BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Konsep Pendapatan Pendapatan dalam ilmu ekonomi didefinisikan sebagai hasil berupa uang atau hal materi lainnya yang dicapai dari penggunaan kekayaan atau jasa manusia bebas. Sedangkan pendapatan rumah tangga adalah total pendapatan dari setiap anggota rumah tangga dalam bentuk uang atau natura yang diperoleh baik sebagai gaji atau upah usaha rumah tangga atau sumber lain. Kondisi seseorang dapat diukur dengan menggunakan konsep pendapatan yang menunjukkan jumlah seluruh uang yang diterima oleh seseorang atau rumah tangga selama jangka waktu tertentu. (Samuelson dan Nordhaus, 2002). Pendapatan adalah penerimaan bersih seseorang, baik berupa uang kontan maupun natura. Pendapatan atau juga disebut juga income dari seorang warga masyarakat adalah hasil penjualannya dari faktor-faktor produksi yang dimilikinya pada sektor produksi. Dan sektor produksi ini membeli faktor-faktor produksi tersebut untuk digunakan sebagai input proses produksi dengan harga yang berlaku dipasar faktor produksi. Harga faktor produksi dipasar faktor produksi (seperti halnya juga untuk barang-barang dipasar barang) ditentukan oleh tarik menarik, antara penawaran dan permintaan. Secara singkat pendapatan seorang warga masyarakat ditentukan oleh : a. Jumlah faktor-faktor produksi yang ia miliki yang bersumber pada ;
Universitas Sumatera Utara
1. Hasil-hasil tabungannya di tahun-tahun yang lalu 2. Warisan atau pemberian b. Harga per unit dari masing-masing faktor produksi. Harga-harga ini ditentukan oleh kekuatan penawaran dan permintaan di pasar faktor produksi. Penawaran dan permintaan dari masing-masing produksi ditentukan oleh faktor-faktor yang berbeda : a. Tanah (termasuk didalamnya kekayaan-kekayaan yang terkandung didalam tanah, mineral, air dan sebagainya ) mempunyai penawaran yang dianggap tidak akan bertambah lagi. Sedangkan permintaan (demand) akan tanah biasanya menaik dari waktu ke waktu karena : (a) naiknya harga barangbarang pertanian, (b) naiknya harga barang-barang lainnya (mineral, barangbarang industri yang menggunakan bahan-bahan mentah dari tanah), (c) bertambahnya penduduk (yang membutuhkan tempat tinggal). Dengan demikian harga dari tanah akan menaik dengan cepat dari waktu ke waktu. b. Modal (sumber-sumber ekonomi ciptaan manusia) mempunyai penawaran yang lebih elastis karena dari waktu ke waktu warga masyarakat menyisihkan sebagian dari penghasilannya untuk ditabung (saving) dan kemudian sektor produksi akan menggunakan dana tabungan ini untuk pabrik-pabrik baru, membeli mesin-mesin yaitu investasi. Karena adanya saving dan investasi, maka penawaran dari barang-barang modal dari waktu ke waktu bisa bertambah sedangkan permintaan akan barang-barang modal terutama sekali dipengaruhi oleh gerak permintaan akan barang-barang jadi. Bila harga
Universitas Sumatera Utara
pakaian naik, maka permintaan akan mesin-mesin tenun, mesin jahit juga akan naik. Permintaan akan barang-barang jadi pada gilirannya dipengaruhi oleh dua faktor utama : (1) Pertumbuhan penduduk (yang membutuhkan tambahan baju, perumahan dan sebagainya). (2) Pertumbuhan pendapatan penduduk (yang dicerminkan oleh kenaikan pendapatan nasional atau GNP perkapita). c. Tenaga Kerja mempunyai penawaran yang terus menerus menaik sejalan dengan pertumbuhan penduduk. Sedangkan permintaan akan tenaga kerja tergantung pada kenaikan permintaan akan barang jadi (seperti halnya dengan permintaan akan barang-barang modal. Disamping itu permintaan akan tenaga kerja dipengaruhi pula oleh kemajuan teknologi ini. Permintaan akan tenaga kerja tidak tumbuh secepat penawaran tenaga kerja (atau pertumbuhan penduduk) maka ada kecenderungan bagi upah (harga faktor produksi tenaga kerja) untuk semakin menurun. d. Kepengusahaan (entrepreunership) merupakan faktor produksi yang paling sulit untuk dianalisis, karena faktor-faktor yang menentukan penawaran pun permintaannya sangat beraneka ragam (dan sering faktor-faktor ini diluar kemampuan ilmu ekonomi untuk menganalisis, misalnya : faktor-faktor motivasi lain dan sebagainya). Pada umumnya penawaran pada negara berkembang orang yang berjiwa enterpreuner masih sangat kecil. Inilah sebabnya penghasilan untuk pengusaha yang sukses juga cukup besar di negara tersebut. Cara yang banyak dilakukan adalah dengan tetap
Universitas Sumatera Utara
mempertahankan hak milik perseorangan, dengan tujuan mengurangi ketidakmerataan distribusi pendapatan. Cara-cara yang bisa dilakukan oleh negara antara lain adalah : 1) Pajak progesif atas kekayaan atau penghasilan 2) Penyediaan kebutuhan hidup dasar (misalnya makanan pokok, pakaian, perumahan) 3) Penyediaan jasa-jasa yang berguna untuk umum oleh negara (misalnya rumah sakit, klinik) 4) Memperkecil pengangguran 5) Pendidikan yang murah dan merata 6) Berbagai kebijaksanaan yang menghilangkan hambatan-hambatan bagi mobilitas (baik vertikal maupun horizontal). Dalam hal ini pendapatan juga bisa diartikan sebagai pendapatan bersih seseorang baik berupa uang atau natura. Secara umum pendapatan dapat digolongkan menjadi 3 (tiga) yaitu : a. Gaji dan upah. Suatu imbalan yang diperoleh seseorang setelah melakukan suatu pekerjaan untuk orang lain, perusahaan swasta atau pemerintah. b. Pendapatan dari kekayaan. Pendapatan dari usaha sendiri. Merupakan nilai total produksi dikurangi dengan biaya yang dikeluarkan baik dalam bentuk uang atau lainnya, tenaga kerja keluarga dan nilai sewa kapital untuk sendiri tidak diperhitungkan.
Universitas Sumatera Utara
c. Pendapatan dari sumber lain. Dalam hal ini pendapatan yang diperoleh tanpa mencurahkan tenaga kerja antara lain penerimaan dari pemerintah, asuransi pengangguran, menyewa aset, bunga bank serta sumbangan dalam bentuk lain. Tingkat pendapatan (income level) adalah tingkat hidup yang dapat dinikmati oleh seorang individu atau keluarga yang didasarkan atas penghasilan mereka atau sumber-sumber pendapatan lain. (Samuelson dan Nordhaus, 2002).
2.2 Konsep Tabungan dan Investasi Tabungan sebagai sifat sosial yang
buruk karena kelebihan tabungan
menyebabkan berkurangnya permintaan agregat. Sekali lagi, gagasan ini tidak dapat diterapkan pada negara terbelakang karena tabungan merupakan obat mujarab bagi keterbelakangan ekonomi mereka. Pembentukan modal adalah kunci pembangunan ekonomi, dan pembentukan modal dimungkinkan melalui tabungan masyarakat yang meningkat. Berbeda dengan pandangan Keynes, negara terbelakang dapat berkembang dengan cara membatasi konsumsi dan meningkatkan tabungan. Bagi negara terbelakang, tabungan tidak merupakan hal yang buruk, tetapi merupakan sesuatu yang baik. (Jhingan, 2007) Investasi membutuhkan suatu jumlah tertentu tabungan. Jumlah tabungan ini tidak mudah dicapai oleh negara terbelakang yang miskin karena sangat rendahnya tingkat pendapatan. Untuk mengatasi hal ini, maka ketika pendapatan meningkat sebagai peningkatan investasi, tingkat tabungan marginal di usahakan agar lebih
Universitas Sumatera Utara
tinggi dari pada tingkat rata-rata tabungan. Tapi tidak ada satu negarapun yang pernah mempunyai tabungan marginal yang lebih tinggi dari pada tingkat rata-rata tabungan sebelumnya. (Jhingan, 2007)
2.3
Konsep Modal Penanaman modal adalah investasi berupa aktiva tetap berwujud termasuk
tanah yang digunakan untuk kegiatan utama usaha, baik untuk penanaman modal baru maupun perluasan dari usaha yang telah ada. Aktiva tetap berwujud adalah aktiva berwujud yang mempunyai masa manfaat lebih dari 1 (satu) tahun yang diperoleh dalam bentuk siap pakai atau dibangun lebih dahulu, yang digunakan dalam operasi perusahaan, tidak dimaksudkan untuk diperjual belikan atau dipindah tangankan. Dalam membiayai kegiatan operasinya, perusahaan membutuhkan modal yang terdiri atas modal asing dan modal sendiri. Pengertian modal adalah hak atau bagian yang dimiliki perusahaan yang ditujukan dalam modal saham. Modal asing merupakan modal yang berasal dari pinjaman para kreditur, supplier, dan perbankan. Sedangkan modal sendiri merupakan modal yang berasal dari pihak perusahaan dari pemilik perusahaan (pemegang saham) maupun laba yang tidak bagi (laba ditahan). Di dalam memenuhi modal yang dibutuhkan tersebut perusahaan dapat menerbitkan dan menjual surat berharga berupa obligasi (modal pinjaman) dan saham (modal sendiri). Surat berharga tersebut dijual kepada para investor yang menginginkannya dimana perusahaan berkewajiban memberikan hasil (return) yang dikehendaki oleh investor tersebut.
Universitas Sumatera Utara
Modal pada dasarnya dapat dibagi menjadi dua bagian yaitu modal aktif dan modal pasif. Modal aktif menunjukkan penggunaan dana yang tertera di sisi aktiva (aktiva lancar dan aktiva tetap) yaitu yang menggambarkan bentuk-bentuk dalam sebelah mana dana yang diperoleh perusahaan ditanamkan. Sedangkan modal pasif menunjukkan sumber dana yang tertera di sisi pasiva yang menggambarkan sumbersumber dana dari mana diperoleh atau asal dana diperoleh. Modal pasif terdiri atas hutang jangka pendek, hutang jangka panjang dan modal sendiri. Menurut Sawir (2001): “Modal kerja adalah keseluruhan aktiva lancar yang dimiliki perusahaan atau dapat pula dimaksudkan dana yang harus tersedia untuk membiayai kegiatan operasi perusahaan sehari-hari”. Menurut Gitosudarmo (2002) “Besarnya modal kerja adalah sejumlah dana yang tertanam dalam aktiva lancar yang benar-benar dapat digunakan untuk membiayai operasi perusahaan atau sesudah dikurangi besarnya hutang lancar”. Sedangkan Riyanto (2002) mengemukakan : Modal adalah baik yang berupa barang – barang konkrit yang masih ada dalam rumah tangga perusahaan yang terdapat di neraca sebelah debet maupun berupa daya beli atau nilai tukar dari barang – barang itu yang ada di sebelah kredit. Jadi yang tercatat disebelah debet dari neraca disebut modal konkrit dan yang tercatat disebelah kredit disebut modal abstrak.
2.4
Produksi dan Tingkat Pendapatan Setiap faktor produksi yang terdapat dalam perekonomian ada dimiliki oleh
seseorang. Pemiliknya menjual faktor produksi tersebut kepada pengusaha dan
Universitas Sumatera Utara
sebagai balas jasanya mereka akan memperoleh pendapatan. Tenaga kerja mendapat gaji dan upah, tanah memperoleh sewa, modal memperoleh bunga dan keahlian keusahawanan memperoleh keuntungan. Pendapatan yang diperoleh masing-masing jenis faktor produksi tersebut tergantung kepada harga dan jumlah masing-masing faktor produksi yang digunakan. Jumlah pendapatan yang diperoleh berbagai faktor produksi yang digunakan untuk menghasilkan sesuatu barang adalah sama dengan harga dari barang tersebut. (Sukirno, 2002). Dalam proses produksi, perusahaan mengubah masukan (input), yang juga disebut sebagai faktor produksi (factors of production) termasuk segala sesuatunya yang harus digunakan perusahaan sebagai bagian dari proses produksi, menjadi keluaran (output). Misalnya sebuah pabrik roti menggunakan masukan yang mencakup tenaga kerja, bahan baku seperti; terigu, gula dan modal yang telah diinvestasikan untuk panggangan, mixer serta peralatan lain yang digunakan. Tentu saja setelah proses produksi berjalan akan menghasilkan produk berupa roti. Menurut Pyndick (Salvatore, 2006) menjelaskan bahwa hubungan antara masukan pada proses produksi dan hasil keluaran dapat digambarkan melalui fungsi produksi. Fungsi ini menunjukkan keluaran Q yang dihasilkan suatu unit usaha untuk setiap kombinasi masukan tertentu. Untuk menyederhanakan fungsi tersebut dapat dituliskan sebagai berikut : Q = f{K, L}................................................ .......................................... 2.1 Persamaan ini menghubungkan jumlah keluaran dari jumlah kedua masukan yakni modal dan tenaga kerja.
Universitas Sumatera Utara
Cobb-Douglas adalah salah satu fungsi produksi yang paling sering digunakan dalam penelitian empiris. Fungsi ini juga meletakkan jumlah hasil produksi sebagai fungsi dari modal (capital) dengan faktor tenaga kerja (labour). Dengan demikian dapat pula dijelaskan bahwa hasil produksi dengan kuantitas atau jumlah tertentu akan menghasilkan taraf pendapatan tertentu pula. Secara sederhana fungsi produksi Cobb-Douglas tersebut dapat dituliskan sebagai berikut : Q = ALα K β ........................................................................................ 2.2 Dimana Q adalah output dan L dan K masing-masing adalah tenaga kerja dan barang modal. A, α (alpha) dan β (beta) adalah parameter-parameter positif yang dalam setiap kasus ditentukan oleh data. Semakin besar nilai A, barang teknologi semakin maju. Parameter α mengukur persentase kenaikan Q akibat adanya kenaikan satu persen L sementara K dipertahankan konstan. Demikian pula parameter β, mengukur persentase kenaikan Q akibat adanya kenaikan satu persen K sementara L dipertahankan konstan. Jadi, α dan β masing-masing merupakan elastisitas output dari modal dan tenaga kerja. Jika α + β = 1, maka terdapat tambahan hasil yang konstan atas skala produksi; jika α + β > 1 terdapat tambahan hasil yang meningkat atas skala produksi dan jika α + β < 1 maka artinya terdapat tambahan hasil yang menurun atas skala produksi. Pada fungsi produksi Cobb-Douglas (Salvatore, 2006). Berdasarkan penjelasan fungsi produksi Cobb-Douglas di atas, dapat dirumuskan bahwa faktor-faktor penentu seperti tenaga kerja dan modal merupakan hal yang sangat penting diperhatikan terutama dalam upaya mendapatkan cerminan
Universitas Sumatera Utara
tingkat pendapatan suatu usaha produksi seperti Industri Kecil. Ini berarti bahwa jumlah tenaga kerja serta modal peralatan yang merupakan input dalam kegiatan produksi Pengusaha Industri Kecil dapat memberikan beberapa kemungkinan tentang tingkat pendapatan yang mungkin diperoleh. Selanjutnya, Widayat (2001) menjelaskan bahwa proses produksi pada umumnya membutuhkan berbagai macam faktor produksi, misalnya tenaga kerja, modal dan berbagai bahan mentah. Pada setiap proses produksi, faktor-faktor produksi tersebut digunakan dalam kombinasi tertentu. Misalnya dari faktor-faktor produksi yang digunakan itu input X1, penggunaan terus ditambah sedangkan input yang lain tetap, maka fungsi produksi dianggap tunduk pada hukum yang disebut The Law of Diminishing Returns. Hukum ini mengatakan bahwa : bila satu macam input penggunaannya terus ditambah sedang input-input yang lain penggunaannya tidak berubah, maka tambahan output yang dihasilkan dari setiap tambahan satu unit input yang ditambahkan tadi mula-mula menaik akan tetapi kemudian menurun bila input tersebut ditambah. Untuk selanjutnya, input yang berubah itu dinamakan input variabel. Tambahan output yang diperoleh karena adanya tambahan satu unit input tersebut dinamakan Marginal Physical Product (MPP), dari input tersebut dapat ditulis:
MPPxn
1 =
∂Q ∂ x1
Kalau hubungan antara output dan input variabel digambarkan dalam suatu grafik maka akan didapat suatu kurva yang dinamakan kurva Total Physical Product
Universitas Sumatera Utara
(TPP). Kurva Total Physical Product (TPP) ini didefinisikan sebagai kurva yang menunjukkan tingkat produksi total (Q) pada berbagai tingkat penggunaan input variabel dan input lainnya dianggap tetap, sehingga: TPP = f (X1, X2, ... Xn) Kurva lain yang dapat diturunkan dari kurva Total Physical Product (TPP) adalah kurva Marginal Physical Product (MPP) dan kurva Average Physical Product (APP). Kurva Marginal Physical Product (MPP) adalah kurva yang menunjukkan tambahan Total Physical Product (TPP) karena adanya tambahan penggunaan satu input variabel. Secara matematis dapat ditulis:
MPP =
∂TPP ∂Q ∂f ( x) = = ∂x ∂x ∂x
Kurva Average Physical Product (APP) adalah kurva yang menunjukkan hasil rata-rata per unit input variabel pada berbagai tingkat penggunaan input tersebut, dan ditulis secara matematis:
APP =
TPP Q f ( x) = = x x x
Hubungan antara Marginal Physical Product (MPP) dan Average Physical Product (APP) di atas selanjutnya dapat menjelaskan tentang elastisitas produksi. Mubyarto (2000) menyatakan bahwa dengan elastisitas produksi yang berbeda-beda, maka dapat diketahui apakah pendapatan tersebut dalam keadaan increasing atau decreasing. Apabila nilai elastisitas produksi lebih besar dari satu, bila produksi total menaik maka pendapatan ada pada daerah increasing, dan sebaliknya bila nilai
Universitas Sumatera Utara
elastisitas produksi lebih besar dari nol tetapi lebih kecil dari satu, maka pendapatan tersebut ada pada daerah decreasing. Elastisitas produksi (Ep) adalah persentase perubahan dari output sebagai akibat dari persentase perubahan dari input. Ep ini dapat dituliskan melalui rumus sebagai berikut (Soekartawi, 2003):
Ep =
ΔY X ΔTPP ΔX / , atau Ep = . ΔX Y Y X
Di mana : Y adalah hasil produksi (output) X adalah faktor produksi (input) Karena ΔY⁄ΔX = MPP, dan Y⁄X = APP maka Ep = MPP⁄APP Akan tetapi karena besarnya koefisien elastisitas produksi dapat diketahui dari hasil fungsi produksi Cobb Douglas (hasil analisis OLS) dan besarnya Average Physical Product (APP) dapat dihitung berdasarkan data yang tersedia, maka Marginal Physical Product (MPP) juga dapat dihitung dengan menggunakan koefisien elastisitas produksi sebagai berikut : MPPxi = Ep (Y⁄Xi) = ai (Y⁄Xi) = ai . APP
2.5
Konsep Pendidikan Pendidikan menekankan pada kemampuan yang harus dimiliki oleh lulusan
suatu jenjang pendidikan. Kompetensi atau standar kompetensi merupakan perpaduan dari pengetahuan, keterampilan, nilai dan sikap yang direfleksikan dalam kebiasaan
Universitas Sumatera Utara
berpikir dan bertindak. Standar kompetensi yaitu batas dan arah kemampuan yang harus dimiliki dan dapat dilakukan siswa setelah mengikuti proses pembelajaran suatu mata pelajaran tertentu. Cakupan materi yang terkandung pada setiap standar kompetensi cukup luas terkait dengan konsep yang ada dalam suatu mata pelajaran. Pendidikan berbasis kompetensi ini berimplikasi terhadap pengembangan silabus dan sistem pengujian berbasis kemampuan dasar. Notoatmodjo (2002) mengemukakan, Pendidikan pada umumnya berkaitan dengan mempersiapkan calon tenaga yang diperlukan oleh suatu Instansi atau organisasi, sedangkan pelatihan lebih berkaitan dengan peningkatan kemampuan atau keterampilan karyawan yang sudah menduduki suatu pekerjaan atau tugas tertentu. Dalam suatu pelatihan orientasi atau penekanannya pada tugas yang harus dilaksanakan (job orientation), sedangkan pendidikan lebih pada pengembangan kemampuan umum. Sementara itu, pelatihan menurut Sunarto dan Sahedhy (2001), adalah proses sistematik pengubahan perilaku para karyawan dalam suatu arah guna meningkatkan tujuan organisasional. Dalam pelatihan diciptakan suatu lingkungan dimana para karyawan dapat memperoleh atau mempelajari sikap, kemampuan, keahlian, pengetahuan dan perilaku yang spesifik yang berkaitan dengan pekerjaan. Selanjutnya Handoko (2000) berpendapat, pendidikan dilaksanakan untuk menutup gap antara kecakapan atau kemampuan karyawan dengan permintaan jabatan dan dengan adanya program pelatihan tersebut diharapkan dapat
Universitas Sumatera Utara
meningkatkan efisiensi dan efektivitas kerja karyawan dalam mencapai sasaransasaran kerja yang telah ditetapkan. Setiap standar kompetensi dijabarkan menjadi beberapa kemampuan dasar yang merupakan perincian lebih lanjut dari standar kompetensi tersebut. Perumusan kemampuan dasar, dapat menggunakan kata-kata kerja misalnya : menunjukkan, menghitung, menggambarkan, membedakan, mengidentifikasikan, menafsirkan, menerapkan, menggunakan, menentukan, menyusun, menyimpulkan, mengevaluasi, merumuskan, membuat, menganalisis, mensintesis dan sebagainya yang merupakan tingkah laku hasil belajar yang dapat diamati (observable) dan diukur (measurable). Tingkat pendidikan adalah suatu proses jangka panjang yang menggunakan prosedur sistematis dan terorganisir, yang mana tenaga kerja manajerial mempelajari pengetahuan konsepsual dan teoritis untuk tujuan-tujuan umum. Konsekuensi dunia pendidikan dengan sektor ekonomi masyarakat Indonesia memiliki hubungan yang erat, di mana kedua komponen lembaga tersebut merupakan aset negara yang memerlukan pengelolan secara hati-hati dan cermat. Secara lebih khusus hubungannya menyangkut modal fisik, tenaga kerja dan kemajuan teknologi yang menjadi tiga faktor pokok sebagai masukan (input) dalam produksi pendapatan nasional. Semakin besar jumlah tenaga kerja (berarti laju pertumbuhan penduduk tinggi) semakin besar pendapatan nasional dan semakin tinggi pertumbuhan ekonomi.
Universitas Sumatera Utara
2.6 Penelitian Sebelumnya Penelitian sebelumnya yang menjadi referensi dalam penelitian ini yaitu : M. Fadly (2006) meneliti tentang Kajian Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi perkembangan Usaha Kecil dan Menengah di Sumatera Utara. Penelitian ini menggunakan variabel bebasnya kemampuan diri (usia dan pendidikan), penjualan, harga, modal usaha, desain, kemampuan bersaing dan jenis usaha. Hasil analisis data diketahui bahwa faktor yang paling mempengaruhi perkembangan Usaha Kecil dan Menengah yaitu pengadaan bahan baku, peningkatan skill tenaga kerja, stabilitas harga, jumlah produksi dan lama berusaha. Syafrijal (2003) meneliti tentang Analisis faktor-fakor yang mempengaruhi pertumbuhan industri kecil di wilayah segitiga industri di Jawa Timur. Variabel bebas yang digunakan yaitu ketersediaan bahan baku, jumlah pekerja, ketrampilan, alat produksi (teknologi), modal sendiri, modal pinjaman, intensitas, manajemen dan intensitas promosi. Hasil pembahasan diketahui bahwa secara bersama-sama ketersediaan bahan baku, jumlah pekerja, ketrampilan, alat produksi (teknologi), modal sendiri, modal pinjaman, intensitas manajemen, intensitas promosi berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan industri kecil di wilayah segitiga industri di Jawa Timur. Sasmita (2006), meneliti tentang Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi pendapatan usaha nelayan di Kabupaten Asahan. Variabel bebas yang digunakan yaitu modal kerja, tenaga kerja, waktu melaut dan pengalaman. Hasil penelitian menunjukkan bahwa modal kerja, tenaga kerja dan lama waktu melaut berpengaruh
Universitas Sumatera Utara
positif dan signifikan terhadap peningkatan pendapatan nelayan di Kabupaten Asahan sedangkan pengalaman melaut berpengaruh positif tetapi tidak signifikan dan modal kerja yang paling signifikan pengaruhnya. Rochaeni, R dan Lokolo E.M, (2006), meneliti tentang Faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan ekonomi rumah tangga petani di Kelurahan Setugede Kota Bogor. Variabel bebas yaitu pengalaman, jenis kelamin, pengetahuan, keterampilan, jumlah tanggungan dan pendapatan kepala rumah tangga. Hasil penelitian menunjukkan bahwa waktu kerja lebih banyak ditujukan pada non usahatani karena pendapatan non usahatani lebih besar, kontribusi pendapatan rumah tangga petani dari usaha tani padi sebesar 27,29 %, dari non usaha tani 72,68 %. Suryananto G. (2005), meneliti tentang Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi pendapatan pedagang konveksi (studi kasus di Pasar Godean, Sleman, Yogyakarta), variabel bebas yang digunakan jam berdagang, modal dagang dan pengalaman berdagang. Hasil pembahasan diketahui secara bersama modal dagang, jam berdagang dan pengalaman berdagang sangat mempengaruhi pendapatan pedagang konveksi atau secara serentak berpengaruh positif terhadap pendapatan pedagang konveksi.
Universitas Sumatera Utara
2.7
Kerangka Pemikiran
Modal
Jumlah Tenaga Kerja
Pendapatan Industri Kecil
Lama Berusaha
Tingkat Pendidikan
Bantuan Modal Gambar 2.1. Kerangka Pemikiran Penelitian Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Pengusaha Industri Kecil di Kabupaten Dairi
2.8
Hipotesis Penelitian Berdasarkan perumusan masalah, tinjauan kepustakaan dan dari berbagai hasil
kajian empiris yang telah dilakukan peneliti-peneliti sebelumnya, maka dapat dirumuskan hipotesis penelitian ini sebagai berikut : 1.
Modal berpengaruh positif terhadap Pendapatan Pengusaha Industri Kecil di Kabupaten Dairi, Ceteris Paribus.
2.
Jumlah tenaga kerja berpengaruh positif terhadap Pendapatan Pengusaha Industri Kecil di Kabupaten Dairi, Ceteris Paribus.
Universitas Sumatera Utara
3.
Lama berusaha berpengaruh positif terhadap Pendapatan Pengusaha Industri Kecil di Kabupaten Dairi, Ceteris Paribus.
4.
Tingkat pendidikan berpengaruh positif terhadap Pendapatan Pengusaha Industri Kecil di Kabupaten Dairi, Ceteris Paribus.
5.
Bantuan Modal Pengusaha Industri Kecil berpengaruh positif terhadap Pendapatan Pengusaha Industri Kecil di Kabupaten Dairi, Ceteris Paribus.
6.
Modal, jumlah tenaga kerja, lama berusaha, tingkat pendidikan dan bantuan modal memiliki inelastis terhadap Pendapatan Pengusaha Industri Kecil di Kabupaten Dairi.
Universitas Sumatera Utara