VOLUME 07 l TAHUN 2015
JEMBATAN MENUJU KESEJAHTERAAN PEKERJA
TEKNOLOGI WAJAH WAJAH BARU BARU WEBSITE WEBSITE BPJS-TK BPJS-TK
MAIN REPORT KEMBALI KEMBALI BEKERJA BEKERJA SETELAH SETELAH KECELAKAAN KECELAKAAN TAK TAK TERLUPAKAN TERLUPAKAN
INVESTMENT PRILAKU PRILAKU INVESTOR INVESTOR
PROGRAM
RETURN TO WORK
@BPJSTKinfo BPJS Ketenagakerjaan Call Center: 500910 www.bpjsketenagakerjaan.go.id
www.bpjsketenagakerjaan.go.id
BRIDGE07ok.indd 1
BRIDGE VOLUME 05
a 1
5/18/2015 4:08:37 PM
2 2 BRIDGE07ok.indd 2
BRIDGE VOLUME 05 03 BRIDGE VOLUME
www.bpjsketenagakerjaan.go.id www.bpjsketenagakerjaan.go.id
5/18/2015 4:12:43 PM
HALO
[
[email protected] ]
Program Return to Work
P
emerintah akan mengembangkan kebijakan dan program pembinaan bagi penyandang disabilitas, misalnya penyediaan aksebilitas bangunan dan lingkungan, informasi dan teknologi. Di bidang ketenagakerjaan, para pekerja yang mengalami disabilitas, melalui program return to work akan dipekerjakan kembali di perusahaan tempatnya bekerja. Program return to work yang digagas Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) ketenagakerjaan, merupakan bagian penting mewujudkan masyarakat yang inklusi penyandang disabilitas sekaligus melengkapi program dalam penanganan penyandang disabilitas untuk dapat kembali bekerja.
Elvyn G Masassya
Kalau disadari, penyandang disabilitas merupakan investasi negara yang sangat potensial dalam membawa perubahan negara ke arah yang lebih baik, sepanjang penyandang disabilitas itu diberi kesempatan dan peluang berpartisipasi secara aktif dalam berbagai aspek kehidupan.
Direktur Utama
Untuk itu, BPJS Ketenagakerjaan harus menyiapkan progam ini dengan sebaik mungkin. Menempatkan kembali seseorang yang kehilangan sebagian fungsi fisik atau anatominya ke dalam dunia kerja bukanlah sekadar menempatkan kembali pada pekerjaannya. Karena itu, diperlukan persiapan dan cara-cara yang sistematis untuk penyiapan seseorang dengan disabilitas ke dalam kehidupan yang baru juga kesediaan pemberi kerja untuk menerimanya kembali. Program return to work ini, sangat membantu pekerja yang mengalami musibah kecelakaan kerja. Program ini juga akan memberikan solusi lain, dengan cara memberikan pelatihan dan keterampilan khusus yang sesuai agar peserta dapat bekerja di unit kerja atau bidang lain pada perusahaan yang sama. n Selamat membaca
www.bpjsketenagakerjaan.go.id
BRIDGE07ok.indd 3
BRIDGE VOLUME 05
3
5/18/2015 4:13:00 PM
DAFTAR ISI BRIDGE HALO Program return to work yang digagas Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) ketenagakerjaan, merupakan bagian penting mewujudkan masyarakat yang inklusi penyandang disabilitas sekaligus melengkapi program dalam penanganan penyandang disabilitas untuk dapat kembali bekerja.
Manfaat
19
BPJS Kesehatan Akan Memberlakukan Sistem Pengawasan dan Pemeriksaan
23
Seberang
38
Main Report
Investment Perilaku Investor
Return to Work di negeri ginseng
TEKNOLOGI
WAJAH BARU
3
28
12
KEMBALI BEKERJA SETELAH KECELAKAAN TAK TERLUPAKAN
@BPJSTKInfo
5
KOMPENSASI BPJS KETENAGAKERJAAN UNLIMITED
WEBSITE BPJS-TK
32 Figur dr. Tripambudi Santoso dan dr. H. Suci Rahmad, M.Kes
Case Manager BPJS Ketenagakerjaan
VOLUME 05 l TAHUN 2014
Publisher: Direksi BPJS Ketenagakerjaan Editor in Chief: Abdul Cholik l Managing Editor: Isnaldi Muhd. Dini l Editor: Hery Subroto, Maria Emmy Maharjati, Ariyanto, Brian Radiastra, M. Kurniawan, Adyan Suseno, Ahmad Jauhari l Reporters: Sensagita Trisna Putri, Ahmad Ikhsan l Designer: Abdul Wachid Zubeir l Photographer: Afrianto
JEMBATAN MENUJU KESEJAHTERAAN PEKERJA
TEKNOLOGI WAJAH WAJAH BARU BARU WEBSITE BPJS-TK BPJS-TK WEBSITE
MAIN REPORT KEMBALI KEMBALI BEKERJA BEKERJA SETELAH SETELAH KECELAKAAN KECELAKAAN TAK TAK TERLUPAKAN TERLUPAKAN
Alamat Redaksi: Jl. Jenderal Gatot Subroto No. 79 Jakarta Selatan Indonesia 12930, website: www.bpjsketenagakerjaan.go.id
INVESTMENT PRILAKU PRILAKU INVESTOR INVESTOR
Cover : Program Rturn to work Ilustrasi : Serah Terima Tanggungjawab
PROGRAM
RETURN TO WORK
@BPJSTKinfo BPJS Ketenagakerjaan Call Center: 500910 www.bpjsketenagakerjaan.go.id
PB
www.bpjsketenagakerjaan.go.id
BRIDGE VOLUME 05
4
BRIDGE07ok.indd 4
www.bpjsketenagakerjaan.go.id
BRIDGE VOLUME 05
a 1
BRIDGE VOLUME 05
Redaksi menerima sumbangan tulisan maupun foto kegiatan yang berhubungan dengan piha-pihak ekstenal di unit-unit kerja untuk dimuat di rubrik-rubrik MAJALAH BRIDGE. Semua naskah rubrik-rubrik di atas maksimal 5000 karakter dan dilampiri foto diri penulis. Naskah yang dimuat akan diberikan imbalan yang pantas.
www.bpjsketenagakerjaan.go.id
5/18/2015 4:14:27 PM
@bpjstkinfo
Kompensasi BPJS Ketenagakerjaan Unlimited Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Ketenagakerjaan meluncurkan program Jaminan Kesehatan Kerja Return To Work (JKK-RTW). Selain itu, BPJS Ketenagakerjaan juga menjamin penggantian kompensansi akiibat kecelakaan kerja tidak terbatas alias unlimited
S
alah satu layanan prima Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Ketenagakerjaan yang akan dikembangkan, adalah pengembangan Program Jaminan Kecelakaan Kerja Return to Work. Dengan adanya program return to work ini, maka peserta BPJS Ketenagakerjaan yang mengalami cacat karena kecelakaan bekerja mendapatkan perlindungan. BPJS Ketenagakerjaan, nantinya akan memberikan biaya rehabilitasi medis serta pelatihan kejuruan dan diharapkan pekerja itu mampu untuk bekerja kembali. Direktur Utama BPJS Ketenagakerjaan, Elvyn G. Masassya memberikan penjelasan, program return to work merupakan terobosan BPJS Ketenagakerjaan dalam menyempurnakan program Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK) menjadi Jaminan Kecelakaan Kerja Return to Work (JKK-RTW). Program yang berjalan sejak awal 2014 tersebut, merupakan bentuk pelayanan kepada pekerja yang mengalami cacat akibat kecelakaan kerja. JKK-RTW merupakan perluasan manfaat pada jaminan kecelakaan kerja, yaitu berupa pendampingan kepada peserta yang mengalami kecelakaan kerja yang menimbulkan cacat atau berpotensi cacat, mulai dari terjadinya musibah kecelakaan sampai dengan dapat kembali bekerja. “Tujuan program ini adalah untuk memastikan pekerja yang mengalami kecelakaan kerja dapat kembali bekerja tanpa menghadapi risiko pemutusan hubungan kerja karena kecacatan yang dialaminya,” ucap Elvyn.
www.bpjsketenagakerjaan.go.id
BRIDGE07ok.indd 5
Selain itu, lanjutnya, BPJS Ketenagakerjaan juga menjamin penggantian kompensansi akiibat kecelakaan kerja tidak terbatas alias unlimited. “Apabila terjadi kecelakaan kerja, kompensasi kita tidak terbatas. Kita ganti unlimited semua. Kalau cacat, akan direhab sampai sembuh dan siap kembali bekerja,” terang Elvyn. Elvyn menambahkan, BPJS Ketenagakerjaan akan membiayai pengobatan dan rehabilitasi sampai sembuh. “Kalau dulu peserta yang mengalami kecelakaan kerja hanya mendapat bantuan pengobatan hingga Rp 20 juta, namun dengan program JKK-TRW biaya pengobatannya menjadi tidak terbatas” jelasnya. Sejatinya, Program JKK-RTW BPJS Ketenagakerjaan merupakan program jaminan kecelakaan kerja yang bertujuan agar tenaga kerja yang mengalami kecelakaan kerja (cacat) atau penyakit akibat bekerja bisa kembali bekerja dan tidak merasa rendah diri. “Kita harus kembalikan mereka, agar dapat beraktifitas sehari-hari, Itu traumanya lama. Selain medis, juga akan kita datangkan psikolog untuk membantu mereka,” pungkas Elvyn. Elvyn menegaskan, segala pembiayaan rehabilitasi akan ditanggung BPJS Ketenagakerjaan. Dengan persyaratan, sebelumnya perusahaan sudah menandatangani kesepakatan dengan BPJS Ketenagakerjaan untuk menerima pekerja kembali bekerja di perusahaannya. n
BRIDGE VOLUME 05
5
5/18/2015 4:15:10 PM
Peraturan PERMENAKERTRANS No 609 Tahun 2012
PEDOMAN PENYELESAIAN KASUS KECELAKAAN KERJA DAN PENYAKIT AKIBAT KERJA
Menteri Tenaga kerja, M. Hanif Dhakiri, (Foto SBSINews)
J
umlah pekerja yang mengalami kecelakaan kerja di Indonesia, setiap tahunnya meningkat signifikan. Saat sosialisasi budaya Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) Menteri Tenaga Kerja Menteri Ketenagakerjaan (Menaker). M Hanif Dhakiri, prihatin terhadap angka kecelakaan kerja, yang mencapai sekitar 103 ribu kasus, setiap tahunnya. Jumlah kasus kecelakaan kerja yang tidak sedikit, perlu peraturan yang disepakati sebagai landasan dalam penyelesaian, agar tidak menjadi polemik dan sengketa berkepanjangan antara para pekerja dan majikan / perusahaan, yang bisa berdampak luas ke masyarakat pekerja di DN. Karena itu, Kementerian Tenaga Kerja – periode lalu, menggulirkan Pedoman Penyelesaian Kasus Kecelakaan Kerja dan Penyakit Akibat Kerja, yang tercantum dalam lampiran Keputusan Menteri Tenaga Kerja, Tanggal 27 September 2012. Pedoman tersebut digunakan sebagai acuan bagi pengawas ketenagakerjaan pada instansi terkait di
6
BRIDGE07ok.indd 6
BRIDGE VOLUME 05
bidang ketenagakerjaan, BPJS Ketenagakerjaan, serta dokter/tim medis penasehat/konsultan dalam menyelesaikan kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja. Pedoman P3K&PAK itu, meliputi sepuluh Bab, yang menjelaskan, sbb: Bab I menguraikan latar belakang dan Bab II mengenai penjelasan mengenai pengertian teknis. Baru pada Bab III, menjelaskan ruang lingkup dan besarnya jaminan kecelakaan kerja. Selanjutnya, pada Bab IV dipaparkan mekanisme penyelesaian kasus kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja. Berikutnya, Bab V membahas fungsi dan tugas dokter penasehat dalam menyelesaikan kasus kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja. Kemudian, Bab VI menguraikan tugas dan fungsi pengawas ketenagakerjaan dalam menyelesaikan kasus kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja. Pada Bab VII menjelaskan hal-hal yang perlu diperhatikan dalam penyelesaian kasus kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja. Disambung Bab VIII
www.bpjsketenagakerjaan.go.id
5/18/2015 4:15:35 PM
Peraturan menerangkan pihak-pihak yang berhak menerima jaminan kecelakaan kerja. Baru pada Bab IX membahas perihal penegakan hukum. Dan terakhir Bab X memberikan contoh enam formulir (F) penetapan pengawas ketenagakerjaan, yang meliputi, sbb : F1. Penetapan Kecelakaan Kerja atau Bukan Kecelakaan Kerja, F2. Penetapan Penyakit Akibat Kerja atau Bukan Akibat Kerja, F3. Penetapan Besarnya Prosentase Cacad Akibat Kecelakaan Kerja dan atau Akibat Penyakit Kerja, F4. Penetapan Besarnya Jaminan Kecelakaan Kerja, F5. Permintaan Pertimbangan Medis Kepada Dokter Penasehat, dan F6. Bentuk Pertimbangan Medis Dokter Penasehat. Pada awal Pedoman P3K&PAK, dikemukakan latar belakang digulirkannya Permenakertrans No 609 tahun 2012. Untuk menyelesaikan kasus Kecelakaan Kerja dan Penyakit Akibat Kerja, peranan Pengawas Ketenagakerjaan, Dokter Penasehat dan PT. Jamsostek -–yang telah bertransformasi menjadi BPJS Ketenagakerjaan, sangat menentukan agar kasus tersebut dapat diselesaikan dengan cepat dan tepat sesuai ketentuan peraturan perundangundangan. Namun hal penegakan hukum – sesuai dengan hukum ketenagakerjaan, juga menetapkan bilamana terjadi kecelakaan kerja terhadap buruh, baik dalam hal pengobatan hingga santunan yang wajib diberikan oleh pengusaha. Kewajiban khusus untuk memberikan santunan bagi buruh yang mengalami cacat akibat kecelakaan kerja, juga diatur melalui secara tersendiri melalui peraturan pemerintah. Sebelum membahas mengenai santunan cacat
www.bpjsketenagakerjaan.go.id
BRIDGE07ok.indd 7
akibat kecelakaan kerja, terlebih dahulu harus dipahami mengenai definisi cacat. Menurut Permenakertrans No 609 tahun 2012 tentang Pedoman Penyelesaian Kasus Kecelakaan Kerja dan Penyakit Akibat Kerja, disebutkan bahwa cacat adalah keadaan hilang atau berkurangnya fungsi anggota badan, yang secara langsung atau tidak langsung, mengakibatkan hilang atau berkurangnya kemampuan untuk menjalankan pekerjaan. Cacat dapat dibagi menjadi tiga jenis, yaitu: 1. cacat sebagian untuk selamanya adalah cacat yang mengakibatkan hilangnya sebagian atau beberapa bagian dari anggota tubuh. 2. cacat kekurangan fungsi adalah cacat yang mengakibatkan berkurangnya fungsi sebagian atau beberapa bagian dari anggota tubuh untuk selama-lamanya. 3. cacat total untuk selamanya adalah keadaan tenaga kerja tidak mampu bekerja sama sekali untuk selama-lamanya. Masing-masing jenis cacat ini dinyatakan oleh dokter yang merawat atau dokter penasehat, setelah melakukan pemeriksaan fisik secara medis agar pertimbangan medis dapat diberikan secara akurat dan obyektif. Dan untuk besaran santunan yang wajib diberikan oleh pengusaha akan bergantung pada jenis cacat yang diderita oleh buruh akibat kecelakaan kerja tersebut – yang diatur dalam pemerintah tersendiri (PP No 53 Tahun 2012). Berdasarkan tersebut, pengusaha wajib membayar santunan cacat akibat kecelakaan kerja, sebagai berikut: 1. Santunan sementara tak mampu bekerja 4 bulan pertama 100% upah sebulan, 4 bulan kedua 75% upah sebulan dan bulan seterusnya 50% upah sebulan. 2. Santunan cacat total dibayarkan sekaligus sebesar 70% x 80 bulan upah dan santunan berkala yang dibayarkan sebesar Rp 200.000,00 x 24 bulan atau dibayarkan di muka sekaligus sebesar Rp 4.800.000,00 atas pilihan buruh yang bersangkutan. 3. Santunan cacat sebagian untuk selamanya, dibayarkan sekaligus sebesar ..% x 80 bulan upah. ( Sesuai Tabel Santunan Tunjangan Cacat Total, Cacat Sebagian dan Cacat lain ) 4. Satunan cacat kekurangan fungsi, dibayarkab sekaligus sebesar ..% x 80 bulan upah. ( Sesuai Tabel Santunan Tunjangan Cacat Total, Cacat Sebagian dan Cacat lain ) n
BRIDGE VOLUME 05
7
5/18/2015 4:15:38 PM
Main Report
Memberikan Hak Pekerjaan Bagi Warga Difabel Venenatis Keberadaan warga difabel seringkali masih dipandang sebelah mata. Kurangnya kepedulian dan aksesbilitas dari berbagai pihak membuat banyak warga difabel mengalami kesulitas untuk mendapatkan pekerjaan. Namun, kini secara perlahan tapi pasti banyak kalangan mulai menaruh perhatian kepada mereka, memberdayakan mereka dan memenuhi hak mereka untuk memperoleh pekerjaan.
I
su tentang disabilitas yang sering dikaitkan dengan kaum difabel pada saat ini masih menjadi permasalahan cukup serius di masyarakat. Kurangnya kepedulian dan aksesbilitas dari berbagai pihak membuat banyak warga difabel mengalami kesulitan untuk mendapatkan pekerjaan. Padahal sejumlah peraturan dan perundang-undangan telah menyebutkan bahwa warga difabel memiliki hak untuk memperoleh pekerjaan. Selama ini banyak kalangan masih menganggap bahwa cacat adalah kutukan dan untuk itu tabu untuk dibicarakan. Tapi perlu diingat bahwa penyandang cacat, mereka yang berkebutuhan khusus, atau yang dikenal sebagai warga difabel adalah juga manusia seperti kita semua. Bisa jadi kita yang pada saat ini memiliki fisik dan indra yang sempurna, namun ada kemungkinan kemudian menjadi bagian dari warga difabel karena berbagai sebab, seperti karena kecelakaan kerja, kecelakaan lalu lintas, penyakit, bencana alam dan lain-lain. Sebagai bangsa yang beradab dan beragama, kita perlu membantu warga disable. Keberadaan mereka bukan
8
BRIDGE07ok.indd 8
BRIDGE VOLUME 05
untuk dikasihani, tetapi kita perlu memberikan ruang dan kesempatan kepada mereka seperti halnya kepada orang lain dengan fisik yang sempurna. Indonesia telah meratifikasi konvensi hak penyandang cacat atau warga difabel yang disepakati oleh 146 negara di PBB pada tahun 2007. Ratifikasi ini tertuang dalam UU No. 19 Tahun 2011 yang mengamanatkan pemerintah nasional dan daerah untuk menghormati, melindungi, dan memajukan hak penyandang disabilitas untuk meningkatkan kesejahteraan penyandang disabilitas. Selain itu, sebelumnya sudah ditetapkan peraturan khusus mengenai penyandang cacat yaitu UU No. 4 Tahun 1997.
Konsep Difabel Menurut Andi Ahmad Yani, Pemerhati Difabel, istilah difabel merupakan pengindonesiaan dari kependekan istilah different abilities people (orang dengan kemampuan yang berbeda). Dengan istilah difabel, masyarakat diajak untuk merekonstruksi nilai-nilai sebelumnya, yang semula memandang kondisi cacat atau tidak normal sebagai
www.bpjsketenagakerjaan.go.id
5/18/2015 4:15:41 PM
Main Report
FOTO: dissosjabar.go.id
kekurangan atau ketidakmampuan menjadi pemahaman terhadap difabel sebagai manusia dengan kondisi fisik berbeda yang mampu melakukan aktivitas dengan cara dan pencapaian yang berbeda pula. Dengan pemahaman baru itu masyarakat diharapkan tidak lagi memandang para difabel sebagai manusia yang hanya memiliki kekurangan dan ketidakmampuan. Sebaliknya, para difabel, sebagaimana layaknya manusia umumnya, juga memiliki potensi dan sikap positif terhadap lingkungannya. Kata difabel memiliki hubungan dengan istilah disable. Disable sendiri bila diterjemahkan dalam bahasa Indonesia mempunyai arti kecacatan, dan penggunaan istilah kecacatan memiliki transisi perubahan yang cukup signifikan sesuai dengan persepsi dan penerimaan masyarakat secara luas. Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa difabel memiliki pengertian orang yang memiliki perbedaan dengan orang pada umumnya atau bisa juga orang yang mempunyai suatu keterbatasan yang membuatnya berbeda dari orang lain. Dengan demikian, dalam dunia kerja seharusnya warga disabel memiliki hak yang sama dengan warga masyarakat lainnya untuk memperoleh pekerjaan. Dari sejumlah peraturan perundang-undangan yang
www.bpjsketenagakerjaan.go.id
BRIDGE07ok.indd 9
mengatur tentang ketenagakerjaan, pada dasarnya tidak ada perbedaan khusus tentang perjanjian kerja yang diperuntukkan bagi pekerja pada umumnya dengan pekerja difabel. Hal ini karena aturan ketenagakerjaan menganut prinsip perlakuan yang sama (tanpa diskriminasi) sebagaimana diatur dalam Pasal 5 Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan yang berbunyi: “Setiap tenaga kerja memiliki kesempatan yang sama tanpa diskriminasi untuk memperoleh pekerjaan.” Menurut Andi Ahmad Yani, prinsip ini memiliki arti bahwa setiap tenaga kerja mempunyai hak dan kesempatan yang sama untuk memperoleh pekerjaan dan penghidupan yang layak tanpa membedakan jenis kelamin, suku, ras, agama, dan aliran politik sesuai dengan minat dan kemampuan tenaga kerja yang bersangkutan, termasuk perlakuan yang sama terhadap para penyandang cacat (lihat Penjelasan Pasal 5 UU Ketenagakerjaan). Prinsip ini juga disebut dalam Pasal 14 UndangUndang Nomor 4 Tahun 1997 tentang Penyandang Cacat yang menyatakan bahwa: “Perusahaan negara dan swasta memberikan kesempatan dan perlakuan yang sama kepada penyandang cacat dengan mempekerjakan penyandang cacat di perusahaannya sesuai dengan jenis dan derajat kecacatan, pendidikan, dan kemampuannya, yang jumlahnya
BRIDGE VOLUME 05
9
5/18/2015 4:16:05 PM
Main Report disesuaikan dengan jumlah karyawan dan/atau kualifikasi perusahaan.”
Mendapat Perhatian Secara perlahan tapi pasti perhatian para pengusaha untuk mempekerjakan warga disabel mulai terlihat nyata. Misalnya, Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Kota Bandung merasa optimistis dapat mengupayakan penyerapan tenaga kerja warga difabel. Menurut Ketua PHRI Kota Bandung Momon Abdurachman, beberapa waktu yang lalu, menyatakan penyandang cacat juga memiliki kemampuan seperti halnya orang normal misalnya kemampuan membaca dan menulis. Dari segi pendidikan, penyandang cacat juga banyak yang telah meraih gelar sarjana. Momon Abdurachman menambahkan, warga difabel dapat bekerja sesuai dengan kemampuan. Perusahaan perhotelan dapat menampung pekerja disable lewat program corporate social responsibility (CSR). Menaker Hanif Dhakiri memberikan dukungan dan apresiasi yang tinggi kepada para pengusaha yang mempekerjakan warga difabel. Dia juga memberikan dukungan kepada warga difabel yang telah berbuat luar biasa. “Kalian anak-anak yang luar biasa. Saya mengapresiasi perusahaan yang telah mempekerjakan pekerja difabel,” ungkapnya, di acara Nakertrans Expo, di Jakarta, beberapa waktu yang lalu. Menurutnya, Kemenaker terus berupaya memformulasikan kebijakan dan menjalankan berbagai program atau kegiatan untuk mewujudkan masyarakat yang inklusif dan aksesibel untuk semua, terutama bagi para tenaga kerja penyandang disabilitas. UU No. 4 Tahun 1997 tentang Penyandang Cacat menegaskan penyandang cacat berhak memperoleh pekerjaan dan penghidupan yang layak dan mendapat perlakuan yang sama dan tanpa diskriminasi. Kementerian Ketenagakerjaan akan melakukan pendataan dan pemetaan jumlah angkatan kerja difabel di Tanah Air. Hal itu dilakukan untuk memudahkan pembagian sektor yang berpotensi diisi oleh warga difabel. Berdasarkan data Kementerian Ketenagakerjaan, saat ini ada 1,5 juta pekerja difabel belum mendapatkan pekerjaan. Selain itu, pada saat ini pemerintah telah menyediakan fasilitas penempatan tenaga kerja melalui mekanisme antar kerja tak terkecuali untuk angkatan kerja difabel. Dalam mekanisme ini, pencari kerja difabel difasilitasi dengan memberikan informasi pasar kerja, bimbingan penyuluhan mengenai minat bakatnya, serta gambaran jabatan yang akan diduduki. Di lain pihak, pengguna tenaga kerja difabel difasilitasi dengan informasi mengenai persediaan tenaga kerja difabel beserta kualifikasi yang dimiliki pencari kerja difabel.
10
BRIDGE07ok.indd 10
BRIDGE VOLUME 05
Sementara itu, Kementerian Sosial menyiapkan skema pelatihan kewirausahaan untuk kaum difabel. Pelatihan kewirausahaan dilakukan di panti sosial, selter, dan dinas sosial di seluruh Indonesia. Menurut Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa, warga difabel disiapkan agar mandiri dan produktif. Pelatihan tersebut bertujuan agar setelah mendapat pelatihan warga difabel bisa bekerja secara mandiri, bahkan bisa mempekerjakan orang lain. Semua unit pelaksana teknis panti sosial menyiapkan pola pelatihan tersebut. Selain itu, para penyandang difabel juga mendapat kesempatan menjadi pegawai negeri sipil. Pada pemerintahan Jokowi saat ini, warga difabel yang diberi peluang menjadi pegawai negeri sebanyak 300 orang. Dari jumlah tersebut, sebanyak 200 orang bekerja di Kementerian Sosial dan 100 orang bekerja di lembaga lain. Bidang pekerjaan yang disediakan disesuaikan dengan kemampuan mereka masing-masing.
Pekerjaan Layak International Disability Day yang diperingati setiap tanggal 3 Desember pada tahun 2014 mengambil tema “Decent Work for People with Disabilities”, atau pekerjaan yang layak bagi kaum difabel atau penyandang cacat. Tema ini perlu mendapatkan perhatian bersama mengingat selama ini hanya sebagian kecil warga difabel yang memperoleh pekerjaan yang layak. Kondisi yang dialami oleh warga difabel selama ini merupakan dampak dari cara pandang masyarakat terhadap mereka. Selama ini sebagian besar masyarakat memandang warga difabel lebih sebagai obyek sosial daripada individu yang memiliki hak setara sebagaimana anggota masyarakat lainnya. Akibatnya banyak dari warga difabel yang hidup dalam kemiskinan. Dalam The Convention on the Human Rights of Person with Disabilities dijelaskan bahwa setiap negara harus menjamin kesetaraan bagi kaum difabel untuk mendapatkan pekerjaan yang layak. Sementara itu, perlindungan terhadap hak untuk mendapatkan pekerjaan yang layak bagi warga difabel di Indonesia sebenarnya telah diatur dalam Pasal 14 Undang – Undang Nomor 4 Tahun 1997 tentang Penyandang Cacat. Dalam pasal ini dijelaskan bahwa setiap perusahaan pemerintah dan swasta wajib mempekerjakan kaum difabel di perusahaannya. Pada pasal berikutnya, Pasal 28 disebutkan tentang sanksi hukum atas pelanggaran terhadap Pasal 14, berupa kurungan selama-lamanya 6 bulan dan/atau denda sebesar dua ratus juta rupiah. Selanjutnya untuk mempermudah pelaksanaan teknis maka dikeluarkanlah Keputusan Menteri Tenaga Kerja Republik Indonesia No.Kep – 205/MEN/1999 yang mempertegas tentang quota bagi tenaga kerja difabel
www.bpjsketenagakerjaan.go.id
5/18/2015 4:16:20 PM
Main Report
FOTO: cibinong.kemensos.go.id
yang mensyaratkan 1 pekerja difabel untuk 100 karyawan dalam setiap perusahaan. Jumlah warga difabel di Indonesia cukup banyak dan diperkirakan akan terus bertambah dari tahun ke tahun. Berdasarkan data dari Kementerian Kesehatan Nasional (Kemenkes), penderita difabel pada 2011 sebanyak 6,7 juta jiwa atau 3,11 persen dari jumlah penduduk Indonesia. Sedangkan menurut catatan dari World Health Organization (WHO), Indonesia memiliki penderita difabel lebih dari 10 juta jiwa.
Pembagian Peran Pembagian peran antar pihak yang terkait sangat diperlukan guna mewujudkan hak pekerjaan yang layak bagi warga difabel. Pihak pemerintah dalam hal ini Kementerian Ketenagakerjaan diharapkan berperan aktif mensosialisasikan serta mendorong pelaksanaan KepMen 205/MEN/1999 terhadap perusahaan. Selain itu, pemerintah juga diharapkan mampu merancang program pemberdayaan untuk warga difabel dengan memperhatikan aspek yang mendukung kemandirian mereka. Dengan demikian, warga difabel tidak menjadi tergantung pada pada sektor formal. Selanjutnya, pihak swasta atau perusahaan diharapkan tidak mengembangkan prilaku diskriminatif terhadap pekerja difabel dengan menyediakan fasilitas yang aksesibel serta lingkungan kerja yang kondusif bagi mereka. Tempat kerja yang aksesibel dan lingkungan kerja yang kondusif bagi difabel pada dasarnya akan dapat meningkatkan kualitas kerja para pekerja difabel. Dengan demikian, biaya untuk penyediaan alat serta ruang kerja yang aksesibel pada
www.bpjsketenagakerjaan.go.id
BRIDGE07ok.indd 11
FOTO: dplu.go.id
dasarnya akan meningkatkan produktifitas perusahaan. Selain itu, peran penting dalam rangka mendukung terwujudnya hak pekerjaan bagi warga difabel juga sangat diperlukan dari organisasi difabel. Mereka berperan melakukan fungsi kontrol terhadap realisasi perundangan dan kebijakan tentang ketenagakerjaan bagi warga difabel. Selain itu, mereka juga diharapkan mampu melakukan pembinaan terhadap peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia warga difabel. Kerjasama dan pembagian peran antara pemerintah, swasta, dan organisasi difabel dalam mengupayakan peningkatan mutu kehidupan warga difabel melalui penyediaan akses pekerjaan harus dilakukan dalam posisi yang setara. Bukan menempatkan kaum difabel sebagai obyek dari kebijakan namun lebih sebagai mitra sejajar. Hal terpenting dari kerjasama dan pembagian peran antar pihak tersebut diatas selain peningkatan kualitas sumber daya manusia warga difabel juga penyediaan fasilitas yang aksesibel di tempat kerja bagi warga disabel. Pengadaan fasilitas yang aksesibel oleh perusahaan seringkali dilihat dari perhitungan untung rugi bukan dari sudut pandang pemenuhan hak dasar bagi warga difabel agar mereka mampu melakukan aktivitas secara lebih optimal. Akhirnya, penyediaan akses lapangan pekerjaan bagi warga difabel pada dasarnya akan terkait dengan keperpihan nurani. Fasilitas bagi warga difabel bukan sebuah preference, tapi lebih merupakan hak yang semestinya didapat oleh mereka. Fasilitas tersebut merupakan kelengkapan bagi warga difabel agar mampu beraktivitas secara layak serta mampu berkompetisi dengan individu lainnya. n
BRIDGE VOLUME 05
11
5/18/2015 4:16:46 PM
Main Report
Kembali Bekerja Setelah Kecelakaan Tak Terlupakan Apa yang melintas dalam pikiran seseorang, yang terkena musibah kecelakaan di tempat kerja? Umumnya ia akan merasa sangat galau dan tak tahu harus berbuat apa. Bingung memikirkan besarnya biaya yang harus dikeluarkan untuk pengobatan. Setelah sembuh, masih pula harus melewati fase pemulihan yang memakan waktu dan biaya. Dan jika akhirnya dapat sepenuhnya pulih, belum tentu, perusahaan tempatnya bekerja masih mau menerimanya kembali. Tak memiliki pekerjaan dapat membuat seseorang merasa frustrasi, bahkan depresi, karena tak dapat memenuhi kebutuhan hidupnya dan kehilangan harga diri.
Direktur Pelayanan dan Pengaduan BPJS Ketenagakerjaan, Achmad Riadi
M
erespon banyaknya peristiwa kecelakaan di tempat kerja, Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Ketenagakerjaan baru-baru ini meluncurkan produk baru yang diberi nama Return to Work (RTW). Jika diartikan secara harfiah, return to work berarti kembali bekerja. Direktur Pelayanan dan Pengaduan BPJS Ketenagakerjaan, Achmad Riadi mengatakan, program ini merupakan perluasan manfaat pada Program Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK) yang diberikan dalam bentuk pendampingan pada kasus kecelakaan kerja
12
BRIDGE07ok.indd 12
BRIDGE VOLUME 05
yang dialami oleh peserta BPJS Ketenagakerjaan. Riadi menambahkan, pendampingan pada manfaat RTW diberikan sedari dini (early involvement) mulai dari terjadinya musibah kecelakaan sampai kembali bekerja. “Dengan demikian BPJS Ketenagakerjaan dapat menjadi jembatan menuju kesejahteraan pekerja,” ujarnya. Dilandasi konsep dan filosofi bahwa jaminan sosial merupakan suatu bentuk perlindungan sosial kepada masyarakat guna menjamin kepastian pemenuhan kebutuhan hidup layak terhadap risiko-risiko sosial yang terjadi, Achmad meyakini,
www.bpjsketenagakerjaan.go.id
5/18/2015 4:16:57 PM
Main Report bahwa program RTW akan menjadi program berkesinambungan. Salah satu diantaranya adalah risiko cacat akibat kecelakaan kerja yang berpotensi menyebabkan tenaga kerja dan keluarganya kehilangan pekerjaan dan masuk ke dalam masyarakat golongan vulnerable, near poor atau bahkan menjadi poor. Dalam mengimplementasikan Program JKK-Return to Work ini, BPJS Ketenagakerjaan memerlukan dukungan dan kerjasama seluruh stakeholder. Pada tanggal 16 april 2015 kemarin, BPJS telah menginisiasi deklarasi kepada berbagai stakeholder yaitu Pemerintah yang diwakili oleh Kementerian Ketenagakerjaan, Kementerian Sosial, APINDO, Serikat Pekerja, untuk mendukung implementasi Program Return to Work di Indonesia. Menurut Achmad, sampai kini sudah ada 300 perusahaan peserta BPJS yang berpartisipasi dalam program RTW. Di masa depan, diharapkan semua perusahaan dapat mengikutsertakan karyawannya dalam RTW. Program ini memberikan pelayanan komprehensif dimulai dari sejak perawatan setelah kecelakaan, pemulihan baik fisik maupun secara psikologis, sampai akhirnya pekerja dapat kembali mandiri. Kecelakaan yang menyebabkan hilangnya limb (tangan dan/atau kaki), tentu akan menyebabkan pekerja merasa trauma, frustrasi bahkan depresi. “Program RTW akan terus mendampingi pekerja ini sampai akhirnya menerima prosthetic limb (kaki atau tangan palsu) berikut perawatan dan latihan setelah pemasangan prosthetic limb tersebut di BLK (Balai Latihan Kerja),” terangnya. Para aktuaris ahli di BPJS Ketenagakerjaan, lanjut Riadi, telah melakukan kalkulasi dengan cermat tentang RTW, dan dipastikan memiliki sustainability (berkesinambungan). RTW memberikan pelayanan komprehensif selain upaya kuratif, rehabilitatif, dan pelatihan vokasional. Pertimbangan sustainability program ini juga didukung oleh regulasi bahwa dari iuran Program Jaminan Kecelakaan Kerja yang dikelola BPJS Ketenagakerjaan, dana kelolaan JKK diberikan kembali sepenuhnya kepada manfaat Program JKK bagi tenaga kerja, karena BPJS Ketenagakerjaan hanya mendapatkan fee untuk mengelola Program ini dan tidak mengambil keuntungan dari dana kelolaan Program JKK. Kecelakaan di tempat kerja atau saat bekerja, terjadi karena banyak faktor. Ada perusahaan yang sudah melaksanakan 3K dengan baik, tetapi pekerja yang tidak mematuhinya, seperti misalnya pembersih kaca jendela di gedung jangkung yang tidak memakai helm saat bekerja dengan gondola, atau petugas yang harus menghirup bau-bau kimia keras, namun menolak memakai masker. Ada pula kebijakan perusahaan yang tidak didesain berdasarkan keadaan, misalnya layanan antar makanan cepat saji
www.bpjsketenagakerjaan.go.id
BRIDGE07ok.indd 13
yang dijamin sampai tujuan dalam waktu tidak lebih dari 15 menit. Kondisi jalanan yang padat membuat pengantar harus memacu kendaraannya dengan menerobos banyak halangan dan memungkinkan terjadi kecelakaan. Secara rinci Achmad menjelaskan, prosedur pelayanan RTW dimulai saat peserta yang mengalami kecelakaan kerja, mendapatkan penanganan di pelayanan kesehatan dengan terlebih dahulu menginformasikan kepada Manajer Kasus Kecelakaan Kerja dan Penyakit Akibat Kerja (KK PAK). Manajer Kasus atau Case Manager ini akan terus mendampingi pekerja sampai sembuh dan dapat kembali bekerja. Apabila peserta mengalami keterbatasan fungsi maupun kehilangan organ tubuhnya yang mengakibatkan peserta mengalami cacat fungsi maupun cacat anatomi, maka peserta akan mendapatkan pelayanan rehabilitasi dan program RTW, dimana terlebih dahulu pihak perusahaan dan peserta yang mengalami cacat memberikan persetujuan secara tertulis. Selanjutnya, Manajer Kasus KK PAK akan mendampingi peserta dalam proses Return to Work (RTW). “Manajer Kasus KK PAK ini nantinya memantau pengobatan dan perawatan yang tepat dan efektif bagi pasien serta memfasilitasi percepatan proses pemulihan atau rehabilitasi,” imbuhnya. Achmad mengharapkan, program RTW ini dapat meningkatkan loyalitas dan produktivitas pekerja, dan perusahaan tidak perlu menganggarkan biaya perawatan dan pelatihan pekerja yang mengalami kecelakaan kerja. Serahkan semua pada BPJS dan jika masa-masa sulit telah berhasil dilalui, perusahaan dapat menerima kembali pekerja tersebut. “Kecelakaan hebat akan menimbulkan trauma yang akan terus diingat sepanjang hidup, itu sebabnya BPJS juga akan mendampingi pekerja untuk mempelajari keahlian baru agar dapat bekerja di divisi lain, yang tidak akan mengingatkannya terus pada kecelakaan yang pernah menimpanya,” paparnya. Untuk meningkatkan pelayanan RTW, BPJS Ketenagakerjaan menargetkan perluasan jejaring Trauma Center (TC) di seluruh Indonesia dari 1300 jejaring fasilitas kesehatan sebanyak 900 faskes TC pada akhir 2014 menjadi pada 2500 jejaring faskes TC pada saat BPJS Ketenagakerjaan mulai berimplementasi penuh mulai Juli 2015. Dari semua layanan faskes TC ini, akan dilengkapi dengan kemudahan akses online yang dapat memberikan layanan data peserta online real time untuk percepatan dan kemudahan pelayanan kepada peserta di jejaring fasilitas kesehatan Trauma Center. BPJS Ketenagakerjaan memerlukan dukungan
BRIDGE VOLUME 05
13
5/18/2015 4:16:57 PM
Main Report dan kerjasama seluruh stakeholder. Pada tanggal 16 april 2015 kemarin, BPJS telah menginisiasi deklarasi kepada berbagai stakeholder yaitu Pemerintah yang diwakili oleh Kementerian Ketenagakerjaan, Kementerian Sosial, APINDO, Serikat Pekerja, untuk mendukung implementasi Program Return to Work di Indonesia. Menurut Achmad, sampai kini sudah ada 300 perusahaan peserta BPJS yang berpartisipasi dalam program RTW. Di masa depan, diharapkan semua perusahaan dapat mengikutsertakan karyawannya dalam RTW. Program ini memberikan pelayanan komprehensif dimulai dari sejak perawatan setelah kecelakaan, pemulihan baik fisik maupun secara psikologis, sampai akhirnya pekerja dapat kembali mandiri. Kecelakaan yang menyebabkan hilangnya limb (tangan dan/atau kaki), tentu akan menyebabkan pekerja merasa trauma, frustrasi bahkan depresi. “Program RTW akan terus mendampingi pekerja ini sampai akhirnya menerima prosthetic limb (kaki atau tangan palsu) berikut perawatan dan latihan setelah pemasangan prosthetic limb tersebut di BLK (Balai Latihan Kerja),” terangnya. Para aktuaris ahli di BPJS Ketenagakerjaan, lanjut Riadi, telah melakukan kalkulasi dengan cermat tentang RTW, dan dipastikan memiliki sustainability (berkesinambungan). RTW memberikan pelayanan komprehensif selain upaya kuratif, rehabilitatif, dan pelatihan vokasional. Pertimbangan sustainability program ini juga didukung oleh regulasi bahwa dari iuran Program Jaminan Kecelakaan Kerja yang dikelola BPJS Ketenagakerjaan, dana kelolaan JKK diberikan kembali sepenuhnya kepada manfaat Program JKK bagi tenaga kerja, karena BPJS Ketenagakerjaan hanya mendapatkan fee untuk mengelola Program ini dan tidak mengambil keuntungan dari dana kelolaan Program JKK. Kecelakaan di tempat kerja atau saat bekerja, terjadi karena banyak faktor. Ada perusahaan yang sudah melaksanakan 3K dengan baik, tetapi pekerja yang tidak mematuhinya, seperti misalnya pembersih kaca jendela di gedung jangkung yang tidak memakai helm saat bekerja dengan gondola, atau petugas yang harus menghirup bau-bau kimia keras, namun menolak memakai masker. Ada pula kebijakan perusahaan yang tidak didesain berdasarkan keadaan, misalnya layanan antar makanan cepat saji yang dijamin sampai tujuan dalam waktu tidak lebih dari 15 menit. Kondisi jalanan yang padat membuat pengantar harus
14
BRIDGE07ok.indd 14
BRIDGE VOLUME 05
memacu kendaraannya dengan menerobos banyak halangan dan memungkinkan terjadi kecelakaan. Secara rinci Achmad menjelaskan, prosedur pelayanan RTW dimulai saat peserta yang mengalami kecelakaan kerja, mendapatkan penanganan di pelayanan kesehatan dengan terlebih dahulu menginformasikan kepada Manajer Kasus Kecelakaan Kerja dan Penyakit Akibat Kerja (KK PAK). Manajer Kasus atau Case Manager ini akan terus mendampingi pekerja sampai sembuh dan dapat kembali bekerja. Apabila peserta mengalami keterbatasan fungsi maupun kehilangan organ tubuhnya yang mengakibatkan peserta mengalami cacat fungsi maupun cacat anatomi, maka peserta akan mendapatkan pelayanan rehabilitasi dan program RTW, dimana terlebih dahulu pihak perusahaan dan peserta yang mengalami cacat memberikan persetujuan secara tertulis. Selanjutnya, Manajer Kasus KK PAK akan mendampingi peserta dalam proses Return to Work (RTW). “Manajer Kasus KK PAK ini nantinya memantau pengobatan dan perawatan yang tepat dan efektif bagi pasien serta memfasilitasi percepatan proses pemulihan atau rehabilitasi,” imbuhnya. Achmad mengharapkan, program RTW ini dapat meningkatkan loyalitas dan produktivitas pekerja, dan perusahaan tidak perlu menganggarkan biaya perawatan dan pelatihan pekerja yang mengalami kecelakaan kerja. Serahkan semua pada BPJS dan jika masa-masa sulit telah berhasil dilalui, perusahaan dapat menerima kembali pekerja tersebut. “Kecelakaan hebat akan menimbulkan trauma yang akan terus diingat sepanjang hidup, itu sebabnya BPJS juga akan mendampingi pekerja untuk mempelajari keahlian baru agar dapat bekerja di divisi lain, yang tidak akan mengingatkannya terus pada kecelakaan yang pernah menimpanya,” paparnya. Untuk meningkatkan pelayanan RTW, BPJS Ketenagakerjaan menargetkan perluasan jejaring Trauma Center (TC) di seluruh Indonesia dari 1300 jejaring fasilitas kesehatan sebanyak 900 faskes TC pada akhir 2014 menjadi pada 2500 jejaring faskes TC pada saat BPJS Ketenagakerjaan mulai berimplementasi penuh mulai Juli 2015. Dari semua layanan faskes TC ini, akan dilengkapi dengan kemudahan akses online yang dapat memberikan layanan data peserta online real time untuk percepatan dan kemudahan pelayanan kepada peserta di jejaring fasilitas kesehatan Trauma Center.n
www.bpjsketenagakerjaan.go.id
5/18/2015 4:16:58 PM
Main Report
PROGRAM RETURN TO WORK BENTUK KEPEDULIAN BPJS KETENAGAKERJAAN
Direktorat Pelayanan dan Pengadaan DIvisi Pengembangan Jaminan Ketenagakerjaan, Drg, Endro Sucahyono, M.Kes
Program Jaminan Kecelakaan Kerja Return to Work (JKK-RTW), merupakan program yang memberikan perlindungan paripurna bagi peserta BPJS Ketenagakerjaan yang mengalami kecelakaan kerja parah dan tidak bisa bekerja untuk sementara waktu.
R
eturn to Work merupakan salah satu layanan prima Badan Penyelengara jaminan Sosial (BPJS) Ketenagakerjaan yang merupakan pengembangan dari Program Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK). Program ini, akan diimplementasikan secara penuh pada Juli 2015. Dengan adanya program return to work, para peserta BPJS Ketenagakerjaan yang mengalami cacat karena kecelakaan bekerja
www.bpjsketenagakerjaan.go.id
BRIDGE07ok.indd 15
akan mendapatkan perlindungan penuh. BPJS Ketenagakerjaan nantinya akan memberikan biaya rehabilitasi medis serta pelatihan kejuruan sampai pekerja itu mampu untuk bekerja kembali. Kepala Divisi Pengembangan Jaminan, BPJS Ketenagakerjaan, Drg. Endro Sucahyono, M.Kes mengatakan, BPJS Ketenagakerjaan meluncurkan program Jaminan Kecelakaan Kerja Return To Work (JKK-RTW), sebagai bentuk pelayanan kepada
BRIDGE VOLUME 05
15
5/18/2015 4:17:17 PM
Main Report pekerja yang mengalami cacat akibat kecelakaan kerja. Pelayanan tersebut mulai dari pendampingan ke Rumah Sakit Trauma Center hingga pembekalan mental dan keterampilan sampai mereka bisa bekerja kembali di perusahaannya dan tidak terjadi Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) karena ketidakmampuan bekerja. Program ini, lanjut Endro, sebenarnya sudah terlaksana sejak tahun 2014 dengan jumlah kasus yang telah ditangani sampai dengan bulan Maret 2015 sebanyak 38 kasus. Pada tahun 2014 kasus JKK mencapai 105.383 dengan Cacat Fungsi sebanyak 3.618 kasus, Cacat Sebagian sebanyak 2.616 kasus, Cacat Total sebanyak 43 kasus, dan meninggal sebanyak 2.375 kasus. Pengobatan dan perawatan kesehatan untuk program JKK-RTW ini, tambahnya, dapat dilakukan di Rumah Sakit Trauma Center yang ditunjuk oleh BPJS Ketenagakerjaan sebagai pusat pelayanan kesehatan dan rehabilitasi bagi peserta yang mengalami kecelakaan kerja. “Hingga Maret 2015, BPJS Ketenagakerjaan sudah bekerjasama dengan 1.300 Rumah Sakit/ Klinik Trauma Center milik pemerintah maupun swasta yang tersebar di seluruh Indonesia,” urai Endro. BPJS Ketenagakerjaan, terang Endro, terus memberikan jaminan kepada peserta, salah satunya membantu pekerja yang cacat untuk kembali bekerja melalui program return to work. “Cacat akibat
16
BRIDGE07ok.indd 16
BRIDGE VOLUME 05
kecelakaan kerja yang biasanya oleh perusahaan dilakukan pemutusan hubungan kerja (PHK), melalui manfaat return to work diupayakan dapat kembali bekerja meskipun dengan bidang pekerjaan yang lain,” imbuhnya. Manfaat ini, lanjutnya, tidak hanya pengobatan dan rehabilitasi, tetapi BPJS Ketenagakerjaan juga memberikan pelatihan pascakesembuhan agar pekerja tetap dapat memiliki kemampuan dan dapat bekerja kembali. Jika pekerja tidak dapat kembali bekerja normal dan tidak memungkinkan kembali bekerja pada bidang atau posisi semula, maka akan dicarikan pekerjaan yang sesuai di bidang yang lain di perusahaan yang sama atau perusahaan lainnya. “Bagi mereka yang mengalami cacat misalnya putus tangan atau kaki karena mengalami kecelakaan saat bekerja, diupayakan tetap bisa memperoleh penghasilan karena masih bekerja,” tambah Endro. Direktur Utama BPJS Ketenagakerjaan, Elvyn G. Masassya menjelaskan, sudah kewajiban BPJS Ketenagakerjaan untuk memfasilitasi dan mendorong pekerja peserta jaminan sosial yang mengalami kecelakaan lalu cacat untuk kembali bekerja. “Kecacatan, bukanlah akhir dari kehidupan, melainkan masih terbuka peluang untuk bekerja sesuai dengan kondisi pekerja tersebut,” jelasnya. Elvyn merangkan, Jaminan Kecelakaan Kerja Return to Work merupakan perluasan manfaat pada jaminan kecelakaan kerja, berupa pendampingan
www.bpjsketenagakerjaan.go.id
5/18/2015 4:17:20 PM
Main Report kepada peserta yang mengalami kecelakaan kerja yang menimbulkan cacat atau berpotensi cacat, mulai dari terjadinya musibah kecelakaan sampai dengan dapat kembali bekerja. “Tujuan program ini, untuk memastikan pekerja yang mengalami kecelakaan kerja dapat kembali bekerja tanpa menghadapi risiko pemutusan hubungan kerja karena kecacatan yang dialaminya,” jelasnya.
Deklarasi Program Return to Work Menteri Ketenagakerjaan (Menaker), Muhammad Hanif Dhakiri bersama Direktur Utama Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Ketenagakerjaan, Elvyn G Masassya mendeklarasikan program return to work atau kembali kerja. “Program kembali bekerja ini memudahkan saya untuk menegakkan praturan tersebut agar perusahaan membuka peluang kerja bagi insan cacat,” kata Menaker. Pendeklarasian program Return To Work ini, disaksikan oleh perwakilan dari Asosiasi Perusahaaan Indonesia (Apindo) dan Dewan Jaminan Sosial Nasional (DJSN) berisi antara lain berkomitmen mendukung penderita cacat untuk bekerja kembali setelah mengalami kecelakaan. Menaker mengatakan, sesungguhnya peraturan perundangan mewajibkan setiap perusahaan untuk merekrut minimal satu persen pekerja cacat di perusahaannya. Mulai 1 Juli 2015 perlindungan bagi para pekerja yang mengalami kecelakaan kerja atau penyakit akibat kerja akan terus makin meningkat. Dengan adanya program Jaminan Kecelakaan Kerja Return to Work (JKK-RTW) dari BPJS Ketenagakerjaan, kesempatan kerja mereka jadi terjamin. “Program kembali bekerja ini memudahkan saya untuk menegakkan praturan tersebut agar perusahaan membuka peluang kerja bagi insan cacat,” kata Menteri. Menaker mengingatkan, risiko kerja akhirakhir ini semakin meningkat sebagai dampak dari penggunaan mesin, alat kerja, bahan berbahaya, dan faktor lingkungan kerja. “Pemerintah mendukung upaya-upaya perlindungan menyeluruh di lingkungan kerja,” kata Hanif. Program JKK RTW diluncurkan BPJS Ketenagakerjaan seiring dengan meningkatnya jumlah kasus kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja. Para pekerja butuh perlindungan yang menjamin untuk dapat tetap bekerja walaupun pernah mengalami kecelakaan kerja atau penyakit akibat kerja. Berdasarkan data BPJS Ketenagakerjaan, ratarata dalam sehari tercatat 397 kasus kecelakaan
www.bpjsketenagakerjaan.go.id
BRIDGE07ok.indd 17
kerja/ hari, pekerja mengalami kecacatan tercatat 25 kasus/ hari, cacat total satu kasus/ hari, dan korban meninggal dunia sembilan kasus/ hari. Program Return To Work berlaku, saat peserta yang mengalami kecelakaan kerja lalu mendapatkan penanganan kuratif di trauma center di rumah sakit. Apabila peserta dinyatakan cacat maka bisa mengikuti rehabilitasi setelah perusahaan dan peserta yang cacat memberikan persetujuan secara tertulis.
Peran Case Manager Jaminan Kecelakaan Kerja Return to Work (JKKRTW) merupakan salah satu program unggulan yang telah dipersiapkan dalam menyongsong BPJS Ketenagakerjaan beroperasi penuh pada 1 Juli 2015, untuk menjadi Jembatan Menuju Kesejahteraan Pekerja. Endro pun memaparkan, alur pelayanan return to work dimulai saat peserta yang mengalami kecelakaan kerja, mendapatkan penanganan kuratif di RS Trauma Center melalui Case Manager atau manajer kasus Kecelakaan Kerja dan Penyakit Akibat Kerja (KKPAK). Apabila peserta dinyatakan cacat maka terdapat proses rehabilitasi di mana pihak perusahaan dan peserta yang mengalami cacat memberikan persetujuan secara tertulis. Selanjutnya, manajer Kasus KKPAK akan mendampingi peserta dalam proses return to work. Manajer kasus KKPAK ini nantinya, memantau pengobatan dan perawatan yang tepat dan efektif bagi pasien serta memfasilitasi percepatan proses pemulihan atau rehabilitasi. Setelah pengobatan dan rehabilitasi tuntas, manajer kasus KKPAK memberikan pelatihan pasca kecacatan dan motivasi kepada peserta yang bertujuan untuk memastikan peserta dapat bekerja kembali secara normal. “Apabila upaya-upaya tersebut telah dilakukan, namun tidak memungkinkan bagi peserta yang bersangkutan untuk kembali bekerja pada posisi yang sama sebelum mengalami kecelakaan, manajer kasus KKPAK akan mencarikan solusi lain dengan cara memberikan pelatihan dan keterampilan khusus yang sesuai agar peserta dapat bekerja di unit kerja atau bidang lain pada perusahaan yang sama,” ungkap Endro. Menurut Endro, manajer kasus KKPAK berperan sebagai jembatan bagi tenaga kerja, pihak medis, manajemen perusahaan, serikat pekerja dan balai pelatihan kerja. Secara institusi mereka akan ditempatkan di 11 kantor cabang di seluruh Indonesia.
BRIDGE VOLUME 05
17
5/18/2015 4:17:20 PM
Main Report “Manajer kasus perannya, untuk mendampingi dan memberikan motivasi bagi tenaga kerja yang mengalami kecelakaan kerja untuk bangkit dan semangat sampai bisa kembali bekerja,” tuturnya. Dalam upaya melatih para manajer kasus, lanjut Endro, BPJS Ketenagakerjaan telah menjalin kerjasama dengan DGUV dan GIZ Jerman. Sebagaimana diketahui, DGUV dan GIZ Jerman merupakan lembaga Institusi Jaminan Sosial Jerman yang berhasil menerapkan program ini di Jerman dan juga sudah diakui secara internasional. Sedangkan GIZ Jerman akan memfasilitasi dan menginisiasi pengiriman dan sertifikasi internasional para Case Manager BPJS Ketenagakerjaan. Dalam kerjasama ini, BPJS Ketenegakerjaan akan mengirim case manager untuk belajar langsung bagaimana cara implementasi program Return To Work di Jerman. Kerjasama ini merupakan pengembangan dari program return to work, dengan melatih para case manager dan memberi sertifikasi internasional untuk para case manager BPJS Ketenagakerjaan. “Negara Jerman sendiri dipilih karena mereka telah terbukti berhasil dalam melaksanakan program Return To Work,” imbuh Endro. Untuk sertifikasinya sendiri, lanjut Endro, BPJS Ketenagakerjaan bekerjasama dengan National Institute of Disability Management and Research (NIDMAR), Kanada. Dengan adanya sertifikasi ini, BPJS Ketenagakerjaan memiliki lisensi dalam melatih case manager-nya secara internal melalui program Certified Disability Management Program yang diakui dunia. Endro menambahkan, manfaat program Return To Work lainnya pemberian bantuan sosial beasiswa kepada anak Tenaga Kerja yang mengalami cacat total dan Jaminan Kecelakaan Kerja meninggal sebesar Rp 12.000.000. Manfaat ini mengacu pada UU No. 4 Tahun 1997 tentang penyandang cacat. “JKK-RTW merupakan salah satu program unggulan yang telah dipersiapkan dalam menyongsong BPJS Ketenagakerjaan beroperasi penuh pada 1 Juli 2015, untuk menjadi Jembatan Menuju Kesejahteraan Pekerja,” paparnya.
18
BRIDGE07ok.indd 18
BRIDGE VOLUME 05
Saat ini, Endro mengakui, manajer kasus yang dimiliki baru 11 orang yang ditempatkan di 11 kantor cabang, namun secara bertahap akan dipenuhi diseluruh kantor cabang BPJS Ketenagakerjaan. “Pertama baru di 11 kantor cabang wilayah dan selanjutnya di tempat atau kantor yang startegis. Namun ketika gongnya RPP disahkan, mau tidak mau, manajer kasus harus ditempatkan di semua kantor BPJS Ketenagakerjaan di seluruh Indonesia. Karena itu merupakan amanah yang tertuang dalam peraturan BPJS Ketenagakerjaan yang harus dijalankan. Ke depannya, setiap kantor cabang ada manajer kasus,” jelasnya. n
www.bpjsketenagakerjaan.go.id
5/18/2015 4:17:22 PM
Manfaat
BPJS Ketenagakerjaan Akan Memberlakukan Sistem Pengawasan dan Pemeriksaan
Sistem pengawasan dan pemeriksaan terhadap penyelenggaraan program BPJS Ketenagakerjaan akan segera diimplementasikan. Dengan adanya sistem pengawasan dan pemeriksaan, seluruh pekerja di Indonesia diharapkan bisa menjadi peserta BPJS Ketenagakerjaan dan dapat merasakan manfaat program jaminan sosial pekerja.
M
enjelang beroperasi penuh pada 1 Juli
Direktur Utama BPJS Ketenagakerjaan, Elvyn G
2015, Badan Penyelenggara Jaminan
Massasya mengatakan, hingga saat ini masih banyak
Sosial
Ketenagakerjaan
perusahaan di Indonesia yang belum menjadi
banyak
peserta BPJS Ketenagakerjaan. Untuk menjalankan
(BPJS)
mempersiapkan
hal.
Selain mendorong perluasan kepesertaan, BPJS
amanah
Ketenagakerjaan
meningkatkan
membentuk unit pengawasan dan pemeriksaan
pengawasan dan pemeriksaan kepada perusahaan
(wasrik). Dengan adanya wasrik, lanjut Elvyn,
yang sudah menjadi peserta dan akan menjadi
diharapkan terjadi peningkatan kepesertaan bagi
peserta.
perusahaan di Indonesia.
juga
fokus
dengan
baik,
BPJS
Ketenagakerjaan
BPJS Ketenagakerjaan siap melakukan tindakan
Elvyn mengaku, dibentuknya unit pengawasan
tegas bagi perusahaan di Indonesia yang tidak
dan pemeriksaan agar perusahaan-perusahaan di
mengikuti aturan terkait kewajiban mendaftarkan
Indonesia mematuhi segala aturan yang mewajibkan
karyawannya menjadi peserta. Agar ketentuan
karyawannya didaftarkan menjadi peserta BPJS
yang
tersebut
Ketenagakerjaan. Untuk memperkuatnya, BPJS
bisa berjalan efektif, BPJS Ketenagakerjaan akan
Ketenagakerjaan juga akan melakukan kerja sama
membentuk unit pengawasan dan pemeriksaan.
dengan instansi terkait.
diamanahkan
undang-undang
www.bpjsketenagakerjaan.go.id
BRIDGE07ok.indd 19
BRIDGE VOLUME 05
19
5/18/2015 4:17:25 PM
Manfaat Sementara itu, Kepala Urusan Pengawasan dan
kerjasama
itu,
maka
perusahaan
yang
mau
Pemeriksaan BPJS Ketenagakerjaan, Haris Mansyur
mendapat izin baru atau memperpanjang izin
menjelaskan, saat ini BPJS Ketenagakerjaan sudah
usahanya harus membuktikan kepesertaannya di
membentuk unit pengawasan dan pemeriksaan
BPJS Ketenagakerjaan. “Sanksi itu diberikan oleh
yang tugas dan perannya melakukan pengawasan
pemda, tapi rekomendasinya dari kami. Dan kami
dan pemeriksaan kepada perusahaan-perusahaan
siap merekomendasikan itu,” ujarnya.
di Indonesia.
Untuk itu, lanjutnya, BPJS Ketenagakerjaan
Dalam
kaitan
BPJS
tengah menyusun Peraturan BPJS Ketenagakerjaan
petugas
tentang Pengawasan dan Pemeriksaan. Draftnya
pengawas dan pemeriksa yang ditempatkan di
sudah dikirimkan ke Kementerian Hukum dan
seluruh kantor cabang. Untuk mempersiapkan
HAM untuk proses harmonisasi. Salah satu yang
wewenang
Ketenagakerjaan
akan
itu,
baru
ini,
mempersiapkan
melakukan
lanjut
sedang
pengawasan
Haris,
merekrut
BPJS
Ketenagakerjaan
akan diatur kewajiban bagi seluruh perusahaan
132
petugas
menjadi peserta BPJS Ketenagakerjaan. Kalau tidak
dan
pemeriksaan
untuk ini.
Dan dalam melakukan tugas baru tersebut, BPJS
mematuhi aturan maka akan diberi surat teguran sampai penjatuhan sanksi.
Ketenagakerjaan akan bekerjasama dengan pihak
Haris menyebutkan, sebenarnya soal sanksi
Kejaksaan untuk memberikan sanksi. “Saat ini, kami
sudah jelas diatur dalam peraturan perundang-
sudah merekrut 132 karyawan baru untuk di didik
undangan terkait BPJS. Diantaranya peraturan
jadi pengawas dan pemeriksa,” ujarnya.
pemerintah (PP) No. 86 Tahun 2013 tentang Tata
Haris mengatakan, petugas pengawas yang
Cara
Pengenaan
Sanksi
Administratif
Kepada
direkrut itu bukan PPNS tapi statusnya pegawai
Pemberi Kerja Selain Penyelenggara Negara dan
BPJS Ketenagakerjaan. Jika ditemukan perusahaan
Setiap Orang, Selain Pemberi Kerja, Pekerja dan
yang melanggar aturan, maka petugas pengawas
Penerima Bantuan Iuran Dalam Penyelenggaraan
BPJS
meneruskan
Jaminan Sosial. PP No. 86 Tahun 2013 itu,
temuannya kepada pengawas ketenagakerjaan dari
Ketenagakerjaan
akan
menurut Haris, juga mengamanatkan BPJS untuk
Kemenakertrans dan kejaksaan. Kalau ada indikasi
menerbitkan Peraturan tentang Tata Cara dan
tindakan pidana, akan diserahkan temuan tersebut
Mekanisme Kerja Pengawasan dan Pemeriksaan.
ke kepolisian.
Haris
mengungkapkan,
banyak
langkah
strategi yang dapat diterapkan dalam menyerap
Sanksi Pelayanan Publik Bagi Yang Melanggar
serta meningkatkan jumlah kepesertaan BPJS Ketenagakerjaan. “Kami berharap ke depan apabila
Menurut Haris, jika surat peringatan yang
seluruh upaya yang telah kami lakukan melalui kerja
telah dibuat untuk mengimbau perusahaan agar
sama dengan Pemda dapat direalisasikan dengan
menjadi
tidak
baik, maka bukan hal yang mustahil pada waktu
ditindaklanjuti, maka pihaknya akan membuat
yang tidak relatif lama berhasil meningkatkan
surat rekomendasi agar perusahaan pemberi kerja
kepesertaan 100 persen,” pungkasnya.
peserta
BPJS
Ketenagakerjaan
dijatuhi sanksi berupa tidak mendapat pelayanan
Haris pun mengingatkan kepada pekerja yang
publik tertentu atau penghentian pelayanan publik
tidak didaftarkan perusahaannya untuk jadi peserta
melalui pemerintahan daerah (Pemda) setempat.
BPJS Ketenagakerjaan, bisa menyambangi kantor
Penghentian pelayanan publik yang dapat dilakukan
BPJS Ketenagakerjaan untuk mendaftar secara
diantaranya dengan menunda penerbitan maupun
mandiri. Setelah menerima data pekerja, BPJS
perpanjangan izin usaha, tidak diberikan IMB, dan
Ketenagakerjaan akan menyambangi perusahaan
lain-lain sebagaimana yang telah diatur dalam
yang bersangkutan untuk menagih iuran. “Kami
peraturan yang berlaku.
siap, silakan para pekerja yang perusahaannya
Sanksi bagi perusahaan yang tidak mendapat
BRIDGE07ok.indd 20
mendaftarkan
sebagai
peserta
BPJS
Ketenagakerjaan, mendaftar sendiri. Nanti kami
Ketenagakerjaan
yang urus ke perusahaannya,” tegasnya n
pemerintah
20
tidak
pelayanan publik tertentu, Haris mengaku, BPJS sudah
daerah
BRIDGE VOLUME 05
di
bekerjasama
dengan
23
Dengan
provinsi.
www.bpjsketenagakerjaan.go.id
5/18/2015 4:17:26 PM
Katiga
MENGURANGI RESIKO KECELAKAAN KERJA Penerapan prinsip budaya keselamatan dan kesehatan kerja yang optimal akan melindungi pekerja, mengurangi risiko kecelakaan kerja, meningkatkan produktivitas kerja, kesejahteraan pekerja, dan meningkatkan daya saing perusahaan.
P
elaksanaan keselamatan dan kesehatan kerja (K3) mutlak harus dilakukan dalam menghadapi persaingan global dan pelaksanaan Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) yang mulai berlangsung akhir 2015. Selain itu, pada tahun ini juga telah memasuki “Indonesia Berbudaya K3 2015”. Hal itu mengingatkan semua pihak, pimpinan perusahaan, para pekerja, serikat buruh, asosiasi karyawan, perguruan tinggi dan masyarakat pada umumnya agar menyadari pentingnya K3 yang pada akhirnya akan dapat menurunkan angka kecelakaan kerja. K3 merupakan salah satu aspek perlindungan ketenagakerjaan dan merupakan hak dasar dari setiap tenaga kerja. Oleh karena itu, perlu terus didorong partisipasi aktif dari masyarakat industri bersama pemerintah dan masyarakat agar terus berusaha mencegah terjadinya kecelakaan kerja dan melaksanakan budaya K3 di perusahaan. Pelaksanaan kegiatan K3 akan dapat memenuhi tuntutan negara maju terhadap persyaratan suatu produk barang atau jasa seperti harus memiliki mutu yang baik, aman dipergunakan, ramah lingkungan
www.bpjsketenagakerjaan.go.id
BRIDGE07ok.indd 21
dan memenuhi standar internasional. Hal tersebut merupakan tantangan sekaligus peluang dalam meraih keberhasilan perdagangan global. Selain itu, persyaratan tersebut juga selalu dikaitkan dengan perlindungan bagi tenaga kerja, konsumen dan hak asasi manusia. Agar penerapan budaya K3 dapat berjalan efektif di perusahaan maka perlu diintegrasikan pada setiap jenjang manajemen perusahaan dan hal itu dilakukan melalui pendekatan prinsip manajemen agar tidak hanya mengurangi kecelakaan kerja, tapi juga menekan tingkat keparahan dan pencapaian kecelakaan nihil.
Risiko Kecelakaan Kecelakaan kerja pada dasarnya merupakan setiap kejadian kecelakaan yang berhubungan dengan pekerjaan. Sejumlah referensi menyebutkan kecelakaan kerja terjadi disebabkan oleh pekerjaan atau pada waktu seseorang melaksanakan pekerjaan. Kecelakaan akibat kerja adalah suatu kejadian yang tidak diduga, tidak dikehendaki dan dapat menyebabkan kerugian baik jiwa maupun harta benda (Rachman, 1990). Sementara itu, menurut Suma’mur (1989), kecelakaan akibat kerja adalah kecelakaan yang berhubungan dengan kerja pada perusahaan, artinya bahwa kecelakaan kerja terjadi disebabkan oleh pekerjaan atau pada waktu melaksanakan pekerjaan. Semua pekerja yang bekerja di perusahaan berisiko mengalami kecelakaan kerja. Sangat banyak bahaya yang bisa muncul di sekitar tempat kerja. Salah satu cara untuk mencegah kecelakaan kerja adalah dengan menetapkan prosedur pekerjaan dan melatih para pekerja untuk bisa menjalankan
BRIDGE VOLUME 05
21
5/18/2015 4:17:37 PM
Katiga prosedur tersebut. Dalam membuat prosedur pekerjaan yang berisiko menimbulkan bahaya kecelakaan kerja harus diidentifikasi risiko bahaya dan disiapkan cara menanggulanginya. Beberapa hal yang perlu dilakukan untuk mencegah risiko kecelakaan kerja. Pertama, perlu dikaji risiko kecelakaan kerja dari setiap pekerjaan yang akan dilakukan. Hal ini dapat dilakukan dengan membuat JSA (Job Safety Analisys) atau analisa keselamatan kerja. Pihak yang membuat JSA adalah orang yang bertanggung jawab dan terlibat langsung terhadap pekerjaan tersebut, misalnya Supervisor. Setelah JSA dibuat dan disetujui oleh orang yang berwenang, kemudian disosialisasikan kepada semua pekerja yang terlibat pada pekerjaan tersebut. Dengan demikian diharapkan semua pekerja dapat memahami adanya risiko kecelakaan dari pekerjaan yang dilaksanakan dan mereka mengetahui cara untuk menghilangkan atau mengurangi risiko tersebut. Kedua, perlu dihentikan pekerjaan yang berbahaya. Maksud penghentian pekerjaan di sini bukan berarti menghentikan kegiatan kerja secara total, melainkan hanya bersifat sementara untuk mengatasi bahaya tersebut. Jika JSA sudah dilakukan dengan baik, namun masih ada bahaya yang timbul karena perkembangan kerja, dan tidak terdeteksi pada JSA, maka sebaiknya pekerjaan dihentikan sementara. Kemudian dicari solusi agar pekerjaan dapat tetap berjalan dengan aman. Ketiga, perlu dilaporkan setiap kecelakaan yang terjadi dan kejadian hampir celaka sekecil apa pun kepada orang yang berwenang, misalnya Safety Officer atau Supervisor. Dengan melaporkan setiap kejadian kecelakaan, maka akan dapat dikurangi potensi bahaya yang timbul sebelum menjadi kecelakaan yang dapat berakibat sangat fatal.
Mencegah Kecelakaan Sejumlah referensi tentang K3 menyebutkan bahwa pencegahan kecelakaan kerja dapat dilakukan melalui dua aktivitas dasar. Pertama, mengurangi kondisi kerja yang tidak aman. Mengurangi kondisi kerja yang tidak aman menjadi lini depan
22
BRIDGE07ok.indd 22
BRIDGE VOLUME 05
perusahaan atau laboratorium dalam mencegah kecelakaan kerja. Penanggungjawab keselamatan kerja harus merancang tugas sedemikian rupa untuk menghilangkan atau mengurangi bahaya fisik. Dalam hal ini perlu digunakan risk assesment atau checklist inspeksi alat untuk mengidentifikasi dan menghilangkan bahaya yang berpotensi menimbulkan kecelakaan kerja. Kedua, mengurangi tindakan karyawan yang tidak aman. Tindakan pekerja yang tidak aman, atau tidak sesuai prosedur kerja, dapat dikurangi dengan berbagai cara, antara lain yaitu: (1) seleksi dan penempatan pekerja sesuai kompetensi, (2) kampanye tentang keselamatan kerja, (3) pelatihan mengenai prosedur kerja dan keselamatan kerja serta dorongan positif, (4) komitmen dari manajer tingkat atas terhadap pelaksanaan K3. Penerapan K3 di tempat kerja merupakan upaya utama dalam mewujudkan lingkungan kerja yang aman, nyaman dan sehat serta melindungi dan meningkatkan pemberdayaan pekerja yang sehat, selamat dan berkinerja tinggi. Sekadar mengetahui dan memahami tujuan yang akan dicapai, tanpa melaksanakan tindakan nyata dalam aspek higiene perusahaan, ergonomi, kesehatan dan keselamatan kerja, bukan merupakan cara yang tepat untuk mengatasi kemungkinan terjadinya kecelakaan kerja di tempat kerja. Berkaitan dengan hal di atas, strategi penerapan manajemen risiko sangat dibutuhkan dalam mencapai dan mempertahankan keunggulan suatu perusahaan. Pada prinsipnya manajemen risiko merupakan upaya mengurangi dampak negatif risiko yang mengakibatkan kerugian pada asset organisasi baik berupa manusia, material, mesin, metoda, hasil produksi maupun finansial. Secara sistematik dilakukan pengendalian potensi bahaya serta risiko dalam proses produksi melalui aktivitas sebagai berikut: (1) identifikasi potensi bahaya, (2) penilaian risiko sebagai akibat manifestasi potensi bahaya, (3) penentuan cara pengendalian untuk mencegah atau mengurangi kerugian, (4) penerapan teknologi pengendalian, (5) pemantauan dan pengkajian selanjutnya.n
www.bpjsketenagakerjaan.go.id
5/18/2015 4:17:54 PM
Seberang
RETURN TO WORK
DI NEGERI GINSENG Setelah setengah abad beroperasi sistem asuransi sosial di Korea, dengan puluhan kali mengalami perbaikan, kini sistem itu bisa berjalan dengan baik. Kini program Return To Work mendapat perhatian khusus. Seperti apa?
I
ndustrial Accident Compensation Insurance (IACI) merupakan sistem asuransi sosial pertama di Korea, yang sudah berumur sekitar 50 tahun. Hingga kini sistem Asuransi Kompensasi Kecelakaan Industri itu, telah berulangkali direvisi mulai dari manfaatnya, isi hingga sistem klaim yang terus ditingkatkan. Kini IACI adalah satu-satunya sistem jaminan sosial di Korea yang memiliki benefit melebihi standar ILO. IACI Act menjadi pelindung pekerja yang mengalami kecelakaan kerja / terluka dan keluarga mereka. Sekaligus dapat menjadi sistem yang bisa mengatasi dua masalah perusahaan, yakni : masalah keuangan perusahaan dan tanggung jawab mereka – terhadap karyawan. Pemerintah Korea Selatan, masih terus berupaya memperbaiki IACI Act, meliputi : proses persetujuan penyakit akibat kerja, kualitas perawatan medis bagi pekerja, rehabilisasi – untuk kembali bekerja (RTW), dan premi kompensasi buat pekerja di luar uang saku buat pekerka yang terluka / mengalami kecelakaan kerja. Perbaikan IACI Act dilakukan oleh para pihak
www.bpjsketenagakerjaan.go.id
BRIDGE07ok.indd 23
yang terkait, antara lain : pihak pekerja, perusahaan, pemerintah, dokter dan pihak sarana pelayanan kesehatan, serta institusi profesional di bidang kesejahteraan sosial (KCOMWEL). Ihwal IACI Act sendiri, terinspirasi saat diberlakukannya LSA (Labour Standard Act), pada tahun 1953 – yang memerintahkan majikan untuk memberikan kompensasi kepada karyawan yang cedera atau sakit karena kerja, sebagai suatu kewajiban. Namun, baru pada tahun 1963, pemerintah Korea Selatan membuat IACI Act. IACI Act adalah sistem asuransi sosial tertua, di antara empat sistem asuransi sosial yang ada di Korea Selatan. Pada awal pembentukan IACI Act mengalami banyak kesulitan dan juga dalam aplikasinya. Setelah berulangkali mengalami perbaikan, baru mulai berjalan dengan baik. Pertamakali dibuat, IACI Act hanya berlaku bagi pekerja pertambangan dan manufaktur / pabrik, yang meliputi 500 pekerja full time. Sedangkan pekerja lainnya perlindungan yang diberikan sesuai UU Tenaga Kerja Standar yang umum. Sejak itu, cakupan IACI Act terus diperluas,
BRIDGE VOLUME 05
23
5/18/2015 4:18:09 PM
Seberang
hingga pada 1 Juli 2000, perlindungan bagi karyawan untuk kecelakaan kerja, diwajibkan buat seluruh perusahaan –-dengan satu atau lebih karyawan yang dipekerjakan. Setidaknya, ada sekitar 13,88 juta pekerja yang saat ini menerima manfaat AICI Act, yang meliputi sekitar 1,56 juta perusahaan. Seiiring dengan perluasan cakupan, juga dilakukan perbaikan secara kualitatif, antara lain, realisasi dari aspek manfaat jaminan sosial, yang meliputi pembayaran pensiun, manfaat kecacatan, dan biaya pemakaman. Pada tahun 2008, kembali dilakukan perbaikan yang signifikan terhadap kompensasi pekerja. Revisi dilakukan Komite Kompensasi Pengembangan Asuransi Pekerja bersama Komisi Tripartit, dengan tujuan meningkatkan kualitas di dalam memenuhi aspek rasa keadilan buat para pekerja, meliputi: proses persetujuan penyakit, lama perawatan medis, dan program rehabilitasi yang tepat. Selain itu, yang mendapat perhatian untuk terus diperbaiki adalah kompensasi pekerja kembali bekerja (return to work /RTW). RTW diklasifikasikan empat macam : “kembali ke pekerjaan lama”, “bekerja di sebuah perusahaan baru”, “wirausaha”, dan “pengangguran”. Tiga kategori pertama didefinisikan sebagai penyelesaian kembalike-pekerjaan, dan “pengangguran” sebagai incompletion pengembalian-ke-bekerja. Pelaksanaan program RTW, faktor sosial memiliki peran yang besar, namun faktor medis juga tidak boleh diabaikan. Banyak faktor lain yang jadi pertimbangan, meliputi : durasi pekerjaan, lama bekerja, gender (pria/wanita), usia (muda/tua),
24
BRIDGE07ok.indd 24
BRIDGE VOLUME 05
juga peringkat perusahaan (kecil/menengah/ besar). Kaitan dengan faktor medis, pekerja yang mengalami kecelakaan kerja, yang memiliki jangka waktu cuti sakit yang lebih panjang menunjukan rendahnya RTW, karena perlu adaptasi untuk bekerja kembali. Jadi waktu cuti sakit yang dipersingkat, bisa membantu pekerja tidak perlu adanya adaptasi RTW. Faktor lain, yang mempengaruhi RTW pekerja, adalah pelayanan rehabilitasi pekerjaan. Maksudnya, mencari layanan pelatihan kejuruan/ketrampilan, atau dapat didefinisikan sebagai kursus pengobatan yang komprehensif, meliputi juga upaya rehabilitasi, terapi kejuruan/pelatihan, mencari pekerjaan dan reemployment (mempekerjakan kembali) Tingkat RTW pekerja Korea yang mengalami kecelakaan kerja, telah meningkat dari 40% pada tahun 2000, menjadi 57,2% pada tahun 2009, dan lebih dari 65% pada tahun 2014. Bila dibandingkan dengan negara-negara maju lainnya, ini bukan tingkat yang buruk. Namun, tingkat RTW bagi pekerja penyandang cacat berat, tingkat pengembalian ke tempat kerja asli masih rendah. Saat perbaikan IACI Act, tahun 2008, pelaksanaan rehabilitasi medis dan rehabilitasi vokasional (kejuruan) sementara masih ditetapkan secara terpisah. Pasalnya, rehabilitasi kejuruan dan medis tidak terhubung satu sama lain, karena manfaat rehabilitasi kejuruan hanya dapat diminta setelah penghentian tunjangan perawatan medis. Belakangan ini, diperkenalkan suatu penatalaksanaan terpadu dengan manajemen kasus - proses kolaboratif seluruh RTW, yang mempromosikan cara hemat dalam perawatan medis yang berkualitas bagi kompensasi pekerja, dengan sebutan ‘Layanan Privat’. Namun, pada pelaksanaannya tersendat , karena kurangnya manajer kasus berkualitas dan panduan yang tepat. Antisipasinya, KCOMWEL telah melatih manajer kasus, sejak lima tahun lalu. Mereka bisa berharap dengan memiliki banyak manajer kasus terlatih diharapkan mampu melakukan peran penting dalam penatalaksanaan terpadu bagi kompensasi pekerja untuk program RTW. Sehingga tujuan utama IACI mengobati pekerja yang mengalami kecelakaan kerja, dapat kembali bekerja tercapai. n
www.bpjsketenagakerjaan.go.id
5/18/2015 4:18:11 PM
Testimoni Agus Prabowo
Karyawan PT. Grafitecindo Ciptaprima
BPJS Ketenagakerjaan Memberikan Pelatihan Agar Saya Bisa Bekerja Kembali
M
usibah tidak bisa diperkirakan kapan datangnya, dan tidak bisa diatur waktunya. Kita tidak bisa mengelak saat musibah itu datang di rumah, di jalan ataupun di kantor. Hal itulah yang dialami Agus Prabowo, 20 tahun, karyawan kontrak PT Grafitecindo Ciptaprima (Grafitec) Cikarang, yang bertugas sebagai operator mesin pengepakan mengalami kecelakaan kerja pada bulan Februari tahun 2014 yang mengakibatkan kehilangan tangan kanannya. Agus menceritakan, peristiwa naas itu terjadi ketika sedang bekerja dengan mesin pengepakan (pressing), secara tidak sengaja tangan kanannya terjepit didalam mesin tersebut sehingga menyebabkan remuk dan jari kelingking hampir putus. “Jempol saya hancur, jari kelingking hampir putus dan sebagian lengan tangan dagingnya hampir habis,” kenang Agus. Mengetahui hal tersebut, pihak Grafitec langsung membawa Agus ke Rumah Sakit (RS) Trauma Center rujukan BPJS Ketenagakerjaan dan didampingi oleh Manajer Kasus Kecelakaan Kerja dan Penyakit Akibat Kerja (KK PAK) Kantor Cabang (Kacab) Cikarang. Di RS Trauma Center, Agus mendapatkan perlindungan kuratif melalui program Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK). Sesuai dengan arahan tim medis rumah sakit, tangan kanan Agus disarankan agar diamputasi untuk menghindari keadaan yang lebih buruk lagi. Peristiwa tersebut membuatnya mengalami trauma, minder dan kekhawatiran terkait masa depannya. “Saat dikatakan dokter tangan saya harus diamputasi, saya hanya pasrah saja,” ucap Agus. Guna mengatasi trauma Agus, BPJS Ketenagakerjaan Kacab Cikarang mengikutsertakan Agus dalam program Return To Work (RTW) dengan persetujuan Grafitec. Manajer Kasus KK PAK Cikarang secara rutin mendorong proses rehabilitatif untuk mengembalikan kemampuan fisik dan mentalnya. Manajer Kasus KK PAK
www.bpjsketenagakerjaan.go.id
BRIDGE07ok.indd 25
Cikarang memberikan motivasi dan bimbingan pada Agus, untuk terus melatih tangan kirinya agar tetap bisa beraktifitas sebagaimana mestinya. “Saya mengucapkan terimakasih atas bantuan dan perhatian BPJS Ketenagakerjaan, khususnya Manajer Kasus Kecelakaan Kerja, sehingga saya dapat bekerja kembali,” tutur Agus. Setelah tiga bulan proses pengobatan dan perawatan, Agus kembali bekerja di Grafitec dengan posisi yang berbeda, yaitu sebagai staf bagian administrasi HRD. Manajemen Grafitec kemudian
BRIDGE VOLUME 05
25
5/18/2015 4:18:13 PM
Testimoni sepakat mengangkatnya sebagai karyawan tetap. BPJS Ketenagakerjaan melalui Manajer Kasus KK PAK Cikarang, terus berusaha meningkatkan kompetensi Agus dengan memberikan pelatihan khusus dalam bidang ketrampilan administrasi komputer. “Diharapkan dengan keahlian baru ini, saya dapat meningkatkan kinerja dan meraih masa depan yang lebih baik di tempat kerja,” ujar Agus. Kasus diatas merupakan salah satu contoh bukti nyata dari pelaksanaan program Jaminan Kecelakaan Kerja- Return To Work (JKK-RTW). Program JKKRTW ini berdasarkan pada Undang-undang (UU) No 4 Tahun 1997 tentang Penyandang Cacat dan UU No 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan telah menyatakan bahwa tenaga kerja penyandang cacat berhak memperoleh kesamaan kesempatan dalam mendapatkan pekerjaan dan penghidupan yang layak seperti warga negara Indonesia lainnya. “Melihat musibah yang saya alami, Saya memberi masukan kepada seluruh perusahaan di Indonesia untuk segera mendaftrakan pekerjanya ke BPJS Ketenagakerjaan karena bersar sekali manfaat yang dirasakan untuk pekerja dan perusahaan itu sendiri,” imbuh Agus. Sejatinya, program Return To Work ini merupakan perluasan dari program jaminan kecelakaan kerja
(JKK) yang sebelumnya hanya memberikan pelayanan kesehatan pasca kecelakaan kerja dan rehabilitasi, kemudian ditambah dengan memberikan pendampingan kepada pekerja dan memastikan tenaga kerja bisa kembali kerja di perusahaannya. BPJS Ketenagakerjaan berharap, bagi pekerja yang mendapatkan program return to work bisa kembali kerja ditempatnya semula karena karyawan itu merupakan asset perusahaan. Tapi memang ada beberapa alternatif yang dibuat BPJS Ketenagakerjaan bagi pekerja yang mengalami kecelakaan kerja dan mendapatkan program return to work. Pertama, diupayakan pekerja tersebut bekerja kembali ditempat yang sama dengan pekerjaan yang sama. Kedua, bekerja kembali di tempat yang sama dengan pekerjaan yang serupa. Ketiga, bekerja di tempat perusahaan yang sama tapi pekerjaannya berbeda. Keempat, bekerja di perusahaan berbeda dengan pekerjaan yang sama. Dan kelima, bekerja di perusahaan yang berbeda dengan pekerjaan yang berbeda pula. Namun kedepannya, BPJS Ketenagakerjaan, berencana akan memperluas cakupan benefit yang di dapat pekerja yang mengalami kecelakaan kerja dari program Return To Work ini. n
Herry Wahyu
HRD Manager HRD PT Grafitecindo Ciptaprima
Karyawan Bagi Perusahaan Kami Merupakan Asset Yang Berharga
P
T Grafitecindo Ciptaprima (Grafitec) merupakan perusahaan yang bergerak di bidang printing and packaging, dan hasil produksinya kebanyakan untuk di ekspor. Hasil produksi Grafitec diantaranya, mencetak kemasan untuk produk dan juga paper bag. “Kebanyakan produksi kami untuk di ekspor ke Amerika Serikat dan Jepang,” ucap Herry Wahyu, HRD Manager PT Grafitecindo Ciptaprima. Herry menerangkan, Holding perusahaan Grafitec adalah PT Sansico Utama yang memiliki beberapa anak perusahaan di beberapa daerah.
26
BRIDGE07ok.indd 26
BRIDGE VOLUME 05
Saat ini, lanjutnya, perusahaan Grafitec memiliki 1400 karyawan. Terkait musibah yang dialami Agus, salah satu karyawan Grafitec, Herry mengatakan, selama ini setiap karyawan yang bekerja di perusahaan Grafitec didaftarkan ke BPJS Ketenagakerjaan. “Tujuan kami, untuk mengatisipasi kalau terjadi kecelakaan kerja saat dalam bekerja ataupun kecelakaan di jalan,” terangnya. Saat musibah kecelakaan kerja yang menimpa Agus, lanjutnya, pihak perusahaan langsung membawa Agus ke rumah sakit rujukan BPJS
www.bpjsketenagakerjaan.go.id
5/18/2015 4:18:13 PM
Testimoni
Ketenagakerjaan. “Yang pertama kita lakukan adalah memastikan kondisi Agus dulu, kita kirimkan tim kesahatan perusahaan ke rumah sakit tersebut dan menanyakan kepada pihak rumah sakit bagaimana kondisinya,” imbuh Herry. Herry menjelaskan, perusahaan terus memantau perkembangan Agus, bahkan setiap hari berkomunikasi dengan pihak rumah sakit memastikan kondisi Agus. Begitu juga dengan kondisi keluarganya agar tidak perlu khawatir, karena perusahaan siap bertanggungjawab dengan kejadian yang menimpa Agus. Untuk proses pemulihannya, lanjut Herry, perusahaan juga memberikan waktu seluas-luasnya untuk istirahat di rumah sampai pulih benar. Setelah itu, silahkan datang ke perusahaan untuk bekerja kembali. “Agus datang ke perusahaan dan dipekerjakan kembali, setelah tiga bulan menjalani perawatan. Pokoknya sembuh dulu, kalau sudah sehat dan sudah siap secara fisik dan mentalnya baru kerja kembali,” tuturnya. Herry memaparkan, karena melihat kondisinya,
www.bpjsketenagakerjaan.go.id
BRIDGE07ok.indd 27
perusahaan meminta Agus tidak bekerja di tempat semula. Perusahaan menyadari Agus tidak mungkin ditempatkan dibagian produksi. Untuk itu, dicarikan posisi pekerjaan yang tepat untuk Agus. Hasil rapat manajemen, akhirnya diputuskan Agus ditempatkan dibagian administrasi. Selain itu, tambah Herry, karena perusahaan bertanggungjawab atas musibah yang terjadi, Agus yang sebelumnya karyawan kontrak diangkat menjadi pegawai tetap dengan syarat bisa bekerja kembali dan siap ditempatkan dimana saja sesuai dengan kemmapuan yang dimiliki. Herry menjelaskan, sebenarnya perhatian perusahaan tidak hanya kepada Agus saja tetapi juga kepada seluruh karyawan Grafitec yang mengalami musibah kecelakaan kerja. Dan mereka, akan dipekerjakan kembali sesuai dengan kemampuannya. “Perhatian yang diberikan bukan hanya kepada Agus saja, tapi karyawan lain juga kami perhatikan. Setelah itu, kami pekerjakan kembali di perusahaan ini. Kebetulan yang terjadi pada Agus, merupakan kecelakaan kerja paling parah yang dialami karyawan kami,” ucap Herry. Apa yang dilakukan manajemen perusahaan, tambah Herry, memang sudah menjadi kebijakan bahwa yang namanya karyawan adalah asset yang berharga yang harus diperhatikan. “Di manajemen kami sudah menjadi kebijakan, bahwa yang namanya karyawan adalah asset yang berharga,” papar Herry. Herry juga mengatakan, dari pemilik perusahaan sendiri yang menyarankan Agus dipekerjakan kembali. Dan tidak boleh hanya terpaku di satu bidang pekerjaan saja, tapi harus belajar keahlian di bidang yang lain agar bisa berkembang. “Jadi, rasa kemanusiaan dari pemilik perusahaan sangat besar sekali,” ungkapnya. Dukungan Grafitec terhadap Agus merupakan salah satu contoh teladan bagi perusahaan di Indonesia dalam kasus penanganan kecelakaan kerja. Dimana, Grafitec memperlakukan Agus sama seperti karyawan lain, yaitu sebagai asset perusahaan yang berharga. n
BRIDGE VOLUME 05
27
5/18/2015 4:18:15 PM
Investment
PERILAKU INVESTOR OLEH: ELVYN
G. MASASSYA
Anda tentu sering mendengar ada investor sukses. Namun, di sisi lain, tidak sedikit investor yang gagal total. Perilaku setiap investor berbeda. Ada investor yang memiliki perilaku normal, ada juga yang bias atau menyimpang. Bagaimana konkretnya?.
P
erilaku menyimpang investor dalam berinvestasi sangatlah banyak. Yang paling sering terjadi adalah perilaku overconfidence atau percaya diri yang berlebihan. Investor yang telah cukup lama berkecimpung dalam investasi, khususnya di saham, dan apalagi jika selama ini menuai keberhasilan, pada suatu ketika bisa mengalami overconfidence, lalu melupakan prinsip-prinsip berinvestasi. Sebut saja seorang investor mendapatkan informasi, yang dianggapnya hanya dia yang tahu, atau tahu lebih dahulu. Berdasarkan informasi tersebut, yang sering kali tidak diverifikasi lagi, maka yang bersangkutan mengambil keputusan
28
BRIDGE07ok.indd 28
BRIDGE VOLUME 05
investasi, misal membeli saham. Padahal, sering kali, informasi yang mengalir begitu saja masih berupa isu. Alhasil ketika membeli saham dengan harapan harga saham tersebut akan meningkat, malah yang terjadi penurunan harga. Kenapa demikian? Karena informasi yang diterima tidak lengkap. Sementara yang bersangkutan terlalu yakin dan percaya diri bahwa informasi yang diterimanya akurat. Contoh overconfidence yang lain adalah ketika harga saham mengalami pernurunan. Investor yang merasa memiliki pengetahuan dan intuisi sering kali mengabaikan batas risiko yang bisa ditanggungnya. Sebut saja ketika harga saham sudah turun 10 persen dari harga beli. Ada investor yang percaya diri bahwa harga saham akan segera pulih dan naik
www.bpjsketenagakerjaan.go.id
5/18/2015 4:18:19 PM
Investment kembali. Padahal, dalam realitasnya, harga saham malah semakin merosot. Sudah terlambat untuk dijual karena kerugiannya sudah sangat membesar. Apa artinya? Artinya, batasan untuk cut loss mesti ada. Misalnya penurunan harga saham 10 persen. Demikian juga dengan ketika harga saham mengalami peningkatan. Kenaikan 10 persen sudah hebat. Namun, ada investor yang percaya diri kalau harga saham akan naik terus. Padahal kemudian, harga saham malah merosot. Maka yang bersangkutan kehilangan momentum untuk mendapatkan capital gain yang besar. Bentuk overconfidence yang juga sering menimbulkan masalah adalah ketika seorang investor melupakan jurus diversifikasi dalam portofolio sahamnya. Keyakinan yang terlalu hebat terhadap satu sektor tertentu atau bahkan saham tertentu secara emosional mendorong investor untuk membeli saham disektor tersebut dalam jumlah yang sangat besar dan kemudian diversifikasi menjadi terabaikan. Memang, kalau sektor tersebut memiliki kinerja gemilang, investor akan menuai keuntungan yang besar. Namun, jika sedikit saja ada masalah di sektor tersebut, tentu saja harga saham akan terjungkal. Akhirnya, investor akan menuai kerugian. Overconfidence semacam ini malah beda tipis dengan rasa serakah, yakni ingin mendapatkan untung yang sebesar-besarnya. Padahal, investasi yang benar adalah, ketika target keuntungan ditakar sedemikian rupa, sehingga risikonya juga masih dapat ditoleransi. Dari beberapa contoh di atas terlihat bahwa overconfidence sebenarnya merupakan wujud dari judgement yang tidak memiliki latar kuat. Jadi lebih berupa persepsi, interpretasi, keyakinan yang belum tentu benar. Padahal, dalam berinvestasi, bentuk rasionalitas, pengetahuan, kompetensi mesti ditempatkan di atas intuisi ataupun judgement.
Perilaku representatif Selain berbentuk overconfidence, perilaku investor yang kerap bermuara pada kegagalan berinvestasi adalah representative. Apa maksudnya? Ketika seseorang dihadapkan pada satu situasi, maka cara memahami situasi itu sering kali berlandaskan pada pengalaman yang telah dimilikinya. Artinya, masalah yang dihadapi saat ini relatif sama dengan yang pernah dialami di masa lalu. Jadi, cara penanganan di masa lalu digunakan kembali. Itu prinsipnya. Padahal, dalam investasi, situasi tidak selalu seperti itu. Katakanlah mengenai harga saham. Di
www.bpjsketenagakerjaan.go.id
BRIDGE07ok.indd 29
masa lalu, secara statistik, ada satu saham yang harganya akan meningkat lagi setelah mengalami penurunan, misalnya selama sepekan. Kondisi seperti itu berulang-ulang terjadi. Nah, pengalaman tersebut digunakan kembali ketika mengambil keputusan terhadap saham yang sama. Misalkan, ketika harga sudah turun selama sepekan, diyakini harganya tidak akan turun lagi dan atau akan segera mengalami peningkatan sehingga investor membeli saham tersebut. Ternyata dalam realitasnya, harga saham masih terus turun, padahal investor sudah terlanjur membeli. Kenapa bisa begitu? Sederhana
saja, karena faktor penurunan harga saham, setiap waktu pasti berbeda. Atau bisa berbeda pada masa yang berbeda. Bentuk perilaku “ representatif” yang lain adalah ketika seorang investor menggunakan pendekatan stereotip. Artinya, kalau satu saham di satu sektor yang berkembang mengalami peningkatan harga, maka langsung menyimpulkan bahwa sektor di mana saham itu berada pasti prospektif. Dampaknya, yang bersangkutan membeli lagi saham-saham lain di sektor yang sama. Padahal, dalam realitasnya, kendati berada di sektor yang sama, kinerja tiap saham bisa sangat berbeda. Kesimpulannya, perilaku menyimpang investor bukanlah karena investor tidak cerdas, tetapi lebih karena aspek emosional yang mempengaruhi sikap. Oleh karena itu, jika Anda tidak ingin menuai kegagalan dalam berinvestasi, ada baiknya untuk merenungkan sekejap mengenai perilaku personal Anda. Tidak ada kata terlambat untuk memperbaiki. Selamat berinvestasi. n Tulisan ini pernah dimuat di Harian Kompas, 19 April 2014 Hal: 11
BRIDGE VOLUME 05
29
5/18/2015 4:18:21 PM
Galeri 8 JANUARI 2015 AUDIENSI DENGAN PRESIDEN Jajaran Direksi BPJS Ketenagakerjaan melakukan audiensi dengan Presiden Republik Indonesia Bapak Joko Widodo tentang kesiapan BPJS Ketenagakerjaan menjelang full operation pad tanggal 1 Juli 2015 bertempat di Istana Presiden Jakarta pada tanggal 8 Januari 2015. 21 JANUARI 2015 PERESMIAN GEDUNG PANGKALAN BUN BPJS Ketenagakerjaan meresmikan gedung baru kantor cabang Pangkalan Bun. Dihadiri oleh Direktur Umum dan SDM Bapak Amri Yusuf dan Bupati Kobar Dr H Ujang Iskandar. Peresmian tersebut merupakan sebagai bentuk kesiapan operasi penuh BPJS Ketenagakerjaan bidang pelayanan.
24 JANUARI 2015 SERVICE BULE PRINT Sebagai bentuk implemetasi pelayanan baru BPJS Ketenagakerjaan menggukana konsep pelayanan prima. Tampak dalam gambar direktur pelayanan Bapak Ahmad Riadi saat membuka acara pelatihan terhadap karyawan tetap dan outsourcing di kantor pusat tanggal 24 Januari 2015 di Jakarta.
29 JANUARI 2015 PRESS GATHERING BPJS Ketenagakerjaan melakukan publikasi laporan tahunan yang dikemas dalam bentuk press gathering di Bandung. Tampak dalam gambar Jajaran Direksi BPJS Ketenagakerjaan saat menunjukkan laporan tersebut di hadapan para wartawan.
30
BRIDGE07ok.indd 30
BRIDGE VOLUME 05
18 FEBRUARI 2015 AUDIENSI DENGAN MANHAN Jajaran Direksi BPJS Ketenagakerjaan melakukan kunjungan dan audiensi dengan menteri pertahanan Jenderal TNI (Purn) Ryamizard Ryacudu di gedung kementerian pertahanan.
www.bpjsketenagakerjaan.go.id
5/18/2015 4:18:37 PM
Galeri
3 Maret 2015 Gathering Investasi Guna meningkatkan hubungan bersama mitra investasi, BPJS Ketenagakerjaan mengadakan gathering yang dihadiri oleh mitra investasi 17 Maret 2015 Peresmian Gedung Palu Sebagai bagian dari peningkatan pelayanan terhadap peserta, BPJS Ketenagakerjaan cabang Palu merenovasi gedung. Tampak dalam gambar Drs. H Longki Djanggola, Msi Gubernur Sulawesi Tengah bersama Direktur Utama BPJS Ketenagakerjaan Elvyn G Masassya saat menandatangani prasasti gedung tersebut.
19 Maret 2015 Obsession Award Direktur Utama BPJS Ketenagakerjaan Elvyn G Masassya terima penghargaan sebagai Best CEO pada ajang Obsession Award 2015. Penghargaan ini diberikan dihadapan Wakil Presiden RI Jusuf Kalla di Hotel Kempinski Jakarta.
www.bpjsketenagakerjaan.go.id
BRIDGE07ok.indd 31
BRIDGE VOLUME 05
31
5/18/2015 4:18:45 PM
Figur
CASE MANAGER BPJS KETENAGAKERJAAN BERSERTIFIKASI INTERNASIONAL
Agar dalam pelaksanaan program return to work bisa berjalan efektif dan tepat sasaran, BPJS Ketenagakerjaan mengutus dr. Tripambudi Santoso dan dr. H. Suci Rahmad, M.Kes mengikuti training mengenai return to work di Jerman.
D
alam upaya pengembangan program Jaminan Kecelakaan Kerja Return To Work (JKK-RTW), BPJS Ketenagakerjaan menjalin kerjasama dengan DGUV dan GIZ Jerman. DGUV dan GIZ Jerman merupakan lembaga institusi jaminan sosial Jerman yang berhasil menerapkan program ini dan sudah diakui secara internasional. Dan Negara Jerman sendiri, telah terbukti berhasil dalam melaksanakan program return to work. Selanjutnya, GIZ Jerman akan memfasilitasi dan
32
BRIDGE07ok.indd 32
BRIDGE VOLUME 05
menginisiasi pengiriman dan sertifikasi internasional para case manager BPJS Ketenagakerjaan. Dalam kerjasama ini, BPJS Kesehatan akan mengirim case manager untuk belajar langsung bagaimana cara implementasi program return to work di Jerman. Kerjasama ini merupakan pengembangan program Jaminan Kecelakaan Kerja Return To Work, dengan memberikan pelatihan para case manager dan pemberian sertifikasi internasional. Setelah melalui tahapan proses seleksi,
www.bpjsketenagakerjaan.go.id
5/18/2015 4:18:46 PM
Figur terpilihlah dr. Tripambudi Santoso dan dr. H. Suci Rahmad, M.Kes untuk mengikuti Pelatihan Program/ internship Certified Disability Management Professional (CDMP) di DGUV Berlin, Jerman selama dua bulan, tepatnya dari tanggal 17 Oktober sampai 21 Desember 2014. Dr. H. Suci Rahmad, M.Kes, salah satu kandidat terpilih mengatakan, penyeleksian di pimpin oleh Kepala Divisi Pengembangan Jaminan Bapak drg. Endro Sucahyono. “Dan kami dinilai mampu serta dipercaya dapat menyerap pelajaran dan mengimplementasikan nantinya,” ujarnya. Banyak ilmu yang didapat oleh mereka berdua, selama mengikuti training program return to work di Jerman. dr. Suci pun menjelaskan, dalam program training tersebut ada tiga agenda penting yang diterima disana, pertama mendapatkan dan mempelajari 25 Modul CDMP dari NIDMAR (The National Institute of Disability Management and Research). Kedua, melakukan pertemuan atau visitasi dan diskusi dengan berbagai stakeholder yang berperan dalam implementasi disability management. Dan ketiga, mengikuti Ujian Certified Disability Management Professional. Dr. Suci mengaku, banyak pelajaran yang diperoleh selama mengikuti training di Jerman. Ia pun bercerita, setelah menerima modul mereka pun mempunyai tugas besar untuk dapat memahami dan mempelajarinya secara mandiri supaya lulus ujian. Sesekali mereka berdiskusi dengan pembimbing selama disana yaitu Sir Dr. Mehrhoff dan Dr. Gregor Kemper Mr.Oliever Foelke dan lainnya. Beruntungnya, tambah dr. Suci, semua difasilitasi menggunakan Bahasa Inggris sehingga lebih mudah untuk dipahami, karena memang waktunya terlalu mepet untuk belajar bahasa Jerman sebelum berangkat. “Selain itu kami mengunjungi beberapa kota seperti Hamburg, Koln, Frankfurt, Bonn, untuk melihat secara langsung implementasi disability management disana dan juga belajar dan berdiskusi di DGUV Akademi di Hannef dan Bed Hersfeld, serta mengunjungi beberapa Rumah Sakit Trauma Centre serta pusat rehabilitasi medis dan vocational training disana,” kenangnya. Sementara itu, dr. Tripam menjelaskan, mengikuti training tersebut sangat berguna untuk mendukung implementasi Program JKK RTW (Jaminan Kecelakaan Kerja Return To Work) dimana setiap Negara yang melaksanakan program Return To Work (RTW) harus memiliki tenaga profesional yang tersertifikasi internasional yang dalam hal ini di lakukan oleh NIDMAR yang berpusat di Canada.
www.bpjsketenagakerjaan.go.id
BRIDGE07ok.indd 33
Hal ini tentunya, lanjut dr. Tripam, juga sebagai upaya mewujudkan visi menjadi world class dimana BPJS Ketenagakerjaan telah terstandar internasional dan sejajar dengan Negara-negara yang telah melaksanakan konsep ini antara lain Jerman, Korea Selatan dan Malaysia serta banyak lagi tentunya yang juga sebagai anggota ISSA (International Social Security Association). Sementara itu dr. Suci yang juga menjabat sebagai Kepala Bidang Pelayanan BPJS Ketenagakerjaan Kantor Cabang Tj. Morawa mengaku sangat bersyukur dipercaya oleh BPJS Ketenagakerjaan untuk mengikuti training di Berlin dan tepatnya pada tangal 16 Februari 2015 akhirnya mendapatkan sertifikasi kelulusan. “Alhamdulillah saya dengan dr. Tripambudi Santoso lulus dan menadapatkan gelar “Honorary CDMP”. Hal ini berdasarkan, surat executive director dari NIDMAR, Canada kepada General DGUV dari Jerman,” ungkapnya. Setelah mereka selesai mengukti training, rencananya ilmu yang di dapat dari sana akan ditularkan kepada yang lainnya. ‘Kami akan membagi segala pelajaran dan pengalaman disana kepada Case Manager yang telah dipilih nantinya sehingga konsep RTW segera dapat dijalankan di Indonesia, tentunya secara bertahap,” imbuh dr. Suci. Namun demikian, dr. Tripam menjelaskan, sudah banyak beberapa kegiatan yang dilakukan dikantor pusat melalui Divisi Pengembangan Jaminan bahkan Program RTW ini telah di-launching dengan menegaskan bahwa tenaga kerja adalah aset dan investasi sehingga harus dihargai dan tetap didukung/ dipekerjakan walaupun mendapatkan kecacatan. Sementara itu, lanjutnya, dikantor cabang telah melakukan berbagai kegiatan sosialisasi langsung ataupun melalui media elektronik untuk mendapatkan dukungan dan komitmen pelaksanaan RTW pada perusahaan platinum dan gold, dan memperluas jaringan trauma centre di RS, Klinik, Puskesmas yang berkualitas serta bekerjasama dengan Balai Latihan Kerja. Dr. Suci mengharapkan, JKK-RTW dapat segara diimplementasikan, didukung oleh pemerintah dengan ditandatangainya RPP JKK-RTW oleh Presiden Jokowi dalam waktu dekat sebelum full operation BPJS Ketenagakerjaan pada 1 Juli 2015, sehingga mempermudah sosialisasi, penerapan dan membagi ilmu/ pengalaman yang telah kami dapatkan tentunya. “Hal ini penting karena program JKK-RTW adalah untuk kesejahteraan pekerja,” imbuhnya. n
BRIDGE VOLUME 05
33
5/18/2015 4:18:46 PM
1-Stop
Produk/Layanan
JKK-RTW Manfaat Terhadap Pekerja Peserta BPJS Ketenagakerjaan yang cacat akibat kecelakaan kerja memperoleh jaminan dapat kembali bekerja. Dengan adanya JKK-RTW tidak akan terjadi pemutusan hubungan kerja (PHK) kepada pekerja yang cacat karena dianggap tidak produktif dan tidak memiliki kemampuan lagi.
B
PJS Ketenagakerjaan terus berupaya memberikan manfaat dan layanan yang prima kepada peserta. Salah satunya adalah pengembangan Program Jaminan Kecelakaan Kerja Return to Work (JKK-RTW) yang mulai diimplementasikan pada 1 Juli 2015. Melalui program ini, BPJS Ketenagakerjaan memberikan perlindungan berupa manfaat dan layanan yang komprehensif kepada peserta BPJS Ketenagakerjaan yang mengalami cacat akibat kecelakaan kerja. Selain biaya perawatan dan pengobatan, BPJS Ketenagakerjaan juga akan memberikan biaya rehabilitasi medis, dan pelatihan kejuruan hingga peserta tersebut dapat bekerja kembali. Hal tersebut di atas dapat dilakukan dengan cara pihak perusahaan dan peserta yang mengalami cacat memberikan persetujuan secara tertulis. Selanjutnya petugas khusus dari BPJS Ketenagakerjaan yang dinamakan Manajer Kasus akan mendampingi peserta dalam proses Return to Work (RTW). Manajer Kasus akan memantau pengobatan dan perawatan yang tepat dan efektif bagi pasien serta memfasilitasi percepatan proses pemulihan/rehabilitasi. Setelah pengobatan dan rehabilitasi tuntas, manajer kasus memberikan pelatihan pasca kecacatan yang bertujuan untuk memastikan peserta dapat bekerja kembali secara normal. Apabila upaya tersebut telah dilakukan, namun tidak memungkinkan bagi peserta yang bersangkutan untuk kembali bekerja pada posisi dan bidang sebelum mengalami kecelakaan, maka Manajer Kasus akan mencarikan solusi lain dan memberikan pelatihan dan keterampilan khusus yang sesuai agar peserta dapat bekerja di unit kerja atau bidang lain
34
BRIDGE07ok.indd 34
BRIDGE VOLUME 05
pada perusahaan yang sama. Jika usaha tersebut gagal, maka peserta tersebut akan ditempatkan pada perusahaan baru dengan kemampuan yang sesuai. Dengan kata lain, inti dari program JKK-RTW adalah peserta BPJS Ketenagakerjaan yang cacat akibat kecelakaan kerja memperoleh jaminan dapat kembali bekerja. Sehingga tidak akan terjadi pemutusan hubungan kerja (PHK) karena dianggap tidak produktif dan tidak memiliki kemampuan lagi.
Pengembangan Program BPJS Ketenagakerjaan bekerjasama dengan pihak Jerman dalam rangka mengembnagkan program JKKRTW. Pada 28 Oktober 2014, bertempat di Alliaz Forum, Berlin, BPJS Ketenagakerjaan menandatangani kerjasama dengan Institusi Jaminan Sosial Jerman, DGUV dan GIZ Jerman. Kerjasama ini merupakan kerjasama trilateral yang bergerak di bidang pengembangan program JKK-RTW di BPJS Ketenagakerjaan. Bentuk kerjasama yang dimaksud adalah pengembangan skema return to work, pelatihan Manajer Kasus dan sertifikasi internasional bagi Manajer Kasus BPJS Ketenagakerjaan. Kerjasama tersebut ditandatangani oleh dr. Joachim Breuer (CEO DGUV Jerman), Elvyn G. Masassya (Direktur Utama BPJS Ketenagakerjaan), Karin Kostman (Direktur GIZ Jerman) yang disaksikan oleh dr. Helje Kuhn, German Federal Ministry For Economic and Development dan Agus Supriyadi, Direktur Renstra & TI BPJS Ketenagakerjaan. Pada tahap awal kerjasama tersebut, BPJS Ketenagakerjaan mengirimkan dua orang Manajer Kasus untuk belajar dan melihat langsung implementasi program Return to Work yang
www.bpjsketenagakerjaan.go.id
5/18/2015 4:18:50 PM
1-Stop
Produk/Layanan
diselenggarakan oleh DGUV Jerman. Kerjasama ini tidak terlepas dari peranan penting GIZ Jerman yang memfasilitasi dan menginisiasi pengiriman dan sertifikasi internasional sejumlah Manajer Kasus BPJS Ketenagakerjaan. Melalui kerjasama ini, BPJS Ketenagakerjaan berharap dapat belajar dari lembaga jaminan sosial dunia seperti DGUV yang telah berhasil
menerapkannya di Jerman dan telah mendapat pengakuan internasional.
Lindungi Pekerja Mulai 1 Juli 2015, perlindungan bagi para pekerja yang mengalami kecelakaan kerja atau penyakit akibat kerja akan dilindungi melalui program Jaminan Kecelakaan Kerja Return to Work (JKK-RTW) dari BPJS Ketenagakerjaan. JKK RTW merupakan perluasan manfaat pada Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK) yaitu berupa pendampingan kepada peserta yang mengalami kecelakaan kerja yang menimbulkan cacat atau berpotensi cacat, mulai dari terjadinya musibah kecelakaan sampai dengan dapat kembali bekerja. Menurut Menakertrans M Hanif Dhakiri, program JKK-RTW bertujuan untuk memastikan pekerja yang mengalami kecelakaan kerja dapat kembali bekerja tanpa menghadapi risiko pemutusan hubungan kerja karena kecacatan yang dialaminya. Menurutnya, pada saat ini potensi dan sumber bahaya yang ada di tempat kerja semakin meningkat sebagai dampak dari penggunaan mesin, alat kerja, bahan dan faktor lingkungan kerja yang bisa mengakibatkan terjadinya kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja.
www.bpjsketenagakerjaan.go.id
BRIDGE07ok.indd 35
Menakertrans M Hanif Dhakiri menambahkan, Pemerintah mendukung upaya-upaya perlindungan bagi pekerja dari kecelakaan kerja dan ancaman penyakit akibat kerja. Perlindungan menyeluruh di lingkungan kerja merupakan salah satu upaya peningkatan kesejahteraan pekerja. Program JKK-RTW dipersiapkan bagi pekerja yang menjadi peserta BPJS Ketenagakerjaan. Program ini diharapkan mencegah terjadinya kecelakaan kerja yang dapat mengancam masa depan para pekerja. Berdasarkan data BPJS Ketenagakerjaan, secara ratarata dalam sehari tercatat 397 kasus kecelakaan kerja, sedangkan pekerja mengalami kecacatan tercatat 25 kasus, cacat total satu kasus dan korban meninggal dunia sembilan kasus. Pada 2014, kasus kecelakaan kerja mencapai 105.383 dengan cacat fungsi sebanyak 3.618 kasus, cacat sebagian sebanyak 2.616 kasus, cacat total sebanyak 43 kasus, dan meninggal sebanyak 2.375 kasus. Menurut Drg Endro Sucahyono MKes, Kepala Divisi Pengembangan Jaminan BPJS Ketenagakerjaan, melalui program JKK-RTW berkomitmen memberikan pelayanan pendampingan hingga pembekalan mental dan keterampilan bekerja bagi pekerja yang mengalami disabelitas akibat kecelakaan kerja. Pendampingan dilakukan mulai di Rumah Sakit Trauma Center sampai pembekalan mental dan pemberian keterampilan terhadap pekerja yang mengalami kecelakaan kerja. Dengan demikian mereka bisa bekerja kembali di perusahaannya dan tidak terjadi Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) karena ketidakmampuan bekerja. Pengobatan dan perawatan kesehatan untuk program JKK-RTW dapat dilakukan di Rumah Sakit Trauma Center yang ditunjuk BPJS Ketenagakerjaan, sebagai pusat pelayanan kesehatan dan rehabilitasi bagi peserta yang mengalami kecelakaan kerja. Hingga Maret 2015, BPJS Ketenagakerjaan sudah bekerjasama dengan 1.300 Rumah Sakit atau Klinik Trauma Center milik pemerintah maupun swasta di seluruh Indonesia.n
BRIDGE VOLUME 05
35
5/18/2015 4:18:52 PM
Idea
SEMANGAT BEKERJA DALAM KETERBATASAN Seseorang yang cacat, kehilangan anggota tubuh atau lumpuh karena kecelakaan atau penyakit tidak harus membuatnya menjadi terpuruk. Ada yang berani menghadapi perubahan tersebut dengat tegar, kemudian bangkit dan bersemangat untuk kembali bekerja, dan bahkan kemudian menjadi manusia yang berprestasi.
K
eterbatasan seseorang memang tidak perlu menjadi alasan baginya untuk tidak bekerja dan berprestasi. Kelompok orang yang memiliki keterbatasan atau kaum difabel (different ability) memang sering diidentikkan sebagai kaum disable, atau golongan yang kurang mampu terutama untuk mandiri apalagi berprestasi. Tetapi, ternyata banyak di antara mereka yang menjadi inspirasi dan memberikan gagasan bermanfaat bagi orang lain untuk terus bersemangat dan berprestasi dalam keterbatasannya. Ketika mereka memilih untuk bangkit, hal itu menjadi kekuatan yang dapat menguatkan mentalitasnya untuk menerima segala kekurangan yang ada pada dirinya. Kesadaran dan semangat yang terus bergelora pada akhirnya akan mampu mengalahkan keterbatasannya untuk meraih citacita dan bahkan mampu menghasilkan prestasi. Ada di antara mereka yang bahkan berprestasi luar
36
BRIDGE07ok.indd 36
BRIDGE VOLUME 05
biasa dan kemudian menjadi inspirasi bagi orang lain di sekelilingnya.
Menjadi Inspirasi Ada beberapa orang yang mampu berprestasi luar biasa dalam keterbatasannya dan kemudian menjadi inspirasi bagi banyak orang. Semangatnya yang luar biasa untuk mewujudkan mimpi dan citacinta membuatnya terus bekerja keras mengalahkan keterbatasan fisik tubuhnya. Mereka menjadi manusia sukses dan meraih mimpinya dari kursi roda. Mereka yang kemudian menjadi inspirator dan motivator bagi banyak orang adalah Handry Satriago dan Stephen Hawking. Handry Satriago, dalam www.andriewongso. com (15 April 2015) disebutkan berhasil menaklukkan mimpinya dari kursi roda. Semula mimpinya rapuh di usia 18 tahun, ketika kanker getah bening menyerang tubuhnya. Penyakit yang menyerang kemudian mengantarkannya untuk
www.bpjsketenagakerjaan.go.id
5/18/2015 4:18:54 PM
Idea hidup dengan kursi roda. Handry Satriago saat itu hanya menghadapi dua pilihan, meratapi nasib atau bangkit. Dia memilih untuk bangkit dan terus bekerja keras untuk mewujudkan mimpinya. Dia berhasil mengikis rasa malu dan hancurnya kepercayaan diri, hingga kemudian dia kuliah di Institut Pertanian Bogor bidang Tekologi Industri Pertanian (Bioindustrial Engineering) pada tahun 1993. Semangat Handry Satriago terus membara, tidak hanya S1 diraihnya. Pada tahun 1997, ia berhasil menamatkan pendidikan master double degree di Indonesia dan Australia dengan predikat cum laude. Dia terus bersemangat menimba ilmu pengetahuan hingga kemudian berhasil menamatkan pendidikan S3 di Universitas Indonesia tahun 2010 dengan predikat “sangat baik”. Semangatnya terus membara, tidak hanya untuk pendidikan tetapi juga dalam bersaing di dunia kerja. Setelah mengawali karirnya di beberapa perusahaan lokal, Handry Satriago kemudian menjadi CEO General Elektric (GE) Indonesia, sebuah perusahaan tertua dan ternama di dunia asal Amerika Serikat. Dia diangkat sebagai orang pertama asal Indonesia yang berhasil menjabat posisi tertinggi di GE. Bahkan ia juga menjadi CEO termuda dalam sejarah GE (Juli 2011), yakni di usia 41 tahun. Selain itu, seseorang yang juga berprestasi luar biasa di atas kursi roda ada;ah Stephen Hawkinh. Dia adalah penemu teori lubang hitam yang setara dengan teori relativitas Einstein dan teori evolusi Darwin yang menjadi karya terpenting dalam ilmu pengetahuan dan akan terus dipelajari sepanjang masa. Menurut Tim Andrie Wongso dalam www. andriewongso (4 Maret 2015), Stephen Hawking dalam keterbatasannya mampu menjadi ilmuwan paling berpengaruh pada saat ini. Karyanya yang dipublikasikan pada 1988, “A Brief History of Time”, merupakan salah satu karya terpenting dalam ilmu pengetahuan. Stephen Hawking menciptakan karya pengetahuan terpenting sepanjang sejarah peradaban di saat dirinya terkena sklerosis lateral amiotrofik (ALS). Penyakit yang membuatnya lumpuh dan harus mengandalkan kursi roda untuk beraktivitas tersebut ternyata tak menghalanginya untuk terus berkarya. Stephen Hawking kuliah di Cambridge, dia digerogoti penyakit saraf sejak usia 21 tahun hingga akhirnya lumpuh dan bertumpu pada kursi roda.
www.bpjsketenagakerjaan.go.id
BRIDGE07ok.indd 37
Dukungan istrinya, Jane, yang tidak kenal lelah, akhirnya membuat Stephen Hawking berhasil menyelesaikan karya ilmiahnya yang sangat luar biasa.
Meraih Sukses Seorang motivator Andrie Wongso pernah mengatakan, untuk mencapai kesuksesan tidak ada pilihan lain kecuali seseorang mempunyai keahlian, bakat atau potensi diri yang lebih baik dari orang lain. Seseorang yang memiliki keterbatasan jika dapat mengenali kelebihan yang dimiliki dalam keterbatasan dirinya kemudian mampu mengembangkan kelebihannya tersebut maka ia akan dapat menjadi orang sukses.
Banyak orang yang memiliki keterbatasan tapi mereka mampu bekerja dan berprestasi sesuai dengan kemampuan yang mereka miliki. Kita bisa melihat seseorang yang tidak memiliki tangan tapi mampu menghasilkan karya lukisan yang sangat indah dengan kakinya. Kita bisa melihat seorang yang buta namun bisa menghasilkan karya ukiran yang sangat indah hanya karena dia masih memiliki tangan yang bisa meraba keindahan. Hal terpenting yang perlu menjadi catatan adalah tidak ada yang “tidak bisa” di dunia ini sepanjang kita mempunyai keyakinan dan kemauan untuk melaksanakannya. Ada peribahasa dalam bahasa Mandarin yang mengungkapkan bahwa “batang besi pun bisa diasah menjadi jarum”. Menurut Andrie Wongso, kesuksesan apapun bisa diraih, asalkan kita rajin, tekun, dan pantang menyerah. Maju selangkah demi selangkah, konsisten, pada akhirnya akan membawa kita ke jenjang yang lebih bagus, ke puncak kesuksesan. n
BRIDGE VOLUME 05
37
5/18/2015 4:18:55 PM
Teknologi
Wajah Baru
Website BPJS Ketenagakerjaan
A
manah undang undang no 24 tahun 2011 tantang badan penyelenggara jaminan social mengatakan bahwa PT Jamasostek (Persero) harus bertransformasi menjasi BPJS Ketenagakerjaan, hal ini memyebabkan terbentuknya brand baru yang berubah bentuk lama ke bentuk yang baru. Tak luput dari sentuhan rebranding tersebut adalah karakter dari badan itu sendiri, more fancy, more modern, more friendly, less birocratik serta less feodalism merupakan bagian hal dalam bertransformasi. Guna menyesuaikan dengan karakter yang ada website BPJS Ketenagakerjaan (ww. bpjsketenagakerjaa.go.id) dilakukan redesign baik tampilan maupun struktur dan content yang berubah secara total dari penampakan website sebelumnya www.jamsostek.co.id. Hal yang paling mendasar antara lain : 1. Secara keseluruhan tampilan website baru menggambarkan nuansa BPJS Ketanagakerjaan dengan supergrafik 4warna, putih (Integrity),kuning (Optimism),hijau
38
BRIDGE07ok.indd 38
BRIDGE VOLUME 05
2.
3.
a.
(Prosperity) dan biru (Sustainability). Sehingga terlihat lebih fancy dan menarik. Konsep home menggunakan single page sehingga sangat memudahkan pengguna untuk melihat tanpa menggunakan scroll, hal ini akan terasa lebih bersahabat bagi pembaca. Memuat pengoperasian berbasis teknologi dengan pengelompokan kepada penyampaian infomasi dan pengoperasian berbasis transaksional, kesan more modern akan terasa dengan adanya aplikasi-aplikasi yang memang dibutuhkan penggunan khusunya peserta baik tenaga kerja maupun perusahaan, diantanya : Aplikasi-aplikasi yang dapat digunakan pekerja berupa pengecekan saldo JHT, e-saldo JHT, pendaftaran hingga klaim elektronik (e-claim).
b. Aplikasi-aplikasi Layanan e-service yang disediakan BPJS Ketenagakerjaan untuk perusahaan calon peserta maupun peserta
www.bpjsketenagakerjaan.go.id
5/18/2015 4:19:01 PM
Teknologi BPJS Ketenagakerjaan. Pendaftaran untuk calon perusahaan peserta BPJS Ketenagakerjaan sampai dengan pembayaran iuran BPJS Ketenagakerjaan untuk perusahaan peserta diantaranya EPS (electronic payment system) dan SIPP (sistem Informtion Pelaporan Peserta).
c. Aplikasi-aplikasi Layanan eservice yang disediakan BPJS Ketenagakerjaan digunakan untuk pihak ketiga yang bekerjasama dengan BPJS Ketenagakerjaan. layanan ini membantu untuk pihak ketiga dalam mengakses layanan dari BPJS Ketenagakerjaan, seperti layanan untuk RSTC (rumah sakit trauma center) serta BPJS TK CHEKING (layanan untuk checking data kepesertaan BPJS Ketenagakerjaan).
Untuk dapat mengakses aplikasi-aplikasi diatas pada kali pertama dapat melakukan registrasi terlebih dahulu guna selanjutnya mendapatkan aplikasi-aplikasi sesuai kelompoknya. Bagi pengguna mobile juga dapat mendownload aplikasi bpjstk mobile melalui website yang memiliki fungsi mengecek saldo JHT, simulasi JHT serta informasi seputar BPJS Ketenagakerjaan.
4. Layanan pengaduan dapat diakses dengan mudah melalui website dengan memilih salah satu saluran yang ada call center, facebook maupun twitter hingga wistle blowing system. 5. Informasi lainnya dapat diakses melalaui menu atas (header) maupun menu kaki (footer). Data dan fakta Website www.bpjsketenagakejaan. go.id menurut Alexa.com pertanggal 28 April 2015 sebagaiberikut : 1. Peringkat di Indonesia menempati di urutan 1.222 2. 98,5% di akses dari local (Indonesia) 3. Keyword yang sering digunakan
Keyword Percent of Search Traffic 1. bpjs 61.45% 2. bpjs ketenagakerjaan 11.61% 3. jamsostek 8.91% 4. bpjs online 3.83% 5. lowongan bpjs 0.75% 4. Situs yang dikunjungi sebelum mengunjungi website bpjs ketengakerjaan Site Percent of Unique Visits 1. google.com 17.2% 2. yahoo.com 11.8% 3. google.co.id 11.3% 4. jamsostek.co.id 6.7% 5. facebook.com 2.9% 5. Website yang ngelink ke website bpjsketenagakerjaan.go.id sebanyak 117 website beserta 5 urutan teratas Site Page 1. secureserver.net ip-173-201-142-193.ip.secureserver.net... 2. kaskus.co.id kaskus.co.id/lastpost/546ae98c62088130... 3. blogspot.de bayuat.blogspot.de 4. antaranews.com jateng.antaranews.com 5. kontan.co.id rudiyanto.blog.kontan.co.id/2014/11/17... 6.Tempat yang sering dikunjungi setelah masuk ke website bpjsketenagakerjaan.go.id Subdomain Percent of Visitors es.bpjsketenagakerjaan.go.id 67.80% bpjsketenagakerjaan.go.id (home) 55.71% cs.bpjsketenagakerjaan.go.id 8.70% mail.bpjsketenagakerjaan.go.id 7.45% eproc.bpjsketenagakerjaan.go.id 2.27% 7. Data pengunjung website dilihat dari jenis kelamin, pendidikan dan tempat. GENDER internet Average Male Female EDUCATION internet Average No College Some College Graduate School College BROWSING LOCATION internet Average Home School Works
www.bpjsketenagakerjaan.go.id
BRIDGE07ok.indd 39
BRIDGE VOLUME 05
39
5/18/2015 4:19:03 PM
Resensi
AMA GUIDES
®
UNTUK EVALUASI KEMAMPUAN KERJA DAN KEMBALI BEKERJA
B
uku ini telah dicetak ulang untuk kedua kali. Buku edisi kedua meiliki ketebalan 510 halaman, dengan tampilan cover berwarna biru. Judul buku dipilih font – type huruf, New Times Romans, yang memberi kesan buku ilmiah popular. Maksud dari penulisan buku AMA (America Medical Association) Guide. Untuk membantu para profesional percaya diri menangani keprihatinan utama dari risiko, kemampuan dan toleransi terkait untuk kembali bekerja dan masalah kemampuan kerja. Ini termasuk literatur medis
Detail Buku
40
BRIDGE07ok.indd 40
BRIDGE VOLUME 05
Oleh
: James B. Talmage, MD J. Mark Melhorn, MD Mark H. Hyman, MD
ISBN Rilis Halaman Penerbit Binding Harga
: : : :
1603595309 2011 510 American Medical Association : Paperback : Rp.1.237.000
www.bpjsketenagakerjaan.go.id
5/18/2015 4:19:03 PM
Resensi
terbaru, ditinjau oleh para ahli dan langkah demi langkah panduan untuk membantu bernegosiasi kembali ke majikan mengenai kasus pekerjaan. Para profesional bisa menjadikan Buku “AMA Guide : Work Ability & Return to Work”, sebagai acuan dan membimbing mereka dengan penilaian, pengelolaan kemampuan kerja dan diagnosa dari kasus kecelakaan kerja, dan sistem tubuh. Juga untuk membimbing para profesional dalam mengevaluasi kemampuan kerja yang berimplikasi pada sosial security – jaminan sosial, serta disbilitas. Oleh karena itu, Buku Panduan AMA ini, tepat sebagai referensi, para dokter orthopedist, ahli bedah syaraf, serta dokter perawatan rehabilitasi, para medis yang merawat, manajer kasus kompensasi pekerja, pengacara – yang terlibat dalam penanganan klaim, manajer SDM perusahaan, asuransi kecelakaan kerja / cacad, serta administrator kompensasi pekerja. Buku Panduan AMA ini, meliputi 24 Bab, yang isinya secara ringkas dapat di uraikan, dari Bab I sd 10, menjelaskan berbagai aspek return to work, seperti: mengapa pekerja yang mengalami kecelakaan kerja – harus kembeli bekerja, berfikir tentang kemampuan kerja – resiko, kapasitas dan
toleransi, cara negosiasi kembali bekerja, kembali bekerja dengan catatan dan penyangkalan, diagnosa dan tatalaksana medis berbasis bukti dan analisa, evaluasi kapasitas fungsional RTW, aspek medis dan hukum kembali bekerja, penentuan cacad dan kembali bekerja, obat dan pekerjaan, serta perawatan primer dan peran dokter untuk kembali bekerja. Selanjutnya Bab 11 sd 23, dalam Buku Panduan AMA ini, membahas bekerja dengan masalah kepenyakitan, antara lain: masalah tulang belakang, ekstremitas, kardiovaskuler, paru, syaraf, randang persendian, saluran pencernaan, saluran kencing, kanker, kejiwaan, kehamilan, serta sindrom kelelahan kronis. Dan, Bab 24 sebagai bab penutup, penulis membahas perpektif internasional mengenai return to work. Menyimak isi dari buku Panduan AMA, yang lengkap memaparkan segala aspek RTW dan juga aspek penyakit hubungan kerja, yang menjadi acuan di Amerika dan juga sejumlah Negara maju. Tentunya bisa juga menjadi buku acuan yang wajib dibaca oleh para pemangku kepentingan – terkait pelaksanaan RTW di Indonesia n
Komentar Pembaca Buku Panduan AMA ini adalah titik awal yang baik, dengan cara berpikir mengenai masalah yang kompleks terkait return to work. Bila mungkin suatu hari para profesional medis serta lainnya akan menghadapi masalah tersebut, mereka bisa memetik pelajaran yang banyak dari Buku Panduan AMA. Tapi tolong dimengerti ada keterbatasan yang terkait dengan pendekatan ini, yang mungkin menimbulkan pertanyaan tentang landasan bagi pendapat mereka bahwa evaluator akan mengalami kesulitan menjawab singkat. Merujuk kembali ke elemen yang digunakan mereka mungkin tidak benar-benar dikuasai. Akhirnya, saya menaruh perhatian pada pedoman untuk bagaimana mengevaluasi, agar dokter dapat melakukan identifikasi secara lengkap, akurat, serta menganalisis kegiatan kerja dan tuntutan fisik dari pekerjaan pasien pada saat cedera. Hal ini menjadi elemen penting untuk mengevaluasi kapasitas seseorang – pasca kecelakaan kerja, untuk kembali bekerja di tempat kerja lama, atau di tempat kerja baru. Jadi meskipun saya percaya publikasi Buku Panduan AMA ini akan menjadi titik awal yang baik, tapi tidak cukup membawa ke titik dimana penggunaannya memungkinkan dokter untuk mengevaluasi sepenuhnya. Dan, secara akurat memprediksi kapasitas seseorang untuk bisa bekerja kembali secara rutin dan berkelanjutan. Phillip Bussey, Ph.D., CRC
www.bpjsketenagakerjaan.go.id
BRIDGE07ok.indd 41
BRIDGE VOLUME 05
41
5/18/2015 4:19:04 PM
Relasi
LSM Pro Difable
Mengapresiasi Return To Work “Kami siap menjadi mitra untuk mengembalikan kepercayaan diri dan Sebuah LSM di sektor memotivasi sumber daya manusia serta memberikan pelatihan langsung pemberdayaan dan dengan magang kerja kepada difabel advokasi hak kaum yang punya UKM,”ujar pria kelahiran Desa Gondang, Boyolali, tahun 1974 cacat – difabel, itu. menjalin sinergi Jumlah penyandang difabel yang tercatat di PPRBM Solo, saat ini, untuk dengan BPJS wilayah tujuh Kabupaten / Kota - Solo Ketenagakerjaan Raya, ada sekitar 50 ribuan orang. Dengan jumlah penderita difabel di dalam pelaksanaan setiap kabupaten berkisar 4.000 – program JKK-RTW, 13.000 orang. “Sebagian besar mereka adalah usia produktif ,” jelas Direktur PPRBM itu. Para penyandang difabel, menurut Maman, sangat membutuhkan perlindungan sosial, Mereka memiliki resiko mengalami kecelakaan umum dalah Sunarman Sukamto, 40 th, maupun kecelakaan kerja, yang lebih tinggi penyandang difable yang menjabat ketimbang orang normal. Selaku pimpinan PPRBM, Direktur Pusat Pemberdayaan Ia antusias mendaftarkan seluruh karyawannya Rehabilitasi Berbasis Masyarakat sebagai peserta BPJS Ketenagakerjaan. (PPRBM). Setelah belasan tahun “Kami membutuhkan BPJS Ketenagakerjaan bekerja di PPRBM, Maman – nama panggilannya, untuk melindungi penyandang difabel yang menjadi dipercaya memimpin LSM di Kota Solo, yang mitra jaringan PPRBM Solo, yang jumlahnya bergerak di bidang pemberdayaan dan advokasi mencapai ribuan orang,” kata Maman lagi. kesetaraan hak kaum difabel (penyandang cacat). PPRBM Solo, kini sedang menyiapkan program Bersama karyawannya 29 orang –yang juga pendataan angkatan kerja difabel di 11 Kabupaten di cacat, Maman melakukan upaya pemberdayaan Jawa Tengah. Untuk tahap awal telah menjaring 700 dan advokasi hak difabel, baik dengan kalangan an difabel, sebagian besar belum mendapatkan pemerintah, perusahaan-perusahaan swasta, dan perlindungan sosial. Seiring dengan survey, PPBRM asosiasi pengusaha (Kadin, Apindo, HIPMI, PHRI, juga aktif menggalakkan promosi jaminan sosial dll). Bahkan di dalam mensosialisasikan kinerja perlindungan tenaga kerja difabel formal maupun PPRBM juga memiliki jaringan kerja dengan media informal. masa dan asosiasi jurnalis (PWI) setempat. “Saat ini 99% difabel bekerja di sektor informal, Dan. pada tahun 2014 lalu, penuturan sebagian besar perusahaan masih ragu untuk Maman, PPRBM Solo mulai menjalin relasi BPJS mempekerjakan sdm cacat, atau belum mendapat Ketenagakerjaan. Untuk tahap awal, kerjasamanya informasi tentang potensi angkatan kerja difabel,” meliputi berbagai aktivitas terkait difabel, seperti kata yang cacat sejak balita. sharing konsep sistem pemberdayaan difabel. Perlakuan diskriminasi terhadap difabel, Khususnya pelatihan dan penempatan kerja difabel pernah juga dialami Maman saat lulus SLTA. Ia pasca kecelakaan kerja. didiskualifikasi oleh sebuah Perguruan Tinggi (PT)
A
42
BRIDGE07ok.indd 42
BRIDGE VOLUME 05
www.bpjsketenagakerjaan.go.id
5/18/2015 4:19:12 PM
Relasi terkemuka karena menderita polio, sekalipun ia sudah dinyatakan lulus melalui jalur PMDK. Pihak PT tidak melihat potensi intelektual, tapi hanya melihat kedua kaki Maman yang kecil dan timpang. “Stigma negatif dan sikap underestimate terhadap difabel, yang menjadi motivasi kami untuk advokasi dan menyuarakan kesetaraan hak bagi mereka,” kata anak ke 3 dari 7 bersaudara keluarga petani itu. Maman mulai memperjuangkan hak difabel, sejak lulus SLTA saat hijrah ke Kota Solo. Ia awali dengan bekerja di Koperasi HARAPAN – koperasi khusus difabel, pada 1997. Sembari bekerja Maman melanjutkan studi di akademi, semasa kuliah ia sempat membentuk kelompok diskusi kalangan difabel “Obsesi kami semata ingin menemukan jawaban terhadap pertanyaan mengapa difabel kurang diterima dan kurang dipercaya oleh masyarakat, negara, bahkan sering juga keluarga sendiri,” kata pria difabel itu. Kegiatan Maman meningkat saat bergabung di PPRBM, pada 1999. Pertama kali kerja di LSM difabel, ia dipercaya menjadi petugas lapangan yang merancang program pemberdayaan difabel di desa-desa. Kemudian mengembangkan konsep itu menjadi pemberdayaan dan advokasi kesetaraan hak pekerja difabel baik formal maupun informal. Bos PPRBM itu banyak belajar mengenai difabel, melalui pelatihan dan seminar di DN maupun LN. “Saya juga mulai berani go international untuk sharing pengalaman dan pemikiran tentang pemberdayaan dan advokasi kesetaraan hak difabel,” jelas pria yang mengantungi SIM D (difabel) untuk mobil dan motor modif. PPRBM Solo kini aktif di forum tingkat nasional, regional dan global. LSM difabel ini seringkali diundang dan dikunjungi banyak lembaga/institusi terkait di DN maupun di LN. Bahkan, telah mendapat dukungan dan pengakuan dari berbagai lembaga difabel tingkat internasional, seperti Jepang, Jerman, dan Belanda. Salah satunya, ungkap Maman, strategi
www.bpjsketenagakerjaan.go.id
BRIDGE07ok.indd 43
pemberdayaan dan advokasi kesetaraan hak difabel yang difasilitasi PPRBM Solo bekerjasama dengan 7 Kabupaten/Kota di Solo Raya, telah meraih pengakuan dari Zero Poject Team - team internasional yang memonitor pelaksanaan UNCRPD - Konvensi PBB tentang hak-hak difabel. Penganugrahan dilaksanakaan di UN Building di Vienna, Austria, pada 27-28 Februari 2014. Upaya BPJS Ketenagakerjaan meluncurkan program Jaminan Kecelakaan Kerja – Return To Work (JKK - RTW), penilaian Maman, suatu kebijakan yang ‘luar biasa’ atas keberpihakan pada difabel. Institusi itu berusaha melawan arus pola berfikir kebanyakan masyarakat, yang menganggap
penyandang cacat bawaan / akibat kecelakaan kerja sebagai beban dan tidak produktif. Selain itu, kata Maman lagi, program JKK RTW merupakan terobosan dari BPJS Ketenagakerjaan. dalam membangun sistem perlindungan hak bekerja, yang mengalami kecelakaan kerja. Mulai dari menyembuhkan (sakit/luka), merehabilitasi (motivasi, mobilitas), melatih ketrampilan, hingga mempersiapkan kembali bekerja. “Seperti mimpi ketika Tim dari BPJS Ketenagakerjaan meminta dukungan atas program JKK RTW, untuk bersinergi menjalankan program yang keberpihakannya kepada difabel sangat tinggi,” ujar ayah dari Irvan dan Rani buah pernikahan dengan Siti Kardinah n
BRIDGE VOLUME 05
43
5/18/2015 4:19:12 PM
Tips
CARA KERJA AMAN
DI PROYEK KONSTRUKSI Angka kecelakaan kerja sektor konstruksi di Indonesia termasuk yang paling tinggi di kawasan ASEAN. Berbagai upaya perlu dilakukan untuk mencegah terjadinya kecelakaan kerja di proyek konstruksi.
44
BRIDGE07ok.indd 44
BRIDGE VOLUME 05
S
alah satu jenis proyek pembangunan yang memiliki risiko kecelakaan kerja sangat tinggi adalah proyek konstruksi. Kecelakaan kerja tersebut dapat berupa kecelakaan ringan hingga kecelakaan berat yang berakibat kematian. Kecelakaan kerja seperti ini tentu tidak diharapkan, namun seringkali sulit dihindarkan akibat tekanan proyek yang harus segera diselesaikan. Semua pihak mengharapkan agar tidak terjadi kecelakaan kerja (zero accident) di proyek konstruksi sejak awal hingga akhir proyek. Olek karena itu, berbagai upaya terus dilakukan untuk mencegah terjadinya kecelakaan kerja di proyek konstruksi. Para pekerja di sektor konstruksi dan masyarakat yang berada di sekitar proyek konstruksi perlu mendapatkan jaminan keamanan dan keselamatan dalam bekerja. Terjaminnya keamanan, keselamatan baik bagi pekerja maupun bagi keselamatan umum, termasuk adanya jaminan kesehatan bagi pekerja dan jaminan tidak adanya kerusakan dan gangguan terhadap lingkungan dan keamananya, merupakan bentuk perlindungan bagi pekerja dan masyarakat umum di sekitar lingkungan kegiatan pekerjaan konstruksi yang sedang berlangsung. Hal tersebut di atas merupakan suatu bentuk ”tertib penyelenggaraan jasa konstruksi” sebagaimana yang diamanatkan Undang-undang No. 18 tahun 1999 tentang Jasa Konstruksi dan PP 29 tahun 2000 tentang Penyelenggaraan Jasa Konstruksi. Semua ini bertujuan untuk mendukung pencapaian produksi yang tinggi, pemanfaat sumber daya secara optimal, efisien dan efektif yang akan berdampak terhadap adanya kesejahteraan anggota masyarakat pekerja itu sendiri. Agar dapat menjamin tertib penyelenggaraan jasa konstruksi antara lain dibutuhkan ketersediaan tenaga ahli dan tenaga terampil dalam bidang keselamatan dan kesehatan kerja di sektor jasa konstruksi. Ahli K3 di bidang Konstruksi atau disebut ”Ahli K3 Konstruksi” diharapkan mampu bekerja secara profesional sesuai dengan kebutuhan pasar tenaga kerja dan dunia usaha industri jasa konstruksi. Berdasarkan data dari Asosiasi Ahli K3 Konstruksi (A2K4), jumlah tenaga ahli konstruksi yang menjadi anggota A2K4 pada saat ini sekitar 4.500 jiwa. Dengan tingkat pembangunan infrastruktur yang cukup besar selama lima tahun ke depan (2105 – 2019) yang diprediksi sebesar Rp 5.519 Triliun, akan dibutuhkan tambahan tenaga Ahli K3 Konstruksi sebanyak 1.500 jiwa per tahun. Kebutuhan akan jumlah tenaga ahli K3 Konstruksi yang besar
www.bpjsketenagakerjaan.go.id
5/18/2015 4:19:15 PM
Tips ini juga dipicu oleh pengaturan dalam Peraturan Menteri PU No. 05/PRT/M/2014 tentang Pedoman SMK3 Konstruksi Bidang Pekerjaan Umum yang mewajibkan setiap proyek untuk melibatkan tenaga ahli K3 Konstruksi bagi proyek dengan potensi bahaya tinggi, yaitu apabila pekerjaan bersifat berbahaya dan/atau mempekerjakan tenaga kerja paling sedikit 100 orang dan/atau nilai kontrak di atas Rp. 100.000.000.000,-. Sementara untuk proyek yang berpotensi bahaya rendah, yaitu apabila pekerjaan bersifat tidak berbahaya dan/atau mempekerjakan tenaga kerja kurang dari 100 orang dan/atau nilai kontrak di bawah Rp. 100.000.000.000,- wajib melibatkan Petugas K3 konstruksi. Selain perlunya tenaga ahli K3 Konstruksi, juga perlu dilakukan berbagai upaya untuk mencegah terjadinya kecelakaan kerja di proyek konstruksi. Dari sejumlah sumber literatur dapat diketahui beberapa cara yang aman dalam bekerja di proyek konstruksi, antara lain sebagai berikut: 1. Perlunya menugaskan personil khusus yang bertanggung jawab mengelola keselamatan dan kesehatan kerja (K3) dan kebersihan lingkungan. 2. Memasang rambu peringatan, seperti Awas Benda Jatuh, Awas Lobang, Awas Listrik, dan rambu proyek lainnya. 3. Pekerja harus memakai alat keselamatan kerja sebagai pelindung diri seperti sepatu safety, sabuk pengaman, helm proyek, sarung tangan, penutup telinga sebagai pelindung dari suara bising, kacamata pelindung dari sinar menyilaukan, dan lain-lain. 4. Perlu dilakukan penyuluhan sesering mungkin dengan mengumpulkan pekerja sehingga dapat mengarahkan dan mengingatkan tentang bahaya
www.bpjsketenagakerjaan.go.id
BRIDGE07ok.indd 45
kecelakaan proyek dan himbauan agar pekerja berhati-hati dalam bekerja. 5. Merencanakan dengan baik setiap metode pelaksanaan konstruksi. Misalnya menghitung beban berat benda yang akan diangkat tower crane, apakah masih dalam batas kapasitas kemampuan beban angkat. 6. Menutup lobang void dan memberi ralling sementara di pinggirnya. Pemasangan ralling juga dilakukan pada area tepi struktur gedung agar pekerja aman dari bahaya terjatuh dari ketinggian. 7. Menugaskan personil khusus untuk mengawasi dan mengontrol para pekerja agar selalu menggunakan alat pengaman diri dan bekerja tanpa terkena risiko kecelakaan. 8. Membersihkan area proyek sesering mungkin untuk menciptakan suasana proyek yang bersih dan menyenangkan serta menghindarkan pekerja dari risiko terkena benda yang berserakan. 9. Pada pekerjaan pengecoran beton harus dilakukan pengecekan terlebih dahulu, apakah bekisting sudah terpasang kuat dan sambungan besi tulang sudah benar. 10. Membuat area khusus merokok agar pekerja tidak merokok di sembarang tempat yang dapat menyebabkan bahaya kebakaran di lokasi proyek. 11. Memasang tabung APAR (Alat Pemadam Api Ringan) di lokasi proyek yang berpotensi muncul kebakaran. 12. Meletakkan kabel sementara proyek dengan rapi dan aman serta tidak berserakan. 13. Mengadakan doa keselamatan bersama, memohon kepada Allah SWT agar pelaksanaan proyek dapat berlangsung dengan aman dan selesai sesuai dengan target yang telah direncanakan sebelumnya n
BRIDGE VOLUME 05
45
5/18/2015 4:19:15 PM
HR Clinic
S
UMBER Daya Manu sia merupakan faktor yang sangat pen ting dalam menentukan ke berhasilan sebuah organisasi. Tapi mengelola SDM bukan lah perkara mudah. Begitu
Salam kenal Mas Brian, Saya Murni dari Bogor, seorang staf keuangan di perusahaan garmen. Saya baru bekerja sekitar 8 bulan di perusahaan ini dan saat ini saya sudah hendak mengajukan pengunduran diri. Walaupun saya menduduki posisi yang cukup baik untuk seorang fresh graduate tapi saya sudah tidak tahan terhadap tekanan di pekerjaan saya. Atasan yang kerap memarahi saya, beban kerja yang ditinggi serta bekerja dikejar-kejar deadline membuat saya ingin menyerah. Saya jadi cepat marah dan berdebar-debar setiap berangkat kerja. Tapi saya menyadari di perusahaan lain pun mungkin saja kondisinya sama, bisa minta tips Pak untuk mengatasi stress di pekerjaan? Jawab Salam kenal Bu Murni, setiap orang pernah mengalami hal-hal yang menimbulkan stress berkaitan dengan pekerjaan, seperti dimarahi atasan, konflik dengan rekan kerja, tenggat waktu, hingga mendengarkan keluhan pelanggan. Bahkan sebelum sampai ke tempat kerja pun kemacetan berpotensi menimbulkan stress. Ketika kecemasan tidak dapat lagi teratasi maka dapat menyebabkan stress. Gejala fisik akibat stress antara lain sakit perut, sakit kepala, hingga peningkatan tekanan darah dan gangguan jantung,. Gejala perilaku akibat stress antara lain cepat marah, perasaan sedih, kehilangan
46
BRIDGE07ok.indd 46
BRIDGE VOLUME 05
ba nyak problematika yang dihadapi organisasi dalam mengelola SDM. Redaksi Bridge menerima cukup banyak pertanyaan se putar pengelolaan SDM dari berbagai perusahaan di
semangat, sulit konsentrasi dan sulit memperhatikan orang lain. Gejala perilaku akibat stress sering tidak disadari oleh orang yang mengalaminya. Penyebab stress di tempat kerja antara lain target yang tinggi, kewenangan kurang dan kurang memiliki kompetensi yang diperlukan untuk bekerja, hambatan karir, hubungan dengan rekan, atasan dan bawahan, diperlakukan tidak adil, upah yang rendah, bahaya dan risiko pekerjaan. Penyebab stress tersebut didukung dengan kurangnya pengendalian terhadap situasi, ketidakjelasan situasi atau kurangnya komunikasi. Dampaknya pada seseorang dapat menimbulkan perasaan marah, kecewa, sedih, putus asa dan cemas yang suatu jangka waktu dapat menyebabkan stress. Setelah memahami gejala stress dan mengakui sumber penyebab stress pada dirinya, maka orang tersebut dapat merencanakan tindakan untuk mengatasinya. Berikut tips-tips cara mengatasi stress: Kepribadian Yang Agresif Orang yang memiliki kepribadiaan agresif atau terlalu serius lebih mudah mengalami stress dibandingkan orang dengan kerpibadian yang tenang. Mereka perlu belajar menikmati waktu yang mereka miliki, mempercayai dan bekerjasama dengan orang lain serta mempelajari bagaimana mengelola waktu dan pekerjaan dengan lebih
Indonesia. Beberapa surat yang masuk kami pilih untuk memberikan pencerahan ba gi Anda tentang perma salahan seputar pengeloaan SDM agar dapat mendukung tercapainya tujuan organisasi.
efektif. Menyelesaikan Sumber Permasalahan Berbagai permasalahan dalam kehidupan dapat menjadi penyebab stress. Jangan menghindar dari masalah, karena suatu saat akan terakumulasi dan lebih berat diatasi. Menerima kenyataan yang tak bisa diubah Kehilangan orang yang dicintainya, kehilangan harta bendanya hingga mengalami cacat fisik dapat membuat hidup seseorang mengalami perubahan drastis. Perubahan tersebut umumnya sulit diterima sehingga lebih mudah bagi orang tersebut untuk menyalahkan diri, orang lain dan keadaan. Walaupun sulit, belajar menerima keadaan dan bersyukur akan merubah kehidupan seseorang menjadi lebih baik. Target atau harapan yang lebih realistis Optimisme terhadap target yang tidak realistis dapat menyebabkan stress bila target tersebut tidak tercapai. Seseorang yang bekerja keras untuk mendapatkan promosi dapat mengalami frustasi bila promosi tersebut diberikan kepada orang lain. Bersyukurlah dengan yang anda miliki dan sesuaikan target dengan kapasitas diri. Lingkaran pengaruh dan lingkaran kepedulian Lingkaran kepedulian yaitu halhal yang dianggap penting misalnya sikap atasan, perilaku rekan kerja dan pencapaian hasil. Sedangkan lingkaran pengaruh yaitu hal-hal
www.bpjsketenagakerjaan.go.id
5/18/2015 4:19:15 PM
HR Clinic
Tentang Pengasuh Rubrik: Brian Aprinto, SPHR adalah penulis buku manajemen SDM terlaris Buku Pedoman Lengkap Profesional SDM Indonesia dan Buku Pedoman Lengkap Softskills. Kunci Sukses dalam Karir, Bisnis dan Kehidupan Pribadi. Brian juga orang Indonesia pertama yang tersertifikasi Senioir Professional in Human Resource (SPHR) dari Human Resource Certification Institute (HRCI) di Amerika.
yang dapat dipengaruhinya seperti bagaimana anda mengerjakan tugas dan mengatur waktu. Fokus pada lingkaran kepedulian yang terlalu besar serta tidak diimbangi dengan lingkaran pengaruh dapat menyebabkan timbulnya stress. Sebaliknya, fokus pada lingkaran pengaruh merupakan sikap yang sehat. Istirahat dan hobi Untuk melepaskan beban pikiran, setiap orang membutuhkan waktu untuk melakukan hal yang mereka sukai seperti berlibut dan menjalani hobi mereka. Beristirahat dan memanjakan diri pada tingkat yang wajar merupakan sikap positif menghargai diri sendiri. Mencari dukungan orang lain dan Pencipta Sahabat dan keluarga merupakan sumber dukungan terbaik ketika beban kehidupan terasa semakin berat. Menjalin persahabatan, berbagi dengan orang-orang terdekat dan berdoa kepada Pencipta dapat memberikan ketenangan batin. Mengatakan “tidak” Banyak orang yang mengalami masalah dengan sulit mengatakan “tidak”. Seseorang terus-menerus menerima tambahan pekerjaan jauh diatas beban kerja yang dapat ditanganinya karena tidak dapat mengatakan “tidak” kepada atasan. Banyak orang sulit menolak ajakan untuk mengikuti kegiatan sosial, keagamaan, kepanitiaan dan lain-lain yang akhirnya menjadi beban bagi diri mereka.
www.bpjsketenagakerjaan.go.id
BRIDGE07ok.indd 47
Hiduplah saat ini Banyak orang sulit hidup pada saat ini. Mereka hidup untuk hari esok, mengkhawatirkan hari esok dan memimpikan hal yang ingin dicapai pada esok hari. Hidup di masa depan menyebabkan ketidakberdayaan. Seseorang yang mengkhawatirkan kehidupan anaknya lima tahun mendatang hanya akan menuai frustasi. Hidup di masa mendatang juga berdampak pada kurangnya rasa syukur atas semua yang dia miliki saat ini. Berpikir Positif Seseorang yang mengalami stress dipenuhi oleh pikiran-pikiran negatif seperti kekhawatiran, prasangka dan putus asa. Orang yang berpikir positif memandang setiap peristiwa ada hikmahnya bagi pengembangan dirinya dan tiap kesulitan selalu terdapat peluang-peluang baru. Apapun penyebab stress yang Ibu alami, coba diatasi dengan tips-tips di atas. Semoga dapat membantu Bu Murni mengatasi stress di tempat kerja, semoga bermanfaat! Salam kenal Pak Brian, Perkenalkan nama saya Andrian, saya bekerja di bagian produksi suatu perusahaan manufaktur di Bekasi. Baru-baru ini saya terancam di-PHK perusahaan karena saya bertengkar dengan atasan saya. Itu karena atasan saya membuat saya marah dengan menyindir-nyindir pekerjaan saya. Dalam sebulan ini sudah 3 kali saya
berrtengkar dengan teman kerja saya. Setelah saya pikirkan, mungkin saja saya lah yang tidak dapat mengendalikan diri. Adakah solusi untuk mengatasi kebiasaan marah di tempat kerja? Terima kasih sebelumnya Pak. Jawab Terima kasih untuk pertanyaannya Pak Andrian, tekanan pekerjaan dan interaksi dengan orang lain dalam bekerja tidak jarang menimbulkan konflik yang berujung pada kemarahan. Orang marah atas perlakuan tidak adil yang diterimanya atau kondisi yang tidak sesuai dengan keinginannya. Banyak orang mengira dengan meluapkan kemarahan maka sakit hatinya terlampiaskan dan hatinya akan merasa lega. Tapi kenyataannya seseorang yang melampiaskan kemarahan akan semakin dipenuhi amarah. Dampaknya pada orang lainpun menimbulkan sakit hati, renggangnya hubungan dan akibat lain yang merugikan orang yang meluapkan kemarahan. Untuk mengurangi sakit hatinya, sebagian orang mencoba melakukan analisis atas penyebab kemarahannya. Namun menganalisis penyebab kemarahan saat belum reda sepenuhnya akan menimbulkan kembali kemarahan tersebut. Pembajakan emosi seperti marah lebih baik tidak dianalisis karena akan menempatkan diri pemikir menjadi korban dengan berbagai alasan sehingga menyebabkan seseorang
BRIDGE VOLUME 05
47
5/18/2015 4:19:15 PM
HR Clinic semakin marah. Kemarahan dapat meletup secara terus menerus ketika emosi memperoleh pembenarannya melalui nalar yang dilingkupi amarah. Setiap mengingat suatu kejadian yang menimbulkan kemarahan dampaknya yaitu timbulnya kembali amarah. Sebagian orang memendam sakit hatinya tanpa menuntaskan perasaan tersebut. Dampak yang timbul dari memendam kemarahan seperti dendam, trauma hingga stress. Kemarahan yang terpendam akan menimbulkan akumulasi kekealan hati hingga membalas dengan intensitas tinggi ketika kemarahannya memuncak. Bila tidak dikendalikan pun dapat berdampak pada stress yang berpotensi menyebabkan gangguan psikologis. Kemarahan merupakan perasaan negatif yang mengganggu sehingga perlu dikendalikan agar tidak berdampak buruk. Melampiaskan amarah merupakan cara terburuk untuk meredakannya. Ledakan amarah merangsang emosi lebih tinggi sehingga membuat orang lebih marah. Terdapat beberapa cara untuk mengendalikan kemarahan sebagai berikut: 1.
2.
3. 4.
5.
Memahami orang lain. Dengan memahami kondisi orang sumber kemarahan maka perasaan marah dapat mereda, misalnya jika mengetahui orang tersebut baru mengalami musibah. Melakukan kegiatan selingan yang menyenangkan. Orang yang marah dapat mengambil waktu menyendiri untuk mendinginkan amarah dengan jalan-jalan, memancing atau bermain sepeda. Aktivitas fisik seperti berolahraga dapat mengurangi kekesalan hati. Menuliskan pikiran sinis dan marah. Luapkan perasaan marah dan kecewa pada kertas, kemudian buanglah kertas tersebut. Menyalurkan kemarahan menjadi
48
BRIDGE07ok.indd 48
BRIDGE VOLUME 05
6.
7.
8. 9.
suatu bentuk tekad dan motivasi untuk berprestasi. Ada orang yang menjadikan kemarahannya sebagai motivasi untuk membuat karya terbaik. Melakukan metode relaksasi, cara ini dengan menarik nafas dalamdalam dan melemaskan otot sehingga mengurangi ketegangan. Lebih dahulu menenangkan diri dan kemudian menyelesaikannya atau menghadapi seseorang yang membuat marah. Maafkanlah orang lain yang menyebabkan kemarahan. Dalam benak anda putar kembali situasi yang membuat anda marah, kemudian bayangkan anda keluar dari diri anda sehingga berada dalam posisi orang ketiga yang mengamati kejadian tersebut. Cara ini akan mengurangi dampak peristiwa yang membuat marah tersebut.
Halo salam sejahtera Pak Brian, Saya Sita tinggal di Depok. Saya bekerja mengelola surat-menyurat dan arsip di suatu perusahaan BUMN. Sampai sekarang saya sudah 5 tahun bekerja dan merasa jenuh. Sebenarnya saya menyukai tempat kerja saya, atasan saya sabar dan saya akrab dengan rekan kerja. Bagaimana ya agar kita lebih termotivasi bekerja? Tolong masukannya ya Pak. Jawab: Terima kasih Bu Sita untuk pertanyaannya, setiap karyawan pernah mengalami menurunnya motivasi kerja. Biasanya disebabkan oleh kebosanan, butuh tantangan atau ingin mencoba sesuatu yang baru. Namun bila kita hanya menuruti mood semata, kita akan mengalami penyesalan karena bisa saja sebenarnya kita hanya butuh istirahat sejenak untuk menghilangkan kejenuhan. Berikut tips dari saya untuk meningkatkan motivasi kerja:
Motivasi terbaik untuk bekerja yaitu motivasi yang berasal dari tugas dan pekerjaan itu sendiri. Karena menyukai apa yang dikerjakan, maka tugas tersebut sudah merupakan sumber motivasi orang yang mengerjakannya. Carilah hal yang paling menyenangkan dari pekerjaan anda sehingga anda selalu suka pekerjaan anda. Carilah motif anda bekerja. Motif merupakan alasan yang mendasari suatu sikap atau tindakan. Motif membuat bekerja lebih antusias dan melakukan suatu kegiatan menjadi bersemangat. Misalnya setelah anda gajian akan membeli baju baru atau liburan bersama keluarga. Ciptakan imbalan dan hukuman bagi diri anda dalam bekerja. Berilah imbalan bila berhasil mengerjakan suatu pekerjaan dengan baik, misalnya makan siang di restoran. Sebaliknya bila anda gagal mencapai target anda hanya makan siang di warteg. Bila anda merasa pekerjaan anda sulit, harus berhubungan dengan banyak orang atau menghadapi pelanggan yang mengeluh, anda dapat fokus pada pengembangan diri anda untuk membuat anda bersemangat. Menghadapi pekerjaan yang sulit minimal memberikan seseorang keahlian atau mengembangkan diri menjadi lebih terampil berempati, sabar, komunikatif dan percaya diri. Pengembangan diri anda akan membawa anda ke jabatan yang lebih tinggi dengantanggungjawab lebih besar. Ubah suasana kerja untuk membuat anda bersemangat. Dengan mendengarkan musik sambil bekerja atau merubah dekorasi tempat kerja maka kebosanan dapat dikurangi. Beberapa tempat kerja memperbolehkan karyawannya mendekorasi meja kerjanya, membolehkan karyawan membawa boneka kesayangan dan membawa akuarium. Semoga tips di atas dapat bermanfaat membuat Ibu kembali termotivasi bekerja. n
www.bpjsketenagakerjaan.go.id
5/18/2015 4:19:15 PM
Tawa Pelanggan: Lha wong alamatkan ke Surabaya.
surat
itu
saya
Peramal Cuaca
Perundingan Perusahaan dengan Serikat Pekerja Negosiasi antara perusahaan dan serikat pekerja berakhir buntu. Perusahaan menolak salah seorang pegawainya yang menyalahi kontrak kerja dengan alasan sakit. Pada pagi harinya dalam meja perundingan, pimpinan negosiator dari perusahaan membawa surat kabar edisi pagi, “Orang ini,” katanya, “kemarin ijin dengan alasan sakit!” Di situ, pada halaman olah raga, ada foto pegawai yang ijin sakit, yang baru saja memenangkan turnamen golf lokal dengan nilai yang memuaskan. Negosiator dari serikat pekerja tiba-tiba memecah kesunyian ruangan. “Wow,” katanya, “Coba bayangkan skor yang bisa dia peroleh seumpama dia tidak sakit!”
Pengirim Surat yang Aneh Percakapan antara seorang pelanggan dengan seorang petugas di kantor pos Semarang. Pelanggan: Pak, kalau surat ini saya kirim sekarang, apa bisa sampai di Jakarta dalam waktu dua hari? Petugas: Bisa, Pak. Tentu saja bisa. Pelanggan: Ah, masa sih? Jangan suka bercanda gitu dong pak!! Saya yakin tidak akan bisa. Petugas: Lho, Anda kok bisa seyakin itu? Memangnya, Anda sudah pernah menjadi petugas pos? (merasa dongkol)
www.bpjsketenagakerjaan.go.id
BRIDGE07ok.indd 49
Sekelompok kru film sedang melakukan syuting yang berlokasi di padang gurun. Suatu hari, seorang Indian yang sudah tua menemui sang sutradara dan berkata, “Besok akan turun hujan!” Pada hari berikutnya, hujan pun turun. Seminggu kemudian, sang Indian datang lagi kepada sang sutradara dan berkata, “Besok akan ada badai!” Dan, pada hari berikutnya pun terjadi badai. “Orang Indian itu benar-benar hebat,” kata sang sutradara. Lalu, dia meminta sekretarisnya untuk mempekerjakan sang Indian sebagai peramal cuaca. Namun, setelah beberapa kali memprediksikan cuaca, sang Indian tidak lagi muncul dalam kurun waktu dua minggu. Akhirnya, sang sutradara mendatangi sang Indian. “Saya harus syuting adegan yang penting besok,” kata sang sutradara, “dan saya bergantung padamu. Seperti apakah cuaca besok?” Sang Indian mengangkat bahunya. “Aku tidak tahu,” katanya, “radionya rusak.”
Strategi Marketing Di sebuah toko terpasang tulisan besar dan jelas berbunyi: “JUAL ALAT-ALAT RUMH TANGGA”. Seorang pria yang kebetulan lewat, melihat tulisan itu kemudian masuk ke dalam toko untuk memberi tahu pemiliknya, “Sudah berapa lama tanda di depan itu terpasang?” “Sudah kurang lebih enam bulan,” jawab sang pemilik toko. “Dan, selama ini apakah belum ada yang memberi tahu Anda bahwa tulisan tersebut salah cetak?” tanya pria tersebut. Sang pemilik toko menjawab, “Sudah banyak sekali yang memberi tahu saya. Biasanya mereka masuk ke dalam toko untuk memberi tahu saya, kemudian membeli sesuatu saat mereka keluar dari toko ini. O ya, apakah Anda sudah mempunyai ‘Rice-Cooker’? Hari ini, kami memiliki penawaran spesial untuk Anda.”
BRIDGE VOLUME 05
49
5/18/2015 4:19:17 PM
Tanya saya
SOSIALISASI DAN TINGKATKAN KEPESERTAAN BPJS Ketenagakerjaan melakukan sosialisasi untuk lebih dekat dengan masyarakat serta untuk meningkatkan kepesertaan pekerja penerima upah dan bukan penerima upah. Banyak kemudahan ditawarkan untuk menjadi peserta BPJS Ketenagakerjaan.
B
PJS Ketenagakerjaan Kantor Cabang Gatot Subroto menggelar kampanye “Tanya Saya”. Acara sosialisasi untuk lebih dekat dengan masyarakat ini dilaksanakan pada hari Minggu, 29 Maret 2015, bertepatan dengan acara Car Free Day di sekitar wilayah Jalan Jenderal Sudirman, Jakarta Selatan. Acara yang dikemas dengan cukup menarik ini mendapat sambutan meriah dari masyarakat. BPJS Ketenagakerjaan memang berkeinginan untuk
50
BRIDGE07ok.indd 50
BRIDGE VOLUME 05
lebih dekat dengan masyarakat. Melalui pendekatan kepada masyarakat ini ingin ditingkatkan brand awareness BPJS Ketenagakerjaan dengan indikator keberhasilan 10-8-5 dan sekaligus ditingkatkan kepesertaan baik pekerja penerima upah dan bukan penerima upah. Sosialisasi dengan kegiatan outdoor dan dengan konsep informal di sejumlah lokasi strategis atau fasilitas umum tersebut menjadi pilihan untuk lebih mendekatkan BPJS Ketenagakerjaan dengan
www.bpjsketenagakerjaan.go.id
5/18/2015 4:19:21 PM
Tanya saya masyarakat umum. Melalui pendekatan kegiatan ini juga ingin diketahui indikator keberhasilan 108-5, yaitu ketika 10 orang ditanya, maka 8 orang mengetauhi dan 5 orang sudah menjadi peserta BPJS Ketenagakerjaan. Kegiatan sosialisasi melalui kampanye “Tanya Saya” ini dilaksanakan berdasarkan UU No. 40 Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN), UU No. 24 Tahun 2011 tentang Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS), Surat Kepala Divisi Komunikasi BPJS Ketenagakerjaan Nomor: B/654/012015 perihal Informasi Persiapan Program Sosialisasi Masif Tahun 2015 di Seluruh Unit Kerja BPJS Ketenagakerjaan, serta Petunjuk Teknis Kegiatan Sosialisasi Masif di 2015 untuk Seluruh Unit Kerja BPJS Ketenagakerjaan. Ada beberapa hal yang ingin dicapai dari kegiatan kampanye “Tanya Saya” BPJS Ketenagakerjaan tersebut. Pertama, meningkatkan Brand Awareness masyarakat tentang BPJS Ketenagakerjaan. Kedua, membentuk Brand Perceptions yang baik pada masyarakat tentang BPJS Ketenagakerjaan. Ketiga, melaksanakan amanat UU No. 24 Tahun 2011 yaitu mensosialisasikan program BPJS Ketenagakerjaan kepada masyarakat khususnya masyarakat pekerja informal/BPU. Keempat, menjaring kepesertaan tenaga kerja Bukan Penerima Upah (BPU) yaitu masyarakat pedagang kaki lima yang berkegiatan di sekitar Jalan Jendral Sudirman Jakarta Selatan. Kelima, melakukan Tanggung Jawab Sosial Lingkungan (TJSL) BPJS Ketenagakerjaan. Pada acara kampanye “Tanya Saya” di Car Free Day Jalan Jenderal Sudirman, Jakarta Selatan tersebut dilakukan beberapa jenis kegiatan. Pertama, pendaftaran tenaga kerja bukan penerima upah secara langsung (on the spot). Untuk mendukung pencapaian kepesertaan tenaga kerja bukan penerima upah maka pada kegiatan ini diberikan gratis iuran 1 bulan pertama bagi 20 peserta yang mendaftar dalam kegiatan ini. Kedua, kegiatan tanya jawab dan konsultasi seputar BPJS Ketenagakerjaan. Ketiga, pengecekan saldo JHT (Jaminan Hari Tua). Keempat, senam pagi, kegiatan berolahraga bersama yang dipimpin oleh instruktur senam. Kelima, pengecekan tekanan darah dan kandungan gula darah. Keenam, lomba foto selfie. Lomba ini diadakan untuk memperkenalkan BPJS Ketenagakerjaan dan meningkatkan brand awarness masyarakat. Setiap foto selfie diunggah dengan mention akun media sosial BPJS Ketenagakerjaan dengan tagar #BPJSKetenagakerjaan. Bagi pengunjung yang melakukan hal tersebut, diberikan
www.bpjsketenagakerjaan.go.id
BRIDGE07ok.indd 51
souvenir. Ketujuh, pembagian jus buah. Untuk memeriahkan dan menjadi daya tarik kegiatan maka dibagikan jus buah yang bermanfaat untuk meningkatkan kesehatan. Pada kampanye “Tanya Saya” tersebut disosialisasikan berbagai kemudahan bagi peserta BPJS Ketenagakerjaan. Salah satu kemudahan yang diberikan BPJS Ketenagakerjaan adalah pengecekan saldo peserta melalui beberapa cara. Peserta bisa mengek saldo yang dimilikinya melalui instalasi aplikasi BPJSTK Mobile pada smartphone, pendaftaran layanan E-saldo dengan menggunakan SMART KIOS BPJS Ketenagakerjaan, serta menggunakan SIPT dengan menunjukkan Kartu Peserta, KTP dan tetap melakukan prosedur seperti menanyakan TTL dan Ibu Kandung. Sosialisasi untuk dapat mendekati masyarakat rupanya tidak hanya dilakukan oleh BPJS Ketenagakerjaan Kantor Cabang Gatot Subroto, Jakarta. Kegiatan yang sama juga dilakukan BPJS Ketenagakerjaan Kantor Cabang Cilandak, Jakarta di kawasan ITC Fatmawati, pada hari Sabtu, 11 April 2015. Kegiatan ini bertujuannya agar seluruh tenant (penyewa), karyawan, hingga pengunjung, baik di perkantoran dan mal tersebut terlindungi dari risiko pekerjaan. Kepala Kantor Cabang BPJS Ketenagakerjaan Cilandak, N Retno Widowati mengungkapkan, pilihan sosialisasi di ITC Fatmawati karena potensi kepesertaan di tempat ini sangat besar. Dia memperkirakan terdapat lebih dari seribu tenant di ITC Fatmawati yang belum menjadi peserta BPJS Ketenagakerjaan. BPJS Ketenagakerjaan Kantor Cabang Cilandak di ITC Fatmawati tidak hanya mendirikan stand untuk pendaftaran. Namun juga mengerahkan Tim yang menyebar ke unit-unit pusat onderdil dan aksesosoris mobil, maupun pusat ponsel. Selain menyebarkan brosur, mereka juga mensosialisasikan manfaat utama dan maanfaat tambahan program BPJS Ketenagakerjaan. Pada kegiatan sosialisasi ini para pemilik usaha di ITC Fatmawati yang ingin mendaftar menjadi peserta BPJS Ketenagakerjaan langsung dilayani di tempat. Pembayaran iuran perdana bisa ditrannsfer melalui virtual account bank. Selanjutnya, untuk iuran rutin bulanan, peserta bisa memanfaatkan sistem pembayaran online melalui Electronic Payment System (EPS) n
BRIDGE VOLUME 05
51
5/18/2015 4:19:22 PM
Info Sehat
Tetap Bugar Saat Puasa Marhaban Ya Ramadhan, bulan Suci umat Islam segera datang. Mari kita sambut bulan yang penuh berkah dan ampunan ini dengan hati yang bersih. Kita gunakan momen ini untuk lebih meningkatkan ketaqwaan kita kepada-NYA.
M
enjalankan ibadah puasa adalah suatu kewajiban bagi umat muslim yang telah memenuhi syarat secara Islam. Banyak manfaat yang akan kita dapatkan dengan melaksanakan ibadah puasa. Namun, tentu saja jika itu dijalankan dengan aturan yang benar.
Buat Orang Sehat
menjalankan puasa tubuh kita tidak mendapatkan asupan gizi sekitar 14 jam. Supaya tubuh dapat menjalankan fungsi dengan baik, sel-sel tubuh membutuhkan gizi dan energi dalam jumlah cukup. Menu sahur sebaiknya pilih makanan berserat dan berprotein tinggi, hindari terlalu banyak asupan makanan yang manis-manis. Makanan berserat membuat proses pencernaan lebih lambat dan membantu insulin dikeluarkan secara bertahap. Agar energi dari sahur tahan lama, bersahurlah lebih akhir saat mendekati imsak. Hindari banyak asupan makanan manis saat sahur, akan membuat tubuh cepat lapar di siang hari.
Upayakan Sahur
Berbuka Tepat Waktu / Segera Mungkin
Sahur adalah start awal dari rangkaian prosesi ibadah puasa Ramadhan yang disarankan, dilaksanakan tengah malam hingga imsak menjelang waktu subuh. Mengapa sahur penting? Saat
Anjuran segera berbuka puasa, karena setelah menahan lapar dan dahaga seharian tentu energi tubuh terkuras. Untuk memulihkan energi, waktu berbuka diawali dengan asupan karbohidrat
Lantas, bagaimana memadukan antara ibadah puasa sekaligus memperoleh manfaat bagi kesehatan? Berikut ini info mengenai menjaga kesehatan saat menunaikan Ibadah Puasa.
52
BRIDGE07ok.indd 52
BRIDGE VOLUME 05
www.bpjsketenagakerjaan.go.id
5/18/2015 4:19:23 PM
Info Sehat sederhana berupa makanan manis ringan, seperti kurma (3-4 buah) dan minuman manis hangat. Selang 1-2 jam baru dilanjutkan dengan asupan makanan yang bergizi. Makanan yang mengandung gula mengembalikan secara instant energi kita yang terkuras seharian. Hindari minum es atau yang bersoda, karena jenis minuman ini dapat membuat pencernaan tak berfungsi secara normal.
Mengatur Bertahap
Asupan
Makanan
Secara
Biasanya begitu bedug magrib, jangan langsung berbuka dengan menyantap habis semua hidangan. Cara berbuka ini tidak baik untuk kesehatan, Setelah 14 jam perut tak terisi makanan dan minuman. Pencernaan yang istirahat, sebaiknya jangan diberi asupan makanan dalam jumlah besar. Saat waktu berbuka, awali dengan asupan makanan ringan manis, seperti kurma, kolak, atau minum teh hangat. Beri jeda waktu, agar pencernaan bisa menyesuaikan kinerjanya, dengan mengerjakan sholat magrib. Setelah sholat magrib, dapat dilanjutkan kembali dengan asupan makanan yang lebih berat, seperti nasi dan lauk-pauk yang bergizi. Pasca sholat Tarawih dilanjutkan lagi dengan sesi makan ringan / camilan.
Tetap Melakukan Olahraga Ringan Aktivitas olahraga di bulan puasa tidak berarti harus berhenti. Mereka yang berpuasa sebaiknya tetap melakukan aktivitas fisik untuk menjaga kelancaran peredaran darah – agar tetap bugar. Namun, disarankan mereka yang berpuasa memilih olahraga ringan yang tidak membutuhkan energi besar, seperti OR aerobic dengan lari kecil atau jalan kaki. Sebaiknya olahraga dilaksanakan menjelang waktu berbuka. Setelah berbuka, dengan menjalankan ibadah Tarawih juga bermanfaat sebagai aktivitas menjaga kebugaran jasmani, karena melakukan sholat tarawih belasan rekaat juga akan membakar kalori.
Asupan Air yang Cukup Air merupakan zat yang sangat dibutuhkan tubuh. Lebih dari 60 % tubuh kita terdiri dari air. Untuk menjalankan fungsinya dengan baik setiap organ tubuh kita membutuhkan air. Tanpa air yang cukup tubuh akan mengalami gangguan. Untuk itu perbanyak minum air untuk cadangan
www.bpjsketenagakerjaan.go.id
BRIDGE07ok.indd 53
dalam tubuh supaya semua organ berfungsi dengan baik. Air yang dimaksud disini bukan hanya air putih, tapi bisa susu, teh, sirup, kolak pun juga termasuk. Supaya kebutuhan tubuh tercukupi, aturlah agar tetap sebanyak minum delapan gelas air, tinggal mengatur waktu sebelum menjalani puasa esok hari.
Mengendalikan Emosi Salah satu syarat menjalankan ibadah puasa bukan hanya menahan lapar dan dahaga, sebagaimana sabda Rasulullah tapi juga menahan hawa nafsu. Jadi tujuan puasa adalah mengendalikan semua nafsu, mulai dari menahan nafsu makan dan minum, juga hawa nafsu lainnya : nafsu marah, emosi, dan nafsu biologis. Mereka harus belajar bersabar dan berupaya mendekatkan diri kepada Tuhan. Secara psikologis ini mempengaruhi mentalspiritual orang yang menjalankan ibadah puasa, dengan mengendalian emosi membuat jiwa menjadi lebih sehat, dan membuat suasana hati damai.
Konsultasi Medis Penyakit Kronis
buat
Penderita
Buat penderita penyakit kronis, sebaiknya menlakukan pemeriksaan – Check-Up kesehatan, serta melakukan konsultasi dengan dokter yang menanganinya (pribadi/keluarga), apakah kondisi kesehatannya memadai untuk menjalankan ibadah puasa. Minta saran serta masukan cara menjalankan puasa dengan kondisi penyakit kronis yang diderita, berkaitan dengan diet asupan makanan serta tata cara minum obat. n
BRIDGE VOLUME 05
53
5/18/2015 4:19:25 PM
Wisdom
SEBUAH KEINGINAN Penyandang Dissable Kisah dramatis buruh bunuh diri di saat perayaan May Day 2015 menguak cerita perlakuan yang tidak adil bagi penyandang cacat di Negeri ini. Kendati pemerintah telah menggulirkan peraturan perundangan, ada apa dengan mereka...
FOTO: imbalo.files.wordpress.com
T
idak ada seorang pun yang ingin menjalani kehidupan sebagai orang yang cacat – dissable. Apakah itu cacat bawaan (terlahir), maupun didapat karena kecelakaan atau penyakit, yang sudah menjadi takdir Sang Maha Pencipta. Namun, hidup haruslah terus dijalani dan tidak perlu dipersalahkan. Selain banyak mimpi, berharap, serta sulit mendapatkan pekerjaan, stigma masyarakat di Indonesia terhadap penyandang cacat sampai saat ini masih rendah. Tak pelak, mereka harus menanggung derita psikologis yang berkepanjangan, yang kerap berakibat gangguan jiwa - stres atau bahkan berujung maut. Sekalipun pemerintah telah mengatur hak dan perlakuan yang sama bagi para dissable. Seperti tertuang dalam Pasal 14, UU No 4 tahun 1977 tentang Penyandang Cacat, yang isinya sbb: “Perusahaan Negara dan Swasta memberikan
54
BRIDGE07ok.indd 54
BRIDGE VOLUME 05
kesempatan dan perlakuan yang sama kepada penyandang cacat dengan mempekerjakan penyandang cacat di perusahaannya sesuai dengan jenis dan derajat kecacatan, pendidikan, dan kemampuannya,... dst.” Namun demikian, perintah UU itu seperti tidak digubris, ketidakadilan itu terus berlangsung para penyandang cacat masih saja sulit mendapatkan pekerjaan dan juga tidak diberikan peluang bagi penderita cacat kecelakaan kerja - occupational. Hal ini dikarenakan tidak ada sanksi terhadap perusahaan yang tidak melaksanakan perintah UU tersebut. Seperti halnya kisah tragis Sebastian Manuputi (32th), seorang pengurus serikat buruh yang diduga nekad bunuh diri dengan membakar tubuh dan melompat dari atas Stadion Gelora Bung Karno (GBK), Senayan, Jakarta Pusat, saat perayaan “May Day” pada 1 Mei 2015. Sebastian berbuat nekad mengakhiri hidup
www.bpjsketenagakerjaan.go.id
5/18/2015 4:19:26 PM
Wisdom lantaran kecewa menghadapi persoalan kerja di perusahaannya. Hal ini diungkapkan Sekretatis Umum Pimpinan Pusat Serikat Pekerja Aneka Industri FSPMI-AI, Jamaludin, usai prosesi pemakaman Sebastian di TPU Malaka, Sabtu 2 Mei 2015. Sebastian sering membantu advokasi persoalan rekannya sesama buruh di PT Tirta Alam Segar, ungkap Jamaludin, untuk kasus kecelakaan kerja yang sering terjadi di perusahaan tempat dia bekerja. Misal, kasus buruh yang terputus jari tangannya, ada juga kasus robek anggota tubuh, hingga putus tangannya lantaran tergilas mesin di pabrik. Tapi, seperti penuturan Sebastian kepada Jamaludin, pengurus SB yang bekerja di pabrik air minum kemasan itu, kerap kecewa. Upaya memperjuangkan hak rekannya sesama buruh yang mengalami kecelakaan kerja selalu gagal – pihak perusahaan tidak memberikan solusi dan perlindungan yang adil. Kasus kecelakaan kerja nasional, perkiraan Menteri Ketenagakerjaan. M Hanif Dhakiri, setiap tahunnya, terjadi sekitar 103 ribu kasus kecelakaan kerja di Indonesia. Sekitar Nick Vujicic 2% di antaranya, jelas Menaker, berakibat fatal – sekitar 2400 tewas, dan selebihnya mengalami luka dengan derajat ringan, sedang, dan berat - yang menyebabkan dissable. Jumlah penyandang cacat di Indonesia, dari data Pusdatin Kemensos sampai tahun 2011, tercatat sekitar 11.5 juta sedangkan data dari Kemenaker diperkirakan berjumlah 7,1 juta –meliputi tunanetra 2,1 juta, tunadaksa 1,8 juta, tunarungu 1,6 juta, cacat mental 0,7 juta, dan cacat kronis (berat) 0,9 juta. Sebagian besar mereka, hidup bergantung pada orang lain. Tidak memiliki pekerjaan yang tetap – kalaupun ada hanya sebagian kecil yang mampu mandiri dengan berwiraswasta. Ada juga yang bekerja di perusahaan pemerintah dan swasta –-untuk memenuhi perintah UU No 4 Tahun 1977, tentang Penyandang Cacat, yang mewajibkan kuota pekerja dissable sebanyak 1% di perusahaan Nasional. Untuk meningkatkan motivasi perusahaan Nasional agar mematuhi kuota 1% untuk mempekerjakan karyawan dissable, Kementerian Tenaga
www.bpjsketenagakerjaan.go.id
BRIDGE07ok.indd 55
Kerja (Kemenaker) pada periode lalu, telah memberikan apresiasi yang berupa penghargaan kepada perusahan-perusahaan yang peduli dan mempekerjakan dengan layak para penyandang dissable. Salah satu perusahaan yang termotivasi dan berkeinginan untuk mematuhi UU Penyandang Cacat, adalah PT Adaro Indonesia. Perusahaan pertambangan batubara Nasional, yang memiliki wilayah operasi di Kab. Balangan, Kalimantan Selatan, telah lama mempekerjakan para penyandang cacat sebagai karyawan mereka. Menurut Humas PT Adaro Indonesia, Ismail di Dahai Office, di Kab ibu kota Balangan, kepada media Nasional, beberapa waktu lalu, kebijakan mempekerjakan penyandang dissable sejalan dengan UU Penyandang Cacat yang diterapkan pemerintah. Pekerjaan yang diberikan kepada penyandang cacat di perusahaan tambang batubara itu, jelas Ismail lagi, disesuaikan dengan jenis dan derajat kecacatan, pendidikan, dan kemampuannya, yang jumlahnya disesuaikan ratio jumlah karyawan dan atau kualifikasi perusahaan. Wajar kalau itu lakukan oleh PT Adaro Indonesia dan juga perusaan besar lain, seperti ASTRA, Carefour Indonesia, dan Kedaung. Bila dibandingkan perusahan broadcast - Radio Sama FM Semarang, yang diprakasai Basuki – pendiri komunitas sahabat mata, yang sebagian besar karyawannya adalah tuna netra. Meskipun para penyiarnya tunanetra, kinerja mereka tidak kalah dengan Radio FM lain, di Kota Bandeng Asep itu. Suara penyiar tunanetra – saat membawakan acara pengajian, musik, cakrawala ilmu pengetahuan dan kesehatan, selalu dirindukan para pendengar setia di frakuensi 107.7 MHZ dalam Radius 5 Km di sekitar Mijen, Semarang. Mereka bukanlah orang yang mau dikasihani, tetapi ingin diberi kesempatan yang sama, seperti halnya penyandang dissable di Negara maju – agar tetap bisa berkarya dan berprestasi. Seperti kisah sukses motivator dunia ‘tanpa tangan tanpa kaki’ : Nick Vujicic n
BRIDGE VOLUME 05
55
5/18/2015 4:19:31 PM
Agenda
56
BRIDGE07ok.indd 56
BRIDGE VOLUME 05
www.bpjsketenagakerjaan.go.id
5/18/2015 4:19:32 PM
Agenda
www.bpjsketenagakerjaan.go.id
BRIDGE07ok.indd 57
BRIDGE VOLUME 05
57
5/18/2015 4:19:32 PM
Tanya Jawab Q
ARI HARYADI PART II :Dear team BPJS mohon bantuannya saya mau menggabungkan kartu Jamsostek dgn BPJS baru apakah ada cara tanpa harus datang langsung ke BPJS nya ? syaratnya apa saja ? tks
A
BPJS KETENAGAKERJAAN CAWANG: Untuk penggabungan kartu masih harus datang ke BPJS Ketenagakerjaan kantor cabang tempat Bapak terdaftar. Penggabungan kartu bagi tenaga kerja yang masih aktif bisa dilakukan/diajukan oleh pihak perusahaan Untuk persyaratannya Bapak menyertakan fotocopy KTP, semua kartu peserta yang akan digabungkan, surat pengalaman kerja dari perusahaan yang terdahulu, serta surat pengantar untuk penggabungan kartu dari perusahaan tempat Bapak bekerja sekarang.
Q
AGOEZ SHUZ: (1.) Apabila terjadi kesalahan nama yg tertera di KPJ berbeda dengan KTP, apa bisa di revisi? dimana & syaratnya apa saja?. (2) Apabila punya 2 KPJ dan yg satunya sudah tidak aktif apa bisa di cairkan saldonya? Karena saat pindah tempat kerja di buatkan nomor KPJ baru, padahal no KPJ lama sudah saya sertakan untuk dilanjutkan, sehingga KPJ yg lama saat ini sudah tidak aktif. Terima kasih
A
BPJS KETENAGAKERJAAN: 1. Jika ada data yang berbeda, silahkan sahabat bisa konfirmasi ke HRD perusahaan agar bisa direvisi di kantor cabang BPJSTK. 2. Jika sahabat masih aktif bekerja dan terdaftar lagi sebagai peserta baru, maka mohon maaf JHT dari kartu yang lama belum bisa diklaim. JHT ditujukan untuk tenaga kerja yang tidak aktif bekerja.
Q
58
BRIDGE07ok.indd 58
ANDHINI DIAH PRATIWI Saya mau tanya.. bila suatu perusahaan tidak mengikutsertakan karyawan ke dalam program BPJS itu Apakah terkena undang2 ketenagakerjaan? Dan hukumnya apa atau pasalnya apa? Kena tindak pidana atau tidak?
BRIDGE VOLUME 05
A
Q
A
BPJS KETENAGAKERJAAN: Menurut PP no 14 tahun 1993 pasal 5 menjelaskan bahwa Pengusaha wajib mendaftarkan perusahaan dan tenagakerjanya sebagai peserta program jaminan sosial tenaga kerja pada Badan Penyelenggara dengan mengisi formulir yang disediakan oleh Badan Penyelenggara
IBU MANAF: Saya PNS Pemkot Malang gol III/b, sebulan yang lalu kami mengumpulkan berkas-berkas ke BKD untuk aplikasi peserta BPJS Ketenagakerjaan (wajib), nah pertanyaan saya : 1. Layanan dan benefit apa yg saya dapatkan dengan menjadi peserta BPJS Ketenagakerjaan? 2. Potongan gaji berapa % untuk iuran kepesertaan BPJS Ketenagakerjaan tiap bulan? Masih minim sosialisasi BPJS Ketenagakerjaan untuk PNS, mohon pencerahannya. Terima kasih BPJS KETENAGAKERJAAN CAWANG: BPJS Ketenagakerjaan menyelenggarakan program Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK), Jaminan Kematian (JKM), dan Jaminan Hari Tua (JHT). Untuk saat ini program yang wajib diikuti oleh PNS adalah JKK dan JKM. Iuran untuk JKK dan JKM dibayarkan oleh pemberi kerja (tidak dipotong dari gaji)
KUIS BRIDGEO7 Berapa jumlah kasus JKK-Return To Work yang telah ditangani BPJS Ketenagakerjaan hingga Maret 2015?
Kirim Jawaban anda melalui Twitter dengan for mat (Jawaban)#BRIDGE07@BPJSTKinfo. Jawaban pa ling lambat kami terima pada 30 Juni 2015. Pengumuman akan disampaikan melalui Twitter @ BPJSTKinfo.
www.bpjsketenagakerjaan.go.id
5/18/2015 4:19:36 PM
www.bpjsketenagakerjaan.go.id
BRIDGE07ok.indd 59
BRIDGE VOLUME 05
59
5/18/2015 4:19:40 PM
60 60 BRIDGE07ok.indd 60
BRIDGE VOLUME 05 03 BRIDGE VOLUME
www.bpjsketenagakerjaan.go.id www.bpjsketenagakerjaan.go.id
5/18/2015 4:19:44 PM