BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1
Komunikasi 2.1.1
Pengertian Komunikasi Pada dasarnya komunikasi sangat dibutuhkan oleh setiap manusia,
karena manusia adalah makhluk sosial, yang hidupnya sangat bergantung pada manusia lainnya untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Definisi komunikasi adalah proses sosial dimana individu-individu menggunakan simbol-simbol untuk menciptakan dan menginterpretasikan makna dalam lingkungan mereka. Mendefinisikan lima istilah kunci dalam perspektif ini : sosial, proses, simbol, makna dan lingkungan. Komunikasi adalah proses sosial, maksud yang disampaikan adalah komunikasi selalu melibatkan manusia serta interaksi. Artinnya, komunikasi selalu melibatkan dua orang, pengirim dan penerima. Ketika komunikasi di pandang secara sosial, komunikasi selalu melibatkan dua orang yang berinteraksi dengan berbagai niat, motivasi, dan kemampuan. Komunikasi sebagai proses, hal ini berarti komunikasi bersifat kesinambungan dan tidak memiliki akhir. Istilah ketiga yang diasosiasikan dengan definisi kita mengenai komunikasi adalah simbol. Simbol adalah sebuah labe; arbitrer atau representasi dari fenomena. Simbol biasanya telah disepakati bersama dalam sebuah kelompok, tetapi mungkin saja tidak dimengerti di luar lingkup kelompok tersebut. Oleh karena itu, penggunaan simbol sering kali arbitrer. 10
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
11
Selain proses dan simbol, makna juga memegang peranan penting dalam difinisi komunikasi kita. Makna adalah yang di ambil orang dari suatu pesan. Dalam episode-episode komunikasi, pesan dapat memiliki lenih dari satu makna dan bahkan berlapis lapis makna. Tanpa berbagi makna, kita semua akan mengalami kesulitan dalam menggunakan bahasa yang sama atau dalam menginterpretasikan suatu kejadian yang sama. Istilah kunci yang terakhir dalam difinisi komunikasi adalah lingkungan. Lingkungan adalah situasi atau konteks dimana komunikasi terjadi. Lingkungan terdiri atas beberapa elemen, seperti waktu, tempat, periode sejarah, relasi dan latar belakang budaya pembicara dan pendengar.1 Menurut Katz dan Robert Kahn seperti yang dikutip Rosady Ruslan : “Komunikasi adalah pertukaran informasi dan penyampaian makna yang merupakan hal utama dari suatu sistem sosial atau organisasi. Jadi komunikasi sebagai suatu proses penyampaian informasi dan pengertian dari satu orang ke orang lain yang merupakan satu satunya cara manajemen aktifitas dalam suatu organisas adalah melalui proses komunikasi.”2 Kebanyakan definisi komunikasi yang digunakan dalam buku perilaku organisasi menekankan penggunaan simbol untuk menstransfer makna informasi. Misalnya, sebuah analisis menekankan bahwa komunikasi adalah pemahaman terhadap sesuatu yang tidak terlihat dan tersembunyi. Elemen
1
Richard West & Lynn H. Turner, Pengantar Teori Komunikasi Analisa dan Aplikasi Edisi 3, Salemba Humanika, Jakarta, 2008 Hal 5-8 2
Rosady Ruslan, Manajemen Public Relations dan Media Komunikasi, Rajawali Pers, Jakarta, 2007. Hal 92
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
12
yang tersembunyi dan simbolis ini melekat pada buadaya yang memberikan arti pada proses komunikasi yang dapat dilihat. Akan tetapi, hal yang sama pentingnya adalah komunikasi merupakan prses personal yang mencakup pertukaran perilaku.3 Dalam komunikasi ada tiga unsur penting yang selalu hadir dalam setiap komunikasi, yaitu sumber informasi (receiver), saluran (media), dan penerima informasi (audience). Komunikasi adalah hubungan kontak antar manusia baik individu maupun kelompok. Dalam kehidupan sehari-hari disadari atau tidak komunikasi adalah bagian dari kehidupan manusia itu sendiri. Sementara itu, untuk menjalin rasa kemanusiaan yang akrab diperlukan saling pengertian sesame anggota masyarakat. Untuk keberhasilan suatu komunikasi kita harus mengetahui dan mempelajari unsure-unsur yang diperlukan dalam proses komunikasi adalah sumber (pembicaraan), pesan (message), saluran (channel, media) dan penerima (receiver,audience).
2.1.1.1 Fungsi Komunikasi Berdasarkan pengamatan para pakar komunikasi mengemukakan fungsi-fungsi yang berbeda-beda, meskipun adakalanya terdapat kesamaan dan tumpang tindih diantara berbagai pendapat tersebut.
3
Fred Luthans, Perilaku Organisasi Edisi 10, 2006. Hal 372
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
13
Thomas M. Scheidel mengemukakan bahwa kita berkomunikasi terutama untuk menyatakan dan mendukung identitas diri, untuk membangun konteks sosial dengan orang yang ada di sekitar kita, dan untuk mempengaruh orang lain untuk merasa, berfikir, atau berperilaku seperti yang kita inginkan.4 Gordon I. Zimmerman et al. merumuskan bahwa kita dapat membagi tujuan komunikasi menjadi dua kategori besar. Pertama, kita berkomunikasi untuk menyelesaikan tugas-tugas yang penting bagi kebutuhan kita. Kedua, kita berkomunikasi untuk menciptakan dan menumpuk hubungan dengan orang lain. Ada 4 fungsi komunikasi berdasarkan kerangka yang dikemukakan oleh Deddy Mulyana yaitu : a. Komunikasi Sosial Komunikasi yang mengisyaratkan bahwa komunikasi itu penting untuk membangun konsep diri kita, aktualisasi diri, kelangsungan hidup, memperoleh kebahagiaan, terhindar dari tekanan dan ketegangan, antara lain lewat komunikasi yang bersifat menghibur dan memupuk hubungan dengan orang lain. b. Komunikasi Ekspresif Komunikasi yang dapat dilakukan baik sendiri ataupun dalam kelompok yang betujuan mempengaruhi orang lain, namun dapat dilakukan sejauh
4
Deddy Mulyana, Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar, Rosda Bandung, 2007, Hal 4
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
14
komunikasi tersebut menjadi instrument untuk menyampaikan perasaanperasaan kita. c. Komunikasi Ritual Sebuah bentuk komunikasi ritual tersebut menegaskan kembali komitmen kepada tradisi keluarga, suku, bangsa, Negara, ideology atau agama mereka. d. Komunikasi Instrumental Komunikasi mengandung
yang
berfungsi
muatan
memberitahukan
persuasive
dalam
arti
atau
menerangkan
bahwa
pembicara
menginginkan pendengarnya mempercayai bahwa fakta atau informasi yang disampaikan akurat untuk diketahui.5
2.1.1.2 Tujuan Komunikasi Schramm
membedakan
tujuan
komunikasi
menjadi
tujuan
informasional, tujuan instruksional, tujuan persuasi dan menghibur, menurut Schramm proses komunikasi informasional memerlukan langkah-langkah yang harus dilalui, yakni : a. Menarik perhatian terhadap pesan; b. Menjadikan pesan dapat diterima; c. Menjadikan pesan diinterprestasikan seperti yang diinginkan komunikator; d. Informasi disimpan untuk dipakai kemudian; 5
Deddy Mulyana, Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar, Rosda Bandung, 2007, Hal 5
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
15
e. Harus ada proses belajar pada penerimaan informasi; f. Hasil berupa pandangan yang dianjurkan oleh komunikator;6
2.1.2
Komunikasi Interpersonal Komunikasi interpersonal banyak membahas tentang bagaimana suatu
hubungan dimulai, bagaimana mempertahankan suatu hubungan dan keretakan suatu hubungan. Komunikasi interpersonal adalah komunikasi antara orang-orang secara tatap muka, yang memungkinkan setiap pesertanya menangkap reaksi orang lain secara langsung, baik verbal maupun nonverbal.7 Komunikasi ini banyak membahas tentang bagaimana suatu hubungan dimulai, bagaimana mempertahankan suatu hubungan dan keretakan suatu hubungan. Pemahaman senada juga dipaparkan oleh Joseph A. Devito dalam bukunya ”The Interpersonal
Communication
Book”.
Menurutnya
komunikasi interpersonal adalah proses pengiriman dan penerimaan pesanpesan antara dua orang atau di antara sekelompok kecil orang-orang, dengan beberapa efek dan beberapa umpan balik seketika. Komunikasi interpersonal sangat potensial untuk menjalankan fungsi instrumental sebagai alat untuk mempengaruhi atau membujuk orang lain, karena kita dapat menggunakan kelima alat indera kita untuk memberikan stimuli sebagai daya bujuk pesan Morissan, Manajemen Public Relations : Strategi Menjadi Humas Profesional, Kencana Prenada Media Group, Jakarta, 2008, Hal 8 6
7
Deddy Mulyana, Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar, Remaja Rosdakarya, 2005, Hal 73
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
16
yang kita komunikasikan kepada komunikan kita. Sebagai komunikasi yang paling lengkap dan paling sempurna, komunikasi interpersonal berperan penting hingga kapan pun, selama manusia masih mempunyai emosi. Kenyataannya komunikasi tatap-muka ini membuat manusia merasa lebih akrab dengan sesamanya. Menurut
Joseph A.Devito,
tentang tiga acuan
utama dalam
membahas komunikasi interpersonal yaitu :
Definisi berdasarkan komponen Definisi ini menjelaskan komunikasi antarpribadi dengan mengamati komponen-komponen utamanya dalam hal ini, penyampaian pesan oleh satu orang dan penerimaan pesan oleh orang lain atau sekelompok kecil orang, dengan berbagai
dampaknya dan dengan peluang untuk
memberikan umpan balik segera.
Definisi berdasarkan hubungan diadik Dalam definisi ini, kita mendefinisikan komunikasi antarpribadi sebagai komunikasi yang berlangsung diantara dua orang yang mempunyai hubungan yang mantap dan jelas.
Definisi berdasarkan pengembangan Dalam ancangan/acuan pengembangan, komunikasi antarpribadi dilihat sebagai akhir dari perkembangan, dari komunikasi yang bersifat takpribadi (impersonal) pada satu “ekstrim” menjadi komunikasi pribadi atau
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
17
intim pada “ekstrim” yang lain. Pengembangan ini mengisyaratkan atau mendefinisikan
pengembangan
komunikasi
antarpribadi.
Menurut DeVito, tujuan dari komunikasi interpersonal, dimana hal tersebut dapat dkatakan sebagai kelebihan yang terdapat dalam proses komunikasi interpersonal. Beberapa tujuan yang dimaksud adalah: 1. Untuk menemukan jati diri (to disclosure oneself) komunikasi Interpersonal memberi peluang seseorang untuk berbicara dan mengetahui hal-hal yang disukai atau yang tidak disukai. Melalui Komunikasi Interpersonal dapat membuka peluang bagi seseorang untuk “menampakkan” dirinya pada orang lain. Dengan kata lain, melalui Komunikasi Interpersonal seseorang dapat membentuk persepsi tentang dirinya sendiri maupun terhadap orang lain. 2.
Untuk menemukan/mengenal dunia luar (to discover the external
world) Banyak informasi yang diterima orang berasal dari hubungan interpersonal yang dijalin bersama dengan orang lain. Pada kenyataannya, keyakinan, sikap, serta nilai yang diyakini seseorang kemungkinan dipengaruhi oleh berbagai dilakukannya dengan
orag lain
yang
dibandingkan melalui media
tertentu bahkan pendidikan formal sekalipun.
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
pertemuan
18
3.
Memelihara dan memantapkan hubungan (to establish and maintain meaningful relationship) Sebagian
besar
waktu
yang
digunakan
untuk
melakukan
Komunikasi Interpersonal terpusat untuk memelihara hubungan dan memantapkan hubungan sosial dengan orang lain. 4. Untuk mengubah perilaku dan sikap (to change attitudes and behaviors)
Suatu
proses
Komunikasi
dihadapkan pada pengaruh interpersonal dengan
orang
Dinyatakan terhadap
lain bahwa
suatu
yang
sering
antara
orang
satu
melakukan komunikasi
seseorang
hal
Interpersonal
melalui
lebih
tersebut.
sering terpengaruh
Komunikasi
Interpersonal
dibandingkan melalui media massa. 5. Untuk hiburan dan kesenangan (to play and entertain) Komunikasi
Interpersonal
memberikan
keseimbangan
pada
aktivitas seseorang, yakni dimana seseorang dapat melakukan berbagai hal yang bersifat serius dan formal sekaligus di lain waktu dapat membantu orang yang bersangkutan untuk beristirahat dari “keseriusan” tersebut untuk mendapatkan hiburan yang diperlukan. 6. Untuk membantu (to help)
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
19
Baik
seorang
profesional
maupun
bukan,
dapat
memperoleh
bantuan/pertolongan pada saat mereka melakukan Komunikasi Interpersonal dengan orang lain.8 2.1.3
Komunikasi Kelompok Ada beberapa pengertian komunikasi kelompok. Setiap manusia
selalu terlibat dalam kehidupan berkelompok. Untuk mencapai tujuannya dan memenuhi kebutuhan-kebutuhan hidupnya, manusia secara sadar maupun tidak telah membentuk kelompok-kelompok. Sejak terbentuknya suatu kelompok, maka faktor komunikasi sangat menentukan bagaimana berjalannnya kelompok tersebut nantinya. Riyono Pratikto dalam buku Jangkauan Komunikasi menyatakan: “.... faktor komunikasi merupakan faktor yang bisa mempertahankan kesatuan kelompok. Setiap anggota dalam kelompok menjadi sumber dalam berkomunikasi seperti sumber kata-kata, isyarat, lambang-lambang yang semuanya mengandung arti. Komunikasi ditujukan kepada sesama anggota kelompok” Komunikasi kelompok terjadi karena tujuan tertentu yang ingin disampaikan, sehingga pesan yang disampaikan akan dapat diterima, ditanggapi, dan diolah di dalam benak anggota kelompok dan akhirnya akan dapat dipahami.
8
Joseph A Devito, Komunikasi Antarmanusia, 1997, Jakarta: Professional Books, Hal 321-323
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
20
Pendapat
Michael
Burgoon
dalam
bukunya
Human
Communication: A Revision of Approaching Speech/Communication yang dikutip oleh Riyono Pratikto dalam buku Berbagai Aspek Ilmu Komunikasi menyatakan: “Komunikasi kelompok adalah interaksi tatap muka dari tiga individu atau lebih dengan tujuan yang sudah diketahui sebelumnya seperti berbagai informasi, pemeliharaan diri, pemecahan masalah yang anggotaanggotanya dapat mengingat karakteristik pribadi anggota kelompok lainnya dengan tepat” Burgoon menguraikan bahwa dalam komunikasi kelompok terdapat berbagai tujuan seperti berbagai informasi, pemecahan masalah, menjaga hubungan antar anggota. Seorang anggota dalam suatu kelompok bila telah bergantung dengan kelompoknya ia bukan lagi sebagai sosok individu. Melainkan bagian dari kelompoknya. Harus bertanggung jawab dan tenggang rasa antara sesama anggota kelompoknya. Komunikasi kelompok mempunyai karakteristik yang unik, dimana kepribadian seorang individu bisa berubah bila ia menjadi bagian dalam kelompoknya. Misalnya seseorang yang pendiam bila telah berada dalam lingkungan kelompoknya maka akan dapat berubah menjadi seseorang yang agresif yang berani mengemukakan pendapatnya di depan umum. Dengan kata
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
21
lain kelompok mempunyai kepribadian kelompok sendiri yang berbeda dengan kepribadian seseorang sebagai individu.9
Komunikasi Verbal & Nonverbal
2.2 2.2.1
Pengertian Komunikasi Verbal Menurut Deddy Mulyana simbol atau pesan verbal adalah semua jenis
simbol yang menggunakan satu kata atau lebih. Bahasa dapat juga dianggap sebagai system kode verbal.10 Bahasa dapat didefinisikan sebagai seperangkat symbol, dengan aturan mengkombinasikan symbol-simbol tersebut, yang digunakan dan dipahami suatu komunitas. Komunikasi verbal adalah komunikasi yang menggunakan symbol atau kata kata, baik yang dinyatakan secara oral atau lisan maupun tulisan.11 Komunikasi verbal dapat dibedakan atas komunikasi lisan dan komunikasi tulisan. Komunikasi lisan dapat didefinisikan sebagai suatu proses dimana seorang pembicara berinteraksi secara lisan dengan pendengar untuk mempengaruhi tingkah laku penerima. Sedangkan komunikasi tulisan ialah apabila keputusan yang akan disampaikan oleh pimpinan itu disandikan dengan symbol-simbol kemudian dikirimkan kepada karyawan yang dimaksudkan. Komunikasi tertuli ini dapat berupa memo, surat, buku 9
Referensi Penelitian Jurnal dari http://www.e-jurnal.com/2014/01/pengertian-komunikasikelompok.html 10
Deddy Mulyana, Ilmu Komunikasi: Suatu Pengantar, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2005 hal 340 11
Arni Muhammad, Komunikasi Organisasi, 2004 Hal 95
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
22
petunjuk, gambar maupun laporan. Sedangkan komunikasi lisan dapat berupa tatap muka, melalui telepon, radio, televise dan lain-lain.12 2.2.2
Pengertian Komunikasi Nonverbal Komunikasi non verbal adalah komunikasi yang menggunakan pesan-
pesan non verbal. Istilah nonverbal biasanya digunakan untuk melukiskan semua peristiwa komunikasi diluar kata-kata terucap dan tertulis. Secara teoristis komunikasi non verbal dan komunikasi verbal dapat dipisahkan. Namun dalam kenyataannya, kedua jenis komunikasi ini saling jalin menjalin, saling melengkapi dalam komunikasi yang kita lakukan sehari-hari. Pengertian komunikasi non verbal, yaitu “non” berarti tidak, verbal bermakna kata-kata, sehingga komunikasi nonverbal dimaknai sebagai komunikasi tanpa kata-kata. Dapat juga diartikan komunikasi nonverbal adalah komunikasi dengan menggunakan gejala yang menyangkut: gerakgerik (gestures), sikap (postures), ekspresi wajah (facial expressions), pakaian yang bersifat simbolik, isyarat dan lain gejala yang sama, yang tiudak menggunakan Bahasa lisan dan tulisan.13
2.3
Lesbian Lesbian adalah sebuah hubungan emosional yang melibatkan rasa, cinta dan kasih sayang dua manusia yang memiliki jenis kelamin sama
12
Ibid, Hal 97
13
Ibid, Hal 98
yakni perempuan. Pemahaman ini sama dengan pemaknaan kata
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
23
homoseksual, seperti yang telah terurai di atas. Hanya saja, homoseksual belum mengacu kepada jenis kelamin tertentu dan masih bersifat luas. Tidak semua lesbian dapat dikenali sejak masa kanak-kanak, tetapi beberapa karakteristik dapat memberikan dugaan bahwa mereka akan menjadi homoseks, diantaranya sifat tomboy . Di dalam kelompok lesbian terdapat semacam label yang muncul karena dasar karakter atau penampilan yang terlihat pada seorang lesbian yaitu, Butch, Femme dan Andro. Butch (B) adalah lesbian yang berpenampilan tomboy, kelaki-lakian, lebih suka berpakaian laki-laki (kemeja laki-laki, celana panjang, dan potongan
rambut sangat pendek). Femme (F) adalah lesbian yang
berpenampilan feminim, lembut, layaknya
perempuan heteroseksual
biasanya, berpakaian gaun perempuan. Sedangkan Andro atau Androgyne (A) adalah perpaduan penampilan antara butch dan femme. Lesbian ini bersifat lebih fleksibel, artinya dia bisa saja bergaya tomboy tapi tidak kehilangan sifat feminimnya, tidak risih berdandan dan mengenakan make up, menata rambut dengan gaya feminim, dan sebagainya.14 2.3.1 Sejarah Lesbian Kehidupan kaum lesbian sebenarnya telah ada sejak jaman kuno. Pada masa Nabi Luth, kehidupan lesbi tumbuh subur dan bersanding dengan
14
R.R. Sri Agustine, All About Lesbian. Jakarta: Ardhanary Institute 2008, Hal 20
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
24
para gay. Kota yang terkenal menjadi kehidupan kedua penganut pola hidup ini adalah kota Sodom dan Gomora. Akhirnya kedua kota tersebut mendapat laknat berupa penghancuran dari Tuhan. Namun,
budaya
tersebut
tidak
serta
merta
hilang
seiring
dengan musnahnya kota Sodom dan Gomora. Meski sebagian masyarakat masih belum bisa menerima orientasi seksual
yang demikian, namun
eksistensi kaum lesbi masih saja ada hingga saat ini. Sejarah lain mencatat awal mula lesbian ada di Yunani kuno. Seorang penyair wanita dari Yunani kuno bernama Sappho diketahui telah menulis puisi cinta untuk perempuan maupun laki-laki. Hal inilah yang kemudian dibuat contoh sebagai awalnya biseksualitas. Dua istilah yang mengacu pada homoseksualitas perempuan berasal dari Sappho. Istilah tersebut adalah Sapphic dan Lesbian. Dimana, istilah Sapphic mengacu pada nama Sappho dan lesbian merujuk pada nama pulau tempat Sappho dilahirkan.15 2.4
Teori Interaksi Simbolik Interaksi simbolik merupakan suatu aktivitas yang merupakan cirri khas manusia, yakni komunikasi atau pertukaran simbol yang diberi makna.16 Perspektif interaksi simbolik berusaha memahami perilaku manusia dari
15
The History Of Lesbian, 2004, Hal 4
16
Deddy Mulyana, Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar, Remaja Rosdakarya, 2001, Hal 68
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
25
sudut pandang subjek. Perspektif ini menyarankan bahwa perilaku manusia harus dilihat sebagai proses yang memungkinkan manusia membentuk dan mengatur perilaku mereka dengan mempertimbangkan ekspektasi orag lain yang menjadi mitra interaksi mereka. Definisi yang mereka berikan kepada orang lain, situasi, objek dan bahkan diri mereka sendirilah yang menentukan perilaku mereka. Perilaku mereka tidak dapat digolongkan sebagai kebutuhan, dorongan impuls, tuntutan budaya atau tuntutan peran. Manusia bertindak hanyalah berdasarkan definisi atau penafsiran mereka atas objekobjek di sekeliling mereka. Tidak mengherankan bila frase-frase “definisi situasi” , “realitas terletak pada mata yang melihat” dan “bila manusia mendefinisikan
situasi
sebagai
riil,
situasi
tersebut
riil
dalam
konsekuensinya” sering dihubungkan dengan interaksionisme simbolik17 Interaksi simbolik pada intinya menjelaskan tentang kerangka referensi untuk memahami bagaimana manusia, bersama dengan orang lain, menciptakan dunia simbolik dan bagaimana cara dunia membentuk perilaku manusia. Interaksi simbolik ada karena ide-ide dasar dalam membentuk makna yang berasal dari pikiran manusia (Mind) mengenai diri (Self), dan hubungannya di tengah interaksi
sosial,
dan tujuan
bertujuan
akhir
untuk
memediasi,
serta
menginterpretasi makna di tengah masyarakat (Society) dimana individu tersebut menetap. 18
17
Ibid, Hal 70
18
Megawati Tarigan, Komunikasi Interpersonal Kaum Lesbian di Kota Pontianak. 2011, Universitas Pembangunan Nasional, Hal 18
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
26
Sejarah sistematisasi teori interaksionisme simbolik tak dapat dilepaskan dari pemikiran George Herbert Mead. Semasa hidupnya, Mead memainkan peranan penting dalam membangun perspektif dari Mazhab Chicago, sebuah mazhab yang memfokuskan dalam memahami suatu interaksi perilaku sosial. Mead tertarik pada interaksi, dimana isyarat non- verbal dan makna dari suatu pesan verbal akan mempengaruhi pikiran orang yang sedang berinteraksi. Dalam terminologi yang dipikirkan Mead, setiap isyarat non- verbal (seperti body language, gerak fisik, pakaian, status, dsb.) dan pesan verbal memiliki makna yang disepakati secara bersama- sama oleh semua pihak yang terlibat interaksi. Mead tertarik mengkaji interaksi sosial, dimana individu- individu berpotensi mengeluarkan simbol. Perilaku seseorang dipengaruho oleh simbol yang diberikan oleh orang lain. Melalui pemberian isyarat berupa simbol maka kita dapat mengutarakan perasaan,pikiran, maksud, dan sebaliknya dengan cara membaca simbol yang ditampilkan oleh orang lain. Generasi setelah Mead merupakan awal perkembangan interaksi simbolik, yang mana ketika itu dasar pemikiran Mead terpecah menjadi dua mazhab yang berbeda dalam hal metodologi.19 2.4.1 Simbol – simbol Simbol merupakan sesuatu yang sangat penting dalam kehidupan bermasyarakat utamanya dalam masyarakat multi etnik, terutama dalam melakukan interaksi antara masyarakat satu dengan masyarakat yang lainnya. 19
Bernard Raho. Teori Sosiologi Modern. (Jakarta: Prestasi Pustaka Publisher, 2007), hal 113
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
27
Suatu simbol menjadi penting karena dapat membuat manusia dalam melakukan sesuatu akan sungguh-sungguh dan berfikir secara manusiawi. Dalam melakukan suatu tindakan sosial seseorang akan selalu mempertimbangkan apa yang akan dilakukan terhadap orang lain. Dengan kata lain, dalam melakukan suatu tindakan sosial manusia akan memikirkan dampak negatif ataupun positif dari tindakan yang iya lakukan terhadap orang yang terlibat dalam tindakan tersebut. Di samping kegunaan yang bersifat umum, simbol-simbol pada umumnya dan bahasa pada khususnya mempunyai sejumlah fungsi, antara lain: a. Simbol-simbol memungkinkan manusia untuk berhubungan dengan dunia material dan sosial dengan membolehkan mereka memberi nama, membuat kategori, dan mengingat obyek-obyek yang mereka temukan di mana saja. Dalam hal ini bahasa mempunyai peran yang sangat penting. b. Simbol-simbol menyempurnakan kemampuan manusia untuk memahami lingkungannya. c. Simbol-simbol menyempurnakan kemampuan manusia untuk berfikir. Dalam arti ini, berfikir dapat dianggap sebagai simbolik dengan diri sendiri. d. Simbol-simbol meningkatkan kemampuan manusia untuk memecahkan persoalan. Binatang coba memecahkan masalah dengan trial and error, sedangkan manusia biasa berfikir dengan menggunakan simbol-simbol sebelum melakukan pilihan-pilihan dalam melakukan sesuatu. e. Penggunaan simbol-simbol memungkinkan manusia bertransendensi dari segi waktu, tempat, dan bahkan diri mereka sendiri. Dengan menggunakan
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
28
simbol-simbol manusia bisa membayangkan bagaimana hidup di masa lampau atau akan datang. Mereka juga bisa membayangkan tentang diri mereka sendiri berdasarkan pandangan orang lain. f. Simbol-simbol memungkinkan manusia bisa membayangkan kenyataankenyataan metafisis seperti surga atau neraka. g. Simbol-simbol lingkungannya.
memungkinkan Mereka
bisa
manusia lebih
aktif
tidak
diperbudak
ketimbang
pasif
oleh dalam
mengarahkan dirinya kepada sesuatu yang mereka perbuat.20
2.5
Teori Perilaku Dipandang dari aspek biologis perilaku adalah suatu kegiatan atau
aktivitas organisme atau makhluk hidup yang bisa dilihat sedangkan perilaku manusia pada hakikatnya adalah tindakan atau aktivitas dari manusia itu sendiri yang mempunyai bentangan yang sangat luas antara lain berjalan, berbicara, menangis, tertawa, membaca dan sebagainya, sehingga dapat disimpulkan bahwa perilaku manusia adalah semua kegiatan atau aktivitas manusia baik yang dapat diamati langsung maupun yang tidak dapat diamati oleh pihak luar. Menurut Skinner seorang ahli psikologi yang dikutip Notoatmojdo (2003) merumuskan bahwa perilaku merupakan respon atau reaksi seseorang terhadap stimulus (rangsang dari luar). Dalam teori Skinner ada 2 respon, yaitu:
Raho, Bernard, (2007). Teori Sosiologi Modern. Prestasi Pustaka: Jakarta. Hlm, 110-111
20
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
29
1. Respondent respon atau flexive, yakni respon yang ditimbulkan oleh rangsangan-rangsangan (stimulus tertentu). Stimulus semacam ini disebut eleciting stimulation karena menimbulkan respon-respon yang relative tetap. 2. Operant respons atau instrumental respons, yakni respon yang timbul dan berkembang kemudian diikuti oleh stimulus atau perangsang tertentu. Perangsang ini disebut reinforcing stimulation atau reinforce karena memperkuat respon.21 2.6
Teori Kepribadian Kepribadian adalah suatu organisasi yang dinamis dari sistem psiko-fisik
indvidu yang menentukan tingkah laku dan pemikiran indvidu secara khas. Terjadinya Interaksi psiko-fisik mengarahkan tingkah laku manusia. Maksud dinamis pada pengertian tersebut adalah perilaku yang mungkin saja berubahubah melalui proses pembelajaran atau melalui pengalaman-pengalaman, reward, punishment, pendidikan, dan sebagainya. Pengertian di atas merujuk pada ciri-ciri perilaku yang kompleks terdiri dari temperamen (reaksi emosi yang cenderung menetap dalam merespon situasi atau stimulus lingkungan secara spontan), emosi yang bersipat unik dari individu.Reaksi yang berbeda dari masing-masing individu menunjukan perbedaan kepribadian. 21
Soekidjo Notoadmodjo, Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. 2003, Rineka Cipta, Jakarta, Hal 11
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
30
Salah satu ciri kepribadian yang dihubungkan dengan kinerja kreatif individu dalam organisasi adalah keterbukaan terhadap pengalaman. Dalam suatu organisasi pasti ada beberapa individu yang mempunyai sikap terbuka dalam segala hal. Individu yang terbuka tersebut cenderung lebih kreatif daripada anggota organisasi yang lain. Karena itu keterbukaan menjadi bagian dari ciri-ciri kepribadian yang mempunyai kinerja kreatif dalam organisasi. Keterbukaan terhadap pengalaman adalah pembeda antara individu yang
lebih memilih untuk mencari pengalaman atau mencari sesuatu yang lebih bervariasi atau bermacam-macam dari apa yang biasa didapatkan, dibandingkan dengan orang yang merasa sudah cukup nyaman dengan apa yang biasa didapatkan dan merasa tidak perlu untuk mencari pengalaman yang lebih. Dalam hal ini, orang yang memiliki keinginan besar untuk mencari pengalaman lebih mempunyai nilai atau skor keterbukaan terhdap pengalaman (openness to experience) yang lebih tinggi.22 2.7
Teori Konsep Diri Konsep diri adalah hubungan antara sikap dan keyakinan tentang diri kita
sendiri. Konsep diri mencakup seluruh pandangan individu akan dimensi fisik, karakteristik pribadi, motivasi, kelemahan, kepandaian, kegagalan, dan lain sebagainya. Diri yang dilihat, dihayati, dan dialami ini disebut sebagai konsep
22
Arief Rahman Hakim, Pengaruh Kepribadian, Kepemimpinan Terhadap Kinerja Kreatif dalam Organisasi. 2010, Universitas Diponegoro Semarang, Hal 16-17
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
31
diri. Jadi konsep diri merupakan sikap dan pandangan individu terhadap seluruh keadaan dirinya. Konsep diri terbentuk atas dua komponen, yaitu komponen kognitif dan komponen afektif. Komponen kognitif merupakan pengetahuan individu tentang keadaan dirinya. Komponen kognitif merupakan penjelasan dari “siapa saya” yang akan memberi gambaran tentang dirinya. Komponen afektif merupakan penilaian individu terhadap diri. Penilaian tersebut akan membentuk penerimaan terhadap diri (self-acceptance), serta harga diri (self-esteem) individu. Dapat disimpulkan bahwa komponen kognitif merupakan data yang bersifat objektif, sedangkan komponen afektif merupakan data yang bersifat subjektif. Konsep diri adalah evaluasi individu mengenai diri sendiri; penilaian atau penaksiran mengenai diri sendiri oleh individu yang bersangkutan, konsep diri dapat dibagi menjadi dua, yaitu (1) konsep diri sebenarnya, merupakan konsep seseorang tentang dirinya yang sebagian besar ditentukan oleh peran dan hubungan dengan orang lain serta persepsinya tentang penilaian orang lain terhadap dirinya. (2) konsep diri ideal, merupakan gambaran seseorang mengenai keterampilan dan kepribadian yang didambakannya.23 2.8
Teori Pengungkapan Diri
23
Yulius Beny Prawoto, Hubungan Antara Konsep Diri Dengan Kecemasan Sosial, Universitas Sebelas Maret, 2010. Hal 19-20
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
32
Pengungkapan diri merupakan sebuah bentuk komunikasi di mana informasi mengenai diri kita yang biasanya kita sembunyikan kita beritahukan kepada orang lain. DeVito juga menyatakan beberapa aspek yang terkandung dalam definisi ini, yang mencakup : 1) Pengungkapan diri merupakan suatu bentuk komunikasi 2) Pengungkapan diri adalah informasi, dimana informasi yang dimaksudkan sebagai sesuatu hal yang belum diketahui sebelumnya oleh si pendengar, dengan kata lain informasi tersebut adalah pengetahuan baru. 3) Pengungkapan diri adalah informasi mengenai seseorang, yang meliputi isi pikiran, perasaan dan perilaku seseorang atau mengenai orang lain yang dekat dengan kita yang memiliki hubungan ketergantungan signifikan dengan kita. 4) Pengungkapan diri mencakup informasi yang normalnya disembunyikan. Hal ini bukan hanya sekedar informasi yang belum diungkapkan sebelumnya,namun tidak
mengenai
informasi
yang
sebelumnya
kita ungkapkan dan berusaha untuk menyimpan rahasia tersebut.
5) Pengungkapan diri melibatkan sedikitnya satu orang lain. Dalam melakukan pengungkapan diri, komunikasi yang dilakukan sedikitnya diantara dua orang, karena pengungkapan diri bukan merupakan komunikasi intrapersonal.24
24
Joseph A Devito. Komunikasi Antarmanusia. Tangerang : Karisma Publishing Group. 2011. Hal 64
http://digilib.mercubuana.ac.id/z