Sekitar Ulasan Mengenai ANAK TUNAGRAHITA DAN PENDIDIKANNYA OLEH: ASTATI
I. KONSEP DASAR PERISTILAHAN
• Cacat mental • Terbelakang Mental • Cacat grahita • Tunagrahita
DEFINISI
AAMD (American Association on Mental Deficiency), 1983 Ketunagrahitaan mengacu pada fungsi intelektual secara umum berada di bawah rata-rata secara signifikan bersamaan dengan kekurangan dalam tingkah laku penyesuaian dan berlangsung pada periode perkembangan.
3.
Dari definisi itu ada 3 hal penting, yaitu: Ketidak berfungsian intelektual harus jelas, maksudnya minimal 2 standar deviasi dari IQ normal sehingga membtuhkan layanan pend. Khusus Ketidak mampuan dalam perilaku adaptif, maksudnya bila tidak mampu melakukan tugasnya sesuai dengan usianya Terjadi pada usia 0 – 18 tahun
AAMR (American Association on Mental Retardation), 1992
1.
2.
Ketunagrahitaan mengacu pada keterbatasan fungsi intelektual umum dan keterbatasan pada keterampilan adaptif yang mencakup area: komunikasi, merawat diri, kehidupan di rumah, keterampilan sosial, bermasyarakat, mengontrol diri, akademik fungsional, waktu luang dan pekerjaan, dan ketunagrahitaan muncul sebelum usia 18 tahun.
Tahun 2007, AAMR berubah menjadi AAIDD (American Association Intellectual Development Disabilities) Istilah Development Disabilities memiliki stigma yang lebih kecil dibanding dengan Mental Retardation.
CIRI-CIRI Ciri-ciri dalam proses belajar Hambatan dalam rentang perhatian Hambatan dalam memusatkan perhatian Hambatan dalam memilih dan menentukan rangsangan Hambatan dalam memori jangka pendek Belajar dengan membeo (rote learning) Kesulitan dalam mempelajari hal-hal abstrak Ciri fisik Lambatnya kematangan motorik Kurang keseimbangan Kurang koordinasi motorik
KEBUTUHAN 1. Kebutuhan akan aktualisasi dan pengembangan kodnitif. Mereka membutuhkan belajar hal akademik yang fungsional 2. Kebutuhan akan aktualisasi dan pengembangan bahasa.Mereka membutuhkan komunikasi dengan orang lain 3. Kebutuhan akan aktualisasi dan pengembangan sosial. Mereka membutuhkan kenyamanan dan perlindungan 4. Kebutuhan akan kesempatan bekerja. Mereka membutuhkan kesempatan berbuat untuk memenuhi keb. hidup.
KLASIFIKASI
Berdasarkan skor IQ Tunagrahita Ringan IQ 70 – 55 Tunagrahita Sedang IQ 55 – 40 Tunagrahita Berat IQ 40 – 25 Tunagrahita Sangat Berat IQ 25 ke bawah
Berdasarkan kebutuhan dukungan Intermittent needs, maksudnya tunagrahita yang membutuhkan sedikit bantuan. Mis. Bantuan untuk persipan terjun ke masyarakat Limited needs, maksudnya membutuhkan bantuan secara intensif. Misalnya dalam melakukan pekerjaan sehari-hari membutuhkan pengawasan Extensive need, maksudnya membutuhkan bantuan sepanjang waktu Pervasive needs, maksudnya membutuhkan pelayanan sepanjang waktu
PERMASALAHAN Masalah dalam belajar Masalah dalam pemeliharaan diri/kesulitan hidup sehari-hari Masalah dalam penyesuaian diri Masalah dalam perolehan kesempatan kerja
ASESMEN Formal, dengan menggunakan tes formal Informal, tes dibuat sendiri oleh guru untuk kepentingan program pembelajaran
Asesmen dilakukan sebelum, saat, dan sesudah belajar
PENDIDIKAN TUJUAN PENDIDIKAN 1. Tunagrahita Ringan: Dapat bekerja di masyarakat Dapat bergaul Dapat menjadi warga negara yang baik Dapat melakukan kegiatan binadiri untuk dirinya dan orang lain 2. Tunagrahita Sedang: Dapat melakukan kegiatan binadiri untuk dirinya sendiri Dapat bergaul di lingkungan terbatas Dapat mengerjakan hal sederhana dan rutin 3. Tunagrahita Berat dan Sangat Berat: Dapat melakukan kegiatan bina diri secara primer Dapat melakukan kegiatan bermanfaat dengan latihan terus menerus
TEMPAT DAN SISTEM PENDIDIKAN Sistem Segregasi (sekolah khusus, kelas jauh, pend. Di rumah anak) Sistem integrasi dengan berbagai variasinya Sistem inklusif, dengan menciptakan pembelajaran ramah
Program pembelajaran 1. Kelompok Bina Diri 2. Kelompok Akademis 3. Kelompok Sensorimotor 4. Kelompok Keterampilan 5. Kelompok Apresiasi
Prinsip Pembelajaran
1. Skala perkembangan mental, maksudnya bahan, metode dll disesuaikan dengan usia kecerdasan 2. Kecekatan motorik, maksudnya pembelajaran sebaiknya dengan “melakukan” 3. Keperagaan, maksudnya pembelajaran dgn mengunakan alat peraga agar terjadi tanggapan 4. Pengulangan, maksudnya pelajaran di ulangulang agar terjadi pemahaman 5. Korelasi, masudnya bahan ajar berhubungan dengan bahan yang lain 6. Individualisasi, belajar bersama tetapi kedalaman dan keluasan materi berbeda sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan anak.
Strategi pembelajaran
Strategi pembelajaran yang diindividulisasikan Strategi pembelajaran kooperatif Strategi pembelajaran modifikasi tingkah laku Strategi pembelajaran multi dimensi Strategi pembelajaran “EARTH” Strategi pembelajaran „Floor Time”(perhatian, keterlibatan, dan keakraban)
Lingkungan belajar
Lingkungan fisik, berkaitan dengan penataan fasilitas belajar dan model tempat duduk, adanya “learning centred” Lingkungan atmosfir berkaitan dengan suasana, dan tata tertib
Penerimaan dan penempatan murid
Murid diterima setiap saat bila memungkinkan Murid ditempatkan di kelas berdasarkan CA dan MA digunakan dalam merancang dan mengimplementasikan pembelajaran
Kenaikan kelas
Kenaikan kelas bidang studi maksudnya siswa dapat mempelajari bahan kelas berikutnya apabila ygs telah menyelesaikan pelajarannya dan ia tetap duduk di kelasnya semula Kenaikan berarti naik tingkat Kenaikan kelas berarti pindah kelas
Evaluasi • • • •
Diadakan setiap saat Longitudinal Secara individual Tes dan non tes (tgr. Sedang ke bawah)
Guru
Mempunyai harapan bahwa siswa akan berhasil Bersikap responsif Bersikap sabar, hangat, humoris Semangat kerjasama Rasa percaya diri Terbuka akan adanya inovasi Berpengetahuan ttg anak tunagrahita
Asesmen lihat slide no 53
KIAT-KIAT ORANGTUA ANAK TUNAGRAHITA A. Peranan orangtua 1. Sebagai pelindung; harus memberi rasa aman dan nyaman, mendekatkan diri kepada Tuhan untuk menguatkan diri--- timbul keyakinan bahwa mampu mengantarkan anak ke kehidupan yang layak Perlu menciptakan kegiatan sesuai dengan kebutuhan anak tgr, adanya kemudahan. 2. Sebagai penyedia kesempatan; - untuk bergaul: membiasakan anak untuk bergaul dengan keluarga, teman, berbelanja, karyawisata, kerja bakti. - untuk mengadukan kesdihana dan kesulitan Perlu: kesediaan menampung dan memahami serta mencari jalan untuk mengatasi perasaan sedih dan kesulitannya - Kesempatan untuk mengabdi; menolong dengan perbuatan,perkataan yang baik ---timbul rasa prcaya diri, rasa sayang. - Kesempatan beribadah; membiasakan anak untuk mengunjungi dan melakukan ibadah. 3. Sebagai pendidik: - Kesempatan untuk belajar - Kesempatan mengembangkan bakat dan minat - Kesempatan menyatakan cita-cita / keinginan
UPAYA MENINGKATKAN PERANAN 1. Memiliki harapan positif: agar anak dpt berkembang 2. 3.
4.
sesuai dengan potensinya Menciptakan suasana ramah: menarima kehadiran anak, mencari solusi, dan mengarahkan anak Cara-cara positif dalam menghadapi anak: orangtua perlu mengurangi fungsinya sebagai pemimpin, penasehat, dan peneliti; meluangkan waktu untuk bermain, belajar, bekerja bersama anak. Sikap orgtua terhadap sdr anak tunagrahita: perlu keseimbangan perlakuanorangtua (pemberian peluang anak tgr untuk berbuat, perencanaan kegiatan bersama)
5. Sikap orgtua dengan orgtua lain Orangtua salng membagi pengalaman dan berusaha menciptakan program sendiri dan memberi peluang tempat bekerja anak tgr. Terwujud POTI 6. Sikap orgtua terhadap masyarakat Orgtua perlu menginformasikan keberadaan anak tgr. melalui perorangan/organisasi (pameran, pertunjukan kesenian, olahraga) Dengan upaya-upaya tsb. Dapat menimbulkan perubahan: LRE (tidak ditempatkan/ditahan dalam lingkungan yang terbatas) ------ akan berada sebagai warga masyarakat sesuai dengan kemampuannya.
B. Kiat-kiat menghadapi anak tunagrahita 1. Berdasarkan kelompok usia - Usia sd 5 tahun: inervensi kegiatan hidup sehari-hari - Usia 6-12 tahun: intervensi,pra akademik, akademik - Usia 13-15 tahun: akademik, keterampilan - Usia 16 tahun- ke atas: rehabilitasi dan habilitasi vokasional persiapan ke kehidupan di masyarakat
2. Ruang Lingkup a. Intervensi: - sensorimotor - latihan bina diri merawat diri : makan minum, kebersihan mengurus diri : berpakaian, berhias menolong diri: menghindari bahaya mengendalikan bahaya komunikasi: verbal, non verbal, Sosialisasi: kebiasaan bergaul, pengunaan fasilitas lingkungan Penggunaan waktu luang: rekreasi, bermain
b. Pra akademik: - Latihan kematangan belajar - Persiapan menulis, membaca dan berhitung c. Akademik: pelajaran skolastik (10 bid. Studi) d. Rehabilitasi dan habilitasi: vokasional, sosial,dan pengembangan bina diri e. Persiapan hidup bermasyarakat: kebiasaan hidup sehat, dan bergaul
3.Tempat Pelayanan di rumah sendiri: anak dpt berperan optimal di keluarga b. Di rumah pemeliharaan: anak tgr dihadapi oleh orgtua angkat c. Di rumah-rumah kelompok: anak tgr. 6-12 org dan ditangani oleh orangtua asuh d. Di perusahaan keluarga: bekerja dan diupah e. Di shelterd workshop: anak tgr berlatih dgn pengawasan dari instruktur f. Di workshop: anak tgr. Magang, bekerja di perusahaan umum dan melaksanakan kegiatan sesuai dengan kemampuannya. a.
4. Tujuan, Pendekatan, dan Teknik a. Tujuan intervensi: mengembangkan pencapaian 6 tonggak perkembangan: Regulasi diri dan minat terhdp dunia luar ( anak rewel: menyapa dengan lembut, mengayun dengan lembut, dll; kurang reaktif: perdengarkan irama cepat) Keakraban (anak yg peka terhdp suara: perlu irama sederhana, muka gembira dan suara lembut; anak yg menyendiri: perlu lembah lembut, tidak diatur, bermain bersama) Komunikasi dua arah( anak tdk mau menatap muka: perlu meniru gerak yang dilakukan, begitu anak bergerak langsung mengatakan “ooh”, “ah”
Komunikasi kompleks: melatih perpanjangan siklus komunikasi: peluk ibu, tunjukkan kaki, pegang kaki, dst. Gagasan emosional: memberi kesempatan pd anak untuk memperkarsai permainan, menimbulkan dialog dalam permainan. Berpikir emosional: bermain dgn menyambungkan pulau2 ekspresi, mis. Bermain dengan menara balok yang disusun seperti rumah, jembatan.
Pendekatan dlm intervensi “Floor time” suatu kegiatan yang dilakukan di lantai untuk berinteraksi dan bermain bersma orngtua dgn anak selama 20-30 menit. Pedoman floor time: Pilih waktu tanpa gangguan Usahakan tetap sabar dan santai Berempati terhdp nada dan emosi anak Waspadai perasaan yg kurang tenang Hrs tetap hangat, penuh perhatian dan mendukung Ikuti apa yg sdg dikerjakan anak dan berinteraksilah Sesuaikan dgn tahap perkembangan anak Usahakan tiap anggota keluarga dpt mengadakan floor time
Teknik intervensi Prompting: mis, mengambil tangan anak untuk menggerakan mobil2an Modeling: memberi contoh dan langsung melakukannya Satiasi: membiarakan anak untuk dlm waktu pendek Reinforcement: pemberian hadiah bila anak mampu melakukan tugasnya.
b. Pra akademik dan akademik Tujuan: Melatih kematangan fungsi untuk kesiapan belajar: (koordinasi sensorimotor, kebiasaan merespon lingkungan); bimbingan belajar hal-hal akademik (membaca, menulis, berhitung) Pendekatan: bermain peran. Latihan, karyawisata, dan bimbingan belajar Teknik: individu, kelompok dan yg diindividualisasikan
c. Rehabilitasi dan habilitasi • Tujuan: Memperbaiki pandangan masyarakat
terhadap anak tgr. Dengan memberi bukti kemampuannya dan mencarikan peluang agar potensi anak tunagrahita teraktualisasi sehingga dapat berkiprah dalam kehidupan di masyarakat • Pendekatan: pelatihan, magang, bekerja di rumah, di lembaga pend. Dan di mayarakat • Teknik: perorangan, kelompok.
5. Contoh beberapa kegiatan Sensorimotor Menyortir benda berdasarkan bentuknya Alat: Papan bentuk Kegiatan: - salah satu bentuk dikeluarkan - anak meraba bentuk dan meraba tempatnya pd papan. - anak memasukkan bentuk tsb. - dst Membedakan warna dasar Alat: potongan kayu warna merah, kuning, hijau, dan biru Kegiatan: - anak mengambil potongan warna kemudian disimpan pd kotak yang warnanya sama dengan potongan kayu tsb. - semua potongan kayu dicampur dan menyortir warna itu pada tempat yang warnanya sama - dst.
Kegitan bina diri
Merawat diri:
Makan menggunakan sendok Memegang sendok antara ibu jari dan telunjuk dan jari tengah Menyendok nasi Mengangkat sendok ke mulut Memasukkan makanan ke mulut Mengeluarkan sendok Meletakkan sendok Mengunyah makanan Menelan makanan Menggosok gigi Memegang sikat gigi Menaruh odol pada sikat Berkumur Menggosok gigi sesuai aturan Berkumur Membersihkan sikat gigi Melap mulut
Mengurus diri Berpakaian Memakai kaos kaki: - membuka mulut kaos kaki - memasukkan jari kaki ke mulut kaos kaki - menarik mulut kaos kaki ke tumit - mengantarkan ujung kaos ke kaki - menarik mulut kaos ke betis
Menolong diri Menghindari bahaya benda tajam (penggunaan pisau) - memegang pisau - meletakkan bagian tajam ke daun yg dipotong - menggerakkan pisau dai bawah ke atas - mengngkat pisau - menyimpan pisau - menempatkan daun yg telah dipotong
Komunikasi
Komunikasi lisan (identitas diri) - menoleh bila dipanggil namanya - mengangkat tangan jika dipanggil - menyebutkan namanya - menunjukkan tas, bukunya - menyebutkan kata punya - menyatakan keinginannya - dst
Sosialisasi
Penggunaan fasilitas lingkungan (naik angkot) - menyetop angkot - naik angkot - duduk sesuai ketersdiaan tempat - sikap duduk - menyetop angkot - turun dari angkot - membayar dengan uang pas, ada kembalian atau kurang
Okupasi (kesibukan)
Bermain (bagi anak kecil) Mengerjakan sesuatu untuk dirinya (membuat teh manis)--- anak besar - menyelupkan teh ke gelas yang ada air panas - memperhatikan warna teh secukupnya - menaruh gula 3 sendok kecil - mengocek teh tsb - siap diminum
6. Prkatek, dan diskusi hasil praktek berdasarkan hasil pengamatan 7. Penyusunan program kegiatan orangtuan terhadap ananknya: dari bangun pagi, pulang sekolah, sore, dan malam hari. Berdasarkan usia anak
Pra akademik (kematangan membaca)
Membacakan cerita untuknya Rekreasi untuk memperluas pengalaman Membuat beberapa koleksi gbr/kata Melihat gambar Menempelkan nama gbr Membuat buku sendiri Bermain menggunakan alat : kata, angka dan warna Membuat rencana mengenai acara ultah (tugas2) Mengatur tempelan di papan Meragakan cerita
Akademik (penggunaan mata uang) Latihan berbelanja - Anak ditugaskan ke warung membeli tomat 1 kg harganya Rp 1000,- Anak membawa uang pas, apakah ada kembalian - Anak membawa uang lebih Rp.5000,- berapa uang kembaliannya - Anak membawa uangnya kurang Rp.500,berapa kurangnya -
Keterampilan Rekayasa • Membuat hiasan bagi pria membat kotak dari triplek. - menggergaji kayu - mengampelas - memaku - mengecat - mememlihara hasilnya bagi wanita (aplikasi kain) - membuat taplak meja dengan bermacam tusukan dan warna benang
Rehabilitas dan Habilitasi
Menginformasikan pada kelaurga, masyarakat(mengadakan kunjungan ke falisitas umum, mengisi area di ruang media Habilitasi (mencarikan pemuang) mengadakan latihan keterampilan (Kelompok Usaha Bersama) menyediakan diri untuk memprakarsai perwujudan tenaga kerja tunagrahita Mengsi di media masa tentang kompetensi kerja penyandang tunagrahita (bank tenaga tunagrahita)
D. Praktek Lapangan • Penentuan tempat, anak, dan jenis • •
kegiatan berdasarkan kesepakatan Peserta dibagi beberapa kelompok Peserta menyiapkan lembar kegiatan berdasarkan hasil kesepakatan
E. Penyegaran organisasi Peninjauan program kerja Kesulitan yang dialami Upaya yang pernah dilakukan Program perbaikan Pengembangan melalui rencana implementasi
Sekian dan terima kasih Sampai jumpa
PENDIDIKAN VOKASIONAL ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS (ABK) Oleh : Astati, Staf Pengajar Pada Jurusan PLB FIP UPI Bandung
Latar Belakang Kebutuhan akan pekerjaan sebagai bekal hidup Landasan yuridis formal (UURI No.4 Tahun 1997)----- mengatur tenaga kerja penca Landasan psikologis: setiap inidividu memiliki potensi yg patut dikembangkan Bobot mata pelaj. Keterampilan lebih tinggi daripada pelajaran lainnya
KENYATAANNYA SEDIKIT ABK (TERUTAMA YANG KELAINANNYA PERMANEN= MASALAH KECERDASAN) MEMPEROLEH PEKERJAAN KETERAMPILAN YG DIPELAJARI DI SEKOLAH TIDAK SESUAI DENGAN KEBUTUHAN PENYEDIA PEKRJAAN
Permasalahan Tidak dapat bekerja dianggap tidak mampu Tdak dapat mengerjakan satu jenis pekerjaan secara menyeluruh Daya tahan kurang Hasil yang diperlihatkan tidak sesuai dengan target Tidak dapat berkompetensi
Identifikasi dan Asesmen Anak tunagrahita Identifikasi adalah menjaring anak tunagrahita diantara anak umumnya Deteksi adalah menyaring derajat ketunagrahitaan Asesmen adalah upaya menghimpun informasi informasi guna memahami dan menentukan keadaan individu.
Tujuan asesmen A. Asesmen dilakukan setelah deteksi 1. Untuk menyaring kemampuan anak tgr 2. Untuk menentukan arah dan kebutuhan pendidikan seperti pemrograman 3. Untuk keperluan penglasifikasian, penempatan 4. Untuk pengembangan IEP 5. Untuk menentukan strategi pembelajaran
B. Saat dan setlh belajar 1.
Mendpt informasi ttg keberhasilan dan kegagalan pembelajaran 2. Memilih dan menentukan program, evaluasi, strategi pembelajaran dan lingkungan belajar 3. Melakukan diagnosis, remedil dan tindak lanjut.
Ruang lingkup asesmen 1. Sebelum anak mengikuti pelajaran Meliputi: perkemb. Bahasa, psikomotor, binadiri, kognitif, sosial emosi. 2. Saat dan telah belajar Meliputi penentuan program individual, implementasinya sesuai dengan kebutuhan tiap individu.