PUTUSAN Nomor 12/Pdt.G/2016/PTA.Smd
ﺑﺴــــﻢ اﷲ اﻟــﺮﺣﻤــــﻦ اﻟــﺮﺣﯿـــــــﻢ DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Tinggi Agama Samarinda dalam tingkat banding telah memeriksa, mengadili dan menjatuhkan putusan dalam sidang majelis terhadap perkara cerai gugat antara: Pembanding, umur 32 tahun, agama Islam, pendidikan SMA, pekerjaan Karyawan PT. KPC Sangatta, tempat kediaman Jalan Xxxx Kabupaten Kutai Timur, dahulu Tergugat sekarang Pembanding; Melawan Terbanding, umur 23 tahun, agama Islam, pendidikan SMK, pekerjaan Mahasiswa,
tempat
kediaman
Jalan
Xxxx
Kota
Samarinda, dahulu Penggugat sekarang Terbanding;
-
Pengadilan Tinggi Agama tersebut;
-
Telah mempelajari berkas perkara yang dimohonkan banding; DUDUK PERKARA Bahwa membaca dan meneliti semua uraian yang termuat dalam salinan
putusan Pengadilan Agama
Samarinda Nomor
1744/Pdt.G/2015/ PA.Smd,
tanggal 30 Desember 2015 Masehi, bertepatan tanggal 18 Rabiul Awwal 1437 Hijriyah, yang amarnya berbunyi sebagai berikut: 1. Mengabulkan gugatan Penggugat; 2. Menjatuhkan talak satu bain sugra Tergugat (Pembanding) terhadap Penggugat (Xxxx); 3. Memerintahkan Panitera Pengadilan Agama Samarinda untuk mengirimkan salinan putusan ini setelah berkekuatan hukum tetap kepada Pegawai Pencatat Nikah Kantor Urusan Agama Kecamatan Sungai Pinang, Kota Samarinda, kepada Pegawai Pencatat Nikah Kantor Urusan Agama Sangatta Nomor 12/Pdt.G/2016/PTA.Smd
...............................................................................................
1
Utara, Kabupaten Kutai Timur dan kepada Pegawai Pencatat Nikah Kantor Urusan Agama Kecamatan Sesean, Kabupaten Toraja Utara untuk dicatat dalam daftar yang disediakan untuk itu; 4. Membebankan kepada Penggugat untuk membayar biaya perkara sejumlah Rp. 248.000,- (Dua ratus empat puluh delapan ribu rupiah); Bahwa Putusan tersebut telah disampaikan kepada Tergugat selanjutnya disebut
Terbanding pada tanggal 14 Januari
2016
sebagaimana Surat
Pemberitahuan Isi Putusan Nomor 1744/Pdt.G/2015/PA.Smd yang dibuat oleh Jurusita Pengadilan Agama Samarinda tanggal 14 Januari 2016; Bahwa terhadap putusan tersebut, Tergugat untuk selanjutnya disebut Pembanding telah mengajukan permohonan banding pada tanggal 26 Januari 2016,
sebagaimana tercantum dalam Akta Permohonan Banding Nomor
1744/Pdt.G/2015/PA. Smd, yang dibuat oleh Panitera Pengadilan Agama Samarinda tanggal 26 Januari 2016. Permohonan banding tersebut telah diberitahukan kepada Terbanding pada tanggal 28 Januari 2016; Bahwa Pembanding telah melengkapi berkas permohonan bandingnya dengan memori banding tertanggal 26 Januari 2016, isi memori banding tersebut pada pokoknya sebagai berikut: 1. Bahwa
Majelis Hakim yang langsung memberikan putusan pada sidang
kedua terhadap gugatan Penggugat. Menurut Pembanding, Majelis Hakim terlalu cepat memutuskan perkara ini tanpa mendengarkan pembelaan atau jawaban Pembanding sebagai Tergugat, menurut
Pembanding
majelis
hakim tidak memberikan kesempatan kepada Pembanding untuk membela diri di depan Majelis Hakim, bukan hanya mendengarkan penjelasan dari pihak Penggugat.
Pembanding mengakui tidak hadir pada sidang ke dua
dengan alasan: a. Dalam sidang mediasi disepakati bahwa persidangan kedua akan dilangsungkan jika pihak Terbanding diberikan
kepadanya
dan
kepada
mengembalikan keluarganya
dan
uang yang Terbanding
menyepakati hal tersebut; b. Sebagai seorang pekerja swasta (karyawan perusahaan) yang terikat pada aturan perusahaan. Permohonan izin untuk meninggalkan lokasi Nomor 12/Pdt.G/2016/PTA.Smd
...............................................................................................
2
kerja harus dilaksanakan minimal 14 (empat belas) hari kerja. sampai dengan tanggal 30 Desember 2015 izin tidak diberikan; Bahwa dalam tata cara persidangan seharusnya Pembanding diberi panggilan kedua jika tidak dapat menghadiri sidang. Sebagai Tergugat Pembanding merasa tidak diberi kesempatan untuk memberi jawaban terhadap
gugatan
Penggugat.
Karena
itu
Pembanding
menolak
pertimbangan Majelis Hakim bahwa Pembanding pernah hadir dipersidangan mediasi dan belum menyampaikan jawaban, sedangkan persidangan selanjutnya tidak pernah hadir menghadap, dinyatakan Tergugat tidak mengguganakan hak jawabnya, oleh karena itu Tergugat dinyatakan mengakui kebenaran dalil-dalil gugatan penggugat; 2.
Bahwa terjadinya ketidak harmonisan rumah tangga Penggugat dengan Tergugat dikarenakan pernikahan tersebut bukan didasari suka sama suka atau saling mencintai, melainkan karena dijodohkan oleh orang tua/keluarga. Karena melihat kondisi rumah tangga yang demikian , maka pihak keluarga sudah berupaya maksimal menasehati dan merukunkan Penggugat dan Tergugat, tetapi usaha keluarga tersebut tidak berhasil. Hal mana digunakan oleh Majelis Hakim sebagai pertimbangan hukum untuk menyetujui gugatan Penggugat; Terhadap tuduhan dan pertimbangan ini, Pembanding
memberikan
penjelasan sebagai berikut: a. Harus diakui bahwa pertemuan dan perkenalan antara Pembanding dan Terbanding atas prakarsa kedua orang tua. Pembanding dikenalkan bukan dijodohkan. Setelah dikenalkan oleh orang tua, pembanding pacaran kurang lebih satu tahun, bulan Mei 2015 Pembanding melamar Terbanding dirumah orang tua Terbanding (di Toraja). Sejak bulan Mei 2015 sampai sebelum akad nikah 19 Septembar 2015 Terbanding sendiri yang mengurus surat-menyurat berkas kelengkapan pernikahan. Sebelum akad nikah dilangsungkan (tanggal 18 September 2015) di rumah keluarga
Pembanding
ditanyakan
kembali
apakah
pernikahan
ini
dilaksanakan dengan terpaksa atau tidak. Terbanding tidak memberikan jawaban (hanya diam saja). Pembanding menganggap Terbanding tidak Nomor 12/Pdt.G/2016/PTA.Smd
...............................................................................................
3
keberatan terhadap pernikahan tersebut, akhirnya akad nikah dan resepsi sederhana dilangsungkan tanpa
halangan apapun. Setelah akad
nikahpun tidak ada permasalahan dalam rumah tangga sampai pada akhirnya Terbanding mohon izin untuk menyelesaikan kuliahnya di Samarinda; b. Penjelasan dari pihak Terbanding bahwa sudah ada usaha menasehati dan merukunkan kembali pihak Pembanding dan Terbanding oleh pihak keluarga itu
merupakan kebohongan
besar.
Setelah Terbanding
meminta untuk menceraikan dirinya kepada pihak Pembanding melalui SMS, pihak keluarga Pembanding berusaha untuk memanggil keluarga Terbanding untuk membicarakan hal ini, tetapi tidak ditanggapi secara serius oleh Terbanding dan keluarganya. Seakan-akan Terbanding dan keluarganya menganggap masalah ini sepele. Akhirnya Pembanding berkesimpulan
bahwa pihak Terbanding dan
keluarga melakukan
kesepakatan bersama dalam hal penipuan kepada Pembanding prihal pernikahan dan permintaaan
cerai ini. Oleh
karena alasan yang
digunakan oleh pihak Terbanding adalah kebohongan; 3. Bahwa terhadap isi gugatan, puncak permasalahan Pembanding dengan Terbanding terjadi sekitar satu bulan yang lalu (Oktober 2015), dan sejak saat itu
pula Terbanding izin meninggalkan rumah
orang tua adalah
kebohongan. Terbanding meninggalkan rumah Pembanding dan diizinkan oleh Pembanding bukan karena Perkelahian/Pertengkaran/Percekcokan melainkan karena Terbanding mau menyelesaikan kuliahnya di Samarinda untuk Skripsi terakhir.
Jadi izin meninggalkan rumah bukan karena
permasalahan tetapi izin untuk urusan studi pihak Terbanding; 4. Bahwa kedua saksi yang diajukan Terbanding yang telah memberi keterangan didepan Majelis Hakim, kami Pembanding menolak isi kesaksian tersebut karena tidak sesuai dengan fakta yang ada. Pembanding melihat isi kesaksian tersebut diarahkan Terbanding.
Terhadap kedua saksi dan
kesaksian dari para saksi tersebut Pembanding jelaskan sebagai berikut: a. Saksi atas nama Xxxx dan Xxxx tidak dikenal dan tidak mengenal Pembanding; Nomor 12/Pdt.G/2016/PTA.Smd
...............................................................................................
4
b. Isi kesaksian itu palsu dan mengada-ada, kalau saksi menyatakan bahwa pernah melihat langsung pihak Pembanding bertengkar, tolong sebutkan perkelahian tersebut, dimana dan apa masalahnya. Seharusnya
Terbanding
kandungnya
yang
menjadikan
menjadi
saksi
orang
terhadap
tua
atau
saudara
gugatannya,
bukan
menghadirkan pihak yang tidak tahu apa-apa. Pembanding berharap kedua
saksi
ini
dapat
dipanggil
kembali
untuk
memberikan
pertanggungjawaban terhadap kesaksian palsu. Sebagai Tergugat, Pembanding merasa tersinggung dan dipermalukan oleh kesaksian palsu tersebut. Mohon Majelis Hakim mempertimbangkan ini, karena Pembanding akan membawa masalah pencemaran nama baik ke ranah hukum yang berlaku. Berdasarkan apa yang telah diuraikan diatas, maka Pembanding mohon kepada bapak Ketua Pengadilan Tingkat Banding untuk memutuskan: 1. Menerima permohonan banding dari Pembanding; 2. Memperbaiki putusan Pengadilan Agama kelas I A Nomor 1744/Pdt.G/ 2015/PA.Smd tanggal 30 Desember menjadi sebagai beikut: Mengadili 1. Menerima gugatan Terbanding/Penggugat hanya sebagian; 2. Menghukum
Terbanding/Penggugat
untuk
mengembalikan
kepada
Pembanding/Tergugat seluruh uang belanja dan resepsi perkawinan; 3. Memerintahkan
Panitera
Pengadilan
Agama
Samarinda
untuk
mengirimkan salinan putusan ini setelah berkekuatan hukum tetap kepada Pegawai Pencatat Nikah kecamatan Sungai Pinang, Kota Samarinda, kepada Pegawai Pencatat Nikah Kantor Urusan Agama Sangatta Utara, Kabupaten Kutai Timur dan kepada Pegawai Pencatat Nikah Kantor Urusan Agama Kecamatan Sesean, Kabupaten Toraja Utara untuk dicatat dalam daftar yang disediakan untuk itu; 4. Membebankan biaya perkara kepada Penggugat/Terbanding; 5. Menghukum saksi maaf
secara
yang diajukan Terbanding/Penggugat untuk meminta
publik
Nomor 12/Pdt.G/2016/PTA.Smd
kepada
Pembanding/Tergugat
karena
...............................................................................................
telah
5
memberikan kesaksian
palsu
didepan sidang Majelis Hakim yang
terhormat; 6. Tidak menerima untuk selebihnya; Atau: Apabila
Majelis Hakim yang memberikan pertimbangan hukum dan
memberikan putusan hukum atas perkara ini berpendapat lain berdasarkan ketentuan hukum yang berlaku, mohon putusan yang seadil-adilnya berdasarkan nilai-nilai keadilan, kelayakan dan kepatutan yang berlaku dalam masyarakat; Bahwa selanjutnya Terbanding telah menyerahkan kontra memori banding tanggal 02 Februari 2016. yang isi pokoknya sebagai berikut: 1. Bahwa Terbanding keberatan pernyataan Pembanding karena pada saat mediasi Pembanding minta uang Rp. 50.000.000; (lima puluh juta rupiah) bekas resepsi pernihakan, Terbanding menyanggupi
Insnya Allah akan
diusahakan, namun sampai pada sidang kedua tidak berhasil karena Terbanding belum bekerja dan orang tua hanya petani. Oleh karena uang itu belum ada, maka Pembanding tidak mau hadir dipersidangan; 2. Bahwa Terbanding keberatan dengan permohonan banding karena: a. Terbanding dijodohkan dengan Pembanding bukan dikenalkan, karena tempat dan tanggal pernikahan semua diatur oleh
orang tua,
kelengkapan administrasi memang Terbanding yang ngurus. Terbanding tidak pernah pacaran bahkan pada saat lamaran terbanding berada di Malinau.
Sebelum
pulang
untuk
pernikahan
terbanding
pernah
menghubungi Pembanding dan mengatakan saya tidak mau menikah dengan kamu, Terbanding mengatakan nanti lihat saja dikampung. Setelah nikah tidak pernah terjadi pertengkaran, tapi Terbanding beberapa kali minta cerai; b. Bahwa upaya menasehati bukan kebohongan tapi kenyataan orang tua menasehati lewat telepon, pada saat Pembanding minta agar orang tua datang, namun tidak bisa datang karena dianggap sepele dan orang tua tidak punya biaya dari Toraja ke Samarinda pada saat yang bersamaan juga ada kerabat yang meninggal;
Nomor 12/Pdt.G/2016/PTA.Smd
...............................................................................................
6
3. Bahwa dalam gugatan Terbanding tidak pernah mengatakan bahwa Terbanding meninggalkan rumah karena pecekcokan, Terbanding hanya mengatakan meninggalkan rumah sejak 15 Oktober 2015; 4. Terbanding tidak pernah mengarahkan saksi karena saksi Xxxx dan Xxxx memang tidak mengenal Pembanding, karena tahu namanya saja dari Terbanding,
mereka adalah kakak angkat dan sahabat sekolah
Terbanding. Keterangan saksi bukan palsu atau mengada-ada karena mereka tidak pernah melihat Terbanding bertengkar dengan Pembanding. Terbanding tidak bisa menghadirkan orang tua jadi saksi karena orang tua di Toraja tidak punya biaya untuk ke Samarinda. Saudara yang ada di Samarinda beragama Kristen; Berdasarkan uraian diatas, Terbanding mohon kepada bapak Ketua Pengadilan Tingkat Banding untuk memutuskan: 1. Menerima kontra memori banding dari Terbanding; 2. Menerima putusan Pengadilan Agama Kelas 1-A Nomor 1744/Pdt.G/ 2015/PA.Smd, tanggal 30 Desember 2015 sebagai berikut; Mengadili 1. Mengabulkan gugatan seluruh gugatan Terbanding/ Penggugat; 2. Tidak membebankan Terbanding/Penggugat untuk mengembalikan uang belanja dan resepsi pernikahan karena pihak Terbanding/Penggugat tidak bisa uang sebesar itu; 3. Menjatuhkan talak satu bain sugra Tergugat (Pembanding)
terhadap
Penggugat (Xxxx); 4. Menimbang, memerintahkan Panitera Pengadilan Agama Samarinda untuk mengirimkan salinan putusan ini setelah berkekuatan hukum tetap kepada Pegawai Pencatat Nikah Kantor Urusan Agama Kecamatan Sungai Pinang, Kota Samarinda, kepada Pegawai Pencatat Nikah Kantor Urusan Agama Sangatta Utara, Kabupaten Kutai Timur dan kepada Pegawai Pencatat Nikah Kantor Urusan Agama Kecamatan Sesean, Kabupaten Toraja Utara untuk dicatat dalam daftar yang disediakan untuk itu; 5. Tidak
menghukum
Nomor 12/Pdt.G/2016/PTA.Smd
saksi
yang
diajukan
Terbanding / Penggugat
...............................................................................................
7
karena mereka tidak pernah memberikan keterangan
palsu;
Atau: Apabila Majelis yang berpendapat
memeriksa
dan
lain, mohon putusan yang
memutus perkara ini
seadil-adilnya
berdasarkan
nilai-nilai keadilan; Bahwa inzage
Pembanding
Pembanding
dan
pada
Terbanding
tanggal 21
telah
melakukan
Maret 2016 dan Terbanding
pada tanggal 29 Februari 2016; Bahwa
permohonan
Kepaniteraan Pengadilan
banding Tinggi
tersebut
Agama
telah
di daftar di
Samarinda pada tanggal
24 Maret 2016 dengan register nomor 12/Pdt.G/2016/PTA.Smd, dan telah diberitahukan kepada Pengadilan Agama Samarinda pada tanggal 24 Maret 2016; PERTIMBANGAN HUKUM Menimbang, bahwa Pembanding dalam perkara ini ditingkat pertama berkedudukan sebagai tergugat. Oleh karena itu berdasarkan pasal 199 ayat (1) R.Bg. dan pasal 61 Undang Undang Nomor 7 Tahun 1989 tentang Peradilan Agama yang diubah dengan
Undang Undang Nomor 3 tahun 2006 dan
perubahan kedua dengan Undang-Undang nomor 50 Tahun 2009, Pembanding mempunyai legal standing untuk mengajukan banding; Menimbang, bahwa pada saat sidang pembacaan putusan tanggal 30 Desember 2015 Pembanding tidak hadir dipersidangan, kemudian Pengadilan Agama Sangatta telah menyampaikan isi putusan kepada Pembanding tanggal 14 Januari 2016, selanjutnya Pembanding mengajukan banding pada tanggal 26 Januari 2016, dengan demikian permohonan banding tersebut diajukan dalam tenggang masa banding sebagaimana diatur dalam pasal 199 ayat (1) R.Bg., atas dasar itu permohonan banding Pembanding secara formal dapat diterima; Menimbang, bahwa selanjutnya Pengadilan Tinggi Agama Samarinda akan mengadili materi perkara sebagai berikut: Menimbang, bahwa Pengadilan Tinggi Agama Samarinda tidak sependapat dengan Pengadilan Agama Samarinda mengabulkan gugatan cerai yang diajukan oleh Terbanding dengan pertimbangan sebagai berikut: Nomor 12/Pdt.G/2016/PTA.Smd
...............................................................................................
8
Menimbang, bahwa berhubung Indonesia adalah negara bekas jajahan Belanda, maka Indonesia menganut sivil law sistem, sistem hukum sipil yang dalam praktek di pengadilan memakai hukum tertulis. Dengan demikian, hakim dalam memeriksa, mengadili dan memutus perkara tidak boleh keluar
dari
Undang- Undang sebagai sumber hukum primer; Menimbang, bahwa Pasal 39 Undang undang Nomor 1 tahun 1974 tentang perkawinan menegaskan
bahwa perceraian hanya dapat dilakukan di depan
sidang pengadilan, setelah pengadilan yang bersangkutan berusaha dan tidak berhasil mendamaikan kedua belah pihak. Dalam penjelasan pasal tersebut telah diuraikan tentang alasan atau alasan-alasan perceraian
secara lengkap dan
terperinci, selanjutnya alasan dimaksud telah dibakukan dalam pasal 19 Peraturan Pemerintah Nomor 9 tahun 1975. Ketentuan yang sama diikuti oleh Pasal 116 Kompilasi Hukum Islam. Berdasar aturan tersebut, setiap orang yang akan melakukan
perceraian harus mempunyai alasan sesuai dengan apa yang telah
diatur tertulis dalam aturan hukum tersebut diatas; Menimbang, bahwa dalam posita gugatannya Terbanding menerangkan: a. Bahwa penyebab permasalahan tersebut dikarenakan Penggugat tidak ada perasaan cinta terhadap Tergugat karena pernikahan Penggugat dan Tergugat bukan didasari atas alasan suka sama suka atau saling mencintai, melainkan dijodohkan oleh orang tua/pihak keluarga; b. Bahwa melihat
kondisi rumah tangga yang demikian, maka pihak
keluarga sudah berupaya
maksimal menasehati dan merukunkan
Penggugat dan Tergugat, tetapi usaha tersebut tidak berhasil; c. Bahwa puncak permasalahan Penggugat dan Tergugat tersebut terjadi pada bulan oktober tahun 2015, dan sejak itu pula Penggugat izin meninggalkan rumah orang tua Tergugat dan sejak saat itu antara Penggugat dan Tergugat tidak pernah kumpul lagi sampai sekarang; d. Bahwa atas sikap dan perbuatan Tergugat tersebut Penggugat tidak sanggup lagi melanjutkan hubungan perkawinan bersama Tergugat; Menimbang,
terhadap
posita
Penggugat/Terbanding
tersebut
Pengadilan Tinggi Agama mempertimbangkan sebagai berikut: Menimbang,
bahwa
Nomor 12/Pdt.G/2016/PTA.Smd
pernyataan
Terbanding
yang
mengatakan
...............................................................................................
9
pernikahan tidak ada perasaan cinta, tidak suka sama suka dan dijodohkan orang tua telah
terbantahkan oleh pengakuan Terbanding sendiri, setelah
akad nikah Pembanding dan Terbanding kumpul hidup bersama layaknya suami isteri selama 3
(tiga)
minggu, 2 (dua) minggu dirumah orang tua
Terbanding di Toraja, 1 (satu) minggu dirumah orang tua Pembanding di Sangatta. Selama kumpul 3 (tiga) minggu sebagai suami isteri berjalan normal tidak terungkap ada masalah apa-apa; Menimbang, bahwa setelah 3 (tiga) minggu hidup bersama sebagai suami isteri,
bulan Oktober 2015 dari rumah orang tua Pembanding di Sangatta,
Terbanding minta izin pergi ke Samarinda untuk melanjutkan kuliah dan diizinkan Pembanding. Pisahnya Pembanding dan Terbanding bukan karena ada masalah/persoalan rumah tangga atau karena kesalahan Pembanding sebagai suami, namun untuk melanjutkan kuliah; Menimbang, bahwa berdasarkan fakta yang telah dipertimbangkan diatas, maka Pengadilan Tinggi Agama Samarinda berpendapat gugatan Pengggat yang petitumnya minta agar majelis menjatuhkan talak satu Tergugat kepada Penggugat
disamping tidak
didukung oleh posita yang jelas juga
mempunyai dasar hukum sebagaimana diatur
tidak
dalam Pasal 19 Peraturan
Pemerrintah nomor 9 tahun 1975 jo Pasal 116 Kompilasi Hukum Islam, selanjutnya Pengadilan Tinggi Agama Samarinda berpendapat, bahwa Putusan Pengadilan Agama Samarinda Nomor 1744/Pdt.G/2015/PA.Smd, tanggal Oktober 2015 Masehi, bertepatan tanggal 8
21
Muharram 1437 Hijriyah, yang
mengabulkan gugatan Penggugat harus dibatalkan
dengan mengadili sendiri
yang amarnya akan disebutkan di bawah ini; Menimbang, bahwa oleh karena putusan Pengadilan Agama Samarinda Nomor 1744/Pdt.G/2015/PA.Smd tersebut dibatalkan, maka memori, kontra memori
dan
bukti-bukti
yang
diajukan
dua
belah
pihak
tidak
perlu
dipertimbangkan; Menimbang, bahwa perkara ini adalah
sengketa di bidang perkawinan,
sesuai ketentuan pasal 89 ayat (1) Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1989, sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang \Nomor 3 Tahun 2006 dan terakhir dengan Undang-Undang Nomor 50 Tahun 2009, maka biaya pekara pada Nomor 12/Pdt.G/2016/PTA.Smd
...............................................................................................
10
tingkat pertama dibebankan kepada Penggugat/Terbanding dan di tingkat banding dibebankan kepada Pembanding; Mengingat, dan memperhatikan segala ketentuan perundang-undangan yang berlaku dan dalil-dalil syar’i yang berkaitan dengan perkara ini. MENGADILI
I. Menyatakan
bahwa
permohonan
banding
Pembanding
secara formil
dapat diterima; II. Membatalkan putusan Pengadilan Agama Samarinda Nomor 1744/Pdt.G/ 2015/PA.Smd, tanggal 21 Oktober 2015 Masehi, bertepatan
tanggal 8
Muharram 1437 Hijriyah; Dan dengan mengadili sendiri; 1. Menyatakan gugatan Penggugat/Terbanding tidak dapat diterima; 2. Membebankan pada
tingkat
kepada
Penggugat untuk membayar biaya
perkara
pertama sejumlah Rp 248.000,- (Dua ratus empat puluh
delapan ribu rupiah); III. Membebankan
kepada Pembanding untuk membayar biaya perkara pada
tingkat banding sebesar Rp 150.000,- (Seratus lima puluh ribu rupiah). Demikian putusan ini dijatuhkan dalam rapat permusyawaratan Majelis Hakim yang dilangsungkan pada hari Kamis, tanggal 14 April
2016 Masehi,
bertepatan dengan tanggal 6 Rajab 1437 Hijriyah, oleh kami Drs. H. AKHMAD SYAMHUDI, S.H.,M.H., sebagai Ketua Majelis, Drs. SUKANDAR, S.H., dan Drs. H. NOOR KHOLIL, M.H., masing-masing sebagai Hakim Anggota, berdasarkan Penetapan Ketua Pengadilan Tinggi Agama Samarinda tanggal 24 Maret 2016, Nomor 12/Pdt.G/2016/PTA.Smd, dan Putusan mana diucapkan oleh Ketua Majelis tersebut dalam sidang yang terbuka untuk umum pada hari Rabu, tanggal 27 April 2016 Masehi bertepatan dengan tanggal 19 Rajab 1437 Hijriyah, dengan dihadiri oleh Hakim Anggota tersebut dan dibantu oleh H. MUSTHAPA, S.H., sebagai Panitera Pengganti, tanpa dihadiri oleh kedua belah pihak yang berperkara.
Nomor 12/Pdt.G/2016/PTA.Smd
...............................................................................................
11
Hakim Ketua, Hakim Anggota, ttd ttd Drs H. AKHMAD SYAMHUDI, S.H., M.H. Drs. H. SUKANDAR, S.H. Hakim Anggo
ttd Drs. H. NOOR KHOLIL, M.H. Panitera Pengganti,
ttd H.MUSTHAPA, SH. Perincian biaya perkara: 1. ATK
: Rp 139.000,-
2. Meterai
: Rp
6.000,-
3. Redaksi
: Rp
5.000,-
Jumlah
: Rp 150.000,-(seratus lima puluh ribu rupiah)
Samarinda, 28 April 2016 Disalin sesuai aslinya Panitera,
Drs. H. Pahri Hamidi, S.H.
Nomor 12/Pdt.G/2016/PTA.Smd
...............................................................................................
12