PENDEKATAN PEMBELAJARAN VISUALIZATION, AUDITORY, KINESTETIC (VAK) UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA (PECAHAN) PADA SISWA KELAS VI SD NEGERI 2 SRIBIT TAHUN PELAJARAN 2014/2015 Sri Mulyani* Abstrak: Tujuan penelitian ini adalah meningkatkan hasil belajar matematika (menyederhanakan pecahan) menggunakan pendekatan pembelajaran Visualization, Auditory, Kinestetic (VAK). Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas bersifat kolaboratif antara peneliti/guru kelas VI sebagai pelaku tindakan kelas, dan kepala sekolah sebagai subjek yang membantu dalam perencanaan dan pengumpulan data. Subjek penelitian yang dikenai tindakan adalah siswa kelas VI SD Negeri 2 Sribit yang berjumlah 31 siswa. Analisis data secara deskriptif kualitatif dengan metode alur. Hasil penelitian ini menunjukkan adanya peningkatan hasil belajar siswa dalam pembelajaran matematika. Hal ini dapat dilihat dari keaktifan siswa dalam: 1) mengajukan pertanyaan kepada guru meningkat 2) mengerjakan soal di depan kelas meningkat 3) mengemukakan ide meningkat 4) menjawab pertanyaan meningkat 5) prestasi matematika pada tes akhir meningkat.. Kesimpulan penelitian ini adalah penerapan pendekatan pembelajaran Visualization, Auditory, Kinestetic (VAK) dalam pembelajaran matematika dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Kata kunci : peningkatan, hasil belajar, Visualization, Auditory, Kinestetic. PENDAHULUAN Matematika merupakan salah satu bidang studi yang mempunyai peranan penting dalam dunia pendidikan. Hal ini dapat dilihat dari banyaknya jam mata pelajaran ini dibandingkan mata pelajaran lain. Pelajaran matematika dalam pelaksanaan pendidikan diberikan kepada semua jenjang pendidikan dimulai dari sekolah dasar sampai perguruan tinggi. Proses belajar mengajar matematika yang baik adalah guru harus mampu menerapkan suasana yang dapat membuat murid antusias terhadap persoalan yang ada sehingga mereka mampu mencoba memecahkan persoalannya (Mulyono, 2003: 13). Proses pembelajaran membutuhkan metode yang tepat. Kesalahan menggunakan metode, dapat menghambat tercapainya tujuan pendidikan yang
diinginkan. Dampak yang lain adalah rendahnya kemampuan bernalar siswa dalam pembelajaran matematika. Berdasarkan uraian diatas Ahmad Rohani (Ahmad Rohani, 2004: 6) menyatakan bahwa pelajaran matematika cenderung dipandang sebagai mata pelajaran yang “kurang diminati” atau “kalau bisa dihindari” oleh sebagian siswa dan kurangnya kesabaran bahwa aliran-aliran yang ada dalam matematika mengajarkan untuk dapat berpikir lagi, rasional kritis, cermat, efisien dan efektif. Mengingat pentingnya belajar matematika, seorang guru matematika dituntut untuk memahami dan mengembangkan suatu metode pengajaran di dalam kelas untuk mencapai suatu tujuan pembelajaran. Hal ini juga bertujuan agar dapat mengurangi rasa jenuh pada siswa dan juga rasa takut pada mata pelajaran matematika.
* Tenaga Pengajar di SD Negeri 2 Sribit, Delanggu
Magistra No. 94 Th. XXVII Desember 2015 ISSN 0215-9511
87
Pendekatan Pembelajaran Visualization, Auditory, Kinestetic (VAK).....
Berkaitan dengan masalah di atas, pada kegiatan pembelajaran matematika yang terjadi di SD
pendekatan pembelajaran Visualization, Auditory, Kinestetic (VAK) dianggap dapat meningkatkan
Negeri 2 Sribit ditemukan keragaman masalah sebagai berikut : (1) Keaktifan siswa dalam mengikuti pelajaran tidak tampak. Para siswa jarang sekali mengajukan idenya, walaupun guru berulang kali meminta agar
keaktifan siswa karena dengan pendekatan ini siswa dapat menyerap informasi lebih cepat dan mudah selama pendekatan pembelajaran Visualization, Auditory, Kinestetic (VAK) ini sesuai dengan tujuan
siswa bertanya jika ada hal-hal yang belum paham, (2) Kemandirian siswa dalam menyelesaikan soal-soal matematika juga belum tampak. Ditemukan siswa yang malas menger jakan soal-soal latihan,
pembelajaran matematika yang sebenarnya. Berdasarkan pembatasan masalah di atas maka penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut: 1.
mengerjakan pekerjaan rumah dan biasanya siswa baru menulis setelah soal dikerjakan oleh guru Untuk mencapai keberhasilan dalam pembelajaran matematika, maka membuat para guru untuk terus berusaha menyusun dan menetapkan strategi pembelajaran yang paling efektif dan efisien untuk membantu peserta didik dalam mencapai tujuan yang telah dirumuskan (Hamzah Uno, 2007: 28). Penyajian bermacam-macam metode mengajar dan aplikasinya dalam pengajaran matematika ialah agar siswa dan guru memiliki pengetahuan yang luas tentang metode-metode dan memiliki keterampilan untuk menerapkannya. Salah satu metode yang akan diterapkan yaitu pembelajaran matematika dengan menggunakan pendekatan pembelajaran Visualization, Auditory, Kinestetic (VAK). Dalam pendekatan pembelajaran Visualization, Auditory, Kinestetic (VAK) dipusatkan pada cara belajar siswa dengan langkah yang sistematis yaitu belajar melalui melihat sesuatu, belajar melalui mendengar sesuatu dan belajar melalui aktivitas fisik dan keterlibatan langsung. Dengan melalui pendekatan pembelajaran Visualization, Auditory, Kinestetic (VAK) diharapkan ada peningkatan yang signifikan. Guru sebagai mitra peneliti sangat mendukung dalam upaya pencapaian kondisi tersebut. Melalui
88
Adakah peningkatan keaktifan belajar siswa selama proses pembelajaran matematika penyederhanaan pecahan melalui pendekatan pembelajaran Visualizatioan, Auditory, Kinestetic (VAK)?
2.
Adakah peningkatan hasil belajar matematika pada penyederhanaan pecahan dengan menggunakan pendekatan pembelajaran Visualization, Auditory, Kinestetic (VAK)?
Sejalan dengan permasalahan diatas maka secara garis besar penelitian ini bertujuan sebagai berikut: 1.
Untuk meningkatkan hasil belajar matematika dalam penyederhanaan pecahan dengan menggunakan pendekatan pembelajaran Visualization, Auditory, Kinestetic (VAK) di SD negeri 2 Sribit.
2.
Untuk mendiskripsikan keaktifan belajar siswa dalam belajar matematika dalam penyederhanaan pecahan dengan menggunakan pendekatan pembelajaran Visualization, Auditory, Kinestetic (VAK) di SD Negeri 2 Sribit. Visualization, Auditory, Kinestetic (VAK)
adalah metode belajar mengajar yang memberikan kesempatan kepada siswa untuk belajar sesuai dengan gaya belajar yang mereka miliki dengan demikian siswa dapat menyerap fakta-fakta secara efisien.
Magistra No. 94 Th. XXVII Desember 2015 ISSN 0215-9511
Pendekatan Pembelajaran Visualization, Auditory, Kinestetic (VAK).....
Prosedur dari pendekatan pembelajaran Visualization, Auditory, Kinestetic (VAK) sebagai berikut : a. Guru menjelaskan materi pecahan kemudian memberikan contoh dengan alat peraga kepada siswa sesuai dengan pokok bahasan pecahan dalam permasalahan kehidupan sehari-hari, b. Guru mengelompokkan siswa, masing-masing kelompok terdiri dari empat sampai lima siswa, c. Guru memberikan latihan soal kesiswa kemudian siswa diminta untuk mempresentasikan hasil kerja kelompoknya didepan kelas, d. Guru membuat catatan penting dipapan tulis pada saat prosesi terjadi, e. Guru menyimpulkan materi pelajaran, f. Guru memberikan latihan mandiri ke siswa. Sebagai penelitian tindakan kelas (PTK), penelitian ini memberikan manfaat pada pembelajaran matematika, yaitu : 1. Manfaat teoritis, Penelitian ini dapat memberikan sumbangan terhadap pembelajaran matematika terutama pada peningkatan keaktifan dan prestasi belajar siswa yang menggunakan pendekatan pembelajaran Visualization, Auditory, Kinestetic (VAK), 2. Manfaat Praktis : a. Bagi guru, 1) Membantu guru dalam meningkatkan keaktifan siswa saat proses belajar mengajar, 2) Membantu guru dalam meningkatkan prestasi belajar siswa dengan menggunakan pendekatan pembelajaran Visualization, Auditory, Kinestetic (VAK).b. Bagi siswa: 1) Meningkatkan keaktifan siswa dalam pr oses pembelajaran matematika. 2) Meningkatkan prestasi belajar siswa dalam pembelajaran matematika, Siswa lebih termotivasi dan berminat dalam mengikuti proses pembelajaran
KAJIAN TEORI 1. Pengertian Belajar Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya (Slameto, 2003: 2). Belajar adalah modifikasi atau memperteguh kelakuan melalui pengalaman (Hamalik, 2008: 27). Menurut pengertian ini belajar merupakan suatu proses, suatu kegiatan dan bukan suatu hasil atau tujuan. Belajar bukan hanya mengingat, akan tetapi lebih luas dari itu, yakni mengalami. Hasil belajar bukan suatu penguasaan hasil latihan melainkan pengubahan kelakuan. Unsur-unsur dinamis dalam proses belajar terdiri dari: 1) motivasi dorongan untuk berbuat, 2) bahan belajar, yakni materi yang dipelajari, 3) alat bantu belajar, yakni alat yang digunakan untuk membantu siswa melakukan kegiatan belajar, 4) suasana belajar, yakni keadaan lingkungan fisik dan psikologis yang menunjang belajar, 5) kondisi subjek belajar, ialah keadaan jasmani dan mental untuk melakukan kegiatan belajar. 2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Belajar Menurut Slameto (2003: 54-71), faktor-faktor yang mempengaruhi belajar siswa adalah sebagai berikut: a)
Faktor intern : (1) Faktor jasmani yang meliputi faktor kesehatan dan cacat tubuh, (2) Faktor psikologi yang meliputi intelegensi, perhatian, minat, bakat, motif, kematangan, dan kesiapan, (3) Faktor kelelahan yaitu kelelahan jasmani dan rohani.
Magistra No. 94 Th. XXVII Desember 2015 ISSN 0215-9511
89
Pendekatan Pembelajaran Visualization, Auditory, Kinestetic (VAK).....
b)
Faktor ekstern : (1) Faktor keluarga meliputi cara orang tua mendidik, relasi antar anggota keluarga, suasana rumah, keadaan ekonomi keluarga, pengertian orang tua, latar belakang kebudayaan, (2) Faktor sekolah meliputi metode mengajar, kurikulum, relasi guru dengan
e)
bahan belajar membuat siswa bergairah untuk mengatasinya. Bahan belajar yang baru yang banyak mengandung masalah membuat siswa tertantang untuk mempelajarinya. f)
penguatan yang segera diperoleh siswa setelah belajar akan membuat siswa untuk belajar lebih giat dan bersemangat. Misalnya siswa belajar sungguh-sungguh dan mendapat nilai yang baik
kegiatan siswa dalam masyarakat, mass media, teman bergaul, dan bentuk kehidupan masyarakat.
maka siswa tersebut akan belajar lebih giat untuk mendapat nilai yang lebih baik. g)
c)
Perhatian dan motivasi, perhatian mempunyai peranan yang penting dalam kegiatan belajar. Perhatian terhadap pelajaran akan timbul pada siswa apabila bahan pelajaran sesuai dengan kebutuhannya. Sedangkan motivasi adalah tenaga yang menggerakkan dan mengarahkan aktivitas seseorang. Keaktifan, dalam setiap proses belajar siswa menampakkan keaktifan. Keaktifan fisik berupa membaca, mendengar, menulis, berlatih keterampilan-keterampilan dan sebagainya.
4. Hasil Belajar Pengertian Hasil Belajar Hasil belajar adalah pola-pola perbuatan, nilainilai, pengertian-pengertian, sikap-sikap, apresiasi dan keterampilan. Merujuk pemikiran Gagne (dalam Suprijono, 2009: 5-6), hasil belajar berupa: a)
diajarkan guru seperti halnya pisau jika selalu diasah akan semakin tajam.
90
verbal
yaitu
kapasitas
bahasa, baik lisan maupun tertulis. Kemampuan merespons secara spesifik terhadap rangsangan spesifik. Kemampuan tersebut
Keterlibatan langsung/berpengalaman, belajar sebaiknya dialami melalui perbuatan langsung. Belajar dilakukan siswa secara aktif,
Pengulangan, dengan pengulangan maka siswa akan semakin memahami materi yang
Informasi
mengungkapkan pengetahuan dalam bentuk
tidak memer lukan manipulasi simbol,
baik individual maupun kelompok dengan cara memecahkan masalah. d)
Perbedaan individual. Siswa merupakan individual yang unik artinya tidak ada dua orang siswa yang sama persis, tiap siswa memiliki perbedaan dengan yang lain. Perbedaan itu terdapat pada karakteristik psikis, kepribadian dan sifat-sifatnya.
Menurut Dimyati dan Mudjiyono (2006: 42-49), prinsip-prinsip belajar adalah sebagai berikut:
b)
Balikan dan penguatan, balikan dan
siswa, relasi siswa dengan siswa, disiplin sekolah, pelajaran dan waktu sekolah, standar pelajaran, keadaan gedung, metode belajar dan tugas rumah, (3) Faktor masyarakat meliputi
3. Prinsip-prinsip Belajar
a)
Tantangan, tantangan yang dihadapi dalam
pemecahan masalah maupun penerapan aturan. b)
Keterampilan intelektual, yaitu kemampuan mempresentasikan konsep dan lambang. Keterampilan intelektual terdiri dari kemampuan mengategorisasi, kemampuan
Magistra No. 94 Th. XXVII Desember 2015 ISSN 0215-9511
Pendekatan Pembelajaran Visualization, Auditory, Kinestetic (VAK).....
analisis-sintesis fakta-konsep dan mengembangkan prinsip-prinsip keilmuan. Keterampilan intelektual merupakan kemampuan melakukan aktivitas kognitif secara khas. c)
diatas
dapat
disimpulan bahwa hasil belajar adalah hasil usaha anak setelah melalui kegiatan belajar yang menggambarkan penguasaan siswa terhadap materi pelajaran yang ditunjukkan dengan nilai tes atau angka nilai yang diberikan oleh guru dalam kurun waktu tertentu.
kognitifnya sendiri. Kemampuan ini meliputi penggunaan konsep dan kaidah dalam
5. Variabel yang Menentukan Keberhasilan Belajar
Keterampilan motorik yaitu kemampuan melakukan serangkaian gerak jasmani dalam urusan dan koordinasi, sehingga terwujud otomatisme gerak jasmani.
e)
pendapat
Strategi kognitif yaitu kecakapan menyalurkan dan mengarahkan aktivitas
memecahkan masalah. d)
Berdasarkan
Sikap adalah kemampuan menerima atau menolak objek berdasarkan penilaian terhadap objek tersebut. Sikap berupa kemampuan menginternalisasi dan eksternalisasi nilai-nilai. Sikap merupakan kemampuan menjadikan nilainilai sebagai standar perilaku.
Menurut Bloom (dalam Suprijono, 2009: 6-7), hasil belajar mencakup kemampuan kognitif, afektif dan psikomotorik. Domain kognitif adalah knowledge (pengetahuan, ingatan), comprehension (pemahaman, menjelaskan, meringkas, contoh), application (menerapkan), analysis (menguraikan, menentukan hubungan), syntesis (mengorganisasikan, merencanakan, membentuk bangunan baru), dan evaluation (menilai). Domain afektif adalah receiving (sikap menerima), valving (nilai), organization (organisasi), characteriza-tion (karakterisasi). Domain psikomotorik meliputi initiatory, preroutine, dan rountinized. Psikomotor juga mencakup keterampilan produksi, teknik, fisik, sosial, manajerial, dan intelektual.
Magistra No. 94 Th. XXVII Desember 2015 ISSN 0215-9511
Menur ut Usman (1994: 16-28) dalam menciptakan kondisi pembelajaran yang efektif sedikitnya ada lima jenis variabel yang menentukan keberhasilan belajar siswa, diantaranya adalah: a) Melibatkan Siswa secara Aktif Betapa pentingnya aktivitas belajar siswa dalam proses belajar mengajar. Aktivitas belajar siswa yang dimaksud di sini adalah aktivitas jasmaniah dan aktivitas mental. b) Menarik Minat dan Perhatian Siswa Minat merupakan suatu sifat yang relatif menetap pada diri seseorang, sedangkan perhatian sifatnya sementara, adakalanya timbul adakalanya menghilang. Dalam kegiatan belajar di dapati dua tipe perhatian, yaitu: (1) Perhatian terpusat, yaitu perhatian yang hanya tertuju pada satu objek saja (2) Perhatian terbagi, yaitu perhatian tertuju kepada berbagai hal atau objek secara sekaligus. 6. Matematika Menurut Johson dan Myklebust dalam mulyono (2003 : 252) “Matematika adalah bahasa simbolis yang fungsi praktisnya untuk mengekspresikan hubungan-hubungan kuantitatif dan keruangan
91
Pendekatan Pembelajaran Visualization, Auditory, Kinestetic (VAK).....
sedang fungsi teoritisnya adalah untuk memudahkan berfikir”
8.
Penerapan Pendekatan Pembelajaran
Menurut Kline dalam Mulyono (2003 : 252)
Visualization, Auditory, Kinestetic (VAK) Pada Matematika Materi Pecahan.
“Matematika adalah bahasa simbolis dan ciri utamanya adalah penggunaan cara bernalar
Pendekatan pembelajaran Visualization, Auditory, Kinestetic (VAK) adalah metode belajar
deduktif, tetapi juga tidak melupakan cara bernalar induktif”
mengajar yang memberikan kesempatan kepada siswa untuk belajar sesuai dengan gaya belajar yang mereka milik Pr osedur dari strategi
7. Pendekatan Pembelajaran Visualization, Auditory, Kinestetic (VAK). Colin Rose dan Malcolm dalam bukunya Accelerated Learning menyebutkan bahwa pendekatan pembelajaran Visualization, Auditory, Kinestetic (VAK) adalah pendekatan pembelajaran pembelajaran yang memperhatikan tiga gaya belajar dan komunikasi yang berbeda yaitu :
pembelajaran Visualization, Auditory, Kinestetik sebagai berikut : Langkah-langkah pembelajaran I. Kegiatan Awal 1. Berdo’a.
a. Visual adalah belajar melalui melihat sesuatu dengan melihat gambar atau diagaram.
2. Guru mengingatkan tentang materi sebelumnya dan menanyakan apakah ada kesulitan dalam mengerjakan PR pada pertemuan sebelumnya.
b. Auditori adalah belajar melalui mendengar sesuatu dengan melalui kaset audio, ceramah, diskusi, debat dan instruksi verbal.
3. Siswa mempersiapkan diri mengikuti pembelajaran dan mengeluarkan PRnya serta membahasnya bersama-sama guru.
c. Kinestetik adalah belajar melalui aktivitas fisik dan keterlibatan langsung dengan bergerak menyentuh dan merasakan/mengalami sendiri. (Colin Rose dan Malcolm, 2002 : 130)
4. Mengelompokkan siswa, masing-masing kelompok terdiri dari empat sampai lima siswa.
Dari uraian di atas maka pembelajaran dengan pendekatan pembelajaran Visualization, Auditory, Kinestetic (VAK) adalah metode belajar mengajar yang memberikan kesempatan kepada siswa untuk belajar sesuai dengan gaya belajar yang mereka miliki dengan demikian siswa dapat menyerap fakta-fakta secara efisien.
II. Kegiatan Inti 1. Guru memberitahukan materi yang akan diajarkan. 2. Guru memperlihatkan barang-barang yang akan digunakan dalam percobaan yaitu sedotan dan gunting, kemudian membagikan kepada masing-masing kelompok. 3. Guru meminta siswa untuk melakukan percobaan, guru memberikan instruksi a. Guru meminta siswa memotong apel pada kelompok I dan II menjadi 2 bagian yang sama besar, apel kelompok III dan
92
Magistra No. 94 Th. XXVII Desember 2015 ISSN 0215-9511
Pendekatan Pembelajaran Visualization, Auditory, Kinestetic (VAK).....
IV menjadi 3 bagian sama besar, apel kelompok V dan VI menjadi 4 bagian sama besar, dan apel kelompok VII dan VIII menjadi 6 bagian sama besar. b. Guru meminta siswa mengoperasikan pecahan. 1) 2/6 bagian apel dikurangi dengan 1/6 bagian apel.
siswa mengalami kesulitan, kemudian siswa dan guru membahas soal bersama-sama. Alokasi waktu : 40 menit III.Kegiatan Akhir 1. Guru memberikan latihan mandiri ke siswa 2. Guru mengakhiri pembelajaran dengan memberikan tugas rumah. Alokasi waktu : 10 menit
2) 4/4 bagian apel dikurangi dengan 3/4 bagian apel. 3) 1/3 bagian apel dikurangi dengan 1/6 bagian apel 4) 1/2 bagian apel dikurangi dengan 1/3 bagian apel c. Masing-masing kelompok diminta untuk menyimpulkan hasil pekerjaannya dan mempresentasikan di depan kelas d. Masing-masing kelompok diminta memberi tanggapan terhadap hasil percobaan kelompok lain.
9. Materi Pecahan Menyederhanakan pecahan pada dasarnya adalah mencari pecahan senilai yang paling sederhana. Caranya yaitu dengan membagi pembilang dan penyebut dengan bilangan yang sama sampai tidak dapat dibagi lagi. Pecahan lebih cepat disederhanakan dengan membagi pembilang dan penyebut dengan FPB-nya. Mari kita perhatikan contoh penyelesaiannya berikut ini :
4. Guru memberikan kesimpulan dan penilaian tehadap hasil kerja masing-masing kelompok. 5. Guru memberikan penjelasan mengenai pengurangan pecahan yang berpenyebut sama dan yang berpenyebut berbeda. 6. Guru mempersilakan kepada siswa untuk bertanya bila mengalami kesulitan, dan menjelaskan kembali bila ada siswa yang merasa belum jelas. 7. Guru memberikan soal latihan kepada siswa secara individu. 8. Siswa mengerjakan soal latihan, guru berkeliling dan memberikan bantuan bila
Magistra No. 94 Th. XXVII Desember 2015 ISSN 0215-9511
93
Pendekatan Pembelajaran Visualization, Auditory, Kinestetic (VAK).....
(action), 3. mengumpulkan data (observing), dan 4. menganalisis data atau informasi untuk memusatkan sejauh mana kelebihan atau kelemahan tindakan tersebut. Penelitian tindakan ditandai dengan adanya perbaikan yang terus menerus sehingga tercapai sasaran dari penelitian tersebut. Perbaikan tersebut
10. Hipotesis Tindakan Menurut sutrisno Hadi yang dikutip oleh suharsimi Arikunto (Suharsimi Arikunto, 2006 : 71) hipotesis merupakan suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap permasalahan penelitian, sampai terbukti melalui data yang terkumpul. Berdasarkan kajian teori dapat dirumuskan sebagai berikut “Penerapan pendekatan pembelajaran Visualization, Auditory, Kinestetic (VAK) pada pembelajaran matematika akan meningkatkan hasil belajar siswa. Selanjutnya peningkatan hasil belajar siswa juga berdampak pada peningkatan prestasi siswa”. METODE PENELITIAN Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) atau Classroom Action Research
dilakukan pada setiap siklus yang telah dirancang oleh penlitian subjek yang membantu penelitian. PTK bercirikan perbaikan terus menerus sehingga kepuasan peneliti menjadi tolak ukur berhasilnya (berhentinya) siklus-siklus tersebut. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan tindakan berbasis kelas. Suatu penelitian yang sifat praktis dan situasional, kondisional, dan kontekstual berdasarkan permasalahan yang muncul dalam kegiatan seharihari. Penelitian ini diharapkan dapat menghasilakan cara-cara untuk meningkatkan aktivitas siswa sehingga dapat menunjang keberhasilan siswa. Guru dan kepala sekolah melibatkan diri sejak 1) dialog awal, 2) perencanaan tindakan, 3) pelaksanaan tindakan, observasi, dan monitoring, 5) refleksi, 6) evaluasi, dan 7) penyimpulan hasil ber upa pengertian dan pemahaman.
(CAR). Menurut Suharsimi Arikunto PTK adalah suatu penelitian yang dilakukan oleh guru kelas atau di sekolah tempat ia mengajar dengan penekanan pada penyempurnaan atau peningkatan proses dan praksis pembelajaran (Suharsimi Arikunto,2006 : 96). Penelitian ini dilakukan melalui proses kolaborasi antara guru kelas dan kepala sekolah. PTK merupakan kegiatan pemecahan masalah yang bercirikan siklik dan reflektif yang dimulai dari 1. perencanaan (planning), 2. pelaksanaan tindakan
94
Magistra No. 94 Th. XXVII Desember 2015 ISSN 0215-9511
Pendekatan Pembelajaran Visualization, Auditory, Kinestetic (VAK).....
Langkah-langkah penelitian untuk setiap siklus perlakuan pembelajaran matematika adalah sebagai berikut: Dialog Awal
Perencanaan
Tindakan I
Refleksi
Observasi dan Monitoring
Putaran I Evaluasi
Pengertian dan Pemahaman
Perencanaan Terevisi
Refleksi
Tindakan I
Observasi dan Monitoring
Evaluasi
Pengertian dan Pemahaman Putaran II Seterusnya sesuai dengan alokasi waktu tahapan tindakan yang direncanakan
Gambar 1 Modifikasi dari Kemmis dan Mc. Tanggart (Sutama, 2000:92)
Magistra No. 94 Th. XXVII Desember 2015 ISSN 0215-9511
95
Pendekatan Pembelajaran Visualization, Auditory, Kinestetic (VAK).....
Penjelasan: Dialog Awal Dialog awal merupakan langkah pertama penelitian yang dilakukan peneliti. Dengan dialog awal ini, guru kelas dan kepala sekolah membuat suatu kesepakatan bersama untuk mendukung penelitian agar berjalan dengan lancar dan mengumpulkan faktafakta yang digunakan untuk melengkapi kajian teori yang ada. peserta dialog membicarakan pendekatan pembelajaran yang akan dipr aktekkan dan dikembangkan dalam penelitian. Dan juga cara-cara untuk meningkatkan keaktifan siswa dalam belajar matematika. Permasalahan yang ditemukan pada dialog awal yaitu: 1. Siswa merasa malu untuk bertanya pada guru. 2. Siswa enggan mengerjakan soal-soal yang diberikan oleh guru. 3. Siswa tidak ada yang maju mengerjakan soal dipapan tulis. 4. Siswa malas mengerjakan PR Setelah mengetahui masalah yang terjadi , peneliti memberikan solusi dengan menawarkan suatu pengajaran menggunakan pendekatan pembelajaran Visualization, Auditory, Kinestetic (VAK). Diharapkan pendekatan pembelajaran ini mampu untuk menjadikan siswa lebih aktif dan mengatasi permasalahan yang ada. 1. Pelaksanaan Tindakan Penyusunan perencanaan tindakan diputuskan dan disepakati setelah dialog awal dilakukan. Langkah-langkah yang dilakukan adalah : a.
Memperbaiki kompetensi material guru dalam bidang matematika. Setiap guru pasti menemui masalah dalam mengajar, sehingga akan lebih baik jika guru
b. Identifikasi masalah dan penyebabnya. Tindakan yang disepakati untuk mengidentifikasi masalah peningkatan keaktifan siswa dalam pembelajaran matematika melalui pendekatan pembelajaran Visualization, Auditory, Kinestetic (VAK) yaitu : 1.diskusi antara kepala sekolah, guru kelas VI/peneliti, 2, observasi pendahuluan. Setelah mendapati masalah di atas, diskusi dilanjutkan untuk mengidentifikasi factor-faktor penyebab masalahnya. Dengan memahami berbagai kemungkinan penyebab masalah, maka suatu tindakan dapat dikembangkan. c. Perencanaan solusi masalah Solusi yang ditawarkan untuk mengatasi permasalahan usaha peningkatan keaktifan siswa dalam pembelajaran matematika yaitu dengan menentukan pendekatan pembelajaran yang tepat. Pendekatan pembelajaran yang digunakan yaitu pendekatan pembelajaran Visualization, Auditory, Kinestetic (VAK), adapun langkah-langkahnya sebagai berikut : 1) Guru menjelaskan materi pecahan di depan kelas kepada siswa. 2) Guru memberikan contoh dengan alat peraga kepada siswa sesuai dengan pokok bahasan penyederhanaan pecahan. 3) Guru mengelompokkan siswa yang terdiri dari 4 sampai dengan 5 siswa 4) Guru memberikan latihan soal kesiswa kemudian siswa diminta untuk mempresentasikan di depan kelas 5) Guru menyimpulkan materi pelajaran. 6) Guru memberikan latihan mandiri kesiswa
mengajukan masalah yang ada.
96
Magistra No. 94 Th. XXVII Desember 2015 ISSN 0215-9511
Pendekatan Pembelajaran Visualization, Auditory, Kinestetic (VAK).....
2. Pelaksanaan Tindakan Pelaksanaan tindakan dilaksanakan berdasarkan pada perencanaan, namun tindakan tidak mutlak dikendalikan oleh rencana. Oleh karena itu rencana tindakan harus tentative dan sementara, fleksibel, dan siap diubah sesuai dengan keadaan yang ada sebagai usaha kearah perbedaan. Tindakan ini mengacu pada pembelajaran dengan pendekatan pembelajaran Visualization, Auditory, Kinestetic (VAK) dimana peneliti selalu berusaha menghadirkan persoalanpersoalan aktual di dunia nyata yang relevan. 3. Observasi Observasi adalah usaha merekam semua peristiwa dan kegiatan yang terjadi selama tindakan berlangsung. Observasi itu harus bersifat terbuka pandangan dan pikirannya. Observer atau peneliti mengamati proses pembelajaran dan mengumpulkan data mengenai segala sesuatu yang terjadi pada proses pembelajaran, baik yang terjadi pada guru, siswa maupun situasi sekolah. Observasi hanya mencatat apa yang dilihat dan didengar sekaligus memberikan penilaian. 4. Refleksi dan Evaluasi Refleksi dan evaluasi dilakukan secara beruntun, data kulitatif dan kuantitatif ditangkap dalam evaluasi. Data kualitatif diperoleh selama observasi yaitu meliputi menyampaikan materi ajar secara sistematis, simple, dan menggunakan pendekatan pembelajaran Visualization, Auditory, Kinestetic (VAK), keaktifan siswa mengerjakan
dan mengemukakan ide; aktif memanfaatkan sumber belajar yang ada disekitar. Refleksi memiliki fungsi sebagai sarana untuk mengadakan koreksi data, mengkaji, melihat dan mempertimbangkan atas hasil atau dampak tindakan yang dikenakan terhadap siswa. Data yang muncul dilapangan, selanjutnya dipakai sebagai dasar melaksanakan perencanaan ulang, penyempurnaan, merevisi rancangan untuk tindakan selanjutnya. Walaupun refleksi ini dilaksanakan pada setiap akhir putaran penelitian, tetapi bila ada hal-hal yang mendesak dan perlu diatasi segera, kegiatan refleksi dapat dilaksanakan sewaktu-waktu. Subyek Penelitian Dalam penelitian ini guru bertindak sebagai subyek yang memberi tindakan. Siswa kelas VI di SD negeri 2 Sribit sebagai obyek yang dikenai tindakan penelitian yang secara tidak langsung membantu dalam perencanaan dan pengumpulan data. Lokasi Penelitian Tempat Penelitian Yang dimaksud dengan tempat penelitian adalah sekolahan tempat peneliti mengambil populasi dan sampel untuk mendapatkan data dalam penelitiannya. Tempat yang digunakan sebagai penelitian tentang penggunaan pendekatan pembelajaran Visualization, Auditory, Kinestetic (VAK) adalah kelas VI SD Negeri 2 Sribit Delanggu.
soal-soal yang diberikan guru; bertanya tentang hal-hal yang tidak jelas kepada guru ataupun teman, menjawab pertanyaan guru; mengerjakan soal di depan; berinteraksi dalam diskusi; membuat
Magistra No. 94 Th. XXVII Desember 2015 ISSN 0215-9511
97
Pendekatan Pembelajaran Visualization, Auditory, Kinestetic (VAK).....
Waktu Penelitian Pelaksanaan penelitian direncanakan pada semester Genap, bulan Januari sampai Mei 2013. Waktu No
Januari
Februari
Maret
April
Mei
Tahap
1
Persiapan
2
Pelaksanaan
3
Analisis Data
4
Pelaporan
1 2 3 4
1 2
3 4
x x
x x
x x
1 2 3 4
1 2 3 4 1 2 3 4
x x x x x x x x x x x x
Tabel 3.1 Jadwal Kegiatan Penelitian
Prosedur Penelitian Prosedur penelitian tindakan kelas ini merupakan siklus dan dilaksanakan sesuai perencanaan tindakan atau perbaikan dari perencanaan tindakan terdahulu. Tindakan kelas yang dilaksanakan berupa pengajaran di kelas secara sistematis dengan tindakan pengelolaan kelas dengan pendekatan pembelajaran yang tepat yang mengacu pada perencanaan tindakan yang telah tersusun sebelumnya. Dalam setiap tindakan peneliti akan mengamati keaktifan siswa pada setiap tindakan pengajaran yang dilakukan di depan kelas. Keaktifan siswa disini mencakup diantaranya keaktifan mengerjakan soal di depan kelas, keaktifan bertanya, keaktifan mengemukakan pendapat dan sebagainya. Penelitian ini merupakan penelitian berbasis kelas kolaboratif. Suatu penelitian yang bersifat praktis, situasional, dan kontekstual berdasarkan permasalahan yang muncul dalam kegiatan pembelajaran sehari-hari. Guru /peneliti berupaya memperoleh hasil yang optimal melalui cara dan prosedur yang dinilai paling efektif sehingga memungkinkan adanya tindakan yang berulang-ulang dengan revisi untuk meningkatkan hasil belajar siswa. Kriteria Kesuksesan Indikator pencapaian merupakan tolak ukur dari keberhasilan tindakan yang telah direncanakan dan berguna untuk penentuan langkah selanjutnya, adapun indikator pencapaian dalam penelitian ini adalah tercapainya KKM, yaitu nilai siswa e”65 dengan prosentase 75% dari keseluruhan jumlah siswa. Dalam penelitian ini, aktivitas siswa dalam bertanya, mengemukakan ide atau pendapat, menjawab pertanyaan, mengerjakan latihan soal dan tugas, serta berdiskusi dalam kelompok diharapkan dapat meningkat pada setiap siklusnya.
98
Magistra No. 94 Th. XXVII Desember 2015 ISSN 0215-9511
Pendekatan Pembelajaran Visualization, Auditory, Kinestetic (VAK).....
Instrumen Penelitian
penyusunan laporan. Teknik analisis data yang
1. Pengembangan Instrumen
digunakan ialah model alur, yang terdiri atas tiga alur kegiatan yang berlangsung secara bersamaan. Ketiga
Berdasarkan cara pelaksanaan dan tujuan, penelitian ini menggunakan observasi partisipasi
alur tersebut adalah reduksi data, penyajian data, dan
penuh, dimana peneliti ikut ambil bagian kegiatan objeknya sebagaimana yang lain tidak tampak
penarikan kesimpulan.
dalam sikap.
(2008 : 92) proses analisis interaktif dapat digambarkan dalam skema berikut:
Dalam melakukan observasi, peneliti menggunakan pedoman observasi, yaitu: (a)
Menurut Miles dan Huberman dalam Sugiyono
Pengumpulan Data
Penyajian Data
Reduksi Data
Penarikan Kesimpulan
Observasi tindak belajar, (b) Observasi tindak belajar yang disesuaikan dengan inisiatif dan reaksi siswa kelas VI dalam pembelajaran matematika dengan pendekatan pembelajaran Visualization, Auditory, Kinestetic (VAK), (c) Keterangan tambahan yang berkaitan dengan tindak mengajar maupun tindak belajar yang belum tersaji.
Gambar 2 Proses Analisis Interaktif
validitas isi dapat diusahakan tercapainya sejak saat
Reduksi data adalah proses pemilihan, pemusatan perhatian pada penyederhanaan dan transformasi data kasar yang muncul dari catatancatatan tertulis di lapangan. Kegiatan ini mulai dilakukan dalam setiap pasca tindakan dilaksanakan. Penyajian data dilakukan dalam rangka pemahaman terhadap sekumpulan informasi yang memberi kemungkinan adanya penarikan kesimpulan. Sedangkan penarikan kesimpulan dilakukan secara bertahap untuk memperoleh derajat kepercayaan yang tinggi. Dengan demikian langkah analisis data dalam
penyusunan dengan cara merinci materi kurikulum atau materi buku pelajaran.
penelitian tindakan ini dilakukan semenjak tindakan tindakan dilaksanakan.
2. Validitas isi Instrumen Instrumen penelitian tindakan kelas ini disusun untuk mengukur peningkatan kemampuan penalaran matematika siswa, isinya dibuat berdasarkan perilaku siswa dan materi pelajaran yang diberikan dengan mengacu pada kurikulum yang berlaku. Menurut Arikunto (2001: 67), suatu tes atau instrumen dikatakan memiliki validitas isi jika mengukur tujuan khusus tertentu yang sejajar dengan materi atau isi pelajaran yang diberikan,
TEKNIK ANALISIS DATA
HASIL PENELITIAN
Analisis data dilakukan secara deskriptif
Proses pembelajaran dimulai apersepsi. Guru
kualitatif. Analisis deskriptif kualitatif dilakukan dengan metode alur. Pada penelitian ini analisis data
menyajikan tujuan pembelajar an yang akan dilaksanakan, kemudian menginformasikan
dilaksanakan sejak pembelajaran dilaksanakan dan dikembangkan selama proses refleksi sampai proses
pendekatan pembelajaran yang akan digunakan yaitu pendekatan pembelajaran Visualization, Auditory, Kinestetic (VAK).
Magistra No. 94 Th. XXVII Desember 2015 ISSN 0215-9511
99
Pendekatan Pembelajaran Visualization, Auditory, Kinestetic (VAK).....
Kegiatan inti dimulai setelah guru membimbing siswa dalam membentuk kelompok dan dalam setiap
menggunakan pendekatan pembelajaran Visualization,
kelompok diberi tugas dengan mengamati alat peraga pecahan yang telah disiapkan oleh masing-masing kelompok. Guru berkeliling untuk memantau kegiatan yang dilakukan siswa dapat berjalan atau tidak. Guru
Dalam proses pembelajaran untuk melihat keberhasilanya dapat dilihat dari peningkatan hasil belajar. Peningkatan hasil belajar siswa merupakan tolak ukur keberhasilan siswa dalam pembelajaran.
memperhatikan sikap dan aktivitas siswa. Sebagian kelompok diminta untuk mempresentasikan hasil pekerjaannya dan kelompok lain menanggapi kelompok lain. Kelompok yang tidak presentasi
Data tentang peningkatan hasil belajar siswa dalam penelitian ini diperoleh dari tes putaran. Pada penelitian ini hasil belajar siswa mengalami peningkatan dari
memberikan pertanyaan pada kelompok yang maju ke depan. dan guru merespon setiap pendapat dari masing-masing kelompok. Setelah itu guru memberikan beberapa soal latihan yang harus dikerjakan secara individu kemudian dikumpulkan. Setelah semua dikumpulkan, guru membahas soal latihan bersama siswa. Kegiatan terakhir siswa diarahkan untuk membuat kesimpulan dan guru memberikan tugas untuk dikerjakan di rumah dengan tujuan untuk memperdalam penguasaan materi. Kemudian guru memberikan pertanyaan kepada siswa sebagai evaluasi terhadap materi yang mereka dapat . Dimana hasilnya akan dijadikan untuk mengukur sejauh mana kemampuan siswa dalam menyerap materi tentang pecahan serta mengetahui kemampuan siswa berkreatif dalam menyelesaikan soal yang diberikan pada setiap putaran. Berdasarkan pembelajaran secara keseluruhan sampai berakhirnya tindakan putaran II, perilaku siswa yang berkaitan dengan permasalahan yang diangkat dalam penelitian ini mengalami perubahan yang positif. Hasil penelitian pada tindakan kelas putaran II diperoleh kesepakatan bahwa tindakan belajar yang diambil telah berhasil meningkatkan keaktifan siswa dalam belajar matematika pada pecahan dengan
100
Auditory, Kinestetic (VAK)
setiap putaran. Secara terperinci peningkatan prestasi belajar siswa diuraikan sebagai berikut : 1. Kondisi Awal Dialog awal dilakukan anatara peneliti/guru dan kepala sekolah SD Negeri 2 Sribit. Dari dialog awal didapatkan rumusan masalah sebagai berikut: Apakah dengan pendekatan pembelajaran Visualization, Auditory, Kinestetic (VAK) dapat meningkatkan keaktifan siswa dalam pembelajaran matematika pada pecahan?. Tujuan dari observasi awal ini untuk memperjelas sekaligus menentukan fokus penelitian atau indikator yang akan dicapai dari keaktifan siswa diantaranya adalah : keberanian untuk mengajukan pertanyaan, mengerjakan soal latihan di depan kelas, mengemukakan ide, dan menjawab pertanyaan.Selain itu dialog awal juga menghasilkan kesepakatan bahwa untuk mengatasi masalah-masalah dalam upaya meningkatkan keaktifan siswa belajar matematika, alternative pembelajaran yang dilaksanakan adalah dengan pendekatan pembelajaran Visualization, Auditory, Kinestetic (VAK) dimana pembelajaran ini siswa dilibatkan secara penuh dalam proses pembelajaran. Selain bertujuan untuk meningkatkan keaktifan siswa dalam pembelajaran matematika, penelitian
Magistra No. 94 Th. XXVII Desember 2015 ISSN 0215-9511
Pendekatan Pembelajaran Visualization, Auditory, Kinestetic (VAK).....
tindakan kelas yang juga berupaya meningkatkan hasil belajar siswa. Hasil observari proses pembelajaran matematika sebelum penelitian menunjukkan prestasi yang kurang baik namun dengan adanya penelitian ini diharapkan adanya peningkatan siswa dalam belajar yang nantinya akan berakibat pada peningkatan prestasi belajar siswa. 2. Hasil Tindakan Kelas Putaran 1 a. Perencanaan tindakan kelas putaran I Perencanaan tindakan kelas putaran I dilaksanakan dengan memperhatikan permasalahan-permasalahan yang telah dibicarakan antara peneliti dengan kepala sekolah. Berdasarkan hasil diskusi tindakan yang akan diambil pada putaran I adalah guru menjelaskan kegiatan belajar yang akan dilakukan pada kelas tersebut, Dimana materi pelajaran yang akan disampaikan adalah pecahan. Buku panduan dilaksanakan dengan buku panduan yang dipakai siswa selama ini, dalam hal ini untuk mempermudah proses pembelajaran matematika yang akan dilaksanakan oleh guru. Setelah itu guru membentuk kelompok, kemudian guru membimbing siswa dalam berdiskusi. Pembelajaran matematika dengan pendekatan pembelajaran Visualization, Auditory, Kinestetic (VAK) mempunyai tujuan untuk meningkatkan keaktifan belajar matematika siswa. b. Pelaksanan tindakan kelas putaran I Dalam penelitian ini yang bertindak sebagai pemberi tindakan atau pengajar adalah guru
kelas VI sekaligus Peneliti yang mengamati proses pembelajaran dan melakukan observasi terhadap proses belajar mengajar yang terjadi. c. Hasil tindakan kelas putaran I 1) Tindak mengajar Proses pembelajaran dimulai dengan berdo’a dan membahas PR yang diberikan pada pertemuan sebelumnya. Setelah membahas PR, guru mengelompokkan siswa dimana masing-masing kelompok terdiri dari 4 atau 5 orang siswa. Setelah semua siswa mendapatkan kelompok, guru menjelaskan gambaran materi yang akan dipelajari. Guru memperlihatkan barang-barang yang akan digunakan dalam percobaan, yaitu sedotan dan gunting, kemudian membagikan kepada masing-masing kelompok 4 buah sedotan dan sebuah gunting. Setiap kelompok diberikan latihan terkontrol untuk dikerjakan siswa dengan bantuan alat-alat peraga yang telah dibagikan. Pada saat siswa menyelesaikan latihan terkontrol, guru mengelilingi kelas memantau cara kerja serta hasil kerja diskusi siswa. Sebagian besar kelompok belum menunjukkan interaksi yang baik antar anggotanya. Setelah semua kelompok selesai mengerjakan soal, kemudian meminta perwakilan kelompok menjelaskan hasil pekerjaannya di depan kelas. Langkah terakhir guru memberikan ulasan dan penjelasan sedikit sebagai klarifikasi mengenai hasil belajar kelompok yang telah dilakukan. Kegiatan terakhir guru
Magistra No. 94 Th. XXVII Desember 2015 ISSN 0215-9511
101
Pendekatan Pembelajaran Visualization, Auditory, Kinestetic (VAK).....
memberikan soal latihan mandiri. Dimana hasilnya akan dijadikan untuk mengukur sejauh mana kemampuan siswa dalam memahami materi serta mengetahui kemampuan siswa berkreatif dalam menyelesaikan soal yang diberikan pada putaran I. 2) Tindak belajar Siswa mengikuti proses pembelajaran dengan tertib, akan tetapi tetap menghidupkan suasana aktif dalam pembelajaran dalam putaran I ini, diperoleh data bahwa masih banyak siswa yang tidak aktif. Dilihat dari kondisi ini maka kreativitas siswa dalam pembelajaran masih belum tampak. d. Refleksi Refleksi tindakan putaran ini mendiskusikan hasil observasi kelas yang telah dilakukan. Kegiatan refleksi ini diperoleh beberapa hal yang dapat dicatat sebagai masukan untuk perbaikan pada tindakan selanjutnya, yaitu: 1) Pembelajaran belum berpusat pada siswa. Hal ini terlihat dari dominasi guru yang masih banyak memberikan penjelasan, arahan, dan banyak menuntun siswa baik dalam menemukan konsep maupun dalam menjawab soal – soal yang diberikan. 2) Keadaan kelas masih gaduh saat proses pembelajaran berlangsung. 3) Penyelesaian masalah yang diberikan guru kurang adanya kerjasama. Hanya siswa yang pandai saja yang mencoba – coba menyelesaikan, sedangkan yang lainnya hanya diam dan ramai.
102
4) Pemahaman siswa masih kurang, 5) Bimbingan yang diberikan guru kurang menyeluruh. 6) Masih banyak siswa yang takut bertanya dan mengungkapkan idenya pada guru e. Evaluasi Berdasarkan hasil refleksi di atas dapat dikatakan bahwa kegiatan yang dilakukan pada tindakan putaran I dalam pembelajaran belum mengalami peningkatan yang berarti, hal ini terlihat dari adanya beberapa siswa yang masih malu dan enggan untuk bertanya maupun maju mengerjakan soal sehingga hal ini menunjukan keaktifan belajar belum muncul pada semua siswa. Dalam hal penggunaan pendekatan pembelajaran Visualization, Auditory, Kinestetic (VAK) juga belum terlihat kondusif, terlihat dari kerja kelompok siswa yang masih banyak yang pasif dan acuh terhadap model pembelajaran ini. Kesimpulan yang dapat diambil dari keseluruhan tindakan yang telah dilakukan pada putaran I ini masih perlu diadakan perbaikan pada putaran selanjutnya karena hasil yang dicapai belum memuaskan. Rencana tindakan I perlu direvisi, dan hasilnya akan digunakan sebagai acuan dalam pelaksanaan tindakan putaran II. Revisi yang disepakati adalah : 1) Dalam pertemuan berikutnya guru perlu mengoptimalkan pemberian motivasi kepada siswa untuk meningkatkan keaktifan dalam pembelajaran matematika. 2) Guru tidak lagi dominan dalam meberikan penjelasan pada siswa, yang harus lebih aktif adalah siswa.
Magistra No. 94 Th. XXVII Desember 2015 ISSN 0215-9511
Pendekatan Pembelajaran Visualization, Auditory, Kinestetic (VAK).....
3) Guru akan menggunakan teknik reward untuk lebih meningkatkan keaktifan siswa dalam proses pembelajaran berikutnya. 3. Hasil Tindakan Kelas Putaran II a. Perencanaan tindakan kelas putaran II Rencana yang disusun untuk putaran II ini adalah sebagai berikut : 1) guru akan lebih mengoptimalkan pemberian motivasi kepada siswa untuk meningkatkan keberanian mental berbicara ataupun mengoptimalkan unsur pembelajaran pada siswa. Siswa diberi motivasi sebelum, selama dan sesudah pelajaran dengan har apan siswa menjadi lebih bersemangat dan merasa diperhatikan. 2) Guru tidak akan dominan dalam memberikan penjelasan pada siswa, dan yang harus lebih aktif adalah siswa tapi tetap memberikan penjelasan yang benar di akhir pembelajaran .3) guru akan mencoba teknik reward dalam proses pembelajaran. Siswa yang mampu mengerjakan soal dan menjelaskann hasil pekerjaanya dengan benar maka akan diberikan hadiah. b. Pelaksanaan tindakan kelas putaran II Tindakan putaran II ini difokuskan agar siswa semakin aktif dengan pelajaran matematika dalam mengemukakan ide dan memecahkan soal-soal matematika. Selama guru melakukan proses pembelajaran sekaligus melakukan observasi. Kegiatan tersebut dilanjutkan dengan proses refleksi, evaluasi dan revisi.
c. Hasil tindakan kelas putaran II 1) Tindak mengajar Pembelajaran matematika melalui pendekatan pembelajaran Visualization, Auditory, Kinestetic (VAK). pada putaran II ini merupakan perbaikan dari putaran I, yaitu kekurangan-kekurangan pada pelaksanaan putaran I diperbaiki peneliti pada putaran II. Seperti biasa proses pembelajaran dimulai dengan berdo’a, kemudian guru mengulas materi sebelumnya dan membahas PR yang diberikan pada pertemuan sebelumnya. Setelah membahas PR, meminta siswa membentuk kelompok yang terdiri dari 2 sampai 3 siswa. Setelah semua siswa mendapatkan kelompok, guru menjelaskan gambaran materi yang akan dipelajari. Guru memperlihatkan barangbarang yang akan digunakan dalam percobaan, yaitu roti dan pisau, kemudian membagikan kepada masing-masing kelompok sepotong roti dan sebuah pisau. Setiap kelompok diberikan latihan terkontrol untuk dikerjakan siswa dengan bantuan alatalat peraga yang telah dibagikan. Pada saat siswa menyelesaikan latihan terkontrol, guru mengelilingi kelas memantau cara kerja serta hasil kerja diskusi siswa. Pada putaran kedua ini sebagian besar siswa ikut andil dalam diskusi menyelesaikan soal-soal dalam latihan terkontrol dalam kelompoknya. Masing-masing kelompok mencatat hasil yang didapat dan menyimpulkan hasil pekerjaannya. Perwakilan masing-masing kelompok diminta untuk mempresentasikan
Magistra No. 94 Th. XXVII Desember 2015 ISSN 0215-9511
103
Pendekatan Pembelajaran Visualization, Auditory, Kinestetic (VAK).....
hasil dari apa yang mereka kerjakan. Siswa diminta untuk memberikan tanggapan
yang dapat dicatat sebagai masukan untuk perbaikan pada tindakan selanjutnya, yaitu:
terhadap hasil kerja kelompok lain dan guru memberikan kesimpulan dan penilaian tehadap hasil kerja masing-masing kelompok. Setelah memberikan kesimpulan.
1) Pada putaran ini pembelajaran mulai
Guru mempersilakan kepada siswa untuk bertanya bila mengalami kesulitan, dan menjelaskan kembali bila ada siswa yang merasa belum jelas. Tindakan terakhir yang dilakukan pada putaran II adalah siswa diberikan latihan mandiri dengan mengerjakan soal-soal. Semua kelompok selesai mengerjakan soal,maka saatnya mempresentasikan hasil pekerjaanya pada kelompok lain, Setiap kelompok menyampaikan hasil penyelesaian soal di depan kelas. Bagi kelompok yang maju mengerjakan soal diberikan hadiah (reward) dari guru sesuai dengan jumlah siswa yang maju tiap kelompok. Langkah terakhir guru memberikan ulasan dan penjelasan sedikit sebagai klarifikasi mengenai hasil belajar kelompok yang telah dilakukan. 2) Tindak belajar Siswa mengikuti proses pembelajaran dengan antusias, hal ini terlihat dari kondisi kelas yang aktif. Siswa yang mampu menjawab pertanyaan dan menjelaskannya di depan kelas yang diberikan oleh guru mulai bertambah. d. Refleksi Refleksi tindakan putaran ini mendiskusikan hasil observasi kelas yang telah dilakukan. Kegiatan refleksi ini diperoleh beberapa hal
104
berpusat pada siswa. Hal ini terlihat dari peningkatan jumlah siswa yang berpartisipasi aktif dalam pembelajaran. 2) Guru juga sudah meminimalkan memberikan penjelasan dan arahan bagi siswa agar siswa lebih kreatif untuk menemukan kesimpulan sendiri 3) Guru juga membenahi gaya mengajarnya seperti bimbingan kepada siswa yang semakin menyeluruh dan lebih banyak melakukan pendekatan pada siswa. 4) Siswa sudah mulai berani bertanya dan menjawab soal didepan kelas. e. Evaluasi Berdasarkan hasil refleksi di atas dapat dikatakan bahwa kegiatan yang dilakukan pada tindakan putaran II dalam pembelajaran mengalami peningkatan meskipun belum signifikan, hal ini terlihat dari banyak siswa yang aktif dalam berdiskusi dan menjelaskan hasil pekerjannya di depan teman-teman sekelas mereka. Pembelajaran putaran II kegiatan pembelajaran sudah berjalan lancar dan hasilnya sudah mengalami peningkatan dibandingkan dengan putaran sebelumnya. Dalam hal penggunaan pendekatan pembelajaran Visualization, Auditory, Kinestetic (VAK) sudah terlihat kondusif dan bisa diterima para siswa, meskipun beberapa siswa masih terlihat pasif dalam kelompok.
Magistra No. 94 Th. XXVII Desember 2015 ISSN 0215-9511
Pendekatan Pembelajaran Visualization, Auditory, Kinestetic (VAK).....
PEMBAHASAN
SIMPULAN DAN SARAN
Menurut Sudjana (2000 : 72) mengemukakan keaktifan siswa dalam mengikuti psoses belajar mengajar dapat dilihat dalam: a) Turut serta dalam melaksanakan tugas belajarnya, b) terlibat dalam
Simpulan
pemecahan masalah, c) bertanya kepada siswa lain atau kepada guru apabila tidak memahami persoalan yang dihadapinya, d) berusaha mencari berbagai
Hasil penelitian tindakan kelas yang dilakukan secara kolaborasi antara peneliti/guru dan kepala sekolah dapat disimpulkan : 1.
pembelajaran Visualization, Auditory, Kinestetic (VAK) pada materi pecahan, dilihat dari beberapa
informasi yang diperlukan untuk memecahkan masalah, e) melaksanakan diskusi kelompok sesuai dengan petunjuk guru, f) penilai kemampuan dirinya dan hasil-hasil yang diperolehnya., g) melatih diri dalam
indikator sebagai berikut : a. Ada peningkatan pada siswa yang mengajukan pertanyaan tentang materi yang telah diajarkan..
memecahkan masalah atau soal yang sejenis, h) kesempatan menggunakan atau menerapkan apa yang telah diperolehnya dalam menyelesaikan tugas atau persoalan yang dihadapinya. Pendekatan pembelajaran Visualization, Auditory, Kinestetic (VAK) merupakan pendekatan pembelajaran yang digunakan untuk mempelajari tentang keinginan dan harapan anak didik sebagai dasar untuk memaksimalkan potensi yang mereka miliki. Indikator yang digunakan sebagai tolak ukur tercapainya keaktifan siswa dalam proses belajar mengajar yaitu: mengajukan pertanyaan, mengerjakan soal latihan di depan kelas, dan mengemukakan ide. Uraian tersebut menunjukkan bahwa penggunaan pendekatan pembelajaran Visualization, Auditory, Kinestetic (VAK) dapat meningkatkan keaktifan siswa dalam belajar matematika pada siswa kelas VI SD Negeri 2 Sribit pada pokok bahasan penyederhanaan pecahan dilihat dari keberanian siswa untuk menjawab pertanyaan, mengajukan pertanyaan, mengerjakan soal-soal latihan ke depan, dan mengemukakan ide.
Adanya peningkatkan keaktifan siswa dalam pembelajaran matematika dengan pendekatan
b. Siswa mengerjakan soal didepan kelas sudah meningkat . c. Siswa yang mengemukakan idemengalami peningkatan d. Peningkatan berarti pada keaktifan siswa yang menjawab pertanyaan 2.
Adanya peningkatan prestasi belajar siswa dalam pembelajaran matematika dengan pendekatan pembelajaran Visualization, Auditory, Kinestetic (VAK) pada pokok bahasan pecahan
Saran Saran tersebut ditujukan kepada kepala sekolah, guru matematika, dan siswa serta peneliti berikutnya. 1. Kepada Kepala Sekolah Kepala sekolah dapat menjadi motor penggerak dalam perbaikan terhadap proses pembelajaran menjaga hubungan baik antara kepala sekolah dan guru melalui kerja kolaborasi. Mendengarkan setiap masukan, kritik dan saran dari guru yang menyangkut kebijakan dalm pembelajaran. Pihak sekolah harus dapat menciptakan kondisi belajar yang memadai dengan memperhatikan fasilitas dan sarana prasarana
Magistra No. 94 Th. XXVII Desember 2015 ISSN 0215-9511
105
Pendekatan Pembelajaran Visualization, Auditory, Kinestetic (VAK).....
sekolah yang menunjang pembelajaran seperti penyediaan alat peraga, buku, dan alat-alat
DAFTAR PUSTAKA
pembelajaran lainnya. Kepala sekolah perlu dan dapat melakukan pemantauan proses pembelajaran di kelas.
Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka
2. Kepada Guru
Cipta.
a. Guru hendaknya menggunakan pendekatan
Hari Setiawan, Danang. 2010. Upaya Peningkatan
pembelajaran yang tepat, untuk itu disarankan guru menggunakan pendekatan pembelajaran
Keaktifan Siswa Dalam Pembelajaran Matematika Dengan Teknik Berpikir Berpasangan Berempat.
Visualization, Auditory, Kinestetic (VAK) sebagai alternatif dalam pembelajaran matematika
Lexy, Moleong. 2000. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung : Remaja Rosdakarya.
b. Guru hendaknya memberikan motivasi kepada siswa agar menumbuhkan keaktifan pada siswa dalam proses pembelajaran serta mengetahui kemampuan siswa dalam menguasai materi pelajaran karena dapat dijadikan catatan penting bagi guru untuk melakukan perbaikan dalam proses belajar mengajar 3. Kepada Siswa a. Untuk meningkatkan keaktifan siswa hendaknya siswa lebih aktif dalam kegiatan pembelajaran baik dengan aktif bertanya pada guru atau teman, mengemukakan ide, berinteraksi dalam diskusi kelompok, menggunakan alat peraga, dan mengerjakan latihan soal dan PR. Selain itu siswa juga harus lebih giat lagi dalam belajar.
Purwodarminto. 1997. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta : Balai Pustaka Ruseffendi. 1991. Pengantar Kepada Pembantu Guru Mengembangkan Kompetensinya dalam Pengajaran Matematika untuk Meningkatkan CBSA. Bandung : Tarsito. Sugiyono. 2008. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung : Alfabeta Sudjana, Nana, 2005. Dasar- dasar Proses Mengajar. Jakarta : Sinar Baru Algesindo. Uno, Hamzah, 2007. Model Pembelajaran Menciptakan Proses Belajar Mengajar Yang kreatif dan Efektif. Jakarta : Bumi Aksara.
b. Setiap siswa hendaknya dapat menjalin hubungan baik antara siswa dengan siswa dan dengan guru agar proses pembelajaran matematika terasa menyenangkan.
106
Magistra No. 94 Th. XXVII Desember 2015 ISSN 0215-9511