REFERENSI PENYUSUNAN STRUKTUR ORGANISASI DI LINGKUNGAN KONTRAKTOR KONTRAK KERJA SAMA
Peta Navigasi
Pedoman Pengembangan Organisasi & Career Development Monitoring TAHAP PERANCANGAN ORGANISASI Diagnosa Enterprise Gambaran Peran BPMIGAS
Pola Interaksi Dinas SDM KKKS & Dept. SDM KKKS
Perancangan Kategorisasi KKKS Kategorisasi KKKS
Perancangan Struktur Organisasi Model Operasi Kegiatan Usaha Hulu Migas
Filosofi Disain Organisasi
1. Pendahuluan 1.1 Pemahaman Kebutuhan Dinas SDM KKKS BPMIGAS 1.2 Acuan Konsep-Konsep Dasar 2. Diagnosa Enterprise 2.1 Gambaran Peran & Kondisi BPMIGAS 2005 2.2 Pola Interaksi Dinas SDM KKKS & Dept. SDM KKKS 3. Perancangan Kategorisasi KKKS 3.1 Pengelompokan Aktivitas Kegiatan Usaha Hulu Migas 3.2 Penentuan Variabel Kategorisasi KKKS 3.3 Rancangan Kategorisasi KKKS
Model Struktur Organisasi KKKS & Deskripsi Fungsi Makro
Formulasi Penghitungan Tenaga Kerja Asing Peta Kompetensi
Formulasi Penghitungan Tenaga Kerja Asing
TAHAP SELANJUTNYA Implementasi & Pengembangan Tenaga Kerja
1. Pendahuluan
4. Perancangan Struktur Organisasi 4.1 Filosofi Disain Organisasi 4.2 Model Operasi Kegiatan Usaha Hulu Migas 4.3 Model Struktur Organisasi KKKS & Deskripsi Fungsi Makro 5. Formulasi Penghitungan Tenaga Kerja Asing 5.1 Peta Kompetensi 5.2 Formulasi Penghitungan Tenaga Kerja Asing
Mekanisme Pengawasan Organisasi
Pedoman Pengembangan Organisasi dan Career Development Monitoring KKKS - 1
Daftar Isi
1.
Pendahuluan 3
Model I: Function Structure 43 Model II: Process Structure 45 Model III: Matrix Structure/Hybrid Structure-1 47 Model IV: Matrix Structure/Hybrid Structure-2 49 Kesimpulan-Trade Off Model Struktur Organisasi KKKS Production Declining 51 Deskripsi Fungsi (Backbone Process) 52 Deskripsi Fungsi (Enabling Process) 54 Deskripsi Fungsi (Office of CEO) 56
Pemahaman Kebutuhan Dinas SDM KKKS BPMIGAS 3 Organizing for Business Excellence 4 Kompetensi Teknis dan Penempatan Tenaga Kerja Asing 5
2.
Diagnosa Enterprise 6 Gambaran Peran BPMIGAS dalam Kerangka orbex 6 Pengantar: Pola Interaksi DINAS SDM KKKS BPMIGAS – KKKS 7 Pola Interaksi BPMIGAS (DINAS SDM KKKS) – KKKS 8
3.
Perancangan Kategorisasi KKKS 10 Pengantar 10 Pengelompokan Aktivitas Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas 11 Definisi Variabel Penentu Kategorisasi KKKS 12 Variabel Penentu Utama Kategorisasi KKKS 14 Kategorisasi KKKS – Production & Development 15 Kategorisasi KKKS – Production Declining 16
4.
Fase Perancangan Struktur Organisasi 17 Latar Belakang Perancangan Struktur Organisasi KKKS 17 Filosofi Disain Organisasi 18 Proses Kerja Eksplorasi-Produksi 21 Model Operasi Kegiatan Usaha Hulu Migas: Production & Development 22 Model Operasi Kegiatan Usaha Hulu Migas: Production Declining 23 Kategorisasi dan Alternatif Struktur Organisasi KKKS: Production & Development 24 Model I: Geographical Structure 25 Model II: Function Structure 27 Model III: Process Structure 29 Model IV: Matrix Structure/Hybrid Structure-1 31 Model V: Matrix Structure/Hybrid Structure-2 33 Kesimpulan-Trade Off Model Struktur Organisasi KKKS Production & Development 35 Deskripsi Fungsi (Backbone Process) 36 Deskripsi Fungsi (Enabling Process) 39 Deskripsi Fungsi (Office of CEO) 41 Kategorisasi dan Alternatif Struktur Organisasi KKKS: Production Declining 42
5.
Formulasi Perhitungan Tenaga Kerja Asing 57 Pengantar 57 Formulasi Perhitungan Tenaga Kerja 58 Formulasi Perhitungan Tenaga Kerja: Konversi Poin ke Penghitungan Expat Cost 62 Dasar Pemetaan Kompetensi: Aktivitas vs. Peran 63 Peta Kompetensi: Backbone Process 65 Peta Kompetensi: Geophysicist 66 Peta Kompetensi: Geologist 68 Peta Kompetensi: Reservoir 70 Peta Kompetensi: Drilling & Well Completion 72 Peta Kompetensi: Production 74 Peta Kompetensi: Enabling Process 76 Peta Kompetensi: Finance 77 Peta Kompetensi: Information Technology 79 Peta Kompetensi: Technology Development 81 Peta Kompetensi: Legal & Contract Management 82 Peta Kompetensi: Human Resources 83 Peta Kompetensi: Health, Safety & Environment 85 Peta Kompetensi: Procurement & Logistic 87 Peta Kompetensi: Office of CEO 89 Peta Kompetensi: Enterprise Risk Management 90 Peta Kompetensi: Community Development 92 Peta Kompetensi: Internal Audit 94 Peta Kompetensi: Commercial 96 Peta Kompetensi: Business Development 98 Peta Kompetensi: Corporate Secretary 100
Lampiran Kerangka Berpikir 102 Organization Planning & Policy Deployment Blueprint 103 Mengenal Organisasi KKKS: Menciptakan Nilai 104 Mengenal Organisasi KKKS: Mengelola Fungsi/Unit Usaha 105
1. Pendahuluan
Pedoman Pengembangan Organisasi dan Career Development Monitoring KKKS - 2
Pemahaman Kebutuhan Dinas SDM KKKS BPMIGAS
KONDISI DAS SEIN Dinas SDM KKKS/Divisi SDM BPMIGAS
KONDISI DI KKKS
SASARAN
Bidang Organisasi & Ketenagakerjaan KKKS
Pengembangan Organisasi
Pengembangan TKI
Pendayagunaan TKA
• Belum ada acuan untuk menentukan struktur organisasi • Petunjuk umum melakukan pelatihan dan pengembangan (people development) serta alih teknologi (transfer of technology)
PROGRAM PEDOMAN PENGEMBANGAN ORGANISASI & CAREER DEVELOPMENT MONITORING KKKS
MAKSUD: Memberi arahan dalam merancang serta melakukan evaluasi terhadap struktur organisasi dan pengembangan tenaga kerja, sehingga meningkatkan efektifitas dan efisiensi penggunaan tenaga kerja KKKS.
HASIL PROGRAM A. Pedoman Kategorisasi KKKS B. Pedoman bagi bentuk struktur organisasi berdasarkan besaran organisasi KKKS
KONDISI DAS SOLLEN Dinas SDM KKKS/Divisi SDM BPMIGAS
Bidang Organisasi & Ketenagakerjaan KKKS
Pengembangan Organisasi
MEKANISME KONTROL OUTCOME
Work Program & Budget (WP&B) Tahunan Career Development Monitoring (CDM) Tahunan
• Efektif: eliminasi adanya potensi masalah yang mengganggu jalannya operasi KKKS • Efisien: menghindari penggunaan biaya yang terlalu besar
1. Pendahuluan
D. Pedoman pola pengembangan TKI KKKS (HIPO & understudy) E. Pedoman terhadap kinerja Departemen SDM KKKS F. Sistem audit sebagai process & quality assurance
Pendayagunaan TKA
• Struktur organisasi sesuai pedoman • Monitored commitment melakukan pelatihan dan pengembangan (people development) serta alih teknologi (transfer of technology)
C. Pedoman penghitungan jumlah TKA maksimal di setiap KKKS Rencana Penggunaan Tenaga Kerja (RPTK) 3 tahunan
Pengembangan TKI
Yang ada
RPTK
WP & B
CDM
HASIL PROGRAM
HASIL PROGRAM
HASIL PROGRAM
A, B, C, E
D, F
D, E, F
HASIL PROGRAM
E, F
Peningkatan efektifitas dan efisiensi organisasi, penggunaan tenaga kerja dan alih teknologi di KKKS
Baru sama sekali
• Lebih efektif: operating excellence KKKS dan sense of belonging Departemen SDM KKKS dalam mengemban misi BPMIGAS • Lebih efisien: pengendalian biaya yang optimal & mengurangi cost recovery
Referensi Penyusunan Struktur Organisasi di Lingkungan Kontraktor Kontrak Kerja Sama - 4
Organizing for Business Excellence® A Paradigm for Shaping, Aligning & Attuning Organizations
Paradigma ini digunakan untuk menelaah unsur-unsur organisasi sehingga diperoleh gambaran mengenai peran dan kondisi das sollen BPMIGAS (baca: peran dan kondisi yang diinginkan di BPMIGAS) pada hal 8.
Infrastruktur (struktur organisasi dan sistem atau mekanisme kerja) mengejawantahkan Visi, Misi, Strategi dan Nilai-nilai sebagaimana ditetapkan oleh para pemimpin organisasi. Artikulasi elemenelemen tersebut dapat mempengaruhi mind-set dan mengarahkan perilaku (Gaya) seluruh insan di dalam organisasi untuk mencapai hasil yang berkesinambungan (sustainable results).
PARADIGMA DINAMIS MANAGEMENT (TECHNICAL SIDE)
STRUKTUR INFRA & INFRASTRUKTUR SISTEM STRUCTURE
1
7
5
6
STRATEGY STRATEGI
RESULTS HASIL
2
GAYA STYLE
4
8
MISSION MISI
3
VISION VISI
VALUES NILAI
(SOCIAL SIDE)
LEADERSHIP
PARADIGMA SISTEMATIS 6
Evaluate results
4
Implement Implement Finetune Finetune mission implementation implementation
Retool
5
2
Reformulate Formulate Formulate mission context
Revitalize
?
Reset Set Set company direction
1
Redirect
ORBEX EIGHT PRINCIPLES OF TRANSFORMATION 1 Principle of Historical Force
2
3
4
5
6
7
8
Principle of Clarity of Purpose
Principle of Desirable End-state
Principle of Power of the Will
Principle of Sustainable Profitability
Principle of Challenges & Constraints
Principle of The Key
Principle of Changefriendliness
Belief System Referensi Penyusunan Struktur Organisasi di Lingkungan Kontraktor Kontrak Kerja Sama - 5
1. Pendahuluan
Kompetensi Teknis dan Penempatan Tenaga Kerja Asing
PERTIMBANGAN
PENYUSUNAN MEKANISME KONTROL
Kegiatan usaha hulu migas membutuhkan teknologi dan keahlian khusus. Untuk mencapai target secara optimal, KKKS mempekerjakan TKA guna mengisi posisi-posisi yang dipandang krusial dalam fase kerja tertentu sambil melakukan alih teknologi dan pengembangan sumber daya nasional. Demi efisiensi, TKA yang dengan sendirinya lebih mahal dari TKI perlu dibatasi. Namun hal tersebut harus dilakukan tanpa mengganggu minat investor asing.
Aset organisasi terdiri dari tangible assets (aset fisik) dan intangible assets (sumber daya manusia). Lihat gambar di sebelah kiri bawah. Berkaitan dengan intangible assets, merupakan tugas organisasi untuk mengidentifikasi kompetensi (skills, knowledge, attitude, networks) yang harus dimiliki oleh sumber daya manusianya agar aset fisik yang dimiliki dapat dikelola dengan sebaik-sebaiknya. Outcome yang diharapkan adalah competitiveadvantage dalam produk dan jasa yang dihasilkannya.
Untuk itu kuantitas, kualitas dan pengerahan (deployment) TKA di setiap KKKS perlu ditetapkan berdasarkan pedoman standar. Pola penghitungan ini harus mengacu pada faktor-faktor tersebut di atas.
BPMIGAS menyusun mekanisme kontrol yang mengacu pada kajiannya terhadap dinamika tuntutan industri hulu minyak dan gas secara keseluruhan.
BPMIGAS Dynamics of Business Demands
Assets Capital & Fund Technology Infrastructures ManPower Tangible Assets
KKKS Peraturan Pemerintah, Political Will, Investment Climate, Prospective Investment Size, Government Revenue Targets, et.al.
Yang ada
Competencies Skills, Knowledge, Attitude, Networks Intangible Assets
Dynamics of Business Demands
RPTK
WP & B
CDM
HASIL PROGRAM
HASIL PROGRAM
HASIL PROGRAM
A, B, C, E
D, F
D, E, F
HASIL PROGRAM
E, F
COMPETITIVE ADVANTAGES
1. Pendahuluan
Baru sama sekali
PEDOMAN C. Penghitungan jumlah TKA maksimal di setiap KKKS D. Pola pengembangan TKI KKKS (HIPO & understudy)
USULAN TKA DLM RPTK l Shareholder representatives l Managerial/Supervisory l Profesional/Specialist Referensi Penyusunan Struktur Organisasi di Lingkungan Kontraktor Kontrak Kerja Sama - 6
Peran & Kondisi BPMIGAS 2005 (Das Sein)
Berikut ini merupakan hasil kajian terhadap peran dan kondisi BPMIGAS pada saat ini dengan menggunakan paradigma Organizing for Business Excellence (orbex) yang terdiri dari 7 elemen utama dalam organisasi yaitu Visi, Misi, Strategi, Nilai, Infrastruktur, Gaya dan Hasil. INFRASTRUKTUR Struktur Organisasi BPMIGAS Organisasi dasar BPMIGAS telah ditetapkan dalam PP 42/2002Pasal 13 yaitu terdiri atas unsur pimpinan, tenaga teknis dan tenaga administrasi. Unsur Pimpinan terdiri atas Kepala Badan , Wakil Kepala Badan, dan Deputi -Deputi. Dalam melaksanakan pengawasan internal BPMIGAS, dibentuk Unit Pengawasan dipimpin oleh Kepala Unit Pengawasan yang bertanggungjawab kepada Kepala Badan. Organisasi BPMIGAS dibagi menjadi 4 (Empat) bidang yakni : S Bidang Perencanaan : Reserve Management, Optimized Recovery and Economic Field. S Bidang Operasi : Optimizing Asset and Reengineering Process. S Bidang Finansial Ekonomi & Pemasaran : Commercial Feasibility. S Bidang Umum : Improved National HR Capability, National Goods & Service Utility and Relationship Image. Kerangka Hukum Penyelenggaraan Kegiatan Usaha Hulu S Pasal 33 UUD 1945; UU No 22/2001, PP 42/2002, PP35/2004. Tugas & Lingkup Kegiatan Bpmigas S Penetapan kebijakan dan pengambilan keputusan/tindakan oleh BPMIGAS dalam rangka menjalankan wewenangnya sendiri yakni menjalankan manajemen kegiatan operasi Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi, mengelola asset Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi yang menjadi milik Negara, menunjuk penjual minyak dan gas bumi bagian negara, mengatur lebih lanjut ruang lingkup pelaksanaan pengawasan oleh BPMIGAS, melakukan penata usahaan kekayaan negara yang dipisahkan untuk kegiatan BPMIGAS, menyusun RAPB Tahunan BPMIGAS serta mengelola dana pembiayaankegiatan dan dana cadangan. S Pemberian pertimbanga/rekomendasi atau asistensi oleh BPMIGAS kepada instansi lain yang berwenang. S Pemberian laporan oleh BPMIGAS kepada lembaga atau instansi lain. HASIL
HASIL DI SISI TEKNIS Upaya yang tengah bergulir untuk mencapai pada tahun 2010: S Penurunanbiaya operasi di bawah US$6/BOE dengan asumsi tingkat produksi /lifting minyak 1,2 MMBOD dan gas 11 BCFD. S Tercapainya tingkat produksi minyak bumi nasional minimal 1,2 MMBOD. . S Terpenuhi potensi permintaan gas domestik sebesar 3,8 BCFD melalui peningkatan produksi dan optimalisasi Pemanfaatannya. . S Tercapainya tingkat pembelanjaan untuk pemanfaatan sumber daya nasional sedikitnya 55% dari total expenditure. . S Peningkatan daya tarik investasi (investment attractiveness) yang direfleksikan dalam nilai investasi sesuai dengan target Produksi. .
2. Diagnosa Enterprise
STRATEGI DASAR S Menyempurnakan sistem pengawasan dan pengendalian yang efektif dan efisien. S Menjamin dipatuhinya ketentuan , peraturan dan perundangan yang terkait dengan kegiatan usaha hulu minyak dan gas bumi . S Meningkatkan efisiensi dan efektifitas biaya operasional kegiatan usaha hulu minyak dan gas bumi. S Memanfaatkan teknologi secara tepat guna. S Meningkatkan penemuan cadangan minyak dan gas bumi serta mempercepat monetisasinya. S Menstabilkanproduksi dengan cara menahan laju pengurasan, meningkatkan produktifitas lapangan existing dan mengembangkan marginal fields . S Mendorong kebijakan energi yang memungkinkan peningkatan produksi dan pemanfaatan gas bumi S Mengutamakan pemanfaatan kemampuan nasional mencakup pemberdayaan sumber daya manusia, barang dan jasa agar mampu bersaing. S Membina hubungan kerja yang harmonis dengan stakeholders. S Merekomendasikan kepada pemerintah kebijakan pengembangan kegiatan usaha hulu minyak dan gas bumi term and conditions). S Menerapkan tata nilai unggulan sebagai budaya organisasi. S Menerapkan good governance secara konsisten . S Menyempurnakansistem, struktur dan prosedur organisasiserta meningkatkan profesionalisme sumber daya manusia .
HASIL DISISI MANUSIA Persiapan yg seksama atas: S Performance Management S Mentoring S Swapping (pertukaran TKI dan TKA) S Job Assignment (untuk dianalisa kemampuan dan keberhasilan dalam melaksanakan pengembangan kompetensi pekerja). S Internasionalisasi (penempatanTKI ke luar negeri) S Suksesi S Career Development Meeting S Pelatihan dan Pengembangan S Rekrutmen S Perpanjangan Masa Kerja ( indikator kegagalan suksesi dan pengembangan karir pekerja) S Penerapan Good Governance S Pengembangan budaya organisasi S Penyiapan pedoman kerja/SOP
INFRA STRUKTUR
STRATEGI
MISI S Melakukan pengawasan dan pengendalian pelaksanaan kontrak kerja sama untuk menjamin efektifitas dan efisiensi Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi. S Mengupayakan tersedianya minyak dan gas bumi dari hasil Kegiatan Usaha Hulu untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri . S Mengutamakan pemanfaatan sumber daya nasional yang terkait dengan Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi S Mendukung terciptanya iklim investasi yang kondusif bagi Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi S Meningkatkan kompetensi organisasi yang profesional dalam melakukan pengawasan dan pengendalian
MISI
GAYA
VISI Menjadi suatu lembaga pengawasan dan pengendalian Kegiatan Usaha Hulu Migas yang efisien dan efektif
VISI
NILAI
GAYA KEPEMIMPINAN Tugas dan tanggungjawab kepemimpinan BPMIGAS dalam implementasi Blueprint BPMIGAS 2005-2010 adalah sebagai berikut: S Menciptakan suasana“sense of urgency” dan “ sense of crisis”. S Memberikan arahan dan bimbingan yang jelas. S Menunjukankomitmen dan keterlibatan langsung. S Bertindak secara konsisten sesuai dengan Blueprint. S Mengimplementasikan Budaya Baru dan Keteladanan .
NILAI- NILAI SPIRIT S Fokus S Profesional S Kredibilitas S Kerjasama S Inovatif S Tanggung Jawab
Referensi Penyusunan Struktur Organisasi di Lingkungan Kontraktor Kontrak Kerja Sama - 7
Pengantar: Pola Interaksi Dinas SDM KKKS
S Prescribe S Approve S Assurance
TUJUAN
Pola interaksi BPMIGAS (Dinas SDM KKKS) - KKKS bertujuan untuk memetakan interaksi antara BPMIGAS khususnya Dinas SDM KKKS dengan Dept. SDM KKKS dalam melakukan aktivitas dalam program-program yang mengacu pada strategi SDM KKKS untuk mengutamakan pemanfaatan kemampuan nasional dalam bidang pemberdayaan SDM (lihat Position Papers No. 6, Blueprint BPMIGAS 2005-2010).
Dinas SDM KKKS BPMIGAS
Langkah tindak yang dilakukan oleh Dinas SDM KKKS BPMIGAS dalam rangka pemanfaatan kemampuan nasional dalam bidang pemberdayaan SDM
PENDEKATAN
Pola interaksi tersebut di atas dilihat dalam 2 perspektif, yakni kondisi yang saat ini sedang berlangsung (Das Sein) dan juga kondisi yang diharapkan (Das Sollen). Penetapan peran Das Sollen masing-masing disesuaikan dengan semangat kemitraan (joint venture) yang disepakati pada Focus Group Discussion BPMIGAS & KKKS, tertanggal 17-18 Oktober 2005 dan Workshop Kategorisasi KKKS & Filosofi Disain Organisasi, tertanggal 19 Oktober 2005. RUANG LINGKUP
Peran Das Sollen ditetapkan untuk aktivitas-aktivitas dalam: ¦ Program Pengendalian Penggunaan TKA ¦ Program Pengembangan TKI DEFINISI
Terhadap aktivitas-aktivitas dari ke dua program di atas, peran masing-masing diuraikan sebagai berikut: Peran-peran Dept. SDM KKKS S Self Assessment – Dept. SDM KKKS melakukan penilaian sendiri terhadap program pengendalian penggunaan TKA dan program pengembangan TKI yang dilakukan dengan mengacu pada Standard Guidelines yang ditentukan oleh Dinas SDM KKKS BPMIGAS. S Propose – Dept. SDM KKKS memberikan usulan kepada BPMIGAS khususnya Dinas SDM KKKS yang ditujukan untuk pembaharuan kebijakan yang terkait dengan pengelolaan organisasi dan sumberdaya. S Report – aktivitas pemberitahuan Dept. SDM KKKS kepada Dinas SDM KKKS BPMIGAS terkait dengan implementasi kebijakan pengelolaan organisasi dan sumberdaya oleh Dept. SDM KKKS.
Dept. SDM KKKS
Langkah tindak yang dilakukan oleh Divisi SDM KKKS terkait dengan pengelolaan tenaga kerja dan hubungan industrial
S Self Assessment S Propose S Report ¦ Peran-peran Dinas SDM KKKS BPMIGAS S Prescribe – kebijakan atau aturan yang dibuat oleh Dinas SDM KKKS BPMIGAS yang akan diimplementasikan oleh Dept. SDM KKKS (bersifat top down). S Approve – persetujuan yang diberikan oleh Dinas SDM KKKS BPMIGAS terhadap aktivitas yang dilakukan atau diusulkan oleh Dept. SDM KKKS. S Assurance – berbeda dengan persetujuan resmi, aktivitas ini hanya dilakukan sebagai tanda bahwa Dinas SDM KKKS BPMIGAS mengetahui dan memastikan bahwa aktivitas yang dilakukan oleh Dept. SDM KKKS sesuai dengan standar aturan yang berlaku
Berdasarkan hasil diskusi dengan BPMIGAS tgl 18 Nov 2005
Referensi Penyusunan Struktur Organisasi di Lingkungan Kontraktor Kontrak Kerja Sama - 8
2. Diagnosa Enterprise
Pola Interaksi BPMIGAS (Dinas SDM KKKS)
Pola interaksi BPMIGAS Dinas SDM KKKS KKKS bertujuan untuk memetakan interaksi yang dilakukan oleh BPMIGAS khususnya Dinas SDM KKKS dengan mengacu pada strategi Dinas SDM KKKS yang mengutamakan pemanfaatan kemampuan nasional dalam bidang pemberdayaan SDM (lihat Position Papers No. 6, Blueprint BPMIGAS 2005-2010).
Pola interaksi BPMIGAS (Dinas SDM KKKS) - KKKS dilihat dalam 2 perspektif yakni kondisi yang saat ini sedang berlangsung (Das Sein) dan juga kondisi yang diharapkan (Das Sollen) sesuai dengan pendekatan kemitraan (joint venture) yang diinginkan oleh kedua belah pihak (Berdasarkan Hasil FGD BPMIGAS & KKKS, 17-18 Oktober 2005; Hasil Diskusi dalam Workshop Kategorisasi KKKS & Filosofi Disain Organisasi, 19 Oktober 2005) SDM KKKS
KKKS Aktivitas dalam Program Pengendalian Penggunaan TKA
Das Sein
Das Sollen ( ( Usulan)
Das Sein
Das Sollen ( (Usulan) Usulan)
1. Melakukan Evaluasi Kebutuhan TKA Melalui RPTK
Propose
Self Assessment & Propose
Approve
Approve
2. Melakukan verifikasi kompetensi TKA dengan fungsi-fungsi terkait
Propose
Self Assessment & Propose
Approve
Approve
Perangkat yang Diperlukan oleh Dinas SDM KKKS BPMIGAS Pedoman Pengelolaan SDM KKKS Self assessment tools Self assessment tools
3. Menetapkan posisi-posisi yang kompetensinya telah dikuasai SDM nasional
-
Self Assessment Assessment Self & Propose Propose &
-
Prescribe Prescribe
Self assessment tools
4. Menetapkan aturan main pembebanan biaya TKA
-
Self Assessment Self Assessment & Propose & Propose
Prescribe
Approve
Pedoman Pengelolaan SDM KKKS Self assessment tools
5. Memastikan terjadinya transfer tehnologi dari TKA
Report
Self Assessment
Prescribe
Prescribe
6. Menetapkan kebijakan batasan lama bekerja TKA
-
Self Self Assessment Assessment & Propose
Approve
Approve
Career Development Monitoring Self assessment tools Pedoman Pengelolaan SDM KKKS Self assessment tools
7. Menyetujui RPTK setiap periodik
Propose
Self SelfAssessment Assessment && Propose Propose
Approve
Approve
Pedoman Pengelolaan SDM KKKS Self assessment tools
8. Melakukan revisi RPTK berdasarkan perubahan WP & B
Propose
Self Assessment Self Assessment & Propose
Approve
Prescribe & Approve
Pedoman Pengelolaan SDM KKKS Self assessment tools
9. Melakukan assessment TKA dan mengevaluasi kinerja TKA dalam rangka mempertimbangkan keberadaan TKA
Report
Self Assessment & Propose
Approve
Approve
Pedoman Pengelolaan SDM KKKS Self assessment tools
10. Menyetujui izin kerja TKA tiap tahun dengan melihat justifikasinya
Propose
Self Assessment & Propose
Approve
Approve
Pedoman Pengelolaan SDM KKKS Self assessment tools
Self Assessment
Assurance
Prescribe
11. Melakukan kunjungan ke KKKS untuk melihat kebutuhan TKA
-
Self assessment tools
Berdasarkan hasil diskusi dengan BPMIGAS tgl 18 Nov 2005
2. Diagnosa Enterprise
Referensi Penyusunan Struktur Organisasi di Lingkungan Kontraktor Kontrak Kerja Sama - 9
Pola Interaksi BPMIGAS (Dinas SDM KKKS) lanjutan
KKKS Aktivitas Program Pengembangan TKI
SDM KKKS Perangkat yang Diperlukan oleh Dinas SDM KKKS BPMIGAS
Das Sein
Das Sollen (Usulan)
Das Sein
Das Sollen (Usulan)
1. Menerapkan career development monitoring.
Report
Self Assessment
Prescribe
Prescribe
Career Development Monitoing Self assessment tools
2. Melakukan evaluasi atas program-program pengembangan yang dilaksanakan.
Report
Self Assessment
Assurance
Assurance
Pedoman Pengelolaan SDM KKKS Self assessment tools
3. Meminta realisasi (secara konsisten) dari komitmen yang telah disepakati.
Report
Self Assessment
Assurance
Assurance
Pedoman Pengelolaan SDM KKKS Self assessment tools
4. Memastikan unsur trade off terjadi dalam penggunaan TKA.
Report
Self Assessment & Propose
Assurance
Prescribe & Approve
Pedoman Pengelolaan SDM KKKS Self assessment tools
5. Memastikan konsistensi dalam pelaksanaan pengembangan.
Report
Self Assessment & Report
Prescribe
Prescribe
Pedoman Pengelolaan SDM KKKS Self assessment tools
6. Memastikan adanya Program Pengembangan Karir Internasional TKI.
Report
Self Assessment & Propose
Prescribe
Prescribe & Approve
7. Memastikan Program Suksesi Understudy & HIPO.
Report
Self Assessment & Report
Assurance
Prescribe
Career Development Monitoring Self assessment tools
8. Memastikan Program Rekrutmen TKI baik fresh graduate maupun Tenaga Berpengalaman.
Report
Self Assessment & Report
Assurance
Assurance
Pedoman Pengelolaan SDM KKKS Self assessment tools
9. Memastikan Program Mentoring berjalan.
Report
Self Assessment & Report
Assurance
Assurance
Pedoman Pengelolaan SDM KKKS Self assessment tools
10. Melakukan benchmarking antara KKKS untuk program pengembangan TKI.
Report
Self Assessment & Report
Prescribe
Assurance
Self assessment tools
Pedoman Pengelolaan SDM KKKS Self assessment tools
Berdasarkan hasil diskusi dengan BPMIGAS tgl 18 Nov 2005 Referensi Penyusunan Struktur Organisasi di Lingkungan Kontraktor Kontrak Kerja Sama - 10
2. Diagnosa Enterprise
Pengantar
TUJUAN
Perancangan Kategorisasi KKKS bertujuan untuk mengelompokan KKKS yang beroperasi di Indonesia khususnya KKKS Production & Development dan Production Declining berdasarkan berbagai variabel baik utama maupun penunjang.
Rancangan Kategorisasi KKKS
KKK S Ti pe IIA
PENDEKATAN
KKKS Tipe I IB
Va ri abel Penentu IIA1
IIA2
IIA 3
II B1
Pr od uctio n Flo w Ra te ( MMBOE/ D)
Hig h (H >1 00 00 0)
Mediu m (1 00 00 < M < 10 000 0)
Lo w (L £ 100 00 )
High ( H > 10 00 00 )
Me diu m (5 000 < M < 1 00 00 0)
Lo w (L £ 5 00 0)
Ad ditio na l Pro duc tion Flow Ra te (MBOE/D)
Hig h I ncr eas e ( H >1 00 %)
Mediu m Inc re ase (50 % < M < 1 00 %)
Inva ria ble (L £ 5 0%)
High In cre ase (H >1 00%)
Me diu m I ncr ea se ( 50 % < M < 10 0%)
In var iab le ( L £ 50 %)
I ncr emen tal O il Pro du ction ( En cha nc ed Oil R eco ver y)
Hig h I ncr eas e ( H > 10 %)
Mediu m Inc re ase (5 % < M < 1 0%)
Inva ria ble (L £ 5 %)
High In cre ase (H >1 0%)
Me diu m I ncr ea se (5% < M < 10 %)
In var iab le ( L £ 5 %)
G eo gr aph y
U TAMA
Kategorisasi KKKS didasarkan pada pengelompokan aktivitas di kegiatan usaha hulu minyak dan gas bumi, kemudian ditentukan variabel-variabel penentu yang signifikan. Penetapan variabel-variabel serta penentuan Kategorisasi KKKS dilakukan melalui serangkaian diskusi baik dengan pihak Dinas SDM KKKS BPMIGAS juga dengan KKKS, tertanggal 26 Oktober 2005 dan 18 November 2005.
R emainin g Rese rve s ( MBO E) ( Basis pe rh itun gan un tu k jan gka wa ktu 10 t ah un)
L eve l o f App lied Te chn olo gy
PEN UNJ ANG
An nu al b ud get (US millio n d ollar /ye ar ) L iftin g Co st p er Bar re l (d olla r/b ar rel)
Off- sh ore
I IB2
IIB3
O n- sho re
Hig h ( H > 50 0 ju ta)
Mediu m ( 50 juta < M < 5 00 juta )
Lo w ( L £ 5 0 ju ta)
High (H > 500 jut a)
Me diu m ( 25 juta < M <5 00 ju ta)
Lo w (L £ 25 juta )
Adv anc e (L ate st Tec hno log y-Be st Av ailab le Te ch)
Inte rmed iate ( Best Applic able )
Sta nd ard ( Min imum Req uir emen t)
Adva nce ( La tes t Te ch nolo gy- Best Ava ilable Tech )
In te rmedia te (Be st Ap plica ble)
Stan da rd (Minimu m R equ ire me nt)
H > 50 0
10 0 < M < 500
L £ 10 0
H > 200
50 < M < 20 0
L £ 50
H £2
2< M < 6
L> 6
H £ 1 .5
1 .5 < M < 5
L> 5
Kategorisasi KKKS Production & Development dan Production Declining berdasarkan variabelvariabel penentu
G ove rn me nt Pro duc tion Sha re (MBOE/D) Pr od uctio n per Ca pita (Ba rr el p er or ang )
RUANG LINGKUP
Kategorisasi KKKS ini dikhususkan pada kelompok KKKS: ¦ Production & Development ¦ Production Declining
Penentuan Variabel Kategorisasi KKKS
DEFINISI
D evelopmen t & P rodu ction Exp o l ration
Definisi untuk pengelompokan aktivitas di kegiatan usaha hulu minyak dan gas bumi serta berbagai variabel penentu dapat dilihat pada halaman 12.
· On-s hore · Off-s hore
Geograp hy
Level of A pplied T echnology
R emaining R eserves
D evelopment
Pr oductio n Declinin g Stage
· On-s hore · Off-s hore
· O n-s hore · O ff-s hore
· Adv anc e · Interm edia te · Standard
· Adv anc e · Interm edia te · Standard
· Adv anc e · Interm edia te · Standard
Not Applicable
· High · M edium · Low
· High · M edium · Low
Initial R eserves
N ot Applic able
R esources
· M ax imum · M os t il k ely · M in imum
· P rov en · P robable · P os s b i le Not A pplic able
Pr oductio n per C apita (B arr el p er Orang) Pr oductio n Flow Rat e (MB OE /Day)
Not Applicable
A dditional P rodu ction Flow R ate (MB OE /Day)
Prod uction & Develop ment
· O n-s hore · O ff-s hore
· Advance · Interm ediate · Standard N ot Applic able
· High · M edium · Low · H ig h · M edium · Low
· High n I c reas e · M edium Inc reas e · Invariable
N ot Applic able
Not Applicable
· High · M edium · Low · High · M edium · Low
Not Applicable
· High n I c reas e · M edium Inc reas e · Invariable
Incr emental Oil Pro duction ( Enhanced Oil Recover y)
Not A pplic able
D eclining R ate
· Low · M edium · H ig h
Penentuan variabel-variabel yang digunakan dalam melakukan kategorisasi KKKS yang dibagi atas Variabel Penentu Utama dan Variabel Penentu Penunjang
Pengelompokan Aktivitas Kegiatan Usaha Hulu Migas De velo pmen t & Prod uct ion Explo ratio n Deve lop ment ¦ Geolog i dan Geof isik: S Mela kukan kajian d an a nalisa ter hada p da ta yan g sud ah a da ( jika mem ang data suda h te rsedia ) S Mela kukan surve y dan pem etaa n untu k me ngiden tifikasikan cekun gan yang mem iliki p rosp ek ter baik). S Men gam bil ser ta me mpr oses d ata seismic S Mem bua t pet a pr ospek secar a deta il ¦ Melaku kan p ersia pan di sites ( jalan, akom odasi/t emp at ting gal, ko nstr uksi sumu r, pe mbe rsiha n ar ea pe nge bora n, dan la in seb again ya) ¦ Melaku kan p eng ebor an e ksplor asi
Prod uc tio n & Dev elo pment
Pro du ctio n De clin ing Stag e
¦ Re servo ir eng ineer ing d an st udi ke layakan res ervoir .
¦ Prod uksi m in yak/ga s
¦ Prod uksi miny ak/ga s
¦ Pera watan ber kala
¦ Aktivitas p rodu ksi teta p sam a, te tapi:
¦ M arketi ng (g as)
¦ Well Ser vices
S Tid ak ad a aktivita s pen gebo ran
¦ Peng ebor an d an wo rk ov er
S Tid ak ad a ata u ter bata snya kegia tan st udi g eologi d an g eofisik.
¦ M elakuk an e valuasi d ari a spek ko mer sial
¦ Pera watan pipa
¦ Per siapan Pla n of Develop men t
¦ T rans port asi
¦ Basic & d etailed eng in eer in g ¦ Pem ban guna n fasilita s pro duksi ¦
(Ga ther in g sta tion, Pipe lin es, p la tfor ms)
¦ Pem ban guna n fasilita s pen dukun g te rm asuk p embe basa n tan ah d an inf rastr uktu r lainn ya (o ff-sh ore dan onsh ore ) ¦ M elakuk an p enge bora n sum ur pro duksi
¦ Hea lth, Safe ty and Environ men t
Inte rven si yang mun gkin d ila kukan: ¦ Second ary Oil Recove ry
Jika d itemu kan ca dan gan b aru : ¦ Me lakuka n keg ia tan geolog i, geo fisik da n re servo ir en ginee ring ¦ Pers ia pan lokasi da n jala n me nuju sum ur ¦ Pers ia pan peng ebo ran dan delinea si ¦ F ield Deline ation ¦ Me lakuka n pen amb aha n ter hada p fa silita s pro duksi ( kom preso r, p ipa, jalan , da n lain se bag ainya) ¦ Me lakkuka n kajian aspe k kom ersial (m inyak) ¦ Enha nced Oil Recove ry
Pengelompokan aktivitas kegiatan usaha hulu minyak dan gas yang dibagi atas: Exploration, Development & Production (Development, Production & Development, Productipn Declining)
Berdasarkan hasil diskusi dengan BPMIGAS & KKKS tgl 26 Okt 2005
3. Perancangan Kategorisasi KKKS
Referensi Penyusunan Struktur Organisasi di Lingkungan Kontraktor Kontrak Kerja Sama - 11
Pengelompokan Aktivitas Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas
Development & Production
Exploration Development ¦ Geologi dan Geofisik: S Melakukan kajian dan analisa terhadap data yang sudah ada (jika memang data sudah tersedia). S Melakukan survey dan pemetaan untuk mengidentifikasikan cekungan yang memiliki prospek terbaik). S Mengambil serta memproses data seismic. S Membuat peta prospek secara detail ¦ Melakukan persiapan di sites (jalan, akomodasi/tempat tinggal, konstruksi sumur, pembersihan area pengeboran, dan lain sebagainya).
Production & Development
Production Declining Stage
¦ Reservoir engineering dan studi kelayakan reservoir.
¦ Produksi minyak/gas.
¦ Produksi minyak/gas.
¦ Perawatan berkala.
¦ Aktivitas produksi tetap sama, tetapi:
¦ Marketing (gas)
¦ Well Services.
S Tidak ada aktivitas pengeboran.
¦ Melakukan evaluasi dari aspek komersial.
¦ Pengeboran dan work over.
¦ Persiapan Plan of Development .
¦ Perawatan pipa.
S Tidak ada atau terbatasnya kegiatan studi geologi dan geofisik.
¦ Basic & detailed engineering.
¦ Transportasi.
¦ Pembangunan fasilitas produksi.
¦ Health, Safety and Environment.
¦ Secondary Oil Recovery.
(Gathering station, Pipelines, platforms). ¦ Pembangunan fasilitas pendukung termasuk pembebasan tanah dan infrastruktur lainnya (off-shore dan on-shore). ¦ Melakukan pengeboran sumur produksi.
¦ Melakukan pengeboran eksplorasi.
Intervensi yang mungkin dilakukan:
Jika ditemukan cadangan baru: ¦ Melakukan kegiatan geologi, geofisik dan reservoir engineering. ¦ Persiapan lokasi dan jalan menuju sumur. ¦ Persiapan pengeboran dan delineasi. ¦ Field Delineation. ¦ Melakukan penambahan terhadap fasilitas produksi (kompresor, pipa, jalan, dan lain sebagainya). ¦ Melakkukan kajian aspek komersial (minyak). ¦ Enhanced Oil Recovery.
Berdasarkan hasil diskusi dengan BPMIGAS & KKKS tgl 26 Okt 2005 Referensi Penyusunan Struktur Organisasi di Lingkungan Kontraktor Kontrak Kerja Sama - 12
3. Perancangan Kategorisasi KKKS
Definisi Variabel Penentu Utama Kategorisasi KKKS: Production & Development, Production Declining
Variabel Penentu
Definisi
UTAMA
Geography
Lokasi geografis dari penyelidikan atau pengeboran minyak dan gas bumi. Kategori yang digunakan adalah: · Off-shore · On-shore
Production Flow Rate (MMBOE/D)
Besaran produksi yang dicapai dalam satu hari, baik untuk minyak maupun gas bumi. Kategori yang digunakan adalah: · High · Medium · Low
Additional Production Flow Rate (MMBOE/D)
Tingkat kenaikan produksi dalam kurun waktu tertentu yang dicapai oleh suatu KKKS yang disebabkan adanya pengembangan lapangan baru. Indikator ini hanya berlaku bagi KKKS pada tahap produksi pengembangan (productiondevelopment). Kategori yang digunakan adalah: · High Increase · Medium Increase · Invariable
Incremental Oil Production (Enhanced Oil Recovery)
Tingkat kenaikan produksi minyak yang disebabkan adanya intervensi Enhanced Oil Recovery atau penambahan energi pada reservoir untuk meningkatkan jumlah keseluruhan produksi dari reservoir tersebut. Kategori yang digunakan adalah: · High Increase · Medium Increase · Invariable
Remaining Reserves
Jumlah cadangan minyak dan gas yang menurut perhitungan dapat diproduksi secara ekonomis dari batuan reservoir. Kategori yang digunakan adalah: · High · Medium · Low
Berdasarkan hasil diskusi dengan BPMIGAS & KKKS tgl 26 Okt 2005
3. Perancangan Kategorisasi KKKS
Referensi: Kamus Minyak dan Gas Bumi, Edisi Kelima-Pusat Penelittian dan Pengembangan Teknologi Minyak dan Gas Bumi, LEMIGAS
Referensi Penyusunan Struktur Organisasi di Lingkungan Kontraktor Kontrak Kerja Sama - 13
Definisi Variabel Penentu Utama Kategorisasi KKKS: Production & Development, Production Declining
Variabel Penentu
Definisi
UTAMA
Declining Rate (MBOE per year)
Tingkat penurunan produksi dalam kurun waktu tertentu yang dicapai oleh suatu KKKS. Indikator ini hanya berlaku bagi KKKS pada tahap produksi declining (production declining stage). Kategori yang digunakan adalah: · Low · Medium · High
Level of Applied Technology (best available, best applicable, applicable)
Tingkat kecanggihan dan optimalitas teknologi yang digunakan sesuai dengan kebutuhan KKKS dalam melakukan pekerjaannya. Kategori yang digunakan adalah: · Advance (Latest Technology-Best Available Technology) · Intermediate (Best Applicable) · Standard (Minimum Requirement)
PENUNJANG
Annual Budget (US Million Dollar/Year)
Anggaran KKKS dalam melaksanakan kegiatan operasional yang dituangkan dalam Work Program & Budget.
Lifting Cost per Barrel (Dollar/Barrel)
Biaya yang dikeluarkan untuk kegiatan operasional produksi minyak dan gas, termasuk biaya-biaya yang dikeluarkan selama kegiatan eksplorasi dan development.
Government Production Share
Pembagian hasil produksi antara Pemerintah dan KKKS berdasarkan kontrak production sharing yang telah disepakati
Production per Capita (Barrel per Orang)
Besaran produksi yang dicapai oleh setiap orang dalam 1 hari. (Total production flow rate dibagi dengan jumlah tenaga kerja per tahun)
Berdasarkan hasil diskusi dengan BPMIGAS & KKKS tgl 26 Okt 2005 Referensi Penyusunan Struktur Organisasi di Lingkungan Kontraktor Kontrak Kerja Sama - 14
Referensi: Kamus Minyak dan Gas Bumi, Edisi Kelima-Pusat Penelittian dan Pengembangan Teknologi Minyak dan Gas Bumi, LEMIGAS
3. Perancangan Kategorisasi KKKS
Variabel Penentu Utama Kategorisasi KKKS
Variabel
Development & Production
Kelompok Aktivitas
Exploration Development
Production & Development
Production Declining Stage
Geography
· On-shore · Off-shore
· On-shore · Off-shore
· On-shore · Off-shore
· On-shore · Off-shore
Level of Applied Technology
· Advance · Intermediate · Standard
· Advance · Intermediate · Standard
· Advance · Intermediate · Standard
· Advance · Intermediate · Standard
Not Applicable
Not Applicable
· High · Medium · Low
· High · Medium · Low
Not Applicable
Not Applicable
Production per Capita (Barrel per Orang)
· High · Medium · Low
· High · Medium · Low
Production Flow Rate (MBOE/Day)
· High · Medium · Low
· High · Medium · Low
· High Increase · Medium Increase · Invariable
Not Applicable
Remaining Reserves Initial Reserves
Not Applicable
Resources
· Maximum · Most likely · Minimum
Additional Production Flow Rate (MBOE/Day)
· Proven · Probable · Possible
Not Applicable
Not Applicable
Incremental Oil Production (Enhanced Oil Recovery) Declining Rate
· High Increase · Medium Increase · Invariable Not Applicable
· Low · Medium · High
Berdasarkan hasil diskusi dengan BPMIGAS & KKKS tgl 26 Okt 2005
3. Perancangan Kategorisasi KKKS
Referensi Penyusunan Struktur Organisasi di Lingkungan Kontraktor Kontrak Kerja Sama - 15
Kategorisasi KKKS – Production & Development
KKKS Tipe IIA
Variabel Penentu IIA1
UTAMA
Geography
IIA3
IIB1
IIB2
Off-shore
IIB3
On-shore
Production Flow Rate (MMBOE/D)
High (H > 100000)
Medium (10000 < M < 100000)
Low (L £ 10000)
High (H > 100000)
Medium (5000 < M < 100000)
Low (L £ 5000)
Additional Production Flow Rate (MBOE/D)
High Increase (H >100%)
Medium Increase (50% < M < 100%)
Invariable (L £ 50%)
High Increase (H >100%)
Medium Increase (50% < M < 100%)
Invariable (L £ 50%)
Incremental Oil Production (Enchanced Oil Recovery)
High Increase (H >10%)
Medium Increase (5% < M < 10%)
Invariable (L £ 5%)
High Increase (H >10%)
Medium Increase (5% < M < 10%)
Invariable (L £ 5%)
Remaining Reserves (MBOE) (Basis perhitungan untuk jangka waktu 10 tahun)
High (H > 500 juta)
Medium (50 juta < M < 500 juta)
Low (L £ 50 juta)
High (H > 500 juta)
Medium (25 juta < M <500 juta)
Low (L £ 25 juta)
Advance (Latest TechnologyBest Available Tech)
Intermediate (Best Applicable)
Standard (Minimum Requirement)
Advance (Latest TechnologyBest Available Tech)
Intermediate (Best Applicable)
Standard (Minimum Requirement)
H > 500
100 < M < 500
L £ 100
H > 200
50 < M < 200
L £ 50
H£2
2<M<6
L> 6
H £ 1.5
1.5 < M < 5
L> 5
Level of Applied Technology
Annual budget (US million dollar/year) PENUNJANG
IIA2
KKKS Tipe IIB
Lifting Cost per Barrel (dollar/barrel) Government Production Share (MBOE/D) Production per Capita (Barrel per orang)
Berdasarkan hasil diskusi dengan BPMIGAS & KKKS tgl 26 Okt, 18 Nov 2005 Referensi Penyusunan Struktur Organisasi di Lingkungan Kontraktor Kontrak Kerja Sama - 16
3. Perancangan Kategorisasi KKKS
Kategorisasi KKKS – Production Declining
KKKS Tipe IIIA
KKKS Tipe IIIB
Variabel Penentu IIIA1 Geography Production Flow Rate (MMBOE/D)
UTAMA
Declining Rate (MBOE per year)
Remaining Reserves (MBOE) (Basis perhitungan untuk jangka waktu 5 tahun )
Level of Applied Technology
PENUNJANG
Annual budget (US million dollar/year)
IIIA2
IIIA3
IIIB1
Off-shore High (H > 50000) Low (L £ 2.5%)
IIIB2
IIIB3
On-shore
Medium (2500 < M < 50000)
Low (L £ 2500)
High (H > 50000)
Medium (2500 < M < 50000)
Low (L £ 2500)
Medium (2.5% < M < 5%)
High (H > 5%)
Low (L £ 2.5%)
Medium (2.5% < M < 5%)
High (H > 5%)
High (H > 250 juta)
Medium (12.5 juta < M < 250 juta)
Low (L £ 12.5 juta)
Medium (12.5 juta < M < 250 juta)
Low (L £ 12.5 juta)
Advance (Latest Technology-Best Available Tech)
Intermediate (Best Applicable)
Standard (Minimum Requirement)
Advance (Latest Technology-Best Available Tech)
Intermediate (Best Applicable)
Standard (Minimum Requirement)
H > 500
100 < M < 500
L £ 100
H > 200
50 < M < 200
L £ 50
H£2
2<M<6
L> 6
H £ 1.5
1.5 < M < 5
L> 5
High (H > 250 juta)
Lifting Cost per Barrel (dollar/barrel) Government Production Share (MBOE/D) Production per Capita (Barrel per orang)
Berdasarkan hasil diskusi dengan BPMIGAS & KKKS tgl 26 Okt, 18 Nov 2005
3. Perancangan Kategorisasi KKKS
Referensi Penyusunan Struktur Organisasi di Lingkungan Kontraktor Kontrak Kerja Sama - 17
Latar Belakang Perancangan Struktur Organisasi KKKS
TUJUAN
Pedoman Rancangan Struktur Organisasi ini dibuat untuk digunakan sebagai dasar analisa bagi Dinas SDM KKKS di BPMIGAS dalam menentukan bentuk struktur organisasi yang sesuai dengan kondisi KKKS pada saat tertentu dalam siklus pengembangannya.
Secara umum model struktur organisasi KKKS terdiri atas beberapa bagian: Strategic Management
PENDEKATAN
Pedoman Rancangan Struktur Organisasi dibuat dengan mengacu pada beberapa hal yakni: ¦ Filosofi Disain Organisasi KKKS. ¦ Proses kerja Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi. ¦ Model operasi Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi. ¦ Kategorisasi KKKS yang merepresentasikan pengelompokan KKKS berdasarkan tahapan production life-cycle (Production Development dan Production Declining) dengan menggunakan beberapa indikator tertentu.
Enabling Process
Office of CEO
Operational Management
RUANG LINGKUP
Ruang lingkup disain model struktur organisasi KKKS Production Development maupun Production Declining mencakup: S Geographical atau Asset Based Organization: model struktur organisasi berdasarkan letak geografis atau Wilayah Kerja (Area Operating) yang dimikiki oleh KKKS. S Function Based: model struktur organisasi berdasarkan pengelompokan aktivitas yang homogen. S Process Based: model struktur organisasi berdasarkan proses kerja di Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi. S Matrix/Hybrid Structure: struktur organisasi yang merupakan kombinasi antara proses kerja dan aset yang dimiliki oleh KKKS. Bentuk organisasi matriks ini terdiri dari semi-matrix organization, artinya ada beberapa fungsi yang bersifat pooled resources berdasarkan pertimbangan tertentu, dan juga fully-matrix organization. Setiap model struktur organisasi dilengkapi dengan latar belakang, aplikasi serta implikasi dari penerapan model struktur organisasi tersebut.
Operations (Backbone Process)
DEFINISI
Strategic & Operational Management Memastikan tercapainya visi, misi, dan rencana strategis KKKS, bertanggung jawab atas kinerja KKKS. Operations (Backbone Process) Mengeksekusi strategi melalui kegiatan operasional melalui serangkaian aktivitas kunci yang terkait dengan produksi dan delivery dari produk dan jasa yang dihasilkan oleh KKKS. Office of the CEO Serangkaian fungsi yang membantu top management di bidang strategis dengan menyediakan keahlian yang diperlukan untuk membantu operasional perusahaan secara efektif dan efisien. Enabling Process Serangkaian fungsi yang menyediakan jasa cost-effective yang dibutuhkan untuk melakukan backbone process, bertindak sebagai centers of excellence dalam menyediakan masukan terhadap bisnis.
4. Perancangan Struktur Organisasi
Referensi Penyusunan Struktur Organisasi di Lingkungan Kontraktor Kontrak Kerja Sama - 18
Filosofi Disain Organisasi …1/3
Visi (desired end-state) KKKS …………….
Strategi KKKS
Organisasi KKKS dirancang untuk memiliki daya dorong guna: S Meningkatkan efisiensi dan efektivitas biaya operasional kegiatan usaha hulu minyak dan gas bumi S Memanfaatkan teknologi secara tepat guna S Meningkatkan penemuan cadangan minyak dan gas bumi S Menstabilkan produksi dengan cara menahan laju pengurasan, meningkatkan produktivitas lapangan existing dan mengembangkan marginal fields S Menyempurnakan sistem, struktur dan prosedur organisasi serta meningkatkan profesionalitas SDM dan pemberdayaan TKI
1. KEJELASAN RUANG LINGKUP Koordinasi vertikal dan lateral dalam mencapai tujuan organisasi merupakan hasil integrasi dari berbagai tingkatan dalam organisasi dalam upayanya mewujudkan strategi organisasi. Batasan ruang gerak dan fungsi harus dijabarkan dalam peran dan tanggung jawab yang jelas, dipahami dan dapat dijalankan oleh Pimpinan di KKKS. Organisasi juga harus mengadopsi pandangan multi-fungsi, yang merupakan sudut pandang general yang mendorong para pimpinan KKKS dapat mensinergikan pola pandang yang berbeda ke dalam setiap keputusan yang diambilnya.
2. ORGANISASI BERDASARKAN PROSES Pengelompokan unit-unit dalam KKKS harus menggambarkan proses bisnis KKKS untuk meningkatkan koordinasi kerja secara lateral, dengan mempertimbangkan kebutuhan spesialisasi dalam fungsi tertentu. Organisasi juga harus mempertimbangkan area geografis serta lifecycle stage dari setiap Production Sharing Contract.
3. SENTRALISASI PENGAMBILAN KEPUTUSAN YANG BERIMBANG Organisasi dibentuk untuk memfasilitasi kendali yang efektif, low cost dan komitmen yang tinggi dalam pencapaian sasaran organisasi. Untuk itu kewenangan harus dirancang sedemikian rupa untuk dapat mengakomodasi kebutuhan ‘self-managing’ organisasi dengan mempertimbangkan kepentingan top management dalam melakukan sentralisasi kendali atas hal-hal yang bersifat strategis.
4. OPTIMALISASI FUNGSI ORGANISASI Organisasi KKKS harus mencerminkan pengelompokan bidangbidang yang paling optimal dengan mempertimbangkan homogenitas, tingkat akuntabilitas, dan pemerataan pembagian tugas pokok di setiap fungsi dalam KKKS. Organisasi perlu beroperasi dalam mekanisme yang efisien dalam biaya, waktu, dan sumber daya organisasi yang lainnya namun dengan mengutamakan efektivitas pencapaian sasaran organisasi dan kepentingan stakeholders.
5. FOCUS ON OPERATING EXCELLENCE Organisasi harus dirancang untuk fokus dalam membangun daya saing internal dan eksternal dalam menjalankan strategi dan mencapai sasaran yang telah ditetapkan KKKS dan BPMIGAS.
6. KNOWLEDGE & COMPETENCIES DEVELOPMENT Organisasi harus menempatkan pengembangan sumber daya manusia nasionalnya dalam agenda utama. Oleh karenanya dalam menjalankan kegiatan operasional antar unit dalam KKKS dapat memastikan terjadinya saling berbagi informasi dan sumber daya yang dirasakan perlu. Tanggung jawab kerja harus dialokasikan pada individu atau tim yang memiliki pengetahuan dan kompetensi yang sesuai dengan mempertimbangkan biaya yang optimal/reasonable. Pengembangan sumber daya manusia diselaraskan dengan kebutuhan organisasi serta tingkat kompetensi yang dimiliki karyawan dan dilakukan secara berkesinambungan.
Pembangunan Ekonomi Indonesia Yang Berkelanjutan
Berdasarkan hasil diskusi dengan BPMIGAS & KKKS tgl 26 Okt 2005 Referensi Penyusunan Struktur Organisasi di Lingkungan Kontraktor Kontrak Kerja Sama - 19
4. Perancangan Struktur Organisasi
Filosofi Disain Organisasi …2/3
Aspek Kejelasan Ruang Lingkup
Organisasi Berdasarkan Proses
Deskripsi
Indikator
Koordinasi vertikal dan lateral dalam mencapai tujuan organisasi merupakan hasil integrasi dari berbagai tingkatan dalam organisasi dalam upayanya mewujudkan strategi organisasi. Batasan ruang gerak dan fungsi harus dijabarkan dalam peran dan tanggung jawab yang jelas, dipahami dan dapat dijalankan oleh Pimpinan di KKKS. Organisasi juga harus mengadopsi pandangan multi-fungsi, yang merupakan sudut pandang general yang mendorong para pimpinan KKKS dapat mensinergikan pola pandang yang berbeda ke dalam setiap keputusan yang diambilnya.
1. Tingkat kejelasan atas peran dan tanggung jawab setiap fungsi yang bisa dilihat melalui deskripsi tugas yang jelas, tidak hanya mengandung hirarki vertikal namun juga proses lateral.
Pengelompokan unit-unit dalam KKKS harus menggambarkan proses bisnis KKKS untuk meningkatkan koordinasi kerja secara lateral, dengan mempertimbangkan kebutuhan spesialisasi dalam fungsi tertentu. Organisasi juga harus mempertimbangkan area geografis serta lifecycle stage dari setiap Production Sharing Contract.
1. Penerapan model struktur organisasi berdasarkan process based organization, Geographical structure atau asset based organization, Matrix organization (process vs. asset) .
2. Apakah terjadi tumpang tindih aktivitas pada posisi satu dengan yang lainnya. 3. Apakah terdapat key performance measures yang objektif dan lengkap pada setiap posisi dalam organisasi. 4. Apakah terjadi tumpang tindih key performance measures antara posisi satu dan yang lainnya.
2. Mengidentifikasi bagaimana hubungan lintas fungsi (across silos)dapat terjadi dalam organisasi, letak/sumber permasalahan lintas fungsi (struktur yang dibangun berdasarkan koordinasi fungsi memiliki tingkat permasalahan koordinasi lebih kompleks dibandingkan struktur yang memfasilitasi koordinasi kuat). 3. Bagaimana spesialisasi dalam organisasi berdampak pada koordinasi lintas fungsi.
Sentralisasi Pengambilan Keputusan yang Berimbang
Organisasi dibentuk untuk memfasilitasi kendali yang efektif, low cost dan komitmen yang tinggi dalam pencapaian sasaran organisasi. Untuk itu kewenangan harus dirancang sedemikian rupa untuk dapat mengakomodasi kebutuhan ‘self-managing’ organisasi dengan mempertimbangkan kepentingan top management dalam melakukan sentralisasi kendali atas hal-hal yang bersifat strategis.
1. Alokasi peran dan tanggung jawab dalam model struktur organisasi: Strategic & Operational Management , Operations (BackboneProcess), Office of the CEO, Enabling Process. 2. Mengidentifikasi tingkat permasalahan (strategis vs operasional) sentralisasi dan desentralisasi pengambilan keputusan .
yang menggunakan
3. Mengidentifikasi perimbangan dan implikasi yang ditimbulkan dari mekanisme pengambilan keputusan yang diterapkan oleh organisasi terhadap pencapaian target-target organisasi serta kebutuhan fungsi untuk melakukan ‘self managing’. 4. Efektivitas keputusan yang diambil (dihubungkan dengan waktu, pencapaian target, efektivitas penanganan masalah).
4. Perancangan Struktur Organisasi
Referensi Penyusunan Struktur Organisasi di Lingkungan Kontraktor Kontrak Kerja Sama - 20
Filosofi Disain Organisasi …3/3
Aspek Optimalisasi Fungsi Organisasi
Deskripsi Organisasi KKKS harus mencerminkan pengelompokan bidang-bidang yang paling optimal dengan mempertimbangkan homogenitas, tingkat akuntabilitas, dan pemerataan pembagian tugas pokok di setiap fungsi dalam KKKS. Organisasi perlu beroperasi dalam mekanisme yang efisien dalam biaya, waktu, dan sumber daya organisasi yang lainnya namun dengan mengutamakan efektivitas pencapaian sasaran organisasi dan kepentingan stakeholders.
Indikator 1. Metode pengelompokan fungsi. 2. Load aktivitas dari setiap posisi/fungsi. 3. Redundansi dan duplikasi pekerjaan . Hal-hal di atas dapat dikaitkan lebih lanjut dengan beberapa hal berikut: ¦ Penggunaan Kategorisasi KKKS sebagai dasar penyusunan model struktur organisasi (misal: production flow rate, declining rate, dan lain sebagainya). ¦ Penerapan shared-services untuk fungsi-fungsi yang tergolong dalam Enabling Process, dengan mempertimbangkan ukuran dan kompleksitas organisasi .
Focus on Operating Excellence
Organisasi harus dirancang untuk fokus dalam membangun daya saing internal dan eksternal dalam menjalankan strategi dan mencapai sasaran yang telah ditetapkan KKKS dan BPMIGAS.
1. Pencapaian target-target perusahaan dibandingkan dengan investasi waktu dan biaya (Health, Safety, Environment, efisiensi dalam proses). 2. Reliabilitas organisasi dalam mencapai sasaran, baik jangka pendek maupun jangka panjang. 3. Kelengkapan deskripsi dari setiap fungsi serta efektivitasnya dalam pencapaian sasaran kerja.
Knowledge & Competencies Development
Organisasi harus menempatkan pengembangan sumber daya manusia nasionalnya dalam agenda utama. Oleh karenanya dalam menjalankan kegiatan operasional antar unit dalam KKKS dapat memastikan terjadinya saling berbagi informasi dan sumber daya yang dirasakan perlu. Tanggung jawab kerja harus dialokasikan pada individu atau tim yang memiliki pengetahuan dan kompetensi yang sesuai dengan mempertimbangkan biaya yang optimal/reasonable. Pengembangan sumber daya manusia diselaraskan dengan kebutuhan organisasi serta tingkat kompetensi yang dimiliki karyawan dan dilakukan secara berkesinambungan.
Referensi Penyusunan Struktur Organisasi di Lingkungan Kontraktor Kontrak Kerja Sama - 21
1. Metode/dasar yang digunakan untuk menempatkan tenaga kerja pada posisi tertentu (apakah menggunakan metode objektif atau pertimbangan yang subjektif). 2. Metode/dasar yang digunakan untuk melakukan pengembangan pada tenaga kerja, terutama tenaga kerja Indonesia (apakah menggunakan metoda objektif atau pertimbangan yang subjektif). 3. Bentuk organisasi yang membuka jalur pengembangan karir, dengan mempertimbangkan optimalitas fungsi organisasi tersebut.
4. Perancangan Struktur Organisasi
Proses Kerja Eksplorasi - Produksi
Pelaksanaan Eksplorasi
Survey Geologi & Geofisik
Studi Geologi
Pengeboran Eksplorasi
S Melakukan pemilihan daerah eksplorasi berdasarkan keadaan geologi maupun daerah kuasa pertambangan yang dimiliki oleh perusahaan. S Melakukan studi pendahuluan meliputi geologi regional yang menyangkut studi kompratif atau perbandingan dengan daerah geologi lain yang telah dieksplorasi. S Melakukan kajian terhadap formasi tanah, contoh batuan. S Melakukan pemetaan terhadap cekungan yang memiliki prospek paling baik dari segi kandungan minyak dan gas. S Melakukan analisa dengan berdasarkan teori geologi untuk menentukan kemungkinan adanya kandungan minyak pada lokasi penelitian. S Melakukan survey geofisik (gravity survey, magnectic survey, seismic survey atau remote sensing) untuk melihat formasi lapisan tanah (perbedaan kerapatan, keberadaan cekungan dan perkiraan kandungan minyak).
S Melakukan analisa terhadap reservoir meliputi kadar kandungan minyak dan gas, aspek komersial (commercial evaluation), dan dinamika perilaku dari reservoir tersebut (reservoir dynamic behavior). S (Jika berdasarkan analisa tersebut dinyatakan bahwa reservoir tidak layak untuk dibor maka proses eksplorasi dialihkan ke lokasi yang lain). S Melakukan pemboran pada sumur wild cat. S Melakukkan analisa formasi serta karakteristik lapisan berikut tingkat kedalaman dari setiap lapisan, kerapatan dan daya resap dari lapisan-lapisan yang ada, menghitung kadar hidrokarbon. S Dari pemboran sumur eksplorasi ini juga akan diperoleh data mengenai tekanan reservoir (initial reservoir pressure) serta produktifitas dari reservoir tersebut. S Berbagai informasi yang diperoleh dari kegiatan drilling exploration ini akan menentukan juga teknik dan peralatan pengeboran yang digunakan.
Pengembangan Lapangan (Field Development)
Pengeboran & Komplesi Sumur (Drilling & Well Completion)
Produksi
S Berdasarkan hasil survey geologi & geofisik serta analisa terhadap sumur eksplorasi, disusun berbagai tipe peta yakni: Contour Maps, Isopach Maps, Porosity Maps, Permeability Maps, dan peta lainnya yang menunjukan karakteristik batuan dan formasinya. S Membuat perencanaan produksi yang meliputi menentukan strategi produksi berdasarkan karakter dan dinamika reservoir, menentukan disain well completion dan fasilitas produksi, menentukan disain program pengeboran berdasarkan disain well completion. S Membangun infrastruktur lain yang mendukung proses produksi (gathering station, pipelines, platforms) serta fasilitas pendukung lainnya (jalan, camp, dan lain sebagainya). S S S S
Melakukan persiapan terhadap lokasi dan perlengkapan pengeboran. Melakukan pengeboran sampai dengan tingkat kedalaman yang sudah ditentukan. Melakukan pemasangan casing. Melakukan penyemenan (cementing) pada casing yang telah terpasang.
S Melakukan pemasangan tubing. S Melakukan perforasi (melubangi dinding casing) dengan mengacu pada log datadata mengenai formasi lapisan dan keberadaan minyak/gas. S Melakukan pemasasangan screen-liner untuk menyaring material yang terbawa dalam minyak. S Melakukan pemasangan well head dan pipa yang menyambungkan sumur dengan gathering station. Subsurface S Memonitor tekanan sumur. S Menentukan mekanisme serta teknik untuk meningkatkan tekanan sumur dan produksi, termasuk menentukan mekanisme ehnaced oil recovery. S Memonitor kinerja dan dinamika reservoir serta melakukan update data-data reservoir. Surface S Gathering (mengumpulkan hasil minyak/gas dari berbagai sumur yang ada dalam area pengeboran). S Separation (melakukan pemisahan minyak/gas dan kandungan kimia maupun cairan lain yang terbawa dalam proses pengangkatan minyak/gas dari perut bumi). S Treatment (melakukan treatment untuk memperoleh kualitas hasil produksi yang diinginkan). S Evacuation/Transport. S Storage.
Referensi: Petroleum & Gas Processing (H.K. Abdel-Aal, M. Aggour, M.A. Fahim); Primer of Oil & Gas Production (American Petroleum Instritute); Dev in Petroleum Science: Hydrocarbon Exploration & Production (F. Jahn, M. Cook, M. Graham)
4. Perancangan Struktur Organisasi
Referensi Penyusunan Struktur Organisasi di Lingkungan Kontraktor Kontrak Kerja Sama - 22
Model Operasi Kegiatan Usaha Hulu Migas: Production & Development
BPMIGAS
Geographical Sites
EXPLORATION
Geological Information
Geological & Geophysical Study Geological & Geophysical: •Study & analysis existing data (if available) •Survey & mapping (to identify best prospect basin) •Seismic data acquisition & processing •Create detailed prospect map: reservoir fluids, volemetric estimation, reservoir & well dynamic behavior
Conditions which indicate existence of a hydrocarbon accumulation
PRODUCTION OPERATIONS
•Prepare site (road, accommodation camp, well construction, land clearing) •Set drilling system, technique and equipment
Managing Reservoir Performance
Managing Well Performance
•Monitor reservoir performance based on reservoir model which contained: production & injection rates of the fluids, total productions, fluid properties, reservoir pressure, production by layer, etc. •Update necessary data on reservoir model
•Monitor well performance to reduce constraints which the well might impose on the production of the hydrocarbon from the reservoir
Gas Injection: • Steam Flood • Surfactant
Water Injection
ON-SHORE
Separation
Treatment
Evacuation/Transport
Production Support System
Reservoir Simulation (Early Production Stage)
OFF-SHORE
Gathering (manifolding together producing wells)
Production Planning & Monitoring
Drilling & Support Engineering
Storage Artificial Lift
DEVELOPMENT Field Development Planning
Field Appraisal •Reservoir engineering & feasibility study •Estimate production profile, recovery factor, and commercial evaluation •Do marketing effort (for gas)
•Prepare Plan of Development (objectives of development, operating & maintenance principles, cost & manpower estimation, project planning, budget proposal) •Create basic & detailed engineering (rig selection, drilling technique) •Do marketing effort (for gas)
Enterprise Risk Management (inc. environmental impact assessment)
Marketing (for oil)
Production & Support Facilities Development Develop production & support facilities (procurementfabricationinstallationcommissioning) •Develop production facilities: rig type, well completion, gathering station, pipelines, platforms •Develop support facilities: land acquisition and infrastructure required
Technology Development
Drilling & Support Activities
MAINTENANCE SERVICES (SURFACE & SUB-SURFACE)
•Set up drilling system & equipment •Drill production well
Finance & Accounting
Preventive
Breakdown/Workover
On-line Monitor
Backbone Process
Health, Safety & Environment
Human Resources Management
Procurement & Logistics
Project & Contract Management
BPMIGAS
Enabling Process Berdasarkan hasil diskusi dengan BPMIGAS & KKKS tgl 14, 18 Nov 2005 Referensi Penyusunan Struktur Organisasi di Lingkungan Kontraktor Kontrak Kerja Sama - 23
Referensi: Development in Petroleum Science: Hydrocarbon Exploration and Production (Frank Jahn, Mark Cook, Mark Graham) Blueprint BPMIGAS 2005
4. Perancangan Struktur Organisasi
Model Operasi Kegiatan Usaha Hulu Migas: Production Declining
BPMIGAS
Geographical Sites
EXPLORATION
PRODUCTION OPERATIONS
Geological Information
Geological & Geophysical Study
Conditions which indicate existence of a hydrocarbon accumulation
Geological & Geophysical: •Study & analysis existing data (if available) •Survey & mapping (to identify best prospect basin) •Seismic data acquisition & processing •Create detailed prospect map: reservoir fluids, volemetric estimation, reservoir & well dynamic behavior
Drilling & Support Engineering •Prepare site (road, accommodation camp, well construction, land clearing) •Set drilling system, technique and equipment
Managing Reservoir Performance
Managing Well Performance
•Monitor reservoir performance based on reservoir model which contained: production & injection rates of the fluids, total productions, fluid properties, reservoir pressure, production by layer, etc. •Update necessary data on reservoir model
•Monitor well performance to reduce constraints which the well might impose on the production of the hydrocarbon from the reservoir
Treatment
Evacuation/Transport
Storage Infill Drilling
ON-SHORE
Separation
Production Recovery System
Reservoir Simulation (Early Production Stage) OFF-SHORE
Gathering (manifolding together producing wells)
Production Planning & Monitoring
Workover
Enhanced Oil Recovery
Production Debottlenecking
Incremental Development
DEVELOPMENT Field Appraisal •Reservoir engineering & feasibility study •Estimate production profile, recovery factor, and commercial evaluation
Field Development Planning •Prepare Plan of Development (objectives of development, operating & maintenance principles, cost & manpower estimation, project planning, budget proposal) •Create basic & detailed engineering (rig selection, drilling technique)
Production & Support Facilities Development Develop production & support facilities (procurementfabricationinstallationcommissioning) •Develop production facilities: well completion, gathering station, pipelines, platforms •Develop support facilities: land acquisition and infrastructure required
Marketing (oil & gas) Driiling & Support Activities
MAINTENANCE SERVICES (SURFACE & SUB-SURFACE)
•Set up drilling system & equipment •Drill production well
Preventive
Breakdown/Workover
On-line Monitor
Backbone Process Enterprise Risk Management (inc. environmental impact assessment)
Finance & Accounting
Health, Safety & Environment
Human Resources Management
Procurement & Logistics
Project & Contract Management BPMIGAS
Enabling Process Berdasarkan hasil diskusi dengan BPMIGAS & KKKS tgl 14, 18 Nov 2005
4. Perancangan Struktur Organisasi
Not major activities in production declining stage Referensi: Development in Petroleum Science: Hydrocarbon Exploration and Production (Frank Jahn, Mark Cook, Mark Graham) Blueprint BPMIGAS 2005
Referensi Penyusunan Struktur Organisasi di Lingkungan Kontraktor Kontrak Kerja Sama - 24
Kategorisasi dan Alternatif Struktur Organisasi KKKS: Production & Development
KKKS Tipe IIA Alternatif Model Struktur Organisasi
IIA1
IIA2
KKKS Tipe IIB IIA3
IIB1
Off-shore
û
Geographical Structure
2
Function Structure
3
Process Structure
4
Matrix Structure/Hybrid Structure – 1
û
û
5
Matrix Structure/Hybrid Structure – 2
û
û
4. Perancangan Struktur Organisasi
û
û
û û
IIB3
On-shore
û
1
IIB2
û
û
û
û û
û
û
û
û
û
Referensi Penyusunan Struktur Organisasi di Lingkungan Kontraktor Kontrak Kerja Sama - 25
PRODUCTION & DEVELOPMENT Model I: Geographical Structure
• Enterprise-wide direction & business performance • Stewardship • Management of stakeholder interests
Chief Executive Officer
Enabling Process
Office of CEO
Finance
Information Technology
Legal & Contract Management
Human Resources
Health, Safety & Environment
Procurement & Logistics
Technology Development
Enterprise Risk Management
Internal Audit
Relation Management
Business Development
Commercial
Chief Operating Officer
Referensi Penyusunan Struktur Organisasi di Lingkungan Kontraktor Kontrak Kerja Sama - 26
Drilling & Well Completion
Reservoir Management
Geologist & Geophysicist
Maintenance Engineering
Field Operation
New Project
Production Support
Production
Drilling & Well Completion
Reservoir Management
Geologist & Geophysicist
Maintenance Engineering
Production Support
Area Operating II
Field Operation
Production
Drilling & Well Completion
Reservoir Management
Geologist & Geophysicist
Maintenance Engineering
Production Support
Area Operating II
Field Operation
Production
Drilling & Well Completion
Reservoir Management
Geologist & Geophysicist
Area Operating I
4. Perancangan Struktur Organisasi
PRODUCTION & DEVELOPMENT Model I: Geographical Structure
LATAR BELAKANG
APLIKASI
Pada bagian operasional (backbone process), fungsi-fungsi utama dikelompokkan berdasarkan area geografis (Area Operating I, Area Operating II, dan seterusnya). Masing-masing area geografis akan dikepalai oleh satu orang dengan tingkat jabatan tertentu, yang tentunya dapat berbeda seiring dengan perbedaan kelompok kategori dalam kategorisasi KKKS. Fungsi-fungsi di bawah area geografis dikelompokkan berdasarkan aktivitas fungsi yang terlibat dalam kegiatan penggalian minyak/gas dari dalam tanah, dimulai dari fungsi eksplorasi sampai pada tahap produksi, sehingga ditemukan kelompok fungsi Geophycist & Geologist, Reservoir Management, Drilling & Well Completion, Production (terdiri dari sub-fungsi Field Operation, Production Support, Maintenance Engineering). Dengan demikian, wilayah kerja berfungsi sebagai task force yang terdiri dari fungsi-fungsi membentuk end to end process, yang berkontribusi dalam satu koordinasi dalam rangka mencapai target perusahaan. Kelompok New Project terdiri dari fungsi-fungsi dalam kegiatan eksplorasi yang dikelompokan dalam area geografis. Struktur geografis dibangun untuk melakukan efisiensi atas fungsi distribusi dan biaya perjalanan. Perusahaanperusahaan yang mengambil supply-nya dari area tertentu juga membangun struktur organisasinya berdasarkan area untuk dapat meminimasi jarak dengan sumber supply tersebut. Untuk mencapai efisiensi skala ekonomis operasional dan standarisasi prosedur kerja, beberapa fungsi yang masuk dalam kategori enabler (Finance, Information Technology, Human Resources, Legal & Contract Management, Procurement & Logistics, Technology Development, dan Health, Saferty & Environment) tidak dibagi berdasarkan area kerja (yang membuat adanya duplikasi) melainkan disentralisasi di bawah koordinasi CEO. Namun dengan mempertimbangkan luasnya area organisasi dihubungkan dengan optimalitas biaya, maka sentralisasi hanya akan terjadi di tingkat kebijakan, standarisasi prosedur dan hal-hal lain yang bersifat strategis. Sementara kegiatan operasional tetap dilakukan di bawah setiap area, berdasarkan strategi dan kebijakan yang telah ditetapkan. Untuk itu, di bawah area akan ditempatkan representatif dari setiap fungsi tersebut untuk melakukan implementasi operasional di setiap area tersebut. Sebagai catatan tambahan, fungsi Technology Development dalam struktur ini lebih merupakan representasi dari fungsi Tehcnology Development yang berada di kantor pusat (worldwide headquarter) dan bukan merupakan fungsi yang ‘lengkap’ atau ‘mandiri’ yang dapat membangun strategi dan aktivitasnya secara komprehensif. Salah satu tujuannya adalah optimalitas biaya dan waktu aktivitas riset dan pengembangan teknologi yang akan lebih efisien dan efektif jika dilakukan secara centralized. Fungsi-fungsi yang dianggap strategis, menyangkut standarisasi brand dan image perusahaan serta kegiatan yang memerlukan investasi besar dan beresiko tinggi juga dilakukan sentralisasi di bawah koordinasi CEO. Perusahaan memperoleh keuntungan dari bentuk sentralisasi ini antara lain: S Efisiensi operasi dengan adanya sentralisasi aktivitas-aktivitas yang bersifat strategis dan yang memerlukan standarisasi. S Memungkinkan adanya standarisasi dalam hal teknologi, prosedur keselamatan, dan lain sebagainya.
Kriteria Implementasi Model Struktur Organisasi I Penerapan struktur organisasi dengan berdasarkan aset (asset based organization) diutamakan pada KKKS yang memiliki kriteria sebagai berikut (mengacu pada Kategorisasi KKKS): S Production Flow Rate: Medium-High S Additional Production Flow Rate: Medium-High S Remaining Reserves: Medium-High S Incremental Oil Production: Medium Increase-High Increase S Memiliki beberapa Area Operating yang berbeda secara geografis (off-shore dan on-shore) S Memiliki Area Operating yang cukup luas. KKKS dengan Area Operating yang tidak terlalu luas akan mengalami ketidakefisienan/high operational cost jika menggunakan model struktur organisasi berdasarkan geografis.
4. Perancangan Struktur Organisasi
Ruang Lingkup Fungsi Model Struktur Organisasi I S Seluruh fungsi-fungsi dalam backbone process akan dikelompokan berdasarkan Area Operating atau Wilayah Kerja. S Fungsi-fungsi yang tergolong dalam enabling process menjadi shared services atau lintas Wilayah Kerja.
IMPLIKASI Beberapa keuntungan yang diperoleh dari geographical structure adalah: S Kedekatan terhadap lokasi supply yang meminimasi biaya transportasi dan distribusi. S Meminimasi work cycle time dengan mengumpulkan seluruh fungsi yang terkait di bawah satu koordinasi wilayah kerja. S Terjadi desentralisasi otoritas pengelolaan wilayah kerja produksi di bawah koordinasi kepala divisi wilayah kerja operasi, yang memungkinkan waktu yang diperlukan untuk pengambilan keputusan menjadi lebih singkat. Sedangkan kelemahan geographical structure adalah: S Span of control dari orang yang mengepalai area operasi terhitung luas dan memerlukan kompetensi yang cukup kompleks sehingga memungkinkan kecilnya probabilitas untuk menemukan orang di posisi tersebut. Hal ini disebabkan karena kepala wilayah kerja tidak hanya bertanggung jawab atas jalannya operasional wilayah, namun juga tercapainya performance goals dari masing-masing fungsi, yang hanya dimungkinkan jika kepala wilayah kerja tersebut memiliki kompetensi yang cukup tinggi di masingmasing fungsi tersebut. S Duplikasi teknologi di setiap area/wilayah kerja produksi membuat investasi yang dilakukan di bidang ini menjadi tinggi. Kemungkinan yang terjadi adalah perusahaan akan menurunkan tingkat kecanggihan teknologi untuk mengurangi biaya investas tersebut.
Referensi Penyusunan Struktur Organisasi di Lingkungan Kontraktor Kontrak Kerja Sama - 27
PRODUCTION DEVELOPMENT Model II: Function Structure
Chief Executive Officer
• Enterprise-wide direction & business performance • Stewardship • Management of stakeholder interests
Office of CEO
Enabling Process s
Finance
Information Technology
Legal & Contract Management
Human Resources
Health, Safety & Environment
Procurement & Logistics
Technology Development
Enterprise Risk Management
Internal Audit
Relation Management
Business Development
Commercial
Chief Operating Officer
Geologist & Geophysicist
Reservoir Management
Drilling & Well Completion
Referensi Penyusunan Struktur Organisasi di Lingkungan Kontraktor Kontrak Kerja Sama - 28
Production
New Project
Area Operating I
Area Operating II
Area Operating III
Field Operation
Field Operation
Field Operation
Prod. Support
Prod. Support
Prod. Support
Maintenance Engineering
Maintenance Engineering
Maintenance Engineering
New Project A
New Project B
4. Perancangan Struktur Organisasi
PRODUCTION DEVELOPMENT Model II: Function Structure
LATAR BELAKANG Pada bagian operasional (backbone process), pengelompokan dilakukan berdasarkan fungsi (Geologist & Geophysicist, Reservoir Management, Drilling & Well Completion, Production) termasuk area pengembangan yang baru (New Project) yang dikelompokkan dalam fungsi tersendiri. Fungsi Production membawahi area/wilayah kerja yang menjadi target operasi. Pembagian berdasarkan fungsi memungkinkan adanya standarisasi kerja yang sistematis dari setiap fungsi tersebut. Setiap fungsi akan bekerja dalam metode dan mekanisme kerja yang sama dan (diharapkan) memiliki cara yang terbaik yang dapat diterapkan secara keseluruhan organisasi, didukung oleh kemungkinan yang tinggi untuk menciptakan spesialisasi di setiap fungsi tersebut. Setiap aktivitas yang memiliki kesamaan diupayakan untuk dikoordinasi dalam satu atap untuk menghindari duplikasi aktivitas di tempat yang lain. Hal ini membuat struktur yang dibangun berdasarkan fungsi dapat mencapai efisiensi tinggi dalam operasionalnya. Kelompok New Project dikelompokkan sesuai dengan wilayah area pengembangan (seperti halnya kelompok fungsi produksi) dan terdiri dari fungsi-fungsi yang terkait langsung dengan ekplorasi. Bentuk struktur semacam ini biasanya dipakai oleh organisasi yang hanya memiliki jenis produk yang sangat terbatas dengan life-cycle product yang cukup panjang, sehingga memungkinkan aktivitas pengembangan produk menjadi kecil frekuensinya. Untuk mencapai efisiensi skala ekonomis operasional dan standarisasi prosedur kerja, beberapa fungsi yang masuk dalam kategori enabler (Finance, Information Technology, Human Resources, Legal & Contract Management, Procurement & Logistics, Technology Development, dan Health, Safety & Environment) tidak dibagi berdasarkan area kerja (yang membuat adanya duplikasi) melainkan disentralisasi di bawah koordinasi CEO. Namun dengan mempertimbangkan luasnya area organisasi dihubungkan dengan optimalitas biaya, maka sentralisasi hanya akan terjadi di tingkat kebijakan, standarisasi prosedur dan hal-hal lain yang bersifat strategis. Sebagai catatan tambahan, fungsi Technology Development dalam struktur ini lebih merupakan representasi dari fungsi Tehcnology Development yang berada di kantor pusat (worldwide headquarter) dan bukan merupakan fungsi yang ‘lengkap’ atau ‘mandiri’ yang dapat membangun strategi dan aktivitasnya secara komprehensif. Salah satu tujuannya adalah optimalitas biaya dan waktu aktivitas riset dan pengembangan teknologi yang akan lebih efisien dan efektif jika dilakukan secara centralized. Fungsi-fungsi yang dianggap strategis, menyangkut standarisasi brand dan image perusahaan serta kegiatan yang memerlukan investasi besar dan beresiko tinggi juga dilakukan sentralisasi di bawah koordinasi CEO. Perusahaan memperoleh keuntungan dari bentuk sentralisasi ini antara lain: S Efisiensi operasi dengan adanya sentralisasi fungsi-fungsi. S Memungkinkan adanya standarisasi dalam hal teknologi, prosedur keselamatan, dan lain sebagainya.
APLIKASI Kriteria Implementasi Model Struktur Organisasi II Penerapan struktur organisasi dengan berdasarkan aset (function based organization) diutamakan pada KKKS yang memiliki kriteria sebagai berikut (mengacu pada Kategorisasi KKKS):
4. Perancangan Struktur Organisasi
S Production Flow Rate: Low-Medium S Additional Production Flow Rate: Invariable-Medium S Remaining Reserves: Low-Medium S Incremental Oil Production: Invariable-Medium Increase Jika bentuk struktur ini diterapkan pada KKKS dengan production flow rate yang lebih besar serta memiliki aktivitas yang lebih kompleks sehingga pembagian kelompok fungsi menjadi lebih banyak, maka akan terjadi kesulitan koordinasi yang mengakibatkan keterlambatan proses kerja. Organisasi akan cenderung lebih lambat menyesuaikan diri/kurang responsif menghadapi perubahan tuntutan eksternal maupun internalnya. Di lain pihak, bentuk organisasi berdasarkan fungsi memungkinkan KKKS melakukan investasi tinggi di bidang teknologi, yang dapat di-share pada fungsi-fungsi lain. Ruang Lingkup Fungsi Model Struktur Organisasi II S Fungsi-fungsi utama dalam Production (Field Operation, Production Support dan Maintenance Engineering) akan dimiliki oleh setiap Area Operating, hal ini didasarkan pada perbedaan geografis dari Area Operating yang ada (off-shore dan on-shore). S Beberapa fungsi (Geologist & Geophysicist, Reservoir Management, dan Drilling & Well Completion) menjadi suatu pooling resources dan akan bekerja lintas Wilayah Kerja (Area Operating); Sehingga pengaturan sumber daya untuk suatu Wilayah Kerja akan lebih fleksibel tergantung pada load aktifitas dalam Wilayah Kerja tersebut. S Untuk KKKS dengan kategori kelas lebih kecil dapat melakukan penyesuaian pengleompokan, mis. dengan melakukan sharing fungsi maintenance engineering untuk beberapa wilayah kerja produksi.
IMPLIKASI Beberapa keuntungan yang diperoleh dari function structure adalah: S Mengelompokkan pekerja dalam satu fungsi yang homogen yang memungkinkan mereka melakukan transfer of knowledge dan menjadi spesialisasi di bidangnya. S Memungkinkan sharing teknologi antar fungsi, yang memberi kesempatan pada perusahaan untuk melakukan investasi lebih murah bagi kemajuan teknologi. S Low price configuration: memimasi duplikasi dan mengeliminasi redundansi fungsi. Sedangkan kelemahan function structure adalah: S Barier/batasan yang muncul akibat pemisahan fungsi dapat mengakibatkan kesulitan koordinasi antar fungsi-fungsi. S Memperlambat work cycle time, karena setiap fungsi akan mulai bekerja setelah mendapatkan input dari fungsi sebelumnya terlebih dulu. S Memperlambat waktu pengambilan keputusan, karena pengelolaan operasi secara menyeluruh ada di tangan COO. Setiap kepala bidang memiliki wewenang yang dibatasi oleh kelompok fungsi yang dipegangnya.
Referensi Penyusunan Struktur Organisasi di Lingkungan Kontraktor Kontrak Kerja Sama - 29
PRODUCTION DEVELOPMENT Model III: Process Structure
• Enterprise-wide direction & business performance • Stewardship • Management of stakeholder interests
Chief Executive Officer
Enabling Process
Office of CEO
Finance
Information Technology
Legal & Contract Management
Human Resources
Health, Safety & Environment
Procurement & Logistics
Technology Development
Enterprise Risk Management
Internal Audit
Relation Management
Business Development
Commercial
Chief Operating Officer
Exploration
Exploitation/Development
Geologist & Geophysicist
Reservoir Management
Area Operating I
Area Operating II
Drilling & Well Completion
Production Engineering
Field Operation
Field Operation
Production Support
Production Support
Maintenance Engineering
Maintenance Engineering
Referensi Penyusunan Struktur Organisasi di Lingkungan Kontraktor Kontrak Kerja Sama - 30
Production/Operation
New Project New Project A
New Project B
4. Perancangan Struktur Organisasi
PRODUCTION DEVELOPMENT Model III: Process Structure
LATAR BELAKANG
APLIKASI
Struktur ini membagi kelompok aktivitas utama (backbone process) ke dalam bentuk besaran proses dalam pola kegiatan hulu minyak dan gas. Besaran utama proses tersebut adalah ekplorasi, eksploitasi/development, produksi, dan pengembangan area baru. Masing-masing besaran kelompok terdiri dari fungsi-fungsi yang terkait langsung dengan proses yang dimaksud. Misalnya, kelompok produksi terdiri dari besaran aktivitas yang relevan seperti operasi (Field Operation), Maintenance Engineering, dan Production Support. Sementara kelompok New Project merupakan kegiatan eksplorasi yang dibagi atas area wilayah kerja, yang merupakan pengembangan area baru dan bertanggung jawab pada fungsi business development, yang dikoordinir di bawah pengawasan CEO. Perbedaan antara struktur ini dan struktur yang disusun berdasarkan fungsi adalah pengelompokan aktivitas-aktivitas yang dinilai memiliki kesamaan yang erat dan mendukung ke dalam proses tertentu digabungkan di bawah koordinasi yang sama. Dengan kata lain aktivitas tidak hanya dikelompokkan berdasarkan homogenitas pekerjaannya (seperti yang terjadi pada struktur berdasarkan fungsi) namun juga tersusun atas alur kerja (workflow, end to end process) dari aktivitas tersebut dalam mencapai proses tertentu. Dengan demikian, setiap orang yang mengepalai proses (eksporasi, eksploitasi/development, produksi) memiliki wewenang yang dibatasi oleh proses kerja tertentu, yang lebih besar dari batasan kelompok fungsi. Walau demikian, kendali kegiatan keseluruhan tetap berada di bawah koordinasi COO. Meski demikian, masih terdapat parsialitas proses karena keseluruhan proses kerja tidak berada di bawah koordinasi orang yang mengepalai masing-masing proses tersebut, sehingga benefit yang optimal yang dapat diperoleh dari bentuk struktur berdasarkan proses masih diraih oleh struktur yang disusun berdasarkan geografis. Untuk mencapai efisiensi skala ekonomis operasional dan standarisasi prosedur kerja, beberapa fungsi yang masuk dalam kategori enabler (Finance, Information Technology, Human Resources, Legal & Contract Management, Procurement & Logistics, Technology Development, dan Health, Safety & Environment) tidak dibagi berdasarkan area kerja (yang membuat adanya duplikasi) melainkan disentralisasi di bawah koordinasi CEO. Namun dengan mempertimbangkan luasnya area organisasi dihubungkan dengan optimalitas biaya, maka sentralisasi hanya akan terjadi di tingkat kebijakan, standarisasi prosedur dan hal-hal lain yang bersifat strategis. Sementara kegiatan operasional tetap dilakukan di bawah setiap area, berdasarkan strategi dan kebijakan yang telah ditetapkan. Untuk itu, di bawah area akan ditempatkan representatif dari setiap fungsi tersebut untuk melakukan implementasi operasional di setiap area tersebut. Sebagai catatan tambahan, fungsi Technology Development dalam struktur ini lebih merupakan representasi dari fungsi Tehcnology Development yang berada di kantor pusat (worldwide headquarter) dan bukan merupakan fungsi yang ‘lengkap’ atau ‘mandiri’ yang dapat membangun strategi dan aktivitasnya secara komprehensif. Salah satu tujuannya adalah optimalitas biaya dan waktu aktivitas riset dan pengembangan teknologi yang akan lebih efisien dan efektif jika dilakukan secara centralized. Fungsi-fungsi yang dianggap strategis, menyangkut standarisasi brand dan image perusahaan serta kegiatan yang memerlukan investasi besar dan beresiko tinggi juga dilakukan sentralisasi di bawah koordinasi CEO. Perusahaan memperoleh keuntungan dari bentuk sentralisasi ini antara lain: S Efisiensi operasi dengan adanya sentralisasi fungsi-fungsi. S Memungkinkan adanya standarisasi dalam hal teknologi, prosedur keselamatan, dan lain sebagainya.
Kriteria Implementasi Model Struktur Organisasi III Penerapan struktur organisasi dengan berdasarkan aset (process based organization) diutamakan pada KKKS yang memiliki kriteria sebagai berikut (mengacu pada Kategorisasi KKKS): S Production Flow Rate: Low-Medium S Additional Production Flow Rate: Invariable-Medium S Remaining Reserves: Low-Medium S Incremental Oil Production: Invariable-Medium Increase Ruang Lingkup Fungsi Model Struktur Organisasi III S Fungsi-fungsi yang tergabung dalam kelompok Exploration dan Exploitation akan menjadi suatu pooling resources dan akan bekerja lintas Wilayah Kerja (Area Operating); Sehingga pengaturan sumber daya untuk suatu Wilayah Kerja akan lebih fleksibel tergantung pada load aktifitas dalam Wilayah Kerja tersebut. S Untuk KKKS dengan produksi yang rendah dan berada dalam satu lokasi dan tidak memiliki perbedaan geografis, fungsi-fungsi utama dalam Production (Field Operation, Production Support dan Maintenance Engineering) akan melayani seluruh setiap Area Operating. S Penyesuaian pengelompokan fungsi dapat dilakukan mis. dengan melakukan sharing fungsi maintenance engineering untuk beberapa wilayah kerja produksi bagi KKKS dengan kategori yang lebih kecil.
IMPLIKASI Beberapa keuntungan yang diperoleh dari process structure adalah: S Mengelompokkan pekerjaan dalam end to end process dari kategori besaran proses dalam kegiatan hulu minyak dan gas. S Mengurangi work cycle time. S Meminimasi redundansi pekerjaan. S Merupakan alternatif untuk meminimasi kekurangan yang ditimbulkan oleh struktur berdasarkan fungsi dan struktur yang dibangun berdasarkan geografi. Sedangkan kelemahan process structure adalah: S End to end process yang bersifat parsial, dimana keseluruhan kegiatan masih berada di bawah kendali COO. S Barier/batasan yang masih muncul antara kelompok besaran proses (akibat proses yang bersifat parsial) memungkinkan terjadinya konflik antara besaran proses utama. S Akibat fungsi yang parsial, maka beberapa benefit yang dapat diperoleh dari bentuk struktur ini menjadi kurang optimal.
4. Perancangan Struktur Organisasi
Referensi Penyusunan Struktur Organisasi di Lingkungan Kontraktor Kontrak Kerja Sama - 31
PRODUCTION DEVELOPMENT Model IV: Matrix Structure/Hybrid Structure – 1
• Enterprise-wide direction & business performance • Stewardship • Management of stakeholder interests
Chief Executive Officer
Enabling Process
Office of CEO
Finance
Information Technology
Legal & Contract Management
Human Resources
Health, Safety & Environment
Procurement & Logistics
Technology Development
Enterprise Risk Management
Internal Audit
Relation Management
Business Development
Commercial
Chief Operating Officer
Geologist & Geophysicist
Reservoir Management
Drilling & Well Completion
Production
Referensi Penyusunan Struktur Organisasi di Lingkungan Kontraktor Kontrak Kerja Sama - 32
New Project A
New Project B
Area Operating I
Area Operating II
Area Operating III
Field Operation
Field Operation
Field Operation
Prod. Support
Prod. Support
Prod. Support
Maintenance Eng
Maintenance Eng
Maintenance Eng
Drilling & Well Completion
Drilling & Well Completion
Drilling & Well Completion
Drilling & Well Completion
Drilling & Well Completion
Reservoir Mgt
Reservoir Mgt
Reservoir Mgt
Reservoir Mgt
Reservoir Mgt
Geolg & Geoph
Geolg & Geoph
Geolg & Geoph
Geolg & Geoph
Geolg & Geoph
4. Perancangan Struktur Organisasi
PRODUCTION DEVELOPMENT Model IV: Matrix Structure/Hybrid Structure – 1
LATAR BELAKANG Struktur ini disebut juga dengan hybrid structure yang merupakan penggabungan antara struktur yang dibangun berdasarkan fungsi dan geografis. Metoda koordinasi yang terjadi di antara kelompok aktivitas dalam struktur tersebut adalah matriks. Operasional dilakukan di bawah koordinasi wilayah kerja produksi, yang dibagi menjadi beberapa area. Masing-masing fungsi besar seperti Geologists dan Geophysicist, Reservoir Management, Drilling Engineering, dan Production melakukan ‘sharing’ sumber daya dalam melakukan operasinya. Dengan demikian, terjadi pembagian wewenang dalam menjalankan kegiatan operasional di organisasi tersebut. Koordinator yang mengepalai fungsi-fungsi akan memfokuskan perhatiannya pada functional excellence, dan memungkinkan terjadinya sharing best practices antara kelompok operasi yang berbeda wilayah kerja. Koordinator yang mengepalai area produksi bertanggung jawab atas kelancaran dan tercapainya target operasional/end to end process di areanya. Metoda matriks membuat orang-orang yang berada di bawah koordinasi fungsi dan geografis bertanggungjawab kepada dua atasan, dalam area yang berbeda. Ketika menyangkut pencapaian target operasi wilayah kerja produksi, seseorang akan bertanggung jawab pada koordinator area operasi. Sedangkan pertanggungjawaban pada koordinator fungsi terkait dengan pencapaian target kinerja fungsi (function excellence). Multifokus seperti ini akan membutuhkan kematangan dan keterbukaan paradigma dari orang-orang yang terlibat di dalamnya, untuk mencapai kelancaran keseluruhan proses. Untuk mencapai efisiensi skala ekonomis operasional dan standarisasi prosedur kerja, beberapa fungsi yang masuk dalam kategori enabler (Finance, Information Technology, Human Resources, Legal & Contract Management, Procurement & Logistics, Technology Development, dan HSE) tidak dibagi berdasarkan area kerja (yang membuat adanya duplikasi) melainkan disentralisasi di bawah koordinasi CEO. Namun dengan mempertimbangkan luasnya area organisasi dihubungkan dengan optimalitas biaya, maka sentralisasi hanya akan terjadi di tingkat kebijakan, standarisasi prosedur dan hal-hal lain yang bersifat strategis. Sementara kegiatan operasional tetap dilakukan di bawah setiap area, berdasarkan strategi dan kebijakan yang telah ditetapkan. Untuk itu, di bawah area akan ditempatkan representatif dari setiap fungsi tersebut untuk melakukan implementasi operasional di setiap area tersebut. Sebagai catatan tambahan, fungsi Technology Development dalam struktur ini lebih merupakan representasi dari fungsi Tehcnology Development yang berada di kantor pusat (worldwide headquarter) dan bukan merupakan fungsi yang ‘lengkap’ atau ‘mandiri’ yang dapat membangun strategi dan aktivitasnya secara komprehensif. Salah satu tujuannya adalah optimalitas biaya dan waktu aktivitas riset dan pengembangan teknologi yang akan lebih efisien dan efektif jika dilakukan secara centralized. Fungsi-fungsi yang dianggap strategis, menyangkut standarisasi brand dan image perusahaan serta kegiatan yang memerlukan investasi besar dan beresiko tinggi juga dilakukan sentralisasi di bawah koordinasi CEO. Perusahaan memperoleh keuntungan dari bentuk sentralisasi ini antara lain: S Efisiensi operasi dengan adanya sentralisasi fungsi-fungsi. S Memungkinkan adanya standarisasi dalam hal teknologi, prosedur keselamatan, dan lain sebagainya.
S Production Flow Rate: Medium-High S Additional Production Flow Rate: Medium-High S Remaining Reserves: Medium-High S Incremental Oil Production: Medium Increase-High Increase Catatan: Penerapan model struktur ini pada KKKS dengan low production flow rate serta area/wilayah kerja yang tidak besar kemungkinan membuat investasi yang dilakukan akan menjadi tinggi, mengingat banyaknya jumlah orang dengan tingkat posisi manajerial yang tinggi yang terlibat dalam bentukan struktur seperti ini. Ruang Lingkup Fungsi Model Struktur Organisasi IV S Matriks antara fungsi-fungsi utama dalam Kegiatan Usaha Hulu Migas (Geologist & Geophysicist, Reservoir Management, Drilling & Well Completion dan Production) dengan Area Operating yang dimiliki oleh KKKS. Setiap sumber daya yang ada dalam setiap fungsi tersebut akan fully dedicated untuk setiap Area Operating. S Sejalan dengan meningkatnya size organisasi, tanggung jawab COO dapat dipecah menjadi beberapa kotak yang mengepalai dua atau lebih fungsi-fungsi yang ada, mis. Posisi Exploration yang mengepalai fungsi Geologist dan Geophycist serta Reservoir Management, dan seterusnya.
IMPLIKASI Beberapa keuntungan yang diperoleh dari matrix/hybrid structure adalah: S Menggabungkan benefit yang diperoleh dari function structure dan geographical structure. S Memungkinkan organisasi mencapai fokus target yang berbeda secara simultan (function excellence dan operational excellence). S Memungkinkan sharing best practices antar lintas wilayah kerja produksi. S Organisasi mampu bergerak cepat menghadapi tuntutan perubahan eksternal dan internal. S Koordinasi antar fungsi dan area sangat kuat karena bentuk struktur ‘memaksa’ koordinasi tersebut untuk terjadi. Sedangkan kelemahan matrix/hybrid structure adalah: S Memerlukan sistem akunting dan teknologi informasi yang lebih kompleks, yang memungkinkan seluruh data dapat dikumpulkan dan didistribusikan dengan cara yang optimal pada seluruh jajaran fungsi. S Memerlukan kematangan paradigma, keterbukaan, serta kompetensi yang tinggi dari orang-orang yang terlibat di dalamnya. S Meningkatnya tingkat kompleksitas konflik yang terjadi antar tim, karena adanya multi kepentingan dalam koordinasi yang terjadi.
APLIKASI Kriteria Implementasi Model Struktur Organisasi IV Penerapan struktur organisasi dengan berdasarkan aset (matrix based organization) diutamakan pada KKKS yang memiliki kriteria sebagai berikut (mengacu pada Kategorisasi KKKS):
4. Perancangan Struktur Organisasi
Referensi Penyusunan Struktur Organisasi di Lingkungan Kontraktor Kontrak Kerja Sama - 33
PRODUCTION DEVELOPMENT Model V: Matrix Structure/Hybrid Structure – 2
Chief Executive Officer
Enabling Process
• Enterprise-wide direction & business performance • Stewardship • Management of stakeholder interests
Office of CEO
Finance
Information Technology
Legal & Contract Management
Human Resources
Health, Safety & Environment
Procurement & Logistics
Technology Development
Enterprise Risk Management
Internal Audit
Relation Management
Business Development
Commercial
Chief Operating Officer
Geologist & Geophysicist
Reservoir Management
Drilling & Well Completion
Referensi Penyusunan Struktur Organisasi di Lingkungan Kontraktor Kontrak Kerja Sama - 34
Production/Operation
New Project
Area Operating I
Area Operating II
Area Operating III
Field Ops
Field Ops
Field Ops
Prod. Support
Prod. Support
Prod. Support
Maintenance Eng
Maintenance Eng
Maintenance Eng
Drilling & Well Completion
Drilling & Well Completion
Drilling & Well Completion
Drilling & Well Completion
Drilling & Well Completion
Reservoir Mgt
Reservoir Mgt
Reservoir Mgt
Reservoir Mgt
Reservoir Mgt
Geolg & Geoph
Geolg & Geoph
Geolg & Geoph
Geolg & Geoph
Geolg & Geoph
New Project A
New Project B
4. Perancangan Struktur Organisasi
PRODUCTION DEVELOPMENT Model V: Matrix Structure/Hybrid Structure – 2
LATAR BELAKANG Struktur matriks atau hybrid structure yang merupakan penggabungan antara struktur yang dibangun berdasarkan fungsi dan struktur geografis ini merupakan bentuk alternatif lain di samping bentuk matrix structure – 1. Metoda koordinasi yang terjadi di antara kelompok aktivitas dalam struktur tersebut adalah matriks. Perbedaan dengan sebelumnya adalah operasional dilakukan di bawah koordinasi fungsi Produksi yang membagi diri menjadi beberapa wilayah kerja produksi. Hal ini membuat organisasi dapat melakukan koordinasi lebih kuat dalam hal produksi operasi-nya. Masing-masing fungsi seperti geologists dan geophysics, reservoir management, dan drilling engineering melakukan ‘sharing’ sumber daya dalam melakukan operasinya. Dengan demikian, terjadi pembagian wewenang dalam menjalankan kegiatan operasional di organisasi tersebut. Koordinator yang mengepalai fungsi-fungsi akan memfokuskan perhatiannya pada functional excellence, dan memungkinkan terjadinya sharing best practices antara kelompok operasi yang berbeda wilayah kerja. Perbedaan kedua adalah fungsi Produksi yang memiliki wewenang untuk mencapai function excellence dari fungsinya sekaligus bertanggung jawab atas kelancaran operasional/end to end process di areanya. Metoda matriks membuat orang-orang yang berada di bawah koordinasi fungsi dan geografis bertanggungjawab kepada dua atasan, dalam area yang berbeda. Ketika menyangkut pencapaian target operasi wilayah kerja produksi, seseorang akan bertanggung jawab pada koordinator area operasi. Sedangkan pertanggungjawaban pada koordinator fungsi terkait dengan pencapaian target kinerja fungsi (function excellence). Multifokus seperti ini akan membutuhkan kematangan dan keterbukaan paradigma dari orangorang yang terlibat di dalamnya, untuk mencapai kelancaran keseluruhan proses. Untuk mencapai efisiensi skala ekonomis operasional dan standarisasi prosedur kerja, beberapa fungsi yang masuk dalam kategori enabler (Finance, Information Technology, Human Resources, Legal & Contract Management, Procurement & Logistics, Technology Development, dan HSE) tidak dibagi berdasarkan area kerja (yang membuat adanya duplikasi) melainkan disentralisasi di bawah koordinasi CEO. Namun dengan mempertimbangkan luasnya area organisasi dihubungkan dengan optimalitas biaya, maka sentralisasi hanya akan terjadi di tingkat kebijakan, standarisasi prosedur dan hal-hal lain yang bersifat strategis. Sementara kegiatan operasional tetap dilakukan di bawah setiap area, berdasarkan strategi dan kebijakan yang telah ditetapkan. Untuk itu, di bawah area akan ditempatkan representatif dari setiap fungsi tersebut untuk melakukan implementasi operasional di setiap area tersebut. Sebagai catatan tambahan, fungsi Technology Development dalam struktur ini lebih merupakan representasi dari fungsi Tehcnology Development yang berada di kantor pusat (worldwide headquarter) dan bukan merupakan fungsi yang ‘lengkap’ atau ‘mandiri’ yang dapat membangun strategi dan aktivitasnya secara komprehensif. Salah satu tujuannya adalah optimalitas biaya dan waktu aktivitas riset dan pengembangan teknologi yang akan lebih efisien dan efektif jika dilakukan secara centralized. Fungsi-fungsi yang dianggap strategis, menyangkut standarisasi brand dan image perusahaan serta kegiatan yang memerlukan investasi besar dan beresiko tinggi juga dilakukan sentralisasi di bawah koordinasi CEO. Perusahaan memperoleh keuntungan dari bentuk sentralisasi ini antara lain: S Efisiensi operasi dengan adanya sentralisasi fungsi-fungsi. S Memungkinkan adanya standarisasi dalam hal teknologi, prosedur keselamatan, dan lain sebagainya.
APLIKASI Kriteria Implementasi Model Struktur Organisasi V Penerapan struktur organisasi dengan berdasarkan aset (matrix based organization) diutamakan pada KKKS yang memiliki kriteria sebagai berikut (mengacu pada Kategorisasi KKKS):
4. Perancangan Struktur Organisasi
S Production Flow Rate: Low-Medium-High S Additional Production Flow Rate: Invariable-Medium-High S Remaining Reserves: Low-Medium-High S Incremental Oil Production: Low Increase-Medium Increase-High Increase Catatan: Penerapan model struktur ini pada KKKS dengan low production flow rate serta area/wilayah kerja yang tidak besar kemungkinan akan membuat investasi yang dilakukan akan menjadi tinggi, mengingat banyaknya jumlah orang dengan tingkat posisi manajerial yang tinggi yang terlibat dalam bentukan struktur seperti ini. Ruang Lingkup Fungsi Model Struktur Organisasi V S Matriks antara beberapa fungsi (Geologist & Geophysicist, Reservoir Management, Drilling & Well Completion) dengan Area Operating yang dimiliki oleh KKKS. Setiap sumber daya yang ada dalam setiap fungsi tersebut akan fully dedicated untuk setiap Area Operating (termasuk fungsi utama dalam Production). S Sejalan dengan meningkatnya size organisasi, tanggung jawab COO dapat dipecah menjadi beberapa kotak yang mengepalai dua atau lebih fungsi-fungsi yang ada, mis. Posisi Exploration yang mengepalai fungsi geologist dan geophycist serta reservoir management, dst.
IMPLIKASI Beberapa keuntungan yang diperoleh dari matrix/hybrid structure adalah: S Menggabungkan benefit yang diperoleh dari function structure dan geographical structure. S Memungkinkan organisasi mencapai fokus target yang berbeda secara simultan (function excellence dan operational excellence). S Memungkinkan sharing best practices antar lintas wilayah kerja produksi. S Membuat organisasi mampu bergerak cepat menghadapi tuntutan perubahan eksternal. S Koordinasi antar fungsi dan area sangat kuat karena bentuk struktur ‘memaksa’ koordinasi tersebut untuk terjadi, terutama di area produksi à penekanan pada operating excellence. S Jumlah orang yang terlibat lebih sedikit dibandingkan struktur matriks alternatif pertama. Sedangkan kelemahan matrix/hybrid structure adalah: S Memerlukan sistem akunting dan teknologi informasi yang lebih kompleks, yang memungkinkan seluruh data dapat dikumpulkan dan didistribusikan dengan cara yang optimal pada seluruh jajaran fungsi. S Memerlukan kematangan paradigma, keterbukaan, serta kompetensi yang tinggi dari orang-orang yang terlibat di dalamnya. S Meningkatnya tingkat kompleksitas konflik yang terjadi antar tim, karena adanya multi kepentingan dalam koordinasi yang terjadi. S Fungsi Produksi memiliki dua fokus sekaligus, baik functional excellence dan operating excellence, yang membuat load aktivitasnya tidak berimbang terhadap fungsi yang lain serta pemegang posisinya membutuhkan kompetensi lebih tinggi dibanding posisi yang serupa.
Referensi Penyusunan Struktur Organisasi di Lingkungan Kontraktor Kontrak Kerja Sama - 35
PRODUCTION DEVELOPMENT Kesimpulan – Trade Off Model Struktur Organisasi
Jika disimpulkan, maka memilih salah satu alternatif dari kelima model struktur KKKS Production Development memiliki keuntungan dan kelemahannya masing-masing. Dengan gambaran ini, diharapkan proses pemilihan struktur dapat mempertimbangkan resiko terkecil yang dapat diraih dengan menerapkan struktur tertentu, dengan mencermati karakteristik KKKS Production Development tersebut. Model Trade-off
Model I: Geographycal Structure S Meminimasi biaya tranportasi dan distribusi barang S Pengelompokan berdasarkan end to end process di setiap wilayah kerja produksi S Meminimasi work cycle time
Keuntungan
S Desentralisasi otoritas
Model II: Function Structure
Model III: Process Structure
S Memfasilitasi tumbuhnya spesialisasi fungsi dan transfer of knowledge
S Meminimasi redundasi pekerjaan
S Meminimasi redundansi pekerjaan S Memungkinkan sharing teknologi antar fungsi
S Meminimasi waktu proses pengambilan keputusan
S Low price configuration
S Span of control yang terlalu luas
S Kesulitan koordinasi antar fungsi
S Duplikasi teknologi menyebabkan investasi menjadi mahal
S Membutuhkan work cycle time yang lebih panjang
S Pengelompokan berdasarkan end to end process dalam kelompok kegiatan hulu minyak dan gas S Meminimasi work cycle time S Meminimasi kekurangan yang ditimbulkan geographical structure & function structure
Model IV: Matrix/Hybrid Structure – 1 S Fokus target (function excellence & operating excellence) dapat dicapai secara simultan S Sharing best practices antar lintas wilayah kerja produksi S Memungkinkan organisasi berespon secara cepat terhadap perubahan target, teknologi, demand, dll
Model V: Matrix/Hybrid Structure – 2 S Mencakup 4 keuntungan pada Matrix/Hybrid Structure – 1 S Menekankan koordinasi yang lebih erat pada fungsi operasi à menitikberatkan pada operating excellence
S Struktur ‘memaksa’ terjadinya koordinasi lintas fungsi
S Membutuhkan proses yang lebih lama dalam hal pengambilan keputusan Kelemahan
S Proses end to end bersifat parsial sehingga waktu pengambilan keputusan dan work cycle time belum optimal S Kesulitan koordinasi antar proses S Benefit yang diperoleh dari struktur ini menjadi kurang optimal akibat sifat pengelompokan parsial
S Memerlukan sistem akunting dan teknologi informasi yang lebih kompleks S Tingkat konflik yang muncul lebih tinggi, jika tidak disertai kematangan paradigma dari orang-orang yang terlibat
S Mencakup 4 kelemahan pada Matrix/Hybrid Structure – 1 S Fungsi Produksi memiliki dua fokus sekaligus, yang memerlukan kompetensi lebih tinggi dalam pengelolaannya
S Multi kepentingan membuat kompleksitas konflik menjadi lebih tinggi S Span of control yang sangat luas dari COO (dapat dibagi menjadi beberapa penanggung jawab)
Referensi Penyusunan Struktur Organisasi di Lingkungan Kontraktor Kontrak Kerja Sama - 36
4. Perancangan Struktur Organisasi
PRODUCTION DEVELOPMENT Deskripsi Fungsi: Backbone Process Setiap besaran fungsi dalam struktur organisasi utama KKKS Production Development memiliki gambaran aktivitas sebagai berikut: Description
Function Geologist & Geophysicist
Reservoir Management
Function Interfaced
1.
Melakukan survey geologi dan menganalisa lapisan dan karakteristik tanah, menentukan kondisi struktur tanah, melakukan prediksi atas progress kondisi tanah.
S Reservoir Management
2.
Menganalisa karakteristik lapisan tanah (kerapatan, daya resap, dan lain sebagainya) pada sumur tertentu berdasarkan sampel yang dikirim, merekomendasikan treatment yang dibutuhkan untuk dapat mengambil minyak berdasarkan karakteristik lapisan tersebut dan teknologi serta metoda yang tepat dalam menanganinya (mis. jenis pompa tertentu, metoda injeksi tertentu, dan lain sebagainya).
S Reservoir Management S Field Operation
1.
Membuat peta berdasarkan data yang diperoleh dari survey geologi dan geofisik yang menggambarkan formasi, karakteristik permukaan tanah, variasi pada batuan untuk memberikan panduan rinci tentang lokasi dan struktur tanah dimana cadangan minyak dan gas berada.
S Geophysicist & Geologist
2.
Melakukan perhitungan komersial atas perkiraan kandungan minyak yang ada dalam tanah dengan perkiraan biaya investasi yang diperlukan, merekomendasikan nilai kelayakan area tersebut sebagai dasar pengambilan keputusan selanjutnya.
3.
Melakukan analisa, interpretasi terhadap data-data kadar hidrokarbon, kualitas sumur yang akan digunakan untuk pengembangan reservoir dan penentuan cadangan.
4.
Melakukan analisa dan terhadap seluruh data yang diperoleh dari open hole operations melalui wireline, tubingconveyed, dan perangkat lainnya untuk menganalisa struktur reservoir, cadangan.
5.
Menentukan titik-titik yang dinilai layak/optimal untuk dilakukan pengeboran eksplorasi (wild-cat well) berdasarkan konsolidasi seluruh data hasil analisa, mengevaluasi tingkat produksi dari setiap sumur untuk menentukan teknik yang paling efetif guna mengeluarkan minyak/gas dari dalam sumur.
S Field Operation
6.
Menganalisa dinamika perilaku reservoir (reservoir dynamic behavior), melakukan simulasi atas reservoir dan memberikan rekomendasi tingkat kelayakan sumur (fase awal produksi) dan metoda serta teknologi yang tepat dalam mempertahankan dan meningkatkan produktivitas sumur (baik pada fase awal produksi maupun selama fase produksi).
S Field Operation
4. Perancangan Struktur Organisasi
Referensi Penyusunan Struktur Organisasi di Lingkungan Kontraktor Kontrak Kerja Sama - 37
PRODUCTION DEVELOPMENT Deskripsi Fungsi: Backbone Process Setiap besaran fungsi dalam struktur organisasi utama KKKS Production Development memiliki gambaran aktivitas sebagai berikut: Description
Function
Function Interfaced
Reservoir Management (lanjutan)
7.
Membaca hasil survey geologi dan melakukan pemetaan terhadap cekungan yang memiliki prospek paling baik dari segi kandungan minyak dan gas, menentukan kuadran area yang akan disurvey, melakukan geofisikal survey (gravity survey, magnetic survey, seismic survey, remote sensing, dll), melakukan interpretasi terhadap hasil survey berupa gambaran struktur permukaan tanah, merekomendasikan lokasi yang memiliki kemungkinan adanya akumulasi minyak untuk dilakukan verifikasi lanjutan (oleh Reservoir Management).
S Reservoir Management
Drilling & Well Completion
1.
Melakukan pengeboran eksplorasi pada wild-cat well atas titik-titik yang telah ditentukan sebelumnya untuk mengambil sampel lumpur dalam sumur (mud logging) guna membantu geologist melakukan verifikasi terhadap urutan lapisan tanah, komposisi, karakteristik, dan perkiraan volume fluida.
S Reservoir Management S Geologist
2.
Melakukan pemboran sampai pada tingkat kedalaman yang sudah ditentukan dan persiapan infrastruktur utama pada sumur yang dinilai layak oleh Reservoir Management (drilling, pemasangan casing, cementing).
S Reservoir Management
3.
Memonitor pelaksanaan logging wireline untuk melihat posisi keberadaan minyak dan gas, untuk menentukan titik-titik perforasi pada sumur tersebut.
S Pihak eksternal
4.
Melakukan completion dan workover (perforating operations, well stimulation operations, sand control, remedial cementing), melakukan perlakuan-perlakuan khusus (artificial lift method) untuk memastikan sumur dapat berproduksi secara optimal.
S Field Operation
5.
Memasang well-head pada kepala sumur yang dinilai memiliki aliran minyak yang layak dan menyerahkan ownerhsip-nya pada bagian production dan production support untuk pemasangan infrastruktur tambahan (pipeline, gathering station, platforms).
S Field Operation S Production Support
1.
Membuat disain perangkat yang digunakan dalam produksi (sub surface dan surface), misal disain gathering station, pipelines dan lain sebagainya.
S Field Operation
Production Engineering
Catatan: Well completion pada New Project/New Area Operating akan dilakukan hanya jika sumur memiliki kelayakan produksi yang telah diperhitungkan oleh Reservoir Management.
Referensi Penyusunan Struktur Organisasi di Lingkungan Kontraktor Kontrak Kerja Sama - 38
4. Perancangan Struktur Organisasi
PRODUCTION DEVELOPMENT Deskripsi Fungsi: Backbone Process Setiap besaran fungsi dalam struktur organisasi utama KKKS Production Development memiliki gambaran aktivitas sebagai berikut: Description
Function Field Operation
Production Support
Maintenance Engineering
Function Interfaced
1.
Merancang peralatan yang dibutuhkan untuk well (well completion), melakukan seluruh aktivitas yang diperlukan untuk mengeluarkan minyak dan gas dari dalam sumur yang telah dibor.
S Reservoir Management S Field Operation
2.
Menentukan metoda atau teknik tertentu (misal water injection, gas injection maupun artificial lift) yang didasarkan pada karakteristik reservoir untuk meningkatkan daya sembur dari minyak/gas.
S Reservoir Management
3.
Melakukan Enhanced Oil Recovery terhadap sumur-sumur yang berkurang produktivitasnya dengan menggunakan teknologi yang sesuai dengan karakteristik reservoir untuk dapat meningkatkan kembali tingkat produktivitas sumursumur tersebut mencapai target yang ditentukan.
S Reservoir Management
4.
Memonitor tekanan sumur serta kinerja dan dinamika reservoir, melakukan update data-data reservoir.
S Reservoir Management
5.
Memonitor kegiatan pasca pengangkatan minyak/gas mulai dari gathering, separation, treatment, transportation, dan storage.
6.
Melakukan perencanaan dan memonitor SDM dan budget yang diperlukan guna melakukan aktivitas pengeboran sumur.
S Finance S HR
7.
Melakukan work over dan well services secara berkala.
S Maintenance Engineering
1.
Merancang dan membangun infrastruktur pendukung produksi, seperti persiapan lahan produksi (land clearing & acquisition), pembangunan camp, sarana telekomunikasi, listrik, dan lain sebagainya.
S Field Operation
2.
Melakukan perawatan berkala terhadap fasilitas pendukung produksi.
1.
Melakukan perawatan berkala terhadap peralatan yang terlibat dalam fase produksi, melakukan perbaikan (troubleshooting) terhadap masalah yang muncul guna mempertahankan kinerja peralatan tersebut sesuai dengan standar yang ditetapkan.
4. Perancangan Struktur Organisasi
S Reservoir Management
Referensi Penyusunan Struktur Organisasi di Lingkungan Kontraktor Kontrak Kerja Sama - 39
PRODUCTION DEVELOPMENT Deskripsi Fungsi: Enabling Process Setiap besaran fungsi dalam struktur organisasi utama KKKS Production Development memiliki gambaran aktivitas sebagai berikut: Description
Function Finance
Information Technology
Legal & Contract Management
Human Resources
Function Interfaced
1.
Mengelola dan mengkalkulasi sinergi terbaik dari alokasi seluruh aset perusahaan berdasarkan pada arah strategis yang telah ditetapkan.
S Seluruh Fungsi
2.
Memonitor pelaksanaan pencatatan dan pelaporan transaksi perusahaan sesuai dengan Pedoman Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) yang terkini.
S Seluruh Fungsi
3.
Memastikan ketersediaan laporan keuangan dan statistik keuangan perusahaan untuk pihak manajemen dan board secara akurat dan tepat waktu.
S Seluruh Fungsi
1.
Merencanakan dan merancang sistem informasi sesuai kebutuhan jangka panjang perusahaan dan implementasinya pada masing-masing unit kerja.
S Seluruh Fungsi
2.
Merancang prosedur standar sistem hardware, software, dan infrastruktur pendukungnya sesuai dengan kebutuhan perusahaan.
S Seluruh Fungsi
1.
Merancang standar dan policies internal legal, menyediakan dukungan, layanan legal seperti negosiasi, advisory, , asistensi, konsultansi di bidang legal sesuai dengan kebutuhan perusahaan.
S Seluruh Fungsi
2.
Mengelola dan memonitor proses litigasi dengan lembaga hukum eksternal, mengelola internal regulations compliance dengan regulasi pemerintah, asosiasi industri, dan regulasi industri minyak dan gas yang berlaku.
S Seluruh Fungsi
1.
Merancang sistem, mengelola implementasi, mengkaji ulang secara periodik, dan memodifikasi struktur organisasi, serta Human Resources System secara komprehensif sesuai dengan perkembangan rencana dan sasaran bisnis perusahaan.
S Seluruh Fungsi
2.
Memonitor linkages yang terjadi antara HR system yang telah dibentuk dengan current performance dari para karyawan perusahaan, mengevaluasi dan membuat perubahan pada sistem sesuai dengan tuntutan situasi guna mendorong kinerja karyawan secara optimal.
S Seluruh Fungsi
Referensi Penyusunan Struktur Organisasi di Lingkungan Kontraktor Kontrak Kerja Sama - 40
4. Perancangan Struktur Organisasi
PRODUCTION DEVELOPMENT Deskripsi Fungsi: Enabling Process Setiap besaran fungsi dalam struktur organisasi utama KKKS Production Development memiliki gambaran aktivitas sebagai berikut: Description
Function
Function Interfaced
Human Resources (lanjutan)
3.
Mengelola fungsi industrial relation dalam perusahaan, mengelola penyelesaian perselisihan antara karyawan dengan pihak management, bertindak sebagai lembaga konseling dalam penyelesaian permasalahan karyawan sesuai dengan SOP.
S Seluruh Fungsi
Health, Safety, & Environment
1.
Merencanakan dan merancang sistem keselamatan kerja sesuai dengan peraturan internasional industri minyak dan gas dan mengawasi implementasinya di lapangan.
S Seluruh Fungsi
2.
Melakukan up-date secara kontinu terhadap prosedur keselamatan di industri minyak dan gas sesuai dengan ketentuan internasional dan dalam negeri.
1.
Menganalisa dan mengembangkan teknologi yang dibutuhkan untuk melakukan fase development dan production secara efektif dengan mempertimbangkan optimalitas biaya.
2.
Secara kontinu mencari data dan menganalisa best practices dari berbagai variasi teknologi untuk menentukan teknologi yang tepat guna dalam mengeksekusi pekerjaan.
1.
Merencanakan dan mengkoordinasikan pelaksanaan proses pengadaan produk dan jasa (sesuai dengan work order) dan mengelola seluruh dokumen yang terkait.
2.
Memonitor tingkat permintaan barang di setiap departement/area dan menentukan waktu pengadaan produk, bekerjasama dengan fungsi terkait, sesuai dengan kebutuhan.
Technology Development
Procurement & Logistic
4. Perancangan Struktur Organisasi
S Seluruh Fungsi
S Seluruh Fungsi
Referensi Penyusunan Struktur Organisasi di Lingkungan Kontraktor Kontrak Kerja Sama - 41
PRODUCTION DEVELOPMENT Deskripsi Fungsi: Office of CEO Setiap besaran fungsi dalam struktur organisasi utama KKKS Production Development memiliki gambaran aktivitas sebagai berikut: Description
Function Enterprise Risk Management
Relation Management
Business Development
Function Interfaced
1.
Mengelola risiko yang mungkin timbul sebagai akibat dari aktivitas development dan production minyak dan bumi (land clearing, masalah limbah, dan lain sebagainya).
S Seluruh Fungsi
2.
Merancang prosedur untuk meminimalkan risiko yang dapat ditimbulkan sebagai dampak tambahan dari aktivitas yang dilakukan perusahaan, secara rutin melakukan up-date untuk memperbaharui prosedur tersebut.
S Seluruh Fungsi
1.
Mengelola isu yang terkait dengan etika sosial bisnis, community investment, lingkungan hidup, pemerintahan, HAM, situasi kerja, sesuai dengan kebijakan yang berlaku untuk memelihara social image yang positif dari perusahaan.
S Pihak eksternal
2.
Memelihara hubungan baik dengan komunitas di sekitar perusahaan dan masyarakat pada umumnya, dengan berkontribusi terhadap berbagai aksi sosial yang ada.
3.
Menjalin dan memelihara hubungan baik dengan government baik dimana perusahaan berada (pemerintah daerah) maupun pemerintah pusat dengan berbagai metoda dan media yang sesuai dengan etika bisnis yang berlaku di perusahaan.
4.
Merancang standar, prosedur dan policies yang terkait dengan corporate communication serta mengelola media komunikasi internal.
S Seluruh fungsi
5.
Mengelola seluruh laporan hasil rapat top management, menganalisa kebutuhan problem solving serta bentuk tindak lanjut lain atas proyek-proyek yang ada, dan merekomendasikan pertemuan berikutnya jika diperlukan, mengorganisasikan informasi yang diperlukan bagi BOD dan shareholders.
S Fungsi top management
1.
Merancang strategi, mengelola proyek-proyek tambahan guna pencarian area pengembangan ekplorasi minyak dan bumi.
2.
Mengevaluasi seluruh proyek-proyek eksplorasi dan menentukan kelayakannya berdasarkan indikator pertimbangan yang telah ditentukan.
S Reservoir Management S Commercial S Field Operation S Enterprise Risk Management
Referensi Penyusunan Struktur Organisasi di Lingkungan Kontraktor Kontrak Kerja Sama - 42
4. Perancangan Struktur Organisasi
Kategorisasi dan Alternatif Struktur Organisasi KKKS: Production Declining
KKKS Tipe IIA Alternatif Model Struktur Organisasi
IIA1
IIA2
KKKS Tipe IIB IIA3
IIB1
Off-shore
û
Process Structure
Matrix Structure/Hybrid Structure – 1
û
û
Matrix Structure/Hybrid Structure – 2
û
û
IIB3
On-shore
û
Function Structure
4. Perancangan Struktur Organisasi
IIB2
û
û
û
û û
û
û
û
û
û
Referensi Penyusunan Struktur Organisasi di Lingkungan Kontraktor Kontrak Kerja Sama - 43
PRODUCTION DECLINING Model I: Function Structure
• Enterprise-wide direction & business performance • Stewardship • Management of stakeholder interests
Chief Executive Officer
Enabling Process
Office of CEO
Finance
Information Technology
Legal & Contract Management
Human Resources
Health, Safety & Environment
Procurement & Logistics
Technology Development
Enterprise Risk Management
Internal Audit
Commercial
Relation Management
Chief Operating Officer
Geologists & Geophysicist
Reservoir Management
Referensi Penyusunan Struktur Organisasi di Lingkungan Kontraktor Kontrak Kerja Sama - 44
Production/Operation Area Operating I
Area Operating II
Area Operating III
Field Operation
Field Operation
Field Operation
Prod. Support
Prod. Support
Prod. Support
Maintenance Engineering
Maintenance Engineering
Maintenance Engineering
4. Perancangan Struktur Organisasi
PRODUCTION DECLINING Model I: Function Structure
LATAR BELAKANG Pada bagian operasional (backbone process), pengelompokan dilakukan berdasarkan fungsi (geologist & geophysics, reservoir management, production). Fungsi Production membawahi area/wilayah kerja yang menjadi target operasi. Pembagian berdasarkan fungsi memungkinkan adanya standarisasi kerja yang sistematis dari setiap fungsi tersebut. Setiap fungsi akan bekerja dalam metoda dan mekanisme kerja yang sama dan (diharapkan) memiliki cara yang terbaik yang dapat diterapkan secara keseluruhan organisasi, didukung oleh kemungkinan yang tinggi untuk menciptakan spesialisasi di setiap fungsi tersebut. Setiap aktivitas yang memiliki kesamaan diupayakan untuk dikoordinasi dalam satu atap untuk menghindari duplikasi aktivitas di tempat yang lain. Tidak seperti pada struktur matriks dimana sumber daya di bawah kelompok fungsi didekasikan untuk melayani area tertentu, pada bentuk struktur ini sumber daya fungsi membagi waktunya untuk melayani beberapa area dalam wilayah kerja produksi. Hal ini memungkinkan organisasi mencapai target efisiensi lebih tinggi. Bentuk struktur semacam ini biasanya dipakai oleh organisasi yang hanya memiliki jenis produk yang sangat terbatas dengan life-cycle product yang cukup panjang. Untuk mencapai efisiensi skala ekonomis operasional dan standarisasi prosedur kerja, beberapa fungsi yang masuk dalam kategori enabler (Finance, Information Technology, Human Resources, Legal & Contract Management, Procurement & Logistics, Technology Development, dan HSE) tidak dibagi berdasarkan area kerja (yang membuat adanya duplikasi) melainkan disentralisasi di bawah koordinasi CEO. Dengan mempertimbangkan luasnya area organisasi dihubungkan dengan optimalitas biaya, maka sentralisasi hanya akan terjadi di tingkat kebijakan, standarisasi prosedur dan hal-hal lain yang bersifat strategis. Sementara kegiatan operasional tetap dilakukan di bawah setiap area, berdasarkan strategi dan kebijakan yang telah ditetapkan. Untuk itu, di bawah area akan ditempatkan representatif dari setiap fungsi tersebut untuk melakukan implementasi operasional di setiap area tersebut. Namun jika pada KKKS production declining area kerja yang ada menjadi relatif kecil dan tidak memiliki penyebaran yang tinggi, maka sentralisasi fungsi-fungsi yang dimaksud dapat dipertimbangkan untuk juga mencakup tingkat operasional, di samping hal-hal yang bersifat strategis. Khusus untuk fungsi Technology Development, ada tidaknya fungsi tersebut menjadi pilihan organisasi, bergantung pada kebutuhan dengan mempertimbangkan biaya dan target. Fungsi-fungsi yang dianggap strategis, menyangkut standarisasi brand dan image perusahaan serta kegiatan yang memerlukan investasi besar dan beresiko tinggi juga dilakukan sentralisasi di bawah koordinasi CEO. Perusahaan memperoleh keuntungan dari bentuk sentralisasi ini antara lain: S Efisiensi operasi dengan adanya sentralisasi fungsi-fungsi. S Memungkinkan adanya standarisasi dalam hal teknologi, prosedur keselamatan, dan lain sebagainya.
APLIKASI Kriteria Implementasi Model Struktur Organisasi I Penerapan struktur organisasi dengan berdasarkan aset (function based organization) diutamakan pada KKKS yang memiliki kriteria sebagai berikut (mengacu pada Kategorisasi KKKS):
4. Perancangan Struktur Organisasi
S Production Flow Rate: Low-Medium S Declining Rate: High-Medium S Remaining Reserves: Low-Medium Penggabungan beberapa fungsi di bawah satu koordinasi proses membuat organisasi dapat mencapai efisiensi di bidang sumber daya manusianya, dibandingkan dengan alternatif struktur lain untuk KKKS poduction declining. Bentukan struktur seperti ini memungkinkan KKKS production declining melakukan investasi di bidang teknologi dengan biaya yang optimum, jika diperlukan. Ruang Lingkup Fungsi Model Struktur Organisasi III S Fungsi-fungsi utama dalam Production (Field Operation, Production Support dan Maintenance Engineering) akan dimiliki oleh setiap Area Operating, hal ini didasarkan pada perbedaan geografis dari Area Operating yang ada (off-shore dan on-shore). S Beberapa fungsi (Geologist & Geophysicist, Reservoir Management) menjadi suatu pooling resources dan akan bekerja lintas Wilayah Kerja (Area Operating); Sehingga pengaturan sumber daya untuk suatu Wilayah Kerja akan lebih fleksibel tergantung pada load aktifitas dalam Wilayah Kerja tersebut. S Penyesuaian pengelompokan fungsi dapat dilakukan mis. dengan melakukan sharing fungsi maintenance engineering untuk beberapa wilayah kerja produksi bagi KKKS dengan kategori yang lebih kecil.
IMPLIKASI Beberapa keuntungan yang diperoleh dari function structure adalah: S Mengelompokkan pekerja dalam satu fungsi yang homogen yang memungkinkan mereka melakukan transfer of knowledge dan menjadi spesialisasi di bidangnya. S Memungkinkan sharing teknologi antar fungsi, yang memberi kesempatan pada perusahaan untuk melakukan investasi lebih murah bagi kemajuan teknologi. S Low price configuration: memimasi duplikasi dan mengeliminasi redundansi fungsi, dengan adanya sharing sumber daya . Sedangkan kelemahan function structure adalah: S Barier/batasan yang muncul akibat pemisahan fungsi dapat mengakibatkan kesulitan koordinasi antar fungsi-fungsi. S Memperlambat work cycle time, karena setiap fungsi perlu mengatur waktunya untuk melayani area operasi yang berbeda . S Memperlambat waktu pengambilan keputusan, karena pengelolaan operasi secara menyeluruh ada di tangan COO. Setiap kepala bidang memiliki wewenang yang dibatasi oleh kelompok fungsi yang dipegangnya.
Referensi Penyusunan Struktur Organisasi di Lingkungan Kontraktor Kontrak Kerja Sama - 45
PRODUCTION DECLINING Model II: Process Structure
• Enterprise-wide direction & business performance • Stewardship • Management of stakeholder interests
Chief Executive Officer
Enabling Process
Office of CEO
Finance
Information Technology
Legal & Contract Mgt.
Human Resources
Health, Safety & Environment
Procurement & Logistics
Technology Development
Enterprise Risk Management
Internal Audit
Commercial
Relation Management
Chief Operating Officer
Production/Operation
Reservoir Management
Geologist & Geophysicist
Area Operating I
Area Operating II
Area Operating III
Reservoir Engineering
Field Operation
Field Operation
Field Operation
Production Support
Production Support
Production Support
Maintenance Engiineering
Maintenance Engiineering
Maintenance Engiineering
Referensi Penyusunan Struktur Organisasi di Lingkungan Kontraktor Kontrak Kerja Sama - 46
4. Perancangan Struktur Organisasi
PRODUCTION DECLINING Model II: Process Structure
LATAR BELAKANG
APLIKASI
Struktur ini membagi kelompok aktivitas utama (backbone process) ke dalam bentuk besaran proses kegiatan hulu minyak dan gas yang berada pada tahap production declining. Besaran utama proses tersebut adalah reservoir management dan produksi. Kelompok eksplorasi terdiri dari kegiatan-kegiatan yang relevan seperti fungsi geologist & geophysics, reservoir management, dan drilling engineering. Kelompok produksi terdiri dari besaran aktivitas produksi operasi, maintenance, dan field development. Sementara kelompok new development merupakan kegiatan eksplorasi yang dibagi atas area wilayah kerja, yang merupakan area baru di luar area yang telah berproduksi tersebut. Aktivitas tidak hanya dikelompokkan berdasarkan homogenitas pekerjaannya (seperti yang terjadi pada struktur berdasarkan fungsi) namun juga tersusun atas alur kerja (workflow ) dari aktivitas tersebut dalam mencapai proses tertentu. Dengan demikian, setiap orang yang mengepalai proses (eksporasi, produksi) memiliki wewenang yang dibatasi oleh proses kerja tertentu, yang lebih besar dari batasan kelompok fungsi. Walau demikian, kendali kegiatan keseluruhan tetap berada di bawah koordinasi COO. Dalam struktur ini, fungsi di bawah reservoir management tidak didedikasikan untuk melayani setiap wilayah kerja produksi secara khusus, melainkan mengatur pembagian waktu untuk melayani seluruh wilayah kerja produksi. Hal ini memungkinkan organisasi mencapai tingkat efisiensi lebih tinggi. Struktur dengan bentuk ini memungkinkan masing-masing proses (eksplorasi, produksi, new development) memfokuskan diri pada end to end process di area tanggung jawabnya. Meski demikian, masih terdapat parsialitas proses karena keseluruhan proses kerja tidak berada di bawah koordinasi orang yang mengepalai masing-masing proses tersebut, sehingga benefit yang optimal yang dapat diperoleh dari bentuk struktur berdasarkan proses masih diraih oleh struktur yang disusun berdasarkan geografis.
Kriteria Implementasi Model Struktur Organisasi II Penerapan struktur organisasi dengan berdasarkan aset (process based organization) diutamakan pada KKKS yang memiliki kriteria sebagai berikut (mengacu pada Kategorisasi KKKS):
Untuk mencapai efisiensi skala ekonomis operasional dan standarisasi prosedur kerja, beberapa fungsi yang masuk dalam kategori enabler (Finance, Information Technology, Human Resources, Legal & Contract Management, Procurement & Logistics, Technology Development, dan HSE) tidak dibagi berdasarkan area kerja (yang membuat adanya duplikasi) melainkan disentralisasi di bawah koordinasi CEO. Dengan mempertimbangkan luasnya area organisasi dihubungkan dengan optimalitas biaya, maka sentralisasi hanya akan terjadi di tingkat kebijakan, standarisasi prosedur dan hal-hal lain yang bersifat strategis. Sementara kegiatan operasional tetap dilakukan di bawah setiap area, berdasarkan strategi dan kebijakan yang telah ditetapkan. Untuk itu, di bawah area akan ditempatkan representatif dari setiap fungsi tersebut untuk melakukan implementasi operasional di setiap area tersebut. Namun jika pada KKKS production declining area kerja yang ada menjadi relatif kecil dan tidak memiliki penyebaran yang tinggi, maka sentralisasi fungsi-fungsi yang dimaksud dapat dipertimbangkan untuk juga mencakup tingkat operasional, di samping hal-hal yang bersifat strategis. Khusus untuk fungsi Technology Development, ada tidaknya fungsi tersebut menjadi pilihan organisasi, bergantung pada kebutuhan dengan mempertimbangkan biaya dan target. Fungsi-fungsi yang dianggap strategis, menyangkut standarisasi brand dan image perusahaan serta kegiatan yang memerlukan investasi besar dan beresiko tinggi juga dilakukan sentralisasi di bawah koordinasi CEO. Perusahaan memperoleh keuntungan dari bentuk sentralisasi ini antara lain: S Efisiensi operasi dengan adanya sentralisasi fungsi-fungsi. S Memungkinkan adanya standarisasi dalam hal teknologi, prosedur keselamatan, dan lain sebagainya.
4. Perancangan Struktur Organisasi
S Production Flow Rate: Low-Medium S Declining Rate: High-Medium S Remaining Reserves: Low-Medium S Penyesuaian pengelompokan fungsi dapat dilakukan mis. dengan melakukan sharing fungsi maintenance engineering untuk beberapa wilayah kerja produksi bagi KKKS dengan kategori yang lebih kecil. Ruang Lingkup Fungsi Model Struktur Organisasi II S Pengelompokan fungsi-fungsi didasarkan pada besaran proses kerja. S Fungsi-fungsi Geologist & Geophysicist, Reservoir Management, yang tergabung dalam kelompok Exploration menjadi suatu pooling resources dan akan bekerja lintas Wilayah Kerja (Area Operating); Sehingga pengaturan sumber daya untuk suatu Wilayah Kerja akan lebih fleksibel tergantung pada load aktifitas dalam Wilayah Kerja tersebut. S Fungsi-fungsi utama dalam Production (Field Operation, Production Support dan Maintenance Engineering) akan melayani seluruh setiap Area Operating, hal ini diterapkan jika Area Operating berada dalam satu lokasi dan tidak memiliki perbedaan geografis. IMPLIKASI Beberapa keuntungan yang diperoleh dari process structure adalah: S Mengelompokkan pekerjaan dalam end to end process dari kategori besaran proses dalam kegiatan hulu minyak dan gas. S Mengurangi work cycle time S Meminimasi redundansi pekerjaan S Merupakan alternatif stuktur yang paling murah untuk kategori KKKS production declining S Jika dibaca dalam konteks production declining, struktur ini memungkinkan durasi yang lebih singkat dalam proses pengambilan keputusannya, dibandingkan dengan function structure. Sedangkan kelemahan process structure adalah: S Barier/batasan yang masih muncul antara kelompok besaran proses (akibat proses yang bersifat parsial) memungkinkan terjadinya konflik antara besaran proses utama. S Akibat fungsi yang parsial, maka beberapa benefit yang dapat diperoleh dari bentuk struktur ini menjadi kurang optimal.
Referensi Penyusunan Struktur Organisasi di Lingkungan Kontraktor Kontrak Kerja Sama - 47
PRODUCTION DECLINING Model III: Matrix Structure/Hybrid Structure – 1
• Enterprise-wide direction & business performance • Stewardship • Management of stakeholder interests
Chief Executive Officer
Enabling Process
Office of CEO
Finance
Information Technology
Legal & Contract Mgt.
Human Resources
Health, Safety & Environment
Procurement & Logistics
Technology Development
Enterprise Risk Management
Internal Audit
Commercial
Relation Managemenet
Chief Operating Officer
Geologists & Geophysicist
Reservoir Management
Referensi Penyusunan Struktur Organisasi di Lingkungan Kontraktor Kontrak Kerja Sama - 48
Production/Operation
Area Operating I
Area Operating II
Area Operating III
Field Operation
Field Operation
Field Operation
Prod. Support
Prod. Support
Prod. Support
Maintenance Eng
Maintenance Eng
Maintenance Eng
Reservoir Mgt
Reservoir Mgt
Reservoir Mgt
Geolg & Geoph
Geolg & Geoph
Geolg & Geoph
4. Perancangan Struktur Organisasi
PRODUCTION DECLINING Model III: Matrix Structure/Hybrid Structure – 1 LATAR BELAKANG
APLIKASI
Struktur matriks atau hybrid structure merupakan penggabungan antara struktur yang dibangun berdasarkan fungsi dan geografis. Metoda koordinasi yang terjadi di antara kelompok aktivitas dalam struktur tersebut adalah matriks. Sama seperti alternatif pertama bentuk struktur matriks pada KKKS production development, masing-masing fungsi seperti geologists dan geophysics, reservoir management, drilling engineering, dan production melakukan ‘sharing’ sumber daya dalam melakukan operasinya pada wilayah kerja produksi yang terdiri dari beberapa area. Dengan demikian, terjadi pembagian wewenang dalam menjalankan kegiatan operasional di organisasi tersebut. Koordinator yang mengepalai fungsi-fungsi akan memfokuskan perhatiannya pada functional excellence, dan memungkinkan terjadinya sharing best practices antara kelompok operasi yang berbeda wilayah kerja.
Kriteria Implementasi Model Struktur Organisasi III Penerapan struktur organisasi dengan berdasarkan aset (matrix based organization) diutamakan pada KKKS yang memiliki kriteria sebagai berikut (mengacu pada Kategorisasi KKKS):
Metoda matriks membuat orang-orang yang berada di bawah koordinasi fungsi dan geografis bertanggungjawab kepada dua atasan yang memiliki area tanggung jawab berbeda. Ketika menyangkut pencapaian target operasi wilayah kerja produksi, seseorang akan bertanggung jawab pada koordinator area operasi. Sedangkan pertanggungjawaban pada koordinator fungsi terkait dengan pencapaian target kinerja fungsi (function excellence). Multifokus seperti ini akan membutuhkan kematangan dan keterbukaan paradigma dari orang-orang yang terlibat di dalamnya, untuk mencapai kelancaran keseluruhan proses. Untuk mencapai efisiensi skala ekonomis operasional dan standarisasi prosedur kerja, beberapa fungsi yang masuk dalam kategori enabler (Finance, Information Technology, Human Resources, Legal & Contract Management, Procurement & Logistics, Technology Development, dan HSE) tidak dibagi berdasarkan area kerja (yang membuat adanya duplikasi) melainkan disentralisasi di bawah koordinasi CEO. Dengan mempertimbangkan luasnya area organisasi dihubungkan dengan optimalitas biaya, maka sentralisasi hanya akan terjadi di tingkat kebijakan, standarisasi prosedur dan hal-hal lain yang bersifat strategis. Sementara kegiatan operasional tetap dilakukan di bawah setiap area, berdasarkan strategi dan kebijakan yang telah ditetapkan. Untuk itu, di bawah area akan ditempatkan representatif dari setiap fungsi tersebut untuk melakukan implementasi operasional di setiap area tersebut. Namun jika pada KKKS production declining area kerja yang ada menjadi relatif kecil dan tidak memiliki penyebaran yang tinggi, maka sentralisasi fungsi-fungsi yang dimaksud dapat dipertimbangkan untuk juga mencakup tingkat operasional, di samping hal-hal yang bersifat strategis. Khusus untuk fungsi Technology Development, ada tidaknya fungsi tersebut menjadi pilihan organisasi, bergantung pada kebutuhan dengan mempertimbangkan biaya dan target. Fungsi-fungsi yang dianggap strategis, menyangkut standarisasi brand dan image perusahaan serta kegiatan yang memerlukan investasi besar dan beresiko tinggi juga dilakukan sentralisasi di bawah koordinasi CEO. Perusahaan memperoleh keuntungan dari bentuk sentralisasi ini antara lain: S Efisiensi operasi dengan adanya sentralisasi fungsi-fungsi. S Memungkinkan adanya standarisasi dalam hal teknologi, prosedur keselamatan, dan lain sebagainya.
S Production Flow Rate: Medium-High S Declining Rate: Medium-Low S Remaining Reserves: Medium-High Jika struktur ini diterapkan pada KKKS dengan production flow rate yang lebih kecil serta area/wilayah kerja yang tidak besar, maka investasi yang dilakukan akan menjadi terlalu tinggi, mengingat banyaknya jumlah orang dengan tingkat posisi manajerial yang tinggi yang terlibat dalam bentukan struktur seperti ini. Ruang Lingkup Fungsi Model Struktur Organisasi III S Matriks antara fungsi-fungsi utama dalam Kegiatan Usaha Hulu Migas (Geologist & Geophysicist, Reservoir Management, dan Production) dengan Area Operating yang dimiliki oleh KKKS. Setiap sumber daya yang ada dalam setiap fungsi tersebut akan fully dedicated untuk setiap Area Operating (termasuk fungsi-fungsi utama di bawah Production/Operation). S Sejalan dengan meningkatnya size organisasi, tanggung jawab COO dapat dipecah menjadi beberapa kotak yang mengepalai dua atau lebih fungsi-fungsi yang ada, mis. Posisi Exploration yang mengepalai fungsi geologist dan geophycist serta reservoir management, dst.
IMPLIKASI Beberapa keuntungan yang diperoleh dari matrix/hybrid structure adalah: S Memungkinkan organisasi mencapai fokus target yang berbeda secara simultan (function excellence dan operational excellence). S Memungkinkan sharing best practices antar lintas wilayah kerja produksi. S Membuat organisasi mampu bergerak cepat menghadapi tuntutan perubahan eksternal. S Koordinasi antar fungsi dan area sangat kuat karena bentuk struktur ‘memaksa’ koordinasi tersebut untuk terjadi. Sedangkan kelemahan matrix/hybrid structure adalah: S Memerlukan sistem akunting dan teknologi informasi yang lebih kompleks, yang memungkinkan seluruh data dapat dikumpulkan dan didistribusikan dengan cara yang optimal pada seluruh jajaran fungsi. S Memerlukan kematangan paradigma, keterbukaan, serta kompetensi yang tinggi dari orang-orang yang terlibat di dalamnya. S Meningkatnya tingkat kompleksitas konflik yang terjadi antar tim, karena adanya multi kepentingan dalam koordinasi yang terjadi.
4. Perancangan Struktur Organisasi
Referensi Penyusunan Struktur Organisasi di Lingkungan Kontraktor Kontrak Kerja Sama - 49
PRODUCTION DECLINING Model IV: Matrix Structure/Hybrid Structure – 2
• Enterprise-wide direction & business performance • Stewardship • Management of stakeholder interests
Chief Executive Officer
Enabling Process
Office of CEO
Finance
Information Technology
Legal & Contract Mgt.
Human Resources
Health, Safety & Environment
Procurement & Logistics
Technology Development
Enterprise Risk Management
Internal Audit
Commercial
Relation Management
Chief Operating Officer
Geologists & Geophysicist
Reservoir Management
Referensi Penyusunan Struktur Organisasi di Lingkungan Kontraktor Kontrak Kerja Sama - 50
Production
Area Operating I
Area Operating II
Area Operating III
Field Operation
Field Operation
Field Operation
Prod. Support
Prod. Support
Prod. Support
Maintenance Engineering
Maintenance Engineering
Maintenance Engineering
Reservoir Mgt
Reservoir Mgt
Reservoir Mgt
Geolg & Geoph
Geolg & Geoph
Geolg & Geoph
4. Perancangan Struktur Organisasi
PRODUCTION DECLINING Model IV: Matrix Structure/Hybrid Structure – 2 LATAR BELAKANG
APLIKASI
Struktur matriks atau hybrid structure merupakan penggabungan antara struktur yang dibangun berdasarkan fungsi dan struktur geografis. Metoda koordinasi yang terjadi di antara kelompok aktivitas dalam struktur tersebut adalah matriks. Sama seperti alternatif kedua bentuk struktur matriks pada KKKS production development, operasional dilakukan di bawah koordinasi fungsi Produksi yang membagi diri menjadi beberapa wilayah kerja produksi. Masing-masing fungsi seperti geologists dan geophysics, reservoir management, dan drilling engineering melakukan ‘sharing’ sumber daya dalam melakukan operasinya. Dengan demikian, terjadi pembagian wewenang dalam menjalankan kegiatan operasional di organisasi tersebut. Koordinator yang mengepalai fungsi-fungsi akan memfokuskan perhatiannya pada functional excellence, dan memungkinkan terjadinya sharing best practices antara kelompok operasi yang berbeda wilayah kerja. Perbedaan terletak pada fungsi Produksi yang memiliki wewenang untuk mencapai function excellence dari fungsinya sekaligus bertanggung jawab atas kelancaran operasional/end to end process di areanya.
Kriteria Implementasi Model Struktur Organisasi III Penerapan struktur organisasi dengan berdasarkan aset (matrix based organization) diutamakan pada KKKS yang memiliki kriteria sebagai berikut (mengacu pada Kategorisasi KKKS):
Metoda matriks membuat orang-orang yang berada di bawah koordinasi fungsi dan geografis bertanggungjawab kepada dua atasan, dalam area yang berbeda. Ketika menyangkut pencapaian target operasi wilayah kerja produksi, seseorang akan bertanggung jawab pada koordinator area operasi. Sedangkan pertanggungjawaban pada koordinator fungsi terkait dengan pencapaian target kinerja fungsi (function excellence). Multifokus seperti ini akan membutuhkan kematangan dan keterbukaan paradigma dari orangorang yang terlibat di dalamnya, untuk mencapai kelancaran keseluruhan proses. Untuk mencapai efisiensi skala ekonomis operasional dan standarisasi prosedur kerja, beberapa fungsi yang masuk dalam kategori enabler (Finance, Information Technology, Human Resources, Legal & Contract Management, Procurement & Logistics, Technology Development, dan HSE) tidak dibagi berdasarkan area kerja (yang membuat adanya duplikasi) melainkan disentralisasi di bawah koordinasi CEO. Dengan mempertimbangkan luasnya area organisasi dihubungkan dengan optimalitas biaya, maka sentralisasi hanya akan terjadi di tingkat kebijakan, standarisasi prosedur dan hal-hal lain yang bersifat strategis. Sementara kegiatan operasional tetap dilakukan di bawah setiap area, berdasarkan strategi dan kebijakan yang telah ditetapkan. Untuk itu, di bawah area akan ditempatkan representatif dari setiap fungsi tersebut untuk melakukan implementasi operasional di setiap area tersebut. Namun jika pada KKKS production declining area kerja yang ada menjadi relatif kecil dan tidak memiliki penyebaran yang tinggi, maka sentralisasi fungsi-fungsi yang dimaksud dapat dipertimbangkan untuk juga mencakup tingkat operasional, di samping hal-hal yang bersifat strategis. Khusus untuk fungsi Technology Development, ada tidaknya fungsi tersebut menjadi pilihan organisasi, bergantung pada kebutuhan dengan mempertimbangkan biaya dan target. Fungsi-fungsi yang dianggap strategis, menyangkut standarisasi brand dan image perusahaan serta kegiatan yang memerlukan investasi besar dan beresiko tinggi juga dilakukan sentralisasi di bawah koordinasi CEO. Perusahaan memperoleh keuntungan dari bentuk sentralisasi ini antara lain: S Efisiensi operasi dengan adanya sentralisasi fungsi-fungsi. S Memungkinkan adanya standarisasi dalam hal teknologi, prosedur keselamatan, dan lain sebagainya.
S Production Flow Rate: Low - Medium-High S Declining Rate: Medium-Low S Remaining Reserves: Low-Medium-High Jika struktur ini diterapkan pada KKKS dengan production flow rate yang lebih kecil serta area/wilayah kerja yang tidak terlalu luas disertai penyebaran yang kecil perlu dipertimbangkan investasi yang dilakukan yang nilainya kemungkinan menjadi terlalu tinggi, mengingat banyaknya jumlah orang dengan tingkat posisi manajerial yang tinggi yang terlibat dalam bentukan struktur seperti ini. Ruang Lingkup Fungsi Model Struktur Organisasi I S Matriks antara beberapa fungsi (Geologist & Geophysicist, Reservoir Management) dengan Area Operating yang dimiliki oleh KKKS. Setiap sumber daya yang ada dalam setiap fungsi tersebut akan fully dedicated untuk setiap Area Operating (termasuk fungsi-fungsi utama di bawah Production/Operation). S Sejalan dengan meningkatnya size organisasi, tanggung jawab COO dapat dipecah menjadi beberapa kotak yang mengepalai dua atau lebih fungsi-fungsi yang ada, mis. Posisi Exploration yang mengepalai fungsi geologist dan geophycist serta reservoir management, dst.
IMPLIKASI Beberapa keuntungan yang diperoleh dari matrix/hybrid structure adalah: S Memungkinkan organisasi mencapai fokus target yang berbeda secara simultan (function excellence dan operational excellence). S Memungkinkan sharing best practices antar lintas wilayah kerja produksi. S Membuat organisasi mampu bergerak cepat menghadapi tuntutan perubahan eksternal. S Koordinasi antar fungsi dan area sangat kuat karena bentuk struktur ‘memaksa’ koordinasi tersebut untuk terjadi. Sedangkan kelemahan matrix/hybrid structure adalah: S Memerlukan kematangan paradigma, keterbukaan, serta kompetensi yang tinggi dari orang-orang yang terlibat di dalamnya. S Meningkatnya tingkat kompleksitas konflik yang terjadi antar tim, karena adanya multi kepentingan dalam koordinasi yang terjadi. S COO sebagai integrator memiliki span of control yang sangat luas yang memerlukan kompetensi tinggi dalam menanganinya. S Pejabat fungsi Production/Operation memerlukan kompetensi lebih karena memiliki dua fokus sekaligus.
4. Perancangan Struktur Organisasi
Referensi Penyusunan Struktur Organisasi di Lingkungan Kontraktor Kontrak Kerja Sama - 51
PRODUCTION DECLINING Kesimpulan – Trade Off Model Struktur Organisasi Jika disimpulkan, maka memilih salah satu alternatif dari kelima model struktur KKKS Production Declining memiliki keuntungan dan kelemahannya masing-masing. Dengan gambaran ini, diharapkan proses pemilihan struktur dapat mempertimbangkan resiko terkecil yang dapat diraih dengan menerapkan struktur tertentu, dengan mencermati karakteristik KKKS Production Declining tersebut.
Model Trade-off
Keuntungan
Model I: Function Structure S Memfasilitasi tumbuhnya spesialisasi fungsi dan transfer of knowledge S Meminimasi redundansi pekerjaan S Memungkinkan sharing teknologi antar fungsi S Low price configuration
Model II: Process Structure S Meminimasi redundasi pekerjaan S Pengelompokan berdasarkan end to end process dalam kelompok kegiatan hulu minyak dan gas S Meminimasi work cycle time S Alternatif struktur yang paling murah untuk kategori declining, karena jumlah pengelompokan departement/divisi lebih sedikit S Memungkinkan organisasi menjalani proses pengambilan keputusan lebih cepat, dibandingkan dengan function structure
Kelemahan
S Kesulitan koordinasi antar fungsi S Membutuhkan work cycle time yang lebih panjang S Membutuhkan proses yang lebih lama dalam hal pengambilan keputusan
Model III: Matrix/Hybrid Structure – 1 S Fokus target (function excellence & operating excellence) dapat dicapai secara simultan S Sharing best practices antar lintas wilayah kerja produksi
Model IV: Matrix/Hybrid Structure – 2 S Mencakup 4 keuntungan pada Matrix/Hybrid Structure – 1 S Menekankan koordinasi yang lebih erat pada fungsi operasi à menitikberatkan pada operating excellence
S Memungkinkan organisasi berespon secara cepat terhadap perubahan target, teknologi, demand, dll S Struktur ‘memaksa’ terjadinya koordinasi lintas fungsi
S Kesulitan koordinasi masih terjadi antar besaran proses
S Memerlukan sistem akunting dan teknologi informasi yang lebih kompleks
S Mencakup 5 kelemahan pada Matrix/Hybrid Structure – 1
S Benefit yang diperoleh dari struktur ini menjadi kurang optimal akibat sifat pengelompokan parsial
S Tingkat konflik yang muncul lebih tinggi, jika tidak disertai kematangan paradigma dari orang-orang yang terlibat
S Fungsi Produksi memiliki dua fokus sekaligus, yang memerlukan kompetensi lebih tinggi dalam pengelolaannya
S Multi kepentingan membuat kompleksitas konflik menjadi lebih tinggi S Span of control yang sangat luas dari COO (dapat dibagi menjadi beberapa penanggung jawab) S Terhitung mahal jika diterapkan pada KKKS yang memiliki production flow rate relatif kecil
Referensi Penyusunan Struktur Organisasi di Lingkungan Kontraktor Kontrak Kerja Sama - 52
4. Perancangan Struktur Organisasi
PRODUCTION DECLINING Deskripsi Fungsi: Backbone Process Setiap besaran fungsi dalam struktur organisasi utama KKKS Production Declining memiliki gambaran aktivitas sebagai berikut: Description
Function Geologists & Geophysicist
Reservoir Management
Function Interfaced
1.
Melakukan analisa terhadap perubahan lapisan dan karakteristik tanah sepanjang fase produksi berlangsung, menentukan kondisi struktur tanah, melakukan prediksi atas progress kondisi tanah untuk mengantisipasi perubahan metoda yang digunakan dalam melakukan pengambilam minyak dari dalam sumur.
S Field Operation
2.
Merekomendasikan treatment yang dibutuhkan untuk dapat mengambil minyak berdasarkan karakteristik lapisan tersebut dan teknologi serta metoda yang tepat dalam menanganinya (mis. Jenis pompa tertentu, metoda injeksi tertentu, dan lain sebagainya).
S Field Operation
1.
Melakukan perhitungan komersial atas perkiraan kandungan minyak yang ada dalam tanah dengan perkiraan biaya investasi teknologi yang diperlukan untuk melakukan maintenance, second oil recovery, merekomendasikan nilai kelayakan area tersebut sebagai dasar pengambilan keputusan selanjutnya.
S Field Operation
2.
Menganalisa dinamika perilaku reservoir (reservoir dynamic behavior), dengan data-data yang terdapat di lapangan (selama fase produksi berlangsung), melakukan modifikasi atas simulasi terhadap reservoir yang ada dan memberikan rekomendasi baru bagi metoda dan teknologi yang tepat untuk melakukan maintenance terhadap produktivitas sumur-sumur berproduksi.
S Field Operation
4. Perancangan Struktur Organisasi
Referensi Penyusunan Struktur Organisasi di Lingkungan Kontraktor Kontrak Kerja Sama - 53
PRODUCTION DECLINING Deskripsi Fungsi: Backbone Process (lanjutan) Setiap besaran fungsi dalam struktur organisasi utama KKKS Production Declining memiliki gambaran aktivitas sebagai berikut: Description
Function
Function Interfaced
1.
Melakukan Enhaced Oil Recovery maupun Secondary Oil Recovery terhadap sumur-sumur yang berkurang produktivitasnya untuk dapat meningkatkan kembali produktivitas sumur-sumur tersebut mencapai target yang ditentukan.
S Reservoir Management
2.
Melakukan maintenance terhadap sumur-sumur yang aktif untuk dapat mempertahankan produktivitasnya sesuai dengan target yang ditentukan berdasarkan data terbaru yang diberikan oleh bagian Reservoir Management.
S Reservoir Management
3.
Menentukan metoda atau teknik tertentu (misal water injection, gas injection maupun artificial lift) yang didasarkan pada karakteristik reservoir untuk meningkatkan daya sembur dari minyak/gas.
S Reservoir Management
4.
Memonitor tekanan sumur serta kinerja dan dinamika reservoir, melakukan update data-data reservoir.
S Reservoir Management
5.
Memonitor kegiatan pasca pengangkatan minyak/gas mulai dari gathering, separation, treatment, transportation, dan storage.
6.
Melakukan perencanaan dan memonitor SDM dan budget yang diperlukan guna melakukan aktivitas pengeboran sumur.
S Finance S HR
7.
Melakukan work over dan well services secara berkala.
S Maintenance Engineering
Production Support
1.
Melakukan perawatan berkala terhadap fasilitas pendukung produksi seperti camp, sarana telekomunikasi, listrik, dan lain sebagainya.
S Field Operation
Maintenance Engineering
1.
Melakukan perawatan berkala terhadap peralatan yang terlibat dalam fase produksi, melakukan perbaikan (troubleshooting) terhadap masalah yang muncul guna mempertahankan kinerja peralatan tersebut sesuai dengan standar yang ditetapkan.
S Reservoir Management
Field Operation
Referensi Penyusunan Struktur Organisasi di Lingkungan Kontraktor Kontrak Kerja Sama - 54
4. Perancangan Struktur Organisasi
PRODUCTION DECLINING Deskripsi Fungsi: Enabling Process Setiap besaran fungsi dalam struktur organisasi utama KKKS Production Declining memiliki gambaran aktivitas sebagai berikut: Description
Function Finance
Information Technology
Legal & Contract Management
Human Resources
Function Interfaced
1.
Mengelola dan mengkalkulasi sinergi terbaik dari alokasi seluruh aset perusahaan berdasarkan pada arah strategis yang telah ditetapkan.
S Seluruh Fungsi
2.
Memonitor pelaksanaan pencatatan dan pelaporan transaksi perusahaan sesuai dengan Pedoman Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) yang terkini.
S Seluruh Fungsi
3.
Memastikan ketersediaan laporan keuangan dan statistik keuangan perusahaan untuk pihak manajemen dan board secara akurat dan tepat waktu.
S Seluruh Fungsi
1.
Merencanakan dan merancang sistem informasi sesuai kebutuhan jangka panjang perusahaan dan implementasinya pada masing-masing unit kerja.
S Seluruh Fungsi
2.
Merancang prosedur standar sistem hardware, software, dan infrastruktur pendukungnya sesuai dengan kebutuhan perusahaan.
S Seluruh Fungsi
1.
Merancang standar dan policies internal legal, menyediakan dukungan, layanan legal seperti negosiasi, advisory, asistensi, konsultansi di bidang legal sesuai dengan kebutuhan perusahaan.
S Seluruh Fungsi
2.
Mengelola dan memonitor proses litigasi dengan lembaga hukum eksternal, mengelola internal regulations compliance dengan regulasi pemerintah, asosiasi industri, dan regulasi industri minyak dan gas yang berlaku.
S Seluruh Fungsi
1.
Merancang sistem, mengelola implementasi, mengkaji ulang secara periodik, dan memodifikasi struktur organisasi, serta Human Resources System secara komprehensif sesuai dengan perkembangan rencana dan sasaran bisnis perusahaan.
S Seluruh Fungsi
2.
Memonitor linkages yang terjadi antara HR system yang telah dibentuk dengan current performance dari para karyawan perusahaan, mengevaluasi dan membuat perubahan pada sistem sesuai dengan tuntutan situasi guna mendorong kinerja karyawan secara optimal.
S Seluruh Fungsi
4. Perancangan Struktur Organisasi
Referensi Penyusunan Struktur Organisasi di Lingkungan Kontraktor Kontrak Kerja Sama - 55
PRODUCTION DECLINING Deskripsi Fungsi: Enabling Process (lanjutan) Setiap besaran fungsi dalam struktur organisasi utama KKKS Production Declining memiliki gambaran aktivitas sebagai berikut:
Description
Function
Function Interfaced
Human Resources (lanjutan)
3.
Mengelola fungsi industrial relation dalam perusahaan, mengelola penyelesaian perselisihan antara karyawan dengan pihak management, bertindak sebagai lembaga konseling dalam penyelesaian permasalahan karyawan sesuai dengan SOP.
S Seluruh Fungsi
Health, Safety, & Environment
1.
Merencanakan dan merancang sistem keselamatan kerja sesuai dengan peraturan internasional industri minyak dan gas dan mengawasi implementasinya di lapangan.
S Seluruh Fungsi
2.
Melakukan up-date secara kontinu terhadap prosedur keselamatan di industri minyak dan gas sesuai dengan ketentuan internasional dan dalam negeri.
1.
Merencanakan dan merancang teknologi yang dibutuhkan untuk melakukan fase development dan production secara efektif dengan mempertimbangkan optimalitas biaya.
2.
Secara kontinu mencari data dan menganalisa best practices dari berbagai variasi teknologi untuk menentukan teknologi yang tepat guna dalam mengeksekusi pekerjaan.
1.
Merencanakan dan mengkoordinasikan pelaksanaan proses pengadaan produk dan jasa (sesuai dengan work order) dan mengelola seluruh dokumen yang terkait.
2.
Memonitor tingkat permintaan barang di setiap departement/area dan menentukan waktu pengadaan produk, bekerjasama dengan fungsi terkait, sesuai dengan kebutuhan.
Technology Development
Procurement & Logistic
S Seluruh Fungsi
S Seluruh Fungsi
Optional
Referensi Penyusunan Struktur Organisasi di Lingkungan Kontraktor Kontrak Kerja Sama - 55
4. Perancangan Struktur Organisasi
PRODUCTION DECLINING Deskripsi Fungsi: Office of CEO Setiap besaran fungsi dalam struktur organisasi utama KKKS Production Declining memiliki gambaran aktivitas sebagai berikut: Description
Function Enterprise Risk Management
Relation Management
Commercial
Internal Audit
Function Interfaced
1.
Mengelola risiko yang mungkin timbul sebagai akibat dari aktivitas development dan production minyak dan bumi (land clearing, masalah limbah, dan lain sebagainya).
S Seluruh Fungsi
2.
Merancang prosedur untuk meminimalkan risiko yang dapat ditimbulkan sebagai dampak tambahan dari aktivitas yang dilakukan perusahaan, secara rutin melakukan up-date untuk memperbaharui prosedur tersebut.
S Seluruh Fungsi
1.
Mengelola isu yang terkait dengan etika sosial bisnis, community investment, lingkungan hidup, pemerintahan, HAM, situasi kerja, sesuai dengan kebijakan yang berlaku untuk memelihara social image yang positif dari perusahaan.
S Pihak eksternal
2.
Memelihara hubungan baik dengan komunitas di sekitar perusahaan dan masyarakat pada umumnya, dengan berkontribusi terhadap berbagai aksi sosial yang ada.
3.
Menjalin dan memelihara hubungan baik dengan government baik dimana perusahaan berada (pemerintah daerah) maupun pemerintah pusat dengan berbagai metoda dan media yang sesuai dengan etika bisnis yang berlaku di perusahaan.
4.
Merancang standar, prosedur dan policies yang terkait dengan corporate communication serta mengelola media komunikasi internal.
S Seluruh Fungsi
5.
Mengelola seluruh laporan hasil rapat top management, menganalisa kebutuhan problem solving serta bentuk tindak lanjut lain atas proyek-proyek yang ada, dan merekomendasikan pertemuan berikutnya jika diperlukan, mengorganisasikan informasi yang diperlukan bagi BOD dan shareholders.
S Fungsi top management
1.
Melakukan pengelolaan modal, menyusun perencanaan, negosiasi komersialisasi .
2.
Melakukan analisa pasar gas alam dan LPG dalam menunjang penjualan dan menyusun strategi dan rencana untuk eksplorasi dan pengembangan lapangan baru.
3.
Melakukan analisa aspek komersial untuk daerah eksplorasi baru.
S Reservoir Management S Business Development S Field Operation S Enterprise Risk Management S Legal & Contract Management
1.
Memastikan seluruh proses dalam perusahaan berjalan sesuai dengan kebijakan perusahaan melalui pelaksanaan proses audit yang meliputi planning, examining, reporting dan follow up.
4. Perancangan Struktur Organisasi
S Seluruh Fungsi
Referensi Penyusunan Struktur Organisasi di Lingkungan Kontraktor Kontrak Kerja Sama - 57
Pengantar
Peta Aktivitas & Kompetensi
TUJUAN
Selaras dengan program Pengendalian Penggunaan TKA dan Pengembangan TKI yang dicanangkan oleh Dinas SDM KKKS BPMIGAS, formulasi penghitungan tenaga kerja asing bertujuan untuk merumuskan jumlah tenaga kerja asing dalam setiap besaran aktivitas di KKKS yang diharapkan dapat meningkatkan efektifitas dan efisiensi organisasi termasuk didalamnya pengendalian biaya yang optimal dan mengurangi cost recovery serta alih teknologi di KKKS. Dalam memformulasikan penghitungan tenaga kerja asing digunakan peta aktivitas dan kompetensi sebagai acuan untuk melakukan penilaian bagi KKKS sebagai dasar penentuan jumlah/prosentase tenaga kerja asing yang proporsional, sesuai dengan kategorisasi yang dimiliki oleh KKKS tersebut. Nilai-nilai yang diperoleh sebagai hasil evaluasi akan dikonversikan ke dalam formula penghitungan tenaga kerja asing yang telah dimiliki oleh Dinas SDM KKKS sehingga diperoleh hasil akhir prosentase expatriate cost yang menjadi koridor bagi KKKS tersebut.
KOMPETENSI
¦ Development ¦ Production
STANDARD
ADVANCE
INTERMEDIATE
STANDARD
Aktivitas 1
NilaiA
NilaiB
NilaiC
NilaiD
NilaiE
NilaiF
NilaiA
NilaiB
NilaiC
NilaiD
NilaiE
NilaiF
Aktivitas n
NilaiA
NilaiB
NilaiC
NilaiD
NilaiE
NilaiF
DEVELOPMENT Aktivitas 1
NilaiA
NilaiB
NilaiC
NilaiD
NilaiE
NilaiF
Aktivitas 2
NilaiA
NilaiB
NilaiC
NilaiD
NilaiE
NilaiF
Aktivitas n
NilaiA
NilaiB
NilaiC
NilaiD
NilaiE
NilaiF
Aktivitas 1
NilaiA
NilaiB
NilaiC
NilaiD
NilaiE
NilaiF
Aktivitas 2
NilaiA
NilaiB
NilaiC
NilaiD
NilaiE
NilaiF
LEVEL OF PROFICIENCY TEKNIS
LEVEL OF PROFICIENCY
MANAJERIAL
ADV
INT
BASIC
Kompetensi 1
NilaiG
NilaiH
Kompetensi 2
NilaiG
NilaiH
Kompetensi n
NilaiG
NilaiH
ADV
INT
TEKNIS BASIC
MANAJERIAL
ADV
INT
BASIC
NilaiI
NilaiJ
NilaiK
NilaiL
NilaiI
NilaiJ
NilaiK
NilaiL
NilaiI
NilaiJ
NilaiK
NilaiL
ADV
INT
BASIC
TEKNIS
MANAJERIAL Kompetensi 1
NilaiG
NilaiH
NilaiI
NilaiJ
NilaiK
NilaiL
Kompetensi 2
NilaiG
NilaiH
NilaiI
NilaiJ
NilaiK
NilaiL
Kompetensi n
NilaiG
NilaiH
NilaiI
NilaiJ
NilaiK
NilaiL
DEFINISI
Formulasi Penghitungan Tenaga Kerja Asing
Definisi untuk kompetensi dapat dilihat pada halaman berikutnya.
Explorations
Development
Production
Administration
A
B
C
D
Personnel Expense
15% x A = K
15% x B = L
15% x C = M
15% x D = N
Expatriate Cost
50% x K = W
70% x L = X
20% x M = Y
20% x N = Z
W : a = A’
X : b = B’
Y : c = C’
Z : d = D’
Total Expense
Jumlah Expatriate (nilai satu expat bergantung pada setiap ketentuan yang diberlakukan KKKS, diwakili oleh huruf a, b, c, d) Total Expatriate
5. Formulasi Penghitungan Tenaga Kerja Asing
INTERMEDIATE
Aktivitas 2
EXPLORATION/DEVELOPMENT/ PRODUCTION
KOMPETENSI
¦ Exploration
ADVANCE
LEVEL OF TECHNOLOGY APPLIED
PRODUCTION
RUANG LINGKUP
Formulasi penghitungan tenaga kerja asing meliputi seluruh besaran aktivitas di KKKS yakni:
ONSHORE
LEVEL OF TECHNOLOGY APPLIED
EXPLORATION
AKTIVITAS
PENDEKATAN
OFFSHORE
AKTIVITAS &
A’ + B’ + C’ + D’
Sumber: Blueprint BPMIGAS 2005-2010 Referensi Penyusunan Struktur Organisasi di Lingkungan Kontraktor Kontrak Kerja Sama - 58
Formulasi Perhitungan Tenaga Kerja
Sebagai contoh, KKKS X pada fase eskporasi-nya dalam mengeksekusi kegiatan reservoir analysis memerlukan aplikasi teknologi pada tingkat intermediate. Justifikasi ini berasal dari hasil analisa BPMIGAS terhadap besaran dan kompleksnya kegiatan eksplorasi dari KKKS X tersebut. Kategorisasi KKKS dapat menjadi acuan bagaimana KKKS X melakukan aktivitas eksplorasinya. Namun perlu dipertimbangkan bahwa proses pengkategorisasian lebih berdasarkan faktor-faktor utama seperti production flow rate, dan hal-hal yang lebih terkait dengan fase production, sehingga diperlukan kewaspadaan dalam menilai besaran beban dan kompleksitas aktivitas KKKS tersebut untuk tujuan pembatasan jumlah tenaga kerja asing ini. Nilai yang keluar dari penilaian aktivitas eksplorasi tersebut kemudian akan dikonversikan ke dalam prosentase tertentu yang bersifat proporsional (dengan menggunakan formula yang telah dirancang BPMIGAS sebagai nilai maksimum) dan menjadi batasan jumlah maksimal tenaga kerja asing yang dapat digunakan oleh KKKS X.
Sistem ini dibuat berdasarkan pemikiran bahwa formula yang telah dihasilkan oleh BPMIGAS seharusnya memiliki gradasi dalam penerapannya, sesuai dengan besaran dan kompleksitas KKKS, atau kategorisasinya. Formulasi yang telah dirancang tersebut tidak dapat diterapkan secara general terhadap seluruh KKKS yang pada kenyataannya memiliki keperluan penggunaan tenaga kerja asing yang berbeda, menurut kebutuhannya (diukur dari kompleksitas pekerjaan, dengan tidak memasukkan faktor politik dan kepentingan subjektif lainnya). Faktor yang digunakan untuk menilai kelayakan KKKS dalam menggunakan tenaga kerja asing salah satunya adalah aplikasi teknologi. Faktor ini diangkat karena merupakan salah satu alasan kuat KKKS yang melatarbelakangi penggunaan tenaga kerja asing di organisasi tersebut. Untuk menilai batasan maksimal penggunaan tenaga kerja asing yang diberlakukan pada KKKS tertentu, sebelumnya dilakukan penilaian atas kebutuhan teknologi pada KKKS tersebut berdasarkan fase kerja operasional-nya.
AKTIVITAS & KOMPETENSI
OFF-SHORE
ON-SHORE
LEVEL OF TECHNOLOGY APPLIED
LEVEL OF TECHNOLOGY APPLIED
ADVANCE
INTERMEDIATE
STANDARD
ADVANCE
INTERMEDIATE
STANDARD
Exploration Planning
200
150
100
200
150
100
Geology & Geophysics Survey
200
150
100
175
125
75
Reservoir Analysis
200
150
100
200
150
100
Exploratory Drilling
200
150
100
175
125
75
Field Development
200
150
100
175
125
75
Drilling
200
150
100
150
100
50
Well Completion
200
150
100
150
100
50
Surface
200
150
100
175
125
75
Sub-Surface
200
150
100
175
125
75
AKTIVITAS
EXPLORATION
DEVELOPMENT
PRODUCTION
Referensi Penyusunan Struktur Organisasi di Lingkungan Kontraktor Kontrak Kerja Sama - 59
5. Formulasi Penghitungan Tenaga Kerja Asing
Formulasi Perhitungan Tenaga Kerja
Hal lain yang perlu diperhatikan adalah perbedaan level of proficiency kompetensi yang berbeda untuk tingkatan posisi. Misalnya, kelompok posisi manajer ke atas memerlukan kompetensi teknis di tingkat intermediate dimana para superintendent ke bawah justru memerlukan kompetensi teknis di tingkat intermediate – advance. Sebaliknya bahwa kelompok posisi manager ke atas memerlukan kompetensi manajerial pada tingkat yang lebih advance dibandingkan kelompok posisi superintendent ke bawah, dan seterusnya. Angka yang keluar (sebagai hasil penilaian) dari setiap fase kerja dapat digabungkan dengan angka yang diperoleh dari faktor aplikasi teknologi, yang kemudian dikonversikan ke dalam prosentase.
Faktor berikutnya yang digunakan untuk menilai kelayakan KKKS dalam menggunakan tenaga kerja asing adalah kompetensi (baik teknis maupun manajerial). Kompetensi digunakan sebagai faktor penilai karena merupakan salah satu justifikasi objektif untuk menilai kebutuhan penggunaan tenaga kerja asing berdasarkan besaran dan kompleksitas aktivitas dalam setiap fase kerja di KKKS. Cara menggunakannya untuk menilai KKKS X adalah sama dengan cara yang dipakai untuk menilai faktor aplikasi teknologi. Sebagai catatan tambahan, faktor kompetensi baru dapat digunakan secara optimal jika sebelumnya BPMIGAS telah memiliki kamus kompetensi lengkap yang terdiri dari indikator rinci sebagai panduan menilai dengan lebih akurat dan objektif.
KOMPETENSI
OFF-SHORE
ON-SHORE
LEVEL OF PROFICIENCY
LEVEL OF PROFICIENCY
TEKNIS
MANAJERIAL
ADV
INT
BASIC
Seismic Measurement
200
150
Fundamentals of Exploration Geophysics
200
Reservoir Management
ADV
INT
TEKNIS BASIC
MANAJERIAL
ADV
INT
BASIC
100
175
125
75
150
100
200
150
100
200
150
100
200
150
100
Petroleum Geochemistry
200
150
100
200
150
100
Applied Completion Engineering
200
150
100
200
150
100
ADV
INT
BASIC
EXPLORATION
TEKNIS
MANAJERIAL Adaptability
200
150
100
150
125
75
Result Orientation
200
150
100
200
150
100
Teamwork & Coordination
200
150
100
175
125
75
Attention to Detail
200
150
100
175
125
75
Analytical Thinking
200
150
100
200
150
100
5. Formulasi Penghitungan Tenaga Kerja Asing
Referensi Penyusunan Struktur Organisasi di Lingkungan Kontraktor Kontrak Kerja Sama - 60
Formulasi Perhitungan Tenaga Kerja
KOMPETENSI
OFF-SHORE
ON-SHORE
LEVEL OF PROFICIENCY
LEVEL OF PROFICIENCY
TEKNIS
MANAJERIAL
ADV
INT
BASIC
Sub-surface Engineering
200
150
Sub-surface Mapping
200
Well Planning & Design
ADV
INT
TEKNIS BASIC
MANAJERIAL
ADV
INT
BASIC
100
175
125
75
150
100
175
125
75
200
150
100
200
150
100
Drilling & Well Completion
200
150
100
150
100
50
Casing Program & Design
200
150
100
200
150
100
ADV
INT
BASIC
DEVELOPMENT
TEKNIS
MANAJERIAL Result Orientation
200
150
100
200
150
100
Creativity & Innovation
200
150
100
175
125
75
Teamwork and Coordination
200
150
100
175
125
75
Attention to Detail
200
150
100
175
125
75
Analytical Thinking
200
150
100
200
150
100
PRODUCTION
TEKNIS Production System Design
200
150
100
175
125
75
Wireline Production Operation
200
150
100
175
125
75
Formation Fluid Properties and Surface Sampling Procedures
200
150
100
200
150
100
Surface Equipment
200
150
100
175
125
75
MANAJERIAL Planning & Organizing
200
150
100
175
125
75
Teamwork & Coordination
200
150
100
175
125
75
Result Orientation
200
150
100
200
150
100
Analytical Thinking
200
150
100
200
150
100
Catatan tambahan: Untuk dapat memperoleh hasil penilaian yang lebih tajam, dapat juga dilakukan pembobotan untuk setiap komponen penilaian, misal: Technology Applied (40%), Kompetensi Teknis (30%) dan Kompetensi Manajerial (30%). Total nilai yang diperoleh akan dikonversikan kedalam prosentase. Referensi Penyusunan Struktur Organisasi di Lingkungan Kontraktor Kontrak Kerja Sama - 61
5. Formulasi Penghitungan Tenaga Kerja Asing
Formulasi Penghitungan Tenaga Kerja
Tabel berikut ini adalah formula baku yang digunakan oleh BPMIGAS untuk menghitung tenaga kerja asing yang dapat digunakan secara optimal oleh KKKS. Peta acuan aktivitas dan kompetensi yang dijabarkan pada halaman sebelumnya adalah formula untuk menghitung prosentase pada kolom expatriate cost pada tabel di bawah. Dengan mempertimbangkan perbedaan kategorisasi KKKS.
Prosentase yang telah tertera dalam tabel di bawah ini tidak akan menjadi angka yang berlaku bagi seluruh KKKS, namun akan bervariasi untuk setiap KKKS, bergantung pada nilai akhir yang diperolehnya setelah melalui proses evaluasi terhadap kedua kriteria dalam peta acuan aktivitas dan kompetensi. Prosentase yang ada di bawah berlaku sebagai standar maksimum nilai yang dapat diperoleh oleh KKKS dengan kategorisasi terbesar.
Explorations
Development
Production
Administration
A
B
C
D
Personnel Expense
15% x A = K
15% x B = L
15% x C = M
15% x D = N
Expatriate Cost
50% x K = W
70% x L = X
20% x M = Y
20% x N = Z
W : a = A’
X : a = B’
Y : a = C’
Z : a = D’
Total Expense
Jumlah Expatriate Total Expatriate
A’ + B’ + C’ + D’
Keterangan: a: rata-rata expatriate cost per capita (salary & benefit dalam WP&B dibagi jumlah expat)
Sumber: Blueprint BPMIGAS 2005-2010
5. Formulasi Penghitungan Tenaga Kerja Asing
Referensi Penyusunan Struktur Organisasi di Lingkungan Kontraktor Kontrak Kerja Sama - 62
Formulasi Perhitungan Tenaga Kerja: Konversi Poin ke Penghitungan Expat Cost On-Shore/Off-Shore Exploration 920 A1
A2
50%
B2
B1
Development 840 C1 70%
D1
Production 640 E1 20%
F1
C2
An
402.5 Bn
Cn
317.5
D2
E2
Dn
En
242.5
F2
Fn
Exploration Yexpl = (920-402.5)/n
50% / 920 = B1 / A1, dimana A1 diperoleh dari 920 - Yexpl
Interval prosentase (Zexpl) diperoleh dari 50% - B1, sehingga angka B2 dst dapat dihitung
Perhitungan konversi dilakukan untuk mendapatkan nilai proporsional bagi KKKS yang berbeda kategori, dengan memakai formulasi yang telah dirancang oleh BPMIGAS sebagai angka maksimum yang diberlakukan bagi perolehan point maksimum di setiap fase kerja KKKS (eksplorasi, development, dan produksi). Contoh penggunaan konversi, misalnya pada fase eksplorasi. Nilai tertinggi dan nilai terendah yang mungkin diperoleh pada fase ini dipetakan ke dalam suatu rentang/garis nilai. Garis ini kemudian dibagi ke dalam beberapa kelas, yang jumlah kelasnya bergantung pada kebutuhan. Pada contoh ini, jumlah kelas adalah 8. Nilai-nilai yang ada di antara nilai tertinggi dan nilai terendah tersebut diperoleh setelah interval antar kelas dalam rentang tersebut dihitung. Cara memperoleh interval adalah dengan menggunakan perhitungan yang dipaparkan berikut ini, dimana interval nilai dalam fase eksplorasi diwakili oleh Yexpl. Yexpl kemudian menjadi acuan untuk memperoleh nilai-nilai yang mewakili 8 kelas tersebut. Perhitungan proporsional atas formula prosentase dilakukan dengan menggunakan persamaan, yang kemudian menjadi dasar untuk menemukan prosentase lainnya dalam rentang tersebut. Dengan ini, maka angka penilaian yang diperoleh dari KKKS X pada fase eksplorasinya (dari faktor aplikasi teknologi dan faktor kompetensi) dapat dikonversikan secara proporsional dengan rumusan berikut, sehingga diperoleh formula spesifik yang dapat diterapkan pada KKKS X tersebut berdasarkan besaran dan kompleksitas aktivitas, serta kategorisasi dimana KKKS X berada.
Development Ydev = (840-317.5)/n
70% / 840 = D1 / C1, dimana C1 diperoleh dari 317.5 - Ydev
Interval prosentase (Zdev) diperoleh dari 70% - D1, sehingga angka D2 dst dapat dihitung Legend:
Production Yprod = (640-242.5)/n
n = jumlah kelas dalam rentang nilai tertinggi dan terendah Y = nilai interval antar kelas
20% / 640 = F1 / E1, dimana C1 diperoleh dari 640 - Yprod
Interval prosentase (Zprod) diperoleh dari 20% - F1, sehingga angka F2 dst dapat dihitung
A/C/E = nilai dalam rentang (antara nilai tertinggi dan terendah) B/D/F = prosentase proporsional terhadap nilai dalam rentang, yang didapatkan dari hasil persamaan Z = nilai interval prosentase
Referensi Penyusunan Struktur Organisasi di Lingkungan Kontraktor Kontrak Kerja Sama - 63
5. Formulasi Penghitungan Tenaga Kerja Asing
Dasar Pemetaan Kompetensi: Aktivitas vs. Peran
AKTIVITAS
PERAN
PERENCANAAN EKSPLORASI
S Melakukan pemilihan daerah eksplorasi berdasarkan keadaan geologi maupun daerah kuasa pertambangan yang dimiliki oleh perusahaan. S Melakukan studi pendahuluan meliputi geologi regional yang menyangkut studi kompratif atau perbandingan dengan daerah geologi lain yang telah dieksplorasi.
S Geologist S Geophysicist
SURVEY GEOLOGI DAN GEOFISIK
S Melakukan kajian terhadap formasi tanah, contoh batuan. S Melakukan pemetaan terhadap cekungan yang memiliki prospek paling baik dari segi kandungan minyak dan gas. S Melakukan analisa dengan berdasarkan teori geologi untuk menentukan kemungkinan adanya kandungan minyak pada lokasi penelitian. S Melakukan survey geofisik (gravity survey, magnectic survey, seismic survey atau remote sensing) untuk melihat formasi lapisan tanah (perbedaan kerapatan, keberadaan cekungan dan perkiraan kandungan minyak).
S Geologist S Geophysicist
ANALISA RESERVOIR
S Melakukan analisa terhadap reservoir meliputi kadar kandungan minyak dan gas, aspek komersial (commercial evaluation), dan dinamika perilaku dari reservoir tersebut (reservoir dynamic behavior). S (Jika berdasarkan analisa tersebut dinyatakan bahwa reservoir tidak layak untuk dibor maka proses eksplorasi dialihkan ke lokasi yang lain).
S Reservoir Engineer S Petroleum Engineer S Reservoir Geologist
EXPLORATORY DRILLING
S Melakukan pemboran pada sumur wild cat. S Melakukkan analisa formasi serta karakteristik lapisan berikut tingkat kedalaman dari setiap lapisan, kerapatan dan daya resap dari lapisan-lapisan yang ada, menghitung kadar hidrokarbon. S Dari pemboran sumur eksplorasi ini juga akan diperoleh data mengenai tekanan reservoir (initial reservoir pressure) serta produktifitas dari reservoir tersebut. S Berbagai informasi yang diperoleh dari kegiatan drilling exploration ini akan menentukan juga teknik dan peralatan pengeboran yang digunakan.
S Geologist S Geophysicist S Drilling Engineer S Reservoir Engineer
FIELD DEVELOPMENT
S Berdasarkan hasil survey geologi & geofisik serta analisa terhadap sumur eksplorasi, disusun berbagai tipe peta yakni: Contour Maps, Isopach Maps, Porosity Maps, Permeability Maps, dan peta lainnya yang menunjukan karakteristik batuan dan formasinya. S Membuat perencanaan produksi yang meliputi menentukan strategi produksi berdasarkan karakter dan dinamika reservoir, menentukan disain well completion dan fasilitas produksi, menentukan disain program pengeboran berdasarkan disain well completion. S Membangun infrastruktur lain yang mendukung proses produksi (gathering station, pipelines, platforms) serta fasilitas pendukung lainnya (jalan, camp, dan lain sebagainya).
S Geologist S Geophysicist S Reservoir Engineer S Production Engineer S Drilling Engineer
5. Formulasi Penghitungan Tenaga Kerja Asing
Referensi Penyusunan Struktur Organisasi di Lingkungan Kontraktor Kontrak Kerja Sama - 64
Dasar Pemetaan Kompetensi: Aktivitas vs. Peran (lanjutan)
AKTIVITAS
PERAN
DRILLING
S Melakukan persiapan terhadap lokasi dan perlengkapan pengeboran. S Melakukan pengeboran sampai dengan tingkat kedalaman yang sudah ditentukan. S Melakukan pemasangan casing. S Melakukan penyemenan (cementing) pada casing yang telah terpasang.
S Drilling Engineer
WELL COMPLETION
S Melakukan pemasangan tubing. S Melakukan perforasi (melubangi dinding casing) dengan mengacu pada log data-data mengenai formasi lapisan dan keberadaan minyak/gas. S Melakukan pemasasangan screen-liner untuk menyaring material yang terbawa dalam minyak S Melakukan pemasangan well head dan pipa yang menyambungkan sumur dengan gathering station.
S Drilling Engineer S Production Engineer
PRODUKSI
Subsurface: S Memonitor tekanan sumur. S Menentukan mekanisme serta teknik untuk meningkatkan tekanan sumur dan produksi, termasuk menentukan mekanisme ehnaced oil recovery. S Memonitor kinerja dan dinamika reservoir serta melakukan update data-data reservoir
S Production Engineer S Reservoir Engineer
Surface: S Gathering (mengumpulkan hasil minyak/gas dari berbagai sumur yang ada dalam area pengeboran) S Separation (melakukan pemisahan minyak/gas dan kandungan kimia maupun cairan lain yang terbawa dalam proses pengangkatan minyak/gas dari perut bumi) S Treatment (melakukan treatment untuk memperoleh kualitas hasil produksi yang diinginkan) S Evacuation/Transport S Storage
Referensi Penyusunan Struktur Organisasi di Lingkungan Kontraktor Kontrak Kerja Sama - 65
5. Formulasi Penghitungan Tenaga Kerja Asing
Peta Kompetensi: Backbone Process
KOMPETENSI
FUNGSI
BACKBONE PROCESS
TEKNIKAL GEOPHYSICIST
S Seismic Signal S Instrument & Field Techniques S Seismic Processing S Seismic Interpretation S Geophysics Survey Methods S Petroleum Geology
GEOLOGIST
S S S S
RESERVOIR
S Petroleum Geology S Well Log Analysis S Reservoir Modelling & Simulation S Reservoir Rock & Fluid
DRILLING & WELL COMPLETION
S S S S S
PRODUCTION
S Petroleum Geology S Well Stimulation S Artificial Lift S Work Over & Well Services S Production Engineering S Separation of Oil & Gas S Suuface Facilities & Transportation
Petroleum Geology Geological Reservoir Characterization Structural Geology Geology Techniques
Well Completion Design and Program Casing Design and Program Hydraulic Program Cementing Program Optimize Drilling Operation & Performance
5. Formulasi Penghitungan Tenaga Kerja Asing
ATRIBUT PERSONAL ¦ Analytical Thinking ¦ Problem Solving and Decision Making ¦ Adaptability ¦ Tolerancec for Stress
¦ Teamwork ¦ Communication Skill ¦ Planning & Organizing
S Well Planning S Openhole Logging S Reservoir Modelling S Decision Analysis
¦ Analytical Thinking ¦ Problem Solving and Decision Making ¦ Adaptability ¦ Tolerancec for Stress
¦Teamwork ¦ Communication Skill ¦ Planning & Organizing
S Oil Recovery Method S Reservoir Characterization S Reservoir Data Acquisition & Analysis
¦ Analytical Thinking ¦ Problem Solving and Decision Making ¦ Adaptability ¦ Tolerancec for Stress
¦ Teamwork ¦ Communication Skill ¦ Planning & Organizing
¦ Analytical Thinking ¦ Result Orientation ¦ Develop System & Process ¦ Teamwork
¦ Attention to Detail ¦ Adaptability ¦ Tolerancec for Stress ¦ Communication Skill ¦ Planning & Organizing
¦ Analytical Thinking ¦ Result Orientation ¦ Develop System & Process ¦ Teamwork
¦ Attention to Detail ¦ Adaptability ¦ Tolerancec for Stress ¦ Communication Skill ¦ Planning & Organizing
Referensi Penyusunan Struktur Organisasi di Lingkungan Kontraktor Kontrak Kerja Sama - 66
Peta Kompetensi: Geophysicist
KOMPETENSI
GAMBARAN UMUM AKTIVITAS
TEKNIKAL S Melakukan pemilihan daerah eksplorasi berdasarkan hasil studi geologi. S Melakukan kajian terhadap formasi tanah, contoh batuan. S Melakukan pemetaan terhadap cekungan yang memiliki prospek paling baik dari segi kandungan minyak dan gas. S Melakukan survey geofisik (gravity survey, magnetic survey, seismic survey atau remote sensing) untuk melihat formasi lapisan tanah (perbedaan kerapatan, keberadaan cekungan dan perkiraan kandungan minyak). S Melakukan analisa formasi serta karakteristik lapisan berikut tingkat kedalaman dari setiap lapisan, kerapatan, dan daya resap dari setiap lapisan-lapisan yang ada. S Melakukan perhitungan kadar hidrokarbon. S Berdasarkan hasil survey geologi dan geofisik serta analisa terhadap sumur eksplorasi, menyusun berbagai tipe peta (contour map, porosity map, permeability map, dan peta lainnya) yang menunjukan karakteristik batuan dan formasinya.
Seismic Signal Kemampuan untuk melaksanakan survey seismic, mengidentifikasikan berbagai tipe dan karakteristik gelombang, analisa bagaimana gelombang ditransmisikan dari dalam perut bumi dan pergerakan gelombang diatas permukaan tanah, analisa refleksi seismic (incident ray, angle of reflection, angle of incidence, dan lain sebagainya) serta menginterpretasikan data-data seismic yang dihasilkan untuk menentukan karakteristik reservoir.
Seismic Interpretation Kemampuan untuk mengolah serta menganalisa maupun mengevaluasi datadata seismic dari berbagai aspek yakni fault (pengaruh fault terhadap hidrokarbon, teknik-teknik yang digunakan untuk mengidentifikasikan fault dan contour fault pada peta), seismic contouring, velocity interpretation (konversi data waktu menjadi data kedalaman suatu prospek), hydrocarbon indicators (indikasi-indikasi yang menunjukan adanya kandungan hidrokarbon) dan stratigraphic seimology.
Instrument & Field Techniques Kemampuan untuk mendisain survey dengan mempertimbangkan tujuan survey dan aspek ekonomis pelaksanaan survey, meningkatkan signal-to-noise ratio, mampu untuk mengelola proyek secara efektif dan efisien. Mampu menggunakan metode satellite positioning untuk pelaksanaan survey didarat, maupun menginterpretasikan data-data navigasi untuk menentukan titik-titik koordinat tempat pelaksanaan survey di laut. Mampu untuk nginterpretasikan data-data seismic dalam multiple coverage. Mampu mengaplikasikan instrumen dan teknik survey seperti multiple coverage, array design, vibroseis, dan multicomponent seismic.
Geophysics Survey Methods Mampu untuk memilih, mengaplikasikan dan mengevaluasi berbagai metode survey geofisik sesuai dengan kondisi di lapangan serta tujuan dari survey tersebut, seperti 3-D seismic method,Gravity dan magnetic, Crosswell seismology, Vertical seismic profiles, Borehole velocity survey & synthetic seismogram.
Seismic Processing Kemampuan untuk mengaplikasikan berbagai metode pengolahan data serta analisa survey seismic sehingga dapat diperoleh data seismic yang akurat, seperti velocity analysis, static correction, deconvolution, stacking, filtering and display (common midpoint stacking, velocity filtering, final filtering dan display modes), dan seismic migration.
Petroleum Geology Memiliki pengetahuan yang memadai serta mampu mengaplikasikan berbagai konsep dalam petroleum geologi dalam pelaksanaan pekerjaan sebagai geologist seperti hydrocarbon properties (karakteristik fluida yang ditemukan dalam hidrokarbon), reservoir (berbagai tipe reservoir dan sejarahnya terbentuknya reservoir tersebut),traps, subsurface environment (tipe serta kegunaan dari berbagai geological display, seperti structure maps, isopach maps), dan lain sebagainya.
Referensi Penyusunan Struktur Organisasi di Lingkungan Kontraktor Kontrak Kerja Sama - 67
5. Formulasi Penghitungan Tenaga Kerja Asing
Peta Kompetensi: Geophysicist
KOMPETENSI
GAMBARAN UMUM AKTIVITAS
ATRIBUT PERSONAL S Melakukan pemilihan daerah eksplorasi berdasarkan hasil studi geologi. S Melakukan kajian terhadap formasi tanah, contoh batuan. S Melakukan pemetaan terhadap cekungan yang memiliki prospek paling baik dari segi kandungan minyak dan gas. S Melakukan survey geofisik (gravity survey, magnetic survey, seismic survey atau remote sensing) untuk melihat formasi lapisan tanah (perbedaan kerapatan, keberadaan cekungan dan perkiraan kandungan minyak). S Melakukan analisa formasi serta karakteristik lapisan berikut tingkat kedalaman dari setiap lapisan, kerapatan, dan daya resap dari setiap lapisan-lapisan yang ada. S Melakukan perhitungan kadar hidrokarbon. S Berdasarkan hasil survey geologi dan geofisik serta analisa terhadap sumur eksplorasi, menyusun berbagai tipe peta (contour map, porosity map, permeability map, dan peta lainnya) yang menunjukan karakteristik batuan dan formasinya.
Analytical Thinking Kemampuan untuk menerapkan pengetahuan luas dan pengalaman yang tepat ketika menghadapi permasalahan yang kompleks dan mengambil keputusan yang sulit pada saat yang tepat, memilih tindakan yang tepat dari serangkaian alternatif yang dikembangkan berdasarkan pada asumsi logis dan informasi yang aktual dan dengan mempertimbangkan sumber informasi, hambatan dan nilai organisasi.
Teamwork Kemampuan memulai dan membangun kerjasama yang efektif antar kelompok berbeda departemen atau fungsi untuk mencapai hasil yang optimum bagi kelompok.
Problem Solving and Decision Making Kemampuan mengidentifikasi persoalan berdasarkan data, serta memecahkan permasalahan secara objektif sehingga mendapatkan alternatif pemecahan masalah/solusinya serta mampu mengambil keputusan yang tegas dan konsekuen dalam mengimplemetasikan keputusan tersebut termasuk menghadapi resikonya.
Communication Skill Kemampuan menerima dan memberikan informasi secara efektif, dapat mengemukaan pendapat secara runtut dan jelas sehingga dapat dimengerti oleh pendengarnya sertamampu mendengarkan pendapat orang lain dengan seksama.
Adaptability Kemampuan untuk menyesuaikan diri dalam menghadapi perubahan (lingkungan, tugas, budaya, tim kerja) dengan tetap menjaga efektivitas unjuk kerja) .
Planning & Organizing Kemampuan untuk mengelola sumber daya yang ada dalam melakukan perencanaan dan untuk penyelesaian tugas guna mencapai target tertentu.
Tolerance for stress Kapasitas individu untuk beradaptasi dengan berbagai tugas yang rumit serta perubahan lingkungan, mampu beradaptasi dengan berbagai perubahan load pekerjaan ataupun perubahan lingkungan kerja, serta menampilkan sikap percaya diri dalam menghadapi situasi yang tidak menentu (ambiguous).
5. Formulasi Penghitungan Tenaga Kerja Asing
Referensi Penyusunan Struktur Organisasi di Lingkungan Kontraktor Kontrak Kerja Sama - 68
Peta Kompetensi: Geologist
KOMPETENSI
GAMBARAN UMUM AKTIVITAS
TEKNIKAL S Melakukan pemilihan daerah eksplorasi berdasarkan keadaan geologi maupun daerah kuasa pertambangan yang dimiliki oleh perusahaan. S Melakukan studi pendahuluan meliputi geologi regional yang menyangkut studi kompratif atau perbandingan dengan daerah geologi lain yang telah dieksplorasi. S Melakukan kajian terhadap formasi tanah, contoh batuan. S Melakukan pemetaan terhadap cekungan yang memiliki prospek paling baik dari segi kandungan minyak dan gas. S Melakukan analisa dengan berdasarkan teori geologi untuk menentukan kemungkinan adanya kandungan minyak pada lokasi penelitian. S Melakukkan analisa formasi serta karakteristik lapisan berikut tingkat kedalaman dari setiap lapisan, kerapatan dan daya resap dari lapisan-lapisan yang ada, menghitung kadar hidrokarbon. S Berdasarkan hasil survey geologi dan geofisik serta analisa terhadap sumur eksplorasi, menyusun berbagai tipe peta (contour map, porosity map, permeability map, dan peta lainnya) yang menunjukan karakteristik batuan dan formasinya.
Petroleum Geology Memiliki pengetahuan yang memadai serta mampu mengaplikasikan berbagai konsep dalam petroleum geologi dalam pelaksanaan pekerjaan sebagai geologist seperti hydrocarbon properties (karakteristik fluida yang ditemukan dalam hidrokarbon), reservoir (berbagai tipe reservoir dan sejarahnya terbentuknya reservoir tersebut),traps, subsurface environment (tipe serta kegunaan dari berbagai geological display, seperti structure maps, isopach maps), dan lain sebagainya.
Well Planning Kemampuan untuk mengaplikasikan well planning seperti well design, rig design, persiapan AFE, kontrak pelaksanaan drilling, dan lain sebagainya.
Geological Reservoir Characterization Kemampuan untuk mengolah serta mengintegrasikan berbagai data geosciences (subsurface facies analysis, sequence stratigraphy, sandstone reservoir, carbonate reservoir, evaporites) dalam pembuatan model geologi serta dalam mengidentifikasikan karakter dari reservoir.
Openhole Logging S Kemampuan untuk memahami penggunaan serta keunggulan dan keterbatasan penggunaan tools openhole wireline logging. S Kemampuan untuk menggunakan tools openhole wireline logging.
Structural Geology Memiliki pengetahuan yang memadai serta mampu untuk menganalisa kondisi dan formasi geologis dari suatu wilayah eksplorasi.
Reservoir Modelling Kemampuan untuk menggunakan serta menganalisa berbagai data dan tools yang digunakan dalam reservoir modelling.
Geological Techniques Kemampuan untuk memahami, mengaplikasikan serta mengevaluasi berbagai teknik maupun metode yang sesuai dalam kegiatan eksplorasi dan eksploitasi seperti photogeology & remote sensing, basin analysis, play analysis, geostatistic, maupun dasar-dasar melakukan interpretasi datadata seismic.
Decision Analyis Kemampuan untuk mengintegrasikan berbagai data untuk mengidentifikasikan additional reserves dan mengotimalkan field performance.
Referensi Penyusunan Struktur Organisasi di Lingkungan Kontraktor Kontrak Kerja Sama - 69
5. Formulasi Penghitungan Tenaga Kerja Asing
Peta Kompetensi: Geologist
KOMPETENSI
GAMBARAN UMUM AKTIVITAS
ATRIBUT PERSONAL S Melakukan pemilihan daerah eksplorasi berdasarkan keadaan geologi maupun daerah kuasa pertambangan yang dimiliki oleh perusahaan. S Melakukan studi pendahuluan meliputi geologi regional yang menyangkut studi kompratif atau perbandingan dengan daerah geologi lain yang telah dieksplorasi S Melakukan kajian terhadap formasi tanah, contoh batuan. S Melakukan pemetaan terhadap cekungan yang memiliki prospek paling baik dari segi kandungan minyak dan gas. S Melakukan analisa dengan berdasarkan teori geologi untuk menentukan kemungkinan adanya kandungan minyak pada lokasi penelitian. S Melakukkan analisa formasi serta karakteristik lapisan berikut tingkat kedalaman dari setiap lapisan, kerapatan dan daya resap dari lapisan-lapisan yang ada, menghitung kadar hidrokarbon. S Berdasarkan hasil survey geologi dan geofisik serta analisa terhadap sumur eksplorasi, menyusun berbagai tipe peta (contour map, porosity map, permeability map, dan peta lainnya) yang menunjukan karakteristik batuan dan formasinya.
Analytical Thinking Kemampuan untuk menerapkan pengetahuan luas dan pengalaman yang tepat ketika menghadapi permasalahan yang kompleks dan mengambil keputusan yang sulit pada saat yang tepat, memilih tindakan yang tepat dari serangkaian alternatif yang dikembangkan berdasarkan pada asumsi logis dan informasi yang aktual dan dengan mempertimbangkan sumber informasi, hambatan dan nilai organisasi.
Teamwork Kemampuan untuk menjalin kerja sama dengan orang lain baik dalam kelompok atau antar unit kerja yang bertujuan untuk mencapai tujuan kelompok.
Problem Solving and Decision Making Kemampuan mengidentifikasi persoalan berdasarkan data, serta memecahkan permasalahan secara objektif sehingga mendapatkan alternatif pemecahan masalah/solusinya serta mampu mengambil keputusan yang tegas dan konsekuen dalam mengimplemetasikan keputusan tersebut termasuk menghadapi resikonya.
Communication Skill Kemampuan menerima dan memberikan informasi secara efektif, dapat mengemukaan pendapat secara runtut dan jelas sehingga dapat dimengerti oleh pendengarnya sertamampu mendengarkan pendapat orang lain dengan seksama.
Adaptability Kemampuan untuk menyesuaikan diri dalam menghadapi perubahan (lingkungan, tugas, budaya, tim kerja) dengan tetap menjaga efektivitas unjuk kerja).
Planning & Organizing Kemampuan untuk mengelola sumber daya yang ada dalam melakukan perencanaan dan untuk penyelesaian tugas guna mencapai target tertentu.
Tolerance for stress Kapasitas individu untuk beradaptasi dengan berbagai tugas yang rumit serta perubahan lingkungan, mampu beradaptasi dengan berbagai perubahan load pekerjaan ataupun perubahan lingkungan kerja, serta menampilkan sikap percaya diri dalam menghadapi situasi yang tidak menentu (ambiguous).
5. Formulasi Penghitungan Tenaga Kerja Asing
Referensi Penyusunan Struktur Organisasi di Lingkungan Kontraktor Kontrak Kerja Sama - 70
Peta Kompetensi: Reservoir
KOMPETENSI
GAMBARAN UMUM AKTIVITAS S Melakukan analisa terhadap reservoir meliputi kadar kandungan minyak dan gas, aspek komersial (commercial evaluation), dan dinamika perilaku dari reservoir tersebut (reservoir dynamic behavior). S (Jika berdasarkan analisa tersebut dinyatakan bahwa reservoir tidak layak untuk dibor maka proses eksplorasi dialihkan ke lokasi yang lain). S Dari pemboran sumur eksplorasi ini juga akan diperoleh data mengenai tekanan reservoir (initial reservoir pressure) serta produktifitas dari reservoir tersebut. S Membuat perencanaan produksi yang meliputi menentukan strategi produksi berdasarkan karakter dan dinamika reservoir, menentukan disain well completion dan fasilitas produksi, menentukan disain program pengeboran berdasarkan disain well completion. S Mengembangkan dan disain program well testing, mengevaluasi data-data hasil well test untuk memprediksi kinerja sumur dan reservoir. S Menentukan mekanisme serta teknik untuk meningkatkan tekanan sumur dan produksi, termasuk menentukan mekanisme ehnaced oil recovery. S Memonitor kinerja dan dinamika reservoir serta melakukan update data-data reservoir .
TEKNIKAL Petroleum Geology Memiliki pengetahuan yang memadai serta mampu mengaplikasikan berbagai konsep dalam petroleum geologi dalam pelaksanaan pekerjaan sebagai geologist seperti hydrocarbon properties (karakteristik fluida yang ditemukan dalam hidrokarbon), reservoir (berbagai tipe reservoir dan sejarahnya terbentuknya reservoir tersebut),traps, subsurface environment (tipe serta kegunaan dari berbagai geological display, seperti structure maps, isopach maps), dan lain sebagainya.
Oil Recovery Methods Kemampuan untuk memahami, mengaplikasikan serta mengevaluasi berbagai metode atau teknik recovery.
Well Log Analysis S Kemampuan untuk melakukan analisa serta mengevaluasi sifat-sifat petrofisik batuan sekitar lubang bor dalam menentukan jenis batuan, harga resivitas air dan batuan dengan fluida yang terkandung, volume shale, porositas, saturasi. S Kemampuan untuk memahami dan mengaplikasikan berbagai metode analisis interpretasi dari alat-alat logging yang umum digunakan pada openhole logging. S Kemampuan untuk menentukan cadangan hidrokarbon dalam suatu reservoir.
Reservoir Characterization Kemampuan untuk memahami berbagai konsep karakterisasi reservoir serta mampu untuk mengintegrasikan seluruh data geociences dan mengaplikasikannya dalam pembuatan model geologi: S Subsurface facies analysis S Sequence stratigraphy S Sandstone reservoir S Carbonate reservoir S Evaporites
Reservoir Modelling & Simulation Kemampuan untuk melakukan reservoir modelling, melakukan penyelarasan model dengan kinerja reservoir serta mampu untuk menggunakan model tersebut untuk peramalan dan studi kinerja reservoir dengan berbagai skenario cara produksi.
Reservoir Data Acquisition & Analysis Kemampuan untuk melakukan analisa terhadap berbagai metode pengumpulan dan pemilihan data berikut dengan teknik-teknik persiapan dan penyajian data tentang reservoir sehingga menjadi data deskripsi reservoir yang dapat digunakan dalam suatu studi/analisis reservoir.
Reservoir Rock & Fluid Kemampuan untuk mengetahui serta menganalisa formasi batuan serta sifat-sifat fluida reservoir yang berkaitan dengan proses pengangkatan fluida dari dalam reservoir hingga penanganannya di permukaan, termasuk menentukan metode recovery.
Referensi Penyusunan Struktur Organisasi di Lingkungan Kontraktor Kontrak Kerja Sama - 71
5. Formulasi Penghitungan Tenaga Kerja Asing
Peta Kompetensi: Reservoir
KOMPETENSI GAMBARAN UMUM AKTIVITAS ATRIBUT PERSONAL S Melakukan analisa terhadap reservoir meliputi kadar kandungan minyak dan gas, aspek komersial (commercial evaluation), dan dinamika perilaku dari reservoir tersebut (reservoir dynamic behavior). S (Jika berdasarkan analisa tersebut dinyatakan bahwa reservoir tidak layak untuk dibor maka proses eksplorasi dialihkan ke lokasi yang lain). S Dari pemboran sumur eksplorasi ini juga akan diperoleh data mengenai tekanan reservoir (initial reservoir pressure) serta produktifitas dari reservoir tersebut. S Membuat perencanaan produksi yang meliputi menentukan strategi produksi berdasarkan karakter dan dinamika reservoir, menentukan disain well completion dan fasilitas produksi, menentukan disain program pengeboran berdasarkan disain well completion. S Mengembangkan dan disain program well testing, mengevaluasi data-data hasil well test untuk memprediksi kinerja sumur dan reservoir. S Menentukan mekanisme serta teknik untuk meningkatkan tekanan sumur dan produksi, termasuk menentukan mekanisme ehnaced oil recovery. S Memonitor kinerja dan dinamika reservoir serta melakukan update datadata reservoir.
Analytical Thinking Kemampuan untuk menerapkan pengetahuan luas dan pengalaman yang tepat ketika menghadapi permasalahan yang kompleks dan mengambil keputusan yang sulit pada saat yang tepat, memilih tindakan yang tepat dari serangkaian alternatif yang dikembangkan berdasarkan pada asumsi logis dan informasi yang aktual dan dengan mempertimbangkan sumber informasi, hambatan dan nilai organisasi.
Teamwork Kemampuan untuk menjalin kerja sama dengan orang lain baik dalam kelompok atau antar unit kerja yang bertujuan untuk mencapai tujuan kelompok.
Problem Solving and Decision Making Kemampuan mengidentifikasi persoalan berdasarkan data, serta memecahkan permasalahan secara objektif sehingga mendapatkan alternatif pemecahan masalah/solusinya serta mampu mengambil keputusan yang tegas dan konsekuen dalam mengimplemetasikan keputusan tersebut termasuk menghadapi resikonya.
Communication Skill Kemampuan menerima dan memberikan informasi secara efektif, dapat mengemukaan pendapat secara runtut dan jelas sehingga dapat dimengerti oleh pendengarnya sertamampu mendengarkan pendapat orang lain dengan seksama.
Adaptability Kemampuan untuk menyesuaikan diri dalam menghadapi perubahan (lingkungan, tugas, budaya, tim kerja) dengan tetap menjaga efektivitas unjuk kerja).
Planning & Organizing Kemampuan untuk mengelola sumber daya yang ada dalam melakukan perencanaan dan untuk penyelesaian tugas guna mencapai target tertentu.
Tolerance for Stress Kapasitas individu untuk beradaptasi dengan berbagai tugas yang rumit serta perubahan lingkungan, mampu beradaptasi dengan berbagai perubahan load pekerjaan ataupun perubahan lingkungan kerja, serta menampilkan sikap percaya diri dalam menghadapi situasi yang tidak menentu (ambiguous).
5. Formulasi Penghitungan Tenaga Kerja Asing
Referensi Penyusunan Struktur Organisasi di Lingkungan Kontraktor Kontrak Kerja Sama - 72
Peta Kompetensi: Drilling & Well Completion
KOMPETENSI
GAMBARAN UMUM AKTIVITAS
TEKNIKAL S Merancang disain instrumen mekanis, komputer, dan electrical tools dalam rangka membangun infrastruktur subsurface baik area off-shore dan on-shore yang akan digunakan untuk melakukan drilling yang akan dilanjutkan pada tahap production operation. S Merencanakan peralatan, tipe rig, drilling unit lain yang terlibat, dan urutan langkah pengambilan minyak dari dalam sumur dari awal hingga akhir. S Merancang disain well construction/well completions berupa infrastruktur seperti fishing tools, completion equipment, line hanger/line string, casing running, cementing programs, coil tubing, dan mengoperasikannya pada tahap pemboran sumur (tahap eskplorasi). S Melakukan (memonitor kerja kontraktor) drilling eksplorasi, mencakup drill stem, mud logging, wireline logging, dll. S Mengalihkan kepemilikan sumur-sumur yang dinilai layak pada owner (production operation).
Well Completion Design and Program
Cementing Program
Kemampuan untuk memilih disain completion yang paling optimal (mis. Openhole, liner, perforasi, single zone, multi zone) serta menentukan spesifikasi, pemasangan, dan penempatan tubular dan peralatan lainnya (packers, artificial lift, downhole completion accessories) guna memenuhi kriteria disain tersebut, memilih cairan, aditif, dan perlakuan yang tepat untuk memenuhi target yang ditetapkan oleh fungsi reservoir management.
Merancang dan mengevaluasi program cementing yang tepat untuk mendukung pencapaian target dengan cara memilih, menentukan, mengevaluasi, dan memodifikasi rancangan yang paling efektif (tipe semen, aditif, equipment, prosedur, tools) sesuai dengan kebutuhan situasi lingkungan.
Casing Design and Program
Optimize Drilling Operation & Performance
Kemampuan untuk menentukan program tubular dan konfigurasi casing yang paling optimal dengan menganalisa spesifikasi ukuran, kekuatan, dan kedalaman dari casing serta string dan liner sesuai dengan kebutuhan dan kondisi lingkungan, untuk memunculkan production flow rates, tekanan, serta kondisi operasi lain yang diinginkan dari sumur tersebut.
Menentukan dan mengevaluasi parameter drilling operation (termasuk horizontal/multilaterals drilling), merancang completion program untuk directional drilling sesuai dengan rekomendasi yang diberikan fungsi reservoir management, merancang peralatan yang terlibat dengan spesifikasi tepat dengan mempertimbangkan hal-hal yang terlibat dengan completing, stimulating, dan producing wells, memonitor jalannya operasi drilling, mengidentifikasi area permasalahan serta merekomendasikan perbaikannya, memperbaiki teknik dan program drilling untuk mempertahankan optimalitas well.
Hydraulic Program Menganalisa dan merancang program hidraulik yang tepat berdasarkan spesifikasi tanah, batuan, kualitas reservoir dan sasaran/target kerja, memahami dan melakukan perincian teknik dalam rangka mengimplementasikan beragam pendekatan sistem fluids dan proppants.
Referensi Penyusunan Struktur Organisasi di Lingkungan Kontraktor Kontrak Kerja Sama - 73
5. Formulasi Penghitungan Tenaga Kerja Asing
Peta Kompetensi: Drilling & Well Completion
KOMPETENSI
GAMBARAN UMUM AKTIVITAS
ATRIBUT PERSONAL S Merancang disain instrumen mekanis, komputer, dan electrical tools dalam rangka membangun infrastruktur subsurface baik area off-shore dan onshore yang akan digunakan untuk melakukan drilling yang akan dilanjutkan pada tahap production operation. S Merencanakan peralatan, tipe rig, drilling unit lain yang terlibat, dan urutan langkah pengambilan minyak dari dalam sumur dari awal hingga akhir. S Merancang disain well construction/well completions berupa infrastruktur seperti fishing tools, completion equipment, line hanger/line string, casing running, cementing programs, coil tubing, dan mengoperasikannya pada tahap pemboran sumur (tahap eskplorasi). S Melakukan (memonitor kerja kontraktor) drilling eksplorasi, mencakup drill stem, mud logging, wireline logging, dll. S Mengalihkan kepemilikan sumursumur yang dinilai layak pada owner (production operation).
Analytical Thinking Kemampuan untuk menerapkan pengetahuan luas dan pengalaman yang tepat ketika menghadapi permasalahan yang kompleks dan mengambil keputusan yang sulit pada saat yang tepat, memilih tindakan yang tepat dari serangkaian alternatif yang dikembangkan berdasarkan pada asumsi logis dan informasi yang aktual dan dengan mempertimbangkan sumber informasi, hambatan dan nilai organisasi.
Adaptability Kemampuan untuk menyesuaikan diri dalam menghadapi perubahan (lingkungan, tugas, budaya, tim kerja) dengan tetap menjaga efektivitas unjuk kerja).
Result Orientation
Tolerance for Stress Kapasitas individu untuk beradaptasi dengan berbagai tugas yang rumit serta perubahan lingkungan, mampu beradaptasi dengan berbagai perubahan load pekerjaan ataupun perubahan lingkungan kerja, serta menampilkan sikap percaya diri dalam menghadapi situasi yang tidak menentu (ambiguous).
Orientasi sikap kerja yang menunjukkan fokus upaya pribadi pada pencapaian hasil kerja unggul yang memberikan kontribusi terhadap keunggulan organisasi, Kemampuan untuk memfokuskan perhatian dan upaya pada pencapaian hasil yang nyata, terukur, dan tepat waktu. Develop System & Process Kemampuan merumuskan, menata ulang, dan mengembangkan modifikasi/penyempurnaan yang signifikan terhadap sistem/proses/ prosedur kerja di tingkat organisasi yang sudah ada untuk tujuan meningkatkan efektivitas kerja dan kualitas keluaran suatu proses, mengurangi ketidakefisienan dalam mencapai sasaran organisasi.
Communication Skill Kemampuan menerima dan memberikan informasi secara efektif, dapat mengemukaan pendapat secara runtut dan jelas sehingga dapat dimengerti oleh pendengarnya sertamampu mendengarkan pendapat orang lain dengan seksama.
Teamwork Kemampuan memulai dan membangun kerjasama yang efektif antar kelompok berbeda departemen atau fungsi untuk mencapai hasil yang optimum bagi kelompok.
Planning & Organizing Kemampuan untuk mengelola sumber daya yang ada dalam melakukan perencanaan dan untuk penyelesaian tugas guna mencapai target tertentu.
Attention to Detail Menjalankan tugas dengan memperhatikan semua bidang yang ditangani secara rinci, menunjukkan perhatian terhadap semua aspek pekerjaan, memeriksa proses dan tugas dengan akurat serta melakukan uji ulang terhadap akurasi/ketepatan informasi, tugas dan kualitas hasil kerja sebelum diberikan pada bagian/pihak lain yang terkait.
5. Formulasi Penghitungan Tenaga Kerja Asing
Referensi Penyusunan Struktur Organisasi di Lingkungan Kontraktor Kontrak Kerja Sama - 74
Peta Kompetensi: Production
KOMPETENSI
GAMBARAN UMUM AKTIVITAS Subsurface: S Memonitor tekanan sumur. S Menentukan mekanisme serta teknik untuk meningkatkan tekanan sumur dan produksi, termasuk menentukan mekanisme ehnaced oil recovery. S Memonitor kinerja dan dinamika reservoir serta melakukan update data-data reservoir . Surface: S Gathering (mengumpulkan hasil minyak/gas dari berbagai sumur yang ada dalam area pengeboran). S Separation (melakukan pemisahan minyak/gas dan kandungan kimia maupun cairan lain yang terbawa dalam proses pengangkatan minyak/gas dari perut bumi). S Treatment (melakukan treatment untuk memperoleh kualitas hasil produksi yang diinginkan)
TEKNIKAL Petroleum Geology Memiliki pengetahuan yang memadai serta mampu mengaplikasikan berbagai konsep dalam petroleum geologi dalam pelaksanaan pekerjaan sebagai geologist seperti hydrocarbon properties (karakteristik fluida yang ditemukan dalam hidrokarbon), reservoir (berbagai tipe reservoir dan sejarahnya terbentuknya reservoir tersebut),traps, subsurface environment (tipe serta kegunaan dari berbagai geological display, seperti structure maps, isopach maps), dan lain sebagainya.
Production Engineering Mampu menganalisa aliran fluida reservoir dari lapisan produktif ke dasar lubang sumur, aliran fluida dalam tubing, mampu merancang peralatan sumur produksi sehingga dapat menghasilkan laju produksi sumur yang optimum secara teknis dan ekonomis.
Well Stimulation Mampu melakukan evaluasi serta mengaplikasikan secara tepat teknik pemilihan sumur yang perlu distimulasi, menentukan teknik stimulasi yang sesuai, menentukan perhitungan serta disain teknik stimulasi yang akan digunakan. Mampu merancang operasi pengasaman sumur pada batuan sandstone, batuan karbonat, merancang teknik perekahan hidrolik, mampu menerapkan model-model perekahan, menganalisa tekanan selama operasi perekahan hidrolik, melakukan evaluasi keberhasilan operasi perekahan.
Separation of Oil & Gas Memiliki pengetahuan yang memadai terhadap berbagai metode pemisahan (misal: vertical separator, horizontal separator), mendisain separator dan mampu melakukan trouble shooting.
Artificial Lift Mampu menganalisa serta mengevaluasi tren laju produksi sumur sebagai akibat penurunan kemampuan lapisan produktif dan perubahan gas dan/atau air, untuk kemudian menentukan metode pengangkatan buatan (artificial lift) sesuai dengan kondisi sumur tersebut yang digunakan untuk meningkatkan produksi.
Surface Facilities and Transportation Mampu mengaplikasikan berbagai metode pemisahan (separation) sesuai dengan kondisi fluida, menganalisa aliran fluida, yang digunakan sebagai dasar dalam merancang sistem fasilitas permukaan dan sistem pipa transportasi minyak dan gas bumi.
Work Over & Well Services Mampu menerapkan metode kerja ulang (work over) dan well services yang tepat berikut dengan mekanisme kerjanya secara operasional/prosedural, merancang rencana kerja work over dan well services sesuai dengan kebutuhan dan kondisi sumur.
S Evacuation/Transport. S Storage.
Referensi Penyusunan Struktur Organisasi di Lingkungan Kontraktor Kontrak Kerja Sama - 75
5. Formulasi Penghitungan Tenaga Kerja Asing
Peta Kompetensi: Production
KOMPETENSI
GAMBARAN UMUM AKTIVITAS
ATRIBUT PERSONAL Subsurface: S Memonitor tekanan sumur. S Menentukan mekanisme serta teknik untuk meningkatkan tekanan sumur dan produksi, termasuk menentukan mekanisme ehnaced oil recovery. S Memonitor kinerja dan dinamika reservoir serta melakukan update data-data reservoir . Surface: S Gathering (mengumpulkan hasil minyak/gas dari berbagai sumur yang ada dalam area pengeboran). S Separation (melakukan pemisahan minyak/gas dan kandungan kimia maupun cairan lain yang terbawa dalam proses pengangkatan minyak/gas dari perut bumi).
Analytical Thinking Kemampuan untuk menerapkan pengetahuan luas dan pengalaman yang tepat ketika menghadapi permasalahan yang kompleks dan mengambil keputusan yang sulit pada saat yang tepat, memilih tindakan yang tepat dari serangkaian alternatif yang dikembangkan berdasarkan pada asumsi logis dan informasi yang aktual dan dengan mempertimbangkan sumber informasi, hambatan dan nilai organisasi.
Adaptability Kemampuan untuk menyesuaikan diri dalam menghadapi perubahan (lingkungan, tugas, budaya, tim kerja) dengan tetap menjaga efektivitas unjuk kerja).
Result Orientation
Tolerance for stress Kapasitas individu untuk beradaptasi dengan berbagai tugas yang rumit serta perubahan lingkungan, mampu beradaptasi dengan berbagai perubahan load pekerjaan ataupun perubahan lingkungan kerja, serta menampilkan sikap percaya diri dalam menghadapi situasi yang tidak menentu (ambiguous).
Orientasi sikap kerja yang menunjukkan fokus upaya pribadi pada pencapaian hasil kerja unggul yang memberikan kontribusi terhadap keunggulan organisasi, Kemampuan untuk memfokuskan perhatian dan upaya pada pencapaian hasil yang nyata, terukur, dan tepat waktu. Develop System & Process Kemampuan merumuskan, menata ulang, dan mengembangkan modifikasi/penyempurnaan yang signifikan terhadap sistem/proses/prosedur kerja di tingkat organisasi yang sudah ada untuk tujuan meningkatkan efektivitas kerja dan kualitas keluaran suatu proses, mengurangi ketidakefisienan dalam mencapai sasaran organisasi.
Communication Skill Kemampuan menerima dan memberikan informasi secara efektif, dapat mengemukaan pendapat secara runtut dan jelas sehingga dapat dimengerti oleh pendengarnya sertamampu mendengarkan pendapat orang lain dengan seksama.
Teamwork Kemampuan memulai dan membangun kerjasama yang efektif antar kelompok berbeda departemen atau fungsi untuk mencapai hasil yang optimum bagi kelompok.
Planning & Organizing Kemampuan untuk mengelola sumber daya yang ada dalam melakukan perencanaan dan untuk penyelesaian tugas guna mencapai target tertentu.
S Treatment (melakukan treatment untuk memperoleh kualitas hasil produksi yang diinginkan). S Evacuation/Transport. S Storage.
5. Formulasi Penghitungan Tenaga Kerja Asing
Referensi Penyusunan Struktur Organisasi di Lingkungan Kontraktor Kontrak Kerja Sama - 76
Peta Kompetensi: Enabling Process
KOMPETENSI
FUNGSI
ENABLING PROCESS
TEKNIKAL
ATRIBUT PERSONAL
FINANCE
r Accounting Knowledge r Budgeting r Financial Planning & Controlling r Capital Expenditures r Taxation
INFORMATION TECHNOLOGY
r r r r
TECHNOLOGY DEVELOPMENT
rEngineering Design
¦ Analytical Thinking ¦ Develop System & Process ¦ Result Orientation ¦ Creativity & Innovation
LEGAL & CONTRACT MANAGEMENT
r Legal Procedure r Law and Regulation in Oil & Gas Industry
¦ Strategic Thinking ¦ Result Orientation ¦ Communication ¦ Networking
HUMAN RESOURCES
r Organizational Development r Recruitment Management r People Development & Management r Industrial Relation
¦ Analytical Thinking ¦ Result Orientation ¦ Organizational Awareness
¦ Develop System & Process ¦ Teamwork ¦ Planning & Organizing
HEALTH, SAFETY & ENVIRONMENT
r HSE Procedure & Inspection Knowledge r HSE Risk Assessment r HSE Audit & System Design
¦ Problem Solving & Decision Making ¦ Result Orientation
¦ Develop System & Process ¦ Monitoring
PROCUREMENT & LOGISTICS
r Procurement Management r Inventory Management r Warehouse Management r Purchasing
¦ Problem Solving & Decision Making ¦ Planning & Organizing
¦ Develop System & Process ¦ Attention to Detail
Business Process Analysis Computing System Management System Analysis & Construction IT Security Administration
Referensi Penyusunan Struktur Organisasi di Lingkungan Kontraktor Kontrak Kerja Sama - 77
¦ Analytical Thinking ¦ Result Orientation ¦ Develop System & Process ¦ Planning & Organizing ¦ Analytical Thinking ¦ Concern for Quality & Order ¦ Develop System & Process ¦ Attention to Detail ¦ Management Know How
5. Formulasi Penghitungan Tenaga Kerja Asing
Peta Kompetensi: Finance
KOMPETENSI
GAMBARAN UMUM AKTIVITAS
TEKNIKAL Accounting Knowledge
Capital Expenditures
Mampu menjalankan prosedur akuntansi berdasarkan pemahaman terhadap konsep utama, kebijakan, serta prosedur standar akuntansi di perusahaan yang bersangkutan, memiliki pengetahuan luas tentang sistem akuntansi dan pemanfaatannya bagi keberhasilan bisnis perusahaan.
S Memonitor pelaksanaan pencatatan dan pelaporan transaksi perusahaan sesuai dengan Pedoman Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) yang terkini.
Mengevaluasi metoda dan prosedur pencatatan capital expenditures perusahaan secara komersial dan fiskal, menganalisa, mengevaluasi dan menentukan metoda penghitungan depresiasi capital expenditures perusahaan dan bentuk-bentuk program untuk melindungi capital expenditures perusahaan, mengidentifikasi potensi risiko terhadap capital expenditures perusahaan, mengevaluasi rencana investasi dalam pembelian capital expenditures perusahaan.
Budgeting
Taxation
S Memastikan ketersediaan laporan keuangan dan statistik keuangan perusahaan untuk pihak manajemen dan board secara akurat dan tepat waktu.
Menilai dan menginterpretasi data dari anggaran maupun dari hasil pengawasan terhadap realisasinya dengan acuan rencana, merekomendasikan model penyusunan dan pengawasan anggaran yang paling sesuai dengan skenario bisnis perusahaan, mengevaluasi secara berkala realisasi anggaran di setiap departemen dan merekomendasikan tindak lanjutnya. Financial Planning & Controlling
Kemampuan untuk menganalisa potensial exposure dalam melakukan tax saving yang direncanakan berdasarkan pencapaian target bisnis perusahaan dan perkembangan peraturan pemerintah mengenai pepajakan dan bisnis, memiliki pengetahuan praktis tentang hukum, bisnis perusahaan dan peraturan perpajakan guna mengkaji ulang informasi, data dan semua bukti pendukung terkait dengan proses penyelesaian pemeriksaan pajak oleh pihak internal dan eksternal.
S Mengelola dan mengkalkulasi sinergi finansial terbaik dari alokasi seluruh aset perusahaan berdasarkan pada arah strategis yang telah ditetapkan.
S Memastikan kesesuaian pelaksanaan pembayaran dan pengelolaan pajak perusahaan dengan regulasi pajak yang berlaku.
Mengidentifikasi pola dan trend data keuangan, mengevaluasi dan menganalisa varians antara realisasi dan anggaran serta proses penyusunan anggaran di perusahaan dan merekomendasikan perbaikan-perbaikan, beberapa analisis skenario untuk keputusan anggaran, mengevaluasi trend/rencana jangka panjang dan menentukan implikasi keuangan dan merancang panduan serta prosedur penyusunan anggaran sesuai dengan visi dan misi perusahaan.
5. Formulasi Penghitungan Tenaga Kerja Asing
Referensi Penyusunan Struktur Organisasi di Lingkungan Kontraktor Kontrak Kerja Sama - 78
Peta Kompetensi: Finance
KOMPETENSI
GAMBARAN UMUM AKTIVITAS
ATRIBUT PERSONAL S Mengelola dan mengkalkulasi sinergi finansial terbaik dari alokasi seluruh aset perusahaan berdasarkan pada arah strategis yang telah ditetapkan. S Memonitor pelaksanaan pencatatan dan pelaporan transaksi perusahaan sesuai dengan Pedoman Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) yang terkini. S Memastikan ketersediaan laporan keuangan dan statistik keuangan perusahaan untuk pihak manajemen dan board secara akurat dan tepat waktu.
Analytical Thinking Kemampuan untuk menerapkan pengetahuan luas dan pengalaman yang tepat ketika menghadapi permasalahan yang kompleks dan mengambil keputusan yang sulit pada saat yang tepat, memilih tindakan yang tepat dari serangkaian alternatif yang dikembangkan berdasarkan pada asumsi logis dan informasi yang aktual dan dengan mempertimbangkan sumber informasi, hambatan dan nilai organisasi.
Develop System & Process Kemampuan merumuskan, menata ulang, dan mengembangkan modifikasi/penyempurnaan yang signifikan terhadap sistem/proses/prosedur kerja di tingkat organisasi yang sudah ada untuk tujuan meningkatkan efektivitas kerja dan kualitas keluaran suatu proses, mengurangi ketidakefisienan dalam mencapai sasaran organisasi.
Result Orientation
Planning & Organizing Kemampuan untuk merumuskan rangkaian tindakan secara sistematis untuk diri sendiri, unit kerja, maupun antar unit kerja secara terintegrasi ke arah pencapaian suatu sasaran tertentu serta mempersiapkan contingency plan dalam rangka mengantisipasi kemungkinan perubahan pada pelaksanaan rencana kerja.
Orientasi sikap kerja yang menunjukkan fokus upaya pribadi pada pencapaian hasil kerja unggul yang memberikan kontribusi terhadap keunggulan organisasi, Kemampuan untuk memfokuskan perhatian dan upaya pada pencapaian hasil yang nyata, terukur, dan tepat waktu.
S Memastikan kesesuaian pelaksanaan pembayaran dan pengelolaan pajak perusahaan dengan regulasi pajak yang berlaku.
Referensi Penyusunan Struktur Organisasi di Lingkungan Kontraktor Kontrak Kerja Sama - 79
5. Formulasi Penghitungan Tenaga Kerja Asing
Peta Kompetensi: Information Technology
KOMPETENSI
GAMBARAN UMUM AKTIVITAS
TEKNIKAL S Merencanakan dan merancang sistem informasi sesuai kebutuhan jangka panjang perusahaan dan implementasinya pada masing-masing unit kerja. S Merancang prosedur standar sistem hardware, software, dan infrastruktur pendukungnya sesuai dengan kebutuhan perusahaan. S Menyediakan sistem jaringan dan arsitektur database management untuk tujuan-tujuan yang disesuaikan dengan kebutuhan spesifik setiap unit dalam perusahaan.
Business Process Analysis
System Analysis & Construction
Melakukan pengujian, pemantauan dan pengembangan terhadap implementasi dari sistem aplikasi (SOP) per modul yang mendukung integrasi proses bisnis perusahaan, mendesain ulang sistem dan proses kerja secara organisasional, sehingga dapat mengurangi ketidakefisienan dan kendala dalam pencapaian sasaran organisasi, mengembangkan jalur komunikasi yang tepat dalam rangka melakukan standardisasi terhadap SOP baru.
Membuat analisis yang detil mengenai rancangan sistem sesuai dengan kebutuhan user, merancang sistem dengan merancang layar antarmuka (interface screen), membuat logika pemrograman (pseudo code) dan merancang keluaran proses sistem sesuai dengan user requirements, menguji rancangan, membangun sistem dan aplikasi yang diperlukan, mengevaluasi sistem yang telah dibangun dan mengembangkan metode dalam melakukan system analysis yang sesuai dengan perkembangan bisnis perusahaan.
Computing System Management
IT Security Administration
Melakukan desain, membangun dan merawat sistem perangkat keras, perangkat lunak dan aplikasinya, jaringan, sistem administration yang menunjang kegiatan operational perusahaan, menganalisa dan mengidentifikasi sumber permasalahan sistem jaringan, perangkat keras dan lunak serta proses otorisasi administrasi secara keseluruhan untuk kemudian mengambil tindakan perbaikan maupun pengembangan sesuai kebutuhan.
Menganalisa, merancang, menguji dan mengevaluasi sistem pengamanan jaringan, sistem dan informasi sesuai dengan kebutuhan perusahaan, merekomendasikan arah pengembangan rancanagan pengamanan jaringan, sistem dan informasi serta skenario penerapannya yang optimal.
5. Formulasi Penghitungan Tenaga Kerja Asing
Referensi Penyusunan Struktur Organisasi di Lingkungan Kontraktor Kontrak Kerja Sama - 80
Peta Kompetensi: Information Technology
KOMPETENSI
GAMBARAN UMUM AKTIVITAS
ATRIBUT PERSONAL S Merencanakan dan merancang sistem informasi sesuai kebutuhan jangka panjang perusahaan dan implementasinya pada masing-masing unit kerja. S Merancang prosedur standar sistem hardware, software, dan infrastruktur pendukungnya sesuai dengan kebutuhan perusahaan. S Menyediakan sistem jaringan dan arsitektur database management untuk tujuan-tujuan yang disesuaikan dengan kebutuhan spesifik setiap unit dalam perusahaan.
Analytical Thinking Kemampuan untuk menerapkan pengetahuan luas dan pengalaman yang tepat ketika menghadapi permasalahan yang kompleks dan mengambil keputusan yang sulit pada saat yang tepat, memilih tindakan yang tepat dari serangkaian alternatif yang dikembangkan berdasarkan pada asumsi logis dan informasi yang aktual dan dengan mempertimbangkan sumber informasi, hambatan dan nilai organisasi
Attention to Detail Menjalankan tugas dengan memperhatikan semua bidang yang ditangani secara rinci, menunjukkan perhatian terhadap semua aspek pekerjaan, memeriksa proses dan tugas dengan akurat serta melakukan uji ulang terhadap akurasi/ketepatan informasi, tugas dan kualitas hasil kerja sebelum diberikan pada bagian/pihak lain yang terkait.
Concern for Quality & Order
Management Know How Mampu memahami peran dan interelasi dari tiap fungsi organisasi (pemasaran, penjualan, operasi, keuangan, sumber daya manusia); mampu mengelola hubungan kerja lintas fungsi maupun lintas organisasi.
Kepedulian terhadap kualitas kerja dan keteraturan yang tercermin dalam upaya meninjau data secara sistematis untuk menemukan kelemahan atau hilangnya informasi, mengembangkan dan menggunakan sistem untuk mengorganisasikan dan memantau informasi serta menerapkan mekanisme baru atau sistem yang kompleks dan canggih untuk meningkatkan keteraturan dan kualitas data. Develop System & Process Kemampuan merumuskan, menata ulang, dan mengembangkan modifikasi/penyempurnaan yang signifikan terhadap sistem/proses/prosedur kerja di tingkat organisasi yang sudah ada untuk tujuan meningkatkan efektivitas kerja dan kualitas keluaran suatu proses, mengurangi ketidakefisienan dalam mencapai sasaran organisasi.
Referensi Penyusunan Struktur Organisasi di Lingkungan Kontraktor Kontrak Kerja Sama - 81
5. Formulasi Penghitungan Tenaga Kerja Asing
Peta Kompetensi: Technology Development
KOMPETENSI
GAMBARAN UMUM AKTIVITAS
TEKNIKAL S Merencanakan dan merancang teknologi yang dibutuhkan untuk melakukan fase development dan production secara efektif dengan mempertimbangkan optimalitas biaya. S Secara kontinu mencari data dan menganalisa best practices dari berbagai variasi teknologi untuk menentukan teknologi yang tepat guna dalam mengeksekusi pekerjaan.
Engineering Design Kemampuan untuk melakukan perubahan alat/mesin produksi dalam rangka mendapatkan daya guna yang lebih optimal dengan menganalisa arah perkembangan teknologi menurut standar internasional, menganalisa aspek efisiensi, produktivitas, aplikabilitas dan reliabilitas dalam proses implementasi teknologi, melakukan kajian, benchmark dan memonitor best practices yang relevan di industri untuk melakukan inovasi teknologi secara optimal.
ATRIBUT PERSONAL Analytical Thinking Kemampuan untuk menerapkan pengetahuan luas dan pengalaman yang tepat ketika menghadapi permasalahan yang kompleks dan mengambil keputusan yang sulit pada saat yang tepat, memilih tindakan yang tepat dari serangkaian alternatif yang dikembangkan berdasarkan pada asumsi logis dan informasi yang aktual dan dengan mempertimbangkan sumber informasi, hambatan dan nilai organisasi.
Result Orientation
Develop System & Process Kemampuan merumuskan, menata ulang, dan mengembangkan modifikasi/penyempurnaan yang signifikan terhadap sistem/proses/prosedur kerja di tingkat organisasi yang sudah ada untuk tujuan meningkatkan efektivitas kerja dan kualitas keluaran suatu proses, mengurangi ketidakefisienan dalam mencapai sasaran organisasi.
Creativity & Innovation Secara aktif menciptakan dan memodifikasi, mencari dan memadukan informasi, gagasan serta fakta-fakta untuk memunculkan atau menurunkan gagasan baru untuk memperbaiki metoda dan sistem kerja, termasuk menganalisa dampak yang akan ditimbulkan jika menerapkan ide tersebut dalam upaya meningkatkan kinerja diri dan organisasi.
5. Formulasi Penghitungan Tenaga Kerja Asing
Orientasi sikap kerja yang menunjukkan fokus upaya pribadi pada pencapaian hasil kerja unggul yang memberikan kontribusi terhadap keunggulan organisasi, Kemampuan untuk memfokuskan perhatian dan upaya pada pencapaian hasil yang nyata, terukur, dan tepat waktu.
Referensi Penyusunan Struktur Organisasi di Lingkungan Kontraktor Kontrak Kerja Sama - 82
Peta Kompetensi: Legal & Contract Management
KOMPETENSI
GAMBARAN UMUM AKTIVITAS
TEKNIKAL S Merancang standar dan policies internal legal, menyediakan dukungan, layanan legal seperti negosiasi, advisory, asistensi, konsultansi di bidang legal sesuai dengan kebutuhan perusahaan S Mengelola dan memonitor proses litigasi dengan lembaga hukum eksternal, mengelola internal regulations compliance dengan regulasi pemerintah, asosiasi industri, dan regulasi industri minyak dan gas yang berlaku.
Legal Procedure
Law and Regulation in Oil & Gas Industry
Memahami prosedur hukum yang harus dilakukan atau diambil oleh perusahaan dalam menghadapi suatu masalah hukum; membuat rekomendasi langkah-langkah hukum yang diambil oleh perusahaan, membuat kebijakan hukum bagi perusahaan dan bertindak sebagai in-house lawyer perusahaan.
Memiliki pemahaman yang mendalam tentang perangkat hukum yang mengatur kegiatan eksplorasi, eksploitasi, dan pemanfaatan minyak dan gas bumi di Indonesia.
ATRIBUT PERSONAL Strategic Thinking Kemampuan memecahkan permasalahan yang kompleks melalui proses analisa menyeluruh seluruh sehingga mampu mengenali titik kritis, mampu memberikan gagasan yang bersudut pandang luas, bersifat jangka panjang serta mempertimbangkan tingkat kepentingan permasalahan agar diperoleh cara penyelesaian yang efektif dan efisien.
Communication Kemampuan untuk menyampaikan pesan atau informasi secara akurat dan dapat memperoleh penerimaan dari orang lain dari semua level dalam organisasi atas opini dan pandangannya.
Result Orientation
Networking Kemampuan untuk membangun, menjalin, memelihara, dan mengambil manfaat positif dari hubungan atau jaringan komunikasi dengan pihak lain, yang dapat memberikan advantage bagi pengembangan diri dan organisasi
Orientasi sikap kerja yang menunjukkan fokus upaya pribadi pada pencapaian hasil kerja unggul yang memberikan kontribusi terhadap keunggulan organisasi, Kemampuan untuk memfokuskan perhatian dan upaya pada pencapaian hasil yang nyata, terukur, dan tepat waktu.
Referensi Penyusunan Struktur Organisasi di Lingkungan Kontraktor Kontrak Kerja Sama - 83
5. Formulasi Penghitungan Tenaga Kerja Asing
Peta Kompetensi: Human Resources
KOMPETENSI
GAMBARAN UMUM AKTIVITAS
TEKNIKAL S Merancang sistem, mengelola implementasi, mengkaji ulang secara periodik, dan memodifikasi struktur organisasi, serta Human Resources System secara komprehensif sesuai dengan perkembangan rencana dan sasaran bisnis perusahaan. S Mengidentifikasi dan merancang sistem pendukung lain dalam kerangka HR system (ct. CBHRM, Internal Labour Marketing, dll) sesuai dengan perkembangan tuntutan eksternal dan internal perusahaan guna meningkatkan efektivitas dan value added HR capital di perusahaan serta memonitor dan mengevaluasi proses implementasinya. S Memonitor linkages yang terjadi antara HR system yang telah dibentuk dengan current performance dari para karyawan perusahaan, mengevaluasi dan membuat perubahan pada sistem sesuai dengan tuntutan situasi guna mendorong kinerja karyawan secara optimal. S Mengelola fungsi industrial relation dalam perusahaan, mengelola penyelesaian perselisihan antara karyawan dengan pihak management, bertindak sebagai lembaga konseling dalam penyelesaian permasalahan karyawan sesuai dengan SOP.
Organizational Development Kemampuan mengelola performansi organisasi melalui pengembangan program intervensi yang disesuaikan perubahan internal dan eksternal diantaranya dengan merencanakan sistem pengembangan dan insentif yang terintegrasi, merancang dan mengimplementasikan infrastruktur organisasi sesuai dengan strategic business plan (struktur organisasi, corporate culture, integrated HR system) agar sesuai dengan tantangan organisasi di masa yang akan datang.
Melakukan analisis kebutuhan pelatihan dan pengembangan karyawan, merancang sistem, program dan alat bantu untuk melakukan pelatihan dan pengembangn, membuat rencana program pengembangan individual terpadu berdasarkan hasil potential review atau competency gap analysis, menetapkan kebijakan pelatihan dan pengembangan jangka panjang bagi karyawan perusahaan.
Recruitment Management
Industrial Relation
Mengelola, mengevaluasi proses rekrutmen dan seleksi melalui pengembangan berbagai metoda dan pendekatan guna memperoleh karyawan yang memiliki kualifikasi sesuai dengan kebutuhan perusahaan dalam kerangka biaya yang optimum, menterjemahkan strategic business plan perusahaan ke dalam kriteria kompetensi karyawan untuk memperoleh rancangan peta kebutuhan SDM (kuantitas dan kualitas) sesuai dengan strategi jangka panjang perusahaan sebagai dasar proses pemilihan calon karyawan perusahaan yang efektif dan efisien.
Kemampuan mengelola hubungan kemitraan antara perusahaan dan karyawan, serikat pekerja, masyarakat dan pemerintah sehingga terbina hubungan industrial yang kondusif dengan merancang dan mengimplementasikan dan mengevaluasi berbagai program komunikasi dan kerjasama bagi kepentingan hubungan internal perusahaan, mewakili manajemen untuk memfasilitasi penyelesaian permasalahan dengan serikat pekerja dan instansi terkait di luar perusahaan serta Mengambil langkah dan membuat sistem preventif dan kuratif untuk mengatasi konflik pekerja, masyarakat, dan perusahaan.
5. Formulasi Penghitungan Tenaga Kerja Asing
People Development Management
Referensi Penyusunan Struktur Organisasi di Lingkungan Kontraktor Kontrak Kerja Sama - 84
Peta Kompetensi: Human Resources
KOMPETENSI
GAMBARAN UMUM AKTIVITAS
ATRIBUT PERSONAL S Merancang sistem, mengelola implementasi, mengkaji ulang secara periodik, dan memodifikasi struktur organisasi, serta Human Resources System secara komprehensif sesuai dengan perkembangan rencana dan sasaran bisnis perusahaan. S Mengidentifikasi dan merancang sistem pendukung lain dalam kerangka HR system (ct. CBHRM, Internal Labour Marketing, dll) sesuai dengan perkembangan tuntutan eksternal dan internal perusahaan guna meningkatkan efektivitas dan value added HR capital di perusahaan serta memonitor dan mengevaluasi proses implementasinya. S Memonitor linkages yang terjadi antara HR system yang telah dibentuk dengan current performance dari para karyawan perusahaan, mengevaluasi dan membuat perubahan pada sistem sesuai dengan tuntutan situasi guna mendorong kinerja karyawan secara optimal. S Mengelola fungsi industrial relation dalam perusahaan, mengelola penyelesaian perselisihan antara karyawan dengan pihak management, bertindak sebagai lembaga konseling dalam penyelesaian permasalahan karyawan sesuai dengan SOP.
Analytical Thinking Kemampuan untuk menerapkan pengetahuan luas dan pengalaman yang tepat ketika menghadapi permasalahan yang kompleks dan mengambil keputusan yang sulit pada saat yang tepat, memilih tindakan yang tepat dari serangkaian alternatif yang dikembangkan berdasarkan pada asumsi logis dan informasi yang aktual dan dengan mempertimbangkan sumber informasi, hambatan dan nilai organisasi.
Develop System & Process Kemampuan merumuskan, menata ulang, dan mengembangkan modifikasi/penyempurnaan yang signifikan terhadap sistem/proses/prosedur kerja di tingkat organisasi yang sudah ada untuk tujuan meningkatkan efektivitas kerja dan kualitas keluaran suatu proses, mengurangi ketidakefisienan dalam mencapai sasaran organisasi.
Result Orientation
Teamwork Kemampuan memulai dan membangun kerjasama yang efektif antar kelompok berbeda departemen atau fungsi untuk mencapai hasil yang optimum bagi kelompok.
Orientasi sikap kerja yang menunjukkan fokus upaya pribadi pada pencapaian hasil kerja unggul yang memberikan kontribusi terhadap keunggulan organisasi, Kemampuan untuk memfokuskan perhatian dan upaya pada pencapaian hasil yang nyata, terukur, dan tepat waktu.
Organizational Awareness Kemampuan memahami dan mengidentifikasi bagaimana fungsifungsi dalam organisasi (termasuk budaya dan nilai organisasi) saling berinteraksi, dan bagaimana seluruh komponen tersebut berinteraksi dan mempengaruhi perilaku kerja karyawan dalam perusahaan.
Referensi Penyusunan Struktur Organisasi di Lingkungan Kontraktor Kontrak Kerja Sama - 85
Planning & Organizing Kemampuan untuk merumuskan rangkaian tindakan secara sistematis untuk diri sendiri, unit kerja, maupun antar unit kerja secara terintegrasi ke arah pencapaian suatu sasaran tertentu serta mempersiapkan contingency plan dalam rangka mengantisipasi kemungkinan perubahan pada pelaksanaan rencana kerja.
5. Formulasi Penghitungan Tenaga Kerja Asing
Peta Kompetensi: Health, Safety & Environment
KOMPETENSI
GAMBARAN UMUM AKTIVITAS
TEKNIKAL S Merencanakan dan merancang sistem keselamatan kerja sesuai dengan peraturan internasional industri minyak dan gas dan mengawasi implementasinya di lapangan.
HSE Procedure & Inspection Knowledge
HSE Audit & System Design
Memahami peraturan tentang keselamatan kerja sebagaimana tercantum dalam UU dan peraturan pemerintah yang berkaitan dengan keselamatan dan kesehatan kerja serta lingkungan, memahami penanganan terhadap bahanbahan (non chemical ) pencemar lingkungan.
Merencanakan dan merumuskan sistem audit dan inspeksi yang tepat, menganalisa hasil audit dan merekomendasikan langkah-langkah perbaikan terhadap implementasi prosedur keselamatan perusahaan, mengevaluasi dan merancang modifikasi dari sistem dan prosedur keselamatan kerja perusahaan sesuai kebutuhan perusahaan.
S Melakukan up-datesecara kontinu terhadap prosedur keselamatan di industri minyak dan gas sesuai dengan ketentuan internasional dan dalam negeri.
HSE Risk Assessment
S Memonitor pelaksanaan prosedur keselamatan kerja, mengidentifikasi akar penyebab terjadinya kecelakaan, dan merekomendasikan modifikasi prosedur keselamatan sebagai upaya pencegahan kecelakaan.
Memonitor pelaksanaan sistem dan prosedur sesuai dengan Peraturan Pemerintah pada seluruh kegiatan kerja, menyusun dan memperbaharui panduan tetang keselamatan (Pocket Book) dan safety sign, mengidentifikasi kondisi-kondisi kerja yang tidak aman atau tidak sehat serta praktek-praktek kerja yang berbahaya, mengidentifikasi kebutuhan safety equipment dan melakukan review secara periodik terhadap titik-titik potensi sumber bahaya.
5. Formulasi Penghitungan Tenaga Kerja Asing
Referensi Penyusunan Struktur Organisasi di Lingkungan Kontraktor Kontrak Kerja Sama - 86
Peta Kompetensi: Health, Safety & Environment
KOMPETENSI
GAMBARAN UMUM AKTIVITAS
ATRIBUT PERSONAL S Merencanakan dan merancang sistem keselamatan kerja sesuai dengan peraturan internasional industri minyak dan gas dan mengawasi implementasinya di lapangan. S Melakukan up-datesecara kontinu terhadap prosedur keselamatan di industri minyak dan gas sesuai dengan ketentuan internasional dan dalam negeri. S Memonitor pelaksanaan prosedur keselamatan kerja, mengidentifikasi akar penyebab terjadinya kecelakaan, dan merekomendasikan modifikasi prosedur keselamatan sebagai upaya pencegahan kecelakaan.
Problem Solving & Decision Making Menganalisa situasi secara logis untuk mengidentifikasi, memahami masalah, dan menghasilkan kesimpulan yang relevan, mengidentifikasi informasi yang penting dan membuat keputusan atau solusi dengan mengkombinasikan penggunaan good common sense dan practical analysis.
Develop System & Process Kemampuan merumuskan, menata ulang, dan mengembangkan modifikasi/penyempurnaan yang signifikan terhadap sistem/proses/prosedur kerja di tingkat organisasi yang sudah ada untuk tujuan meningkatkan efektivitas kerja dan kualitas keluaran suatu proses, mengurangi ketidakefisienan dalam mencapai sasaran organisasi.
Result Orientation
Monitoring Kemampuan menjaga seluruh proses pelaksanaan kerja organisasi agar tetap berjalan dalam standar dan prosedur yang ditetapkan untuk dapat mencapai sasaran perusahaan dengan optimal dengan menerapkan pengawasan terencana untuk memastikan tugas-tugas dilakukan berdasarkan prioritas dan rencana yang telah ditetapkan dan membangun sistem pemantauan yang lebih sistematis dan terencana yang difokuskan pada sistem kerja unit secara utuh.
Orientasi sikap kerja yang menunjukkan fokus upaya pribadi pada pencapaian hasil kerja unggul yang memberikan kontribusi terhadap keunggulan organisasi, Kemampuan untuk memfokuskan perhatian dan upaya pada pencapaian hasil yang nyata, terukur, dan tepat waktu.
Referensi Penyusunan Struktur Organisasi di Lingkungan Kontraktor Kontrak Kerja Sama - 87
5. Formulasi Penghitungan Tenaga Kerja Asing
Peta Kompetensi: Procurement & Logistics
KOMPETENSI
GAMBARAN UMUM AKTIVITAS
TEKNIKAL S Merencanakan dan mengkoordinasikan pelaksanaan proses pengadaan produk dan jasa (sesuai dengan work order) dan mengelola seluruh dokumen yang terkait. S Memonitor tingkat permintaan barang di setiap departement/ area dan menentukan waktu pengadaan produk, bekerjasama dengan fungsi terkait, sesuai dengan kebutuhan.
Procurement Management
Warehousing Management
Kemampuan mengelola dan memonitor proses pengadaan barang yang tepat dengan kebutuhan perusahaan dengan biaya yang optimum, mengevaluasi sistem pengadaan barang yang sedang berjalan berdasarkan kebutuhan perusahaan, mengembangkan sistem pengadaan barang kebutuhan baru untuk menekan kelemahan sistem yang ada sejalan dengan perkembangan tuntutan bisnis eksternal dan kebutuhan internal perusahaan.
Kemampuan mengelola kegiatan penerimaan, penyimpanan, dan pengeluaran barang di gudang secara tertib dan aman, mengevaluasi sistem pergudangan yang berjalan dan mengajukan rekomendasi sistem yang lebih efektif, mengelola dan mengevaluasi pelaksanaan administrasi penerimaan dan pengeluaran barang serta mengajukan rekomendasi perbaikannya.
Inventory Management
Purchasing Kemampuan untuk merencanakan dan melaksanakan pengadaan barang/jasa lokal atau impor untuk keperluan perusahaan dengan merancang kebijakan dan prosedur kerja yang baru dengan mempertimbangkan aspek finansial, peningkatan benchmark waktu, jarak, arus kas perusahaan, pajak, lose time, biaya, dan perubahan kebutuhan pengguna sesuai perkembangan bisnis perusahaan, menganalisa bentuk kerja sama (kemitraan) yang memberikan benefit lebih bagi perusahaan dan pemasok dan merancang sistem pendukung administrasi pengadaan barang dan jasa yang memungkinkan manajemen puncak melakukan kontrol secara komprehensif.
Kemampuan untuk merencanakan, menentukan dan mengendalikan tingkat persediaan barang untuk menjamin kesinambungan operasi perusahaan pada tingkat biaya yang optimum dengan menganalisis kebutuhan material, memonitor pemakaian material, dan memonitor arus pergerakan material yang masuk dan keluar, mengevaluasi sistem pengadaan material yang berjalan dan mengajukan rekomendasi sistem yang lebih efektif.
5. Formulasi Penghitungan Tenaga Kerja Asing
Referensi Penyusunan Struktur Organisasi di Lingkungan Kontraktor Kontrak Kerja Sama - 88
Peta Kompetensi: Procurement & Logistics
KOMPETENSI
GAMBARAN UMUM AKTIVITAS
ATRIBUT PERSONAL S Merencanakan dan mengkoordinasikan pelaksanaan proses pengadaan produk dan jasa (sesuai dengan work order) dan mengelola seluruh dokumen yang terkait.
Problem Solving & Decision Making Menganalisa situasi secara logis untuk mengidentifikasi, memahami masalah, dan menghasilkan kesimpulan yang relevan, mengidentifikasi informasi yang penting dan membuat keputusan atau solusi dengan mengkombinasikan penggunaan good common sense dan practical analysis.
Develop System & Process Kemampuan merumuskan, menata ulang, dan mengembangkan modifikasi/penyempurnaan yang signifikan terhadap sistem/proses/prosedur kerja di tingkat organisasi yang sudah ada untuk tujuan meningkatkan efektivitas kerja dan kualitas keluaran suatu proses, mengurangi ketidakefisienan dalam mencapai sasaran organisasi.
S Memonitor tingkat permintaan barang di setiap departement/ area dan menentukan waktu pengadaan produk, bekerjasama dengan fungsi terkait, sesuai dengan kebutuhan.
Planning & Organizing Kemampuan untuk merumuskan rangkaian tindakan secara sistematis untuk diri sendiri, unit kerja, maupun antar unit kerja secara terintegrasi ke arah pencapaian suatu sasaran tertentu serta mempersiapkan contingency plan dalam rangka mengantisipasi kemungkinan perubahan pada pelaksanaan rencana kerja.
Attention to Detail Menjalankan tugas dengan memperhatikan semua bidang yang ditangani secara rinci, menunjukkan perhatian terhadap semua aspek pekerjaan, memeriksa proses dan tugas dengan akurat serta melakukan uji ulang terhadap akurasi/ketepatan informasi, tugas dan kualitas hasil kerja sebelum diberikan pada bagian/pihak lain yang terkait.
Referensi Penyusunan Struktur Organisasi di Lingkungan Kontraktor Kontrak Kerja Sama - 89
5. Formulasi Penghitungan Tenaga Kerja Asing
Peta Kompetensi: Office of CEO
KOMPETENSI
OFFICE OF CEO
FUNGSI
TEKNIKAL
ENTERPRISE RISK MANAGEMENT
r r r r
Law and Regulation in Oil & Gas Industry Optimization Model in Oil & Gas (Exploration and Development Model) Contract in Oil & Gas Sector Risk Management
RELATION MANAGEMENT
r Community Program Development, Implementation, Monitoring & Evaluation r Document Management System r Corporate Communication
INTERNAL AUDIT
COMMERCIAL
BUSINESS DEVELOPMENT
ATRIBUT PERSONAL ¦ StrategicThinking ¦ Result Orientation ¦ Develop System & Process ¦ Teamwork ¦ Networking
¦ ¦ ¦ ¦ ¦
Adaptability Tolerance for Stress Communication Skill Planning & Organizing Problem Solving & Decision Making
r Business Process Skills r Fostering System and Quality Assurance Skills r Risk Management
¦ StrategicThinking ¦ Result Orientation ¦ Develop System & Process ¦ Teamwork ¦ Networking
¦ ¦ ¦ ¦
Adaptability Communication Skill Planning & Organizing Problem Solving & Decision Making
r r r r
Market Research & Analysis Marketing Communication Selling Law and Regulation in Oil & Gas Industry
¦ Strategic Thinking ¦ Result Orientation ¦ Develop System & Process ¦ Teamwork ¦ Networking ¦ Business Sense
¦ ¦ ¦ ¦ ¦
Negotiation Skill Adaptability Persuasiveness Planning & Organizing Problem Solving & Decision Making
r r r r
Law and Regulation in Oil & Gas Industry Optimization Model in Oil & Gas (Exploration and Development Model) Contract in Oil & Gas Sector Risk Management
¦ Strategic Thinking ¦ Result Orientation ¦ Develop System & Process ¦ Teamwork ¦ Networking ¦ Business Sense
¦Negotiation Skill ¦Adaptability ¦Persuasiveness ¦Planning & Organizing ¦Problem Solving & Decision Making
5. Formulasi Penghitungan Tenaga Kerja Asing
Referensi Penyusunan Struktur Organisasi di Lingkungan Kontraktor Kontrak Kerja Sama - 90
Peta Kompetensi: Enterprise Risk Management
KOMPETENSI
GAMBARAN UMUM AKTIVITAS
TEKNIKAL S Mengelola risiko yang mungkin timbul sebagai akibat dari aktivitas development dan production minyak dan bumi (land clearing, masalah limbah, dan lain sebagainya). S Merancang prosedur untuk meminimalkan risiko yang dapat ditimbulkan sebagai dampak tambahan dari aktivitas yang dilakukan perusahaan, secara rutin melakukan up-date untuk memperbaharui prosedur tersebut.
Law and Regulation in Oil & Gas Industry
Contract in Oil & Gas Sector
Memiliki pemahaman yang mendalam tentang perangkat hukum yang mengatur kegiatan eksplorasi, eksploitasi, dan pemanfaatan minyak dan gas bumi di Indonesia.
Memahami kebijakan fiskal yang diterapkan di dalam industri minyak dan gas bumi di Indonersia, serta berbagai bentuk kontrak kerja sama (seperti Joint Operating Body, Joint Operating Agreement, Technical Assistant Contract), termasuk berbagai risiko dengan diterapkannya kontrak tersebut
Optimization Model in Oil & Gas (Exploration and Development Model) Memahami serta mengaplikasikan berbagai model optimasi kegiatan eksplorasi dan pengembangan lapangan minyak dan gas bumi, sebagai dasar pengambilan keputusan terkait dengan rencana eksplorasi atau pengembangan tersebut.
Risk Management
Referensi Penyusunan Struktur Organisasi di Lingkungan Kontraktor Kontrak Kerja Sama - 91
· Mampu memahami, mengevaluasi serta memberikan rekomendasi atas berbagai risiko dalam kegiatan usaha hulu minyak dan gas bumi, misalnya risiko geologi (probabilitas dijumpainya akumulasi hidrokarbon), teknis (probabilitas target/objektif dapat dicapai, dites dan dikembangkan, komersial (probabilitas sumber daya cukup mempunyai value untuk dikembangkan dan dipasarkan, politis (probabilitas ada atau menghilangnya kesempatan karena perubahan kebijakan pemerintah). · Mampu melakukan penghitungan risiko kegiatan usaha minyak dan gas bumi dengan mempertimbangkan berbagai indikator keekonomian seperti aliran dana, pendapatan kotor, biaya investasi, biaya operasi, depresiasi dan lain sebagainya.
5. Formulasi Penghitungan Tenaga Kerja Asing
Peta Kompetensi: Enterprise Risk Management
KOMPETENSI
GAMBARAN UMUM AKTIVITAS
ATRIBUT PERSONAL S Mengelola risiko yang mungkin timbul sebagai akibat dari aktivitas development dan production minyak dan bumi (land clearing, masalah limbah, dan lain sebagainya). S Merancang prosedur untuk meminimalkan risiko yang dapat ditimbulkan sebagai dampak tambahan dari aktivitas yang dilakukan perusahaan, secara rutin melakukan up-date untuk memperbaharui prosedur tersebut.
Strategic Thinking Kemampuan memecahkan permasalahan yang kompleks melalui proses analisa menyeluruh seluruh sehingga mampu mengenali titik kritis, mampu memberikan gagasan yang bersudut pandang luas, bersifat jangka panjang serta mempertimbangkan tingkat kepentingan permasalahan agar diperoleh cara penyelesaian yang efektif dan efisien.
Adaptability Kemampuan untuk menyesuaikan diri dalam menghadapi perubahan (lingkungan, tugas, budaya, tim kerja) dengan tetap menjaga efektivitas unjuk kerja).
Result Orientation
Tolerance for stress Kapasitas individu untuk beradaptasi dengan berbagai tugas yang rumit serta perubahan lingkungan, mampu beradaptasi dengan berbagai perubahan load pekerjaan ataupun perubahan lingkungan kerja, serta menampilkan sikap percaya diri dalam menghadapi situasi yang tidak menentu (ambiguous).
Orientasi sikap kerja yang menunjukkan fokus upaya pribadi pada pencapaian hasil kerja unggul yang memberikan kontribusi terhadap keunggulan organisasi, Kemampuan untuk memfokuskan perhatian dan upaya pada pencapaian hasil yang nyata, terukur, dan tepat waktu. Develop System & Process Kemampuan merumuskan, menata ulang, dan mengembangkan modifikasi/penyempurnaan yang signifikan terhadap sistem/proses/prosedur kerja di tingkat organisasi yang sudah ada untuk tujuan meningkatkan efektivitas kerja dan kualitas keluaran suatu proses, mengurangi ketidakefisienan dalam mencapai sasaran organisasi.
Communication Skill Kemampuan menerima dan memberikan informasi secara efektif, dapat mengemukaan pendapat secara runtut dan jelas sehingga dapat dimengerti oleh pendengarnya sertamampu mendengarkan pendapat orang lain dengan seksama.
Teamwork Kemampuan memulai dan membangun kerjasama yang efektif antar kelompok berbeda departemen atau fungsi untuk mencapai hasil yang optimum bagi kelompok.
Planning & Organizing Kemampuan untuk mengelola sumber daya yang ada dalam melakukan perencanaan dan untuk penyelesaian tugas guna mencapai target tertentu.
Networking Kemampuan untuk membangun, menjalin, memelihara, dan mengambil manfaat positif dari hubungan atau jaringan komunikasi dengan pihak lain, yang dapat memberikan advantage bagi pengembangan diri dan organisasi
Problem Solving & Decision Making Pemilihan tindakan yang tepat dari serangkaian alternatif yang dikembangkan berdasarkan pada asumsi logis dan informasi yang aktual dan dengan mempertimbangkan sumber informasi, hambatan dan nilai organisasi.
5. Formulasi Penghitungan Tenaga Kerja Asing
Referensi Penyusunan Struktur Organisasi di Lingkungan Kontraktor Kontrak Kerja Sama - 92
Peta Kompetensi: Relation Management
KOMPETENSI
GAMBARAN UMUM AKTIVITAS S Mengelola isu yang terkait dengan etika sosial bisnis, community investment, lingkungan hidup, pemerintahan, HAM, situasi kerja, sesuai dengan kebijakan yang berlaku untuk memelihara social image yang positif dari perusahaan. S Memelihara hubungan baik dengan komunitas di sekitar perusahaan dan masyarakat pada umumnya, dengan berkontribusi terhadap berbagai aksi sosial yang ada. S Merancang standar, prosedur dan policies yang terkait dengan corporate communication serta mengelola media komunikasi internal.
TEKNIKAL Community Program Development, Implementation, Monitoring & Evaluation S Mengetahui program-program pemerintah untuk memberdayakan masyarakat, seperti pengembangan usaha kecil dan menengah, koperasi, inpres desa tertinggal, jaring pengaman sosial, dan lain sebagainya. S Mampu mengidentifikasikan bentuk program community development yang paling efektif bagi kondisi dan karakteristik masyarakat serta sejalan dengan misi perusahaan. S Mampu merumuskan dan menetapkan program community development yang strategis bagi perusahaan. S Mampu mengintegrasikan program-program yang community development perusahaan dengan program sejenis yang diprakarsai oleh lembaga pemerintah dan non-pemerintah. S Mampu membuat rencana kerja pelaksanaan program community development. S Mampu menyusun anggaran sesuai dengan panduan pembuatan anggaran yang telah ditetapkan. S Mampu memilih pendekatan, alat, metode fasilitasi yang paling tepat sesuai dengan karakteristik masyarakat sekitar perusahaan. S Mampu melakukan pengelolaan dana serta menyusun laporan pelaksanaan program-program community development secara berkala. S Mampu melakukan evaluasi serta menentukan prioritas pelaksanaan program community development sejalan dengan visi, misi dan strategi perusahaan. Corporate Communication Mampu membangun strategi komunikasi internal perusahaan, melakukan pemilihan serta mendisain media komunikasi yang efektif serta mampu mengevaluasi strategi komunikasi yang telah diimplementasikan selama ini.
(lanjut ke halaman berikut) Document Management System Mampu mengembangkan sistem, prosedur dan policies terkait dengan record management, mengembangkan sistem pengelolaan dokumen untuk kebutuhan organisasi jangka panjang.
Referensi Penyusunan Struktur Organisasi di Lingkungan Kontraktor Kontrak Kerja Sama - 93
5. Formulasi Penghitungan Tenaga Kerja Asing
Peta Kompetensi: Relation Management
KOMPETENSI
GAMBARAN UMUM AKTIVITAS
ATRIBUT PERSONAL (lanjutan) S Menjalin dan memelihara hubungan baik dengan government baik dimana perusahaan berada (pemerintah daerah) maupun pemerintah pusat dengan berbagai metoda dan media yang sesuai dengan etika bisnis yang berlaku di perusahaan. S Mengelola seluruh laporan hasil rapat, menganalisa kebutuhan problem solving serta bentuk tindak lanjut lain atas proyekproyek yang ada, dan merekomendasikan pertemuan berikutnya jika diperlukan, mengorganisasikan informasi yang diperlukan bagi BOD dan shareholders.
Strategic Thinking Kemampuan memecahkan permasalahan yang kompleks melalui proses analisa menyeluruh seluruh sehingga mampu mengenali titik kritis, mampu memberikan gagasan yang bersudut pandang luas, bersifat jangka panjang serta mempertimbangkan tingkat kepentingan permasalahan agar diperoleh cara penyelesaian yang efektif dan efisien.
Adaptability Kemampuan untuk menyesuaikan diri dalam menghadapi perubahan (lingkungan, tugas, budaya, tim kerja) dengan tetap menjaga efektivitas unjuk kerja).
Result Orientation
Communication Skill Kemampuan menerima dan memberikan informasi secara efektif, dapat mengemukaan pendapat secara runtut dan jelas sehingga dapat dimengerti oleh pendengarnya sertamampu mendengarkan pendapat orang lain dengan seksama.
Orientasi sikap kerja yang menunjukkan fokus upaya pribadi pada pencapaian hasil kerja unggul yang memberikan kontribusi terhadap keunggulan organisasi, Kemampuan untuk memfokuskan perhatian dan upaya pada pencapaian hasil yang nyata, terukur, dan tepat waktu. Develop System & Process Kemampuan merumuskan, menata ulang, dan mengembangkan modifikasi/penyempurnaan yang signifikan terhadap sistem/proses/prosedur kerja di tingkat organisasi yang sudah ada untuk tujuan meningkatkan efektivitas kerja dan kualitas keluaran suatu proses, mengurangi ketidakefisienan dalam mencapai sasaran organisasi.
Planning & Organizing Kemampuan untuk mengelola sumber daya yang ada dalam melakukan perencanaan dan untuk penyelesaian tugas guna mencapai target tertentu.
Teamwork Kemampuan memulai dan membangun kerjasama yang efektif antar kelompok berbeda departemen atau fungsi untuk mencapai hasil yang optimum bagi kelompok.
Problem Solving & Decision Making Pemilihan tindakan yang tepat dari serangkaian alternatif yang dikembangkan berdasarkan pada asumsi logis dan informasi yang aktual dan dengan mempertimbangkan sumber informasi, hambatan dan nilai organisasi.
Networking Kemampuan untuk membangun, menjalin, memelihara, dan mengambil manfaat positif dari hubungan atau jaringan komunikasi dengan pihak lain, yang dapat memberikan advantage bagi pengembangan diri dan organisasi
Persuasiveness Kemampuan untuk memperoleh penerimaan lawan bicara mengenai ide atau gagasan melalui pemahaman yang cukup baik tentang personal lawan bicara maupun topik pembicaraan sehingga dapat menempatkan diri secara tepat pula.
5. Formulasi Penghitungan Tenaga Kerja Asing
Referensi Penyusunan Struktur Organisasi di Lingkungan Kontraktor Kontrak Kerja Sama - 94
Peta Kompetensi: Internal Audit
KOMPETENSI
GAMBARAN UMUM AKTIVITAS
TEKNIKAL S Memastikan seluruh proses dalam perusahaan berjalan sesuai dengan kebijakan perusahaan melalui pelaksanaan proses audit yang meliputi planning, examining, reporting dan follow up.
Business Process Skills · Memiliki pemahaman yang mendalam terhadap seluruh proses kerja yang ada dalam organisasi. · Menganalisa, mengevaluasi seluruh proses dan prosedur organisasi serta memberikan rekomendasi yang tepat untuk proses perbaikan.
Risk Management Mengidentifikasikan, menganalisis, mengevaluasi, dan memperlakukan risiko perusahaan untuk menekan efek-efek yang signifikan dan memonitor risiko perusahaan secara terus menerus.
Fostering System and Quality Assurance Skills Mampu memberikan penilaian proses secara akurat dan memberikan umpan balik terhadap proses/prosedur yang sedang berlangsung dalam organisasi berdasarkan prosedur standar.
Referensi Penyusunan Struktur Organisasi di Lingkungan Kontraktor Kontrak Kerja Sama - 95
5. Formulasi Penghitungan Tenaga Kerja Asing
Peta Kompetensi: Internal Audit
KOMPETENSI
GAMBARAN UMUM AKTIVITAS
ATRIBUT PERSONAL S Mengelola risiko yang mungkin timbul sebagai akibat dari aktivitas development dan production minyak dan bumi (land clearing, masalah limbah, dan lain sebagainya). S Merancang prosedur untuk meminimalkan risiko yang dapat ditimbulkan sebagai dampak tambahan dari aktivitas yang dilakukan perusahaan, secara rutin melakukan up-date untuk memperbaharui prosedur tersebut.
Strategic Thinking Kemampuan memecahkan permasalahan yang kompleks melalui proses analisa menyeluruh seluruh sehingga mampu mengenali titik kritis, mampu memberikan gagasan yang bersudut pandang luas, bersifat jangka panjang serta mempertimbangkan tingkat kepentingan permasalahan agar diperoleh cara penyelesaian yang efektif dan efisien.
Adaptability Kemampuan untuk menyesuaikan diri dalam menghadapi perubahan (lingkungan, tugas, budaya, tim kerja) dengan tetap menjaga efektivitas unjuk kerja).
Result Orientation
Communication Skill Kemampuan menerima dan memberikan informasi secara efektif, dapat mengemukaan pendapat secara runtut dan jelas sehingga dapat dimengerti oleh pendengarnya sertamampu mendengarkan pendapat orang lain dengan seksama.
Orientasi sikap kerja yang menunjukkan fokus upaya pribadi pada pencapaian hasil kerja unggul yang memberikan kontribusi terhadap keunggulan organisasi, Kemampuan untuk memfokuskan perhatian dan upaya pada pencapaian hasil yang nyata, terukur, dan tepat waktu. Develop System & Process Kemampuan merumuskan, menata ulang, dan mengembangkan modifikasi/penyempurnaan yang signifikan terhadap sistem/proses/ prosedur kerja di tingkat organisasi yang sudah ada untuk tujuan meningkatkan efektivitas kerja dan kualitas keluaran suatu proses, mengurangi ketidakefisienan dalam mencapai sasaran organisasi.
Planning & Organizing Kemampuan untuk mengelola sumber daya yang ada dalam melakukan perencanaan dan untuk penyelesaian tugas guna mencapai target tertentu.
Teamwork Kemampuan memulai dan membangun kerjasama yang efektif antar kelompok berbeda departemen atau fungsi untuk mencapai hasil yang optimum bagi kelompok.
Problem Solving & Decision Making Pemilihan tindakan yang tepat dari serangkaian alternatif yang dikembangkan berdasarkan pada asumsi logis dan informasi yang aktual dan dengan mempertimbangkan sumber informasi, hambatan dan nilai organisasi.
Networking Kemampuan untuk membangun, menjalin, memelihara, dan mengambil manfaat positif dari hubungan atau jaringan komunikasi dengan pihak lain, yang dapat memberikan advantage bagi pengembangan diri dan organisasi.
5. Formulasi Penghitungan Tenaga Kerja Asing
Referensi Penyusunan Struktur Organisasi di Lingkungan Kontraktor Kontrak Kerja Sama - 96
Peta Kompetensi: Commercial
KOMPETENSI
GAMBARAN UMUM AKTIVITAS
TEKNIKAL S Melakukan pengelolaan modal, menyusun perencanaan, negosiasi komersialisasi. S Melakukan analisa pasar gas alam dan LPG dalam menunjang penjualan dan menyusun strategi dan rencana untuk eksplorasi dan pengembangan lapangan baru.
Market Research and Analysis Mampu merencanakan, mengkoordinasikan dan melakukan riset potensi pasar/pesaing serta kinerja produk dan membuat analisis data serta penarikan kesimpulan hasil riset.
Selling § Mampu membangun jaringan strategis (networking). § Mampu menyusun strategi dan konsep penjualan berdasarkan rencana pemasaran strategis perusahaan. § Mampu mengevaluasi efektivitas penjualan serta sistem, prosedur dan kebijakan. § Mampu memformulasikan kebijakan dan strategi organisasi dalam meningkatkan penjualan melalui pembinaan hubungan jangka panjang dengan pelanggan.
Marketing Communication · Mampu membangun strategi komunikasi pemasaran jangka panjang yang sesuai dengan tujuan perusahaan. · Mampu membuat terobosan strategi komunikasi pemasaran untuk meningkatkan perkembangan bisnis perusahaan/unit usaha.
Law and Regulation in Oil & Gas Industry
Referensi Penyusunan Struktur Organisasi di Lingkungan Kontraktor Kontrak Kerja Sama - 97
Memiliki pemahaman yang mendalam tentang perangkat hukum yang mengatur kegiatan eksplorasi, eksploitasi, dan pemanfaatan minyak dan gas bumi di Indonesia.
5. Formulasi Penghitungan Tenaga Kerja Asing
Peta Kompetensi: Commercial
KOMPETENSI
GAMBARAN UMUM AKTIVITAS
ATRIBUT PERSONAL S Melakukan pengelolaan modal, menyusun perencanaan, negosiasi komersialisasi. S Melakukan analisa pasar gas alam dan LPG dalam menunjang penjualan dan menyusun strategi dan rencana untuk eksplorasi dan pengembangan lapangan baru.
Strategic Thinking Kemampuan memecahkan permasalahan yang kompleks melalui proses analisa menyeluruh seluruh sehingga mampu mengenali titik kritis, mampu memberikan gagasan yang bersudut pandang luas, bersifat jangka panjang serta mempertimbangkan tingkat kepentingan permasalahan agar diperoleh cara penyelesaian yang efektif & efisien.
Adaptability Kemampuan untuk menyesuaikan diri dalam menghadapi perubahan (lingkungan, tugas, budaya, tim kerja) dengan tetap menjaga efektivitas unjuk kerja).
Result Orientation Orientasi sikap kerja yang menunjukkan fokus upaya pribadi pada pencapaian hasil kerja unggul yang memberikan kontribusi terhadap keunggulan organisasi, Kemampuan untuk memfokuskan perhatian dan upaya pada pencapaian hasil yang nyata, terukur, dan tepat waktu.
Persuasiveness Kemampuan untuk memperoleh penerimaan lawan bicara mengenai ide atau gagasan melalui pemahaman yang cukup baik tentang personal lawan bicara maupun topik pembicaraan sehingga dapat menempatkan diri secara tepat pula.
Develop System & Process Kemampuan merumuskan, menata ulang, dan mengembangkan modifikasi/penyempurnaan yang signifikan terhadap sistem/proses/ prosedur kerja di tingkat organisasi yang sudah ada untuk tujuan meningkatkan efektivitas kerja dan kualitas keluaran suatu proses, mengurangi ketidakefisienan dalam mencapai sasaran organisasi.
Planning & Organizing Kemampuan untuk mengelola sumber daya yang ada dalam melakukan perencanaan dan untuk penyelesaian tugas guna mencapai target tertentu.
Teamwork Kemampuan memulai dan membangun kerjasama yang efektif antar kelompok berbeda departemen atau fungsi untuk mencapai hasil yang optimum bagi kelompok.
Problem Solving & Decision Making Pemilihan tindakan yang tepat dari serangkaian alternatif yang dikembangkan berdasarkan pada asumsi logis dan informasi yang aktual dan dengan mempertimbangkan sumber informasi, hambatan dan nilai organisasi.
Networking Kemampuan untuk membangun, menjalin, memelihara, dan mengambil manfaat positif dari hubungan atau jaringan komunikasi dengan pihak lain, yang dapat memberikan advantage bagi pengembangan diri dan organisasi.
Business Sense Kemampuan membaca dan memanfaatkan peluang bisnis yang ada dengan cara merealisasikan kedalam langkah-langkah kongkrit yang bertujuan untuk menguntungkan perusahaan.
Negotiation Skill Kemampuan mengatasi konflik kepentingan untuk mendapatkan solusi yang saling menguntungkan kedua belah pihak dengan pendekatan yang tepat.
5. Formulasi Penghitungan Tenaga Kerja Asing
Referensi Penyusunan Struktur Organisasi di Lingkungan Kontraktor Kontrak Kerja Sama - 98
Peta Kompetensi: Business Development
KOMPETENSI
GAMBARAN UMUM AKTIVITAS
TEKNIKAL S Merancang strategi, mengelola proyek-proyek tambahan guna pencarian area pengembangan ekplorasi minyak dan bumi.
Law and Regulation in Oil & Gas Industry Memiliki pemahaman yang mendalam tentang perangkat hukum yang mengatur kegiatan eksplorasi, eksploitasi, dan pemanfaatan minyak dan gas bumi di Indonesia.
Contract in Oil & Gas Sector Memahami kebijakan fiskal yang diterapkan di dalam industri minyak dan gas bumi di Indonersia, serta berbagai bentuk kontrak kerja sama (seperti Joint Operating Body, Joint Operating Agreement, Technical Assistant Contract), dalam rangka pengembangan area eksplorasi minyak dan gas bumi.
S Mengevaluasi seluruh proyekproyek eksplorasi dan menentukan kelayakannya berdasarkan indikator pertimbangan yang telah ditentukan.
Optimization Model (Exploration and Development Model) Memahami serta mengaplikasikan berbagai model optimasi kegiatan eksplorasi dan pengembangan lapangan minyak dan gas bumi, sebagai dasar pengambilan keputusan terkait dengan rencana eksplorasi atau pengembangan tersebut.
Risk Management · Mampu memahami, mengevaluasi serta memberikan rekomendasi atas berbagai risiko dalam kegiatan usaha hulu minyak dan gas bumi, misalnya risiko geologi (probabilitas dijumpainya akumulasi hidrokarbon), teknis (probabilitas target/objektif dapat dicapai, dites dan dikembangkan, komersial (probabilitas sumber daya cukup mempunyai value untuk dikembangkan dan dipasarkan, politis (probabilitas ada atau menghilangnya kesempatan karena perubahan kebijakan pemerintah). · Mampu melakukan penghitungan risiko kegiatan usaha minyak dan gas bumi dengan mempertimbangkan berbagai indikator keekonomian seperti aliran dana, pendapatan kotor, biaya investasi, biaya operasi, depresiasi dan lain sebagainya, sebagai dasar untuk melakukan uji kelayakan suatu proyek pengembangan.
Referensi Penyusunan Struktur Organisasi di Lingkungan Kontraktor Kontrak Kerja Sama - 99
5. Formulasi Penghitungan Tenaga Kerja Asing
Peta Kompetensi: Business Development
KOMPETENSI
GAMBARAN UMUM AKTIVITAS S Merancang strategi, mengelola proyek-proyek tambahan guna pencarian area pengembangan ekplorasi minyak dan bumi. S Mengevaluasi seluruh proyekproyek eksplorasi dan menentukan kelayakannya berdasarkan indikator pertimbangan yang telah ditentukan.
ATRIBUT PERSONAL Strategic Thinking
Adaptability
Kemampuan memecahkan permasalahan yang kompleks melalui proses analisa menyeluruh seluruh sehingga mampu mengenali titik kritis, mampu memberikan gagasan yang bersudut pandang luas, bersifat jangka panjang serta mempertimbangkan tingkat kepentingan permasalahan agar diperoleh cara penyelesaian yang efektif & efisien.
Kemampuan untuk menyesuaikan diri dalam menghadapi perubahan (lingkungan, tugas, budaya, tim kerja) dengan tetap menjaga efektivitas unjuk kerja).
Result Orientation
Persuasiveness
Orientasi sikap kerja yang menunjukkan fokus upaya pribadi pada pencapaian hasil kerja unggul yang memberikan kontribusi terhadap keunggulan organisasi, Kemampuan untuk memfokuskan perhatian dan upaya pada pencapaian hasil yang nyata, terukur, dan tepat waktu.
Kemampuan untuk memperoleh penerimaan lawan bicara mengenai ide atau gagasan melalui pemahaman yang cukup baik tentang personal lawan bicara maupun topik pembicaraan sehingga dapat menempatkan diri secara tepat pula.
Develop System & Process
Planning & Organizing
Kemampuan merumuskan, menata ulang, dan mengembangkan modifikasi/penyempurnaan yang signifikan terhadap sistem/proses/ prosedur kerja di tingkat organisasi yang sudah ada untuk tujuan meningkatkan efektivitas kerja dan kualitas keluaran suatu proses, mengurangi ketidakefisienan dalam mencapai sasaran organisasi.
Kemampuan untuk mengelola sumber daya yang ada dalam melakukan perencanaan dan untuk penyelesaian tugas guna mencapai target tertentu.
Teamwork
Problem Solving & Decision Making
Kemampuan memulai dan membangun kerjasama yang efektif antar kelompok berbeda departemen atau fungsi untuk mencapai hasil yang optimum bagi kelompok.
Pemilihan tindakan yang tepat dari serangkaian alternatif yang dikembangkan berdasarkan pada asumsi logis dan informasi yang aktual dan dengan mempertimbangkan sumber informasi, hambatan dan nilai organisasi.
Networking
Business Sense
Kemampuan untuk membangun, menjalin, memelihara, dan mengambil manfaat positif dari hubungan atau jaringan komunikasi dengan pihak lain, yang dapat memberikan advantage bagi pengembangan diri dan organisasi.
Kemampuan membaca dan memanfaatkan peluang bisnis yang ada dengan cara merealisasikan kedalam langkah-langkah kongkrit yang bertujuan untuk menguntungkan perusahaan.
Negotiation Skill Kemampuan mengatasi konflik kepentingan untuk mendapatkan solusi yang saling menguntungkan kedua belah pihak dengan pendekatan yang tepat.
5. Formulasi Penghitungan Tenaga Kerja Asing
Referensi Penyusunan Struktur Organisasi di Lingkungan Kontraktor Kontrak Kerja Sama - 100
Kerangka Berpikir
Terdapat 2 (dua) hal yang harus diperhatikan dalam mencapai suatu tujuan: Work (Pekerjaan) dan People (Sumber Daya Manusia). Dalam komponen pekerjaan perlu diperhatikan aspek materi, mesin, alat bantu, dan metode yang dibutuhkan untuk melaksanakan seluruh aktivitas sehingga mencapai sasarannya. Di sisi lain, juga harus diperhatikan karakteristik, pengetahuan, dan keterampilan manusia yang melakukan aktivitas tersebut.
Agar ke dua komponen ini dapat memberikan hasil yang optimal, diperlukan suatu mekanisme kerja yang tepat. Salah satu cara menggambarkan mekanisme kerja adalah melalui struktur organisasi, yang memperlihatkan bagaimana ruang lingkup tanggung jawab, hirarki wewenang dan pengelompokan orang berdasarkan suatu aspek tertentu, seperti fungsi, geografi, dan sebagainya.
STRUKTUR ORGANISASI
A
B
KONSEP PENGELOLAAN
EKSEKUTIF
• TANGGUNG JAWAB STRUKTUR UTAMA (Primary Structure)
A
DIR A
DIR B
DIR C
DIR D
DIR E
DIR F
• WEWENANG LINI STAF
B
FUNGSIONAL • SATU KOMANDO
DEPARTMENT
• RENTANG KENDALI
PENYATUAN (Integration)
• JENJANG KARIR • JALUR KARIR SUB-DEP
• KINERJA
SUB-DEP
• POSISI PANGKAT
PEMBAGIAN (Differentiation)
TANGGUNG JAWAB W _ PR O C
I N P U T
T A SK
T AS K
T AS K
A C T I V IT Y
W_ P R OC
I N P U T
W _ PR O C
T AS K
T AS K T AS K W _ P RO C
T AS K
TA S K
T ASK TASK
TASK
O U T P U T
W _ PR O C
T A SK
W _P R OC
W _ PR O C
T ASK
T A S K
TA S K
O U T P U T
TASK
W_ P R OC
T ASK AC TI V IT Y
W _ P RO C
T ASK T ASK W _P R OC
T ASK
W_ P R OC
I N P U T
T ASK T ASK
TASK
T ASK W P _ R OC
W _ P RO C
TA SK
TASK
W_ P R OC
A C TI V IT Y
TASK
T A S K T A S K T A S K
O U T P U T
TA SK
O U T P U T
I N P U T
T AS K
TA S K
TA S K
A C T IV I T Y W _ P RO C
W _ PR O C
T AS K
I N P U T
T AS K T AS K W _ PR OC
I N P U T
A C T IV IT Y
TA SK
T AS K
T ASK
T A S K
T A S K
W_ P R OC
I N P U T
T ASK T ASK
T ASK
W_ P R OC
I N P U T
W_ P R OC
ASK A CTTI V IT Y
TA SK
O U T P U T
TA SK
T AS K
O U T P U T
TA S K
T AS K
T AS K
A C T I V IT Y W _ PR O C
W _ P R OC
T A SK
I N P U T
T A SK T A SK W _ P RO C
T A SK
T AS K
O U T P U T
T AS K
T A SK
T A SK
A C T IV IT Y W _ P RO C
T AS K
T AS K T AS K W _ PR O C
T AS K
T AS K
O U T P U T
T ASK T ASK
TASK
T ASK W P _ R OC
T ASK
TA SK
O U T P U T
I N P U T
W _ P RO C
T A S K TA S K
TA S K
A C T IV IT Y W _ P RO C
I N P U T
T A S K T A S K T A S K W _ PR OC
T A S K
T A S K
O U T P U T
W _ PR O C
TA S K T A S K
T A S K
A C T IV IT Y W _ PR O C
I N P U T
T A SK T A SK T A SK W _ P RO C
T A SK
T A S K
O U T P U T
W _ P R OC
T A S K T A SK
T A SK
PERSYARATAN PENGHARGAAN
W_ P R OC
A C TI V IT Y
TASK
A C T IV I T Y W _ P RO C
T A S K T A S K T A S K W _ PR O C
T A S K
T A S K
O U T P U T
• PENEMPATAN
STRUKTUR OPERASI (Operating Structure)
Lampiran
Referensi Penyusunan Struktur Organisasi di Lingkungan Kontraktor Kontrak Kerja Sama - 101
Organization Planning & Policy Deployment Blueprint
Penyusunan struktur organisasi, baik yang berbentuk Command & Control Framework (CCF) maupun Work Coordination Framework (WCF) akan melalui tahapan perencanaan dan implementasi sistematis sebagai berikut :
FUNCTION STRUCTURE
ORGANIZATION DESIGN PHILOSOPHY
START
ENTERPRISE TRANSFORMATION
*)
•Value driven (Regional Player 2002 – Bogasari Excellence) •Strategic Excellence – operating excellence executive landen (CEO-C OO)
INFRA STRUCTURE
STRATEGIC
STYLE
VALUES
RESULTS
VISION
MISSION
•Business unit performance coordination (Management Co mmittee) •Design for learning market-driven competencies (increased product range, closer market supervision) •Enterprise resource engineering framework ang executive informatio n system for sustaining profitability •Process management approach to operations to achieve cost leadership STRATEGIC POSTURE
•Standalone slef-contained enterprise setup and redifined staff roles
PRIMARY STRUCTURE
•Design for flexibility and focus
BUSINESS & FINANCIALS
•Design for multiple-role leadership skills and leader formation •Full-cycle departmentation (P-C -D-C-A) CONSTRAINTS & CHALLENGES
•Job-enriched task formulation •Fully learn-based approach to getting work done (team networking structure) •Role-directed operational restructuring
OPERATING STRUCTURE
ORGANIZING THEMES PRODUC T DIVERSIFICATION & COST LEADERSHIP
VERY CLOSE TO THE CUSTOMER
ENGINE FOR TRANSFORMATION
PEOPLE & ORGANIZATION
PRODUCT SCOPE · · MARKET SCOPE · · GEOGRAPHICAL SCOPE · · TE CHNOLOGICAL SCOPE · · WAYS TO WIN COMPETITION · · FINANCIAL POSITION · ·
VALUES · · STYLE · · INFRASTRUCTURE · ·
INTERNAL C USTOMER SATISFACTION CURRENT
DUAL FRAME ORGANIZATION
Organization Structure (Management Directive) Division Head Department Head
Department Head Sub-Department Head
Sub-Department Head Section Head
Sub-Section Head Unit
COMMAND & CONTROL FRAMEWORK
FUTURE
END
WORK COORDINATION FRAMEWORK
ENTERPRISE PROCESS BIG FRAME DESIRED END STATE
*)
2002 ASEAN REGIONAL PLAYER
CEO
CONDITIONS OF EXCELLENCE
Organization Structure (Final Report) COO
Division Head Department Head
Department Head Sub-Department Head
Sub-Department Head Section Head
Sub-Section Head Unit
DIV
DIV
DIV
Division
Department
Section
SubSection
FUNCTIONS
Unit
DEP
DEP
DEP
DEP
DEP
DEP
DEP
DEP
DEP
Consistently troublefree & cost-effective production plant operations
FLOUR PRODUCTION
PLANT ENGINEERING
PROCESS
PROCESS
Consistently on-time & defect-free deliv eries to expanding markets
Consistently achiev e optimum levels of best priced wheat inventory
BACKBONE PROCESSES
DIV
PAR (Position Against Rank) Structure SubDepartment
Consistently on-time & defect-free flour / SFBP (bulk & packed)
WHEAT PROCUREMENT
MARKETING PROCESS
PROCESS
ACTIVITIES
DEP
PPC
PDQC
LOU
MILLER
UTILITY
PACKING
FPS
Analysis of Management Levels Management Level 5
Management Level 4
Management Level 3
Management Level 2
Management Level 1
RESOURCES
Work Performing Unit
HUMAN RESOURCES MANAGEMENT PROCESS TEAMS
PLANNING TEAMS
FINANCE MANAGMENT ENABLING PROCESSES
FUNCTION TEAMS
WORK-PEOPLE MATRIX
PERFORMING UNIT DEP HEAD
KEY ROLES
PERFORMING UNIT ACTIVITY
KEY COMPETENCIES
PERFORMING UNIT
PERFORMING UNIT
KEY ACTIVITIES
ACTIVITY CENTER PRIMARY AC TIVITIES
SUPE RVISOR PERFORMING UNIT
CONDITION OF E XCELLENCE: [ _________________________________________]
ACTIVITY
PERFORMING UNIT
DEP HEAD
PROCESS ARCHITECTURE
CONDITION OF E XCELLENCE: [ _________________________________________]
SEQUENCING LOGIC
SUPE RVISOR
PERFORMING UNIT
INFORMATION TECHNOLOGY MANAGE MENT CONTROL
PEOPLE ARCHITECTURE WORK
PERFORMING UNIT
PROJECT TEAMS
ACTIVITY CENTER SUPPORTING ACTIVITIES
CANDIDATES ON HAND
IPO VALUES
KEY PERFORMANCE MEASURES & TARGE TS
PROCESS GOALS
KEY RESOURCE REQUIREMENTS
PEOPLE
Referensi Penyusunan Struktur Organisasi di Lingkungan Kontraktor Kontrak Kerja Sama - 102
Lampiran
Mengenal Organisasi KKKS: Menciptakan Nilai
Untuk menciptakan nilai (create value), KKKS menjalankan multi-usaha migas dengan memilih salah satu atau lebih di antara 4 pendekatan di bawah ini.
Stand-Alone Influence
• Pengaruh induk dalam strategi dan kinerja setiap bisnis dalam kepemilikan induk, dipandang sebagai stand alone profit center yang memiliki haknya sendiri. • Kepentingan yang mendalam pada semua organisasi multi business.
Linkage Influence
Central Functions & Services
• Menciptakan nilai dengan meningkatkan hubungan yang ada antara unit bisnis yang berbeda, membuat unit bisnis lebih bernilai dalam bentuk keseluruhan daripada dalam bentuk terpisah. • Mendorong transaksi internal, membagi keterampilan dan sumber daya, koordinasi atas produk dalam rentang yang berbeda dan aktivitas operasional yang sejenis.
• Induk berisi serangkaian fungsi staff korporasi dan jasa yang menyediakan kepemimpinan fungsional dan jasa cost effective untuk bisnis. • Bertindak sebagai centers of excellence untuk menyediakan masukan terhadap bisnis dan membantu menyebarkan best practice antar bisnis. • Membantu manajemen lini untuk melatih stand-alone atau linkage influence.
Corporate Development
• Induk adalah penggerak utama dan sumber inisiatif, keputusan yang terkait dengan definisi, alam kerja, dan jumlah bisnis dalam portfolio. • Induk menentukan komposisi portfolio dengan membeli atau menjual bisnis, mengelola resiko (berspekulasi), mendefinisikan kembali bisnis.
Sumber: Corporate Strategy, Goold, Cambell and Alexander, 1994
Lampiran
Referensi Penyusunan Struktur Organisasi di Lingkungan Kontraktor Kontrak Kerja Sama - 103
Mengenal Organisasi KKKS: Mengelola Fungsi/Unit Usaha
KKKS menjalankan usaha hulu migas dengan memilih salah satu atau kombinasi dari 3 pendekatan mengelola fungsi/unit usaha di bawah ini.
1. Simple Reporting
2. Divided Parenting a. Contact Executives
b. Existing Business vs Development
c. Shared Responsibilities
3. Matrix
• Melibatkan satu tingkat garis manajemen di atas masing-masing unit bisnis. • Efektif untuk organisasi kecil dengan beberapa unit bisnis.
• Membagi portfolio dimana-mana masing-masing bagian dari induk mengambil tanggung jawab khusus untuk beberapa bagian bisnis, menjadi eksekutif kontak atau direktur sponsor untuk bagian bisnis tersebut dari seluruh total portfolio. • Persetujuan komite eksekutif secara penuh hanya diarahkan pada beberapa peran penting, seperti persetujuan anggaran tahunan, pengeluaran modal dalam jumlah besar. • Menciptakan dua atau lebih tingkat induk yang berfokus pada sumber penciptaan nilai yang berbeda, mis: tingkat teratas dari induk fokus pada kegiatan pengembangan korporasi dan hubungan eksternal, sedangkan lapisan berikutnya fokus pada pengelolaan portfolio yang ada.
• Tingkat yang lebih tinggi tidak hanya memikirkan kegiatan pengembangan korporasi, tapi juga memainkan peran aktif dalam mempengaruhi portfolio bisnis, khususnya dalam kendali anggaran dan strategi. • Tingkat ‘divisi’ memiliki tanggung jawab utama untuk mempengaruhi unit bisnis secara mandiri dan bagaimana unit bisnis ini berhubungan dengan unit bisnis yang lain. • Masing-masing unit bisnis memiliki hubungan langsung dengan kelompok induk yang berbeda untuk kepentingan yang berbeda. • Baik divisi maupun pusat bisa berhubungan langsung dengan unit bisnis.
Sumber: Corporate Strategy, Goold, Cambell and Alexander, 1994 Referensi Penyusunan Struktur Organisasi di Lingkungan Kontraktor Kontrak Kerja Sama - 104
Lampiran