STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PROGRAM KERJA BOOKLET INISIASI PENGEMBANGAN MASYARAKAT IKATAN SENAT MAHASISWA KEDOKTERAN INDONESIA WILAYAH 4
1) LATAR BELAKANG Seiring dengan semakin aktifnya bidang pengembangan masyarakat di institusi yang bernaung kepada ISMKI wilayah 4, semakin banyak inovasi yang dimunculkan dari berbagai institusi dengan berbagai sudut pandang yang berbeda dan hasil yang berbeda meskipun tujuan utamanya adalah mengembangkan masyarakat Indonesia agar menjadi lebih baik lagi. Terkadang, ada pula beberapa institusi yang merasa kebingungan untuk memulai suatu proker jangka panjang dengan kebermanfaatan yang luas. Maka dari itu, Pengmas ISMKI Wilayah 4 mencoba memfasilitasi institusi-institusi dibawah naungan ISMKI Wilayah 4 agar dapat berbagi mengenai proker yang dianggap efektif dan efisien serta berdampak besar bagi pengembangan masyarakat Indonesia. Selain sebagai wadah berbagi, dapat juga dijadikan sebagai wadah evaluasi agar kedepannya saat proker tersebut dilaksanakan kembali oleh institusi lain, dapat meminimalisasi segala kekurangan. Wadah yang dihadirkan Pengmas ISMKI wilayah 4 adalah booklet inisiasi. Booklet inisiasi ini merupakan program kerja yang dirancang sebagai wadah proker inovasi yang dikumpulkan dari setiap institusi yang dirasa memiliki kebermanfaatan yang luas dan dapat direkomendasikan serta dapat menginspirasi institusi lain untuk melakukan suatu program baru, sehingga hasil akhir yang diharapkan adalah masing-masing institusi mampu mengurangi masalah-masalah yang beredar di masyarakat Indonesia, utamanya di bidang kesehatan.
2) DESKRIPSI KEGIATAN 1. Pembuatan SOP Desa Binaan, Sekolah Binaan, Kegiatan Tematik dan Riset Pengmas yang dibuat oleh Pengmas wilayah 4 yang bertujuan untuk menginisiasi institusi yang belum memiliki sekolah binaan dan desa binaan serta mengembangkan sekolah binaan dan desa binaan dalam tahap lanjutan. 2. Pengumpulan setiap Program Kerja Unggulan Pengmas institusi yang berada di dalam naungan ISMKI wilayah 4. Dengan cara mengumpulkan SOP dari setiap proker unggulan institusi melalui kadep pengmas.
3. SOP Desa Binaan, Sekolah Binaan, Kegiatan Tematik dan Riset Pengmas yang telah disusun oleh pengmas wilayah 4 dan proker unggulan tiap institusi wilayah 4 yang dikumpulkan dari kadep pengmas institusi akan dikemas menjadi Booklet Inisiasi. 4. Sosialisasi booklet ke Institusi baik secara online maupun langsung akan dilaksanakan pada bulan Mei, Agustus dan November agar dapat memberikan pemahaman yang jelas kepada setiap institusi sesering mungkin sehingga tujuan pembuatan booklet tercapai. 5. Penyebaran kuisioner kebermanfaatan Booklet Inisiasi secara online dan wawancara kepala divisi pengmas masing-masing institusi sebagai evaluasi yang akan dilaksanakan pada bulan Juli dan November untuk info lebih rinci sehingga dapat menjadi acuan dalam mencapai tujuan dibentuknya Booklet Inisiasi ini dan sebagai tolak ukur Pengmaswil 4 ISMKI dalam menentukan indikator keberhasilan.
3) TUJUAN 1.
Memberikan rekomendasi dengan menyediakan inovasi program kerja dari institusi anggota
ISMKI
wilayah
4
agar
dapat
menginspirasi
institusi
lain
untuk
menyelenggarakan kegiatan lain yang merupakan kegiatan baru bagi institusi dan daerahnya (bisa adaptasi ataupun modifikasi kegiatan). 2. Memotivasi institusi untuk berlomba-lomba menyelenggarakan program yang menarik, inovatif, dengan kebermanfaatan yang holistik sehingga bisa menjadi inspirasi juga untuk institusi lain. 3. Inisiasi pengadaan Desa Binaan, dan Sekolah Binaan bagi institusi yang belum memiliki dan menjadi sumber inspirasi bagi institusi yang ingin mengembangkan Desa Binaan dan Sekolah Binaannya. 4. Menginisiasi institusi untuk melaksanakan Riset Pengmas dan Kegiatan Tematik.
4) MANFAAT 1. Semakin bertambahnya inovasi institusi mengenai program kerja dibidang pengambangan masyarakat sehingga meningkatkan kepekaan, kreativitas dan ketanggapan dibidang sosial bagi mahasiswa kedokteran. 2. Semakin banyak masalah yang biasa muncul di kalangan masyarakat Indonesia yang semakin terkikis sehingga turut membantu upaya pemerintah dalam mengembangkan masyarakat Indonesia apabila semakin banyak institusi yang menjalankan proker dibidang sosial dengan kebermanfaatan yang luas.
5) PELAKSANA KEGIATAN
Pelaksanaan Booklet Inisiasi pengembangan masyarakat diutamakan dapat dilaksanakan secara bersamaan dan tepat waktu oleh Pengurus Harian Wilayah ISMKI Wilayah 4, pelaksanaan kegiatan booklet inisiasi ini diawali dengan membagikan SOP Booklet Inisiasi, SOP Desa Binaan, Sekolah Binaan dan Kegiatan Tematik ke setiap institusi wilayah 4, kemudian dalam pelaksanaan kegiatan ini
bidang Pengmas
bekerjasama dengan ketua BEM/SENAT FK institusi anggota ISMKI Wilayah 4 (dalam hal pengumpulan program kerja unggulan dan mendorong pengmas institusi untuk terus berkarya). Selanjutnya Pengurus Harian Pengmas Wilayah 4 menyusun semua program inovatif yang berasal dari masing-masung institusi ke dalam Booklet Inisiasi. Kemudian setelah Booklet Inisiasi telah selesai maka akan langsung disebar ke institusi wilayah 4 oleh Pengurus Harian Wilayah 4 yang dilakukan secara bersamaan pada bulan Mei, Agustus dan November. Tahap akhir dari Booklet Inisiasi ini adalah evaluasi yang akan dilakukan baik dengan cara langsung (wawancara) maupun tidak langsung dengan mengisi kuisioner online dari Pengmas ISMKI Wilayah 4 sebagai patokan dalam menentukan indikator keberhasilan.
6) WAKTU PELAKSANAAN KEGIATAN 1. Booklet Inisiasi akan disebar kepada ketua BEM/SENAT FK institusi anggota ISMKI Wilayah 4 pada bulan Mei, Agustus dan November 2016. 2. Tempat pelaksanaan Booklet Inisiasi pengembangan masyarakat wilayah 4 akan dilakukan dengan cara penyebaran booklet ke institusi cakupan ISMKI wilayah 4 melalui media yang dapat digunakan, seperti email BEM.
7) SASARAN BEM/SENAT FK institusi anggota ISMKI wilayah 4
8) TARGET 1. Terciptanya program kerja baru yang inovatif, efektif dan efisien yang diharapkan akan menjadi solusi masa depan yang dapat meminimalisasi permasalahanpermasalahan yang sering muncul di masyarakat Indonesia 2. Menjadikan mahasiswa kedokteran lebih berperan aktif dan langsung berpartisipasi dalam upaya pengembangan masyarakat jangka panjang dari segala aspek, terutama aspek kesehatan.
9) PROSEDUR KERJA
a. Pengurus Harian Wilayah 4 ISMKI bidang Pengmas kemudian akan menyusun SOP Desa Binaan, Sekolah Binaan, Kegiatan Tematik dan Riset Pengmas bersama program kerja inovasi yang diberikan oleh institusi dalam cakupan ISMKI Wilayah 4. b. Institusi anggota ISMKI Wilayah 4 mengumpulkan proker inovasi kepada Pengurus Harian Wilayah 4 ISMKI bidang Pengmas dalam bentuk format yang telah diberikan. c. SOP Desa Binaan, Sekolah Binaan, Kegiatan Tematik dan Riset Pengmas yang telah di susun oleh Pengmas Wilayah 4 ISMKI dan proker inovasi yang telah dikumpulkan dari institusi anggota ISMKI Wilayah 4 dikemas menjadi booklet inisiasi. d. Booklet inisiasi akan disebarkan kepada ketua BEM/SENAT FK dan kepala kementrian bidang Pengmasyang dilaksanakan pada bulan Mei, Agustus dan November untuk di pahami sehingga dapat memberikan rekomendasi kegiatan pengembangan masyarakat dalam jangka panjang dan menginspirasi institusi lainnya untuk menyelenggarakan kegiatan inovasi lainnya e. Setelah melaksanakan penyebaran booklet inisiasi selanjutnya akan dilakukan follow up dengan cara menyebarkan kuisioner dan wawancara secara langsung kepada setiap kepala bidang pengmas di masing-masing institusi terkait kebermanfaatan booklet inisiasi yang menjadi tolak ukur indikator keberhasilan program Booklet Inisiasi yang akan dilaksanakan pada bulan Juli dan November. f. Program kerja ini akan membutuhkan kerjasama dan komunikasi yang baik antara Pengurus Htarian ISMKI Wilayah 4 dengan kepala bidang pengmas masing-masing institusi dalam naungan ISMKI Wilayah 4 sehingga dapat tercapai tujuan dari tiap proker. 10) SARANA KEGIATAN Kegiatan ini ditujukan untuk setiap mahasiswa yang berada di institusi wilayah 4 khususnya pengurus bidang Pengmas di institusi, sehingga setiap institusi dapat saling mengetahui program inovatif dari institusi lain dan mengembangkannya menjadi suatu program kerja baru dengan kebermanfaatan yang luas dan ditujukan kepada institusi yang kini mengembangkan Desa Binaan dan Sekolah Binaan yang telah ada dan menginisiasi institusi yang akan membuat Desa Binaan atau Sekolah Binaan.
11) FOLLOW UP Bentuk follow up sebagai pertangungjawaban dari Booklet Inisiasi dapat berupa: 1. Pembuatan SOP Desa Binaan, Sekolah Binaan, Kegiatan Tematik dan Riset Pengmas serta proker unggulan yang telah menginspirasi institusi lain dengan cara meningkatkan komunikasi dengan institusi.
2. Pengisian kuisioner terkait manfaat dari adanya booklet inisiasi dan evaluasi terkait penyebaran dan isi booklet inisiasi
12) PENANGGUNG JAWAB Mardhatillah, Inggit Luthfia Zahra dan Muradif Mubin.
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR “DESA BINAAN” PROGRAM KERJA BOOKLET INISIASI IKATAN SENAT MAHASISWA KEDOKTERAN INDONESIA WILAYAH 4
1) LATAR BELAKANG Desa Binaan adalah kegiatan berkesinambungan dari Pengembangan Masyarakat (Pengmas) dalam menjalin hubungan dengan masyarakat guna meningkatkan derajat kesehatan
dan
membuka
wawasan
masyarakat
dalam
hal
kesehatan
serta
mengembangkan potensi masyarakat di desa setempat dengan bekerjasama dengan pihak terkait guna tercapainya tujuan pembentukan Desa Binaan ini.
2) DESKRIPSI KEGIATAN a. Persiapan Kegiatan Menyusun Kepanitiaan Desa Binaan di Institusi sehingga terdapat kepanitiaan khusus dalam suatu BEM yang akan bertanggung jawab dalam proses pembentukan Desa Binaan di bawah pantauan Pengmas institusi dan menyusun tujuan khusus Desa
Binaan
masing-masing
institusi
sehingga
institusi
memiliki
konsep
pembangunan untuk suatu desa. Selanjutnya mencari data yang diperlukan dari Dinas Kesehatan setempat dan berkoordinasi dengan dinas kesehatan untuk mengetahui daerah yang yang membutuhkan binaan dari institusi. Sehingga pemilihan desa binaan didasarkan pada kebutuhan dari suatu desa atas pembinaan yang berkelanjutan. Dilanjutkan dengan survey ke tempat yang telah direkomendasikan oleh Dinas Kesehatan, setelah melakukan survey pada daerah tersebut, dilanjuti dengan menjalin kerja sama dengan kelurahan dan puskesmas daerah yang dipilih untuk mempermudah kerja dari institusi di desa binaan dan juga membuat kerja sama dan membina hubungan baik dengan para kader masyarakat tersebut b. Kegiatan Mencari masalah pada Desa Binaan tersebut baik dengan cara wawancara langsung pada masyarakt, penyebaran kuisioner, wawancara kepala desa/kelurahan, dan data kesehatan di puskesmas setempat a) Data Primer
Data primer adalah data yang di dapatkan langsung dari masyarakat setempat dan data primer tersebut di rekomendasikan untuk institusi yang telah memiliki desa binaan. b) Data Sekunder Data Sekunder adalah pengolahan data yang telah tersedia sebelumnya dan mencakup data yang lebih luas yaitu data yang telah ada di Puskesmas dan kantor desa/kelurahan setempat. Serta merancang perencanaan kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan di daerah tersebut serta solusi terhadap suatu masalah yang ditemukan baik masalah kesehatan, SDM, lingkungan dan lain sebagainya, dengan menjalin kerjasama dengan pihak desa, puskesmas setempat dan pihak-pihak terkait lainnya serta mengembangkan potensi SDA dan SDM desa tersebut sehingga dapat meningkatkan kualitas hidup masyarakat setempat.
c. Follow Up Follow Up disesuaikan dengan kegiatan, solusi dan pengembangan potensi yang telah dilakukan di desa tersebut, sehingga dapat mengetahui manfaat dan perubahan dan yang terjadi setelah melaksanakan hal tersebut.
3) TUJUAN Tujuan dari Desa Binaan adalah: 1) Menunjukan peran aktif mahasiswa kedokteran dalam penanggulangan masalah kesehatan dan pemerataan pembangunan kesehatan Indonesia. 2) Mengembangkan
potensi
masyarakat
setempat
dengan
mencari
akar
permasalahan dan menerapkan solusinya untuk mencapai hasil yang menjadi tujuan pembentukan desa binaan. 3) Memberikan sumbangsih dengan nilai kebermanfaatan tinggi dan nyata bagi terwujudnya “masyarakat sehat, mandiri dan bermartabat” 4) Sarana mahasiswa kedokteran untuk mengaplikasikan ilmu yang telah di dapat sehingga lebih siap untuk terjun di masyarakat sesuai s t a n d a r
kompetensi
dokter Indonesia. 5) Meningkatkan dan mengasah kepekaan mahasiswa kedokteran
terhadap
masyarakat sekitar. 6) Menciptakan lingkungan pedesaan yang sehat melalui kegiatan-kegiatan kolaborasi di bidang kesehatan dan bidang lainnya.
7) Menumbuhkan pola berpikir pencegahan terhadap penyakit melalui peningkatan kesadaran dan perilaku positif dalam bidang kesehatan sehingga dapat tercapai masyarakat sehat yang mandiri dan berkeadilan.
4) PELAKSANA KEGIATAN Pelaksanaan Desa Binaan dilaksanakan oleh institusi yang baru akan membuat Desa Binaan dan yang sedang mengembangkan Desa Binaannya
5) WAKTU PELAKSANAAN KEGIATAN Waktu pelaksanaan Desa Binaan disesuaikan agenda pada rencana kegiatan yang telah disusun oleh masing-masing institusi.
6) SASARAN 1) Sasaran Pelaksana, yakni BEM/SENAT Anggota ISMKI Wilayah 4 yang belum memiliki Desa Binaan 2) Sasaran obyek, yakni masyarakat di desa yang terpilih 3) Sasaran kegiatan, yakni tercapainya tujuan terbentuknya Desa Binaan
7) TARGET 1) Menjadikan Mahasiswa Kedokteran berperan aktif (turut andil) dalam upaya pembangunan jangka panjangbaik di bidang kesehatan, Sumber Daya Manusia dll. 2) Menerapkan pola pengembangan masyarakat yang sesuai dengan potensi yang ada di suatu desa baik Potensi SDA dan potensi SDM. 3) Terciptanya solusi dari permasalah masyarakat Desa di berbagai bidang dengan melibatkan seluruh pihak baik masyarakat setempat, struktural pemerintah dan mahasiswa kedokteran.
8) PROSEDUR KERJA Program ini merupakan program yang sudah ada pada tahun sebelumnya sehingga ada beberapa institusi yang telah memiliki Desa Binaan dan ada institusi yang belum memiliki Desa Binaan. Oleh sebab itu, dalam pelaksaan di institusi, kami memberikan rekomendasi sesuai dengan keadaan masing-masing institusi dan bisa dikembangkan oleh institusi masing-masing. Dalam rekomendasi ini kami membagi kedalam dua tahapan, yaitu :
a. Tahap Inisiasi
: Institusi yang akan membentuk Desa Binaan
b. Tahap Lanjutan
: Institusi yang telah memiliki Desa Binaan dan sedang
berkembang Adapun prosedur kerja Desa Binaan ini adalah, sebagai berikut: Tahap Inisasi :
Menyusun Kepanitiaan Desa Binaan di Institusi, dan menyusun Tujuan Khusus Desa Binaan masing-masing Institusi (contoh: Desa Binaan yang bergerak di bidang Gizi Ibu dan Anak)
Mencari Data Kesehatan dari Dinas Kesehatan setempat dan berkoordinasi dengan dinas kesehatan untuk mengetahui daerah yang yang membutuhkan binaan dari institusi
Bekerja sama dengan kelurahan dan puskesmas daerah yang kita pilih untuk mempermudah kerja
Survey ke tempat yang telah direkomendasikan oleh dinas kesehatan
Membuat kerja sama dan membina hubungan baik dengan para kader masyarakat tersebut
Mencari masalah, solusi dan potensi SDA dan SDM desa tersebut
Pelaksanaan teknis Desa Binaan dan mekanisme follow up
Merencanakan kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan di daerah tersebut
Tahap Lanjutan :
Mengkaji hasil Evaluasi kegiatan dua arah (panitia masyarakat)
Membentuk rencana kegiatan lanjutan dari hasil kajian evaluasi bersama masyarakat dan observasi dari masalah kesehatan yang sedang terjadi
Rekomendasi Alur Proses Tahap Lanjutan: Bekerjasama dengan Dinas Kesehatan / Fasilitas Pelayanan Kesehatan di daerah setempat guna meningkatkan sarana prasarana yang berhubungan dengan peningkatan taraf kesehatan di Desa Binaan institusi (contoh: pengadaan Kotak P3K, pengadaan jamban desa, dll sesuai kebutuhan iap desa di masing-masing institusi)
Perencanaan Desa Binaan Rencana Operasional (RO) Desa Binaan ini mencakup: 1) Targetan jangka panjang : yaitu apa saja yang ingin di capai pada desa binaan tersebut dalam kurun waktu yang lama, misal 5 tahun 2) Targetan jangka pendek : yaitu apa saja yang mau di lakukan untuk pencapaian targetan jangka panjang sehingga lebih terkontrol 3) Time line kegiatan : ini adalah aplikasi nyata dari adanya tujuan jangka panjang dan tujuan jangka pendek yang diwujudkan dalam susunan kegiatan.
RO disampaikan kepada Kepala Desa yang sehingga nantinya tidak terjadi kesalahan informasi antara panitia penyelenggara dengan pihak tetua/aparat desa. Disamping itu juga untuk menajamkan kembali pemilihan prioritas kegiatan dalam RO yang akan dilakukan agar sesuai dengan aspirasi dan kebutuhan masyarakat, perlu diperhatikan kesiapan dari masyarakat.
Pada tahap persiapan kerja dilakukan: 1) Penyusunan rencana kegiatan Desa Binaan secara menyeluruh berdasarkan hasil survey desa binaan terpilih, mencakup bidang yang mendukung bidang kesehatan yaitu bidang ekonomi masyarakat, sosial budaya dan keagamaan, dan lain-;aon. 2) Melakukan pendekatan terhadap desa binaan terpilih untuk merealisasikan rencana kerja yang sudah dirancang
Pelaksanaan Kerja Kegiatan yang dapat dilakukan kolaborasi bidang untuk menunjang peningkatan kualitas kesehatan yaitu di bidang lainnya yang diharapkan agar masyarakat bisa sehat jasmani, rohani, sosial, dan ekonominya, yaitu: 1) Bidang Kesehatan : mengadakan penyuluhan-penyuluhan kesehatan, kegiatan kesehatan misal tensi darah, cek kadar gula darah, maupun kegiatan yang dapat mengembangkan potensi masyarakat desa setempat yang dikolaborasikan antar bidang. Dan pengajaran dan pelatihan kepada kader-kader kesehatan di Desa tersebut sehingga kader-kader tersebutlah yang di harapkan melanjutkan dan mengembangkan peningkatan mutu kesehatan di daerah tersebut. 2) Bidang Ekonomi : mengadakan workshop kewirausahaan untuk meningkatkan penghasilan masayarakat, memanfaatkan SDA yang ada didaerah tersebut missal lahan pertanian peternakan dll dan juga menjalin kerjasama dengan Lembaga Kewirausahaan
sehingga potensi yang di miliki masyarakat dapat di kembangkan dan sehingga dapat tercipta masyarakat yang berpotensi dan mandiri. 3) Bidang Keagamaan : Menghidupkan kegiatan keagamaan di daerah tersebut dengan melibatkan seluruh element masyarakat. 4) Bidang Sosial : Mempererat hubungan antarmasyarakat melalui berbagai kegiatan sosial. Misalnya olahraga gembira dan kerja bakti membersihkan lingkungan.
9) SARANA KEGIATAN Pembentukan Desa Binaan ditujukan kepada institusi yang belum memiliki Desa Binaan atau yang akan membuat desa binaan serta Institusi yang sedang mengembangkan Desa Binaanya. Dan tujukan kepada Desa yang telah di pilih sesuai survey institusi.
10) REKOMENDASI KEGIATAN (Terlampir)
11) PENCATATAN DAN PELAPORAN Hal-hal yang perlu dicatat antara lain: a. Waktu pelaksanaan dan hari kerja yang diperlukan b. Program yang telah dilaksanaan c. Hasil pelaksaanaan kegiatan dan evaluasi kegiatan
12) FOLLOW UP Follow Up disesuaikan dengan kegiatan, solusi dan pengembangan potensi yang telah dilakukan di desa tersebut, sehingga dapat mengetahui manfaat dan perubahan dan yang terjadi setelah melaksanakan hal tersebut dan setelah desa tersebut di jadikan Desa Binaan institusi. Dapat disesuaikan dengan konsep Follow Up institusi tersebut. Follow Up dapat berupa data kesehatan,kesejateraan dan perkembangan desa, kuisioner atau wawancara kepada Masyarakat.
13) PENANGGUNG JAWAB Penanggung jawab Desa Binaan ini adalah Panitia Desa Binaan yang telah terbentuk.
Lampiran
REKOMENDASI KEGIATAN
BULAN
TAHAP INISIASI
TAHAP LANJUTAN
PENYAKIT INFEKSIUS PADA ANAK BALITA – USIA SEKOLAH
Penyuluhan pada ibu-ibu di desa binaan institusi guna mencegah terinfeksinya anak-anak terhadap penyakit infeksius dari bakteri, virus, MARET
parasit, jamur dan baik penyakit infeksius yang transmisinya melalui jalur oral-fecal, hand-to-hand, dan lain-lain dan dapat disesuaikan dengan penyakit infeksius yang sedang merebak di desa tersebut (disesuaikan dengan keadaan Desa Binaan)
GIZI ANAK penyuluhan tentang menu makanan
penyuluhan tentang
seimbang untuk anak
pengembangan makan tambahan anak dan workshop tentang cara mengolah masakan yang
APRIL
sesuai dengan kebutuhan gizi anak 22 APRIL : HARI BUMI Memperingati hari bumi dengan cara penyuluhan dan edukasi tentang Global Warming, upaya menyelamatan bumi dan alam, dengan cara penanaman pohon, pelestarian alam, menghematan daya dll. Dapat di inovasikan oleh institusi. ROKOK Bertepatan juga dengan 31 MEI : HARI TANPA TEMBAKAU
MEI
SEDUNIA
Penyuluhan tentang bahaya merokok
Konseling kepada masyarakat yang ingin
menghentikan kebiasan merokok PHBS
JUNI
Penyuluhan tentang gaya hidup sehat,
Penyuluhan tentang
misal : cara mencuci tangan, menggosok
sanitasi yang baik di rumah
gigi
dan cara menjaga sanitasi di lingkungan rumah
PERAYAAN HARI ANAK NASIONAL JULI
Pelatihan dokter kecil dan mengadakan game – game yang berhubungan dengan penyakit pada anak-anak KEGIATAN KEAGAMAAN DAN KEWIRAUSAHAAN
AGUSTUS
Mengadakan kegiatan silaturahmi, pengajian, dan buka pusa bersama dan untuk institusi non islam dapat melakukan pelatihan kewirausahaan RAMAH TAMAH : Kegiatan yang bertujuan menjalin keakraban institusi, masyarakat dan beberapa pihak terkait seperti Puskesmas dengan mekanisme kegiatan
SEPTEMBER yaitu kumpul bersama dan membicarakan tentang keadaan desa (evaluasi kedua belapihak) dan beberapa kegiatan yang menjalin keakraban baik disertakan dengan kegiatan makan bersama dll (dapat diinovasikan oleh institusi). PEMBANGUNAN INFRASTUKTUR ATAU KEBUTUHAN DESA : OKTOBER & NOVEMBER
Dapat disesuaikan dengan urgensi dari desa tersebut. Contohnya : 1. Jembatan 2. Jamban sehat. 3. Pengadaan Mesin Air KESEHATAN IBU
DESEMBER
Penyuluhan kesehatan reproduksi kepada
Penyuluhan tentang
Remaja
penyakit-penyakit yang sering terjadi pada wanita, misalnya kanker payudara, kanker serviks
Ramah tamah dan silaturami dengan ibu-ibu kader desa
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR “SEKOLAH BINAAN” PROGRAM KERJA BOOKLET INISIASI IKATAN SENAT MAHASISWA KEDOKTERAN INDONESIA WILAYAH 4
1) LATAR BELAKANG Sekolah Binaan, salah satu program inisiasi dari bidang Pengmas ISMKI wilayah 4 yang merupakan bentuk nyata perhatian dan kepedulian mahasiswa kedokteran terhadap para siswa/i di Indonesia. Para siswa yang menjadi sasaran Sekolah Binaan adalah siswa sekolah dasar atau menengah. Kepedulian itu dalam bentuk promotif dan preventif tentang kesehatan sehingga para siswa dapat menjadi generasi muda yang sehat baik fisik maupun mental. SOP Sekolah Binaan ini dibuat untuk menjadi panduan pelaksanaan terutama bagi setiap institusi di wilayah 4 yang ingin mengawali program kerja Sekolah Binaan.
2) MANFAAT 1. Program ini dapat meningkatkan pengetahuan dan kesadaran para siswa terhadap berbagai masalah kesehatan di lingkungannya beraktivitas. Cara-cara pendekatan yang dilakukan dalam program Sekolah Binaan adalah dengan melalui pemaparan materi, diskusi interaktif, pemutaran film dan kata-kata motivasi dengan harapan para siswa dapat menambah wawasan serta termotivasi untuk memahami dan mampu mencari penyelesaian dari setiap masalah kesehatan. 2. Program ini juga untuk melibatkan secara langsung institusi dan perangkat sekolah untuk secara aktif bekerja sama dalam pemberian edukasi dan pencegahan terkait masalahmasalah kesehatan sehingga secara tidak langsung terjadi perbaikan dalam kesehatan dan peningkatan kualitas dan karakter sumber daya manusia
3) SASARAN Sekolah Dasar/Sekolah menengah. Institusi dapat memiliki tingkatan sekolah yang akan di jadikan target sekolah binaan, sesuai dengan urgensi dan survey dari institusi tersebut
4) LUARAN YANG DIHARAPKAN 1. Mempersiapkan kader bangsa (siswa) sehat mental dan fisik yang berkarakter sesuai dengan norma dan budaya Indonesia
2. Siswa mampu memahami serta melakukan pencegahan terkait masalah-masalah kesehatan yang berkembang saat ini yaitu pencemaran lingkungan, penggunaan rokok, seks bebas dan disorientasi seksual, narkoba, PMS, HIV AIDS dan perilaku-perilaku yang melewati batasan nilai-nilai masyarakat 3. Siswa mampu memahami tentang pentingnya pencegahan penggunaan rokok, seks bebas dan disorientasi seksual, narkoba, PMS, HIV AIDS dan perilaku-perilaku yang melewati batasan nilai-nilai masyarakat 4. Kepedulian terhadap setiap masalah kesehatan yang ditemui oleh dirinya baik dari keluarganya maupun teman-temannya sehingga dapat dicarikan jalan keluar dan juga mengarahkan mereka untuk hidup sehat. 5. Pola hidup bersih dan sehat seperti : mencuci tangan saat sebelum dan sesudah makan, tidak menggunakan rokok, minuman keras, dsb
5) MATERI SEKOLAH BINAAN Pemberian materi tidak hanya di bidang kesehatan, tetapi juga di bidang lainnya seperti kedisiplinan dan pembagunan karakter seorang remaja. 1. Materi Kesehatan
: Pola Hidup Bersih Sehat, HIV-AIDS, PMS.
2. Materi Perilaku
: Rokok, narkoba, dan minuman keras (Zat-zat yang terkandung
dalam rokok dan bahaya merokok, bahaya narkoba, bahaya minuman keras, stop narkoba dan rehabilitasi. 3. Materi Kesehatan Seksual : Disorientasi seksual, bahaya seks pranikah, kecanduan menonton film porno, dan pendidikan seks. 4. Materi Kegawat Daruratan: Kegawatdaruratan dan basic life support, Penanganan luka. 5. Materi Pergaulan Remaja
: Perilaku pergaulan remaja sehari-hari
6. Materi Taat Lalu Lintas
: Macam-macam
rambu
lalu
lintas,
tata tertib
keamanan berkendara, urgensi menaati peraturan, serta pengadaan SIM kolektif
dan
Materi tersebut adalah rekomendasi dari ISMKI wilayah 4 untuk institusi. Adapun pelaksanaannya disesuaikan dengan kondisi dan situasi masing-masing institusi dengan pihak sekolah. Kegiatan bisa dikembangkan sesuai dengan inovasi masing-masing institusi dan kebutuhan pihak sekolah. Kegiatan harus fleksibel dari segi dana, waktu, tempat, dan juga penyampaian materi. Lakukan pemberian materi sebaik dan semenarik mungkin agar materi yang disampaikan dapat dimengerti dan berguna bagi siswa. Pemberian materi dilaksanakan sesuai kebutuhan dan masalah sekolah binaan terkait sesuai prioritas
6) TIMELINE SEKOLAH BINAAN Pelaksanaan
: Sepanjang kepengurusan BEM/Senat.
Setiap institusi bebas memilih kapan akan memulai Sekolah Binaan asal sesuai dengan time line yang diberikan.
7) LANGKAH-LANGKAH PELAKSANAAN SEKOLAH BINAAN a. Tahap Inisiasi b. Tahap Perencanaan Kegiatan c. Tahap Organizing d. Tahap Actuating e. Tahap Controlling f. Tahap Evaluating
8) PENJELASAN ALUR PELAKSANAAN PROGRAM SEKOLAH BINAAN I. Tahap Inisiasi 1. Mengajukan proposal kegiatan kepada pihak fakultas/ dekanat Proposal berisi rencana kegiatan dan anggaran dana kegiatan sekolah binaan beberapa bulan ke depan 2. Menentukan lokasi yang akan menjadi tempat sekolah binaan Institusi dapat mensurvei secara mandiri dan bebas sekolah yang dianggap sesuai untuk di kelola sebagai Sekolah Binaan
3. Konsolidasi dengan pimpinan sekolah terkait Bertemu langsung dengan pimpinan sekolah (kepala sekolah, wakil kepala sekolah dan guru-guru) untuk menyampaikan maksud dan tujuan kerjasama dengan melampirkan proposal kegiatan 4. Survei kebutuhan siswa di sekolah terkait Mengumpulkan informasi dengan menyebarkan kuisioner mengenai kebutuhan yang dibutuhkan siswa di luar masalah pendidikan (disesuaikan dengan materi-materi sekolah binaan yang telah dirancang oleh ISMKI) 5. Analisis hasil Rekap data survei dan menyusun materi yang akan diberikan sesuai prioritas 6. Penguatan SDM Diingatkan kepada seluruh SDM panitia mengenai pentingnya sekolah binaan ini dan manfaatnya bagi siswa disekolah terkait
II.
Tahap Perencanaan Kegiatan Menentukan program pemberian materi yang fleksible dan sesuai dengan permasalahan dan kebutuhan yang ada pada sekolah binaan terkait
III.
IV.
Tahap Organizing •
Menawarkan kerja sama dengan badan kemahasiswaan lainnya
•
Menawarkan kerja sama dengan beberapa pihak sponsor
•
Membuat MoU dengan pihak sekolah
Tahap Actuating •
Mengadakan pembukaan sekolah binaan
•
Melaksanakan pemberian materi yang sebelumnya
telah
direncanakan
V.
Tahap Controlling Institusi mengontrol sekolah binaan. Dapat dilakukan dengan 2 cara : a.
Institusi menentukan waktu rutin (berapa bulan sekali) untuk melakukan kunjungan ke sekolah binaan dalam rangka controlling
b.
Institusi melakukan controlling ketika diadakannya kegiatan tertentu (misal : seusai pemberian materi diadakan controlling)
VI.
Tahap Evaluating Menganalisis data untuk evaluasi dengan mengadakan penilaian dengan cara penyebaran kuisioner setelah pelaksanaan sekolah binaan dan pretest dan post-test mengenai materi yang akan dan telah diberikan pada sekolah binaan.
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR “RISET PENGEMBANGAN MASYARAKAT” PROGRAM KERJA BOOKLET INISIASI IKATAN SENAT MAHASISWA KEDOKTERAN INDONESIA WILAYAH 4
1) LATAR BELAKANG Masalah kesehatan senantiasa berubah dari waktu ke waktu serta berbeda antara tempat yang satu dengan yang lainnnya. Banyak hal yang mempengaruhi kesehatan. Perubahan perubahan dan perbedaan-perbedaan itu tersebut harus senantiasa diketahui sebagai dasar pemecahan masalah. Program penelitian dan pengembangan kesehatan masyarakat adalah kegiatan ilmiah yang dilakukan menurut metode-metode untuk menemukan informasi ilmiah dan cara baru untuk menyelesaikan masalah kesehatan dengan melibatkan banyak pihak baik masyarakat setempat, pemerintah dan mahasiswa kedokteran. Keterlibatan mahasiswa kedokteran sejak dini juga bertujuan untuk melatih dan menciptakan mahasiswa kedokteran yang mampu bersentuhan dan terjun langsung dalam masyarakat agar tercipta dokter masa depan yang cekatan dan berjiwa sosial kelak, serta meningkatkan kepedulian terhadap sesama. Hasil dari penelitian tersebut dapat dijadikan acuan untuk tindakan yang akan di ambil kedepannya. Di bidang kesehatan, upaya peningkatan, pemantapan dan pemanfaatan hasil penelitian dan pengembangan telah dilandasi oleh UU No. 23 tahun 1992 tentang Kesehatan. Pasal 69 ayat 1 hingga 4 mengatur Kegiatan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan, yang dijabarkan lebih lanjut dalam Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 1995 tentang Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Masyarakat. UU No.23 tahun 1992 pasal 69 ayat 1-4 Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (Pasal 69): (1) Penelitian dan pengembangan kesehatan dilaksanakan untuk memilih dan menetapkan ilmu pengetahuan dan teknologi tepat guna yang diperlukan dalam rangka meningkatkan derajat kesehatan. (2) Penelitian pengembangan, dan penerapan hasil penelitian pada manusia sebagaimana
dimaksud
dalam
ayat
(1)
dilaksanakan
dengan
memperhatikan norma yang berlaku dalam masyarakat. (3) Penyelenggaraan penelitian dan pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi kesehatan pada manusia harus dilakukan dengan memperhatikan kesehatan dan keselamatan yang bersangkutan. (4) Ketentuan mengenai penelitian, pengembangan, dan penerapan hasil penelitian sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), ayat (2), dan Ayat (3) ditetapkan dengan Peraturan pemerintah.
Peraturan Pemerintah No. 39 tahun 1995: Peraturan Pemerintah No. 39 tahun 1995 tentang Penelitian dan Pengembangan Kesehatan dimana dalam salah satu pasalnya menyebutkan bahwa Menteri Kesehatan membina dan mengawasi penelitian dan pengembangan kesehatan antara lain dengan menyediakan jaringan informasi penelitian dan pengembangan dibidang kesehatan. Tujuan Peraturan Pemerintah No. 39 tahun 1995, tujuannya bahwa penelitian dan pengembangan kesehatan merupakan salah satu sumberdaya kesehatan yang sangat besar arti dan pembangunan kesehatan. Selain itu
manfaatnya untuk mendukung
untuk kepentingan pembangunan
kesehatan guna meningkatkan kemampuan nasional, maka penelitian dan pengembangan kesehatan dan penerapannya perlu ditata dan dimantapkan pengelolaannya. Penelitian dan Pengembangan Kesehatan adalah kegiatan ilmiah yang dilakukan menurut metode yang sistimatik untuk menemukan informasi ilmiah dan/atau teknologi DIREKTORAT JENDERAL PELAYANAN KEFARMASIAN DAN ALAT KESEHATAN yang baru, membuktikan kebenaran atau ketidak benaran hipotesis sehingga dapat dirumuskan teori atau suatu proses gejala alam dan/atau social di bidang kesehatan, dan dilanjutkan dengan menguji penerapannya untuk tujuan praktis di bidang kesehatan. Oleh karena itu bantuan informasi sangat diharapkan mengalir secara berkesinambungan, sehingga penerbitan buku ini masih dapat dilanjutkan. Mengingat keterbatasan yang ada seperti dana,personil dan sebagainya; dimasa mendatang pengumpulan naskah diharapkan dapat bcrlanjut dengan kemauan dan kesadaran dari institusi penelitian dengan mengirimkan hasil penelitian dimaksud ke Pusat Penelitian dan Pengembangan Farmasi,
sehingga salah satu fungsi untuk menyebarluaskan informasi penelitian dapat terlaksana dengan baik. 2) DESKRIPSI KEGIATAN Teknis 1. Institusi melaksanakan riset ke masyarakat melalui berbagai metode riset. a. Data Primer Data primer adalah data yang di dapatkan langsung dari masyarakat setempat dan data primer tersebut direkomendasikan untuk institusi yang telah memiliki desbin/sekbin. b. Data Sekunder Data Sekunder adalah pengolahan data yang telah tersedia sebelumnya
dan
mencakup
data
yang
lebih
luas
serta
di
rekomendasikan untuk institusi yang belum memiliki desbin/sekbin.. 2. Edukasi dan advokasi. Setelah pengumpulan data usai, langkah selanjutnya adalah memberikan edukasi pada masyarakat atas masalah kesehatan yang di temukan baik mulai dari info kesehatan sampai ke penanggulangan dan tindakan preventif dan melakukan advokasi ke struktural pemerintah contohnya pada dinkes yang bertujuan untuk membantu menangani masalah kesehatan yang sedang di alami. 3. Follow up Follow up pada pemerintah dan masyarakat terkait. Pada pemerintah diharapkan adanya kebijakan langsung dari hasil riset yang dapat di berikan oleh pemerintah/badan terkait dan pada masyarakat hasil riset dapat memberikan dampak positif bagi masyarakat sehingga kita dapat mengetahui perkembangan dari hasil riset pengmas melalui follow up.
A. Data primer
Perencanaan
Pendataan dan analisis masalah
Pengolahan data
Advokasi
Follow Up
B. Data sekunder
Perencanaan
Mengumpulkan data-data yang sudah ada
Analisis dan pengolahan data
Advokasi
Follow Up
3) TUJUAN Tujuan umum : 1. Melaksanakan kegiatan aktif yang langsung mengarah ke masalah masyarakat 2. Ikut turun langsung dalam pendataan dan penelitian masalah kesehatan pada masyarakat. 3. Mahasiswa dapat menghasilkan data statistik yang diolah oleh mahasiswa sendiri sehingga dapat dijadikan bekal kedepannya agar mahasiswa kedokteran dapat lebih tanggap dengan masalah kesehatan. 4. Memberikan edukasi yang baik untuk masalah masalah yang timbul dari masyarakat. 5. Peningkatan pemahaman mahasiswa kedokteran untuk mencari masalah dalam masyarakat dan menyelesaikan masalah tersebut. 6. Mengarahkan seleuruh aspek struktural pemerintah untuk berperan aktif dlm menyelesaikan masalah dalam masyarakat. 7. Terciptanya kerja sama yg baik dengan berbagai pihak 8. Mencapai hasil dan perubahan ke arah positif dari masalah kesehatan yang di hadapi masyarakat
Tujuan khusus: 1. Mengukur prevalensi penyakit menular dan tidak menular, riwayat penyakit keturunan termasuk data biomedisnya 2. Mengetahui faktor risiko penyakit menular dan tidak menular 3. Mengetahui ketanggapan sistem kesehatan di unit pelayanan kesehatan 4. Mengukur angka kematian dan menelusuri sebab kematian
Output yang diharapkan tersedianya data dasar kesehatan meliputi :
a. Status kesehatan:
Tingkat Morbiditas (prevalensi penyakit menular dan tidak menular, tingkat kabupaten/kota untuk penyakit dengan prevalensi tinggi, atau tingkat provinsi bagi penyakit dengan prevalensi rendah)
Trauma dan kecelakaan di tingkat provinsi.
Tingkat Mortalitas (angka kematian ibu, angka kematian bayi)
Tingkat Disabilitas (angka disabilitas/cacat, jenisnya dan alat bantu yang diperlukan)
Kesehatan gigi dan mulut di tingkat kabupaten/kota
Kesehatan mata (visus) di tingkat kabupaten/kota. Status gizi (di tingkat kabupaten/kota)
Pengetahuan-sikap-perilaku kesehatan (flu burung, HIV/AIDS, perilaku higienis, penggunaan tembakau, minum alkohol, pola konsumsi, dan aktivitas fisik) di tingkat kabupaten/kota.
Ketanggapan sistem kesehatan di tingkat kabupaten/kota.
Pembiayaan kesehatan di tingkat kabupaten/kota.
Akses dan manajemen pelayanan kesehatan di tingkat kabupaten/kota.
Sanitasi lingkungan rumah-tangga di tingkat kabupaten/kota.
Konsumsi makanan rumah-tangga di tingkat kabupaten/kota.
Kadar Yodium (semi kuantitatif) pada garam rumah tangga di tingkat kabupaten/kota).
Kadar Yodium (kuantitatif) pada garam rumah tangga dan dalam urine
Biomedis (penyakit menular, PD3I, penyakity tidak menular, penyakit kronik degeneratif, gizi, dan penyakit kelainan bawaan) di daerah perkotaan dan pedesaan.
4) PELAKSANA KEGIATAN Pelaksanaan
Riset
pengembangan
masyarakat
diutamakan
dapat
dilaksanakan secara bersamaan dan tepat waktu oleh anggota institusi ISMKI Wilayah 4
5) WAKTU PELAKSANAAN KEGIATAN
1. Rentang waktu pelaksanaan riset pengembangan masyarakat telah ditentukan sebagai berikut: Sepanjang masa kepengurusan BEM/SENAT Anggota ISMKI Wilayah 4 2. Tempat pelaksanaan riset pengembangan masyarakat tergantung pada kesepakatan institusi
6) SASARAN Sasaran dari riset ini adalah mahasiswa, masyarakat dan struktural pemerintah
7) TARGET 1. Menjadikan mahasiswa kedokteran lebih berperan aktif (turut andil) dalam penangan masalah kesehatan pada masyarakat 2. Terciptanya solusi dari masalah kesehatan masyarakat dengan melibatkan seluruh pihak baik masyarakat setempat, struktural pemerintah dan mahasiswa kedokteran
8) PROSEDUR KERJA 1. Institusi mengadakan riset baik di desbin atau daerah yang telah di tentukan oleh institusi. 2. Institusi melaksanakan riset ke masyarakat melalui berbagai metode riset. 3. Setelah hasil riset didapatkan institusi melakukan edukasi ke masyarakat setempat atas masalah kesehatan yang di dapatkan dan advokasi ke structural pemerintah contohnya pada dinkes agar terciptanya pemecahan dari masalah dan penurunan derajat permasalahan kesehatan 4. Ketelah edukasi dan advokasi dilaksanakan maka akan dilaksanakan follow up 5. Follow up dari struktural pemerintah diharapkan adanya kebijakan yang mendukung hasil riset sehingga memberikan dampak positif bagi masyarakat dan juga terdapat perubahan kualitas hidup masyrakat baik karena edukasi maupun kebijakan pemerintah. 6. Pada proker ini akan melibatkan mahasiswa secara langsung, pemerintah dan tentunya masyarakat.
9) SARANA KEGIATAN
Kegiatan ini di tujukan untuk masyrakat, terutama seperti yang kita tahu bahwa masyarakat memiliki beberapa masalah kesehatan yang berbeda-beda di tiap daerah. Dituju juga untuk pemerintah dan mahasiswa agar dapat lebih tanggap untuk membantu menanganti masalah kesehatan yang ada.
10) FOLLOW UP Bentuk follow up sebagai pertangung jawaban hasil riset dapat berupa: 1. Adanya kebijakan struktural pemerintah tentang masalah kesehatan yang telah di advokasikan 2. Terciptanya solusi, kerja sama dan tindakan lebih lanjut sehingga terjadi penurunan tingkat permasalahan kesehatan
SEKOLAH BINAAN (KADER KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA) UNIVERSITAS HANG TUAH SURABAYA
A. LATAR BELAKANG KEGIATAN Sebagai Mahasiswa Kedokteran, isu mengenai adanya perkembangan globalisasi yang semakin besar tentu tidak asing lagi. Hal tersebut memberikan dampak yang besar dan mampu mempengaruhi perilaku dan kebiasaan sehari-hari dari masyarakat luas terutama anak remaja. Secara tidak langsung, pengaruh dari globalisasi tersebut akan menjajah pikiran generasi muda , baik melalui kemajuan teknologi maupun komunikasi. Beranjak dari isu tersebut, kami sebagai mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Hang Tuah berinisiatif membimbing anak-anak remaja Indonesia untuk menjadi generasi yang mempunyai kepribadian yang teguh, agar tidak mudah terpengaruh dengan efek globalisasi dari kemajuan teknologi dan komunikasi, dan juga membimbing mereka agar mempunyai kesadaran diri akan pentingnya kesehatan pribadi. Dalam rangka mewujudkan hal tersebut, kami mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Hang Tuah, akan mengadakan bimbingan kepada anakanak SMP Negeri 1 Sidoarjo yang bertemakan KKRR (Kader Kesehatan Reproduksi Remaja).
B. GAMBARAN UMUM KEGIATAN Kegiatan ini berupa bimbingan materi kesehatan dan skill-skill dasar kedokteran. 1. Bimbingan Materi a. UKS b. Pemeriksaan Fisik c. Vital Sign d. Kebersihan Diri e. Pengisian KMS f. Aedes aegepty
g. TOGA ( Tanaman Obat Keluarga) h. Kesehatan Reproduksi i.
Narkoba
2. Skill-Skill dasar kedokteran a. Pemeriksaan Fisik b. Vital Sign c. Pertolongan pertama terhadap : i. Luka Ringan ii. Pingsan iii. Epistaxis ( Mimisan) d. Pemeriksaan Mata e. Meneliti jentik-jentik nyamuk Aedes aegepty
C. RUMUSAN MASALAH KEGIATAN
Apa manfaat kegiatan ini terhadap pengaruh globalisasi ?
Apa yang dapat di berikan oleh mahasiswa fakultas kedokteran kepada murid SMP Negeri 1 sidoarjo ?
D. TUJUAN KEGIATAN
Meningkatkan kesadaran, pengetahuan, dan pemahaman akan pentingnya hubungan kesehatan dengan pengaruh globalisasi.
Mengajarkan mereka skill-skill kedokteran dasar sehingga murid-murid SMP Negeri 1 dapat menerapkan dalam kehidupan sehari-hari.
E. TARGET KEGIATAN
Siswa dapat memahami akan pentingnya hubungan kesehatan dengan pengaruh globalisasi
Siswa mendapatkan ilmu-ilmu skill kedokteran yang dapat membantu mereka dalam kehidupan sehar-hari.
F. SASARAN KEGIATAN
I. Sasaran Murid SMP Negeri 1 Sidoarjo ( kelas VII dan VIII) II. Target 100 siswa
G. INDIKATOR KEBERHASILAN KEGIATAN a. 50-60% murid memiliki rata-rata post-test 80-90; b. 70% target peserta mengikuti acara ini; c. Diadakannya lomba tentang materi yang telah diberikan.
Keterangan: 1. ≥ 2 indikator keberhasilan tercapai = baik. 2. ≥ 1 indikator keberhasilan tercapai = cukup.
H. ANALISIS
SWOT
SERTA
PERKIRAAN
KESULITAN
DAN
PENANGGULANGANNYA
• Mempunyai dokter pembina yang mengerti tentang sekolah itu.
•Ijin ke pengurus sekolah mudah
•SDM kurang.
STRENGTH
WEAKNESS
OPPORTUNITY
THREAT
•Lokasi jauh •Alat Transportasi kurang
RENCANA
No.
Perkiraan Kesulitan
1.
Acara tepat waktu
Solusi Strategi
Teknis
Berupaya
Mengurangi
mempersingkat waktu
waktu yang digunakan untuk
jumlah
setiap
point
acara. 2.
Memastikan
jumlah Membuat absensi
Memberitahu kepada
peserta yang mengikuti
perwakilan
kegiatan acara
untuk
sekolah
memberikan
daftar peserta. 3.
Menentukan untuk
waktu Mencocokan
jadwal Selalu
dijalankannya sekolah dengan jadwal dengan
acara.
panitia.
sekolah.
I. RENCANA KERJASAMA DENGAN INSTANSI/INSTITUSI TERKAIT
NO.
MATERI KERJASAMA
PIHAK TERKAIT
WAKTU
1.
-
-
-
2.
-
-
-
J. TATA URUTAN KERJA Hari ke 1
No
Langkah Kerja
1.
Opening
Waktu Mulai
Berakhir
10.15
10.25
10.25
10.35
10.35
10.50
Sambutan 2.
1. Ketuapanitia 2. Ibusri
3.
Pengarahan wienta
oleh
dr
follow
up pihak
4. 5. 6. 7. 8. 9. 10.
Jingle Materi ke 1 “UKS” Ice breaking Materi ke 2 “Pemeriksaan Fisik” Ice breaking Materi 3 “Vital Sign” Ice breaking
10.50
11.00
11.00
11.15
11.15
11.20
11.20
11.35
11.35
11.40
11.40
11.55
11.55
12.00
12.00
12.15
Materi ke 4 11.
“Cara
Menjaga
Kebersihan Tubuh Sehari hari”
12.
Praktikum Bersama
12.15
12.45
13.
Penutupan
12.45
13.00
Hari ke 2 No
Langkah Kerja
1. 2.
Waktu Mulai
Berakhir
ISHOMA
10.00
10.15
Jingle
10.15
10.25
Nyamuk 10.25
10.40
10.40
10.45
Obat 10.45
11.00
Materi Ke 1 3.
“Identifikasi Aedes Aegepty”
4.
Ice braking Materi 2
5.
“Tanaman Keluarga”
6.
Ice braking
11.00
11.05
7.
Materi ke 3
11.05
11.20
“Kesehatan
Reproduksi,
Napza dan Rokok” 8. 9.
Praktek Bersama Perlombaan Cuci Tangan Bersih
11.20
11.50
11.50
12.50
12.50
13.00
Penutupan Pengumuman Pemenang 10.
Lomba, Pembagian Pemenang
Hadiah
K. JADWAL KERJA PARIPURNA KEGIATAN
JANUARI I
II
III IV
FEBRUARI I II
III IV
MARET I II
III IV
APRIL I II
III IV
MEI I
II
II I
Rapat Inti OPREC Rapat Besar Pembuatan Proposal Rapat PersSie Danus Humas dan Trasport Pubdok Acara
= Follow Up
Pembimbing Perlengkap an
dan
Keamanan Konsum Acara SekolahBin aan Keterangan : = Bukan waktu pengerjaan
= Waktu Pengerjaan
= Waktu Pengerjaan (DEADLINE)
IV
DESA BINAAN UNIVERSITAS NAHDLATUL ULAMA SURABAYA
A. LATAR BELAKANG KEGIATAN Di zaman modern ini semakin banyak perkembangan teknologi yang memiliki pengaruh di berbagai aspek kehidupan, termasuk dalam memajukan taraf hidup seseorang atau masyarakat. Perkembangan zaman yang begitu pesat dapat memudahkan manusia dalam memenuhi kebutuhan. Namun sayangnya, tidak semua orang bisa merasakan efek dari perkembangan zaman tersebut. Terdapat beberapa orang yang berada di suatu daerah masih mengalami keterlambatan dalam perkembangan zaman. Akibatnya, banyak masyarakat pada daerah tersebut yang kurang wawasan dan edukasi, sehingga berdampak kurang terawat akan kebersihan maupun kesehatannya. Dan buruknya, beberapa daerah mendapat julukan desa terbelakang. Karena sedikitnya ada 72 ribu desa di Indonesia yang kondisinya hingga saat ini masih kurang berkembang dan terbelakang. Faktor penyebabnya, diantaranya kurangnya potensi sumber dalam alam dan sarana serta prasarana. Kondisi tersebut menyebabkan kegiatan sosial ekonomi masyarakat terbatas dan pengelolaan sumber daya alam kurang maskimal sehingga mendorong terjadinya kemiskinan. Untuk itu, agar desa tersebut bisa keluar dari ketertinggalan maka semua faktor penyebabnya harus diatasi. Maka dari itu, sebagai mahasiswa kedokteran, kami mahasiswa Fakultas Kedokteran UNUSA ingin mencoba untuk mengatasi permasalahan-permasalahan yang sedang terjadi di daerah yang di maksud dengan membuat sebuah program kerja dengan tema “Desa Binaan”. Salah satu metode yang ingin dilaksanakan pada daerah/desa tersebut adalah metode rehabilitasi, yaitu membantu membenahi desa. Tidak hanya rehabilitasi dari segi penataan desa, namun juga rehabilitasi terhadap edukasi kepada masyarakat mengenai pentingnya kebersihan dan kesehatan.
B. GAMBARAN UMUM KEGIATAN Kegiatan yang akan dilaksanakan adalah kegiatan yang langsung terjun ke lapangan, yaitu mengarah langsung kepada masyarakat daerah yang dimaksud.
Dengan mengambil metode rehabilitasi, sehingga akan dilaksanakan beberapa kegiatan, diantaranya adalah pemberian penyuluhan kepada masyarakat tentang pentingnya kebersihan dan kesehatan, pemberian edukasi kepada ibu hamil dan menyusui, pemberian edukasi terkait kepada anak-anak sekolah dengan cara langsung mendatangi ke sekolah tersebut, dan bekerja sama untuk membenahi desa mulai dari segi kebersihan dan kenyamanan yang akhirnya berdampak pada kesehatan masyarakat di daerah tersebut.
C. RUMUSAN MASALAH KEGIATAN 1. Bagaimana keadaan awal daerah tersebut sebelum diberi binaan?
D. TUJUAN KEGIATAN 1. Meningkatkan kesadaran, pengetahuan, dan pemahaman masyarakat akan pentingnya kebersihan dan kesehatan dalam suatu lingkungan. 2. Melatih mahasiswa Fakultas Kedokteran UNUSA dalam persiapan untuk menjalankan profesinya di masa depan. 3. Menurunkan jumlah angka daerah terbelakang. 4. Meningkatkan pengetahuan mahasiswa Fakultas Kedokteran UNUSA mengenai kebersihan dan kesehatan pada masyarakat. 5. Menjalin tali silaturrahmi antar mahasiswa dan masyarakat.
E. TARGET KEGIATAN 1. Penyuluhan kepada masyarakat mengenai masalah kebersihan dan kesehatan. 2. Penyuluhan terhadap ibu hamil dan menyusui. 3. Pembuatan tong sampah dan diletakkan di beberapa titik tertentu. 4. Menciptakan desa yang bersih dan nyaman sehingga berdampak pada kesehatan masyarakat.
F. SASARAN KEGIATAN 1. Seluruh masyarakat Indonesia 2. Mahasiswa kedokteran
G. INDIKATOR KEBERHASILAN KEGIATAN
Setelah dilakukan follow up: Masyarakat mulai memberdayakan hidup bersih: - Kurang dari 25 persen dari jumlah penduduk: - 25 persen dari jumlah masyarakat (2) - 50 persen dari jumlah masyarakat (3) - 75 persen dari jumlah masyarakat (4) - 100 persen dari jumlah masyarakat (5) Kesehatan pada ibu hamil dan menyusui: - Kurang dari 50 persen dari jumlah penduduk (1) - 50 persen dari jumlah masyarakat (2) - 75 persen dari jumlah masyarakat (3) - 100 persen dari jumlah masyarakat (4) Kondisi desa setelah dibina: - Makin buruk (1) - Cukup baik (2) - Semakin baik (3)
H. ANALISIS SWOT SERTA PERKIRAAN KESULITAN DAN RENCANA PENANGGULANGANNYA
STRENGTH
WEAKNESS
OPPORTUNITY
THREAT
No.
Perkiraan Kesulitan
Solusi Strategi
Teknis
1.
Dana
Mencari sponsor
2.
Perizinan
Mencari kenalan yang telah memiliki link untuk suatu desa
3.
Peserta
Melakukan kegiatan inovatif dan menarik
I. RENCANA KERJASAMA DENGAN INSTANSI/INSTITUSI TERKAIT NO. 1.
MATERI KERJASAMA Sebagai pemateri
PIHAK TERKAIT
WAKTU
Dosen/ Dokter
Saat hari pelaksanaan
Puskesmas/ Rumah
Sebelum hari
sakit
pelaksanaan
penyuluhan 2.
Perizinan desa
J. TATA URUTAN KERJA No
Langkah Kerja
Waktu Mulai
Berakhir
K. JADWAL KERJA PARIPURNA (berisikalendersasikegiatan
yang
dilakukandariawalsampaiakhir
program
kerjaberlangsung) KEGIATAN
BULAN I
II
III
BULAN IV
BULAN
BULAN
I II III IV I II III IV I II III IV
BULAN I
II
III IV
REVOLUSI PUTIH UNIVERSITAS AIRLANGGA
A. LATAR BELAKANG KEGIATAN Revolusi Putih FK UNAIR 2016 adalah program kerja lanjutan dari Revolusi Putih FK UNAIR 2015 yang termasuk dalam program kerja Departemen Pengabdian Masyarakat BEM KM FK UNAIR 2016. Saat ini, Revolusi sedang dalam tahap agar mampu dikembangkan lebih luas lagi untuk tahun-tahun selanjutnya. Ide untuk proker ini berawal dari keprihatinan tentang masalah gizi yang dialami oleh masyarakat Indonesia, yakni malnutrisi. Sesuai namanya, Revolusi Putih ini adalah gerakan untuk meningkatkan konsumsi susu terutama bagi anak-anak Indonesia. Pemilihan sasaran anak-anak karena diharapkan dengan adanya perbaikan gizi sejak dini, maka terjadi peningkatan kualitas sumber daya manusia di Indonesia. Survei yang dilakukan Kementerian Pertanian Republik Indonesia pada tahun 2011 memaparkan fakta bahwa konsumsi susu di Indonesia paling rendah dibandingkan konsumsi susu di negara ASEAN maupun Eropa. Konsumsi susu masyarakat per kapita per tahun di Cina 24 liter, Vitenam 12,1 liter, Filipina 22,1 liter, Malaysia 22,1 liter, Thailand 33,7 liter, India 42,8 liter, dan Indonesia 11,9 liter. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa konsumsi susu masyarakat Indonesia hanya lima tetes sehari, masih sangat rendah. Untuk rata-rata 11,9 liter perkapita berarti bahwa konsumsi susu masyarakat Indonesia hanya lima tetes sehari dengan 70 persen bahan baku susu masih dari luar negeri terutama dari Selandia Baru. Di Indonesia, prevalensi kekurangan gizi pada anak balita komposisinya sekitar 13 persen anak mengalami gizi kurang dan 4,9 persen gizi buruk sesuai dengan hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2010. India adalah salah satu negara yang memulai kegiatan seperti Revolusi Putih pada tahun 1970 melalui programnya, yakni ‘Operation Flood’ yang diprakarsai oleh Dr. Verghese Kurien. Revolusi Putih India berhasil meningkatkan produksi dan konsumsi susu, gizi masyarakat, dan ekonomi rakyat. Berkat Revolusi Putih yang dilakukan, India berhasil meningkatkan angka konsumsi susu masyarakatnya hingga mencapai 42,8 liter per kapita per tahun dan menjadi produsen susu terbesar di dunia.
Susu merupakan sumber protein yang lengkap, kaya kalsium, vitamin D dan potasium. Susu memiliki delapan gram protein dan 12 gram karbohidrat dalam setiap gelasnya. Susu sapi murni - tanpa fortifikasi – mengandung 300 miligram kalsium, dapat mencukupi 30 persen dari jumlah asupan harian yang direkomendasikan untuk kebanyakan orang dewasa. Selain itu segelas susu memiliki vitamin D yang sangat diperlukan oleh tubuh dan setengah asupan harian vitamin B12 yang direkomendasikan.” - Dr Amanda Powell, dari Medicine Endocrinology, Diabetes and Nutrition Department di Boston Medical Center. Pada awal tahun 1950-an Prof Poorwo Sudarmo (Bapak Gizi Indonesia) mencetuskan empat sehat lima sempurna dengan menempatkan susu pada urutan terakhir. Program peningkatan gizi tersebut sempat berjalan dengan baik selama beberapa waktu namun tidak mampu dijalankan secara konsisten dan nasional sehingga peningkatan gizi anak bangsa belum mencapai target yang diinginkan dan mengubah kualitas penduduk bangsa Indonesia seperti pada negara Jepang, Cina dan India. Masalah konsistensi merupakan akar permasalahan Revolusi Putih, sehingga kurang efektif. Oleh karena itu, diharapkan kegiatan Revolusi Putih ini mampu konsisten untuk memberikan susu kepada anak-anak Indonesia—dimulai dari daerah sekitar kampus Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga. Apabila pemberian susu telah dilaksanakan secara konsisten kepada anak-anak di sekitar FK, akan dilanjutkan ke daerah yang lebih luas. Prioritas dari kegiatan ini ialah konsistensi pemberian susu, bukan berdasarkan jumlah anak yang menerima susu. Program ini akan dijalankan oleh mahasiswa Fakultas Kedokteran secara periodik setiap minggu.perbaikan
gizi bangsa dan mengurangi bahkan
mengentaskan gizi buruk. Dengan memperbaiki gizi bangsa, berarti memperbaiki kualitas sumber daya manusia, meningkatkan indeks perkembangan manusia serta meningkatkan kesejahteraan. Semakin tinggi kualitas sumber daya manusia dan kesejahteraan maka kemiskinan juga dapat berkurang. Kegiatan ini juga diharapkan dapat mempererat hubungan kekeluargaan antara civitas academica FK UNAIR dan sebagai solusi kesehatan masyarakat yang ada di Indonesia.
B. GAMBARAN UMUM KEGIATAN
Revolusi Putih 2016 adalah kegiatan yang berfokus pada masalah gizi serta Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS). Program kerja ini ditujukan bagi siswa SD kelas 1 di sebuah sekolah dasar terpilih. Siswa kelas 1 SD dipilih sebagai sasaran karena masih dalam masa pertumbuhan, sehingga diharapkan dengan pemberian susu secara rutin mampu meningkatkan indeks massa tubuh secara optimal. Selain itu, penanaman kebiasaan minum susu akan lebih baik jika dimulai sejak dini. Di awal program, akan dilakukan pengukuran tinggi dan berat badan atau penghitungan IMT awal. Kemudian, siswa akan diberi asupan susu secara rutin setiap minggu. Lalu, di akhir chapter akan dilakukan penghitungan IMT akhir sebagai evaluasi. Disamping menekankan pentingnya minum susu, Revolusi putih juga memberikan edukasi mengenai PHBS. Hal ini karena prevalensi penyakit infeksi di Surabaya, khususnya di daerah sekitar sekolah sasaran masih cukup tinggi. Oleh karena itu, siswa diajak untuk menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat dengan materi-materi yang ringan dan mudah dipahami;
seperti mencuci tangan,
menggosok gigi, mandi, dan kebiasaan memakai sandal. Setelah pemberian edukasi PHBS, diharapkan siswa mampu menelarkan kebiasaan-kebiasaan tersebut kepada keluarganya. Hal ini akan dievaluasi melalui kuesioner yang dibagikan kepada orang tua. Revolusi Putih dibagi menjadi dua chapter dalam setahun. Tiap chapter berjalan selama tiga bulan dan kegiatan ini dilakukan setiap minggu. Ada tiga topik yang akan diberikan pada Revolusi Putih 2016, yakni cara mencuci tangan, menggosok gigi, dan gerakan mandi yang benar. Masing-masing topik akan diberikan secara intensif selama tiga minggu berturut-turut dan diakhiri dengan Hari Evaluasi pada minggu ke-empat. Tujuannya adalah agar materi yang diberikan benar-benar dipahami oleh siswa. Selain itu, ada juga penanaman kebiasaan memakai sandal yang bertujuan untuk menghindari infeksi larva. Kegiatan ini dilakukan secara kontinyu setiap pertemuan hingga akhir chapter.
C. RUMUSAN MASALAH KEGIATAN
Prevalensi angka kekurangan gizi pada anak di Indonesia yang masih relatif tinggi.
D. TUJUAN KEGIATAN Tujuan Umum Menurunkan angka kekurangan gizi pada anak di Indonesia. Tujuan Khusus 1. Meningkatkan status gizi pada anak-anak di Indonesia 2. Menanamkan kebiasaan mengonsumsi susu pada anak-anak di Indonesia. 3. Mengajarkan perilaku hidup bersih dan sehat.
E. TARGET KEGIATAN Siswa kelas 1 sekolah dasar..
F. SASARAN KEGIATAN Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga.
G. INDIKATOR KEBERHASILAN KEGIATAN 1.
90% siswa menghabiskan susu yang dibagikan. Dibuktikan dengan absensi setelah minum susu.
2.
75% siswa mampu mengaplikasikan cara mencuci tangan yang benar. Dibuktikan ketika hari evaluasi mencuci tangan.
3.
75% siswa dapat mempraktikan cara menggosok gigi yang benar. Dibuktikan ketika hari evaluasi menggosok gigi.
4.
75% siswa dapat mempraktikkan gerakan mandi yang benar. Dibuktikan ketika hari evaluasi gerakan mandi.
5.
75% siswa mengalami peningkatan status gizi yang dibuktikan dengan penghitungan IMT.
6.
75% siswa mengaplikasikan perilaku hidup bersih dan sehat kepada keluarga. Dibuktikan dengan kuesioner yang dibagikan kepada orang tua.
H. ANALISIS SWOT SERTA PERKIRAAN KESULITAN DAN RENCANA PENANGGULANGANNYA
• Satu-satunya acara perbaikan gizi di Indonesia yang dilaksanakan melalui pembagian susu gratis secara berkala dan edukasi PHBS.
• Loyalitas mahasiswa dalam menjalankan kegiatan . • Keterbatasan dana
STRENGTH
WEAKNESS
OPPORTUNITY
THREAT
• Dukungan dari fakultas
No. 1.
Perkiraan Kesulitan Keterbatasan SDM
• Beberapa acara intra kampus ada beberapa yang memiliki konsep yang hampir sama • Siswa sasaran kurang kooperatif
Solusi Strategi Membuka recruitment
Teknis - Publikasi melalui off
untuk volunteer yang
icial account BEM K
ditujukan kepada
M FK UNAIR setiap
mahasiswa FK UNAIR
minggu. - Volunteer dihubungi secara personal unt uk mengikuti briefin g
2.
Loyalitas atau
Mempererat hubungan
- Mengadakan acara
konsistensi panitia
antar panitia serta
sederhana bagi pan
pelaksana
menciptakan suasana
itia agar tercipta hub
yang harmonis dan
ungan kerja yang ha
kondusif
rmonis. - Memberi reminder s etiap minggu
3.
- Pemberian materi P
Siswa sasaran kurang
Memberikan materi
kooperatif
yang sederhana namun
HBS (mencuci tang
dilakukan secara
an, menggosok gigi,
berkala
dan mandi) secara b erkelanjutan - Masing-masing topi k materi diberikan te rus menerus selama tiga minggu - Mengadakan evalu asi setiap akhir bula n pemberian materi
Keterbatasan dana
Menjalin kerjasama dengan donatur dan perusahaan terkait
I. RENCANA KERJASAMA DENGAN INSTANSI/INSTITUSI TERKAIT
NO.
MATERI KERJASAMA
PIHAK TERKAIT
WAKTU
1.
Pemberian materi
Fakultas Kedokteran
tentang cara
Gigi Universitas
menggosok gigi yang
Airlangga
Bulan Juni 2016
benar
J. TATA URUTAN KERJA No
1.
Langkah Kerja Menjalin kerjasama dengan FKG UNAIR
Waktu Mulai
Berakhir
Akhir bulan Maret
Akhir bulan Juni
2.
Mencari sekolah sasaran
Awal bulan April
Akhir bulan April
3.
Publikasi kegiatan
Akhir bulan April
Akhir bulan Juli
4.
Open volunteer
Awal bulan Mei
Akhir bulan Juli
5.
Pengukuran IMT awal
Awal bulan Mei
-
Bulan Mei
Bulan Juli
Pemberian materi cuci
Minggu pertama
Minggu ketiga
tangan
bulan Mei
bulan Mei
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
Penanaman kebiasaan memakai sandal
Evaluasi materi cuci tanggan
Minggu keempat bulan Mei
-
Pemberian materi cara
Minggu pertama
Minggu ketiga
menggosok gigi
bulan Juni
bulan Juni
Evaluasi materi cara
Minggu keempat
menggosok gigi
bulan Juni
Pemberian materi gerakan
Minggu pertama
Minggu ketiga
mandi
bulan Juli
bulan Juli
Evaluasi materi gerakan
Minggu keempat
mandi
bulan Juli
Pembagian kuesioner 13. kepada orang tua sebagai evaluasi
-
-
Minggu ketiga
Minggu keempat
bulan Juli
bulan Juli
14. Pengukuran IMT akhir
Minggu keempat Bulan Juli
K. JADWAL KERJA PARIPURNA KEGIATAN
MARET I
II
III
APRIL IV
MEI
JUNI
JULI
I II III IV I II III IV I II III IV
I
II
III IV
√
√
√
√
√
√
√
√
Menjalin kerjasama
√
dengan FKG UNAIR
√
√ √
√
√
Mencari sekolah sasaran
√
√ √
Open volunteer
√ √
√
√
√ √
√
√
Pengukuran IMT awal
√
Penanaman kebiasaan memakai sandal
√ √
√
√ √
√
√
√ √
√
√ √
√
Pemberian materi cuci tangan Evaluasi materi cuci tangan Pemberian materi cara
√
√
menggosok gigi Evaluasi materi cara menggosok gigi
√
Pemberian materi gerakan mandi
√
√
√
Evaluasi materi gerakan mandi
√
Pembagian kuesioner kepada orang tua sebagai evaluasi
√
Pengukuran IMT akhir
√
HEALTHY CARE UNIVERSITAS KATOLIK WIDYA MANDALA SURABAYA
A. LATAR BELAKANG KEGIATAN Kesehatan merupakan hal yang paling dasar bagi setiap individu. Menurut UU Republik Indonesia No. 36 Th. 2009 kesehatan adalah keadaan sehat, baik secara fisik, mental, spritual maupun sosial yang memungkinkan setiap orang untuk hidup produktif secara sosial dan ekonomi. Gaya hidup, asupan gizi dan aktivitas sosial sangat memengaruhi kesehatan seseorang. Kesehatan juga dapat dipengaruhi oleh masalah psikis ataupun sosial, karena di dalam tubuh yang sehat terdapat jiwa yang kuat. Tubuh dan jiwa yang sehat dapat meningkatkan kualitas hidup seseorang. Masalah kesehatan utama di Indonesia bahkan dunia saat ini terutama adalah Non-Communicable Diseases (NCD) atau penyakit tidak menular. Salah satu contohnya adalah Diabetes. Diabetes saat ini menjadi perhatian utama bagi para pakar kesehatan serta pemerintah Indonesia dikarenakan makin tahun jumlah penderita diabetes di Indonesia meningkat. Secara epidemiologi, diperkirakan bahwa pada tahun 2030 jumlah penderita Diabetes Melitus (DM) di Indonesia mencapai 21,3 juta orang (Diabetes Care, 2004). Sedangkan hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) pada tahun 2007, diperoleh bahwa proporsi penyebab kematian akibat DM pada kelompok usia 45-54 tahun di daerah perkotaan menduduki peringkat ke-2 yaitu 14,7%. Pada daerah pedesaan, DM menduduki peringkat ke6 yaitu 5,8%. Menurut laporan dari International Diabetes Federation yang dipaparkan pada saat Hari Diabetes Dunia lalu (14 November 2014) bahwa Indonesia masuk ke dalam 10 negara terbesar penderita diabetes terbanyak di dunia. Posisi Indonesia berada di nomor tujuh dengan jumlah penderita sebanyak 8,5 juta orang. Tiga posisi teratas, ditempati oleh Cina (98,4 juta jiwa), India (65,1 juta jiwa), dan Amerika (24,4 juta jiwa). Menurut International Diabetes Federation ada trend menarik mengenai peningkatan jumlah penderita diabetes di beberapa negara berkembang seperti Indonesia. Pola hidup berdampak pada banyaknya jumlah penderita baru khususnya diabetes tipe 2 atau Diabetes Melitus. Melalui pertimbangan tersebut, Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Fakultas Kedokteran (FK) Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya (UKWMS) ingin
terlibat langsung dalam upaya promotif dan preventif bagi para penderita diabetes yang khususnya lanjut usia untuk meningkatkan kesehatan lanjut usia itu sendiri dengan memperhatikan gaya hidup, asupan gizi, aktivitas sosial, serta aspek psikis. Jika masyarakat sehat, maka bangsa Indonesia akan menjadi bangsa yang kuat. Selain itu, kegiatan ini diharapkan dapat menjadi sarana belajar bagi mahasiswa/i FK UKWMS dalam memberikan penyuluhan kesehatan kepada masyarakat.
B. GAMBARAN UMUM KEGIATAN Kegiatan Healthy Care ini merupakan kegiatan bakti sosial berupa penyuluhan materi mengenai Diabetes, senam kebugaran jasmani, pemeriksaan kesehatan gratis, dan pembagian sembako. Kegiatan ini diselenggarakan berdasarkan Tri Dharma Perguruan Tinggi dan bertujuan untuk melatih kemampuan mahasiswa/i terutama dalam upaya promotif dan preventif sehingga dapat menjadi dokter professional. Kegiatan ini ditujukan kepada kaum lanjut usia karena sesuai dengan keunggulan Fakultas Kedokteran Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya yakni bidang Geriatri.
C. RUMUSAN MASALAH KEGIATAN 1. Apakah para kaum lanjut usia memahami mengenai pengertian Diabetes? 2. Apakah para kaum lanjut usia memahami bagaimana cara pencegahan Diabetes? 3. Apakah para kaum lanjut usia memahami apa saja yang perlu dilakukan jika telah mengidap Diabetes?
D. TUJUAN KEGIATAN I.
Tujuan Umum Kegiatan Healthy Care ini bertujuan untuk memberikan edukasi mengenai Diabetes kepada para lanjut usia.
II. Tujuan Khusus 1. Meningkatkan keterampilan soft skills dan hard skills mahasiswa/i.
2. Memberikan pengetahuan tentang upaya promotif dan preventif bagi para lanjut usia dalam menghadapi masalah kesehatan terutama diabetes. 3. Mengaplikasikan nilai Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya terkait nilai Peduli yakni mahasiswa/i lebih peduli terhadap masalah yang dihadapi oleh para lanjut usia, nilai Komit yakni komitmen mahasiswa/i sebagai calon dokter untuk melayani sesama, dan nilai Antusias yakni antusiasme mahasiswa/i dalam menangani masalah kesehatan.
E. TARGET KEGIATAN Kaum lanjut usia di sebuah desa.
F. SASARAN KEGIATAN Mahasiswa/i Fakultas Kedokteran Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya.
G. INDIKATOR KEBERHASILAN KEGIATAN I.
Target Kualitatif Delapan puluh persen peserta penyuluhan memahami tentang upaya promotif dan preventif dalam menghadapi masalah kesehatan lanjut usia. Hal tersebut akan diukur melalui membagikan kuesioner yang dibagikan kepada peserta.
II. Target Kuantitatif a. Mahasiswa/i FK UKWMS sebagai panitia
: 30 orang
b. Mahasiswa/i FK UKWMS sebagai volunteer
: 40 orang
c. Warga lanjut usia
: 300 orang
H. ANALISIS SWOT SERTA PERKIRAAN KESULITAN DAN RENCANA PENANGGULANGANNYA
• Materi yang diberikan mengenai Diabetes karena mengingat pengidap penyakit Diabetes di Indonesia terbilang cukup banyak. • Mahasiswa dapat melatih keterampilan pemeriksaan GDA, dan status gizi pasien.
• Lokasi untuk pelaksanaan kegiatan. • Tidak semua mahasiswa dapat memberikan materi.
STRENGTH
WEAKNESS
OPPORTUNITY
THREAT
• Jumlah target tidak sesuai harapan.
No. 1
2
Perkiraan Kesulitan
Solusi Strategi
Lokasi pelaksanaan
Mencari desa yang lebih
kegiatan.
gampang perijinannya.
Kaum lanjut usia
Dibuat per kloter.
berebutan mengambil sembako. 3
Transportasi untuk
Menyewa bus tetapi
mengangkut
pengeluaran menjadi
mahasiswa dan
lebih banyak.
sembako menuju ke lokasi. 4
Penggunaan bahasa
Mahasiswa yang tidak
karena targetnya
mengerti bahasa Jawa
adalah warga desa
bertanya pada
(tidak semua warga
mahasiswa yang
desa bisa berbicara
mengerti bahasa Jawa.
bahasa Indonesia,
Teknis
kebanyakan bahasa Jawa kental).
I. RENCANA KERJASAMA DENGAN INSTANSI/INSTITUSI TERKAIT NO. 1
MATERI KERJASAMA Pemeriksaan Kesehatan Gratis
PIHAK TERKAIT
WAKTU
Puskesmas terdekat di desa tersebut
J. TATA URUTAN KERJA No 1 2 3 4
5 6
Langkah Kerja Registrasi Senam Kebugaran Jasmani Kata Sambutan Penyuluhan dan Sesi Tanya Jawab Pemeriksaan Kesehatan Gratis Pembagian Sembako
Waktu Mulai
Berakhir
06.30
07.30
07.30
08.00
08.00
08.15
08.15
09.00
09.00
12.00
12.00
14.00
K. JADWAL KERJA PARIPURNA (berisi kalendersasi kegiatan yang dilakukan dari awal sampai akhir program kerja berlangsung) KEGIATA
BULAN
N I II
II I
BULAN
IV
I II
II I
BULAN
IV I II
II I
BULAN
IV I II
II I
BULAN
IV
I
II
II I
IV
FRIDAY CHARITY UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
K. LATAR BELAKANG KEGIATAN Pada dasarnya proker ini bertujuan untuk penggalangan dana. Karena dari SDM, anak FK tergolong mampu. Selain itu pada dasarnya proker kita terdapat banyak dana untuk baksos atau lebih sering mengadakan baksos. Namun karena terhalang dana kita sering membatalkannya. Apabila baksos tentu diperlukan dana yang besar sehingga diperlukan untuk memungut biaya, namun dengan proker ini pada intinya kita menabung sehingga uang yang ada baru kemudian dapat dikelola.
L. GAMBARAN UMUM KEGIATAN Proker ini tidak hanya di peruntukkan untuk baksos semata, namun dapat digunakan untuk pengembangan masyarakat. Diantaranya, dapat memberikan santunan kepada anak yatim, sumbangan kepada masjid, pembangunan sarana dan prasarana masyarakat yang memerlukan perhatian khusus. Dan dari proker ini juga nantinya diharapkan dapat menghandle dana untuk incidental, berdasarkan pengalaman dana yang dikumpulkan tidak efektif apabila meminta sumbangan terhadap mahasiswa karena terdapat beberapa kendala. Namun, dengan adanya proker ini diharapkan 5% dari dana yang terkumpul akan disimpan untuk dana incidental. Untuk kedepannya mungkin dana ini juga dapat digunakan untuk desbin maupun sekbin.
M. RUMUSAN MASALAH KEGIATAN Proker ini tidak hanya di peruntukkan untuk baksos semata, namun dapat digunakan untuk pengembangan masyarakat. Diantaranya, dapat memberikan santunan kepada anak yatim, sumbangan kepada masjid, pembangunan sarana dan prasarana masyarakat yang memerlukan perhatian khusus. Dan dari proker ini juga nantinya diharapkan dapat menghandle dana untuk incidental, berdasarkan pengalaman dana yang dikumpulkan tidak efektif apabila meminta sumbangan terhadap mahasiswa karena terdapat beberapa kendala. Namun, dengan adanya proker ini diharapkan 5% dari dana yang terkumpul akan disimpan untuk dana
incidental. Untuk kedepannya mungkin dana ini juga dapat digunakan untuk desbin maupun sekbin.
N. TUJUAN KEGIATAN 1. Membantu proker lain untuk mengadakan bakti sosial 2. Memberikan aplikasinyata terhadap masyarakat dengan dana pengemban gan masyarakat sekaligus memperkenalkan FK UMM 3. Mengaplikasikan dana untuk kepentingan 4. Meningkatkan rasa kepedulian dan ketanggapan mahasiwa Fakultas Kedo kteran terhadap masyarakat sekitar 5. Mempererat silaturahmi dan meningkatkan persaudaraan antar mahasiswa dan semua perangkat sekolah binaan O. TARGET KEGIATAN Masyarakat umum yang membutuhkan bantuan
P. SASARAN KEGIATAN Anggota BEM FK UMM dan perwakilan mahasiswa FK UMM dari setiap angkatan
Q. INDIKATOR KEBERHASILAN KEGIATAN 1. Adanya peningkatan antusiasme mahasiswa untuk berbagi 2. Peningkatan pengetahuan siswa sekolah binaan tentang materi yang diberikan 3. Mahasiswa mampu memberikan metode pembelajar yang mudah diterima dan menyenangkan untuk parasiswa sekolah binaan
R. ANALISIS SWOT SERTA PERKIRAAN KESULITAN DAN RENCANA PENANGGULANGANNYA
•Adanya sumberdaya manusia yang banyak dari mahasiswa yang bersedia mengikuti kegiatan •Terdapat banyak ide dari mahasiswa untuk pengembangan masyarakat •Aplikasi yang nyata sehingga jelas bentuknya untuk pengembangan masyarakat
•Membutuhkanketelitian yang sangatmendasarkarenapadad asarnyainiberkaitandenganua ng •Membutuhkanpersiapan yang matangsehinggamekanismep engumpulan, penyimpanan, danpenyerahanharusdirincise carajelas, benar, sertateliti
STRENGTH
WEAKNESS
OPPORTUNITY
THREAT
•Belumadanyakesepakatan denganmasyarakatsekitar •Karenaberhubungandenga nkeuanganriskandenganla porandanperincianpengu mpulan, penyimpanan, danpenyerahannya
•Memberikesempatanunt ukbelajarmemberipembe lajaranbagimahasiswaun tukaktifdalampengemba nganmasyarakat
No. 1.
Solusi
Perkiraan Kesulitan Pengumpulan dana
Strategi
Teknis
Sistematika rapi
Perbaikan alur pengumpulan
2.
Alokasi dana
Menyiapkan rancangan
Rapat koordinasi
alokasi
komting
3.
S. RENCANA KERJASAMA DENGAN INSTANSI/INSTITUSI TERKAIT (berisi tentang institusi yang kemungkinan akan diajak bekerjasama atau sudah bekerjasama dalam menjalankan program kerja tersebut) NO. 1.
MATERI KERJASAMA Incidental
PIHAK TERKAIT
WAKTU
ISMKI
Menyesuaikan
2.
baksosgab
TBMM
Menyesuaikan
T. TATA URUTAN KERJA (berisi langkah kerja yang dilakukan dari awal dilaksanakannya kegiatan hingga kegiatan berakhir/agenda terakhir yang dilakukan dalam rangkaian kegiatan secara urut dan sistematis)
No
Langkah Kerja
Waktu Mulai 16 Oktober 2015
1
Konsultasi
2
Presentasi
19-24 Oktober 2015 26/27 Oktober
3
Rapat Komting 1
2015 (cara pengumpulan dan Alokasi 1) Minggu ke2
4
Rapat Komting 2
Desember 2015 (Alokasi 2) minggu ke3/4
5
Rapat Komting 3
Januari (Alokasi 3)
6
Rapat Komting 4
7
Rapat Komting 5
Saat Incidental (Alokasi 4) Minggu ke2 Maret 2016 (Alokasi 5) Minggu ke3 April
8
Rapat Komtong 6
2016 (sisa anggaran)
9
Pengumpulan Dana
30 Oktober – Minggu akhir
Berakhir
perkuliahan (Hari Jum’at)
K. JADWAL KERJA PARIPURNA (berisi kalendersasi kegiatan yang dilakukan dari awal sampai akhir program kerja berlangsung) KEGIATAN
BULAN I
II
III
BULAN IV
BULAN
BULAN
I II III IV I II III IV I II III IV
BULAN I
II
III IV
PELAYANAN KESEHATAN DAN PENELITIAN (PENITI) UNIVERSITAS UDAYANA
A. LATAR BELAKANG KEGIATAN Sebuah negara dapat dikatakan sukses apabila derajat kesehatan seluruh masyarakatnya dapat tercapai dengan maksimal. Oleh karena itu, bidang kesehatan merupakan bidang yang sangat penting dalam pembangunan sebuah negara. Pemerintah Indonesia saat ini menitikberatkan pada pencapaian masyarakat yang hidup dalam lingkungan sehat, berperilaku sehat, serta dapat menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu. Namun pada kenyataannya kondisi yang ada masih jauh dari apa yang diharapkan. Hal ini salah satunya disebabkan oleh masih terbatasnya pengetahuan dan pendidikan kesehatan. Tidak meratanya pendidikan tentang kesehatan bagi masyarakat Indonesia juga mengakibatkan visi tersebut menjadi sulit untuk dicapai. Selain itu persepsi masyarakat mengenai kesehatan khususnya di lingkungan pedesaan masih kurang dan fasilitas kesehatan yang tersedia belum dapat dirasakan oleh semua lapisan masyarakat. Oleh karena itu, dalam upaya untuk meningkatan budaya hidup sehat pada masyarakat diharapkan segenap tenaga kesehatan dan instansi yang berkecimpung di bidang kesehatan membantu mewujudkannya. Salah satu pihak yang dapat ikut berperan adalah mahasiswa fakultas kedokteran. Sebagai calon tenaga kesehatan di masa mendatang serta tuntutan terhadap profesionalitas kerja, mahasiswa kedokteran diharapkan dapat memenuhi standar kualitas baik teori di bidang ilmu pengobatan, kompetensi dalam aplikasi ilmu yang dimiliki serta kemampuan berkomunikasi kepada setiap individu yang membutuhkan informasi kesehatan. Selain dapat membantu meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, melakukan kegiatan pengabdian masyarakat dengan terjun langsung ke lapangan dapat bermanfaat bagi mahasiswa kedokteran itu sendiri. Himpunan Mahasiswa Kedokteran Umum Fakultas Kedokteran Universitas Udayana (HMKU FK UNUD) sebagai wadah penyalur aspirasi mahasiswa kedokteran umum FK UNUD sekaligus pusat kegiatan-kegiatan kemahasiswaan FK UNUD menyadari pentingnya kebutuhan mengaplikasikan ilmu kedokteran
para mahasiswa FK UNUD ke dalam dunia praktek. Melalui departemen Pengabdian Masyarakat (Pengmas), HMKU FK UNUD menyiapkan sebuah konsep kegiatan yang mencakup penerapan dari Tri Dharma Perguruan Tinggi yang terdiri dari pendidikan, penelitian dan pengabdian masyarakat. Kegiatan itu bernama Pelayanan Kesehatan dan Penelitian (PENITI) Himpunan Mahasiswa Kedokteran Umum 2016.
B. GAMBARAN UMUM KEGIATAN Pelayanan Kesehatan dan Penelitian (Peniti) 2016 HMKU FK Unud akan berlangsung selama dua hari pada bulan agustus 2016. Kegiatan yang akan dilaksanakan diantaranya penelitian tentang pola hidup masyarakatnya , maupun jika dimungkinkan penelitian tentang prevalensi penyakit tertentu dengan mengambil specimen dari warga masyarakat, jenis penelitian masih harus dibahas lebih mendalam, bersama panitia dan rekanan kerjasama. Pada
hari
pertama
diadakan
pembukaan,
penelitian,
penyuluhan
kesehatan, dan malam keakraban. Acara kemudian dilanjutkan dengan malam keakraban. Penelitian dan penyuluhan ini dilaksanakan sekaligus memberi informasi bahwa keesokan harinya akan diadakan pelayanan kesehatan secara gratis kepada warga setempat. Pada hari kedua dilanjutkan dengan pelayanan kesehatan yang dilakukan secara gratis kepada warga di desa. Acara kemudian dilanjutkan dengan penutupan, selanjutnya masih dipikirkan untuk sosialisasi BPJS apakah mungkin ditambahkan sebagai susunan acara PENITI tahun ini. Acara ini diikuti oleh mahasiswa FK Unud Program Studi Pendidikan Dokter yang terdiri dari panitia dan peserta kegiatan.
C. RUMUSAN MASALAH KEGIATAN 1. Bagaimana cara meningkatkan derajat kesehatan masyarakat setempat melalui kegiatan yang bisa dilakukan mahasiswa ? 2. Bagaimana cara meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang isu-isu kesehatan ? 3. Bagaimana cara meningkatkan keterampilan , serta rasa kepedulian mahasiswa terhadap lingkungan masyarakat?
D. TUJUAN KEGIATAN A. Tujuan Umum 1. Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat setempat melalui kegiatan pelayanan kesehatan dan penyuluhan seputar masalah kesehatan. 2. Meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang pola hidup bersih dan sehat serta cara penanggulangan penyebaran cacing pita.
B. Tujuan Khusus 1. Memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk mengaplikasikan ilmuilmu yang diperoleh selama kuliah melalui penelitian dan pelayanan kesehatan. 2. Mengasah keterampilan mahasiswa dalam berkomunikasi maupun kemampuan medis melalui pelayanan kesehatan. 3. Mengembangkan dan meningkatkan rasa kepedulian dan pengabdian mahasiswa terhadap masalah sosial dan kesehatan yang ada di masyarakat.
E. TARGET KEGIATAN 1. Meningkatkan pengetahuan dan derajat kesehatan masyarakat setempat. 2. Masyarakat memperoleh layanan kesehatan dan informasi seputar masalah kesehatan. 3. Meningkatkan wawasan serta menumbuhkan kepekaan mahasiswa terhadap realitas dan kondisi kesehatan masyarakat. 4. Mengasah keterampilan mahasiswa dalam mengaplikasikan ilmu yang diterapkan selama kuliah. 5. Mengasah kemampuan mahasiswa dalam berkomunikasi dan sosialisasi 6. Mengembangkan rasa kebersamaan, saling memiliki, dan kekeluargaan dalam segenap civitas akademika Fakultas Kedokteran Universitas Udayana.
F. SASARAN KEGIATAN
Sasaran dari kegiatan baik itu pelayanan kesehatan, penyuluhan, penelitian , serta sosialisasi adalah warga masyarakat desa setempat (tempat belum ditentukan) G. INDIKATOR KEBERHASILAN KEGIATAN Indikator akan berupa jumlah pasien yang datang saat yankes dan sosialisasi, serta jumlah sampel yang dapat diambil untuk penelitian (masih dalam pembahasan)
H. ANALISIS SWOT SERTA PERKIRAAN KESULITAN DAN RENCANA PENANGGULANGANNYA
STRENGTH
WEAKNESS
OPPORTUNITY
THREAT
a) Faktor Internal i.
Unsur Kekuatan (Strength)
No. 1
Unsur Kekuatan Panitia berasal dari progam studi yang sama sehingga
Bobot 4
mudah dalam mengatur waktu. 2
Panitia memiliki semangat dan royalitas terdahap suatu
3
pekerjaan. 3
Memiliki tujuan yang sama dalam menyuksekan pelaksanaan kegiatan.
4
4
Memiliki keinginan penuh untuk mengabdi kepada
4
masyarakat. 5
Adanya pemberitahuan informasi pelayanan kesehatan
4
secara door to door ke masing-masing rumah warga. 6
Memiliki SDM yang berkualitas dalam mengerjakan suatu
3
pekerjaan yang ditunjukan melalui pemikiran yang baik oleh masing-masing anggota. TOTAL
ii.
Unsur Kelemahan (Weakness)
No. 1
22
Unsur Kelemahan
Bobot
Adanya beberapa peserta yang kurang mengerti Bahasa
4
Bali, sehingga sosialisasi di tempat kegiatan menjadi agak susah. 2
Sulitnya menyatukan pendapat sekian banyak panitia,
3
sehingga diperkirakan akan menimbulkan konflik. 3
Panitia berasal dari angkatan yang berbeda sehingga
3
diperkirakan akan menyulitkan komunikasi antar panitia. TOTAL
10
a) Faktor Eksternal iii. No.
Unsur Peluang (Opportunities) Unsur Peluang
Bobot
1
Adanya dukungan finansial dari HMKU.
4
2
Antusiasme yang baik dari masyarakat di daerah
4
pedesaan dalam pemeriksaan kesehatan secara gratis. 3
Kegiatan dilangsungkan pada hari libur, sehingga
4
menyebabkan masyarakat tidak terganggu pekerjaannya. 4
Adanya bantuan obat dari Dinas Kesehatan.
4 TOTAL
16
iv.
Unsur Ancaman (Threat)
No. 1
Unsur Ancaman
Bobot
Kurang teliti dalam melakukan pengecekan alat yang
4
dibawa nantinya. 2
Pelayanan yang kurang berkenan yang mungkin dialami
4
pasien nantinya, seperti lama menunggu dan salah penanganan. 3
Adanya acara atau kegiatan lain di daerah tersebut.
4
4
Kerusakan alat-alat yang dibawa pada saat kegiatan, dan
3
tidak bisa digunakan lagi. 5
Kehabisan obat, jika terjadi peningkatan pasien yang
3
drastis. TOTAL
No.
18
Solusi
Perkiraan Kesulitan
Strategi
Teknis
Kurang teliti dalam
Meningkatkan
Mengadakan latihan
melakukan
persiapan dan latihan
pelayanan kesehatan
pengecekan alat yang
peserta.
lebih dari satu kali.
Pelayanan yang
Meningkatkan
Memberikan peserta
kurang berkenan yang
kesigapan peserta dan
semangat agar selalu
mungkin dialami
kenyamanan pasien.
percaya diri
dibawa nantinya.
pasien nantinya,
Menyediakan
seperti lama
backsound atau tv di
menunggu dan salah
ruang tunggu pasien.
penanganan.
Adanya acara atau
Meningkatkan
Mengkoordinasikan
kegiatan lain di daerah
koordinasi acara
acara dengan kepala
tersebut.
dengan pihak desa.
desa, klian setiap banjar terhadap acara yang akan dilakukan.
Kerusakan alat-alat
Meningkatkan kesiapan
Melakukan
yang dibawa pada
alat sebelum memulai
pengecekan terhadap
saat kegiatan, dan
pelayanan kesehatan.
alat-alat yang dibawa
tidak bisa digunakan
peserta.
lagi.
Menyediakan alat pelayanan kesehatan sebagai cadangan.
Kehabisan obat, jika
Merencanakan
Menyiapkan obat
terjadi peningkatan
kemungkinan
cadangan selain yang
pasien yang drastis.
kekurangan obat.
disediakan dinas kesehatan.
Adanya beberapa
Membantu peserta
Mengajak panitia
peserta yang kurang
dalam berkomunikasi
ataupun peserta lain
mengerti Bahasa Bali,
dengan warga.
yang mengerti
sehingga sosialisasi di
bahasa warga untuk
tempat kegiatan
membantu peserta
menjadi agak susah.
yang tidak mengerti bahasa warga (Bahasa Bali).
Sulitnya menyatukan
Mencari keputusan
Menggunakan voting
pendapat sekian
suatu masalah dengan
satu panitia ataupun
banyak panitia,
berbagai cara.
hanya dengan
sehingga diperkirakan
koordinator setiap sie
akan menimbulkan
dalam mengambil
konflik.
keputusan.
Panitia berasal dari
Meningkatkan
Meningkatkan
angkatan yang
keakraban antarpanitia.
komunikasi
berbeda sehingga
antarpanita sehingga
diperkirakan
panita dapat akrab
komunikasi
satu dengan yang
antarpanitia akan sulit.
lain.
I. RENCANA KERJASAMA DENGAN INSTANSI/INSTITUSI TERKAIT
NO.
MATERI KERJASAMA
PIHAK TERKAIT
WAKTU
Peminjaman tempat
Desa yang akan diajak
Mei 2016
kegiatan
kerja sama
Permohonan dana
Pihak sponsor yang
1 April – Agustus
mendukung kegiatan ini Permohonan kerja
Dinas Kesehatan
sama obat
Kabupaten Kesehatan
2016 Mei 2016
dan Provinsi Bali Mohon dukungan
BPJS Provinsi Bali
April – Mei 2016
SPONSOR MEDIA
April – Agustus 2016
untuk sosialisasi Peliputan
J. TATA URUTAN KERJA No 1.
Langkah Kerja Pembentukan SC dan Ketua Panitia
Waktu Mulai
Berakhir
Januari 2016
31 Januari 2016
2.
Penyusunan KSK
1 Maret 2016
25 Maret 2016
3.
Open Recruitment panitia
25 Maret 2016
6 april 2016
4.
Rapat Pleno I Panitia, April 2016
Mei 2016
siapkan anggaran dana, pembuatan kuisioner, dan tanggal kegiatan
5.
Penyusunan Proposal
Februari 2016
Maret 2016
6.
Penyebaran Proposal ke
Maret 2016
April 2016
April 2016
Juli 2016
April 2016
Agustus 2016
Februari 2016
Maret 2016
April 2016
Mei 2016
April 2016
Agustus 2016
April 2016
Agustus 2016
Juni 2016
Juni 2016
14. Persiapan akhir panitia
Agustus 2016
Agustus 2016
15. Kegiatan Peniti 2016
Agustus 2016
Agustus 2016
16. Evaluasi Kegiatan
Agustus 2016
Agustus 2016
pihak Dekanat 7.
Penyebaran surat-surat ke Dekanat
8.
Penyebaran proposal ke pihak sponsor
9.
Survey desa yang memenuhi kriteria
10. Pengajuan proposal ke Dinas Kesehatan terkait, Penyamaan konsep 11. Konfirmasi ke pihak sponsor, dan dinas kesehatan 12. Obat, perlengkapan, dan acara harus sudah yakin siap 13. Rapat Pleno II
K. JADWAL KERJA PARIPURNA Tahun 2015 No
Rencana Kegiatan
Januari II
1.
Pembentuka n SC dan Ketua Panitia
2.
Penyusunan KSK
3.
Open Recruitment Peserta
4.
Rapat Pleno I Panitia, siapkan anggaran dana, pembuatan kuisioner, dan tanggal kegiatan
5.
Penyusunan Proposal
6.
Penyebaran proposal ke pihak dekanat
7.
Penyebaran surat ke dekanat
8.
Penyebaran proposal ke sponsor
9.
Survey desa yang memenuhi kriteria
10.
Penyebaran proposal ke dinas terkait
11.
Konfirmasi ke pihak sponsor
12.
Persiapan Acara
13.
Rapat Pleno II
III
Februari IV
I
II
III
Maret IV
I
II
III
April IV
I
II
III
Mei IV
I
II
III
Juni IV
I
II
III
IV
14.
Persiapan Akhir Panitia
15.
Kegiatan
16.
Evaluasi Kegiatan
Juli No
Agustus
Rencana Kegiatan
I 1.
Pembentukan SC dan Ketua Panitia
2.
Penyusunan KSK
3.
Open Recruitment Peserta
4.
Rapat Pleno I Panitia, siapkan anggaran dana, pembuatan kuisioner, dan tanggal kegiatan
5.
Penyusunan Proposal
6.
Penyebaran proposal ke pihak dekanat
7.
Penyebaran surat ke dekanat
8.
Penyebaran proposal ke sponsor
9.
Survey desa yang memenuhi kriteria
10.
Penyebaran proposal ke dinas terkait
11.
Konfirmasi ke pihak sponsor
12.
Persiapan Acara
13.
Rapat Pleno II
14.
Persiapan Akhir Panitia
15.
Kegiatan
16.
Evaluasi Kegiatan
II
III
IV
I
II
III
IV
HARI TANPA TEMBAKAU SEDUNIA UNIVERSITAS WARMADEWA A. LATAR BELAKANG Hari Tanpa Tembakau Sedunia (HTTS) merupakan salah satu program kerja dari departemen pengembangan masyarakat badan eksekutif mahasiswa fakultas kedokteran dan ilmu kesehatan universitas warmadewa dalam rangka peringatan hari tanpa tembakau sedunia yang akan diselenggarakan pada bulan mei. Kegitan ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat umum mengenai bahaya merokok dan dampaknya bagi kesehatan tubuh dan mendorong masayarakat yang merokok untuk bisa mengurangi kebiasaan merokok. B. GAMBARAN UMUM KEGIATAN Acara ini akan dilakukan 2 hari, hari pertama akan dilakukan penyuluhan mengenai bahaya merokok ke SMP sekitaran Denpasar, lalu pada hari kedua akan dilaksanakan penyebaran pamflet di sekitaran lapangan renon serta diadakan penukaran rokok dengan mendapatkan pemeriksaan kesehatan gratis beserta edukasi bahaya merokok serta mendapatkan baju dan doorprise. Doorprise tersebut akan ditukarkan pada acara puncak dimalam harinya dirangkaikan dengan hiburan yang juga disertai dengan kuis-kuis. C. BENTUK KEGIATAN 1. Menjalin kerjasama Menjalin kerjasama dengan dinas kesehatan provinsi bali, dinas pendidikan provinsi bali untuk mengetahui sekolah mana yang cocok dan tepat untuk pelaksanaan kegiatan ini. Dan minta perijinan penggunaan lapangan renon.
2. Penyuluhan Pada hari pertama, penyuluhan yang akan diberikan kepada Sekolah Menengah Pertama berkaitan dengan bahaya tembakau. Penyuluhan akan dilakukan oleh mahasiswa FKIK Unwar yang akan diberikan sebanyak 1 kali. 3. Penyebaran pamflet Pada hari kedua dilakukan penyebaran pamflet yang dilakukan oleh mahasiswa FKIK UNWAR . 4. Penukaran rokok Penukaran rokok akan diadakan di renon, dengan menukarkan rokok akan mendapatkan pemeriksaan kesehatan gratis serta edukasi bahaya merokok , 1 buah baju HTTS dan kupon doorprise. 5. Puncak HTTS Pada malam harinya diadakan acara hiburan yang disertai dengan kuis-kuis mengenai bahaya merokok serta pembagian doorprise di lapangan renon. D. RUMUSAN MASALAH Bagaimanakah pengetahuan masyarakat umum mengenai bahaya merokok dan dampaknya bagi kesehatan tubuh? E. TUJUAN KEGIATAN 1. Mengembangkan dan meningkatkan pengetahuan siswa SMP mengenai bahaya rokok. 2. Mengurangi kebiasaan merokok pada masyarakat.
F. TARGET KEGIATAN Sasaran dari kegiatan ini adalah Masyarakat umum.
G. SASARAN KEGIATAN Sasaran dari kegiatan ini adalah Siswa kelas menengah pertama. H. INDIKATOR KEBERHASILAN 1. Peningkatan kemampuan peserta pemberian materi 70% dari sebelumnya. 2. Jumlah peserta penyuluhan HTTS 50 orang. 3. Jumlah peserta yang menukarkan rokok 50 orang. I. ANALISIS SWOT No.
Faktor Internal
No.
Faktor Eksternal
1.
Pemimpin yang berpengalaman.
1.
Perizinan dari Dekanat.
2.
Kerjasama panitia.
2.
Perizinan dari Rektorat.
3.
Manajemen waktu jadwal kuliah 3.
Perizinan dari KORPRI.
panitia dan persiapan kegiatan. 4.
Dana yang berasal dari BEM.
5.
Pengalaman panitia dalam kegiatan 5.
Kerjasama
sejenis.
terkait.
6.
Komitmen panitia.
4.
6.
Perizinan keramaian . dengan
dinas
Kerjasama dengan Sekolah Menengah Atas (SMA) binaan.
7.
Alat-alat penunjang yang tersedia di 7.
Kerjasama
BEM.
sponsorship. 8.
Kerjasama Bantuan
dengan
dengan Medis
Tim (TBM)
Baswara Prada. 9.
Penyesuaian
jadwal
siswa
SMA dengan waktu acara.
10.
Antusiasme Masyarakat.
11.
Publikasi kegiatan.
12.
Kerjasama dengan teater tiap SMA .
Strength
Weakness
Pemimpin yang 3
Manajemen
berpengalaman.
waktu
3
Opportunity
Threath
Perizinan dari 5
Penyesuaian
Dekanat.
jadwal siswa
jadwal
SMA dengan
kuliah
waktu acara.
4
panitia dan persiapan kegiatan. Kerjasama
4
panitia.
Alat-alat
3
penunjang
Perizinan dari 4
Antusiasme
Rektorat.
Masyarakat.
Perizinan dari 5
Kerjasama
KORPRI.
dengan
3
yang tersedia
di
BEM. Dana berasal
yang 2 dari
BEM.
teater SMA.
Pengalaman panitia
4
dalam
Perizinan
3
keramaian.
kegiatan sejenis. Komitmen panitia.
5
Perizinan tempat acara.
3
tiap
3
Kerjasama
3
dengan dinas terkait. Kerjasama
3
dengan SMA binaan. Kerjasama
3
dengan sponsorship. Kerjasama
4
dengan TBM Baswara Prada. Publikasi
3
kegiatan. Kerjasama
3
dengan dinas terkait. Total
18 Total
Persentase Daya Dorong:
6
Total
Jumlah S + O
Jumlah S + W + O + T
= 57 73
X 100%
39 Total
X 100%
10
=+ = 78,08 % Persentase Daya Hambat:
Jumlah W + T
Jumlah S + W + O + T = 16
X 100%
X 100%
73 = 21,91%
J. RENCANA KERJASAMA DENGAN INSTANSI/INSTITUSI TERKAIT NO MATERI KERJASAMA
PIHAK TERKAIT
1
Dinas Kesehatan
Permohonan bantuan sovenir
Provinsi Bali 2
Permohonan Denpasar
data
SMP
di Dinas Pendidikan kota Denpasar
WAKTU
BAKTI SOSIAL KADERISASI MAHASISWA BARU FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS HALU OLEO
A. LATAR BELAKANG KEGIATAN Mahasiswa menurut KBBI adalah pelajar di perguruan tinggi. Namun beberapa ahli menyatakan bahwa mahasiswa bukanlah hanya sebagai pelajar di perguruan tinggi saja namun mahasiswa memiliki peranan dan fungsi yang membedakanya dengan siswa yang belajar di sekolah tingkat menengah atas. Secara garis besar terdapat 3 peranan dan fungsi mahasiwa yang sangat penting yakni peran moral, peran sosial, peranan intelektual. Dalam Bakti Sosial Kaderisasi Mahasiswa Baru Fakultas Kedokteran UHO ketiga peranan dan fungsi mahasiswa inilah yang akan di tanamkan kepada para mahasiswa baru sehingga mereka dapat secara perlahan meninggalkan sifat sifat saat di bangku sekolahan menuju ke sifat pendewasaan sehingga mampu mengemban ketiga fungsi dan perananan mahasiswa ini. Selain itu dengan adanya kegiatan ini diharapkan mampu menumbuhkan kepedulian dan kepekaan mahasiswa baru terhadap masalah masalah sosial dan kesehatan yang ada, sesuai dengan filosofi seorang dokter yang harus peka dan peduli.
B. GAMBARAN UMUM KEGIATAN Sebelum dilaksanakannya baksos kader ini dibentuk kepanitian terlebih dahulu yang dimana kepanitiaan baksos kader ini merupakan seluruh mahasiswa baru FK UHO. Setelah terbentuknya kepanitian dilakukan pengalangan dana yang seperti membentukkerjasama dengan instansi-instansi terkait ataupun dengan BUMN maupun BUMS. Selain itu juga dapat dilakukan dengan metode pencerdasan seperti melakukan seminar nasional yang sasarannya yaitu kalangan profesi kesehatan sekota Kendari. Panitia juga dapat bekerja sama dengan birokrasi FK UHO maupun UKMF yang berada dilungkup FK UHO. H-7 dilakukan pelatihan untuk pengurus BEM FK UHO mengenai teknik sirkumsisi, teknik penyuluhan, teknik pelayanan kesehatan yang baik dan farmakologi dasar oleh dokter yang berkompeten hal ini dilaksanakan dengan harapan agar pengurus BEM FK UHO memiliki wawasan yang lebih dan dapat menyalurkan ilmu yang di perolehnya dalam rangkaian kegiatan baksos nantinya . H-5 kegiatan akan dilakukan pelatihan sirkumsis dan teknik sterilisasi dasar untuk mahasiswa baru FK UHO.H-1
pelaksanaan kegiatan dilakukan rapat besar oleh kepanitian dengan mengundang seluruh angkatan yang masih aktif kuliah di preklinik maupun diklinik yang bertujuan untuk menyampaikan hal-hal yang teknis pada saat mulai keberangkatan, pelaksanaan kegiatan sampai kembali kekampus. Adapun uraian kegiatan yang akan dilaksanakan adalah sebagai berikut : a. Sirkumsisi b. Pelayanan Kesehatan (pengobatan gratis, pelayanan ANC, pelayanan keluarga berencana) c. Penyuluhan Kesehatan (pentingnya 1000 hari pertama kehidupan untuk mencetak generasi masa depan yang berkualitas) d. Pembagian keluarga asuh 1000 hari pertama kelahiran e. Follow up kegiatan yang akan dilaksanakan follow up yakni sirkumsisi, dan keluarga asuh 1000 hari pertama kelahiran.
C. RUMUSAN MASALAH KEGIATAN -
Bagaimana proses dalam menjalankan kegiatan bakti sosial kaderisasi mahasiswa baru FK UHO ?
-
Bagaimana hasil dari proses pengkaderan yang diharapkan dalam kegiatan ini?
D. TUJUAN KEGIATAN -
Diharapkan dengan pengkaderan berbasis kesehatan untuk masyarakat oleh mahasiswa baru FK UHO
-
Diharapakan mahasiswa mampu mengamalkan fungsi dan peranannya sebagai mahasiswa dan mampu menjadi pribadi yang peka dan peduli terhadap masalah-masalah kesehatan dan sosial yang ada di masyarakat.
E. TARGET KEGIATAN Seluruh Mahasiswa Baru Fakultas Kedokteran UHO
F. SASARAN KEGIATAN Masyarakat di tempat kegiatan Bakti Sosial yang terdiri dari ibu hamil, anak anak, dan masyarakat umum setempat.
G. INDIKATOR KEBERHASILAN KEGIATAN Kualitatif -Workplan terlaksana tanpa masalah
(Skor 3)
-Workplan terlaksana dengan masalah kecil
(Skor2)
-Workplan terlaksana dengan masalah besar
(Skor1)
-Workplan tidak terlaksana
(Skor 0)
Kuantitatif -Target penerima bantuan 100
(Skor 3)
-Target penerima bantuan ≤75
(Skor 2)
-Target penerima bantuan ≤50
(Skor 1)
-Target penerima bantuan≤25
(Skor 0)
H. ANALISIS SWOT SERTA PERKIRAAN KESULITAN DAN RENCANA PENANGGULANGANNYA •Sebagai bentuk pengamalan Tri Dharma perguruan tinggi yaitu pengabdian terhadap masyarakat dibidang kesehatan •Kegiatan ini merupakan salah satu dari proses pengkaderan Mahasiswa Baru Fakultas Kedokteran UHO •Kegiatan ini mampu melatih skill Mahasiswa Baru Fakultas Kedokteran UHO.
• Mendapat dukungan dari pemerintah daerah tempat penyelenggaraan kegiatan • Penggalangan dana dapat digunakan dengan metode pencerdasan berupa seminar kesehatan yang ditujukan bagi profesi kesehatan dan mahasiswa kesehatan dikota Kendari. • Dapat bekerja sama dengan instansi dan atau lembaga/perusahaan terkait.
•Sulitnya mencari waktu pelaksanaan kegiatan
STRENGTH
WEAKNESS
OPPORTUNITY
THREAT
• Dana yang dibutuhkan untuk penyelenggaraan kegiaatan besar sementara waktu sebelum pelaksanaan kegiatan yang singkat. • Pihak birokrasi tidak mengizinkan pelaksanaan kegiaatan. • Sulitnya mendapat izin orang tua Mahasiswa Baru Fakultas Kedokteran UHO.
No. 1.
Perkiraan Kesulitan
Solusi Strategi
Teknis
Pencarian dana yang
Kerja sama dengan
Penyebaran proposal
sulit oleh karena waktu
instansi terkait
kegiatan di setiap
sebelum pelaksanaan
instansi terkait
kegiatan yang cukup singkat
I. RENCANA KERJASAMA DENGAN INSTANSI/INSTITUSI TERKAIT
NO. 1.
MATERI KERJASAMA
PIHAK TERKAIT
WAKTU
Pengadaan seminar
Ikatan Dokter Indonesia
Minggu ke-4 Bulan
kesehatan dalam
(IDI) Provinsi Sulawesi
April 2016
rangka pencarian dana
Tenggara
J. TATA URUTAN KERJA No 1. 2.
Langkah Kerja Pencarian dana Persiapan kelengkapan kegiatan
Waktu Mulai
Berakhir
Maret
Mei
Maret
Mei
3.
Pelaksanaan Kegiatan
3 Juni
5 Juni
4.
Follow Up 1
15 Juli
15 Juli
5.
Follow Up 2
6 Agustus
6 Agustus
6.
Follow Up 3
3 September
3 September
K. JADWAL KERJA PARIPURNA
KEGIATAN
BULAN
BULAN
BULAN
BULAN
BULAN
BULAN
BULAN
3
4
5
6
7
8
9
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2
Pencarian Dana Persiapan Kelengkapan Kegiatan Pelaksanaan Kegiatan Follow Up 1 Follow Up 2 Follow Up 3
3 4
1
2
3 4 1
2 3 4
BINA DESA UNIVERSITAS MATARAM
A. LATAR BELAKANG KEGIATAN Kesehatan adalah salah satu masalah yang besar yang masih dimiliki oleh negara Indonesia. Meskipun dari tahun ke tahun, Indonesia telah menunjukkan peningkatan yang signifikan di bidang kesehatan namun, tak bisa dipungkiri bahwa tingkat kesehatan negara kita masih tertinggal jauh dibanding negara-negara lain di Asia Tenggara. Untuk di Wilayah NTB sendiri khususnya, kita dihadapkan dengan permasalahan kesehatan seperti gizi buruk, angka kematian ibu dan bayi, bayi berat badan lahir rendah, serta penyakit-penyakit menular yang sampai saat ini masih sulit diatasi. BEM Fakultas Kedokteran Universitas Mataram merencanakan program Bina Desa sebagai bentuk kontribusi nyata mahasiswa-mahasisiwi Fakultas Kedokteran untuk turut bersama-sama memerangi masalah kesehatan di Provinsi NTB dengan masyarakat dan pemerintah setempat. Program ini juga terkait dengan salah satu Tri Dharma Perguruan Tinggi yaitu pengabdian kepada masyarakat. Bina Desa adalah kegiatan berkesinambungan dari Pengembangan Masyarakat (Pengmas) dalam menjalin hubungan dengan masyarakat guna meningkatkan derajat kesehatan dan membuka wawasan masyarakat dalam hal kesehatan serta mengembangkan potensi masyarakat di desa setempat dengan bekerjasama dengan
pihak terkait
guna tercapainya
tujuan
pembentukan Bina Desa ini.
B. GAMBARAN UMUM KEGIATAN 1. Pemetaan Pemetaan dilakukan untuk mengetahui desa mana yang akan dibina. Mencari data kesehatan dari Dinas Kesehatan setempat dan berkoordinasi dengan dinas kesehatan untuk mengetahui daerah yang membutuhkan binaan dari institusi. Sehingga pemilihan desa yang akan bina di dasarkan pada
kebutuhan dari suatu desa atas pembinaan yang berkelanjutan. Di lanjutkan dengan survei ke tempat yang telah direkomendasikan oleh dinas kesehatan, setelah melakukan survei pada daerah tersebut.di lanjuti dengan menjalin kerja sama dengan kelurahan dan puskesmas daerah yang kita pilih untuk mempermudah kerja dari institusi di desa Binaan dan juga membuat kerja sama dan membina hubungan baik dengan para kader masyarakat tersebut
2. Penentuan Desa Penentuan desa dilakukan setelah proses pemetaan, kemudian menjalin kerja sama dengan kelurahan dan puskesmas daerah yang dipilih untuk mempermudah kerja dari institusi di desa yang akan dibina dan juga membuat kerja sama dan membina hubungan baik dengan para kader masyarakat tersebut. Adanya persetujuan kesediaan dari pihak-pihak terkait dan masyarakat di desa tersebut mengenai program kerja bina desa.
3. Rancangan Kegiatan Menyusun kepanitiaan bina desa pada pengurus BEM yang akan bertanggung jawab dalam pelaksanaan kegiatan di bawah pantauan Pengmas. Mencari masalah pada desa yang akan dibina baik dengan cara wawancara langsung pada masyarakat, penyebaran kuisoner, wawancara kepala desa/kelurahan, dan data kesehatan di puskesmas setempat. Merancang dan merencanakan kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan sesuai dengan masalah kesehatan yang terdapat di daerah tersebut dengan menjalin kerjasama dengan pihak desa, puskesmas setempat, dan pihak-pihak terkait lainnya. 4. Pelaksanaan Kegiatan Melaksanakan rancangan kegiatan yang telah disesuaikan dengan masalah kesehatan di desa yang terpilih. Bekerjasama dengan panitia yang telah dibentuk agar dapat saling berkoordinasi dengan baik.
5. Follow Up
Follow Up disesuaikan dengan kegiatan, solusi dan pengembangan potensi yang telah dilakukan di desa tersebut, sehingga dapat mengetahui manfaat dan perubahan dan yang terjadi setelah melaksanakan hal tersebut.
C. RUMUSAN MASALAH KEGIATAN 1. Bagaimana membenahi permasalahan secara bertahap di desa yang terpilih. 2. Bagaimana mengembangkan potensi masyarakat agar mengetahui akar permasalahan di desa terpilih. 3. Bagaimana upaya mahasiswa kedokteran agar dapat aktif berpatisipasi dan peka terhadap masyarakat.
D. TUJUAN KEGIATAN 1. Membenahi secara bertahap permasalahan kesehatan yang terdapat di desa yang terpilih. 2. Mengembangkan potensi masyarakat setempat dengan mencari akar permasalahan untuk mencapai hasil yang menjadi tujuan pembentukan bina desa. 3. Sarana mahasiswa
kedokteran untuk berperan secara
aktif
dalam
mengaplikasikan ilmu yang telah didapat sehingga lebih siap untuk terjun di masyarakat. 4. Meningkatkan dan mengasah kepekaan mahasiswa kedokteran terhadap masyarakat sekitar.
E. TARGET KEGIATAN a. Telah melakukan pemetaan b. Telah melakukan penentuan desa c. Telah melakukan rancangan kegiatan d. Telah melakukan pelaksanaan kegiatan e. Telah melakukan follow up
F. SASARAN KEGIATAN Masyarakat di desa terpilih
G. INDIKATOR KEBERHASILAN KEGIATAN a. Melakukan pemetaan b. Melakukan penentuan desa c. Melakukan rancangan kegiatan d. Melakukan pelaksanaan kegiatan e. Melakukan follow up H. ANALISIS SWOT SERTA PERKIRAAN KESULITAN DAN RENCANA PENANGGULANGANNYA
• memiliki cara berkomunikasi yang baik • memiliki banyak kenalan pada pihak-pihak yang terkait • banyak anggota yang akan membantu
• membutuhkan banyak waktu untuk mengumpulkan data-data desa • survei ke desa-desa harus menyiapkan beberapa list pertanyaan untuk ditanyakan pada saat survei ke masyarakat • memakan waktu yang lama dalam mengetahui permasalahan di desa tersebut setelah ditentukan desa yang terpilih • waktu perkuliahan antara setiap anggota berbeda-beda • waktu kuliah yang selalu berbenturan pada saat akan survei • dana yang akan dikeluarkan akan banyak
STRENGTH
WEAKNESS
OPPORTUNITY
THREAT
• memiliki beberapa link ke pihak-pihak yang terkait
No. 1.
Perkiraan Kesulitan
• terlalu santai karena waktu perkiraan setiap kegiatan terlalu lama • terlalu santai karena ada beberapa link (pihakpihak terkait)
Solusi Strategi
Teknis
Birokrasi surat
Harus sering memfollow
Menemui langsung
menyurat
up surat yang akan
dari bagian
dikeluarkan untuk pihak- administrasi kampus pihak terkait
2.
Ijin mengambil data
Melakukan pendekatan
Langsung terjun ke
desa, informasi, dan
se pihak-pihak terkait
pihak-pihak terkait
pelaksanaan kegiatan
dan mempersiapkan
dan masyarakat
di desa yang terpilih
surat-surat yang dibutuhkan baik surat perijinan/pernyataan bekerja sama
I. RENCANA KERJASAMA DENGAN INSTANSI/INSTITUSI TERKAIT
NO. 1.
MATERI KERJASAMA
PIHAK TERKAIT
WAKTU
Pengambilan data,
Dinas Kesehatan
Maret – Desember
informasi, ijin pelaksanaan
J. TATA URUTAN KERJA
No
Langkah Kerja
Waktu Mulai
Berakhir
Maret
April
1.
Pemetaan
2.
Penentuan Desa
Mei
Mei
3.
Rancangan Kegiatan
Juni
Juli
4.
Pelaksanaan Kegiatan
Agustus
November
5.
Follow Up
Desember
Sampai selesai kepengurusan
K. JADWAL KERJA PARIPURNA
KEGIATAN
Mar
Apr
Mei
Bina Desa
KETERANGAN:
: Pemetaan
: Penentuan Desa
: Rancangan Kegiatan
: Pelaksanaan Kegiatan
: Follow Up
Jun
Jul
Agus
Sep
Okt
Nov
Des
HARI TEMATIK (HARI KESEHATAN NASIONAL) UNIVERSITAS MATARAM
A. LATAR BELAKANG KEGIATAN Pada tahun 1960-an, munculnya penyakit masyarakat yaitu malaria telah berkembang pesat di daerah Indonesia yang mengakibatkan banyak jiwa melayang. Oleh karenanya pemerintah Indonesia melakukan pembasmian terhadap penyakit malaria tersebut dengan melakukan penyemprotan malaria dengan racun serangga DDT di akhir tahun 1963 yang dilakukan di daerah seperti Bali, Jawa, dan lain-lain. Dari hasil penyemprotan ini, masyarakat dapat terlindungi dari bahaya serangan penyakit malaria. Kemudian pada tanggal 12 November 1964, Bung Karno selaku Presiden RI secara simbolis melakukan peristiwa penyemprotan nyamuk malaria di desa Kalasan, sekitar 10 km di sebelah timur kota Yogyakarta. Pada hari tersebut selain dilakukan kegiatan simbolis penyemprotan malaria, juga dibarengi dengan kegiatan pendidikan serta penyuluhan mengenai kesehatan kepada masyarakat. Maka, peristiwa ini disebut sebagai Hari Kesehatan Nasional (HKN) yang diperingati oleh segenap bangsa Indonesia untuk mencapai hidup sehat. Hari Kesehatan Nasional dijadikan sebagai momentum untuk memberikan penyuluhan dan pendidikan mengenai kesehatan kepada masyarakat dalam mewujudkan generasi Indonesia yang sehat.
B. GAMBARAN UMUM KEGIATAN 1. Lomba foto selfie untuk mahasiswa/i FK UNRAM dengan foto semenarik dan sekreatif mungkin. 2. Bakti Sosial kepada masyarakat.
C. RUMUSAN MASALAH KEGIATAN 1. Bagaimana mahasiswa FK UNRAM dan masyarakat aktif dalam menjaga kesehatan diberbagai pola hidup sehat. 2. Bagaimana mahasiswa FK UNRAM dan masyarakat mengetahui informasi tentang kesehatan.
D. TUJUAN KEGIATAN 1. Menjadikan mahasiswa/i FK UNRAM serta masyarakat berperan secara aktif dalam menjaga kesehatan dalam mewujudkan generasi yang sehat diberbagai pola hidup sehat. 2. Memberikan informasi kepada mahasiswa/i FK UNRAM serta masyarakat umum tentang pentingnya menjaga kesehatan. 3. Meningkatnya kesadaran masyarakat umum dan mahasiswa/i FK UNRAM dala m menjaga kesehatan diri, jiwa, dan lingkungan.
E. TARGET KEGIATAN 1. Telah terlaksananya bakti sosial kepada masyarakat. 2. Berpartisipasinya sepuluh peserta yang mengikuti lomba foto selfie untuk mahasiswa/i FK UNRAM dan masyarakat umum. F. SASARAN KEGIATAN 1. Mahasiswa/i FK UNRAM 2. Masyarakat umum
G. INDIKATOR KEBERHASILAN KEGIATAN 1. Terlaksananya bakti sosial kepada masyarakat. 2. Minimal sepuluh peserta yang mengikuti lomba foto selfie untuk mahasiswa/i FK UNRAM dan masyarakat umum.
H. ANALISIS SWOT SERTA PERKIRAAN KESULITAN DAN RENCANA PENANGGULANGANNYA
• memiliki anggota yang lumayan banyak
• dana yang akan digunakan akan lumayan besar • apakah masyarakat akan antusias dalam mengiukuti acara ini
STRENGTH
WEAKNESS
OPPORTUNITY
THREAT
• memiliki beberapa anggota yang memiliki link apabila ingin meminta bantuan ke pihak-pihak yang akan diperlukan nantinya
No. 1.
• terlalu santai karena pelaksanaan kegitan masih lama
Solusi
Perkiraan Kesulitan Masalah dana
Strategi
Teknis
Genjar dalam berusaha
Cepat menyelesaikan
baik dalam mengajukan
proposal untuk
proposal dan usaha
segera diserahkan ke
jualan kue, dan lain-lain. pihak kampus dan segera survei harga barang yang akan dijual. 2.
Antusias masyarakat
Harus pendekatan yang
Turun langsung ke
baik dan publikasi yang
sasaran tempat yang
genjar.
akan dituju serta publikasi langsung dengan media cetak
atau informasi langsung.
I. RENCANA KERJASAMA DENGAN INSTANSI/INSTITUSI TERKAIT
NO.
MATERI KERJASAMA
PIHAK TERKAIT
WAKTU
-
-
-
-
-
-
-
-
J. TATA URUTAN KERJA
No
Langkah Kerja
1.
Persiapan kegiatan
2.
Pelaksanaan kegiatan
Waktu Mulai
Berakhir
Maret
September
November
November
K. JADWAL KERJA PARIPURNA
KEGIATAN
Agustus I
Hari Kesehatan Nasional
II
III
September IV
Oktober
November
I II III IV I II III IV I II III IV
Desember I
II
III IV
HARI TEMATIK (PERINGATAN HARI HIV/AIDS) UNIVERSITAS MATARAM
A. LATAR BELAKANG KEGIATAN Seiring berkembangnya pergaulan antara lawan jenis yang sudah jauh dari seharusnya baik pada remaja maupun dewasa, berkembang pula penyakit yang ditimbulkan dari pergaulan bebas tersebut. Salah satu penyakit tersebut adalah HIV/AIDS. HIV/AIDS adalah penyakit yang disebabkan oleh virus yang menyerang system kekebalan tubuh manusia. HIV (Human Immunodeficiency Virus) menyerang salah satu jenis dari sel-sel darah putih yang bertugas menangkal infeksi. Sedangkan AIDS adalah singkatan dari Acquired Immuno Deficiency Syndrome, yang berarti kumpulan gejala atau sindroma akibat menurunnya kekebalan tubuh yang disebabkan infeksi virus HIV. Penularan HIV dapat dengan berbagai cara, antara lain kontak seksual, kontak dengan darah atau sekret yang infeksius, ibu ke anak selama masa kehamilan, persalinan dan pemberian ASI (Air Susu Ibu). Secara global diperkirakan terdapat 42 juta orang hidup dengan HIV dan AIDS, mereka terdiri dari 38,6 juta orang dewasa, 50% diantaranya adalah perempuan (19,2 juta) dan usia di bawah 15 tahun (3,2 juta) (Universitas Airlangga Press, 2007). Dari data statistik kasus HIV/AIDS di Indonesia (2011) menunjukkan Sumatera Utara menduduki peringkat ke-11 dari 33 provinsi di seluruh Indonesia dengan jumlah kasus HIV sebanyak 5.027 dan kasus AIDS sebanyak 515 (Depkes RI, 2011). Menurut Laporan Perkembangan HIV/AIDS, Triwulan I Kementrian Kesehatan Indonesia (2012) tentang persentasi kasus HIV/AIDS tertinggi dari tahun 1987-2012 berada pada kelompok umur 20-29 tahun (46%), diikuti kelompok umur 30-39 tahun (31,4%) dan kelompok umur 40-49 tahun (10,2%). Tahun 2012, persentase kasus HIV/AIDS tertinggi berada pada kelompok umur 30-39 tahun (35,2%), diikuti kelompok umur 20-29 tahun (30,9%) dan kelompok umur 40-49 tahun (15,6%). Pada tahun 2012 persentasi pada laki-laki sebesar 71%, sedangkan pada perempuan sebesar 28%. Persentasi faktor resiko kasus AIDS tertinggi adalah hubungan seks tidak aman pada heteroseksual (77%),
penggunaan jarum suntik tidak steril (8,5%), dari ibu ke anak (5,1%) dan laki seks laki (2,7%).
B. GAMBARAN UMUM KEGIATAN 1. Lomba video mengenai HIV/AIDS semenarik dan sekreatif mungkin. 2. Long march bersama mahasiswa/i FK UNRAM dirangkaikan dengan orasi, me mbagikan stiker HIV/AIDS, dan pita merah kepada masyarakat sekitar.
C. RUMUSAN MASALAH KEGIATAN 1. Bagaimana meningkatkan pengetahuan masyarakat mengenai HIV/AIDS. 2. Bagaimana memberikan informasi serta wawasan terhadap bahaya HIV/AIDS kepada mahasiswa FK UNRAM dan masyarakat umum.
D. TUJUAN KEGIATAN 1. Meningkatkan pengetahuan masyarakat terhadap HIV/AIDS. 2. Memberikan informasi dan menambah wawasan kepada mahasiswa/i FK UNRAM serta masyarakat umum tentang bahaya dari HIV/AIDS.
E. TARGET KEGIATAN 1. Telah terlaksananya long march bersama dengan mahasiswa/i FK UNRAM. 2. Telah tersampaikannya bahaya dan dampak dari AIDS kepada masyarakat umum. 3. Berpartisipasinya peserta dalam kegiatan lomba video mengenai HIV/AIDS.
F. SASARAN KEGIATAN 1. Mahasiswa/i FK UNRAM 2. Masyarakat umum
G. INDIKATOR KEBERHASILAN KEGIATAN 1. Terlaksananya long march bersama dengan mahasiswa/i FK UNRAM. 2. Tersampaikannya bahaya dan dampak dari AIDS kepada masyarakat umum. 3. Minimal lima peserta yang mengikuti lomba video mengenai HIV/AIDS.
H. ANALISIS SWOT SERTA PERKIRAAN KESULITAN DAN RENCANA PENANGGULANGANNYA
• memiliki anggota yang lumayan banyak
• dana yang akan digunakan akan lumayan besar • apakah masyarakat akan antusias dalam mengiukuti acara ini
STRENGTH
WEAKNESS
OPPORTUNITY
THREAT
• memiliki beberapa anggota yang memiliki link apabila ingin meminta bantuan ke pihak-pihak yang akan diperlukan nantinya
No. 1.
Perkiraan Kesulitan Masalah dana
• terlalu santai karena pelaksanaan kegitan masih lama
Solusi Strategi
Teknis
Genjar dalam berusaha
Cepat menyelesaikan
baik dalam mengajukan
proposal untuk
proposal dan usaha
segera diserahkan ke
jualan kue, dan lain-lain. pihak kampus dan segera survei harga barang yang akan dijual.
2.
Antusias masyarakat
Harus pendekatan yang
Turun langsung ke
baik dan publikasi yang
sasaran tempat yang
genjar.
akan dituju serta publikasi langsung dengan media cetak atau informasi langsung.
I. RENCANA KERJASAMA DENGAN INSTANSI/INSTITUSI TERKAIT
NO.
MATERI KERJASAMA
PIHAK TERKAIT
WAKTU
-
-
-
-
-
-
-
-
J. TATA URUTAN KERJA
No
Waktu
Langkah Kerja
1.
Persiapan Kegiatan
2.
Pelaksanaan Kegiatan
Mulai
Berakhir
Maret
November
Desember
Desember
K. JADWAL KERJA PARIPURNA
KEGIATAN
AGUSTUS
I
Peringatan Hari HIV/AIDS
II
III
I V
SEPTEMBER
I
OKTOBER
II III IV I II III
NOVEMBER
I V
I
II III IV
DESEMBER
I
II
III
IV
DESA BINAAN UNIVERSITAS SAM RATULANGI MANADO
A. LATAR BELAKANG KEGIATAN Desa Binaan merupakan program kerja terbaru yang akan dilaksanakan oleh BEM Fakultas Kedokteran UNSRAT pada tahun 2016. Program BEM ini dilakukan untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat di desa binaan. Upaya kesejahteraan rakyat dilakukan dengan membuat program di bidang kesehatan dan berperan aktif (turut andil) dalam penanganan kesehatan. B. GAMBARAN UMUM KEGIATAN Desa binaan ini dilakukan untuk mengetahui masalah-masalah yang ada khususnya dalam bidang kesehatan. Sebelumnya dilakukan survey terlebih dahulu. Desa binaan merupakan tempat pelaksanaan baksos. Kegiatan ini dilakukan untuk mengatasi masalah-masalah kesehatan yang ada di dalam desa. C. RUMUSAN MASALAH KEGIATAN
Masalah-masalah kesehatan yang ada di desa Binaan
Obat-obatan yang diperlukan yang berkaitan dengan masalah-masalah kes ehatan
D. TUJUAN KEGIATAN Sebagai wahana pencitraan untuk mempromosikan Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Kedokteran Unsrat kepada masyarakat Menguatkan dan mengembangkan kemitraan BEM FK dengan masyarakat dan pemerintah E. TARGET KEGIATAN
Mahasiswa FK UNSRAT menjadi lebih aktif dalam penanganan masalah kese hatan yang ada di desa binaan Terwujudnya pengembangan dan peningkatan kualitas kesehatan masyarakat sesuai dengan masalah kesehatan di desa binaan.
F. SASARAN KEGIATAN
Bakti Sosial
Penyuluhan-penyuluhan tentang masalah kesehatan
G. INDIKATOR KEBERHASILAN KEGIATAN Telah mengurangi masalah kesehatan pada warga desa binaan
Telah melaksanakan edukasi kesehatan pada masyarakat H. ANALISIS SWOT SERTA PERKIRAAN KESULITAN DAN RENCANA PENANGGULANGANNYA •Sulit untuk mahasiswa FK karena pelaksanaan kegiatan yang panjang juga harus disertai follow up tiap bulan •Karena pertama kali dilaksanakan, BEMFK Unsrat belum berpengalaman pada kegiatan ini
•Karena pertama kali dilaksanakan kegiatan ini, maka bisa dibilang antusiasme anggota BEM FK Unsrat sangat tinggi untuk kegiatan ini.
STRENGTH
WEAKNESS
OPPORTUNITY
THREAT
•Jarak ke desa yang jauh
•Masyarakat antusias kegiatan
No. 1
Perkiraan Kesulitan
Solusi Strategi
Teknis
Jarak desa yang jauh
I. RENCANA KERJASAMA DENGAN INSTANSI/INSTITUSI TERKAIT
NO. 1.
MATERI KERJASAMA OBAT-OBATAN
PIHAK TERKAIT
WAKTU
DINAS KESEHATAN
MEI
KOTA MANADO
J. TATA URUTAN KERJA
No
Langkah Kerja
Waktu Mulai
Berakhir
Survei tempat desa binaan dilakukan bersamaan 1.
dengan survei tempat
April 2016
baksos
Tempat yang dijadikan tempat pelaksanaan baksos 2.
akan dipilih sebagai desa
April 2016
binaan
Dilakukan survei untuk desa binaan, untuk mengetahui 3.
masalah – masalah yang
April 2016
dihadapi warga desa binaan terutama masalah kesehatan
Berusaha mengatasi 4.
masalah kesehatan yang dihadapi warga
Mei 2016
Melakukan edukasi 5.
kesehatan pada masyarakat,
Mei 2016
melalui penyuluhan Follow up desa binaan selama 1 tahun tiap bulan 6.
(tiap bidang bergantian mem follow up desa tiap bulan).
Mei 2016
Mei 2017
K. JADWAL KERJA PARIPURNA
KEGIATAN
BULAN APRIL I
Survei tempat Bakti Sosial
Penyuluhanpenyuluhan
II
III
BULAN MEI IV
I II III IV I
BULAN
II
BULAN
BULAN
III IV I II III IV
I
II
III IV
KBM FK BERBAGI UNIVERSITAS ALKHAIRAAT
A. LATAR BELAKANG KEGIATAN Tri Dharma perguruan tinggi merupakan tiga pilar dasar pola pikir dan menjadi kewajiban bagi mahasiswa sebagai kaum intelektual di negara ini. Karena mahasiswa adalah ujung tombak perubahan bangsa kita ke arah yang lebih baik. Salah satu isi dari Tri Dharma perguruan tinggi adalah Pengabdian Kepada Masyarakat. Tindakan mengabdi kepada msyarakat yang paling sederhana ialah dengan peduli terhadap keadaan masyarakat yang ada di sekitar kita diantaranya dengan memperhatikan anak – anak yatim, LANSIA yang berada di Panti Jompo dan masih banyak kegiatan social lainnya yang dapat menumbuhkan rasa kepedulian dan pengabdian pada diri tiap mahasiswa terhadap sesama. Hal inilah yang mendorong kami untuk membentuk Program Kerja yakni KBM Fk Berbagi sebagai bentuk nyata dari salah satu isi Tri Dharma perguruan tinggi yakni “Pengabdian kepada Masyarakat”.
B. GAMBARAN UMUM KEGIATAN Bekerja sama dengan Kementrian Kerohanian yakni dari hasil pengumpulan dana Jum’at Berkah. Uang hasil pengumpulan Jum’at berkah tersebut akan digunakan untuk membeli segala hal yang diperlukan yang akan di sumbangkan kepada masyarakat sekitar yang membutuhkan baik itu anak – anak panti asuhan, para Lansia dan murid – murid yang berada di sekolah yang tidak mampu. Selain berasal dari dana Jum’at Berkah, panitia juga menerima sumbangan barang layak pakai dari KBM FK Unisa yang nantinya barang tersebut akan di sumbangkan kepada masyarakat yang membutuhkan. Selain menyumbangkan sumbangan, di sekolah akan diadakan kegiatan edukasi cara mencuci tangan dan menggosok gigi yang baik dan benar dan di Panti Jompo akan diladakan pemeriksaan kesehatan gratis dan senam LANSIA.
C. RUMUSAN MASALAH KEGIATAN Bagaimana cara mewujudnyatakan isi Tri Dharma perguruan tinggi mengenai pengabdian terhadap masyarakat ?
D. TUJUAN KEGIATAN
Meningkatkan rasa peduli dan kasih sayang terhadap sesama yang membutuhkan.
Mewujudnyatakan salah satu isi Tri Dharma perguruan tinggi, “Pengabdian pada Masyarakat”.
E. TARGET KEGIATAN
Murid – murid Sekolah dapat memiliki peralatan tulis yang cukup Anak – anak panti asuhan dan para Lansia mendapatkan bantuan berupa bahan makanan dan barang layak pakai.
Kualitas hidup anak – anak panti asuhan dan para Lansia dapat membaik
F. SASARAN KEGIATAN
Anak – anak Panti Asuhan Lansia di Panti Jompo Sekolah – sekolah Dasar di Kota Palu yang tidak mampu
G. INDIKATOR KEBERHASILAN KEGIATAN
Berhasil : Kegiatan KBM FK Berbagi dapat dilaksanakan 3x dalam kepenguru san serta sumbangan dapat tersalurkan dengan baik. Cukup : Kegiatan KBM FK Berbagi dilaksanakan 2x dalam kepengurusan ser ta sumbangan dapat tersalurkan dengan baik. Tidak berhasil : Kegiatan tidak dilaksanakan
H. ANALISIS
SWOT
SERTA
PENANGGULANGANNYA
PERKIRAAN
KESULITAN
DAN
RENCANA
• Lanjuttan dari Program Kerja Jum'at Berkah sehingga mudah dalam penyaluran sedekahnya • Merupakan kegiatan sosial yang membuat mahasiswa tertarik untuk berpartisipasi dengan beramal
• Kesibukkan mahasiswa sehingga hanya sedikit yang terlibat dalam kegiatan. • Padatnya jadwal kuliah dan banyaknya tugas
STRENGTH
WEAKNESS
OPPORTUNITY
THREAT • no threat
• Dukungan dan keterlibatan langsung dari petnggi fakultas dalam kegiatan • merupakan wujud tri darma perguruan tinggi yaitu pengabdian kepada masyarakat yang berperan untuk melatih mahasiswa dalam bersosialisasi langsung ke masyarakat
No.
Perkiraan Kesulitan
Solusi Strategi
Teknis
I. RENCANA KERJASAMA DENGAN INSTANSI/INSTITUSI TERKAIT (berisitentanginstitusi yang kemungkinanakandiajakbekerjasamaatausudahbekerjasamadalammenjalankan program kerjatersebut) NO.
MATERI KERJASAMA
PIHAK TERKAIT
WAKTU
-
-
-
-
-
-
TATA URUTAN KERJA No
Langkah Kerja
Waktu
1.
2.
3.
Pengumpulan Dana Jumat Berkah I KBM FK Berbagi I ( Panti Asuhan ) Pengumpulan Dana Jumat Berkah II
Mulai
Berakhir
Januari 2016
Maret 2016
Maret 2016
Maret 2016
April 2016
Juni 2016
Juni 2016
Juni 2016
Juli 2016
September 2016
September 2016
September 2016
KBM FK Berbagi II ( 4.
Sekolah yang tidak mampu )
5.
6.
Pengumpulan Dana Jumat Berkah III KBM FK Berbagi III ( Panti Jompo)
K. JADWAL KERJA PARIPURNA
KEGIATAN
I KBM FK Berbagi I KBM FK Berbagi II KBM FK Berbagi III
BULAN
BULAN
BULAN
MARET
JUNI
SEPTEMBER
II
III
IV
I II III IV I II III
IV
BULAN
BULAN
I II III IV
I
II
III IV
CHILD CARING DAY UNIVERSITAS NUSA CENDANA
A. LATAR BELAKANG KEGIATAN Di NTT masih banyak kasus gizi buruk dan masih banyaknya orang tua yang tidak rutin untuk melalukan pemeriksaan status gizi anak.
B. GAMBARAN UMUM KEGIATAN Pada kegiatan ini, institusi kami akan melakukan pemeriksaan status gizi pada anak-anak di salah satu SD di Desa yang memiliki prevalensi gizi buruk yang tinggi. Isi kegiatannya adalah pemeriksaan antropometri anak dan tentukan status gizi dari anak tersebut. Setelah itu dokter yang membantu kami akan menuliskan saran-saran apa apa saja yang diberikan pada orang tua terkait pengukuran status gizi pada anaknya. Diakhir kegiatan akan di lakukan beberapa games berhadiah untuk anak-anak SD dan pembagian susu gratis.
C. RUMUSAN MASALAH KEGIATAN Di harapkan para orang tua setelah mengetahui status gizi anaknya dapat memberikan nutrisi yang sesuai bagi anaknya agar kasus gizi buruk dapat menurun di daerah tersebut.
D. TUJUAN KEGIATAN Meningkatkan kesadaran orang tua tentang status gizi anak dan pemberian asupan makanan yang baik untuk anak-anaknya
E. TARGET KEGIATAN Menjadikan masyarakat khususnya orang tua lebih peka terhadap keadaan anakanaknya
F. SASARAN KEGIATAN Anak-anak dan orang tua
G. INDIKATOR KEBERHASILAN KEGIATAN Jumlah peserta 75 orang
H. ANALISIS SWOT SERTA PERKIRAAN KESULITAN DAN RENCANA PENANGGULANGANNYA (berisitentanganalisis SWOT dari program kerjatersebutditinjaudarisudutpandanginstitusipencetus program kerjadanperkiraankesulitan yang mungkinakandihadapisehinggadapatmembukapikiraninstitusi lain yang membacaprokertersebutdansekaligussebagai media berbagipengalaman) • membantu para orang tua agar mengetahui status gizi anaknya
•kekurangan waktu untuk rapat dan penetuan lokasi secara tepat
STRENGTH
WEAKNESS
OPPORTUNITY
THREAT
•tidak ada
No. 1
Perkiraan Kesulitan Sulitnya untuk rapat
Solusi Strategi Akan di laksanakan
kepanitiaan bulan bakti rapat via Line (tatap muka) 2
Teknis
I. RENCANA KERJASAMA DENGAN INSTANSI/INSTITUSI TERKAIT
NO.
MATERI KERJASAMA
PIHAK TERKAIT
WAKTU
J. TATA URUTAN KERJA
No
1
2
Langkah Kerja Penentuan tanggal bulan bakti Pembentukan kepanitiaan
Waktu Mulai
Berakhir
12 maret
12 maret
19 maret
22 maret
3
Rapat 1 kepanitiaan
28 Maret
28 maret
4
Survei lokasi kegiatan
31 maret
2 April
5
Rapat 2 kepanitiaan
8 april
10 april
6
Pelaksanaan kegiata
23 april
23 april
K. JADWAL KERJA PARIPURNA
KEGIATAN
BULAN I
Child carring day
II
III
BULAN IV
BULAN
BULAN
I II III IV I II III IV I II III IV
BULAN I
II
III IV