pajangan
bh
2
2
2
Etalase Botol
bh
2
2
3
Etalase Aksesoris
bh
1
1
4
Lemari Bibit Minyak Wangi
bh
2
5
Gelas Ukur
bh
5
6
Suntikan
bh
18
7
Pesawat Telepon
bh
1
1
8
Dispenser
bh
1
1
9
Komputer dan Printer
bh
1
1
10
Kursi
bh
5
11
Meja
bh
2
2
4
12
Spanduk dan Banner
bh
2
2
4
2 5 18
18
5 18
5
18
15 18
5
108
15
13
Alat-alat kebersihan
paket
1
1
1
1
1
1
6
14
Alat tulis kantor
paket
1
1
1
1
1
1
6
PERIZINAN
paket
1
1
Lanjutan Lampiran 5. NO
ITEM
TAHUN ANALISIS
SATUAN 0
D
1
2
3
JUMLAH 4
5
BAHAN BAKU 1
Bibit Minyak Wangi (bahan baku) Harga 1000
l
126
137
150
163
178
754
Harga 1500
l
113
123
134
146
160
676
Harga 2000
l
76
83
90
98
107
455
Harga 3000
l
36
39
43
47
51
215
2
Alkohol
l
756
824
898
979
1067
4524
3
Botol
-
Botol Plastik
a
10 ml
lusin
126
137
150
163
178
754
b
23 ml
lusin
88
96
105
114
124
527
c
50 ml
lusin
36
39
43
47
51
215
d
100 ml
lusin
12
13
14
16
17
72
-
Botol Kaca (spray)
lusin
a
10 ml
lusin
126
137
150
163
178
754
b
35 ml
lusin
151
165
179
196
213
904
c
50 ml
lusin
96
105
114
124
136
575
d
65 ml
lusin
63
69
75
82
89
377
e
75 ml
lusin
38
41
45
49
54
227
f
100 ml
lusin
24
26
29
31
34
144
Lanjutan Lampiran 5. NO
ITEM
TAHUN ANALISIS
SATUAN 0
1
2
3
JUMLAH 4
5
-
Botol Kaca (roll on)
lusin
a
3 ml
lusin
96
105
114
124
136
575
b
6 ml
lusin
60
65
71
78
85
359
c
7 ml
lusin
84
92
100
109
119
503
d
8 ml
lusin
96
105
114
124
136
575
e
10 ml
lusin
120
131
143
155
169
718
f
12 ml
lusin
120
131
143
155
169
718
4
Aksesoris
a
Suntikan
lusin
12
13
14
16
17
72
b
Gelas Ukur
bh
12
13
14
16
17
72
c
Sprayer
lusin
24
26
29
31
34
144
5
Plastik Kemasan
bh
3000
3000
3000
3000
3000
15000
Gaji Karyawan
org
3
3
4
4
5
5
Tunjangan Hari Raya (THR)
org
3
3
4
4
5
5
F
TENAGA KERJA
Lampiran 6. Daftar Harga Barang NO
ITEM
TAHUN ANALISIS USAHA
SATUAN 0
A
2
3
4
5
BANGUNAN 1
B
C
1
Bangunan Toko dan Instalasi
unit
250,000,000
ALAT DAN PERLENGKAPAN 1
Etalase Pajangan
bh
2,000,000
2
Etalase Botol
bh
1,000,000
3
Etalase Aksesoris
bh
1,000,000
4
Lemari Bibit Minyak Wangi
bh
3,500,000
5
Gelas Ukur
bh
85,000
6
Suntikan
bh
10,000
7
Pesawat Telepon
bh
150,000
8
Dispenser
bh
150,000
9
Komputer
bh
2,500,000
10
Kursi
bh
100,000
11
Meja
bh
250,000
250,000
12
Spanduk dan Banner
bh
200,000
200,000
13
Alat-alat kebersihan
paket
75,000
75,000
75,000
75,000
75,000
75,000
14
Alat tulis kantor
paket
200,000
200,000
200,000
200,000
200,000
200,000
PERIZINAN
paket
4,000,000
85,000 10,000
10,000
85,000 10,000
100,000
10,000
10,000
100,000
Lanjutan Lampiran 6. NO
ITEM
TAHUN ANALISIS USAHA
SATUAN 0
D
1
2
3
4
5
BAHAN BAKU 1
Bibit Minyak Wangi (bahan baku) a
Harga 1000
l
800,000
840,000
882,000
926,100
972,405
b
harga 1500
l
1,000,000
1,050,000
1,102,500
1,157,625
1,215,506
c
Harga 2000
l
1,500,000
1,575,000
1,653,750
1,736,438
1,823,259
d
Harga 3000
l
2,400,000
2,520,000
2,646,000
2,778,300
2,917,215
2
Alkohol
l
25,000
26,250
27,563
28,941
30,388
3
Botol
>
Botol Plastik
lusin
a
10 ml
lusin
21,000
22,050
23,153
24,310
25,526
b
23 ml
lusin
25,000
26,250
27,563
28,941
30,388
c
50 ml
lusin
30,000
31,500
33,075
34,729
36,465
d
100 ml
lusin
39,600
41,580
43,659
45,842
48,134
Botol Kaca (spray)
lusin
a
10 ml
lusin
33,500
35,175
36,934
38,780
40,719
b
35 ml
lusin
56,500
59,325
62,291
65,406
68,676
c
50 ml
lusin
60,000
63,000
66,150
69,458
72,930
d
65 ml
lusin
62,500
65,625
68,906
72,352
75,969
e
75 ml
lusin
65,000
68,250
71,663
75,246
79,008
f
100 ml
lusin
71,500
75,075
78,829
82,770
86,909
>
Lanjutan Lampiran 6. NO
ITEM
TAHUN ANALISIS USAHA
SATUAN 0
1
2
3
4
5
Botol Kaca (roll on)
lusin
a
3 ml
lusin
14,000
14,700
15,435
16,207
17,017
b
6 ml
lusin
14,500
15,225
15,986
16,786
17,625
c
7 ml
lusin
15,000
15,750
16,538
17,364
18,233
>
d
8 ml
lusin
15,000
15,750
16,538
17,364
18,233
e
10 ml
lusin
15,500
16,275
17,089
17,943
18,840
f
12 ml
lusin
16,000
16,800
17,640
18,522
19,448
lusin
114,000
119,700
125,685
131,969
138,568
bh
85,000
89,250
93,713
98,398
103,318
lusin
45,000
47,250
49,613
52,093
54,698
500
525
551
579
608
4
Aksesoris a
Suntikan
b
Gelas Ukur
c
Sprayer
5
Plastik Kemasan
F
bh
TENAGA KERJA a
Gaji dan Bonus Karyawan
Rp/bln
1,500,000
1,575,000
1,653,750
1,736,438
1,823,259
c
Tunjangan Hari Raya (THR)
Rp/th
2,000,000
2,100,000
2,205,000
2,315,250
2,431,013
G
Biaya Lain-lain a
Tagihan listrik
Rp/bln
150,000
150,000
150,000
150,000
150,000
b
Tagihan Air
Rp/bln
150,000
150,000
150,000
150,000
150,000
c
Tagihan Telepon
Rp/bln
150,000
150,000
150,000
150,000
150,000
Lampiran 7. Rencana Kebutuhan Dana NO
ITEM
TAHUN ANALISIS USAHA
SATUAN 0
A
2
3
4
5
BANGUNAN 1
Bangunan Toko dan Instalasi
B
unit
220,000,000
ALAT DAN PERLENGKAPAN 1
Etalase Pajangan
bh
3,100,000
2
Etalase Botol
bh
1,550,000
3
Etalase Aksesoris
bh
775,000
4
Lemari Bibit Minyak Wangi
bh
5,425,000
5
Gelas Ukur
bh
425,000
6
Suntikan
bh
180,000
7
Pesawat Telepon
bh
96,000
8
Dispenser
bh
96,000
9
Komputer
bh
1,750,000
10
Kursi
bh
500,000
11
Meja
bh
166,667
500,000
12
Spanduk dan Banner
bh
133,333
400,000
13
Alat-alat kebersihan
paket
75,000
75,000
75,000
75,000
75,000
75,000
14
Alat tulis kantor
paket
200,000
200,000
200,000
200,000
200,000
200,000
14,472,000
455,000
1,380,000
1,355,000
1,380,000
455,000
TOTAL ALAT DAN PERLENGKAPAN C
1
PERIZINAN
paket
4,000,000
425,000 180,000
180,000
425,000 180,000
500,000
180,000
180,000
500,000
Lanjutan Lampiran 7. NO
ITEM
TAHUN ANALISIS USAHA
SATUAN 0
D
1
2
3
4
5
BAHAN BAKU 1
Alkohol
l
18,900,000
21,631,050
24,756,737
28,334,085
32,428,360
2
Bibit Minyak Wangi (bahan baku) Harga 1000
l
100,800,000
115,365,600
132,035,929
151,115,121
172,951,256
b
harga 1500
l
113,000,000
129,328,500
148,016,468
169,404,848
193,883,848
c
Harga 2000
l
114,000,000
130,473,000
149,326,349
170,904,006
195,599,635
d
Harga 3000
l
86,400,000
98,884,800
113,173,654
129,527,247
148,243,934
414,200,000
474,051,900
542,552,400
620,951,221
710,678,673
a
TOTAL PRODUK MINYAK WANGI 3
Botol
>
Botol Plastik
lusin
a
10 ml
lusin
2,646,000
3,028,347
3,465,943
3,966,772
4,539,970
b
23 ml
lusin
2,200,000
2,517,900
2,881,737
3,298,147
3,774,730
c
50 ml
lusin
1,080,000
1,236,060
1,414,671
1,619,091
1,853,049
d
100 ml
lusin
475,200
543,866
622,455
712,400
815,342
>
Botol Kaca (spray)
lusin
a
10 ml
lusin
4,221,000
4,830,935
5,529,005
6,327,946
7,242,334
b
35 ml
lusin
8,531,500
9,764,302
11,175,243
12,790,066
14,638,231
c
50 ml
lusin
5,760,000
6,592,320
7,544,910
8,635,150
9,882,929
d
65 ml
lusin
3,937,500
4,506,469
5,157,653
5,902,934
6,755,908
e
75 ml
lusin
2,470,000
2,826,915
3,235,404
3,702,920
4,237,992
f
100 ml
lusin
1,716,000
1,963,962
2,247,755
2,572,555
2,944,289
Lanjutan Lampiran 7. NO
ITEM
TAHUN ANALISIS USAHA
SATUAN 0
2
3
4
5
>
Botol Kaca (roll on)
a
3 ml
lusin
1,344,000
1,538,208
1,760,479
2,014,868
2,306,017
b
6 ml
lusin
870,000
995,715
1,139,596
1,304,267
1,492,734
c
7 ml
lusin
1,260,000
1,442,070
1,650,449
1,888,939
2,161,891
d
8 ml
lusin
1,440,000
1,648,080
1,886,228
2,158,787
2,470,732
e
10 ml
lusin
1,860,000
2,128,770
2,436,377
2,788,434
3,191,362
f
12 ml
lusin
1,920,000
2,197,440
2,514,970
2,878,383
3,294,310
41,731,200
47,761,358
54,662,875
62,561,660
71,601,820
TOTAL PRODUK BOTOL 4
Aksesoris
a
Suntikan
b
Gelas Ukur
c
Sprayer
lusin
1,368,000
1,565,676
1,791,916
2,050,848
2,347,196
bh
1,020,000
1,167,390
1,336,078
1,529,141
1,750,102
lusin
1,080,000
1,236,060
1,414,671
1,619,091
1,853,049
3,468,000
3,969,126
4,542,665
5,199,080
5,950,347
bh
1,500,000
1,575,000
1,653,750
1,736,438
1,823,259
Gaji Karyawan
Rp/th
54,000,000
56,700,000
79,380,000
83,349,000
109,395,563
Tunjangan Hari Raya (THR)
Rp/th
6,000,000
6,300,000
8,820,000
9,261,000
12,155,063
TOTAL PRODUK AKSESORIS 4
Plastik Kemasan
F
G
1
TENAGA KERJA
Biaya Lain-lain Tagihan Listrik
Rp/th
1,800,000
1,800,000
1,800,000
1,800,000
1,800,000
Tagihan Air
Rp/th
1,800,000
1,800,000
1,800,000
1,800,000
1,800,000
Tagihan Telepon
Rp/th
1,800,000
1,800,000
1,800,000
1,800,000
1,800,000
Lampiran 8. Rencana Penerimaan Boss Parfum NO
ITEM
A
SATUAN
HARGA (Rp)
TAHUN ANALISIS 1
2
3
4
5
Produk Bibit Minyak Wangi 1
Bibit minyak wangi 1000
l
1,000,000
126,000,000
144,207,000
165,044,912
188,893,901
216,189,070
2
Bibit minyak wangi 1500
l
1,500,000
169,500,000
193,992,750
222,024,702
254,107,272
290,825,773
3
Bibit minyak wangi 2000
l
2,000,000
152,000,000
173,964,000
199,101,798
227,872,008
260,799,513
4
Bibit minyak wangi 3000
l
3,000,000
108,000,000
123,606,000
141,467,067
161,909,058
185,304,917
555,500,000
635,769,750
727,638,479
832,782,239
953,119,273
TOTAL PENERIMAAN PRODUK MINYAK WANGI B
Produk Botol Plastik 1
10 ml
lusin
25,000
3,150,000
3,605,175
4,126,123
4,722,348
5,404,727
2
23 ml
lusin
30,000
2,640,000
3,021,480
3,458,084
3,957,777
4,529,676
3
50 ml
lusin
45,000
1,620,000
1,854,090
2,122,006
2,428,636
2,779,574
4
100 ml
lusin
55,000
660,000
755,370
864,521
989,444
1,132,419
C
Produk Botol Kaca (spray) 1
10 ml
lusin
36,000
4,536,000
5,191,452
5,941,617
6,800,180
7,782,807
2
35 ml
lusin
60,000
9,060,000
10,369,170
11,867,515
13,582,371
15,545,024
3
50 ml
lusin
66,000
6,336,000
7,251,552
8,299,401
9,498,665
10,871,222
4
65 ml
lusin
72,000
4,536,000
5,191,452
5,941,617
6,800,180
7,782,807
5
75 ml
lusin
72,000
2,736,000
3,131,352
3,583,832
4,101,696
4,694,391
6
100 ml
lusin
84,000
2,016,000
2,307,312
2,640,719
3,022,302
3,459,025
Lanjutan Lampiran 8. NO
ITEM
D
SATUAN
HARGA (Rp)
TAHUN ANALISIS 1
2
3
4
5
Produk Botol Kaca (roll on) 1
3 ml
lusin
16,000
1,536,000
1,757,952
2,011,976
2,302,707
2,635,448
2
6 ml
lusin
16,000
960,000
1,098,720
1,257,485
1,439,192
1,647,155
3
7 ml
lusin
17,000
1,428,000
1,634,346
1,870,509
2,140,798
2,450,143
4
8 ml
lusin
17,000
1,632,000
1,867,824
2,137,725
2,446,626
2,800,163
5
10 ml
lusin
18,000
2,160,000
2,472,120
2,829,341
3,238,181
3,706,098
6
12 ml
lusin
18,000
2,160,000
2,472,120
2,829,341
3,238,181
3,706,098
47,166,000
53,981,487
61,781,812
70,709,284
80,926,775
TOTAL PENERIMAAN PRODUK BOTOL E
Produk Aksesoris 1
Suntikan
lusin
150,000
1,800,000
2,060,100
2,357,784
2,698,484
3,088,415
2
Gelas Ukur
buah
100,000
1,200,000
1,373,400
1,571,856
1,798,990
2,058,944
3
Sprayer
lusin
50,000
1,200,000
1,373,400
1,571,856
1,798,990
2,058,944
4,200,000
4,806,900
5,501,497
6,296,463
7,206,302
TOTAL PENERIMAAN PRODUK AKSESORIS
TOTAL PENERIMAAN
606,866,000
694,558,137
794,921,788
909,787,986
1,041,252,350
Lampiran 9. Perhitungan Analisis Sensitivitas Peningkatan Biaya Variabel 5% NO
TAHUN ANALISIS
ITEM 0
A
1
2
3
4
5
INFLOW 1
Produk Bibit Minyak Wangi
2
Produk Botol
3
Produk Aksesoris
4
Nilai Sisa
635,769,750
727,638,479
832,782,239
953,119,273
47,166,000
53,981,487
61,781,812
70,709,284
80,926,775
4,200,000
4,806,900
5,501,497
6,296,463
7,206,302 147,975,000
TOTAL INFLOW
B
555,500,000
606,866,000
694,558,137
794,921,788
909,787,986
1,189,227,350
OUTFLOW 1
BIAYA INVESTASI
a
Bangunan Toko dan Instalasi
220,000,000
b
Perizinan
4,000,000
c
Etalase Pajangan
3,100,000
d
Etalase Botol
1,550,000
e
Etalase Aksesoris
f
Lemari Bibit Minyak Wangi
775,000
g
Gelas Ukur
425,000
h
Suntikan
180,000
i
Pesawat Telepon
96,000
j
Dispenser
96,000
k
Komputer
1,750,000
5,425,000 425,000 180,000
180,000
425,000 180,000
180,000
180,000
Lanjutan Lampiran 9. NO
TAHUN ANALISIS
ITEM 0
1
l
Kursi
500,000
m
Meja
166,667
n
Spanduk dan Banner
133,333
o
Alat-alat kebersihan
75,000
p
Alat tulis kantor
2 a
3
4
500,000
5
500,000 500,000 400,000
75,000
75,000
75,000
75,000
200,000
200,000
200,000
200,000
200,000
54,000,000
56,700,000
79,380,000
83,349,000
109,395,563
6,000,000
6,300,000
8,820,000
9,261,000
12,155,063
200,000
200,000
200,000
200,000
200,000
BIAYA TETAP Tenaga Kerja Gaji Karyawan Tunjangan Hari Raya (THR)
b
Pajak Bumi dan Bangunan
c
Biaya perawatan
3
200,000
2
4,200,000
BIAYA VARIABEL
a
Alkohol
19,845,000
22,712,603
25,994,574
29,750,789
34,049,779
b
Bahan Baku 434,910,000
497,754,495
569,680,020
651,998,782
746,212,606
43,817,760
50,149,426
57,396,018
65,689,743
75,181,911
Aksesoris
3,641,400
4,167,582
4,769,798
5,459,034
6,247,864
c
Plastik kemasan
1,575,000
1,653,750
1,736,438
1,823,259
1,914,422
d
Tagihan Listrik
1,890,000
1,890,000
1,890,000
1,890,000
1,890,000
Bibit Minyak Wangi Botol
Lanjutan Lampiran 9. NO
TAHUN ANALISIS
ITEM 0
1
2
3
4
5
e
Tagihan Air
1,890,000
1,890,000
1,890,000
1,890,000
1,890,000
f
Tagihan Telepon
1,800,000
1,800,000
1,800,000
1,800,000
1,800,000
238,472,000
569,949,160
646,597,856
759,111,847
854,491,608
991,392,207
-238,472,000
36,916,840
47,960,281
35,809,941
55,296,378
197,835,143
5,537,526
7,194,042
5,371,491
8,294,457
29,675,271
-238,472,000
31,379,314
40,766,239
30,438,450
47,001,921
168,159,871
TOTAL OUTFLOW C
BENEFIT (A - B)
D
PAJAK PENGHASILAN (15%)
E
NET BENEFIT (C - D)
F
DISCOUNT FACTOR 13%
1
0.943396226
0.88999644
0.839619283
0.792093663
0.747258173
G
PV/TAHUN
-238,472,000
29,603,126
36,281,807
25,556,709
37,229,924
125,658,838
H
PV POSITIF
254,330,405
I
PV NEGATIF
-238,472,000
J
NPV
K
NET B/C
L
IRR
8%
M
PBP
3.07
15,858,405 1.07
Lampiran 10. Perhitungan Analisis Sensitivitas Penurunan Penjualan 10% NO
TAHUN ANALISIS
ITEM 0
A
1
2
3
4
5
INFLOW 1
Produk Bibit Minyak Wangi
2
Produk Botol
3
Produk Aksesoris
4
Nilai Sisa
499,950,000
635,769,750
727,638,479
832,782,239
953,119,273
42,449,400
53,981,487
61,781,812
70,709,284
80,926,775
3,780,000
4,326,210
4,951,347
5,666,817
6,485,672 147,975,000
TOTAL INFLOW
B
546,179,400
694,077,447
794,371,638
909,158,340
1,188,506,720
OUTFLOW 1
BIAYA INVESTASI
a
Bangunan Toko dan Instalasi
220,000,000
b
Perizinan
4,000,000
c
Etalase Pajangan
3,100,000
d
Etalase Botol
1,550,000
e
Etalase Aksesoris
f
Lemari Bibit Minyak Wangi
775,000
g
Gelas Ukur
425,000
h
Suntikan
180,000
i
Pesawat Telepon
96,000
j
Dispenser
96,000
k
Komputer
1,750,000
5,425,000 425,000 180,000
180,000
425,000 180,000
180,000
180,000
Lanjutan Lampiran 10. NO
TAHUN ANALISIS
ITEM 0 l
1
2
3
4
Kursi
500,000
m
Meja
166,667
500,000
n
Spanduk dan Banner
133,333
400,000
o
Alat-alat kebersihan
75,000
p
Alat tulis kantor
2 a
500,000
75,000
75,000
75,000
75,000
200,000
200,000
200,000
200,000
200,000
54,000,000
56,700,000
79,380,000
83,349,000
109,395,563
6,000,000
6,300,000
8,820,000
9,261,000
12,155,063
200,000
200,000
200,000
200,000
200,000
BIAYA TETAP Tenaga Kerja Gaji Karyawan Tunjangan Hari Raya (THR)
b
Pajak Bumi dan Bangunan
c
Biaya perawatan
3
200,000
500,000
5
4,200,000
BIAYA VARIABEL
a
Alkohol
b
Bahan Baku Bibit Minyak Wangi Botol
18,900,000
21,631,050
24,756,737
28,334,085
32,428,360
414,200,000
474,051,900
542,552,400
620,951,221
710,678,673
41,731,200
47,761,358
54,662,875
62,561,660
71,601,820
Aksesoris
3,468,000
3,969,126
4,542,665
5,199,080
5,950,347
c
Plastik kemasan
1,500,000
1,575,000
1,653,750
1,736,438
1,823,259
d
Tagihan Listrik
1,800,000
1,800,000
1,800,000
1,800,000
1,800,000
Lanjutan Lampiran 10. NO
TAHUN ANALISIS
ITEM 0 e
Tagihan Air
f
Tagihan Telepon TOTAL OUTFLOW
1
2
3
4
5
1,800,000
1,800,000
1,800,000
1,800,000
1,800,000
1,800,000
1,800,000
1,800,000
1,800,000
1,800,000
238,472,000
545,779,200
618,968,434
727,523,426
818,372,484
950,088,084
-238,472,000
400,200
75,109,013
66,848,212
90,785,856
238,418,636
60,030
11,266,352
10,027,232
13,617,878
35,762,795
-238,472,000
340,170
63,842,661
56,820,981
77,167,978
202,655,840
1
0.943396226
0.88999644
0.839619283
0.792093663
0.747258173
320,915
56,819,741
47,707,991
61,124,266
151,436,233
C
BENEFIT (A - B)
D
PAJAK PENGHASILAN (15%)
E
NET BENEFIT (C - D)
F
DISCOUNT FACTOR 13%
G
PV/TAHUN
-238,472,000
H
PV POSITIF
317,409,146
I
PV NEGATIF
-238,472,000
J
NPV
K
NET B/C
1.33
L
IRR
14%
M
PBP
1.50
78,937,146