EKSPERIMENTASI AUDITORY INTELLECTUALLY REPETITION (AIR) DAN VISUALIZATION AUDITORY KINESTHETIC (VAK) TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA
Eti Trisetio, Erni Puji Astuti, Nila Kurniasih Program Studi Pendidikan Matematika Universitas Muhammadiyah Purworejo Email:
[email protected] [email protected] Abstrak Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui apakah hasil belajar matematika menggunakan model AIR lebih baik dari pada model VAK pada materi segitiga kelas VII SMP Negeri 3 Karanganyar tahun ajaran 2013/2014. Desainnya adalah ekperimental semu. Populasinya siswa kelas VII SMP Negeri 3 Karanganyar, dengan sampel kelas VII F (eksperimen satu) dan VII G (eksperimen dua). Teknik samplingnya cluster random sampling. Untuk perhitungan data awal dilakukan uji prasyarat analisis yaitu uji normalitas menggunakan metode Lilliefors dan uji homogenitas menggunakan metode Bartlett. Kemudian uji keseimbangan dan uji hipotesis dengan menggunakan uji-t. Hasil tes belajar diperoleh nilai rata-rata eksperimen satu 75,78 dan eksperimen dua 69,69. Setelah memenuhi prasyarat analisis yaitu normalitas dan homogenitas, langkah terakhir yaitu uji hipotesis diperoleh π‘πππ = 2,302dan π‘π‘ππππ = 1,645, sehingga π‘πππ β π·πΎ, artinya H0 ditolak. Dengan demikian disimpulkan bahwa hasil belajar matematika menggunakan model AIR lebih baik daripada model VAK pada materi segitiga kelas VII SMP Negeri 3 Karanganyar tahunajaran 2013/2014. Kata Kunci: AIR, VAK, hasil Belajar
PENDAHULUAN Pendidikan merupakan salah satu sektor kehidupan yang paling penting dalam pembangunan nasional. Mulai dari tingkat Sekolah Dasar (SD) sampai ke Perguruan Tinggi matematika merupakan pelajaran yang sering dijumpai oleh siswa. Tetapi pada kenyataanya banyak siswa yang masih berpendapat bahwa matematika adalah pelajaran yang sulit. Seperti yang terjadi di SMP N 3 Karanganyar, hasil observasi wawancara kepada guru matematika di SMP N 3 Karanganyar, diperoleh data bahwa nilai rata-rata UTS matematika semester I pada kelas VII masih di bawah KKM. Model pembelajaran yang digunakan guru matematika di SMP N 3 Karanganyar masih didominasi menggunakan
310
Ekuivalen: Eksperimentasi Auditory Intelletually Repetition (AIR) dan Visualization Auditory Kinesthetic (VAK) terhadap Hasil Belajar Matematika
model pembelajaran konvensional. Padahal model pembelajaran konvensional adalah model pembelajaran yang berpusat pada guru sehingga siswa sulit memahaminya, karena siswa tidak diberi kesempatan untuk aktif dan kreatif dalam memecahkan masalah. Salah satu materi yang dianggap sulit adalah materi segitiga diantaranya siswa mengalami kesulitan untuk membedakan jenis-jenis segitiga, menentukan sudut, bahkan menghitung luas jika gambarnya dibalik siswa mengalami kesulitan. Maka dibutuhkan suatu model pembelajaran yang dapat menjadikan siswa menjadi lebih aktif dan kreatif. Model pembelajaran yang dianggap mampu meningkatkan aktif dan kreatif siswa adalah Model Auditory Intellectually Repetition (AIR) yaitu belajar dengan mendengar, berpikir, dan pengulangan. Dan juga model pembelajaran Visualization Auditory Kinesthetic (VAK) yaitu belajar secara langsung dengan cara melihat, mendengar, dan bertindak. Berdasarkan uraian di atas maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah apakah hasil belajar matematika dengan menggunakan model pembelajaran AIR lebih baik dari pada model pembelajaran VAK pada materi segitiga siswa kelas VII SMP Negeri 3 Karanganyar tahun ajaran 2013/2014?. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah hasil belajar matematika dengan menggunakan model pembelajaran AIR lebih baik dari pada model pembelajaran VAK pada materi segitiga siswa kelas VII SMP Negeri 3 Karanganyar tahun ajaran 2013/2014. Model pembelajaran AIR adalah model pembelajaran yang menganggap bahwa suatu pembelajaran akan efektif jika memperhatikan tiga hal yaitu Auditory, Intellectually, and Repetition. Menurut Dave Meier dalam Miftahul Huda (2013: 289) model pembelajaran AIR merupakan model pembelajaran yang memiliki tiga komponen yaitu Auditory (belajar dengan mendengar), Intellectually (belajar dengan berfikir), dan Repetition (adanya pendalaman materi). Model pembelajaran VAK adalah model pembelajaran yang mengoptimalkan pada tiga modalitas belajar yaitu melihat, mendengar, dan bergerak. Pembelajaran dengan model ini mementingkan pengalaman belajar secara langsung dan menyenangkan bagi siswa. Pengalaman belajar secara langsung dengan cara melihat (Visualization), mendengar (Auditory), dan gerak (Kinestethic). Menurut Neil Fleming
Ekuivalen: Eksperimentasi Auditory Intelletually Repetition (AIR) dan Visualization Auditory Kinesthetic (VAK) terhadap Hasil Belajar Matematika
311
dalam Miftahul Huda (2013: 287), ketiga modalitas pembelajaran itu adalah sebagai berikut. (1) visualization,belajar visual berarti mengakses citra visual yang diciptakan maupun diingat, seperti warna, hubungan ruang, dan gambar. (2) auditoris, berarti mengakses segala jenis bunyi dan kata yang diciptakan untuk diingatnya, seperti musik, nada, irama, dan suara.(3) kinesthetic, belajar dengan kinestetik berarti belajar mengakses segala jenis gerak dan emosi yang diciptakan maupun diingat, seperti gerakan, koordinasi, tanggapan emosional, dan tindakan fisik. Penelitian ini mengacu pada penelitian terdahulu untuk dijadikan bahan pertimbangan. Penelitian yang dianggap relevan adalah penelitian yang dilakukan oleh Ika Fitriana (2010) menunjukkan bahwa model pembelajaran AIR memberikan hasil belajar yang lebih baik daripada model pembelajaran Reciprocal Teaching. Selain itu penelitian yang dilakukan oleh Umu Shodiqoh (2013), dalam penelitiannya menunjukkan bahwa model pembelajaran VAK memberikan pengaruh yang signifikan pada hasil belajar bahasa Arab. METODE PENELITIAN Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah desain eksperimen semu. Penelitian ini dilaksanakan di SMP N 3 Karanganyar, waktu penelitian dilaksanakan pada bulan November 2013 sampai dengan bulan Juli 2014. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII SMP N 3 Karanganyar. Sampel dalam penelitian ini adalah kelas VII F sebagai kelas eksperimen 1 (E1) dikenai model AIR dan kelas VII G sebagai kelas eksperimen 2 (E2) dikenai model VAK. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah teknik Cluster Random Sampling. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah model pembelajaran AIR dan VAK, variabel terikatnya adalah hasil belajar matematika siswa kelas VII SMP N 3 Karanganyar yang dikenai pada materi segitiga. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah metode dokumentasi dan metode tes. Dengan instrumen yang digunakan adalah soal pilihan ganda dengan empat alternatif jawaban sebelum instrumen tersebut digunakan sebagai alat untuk pengumpulan data penelitian, instrumen tersebut terlebih dahulu dilakukan uji coba pada kelas uji coba untuk mengetahui layak atau tidaknya soal tes tersebut. Cara untuk
312
Ekuivalen: Eksperimentasi Auditory Intelletually Repetition (AIR) dan Visualization Auditory Kinesthetic (VAK) terhadap Hasil Belajar Matematika
mengukur instrumen dilakukan dengan 2 hal yaitu analisis butir instrumen (taraf kesukaran dan daya pembeda) dan analisis instrumen (validitas dan reliabilitas). Teknik analisis data dibagi menjadi 2 tahap, tahap awal yaitu sebelum perlakuan, pada tahap ini dilakukan analisis data meliputi uji normalitas dengan menggunakan metode Lilliefors, uji homogenitas menggunakan metode Bartlett, dan uji keseimbangan dengan uji t. Tahap akhir yaitu sesudah perlakuan, meliputi uji normalitas, uji homogenitas dan uji hipotesis dengan menggunakan uji t. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Penelitian ini diawali dengan melakukan uji awal terhadap kelas sampel. Data yang digunakan dalam uji awal ini adalah nilai UTS semester ganjil. Dari data tersebut rata-rata kelas eksperimen satu adalah 69,00 dan standar deviasi 9,56. Sedangkan rata-rata kelas eksperimen dua adalah 68,81 dan standar deviasinya adalah 11,16. Selanjutnya dilakukan uji normalitas dan uji homogenitas variansipopulasi. Dari hasil uji normalitas diperoleh nilai πΏπππ = 0,128 dan πΏπ‘ππππ = 0,157 untuk kelas eksperimen satu, untuk kelas eksperimen dua diperoleh πΏπππ = 0,096 dan πΏπ‘ππππ = 0,157. Dari masing-masing kelas, diperoleh πΏπππ < πΏπ‘ππππ , maka πΏπππ β π·πΎ. Sehingga disimpulkan bahwa masing-masing kelas eksperimen berasal dari kelas yang berdistibusi normal. Dari hasil uji homogenitas variansi populasidiperoleh nilai π 2 ππ π = 0,700 dan π 2 π‘ππππ = 3,841. Dengan demikian
π 2 πππ β π·πΎ artinyaH0
diterima, sehingga ini menunjukkan bahwa variansi kedua kelas homogen. Setelah terpenuhi prasyarat awalnyamaka dilakukan uji keseimbangan dengan uji t. Hasil dari uji keseimbangan diperoleh π‘πππ = 0,073 danπ‘π‘ππππ = 1,960. Karena π‘πππ β π·πΎ maka H0 diterima, artinya kedua sampel memiliki kemampuan awal yang sama. Setelah dilakukan uji awal di atas, maka kedua kelas eksperimen diberi perlakuan. Setelah kedua kelas ini diberi perlakuan, selanjutnya dilaksanakan tes hasil belajar. Dari hasil tes tersebut diperoleh nilai rata-rata kelas eksperimensatu 75,78 dan standar deviasi 9,93 dan pada kelas eksperimen duarata-ratanyaadalah 69,69 dan standar deviasi 11,21. Data tes hasil belajar kemudian digunakan untuk melakukan uji tahap akhir.
Ekuivalen: Eksperimentasi Auditory Intelletually Repetition (AIR) dan Visualization Auditory Kinesthetic (VAK) terhadap Hasil Belajar Matematika
313
Uji normalitas tes hasil belajar pada kelas eksperimen satu menghasilkanπΏπππ = 0,118 dan πΏπ‘ππππ = 0,157, danpada kelas eksperimen dua diperoleh πΏπππ = 0,144 dan πΏπ‘ππππ = 0,157ini menunjukan bahwa kedua kelas berdistribusi normal. Selanjutnya, hasil uji homogenitas variansipopulasi diperoleh π 2 πππ = 0,431 dan π 2 π‘ππππ = 3,841 yang artinya H0 diterima, sehingga disimpulkan bahwa variansi kedua kelas homogen. Untuk uji hipotesis, menghasilkan nilai π‘πππ = 2,302 dan π‘π‘ππππ = 1,645, artinya H0 ditolak, dapat disimpulkan bahwa hasil belajar matematika menggunakan model pembelajaran AIR lebih baik daripada model pembelajaran VAK pada materi segitiga siswa kelas VII SMP Negeri 3 Karanganyar tahun ajaran 2013/2014.
Hasil belajar dengan model AIR lebih baik dari pada model VAK karena dalam proses pembelajarannya model AIR terdapat repetition yaitu pengulangan yang bermakna pendalaman materi yang berupa kuis diakhir pelajaran sehingga siswa memperhatikan bahkan menghafalkan setiap materi yang telah diajarkan. Sedangkan untuk model VAK tidak terdapat repetition, meskipun terdapat unsur visualization tapi ini justru menjadi kelemahan dari model VAK karena antusias visual siswa bukan terletak pada materi yang diajarkan tapi lebih tertarik untuk melihat gambargambarnya saja. SIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat diambil kesimpulan bahwa hasil belajar matematika denganmenggunakan model pembelajaran Auditory Intellectually Repetition (AIR) lebih baik daripada model pembelajaran Visualization Auditory Kinesthetik (VAK) pada materi segitigadi SMP Negeri 3 Karanganyartahun ajaran 2013/2014.Dalam kesempatan ini peneliti menyampaikan saran agar model pembelajaranAuditory Intellectually Repetition (AIR)dapat dijadikan salah satu alternatif model pembelajaran yang bisa meningkatkan hasil belajar siswa dalam pelajaran matematika. DAFTAR PUSTAKA Bobby Deporter dan Mike Hernacki. 2013. Quantum Learning Membiasakan Belajar Nyaman dan Menyenangkan. Bandung: Kaifa.
314
Ekuivalen: Eksperimentasi Auditory Intelletually Repetition (AIR) dan Visualization Auditory Kinesthetic (VAK) terhadap Hasil Belajar Matematika
Ika Riftiana. 2010. Eksperimentasi Pembelajaran Matematika Melalui Model Pembelajaran AIR (Auditory Intellectualy Repetition) Dan Reciprocal Teaching Ditinjau Dari Motivasi Belajar Siswa (pada Kelas VII Semester II MTS Negeri 2 Simo Tahun Ajaran 2009/2010). Skripsi: Universitas Muhammadiyah Surakarta. Fitri Setyoriani. 2013. Eksperimentasi Model Pembelajaran Kombinasi Think Pair Share Dan Pair Checks Terhadap Prestasi Belajar Matematika Kelas VII Semester 2 SMP Negeri 1 Puring Tahun Pelajaran 2012/2013. Sripsi tidak diterbitkan. Universitas Muhammadiyah Purworejo. Purworejo. Miftahul Huda. 2013. Model-Model Pengajaran Dan Pembelajaran. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Ekuivalen: Eksperimentasi Auditory Intelletually Repetition (AIR) dan Visualization Auditory Kinesthetic (VAK) terhadap Hasil Belajar Matematika
315