PT JAKARTA INTERNATIONAL HOTELS & DEVELOPMENT Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN
LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI UNTUK TIGA BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL-TANGGAL 31 MARET 2010 DAN 2009
-1PT JAKARTA INTERNATIONAL HOTELS & DEVELOPMENT Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN NERACA KONSOLIDASI 31 MARET 2010 DAN 2009 (Dalam Ribuan Rupiah, kecuali Data Saham)
2010
2009
ASET Kas dan setara kas (Catatan 2c, 2d, 2f, 3, 37 dan 38)
Rp
g, 4,, 37 dan 38)) Investasi ((Catatan 2c,, 2g,
155.747.170
Rp
159.102.330
573.799.471
592.028.176
17.228.406
16.795.097
250.354.651
125.786.495
525.215
2.563.114
6.002.741
6.179.555
1.431.997.628
1.796.021.028
Uang muka
8.613.191
13.969.787
Pajak dibayar di muka (Catatan 9 dan 35)
6.982.453
19.425.208
Biaya dibayar di muka (Catatan 2k, 10 dan 37)
8.051.700
4.790.240
j tangguhan gg Aset p pajak - bersih ((Catatan 2x dan 35))
4.089.446
7.728.875
Properti investasi - setelah dikurangi akumulasi penyusutan sebesar Rp 176.522.000 pada tahun 2010 dan Rp 97.720.836 pada tahun 2009 (Catatan 2l dan 11)
1.132.970.290
1.209.469.563
Aset tetap - setelah dikurangi akumulasi penyusutan sebesar Rp 1.022.651.005 pada tahun 2010 dan Rp 912.020.815 pada tahun 2009 (Catatan 2m dan 12)
1.369.801.067
1.398.715.560
Goodwill - setelah dikurangi akumulasi amortisasi sebesar Rp 185.073.520 pada tahun 2010 dan Rp 119.038.652 pada tahun 2009 (Catatan 13)
59.466.714
125.501.577
Aset lain-lain (Catatan 14, 37 dan 38)
64.660.855
87.115.860
Piutang usaha Pihak yang mempunyai hubungan istimewa (Catatan 2d, 2h, 5 dan 37) Pihak ketiga - setelah dikurangi penyisihan piutang ragu-ragu sebesar Rp 6.769.108 pada tahun 2010 dan Rp 5.523.374 pada tahun 2009 (Catatan 2h, 5 dan 38)
Piutang lain-lain Pihak yang mempunyai hubungan istimewa - setelah dikurangi penyisihan piutang ragu-ragu sebesar Rp 16.031.791 pada tahun 2009 (Catatan 2c, 2h, 6 dan 37) Pihak ketiga - setelah dikurangi penyisihan piutang ragu-ragu sebesar Rp 104.213 pada tahun 2010 dan 2009 (Catatan 2h, 6 dan 38)
Persediaan - setelah dikurangi penyisihan penurunan nilai sebesar Rp 8.893.212 pada tahun 2010 dan 2009 (Catatan 2j, 2o dan 7)
JUMLAH ASET
(Berlanjut)
Rp
5.090.290.998
Rp
5.565.192.465
- 1a PT JAKARTA INTERNATIONAL HOTELS & DEVELOPMENT Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN NERACA KONSOLIDASI (Lanjutan) 31 MARET 2010 DAN 2009 (Dalam Ribuan Rupiah, kecuali Data Saham)
2010
2009
KEWAJIBAN DAN EKUITAS Kewajiban Surat hutang (Catatan 15)
Hutang bank (Catatan 16, 37 dan 38)
Rp
401.060.000
Rp
752.375.000
783.776.854
995.306.317
Hutang obligasi (Catatan 17)
22.000.000
22.000.000
Hutang usaha (Catatan 18)
53.757.879
176.290.206
Hutang pajak (Catatan 2x,19 dan 35)
29.831.612
11.012.867
Biaya yang masih harus dibayar (Catatan 2c, 20 dan 38)
275.846.711
359.512.763
Pendapatan diterima di muka (Catatan 2r dan 22)
141.835.430
131.667.680
Uang muka penjualan
-
299 444 180 299.444.180
Hutang lain-lain - pihak yang mempunyai hubungan istimewa (Catatan 2d, 23, 37 dan 38)
34.861.351
48.355.333
Kewajiban pajak tangguhan - bersih (Catatan 2x dan 19)
39.035.500
10.985.737
2.258.649
1.270.980
Taksiran kewajiban untuk pembangunan prasarana (Catatan 24)
24.862.500
24.862.500
Cadangan imbalan pasti pasca-kerja (Catatan 2w dan 34)
39.544.929
40.357.703
9.086.887
17.551.818
641.974.615
943.512.692
2.499.732.917
3.834.505.776
1.083.549.881
549.140.737
Penyisihan untuk penggantian peralatan usaha (Catatan 2s)
Pendapatan ditangguhkan (Catatan 2e, 2t dan 25)
Kewajiban lain-lain (Catatan 2d, 26 dan 38) Jumlah Kewajiban
Hak Minoritas atas Aset Bersih Anak Perusahaan (Catatan 2b dan 27)
(Berlanjut)
- 1b PT JAKARTA INTERNATIONAL HOTELS & DEVELOPMENT Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN NERACA KONSOLIDASI (Lanjutan) 31 MARET 2010 DAN 2009 (Dalam Ribuan Rupiah, kecuali Data Saham)
2010
EKUITAS Modal saham - nilai nominal Rp 500 per saham Modal dasar - 3.000.000.000 saham Modal ditempatkan dan disetor penuh - 1.930.039.200 saham (Catatan 28) Tambahan modal disetor - bersih (Catatan 2q dan 29) Selisih transaksi perubahan ekuitas anak perusahaan/perusahaan asosiasi (Catatan 2c) Selisih nilai transaksi restrukturisasi entitas sepengendali (Catatan 2b) Defisit
Rp
Jumlah Ekuitas JUMLAH KEWAJIBAN DAN EKUITAS
965.019.600 1.219.436.685 394.498.091 868.563.770 ) 203.382.406 )
( (
2009
Rp
394.498.091 868.563.770 ) 528.844.654 )
( (
1.507.008.200 Rp
5.090.290.998
965.019.600 1.219.436.685
1.181.545.952 Rp
5.565.192.465
Lihat Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasi yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasi secara keseluruhan.
-2-
PT JAKARTA INTERNATIONAL HOTELS & DEVELOPMENT Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN LAPORAN LABA RUGI KONSOLIDASI UNTUK TIGA BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL-TANGGAL 31 MARET 2010 DAN 2009 (Dalam Ribuan Rupiah, kecuali Data Saham) 2010
PENDAPATAN (Catatan 2d, 2t dan 30)
Rp
373.355.314
2009
Rp
294.586.253
BEBAN POKOK PENJUALAN (Catatan 2t dan 31)
164.493.442
98.840.983
LABA KOTOR
208.861.872
195.745.270
BEBAN USAHA Umum dan administrasi (Catatan 32) Penjualan
142.279.815 13.400.374
132.061.544 8.244.895
Jumlah Beban Usaha
155.680.189
140.306.439
53.181.683
55.438.831
37.760.493 ( 8.556.795 1.145.305 8.801.648 ) (
99.652.621 ) 8.692.075 1.540.614 12.227.012 )
9.169.974 ) ( 528.465 (
19.933.706 ) 36.628.935 )
LABA USAHA
PENGHASILAN (BEBAN) LAIN-LAIN Laba (rugi) kurs mata uang asing – bersih (Catatan 2c) Pendapatan sewa dan pengelolaan kawasan Pendapatan bunga Amortisasi goodwill ( Beban bunga dan beban keuangan lainnya – bersih (Catatan 2v, 16 dan 17) ( Lain-lain – bersih Penghasilan (Beban) Lain-lain – Bersih
30.019.436
(
84.951.715 )
LABA (RUGI) SEBELUM PAJAK
83.201.119
(
29.512.884 )
BEBAN PAJAK Kini Tangguhan
18.695.752 6.232.208
7.903.204 1.909.818
24.927.960
9.813.022
LABA (RUGI) SEBELUM HAK MINORITAS ATAS LABA BERSIH ANAK PERUSAHAAN
(Berlanjut)
Rp
58.273.159
( Rp
39.325.906 )
- 2a -
2010
HAK MINORITAS ATAS LABA BERSIH ANAK PERUSAHAAN (Catatan 2b dan 25)
( Rp
2009
42.247.482 ) ( Rp
45.055.362 )
LABA BERSIH
Rp
16.025.677
Rp
5.729.456
LABA BERSIH PER SAHAM DASAR (Catatan 2y)
Rp
8,30
Rp
2,97
Lihat Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasi yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasi secara keseluruhan.
-3-
PT JAKARTA INTERNATIONAL HOTELS & DEVELOPMENT Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN LAPORAN ARUS KAS KONSOLIDASI UNTUK TIGA BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL-TANGGAL 31 MARET 2010 DAN 2009 (Jumlah Rupiah dalam Ribuan)
2010
2009
ARUS KAS DARI KEGIATAN USAHA Penerimaan kas dari pelanggan hotel, penyewa pusat perbelanjaan, pembeli apartemen dan pembeli kompleks gedung perkantoran dan ruang perkantoran Pembayaran kas untuk/kepada: Pemasok dan kontraktor Uang jaminan Lain-lain
( ( (
228.876.671 ) ( 6.482.230 ) ( 27.462.507 ) (
365.948.990 ) 27.093.815 ) 5.376.087 )
Kas bersih diperoleh dari operasi Pembayaran pajak penghasilan
(
166.147.584 27.462.507 ) (
43.064.547 11.440.626 )
138.685.077
31.623.921
Rp
Kas Bersih Diperoleh dari Aktivitas Operasi ARUS KAS DARI AKTIVITAS INVESTASI Penerimaan bunga Penurunan (kenaikan) investasi Perolehan properti investasi dan aset tetap Hasil penjualan aset tetap
(
ARUS KAS DARI AKTIVITAS PENDANAAN Penurunan (penambahan) piutang Pembayaran bunga Pengurangan surat hutang bank
Rp
1.145.305 63.900.033 ) 36.231.449 ) ( -
( (
Kas Bersih Digunakan untuk Aktivitas Investasi
428.968.992
98.986.177)
441.483.439
1.545.640 6.000.000 15.865.120 ) 282.194
(
8.037.286 )
( ( (
517.481 ) 9.169.974 ) ( 47.000.000 ) (
1.438.633 19.470.365 ) 56.775.000 )
Kas Bersih Digunakan untuk Aktivitas Pendanaan
(
56.687.455 ) (
74.806.732 )
PENURUNAN BERSIH KAS DAN SETARA KAS
(
16.988.555 ) (
51.220.097 )
KAS DAN SETARA KAS AWAL TAHUN KAS DAN SETARA KAS AKHIR PERIODE
172.735.725 Rp
155.747.170
210.322.427 Rp
159.102.330
Lihat Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasi yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasi secara keseluruhan.
-4-
PT JAKARTA INTERNATIONAL HOTELS & DEVELOPMENT Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS KONSOLIDASI UNTUK TIGA BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL-TANGGAL 31 MARET 2010 DAN 2009 (Dalam Ribuan Rupiah)
Tambahan Modal Disetor
Modal Saham Saldo pada tanggal 1 Januari 2009
Rp
Laba bersih periode berjalan
Selisih Transaksi Perubahan Ekuitas Anak Perusahaan/ Perusahaan Asosiasi
965.019.600
Rp
-
1.219.436.685
Rp
-
394.498.091
Selisih Nilai Transaksi Restrukturisasi Entitas Sepengendali ( Rp
868.563.770 )
-
Defisit ( Rp
-
Jumlah Ekuitas
534.574.110 )
1.175.816.496
5.729.456
5.729.456
Saldo pada tanggal 31 Maret 2009
Rp
965.019.600
Rp
1.219.436.685
Rp
394.498.091
( Rp
868.563.770 )
( Rp
528.844.654 )
Rp
1.181.545.952
Saldo pada tanggal 1 Januari 2010
Rp
965.019.600
Rp
1.219.436.685
Rp
394.498.091
( Rp
868.563.770 )
( Rp
219.408.083 )
Rp
1.490.982.523
Laba bersih periode berjalan Saldo pada tanggal 31 Maret 2010
Rp
965.019.600
Rp
1.219.436.685
Rp
394.498.091
( Rp
868.563.770 )
Lihat Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasi yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasi secara keseluruhan.
16.025.677 ( Rp
203.382.406 )
16.025.677 Rp
1.507.008.200
- 5-
PT JAKARTA INTERNATIONAL HOTELS & DEVELOPMENT Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI (Jumlah Rupiah dalam Ribuan, kecuali Data Saham) 1.
UMUM a. Pendirian PT Jakarta International Hotels & Development Tbk (Perusahaan atau Induk Perusahaan) didirikan pada tanggal 7 Nopember 1969 dalam rangka Undang-Undang Penanaman Modal Asing No. 1/1967 berdasarkan Akta No. 5 tanggal 7 Nopember 1969 dari Soetrono Prawiroatmodjo, S.H., notaris di Jakarta, yang kemudian diubah dengan Akta No. 42 tanggal 27 Januari 1970 dari notaris yang sama. Akta tersebut telah diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 54 tanggal 7 Juli 1970, Tambahan No. 214. Anggaran Dasar Perusahaan telah mengalami beberapa kali perubahan, yang terakhir dengan Akta No. 108 tanggal 27 Juni 2008 dari Fathiah Helmi, S.H., notaris di Jakarta, sehubungan dengan penyesuaian Anggaran Dasar Perusahaan terhadap Undang-undang Republik Indonesia No. 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas. Perubahan Anggaran Dasar tersebut telah disahkan oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dengan Surat Keputusan No. AHU-94129.AH.01.02.Tahun 2008 tanggal 9 Desember 2008. Sesuai dengan pasal 3 Anggaran Dasar Perusahaan, lingkup kegiatan Perusahaan mencakup pembangunan hotel dan penyelenggaraan jasa perhotelan, pembangunan real estat dan properti, gedung perkantoran, pusat perbelanjaan dan niaga beserta fasilitasnya. Perusahaan memulai operasi komersialnya pada tahun 1969. Perusahaan adalah pemilik Hotel Borobudur Jakarta (Hotel) yang dikelola oleh PT Dharma Harapan Raya. Kantor pusat Perusahaan berkedudukan di Gedung Artha Graha - Lantai 15, Kawasan Niaga Terpadu Sudirman (KNTS), Jalan Jenderal Sudirman Kav. 52-53, Jakarta. b. Penawaran Umum Efek Perusahaan Seluruh saham Perusahaan yang ditempatkan dan disetor penuh berjumlah 1.930.039.200 saham telah dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia. Informasi historis mengenai saham Perusahaan yang dicatatkan di bursa adalah sebagai berikut: Tahun 1984 1988 1989 1991 1992 1992 1994 1996 2004 Jumlah
Keterangan Penawaran Umum Saham Perdana Penawaran Umum Saham Kedua Pencatatan Saham Pendiri Pencatatan Saham Private Placement Pencatatan Saham Pendiri Pencatatan Saham yang berasal dari Penukaran Waran Pencatatan Saham Bonus Penawaran Umum Terbatas I Pemecahan Nilai Nominal Saham
Jumlah Saham 6.618.600 6.633.700 11.315.700 432.000 56.869.280 46.800.000 257.338.560 579.011.760 965.019.600 1.930.039.200
- 6-
c. Anak Perusahaan yang Dikonsolidasi Pada tanggal 31 Maret 2010 dan 2009, Perusahaan memiliki lebih dari 50% penyertaan saham pada anak-anak perusahaan berikut: P e r u sa h a a n
D o m i s ili
P e m il ik a n L a n g s u n g P T D a n a y a sa A r th a t a m a T b k ( D A ) J a k a r ta P T P a n d u n e k a S e ja h t e r a ( P S ) J a k a r ta
P T D h a r m a H a r a p a n R a y a ( D H R ) J a k a r ta P T J a k a r ta I n te r n a t io n a l H o te ls M a n a g e m e n t (J I H M ) * ) P e m il ik a n T id a k L a n g s u n g M e la lu i D A
J a k a r ta
J a k a r ta
B id a n g U s a h a
T ahun B e r d ir i
P e r s e n ta s e 2010
1987 1995
8 2 ,4 1 % 9 9 ,9 9 %
8 2 ,4 1 % 9 9 ,9 9 %
3 .7 7 5 . 4 4 7 . 0 2 7 11 7.1 58. 817
4 .1 3 0 . 0 3 1 . 2 0 0 1 15 .67 8.0 15
1998
6 0 ,0 0 %
6 0 ,0 0 %
7.9 34. 870
5 .69 6.8 26
1992
9 0 ,0 0 %
9 0 ,0 0 %
-
-
R e al e s ta t Pem bangunan dan p e n g e lo la a n g e d u n g p e r k a n to r a n J a s a m a n a je m e n p e r h o t e la n J a s a m a n a je m e n p e r h o t e la n
T e l e ko m u n ik a s i, r e a l e s t a t , p r o p e r ti , h o t e l d a n p e rd a g a n g a n
K e p e m i li ka n 2009
J u m l a h A s e t s e b e lu m E lim in a s i 2010 2009
lih a t p e n ye r t a a n s a h a m D A p a d a a n a k p e r u s a h a a n
* ) d i h e n tik a n s e m e n ta r a k e g i a t a n n y a s e h u b u n g a n d e n g a n b e r d ir in ya D H R
PT Danayasa Arthatama Tbk (DA) Pada tanggal 28 Maret 2002, DA memperoleh pernyataan efektif dari Ketua Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam dan LK) dengan Surat Keputusan No. S-615/PM/2002 untuk melakukan penawaran umum perdana atas 100.000.000 saham DA kepada masyarakat dengan harga nominal sebesar Rp 500 per saham dan harga penawaran sebesar Rp 500 per saham. Saham-saham tersebut telah dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia pada tanggal 19 April 2002. Kepemilikan saham Perusahaan pada DA mengalami dilusi setelah penawaran umum perdana ini dari semula 99,99% menjadi 96,28%. Perubahan nilai investasi yang terjadi akibat transaksi ini adalah sebesar Rp 15.562.817 dicatat sebagai bagian dari ekuitas dalam akun “Selisih Transaksi Perubahan Ekuitas Anak Perusahaan/Perusahaan Asosiasi” pada neraca konsolidasi dan akan diakui sebagai pendapatan atau beban pada saat pelepasan penyertaan saham yang bersangkutan. Pada tanggal 6 September 2004, DA memperoleh pernyataan efektif dari Ketua Bapepam dan LK dengan Surat Keputusan No. S-2837/PM/2004 untuk melakukan Penawaran Umum Terbatas I kepada pemegang saham DA dalam rangka penerbitan hak memesan efek terlebih dahulu sebanyak 630.360.000 saham dengan harga nominal sebesar Rp 500 per saham dan harga penawaran sebesar Rp 625 per saham. Saham-saham tersebut dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia pada tanggal 23 September 2004. Dalam penerbitan saham tersebut, Perusahaan tidak melaksanakan haknya. Setelah penerbitan saham baru tersebut, kepemilikan saham Perusahaan pada DA mengalami dilusi menjadi 63,44%. Perubahan nilai investasi yang terjadi akibat transaksi ini adalah sebesar Rp 110.045.409 dan dicatat sebagai bagian dari ekuitas dalam akun “Selisih nilai transaksi restrukturisasi entitas sepengendali” pada neraca konsolidasi dan akan diakui sebagai pendapatan atau beban pada saat pelepasan investasi yang bersangkutan. Pada bulan Juli 2007, Perusahaan memperoleh kepemilikan 630.340.604 saham dalam DA yang berasal dari pembagian dividen non-tunai dari PT Graha Jakarta Sentosa (GJS), dahulu merupakan anak perusahaan yang seluruh kepemilikan sahamnya telah dijual pada tahun 2007, sehingga meningkatkan kepemilikan saham Perusahaan pada DA menjadi 82,41%. DA saat ini sedang mengembangkan area seluas lebih kurang 45 hektar yang terletak di Jalan Jenderal Sudirman, Jakarta, yang dikenal dengan nama "Kawasan Niaga Terpadu Sudirman" (KNTS). Pada tanggal 31 Maret 2010 dan 2009, DA memiliki penyertaan saham pada perusahaanperusahaan berikut:
- 7-
Per usah aan Pe milikan Langsun g PT Gr ahama s Adisentosa ( GA) PT Intig raha Arthayasa (IA) PT C itra W iradaya (C W ) PT C itra Adis arana (CA) PT Artharaya U nggul Abadi ( AUA) PT N usag raha Adicitra (N A) PT Artha T elekom indo (AT) PT Pandu gr aha Sejahtera ( PGS) PT Adinus a Pu ripra tam a (AP) PT Pandu neka Aba di (PA) PT Gr ahapu tra Sen tosa (GPS) PT Primag raha Ma jumakm ur (PGMM) PT Pusat Graha M akm ur (PGM) PT Esagra ha Pur ipratam a ( EP) PT Adim as U ta m a (AM U) PT Tr inus a W i ragr aha (TW ) Delfina Group H oldings Limited (D elfina) PT M aj um ak mur Arthasen tos a (M AS) PT Andan a U tam agra ha ( AU )
Bid ang Usaha
Pembang unan dan pengelolaa n gedung serta kegiatan yan g be rkaitan Perhotela n, pa riw isata d an kegiatan yang berka itan Pembang unan dan pengelolaa n gedung serta kegiatan yan g be rkaitan Pembang unan dan pengelolaa n gedung serta kegiatan yan g be rkaitan Pembang unan dan pengelolaa n gedung serta kegiatan yan g be rkaitan Pembang unan dan pengelolaa n gedung serta kegiatan yan g be rkaitan Telekomunika si Pembang unan dan pengelolaa n gedung serta kegiatan yan g be rkaitan Pembang unan dan pengelolaa n gedung serta kegiatan yan g be rkaitan Pembang unan dan pengelolaa n gedung serta kegiatan yan g be rkaitan Pembang unan dan pengelolaa n gedung serta kegiatan yan g be rkaitan Peng emb anga n r ea l estat dan agen pem as ar an ap artemen Perdagangan Perdagangan Perdagangan Perdagangan Penyertaa n saham di berb aga i peru sahaan Peng emb anga n ho tel dan apartem en Peng emb anga n ap ar tem en
Pe milikan Langsun g oleh A nak Peru sahaan PT Pacific Place Ja karta (PPJ) (o leh Delfina) Peng emb anga n da n pengelola an hotel, pu sat per belanja an, aparteme n da n gedung ka ntor PT Gr aha Sampoer na (GS)( oleh PPJ) Pembang unan dan pengelolaa n gedung serta kegiatan yan g be rkaitan
Tahun Be rdiri
Perse ntase Kepemilikan 2010 2009
1995
1 00% *)
100% *)
1995 1995
1 00% *) 1 00%
100% *) 100%
1995
1 00% *)
100% *)
1995
1 00% *)
100% *)
1995
1 00% *)
100% *)
1993 1995
1 00% 1 00% *)
100% 100% *)
1995
1 00% *)
100% *)
1995
1 00% *)
100% *)
1995
1 00% *)
100% *)
1993
1 00% *)
100% *)
1994 1995 1995 1995 2005 1995 1995
1 00% 1 00% 1 00% 99% 64% 51% 51%
100% 100% 100% 99% 64% 51% 51%
1995
55%
55%
1995
1 00%
100%
*) *) *) *) *)
*) *) *) *) *)
*) Pe rusah aan masih dalam tahap pen gem bang an
PT Pacific Place Jakarta (PPJ) Berdasarkan Risalah Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa tanggal 1 Juli 2005, yang didokumentasikan dalam Akta No. 44 tanggal 12 September 2005 dari Retno Handayani Rahayu S.H., notaris pengganti Esther Mercia Sulaiman, S.H., notaris di Jakarta, PPJ meningkatkan modal dasarnya menjadi Rp 2.000.000.000 dan modal ditempatkan dan disetor penuh menjadi Rp 1.348.415.328. Dalam peningkatan modal ditempatkan dan disetor penuh tersebut, DA tidak ikut ambil bagian sehingga kepemilikan saham DA dalam PPJ mengalami dilusi menjadi 35%. Perubahan nilai investasi yang terjadi akibat transaksi ini adalah sebesar Rp 216.044.968. Dampak pencatatan akun tersebut pada DA, mengakibatkan perubahan nilai investasi Perusahaan terhadap DA sebesar Rp 178.044.634 dan dicatat sebagai bagian dari ekuitas dalam akun “Selisih transaksi perubahan ekuitas anak perusahaan/perusahaan asosiasi” di bagian ekuitas pada neraca konsolidasi. Delfina Group Holdings Limited (Delfina) Pada tahun 2005, Delfina memiliki penyertaan saham dalam PPJ sebanyak 269.683.066 saham atau sebesar 20% dari seluruh saham PPJ yang disetor penuh. Berdasarkan Risalah Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa yang didokumentasikan dalam Akta No. 108 tanggal 30 Juni 2006 dari Fathiah Helmi S.H., notaris di Jakarta, DA mengalihkan 471.945.365 saham dalam PPJ kepada Delfina sehingga penyertaan saham Delfina dalam PPJ menjadi 741.628.431 saham atau sebesar 55% dari seluruh saham yang dikeluarkan oleh PPJ. Sebaliknya, DA mendapatkan penyertaan saham dalam Delfina sebanyak 50.757.975 saham atau sebesar 63,64% dari seluruh saham yang dikeluarkan Delfina. Transaksi tersebut telah didokumentasikan dalam Akta No.23 tanggal 12 Agustus 2006, dari Ny. Sinta Susikto S.H., notaris di Jakarta. Transaksi tersebut diatas telah memenuhi ketentuan dalam peraturan Badan Pengawas Pasar Modal No. IX.E.2 mengenai “Transaksi Material dan Perubahan Kegiatan Usaha Utama”.
- 8-
PT Graha Sampoerna (GS) Pada tanggal 2 Juli 2007, PPJ melakukan Perjanjian Pengikatan Jual Beli (PPJB) saham GS dengan PT Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk (HMS). Berdasarkan perjanjian, PPJ akan membeli sebanyak 87.732.410 saham GS yang mewakili 99,99% dari modal disetor GS yang dimiliki HMS dengan harga yang disepakati sebesar Rp 157.249.641. Pada bulan Januari 2008, PPJ memperoleh pengesahan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia atas pengambilalihan saham tersebut. Nilai wajar aset GS yang dapat diidentifikasi pada saat akuisisi adalah sebesar Rp 88.742.558 termasuk saldo kas sebesar Rp 16.676. Goodwill yang diakui dari akuisisi saham GS tersebut adalah sebesar Rp 68.507.284. Sehubungan dengan transaksi di atas, sejak tahun 2008 laporan keuangan GS dikonsolidasikan ke dalam laporan keuangan PPJ. d. Dewan Komisaris, Direksi dan Karyawan Pada tanggal 31 Maret 2010, susunan anggota Dewan Komisaris Perusahaan berdasarkan Akta No. 17 tanggal 23 Pebruari 2009 dan susunan anggota Direksi Perusahaan berdasarkan Akta No. 44 tanggal 17 Juli 2009, keduanya dari Imas Fatimah, S.H., notaris di Jakarta, adalah sebagai berikut: Dewan Komisaris Komisaris Utama Wakil Komisaris Utama
: :
Komisaris
:
Direksi Direktur Utama Wakil Direktur Utama Direktur
: : :
Prof. Dr. JB Sumarlin*) Sugianto Kusuma Tomy Winata Parlaungan Lumban Toruan Sihombing, S.H., LLM*) H. Jusuf Indradewa, S.H. Santoso Gunara Hartono Tjahjadi Adiwana Mimy Carol Ratulangi
*) Merupakan Komisaris Independen
Susunan Komite Audit berdasarkan Keputusan Dewan Komisaris Perusahaan tanggal 22 Mei 2009 adalah sebagai berikut: Ketua Anggota
: :
Prof. Dr. JB Sumarlin Parlaungan Lumban Toruan Sihombing, S.H., LLM Gandhi*) Tatang Sayuti Budianto Tirtadjaja
*) Wafat pada tanggal 3 Januari 2010
Jumlah remunerasi yang diterima oleh Dewan Komisaris dan Direksi Perusahaan pada tahun 2010 dan 2009 masing-masing sebesar Rp 1.146.000 dan Rp 973.900. Jumlah rata-rata karyawan Perusahaan masing-masing 909 dan 871 pada 31 Maret 2010 dan 2009.
2.
Ikhtisar Kebijakan Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Penting a. Dasar Penyusunan dan Pengukuran Laporan Keuangan Konsolidasi Laporan keuangan konsolidasi disusun dengan menggunakan prinsip dan praktek akuntansi yang berlaku umum di Indonesia, yakni Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) dan Peraturan Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam dan LK)
- 9-
No. VIII.G.7 tanggal 13 Maret 2000 dan Surat Edaran Ketua Bapepam dan LK No. SE02/PM/2002 Lampiran 11 tanggal 27 Desember 2002 Dasar pengukuran laporan keuangan konsolidasi ini adalah konsep biaya perolehan (historical cost), kecuali untuk akun persediaan yang dinyatakan sebesar nilai yang lebih rendah antara biaya perolehan atau nilai realisasi bersih (the lower of cost and net realizable value) dan efek hutang yang dinyatakan sebesar nilai wajarnya. Laporan keuangan konsolidasi disusun dengan metode akrual, kecuali laporan arus kas. Laporan arus kas konsolidasi disusun dengan menggunakan metode langsung dengan mengelompokkan arus kas dalam aktivitas operasi, investasi dan pendanaan. Mata uang pelaporan yang digunakan dalam penyusunan laporan keuangan konsolidasi adalah mata uang Rupiah (Rp). Kecuali dinyatakan secara khusus, angka-angka adalah dalam ribuan Rupiah. b. Prinsip Konsolidasi dan Akuntansi Penggabungan Usaha Laporan keuangan konsolidasi meliputi laporan keuangan Perusahaan dan anak perusahaan yang dikendalikannya, dimana Perusahaan memiliki lebih dari 50%, baik langsung maupun tidak langsung, hak suara di anak perusahaan dan dapat menentukan kebijakan keuangan dan operasi dari anak perusahaan untuk memperoleh keuntungan dari aktivitas anak perusahaan tersebut. Sebuah anak perusahaan tidak dikonsolidasikan apabila sifat pengendaliannya adalah sementara karena anak perusahaan tersebut diperoleh dengan tujuan akan dijual kembali dalam waktu dekat; atau jika ada pembatasan jangka panjang yang mempengaruhi kemampuan anak perusahaan untuk memindahkan dananya ke Perusahaan. Dalam hal pengendalian terhadap anak perusahaan dimulai atau diakhiri dalam suatu periode tertentu, maka hasil usaha anak perusahaan yang diperhitungkan ke dalam laporan keuangan konsolidasi hanya sebatas hasil pada saat pengendalian tersebut mulai diperoleh atau hingga saat pengendalian atas anak perusahaan itu berakhir. Saldo dan transaksi, termasuk keuntungan atau kerugian yang belum direalisasi, atas transaksi antar perusahaan yang signifikan dieliminasi untuk mencerminkan posisi keuangan dan hasil usaha Perusahaan dan anak perusahaan sebagai satu kesatuan usaha. Laporan keuangan konsolidasi disusun dengan menggunakan kebijakan akuntansi yang sama untuk peristiwa dan transaksi sejenis dalam kondisi yang sama. Apabila anak perusahaan menggunakan kebijakan akuntansi yang berbeda dari kebijakan akuntansi yang digunakan dalam laporan keuangan konsolidasi, maka dilakukan penyesuaian yang diperlukan terhadap laporan keuangan anak perusahaan tersebut. Hak minoritas atas rugi (laba) bersih dan ekuitas anak perusahaan dinyatakan sebesar proporsi pemegang saham minoritas atas rugi (laba) bersih dan ekuitas anak perusahaan tersebut sesuai dengan persentase kepemilikan pemegang saham minoritas pada anak perusahaan tersebut. Kerugian yang menjadi bagian dari pemegang saham minoritas pada suatu anak perusahaan dapat melebihi bagiannya dalam modal disetor. Kelebihan tersebut dan kerugian lebih lanjut yang menjadi bagian pemegang saham minoritas, harus dibebankan kepada pemegang saham mayoritas, kecuali terdapat kewajiban yang mengikat pemegang saham minoritas untuk menutupi kerugian tersebut dan pemegang saham minoritas mampu memenuhi kewajibannya. Apabila pada periode selanjutnya, anak perusahaan melaporkan laba, maka laba tersebut harus terlebih dahulu dialokasikan kepada pemegang saham mayoritas sampai seluruh bagian kerugian pemegang saham minoritas yang dibebankan pada pemegang saham mayoritas dapat ditutup.
- 10-
Akuisisi anak perusahaan dari pihak ketiga, diperhitungkan dengan menggunakan metode pembelian Selisih lebih harga perolehan dari nilai wajar kepemilikan Perusahaan atas aset bersih yang teridentifikasi anak perusahaan dicatat sebagai goodwill dan diamortisasi menggunakan metode garis lurus selama lima (5) tahun. c. Transaksi dan Saldo dalam Mata Uang Asing Pembukuan Perusahaan dan anak perusahaan diselenggarakan dalam mata uang Rupiah. Transaksi-transaksi selama periode berjalan dalam mata uang asing dicatat dengan kurs yang berlaku pada saat terjadinya transaksi. Pada tanggal neraca, aset dan kewajiban moneter dalam mata uang asing disesuaikan untuk mencerminkan kurs yang berlaku pada tanggal tersebut. Keuntungan atau kerugian kurs yang timbul dikreditkan atau dibebankan dalam laporan laba rugi konsolidasi periode yang bersangkutan, kecuali yang berhubungan dengan perolehan, konstruksi, atau pengembangan aset tertentu dikapitalisasi sebagai bagian dari biaya. d. Transaksi Hubungan Istimewa Pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa adalah: 1. Perusahaan yang melalui satu atau lebih perantara, mengendalikan, atau dikendalikan oleh, atau berada di bawah pengendalian bersama, dengan Perusahaan (termasuk holding companies, subsidiaries dan fellow subsidiaries); 2. Perusahaan asosiasi; 3. Perorangan yang memiliki, baik secara langsung maupun tidak langsung, suatu kepentingan hak suara di perusahaan pelapor yang berpengaruh secara signifikan, dan anggota keluarga dekat dari perorangan tersebut (yang dimaksudkan dengan anggota keluarga dekat adalah mereka yang dapat diharapkan mempengaruhi atau dipengaruhi perorangan tersebut dalam transaksinya dengan perusahaan); 4. Karyawan kunci, yaitu orang-orang yang mempunyai wewenang dan tanggung jawab untuk merencanakan, memimpin dan mengendalikan kegiatan Perusahaan yang meliputi anggota dewan komisaris, direksi dan manajer dari Perusahaan serta anggota keluarga dekat orangorang tersebut; dan 5. Perusahaan di mana suatu kepentingan substansial dalam hak suara dimiliki baik secara langsung maupun tidak langsung oleh setiap orang yang diuraikan dalam butir (3) atau (4), atau setiap orang tersebut mempunyai pengaruh signifikan atas perusahaan tersebut. Ini mencakup perusahaan-perusahaan yang dimiliki anggota dewan komisaris, direksi atau pemegang saham utama dari Perusahaan dan perusahaan-perusahaan yang mempunyai anggota manajemen kunci yang sama dengan Perusahaan. Semua transaksi dengan pihak yang mempunyai hubungan istimewa, baik yang dilakukan dengan atau tidak dengan, persyaratan dan kondisi yang sama dengan pihak ketiga diungkapkan dalam laporan keuangan konsolidasi. e. Penggunaan Estimasi Penyusunan laporan keuangan konsolidasi sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia mengharuskan manajemen membuat estimasi dan asumsi yang mempengaruhi jumlah aset dan kewajiban yang dilaporkan dan pengungkapan aset dan kewajiban kontinjensi pada tanggal laporan keuangan konsolidasi serta jumlah pendapatan dan beban selama periode pelaporan. Realisasi dapat berbeda dengan jumlah yang diestimasi.
- 11-
f. Kas dan Setara Kas Kas terdiri dari kas dan bank. Setara kas adalah semua investasi yang bersifat jangka pendek dan sangat likuid yang dapat segera dikonversikan menjadi kas dengan jatuh tempo dalam waktu tiga bulan atau kurang sejak tanggal penempatannya dan yang tidak dijaminkan serta tidak dibatasi pencairannya. g. Investasi 1. Giro Rekening giro yang dijaminkan atau dibatasi pencairannya disajikan sebagai investasi. Rekening giro disajikan sebesar nilai nominal. 2. Deposito Berjangka Deposito berjangka yang jatuh temponya kurang dari tiga bulan pada saat penempatan namun dijaminkan atau telah dibatasi pencairannya atau deposito berjangka yang jatuh temponya lebih dari tiga bulan pada saat penempatan disajikan sebagai investasi. Deposito berjangka disajikan sebesar nilai nominal. 3. Penempatan pada efek Efek terdiri dari efek hutang Efek diklasifikasikan berdasarkan tujuan manajemen pada saat perolehan, sebagai berikut: a) Diperdagangkan (trading) Termasuk dalam kelompok ini adalah efek yang dibeli dan dimiliki untuk dijual kembali dalam waktu dekat, yang biasanya ditunjukkan dengan frekuensi pembelian dan penjualan yang sering. Efek ini dimiliki dengan tujuan untuk menghasilkan laba dari perbedaan harga jangka pendek. Investasi dalam efek yang termasuk dalam kelompok ini diukur sebesar nilai wajarnya. Laba/rugi yang timbul dari kenaikan atau penurunan tersebut diakui pada laporan laba rugi konsolidasi periode berjalan. b) Dimiliki hingga jatuh tempo (held-to-maturity) Investasi dalam efek hutang yang dimaksudkan untuk dimiliki hingga jatuh tempo diukur sebesar biaya perolehan yang disesuaikan dengan amortisasi premi atau diskonto yang belum diamortisasi. c) Tersedia untuk dijual (available-for-sale) Investasi dalam efek yang tidak memenuhi kriteria kelompok “diperdagangkan” dan yang “dimiliki hingga jatuh tempo” dikategorikan sebagai “tersedia untuk dijual” dan dinyatakan sebesar nilai wajarnya. Laba dan rugi yang belum direalisasi dari kenaikan atau penurunan nilai wajar atas kepemilikan efek ini disajikan sebagai komponen ekuitas, dan tidak diakui sebagai keuntungan atau kerugian sampai direalisasi. Bila terjadi penurunan nilai yang bersifat permanen, maka biaya perolehan efek individual harus diturunkan hingga sebesar nilai wajarnya, dan jumlah penurunan nilai tersebut dibebankan dalam laporan laba rugi konsolidasi periode berjalan. Untuk menghitung laba atau rugi yang direalisasi, biaya perolehan efek ekuitas ditentukan berdasarkan metode rata-rata tertimbang, sedangkan biaya perolehan efek hutang yang dimiliki hingga jatuh tempo ditentukan berdasarkan metode identifikasi khusus.
- 12-
4. Investasi jangka panjang dalam bentuk penyertaan saham yang nilai wajarnya tidak tersedia Investasi dengan menggunakan Metode Biaya Investasi dalam bentuk penyertaan saham dengan persentase kepemilikan kurang dari 20% dicatat dengan menggunakan metode biaya. Menurut metode biaya, investasi dicatat sebesar biaya perolehan. Investor mengakui penghasilan hanya sebatas distribusi laba (dividen, kecuali dividen saham) yang diterima yang berasal dari laba bersih yang diakumulasikan oleh perusahaan asosiasi setelah tanggal perolehan. Penerimaan dividen yang melebihi laba tersebut dipandang sebagai pemulihan investasi dan dicatat sebagai pengurangan terhadap biaya investasi. Investasi dalam bentuk saham dimana Perusahaan mempunyai pemilikan saham minimal 20%, tetapi tidak lebih dari 50% dicatat dengan menggunakan metode ekuitas, dimana biaya perolehan dari penyertaan ditambah atau dikurangi dengan bagian Perusahaan atas laba atau rugi bersih perusahaan asosiasi sejak tanggal perolehan sebesar persentase pemilikan serta dikurangi dengan pendapatan dividen. Bagian Perusahaan atas laba atau rugi bersih perusahaan asosiasi disesuaikan dengan amortisasi goodwill dengan menggunakan metode garis lurus selama lima (5) tahun. Bila terjadi penurunan nilai yang bersifat permanen, nilai tercatatnya dikurangi untuk mengakui penurunan tersebut yang ditentukan untuk setiap investasi secara individu dan kerugiannya dibebankan pada laporan laba rugi konsolidasi periode berjalan. Selisih Nilai Transaksi Restrukturisasi Entitas Sepengendali Perubahan nilai investasi yang disebabkan oleh terjadinya perubahan nilai ekuitas anak perusahaan yang bukan merupakan transaksi antara Perusahaan dengan anak perusahaan diakui sebagai bagian dari ekuitas dalam akun “Selisih transaksi perubahan ekuitas anak perusahaan/perusahaan asosiasi”, dan akan diakui sebagai pendapatan atau beban pada saat pelepasan investasi yang bersangkutan. Transaksi restrukturisasi antara entitas sepengendali, berupa pengalihan aset, kewajiban, saham atau instrumen kepemilikan lainnya yang dilakukan dalam rangka reorganisasi entitasentitas yang berada dalam suatu kelompok usaha yang sama, bukan merupakan perubahan kepemilikan dalam arti substansi ekonomi, sehingga transaksi demikian tidak dapat menimbulkan laba atau rugi bagi seluruh kelompok perusahaan ataupun bagi entitas individual dalam kelompok perusahaan tersebut. Karena transaksi restrukturisasi antara entitas sepengendali tidak mengakibat perubahan substansi ekonomi pemilikan atas aset, saham, kewajiban atau instrumen kepemilikan lainnya yang dipertukarkan, maka aset maupun kewajiban yang pemilikannya dialihkan (dalam bentuk hukumnya) harus dicatat sesuai dengan nilai buku. Selisih antara harga pengalihan dengan nilai buku setiap transaksi restrukturisasi antara entitas sepengendali dibukukan sebagai “Selisih nilai transaksi restrukturisasi entitas sepengendali” dan disajikan sebagai bagian dari Ekuitas. Saldo “Selisih nilai transaksi restrukturisasi entitas sepengendali” diakui sebagai laba atau rugi yang direalisasi dalam laporan laba rugi konsolidasi pada saat (1) hilangnya status substansi sepengendalian antara entitas yang pernah bertransaksi, (2) pelepasan aset, kewajiban, saham atau instrumen kepemilikan lainnya kepada pihak lain yang tidak sepengendali. Sebaliknya, jika ada transaksi resiprokal antara entitas sepengendali yang sama maka saling hapus dilakukan antara saldo yang ada dengan yang baru, sehingga menimbulkan saldo “Selisih nilai transaksi restrukturisasi entitas sepengendali” baru.
- 13-
h. Piutang Piutang dinyatakan sebesar nilai bersih yang dapat direalisasikan setelah dikurangi dengan penyisihan piutang ragu-ragu, jika ada. Piutang yang tidak dapat ditagih harus dihapuskan. i. Penyisihan Piutang Ragu-Ragu Penyisihan piutang ragu-ragu dibentuk berdasarkan penelaahan manajemen terhadap masingmasing akun piutang pada akhir periode. j. Persediaan 1. Persediaan Real Estat Persediaan real estat terdiri dari tanah dan bangunan (secara strata title) yang siap dijual, bangunan (secara strata title) yang sedang dikonstruksi dan tanah yang sedang dikembangkan dinyatakan berdasarkan nilai terendah antara biaya perolehan dan nilai realisasi bersih (the lower of cost and net realizable value). Nilai realisasi bersih merupakan estimasi harga jual dalam kegiatan usaha biasa dikurangi dengan estimasi biaya penyelesaian dan estimasi biaya penjualan. Biaya perolehan tanah yang sedang dikembangkan meliputi biaya perolehan tanah yang belum dikembangkan ditambah dengan biaya pengembangan langsung dan tidak langsung yang dapat diatribusikan pada kegiatan pengembangan real estat serta biaya pinjaman (beban bunga dan selisih kurs). Tanah yang sedang dikembangkan akan dipindahkan ke bangunan yang sedang dikonstruksi pada saat konstruksi dimulai dengan menggunakan metode luas areal. Biaya pengembangan tanah, termasuk tanah yang digunakan sebagai jalan dan prasarana atau area yang tidak dijual lainnya, dialokasikan ke proyek berdasarkan luas area yang dapat dijual. Biaya perolehan bangunan yang sedang dikonstruksi meliputi biaya-biaya konstruksi serta dipindahkan ke tanah dan bangunan yang siap dijual pada saat selesai dibangun. Biaya-biaya tersebut ditentukan dengan menggunakan metode identifikasi khusus. Akumulasi biaya ke proyek pengembangan real estat tidak dihentikan walaupun realisasi pendapatan pada masa mendatang lebih rendah dari nilai tercatat proyek. Namun, dilakukan penyisihan secara periodik atas perbedaan tersebut. Jumlah penyisihan tersebut akan mengurangi nilai tercatat proyek dan dibebankan ke laporan laba rugi konsolidasi periode berjalan. Estimasi dan alokasi biaya harus dikaji kembali pada setiap akhir periode pelaporan sampai proyek selesai secara substansial. Apabila telah terjadi perubahan mendasar pada estimasi kini, biaya direvisi dan direalokasi. Beban yang tidak berhubungan dengan proyek real estat dibebankan pada laporan laba rugi konsolidasi pada saat terjadinya. 2. Persediaan Hotel Barang dan perlengkapan hotel terdiri dari makanan, minuman, perlengkapan teknik dan perlengkapan hotel. Persediaan tersebut dinyatakan sebesar nilai yang lebih rendah antara biaya perolehan, yang ditentukan dengan menggunakan metode rata-rata, dan nilai realisasi bersih.
- 14-
k. Biaya Dibayar di muka Biaya dibayar di muka diamortisasi selama manfaat masing-masing biaya dengan menggunakan metode garis lurus. l. Properti Investasi Properti investasi diukur sebesar biaya perolehan, termasuk biaya transaksi, setelah dikurangi dengan akumulasi penyusutan dan kerugian penurunan nilai. Jumlah tercatat termasuk biaya penggantian untuk bagian tertentu dari properti investasi yang telah ada pada saat beban terjadi, jika kriteria pengakuan terpenuhi dan tidak termasuk biaya perawatan sehari-hari properti investasi. Properti investasi dihentikan pengakuannya (dikeluarkan dari neraca) pada saat pelepasan atau ketika properti investasi tersebut tidak digunakan lagi secara permanen dan tidak memiliki manfaat ekonomis di masa depan yang dapat diharapkan pada saat pelepasannya. Laba atau rugi yang timbul dari penghentian atau pelepasan properti investasi diakui dalam laporan laba rugi konsolidasi pada periode terjadinya penghentian atau pelepasan tersebut. Transfer ke properti investasi dilakukan jika, dan hanya jika, terdapat perubahan penggunaan, yang ditunjukkan dengan berakhirnya pemakaian oleh pemilik, dimulainya sewa operasi ke pihak lain atau berakhirnya konstruksi atau pengembangan. Transfer dari properti investasi dilakukan jika, dan hanya jika, terdapat perubahan penggunaan, yang ditunjukkan dengan dimulainya penggunaan oleh pemilik atau dimulainya pengembangan untuk dijual. m. Aset Tetap Aset tetap, kecuali tanah, dinyatakan berdasarkan biaya perolehan, tetapi tidak termasuk biaya perawatan sehari-hari, dikurangi akumulasi penyusutan serta akumulasi penurunan nilai aset, jika ada. Tanah tidak disusutkan dan dinyatakan berdasarkan biaya perolehan dikurangi akumulasi penurunan nilai, jika ada. Biaya perolehan awal aset tetap meliputi harga perolehan, termasuk bea impor dan pajak pembelian yang tidak boleh dikreditkan dan biaya-biaya yang dapat diatribusikan secara langsung untuk membawa aset ke lokasi dan kondisi yang diinginkan sesuai dengan tujuan penggunaan yang ditetapkan. Beban-beban yang timbul setelah aset tetap digunakan, seperti beban perbaikan dan pemeliharaan, dibebankan ke laporan laba rugi konsolidasi pada saat terjadinya. Apabila bebanbeban tersebut menimbulkan peningkatan manfaat ekonomis di masa datang dari penggunaan aset tetap tersebut yang dapat melebihi kinerja normalnya, maka beban-beban tersebut dikapitalisasikan sebagai tambahan biaya perolehan aset tetap. Semua aset tetap, kecuali tanah, disusutkan menggunakan metode garis lurus berdasarkan estimasi masa manfaat dari aset tetap sebagai berikut: Tahun Bangunan Peralatan dan perabotan Peralatan mekanis dan listrik Kendaraan bermotor Peralatan telekomunikasi Partisi kantor
20 – 40 2 – 10 6 – 14 2– 8 2– 8 3– 5
Nilai tercatat aset tetap ditelaah kembali dan dilakukan penurunan nilai apabila terdapat peristiwa atau perubahan kondisi tertentu yang mengindikasikan nilai tercatat tersebut tidak dapat dipulihkan sepenuhnya.
- 15-
Dalam setiap inspeksi yang signifikan, biaya inspeksi diakui dalam jumlah tercatat aset tetap sebagai suatu penggantian apabila memenuhi kriteria pengakuan. Biaya inspeksi signifikan yang dikapitalisasi tersebut diamortisasi selama periode sampai dengan saat inspeksi signifikan berikutnya. Jumlah tercatat aset tetap dihentikan pengakuannya (derecognized) pada saat dilepaskan atau tidak ada manfaat ekonomis masa depan yang diharapkan dari penggunaan atau pelepasannya. Aset tetap yang dijual atau dilepaskan, dikeluarkan dari kelompok aset tetap berikut akumulasi penyusutan dan amortisasi serta akumulasi penurunan nilai yang terkait dengan aset tetap tersebut. Laba atau rugi yang timbul dari penghentian pengakuan aset tetap ditentukan sebesar perbedaan antara jumlah neto hasil pelepasan, jika ada, dengan jumlah tercatat dari aset tetap tersebut, dan diakui dalam laporan laba rugi konsolidasi pada periode terjadinya penghentian pengakuan. Nilai residu, umur manfaat, serta metode penyusutan dan amortisasi ditelaah setiap akhir periode dan dilakukan penyesuaian apabila hasil telaah berbeda dengan estimasi sebelumnya. Aset dalam penyelesaian dinyatakan sebesar biaya perolehan dan tidak disusutkan. Akumulasi biaya perolehan akan dipindahkan ke masing-masing aset tetap yang bersangkutan pada saat selesai dan siap digunakan. n. Sewa Sewa di mana Perusahaan dan anak perusahaan tetap mempertahankan secara substansial seluruh risiko dan manfaat yang terkait dengan kepemilikan suatu aset diklasifikasikan sebagai sewa operasi. Biaya langsung awal yang dikeluarkan sehubungan dengan negoisasi dan pengaturan sewa operasi ditambahkan ke nilai tercatat aset sewaan dan diakui ke laba rugi konsolidasi periode berjalan selama masa sewa sesuai dengan dasar pengakuan pendapatan sewa. Pembayaran sewa dalam sewa operasi diakui sebagai beban dalam laporan laba rugi konsolidasi dengan dasar garis lurus (straight – line basis) selama masa sewa. o. Penurunan Nilai Aset Manajemen menelaah ada atau tidaknya indikasi penurunan nilai aset pada tanggal neraca dan kemungkinan penyesuaian ke nilai yang dapat diperoleh kembali apabila terdapat keadaan yang mengindikasikan terjadinya penurunan nilai aset tersebut. Kerugian penurunan nilai diakui jika nilai tercatat aset melebihi nilai yang dapat diperoleh kembali. Nilai aset yang dapat diperoleh kembali dihitung berdasarkan nilai pakai atau harga jual bersih, mana yang lebih tinggi. Di lain pihak, pemulihan penurunan nilai diakui apabila terdapat indikasi bahwa penurunan nilai tersebut tidak lagi terjadi. Penurunan (pemulihan) nilai aset diakui sebagai beban (pendapatan) pada laporan laba rugi konsolidasi periode berjalan. p. Kelebihan Penagihan atas Pengakuan Pendapatan Kontrak Konstruksi Pendapatan dan beban kontrak berkenaan dengan kontrak konstruksi diakui masing-masing sebagai pendapatan dan beban dengan memperhatikan tahap penyelesaian aktivitas kontrak (percentage of completion method) pada tanggal neraca konsolidasi. Kelebihan penagihan atas pendapatan disajikan pada kewajiban lain-lain sebagai “Kelebihan penagihan atas pengakuan pendapatan kontrak konstruksi”.
- 16-
q. Biaya Emisi Saham Biaya emisi saham disajikan sebagai pengurang akun tambahan modal disetor dan tidak diamortisasi. r. Pendapatan Diterima di Muka Pendapatan diterima di muka ditangguhkan pengakuannya dan akan dibukukan sebagai pendapatan sesuai dengan masa manfaat pendapatan tersebut. s. Penyisihan untuk Penggantian Peralatan Usaha Penyisihan untuk penggantian peralatan usaha (barang dan perlengkapan hotel) dibebankan pada laporan laba rugi konsolidasi berdasarkan taksiran nilai penggantian dari peralatan yang hilang atau rusak. Pembelian dibebankan pada akun “Penyisihan untuk penggantian peralatan usaha”. t. Pengakuan Pendapatan dan Beban (1) Pengakuan Pendapatan Pendapatan dari penjualan persediaan real estat Pendapatan atas penjualan bangunan kondominium, apartemen strata title, gedung perkantoran, pusat perbelanjaan dan bangunan sejenis lainnya serta unit dalam kepemilikan secara time sharing, diakui dengan menggunakan metode persentase penyelesaian (percentage-of-completion method) terhadap unit yang terjual, apabila seluruh persyaratan berikut terpenuhi: 1) Proses konstruksi telah melampaui tahap awal, yaitu fondasi bangunan telah selesai dan semua persyaratan untuk memulai pembangunan telah dipenuhi. 2) Jumlah pembayaran oleh pembeli telah mencapai 20% dari harga jual yang telah disepakati dan jumlah tersebut tidak dapat diminta kembali oleh pembeli; dan 3) Jumlah pendapatan dari penjualan dan biaya unit bangunan dapat diestimasi dengan andal. Jika semua kriteria yang disebutkan di atas tidak terpenuhi, maka pembayaran yang diterima dari pembeli harus diakui sebagai “uang muka penjualan” dengan metode deposit sampai seluruh kriteria terpenuhi. Dengan metode persentase penyelesaian, jumlah pendapatan dan beban yang diakui untuk setiap periode akuntansi harus sesuai dengan tingkat atau persentase penyelesaian dari aset tersebut. Tingkat atau persentase penyelesaian pengembangan real estat ditentukan berdasarkan biaya yang telah dikeluarkan sampai dengan tanggal tertentu dibandingkan dengan jumlah biaya yang harus dikeluarkan untuk pengembangan real estat tersebut. Pendapatan atas penjualan apartemen strata title, konstruksi yang pembangunannya, harus diakui dengan menggunakan metode akrual penuh.
telah
selesai
Pendapatan sewa dan jasa pelayanan Pendapatan sewa ruangan pusat perbelanjaan dan kantor serta tanah diakui berdasarkan metode garis lurus sesuai dengan jangka waktu sewa dan pendapatan jasa pelayanan diakui pada saat jasa diserahkan.
- 17-
Pendapatan dari Hotel Pendapatan hotel diakui pada saat barang atau jasa diberikan kepada tamu. Pendapatan Kontrak Pendapatan kontrak diakui sebagai pendapatan dengan memperhatikan tahap penyelesaian aktivitas kontrak konstruksi (percentage of completion method) pada tanggal neraca konsolidasi. Tingkat atau persentase penyelesaian aktivitas kontrak konstruksi ditentukan berdasarkan biaya yang telah dikeluarkan sampai dengan tanggal tertentu dibandingkan dengan jumlah biaya yang harus dikeluarkan untuk aktivitas kontrak konstruksi tersebut. Lainnya Pendapatan dari iuran keanggotaan klub diakui sesuai dengan periode keanggotaan. Pendapatan dari jasa telekomunikasi diakui pada saat jasa telah diserahkan kepada pelanggan. Pendapatan bunga diakui berdasarkan metode akrual. (2) Pengakuan Beban Beban diakui sesuai dengan manfaatnya pada periode yang bersangkutan (accrual basis) pada saat terjadinya, kecuali beban pokok penjualan persediaan real estat yang di dalamnya termasuk taksiran biaya untuk pengembangan prasarana atas tanah yang dijual maupun yang sedang dikembangkan untuk penjualan di masa mendatang. Beban kontrak diakui sebagai beban dengan memperhatikan tahap penyelesaian aktivitas kontrak konstruksi pada tanggal neraca konsolidasi (percentage of completion method). u. Restrukturisasi Hutang Bermasalah Restrukturisasi hutang bermasalah diperlakukan berdasarkan Pernyataan Standar Akuntasi Keuangan (PSAK) No. 54, “Akuntansi untuk Restrukturisasi Hutang-Piutang Bermasalah”. Sesuai dengan PSAK No. 54, keuntungan dari restrukturisasi harus diakui jika nilai tercatat hutang yang diselesaikan, setelah dikurangi penyelesaian hutang melalui penyerahan saham (jika ada), lebih besar dari pembayaran kas masa depan tanpa memperhitungkan nilai tunainya. Seluruh biaya langsung yang terjadi dari restrukturisasi hutang bermasalah harus dikurangkan dalam penghitungan keuntungan restrukturisasi hutang bermasalah. Keuntungan dari restrukturisasi hutang bermasalah, diakui dan diklasifikasikan sebagai pos luar biasa dalam laporan laba rugi konsolidasi pada periode terjadinya restrukturisasi. v. Biaya Pinjaman Biaya pinjaman merupakan bunga dan selisih kurs pinjaman yang diterima dalam mata uang asing dan biaya lainnya (amortisasi diskon/premium dari pinjaman dan lain-lain) yang terjadi sehubungan dengan peminjaman dana. Biaya pinjaman diakui sebagai beban pada saat terjadinya biaya pinjaman tersebut, kecuali biaya pinjaman yang secara langsung dapat diatribusikan dengan perolehan, konstruksi, atau pengembangan aset tertentu dikapitalisasi sebagai bagian dari biaya perolehan aset tertentu tersebut.
- 18-
Apabila pinjaman hanya digunakan untuk memperoleh suatu aset tertentu, maka jumlah biaya pinjaman yang dikapitalisasi adalah seluruh biaya pinjaman yang timbul selama peminjaman dana tersebut dikurangi dengan pendapatan bunga yang diperoleh dari investasi sementara atas dana pinjaman diterima yang belum digunakan. Kapitalisasi biaya pinjaman dihentikan apabila dalam suatu periode yang cukup lama aktivitas perolehan, konstruksi atau pengembangan ditangguhkan atau ditunda. Kapitalisasi biaya pinjaman tersebut diakhiri apabila aktivitas untuk memperoleh, konstruksi atau pengembangan aset tertentu sesuai dengan tujuannya secara substansial telah selesai. w. Imbalan Kerja Imbalan kerja jangka pendek Imbalan kerja jangka pendek merupakan upah, gaji, dan iuran jaminan sosial. Imbalan kerja jangka pendek diakui sebesar jumlah yang tak-terdiskonto sebagai kewajiban setelah dikurangi dengan jumlah yang telah dibayar pada neraca konsolidasi dan sebagai beban pada laporan laba rugi konsolidasi. Program pensiun manfaat pasti Imbalan pasca-kerja Perusahaan merupakan manfaat pasti yang dibentuk dengan pendanaan khusus melalui program dana pensiun dan didasarkan pada masa kerja dan jumlah penghasilan karyawan pada saat pensiun, sedangkan untuk anak-anak perusahaan, imbalan pasca-kerja merupakan manfaat pasti yang dibentuk tanpa pendanaan khusus. Imbalan pasca-kerja tersebut keduanya didasarkan pada masa kerja dan jumlah penghasilan karyawan pada saat pensiun. Metode penilaian aktuarial yang digunakan untuk menentukan nilai kini cadangan imbalan pasti, beban jasa kini yang terkait dan beban jasa lalu adalah metode Projected Unit Credit. Beban jasa kini, beban bunga, beban jasa lalu yang telah menjadi hak karyawan, hasil yang diharapkan dari aset program, dan dampak kurtailmen atau penyelesaian (jika ada) diakui pada laba rugi konsolidasi periode berjalan. Keuntungan atau kerugian aktuarial (jika ada) dan beban jasa lalu yang belum menjadi hak karyawan bagi karyawan yang masih aktif bekerja diamortisasikan selama jangka waktu rata-rata sisa masa kerja karyawan. Cadangan imbalan pasti pasca-kerja disajikan sebesar nilai bersih dari nilai kini cadangan imbalan pasti setelah memperhitungkan nilai wajar aset program keuntungan atau kerugian aktuarial yang tidak diakui. Program pensiun iuran pasti Imbalan pasca-kerja anak perusahaan tertentu merupakan program iuran pasti melalui dana pensiun dan didasarkan pada masa kerja dan jumlah penghasilan karyawan saat pensiun. Jumlah iuran yang terhutang diakui sebagai cadangan pada neraca konsolidasi setelah dikurangi dengan jumlah yang telah dibayar dan sebagai beban pada laporan laba rugi konsolidasi. Jika ada bagian iuran yang jatuh tempo dalam waktu lebih dari 12 bulan setelah tanggal neraca konsolidasi, maka iuran tersebut disajikan sebesar nilai kini cadangan yang didiskontokan. x. Pajak Penghasilan Pajak Penghasilan Final Sesuai dengan peraturan perundangan perpajakan, pendapatan yang telah dikenakan pajak penghasilan final tidak lagi dilaporkan sebagai pendapatan kena pajak, dan semua beban sehubungan dengan pendapatan yang telah dikenakan pajak penghasilan final tidak boleh dikurangkan. Di lain pihak, baik pendapatan maupun beban tersebut dipakai dalam penghitungan laba rugi menurut akuntasi. Oleh karena itu, tidak terdapat perbedaan temporer sehingga tidak diakui adanya aset atau kewajiban pajak tangguhan.
- 19-
Apabila nilai tercatat aset atau kewajiban yang berhubungan dengan pajak penghasilan final berbeda dari dasar pengenaan pajaknya, maka perbedaan tersebut tidak diakui sebagai aset atau kewajiban pajak tangguhan. Beban pajak atas pendapatan yang dikenakan pajak penghasilan final diakui secara proporsional dengan jumlah pendapatan yang diakui menurut akuntansi pada periode berjalan. Selisih antara jumlah pajak penghasilan final terhutang dengan jumlah yang dibebankan sebagai pajak kini pada laporan laba rugi konsolidasi diakui sebagai pajak dibayar di muka dan pajak yang masih harus dibayar. Pajak Penghasilan Tidak Final Beban pajak kini ditentukan berdasarkan laba kena pajak dalam periode yang bersangkutan yang dihitung berdasarkan tarif pajak yang berlaku. Aset dan kewajiban pajak tangguhan diakui atas konsekuensi pajak periode mendatang yang timbul dari perbedaan jumlah tercatat aset dan kewajiban menurut laporan keuangan dengan dasar pengenaan pajak aset dan kewajiban. Kewajiban pajak tangguhan diakui untuk semua perbedaan temporer kena pajak dan aset pajak tangguhan diakui untuk perbedaan temporer yang boleh dikurangkan dan rugi fiskal yang belum dikompensasikan, sepanjang besar kemungkinan dapat dimanfaatkan untuk mengurangi laba kena pajak pada masa datang. Pajak tangguhan diukur dengan menggunakan tarif pajak yang berlaku atau secara substansial telah berlaku pada tanggal neraca. Pajak tangguhan dibebankan atau dikreditkan dalam laporan laba rugi konsolidasi, kecuali pajak tangguhan yang dibebankan atau dikreditkan langsung ke ekuitas. Aset dan kewajiban pajak tangguhan disajikan di neraca atas dasar kompensasi, kecuali aset dan kewajiban pajak tangguhan untuk entitas yang berbeda, sesuai dengan penyajian aset dan kewajiban pajak kini. y. Laba (Rugi) Bersih Per Saham Dasar Laba (rugi) bersih per saham dihitung dengan membagi laba (rugi) bersih dengan jumlah tertimbang saham yang ditempatkan dan disetor penuh selama periode yang bersangkutan. z. Informasi Segmen Informasi segmen disusun sesuai dengan kebijakan akuntansi yang digunakan dalam penyusunan dan penyajian laporan keuangan konsolidasi. Bentuk primer pelaporan segmen adalah segmen usaha, sedangkan segmen sekunder adalah segmen geografis. Segmen usaha adalah komponen Perusahaan dan anak perusahaan yang dapat dibedakan dalam menghasilkan produk atau jasa (baik produk atau jasa individual maupun kelompok produk atau jasa terkait) dan komponen itu memiliki risiko dan imbalan yang berbeda dengan risiko dan imbalan segmen lain. Segmen geografis adalah komponen Perusahaan dan anak perusahaan yang dapat dibedakan dalam menghasilkan produk atau jasa pada lingkungan (wilayah) ekonomi tertentu dan komponen itu memiliki risiko dan imbalan yang berbeda dengan risiko dan imbalan pada komponen yang beroperasi pada lingkungan (wilayah) ekonomi lain.
- 20-
3. KAS DAN SETARA KAS Kas dan setara kas terdiri dari: 2010 Kas Rupiah Mata uang asing (Catatan 38)
Rp
Jumlah Bank Pihak yang mempunyai hubungan istimewa (Catatan 37) PT Bank Artha Graha Internasional Tbk Rupiah Dolar Amerika Serikat (Catatan 38) (US$ 1.417.006 pada tahun 2010 dan US$ 2.181.628 pada tahun 2009) Jumlah Pihak ketiga Rupiah Deutsche Bank AG – cabang Jakarta PT Bank Central Asia Tbk PT Bank Rakyat Indonesia Tbk PT Bank CIMB Niaga Tbk PT Bank Mandiri (Persero) Tbk Dolar Amerika Serikat (Catatan 38) Deutsche Bank AG – cabang Singapura (US$ 2.299.508 pada tahun 2010 dan US$ 1.007.389 pada tahun 2009) PT Bank Central Asia Tbk (US$ 279.505 pada tahun 2010 dan US$ 539.112 pada tahun 2009) PT Bank CIMB Niaga Tbk (US$ 276.108 pada tahun 2010 dan US$ 387.479 pada tahun 2009) PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (US$ 165.186 pada tahun 2010 dan US$ 77.189 pada tahun 2009) Citibank N.A. - cabang Jakarta (US$ 3.378 pada tahun 2010 dan US$ 3.498 pada tahun 2009) PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (US$ 756 pada tahun 2010 dan US$ 740 pada tahun 2009) Jumlah Jumlah - Bank
Rp
2009 751.581 40.110
Rp
463.320 588.423
791.691
1.051.743
12.435.823
10.855.559
12.916.011
25.226.700
25.351.834
36.082.259
7.372.986 6.127.257 123.785 95.540 41.607
8.402.121 817.182 277.819 634.778
20.960.015
11.660.529
2.547.691
6.240.220
2.516.728
4.485.068
1.505.668
597.022
30.787
40.485
6.888
8.566
41.328.952
33.163.790
66.680.786
Rp
69.246.049
- 21-
Lanjutan 2010 Deposito berjangka Pihak yang mempunyai hubungan istimewa PT Bank Artha Graha Internasional Tbk Rupiah Rp Dolar Amerika Serikat (Catatan 38) (US$ 986.202 pada tahun 2010 dan US$ 1.659.992 pada tahun 2009) Jumlah Pihak ketiga Rupiah PT Bank Central Asia Tbk PT Panin Bank Tbk Dolar Amerika Serikat (Catatan 38) PT Bank Central Asia Tbk (US$ 400.509 pada tahun 2010) PT Bank Danamon Tbk (US$ 213.415 pada tahun 2010 dan US$ 985.713 pada tahun 2009) PT Bank Mega Tbk (US$ 1.000.000 pada tahun 2009)
45.631.092
Rp
Jumlah – Deposito berjangka Rp
35.055.842
8.989.235
20.487.645
54.620.327
55.543.487
22.054.785 6.003.664
-
10.276.420
3.650.640
-
1.945.277
Jumlah
Jumlah
2009
11.409.631
-
11.575.000
33.654.366
33.261.051
88.274.693
88.804.538
155.747.170
Rp
159.102.330
Suku bunga rata-rata deposito per tahun: Rupiah Dolar Amerika Serikat
2010
2009
5,75% - 8,50% 2,00% - 2,50%
8,25% - 9,50% 3,50% - 5,00%
Transaksi dengan PT Bank Artha Graha Internasional Tbk, pihak yang mempunyai hubungan istimewa, dilaksanakan dengan syarat dan kondisi yang sama sebagaimana bila dilaksanakan dengan pihak ketiga (Catatan 37). 4.
INVESTASI 2010 Rekening giro yang dibatasi pencairannya (Catatan 15 dan 16) Deposito berjangka yang dibatasi pencairannya (Catatan 15) Efek-efek hutang Penyertaan saham Metode biaya Metode ekuitas Jumlah
Rp
Rp
2009 74.617
Rp
773.493
114.151.206 403.085.239
22.899.792 511.871.820
50.600.000 5.888.409
50.600.000 5.883.071
573.799.471
Rp
592.028.176
- 22-
a. Rekening Giro yang Dibatasi Pencairannya 2010 Pihak ketiga Dolar Amerika Serikat (Catatan 38) Deutsche Bank AG, cabang Singapura PT Bank Windu Kentjana International Tbk Jumlah
Rp
2009
8.875
Rp
689.460
65.742 Rp
74.617
84.033 Rp
773.493
Pada tanggal 31 Maret 2010 dan 2009, PPJ, anak perusahaan, memiliki rekening giro di Deutsche Bank AG, cabang Singapura yang dibatasi penggunaannya sehubungan dengan surat hutang yang diterbitkan oleh PPJ (Catatan 15). Perusahaan memiliki rekening giro yang dibatasi pencairannya di PT Bank Windu Kentjana International Tbk yang digunakan sebagai rekening pembayaran hutang (debt-service account) berdasarkan Perjanjian Perubahan dengan sindikasi bank yang dikoordinasi oleh The Royal Bank of Scotland Plc (Catatan 16). b. Deposito Berjangka yang Dibatasi Pencairannya 2010 Pihak yang mempunyai hubungan istimewa (Catatan 37) Rupiah PT Bank Artha Graha Internasional Tbk Rp Pihak ketiga Dolar Amerika Serikat (Catatan 38) Deutsche Bank AG, cabang Singapura Jumlah
2009
394.639
Rp
113.756.567 Rp
114.151.206
-
22.899.792 Rp
22.899.792
Pada tanggal 31 Maret 2010, PT Artha Telekomindo (AT), anak perusahaan, memiliki deposito berjangka di PT Bank Artha Graha Internasional Tbk (BAGI) yang dibatasi penggunaannya sehubungan dengan penerbitan bank garansi oleh BAGI sebagai jaminan atas perjanjian kerjasama yang dilakukan AT dengan pihak ketiga. Transaksi dengan BAGI dilaksanakan dengan syarat dan kondisi yang sama sebagaimana dilaksanakan dengan pihak ketiga. Pada tanggal 31 Maret 2010 dan 2009, PPJ, anak perusahaan, memiliki deposito berjangka pada Deutsche Bank AG, cabang Singapura yang dibatasi penggunaannya sehubungan dengan surat hutang yang diterbitkan PPJ (Catatan 15). Suku bunga rata-rata deposito per tahun:
Rupiah Dolar Amerika Serikat
2010
2009
7,75% - 8,00% 0,12%
0,16%
- 23-
c. Efek-efek Hutang Akun ini merupakan efek hutang yang diperoleh Perusahaan melalui dividen non-tunai dari PT Graha Jakarta Sentosa sebesar US$ 44.222.188 (setara dengan Rp 403.085.239 pada tanggal 31 Maret 2010 dan Rp 511.871.826 pada tanggal 31 Maret 2009). Pada tahun 2008, Perusahaan mengakui pendapatan terkait dengan efek hutang tersebut sebesar Rp 146.769.253 yang dicatat pada akun “Penghasilan (Beban) Lain-lain – Lain-lain-bersih” dalam laporan laba rugi konsolidasi tahun 2008. d. Penyertaan Saham i) Metode Biaya Penyertaan saham yang dicatat dengan menggunakan metode biaya adalah sebagai berikut: Nilai Penyertaan Persentase Kepemilikan PT First Jakarta International (FJI) PT Graha Putranusa (GPN) Jumlah
9% 5%
2010
2009
Rp
45.600.000 5.000.000
Rp
45.600.000 5.000.000
Rp
50.600.0000
Rp
50.600.000
FJI, adalah pemilik dari gedung perkantoran serbaguna yang dikenal sebagai Gedung Bursa Efek Indonesia (BEI), yang berlokasi di Lot 2 KNTS. FJI memulai kegiatan usahanya pada tahun 1995. GPN didirikan dengan tujuan untuk membangun dan mengelola gedung perkantoran dan apartemen ”The Capital Residence” yang berlokasi di Lot 24 KNTS. Proyek tersebut dimulai pembangunannya pada tahun 2004 dan telah selesai pada tahun 2007. (ii) Metode Ekuitas Penyertaan saham dengan menggunakan metode ekuitas merupakan penyertaan saham PT Citra Wiradaya (CW), anak perusahaan, pada PT Bina Mulia Unika (BMU) dengan kepemilikan saham pada tanggal 31 Maret 2010 dan 2009 sebesar 20%. Penyertaan saham pada BMU dilakukan pada bulan April 2008 dengan persentase penyertaan sebesar 98,99%. Pada bulan Maret 2009, CW telah menjual 80% penyertaan sahamnya pada BMU kepada pihak ketiga dengan harga jual sebesar Rp 24.000.000 yang mengakibatkan persentase kepemilikan saham dalam BMU berkurang menjadi 20% (Catatan 39f). BMU ditunjuk sebagai pengelola gedung dan seluruh fasilitas kompleks perkantoran “18 PARC” yang berlokasi di Lot 18. Nilai tercatat penyertaan saham CW pada BMU pada tanggal 31 Maret 2010 dan 2009 masing-masing sebesar Rp 5.888.409 dan Rp 5.883.071. Pada tahun 2010 dan 2009, tidak ada dividen kas yang diterima dari penyertaan saham tersebut. Tujuan utama penyertaan saham di atas adalah sesuai dengan tujuan utama Perusahaan yaitu melakukan atau menjalankan kegiatan utama dalam bidang real estat, termasuk tetapi tidak terbatas pada aktivitas pengembangan. Manajemen berpendapat bahwa tidak terdapat penurunan nilai dari penyertaan saham di atas.
- 24-
5.
PIUTANG USAHA 2010 Pihak yang mempunyai hubungan istimewa (lihat Catatan 37) Rupiah PT Mulia Sejahtera Abadi PT Arthagraha Sentral PT Music Roomindo Sejati Discovery Kartika Plaza Hotel PT Buanagraha Arthaprima Lain-lain
Rp
Jumlah Pihak ketiga Rupiah Real Estat Equity Tower Pacific Place Mall SCBD Suites Pacific Place Residences One Pacific Place Lain-lain Kontrak Konstruksi Hotel Guest and city ledger Kartu kredit Jasa Telekomunikasi PT Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk PT Aplikanusa Lintasarta PT Indosat Tbk Lain-lain Lain-lain Dolar Amerika Serikat (Catatan 38) Real Estat Jasa Telekomunikasi Jumlah Dikurangi penyisihan piutang ragu-ragu
(
Bersih Jumlah
Rp
2009
9.281.011 4.151.530 2.809.297 657.398 60.941 268.229
Rp
8.752.102 4.240.682 1.781.926 1.654.913 121.000 244.474
17.228.406
16.795.097
155.004.683 27.191.234 3.918.885 629.719 918.749 6.173.646 28.928.783
18.373.843 7.881.685 1.401.946 2.421.527 5.706.767 43.846.276
22.503.726 1.569.989
28.596.005 1.152.829
280.550 48.950 30.685 611.126 225.600
718.549 299.152 1.029.146 2.492.045 8.044.661
9.017.680 69.754
8.477.418 868.020
257.123.759 6.769.108 ) (
131.309.869 5.523.374 )
250.354.651
125.786.495
267.583.057
Rp
142.581.592
Pada tanggal 31 Maret 2010 dan 2009 masing-masing sebesar 28,91% dan 40,92% dari saldo piutang usaha digunakan sebagai jaminan untuk hutang bank dan surat hutang (Catatan 15 dan 16). City Ledger, In House Guest dan Sewa Ruangan merupakan tagihan kepada pelanggan hotel dan penyewa ruangan. Pada tanggal 31 Maret 2010, piutang kontrak konstruksi merupakan piutang atas jasa pembangunan kompleks perkantoran “18 PARC” oleh CW, anak perusahaan (Catatan 39f).
- 25-
Rincian piutang usaha dihitung sejak tanggal faktur adalah sebagai berikut: 2010
2009
Sampai dengan 1 bulan > 1 bulan – 3 bulan > 3 bulan – 6 bulan > 6 bulan
Rp
183.128.380 20.541.805 6.781.933 63.900.047
Rp
57.894.219 12.756.312 10.219.152 67.235.283
Jumlah
Rp
274.352.165
Rp
148.104.966
Mutasi penyisihan piutang ragu-ragu adalah sebagai berikut: 2010
2009
Saldo awal tahun Penambahan periode berjalan
Rp
6.357.694 411.414
Rp
5.117.540 405.834
Saldo akhir periode
Rp
6.769.108
Rp
5.523.374
Manajemen berpendapat bahwa penyisihan piutang ragu-ragu adalah cukup untuk menutup kemungkinan kerugian atas tidak tertagihnya piutang usaha tersebut. Piutang usaha dalam mata uang asing pada tanggal 31 Maret 2010 dan 2009 masing-masing sebesar US$ 996.975 (ekuivalen sebesar Rp 9.087.427) dan US$ 807.381 (ekuivalen sebesar Rp 9.345.435) (Catatan 38). 6.
PIUTANG LAIN-LAIN Akun ini terdiri dari: 2010 Pihak yang mempunyai hubungan istimewa (Catatan 37) PT Cemerlang Pola Cahaya Rp PT Ciptadaya Gema Puspita Akademi Pariwisata Jakarta International Hotel Lain-lain Jumlah Dikurangi penyisihan piutang ragu-ragu
Rp 525.215 525.215
Pihak ketiga Piutang karyawan Uang muka pengobatan karyawan Lain-lain (
Bersih Jumlah – Bersih
-
-
Bersih
Jumlah Dikurangi penyisihan piutang ragu-ragu
2009
Rp
16.031.791 1.600.000 650.000 313.114 18.594.905 16.031.791 )
( 525.215
2.563.114
378.347 104.095 5.624.512
155.058 142.710 5.986.000
6.106.954 104.213 ) (
6.283.768 104.214 )
6.002.741
6.179.555
6.527.956
Rp
8.742.668
- 26-
Mutasi penyisihan piutang ragu-ragu adalah sebagai berikut: 2010 Saldo awal tahun Penambahan periode berjalan
Rp
Saldo akhir periode
Rp
2009 104.213
Rp
16.136.004 -
104.213
Rp
16.136.004
-
Piutang dari PT Cemerlang Pola Cahaya (CPC) terkait dengan pengalihan penyertaan saham Omni Hotels Investment Limited dalam MAS, anak perusahaan, sebesar 10% kepada CPC pada tahun 1997. Pada bulan Mei 2009, CPC telah menyelesaikan seluruh kewajibannya kepada DA. Manajemen berpendapat bahwa penyisihan piutang ragu-ragu adalah cukup untuk menutup kemungkinan kerugian atas tidak tertagihnya piutang lain-lain tersebut. Piutang lain-lain dalam mata uang asing adalah sebesar US$ 468.452 (ekuivalen sebesar Rp 4.269.940) dan US$ 406.859 (ekuivalen sebesar Rp 4.709.393) masing-masing pada tanggal 31 Maret 2010 dan 2009 (Catatan 38).
7.
PERSEDIAAN 2010
2009
Persediaan real estat - bersih Barang dan perlengkapan hotel Lain-lain
Rp
1.425.204.486 5.879.026 914.116
Rp
1.790.781.769 4.745.140 494.119
Jumlah
Rp
1.431.997.628
Rp
1.796.021.028
a. Persediaan real estat 2010 Tanah yang sedang dikembangkan Bangunan yang sedang dikonstruksi Tanah dan bangunan yang siap dijual Jumlah Dikurangi penyisihan penurunan nilai Bersih
Rp
( Rp
1.149.061.927 245.925.375 39.110.396
2009 Rp
1.160.274.136 561.796.730 77.604.115
1.434.097.698 8.893.212 )
(
1.799.674.981 8.893.212 )
1.425.204.486
Rp
1.790.781.769
Persediaan tanah dan bangunan yang siap dijual terdiri dari apartemen strata title “Pacific Place Residences”, “SCBD Suites” dan “Kusuma Candra” (pada tanggal 31 Maret 2009 juga termasuk tanah Lot 18 KNTS). Bangunan yang sedang dikonstruksi pada tahun 2010 dan 2009 termasuk akumulasi biaya pembangunan “Equity Tower” yang berlokasi di Lot 9 KNTS dan akumulasi biaya pembangunan di Lot 23 A. Persediaan tanah yang sedang dikembangkan termasuk tanah yang akan digunakan untuk mendirikan bangunan di masa yang akan datang.
- 27-
Pada tanggal 31 Maret 2010 dan 2009, masing-masing sebesar 10,30% dan 27,94% dari persediaan real estat digunakan sebagai jaminan untuk surat hutang (Catatan 15) dan hutang bank (Catatan 16). Pada tanggal 31 Maret 2010 dan 2009, proyek “Equity Tower” telah diasuransikan kepada PT Arthagraha General Insurance (AGI), pihak yang mempunyai hubungan istimewa, berupa “Contractors all risks insurance” dengan jumlah pertanggungan sebesar US$ 85.000.000. Di samping itu, persediaan real estat tertentu diasuransikan secara gabungan dengan properti investasi dan aset tetap (Catatan 11 dan 12). Transaksi dengan AGI dilaksanakan dengan syarat dan kondisi yang sama sebagaimana dilaksanakan dengan pihak ketiga. Penyisihan penurunan nilai persediaan real estat dibentuk oleh anak-anak perusahaan, AU sebesar Rp 2.885.612 dan MAS sebesar Rp 6.007.600 pada tanggal 31 Maret 2010 dan 2009. Manajemen berpendapat bahwa penyisihan penurunan nilai yang dibentuk adalah cukup untuk menutup kemungkinan kerugian atas penurunan nilai persediaan real estat. b. Barang dan Perlengkapan Hotel 2010
2009
Makanan dan minuman Perlengkapan teknik Perlengkapan hotel
Rp
2.926.436 1.952.384 1.000.206
Rp
2.903.081 1.490.164 351.895
Jumlah
Rp
5.879.026
Rp
4.745.140
Pada tanggal 31 Maret 2010 dan 2009 masing-masing sebesar 2,24% dan 0,33% dari barang dan perlengkapan hotel digunakan sebagai jaminan untuk hutang bank (Catatan 16). Manajemen tidak membentuk penyisihan penurunan nilai barang dan perlengkapan hotel karena manajemen berpendapat bahwa, tidak terdapat penurunan nilai atas persediaan tersebut pada tanggal 31 Maret 2010 dan 2009.
8.
UANG MUKA Uang muka kepada pemasok merupakan uang muka kepada pemasok hotel dan lainnya sehubungan dengan pembelian yang dilakukan oleh Perusahaan dan anak perusahaan. Manajemen berpendapat bahwa tidak terdapat kemungkinan kerugian atas uang muka yang dimaksud, sehingga manajemen tidak membentuk penyisihan piutang ragu-ragu atas uang muka tersebut.
- 28-
9. PAJAK DIBAYAR DI MUKA Akun ini terdiri dari: 2010 Pajak Penghasilan: Pasal 4 (2) - Final Pasal 22 Pasal 23 Pasal 25 Fiskal Pajak Pertambahan Nilai – Bersih Jumlah
Rp
2009
3.872.198 1.590.504 1.017.627 502.124
Rp
10.480.623 2.469.735 583.344 290.172 71.000 5.530.334
6.982.453
Rp
19.425.208
Rp
10. BIAYA DIBAYAR DI MUKA Akun ini terdiri dari: 2010 Pihak yang mempunyai hubungan istimewa (Catatan 37) Asuransi Sewa
Rp
6.593.340 315.552
Jumlah Pihak ketiga Sewa Administrasi saham Asuransi Lain-lain
Rp
Rp
3.252.636 134.078
6.908.892
3.386.714
175.261 104.500 863.047
299.742 103.125 573.786 426.873
1.142.808
1.403.526
-
Jumlah Jumlah
2009
8.051.700
Rp
4.790.240
Transaksi dengan pihak yang mempunyai hubungan istimewa dilaksanakan dengan syarat dan kondisi yang sama sebagaimana bila dilaksanakan dengan pihak ketiga.
11. PROPERTI INVESTASI Akun ini merupakan tanah yang dimiliki perusahaan seluas 27.695 m2 yang berlokasi di Sawangan, Jawa Barat serta tanah dan bangunan “Pacific Place Mall” dan “One Pacific Place” yang dimiliki PPJ, anak perusahaan dengan luas bangunan 83.041 m2 dan disewakan kepada pihak ketiga untuk memperoleh pendapatan sewa.
- 29-
2010: Perubahan selama periode berjalan 1 Januari 2010 Biaya perolehan: Tanah Pacific Place Mall One Pacific Place
Rp
Jumlah Akumulasi Penyusutan: Tanah Pacific Place Mall One Pacific Place Jumlah Nilai Buku
3.039.063 1.195.201.473 110.430.383
Penambahan Rp
-
Pengurangan Rp
821.371
-
1.308.670.919
821.371
-
144.023.136 12.819.104
18.141.468 1.538.292
-
156.842.240
19.679.760
-
Rp 1.151.828.679
31 Maret 2010 _ Rp
3.039.063 1.195.201.473 111.251.754 _____________ 1.309.492.290 _____________
162.164.604 14.357.396 _______________ 176.522.000 _______________ Rp 1.132.970.290
2009: Perubahan selama periode berjalan 1 Januari 2009 Nilai Tercatat: Tanah Pacific Place Mall One Pacific Place Jumlah
Akumulasi Penyusutan: Tanah Pacific Place Mall One Pacific Place Jumlah Nilai Buku
Rp
3.039.063 1.190.406.154 110.430.383
Penambahan Rp
3.314.799 -
Pengurangan Rp
-
1.303.875.600
3.314.799
-
71.475.190 6.665.934
18.041.420 1.538.292
-
78.141.124
19.579.712
-
Rp 1.225.734.476
31 Maret 2009 _ Rp
3.039.063 1.193.720.953 110.430.383 ______________ 1.307.190.399 ______________
89.516.610 8.204.226 ______________ 97.720.836 _______________ Rp 1.209.469.563
Pendapatan sewa “Pacific Place Mall” dan “One Pacific Place” yang diakui di laporan laba rugi konsolidasi pada 31 Maret 2010 dan 2009 masing-masing sebesar Rp 89.835.299 dan Rp 82.673.051 yang dilaporkan sebagai bagian dari “Pendapatan Usaha” dalam laporan laba rugi konsolidasi (Catatan 30). Beban penyusutan properti investasi selama tahun 2010 dan 2009 masingmasing sebesar Rp 19.679.760 dan Rp 19.579.712 disajikan sebagai bagian dari “Beban pokok penjualan” pada laporan laba rugi konsolidasi (Catatan 31). Pada tanggal 31 Maret 2010 dan 2009, Properti Investasi “One Pacific Place” dijadikan jaminan atas Surat Hutang (Catatan 15). Seluruh Properti Investasi, kecuali tanah diasuransikan secara gabungan dengan aset tetap (Catatan 12). Nilai wajar dari “Pacific Place Mall” dan “One Pacific Place” pada sebesar Rp 2.361.000.000 yang ditentukan berdasarkan laporan penilai independen tertanggal 24 Maret 2008. Manajemen berpendapat bahwa tidak terdapat penurunan nilai atas aset tersebut pada tanggal 31 Maret 2010 dan 2009.
- 30-
12. ASET TETAP Aset tetap terdiri dari: 2010: Perubahan selama periode berjalan 1 Januari 2010 Nilai Tercatat: Tanah Bangunan Peralatan dan perabotan Peralatan mekanis dan listrik Kendaraan bermotor Prasarana telekomunikasi Partisi kantor Aset dalam pembangunan
Rp
Jumlah Akumulasi Penyusutan: Tanah Bangunan Peralatan dan perabotan Peralatan mekanis dan listrik Kendaraan bermotor Prasarana telekomunikasi Partisi kantor Jumlah Nilai Buku
435.254.604 815.406.824 542.781.795 488.983.881 11.647.910 14.745.525 6.365.759 53.404.824
Penambahan Rp
5.663.569 6.808.625 1.916.547 250.722 807.522 1.478.694 18.317.724
Pengurangan Rp
214.717 11.167.736
2.368.591.122
35.243.403
11.382.453
1.013.580 208.774.430 441.764.659 327.525.776 6.134.125 5.827.572 2.629.560
7.743.915 9.838.979 10.456.876 434.032 592.711 62.791
148.001 -
993.669.702
29.129.304
148.001
Rp 1.374.921.420
31 Maret 2010 _ Rp 435.254.604 821.070.393 549.375.703 490.900.428 11.898.632 15.553.047 7.844.453 60.554.812 _____________ 2.392.452.072 _____________ 1.013.580 216.518.345 451.455.637 337.982.652 6.568.157 6.420.283 2.692.351 _______________ 1.022.651.005 _______________ Rp 1.369.801.067
2009: Perubahan selama periode berjalan 1 Januari 2009 Nilai Tercatat: Tanah Bangunan Peralatan dan perabotan Peralatan mekanis dan listrik Kendaraan bermotor Prasarana telekomunikasi Partisi kantor Aset dalam penyelesaian Jumlah
Akumulasi Penyusutan: Tanah Bangunan Peralatan dan perabotan Peralatan mekanis dan listrik Kendaraan bermotor Prasarana telekomunikasi Partisi kantor Jumlah Nilai Buku
Rp
439.267.574 811.391.988 522.029.658 484.210.222 12.219.134 6.471.650 2.889.904 17.367.028
Penambahan
513.748 2.938.302 3.404.010 1.356.551 535.031 782.487 6.759.278
856.088 168.703 375.399 -
2.295.847.158
16.289.407
1.400.190
1.013.580 177.980.384 407.777.115 286.194.980 5.915.795 4.210.943 2.490.388
7.666.053 8.963.409 10.324.585 483.800 178.227 18.909
885.583.185
27.634.983
Rp 1.410.263.973
Rp
-
Pengurangan Rp
811.065 144.560 241.728 1.197.353
31 Maret 2009 _ Rp 439.267.574 811.905.736 524.111.872 487.445.529 13.200.286 7.006.681 3.672.391 24.126.306 _______________ 2.310.736.375 _______________
1.013.580 185.646.437 415.929.459 296.375.005 6.157.867 4.389.170 2.509.297 _______________ 912.020.815 _______________ Rp 1.398.715.560
Aset dalam pembangunan pada tanggal 31 Maret 2010 dan 2009 merupakan tanah dan bangunan Kavling A yang berlokasi di Lot 18 KNTS yang dibangun oleh CW dan akumulasi biaya renovasi Hotel Borobudur Jakarta (HBJ). Beban penyusutan pada tahun 2010 dan 2009 masing-masing sebesar Rp 29.129.304 dan Rp 27.634.983 disajikan pada akun “Beban umum dan administrasi” (Catatan 32).
- 31-
Tanah merupakan hak atas tanah Perusahaan yang di atasnya terletak Hotel Borobudur Jakarta dengan Hak Guna Bangunan (HGB) No. 1062/Pasarbaru yang berlaku sampai tanggal 31 Mei 2023 dan hak atas tanah PPJ dengan Hak Guna Bangunan (HGB) No. 415 dan hak atas tanah CW dengan Hak Guna Bangunan (HGB) No. 629 yang masing-masing berlaku sampai tanggal 5 Juni 2015. Pada tanggal 31 Maret 2010 dan 2009, aset tetap, persediaan (Catatan 7), dan properti investasi (Catatan 11), yang terkait dengan proyek “One Pacific Place”, telah diasuransikan kepada PT Arthagraha General Insurance (AGI), pihak yang mempunyai hubungan istimewa, berupa “Property all risks insurance”, dengan jumlah pertanggungan sebesar US$ 438.885.000. Selain asuransi tersebut, pada tanggal 31 Maret 2010 dan 2009, Perusahaan dan anak perusahaan mengasuransikan aset tetapnya, kecuali tanah kepada perusahaan asuransi lainnya, pihak ketiga, dengan nilai pertanggungan masing-masing sebesar Rp 5.357.700 dan Rp 5.631.550 serta kepada AGI, pihak yang mempunyai hubungan istimewa, dengan nilai pertanggungan masing-masing sebesar Rp 1.761.052.639 dan Rp 1.779.819.558. Manajemen berpendapat bahwa nilai pertanggungan tersebut cukup untuk menutup kemungkinan kerugian atas aset yang di pertanggungkan. Transaksi dengan AGI, pihak yang mempunyai hubungan istimewa, dilaksanakan dengan syarat dan kondisi yang sama sebagaimana bila dilaksanakan dengan pihak ketiga. Pada tanggal 31 Maret 2010 dan 2009 sebesar 46,98% dan 50,08% dari nilai tercatat aset tetap digunakan sebagai jaminan untuk hutang bank dan surat hutang kepada pihak tertentu (Catatan 15 dan 16). Manajemen berpendapat bahwa tidak terdapat penurunan nilai atas aset pada tanggal 31 Maret 2010 dan 2009. 13. GOODWILL ___________
Harga perolehan Akumulasi amortisasi Jumlah
Rp (
2010
2009
_________________________
244.540.234 Rp 185.073.520 ) ( ___________
Rp
59.466.714
Rp
244.540.229 119.038.652 )
________________________
125.501.577
Akun ini merupakan goodwill yang timbul dari penyertaan saham oleh anak-anak perusahaan yakni penyertaan saham PPJ dalam GS pada tahun 2008, penyertaan saham DA dalam GPS pada tahun 2006 dan transaksi penukaran saham PPJ, antara DA dan Delfina pada tahun 2005. 14. ASET LAIN-LAIN ___________
Biaya proyek dalam pelaksanaan Hak guna kapasitas transmisi Biaya tangguhan Peralatan usaha hotel Setoran jaminan Uang muka kepada PLN Uang muka pembelian tanah Lainnya
Rp
Jumlah
Rp
2010
2009
________________________
17.350.880 12.776.908 11.336.006 10.560.016 5.854.539 1.643.750 500.000 4.638.756
Rp
64.660.855
Rp
___________
29.982.535 17.722.808 11.336.006 8.916.448 16.693.298 1.643.750 500.000 321.015
________________________
87.115.860
- 32-
Pada tanggal 31 Maret 2009, biaya proyek dalam pelaksanaan merupakan biaya atas pembelian bahan material, pembayaran kepada subkontraktor dan biaya overhead proyek dalam rangka kontrak pembangunan gedung perkantoran antara CW, anak perusahaan, dengan PT Kingsland International (Catatan 39f). CW memiliki sebidang tanah yang terletak di Lot 18 (Kavling A, B, C, E dan F) KNTS. Pada tanggal 20 April 2008, CW menandatangani Perjanjian Pokok dengan Kl dimana CW akan menjual Kavling B, C, D dan E (BCDE) dengan luas keseluruhan 5.910 meter persegi kepada Kl, dan Kl akan menunjuk CW untuk membangun gedung perkantoran di BCDE. Sedangkan, Kavling A tetap dimiliki oleh CW. Perjanjian Pokok juga menyatakan bahwa kedua belah pihak sepakat untuk mendirikan PT Bina Mulia Unika (BMU) yang akan memiliki tanah dan bangunan yang terletak di Kavling F seluas 477 meter persegi. BMU ditunjuk sebagai pengelola seluruh gedung dan fasilitas di Lot 18 dan akan mendelegasikan pengelolaan gedung kepada pihak lain yang ditunjuk oleh CW sebagai pengelola selama 5 tahun sejak gedung BCDE diserahkan kepada Kl atau pihak lain yang ditunjuk olehnya dan gedung F diserahkan kepada BMU. Pengelolaan gedung oleh pihak lain yang ditunjuk oleh CW akan berlaku selama Kavling dan gedung A masih dimiliki oleh CW. Pada tanggal 31 Maret 2010 dan 2009, proyek yang sedang dilaksanakan oleh CW tersebut telah diasuransikan kepada PT Arthagraha General Insurance (AGI), pihak yang mempunyai hubungan istimewa, berupa “Contractors All Risks Insurance” dengan jumlah pertanggungan sebesar Rp 180.000.000. Transaksi dengan AGI, pihak yang mempunyai hubungan istimewa, dilaksanakan dengan syarat dan kondisi yang sama sebagaimana bila dilaksanakan dengan pihak ketiga. Hak guna kapasitas transmisi merupakan hak penggunaan kapasitas transmisi kabel matrix yang diperoleh AT, anak perusahaan, pada tahun 2008 dan diamortisasi menggunakan metode garis lurus selama periode 4 tahun. Biaya ditangguhkan termasuk biaya-biaya sehubungan dengan rencana pembangunan Lot 6 KNTS oleh GA, anak perusahaan. Uang muka kepada PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) (PLN) merupakan uang muka pembelian daya listrik untuk KNTS. Sebesar Rp 1.002.628 atau 0,02% dan Rp 1.142.074 atau 0,02% masing-masing dari jumlah aset pada tanggal 31 Maret 2010 dan 2009 merupakan transaksi dengan pihak yang mempunyai hubungan istimewa (Catatan 37). Aset lain-lain pada tanggal 31 Maret 2010 dan 2009 termasuk saldo dalam mata uang asing masingmasing sebesar US$ 31.314 (ekuivalen sebesar Rp 285.423) dan US$ 31.573 (ekuivalen sebesar Rp 365.454) (Catatan 38). Manajemen berpendapat bahwa tidak terdapat kemungkinan kerugian atas aset yang dimaksud, sehingga manajemen tidak membentuk penyisihan kerugian atas aset tersebut.
15. SURAT HUTANG Pada tanggal 4 Juli 2006, PPJ, anak perusahaan, menerbitkan Senior Secured Amortizing Notes (surat hutang) dengan nilai nominal US$ 80.000.000 dimana DB Trustees (Hong Kong) Limited bertindak sebagai Trustee and Security Trustee. Suku bunga surat hutang tersebut adalah LIBOR + 7,5% per tahun dan dibayar setiap triwulanan. Pada tanggal 31 Maret 2010 dan 2009, suku bunga yang dikenakan masing-masing sebesar 7,75% dan 8,93% per tahun. Jangka waktu surat hutang ini adalah 5 tahun dan akan jatuh tempo pada tanggal 4 Juli 2011.
- 33-
Surat hutang ini dijamin dengan piutang usaha, persediaan, properti investasi, aset tetap dan fiducia security over insurance (Catatan 5, 7, 11 dan 12). PT Metropolitan Mulia Persada dan Delfina Group Holdings Limited juga menjaminkan penyertaan saham di PPJ masing-masing sebesar Rp 539.366.131 dan Rp 741.628.431. Surat hutang ini juga dijamin dengan jaminan tambahan dari beberapa perusahaan dan perorangan. PPJ juga memiliki rekening giro dan deposito berjangka yang dibatasi pencairannya, sehubungan dengan surat hutang tersebut (Catatan 4). PPJ diwajibkan untuk memenuhi beberapa syarat perjanjian, di antaranya pembatasan PPJ untuk mengubah jadwal dan rencana konstruksi dan akta pendirian, melakukan penggabungan atau perolehan anak perusahaan, mewajibkan untuk memelihara beberapa rasio keuangan tertentu (debtto-equity ratio dan debt-to-carrying value of assets under construction ratio). Pembayaran pokok surat hutang sampai dengan 31 Maret 2010 dan 2009 masing-masing sebesar US$ 36.000.000 dan US$ 15.000.000. Pada tanggal 31 Maret 2010 dan 2009, saldo surat hutang masing-masing sebesar US$ 44.000.000 dan US$ 65.000.000 (masing-masing ekuivalen sebesar Rp 401.060.000 dan Rp 752.375.000) (Catatan 38). Beban bunga surat hutang ini pada tahun 2010 dan 2009 masing-masing sebesar Rp 9.169.974 dan Rp 19.048.547 dan dicatat sebagai “Beban bunga dan beban keuangan lainnya” pada laporan laba rugi konsolidasi. Beban bunga yang belum dibayar sebesar US$ 841.301 (ekuivalen sebesar Rp 7.668.455) dan US$ 1.304.491 (ekuivalen sebesar Rp 15.099.482) masing-masing pada tanggal 31 Maret 2010 dan 2009, dan dicatat dalam akun “Biaya yang masih harus dibayar” pada neraca konsolidasi (Catatan 20).
16. HUTANG BANK Pada tahun 1995, Perusahaan memperoleh pinjaman sebesar US$ 70.000.000 dari bank sindikasi yang dikoordinasikan (arrange) oleh Schroders International Merchant Bankers Limited (yang kemudian sejak tahun 1999 digantikan oleh The Royal Bank of Scotland Plc (RBS). Pinjaman tersebut digunakan untuk membiayai renovasi Hotel Borobudur Jakarta. Sejak tahun 1998, Perusahaan tidak dapat membayar bunga atas pinjaman dan tidak berhasil memenuhi persyaratan rasio keuangan konsolidasi tertentu. Pada tanggal 17 Nopember 2000, Perusahaan memperoleh persetujuan dari kreditur untuk restrukturisasi hutang bank sindikasi. Berdasarkan Perjanjian Perubahan, yang berlaku efektif mulai tanggal 22 Desember 2000, kreditur menyetujui hal-hal sebagai berikut: 1. Bunga yang belum dibayar sejumlah US$ 15.987.587 dijadikan sebagai bagian dari pokok pinjaman dan pokok pinjaman yang baru menjadi sebesar US$ 85.987.587; 2. Sisa bunga yang masih harus dibayar sampai dengan tanggal 22 Desember 2000 sejumlah US$ 6.552.277 dihapuskan; 3. Jatuh tempo hutang bank sindikasi diperpanjang sampai bulan Desember 2005 dan masih dapat diperpanjang untuk jangka waktu maksimal 2 tahun; 4. Pinjaman baru dikenakan tingkat bunga sebesar LIBOR ditambah marjin 3,5% untuk 5 tahun sampai dengan tanggal 17 Nopember 2005 dan LIBOR ditambah marjin 4% apabila pinjaman diperpanjang. Pembayaran bunga ditetapkan sebesar 4% per tahun mulai tanggal 17 Nopember 2000 yang meningkat sebesar 1% setiap tahun sampai dengan tanggal 17 Nopember 2003. Selisih antara tingkat bunga yang ditetapkan oleh bank dan bunga yang dibayarkan dikapitalisasi ke pokok; dan 5. Jaminan berupa pengalihan fidusia (fiduciary transfer) rekening bank (Catatan 4), piutang usaha (Catatan 5), persediaan (Catatan 7), penyerahan (assignment) penggantian asuransi,
- 34-
pengalihan fidusia hak atas barang tidak bergerak dan hipotik pertama atas Hotel Borobudur Jakarta khususnya tanah yang terletak di Jalan Lapangan Banteng Selatan, Jakarta Pusat (Catatan 12). Perjanjian Perubahan mencakup, antara lain, persyaratan (covenants) dan pembatasan mengenai pembagian dividen, merger dan akuisisi, penggunaan hasil penjualan aset, jaminan dan prosedur-prosedur yang harus dilaksanakan mengenai persyaratan keuangan (financial covenant). Pada tanggal 13 Juli 2001, 24 Januari 2002 dan 22 Agustus 2002, Perusahaan menerima surat pemberitahuan dari RBS bahwa, Perusahaan melanggar persyaratan dalam Perjanjian Perubahan. Berdasarkan konfirmasi dari RBS, saldo hutang bank pada tanggal 31 Maret 2010 dan 2009 adalah sebesar US$ 85.987.587. Berdasarkan perjanjian, jika Perusahaan gagal memenuhi persyaratan dalam perjanjian hutang sindikasi, bank sindikasi dapat menyatakan setiap saat seluruh jumlah hutang sindikasi yang telah direstrukturisasi, termasuk seluruh bunga masih harus dibayar atau beban dan jumlah lainnya yang terhutang, jatuh tempo segera dan harus dibayar. Sampai dengan tanggal 31 Maret 2010, Perusahaan tidak memperoleh pembebasan dari bank sindikasi atas pelanggaran akibat terpenuhinya persyaratan tersebut. Sampai dengan tanggal penyelesaian laporan keuangan konsolidasi, Perusahaan sedang dalam proses negosiasi dengan para kreditur untuk merestrukturisasi pinjaman tersebut.
17. HUTANG OBLIGASI Obligasi yang dikenal dengan “Obligasi I Jakarta International Hotels & Development Tahun 1997 dengan Tingkat Bunga Tetap”, diterbitkan dengan jumlah nominal sebesar Rp 600.000.000, dikenakan suku bunga tetap sebesar 16% per tahun yang dibayar tiap tengah tahun, dan sudah jatuh tempo pada tahun 2002. Pada tahun 1997 dan 1998, Perusahaan memperoleh kembali obligasi sejumlah Rp 81.000.000. Berdasarkan Akta No. 27 tanggal 15 Desember 1999 dari Fathiah Helmi, S.H., notaris di Jakarta, Perjanjian Wali Amanat diubah untuk memperhitungkan obligasi yang diperoleh kembali sehingga saldo tercatat di neraca adalah sebesar Rp 519.000.000. Berdasarkan Rapat Umum Pemegang Obligasi (RUPO) tanggal 11 Agustus 2004 yang telah didokumentasikan dalam Akta No. 6 dari Fathiah Helmi, S.H., notaris di Jakarta, 99,40% dari jumlah pemegang obligasi yang hadir atau 95,18% dari seluruh obligasi yang terhutang atau sama dengan Rp 494.000.000 menyetujui tawaran Perusahaan: a. Penyelesaian kewajiban pokok sebesar Rp 494.000.000 dan tunggakan bunga yang diperhitungkan sampai dengan tanggal 31 Desember 2003 dengan saham milik Perusahaan di anak perusahaan, PT Grahaputra Sentosa (GPS) dan PT Danayasa Arthatama Tbk (DA) masingmasing sebanyak 29.620.228 saham dan 484.322.097 saham. b. Sehubungan dengan butir (a), pemegang obligasi setuju melepaskan haknya untuk menuntut Wali Amanat dengan cara dan/atau bentuk apapun juga atas dasar ketentuan hukum yang berlaku sepanjang terkait dengan keputusan RUPO. Selain itu membebaskan Wali Amanat dari semua tuntutan dan/atau gugatan dalam bentuk dan/atau cara apapun juga dari siapapun juga termasuk Pemegang Obligasi yang tidak hadir dan/atau tidak diwakili dalam RUPO ini. Sedangkan untuk pemegang obligasi Iainnya sebesar Rp 25.000.000 yang mewakili 4,82% dari seluruh obligasi yang terhutang, Perusahaan menawarkan penyelesaian kewajiban pokok dan seluruh tunggakan bunga yang diperhitungkan sampai dengan posisi pada tanggal 31 Desember 2003 dengan cara penukaran sejumlah 31.156.381 saham yang dimiliki Perusahaan pada DA.
- 35-
Penawaran kepada pemegang obligasi tersebut telah dilakukan oleh Perusahaan dan Wali Amanat melalui surat kabar "Harian Ekonomi Neraca" tanggal 17 Desember 2004. Batas waktu penawaran tersebut adalah sampai dengan tanggal 31 Desember 2004. Dengan demikian, terhitung sejak tanggal 31 Desember 2004, hak tagih para pemegang obligasi ditujukan langsung kepada Perusahaan dan selanjutnya sejak tanggal 1 Januari 2005, tugas Wali Amanat dan Perjanjian Perwaliamanatan berakhir. Pada bulan Desember 2008, Perusahaan melakukan penyelesaian pokok hutang obligasi sebesar Rp 3.000.000 dengan harga penyelesaian sebesar Rp 750.000. Selain itu, tunggakan bunga sebesar Rp 5.644.714 dihapuskan. Perusahaan mengakui keuntungan sebesar Rp 7.894.714 atas penyelesaian hutang obligasi dan penghapusan tunggakan bunga tersebut dan dicatat sebagai “Pos luar biasa” dalam laporan laba rugi konsolidasi tahun 2008.
18. HUTANG USAHA a. Rincian hutang usaha menurut jenis mata uang adalah sebagai berikut: 2010 Pihak ketiga Rupiah PT Surya Pertiwi PT Inti Listelindo PT Multikon PT Tata Solusi Pratama PT Hardi Agung Perkasa PT Acset Indonusa PT Toshiba Elevator Utama PT Trigonomitra Anugrah PT Indalex PT Jaya Readymix PT The Master Steel MFG. Co. PT Cigading Habeam Centre PT Megah Abadi Jaya Pemasok hotel: PT Secom Indopratama PT Indoguna Utama PT Sukanda Jaya PT Bumi Maestro Ayu PT Causa Prima Maulana Freddy Iskandar CV Puran Jaya PT Tirta Investama PT Gama Jaya Sukses PT Daya Persada Teknik PT Mulia Raya Agrijaya PT Delikatessa UD Umar PT Nirwana Lestari PT Trans Ice PT Prambanan Kencana PT Cahaya Alam Perkasa CV Occasio CV Libra Food Service Pemasok hotel – lain-lain
Rp
6.425.555 5.799.504 2.863.902 1.148.677 1.100.000 989.481 535.838 471.471 501.600 489.068 430.032 361.201 349.044 226.472 215.004 198.970 188.591 182.254 178.000 167.602 142.419 139.140 136.553 124.311 123.912 110.316 108.770 105.504 11.065.379
2009
Rp
7.554.129 5.799.504 575.435 3.253.166 2.667.810 1.762.928 471.471 34.348.390 5.645.915 1.903.365 1.764.182 1.149.995 943.020 467.679 86.220 125.338 277.665 78.964 198.954 124.289 137.490 178.000 81.419 18.615 41.990 67.753 16.713 70.130 26.010 13.454.641
- 36-
Lanjutan 2010 Lain-lain
Rp
Sub Jumlah
Dollar Amerika Serikat PT NAP Info Lintas Nusa PT Sarana Cendekia Abadi PT Haman Rokko Enterprise PT Hardi Agung Perkasa PT GT Kabel Indonesia Tbk PT Grand Kartech PT Indalex PT Hamparan Anekagranit PT Bika Parama Cipta PT Caturgriya Lestari PT Siemens Indonesia PT Prima Setyamakmur PT Stella Mobili PT Hadinovasi Wiramandiri PT Moelya Kreasi Perdana Lain-lain
Rp
Rp
15.662.740
44.750.254
98.953.920
4.230.000 2.246.882 657.941 454.806 321.495 184.034
912.467
9.855.000 109.963 9.209.046 2.781.347 386.213 300.362 20.978.098 10.551.645 5.261.383 3.538.037 3.418.982 3.204.492 1.616.009 1.462.386 1.128.206 3.535.117
9.007.625
77.336.286
-
Sub Jumlah Jumlah
9.871.684
2009
53.757.879
Rp
176.290.206
b. Jumlah hutang usaha berdasarkan umur (bulan) dihitung sejak tanggal faktur adalah sebagai berikut: 2010 2009 Sampai dengan 1 bulan >1 bulan – 3 bulan >3 bulan – 6 bulan >6 bulan
Rp
26.454.695 6.198.670 140.572 20.963.942
Rp
37.441.633 9.948.750 25.987.627 102.912.196
Jumlah
Rp
53.757.879
Rp
176.290.206
19. HUTANG PAJAK 2010 Pajak Pertambahan Nilai – Bersih Pajak Penghasilan Pasal 21 Pasal 23 Pasal 25 Pasal 26 Pajak Bumi dan Bangunan Pajak Pembangunan I
Rp
Jumlah
Rp
11.722.529
2009 Rp
1.063.521 116.900 4.362.976 3.210.813 7.443.119 1.911.754 29.831.612
2.249.153 1.342.293 80.878 2.535.271 98.370 3.044.805 1.662.097
Rp
11.012.867
- 37-
Besarnya pajak penghasilan terhutang ditetapkan berdasarkan perhitungan pajak yang dilakukan sendiri oleh wajib pajak (self-assessment). Kantor pajak dapat melakukan pemeriksaan atas perhitungan pajak tersebut sebagaimana ditetapkan dalam undang-undang mengenai ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan. 20. BIAYA YANG MASIH HARUS DIBAYAR 2010 Pihak ketiga Bunga dan beban keuangan lainnya Fasilitas umum dan sosial Jasa profesional Beban karyawan Listrik, air dan telepon Biaya pemeliharaan taman Lain-lain Jumlah
2009
Rp
196.175.667 23.588.125 17.093.833 9.428.775 8.854.457 5.960.290 14.745.564
Rp
278.273.759 23.588.125 25.013.384 12.397.141 5.865.302 3.849.749 10.525.303
Rp
275.846.711
Rp
359.512.763
Biaya yang masih harus dibayar untuk fasilitas umum dan sosial merupakan tambahan kewajiban DA sebagai pengembang yakni membangun beberapa fasilitas sosial dan fasilitas umum berdasarkan perjanjian penyelesaian kewajiban DA, dengan Pemerintah Propinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta (PEMDA DKI) tanggal 23 Juli 2004. Kewajiban tersebut diharapkan selesai akhir tahun 2005. Sampai dengan tanggal penyelesaian laporan keuangan konsolidasi, kewajiban tersebut masih belum terealisasi seluruhnya. Jasa profesional pada tanggal 31 Maret 2010 dan 2009 termasuk biaya pemasaran “Pacific Place Mall”. Saldo biaya yang masih harus dibayar pada tanggal 31 Maret 2010 dan 2009 dalam mata uang asing masing-masing sebesar US$ 19.977.583 (Rp 182.095.667) dan US$ 20.084.595 (Rp 232.479.187) (Catatan 38).
21. UANG MUKA PENJUALAN Pada tanggal 31 Maret 2009, akun ini merupakan uang muka penjualan unit gedung perkantoran strata title “Equity Tower” yang diterima oleh GS, anak perusahaan.
22. PENDAPATAN DITERIMA DI MUKA 2010
2009
Pihak ketiga Sewa “Pacific Place Mall” Rp Sewa “The Ritz-Carlton Jakarta, Pacific Place” Sewa “One Pacific Place” Jasa telekomunikasi Sewa dan pengelolaan kawasan Iuran keanggotaan “Klub Borobudur” Lain-lain
104.542.227 14.245.463 6.988.783 5.633.175 4.218.134 801.297 5.406.351
Rp
97.455.058 15.941.562 3.437.459 6.041.983 3.562.245 1.415.195 3.814.178
Jumlah
141.835.430
Rp
131.667.680
Rp
- 38-
Pendapatan diterima di muka dari penyewa “Pacific Place Mall”, “One Pacific Place” dan “The RitzCarlton Jakarta, Pacific Place” merupakan uang muka yang diterima oleh PPJ, anak perusahaan atas sewa ruang pusat perbelanjaan, ruang perkantoran dan apartemen servis. Pendapatan diterima di muka “Sewa dan pengelolaan kawasan” merupakan uang muka yang diterima oleh DA, anak perusahaan, atas sewa lahan dan pengelolaan KNTS. Pendapatan diterima di muka “Jasa telekomunikasi” merupakan uang muka yang diterima oleh AT, anak perusahaan, atas sewa ruang radio, antena dan menara.
23. HUTANG KEPADA PIHAK YANG MEMPUNYAI HUBUNGAN ISTIMEWA 2010
2009
PT Bina Mulia Unika PT Berkat Surya Sentrajaya PT Cemerlang Pola Cahaya PT First Jakarta International
Rp
20.900.801 11.817.643 2.080.407 62.500
Rp
20.459.658 15.007.045 12.826.130 62.500
Jumlah
Rp
34.861.351
Rp
48.355.333
Saldo hutang kepada pihak yang mempunyai hubungan istimewa pada tanggal 31 Maret 2010 dan 2009 termasuk hutang dalam mata uang asing masing-masing sebesar US$ 1.524.745 (ekuivalen sebesar Rp 13.898.051 dan Rp 17.648.923) (Catatan 38).
24. TAKSIRAN KEWAJIBAN UNTUK PEMBANGUNAN PRASARANA Merupakan taksiran kewajiban untuk biaya pembangunan prasarana di sekitar Kawasan Niaga Terpadu Sudirman (KNTS). Pada tahun 2002, taksiran kewajiban tersebut telah dinilai kembali oleh surveyor independen dan konsultan manajemen PT Quantech Indonesia. Komponen utama dari biaya pembangunan prasarana ini meliputi jalan dan terowongan, jaringan telekomunikasi, lokasi pengolahan limbah, gardu listrik, pengalihan sungai dan penyediaan air. Tidak ada penilaian kembali untuk taksiran kewajiban untuk pembangunan prasarana pada tahun 2010 dan 2009 karena tidak ada penambahan prasarana yang signifikan.
25. PENDAPATAN DITANGGUHKAN 2010 PT First Jakarta International (FJI) Bagian laba penjualan tanah DA kepada FJI pada tahun 1993 (yang sahamnya dimiliki oleh Perusahaan sebesar 9%) PT Graha Putranusa (GPN) Bagian penggantian biaya pengembangan dan pematangan tanah dari GPN (yang sahamnya dimiliki oleh DA sebesar 5%) Jumlah
Rp
7.618.438
2009
Rp
1.468.449 Rp
9.086.887
16.083.369
1.468.449 Rp
17.551.818
- 39-
26. KEWAJIBAN LAIN – LAIN 2010 Rupiah Setoran jaminan Pacific Place Mall Instalasi jaringan telepon Hotel Borobudur Jakarta Sewa dan pengelolaan kawasan Kelebihan penagihan atas pengakuan pendapatan kontrak konstruksi Uang muka penyewa Pacific Place Mall Hak guna kapasitas transmisi Uang muka pembeli apartemen SCBD Suites Lain-lain
Rp
Sub Jumlah Dolar Amerika Serikat (Catatan 38) Deposit atas penjualan Equity Tower Deposit atas penjualan Pacific Place Residences Setoran jaminan Pacific Place Residences One Pacific Place Sewa dan pengelolaan kawasan Instalasi jaringan telepon Lain-lain Federal Investment Holdings Ltd. PT Trireka Jasa Sentosa Bicapital Ventura Invesment Ltd. PT Honey Lady Utama PT Karya Agung Pratama Lain-lain Sub Jumlah Jumlah
Rp
65.609.144 7.897.747 5.997.594 1.533.360
2009
Rp
60.500.742 7.875.060 5.729.538 1.933.908
15.453.760 194.301.050
54.814.374 4.927.500 669.952 129.138.052
290.792.655
265.589.126
89.642.206
316.761.881
14.469.626
59.455.088
13.763.467 6.739.348 3.143.463 3.060.829
8.981.618 6.212.025 4.442.949 3.925.965
91.150.000 34.364.553 11.476.696 4.746.363 1.854.857 76.770.552
115.750.000 43.639.023 14.574.083 6.027.334 2.355.455 95.798.145
351.181.960
677.923.566
641.974.615
-
Rp
943.512.692
Lain-lain termasuk jumlah yang diterma PPJ, anak perusahaan dari Sino-Landmark Development Limited (Sino), pihak ketiga. Berdasarkan “Option Agreement” tanggal 1 Juli 2005 yang ditandatangani oleh PPJ dan Sino, PPJ memberikan hak eksklusif kepada Sino untuk melakukan pemasaran dan penjualan atas seluruh apartemen yang akan dibangun PPJ dan sebagai imbalannya Sino akan memperoleh anggaran biaya pemasaran dari PPJ sejumlah tertentu. Selain itu, Sino juga memperoleh hak opsi untuk melakukan penyertaan saham dalam PPJ di masa mendatang. Pembayaran uang muka untuk penempatan saham dalam PPJ dari Sino pada tanggal 31 Maret 2010 sebesar Rp 142.338.756 dan US$ 715.104 (setara Rp 6.518.174) dan pada tanggal 31 Maret 2009 sebesar Rp 95.596.632 dan US$ 6.568.960 (setara Rp 76.035.715). Kewajiban lain-lain yang merupakan transaksi dengan pihak yang mempunyai hubungan istimewa masing-masing sebesar Rp 1.222.429 dan Rp 1.493.644 atau 0,05% dan 0,06% dari jumlah kewajiban pada tanggal 31 Maret 2010 dan 2009 (Catatan 37).
- 40-
27. HAK MINORITAS ATAS ASET BERSIH DAN RUGI (LABA) BERSIH ANAK PERUSAHAAN 2010
2009
a. Hak minoritas atas aset bersih anak perusahaan: PT Pacific Place Jakarta PT Danayasa Arthatama Tbk Delfina Group Holdings Limited PT Majumakmur Arthasentosa PT Andana Utamagraha PT Dharma Harapan Raya PT Panduneka Sejahtera PT Pusatgraha Makmur PT Graha Sampoerna PT Adimas Utama PT Artharaya Unggul Abadi PT Citra Adisarana PT Citra Wiradaya PT Esagraha Puripratama PT Grahamas Adisentosa PT Grahaputra Sentosa PT Intigraha Arthayasa PT Nusagraha Adicitra PT Trinusa Wiragraga PT Panduneka Abadi PT Artha Telekomindo PT Primagraha Majumakmur PT Adinusa Puripratama PT Pandugraha Sejahtera
Rp
528.779.506 276.203.779 252.554.187 17.885.127 5.453.678 2.666.274 3.448 1.000 680 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 1 1 -
Rp
178.764.008 237.524.876 114.595.762 12.501.724 3.668.489 2.078.628 3.448 1.000 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 1 1 200 200
Jumlah
Rp
1.083.549.881
Rp
549.140.737
b. Hak minoritas atas rugi (laba) bersih anak perusahaan: 2010
2009
PT Pacific Place Jakarta Delfina Group Holdings Limited PT Danayasa Arthatama Tbk PT Majumakmur Arthasentosa PT Dharma Harapan Raya PT Andana Utamagraha
( Rp ( ( ( ( (
28.680.704 ) Rp 8.348.589 ) 3.176.500 ) ( 1.013.883 ) 579.869 ) ( 447.937 )
34.744.145 19.837.414 11.171.786 ) 1.988.722 793.082 ) 449.949
Jumlah
( Rp
42.247.482 )
45.055.362
Rp
28. MODAL SAHAM Susunan kepemilikan saham Perusahaan pada tanggal 31 Maret 2010 dan 2009 berdasarkan laporan yang dibuat oleh PT Sirca Data Pro, Biro Administrasi Efek, adalah sebagai berikut:
- 41-
2010 Jumlah Saham Pemegang Saham Indonesia Tn. Tomy Winata Tn. Sugianto Kusuma Pemegang saham Indonesia lainnya (masing-masing dengan persentase kepemilikan kurang dari 5%) Sub-jumlah Pemegang Saham Asing Pemegang saham asing lainnya (masing-masing dengan persentase kepemilikan kurang dari 5%) Jumlah
Persentase Kepemilikan
Jumlah Modal Disetor
306.243.700 188.297.750
15,87% 9,76
995.545.540
51,58
497.772.770
1.490.086.990
77,21
745.043.495
439.952.210
22,79
219.976.105
1.930.039.200
100,00%
Rp
Rp
153.121.850 94.148.875
965.019.600
2009 Jumlah Saham Pemegang Saham Indonesia Tn. Tomy Winata Tn. Sugianto Kusuma Pemegang saham Indonesia lainnya (masing-masing dengan persentase kepemilikan kurang dari 5%) Sub-jumlah Pemegang Saham Asing Pemegang saham asing lainnya (masing-masing dengan persentase kepemilikan kurang dari 5%) Jumlah
Persentase Kepemilikan
Jumlah Modal Disetor
306.243.700 188.297.750
15,87% 9,76
945.193.540
48,97
472.596.770
1.439.734.990
74,60
719.867.495
490.304.210
25,40
245.152.105
1.930.039.200
100,00%
Perusahaan telah mencatatkan seluruh sahamnya pada Bursa Efek Indonesia.
Rp
Rp
153.121.850 94.148.875
965.019.600
- 42-
29. TAMBAHAN MODAL DISETOR – BERSIH 2010 Agio modal saham yang berasal dari: Penawaran Umum Saham Perdana (1984) Rp Penawaran Umum Saham Kedua (1988) Pencatatan Saham Pendiri (1989) Pencatatan Saham Private Placement (1991) Pencatatan Saham Pendiri (1992) Pencatatan Saham yang berasal dari Penukaran Waran (1992) Konversi tambahan modal disetor ke saham bonus (1994) ( Penawaran Umum Terbatas I (1996) Biaya emisi saham (Catatan 2q) ( Jumlah
Rp
6.472.000 16.585.000 2.026.000 460.000 653.998.355
2009 Rp
6.472.000 16.585.000 2.026.000 460.000 653.998.355
538.200.000
538.200.000
257.338.560 ) ( 275.030.586 15.996.696 ) (
257.338.560 ) 275.030.586 15.996.696 )
1.219.436.685
Rp
1.219.436.685
Biaya emisi saham merupakan biaya sehubungan dengan penerbitan hak memesan saham untuk pemegang saham Perusahaan yang dikapitalisasi pada bulan Juli 1996.
30. PENDAPATAN USAHA Rincian pendapatan usaha menurut bidang usahanya adalah sebagai berikut: 2010
2009
Real estat Usaha hotel Jasa telekomunikasi Jasa manajemen Kontrak konstruksi
Rp
261.238.834 91.945.615 18.435.554 1.295.848 439.463
Rp
190.064.103 91.230.121 11.928.801 1.363.228 -
Jumlah
Rp
373.355.314
Rp
294.586.253
Pada tanggal 31 Maret 2010, pendapatan real estat terutama berasal dari penjualan gedung perkantoran strata title “Equity Tower”, pendapatan sewa “Pacific Place Mall” dan ruang perkantoran “One Pacific Place”, sedangkan pada tanggal 31 Maret 2009, pendapatan real estat terutama berasal dari pendapatan sewa “Pacific Place Mall” dan ruang perkantoran “One Pacific Place” serta penjualan sebagian lahan Lot 18 yang di atasnya sedang dibangun “18 PARC”. Sebesar Rp 2.241.659 atau 0,01% dan Rp 1.443.473 atau 0,49% dari pendapatan usaha konsolidasi merupakan transaksi dengan pihak yang mempunyai hubungan istimewa masing-masing pada tanggal 31 Maret 2010 dan 2009 (Catatan 37). Transaksi dengan pihak yang mempunyai hubungan istimewa dilaksanakan dengan syarat dan kondisi yang sama sebagaimana bila dilaksanakan dengan pihak ketiga.
- 43-
31. BEBAN POKOK PENJUALAN Rincian akun beban pokok penjualan ini adalah sebagai berikut: 2010
2009
Real estat Usaha hotel Kontrak konstruksi
Rp
145.918.409 18.181.086 393.947
Rp
79.659.981 19.181.002 -
Jumlah
Rp
164.493.442
Rp
98.840.983
32. BEBAN UMUM DAN ADMINISTRASI Rincian akun ini adalah sebagai berikut: 2010
2009
Real estat Usaha hotel Jasa telekomunikasi Jasa manajemen Kontrak kontruksi
Rp
60.488.026 74.700.381 5.166.720 1.612.390 312.298
Rp
71.826.354 54.835.625 3.848.254 1.551.311 -
Jumlah
Rp
142.279.815
Rp
132.061.544
Sebesar Rp 2.620.925 (0,02%) dan Rp 3.680.039 (3,52%) dari beban umum dan administrasi pada 31 Maret 2010 dan 2009 dibayarkan kepada pihak yang mempunyai hubungan istimewa dengan syarat dan kondisi yang sama sebagaimana bila dilaksanakan dengan pihak ketiga (Catatan 37).
33. PENDAPATAN SEWA DAN PENGELOLAAN KAWASAN Rincian pendapatan sewa dan pengelolaan kawasan adalah sebagai berikut : 2010
%
2009
% ________
PT Lucky Strategis PT Electronic City Indonesia PT Tunas Mandiri Niaga PT Plasma Inti Media Surya Dharma (Sari Kuring) PT Prestasi Golf Andalan Lain-lain (masing-masing dibawah 5%)
Rp
1.771.704 1.077.477 820.629 660.966 497.989 433.590 3.294.440
20,71 12,59 9,59 7,72 5,24 5,07 39,08
Rp
1.723.702 773.548 788.216 455.684 477.609 4.473.316
19,83 8,90 9,07 5,24 5,49 51,47 ________
Jumlah
Rp
8.556.795
100,00
Rp
8.692.075
100,00
Sebesar Rp 2.746.286 (32,09%) dan Rp 2.149.000 (24,55%) dari pendapatan sewa dan pengelolaan kawasan, masing-masing pada 31 Maret 2010 dan 2009 berasal dari transaksi dengan pihak yang mempunyai hubungan istimewa (Catatan 37).
- 44-
34. IMBALAN PASCA KERJA Besarnya imbalan pasca-kerja dihitung berdasarkan peraturan yang berlaku, yakni Undang-undang No. 13 Tahun 2003 tanggal 25 Maret 2003. Program pensiun iuran pasti Imbalan pasca-kerja The-Ritz Carlton Pacific Place (RCPP) Jakarta, didanai melalui program dana iuran pasti. Dana tersebut dikelola oleh DPLK Manulife. Sampai dengan tanngal 31 Desember 2009 dan 2008, iuran yang ditanggung oleh RCPP masing-masing sebesar Rp 822.353 dan Rp 788.325. Program pensiun manfaat pasti Imbalan pasca-kerja Perusahaan sebagian didanai melalui program dana pensiun manfaat pasti. Sedangkan untuk anak perusahaan, tidak diselenggarakan program dana pensiun. Dana Pensiun tersebut dikelola oleh Dana Pensiun Jakarta International Hotels & Development (DAPEN JIHD) yang pendiriannya telah disetujui oleh Menteri Keuangan Republik Indonesia berdasarkan surat No. KEP-366/KM.17/2000 tanggal 2 Oktober 2000. Selama periode 31 Maret 2010 dan 2009, iuran pensiun yang ditanggung oleh Perusahaan dan karyawan masing-masing sebesar 9% dan 6% gaji pokok bulanan karyawan. Perhitungan aktuaria terakhir atas dana pensiun dan cadangan imbalan pasti pasca-kerja Perusahaan dilakukan oleh PT Prima Bhaksana Lestari, aktuaris independen, tertanggal 23 Pebruari 2010. Jumlah karyawan Perusahaan dan anak perusahaan yang berhak atas imbalan pasti pasca-kerja tersebut masing-masing sebanyak 1.732 karyawan pada tahun 2010 dan 1.713 karyawan pada tahun 2009. Rekonsiliasi jumlah nilai kini cadangan imbalan pasti pasca-kerja yang didanai dan tidak didanai pada neraca konsolidasi adalah sebagai berikut: 2010 Nilai cadangan imbalan pasti yang didanai Nilai wajar aktiva program
Rp (
Nilai kini cadangan imbalan pasti yang tidak didanai Keuntungan (kerugian) aktuarial yang tidak diakui Cadangan imbalan pasti pasca-kerja
Rp
2009
46.011.219 Rp 31.132.482 ) (
44.482.632 27.198.600 )
14.878.737
17.284.032
17.480.732
11.257.631
13.332.634
14.706.922
45.692.103
Rp
43.248.585
- 45-
Berikut adalah rincian beban imbalan pasti pasca-kerja dan hasil aktual dari aset program: 2010 Beban jasa kini Beban bunga Hasil keuntungan (kerugian) yang diharapkan dari aset program Beban jasa lalu Kerugian (keuntungan) aktuarial bersih yang diakui pada periode berjalan Keuntungan kurtailmen Jumlah beban imbalan pasti pasca-kerja
Rp
5.127.904 6.076.794
2009 Rp
3.771.122 5.487.333
(4.746.430) 215.547 ( (
701.565) 718.029) Rp
5.254.221
3.058.807 1.570.815 (
255.038 ) -
Rp
13.633.039
Mutasi cadangan imbalan pasti pasca-kerja adalah sebagai berikut: 2010
2009
Cadangan imbalan pasti pasca-kerja awal tahun Rp Beban imbalan pasti pasca-kerja periode berjalan Pembayaran selama periode berjalan (
43.248.585 5.254.221 2.810.703 )
Rp (
31.594.358 13.633.039 1.978.812 )
Cadangan imbalan pasti pasca-kerja akhir tahun Rp
45.692.103
Rp
43.248.585
Asumsi-asumsi aktuarial utama yang digunakan dalam perhitungan imbalan pasti pasca-kerja:
Tabel mortalita Usia pension normal Tingkat diskonto jangka panjang Tingkat kenaikan gaji per tahun
2010
2009
CSO 1958,TMI-99,GAM-83
CSO 1958 Modified,TMI-2
50 - 55 tahun 8,5% - 12,0% 9,0% - 10,0%
50 - 55 tahun 8,8% - 12,0% 9,0% - 10,0%
35. PAJAK PENGHASILAN a. Beban pajak Perusahaan dan anak perusahaan terdiri dari: 2010
2009
Pajak kini Pajak tangguhan
Rp
18.695.752 6.232.208
Rp
7.903.204 1.909.818
Jumlah
Rp
24.927.960
Rp
9.813.022
b. Pajak Kini Rekonsiliasi antara laba (rugi) sebelum pajak penghasilan menurut laporan laba rugi konsolidasi dengan akumulasi rugi fiskal untuk tiga bulan yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Maret 2010 dan 2009 adalah sebagai berikut:
- 46-
2010 Laba (rugi) sebelum pajak menurut laporan laba rugi konsolidasi Rp Rugi (laba) anak perusahaan sebelum pajak (
2009
83.201.119 ( Rp 76.896.323 ) (
Laba (rugi) Perusahaan sebelum pajak
6.304.796
Perbedaan temporer: Perbedaan penyusutan antara fiskal dan komersial Penyisihan piutang ragu-ragu Penyisihan untuk penggantian peralatan usaha Rugi penjualan aset tetap
(
29.512.884 ) 54.011.727 ) 83.524.611 )
3.231.990 300.000
3.436.178 300.000
455.377 -
Jumlah Perbedaan tetap: Kesejahteraan karyawan Pendapatan bunga yang telah dikenakan pajak final (
137.756 152.806 )
( 3.987.367
3.721.128
2.661.808
1.913.050
578.530 ) (
Bersih
122.256 )
2.083.278
Laba kena pajak (rugi fiskal) periode berjalan Rp
12.375.441
1.790.794 ( Rp
78.012.686 )
36. LABA BERSIH PER SAHAM DASAR Perhitungan laba bersih per saham dasar adalah sebagai berikut: 2010 Laba bersih
Rp
Jumlah saham beredar Laba bersih per saham dasar
2009
16.025.677
Rp
1.930.039.200 Rp
8,30
5.729.456 1.930.039.200
Rp
2,97
37. SIFAT DAN TRANSAKSI HUBUNGAN ISTIMEWA Sifat Hubungan Istimewa Perusahaan yang pemegang saham atau sebagian pengurus atau manajemennya baik secara langsung maupun tidak langsung sama dengan Perusahaan dan anak perusahaan yaitu:
PT Arthagraha General Insurance PT Arthagraha Sentral PT Bank Artha Graha Internasional Tbk PT Berkat Surya Sentrajaya PT Bhakti Artha Reksa Sejahtera PT Bina Mulia Unika
PT Cemerlang Pola Cahaya Discovery Kartika Plaza Hotel PT First Jakarta International PT Graha Artha Sentosa Sejahtera PT Graha Putranusa PT Kharisma Arya Paksi
- 47-
Transaksi Hubungan Istimewa Dalam menjalankan usahanya, Perusahaan dan anak perusahaan melakukan transaksi-transaksi tertentu dengan pihak yang mempunyai hubungan istimewa. a. Rincian jenis transaksi yang signifikan dengan pihak yang mempunyai hubungan istimewa adalah sebagai berikut: 2010
2009
Aset Kas dan setara kas PT Bank Artha Graha Internasional Tbk Bank Deposito berjangka Jumlah
Penyertaan saham PT First Jakarta International (FJI) PT Bina Mulia Unika (BMU) PT Graha Putranusa (GPN) Jumlah Piutang usaha PT Mulia Sejahtera Abadi PT Arthagraha Sentral PT Music Roomindo Sejati Discovery Kartika Plaza Hotel PT Buanagraha Arthaprima Lain-lain Jumlah Piutang lain-lain PT Cemerlang Pola Cahaya PT Cipta Daya Gemapuspita Akademi Pariwisata Jakarta International Hotel Lain-lain
Rp
25.351.834 54.620.327
Rp
36.082.259 55.543.487
Rp
79.972.161
Rp
91.625.746
Rp
45.600.000 5.888.409 5.000.000
Rp
45.600.000 5.883.071 5.000.000
Rp
56.488.409
Rp
56.483.071
Rp
9.281.011 4.151.530 2.809.297 657.398 60.941 268.229
Rp
8.752.102 4.240.682 1.781.926 1.654.913 121.000 244.474
Rp
17.228.406
Rp
16.795.097
Rp
-
Rp
-
Jumlah Dikurangi penyisihan piutang ragu-ragu Bersih
525.215
650.000 313.114
525.215
18.594.905
Rp
16.031.791 1.600.000
( 525.215
16.031.791 ) Rp
2.563.114
- 48-
Lanjutan 2010
2009
Biaya dibayar di muka PT Arthagraha General Insurance PT Buanagraha Arthaprima
Rp
6.593.340 315.552
Rp
3.252.636 134.078
Jumlah
Rp
6.908.892
Rp
3.386.714
Aset lain-lain PT Buanagraha Arthaprima
Rp
1.002.628
Rp
1.142.074
Rp
20.900.801 11.817.643 2.080.407 62.500 -
Rp
20.459.658 15.007.045 12.826.130 62.500 -
Jumlah
Rp
34.861.351
Rp
48.355.333
Pendapatan ditangguhkan PT First Jakarta International PT Graha Putranusa
Rp
7.618.438 1.468.449
Rp
16.083.369 1.468.449
Jumlah
Rp
9.086.887
Rp
17.551.818
Kewajiban lain-lain PT Bank Artha Graha Internasional Tbk PT First Jakarta International
Rp
1.004.929 217.500
Rp
1.276.144 217.500
Jumlah
Rp
1.222.429
Rp
1.493.644
Pendapatan usaha Discovery Kartika Plaza Hotel PT First Jakarta International
Rp
1.175.848 396.782
Rp
988.056 410.450
Jumlah
Rp
1.572.630
Rp
1.398.506
Beban umum dan administrasi PT Arthagraha General Insurance PT Buanagraha Arthaprima
Rp
2.727.815 1.306.428
Rp
2.435.068 1.244.971
Jumlah
Rp
4.034.243
Rp
3.680.039
Kewajiban Hutang kepada pihak yang mempunyai hubungan istimewa PT Bina Mulia Unika PT Berkat Surya Sentrajaya PT Cemerlang Pola Cahaya PT First Jakarta International Lain-lain
Pendapatan dan beban usaha
- 49-
b.
Perusahaan dan anak perusahaan melakukan transaksi perbankan dengan PT Bank Artha Graha Internasional Tbk (BAGI) sehubungan dengan aktivitas operasional dan kebutuhan modal kerja. Pendapatan bunga yang diperoleh dari BAGI sebesar Rp 896.693 pada tanggal 31 Maret 2010 (78,29% dari pendapatan bunga) dan sebesar Rp 1.226.041 pada tanggal 31 Maret 2009 (79,59% dari pendapatan bunga).
c.
Pada tanggal 31 Maret 2010 dan 2009, Perusahaan dan anak perusahaan mengasuransikan persediaan, properti investasi, dan aset tetap kecuali tanah kepada PT Arthagraha General Insurance (AGI) (Catatan 7, 11 dan 12).
d.
AT, anak perusahaan, mengadakan perjanjian kerjasama di bidang telekomunikasi dengan PT First Jakarta International, PT Buanagraha Arthaprima dan PT Graha Putranusa (Catatan 39).
Transaksi dengan pihak yang mempunyai hubungan istimewa dilaksanakan dengan syarat dan kondisi yang sama sebagaimana bila dilaksanakan dengan pihak ketiga. Tidak terdapat transaksi dengan pihak yang mempunyai hubungan istimewa baik yang langsung atau tidak langsung berhubungan dengan kegiatan usaha utama perusahaan, yang didefinisikan sebagai transaksi benturan kepentingan berdasarkan peraturan BAPEPAM-LK No.IX.E-1 ”Benturan Kepentingan”.
38. ASET DAN KEWAJIBAN MONETER DALAM MATA UANG ASING Saldo aktiva dan kewajiban moneter dalam mata uang Dolar Amerika Serikat pada tanggal 31 Maret 2010 dan 2009 adalah sebagai berikut: 2010 Dolar A.S.
2009
Ekuivalen dalam Rupiah
Dolar A.S.
Ekuivalen dalam Rupiah
Aset Kas dan setara kas Pihak yang mempunyai hubungan istimewa Pihak ketiga
2.403.208 3.638.365
21.905.246 33.163.694
3.841.620 4.001.120
44.466.751 46.312.964
Investasi Pihak ketiga
56.710.523
516.916.423
46.267.395
535.545.100
Piutang usaha Pihak ketiga
996.975
9.087.427
807.381
9.345.435
Piutang lain-lain Pihak ketiga
468.452
4.269.940
406.859
4.709.393
Aset Lain-lain Pihak Ketiga
31.314
285.423
31.573
365.454
64.248.837
585.628.153
55.355.948
640.745.097
Jumlah Aset
- 50-
Lanjutan 2010 Dolar A.S.
2009 Ekuivalen dalam Rupiah
Dolar A.S.
Ekuivalen dalam Rupiah
Kewajiban Surat hutang
44.000000
401.060.000
65.000.000
752.375.000
Hutang bank Pihak ketiga
85.987.587
783.776.854
85.987.587
995.306.317
Hutang usaha Pihak ketiga
988.220
9.007.625
6.681.320
77.336.286
19.977.583
182.095.667
20.084.595
232.479.187
1.524.745
13.898.051
1.524.745
17.648.923
Kewajiban lain-lain
38.527.917
351.181.960
58.567.911
677.923.566
Jumlah Kewajiban
191.006.052
1.741.020.157
237.846.158
2.753.069.279
Biaya masih harus dibayar Pihak ketiga Hutang kepada pihak yang mempunyai hubungan istimewa
Kewajiban Bersih
(
26.757.215 ) (1.155.392.004) ( 182.490.210) (2.112.324.182)
Kurs konversi yang digunakan pada tanggal 31 Maret 2010 dan 2009 masing-masing adalah Rp 9.115 dan Rp 11.575 per US$1. Nilai kewajiban moneter bersih dalam mata uang asing pada tanggal 31 Maret 2010 dengan menggunakan kurs pada tanggal penerbitan laporan keuangan konsolidasi (Rp 9.115 per US$ 1) adalah sebesar Rp 1.155.392.004.
39. IKATAN, KONTINJENSI DAN PERKARA HUKUM a. Perjanjian dengan PT Dharma Harapan Raya (DHR) Pada tahun 1999, Perusahaan menandatangani Perjanjian Pengoperasian dan Pengelolaan hotel dengan DHR untuk mengawasi, mengoperasikan, mengelola dan mengendalikan usaha Hotel Borobudur Jakarta. Sebagai kompensasinya, Perusahaan membayar imbalan jasa manajemen, teknis dan pemasaran kepada DHR. Perjanjian dengan DHR berlaku untuk periode sepuluh tahunan dimulai dari tanggal 1 Januari 1999, setelah perjanjian ini berakhir, kedua belah pihak dapat memperpanjang kembali perjanjian ini untuk jangka waktu dua periode lima tahunan. DHR akan menerima imbalan jasa manajemen dengan tarif setinggi-tingginya sebesar 8% dari laba usaha kotor seperti yang disebutkan dalam perjanjian. DHR juga memperoleh imbalan jasa teknis atas jasa-jasa yang diberikan, yang meliputi kegiatan usaha, keuangan, personalia, pembelian dan kendali mutu. Jumlah imbalan jasa akan dibayarkan sesuai persyaratan yang ditentukan dalam perjanjian. DHR juga mengenakan jasa pemasaran untuk tahun pertama dan kedua yang dihitung sebesar 0,5% dari pendapatan usaha hotel, sedangkan untuk tahun berikutnya sebesar 1% dari pendapatan usaha Hotel.
- 51-
Pada bulan Nopember 2008, Perusahaan dan DHR memperbaharui Perjanjian atas Pengoperasian dan Pengelolaan hotel yang berlaku untuk jangka waktu dua periode lima tahunan terhitung tanggal 1 Januari 2009. Di dalam perjanjian baru tersebut terdapat beberapa perubahan syarat dan kondisi, di antaranya, perubahan dasar perhitungan imbalan jasa manajemen, peningkatan jasa pemasaran menjadi sebesar 2% dari pendapatan usaha hotel dan imbalan jasa teknis sebesar US$ 600.000 per tahun. Pendapatan DHR yang diperoleh dari Hotel Borobudur Jakarta telah dieliminasi dalam laporan keuangan konsolidasi. b. Perjanjian dengan International Hotel Licensing Company (IHLC) Pada tanggal 31 Maret 2006, PT Pacific Place Jakarta (PPJ) mengadakan perjanjian dengan International Hotel Licensing Company (IHLC) yang berlaku untuk jangka waktu 20 tahun terhitung sejak tanggal dimulainya kegiatan operasional (22 Nopember 2007) dan dapat diperpanjang kembali untuk jangka waktu sampai 10 tahun. c. Perjanjian dengan Conrad International Investment Corporation (Conrad) dan Perusahaan Afiliasinya Pada tahun 1994, PT Danayasa Arthatama Tbk (DA), dan Conrad menandatangani perjanjian dimana kedua belah pihak sepakat untuk membentuk perusahaan patungan dengan nama PT Jakarta International Artha (JIA), dimana JIA akan memperoleh secara unit strata, mengembangkan, memiliki dan mengoperasikan hotel internasional berbintang lima yang terletak di Lot 3 KNTS. Selanjutnya, pada tahun 1997 Conrad telah membayar uang muka pemesanan saham JIA sebesar USD 6.933.000. Berdasarkan Perjanjian Penghentian (Termination Agreement) tanggal 22 Juli 2005 yang dibuat oleh DA, Conrad dan JIA disepakati untuk menghentikan perjanjian kerjasama tersebut di atas. Selanjutnya, para pihak tersebut menyetujui untuk menyelesaikan pembayaran uang muka pemesanan saham dari Conrad kepada JIA sebesar US$ 6.993.000 dengan cara sebagai berikut: 1.
Penyerahan saham yang dimiliki DA pada PT Majumakmur Arthasentosa (MAS) senilai US$ 3.846.150 atau sebesar 10% dari jumlah saham yang ditempatkan dan disetor penuh MAS; dan
2.
DA akan menyetorkan dana ke MAS untuk kepentingan Conrad sebesar US$ 3.146.850 sebagai pinjaman subordinasi dari Conrad kepada MAS (Pinjaman Subordinasi Conrad).
Apabila pengalihan saham dimiliki DA pada MAS kepada Conrad telah efektif dan DA telah menyediakan Pinjaman Subordinasi Conrad kepada MAS, maka kewajiban JIA kepada Conrad akan dianggap tuntas. d. Kontinjensi – Sengketa Lahan PT Danayasa Arthatama Tbk (DA), (sebagai Tergugat) menghadapi beberapa perkara litigasi berkaitan ijin penggunaan lahan di Kawasan Niaga Terpadu Sudirman sebagai berikut: 1. Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh Se-Indonesia (Penggugat) Merupakan sengketa tanah seluas 3,5 ha di Jalan Jenderal Sudirman Kav. 52-53, Jakarta Selatan. Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia tanggal 30 Januari 2002 menyatakan eksepsi Tergugat tidak dapat diterima. Atas putusan tersebut pihak Penggugat telah mengajukan permohonan eksekusi ke Pengadilan Negeri Jakarta Pusat tanggal 29 Juli 2002. Pada tanggal 12 Januari 2004 DA mengajukan keberatan terhadap dilaksanakannya eksekusi tersebut kepada Pengadilan Negeri Jakarta Pusat. Berdasarkan Putusan Pengadilan Negeri
- 52-
Jakarta Pusat No. 64/PDT.BTH/2004 tanggal 19 Agustus 2004 menyatakan menerima sebagian gugatan DA antara lain eksekusi tidak dapat dilaksanakan. Putusan tersebut dikuatkan dengan Putusan Pengadilan Tinggi Jakarta No. 602/PDT/2004/PT.DKI tanggal 17 Mei 2005 pada tingkat banding. Putusan dari Mahkamah Agung Republik Indonesia No. 1280 K/PDT/2006 jo No. 64/PDT.G/2004/PN.JKT.PST tanggal 23 Nopember 2006 menyatakan menolak kasasi yang diajukan Penggugat. Selain itu, Perusahaan dan DA (sebagai Tergugat) menghadapi perkara litigasi berkaitan ijin penggunaan lahan seluas 3,5 ha di Jalan Jenderal Sudirman Kav. 52-53 di Kawasan Sudirman dari Badan Hukum Masehi Advent Hari Ketujuh Se-Indonesia. Berdasarkan putusan dari Mahkamah Agung Republik Indonesia tanggal 8 Desember 2003 menyatakan menolak kasasi dari Penggugat. Pada tanggal 14 Mei 2004 Penggugat telah mengajukan permohonan kembali ke Pengadilan Negeri Jakarta Pusat atas Putusan dari Mahkamah Agung tersebut. Sesuai dengan putusan dari Mahkamah Agung Republik Indonesia No.146/PK/PDT/2005, tanggal 17 Nopember 2005, permohonan peninjauan kembali dari Penggugat tersebut ditolak. e. Perjanjian Kerjasama AT, anak perusahaan, telah menandatangani perjanjian kerjasama dengan berbagai pihak berkaitan dengan sarana telekomunikasi. f.
Perjanjian antara PT Citra Wiradaya (CW) dengan PT Kingsland International (KI) Pada tanggal 23 Januari 2009, KI menunjuk PT Bangun Cipta Graha (BCG), PT Citra Graha Manunggal (CGM), PT Dian Graha Cipta (DGC), da PT Eka Adi Graha (EAG), anak-anak perusahaan dari KI, untuk menandatangani Akta Jual Beli dengan CW sehubungan dengan perjanjian di atas dimana CW menjual Kavling B, C, D dan E masing-masing kepada BCG, CGM, DGC, dan EAG serta Kavling F kepada BMU.
40. INFORMASI SEGMEN Informasi segmen tentang Perusahaan dan anak perusahaan untuk tiga bulan yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Maret 2010 dan 2009 adalah sebagai berikut: Segmen Primer Perusahaan dan anak perusahaan dikelola dan dikelompokkan dalam divisi usaha yang terdiri dari hotel, real estat, jasa telekomunikasi dan jasa manajemen perhotelan. Divisi usaha ini juga digunakan sebagai dasar pelaporan informasi segmen primer.
- 53-
Informasi bentuk segmen primer yang berupa segmen usaha Perusahaan dan anak perusahaan adalah sebagai berikut: 2010 a. Aset Real estat Hotel Jasa telekomunikasi Jasa manajemen
Rp
Jumlah sebelum eliminasi Eliminasi
b. Pendapatan Real estat Hotel Jasa telekomunikasi Jasa manajemen Kontrak konstruksi
6.812.118.481 1.246.926.016
5.090.290.998
Rp
5.565.192.465
Rp
261.238.834 91.945.615 18.435.554 3.778.187 439.463
Rp
190.064.103 91.230.121 11.928.801 3.649.779 -
375.837.653 2.482.339
Jumlah setelah eliminasi
4.531.323.489 2.214.445.253 60.652.913 5.696.826
Rp
Jumlah sebelum eliminasi Eliminasi Rp
Rp (
Jumlah sebelum eliminasi Eliminasi Jumlah setelah eliminasi
Rp
6.516.705.767 1.426.414.769
Jumlah setelah eliminasi
c. Laba (Rugi) Usaha Real estat Hotel Jasa telekomunikasi Jasa manajemen
3.799.779.504 2.646.137.847 62.853.546 7.934.870
2009
Rp
373.355.314
296.872.804 2.286.551 Rp
52.670.522 Rp 8.772.242 ) ( 7.286.618 1.996.785
294.586.253
60.750.098 10.191.464 ) 2.986.752 1.893.445
53.181.683 -
55.438.831 -
53.181.683
55.438.831
41. KELANGSUNGAN USAHA Pada tanggal 31 Maret 2010, Perusahaan memiliki saldo defisit sebesar Rp 203.382.406 yang terutama berasal dari akumulasi kerugian atas kurs mata uang asing pada saat terjadinya krisis moneter tahun 1998. Sampai dengan tanggal 31 Maret 2010, Perusahaan belum dapat melunasi hutang bank (Catatan 16) yang jatuh tempo pada tahun 2007. Untuk menghadapi kondisi tersebut di atas dan kondisi ekonomi yang memburuk sebagaimana diungkapkan pada Catatan 42, Perusahaan dan anak perusahaan akan melakukan langkah-langkah sebagai berikut: a. Tetap melanjutkan Program Pengembangan Usaha antara lain, pengembangan gedung perkantoran strata title di Lot 9 yang akan selesai pada bulan pertengahan 2010 dan di Lot 18 yang akan selesai pada akhir tahun 2010.
- 54-
b. Melakukan negosasi mengenai Program Restrukturisasi Keuangan dengan para kreditur atas pinjaman yang telah jatuh tempo. c. Mengundang investor baru untuk memberikan pendanaan dan berpartisipasi dalam modal agar pembangunan proyek yang telah direncanakan dapat segera dimulai dan berjalan sesuai rencana. d. Melakukan program penghematan biaya dalam segala bidang. Manajemen berpendapat bahwa langkah-langkah tersebut di atas dapat dilaksanakan dan memungkinkan Perusahaan dan anak perusahaan untuk merealisasikan aset dan menyelesaikan kewajiban yang telah jatuh tempo.
42. KONDISI EKONOMI INDONESIA AKIBAT KRISIS KEUANGAN GLOBAL Krisis keuangan global yang dimulai dari Amerika Serikat telah mempengaruhi pasar modal dan pasar keuangan di Indonesia, ditandai antara lain dengan melemahnya nilai tukar mata uang Rupiah, penurunan permintaan dan nilai pasar komoditas, penurunan nilai pasar saham dan surat berharga, serta kenaikan suku bunga. Kondisi tersebut telah mengakibatkan berkurangnya likuiditas, terbatasnya penyediaan kredit serta menurunnya pertumbuhan ekonomi. Memburuknya kondisi ekonomi tersebut diperkirakan akan berdampak lebih jauh di berbagai sektor industri dan sektor riil pada tahun 2009. Memburuknya kondisi ekonomi berpotensi mempengaruhi rencana pengembangan proyek real estat dan tingkat hunian properti yang disewakan serta hotel milik anak perusahaan, yang mana faktorfaktor tersebut akan mempengaruhi pendapatan dan laba bersih Perusahaan dan anak perusahaan dimasa mendatang. Rencana pengembangan proyek real estat akan terpengaruh oleh tingkat permintaan pasar yang mungkin cenderung menurun. Selain itu, tingkat hunian properti yang disewakan akan terpengaruh oleh kemungkinan bahwa penyewa mengakhiri atau tidak memperpanjang lagi masa sewa karena kondisi usaha penyewa menurun. Kondisi tersebut juga dapat mengakibatkan penyewa tidak dapat memenuhi kewajibannya pada saat jatuh tempo. Untuk menghadapi kondisi ekonomi yang mungkin semakin memburuk pada tahun yang akan datang, Perusahaan dan anak perusahaan telah melakukan dan akan meneruskan rencana dan tindakan sebagaimana diungkapkan pada Catatan 41. Perbaikan dan pemulihan ekonomi tergantung pada beberapa faktor, antara lain kebijakan fiskal dan moneter yang diupayakan oleh Pemerintah, suatu tindakan yang berada di luar kendali Perusahaan dan anak perusahaan, untuk mencapai pemulihan ekonomi. Dampak masa depan yang berasal dari kondisi ekonomi pada saat ini atas likuiditas serta pendapatan Perusahaan dan anak perusahaan, termasuk dampak masa depan terhadap investor, pelanggan dan pemasok, tidak dapat ditentukan.
43. REKLASIFIKASI AKUN Beberapa akun dalam laporan keuangan konsolidasi untuk tiga bulan yang berakhir pada tanggal 31 Maret 2009 telah direklasifikasi agar sesuai dengan penyajian laporan keuangan konsolidasi untuk tiga bulan yang berakhir pada tanggal 31 Maret 2010 sesuai dengan Surat Edaran Ketua Badan Pengawas Pasar Modal No. SE-02/PM/2004 tanggal 27 Desember 2004.
PT JAKARTA INTERNATIONAL HOTELS & DEVELOPMENTTbK Gedung Artha Graha Lantai 15 Kawasan Niaga Terpadu Sudirman Jl. Jenderal Sudirman Kav. 52-53 Jakarta 12190 - lndonesia Phone :(6221) 515 2555 Facsimile : (62 21) 515 2526, 5152546
E-mail
:
[email protected]
H
Website :www.iihd.co.id
Ref. No.: O48iET/FAJJIHD/lV/201 0
SURAT PERNYATAAN DIREKSI TENTANG TANGGUNG JAWAB ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI UNTUK TIGA BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL-TANGGAL 31 MARET 201O DAN 2OO9
RECTORS' STATEMENT ON THE RESPONSILIBILITY FOR THE CONSOLIDATED FINANCIAI STATEMENTS FOR THREE MONTHS WHICH ENDED MARCH 31,2010 AND 2OO9 DI
PT. JAKARTA INTERNATIONAL HOTELS & DEVELOPMENT TbK DAN ANAK PERUSAHAAN
DEVELOPMENT TbK AND ITS SUBSIDIARIES
Kami yang bertanda tangan di bawah ini:
We, the undersigned:
1.
Nama/lVame Alam at Kantor I Office address
Alamat Domisili/sesuai KTP atau Kartu identitas lain/Reslde nti al
Address/in accordance with Personal ldentity Card Nomor Telepon/Ielephone number JabalanlTitle
2
Nama/lVarne
Alamat Kantor I Office address
Alamat Domisili/sesuai KTP atau Kartu identitas lain/Reslde nti al Add ress/in accordance with
Sanioso Gunara Gedung Artha Graha Lantai 15 Jl. Jenderal Sudirman Kav. 52-53 Jakarta 12190 Jl. Kembang Ayu lV No. 30 RT. 007 RW. 005 Kembangan - Jakarta Barat 5152020 W akil Presiden D i rektu r/V i ce P re si d e nt D i re cto
5'152555
JabalanlTitle
Dteklur/Director declare that:
Bertanggung jawab atas penyusunan
dan
penyajian laporan keuangan konsolidasi Perusahaan dan Anak Perusahaan untuk tiga buian yanE
berakhir pada
r
Hartono Tjahjadi Adiwana Gedung Artha Graha Lantai '15 Jl. Jenderal Sudirman Kav. 52-53 Jakarta 12190 Gang Kampak No. 38 RT. 004 RW. 001 Maphar - Taman Sari Jakarta Barat
Personal ldentity Card Nomor Telepon/Ielephone number
menyatakan bahwa: 1.
PT. JAKARTA INTERNATIONAL HOTELS &
tanggal-tanggal
1.
We are responsible for the preparation and presentation of the Company's and its
Subsidiaries consolidated
financial
statements for three months which ended March 31,2010 dan 2009"
31 Maret 2010 dan 2009.
Laporan keuangan konsolidast
Perusahaan dan Anak Perusahaan tersebut telah disusun dan disajikan sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum.
2. The
Company's
and its
Subsidiaries
consolidated financial statements have been prepared and presented in accordance with generally accepted accounting OrinciOtes
{
D
r:dSi
#tffiat\
N"# 3. a.
Semua informasi dalam laporan keuangan konsolidasi Perusahaan dan Anak Perusahaan tersebut telah dimuat secara lengkap dan
3. a.
AII information has been fully and correctly
disclosed
in the Company's and its
Subsidiaries consolidated
financial
statements, and
benar, dan
b. Laporan keuangan konsolidasi
b. The Company's and its Subsidiaries
Perusahaan dan Anak Perusahaan
consolidated financial statements do not contain materially misleading information
tersebut tidak
mengandung
or facts, and do not
informasi atau fakta material yang
Lidak benar,
dan
conceal any
informaiion or facts.
tidak
menghilangkan informasi atau fakta material.
4.
Bertanggung
jawab atas sistem
pengendalian intern dalam Perusahaan dan Anak Perusahaan.
Demikian pernyataan
ini dibuat dengan
sebenarnya.
201O/April 30, 2010
Wakil Presiden D Vice President Direi
4.
We are responsible for the Company's and its Subsidiaries internal control system.
This statement has been made truthfully