SINERGI FEBRUARI 2012
SALAM REDAKSI
REFERENSI TEBING TINGGI DELI
TERBIT SEJAK 16 JULI 2002 KETUA PENGARAH : Ir. H. Umar Zunaidi Hasibuan, MM (Walikota Tebing Tinggi)
Pembaca budiman. Tanpa terasa edisi III/Maret 2012 SINERGI kembali hadir mengunjungi Anda semua. Ada banyak hal yang Kami alami di jajaran redaksi, mulai dari persoalan sepele hingga masalah-masalah serius yang bukan tidak mungkin bisa menghambat kehadiran majalah ini di tangan Anda. Namun, semua tantangan dan cabaran itu Kami hadapi dengan dengan semangat, kesabaran serta kekompakan seluruh crew yang punya komitmen terhadap masa depan majalah tercinta ini.
WAKIL KETUA PENGARAH : H. Irham Taufik, SH. MAP (Wakil Walikota Tebing Tinggi) PENGENDALI : Drs. H. Hadi Winarno (Plt. Sekdako Tebing Tinggi) PENANGGUNG JAWAB : Drs. H. Agussalim (Assisten Administrasi Umum) PIMPINAN REDAKSI : Ahdi Sucipto, SH (Kabag Adm. Humas PP) WAKIL PIMPINAN REDAKSI : Nursinta Pasaribu, S. Sos (Kasubbag Pemberitaan) REDAKSI : Rizal Syam, Khairul Hakim, S. Sos, Juanda KOORDINATOR LIPUTAN : Drs. Abdul Khalik, MAP LIPUTAN & REPORTER : Wartawan Unit Pemko Tebing Tinggi DESAIN & LAYOUT : M. Rahmadsyah SEKRETARIS REDAKSI : Dian Astuti BENDAHARA : Mira Silvia, A. Md FOTOGRAFER : Ely Hidayat, Zaini Purba, S.Sos. I DISTRIBUTOR : Riduwan, Sri Astuty Rahmayani, SE DITERBITKAN OLEH : BAGIAN ADMINISTRASI HUMAS PIMPINAN DAN PROTOKOL Sekretariat Daerah Kota Tebing Tinggi Alamat : Jl. DR. Sutomo No. 14 Tebing Tinggi Telp. 0621 - 329139 PRACETAK : Bege’s Medan, Senpro78 (Isi di luar tanggungjawab percetakan)
Hal hal sepele yang klasik dihadapi, adalah keterlambatan dalam percetakan, karena Kami masih tergantung dengan relasi lain. Juga soal pemuatan naskah dan tulisan hingga di titik deadline yang tak jarang mengalami hambatan, karena berbagai kesibukan. Sedangkan hal-hal serius, adalah terjadinya beda persepsi dalam memandang majalah yang kita pegang ini. Tapi, semuanya bisa kami lalui. Untuk edisi ini, Kami mengangkat tema seputar persoalan e-KTP dan kependudukan. Program nasional yang kejar tayang itu, coba Kami kupas dalam perspektif yang lebih utuh. Kenapa harus e-KTP dan apa manfaatnya bagi penduduk. Tapi tak lupa juga kami melihatnya dari sisi dampak. Kami juga
melengkapai tema utama itu dengan persoalan diseputar kebijakan kependudukan di kota ini. Edisi kali ini juga, menyuguhkan sejumlah topik yang Kami kira sayang untuk dilewatkan, misalnya rubrik pendidikan, seputar UN 2012. Ekonomi mengupas pedagang asongan lemang, lalu topik lingkungan hidup bicara soal pelestarian pohon pelindung sungai. Rubrik sosial bicara tentang gang kebakaran, juga berkorelasi dengan rubrik agama yang mengupas tentang ibadah di sekolah. Pada rubric sastra/budaya ada tulisan tentang budaya punk. Kami juga menyuguhkan tulisan sejarah stadion Kampung Durian di rubrik olah raga. Sedangkan halaman parlementaria akan mengupas soal bimbingan teknis dan studi banding yang dilaksanakan anggota DPRD. Untuk kesehatan, mengupas soal Pustu dan pengobatan alternatif. Kami menyadari, topic yang tersaji di halaman demi halaman SINERGI haruslah mampu menjadi referensi pembaca dalam memahami suatu masalah di kota kita tercinta ini. Karena itu, Kami berharap tak satu kalimat pun tulisan yang tersaji terlalui tanpa info berarti. Kami berusaha menuju ke sana. Pada akhirnya, kritik dan saran baik lisan maupun tulisan, tetap Kami nanti di meja redaksi sebagai bentuk kepedulian dan keinginan agar di penerbitan berikutnya majalah kita ini kian baik dan disenangi. Salam dari meja redaksi.@
Redaksi Menerima Tulisan, Foto, juga surat berisi saran penyempurnaan dari pembaca dengan melampirkan Tanda Pengenal (KTP, SIM, Paspor) dan Redaksi berhak mengubah tulisan sepanjang tidak mengubah isi dan maknanya Tulisan dikirimkan ke alamat Redaksi Majalah Sinergi : Bagian Administrasi Humasy Pimpinan dan Protokol Sekretariat Daerah Kota Tebing Tinggi Jl. DR. Sutomo No. 14 Tebing Tinggi Email :
[email protected]
2
SINERGI MARET 2012
SURAT PEMBACA
JAJARAN REDAKSI TAHUN 2012
Kepada Redaksi Majalah Sinergi. Nama saya Ade Irma Suryani seorang pelajar SLTP Negeri 3 Kota Tebing Tinggi , saya melihat rubrik cerpen dan puisi tidak ada lagi di Edisi Perdana dan Februari 2012? Kenapa ya? Padahal rubrik itu sangat menarik untuik dibaca . Terlebih pengirim rubrik tersebut masih anak anak sekolah. Kalau bisa dimuat lagi ya pak. Sekedar sumbang saran, bagaimana jika rubrik untuk anak anak sekolah berprestasi dapat dimuat di majalah SINERGI? Terima Kasih. Ade Irma Suryani Kelas Ix Pelajar Slpt Negeri 3 Kota Tebing Tinggi
Pimpinan Redaksi AHDI SUCIPTO. SH
Wapemred NURSINTA PASARIBU, S.Sos
Koordinator Liputan Drs. ABDUL KHALIK, MAP
Jawab : ADE IRMA SURYANI terima kasih atas perhatian yang diberikan kepada Majalah SINERGI kita. Rubrik puisi dan cerpen tidak dihilangkan, REDAKSI kita tetap akan menyajikan rubrik rubrik seputar anak anak sekolah. Di Edisi selanjutnya kita akan menyajikan rubrik tersebut agar lebih menarik. Direncanakan setiap penulis cerpen dan puisi akan kita cantumkan foto penulis, termasuk anak anak sekolah yang memiliki prestasi. Tunggu ya Ade..Sukses buat pelajar SLTP Negeri 3 KOTA TEBING TINGGI.Salam kami dari Redaksi SINERGI. Sekretaris Redaksi DIAN ASTUTI
Kepada Redaksi Majalah Sinergi. Tampilan Majalah SINERGI semakin ok. Saatnya jumlah halaman majalah kita perlu ditambah, karena masih banyak rubrik yang belum dimuat. Info pelayanan publik kiranya menjadi referensi bagi kita semua. Terima Kasih. Drs Darwin Lubis Kabid Pengemenbangan SDM Dan Kesehatan Dinas Kesehatan Pemko Tebing Tinggi
Bendahara JAPET CHANDRA SARAGIH
Redaksi KHAIRUL HAKIM, S.Sos
Redaksi RIZAL SYAM
Redaksi M. RAHMADSYAH
Redaksi JUANDA
Photografer ELY HIDAYAT
Jawab : Terima Kasih Bang Darwin, usulan menarik , redaksi mernyadari masih ada beberapa Rubrik yang belum dimuat terkait keterbatasan jumlah halaman, dan hal itu akan kita bahas di keredaksian majalah SINERGI. Tentang Info Pelayanan Publik merupakan info yang sangat dibutuhkan. Doakan segera dapat dimuat. Sukses buat Dinas Kesehatan Pemko Tebing Tinggi. Kepada Redaksi Majalah Sinergi Saya menyambut baik atas inovasi kreasi dari redaksi sehingga perwajahan Majalah Sinergi tampil lebih menarik , kualitas isi juga makin baik dengan ulasan yang mendalam Saran saya SINERGI agar terbit tepat waktu terbit Jika regulasi / peraturan memungkinkan majalah dapat go public undang stake holder dari media untuk sharing . Drs kHairil Anwar Msi Sekretaris Dinas Capil dan Kependudukan Pemko Tebing Tinggi
Photografer ZAINI PURBA,S.Sos.I
SINERGI MARET 2012
Distributor RIDWAN
Distributor SRI ASTUTI RAHMAYANI, SE
Jawab : Terima Kasih pak Kahairil. Sebuah saran yang sangat menarik perhatian Redaksi Sinergi. Terima kasih atas saran yang diberikan. Dari REDAKSI MAJALAH SINERGI akan tetap berusaha memberikan pelayanan maksimal kepada para pembaca. Segera kita akan melakukan Sharing dengan para Stage Holder dari berbagai Media untuk memberikan sajian maksimal kepada pembaca MAJALAH SINERGI.
3
DAFTAR ISI
2 3 5 10 12 13 14
TEMA : E-KTP DAN KEBIJAKAN KEPENDUDUKAN TOPIK : PLUS MINUS E-KTP
16 17
UTAMA Plus Minus e-KTP dan Kebijakan Kependudukan Kita Penggunaan sidik jari e-KTP lebih canggih dari yang selama ini telah diterapkan untuk SIM (Surat Izin Mengemudi). Sidik jari tidak sekedar dicetak dalam...............
6
SALAM REDAKSI SURAT PEMBACA SINERGITAS
Transparansi Kependudukan
utama
Etnis Tionghoa dan Bidan Swasta Problema Utama Data KB “Sekira 30% Warga T. Tinggi Belum Mengurus Akte” “Segerakan Perda Rtrw Dan Perluasan Kota”
EKONOMI
“Menjeput Rezeki di Gerbong Kereta Api”
kesehatan
Pustu Dan Pengobatan Alternatif
lingkungan hidup
Pelestarian Pohon Aren Ditepian Sungai
hukum................................................................ PARLEMENTARIA................................................. PROFIL................................................................. AGAMA................................................................. OLAH RAGA.......................................................... BIDIK PEMKO....................................................... SASTRA BUDAYA................................................. POLEMIK.............................................................. IPTEK................................................................... TEPIAN.................................................................
20 21 23 25 27 28 30 31 33 34
WANITA Rupiah DIBALIK TUMPUKAN SAMPAH
PENDIDIKAN UJIAN NASIONAL Ujian Nasional (UN) merupakan sistem evaluasi standar pendidikan dasar dan menengah secara nasional dan persamaan mutu tingkat pendidikan antar daerah yang dilakukan oleh Pusat Penilaian Pendidikan. Demikian keterangan Kadis Pendidikan..................................
13
4
Tumpukan puluhan ton sampah Organik dan Non Organik di Tempat Pembuangan Akhir ( TPA ) menimbulkan aroma busuk. Dibalik fenomena itu, ternyata aroma tak sedap yang ditimbulkan oleh tumpukan sampah dilahan seluas 2 hekter diyakini menjadi lahan rupiah bagi ratusan pemulung yang menggantungkan hidup mereka sehari hari. ...............
18
SINERGI MARET 2012
SINERGITAS
Transparansi Kependudukan Kamus Besar Bahasa Indonesia menerjemahkan transparansi sebagai: nyata, jernih dan jelas. Berkaitan dengan Transparansi Kependudukan , terminologi ini dimaksudkan adanya kejelasan atau keautentikan dalam data-data kependudukan di Indonesia. Selama ini data kependudukan di Indonesia sangat kacau dan mengambat kemajuan pembangunan yang ditujukan untuk kesejahteraan rakyat. Karena itu, untuk mendapatkan keautentikan data-data kependudukan, pemerintah dalam hal ini Kementerian Dalam Negeri segera menerapkan program e-KTP. Program ini sedang berjalan. Dimulai sejak tahun 2011, dan diharapkan pada tahun 2012 ini akan selesai. Hanya dua tahun pekerjaan ini diprogram. Tapi mungkinkah? Konon, negara Jerman yang sudah maju dalam teknologi dan penduduknya tak sampai separuh jumlah penduduk Indonesia menyelesaikan program e-KTP dalam waktu empat tahun. Sementara Kementerian Dalam Negeri hanya menargetkan penyelesaiannya dalam masa dua tahun. Tidak hanya soal waktu penyelesaian, banyak hal dari program e-KTP mendapat serangan kritik. Kita musti selalu optimis. Meski terkadang selalu menghadapi berbagai rintangan dan kecaman. Pekerjaan dan proses keberlangsungan suatu pekerjaan tidak selalu harus berjalan mulus. Tapi bukan berarti ketika mendapat kritikan membuat kita menjadi patah asa atau pekerjaan harus dihentikan sama sekali. Sebab bagaimana pun e-KTP adalah program futuristik yang memiliki banyak keuntungan bagi sistem kependudukan di Indonesia. Benarkah? Tidakkah e-KTP membuat orang semakin galau (lihat laporan Utama perihal pemesan pizza). Dengan e-KTP sudah tidak ada lagi privasi. Semua hal dapat diketahui lewat layar komputer. Atau seperti film Holywood, menceritakan seseorang yang tiba-tiba dianggap sebagai penjahat, karena identitasnya dimanipulasi lewat chip berisi data pribadi yang dikuasai pemerintah. Dampak negatif dari e-KTP memang belum dikaji. Namun yang pasti, model KTP lama -selain dapat digandakan- mencamtumkan data penduduk yang seringkali menghambat pembangunan. Kita mafhum, selama ini dengan sistem KTP konvesional memungkinkan penduduk di Indonesia memiliki KTP lebih dari satu dan memberikan ketidakakuratan data. Dengan e-KTP, seseorang hanya diperbolehkan memiliki 1 (satu) KTP yang tercantum Nomor Induk Kependudukan (NIK). NIK merupakan identitas tunggal setiap SINERGI MARET 2012
penduduk dan berlaku seumur hidup. Kendati demikian, untuk Kota Tebing Tinggi pelaksanaan program e-KTP sudah dipersiapkan dengan matang. “Hanya menunggu peralatan cetaknya saja,” kata Jeffry Sembiring, Kepala Dinas Catatan Sipil dan Kependudukan Kota Tebing Tinggi. Persoalan administrasi penduduk, sebenarnya, tidak hanya berkaitan dengan e-KTP saja. “Banyak dokumen yang harus dibuat,” papar Khairil Anwar, Sekretaris Dinas Capil dan Kependudukan Kota Tebing Tinggi, “seperti akte kelahiran, akte kematian dan akte perkawinan.” Dinas Capil dan Kependudukan mencatat, hampir tiga puluh persen masyarakat Kota Tebing Tinggi belum mengurus akte kelahiran. Selain itu, kerumitan bertambah, di mana keluarga etnik Cina tidak mencatatkan kelahiran anaknya, serta tidak pula melaporkan jikalau anak-anak mereka mengalami kematian. Kepala Kantor Pemberdayaan Perempuan, Anak dan KB, Dina Kamarina, berpendapat bahwa penyelesaian persoalan data administrasi keluarga di lingkungan etnik Cina hanya bisa ditempuh melalui pendekatan kultural. “Kita mencoba untuk mendatangi perkumpulan sosial etnik Cina,” ujarnya. Di atas segalanya, ada hal yang perlu menjadi catatan. Kedepan, Dinas Capil dan Kependudukan sebagai instansi yang mencatat segenap mobilitas administrasi kependudukan harus menjadi acuan setiap pengambilan kebijakan yang berkaitan dengan kepentingan masyarakat. Mengharapkan data kependudukan dari BPS (Badan Pusat Statisitik) rasanya teramat basi. Sebab paling tidak, BPS dalam mendata perihal kependudukan minimal lima tahun atau sepuluh tahun secara nasional. Sedangkan Dinas Capil dan Kependudukan menghimpun seluruh administrasi kependudukan secara mobile. Metode data bergerak dan terus menerus berubah. (khairul hakim) 5
UTAMA
AKTA LAHIR : Seorang perempuan sedang mengurus Akta Lahir di Kantor Catatan Sipil Dan Kependukan Kota Tebing Tinggi Jl. G. Leuser Jum’at ( 13/4). Mengurus Akta memiliki Kartu Keluarga, Surat Nikah, Surat keterangan Lahir serta Kartu Tanda Penduduk. FOTO : SINERGI / Rahmadsyah
Plus Minus e-KTP
dan Kebijakan Kependudukan Kita Inilah rekaman percakapan telepon pemesanan Pizza pada thn 2020 (e-KTP) Operator [O]: Pizza Hot, Ada yang bisa saya bantu? Konsumen [K]: Saya mau pesan pizza. O : Boleh minta nomor KTP anda? K : 6102049998-45- 54610. O : Ok pak SUPRI, dari database kami bapak tinggal di Jl Panorama, Karang jati Balikpapan, tlp rmh bpk 05427026152, kantor Bank ANZ Balikpapan Permai 05426652673 Hp 085245784022 K : Apa saya bisa pesan Seafood Pizza? O : Itu bukan ide yang bagus pak. Dari medical record bapak, bapak punya tekanan darah tinggi dan kolestrol yang 6
berlebihan. K : Jadi kamu merekomendasikan apa? O : Mungkin bapak bisa memesan Low Fat Mie Kriting K : Dari mana kamu tahu kalau saya bakal suka? O : Hmmmhh…minggu lalu bpk baru pinjam buku dg judul “Cara Memasak Mie Kriting” di Perpustakaan Nasional. K : OK terserah, sekalian saya pesan paket keluarga, berapa semuanya? O : Tapi paket keluarga kami tidak cukup untuk anak anda yang 7 orang pak, total keseluruhan Rp. 1.190.000. K : Bisa saya bayar dengan Kartu Kredit? O : Bapak harus membayar cash, kartu
kredit bapak telah over limit, dan bapak punya utang di bank BRI sebesar Rp. 5.350.000 sejak bln Agustus lalu, itu blm termasuk denda tunggakan kontrak rumah dan kendaraan. K : Ooh ya… sudah, nanti saya ke ATM saja untuk narik duit sebelum orang mu datang. O : Mgkn nggak bs juga pak, record bpk menunjukkan bahwa batas bpk menarik uang di ATM habis. K : Busyet..... udahlah anterin aja pizzanya ke sini, saya akan bayar cash disini, brp lama Pizza diantar? O : Sekitar 45 menit pak, tp kalo bpk tdk bs nunggu, bpk bs ngambilnya sendiri dgn motor bebek bpk yang butut. SINERGI MARET 2012
UTAMA
Dialog di atas, hanya joke tentang dampak e-KTP (kartu tanda penduduk elektronik) yang banyak diakses di laman sosial internet. Namun jika menggunakan pisau analisis kritis, ada kekhawatiran di kalangan masyarakat terutama dari kelas menengah ke atas, e-KTP merupakan sistem yang digunakan pemerintah untuk memata-matai warganya sendiri. Bayangkan saja, jika seluruh track record kita berada dalam genggaman chip bernama e-KTP. Kemudian chip menjadi komoditi yang “diperjual belikan,” maka kehidupan seseorang bakal runyam. Kekhawatiran itu, pernah menjadi inspirasi para sutradara di Hollywood. Sebuah film dibintangi aktor negro Will Smith menceritakan tentang manipulasi data pribadi dari chip yang dimiliki pemerintah. Hingga kemudian, si aktor itu dikejar seluruh agen rahasia (FBI) ke seantero jagad, dengan tuduhan sebagai penjahat. Meski cerita berakhir dengan happy ending, tapi bisa dibayangkan bagaimana jika cerita itu menimpa kita, dipastikan kehidupan manis yang selama ini kita jalani akan hancur. “Hingga saat ini, dampak negatif dari e-KTP belum terbayangkan sama sekali,” ujar Sekretaris Dinas Catatan Sipil dan Kependudukan Drs.Khairil Anwar, MSi, dalam suatu dialog, saat dikemukakan, berbagai joke tentang dampak negatif e-KTP. Menurut Khairil, SINERGI MARET 2012
pada prinsipnya, program e-KTP merupakan upaya memudahkan pendataan terhadap penduduk, sekaligus mengurangi dampak negatif sistem KTP konvensional yang ada. Lalu, apa itu eKTP? KTP Elektronik adalah dokumen kependudukan yang memuat sistem keamanan/pengendalian, baik dari sisi administrasi ataupun teknologi informasi dengan berbasis pada database kependudukan nasional. Penduduk hanya diperbolehkan memiliki 1 (satu) KTP yang tercantum Nomor Induk Kependudukan (NIK). NIK merupakan identitas tunggal setiap penduduk dan berlaku seumur hidup Nomor NIK yang ada di e-KTP nantinya akan dijadikan dasar dalam penerbitan Paspor, Surat Izin Mengemudi (SIM), Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP), Polis Asuransi, Sertifikat atas Hak Tanah dan penerbitan dokumen identitas lainnya (Pasal 13 UU No. 23 Tahun 2006 tentang Adminduk). Autentikasi Kartu Identitas (e-ID) biasanya menggunakan biometric yaitu verifikasi dan validasi sistem melalui pengenalan karakteristik fisik atau tingkah laku manusia. Ada banyak jenis pengamanan dengan cara ini, antara lain sidik jari (fingerprint), retina mata, DNA, bentuk wajah, dan bentuk gigi. Pada e-KTP, yang digunakan adalah sidik jari. Penggunaan sidik jari e-KTP lebih canggih dari yang selama ini telah diterapkan untuk SIM (Surat Izin Mengemudi). Sidik jari tidak sekedar dicetak dalam bentuk gambar (format jpeg) seperti di SIM, tetapi juga dapat dikenali melalui chip yang terpasang di kartu. Data yang disimpan di kartu tersebut telah dienkripsi dengan algoritma kriptografi tertentu. Proses pengambilan sidik jari dari penduduk sampai dapat dikenali dari chip kartu adalah sebagai berikut: Sidik jari yang direkam dari setiap wajib KTP adalah seluruh jari (berjumlah sepuluh), tetapi yang dimasukkan datanya dalam chip hanya dua jari, yaitu jempol dan telunjuk kanan. Sidik jari dipilih sebagai autentikasi untuk e-
KTP karena alasan berikut: Pertaama, biaya paling murah, lebih ekonomis daripada biometrik yang lain. Kedua, bentuk dapat dijaga tidak berubah karena gurat-gurat sidik jari akan kembali ke bentuk semula walaupun kulit tergores. Ketiga, unik, tidak ada kemungkinan sama walaupun orang kembar Informasi penduduk yang dicantumkan dalam e-KTP ditunjukkan pada layout kasar berikut: Untuk mendapatkan informasi di atas dari penduduk, wajib KTP harus mengisi formulir tipe F1.01. Selain tujuan yang hendak dicapai, manfaat e-KTP diharapkan dapat dirasakan sebagai berikut: Pertama, identitas jati diri tunggal, kedua, tidak dapat dipalsukan, ketiga, tidak dapat digandakan, keempat, dapat dipakai sebagai kartu suara dalam pemilu atau pilkada Struktur e-KTP terdiri dari sembilan layer yang akan meningkatkan pengamanan dari KTP konvensional. Chip ditanam di antara plastik putih dan transparan pada dua layer teratas (dilihat dari depan). Chip ini memiliki antena didalamnya yang akan
FOTO : SINERGI / Rahmadsyah
K : APA...? O : Menurut catatan kami, bpk memiliki motor bebek tahun 2000 dgn Nopol KT3344CD betul kan? K : Sialan, bangsat…kagak sopan banget seh buka-buka record gue, blom pernah ngerasain ditonjok ya! O : Hati-hati dgn ucapan bpk, apa bpk tdk ingat 15 Mei 2010 bpk prnh di penjara 3 bln karena mengucapkan kata kotor pada polisi? K : #hening..... O : Ada yang lain pak? K : BATALIN AJA!!! (www.facebook.com/IdeKonyol/ post/101503119811115894)
ANTRIAN - Seorang Bapak sedang menunggu antrian untuk melakukan perubahan data kependudukan sebagai wujud kepedulian terhadap program E-KTP yang diterapkan oleh Pemerintah
7
UTAMA
8
KANTOR CATATAN SIPIL PEMKO TEBING TINGGI Jl. Gunung Lueser
FOTO : SINERGI / Rahmadsyah
mengeluarkan gelombang jika digesek. Gelombang inilah yang akan dikenali oleh alat pendeteksi e-KTP sehingga dapat diketahui apakah KTP tersebut berada di tangan orang yang benar atau tidak. Kegunaan dan fungsi e-KTP, sebenarnya memiliki manfaat yang luar biasa besar. Pertama, sebagai identitas jati diri. Kedua, berlaku Nasional, sehingga tidak perlu lagi membuat KTP lokal untuk pengurusan izin, pembukaan rekening Bank, dan sebagainya. Ketiga, mencegah KTP ganda dan pemalsuan KTP; Terciptanya keakuratan data penduduk untuk mendukung program pembangunan. Sedangkan penerapan KTP berbasis NIK (Nomor Induk Kependudukan) telah sesuai dengan pasal 6 Perpres No.26 Tahun 2009 tentang Penerapan KTP berbasis Nomor Induk Kependudukan Secara Nasional Jo Perpres No. 35 Tahun 2010 tentang perubahan atas Perpres No. 26 Tahun 2009 yang berbunyi : Pertama, KTP berbasis NIK memuat kode keamanan dan rekaman elektronik sebagai alat verifikasi dan validasi data jati diri penduduk; Kedua, rekaman elektronik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berisi biodata, tanda tangan, pas foto, dan sidik jari tangan penduduk yang bersangkutan. Ketiga, rekaman seluruh sidik jari tangan penduduk disimpan dalam database kependudukan; Kemudian, keempat, pengambilan seluruh sidik jari tangan penduduk sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dilakukan pada saat pengajuan permohonan KTP berbasis NIK, dengan ketentuan : Untuk WNI, dilakukan di Kecamatan; dan Untuk orang asing yang memiliki izin tinggal tetap dilakukan di Instansi Pelaksana *). Kelima, rekaman sidik jari tangan penduduk yang dimuat dalam KTP berbasis NIK sebagaimana dimaksud pada ayat (2) berisi sidik jari telunjuk tangan kiri dan jari telunjuk tangan kanan penduduk yang bersangkutan; Keenam, rekaman seluruh sidik
jari tangan penduduk sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dapat diakses oleh pihak-pihak yang berkepentingan sesuai dengan peraturan perundangundanng. Ketujuh, ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara perekaman sidik jari diatur oleh Peraturan Menteri. Proyek e-KTP dilatar belakangi oleh sistem pembuatan KTP konvensional di Indonesia yang memungkinkan seseorang dapat memiliki lebih dari satu KTP. Hal ini disebabkan belum adanya basis data terpadu yang menghimpun data penduduk dari seluruh Indonesia. Fakta tersebut memberi peluang penduduk yang ingin berbuat curang terhadap Negara dengan menduplikasi KTP-nya. Beberapa diantaranya digunakan untuk hal-hal berikut, menghindari pajak, memudahkan pembuatan paspor yang tidak dapat dibuat di seluruh kota, mengamankan korupsi serta menyembunyikan identitas (misalnya oleh para teroris). Kartu identitas elektronik telah banyak digunakan di negara-negara di Eropa antara lain Austria, Belgia, Estonia, Italia, Finlandia, Serbia, Spanyol dan Swedia, di Timur Tengah
yaitu Arab Saudi, Uni Emirat Arab, Mesir dan Maroko, dan di Asia yaitu India dan China. Mendagri Gamawan Fauzi membeberkan keunggulan Kartu Tanda Penduduk Elektronik (e-KTP) yang akan diterapkan di Indonesia, dibandingkan dengan e-KTP yang diterapkan di RRC dan India. Gamawan menyebut, e-KTP di Indonesia lebih komprehensif. Di RRC, Kartu e-ID tidak dilengkapi dengan biometrik atau rekaman sidik jari. Di sana, e-ID hanya dilengkapi dengan chip yang berisi data perorangan yang terbatas. Sedang di India, sistem yang digunakan untuk pengelolaan data kependudukan adalah sistem UID (unique Identification), yang di Indonesia namanya NIK (Nomor Induk Kependudukan). “UID diterbitkan melalui register pada 68 titik pelayanan, sedangkan program KTP elektronik di Indonesia akan dilaksanakan di 6.214 kecamatan,” ujar Gamawan. Dengan demikian, KTP elektronik yang akan diterapkan di Indonesia merupakan gabungan e-ID RRC dan UID India, karena KTP elekSINERGI MARET 2012
UTAMA tronik dilengkapi dengan biometrik dan chip. (www.e-ktp.com/2011/fungsi-dankegunaan.ektp/) Untuk Kota Tebingtinggi sendiri, persiapan pelaksanaan program e-KTP sudah berlangsung jauh-jauh hari. Hal itu, diakui Kadis Capil dan Kependudukan Jeffry Sembiring, SE, MM, pada Rakorpem beberapa waktu lalu. “Seluruh administrasi pelaksanaan e-KTP telah selesai. Kita hanya menunggu peralatan cetaknya saja yang belum datang,” ujar Jeffry. Begitu peralatan cetak elektronik e-KTP sampai, selanjutnya dilakukan bimbingan teknis untuk pelaksana, program itu sudah bisa jalan. Dari data yang ada, total penduduk Kota Tebingtinggi hingga 31 Desember 2011 berdasarkan data kependudukan bergerak, mencapai 166.722 jiwa, terdiri dari 83,323 pria dan 83,399 perempuan. Untuk Kec. Padang Hulu berjumlah 31.783 jiwa, Rambutan 34.435 jiwa, Padang Hilir 34.777 jiwa, Bajenis 36.681 jiwa dan T.Tinggi Kota mencapai 28.046 jiwa. Dari data itu, jumlah total kepala keluarga di Kota Tebingtinggi mencapai 41.716 KK. Sedangkan jumlah penduduk yang wajib KTP, seluruhnya mencapai 115.805 orang. Terdiri dari pria sebanyak 57.202 orang dan perempuan mencapai 58.603 orang. Lebih detail, untuk Kec. Padang Hulu yang wajib KTP sebanyak 22.124 orang, Rambutan 23.894 orang, Padang hilir 24.117 orang, Bajenis 25.005 orang dan T.Tinggi Kota sebanyak 20.664 orang. Sebenarnya dalam tiga tahun terakhir, terjadi pertumbuhan penduduk yang cukup mengejutkan, mencapai 5 persen per tahun. Dari data yang ada, total penduduk Kota Tebingtinggi pada 2009 mencapai 147.330 jiwa. Lalu pada 2010, terjadi peningkatan signifikan menjadi 163.430 jiwa. Artinya dalam satu tahun berjalan terdapat pertambahan penduduk mencapai 16.100 jiwa. Kemudian, pada 2011 pertumbuhan jumlah penduduk juga meningkat menjadi 170.463 jiwa (data per Maret 2012). Dengan demikian terdapat juga perSINERGI MARET 2012
tumbuhan penduduk 7.003 jiwa. Dengan demikian dalam tiga tahun terakhir, terdapat pertumbuhan penduduk mencapai 23.103 jiwa. Ketua Fraksi Partai Golkar di DPRD kota Tebingtinggi Ir. Pahala Sitorus, MM, mengatakan pertumbuhan itu, lebih disebabkan mobilitas ketimbang pada vertilitas. Diperkirakan, mobilitas alias kepindahan penduduk ke Kota Tebingtinggi mencapai 3,4 persen dari total pertumbuhan yang ada. Sedangkan angka kelahiran alias vertilitas hanya 1,6 persen saja. “Artinya, jika melihat data yang ada, program KB kita relatif berhasil. Namun, persoalan masuknya pendatang (urban) menjadi problema tersendiri,” kata Pahala. Terkait tingkat vertilitas pendudukan, anggota DPRD yang dikenal vocal itu, mengkhawatirkan tidak adanya data pada etnis masyarakat tertentu, yakni etnis Tionghoa. “Hingga kini, kita tidak punya data yang pasti soal kematian anak-anak Tionghoa. Ini jelas problema kependudukan,” tegas dia. Soal itu, ternyata diamini Kepala Kantor Pemberdayaan Perempuan Anak dan KB Drg. Dina Kamarina, dalam suatu perbincangan. Pihaknya, mengakui sama sekali tidak memiliki data kelahiran di kalangan etnis Tionghoa. “Hingga kini data kita masih blank (kosong) soal kelahiran dan kematian anak mereka,” tegas Dina Kamarina. Demikian pula dengan data keterlibatan pasangan usia subur yang ikut program KB pada etnis Tionghoa. Pun demikian, pihaknya sudah mulai melakukan pendekatan terhadap etnis Tionghoa melalui berbagai perkumpulan sosial yang ada semacam Lion Club maupun Yayasan Tzu Chi. Selain itu, muncul juga kekhawatiran soal kian redupnya ikon KB Kota Tebingtinggi yang telah punya reputasi nasional. Yakni ‘Saatnya Suami ber KB,” yang di masa mantan Wali Kota Ir.H.Abdul Hafiz Hasibuan, MM, gencar dilaksanakan. “Kita mengalami problema pendanaan,” ujar Dina Kamarina. Namun, ada sejumlah pertanyaan yang perlu mendapat perhatian serius,
terkait data kependudukan. Karena ada dua instansi yang mengeluarkan data, terkait jumlah penduduk. Yakni Badan Pusat Statistik (BPS) yang selama ini jadi patokan resmi pemerintah serta Dinas Capil dan Kependudukan. Data yang dikeluarkamn Dinas Capil dan Kependudukan, berbeda dengan patokan resmi sebagai pegangan para pengambil keputusan di Pemko Tebingtinggi. Pemko berpedoman pada data keluaran Badan Pusat Statisik (BPS) Kota Tebingtinggi. Di mana berdasarkan buku “Kota Tebingtinggi Dalam Angka 2010,” jumlah penduduk hanya 142.717 jiwa saja. Jika merunut pada data ini, sekira 23.103 warga tidak akan terjamah kebijakan Pemko Tebingtinggi selama lima tahun. Karena mereka tidak termaktub pada data resmi kependudukan yang ada. Jelas itu problema. Soal perbedaan data faktual antara Dinas Capil dan Kependudukan dengan BPS, pernah disitir Kadis Capil dan Kependudukan Jeffry Sembiring, SE,MM, suatu saat. Menurut dia, data itu terkait perbedaan metode pendataan. Jika Dinas Capil dan Kependudukan menggunakan metode data bergerak yang terus menerus berubah, maka BPS menggunakan data tetap sebagai tolok ukur pengambilan kebijakan. Menurut Jeffry, data bergerak sangat sulit untuk dijadikan sebagai patokan kebijakan, mengingat data itu belum final. Data final ada di BPS yang perubahannya minimal dalam 5 tahun terakhir, bahkan 10 tahun terakhir secara nasional. Jika demikian metodologinya, dibutuhkan kebijakan kepala daerah untuk mengakses data yang ada secara hatihati dan berimbang. Mengingat tingkat pertumbuhan penduduk yang tinggi, akan berkorelasi dengan tuntutan pemenuhan hak-hak mereka sebagai warga kota. Kebijakan kependudukan kita harus berdasarkan asumsi, semua warga mendapatkan hak dan kewajiban yang sama sebagai anak bangsa, yakni bangsa Indonesia. (abdul khalik ) 9
UTAMA
Kakan Pemberdayaan PA dan KB Drg. Dina Kamarina
Etnis Tionghoa dan Bidan Swasta Problema Utama Data KB
Saat ini sedang diupayakan melakukan pendekataan secara kultural kepada pasangan muda Tionghoa, misalnya melalui berbagai lembaga yang peduli dengan persoalan sosial, semisal Lion Club maupun Yayasan Buddha Tzu Chi. Juga dilakukan pendekatan dengan tokoh-tokoh Tionghoa, misalnya dengan dr. Johan Zen dan Agus Susanto. Cara itu lebih bersahabat, ketimbang harus pakai bawa-bawa aparat segala. Selain itu, keberadaan bidan swasta yang belakangan jumlahnya cukup banyak, juga jadi problema dalam penhambilan data peserta KB. Mungkin banyak di antara bidan itu yang melakukan penanganan KB. Tapi, umumnya tak ada yang melaporkan, sehingga tak diperoleh data dari mereka. Padahal, mereka meskinya mendukung program KB ini mengingat ada sumbangan pihak kami terhadap bidan swasta, misalnya alkon (alat kontrasepsi) yang diberikan gratis kepada mereka untuk disalurkan.Tapi itu tadi, kadang karena sibuk atau hal lain, mereka tak mengirimkan data peserta KB yang ada pada mereka. Saat ini, kita sedang melakukan pendekatan, agar bidan swasta itu bisa beker10
jasama dengan kita. Saat ini, program ‘saatnya suami ber KB’ yang dulu jadi ikon Sumut, saat ini mandeg, karena terbentur pada pendanaan dan kader yang ada di lapangan. Jika dulu, PPLKB yang merekrut kader bisa menggunakan mereka penuh, karena bayarannya memang ada ditampung. Misalnya, untuk setiap peserta KB pria (vasektomi), peserta akan mendapatkan bantuan dana, juga berbagai kemudahan. Tak cuma itu, kader perekrut juga mendapatkan dana dari kegiatannya hingga PPLKB di lapangan. Malah, dulu mantan Wali Kota Ir.H.Abdul Hafiz Hasibuan, memberi tips langsung kepada peserta KB. Aktifitas yang serisu seperti itu, sekarang ini sudah payah, karena memang dana yang ada terbatas. Memang sayang, program yang sudah jadi ikon itu, saat ini sudah tak lagi berkembang. Tapi mau apa lagi. Sebenarnya, persoalan program KB ini ada di kelembagaan. Dengan status sebagai kantor, kita tidak bisa bergerak bebas, karena apa-apa harus koordinasi dengan Wali Kota. Padahal, tugas-tugas wajibnya sangat besar, sementara petugasnya sangat minim. Misalnya, program responsif gender yang
FOTO : SINERGI / Rahmadsyah
Pasangan usia subur dari etnis Tionghoa dan bidan swasta yang membuka praktek, jadi kendala untuk pengumpulan dana peserta KB. Untuk etnis Tionghoa, sudah mendapatkan data, karena petugas selalu berhadapan dengan sikap curiga yang muncul ketika ada pendataan. Hingga kini Kantor Pemberdayaan Perempuan, Anak dan KB tidak memiliki data pasangan usia subur dari etnis Tionghoa yang ikut KB. Datanya betul-betul blank (kosong).
Drg. Dina Kamarina
bersifat lintas instansi. Dalam posisi kami sebagai sekretaris, meskinya bisa bergerak lincah. Tapi, karena status lembaga masih kantor, pergerakannya jadi lamban. Paling tidak untuk urusan seabreg begini, status kantor bisa ditingkatkan menjadi badan. Dari data yang ada di buku ‘Kota Tebingtinggi Dalam Angka 2010’ peserta KB mengalami fluktuasi jumlah. Misalnya 2004 terdapat 14.290 akseptor KB, 2005 sebanyak 14.960 akseptor, 2006 menjadi 16.490 pasangan. Kemudian 2007 16.577 akseptor, 2008 17.867 pasangan dan 2009 menjadi 17.954 pasangan akseptor KB. Lalu pada 2010 mencapai 17.916 orang. Sedangkan untuk data 2011, masih dalam proses perbaikan, karena ada data yang tidak valid. (abdul khalik) SINERGI MARET 2012
UTAMA Sekretaris Dinas Capil dan Kependudukan Drs. Khairil Anwar, MSi
“Sekira 30% Warga T. Tinggi Belum Mengurus Akte”
Guna mendorong sikap peduli masyarakat, Pemko Tebingtinggi dalam pengurusan berbagai akte, telah menggunakan sejumlah kiat. Misalnya pengurusan akte kematian, setiap warga diberikan asuransi jiwa yang dibayar Pemko, dalam jangka 1 hingga 5 tahun, senilai Rp500 ribu. Hal itu dilakukan, karena sedikit sekali warga yang mau mengurusnya, kecuali jika ada keperluan, misalnya menyangkut warisan. Bahkan, terkait akte kematian ada hal yang sulit diakses, misalnya kematian anak di kalangan etnis Tionghoa. Ini menyangkut keyakinan, sehingga diupayakan agar kematian itu tidak diketahui dan akhirnya tak terdata. Namun, untuk akte kematian orang dewasa, segera saja mereka urus, karena ada kepentingannya. Padahal, pentingnya akte kematian itu sama dengan akte kelahiran, salah satunya menyangkut validasi data. Jika kedua data itu tidak valid, maka salah satu implikasinya terjad penggelembungan data penduduk. Secara formalistik, kebijakan merangsang pengurusan akte itu telah diberlakukan dalam Perda No.8 Tahun 2011 tentang Penyelenggaraan Administrasi Kependudukan dan Catatan Sipil. Dalam Perda itu, berbagai kemudahan diberlakukan. Misalnya, pengurusan akte kelahiran, telah diberlakukan mulai dari akte gratis, pembiayaan yang murah hingga penyediaan ruang sidang putusan akte. Salah satu syarat mengurus akte kelahiran, harus ada putusan hakim. Untuk peraturan itu, Dinas Capil dan Kependudukan menyiapkan ruang siding bagi hakim, sehingga warga tak perlu repot-repot datang ke pengadilan. Dengan berbagai kebijakan memudahkan pengurusan, Dinas Capil dan Kependudukan menargetkan pada 2013, sekira 30 persen warga yang belum menSINERGI MARET 2012
FOTO : SINERGI / Rahmadsyah
Diperkirakan sekira 30 persen warga kota Tebingtinggi dari jumlah keseluruhan mencapai 166.722 orang, belum mengurus berbagai akte yang menjadi dokumen pribadi masing-masing. Padahal, akte sangat penting sebagai identitas dan legalitas setiap pribadi dalam kaitannya dengan berbagai urusan administrasi kenegaraan.
gurus berbagai akte kependudukan, diharapkan bisa dituntaskan. Jika pun tidak sepenuhnya, tapi sekira 95 persen bisa dicapai. Akte sendiri, terdiri dari berbagai dokumen, mulai dari akte kelahiran, kematian, pernikahan, perceraian, pengangkatan anak, termasuk juga didalamnya KTP dan kartu keluarga. Khusus KTP, saat ini menjadi program nasional dalam bentuk KTP elektronik alias e-KTP. Untuk e-KTP sendiri, seluruh persiapan administrasinya telah selesai sejak lama. Semestinya program e-KTP sudah jalan sejak April 2012 ini. Namun, terjadi kendala dalam pengadaan mesin cetak yang belum datang. Diperkirakan, paling lambat Juni 2012 peralatan akan datang. Setelah dilakukan bimbingan teknis terhadap petugas, pencetakan e-KTP sudah ready. Soal dampak e-KTP, jujur belum pernah dikaji dan masih melihat persoalan itu dari sisi positinya saja. Jika pun ada dampak negatifnya, mungkin pemerintah akan berusaha meminimalisirnya. Sehingga hal-hal yang dikhawatirkan tak perlu terjadi. (abdul khalik ) 11
UTAMA
Ketua Fraksi Partai Golkar DPRD T. Tinggi Ir. Pahala Sitorus, MM
Problema terbesar persoalan penduduk di Kota Tebingtinggi, adalah tingginya mobilitas penduduk, dalam bentuk urbanisasi. Kasus ini, merupakan fenomena umum dimana pun yang harus dihadapi suatu kota, termasuk Kota Tebingtinggi. Dari data yang ada, hingga 2011, tingkat mobilitas penduduk ke kota ini mencapai 3,6 persen dari total persentase pertumbuhan penduduk mencapai 5 persen. Sedangkan angka vertilitas atau kelahiran hanya 1,6 persen saja. Saat ini, total penduduk Kota Tebingtinggi mencapai 170.465 jiwa. Jika tingkat mobilitas dalam bentu perpindahan ke kota terus terjadi dan tak ada solusinya, diperkirakan pada 2020 nantinya jumlah penduduk Tebingtinggi bisa mencapai 250 ribu jiwa. Tentu saja soal kependudukan, ke depan merupakan hal pelik yang harus ditangani Pemko Tebingtinggi. Mulai dari persoalan kegunaan lahan yang sempit, konversi lahan hingga persoalan kurangnya lahan untuk pembangunan. Hal yang disebutkan ini menjadi krusial yang harus diselesaikan. Langkah pertama dan sangat strategis yang harus dilakukan Pemko Tebingtinggi sesegera mungkin, adalah mengesahkan Perda RTRW (Rencana Tata Ruang Wilayah). Perda RTRW penting guna memberikan kepastian kepada masyarakat juga dunia usaha dalam rangka kehidupan bersama. Tanpa adanya Perda RTRW pengusaha dipastikan enggan berinvestasi di sini. Bisa saja, pengusaha beli lahan di suatu wilayah dan mendirikan pabrik atau usaha.Tternyata lima tahun kemudian wilayah itu peruntukannya bukan untuk usaha. Jelas pengusaha tak mau ambil resiko. Hal lain yang harus jadi perhatian, adalah penghentian segera konversi lahan persawahan menjadi perumahan atau pun areal industri. Dari data yang ada, penduduk yang bekerja di sektor jasa mencapai 76,75 persen, industri 18,53 12
FOTO : SINERGI / Rahmadsyah
“Segerakan Perda RTRW Dan Perluasan Kota”
persen dan pertanian 4,72 persen. Meski sektor pertanian menyerap angkatan kerja yang rendah, tapi bukan berarti lahan bisa dikonversi seenaknya. Lahan yang ada di Tebing saat ini, mendukung program pengadaan padi nasional. Salah, jika ada pemikiran karena Tebingtinggi daerah kota, maka lahan pertanian dihabiskan. Yang harus dilakukan segera hentikan konversi atau alih fungsi lahan pertanian. Selanjutnya, hal yang tak bisa dihindari adalah perluasan kota dalam rangka mendapatkan lahan pembangunan. Pemko Tebingtinggi harus berupaya mendapatkan lahan melalui perusahaan perkebunan. Jika saja kita mendapatkan lahan 100 Ha per lima tahun, itu merupakan langkah luar biasa. Pemko Tebingtinggi sudah harus melakukan pendekatan kesejahteraan kepada semua pihak, baik Pemkab tetangga maupun perkebunan. Salah satu langkah yang harus dilakukan, membangun jembatan penghubung ke berbagai desa tetangga di atas sungai. Misalnya membangun jembatan di atas sungai Sibarau guna menghubungkan Kel. Tanjung Marulak dengan Desa Sibarau. Atau membangun jembatan yang menghubungkan Kel. Pabatu dengan Desa Bah Sumbu. Bisa juga membuka jalan tembus antara Kel. Tj. Marulak Hilir dengan Desa Paya Pasir. Semua itu harus dipikirkan untuk membuka akses bagi pendekatan kesejahteraan bersama (abdul khalik) SINERGI MARET 2012
PENDIDIKAN
SERIUS – Peserta Ujuan Nasional (UN) di SMA Negeri 3 Kota Tebing Tinggi terlihat sertius mengerjakan soal soal ujian. Sebanyak 245 orang peserta didik di sekolah ini Senin ( 16/4) mengikuti UN Tahun 2012. FOTO : SINERGI / Rahmadsyah
UJIAN NASIONAL
Ujian Nasional (UN) merupakan sistem evaluasi standar pendidikan dasar dan menengah secara nasional dan persamaan mutu tingkat pendidikan antar daerah yang dilakukan oleh Pusat Penilaian Pendidikan. Demikian keterangan Kadis Pendidikan Pemko Tebing Tinggi Drs. H. Pardamean Siregar. M. AP kepada Sinergi baru-baru ini diruang kerjanya. Menurutnya, berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional bahwa dalam rangka pengendalian mutu pendidikan secara nasional dilakukan evaluasi sebagai bentuk akuntabilitas penyelenggara pendidikan kepada
SINERGI MARET 2012
pihak-pihak yang berkepentingan. Tahapan evaluasi dilakukan oleh lembaga mandiri secara berkala, menyeluruh, transparan, dan sistematik untuk menilai pencapaian standar nasional pendidikan. Proses evaluasi dilakukan secara terus menerus dan berkesinambun-
gan sehingga akhirnya akan dapat membenahi mutu pendidikan. pembenahan mutu standart pendidikan dianggap menjadi harapan untuk meningkatkan mutu pendidikan.Penentuan dimaksud adalah penentuan nilai batas. Kelulusan/kompeten seorang peserta didik dinyatakan berhasil jika telah melewati nilai batas antara peserta didik yang tekah menguasai kompetensi tertentu dibanding dengan peserta didik yang belum menguasai. Itu merupakan standart kelulusan. Karena jika terjadi dalam tahapan UN / US nilai ini berfungsi sebagi pemisah antara peserta didik yang lulus dan tidak lulus,” Itulah yang disebut batas kelulusan; kegiatan penentuan batas kelulusan disebut standar kelulusan,”papar Pardamean Diharapkan para pelajar tingkat SMA/MA dan SMK dapat mempersiapkan diri untuk menghadapi
13
ujian nasional (UN) 2012. Tahapan sosialisasi telah dilakukan oleh Dinas Pendidikan Kota Tebing Tinggi . Peran serta media , spanduk, baliho, internet serta kegiatan rapat dinas menjadi corong sosialisasi dimaksud. Upaya menciptakan pelaksanaan UN 2012 yang jujur dan berprestasi telah dilakukan sebagai wujud Pendidikanyang ber karakter. UN 2012 untuk tingkat SMA/MA dan SMK akan digelar pada 16 sd19 April 2012, sementara UN susulan akan dilaksanakan pada 23 sd 26 April 2012. Jenjang SMP/MTs dan SMPLB, dilaksanakan pada 23 sd 26 April 2012 dan UN susulan berlangsung pada 30 April sd 4 Mei 2012. Sementara jenjang SD/MI/SDLB UN akan digelar pada 7 sd 9 Mei 2012 dan UN susulan akan dilaksanakan pada 14 sd 16 Mei 2012. Hasil UN tingkat SMA/MA dan SMK akan diumumkan pada 24 Mei 2012. Tingkat SMP/MTs, SMPLB, dan SMALB pada 2 Juni 2012.Pengumuman kelulusan UN tingkat SD menjadi kewenangan setiap provinsi. Penyelenggaraan UN 2012 ini berlandaskan Permendikbud RI Nomor
14
59 Tahun 2011 tentang Kriteria Kelulusan Peserta Didik dari Satuan pendidikan dan Penyelenggaraan Ujian Sekolah/Madrasyah dan Ujian akhir Sekolah, dan Prosedur Operasi Standar Ujian Nasional 2012 disingkat POS UN 2012 yang ditetapkan oleh BSNP (Badan Standar Nasional Pendidikan). POS UN 2012 serta jadwal tersbut dibuat meliputi seluruh tingkat satuan pendidikan, mulai dari SD hingga SMA,SMK sederajat. POS UN 2012 wajib diketahui oleh semua unsur tenaga pendidik dan kependidikan dan unsur – unsur terkait, agar pelaksanaan UN 2012 mendatang dapat berjalan lancar. Dikatakan Pardamean, penyelenggara UN Tahun 2012 harus mengetahui jadwal serta persyaratan pelaksanaan agar dapat disampaikan sedini mungkin kepada para calon peserta untuk menentukan Daftar Nomninasi Tetap (DNT) UN Tahun 2012 . Kepesertaan UN 2012 Kota Tebing Tinggi terdiri atas, SD ( 6354 org), MI (66 org), dan SDLB ( 3 org ). SMP (2942 org), MTs (377 org), SMA (2011 org), MA (288 org), dan SMK (1772 org). Direncanakan Hasil UN Tahun 2012 akan digunakan sebagai salah satu pertimbangan untuk pemetaan mutu program atau satuan pendidikan, penentuan kelulusan peserta didik, dasar seleksi untuk jenjang pendidikan berikutnya, dan pemberian bantuan kepada satuan pendidikan dalam upaya untuk meningkatkan mutu pendidikan. Terselenggaranya Ujian Nasional (UN) Tahun 2012 diharapkan , dapat bermanfaat bagi orang tua peserta didik untuk memotivasi semangat belajar kepada putra dan putri nya .Pardamean berharap , seluruh peserta UN Tahun 2012 dapat menguikir nilai dan prestasi sehingga mampu membuat orang tua para peserta didik merasa bangga sehingga menitiskan air mata kebahagiaan Selamat UJIAN NASIONAL. ( kasinun/rijal syam )
FOTO : SINERGI / Rahmadsyah
FOTO : SINERGI / Rahmadsyah
PENDIDIKAN
KOMPETISI – Pedagang asongan lemang di Stasiun KA Kota Tebing Tinggi bersaing meraup rezeki dengan pedagang lain.
Tempat jualan mereka hanya diemperan toko. Ditrotoar dan halte bus. terkadang juga beralaskan tikar diaspal dekat drainase.. mereka adalah pejuang kehidupan. menghabiskan malam hanya untuk menjemput rejeki mereka di gerbong-gerbong kereta api yang lewat. menolak menerima profesi sebagai pengemis, preman, atau maling. Mereka memilih berdagang dengan jujur bin halal. Pedagang asongan seorang pedagang yang membawa dagangan mereka dengan cara di “asong” yaitu di selalu dibawa- bawa dan diangkat untuk di tawarkan kepada para pembeli. Pedagang asongan menjual lebih sedikit dari pedagang kaki lima. Pedagang asongan biasanya menjual berbagai jenis rokok, minuman gelas, tisu- tisuan dan permen- permen. Biasanya tidak begitu banyak, karena pedagang asongan ini
SINERGI MARET 2012
EKONOMI
Pedagang Asongan
“Menjeput Rezeki di Gerbong Kereta Api” bersifat berjalan menjajalkan dagangannya dengan mendatangi para pembeli dan menawarkan barang- barangnya langsung kepada para pembeli. Pedagang kaki lima bersifat menetap namun pedagang asongan lebih bersifat nomaden atau berpindah- pindah. Pedagang- pedagang ini dapat dijumpai secara mudah dimanapun juga, kebanyakan di dekat jalan raya perkotaan.tidak terkecuali di kota Tebing Tinggi Win-Win Solution Pedagang asongan dengan aksi berani menghentikan KA Putri Deli saat melintas di Stasiun Tebingtinggi Aksi serupa juga terjadi di Kecamatan Perbaungan, Kabupaten Serdang Bedagai dan Deliserdang. Mereka melempari kereta api sehingga menimbulkan kerugian cukup besar bagi PT Kereta Api Indonesia (KAI) Divre I yang melarang pedagang asongan berjualan di gerbong penumpang sejak 1 Februari 2012. Menurut Dahlan pedagang asongan “ Pihak pedagang asongan menolak diberlakukannya larangan berjualan baik di pekarangan stasiun maupun di dalam gerbong. Sebab, mereka merasa sudah cukup lama berjualan dengan bebas tanpa ada larangan dan kutipan. Wajar saja mereka protes dan berunjuk rasa karena larangan tersebut membuat ruang gerak pedagang asongan menjadi sempit dan terjepit.” Ujar dahlan gusar Memang, dalam peraturan baru yang dikeluarkan pihak KAI Divre I ada opsi penempatan pedagang asongan di gerbong khusus dan membatasi jumlah pedagang asongan yang beroperasi di KA. Jumlah pedagang asongan yang diperbolehkan berjualan hanya 30 orang saja dan berjualan secara bergantian. Mereka harus membayar retribusi Rp6500 pula sesuai dengan jarak perjalanan. Opsi tersebut jelas memberatkan
SINERGI MARET 2012
pedagang asongan yang jumlahnya sangat banyak. Yang pasti akan sulit mengaturnya dan akan terjadi pilih kasih sehingga hanya pedagang asongan yang dekat dengan pihak KAI dan berani membayar mahal saja kelak memperoleh tempat berjualan di dalam gerbong apalagi untuk bisa berjualan dari gerbong ke gerbong. Kutipan Rp6500 jelas memberatkan pedagang sehingga opsi tersebut ditolak mentah-mentah oleh para pedagang.”Rudi seorang penjual ayam goring menambahkan. Katanya, masing-masing kelompok pedagang punya area penjualan yang terbatas, jadi sudah ada kesepakatan tentang stasiun mulai dan stasiun akhir tempat mereka boleh berjualan. Jadi tak mungkin mereka menumpang kereta dengan maksud turun di kota tujuan, karena nanti pasti akan ditegur atau malah bertengkar dengan pedagang lain. Haris seorang penumpang kelas ekonomi mengatakan “ penertiban yang dilakukan pihak KAI Divre I ada positif dan negatifnya. Positif bagi penumpang karena tidak terganggu (sumpek) dan bisa lebih nyaman berada di gerbong kereta api. Juga dapat meningkatkan omset. Namun ada negatifnya, keberadaan pedagang asongan malah dibutuhkan oleh sebagian penumpang yang membutuhkan makanan, minuman, rokok dll. Bahkan, banyak keluarga yang sengaja membawa anaknya naik kereta api untuk wisata atau jalan-jalan santai karena banyaknya makanan yang dijual di setiap stasiun kereta api, seperti pecal, gado-gado mie, ayam dan burung goreng, sate, buah-buahan dan beragam panganan (kue) tradisional lainnya,” kata haris. Oleh karena itu, jalan tengahnya adalah dengan mengadakan sosialisasi kepada masyarakat terutama mengajak para pedagang asongan yang sudah bertahun-tahun berjualan di stasiun kereta
api untuk duduk bersama melakukan musyawarah. Tentu saja kita mendukung dilakukan upaya penertiban agar penumpang mendapatkan rasa aman dan nyaman. Situasi di KA tidak kumuh, namun jangan pula upaya menertiban itu sampai mematikan mata pencarian pedagang asongan yang umumnya dari kalangan rakyat kecil (wong cilik). Gunadi aktivis LSM mengatakan “Justru itu, upaya PT KAI meningkatkan pelayanan dan kenyamanan bagi penumpang positif. Hanya saja cara pelarangan pedagang asongan itu tidak boleh dilakukan semena-mena, memaksakan kehendak, pilih kasih. Kalau dilakukan dengan cara persuasif, ada komunikasi dan penjelasan yang cukup, memberi pengertian dan berniat baik tentu akan diperoleh jalan keluar yang ‘’win-win solution’’. Untuk penertiban pedagang kakilima atau asongan dan pemberdayaan ekonomi rakyat kecil kita bisa belajar dari relokasi pedagang pasar Jl Pattimura ke pasar kaget Jl Jawa Tebing Tinggi para pedagang kakilima dan asongan ditinggikan derajatnya dengan memberi lokasi yang representatif sehingga mereka dengan senang hati, pindah ke lokasi baru yang sengaja dirancang pemerintah daerah. Dari pedagang kecil itu pun Pemko memperoleh pemasukan berupa retribusi untuk meningkatkan pendapatan daerah setempat. Solusi luar biasa itu patut dicontoh.’kata M Rahmadsyah aktivis LSM lembaga pemerhati pembangunan Kota Tebing Tinggi Sejumlah pedagang asongan, juga menyatakan hal senada. “Teman-teman kami sudah menyampaikan aspirasi kepada pemerintah. Sekarang kami lebih baik tetap berjualan sambil menunggu jawaban pemerintah,”ujar Bu Ratmi, pedagang pecal yang berjualan di kompleks stasiun. (juanda)
15
KESEHATAN
PUSTU DAN PENGOBATAN ALTERNATIF
Isu rendahnya tingkat pelayanan yang diberikan oleh Pustu, Puskesmas dan Rumah Sakit terhadap para pasien ditepis keras oleh Susila, Kepala Bidang Kesehatan Dinas Kesehatan Pemko Tebing Tinggi. Menurutnya, sesuai fungsinya, Pustu hanya memberikan bentuk pengobatan ringan kepada para pasien. ” paling tidak sakit kepala, deman, batuk ringan dll,” ujarnya. Ditambahkan Sila, Pustu, dan Puskesmas merupakan rangkaian satelit dari dinas kesehatan. Bentuk pelayanan yang diberikan memiliki tingkatan. Kondisi tersebut harus disesuaika n dengan fasilitas yang telah ditetapkan. Bahwa Pustu dan puskesmas adalah sarana perobatan awal. “Fasilitas di Pustu dan Puskesmas jelas berbeda dengan fasilitas di Rumah Sakit.” jelas Sila. Keterbatasan fasilitas yang dimiliki tidak merubah fungsi Pustu dan Puskesmas untuk tetap memberikan pelayanan maksimal. Kendatipun terpaaan image negative bersarang dipihaknya, Sila beserta jajaran Dinas Kesehatan tetap berkomitmen untuk memberikan pelayanan kepada para pasien yang berobat ke Pustu maupun fasilitas sarana perobatan lainnya. “Kita tetap menacu kepada protap pelayanan yang telah ditetapkan” jelas pria bersuku Jawa ini kepada SINERGI ( 13/4). Maraknya pertumbuhan pengobatan alternative di beberapa kawasan kota lemang, menurut Sila merupakan sebuah bentuk kemajuan terhadap dunia pengobatan. Perbedaan yang 16
dimiliki antara pengobatan alternative dengan dunia medis tidak menjadi problema. Karena sesuai fungsinya , keduanya merupakan sebuah sarana jasa kesehatan yang memberikan jaminan pengobatan kepada pasien, “Pasien yang berobat ke pengobatan alternatif jelas berbeda penyakitnya dengan pasien yang berobat di Pustu dan Puskesmas,”beber Sila. Menurut Sila, Rakerda (Rapat Kerda Daerah) Dinas Kesehatan se Sumatera Utara telah merumuskan akan menggelar sebuah pelatihan kepada para dokter agar memiliki keahlian sederajat dengan pengobatan alternatif, “ Konsep tersebut masih terganjal dengan Perundang undangan, tetapi jelas itu merupakan konsep dinas kesehatan untuk memeberikan pelayanan maksimal kepada pasien yang berobat pustu atau ke rumah sakit,”ungkapnya. Tetapi persolan tenaga medis menjadi kendala. Diharapkan penambahan tenaga dokter dan perawat di pustu dan puskesmas menjadi perhatian. Sila mengaku, persoalan tersebut menjadi dilema pihak dinas kesehatan. Minimnya anggaran menjadi persoalan yang harus dibahas. “ Kita pernah minta bantuan untuk dokter pengawas dan perawat dari rumah sakit umum, tetapi tenaga di rumkit tersebut masih kurang,”keluhnya. Sila menuturkan, keberadaan pengobatan alternatif seyogyainya menjadi bahasan penting bagi pemerintah. Pengemasan sebuah peraturan daerah
FOTO : SINERGI / Rahmadsyah
Tingkat kepercayaan masyarakat untuk berobat ke Puskesmas pembantu (Pustu) dan pengobatan alternatif dinilai masih berimbang. Alasan “siap saji” menjadi alasan para pasien untuk memilih jasa pengobatan Alternatif tersebut. Sementara Pustu hanya menampung pasien yang menderita penyakit dalam kategori ringan. Para dokterpun mulai diberi bekal keahlian pengobatan alternatif sebagai wujud peningkatan pelayanan kesehatan bagi masyarakat.
Kabid Kesehatan Dinas Kesehatan
(Perda) kiranya mampu memberikan kontribusi Pendapatan Asli Daerah (PAD). Namun Sila menegaskan, disamping persolan PAD, perda tersebut diharapkan mampu memberikan jaminan hukum bagi para pasien.”Kita akan mengemas peraturan seputar peraturan tentang pengobatan alternatif, saya juga menghwatirkan jika terjadi kesalahan pengobatan (malpraktek), bagaimana dan kemana pasien harus meminta pertanggung jawaban”kata Sila. Sila menuturkan, keberadaan sebuah alat fisiotheraphy di Puskesmas Rantau Laban Kecamatan Rambutan diharapkan mampu menjadi tindakan nyata untuk memberikan pelayanan maksimal kepada para pasien. Penggunaan lahan disekitar pustu dan puskesmas sebagai apotik hidup merupakan langkah penyempurnaan fungsi pustu dan puskesmas lainnya. ”Program pembangunan sebuah klinik khusus bagi para lansia menjadi tahun 2012 diharapkan mampu membantu masyarakat “harapnya. (rahmadsyah) SINERGI MARET 2012
LINGKUNGAN HIDUP
PELESTARIAN
POHON AREN DITEPIAN SUNGAI Penanaman jenis tanaman bambu dipinggiran sungai menjadi jurus handal untuk mengurangi tingkat erosi . Tingginya nilai ekonomis tanaman ini mengakibatkan berkuragnya jumlah pohon bambu di sejumlah kawasan yang ada . Sebuah terobosan baru , diketahui pohon aren dinilai mampu menjadi jenis pohon penyeimbang ekosistem jka ditanam dipinggiran sungai.
FOTO : ILUSTRASI NET
Pohon aren (arennga piñata)
Pohon aren (arennga piñata) merupakan jenis pohon yang memiliki akar serabut melebar yang cocok ditanam dipinggiran Sungai. Kemampuan pohon ini untuk menahan erosi cukup diajungkan jempol. Kemampuan alami yang dimiliki pohon ini berhasil menempatkan pohon penghasil kolang kaling dan air nira ini menjadi tanaman yang memiliki tingkat ekonomis tinggi. SINERGI MARET 2012
Tumbuh pada ketinggian antara 500-800 m diatas permukaan air, dengan volume curah hujan 1200mm/tahun membuat tanaman ini memiliki akar serabut melebar dengan kemampuan serapan tinggi.” Tanaman ini sangat baik untuk ditanam di bantaran sungai Bahilang, Sungai Sibarau, Sungai Kelembah, Sungai Seigiling dan Sungai Padang sebagai penyeimbang ekosistem dan ekologi sungai”. Demikian ungkap Elex Manurung Sraff perencanaan Kantor Lingkungan Hidup Pemko Tebing Tinggi kepada SINERGI (11/ 4). Dikatakan Alex, tingginya fungsi tanaman ini sebagai penyeimbang ekosistem memberikan harapan penting untuk keberlangsungan keberadaan sungai. Upaya pembudidayaan tanaman ini kiranya dapat dilakukan sebagai upaya pencegahan dari kepunahan. Bukan hanya itu, lahan terbuka hijau akan semakin banyak.Tingginya nilai ekonomis yang disandang pohon penghasil kolang kaling ini, dapat menjadi tolak ukur agar keberadaan tanaman ini mampu mendongrak penghasilan para petani aren yang ada di Kota Tebing Tinggi. ”Jika ditanam ini akan memperkecil luas wilayah lahan tandus, dan niscaya budidaya tersebut akan membantu para petani aren yang menggantungkan kehidupan mereka”ungkap Alex. Masih Alex, Kementrian Kehutanan Republik Indonesia juga memiliki program untuk melakukan pembudidayaan pohon aren sebagai salah satu jenis tanaman tanam dikawasan Daerah Aliran Sungai (DAS) . Sudah pasti hal tersebut kiranya menjadi program menarik bagi Lingkungan Hidup agar selalu concern untuk ikut menjaga pelestarian sungai . Tetapi mahalnya harga bibit pohon aren dapat menjadi ganjalan terhadap upaya penanaman serta pelestarian tanaman itu. Mencegah hal itu, Alex berkeinginan untuk melakukan koordinasi dengan pihak terkait. Menurutnya, pihak Lingkungan Hidup dapat melakukan pengusulan anggaran melalui P-APBD (Penambahan Pendapatan Asli Daerah ) tahun 2012. “Kita akan pelajari lebih mendalam tentang hal ini “papar Alex Berdasarkan pengalaman dan pengetahuan yang dimiliki , Alex merasa optimis untuk melakukan penanaman pohon aren disepanjang bantaran sungai yang ada di Kota Tebing Tinggi. Program perencanaan pembangunan turap kiranya menjadi pilot projek dinas Lingkungan Hidup sebagai tahapan perdana penanaman pohon aren dimaksud. “Kita akan melakukan penanaman berlapis antara pohon bambu dengan pohon aren” ungkap Alex. (rahmadsyah) 17
WANITA
Rupiah
DIBALIK TUMPUKAN SAMPAH Tumpukan puluhan ton sampah Organik dan Non Organik di Tempat Pembuangan Akhir ( TPA ) menimbulkan aroma busuk. Dibalik fenomena itu, ternyata aroma tak sedap yang ditimbulkan oleh tumpukan sampah dilahan seluas 2 hekter diyakini menjadi lahan rupiah bagi ratusan pemulung yang menggantungkan hidup mereka sehari hari. Setiap hari, sedikitnya 13 buah armada milik Dinas Kebersihan Pemko Rebing Tinggi mampu mengangkut sekira 70 – 100 ton sampah. Tingginya volume sampah yang dianggkut dari berbagai Tempat Pembuangan Sementara ( TPS ) diketahui justru mengguntungkan 130 orang pemulung yang mengais rezeki dari sisa sampah di TPA yang berada di kawasan Jl. Baja Kelurahan Tebing Tinggi, Kecamatan Padang Hilir itu. Himpitan ekonomi dipercaya menjadi penyebab utama keberadaan para pemulung. Kerasnya situasi lokasi TPA tidak menyurutkan niat para pemulung untuk terus beraktifitas mencari rupiah untuk meningkatkan taraf ekonomi mereka. Kebanyakan para pemulung di TPA tersebut adalah para wanita paroh baya yang 18
tidak memiliki mata pencaharian tetap. Tanpa sungkan, seorang pemulung wanita R. Br Silaban ( 54 ) Selasa ( 17/4 ) warga Gg Silindung Kelurahan Satria Kecamatan Padang Hilir menuturkan pengalamannya kepada SINERGI. Mak Eben, sapaan akrab ibu berdarah batak ini mengaku telah menekuni profesinya selama 13 tahun. ”Himpitan ekonomi ketika itu mengharuskan saya memutar otak agar buah hati kami dapat hidup dan melangsungkan pendidikan normal seperti anak anak lainnya. Sementara suami saya yang kerap sakit sakitan dianggap tidak mampu berbuat banyak.” ujar Mak Eben dengan tubuh penuh peluh. Tahun demi tahun dilalui ibu yang gemar kelakar ini menekuni profesinya. Bersama seratusan pemulung
wanita lainnya mak Eben datang setiap pagi. Sisa sampah organik dan Non-Organik menjadi incaran para pemulung wanita di kawasan ini . Bahkan persaingan memperoleh lahan sampah kerap bisa terjadi, namun hal tersebut tidak pernah menimbulkan persengketaan. Para pemulung biasanya akan mengambil bahan bahan seperti, kantongan plastik, plastik keras, kertas, karton karton kecil dll. Rasa senang menyelimuti mereka, ketika mereka mampu menemukan sisa sisa pakaian kotor yang tidak terpakai.” terkadang kami menemukan pakaian bekas, lalu kami cuci dan kami pakai” tambah mak Eben . Tingginya volume sampah , menjadi tolak ukur pendapatan para pemulung. Setiap hari pemulung berhaSINERGI MARET 2012
WANITA
SINERGI MARET 2012
tingkat kesehatan mereka. ”Ketika hujan kami obar abir untuk mencari tempat berteduh,” keluhnya. PENTINGNYA PENGADAAN LAHAN TPA Ternyata persoalan lahan tanah TPA menuai persoalan penting. Tingginya volume sampah menjadi momok menakutkan Kondisi tersebut harus segera diatasi. ”Pengadaan lahan ini kiranya menjadi agenda penting”. Demikian keterangan Kepala Seksi (Kasi) TPA Sapar Halomoan kepada SINERGI
sampah dikota kita.”jelas Sapar. Masih Sapar, persyaratan kepemilikan lahan menjadi modal dasar pihak pemerintah untuk mengajukan usulan bantuan dimaksud. Bahkan Lembaga ini juga memberikan bantuan infrastruktur seputar persampahan. menurutnya secara geografis Kota Tebing Tinggi dapat menjadi titik sentral pengolahan sampah untuk beberapa kabupaten kota atau kawasan hinteland lainnya, ” Diharapkan, lahan seluas 4 dapat diwujudkan”pinta Sapar . Pentingnya peralatan tekhnologi
FOTO : SINERGI / Rahmadsyah
sil memperoleh pendapatan sebesar Rp.30.000 s/d Rp.35.000/hari. Sementara sampah Non Organik seperti sisa nasi dsb dikumpulkan untuk pakan ternak mereka. Kenyataan ini ternyata diketahui mampu mendongkrak pendapatan para pemulung. ” Sisa sisa plastik dll tersebut kami jual kepenampung barang bekas yang ada di lokasi TPA ” jelas Mak Eben. Penulis juga menemukan fenomena langka lainnya, diluar akal sehat, para pemulung juga bisa menyantap makanan sisa dari kantong kantong plastik. Makanan sisa seperti Roti, buah buahan dan panganan lainnya dianggap tidak mempengaruhi kesehatan mereka. ” kita sering makan makanan itu pak,,yah itu sudah biasa...kita pilih yang masih baguslah pak bukan yang busuk”ungkap mak eben. Hal senada diungkapkan pemulung wanita lainnya. Adalah Lina Wati Lubis ( 38) perempuan warga Jl. Cemara Kelurahan Tebing Tinggi Kecamatan Padang Hilir mengaku telah menekuni profesi sebagai pemulung sejak 19 tahun silam. Himpitan ekonomi juga menjadi faktor utama ibu baranak 7 ini untuk terus mengais rezeki dari sampah sisa rumah tangga untuk menghidupi keluarganya. Komunitas pemulung ternyata menginginkan lahirnya sebuah koperasi pemulung khusus dikawasan TPA . Menurut mereka keaneka ragaman ethnis pemulung merupakan sebuah kekuatan yang harus dibangun. Dengan koperasi akan dapat meningkatkan perekonomian serta memupuk rasa solidaritas diantara sesama pemulung ”kita sudah mengumpulkan Kartu Tanda Penduduk (KTP), kepada pihak terkait, bantulah kami,” pinta Lina mewakili para pemulung wanita sore itu. Disamping keinginan memperoleh jaminan kesehatan, para pemulung memiliki harapan terbangunnya sebuah fasilitas pesanggrahan/tempat berteduh. Menurut Mak Eben , perubahan cuaca saat ini sangat mengkhawatirkan
DUDUK – Para pemulung di TPA terlihat sabar mengais rezeki dibawah tumpukan sampah. Kawasan TPA diketahui menjadi sumber lahan mata pencaharian bagi 130 orang pemulungyang kebanyakan wanita ( Inzet Foto : Senin 16/4) 2012.SINERGI/rahmadsyah
Dikatakan Sapar, pengajuan lahan pernah dilakukan pihak Dinas Kebersihan beberapa tahun silam. Pentingnya pengadaan lahan dimaksud bertujuan untuk mewujudkan pengolahan sampah secara profesional. Hal tersebut merupakan langkah awal untuk menarik perhatian sebuah lembaga Lingkungan Hidup asal Negera Jerman. ” Lembaga ini dapat membantu untuk mengatasi problema
canggih diyakini mempu memisahkan sampah organik dan non organik . Diharapkan pembangunan infrastruktur disekitar kawasan lahan dapat terealisasi,” “Program kajian tentang persampahan kiranya menjadi indikator kita untuk mewujudkan program dimaksud. saya yakin, keberhasilan ini niscaya mampu mendongkrak PAD kita”harap Sapar (rahmadsyah) 19
HUKUM
VONIS PERKARA
PENCURIAN DAN
PERJUDIAN MENINGKAT TAJAM DIBANDING KASUS NARKOTIKA
Dari data pihak Pengadilan Negeri Tinggi Deli tertanggal 03 Januari s/d 31 Desember 2011, diketahui , sebanyak 335 orang kasus perkara perjudian memiliki rating tertinggi disamping kasus kasus lainnya. Kasus pencurian sebanyak 329 berhasil menduduki peringkat ke dua, sementara kasus tindak pidana narkotika/psikotropika dengan jumlah 133 orang menjadi kasus tiga terbesar tahun 2011. Demikian keterangan yang disampaikan Ketua Pengadilan Negeri Tebing Tinggi Deli ELYA RAS GINTING, SH, LLM kepada SINERGI Selasa ( 10/4) di Jl Perintis Kemerdekaan siang itu. Menurutnya, kasus pidana perjudian mengalami peningkatan hingga 203 orang. Sebelumnya ditahun 2010 jumlah ini hanya berjumlah 132 orang. Sementara tindak pidana pencurian hanya mengalami peningkaatn sebanyak 42 orang . Khusus tindak pidana narkotika/psikotropika, pelaku penyalagunaan obat obatan terlarang ini mengalami penurunan secara signifikan “ kasus ini mengalami penurunan sebanyak 177 orang, dengan jumlah sisa hasil putusan sebanyak 116 orang.”jelasnya Tajamnya penurunan kasus tindak pidana penganiyaan dari angka 122 (2010) menjadi 49 orang (tahun 2011) menjadi catatatan penting bagi pihak penegak hukum bertoga itu. Menurutnya, kondisi tersebut merupakan cermin keberhasilan atas semakin tingginya tingkat kesadaran masyarakat untuk saling menghargai diantara sesama manusia. “ini me20
FOTO : SINERGI / Rahmadsyah
Vonis kasus pidana perjudian dan pencurian memiliki rating tertinggi di Pengadilan Tinggi Negeri Deli. Justru penurunan drastis terjadi pada kasus tindak pidana narkotika/psikotropika.
Ketua Pengadilan Negeri Tebing Tinggi Deli / Agus Syahlan untuk SINERGI
nandakan bahwa, masyarakat kita semakin memahami hukum’papar Elya Ras Ginting. Masih Elya, tindak pidana pencurian justru menjadi perhatian khusus pihak Pengadilan tersebut. Kebanyakan pelaku tindak pidana pencurian yang berhasil divonis diketahui merupakan warga yang berdomisili dipinggiran Kota Tebing Tinggi. Luasnya lahan TBS (Tandan Buah Sawit), pohon rambung penghasil getah, serta hasil bumi lainnya yang tumbuh subur dibumi milik PTPN dianggap menjadi sasaran empuk bagi para pelaku untuk “memanen“ hasil bumi tersebut. Dikatakan Elya grafik tindak perkara pidana yang berhasil digelar di Pengadilan Negeri Tinggi Deli sejak tanggal 3 januari s/d 31 desember 2011 dinilai masih berimbang. (Sapta Nugraha Isa/rahmadsyah) SINERGI MARET 2012
PARLEMENTARIA WAWANCARA MAJALAH SINERGI DENGAN ANGGOTA DPRD KOTA TEBING TINGGI BAPAK ZULFIKAR KETUA KOMISI SATU DPRD KOTA TEBING TINGGI POLITISI PARTAI KEADILAN SEJAHTERA
“BINTEK DAN STUDY BANDING” 1 Setiap anggota DPRD berhak mengikuti orientasi untuk menunjang pelaksanaan tugas sesuai Undang-Undang Nomo 27/2009 Pasal 28,dan peraturan Pemerintah (PP) Nomor 16/2010.Menurut Bapak Bagaimana Implementasinya di Lapangan? Dewan mempunyai peran strategis untuk mengontrol kinerja dari pihak ekskutif. Sebuah lembaga DPRD dengan tiga fungsi yaitu fungsi legislasi,fungsi pengawasan dan fungsi anggaran dan background masing-masing anggota berbeda .Kalau tidak melalui bimtek, para anggota dewan ini akan mengalami kesulitan membahas persoalan yang bersentuhan dengan bidang pemerintahan,
ekonomi, hukum, undang-undang, dan dikuatirkan tidak akan mampu berdiri sejajar dengan instansi teknis (eksekutif) yang dinilai lebih berpengalaman. 2. Apa yang di maksud dengan study banding dewan dan mengapa harus dilakukan Upaya meningkatkan kapasitas sumberdaya manusia legislatif daerah guna terciptanya pemerintahan yang baik good governance melalui pemahaman regulasi dan isu-isu strategis terkait dengan pemerintah daerah Istilah yang lebih tepat adalah kunjungan kerja, Anggota dewan berkunjung ke suatu daerah sebagai bahan pengetahuan dan perbandingan pengalaman dalam hal penyelenggaraan pemerintahan bersama dengan eksekutif.. kegiatan itu sangat penting agar setiap anggota dewan yang tergabung dalam komisi mengetahui fungsi dan tugasnya. Sehingga dapat meminimalisasi kesalahan ketika melakukan pembahasan peraturan daerah,” 3. Seberapa besar korelasi antara intensitas study banding dengan peningkatan kualitas representasi legislator terhadap konsituen?, ,” Sesuatu hasil tidak bisa
hanya hanya diukur dari berapa banyak kita belajar dari pengalaman orang lain,tetapi intensitas study banding sewajarnya berbanding lurus dengan kualitas anggota dewan.jika kualitas anggota dewan rendah akan berdampak besar pada kualitas kinerja lembaga DPRD yang strategis. 4.Study banding dinilai sebagai pemborosan dan tidak bermanfaat secara langsung kepada masyarakat Bagaimana tanggapan Bapak? ada benarnya ,tergantung dari sisi memandang orang .Namun belajar dari pengalaman kita selama ini banyak hal hal positip yang telah di rekomendasikan angota dewan kepada pihak eksekutif sebagai hasil dari mengikuti study banding . , harus ada sinkronisasi antara eksekutif dan legislatif dalam penerapan hasil laporan studi banding. 5. Bagaimana jika study banding digelar dengan mendatangkan nara sumber ke Tebing Tinggi ? sesuatu pemahaman yang diperoleh dengan melihat langsung tentu sangat berbeda dengan berdasarkan mendengar penjelasan,. kita lebih memahami terutama jika melihat penerapan dan praktek langsung di lapangan. 6. Barangkali ada saran Bapak kepada Eksekutif Eksekutif dan Legislatif ibarat dua buah kereta api yang memiliki tujuan sama meskipun berjalan pada dua rel yang berbeda, ibarat Satu rumah beda kamar.Harus selalu berjalan beriringan agar tujuan didirikannya rumah bisa tercapai. 21
PARLEMENTARIA WAWANCARA MAJALAH SINERGI DENGAN ANGGOTA DPRD KOTA TEBING TINGGI BAPAK AGUSTAMI, SH Wakil Ketua Fraksi Partai Demokrasi, Politisi Partai Demokrat
“Saat ini yang menjadi bahaya laten bukan Komunis tetapi Korupsi” Menurut Bapak Seberapa besar korelasi antara Bimtek dan peningkatan kualitas representasi anggota Dewan?, Anggota DPRD harus diberikan bimbingan teknis (Bimtek). Kalau tidak dalam menghadapi tugas be-
rat, seperti pembahasan anggaran, Peraturan daerah (Perda), dewan akan lebih banyak diam karena belum dilandasi dengan pengalaman,” dalam bintek itu, anggota dewan mendapatkan pencerahan dari Kementerian Dalam Negeri, Kementerian Keuangan, BPK (Badan Pemeriksa Keuangan) dan KPK (Komisi Pemberantasan Keuangan),” . Program peningkatan kapasitas dewan sangat penting dilakukan, mengingat tujuannya menambah pengetahuan para anggota dewan. Terutama mengenai peraturan baru dalam penyusunan anggaran Dalam Pasal 28 UU Nomor 27/2009, dijelaskan bahwa, setiap orang anggota DPRD berhak mengikuti orientasi untuk menunjang pelaksanaan dan pendalaman tugasnya setiap waktu. Pemahaman tentang pemerintahan harus ditingkatkan. Beda dengan eksekutif yang telah mengakar dalam menjalankan ilmu pemerintahannya. ,” Dengan latar belakang SDM dewan dari berbagai disiplin ilmu itu, maka bintek dilakukan berguna untuk menyamakan. Persepsi, baik dalam pengelolaan anggaran, birokrasi, ataupun struktur organsiasi. Apalagi dewan punya tiga fungsi, yakni legislasi, pengawasan dan anggaran. Ketiga fungsi ini tidak akan berjalan dengan baik jika persepsinya tidak disamakan, penerapan ilmu pascabintek masih minim. . Implementasi di lapangan tidak semua dewan sama. Sebab, mereka berlatar belakang dari berbagai partai dengan multi kepentingan. Tetapi dalam konteks pemahaman terhadap peraturan, secara teknis bintek itu sangat positif. “ Jika dewan benar-benar mampu menjalankan fungsinya, maka budget untuk bintek sudah wajar. Apa Saran Bapak kepada Eksekutif . Eksekutif agar terus menerus berupaya meningkatkan kualitas pelayanan prima kepada masyarakat dalam semua aspek.dan meminimalisir kebocoran anggaran dalam rangka menciptakan good governance dan clean governance karena saat iniyang menjadi bahaya laten bukan komunis tetapi Korupsi. ( juanda ) SINERGI MARET 2012
PROFIL
FOTO : SINERGI / Rahmadsyah
SUPRAPTI DAMBAKAN RUMAH MAKAN MENU KHAS JAMUR Berbekal kemampuan meramu jenis makanan , Suprapti ( 60) seorang petani budidaya jamur tiram mendambakan memiliki sebuah rumah makan menu khas jamur di Kota Tebing Tinggi. Niat tersebut terispirasi ketika dirinya berkunjung kesalah satu Provinsi di Pulau Jawa. Kunjungan itu megawali debut karier sang mantan Pegawai Dinas Kesehatan itu untuk menjadi petani sekaligus pebisnis makanan dari jamur tiram. Impian tersebut berawal dari sebuah perjalanan Suprapti pada tahun 2005 kesebuah rumah makan khas Jamur di Daerah Istimewa Yogyakarta. Sajian makanan dari berbagai jenis jamur yang diolah menjadi Sup dan menu sayuran lainnya dinilai memiliki daya tarik tersendiri bagi Suprapti ketika itu. “Saat itu saya bersama keluarga memilih menu makan makanan khas dari SINERGI MARET 2012
jamur, melihat menu yang disajikan membuat saya tertarik untuk mempelajari jenis tanaman bersprora itu ”. Demikian sepenggal ulasan pengalaman yang diceritakan Suprapti kepada SINERGI beberapa pekan silam. Siang itu, dari kediaman Suprapti bersama suami Jannas Bahri di Jl. Emas Kelurahan Tambangan Hulu Kecamatan Padang Hilir, Suprapti men-
gungkapkan, bermodal pengetahuan yang dimiliki tentang pembudidayaan jamur tiram dari sebuah majalah terbitan Jakarta, Suprapti mulai membangun beberapa buah kumbung ( kandang beratap rumbia berdinding tepas) sebagai tempat untuk mengembangbiakan jamur tiram.” Puluhan baglog jamur tiram menjadi modal bagi saya untuk mendulang keberhasilan,”paparnya Memanfaatkan lahan seluas 9x9 meter, Suprapti dengan tekun melakukan observasi terhadap budidaya jamur miliknya. Ketekunan dan keyakinan yang dimiliki telah membuahkan hasil. Tepat pada pertengahan tahun 2005, Suprapti mulai meraup hasil usaha 23
yang sempat membuatnya kewalahan. Keberhasilan tersebut memberikan semangat untuk memasarkan budidaya jamur tiram miliknya agar dapat dikenal dan dikonsumsi oleh masyarakat. “Produk itu saya coba perkenalkan dibeberapa supermarket yang ada di Tebing Tinggi. “Alhamdulilah Ramayana plaza Tebing Tinggi menerima produk jamur kemasan saya,”papar Suprapti penuh semangat. BERIKUT DAFTAR JENIS MAKANAN DIOLAH OLEH SUPRAPTI DARI BAHAN BAKU JAMUR TIRAM PUTUH (Pleurotus ostreatus) 1
ABON IKAN
2
BISTIK JAMUR TIRAM
3
BOTOK JAMUR TIRAM
4
CAMPURAN ARSIK
5
CIPERA JAMUR TIRAM
6
CAPCAI JAMUR
7
DADAR GULUNG DAN MARTABAK TELUR
8
GULAI JAMUR TIRAM
9
GOREMUR TIRAM
10
KERIPIK JAMUR TIRAM
11
SAYUR LODEH JAMUR
12
LUMPIA
13
MIE AYAM JAMUR TIRAM
14
NASI GORENG JAMUR TIRAM
15
ORAK ARIK JAMUR TIRAM
16
PEPES JAMUR TIRAM
17
PERGEDEL JAMUR TIRAM
18
PIZZA
19
RENDANG
20
SATE JAMUR TIRAM
21
SIP DAN SOTO JAMUR TIRAM
22
SEMUR JAMUR TIRAM
23
SAMBAL LADO
24
SAYUR ASEM /ASEM MANIS
25
TIRAM SAUS TIRAM
26
TIRAM TAHU AROMATIK
27
MURTIRAMSO JAMUR TIRAM
28
LEGIT MURTIR
29
DODOL JAMUR TIRAM
30
DLL SESUAI SELERA KONSUMEN
24
Perkembangan tersebut membuat suprapti memiliki jurus jitu agar jamur tiram miliknya dapat langsung dikonsumsi oleh masyarakat. Berbekal kemampuan mengolah bahan makanan, Suprapti mencoba membuat berbagai jenis makanan berbahan jamur seperti bakwan, bakso, sop , abon , dll . Strategi awal, wanita beranak satu ini memperkenalkan jamur olahannya kepada masyarakat disekitar lokasi rumahnya. “Saya berusaha meyakinkan masyarakat bahwa jamur tiram bukan jamur beracun dan memiliki cita rasa yang enak untuk dimakan, jelas kandungan protein jamur lebih tinggi dari makanan lainnya”terang Suprapti. Bahkan, Suprapti selalu meluangkan waktu untuk membuka rahasia pengolahan makanan dari jamur kepada masyarakat . Menurutnya, sulitnya tingkat ekonomi saat ini mengharuskan Suprapti dapat saling membantu antara sesama manusia “Jika ada masyarakat yang mau belajar cara mengolah jamur menjadi makanan,saya siap memeberikan resepnya”ungkap Suprapti sembari tersenyum. Suprapti mengaku, pihaknya selalu diminta untuk mewakili pihak Deperindag/Kop Pemko Tebing Tinggi untuk menjadi salah satu duta sentra UKMK jika ada pameran yang digelar diberbagai daerah. Tahapan perkenalan produk
FOTO : SINERGI / Rahmadsyah
PROFIL
jamur tiram Suprapti hingga kini terus dilakukan. Suprapti mengaku selalu ketiban order dari para konsumen tetap jamur miliknya yang berada di Kabupaten Deli Serdang dan Kota Medan .Namun dirinya yakin dengan ketabahan serta kerja keras Suprapti bersama Jannas akan mampu mewujudkan impian untuk membuka “Rumah makan khas Jamur Tiram di Kota Tebing Tinggi. (agus sabono/rahmadsyah).
INFORMASI TENTANG JAMUR TIRAM Alami, bersih dan organic Mengandung protein tinggi dan kaya vitamin – mineral Rendah karbohidrt, lemak da kalori Baik untuk pasien gangguan liver, diabetes dan tinggi kolestrol Kandungan seratnya tinggi, sehingga dapat membantu pencernaan Antiviral dan anti kanker Kandungan gizi jamur tiram lebih lengkap disbanding dengan daging ayam, sehingga jamur bias menjadi makanan alternative yang kaya gizi Dan sebagai perangkat pemicu kekebalan ( Immunostimulating ) PENELITIAN Berdasarkan hasil penelitian bobek (Tahun 1999) dari Research Institute of Nutrion Brastislava, dengan mengkonsumsi sebanyak 10 gram Jamur Tiram secara teratur selama 1 bulan,kolestrol dan serumnya akan turun. Sumber : Buku merintis usaha jamur untuk rakyat, Diterbitkan oleh : CV.KARYA MANDIRI PRATAMA, Penulis : Hadi Permana Edisi Februari 2007
SINERGI MARET 2012
AGAMA
FOTO : ILUSTRASI NET
SHOLAT DI SEKOLAH DI SEKOLAH
Mewujudkan generasi bangsa yang berkarakter dimulai dari pembiasaan terhadap kegiatan yang berorientasi kepada kebaikan. Pelajar (dalam hal ini remaja/ Siswa sekolah ) memiliki peranan yang amat penting sebagai aset bangsa di masa mendatang. Membentuk karakter pelajar tidak semudah membalik telapak tangan, apalagi di era modern seperti sekarang ini dimana fasilitas kejahatan sangat mudah dan murah, tak jarang dengan uang RP 1.000,- seorang siswa dapat menonton film terlarang di warnet untuk beberapa menit. Untuk itulah, pendidikan mempunyai andil cukup besar dan signifikan dalam membentuk kepribadian peserta didiknya. Sebagai bagian dari program sekolah, shalat berjamaah bagi civitas akademika di lingkungan SMK N 4 Tebing Tinggi terus digalakkan dalam upaya menumbuhkembangkan budaya tersebut (shalat berjamaah) yang juga merupakan kewajiban umat muslim untuk beribadah shalat 5 waktu. Padahal seringkali kita temukan, di elemen masyarakat, masih banyak yang melaSINERGI MARET 2012
laikan keutamaan shalat berjamaah. Melalui pembiasaan ini diharapkan menjadi “habit” (kebiasaan) untuk mengaplikasikannya pada kehidupan. Dengan membiasakan kebaikan kepada generasi muda maka mereka nantinya akan mewariskan kebiasaan yang baik pula dimasa mendatang. Shalat berjamaah seharusnya menjadi tumpu awal kebangkitan
pelajar sebagai medium untuk meningkatkan kualitas ibadah dan spiritualitas, karena dengan shalat berjamaah ada makna-makna yang secara tidak sadar ada dalam setiap gerakan shalat, diantaranya: 1. Mengikut Imam ( Patuh terhadap Pemimpin ternmasuk kepada Guru dan Wali Kelas ) 2. Melakukan Gerakan Sholat Bersamaan ( dapat melahirkan Sinergitas dan kekompakan sesama teman ) 3. Ketika Sujud ( Melahirkan perasaan sama di sisi Allah Swt tanpa memandang status sosial, keturunan dan nama besar orang tua murid ). Bila ketiga perasaan dan sikap diatas muncul maka PR besar sekolah sangat banyak terselesaikan, filosofi membangun ketaatan dan disiplin tidak harus membangun pos satpam dan penjaga sekolah yang banyak agar 25
AGAMA
26
lebih dulu sampai, sebuah pemandangan yang mengharukan juga menurut saya katanya. Untuk itu pihak sekolah sudah merencanakan akan segera membangun Mushollah di lingkungan sekolah agar keefektifannya dapat lebih ditingkatkan lagi. Dibutuhkan donator dari masyarakat agar pembangunannya segera diselesaikan. Di Sekolah kami tidak ada satupun siswa yang boleh meninggalkan sekolah sebelum melakukan sholat terlebih dahulu, kecuali para siswa non muslim dan siswi yang sedang berhalangan dan harus berdiam di kelas menunggu selesainya sholat berjamaah. Itupun bagi yang non muslim sekolah mewajibkan mereka ikut program PA ( Pendalaman Agama ) dari guru agama masingmasing. Kami menganggap dalam ajaran agama terkandung ajaran ajaran mulia dan kebaikan untuk itu bila seseorang taat dalam agamanya maka akan dengan mudah mengarahkan kepada kebaikan pula. Sholat berjamaah di SMK ini harus menjadi budaya Sekolah dan wajib dilestarikan harap faisal guru BP yang tak lepas dari lobe putihnya. Namun demikian masih saja ada beberapa siswa yang tidak mengikuti kegiatan shalat berjamaah dengan
berbagai alasan. Seperti yang terjadi pada beberapa siswi, mereka kedapatan berbohong saat tidak mengikuti shalat berjamaah. Akibatnya mereka harus dihukum shalat jamaah sendiri di depan para siswa. Berbagai upaya telah dilakukan oleh Bapak dan Ibu guru untuk mendampingi peserta didik supaya aktif dalam kegiatan tersebut (shalat berjamaah) dengan harapan manfaat sholat berjamaah bisa secara otomatis melatih kita menjadi orang yang disiplin masalah waktu serta dapat meningkatkan IMTAQ kita terhadap ALLAH SWT. Semoga kita dalam naungan orang-orang yang selalu menyeru terhadap panggilanNya (iqamah) dan melaksanakan shalat secara berjamaah. Menutup wawancaran Faisal, S.Pd menghimbau kepada semua penyelenggara pendidikan mulai dari Kepala Sekolah sampai ketingkat Kepala Dinas dan Kementrian Pendidikan agar menggalakkan program ini, saya dapat memprediksi bila program ini dimulai sejak usia dini maka ini akan menjadi kebiasaan yang sangat baik, kita semua tahu bahwa Kecerdasan Spiritual itu lahir bila seseorang taat dalam agamanya dan itu sangat penting untuk mencapai kesuksesan dunia akhirat. (jaini purba)
FOTO : SINERGI / Rahmadsyah
murid mau patuh tetapi bangunlah pos satpam di dada murid masing masing. Bangun kesadaran itu dengan nilai nilai sholat. SMK N 4 tebing Tinggi sebagai salah satu Sekolah Menengah Kejuruan di Tebing Tinggi telah lama melaksanakan program shalat berjamaah sebagaimana diatas. Program ini diharapakan bisa menumbuhkan kesadaran kepada peserta didik untuk terbiasa melaksanakan shalat berjamaah, paling tidak mereka menunaikan kewajiban shalat lima waktu. Faisal S.Pd dan beberapa Guru BP ( Bimbingan dan Penyuluhan ) lainnya yang selalu mengarahkan semua siswanya terutama siswa laki-laki untuk sholat zuhur berjamaah di masjid mengatakan bahwa ada perbedaan yang sangat menonjol diantara siswa yang mau ikut program sholat berjamaah dengan yang tidak, hal itu dapat dilihat dari kedisiplinan kehadiran, tepat waktu, pengerjaan PR di rumah, sampai ketaatan masalah kewajiban sekolahnya. Sejumlah siswa yang berprestasi baik diantaranya Hamsah Aulia, Irwansyah dan Arbi adalah termasuk siswa yang taat ikut sholat berjamaah dan merekapun dirumahnya selalu melakukan hal yang sama. Umumnya siswa yang benar benar mau ikut sholat lebih mudah diajari dan menangkap pelajaran, sikapnya santun, hormat kepada gurunya dan kecerdasannya pun lumayan diatas rata-rata. Dari beberapa siswa yang sering bermasalah ternyata dirumahnya jarang melakukan sholat, begitu juga di sekolah selalu menghindar bila waktunya sholat berjamaah tiba. Ada yang unik memang di SMK N 4 Tebing Tinggi ini kata Faisal, dimana masjid tempat sholatnya berada 300 meter dari sekolah, dan itu milik masyarakat bukan bagian dari sekolah kami, untuk itu bila waktu sholat tiba maka siswa di arahkan berjalan ke masjid tersebut, ramai sepanjang jalan siswa laki laki sambil berkelakar dengan temannya menuju masjid, terkadang sambil berlarian kejar kejaran
SINERGI MARET 2012
olahraga
Stadion Kp. Durian, Hamparannya Pernah Melahirkan Dua Kapten Timnas Lapangan sepak bola Kampung Durian, begitu nama itu melekat dalam di benak anak Tebingtinggi di mana pun kini berada. Saat disambangi beberapa waktu lalu, kondisinya kian memprihatinkan. Anjungan penonton yang dulu begitu megah. Kini hanya tersisa kerangka batu beratapkan langit. Lapangannya pun sudah tak lagi terawatt. Penuh gundukan dan bopengbopeng yang membuat pemain enggan berlari sprint. Ritme pertandingan yang menggunakan lapangan itu sebagai arena pun kian sedikit. Meski ada sejumlah klub yang masih menggunakannya, karena tak lagi ada lapangan umum yang bisa digunakan secara gratis. Terakhir, masih terdengar lapangan itu digunakan sebagai arena berlaga berbagai sekolah dalam kejuaraan sepak bola antar sekolah (LPI) se Kota Tebingtinggi. Jujur, tak pantas sebenarnya jika kompetisi LPI itu, dilaksanakan di stadion itu, karena fasilitasnya memang tak layak. Lapangannya yang telah puluhan tahun tanpa perbaikan. Demikian pula dengan stadion yang hanya tinggal puing-puing tak karuan. Serta fasilitas pendukung yang sama sekali tak ada. Stadion Kp Durian itu, pantasnya disebut sebagai lapangan tempat lembu, kerbau dan kambing di angon. Stadion Kp. Durian yang sejak lama jadi lapangan sepak bola kebanggaan Kota Tebingtinggi, jejak historisnya menyimpan sejuta kenangan manis dan teramat sulit dilupakan masyarakat. Itulah satu-satunya lapangan yang pernah melahirkan dua kapten tim nasional PSSI, yakni Ramlan Yatim di era 1950-an dan Anshari Lubis di era 1990-an. Selain sejumlah nama pesepak bola yang per-
SINERGI MARET 2012
nah memperkuat tim nasional maupun Sumut dan klub-klub ternama lainnya. Dari sejumlah keterangan, stadion Kp. Durian dibangun sekira tahun 1930 oleh Tengku Alamsyah menjabat sebagai sultan Kerajaan Padang. Sultan Alamsyah, menjadikan lapangan bola itu sebagai basecamp klub sepak bola Padang Sport Club yang didirikan dan dipimpinnya. Lapangan bola itu dilengkapi dengan stadion mini, sedangkan di belakang stadion itu, terdapat juga lapangan tenis, dengan pembatas dua jalan. Sekarang menjadi Jalan A. Yani dan Jalan Dr.H.Kumpulan Pane. Sayangnya ketika lapangan bola itu dibangun dari tanah penonggol Kebun Bahilang, pengagasnya tak memperhatikan konsep modern, sehingga lapangan itu tak memiliki santel ban. “Saya pernah dengar Padang Sport Club itu dari orang tua,” ujar saksi sejarah stadion Kp. Durian, Aswad Asmara, 73, disela-sela keterlibatannya sebagai panitia kompetisi Pengcab PSSI itu. Pria yang lahir pada 1939 itu, mengakui stadion itu awalnya memang milik kesultanan Padang dan tidakmasuk dalam Gementee Tebingtinggi. Di era pasca kemerdekaan, tutur Aswad Asmara, stadion Kp. Durian masuk wilayah Kewedanaan Padang Bedagai, Kabupaten Deli Serdang. Lapangan itu, di era 1950-an menjadi basecamp Persatuan Sepakbola Kewedanaan Padang Bedagai (PSKPB) yang berinduk ke Deli Serdang. Bonden PSKPB, membawahi sejumlah klub di Kewedanaan Padang Bedagai yang umumnya merupakan klub sepak bola perkebunan dan desa. Misalnya, Paya Pinang, Tanah Besih, Pabatu, Sibulan, Bandar Bejambu, Gunung Pamela,
Bajalingge (Dolok Merawan), Dolok Masihul hingga Rambung Sialang. Sedangkan klub sepak bola Gementee Tebingtinggi, misalnya Muda Sebaya, Tebing Putra dan beberapa klub yang dia lupa namanya. Kesemua klub itu, sekira 1974 ketika terjadi pemekaran Kota Tebingtinggi, jadi cikal bakal berdirinya Persatuan Sepak Bola Tebingtinggi Sekitarnya, dikenal dengan akronim PSKTS. Berdirinya PSKTS dengan dukungan sejumlah klub desa dan perkebunan itu membuat bonden ini disegani di tingkat Sumut. Rutinitas kompetisi yang digelar, juga melahirkan sejumlah pemain sepak bola yang cukup handal. Misalnya, kiper Taufik Lubis dan penyerang Effendi Maricho di era pertengahan 1980-an. Tak hanya melahirkan sejumlah pesepak bola handal. Stadion Kp Durian juga, di masa lalu, memiliki kapasitas sebagai stadion yang layak tanding untuk tingkat nasional. Kompetisi Galatama era 1980-an, misalnya pernah mengambil lokasi bertanding di stadion itu. Beberapa pertandingan yang masih diingat, misalnya klub Sari Bumi Raya Bandung dan Pardedetex Medan, pernah merasakan empuknya merumput di stadion Kp. Durian. Namun, di era 1990 aroma harum stadion Kp Durian mulai meredup, setelah Pemko Tebingtinggi kurang merespon dinamika sepak bola di kota itu. Ditambah lagi dengan terjadinya stagnasi di organisasi PSKTS setelah bonden jadi ajang untuk kepentingan pribadi pengurusnya. Sejak itu, sejumlah klub perkebunan pun pindah dan mencari bonden lain, diantaranya PS Rambung Sialang. Kondisi itu berlangsung hingga kini, di mana PSKTS tak pernah melakukan aktifitas dan klub-klub pun tiarap, karena berbagai persoalan melilitnya. Kini stadion bola Kampung Durian itu, masih terus memberikan apa yang bisa diberinya kepada publik kota ini. Sayangnya, hingga kini semua kita tetap saja tak peduli pada dharma bakti yang telah disumbangkan stadion itu. Andai stadion itu bisa bersuara, pasti dia akan memaki kita semua…! (abdul khalik)
27
Bidik Pemko
CINDERAMATA - Pemberian Cinderamata Songket Budaya Melayu kepada Walikota Tanggerang Selatan Hj. Airin Rachmi Diany,SH MH Selasa ( 10/4) Di Balai Kota Depok Jakarta setelah penandatangan MOU Tentang Pendidikan, Kesehatan , UMKM, Pangan, PU, Lingkungan Hidup,Informasi Pemerintaha n,Deperindag,Pertamanan,Kebersihan ,Rumah Sakit Umum, Pertanian Dan Program Peningkatan Pembangunan Jangka Menengah.
MOU -Walikota Tebing Tinggi Ir.H Umar Zunaidi Hasibuan MM Saat melakukan MOU (Momerandum Of Undestanding ) dengan Walikota Depok H.Nur Mahmudi Isma’il dibidang pendidikan, kesehatan, lingkunga hidup, ilmu pengetahuan, tekhnologi, pemberdayaan usaha mikro kecil menengah (UMKM) serta ketahanan pangan
28
SINERGI MARET 2012
PUKUL BEDUK Walikota Tebing Tinggi Ir.H Umar Zunaidi Hasibuan MM resmi membuka pelaksanaan Musabaqoh Tilawatil Qur’an (MTQ) KE- 44 Senin (9/4) di Tanah Lapang Merdeka Tebing Tinggi. MTQ sebagai motivasi kepada masyarakat untuk meningkatkan pemahaman, penghayatan dan pengamalan isi kandungan AlQur’an dalam kehidupan sehari - hari.
BERDIALOG - Walikota Tebing Tinggi Ir.H Umar Zunaidi Hasibuan MM ketika berdialog dengan para peserta Ujian Nasional (UN ) Senin (16/4) di SMK Negeri 2 Kota Tebing Tinggi. Aksi corat coret merupakan kebiasaan yang tidak harus dilakukan. Walikota turut mendoakan para peserta UN agar berhasil dalam mengikuti UN tahun ini.
SINERGI MARET 2012
29
sastra budaya
PUNK: EKSPRESI DAN JATI DIRI REMAJA
FOTO : SINERGI / Rahmadsyah
”Sebagai wadah untuk mengekspresikan diri, mas,” jawab Anto ketika ditanya mengapa ia menceburkan diri dalam kelompok Punk. Padahal masih banyak kelompok lain yang disambut positif oleh masyarakat. Saat ini Punk seakan sudah menjadi kebudayaan
sendiri, dan diikuti oleh banyak remaja di dunia. Budaya Punk; unik dan nyentrik, sekaligus menyebalkan. Kelompok Punk muncul di Indonesia sekitar tahun 70-an. Kebudayaan pada kelompok Punk ini berasal dari luar Indonesia. Jadi jelas bukan budaya asli Indonesia. Kalau usia remaja yang banyak ikut pada kelompok ini, karena pada dasarnya usia remaja mengalami masa puber dan tengah mengalami masa krisis. Kondisi ini mendesak mereka untuk melakukan ekspresi, baik positif maupun negatif. Dalam kelompok punk ini mereka seakan menjumpai dunia baru, yang mempunyai sifat-sifat dan norma sendiri. Remaja ini akhirnya mengakui adanya dunia lain
30
dan ia harus tunduk kepadanya, sehingga terjadilah selalu pertentangan, pergolakan antara dirinya dirinya dengan orang tuanya. Kelompok Punk ini cukup kreatif dalam menciptakan sebuah lagu. Musik pengiringnya hanya sebuah gitar keroncong dan sebuah gendang yang terbuat dari pipa varalon dibungkus dengan karet ban. Sedangkan secara fisik mereka kadang-kadang terlihat urakan dan penuh dengan tato. Serta tinggal di sembarang tempat. Dengan kondisi seperti ini, kelompok Punk terlihat kotor dan jauh dari kebersihan. Di dalam budaya Punk yang ada hanya ingin kebebasan dan tidak ada yang mengatur mereka. Yang mengatur hanya diri mereka sendiri. Kelompok kehidupannya berpindah-pindah dari satu kota ke kota lain. Dengan menompang bermacam kendaraan secara gratis, yang penting samapai ke tujuan. Namun, hingga saat ini kelompok Punk yang ada belum pernah didengar tindakan kriminal secara kekerasan. Seperti kelompok Punk yang ada di Kota Tebing Tinggi, diisi oleh orang-orang dari berbagai daerah. Mereka berasal dari Kota Medan, Binjai, Kisaran dan daerah lain. Tidak ada markas tetap menjadi tempat kediaman mereka. Pada malam hari mereka tidur si sembarang tempat. Hal ini tidak menjadi masalah, yang penting aman tidak ada gangguan dari pihak manapun. Untuk kebutuhan hidupnya, mereka ngamen dengan menyanyikan lagu diiringi musik yang cukup sederhana. Meski terkadang kedengarannya sumbang mereka tetap percaya percaya diri. Paling penting, solidaritas di budaya Punk ini cukup tinggi. Saat tidak ada penghasilan dari ngamen, mereka sanggup satu bungkus bertiga. Jika temannya sakit mereka sangat peduli dan bergotong royong memberikan pengobatan. Aqmarul Ahyar mahasiswa semester IV Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara sedang mengadakan riset tentang budaya di Kota Tebing Tinggi. Ia memberikan tanggapan tentang budaya Punk, menurutnya di kelompok ini juga memiliki rasa sosial yang
tinggi kepada masyarakat. ”Ketika terjadi tabrak lari, kelompok Punk kebetulan sedang ngamen di persimpangan itu segera memberikan pertolongan. Korban tabrak lari mereka bawa ke rumah sakit,” tutur Ahyar yang melakukan observasi langsung di jalanan. sampng itu, tambah Akhyar, solidaritasnya sangat tinggi, saling membantu sesama mereka. Hingga saat ini belum terdengar tindakan mereka yang meresahkan masyarakat. ”Yang penting kelompoknya jangan diganggu. Kalau diganggu mereka pasti tidak senang dan melakukan perlawanan. Apabila mereka mengamen di kafe atau dimana saja, jika diberi rezeki diterimanya dan apabila tidak diberi tidak jadi masalah,” ujar Akhyar yang pernah berkecimpung dengan kelompok Punk untuk melakukan penelitian. Sedangkan Muhammad Ihsan salah seorang anggota Ikatan Pelajar Muhammadiyah kota Tebing Tinggi merekomendasikan bahwa kelompok Punk di Tebing Tinggi, hingga saat ini belum ada yang terlibat dengan Narkoba. ”Hanya ketika tidak mendapat hasil dari ngamen, ada yang mengisap aroma lem. Kemudian tertidur dibangku panjang pada kedai kopi yang tidak dihuni oleh pemiliknya pada pinggiran sungai Bahilang,” papar Ikhsan serius. Dalam penglihatan Ikhsan, kelompok Punk tidak pernah terlibat dalam pencurian serta terkait tindakan kekerasan lainnya. Mereka ini mengutamakan kreatifitas dan pembentukan jati diri. Seperti menjahit pakaian sendiri dan menempel pakaian yang koyak. Ada juga diantara mereka mengerjakan sholat Jumat, dan turut sholat berjama’ah dalam sholat lima waktu di masjid. Menurutnya, di kelompok ini ada juga anak orang kaya dan berpendidikan. ”Sewaktu dia dibawah usia remaja terjadi bentrok di dalam rumah tangga, maka terjadilah broken home,” kata Ikhsan mengakhiri pembicaraannya. Aqmarul Akhyar mengharapkan kepada pihak berkompeten di Kota Tebing Tinggi, agar mengarahkan kelompok Punk kepada yang bersifat positif. Karena mereka juga termasuk sumber daya manusia kreatif. Oleh karena tidak ada tempat mengadu, maka terjun sebagai anak jalanan. Sebenarnya, hal ini bukan tanggung jawab pemerintah saja. Tapi lingkungan dan peran orang tua sepenuhnya sangat menentukan pembentukan jati diri generasi muda ke depan. (Zikri Sikumbang BA/Hakim)
SINERGI MARET 2012
POLEMIK
SINERGI MARET 2012
Mhd Hersan Koto Staf Pemadam Kebakaran Pemko Tebing Tinggi
bakaran di UPTD kan? Jelas., Pemadam Kebakaran kita harus segera di UPTD kan. Kalau bisa secepatnya. Bagaimana dengan skill serta jumlah personil yang dimiliki Pemadan Kebakaran saat ini?
Kondisi skill yang dimiliki personil sat ini cukup baik.Namun kita sangat memerlukan sebuah kursus khusus tentang Pemadam Kebakaran secara lengkap. Jika ada pelatihan mohon segera di Informasikan. Sudah pasti jumlah personil harus ada penambahan. Saat ini, kita hanya mampu menempatkan 4 orang yang bertugas sebagai piket.Sementara jumlah tidak berimbang dengan keberadaan 5 buah unit mobil Damkar yang ada. Bagaimana dengan Gg Kebakaran dan Hydrant ? Keadaan Gg Kebakaran sungguh memprihatinkan. Berubahnya fungsi Gg kebakaran yang kini marak digunakan untuk kepentingan bisnis pribadi mendatangkan problem serius bagi kita. Nyaris Gg kebakaran di Tebing Tinggi tidak berfungsi. Persoalan Hydrant juga menjadi gangguan. Tidak berfungsinya beberapa titik Hydrant di Kota Tebing Tinggi harus memaksa kita memanfaatkan air sungai sebagai sumber kekuatan jika pasokan air di dalam mobil Damkar mulai terkuras habis. Apa harapan terhadap Damkar ? Pertama : Segera UPTD kan Pemadam kebakaran. Kedua : Pengadaan mobil Damkar dengan kapasitas 6000 liter tanpa mesin dompeng. Ketiga : Penambahan personil Pemadan Kebakaran serta kelengkapan peralatan pendukung. Keempat : Jaminan Asuransi bagi Personil Pemadam Kebakaran Non –PNS serta penambahan uang puding personil. (rahmadsyah )
FOTO : SINERGI / Rahmadsyah
Bencana kebakaran merupakan momok menakutkan disamping bencana lainnya. Terlebih jika sampai memakan korban manusia. Tingkat kerugian berupa materil yang dialami akibat lalapan sijago merah tersebut mampu mencapai ratusan bahkan milyaran rupiah. Kendati image negatif selalu didera oleh kelompok YUDHA BRAMA JAYA itu, namun kondisi tersebut tidak menyurutkan semangat pasukan bermobil merah itu untuk selalu standby 24 jam penuh untuk menaklukan api Namun bagaimanakah keadaan Pasukan Penakluk Sijago Merah itu dan Armadanya? Wartawan Majlah SINERGI akan mencoba mewawancarai Staf Petugas Pemadam Kebakaran Mhd.Hersan Koto,berikut petikannya Bagaimanakah keadaan pemadam kebakaran sekarang ? Keadaan sekarang biasa biasa saja. Kita memiliki sebanyak 5 (lima) buah unit mobil pemadam yang siap melayani jika terjadi bencana kebakaran. Kondisi unit dalam keadaan baik. Hanya saja kita mengalami kesulitan dengan beberapa unit yang ada. Contohnya, ada 2 buah mobil damkar yang sudah tua. Salah satunya armada pemadam merk ISUZU buatan tahun 1984,kondisinya masih baik,walaupun sering mengalami perbaikan mobil damkar ini menjadi primadona,karena mesin mobil damkar tua ini memiliki kekuatan jauh lebih kuat dibanding mobil damkar lainnya. Bagaimana seharusnya agar menjadi lebih baik? Kami berharap Pemerintah Kota dapat menambah 2(dua) buah armada damkar berkapasitas 6000 liter . Terkait persoalan anggaran, apakah alokasi Anggran pengadaan armada damkar serta kebutuhan lainnya sudah terpenuhi? Secara pasti saya tidak mengetahui duduk persoalan seputar alokasi anggran pengadaan armada damkar. Tetapi kita akan mengajukan permohonan tersebut di tahun 2012 ini. Tentang kebutuhan lain, jelas masih terdapat kekurangan berupa perlengakapan pemadam kebakaran. Apakah penting jika Pemadam Ke-
FOTO : SINERGI / Rahmadsyah
PENGUATAN UNIT DAN PERSONIL PEMADAM KEBAKARAN
31
POLEMIK H. Chairul Mukmin Tambunan, SE
“Pemadam Kebakaran harus segera jadi UPTD sendiri!” Pemadam Kebakaran (damkar) merupakan sebuah instansi yang tidak boleh diabaikan. Keberadaan Damkar begitu signifikan dalam sebuah pemerintahan di daerah. Namun, dengan keadaan Damkar yang ada sekarang ini, apakah sudah memenuhi keinginan masyarakat Tebing Tinggi. Untuk lebih jelasnya, wartawan dari Sinergi, mewawancarai H. Chairul Mukmin Tambunan, SE Wakil Ketua DPRD Kota Tebing Tinggi. Inilah petikannya: Bagaimana keadaan pemadam kebakaran sekarang? Sepertinya saya melihat Damkar sekarang ini sudah tidak layak. Peralatannya sudah lama. Kalau saya tidak salah, mobil pemadam kebakaran sendiri buatan tahun 90-an ke bawah. Kalau sudah tua pasti banyak pengeluaran dipakai untuk pembiayaan fasilitas Damkar. Kita tahu mengapa hal ini terjadi. Karena damkar itu masih berada di bawah Dinas PU. Bagaimana seharusnya? Pemadam Kebakaran harus segera jadi UPTD sendiri! Ini solusi yang paling tepat. Bagaimana dengan anggarannya, apa sudah cukup? Anggaran untuk pemadam kebakaran itu ‘kan di bawah Dinas Pekerjaan Umum. Untuk lebih efektif dan efesien, seharusnya pemadam kebakaran itu harus UPTD sendiri. Kalau sudah UPTD sendiri, dia bisa mengelola sendiri keuangannya. Dengan begini tentu semua perlengkapan untuk pemadam akan lebih baik. Dan, pengelolaan serta penggunaan anggarannya pun jelas. Untuk mobilnya kalau bisa ditambah, mengapa tidak? Yang jelas damkar harus segera jadi UPTD sendiri. Selain itu, dengan menjadi UPTD, mereka bisa mengatur rumah tangga sendiri. UPTD itu bisa mengajukan anggaran sendiri ke legislatif dan mengelolanya sendiri. Bagaimana dengan skill orangorang yang berada di damkar? Saya tak tahu, ya. Adakah orang-orang di damkar itu sendiri sudah ada pelatihan apa nggak. Dinas Pekerjaan Umum paling berwenang terhadap hal ini. Terkait dengan ‘gang kebakaran’ apa masih diperlukan?
32
Setahu saya gang kebakaran itu mestinya ada di setiap ruko. Bisa gawat juga bila terjadi kebakaran. Karena gang itu fungsinya mempermudah orang-orang Damkar berkerja, apabila terjadi kebakaran. Tapi sekarang sepertinya sudah tidak ada lagi. Tanyakan sama pemko, kok, sekarang sudah tidak ada. Saya melihat gang kebakaran itu dialihfungsikan oleh yang punya ruko. Ada yang menjadikan gudang-gudang sebagai tempat barangbarang. Ada juga sebagai tempat parkir kenderaan yang punya ruko. Kalau perlu buka gang itu kembali. Harapan terhadap Damkar? Pertama, segera jadikan UPTD, kedua, perhatikan perlatan Damkar, terutama mobilnya. Ketiga,kandang mobil damkar itu jangan di pemko lagi. Tanah kita ‘kan masih banyak. Buatkan gudang tersendiri buat damkar. Keempat, Tingkatkan kesejahteraan para pegawainya. Saya lihat pegawai Damkar lemas semua, seperti kurang vitamin. Hal ini termasuk yang paling penting juga untuk diperhatikan. Kalau sudah terpenuhi semua ini, saya yakin pemadam kebakaran itu akan tampil lebih profesional. (khairul hakim) PENINGKATAN PELAYANAN Keterlambatan kedatangan mobil damkar disebuah lokasi bencana kebakaran kerap menjadi perhatian beberapa kelompok masyarakat yang berada disekitar lokasi kejadian. Peningkatan pelayanan merupakan harapan sekelompok warga. Berikut petikan wawancara singkat antara reporter SINERGI dengan Poniman Santoso yang berprofesi sebagi supir angkot. Jika terjadi bencana kebakaran di wilayah bapak? bagaimana bapak menghubungi petugas ini ? Sampai sekarang saya tidak mengetahui bagaimana menghubungi kelompok penjinak api ini. Tidak ada informasi yang saya ketahui..kata orang telepon saja datang saja atau datang ke Kantor Pemko Tebing Tinggi. Bagimana menurut bapak. Tentang rentang waktu kedatangan personil pemadam jika terjadi bencana kebakaran? Sebenarnya saya tidak mengetahui
H. Chairul Mukmin Tambunan, SE Wakil Ketua DPRD Kota Tebing Tinggi. pasti tentang itu, terkadang mereka tepat waktu, terkadang mereka lamban datang. Yang pasti berikan informasi bagaimana menghubungi mereka jika ada terjadi bencana kebakaran. Apa tanggapan bapak tentang skill dan perlengkapan uniform serta jumlah personil dilapangan ? Cerita tentang skill saya saja tidak mengetahuinya, tapi mereka cukup paham tentang api. Uniform itu apa ??..ooo pakaian pemadam, kadang ada yang pakai tapi tidak semua, jarang sekali saya melihat mereka pakaian lengkap semuanya. Personil pemadam yang datang kelapangan sedikit, saya kira itu perlu ditambah. Apalagi menurut Bapak ? Jarang saya lihat ada ambulance yang datang ketika terjadi kebakaran. Apa ambulance milik pemadam tidak ada pak? Bagimana jika ada korban , pertolongan pertama apa yang bisa dilakukan apa harus dibawa kerumah sakit dulu pak?gawat lah pak. Bagaimana yang terbaik menurut bapak ? Pertama : Berikan informasi tentang keberadaan pemadam kebakaran itu kepada mmasyarakat ramai .Bisa memakai jasa radio atau spanduk dll. Kedua : Fasilitas ambulance serta tenaga medis dan perlengkapan lainnya hendaknya dapat turut serta jika terjadi kebakaran. Ketiga : tentang pakaian seragam..yah itu merekalah,,sebenarnya kalau dipakai lengkap akan meningkatkan kemanan para petugas itu sendiri. (rahmadsyah)
SINERGI MARET 2012
IPTEK
DAMKAR DARI ZAMAN ROMAWI
HINGGA KINI
SINERGI MARET 2012
FOTO : SINERGI / Rahmadsyah
P
ada hakekatnya manusia sangat membutuhkan api dalam kehidupan sehari-hari. Kebutuhan terhadap api itu tak bisa dihindari, karena manusia memerlukan penerangan ketika datang kegelapan malam. Begitu juga api diperlukan manusia sebagai alat untuk menghangatkan badan dari cuaca dingin, dan alat perlindungan dari binatang buas. Dan tentunya manusia menghadapi masalah sebelum mampu menciptakan api. Seolah-olah unsur panas yang dilihat dan dirasakan manusia pada waktu itu sebagai akibat letusan gunung berapi atau sambaran petir. Keadaan ini mendorong manusia untuk berpikir agar dapat mengontrol api, sehingga api dapat bermanfaat bagi kehidupannya. Dalam perkembangan selanjutnya, penggunaan api di masa itu memberi pengaruh dalam mengakhiri masa nomaden. Hal ini juga berdampak terhadap perkembangan sosial dan politik seiring dengan perkembangnya pemukiman penduduk yang menetap. Akan tetapi, api yang sudah diketahui dapat bermanfaat bagi kehidupan manusia, tetap dipandang sebagai elemen suci dan hebat. Banyak mitologi yang menganalogikan api menjadi sifat atau karakter manusia. Ketika manusia merasakan pengalaman bahwa api juga bersifat sangat merusak, sejak itu manusia terdorong untuk mengetahui cara mengontrol keganasan api. Ini terjadi kira-kira 300 tahun sebelum masehi (SM) di Roma. Ketika itu petugas pemadam kebakaran dan penjaga malam dibentuk dan ditugaskan kepada sekelompok orang yang diberi nama Familia Publica dan operasional dari kelompok ini diawasi oleh komite negara, diceritakan di zaman pemerintahan kaisar Agustus (Gaius Julius Caesar Octavianus) pada 27 SM sampai 12 Masehi, Roma mengembangkan” Departemen kebakaran” untuk tipe penghunian. Dan departemen ini mengorganisir para budak dan warga negara dalam wadah yang bernama Satuan Jaga Selanjutnya, dikeluarkan aturan yang menyatakan seluruh rakyat wajib menjaga dan mengontrol api. Adapun satuan jaga tersebut merupakan organisasi (pemadam kebakaran) yang pertama. Dibentuknya satuan ini bertujuan melakukan patroli dan untuk melindungi manusia terhadap bahaya kebakaran. Tugas utama mereka adalah pengawasan pada malam hari (dilakukan oleh Nocturnes ).
Adalah dizaman modern ini dimasing masing Pemkab dan Pemkot sudah memiliki tim Pemadam Kebakaran sendiri yang tentunya tidak sekuno pada Zaman Romawi. Di Kota Tebing Tinggi sendiri Pemadam Kebakaran berada dibawah naungan Dinas Pekerjaan Umum, berbeda dengan tim Pemadam Kebakaran di Pemkab dan Pemkot lainnya yang bisa jadi berdiri sendiri, dengan tidak melihat perbedaan itu sampai sejauh ini tingkat kebakaran di Tebing Tinggi masih dalam tahap yang wajar dan cenderung kecil lagi tidak banyak menelan korban jiwa. Para pahlawan si Jago merah yang selalu bertaruh nyawa dengan api pantas diberi penghargaan yang lebih, dimana mereka harus siap siaga 24 jam dengan tenaga dan kesiapan penuh secara fisik dan mental kalau kalau bahaya kebakaran terjadi. Seiring perkembangan teknologi, mobil pemadam kebakaran juga mengalami kemajuan dengan kapasitas air yang semakin besar, tekanan air semakin tinggi, ditambah lagi dengan perlengkapan tambahan tangga hidrolik untuk pemadam kebakaran di bangunan tinggi. Kenyataan yang terjadi tidaklah teknologi yang sangat maju itu dengan mudah dimiliki oleh Pemkot dan Pemkab keseluruhannya mengingat harganya yang mahal. Bapak Kaspen salah satu ketua regu Pemadam Kebakaran di Kota Tebing Tinggi menjelaskan bahwa untuk Mobil Pemadam buatan 1982 yang dibeli dan dimiliki oleh Pemko Tebing Tinggi sejak tahun 1992 dimana dibeli pada saat itu berkisar Rp.450.000.000 dan mesin buatan 2007 bisa berkisar 3,4 miliar belum lagi mobil dengan tambahan tangga hidrolik bisa mencapai
8-9 miliar, sebuah angka yang fantastis memang, namun itulah teknologi terlebih yang menyangkut keselamatan jiwa maka harus ditebus dengan harga yang tinggi pula. Ditengah tengah kesibukannya Bapak Kaspen serta 6 orang timnya sedang siap siaga sambil berolah raga Ping Pong di Pos pemadam kebakaran dalam wawancara ringan menjelaskan bahwa kalau untuk Tebing Tinggi Jumlah Unit Mobil kebakaran sudah cukup lah pak katanya, disini sudah ada 5 unit dengan masing masing kapasitas 5 ton air , kalau untuk memadamkan rumah penduduk yah tidak terlalu beratlah, apalagi lokasi kebakarannya mudah dijangkau, hanya memang yang kami alami kesusahan adalah ketika lokasi kebakaran itu jauh dari sumber air semisal di Bagelen, Kota Bayu / Kel.Pabatu, Kp.Lalang dan Suangai Sigiling kami selalu kesulitan karena di Tebing Ini Hydran yang dulu pernah dibangun sudah tidak berfungsi lagi, cuba bayangkan kita harus bolak balik ke sungai yang ada di pusat kota dengan jarak 1Km , mana lalu lintas padat lagi, maka akan banyak membuang waktu, alih alih menyelamatkan nyawa korban kebakaran eh bisa menabrak orang pula nanti, cuba kalau Hydran itu ada di setiap Keluarahan maka sebesar apapun api akan mudah kami padamkan jawabnya sambil tertawa lebar. Kami sendiri bukan tidak suka memadamkan api tapi yah memang itu juga yang diharapkan masyarakat yang artinya jangan sampai kebakaran itu ada di Tebing Tinggi sekitarnya. Satu lagi tambahnya kami merasa kekurangan personil, kami berharap semoga personil kami bisa ditambah demi pelayanan dan perlindungan prima di Tebing Tinggi ini. Mobil ada 5 unit, idealnya satu mobil terdiri dari 3 orang, itu artinya untuk satu shift jaga dibutuhkan 15 orang dan disini kami tidak sampai sejumlah itu. Untuk itu semoga kedepannya ini dapat menjadi pertimbangan. Terkait pengadaan mobil pemadam terbaru lengkap dengan tangga hidroliknya, kami tidak mau banyak berharap, mengingat harganya yang juga sangat mahal dan lagi kamipun belum terlalu merasa kesulitan memadamkan api selama ini, gedung gedung di tebing tinggi ini relatif rendah karena belum ada disini gedung pencakar langit. Memang ada satu dua kasus yang sangat sulit dimana akses kelokasi sangat sulit, jalannya sempit dan jauh dari jalan besar, untuk itu bagi tata kota agar ini menjadi pertimbangan yang matang. Setinggi apapun teknologi mobil pemadam kebakaran namun bila tidak bisa sampai ke lokasi itu akan sia sia saja tutupnya.(Jaini Purba )
33
TEPIAN
Plato Agama dari sudut pandang antropologi, adalah sintesa sistem kepercayaan dan tindakan (ritus ibadah, perilaku) dengan melibatkan sesuatu yang supranatural. Kesemuanya saling berhubungan erat. Sistem kepercayaan, ritus (prilaku)dan supranatural saling berkelindan, salah satunya tidak dapat dimengerti sepenuhnya tanpa ada yang lain. Dari sini, agama kemudian menjadi bagian -dari dan terbentuk- dalam ruang lingkup kebudayaan manusia. Memandang agama sebagai kebudayaan, sesuatu yang musykil bagi pemeluk agama langit. Mereka beralasan, seandainya agama adalah kebudayaan maka kebenaran agama bisa menjadi relatif, tidak absolut. Kebudayaan atau bukan dan terlepas dari persoalan di atas, studi agama menjelaskan ada dua pendekatan dalam bersikap terhadap eksistensi agama berserta penganutnya. Pendekatan pertama, pendekatan seorang biliever, dan kedua pendekatan seorang historian. Pendekatan seorang “mukmin” (biliever) adalah tipe percaya dengan sepenuh hati. Pendekatan seorang “muarrikh” (historian) merupakan pendekatan tipe ilmuwan kritis. Bagi seorang penganut agama yang saleh, sudah barang tentu, pendekatan seorang biliever dianggap paling baik sehingga patut diutamakan. Pada tataran dunia masa kini yang semakin majemuk, dalam hal memandang keberbagaian agama kita seakan dipaksa untuk memiliki sikap: bahwa semua agama yang ada sama-sama menuju yang satu, sang maha kebenaran - kebenaran mutlak. Bila sikap yang dipengaruhi realitas empirik ini dihadapkan kepada seorang biliever tentu saja akan menjadi sebuah persoalan besar (blunder). Sebab seorang biliever memiliki kecenderungan melihat agama pada tataran normatif (das solen). Melihat sesuatu seperti yang seharusnya – sebagaimana mestinya (normative perspective), bukan apa adanya. Sebagai penganut salah satu agama, sang biliever harus menjejakkan kakinya dalam ruang lingkup ajaran
34
FOTO : ILUSTRASI NET
Seluruh umat manusia, baik Yunani maupun bukan, menyakini eksistensi Tuhan. (Plato)
agama yang dianutnya an sich. Atas dasar pendirian seperti itu muncullah satu kesimpulan: bahwa agamanya satu-satunya yang benar, tidak ada agama diterima di sisi Tuhan selain hanya agamanya saja. Claim of the truth. Pada dimensi lain, sebagai orang berpengetahuan kritis (historian) tentu saja memandang segala sesuatu dalam dataran empirik (das sein). Memandang sesuatu sebagai fakta semata - sebagaimana adanya (empirical perspective). Dalam posisi ini seorang ilmuwan kritis harus meletakkan seluruh kakinya dalam ranah ilmiah: yang jujur dalam memandang fakta-fakta (obyektif) dan pada saat yang sama harus melepaskan diri dari pandangan subyektif. Ini menjadi paradoks. Sebab, siapa pun seringkali kesulitan mencari titik temu dari kedua pendekatan ini. Bila terlalu ketat menggunakan pendekatan historian murni, maka substansi agama yang dianut terasa seperti diketepikan. Dan bisa-bisa dituduh kafir, oleh orang-orang yang mengelompokkan dirinya sebagai biliever. Namun, manakala secara mutlak memakai pendekatan biliever, seakan kita
mengabaikan kenyataan obeyektif-realistik. Bahwa alam semesta ini sesungguhnya dihuni oleh berbagai agama dan beragam pemeluk agama. Pluralistik. Ah, terasa sukar meneruskan eksplanasi di atas, apalagi memberi konklusi. Cuma untuk sebagai bahan renungan, ada sesuatu yang menarik dari filsuf kenamaan Yunani, Plato. Beliau lahir pada tahun 427 SM, ditengah-tengah keluarga yang berasal dari kelas bangsawan Athena. Ayahnya bernama Ariston dan ibunya Perictione. Nenek moyang Plato, Glaucon, adalah salah satu bangsawan paling terkenal di Athena. Ia mengagumi Sokrates, seorang filsuf terkena hukuman mati karena mempertahankan idealisme, yang kemudian menjadi gurunya. Di mana menariknya Plato? Dalam filsafatnya ia berpendapat bahwa realitas yang sebenarnya bukanlah pengalaman inderawi belaka (melihat, mendengar, merasakan, mencium, menggigil, dll). Kenyataan inderawi hanyalah cerminan dari realitas materi. Maka, realitas materi itu bersifat rohani dan ia menyebutnya sebagai Idea. Ide-ide (Idea) itu abadi, sifatnya tak berubah. Tujuan dari idea-idea itu adalah menuju kepada “Kebaikan Tertinggi” atau sommum bonum. Kebaikan Tertinggi merupakan hakikat realitas tertinggi. Kebaikan Tertinggi adalah dasar segalanya. Manusia yang baik adalah manusia yang seluruh hidupnya terarah kepada Sang Kebaikan Tertinggi. Terkadang Plato menyebut Kebaikan Tertinggi sebagai Yang Ilahi. Karena itu, manusia dalam pandangan Plato akan mencapai puncak eksistensinya apabila ia menyerahkan segalanya kepada Yang Ilahi. Kebaikan Tertinggi atau sommum bonum hanya bisa dirasakan, jika ia terinternalisasi dan terimplementasi dalam kehidupan keseharian. Hanya perbedaan intensitas penghayatanlah, agaknya, yang dapat membedakan antara yang satu dengan yang lain dalam merasakan keberadaan Keberadaan Tertinggi. Sebagai penjelasan dari filsafatnya ini -dan seakan ingin memberi kesimpulan- sebuah diktum purba muncul dari Plato: seluruh umat manusia, baik Yunani maupun bukan, menyakini eksistensi Tuhan. Ah, sang bijak akhirnya meninggal di Athena pada tahun 348 SM. Tetapi, diktumnya tetap hidup hingga kini. (Khairul Hakim)
SINERGI MARET 2012
SINERGI MARET 2012
35