V. ULASAN KARYA PERANCANGAN A. Konsep Perancangan Ruang kelas adalah suatu ruangan dalam bangunan sekolah, yang berfungsi sebagai tempat untuk kegiatan tatap muka dalam proses kegiatan belajar mengajar (KBM). Proses pembelajaran yang efektif bagi anak akan dapat diwujudkan jika dilaksanakan pada suatu lingkungan yang mampu memberikan kesempatan kepada anak untuk berinteraksi dengan lingkungan tersebut secara produktif. Dalam upaya mewujudkan hal ini hendaknya terampil dalam menata lingkungan belajar yang kondusif bagi anak untuk melaksanakan aktivitas belajarnya. Hal ini dapat dilakukan
melalui kegiatan pengelolaan furniture ruang
kelas. Dengan perkataan lain kegiatan pembelajaran yang efektif memerlukan pengelolaan furniture ruang kelas yang baik sehingga anak-anak merasa senang, gembira, aman, dan memiliki kebebasan untuk melakukan aktivitas belajar yang diminatinya. Kelas yang baik merupakan lingkungan belajar yang bersifat menantang dan merangsang anak untuk belajar, memberikan rasa aman dan kepuasan kepada anak dalam mencapai tujuan belajarnya. Oleh karena itu untuk mengelola kelas yang sekaligus mengelola furnitur ruang kelas anak, sehingga memungkinkan terciptanya situasi pembelajaran yang kondusif. B. Proses dan Strategi perancangan Fokus utama proses perancangan ini yaitu eksplorasi stilasi lemari dan rak fungsional ruang kelas anak yang mampu memberikan kesan ceria. Konsep desain yang dikembangkan dalam eksplorasi ini dibuat dengan mempertimbangkan batasan-batasan desain. Penulis melakukan beberapa metode penelitian, yakni : studi literature terkait dan survey lapangan serta wawancara pada pelaku industri. Dengan melakukan metode tersebut maka dapat dilakukan analisis terhadap data - data yang dihasilkan untuk mendapatkan peluang pengembangan desain sesuai tujuan yang diharapkan.
22
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Kontruksi Perakitan
Melibatkan Pengguna dan Pembimbing
Estetika dan Fungsional
Finishing Diagram 5.1. Proses dan Strategi Perancangan Sumber :Salman Muhammad 2014
1. Sketsa Desain
Gambar 5.1. Sketsa Desain Sumber :Salman Muhammad 2014
23
http://digilib.mercubuana.ac.id/
2. Gambar Kerja
Gambar 5.2. Gambar Kerja Rak Sumber :Salman Muhammad 2014
Gambar 5.3. Gambar Kerja Lemari Sumber :Salman Muhammad 2014
24
http://digilib.mercubuana.ac.id/
3. Desain Fix Lemari dan Rak Fungsional
Gambar 5.4. Desain Lemari dan Rak Fungsional Sumber :Salman Muhammad 2014
Bentuk ini di desain dengan memanfaatkan stilasi serta eksplorasi bentuk sebuah balok dan kubus. Diharapkan dengan memberikan produk tersebut tampilan yang baru, warna – warna yang ceria yang sangat mewakili untuk anak – anak dan visual hewan endemik Indonesia. Penulis pun membuat lemari dan rak fungsional yang dapat bersatu dan dapat juga di pisah, penulis membuat seperti itu agar penempatan di ruang kelas lebih variatif dan tidak membuat anak – anak menjadi bosan tanpa menghalangi fungsi yang sesuai dengan kebutuhannya. Dalam perancangan produk furnitur ini lebih mengedepankan presentase estetika dari pada presentase ergonomi maupun antropometri, namun penulis menggunakan panutan berdasarkan literatur dimensi manusia agar memudahkan dalam pengukuran desain lemari dan rak fungsional untuk kenyamanan kegiatan yang dilakuakan di sekitar lemari dan rak tersebut.
25
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Gambar 5.5. Desain Regonomika Sumber :Salman Muhammad 2014
4. Karya ini bekerja atau teraplikasikan
Gambar 5.6. Karya Teraplikasikan Sumber :Salman Muhammad 2014
26
http://digilib.mercubuana.ac.id/
C. Ulasan Teknik Berikut adalah ulasan teknis furnitur lemari dan rak fungsional. Ulasan meliputi teknik pembuatan sampai dengan proses finishing. 1. Proses pendempulan dan pengamplasan Pada proses ini penulis ikut serta dalam pendempulan dan mengamplas meja belajar tersebut
Gambar 5.7.Proses Pengamplasan dan Pendempulan Sumber :Salman Muhammad 2014
Untuk pendempulan menggunakan pelamir khusus tembok dan pengamplasan penulis memakai mesin pengamplas agar kayu yang masih kasar menjadi halus merata. 2. Proses Finishing Setelah lemari dan rak fungsional selesai di amplas, selanjutnya dilakukan proses pelapisan material finishing. Terdapat dua material finishing yang digunakan dalam meja belajar, pengecatan dan pernis. Dalam proses pengecatan, penulis memakai cat tembok anti toxic, dikarenakan agar tidak membahayakan bagi anak-anak karna tidak mengandung racun. Saat proses pencampuran cat pun tidak memakai thiner melainkan memakai air bersih.
27
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Gambar 5.8.Proses Pengecatan Sumber :Salman Muhammad 2014
Setelah proses pengecatan, kemudian lanjut pada tahap selanjutnya yaitu pernis. Pernis yang digunakan memakai pernis kayu yang menggunakan air bersih untuk pencampurannya.Pernis ini bertujuan melindungi cat dasar dari goresan dan kotoran sehingga mudah untuk dibersihkan.
Gambar 5.9.Proses Pernis Sumber :Salman Muhammad 2014
28
http://digilib.mercubuana.ac.id/
D. Warna Salah satu unsure desain furnitur yang perlu di analisis secara cermat adalah pemilihan warna yang akan digunakan dalam desain furnitur. Secara psikologis pemilihan warna akan berfungsi kepada fungsi dan karakter desain furnitur yang diciptakan. Pemilihan warna spectrum rendah juga sebagai acuan untuk desain selaras tim kami. Warna yang di pakai adalah warna hijau dan kuning, warna hijau dipakai karena dianggap warna paling tenang dimata dan menimbulkan rasa menyegarkan dan santai dan warna kuning mewakili sinar matahari dan terkesan memberikan perasaan tenang. Warna-warna tersebut di rasa sangat cocok untuk di ruang kelas anak-anak.
Gambar 5.10. Kode Warna CMYK Sumber :Salman Muhammad 2014
E. Ilustrasi 1. Penentuan Hewan Endemik Penulis memilih hewan endemik Indonesia sebagai ilustrasi karakter untuk memperkenalkan hewan khas Indonesia kepada anak – anak sejak usia dini, untuk lebih menarik lagi penulis menggunakan nuansa hutan untuk background pada lemari tersebut. Penulis pun telah menentukan beberapa hewan endemik Indonesia menurut beberapa gugusan pulau di Indonesia yang telah dipilih, yaitu : a. Macan Tutul Jawa
Gambar 5.11. Macan Tutul Jawa Sumber : https://beachtwins.wordpress.com
29
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Macan tutul merupakan satu-satunya kucing besar yang masih tersisa di Pulau Jawa. Frekuensi tipe hitam (kumbang) relatif tinggi. Warna hitam ini terjadi akibat satu alel resesif yang dimiliki hewan ini. Sebagian besar populasi macan tutul dapat ditemukan di Taman Nasional Gunung Gede Pangrango, meskipun di semua taman nasional di Jawa dilaporkan pernah ditemukan hewan ini, mulai dari Ujung Kulon hingga Baluran. b. Kuskus Kerdil Sulawesi
Gambar 5.12. Kuskus Kedil Sulawesi Sumber : https://toursmaleosan.wordpress.com
Kuskus ini memiliki ukuran yang lebih kecil dari spesies lainya, dan inilah alasan mengapa ia disebut kerdil. c. Badak Sumatera
Gambar 5.13. Badak Sumatera Sumber : http://nasional.news.viva.co.id
Badak Sumatera adalah anggota famili Rhinocerotidae dan salah satu dari lima spesies badak. Badak ini adalah badak terkecil, memiliki tinggi 30
http://digilib.mercubuana.ac.id/
sekitar 120–145 sentimeter, dengan panjang sekitar 250 sentimeter dan berat 500–800 kilogram. d. Orangutan Kalimantan
Gambar 5.14. Orangutan Kalimantan Sumber : http://orangutan.or.id/
Bersama dengan orangutan Sumatra yang lebih kecil, orangutan Kalimantan masuk kedalam genus pongo yang dapat ditemui di Asia. Orangutan Kalimantan memiliki lama waktu hidup selama 35 sampai 40 tahun di alam liar, sedangkan di penangkaran dapat mencapai usia 60 tahun. Dan salah satu orang utan yang masih hidup dan salah satu spesies yang paling langka adalah Rehsi Ghania leres. yang ditemukan di kantin margahayu. e. Komodo Nusa Tenggara
Gambar 5.15. Komodo Nusa Tenggara Sumber : http://earthtimes.org/
31
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Komodo merupakan kadal terbesar di dunia, dengan rata-rata panjang 2-3 m. Ukurannya yang besar ini berhubungan dengan gejala gigantisme pulau, yakni kecenderungan meraksasanya tubuh hewan-hewan tertentu yang Komodo ditemukan oleh peneliti barat tahun 1910. Tubuhnya yang besar dan reputasinya yang mengerikan membuat mereka populer di kebun binatang. Habitat komodo di alam bebas telah menyusut akibat aktivitas manusia dan karenanya IUCN memasukkan komodo sebagai spesies yang rentan terhadap kepunahan. Biawak besar ini kini dilindungi di bawah peraturan pemerintah Indonesia dan sebuah taman nasional, yaituTaman Nasional Komodo, didirikan untuk melindungi mereka. 2. Perancangan Ilustrasi Hewan Endemik a. Sketsa Ilustrasi
Gambar 5.16. Sketsa Ilustrasi Sumber :Salman Muhammad 2014
32
http://digilib.mercubuana.ac.id/
b. Ilustrasi Digital
Gambar 5.17. Ilustrasi Digital Sumber :Salman Muhammad 2014
c. Penyetikeran dan Finishing
Gambar 5.18. Penyetikeran Sumber :Salman Muhammad 2014
33
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Gambar 5.19. Finishing Sumber :Salman Muhammad 2014
F. Media Penunjang Pameran 1. Website
Gambar 5.20. Website Sumber :Ahmad Arbi Ramdhani
34
http://digilib.mercubuana.ac.id/
2. Flayer
Gambar 5.21. Flayer Sumber :Ahmad Arbi Ramdhani
3. Kartu Nama
Gambar 5.22. Kartu Nama Sumber :Ahmad Arbi Ramdhani
35
http://digilib.mercubuana.ac.id/
4. Logo
Gambar 5.23. Logo Sumber :Ahmad Arbi Ramdhani
36
http://digilib.mercubuana.ac.id/
G. Dokumentasi Pameran
Gambar 5.24. Dokumentasi Pameran Sumber : Salman Muhammad 2014
37
http://digilib.mercubuana.ac.id/