BAB II LANDASAN TEORI
II Kerangka Teori dan Literatur II.1 Saham / Sekuritas II.1.1 Pengertian Saham / Sekuritas Menurut Suad Husnan (2005 : 29), sekuritas merupakan secarik kertas yang menunjukkan hak pemodal (yaitu pihak yang memiliki kertas tersebut) untuk memperoleh bagian dari prospek atau kekayaan organisasi yang menerbitkan sekuritas tersebut, dan berbagai kondisi yang memungkinkan pemodal tersebut menjalankan haknya. Menurut PSAK No. 42, saham/efek adalah surat berharga, yaitu surat pengakuan hutang, surat berharga komersial, obligasi, tanda bukti utang, dan unit penyertaan kontrak investasi kolektif. (http://www.iaiglobal.or.id/) Saham dapat didefinisikan sebagai tanda penyertaan modal seseorang atau pihak (badan usaha) dalam suatu perusahaan atau perseroan terbatas. Dengan menyertakan modal tersebut, maka pihak tersebut memiliki klaim atas pendapatan perusahaan, klaim atas aset perusahaan, dan berhak hadir dalam Rapat
Umum
Pemegang
11
Saham
(RUPS).
(http://www.idx.co.id/Home/Information/ForInvestor/Equities/tabid/168/l anguage/id-ID/Default.aspx) Saham (stock) merupakan salah satu instrumen pasar keuangan yang paling popular. Menerbitkan saham merupakan salah satu pilihan perusahaan ketika memutuskan untuk pendanaan perusahaan. Pada sisi yang lain, saham merupakan instrumen investasi yang banyak dipilih para investor karena saham mampu memberikan tingkat keuntungan yang menarik.
Dikatakan menarik
karena berinvestasi pada saham akan memberikan keuntungan yang beraneka ragam, tergantung dari tipe investor dalam melakukan transaksi jual beli di pasar modal atau bursa efek. Berdasarkan keempat definisi di atas dapat disimpulkan bahwa saham adalah satuan nilai atau pembukuan dalam berbagai instrumen finansial yang mengacu pada bagian kepemilikan sebuah perusahaan.
II.1.2 Keuntungan dan Kerugian Kepemilikan Saham Berikut ini keuntungan dan kerugian jika melakukan transaksi atau memiliki saham suatu perusahaan. (Dapat dilihat di http://www.idx.co.id/Home/Information/ForInvestor/Equities/tabid/168/language /id-ID/Default.aspx)
12
Keutungan jika melakukan transaksi atau memiliki saham pada suatu perusahaan antara lain : 1. Deviden Deviden merupakan pembagian keuntungan yang diberikan perusahaan dan berasal dari keuntungan yang dihasilkan perusahaan. Deviden diberikan setelah mendapat persetujuan dari pemegang saham dalam RUPS. Jika seorang pemodal ingin mendapatkan deviden, maka pemodal tersebut harus memegang saham tersebut dalam kurun waktu yang relatif lama yaitu hingga kepemilikan saham tersebut berada dalam periode dimana diakui sebagai pemegang saham yang berhak mendapatkan deviden. Deviden yang dibagikan perusahaan dapat berupa deviden tunai – artinya kepada setiap pemegang saham diberikan deviden berupa uang tunai dalam jumlah rupiah tertentu untuk setiap saham - atau dapat pula berupa deviden saham yang berarti kepada setiap pemegang saham diberikan deviden sejumlah saham sehingga jumlah saham yang dimiliki seorang pemodal akan bertambah dengan adanya pembagian deviden saham tersebut. 2. Capital Gain Capital Gain merupakan selisih antara harga beli dan harga jual. Capital gain terbentuk dengan adanya aktivitas perdagangan saham di pasar sekunder.
13
Kerugian yang mungkin timbul sebagai akibat dari transaksi atau memiliki suatu saham pada perusahaan tertentu ialah : 1. CapitalLoss
Merupakan kebalikan dari Capital Gain, yaitu suatu kondisi dimana investor menjual saham lebih rendah dari harga beli 2. Risiko Likuidasi
Perusahaan yang sahamnya dimiliki, dinyatakan bangkrut oleh pengadilan, atau perusahaan tersebut dibubarkan. Dalam hal ini hak klaim dari pemegang saham mendapat prioritas terakhir setelah seluruh kewajiban perusahaan dapat dilunasi (dari hasil penjualan kekayaan perusahaan). Jika masih terdapat sisa dari hasil penjualan kekayaan perusahaan tersebut, maka sisa tersebut dibagi secara proporsional kepada seluruh pemegang saham. Namun jika tidak terdapat sisa kekayaan perusahaan, maka pemegang saham tidak akan memperoleh hasil dari likuidasi tersebut. Kondisi ini merupakan risiko yang terberat dari pemegang saham. Untuk itu seorang pemegang saham dituntut untuk secara terus menerus mengikuti perkembangan perusahaan.
14
II.2 Bursa Efek II.2.1 Pengertian Bursa Efek BursaEfekadalah pihak yang menyelenggarakan dan menyediakan sistem dan atau sarana untuk mempertemukan penawaran jual dan beli efek pihak-pihak lain dengan tujuan memperdagangkan efek di antara mereka. (Dapat dilihat di http://www.bapepam.go.id/pasar_modal/kamus/kamus_b.htm) Rusdin dalam buku “Pasar Modal” (2006;1) mengemukakan pengertian pasar
modalsebagai
berikut.
“Pasar
modal
merupakan
kegiatan
yang
berhubungan dengan penawaran umum dan perdagangan efek, perusahaan publik yang berkaitan dengan efek yang diterbitkannya, serta lembaga dan profesi yang berkaitan dengan efek.” II.3 IPO ( Initial Public Offering ) atau Penawaran Umum Perdana Saham II.3.1 Pengertian IPO ( Initial Public Offering ) atau Penawaran Umum PerdanaSaham PenawaranUmum adalahkegiatan penawaran Efek yang dilakukan oleh Emiten untuk menjual Efek kepada masyarakat berdasarkan tata cara yang diatur dalam
Undang-undang
ini
dan
peraturan
pelaksanaannya.(http://id.wikipedia.org/wiki/Penawaran_umum_perdana) Dalam pasar finansial, IPO ( Initial Public Offering ) penawaran umum perdana adalah penjualan pertama saham umum sebuah perusahaan kepada investor umum. Perusahaan tersebut akan menerbitkan hanya saham-saham
15
pertama, namun bisa juga menawarkan saham kedua. Biasanya perusahaan tersebut akan merekrut seorang bankir investasi untuk menjamin penawaran tersebut dan seorang pengacara korporat untuk membantu menulis prospektus. Penjualan saham diatur oleh pihak berwajib dalam pengaturan finansial dan jika relevan, sebuah bursa saham.Biasanya menjadi sebuah persyaratan untuk mengungkapkan kondisi keuangan dan prospek sebuah perusahaan kepada para investor. Ada beberapa tujuan suatu perusahaan yang go public, yaitu : 1. memperoleh tambahan dana yang digunakan dalam perluasan usaha 2. mengubah/memperbaiki komposisi modal 3. melakukan pengalihan pemegang saham II.3.2 Penggunaan Dana yang Diperoleh Perusahaan pada IPO ( Initial Public Offering ) BAPEPAM mengklasifikasikan tujuan dan penggunaan dana perusahaan yang melakukan IPO ( Initial Public Offering ) berdasarkan pada tiga penelitian utama yaitu Gischas et al (2006), Leone et al (2006) dan Raju & Conceicao (2007). (http://www.bapepam.go.id/pasar_modal/publikasi_pm/kajian_pm/studi2009/Penggunaan_Dana_IPO.pdf) Gichas et al (2006) dalam studinya menjabarkan tentang faktor-faktor yang mempengaruhi pergerakan harga saham pasca penawaran umum perdana
16
(IPO). Penggunaan dana penawaran umum tersebut dibagi menjadi empat jenis yaitu: (1) investasi pada aset tetap (investment in fixed assets) (2) investasi pada modal kerja (investment in working capital) (3)investasi pada perusahaan lain (investment in participations in other companies) (4) membayar utang pra-IPO (repayment of pre-IPO debts) Sementara itu, Leone et al (2006) secara umum mengklasifikasikan penggunaan danamenjadi dua, yaitu untuk membayar utang dan untuk lainnya, dimana penggunaan dana lainnya selanjutnya dikelompokkan lagi menjadi lima, yaitu : (1) ekspansi atau akuisisi (2) R&D or pengembangan produk (3) pemegang saham pra-IPO (4) iklan, pemasaran, promosi dan penjualan (5) modal kerja
17
Pada Raju & Conceicao (2007) yang menelaah tentang pengawasan penggunaan dana penawaran umum oleh Bursa Efek di India mengklasifikasikan penggunaan dana menjadi lima, yaitu : (1) ekspansi (2) tanah (3) bangunan (4) pabrik dan mesin (5) modal kerja
II.4 Cash Flow II.4.1 Pengertian Cash Flow Menurut Darsono dan Ashari (2005:90), mengemukakan bahwa: “Arus Kas yaitu suatu laporan yang memuat informasi tentang sumber dan pengguanaan kas perusahaan selama periode tertentu, misalnya satu bulan atau satu tahun”. Dalam akuntansi, penggunaan cash seperti yang terdapat pada cash flow statement dikelompokkan menjadi tiga bagian yaitu : 1. Operating activities Transaksi dalam cash yang berhubungan langsung dengan operasional perusahaan dalam rangka menghasilkan net income. 18
2. Investing activities Transaksi dalam cash yang berhubungan dengan investasi jangka menengah dan panjang, yang di dalamnya meliputi pengumpulan dana dan penggunaan cash dengan utang pada pihak lain, pembelian dan penjualan surat berharga dan juga pembelian dan penjualan tanah, gedung dan peralatan pabrik. 3. Financing activities Transaksi dalam cash yang berhubungan dengan kewajiban dan modal disetor pemegang saham.Di dalamnya termasuk menyediakan dan pembayaran kepada para pemegang saham atas investasinya dan meminjam ataupun membayar hutang kepada pihak kreditor.
Sumber mengenai pengertian dan pengelompokkan cash flow diperoleh dari
http://www.bapepam.go.id/pasar_modal/publikasi_pm/kajian_pm/studi-
2009/Penggunaan_Dana_IPO.pdf
II.4.2 Pengertian dan Jenis Arus Kas Bebas Menurut Brigham dan Houston (2006 : h.65) menjelaskan pengertian arus kas bebas ( free cash flow) sebagai berikut, Arus kas bebas merupakan arus kas yang benar – benar tersedia untuk di distribusikan kepada seluruh investor ( pemegang saham dan pemilik utang) setelah perusahaan menempatkan seluruh investasinya pada aktiva tetap, produk
19
– produk baru, dan modal kerja yang dibutuhkan untuk mempertahankan operasi yang sedang berajalan. Untuk menilai perusahaan yang berdasar pada arus kas dapat dibedakan menjadi dua cara yaitu : a. Free Cash Flow to Firm ( FCFF ) Ialah arus kas yang tersedia untuk didistribusikan kepada pemegang saham, sedangakan b. Free Cash Flow to Equity ( FCFE ) Ialah arus kas yang tersedia untuk didistribusikan kepada kreditur dan pemegang saham. Nilai suatu perusahaan akan bergantung pada seluruh arus kas bebas yang diharapkan di masa mendatang. Arus kas bebas lebih cocok digunakan ketika mengestimasikan nilai dari suatu perusahaan. Oleh karena itu cara ini digunakan oleh para manager di perusahaan mereka sebagai salah satu cara meningkatkan nilai dari perusahaan masing – masing. Menurut Aswath Damodaran ( 2002: p382 ) persamaan untuk menghitung free cash flow to firm ( FCFF) ialah : FCFF = Free Cash Flow to Equity + Interest expense( 1 – Tax rate) + Principal repayments – New debt issues + Preferred dividends
20
Metode ini digunakan jika kita telah menghitung FCFE, tetapi berdasarkan keterangan tambahan disebutkan ada metode alternatif yang dapat dipakai yaitu: FCFF = EBIT ( 1 – Tax rate ) + Depreciation – Capital expenditure – Δ Working capital Keterangan : EBIT
: laba sebelum bunga dan pajak atau laba operasi
Tax rate
: tingkat bunga pajak
Depreciation
: penyusutan
Capital Expenditure
: belanja modal
Δ Working capital
: perubahaan modal kerja
Metode diatas lebih disarankan digunakan karena lebih sederhana dalam aplikasi penghitungannya.
21
II.5 Mengukur Nilai Perusahaan Menurut Aswath Damodaran (2002 : p385 ) dalam mengukur nilai perusahaan dapat menggunakan beberapa tahapan antara lain : a. Tahap 1 Stable Growth Firm
Value of firm = FCFF1 (WACC – gn) Keterangan : FCFF1
: FCFF yang diharapkan pada tahun depan
WACC
: biaya modal rata – rata tertimbang
gn
: tingkat pertumbuhan yang diharapkan
b. Tahap 2 High Growth Firm Value of firm =
Keterangan : FCFFt
: FCFF pada tahun yang ke t
WACC
: biaya modal rata – rata tertimbang
22
II.6 Biaya Modal Rata – rata Tertimbang ( WACC ) Menurut Weston dan Brigham yang diterjemahkan oleh Sirait, A (2005: h116), biaya rata-rata tertimbang dari modal ( WACC ) ialah rata – rata tertimbang dari komponen biaya utang, saham preferen, dan ekutias biasa, yang memiliki rumus: WACC = wd.kd ( 1 – T ) + wp.kp + ws.ks Keterangan : WACC
: biaya rata-rata tertimbang dari modal
wd
: persentase biaya utang
kd
: suku bunga biaya utang
T
: pajak
wp
: persentase saham preferen
kp
: suku bunga biaya saham preferen
ws
: persentase biaya saham biasa
ks
: suku bunga biaya saham biasa
dimana wd , wp, ws dapat diperoleh dengan melakukan analisa pada laporan keuangan yang ada pada perusahaan. Sedangkan kd dapat diperoleh melalui rumus menurut Aswath Damodaran sebagai berikut : kd= Risk Free Rate ( kRF ) + Default spread for country + Default spread for firm sedangkan ks dapat diperoleh melalui metode CAPM ( Capital Asset Pricing Model ) penghitungan CAPM dapat dilakukan dengan 23
ks= kRF + ( kM – kRF ) bi
keterangan : ks
= suku bunga biaya saham biasa
kRF
= Risk Free Rate
kM
= tingkat suku bunga dari rata – rata pasar saham
bi
= koefisien beta dari suatu saham yang diperoleh dari www.reuters.com
II.7 Harga Wajar Saham Harga wajar dari saham tersebut dapat diperoleh dengan cara : Nilai Ekuitas saham biasa = Nilai perusahaan – total kewajiban Keterangan : Nilai perusahaan : nilai perusahaan setelah dihitung sebelumnya Total kewajiban : diperoleh dari laporan keuangan perusahaan
Tahap selanjutnya Estimasi Harga buku saham = Keterangan : Nilai Ekuitas saham biasa
= diperoleh melalui perhitungan sebelumnya (nilai perusahaan – total kewajiban)
Jumlah saham beredar
= diperoleh dari keterangan pada laporan keuangan
24
Langkah terakhir : Harga Pasar wajar saham biasa = estimasi harga buku saham X PBV ratio Keterangan: Estimasi harga buku saham
=
Nilai buku ( book value ) dihitung dengan membagi nilai bersih atau nilai ekuitas perusahaan dengan jumlah saham yang beredar. Book value dianggap sebagai nilai akuntansi saham sebuah perusahaan yaitu nilai asset perusahaan yang secara teoritis akan diterima oleh pemegang saham jika perusahaan tersebut dijual atau dilikuidasi.
25