THE DIFFERENCE OF STUDENTS’ RESULT THAT ITS LEARNING PROCESS USES COOFERATIVE LEARNING METHOD IN MAKE A MATCH AND COURSE REVIEW HORAY TYPE ON NATURAL SCIENCE LESSON ON CONCEPT OF RESPIRATION SYSTEM OF HUMAN AT CLASS IV OF SD NEGERI 3 SUKARAJA KECAMATAN SINDANGKASIH KABUPATEN CIAMIS Rina, Hernawan ABSTRACT This research aims to know whether ther is a difference of students’ result that its learning process uses cooferative learning method in make a match and course review horay type on natural science lesson on concept of Respiration System of Human class IV of SD Negeri 3 Sukaraja Kecamatan Sindangkasih Kabupaten ciamis. The research was conducted on September 2014-April 2015 class IV A and IV B grade SD Negeri 3 Sukaraja Kecamatan Sindangkasih Kabupaten Ciamis. Research method that is used in this research is pre experimet. Population of this research students that are class IV A and class IV B of SD Negeri 3 Sukaraja Kecamatan Sindangkasih Kabupaten Ciamis are two classes students 34. Sample of this research are two classes that are class IV A students 18 and class IV B students 16 that is taken by using jenuh sampling tehnique, because the population become member that will be observed as sample. Data analysis techniques in this study using the t test to determine differences in student learning outcomes of the learning process using cooperative learning model make a match and type of course review horay in science subjects in the Human Respiratory System concepts in class IV SD Negeri 3 Sukaraja Kecamatan Sindangkasih Kabupaten Ciamis. From the research, processing, and analysis of the data showed that there are differences in learning outcomes of students who use the learning process learning cooperative models make a match and type of course review horay in science subjects in the Human concept of Respiratory System class IV of SD Negeri 3 Sukaraja Kecamatan Sindangkasih Kabupaten ciamis. Students’ learning result which its learning process uses cooferative learning method in course review horay type is better than students’ learning result which its learning process uses cooferative learning method in make a match type on natural science lesson concept of Respiration System of Human class IV of SD Negeri 3 Sukaraja Kecamatan Sindangkasih Kabupaten ciamis Keywords: cooperative type make a match and type course review horay process as learning model, respiration system of human.
PERBEDAAN HASIL BELAJAR SISWA YANG PROSES PEMBELAJARANNYA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH DAN TIPE COURSE REVIEW HORAY PADA MATA PELAJARAN IPA KONSEP SISTEM PERNAPASAN PADA MANUSIA DI KELAS IV SD NEGERI 3 SUKARAJA KECAMATAN SINDANGKASIH KABUPATEN CIAMIS Rina, Hernawan ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan hasil belajar siswa yang proses pembelajarannya menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe make a match dan tipe course review horay pada mata pelajaran IPA konsep Sistem Pernapasan pada Manusia di kelas IV SD Negeri 3 Sukaraja Kecamatan Sindangkasih Kabupaten Ciamis. Penelitian dilaksanakan mulai bulan September 2014 sampai dengan bulan April 2015 di kelas IV A dan IV B SD Negeri 3 Sukaraja Kecamatan Sindangkasih Kabupaten Ciamis. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah pre-experiment. Populasi dalam penelitan ini adalah seluruh siswa kelas IV SD Negeri 3 Sukaraja Kecamatan Sindangkasih Kabupaten Ciamis sebanyak dua kelas, dengan jumlah siswa 34 orang. Sampel dalam penelitian ini siswa sebanyak dua kelas yaitu kelas IV A yang berjumlah 18 orang dan IV B yang berjumlah 16 orang yang diambil dengan menggunakan teknik sampling jenuh yaitu teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel. Teknik analisis data pada penelitian ini menggunakan uji t untuk mengetahui perbedaan hasil belajar siswa yang proses pembelajarannya menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe make a match dan tipe course review horay pada mata pelajaran IPA konsep Sistem Pernapasan pada Manusia di kelas IV SD Negeri 3 Sukaraja Kecamatan Sindangkasih Kabupaten Ciamis. Dari hasil penelitian, pengolahan, dan analisis data menunjukkan bahwa terdapat perbedaan hasil belajar siswa yang proses pembelajarannya menggunkan model pembelajran kooperatif tipe make a match dan tipe course review horay pada mata pelajaran IPA konsep Sistem Pernapasan pada manusia di kelas IV SD Negeri 3 Sukaraja Kecamatan Sindangkasih Kabupaten Ciamis. Hasil belajar siswa yang proses pembelajarannya menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe course review horay lebih baik jika dibandingkan dengan hasil belajar siswa yang proses pembelajarannya menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe make a match pada konsep Sistem Pernapasan pada Manusia di kelas IV SD Negeri 3 Sukaraja Kecamatan Sindangkasih Kabupaten Ciamis. Kata Kunci: model pembelajaran kooperatif tipe make a match, model pembelajaran kooperatif tipe course review horay, hasil belajar, Sistem Pernapasan pada Manusia
PENDAHULUAN Latar Belakang Pendidikan merupakan upaya untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Peningkatan kualitas pendidikan merupakan hal penting yang diperlukan saat ini. Pendidikan bertujuan mengembangkan segala potensi anak agar memiliki kekuatan spiritual, sosial, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, berakhlak mulia, serta memiliki keterampilan yang diperlukan sebagai anggota masyarakat. Lemahnya pendidikan di negara kita mendorong pemerintah untuk terus mengadakan pembaharuan-pembaharuan. Namun sejauh ini berbagai upaya yang dilakukan belum menampakkan hasil yang memuaskan. Masalah mendasar yang dihadapi dunia pendidikan Indonesia sekarang ini adalah bagaimana meningkatkan kualitas pendidikan. Kualitas pendidikan selalu dikaitkan dengan pencapaian prestasi belajar yang diperoleh siswa yang diindikasikan dengan skor hasil tes. Kualitas pendidikan tidak dapat terlepas dari kualitas proses pembelajaran yang dilakukan oleh guru. Proses pembelajaran dikatakan berhasil apabila selama kegiatan belajar mengajar siswa menunjukkan aktivitas belajar yang tinggi dan terjadi perubahan perilaku yang positif pada siswa serta menghasilkan keluaran dengan prestasi belajar yang tinggi. Keberhasilan pendidikan sangat bergantung kepada unsur manusianya, yang paling menentukan adalah pelaksana pendidikan yaitu guru. Guru merupakan ujung tombak pendidikan, sebab secara langsung mempengaruhi, membina, dan mengembangkan kemampuan siswa. Selain itu untuk dapat menyelenggarakan kegiatan belajar mengajar yang efektif, seorang guru harus memiliki salah satu kemampuan merencanakan dan menyelenggarakan kegiatan belajar mengajar. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi kegiatan belajar yang efektif, salah satu di antaranya adalah faktor intelegensi. Umumnya siswa yang memiliki kemampuan hasil belajar biasa-biasa saja hanya berperan sebagai pendengar, sedangkan siswa yang pandai cenderung mendominasi proses pembelajaran. Selanjutnya peranan guru di sekolah sangatlah dominan, guru merencanakan pembelajaran yang dianggapnya tepat untuk disajikan kepada siswanya. Maka dari itu, seorang guru harus mengenal berbagai jenis metode belajar mengajar dan model-model pembelajaran sehingga dapat memilih metode dan model manakah yang paling tepat untuk suatu bidang pelajaran. Tidak ada satupun metode dan model pembelajaran yang dianggap paling baik di antara metode dan model pembelajaran yang lain, karena setiap metode dan model pembelajaran mempunyai karakteristik tertentu dengan segala kelebihan dan kelemahannya. Metode dan model pembelajaran tertentu mungkin baik untuk materi dan kondisi tertentu, tetapi mungkin kurang tepat untuk materi yang lain. Setiap bidang studi mempunyai karakteristik yang khas. Kenyataan yang terjadi hasil belajar siswa dan aktivitas belajar tingkat sekolah dasar (SD) masih rendah khususnya dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA). Hal ini terlihat dari hasil wawancara dengan guru kelas IV SD Negeri 3 Sukaraja yang dilakukan oleh penulis, diketahui bahwa pelajaran disesuaikan dengan kurikulum yang berlaku, baik itu tujuan maupun struktur materinya. Tetapi kegiatan belajar mengajar IPA pada khususnya, kurang
memperlihatkan proses yang mengajak siswa untuk aktif berfikir. Hal ini ditunjukkan dengan nilai rata-rata ulangan siswa kelas IV SD Negeri 3 Sukaraja dalam mata pelajaran IPA pada konsep Sistem Pernapasan pada Manusia belum mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yaitu nilainya hanya mencapai 60,00. Nilai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) siswa yang ditetapkan oleh sekolah sebagai acuan dan tolak ukur keberhasilan dalam kegiatan belajar mengajar secara kognitif pada mata pelajaran IPA adalah 67,00. Jadi, siswa kurang memahami konsep tersebut mungkin saja disebabkan dalam proses pembelajarannya kurang menarik karena guru dalam pemilihan metode dan model pembelajaran kurang bervariasi, serta lebih banyak menggunakan metode dan model konvensional sistem ceramah di mana siswa hanya duduk, diam, mendengarkan, dan mencatat sehingga pelajaran IPA hanya dianggap sebagai pelajaran hafalan yang kurang menarik dan membosankan. Salah satu model pembelajaran yang bisa digunakan adalah model pembelajaran kooperatif, karena model pembelajaran kooperatif dipandang lebih tepat untuk proses belajar mengajar yang dapat merangsang siswa untuk aktif terlibat langsung dalam kegiatan belajar mengajar dan memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengemukakan pendapatnya dalam proses belajar mengajar. Model pembelajaran kooperatif adalah suatu kondisi pembelajaran yang dengan segala upaya setiap individu mendukung dan didukung individu lainnya dalam pencapaian tujuan. Model pembelajaran kooperatif dikembangkan untuk mencapai hasil belajar berupa prestasi, toleransi, menerima keragaman, dan pengembangan keterampilan sosial. Siswa kelas IV merupakan usia yang masih memiliki naluri bermain yang sangat tinggi. Oleh karena itu pada pemilihan model pembelajaran pun diarahkan pada proses belajar dan bermain. Untuk itulah penulis tertarik menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe make a match dan model pembelajaran kooperatif tipe course review horay. Kedua model pembelajaran ini sama-sama mengandung unsur permainan di dalamnya yang dapat melatih kerjasama siswa dalam menentukan alternatif jawaban serta dilaksanakan sebagai uji pemahaman siswa setelah menerima materi pelajaran dari guru. Namun adapula perbedaan dari kedua model pembelajaran ini yaitu dilihat dari segi media yang digunakan, pada model pembelajaran kooperatif tipe make a match media yang digunakan adalah kartu soal yang berpasangan dengan kartu jawabannya sedangkan pada model pembelajaran kooperatif tipe course review horay menggunakan media kotak pada kertas yang diisi dengan nomor untuk menuliskan jawabannya. Model pembelajaran kooperatif tipe make a macth atau mencari pasangan merupakan salah satu alternatif yang dapat diterapkan kepada siswa. Penerapan model ini dimulai dari siswa disuruh mencari pasangan kartu yang merupakan jawaban atau soal sebelum batas waktunya, siswa yang dapat mencocokkan kartunya dengan benar diberi poin. Sedangkan model pembelajaran kooperatif tipe course review horay merupakan suatu rangkaian kegiatan belajar dimana siswa secara berkelompok diberi soal untuk menguji pemahaman siswa, jawaban soal tersebut dituliskan pada kotak yang telah dilengkapi nomor. Kelompok yang memberi jawaban benar harus langsung berteriak „horee!!‟ atau menyanyikan yel-yel kelompoknya.
Rumusan Masalah Adapun rumusan masalah yang diajukan dalam penelitian ini adalah: “Apakah terdapat perbedaan hasil belajar siswa yang proses pembelajarannya menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe make a match dan tipe course review horay pada mata pelajaran IPA konsep Sistem Pernapasan pada Manusia di kelas IV SD Negeri 3 Sukaraja Kabupaten Ciamis ?” Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan hasil belajar siswa yang proses pembelajarannya menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe make a match dan tipe course review horay pada mata pelajaran IPA konsep Sistem Pernapasan pada Manusia di kelas IV SD Negeri 3 Sukaraja Kabupaten Ciamis. Kegunaan Penelitian Hasil Penelitian ini diharapkan memberikan sumbangan pemikiran dan pengetahuan bagi ilmu pengetahuan mengenai penggunaan model pembelajaran untuk meningkatkan hasil belajar dan memberikan informasi mengenai model pembelajaran kooperatif tipe make a match dan tipe course review horay yang merupakan salah satu model pembelajaran dalam pengajaran IPA untuk meningkatkan hasil pembelajaran, memberikan masukan kepada sekolah untuk dapat meningkatkan hasil belajar siswa dengan mencoba menggunakan model pembelajaran yang bervariasi, membantu sekolah dalam menemukan modelmodel pembelajaran baru yang dapat digunakan untuk meningkatkan hasil belajar siswa, memberikan sumbangan pemikiran, pengetahuan, dan informasi untuk mencoba menggunakan model pembelajaran yang bervariasi dalam rangka meningkatkan kualitas pendidikan terutama dalam pelajaran IPA, memberikan gambaran tentang penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe make a match dan model pembelajaran kooperatif tipe course review horay, meningkatkan perhatian siswa di dalam kelas untuk mengikuti kegiatan belajar mengajar agar siswa tidak merasa jenuh dalam belajar IPA, dapat menumbuhkan dan mengembangkan motivasi dan keaktifan belajar siswa, khususnya dalam mempelajari IPA, dapat membantu meningkatkan hasil belajar siswa pada konsep Sistem Pernapasan pada Manusia. METODE PENELITIAN Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah pre experimental. Pada metode pre experimental ini tidak terdapat variabel kontrol dan sampel tidak dipilih secara random. Variabel Penelitian Dalam penelitian ini terdapat dua variabel, yaitu variabel terikat dan variabel bebas. 1. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah hasil belajar siswa pada konsep Sistem Pernapasan pada Manusia di kelas IV SD Negeri 3 Sukaraja Kabupaten Ciamis. 2. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah model pembelajaran kooperatif tipe make a match dan tipe course review horay.
Populasi dan sampel Populasi dalam penelitan ini adalah seluruh siswa kelas IV SD Negeri 3 Sukaraja Kabupaten Ciamis sebanyak dua kelas, dengan jumlah siswa 34 orang. Sampel dalam penelitian ini siswa sebanyak dua kelas yaitu kelas IV A yang berjumlah 18 orang dan IV B yang berjumlah 16 orang yang diambil dengan menggunakan teknik Sampling jenuh yaitu teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel. Desain Penelitian Desain penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah one shot case study, menurut Arikunto, Suharsimi (2013:124) Pola: X O Keterangan: X adalah treatment atau perlakuan. O adalah hasil observasi sesudah treatment. Desain ini sangat sederhana sehingga kurang bernilai ilmiah. Peneliti hanya mengadakan treatment satu kali yang diperkirakan sudah mempunyai pengaruh. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data yang digunakan pada penelitian ini berupa tes, observasi, dan studi literatur. Tes yang digunakan dalam penelitian adalah tes tertulis pilihan majemuk dengan 4 option. Teknik ini digunakan untuk mengumpulkan data melalui instrumen untuk mengetahui hasil belajar siswa yag diperoleh pada konsep Sistem Pernapasan pada Manusia yang proses pembelajarannya menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe make a match dan model pembelajaran kooperatif tipe course review horay Observasi dilakukan untuk mengetahui tingkah laku peserta didik pada waktu belajar, tingkah laku guru pada waktu mengajar, efektifitas kegiatan belajar mengajar, partisipasi peserta didik dalam pembelajaran, dan permasalahan yang mungkin muncul selama kegiatan belajar mengajar dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe make a match dan tipe course review horay pada konsep Sistem Pernapasan Pada Manusia. Kemudian studi literatur yaitu pengumpulan materi-materi atau teori-teori yang relevan dengan masalah yang dibahas, dan studi literatur ini dilakukan untuk memperoleh gambaran yang menyeluruh tentang apa yang sudah dikerjakan orang lain agar penelitian yang dilakukan lebih terarah. Instrumen Penelitian Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes hasil belajar siswa pada konsep Sistem Pernapasan pada Manusia. Bentuk tes berupa soal pilihan majemuk dengan empat option dengan jumlah 50 soal. Hasil belajar yang diukur adalah ranah kognitif yang dibatasi hanya pada jenjang mengingat (C1), mengerti (C2), dan memakai (C3). Soal yang di jawab dengan benar diberi skor 1 (satu) dan jawaban yang salah di beri skor 0 (nol). Tujuan uji coba instrumen penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah instrumen yang telah disusun tersebut memiliki validitas dan reliabilitas yang baik atau tidak. Berikut ini rumus dari perhitungan validitas dan reliabilitas
1.
Uji Validitas ∑ √* ∑
2.
(∑ )(∑ )
(∑ ) +* ∑
(∑ ) +
Uji Reliabilitas (
)(
∑
)
Teknik Analisis Data Analisis data dilakukan dengan menggunakan uji t dan ujit t deskriptif. Uji t dilakukan untuk mengetahui perbedaan hasil belajar siswa yang proses pembelajarannya menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe make a match dan course review horay dan uji t deskriptif untuk mengetahui apakah rata-rata hasil posttest siswa sudah mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) atau belum. PEMBAHASAN 1. Model Pembelajaran koopeaatif tipe make a match Menurut Lie, Anita (2008:55) “Teknik belajar mengajar mencari pasangan (make a match) dikembangkan oleh Lorna Curran (1994), merupakan suatu teknik dimana siswa mencari pasangan sambil belajar mengenai suatu konsep atau topik dalam suasana yang menyenangkan”. Menurut Huda, Miftahul (2014:251) “Tujuan model make a match ini yaitu a. pendalaman materi; b. penggalian materi; dan c. edutainment”. Menurut Rusman (2013:223-224) langkah-langkah model pembelajaran kooperatif tipe make a match adalah sebagai berikut: 1. guru menyiapkan beberapa kartu yang berisi beberapa konsep atau topik yang cocok untuk sesi review (satu sisi kartu berupa kartu soal dan sisi sebaliknya berupa kartu jawaban; 2. setiap siswa mendapat satu buah kartu dan memikirkan jawaban atau soal dari kartu yang dipegang; 3. siswa mencari pasangan yang mempunyai kartu yang cocok dengan kartunya ( kartu soal atau kartu jawaban); 4. siswa yang dapat mencocokkan kartunya sebelum batas waktu diberi poin; 5. setelah satu babak, kartu dikocok lagi agar tiap siswa mendapat kartu yang berbeda dari sebelumnya; dan 6. kesimpulan / penutup. 1. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Course Review Horay Menurut Huda, Miftahul (2014:229-230) Course review horay merupakan model pembelajaran yang dapat menciptakan suasana kelas menjadi meriah dan menyenangkan karena setiap siswa yang menjawab pertanyaan benar di wajibkan berteriak „horee!!‟ atau yel-yel lainnya yang di sukai, selain itu model pembelajaran kooperatif tipe course review horay juga berusaha menguji pemahaman siswa dalam menjawab soal.
Tujuan utama dalam penerapan model belajar mengajar kooperatif tipe course review horay adalah, agar siswa dapat belajar secara berkelompok bersama teman-temannya dengan cara saling menghargai pendapat dan memberikan kesempatan kepada orang lain untuk mengemukakan gagasannya dengan menyampaikan pendapat mereka secara berkelompok. Menurut Aqib, Zainal (2014:28-29) langkah-langkah model pembelajaran course review horay adalah sebagai berikut: 1. guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai; 2. guru mendemonstrasikan/menyajikan materi; 3. memberikan kesempatan siswa tanya jawab; 4. untuk menguji pemahaman, siswa disuruh membuat kotak 9/16/25 sesuai dengan kebutuhan dan tiap kotak diisi angka sesuai dengan selera masing masing siswa; 5. guru membaca soal dengan acak dan siswa menulis jawaban di dalam kotak yang nomornya disebutkan guru dan langsung didiskusikan, kalau benar diisi tanda benar () dan salah diisi tandan silang (x); 6. siswa yang sudah mendapatkan tanda () secara vertikal atau horizontal atau diagonal harus berteriak horay atau yel-yel lainnya; 7. nilai siswa dihitung dari jawaban benar jumlah horay yang diperoleh; dan 8. penutup. 1. Hasil Penelitian Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dari dua kelas yang dijadikan sampel menunjukkan bahwa model pembelajaran kooperatif tipe make a match dan course review horay memberikan hasil yang tidak sama. Artinya terdapat perbedaan hasil belajar siswa yang proses pembelajarannya menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe make a match dan tipe course review horay pada mata pelajaran IPA konsep Sistem Pernapasan pada Manusia di kelas IV SD Negeri 3 Sukaraja Kecamatan Sindangkasih Kabupaten Ciamis make a match; Category 1; 22,13
course review horay; ; 27,67
course KKM; make a review horay; Category 1; 0 ; 0 Category 1; 0 match; make a match
KKM; ; 26,8
course make a review horay; KKM; ;match; 0 ;0 ;0
course review horay
KKM
Gambar 1 Diagram Nilai Rata-rata dan KKM Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Make A Match dan Tipe Course Review Horay
Dari gambar 4.8 yang diperoleh dari hasil pengolahan data, menunjukkan perolehan nilai rata-rata sebesar 27,67 dari hasil belajar siswa yang proses pembelajarannya menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe course review horay, dan KKM yang ditentukan adalah 26,8 yang berarti model pembelajaran kooperatif tipe course review horay dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada konsep Sistem Pernapasan pada Manusia di kelas IV SD Negeri 3 Sukaraja Kecamatan Sindangkasih Kabupaten Ciamis, dan nilai rata-rata hasil belajar siswa yang menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe course review horay lebih tinggi dari hasil belajar siswa yang proses pembelajarannya menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe make a match yang memperoleh nilai rata-rata sebesar 22,13 nilai rata-rata ini masih dibawah KKM, ini berarti model pembelajaran kooperatif tipe make a match tidak dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada konsep Sistem Pernapasan pada Manusia di kelas IV SD Negeri 3 Sukaraja Kecamatan Sindangkasih Kabupaten Ciamis. Artinya hasil belajar siswa yang proses pembelajarannya menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe course review horay lebih baik dari pada hasil belajar siswa yang proses pembelajarannya menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe make a match di kelas IV SD Negeri 3 Sukaraja Kecamatan Sindangkasih Kabupaten Ciamis pada Konsep Sistem Pernapasan pada Manusia. Selain dilihat dari nilai rata-rata dan uji statistik, yang membuat model pembelajaran kooperatif tipe course review horay lebih baik dibandingkan dengan model pembelajaran kooperatif tipe make a match adalah karena model pembelajaran kooperatif tipe course review horay dalam mempersiapkan dan melaksanakannya dapat lebih mempermudah siswa dalam memahami materi mengenai konsep yang sedang didiskusikan, sehingga membuat suasana diskusi dalam kelas berjalan lancar dan menarik. Model pembelajaran kooperatif tipe course review horay adalah salah satu model pembelajaran kooperatif yang dapat mendorong siswa untuk ikut aktif dalam proses belajar mengajar. Model ini merupakan cara belajar mengajar yang lebih menekankan pada pemahaman materi yang diajarkan guru dengan menyelesaikan soal-soal. Proses pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe course review horay, terlebih dahulu guru menyampaikan materi pembelajaran tentang Sistem Pernapasan pada Manusia, saat penyampaian materi telah selesai disampaikan, kemudian siswa dikelompokkan menjadi enam kelompok yang beranggotakan tiga orang, dan setiap kelompoknya disuruh membuat kotak berukuran 3 x 2 cm pada kertas sebanyak 16 buah dan diberi penomoran. Pembagian anggota kelompok pada model pembelajaran kooperatif tipe course review horay lebih banyak bila di bandingkan dengan pembagian anggota kelompok pada model pembelajaran kooperatif tipe make a match, sehingga hal ini berpengaruh terhadap peran siswa dalam menyumbangkan pemikirannya, dan jumlah anggota kelompok yang berjumlah ganjil pada model pembelajaran kooperatif tipe course review horay ini juga memudahkan siswa dalam menentukan keputusan mengenai jawaban yang akan diambil. Pada saat proses pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran
kooperatif tipe course review horay sangat menarik semangat siswa untuk belajar karena model ini diselingi dengan hiburan sehingga pembelajarannyapun tidak monoton dan yang paling penting dapat merangsang siswa untuk belajar lebih giat, hal ini terlihat ketika siswa berlomba untuk menjawab pertanyaan dari guru dan menuliskannya pada kotak yang sudah diberi nomor, dan alternatif jawaban tersebut sangat ditentukan oleh kerja sama yang baik pada setiap kelompok sehingga secara tidak langsung siswa harus menguasai materi untuk memudahkan dalam menentukan alternatif jawaban. Meskipun dalam proses pembelajarannya terjadi kegaduhan karena ketika menjawab dengan benar setiap siswa akan berteriak horay, tapi justru disitulah letak keaktifan para siswa karena setiap kelompok ingin memperlihatkan kepada kelompok yang lain bahwa kelompoknya sudah menjawab dengan benar. Selain itu model ini sangat berpengaruh besar tehadap hasil belajar siswa, karena siswa di latih untuk berkompetisi menentukan alternatif jawaban, menghargai pendapat teman, berdiskusi, dan mengembangkan keterampilan kerjasama antar kelompok, kondisi yang seperti ini yang akan memberikan konstribusi yang cukup berarti untuk membantu siswa yang kesulitan dalam mempeajari konsep-konsep belajar, terutama pada konsep Sistem Pernapasan pada Manusia. Sedangkan model pembelajaran kooperatif tipe make a match diharapkan mampu meningkatkan keaktifan siswa dengan cara siswa mencari pasangan sambil belajar mengenai suatu konsep atau topik dalam suasana yang menyenangkan dan meningkatkan partisipasi dan keaktifan siswa di dalam kelas, namun kenyataannya pada proses pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe make a match, siswa masih canggung dan malu-malu hal tersebut terlihat pada saat guru menyampaikan materi pembelajaran mengenai Sistem Pernapasan pada Manusia masih ada beberapa siswa yang kurang merespon pertanyaan yang diberikan oleh guru, saat penyampaian materi telah selesai disampaikan, kemudian guru mulai menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe make a match dan siswa dibagi menjadi dua kelompok besar, terlihat siswa sangat antusias memperhatikan semua petunjuk yang diberikan oleh guru untuk melaksanakan sesi review. Siswa sudah mulai berpartisipasi aktif pada saat penerapan model berlangsung, namun masih ada beberapa siswa yang lamban menerima informasi mengenai langkah-langkah mencari pasangan terlihat pada saat guru selesai menyampaikan langkah-langkah peraturan mencari pasangan kartu, siswa masih terlihat bingung. Dikarenakan masih banyak siswa yang belum paham mengenai materi Sistem Pernapasan pada Manusia sehingga banyak siswa yang kesulitan mencari pasangan kartunya. Pada saat siswa mencari pasangan, tampak kurang keberanian siswa untuk mecari pasangan kartunya dengan lawan jenisnya dikarenakan malu, dan pada saat siswa mencari pasangan tampak suasana kelas menjadi gaduh karena banyak siswa yang mencari pasangan kartunya dengan berteriak, berlarian yang mengakibatkan kelas kurang kondusif, kemudian informasi yang didapat pada saat siswa tersebut berpasangan kurang dikuasai oleh sebagian siswa yang lainnya
1. 1.
9. 1.
2. 3. 4.
5. 1. 1. 2. 3. 4. 5. 1. 2. 3.
dikarenakan setiap siswa mendapatkan kartu soal dan kartu jawaban yang berbeda. Dari hasil pengamatan dilapangan peneliti menemukan beberapa kelebihan dan kekurangan pada model pembelajaran kooperatif tipe make a match dan tipe course review horay. Model pembelajaran kooperatif tipe make a match Kelebihan model pembelajaran kooperatif tipe make a match 1. Dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa baik secara kognitif maupun fisik. 2. Mampu menciptakan suasana belajar aktif dan menyenangkan karena ada unsur permainan. 3. Dapat meningkatkan motivasi belajar siswa. 4. Meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi atau konsep yang dipelajari 5. Semua siswa terlibat dalam proses pembelajaran. 6. Keaktifan siswa tampak sekali pada saat siswa mencari pasangan kartunya masing-masing. 7. Terciptanya suasana kegembiraan dalam proses pembelajaran. 8. Melatih siswa untuk mandiri dalam menghadapi setiap permasalahan. Kekurangan model pembelajaran kooperatif tipe make a match Model pembelajaran kooperatif tipe make a match ini memiliki langkah yang mudah akan tetapi membutuhkan waktu yang cukup lama baik bagi guru maupun bagi siswa untuk menyelesaikan tugasnya. Guru perlu mempersiapkan bahan dan alat yang memadai. Pada awal-awal penerapan model banyak siswa yang malu berpasangan dengan lawan jenisnya. Jika guru tidak mengarahkan siswa dengan baik maka suasana gaduh akan muncul pada proses pembelajaran dan mengakibatkan kelas kurang kondusif. Model pembelajaran kooperatif tipe course review horay Kelebihan pembelajaran kooperatif tipe course review horay Strukturnya yang menarik dan dapat mendorong siswa untuk dapat terjun ke dalamnya. Pembelajaran tidak monoton karena diselingi dengan hiburan sehingga suasana tidak menegangkan. Dalam proses pembelajaran siswa lebih antusias mengikuti Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) karena pembelajarannya bersifat menyenangkan. Melatih siswa untuk bekerja sama dengan teman sekelompoknya ketika menjawab pertanyaan. Kekurangan pembelajaran kooperatif tipe course review horay Siswa yang aktif dan pasif nilainya di sama-ratakan. Adanya peluang untuk curang. Membuat suasana sedikit gaduh karena antar kelompok saling berteriak horay.
1. 1. 2. 3.
4. 1. 2.
3.
1.
2. 3.
Selama pelaksanaan penelitian, penulis menemukan ada beberapa kendala dalam proses pembelajaran dengan menggunakanmodel pemelajaran kooperatif tipe make a match dan tipe course review horay Kendala pada saat pelaksanaan proses pembelajaran yang menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe make a match, yaitu: masih banyak siswa masih yang merasa bingung dalam menerapkan model make a match. pada saat siswa mencari pasangan, suasana kelas kurang kondusif karena sebagian siswa masih banyak yang ngobrol . setelah menemukan pasangan masing-masing, soal dan jawaban selanjutnya dilakukan penilaian oleh guru, pada saat proses penilaian terjadi sedikit kendala karena masing-masing pasangan berebut untuk saling mendahului untuk diberikan kepada guru sehingga suasana di dalam kelas pun kurang terkendali. Kendala pada saat pelaksanaan proses pembelajaran yang menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe course review horay, yaitu: pada waktu pembagian kelompok, sebagian siswa meminta untuk sekelompok dengan teman dekatnya; pada saat siswa menjawab pertanyaan dengan benar kemudian berteriak hore, suasana kelas kurang kondusif dan sangat gaduh, karena antar kelompok saling berteriak keras; ketika pemberian pertanyaan, siswa menjawab secara berkelompok, sehingga sebagian siswa bergantung pada kelompoknya untuk berfikir. Berdasarkan kelebihan dan kekurangan serta kendala-kendala pada saat proses pembelajaran dilapangan, peneliti menyarankan bahwa: sebaiknya model pembelajaran kooperatif tipe make a match dan tipe course review horay ini lebih dikenali pada siswa, karena menciptakan suasana belajar yang menyenangkan ketika belajar dapat menghilangkan rasa jenuh bagi siswa; dalam pembagian kelompok harus heterogen, yang dilihat dari peringkat siswa, sehingga dalam pelaksanaan diskusi tidak ada yang lemah; dan lebih dioptimalkan lagi proses pembelajarannya.
PENUTUP Simpulan Berdasarkan penelitian, pengolahan data, dan pengujian hipotesis, maka penulis berkesimpulan bahwa: 1. terdapat perbedaan hasil belajar siswa yang proses pembelajarannya menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe make a match dan tipe course review horay pada konsep Sistem Pernapasan pada Manusia di kelas IV SD Negeri 3 Sukaraja Kabupaten Ciamis; dan 2. siswa yang menggunakan model pembeljaran kooperatif tipe course review horay menunjukkan nilai rata-rata hasil belajar yang lebih baik dibandingkan dengan kelompok siswa yang menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe make a match. Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka penulis menyarankan: 1. pada proses belajar mengajar dikelas hendaknya lebih bervariasi, kretaif, dan inovatif, sehingga siswa tidak merasa jenuh dan bosan, misalnya dengan menggunakan berbagai model pembelajaran seperti telah dilaksanakan dalam penelitian ini; 2. guru harus memilih model pembelajaran yang sesuai dengan tingkat kesukaran materi dan perkembangan siswa agar materi yang disampaikan kepada siswa menjadi efektif dan mudah; 3. dalam penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe make a match dan tipe course review horay diperlukan persiapan yang matang dalam melaksanakan pembelajarannya, sehingga dalam pelaksanaannya guru dan siswa dapat memaksimalkan langkah-langkah pembelajaran untuk mencapai hasil belajar sesuai dengan yang diharapkan; 4. bagi peneliti selanjutnya hendaknya mencoba untuk lebih mengoptimalkan model pembelajaran kooperatif khususnya pada model pembelajaran kooperatif make a match dan tipe course review horay; dan 5. bagi peneliti selanjutnya penulis menyarankan untuk mencoba menerapkan model pembelajaran kooperatif lainnya pada konsep yang berbeda. DAFTAR PUSTAKA Adrasa. (2014). Cara Memelihara Kesehatan Alat. [Online]. Tersedia :http://layarasdos.blogspot.com/2014/03/cara-memelihara-kesehatan alat.html. [17 Januari 2015] Alvyanto, Eka Sapri. (2010). Sistem Pernafasan Manusia. [Online]. Tersedia: http://alvyanto.blog spot.com/2010/01/sistem-pernafasan-manusia.html. [17 Januari 2015] Anonim. (2012). Alat-Alat Pernapasan pada Manusia. [Online]. Tersedia: http://www.psychologymania.com/2012/08/alat-alat-pernapasan-padamanusia.html. [17 Januari 2015] Ardi. (2012). Alat-Alat Pernapasan pada Manusia. [Online]. Tersedia: http://www.psychologymania.com/2012/08/alat-alat-pernapasan-padamanusia.html. [14 Januari 2015] Arikunto, Suharsimi. (2013). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: PT. Rineka Cipta. Aqib, Zainal. (2014). Model-Model, Media, dan Strategi Pembelajaran Konstektual (Inovatif). Bandung: Yrama Widya. Bobby. (2012). Sistem Pernapasan. [Online]. Tersedia: http://bobbyreyner.blogspot.com/2012/01/sistem-pernapasan.html. [17 Januari 2015] Dianti, Sri. (2013). Fungsi Trakea pada Sistem Penapasan. [Online]. Tersedia: www.sridianti.com/fungsi-trakea-pada-sistempernapasan.html. [17 Januari 2015] Hamalik, Oemar. (2010). Proses Belajar Mengajar. Jakarta: PT. Bumi Aksara. Hazizah, Meyla. (2013). Sistem Pernafasan Manusia. [Online]. Tersedia: https://meylahazizah.wordpress.com/2013/12/27/sistem-pernafasanmanusia/. [17 Januari 2015]
Huda, Miftahul. (2014). Model-Model Pengajaran dan Pembelajaran Isu-Isu Metodis dan Paradigmatis. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Isfiani, Ilma Riksa. (2011) Volume Udara dan Kapasitas Udara. [Online]. Tersedia: biologilma.blogspot.com/2011/02/volume-udara-dan-kapasitasudara.html. [17 Januari 2015] Kusniawati, Wangi Budi. (2012). Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Make A Match pada Sub Konsep Ciri-ciri Makhluk Hidup di Kelas VII SMP Negeri 10 Tasikmalaya Pada Tahun Pelajaran 2011-2012. Tasikmalaya. Lie, Anita. (2008 ). Mempraktikan Cooperative Learning di Ruang – Ruang Kelas. Jakarta: PT Grasindo. Nuris, Anwar (2013). Cara Menjaga Kesehatan Organ Pernafasan. [Online]. Tersedia: http://anwarnuris546.blogspot.com/2013/06/cara-menjaga-keseh atan-organ-pernafasan.html. [17 Januari 2015] Pearce, Evelyn C. (2011). Anatomi dan Fisiologi Untuk Paramedis. Jakarta: PT Gramedia. Ridwan. (2012). Struktur Paru-Paru Bagus Gambar. [Online]. Tersedia: http://ridwanaz.com/wp-content/uploads/2012/06/struktur-paru-parubagus-gambar.jpg. [17 Januari 2015] Rusman. (2013). Model-Model Pembelajaran. Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada. Sastrawan, Hedi. (2013). Alat Pernapasan pada Manusia. [Online]. Tersedia: http://www.hedisastrawan.blogspot.in/2013/07/6-alat-pernapasan-padamanusia.html?=1. [17 Januari 2015] Sasrawan, Hedi. (2014). Mekanisme Pertukaran Oksigen dan Karbon. [Online]. Tersedia :http://hedisasrawan.blogspot. com/2014/01/mekanismepertukaran-oksigen-dan-karbon.html). [17 Januari 2015] Slameto. (2013). Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi. Jakarta: PT. Rineka Cipta. Slavin, Robert E. (2005). Cooperative Learning. Bandung: Nusa Media. Sudjana, Nana. (2013). Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru Algensindo. Suharsono dan Popo Musthopa Kamil. (2011). Biologi Umum. Tasikmalaya. Suharsono dan Popo Musthopa Kamil. (2014). Anatomi Fisiologi Tubuh Manusia. Tasikmalaya. Sugiyono. (2014). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta CV. Suprijono, Agus. (2014). Cooperative Learning Teori dan Aplikasi PAIKEM. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Utami, Fitriani. (2011). Perbedaan Hasil Belajar Siswa yang Proses Pembelajarannya Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Course Review Horay dengan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Tebak Kata (Studi Eksperimen di Kelas V SD Negeri Tugu 3 Tasikmalaya pada Sub Konsep Sistem Pernapasan pada Manusia. Tasikmalaya Wandy. (2012). Sistem Pernapasan pada Manusia. [Online]. Tersedia: https://wandylee.wordpress.com/2012/03/20/sistem-pernapasan-padamanusia.html. [14 Januari 2015]
Widaningsih, Dedeh. (2013). Evaluasi Pembelajaran Matematika. Program Studi Pendidikan Matematika. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Siliwangi Tasikmalaya. Tidak dipublikasikan. Yamin, Martinis. (2008). Paradigma Pendidikan Konstruktivistik. Jakarta: Gaung Persada Press. Yunus, Arina Zulfa Yunita. (2012). Sistem Pernapasan. [Online]. Tersedia: http://arinazulfayunitayunus.wordpress.com/2012/05/07/modul-ipa terpadu-mata-pelajaran-biologi-smpmts-kelas-ix-sistem-pernapasan/. [14 Januari 2015] Riwayat Penulis Rina Herlina adalah mahasiswa angkatan 2011 pada Program Studi Pendidikan Biologi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Siliwangi yang sedang melaksanakan penyusunan skripsi untuk memperoleh gelar sarjana pendidikan (lulus tahun 2015)