UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR FIKIH MATERI SHALAT FARDHU MELALUI PENGGUNAAN MEDIA AUDIO VISUAL DAN METODE DEMONSTRASI PADA SISWA KELAS II MI AL-ISLAM KRUMPAKAN KAJORAN MAGELANG TAHUN 2010 SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Gelar Sarjana Pendidikan Islam
Oleh : Nama
: Anik Nurjanah
NIM
: 11408041
JURUSAN TARBIYAH PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) SALATIGA 2010 i
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Setelah dikoreksi dan diperbaiki, maka skripsi saudari: Nama
:
Anik Nurjanah
NIM
:
11408041
Prodi
:
Pendidiksn Agama Islam (PAI)
:
UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR FIKIH MATERI
Judul
SHALAT FARDHU MELALUI PENGGUNAAN MEDIA AUDIO VISUAL DAN METODE DEMONSTRASI PADA SISWA
KELAS
II
MI
AL-ISLAM
KRUMPAKAN
KAJORAN MAGELANG TAHUN 2010
Telah kami setujui untuk dimunaqasahkan. Salatiga, 31 Juli 2010 Pembimbing
Drs. H. Ahmad Sulthoni, M.Pd NIP : 19681104 199803 1003
ii
DEPARTEMEN AGAMA RI SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) SALATIGA Jl. Tentara Pelajar No. 2 Telp. 323706 Fax. 323433 Kode Pos. 50721 Salatiga
http//www.salatiga.ac.id e-Mail: akademik @stainsalatiga.ac.id
PENGESAHAN KELULUSAN Skripsi saudara Anik Nurjanah dengan Nomor Induk Mahasiswa 11408041 yang berjudul
UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR FIKIH MATERI
SHALAT FARDHU MELALUI PENGGUNAAN MEDIA AUDIO VISUAL DAN METODE DEMONSTRASI PADA SISWA KELAS II MI AL-ISLAM KRUMPAKAN KAJORAN MAGELANG TAHUN 2010 telah dimunaqosahkan dalam sidang Panitia Ujian Jurusan Tarbiyah Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Salatiga pada, Sabtu 28 Agustus 2010 dan telah diterima sebagai bagian dari syarat-syarat untuk memperoleh gelar Sarjan Pendidikan Islam (S.Pd.I) Salatiga, 18 Ramadhan 1431 H 28 Agustus 2010 Panitia Ujian Ketua Sidang
Sekretaris Sidang
Dr. Imam Sutomo, M.Ag
Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd.
NIP.19580827 198303 1002
NIP.19670112 199203 1005
Penguji I
Penguji II
Dra. Djami’atul Islamiyah, M.Ag
Hanung triyoko, M.Hum, M.Ed.
NIP.19570812 198802 2001
NIP. 19730815 199903 1003
Pembimbing
Drs. H. Ahmad Sulthoni, M.Pd NIP. 19681104 199803 1003 iii
SURAT PERNYATAAN KEASLIAN
Yang bertanda tangan di bawah ini: Nama
:
Anik Nurjanah
NIM
:
11408041
Program
:
Pendidikan Agama Islam (PAI)
Jurusan
:
Tarbiyah
Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi saya ini adalah asli hasil penelitian penulis sendiri dan bukan hasil plagiasi karya orang lain kecuali pada bagian – bagian yang dirujuk sumbernya. Salatiga, 28 Agustus 2010 Yang menyatakan
Anik Nurjanah NIM: 11408041
iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
MOTTO
karena Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan, Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan.
(Q.S.AL-Insyirah: 5-6)
PERSEMBAHAN Skripsi ini saya persembahkan untuk Ayah dan Ibu tercinta, bapak Irfa’I sahabat baikku, Kakak dan Adikku tersayang dan Para pembaca yang budiman
v
KATA PENGANTAR
Segala Puji bagi Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, taufiq serta hidayahNya sehingga penulis senantiasa diberi kesehatan, keselamatan dan kesabaran guna menyelesaikan penulisan skripsi ini. Begitu pula rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada pihak-pihak yang telah memberikan bantuan moral dan meterial serta motivasi terhadap penyusunan skripsi ini, khususnya kepada : 1. Bapak Dr. Imam Sutomo, M.Ag, selaku Ketua Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga. 2. Bapak Dr. Sumardi, M.Pd, selaku Ketua Jurusan Tarbiyah Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga, beserta jajaran staf tingkat jurusan. 3. Bapak Drs. Joko Sutopo, selaku Ketua Prodi Ekstensi PAI Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga beserta staf. 4. Bapak Drs. H. Ahmad Sultoni, M.Pd, selaku pembimbing yang telah mengarahkan dan membimbing penulis selama studi. 5. Bapak Atho’illah selaku Kepala MI Al-Islam Krumpakan, Kajoran, Magelang. 6. Dosen-dosen Jurusan Tarbiyah yang telah memberikan penulis ilmu dan pengetahuan yang tak terhingga nilainya. vi
7. Bapak dan Ibu beserta saudara – saudara ku tercinta. Tiada balas dan jasa yang dapat penulis berikan kepada semua pihak selain do’a semoga Allah SWT memberikan balasan yang setimpal dan semoga skripsi yang penulis susun ini dapat memberikan manfaat bagi semua pihak khususnya bagi para pembaca dan juga bermanfaat bagi penulis. Akhirnya segala saran, masukan dan kritik yang bersifat membangun senantiasa penulis harapkan dari para pembaca dan terima kasih.
Salatiga, 28 Agustus 2010
Penulis
vii
ABSTRAK
Nurjanah, Anik. 2010. Upaya Peningkatan Hasil Belajar Fiqih Materi Shalat Fardhu Melalui Penggunaan Media Audio Visual dan Metode Demonstrasi Pada Siswa Kelas II MI Al-Islam Krumpakan Kajoran Magelang Tahun 2010. Skripsi Jurusan Tarbiyah. Program Studi Pendidikan Agama Islam. Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing : Drs. H. Ahmad Sulthoni, M.Pd.
Kata kunci
:
hasil belajar, media audio visual dan metode
demonstrasi.
Penelitian Tindakan Kelas
ini merupakan upaya untuk
meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran Fiqih materi shalat fardhu di MI Al-Islam Krumpakan. Pertanyaan yang ingin dijawab melalui penelitian ini adalah (1) bagaimana penguasaan mata pelajaran Fiqih materi shalat fardhu selama ini?, (2) bagaimana proses pembelajarannya? dan bagaimana hasil pembelajarannya? Untuk menjawab pertanyaan tersebut maka penelitian ini dilaksanakan dalam tiga siklus. Tiap siklus terdapat tahapan-tahapan yaitu perencanaan, pengamatan dan refleksi. Dalam meningkatkan pembelajaran Fiqih di sekolah ada beberapa cara yang bisa dilakukan oleh guru. Diantaranya adalah mengajar dengan menggunakan media pembelajaran dan memilih metode yang sesuai dengan materi. Dalam hal ini peneliti menggunakan media audio visual dan metode demonstrasi. Dari hasil siklus I, II, dan III menunjukkan terjadi peningkatan hasil belajar yaitu siklus I rata-rata 62, siklus II rata-rata 74, dan siklus III rata-rata 77. Berdasarkan analisis diperoleh kesimpulan bahwa ada peningkatan hasil belajar yang positif sesudah diterapkan penggunaan media audio visual dan metode demonstrasi dalam pembelajaran Fiqih materi shalat fardhu. Maka hipotesis dari hasil Penelitian Tindakan Kelas ini yaitu melalui penggunaan media audio visual dan metode demonstrasi dapat meningkatkan perhatian, keaktifan dan hasil belajar mata pelajaran Fiqih materi shalat fardhu pada siswa kelas II MI Al-Islam Krumpakan Kajoran Magelang Tahun 2010. viii
DAFTAR ISI ……………………………………………………………………..
i
PERSETUJUAN PEMBIMBING …………………………………………….
ii
JUDUL
HALAMAN PENGESAHAN
……………………………………………. iii
HALAMAN PERYATAAN KEASLIAN ……… ………………………… iv MOTTO DAN PERSEMBAHAN ……………………………………………. vi KATA PENGANTAR
…………………………………………………….. vii
ABSTRAK ………………………………………………………… ………. viii DAFTAR ISI ……………………………………………………………….. ix DAFTAR TABEL ……………………………………………………………. x DAFTAR GRAFIK …………………………………………………… …… xi DAFTAR LAMPIRAN ………………………………………………………. xii BAB I
: PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH ………………………
1
B. RUMUSAN MASALAH …………………………………
3
C. TUJUAN PENELITIAN …………………… ……………. 3 D. HIPOTESIS
……………………………………….. 4
E. MANFAAT PENELITIAN ………………………………… 5 F. DEFINISI OPRASIONAL ………………………………….. 5 G. METODE PENELITIAN ……………………. ……………. . 7 1. Rancangan Penelitian …………………………………… 7 2. Subyek Penelitian ……………………………………….. 9 3. Langkah-langkah Penelitian …………………………….. 9 ix
4. Instrumen Penelitian …………………………………….. 12 5. Pengumpulan Data … ………………………………….. 13 6. Analisis data …………………………………………….. 14 H. SISTEMATIKA PENULISAN SKRIPSI ……………….… 14 BAB II
:
KAJIAN PUSTAKA A. Belajar ……………………………………………………...
17
B. Metode dan Media Pembelajaran …………………………. 40 C. Mata Pelajaran Fikih ………………………………………... 51 D. Metode Demonstrasi dan Media Audio Visual ……………… 55 E. Metode Demonstrasi dan Media Audio Visual dalam Mapel Fikih ………………………………………………………….. 63 BAB III
: PELAKSANAAN PENELITIAN A. Subyek Penelitian…………………….. ……………………. 65 ……………………………… …. 72
B. Pelaksanaan Penelitian BAB IV
: HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Diskripsi Hasil Penelitian ....................................................... 83 B. Pembahasan Hasil Penelitian ................................................. 98
BAB V
: PENUTUP A. Kesimpulan .........................................................................106 B. Saran .....................................................................................109
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN – LAMPIRAN DAFTAR RIWAYAT HIDUP
x
DAFTAR TABEL 1. Tabel daftar jumlah siswa MI Al-Islam Krumpakan ............................... 67 2. Tabel daftar tenaga pengajar MI Al-Islam Krumpakan ......................... 67 3. Tabel daftar struktur organisasi MI Al-Islam Krumpakan ...................... 68 4. Tabel daftar jumlah siswa kelas II MI Al-Islam Krumpakan ................. 69 5. Tabel Lembar observasi siklus I .............................................................. 74 6. Tabel Lembar observasi siklus II ............................................................. 78 7. Tabel Lembar observasi siklus III ........................................................... 81 8. Tabel nilai siswa pra siklus ..................................................................... 84 9. Tabel perhatian siswa pada siklus I ....................................................... 85 10. Tabel keaktifan siswa pada siklus I ....................................................... 86 11. Tabel nilai siswa pada siklus I ................................................................ 88 12. Tabel perhatian siswa pada siklus II ...................................................... 90 13. Tabel keaktifan siswa pada siklus II ...................................................... 91 14. Tabel nilai siswa pada siklus II ............................................................... 92 15. Tabel perhatian siswa pada siklus III .................................................... 94 16. Tabel keaktifan siswa pada siklus III .................................................... 95 17. Tabel nilai siswa pada siklus III ............................................................. 97 18. Tabel prestasi pra siklus dan siklus III ................................................. 103
xi
DAFTAR GRAFIK 1. Grafik perhatian dari siklus I sampai siklus III ........................................ 99 2. Grafik keaktifan dari siklus I sampai siklus III ................................... .... 100 3. Grafik prestasi siswa pra siklus dan siklus III ........................................ 101 4. Grafik ketuntasan belajar pra siklus sampai siklus III ............................. 102
xii
xiii
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam kehidupan sehari-hari bagi anak muslim pelajaran fikih adalah sangat penting, karena dengan Fikih siswa mengetahui ilmu, cara dan dasar pelaksanaan ibadah sehari-hari. Hal ini menjadikan ibadah anak sesuai dengan tuntunan agama Islam. Siswa Madrasah Ibtidaiyah yang nantinya menjadi generasi Islam akan tumbuh menjadi pribadi yang taat beribadah kepada Allah. Dalam proses pembelajaran guru memegang peranan yang sangat penting dalam membimbing siswanya untuk mencapai hasil belajar dengan baik dan juga dapat menerapkan dalam kehidupan sehari-hari, untuk itu seorang guru dituntut untuk memiiki pengetahuan, ketrampilan , dan professional dalam proses pembelajaran. Salah satu usaha guru untuk dapat mengaktifkan siswa dalam proses pembelajaran adalah guru harus mampu merubah kebiasaan guru yang hanya menggunakan metode ceramah yang anak cenderung pasif dan menyempurnakan dengan menggunakan media pembelajaran yang tepat. Pembelajaran Fikih di Madrasah Ibtidaiyah Al-Islam Krumpakan Kajoran Magelang masih kurang mencapai sasaran atau nilai yang didapat oleh siswa dalam setiap evaluasi kurang memuaskan apalagi nilai rata-rata pada setiap ulangan semester hanya mencapai 74.
Salah satu faktor penyebab rendahnya prestasi belajar siswa dalam mata pelajaran Fikih adalah penggunaan metode pembelajarannya yang monoton, yaitu ceramah yang menyebabkan siswa sulit mengingat materi yang disampaikan. Media Audio Visual dan metode Demonstrasi adalah salah satu alternative yang dapat digunakan dalam menyampaikan maple Fikih materi shalat fardhu. Dengan demikian siswa diharapkan akan lebih aktif dan tertarik apabila guru menggunakan media pembelajaran dari pada hanya memberikan penjelasan tanpa media peraga. Sehingga diharapkan dapat meningkatkan prestasi belajar siswa. Prestasi keilmuan diharapkan seimbang dengan prestasi ibadah setiap hari. Hal ini sangat dirasa penting mengingat letak madrasah berada di lingkungan pedesaan yang islami yang masih menjunjung nilai-nilai agama. Agar pelajaran Fikih dapat dimanfaatkan oleh siswa dalam kehidupannya, maka menjadi kewajiban sekolah mencari solusi yang terbaik dalam proses pembelajaran agar materi mudah diterima siswa sehingga dapat mengantarkan siswa menjadi insan yang aktif dan terampil ibadah. Adapun judul penelitian adalah sebagai berikut : “Upaya peningkatkan hasil belajar Fikih materi sholat fardhu melalui penggunaan media audio visual dan metode demontrasi pada siswa kelas II MI AlIslam Krumpakan Kajoran Magelang tahun 2010. ”
B. Rumusan Masalah 1. Apakah penggunaan media audio visual dan metode demonstrasi dapat meningkatkan perhatian siswa pada pelajaran Fiqih materi shalat fardhu pada siswa kelas II MI Al-Islam Krumpakan Kajoran Magelang tahun 2010? 2. Apakah penggunaan media audio visual dan metode demonstrasi dapat meningkatkan keaktifan siswa pada pelajaran Fiqih materi shalat fardhu pada siswa kelas II MI Al-Islam Krumpakan Kajoran Magelang tahun 2010? 3. Apakah penggunaan media audio visual dan metode demonstrasi pada pelajaran Fiqih materi shalat fardhu dapat meningkatkan prestasi bagi siswa kelas II MI Al-Islam Krumpakan Kajoran Magelang tahun 2010?
C. Tujuan Penelitian 1. Untuk mengetahui penggunaan media audio visual dan metode demonstrasi dapat meningkatkan perhatian siswa pada pelajaran Fiqih materi shalat fardhu pada siswa kelas II MI Al-Islam Krumpakan Kajoran Magelang tahun 2010. 2. Untuk mengetahui penggunaan media audio visual dan metode demonstrasi dapat meningkatkan keaktifan siswa pada pelajaran Fiqih materi shalat fardhu pada siswa kelas II MI Al-Islam Krumpakan Kajoran Magelang tahun 2010.
3. Untuk mengetahui penggunaan media audio visual dan metode demonstrasi pada pelajaran Fiqih materi shalat fardhu dapat meningkatkan prestasi bagi siswa kelas II MI Al-Islam Krumpakan Kajoran Magelang tahun 2010. D. Hipotesis Sehubungan dengan penelitian tindakan kelas ini, penulis mengajukan hipotesa sebagai berikut “ Penggunaan media audio visual dan metode demonstrasi pada pelajaran Fiqih materi shalat fardhu bagi siswa kelas II MI Al-Islam Krumpakan Kajoran Magelang tahun 2010 dapat meningkatkan prestasi belajar siswa.” Hipotesa inilah yang menggugah penulis untuk mengadakan penelitian, sehingga dapat memberikan suatu sumbangan bagi guru untuk senantiasa menggunakan media audio visual dan metode demonstrasi agar hasil belajar siswa meningkat. E. Kegunaan Penelitian 1. Bagi guru a.
Berupaya menambah khasanah pengatahuan dalam pembalajaran Fiqih dengan menggunakan media audio visual.
b.
Memberikan sumbang saran agar selalu melakukan inovasi dalam pembelajaran Fiqih.
c.
Sebagai bahan pertimbangan dalam menentukan metode dan menggunakan alat peraga yang tepat dan sangat bermanfaat bagi siswa.
2. Bagi Siswa a.
Menumbuhkan perhatian dan semangat yang tinggi agar mampu menguasai pelajaran Fiqih tentang shalat fardhu.
b.
Siswa lebih aktif, kreatif dan senang dalam menerima pelajaran Fiqih pada meteri shalat fardhu.
c.
Prestasi belajar siswa lebih meningkat.
F. Definisi Istilah / Operasional Agar tidak terjadi kesalahpahaman terhadap judul diatas, maka peneliti memberikan batasan-batasan sebagai berikut: 1. Hasil Belajar Hasil belajar adalah keberhasilan yang sudah dicapai. Hasil belajar jika dihubungkan dengan belajar adalah penguasaan pengetahuan atau ketrampilan yang dikembangkan oleh pelajaran, lazimnya ditunjukkan dengan nilai tes atau angka yang diberikan oleh guru. Pelajaran Fiqih dalam kurikulum Madrasah Ibtidaiyah adalah salah satu bagian dari mata pelajaran PAI yang diarahkan untuk menyiapkan peserta didik untuk mengenal, memahami, menghayati dan mengamalkan hukum Islam, yang kemudian menjadi dasar pandangan hidup.
2. Belajar Menurut Morgan dalam buku Introduction to Psycology (1978) Mengemukakan “ Belajar adalah setiap perubahan yang relatif menetap
dalam tingkah laku yang terjadi dari suatu hasil dari suatu latihan atau pengalaman.” Menurut Whiterington, dalam buku Educational Psycology, mengemikakan “ Belajar adalah suatu perubahan di dalam kepribadian yang menyatakan diri sebagai suatu pola baru dari reaksi yang berupa kecakapan,sikap,
kebiasaan,
kepandaian,
atau
suatu
pengertian.”
(Purwanto, 1992 : 84). 3. Media Audio Visual Media Audio Visual adalah alat-alat “audible“ artinya dapat didengar dan alat-alat
“Visible” artinya dapat dilihat. Alat-alat audio
visual gunanya untuk membuat cara berkomunikasi menjadi efektif. Sasaran komunikasi yang kita bahas dalam hal ini adalah pembelajaran, penerangan, atau penyuluhan. Diantara alat-alat audio visual itu ternasuk gambar, foto, model pita kaset, tape recorder, film bersuara, dan televisi.( Sulaiman, 1981 : 11). 4. Metode Demonstrasi Metode Demonstrasi adalah metode pembalajaran dengan cara memperagakan barang kejadian, aturan, dan urutan melakukan suatu kegiatan, baik secara langsung maupun melalaui penggunakan media pembelajara yang relevan denga pokok-pokok bahasan atau materi yang sedang disajikan (Syah, 2000). Demonstrasi
adalah
cara
mengajar
dimana
seorang
guru
menunjukkan, memperlihatkan suatu proses, sehingga seluruh siswa dapat
melihat, mengamati, mendengar, mungkin meraba dan merasakan proses yang ditujukan oleh guru. G. Metode Penelitian 1. Rancangan Penelitian Hakikat Penelitian Tindakan Kelas ( PTK ) dalam dunia pendidikan yang dalam bahasa Inggris diartikan dengan classroom Action Research. Dari kata yang membentuk pengertian tersebut,maka dapat dijelaskan sebagai berikut : a. Penelitian adalah kegiatan mengamati suatu objek, menggunakan aturan metodologi tertentu untuk memperoleh data atau informasi yang bermanfaat un tuk meningkatkan mutu dari suatu hal yang menarik minat dan penting bagi peneliti. b.
Tindakan adalah suatu gerakan kegiatan yang sengaja dilakukan dengan tujuan tertentu, yang dalam penelitian ini berbentuk rangkaian siklus kegiatan.
c.
Kelas adalah sekelompok siswa yang dalam waktu yang sama menerima pelajaran yang sama dari seseorang guru. Dengan menggabungkan batasan pengertian tiga kata tersebut
segera dapat disimpulkan bahwa penelitian tindakan kelas merupakan suatu pengamatan terhadapkegiatan yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas.
Ada beberapa alasan mengapa PTK merupakan suatu kebutuhan bagi guru untuk meningkatkan profesionalisme seorang guru. a. PTK sangat kondusif untuk membuat guru menjadi peka dan tanggap terhadap dinamika pembelajaran dikelasnya. b. PTK dapat meningkatkan kinerja guru sehingga menjadi profesional. c. Dengan melaksanakan tahap – tahap dalam PTK, guru mampu memperbaiki proses pembelajaran melalui suatu kajian yang dalam terhadap apa yang terjadi dikelasnya. d. Pelaksanaan ptk tidak mengganggu tugas pokok seorang guru karena dia tidak perlu meninggalkan kelasnya. e. Dengan melaksanakan PTK guru menjadi kreatif karena selalu dituntut untuk melakukan upaya-upaya inovasi sebagai implementasi dan adaptasi berbagai teori dan tehnik pembelajaran serta bahan ajar yang dipakainya (Aqip, 2006:12-14). Dalam mata pelajaran Fiqih materi sholat fardhu seorang guru kesulitan dalam menyampaikan materi dengan menggunakan metode demonstrasi dan penggunaan sarana audio visual diharapkan pelaksanaan proses pembelajaran dapat terlaksana dengan lebih baik. 2. Subjek Penelitian Subjek penelitian ini adalah siswa kelas II MI AL Islam Krumpakan, Kajoran, Magelang yang berjumlah 14 siswa, terdiri dari 9 perempuan dan 5 laki-laki pada tahun 2010.
3. Langkah-langkah Penelitian a. Menyusun Rancangan Tindakan Dalam tahap ini peneliti menjelaskan tentang apa, mengapa dimana, oleh siapa, dan bagaimana tidankan dilakukan. Peneliti tindakan yang ideal
dilakukan
secara
berpasangan
antara
pihak
yang
melakukantindakan dengan pihak yang mengamati proses jalannya penelitian. Dalam penelitian tindakan, pihak yang melakukan tindakan adalah siswa itu sendiri, sedang yang diminta pengamatan terhadap berlangsungnya proses tindakan adalah peneliti, bukan guru yang melakukan tindakan juga dapat dilakukan oleh dua orang guru, yang dengan cara bergantian mengamati. Ketika sedang mengajar dia adalah guru ketika sedang mengamati dia adalah seorang peneliti. Dalam tahapan penyusunan rancangan ini peneliti menetukan titik peristiwa yang perlu mendapatkaan perhatian khusus untuk diamati, kemudian membuat sebuah instrumen pengamat untuk membantu peneliti merekam fakta yang terjadi selama tindakan berlangsung b. Pelaksanaan tindakan (acting) Tidankan adalah pelaksanaan yang merupakan implementasi atau penerapan isi rancangan yaitu mengenakan tindakan di kelas, hal yang perlu diingat adalah bahwa dalam tahap ini guru harus berusaha
mentaati apa yang sudah dirumuskan dalam rancangan, tetapi harus pula berlaku wajar tidak dibuat-buat. c. Pengamatan (observing) Pengamatan dilakukan pada waktu tindakan sedang dilaksanakan sehingga dapat berlangsung da;am waktu yang bersamaan pada tahapan pelaksanaan diberikan untuk memberikan peluang kepada guru pelaksana yang juga berstatus sebagai pengawas. Pengamatan ini difokuskan pada kegiatan dan tingkah laku siswa selama pembelajaran dengan sasaran yang diamati yaitu keaktifan siswa dalam mengerjakan tugas, keseriusan siswa dalam mengikuti pembelajaran dan keaktifan siswa dalam bertanya dan menjawab pertanyaan. d. Refleksi (reflecting) Tahap refleksi merupakan kegiatan untuk mengemukakan kembali apa yang telah dilakukan. dalam tahap ini seorang guru pelaksana sekaligus berstatus sebagai pengamat melakukan evaluasi terhadap tindakan yang telah berlangsung dengan menggunakan lembar observasi.
4. Instrumen penelitian No 1
Indikator Keberhasilan Keaktifan belajar
Sub Indikator Keberhasilan -
Siswa
mempraktekan
keserasian gerakan dan bacaan sholat fardhu. -
Siswa
menghafal
bacaan-
bacaan sholat fardhu -
Siswa
memahami
gerakan-
gerakan sholat fardhu. 2
Siswa menguasi materi
-
Siswa belajar dengan temannya bertanya jawab materi sholat fardhu.
3
Hasil belajar siswa
-
Adanya
peningkatan
nilai
ulangan yang signifikan dari setiap siklusnya. 4
Perhatian Siswa
-
Adanya peningkatan perhatian yang terlihat pada antusias, keaktifan dan rasa senang siswa dalam pembeajaran fiqih.
5. Pengumpulan Data Dalam penelitian ini peneliti mengumpulkan data dengan menggunakan metode sebagai berikut : a. Observasi Adalah kegiatan pemusatan perhatian terhadap sesuatu objek dengan menggunakan seluruh alat indra. Metode ini digunakan untuk memperoleh data tentang keadaan lembaga pendidikan serta kegiatan-kegiatan yang ada di sekolah MI AL – Islam Krumpakan, Kecamatan Kajoran, Kabupaten Magelang. b. Dokumentasi Dokumentasi ini dilihat setiap akhir pertemuan berupa hasil rangkuman dan pekerjaan rumah yang ditugaskan pada pertemuan sebelumnya. Sehingga dapat mengelmpokan siswa menjadi tiga kelompok yaitu tinggi, sedang dan rendah. c. Tes Digunakan tes praktek yang dikerjakan siswa, baik berupa tes awal maupun tes akhir yang bertujuan untuk : 1). untuk menentukan seberapa baik siswa, baik menguasai bahan pelajaran yang diberikan pada waktu tertentu. 2). untuk menentukan apakah tujuan pada waktu tertentu 3). untuk memperoleh nilai
6. Analisa Data Dalam menyusun dan mengelolah data yang terkumpul, sehingga dapat menghasilkan suatu kesimpulan yang dapat dipertanggungjawabkan, maka digunakan analisa data kuantitatif. Cara perhitungan untuk mengetahui ketuntasan belajar siswa dalam proses belajar mengajar sebagai berikut : a. Merakapitulasi hasil tes b. Menghitung jumlah skor yang tercapai dalam prosentasinya untuk masing-masing siswa dengan menggunakan rumus ketuntasan belajar masing-masing siswa dengan menggunakan rumus ketuntasan belajar yaitu siswa dikatakan tuntas secara individu jika menadapat nilai minimal 74. c. Menganalisis hasil observasi yang dilakukan oleh teman sejawat pada aktifitas guru dan siswa selama proses pembelajaran. 7. Sistematika Penulisan Sistematika penulisan yang digunakan peneliti terdiri dari tiga bagian yaitu : 1. Bagian awal yang terdiri dari halaman sampul, lembar logo, halaman judul, lembar persetujuan (dari pembimbing dan pengesahan), pernyataan kaslihan peneliti, abstrak, kata pengantar, daftar isi, daftar tabel, daftar gambar, daftar lampiran, dan daftar yang lain. 2. Bagian dari inti terdiri dari lima bab yaitu :
Bab I. Pendahuluan A. Latar Belakang Masalah B. Rumusan Masalah C. Tujuan Penelitian D. Hipotesis Tindakan E. Manfaat Penelitian F. Definisi Operasional G. Metode Penelitian meliputi : 1. Rancangan Penelitian 2. Subjek Penelitian 3. Langkah-langkah 4. Instrumen Penelitian 5. Pengumpulan Data 6. Analisa Data H. Sistematika Penulisan
Bab. II. Kajian Pustaka A. Belajar B. Metode dan Media Pembelajaran C. Mata Pelajaran Fikih D. Metode Demonstrasi dan Media Audio Visual Bab. III. Pelaksanaan Penelitian A. Deskripsi pelaksanaan siklus I (rencana, pelaksanaan, pengamatan, pengumpulan data dan refleksi) B. Deskripsi pelasksanaan siklus II (rencana, pelaksanaan, pengamatan, pengumpulan data refleksi) C. Deskripsi pelaksanaan siklus III (rencana, pelaksanaan, pengamatan, pengumpulan data dan refleksi) Bab. IV. Hasil Penelitian dan Pembahasan A. Deskripsi persiklus (data hasil pengamatan/ wawancara, refleksi keberhasilan dan kegagalan) B. Pembahasan tiap siklus Bab. V. Penutup A. Kesimpulan B. Saran
1. Bagian Akhir Pada bagian ini meliputi : a. Daftar pustaka b. Lampiran-lampiran c. Daftar riwayat hidup penulis.
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Belajar 1. Pengertian Belajar Belajar adalah suatu kegiatan yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia sehingga tidak ada kata terlambat untuk belajar. Demikian pula pengertian belajar adalah sudah banyak dikemukakan para ahli dengan mengemukakan definisi menurut sudut pandang masingmasing hal ini justru akan menambah cakrawala dan pengetahuan kita tentang belajar. Menurut Thorndike, belajar adalah proses interaksi antara stimulus dan respon. Stimulus yaitu apa saja yang dapat merangsang terjadiriya kegiatan belajar seperti, perasaan atau hal-hal lain yang dapat ditangkap melalui alat indera. Sedang respon yaitu reaksi yang dimunculkan peserta didik ketika belajar, yang juga dapat berupa pikiran, perasaan atau gerakan/tindakan (Budiningsih, 2005 : 21). Menurut Hilgard belajar adalah proses yang melahirkan atau mengubah suatu kegiatan melalui jalan latihan yang dibedakan dari perubahan oleh faktor-faktor yang tidak termasuk latihan, misalnya perubahan karena mabuk atau minum ganja bukan termasuk belajar (Nasution, 2000 : 53).
Menurut Gagne belajar adalah terjadi apabila suatu situasi stimulus bersama dengan isi ingatan mempengaruhi siswa sedemikian rupa sehingga perubahannya berubah dari waktu sebelum ia mengalami situasi itu kewaktu sesudah ia mengalami situasi tadi (Purwanto, 1992 : 84). Menurut Good dan Brophy faktor-faktor penting yang sangat erat hubungannya dengan proses belajar ialah: a. Belajar dan kematangan b. Belajar dan penyesuaian diri c. Belajar pengalaman d. Belajar dan bermain e. Belajar dan pengertian f. Belajar dan menghafal g. Belajar dan latihan Dari definisi diatas dapat disimpulkan belajar ialah suatu perubahan yang terjadi melalui proses interaksi, latihan dan pengalaman. Dalam proses belajar dituntut adanya perhatian, keaktifan dan prestasi untuk menuju hasil yang maksimal. Perhatian adalah kegiatan yang dilakukan seseorang dengan hubungannya
dengan
pemilihan
rangsangan
yang
dating
dari
lingkungannya. Jika seseorang sedang berjalan di jalan besar, ia akan sadar dengan adanya lalu lintas di sekelilingnya, adanya took-toko yang berada di tepi jalan. Dalam keadaan seperti ini, kita tidak mengatakan bahwa ia
menaruh perhatian atau perhatiannya tertarik akan hal-hal di sekelilingnya. Tetapi jika kita melihat seseorang bertemu dengan orang yang dikenal, kemudian bercakap-cakap, maka kita dapat mengatakan bahwa seseorang tersebut sedang memperhatiakan, yaitu seseorang tadi mengarahkan inderanya untuk menerima informasi dari bercakap-cakap tadi. Tingkat yang lebih tinggi dalam menaruh perhatian adalah menaruh minat atas informsi yang diterimanya untuk dikomentari dan sebagainya. Salah satu masalah yang dihadapi oleh seorang guru dalam kelas adalah menarik perhatian siswa dan kemudian menjaga agar perhatian itu tetap ada. Berikut ini beberapa prinsip penting yang berkaitan dengan perhatian. a. Perhatian seseorang akan tertuju pada hal-hal yang baru. b. Perhatian seseorang akan tertuju pada hal-hal yang rumit, selama kerumitan tersebut tidak melampaui batas. c. Seseorang akan memperhatian pada sesuatu yang diminatinnya dan sesuai kebutuhannya. Keaktifan belajar berarti keterlibatan intelektual dan emosional anak, disamping keterlibatan fisik daam perilaku belajarnya. Pola keaktifan
sebagaimana
yang
dimaksud,
mengimplisitkan
perlunya
penerapan cara belajar siswa aktif dalam pembelajaran. Cara belajar siswa aktif yaitu konsep yang menjelaskan peranan aktif siswa dalam proses belajar. Dengan kata lain dapat dijelaskan bahwa
cara belajar siswa aktif merupakan prinsip pembelajaran yag merangsang munculnya aktifitas siswa secara individual maupun kelompok. Untuk menciptakan suasana siswa aktif, perlu diperhatikan beberapa hal sebagai berikut: a. tercipta situsi kelas yang memungkinkan siswa belajar dengan bebas dan tidak terancam, namun tetap terkendali. b. Siswa dihadapkan dengan topic-topik yang problematic. c. Tersedianya sumber dan media belajar yang diperlukan siswa. d. Adanya metode, teknik dan media yang bervariasi sesuai dengan tujuan. e. Adanya proses pembelajaran yang benar untuk memperoleh hasil yang benar. f. Terjadi interaksi dan komunikasi multiarah antara guru dan siswa. g. Adanya penghargaan yang dapat meningkatkan motivasi. h. Adanya kesempatan untuk berdiskusi dalam memecahkan masalah.
2. Prestasi Belajar a. Pengertian Prestasi Belajar Sebelum dijelaskan mengenai prestasi belajar, terlebih dahulu akan kami kemukakan tentang pengertian prestasi. Kata “prestasi”
berasal dari bahasa Belanda yaitu prestatie. Kemudian dalam bahasa Indonesia menjadi “prestasi” yang berarti hasil usaha. (Arifin, 1990 : 3). Loekmono (1998) berpendapat bahwa prestasi belajar adalah merupakan perwujudan atau aktualisasi dari kemampuan dan usaha belajar siswa dalam waktu tertentu. Nurkanca dan Sunartana mengatakan bahwa prestasi belajar biasa juga disebut kecakapan actual (actual ability) yang diperoleh oleh seseorang setelah belajar, suatu kecakapan potensial (potensial ability) yaitu kemampuan dasar yang berupa disposisi yang dimiliki oleh individu untuk mencapai prestasi. Kecakapan actual dan kecakapan potensial ini dapat dimasukkan ke dalam suatu istilah yang lebih umum yaitu kemampuan (ability). (http://Prestasi Belaar). Poerwanto (1986:2) memberikan pengertian prestasi belajar yaitu “hasil yang dicapai oleh seseorang dalam usaha belajar sebagaimana yang dinyatakan dalam raport “selanjutnya Winkel (1996:162) mengatakan bahwa prestasi belajar adalah suatu bukti keberhasilan belajar atau kemampuan seseorang siswa dalam melakukan kegiatan belajarnya sesuai dengan bobot yang dicapai. “Sedangkan menurut S Nasution (1996:17) Prestasi belajar adalah :”kesempurnaan yang dicapi seseorang dalam berfikir, merasa dan berbuat. Prestasi belajar
dikatakan sempurna apabila memenuhi tiga aspek yaitu : kognitif, afektif dan psikomotor, sebaliknya dikatakan prestasi kurang memuaskan jika seseorang belum memenuhi target dalam ketiga criteria tersebut.” Dari berbagai pengertian di atas dapat penulis simpulkan bahwa prestasi belajar adalah hasil belajar siswa setelah mengikuti proses pembelajaran dalam jangka waktu tertentu yang dituangkan dalam bentuk angka (kuantitatif) misalnya angka 10, 9, 8, 7 dan seterusnya. b. Kegunaan Prestasi Belajar Prestasi belajar suatu hal yang sangat penting dalam proses belajar mengajar karena mutu atau tidaknya suatu lembaga pendidikan dapat dilihat dari baik dan tidaknya prestasi belajar siswa. Jika pada suatu lembaga pendidikan banyak siswanya yang berprestasi misalnya banyak yang naik kelas atau lulus dengan nilai yang baik maka masyarakat akan menilai bahwa lembaga pendidikan tersebut berkualitas, sebaliknya jika nilai kenaikan ataupun kelulusan siswa rendah maka masyarakat menilai bahwa lembaga pendidikan tidak bermutu. Adapun kegunaan prestasi belajar menurut Drs. Zaenal Arifin prestasi belajar memiliki beberapa fungsi utama, antara lain:
1) Prestasi
belajar
sebagai
indicator
kualitas
dan
kuantitas
pengetahuan yang telah dikuasai anak didik. 2) Prestasi belajar sebagai lambing pemuasan hasrat ingin tahu. Hal ini didasarkan atas asumsi bahwa para ahli psikologi biasanya menyebut hal ini sebagai tendensi keingintahuan ( couriosuty ) dan merupakan kebutuhan umum pada manusia ( Abraham H. Moslow, 1984 ), termasuk kebutuhan anak didik dalam suatu program pendidikan. 3) Prestasi belajar sebagai bahan informasi dalam inovasi pendidikan. Asumsinya adalah bahwa prestasi belajar dapat dijadikan pendorong bagi anak didik dalam meningkatkan ilmu pengetahuan dan teknologi, dan berperan sebagai umpan balik ( feed back ) dalam meningkatkan mutu pendidikan. 4) Prestasi belajar sebagai indicator intern dan ekstern dari suatu institusi pendidikan. Indicator intern dalam arti bahwa prestasi belajar dapat dijadikan indicator tingkat produktifitas suatu institusi pendidikan. Asumsinya adalah bahwa kurikulum yang digunakan relevan dengan kebutuhan masyarakat dan anak didik. Indicator ekstern dalam arti bahwa tinggi rendahnya prestasi belajar dapat dijadikan indicator tingkat kesuksesan anak didik di masyarakat. Asumsinya adalah bahwa kurikulum yang digunakan relevan pula dengan kebutuhan pembangunan masyarakat.
5) Prestasi belajar dapat dijadikan sebagai indicator daya serap (kecerdasan) anak didik. Dalam proses belajar mengajar anak didik merupakan masalah yang utama dan pertama karena anak didiklah yang diharapkan dapat menyerap seluruh materi pelajaran yang telah diprogramkan dalam kurikulum. Dari beberapa fungsi yang telah disampaikan di atas maka dapat kami simpulkan bahwa betapa pentignya prestasi belajar karena dengan prestasi belajar kita dapat mengetahui berhasil atau tidaknya peserta didik setelah mengikuti proses pembelajaran dalam jangka waktu tertentu dan dapat diketahui berkualitas atau tidaknya suatu institusi pendidikan (Arifin, 1990 : 3). 3. Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar Dalam belajar, banyak sekali faktor yang mempengaruhinya. Modal kecerdasan saja belum cukup merupakan jaminan bagi seseorang untuk meraik sukses dibangku pendidikan. Manusia merupakan mahluk monodualis, sebagai mahkluk individu yang dibekali dengan berbagai potensi baik yang menunjang maupun yang menghambat. Namun juga sebagai mahktuk sosial yang tidak terlepas dari lingkungan serta orang lain yang berada di sekitamya. Keberhasilan belajar siswa tidak hanya ditentukan oleh faktor yang ada dalam dirinya. Kekuatan-kekuatannya, bakat-bakatnya, namun juga dipengaruhi oleh lingkungan setempat.
Secara global, faktor-faktor yang mempengaruhi belajar siswa dibedakan menjadi tiga macam, yaitu: a. Faktor intemal (faktor dari dalam siswa) yaitu keadaan/ kondisi jasmani dan rohani siswa. b. Faktor eksternal (faktor dari luar siswa ) yaitu kondisi lingkungan di sekitar siswa. c. Faktor pendekatan belajar (approach to learning) yakni jenis upaya belajar siswa yang meliputi strategi dan metode yang digunakan siswa untuk melakukan kegiatan pembelajaran materi-materi pelajaran. (Syah, 1999 : 130). Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa belajar dipengaruhi oleh faktor-faktor berikut ini : a. Faktor intemal atau faktor yang berasal dan dalam diri siswa yang belajar, faktor tersebut terdiri dari : 1) Faktor fisiologis Merupakan kondisi umum jasmaniah yang menandai tingkat kebugaran organ-organ tubuh dan sendi-sendiriya, yang dapat mempengaruhi semangat dan intensitas siswa dalam mengikuti pelajaran, untuk mempertahankan jasmani agar tetap bugar, siswa sangat dianjurkan mengkonsumsi makanan dan minuman yang bergizi. Selain itu juga dianjurkan memilih pola istirahat dan berolah raga ringan.
Faktor fisiologis yang berpengaruh terhadap keberhasilan belajar adalah: a) Kesehatan Kesehatan fisik yang sehat dan segar akan lebih mendukung terjadiriya kegiatan belajar lebih leluasa di bandirigkan dengan keadaan fisik yang kurang sehat dan kelelahan, sehingga hal tersebut akan berpengaruh terhadap prestasi betajar yang dihasilkan. Oleh karena itu agar tetap sehat dan bugar, dengan cara olah raga teratur, makan makanan bergizi, dan istirahat yang cukup. b) Kecacatan/ cacat fisik Keadaan fisik yang normal akan memungkinkan siswa untuk belajar dengan baik, karena dengan kondisi yang normal siswa dapat melakukan semua aktifitas belajar dengan baik dibandirigkan dengan siswa yang memiliki kecacatan dalam fisiknya. Kecacatan yang dimaksud dapat berupa cacat bawaan, karena suatu penyakit, ataupun cacat karena kecelakaan. Contoh kondisi fisik cacat misalnya kurang sempuma alat indra, kelainan pada salah satu atau anggota tubuh, sehingga kondisi tersebut akan mempengaruh belajar siswa (Syah, 1999 : 132).
2) Faktor psikologis Faktor yang berkaitan dengan kondisi kejiwaan individu yang belajar dan mempunyai pengaruh yang besar terhadap hasil belajar siswa. Faktor ini antara lain meliputi : a) Intelegesi Intelegensi merupakan kemampuan psiko-fisik untuk mereaksi rangsangan atau menyesuaikan diri dengan lingkungan dengan cara yang tepat (Reber, 1988). Tinggi rendahnya intelegensi siswa akan mempengaruhi hasil belajar. Siswa dengan dengan intelegensi tinggi akan lebih cepat menangkap pelajaran dari pada siswa yang memiliki intelegensi rendah. Siswa dengan intelegensi rendah memerlukan perhatian khusus dari guru demi keberhasilan belajamya dan memerlukan ketekunan yang tinggi agar berhasil (Sriyanti, 2003 : 7.). b) Motivasi Motivasi merupakan tenaga penggerak bagi aktifitas belajar anak. Motif adalah suatu kekuatan yang yang
berasal
menyebabkan
dari orang
dalam
diri
tersebut
seseorang melakukan
yang suatu
perbuatan. Motivasi dibedakan menjadi dua macani yaitu: (1) Motivasi Intrinsik Yaitu hal dan keadaan yang berasal dari dalam diri siswa sendiri yang dapat mendorongnya melakukan tindakan belajar. Misalnya perasaan menyenangi materi dan kebutuhannya terhadap materi tersebut yaitu untuk kehidupan masa depan siswa yang bersangkutan. (2) Motivasi Ekstrinsik Yaitu hal dan keadaan yang berasal dari luar individu siswa yang juga mendorongnya untuk nielakukan kegiatan belajar. Misalnya pujian dan hadiah, peraturan atau tata tertib sekolah suri teladan orang tua dan guru. Dengan motivasi yang kuat anak akan banyak tenaga yang mendorong belajar sehingga aktifitas belajamya lebih bertahan lama sedangkan motivasi yang lemah akan membuat kemampuan belajamya mudah
luntur
sehingga
diupayakan oleh guru.
perlu
dipupuk
dan
c) Minat Minat (interest) berarti kecenderungan dan kegairahan yang tinggi atau keinginan yang besar terhadap mempengaruhi kualitas pencapaian hasil belajar siswa dalam bidang-bidang studi tertentu. Dengan demikian siswa yang berminat dalam pelajaran akan lebih sungguh-sungguh dalam
belajar
dan
memusatkan perhatian yang lebih banyak di bandingkan dengan siswa lain. Dan siswa ini akan lebih giat belajar sehingga mencapai prestasi yang diinginkan. d) Ingatan Ingatan adalah daya untuk menyimpan dan mengeluarkan
kesan-kesan.
Ingatan
yang
baik
mempunyai sifat dapat menyimpan kesan dalam waktu lama,
dapat
menyimpan
kesan
yang
luas
dan
mengeluarkannya pada waktu yang diperlukan dengan tepat. Sehingga siswa yang mempunyai ingatan baik akan mempunyai hasil belajar yang baik pula begitu sebaliknya siswa yang daya ingatnya kurang baik akan lekas lupa terhadap apa yang dipelajarinya pada saat diperlukan sehingga mengakibatkan basil belajar yang dicapai rendah.
e) Bakat Bakat
atau
optitude
adalah
kemampuan
potensial yang dimiliki seseorang untuk mencapai keberhasilan pada masa yang akan datang. Ini berarti seorang siswa yang memiliki bakat dalam dzikir dan do‟a akan lebib cepat memahami dan menyerap materi pelajaran yang di pelajarinya karena telah ada kemampuan untuk belajar dzikir dan do‟a dalam dirinya sehingga kemungkinan besar basil belajarnya akan lebih baik dibandingkan siswa yang tidak berbakat akan membutuhkan waktu yang lebih lama untuk belajar dan berlatih dalam menyerap dan memahami materi pelajaran yang dipelajarinya. (Syah, 1999 : 135).
b. Faktor Eksternal siswa atau faktor yang berasal dan luar diri siswa yang belajar ada dua faktor eksternal siswa yaitu: 1) Lingkungan sosial Yaitu semua orang atau manusia lain yang mempengaruhi kita baik yang kita terima secara langsung maupun yang tidak secara langsung. Lingkungan sosial sekolah seperti para guru, para staf administrasi dan teman-teman sekelas dapat mempengaruhi semangat belajar seorang yang simpatik dan
memperlihatkan suri teladan yang baik dan rajin khususnya dalam hal belajar. Selanjutnya yang termasuk lingkungan sosial siswa adalah masyarakat dan tetangga juga teman-teman sepermainan disekitar perkampungan siswa. Lingkungan sosial yang lebih banyak mempengaruhi kegiatan belajar adalah orang tua dan keluarga siswa itu sendiri, sifat-sifat orang tua, praktek pengelolaan keluarga, ketegangan keluarga, dan demografi keluarga (letak rumah) semuanya dapat memberi dampak baik ataupun buruk terhadap kegiatan belajar dan hasil yang dicapai oleh siswa (Syah, 1999 : 138.). 2) Lingkungan Nonsosial Faktor-faktor yang termasuk lingkungan non sosial ialah gedung sekolah dan letaknya, rumah tempat tinggal keluarga siswa dan letaknya, alat-alat belajar, keadaan cuaca dan waktu belajar yang digunakan siswa. Faktor-faktor ini turut menentukan tingkat keberhasilan belajar siswa. Supaya kondisi lingkungan tersebut dapat menguntungkan bagi proses dan hasil belajar, maka siswa harus melakukan upaya tertentu sehingga hasil belajar yang dicapainya tinggi. Contohnya pada saat cuaca dingin dalam belajar memakai pakaian yang hangat dan pada saat cuaca panas belajar dapat dilakukan ditempat yang menyejukan (teras rumah, bawah
pohon) dan sebagainya. Sehingga keadaan lingkungan tidak menghambat berlangsungnya proses belajar.
c. Faktor Pendekatan Belajar Pendekatan belajar adalah segala cara yang digunakan siswa dalam menunjang keefektifan dan efisiensi proses pembelajaran materi tertentu. Strategi dalam hal ini berarti seperangkat langkah operasional yang direkayasa sedemikian rupa untuk memecahkakn masalah atau mencapai tujuan belajar tertentu. Diantara pendekatan-pendekatan belajar yang biasa digunakan oleh siswa untuk mempelajari bidang studi atau materi pelajaran yang sedang ditekuni, ada tiga macam pendekatan, yaitu: 1) Pendekatan Hukum Jost Menurut Reber (1988) saiah satu asumsi penting yang mendasari Hukum Jost (Jost Law) adalah siswa yang lebih mudah memanggil kembali memori lama yang berhubungan dengan materi yang sedang ditekuni. Misalnya 4 x 2 adalah lebib baik dari pada 2 x 4 artinya mempelajari sebuah materi khusus yang panjang dengan alokasi waktu 2 jam per hari selama 4 hari akan lebih efektif dari pada mempelajani materi tersebut dengan alokasi 4 waktu 4 jam sehari tetapi dalam 2 hari.
2) Pendekatan Ballard dan Clanchy Menurut Ballard dan Clanchy (1990) pendekatan belajar siswa pada umumnya dipengaruhi oleh sikap terhadap ilmu pengetahuan (attitude to knowledge). Ada dua macam siswa dalam menyikapi ilmu pengetahuan yaitu : 1) Sikap melestarikan apa yang sudah ada (conserving) yaitu menghasilkan kembali fakta dan informasi. 2) Sikap memperluas (extending) yaitu berdasarkan pemilihan dan interpretasi fakta dan informasi 3) Pendekatan Biggs Menurut Biggs (1991) pendekatan belajar siswa dapat dikelompokkan menjadi tiga prototipe (bentuk dasar) yaitu : a) Pendekatan Surface (bersifat lahiriyah) Misalnya mau belajar karena dorongan dari luar (ekstrinsik) antara lain takut tidak lulus yang mengakibatkan malu gaya belajar pada pendekatan ini adalah gaya belajarnya santai, asal hafal, tidak mementingkan pemahaman yang mendalam. b) Pendekatan deep (mendalam) Siswa mempelajari sesuatu karena dia tertarik dan merasa membutuhkannya (intrinsik) gaya belajarnya serius dan berusaha memahami materi secara mendalam serta memikirkan cara mengakplikasi.
c) Pendekatan achieving Dilandasi oleh motif ekstrinsik yang berciri khusus yang disebut ego-enhancement yaitu ambisi pribadi yang besar dalam meningkatkan prestasi keakuan dirinya dengan cara meraih meraih indeks prestasi setinggi-tingginya. Gaya belajar siswa ini lebih serius dari pada siswa-siswa yang lain. Dia memiliki ketrampilan belajar (study skills) dalam arti sangat cerdik dan efisien dalam mengatur waktu, ruang kerja dan penelaah isi silabus. Faktor
pendekatan
belajar
berpengaruh
terhadap
keberhasilan proses pembelajaran siswa tersebut. Seorang siswa yang terbiasa mengaplikasikan pendekatan belajar deep misalnya, lebih berpeluang meraih prestasi belajar yang bermutu daripada menggunakan pendekatan belajar surface atau reproductive (Syah, 1999 : 140).
B. Metode dan Media Pembelajaran 1. Metode Pembelajaran a. Pengertian Metode Metode pembelajaran adalah suatu pengetahuan tentang caracara mengajar yang dipergunakan oleh seorang guru. Pengertian lain
adalah teknik penyajian yang dikuasai oleh guru untuk mengajar atau menyajikan bahan pembelajaran pada siswa di dalam kelas baik secara individual maupun secara kelompok, agar pelajaran tersebut dapat diserap, dipahami dan dimanfaatkan oleh siswa dengan baik. Makin baik metode mengajar, makin baik pula pencapaian tujuan. b. Faktor-faktor penyebab banyaknya metode pembelajaran Apabila dijabarkan dengan terperinci, faktor-faktor penyebab bermacam-macamnya metode pembelajaran antara lain: 1) Tujuan yang berbeda-beda 2) Perbedaan latar belakang masing-masing individu siswa. 3) Perbedaan situasi dan kondisi atau geografis tempat proses pembelajaran berlangsung. 4) Perbedaan tingkat kecerdasan masing-masing siswa 5) Adanya sarana prasarana dan media pembelajaran yang beraneka ragam. 2. Media Pembelajaran a. Pengertian Media Pembelajaran Kata media berasal dari bahasa Latin medius yang secara harfiah berarti „tengah‟, „perantara‟ atau „pengantar‟. Dalam bahasa Arab, media adalah perantara atau pengantar pesan dari pengirim kepada penerima pesan. Gerlach & Ely (1971) mengatakan bahwa media apabila dipahami secara garis besar adalah manusia, materi, atau
kejadian yang membangun kondisi yang membuat siswa mampu memperoleh pengetahuan, keterampilan, atau sikap. Dalam pengertian ini,guru,buku teks,dan lingkungan sekolah merupakan media. Secara lebih khusus, pengertian media dalam proses belajar mengajar cenderung diartikan sebagai alat-alat grafis, photografis, atau elektronis untuk menangkap, memproses, dan menyusun kembali informasi visual atau verbal. b. Landasan Teoretis Penggunaan Media Pendidikan Pemerolehan pengetahuan dan keterampilan, perubahanperubahan sikap dan perilaku dapat terjadi karena interaksi antara pengalaman
baru
dengan
pengalaman
yang
pernah
dialami
sebelumnya. Menurut Bruner (1966:10-11) ada tiga tingkatan utama modus belajar, yaitu pengalaman langsung (enactive), pengalaman pictorial/gambar (iconic), dan pengalaman abstrak (symbolic). Pengalaman langsung adalah mengerjakan, misalnya arti kata „simpul‟dipahami dengan langsung membuat „simpul‟ dipelajari dari gambar, lukisan, foto, atau film. Meskipun siswa belum pernah mengikat tali untuk membuat „simpul‟ mereka dapat mempelajari dan memahaminya dari gambar, lukisan, foto, atau film. Selanjutnya, pada tingkatan symbol, siswa membaca (atau mendengar) kata „simpul‟ dan mencoba mencocokkannya dengan „simpul‟pada image mental atau mencocokkannya dengan pengalamannya membuat „simpul‟. Ketiga
tingkat pengalaman ini saling berinteraksi dalam upaya memperoleh „pengalaman‟ (pengetahuan, keterampilan, atau sikap) yang baru. c. Ciri-ciri Media Pendidikan Gerlach & Ely (1971) mengemukakan tiga cirri media yang merupakan petunjuk mengapa media digunakan dan apa-apa saja yang dapat dilakukan oleh media yang mungkin guru tidak mampu (atau kurang efisien) melakukannya. a) Ciri Fiksatif (Fixative Property) Ciri ini menggambarkan kemampuan media merekam, menyimpan, melestarikan, dan merekonstruksi suatu peristiwa atau obyek. Suatu peristiwa atau obyek dapat diurut dan disusun kembali dengan media seperti fotografi, video tape, audio tape, disket computer, dan film. b) Ciri Manipulatif (Manipulative Property) Transformasi suatu kejadian atau obyek dimungkinkan karena media memiliki cirri manipulatif. Kejadian yang memakan waktu berhari-hari dapat disajikan kepada siswa dalam waktu dua atau tiga menit dengan teknik pengambilan gambar time-lapse recording. Misalnya, bagaimananproses larva menjadi kepompong
kemudian menjadi kupu-kupu dapat dipercepat dengan teknik rekaman fotografi tersebut. c) Ciri Distributif (Distributive Property) Ciri distributive dari media memungkinkan suatu obyek atau kejadian ditransportasikan melalui ruang, dan secara bersamaan kejadian tersebut disajikan kepada sejumlah besar siswa dengan stimulus pengalaman yang relative sama mengenai kejadian itu. d. Manfaat Media Pembelajaran Manfaat media pembelajaran antara lain: 1) Dapat memperjelas penyajian pesan dan informasi. 2) Dapat meningkatkan dan mengarahkan perhatian anak sehingga dapat menimbulkan motivasi belajar. 3) Dapat mengatasi keterbatasan indera, ruang, dan waktu.
e. Keuntungan dan Keterbatasan Media Pembelajaran 1) Film dan Video a) Keuntungan Film dan Video (1). Film dan video dapat melengkapi pengalaman-pengalaman dasar dari siswa ketika mereka membaca, berdiskusi,
berpraktek,dan lain-lain. Film merupakan pengganti alam sekitar dan bahkan dapat menunjukkan obyek yang secara normal tidak dapat dilihat, seperti cara kerja jantung ketika berdenyut. (2) Film dan video dapat menggambarkan suatu proses secara tepat yang dapat disaksikan secara berulang-ulang jika dipandang perlu. Misalnya, langkah-langkah dan cara yang benar dalam berwudhu. (3)
Di samping mendorong dan meningkatkan motivasi, film dan video menanamkan sikap dan segi-segi afektif lainnya. Misalnya, film kesehatan yang menyajikan proses berjangkitnya penyakit diare atau eltor dapat membuat siswa sadar terhadap pentingnya kebersihan makanan dan lingkungan.
(4)
Film dan video yang mengandung nilai-nilai positif dapat mengundang pemikiran dan pembahasan dalam kelompok siswa. Bahkan, film dan video, seperti slogan yang sering didengar, dapat membawa dunia ke dalam kelas.
(5).
Film dan video dapat menyajikan peristiwa yang berbahaya bila dilihat secara langsung seperti lahar gunung berapi atau perilaku binatang buas.
(6).
Film dan video dapat ditunjukkan kepada kelompok besar atau kelompok kecil, kelompok yang heterogen, maupun perorangan.
(7).
Dengan kemampuan dan teknik pengambilan gambar frame, film yang dalam kecepatan normal memakan waktu satu minggu dapat ditampilkan dalam satu atau dua menit. Misalnya, bagaimana kejadian mekarnya kembang mulai dari lahirnya kuncup bunga hingga kuncup itu mekar.
a). Keterbatasan (1). Pengadaan film dan video umumnya memerlukan biaya mahal dan waktu yang banyak. (2). Pada saat film dipertunjukkan, gambar-gambar bergerak terus sehingga tidak semua siswa mampu mengikuti informasi yang ingin disampaikan melalui film tersebut. (3). Film dan video yang tersedia tidak selalu sesuai dengan kebutuhan dan tujuan belajar yang diinginkan; kecuali film dan video itu dirancang dan diproduksi khusus untuk kebutuhan sendiri.
C. Mata Pelajaran Fiqih 1. Pengertian Fikih Pada bagian ini akan dikemukakan pengertian-pengertian atau definisi-definisi, baik secara umum maupun secara khusus. a. Definisi fiqih secara umum ialah suatu ilmu yang mempelajari bermacam-macam syariat atau hukum Islam dan berbagai macam aturan hidup bagi manusia baik yang bersifat individu maupun yang berbentuk masyarakat sosial. b. Ilmu fiqih merupakan suatu kumpulan ilmu yang sangat besar gelanggang pembahasannya, yang mengumpulkan berbagai ragam jenis hukum Islam dan bermacam rupa aturan hidup, untuk keperluan sesorang, segolongan dan semasyarakat dan seumum manusia. Jadi secara umum ilmu fiqih itu sangat luas sekali, yaitu membahas masalah-masalah
hukum
Islam
dan
peraturan-peraturan
yang
berhubungan dengan kehidupan manusia (Bakry, 1996 : 7.). c.
Definisi fikih yang dikemukakan oleh ustadz Abdul Hamid Hakim dalam kitabnya Salam antara lain, Fikih menurut bahasa : faham, maka tahu aku akan perkataan engkau, artinya faham aku. Sedangkan Fikih menurut istilah/ketetapan ialah : Mengetahui hokum-hukum agama Islam dengan cara atau jalannya ijtihad.
2.
Pengertian shalat fardlu ‘ain Shalat fardlu „ain yaitu shalat wajib yang harus dilaksanakan oleh setiap muslim (Shubuh, Dhuhur, Ashar, Maghrib, Isya‟ dan Jum‟at). Allah berfirman “Sesungguhnya shalat itu adalah kewajiban yang ditentukan waktunya atas orang-orang yang beriman “(QS 4/ An-Nisa‟:103). “Dirikanlah shalat dari sesudah matahari tergelincir (yakni Dhuhur dan Ashar) sampi gelap malam maksudnya ( Maghrib dan Isya‟) dan dirikanlah pula shalat Shubuh. Sesungguhnya shalat Shubuh itu disaksikan oleh malaikat “(QS 17/Al-Isro‟ : 78) (Hamid, 2009 : 113).
3. Standar Kompetensi, Kompetensi Dasar dan indicator Mata pelajaran Fikih kelas II MI Al-Islam. a.
Standar Kompetensi - Mempraktekkan shalat fardlu
b.
Kompetensi Dasar - Mempraktekkan keserasian gerakan dan bacaan shalat fardlu.
c.
Indikator - Memperagakan shalat sesuai dengan gerakannya dengan tepat dan benar. - Mendemonstrasikan bacaan shalat fardlu.
d.
Materi pembelajaran - Tata cara shalat fardlu. - Memperagakan gerakan shalat
1.
Niat - niat shalat Subuh dua rakaat - niat shalat Dhuhur empat rakaat - niat shalat Asyar empat rakaat - niat shalat Maghrib tiga rakaat - niat shalat Isya‟ empat rakaat
2.
Takbiratul Ihram
3.
Bersedekap - do‟a iftitah - surat Al-Fatihah - salah satu surah dalam Al-Qur‟an
4.
Rukuk
5.
Iktidal
6.
Sujud
7.
Duduk di antara dua sujud
8.
Duduk tasyahut awal
9.
Duduk tasyahut akhir - do‟a tasyahut awal - do‟a shalawat Nabi - do‟a tambahan
10.
Salam .
4. Fungsi Fikih Mempelajari ilmu fikih besar sekali faidahnya bagi manusia. Dengan mengetahui ilmu fikih menurut beberapa ahli ushul, akan dapat diketahui mana yang disuruh mengerjakaan dan mana yang dilarang. Ilmu fikih juga memberikan petunjuk kepada manusia tentang pelaksanaan nikah, thalaq, rujuk, serta hal-hal yang berhubungan dengan kehidupan social (Bakry, 1996 : 26). 5. Tujuan Mata Pelajaran Fikih Mata pelajaran fikih digunakan untuk memberikan pengetahuan, pengalaman dan pembiasaan yang berkaitan tentang pemanfaatan bagi kehidupan sehari-hari. Sesuai dengan fungsi dan pengertian fikih, maka pelajaran fikih bertujuan sebagai berikut: a.
Mengembangkan minat untuk mengenal dan mempelajari syari‟at Islam untuk tanggap dengan kehidupan lingkungannya.
b.
Menumbuhkan sikap keingin tahuan tentang syari‟at Islam.
c.
Menumbuhkan kesadaran dan tanggung jawab dalam mengamalkan syariat Islam dalam kehidupan sehari-hari.
d.
Menyiapkan mereka untuk mengikuti pendidikan disekolah lanjutan (Suparta, 1995 : 8).
6. Ruang Lingkup Fikih Yang dibahas oleh fikih ialah perbuatan orang-orang mukallaf, tentunya orang-orang yang telah diberati dari ketetapan-ketetapan hokum agama Islam. Adapun hasil pembicaraan ialah salah satu dari hokum lima yaitu: a. Wajib b. Sunah c. Haram d. Makruh e. Mibah 7. Hukum Mempelajari Fikih Hukum mempelajari fikih terbagi menjadi dua yaitu: a. Ada hokum fikih yang wajib dipelajari oleh semua pemeluk agama Islam yang mukallaf, seperti ilmu shalat, puasa dan sebagainya. b. Ada ilmu fikih yang wajib dipelajari oleh sebagaian saja, seperti masalah ruju‟, syarat menjadi qodhi atau wali hakim dan sebagainya.
D. Metode Demonstrasi dan Media Audio Visual 1. Metode Demonstrasi a. Pengertian Metode Demonstrasi Secara bahasa kata "demonstrasi" artinya adalah "unjuk rasa". Sedangkan secara istilah yang dimaksud dengan metode Demonstrasi adalah metode mengajar dimana guru atau orang lain (siswa) yang diminta untuk memperlihatkan kepada seluruh kelas suatu proses atau suatu prosedur dalam melakukan sesuatu
sehingga apa yang akan
disampaikan dapat terlihat dengan jelas dan akan tersimpan dalam otak lebih dalam. Sebagai contoh proses mengambil air wudhu, proses jalannya shalat dua rakaat, dan sebagainya. b. Hal-hal yang perlu di perhatikan dalam penggunaan Metode Demonstrasi 1). Guru harus mampu menyusun tujuan intruksional. 2). Guru mempertimbangkan baik-baik mengenai tujuan yang hendak dicapai. 3). Memperhatikan jumlah siswa atau keadaan kelas. 4). Mempersiapkan alat-alat atau bahan yang akan digunakan mengenai jumlah, kondisi dan tempatnya.
5). Harus sudah menentukan garis-garis besar langkah yang akan dilaksanakan. 6). Memperhatikan waktu pelajaran. 7). Selama demonstrasi dilaksanakan guru harus selalu mengamati dan memberikan waktu untuk bertanya. 8). Diadakan evaluasi setelah proses pembelajaran. c. Situasi yang paling cocok pelaksanaan Metode Demonstrasi Dalam menggunakan meode ini, hal-hal yang cocok adalah pada situasi sebagai berikut: 1). Apabila anak menunjukkan ketrampilan tertentu. 2). Untuk memudahkan dalam penjelasan, sebab penggunaan bahasa dapat lebih jelas. 3). Untuk menghindari verbalisme. 4). Membuat proses jalannya demonstrasi semenarik mungkin. 2. Media Audio Visual Media audio visual adalah alat-alat “audible” artinya dapat didengar dan alat-alat “visible” artinya dapat dilihat. Alat audio visual gunanya untuk membuat cara berkomunikasi menjadi efektif. Sasaran komunikasi yang kita bahas dalam hal ini adalah pembelajaran, penerangan atau
penyuluhan. Diantara alat-alat audio visual seperti gambar, foto, model pita kaset, tape recorder, film bersuara dan televisi (Sulaiman, 1981 : 11) Media berbasis visual (image atau perumpamaan) memegang peranan yang sangat penting dalam proses belajar mengajar. Media visual dapat memperlancar pemahama siswa (misalnya melalui elaborasi struktur dan organisasi) dan memperkuat ingatan. Visual dapat pula menumbuhkan minat siswa dan dapat memberikan hubungan antara isi materi pelajaran dengan dunia nyata. Bentuk visual bias berupa (a) gambar representasi seperti gambar, lukisan atau foto; (b) diagram; (c) peta. a. Prinsip-prinsip Penggunaan Media Visual Agar penggunaan media visual dapat maksimal maka harus kita perhatikan beberapa prinsip penggunaan media visual. Azar Arsyad menyatakan ada beberapa prinsip agar penggunaan media visual dapat efektif antara lain: 1) Usahakan visual itu sesederhana mungkin dengan menggunakan gambar garis, karton, bagan dan diagram. 2) Visual digunakan untuk menekankan informasi sasaran (yang terdapat teks) sehingga pembelajaran dapat terlaksana dengan baik.
3) Gunakan grafik untuk menggambarkan ikhtisar keseluruhan materi sebelum menyajikan unit demi unit peljaran untuk digunakan oleh siswa mengorganisasikan informasi. 4) Ulangi sajian visual dan libatkan siswa untuk meningkatkan daya ingat. 5) Gunakan gambar untuk melukiskan perbadaan konsep-konsep, misalnya dengan menampilkan konsep-konsep yang divisualkan itu secara berdampingan. b. Kelebihan dan Kekurangan Media Audio Visual Media audio visual memiliki kelabihan dan kekurangan sebagai berikut : Kelebihan media audio visual antara lain : 1) Dapat memberikan gambaran yang lebih nyata. 2) Dapat meningkatkan retensi memori. 3) Lebih mudah diingat. 4) Lebih menarik perhatian 5) Memperjelas masalah dalam bidang apa saja, dan dapat digunakan untuk semua orang tanpa memandang umur.
Kelemahan-kelemahan Media Audio Visual antara lain : 1). Kelebihan dan penjelasan guru dapat
menyebabkan timbulnya
penafsiran yang berbeda sesuai dengan pegetahuan masing –masing anak terhadap hal yang dijelaskan. 2). Memerlukan peralatan khusus dalam penyajian 3). Memerlukan tenaga listrik 4). Memerlukan ketrampilan khusus untuk mengoprasikannya
BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN A. Subjek Penelitian 1. Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di kelas II MI Al-Islam Krumpakan Kecamatan Kajoran Kabupaten Magelang. MI Al-Islam didirikan pada tahun 1955 oleh yayasan Ma‟arif. Pada tahun 2010 ini MI Al-Islam Krumpakan memiliki siswa sebanyak 92 siswa yang terdiri dari 51 siswa putra dan 41 siswa putri. MI Al-Islam Krumpakan ini mempunyai visi dan misi yaitu : a. Visi : mewujudkan sebuah layanan pendidikan yang Islami, inovatif dan kerkwalitas. b. Misi : 1) Berusaha menanamkan pribadi-pribadi muslim melalui pendidikan, lingkungan, pergaulan serta aktifitas yang berdasar pada nilai-nilai Islam. 2) Inovatif 3) Berkwalitas
c.
d.
Profil Madrasah 1) Nama Madrasah
:
MI Al-Islam Krumpakan
2) Nomor Statistik
:
11.2.330.813.151
3) Alamat
:
Krumpakan
4) Desa / Kelurahan
:
Krumpakan
5) Kecamatan
:
Kajoran
6) Kabupaten
:
Magelang
7) Kode Pos
:
56163
8) Propinsi
:
Jawa Tengan
9) Tahun Berdiri
:
1955
10) Status Madrasah
:
Swasta
1) Geografi
:
Dataran tinggi
2) Potensi wilayah
:
Pertanian
3) Wilayah
:
Perdesaan
Lokasi
b. Jumlah siswa MI Al-Islam Krumpakan Tabel 1.1 Daftar jumlah siswa MI Al-Islam Krumpakan Kegiatan Belajar Mengajar TP 2009/2010 Pagi
Siang
Jumlah
Jumlah Siswa
92
-
92
Rombel
6
-
6
f. Tenaga Pengajar di MI Al-Islam Krumpakan Tabel 1.2 Daftar Tenaga Pengajar MI Al-Islam Krumpakan NIP/
N
Nama Guru
o 1.
2.
3.
4.
Pendidikan
Mengajar
GWB
S1
IV, V, VI
GWB
D II
V
GWB
D II
III
GWB
D II
II, IV, V, VI
GWB A.ATHOILLAH, S.Pd SITI JAMA‟ATUL.A, AMa ANIK NURJANAH SARWANI HIDAYAT
5.
TRI FADHOL
GWB
D II
IV, V, VI
6.
LAELA MAHFIROH
GWB
D II
I
7.
KUAT NGIMRON
GWB
D II
I, II
g. Struktur Organisasi Sekolah Tabel 1.3 Struktur Organisasi Sekolah MI Al-Islam Krumpakan
KEPALA MADRASAH
DEWAN KOMITE H.A. CHOERUN
A.ATHOILLAH, S.Pd
GURU KELAS I
GURU KELAS II
GURU KELAS III
GURU KELAS IV
GURU KELAS V
LAILA M
K. INGIMRON
A. NURJANAH
SARWANI. H
S. JAMANGATUL. A
GURU KELAS VI
TRI FADHOL
GURU AGAMA
GURU B. INGGRIS
A.ATHOILLAH, S.Pd
TRI FADHOL
GURU B. JAWA
GURU PENJASKES SARWANI. H
SISWA
MASYARAKAT SEKITAR
2.
Mata Pelajaran Mata pelajaran yang diteliti adalah fiqih materi sholat fardhu dengan standar kompetensi mempraktekkan sholat fardhu dan kompetensi dasar mempraktekkan keserasian gerakan dan bacaan sholat fardhu, dengan indikator sebagai berikut
:
a. Melafalkan bacaan-bacaan sholat fardhu b. Menunjukkan gerakan-gerakan sholat fardhu c. Menghafalkan bacaan-bacaan sholat fardhu d. Mendemonstrasikan bacaan-bacaan sholat fardhu e. Memperagakan sholat fardhu sesuai dengan keserasian gerakan dan bacaan sholat 3. Karateristik Siswa Jumlah siswa kelas II MI Al-Islam Krumpakan Kecamatan Kajoran Kabupaten Magelang yang dijadikan subjek penelitian sebanyak 14 siswa yang terdiri dari 5 siswa laki-laki dan 9 siswa perempuan sebagai berikut : Tabel 1.4 Daftar siswa kelas II MI Al-Islam Krumpakan Pendidikan Orang Tua
Pekerjaan Orang Tua
Mgl, 13-122001
SLTA
Wiraswasta
P
Mgl, 27-042001
MI
P
Mgl, 24-03-
SLTP
No
Nama Siswa
L/P
1.
Veronika Astri H.
P
2.
Eni Lailatul K.
3.
Elisa Mukaromah
Tempat Tgl Lahir
Petani Wiraswasta
R.
2002
4.
Anis Wachidatul H.
P
Mgl, 06-052002
MI
5.
Novia Kurniawati
P
Mgl, 11-112001
SLTP
Pedagang
6.
Tiska Nurrokhmah
P
Mgl, 26-092001
SLTA
Kepala Desa
7.
Khbibatur Rohmah
P
Mgl, 28-012002
SLTA
8.
Novita
P
Mgl, 20-112001
MI
9.
Mahrisatul Rosiyah
P
Mgl, 27-082000
MI
10.
Naufal Husnil M.
L
Mgl, 14-082001
SLTA
11. Rudik Cahyono
L
Mgl, 17-032001
MI
12. Nurohim
L
Mgl, 26-112001
MI
13. Refki Chafifi
L
Mgl, 08-062002
MI
14. Fatkhan Rifqi H.
L
Mgl, 27-032002
MI
Buruh
Buruh
Buruh
Buruh
Wiraswasta
Buruh Petani
Petani
Buruh
58
4. Jadwal Kegiatan Penelitian Tindakan Kelas April
N o
23
1 Pembekalan PTK 2
Mei
Kegiatan
Pembuatan dan Penyerahan Proposal
3 Tahap persiapan penyusunan
24
26
28
29
30
√ √ √
a. Penyusunan RPP b. Persiapan c. Penyusunan instrumen 4 Siklus I a. Perencanaan
√
b. Tindakan dan pengamatan c. Analisis dan reflekksi 5 Siklus II a. Perencanaan
√
b. Tindakan dan pengamatan c. Analisis dan reflekksi 6 Siklus III a. Perencanaan b. Tindakan dan pengamatan c. Analisis dan reflekksi
√
1
3
59
7 Tahap penyelesaian √
a. Penyusunan laporan
√
b. Perbaikan dan penyerahan laporan
B. Pelaksanaan Penelitian Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan dalam tiga siklus dan tiap siklus memiliki beberapa tahapan yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi. 1. Siklus I Penelitian siklus I dilaksanakan pada tanggal 28 April 2010 dengan standar kompetensi mempratikkan sholat fardhu, kompetensi dasar mempraktikkan keserasian gerakan dan bacaan sholat fardhu dan indikator melafalkan bacaan-bacaan sholat fardhu dan menunjukkan gerakangerakan sholat fardhu melalui media gambar. Tahapan dan langkahlangkahnya adalah sebagai berikut
:
a. Perencanaan Dalam perencanaan ini mencakup kegiatan sebagai berikut
:
1. Peneliti menentukan permasalaan yang akan dikaji dalam pembelajaran fiqih yang sebelumnya menggunakan metode ceramah sehingga siswa kurang aktif dalam proses pembelajaran dan pada akhir pembelajaranya tidak diadakan evaluasi.
60
2. Peneliti menentukan metode ceramah dan penggunaan sarana media visual yang akan digunakan dalam pembelajaran 3. Penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) sesuai dengan pokok bahasan. 4. Menyiapkan perangkat dan media pembelajaran yang meliputi buku paket fiqih kelas II dan gambar urutan-urutan gerakan sholat fardhu. b. Pelaksanaan Dalam pelaksanaan penelitian tindakan kelas pada siklus I ini, peneliti menggunakan metode ceramah dan media visual. Pada akhir pembelajaran diadakan evaluasi. Dengan indikator : Melafalkan bacaan-bacaan sholat fardhu dan menujukkan gerakan-gerakan sholat fardhu. Penggunaan metode ceramah ini, dikarenakan pembelajaran lisan untuk memperjelas materi yang disampaikan dan dapat memotifasi perhatian dan keaktifan siswa dalam bertanya. Langkah-langkah yang dilakukan adalah sebagai berikut : 1. Guru mengucapkan salam kemudian berdo‟a bersama siswa 2. Guru melaksanakan apresepsi dengan mengajukan pertanyaan sesuai dengan materi pelajaran 3. Guru menjelaskan materi pelajaran dengan menggunakan media audio visual 4. Guru memberi tugas secara individu mengenai keserasian gerakan bacaan sholat fardhu.
61
c. Observasi Selama pembelajaran berlangsung dilakukan observasi untuk mengetahui
pengaruh
kegiatan
pembelajaran
fiqih
dengan
menggunakan media visual dan metode demonstrasi pada siswa kelas II MI Al-Islam Krumpakan Kecamatan Kajoran Kabupaten Magelang Tahun 2010. Pada akhir pembelajaran diadakan evaluasi untuk mengetahui hasil pembelajaran. Dalam observasi peneliti menggunakan lembar pengamatan sebagai berikut : Tabel 2.1 Lembar Observasi Siklus I
Kemunculan No
Aspek yang diamati
Komentar ya
1.
2.
3.
Perhatian siswa dalam mengikuti KBM
Keaktifan siswa bertanya pada saat guru menerangkan materi
Kesungguhan siswa dalam mengerjakan latihan
√
tidak
√
Perhatian siswa dalam pembelajaran masih kurang
√
Siswa sudah aktif meskipun belum seluruhnya
Kesunguhan siswa mulai meningkat
62
4.
5.
Kemampuan siswa dalam menjawab pertanyaan
Kemempuan menjawab pertanyaan mengalami sedikit peningkatan
√
Peningkatan prestasi √
Prestasi siswa sudah meningkat meskipun belum maksimal
d. Refleksi Dalam proses pembelajaran fiqih dengan menggunakan media visual dan metode demonstrasi ini masih mengalami kelemahankelemahan sehingga peneliti perlu melakukan refleksi. Refleksi yang dilakukan berdasarkan pada hasil pengamatan selama pembelajaran dan hasil nilai post test. Peneliti
berupaya
meningkatkan
perhatian
siwa
terhadap
pembelajaran fiqih. Pada siklus 1 ini, perhatian, keaktifan, dan prestasi siswa mulai meningkat walaupun belum maksimal sehingga perlu diadakan perbaiakan siklus II. 2.
Siklus II Penelitian siklus II dilaksanakan pada tanggal 29 April 2010
dengan standar kompetensi mempraktekkan shalat fardhu, kompetensi dasar mempraktekkan keserasian gerakan dan bacaan sholat fardhu dan
63
mendemonstrasikan gerakan-gerakan shalat fardhu melalui media audio visual. Tahapan dan langkah-langkahnya adalah sebagai berikut : a.
Perencanaan 1) Peneliti melakukan evaluasi diri terhadap pembelajaran keserasian gerakan dan bacaan shalat fardhu pada siklus I yang masih menunjukkan
kelemahan
yakni
belum
seluruh
siswa
memperhatikan dan aktif dalam proses pembelajaran. 2) Menentukan
pokok
masalah
dan
mengkaji
kelemahan
pembelajaran pada siklus I. 3) Peneliti menentukan metode demontrasi dan penggunaan sarana audio visual yang akan digunakan dalam pembelajaran 4) Menyusun Rencana Pelaksanakan Pembelajaran (RPP) sesuai dengan pokok bahasan. 5) Menyiapkan perangkat dan media pembelajaran yang meliputi buku paket fiqih kelas II dan sarana audio visual. b.
Pelaksanaan Dalam pelaksanaan penelitian tindakan kelas pada siklus II ini, peneliti menggunakan metode demonstasi, media audio visual dan pada akhir pembelajaran diadakan evaluasi. Dengan indikator : Mengahfalkan bacaan-bacaan sholat fardhu dan mendemontrasikan gerakan-gerakan sholat fardhu. Penggunaan metode demontrasi dan
64
media audio visual ini dimaksudkan untuk memudahkan penjelasan yang diberikan guru agar siswa mengetahui secara langsung dan dapat terampil melakukannya. Langkah-langkah yang dilakukan adalah sebagai berikut : 1) Guru mengucapkan salam kemudian berdo‟a bersama siswa 2) Guru melaksanakan dengan mengajukan pertanyaan sesuai dengan materi pelajaran 3) Guru menjelaskan materi pelajaran dengan menggunakan media audio visual 4) Guru memberi tugas secara kelompok yakni mendemostrasikan keserasian gerakan bacaan sholat fardhu c.
Observasi Selama pembelajaran berlangsung dilakukan observasi untuk mengetahui pengaruh perhatian, keaktifan, dan prestasi belajar yang diperoleh setelah mengikuti pembelajaran fiqih dengan menggunakan media visual dan metode demonstrasi pada siswa kelas II MI Al-Islam Krumpakan Kecamatan Kajoran Kabupaten Magelang Tahun 2010. Pada akhir pembelajaran diadakan evaluasi untuk mengetahui hasil pembelajaran. Dalam observasi peneliti menggunakan lembar pengamatan sebagai berikut :
65
Tabel 2.2 Lembar Observasi Siklus II Kemunculan No
Aspek yang diamati
Komentar ya
1.
2.
3.
4.
5.
Perhatian siswa dalam mengikuti KBM
Keaktifan siswa bertanya pada saat guru menerangkan materi
Kesungguhan siswa dalam mengerjakan latihan
Kemampuan siswa dalam menjawab pertanyaan
tidak
√
Perhatian siswa dalam pembelajaran masih belum maksimal
√
Keaktifan siswa sudah mulai meningkat
√
Kesunguhan siswa mulai meningkat lebih baik
Kemempuan menjawab pertanyaan mengalami lebih banyak peningkatan
√
Peningkatan prestasi √
Prestasi siswa sudah meningkat meskipun belum maksimal
d. Refleksi Refleksi yang dilakukan berdasarkan pada hasil pengamatan selama pembelajaran dan hasil perbandingan nilai dari siklus I dan siklus II. Hasil dari siklus II pembelajaran fiqih dengan menggunakan
66
audio visual dan demonstrasi pada siswa kelas II MI Al-Islam Krumpakan Kecamatan Kajoran Kabupaten Magelang Tahun 2010. Menunjukan adanya kemajuan dibanding pada siklus I. Hasil dari siklus II ini digunakan untuk perbaiakan pada siklus III. 3. Siklus III Penelitian siklus III dilaksanakan pada tanggal 30 April 2010 dengan standar kompentensi memprakrekan sholat fardhu, kompentensi dasar mempraktekan keserasian gerakan dan bacaan shalat fardhu dan inidikator mempraktekkan sholat fardhu sesuai dengan keserasian gerakan dan bacaan shalat fardhu. Tahapan dan langkah-langkah yang dilakukan adalah sebagai berikut : a. Perencanaan Dalam tahapan perencanaan ini mencakup kegiatan sebagai berikut: 1. Peneliti melakukan evaluasi diri terhadap pembelajaran keserasian gerakan dan bacaan shalat fardhu pada siklus II yang masih
menunjukkan
kelemahan
yakni
memperhatikan,
keaktifan, dan prestasi belum maksimal. 2. Menentukan
pokok
masalah
pembelajaran pada siklus II.
dan
mengkaji
kelemahan
67
3. Peneliti menentukan metode demonstrasi yang akan digunakan dalam pembelajaran 4. Menyusun Rencana Pelaksanakan Pembelajaran (RPP) sesuai dengan pokok bahasan. 5. Menyiapkan perangkat dan media pembelajaran yang meliputi buku paket fiqih kelas II. b.
Pelaksanaan Dalam pelaksanaan penelitian tindakan kelas pada siklus III ini, peneliti menggunakan metode demonstasi dan pada akhir pembelajaran diadakan evaluasi. Dengan indikator : Mempraktekkan keserasian gerakan dan bacaan sholat fardhu. Penggunaan metode demonstrasi mealui contoh langsung dari guru, diharapkan siswa lebih memahami materi dan mendapatkan pengalaman yang real denga melakukan praktek shalat fardhu secara individu. Langkah-langkah yang dilakukan adalah sebagai berikut ; 1.
Guru mengucapkan salam kemudian berdo‟a bersama siswa
2.
Guru melaksanakan apersepsi mengenai materi.
3.
Dengan bimbingan guru siswa melafalkan kembali bacaanbacaan shalat fardhu secara bersama-sama dan individu.
4.
Guru mendemostrasikan sholat fardhu
keserasian gerakan bacaan
untuk diikuti bersama-sama.
68
5.
Guru memberi tugas secara individu kepada siswa untuk mempraktekan keserasian gerakkan dan bacaan sholat fardhu.
c.
Observasi Selama pembelajaran berlangsung dilakukan observasi untuk mengetahui keaktifan dan pretasi belajar yang diperoleh setelah mengikuti
pembelajaran fiqih dengan menggunakan metode
demonstrasi pada siswa kelas II MI Al-Islam Krumpakan Kecamatan Kajoran Kabupaten Magelang Tahun 2010. Dalam observasi peneliti menggunakan lembar pengamatan sebagai berikut : Tabel 2.3 Lembar Observasi Siklus III
Kemunculan No
Aspek yang diamati
Komentar ya
1.
2.
Perhatian siswa dalam mengikuti KBM
Keaktifan siswa bertanya pada saat guru menerangkan materi
√
√
tidak Perhatian siswa dalam pembelajaran sudah ada peningkatan cukup baik
Keaktifan siswa sudah mulai meningkat cukup baik
69
3.
4.
5.
Kesungguhan siswa dalam mengerjakan latihan
√
Kesunguhan siswa mulai meningkat cukup baik
Kemampuan siswa dalam menjawab pertanyaan
√
Kemempuan siswa menjawab pertanyaan meningkat
Peningkatan prestasi
√
Prestasi siswa sudah meningkat
d. Refleksi Berdasarkan hasil pengamatan pada siklus III ini peneliti menemukan adanya peningkatan pembelajran mata pelajaran fiqih melalui penggunaan media audio visual dan metode demonstrasi pada siswa kelas II MI Al-Islam Krumpakan Kecamatan Kajoran Kabupaten Magelang Tahun 2010, sudah memenuhi standart keberhasilan.
70
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Diskripsi Hasil Penelitian 1. Pra Siklus Sebelum penerapan media audio visual dan metode demonstrasi dalam proses pembelajaran, peneliti menggunakan metode ceramah. Dari dokumentasi pra siklus maka diperoleh nilai sebagai pembanding sebelum dan sesudah diterapkannya media audio visual dan metode demonstrasi. Nilai hasil belajar merupakan indikator adanya peningkatan penguasaan materi pada pokok bahasan mempraktikkan keserasian dan bacaan shalat fardhu. Apabila siswa telah menguasai konsep sebuah materi, maka siswa akan mampu menjawab pertanyaan, menghafal bacaan, dan mampu mempraktikkan
apa
yang
diberikan
oleh
guru
sebagai
evaluasi
pembelajaran. Dokumen nilai ini diambil pada akhir pembelajaran sebelum diadakan
pembelajaran
dengan
media
audio
visual
dan
metode
demonstrasi. Sebagai nilai patokan ketuntasan digunakan nilai ketentuan kriteria minimum (KKM) kelas II MI Al-Islam Krumpakan, Kecamatan Kajoran, Kabupaten Magelang pada mata pelajaran fikih yaitu 70. Dokumentasi nilai nilai hasil belajar pra siklus seperti pada tabel berikut ini:
71
Tabel 3.1. Nilai Siswa Pada Pra Siklus No
Nilai Siswa
Jumlah
Prosentasi (%)
1
0-10
-
0
2
11-20
-
0
3
21-30
-
0
4
31-40
2
14
5
41-50
3
21
6
51-60
3
21
7
61-70
3
21
8
71-80
2
14
9
81-90
1
7
10
91-100
-
0
14
100
Jumlah
Berdasarkan tabel diatas dapat dijelaskan bahwa yang telah tuntas dengan KKM 70 sebanyak 3 siswa atau sebesar 21 %, sedankan siswa yang belum tuntas sebanyak 11 siswa atau 78 % dengan nilai rata-rata 62.
72
2. Siklus I Pada siklus I dicari data dengan menggunakan lembar observasi kegiatan siswa dan tes formatif. Dari instrument tes formatif dan lembar kegiatan siswa diperoleh data tentang keaktifan dan prestasi siswa pada saat mengikuti KBM. Perhatian dan keaktifan siswa merupakan indicator peningkatan prestasi belajar siswa yang menjadi salah satu rumusan masalah pada penelitian ini dalam pembelajaran tidak terlepas dari dua hal tersebut. Dengan kata lain siswa tidak akan meningkat prestasinya, apabila tidak mempunyai perhatian dalam pembelajaran. Keaktifan siswa sebagai pendorong agar siswa aktif dalam mengikuti pelajaran. Oleh karma itu, tiga aspek dari siswa yaitu perhatian, keaktifan, dan prestasi siswa merupakan pokok yang menjadi sorotan dalam penelitian. Penelitian pada siklus I dilaksanakan pada tanggal 28 April 2010 pada jam 2-3 dengan lembar observasi. Dari observasi diperoleh data seperti pada tabel berikut: Tabel 3.2 Perhatian Siswa Pada Siklus I No
Perhatian siswa
Jumlah Siswa
Prosentasi (%)
1
Kurang
8
57
2
Cukup
3
21
73
3
Baik
2
14
4
Baik Sekali
1
7
14
100
Jumlah
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui perhatian siswa sebagai berikut: siswa yang kurang memperhatikan sebanyak 8 siswa atau 57 %, siswa yang cukup memperhatikan sebanyak 3 siswa atau 21 %, siswa yang memperhatikan dengan baik sebanyak 2 siswa atau 14 %, dan siswa yang memperhatikan baik sekali sebanyak 1 siswa atau 7 %. Menurut kategori tingkat perhatian siswa berarti siswa dalam mengikuti pembelajaran masih kurang, karena baru terdapat 6 siswa atau 42, 86 % yang memperhatikan , dan masih ada 8 siswa yang kurang memperhatikan atau 57 %. Observasi tentang keaktifan siswa srebagai berikut: Tabel 3.3 Keaktifan Siswa Pada Siklus I No
Keaktifan siswa
Jumlah Siswa
Prosentasi (%)
1
Kurang
6
43
2
Cukup
5
36
3
Baik
2
14
74
4
Baik Sekali Jumlah
1
7
14
100
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui keaktifan siswa sebagai berikut: siswa yang kurang aktif sebanyak 6 siswa atau 43 %, siswa yang cukup aktif sebanyak 5 siswa atau 36 %, siswa yang keaktifannya baik sebanyak 2 siswa atau 14 %, dan siswa yang keaktifannya baik sekali sebanyak 1 siswa atau 7 %. Menurut kategori tingkat keaktifan siswa berarti siswa dalam mengikuti pembelajaran masih kurang, karena baru terdapat 8 siswa atau 57,14 % yang memperhatikan , dan masih ada 6 siswa yang kurang memperhatikan atau 43 %. Siswa
yang
mendapatkan skor
0
berarti siswa
yang
tidak
memperhatikan sama sekali pada saat peajran berlangsung. Skor 1 adalah siswa yang bermain sendiri sehingga tidak paham dengan materi yang disampaikan. Skor 2 adalah untuk siswa yang terlibat dalam kegiatan pembelajaran tetapi kurang aktif karena memang konsentrasinya kurang yaitu membuat kesibukan sendiri. Skor 3 untuk siswa yang benar-benar mengikuti pembelajaran dari awal sampai akhir. Pada siklus 1 peneliti masih menggunakan metode ceramah dalam pembelajaran. Dari data observasi kegiatan siswa, maka peneliti memperoleh analisis sebagai berikut:
75
a. Sebagai siswa terutama yang duduk paling belakang kurang aktif memperhatikan, sehingga kurang konsentrasi dalam mengikuti pembelajaran. b. Siswa masih belum paham dan mengerti dengan materi yang disampaikan karena siswa merasa sudah terbiasa dengan strategi yang digunakan peneliti. c. Siswa masih kebingungan ketika guru menjelaskan dan pada saat guru bertanya tentang materi, siswa hanya diam. Dari instumen tes formatif yang berbentuk pilihan ganda , diperoleh data seperti pada tabel berikut ini: Tabel 3.4 Nilai Siswa Pada Siklus I No
Nilai Siswa
Jumlah
Prosentasi (%)
1
0-10
-
0
2
11-20
-
0
3
21-30
-
0
4
31-40
-
0
5
41-50
3
21
6
51-60
3
21
7
61-70
5
36
76
8
71-80
2
14
9
81-90
1
7
10
91-100
-
0
14
100
Jumlah
Dari nilai post test diketahui bahwa siswa yang telah tuntas setelah terjadi pembelajaran sebanyak 5 siswa atau 36 %. Nilai pada siklus I naik 14 % dari nilai pada saat pra siklus yaitu dari 3 siswa menjadi 5 siswa yang tuntas dalam belajar dengan rata-rata kelas 70,4. 3. Siklus II Siklus II dilaksanakan pada tanggal 29 April 2010 jam ke 2-3 pada saat pembelajaran siswa yang hadir mengikuti pelajaran sejumlah 14 siswa atau 100 %. Perhatian dan keaktifan siswa dapat diketahui melalui tabel dibawah ini: Tabel 3.5 Perhatian Siswa Pada Siklus II No
Perhatian siswa
Jumlah Siswa
Prosentasi (%)
1
Kurang
5
36
77
2
Cukup
2
14
3
Baik
4
28
4
Baik Sekali
3
22
14
100
Jumlah
Pada tabel siklus II dapat diketahui perhatian siswa sebagai berikut: siswa yang kurang memperhatikan sebanyak 5 siswa atau 36 %, siswa yang cukup memperhatikan sebanyak 2 siswa atau 14 %, siswa yang memperhatikan dengan baik sebanyak 4 siswa atau 29 %, dan siswa yang memperhatikan baik sekali sebanyak 3 siswa atau 21 %. Menurut kategori tingkat perhatian siswa pada siklus II berarti siswa dalam mengikuti pembelajaran sudah mengalami peningkatan, karena sudah mencapai 9 siswa atau 64 % dan tinggal 5 siswa % yang kurang memperhatikan atau 36 %. Observasi tentang keaktifan siswa srebagai berikut: Tabel 3.6 Keaktifan Siswa Pada Siklus II No
Keaktifan siswa
Jumlah Siswa
Prosentasi (%)
1
Kurang
3
21
2
Cukup
4
28
78
3
Baik
5
36
4
Baik Sekali
2
14
14
100
Jumlah
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui keaktifan siswa sebagai berikut: siswa yang kurang aktif sebanyak 3 siswa atau 21 %, siswa yang cukup aktif sebanyak 4 siswa atau 28 %, siswa yang keaktifannya baik sebanyak 5 siswa atau 36 %, dan siswa yang keaktifannya baik sekali sebanyak 2 siswa atau 14 %. Menurut tabel di atas dapat diketahui bahwa proses pembelajaran pada sisklus II terdapat peningkatan yaitu terdapat 11 siswa atau 78 % yang aktif, dan ada 3 siswa atau 21 % yang kurang aktif. Perhatikan siswa dalam pembelajaran meningkat dari sebelumnya sebesar 36 % siswa yang cukup memperhatian. 43 % siswa telah baik perhatiannya dalam pembelajarannya dan 20 % siswa yang telah terfokus perhatiannya pada penerapan media audio visual. Keaktifan siswa dalam kategori kurang menjadi 21 % siswa yang dalam kategori cukup mencapai 28 %. Kategori baik mencapai 36 % dan kategori baik sekali mencapai 14 %. Secara umum telah terjadi peningkatan dalam perhatian maupun keaktifan siswa dalam mengikuti pembelajaran dengan menggunakan media audio visual dan metode demonstrasi , akan tetapi ada satu siswa yang mengalami penurunan perhatiaanya, yang semula siswa tersebut
79
mendapat skor 2 turun menjadi 1. perhatian ini ternyata mempengaruhi nilai siswa tersebut pada siklus II ini, akan tetapi penurunannay itu masih dalam kategori Kriteria Ketuntasan Belajar. Analisis penulis yang berkaitan dengan perhatian dan keaktifan siswa lebih meningkat dikarenakan sebagai berikut ini: a. Guru
telah
mengganti
strategi
pembelajaran
yang
semula
menggunakan metode ceramah menjadi penerapan media audio visual dan metode demonstrasi. b. Memberikan kesempatan siswa untuk bertanya atau menjawab pertanyaan. c. Siswa diberi kebebasan untuk menjawab pertanyaan dari temannya. Dari instrumen tes praktik dicapai nilai seperti pada tabel berikut ini: Tabel 3.7 Nilai Siswa Pada Siklus II No
Nilai Siswa
Jumlah
Prosentasi (%)
1
0-10
-
0
2
11-20
-
0
3
21-30
-
0
4
31-40
-
0
5
41-50
1
7
80
6
51-60
2
14
7
61-70
7
50
8
71-80
3
21
9
81-90
1
7
10
91-100
0
0
14
100
Jumlah
Nilai individual siswa secara umum dari hasil post test telah meningkat walaupun terdapat satu siswa yang meengalami penurunan nilai. Ketuntasan siswa juga mengalami peningkatan dari sebelumnya yaitu sebanyak 7 siswa telah tuntas atau sebesar 50 %. Nilai rata-rata kelas pada post test adalah 74. 4. Hasil Pelaksanaan Siklus III Siklus III dilaksanakan pada tanggal 30 April 2010 jam ke 2-3 pada saat pembelajaran siswa yang hadir mengikuti pelajaran sejumlah 14 siswa atau 100 %. Adapun kesiapan siswa dalam mengikuti pembelajaran dan kelengkapan pelajaran yang dibutuhkan mencapai 100 %. Jadi pada siklus III ini ada peningkatan dalam hal siswa mempersiapkan alat pelajaran yang akan dipergunakan sehingga semua siswa termotifasi dalam memperhatikan dan aktif dalam mengikuti pembelajaran .
81
Adapun perhatian dan keaktifan siswa dapat dilihat pada tabel berikut ini: Tabel 3.8 Perhatian Siswa Pada Siklus III No
Perhatian siswa
Jumlah Siswa
Prosentasi (%)
1
Kurang
-
0
2
Cukup
2
14
3
Baik
8
57
4
Baik Sekali
4
28
14
100
Jumlah
Pada tabel siklus III dapat diketahui perhatian siswa sebagai berikut: siswa yang kurang memperhatikan sudah tidak ada atau 0 %, siswa yang cukup memperhatikan sebanyak 2 siswa atau 14 %, siswa yang memperhatikan dengan baik sebanyak 8 siswa atau 57 %, dan siswa yang memperhatikan baik sekali sebanyak 4 siswa atau 28 %. Menurut kategori tingkat perhatian siswa pada siklus III berarti siswa dalam mengikuti pembelajaran sudah mengalami peningkatan yang signifikan, karena sudah tidak ada yang kurang memperhatikan atau 0 %.
82
Observasi tentang keaktifan siswa srebagai berikut: Tabel 3.9 keaktifan Siswa Pada Siklus III No
Keaktifan siswa
Jumlah Siswa
Prosentasi (%)
1
Kurang
0
0
2
Cukup
2
14
3
Baik
7
50
4
Baik Sekali
5
36
14
100
Jumlah
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui keaktifan siswa sebagai berikut: siswa yang kurang aktif sudah tidak ada atau 0 %, siswa yang cukup aktif sebanyak 2 siswa atau 14 %, siswa yang keaktifannya baik sebanyak 7 siswa atau 50 %, dan siswa yang keaktifannya baik sekali sebanyak 5 siswa atau 36 %. Menurut kategori tingkat keaktifan mengalami peningkatan yang menggembirakan karena sudah tidak ada yang kurang aktif dalam mengikuti pembelajaran. Perhatian siswa pada siklus III telah masuk dalam kategori baik sekali. Keseluruhan siswa sudah terfokus dalam pembelajaran, terlihat dari table di atas tidak ada siswa yang mendapat skor 0 dan 1. sebanyak 14 % siswa yang perhatiannya masih dalam kategori cukup. Siswa dalam
83
kategori baik sebanyak 57 % dan yang mendapat kategori baik sekali sebanyak 28 %. Keaktifan siswa pada siklus III mengalami peningkatan dari siklus II sebesar 14 % siswa yang masuk kategori cukup, 50 % masuk criteria baik dan 36 % masuk dalam kategori baik sekali. Secara keseluruhan dari table perhatian dan keaktifan siswa lebih tertarik dalam pembelajaran menggunakan audio visual dan metode demonstrasi di kelas II MI AlIslam
Krumpakan,
Kajoran,
Magelang.pada
pokok
bahasan
mempraktikkan keserasian dan bacaan shalat fardhu menurut analisis peneliti hal tersebut dikarenakan: a. Dalam pembelajaran siswa harus dipilihkan alat peraga dan metode yang tepat, sehingga siswa tidak mengalami kejenuhan di dalam kelas saat proses pembelajaran. b. Semua siswa terlibat aktif dalam kegiatan pembelajaran termasuk siswa yang kurang aktif pada siklus II. c. Siswa lebih termotivasi untuk lebih cepat memahami gerakan dan menghafal bacaanshalat fardhu. d. Pada siklus III ini peneliti kebanyakan memberikan pujian bagi siswa yang gerakannya benar dan hafal bacaan shalat.
84
Nilai pada siklus III disajikan dalam tabel berikut ini: Tabel 3.10 Nilai Siswa Pada Siklus III No
Interval Nilai
Jumlah
Prosentasi (%)
1
0-10
-
0
2
11-20
-
0
3
21-30
-
0
4
31-40
-
0
5
41-50
-
0
6
51-60
1
7
7
61-70
8
57
8
71-80
4
28
9
81-90
1
7
10
91-100
0
0
14
100
Jumlah
Secara umum jika dibandingkan nilai antara pra siklus, siklus I, siklus II, dan siklus III ini terus mengalami kenaikan. Rata-rata kelas pada post test sebesar 77 meskipun masih ada siswa yang mengalami penurunan
85
nilai dari siklus II. Tetapi jika dibandingkan dengan pra siklus, siswa tersebut nilainya naik dan masih dalam kategori tuntas. Siswa yang mendapat nilai kurang dari 70 sebanyak 1 siswaatau sebesar 7 %. Siswa yang mendapat nilai diatas 70 sebanyak 8 siswa atau sebesar 57 %. Artinya pada siklus III tambah 5 siswa lagi yang tuntas dalam belajar. Pada siklus III ketuntasan siswa mencapai 36 % dari jumlah kelas. Artinya ketuntasan pada siklus III sudah masuk dalam criteria ketuntasan kelas yang baik. Tetapi untuk 1 siswa yang belum tuntas harus mendapatkan remidi agar tidak tertinggal dengan siswa yang lain.
B. Pembahasan Hasil Penelitian Pada penerapan metode Tanya jawab, aspek perhatian dan keaktifan menjadi aspek yang diobservasi karena perhatian adalah kunci agar pengetahuan dapat diberikan kepada siswa. Sedangkan keaaktifan siswa merupakan penggerak siswa untuk melakukan kegiatan belajar. Dalam penelitian ini disajikan diagramss tentang perhatian dan keaktifan siswa selama pembelajaran sebagai berikut:
86
Diagram 4.1. Perhatian Siswa dari siklus I sampai Siklus III
10 9 8 7 6 5 4 3 2 1 0
Kurang Cukup Baik Baik Sekali
Siklus I
Siklus II
Siklus III
berdasarkan diagram di atas dapat diketahui bahwa penelitian pada siklus I siswa yang kurang memperhatikan sebanyak 8 siswa atau 57 %, siswa yang cukup memperhatikan sebanyak 3 siswa atau 21 %, siswa yang memperhatikan dengan baik sebanyak 2 siswa atau 14 %, dan siswa yang memperhatikan baik sekali sebanyak 1 siswa atau 7 %. Kemudian pada diagram siklus II dapat kita ketahui siswa yang kurang memperhatikan sebanyak 5 siswa atau 36 %, siswa yang cukup memperhatikan sebanyak 2 siswa atau 14 %, siswa yang memperhatikan dengan baik sebanyak 4 siswa atau 29 %, dan siswa yang memperhatikan baik sekali sebanyak 3 siswa atau 21 %. Untuk diagram pada siklus III dapat kita ketahui siswa yang kurang memperhatikan sudah tidak ada atau 0 %, siswa yang cukup memperhatikan
87
sebanyak 2 siswa atau 14 %, siswa yang memperhatikan dengan baik sebanyak 8 siswa atau 57 %, dan siswa yang memperhatikan baik sekali sebanyak 4 siswa atau 28 %. Diagram 4.2. Keaktifan siswa dari siklus I sampai Siklus III
10 9 8 7 6 5 4 3 2 1 0
Kurang Cukup Baik Baik Sekali
Siklus I
Siklus II
Siklus III
Diagram di atas dapat diketahui bahwa penelitian pada siklus I siswa yang kurang aktif sebanyak 6 siswa atau 43 %, siswa yang cukup aktif sebanyak 5 siswa atau 36 %, siswa yang keaktifannya baik sebanyak 2 siswa atau 14 %, dan siswa yang keaktifannya baik sekali sebanyak 1 siswa atau 7 %. Kemudian pada diagram siklus II dapat kita ketahui siswa yang kurang aktif sebanyak 3 siswa atau 21 %, siswa yang cukup aktif sebanyak 4 siswa atau 28 %, siswa yang keaktifannya baik sebanyak 5 siswa atau 36 %, dan siswa yang keaktifannya baik sekali sebanyak 2 siswa atau 14 %.
88
Untuk diagram pada siklus III dapat kita ketahui siswa yang kurang aktif sudah tidak ada atau 0 %, siswa yang cukup aktif sebanyak 2 siswa atau 14 %, siswa yang keaktifannya baik sebanyak 7 siswa atau 50 %, dan siswa yang keaktifannya baik sekali sebanyak 5 siswa atau 36 %. Diagram 4.3. Prestasi siswa pra siklus Sampai Siklus III
100% 90% 80% 70% 60% 50% 40% 30% 20% 10% 0%
Belum Tuntas Tuntas
Pra Siklus
Siklus III
Berdasarkan diagram prestasi siswa pra siklus dan siklus III dapat diketahui bahwa sebelum diadakan penelitian, siswa yang berprestasi hanya berjumlah 3 siswa atau 21 %, dan siswa yang belum berprestasi sebanyak 11 siswa atau 78 %. Adapun pada siklus III prestasi siswa dapat diketahui sebagai berikut: siswa yang belum mencapai ketuntasan minimal sebanyak 1 siswa atau 7 %
89
dan siswa yang sudah mencapai target minimal atau berprestasi sebanyak 13 siswa atau 93 %. Dengan demikian dapat kita bandingkan antara sebelum penelitian dan setelah penelitian, yaitu meningkat dari 3 siswa atau 21 % menjadi 13 siswa atau 93 %. Jadi peningkatan prestasi antara pra siklus dan siklus III adalah 10 siswa atau 71 %. Dari pemaparan hasil penelitian yang telah disajikan diperoleh data sebagai berikut : Diagram 4.4. Ketuntasan belajar pra siklus Sampai Siklus III
100% 90% 80% 70% 60% 50% 40% 30% 20% 10% 0%
Tidak Tuntas Tuntas
Pra Siklus
Siklus I Siklus II Siklus III
Gambar diatas menjelaskan bahwa pada pra siklus 21% siswa yang tuntas, pada siklus I menjadi 36 %, siklus II menjadi 50 %, dan pada siklus III lebih meningkat menjadi 92. Hal tersebut dapat disimpulkan terjadi peningkatan dari
90
pra siklus sampai siklus III. Penggunaan media visual, audio visual, dan metode demonstrasi dapat menuntaskan siswa sebanyak 92 % siswa di kelas II MI AlIslam Krumpakan, Kecamatan Kajoran, Kabupaten Magelang. Oleh karena itu penggunaan media visual, audio visual, dan metode demonstrasi dapat digunakan pada pembelajaran fikih materi keserasian gerakan dan bacaan shalat fardhu. Tabel 4.5. Prestasi Pra Siklus dan Siklus III No Nama Siswa
Pra Siklus
Siklus III
1
Veronika Astri H 65
75
2
Eni Lailatul K 68
80
3
Elisa Mukarromah R 88
90
4
Anis Wakhidatul H 40
75
5
Novia Kurniawati 80
85
6
Tiska Nurokhmah 80
87
7
Khabibatur Rohmah 50
82
8
Novita 60
70
91
Mahrisatul Rosiyah 50
76
10
Naufal Husnil Mubarok 67
75
11
Rudik Cahyono 60
70
12
Nurohim 50
73
13
Refki Chafifi 40
60
14
Fatkhan Rifqi H 60
70
9
Jumlah
858
1068
Rata-rata
62
77
Berdasarkan table di atas dapat dijelaskan bahwa sebelum diadakan penelitian, guru mengadakan pre tast bagi siswa untuk mengetahui kemampuan awal siswa dengan standar ketuntasan minimal 70. dari hasil pre test diperoleh rata-rata kelas 62. berdasarkan pre test ada 3 siswa atau 21 % yang sudah sesuai dengan KKM dan masih 11 siswa atau 78 % yang belum mencapai KKM. Dilihat dari table prestasi siswa pada siklus III di atas dapat diketahui bahwa setelah dilaksanakan penelitian, siswa kelas II MI Al-Islam Krumpakan, Kajoran, Magelang mengalami perkembangan prestasi pelajaran Fikih materi keserasian
92
bacaan dan gerakan shalat fardhu yakni dari 3 siswa atau 21 % menjadi 13 siswa atau 93 % dengan nilai rata-rata 77. dengan demikian 93 % siswa kelas II telah tercapai ketuntasan KKM yang diharapkan.
93
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Dari hasil yang diperoleh dari penelitian tindakan kelas yang dilakukan peneliti terhadap siswa kelas II MI Al Islam Krumpakan kecamatan Kajoran kabupaten Magelang pada mata pelajaran fikih melalui penggunaan Audio Visual dan metode Demonstrasi dapat diambil kesimpulan bahwa: 1. Pada umumnya proses pembelajaran dengan penggunaan Audio Visual dan metode Demonstrasi dapat meningkatkan perhatian, keaktifan dan dapat meningkatkan prestasi siswa kelas II MI Al Islam Krumpakan kecamatan Kajoran Kabupaten Magelang Tahun Ajaran 2009/2010. Hal ini dapat dilihat pada tabel di bawah ini: Prosentase (%) No
Perhatian Siswa Siklus I
Siklus II
Siklus III
1
Kurang
57
36
0
2
Cukup
21
14
14
3
Baik
14
28
57
4
Baik Sekali
7
22
28
100
100
100
Jumlah
94
Berdasarkan pada table di atas perhatian siswa pada siklus I yang masuk kategori kurang mencapai 57%, pada siklus II masih ada 36%, sedang pada siklus III sudah 0%. Pada umumnya proses pembelajaran dengan menggunakan media audio visual dan metode demonstrasi dapat meningkakan keaktifan belajar siswa kelas II MI Al-Islam Krumpakan, Kajoran, Magelang tahun 2010. 2. Adapun keaktifan siswa dapat diketahui juga pada table di bawah ini: Prosentase (%) No
Keaktifan Siswa Siklus I
Siklus II
Siklus III
1
Kurang
43
21
0
2
Cukup
36
28
14
3
Baik
14
36
50
4
Baik Sekali
7
14
36
100
100
100
Jumlah
Table di atas dapat diketahui keaktifan siswa dalam belajar pada siklus I yang masih pada kategori kurang 43%, pada siklus II masih ada 21%, sedang pada siklus III sudah tidak ada atau 0%.
95
3. Sebagai kesimpulan akhir dari analisa data nilai prestasi belajar juga mengalami peningkatan dari tiap siklusnya yaitu dengan nilai rata-rata pada pra siklus 62, siklus I rata-rata 70,4, siklus II rata-rata 74, sedang pada siklus III telah mencapai rata-rata 77. Dengan demikian pembelajaran dengan penggunaan Audio Visual dan metode Demonstrasi untuk meningkatkan prestasi belajar telah berhasil, hal ini dapat dilihat table di bawah ini : Prosentase (%) No
Hasil Pra Siklus
Siklus I
Siklus II
Siklus III
1
Tidak tuntas
78
64
50
7
2
Tuntas
21
36
50
93
Jumlah
100
100
100
100
Prestasi belajar siswa pada pra siklus yang tidak tuntas dalam belajar 78% dan pada siklus I yang tuntas 36 %, Siklus II menjadi 50 % , dan pada siklus III meningkat menjadi 93%.
96
B. Saran 1. Untuk Guru Dari pengalaman melaksanakan penelitian tindakan kelas, kelas II MI Al Islam Krumpakan kecamatan Kajoran kabupaten Magelang dapat diajukan beberapa saran sebagai berikut : a. Seorang guru khususnya guru kelas hendaknya selalu berusaha mengembangkan diri dan meningkatkan pembelajaran dengan menggunakan inovasi pembelajaran yang berbeda-beda agar siswa tidak jenuh dalam belajar dan mudah menerima pelajaran sehingga dapat meningkatkan prestasi sesuai yang diharapkan. b. Model pembelajaran dengan menggunakan media Audio Visual dan metode Demonstrasi pada mata pelajaran fikih dapat mendorong siswa untuk meningkatkan perhatian, keaktifan dan prestasi belajar, maka guru dapat menerapkan media dan metode yang sama. 2. Untuk Siswa a.
Siswa MI Al Islam Krumpakan kecamatan Kajoran kabupaten Magelang diharapkan dapat meningkatkan prestasi belajar baik pada mata pelajaran fikih maupun pelajaran yang lain.
b. Para siswa MI Al Islam hendaknya berusaha mengembangkan diri dengan meningkatkan keaktifan dalam belajar dan diwarnai dengan motivasi yang tinggi agar dapat mencapai tujuan pembelajaran yang maksimal dan nencapai prestasi belajar yang maksimal pula.
97
DAFTAR PUSTAKA
Arsyad, Azhar. 2000. Media Pengajaran. Jakarta : PT Raja Grafindo.
Aqib, Zaenal. 2008. Penelitian Tindakan Kelas. Bandung : Yrama Widya.
Asnawir, Usman M Basyirudin. 2002. Media Pembelajaran. Jakarta : Ciputat Pres.
Bakry, Nazar. 1996. Fiqih dan Ushul Fiqh. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada Hamid, Samsul Rijal. 2009. Fiqih Sunnah Seputar Masalah Shalat. Jakarta : Cahaya Salam
Muslih, Mangsur. 2007. KTSP. Jakarta : PT Bumi Aksara Nasution, 2006. Berbagai Pendekatan dalam Proses Belajar & Mengajar. Jakarta : Bumi Aksara
Nasution, 2000. Didaktik Asas-asas Mengajar. Jakarta : Bumi Aksara
Purwanto, Ngalim. 1992. Psikologi Pendidikan. Bandung : Remaja Rosda Karya
Slameto, 2003. Belajar dan Faktor-faktor yang mempengaruhinya. Jakarta : PT Asdi Mahasatya Sriyanti, Lilik. 2007. Psikologi Pendidikan. Salatiga : STAIN
Suleiman, Amir Hamzah. 1891. Media Audio Visual. Jakarta : PT Gramedia
Suparto, 1995. Fiqih. Jakarta : Dirjen Bimbingan Islam
98
Syah, Muhibbin. 1999. Psikologi Belajar. Jakarta : PT Logos Wacana Ilmu
Zuhairini, Ghofir Abdul., Yusuf Slamet As. 1983. Metodik Khusus Pendidikan Agama. Surabaya : Usaha Nasional