PT Jakarta International Hotels & Development Tbk Dan Anak Perusahaan
Laporan Keuangan Konsolidasi Dan Laporan Auditor Independen Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2000 Dan 1999 (Mata Uang Indonesia)
Laporan Auditor Independen Laporan No. 35624S Dewan Direksi, Dewan Komisaris dan Pemegang Saham PT Jakarta International Hotels & Development Tbk Kami telah mengaudit neraca konsolidasi PT Jakarta International Hotels & Development Tbk dan anak perusahaan tanggal 31 Desember 2000 dan 1999 serta laporan laba rugi konsolidasi, laporan perubahan ekuitas konsolidasi dan laporan arus kas konsolidasi untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal tersebut. Laporan keuangan adalah tanggung jawab manajemen Perusahaan. Tanggung jawab kami terletak pada pernyataan pendapat atas laporan keuangan berdasarkan audit kami. Kami tidak mengaudit laporan keuangan tahun 2000 dan 1999 Hotel Borobudur yang dimiliki sepenuhnya oleh Perusahaan, yang laporannya masing-masing merupakan 0,67% dan 94,27% dari jumlah aktiva dan pendapatan konsolidasi pada tahun 2000 dan 0,44% dan 73,54% dari jumlah aktiva dan pendapatan konsolidasi pada tahun 1999, dan kami juga tidak mengaudit laporan keuangan PT Bimagraha Telekomindo (perusahaan asosiasi) yang bagian rugi dan laba bersihnya masing-masing merupakan 31,80% dan 2.449% dari rugi dan laba bersih konsolidasi tahun 2000 dan 1999. Laporan keuangan tersebut telah diaudit oleh auditor independen lain dengan pendapat wajar tanpa pengecualian, yang laporannya disampaikan kepada kami, dan pendapat kami, sejauh menyangkut jumlah yang dilaporkan kedua entitas tersebut, semata-mata didasarkan atas laporan auditor independen lain tersebut. Kami melaksanakan audit berdasarkan standar auditing yang ditetapkan Ikatan Akuntan Indonesia. Standar tersebut mengharuskan kami merencanakan dan melaksanakan audit agar kami memperoleh keyakinan memadai bahwa laporan keuangan bebas dari salah saji material. Suatu audit meliputi pemeriksaan, atas dasar pengujian, bukti-bukti yang mendukung jumlah-jumlah dan pengungkapan dalam laporan keuangan. Audit juga meliputi penilaian atas prinsip akuntansi yang digunakan dan estimasi signifikan yang dibuat oleh manajemen, serta penilaian terhadap penyajian laporan keuangan secara keseluruhan. Kami yakin bahwa audit kami memberikan dasar memadai untuk menyatakan pendapat. Menurut pendapat kami, berdasarkan audit kami dan laporan auditor independen lain, laporan keuangan konsolidasi tersebut di atas menyajikan secara wajar, dalam semua hal yang material, posisi keuangan PT Jakarta International Hotels & Development Tbk dan anak perusahaan tanggal 31 Desember 2000 dan 1999, hasil usaha, perubahan ekuitas serta arus kas untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal tersebut, sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia. Laporan keuangan konsolidasi tersebut di atas disusun dengan anggapan bahwa Perusahaan dan anak perusahaan akan melanjutkan operasinya sebagai entitas yang berkemampuan untuk mempertahankan kelangsungan usahanya. Catatan 33 atas laporan keuangan konsolidasi mengungkapkan dampak kondisi ekonomi Indonesia dan kondisi industri real estat terhadap Perusahaan dan anak perusahaan, serta tindakan yang ditempuh dan direncanakan akan dilakukan Perusahaan dan anak perusahaan sebagai tanggapan terhadap kondisi ekonomi tersebut. Kegiatan usaha Perusahaan dan anak perusahaan telah terpengaruh secara signifikan dan mungkin masih akan terpengaruh di masa datang oleh kondisi makro ekonomi dan industri real estat tersebut dan sejak tahun 1998, karena alasan pendanaan dan krisis ekonomi yang berkelanjutan, Perusahaan dan anak perusahaan telah menghentikan proyek pengembangannya. Sebagaimana diungkapkan pada Catatan 33 atas laporan keuangan konsolidasi,
- 1a -
Perusahaan dan anak perusahaan tidak berhasil membayar cicilan pinjaman yang jatuh tempo pada tahun 2000 dan bunga pinjaman yang jatuh tempo pada tahun 2000 dan 1999, demikian pula kupon bunga obligasi ketiga sampai dengan ketujuh yang masing-masing jatuh tempo tiap tengah-tahunan sejak tanggal 16 Januari 1999 sampai dengan 16 Januari 2001. Perusahaan dan anak perusahaan juga tidak memenuhi persyaratan perjanjian pinjaman (“loan covenants”) lainnya. Hal ini dapat menyebabkan pemberi pinjaman meminta Perusahaan dan anak perusahaan untuk mempercepat pelunasan hutang berikut beban bunga dan beban lainnya yang masih terhutang, walaupun posisi likuiditas Perusahaan dan anak perusahaan tidak mencukupi untuk itu. Sebagai tanggapan atas keadaan ini, Perusahaan melakukan negosiasi dengan pemberi pinjaman guna menjadual kembali kewajibannya sampai kondisi ekonomi menjadi lebih baik, dan mencari alternatif penyelesaian lainnya. Akibat dari kondisi tersebut dan hal-hal lainnya yang diuraikan pada Catatan 33, terdapat ketidakpastian signifikan terhadap kemampuan Perusahaan dan anak perusahaan untuk mempertahankan kelangsungan usahanya di masa akan datang serta kemampuan untuk merealisasikan aktiva dan melunasi kewajibannya dalam bisnis normal dan pada nilai yang dinyatakan dalam laporan keuangan. Pengaruh dari keadaan ini tidak dapat ditentukan saat ini. Laporan keuangan konsolidasi Perusahaan telah mencakup dampak kondisi ekonomi tersebut, sepanjang hal itu dapat ditentukan dan diestimasi. Pengaruh dari kondisi tersebut akan dilaporkan pada laporan keuangan pada saat dapat diketahui dan dapat ditentukan.
PRASETIO, UTOMO & CO. NIU-KAP 98.2.0024
Drs. Rusdy Daryono NIAP 98.1.0061 30 Maret 2001
-2-
PT JAKARTA INTERNATIONAL HOTELS & DEVELOPMENT Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN NERACA KONSOLIDASI (Dalam Ribuan Rupiah, kecuali Data Saham)
31 Desember 1999 Disajikan Kembali (lihat Catatan 2n dan 3)
2000 AKTIVA KAS DAN SETARA KAS (Catatan 2c, 2d, 4, 14 dan 31)
Rp
INVESTASI SEMENTARA (Catatan 2e dan 5)
39.321.213
Rp
49.286.689
-
71.000.000
1.551.258
725.332
9.845.369
15.225.112
40.001.280
53.014.031
5.193.473
10.597.173
PERSEDIAAN - Setelah dikurangi penurunan nilai sebesar Rp 52.792.987 pada tahun 2000 dan 1999 (Catatan 2g, 2l, 7 dan 14)
1.057.331.506
1.010.206.757
TANAH DALAM PENGEMBANGAN (Catatan 2i, 2l, 8 dan 14)
1.258.988.273
1.258.980.461
1.415.618.723 306.396.868 ) (
1.404.852.889 223.082.300 )
1.109.221.855
1.181.770.589
36.568.804
42.611.631
156.396.556
131.335.143
86.548.666
200.624.521
PIUTANG Usaha (Catatan 2f, 6 dan 14) Pihak yang mempunyai hubungan istimewa (Catatan 2c dan 31) Pihak ketiga - setelah dikurangi penyisihan piutang ragu-ragu sebesar Rp 13.779.948 pada tahun 2000 dan Rp 1.441.239 pada tahun 1999 Lain-lain (Catatan 2f ) Pihak yang mempunyai hubungan istimewa (Catatan 2c dan 31) Pihak ketiga - setelah dikurangi penyisihan piutang ragu-ragu sebesar Rp 17.368.518 pada tahun 2000 dan Rp 9.447.159 pada tahun 1999
AKTIVA TETAP (Catatan 2k, 2l, 9 dan 14) Nilai tercatat Akumulasi penyusutan dan amortisasi Bersih PAJAK DAN BIAYA DIBAYAR DI MUKA (Catatan 2h, 10 dan 15) AKTIVA PAJAK TANGGUHAN - Bersih (Catatan 2m dan 15) PENYERTAAN SAHAM (Catatan 2c, 2j, 11, 27f dan 34a) (Berlanjut)
(
-3-
PT JAKARTA INTERNATIONAL HOTELS & DEVELOPMENT Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN NERACA KONSOLIDASI (Lanjutan) (Dalam Ribuan Rupiah, kecuali Data Saham)
31 Desember
2000 AKTIVA LAIN-LAIN Deposito berjangka (Catatan 12 dan 14) Uang muka (Catatan 13) Uang jaminan dan lain-lain (Catatan 2c, 12 dan 31)
Rp
Jumlah Aktiva Lain-lain JUMLAH AKTIVA
Rp
123.633.008 65.994.687
1999 Disajikan Kembali (lihat Catatan 2n dan 3) Rp
86.227.170 55.500.358
16.804.087
14.560.549
206.431.782
156.288.077
4.007.400.035
Rp
4.181.665.516
-4-
PT JAKARTA INTERNATIONAL HOTELS & DEVELOPMENT Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN NERACA KONSOLIDASI (Lanjutan) (Dalam Ribuan Rupiah, kecuali Data Saham)
31 Desember
2000
1999 Disajikan Kembali (lihat Catatan 2n dan 3)
1.431.523.610
Rp
KEWAJIBAN DAN EKUITAS HUTANG BANK (Catatan 14, 16, 27c dan 27d) HUTANG (Catatan 2c dan 31) Usaha Pihak yang mempunyai hubungan istimewa Pihak ketiga Lain-lain Pihak yang mempunyai hubungan istimewa Pihak ketiga
Rp
966.420.847
256.719.352
83.072 189.217.356
38.087.593 20.900.689
9.437.641 25.515.860
29.470.148
33.485.648
BIAYA MASIH HARUS DIBAYAR (Catatan 2c, 14, 16, 27d dan 31)
802.101.474
1.017.498.299
OBLIGASI DAN SURAT HUTANG (Catatan 17 dan 34b)
513.440.660
713.934.063
4.279.833
1.420.532
28.829.148
29.011.545
112.235.242
28.671.182
56.791.263
51.992.940
3.294.379.012
3.066.688.985
30.231.702
58.001.782
HUTANG PAJAK (Catatan 15)
PENYISIHAN UNTUK PENGGANTIAN PERALATAN HOTEL (Catatan 2q) TAKSIRAN KEWAJIBAN UNTUK PEMBANGUNAN PRASARANA (Catatan 2p dan 18) SETORAN JAMINAN DAN UANG MUKA (Catatan 2c, 19, 27f, 31 dan 33) PENDAPATAN DITANGGUHKAN (Catatan 2c, 2p, 2r, 20 dan 31) JUMLAH KEWAJIBAN HAK MINORITAS PADA ANAK PERUSAHAAN (Catatan 2b dan 21) (Berlanjut)
-5-
PT JAKARTA INTERNATIONAL HOTELS & DEVELOPMENT Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN NERACA KONSOLIDASI (Lanjutan) (Dalam Ribuan Rupiah, kecuali Data Saham)
31 Desember
2000 EKUITAS Modal saham - nilai nominal Rp 1.000 per saham Modal dasar - 1.500.000.000 saham Modal ditempatkan dan disetor penuh 965.019.600 saham (Catatan 22) Rp Tambahan modal disetor - bersih (Catatan 2n, 3 dan 23) Selisih penilaian kembali aktiva tetap (Catatan 2k ) Defisit ( Ekuitas - Bersih JUMLAH KEWAJIBAN DAN EKUITAS
Rp
965.019.600
1999 Disajikan Kembali (lihat Catatan 2n dan 3)
Rp
965.019.600
503.073.325
529.449.325
744.827.274 1.530.130.878 ) (
744.827.274 1.182.321.450 )
682.789.321
1.056.974.749
4.007.400.035
Rp
4.181.665.516
Lihat Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasi yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasi secara keseluruhan.
-6-
PT JAKARTA INTERNATIONAL HOTELS & DEVELOPMENT Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN LAPORAN LABA RUGI KONSOLIDASI (Dalam Ribuan Rupiah, kecuali Data Saham) Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 1999 Disajikan Kembali (lihat Catatan 2n dan 3)
2000 PENDAPATAN (Catatan 2c, 2p, 24 dan 31)
Rp
96.171.727
Rp
83.528.976
BEBAN PENJUALAN DAN JASA (Catatan 2p dan 25)
38.399.701
36.599.396
LABA KOTOR
57.772.026
46.929.580
184.405.799 4.893.981
193.522.207 5.898.828
189.299.780
199.421.035
131.527.754
152.491.455
693.019.315
50.274.976
115.719.563 794.209.743 )
151.430.758
114.075.854 ) 266.064.988 ) ( 15.598.346
87.666.611 166.131.485 ) 39.901.204
(
350.013.361 )
163.142.064
(
481.541.115 )
10.650.609
BEBAN USAHA (Catatan 2p) Umum dan administrasi (Catatan 2c, 26 dan 31) Pemasaran Jumlah Beban Usaha RUGI USAHA PENGHASILAN (BEBAN) LAIN-LAIN Laba penyelesaian transaksi swap (Catatan 14 dan 27d) Laba pelunasan surat sanggup (Catatan 17) Laba (rugi) kurs - bersih (Catatan 2s, 2t dan 27d) ( Bagian laba (rugi) bersih perusahaan asosiasi (Catatan 2j dan 11) ( Beban bunga - bersih ( Lain-lain - bersih (Catatan 2c dan 31) Penghasilan (Beban) Lain-lain - Bersih LABA (RUGI) SEBELUM TAKSIRAN PAJAK PENGHASILAN TAKSIRAN PAJAK PENGHASILAN (Catatan 2m dan 15) Tahun berjalan Tangguhan LABA (RUGI) SEBELUM HAK MINORITAS DAN POS LUAR BIASA (Berlanjut)
23.826.252 25.678.651 (
432.036.212 )
( (
1.286.550 ) 3.174.670 ) 6.189.389
-7-
PT JAKARTA INTERNATIONAL HOTELS & DEVELOPMENT Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN LAPORAN LABA RUGI KONSOLIDASI (Lanjutan) (Dalam Ribuan Rupiah, kecuali Data Saham)
Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 1999 Disajikan Kembali (lihat Catatan 2n dan 3)
2000 HAK MINORITAS ATAS RUGI (LABA) BERSIH ANAK PERUSAHAAN (Catatan 2b dan 21) LABA (RUGI) SEBELUM POS LUAR BIASA
Rp (
POS LUAR BIASA Laba restrukturisasi hutang - setelah dikurangi Pajak Penghasilan sebesar Rp 24.877.027 (Catatan 2u, 14 dan 15)
26.180.387
( Rp
405.855.825 )
3.895.814
58.046.397
LABA (RUGI) BERSIH
(Rp
LABA (RUGI) PER SAHAM Rugi usaha (Catatan 2w dan 3)
(Rp
347.809.428 )
2.293.575 )
Rp
136 ) ( Rp
3.895.814
158 )
Laba (rugi) sebelum pos luar biasa (Catatan 2w) (Rp Pos luar biasa
420 ) 60
Rp
4 -
Laba (rugi) bersih (Catatan 2w dan 3)
360 )
Rp
4
(Rp
Lihat Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasi yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasi secara keseluruhan.
-8-
PT JAKARTA INTERNATIONAL HOTELS & DEVELOPMENT Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS KONSOLIDASI (Dalam Ribuan Rupiah) Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2000 Dan 1999 Modal Saham Saldo, 1 Januari 1999 sesuai laporan terdahulu
Rp
Penyesuaian akibat penerapan Surat Keputusan BAPEPAM No. KEP-06/PM/2000 tanggal 13 Maret 2000 (Catatan 2n dan 3)
965.019.600
Rp
- (
Saldo, 1 Januari 1999 setelah disajikan kembali
Selisih Penilaian Kembali Aktiva Tetap
Tambahan Modal Disetor - Bersih 535.347.381
Rp
Defisit
744.827.274 (Rp
15.996.696 )
744.827.274 (
Ekuitas - Bersih
1.194.215.612 ) Rp
7.998.348 ( 1.186.217.264 )
1.050.978.643
7.998.348 )
965.019.600
519.350.685
1.042.980.295
Laba bersih, sesuai laporan terdahulu
-
-
-
696.475
696.475
Penyesuaian akibat penerapan Surat Keputusan BAPEPAM No. KEP-06/PM/2000 tanggal 13 Maret 2000 (Catatan 2n dan 3)
-
-
-
3.199.339
3.199.339
Laba bersih setelah disajikan kembali
-
-
-
3.895.814
3.895.814
Peningkatan nilai aktiva bersih PT Graha Jakarta Sentosa, anak perusahaan - setelah dikurangi efek pajak tangguhan bersih sebesar Rp 4.655.776 (Catatan 2j)
-
10.098.640
-
-
10.098.640
Saldo, 31 Desember 1999 setelah disajikan kembali
Rp
965.019.600
Rp
529.449.325
Rp
744.827.274 (Rp
1.182.321.450 ) Rp
1.056.974.749
Saldo, 1 Januari 2000
Rp
965.019.600
Rp
529.449.325
Rp
744.827.274 (Rp
1.182.321.450 ) Rp
1.056.974.749
Selisih harga perolehan atas nilai buku untuk penaikan penyertaan saham pada PT Graha Jakarta Sentosa, anak perusahaan (Catatan 1c dan 2b)
- (
Rugi bersih
-
Saldo, 31 Desember 2000
Rp
965.019.600
26.376.000 )
-
Rp
503.073.325
- ( Rp
744.827.274 (Rp
Lihat Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasi yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasi secara keseluruhan.
- (
26.376.000 )
347.809.428 ) (
347.809.428 )
1.530.130.878 ) Rp
682.789.321
-9-
PT JAKARTA INTERNATIONAL HOTELS & DEVELOPMENT Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN LAPORAN ARUS KAS KONSOLIDASI (Dalam Ribuan Rupiah) Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 1999 Disajikan Kembali (lihat Catatan 2a, 2n dan 3)
2000 ARUS KAS DARI KEGIATAN USAHA Penerimaan kas dari: Pendapatan hotel Pendapatan telekomunikasi Jasa manajemen Penjualan Pembayaran kas sepanjang tahun untuk: Biaya departemen dan non-departemen Biaya operasi Biaya bantuan teknis, umum, operasional dan perawatan Pembayaran kas bersih untuk operasi Penurunan (kenaikan) saldo pada pihak yang mempunyai hubungan istimewa Pembayaran uang muka Pendapatan (biaya) bunga - bersih Pembayaran Pajak Penghasilan Penghasilan lain-lain
Rp
86.558.884 4.536.244 4.082.137 -
Rp
59.710.866 4.967.224 2.383.222 18.943.780
( (
61.769.278) ( 48.048.226) (
53.701.768) 90.498.111)
(
9.836.334 ) (
6.830.454 )
(
24.476.573) (
65.025.241)
102.688.610 ( 21.000.000) 14.612.831 ( 1.847.947 ) ( 15.118.262
27.678.706) 6.854.518 ) 4.531.824 ) 62.283.853
( (
Kas Bersih Diperoleh dari (Digunakan untuk) Kegiatan Usaha
85.095.183
(
41.806.436)
ARUS KAS DARI KEGIATAN INVESTASI Uang muka penjualan investasi Hasil penjualan aktiva tetap Investasi saham Perolehan aktiva tetap Investasi sementara
82.487.761 790.624 28.000.000 ) 12.179.044) ( - (
7.241.546 35.629.567) 70.295.000)
43.099.341
(
98.683.021)
( (
117.510.000 ) 20.650.000) ( - (
197.748.535 83.705.000) 248.203 )
(
138.160.000 )
113.795.332
( (
Kas Bersih Diperoleh dari (Digunakan untuk) Kegiatan Investasi ARUS KAS DARI KEGIATAN PENDANAAN Penerimaan dari penerbitan (pembayaran untuk pelunasan) surat sanggup Pembayaran hutang bank Pembayaran kepada pemegang saham Kas Bersih Diperoleh dari (Digunakan untuk) Kegiatan Pendanaan (Berlanjut)
- 10 -
PT JAKARTA INTERNATIONAL HOTELS & DEVELOPMENT Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN LAPORAN ARUS KAS KONSOLIDASI (Lanjutan) (Dalam Ribuan Rupiah)
Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 1999 Disajikan Kembali (lihat Catatan 2a, 2n dan 3)
2000 PENURUNAN BERSIH KAS DAN SETARA KAS
(Rp
KAS DAN SETARA KAS AWAL TAHUN
49.286.689
KAS DAN SETARA KAS AKHIR TAHUN
Informasi tambahan laporan arus kas: Kegiatan yang tidak mempengaruhi arus kas: Kapitalisasi (penyesuaian) rugi (laba) kurs yang belum direalisasi ke persediaan Kapitalisasi biaya pinjaman pada persediaan Kapitalisasi penyusutan pada persediaan Konversi beban bunga/swap yang masih harus dibayar ke pokok hutang bank Perubahan akibat transaksi ekuitas dari anak perusahaan karena penjabaran laporan keuangan dari dolar A.S. ke rupiah yang berpengaruh pada akun: Tambahan modal disetor Aktiva pajak tangguhan Hak minoritas Penghapusan piutang
9.965.476 ) ( Rp
(
26.694.125) 75.980.814
Rp
39.321.213
Rp
49.286.689
Rp
33.160.036 9.771.101 78.264
( Rp
82.448.321) 31.454.429 649.328
149.963.564 ) (
-
104.315.000 )
10.098.640 4.555.776 431.509 631.061
Lihat Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasi yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasi secara keseluruhan.
- 11 -
PT JAKARTA INTERNATIONAL HOTELS & DEVELOPMENT Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2000 Dan 1999 (Dalam Ribuan Rupiah, kecuali Data Saham)
1.
UMUM a.
Pendirian Perusahaan PT Jakarta International Hotels & Development Tbk (“Perusahaan”) didirikan pada tanggal 7 November 1969 dalam rangka Undang-undang Penanaman Modal Asing No. 1/1967 berdasarkan akta Notaris Soetrono Prawiroatmodjo, S.H., No. 5 tanggal 7 November 1969 yang kemudian diubah dengan akta No. 42 tanggal 27 Januari 1970 dari notaris yang sama. Akta pendirian Perusahaan diumumkan dalam Berita Negara No. 54 tanggal 7 Juli 1970, Tambahan No. 124. Anggaran Dasar Perusahaan telah mengalami beberapa kali perubahan, terakhir dengan akta Notaris Ida Fidiyantri, S.H., notaris pengganti Imas Fatimah, S.H., No. 64 tanggal 30 Juli 1997, dalam rangka memenuhi ketentuan peraturan Pasar Modal. Perubahan Anggaran Dasar yang terakhir ini telah diumumkan dalam Berita Negara No. 57 tanggal 17 Juli 1998, Tambahan No. 3898. Sesuai dengan Anggaran Dasar Perusahaan pasal 3, lingkup kegiatan Perusahaan adalah menyelenggarakan jasa perhotelan dan pembangunan real estat dan properti, gedung perkantoran, pusat perbelanjaan dan niaga beserta fasilitasnya. Perusahaan memulai operasi komersialnya pada tahun 1969. Perusahaan adalah pemilik dari Hotel Borobudur Jakarta (“Hotel”) yang mulai dikelola oleh PT Dharma Harapan Raya pada tanggal 1 Januari 1999 (lihat Catatan 1c). Kantor pusat Perusahaan berkedudukan di Gedung Artha Graha, Lantai 15, Kawasan Niaga Terpadu Sudirman, Jalan Jenderal Sudirman Kav. 52-53, Jakarta.
b.
Penawaran Umum Efek Perusahaan Seluruh saham Perusahaan yang ditempatkan dan disetor penuh berjumlah 965.019.600 saham telah dicatatkan pada Bursa Efek Jakarta dan Bursa Efek Surabaya. Informasi historis mengenai saham Perusahaan yang dicatatkan di bursa adalah sebagai berikut: Tahun
Keterangan
1984 1988 1989 1991 1992 1992 1994 1996
Penawaran Umum Saham Perdana Penawaran Umum Saham Kedua Pencatatan Saham Pendiri Pencatatan Saham Private Placement Pencatatan Saham Pendiri Pencatatan Saham yang berasal dari Penukaran Waran Pencatatan Saham Bonus Penawaran Umum Terbatas I
Jumlah
Jumlah Saham 6.618.600 6.633.700 11.315.700 432.000 56.869.280 46.800.000 257.338.560 579.011.760 965.019.600
- 12 -
PT JAKARTA INTERNATIONAL HOTELS & DEVELOPMENT Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI (Lanjutan) Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2000 Dan 1999 (Dalam Ribuan Rupiah, kecuali Data Saham) c.
Susunan Perusahaan dan Anak Perusahaan Pada tanggal 31 Desember 2000, susunan Perusahaan dan anak perusahaan adalah sebagai berikut: Perusahaan Pemilikan langsung: PT Danayasa Arthatama (“DA” - lihat Catatan 27c) PT Graha Jakarta Sentosa (“GJS”) PT Jakarta International Hotels Management (“JIHM”) PT Dharma Harapan Raya (“DHR”) Pemilikan tidak langsung: Dua puluh perusahaan (melalui DA)
Lokasi
Kegiatan Utama
Mulai Beroperasi
Persentase Kepemilikan (%)
Jumlah Aktiva
Jakarta Jakarta
Real estat Telekomunikasi
1987 1992
99,99 99,99
Rp 2.688.139.091 104.010.025
Jakarta Jakarta
Manajemen perhotelan Manajemen perhotelan
1992 1998
90,00 60,00
326.514 3.040.576
Jakarta
Telekomunikasi, real estat, properti, hotel dan perdagangan
-
88,00 100,00
2.288.721.523
DA saat ini sedang mengembangkan area seluas lebih kurang 45 hektar yang terletak di Jalan Jenderal Sudirman, Jakarta, yang dikenal dengan nama “Kawasan Niaga Terpadu Sudirman” (“KNTS”). DA memiliki penyertaan pada perusahaan-perusahaan berikut: Perusahaan PT Artha Telekomindo (“AT”) PT Primagraha Majumakmur (“PGMM”) PT Grahamas Adisentosa (“GA”) PT Intigraha Arthayasa (“IA”) PT Panduneka Sejahtera (“PNS”) PT Primakarya Utamagraha (“PU”) PT Citra Adisarana (“CA”) PT Artharaya Unggul Abadi (“AUA”) PT Nusagraha Adicitra (“NA”) PT Pandugraha Sejahtera (“PGS”) PT Adinusa Puripratama (“AP”) PT Panduneka Abadi (“PA”) PT Grahaputra Sentosa (“GS”) PT Adiperdana Sejahtera (“APS”) PT Citra Wiradaya (“CW”) PT Adimas Utama (“AMU”) PT Esagraha Puripratama (“EP”)
Lingkup Kegiatan Usaha Telekomunikasi Pengembangan real estat dan agen pemasaran apartemen di Lot 20 KNTS Pembangunan dan pengelolaan gedung serta kegiatan yang berkaitan Perhotelan, pariwisata dan kegiatan yang berkaitan Pembangunan dan pengelolaan gedung perkantoran Pembangunan dan pengelolaan gedung serta kegiatan yang berkaitan Pembangunan dan pengelolaan hotel dan gedung perkantoran Pembangunan dan pengelolaan gedung serta kegiatan yang berkaitan Pembangunan dan pengelolaan apartemen serta kegiatan yang berkaitan Pembangunan dan pengelolaan apartemen serta kegiatan yang berkaitan Pembangunan dan pengelolaan apartemen serta kegiatan yang berkaitan Pembangunan dan pengelolaan apartemen serta kegiatan yang berkaitan Pembangunan dan pengelolaan apartemen serta kegiatan yang berkaitan Pembangunan dan pengelolaan apartemen serta kegiatan yang berkaitan Pembangunan dan pengelolaan apartemen serta kegiatan yang berkaitan Perdagangan Perdagangan
Persentase Pemilikan Lebih Kurang(%) 100 100 100*) 100*) 100*) 100*) 100*) 100*) 100*) 100*) 100*) 100*) 100*) 100*) 100*) 99*) **) 99*) **)
- 13 -
PT JAKARTA INTERNATIONAL HOTELS & DEVELOPMENT Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI (Lanjutan) Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2000 Dan 1999 (Dalam Ribuan Rupiah, kecuali Data Saham)
Perusahaan
Persentase Pemilikan Lebih Kurang(%)
Lingkup Kegiatan Usaha
PT Trinusa Wiragraha (“TW”) PT Pusatgraha Makmur (“PM”) PT Arthayasa Grahatama (“AG”) PT Jakarta International Artha (“JIA”) (dimiliki secara tidak langsung melalui PT Arthayasa Grahatama) PT Majumakmur Arthasentosa (“MAS”) PT Andana Utamagraha (“AU”) PT Graha Putranusa (“GPN”)
Perdagangan Perdagangan Pengembangan dan pengelolaan hotel, pusat perbelanjaan, apartemen dan gedung perkantoran Perhotelan dan kegiatan yang berkaitan
99*) **) 99*) **)
88
79*)**) Pembangunan dan pengelolaan hotel serta kegiatan yang berkaitan Pembangunan dan pengelolaan apartemen serta kegiatan yang berkaitan Pembangunan dan pengelolaan gedung perkantoran
49*) 49*) 5*)
*)
Anak perusahaan/perusahaan asosiasi masih dalam tahap pengembangan pada tanggal 31 Desember 2000. **) Anak perusahaan memiliki posisi keuangan yang tidak signifikan dibandingkan dengan posisi keuangan konsolidasi.
GJS mempunyai 50% saham PT Bimagraha Telekomindo (lihat Catatan 11). Pada tanggal 20 November 2000, Perusahaan menambah penyertaannya pada GJS dari 95% menjadi 99,99%. Selisih antara biaya perolehan penyertaan atas nilai buku GJS sebesar Rp 26.376.000 disajikan sebagai bagian dari “Tambahan Modal Disetor” (lihat Catatan 2b). JIHM memberikan jasa manajemen dan jasa-jasa lain kepada “Kartika Plaza Beach Hotel” di Bali dan jasa manajemen serta jasa yang berkaitan dengan pemeliharaan gedung perkantoran. Dengan berdirinya DHR, maka pada tahun 1999 manajemen Perusahaan memutuskan untuk menghentikan sementara kegiatan usaha JIHM. Dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa JIHM yang diselenggarakan pada tanggal 22 Juni 1999, diputuskan mengenai penurunan modal dasar dan modal disetor JIHM masing-masing dari Rp 7.500.000 dan Rp 2.500.000 menjadi masing-masing Rp 20.000. Pengurangan modal dasar dan modal disetor penuh ini telah mendapat persetujuan dari Menteri Hukum dan Perundang-undangan dalam Surat Keputusan No. C-17543.HT.01.04.TH.2000 tanggal 10 Agustus 2000. DHR didirikan pada tahun 1998 dan bergerak di bidang jasa manajemen dan jasa-jasa lainnya yang berhubungan dengan bidang jasa perhotelan. DHR mengoperasikan Hotel Borobudur sejak tanggal 1 Januari 1999, ketika Inter-Continental Hotel Corporation tidak lagi mengoperasikan hotel ini, dan Kartika Plaza Beach Hotel. Perusahaan memiliki 120.000 saham DHR (60%) seharga Rp 1.200.000. d.
Karyawan, Direktur dan Komisaris Anggota Dewan Komisaris dan Direksi Perusahaan terakhir adalah sebagai berikut: Dewan Komisaris Komisaris Utama Wakil Komisaris Utama Komisaris Komisaris Komisaris
: : : : :
H. M. Widarsadipradja Sugianto Kusuma Tomy Winata Drs. Ida Bagus Putu Sarga Patrick Cheung *)
Dewan Direksi Direktur Utama Wakil Direktur Utama Direktur Direktur Direktur
: : : : :
H. Jusuf Indradewa, S.H. Santoso Gunara Nasroel Chas Budiman Effendi Hartono Tjahjadi Adiwana
*) Mengundurkan diri efektif mulai tanggal 12 April 2000, dan belum ada penggantinya sampai dengan tanggal 31 Desember 2000.
- 14 -
PT JAKARTA INTERNATIONAL HOTELS & DEVELOPMENT Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI (Lanjutan) Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2000 Dan 1999 (Dalam Ribuan Rupiah, kecuali Data Saham)
Jumlah karyawan Perusahaan pada tanggal 31 Desember 2000 berkisar 1.040 orang. Jumlah kompensasi yang diterima oleh Dewan Komisaris dan Direksi Perusahaan masingmasing sebesar Rp 2.107.900 dan Rp 1.732.834 pada tahun 2000 dan 1999.
2.
IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI a.
Dasar Penyusunan Laporan Keuangan Konsolidasi Laporan keuangan konsolidasi disusun berdasarkan konsep harga perolehan, kecuali untuk persediaan yang dinyatakan dengan harga terendah antara harga perolehan dan nilai yang dapat direalisasi, aktiva tetap tertentu telah dinilai kembali, investasi tertentu yang dinyatakan berdasarkan nilai wajar atau yang dinyatakan dengan metode ekuitas untuk perusahaan asosiasi dengan pemilikan paling sedikit 20%. Neraca konsolidasi disajikan berdasarkan metode “unclassified” (aktiva dan kewajiban tidak dikelompokkan menurut lancar dan tidak lancar) sesuai dengan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No. 44, “Akuntansi Aktivitas Pengembangan Real Estat”. Laporan keuangan konsolidasi ini disusun dengan menggunakan dasar akrual, kecuali untuk laporan arus kas konsolidasi. Laporan arus kas konsolidasi menyajikan informasi penerimaan dan pengeluaran kas dalam aktivitas operasi, investasi dan pendanaan. Efektif tanggal 1 Januari 2000, Perusahaan menyajikan arus kas dari aktivitas operasi dengan menggunakan metode langsung sesuai dengan Surat Keputusan Badan Pengawas Pasar Modal (“BAPEPAM”) No. Kep-06/PM/2000 tanggal 13 Maret 2000 atas perubahan Peraturan No. VIII.G.7, “Pedoman Penyajian Laporan Keuangan”. Sebelum tahun 2000, arus kas dari aktivitas operasi disajikan dengan menggunakan metode tidak langsung. Penyajian laporan arus kas konsolidasi tahun lalu telah diubah untuk menyesuaikan dengan pedoman yang disebutkan di atas.
b. Prinsip Laporan Keuangan Konsolidasi Laporan keuangan Perusahaan dikonsolidasikan dengan perusahaan-perusahaan yang lebih dari 50% hak suaranya dimiliki Perusahaan baik secara langsung maupun tidak langsung (lihat Catatan 1c). Transaksi ekuitas dengan entitas sepengendali dicatat dengan cara yang sama seperti metode pooling-of-interest, di mana setiap selisih antara harga perolehan dan nilai buku investasi disajikan sebagai pengurang Tambahan Modal Disetor. Seluruh akun dan transaksi antar perusahaan yang material telah dieliminasi. c.
Transaksi dengan Pihak yang Mempunyai Hubungan Istimewa Perusahaan dan anak perusahaan melakukan transaksi dengan beberapa pihak yang mempunyai hubungan istimewa. Yang dimaksud dengan hubungan istimewa adalah sebagai berikut: (i) perusahaan yang melalui satu atau lebih perantara (“intermediaries”), mengendalikan, atau dikendalikan oleh, atau berada di bawah pengendalian bersama, dengan perusahaan pelapor (termasuk “holding companies”, “subsidiaries” dan “fellow subsidiaries”); (ii) perusahaan asosiasi (“associated companies”);
- 15 -
PT JAKARTA INTERNATIONAL HOTELS & DEVELOPMENT Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI (Lanjutan) Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2000 Dan 1999 (Dalam Ribuan Rupiah, kecuali Data Saham)
(iii) perorangan yang memiliki, baik secara langsung maupun tidak langsung, suatu kepentingan hak suara di perusahaan pelapor yang berpengaruh secara signifikan, dan anggota keluarga dekat dari perorangan tersebut (yang dimaksudkan dengan anggota keluarga dekat adalah mereka yang dapat diharapkan mempengaruhi atau dipengaruhi perorangan tersebut dalam transaksinya dengan perusahaan pelapor); (iv) karyawan kunci, yaitu orang-orang yang mempunyai wewenang dan tanggung jawab untuk merencanakan, memimpin dan mengendalikan kegiatan perusahaan pelapor yang meliputi anggota dewan komisaris, direksi dan manajer dari perusahaan serta anggota keluarga dekat orang-orang tersebut; dan (v) perusahaan di mana suatu kepentingan substansial dalam hak suara dimiliki baik secara langsung maupun tidak langsung oleh setiap orang yang diuraikan dalam (iii) atau (iv), atau setiap orang tersebut mempunyai pengaruh signifikan atas perusahaan tersebut. Ini mencakup perusahaan-perusahaan yang dimiliki anggota dewan komisaris, direksi atau pemegang saham utama dari perusahaan pelapor dan perusahaan-perusahaan yang mempunyai anggota manajemen kunci yang sama dengan perusahaan pelapor. Sifat dan hubungan dari transaksi-transaksi ini diungkapkan dalam Catatan 31. d.
Setara Kas Setara kas meliputi deposito berjangka dan investasi sementara yang jatuh tempo dalam waktu tiga bulan atau kurang sejak tanggal penempatan atau perolehan dan tidak digunakan sebagai jaminan.
e.
Investasi Sementara Efektif tanggal 1 Januari 1999, Perusahaan menerapkan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No. 50, “Akuntansi Investasi Efek Tertentu”, yang mengklasifikasikan surat berharga dalam tiga kelompok yaitu: •
Diperdagangkan (“trading securities”) Termasuk dalam kelompok ini adalah efek yang dibeli untuk dijual kembali dalam waktu dekat, yang biasanya mempunyai frekuensi pembelian dan penjualan yang tinggi. Efek ini dimiliki dengan tujuan untuk mendapatkan laba dari kenaikan harga dalam jangka pendek. Investasi dalam efek yang termasuk dalam kelompok ini dicatat sebesar nilai wajarnya. Laba/rugi yang belum direalisasi pada tanggal neraca dikreditkan atau dibebankan pada usaha tahun berjalan.
•
Dimiliki hingga jatuh tempo (“held-up-to-maturity”) Investasi dalam efek hutang yang dimaksudkan untuk dimiliki hingga jatuh tempo dicatat sebesar harga perolehan yang disesuaikan dengan diskonto atau premi yang belum diamortisasi.
•
Tersedia untuk dijual (“available-for-sale”) Investasi dalam efek yang tidak memenuhi kriteria kelompok diperdagangkan dan yang dimiliki hingga jatuh tempo dicatat sebesar nilai wajarnya. Laba/rugi yang belum direalisasi pada tanggal neraca dikreditkan atau dibebankan pada “Laba/Rugi yang Belum Direalisasi dari Pemilikan Surat Berharga”, yang merupakan komponen Ekuitas.
- 16 -
PT JAKARTA INTERNATIONAL HOTELS & DEVELOPMENT Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI (Lanjutan) Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2000 Dan 1999 (Dalam Ribuan Rupiah, kecuali Data Saham) f.
Penyisihan Piutang Ragu-Ragu Penyisihan piutang ragu-ragu ditetapkan berdasarkan penelaahan terhadap kemungkinan tertagihnya piutang tersebut pada akhir tahun yang bersangkutan.
g.
Persediaan Persediaan real estat dinyatakan berdasarkan nilai terendah antara harga perolehan dan nilai realisasi bersihnya. Harga perolehan yang meliputi harga perolehan tanah, biaya pengembangan dan pematangan tanah, biaya pembangunan gedung dan biaya prasarana (termasuk beban pendanaan atas pinjaman yang diperoleh guna membiayai perolehan, pematangan dan pengembangan tanah serta pembangunan bangunan) serta perizinan. Penyisihan penurunan nilai persediaan dilakukan untuk menurunkan nilai tercatat persediaan menjadi nilai realisasi bersihnya. Akumulasi biaya pembangunan aktiva dalam pembangunan yang dimaksudkan untuk dijual pada saat selesai dibangun diklasifikasi sebagai “Persediaan”. Persediaan hotel (makanan dan minuman, perlengkapan hotel dan suku cadang peralatan hotel) dinyatakan sebesar nilai yang lebih rendah antara harga perolehan yang ditentukan dengan menggunakan metode rata-rata atau nilai realisasi bersih.
h.
Biaya Dibayar di Muka Biaya dibayar di muka diamortisasi berdasarkan masa manfaat masing-masing biaya dengan menggunakan metode garis lurus (“straight-line method”).
i.
Tanah dalam Pengembangan Tanah dalam pengembangan dimana di atasnya akan didirikan bangunan di masa mendatang, dikelompokkan sebagai “Tanah dalam Pengembangan”. Tanah dalam pengembangan dinyatakan berdasarkan harga perolehan yang meliputi beban pembebasan (ganti rugi) tanah, beban surat-surat tanah, beban pematangan tanah, beban prasarana dan kapitalisasi beban pendanaan atas pinjaman yang digunakan untuk membiayai perolehan dan pengembangan tanah. Pada saat dimulainya pembangunan, tanah dalam pengembangan dipindahkan ke akun “Persediaan” (untuk dijual) atau “Aktiva Tetap” (untuk digunakan sendiri atau untuk disewakan).
j.
Penyertaan Saham Penyertaan saham dimana Perusahaan atau anak perusahaan mempunyai pemilikan saham paling sedikit 20% tetapi tidak lebih dari 50% (perusahaan asosiasi) dicatat dengan metode ekuitas, di mana harga perolehan dari penyertaan ditambah atau dikurangi dengan bagian Perusahaan atau anak perusahaan atas laba atau rugi perusahaan asosiasi serta dikurangi dengan pendapatan dividen. Bagian laba (rugi) bersih perusahaan asosiasi dikurangkan dengan jumlah amortisasi secara garis lurus atas selisih antara biaya perolehan penyertaan saham dan proporsi pemilikan Perusahaan atau anak perusahaan atas nilai wajar aktiva bersih pada tanggal perolehan (“goodwill”). Pada saat suatu anak perusahaan atau perusahaan asosiasi yang dicatat dengan metode ekuitas menjual sahamnya kepada pihak ketiga dengan harga yang berbeda dari nilai bukunya, maka nilai penyertaan bersih Perusahaan pada anak perusahaan atau perusahaan asosiasi tersebut akan terpengaruh. Perusahaan mengakui perubahan yang timbul dalam penyertaan bersih pada anak perusahaan atau perusahaan asosiasi tersebut dengan mengkredit atau mendebet akun “Tambahan Modal Disetor”.
- 17 -
PT JAKARTA INTERNATIONAL HOTELS & DEVELOPMENT Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI (Lanjutan) Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2000 Dan 1999 (Dalam Ribuan Rupiah, kecuali Data Saham)
Perubahan pada penyertaan bersih yang dicatat dengan metode ekuitas, sebagai akibat dari transaksi ekuitas investee dicatat dengan mengkredit atau mendebet akun “Tambahan Modal Disetor”. Penyertaan saham dengan pemilikan kurang dari 20% dinyatakan sebesar harga perolehan. k.
Aktiva Tetap Aktiva tetap Perusahaan yang digunakan dalam operasi dan diperoleh sampai dengan tanggal 30 September 1998, telah dinilai kembali sesuai dengan Surat Keputusan Menteri Keuangan No. 384/KMK.04/1998 tanggal 14 Agustus 1998. Perolehan setelah tanggal tersebut dibukukan berdasarkan harga perolehan. Sebelum tahun 1998, aktiva tetap Perusahaan (kecuali tanah) yang digunakan dalam operasi dan diperoleh sampai dengan tanggal 12 September 1986, telah dinilai kembali sesuai dengan Peraturan Pemerintah No. 45 tahun 1986 dan pada tanggal 30 Juni 1983 telah dinilai kembali sesuai dengan Surat Keputusan Menteri Keuangan No. 66/KMK.04/1982 sehubungan dengan penawaran saham Perusahaan kepada masyarakat. Selisih penilaian kembali aktiva tetap adalah sebesar Rp 726.942.576 dari hasil penilaian kembali tahun 1998 dan sebesar Rp 17.884.698 dari hasil penilaian kembali sebelum tahun 1998. Penyusutan dan amortisasi aktiva tetap dihitung dengan menggunakan metode garis lurus (“straight-line method”) berdasarkan taksiran masa manfaat ekonomis aktiva tetap yang bersangkutan sebagai berikut: Tahun Bangunan Peralatan dan perabotan Peralatan mekanis dan listrik Kendaraan bermotor Peralatan telekomunikasi Partisi kantor
20 - 30 5 - 10 6 - 12 5 3-8 3-5
Beban pemeliharaan dan perbaikan dibebankan pada laporan laba rugi pada saat terjadinya. Pemugaran atau penambahan dalam jumlah yang besar dan yang meningkatkan masa manfaat aktiva tetap dikapitalisasi ke akun aktiva tetap yang bersangkutan. Harga perolehan dan akumulasi penyusutan aktiva tetap yang sudah tidak dipergunakan lagi atau yang dijual dikeluarkan dari kelompok aktiva tetap dan laba atau rugi yang bersangkutan dibukukan pada tahun yang bersangkutan. Akumulasi biaya proyek renovasi hotel dan aktiva dalam pembangunan yang dimaksud untuk digunakan sendiri dicatat pada “Aktiva dalam Pembangunan” dan disajikan sebagai bagian dari “Aktiva Tetap”. l.
Kapitalisasi Biaya Pinjaman Biaya pinjaman termasuk beban bunga, rugi kurs, rugi swap, jasa manajemen dan hukum dan beban provisi bank sehubungan dengan pinjaman yang digunakan untuk membiayai perolehan dan pengembangan tanah dan konstruksi bangunan dikapitalisasi sampai tanah telah selesai dikembangkan dan bangunan telah selesai dibangun.
- 18 -
PT JAKARTA INTERNATIONAL HOTELS & DEVELOPMENT Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI (Lanjutan) Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2000 Dan 1999 (Dalam Ribuan Rupiah, kecuali Data Saham)
Ketika pengembangan atau pembangunan atas aktiva tersebut terhenti untuk waktu yang lama, kapitalisasi biaya pinjaman ditunda hingga pengembangan atau pembangunan tersebut dimulai kembali. m. Pajak Penghasilan Tangguhan Perusahaan dan anak perusahaan telah menerapkan metode kewajiban untuk akuntansi Pajak Penghasilan sesuai dengan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No. 46, “Akuntansi Pajak Penghasilan”. Berdasarkan metode ini, dalam perhitungan taksiran Pajak Penghasilan untuk penghasilan selain yang dikenakan Pajak Penghasilan final, aktiva atau kewajiban pajak tangguhan timbul dari perbedaan antara aktiva dan kewajiban atas dasar akuntansi dan pajak pada setiap tanggal pelaporan, demikian juga halnya dengan rugi fiskal yang dapat dikompensasi, sepanjang diharapkan dapat direalisasi. Untuk setiap perusahaan yang dikonsolidasi, pengaruh pajak atas perbedaan waktu dan akumulasi rugi fiskal, yang masing-masing dapat berupa aktiva atau kewajiban disajikan dalam jumlah bersih. Taksiran Pajak Penghasilan untuk penghasilan yang dikenakan Pajak Penghasilan final dihitung berdasarkan penghasilan tahun berjalan. Perbedaan antara Pajak Penghasilan final tahun berjalan dan pajak yang dihitung berdasarkan penghasilan tahun berjalan dinyatakan sebagai Pajak Penghasilan final dibayar di muka atau hutang Pajak Penghasilan final. n.
Beban Emisi Saham dan Obligasi Ditangguhkan Sebelum tanggal 1 Januari 2000, biaya-biaya yang terjadi sehubungan dengan penawaran umum terbatas kepada para pemegang saham dalam rangka penerbitan hak memesan saham terlebih dahulu ditangguhkan dan diamortisasi dengan metode garis lurus (“straight-line method”) selama lima tahun mulai bulan Juli 1996. Biaya-biaya yang terjadi sehubungan dengan penawaran umum obligasi dikapitalisasi dan diamortisasi dengan metode garis lurus (“straight-line method”) selama masa obligasi lima tahun mulai bulan Juli 1997. Pada tahun 2000, Perusahaan melakukan penyesuaian secara retroaktif dalam rangka penerapan Surat Keputusan BAPEPAM No. KEP-06/PM/2000 tanggal 13 Maret 2000 yang mengatur bahwa saldo tangguhan tahun lalu (sebelumnya dalam Aktiva Lain-lain) dan tambahan untuk beban emisi saham dibebankan pada Tambahan Modal Disetor (lihat Catatan 3). Pembagian saham bonus, apabila ada, harus diperhitungkan dengan beban emisi saham. Lebih lanjut, untuk saldo beban emisi obligasi (sebelumnya dicatat dalam Aktiva Lain-lain) dan setiap tambahan beban emisi obligasi dikurangkan dari hasil penerbitan atau nilai nominal obligasi sebagai diskon atau premi yang harus diamortisasi sepanjang periode obligasi (lihat Catatan 3).
o.
Penurunan Nilai Aktiva Mulai tahun 1999, Perusahaan dan anak perusahaan menerapkan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No. 48, “Akuntansi Penurunan Nilai Aktiva”. Pernyataan ini mengharuskan dilakukannya taksiran jumlah yang dapat diperoleh kembali (“recoverable amount”) dari suatu aktiva jika terdapat indikasi kejadian atau perubahan keadaan yang menunjukkan bahwa nilai tercatatnya tidak dapat dipulihkan sepenuhnya. Penurunan nilai aktiva diakui sebagai rugi dalam laporan laba rugi konsolidasi.
- 19 -
PT JAKARTA INTERNATIONAL HOTELS & DEVELOPMENT Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI (Lanjutan) Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2000 Dan 1999 (Dalam Ribuan Rupiah, kecuali Data Saham) p.
Pengakuan Pendapatan dan Beban Pendapatan dari penjualan tanah yang di atasnya akan didirikan bangunan oleh pihak pembeli tanpa keterlibatan pihak penjual, diakui secara penuh (“full accrual method”) apabila seluruh persyaratan berikut terpenuhi: (i) Jumlah pembayaran yang diterima sekurang-kurangnya mencapai 20% dari harga jual yang telah disepakati dan jumlah tersebut tidak dapat diminta kembali oleh pembeli; (ii) Harga jual akan tertagih; (iii) Piutang penjualan tidak subordinasi terhadap pinjaman lain yang akan diperoleh pembeli di masa akan datang; (iv) Proses pengembangan tanah telah selesai sehingga penjual tidak berkewajiban lagi untuk menyelesaikan kapling tanah yang dijual, seperti kewajiban untuk mematangkan kapling tanah atau kewajiban untuk membangun fasilitas-fasilitas pokok yang dijanjikan oleh atau yang menjadi kewajiban penjual, sesuai dengan pengikatan jual beli atau ketentuan perundang-undangan; dan (v) Hanya kapling tanah saja yang dijual, tanpa diwajibkan keterlibatan penjual dalam pendirian bangunan di atas tanah tersebut. Pendapatan dari penjualan unit strata apartemen dan gedung perkantoran diakui dengan menggunakan metode persentase penyelesaian (“percentage-of-completion method”) terhadap unit yang terjual, apabila seluruh persyaratan berikut terpenuhi: (i) Proses konstruksi telah melampaui tahap awal, yaitu fondasi bangunan telah selesai dan semua persyaratan untuk memulai pembangunan telah dipenuhi; (ii) Jumlah pembayaran oleh pembeli telah mencapai 20% dari harga jual yang telah disepakati dan jumlah tersebut tidak dapat diminta kembali oleh pembeli; dan (iii) Jumlah pendapatan penjualan dan biaya unit bangunan dapat diestimasi dengan andal. Apabila persyaratan di atas tidak dapat dipenuhi seluruhnya maka penerimaan penjualan unit strata diterima di muka dicatat sebagai “Pendapatan Ditangguhkan”. Pendapatan dari penjualan dan jasa hotel diakui pada saat barang atau jasa diberikan kepada tamu hotel. Pendapatan sewa ruangan toko dan kantor milik Perusahaan dan sewa tanah DA diakui secara proporsional sesuai dengan jangka waktu sewa. Beban dan beban pokok diakui pada saat terjadinya, kecuali beban pokok penjualan real estat di mana di dalamnya termasuk taksiran biaya untuk pengembangan prasarana atas tanah yang terjual maupun yang sedang dikembangkan untuk penjualan di masa mendatang.
q.
Penyisihan untuk Penggantian Peralatan Hotel Perusahaan, sebagai pemilik Hotel, melakukan penyisihan untuk penggantian peralatan hotel dan membebankannya pada laporan laba rugi berdasarkan taksiran nilai ganti dari peralatan yang hilang atau rusak. Pembelian dibebankan pada akun penyisihan untuk penggantian peralatan hotel.
- 20 -
PT JAKARTA INTERNATIONAL HOTELS & DEVELOPMENT Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI (Lanjutan) Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2000 Dan 1999 (Dalam Ribuan Rupiah, kecuali Data Saham)
Pada akhir tahun dilakukan penyesuaian terhadap akun penyisihan ini untuk mencerminkan perbedaan antara jumlah peralatan hotel yang ada pada akhir tahun dengan jumlah peralatan hotel yang semula diberikan oleh Perusahaan kepada Pengelola Hotel. Kelebihan jumlah peralatan yang ada dengan jumlah yang diberikan semula oleh Perusahaan dicatat sebagai “Persediaan”. r.
Pendapatan Ditangguhkan Pendapatan ditangguhkan merupakan penangguhan sebagian laba yang berasal dari transaksi Perusahaan dengan perusahaan afiliasi sesuai dengan persentase pemilikan Perusahaan pada perusahaan afiliasi tersebut. Pendapatan ditangguhkan akan direalisasi sebagai pendapatan pada saat persentase pemilikan Perusahaan di perusahaan asosiasi tersebut mengalami penurunan atau bila aktiva tersebut dijual lagi kepada pihak ketiga.
s.
Transaksi dan Saldo dalam Mata Uang Asing Transaksi dalam mata uang asing dicatat berdasarkan kurs yang berlaku pada saat transaksi dilakukan. Pada tanggal neraca, aktiva dan kewajiban dalam mata uang asing disesuaikan untuk mencerminkan kurs yang berlaku pada tanggal tersebut. Laba atau rugi kurs yang terjadi dikredit atau dibebankan pada operasi tahun berjalan, kecuali laba atau rugi kurs yang dikapitalisasi seperti dijelaskan pada Catatan 2l. Untuk tanggal 31 Desember 2000 dan 1999, kurs beli dan jual rata-rata wesel ekspor yang digunakan masing-masing sebesar Rp 9.595 dan Rp 7.100 untuk AS$ 1.
t.
Instrumen Keuangan Laba atau rugi yang timbul dari transaksi valuta berjangka (“forward contract”) ditangguhkan dan diperhitungkan bersama dengan transaksi valuta asing yang bersangkutan apabila kontrak tersebut dimaksudkan untuk dan efektif sebagai “hedging” dari suatu komitmen valuta asing yang mengikat. Laba atau rugi yang timbul dari penerapan metode penilaian “marked-to-market” atas transaksi yang tidak memenuhi kriteria “hedging”, dikredit atau dibebankan pada usaha tahun berjalan.
u.
Restrukturisasi Hutang Perusahaan menerapkan Standar Akuntansi Keuangan No. 54, “Akuntansi Restrukturisasi Hutang-Piutang Bermasalah” yang mengharuskan debitur untuk mencatat dampak restrukturisasi sejak saat restrukturisasi dilaksanakan, dan tidak boleh mengubah nilai tercatat hutang pada saat restrukturisasi, kecuali jika nilai tercatat tersebut melebihi jumlah pembayaran kas masa depan yang ditetapkan dalam persyaratan baru. Jika jumlah pembayaran kas masa depan sebagaimana ditetapkan dalam persyaratan baru lebih rendah dari nilai tercatat, maka perbedaannya diakui sebagai keuntungan yang timbul dari restrukturisasi hutang yang diklasifikasikan sebagai pos luar biasa pada tahun berjalan.
v.
Dana Pensiun Perusahaan menerapkan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No. 24 (“PSAK No. 24”) mengenai “Akuntansi Biaya Manfaat Pensiun” secara konsisten untuk membukukan program dana pensiun manfaat pastinya.
- 21 -
PT JAKARTA INTERNATIONAL HOTELS & DEVELOPMENT Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI (Lanjutan) Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2000 Dan 1999 (Dalam Ribuan Rupiah, kecuali Data Saham) w. Laba (Rugi) Per Saham Berdasarkan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No. 56, “Laba per Saham”, rugi usaha per saham, laba (rugi) sebelum pos luar biasa per saham dan laba (rugi) bersih per saham dihitung dengan membagi rugi usaha, laba(rugi) sebelum pos luar biasa dan laba (rugi) bersih dengan rata-rata tertimbang dari jumlah saham yang ditempatkan dan disetor penuh dalam tahun yang bersangkutan yaitu sebanyak 965.019.600 saham pada tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2000 dan 1999.
3.
PERUBAHAN KEBIJAKAN AKUNTANSI DAN PENYAJIAN KEMBALI LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI Seperti diungkapkan dalam Catatan 2n, pada tahun 2000, Perusahaan mengubah kebijakan akuntansi sehubungan dengan beban emisi saham dan obligasi. Untuk tujuan perbandingan, laporan keuangan konsolidasi untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 1999 telah disajikan kembali untuk mencerminkan penerapan retroaktif dari perubahan kebijakan akuntansi, yang berpengaruh pada akun-akun berikut: Dilaporkan Terdahulu Neraca Konsolidasi Jumlah aktiva Ekuitas - bersih
Rp
Laporan Laba Rugi Konsolidasi Laba bersih Laba bersih per saham Laporan Perubahan Ekuitas Konsolidasi Tambahan modal disetor - bersih Defisit akhir tahun
4.
4.195.730.093 1.061.773.758
Disajikan Kembali Rp
696.475 1
3.895.814 4
545.446.021 1.193.519.137 ) (
(
4.181.665.516 1.056.974.749
529.449.325 1.182.321.450 )
KAS DAN SETARA KAS Kas dan setara kas terdiri dari: 2000 Kas (termasuk AS$ 2.005 pada tahun 2000)
Rp
1999 377.746
Rp
250.890
Bank Pihak yang mempunyai hubungan istimewa (lihat Catatan 31) PT Bank Artha Graha (termasuk AS$ 119.423 pada tahun 2000 dan AS$ 398.214 pada tahun 1999)
2.138.374
4.124.440
Pihak ketiga American Express Bank N.A. (AS$ 380.183 pada tahun 2000 dan AS$ 139.112 pada tahun 1999)
3.647.858
987.695
(Berlanjut)
- 22 -
PT JAKARTA INTERNATIONAL HOTELS & DEVELOPMENT Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI (Lanjutan) Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2000 Dan 1999 (Dalam Ribuan Rupiah, kecuali Data Saham) 2000 Lain-lain, (termasuk AS$ 10.215 pada tahun 2000 dan AS$ 14.451 pada tahun 1999)
Rp
257.642
Deposito Berjangka Pihak yang mempunyai hubungan istimewa (lihat Catatan 31) PT Bank Artha Graha (termasuk AS$ 72.590 pada tahun 2000 dan AS$ 696.742 pada tahun 1999) Pihak ketiga Lain-lain (AS$ 617.133) Jumlah
1999
Rp
Rp
3.302.446
26.978.199
40.621.218
5.921.394
-
39.321.213
Rp
49.286.689
Deposito berjangka dalam dolar A.S. yang jatuh tempo dalam tiga bulan atau kurang memperoleh suku bunga berkisar antara 4,68% sampai 7,35% per tahun pada tahun 2000 dan antara 4,63% sampai 7,59% per tahun pada tahun 1999. Suku bunga deposito berjangka dalam rupiah berkisar antara 11% sampai 13,2% per tahun pada tahun 2000 dan antara 9,5% sampai 43% per tahun pada tahun 1999.
5.
INVESTASI SEMENTARA Saldo pada tanggal 31 Desember 1999 merupakan surat sanggup dengan tingkat bunga mengambang dalam dolar A.S. merupakan Guaranteed Floating Rate Notes (“GFRN”) yang diterbitkan pada tanggal 22 Oktober 1996 oleh Mulialand Finance B.V. (“MFBV”) berdasarkan perjanjian perwaliamanatan antara MFBV, PT Mulialand Tbk (sebagai penjamin) dan Morgan Guaranty Trust Company of New York (sebagai Wali Amanat). GFRN ini memperoleh bunga sebesar LIBOR + 2,25% per tahun dan telah jatuh tempo pada tahun 1999.
6.
PIUTANG USAHA Akun ini terdiri dari piutang yang berasal dari transaksi berikut: 2000 Pihak yang mempunyai hubungan istimewa (lihat Catatan 31) Pendapatan hotel Jasa manajemen Jasa telekomunikasi Jumlah
1999
Rp
809.783 741.475 -
Rp
134.112 541.913 49.307
Rp
1.551.258
Rp
725.332
- 23 -
PT JAKARTA INTERNATIONAL HOTELS & DEVELOPMENT Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI (Lanjutan) Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2000 Dan 1999 (Dalam Ribuan Rupiah, kecuali Data Saham) 2000 Pihak ketiga Real estat Pendapatan hotel Jasa telekomunikasi Jasa kontraktor Jasa manajemen
Rp
Jumlah Dikurangi penyisihan piutang ragu-ragu
a.
13.210.457 7.440.616 2.641.686 263.858 68.700
Rp
Rp
9.845.369
16.666.351 1.441.239 ) Rp
15.225.112
Analisis umur piutang adalah sebagai berikut : 2000 Jumlah Pihak yang mempunyai hubungan isitimewa: Lancar Telah jatuh tempo: 1 - 30 hari 31 - 60 hari 61 - 90 hari Lebih dari 90 hari Jumlah Pihak ketiga: Lancar Telah jatuh tempo: 1 - 30 hari 31 - 60 hari 61 - 90 hari Lebih dari 90 hari Jumlah
b.
13.210.457 2.919.735 467.459 68.700
23.625.317 13.779.948) (
(
Bersih
1999
Rp
1999 Persentase
891.769
57,49%
507.263 20.461 131.765
32,70 1,32 8,49
Jumlah
Rp
Persentase
543.751
74,97%
48.648 30.060 49.307 53.566
6,70 4,14 6,80 7,39
Rp
1.551.258
100,00%
Rp
725.332
100,00%
Rp
4.856.083
20,56%
Rp
1.674.230
10,05%
2.872.722 513.515 26.279 15.356.718 Rp 23.625.317
12,16 2,17 0,11 65,00 100,00%
873.930 217.152 13.901.039
5,24 1,30 83,41
Rp 16.666.351
100,00%
Perubahan dalam penyisihan piutang ragu-ragu adalah sebagai berikut: 2000 Pihak ketiga Saldo awal tahun Penyisihan tahun berjalan Saldo akhir tahun
1999
Rp
1.441.239 12.338.709
Rp
1.185.753 255.486
Rp
13.779.948
Rp
1.441.239
Masing-masing sebesar 82% dan 25% dari saldo piutang usaha tahun 2000 dan 1999 digunakan sebagai jaminan untuk hutang bank (lihat Catatan 14). Manajemen berkeyakinan bahwa penyisihan piutang ragu-ragu cukup untuk menutup kemungkinan tidak tertagihnya piutang usaha.
- 24 -
PT JAKARTA INTERNATIONAL HOTELS & DEVELOPMENT Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI (Lanjutan) Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2000 Dan 1999 (Dalam Ribuan Rupiah, kecuali Data Saham)
7.
PERSEDIAAN Persediaan terdiri dari: 2000 Tanah dan bangunan Tanah dan bangunan dalam pembangunan Perlengkapan teknik Makanan dan minuman Perlengkapan telekomunikasi Perlengkapan hotel
Rp
Jumlah Dikurangi penyisihan penurunan nilai persediaan ( Bersih
1999
14.691.400 1.087.357.207 6.465.681 1.503.769 73.189 33.247
Rp
1.110.124.493 52.792.987) ( Rp
1.057.331.506
14.691.400 1.040.809.805 5.619.480 1.187.781 127.143 564.135 1.062.999.744 52.792.987)
Rp
1.010.206.757
Persediaan real estat merupakan harga pokok tanah dan akumulasi biaya pembangunan unit apartemen “Kusuma Candra” dan “Conrad International Center”. Persediaan real estat mencakup kapitalisasi biaya pinjaman yang terjadi atas pinjaman yang digunakan untuk mendanai perolehan dan pematangan tanah dan pembangunan bangunan. Pada tahun 2000, kapitalisasi biaya pinjaman adalah sebesar Rp 42.931.137. Pada tahun 1999, laba kurs sebesar Rp 50.993.892, setelah dikurangi beban bunga dan beban pendanaan lainnya sebesar Rp 31.454.429, dibukukan sebagai penyesuaian terhadap rugi kurs yang dikapitalisasi pada tahun 1998. Sebagian dari persediaan digunakan sebagai jaminan atas hutang bank (lihat Catatan 14). Manajemen berkeyakinan bahwa penyisihan tersebut cukup untuk menutup kemungkinan kerugian dari penurunan nilai persediaan karena usang.
8.
TANAH DALAM PENGEMBANGAN Akun ini merupakan tanah yang akan digunakan untuk mendirikan bangunan di masa yang akan datang. Perubahan pada akun tanah dalam pengembangan adalah sebagai berikut: 2000 Saldo awal tahun Penambahan (pengurangan)
Rp
Saldo akhir tahun
Rp
1.258.980.461 7.812 1.258.988.273
1999 Rp
1.299.230.492 40.250.031)
Rp
1.258.980.461
(
Tanah dalam pengembangan mencakup kapitalisasi biaya pinjaman yang digunakan untuk mendanai perolehan dan pematangan tanah. Pada tahun 2000 dan 1999, tidak terdapat kapitalisasi biaya pinjaman. Sebagian dari tanah dalam pengembangan digunakan sebagai jaminan atas hutang bank tertentu (lihat Catatan 14).
- 25 -
PT JAKARTA INTERNATIONAL HOTELS & DEVELOPMENT Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI (Lanjutan) Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2000 Dan 1999 (Dalam Ribuan Rupiah, kecuali Data Saham)
9.
AKTIVA TETAP Aktiva tetap terdiri dari: 2000: Perubahan selama Tahun Berjalan Saldo Awal Nilai Tercatat: Tanah Bangunan Peralatan dan perabotan Peralatan mekanis dan listrik Kendaraan bermotor Peralatan telekomunikasi Partisi kantor Aktiva dalam pembangunan Bangunan
Rp
Jumlah Akumulasi Penyusutan dan Amortisasi : Tanah Bangunan Peralatan dan perabotan Peralatan mekanis dan listrik Kendaraan bermotor Peralatan telekomunikasi Partisi kantor Jumlah Bersih
Rp
Penambahan
314.298.580 378.201.680 367.078.282 334.508.759 5.287.405 2.097.667 2.459.836
Rp
8.461.181 1.131.713 949.625 849.539 245.847 160.356
Pengurangan
Rp
Saldo Akhir
242.820 192.059 863.871 114.460
Rp
314.298.580 386.420.041 368.017.936 335.458.384 5.273.073 2.343.514 2.505.732
920.680
380.783
-
1.301.463
1.404.852.889
12.179.044
1.413.210
1.415.618.723
1.013.579 62.573.621 92.881.322 59.405.979 4.300.874 1.329.634 1.577.291
10.486.626 48.572.945 24.047.117 656.460 355.976 416.169
107.133 5.202 997.906 110.484
1.013.579 72.953.114 141.449.065 83.453.096 3.959.428 1.685.610 1.882.976
223.082.300
84.535.293
1.220.725
306.396.868
1.181.770.589
Rp
1.109.221.855
1999: Perubahan selama Tahun Berjalan Saldo Awal Nilai Tercatat: Tanah Bangunan Peralatan dan perabotan Peralatan mekanis dan listrik Kendaraan bermotor Peralatan telekomunikasi Partisi kantor Aktiva dalam pembangunan Bangunan
Rp
Jumlah Akumulasi Penyusutan dan Amortisasi : Tanah Bangunan Peralatan dan perabotan Peralatan mekanis dan listrik Kendaraan bermotor Peralatan telekomunikasi Partisi kantor Jumlah Bersih
Rp
Penambahan
314.298.580 362.490.885 406.665.864 320.661.202 5.899.372 2.441.184 2.125.622
Rp
17.470.952 2.377.359 13.847.557 203.150 400.290 409.579
Pengurangan
Rp
Saldo Akhir
1.760.157 41.964.941 815.117 743.807 75.365
Rp
314.298.580 378.201.680 367.078.282 334.508.759 5.287.405 2.097.667 2.459.836
-
920.680
-
920.680
1.414.582.709
35.629.567
45.359.387
1.404.852.889
1.013.579 50.227.151 56.406.764 35.896.980 3.935.876 1.428.550 1.140.450
12.462.949 73.512.474 23.508.999 942.481 525.217 511.706
116.479 37.037.916 577.483 624.133 74.865
1.013.579 62.573.621 92.881.322 59.405.979 4.300.874 1.329.634 1.577.291
150.049.350
111.463.826
38.430.876
223.082.300
1.264.533.359
Rp
1.181.770.589
Penyusutan yang dibebankan pada operasi berjumlah Rp 84.457.030 pada tahun 2000 dan Rp 110.814.498 pada tahun 1999, dan dikapitalisasi pada “Persediaan” sebesar Rp 78.264 pada tahun 2000 dan Rp 649.328 pada tahun 1999.
- 26 -
PT JAKARTA INTERNATIONAL HOTELS & DEVELOPMENT Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI (Lanjutan) Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2000 Dan 1999 (Dalam Ribuan Rupiah, kecuali Data Saham) Sebagian aktiva tetap digunakan sebagai jaminan atas hutang bank (lihat Catatan 14). Tanah merupakan hak atas tanah Perusahaan yang di atasnya dibangun Hotel Borobudur dengan “HGB” yang berlaku sampai tahun 2003. Perusahaan berkeyakinan bahwa hak tersebut dapat diperpanjang pada saat jatuh tempo. Perusahaan mengasuransikan aktiva tetapnya, kecuali tanah, terhadap risiko kebakaran dan risiko tertentu lainnya dengan nilai pertanggungan masing-masing sebesar Rp 1.325.000.000 dan Rp 1.350.000.000 pada tanggal 31 Desember 2000 dan 1999. Manajemen berkeyakinan bahwa nilai pertanggungan tersebut cukup untuk menutup kemungkinan kerugian dari kebakaran dan risiko lainnya.
10. PAJAK DAN BIAYA DIBAYAR DI MUKA Akun ini terdiri dari: 2000 Pajak: Pajak Pertambahan Nilai Pajak Penghasilan: Pasal 23 Pemeriksaan pajak (lihat Catatan 15) Final Tagihan Pajak
Rp
24.394.711
Sub-jumlah Biaya: Asuransi Sewa Lain-lain Jumlah
1999
Rp
Rp
34.092.648
1.522.371 1.309.880 638.367 7.990.834
7.059.043
35.856.163
41.151.691
263.870 179.305 269.466
1.218.345 77.535 164.060
36.568.804
Rp
42.611.631
11. PENYERTAAN SAHAM Rincian penyertaan saham adalah sebagai berikut: 2000: Persentase Pemilikan Dicatat dengan Metode Ekuitas: PT Bimagraha Telekomindo (“BGT”) PT Majumakmur Arthasentosa (“MAS”) PT Andana Utamagraha (“AU”)
50% 49 49
Biaya Perolehan
Rp
Sub-jumlah Dicatat dengan Metode Biaya: PT Danareksa Jakarta International (“DJI”) PT Graha Putranusa (“GPN”) Jumlah
Akumulasi Bagian Rugi Bersih Perusahaan Asosiasi
19 5
32.500.000 38.814.664 18.648.818
( Rp ( (
32.500.000 )* 15.225.295 ) 6.024.324 )
89.963.482
(
53.749.619 )
45.600.000 4.734.803 Rp
140.298.285
Nilai Tercatat
Rp
36.213.863
( Rp
53.749.619 )
23.589.369 12.624.494
45.600.000 4.734.803 Rp
86.548.666
- 27 -
PT JAKARTA INTERNATIONAL HOTELS & DEVELOPMENT Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI (Lanjutan) Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2000 Dan 1999 (Dalam Ribuan Rupiah, kecuali Data Saham) 1999: Persentase Pemilikan Dicatat dengan Metode Ekuitas: PT Bimagraha Telekomindo (“BGT”) PT Majumakmur Arthasentosa (“MAS”) PT Andana Utamagraha (“AU”)
50% 49 49
Biaya Perolehan Rp
Sub-jumlah Dicatat dengan Metode Biaya PT Danareksa Jakarta International (“DJI”) PT Graha Putranusa (“GPN”) Jumlah
Akumulasi Bagian Laba (Rugi) Bersih Perusahaan Asosiasi
19 5 Rp
32.500.000 38.814.664 18.648.818
Rp ( (
78.102.727 * 12.640.865 ) 5.135.626 )
Nilai Tercatat Rp
110.602.727 26.173.799 13.513.192
89.963.482
60.326.236
150.289.718
45.600.000 4.734.803
-
45.600.000 4.734.803
140.298.285
Rp
60.326.236
Rp
200.624.521
* termasuk kenaikan ekuitas yang berasal dari dilusi pemilikan saham pada tahun 1996.
BGT bergerak di bidang penyelenggaraan fasilitas telekomunikasi, satelit dan kegiatan penunjang lainnya. BGT mempunyai pemilikan saham pada PT Satelit Palapa Indonesia (“Satelindo”) sebesar 45%. Satelindo bergerak di bidang penyelenggaraan jasa telekomunikasi selular bergerak, dan jasa telekomunikasi internasional serta jasa penyewaan transponder satelit (lihat Catatan 27f dan 34a). Pada tahun 1999, investasi tidak langsung GJS di Satelindo melalui BGT telah disesuaikan untuk menunjukkan kenaikan tambahan modal disetor yang berasal dari pembayaran salah satu pemegang saham Satelindo, PT De Te Mobil. Kenaikan tersebut setelah dikurangi dampak Pajak Penghasilan Tangguhan diklasifikasikan sebagai “Tambahan Modal Disetor” di neraca konsolidasi. MAS bergerak di bidang pengembangan hotel internasional kelas satu di Lot 23-A KNTS (lihat Catatan 14). AU bergerak di bidang pengembangan apartemen “service” yang berlokasi di Lot 23-B KNTS (lihat Catatan 14). Pada tanggal 31 Desember 2000, pengembangan hotel dan apartemen telah dihentikan sejak tahun 1998 sehubungan dengan memburuknya kondisi ekonomi yang mempengaruhi industri real estat. DJI merupakan pemilik perkantoran serbaguna yang dikenal dengan “Jakarta Stock Exchange Building” yang berlokasi di KNTS.
12. AKTIVA LAIN-LAIN Akun ini mencakup deposito berjangka di Korea First Bank masing-masing sejumlah AS$ 12.885.149 pada tahun 2000 dan AS$ 12.144.672 pada tahun 1999 yang digunakan sebagai jaminan atas hutang bank sindikasi AG (lihat Catatan 14). Suku bunga deposito berjangka berkisar antara 5,5% sampai 7,6% per tahun pada tahun 2000 dan antara 4,6% sampai 7,6% pada tahun 1999. Pada bulan November 2000, Perusahaan membuka rekening di PT Bank Multicor yang digunakan sebagai rekening pembayaran hutang (“debt-service”) berdasarkan Perjanjian Perubahan dengan sindikasi bank yang dikoordinasi oleh Royal Bank of Scotland (lihat Catatan 14). Saldo rekening tersebut masing-masing berjumlah sebesar AS$ 992,60 atau Rp 9.524 pada tanggal 31 Desember 2000 dan diklasifikasikan sebagai bagian dari Uang Jaminan dan Lain-lain di neraca.
- 28 -
PT JAKARTA INTERNATIONAL HOTELS & DEVELOPMENT Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI (Lanjutan) Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2000 Dan 1999 (Dalam Ribuan Rupiah, kecuali Data Saham)
13. UANG MUKA Akun ini terdiri dari pembayaran uang muka untuk: 2000
1999
Proyek pembangunan Pembelian tanah Pemasok Karyawan
Rp
44.476.262 21.500.000 18.425 -
Rp
51.214.371 500.000 40.036 3.745.951
Jumlah
Rp
65.994.687
Rp
55.500.358
Uang muka untuk proyek pembangunan merupakan uang muka kepada kontraktor, konsultan dan pemasok sehubungan dengan pembangunan “Conrad International Center”. Pada tahun 1999, uang muka karyawan merupakan imbalan jasa (“service charge”) yang diberikan di muka kepada karyawan sebagai bantuan untuk mempertahankan pendapatan riil mereka selama masa krisis ekonomi. Uang muka ini akan dikreditkan dari rekening Hotel apabila imbalan jasa yang diterima dari tamu Hotel di masa yang akan datang melebihi jumlah imbalan jasa yang menjadi hak karyawan. Pada tahun 2000, seluruh uang muka tersebut telah dihapus ke operasi tahun berjalan. 14. HUTANG BANK Akun ini terdiri dari pinjaman yang diberikan oleh pihak-pihak berikut: 2000 Hutang bank sindikasi The Royal Bank of Scotland, Plc (“RBS”), sebagai “pengatur” (AS$ 85.987.587 pada tahun 2000 dan AS$ 70.000.000 pada tahun 1999) Hutang bank sindikasi Korea First Bank (“KFB”), sebagai “pengatur” (AS$ 56.707.162 pada tahun 2000 dan 1999) UBS AG (AS$ 6.500.000 pada tahun 2000 dan 1999) PT Bank Internasional Indonesia Tbk (“BII”) Jumlah
Rp
Rp
1999
825.050.895
Rp
497.000.000
544.105.215
402.620.847
62.367.500 -
46.150.000 20.650.000
1.431.523.610
Rp
966.420.847
Informasi mengenai bagian hutang yang jatuh tempo dalam waktu satu tahun adalah sebagai berikut: 2000 UBS AG (AS$ 2.000.000 pada tahun 2000 dan AS$ 1.000.000 pada tahun 1999) Hutang bank sindikasi - RBS (AS$ 70.000.000 pada tahun 1999) Jumlah
Rp
1999
19.190.000
Rp
Rp
19.190.000
7.100.000 497.000.000
Rp
504.100.000
- 29 -
PT JAKARTA INTERNATIONAL HOTELS & DEVELOPMENT Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI (Lanjutan) Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2000 Dan 1999 (Dalam Ribuan Rupiah, kecuali Data Saham) a.
Pada tahun 1995, Perusahaan memperoleh pinjaman sebesar AS$ 70.000.000 dari bank sindikasi yang diatur oleh Schroder International Merchant Bankers Limited (yang kemudian sejak tanggal 28 Juli 1999 digantikan oleh The Royal Bank of Scotland, Plc). Pinjaman tersebut digunakan untuk membiayai renovasi Hotel Borobudur dan akan dilunasi seluruhnya setelah 84 bulan terhitung mulai tanggal perjanjian. Pinjaman tersebut dijamin dengan aktiva berwujud berupa persediaan dan bangunan hotel yang dimiliki atau yang akan diperoleh Perusahaan, piutang usaha dan hipotek atas tanah yang terletak di Jalan Lapangan Banteng Selatan, Jakarta Pusat (lihat Catatan 6, 7 dan 9). Sebelum restrukturisasi pada tahun 2000, Perusahaan tidak berhasil memenuhi persyaratan rasio keuangan konsolidasi tertentu dan membayar bunga pinjaman. Pada tanggal 31 Desember 1999, saldo beban bunga yang masih harus dibayar sebesar AS$ 12.699.098 (lihat Catatan 16). Bank belum memberikan pembebasan atas persyaratan yang tidak dapat dipenuhi oleh Perusahaan pada tahun 1999. Berdasarkan perjanjian pinjaman sindikasi, jika Perusahaan lalai memenuhi persyaratan perjanjian pinjaman, bank dapat menyatakan setiap waktu bahwa fasilitas pinjaman sindikasi dibatalkan dan hutang termasuk bunga yang belum dibayar dan jumlah terhutang lainnya segera jatuh tempo dan terhutang. Sampai dengan tanggal 17 November 2000, pinjaman tersebut dikenakan bunga sesuai dengan suku bunga pasar antar bank di London untuk deposito berjangka dolar A.S. yang masing-masing berkisar antara 5,875% sampai 6,6875% dan antara 4,938% sampai 6,187% ditambah margin 3% dan denda 2% pada tahun 2000 dan 1999. Pada tanggal 17 November 2000, Perusahaan memperoleh persetujuan dari kreditur untuk restrukturisasi hutang bank sindikasi. Berdasarkan Amandemen Perjanjian, yang berlaku efektif mulai tanggal 22 Desember 2000, kreditur menyetujui hal-hal sebagai berikut: • • •
•
Jatuh tempo hutang bank sindikasi diperpanjang sampai bulan Desember 2005, dan masih dapat diperpanjang untuk jangka waktu maksimal 2 tahun; Bunga yang belum dibayar sejumlah AS$ 15.987.587 dijadikan pokok pinjaman dan sisa bunga yang masih harus dibayar sampai dengan tanggal 22 Desember 2000 sejumlah AS$ 6.552.277 dihapuskan; Pinjaman baru dikenakan tingkat bunga sebesar LIBOR ditambah margin 3,5% untuk 5 tahun sampai dengan tanggal 17 November 2005 dan LIBOR ditambah margin 4% apabila pinjaman diperpanjang. Pembayaran bunga ditetapkan sebesar 4% per tahun mulai tanggal 17 November 2000 yang meningkat sebesar 1% setiap tahun sampai dengan tanggal 17 November 2003. Selisih antara tingkat bunga yang ditetapkan oleh bank dan bunga yang dibayarkan dikapitalisasi ke pokok pinjaman; Jaminan berupa pengalihan fiduciary (“fiduciary transfer”) rekening bank (lihat Catatan 12), penyerahan (“assignment”) penggantian asuransi, pengalihan fiduciary hak atas harta tidak gerak dan hipotek pertama atas Hotel Borobudur (lihat Catatan 9).
Amandemen Perjanjian mencakup antara lain pembatasan dividen, merger dan akuisisi, dan jaminan serta prosedur-prosedur yang harus dilaksanakan mengenai persyaratan keuangan (“financial covenant”). Berdasarkan Amandemen Perjanjian, pokok pinjaman baru sebesar AS$ 85.987.587 atau Rp 825.050.895 dicatat sebagai bagian dari hutang jangka panjang pada tanggal 31 Desember 2000. Denda yang dihapuskan sejumlah Rp 61.460.358 (AS$ 6.552.277) diakui sebagai laba restrukturisasi hutang yang dilaporkan sebagai Pos Luar Biasa dalam laporan laba rugi konsolidasi tahun 2000 (lihat Catatan 2u).
- 30 -
PT JAKARTA INTERNATIONAL HOTELS & DEVELOPMENT Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI (Lanjutan) Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2000 Dan 1999 (Dalam Ribuan Rupiah, kecuali Data Saham) b.
Pada tahun 1997, AG menarik pinjaman sebesar AS$ 56.707.162 dari fasilitas pinjaman konstruksi sebesar AS$ 232.700.000 yang berasal dari bank sindikasi dan lembaga keuangan yang diatur oleh KFB. Pinjaman tersebut digunakan untuk membiayai pembangunan Conrad International Center. Jangka waktu pinjaman adalah delapan tahun dengan “grace period” selama 46 bulan. Pinjaman tersebut dijamin dengan jumlah maksimum dua-per-tiga dari saldo pinjaman oleh Perusahaan dan Ssangyong (yang terdiri dari Ssangyong Corporation dan Ssangyong Engineering & Construction Co. Ltd.) dengan perbandingan masing-masing sebesar 70% dan 30%. Perusahaan juga memberikan jaminan tambahan kepada Ssangyong untuk selisih antara pemilikan saham Ssangyong di AG sebesar 11,62% dan jaminan yang diberikan oleh Ssangyong kepada bank sindikasi dan lembaga keuangan sebesar 30%. Selanjutnya, pinjaman tersebut dijamin pula dengan aktiva berupa deposito berjangka, piutang usaha, persediaan, pembangunan dalam pelaksanaan, aktiva tetap yang dimiliki oleh AG dan tanah di mana akan didirikan “Conrad International Center”, (lihat Catatan 6, 7, 8, 9 dan 12). DA juga menawarkan penyertaan sahamnya di AG sebagai jaminan atas fasilitas pinjaman konstruksi tersebut (lihat Catatan 27c). Berdasarkan perjanjian pinjaman konstruksi di atas, AG akan menggunakan pinjaman “Export Credit Agency” (“ECA”) sebesar AS$ 70.000.000 untuk mendanai impor barang dan peralatan sebelum tanggal 28 Januari 1998. Pinjaman tersebut akan disediakan dan dibayarkan sesuai jadual pengadaan barang dan peralatan impor tersebut. Jika AG tidak dapat menggunakan pinjaman ECA tersebut sampai dengan tanggal 28 Januari 1998, berdasarkan Perjanjian Pemegang Saham antara pemegang saham AG tanggal 22 Januari 1997, Perusahaan dan DA akan memberikan dana tambahan jika dan pada saat diperlukan untuk mengimpor barang dan peralatan tersebut. AG gagal memenuhi persyaratan tertentu dari perjanjian pinjaman yang ternyata dari ketidakmampuannya untuk mendapatkan pinjaman ECA sejumlah AS$ 70.000.000 tersebut, terjadinya kekurangan pendanaan proyek dan pemberhentian Manajer Konstruksi pada tahun 1998 tanpa persetujuan dari bank sindikasi. Pada tanggal 8 Maret 1999, AG, DA, Perusahaan dan KFB menandatangani surat pembebasan dan persetujuan (“waiver and consent”), di mana bank sindikasi membebaskan AG dari persyaratan tertentu berdasarkan perjanjian pinjaman konstruksi. Pembebasan dan persetujuan ini hanya diberikan untuk memungkinkan KFB menyediakan pendanaan untuk pekerjaan pemeliharaan. Sebagai tambahan, bank sindikasi mensyaratkan AG, DA dan Perusahaan untuk mendapatkan tambahan dana dari pihak ketiga. Dana yang diperoleh AG tersebut harus digunakan semata-mata untuk melunasi seluruh pinjaman bank yang ada. Pada tanggal 31 Desember 2000, belum diperoleh tambahan dana. Perjanjian pinjaman konstruksi juga mencakup ketentuan yang berkaitan dengan rasio hutang atas modal, perubahan anggaran, perencanaan dan jadual konstruksi, merger dan akuisisi. Pada tanggal 31 Desember 2000, AG gagal memenuhi kriteria rasio kewajiban atas nilai kekayaan bersih dan gagal memperoleh asuransi yang diperlukan untuk proyek tersebut (lihat Catatan 33). AG tidak mampu melunasi bunga pinjaman sejak bulan Januari 1998. Pada tanggal 31 Desember 2000 dan 1999, saldo hutang bunga AG masing-masing berjumlah AS$ 16.519.079 (setara dengan Rp 158.500.563) dan AS$ 9.869.624 (setara dengan Rp 70.074.330). Jumlah tersebut dijamin dengan deposito berjangka milik AG sebesar AS$ 12.885.149 pada tahun 2000 dan AS$ 12.144.672 pada tahun 1999 (lihat Catatan 12). Pada tanggal 9 Juli 1999, bagian pinjaman sindikasi KFB diambil alih oleh Korea Asset Management Corporation yang merupakan lembaga pemerintah Korea yang mengawasi pinjaman macet pada lembaga keuangan. Saat ini, KFB masih berperan sebagai agen atas permintaan dari beberapa pemberi pinjaman.
- 31 -
PT JAKARTA INTERNATIONAL HOTELS & DEVELOPMENT Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI (Lanjutan) Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2000 Dan 1999 (Dalam Ribuan Rupiah, kecuali Data Saham)
c.
Pada tanggal 23 Desember 1999, Perusahaan, DA dan UBS AG menyetujui penyelesaian perselisihan atas transaksi swap antara Perusahaan dan UBS AG (lihat Catatan 27d) dengan menandatangani Perjanjian Penyelesaian tanggal 3 November 1999. Perjanjian Penyelesaian ini mengatur antara lain: •
UBS AG menyetujui restrukturisasi kewajiban Perusahaan kepada UBS AG dengan mengurangi jumlah kewajiban dan membebankan bunga sebesar 5% per tahun atas kewajiban yang belum dibayar.
•
Untuk menjamin pembayaran seluruh kewajiban Perusahaan, Perusahaan menjaminkan tanah yang dimiliki DA pada Lot 11 KNTS dan 10% saham yang dimiliki DA pada MAS dan AU (lihat Catatan 8 dan 11).
Atas penyelesaian transaksi swap tersebut, Perusahaan mengakui laba sebesar Rp 50.274.976 pada tahun 1999. Jadual pembayaran kewajiban Perusahaan berdasarkan perjanjian penyelesaian adalah sebagai berikut: Jumlah Tahun 2000 2001 2002 - 2005 Jumlah
Dolar A.S.
Rupiah
1.000.000 1.000.000 4.500.000
9.595.000 9.595.000 43.177.500
6.500.000
62.367.500
Pada tanggal 31 Desember 2000, Perusahaan tidak mampu melunasi bagian yang jatuh tempo pada tahun 2000 sejumlah AS$ 1.000.000 dan beban bunga sejumlah AS$ 333.125. Pada tanggal 30 Maret 2001, Perusahaan sedang bernegosiasi dengan UBS AG untuk alternatif penyelesaian kewajibannya (lihat Catatan 34d). d.
Pinjaman dari PT Bank Internasional Indonesia Tbk berasal dari fasilitas kredit dengan surat sanggup sejumlah Rp 60.000.000 dengan bunga sebesar 21% pada tahun 2000 dan berkisar antara 21% sampai dengan 62% pada tahun 1999. Pinjaman ini dijamin dengan hak atas tanah CA (disajikan sebagai bagian dari “Tanah dalam Pengembangan”) (lihat Catatan 8). Berdasarkan perjanjian penyelesaian hutang tanggal 23 Mei 2000 antara DA dan BII, BII setuju untuk menghapus denda dan mengurangi tunggakan bunga sehingga Perusahaan hanya diwajibkan untuk membayar bunga sebesar Rp 6.000.000. Pada tanggal 27 Juni 2000, DA melalui Perusahaan membayar pokok beserta bunga pinjaman sejumlah Rp 26.650.000. Laba atas pelunasan pinjaman sebesar Rp 21.463.066 dilaporkan sebagai “Pos Luar Biasa” pada laporan laba rugi konsolidasi tahun 2000 (lihat Catatan 2u).
- 32 -
PT JAKARTA INTERNATIONAL HOTELS & DEVELOPMENT Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI (Lanjutan) Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2000 Dan 1999 (Dalam Ribuan Rupiah, kecuali Data Saham) 15. HUTANG PAJAK Hutang pajak terdiri dari: 2000 Taksiran hutang Pajak Penghasilan: Progresif, dikurangi dengan pembayaran pajak di muka sejumlah Rp 587.527 pada tahun 2000 dan Rp 448.006 pada tahun 1999 Final, dikurangi dengan pembayaran pajak di muka sejumlah Rp 726.918 pada tahun 1999 Pajak Penghasilan Pasal 21 Pasal 23 Pasal 25 Pasal 26 Pasal 29 Final Pajak Pertambahan Nilai Pajak Pembangunan Pajak Bumi dan Bangunan
Rp
Jumlah
Rp
1999
463.248
Rp
32.564
-
79.062
1.165.230 300.493 3.257.573 969 111.668 8.784.857 12.064.330 1.953.033 1.368.747
1.335.803 297.745 3.263.215 920 111.668 7.920.000 19.698.002 746.669 -
29.470.148
Rp
33.485.648
Rekonsiliasi antara laba (rugi) sebelum taksiran Pajak Penghasilan berdasarkan laporan laba rugi konsolidasi dan taksiran rugi fiskal Perusahaan Induk untuk tahun yang berakhir pada tanggaltanggal 31 Desember 2000 dan 1999 adalah sebagai berikut: 1999 Disajikan Kembali 2000 (lihat Catatan 2n dan 3) Laba (rugi) sebelum taksiran Pajak Penghasilan berdasarkan laporan laba rugi konsolidasi
(Rp
Pos luar biasa sebelum taksiran Pajak Penghasilan Laba (rugi), termasuk pos luar biasa, sebelum taksiran Pajak Penghasilan
(
10.650.609 -
398.617.691 ) 367.469.967
Rugi Perusahaan Induk sebelum taksiran Pajak Penghasilan
(Berlanjut)
Rp
82.923.424
Rugi (laba) anak perusahaan sebelum taksiran Pajak Penghasilan
Koreksi positif: Kesejahteraan karyawan Beban bunga Penyisihan untuk penggantian peralatan hotel
481.541.115 )
10.650.609 (
31.147.724
88.019.341) 77.368.732
( (
7.790.920 ) ( 4.179.726 ) (
6.683.017 ) 7.136.535 )
(
2.859.983 ) (
1.286.257 )
- 33 -
PT JAKARTA INTERNATIONAL HOTELS & DEVELOPMENT Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI (Lanjutan) Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2000 Dan 1999 (Dalam Ribuan Rupiah, kecuali Data Saham) 1999 Disajikan Kembali (lihat Catatan 2n dan 3)
2000 Amortisasi beban emisi saham dan obligasi ditangguhkan Lain-lain
(Rp (
Koreksi negatif: Penyusutan dan amortisasi Pendapatan bunga yang telah dikenakan pajak final Laba penjualan aktiva tetap Rugi investasi efek yang belum direalisasi Lain-lain Taksiran rugi fiskal Perusahaan Induk
1.548.385 ) ( Rp 15.793) ( 23.680.053
27.798.554
2.944.877 508.482 372.321
9.473.819 16.313.267 1.570.786 261.705
42.258.650
112.827.622
-
3.199.339
174.263.375
58.236.414
Pengaruh perubahan kebijakan akuntansi (lihat Catatan 2n dan 3) Rugi fiskal Perusahaan Induk awal tahun
3.589.676 ) 1.263.756 )
Rugi fiskal Perusahaan Induk akhir tahun
Rp
216.522.025
Rp
174.263.375
Taksiran penghasilan kena pajak anak perusahaan (dibulatkan)
Rp
3.511.393
Rp
1.660.234
Taksiran Pajak Penghasilan adalah sebagai berikut: 2000 Taksiran Pajak Penghasilan - tahun berjalan Anak perusahaan Progresif Final Perusahaan Induk Pos luar biasa
Rp
(
1.050.775 -
1999
Rp
24.877.027)
480.570 805.980 -
Taksiran Pajak Penghasilan (Penghasilan Pajak) sebelum pos luar biasa - tahun berjalan (Rp
23.826.252)
Rp
1.286.550
Taksiran Pajak Penghasilan - tangguhan
25.678.651)
Rp
3.174.670
(Rp
Saldo kredit taksiran Pajak Penghasilan - tahun berjalan untuk tahun pajak 2000 merupakan jumlah setelah alokasi untuk jumlah yang berhubungan dengan pos luar biasa dari laba restrukturisasi hutang. Untuk tujuan perbandingan, pos luar biasa disajikan bersih setelah dikurangi efek pajak.
- 34 -
PT JAKARTA INTERNATIONAL HOTELS & DEVELOPMENT Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI (Lanjutan) Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2000 Dan 1999 (Dalam Ribuan Rupiah, kecuali Data Saham) Perhitungan perkiraan pengembalian Pajak Penghasilan Perusahaan dan anak perusahaan adalah sebagai berikut: 2000 Taksiran Pajak Penghasilan - tahun berjalan Progresif Pembayaran Pajak Penghasilan di muka Tagihan Pajak Penghasilan - bersih Tagihan Pajak Penghasilan awal tahun Penerimaan tagihan Pajak Penghasilan
Rp
Terdiri dari: Tagihan pajak Hutang pajak
Rp
480.570 1.399.413 918.843 7.004.406 896.770 )
Rp
7.527.586
Rp
7.990.834 Rp 463.248 ) (
7.059.043 32.564)
Rp
7.527.586
7.026.479
(
Bersih
1.050.775 1.897.407 846.632 7.059.043 378.089 ) (
(
Bersih - akhir tahun
1999
Rp
Rp
7.026.479
Rekonsiliasi antara tarif pajak efektif rata-rata dan tarif pajak yang berlaku untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2000 dan 1999 adalah sebagai berikut: % 1999 Disajikan Kembali (lihat Catatan 2n)
2000 Tarif pajak yang berlaku Pengaruh pajak atas beda tetap beban yang tidak dapat dikurangkan untuk tujuan pajak setelah dikurangkan pendapatan yang telah dikenakan pajak final
30,00
23,82
Tarif pajak efektif rata-rata
30,00
(
11,89 )
6,18
41,89
Pengaruh pajak atas beda waktu yang signifikan antara pelaporan komersial dan pajak dan rugi fiskal yang dapat dikompensasikan pada tanggal 31 Desember 2000 dan 1999 adalah sebagai berikut: 2000 Rugi fiskal yang dapat dikompensasikan Bagian rugi bersih perusahaan asosiasi Laba ditangguhkan Penyisihan piutang ragu-ragu Penyusutan dan amortisasi Laba penjualan aktiva tetap Penjualan tanah, apartemen dan unit perkantoran Lain-lain Jumlah
Rp
( (
1999
130.798.722 Rp 75.695.247 11.972.407 8.716.799 72.532.724) ( 1.965.762 ) ( 3.711.867
Rp
156.396.556
142.280.817 41.472.491 10.872.112 2.711.014 66.017.032) 1.976.262 ) 790.181 1.201.822
Rp
131.335.143
- 35 -
PT JAKARTA INTERNATIONAL HOTELS & DEVELOPMENT Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI (Lanjutan) Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2000 Dan 1999 (Dalam Ribuan Rupiah, kecuali Data Saham)
Jumlah beda waktu yang signifikan, atas mana diperoleh aktiva pajak tangguhan dihitung, tidak dapat dikurangkan untuk tujuan Pajak Penghasilan sampai bagian rugi bersih perusahaan asosiasi direalisasi pada saat divestasi perusahaan asosiasi, laba ditangguhkan direalisasi pada saat dijual pada pihak ketiga dan piutang ragu-ragu pada saat dihapuskan. Kewajiban pajak tangguhan terutama berasal dari perbedaan dasar pencatatan aktiva tetap menurut akuntansi dan pelaporan pajak karena perbedaan periode dan metode penyusutan yang digunakan untuk tujuan pelaporan komersial dan pelaporan pajak. Rugi fiskal yang dapat dikompensasikan akan dapat dikurangkan dari pendapatan kena pajak masa yang akan datang. Berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 27 tanggal 16 April 1996 dan No. 29 tanggal 18 April 1996, terhitung sejak tanggal 1 Januari 1996, atas penjualan tanah dan bangunan dikenakan Pajak Penghasilan final sebesar 5% dan atas pendapatan dari sewa tanah dan bangunan dikenakan Pajak Penghasilan final sebesar 6%. Pada tanggal 23 Februari 1999, Perusahaan menerima Surat Ketetapan Pajak (“SKP”) untuk tahun fiskal 1997. Berdasarkan SKP tersebut, Perusahaan diharuskan membayar tambahan Pajak Penghasilan sebesar Rp 25.729.880, termasuk denda. Perusahaan sudah mengajukan keberatan atas surat tersebut dan oleh karena itu tidak membukukannya, kecuali untuk jumlah yang akan dibayar. Pada tanggal 15 Mei 2000, Perusahaan membayar sebagian pajak tersebut sejumlah Rp 1.309.880 yang dicatat sebagai Pajak Dibayar di Muka, sementara menunggu keputusan keberatan dari kantor pajak (lihat Catatan 10). Perusahaan menerima Surat Tagihan Pajak (“STP”) mengenai kekurangan pembayaran angsuran Pajak Penghasilan Perusahaan tahun 1999 untuk periode Maret sampai dengan Juli 1999. Berdasarkan STP tersebut, Perusahaan diharuskan membayar tambahan Pajak Penghasilan Pasal 25 sebesar Rp 9.484.099, termasuk denda. Perusahaan memutuskan untuk tidak membukukan STP tersebut. Perusahaan telah mengajukan permohonan penundaan penagihan atas STP tersebut ke Kantor Pajak, namun belum mendapat persetujuan sampai tanggal 31 Desember 1999. Walaupun belum mendapat jawaban dari fiskus, Pajak Penghasilan Pasal 25 untuk masa pajak Agustus sampai dengan Desember 1999 telah dinyatakan nihil berdasarkan Surat Keputusan KPP Perusahaan Masuk Bursa No. KEP-101/WPJ.06/KP.0404/1999 tanggal 15 September 1999. Pada tahun 1999, Perusahaan menerima Surat Ketetapan Pajak (“SKP”) No. 00105/406/98/054/99 tanggal 27 Desember 1999 mengenai kelebihan pembayaran Pajak Penghasilan Perusahaan tahun 1998 sebesar Rp 1.556.099. Jumlah tersebut telah dikompensasikan dengan kekurangan pembayaran Pajak Penghasilan tahun 1998 dan 1997 dan Pajak Pertambahan Nilai tahun 1998.
16. BIAYA MASIH HARUS DIBAYAR Akun ini terdiri dari: 2000 Rugi transaksi swap - bersih (lihat Catatan 27d) Bunga (lihat Catatan 14 dan 17) Beban konsultan Beban listrik, air dan telepon Beban karyawan Lain-lain Jumlah
1999
Rp
417.336.621 373.812.604 6.402.094 997.717 368.275 3.184.163
Rp
720.758.761 290.338.142 4.438.689 578.063 304.569 1.080.075
Rp
802.101.474
Rp
1.017.498.299
- 36 -
PT JAKARTA INTERNATIONAL HOTELS & DEVELOPMENT Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI (Lanjutan) Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2000 Dan 1999 (Dalam Ribuan Rupiah, kecuali Data Saham)
17. OBLIGASI DAN SURAT HUTANG Akun ini terdiri dari: 1999 Disajikan Kembali (lihat Catatan 2n dan 3)
2000 Obligasi - setelah dikurangi diskonto yang belum diamortisasi sebesar Rp 5.559.341 pada tahun 2000 dan Rp 9.265.568 pada tahun 1999 Disetujui untuk restrukturisasi Belum disetujui untuk restrukturisasi Surat sanggup PT Asia Kapitalindo Securities sebagai “pengatur” - setelah dikurangi diskonto yang belum diamortisasi sebesar Rp 75.800.369 pada tahun 1999 Jumlah
Rp
277.000.742 236.439.918
Rp
Rp
513.440.660
509.734.432 -
204.199.631 Rp
713.934.063
Obligasi Obligasi, yang dikenal dengan “Obligasi I Jakarta International Hotels & Development Tahun 1997 dengan Tingkat Bunga Tetap”, diterbitkan melalui Penawaran Umum pada tahun 1997 dengan PT Bank Mandiri (dahulu PT Bank Dagang Negara) sebagai Wali Amanat. Obligasi ini dikenakan suku bunga tetap sebesar 16% per tahun yang dibayar tiap tengah tahun, dan jatuh tempo pada tahun 2002. Perusahaan tidak berhasil membayar kupon bunga ketiga obligasi pada saat jatuh tempo tanggal 16 Januari 1999. Selanjutnya, dalam Rapat Umum Pemegang Obligasi (“RUPO”) yang diselenggarakan pada tanggal 27 Mei 1999, mayoritas pemegang obligasi menyetujui penundaan pembayaran kupon bunga ketiga obligasi sampai dengan tanggal 16 Juli 1999. Namun pada tanggal yang ditentukan, Perusahaan tetap tidak berhasil memenuhi kewajiban pembayaran kupon bunga ketiga dan keempat obligasi, dan selanjutnya kupon bunga kelima obligasi yang jatuh tempo pada tanggal 16 Januari 2000. Dalam RUPO lain yang diselenggarakan pada tanggal 5 Juni 2000, mayoritas pemegang obligasi menyetujui penundaan pembayaran kupon bunga ketiga, keempat, kelima dan keenam obligasi sampai dengan tanggal 16 Agustus 2000. Namun pada tanggal tersebut Perusahaan kembali tidak berhasil membayar kupon bunga yang telah jatuh tempo. Selanjutnya, Perusahaan juga tidak berhasil membayar kupon bunga ketujuh yang jatuh tempo pada tanggal 16 Januari 2001. Perusahaan juga tidak berhasil memenuhi rasio keuangan tertentu pada tanggal 31 Desember 2000 dan 1999, yang disyaratkan dalam prospektus obligasi. Perusahaan telah mengadakan beberapa pertemuan formal dan informal dengan pemegang obligasi untuk membahas penyelesaian kewajiban obligasi, yang terakhir pada tanggal 31 Oktober 2000.
- 37 -
PT JAKARTA INTERNATIONAL HOTELS & DEVELOPMENT Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI (Lanjutan) Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2000 Dan 1999 (Dalam Ribuan Rupiah, kecuali Data Saham)
Dalam RUPO yang dilaksanakan pada tanggal 31 Oktober 2000 yang telah diaktakan oleh Notaris Fathiah Helmi, S.H., No. 49 tanggal 31 Oktober 2000, 57,26% dari pemegang obligasi yang hadir atau sama dengan Rp 280.000.000 menyetujui tawaran Perusahaan sebagai berikut: • • • •
Jatuh tempo obligasi diperpanjang sampai dengan tanggal 16 Juli 2008; Kupon bunga obligasi sampai dengan tanggal 16 Juli 2000 yang belum dibayar beserta bunga dan denda sampai dengan tanggal 30 Oktober 2000 sejumlah Rp 118.378.773 akan menjadi bagian dari pokok pinjaman (dikapitalisasi sebagai pokok pinjaman); Kupon bunga ketujuh sampai dengan kesepuluh ditambah dengan kupon bunga dari 16 Juli 2002 sampai dengan 15 Juli 2004 setelah restrukturisasi akan dikapitalisasi dengan tingkat bunga sebesar 16% per tahun; dan Pembayaran bunga akan dimulai dari kupon bunga yang jatuh tempo pada tanggal 16 Juli 2004, yang dihitung menggunakan pokok kumulatif setelah kapitalisasi kupon bunga ketujuh sampai dengan keempat belas.
Pemegang obligasi lainnya yang mewakili 42,47% dari pemegang obligasi yang hadir sejumlah Rp 239.000.000 belum menyetujui persyaratan restrukturisasi. Mayoritas pemegang obligasi tersebut diwakili oleh Badan Penyehatan Perbankan Nasional (“BPPN”) yang mewakili lembagalembaga keuangan yang telah diambil alih. BPPN sendiri sedang menunggu hasil “due diligence” keuangan dan hukum yang dilakukan oleh konsultan yang ditunjuk Perusahaan (lihat Catatan 34b). Berdasarkan keputusan pemegang obligasi dalam RUPO di atas, para pemegang obligasi hanya mencapai kesepakatan bersama yang dampaknya membagi obligasi tersebut menjadi “Disetujui untuk Restrukturisasi” dan “Belum Disetujui untuk Restrukturisasi”. Berdasarkan konfirmasi dari Bank Mandiri (“selaku Wali Amanat”), agar keputusan bersama tersebut dapat dilaksanakan, Perjanjian Wali Amanat (sebagai bagian dari Perjanjian Pemegang Obligasi) harus diubah sehingga terdapat Perjanjian Wali Amanat Baru yang akan berlaku bagi mereka yang menyetujui ketentuan restrukturisasi yang diajukan Perusahaan, sedangkan Perjanjian Wali Amanat yang ada akan berlaku bagi mereka yang tidak atau belum menyetujui ketentuan restrukturisasi yang diajukan Perusahaan. Perubahan Perjanjian Wali Amanat demikian harus mendapat persetujuan dari mayoritas pemegang obligasi. Pada tanggal 30 Maret 2001 belum ada jadual rapat untuk mempertemukan para pemegang obligasi tersebut. Pada tahun 1997 dan 1998, Perusahaan memperoleh kembali obligasi sejumlah Rp 81.000.000. Berdasarkan Akta Notaris Fathiah Helmi, S.H., No. 27 tanggal 15 Desember 1999, Perjanjian Wali Amanat telah diubah untuk memperhitungkan obligasi yang diperoleh kembali sebagai pengurang nilai obligasi yang beredar dari nilai awal Rp 600.000.000 menjadi Rp 519.000.000 pada tanggal 31 Desember 2000 dan 1999. Surat Sanggup Surat sanggup yang diatur oleh PT Asia Kapitalindo Securities ini diperdagangkan di pasar uang. Surat sanggup tersebut memiliki tanggal jatuh tempo yang berbeda-beda, yaitu: Tanggal Jatuh Tempo
Jumlah
30 April 2001 31 Oktober 2001 30 April 2002
Rp
60.000.000 60.000.000 160.000.000
Jumlah
Rp
280.000.000
- 38 -
PT JAKARTA INTERNATIONAL HOTELS & DEVELOPMENT Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI (Lanjutan) Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2000 Dan 1999 (Dalam Ribuan Rupiah, kecuali Data Saham)
Pada bulan Oktober 2000, Perusahaan mempercepat pelunasan surat sanggup tersebut dengan harga yang bervariasi berkisar antara 38,83% sampai 49,75%. Perusahaan mengakui laba atas pelunasan surat sanggup sebesar Rp 115.719.563 pada tahun berjalan.
18. TAKSIRAN KEWAJIBAN UNTUK PEMBANGUNAN PRASARANA Akun ini merupakan taksiran kewajiban untuk pembangunan prasarana atas tanah yang telah terjual atau dialihkan ke anak perusahaan. Taksiran tersebut dilakukan oleh surveyor independen dan konsultan manajemen biaya konstruksi yang ditunjuk DA. Komponen utama dari beban pembangunan prasarana ini meliputi jalan dan terowongan, jaringan telekomunikasi, lokasi pengolahan limbah, gardu listrik, pengalihan sungai dan penyediaan air. Saat ini DA sedang dalam proses mengubah ruang lingkup rencana kerja, yang menurut manajemen dapat mempengaruhi taksiran kewajiban secara signifikan, namun jumlahnya belum dapat ditentukan pada tanggal 31 Desember 2000.
19. SETORAN JAMINAN DAN UANG MUKA Akun ini terdiri atas setoran jaminan yang berasal dari: 2000 Uang muka dari calon pelanggan (lihat Catatan 27f dan 33) Penjualan unit perkantoran Instalasi jaringan telepon Lain-lain Jumlah
1999
Rp
82.487.761 18.307.101 9.036.526 2.403.854
Rp
18.307.101 8.513.354 1.850.727
Rp
112.235.242
Rp
28.671.182
Setoran jaminan dari penjualan unit gedung perkantoran merupakan setoran jaminan yang diterima oleh AG atas penjualan (berdasarkan unit strata) unit gedung perkantoran yang dimiliki oleh AG. Setoran jaminan instalasi jaringan telepon merupakan setoran jaminan yang diterima AT dari penyewa gedung Artha Graha di KNTS.
20. PENDAPATAN DITANGGUHKAN Akun ini mencakup bagian penggantian biaya pengembangan dan pematangan tanah dari MAS dan AU (yang sahamnya dimiliki oleh DA masing-masing sebesar 49%) dan GPN (yang sahamnya dimiliki oleh DA sebesar 5%), serta jasa teknik serta laba kurs dari MAS dan AU. Akun ini mencakup pula bagian laba penjualan tanah DA kepada DJI pada tahun 1993 (yang sahamnya dimiliki oleh Perusahaan sebesar 19%).
21. HAK MINORITAS PADA ANAK PERUSAHAAN Akun ini merupakan pemilikan pemegang saham minoritas pada anak perusahaan.
- 39 -
PT JAKARTA INTERNATIONAL HOTELS & DEVELOPMENT Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI (Lanjutan) Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2000 Dan 1999 (Dalam Ribuan Rupiah, kecuali Data Saham)
22. MODAL SAHAM DAN AKUN TERKAIT Pemegang saham Perusahaan dan pemilikan saham pada tanggal 31 Desember 2000 dan 1999 adalah sebagai berikut: 2000: Jumlah Saham Ditempatkan dan Disetor Penuh Pemegang Saham Indonesia Tn. Tomy Winata (Komisaris) Tn. Sugianto Kusuma (Wakil Komisaris Utama) Pemegang saham Indonesia lainnya (masing-masing dengan persentase pemilikan kurang dari 5%)
Persentase Pemilikan
Jumlah
153.121.850
15,87%
129.049.375
13,37
129.049.375
296.336.350
30,71
296.336.350
578.507.575
59,95
578.507.575
122.242.700
12,67
122.242.700
264.269.325
27,38
264.269.325
Sub-jumlah
386.512.025
40,05
386.512.025
Jumlah
965.019.600
100,00 %
Sub-jumlah Pemegang Saham Asing Anawin Holdings BV Pemegang saham asing lainnya (masing-masing dengan persentase pemilikan kurang dari 5%)
Rp
Rp
153.121.850
965.019.600
1999: Jumlah Saham Ditempatkan dan Disetor Penuh Pemegang Saham Indonesia Tn. Tomy Winata (Komisaris) Tn. Sugianto Kusuma (Wakil Komisaris Utama) Pemegang saham Indonesia lainnya (masing-masing dengan persentase pemilikan kurang dari 5%)
Persentase Pemilikan
Jumlah
153.121.850
15,87%
129.049.375
13,37
129.049.375
302.661.350
31,36
302.661.350
584.832.575
60,60
584.832.575
122.242.700
12,67
122.242.700
257.944.325
26,73
257.944.325
Sub-jumlah
380.187.025
39,40
380.187.025
Jumlah
965.019.600
100,00 %
Sub-jumlah Pemegang Saham Asing Anawin Holdings BV Pemegang saham asing lainnya (masing-masing dengan persentase pemilikan kurang dari 5%)
Rp
Rp
153.121.850
965.019.600
- 40 -
PT JAKARTA INTERNATIONAL HOTELS & DEVELOPMENT Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI (Lanjutan) Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2000 Dan 1999 (Dalam Ribuan Rupiah, kecuali Data Saham)
23. TAMBAHAN MODAL DISETOR – BERSIH Rincian akun ini (disajikan kembali - lihat Catatan 3) adalah sebagai berikut: 2000 Agio modal saham berasal dari: Penawaran Umum Saham Perdana (1984) Rp Penawaran Umum Saham Kedua (1988) Pencatatan Saham Pendiri (1989) Pencatatan Saham Private Placement (1991) Pencatatan Saham Pendiri (1992) Pencatatan Saham yang berasal dari Penukaran Waran (1992) Penawaran Umum Terbatas I (1996) Dilusi kepemilikan sebagai akibat penerbitan saham baru perusahaan asosiasi Peningkatan nilai aktiva bersih pada anak perusahaan Konversi tambahan modal disetor ke saham bonus ( Selisih antara biaya perolehan di atas nilai buku entitas sepengendali (lihat Catatan 2b) ( Biaya penerbitan saham ( Jumlah
Rp
6.472.000 16.585.000 2.026.000 460.000 653.998.355
1999 Rp
6.472.000 16.585.000 2.026.000 460.000 653.998.355
538.200.000 275.030.586
538.200.000 275.030.586
190.792.000
190.792.000
10.098.640
10.098.640
257.338.560 ) (
257.338.560 )
917.254.000 ) ( 15.996.696) (
890.878.000 ) 15.996.696)
503.073.325
Rp
529.449.325
Biaya penerbitan saham merupakan penerbitan hak memesan saham untuk pemegang saham Perusahaan yang dikapitalisasi pada bulan Juli 1996.
24. PENDAPATAN Rincian akun ini adalah sebagai berikut: 2000
1999
Operasi hotel Jasa telekomunikasi Jasa manajemen Real estat
Rp
90.664.330 3.271.917 2.235.480 -
Rp
61.429.684 3.602.907 2.376.776 16.119.609
Jumlah
Rp
96.171.727
Rp
83.528.976
Pendapatan real estat pada tahun 1999 berasal dari penjualan apartemen.
- 41 -
PT JAKARTA INTERNATIONAL HOTELS & DEVELOPMENT Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI (Lanjutan) Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2000 Dan 1999 (Dalam Ribuan Rupiah, kecuali Data Saham)
25. BEBAN POKOK PENJUALAN DAN JASA Rincian akun ini adalah sebagai berikut: 2000
1999
Operasi hotel Real estat
Rp
38.399.701 -
Rp
32.097.785 4.501.611
Jumlah
Rp
38.399.701
Rp
36.599.396
26. BEBAN UMUM DAN ADMINISTRASI Rincian akun ini adalah sebagai berikut:
2000
1999 Disajikan Kembali (lihat Catatan 2n dan 3)
Operasi hotel Real estat Jasa manajemen Jasa telekomunikasi Kontraktor
Rp
129.144.205 46.558.484 3.585.141 3.481.150 1.636.819
Rp
150.832.264 35.940.097 1.380.342 3.205.158 2.164.346
Jumlah
Rp
184.405.799
Rp
193.522.207
27. PERJANJIAN-PERJANJIAN DAN IKATAN SIGNIFIKAN a.
Perjanjian dengan PT Dharma Harapan Raya (“DHR”) Pada tanggal 26 Januari 1999, Perusahaan mengadakan perjanjian pengoperasian dan pengelolaan hotel dengan DHR untuk mengoperasikan dan mengelola Hotel Borobudur (“Hotel”). DHR akan menerima imbalan jasa manajemen yang besarnya antara 4% sampai 8% dari laba usaha, tergantung pada tingkat laba usaha kotor Hotel. Selain itu, DHR juga memperoleh imbalan jasa teknis atas jasa-jasa yang diberikan, yang meliputi kegiatan operasi, keuangan, personalia, pembelian dan kendali mutu. Imbalan jasa teknis tersebut sebesar AS$ 100.000 untuk tahun pertama, AS$ 200.000 untuk tahun kedua dan AS$ 500.000 untuk tahun ketiga dan tahun selanjutnya. Dalam perjanjian juga diatur bahwa selama lima tahun pertama, DHR tidak menerima imbalan jasa manajemen. Setelah tahun kelima, jumlah imbalan jasa manajemen yang dibayarkan kepada DHR setiap tahunnya tidak boleh melebihi AS$ 500.000. DHR juga mengenakan jasa pemasaran yang untuk tahun pertama dan kedua yang dihitung sebesar 0,5% dari pendapatan usaha hotel, sedangkan untuk tahun berikutnya sebesar 1% dari pendapatan usaha hotel.
- 42 -
PT JAKARTA INTERNATIONAL HOTELS & DEVELOPMENT Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI (Lanjutan) Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2000 Dan 1999 (Dalam Ribuan Rupiah, kecuali Data Saham)
Perjanjian dengan DHR berlaku sejak tanggal 1 Januari 1999 untuk jangka waktu 10 tahun kecuali apabila kedua belah pihak menghendaki perjanjian tersebut diakhiri lebih awal. Setelah perjanjian ini berakhir, kedua belah pihak dapat memperpanjang kembali perjanjian ini untuk jangka waktu dua periode lima tahunan. Pendapatan DHR yang diperoleh dari Hotel telah dieliminasi dalam laporan keuangan konsolidasi. b . Perjanjian dengan Conrad International Investment Corporation (“Conrad”) dan Perusahaan Afiliasinya Pada tahun 1994, DA dan Conrad menandatangani perjanjian di mana kedua pihak sepakat untuk membentuk perusahaan patungan dengan nama “PT Jakarta International Artha” (“JIA”) di mana JIA akan memperoleh secara unit strata, mengembangkan, memiliki dan mengoperasikan hotel internasional berbintang lima yang terletak di Lot 3 KNTS. Saat ini, JIA belum memulai kegiatan usaha komersial. Pada tahun 1994, JIA juga menandatangani Perjanjian Pengelolaan, Perjanjian Jasa Internasional dan Perjanjian Lisensi dengan Conrad. Pada tahun 1997, DA dan Conrad mengalihkan semua hak, kepemilikan dan kepentingan dalam dan atas perjanjian sebelumnya, serta keuntungan, kewajiban dan tanggung jawab mereka masing-masing kepada AG dan Conrad International Investment (Jakarta) Corporation (“CIIJC”). Pada tahun yang sama, AG menandatangani perjanjian baru sebagai berikut dengan CIIJC, Conrad International Management Indonesia (“CIMI”), dan Conrad International Corporation (“CIC”, dahulu Conrad International Royalty Corporation), yang meliputi: •
Perjanjian Penyediaan Jasa untuk “Serviced Suites” Berdasarkan perjanjian, CIMI akan menyediakan jasa sesuai dengan perjanjian penyediaan jasa untuk “serviced suites” pada hotel internasional tersebut. Sebagai imbalannya, CIMI akan menerima imbalan jasa pelayanan berdasarkan persyaratan dan kondisi tertentu sesuai perjanjian.
•
Perjanjian Lisensi Perjanjian ini terdiri dari tiga perjanjian lisensi untuk “Plaza”, “Centre” dan “Serviced Suites” pada hotel internasional tersebut. Perjanjian ini mencakup hak untuk menggunakan merek dagang (“trademark”) Conrad sehubungan dengan operasi atau pengadaan jasa dan kegiatan yang berhubungan dengan pengoperasian “Plaza”, “Centre” dan “Serviced Suites”. Sebagai imbalannya, AG akan membayar CIC imbalan jasa berdasarkan persyaratan dan kondisi tertentu sesuai perjanjian. Pada tanggal 28 Juni 1999, CIC mengundurkan diri dan mengalihkan semua hak, nama dan kepentingan yang berhubungan dengan perjanjian lisensi kepada Hilton Hospitality, Inc., perusahaan yang didirikan di Nevada, efektif sejak tanggal 1 Juli 1999. Pada tanggal 11 Maret 2000, AG dan CIC mengakhiri perjanjian lisensi untuk “Plaza” dan “Centre”.
- 43 -
PT JAKARTA INTERNATIONAL HOTELS & DEVELOPMENT Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI (Lanjutan) Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2000 Dan 1999 (Dalam Ribuan Rupiah, kecuali Data Saham) •
Perjanjian Pemesanan Saham dan Jaminan Perusahaan, DA, AG dan JIA menandatangani perjanjian pemesanan saham dengan CIIJC, dimana JIA akan menerbitkan 10.484.250 saham baru yang akan dipesan oleh AG sebanyak 90% dan oleh CIIJC sebanyak 10%. Saham tersebut akan dibayar secara angsuran sesuai dengan jadual pembayaran jual beli unit strata “Conrad International Hotel” antara AG dan JIA yang telah diatur dalam perjanjian yang terpisah. Pada tanggal 12 Februari 1997, CIIJC telah membayar angsuran pertama kepada AG sebesar AS$ 6.993.000. Tidak ada pembayaran lebih lanjut dari CIIJC atau AG sampai dengan tanggal 31 Desember 2000. Sebagai kelanjutan perjanjian pemesanan saham ini, Perusahaan menandatangani perjanjian jaminan dengan CIIJC, di mana Perusahaan menjaminkan 4,05% kepemilikan Perusahaan pada DA sebagai jaminan atas investasi CIIJC pada JIA.
c.
Perjanjian dengan Bank Sindikasi dan Lembaga Keuangan sehubungan dengan Pinjaman yang Diatur oleh KFB Pada tahun 1997, DA menandatangani perjanjian jaminan dengan bank sindikasi dan lembaga keuangan sehubungan dengan fasilitas pinjaman yang diatur oleh KFB, di mana DA menjaminkan pemilikan 471.945.365 saham AG (dengan nilai nominal Rp 1.000 per saham) sebagai jaminan atas fasilitas pinjaman konstruksi yang diperoleh dari bank sindikasi dan lembaga keuangan (lihat Catatan 1c dan 14).
d.
Perjanjian Swap •
Perjanjian “Cross Currency Interest Swap” Dari tanggal 9 Juni 1997 sampai dengan tanggal 16 Juli 1997, Perusahaan menandatangani beberapa perjanjian “cross currency interest swap”, di mana Perusahaan menukarkan hutang obligasi dalam rupiah dengan suku bunga tetap sebesar 16%, dengan hutang dalam dolar A.S. dengan suku bunga mengambang. Pihak-pihak yang terkait dan nilai yang diperjanjikan, kecuali transaksi UBS AG yang telah direklasifikasi menjadi hutang bank (lihat Catatan 14), adalah sebagai berikut: Jumlah Lembaga Keuangan Bankers Trust International, Plc PT Bank Niaga Tbk Jumlah
Dolar A.S.
Rupiah
99.680.703 50.854.353
242.000.000 125.000.000
150.535.056
367.000.000
Berdasarkan perjanjian tersebut, Perusahaan akan membayar kepada pihak-pihak di atas bunga dalam dolar A.S. dengan suku bunga berkisar antara 8,90% sampai 9,55% per tahun dan akan menerima bunga dalam rupiah dari pihak-pihak tersebut dengan suku bunga tetap sebesar 16% per tahun dimulai pada tanggal 16 Juli 1997, yang terhutang setiap enam bulan yaitu pada bulan Januari dan Juli setiap tahunnya sampai dengan tanggal 16 Juli 2002. Pada saat jatuh tempo, menurut perjanjian, Perusahaan akan membayar kepada pihak-pihak di atas sebesar AS$ 150.535.056 dan akan menerima Rp 367.000.000. Tidak ada pembayaran yang dilakukan oleh kedua belah pihak sampai dengan tanggal 31 Desember 2000. Selanjutnya, Perusahaan telah mengajukan gugatan ke pengadilan terhadap pihak-pihak yang terkait dengan perjanjian swap tersebut.
- 44 -
PT JAKARTA INTERNATIONAL HOTELS & DEVELOPMENT Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI (Lanjutan) Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2000 Dan 1999 (Dalam Ribuan Rupiah, kecuali Data Saham)
Pada tahun 2000, taksiran rugi transaksi swap sebesar Rp 448.280.422 dibebankan pada tahun berjalan. Pada tahun 1999, taksiran laba transaksi swap sebesar Rp 129.244.678 diakui pada tahun berjalan. Perusahaan, berdasarkan data dan informasi yang dihimpun oleh penasihat hukum, berkesimpulan bahwa data dan informasi yang diajukan oleh pihak-pihak terkait, yang kemudian dijadikan sebagai dasar oleh Perusahaan untuk menandatangani perjanjianperjanjian swap tersebut, ternyata merupakan data dan informasi yang menyesatkan. Dengan demikian, Perusahaan menganggap bahwa pihak-pihak tersebut telah melakukan tindakan menyesatkan (“misrepresentation”). Oleh karena itu, Perusahaan telah mengajukan gugatan perdata tentang wanprestasi (“breach of contract”) terhadap pihak-pihak tersebut di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan (“PNJS”). Bankers Trust International, Plc Pada tahun 1999, PNJS telah mengeluarkan keputusan sebagai berikut: 1.
Keputusan Provisi tanggal 4 Mei 1999 yang memerintahkan kepada BTI ataupun siapa saja yang mendapat hak dari BTI untuk tidak melakukan tindakan hukum berdasarkan atau bersumber pada Perjanjian Pokok International Swaps and Derivatives Association, Inc (“ISDA Master Agreement”).
2.
Keputusan Sela tanggal 16 Juni 1999 yang menyatakan bahwa PNJS berwenang untuk menangani perkara antara Perusahaan dan BTI.
3.
Putusan Akhir tanggal 9 Desember 1999 yang memberikan keputusan antara lain: a.
Mempertahankan keputusan provisi tanggal 4 Mei 1999.
b.
Menyatakan BTI telah melakukan perbuatan ingkar janji (wanprestasi) dan tindakan menyesatkan (“misrepresentation”) terhadap Perusahaan.
c.
Membatalkan berdasarkan hukum, seluruh perjanjian dan surat-menyurat antara Perusahaan dan BTI.
d.
Menghukum BTI membayar ganti rugi secara tunai dan sekaligus terhadap Perusahaan sejumlah tertentu ditambah bunga sebesar 6% per tahun dihitung sejak gugatan ini didaftarkan di Kepaniteraan PNJS sampai dibayar lunas.
e.
Menyatakan bahwa keputusan pengadilan ini harus segera dilaksanakan terlepas dari banding ke pengadilan atau Mahkamah Agung yang mungkin diajukan oleh BTI dan afiliasinya.
BTI dan afiliasinya mengajukan banding ke Pengadilan Tinggi Jakarta, namun, Pengadilan Tinggi Jakarta memutuskan untuk memperkuat keputusan PNJS tanggal 9 Desember 1999. BTI dan afiliasinya mengajukan masalah tersebut kepada Forum Arbitrase Internasional London (The London Court of International Arbitration) untuk menagih pembayaran jumlah terhutang oleh Perusahaan. Forum Arbitrase Internasional London menerbitkan putusan arbitrase pertama dan kedua yang memutuskan bahwa Perusahaan harus membayar BTI dan BTC. Pada tanggal 21 Januari 2000, BTI dan afiliasinya mengajukan permohonan ke Pengadilan Negeri Jakarta Pusat (“PNJP”) dengan referensi No. 04/PDT.P/2000/PN.JKT.PST dimana BTI dan afiliasinya memohon keputusan PNJP untuk dapat melaksanakan keputusan
- 45 -
PT JAKARTA INTERNATIONAL HOTELS & DEVELOPMENT Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI (Lanjutan) Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2000 Dan 1999 (Dalam Ribuan Rupiah, kecuali Data Saham)
Pengadilan Arbitrase Internasional London di hadapan pengadilan Indonesia. Pada tanggal 3 Februari 2000, PNJP mengeluarkan keputusan penetapan yang menolak permohonan BTI dan BTC untuk melaksanakan keputusan Pengadilan Arbitrase Internasional London. BTI dan BTC kemudian mengajukan banding ke Mahkamah Agung. Pada tanggal 5 September 2000, Mahkamah Agung Indonesia melalui keputusan No. 03 K/Ex’r/Arb.Int/Pdt/2000 dan No. 04 K/Ex’r/Arb.Int/Pdt/2000, mengeluarkan keputusan yang memperkuat keputusan PNJP. Berdasarkan keputusan PNJS dan Mahkamah Agung Indonesia, Perusahaan berpendapat bahwa tuntutan hukum telah selesai dan keputusan-keputusan tersebut secara hukum mengikat dan dapat diterapkan. Oleh karenanya, pada tanggal 31 Desember 2000 Perusahaan membatalkan rugi swap masih harus dibayar sebesar Rp 825.036.120 (lihat Catatan 16). Pembatalan pencatatan tersebut dikreditkan ke laba selisih kurs pada operasi tahun berjalan. PT Bank Niaga Tbk Pada tanggal 9 Maret 1999, Perusahaan mengajukan gugatan kepada PT Bank Niaga Tbk, namun, pada tanggal 27 Juli 1999, Perusahaan menandatangani perjanjian pendahuluan penyelesaian perselisihan dengan PT Bank Niaga Tbk yang kemudian diubah pada tanggal 30 Agustus 1999. Perjanjian pendahuluan penyelesaian perselisihan dan perubahannya mensepakati antara lain: • •
•
Perusahaan menyetujui membayar sejumlah tertentu sebagai bagian penyelesaian kewajibannya kepada PT Bank Niaga Tbk dengan menyerahkan seluruh kepemilikan saham DA pada PT Panduneka Sejahtera. Perusahaan dan PT Bank Niaga Tbk (“Para Pihak”) setuju untuk mencabut gugatan yang sudah didaftarkan di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan dan tidak akan saling mengajukan gugatan dan/atau tuntutan melalui instansi manapun, baik secara perdata maupun pidana. Para Pihak menyetujui penyelesaian kasus tersebut di depan notaris yang ditunjuk oleh kedua belah pihak dalam bentuk Akta Penyelesaian selambat-lambatnya pada tanggal 30 September 1999.
Oleh karena pada tanggal 28 September 1999 kewajiban ini dialihkan oleh PT Bank Niaga Tbk kepada Badan Penyehatan Perbankan Nasional (“BPPN”), maka realisasi penyelesaian kewajiban Perusahaan tersebut diproses secara adminisratif oleh BPPN (lihat Catatan 34b). •
Perjanjian “Principal Only Swap” Sejak tanggal 28 Oktober 1997 sampai dengan tanggal 10 November 1997, Perusahaan menandatangani beberapa perjanjian swap dengan Bankers Trust International, Plc (“BTI”) untuk mengurangi dampak negatif dari perjanjian “cross currency interest swap”. Berdasarkan perjanjian tersebut, Perusahaan akan membayar kepada BTI bunga dalam dolar A.S. dengan suku bunga berkisar antara 6,70% sampai 6,90% per tahun, terhutang setiap enam bulan sampai dengan tanggal 10 November 2005. Pada saat jatuh tempo, Perusahaan akan membayar kepada BTI sebesar Rp 250.000.000 dan akan menerima sebesar AS$ 100.000.000 dari BTI.
- 46 -
PT JAKARTA INTERNATIONAL HOTELS & DEVELOPMENT Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI (Lanjutan) Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2000 Dan 1999 (Dalam Ribuan Rupiah, kecuali Data Saham)
Perusahaan mengakui laba kurs sebesar Rp 58.683.245 pada tahun 2000 dan rugi kurs sebesar Rp 33.366.840 pada tahun 1999 yang berasal dari penyesuaian terhadap penilaian marked-to-market berdasarkan perjanjian swap. Perusahaan tidak melakukan pembayaran sampai dengan tanggal 31 Desember 2000. Berdasarkan keputusan Pengadilan Negeri Jakarta Selatan dan Mahkamah Agung Indonesia, seperti telah dibahas di atas, pada tanggal 31 Desember 2000 Perusahaan membatalkan pencatatan laba swap masih harus diterima sebesar Rp 132.016.805 (lihat Catatan 16). Pembatalan tersebut dibebankan ke laba kurs pada usaha tahun berjalan. Hasil bersih sebesar Rp 693.019.315 diakui sebagai “Laba Penyelesaian Transaksi Swap” pada tahun berjalan. e.
Perjanjian dengan Kontraktor dan Konsultan Anak perusahaan telah menandatangani beberapa perjanjian kontraktual untuk jasa perancangan dan konsultasi untuk proyek yang akan didirikan. Pada tanggal 31 Desember 2000 dan 1999, jumlah kontrak yang belum dilaksanakan diperkirakan masing-masing sebesar Rp 2.020.756.816 dan Rp 1.498.175.742. Namun sehubungan dengan penundaan pembangunan sampai saat yang akan ditentukan karena kondisi ekonomi saat ini, anak perusahaan melakukan negosiasi ulang dengan konsultan dan kontraktor untuk mengubah nilai kontrak tersebut.
f.
Perjanjian Penjualan Aktiva Tertentu Pada tanggal 28 Desember 1998, DA menandatangani perjanjian pelunasan pinjaman dengan Bank Artha Graha (dahulu Bank Arta Pratama), pihak yang mempunyai hubungan istimewa, dimana hak atas tanah tertentu atas nama GS, PA dan CW yang digunakan sebagai jaminan hutang DA, diserahkan kepada Bank Artha Graha sebagai penyelesaian pinjaman. Pada tanggal 8 November 2000, DA menandatangani perjanjian dengan PT Esa Unggul Mulia (“EUM”), dimana DA setuju untuk menjual 11.848.090 saham pada GS. Kedua belah pihak sepakat bahwa perjanjian terakhir ini akan berlaku efektif jika EUM telah membayar Rp 46.945.600, yang akan diberikan kepada Bank Artha Graha sehubungan dengan penyerahan hak atas tanah pada tahun 1998 tersebut di atas sebagai penyelesaian pinjaman. Pada tanggal 31 Desember 2000, DA telah menerima Rp 28.661.111 dari EUM dan disajikan sebagai bagian dari “Setoran Jaminan dan Uang Muka” dalam neraca konsolidasi tahun 2000. Pada tanggal 16 Oktober 2000, DA menandatangani perjanjian dengan PT Abadi Sentosa, dimana DA setuju untuk menjual 75.000.000 saham pada IA, anak perusahaan DA, seharga Rp 75.000.000. Perjanjian tersebut berlaku efektif sampai dengan tanggal 16 Oktober 2001 dan dapat diperpanjang atas kesepakatan bersama kedua belah pihak. Sebagai kondisi bersyarat atas perjanjian penjualan tersebut, DA wajib memperoleh ijin dari pihak berwenang untuk perubahan tujuan usaha Lot 8. Dalam hal DA tidak berhasil memperoleh ijin dari pihak berwenang tersebut, DA diwajibkan untuk mengembalikan semua uang muka tanpa bunga maupun denda. Pada tanggal 31 Desember 2000, DA telah menerima Rp 53.705.000 uang muka dari PT Abadi Sentosa dan disajikan sebagai bagian dari “Setoran Jaminan dan Uang Muka” dalam neraca konsolidasi tahun 2000.
- 47 -
PT JAKARTA INTERNATIONAL HOTELS & DEVELOPMENT Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI (Lanjutan) Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2000 Dan 1999 (Dalam Ribuan Rupiah, kecuali Data Saham)
28. KEWAJIBAN BERSYARAT Setelah pekerjaan konstruksi atas Conrad International Center ditangguhkan, Ssangyong - SSKI Joint Operation mengajukan nilai realisasi kontrak pekerjaan yang telah diselesaikan sebesar AS$ 72.155.837 dan Rp 43.558.206. Nilai realisasi kontrak ini lebih besar dibandingkan dengan nilai realisasi kontrak menurut konsultan biaya konstruksi, Davis Langdon Seah Indonesia (“DLSI”), sejumlah AS$ 38.339.340 dan Rp 43.558.206. Selisih ini disebabkan adanya klaim atas kerugian kepada AG sebagai akibat berhentinya konstruksi untuk sementara waktu dan perbedaan dasar perhitungan biaya yang digunakan oleh kedua belah pihak. Manajemen AG berpendapat bahwa sebagian besar selisih di atas tidak memiliki dasar yang kuat. Hasil akhir verifikasi dan rekonsiliasi biaya konstruksi tersebut belum dapat ditentukan pada tanggal 31 Desember 2000. Namun, AG berpendapat bahwa perhitungan DLSI memiliki dasar yang lebih kuat untuk mencatat hutang pada tanggal 31 Desember 2000.
29. DANA PENSIUN Perusahaan menyelenggarakan program pensiun manfaat pasti di mana manfaat pensiun yang akan dibayar dihitung berdasarkan gaji pokok terakhir dan masa kerja karyawan. Program pensiun ini dikelola oleh Dana Pensiun Jakarta International Hotels & Development (“DPJIHD”). DPJIHD telah memperoleh persetujuan dari Menteri Keuangan untuk mengubah statusnya dari yayasan menjadi dana pensiun. Sumber pendapatan dana pensiun terutama berasal dari kontribusi karyawan dan Perusahaan masing-masing sebesar 6% dan 12,23% pada tahun 2000 dan 1999 dari gaji pokok tiap bulan. Kontribusi karyawan adalah sebesar 6% dari gaji pokok dan sisanya ditanggung Perusahaan. Kontribusi Perusahaan kepada dana pensiun untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2000 dan 1999 masing-masing berjumlah Rp 265 dan Rp 358.783. Komposisi beban pensiun berkala bersih untuk program pensiun Perusahaan pada tanggal-tanggal 31 Desember 2000 dan 1999 adalah sebagai berikut: 2000
1999
Beban jasa (manfaat yang diperoleh selama tahun berjalan) Amortisasi dan penangguhan - bersih Beban (pendapatan) bunga
Rp
Rp
(
536.547 44.862 2.744.060 )
352.233 161.352 2.711
Beban (pendapatan) pensiun berkala bersih
(Rp
2.162.651 )
Rp
516.296
Perusahaan menggunakan perhitungan aktuarial tahun 2000 untuk menentukan biaya pensiun secara berkala untuk tahun 2000 dan perhitungan aktuarial tahun 1997 untuk tahun 1999. Perhitungan aktuarial atas program pensiun pada tanggal 31 Desember 2000 dilakukan oleh PT Manfaat Aktuaria Ikra Pratama dan perhitungan pada tanggal 31 Desember 1997 dilakukan oleh PT Wyatt Purbajaga, aktuaris independen, dengan menggunakan metode “projected-unit-credit” dan dengan mempertimbangkan asumsi-asumsi berikut:
- 48 -
PT JAKARTA INTERNATIONAL HOTELS & DEVELOPMENT Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI (Lanjutan) Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2000 Dan 1999 (Dalam Ribuan Rupiah, kecuali Data Saham) 2000 Tingkat diskonto Tingkat kenaikan gaji
1999
11,5% 9,0
13,0% 9,0
Status pendanaan program pensiun pada tanggal 31 Desember 2000 dan 1999 adalah sebagai berikut: 2000 1999 Akumulasi kewajiban pensiun Nilai wajar aktiva dana pensiun Kelebihan (defisiensi) aktiva dana pensiun atas kewajiban pensiun Beban jasa lalu yang belum diamortisasi Penyesuaian asumsi aktuaria yang belum diamortisasi Beban pensiun dibayar di muka
Rp
14.439.745 21.297.099 6.857.354 2.121.662
( Rp
Rp
12.531.894 10.826.762
(
1.705.132 ) 2.177.495
6.771.880 ) (
427.878 )
2.207.136
Rp
44.485
Aktiva dana pensiun terutama terdiri dari deposito berjangka dan penyertaan saham. Beban jasa lalu yang belum diamortisasi pada tanggal penerapan awal PSAK No. 24 diamortisasi selama taksiran sisa masa kerja rata-rata karyawan aktif, yaitu selama 12,54 tahun sejak tanggal 1 Januari 1995. Mulai tanggal 20 Juni 2000, pembayaran manfaat pensiun karyawan anak perusahaan yang tidak memiliki program pensiun manfaat pasti didasarkan atas Keputusan Menteri Tenaga Kerja No. 150, yang disajikan di bawah ini. Pada tahun 2000, anak perusahaan membentuk cadangan sebesar Rp 503.667 untuk pemutusan hubungan kerja, penghargaan masa kerja dan ganti kerugian kepada karyawan. Jumlah ini diestimasi atas dasar Keputusan Menteri Tenaga Kerja No. KEP-150/Men/2000 tanggal 20 Juni 2000 tentang Penyelesaian Pemutusan Hubungan Kerja dan Penetapan Uang Pesangon, Uang Penghargaan Masa Kerja dan Ganti Kerugian di perusahaan. Cadangan tersebut telah dihitung berdasarkan perhitungan aktuaria untuk tahun pajak 2000 yang dilakukan oleh PT Manfaat Aktuaria Ikra Pratama untuk DA dan PT Sienco Aktuarindo Utama untuk anak perusahaan DA (“AT”), aktuaris independen, dengan menggunakan metode “Projected Unit Credit Acturial Cost” untuk DA dan “Projected Benefit Cost” untuk AT dengan memperhitungkan asumsi-asumsi berikut: DA Tingkat diskonto tahunan Ekspektasi tingkat pengembalian tahunan Tingkat kenaikan gaji tahunan Tabel Mortalita Usia pensiun Tingkat meninggal dunia Tingkat pengunduran diri tahunan
11,5% 11,5% 10% Commissioners Standard Ordinary 1958 55 tahun 0,1% dari Tabel Mortalita 0,1% dari Tabel Mortalita
AT 8% 8% 6% 55 tahun penurunan bertahap dari 1% - 0% untuk karyawan dengan usia lebih dari 20 tahun sampai dengan usia pensiun
- 49 -
PT JAKARTA INTERNATIONAL HOTELS & DEVELOPMENT Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI (Lanjutan) Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2000 Dan 1999 (Dalam Ribuan Rupiah, kecuali Data Saham)
Perhitungan cadangan untuk kesejahteraan karyawan di atas per 31 Desember 2000 adalah sebagai berikut: DA Kewajiban manfaat yang diproyeksikan Biaya jasa lalu yang belum diakui Koreksi masa kerja yang belum diamortisasi Cadangan
Rp ( (
AT
2.525.656 Rp 1.919.867 ) ( 158.183 )
Rp
447.606
279.879 223.818 ) -
Rp
56.061
Beban kesejahteraan karyawan yang diakui pada tahun 2000 terdiri dari: DA
AT
Biaya jasa kini Amortisasi biaya jasa lalu
Rp
190.362 257.244
Rp
33.043 23.018
Jumlah
Rp
447.606
Rp
56.061
Kesejahteraan karyawan yang dicadangkan tersebut disajikan sebagai bagian dari beban gaji dan kesejahteraan karyawan pada laporan laba rugi konsolidasi tahun 2000. Biaya jasa lalu yang belum diakui, diamortisasi selama sisa masa kerja rata-rata dari karyawan yang aktif, yaitu selama 8,5 tahun untuk DA dan 23,05 tahun untuk AT, terhitung mulai tanggal 1 Januari 2000.
30. INFORMASI SEGMEN USAHA Informasi tentang Perusahaan dan anak perusahaan pada tanggal 31 Desember 2000 dan 1999 dan untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal tersebut adalah sebagai berikut: a.
Aktiva
2000 Real estat Hotel Jasa telekomunikasi Kontraktor Jasa manajemen
Rp
2.669.488.863 2.800.999.880 120.133.950 2.526.303 3.367.090
1999 Disajikan Kembali (lihat Catatan 2n dan 3) Rp
2.682.638.127 3.279.525.321 165.673.205 6.382.541 3.159.532
Jumlah sebelum eliminasi
5.596.516.086
6.137.378.726
Eliminasi
1.589.116.051
1.955.713.210
Jumlah setelah eliminasi
Rp
4.007.400.035
Rp
4.181.665.516
- 50 -
PT JAKARTA INTERNATIONAL HOTELS & DEVELOPMENT Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI (Lanjutan) Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2000 Dan 1999 (Dalam Ribuan Rupiah, kecuali Data Saham) b.
Pendapatan 2000 Real estat Hotel Jasa telekomunikasi Jasa manajemen
Rp
Jumlah sebelum eliminasi Eliminasi
90.664.330 3.271.917 4.239.203
Rp
98.175.450 2.003.723
Jumlah setelah eliminasi
c.
1999
Rp
16.119.609 61.429.684 3.602.907 3.471.049 84.623.249 1.094.273
96.171.727
Rp
83.528.976
Laba (Rugi) Usaha
2000
1999 Disajikan Kembali (lihat Catatan 2n dan 3)
Real estat Hotel Jasa telekomunikasi Kontraktor Jasa manajemen
(Rp ( ( (
47.030.984) ( Rp 82.820.652) ( 209.232 ) 1.636.819 ) ( 169.933
24.573.054) 126.254.874 ) 397.749 2.164.345 ) 103.069
Jumlah sebelum eliminasi Eliminasi
(
131.527.754 ) ( -
152.491.455 ) -
Jumlah setelah eliminasi
(Rp
131.527.754 ) (Rp
152.491.455 )
31. AKUN DAN TRANSAKSI DENGAN PIHAK YANG MEMPUNYAI HUBUNGAN ISTIMEWA Berikut ini adalah saldo transaksi dan akun dengan pihak yang mempunyai hubungan istimewa: Persentase dari Jumlah Aktiva/ Kewajiban/Pendapatan atau Biaya yang Bersangkutan
Jumlah 2000 Kas dan setara kas PT Bank Artha Graha Rekening koran Deposito berjangka Jumlah
Rp
2.138.374 26.978.199
Rp 29.116.573
1999
Rp
2000
1999
4.124.440 40.621.218
0,05% 0,68
0,10% 0,97
Rp 44.745.658
0,73%
1,07%
- 51 -
PT JAKARTA INTERNATIONAL HOTELS & DEVELOPMENT Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI (Lanjutan) Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2000 Dan 1999 (Dalam Ribuan Rupiah, kecuali Data Saham) Persentase dari Jumlah Aktiva/ Kewajiban/Pendapatan atau Biaya yang Bersangkutan
Jumlah 2000
1999
2000
1999
Piutang – usaha Kartika Plaza Beach Hotel Lainnya
Rp
741.475 809.783
Rp
725.332
0,02% 0,02
-% 0,02
Jumlah
Rp
1.551.258
Rp
725.332
0,04%
0,02%
Rp 23.779.883 8.079.983 6.680.866 -
Rp 18.152.853 6.204.307 6.680.866 3.138.304
0,59% 0,20 0,17 -
0,42% 0,15 0,15 0,07
1.460.548
17.515.822 1.321.879
0,03
0,41 0,07
Rp 40.001.280
Rp 53.014.031
0,99%
1,27%
1.514.956
Rp
1.370.804
0,04%
0,03%
Piutang - lain-lain PT Majumakmur Arthasentosa PT Andana Utamagraha PT Bimagraha Telekomindo PT Graha Putranusa PT Arthaswadaya Mulia Multi Finance Lainnya Jumlah
Uang jaminan dan lain-lain PT Buanagraha Arthaprima Rp Hutang - usaha Lainnya
Rp
-
Rp
83.072
-%
0,00%
Hutang - lain-lain Sunny Asia Investment Limited PT Berkat Surya Sentrajaya PT Bank Artha Graha Lainnya
Rp 28.025.125 9.552.224 510.244
Rp
16.625 5.469.450 3.650.117 301.449
0,85% 0,29 0,02
0,01% 0,18 0,12 0,01
Jumlah
Rp 38.087.593
Rp
9.437.641
1,16%
0,32%
Rp
543.923
0,00%
0,02%
Biaya masih harus dibayar PT Buanagraha Arthaprima Rp
61.961
Pendapatan ditangguhkan PT Danareksa Jakarta International PT Majumakmur Arthasentosa PT Andana Utamagraha PT Graha Putranusa
Rp 16.083.369 15.212.481 6.202.066 1.468.449
Rp 16.083.369 12.461.744 5.285.153 1.468.449
0,49% 0,46 0,19 0,04
0,52% 0,41 0,17 0,05
Jumlah
Rp 38.966.365
Rp 35.298.715
1,18%
1,15%
- 52 -
PT JAKARTA INTERNATIONAL HOTELS & DEVELOPMENT Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI (Lanjutan) Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2000 Dan 1999 (Dalam Ribuan Rupiah, kecuali Data Saham) Persentase dari Jumlah Aktiva/ Kewajiban/Pendapatan atau Biaya yang Bersangkutan
Jumlah 2000 Setoran jaminan PT Bank Artha Graha PT Satelit Palapa Indonesia Lainnya Jumlah Beban usaha PT Arthagraha General Insurance PT Buanagraha Arthaprima Jumlah
1999
2000
1999
Rp
1.139.349 205.093 577.859
Rp
782.775 151.763 533.032
0,03% 0,01 0,02
0,02% 0,01 0,02
Rp
1.922.301
Rp
1.467.570
0,06%
0,05%
Rp
1.926.796 1.832.959
Rp
2.650.981
1,02% 0,97
-% 1,33
Rp
3.759.755
Rp
2.650.981
1,99%
1,33%
Hubungan dan sifat saldo akun/transaksi dengan pihak yang memiliki hubungan istimewa adalah sebagai berikut: No.
Pihak yang Mempunyai Hubungan Istimewa
Hubungan
Sifat Saldo Akun/Transaksi
1.
PT Bank Artha Graha
Afiliasi
Pembukaan rekening koran, penempatan deposito berjangka, biaya komitmen dan provisi dan pendapatan bunga
2.
PT Majumakmur Arthasentosa
Perusahaan asosiasi dengan pemilikan tidak langsung
Pinjaman tanpa bunga yang diberikan untuk membiayai pembangunan Hotel “Marco Polo Hotel” pada Lot 23-A KNTS. Piutang pada pihak yang mempunyai hubungan istimewa tersebut berasal dari kegiatan usaha normal sehingga tidak dikenakan bunga.
3.
PT Andana Utamagraha
Perusahaan asosiasi dengan pemilikan tidak langsung
Pinjaman tanpa bunga yang diberikan untuk membiayai pembangunan apartemen “service” pada Lot 23-B KNTS. Piutang pada pihak yang mempunyai hubungan istimewa tersebut berasal dari kegiatan usaha normal sehingga tidak dikenakan bunga.
4.
PT Graha Putranusa
Perusahaan asosiasi dengan pemilikan tidak langsung
Porsi dari penggantian biaya pengembangan dan pematangan tanah
5.
PT Buanagraha Arthaprima
Perusahaan asosiasi dengan pemilikan tidak langsung
Sewa gedung dan pembayaran jasa pemeliharaan
- 53 -
PT JAKARTA INTERNATIONAL HOTELS & DEVELOPMENT Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI (Lanjutan) Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2000 Dan 1999 (Dalam Ribuan Rupiah, kecuali Data Saham)
No.
Pihak yang Mempunyai Hubungan Istimewa
Hubungan
Sifat Saldo Akun/Transaksi
6.
Sunny Asia Investment Limited
Afiliasi
Pinjaman tanpa bunga
7.
PT Berkat Surya Sentrajaya
Afiliasi
Hutang antar perusahaan
8.
PT Artha Graha Sentral
Perusahaan asosiasi dengan pemilikan tidak langsung
Piutang antar perusahaan
9.
PT Arthaswadaya Mulia Multi Finance
Afiliasi
Piutang bunga
10.
PT Bimagraha Telekomindo
Perusahaan asosiasi dengan pemilikan tidak langsung
Piutang antar perusahaan
11.
PT Danareksa Jakarta International
Perusahaan asosiasi dengan pemilikan langsung
Pemberian pinjaman tanpa bunga kepada DJI pada tahun 1988 yang sebagian telah dilunasi
12.
PT Satelit Palapa Indonesia
Perusahaan asosiasi dengan pemilikan tidak langsung
Pembayaran jasa telekomunikasi
13.
PT Arthagraha General Insurance
Afiliasi
Pembayaran beban asuransi gedung dan kendaraan
32. AKTIVA DAN KEWAJIBAN DALAM MATA UANG ASING Saldo aktiva dan kewajiban moneter dalam mata uang asing (seluruhnya dalam dolar A.S.) pada tanggal 31 Desember 2000 dan 1999 adalah sebagai berikut: 2000 Ekuivalen dalam Rupiah
Dolar A.S. Aktiva Kas dan setara kas Pihak yang mempunyai hubungan istimewa Pihak ketiga
1999 Ekuivalen dalam Rupiah
Dolar A.S.
194.018 1.007.531
1.861.606 9.667.259
1.094.956 153.563
7.773.418 1.090.296
-
-
10.000.000
71.000.000
Piutang usaha Pihak ketiga
255.000
2.446.725
-
-
Piutang lain-lain Pihak ketiga
3.000.000
28.785.000
3.000.000
21.300.000
Aktiva lain-lain Pihak ketiga
12.886.142
123.642.532
12.144.672
86.227.170
Jumlah Aktiva
17.342.691
166.403.122
26.393.191
187.390.884
Investasi sementara Pihak ketiga
- 54 -
PT JAKARTA INTERNATIONAL HOTELS & DEVELOPMENT Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI (Lanjutan) Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2000 Dan 1999 (Dalam Ribuan Rupiah, kecuali Data Saham) 2000
1999
Dolar A.S.
Ekuivalen dalam Rupiah
Dolar A.S.
Ekuivalen dalam Rupiah
Hutang bank Pihak ketiga
149.194.748
1.431.523.610
133.207.162
945.770.847
Hutang usaha Pihak ketiga
25.479.778
244.478.479
24.882.456
176.665.438
Hutang lain-lain Pihak ketiga
402.496
3.861.951
494.273
3.509.338
17.990.033
172.614.370
23.626.712
167.749.655
191.850 372.978
1.840.801 3.578.723
206.700 672.828
1.467.570 4.777.079
Jumlah Kewajiban
193.631.883
1.857.897.934
183.090.131
1.299.939.927
Posisi Kewajiban Bersih
176.289.192
1.691.494.812
156.696.940
1.112.549.043
Kewajiban
Biaya masih harus dibayar Pihak ketiga Setoran jaminan dan uang muka Pihak yang mempunyai hubungan istimewa Pihak ketiga
33. KONDISI EKONOMI Sejak pertengahan tahun 1997, Indonesia mengalami kesulitan ekonomi yang disebabkan labilnya nilai tukar mata uang, kenaikan harga barang dan jasa, kekurangan likuiditas dan pengetatan penyediaan kredit. Kondisi ini menjadi semakin tidak menguntungkan setelah semester pertama tahun 1998 dan sejak itu investasi baru menurun tajam. Kondisi ekonomi telah menurunkan aktivitas industri real estat dan properti serta terjadinya kelebihan penawaran (“oversupply”) pada industri ini, yang terefleksi dari penurunan penjualan secara signifikan, penurunan tingkat hunian rata-rata dan penghentian atau penundaan pembangunan proyek. Labilnya nilai tukar mata uang dan tingkat bunga menyebabkan meningkatnya beban pendanaan Perusahaan dan anak perusahaan secara signifikan dan menurunkan kemampuan Perusahaan dan anak perusahaan untuk membayar hutang akibat meningkatnya kewajiban dalam mata uang Rupiah atas pinjaman mata uang asing yang dihitung dalam nilai Rupiah. Meningkatnya jumlah kewajiban dan kegagalan pembayaran pokok dan bunga pinjaman selama tahun 1999 dan 2000 telah menyebabkan pelanggaran ketentuan rasio keuangan yang disyaratkan dalam perjanjian pinjaman yang dapat menyebabkan kreditur meminta Perusahaan dan anak perusahaan untuk segera melunasi kewajibannya baik pokok pinjaman maupun tunggakan bunga. Perusahaan dan anak perusahaan secara resmi belum memperoleh pembebasan atas pemenuhan persyaratan pinjaman pada tanggal 31 Desember 1999 dan 2000 (lihat Catatan 14).
- 55 -
PT JAKARTA INTERNATIONAL HOTELS & DEVELOPMENT Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI (Lanjutan) Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2000 Dan 1999 (Dalam Ribuan Rupiah, kecuali Data Saham)
Meningkatnya biaya pengembangan dan pembangunan dan tidak tersedianya dana telah menyebabkan penundaan atau penghentian pembangunan proyek. Di samping itu, kesulitan ekonomi mempengaruhi kondisi keuangan pelanggan Perusahaan dan anak perusahaan yang mengakibatkan penurunan pendapatan dan meningkatkan risiko kredit atas piutang usaha. Hal ini telah menyebabkan Perusahaan dan anak perusahaan tidak dapat memenuhi kewajiban pembayaran bunga atas hutang dan obligasi (lihat Catatan 14 dan 17) berhubung mereka memerlukan tambahan likuiditas untuk mendanai proyek dan kebutuhan operasional. Dalam menghadapi krisis ekonomi ini, Perusahaan dan anak perusahaan telah menghentikan aktivitas investasinya dan hanya melakukan kegiatan perawatan konstruksi yang telah dibangun. Perusahaan dan anak perusahaan juga sedang melakukan negosiasi mengenai jangka waktu pembayaran pinjaman dan mempertimbangkan sumber dana lain yang mungkin dapat digunakan untuk membayar hutang yang ada pada saat ini. Pada tahun 1999 dan 2000, negosiasi tersebut menghasilkan pengurangan bunga dan penjadualan kembali hutang bank sindikasi (lihat Catatan 14 dan 17). Perusahaan dan anak perusahaan akan terus melanjutkan negosiasi restrukturisasi, termasuk program penghematan biaya. Dalam rangka meningkatkan arus kas, salah satu anak perusahaan telah menyewakan tanah serta mencari investor untuk berpartisipasi dalam pembangunan KNTS. Perusahaan juga merencanakan untuk menjual investasinya di BGT (yang memiliki 45% penyertaan saham pada Satelindo) (lihat Catatan 34a). Dana yang diperoleh direncanakan akan digunakan untuk membayar kewajiban. Kemampuan Perusahaan dan anak perusahaan untuk mempertahankan kelangsungan usahanya tergantung pada penyelesaian berbagai ketidakpastian, termasuk keberhasilan realisasi atau penjadualan kembali pembayaran obligasi dan hutang bank, keberhasilan penjualan investasi pada anak perusahaan atau perusahaan asosiasi, penyelesaian transaksi “swap” (lihat Catatan 27d) dan usaha-usaha lainnya untuk menyelesaikan kewajiban dan perbaikan kondisi ekonomi Indonesia. Karenanya, terdapat ketidakpastian signifikan tentang kemampuan Perusahaan dan anak perusahaan untuk mempertahankan kelangsungan usahanya di masa yang akan datang serta kemampuannya untuk merealisasi aktiva dan melunasi kewajibannya dan pada nilai yang dinyatakan dalam laporan keuangan konsolidasi. Pengaruh dari ketidakpastian ini terhadap nilai aktiva dan kewajiban yang disajikan di neraca tidak dapat ditentukan pada saat ini dan oleh karenanya laporan keuangan konsolidasi tidak mencakup penyesuaian yang mungkin timbul dari ketidakpastian tersebut. Pengaruh dari kondisi tersebut akan dilaporkan pada laporan keuangan konsolidasi pada saat dapat diketahui dan ditentukan. Meskipun labilnya nilai tukar mata uang telah berkurang dan tingkat bunga telah menurun pada tahun 2000 dan 1999 dibandingkan dengan tahun 1998 dan 1997, penyelesaian kondisi ekonomi tersebut tergantung pada kebijakan fiskal, moneter dan tindakan lainnya yang diambil oleh Pemerintah untuk memulihkan ekonomi, yang adalah di luar kendali Perusahaan dan anak perusahaan. Pada saat ini, adalah tidak mungkin untuk menentukan perkembangan ekonomi di masa yang akan datang dan dampaknya terhadap likuiditas dan pendapatan Perusahaan dan anak perusahaan.
34. PERISTIWA SETELAH TANGGAL NERACA a.
Pada tanggal 16 Februari 2001, GJS menandatangani sebuah perjanjian jual beli saham Perusahaan di BGT dengan Indosat (lihat Catatan 11). Berdasarkan perjanjian tersebut, jual beli saham tersebut akan dilakukan pada tanggal penyelesaian (“completion date”) yang tergantung pada beberapa persyaratan yang harus dipenuhi kedua belah pihak, termasuk perolehan persetujuan dari pemerintah dan tingkat perusahaan.
- 56 -
PT JAKARTA INTERNATIONAL HOTELS & DEVELOPMENT Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI (Lanjutan) Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2000 Dan 1999 (Dalam Ribuan Rupiah, kecuali Data Saham)
b.
Pada tanggal 30 Maret 2001, Perusahaan sedang dalam proses “due diligence” keuangan dan hukum oleh BPPN dalam rangka penyelesaian hutang (lihat Catatan 17 dan 27d).
c.
Pada tanggal 30 Maret 2001, rata-rata kurs wesel ekspor adalah Rp 10.400 untuk AS$ 1 sedangkan tanggal 31 Desember 2000 kursnya adalah Rp 9.595. Berdasarkan kurs pada tanggal 30 Maret 2001, tambahan rugi kurs Perusahaan dan anak perusahaan atas kewajiban setelah dikurangi aktiva dalam mata uang asing pada tanggal 31 Desember 2000 (lihat Catatan 32) adalah kurang lebih Rp 141.912.800. Tanpa memperhatikan tanggal jatuh tempo hutang bersih dalam valuta asing (dolar A.S.) yang terhutang pada tanggal 31 Desember 2000, setiap kenaikan seratus Rupiah untuk satu dolar A.S., Perusahaan dan anak perusahaan akan mengalami rugi sebesar Rp 17.628.919.
d.
Pada tanggal 9 Maret 2001, Perusahaan menerima surat pemberitahuan dari pengacara UBS AG atas kelalaian Perusahaan untuk membayar pokok pinjaman dan bunga yang jatuh tempo pada tahun 2000 masing-masing sebesar AS$ 1.000.000 dan AS$ 333.125. Seperti yang telah disetujui dengan UBS AG, Perusahaan bermaksud menyerahkan surat berharga senilai AS$ 1.000.000 dan membayar tunai AS$ 333.125 pada atau sebelum tanggal 30 April 2001 (lihat Catatan 14).
35. REKLASIFIKASI AKUN Berikut adalah akun-akun dalam laporan keuangan konsolidasi tahun 1999 yang telah direklasifikasi agar sesuai dengan penyajian laporan keuangan konsolidasi tahun 2000: No.
Deskripsi
Jumlah
Alasan
1.
Akun “Deposito Berjangka yang Dijaminkan” disajikan terpisah dari “Kas dan Setara Kas”.
Rp 86.184.473
Deposito berjangka dijaminkan atas pinjaman bank sindikasi AG, oleh karena itu penyajiannya dipisahkan dari Kas dan Setara Kas
2.
“Tagihan Pajak” direklasifikasi ke “Pajak Dibayar di Muka”.
10.477.429
Untuk menyesuaikan dengan Surat Keputusan Badan Pengawas Pasar Modal No. KEP-06/PM/2000 tanggal 13 Maret 2000 sehubungan dengan perubahan Peraturan No. VIII.G.7 tentang pedoman penyajian laporan keuangan