PT Mitra Pinasthika Mustika Tbk Laporan Pendapat Kewajaran atas Penerbitan Surat Utang oleh MPM Global Pte. Ltd. (anak perusahaan PT Mitra Pinasthika inasthika Mustika Tbk) September 2014
Jakarta, 18 September 2014 No. RSR/R/B.180914 Kepada Yth, Direksi PT Mitra Pinasthika Mustika Tbk Lippo Kuningan, Lantai 26 Jl. H.R. Rasuna Said Kav. B-12, Kuningan Jakarta 12920
Perihal: Laporan Pendapat Kewajaran Atas Penerbitan Surat Utang oleh MPM Global Pte. Ltd. (anak perusahaan PT Mitra Pinasthika Mustika Tbk)
Dengan hormat, PT Mitra Pinasthika Mustika Tbk ("Perseroan"), bergerak dalam bidang distribusi sepeda motor dengan merek Honda di wilayah Jawa Timur dan Nusa Tenggara Timur, penjualan eceran kendaraan bermotor roda empat dengan merek Nissan dan Datsun, sewa kendaraan, pabrikasi minyak pelumas, asuransi kerugian, dan aktivitas pendanaan, beralamat di Lippo Kuningan, Lantai 26, Jl. H.R. Rasuna Said Kav. B-12 Kuningan, Jakarta 12920, telah menunjuk KJPP Ruky, Safrudin dan Rekan “RSR” yang memiliki izin usaha dari Kementerian Keuangan No. 2.11.0095 berdasarkan Surat Keputusan Menteri Keuangan No. 1131/KM.1/2011 tanggal 14 Oktober 2011 dan terdaftar sebagai profesi penunjang pasar modal di Bapepam - LK dengan Surat Tanda Terdaftar Profesi Penunjang Pasar Modal dari Otoritas Jasa Keuangan (dahulu Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan/ Bapepam – LK) No. 09/BL/STTD-P/B/2010, sebagai Penilai Independen untuk memberikan Pendapat Kewajaran (Fairness Opinion) sehubungan dengan Rencana Perseroan untuk menerbitkan surat utang sebesar USD 200 juta melalui MPM Global Pte. Ltd. (“MPM Global”), untuk selanjutnya disebut sebagai “Rencana Transaksi”. MPM Global merupakan anak perusahaan yang seluruh sahamnya dimiliki oleh Perseroan. Dalam laporan ini Perseroan bertindak sebagai “Pemberi Tugas” serta “Pengguna Laporan”. LATAR BELAKANG Perseroan bergerak dalam bidang, baik secara langsung maupun tidak langsung melalui anak perusahaannya, distribusi sepeda motor dengan merek Honda di wilayah Jawa Timur dan Nusa Tenggara Timur, penjualan eceran kendaraan bermotor roda empat dengan merek Nissan dan Datsun, sewa kendaraan, pabrikasi minyak pelumas, asuransi kerugian, dan aktivitas pendanaan. Dalam rangka diversifikasi sumber pendanaan, memperpanjang profil jatuh tempo utang Perseroan dan untuk menurunkan beban keuangan di masa depan, Perseroan berencana untuk menerbitkan surat utang (Notes) senior dengan tingkat bunga tetap sebesar 6,750% per tahun pada harga 100% serta tingkat yield to maturity pada saat penerbitan adalah sebesar 6,750%, untuk selanjutnya disebut “Notes”. Notes tersebut berjangka waktu 5 tahun dan akan jatuh tempo pada 19 September 2019, akan diperdagangkan pada SGX-ST dan dijamin dengan (i) jaminan perusahaan (corporate guarantee) oleh Perseroan dan anak perusahaan Perseroan, yaitu PT Mitra Pinasthika Mulia, PT Mitra Pinasthika Mustika Auto, PT Mitra Pinasthika Mustika Mobil, PT Federal Karyatama, PT Mitra
Pinasthika Mustika Rent, PT Grahamitra Lestarijaya, PT Mitra Pinasthika Mustika OTO, PT Balai Lelang Astra Nara Jaya, PT Surya Anugerah Kencana, dan PT Dayakarya Solusi Sejati (“Anak Perusahaan Penjamin”), (ii) gadai saham MPM Global dan MPM Excelsior Pte. Ltd. (“MPM Excelsior”) dan (iii) pengalihan perjanjian pemberian pinjaman oleh MPM Global kepada MPM Excelsior dan pemberian pinjaman oleh MPM Excelsior kepada Perseroan. Jumlah Notes yang akan diterbitkan oleh Perseroan melalui MPM Global direncanakan sebesar USD 200 juta (“Nilai Rencana Transaksi”), dana hasil penerbitan Notes yang akan diterima oleh MPM Global akan diberikan kepada MPM Excelsior, anak perusahaan yang dimiliki sepenuhnya oleh MPM Global, dengan cara mengambil bagian atas saham tambahan yang akan diterbitkan MPM Excelsior, sebagaimana tertuang dalam Draft Share Subscription Agreement, dan dalam bentuk pinjaman antarperusahaan, sebagaimana tertuang dalam Draft Intercompany Loan Agreement. Selanjutnya, MPM Excelsior akan memberikan dana tersebut kepada Perseroan, dengan memberikan pinjaman antarperusahaan yang tertuang dalam Draft Intercompany Loan Agreement. Rencana pemberian Pinjaman oleh MPM Global kepada MPM Excelsior dan pemberian pinjaman oleh MPM Excelsior kepada Perseroan untuk selanjutnya disebut “Pemberian Pinjaman”. Rencana Pemberian Jaminan Rencana pemberian jaminan (i) gadai atas seluruh saham MPM Global yang dimiliki oleh Perseroan dan (ii) gadai atas seluruh saham MPM Excelsior yang dimiliki oleh MPM Global, keduanya untuk menjamin seluruh hutang maupun kewajiban MPM Global dan Perseroan dan Anak Perusahaan Penjamin, sebagaimana tertuang dalam (i) Draft Share Charge, antara Perseroan sebagai pemberi gadai dan DB International Trust (Singapore) Limited sebagai agen jaminan, (ii) Draft Share Charge, antara MPM Global sebagai pemberi gadai dan DB International Trust (Singapore) Limited sebagai agen jaminan. Rencana pemberian jaminan berupa pengalihan (assignment) : (i) pemberian pinjaman oleh MPM Global kepada MPM Excelsior dan (ii) pemberian pinjaman oleh MPM Excelsior kepada Perseroan, keduanya merupakan pengalihan (assignment) atas masing-masing hak yang dimiliki oleh MPM Global, dan MPM Excelsior di dalam Perjanjian Pemberian Pinjaman, sebagaimana tertuang dalam: (i) Draft Assignment of Intercompany Loan Agreement, antara MPM Global dan DB International Trust (Singapore) Limited; (ii) Draft Assignment of Intercompany Loan Agreement, antara MPM Excelsior dan DB International Trust (Singapore) Limited. Rencana Penggunaan Dana Perseroan bermaksud untuk menggunakan dana hasil pelaksanaan Rencana Transaksi untuk (i) kurang lebih sebesar 70% hasil bersih akan digunakan oleh PT Mitra Pinasthika Mustika Rent (“MPMRent”) untuk pembayaran sejumlah utang berdasarkan fasilitas bank tertentu; (ii) kurang lebih sebesar 20% hasil bersih akan digunakan oleh Perseroan untuk pembayaran sejumlah utang berdasarkan fasilitas bank tertentu; dan (iii) kurang lebih sebesar 10% hasil bersih akan digunakan untuk belanja modal, termasuk perluasan usaha PT Mitra Pinasthika Mustika Auto (“MPM Auto”) dan pembangunan pabrik baru untuk kegiatan pembuatan dan pengemasan pelumas PT Federal Karyatama (“FKT”). Rencana pemberian Jaminan Perusahaan, pemberian jaminan Gadai Saham, Pemberian Pinjaman, dan pengalihan Pemberian Pinjaman merupakan satu kesatuan transaksi atas rencana penerbitan Surat Utang dan bukan merupakan suatu transaksi yang terpisah dan berdiri sendiri.
ii
TUJUAN PENDAPAT KEWAJARAN Tujuan Laporan Pendapat Kewajaran ini adalah untuk memberikan opini atas kewajaran rencana Perseroan untuk menerbitkan surat utang (Notes) sebesar USD 200 juta melalui MPM Global, sebagaimana didefinisikan dalam laporan ini, serta tidak untuk bentuk rencana transaksi lainnya. OBJEK ANALISIS PENDAPAT KEWAJARAN Objek analisis kewajaran adalah Rencana Perseroan untuk menerbitkan surat utang (Notes) senior dengan nilai pokok sebesar USD 200 juta, dengan tingkat bunga tetap sebesar 6,750% per tahun pada harga 100% serta tingkat yield to maturity pada saat penerbitan adalah sebesar 6,750%, diterbitkan pada SGX-ST dan memiliki jangka waktu 5 tahun dan jatuh tempo pada 19 September 2019. SIFAT RENCANA TRANSAKSI Transaksi Afiliasi Berdasarkan informasi dari manajemen Perseroan bahwa para kreditur dari Rencana Transaksi tidak ditujukan kepada pihak yang terafiliasi dengan Perseroan maka Rencana Transaksi ini tidak mengandung Benturan Kepentingan dan bukan merupakan Transaksi Afiliasi sebagaimana dimaksud dalam Peraturan Bapepam-LK No. IX.E.1, lampiran Keputusan Ketua Bapepam-LK No. Kep-412/BL/2009, tanggal 25 Nopember 2009 tentang Transaksi Afiliasi dan Benturan Kepentingan Transaksi Tertentu (“Peraturan No. IX.E.1”). Rencana pemberian jaminan perusahaan oleh Perseroan dan Anak Perusahaan Penjamin dan rencana pemberian pinjaman terkait dengan rencana penggunaan dana hasil pelaksanaan Rencana Transaksi merupakan suatu Transaksi Afiliasi sebagaimana dimaksud dalam Peraturan No. IX.E.1., namun demikian, mengingat transaksi-transaksi pemberian pinjaman dimaksud di atas merupakan bagian dari transaksi material yang telah diumumkan dalam Keterbukaan Informasi, maka sesuai butir 5.a.1) Peraturan No. IX.E.1, transaksi-transaksi tersebut cukup mengikuti ketentuan Peraturan Bapepam-LK No. IX.E.2., Lampiran Keputusan Ketua Bapepam-LK No. KEP614/BL/2011, tanggal 28 Nopember 2011 tentang Transaksi Material dan Perubahan Kegiatan Usaha Utama (“Peraturan No. IX.E.2”) yang dipenuhi dengan dilaksanakannya pengumuman Keterbukaan Informasi. Transaksi Material Dengan Nilai Rencana Transaksi sebesar USD 200 juta atau setara dengan Rp 2.393,8 miliar (menggunakan kurs tengah Bank Indonesia pada tanggal 30 Juni 2014 untuk USD 1 = Rp 11.969) (“Kurs Tengah”), uji materialitas dilakukan dengan membandingkan Nilai Rencana Transaksi dalam Rupiah dengan ekuitas Perseroan berdasarkan Laporan Keuangan Konsolidasi Perseroan pada tanggal 30 Juni 2014 yang telah direviu oleh Kantor Akuntan Publik (KAP) Siddharta & Widjaja, yaitu sebesar Rp 5.203.112 juta, maka persentase materialitas Nilai Rencana Transaksi terhadap ekuitas konsolidasi Perseroan adalah 46,01%. Dengan Nilai Rencana Transaksi yang melebihi dari 20% namun kurang dari 50% dari jumlah ekuitas Perseroan, maka Rencana Transaksi tersebut dapat menyebabkan pengaruh yang signifikan pada kondisi keuangan Perseroan, sehingga dapat dianggap sebagai transaksi material, namun tidak memerlukan persetujuan para pemegang saham dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS), sebagaimana didefinisikan dalam Peraturan No. IX.E.2. Sehubungan dengan Peraturan No. IX.E.2, rencana pemberian Jaminan Perusahaan oleh Perseroan dan Anak Perusahaan Penjamin, pemberian jaminan Gadai Saham, pengalihan pemberian pinjaman dan Pemberian Pinjaman terkait dengan rencana penggunaan dana hasil
iii
pelaksanaan Rencana Transaksi merupakan transaksi-transaksi yang dikecualikan dari Transaksi Material sebagaimana dimaksud dalam Peraturan No. IX.E.2 karena transaksi tersebut dilakukan oleh dan antara perusahaan-perusahaan yang 99% sahamnya dimiliki oleh Perseroan. Untuk memenuhi ketentuan-ketentuan dalam Peraturan No. IX.E.1 dan Peraturan No. IX.E.2, Perseroan telah menunjuk RSR sebagai Penilai Independen untuk memberikan Pendapat Kewajaran (”Fairness Opinion”) atas Rencana Transaksi di atas bagi para pemegang saham Perseroan. Pendapat Kewajaran ini hanya dapat digunakan untuk tujuan yang dinyatakan dalam laporan ini dan tidak dapat dipergunakan untuk kepentingan lain. Pendapat Kewajaran ini juga tidak dimaksudkan untuk memberikan rekomendasi untuk menyetujui atau tidak menyetujui Rencana Transaksi atau mengambil tindakan tertentu atas Rencana Transaksi tersebut. RUANG LINGKUP Mengingat Perseroan adalah perusahaan publik, maka Rencana Transaksi tersebut harus memenuhi Peraturan No. IX.E.1 dan Peraturan No. IX.E.2, dimana sesuai peraturan tersebut Perseroan wajib menunjuk Pihak Independen untuk melaksanakan penilaian dan memberikan pendapat tentang kewajaran Rencana Transaksi tersebut. Sehubungan dengan Peraturan No. IX.E.1 dan Peraturan No. IX.E.2 tersebut, berkaitan dengan penunjukan RSR untuk memberikan Pendapat Kewajaran (Fairness Opinion) atas Rencana Transaksi maka Ruang Lingkup Pendapat Kewajaran akan didasarkan pada analisis atas kewajaran dari Rencana Transaksi tersebut. TANGGAL PENILAIAN Analisis Kewajaran dilaksanakan per tanggal 30 Juni 2014, parameter dan laporan keuangan yang digunakan dalam analisis menggunakan data per 30 Juni 2014. SUMBER DATA DAN INFORMASI Sebagai Penilai Independen dalam mempersiapkan Pendapat Kewajaran atas Rencana Transaksi, kami telah mempelajari, mengacu dan mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut: 1.
Laporan Keuangan Konsolidasian Perseroan untuk periode 30 Juni 2014, yang telah direviu oleh Kantor Akuntan Publik (KAP) Siddharta & Widjaja;
2.
Laporan Keuangan Konsolidasian Perseroan untuk tahun-tahun yang berakhir pada 31 Desember 2011-2013 yang telah diaudit oleh KAP Siddharta & Widjaja;
3.
Laporan Keuangan Perseroan untuk tahun-tahun yang berakhir pada 31 Desember 20092010 yang telah diaudit oleh KAP Achmad, Rasyid, Hisbullah & Jerry;
4.
Laporan Keuangan Konsolidasian Proforma Perseroan dan anak perusahaannya per 30 Juni 2014, yang telah disiapkan oleh manajemen Perseroan;
5.
Proyeksi Keuangan Konsolidasi Perseroan tanpa dan dengan Rencana Transaksi untuk tahun 2014 – 2019 yang disiapkan oleh manajemen Perseroan. RSR telah melakukan penyesuaian atas proyeksi keuangan tersebut (“Proyeksi Keuangan yang Disesuaikan”) sehingga lebih mencerminkan kewajaran proyeksi keuangan. Dalam menyusun Laporan Penilaian ini, RSR telah menggunakan Proyeksi Keuangan yang Disesuaikan;
6.
Offering Memorandum, yang telah disediakan oleh manajemen Perseroan;
iv
7.
Draft Intercompany Loan Agreement, antara MPM Global dan MPM Excelsior, tanggal 17 September 2014, yang disediakan oleh manajemen Perseroan;
8.
Draft Share Subscription Agreement, antara MPM Global dan MPM Excelsior, tanggal 17 September 2014, yang disediakan oleh manajemen Perseroan;
9.
Draft Intercompany Loan Agreement, antara MPM Excelsior dan Perseroan, tanggal 17 September 2014, yang disediakan oleh manajemen Perseroan;
10. Draft Share Charge, antara Perseroan dan DB International Trust (Singapore) Limited, tanggal 16 September 2014, yang disediakan oleh manajemen Perseroan; 11. Draft Share Charge, antara MPM Global dan DB International Trust (Singapore) Limited, tanggal 16 September 2014, yang disediakan oleh manajemen Perseroan; 12. Draft Assignment of Intercompany Loan Agreement, antara MPM Global dan DB International Trust (Singapore) Limited, tanggal 16 September 2014, yang disediakan oleh manajemen Perseroan; 13. Draft Assignment of Intercompany Loan Agreement, antara MPM Excelsior dan DB International Trust (Singapore) Limited, tanggal 17 September 2014, yang disediakan oleh manajemen Perseroan; 14. Surat Keterangan Perseroan mengenai pendirian MPM Global dan MPM Excelsior, tanggal 17 September 2014, yang disediakan oleh manajemen Perseroan; 15. Draft Keterbukaan Informasi, yang telah disiapkan oleh Perseroan ; 16. Representation Letter dari Perseroan kepada RSR dengan No. L.MPM/Dir-068/IX/14 tertanggal 17 September 2014, sehubungan dengan penugasan pemberian Pendapat Kewajaran; 17. Wawancara dan diskusi dengan manajemen Perseroan, yakni Bapak Yoghi Nuswantoro selaku General Manager Corporate Finance pada tanggal 17 September 2014 sehubungan dengan penugasan pemberian Pendapat Kewajaran; dan 18. Berbagai sumber informasi baik berdasarkan media cetak dan elektronik, seperti website Thomson Reuters, Financial Times, Bank Indonesia, dan Bursa Efek Indonesia serta hasil analisis lain yang kami anggap relevan dengan penugasan penilaian. ASUMSI – ASUMSI DAN KONDISI PEMBATAS Laporan Pendapat Kewajaran ini bersifat non-disclaimer opinion, Kami telah melakukan penelaahan atas dokumen-dokumen yang digunakan dalam proses penilaian, data dan informasi yang diperoleh berasal dari sumber yang dapat dipercaya keakuratannya. Laporan Pendapat Kewajaran ini terbuka untuk publik terkecuali apabila terdapat informasi yang bersifat rahasia, yang dapat mempengaruhi operasional perusahaan. Kami bertanggungjawab atas opini yang dihasilkan dalam rangka penugasan Pendapat Kewajaran. Kami telah memperoleh informasi atas status hukum Objek Penilaian dari Pemberi Tugas. Penelahaan, perhitungan dan analisis didasarkan atas data-data dan informasi yang diberikan manajemen Perseroan seperti tertera di Sumber Data dan Informasi. KUALIFIKASI PENILAI Sesuai Keputusan Menteri Keuangan No. 34/KM.1/2010 tertanggal 19 Januari 2010 mengenai Izin Penilai Rudi M. Safrudin, MAPPI (Cert) yang ditetapkan sebagai penilai di Bidang Jasa Penilaian Bisnis dengan kualifikasi (B), No. B-1.10.00269 dan terdaftar sebagai profesi penunjang pasar
v
modal di OJK sesuai dengan Surat Tanda Terdaftar Profesi Penunjang Pasar Modal No. 09/BL/STTD-P/B/2010. INDEPENDENSI PENILAI Dalam mempersiapkan Laporan Pendapat Kewajaran ini kami telah bertindak secara independen tanpa adanya konflik dan tidak terafiliasi dengan Perseroan ataupun pihak-pihak yang terafiliasi dengan perusahaan tersebut. Kami juga tidak mempunyai kepentingan atau keuntungan pribadi berkaitan dengan penugasan ini. Selanjutnya, Laporan Pendapat Kewajaran ini tidak dilakukan untuk memberikan keuntungan atau merugikan pada pihak manapun. Imbalan yang kami terima adalah sama sekali tidak dipengaruhi oleh kewajaran nilai yang dihasilkan dari proses analisis kewajaran ini dan kami hanya menerima imbalan sesuai yang tercantum pada surat penugasan No. RSR/P-B/FO-180614 tanggal 18 Juni 2014. KEJADIAN SETELAH TANGGAL PENILAIAN Sebagai informasi tambahan, MPM Global Pte. Ltd. dan MPM Excelsior Pte. Ltd. Berdiri pada tanggal 1 September 2014, yang sahamnya secara langsung dan tidak langsung dimiliki sepenuhnya oleh Perseroan. Pendiriannya hanya dalam rangka penerbitan surat utang dicatatkan di bursa efek Singapura untuk memenuhi ketentuan hukum negara Republik Singapura. Penilaian kami telah disusun dengan mempertimbangkan kondisi tersebut di atas dan kami tidak bertanggungjawab untuk menegaskan kembali atau melengkapi pendapat kami karena peristiwaperistiwa yang terjadi setelah tanggal surat ini. METODOLOGI PENGKAJIAN KEWAJARAN ATAS RENCANA TRANSAKSI Dalam menilai kewajaran Rencana Transaksi, kami menggunakan metodologi analisis sebagai berikut: 1. Analisis Kualitatif berupa analisis terhadap pihak-pihak yang terlibat dalam Rencana Transaksi dan Analisis Keterkaitan, Analisis Perjanjian dan Persyaratan Rencana Transaksi, Analisis Industri, serta Analisis Manfaat dan Risiko Rencana Transaksi. 2. Analisis Kuantitatif berupa Analisis Kinerja Historis, Analisis Kewajaran tingkat kupon dan yield, dan Analisis Uji Nilai Tambah. KESIMPULAN 1.
Analisis Kualitatif a) Pihak-pihak yang terkait dalam Rencana Transaksi adalah Perseroan, MPM Global, MPM Excelsior, Deutsche Bank, Anak Perusahaan Penjamin, serta investor yang berdasarkan keterangan manajemen Perseroan, adalah bukan merupakan pihak yang terafiliasi dengan Perseroan. b) Jumlah pokok Notes yang akan diterbitkan adalah sebesar USD 200 juta, dengan rating B+ dari Standard & Poor’s dan BB- dari Fitch Ratings, dengan tingkat kupon tetap sebesar 6,750% per tahun pada harga 100% serta tingkat yield to maturity pada saat penerbitan adalah sebesar 6,750% dan jangka waktu 5 tahun dan jatuh tempo pada 19 September 2019, yang dijamin dengan (i) jaminan perusahaan (corporate guarantee) oleh Perseroan dan Anak Perusahaan Penjamin (ii) gadai saham MPM Global dan MPM MPM Excelsior Pte. Ltd. (“MPM Excelsior”) dan (iii) pengalihan perjanjian pemberian pinjaman oleh MPM Global kepada MPM Excelsior dan pemberian pinjaman oleh MPM Excelsior kepada Perseroan.
vi
c) Analisis Industri Produksi motor di Indonesia sepanjang tahun 2013 mengalami kenaikan 9,90% dari tahun sebelumnya dan pertumbuhan penjualan mencapai 8,81% setelah sebelumnya pada tahun 2012 sempat mengalami penurunan yang dipengaruhi adanya pemberlakuan kebijakan Down Payment (DP) untuk kendaraan bermotor roda dua. Total penjualan motor mencapai 4,22 juta unit pada kuartal II-2014. Menurut Frost & Sullivan, konsumsi minyak pelumas untuk motor sekitar 3,5 – 4,5 liter per tahun. Pertumbuhan rata-rata per tahun penjualan minyak pelumas untuk motor dapat mencapai 13,25% selama periode 2007-2013. Penjualan motor hingga kuartal II-2014 didominasi oleh merek Honda dengan pangsa pasar sebesar 62,26% dengan penjualan mencapai 2,62 juta unit. Sementara itu, kontribusi utama pendapatan Perseroan berasal dari distribusi penjualan motor sebesar 75,24% yang berasal dari anak perusahaan yang bergerak pada bisnis distribusi dan ritel motor Honda di Jawa Timur dan Nusa Tenggara Timur (NTT). Hingga saat ini, motor Honda sudah mendominasi 70% pangsa pasar untuk keseluruhan motor di Jawa Timur. Selama periode 2008-2013, Indonesia memiliki pertumbuhan produksi mobil sebesar 26,97% dan pertumbuhan penjualan mobil sebesar 26,29%. Pada kuartal II-2014, produksi dan penjualan mobil di Indonesia tetap mencatat adanya pertumbuhan positif jika dibandingkan dengan kuartal II-2013. Pertumbuhan produksi dan penjualan mobil tertinggi terjadi pada bulan Maret 2014, masing-masing sebesar 37,9% dan 17,8%. Nissan Grand Livina berhasil masuk dalam 20 besar penjualan mobil terlaris pada bulan Maret 2014, yaitu sebesar 2.041 unit. Secara umum, industri otomotif di Indonesia diprediksikan akan memiliki rata-rata pertumbuhan sebesar 7,3% per tahun selama 2015-2020. Prediksi Frost & Sullivan mengenai penjualan motor di Jawa Timur mencapai 14,83% dari total penjualan motor di Indonesia pada tahun 2014, dan pada tahun 2015 mencapai 15,00%. d) Analisis Manfaat dan Risiko Berdasarkan analisis manfaat dari Rencana Transaksi, manfaat yang diharapkan diterima oleh Perseroan antara lain: • • • •
Diversifikasi sumber pendanaan utang Beban keuangan yang lebih rendah Memperpanjang profil jatuh tempo utang Melalui penerbitan surat utang, beberapa fasilitas pinjaman dari Bank secara tidak langsung akan menjadi lebih panjang, yaitu menjadi 5 tahun.
Risiko yang mungkin dihadapi oleh Perseroan sehubungan dengan Rencana Transaksi diperkirakan adalah : •
•
Perseroan diprediksi memiliki kemampuan untuk melakukan pembayaran atas hutang yang akan jatuh tempo. Namun, terdapat risiko bahwa Perseroan tidak mampu melakukan pembayaran kembali atas Notes tersebut jika kinerja usaha Perseroan di masa yang akan datang tidak berjalan secara optimal sebagaimana yang direncanakan; Risiko nilai tukar mata uang, dimana sebelum penerbitan surat utang dengan mata uang Dolar Amerika Serikat, utang Perseroan sebagian besar adalah dalam mata uang Rupiah;
vii
•
2.
Risiko tingkat kupon Notes yang memiliki tingkat kupon yang tetap. Apabila kondisi tingkat suku bunga di pasar atau tingkat kupon pembanding mengalami penurunan, Perseroan akan mengalami cost of fund yang lebih tinggi dibandingkan dengan tingkat kupon di pasar atau pembanding;
Analisis Kuantitatif a) Analisis Kinerja Historis Pendapatan bersih Perseroan selama periode 2010-2013 mengalami peningkatan dengan Compounded Annual Growth Rate (CAGR) sebesar 21,57% per tahun. Hingga 30 Juni 2014, Pendapatan bersih Perseroan sebesar Rp 7,85 triliun. Beban pokok pendapatan Perseroan selama periode 2010-2013 mengalami peningkatan dengan rata-rata sebesar 19,12% per tahun. Rata-rata porsi Beban pokok pendapatan Perseroan terhadap Pendapatan bersih selama periode 2010-2013 adalah 87,71% . Hingga 30 Juni 2014, Beban pokok pendapatan Perseroan sebesar Rp 6,70 triliun. Laba usaha Perseroan selama periode 2010-2013 mengalami peningkatan dengan ratarata sebesar 44,98% per tahun. Rata-rata margin Laba usaha selama periode 2010-2013 adalah 5,30% per tahun. Hingga 30 Juni 2014, Laba usaha Perseroan sebesar Rp 489,92 miliar. Laba komprehensif Perseroan selama periode 2010-2013 mengalami peningkatan dengan rata-rata sebesar 31,35% per tahun. Rata-rata margin Laba komprehensif terhadap Penjualan bersih selama periode 2010-2013 adalah 3,57%. Hingga 30 Juni 2014, Laba komprehensif Perseroan sebesar Rp 299,01 miliar. Selama periode 2010-2013, secara keseluruhan Jumlah Aset Perseroan mengalami peningkatan dengan rata-rata sebesar 82,76%. Pada 30 Juni 2014, Jumlah Aset Perseroan sebesar Rp 12,98 triliun. Selama periode 2010-2013, Jumlah Liabilitas Perseroan mengalami peningkatan dengan rata-rata sebesar 87,46% per tahun. Rata-rata rasio Jumlah Liabilitas terhadap Jumlah Aset selama periode 2010-2013 sebesar 65,52%. Pada 30 Juni 2014, Jumlah Liabilitas Perseroan sebesar Rp 7,78 triliun. Selama periode 2010-2013, Jumlah Ekuitas Perseroan mengalami peningkatan dengan rata-rata sebesar 76,31% per tahun. Rata-rata rasio Jumlah Ekuitas terhadap Jumlah Aset selama periode 2010-2013 sebesar 34,48%. Pada 30 Juni 2014, Jumlah Ekuitas Perseroan sebesar Rp 5,20 triliun. b) Analisis Kewajaran Tingkat Kupon dan Yield Analisis atas kewajaran dari tingkat kupon dan yield Notes akan menggunakan pendekatan pasar dan pendekatan pendapatan : i.
Berdasarkan pendekatan pasar, tingkat kupon yang diberikan yaitu sebesar 6,750% dengan yield to maturity pada saat penerbitan sebesar 6,750% adalah wajar karena berada di dalam kisaran yield notes/ surat utang pembanding dengan rating yang serupa dan sisa jangka waktu jatuh tempo antara 4 hingga 8 tahun sejak tahun 2014. Dengan volatilitas pasar saat ini, kami berpendapat tingkat yield adalah wajar karena tingkat yield berada dalam kisaran tingkat yield dari notes/ surat utang pembanding yaitu minimum sebesar 4,372% hingga maksimum sebesar 9,227%.
ii.
Pendekatan pendapatan dilakukan dengan menghitung Net Present Value (NPV) dari jumlah penerimaan dana sebagai hasil dari penerbitan pokok Notes sebesar USD 200 juta, tingkat kupon tetap sebesar 6,750%, dengan jangka waktu 5 tahun
viii
dan jatuh tempo pada tahun 2019 serta pembayaran kupon dari pokok Notes sampai dengan saat jatuh tempo dengan tingkat diskonto berdasarkan tingkat yield maksimum dan minimum dari notes/ surat utang pembanding di pasar. Berdasarkan pendekatan pendapatan, penerbitan Notes adalah wajar karena yield to maturity Notes pada saat penerbitan adalah berada dalam kisaran minimum yield 4,372% sampai dengan maksimum yield 9,227%, dengan harga pada saat penerbitan sebesar 100% adalah wajar karena berada dalam kisaran estimasi harga minimum sebesar 90,42% hingga estimasi harga maksimum sebesar 110,48%. c) Uji Nilai Tambah Analisis uji nilai tambah Rencana Transaksi dilakukan dengan melakukan (i) analisis terhadap Laporan Keuangan Konsolidasian proforma Perseroan (ii) analisis kinerja keuangan Perseroan tanpa dan dengan dilaksanakannya Rencana Transaksi (iii) analisis solvabilitas Perseroan. i. Analisis terhadap Laporan Keuangan Konsolidasian Proforma Perseroan: Berdasarkan analisis Laporan Keuangan Konsolidasian Proforma, dengan dilakukannya Rencana Transaksi, Aset dan Liabilitas Perseroan secara keseluruhan mengalami peningkatan yang berasal dari peningkatan akun Kas dan Setara Kas, dan Liabilitas Jangka Panjang akibat dilaksanakannya Rencana Transaksi. Ekuitas Perseroan juga mengalami peningkatan dari laba yang diperoleh sehubungan dengan Rencana Transaksi. Secara keseluruhan proforma laba rugi Perseroan mengalami peningkatan, terutama berasal dari simpanan atas biaya keuangan dari utang yang sudah dilunasi. ii. Analisis Kinerja Keuangan Perseroan Tanpa dan Dengan Rencana Transaksi, dilakukan dengan menganalisis proyeksi keuangan Perseroan periode 2014-2019: •
Rata-rata pertumbuhan Pendapatan Perseroan mengalami peningkatan dengan dilaksanakannya Rencana Transaksi, dari 22,68% menjadi 23,79% per tahun. Hal tersebut disebabkan meningkatnya penjualan mobil Nissan dan Datsun.
•
Rata-rata pertumbuhan Beban Pokok Pendapatan Perseroan mengalami peningkatan dengan dilaksanakannya Rencana Transaksi, dari 22,33% menjadi 23,10% per tahun. Peningkatan ini sejalan dengan meningkatnya penjualan. Margin Laba Kotor Perseroan mengalami peningkatan, yaitu dari rata-rata 14,39% menjadi 15,01%.
•
Rata-rata margin Laba Bersih Perseroan mengalami peningkatan dengan dilaksanakannya Rencana Transaksi, dari 3,09% menjadi 3,18% per tahun.
•
Rata-rata pertumbuhan Aset Perseroan mengalami peningkatan dengan dilaksanakannya Rencana Transaksi, dari 18,25% menjadi 22,11% per tahun.
•
Rata-rata pertumbuhan Liabilitas Perseroan mengalami peningkatan dengan dilaksanakannya Rencana Transaksi, dari 16,53% menjadi 22,49% per tahun. Peningkatan tersebut dikarenakan penerbitan surat utang yang dilakukan oleh Perseroan.
•
Rata-rata pertumbuhan Ekuitas Perseroan mengalami peningkatan dengan dilaksanakannya Rencana Transaksi, dari 20,74% menjadi 21,51% per tahun.
•
Rata-rata rasio Profitabilitas Perseroan diukur dengan Return on Equity (ROE) dan Return on Asset (ROA). Rata-rata ROE meningkat dari 10,66% menjadi 11,14% per tahun, sedangkan ROA mengalami penurunan, yaitu dari 4,42% menjadi 4,07% per tahun.
ix
iii. Analisis Solvabilitas Perseroan Analisis tingkat solvabilitas Perseroan atas penerbitan surat utang dilakukan dengan menganalisis Interest Coverage Ratio (“ICR”) dan Debt Service Coverage Ratio (“DSCR”) selama proyeksi keuangan Perseroan periode 2014-2019. Interest Coverage Ratio, yaitu rasio yang digunakan untuk mengetahui kemampuan laba sebelum beban bunga dan pajak untuk membayar bunga pinjaman yang harus dibayarkan. Debt Service Coverage Ratio, yaitu rasio kas yang tersedia untuk pembayaran beban bunga dan hutang pokok. •
Dengan tingkat kupon Notes sebesar 6,750%, rata-rata ICR pada periode proyeksi menunjukkan penurunan yaitu dari 3,73x di tahun 2014 menjadi 3,90x di tahun 2019. Dengan membandingkan rata-rata ICR pada periode proyeksi dengan ratarata ICR historis, terlihat bahwa rata-rata ICR pada periode proyeksi sebesar 3,62x lebih rendah dari rata-rata ICR historis yaitu sebesar 4,02x. Kami menggunakan rata-rata historis ICR tahun 2012-2013 dikarenakan pada tahun tersebut terdapat peningkatan dari beban bunga seiring dengan peningkatan hutang jangka panjang dan penerbitan surat utang yang dilakukan Perseroan pada tahun 2012. Rata-rata ICR pada periode proyeksi sebesar 3,62x, lebih rendah dibandingkan dengan rata-rata ICR historis yang mencapai 4,02x. Hal tersebut dikarenakan terdapat peningkatan beban bunga selama periode proyeksi sehubungan dengan Rencana Transaksi. Walaupun ICR pada periode proyeksi lebih rendah jika dibandingkan dengan ICR historis namun diproyeksikan Laba usaha Perseroan memiliki kemampuan untuk membayar beban bunga.
•
Rata-rata DSCR pada periode proyeksi menunjukkan peningkatan yaitu dari 0,27x pada tahun 2014 hingga mencapai 0,86x pada tahun 2019. Dengan membandingkan rata-rata DSCR pada periode proyeksi dengan rata-rata DSCR historis, rata-rata DSCR pada periode proyeksi lebih tinggi yaitu sebesar 1,19x dibandingkan dengan rata-rata DSCR historis yaitu sebesar 0,70x. Hal tersebut menunjukkan arus kas Perseroan dapat membayar hutang pokok dan beban bunganya.
3.
Dengan mempertimbangkan analisis kewajaran atas Rencana Transaksi yang dilakukan meliputi analisis kualitatif dan analisis kuantitatif, maka dari segi ekonomis dan keuangan, menurut pendapat RSR, Rencana Transaksi adalah wajar bagi Perseroan dan pemegang saham Perseroan karena yield to maturity Notes pada saat penerbitan sebesar 6,750% adalah berada dalam kisaran minimum yield 4,372% hingga maksimum yield 9,227%, dengan harga pada saat penerbitan sebesar 100% adalah wajar berada dalam kisaran estimasi harga minimum sebesar 90,422% hingga estimasi harga maksimum sebesar 110,477%, dan karena itu Perseroan diproyeksikan akan mampu melunasi Notes yang akan jatuh tempo pada tahun 2019.
4.
Mengingat bahwa ada kemungkinan terjadinya perbedaan waktu dari tanggal laporan ini dengan pelaksanaan Rencana Transaksi, maka kesimpulan di atas berlaku bila tidak ada perubahan yang memiliki dampak yang signifikan terhadap nilai dari Rencana Transaksi. Perubahan tersebut termasuk perubahan baik secara internal pada masing-masing perusahaan maupun secara eksternal meliputi: kondisi pasar dan perekonomian, kondisi umum bisnis dan keuangan, serta peraturan pemerintah Indonesia setelah tanggal laporan ini dikeluarkan. Bila mana setelah tanggal laporan ini dikeluarkan terjadi perubahan tersebut di atas, maka pendapat kewajaran atas Rencana Transaksi ini mungkin berbeda.
x
PENUTUP Laporan Pendapat Kewajaran atas Rencana Transaksi ini harus dipandang sebagai satu kesatuan dan penggunaan sebagian analisis dan informasi tanpa mempertimbangkan keseluruhan informasi dan analisis dapat menyebabkan pandangan yang menyesatkan. Kami tidak bertanggung jawab untuk menegaskan kembali atau melengkapi pendapat kami karena peristiwa-peristiwa yang terjadi setelah tanggal surat ini. Hormat Kami, KJPP Ruky, Safrudin & Rekan
Rudi M. Safrudin, MAPPI (Cert.) Managing Partner Izin Penilai Publik No. : B-1.10.00269 STTD OJK No. : 09/BL/STTD-P/B/2010
xi
PERNYATAAN PENILAI Dalam batas kemampuan dan keyakinan kami sebagai Penilai, kami yang bertanda tangan di bawah ini menerangkan bahwa : 1. Dalam mempersiapkan Laporan Pendapat Kewajaran ini kami telah bertindak secara independen tanpa adanya konflik dan tidak terafiliasi dengan Perseroan ataupun pihak-pihak yang terafiliasi dengan perusahaan tersebut. Kami juga tidak mempunyai kepentingan atau keuntungan pribadi berkaitan dengan penugasan ini. Selanjutnya, Laporan Pendapat Kewajaran ini tidak dilakukan untuk memberikan keuntungan atau merugikan pada pihak manapun. Imbalan yang kami terima adalah sama sekali tidak dipengaruhi oleh indikasi nilai yang dihasilkan dari proses analisis penilaian ini dan kami hanya menerima imbalan sesuai yang tercantum pada surat penugasan No. RSR/P-B/FO-180614 tanggal 18 Juni 2014. 2. Penilai bertanggung jawab atas pendapat yang diberikan dalam rangka penugasan Pendapat Kewajaran, sebagaimana diungkapkan dalam Laporan ini; 3. Analisis Kewajaran dilakukan per tanggal 30 Juni 2014, parameter dan Laporan Keuangan yang digunakan dalam analisis didasarkan pada data per tanggal 30 Juni 2014; 4. Penugasan penilaian telah dilakukan dengan pemahaman terhadap Objek Analisis Pendapat Kewajaran pada Tanggal Penilaian dan analisis telah dilakukan sesuai dengan Tujuan Pendapat Kewajaran sebagaimana diungkapkan dalam Laporan ini; 5. Laporan Penilaian ini disusun sesuai dengan ketentuan-ketentuan dalam Standar Penilaian Indonesia (SPI) 2013, dan Kode Etik Penilai Indonesia (KEPI), Peraturan Bapepam-LK No. VIII.C.3. Keputusan Ketua Bapepam-LK Nomor KEP-196/BL/2012 tanggal 19 April 2012 tentang Pedoman Penilaian dan Penyajian Laporan Penilaian Usaha di Pasar Modal (“Peraturan No. VIII.C.3”) serta telah dilaksanakan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku; 6. Opini yang dihasilkan dalam penugasan ini telah disajikan sebagai Kesimpulan pada Laporan Pendapat Kewajaran ini; 7. Lingkup pekerjaan telah diungkapkan pada Ruang Lingkup dan data-data yang dianalisis serta data ekonomi dan industri yang diungkapkan dalam Laporan Pendapat Kewajaran ini pada Sumber Data diperoleh dari berbagai sumber yang diyakini dapat dipertanggungjawabkan; 8. Laporan ini menjelaskan semua asumsi dan syarat-syarat pembatasan yang mempengaruhi analisis, pendapat dan kesimpulan yang tertera dalam Laporan ini; 9. Kesimpulan telah sesuai dengan Asumsi-asumsi dan Kondisi Pembatas; 10. Pernyataan yang menjadi dasar analisis, pendapat dan kesimpulan yang diuraikan di dalam Laporan ini adalah betul dan benar, sesuai dengan pemahaman terbaik. 11. Dalam mempersiapkan Laporan Pendapat Kewajaran ini, Penilai juga tidak mempunyai kepentingan atau keuntungan pribadi berkaitan dengan penugasan ini. Imbalan yang Penilai terima adalah sama sekali tidak dipengaruhi oleh kesimpulan yang tercantum pada Laporan Pendapat Kewajaran ini; 12. Dalam melakukan penugasan ini, Penilai telah memenuhi persyaratan pendidikan profesional dalam menyiapkan Laporan Pendapat Kewajaran; dan 13. Tidak seorangpun, kecuali yang disebutkan dalam Laporan ini, telah menyediakan bantuan professional dalam menyiapkan Laporan Pendapat Kewajaran;
xii
Jakarta, 2014 Signing Partner Rudi M. Safrudin, MAPPI (Cert.) Izin Penilai Publik : B-1.10.00269 STTD OJK : 09/BL/STTD-P/B/2010 MAPPI : 00 – S – 01349
.......................................................
Quality Assurance : Ari Kurnia MAPPI : 11 – P - 03180
......................................................
Penilai: Budi Erianda MAPPI: 13 – A – 04623
......................................................
Vica W. Kaparang MAPPI: 14 – A – 04757
.....................................................
xiii
DAFTAR ISI 1
PENDAHULUAN .......................................................................................................... 1 1.1 1.2 1.3 1.4 1.5 1.6 1.7 1.8 1.9 1.10 1.11
2
LATAR BELAKANG ............................................................................................................................. 1 TUJUAN PENDAPAT KEWAJARAN ......................................................................................................... 2 OBJEK ANALISIS PENDAPAT KEWAJARAN ............................................................................................... 2 SIFAT RENCANA TRANSAKSI ................................................................................................................ 2 RUANG LINGKUP .............................................................................................................................. 3 TANGGAL PENILAIAN ......................................................................................................................... 4 SUMBER DATA DAN INFORMASI .......................................................................................................... 4 ASUMSI – ASUMSI DAN KONDISI PEMBATAS .......................................................................................... 5 KUALIFIKASI PENILAI.......................................................................................................................... 5 INDEPENDENSI PENILAI ...................................................................................................................... 5 KEJADIAN SETELAH TANGGAL PENILAIAN............................................................................................... 5
METODOLOGI DAN ANALISIS KEWAJARAN RENCANA TRANSAKSI ................................ 6 2.1 2.2
METODOLOGI PENGKAJIAN KEWAJARAN RENCANA TRANSAKSI.................................................................. 6 ANALISIS KEWAJARAN RENCANA TRANSAKSI .......................................................................................... 6 2.2.1 Analisis Kualitatif .................................................................................................................... 6 2.2.1.1. Analisis Hubungan Antara Pihak – Pihak yang Bertransaksi ............................................. 6 2.2.1.2 Karakteristik dan Syarat Ketentuan Notes ...................................................................... 18 2.2.1.3 Analisis Perjanjian dan Persyaratan Rencana Transaksi.................................................. 19 2.2.1.3. Analisis Industri ............................................................................................................... 21 2.2.1.4. Analisis Manfaat dan Risiko dari Rencana Transaksi ....................................................... 26 2.2.2 Analisis Kuantitatif ............................................................................................................... 27 2.2.2.1. Analisis Kinerja Historis ................................................................................................... 27 2.2.2.2. Jaminan Gadai Saham ..................................................................................................... 33 2.2.2.3. Uji Kewajaran Tingkat Kupon dan Yield........................................................................... 34 2.2.2.4. Uji Nilai Tambah .............................................................................................................. 37
3
KESIMPULAN ATAS KEWAJARAN RENCANA TRANSAKSI ............................................. 46
4
PENUTUP ................................................................................................................. 51
xiv
DAFTAR GAMBAR Gambar 2-1 : Gambar 2-2 : Gambar 2-3 : Gambar 2-4 :
Produksi dan Penjualan Motor di Beberapa Negara ASEAN Tahun 2009-2013 ....... 21 Produksi dan Penjualan Mobil di Beberapa Negara ASEAN Tahun 2009-2013 ........ 22 Perkembangan Penjualan Minyak Pelumas Mobil dan Motor di Indonesia ............. 23 Pangsa Pasar Penjualan Motor di Indonesia Kuartal II-2014 Berdasarkan Merek dan Berdasarkan Tipe................................................................................................ 24 Gambar 2-5 : Penjualan Sepeda Motor di Surabaya Tahun 2007-2013 ......................................... 25 Gambar 2-6 : Estimasi Penjualan Motor di Indonesia dan Jawa Timur Tahun 2014 dan 2015 ...... 26
xv
DAFTAR TABEL Tabel 2-1 : Tabel 2-2 : Tabel 2-3 : Tabel 2-4 : Tabel 2-5 : Tabel 2-6 : Tabel 2-7 : Tabel 2-8 : Tabel 2-9 : Tabel 2-10 : Tabel 2-11 : Tabel 2-12 : Tabel 2-13 : Tabel 2-14 : Tabel 2-15 : Tabel 2-16 : Tabel 2-17 : Tabel 2-18 : Tabel 2-19 : Tabel 2-20: Tabel 2-21: Tabel 2-22 : Tabel 2-23 : Tabel 2-24 : Tabel 2-25 : Tabel 2-26 : Tabel 2-27 : Tabel 2-29 :
Struktur Permodalan dan Susunan Pemegang Saham Perseroan ................................. 8 Struktur Permodalan dan Susunan Pemegang Saham MPM Rent ................................ 9 Struktur Permodalan dan Susunan Pemegang Saham MPMulia ................................ 10 Struktur Permodalan dan Susunan Pemegang Saham FKT ......................................... 11 Struktur Permodalan dan Susunan Pemegang Saham MPM Mobil ............................ 12 Struktur Permodalan dan Susunan Pemegang Saham MPM OTO .............................. 13 Struktur Permodalan dan Susunan Pemegang Saham GL ........................................... 14 Struktur Permodalan dan Susunan Pemegang Saham BLANJ ..................................... 15 Struktur Permodalan dan Susunan Pemegang Saham SAK ......................................... 16 Struktur Permodalan dan Susunan Pemegang Saham DSS ......................................... 17 Struktur Permodalan dan Susunan Pemegang Saham MPM Auto.............................. 18 Produksi dan Penjualan Motor di Beberapa Negara ASEAN per Juni 2013 dan Juni 2014 ............................................................................................................... 22 Produksi dan Penjualan Mobil di Beberapa Negara ASEAN per Juni 2013 dan Juni 2014 ...................................................................................................................... 23 Penjualan Mobil Terlaris di Indonesia per Kuartal II-2014 .......................................... 25 Laporan Laba Rugi Komprehensif Konsolidasian ......................................................... 28 Laporan Posisi Keuangan Konsolidasian ...................................................................... 29 Laporan Posisi Keuangan Konsolidasian (Lanjutan)..................................................... 30 Laporan Arus Kas Konsolidasian .................................................................................. 31 Rasio Keuangan............................................................................................................ 32 Notes/ Surat Utang Pembanding yang Terbit pada 2012 - 2014................................. 34 Notes/ Surat Utang Pembanding dengan Karakteristik yang Sama dengan Notes yang Diterbitkan pada 2012 –2014 ............................................................................. 35 Laporan Posisi Keuangan Konsolidasian Proforma...................................................... 37 Laporan Posisi Keuangan Konsolidasian Proforma (Lanjutan) .................................... 38 Laporan Laba Rugi Komprehensif Konsolidasian Proforma......................................... 39 Proyeksi Laporan Laba (Rugi) Konsolidasian Tanpa dan Dengan Rencana Transaksi ...................................................................................................................... 40 Proyeksi Laporan Posisi Keuangan Konsolidasian Tanpa dan Dengan Rencana Transaksi ...................................................................................................................... 41 Proyeksi Laporan Posisi Keuangan Konsolidasian Tanpa dan Dengan Rencana Transaksi (Lanjutan) ..................................................................................................... 42 Interest Coverage Ratio dan Debt Service Coverage Ratio Perseroan Periode 2010 – 2019 .................................................................................................... 45
xvi
1
PENDAHULUAN
PT Mitra Pinasthika Mustika Tbk ("Perseroan"), bergerak dalam bidang distribusi sepeda motor dengan merek Honda di wilayah Jawa Timur dan Nusa Tenggara Timur, penjualan eceran kendaraan bermotor roda empat dengan merek Nissan dan Datsun, sewa kendaraan, pabrikasi minyak pelumas, asuransi kerugian, dan aktivitas pendanaan, beralamat di Lippo Kuningan, Lantai 26, Jl. H.R. Rasuna Said Kav. B-12 Kuningan, Jakarta 12920, telah menunjuk KJPP Ruky, Safrudin dan Rekan “RSR” yang memiliki izin usaha dari Kementerian Keuangan No. 2.11.0095 berdasarkan Surat Keputusan Menteri Keuangan No. 1131/KM.1/2011 tanggal 14 Oktober 2011 dan terdaftar sebagai profesi penunjang pasar modal di Bapepam - LK dengan Surat Tanda Terdaftar Profesi Penunjang Pasar Modal dari Otoritas Jasa Keuangan (dahulu Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan/ Bapepam – LK) No. 09/BL/STTD-P/B/2010, sebagai Penilai Independen untuk memberikan Pendapat Kewajaran (Fairness Opinion) sehubungan dengan Rencana Perseroan untuk menerbitkan surat utang sebesar USD 200 juta melalui MPM Global Pte. Ltd. (“MPM Global”), untuk selanjutnya disebut sebagai “Rencana Transaksi”. MPM Global merupakan anak perusahaan yang seluruh sahamnya dimiliki oleh Perseroan. Dalam laporan ini Perseroan bertindak sebagai “Pemberi Tugas” serta “Pengguna Laporan”. 1.1
Latar Belakang
Perseroan bergerak dalam bidang, baik secara langsung maupun tidak langsung melalui anak perusahaannya, distribusi sepeda motor dengan merek Honda di wilayah Jawa Timur dan Nusa Tenggara Timur, penjualan eceran kendaraan bermotor roda empat dengan merek Nissan dan Datsun, sewa kendaraan, pabrikasi minyak pelumas, asuransi kerugian, dan aktivitas pendanaan. Dalam rangka diversifikasi sumber pendanaan, memperpanjang profil jatuh tempo utang Perseroan dan untuk menurunkan beban keuangan di masa depan, Perseroan berencana untuk menerbitkan surat utang (Notes) senior dengan tingkat bunga tetap sebesar 6,750% per tahun pada harga 100% serta tingkat yield to maturity pada saat penerbitan adalah sebesar 6,750%,untuk selanjutnya disebut “Notes”. Notes tersebut berjangka waktu 5 tahun dan akan jatuh tempo pada 19 September 2019, akan diperdagangkan pada SGX-ST dan dijamin dengan (i) jaminan perusahaan (corporate guarantee) oleh Perseroan dan anak perusahaan Perseroan, yaitu PT Mitra Pinasthika Mulia, PT Mitra Pinasthika Mustika Auto, PT Mitra Pinasthika Mustika Mobil, PT Federal Karyatama, PT Mitra Pinasthika Mustika Rent, PT Grahamitra Lestarijaya, PT Mitra Pinasthika Mustika OTO, PT Balai Lelang Astra Nara Jaya, PT Surya Anugerah Kencana, dan PT Dayakarya Solusi Sejati (“Anak Perusahaan Penjamin”), (ii) gadai saham MPM Global dan MPM Excelsior Pte. Ltd. (“MPM Excelsior”) dan (iii) pengalihan perjanjian pemberian pinjaman oleh MPM Global kepada MPM Excelsior dan pemberian pinjaman oleh MPM Excelsior kepada Perseroan. Jumlah Notes yang akan diterbitkan oleh Perseroan melalui MPM Global direncanakan sebesar USD 200 juta (“Nilai Rencana Transaksi”), dana hasil penerbitan Notes yang akan diterima oleh MPM Global akan diberikan kepada MPM Excelsior, anak perusahaan yang dimiliki sepenuhnya oleh MPM Global, dengan cara mengambil bagian atas saham tambahan yang akan diterbitkan MPM Excelsior, sebagaimana tertuang dalam Draft Share Subscription Agreement, dan dalam bentuk pinjaman antar perusahaan, sebagaimana tertuang dalam Draft Intercompany Loan Agreement. Selanjutnya, MPM Excelsior akan memberikan dana tersebut kepada Perseroan, dengan memberikan pinjaman antarperusahaan yang tertuang dalam Draft Intercompany Loan Agreement. Rencana pemberian pinjaman oleh MPM Global kepada MPM Excelsior dan pemberian pinjaman oleh MPM Excelsior kepada Perseroan untuk selanjutnya disebut “Pemberian Pinjaman”.
1
Rencana Pemberian Jaminan Rencana pemberian jaminan (i) gadai atas seluruh saham MPM Global yang dimiliki oleh Perseroan dan (ii) gadai atas seluruh saham MPM Excelsior yang dimiliki oleh MPM Global, keduanya untuk menjamin seluruh hutang maupun kewajiban MPM Global dan Perseroan dan Anak Perusahaan Penjamin, sebagaimana tertuang dalam (i) Draft Share Charge, antara Perseroan sebagai pemberi gadai dan DB International Trust (Singapore) Limited sebagai agen jaminan, (ii) Draft Share Charge, antara MPM Global sebagai pemberi gadai dan DB International Trust (Singapore) Limited sebagai agen jaminan. Rencana pemberian jaminan berupa pengalihan (assignment): (i) pemberian pinjaman oleh MPM Global kepada MPM Excelsior dan (ii) pemberian pinjaman oleh MPM Excelsior kepada Perseroan, keduanya merupakan pengalihan (assignment) atas masing-masing hak yang dimiliki oleh MPM Global, dan MPM Excelsior di dalam Perjanjian Pemberian Pinjaman, sebagaimana tertuang dalam: (i) Draft Assignment of Intercompany Loan Agreement, antara MPM Global dan DB International Trust (Singapore) Limited; (ii) Draft Assignment of Intercompany Loan Agreement, antara MPM Excelsior dan DB International Trust (Singapore) Limited. Rencana Penggunaan Dana Perseroan bermaksud untuk menggunakan dana hasil pelaksanaan Rencana Transaksi untuk (i) kurang lebih sebesar 70% hasil bersih akan digunakan oleh PT Mitra Pinasthika Mustika Rent (“MPMRent”) untuk pembayaran sejumlah utang berdasarkan fasilitas bank tertentu; (ii) kurang lebih sebesar 20% hasil bersih akan digunakan oleh Perseroan untuk pembayaran sejumlah utang berdasarkan fasilitas bank tertentu; dan (iii) kurang lebih sebesar 10% hasil bersih akan digunakan untuk belanja modal, termasuk perluasan usaha PT Mitra Pinasthika Mustika Auto (“MPM Auto”) dan pembangunan pabrik baru untuk kegiatan pembuatan dan pengemasan pelumas PT Federal Karyatama (“FKT”). Rencana pemberian Jaminan Perusahaan, pemberian jaminan Gadai Saham, Pemberian Pinjaman dan pengalihan Pemberian Pinjaman merupakan satu kesatuan transaksi atas rencana penerbitan Surat Utang dan bukan merupakan suatu transaksi yang terpisah dan berdiri sendiri. 1.2
Tujuan Pendapat Kewajaran
Tujuan Laporan Pendapat Kewajaran ini adalah untuk memberikan opini atas kewajaran rencana Perseroan untuk menerbitkan surat utang (Notes) sebesar USD 200 juta melalui MPM Global, sebagaimana didefinisikan dalam laporan ini, serta tidak untuk bentuk rencana transaksi lainnya. 1.3
Objek Analisis Pendapat Kewajaran
Objek analisis kewajaran adalah Rencana Perseroan untuk menerbitkan surat utang (Notes) senior dengan nilai pokok sebesar USD 200 juta, dengan tingkat bunga tetap sebesar 6,750% per tahun pada harga 100% serta tingkat yield to maturity pada saat penerbitan adalah sebesar 6,750%, diterbitkan pada SGX-ST dan memiliki jangka waktu 5 tahun dan jatuh tempo pada 19 September 2019. 1.4
Sifat Rencana Transaksi
Transaksi Afiliasi Berdasarkan informasi dari manajemen Perseroan bahwa para kreditur dari Rencana Transaksi tidak ditujukan kepada pihak yang terafiliasi dengan Perseroan maka Rencana Transaksi ini tidak mengandung Benturan Kepentingan dan bukan merupakan Transaksi Afiliasi sebagaimana dimaksud dalam Peraturan Bapepam-LK No. IX.E.1, lampiran Keputusan Ketua Bapepam-LK
2
No. Kep-412/BL/2009, tanggal 25 Nopember 2009 tentang Transaksi Afiliasi dan Benturan Kepentingan Transaksi Tertentu (“Peraturan No. IX.E.1”). Rencana pemberian Jaminan Perusahaan oleh Perseroan dan Anak Perusahaan Penjamin dan rencana pemberian pinjaman terkait dengan rencana penggunaan dana hasil pelaksanaan Rencana Transaksi merupakan suatu Transaksi Afiliasi sebagaimana dimaksud dalam Peraturan No. IX.E.1., namun demikian, mengingat transaksi-transaksi pemberian pinjaman dimaksud di atas merupakan bagian dari transaksi material yang telah diumumkan dalam Keterbukaan Informasi, maka sesuai butir 5.a.1) Peraturan No. IX.E.1, transaksi-transaksi tersebut cukup mengikuti ketentuan Peraturan Bapepam-LK No.IX.E.2., Lampiran Keputusan Ketua Bapepam-LK No. KEP614/BL/2011, tanggal 28 Nopember 2011 tentang Transaksi Material dan Perubahan Kegiatan Usaha Utama (“Peraturan No. IX.E.2”) yang dipenuhi dengan dilaksanakannya pengumuman Keterbukaan Informasi. Transaksi Material Dengan Nilai Rencana Transaksi sebesar USD 200 juta atau setara dengan Rp 2.393,8 miliar (menggunakan kurs tengah Bank Indonesia pada tanggal 30 Juni 2014 untuk USD 1 = Rp 11.969) (“Kurs Tengah”), uji materialitas dilakukan dengan membandingkan Nilai Rencana Transaksi dalam Rupiah dengan ekuitas Perseroan berdasarkan Laporan Keuangan Konsolidasi Perseroan pada tanggal 30 Juni 2014 yang telah direviu oleh Kantor Akuntan Publik (KAP) Siddharta & Widjaja, yaitu sebesar Rp 5.203.112 juta, maka persentase materialitas Nilai Rencana Transaksi terhadap ekuitas konsolidasi Perseroan adalah 46,01%. Dengan Nilai Rencana Transaksi yang melebihi dari 20% namun kurang dari 50% dari jumlah ekuitas Perseroan, maka Rencana Transaksi tersebut dapat menyebabkan pengaruh yang signifikan pada kondisi keuangan Perseroan, sehingga dapat dianggap sebagai transaksi material, namun tidak memerlukan persetujuan para pemegang saham dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS), sebagaimana didefinisikan dalam Peraturan No. IX.E.2. Sehubungan dengan Peraturan No. IX.E.2, rencana pemberian Jaminan Perusahaan oleh Perseroan dan Anak Perusahaan Penjamin, pemberian jaminan Gadai Saham, pengalihan pemberian pinjaman dan Pemberian Pinjaman terkait dengan rencana penggunaan dana hasil pelaksanaan Rencana Transaksi merupakan transaksi-transaksi yang dikecualikan dari Transaksi Material sebagaimana dimaksud dalam Peraturan No. IX.E.2 karena transaksi tersebut dilakukan oleh dan antara perusahaan-perusahaan yang 99% sahamnya dimiliki oleh Perseroan. Untuk memenuhi ketentuan-ketentuan dalam Peraturan No. IX.E.1 dan Peraturan No. IX.E.2, Perseroan telah menunjuk RSR sebagai Penilai Independen untuk memberikan Pendapat Kewajaran (”Fairness Opinion”) atas Rencana Transaksi di atas bagi para pemegang saham Perseroan. Pendapat Kewajaran ini hanya dapat digunakan untuk tujuan yang dinyatakan dalam laporan ini dan tidak dapat dipergunakan untuk kepentingan lain. Pendapat Kewajaran ini juga tidak dimaksudkan untuk memberikan rekomendasi untuk menyetujui atau tidak menyetujui Rencana Transaksi atau mengambil tindakan tertentu atas Rencana Transaksi tersebut. 1.5
Ruang Lingkup
Mengingat Perseroan adalah perusahaan publik, maka Rencana Transaksi tersebut harus memenuhi Peraturan No. IX.E.1 dan Peraturan No. IX.E.2, dimana sesuai peraturan tersebut Perseroan wajib menunjuk Pihak Independen untuk melaksanakan penilaian dan memberikan pendapat tentang kewajaran Rencana Transaksi tersebut. Sehubungan dengan Peraturan No. IX.E.1 dan Peraturan No. IX.E.2 tersebut, berkaitan dengan penunjukan RSR untuk memberikan Pendapat Kewajaran (Fairness Opinion) atas Rencana
3
Transaksi maka Ruang Lingkup Pendapat Kewajaran akan didasarkan pada analisis atas kewajaran dari Rencana Transaksi tersebut. 1.6
Tanggal Penilaian
Analisis Kewajaran dilaksanakan per tanggal 30 Juni 2014, parameter dan laporan keuangan yang digunakan dalam analisis menggunakan data per 30 Juni 2014. 1.7
Sumber Data dan Informasi
Sebagai Penilai Independen dalam mempersiapkan Pendapat Kewajaran atas Rencana Transaksi, kami telah mempelajari, mengacu dan mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut: 1.
Laporan Keuangan Konsolidasian Perseroan untuk periode 30 Juni 2014, yang telah direviu oleh Kantor Akuntan Publik (KAP) Siddharta & Widjaja;
2.
Laporan Keuangan Konsolidasian Perseroan untuk tahun-tahun yang berakhir pada 31 Desember 2011-2013 yang telah diaudit oleh KAP Siddharta & Widjaja;
3.
Laporan Keuangan Perseroan untuk tahun-tahun yang berakhir pada 31 Desember 20092010 yang telah diaudit oleh KAP Achmad, Rasyid, Hisbullah & Jerry;
4.
Laporan Keuangan Konsolidasian Proforma Perseroan dan anak perusahaannya per 30 Juni 2014, yang telah disiapkan oleh manajemen Perseroan;
5.
Proyeksi Keuangan Konsolidasi Perseroan tanpa dan dengan Rencana Transaksi untuk tahun 2014 – 2019 yang disiapkan oleh manajemen Perseroan. RSR telah melakukan penyesuaian atas proyeksi keuangan tersebut (“Proyeksi Keuangan yang Disesuaikan”) sehingga lebih mencerminkan kewajaran proyeksi keuangan. Dalam menyusun Laporan Penilaian ini, RSR telah menggunakan Proyeksi Keuangan yang Disesuaikan;
6.
Offering Memorandum, yang telah disediakan oleh manajemen Perseroan;
7.
Draft Intercompany Loan Agreement, antara MPM Global dan MPM Excelsior, tanggal 17 September 2014, yang disediakan oleh manajemen Perseroan;
8.
Draft Share Subscription Agreement, antara MPM Global dan MPM Excelsior, tanggal 17 September 2014, yang disediakan oleh manajemen Perseroan;
9.
Draft Intercompany Loan Agreement, antara MPM Excelsior dan Perseroan, tanggal 17 September 2014, yang disediakan oleh manajemen Perseroan;
10. Draft Share Charge, antara Perseroan dan DB International Trust (Singapore) Limited, tanggal 16 September 2014, yang disediakan oleh manajemen Perseroan; 11. Draft Share Charge, antara MPM Global dan DB International Trust (Singapore) Limited, tanggal 16 September 2014, yang disediakan oleh manajemen Perseroan; 12. Draft Assignment of Intercompany Loan Agreement, antara MPM Global dan DB International Trust (Singapore) Limited, tanggal 16 September 2014, yang disediakan oleh manajemen Perseroan; 13. Draft Assignment of Intercompany Loan Agreement, antara MPM Excelsior dan DB International Trust (Singapore) Limited, tanggal 17 September 2014, yang disediakan oleh manajemen Perseroan; 14. Surat Keterangan Perseroan mengenai pendirian MPM Global dan MPM Excelsior, tanggal 17 September 2014, yang disediakan oleh manajemen Perseroan; 15. Draft Keterbukaan Informasi, yang telah disiapkan oleh Perseroan ;
4
16. Representation Letter dari Perseroan kepada RSR dengan No. L.MPM/Dir-068/IX/14 tertanggal 17 September 2014, sehubungan dengan penugasan pemberian Pendapat Kewajaran; 17. Wawancara dan diskusi dengan manajemen Perseroan, yakni Bapak Yoghi Nuswantoro selaku General Manager Corporate Finance pada tanggal 17 September 2014 sehubungan dengan penugasan pemberian Pendapat Kewajaran; dan 18. Berbagai sumber informasi baik berdasarkan media cetak dan elektronik, seperti website Thomson Reuters, Financial Times, Bank Indonesia, dan Bursa Efek Indonesia serta hasil analisis lain yang kami anggap relevan dengan penugasan penilaian. 1.8
Asumsi – Asumsi dan Kondisi Pembatas
Laporan Pendapat Kewajaran ini bersifat non-disclaimer opinion, Kami telah melakukan penelaahan atas dokumen-dokumen yang digunakan dalam proses penilaian, data dan informasi yang diperoleh berasal dari sumber yang dapat dipercaya keakuratannya. Laporan Pendapat Kewajaran ini terbuka untuk publik terkecuali apabila terdapat informasi yang bersifat rahasia, yang dapat mempengaruhi operasional perusahaan. Kami bertanggungjawab atas opini yang dihasilkan dalam rangka penugasan Pendapat Kewajaran. Kami telah memperoleh informasi atas status hukum Objek Penilaian dari Pemberi Tugas. Penelahaan, perhitungan dan analisis didasarkan atas data-data dan informasi yang diberikan manajemen Perseroan seperti tertera di Sumber Data dan Informasi. 1.9
Kualifikasi Penilai
Sesuai Keputusan Menteri Keuangan No. 34/KM.1/2010 tertanggal 19 Januari 2010 mengenai Izin Penilai Rudi M. Safrudin, MAPPI (Cert) yang ditetapkan sebagai penilai di Bidang Jasa Penilaian Bisnis dengan kualifikasi (B), No. B-1.10.00269 dan terdaftar sebagai profesi penunjang pasar modal di OJK sesuai dengan Surat Tanda Terdaftar Profesi Penunjang Pasar Modal No. 09/BL/STTD-P/B/2010. 1.10 Independensi Penilai Dalam mempersiapkan Laporan Pendapat Kewajaran ini kami telah bertindak secara independen tanpa adanya konflik dan tidak terafiliasi dengan Perseroan ataupun pihak-pihak yang terafiliasi dengan perusahaan tersebut. Kami juga tidak mempunyai kepentingan atau keuntungan pribadi berkaitan dengan penugasan ini. Selanjutnya, Laporan Pendapat Kewajaran ini tidak dilakukan untuk memberikan keuntungan atau merugikan pada pihak manapun. Imbalan yang kami terima adalah sama sekali tidak dipengaruhi oleh kewajaran nilai yang dihasilkan dari proses analisis kewajaran ini dan kami hanya menerima imbalan sesuai yang tercantum pada surat penugasan No. RSR/P-B/FO-180614 tanggal 18 Juni 2014. 1.11 Kejadian Setelah Tanggal Penilaian Sebagai informasi tambahan, MPM Global Pte. Ltd. dan MPM Excelsior Pte. Ltd. Berdiri pada tanggal 1 September 2014, yang sahamnya secara langsung dan tidak langsung dimiliki sepenuhnya oleh Perseroan. Pendiriannya hanya dalam rangka penerbitan surat utang dicatatkan di bursa efek Singapura untuk memenuhi ketentuan hukum negara Republik Singapura. Penilaian kami telah disusun dengan mempertimbangkan kondisi tersebut di atas dan kami tidak bertanggungjawab untuk menegaskan kembali atau melengkapi pendapat kami karena peristiwaperistiwa yang terjadi setelah tanggal surat ini.
5
2
METODOLOGI DAN ANALISIS KEWAJARAN RENCANA TRANSAKSI
2.1
Metodologi Pengkajian Kewajaran Rencana Transaksi
Dalam menilai kewajaran Rencana Transaksi, kami menggunakan metodologi analisis sebagai berikut: 1. Analisis Kualitatif berupa analisis terhadap pihak-pihak yang terlibat dalam Rencana Transaksi dan Analisis Keterkaitan, Analisis Perjanjian dan Persyaratan Rencana Transaksi, Analisis Industri, serta Analisis Manfaat dan Risiko Rencana Transaksi. 2. Analisis Kuantitatif berupa Analisis Kinerja Historis, Analisis Kewajaran tingkat kupon dan yield, dan Analisis Uji Nilai Tambah. 2.2
Analisis Kewajaran Rencana Transaksi
Berdasarkan metodologi pengkajian kewajaran atas Rencana Transaksi yang disebutkan di atas, analisis kewajaran Rencana Transaksi adalah sebagai berikut: 2.2.1
Analisis Kualitatif
Analisis Kualitatif dilakukan dengan melakukan analisis pihak-pihak yang terlibat dalam Rencana Transaksi dan Analisis Keterkaitan, Analisis Perjanjian dan Persayaratan Rencana Transaksi, Analisis Industri, serta Analisis Manfaat dan Risiko Rencana Transaksi. 2.2.1.1. Analisis Hubungan Antara Pihak – Pihak yang Bertransaksi Pihak-pihak yang terkait dalam Rencana Transaksi adalah Perseroan, MPM Global, MPM Excelsior, Deutsche Bank, Anak Perusahaan Penjamin, serta investor sebagai pihak yang membeli Notes yang berdasarkan keterangan manajemen Perseroan, adalah bukan merupakan pihak yang terafiliasi dengan Perseroan. 1.
Perusahaan Penerbit Notes a) Riwayat Singkat MPM Global didirikan pada 1 September 2014 dengan nomor registrasi 201425758H. MPM Global adalah anak perusahaan Perseroan yang didirikan berdasarkan hukum yang berlaku di Republik Singapura, berkedudukan di One Marina Boulevard, #28-00, Singapura 018989. Telpon: +65 6890 7188. b) Maksud dan Tujuan Usaha Kegiatan usaha MPM Global adalah sebagai perusahaan investasi. c) Struktur Permodalan dan Susunan Pemegang Saham MPM Global memiliki modal saham ditempatkan dan disetor sebesar USD 10.000 yang terdiri dari satu saham biasa. MPM Global merupakan anak perusahaan Perseroan yang seluruh sahamnya dimiliki oleh Perseroan. d) Susunan Pengurus Susunan Direksi MPM Global pada saat Laporan Pendapat Kewajaran ini diterbitkan adalah: Direksi Direktur
: Troy Parwata
6
Direktur Direktur 2.
: Agung Cahyadi Kusumo : Ngoo Sin Hung Justin
Pembeli Awal (Initial Purchaser) Deutsche Bank, Singapore Branch, berkedudukan di Raffles Quay One, # 17-00 South Tower, Singapura 048583, nomor telepon +65 6423 8001 dan nomor faksimili +65 6225 9442.
3.
Perusahaan Penerima Pinjaman e) Riwayat Singkat MPM Excelsior didirikan pada 1 September 2014 dengan nomor registrasi 201425800M. MPM Excelsior adalah anak perusahaan MPM Global yang didirikan berdasarkan hukum yang berlaku di Republik Singapura, berkedudukan di One Marina Boulevard, #28-00, Singapura 018989. Telpon: +65 6890 7188. f) Maksud dan Tujuan Usaha Kegiatan usaha MPM Excelsior adalah sebagai perusahaan investasi. g) Struktur Permodalan dan Susunan Pemegang Saham MPM Excelsior memiliki modal saham ditempatkan dan disetor sebesar USD 10.000 yang terdiri dari satu saham biasa. MPM Excelsior merupakan anak perusahaan MPM Global yang seluruh sahamnya dimiliki oleh MPM Global. h) Susunan Pengurus Susunan Direksi MPM Excelsior pada saat Laporan Pendapat Kewajaran ini diterbitkan adalah: Direksi Direktur Direktur Direktur
4.
: Troy Parwata : Agung Cahyadi Kusumo : Ngoo Sin Hung Justin
Perseroan a) Riwayat Singkat PT Mitra Pinasthika Mustika Tbk. (“Perseroan”) didirikan berdasarkan akta notaris Ny. Rukmasanti Hardjasatya, SH., di Jakarta No. 2 tanggal 2 November 1987 dan diubah dengan akta No. 6 tanggal 1 Juli 1988; akta-akta ini disetujui berdasarkan keputusan Menteri Kehakiman No. C2-7013.HT. 01.01 Th 88 tanggal 11 Agustus 1988, didaftarkan di Kepaniteraan Pengadilan Negeri Jakarta Utara dengan No. 241/Leg/1988 tanggal 29 Agustus 1988, dan diumumkan dalam Tambahan No. 1025 pada Berita Negara No. 77 tanggal 23 September 1988. Anggaran Dasar Perseroan telah beberapa kali mengalami perubahan, dimana pada tanggal 15 Pebruari 2013 terdapat peningkatan modal dasar menjadi Rp 5.000.000 dan perubahan nilai nominal saham dari sebesar Rp 1.000.000 (Rupiah penuh) menjadi sebesar Rp 500 (Rupiah penuh), dan terakhir dengan akta notaris Jose Dima Satria, SH., M.Kn., No. 37 tanggal 12 Juni 2014 antara lain mengenai, perubahan kedudukan Perseroan, perubahan masa jabatan anggota Dewan Komisaris dan Direksi dan ketentuan pinjam meminjam antara Perseroan dengan Entitas Anak. Perubahan tersebut telah disetujui oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia (“Menkumham”) No. AHU-
7
04198.40.20.2014 tanggal 19 Juni 2014. b) Maksud dan Tujuan Usaha Perseroan bergerak dalam bidang, baik secara langsung maupun tidak langsung melalui entitas anaknya, distribusi sepeda motor dengan merek Honda di wilayah Jawa Timur dan Nusa Tenggara Timur, penjualan eceran kendaraan bermotor roda empat dengan merek Nissan dan Datsun, sewa kendaraan, pabrikasi minyak pelumas, asuransi kerugian, dan aktivitas pendanaan. Perseroan memulai operasi komersial sejak 1988. Kantor Perseroan beralamat di Lippo Kuningan, lantai 26, Jl. H.R. Rasuna Said Kav. B-12 Kuningan, Jakarta 12920. c) Struktur Permodalan dan Susunan Pemegang Saham Struktur permodalan dan susunan pemegang saham Perseroan pada tanggal 30 Juni 2014 adalah sebagai berikut : Tabel 2-1 : Struktur Permodalan dan Susunan Pemegang Saham Perseroan Keterangan Modal Dasar Modal ditempatkan dan disetor penuh : PT Saratoga Investama Sedaya Tbk. Morninglight Investment S.a.r.l.Luksemburg PT Nugraha Eka Kencana Claris Investments Pte. Ltd Komisaris: Drs. Tossin Himawan Ir. Danny Walla Masyarakat (kepemilikan dibawah 5%) Saham Treasuri Jumlah Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh Sumber: Laporan Keuangan Perseroan
Jumlah Saham
Nilai Nominal
Persentase
(Lembar) 10.000.000.000
(Rp) 5.000.000.000.000
1.481.641.102 684.227.847 643.500.000 303.338.347
740.820.551.000 342.113.923.500 321.750.000.000 151.669.173.500
33,20% 15,33% 14,42% 6,80%
64.185.500 51.978.000 1.128.485.680 4.357.356.476 105.606.800 4.462.963.276
32.092.750.000 25.989.000.000 564.242.840.000 2.178.678.238.000 52.803.400.000 2.231.481.638.000
1,44% 1,16% 25,29% 97,63% 2,37% 100,00%
(%)
d) Susunan Dewan Komisaris dan Direksi Susunan Dewan Komisaris dan Direksi Perseroan pada tanggal 30 Juni 2014 adalah sebagai berikut: Dewan Komisaris Komisaris Utama Wakil Komisaris Utama Komisaris Komisaris Komisaris (Independen) Komisaris (Independen) Direksi Direktur Utama Direktur Independen Direktur Independen Direktur Independen
: : : : : :
Edwin Soeryadjaya Kwik Ing Hie Danny Walla Tossin Himawan Istama Tatang Siddharta Simon Halim
: : : :
Koji Shima Troy Parwata Titien Supeno Agung Cahyadi Kusumo
8
5.
Anak Perusahaan Penjamin a) PT Mitra Pinasthika Mustika Rent i. Riwayat Singkat PT Mitra Pinasthika Mustika Rent (“MPM Rent”) didirikan berdasarkan Akta No. 1 tanggal 1 Agustus 2008, sebagaimana telah diubah dengan Akta No. 9 tanggal 8 September 2008, keduanyaa oleh Notaris Mala Mukti, S.H, LL.M, dan telah disahkan oleh Menkumham pada 12 September 2008 berdasarkan Surat Keputusan No. AHU-61974.AH.01.01.Tahun 2008, dan telah didaftarkan pada Daftar Perseroan yang diselenggarakan oleh Menkumham dengan No. AHU-0083411.AH.01.09.Tahun 2008 tanggal 12 September 2008, dan telah diumumkan dalam BNRI No. 87 tanggal 28 Oktober 2008, Tambahan No. 21311. MPM Rent berkedudukan di Tangerang Selatan, dengan kantor pusat di Sunburst, CBD-Lot II No. 10, Jl. Kapten Soebianto Djojohadikusumo, Serpong, Tangerang. ii. Maksud dan Tujuan Usaha MPM Rent bergerak dalam bidang sewa-menyewa kendaraan, kapal laut, pesawat terbang, mesin-mesin dan peralatan, perdagangan umum, sektor jasa dan perwakilan, dan perbengkelan. iii. Struktur Permodalan dan Susunan Pemegang Saham Struktur permodalan dan susunan pemegang saham MPM Rent pada saat Laporan Pendapat Kewajaran ini diterbitkan adalah sebagai berikut. Tabel 2-2 : Struktur Permodalan dan Susunan Pemegang Saham MPM Rent Nominal Saham Kepemilikan (Rp 100,- per saham) (%) 20.000.000.000 2.000.000.000.000
Keterangan
Jumlah Saham
Modal dasar Modal dasar ditempatkan dan disetor penuh PT Mitra Pinasthika Mustika Tbk Tossin Himawan Jumlah modal dasar ditempatkan dan disetor penuh
9.929.322.735 31.028
992.932.273.500 3.102.800
99,9997% 0,0003%
9.929.353.763
992.935.376.300
100%
Sumber: Informasi Manajemen Perseroan
iv. Susunan Dewan Komisari dan Direksi Susunan Dewan Komisaris dan Direksi MPM Rent pada saat Laporan Pendapat Kewajaran ini diterbitkan adalah sebagai berikut. Dewan Komisaris Komisaris Utama Komisaris
: :
Kwik Ing Hie Michael W. P. Soeryadjaya
Direksi Direktur Utama Direktur Direktur Direktur Direktur
: : : : :
Mahendra Wardhana Sevriner Ciske Simanjuntak Hery Sugiarto Ken Hori Susana Alamsyah
9
b) PT Mitra Pinasthika Mulia i. Riwayat Singkat PT Mitra Pinasthika Mulia (“MPMulia”) didirikan berdasarkan Akta No. 61 tanggal 29 Oktober 2010 oleh Notaris Darmawan Tjoa, S.H., S.E., dan telah mendapat pengesahan dari Menkumham berdasarkan Surat Keputusan No. AHU52379.AH.01.01.Tahun 2010 tanggal 8 November 2010 dan telah didaftarkan pada Daftar Perseroan yang diselenggarakan oleh Menkumham dengan No. AHU0080803.AH.01.09.Tahun 2010 tanggal 8 November 2010, dan telah diumumkan dalam BNRI No. 24 tanggal 22 Maret 2012, Tambahan No. 11521. MPMulia berkedudukan di Jakarta Utara dengan kantor pusat di Jl. Agung Karya IV Blok B No. 19, Tanjung Priok, Jakarta Utara. ii. Maksud dan Tujuan Usaha MPMulia bergerak dalam perdagangan, perindustrian, perbengkelan dan jasa-jasa. iii. Struktur Permodalan dan Susunan Pemegang Saham Struktur permodalan dan susunan pemegang saham MPMulia pada saat Laporan Pendapat Kewajaran ini diterbitkan adalah sebagai berikut. Tabel 2-3 : Struktur Permodalan dan Susunan Pemegang Saham MPMulia Keterangan Modal dasar
Jumlah Saham 100.000
Modal dasar ditempatkan dan disetor penuh PT Mitra Pinasthika Mustika Tbk Edwin Soeryadjaya Jumlah modal dasar ditempatkan dan disetor penuh
Nominal Saham Kepemilikan (Rp 1.000.000,(%) per saham) 100.000.000.000
24.999 1
24.999.000.000 1.000.000
99,996% 0,004%
25.000
25.000.000.000
100%
Sumber: Informasi Manajemen Perseroan
iv. Susunan Dewan Komisaris dan Direksi Susunan Dewan Komisaris dan Direksi MPMulia pada saat Laporan Pendapat Kewajaran ini diterbitkan adalah sebagai berikut. Dewan Komisaris Presiden Komisaris Komisaris Komisaris
: : :
Tossin Himawan Troy Parwata Agung Cahyadi Kusumo
Direksi Presiden Direktur Direktur Direktur
: : :
Suwito Mawarwati Thong Dendy Sean Thonggi Sukotjo Tugino
c) PT Federal Karyatama i. Riwayat Singkat PT Federal Karyatama (“FKT”) didirikan berdasarkan Akta No. 18 tanggal 6 Juni 1988, sebagaimana diubah dengan Akta No. 34 tanggal 16 Juni 1988, dan Akta No. 99 tanggal 29 November 1988, seluruhnya oleh Notaris Rukmasanti Hardjasatya S.H. 10
Akta telah mendapat pengesahan dari Menkumham berdasarkan Surat Keputusan No. C2-11545.HT.01.01.Th.’88 tanggal 20 Desember 1988, dan telah didaftarkan pada Kepaniteraan Pengadilan Negeri Jakarta Utara dengan No. 20/Leg/1989 tanggal pada 12 Januari 1989, serta telah diumumkan dalam BNRI No. 10 tanggal 3 Februari 1989, Tambahan No. 153. FKT berkedudukan di Jakarta Timur, dengan kantor pusat berada di Jl. Rawa Gelam 1 No. 9, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta, Indonesia, Telp. (021) 4613583. ii. Maksud dan Tujuan Usaha FKT bergerak dalam bidang perdagangan, perindustrian, perikanan darat atau laut, pertanian, kehutanan, pembangunan, pengangkutan, jasa dan konsultan. iii. Struktur Permodalan dan Susunan Pemegang Saham Struktur permodalan dan susunan pemegang saham FKT pada saat Laporan Pendapat Kewajaran ini diterbitkan adalah sebagai berikut. Tabel 2-4 : Struktur Permodalan dan Susunan Pemegang Saham FKT Jumlah Saham
Keterangan
Nominal Saham
Kepemilikan (%)
Modal dasar
555.000
(Rp 1.000.000,per saham) 555.000.000.000
Modal dasar ditempatkan dan disetor penuh PT Mitra Pinasthika Mustika Tbk PT Mitra Pinasthika Mulia Jumlah modal dasar ditempatkan dan disetor penuh
148.599 1
148.599.000.000 1.000.000
99,9993% 0,0007%
148.600
148.600.000.000
100%
Sumber: Informasi Manajemen Perseroan
iv. Susunan Dewan Komisaris dan Direksi Susunan Dewan Komisaris dan Direksi FKT pada saat Laporan Pendapat Kewajaran ini diterbitkan adalah sebagai berikut. Dewan Komisaris Presiden Komisaris Komisaris
: :
Direksi Presiden Direktur : Wakil Presiden Direktur : Direktur :
Agung Cahyadi Kusumo Troy Parwata
Patrick Adhiatmadja Rudy Hartono Husada Tan Lusi Oktavia
d) PT Mitra Pinasthika Mustika Mobil i. Riwayat Singkat PT Mitra Pinasthika Mustika Mobil (“MPM Mobil”) didirikan berdasarkan Akta No. 5 tanggal 6 Mei 2014, oleh Notaris Darmawan Tjoa, S.H., S.E., dan telah mendapat pengesahan Menkumham berdasarkan Surat Keputusan No. AHU-07423.40.10.2014 tanggal 6 Mei 2014. Akta telah didaftarkan dalam Daftar Perseroan yang diselenggarakan oleh Menkumham dengan No. AHU-07423.40.10.2014 tanggal 6 Mei 2014. Berdasarkan Surat Keterangan No. 14/DT/VII/2014 oleh Notaris Darmawan
11
Tjoa, S.H., S.E. tanggal 14 Juli 2014, akta tersebut sedang dalam proses untuk diumumkan dalam BNRI. Pada awal didirikan, MPM Mobil berkedudukan di Tangerang Selatan. Saat ini, MPM Mobil berkedudukan di Jakarta Utara, dengan kantor pusat di Jl. Pluit Selatan Raya, Penjaringan, Jakarta Utara. Namun demikian, berdasarkan Akta No. 82 tanggal 10 Juni 2014, dibuat di hadapan Darmawan Tjoa, S.H., S.E., Notaris di Jakarta, sebagaimana telah mendapatkan persetujuan dari Menkumham berdasarkan Surat Keputusan No. AHU-04073.40.20.2014 tanggal 16 Juni 2014 dan telah didaftarkan pada Daftar Perseroan yang diselenggarakan oleh Menkumham dibawah No. AHU04073.40.20.2014 tanggal 16 Juni 2014, pemegang saham MPM Mobil menyetujui untuk merubah tempat kedudukan MPM Mobil menjadi berkedudukan di Jakarta Utara. MPM Mobil berkantor di Jalan Pluit Selatan Raya RT 007 RW 007, Kelurahan Penjaringan, Kecamatan Penjaringan, Jakarta Utara. ii. Maksud dan Tujuan Usaha MPM Mobil bergerak dalam perdagangan, industri, perbengkelan dan jasa. iii. Struktur Permodalan dan Susunan Pemegang Saham Struktur permodalan dan susunan pemegang saham MPM Mobil pada saat Laporan Pendapat Kewajaran ini diterbitkan adalah sebagai berikut. Tabel 2-5 : Struktur Permodalan dan Susunan Pemegang Saham MPM Mobil
Keterangan Modal dasar
Jumlah Saham 4.000
Modal dasar ditempatkan dan disetor penuh PT Mitra Pinasthika Mustika Tbk PT Mitra Pinasthika Mustika Auto Jumlah modal dasar ditempatkan dan disetor penuh
Nominal Kepemilikan Saham (%) (Rp 100.000,per saham) 400.000.000
999 1
99.900.000 100.000
99,9% 0,1%
1.000
100.000.000
100%
Sumber: Informasi Manajemen Perseroan
iv. Susunan Dewan Komisaris dan Direksi Susunan Dewan Komisaris dan Direksi MPM Mobil pada saat Laporan Pendapat Kewajaran ini diterbitkan adalah sebagai berikut. Dewan Komisaris Komisaris Utama Komisaris
: :
Troy Parwata Titien Supeno
Direksi Direksi Utama Direktur Direktur
: : :
Koji Shima David Yang Surijanti Janis
12
e) PT Mitra Pinasthika Mustika OTO i. Riwayat Singkat PT Mitra Pinasthika Mustika OTO (“MPM OTO”) didirikan berdasarkan Akta No. 38 tanggal 19 Juni 2009, oleh Notaris Mala Mukti, S.H, LL.M, dan telah mendapat pengesahan dari Menkumham pada tanggal 14 Agustus 2009 berdasarkan Surat Keputusan No. 39810.AH.01.01.Tahun 2009. Akta telah didaftarkan pada Daftar Perseroan yang diselenggarakan oleh Menkumham dengan No. AHU0052871.AH.01.09.Tahun 2009 tanggal 14 Agustus 2009, dan diumumkan dalam BNRI No. 65 tanggal 13 Agustus 2010, Tambahan No. 10185. MPM OTO berkedudukan di Tangerang Selatan, dengan kantor pusat di Sunburst, CBD-Lot II No. 10, Jl. Kapten Soebianto Djojohadikusumo, Serpong, Tangerang. ii. Maksud dan Tujuan Usaha MPM OTO bergerak dalam perdagangan umum, perdagangan kendaraan, dan agen/ perwakilan. iii. Struktur Permodalan dan Susunan Pemegang Saham Struktur permodalan dan susunan pemegang saham MPM OTO pada saat Laporan Pendapat Kewajaran ini diterbitkan adalah sebagai berikut. Tabel 2-6 : Struktur Permodalan dan Susunan Pemegang Saham MPM OTO Nominal Saham Kepemilikan (Rp 1.000.000,(%) per saham) 1.000 1.000.000.000
Jumlah Saham
Keterangan Modal dasar Modal dasar ditempatkan dan disetor penuh PT Mitra Pinasthika Mustika Rent PT Mitra Pinasthika Mustika Tbk Jumlah modal dasar ditempatkan dan disetor penuh
499 1
499.000.000 1.000.000
99,8% 0,2%
500
500.000.000
100%
Sumber: Informasi Manajemen Perseroan
iv. Susunan Dewan Komisaris dan Direksi Susunan Dewan Komisaris dan Direksi MPM OTO pada saat Laporan Pendapat Kewajaran ini diterbitkan adalah sebagai berikut. Dewan Komisaris Komisaris
:
Kwik Ing Hie
Direksi Direktur Utama Direktur
: :
Tossin Himawan Hery Sugiarto
f) PT Grahamita Lestarijaya i. Riwayat Singkat PT Grahamita Lestarijaya (“GL”) didirikan berdasarkan Akta No. 157 tanggal 19 Januari 1991, sebagaimana telah diubah dengan Akta No. 131 tanggal 15 Juni 1991, keduanya oleh Notaris Siti Pertiwi Henny Shidki, S.H., dan mendapat pengesahan dari Menkumham pada 11 November 1991 berdasarkan Surat Keputusan No. C2-6553.HT.01.01.TH.91 yang telah didaftarkan pada Panitera Kantor 13
Pengadilan Negeri Jakarta Pusat dengan No. 2600/1991 tanggal 3 Desember 1991, dan telah diumumkan dalam BNRI No. 8 tanggal 28 Januari 1992, Tambahan No. 375. GL berkedudukan di Jakarta, dengan kantor pusat di Jl. KH. Hasyim Ashari No. 24, Jakarta Pusat. ii. Maksud dan Tujuan Usaha GL bergerak dalam bidang perdagangan umum, agen, perwakilan, kontraktor, jasa, transportasi, percetakan, pertanian, pertambangan, real estate, dan perindustrian. iii. Struktur Permodalan dan Susunan Pemegang Saham Struktur permodalan dan susunan pemegang saham GL pada saat Laporan Pendapat Kewajaran ini diterbitkan adalah sebagai berikut. Tabel 2-7 : Struktur Permodalan dan Susunan Pemegang Saham GL Kepemilikan Nominal Saham (Rp 1.000,- per saham) (%) 100.000.000 100.000.000.000
Keterangan
Jumlah Saham
Modal dasar Modal dasar ditempatkan dan disetor penuh PT Mitra Pinasthika Mustika Rent Tossin Himawan Jumlah modal dasar ditempatkan dan disetor penuh
42.053.999 1.001
42.053.999.000 1.001.000
99,998% 0,002%
42.055.000
42.055.000.000
100%
Sumber: Informasi Manajemen Perseroan
iv. Susunan Dewan Komisaris dan Direksi
Susunan Dewan Komisaris dan Direksi GL pada saat Laporan Pendapat Kewajaran ini diterbitkan adalah sebagai berikut. Dewan Komisaris Komisaris Utama
:
Tossin Himawan
Direksi Direktur Utama Direktur Direktur
: : :
S. Ciske Simanjuntak Djuniharto Susana Alamsyah
g) PT Balai Lelang Astra Nara Jaya i. Riwayat Singkat PT Balai Lelang Astra Nara Jaya (“BLANJ”) didirikan berdasarkan Akta No. 15 tanggal 5 November 2010 oleh Notaris Mala Muakti, S.H., LL.M., dan telah mendapat pengesahan badan hukum dari Menkumham berdasarkan Surat Keputusan No. AHU58090.AH.01.01.Tahun 2010 tanggal 14 Desember 2010, dan telah didaftarkan pada Daftar Perseroan yang diselenggarakan oleh Menkumham dengan No. AHU0089976.AH.01.09.Tahun 2010 tanggal 14 Desember 2010, serta telah didaftarkan dalam Daftar Perusahaan pada Kantor Pendaftaran Perusahaan Kota Tangerang Selatan berdasarkan Surat No. 503/66-BP2T/2012 tanggal 20 Januari 2012 yang dikeluarkan oleh Badan Pelayanan Perizinan Terpadu Tangerang Selatan. BLANJ berkedudukan di Serpong, dengan kantor pusat di Sunburst, CBD Lot II No. 10, Jl. Kapten Soebijanto Djojohadikusumo, Tangerang 15322, Telp. (021) 53157668.
14
ii. Maksud dan Tujuan Usaha BLANJ bergerak dalam bidang jasa pra lelang untuk jenis lelang eksekusi, jasa yang pelaksanaan lelang dengan Pejabat Lelang Kelas II/ Swasta, jasa pasca lelang, dan jasa lainnya. iii. Struktur Permodalan dan Susunan Pemegang Saham Struktur permodalan dan susunan pemegang saham BLANJ pada saat Laporan Pendapat Kewajaran ini diterbitkan adalah sebagai berikut. Tabel 2-8 : Struktur Permodalan dan Susunan Pemegang Saham BLANJ Keterangan Modal dasar Modal dasar ditempatkan dan disetor penuh PT Mitra Pinasthika Mustika Rent PT Mitra Pinasthika Mustika Tbk Jumlah modal dasar ditempatkan dan disetor penuh
Nominal Saham Kepemilikan (Rp 1.000.000,(%) per saham) 4.000 4.000.000.000
Jumlah Saham
2.499 1
2.499.000.000 1.000.000
99,96% 0,04%
2.500
2.500.000.000
100%
Sumber : Informasi Manajemen Perseroan
iv. Susunan Dewan Komisaris dan Direksi
Susunan Dewan Komisaris dan Direksi BLANJ pada saat Laporan Pendapat Kewajaran ini diterbitkan adalah sebagai berikut. Dewan Komisaris Komisaris
:
Kwik Ing Hie
Direksi Direktur Utama Direktur
: :
Tossin Himawan Hery Sugiarto
h) PT Surya Anugerah Kencana i. Riwayat Singkat PT Surya Anugerah Kencana (“SAK”) didirikan berdasarkan Akta No. 27 tanggal 31 Agustus 2000, oleh Notaris Ivonne Barnetha Sinyal, S.H., dan telah mendapat pengesahan Menkumham berdasarkan Surat Keputusan No. C-05146 HT.01.01.TH.2001 tanggal 8 Agustus 2001, dan telah didaftarkan dalam Daftar Perusahaan pada Kantor Pendaftaran Perusahaan Jakarta Barat dengan No. 1146/BH.09.02/IX/2001 tanggal 24 September 2001, dan telah diumumkan dalam BNRI No. 99 tanggal 11 Desember 2001, Tambahan No. 8076. Anggaran Dasar SAK telah mengalami beberapa kali perubahan, termasuk perubahan untuk disesuaikan dengan ketentuan dalam Undang-undang Perseroan Terbatas sesuai dengan Akta Pernyataan Keputusan Rapat Pemegang Saham No. 88 tanggal 16 April 2008, oleh Notaris Eliwaty Tjitra, S.H. Akta mana telah mendapatkan persetujuan dari Menkumham berdasarkan Surat Keputusan No.AHU26182.AH.01.02.Tahun2008 tanggal 19 Mei 2008 dan telah didaftarkan di dalam Daftar Perusahaan pada Kantor Pendaftaran Perusahaan Jakarta Barat di bawah No. 412/RUB.09-02/VII/2008 tanggal 14 Juli 2008 dan dalam Daftar Perseroan yang diselenggarakan oleh Menkumham dibawah No. AHU-0038337.AH.01.09.Tahun 2008
15
tanggal 19 Mei 2008, serta telah diumumkan dalam BNRI No. 66 tanggal 15 Agustus 2008, Tambahan No. 14985. SAK berkedudukan di Jakarta, dengan kantor pusat di Jl. Swadarma Raya No. 43-45, Srengseng, Kembangan, Jakarta Barat. ii. Maksud dan Tujuan Usaha SAK bergerak dalam bidang perdagangan kendaraan bermotor, bidang transportasi darat, bidang perdagangan umum, bidang pembangunan, bidang industri, bidang jasa (kecuali jasa bidang hukum dan pajak), bidang pertanian, bidang percetakan, bidang perbengkelan, bidang pertambangan. iii. Struktur Permodalan dan Susunan Pemegang Saham Struktur permodalan dan susunan pemegang saham SAK pada saat Laporan Pendapat Kewajaran ini diterbitkan adalah sebagai berikut. Tabel 2-9 : Struktur Permodalan dan Susunan Pemegang Saham SAK Jumlah Saham
Keterangan
Nominal Saham Kepemilikan (Rp 1.000.000,(%) per saham) 60.000.000.000
Modal dasar
60.000
Modal dasar ditempatkan dan disetor penuh PT Mitra Pinasthika Mustika Rent Kwik Ing Hie Jumlah modal dasar ditempatkan dan disetor penuh
59.999 1
59.999.000.000 1.000.000
99,998% 0,002%
60.000
60.000.000.000
100%
Sumber : Informasi Manajemen Perseroan
iv. Susunan Dewan Komisaris dan Direksi Susunan Dewan Komisaris dan Direksi SAK pada saat Laporan Pendapat Kewajaran ini diterbitkan adalah sebagai berikut. Dewan Komisaris Komisaris
:
Kwik Ing Hie
Direksi Direktur Utama Direktur Direktur
: : :
Mahendra Wardhana Sevriner Ciske Simanjuntak Hery Sugiarto
i) PT Dayakarya Solusi Sejati i. Riwayat Singkat PT Dayakarya Solusi Sejati (“DSS”) didirikan berdasarkan Akta No. 63 tanggal 29 Oktober 2013, oleh Notaris Darmawan Tjoa, S.H., S.E., dan telah disahkan Menkumham berdasarkan Surat Keputusan No. AHU-55505.AH.01.01.Tahun 2013 tanggal 31 Oktober 2013, dan telah didaftarkan pada Daftar Perseroan yang diselenggarakan oleh Menkumham dengan No. AHU-0101047.AH.01.09.Tahun 2013 tanggal 31 Oktober 2013, dan telah diumumkan dalam BNRI No. 99 tanggal 10 Desember 2013, Tambahan No. 129122.
16
DSS berkedudukan di Tangerang Selatan, dengan kantor pusat di Sunburst, CBD-Lot II No. 10, Jl. Kapten Soebianto Djojohadikusumo, Kelurahan Lengkong Gudang, Kabupaten Serpong, Tangerang. ii. Maksud dan Tujuan Usaha DSS bergerak dalam bidang perdagangan umum dan jasa pengecualian pada bidang hukum dan pajak. iii. Struktur Permodalan dan Susunan Pemegang Saham Struktur permodalan dan susunan pemegang saham DSS pada saat Laporan Pendapat Kewajaran ini diterbitkan adalah sebagai berikut. Tabel 2-10 : Struktur Permodalan dan Susunan Pemegang Saham DSS Keterangan
Nominal Saham Kepemilikan (Rp 1.000.000,(%) per saham) 400 400.000.000
Jumlah Saham
Modal dasar Modal dasar ditempatkan dan disetor penuh PT Mitra Pinasthika Mustika Rent PT Surya Anugerah Kencana Jumlah modal dasar ditempatkan dan disetor penuh
99 1
99.000.000 1.000.000
99% 1%
100
100.000.000
100%
Sumber : Informasi Manajemen Perseroan
iv. Susunan Dewan Komisaris dan Direksi Susunan Dewan Komisaris dan Direksi DSS pada saat Laporan Pendapat Kewajaran ini diterbitkan adalah sebagai berikut. Dewan Komisaris Komisaris :
Mahendra Wardhana
Direksi Direktur
Susana Alamsyah
:
j) PT Mitra Pinasthika Mustika Auto i.
Riwayat Singkat PT Mitra Pinasthika Mustika Auto (“MPM Auto”) didirikan berdasarkan Akta No. 44 tanggal 16 Juli 2013, sebagaimana diubah dengan Akta No. 23 tanggal 26 Agustus 2013, keduanya oleh Notaris Darmawan Tjoa, S.H., S.E., dan telah mendapat pengesahan badan hukum dari Menkumham berdasarkan Surat Keputusan No. AHU46161.AH.01.01 Tahun 2013 tanggal 2 September 2013, dan telah didaftarkan dalam Daftar Perseroan yang diselenggarakan oleh Menkumham dengan No. AHU0082437.AH.01.09, tanggal 2 September 2013, serta telah diumumkan dalam BNRI No.78, tanggal 27 September 2013, tambahan No. 119492. MPM Auto berkedudukan di Tangerang Selatan, Banten, dengan kantor pusat di Sunburst, CBD-Lot II No. 10, Jl. Kapten Soebianto Djojohadikusumo, Serpong, Tangerang. ii. Maksud dan Tujuan Usaha MPM Auto bergerak dalam bidang perdagangan, industri, perbengkelan dan jasa.
17
iii. Struktur Permodalan dan Susunan Pemegang Saham Struktur permodalan dan susunan pemegang saham MPM Auto pada saat Laporan Pendapat Kewajaran ini diterbitkan adalah sebagai berikut. Tabel 2-11 : Struktur Permodalan dan Susunan Pemegang Saham MPM Auto
Modal dasar
400.000
Nominal Saham Kepemilikan (Rp 1.000.000,(%) per saham) 400.000.000.000
Modal dasar ditempatkan dan disetor penuh PT Mitra Pinasthika Mustika Tbk Kwik Ing Hie Jumlah modal dasar ditempatkan dan disetor penuh
374.999 1
374.999.000.000 1.000.000
99,9997% 0,0003%
375.000
375.000.000.000
100%
Jumlah Saham
Keterangan
Sumber : Informasi Manajemen Perseroan
iv. Susunan Dewan Komisaris dan Direksi Susunan Dewan Komisaris dan Direksi MPM Auto pada saat Laporan Pendapat Kewajaran ini diterbitkan adalah sebagai berikut.
6.
Dewan Komisaris Presiden Komisaris : Komisaris : Komisaris :
Edwin Soeryadjaya Kwik Ing Hie Michael W. P. Soeryadjaya
Direksi Presiden Direktur : Direktur : Direktur :
Koji Shima David Yang Surijanti Janis
Investor sebagai pihak yang membeli Notes, yang berdasarkan keterangan dari manajemen Perseroan bukan merupakan pihak yang terafiliasi dengan Perseroan
2.2.1.2
Karakteristik dan Syarat Ketentuan Notes
Berdasarkan Offering Memorandum yang disediakan oleh manajemen Perseroan, MPM Global akan menerbitkan Notes dengan karakteristik sebagai berikut: Penerbit
: MPM Global Pte. Ltd
Penjamin
: Perseroan dan Anak Perusahaan Penjamin
Nilai Notes
: USD 200.000.000 (Dua Ratus Juta Dolar Amerika Serikat)
Harga Penawaran
: 100%
Jatuh Tempo
: 19 September 2019
Bunga
: Tingkat bunga tetap sebesar 6,750% (enam koma tujuh lima nol persen) per tahun.
18
Tanggal Pembayaran Bunga
: Setiap tahun tanggal 19 Maret dan 19 September
Rating
: B+ dari Standard & Poor’s dan BB- dari Fitch Ratings
Sole Global Coordinator
: Deutsche Bank
Jaminan
: ● Surat Utang dijamin dengan tanpa syarat (unconditionally) dan tanpa dapat ditarik kembali (irrevocably) dengan jaminan perusahaan oleh Perseroan dan Anak Perusahaan Penjamin; ● Gadai saham; dan ● Pengalihan Perjanjian Pemberian Pinjaman
Penerbitan dan Perdagangan
: SGX-ST
Hukum yang berlaku
: Hukum New York
Lembaga Penyelesaian Perselisihan
: Pengadilan New York atau Singapore International Arbitration Centre
Syarat dan Ketentuan dari Notes Sehubungan dengan Rencana Transaksi, terdapat beberapa pembatasan-pembatasan sebagaimana dijelaskan di dalam Offering Memorandum, yakni, antara lain, pembatasan dalam hal Perseroan bermaksud untuk melakukan atau memberikan persetujuan kepada Anak Perusahaan Penjamin untuk, melakukan hal-hal antara lain sebagaimana diuraikan di bawah ini: •
menanggung atau menjamin hutang tambahan dan menerbitkan saham yang didahulukan;
•
melakukan investasi atau pembayaran tertentu lainnya yang dibatasi;
•
menandatangani perjanjian yang membatasi kemampuan Anak Perusahaan Penjamin untuk membayar dividen dan mengalihkan aset atau membuat perjanjian pemberian pinjaman antar perusahaan;
•
menerbitkan atau menjual saham Anak Perusahaan Penjamin;
•
penerbitan jaminan oleh Anak Perusahaan Penjamin;
•
melakukan transaksi-transaksi dengan pihak terafiliasi atau pemegang saham;
•
mengadakan suatu hak gadai;
•
menjual aset-aset;
•
menjalankan usaha di bidang yang berbeda; melakukan konsolidasi atau penggabungan/merger.
•
2.2.1.3
Analisis Perjanjian dan Persyaratan Rencana Transaksi
Analisis Perjanjian dan Persyaratan Rencana Transaksi dilakukan dengan menganalisis (i) Draft Intercompany Loan Agreement antara MPM Global dan MPM Excelsior tanggal 17 September 2014 (ii) Draft Share Subscription Agreement antara MPM Global dan MPM Excelsior, tanggal 17 September 2014 (iii) Draft Intercompany Loan Agreement antara MPM Excelsior dan Perseroan tanggal 17 September 2014; 1)
Draft Intercompany Loan Agreement antara MPM Global dan MPM Excelsior
19
2)
3)
Para Pihak
:
MPM Global sebagai Pemberi Pinjaman; dan MPM Excelsior sebagai Peminjam.
Nilai Pinjaman
:
USD 98.000.000 (Sembilan Puluh Delapan Juta Dolar Amerika Serikat)
Jatuh Tempo Pembayaran Hutang Pokok
:
14 September 2019
Bunga
:
6,750% (enam koma tujuh lima nol persen) per tahun.
Tanggal pembayaran Bunga
:
Tanggal 14 Maret dan 14 September setiap tahunnya.
Hukum yang berlaku
:
Hukum Negara Singapura
Lembaga penyelesaian perselisihan
:
Pengadilan Singapura
Draft Share Subscription Agreement antara MPM Global dan MPM Excelsior Para Pihak
:
MPM Excelsior sebagai Perusahaan; dan MPM Global sebagai Investor.
Jumlah Saham
:
10.200 (sepuluh ribu dua ratus) saham biasa dengan masing-masing saham bernilai nominal sebesar USD 10.000 (Sepuluh Ribu Dolar Amerika Serikat).
Nilai
:
USD 102.000.000 (Seratus Dua Juta Dolar Amerika Serikat),
Hukum yang berlaku
:
Hukum Negara Singapura
Lembaga penyelesaian perselisihan
:
Pengadilan Singapura
Draft Intercompany Loan Agreement antara MPM Excelsior dan Perseroan Para Pihak
:
MPM Excelsior sebagai Pemberi Pinjaman; dan Perseroan sebagai Peminjam.
Nilai Pinjaman
:
USD 200.000.000 Amerika Serikat)
Jatuh Tempo Pembayaran Hutang Pokok
:
12 September 2019
Bunga
:
7,5% (tujuh koma lima persen) per tahun.
Tanggal pembayaran Bunga
:
Tanggal 12 Maret dan 12 September setiap tahunnya.
Hukum yang berlaku
:
Hukum Negara Singapura
Lembaga penyelesaian perselisihan
:
Pengadilan Singapura
(Dua
Ratus
Juta
Dolar
20
2.2.1.3. Analisis Industri Perkembangan Industri Motor di Indonesia Indonesia saat ini merupakan negara ketiga terbesar sebagai produsen motor, setelah Tiongkok dan India. Total produksi Tiongkok mencapai 23,60 juta unit, disusul oleh India yang mencapai 14,57 juta unit, dan Indonesia sendiri mencapai angka produksi sebesar 7,78 juta unit pada tahun 2013. Penetrasi kendaraan bermotor roda dua Indonesia berdasarkan Indonesia Automotive Industry Navigating per Desember 2013 dari KPMG, mencapai 140 per 1.000 populasi, sedangkan Thailand, Malaysia, dan Filipina masing-masing mencapai 250, 236, dan 23 per 1.000 populasi. Indonesia pun turut mendominasi produksi motor di antara negara-negara anggota Federasi Otomotif ASEAN (ASEAN Automotive Federation – “AAF”). Gambar 2-1 : Produksi dan Penjualan Motor di Beberapa Negara ASEAN Tahun 2009-2013 Penjualan Motor
Produksi Motor
(dalam ribu unit)
(dalam ribu unit)
10.000
10.000
8.006 7.395
8.000
8.044
7.780 7.080
5.884
7.771 7.142
5.882
6.000
6.000
4.000 2.606 2.000
7.399
8.000
1.634
2.025
2.043
4.000
2.219 2.000
0 2009
2010
Indonesia
2011 Malaysia
2012 Filipina
2013 Thailand
1.535
1.846
2.007
2.130
2.004
2010
2011
2012
2013
0 2009
Indonesia
Malaysia
Filipina
Thailand
Sumber: AAF, 2009-2014
Indonesia dan Thailand merupakan dua negara di ASEAN yang memiliki pertumbuhan tertinggi baik dari produksi maupun penjualan motor. Produksi motor di Indonesia sepanjang tahun 2013 mengalami kenaikan 9,90% dari tahun sebelumnya, dan pertumbuhan penjualan motor mencapai 8,81%. Rata-rata pertumbuhan produksi dan penjualan motor di Indonesia selama periode 20082013 adalah masing-masing sebesar 7,23% dan 7,21%. Produksi dan penjualan motor di Indonesia pada tahun 2013 mengalami perbaikan sehingga mampu mencatat pertumbuhan positif, setelah pada tahun 2012 sempat mengalami penurunan sebesar 11,57% untuk produksi dan 11,21% untuk penjualan. Penurunan produksi dan penjualan motor pada tahun 2012 dipengaruhi oleh diberlakukannya Surat Edaran Bank Indonesia No. 14/10/DPNP tanggal 15 Maret 2012, yaitu penetapan besaran Down Payment (DP) untuk kendaraan bermotor roda dua minimum 25%.
21
Tabel 2-12 : Produksi dan Penjualan Motor di Beberapa Negara ASEAN per Juni 2013 dan Juni 2014 (dalam unit)
Jun-14 Produksi Penjualan 4.216.080 4.216.473 222.335 228.644 374.494 390.017 957.985 877.746
Negara Indonesia Malaysia Filipina Thailand
Jun-13 Produksi Penjualan 3.947.732 3.939.825 276.304 279.320 345.231 354.393 1.194.606 1.097.974
% yoy Produksi Penjualan 6,8% 7,0% -19,5% -18,1% 8,5% 10,1% -19,8% -20,1%
Sumber: AAF, 2013-2014
Hingga pertengahan tahun 2014, penjualan motor di Indonesia mencapai 4,22 juta unit atau mengalami pertumbuhan sekitar 7,0% dibandingkan periode yang sama pada tahun 2013. Demikian pula dengan produksi motor, tercatat ada 4,22 juta unit motor yang diproduksi di Indonesia hingga pertengahan tahun 2014, atau naik 6,8% dibandingkan dengan angka produksi pada pertengahan tahun 2013. Pertumbuhan penjualan motor pada bulan Mei 2014 mencapai 14,80% dengan penjualan tercatat sebanyak 743,03 ribu unit, sekaligus merupakan pertumbuhan tertinggi selama periode kuartal II-2014 jika dibandingkan dengan penjualan bulanan pada kuartal II-2013. Berdasarkan data Kementerian Perdagangan sebagaimana ditulis dalam Tempo per 8 April 2014, nilai ekspor motor dan komponennya mencapai USD 564,42 juta pada tahun 2013. Nilai ekspor motor dan komponennya selama periode 2009-2013 mengalami pertumbuhan positif, masingmasing sebesar 39,42% dan 36,65% per tahun. Adapun negara-negara tujuan ekspor untuk motor dan komponennya, di antaranya Singapura dengan 30,2%, Filipina 15,5%, Thailand 10,24%, Malaysia 10,2%, Vietnam 8,%, Jepang 5,8%, dan lainnnya 18,6%. Perkembangan Industri Mobil di Indonesia Pasar otomotif di Indonesia menunjukkan peningkatan kinerja yang pesat. Faktor peningkatan daya beli di masyarakat, pertumbuhan pendapatan per kapita di Indonesia, khususnya masyarakat kelas menengah ke atas, membuat pasar mobil di Indonesia tumbuh.
2.500
1.500
2.000
1.200
Penjualan Mobil (dalam ribu unit)
Produksi Mobil (dalam ribu unit)
Gambar 2-2 : Produksi dan Penjualan Mobil di Beberapa Negara ASEAN Tahun 2009-2013
1.500 1.000
600 300
500 0
900
0 2009
2010
2011
2012
2009
2010
2011
2012
2013
Indonesia
484
765
894
1.116
1.230
601
Malaysia
537
605
600
628
656
79
Filipina
132
168
142
157
182
2.457
Thailand
549
800
794
1.436
1.331
94
Vietnam
119
112
110
80
99
2013
Indonesia
465
703
838
1.066
1.208
Malaysia
489
568
534
570
Filipina
63
80
65
75
Thailand
999
1.645
1.458
2.454
Vietnam
108
106
100
74
Sumber : AAF, 2009-2013
Pertumbuhan produksi dan penjualan mobil selama periode 2008-2013 didominasi oleh Indonesia dan Thailand yang mencatatkan pertumbuhan yang signifikan dibandingkan Malaysia, Filipina, dan Vietnam. Selama periode 2008-2013, Indonesia memiliki pertumbuhan produksi mobil sebesar 26,97% dan pertumbuhan penjualan mobil sebesar 26,29%.
22
Tabel 2-13 : Produksi dan Penjualan Mobil di Beberapa Negara ASEAN per Juni 2013 dan Juni 2014 (dalam ribu unit) Jun-14 Jun-13 % yoy Negara Produksi Penjualan Produksi Penjualan Produksi Penjualan Indonesia 674 642 588 602 14,7% 6,7% Malaysia 318 333 294 313 8,3% 6,3% Filipina 42 109 35 87 19,8% 24,9% Thailand 953 441 1.341 741 -29,0% -40,5% Vietnam 55 55 41 45 32,8% 21,8% Sumber : AAF, 2013-2014
Pada kuartal II-2014, produksi dan penjualan mobil di Indonesia tetap mencatat adanya pertumbuhan positif jika dibandingkan dengan kuartal II-2013. Pertumbuhan produksi dan penjualan mobil tertinggi terjadi pada bulan Maret 2014, masing-masing sebesar 37,9% dan 17,8%. Saat itu, Nissan Grand Livina berhasil masuk dalam 20 besar penjualan mobil terlaris, yaitu sebesar 2.041 unit. Perkembangan Industri Komponen Motor dan Pelumas di Indonesia Industri suku cadang memiliki tren yang berbanding lurus dengan industri motor dan industri mobil. Kondisi ini ditandai semakin banyaknya Agen Tunggal Pemegang Merek (ATPM) yang berinvestasi di Indonesia yang selanjutnya akan meningkatkan permintaan terhadap suku cadang, baik dalam bentuk Original Equipment Manufacturer (OEM) maupun replacement parts. Saat ini industri motor dan suku cadangnya bersama-sama berkontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi nasional. Berdasarkan data dari Asosiasi Industri Sepeda Motor Indonesia (AISI) sebagaimana disajikan dalam Competition in Spare Parts Industry oleh MarkPlus Consulting menjelaskan bahwa diperkirakan terdapat perputaran bisnis mencapai Rp 120,0 triliun dari kegiatan industri, keagenan sebesar Rp 80 triliun, serta Rp 20,0 triliun dari bisnis suku cadang sendiri. Analisis MarkPlus menjelaskan bahwa pengguna motor atau mobil cenderung melakukan pembelian mengikuti merek-merek suku cadang sebelumnya sehingga membuat pemain atau merek lama dalam industri suku cadang di Indonesia semakin mendominasi pasar. Informasi dari Gabungan Industri Alat-alat Mobil dan Motor (GIAMM) sebagaimana ditulis pada portal harian Bisnis, peningkatan penjualan komponen mobil maupun motor pada kuartal II-2014 mencapai 6%-7% dibandingkan periode yang sama pada tahun sebelumnya. Kondisi ini sejalan dengan pertumbuhan pada penjualan yang terbatas pada tipe yang sedang mengalami peningkatan1. Gambar 2-3 : Perkembangan Penjualan Minyak Pelumas Mobil dan Motor di Indonesia Minyak Pelumas Motor
Minyak Pelumas Mobil
139,4
152,5
126,9
98,8
105,0
109,6
117,7
177,7
204,4
233,2
282,1
156,5
257,4
133,7 2007
2008
2009
2010
2011
2012
2013E
Sumber : Informasi Manajemen Perseroan, 2013
Menurut Frost & Sullivan, konsumsi minyak pelumas untuk motor sekitar 3,5 – 4,5 liter per tahun. Berdasarkan data di atas, pertumbuhan rata-rata per tahun penjualan minyak pelumas untuk motor dapat mencapai 13,25% selama periode 2007-2013. Minyak pelumas yang beredar di 1
Produsen Komponen Berharap Pasar Otomotif Terus Tumbuh Hingga Akhir Tahun, Bisnis.com, 9 Agustus 2014
23
Indonesia terdapat sekitar 250 lebih merek yang tersedia untuk konsumen. Pemain domestik di antaranya adalah Federal Oil dan Pertamina, serta grup internasional, seperti Shell, Exxon Mobil, Castrol, dan Top 1 yang mendominasi pasar domestik. Kompetisi dan Pangsa Pasar Industri Motor Salah satu faktor pendorong terbesar pada penjualan motor di Indonesia pada tahun 2013 adalah karena kebutuhan dan daya beli konsumen yang mengalami peningkatan dan kondisi ekonomi yang stabil dan sangat mendukung untuk penjualan motor. Adapun daerah yang berkontribusi dalam pertumbuhan pasar di antaranya Pulau Jawa, Jakarta, Bangka Belitung, Yogyakarta, dan Papua. Gambar 2-4 : Pangsa Pasar Penjualan Motor di Indonesia Kuartal II-2014 Berdasarkan Merek dan Berdasarkan Tipe
13,96% Honda
31,66%
Kawasaki Suzuki
Skutik Bebek
21,73%
TVS 62,26%
Yamaha
Sport 64,31%
0,24% 3,95% 1,89%
Sumber: Berita Satu, AISI, Juli 2014
Berdasarkan pada data Asosiasi Sepeda Motor Indonesia (AISI) yang dikutip dari pemberitaan Berita Satu, merek Honda menjadi mendominasi penjualan motor pada kuartal II-2014. Pada kuartal II-2014, merek Honda berhasil meraih pangsa pasar 62,26% dengan total penjualan mencapai 2,62 juta unit. Secara keseluruhan, penjualan motor tipe skutik mendominasi pangsa pasar yang mencapai 64,31% dengan total penjualan 2,71 juta unit. Angka penjualan ini masih tidak jauh berbeda dengan perolehan pada tahun 2013 di mana pangsa pasar motor tipe skutik sebesar 63,02%. Tingginya angka penjualan ini disebabkan oleh preferensi konsumen yang lebih menggemari motor jenis skutik. Namun, untuk penjualan jenis motor tipe sport lebih didominasi oleh merek Yamaha. Kontribusi utama pendapatan Perseroan berasal dari distribusi penjualan motor sebesar 75,24% pada kuartal II-2014, pendapatan lainnya berasal dari penjualan minyak pelumas, jasa keuangan, dan sewa kendaraan. Perseroan melalui MPM Mulia dan MPM Motor, anak perusahaan yang bergerak pada bisnis distribusi dan ritel motor Honda di Jawa Timur dan Nusa Tenggara Timur (NTT) dengan jumlah outlet sebanyak 288 unit pada tahun 2012.
24
Gambar 2-5 : Penjualan Sepeda Motor di Surabaya Tahun 2007-2013
Sumber: Kajian Ekonomi Regional Jawa Timur, Bank Indonesia, Februari 2014
Angka penjualan motor pada kuartal IV-2013 tumbuh melambat dibandingkan dengan kuartal sebelumnya. Adanya pergeseran konsumsi kendaraan oleh masyarakat yang beralih pada Low Cost Green Car (LCGC) berdampak terhadap perlambatan pertumbuhan penjualan motor serta peningkatan penjualan mobil LCGC pada kuartal IV-2013. Hingga saat ini, motor merek Honda telah mendominasi 70% pangsa pasar untuk keseluruhan motor di Jawa Timur. Tabel 2-14 : Penjualan Mobil Terlaris di Indonesia per Kuartal II-2014 No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Unit Unit No. Keterangan Terjual Terjual Toyota Avanza 14.892 11 Honda Brio Satya 2.986 Honda Mobilio 10.896 12 Toyota Rush 2.482 Toyota Agya 5.849 13 Datsun GO+ Panca 2.225 Toyota Innova 5.815 14 Mitsubishi T-120SS 1.998 Daihatsu Gran Max PU 4.555 15 Toyota Fortuner 1.987 Suzuki Ertiga 4.555 16 Mitsubishi L300 1.803 Daihatsu Xenia 4.045 17 Honda Brio 1.709 Suzuki Carry Pick-up 3.921 18 Daihatsu Gran Max 1.692 Toyota Yaris 3.655 19 Daihatsu Terios 1.574 Daihatsu Ayla 3.535 20 Suzuki APV Pick-up 1.463 Sumber: detikoto, 20 Mobil Terlaris Bulan Juni 2014, Juli 2014 Keterangan
Total penjualan mobil hingga pertengahan tahun 2014 mencapai 642.323 unit. Datsun GO+ Panca mendapat respon positif di pasar di pada bulan Juni 2014 telah terjual sebanyak 2.225 unit, dan pada bulan sebelumnya telah terjual sebanyak 1.191 unit. Penjualan mobil Datsun ditargetkan akan mencapai 40 ribu unit pada akhir tahun 2014. Produk LCGC saat ini masih menjadi kontributor utama peningkatan penjualan mobil di Indonesia. Proyeksi Industri Motor dan Pelumas Secara umum, industri otomotif di Indonesia sendiri diprediksikan akan memiliki rata-rata pertumbuhan sebesar 7,3% per tahun selama 2015-2020. Selain itu, investasi dalam industri otomotif di Indonesia akan semakin berekspansi untuk memenuhi permintaan dalam negeri. Beberapa faktor strategis yang diperhitungkan dalam prediksi ini, di antaranya kenaikan harga minyak dunia, kenaikan upah buruh, kenaikan tarif dasar listrik, gas untuk industri, dan penyesuaian lainnya.
25
Gambar 2-6 : Estimasi Penjualan Motor di Indonesia dan Jawa Timur Tahun 2014 dan 2015 (dalam ribu unit) Indonesia 8.170
2014E
Jawa Timur 8.634
2015E
1.212
2014E
1.295
2015E
Sumber : Informasi Manajemen Perseroan, 2013
Pada tahun 2014, AISI memprediksikan penjualan motor akan menembus angka penjualan mencapai 7,9 – 8,0 juta unit, mengalami kenaikan sebesar 4% dari proyeksi tahun sebelumnya. Sementara itu, prediksi Frost & Sullivan mengenai penjualan motor di Jawa Timur mencapai 14,83% dari total penjualan motor di Indonesia pada tahun 2014, dan pada tahun 2015 mencapai 15,00%. Sementara itu, penjualan minyak pelumas motor di Indonesia diestemasi akan mencapai 309,2 juta liter pada tahun 2014, dan 336,9 juta liter pada tahun 2015. Analisis SWOT Strengths & Opportunities • • • • • •
Industri otomotif merupakan salah satu sektor yang siap menghadapi ASEAN Economic Community pada tahun 2015 karena dinilai cukup kuat untuk menyerap produksi. Tren permintaan motor merek Honda yang semakin mendominasi dengan inovasi dan dominasi terhadap pasar motor. Industri komponen motor dapat menjadi kekuatan industri motor dalam negeri jika mampu mengurangi ketergantungan terhadap komponen impor. Pertumbuhan penduduk dan tingkat urbanisasi juga mempengaruhi konsumsi otomotif di masyarakat. Perseroan memiliki rantai bisnis otomotif yang kuat serta pengalaman dalam bisnis distribusi dan ritel motor, dan mobil. Adanya kenaikan konsumsi masyarakat ke jenis kendaraan Low Cost Green Car (LCGC).
Weakness & Threats • •
• • 2.2.1.4.
Sampai saat ini belum ada produk motor yang merupakan brand asli Indonesia. Adanya ketegantungan industri komponen motor terhadap pertumbuhan industri motor itu sendiri. Industri komponen motor sendiri tidak akan kompetitif jika tidak ada pertumbuhan volume penjualan motor. Persaingan yang sangat kompetitif dalam penjualan mobil di Indonesia terutama dalam menjangkau pasar yang tersedia. Pasar industri mobil dan motor bekas yang juga turut bersaing dengan pasar mobil dan motor keluaran terbaru. Analisis Manfaat dan Risiko dari Rencana Transaksi
Berdasarkan analisis manfaat dari Rencana Transaksi, manfaat yang diharapkan diterima oleh Perseroan antara lain: • •
Diversifikasi sumber pendanaan utang Beban keuangan yang lebih rendah
26
•
memperpanjang profil jatuh tempo utang Melalui penerbitan surat utang, beberapa fasilitas pinjaman dari bank secara tidak langsung akan menjadi lebih panjang, yaitu menjadi 5 tahun.
Risiko yang mungkin dihadapi oleh Perseroan sehubungan dengan Rencana Transaksi diperkirakan adalah : • Perseroan diprediksi memiliki kemampuan untuk melakukan pembayaran atas hutang yang akan jatuh tempo. Namun, terdapat risiko bahwa Perseroan tidak mampu melakukan pembayaran kembali atas Notes tersebut jika kinerja usaha Perseroan di masa yang akan datang tidak berjalan secara optimal sebagaimana yang direncanakan; • Risiko nilai tukar mata uang, dimana sebelum penerbitan surat utang dengan mata uang Dolar Amerika Serikat, utang Perseroan sebagian besar adalah dalam mata uang Rupiah; • Risiko tingkat kupon Notes yang memiliki tingkat kupon yang tetap. Apabila kondisi tingkat suku bunga di pasar atau tingkat kupon pembanding mengalami penurunan, Perseroan akan mengalami cost of fund yang lebih tinggi dibandingkan dengan tingkat kupon di pasar atau pembanding; 2.2.2
Analisis Kuantitatif
Analisis Kuantitatif dilakukan dengan melakukan (i) analisis kinerja historis, (ii) analisis kewajaran, yaitu dengan menganalisis kewajaran dari tingkat kupon dan yield Notes akan menggunakan pendekatan pasar dan pendekatan pendapatan dan (iii) analisis uji nilai tambah, yaitu dengan menganalisis proyeksi keuangan konsolidasian Perseroan tanpa dan dengan dilaksanakannya Rencana Transaksi, menganalisis Laporan Keuangan Konsolidasian Proforma Perseroan per 30 Juni 2014 dan analisis solvabilitas Perseroan. 2.2.2.1. Analisis Kinerja Historis Ikhtisar data keuangan Perseroan didasarkan pada Laporan Keuangan Konsolidasian Interim Perseroan untuk periode 6 (enam) bulan yang berakhir pada 30 Juni 2014 yang telah direviu oleh KAP Siddharta & Widjaja, Laporan Keuangan Konsolidasian Perseroan untuk tahun-tahun yang berakhir pada 31 Desember 2011-2013 yang telah diaudit oleh KAP Siddharta & Widjaja dengan pendapat Wajar tanpa pengecualian, dan Laporan Keuangan Konsolidasian Perseroan untuk tahun yang berakhir pada 31 Desember 2010 yang telah diaudit oleh KAP Achmad, Rasyid, Hisbullah & Jerry dengan pendapat Wajar tanpa Pengecualian.
27
Tabel 2-15 : Laporan Laba Rugi Komprehensif Konsolidasian
Pendapatan bersih Beban pokok pendapatan
30 Juni 2014 Reviu 7.847.676 (6.703.870)
13.878.602 (11.854.831)
Laba kotor
1.143.806
2.023.771
2013
(dalam juta Rupiah) 31 Desember 2012 2011 2010 Audit 10.776.919 8.453.433 7.724.596 (9.158.704) (7.578.867) (7.013.961) 1.618.215
874.566
710.635
(919.111) 49.645 (2.674)
(565.837) 25.503 (358)
(473.791) 76.864 (18.043)
Beban usaha Pendapatan lainnya Beban lainnya
(673.738) 27.817 (7.962)
Laba usaha
489.923
901.022
746.075
333.874
295.665
Pendapatan keuangan Biaya keuangan Bagian atas laba entitas asosiasi Laba sebelum pajak penghasilan
0
50.073 (126.381) 2.206 415.821
68.819 (208.183) 4.348 766.006
29.807 (201.395) 4.405 578.892
24.426 (11.149) 515 347.666
29.902 (6.071) 465 319.961
Beban pajak penghasilan
0
(112.373)
(201.994)
(173.963)
(81.412)
(72.196)
Laba neto dari operasional yang dilanjutkan
303.448
564.012
404.929
266.254
247.765
Laba neto dari operasional yang dihentikan
-
-
1.037
2.200
2.139
Laba tahun berjalan
303.448
564.012
405.966
268.454
249.904
(Rugi) / pendapatan komprehensif lainnya Laba komprehensif periode / tahun berjalan
(4.436) 299.012
2.300 566.312
3.230 409.196
268.454
249.904
(1.171.596) 53.594 (4.747)
Sumber : Laporan Keuangan Perseroan
Perseroan bergerak dalam bidang, baik secara langsung maupun tidak langsung melalui entitas anaknya, distributor sepeda motor merek Honda di wilayah Jawa Timur dan Nusa Tenggara Timur, penjualan eceran kendaraan bermotor roda empat dengan merek Nissan dan Datsun, sewa kendaraan, pabrikasi minyak pelumas, asuransi kerugian, dan aktivitas pendanaan. Pendapatan bersih Perseroan selama periode 2010-2013 mengalami peningkatan dengan Compounded Annual Growth Rate (CAGR) sebesar 21,57% per tahun. Peningkatan tertinggi terjadi pada tahun 2013 sebesar 28,78%, terutama karena peningkatan pada volume penjualan kendaraan bermotor. Hingga 30 Juni 2014, Pendapatan bersih Perseroan sebesar Rp 7,85 triliun. Beban pokok pendapatan Perseroan selama periode 2010-2013 mengalami peningkatan dengan rata-rata sebesar 19,12% per tahun. Peningkatan tertinggi terjadi pada tahun 2013 sebesar 29,44%, karena kenaikan pada beban pokok penjualan dari aktivitas perdagangan. Rata-rata porsi Beban pokok pendapatan Perseroan terhadap Pendapatan bersih selama periode 2010-2013 adalah 87,71%. Hingga 30 Juni 2014, Beban pokok pendapatan Perseroan sebesar Rp 6,70 triliun. Laba kotor Perseroan selama periode 2010-2013 mengalami peningkatan dengan rata-rata sebesar 41,74% per tahun. Peningkatan tertinggi terjadi pada tahun 2012 sebesar 85,03%, karena adanya kenaikan pada Pendapatan bersih. Rata-rata margin Laba kotor Perseroan pada periode 2010-2013 adalah 12,29%. Hingga 30 Juni 2014, Laba kotor Perseroan sebesar Rp 1,14 triliun. Laba usaha Perseroan selama periode 2010-2013 mengalami peningkatan dengan rata-rata sebesar 44,98% per tahun. Seiring dengan peningkatan pada Laba Kotor, peningkatan Laba usaha tertinggi terjadi pada tahun 2012 sebesar 123,46%. Rata-rata margin Laba usaha selama periode 2010-2013 adalah 5,30%. Hingga 30 Juni 2014, Laba usaha Perseroan sebesar Rp 489,92 miliar. Laba komprehensif Perseroan selama periode 2010-2013 mengalami peningkatan dengan ratarata sebesar 31,35% per tahun. Peningkatan tertinggi terjadi pada tahun 2012 sebesar 52,43%, terutama karena peningkatan pada Laba usaha. Rata-rata margin Laba komprehensif terhadap
28
Penjualan bersih selama periode 2010-2013 adalah 3,57%. Hingga 30 Juni 2014, Laba komprehensif Perseroan sebesar Rp 299,01 miliar. Tabel 2-16 : Laporan Posisi Keuangan Konsolidasian 30 Juni 2014 Reviu
2013
(dalam juta Rupiah) 31 Desember 2012 2011 2010 Audit
ASET Aset Lancar Kas dan setara kas Kas yang dibatasi penggunaannya Piutang usaha dari pihak ketiga Piutang pembiyaan konsumen dari pihak ketiga Piutang sewa pembiayaan dari pihak ketiga Piutang non-usaha dari pihak ketiga Persediaan Pajak pertambahan nilai dibayar dimuka Pembayaran dimuka lainnya Jumlah Aset Lancar
1.061.007 27.783 842.331 1.952.300 602.468 289.536 775.513 54.750 127.840 5.733.528
1.102.749 33.334 535.599 1.917.630 584.024 192.161 356.860 36.714 114.207 4.873.278
1.191.806 214.468 375.909 1.601.290 483.223 118.705 176.904 36.898 62.957 4.262.160
166.083 269.518 449.153 42.692 251.281 3.775 23.347 1.205.849
268.973 273.015 266.163 14.156 166.372 10.083 998.762
Aset Tidak Lancar Piutang pembiayaan konsumen dari pihak ketiga Piutang sewa pembiayaan dari pihak ketiga Investasi pada entitas asosiasi Deposit jaminan Pajak penghasilan yang dapat dikembalikan Aset pajak tangguhan Aset tetap - neto Goodwill Aset tak berwujud lainnya Uang muka pembelian aset tetap Aset tidak lancar lainnya
1.682.419 568.251 39.606 518.494 3.142 23.091 3.101.316 1.163.066 30.468 54.632 64.703
1.400.216 521.643 39.323 448.616 6.327 31.869 2.643.746 1.140.360 36.561 78.306
1.243.487 448.766 35.680 318.583 4.979 19.498 1.772.208 857.633 48.748 58.322
581.652 102.455 225.646 8.616 11.700 408.412 13.694 32.068
290.435 1.878 212.129 3.389 5.164 296.410 13.694 16.174
7.249.188 12.982.716 -
6.346.967 11.220.245 -
4.807.904 9.070.064 -
1.384.243 2.590.092 -
839.273 1.838.035 -
Jumlah Aset Tidak Lancar JUMLAH ASET Sumber : Laporan Keuangan Perseroan
Selama periode 2010-2013, Jumlah Aset lancar Perseroan mengalami peningkatan dengan ratarata sebesar 69,61% per tahun. Peningkatan tertinggi terjadi pada tahun 2012 sebesar 253,46%, terutama karena meningkatnya Kas dan setara kas, dan Piutang pembiayaan konsumen dari pihak ketiga. Rata-rata rasio Aset lancar terhadap Jumlah Aset selama periode 2010-2013 sebesar 47,83%. Pada 30 Juni 2014, Jumlah Aset lancar Perseroan sebesar Rp 5,73 triliun. Selama periode 2010-2013, Jumlah Aset tidak lancar Perseroan mengalami peningkatan dengan rata-rata sebesar 96,29% per tahun. Peningkatan tertinggi terjadi pada tahun 2012 sebesar 247,33%, terutama karena meningkatnya Piutang pembiayaan konsumen dari pihak ketiga dan Aset tetap neto. Rata-rata rasio Jumlah Aset tidak lancar terhadap Jumlah Aset selama periode 2010-2013 sebesar 52,17%. Pada 30 Juni 2014, Jumlah Aset tidak lancar Perseroan sebesar Rp 7,25 triliun. Selama periode 2010-2013, secara keseluruhan Jumlah Aset Perseroan mengalami peningkatan dengan rata-rata sebesar 82,76% per tahun. Pada 30 Juni 2014, Jumlah Aset Perseroan sebesar Rp 12,98 triliun.
29
Tabel 2-17 : Laporan Posisi Keuangan Konsolidasian (Lanjutan)
LIABILITAS DAN EKUITAS Liabilitas Jangka Pendek Utang bank jangka pendek Utang usaha ke pihak ketiga Utang lainnya Utang pajak Beban akrual Pinjaman jangka panjang yang jatuh tempo dalam setahun Jumlah Liabilitas Jangka Pendek Liabilitas Jangka Panjang Pinjaman jangka panjang, setelah dikurangi bagian yang jatuh tempo dalam setahun Obligasi konversi Liabilitas imbalan kerja Liabilitas pajak tangguhan Jumlah Liabilitas Jangka Panjang EKUITAS Modal saham Tambahan modal disetor Saham tresuri Komponen ekuitas lainnya Saldo laba Kepentingan nonpengendali JUMLAH EKUITAS JUMLAH KEWAJIBAN DAN EKUITAS
(dalam juta Rupiah) 31 Desember 2012 2011 2010 Audit
30 Juni 2014 Reviu
2013
1.036.033 1.146.465 299.786 41.195 146.734
514.634 697.096 277.065 87.203 114.024
97.805 647.618 184.154 102.756 62.056
166.622 347.047 170.110 45.773 38.650
318.888 188.687 36.676 11.597
0
2.642.806 5.313.019 -
2.788.365 4.478.387 -
2.789.196 3.883.585 -
464.519 1.232.721 -
271.965 827.813 -
0
2.358.385 92.515 15.685 2.466.585 -
2.235.542 83.894 27.848 2.347.284 -
2.240.044 1.010.000 61.890 37.341 3.349.275 -
423.939 30.753 454.692 -
196.582 11.541 213 208.336 -
2.231.482 1.445.115 (129.499) (244.148) 1.179.130 721.032
2.231.482 1.287.000 1.466.851 (129.470) (319.377) (78.101) 894.759 370.900 250.329 257.405
650.000 (43.927) 235.674 60.932
350.000 340.887 110.999
902.679 2.590.092 -
801.886 1.838.035 -
5.203.112 12.982.716 -
4.394.574 11.220.245 -
1.837.204 9.070.064 -
Sumber: Laporan Keuangan Perseroan
Selama periode 2010-2013, Jumlah Liabilitas Perseroan mengalami peningkatan dengan rata-rata sebesar 87,46% per tahun. Peningkatan tertinggi terjadi pada tahun 2012 sebesar 328,64%, terutama karena adanya peningkatan pada Pinjaman jangka panjang. Pada tahun 2013, terjadi penurunan Jumlah Liabilitas sebesar 5,63% disebabkan karena pelaksanaan konversi pada Obligasi Konversi. Rata-rata rasio Jumlah Liabilitas terhadap Jumlah Aset selama periode 2010-2013 sebesar 65,52%. Pada 30 Juni 2014, Jumlah Liabilitas Perseroan sebesar Rp 7,78 triliun. Selama periode 2010-2013, Jumlah Ekuitas Perseroan mengalami peningkatan dengan rata-rata sebesar 76,31% per tahun. Peningkatan tertinggi terjadi pada tahun 2013 sebesar 139,20%, terutama karena adanya Tambahan Modal Disetor. Rata-rata rasio Jumlah Ekuitas terhadap Jumlah Aset selama periode 2010-2013 sebesar 34,48%. Pada 30 Juni 2014, Jumlah Ekuitas Perseroan adalah sebesar Rp 5,20 triliun.
30
Tabel 2-18 : Laporan Arus Kas Konsolidasian 30 Juni 2014 Reviu ARUS KAS DARI AKTIVITAS OPERASI Penerimaan kas dari pelanggan Pembayaran kas kepada pemasok Pembayaran kas untuk aktivitas operasi lainnya Pembayaran kas kepada karyawan Penerimaan bunga Pembayaran bunga Pembayaran pajak penghasilan Kas neto (digunakan untuk) dari aktivitas operasi ARUS KAS DARI AKTIVITAS INVESTASI Perolehan aset tetap Uang muka pembelian aset tetap Penerimaan dari penjualan aset tetap Pembayaran dimuka untuk investasi saham Akuisisi entitas anak, setelah dikurangi kas yang diperoleh Pengembalian uang muka investasi Peningkatan bagian kepemilikan pada entitas anak Pelepasan entitas anak Investasi pada entitas asosiasi Pembentukan entitas anak Kas neto digunakan untuk aktivitas investasi ARUS KAS DARI AKTIVITAS PENDANAAN Penerimaan dari utang bank dan pinjaman Pembayaran utang bank dan pinjaman Dividen kas dibagikan oleh entitas anak kepada kepentingan nonpengendali Penyetoran modal saham oleh kepentingan nonpengendali Perolehan saham treasuri Penerimaan dari penerbitan modal saham Pembayaran biaya penerbitan saham Penerimaan dari penerbitan obligasi konversi Pembayaran dividen Kas neto diperoleh dari aktivitas pendanaan (Penurunan) kenaikan kas dan setara kas Kas dan setara kas pada awal periode / tahun Kas dan setara kas pada akhir periode / tahun
0
2013
(dalam juta Rupiah) 31 Desember 2012 2011 2010 Audit
7.285.499 (6.516.296)
13.206.916 (11.704.349)
10.321.905 (9.042.189)
8.239.266 (7.861.572)
7.331.415 (7.142.330)
(460.620) (285.761) 50.072 (126.381) (144.062) (197.549) -
(463.903) (456.900) 68.819 (208.183) (227.862) 214.538 -
(508.778) (313.741) 29.807 (201.395) (65.193) 220.416 -
(376.215) (211.755) 21.721 (13.537) (73.857) (275.949) -
(24.416) (157.970) 29.902 (7.678) (78.185) (49.262) -
(781.233) (54.632) 4.758 -
(1.045.021) 48.035 -
(699.591) 7.642 -
(156.720) 10.973 (99.813)
(175.907) 777 -
(374.935) -
(1.341.384) -
(831.107)
(300.000) (1.671.921)
(95.433) 137.244 (60.500) (2.052.022)
(117.495) (764) (363.819)
(13.046) 35.239 (76.672)
4.413.570 (3.914.888)
5.397.841 (5.298.832)
1.879.640 (637.453)
981.342 (394.809)
428.248 -
(3)
(2.550)
(33.484)
(91.952)
(32.880)
510.000 (29) (21.736) 986.914
(129.470) 1.521.949 (120.612) 1.368.326
867.436 1.010.000 (228.810) 2.857.329
367.297 (325.000) 536.878
374.479 (600.000) 169.847
(41.742) 1.102.749 1.061.007
(89.057) 1.191.806 1.102.749
1.025.723 166.083 1.191.806
(102.890) 268.973 166.083
43.913 225.060 268.973
-
-
(15.000) 91.265
Sumber : Laporan Keuangan Perseroan
Selama periode 2010-2013, Perseroan mencatat kas neto tertinggi dari aktivitas operasi sebesar Rp 220,42 miliar pada tahun 2012 terutama karena adanya kenaikan pada Penerimaan kas dari pelanggan sebesar Rp 10,32 triliun. Pada tahun 2011, Perseroan mencatat kas neto yang digunakan untuk aktivitas operasi sebesar Rp 275,95 miliar terutama karena kenaikan pada Pembayaran kas untuk aktivitas operasional lainnya sebesar Rp 376,22 miliar. Hingga 30 Juni 2014, Perseroan telah mencatat kas neto yang digunakan untuk aktivitas operasi sebesar Rp 197,55 miliar.
31
Perseroan mencatat kas neto tertinggi yang digunakan untuk aktivitas investasi selama periode 2010-2013 pada tahun 2012 sebesar Rp 2,05 triliun terutama karena adanya Akuisisi entitas anak sebesar Rp 1,34 triliun. Hingga 30 Juni 2014, Perseroan telah mencatat kas neto yang digunakan untuk aktivitas investasi sebesar Rp 831,11 miliar terutama karena Perolehan asset tetap sebesar Rp 781,23 miliar. Selama periode 2010-2013, Perseroan mencatat kas neto tertinggi yang diperoleh dari aktivitas Pendanaan sebesar Rp 2,86 triliun pada tahun 2012 terutama karena adanya kenaikan pada Penerimaan dari utang bank dan pinjaman, dan Penerimaan dari penerbitan obligasi konversi. Hingga 30 Juni 2014, Perseroan telah mencatat kas neto yang diperoleh dari aktivitas Pendanaan sebesar Rp 986,91 miliar terutama karena Penerimaan dan pembayaran dari utang bank dan pinjaman serta adanya setoran modal. Tabel 2-19 : Rasio Keuangan 31 Desember 2011 2012
2010 Rasio Pertumbuhan* Pendapatan bersih Beban pokok pendapatan Laba kotor Laba usaha Laba komprehensif Jumlah Aset Aset lancar Aset tidak lancar Jumlah Liabilitas Jumlah Ekuitas
n/a n/a n/a n/a n/a n/a n/a n/a n/a n/a
30 Juni 2014
2013
Rata-rata 2010-2013
9,44% 8,05% 23,07% 12,92% 7,42% 40,92% 20,73% 64,93% 62,85% 12,57%
27,49% 20,85% 85,03% 123,46% 52,43% 250,18% 253,46% 247,33% 328,64% 103,53%
28,78% 29,44% 25,06% 20,77% 38,40% 23,71% 14,34% 32,01% -5,63% 139,20%
13,09% 13,10% 13,04% 8,75% 5,60% 15,71% 17,65% 14,21% 13,98% 18,40%
21,57% 19,12% 41,74% 44,98% 31,35% 82,76% 69,61% 96,29% 87,46% 76,31%
Rasio Vertikal Beban pokok pendapatan Laba kotor Laba usaha Laba komprehensif Aset lancar Aset tidak lancar Jumlah Liabilitas Jumlah Ekuitas
90,80% 9,20% 3,83% 3,24% 54,34% 45,66% 56,37% 43,63%
89,65% 10,35% 3,95% 3,18% 46,56% 53,44% 65,15% 34,85%
84,98% 15,02% 6,92% 3,80% 46,99% 53,01% 79,74% 20,26%
85,42% 14,58% 6,49% 4,08% 43,43% 56,57% 60,83% 39,17%
85,42% 14,58% 6,24% 3,81% 44,16% 55,84% 59,92% 40,08%
87,71% 12,29% 5,30% 3,57% 47,83% 52,17% 65,52% 34,48%
Rasio Profitabilitas Return on Equity Return on Assets
31,16% 13,60%
29,74% 10,36%
22,27% 4,51%
12,89% 5,05%
11,49% 4,61%
24,02% 8,38%
Rasio Solvabilitas Debt to Equity (x) Debt to Assets (x)
0,58 0,25
1,17 0,41
3,34 0,68
1,26 0,49
1,16 0,47
1,59 0,46
Rasio Likuiditas Rasio Lancar (x) Quick Ratio (x)
1,21 1,01
0,98 0,77
1,10 1,05
1,09 1,01
1,08 0,93
1,09 0,96
87 11 13 19
112 12 10 16
307 11 9 20
295 12 8 21
302 16 15 25
200 11 10 19
**
Rasio Aktivitas Perputaran Aset (hari) Perputaran Piutang usaha (hari) Perputaran Persediaan (hari) Perputaran Utang usaha (hari)
*) dihitung berdasarkan CAGR periode 2010-2013 **) berdasarkan informasi Perseroan Sumber : Laporan Keuangan Perseroan, diolah
Rasio Profitabilitas Rasio profitabilitas menunjukkan kemampuan perusahaan dalam mengelola aset-asetnya dengan tujuan akhir untuk mengoptimalkan pengembalian yang dapat diperoleh para penyedia modal (capital providers). Profitabilitas diukur dengan rasio imbal hasil ekuitas (return on equity/ROE) dan rasio imbal hasil aset (return on assets/ROA).
32
Selama periode 2010-2013, rata-rata rasio ROE Perseroan sebesar 24,02% per tahun. Sementara itu, rata-rata rasio ROA Perseroan sebesar 8,38% per tahun. Pada 30 Juni 2014, rasio ROE sebesar 11,49% dan rasio ROA sebesar 4,61%. Rasio Solvabilitas Rasio solvabilitas menggambarkan kemampuan perusahaan dalam membayar semua kewajiban (jangka pendek maupun jangka panjang). Solvabilitas Perseroan diukur dengan menggunakan debt to equity ratio dan debt to assets ratio. Perseroan mencatatkan rata-rata DER selama periode 2010-2013 sebesar 1,59x per tahun dan DAR sebesar 0,46x per tahun. Pada 30 Juni 2014, DER Perseroan sebesar 1,16x dan DAR sebesar 0,47x. Rasio Likuiditas Rasio likuiditas menunjukkan kemampuan perusahaan untuk membayar seluruh kewajibankewajibannya yang akan jatuh tempo. Likuiditas Perseroan diukur dengan menggunakan rasio lancar dan quick ratio. Rata-rata current ratio Perseroan selama periode 2010-2013 sebesar 1,09x per tahun dan ratarata quick ratio sebesar 0,96x per tahun. Pada 30 Juni 2014, current ratio Perseroan sebesar 1,08x dan quick ratio sebesar 0,93x. Rasio Aktivitas Rasio aktivitas menggambarkan kemampuan perusahaan dalam menggunakan aset-aset yang dimilikinya. Rasio aktivitas Perseroan diukur dengan rasio turnover. Selama periode 2010-2013, Perseroan mencatatkan rata-rata rasio perputaran aset selama 200 hari, rasio perputaran piutang usaha selama 11 hari, dan rasio perputaran persediaan selama 10 hari, dan rasio perputaran hutang selama 19 hari. Pada 30 Juni 2014, rasio perputaran aset selama 302 hari, rasio perputaran piutang selama 16 hari, rasio perputaran persediaan selama 15 hari, dan rasio perputaran hutang selama 25 hari. 2.2.2.2.
Jaminan Gadai Saham
Berdasarkan surat keterangan manajemen Perseroan tanggal 17 September 2014, MPM Global dan MPM Excelsior merupakan anak perusahaan langsung dan tidak langsung, yang dimiliki sepenuhnya oleh Perseroan yang didirikan hanya dalam rangka penerbitan surat utang dicatatkan di bursa efek Singapura untuk memenuhi ketentuan hukum negara Republik Singapura. MPM Global dan MPM Excelsior, merupakan perusahaan yang didirikan pada tanggal 1 September 2014, dan tidak memiliki kegiatan operasional lainnya selain dalam rangka penerbitan surat utang. Nilai MPM Global termasuk MPM Excelsior pada saat laporan Pendapat Kewajaran ini diterbitkan adalah sesuai dengan jumlah modal disetor sebesar USD 10.000 (Sepuluh Ribu Dolar Amerika Serikat).
33
2.2.2.3. Uji Kewajaran Tingkat Kupon dan Yield Dalam analisis kewajaran yield dan tingkat kupon Notes terdapat dua pendekatan penilaian yang umum digunakan, yaitu pendekatan pasar dan pendekatan pendapatan. Pendekatan pasar umumnya digunakan sebagai pendekatan utama dalam menentukan kewajaran yield dan tingkat kupon Notes, yaitu dengan menganalisis perbandingan yield dan tingkat kupon Notes terhadap notes/ surat utang pembanding yang ada di pasar. Dan pendekatan pendapatan digunakan sebagai pendekatan pembanding, dimana akan dibandingkan antara jumlah dana yang diperoleh dari hasil penerbitan Notes dengan nilai kini dari jumlah pembayaran pokok dan kupon oleh Perseroan pada saat Notes jatuh tempo. • Pendekatan pasar dilakukan dengan menganalisis asumsi tingkat kupon yang mengacu pada notes/surat utang sebanding yang diterbitkan dalam mata uang USD selama periode 2012 2014. Tabel 2-20: Notes/ Surat Utang Pembanding yang Terbit pada 2012 - 2014 Perusahaan Penerbit Star Energy Geothermal Wayang Windu Ltd Gajah Tunggal Tbk PT Berau Coal Energy Tbk PT Theta Capital Pte Ltd Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk PT Alam Synergy Pte Ltd Abja Investment Co Pte Ltd Golden Legacy Pte Ltd Flextronics International Ltd TBG Global Pte Ltd Alam Sutera International Private Ltd Alam Synergy Pte Ltd Ottawa Holdings Pte Ltd
Jumlah (Juta USD) --/B+/B2 350 B+/--/B2 500 BB-/--/B2 500 BB-/BB-/Ba3 150 BB+/BBB-/Baa3 500 B+/B+/B1 235 BB-/BB+/-500 BB-/--/B1 200 BB+/BBB-/Ba1 500 --/BB/Ba3 300 B+/--/B1 150 B+/B+/B1 225 BB-/--/B2 364 Rating
Kupon
Kurs
Maturity
6,125% 7,750% 7,250% 7,000% 2,950% 6,950% 4,850% 9,000% 4,625% 4,625% 10,750% 9,000% 5,875%
USD USD USD USD USD USD USD USD USD USD USD USD USD
27-Mar-20 06-Feb-18 13-Mar-17 11-Apr-22 28-Mar-18 27-Mar-20 31-Jan-20 24-Apr-19 15-Feb-20 03-Apr-18 27-Mar-17 29-Jan-19 16-Mei-18
Tanggal Penerbitan 28-Mar-13 06-Feb-13 13-Mar-12 11-Apr-14 28-Mar-13 27-Mar-13 31-Jul-14 24-Apr-14 28-Aug-2013 03-Apr-13 27-Mar-12 29-Jan-14 16-Mei-13
Harga pada Penerbitan 100 99,188 100 100 99,196 98,376 100 100 0 100 99,058 100 100
Harga
Yield
103,3 102,89 92,25 105,34 98,846 100,88 102,25 107,5 101 100,52 109 109 89,754
5,296% 6,777% 10,887% 5,860% 3,299% 6,579% 4,372% 7,060% 4,415% 4,463% 3,560% 6,579% 9,227%
Jenis Surat Utang Note Note Note Sr Note Sr Note Sr Note Sr Note Sr Note Sr Note Sr Note Sr Note Sr Note Note
Industri Listrik Karet Tambang Konstruksi Perbankan Konstruksi Baja Tekstil Elektronik Telekomunikasi Properti Konstruksi Telekomunikasi
Sumber : Thomson Reuters, 14 September 2014, diolah
Parameter yang digunakan dalam pemilihan notes/surat utang pembanding yang memiliki karakteristik menyerupai Notes yang akan diterbitkan oleh Perseroan melalui MPM Global, antara lain yaitu: - Ratings: Notes yang diterbitkan memperoleh rating B+ dari Standard & Poor’s dan BBdari Fitch Ratings. Untuk tujuan analisis, kami menggunakan notes/ surat utang pembanding dengan rating dalam kisaran B- hingga BB+; - Jangka waktu jatuh tempo. Notes memiliki jatuh tempo pada tahun 2019, sehingga memiliki jangka waktu jatuh tempo selama 5 tahun sejak diterbitkan yaitu tahun 2014. Untuk tujuan analisis, kami menggunakan notes/ surat utang pembanding dengan sisa jangka waktu jatuh tempo antara 4 hingga 8 tahun sejak tahun 2014. Berdasarkan parameter tersebut, notes/ surat utang yang memiliki karakteristik yang sama dengan Notes yang akan diterbitkan oleh Perseroan melalui MPM Global adalah :
34
Tabel 2-21: Notes/ Surat Utang Pembanding dengan Karakteristik yang Sama dengan Notes yang Diterbitkan pada 2012 –2014 Perusahaan Penerbit Star Energy Geothermal Wayang Windu Ltd Gajah Tunggal Tbk PT Theta Capital Pte Ltd Alam Synergy Pte Ltd Abja Investment Co Pte Ltd Golden Legacy Pte Ltd Alam Synergy Pte Ltd Ottawa Holdings Pte Ltd
Rating --/B+/B2 B+/--/B2 BB-/BB-/Ba3 B+/B+/B1 BB-/BB+/-BB-/--/B1 B+/B+/B1 BB-/--/B2
Jumlah (Juta USD) 350 500 150 235 500 200 225 364
Kupon 6,125% 7,750% 7,000% 6,950% 4,850% 9,000% 9,000% 5,875%
Kurs
Maturity
USD USD USD USD USD USD USD USD
27-Mar-20 06-Feb-18 11-Apr-22 27-Mar-20 31-Jan-20 24-Apr-19 29-Jan-19 16-Mei-18
Tanggal Penerbitan 28-Mar-13 06-Feb-13 11-Apr-14 27-Mar-13 31-Jul-14 24-Apr-14 29-Jan-14 16-Mei-13
Harga pada Penerbitan 100 99,188 100 98,376 100 100 100 100
Harga 103,3 102,89 105,34 100,88 102,25 107,5 109 89,754 Max Min
Yield 5,296% 6,777% 5,860% 6,579% 4,372% 7,060% 6,579% 9,227% 9,227% 4,372%
Jenis Surat Utang Note Note Sr Note Sr Note Sr Note Sr Note Sr Note Note
Industri Listrik Karet Konstruksi Konstruksi Baja Tekstil Konstruksi Telekomunikasi
Sumber : Thomson Reuters, 14 September 2014, diolah
Berdasarkan tabel di atas, terlihat bahwa notes/ surat utang pembanding yang memiliki rating yang serupa yang diberikan oleh lembaga internasional kepada Perseroan adalah Star Energy Geothermal Wayang Windu Ltd, PT Gajah Tunggal Tbk, Theta Capital Pte Ltd, Alam Synergy Pte Ltd, Abja Investment Co Pte Ltd, Golden Legacy Pte Ltd, dan Ottawa Holding Pte Ltd. Berdasarkan pendekatan pasar, tingkat kupon yang diberikan yaitu sebesar 6,750% dengan yield to maturity pada saat penerbitan sebesar 6,750% adalah wajar karena berada di dalam kisaran yield notes/ surat utang pembanding dengan rating yang serupa dan sisa jangka waktu jatuh tempo antara 4 hingga 8 tahun sejak tahun 2014. Dengan volatilitas pasar saat ini, kami berpendapat tingkat yield adalah wajar karena tingkat yield berada dalam kisaran tingkat yield dari notes/surat utang pembanding, yaitu minimum sebesar 4,372% hingga maksimum sebesar 9,227%. • Pendekatan pendapatan dilakukan dengan menghitung Net Present Value (NPV) dari jumlah
penerimaan dana sebagai hasil dari penerbitan pokok Notes sebesar USD 200 juta, tingkat kupon tetap sebesar 6,750%, dengan jangka waktu 5 tahun dan jatuh tempo pada tahun 2019 serta pembayaran kupon dari pokok Notes sampai dengan saat jatuh tempo dengan tingkat diskonto berdasarkan tingkat yield maksimum dan minimum dari notes/ surat utang pembanding di pasar. Perhitungan NPV dengan menggunakan minimum yield : (dalam USD) Tanggal 19-Sep-14
Par Value Max. Price at issuance (exclude accrued interest) Proceed Coupon Payment Principal Payment Cash inflow (outflow ) Discount factor Present Value Cashflow Net Present Value
19-Sep-15
19-Sep-16
19-Sep-17
19-Sep-18
19-Sep-19
200.000.000,00 110,477% 220.953.411,94
220.953.411,94 1,00 220.953.411,94 -
(13.500.000,00)
(13.500.000,00)
(13.500.000,00)
(13.500.000,00)
(13.500.000,00) 0,96 (12.934.503,51)
(13.500.000,00) 0,92 (12.392.694,89)
(13.500.000,00) 0,88 (11.873.581,89)
(13.500.000,00) 0,84 (11.376.213,82)
(13.500.000,00) (200.000.000,00) (213.500.000,00) 0,81 (172.376.417,84)
Keterangan : Jumlah pokok Notes Tingkat kupon Discount Rate
: USD 200 juta : 6,750% : 4,372%, rata-rata yield minimum dari notes/ surat utang pembanding Estimasi harga maksimum saat penerbitan : 110,477%
35
Perhitungan NPV dengan menggunakan maksimum yield : (dalam USD) Tanggal 19-Sep-14
Par Value Min. Price at issuance (exclude accrued interest) Proceed Coupon Payment Principal Payment Cash inflow (outflow ) Discount factor Present Value Cashflow Net Present Value
19-Sep-15
19-Sep-16
19-Sep-17
19-Sep-18
19-Sep-19
200.000.000,00 90,422% 180.843.629,35
180.843.629,35 1,00 180.843.629,35 -
Keterangan : Jumlah pokok Notes Tingkat kupon Discount Rate Estimasi Harga Minimum saat penerbitan
(13.500.000,00)
(13.500.000,00)
(13.500.000,00)
(13.500.000,00)
(13.500.000,00) 0,92 (12.359.581,42)
(13.500.000,00) 0,84 (11.315.500,22)
(13.500.000,00) 0,77 (10.359.618,24)
(13.500.000,00) 0,70 (9.484.484,83)
(13.500.000,00) (200.000.000,00) (213.500.000,00) 0,64 (137.324.444,65)
: USD 200 juta : 6,750% : 9,227%, rata-rata yield maksimum dari notes/ surat utang pembanding : 90,422%
Berdasarkan pendekatan pendapatan, penerbitan Notes adalah wajar karena yield to maturity Notes pada saat penerbitan adalah berada dalam kisaran minimum yield 4,372% sampai dengan maksimum yield 9,227%, dengan harga pada saat penerbitan sebesar 100,000% adalah wajar karena berada dalam kisaran estimasi harga minimum sebesar 90,422% hingga estimasi harga maksimum sebesar 110,477%.
36
2.2.2.4. Uji Nilai Tambah Analisis uji nilai tambah Rencana Transaksi dilakukan dengan melakukan (i) analisis terhadap Laporan Keuangan Konsolidasian proforma Perseroan (ii) analisis kinerja keuangan Perseroan tanpa dan dengan dilaksanakannya Rencana Transaksi (iii) analisis solvabilitas Perseroan. 1.
Analisis terhadap Laporan Keuangan Konsolidasian proforma Perseroan, yang telah disiapkan oleh Manajemen Perseroan per tanggal 30 Juni 2014: Tabel 2-22 : Laporan Posisi Keuangan Konsolidasian Proforma (dalam juta Rupiah) Interim 30 Juni 2014
Penyesuaian 30 Juni 2014
Proforma 30 Juni 2014
ASET ASET LANCAR Kas dan setara kas Kas yang dibatasi penggunaannya Piutang usaha dari pihak ketiga Piutang pembiayaan konsumen dari pihak ketiga
1.061.007
349.102
1.410.109
27.783
-
27.783
842.331
-
842.331 1.952.300
1.952.300
-
Piutang sewa pembiayaan dari pihak ketiga
602.468
-
602.468
Piutang non-usaha dari pihak ketiga Persediaan
289.536
-
289.536
775.513
-
775.513
54.750
-
54.750
127.840
-
127.840
5.733.528
349.102
6.082.630
1.682.419
-
1.682.419
568.251
-
568.251
39.606
-
39.606
518.494
-
518.494
Pajak pertambahan nilai dibayar dimuka Pembayaran dimuka lainnya JUMLAH ASET LANCAR ASET TIDAK LANCAR Piutang pembiayaan konsumen dari pihak ketiga Piutang sewa pembiayaan dari pihak ketiga Investasi pada entitas asosiasi Deposit jaminan Pajak penghasilan yang dapat dikembalikan
3.142
-
3.142
23.091
-
23.091
Aset tetap, bersih
3.101.316
-
3.101.316
Goodwill
1.163.066
-
1.163.066
Aset tak berwujud lainnya
30.468
-
30.468
Uang muka pembelian aset tetap
54.632
-
54.632
Aset pajak tangguhan
Aset tidak lancar lainnya JUMLAH ASET TIDAK LANCAR JUMLAH ASET
64.703
-
64.703
7.249.189
-
7.249.189
12.982.716
349.102
13.331.818
Sumber : Manajemen Perseroan
37
Tabel 2-23 : Laporan Posisi Keuangan Konsolidasian Proforma (Lanjutan) (dalam juta Rupiah) Interim 30 Juni 2014
Penyesuaian 30 Juni 2014
Proforma 30 Juni 2014
LIABILITAS DAN EKUITAS LIABILITAS JANGKA PENDEK Utang bank jangka pendek
1.036.033
(922.233)
113.800
Utang usaha ke pihak ketiga
1.146.465
-
1.146.465 299.786
Utang lainnya
299.786
-
Utang pajak
41.195
-
41.195
Beban akrual
146.734
-
146.734
2.642.806
(922.233)
2.642.806
5.313.019
2.358.385
(1.156.772)
1.201.613
-
2.393.800
2.393.800
Pinjaman jangka panjang yang jatuh tempo dalam setahun JUMLAH LIABILITAS JANGKA PENDEK
4.390.786
LIABILITAS JANGKA PANJANG Pinjaman jangka panjang, setelah dikurangi bagian yang jatuh tempo dalam setahun Utang obligasi Liabilitas imbalan kerja
92.515
-
92.515
Liabilitas pajak tangguhan
15.685
15.685
2.466.585
1.237.028
3.703.613
2.231.482
-
2.231.482
1.445.115
-
1.445.115
JUMLAH LIABILITAS JANGKA PANJANG
EKUITAS Modal saham, nilai nominal Rp 500 (Rupiah penuh) per saham: Modal dasar: 10.000.000 saham Modal ditempatkan dan disetor: 4.462.963.276 saham Tambahan modal disetor Saham treasuri
(129.499)
-
(129.499)
Komponen ekuitas lainnya
(244.148)
-
(244.148)
105.298 1.073.832
34.307 -
1.073.832
4.482.080
34.307
4.516.387
721.032 5.203.112
34.307
5.237.419
12.982.716
349.102
13.331.818
Saldo laba: Telah ditentukan penggunaannya Belum ditentukan penggunaannya Ekuitas yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk Kepentingan nonpengendali JUMLAH EKUITAS JUMLAH LIABILITAS DAN EKUITAS
139.605
721.032
Sumber : Manajemen Perseroan
38
Tabel 2-24 : Laporan Laba Rugi Komprehensif Konsolidasian Proforma (dalam juta Rupiah) Interim 30 Juni 2014
Penyesuaian 30 Juni 2014
Proforma 30 Juni 2014
7.847.676
-
7.847.676
Beban pokok pendapatan
(6.703.870)
-
(6.703.870)
Laba bruto
1.143.806
-
1.143.806
Pendapatan neto
(673.738)
-
(673.738)
Pendapatan lainnya
27.817
-
27.817
Beban lainnya
(7.962)
0
Beban usaha
Laba usaha Pendapatan keuangan Biaya keuangan
489.923
0
(7.962) 489.923
50.073
-
50.073
(126.381)
0
(126.381)
Biaya keuangan dari utang obligasi
-
(89.768)
(89.768)
Simpanan dari biaya keuangan dari utang yang sudah dibayarkan
-
117.213
117.213
2.206
-
2.206
415.821
27.446
443.267
(112.373)
(112.373)
-
6.861
303.448
34.307
Bagian atas laba entitas asosiasi Laba sebelum pajak penghasilan Beban pajak penghasilan Efek pada pajak dari tambahan dan simpanan biaya keuangan Laba periode berjalan
6.861 337.755
Sumber : Manajemen Perseroan
Berikut adalah analisis singkat atas Laporan Keuangan Konsolidasian Proforma Perseroan per 30 Juni 2014 setelah Rencana Transaksi: •
Secara keseluruhan proforma aset Perseroan setelah Rencana Transaksi meningkat sebesar 2,69%. Peningkatan ini berasal dari jumlah Kas dan Setara Kas yang meningkat sehubungan dengan Rencana Transaksi.
•
Dari sisi liabilitas, proforma liabilitas jangka pendek Perseroan setelah Rencana Transaksi menurun sebesar 17,36% yang berasal dari penurunan akun Utang Bank Jangka Pendek. Namun, proforma liabilitas jangka panjang Perseroan mengalami peningkatan sebesar 50,15%, terutama berasal dari penerbitan Notes. Secara keseluruhan, proforma liabilitas Perseroan setelah Rencana Transaksi meningkat sebesar 4,05%.
•
Proforma ekuitas Perseroan setelah Rencana Transaksi mengalami peningkatan sebesar 0,66% yang berasal dari laba yang diperoleh sehubungan dengan Rencana Transaksi.
•
Secara keseluruhan proforma laba rugi Perseroan setelah Rencana Transaksi meningkat sebesar 11,31%. Peningkatan ini terutama berasal dari simpanan atas biaya keuangan dari utang yang sudah dilunasi.
Berdasarkan analisis Laporan Keuangan Konsolidasian Proforma, dengan dilakukannya Rencana Transaksi, aset dan liabilitas Perseroan secara keseluruhan mengalami peningkatan yang berasal dari peningkatan akun Kas dan Setara Kas, dan Liabilitas Jangka Panjang akibat dilaksanakannya Rencana Transaksi. Ekuitas Perseroan juga mengalami peningkatan dari laba yang diperoleh sehubungan dengan Rencana Transaksi. Secara keseluruhan proforma laba rugi Perseroan mengalami peningkatan, terutama berasal dari simpanan atas biaya keuangan dari utang yang sudah dilunasi.
39
2. Analisis Kinerja Keuangan Perseroan Tanpa dan Dengan Rencana Transaksi Analisis nilai tambah dilakukan dengan menganalisis proyeksi keuangan Perseroan tanpa dan dengan Rencana Transaksi. 25 : Tabel 2-26 : Proyeksi Laporan Laba (Rugi) Konsolidasian Tanpa dan Dengan Rencana Transaksi (dalam miliar Rupiah)
Pendapatan bersih
2014 16.778
2015 21.471
31 Desember 2016 2017 27.301 31.220
Beban Pokok Pendapatan
(14.283)
(18.427)
(23.486)
PROYEKSI TANPA RENCANA TRANSAKSI
(26.830)
2018 34.703
2019 38.043
(29.653)
(32.439)
LABA KOTOR
2.494
3.044
3.815
4.390
5.051
5.603
Beban Usaha Pendapatan lainnya
(1.573) 51
(1.940) 51
(2.481) 58
(2.894) 121
(3.314) 155
(3.736) 92
1.155
1.392
1.617
1.892
1.959
LABA USAHA
972
Pendapatan keuangan Biaya keuangan Other non Operating income
104 (246) 2
80 (181) 8
LABA SEBELUM PAJAK
832
Beban pajak penghasilan
(228)
1.062 (298)
LABA SETELAH PAJAK PENGHASILAN Kepentingan Non Pengendali LABA KOMPREHENSIF PROYEKSI DENGAN RENCANA TRANSAKSI Pendapatan bersih
604 (60) 544
764 (94) 670
2014 16.998
Beban Pokok Pendapatan
84 (195) 3 1.283 (353)
106 (260) 3 1.465
144 (297) 3 1.743
182 (309) 4 1.836
(397)
(462)
(480)
1.280 (167) 1.113
1.356 (193) 1.163
2015 22.011
930 1.069 (121) (143) 809 926 31 Desember 2016 2017 28.023 32.122
2018 35.866
2019 39.807
(14.429)
(18.780)
(23.965)
(27.429)
(30.389)
(33.479)
LABA KOTOR
2.570
3.230
4.059
4.693
5.477
6.328
Beban Usaha Pendapatan lainnya
(1.594) 51
(1.991) 51
(2.547) 58
(2.979) 121
(3.422) 155
(3.900) 92
LABA USAHA
1.027
1.290
1.570
1.835
2.210
2.519
Pendapatan keuangan Biaya keuangan Other non Operating income
96 (275) 2
148 (372) 8 1.074
173 (445) 3 1.301
200 (531) 3 1.508
250 (606) 3 1.857
218 (645) 4
LABA SEBELUM PAJAK
849
Beban pajak penghasilan
(237)
(297)
(353)
(403)
(485)
2.096 (543)
LABA SETELAH PAJAK PENGHASILAN Kepentingan Non Pengendali LABA KOMPREHENSIF
612 (60) 552
777 (94) 683
948 (121) 827
1.105 (143) 962
1.371 (167) 1.204
1.553 (193) 1.359
Sumber : Manajemen Perseroan
40
Tabel 2-27 : Proyeksi Laporan Posisi Keuangan Konsolidasian Tanpa dan Dengan Rencana Transaksi (dalam miliar Rupiah) PROYEKSI TANPA RENCANA TRANSAKSI
2014
2015
31 Desember 2016 2017
2018
2019
ASET Aset Lancar Kas dan setara kas Deposito berjangka Piutang usaha Piutang premi Piutang sewa pembiayaan Piutang pembiayaan konsumen Piutang lain-lain Uang muka dan pembayaran Persediaan Aset lancar lainnya
1.388 145 620 21 1.167 4.163 331 31 542 311
1.249 80 780 33 1.338 5.383 418 160 928 331
1.468 90 949 48 1.492 6.173 490 177 1.337 354
1.668 250 1.064 60 1.615 6.835 551 193 1.534 365
1.921 470 1.169 72 1.816 7.706 618 206 1.622 380
2.197 615 1.277 85 2.075 8.767 699 235 1.823 398
Jumlah Aset Lancar
8.719
10.699
12.577
14.135
15.980
18.171
Aset Tidak Lancar Piutang pembiayaan konsumen Piutang sewa pembiayaan Investasi pada entitas asosiasi Deposit jaminan Pajak yang dapat dikembalikan Aset pajak tangguhan Aset tetap Goodwill Aset tak berwujud lainnya Uang muka pembelian aset tetap Aset tidak lancar lainnya
39 556 52 2.519 1.140 24 64 197
39 675 61 2.917 1.140 12 101 240
39 807 72 3.196 1.140 161 315
39 945 82 3.624 1.140 167 407
39 1.089 94 4.181 1.140 172 514
39 1.240 108 4.433 1.140 179 634
4.591 13.311
5.186 15.885
5.730 18.308
6.404 20.539
7.230 23.210
7.774 25.945
Jumlah Aset Tidak Lancar JUMLAH ASET
PROYEKSI DENGAN RENCANA TRANSAKSI ASET Aset Lancar Kas dan setara kas Deposito berjangka Piutang usaha Piutang premi Piutang sewa pembiayaan Piutang pembiyaan konsumen Piutang lain-lain Uang muka dan pembayaran Persediaan Aset lancar lainnya
2014
2015
31 Desember 2016 2017
2018
2019
1.657 445 647 21 1.167 4.163 331 31 542 311
1.627 530 847 33 1.338 5.383 418 160 928 331
1.980 610 1.039 48 1.492 6.173 490 177 1.338 354
2.244 640 1.177 60 1.615 6.835 551 193 1.535 365
2.628 1.005 1.307 72 1.816 7.706 618 206 1.623 380
2.980 815 1.472 85 2.075 8.767 699 235 1.824 398
Jumlah Aset Lancar
9.316
11.594
13.700
15.215
17.361
19.351
Aset Tidak Lancar Piutang pembiayaan konsumen Piutang sewa pembiayaan Investasi pada entitas asosiasi Deposit jaminan Pajak yang dapat dikembalikan Aset pajak tangguhan Aset tetap Goodwill Aset tak berwujud lainnya Uang muka pembelian aset tetap Aset tidak lancar lainnya
39 556 52 3.569 1.140 24 64 197
39 675 61 4.408 1.140 12 101 240
39 807 72 4.802 1.140 161 315
39 945 82 5.362 1.140 167 407
39 1.089 94 6.389 1.140 172 514
39 1.240 108 7.769 1.140 179 634
5.642 14.958
6.677 18.271
7.336 21.036
8.142 23.357
9.438 26.800
11.110 30.460
Jumlah Aset Tidak Lancar JUMLAH ASET
Sumber : Manajemen Perseroan
41
Tabel 2-28 : Proyeksi Laporan Posisi Keuangan Konsolidasian Tanpa dan Dengan Rencana Transaksi (Lanjutan) (dalam miliar Rupiah) PROYEKSI TANPA RENCANA TRANSAKSI LIABILITAS DAN EKUITAS Liabilitas Jangka Pendek Utang bank jangka pendek Utang usaha Utang lainnya Utang pajak Beban akrual Pendapatan diterima dimuka Liabilitas lain-lain
2014
2015
31 Desember 2016 2017
2018
2019
302 952 179 3 134 81 309
213 1.051 272 3 150 140 477
213 1.303 288 3 188 220 552
213 1.227 331 3 227 302 616
94 1.339 353 4 260 387 674
4 1.430 376 5 288 474 742
Jumlah Liabilitas Jangka Pendek
1.959
2.307
2.769
2.920
3.112
3.320
Liabilitas Jangka Panjang Pinjaman jangka panjang Obligasi Liabilitas imbalan kerja Liabilitas pajak tangguhan Liabilitas lain-lain
5.563 36 38 202
6.968 44 32 190
7.893 53 26 219
8.799 62 26 241
9.889 72 26 264
10.952 82 26 286
Jumlah Liabilitas Jangka Panjang
5.838
7.235
8.190
9.127
10.251
11.347
EKUITAS Modal saham Komponen ekuitas lainnya Saldo laba Kepentingan nonpengendali
3.575 (263) 1.439 762
3.575 (197) 2.109 856
3.575 (122) 2.918 977
3.575 (47) 3.844 1.120
3.575 28 4.957 1.287
3.575 103 6.120 1.480
9.847 23.210
11.278 25.945
JUMLAH EKUITAS JUMLAHL LIABILITAS DAN EKUITAS
PROYEKSI DENGAN RENCANA TRANSAKSI LIABILITAS DAN EKUITAS Liabilitas Jangka Pendek Utang bank jangka pendek Utang usaha Utang lainnya Utang pajak Beban akrual Pendapatan diterima dimuka Liabilitas lain-lain
5.513 13.311
2014
6.343 15.885
2015
7.348 18.308
8.492 20.539
31 Desember 2016 2017
2018
2019
92 957 179 3 134 81 309
3 1.064 272 3 150 140 477
3 1.320 288 3 188 220 552
3 1.248 331 3 227 302 616
4 1.365 353 4 260 387 674
4 1.466 376 5 288 474 743
Jumlah Liabilitas Jangka Pendek
1.755
2.110
2.576
2.732
3.048
3.356
Liabilitas Jangka Panjang Pinjaman jangka panjang Obligasi Konversi Liabilitas imbalan kerja Liabilitas pajak tangguhan Liabilitas lain-lain
5.070 2.336 36 38 202
7.183 2.347 44 32 191
8.415 2.360 53 26 220
9.356 2.373 62 26 241
10.987 2.388 72 26 265
12.733 2.336 82 26 287
Jumlah Liabilitas Jangka Panjang
7.681
9.797
11.073
12.058
13.738
15.463
EKUITAS Modal saham Komponen ekuitas lainnya Saldo laba Kepentingan nonpengendali
3.575 (263) 1.447 762
3.575 (197) 2.130 856
3.575 28 5.123 1.287
3.575 103 6.482 1.480
10.013 26.800
11.641 30.460
JUMLAH EKUITAS JUMLAH LIABILITAS DAN EKUITAS
5.521 14.958
6.365 18.271
3.575 (122) 2.957 977 7.387 21.036
3.575 (47) 3.919 1.120 8.567 23.357
Sumber : Manajemen Perseroan
42
Tabel 2-29 : Rasio Proyeksi Laporan Keuangan Tanpa dan Dengan Rencana Transaksi RASIO TANPA RENCANA TRANSAKSI Rasio Pertumbuhan* Pendapatan Beban Pokok Pendapatan Laba Kotor Laba Usaha Laba Komprehensif Aset Liabilitas Ekuitas
2014
2015
31 Desember 2016 2017
2018
2019
Rata-rata 2014-2019
22,54% 20,62% 34,82% 6,67% 4,66% 18,63% 14,24% 25,45%
27,97% 29,01% 22,05% 18,84% 23,24% 19,34% 22,37% 15,06%
27,15% 27,46% 25,30% 20,48% 20,70% 15,25% 14,86% 15,84%
14,36% 14,24% 15,09% 16,16% 14,38% 12,19% 9,92% 15,56%
11,16% 10,52% 15,05% 17,02% 20,23% 13,01% 10,93% 15,96%
9,62% 9,40% 10,94% 3,54% 4,52% 11,78% 9,75% 14,54%
22,68% 22,33% 24,81% 16,54% 17,48% 18,25% 16,53% 20,74%
85,13% 14,87% 5,79% 3,24% 58,58% 41,42%
85,82% 14,18% 5,38% 3,12% 60,07% 39,93%
86,03% 13,97% 5,10% 2,96% 59,86% 40,14%
85,94% 14,06% 5,18% 2,96% 58,65% 41,35%
85,45% 14,55% 5,45% 3,21% 57,57% 42,43%
85,27% 14,73% 5,15% 3,06% 56,53% 43,47%
85,61% 14,39% 5,34% 3,09% 58,55% 41,45%
9,87% 4,09%
10,57% 4,22%
11,01% 4,42%
10,90% 4,51%
11,30% 4,79%
10,31% 4,48%
10,66% 4,42%
Rasio Solvabilitas Debt to Equity Debt to Assets
0,93 0,39
1,13 0,45
1,14 0,46
1,05 0,43
1,08 0,46
1,10 0,48
1,07 0,44
Rasio Likuiditas Rasio Lancar Quick Ratio
4,45 4,17
4,64 4,24
4,54 4,06
4,84 4,45
5,14 4,74
5,47 5,06
4,85 4,45
Rasio Aktivitas Perputaran Aset (hari) Perputaran Piutang (hari) Perputaran Persediaan (hari) Perputaran Utang (hari)
290 14 14 24
270 14 18 21
245 14 21 21
240 14 15 17
244 14 15 17
249 14 15 16
256 14 17 19
Rasio Vertikal Beban Pokok Pendapatan Laba Kotor Laba Usaha Laba Komprehensif Liabilitas Ekuitas Rasio Profitabilitas Return on Equity Return on Assets
43
RASIO DENGAN RENCANA TRANSAKSI Rasio Pertumbuhan* Pendapatan Beban Pokok Pendapatan Laba Kotor Laba Usaha Laba Komprehensif Aset Liabilitas Ekuitas
2014
2015
31 Desember 2016 2017
2018
2019
Rata-rata 2014-2019
24,15% 21,85% 38,91% 12,67% 6,24% 33,31% 38,25% 25,64%
29,49% 30,16% 25,70% 25,67% 23,77% 22,15% 26,18% 15,28%
27,32% 27,61% 25,65% 21,69% 20,99% 15,14% 14,64% 16,07%
14,63% 14,46% 15,63% 16,89% 16,32% 11,03% 8,36% 15,97%
11,65% 10,79% 16,71% 20,41% 25,15% 14,74% 13,50% 16,88%
10,99% 10,17% 15,54% 14,00% 12,92% 13,66% 12,11% 16,25%
23,79% 23,10% 27,88% 22,56% 21,20% 22,11% 22,49% 21,51%
Rasio Vertikal Beban Pokok Pendapatan Laba Kotor Laba Usaha Laba Komprehensif Liabilitas Ekuitas
84,88% 15,12% 6,04% 3,25% 63,09% 36,91%
85,32% 14,68% 5,86% 3,11% 65,17% 34,83%
85,52% 14,48% 5,60% 2,95% 64,88% 35,12%
85,39% 14,61% 5,71% 2,99% 63,32% 36,68%
84,73% 15,27% 6,16% 3,36% 62,64% 37,36%
84,10% 15,90% 6,33% 3,41% 61,78% 38,22%
84,99% 15,01% 5,95% 3,18% 63,48% 36,52%
Rasio Profitabilitas Return on Equity Return on Assets
10,00% 3,69%
10,74% 3,74%
11,19% 3,93%
11,23% 4,12%
12,02% 4,49%
11,68% 4,46%
11,14% 4,07%
Rasio Solvabilitas Debt to Equity Debt to Assets
1,36 0,50
1,50 0,52
1,46 0,51
1,37 0,50
1,34 0,50
1,29 0,49
1,39 0,51
Rasio Likuiditas Rasio Lancar Quick Ratio
5,31 5,00
5,50 5,06
5,32 4,80
5,57 5,15
5,70 5,29
5,77 5,36
5,53 5,11
Rasio Aktivitas Perputaran Aset (hari) Perputaran Piutang (hari) Perputaran Persediaan (hari) Perputaran Utang (hari)
321 14 14 24
303 14 18 21
274 14 20 20
265 13 15 17
273 13 15 16
279 14 15 16
286 14 16 19
Berikut ini adalah analisis laporan keuangan Perseroan tanpa Rencana Transaksi dan dengan dilaksanakannya Rencana Transaksi periode 2014-2019: •
•
• • •
• •
Rata-rata pertumbuhan Pendapatan Perseroan mengalami peningkatan dengan dilaksanakannya Rencana Transaksi, dari 22,68% menjadi 23,79% per tahun. Hal tersebut disebabkan meningkatnya penjualan mobil Nissan dan Datsun. Rata-rata pertumbuhan Beban Pokok Pendapatan Perseroan mengalami peningkatan dengan dilaksanakannya Rencana Transaksi, dari 22,33% menjadi 23,10% per tahun. Peningkatan ini sejalan dengan meningkatnya penjualan. Margin Laba Kotor Perseroan mengalami peningkatan, yaitu dari rata-rata 14,39% menjadi 15,01% per tahun. Rata-rata margin Laba Bersih Perseroan mengalami peningkatan dengan dilaksanakannya Rencana Transaksi, dari 3,09% menjadi 3,18% per tahun. Rata-rata pertumbuhan Aset Perseroan mengalami peningkatan dengan dilaksanakannya Rencana Transaksi, dari 18,25% menjadi 22,11% per tahun. Rata-rata pertumbuhan Liabilitas Perseroan mengalami peningkatan dengan dilaksanakannya Rencana Transaksi, dari 16,53% menjadi 22,49% per tahun. Peningkatan tersebut dikarenakan penerbitan surat utang yang dilakukan oleh Perseroan. Rata-rata pertumbuhan Ekuitas Perseroan mengalami peningkatan dengan dilaksanakannya Rencana Transaksi, dari 20,74% menjadi 21,51% per tahun. Rata-rata rasio Profitabilitas Perseroan diukur dengan Return on Equity (ROE) dan Return on Asset (ROA). Rata-rata ROE meningkat dari 10,66% menjadi 11,14% per tahun, sedangkan ROA mengalami penurunan yaitu dari 4,42% menjadi 4,07% per tahun.
3. Analisis Solvabilitas Perseroan 44
Analisis tingkat solvabilitas Perseroan atas penerbitan surat utang dilakukan dengan menganalisis Interest Coverage Ratio (“ICR”) dan Debt Service Coverage Ratio (“DSCR”) selama proyeksi keuangan Perseroan periode 2014-2019 . Interest Coverage Ratio, yaitu rasio yang digunakan untuk mengetahui kemampuan laba sebelum beban bunga dan pajak untuk membayar bunga pinjaman yang harus dibayarkan. Debt Service Coverage Ratio, yaitu rasio kas yang tersedia untuk pembayaran beban bunga dan hutang pokok . Formula yang digunakan untuk mengukur interest coverage ratio adalah: =
Formula yang digunakan untuk mengukur Debt Service Coverage Ratio adalah: =
Tabel 2-30 : Interest Coverage Ratio dan Debt Service Coverage Ratio Perseroan Periode 2010 – 2019 (dalam miliar Rupiah)
Laba usaha EBITDA Pembayaran hutang Beban keuangan Interest Coverage Ratio (x) Debt Service Coverage Ratio (x) Rata-rata Intersest Coverage Ratio (x)*) Rata-rata Debt Service Coverage Ratio (x)
2010 296 329 469 6 48,70 0,69
Historis 2011 334 561 395 11 29,95 1,38
2012 746 988 637 201 3,70 1,18
2013 901 1.175 5.299 208 4,33 0,21 4,02 0,70
2014 1.027 1.452 5.030 275 3,73 0,27
2015 1.290 1.825 954 372 3,47 1,38
Proyeksi 2016 2017 1.570 1.835 2.225 2.590 962 1.339 445 531 3,53 3,46 1,58 1,38
2018 2.210 3.100 1.282 606 3,65 1,64
2019 2.519 3.624 3.574 645 3,90 0,86 3,62 1,19
*)Rata-rata 2012-2013 Sumber : Manajemen Perseroan, diolah
Dengan tingkat kupon Notes sebesar 6,750%, rata-rata ICR pada periode proyeksi menunjukkan penurunan yaitu dari 3,73x di tahun 2014 menjadi 3,90x di tahun 2019. Dengan membandingkan rata-rata ICR pada periode proyeksi dengan rata-rata ICR historis, terlihat bahwa rata-rata ICR pada periode proyeksi sebesar 3,62x per tahun, lebih rendah dari ratarata ICR historis yaitu sebesar 4,02x. Kami menggunakan rata-rata historis ICR tahun 2012-2013 dikarenakan pada tahun tersebut terdapat peningkatan dari beban bunga seiring dengan peningkatan hutang jangka panjang dan penerbitan surat utang yang dilakukan Perseroan pada tahun 2012. Rata-rata ICR pada periode proyeksi sebesar 3,62x per tahun, lebih rendah dibandingkan dengan rata-rata ICR historis yang mencapai 4,02x per tahun. Hal tersebut dikarenakan terdapat peningkatan beban bunga selama periode proyeksi sehubungan dengan Rencana Transaksi. Walaupun ICR pada periode proyeksi lebih rendah jika dibandingkan dengan ICR historis namun diproyeksikan Laba Usaha Perseroan memiliki kemampuan untuk membayar beban bunga. Rata-rata DSCR pada periode proyeksi menunjukkan peningkatan yaitu dari 0,27x pada tahun 2014 hingga mencapai 0,86x pada tahun 2019. Dengan membandingkan rata-rata DSCR pada periode proyeksi dengan rata-rata DSCR historis, rata-rata DSCR pada periode proyeksi lebih tinggi, yaitu sebesar 1,19x per tahun dibandingkan dengan rata-rata DSCR historis yaitu sebesar 0,70x per tahun. Hal tersebut menunjukkan arus kas Perseroan dapat membayar hutang pokok dan beban bunganya.
45
3
KESIMPULAN ATAS KEWAJARAN RENCANA TRANSAKSI
1.
Analisis Kualitatif a) Pihak-pihak yang terkait dalam Rencana Transaksi adalah Perseroan, MPM Global, MPM Excelsior, Deutsche Bank, Anak Perusahaan Penjamin, serta investor yang berdasarkan keterangan manajemen Perseroan, adalah bukan merupakan pihak yang terafiliasi dengan Perseroan. b) Jumlah pokok Notes yang akan diterbitkan adalah sebesar USD 200 juta, dengan rating B+ dari Standard & Poor’s dan BB- dari Fitch Ratings, dengan tingkat kupon tetap sebesar 6,750% per tahun pada harga 100% serta tingkat yield to maturity pada saat penerbitan adalah sebesar 6,750% dan jangka waktu 5 tahun dan jatuh tempo pada 19 September 2019, yang dijamin dengan (i) jaminan perusahaan (corporate guarantee) oleh Perseroan dan Anak Perusahaan Penjamin (ii) gadai saham MPM Global dan MPM Excelsior Pte. Ltd. (“MPM Excelsior”) dan (iii) pengalihan perjanjian pemberian pinjaman oleh MPM Global kepada MPM Excelsior dan pemberian pinjaman oleh MPM Excelsior kepada Perseroan. c) Analisis Industri Produksi motor di Indonesia sepanjang tahun 2013 mengalami kenaikan 9,90% dari tahun sebelumnya dan pertumbuhan penjualan mencapai 8,81% setelah sebelumnya pada tahun 2012 sempat mengalami penurunan yang dipengaruhi adanya pemberlakuan kebijakan Down Payment (DP) untuk kendaraan bermotor roda dua. Total penjualan motor mencapai 4,22 juta unit pada kuartal II-2014. Menurut Frost & Sullivan, konsumsi minyak pelumas untuk motor sekitar 3,5 – 4,5 liter per tahun. Pertumbuhan rata-rata per tahun penjualan minyak pelumas untuk motor dapat mencapai 13,25% selama periode 2007-2013. Penjualan motor hingga kuartal II-2014 didominasi oleh merek Honda dengan pangsa pasar sebesar 62,26% dengan penjualan mencapai 2,62 juta unit. Sementara itu, kontribusi utama pendapatan Perseroan berasal dari distribusi penjualan motor sebesar 75,24% yang berasal dari anak perusahaan yang bergerak pada bisnis distribusi dan ritel motor Honda di Jawa Timur dan Nusa Tenggara Timur (NTT). Hingga saat ini, motor Honda sudah mendominasi 70% pangsa pasar untuk keseluruhan motor di Jawa Timur. Selama periode 2008-2013, Indonesia memiliki pertumbuhan produksi mobil sebesar 26,97% dan pertumbuhan penjualan mobil sebesar 26,29%. Pada kuartal II-2014, produksi dan penjualan mobil di Indonesia tetap mencatat adanya pertumbuhan positif jika dibandingkan dengan kuartal II-2013. Pertumbuhan produksi dan penjualan mobil tertinggi terjadi pada bulan Maret 2014, masing-masing sebesar 37,9% dan 17,8%. Nissan Grand Livina berhasil masuk dalam 20 besar penjualan mobil terlaris pada bulan Maret 2014, yaitu sebesar 2.041 unit. Secara umum, industri otomotif di Indonesia diprediksikan akan memiliki rata-rata pertumbuhan sebesar 7,3% per tahun selama 2015-2020. Prediksi Frost & Sullivan mengenai penjualan motor di Jawa Timur mencapai 14,83% dari total penjualan motor di Indonesia pada tahun 2014, dan pada tahun 2015 mencapai 15,00%. d) Analisis Manfaat dan Risiko Berdasarkan analisis manfaat dari Rencana Transaksi, manfaat yang diharapkan diterima oleh Perseroan antara lain: • •
Diversifikasi sumber pendanaan utang Beban keuangan yang lebih rendah
46
• •
Memperpanjang profil jatuh tempo utang Melalui penerbitan surat utang, beberapa fasilitas pinjaman dari Bank secara tidak langsung akan menjadi lebih panjang yaitu menjadi 5 tahun.
Risiko yang mungkin dihadapi oleh Perseroan sehubungan dengan Rencana Transaksi diperkirakan adalah:
2.
•
Dengan kondisi saat ini, Perseroan diprediksi memiliki kemampuan untuk melakukan pembayaran atas hutang yang akan jatuh tempo. Namun, terdapat risiko bahwa Perseroan tidak mampu melakukan pembayaran kembali atas Notes tersebut jika kinerja usaha Perseroan di masa yang akan datang tidak berjalan secara optimal sebagaimana yang direncanakan;
•
Risiko nilai tukar mata uang, dimana sebelum penerbitan surat utang dengan mata uang Dolar Amerika Serikat, utang Perseroan sebagian besar adalah dalam mata uang Rupiah;
•
Risiko tingkat kupon Notes yang memiliki tingkat kupon yang tetap. Apabila kondisi tingkat suku bunga di pasar atau tingkat kupon pembanding mengalami penurunan, Perseroan akan mengalami cost of fund yang lebih tinggi dibandingkan dengan tingkat kupon di pasar atau pembanding ;
Analisis Kuantitatif a) Analisis Kinerja Historis Pendapatan bersih Perseroan selama periode 2010-2013 mengalami peningkatan dengan Compounded Annual Growth Rate (CAGR) sebesar 21,57% per tahun. Hingga 30 Juni 2014, Pendapatan bersih Perseroan sebesar Rp 7,85 triliun. Beban pokok pendapatan Perseroan selama periode 2010-2013 mengalami peningkatan dengan rata-rata sebesar 19,12% per tahun. Rata-rata porsi Beban pokok pendapatan Perseroan terhadap Pendapatan bersih selama periode 2010-2013 adalah 87,71%. Hingga 30 Juni 2014, Beban pokok pendapatan Perseroan sebesar Rp 6,70 triliun. Laba usaha Perseroan selama periode 2010-2013 mengalami peningkatan dengan ratarata sebesar 44,98% per tahun. Rata-rata margin Laba usaha selama periode 2010-2013 adalah 5,30% per tahun. Hingga 30 Juni 2014, Laba usaha Perseroan sebesar Rp 489,92 miliar. Laba komprehensif Perseroan selama periode 2010-2013 mengalami peningkatan dengan rata-rata sebesar 31,35% per tahun. Rata-rata margin Laba komprehensif terhadap Penjualan bersih selama periode 2010-2013 adalah 3,57%. Hingga 30 Juni 2014, Laba komprehensif Perseroan sebesar Rp 299,01 miliar. Selama periode 2010-2013, secara keseluruhan Jumlah Aset Perseroan mengalami peningkatan dengan rata-rata sebesar 82,76%. Pada 30 Juni 2014, Jumlah Aset Perseroan sebesar Rp 12,98 triliun. Selama periode 2010-2013, Jumlah Liabilitas Perseroan mengalami peningkatan dengan rata-rata sebesar 87,46% per tahun. Rata-rata rasio Jumlah Liabilitas terhadap Jumlah Aset selama periode 2010-2013 sebesar 65,52%. Pada 30 Juni 2014, Jumlah Liabilitas Perseroan sebesar Rp 7,78 triliun. Selama periode 2010-2013, Jumlah Ekuitas Perseroan mengalami peningkatan dengan rata-rata sebesar 76,31% per tahun. Rata-rata rasio Jumlah Ekuitas terhadap Jumlah Aset selama periode 2010-2013 sebesar 34,48%. Pada 30 Juni 2014, Jumlah Ekuitas Perseroan sebesar Rp 5,20 triliun.
47
b) Analisis Kewajaran tingkat kupon dan yield Analisis atas kewajaran dari tingkat kupon dan yield Notes akan menggunakan pendekatan pasar dan pendekatan pendapatan : i.
Berdasarkan pendekatan pasar, tingkat kupon yang diberikan yaitu sebesar 6,750% dengan yield to maturity pada saat penerbitan sebesar 6,750% adalah wajar karena berada di dalam kisaran yield notes/ surat utang pembanding dengan rating yang serupa dan sisa jangka waktu jatuh tempo antara 4 hingga 8 tahun sejak tahun 2014. Dengan volatilitas pasar saat ini, kami berpendapat tingkat yield adalah wajar karena tingkat yield berada dalam kisaran tingkat yield dari notes/surat utang pembanding yaitu minimum sebesar 4,372% hingga maksimum sebesar 9,227%.
ii.
Pendekatan pendapatan dilakukan dengan menghitung Net Present Value (NPV) dari jumlah penerimaan dana sebagai hasil dari penerbitan pokok Notes sebesar USD 200 juta, tingkat kupon tetap sebesar 6,750%, dengan jangka waktu 5 tahun dan jatuh tempo pada tahun 2019 serta pembayaran kupon dari pokok Notes sampai dengan saat jatuh tempo dengan tingkat diskonto berdasarkan tingkat yield maksimum dan minimum dari notes/surat utang pembanding di pasar. Berdasarkan pendekatan pendapatan, penerbitan Notes adalah wajar karena yield to maturity Notes pada saat penerbitan adalah berada dalam kisaran minimum yield 4,372% sampai dengan maksimum yield 9,227%, dengan harga pada saat penerbitan sebesar 100% adalah wajar karena berada dalam kisaran estimasi harga minimum sebesar 90,42% hingga estimasi harga maksimum sebesar 110,48%.
c) Uji Nilai Tambah Analisis uji nilai tambah Rencana Transaksi dilakukan dengan melakukan (i) analisis terhadap Laporan Keuangan Konsolidasian proforma Perseroan (ii) analisis kinerja keuangan Perseroan tanpa dan dengan dilaksanakannya Rencana Transaksi (iii) analisis solvabilitas Perseroan. i.
Analisis terhadap Laporan Keuangan Konsolidasian Proforma Perseroan: Berdasarkan analisis Laporan Keuangan Konsolidasian Proforma, dengan dilakukannya Rencana Transaksi, Aset dan Liabilitas Perseroan secara keseluruhan mengalami peningkatan yang berasal dari peningkatan akun Kas dan Setara Kas, dan Liabilitas Jangka Panjang akibat dilaksanakannya Rencana Transaksi. Ekuitas Perseroan juga mengalami peningkatan dari laba yang diperoleh sehubungan dengan Rencana Transaksi. Secara keseluruhan proforma laba rugi Perseroan mengalami peningkatan, terutama berasal dari simpanan atas biaya keuangan dari utang yang sudah dilunasi.
ii.
Analisis Kinerja Keuangan Perseroan Tanpa dan Dengan Rencana Transaksi, dilakukan dengan menganalisis proyeksi keuangan Perseroan periode 2014-2019. •
Rata-rata pertumbuhan Pendapatan Perseroan mengalami peningkatan dengan dilaksanakannya Rencana Transaksi, dari 22,68% menjadi 23,79% per tahun. Hal tersebut disebabkan meningkatnya penjualan mobil Nissan dan Datsun.
•
Rata-rata pertumbuhan Beban Pokok Pendapatan Perseroan mengalami peningkatan dengan dilaksanakannya Rencana Transaksi, dari 22,33% menjadi 23,10% per tahun. Peningkatan ini sejalan dengan meningkatnya penjualan. Margin Laba Kotor Perseroan mengalami peningkatan, yaitu dari rata-rata 14,39% menjadi 15,01% per tahun.
48
•
Rata-rata margin Laba Bersih Perseroan mengalami peningkatan dengan dilaksanakannya Rencana Transaksi, dari 3,09% menjadi 3,18% per tahun.
•
Rata-rata pertumbuhan Aset Perseroan mengalami peningkatan dengan dilaksanakannya Rencana Transaksi, dari 18,25% menjadi 22,11% per tahun.
•
Rata-rata pertumbuhan Liabilitas Perseroan mengalami peningkatan dengan dilaksanakannya Rencana Transaksi, dari 16,53% menjadi 22,49% per tahun. Peningkatan tersebut dikarenakan penerbitan surat utang yang dilakukan oleh Perseroan.
•
Rata-rata pertumbuhan Ekuitas Perseroan mengalami peningkatan dengan dilaksanakannya Rencana Transaksi, dari 20,74% menjadi 21,51% per tahun. Rata-rata rasio Profitabilitas Perseroan diukur dengan Return on Equity (ROE) dan Return on Asset (ROA). Rata-rata ROE meningkat dari 10,66% menjadi 11,14% per tahun, sedangkan ROA mengalami penurunan, yaitu dari 4,42% menjadi 4,07% per tahun .
•
iii. Analisis Solvabilitas Perseroan. Analisis tingkat solvabilitas Perseroan atas penerbitan surat utang dilakukan dengan menganalisis Interest Coverage Ratio (“ICR”) dan Debt Service Coverage Ratio (“DSCR”) selama proyeksi keuangan Perseroan periode 2014-2019. Interest Coverage Ratio, yaitu rasio yang digunakan untuk mengetahui kemampuan laba sebelum beban bunga dan pajak untuk membayar bunga pinjaman yang harus dibayarkan. Debt Service Coverage Ratio, yaitu rasio kas yang tersedia untuk pembayaran beban bunga dan hutang pokok. • Dengan tingkat kupon Notes sebesar 6,750%, rata-rata ICR pada periode proyeksi menunjukkan penurunan yaitu dari 3,73x di tahun 2014 menjadi 3,90x di tahun 2019. Dengan membandingkan rata-rata ICR pada periode proyeksi dengan ratarata ICR historis, terlihat bahwa rata-rata ICR pada periode proyeksi sebesar 3,62x per tahun, lebih rendah dari rata-rata ICR historis, yaitu sebesar 4,02x. Kami menggunakan rata-rata historis ICR tahun 2012-2013 dikarenakan pada tahun tersebut terdapat peningkatan dari beban bunga seiring dengan peningkatan hutang jangka panjang dan penerbitan surat utang yang dilakukan Perseroan pada tahun 2012. Rata-rata ICR pada periode proyeksi sebesar 3,62x per tahun, lebih rendah dibandingkan dengan rata-rata ICR historis yang mencapai 4,02x per tahun. Hal tersebut dikarenakan terdapat peningkatan beban bunga selama periode proyeksi sehubungan dengan Rencana Transaksi. Walaupun ICR pada periode proyeksi lebih rendah jika dibandingkan dengan ICR historis namun diproyeksikan Laba usaha Perseroan memiliki kemampuan untuk membayar beban bunga. • Rata-rata DSCR pada periode proyeksi menunjukkan peningkatan yaitu dari 0,27x pada tahun 2014 hingga mencapai 0,86x pada tahun 2019. Dengan membandingkan rata-rata DSCR pada periode proyeksi dengan rata-rata DSCR historis, rata-rata DSCR pada periode proyeksi lebih tinggi yaitu sebesar 1,19x per tahun, dibandingkan dengan rata-rata DSCR historis yaitu sebesar 0,70x per tahun. Hal tersebut menunjukkan arus kas Perseroan dapat membayar hutang pokok dan beban bunganya. 3.
Dengan mempertimbangkan analisis kewajaran atas Rencana Transaksi yang dilakukan meliputi analisis kualitatif dan analisis kuantitatif, maka dari segi ekonomis dan keuangan, menurut pendapat RSR, Rencana Transaksi adalah wajar bagi Perseroan dan pemegang 49
saham Perseroan karena yield to maturity Notes pada saat penerbitan sebesar 6,750% adalah berada dalam kisaran minimum yield 4,372% hingga maksimum yield 9,227%, dengan harga pada saat penerbitan sebesar 100% adalah wajar berada dalam kisaran estimasi harga minimum sebesar 90,422% hingga estimasi harga maksimum sebesar 110,477%, dan karena itu Perseroan diproyeksikan akan mampu melunasi Notes yang akan jatuh tempo pada tahun 2019. 4.
Mengingat bahwa ada kemungkinan terjadinya perbedaan waktu dari tanggal laporan ini dengan pelaksanaan Rencana Transaksi, maka kesimpulan di atas berlaku bila tidak ada perubahan yang memiliki dampak yang signifikan terhadap nilai dari Rencana Transaksi. Perubahan tersebut termasuk perubahan baik secara internal pada masing-masing perusahaan maupun secara eksternal meliputi: kondisi pasar dan perekonomian, kondisi umum bisnis dan keuangan, serta peraturan pemerintah Indonesia setelah tanggal laporan ini dikeluarkan. Bila mana setelah tanggal laporan ini dikeluarkan terjadi perubahan tersebut di atas, maka pendapat kewajaran atas Rencana Transaksi ini mungkin berbeda.
50
4
PENUTUP
Laporan Pendapat Kewajaran atas Rencana Transaksi ini harus dipandang sebagai satu kesatuan dan penggunaan sebagian analisis dan informasi tanpa mempertimbangkan keseluruhan informasi dan analisis dapat menyebabkan pandangan yang menyesatkan. Kami tidak bertanggung jawab untuk menegaskan kembali atau melengkapi pendapat kami karena peristiwa-peristiwa yang terjadi setelah tanggal surat ini.
51