1 THE DIFFERENTIATION OF STUDENT’S LEARNING RESULT UTILIZED BY COOPERATIVE LEARNING MODEL WITH THINK PAIR SHARE TYPE AND EXCHANGING COUPLES TYPE ON SUB CONCEPT HUMAN EXCRETION SYSTEM (Experimental study at the eleventh Grade of MA Binnaul Akhlaq Tasikmalaya City) Ima Syapaaturohmah, Purwati Kuswarini. S dan Suharsono. Program Study Pendidikan Biologi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, University of Siliwangi Jl. Siliwangi no: 20 Tasikmalaya-Jawa Barat, Email:
[email protected] Abstract The purposed of this research to know differences of student learning result which learning process used cooperative learning model type of think Pair and share and exchangeing couples on sub concept of human excretion system. This research conducted on Januari 2015 until Mei 2015 at the Binnaul akhlaq senior high school Tasikmalaya. The method that used in this research was pre-experiment. The population of this research were the whole of students of XIth natural science (NS) at the Binnaul Akhlaq senior high school Tasikmalaya as much 62 students divided into three classes. The interpretation of sample used proposive sampling technique selected X NS-A class were helped think fair and share and X NS-C class were helped exchanging couples. The measure of study used an instrument study result of test. Data analysis technique used t test with the standart signifikan α = 0,05. The average of the result of students’ learning process by using as 28,6 and exchanging couples as 32,5. Grounded on result of analyzing the data and testing the hypothesis can be concluded that the were a difference betwen the result of students’ learning by using think fair and share and exchanging couples. exchanging couples more appropriate used on sub concept of human eexcretion system of XIth grade NS Class at Binnaul akhlaq senior high school Tasikmalaya . Keywords: Cooperative Learning Model, think pair share, and exchanging couples type Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan hasil belajar siswa yang Proses pembelajarannya menggunakan model pembelajaran berpikir berpasangan berbagi dan bertukar pasangan Studi Eksperimen pada sub konsep sistem ekskresi manusia. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari 2015 sampai dengan Mei 2015 di MA Binnaul Akhlaq Kota Tasikmalaya. Metode yang digunakan dalam penelitian adalah pre-experimental. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI MA Binnaul Akhlaq Kota Tasikmalaya sebanyak tiga kelas dengan jumlah siswa 62 orang. Sampel dalam penelitian ini sebanyak dua kelas, yaitu kelas XI A dengan menggunakan model pembelajaran tipe berpikir berpasangan
2 berbagi dan kelas XI C menggunakan model pembelajaran bertukar pasangan yang ditentukan dengan teknik cluster random sampling. Untuk mengukur hasil belajar digunakan instrument berupa tes hasil belajar siswa pada sub konsep sistem ekskresi manusia. Tes ini berupa pilihan ganda dengan lima option sebanyak 50 butir soal. Teknik analisis data yang digunakan berupa uji t dengan taraf signifikan α = 0,05. Rata-rata hasil belajar siswa yang proses pembelajarannya menggunakan model pembelajaran berpikir berpasangan berbagi sebesar 28,60 dan bertukar pasangan sebesar 32,55. Berdasarkan hasil analisis data dan pengujian hipotesis didapat kesimpulan bahwa ada perbedaan proses belajar siswa yang menggunakan model berpikir berpasangan berbagi dan bertukar pasangan. Model pembelajaran bertukar pasangan lebih cocok digunakan dalam pembelajaran sub konsep sistem ekskresi manusia di kelas XI MA Binnaul Akhlaq Kota Tasikmalaya. kata kunci: Model pembelajaran berpikir berpasangan berbagi, dan model pembelajaran bertukar pasangan PENDAHULUAN Pendidikan di Indonesia termasuk pendidikan tinggi, tetapi dalam peningkatan kualitas, dalam kehidupan moral, etos kerja, kemampuan dan keterampilan masih rendah, jatuh bangunnya kualitas pendidikan di Indonesia disebabkan sering berubahnya kurikulum yang diterapkan pada pembelajaran. Fenomena yang sering terjadi di Indonesia yaitu setiap pergantian kabinet pemerintahan, dalam hal ini menteri pendidikan berubah pula kurikulum yang diterapkan. Pada pembelajaran tidak hanya difokuskan kepada guru sebagai sumber utama pengetahuan, menggunakan metode ceramah menjadi pilihan utama dalam strategi belajar. Sehingga kualitas pendidikan di Negara kita masih jauh dari yang diharapkan. Untuk itu diperlukan sebuah strategi belajar baru yang lebih memperdayakan siswa supaya tidak jenuh. Berdasarkan hasil wawancara dengan guru bidang Studi Biologi kelas XII MA Binnaul Akhlaq, rata-rata nilai ulangan biologi tahun ajaran 2013/2014 pada konsep sistem ekskresi adalah 72,00 sedangkan KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) adalah 75,00. Hal ini menunjukan kurangnya kemampuan pemahaman siswa dalam materi biologi, sehingga siswa tidak mampu memecahkan dan menyelesaikan soal-soal yang diberikan. Salah satu penyebab rendahnya hasil belajar tersebut kemungkinan dalam proses pembelajaran di kelas. Guru MA
3 Binnaul Akhlaq umumnya menerapkan metode ceramah. Biasanya pembelajaran berlangsung hanya pada satu arah, sehingga aktivitas guru mendominasi pembelajaran di kelas dan siswa menjadi kurang aktif bahkan cenderung pasif. Dengan
demikian,
perlu
adanya
penyempurnaan
dalam
proses
pembelajaran melalui peningkatan kualitas guru maupun metode mengajar lainnya, misalnya dengan mencoba menerapkan berbagai metode mengajar baru untuk menggantikan metode-metode lama dalam upaya menghindarkan kejenuhan siswa pada saat proses belajar mengajar berlangsung. Untuk meningkatkan minat dan motivasi agar dalam proses belajar mengajar aktif dan giat terutama dalam sub konsep sistem ekskresi pada manusia tentunya banyak hal yang dapat dilakukan oleh seorang guru. Hal ini dapat berupa penggunaan model pembelajaran kooperatif. Melalui kegiatan inilah, siswa akan hilang rasa jenuh pada saat proses belajar mengajar berlangsung. Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah : “adakah perbedaan hasil belajar siswa yang menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe berpikir berpasangan berbagi dengan tipe bertukar pasangan pada sub konsep Sistem Ekskresi Manusia di kelas XI MA Binnaul akhlaq Tasikmalaya?”. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan hasil belajar siswa yang proses pembelajarannya menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe berpikir berpasangan berbagi dengan tipe bertukar pasangan pada sub konsep sistem ekskresi manusia di kelas XI MA Binnaul Akhlaq Kota Tasikmalaya. PROSEDUR PENELITIAN Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah pre experimental. Pada metode pre experimental seringkali dipandang sebagai eksperimen yang tidak sebenarnya. Oleh karena itu, disebut juga dengan istilah quasi-experimental atau eksperimen pura-pura. Disebut demikian karena eksperimen jenis ini belum memenuhi persyaratan seperti eksperimen yang dapat dikatakan ilmiah mengikuti peraturan-peraturan tertentu.
4 1. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah model pembelajaran kooperatif tipe Berpikir berpasangan berbagi dan model pembelajaran kooperatif tipe bertukar pasangan 2. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah hasil belajar siswa pada konsep ekosistem di kelas X MA Binnaul Akhlaq Kota Tasikmalaya. Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI MA Binnaul Akhlaq Kota Tasikmalaya tahun pelajaran 2014/2015 sebanyak 3 kelas, dengan jumlah siswa 62 orang. Populasi dianggap homogen dilihat dari nilai rata-rata nilai ulangan harian siswa pada setiap kelas. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah siswa sebanyak dua kelas yang diambil dari populasi menggunakan teknik cluster random sampling. Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah one-shot case study, dimana penulis hanya menggunakan perlakuan satu kali yang diperkirakan sudah memiliki pengaruh, yang kemudian diadakan post test atau evaluasi. Sehingga peneliti dapat membedakan hasil belajar siswa yang proses pembelajarnnya yang menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe berpikir berpasangan berbagi dengan tipe bertukar pasangan pada sub konsep sistem ekskresi manusia di kelas XI MA Binnaul Akhlaq Kota Tasikmalaya. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik tes. Tes yang digunakan adalah tes akhir belajar (post test) berupa pilihan ganda dengan 5 option, dan berjumlah 40 butir soal. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes hasil belajar siswa berupa post test pada sub konsep sistem ekskresi manusia. Bentuk tes berupa tes tertulis berbentuk pilihan ganda (multiple choice) dengan 5 option sebanyak 50 soal. Hasil belajar siswa yang diukur yaitu pada ranah kognitif yang dibatasi hanya pada jenjang mengingat (C1), memahami (C2), mengaplikasi (C3), menganalisis (C4), mengevaluasi (C5). Kemudian dilakukan uji instrumen penelitian yang bertujuan untuk mengetahui validitas dan reliabilitas instrumen
5 penelitian yang akan digunakan. Berikut rumus dari perhitungan validitas dan reliabilitas. Setelah memperoleh data-data hasil penelitian, kemudian menganalisis data dengan menggunakan uji t (uji statistika parametrik) untuk mengetahui perbedaan rata-rata hasil post test dan uji t deskriptif untuk mengetahui apakah nilai post test sudah mencapai KKM atau belum pada konsep ekosistem yang menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe berpikir berpasangan berbagi dan tipe bertukar pasangan PEMBAHASAN Model Pembelajaran Kooperatif Model pembelajaran menurut Joyce (Trianto, 2011:5) bahwa : Suatu perencanaan atau suatu pola yang digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran di kelas atau pembelajaran dalam tutorial dan untuk menentukan perangkat-perangkat pembelajaran termasuk di dalamnya buku-buku, film, komputer, kurikulum, dan lain-lain”. Selain itu menurut Sanjaya, Wina (2010:241) mengemukakan bahwa “Model pembelajaran kooperatif dapat membantu peserta didik meningkatkan sikap positif dalam pembelajarannya”. Pembelajaran
kooperatif
merupakan
model
pembelajaran
dengan
menggunakan model pengelompokkan/ tim kecil, yaitu antara empat sampai enam orang yang mempunyai latar belakang kemampuan akademik, jenis kelamin, ras, atau suku yang berbeda (heterogen). Sistem penilaian dilakukan terhadap kelompok. Setiap kelompok akan memperoleh penghargaan, jika kelompok mampu menunjukkan prestasi yang di persyaratkan. Dengan demikian, setiap anggota kelompok akan mempunyai ketergantungan positif. Ketergantungan semacam itulah yang selanjutnya akan memunculkan tanggung jawab individu terhadap kelompok dan keterampilan interpersonal dari setiap anggota kelompok. Setiap individu akan saling membantu, mereka akan mempunyai motivasi untuk keberhasilan kelompok, sehingga setiap individu akan memiliki kesempatan yang sama untuk memberikan kontribusi demi keberhasilan kelompok.
6 1. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Berpikir-Berpasangan-Berbagi Huda, miftahul, (2014:206) mengemukakan bahwa : “Strategi ini memperkenalkan gagasan tentang waktu ‘tunggu atau berpikir’ (wait or think time) pada elemen interaksi pembelajaran kooperatif yang saat ini menjadi salah satu faktor ampuh dalam meningkatkan respon siswa terhadap pertanyaan”. (Huda, Miftahul, 2014:206) mengemukakan bahwa: langkah-langkah model pembelajaran kooperatif tipe berpikir berpasangan berbagi adalah sebagai berikut: a. Siswa ditempatkan dalam kelompok-kelompok. Setiap kelompok terdiri dari 4 anggota/siswa b. Guru memberikan tugas pada setiap kelompok c. Masing-masing anggota memikirkan dan mengerjakan tugas tersebut sendiri-sendiri terlebih dahulu d. Kelompok membentuk anggota-anggotanya secara berpasangan. Setiap pasangan mendiskusikan hasil pengerjaan individunya e. Kedua pasangan lalu bertemu kembali dalam kelompoknya masing-masing untuk menshare hasil diskusinya. 2. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Bertukar Pasangan Model pembelajaran bertukar pasangan termasuk pembelajaran dengan tingkat mobilitas cukup tinggi, di mana siswa akan bertukar pasangan dengan pasangan
lainnya
dan
nantinya
harus
kembali
ke
pasangan
semula/pertamanya. Dan model pembelajaran bertukar pasangan ini merupakan salah satu pembelajaran kooperatif yaitu pembelajaran yang dikembangkan dari teori kontruktivisme karena mengembangkan struktur kognitif untuk membangun pengetahuan sendiri melalui berpikir rasional (Rustaman et al., 2003:206). Aqib, Zainal, (2013:27) mengatakan bahwa : langkah-langkah model pembelajaran kooperatif tipe bertukar pasangan adalah sebagai berikut: a. siswa dibentuk berkelompok secara berpasangan/2 orang (guru bisa menunjuk pasangannya atau siswa memilih sendiri pasangannya).
7 b. guru
memberikan
tugas
dan
siswa
mengerjakan
tugas
dengan
pasangannya. c. setelah selesai setiap pasangan bergabung dengan satu pasangan dari kelompok yang lain. d. kedua pasangan tersebut bertukar pasangan, kemudian pasangan yang baru ini saling menanyakan dan mencari kepastian jawaban mereka. e. temuan baru yang didapat dari pertukaran pasangan kemudian dibagikan kepada pasangan semula. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan hasil belajar siswa yang proses pembelajarannya menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe berpikir berpasangan berbagi dengan tipe bertukar pasangan pada sub Konsep sistem ekskresi manusia di Kelas XI MA Binnaul Akhlaq Kota Tasikmalaya. Berdasarkan uji normalitas data hasil belajar siswa yang proses pembelajarannya menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe berikir berpasangan berbagi diperoleh L0 = 0,1017 dan Lkritis = 0,190 maka L0 < Lkritis, begitu pula data hasil belajar siswa yang proses pembelajarannya menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe bertukar pasangan diperoleh L0 = 0,1778 dan Lkritis = 0,183 maka L0 < Lkritis, dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kedua data telah diambil dari populasi yang berdistribusi normal. Untuk mengetahui apakah kedua data hasil tes belajar tersebut vasiansnya homogen atau tidak, dilakukan uji homogenitas dua varians dengan menggunakan uji Fmaksimum, diperoleh Fhitung = 1,10 dan Ftabel = 2,16 maka Fhitung < Ftabel, dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kedua kelompok data tersebut variansnya homogen. Dari pengujian uji t komparatif didapat nilai thitung = -3,76 dan ttabel = 2,02, dimana nilai thitung lebih kecil dari dari -ttabel dan berada di daerah penolakan H0, dengan demikian hipotesis yang diajukan yaitu terdapat perbedaan hasil belajar siswa yang proses pembelajarannya menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe berpikir berpasangan berbagi dengan tipe bertukar pasangan pada konsep sub konsep sistem ekskresi manusia di kelas XI MA Binnaul Akhlaq Kota Tasikmalaya dapat diterima. Dengan demikian, nilai tes akhir siswa kelas XI C MA Binnaul
Akhlaq
Kota
Tasikmalaya
yang proses pembelajarannya
8 menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe berpikir berpasangan berbagi dan tipe bertukar pasangan
pada sub konsep sistem ekskresi manusia telah
mencapai KKM. Berikut ini merupakan diagram rata-rata post test siswa kelas X MA Binnaul Akhlaq Kota Tasikmalaya: 75,00
KKM
71,50
TPS
81,36
Bertukar Pasangan
Diagram Rata-rata Post test Siswa Kelas XI MA Binnaul Akhlaq Kota Tasikmalaya. Dari hasil penelitian yang telah dilakukan menunjukkan bahwa model pembelajaran kooperatif tipe bertukar pasangan di kelas XI C dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada sub konsep sistem ekskresi manusia. Hal tersebut ditunjukkan oleh hasil rata-rata post test di kelas XI A sebesar 71,50 dan di kelas XI C sebesar 81,36 telah melebihi nilai Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM) yang ditentukan sebesar 75,00. Dari hasil analisis model pembelajaran kooperatif tipe berpikir berpasangan berbagi dan tipe bertukar pasangan pada sub konsep sistem ekskresi manusia memberikan hasil yang berbeda. Artinya terdapat perbedaan
antara model pembelajaran kooperatif tipe berpikir berpasangan
berbagi dan tipe bertukar pasangan pada sub konsep sistem ekskresi manusia. rata-rata nilai KKM yang diperoleh pada proses pembelajaran menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe bertukar pasangan lebih tinggi dibandingkan dengan proses pembelajaran menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe berpikir berpasangan berbagi.
9 Melalui hasil penelitian tersebut dapat diketahui kekurangan dan kelebihan dari model pembelajaran kooperatif tipe berpikir berpasangan berbagi dan tipe bertukar pasangan. Kelebihan dan Kekurangan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe berpikir berpasangan berbagi dan tipe bertukar pasangan Model Kelebihan 1. Model 1. Menyediakan waktu pembelajaran berpikir untuk kooperatif tipe meningkatkan kualitas berpikir respon siswa. berpasangan 2. Siswa menjadi lebih aktif berbagi dalam berpikir mengenai konsep dalam mata pelajaran. 3. Siswa lebih memahami tentang konsep topik pelajaran dalam diskusi. 4. Siswa dapat belajar dari siswa lain. 5. Setiap siswa dalam kelompoknya mempunyai kesempatan untk berbagi atau menyampaikan idenya.
Kekurangan 1. Banyak kelompok yang melapor dan perlu dimonitor. 2. Lebih sedikit ide yang muncul. 3. Jika ada perselisihan, tidak ada penengah.
2. Model 1. Setiap siswa termotivasi 1. Siswa kurang pembelajaran untuk menguasai materi. konsentrasi. kooperatf tipe 2. Siswa dilatih untuk dapat 2. Guru tidak dapat bertukar bekerjasama mengetahui kemampuan pasangan mempertahankan siswa masing-masing. pendapat. 3. Masih ada siswa yang 3. Semua siswa terlibat. mengambil jalan pintas, 4. Melatih siswa untuk lebih dengan meminta tolong teliti, cermat, cepat dan kepada temannya tepat. mencarikan jawabannya. Simpulan Berdasarkan hasil penelitian, pengolahan data, dan pengujian hipotesis, diperoleh simpulan bahwa ada perbedaan hasil belajar siswa yang proses
10 pembelajarannya menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe berpikir berpasangan berbagi dan tipe bertukar pasangan pada materi Sistem Ekskresi Manusia di kelas XI MA Binnaul akhlaq Kota Tasikmalaya dan hasil belajar siswa yang proses pembelajarannya menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe bertukar pasangan lebih baik dibandingkan dengan kelompok siswa yang menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe berpikir berpasangan berbagi. Saran Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka penulis menyarankan: 1. model pembelajaran bertukar pasangan dapat menjadi pilihan model pembelajaran yang bisa diterapkan dalam proses belajar mengajar terutama dalam
mempelajari
materi
sistem
ekskresi
manusia
karena
dapat
meningkatkan hasil belajar siswa di kelas XI MA Binnaul akhlaq Kota Tasikmalaya; 2. dalam menyampaikam materi, seorang guru harus pintar dalam memilih penggunaan model-model pembelajaran yang sesuai dengan materi pelajaran sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai; 3. sebelum proses belajar mengajar berlangsung hendaknya persiapan dilakukan dengan sangat matang supaya pada saat pelaksanaanya guru dan siswa dapat mengefektifkan
waktu
dan
memaksimalkan
semua
langkah-langkah
pembelajarannya sehingga hasil belajar yang diharapkan dapat tercapai; 4. guru harus memperhatikan perkembangan siswa dan memberikan arahan dan motivasi supaya siswa dapat mengikuti pembelajaran dengan baik dan siswa dapat berperan aktif dalam proses pembelajarannya DAFTAR PUSTAKA Arikunto, Suharsimi. (2013). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta. Budiyono, Setiadi. (2013). Anatomi Tubuh Manusia. Bekasi: Laskar Aksara Huda, Miftahul. (2014). Model-Model Pengajaran dan Pembelajarn Isu-Isu Metodis dan Paradigmatais. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. HerlinaSulbiati, Elin. (2010). Pengaruh model Pembelajaran Kooperatife Tipe Bertukar Pasangan pada Konsep Tingkat Ciri-Ciri Makhluk Hidup Di
11 Kelas VII SMP Islam Cikuya Kabupaten Garut.Skripsi.Universitas Siliwangi: Tidak dipublikasikan. Jihad, Asep. (2012). Evaluasi Pembelajaran. Jakarta: Multi Pressindo Kurniawan, Reiza Farandika. (2014). Buku Pintar Anatomi Tubuh Manusia. Depok: Victoria Publishing Lestari,
Endang Sri (2009). Biologi : Makhluk Hidup dan Lingkungannya:SMA/MA untuk Kelas XI. Jakarta :Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional Lie, Anita. (2008). Cooveratife Learning Mempraktikan Cooperative Learning Di Ruang-RuangKelas.Jakarta :Grasindo. Pearce, Evelyn C. (2013). Anatomi dan fisiologi untuk paramedis. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. Rustaman, et al.(2012).Model- Model Pembelajaran. Jakarta: Raja Grafindo Persada. Rahmawati, Irma. (2010). Pengaruh model Pembelajaran Kooperatife Tipe Berpikir Berpasangan Berbagi pada Sub Konsep Tingkat KeanekaragamanHayati Di Kelas X SMA Negeri 1 Cineam.Skripsi.Universitas Siliwangi: Tidak dipublikasikan. Sanjaya, Wina. (2010). Strategi Pembelajaran.Jakarta :Kencana. Suprijono, Agus. (2011). Cooperative learning teori dan aplikasi Paikem. Yogyakarta: Pustakabelajar. Sudjana, Nana. (2005). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru. Sudjana, Nana. (1996). Dasar-Dasar Proses belajarMengajar. Bandung: SinarBaru. Suharsono dan Popo Mustofa Kamil. 2011. BiologiUmum. Program Studi Pendidikan Biologi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Siliwangi Tasikmalaya.Tidak dipublikasikan. Suharsono dan Popo Mustofa Kamil. 2014. Anatomi Fisiologi Tubuh Manusia. Program Studi Pendidikan Biologi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Siliwangi Tasikmalaya.Tidak dipublikasikan. Slameto. (2003). Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipa. Triatno.(2011). Model model pembelajaran inovatif. Bandung : CV Alfabetha Widaningsih, Dedeh. (2012). Evaluasi Pembelajaran Matematika.Tasikmalaya: Tidak dipublikasikan Yamin, Martinis (2012). Desain Baru Pembelajaran Kontruktivisme. Jakarta: Referensi.