PT BUKIT ASAM (PERSERO) Tbk
Menuju Pertumbuhan yang Gemilang Toward Excellent Growth Laporan Tahunan 2011 Annual Report
1
Langkah dan upaya dalam
mengembangkan usaha PT Bukit Asam (Persero) Tbk (PTBA) secara integrasi menghasilkan pertumbuhan dan perkembangan dalam kemajuan usaha Perseroan yang terus berlanjut.
An integrated course of
action in expanding the Company’s business results in sustainable corporate growth and development.
PT Bukit Asam Tbk
. 2011 Annual Report
2
Meraih Peningkatan Kinerja secara Optimal Optimizing Business Performance
PT Bukit Asam Tbk
.
Laporan Tahunan 2011
3
Total pendapatan Total revenue
Rp10,6 triliun trillion Perseroan berhasil mengoptimalkan peluang dari kenaikan harga komoditas batubara pada tahun 2011 sehingga mampu meningkatkan total pendapatan sebesar 33,8% menjadi sebesar Rp10,58 triliun dari Rp7,91 triliun pada 2010. In 2011 the Company successfully took advantage of coal price increase and thus raised total revenue by 33.8% to Rp10.58 trillion from Rp7.91 trillion in 2010.
Net profit
54,5%
Konsistensi PTBA dalam menggalakkan serangkaian inovasi operasional untuk meningkatkan efisiensi, terbukti sukses melonjakkan net profit secara tajam hingga 54,5% menjadi Rp3,09 triliun di tahun 2011 dari Rp2,00 triliun pada tahun sebelumnya. PTBA’s consistency in promoting operational innovations towards efficiency resulted in a sharp net profit increase of 54.5% to Rp3.09 trillion in 2011 from Rp2.00 trillion the previous year.
PT Bukit Asam Tbk
. 2011 Annual Report
4
Memaksimalkan Pendapatan melalui Strategi Product Mix Maximizing Revenue through Product Mix Strategy
PT Bukit Asam Tbk
.
Laporan Tahunan 2011
5
Total penjualan Total sales volume
4,0%
Efektivitas Perseroan dalam menerapkan strategi product mix berhasil meningkatkan total pendapatan dengan persentase lebih tinggi, kendati volume penjualan hanya meningkat 4,0% menjadi 13,47 juta ton dari volume penjualan 2010 sebesar 12,95 juta ton. The Company’s product mix strategy effectively raised total revenue with a higher percentage, although sales volume rose only 4.0% to 13.47 million tons from 2010 which totalled 12.95 million tons.
PT Bukit Asam Tbk
. 2011 Annual Report
6
Meningkatkan Efisiensi Operasional Enhancing Operational Efficiency
PT Bukit Asam Tbk
.
Laporan Tahunan 2011
7
Biaya pemindahan material per bcm Overburden removal cost per bcm
9,2% Langkah pengendalian biaya terus dilaksanakan secara efektif sejalan dengan inovasi untuk peningkatan efisiensi operasional, sehingga membuahkan hasil peningkatan volume produksi dengan biaya per output produk yang terkendali. Peningkatan efisiensi tersebut ditunjukkan oleh penurunan biaya pemindahan material per bcm dalam rangka produksi batubara swakelola di mulut tambang yang 9,2% lebih rendah dari biaya tahun 2010. Cost efficiency measures continued to be taken concurrently with operational innovations, causing production volume to increase at manageable perproduct-output cost. Improved efficiency was reflected by declining overburden removal cost per bcm from in house mine mouth coal production which was 9.2% lower than 2010 cost.
PT Bukit Asam Tbk
. 2011 Annual Report
8
Terobosan untuk Mengatasi Keterbatasan Kapasitas Angkutan Breakthrough in Overcoming Transport Capacity Constraint
PT Bukit Asam Tbk
.
Laporan Tahunan 2011
9
Menuju volume angkutan Striving for transport volume of
82
juta ton per tahun million tons annually
Pelaksanaan revitalisasi dan optimasi fasilitas penunjang transportasi dan peningkatan kapasitas angkut batubara melalui jalur kereta api eksisting bekerjasama dengan PT KAI, memungkinkan PTBA menaikkan volume pengangkutan sebesar 9,9% menjadi sebesar 11,48 juta ton pada 2011 dari 10,76 juta ton pada 2010. PTBA tengah merintis tiga skenario pengangkutan batubara menjadi 82 juta ton dalam jangka panjang. Revitalizing and optimizing transport infrastructure and upgrading coal loading capacity by existing railway track jointly with PT KAI enabled PTBA to step up loading volume by 9.9% to 11.83 million tons in 2011 from 10.76 million tons in 2010. PTBA is currently working on three scenarios of enhancing coal transport to 82 million tons in the long term.
PT Bukit Asam Tbk
. 2011 Annual Report
10
Mengembangkan Spektrum Usaha secara Terintegrasi Integrated Expansion of Business Spectrum
PT Bukit Asam Tbk
.
Laporan Tahunan 2011
11
Cadangan CBM
Tanjung Enim CBM reserves
Cadangan CBM
Ombilin CBM reserves
0,8 0,4
TCF TCF
PTBA berhasil merintis realisasi pengembangan sejumlah lini usaha baru termasuk pemboran eksplorasi Coal Bed Methane (CBM) yang segera dilanjutkan dengan tahap eksploitasi, pencapaian tahap commissioning pada pembangunan PLTU skala kecil, dan penandatanganan kontrak Engineering Procurement Construction (EPC) pada beberapa proyek pembangunan PLTU skala menengah dan besar. Penyelesaian program terintegrasi tersebut memberikan peluang tambahan pendapatan dari penjualan CBM, penjualan daya listrik dan semakin terbukanya pasar bagi cadangan batubara kalori rendah. PTBA was able to establish a few new business lines covering Coal Bed Methane (CBM) exploration to be soon followed by exploitation, commissioning of small scale TPP construction, and signing Engineering Procurement Construction (EPC) contract in relation to several medium and large scale TPP construction projects. Completion of such integrated programs would augment revenue from CBM and electricity sales and open up a wider market for low calorie coal product.
PT Bukit Asam Tbk
. 2011 Annual Report
12
Mewujudkan Komitmen Pelestarian Lingkungan Realizing Commitment to Environmental Conservation
PT Bukit Asam Tbk
.
Laporan Tahunan 2011
13
Pembangunan TAHURA Tanjung Enim seluas Development of TAHURA Tanjung Enim of
5.394
hektar hectares
Perseroan melanjutkan pembangunan TAHURA Tanjung Enim seluas 5.394 ha, sebagai realisasi komitmen pelestarian lingkungan seiring penerapan prosedur pengelolaan lingkungan terakreditasi dan pola penambangan green mining. Hasilnya: PTBA kembali meraih predikat PROPER HIJAU tingkat nasional. The Company proceeded with the development of TAHURA Tanjung Enim measuring 5,394 Ha, as a realization of its commitment to environmental conservation by implementing accredited environmental management procedures and green mining scheme. The result: PTBA was once again awarded National GREEN PROPER trophy.
PT Bukit Asam Tbk
. 2011 Annual Report
14
SASARAN PENGEMBANGAN PERUSAHAAN COMPANY DEVELOPMENT GOAL DIVERSIFIKASI PENDAPATAN Diversification of Earnings
TUJUAN
objective
BATUBARA KALORI RENDAH Low Calorie Coal Pemanfaatan sebagai bahan bakar PLTU milik sendiri maupun milik IPP lain.
• Memenuhi keperluan daya listrik sendiri. • Menjual listrik kepada PLN.
To be used as TPP fuel for the Company and other IPP.
• Selling electricy to PLN
• Meeting the Company’s electricity needs
Penanda tanganan adendum perjanjian penjualan batubara kalori peringkat rendah dengan PLN
2011 program
PROGRAM 2011
Signing addendum to low-calorie coal sales contract with PLN
long term
JANGKA PANJANG
PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA UAP Thermal Power Plant
Utilizing economic value of low-calorie coal at approx. 34% of unexploited reservest dah sebesar kurang lebih 34
PT Bukit Asam Tbk
.
COAL BED METHANE (CBM)
• Sebagai Bahan Bakar PLTU • Dijual sebagai BBG • Meningkatkan keselamatan tambang • To fuel TPP • To be sold as gas fuel • To improve mining safety
• Pembangunan PLTU Unit Tanjung Enim 3x10 MW mencapai 93,5%. • Pembangunan PLTU Tarahan 2x8 MW memasuki tahap pra-konstruksi. • Tender ulang kontrak EPC dan negosiasi tarif listrik untuk PLTU 2x10 MW Peranap, Riau. • Ground breaking pembangunan PLTU Banjarsari 2x110 MW. • Mendapatkan LOI sebagai pemenang proyek pembangunan PLTU Banko Tengah berkapasitas 2X620 MW. • Peserta tunggal tender pembangunan IPP PLTU Riau berkapasitas 2x300MW. • Ikut serta dalam tender IPP PLTU 2x200 MW di Madura. • Tanjung Enim Power Plant 3x10 MW - 93.5% completed. • Tarahan 2x8 MW – pre-construction stage. • Peranap Riau 2x110 MW – EPC re- tender and electricity tariff negotiation. • Ground-breaking of Banjarsari 2x100 MW construction. • Declared the winner of Banko Tengah 2x620 MW construction and obtained LOI. • The sole bidder for Riau 2x300 MW construction. • Participated in tender for Madura 2x200 MW construction.
Memanfaatkan nilai ekonomi batubara kalori peringkat rendah sebesar lebih kurang 34% dari cadangan batubara yang selama ini belum dieksploitasi.
PENGEMBANGAN OPERASIONAL Operational Development
• Membangun PLTU kecil untuk kebutuhan sendiri di tiga lokasi. • Membangun PLTU ukuran sedang dan besar untuk dijual ke PLN. • Constructing small-scale TPP for own use in three locations. • Constructing medium- and large-scale TPP for sale to PLN
Laporan Tahunan 2011
CBM Tanjung Enim • Pemboran 2 lubang Core Hole dan 1 lubang pilot. • Penanda tanganan Join Operation Agreement PTBAPertamina-Dart Energy. CBM Ombilin • Pembentukan Konsosium PTBA-PT Lion Global Energi (PT LGE). • Evaluasi awal gas in place (GIP) sekitar 0,4 TCF. Tanjung Enim CBM • Drilling 2 core holes and 1 pilot hole. • Signing Joint Operation Agreement among PTBA-Pertamina-Dart Energy.
TEKNOLOGI INFORMASI Information Technology
PERALATAN PRODUKSI Production Equipment
• Evaluasi dan penggantian sistem operasional (software) secara berkala. • Upgrade peralatan hardware.
• Optimalisasi 5 unit BWE sistem. • Penggantian dan Penambahan armada truk & shovel dengan kapasitas yang lebih besar.
• Periodic evaluation & replacement of software; • Upgrading hardware.
• Optimizing 5 BWE system. • Replacement and addition with bigger truck & shovel.
• Go-live Supply Chain Management System (SCMS). • Upgrade perangkat keras. • Implementasi E-Procurement. • Implementasi enterprise content management system (ECMS).
• Commissioning 2 unit BWE dan 1 Spreader di MTBU. • Penyelesaian perawatan rutin 2 unit BWE lain. • Realisasi program penambahan APU, truck dan shovel kapasitas lebih besar.
• Go-live Supply Chain Management System (SCMS). • Upgrade hardware • Implement e-procurement • Implement Enterprise Content Management System (ECMS)
• Commissioning 2 BWE and 1 Spreader at MTBU • Regular maintenance of 2 other BWE • Equipment addition with bigger truck & shovel
Menjadikan TI sebagai tulang punggung operasional Perseroan.
Meningkatkan produksi swakelola dengan porsi diatas 40%
Ombilin CBM • Formation of PTBA –PT Lion Global Energi (PTLGE) consortium. • Initial evaluation discovered gas in place (GIP) of around 0.4 TCF.
Mengembangkan potensi ekonomi CBM di wilayah konsesi PTBA (Tanjung Enim, Ombilin dan Peranap). Developing economic potentials of CBM in PTBA concession areas (Tanjung Enim, Ombilin and Peranap)
Make IT the Company’s operational backbone.
Boost in house production higher than 40%.
15
INFRASTRUKTUR Infrastructure • Peningkatan kapasitas bongkar muat pelabuhan dan stockpile. • Bekerja sama dengan PT KAI untuk meningkatkan kapasitas angkut pada jaringan yang sudah ada. • Membangun jaringan KA khusus batubara
MENINGKATKAN TATA KELOLA Corporate Governance Development
MENINGKATKAN SUMBER DAYA MANUSIA Human Resources Development
MENINGKATKAN PENGEMBANGAN LINGKUNGAN Environmental Development
• Melengkapi seluruh pranata organisasi. • Meningkatkan best practises penerapan GCG dan evaluasi berkala
Meningkatkan kompetensi SDM melalui pelatihan dan evaluasi secara berkala.
• Pelaksanaan Program CSR dan Pengembangan Masyarakat. • Pelaksanaan Revegetasi dan pembangunan Taman Hutan Rakyat, secara bertahap di lokasi rencana Zona Penerima.
Develop HR competence by training and periodic evaluation.
• Equipping all organizational system. • Enhancing GCG best practices and periodic assessment.
• CSR and Community Development program. • Revegetation and development of People’s Forest Park in Receiving Zone.
• Increasing loading port & discharging capacity and stockpile. • Cooperation with PT KAI to increase existing railway transport capacity. • Constructing coal-transport railway.
• Peningkatan kapasitas Coal Handling Facilities (CHF) di Tarahan, Kertapati dan Tanjung Enim. • Penyelesaian Refurbishment dermaga Kertapati. • Penyelesaian perbaikan fasilitas di MTBU. • Penanda-tanganan CTA dengan PT KAI. • Menyediakan fasilitas tambang Peranap. • Perpanjangan HOA angkutan KA khusus batubara ke Tanjung Api-api (Sumsel) dengan Adani (India).
• Penyempurnaan Board Manual. • Sosialisasi Code of Conduct (COC). • Persiapan penerapan Sistem Pelaporan Pelanggaran (Whistleblowing System) • Perbaikan implementasi Manajemen Risiko.
• Penyelesaian career path dan succession plan. • Mapping kebutuhan pegawai. • Penyiapan Perjanjian Kerja Bersama. • Program pelatihan diikuti oleh 2.550 pegawai. • Uji kompetensi terhadap 630 orang pegawai.
• Peluncuran program Ayo Sekolah. • Pelaksanaan program Musrenbang. • Memantau lingkungan agar sesuai standar Baku Mutu Lingkungan (BML). • Peningkatan kualitas sumber air. • Revegetasi lahan pasca tambang bertahap dan berkelanjutan
• Revise Board Manual • Socialize Code of Conduct • Prepare implementation of whistle blowing system • Improve risk management implementation
• • • • •
• ’Let’s go to school’ program • Development plan (Musrenbang) program • Environmental monitoring by environment quality standard • Improvement of water sources quality • Gradual and sustainable revegetation of postmining area
Menjadi Good Corporate Citizen.
SDM yang memiliki kualitas internasional.
Be a Good Corporate Citizen.
Prepare world-class human resource.
• Upgrade Tarahan, Kertapati and Tanjung Enim CHF capacity • Finalised refurbishment of Kertapati Pier • Completion of MTBU facility repair • Signing CTA with PTKAI • Preparing Peranap mine facility • Signing extention of HOA with Adani (India) for special railway track to Tanjung Api-api (South Sumatra)
Menunjang volume penjualan hingga 82 juta ton/tahun. Step up sales volume to 82 million tons per year.
Finalize career path and succession plan Personnel requirement mapping Draw up Collective Labor Agreement Training program attended by 2,550 employees • Competence test for 630 employees
• Peningkatan kesejahteraan masyarakat sekitar. • Terpeliharanya lingkungan alam yang lebih asri. • Improve surrounding community welfare. • Preserve surrounding environment.
PT Bukit Asam Tbk
. 2011 Annual Report
16
Ikhtisar Utama
16
26
36
46
70
Informasi Perseroan
Informasi Bagi Investor
Laporan Manajemen
Corporate Information
Investors Information
Management Report
Laporan Pengelolaan Operasional Operational Management Report
Main Highlights
LAPORAN POSISI KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Dalam jutaan Rp)
2011
2010
6.791.291 1.180.195 644.833 242.941 8.859.260 403.083 174.824 1.140.466 929.471 2.647.844 11.507.104
5.054.075 997.178 423.678 171.022 6.645.953 266.979 187.542 921.005 701.220 2.076.746 8.722.699
122.282 1.249.680 413.217 127.244 1.912.423 1.224.815
73.156 748.235 197.836 128.501 1.147.728 959.072
204.864 1.429.679 3.342.102 8.088.259 76.743 8.165.002 11.507.104 6.946.837
174.343 308 1.133.723 2.281.451 6.366.736 74.512 6.441.248 8.722.699 5.498.225
10.581.570 (5.302.592) 5.278.978 (1.613.949) 3.665.029 396.866 (2.791) 4.059.104 (971.037) 3.088.067 (2.205) 3.085.862
7.909.154 (4.258.988) 3.650.166 (1.346.008) 2.304.158 301.057 (5.565) 2.599.650 (600.713) 1.998.937 1.422 2.000.359
3.085.836 2.231 3.088.067
2.008.891 (9.954) 1.998.937
ASET LANCAR Kas dan setara kas Piutang usaha (bersih) Persediaan (bersih) Aset lancar lainnya (bersih) Jumlah Aset lancar Investasi pada perusahaan asosiasi Properti pertambangan (bersih) Aset tetap (bersih) Aset tidak lancar lainnya (bersih) Aset tidak lancar Jumlah aset LIABILITAS DAN EKUITAS
IKHTISAR KEUANGAN FINANCIAL HIGHLIGHTS
Utang usaha Biaya yang masih harus dibayar Utang pajak Liabilitas jangka pendek lainnya Jumlah liabilitas jangka pendek Penyisihan manfaat pensiun dan kesejahteraan karyawan Penyisihan beban pengelolaan lingkungan hidup setelah dikurangi bagian yang jatuh tempo dalam satu tahun Liabilitas jangka panjang lainnya Liabilitas jangka panjang Jumlah liabilitas Ekuitas Kepentingan Non Pengendali Jumlah ekuitas Jumlah liabilitas dan ekuitas Modal kerja bersih
LAPORAN PENDAPATAN KOMPREHENSIF (Dalam jutaan Rp, kecuali laba bersih per saham)
Penjualan Beban pokok penjualan Laba bruto Beban usaha Laba usaha Penghasilan lain-lain (bersih) Bagian laba/(rugi) bersih dari perusahaan asosiasi Laba sebelum pajak penghasilan Beban pajak penghasilan (bersih) Laba bersih untuk tahun berjalan Pendapatan komprehensif lainnya Jumlah pendapatan komprehensif Laba/(rugi) bersih yang dapat diatribusikan kepada: Pemilik entitas induk Kepentingan non-pengendali Laba bersih Jumlah saham beredar (juta lembar) Laba bersih per saham yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk EBITDA
2.304
2.304
1.339 4.134.370
872 2.669.063
Total pengeluaran usaha*
6.916.541
5.604.996
33,8 44,6 59,1 54,5 53,6
(11,6) (24,6) (35,1) (26,4) (26,4)
29,2 37,8 26,8
25,4 31,2 23,0
463,2 29,0 40,9
616,1 26,2 35,4
41
46
52.394 530.718 583.112
62.133 548.423 610.556
RASIO KEUANGAN
(dalam persen) kecuali dinyatakan lain
RASIO PERTUMBUHAN Penjualan Laba bruto Laba usaha Laba bersih Laba bersih per saham RENTABILITAS Laba bersih terhadap penjualan (NPM) Laba bersih terhadap jumlah ekuitas (ROE) Laba bersih terhadap jumlah aktiva (ROA) LIKUIDITAS Aktiva lancar terhadap kewajiban lancar Jumlah kewajiban terhadap jumlah aktiva Jumlah kewajiban terhadap jumlah ekuitas KOLEKTIBILITAS Total piutang terhadap total penjualan (AR DOH), dalam hari
PENGELUARAN MODAL
(Dalam juta Rp)
Rutin Pengembangan Total pengeluaran modal * Harga Pokok Penjualan + Beban Usaha - Depresiasi dan Amortisasi
PT Bukit Asam Tbk
.
Laporan Tahunan 2011
120
184
266
278
305
Pembahasan dan Analisis Manajemen
Laporan Tata Kelola Perusahaan
Laporan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Data Perseroan
Laporan Keuangan
Corporate Data
Financial Statements
Management Discussion & Analysis
Corporate Governance Report
Corporate Social Responsibilities
2009
2008*
2007
4.709.104 1.505.459 409.901 158.927 6.783.391 122.620 199.063 446.754 526.750 1.295.187 8.078.578
3.041.720 1.376.624 420.040 111.133 4.949.517 125.972 199.063 383.932 447.908 1.156.875 6.106.392
2.222.819 560.508 271.482 25.541 3.080.350 83.019 360.571 455.241 898.831 3.979.181
58.097 789.369 431.230 102.212 1.380.908 759.792
69.190 644.152 562.661 76.987 1.352.990 553.779
99.137 293.352 188.055 163.870 744.414 447.347
151.266
120.848
774 911.832 2.292.740 5.701.372 84.466 5.785.838 8.078.578 5.402.483
1.116 675.743 2.028.733 3.998.132 79.527 4.077.659 6.106.392 3.596.527
17
BALANCE SHEET (In million Rp) CURRENT ASSETS Cash and cash Equivalents Trade receivables (net) Inventories (net) Other current Assets (net) Total Current Assets Investment in associates Mining properties Fixed assets, (net) Other non-current assets (net) Non-current assets Total assets LIABILITY AND EQUITY
99.765 547.112 1.291.526 2.675.501 12.154 2.687.655 3.979.181 2.335.936
Trade payables Accrued expenses Taxes payable Other current liabilities Total current liabilities Provision for retirement and employee benefits Provision for environmental protection and reclamation net of current portion Other long term liabilities Total Non-Currents Liabilities Total Liabilities Equity Non controlling interest Total Equity Total Liabilities And Equity Net - Working Capital
CONSOLIDATED STATEMENTS OF COMPREHENSIVE INCOME (In million Rp, except earnings per share)
Sales Cost of sales Gross profit Operating expenses Income from operations Other income - (net) Share in net loss of associate companies Profit before income tax Income tax expense - (net) Net income for the year Other comprehensive income Total comprehensie income
8.947.854 (4.104.301) 4.843.553 (1.295.238) 3.548.315 217.039 (3.352) 3.762.002 (1.032.675) 2.729.327 2.729.327
7.216.228 (3.686.136) 3.530.092 (1.036.150) 2.493.942 56.687 1.043 2.551.672 (837.055) 1.714.617 1.714.617
4.123.855 (2.501.030) 1.622.825 (725.841) 896.984 114.514 (1.936) 1.009.562 (282.750) 726.812 726.812
2.727.734 1.593 2.729.327
1.707.771 6.846 1.714.617
726.211 601 726.812
2.304
2.304
2.304
1.184 3.844.559
741 2.622.156
315 1.082.001
Number of share (in million share) Basic earing per share for net income attributable to owners of the parent EBITDA
5.399.539
4.722.286
3.226.871
Total operating expenditures*
Net income/(loss) attributable to: Owners of the parent Non-controlling interests Net Income
FINANCIAL RATIO 24,0 37,2 42,3 59,2 59,8
75,0 117,5 178,0 135,9 135,2
16,7 21,6 36,6 49,5 49,3
30,5 47,1 33,8
23,7 42,7 28,0
17,6 27,1 18,3
491,2 28,4 39,6
365,7 33,2 50,8
413,8 32,5 48,3
61
70
50
46.925 81.385 128.310
57.054 354.449 411.503
24.341 170.590 194.931
(in percentage), unless stated otherways
GROWTH RATIO Sales Gross profit Operating income Net income Earning per share OPERATIONAL RATIO Net income to sales Net income to equity Net Income to total assets FINANCIAL RATIO Current assets to currents liabilities Total liabilities to total assets Total liabilities to total equity COLLECTIBILITY Account receivables daily on hand (AR-DOH), in days
CAPITAL EXPENDITURES
Pendapatan usaha Perseroan mencapai Rp10,58 triliun, naik 33,8% dari Rp7,91 triliun pada tahun sebelumnya. The Company’s operating income totalling Rp10.58 trillion or rose 33.8% from Rp7.91 trillion in 2010.
(In million Rp)
Routine Development Total capital expenditures
* Cost of Sales + Operating Expenses - Depreciation and Amortization
PT Bukit Asam Tbk
. 2011 Annual Report
16
Ikhtisar Utama
18
26
36
46
70
Informasi Perseroan
Informasi Bagi Investor
Laporan Manajemen
Corporate Information
Investors Information
Management Report
Laporan Pengelolaan Operasional Operational Management Report
Main Highlights
07
08
09
10
11
07
LABA USAHA (Rp miliar) OPERATING INCOME (Billion Rp)
897
2.304
2.494
10.582
7.909
7.216
3.979
4.124
6.107
8.079
8.723
8.948
11.507
SALES (Billion Rp)
3.665
PENJUALAN (Rp miliar)
ASSETS (Billion Rp)
3.548
ASET (Rp miliar)
08
09
10
11
07
08
09
10
11
LABA BERSIH (Rp miliar)
1.708 726
The Company improved mining operating efficiency through many ways.
07
09
PT Bukit Asam Tbk
10
.
11
Laporan Tahunan 2011
07
10
11
371
1.339
523
DIVIDEND PER SHARE (Rp)
165
741 315
08
09
DIVIDEN PER SAHAM (Rp)
872
1.184
4.134 2.669
3.845 2.622 1.082
07
EARNING PER SHARE (Rp)
08
533
LABA BERSIH PER SAHAM (Rp)
EBITDA (Billion Rp)
08
09
10
11
105
EBITDA (Rp miliar)
2.009
2.728
Perseroan dengan konsisten melakukan berbagai upaya untuk meningkatkan efisiensi operasional penambangan.
3.086
OPERATING INCOME (Billion Rp)
06
07
08
09
10
120
184
266
278
305
Pembahasan dan Analisis Manajemen
Laporan Tata Kelola Perusahaan
Laporan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Data Perseroan
Laporan Keuangan
Corporate Data
Financial Statements
Management Discussion & Analysis
Corporate Governance Report
Corporate Social Responsibilities
19
IKHTISAR OPERASI OPERATIONAL HIGHLIGHTS
PRODUKSI (dalam ton)
2011
2010
2009
2008
2007
Unit Pertambangan Tanjung Enim (UPT)
PRODUCTION (in tons) Tanjung Enim Mining Unit (UPT)
• Air Laya
5.403.014
6.131.218
5.280.781
5.180.968
4.487.258
• Air Laya
• Muara Tiga Besar Utara
3.492.763
3.144.728
2.630.150
2.478.649
1.637.588
• Muara Tiga Besar Utara
-
-
-
-
508.501
3.491.311
2.595.850
2.846.546
2.426.892
1.920.429
12.387.087
11.871.796
10.757.477
10.086.509
8.553.776
1.883
5.620
1.770
5.109
1.251
-
76.971
783.243
712.199
722.586
560.313
507.558
57.912
-
-
12.949.283
12.461.945
11.600.402
10.803.817
9.277.613
• Muara Tiga Besar Selatan • Banko Barat Jumlah Produksi UPT Unit Pertambangan Ombilin (UPO) PT Batubara Bukit Kendi PT International Prima Coal Jumlah Produksi
PEMBELIAN (dalam ton)
• Muara Tiga Besar Selatan • Banko Barat UPT Total Production Ombilin Mining Unit (UPO) PT Batubara Bukit Kendi PT International Prima Coal Total Production
PURCHASES (in tons)
• PT Bukit Asam Prima
620.293
511.792
574.783
1.169.708
391.209
• PT International Prima Coal
133.458
8.049
-
-
-
• PT International Prima Coal
• Unit Pertambangan Ombilin (UPO)
127.023
40.507
-
366.294
880.013
• Ombilin Mining Unit (UPO)
Jumlah Pembelian
880.774
560.388
574.783
1.536.002
1.271.522
13.830.057
13.022.333
12.175.185
12.339.819
10.548.835
Jumlah Produksi & Pembelian
ANGKUTAN KERETA API
• PT Bukit Asam Prima
Total Purchase Total Production & Purchase
RAILWAY TRANSPORTATION (in tons)
(dalam ton)
Tanjung Enim Ke Tarahan
9.368.000
8.712.100
8.498.150
8.388.400
6.310.400
Tanjung Enim to Tarahan
Tanjung Enim ke Kertapati
2.108.710
2.050.940
1.956.430
1.900.030
1.695.690
Tanjung Enim to Kertapati
11.476.710
10.763.640
10.454.580
10.288.430
8.006.090
Total Transportation
Jumlah Angkutan
PENJUALAN (dalam ton)
SALES (in tons)
Domestik
8.748.171
8.228.014
8.068.424
8.321.310
6.897.657
Domestic
Ekspor
4.718.061
4.722.551
4.416.312
4.476.612
3.955.077
Export
13.466.232
12.950.565
12.484.736
12.797.922
10.852.734
Jumlah Penjualan
Total Sales
PT Bukit Asam Tbk
. 2011 Annual Report
16
Ikhtisar Utama
20
26
36
46
70
Informasi Perseroan
Informasi Bagi Investor
Laporan Manajemen
Corporate Information
Investors Information
Management Report
Laporan Pengelolaan Operasional Operational Management Report
Main Highlights
PENGHARGAAN DAN SERTIFIKASI AWARDS AND CERTIFICATION JUNI JUNE
MEI MAY
Ranking 1 Top Performing Listed Company dari Majalah Investor 1st Rank Top Performing Listed Company from Investor Magazine
The Best in Building and Managing Corporate Image perusahaan Pertambangan Batubara dalam acara Indonesian’s The Most Admired Company The Best in Building and Managing Corporate Image in Coal Mining Company category in Indonesia’s The Most Admired Company program
Proper Hijau Tingkat Propinsi Sumatera Selatan untuk keempat kalinya Green Proper trophy awarded for the fourth time by South Sumatera Provincial Administration
•
Rangking - 1 Category Energy Indonesia Best Public Companies
•
Rangking - 7 Overall Indonesia Best Public Companies
dalam acara Top-100 Best Indonesian Public Companies, oleh Majalah Swa •
1st Rank - Energy Indonesia Best Public Companies;
•
7th Rank - Overall Indonesia Best Public Companies
in Top-100 Best Indonesian Public Companies event by Swa Magazine
SERTIFIKASI CERTIFICATION ISO 9001: 2008 ISO 14001: 2004 SMK3
Mengenai Manajemen Pengendalian Mutu Quality Control Management Mengenai Manajemen Pengelolaan Lingkungan Environmental Conservation Management Mengenai Manajemen Kesehatan Dan Kecelakaan Kerja Work Health and Safety Management Mengenai Manajeman Keselamatan Kerja Work Safety Management Mengenai Sistem Manajeman Mutu Laboratorium Laboratory Quality Management System
OHSAS 18001: 2007 ISO/IEC 17025:2005
PT Bukit Asam Tbk
.
Laporan Tahunan 2011
120
184
266
278
305
Pembahasan dan Analisis Manajemen
Laporan Tata Kelola Perusahaan
Laporan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Data Perseroan
Laporan Keuangan
Corporate Data
Financial Statements
Management Discussion & Analysis
Corporate Governance Report
Corporate Social Responsibilities
SEPTEMBER
Green Award, Penghargaan untuk menginspirasi kelestarian lingkungan bumi. Atas upaya pembangunan TAHURA dan Kawasan Konservasi di lahan bekas tambang dan penyelamatan pohon endemik, Merbau Sumatera yang hampir punah Green Award, inspiring earth conservation, a commendation presented for developing TAHURA and Conservation Zone in post-mining area and preserving endemic plants, the practically extinct Sumatera Merbau Peringkat 1 Annual Report Award 2011 kategori BUMN/D Non-Keuangan Listed Company 1st Rank Annual Report Award 2011 in SOE/ ROE Non-Finance Listed Company category
21
NOVEMBER
Mendapatkan berbagai penghargaan dalam acara Anugerah Business Review, yakni: •
Peringkat III, kategori The Best CEO of the Year
•
Peringkat V, kategori The Best Finance Perfomance for Non Finance Corporation of The Year 2011
•
Peringkat III kategori The Best Human Capital of The Year 2011
•
Peringkat V kategori The Best Corporate of The Year 2011
•
Peringkat III kategori The Best GCG Implementation of The Year 2011
Various commendations in Anugerah Business Review event: •
3rd Rank, The Best CEO of the Year;
Penghargaan ADITAMA Pengelolaan Lingkungan Tambang dari Kementerian ESDM cq Dirjen Minerba
•
5th Rank, The Best Finance Perfomance for Non-Finance Corporation of The Year 2011
•
3rd Rank, The Best Human Capital of The Year 2011
ADITAMA Award for Mining Area Management from EMR Ministry cq Mineral Resources Director General
•
5th Rank, The Best Corporate of The Year 2011
•
3rd Rank, The Best GCG Implementation of The Year 2011
Penyelenggaran Indonesia MDGs Award, PTBA mendapatkan :
In Indonesia MDGs Award event, PTBA obtained:
•
GOLD untuk bidang Pendidikan 9 Tahun untuk Pemberdayaan Anak Keluarga Miskin
•
GOLD for Nine-year Education to Empower Underprivileged Children
•
SILVER untuk Bidang Kelompok Simpan Pinjam Kaum Perempuan LKMS-BMT Almu’min
•
SILVER for LKMS-BMT Almu’min Women’s Loan Savings Group
•
SILVER CSR Officer dan
•
SILVER for CSR Officer and
•
SILVER untuk penyediaan Air Bersih bagi masyarakat.
•
SILVER for Clean Water Provision for the society
PT Bukit Asam Tbk
. 2011 Annual Report
16
Ikhtisar Utama
22
26
36
46
70
Informasi Perseroan
Informasi Bagi Investor
Laporan Manajemen
Corporate Information
Investors Information
Management Report
Laporan Pengelolaan Operasional Operational Management Report
Main Highlights
PERISTIWA PENTING 2011 2011 SIGNIFICANT EVENTS
MARET MARCH
JULI JULY
23 MAR - Penandatanganan JOA CBM antara PTBA dan PT Pertamina (Persero) serta Dart Energy Indonesia tentang Pengembangan CBM di Tanjung Enim
29 JUL - Ground Breaking pembangunan PLTU Mulut Tambang Banjarsari, 2x110 MW di Kabupaten Lahat, Sumatera Selatan
23 MAR - JOA CBM between PTBA and PT Pertamina (Persero) and Dart Energy Indonesia for CBM Development in Tanjung Enim
29 JUL - Ground-breaking of Banjarsari Mine Mouth TPP 2x110 MW construction in Lahat Regency, South Sumatera
JUNI JUNE 9 JUN - Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan Tahun Buku 2010 9 JUN - 2010 Annual General Meeting of Shareholders
SEPTEMBER 15 SEP - Penandatanganan Perjanjian Kredit antara PT Bukit Pembangkit Innovative dengan PT Bank BNI (Persero) 15 SEP - Loan Agreement between PT Bukit Pembangkit Innovative and PT Bank BNI (Persero)
PT Bukit Asam Tbk
.
Laporan Tahunan 2011
120
184
266
278
305
Pembahasan dan Analisis Manajemen
Laporan Tata Kelola Perusahaan
Laporan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Data Perseroan
Laporan Keuangan
Corporate Data
Financial Statements
Management Discussion & Analysis
Corporate Governance Report
Corporate Social Responsibilities
23
NOVEMBER
DESEMBER DECEMBER
28 NOV - PTBA mengumumkan jadwal pembagian Dividen Interim Tahun Buku 2011, sebesar Rp103,5 per lembar saham
8 – 9 DES - Mendapatkan Letter of Intent (LOI), penetapan Konsorsium PTBA dan CHD dari Cina sebagai pemenang proyek Pembangunan PLTU Mulut Tambang 2x620 MW di Banko Tengah
28 NOV - Announcing schedule of dividend interim payment of Rp103.50 per share for accounting year 2011
Konsorsium PTBA dan CHD dari Cina membuat pernyataan kesanggupan pembangunan proyek PLTU Mulut Tambang Banko Tengah 2x620 MW 14 DES - Penandatanganan Perjanjian Tarif Angkutan Batubara dengan Kereta Api Jangka Panjang (2012-2016), sebagai tindak lanjut Coal Transportation Agreement (CTA) yang ditanda-tangani pada bulan Oktober 2009 16 DES - Peresmian pembukaan areal tambang baru di Banko Tengah, Tanjung Enim 22 Des - RUPS Luar Biasa, dengan keputusan utama Pergantian Komisaris Utama dan Pergantian Direksi
8 – 9 DEC - Letter of Intent (LOI) issuance, confirming PTBA and CHD China Consortium as the winner of Banko Tengah Mine Mouth TPP 2x620 MW construction project PTBA and CHD of China Consortium stated their readiness to construct Banko Tengah Mine Mouth TPP 2x620 MW 14 DEC - Long Term Coal Railway Transportation Tariff Agreement (2012-2016), as a follow-up of Coal Transportation Agreement (CTA) signed in October 2009 16 DEC - Dedication of new mine in Banko Tengah, Tanjung Enim 22 DEC - Extraordinary GMS, resolved to replace President Commissioner and Board of Directors
PT Bukit Asam Tbk
. 2011 Annual Report
24
DAFTAR ISI INVESTORS INFORMATION
1
SEKILAS KINERJA PTBA
16
IKHTISAR UTAMA
16
Ikhtisar Keuangan Financial Highlights
26
Visi dan Misi Visi and Mission Riwayat Singkat Brief History Kegiatan Usaha Business Activity Lokasi Operasi Perseroan Operational Location
29 29 30
36
Kondisi Pasar Modal Capital Market Condition Kinerja Saham PTBA PTBA Share Performance
39
46
122
32
Sumber Daya dan Cadangan Batubara Coal Resources and Reserves Produk Batubara Coal Products Akses Informasi Access to Information
42
43
33 34
Rencana Strategis Perseroan Corporate Strategic Plan Pengembangan Usaha Business Development Risiko dan Manajemen Risiko Risk and Risk Management
91
99
Kronologi Pencatatan Saham PTBA PTBA Share Listing Chronology Pemegang Saham Shareholders Register
44
Kondisi umum perekonomian global dan Indonesia General Condition of Global and Indonesian Economy
PT Bukit Asam Tbk
.
Peristiwa Penting 2011 2011 Significant Events
Alamat Kantor Office Addresses Anak Perusahaan dan Perusahaan Asosiasi Subsidiaries and Associated Companies
34
Lembaga Penunjang Pasar Modal Capital Market Supporting Institution Struktur Organisasi Organization Structure
35
MANAGEMENT REPORT
Pengembangan Sumber Daya Manusia Human Resource Development Pengembangan Teknologi Informasi Information Technology Development
123
Prospek permintaan batubara Coal Prospects
133
Laporan Kinerja Usaha Business Review
133
Segmen Batubara Coal Segment
145
Segmen Briket Briquette Segment
Laporan Tahunan 2011
22
Dividen dan Kebijakan Dividen Dividend Policy
56
Laporan Direktur Utama Report from the President of Directors
OPERATIONAL MANAGEMENT REPORT
103
108
PEMBAHASAN DAN ANALISIS MANAJEMEN
Kondisi Umum dan Prospek Usaha General Condition and Business Prospects
Penghargaan dan Sertifikasi Awards and Certifications
INVESTORS INFORMATION
LAPORAN PENGELOLAAN OPERASIONAL
120 122
32
20
CORPORATE INFORMATION
Laporan Komisaris Utama Report from the President of Commissioners
70
86
Ikhtisar Operasi Operational Highlights
LAPORAN MANAJEMEN
46
73
31
MANAGEMENT DISCUSSION AND ANALYSIS
MAIN HIGHLIGHTS
INFORMASI BAGI INVESTOR
38
72
19
PEMBAHASAN DAN ANALISIS MANAJEMEN
PTBA PERFORMANCE HIGHLIGHTS
INFORMASI PERSEROAN
28
36
INFORMASI BAGI INVESTOR
TABLE OF CONTENTS
Program Keselamatan dan Kesehatan Kerja serta Perlindungan Lingkungan (K3LL) Work Safety, Health and Environmental Conservation Perlindungan Lingkungan Environment Conservation
118
Laporan Pelaksanaan Reklamasi dan Rehabilitasi Progress Report of Reclamation and Rehabilition Program
MANAGEMENT DISCUSSION AND ANALYSIS
147
Tinjauan Kinerja Keuangan 157 Financial Review
Rasio-rasio Keuangan Financial Ratios
147
161
Kebijakan Permodalan Capitalization Policy
153
Laporan Posisi Keuangan Balance Sheet Laporan Laba Rugi Komprehensif Comprehensive Income
162
Realisasi Belanja Modal Capital Expenditure
157
Perubahan Arus Kas Changes in Cashflow
25
120 163 167
CORPORATE GOVERNANCE REPORT
Strategi Bisnis 2012 Business Strategy in 2012 Informasi-informasi Material material Information
173
Reklasifikasi Akun Reclassification of Accounts
171
Pendirian Anak Perusahaan Establishent of Subsidiaries
174
171
Penghentian Kegiatan Operasional Anak Perusahaan Closure of Subsidiaries Operation
Aset dan kewajiban Konsistensi Contingent Assets and Liabilities
170
Transaksi Benturan Kepentingan 172 Conflict of Interest Transactions
170
Transaksi Material Material Transactions
171
Pembelian Kembali Saham Perseroan Shares Buy Back Program
173
193
186
Tujuan Penerapan Objective
199
187
Asesmen Praktek GCG Assesment of GCG Practice
191
Panduan dan Struktur Tata Kelola Corporate Governance Code and Structure
268
272 274
278 282 286
305
Informasi Pihak-pihak yang Berelasi Related Party Transactions
178
Perubahan Kebijakan Akuntansi dan Pengungkapan Changes in Accounting Policy and Disclosure
179
Standar Baru dan Revisi yang diadopsi oleh Perseroan New and Amended Standards Adopted by the Company
Aset dan Liabilitas Moneter dalam Mata Uang Asing Monitary Assets and Liabilities denominated in Foreign Currencies
LAPORAN TATA KELOLA PERUSAHAAN Laporan Pelaksanaan Tata Kelola Implementation of Corporate Governance
266
REPORT ON CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITIES
Akuisisi Acquisition
Perjanjian-perjanjian Penting Significant Agreements
186
LAPORAN TANGGUNG JAWAB SOSIAL PERUSAHAAN
171
167
184
184
TATA KELOLA PERUSAHAAN
Rapat Umum Pemegang Saham General Meeting of Shareholders Hubungan serta Koordinasi Dewan Komisaris dan Direksi Coordination between Board of Commissioners and Board of Directors
DATA PERSEROAN Profil Dewan Komisaris Board of Commissioners’ Profile Profil Direksi Board of Directors’ Profile
288
289
182
Persiapan dan Pelaksanaan Konvergensi IFRS Preparation and adoption of IFRS Convergence
183
Kejadian Penting setelah Tanggal Neraca Subsequent Events
CORPORATE GOVERNANCE REPORT
202
Dewan Komisaris Board of Commissioners
214
Direksi Board of Directors
225
242
Pemenuhan Hak274 hak Karyawan dan Penghargaan terhadap Hak Azasi Manusia Fulfillment of Employee Rights & Respect for Human Rights Kesehatan dan Keselamatan Kerja serta Lingkungan Work Safety, Health & Environment
246
256 Komite-komite dan Laporan Komite Committees and Committee 258 Report Sekretaris Perusahaan Corporate Secretary
LAPORAN TANGGUNG JAWAB SOSIAL PERUSAHAAN 274 Peningkatan Program Kemitraan dan Bina LIngkungan Partnership and Community Development Program Program Bina Wilayah Area Development Program 277 Pengelolaan Pelestarian Lingkungan Environmental Management
261
Sistem Pengawasan dan Pengendalian Internal Internal Audit and Control System Kode Etik Berperilaku Code of Conduct Pelaksanaan Prinsipprinsip Dasar GCG Implementation of GCG Basic Principles Lain-lain Others
REPORT ON CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITIES
Komitmen terhadap Kualitas Produk dan Perlindungan Pelangan Commitment to Product Quality and Consumer Protection
276
Hubungan Harmonis dengan Masyarakat berlandaskan Prinsipprinsip Tata Kelola yang Baik Harmonious Relationship with The Community Based on Good Corporate Governance Principles
Referensi Silang Daftar Isi Dengan Peraturan Bapepam LK. No. X.K.6 Cross Reference to Bapepam LK Rule X.K.6
304
Pernyataan Dewan Komisaris dan Direksi Statement of the Board of Commissioners and Directors
CORPORATE DATA Profil Sekretaris Perusahaan dan SPI Corporate Secretary and Internal Audit Unit’s Profile Profil Komite-komite Committees’ Profile
LAPORAN KEUANGAN
266
294
FINANCIAL STATEMENTS
PT Bukit Asam Tbk
. 2011 Annual Report
26
16 Ikhtisar Utama
Informasi Perseroan
Main Highlights
26
36
46
70
Informasi Bagi Investor
Laporan Manajemen
Investors Information
Management Report
Laporan Pengelolaan Operasional Operational Management Report
Corporate Information
INFORMASI PERSEROAN CORPORATE INFORMATION
7,3
miliar ton billion tons
Total sumber daya batubara Total Coal Resources
PT Bukit Asam Tbk
.
Laporan Tahunan 2011
120
184
266
278
305
Pembahasan dan Analisis Manajemen
Laporan Tata Kelola Perusahaan
Laporan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Data Perseroan
Laporan Keuangan
Corporate Data
Financial Statements
Management Discussion & Analysis
Corporate Governance Report
Corporate Social Responsibilities
27
90.832 hektar hectares
Luas seluruh wilayah izin usaha pertambangan Total mining concession area
1,99
miliar ton billion tons Total cadangan tertambang* Total mineable reserves* *Termasuk areal Lahat yang masih dalam proses perselisihan hukum. *Includes Lahat areas that are still in the process of legal disputes.
PT Bukit Asam Tbk
. 2011 Annual Report
26
16 Ikhtisar Utama
Informasi Perseroan
36
46
70
Informasi Bagi Investor
Laporan Manajemen
Investors Information
Management Report
Laporan Pengelolaan Operasional
Main Highlights
28
Operational Management Report Corporate Information
VISI
VISI
Menjadi Perusahaan energi berbasis batubara yang ramah lingkungan
To become an environmentfriendly coal-based energy company
MISI
MISSION
• • • • •
Fokus kepada core competency dan pertumbuhan yang berkesinambungan Memberikan tingkat pengembalian yang optimal kepada pemegang saham Meningkatkan budaya korporasi yang mengutamakan kinerja Memberikan kontribusi pengembangan ekonomi nasional Memberikan kontribusi yang maksimal dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan pelestarian lingkungan
• • • • •
Focus on core competency and sustainable growth Optimize shareholders’ return Promote a performance-based corporate culture Contribute to national economic development Contribute to the improvement of community welfare and the preservation of environment
STRATEGI
STRATEGY
Perusahaan energi berbasis batubara yang ramah lingkungan dan terkemuka di Indonesia yang menerapkan Enam Langkah Strategis:
Indonesia’s leading environmentally friendly coal-based energy company that adopts Six Strategic Steps:
1.
1. 2. 3. 4.
2. 3. 4.
5. 6.
Fokus pada pertumbuhan produksi/penjualan batubara Fokus pada proyek-proyek dengan skala kesiapan 1 Restrukturisasi korporasi Meningkatkan kompetensi dan regenerasi SDM serta meningkatkan budaya korporasi yang mengutamakan kinerja Meningkatkan sistem remunerasi yang berdasarkan kinerja (performance based reward) Meningkatkan peringkat kinerja penataan pengelolaan lingkungan
PT Bukit Asam Tbk
.
Laporan Tahunan 2011
5. 6.
Focus on the growth of coal production/sales Focus on projects with readiness scale 1 Corporate restructuring Boost human resource competence and regeneration as well as promote a performancebased corporate culture Improve remuneration system based on performance-based reward Promote performance rating in environmental management
120
184
266
278
305
Pembahasan dan Analisis Manajemen
Laporan Tata Kelola Perusahaan
Laporan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Data Perseroan
Laporan Keuangan
Corporate Data
Financial Statements
Management Discussion & Analysis
Corporate Governance Report
Corporate Social Responsibilities
29
BRIEF HISTORY
RIWAYAT SINGKAT
The coal mining in Tanjung Enim was initiated by the Dutch Colonial Government in 1919 by operating the first coal mine using open pit mining method in Air Laya.
Sejarah pertambangan batubara di Tanjung Enim dimulai sejak zaman kolonial Belanda tahun 1919 dengan menggunakan metode penambangan terbuka (open pit mining) di wilayah operasi pertama, yaitu di Tambang Air Laya.
Using underground mining method, initial operation commenced in 1923 and lasted until 1940, while commercial production began in 1938.
Selanjutnya mulai 1923 beroperasi dengan metode penambangan bawah tanah (underground mining) hingga 1940, sedangkan produksi untuk kepentingan komersial dimulai pada 1938.
When the Dutch Colonial period ended in Indonesia, the mining workers fought for the nationalization of the mines. In 1950, the Indonesian Government approved the establishment of State-Owned Bukit Asam Coal Mine or Perusahaan Negara Tambang Arang Bukit Asam (PN TABA).
Seiring dengan berakhirnya kekuasaan kolonial Belanda di tanah air, para karyawan Indonesia kemudian berjuang menuntut perubahan status tambang menjadi pertambangan nasional. Pada 1950, Pemerintah RI kemudian mengesahkan pembentukan Perusahaan Negara Tambang Arang Bukit Asam (PN TABA).
In1981, PN TABA converted its status to a limited liability company under the name of PT Tambang Batubara Bukit Asam (Persero) Tbk, further called the Company. To develop coal industry in Indonesia, in 1990 the Government merged Perum Tambang Batubara with the Company. In line with the national energy security development program, in 1993 the Company was assigned by the Government to develop coal briquette business. On December 23, 2002 the Company became a publicly listed company on the Indonesian Stock Exchange under the code of “PTBA.”will build a coal port in Srengsem, Lampung. Total financing is 30% own funds and 70% borrowing.
BUSINESS ACTIVITY
Pada 1981, PN TABA kemudian berubah status menjadi Perseroan Terbatas dengan nama PT Tambang Batubara Bukit Asam (Persero), yang selanjutnya disebut Perseroan. Dalam rangka meningkatkan pengembangan industri batubara di Indonesia, pada 1990 Pemerintah menetapkan penggabungan Perum Tambang Batubara dengan Perseroan. Sesuai dengan program pengembangan ketahanan energi nasional, pada 1993 Pemerintah menugaskan Perseroan untuk mengembangkan usaha briket batubara. Pada 23 Desember 2002, Perseroan mencatatkan diri sebagai perusahaan publik di Bursa Efek Indonesia dengan kode “PTBA.”
KEGIATAN USAHA Sesuai Anggaran Dasar Perseroan Pasal 3, maksud dan tujuan Perseroan ialah berusaha dalam bidang pengembangan bahan-bahan galian, terutama pertambangan batubara sesuai dengan ketentuan dalam peraturan perundang-undangan yang berlaku dengan menerapkan prinsip-prinsip Perseroan Terbatas.
Pursuant to Article 3 of the Company’s Articles of Association, the objective of the Company is to develop mining operation, particularly coal mining, in accordance with the prevailing laws and regulations under the limited liability principles.
PT Bukit Asam Tbk
. 2011 Annual Report
26
16
Informasi Perseroan
Ikhtisar Utama
36
46
70
Informasi Bagi Investor
Laporan Manajemen
Investors Information
Management Report
Laporan Pengelolaan Operasional
Main Highlights
30
Operational Management Report Corporate Information
Perseroan melaksanakan kegiatan usaha sebagai berikut:
The Company business activities are as follows:
•
•
• •
•
• •
Mengusahakan pertambangan yang meliputi penyelidikan umum, eksplorasi, eksploitasi, pengolahan, pemurnian, pengangkutan dan perdagangan bahan-bahan galian terutama batubara. Mengusahakan pengolahan lebih lanjut atas hasil produksi bahanbahan galian terutama batubara. Memperdagangkan hasil produksi sehubungan dengan usaha di atas, baik hasil sendiri maupun hasil produksi pihak lain, baik di dalam maupun luar negeri. Mengusahakan dan mengoperasikan pelabuhan dan dermaga khusus batubara, baik untuk keperluan sendiri maupun keperluan pihak lain. Mengusahakan dan mengoperasikan pembangkit listrik tenaga uap, baik untuk keperluan sendiri maupun untuk keperluan pihak lain. Memberikan jasa-jasa konsultasi dan rekayasa dalam bidang yang terkait dengan pertambangan batubara beserta hasil-hasil olahannya.
• •
•
• •
Mining operation covering general research, exploration, exploitation, processing, purifying, transporting and trading of mining products particularly coal. Further processing of mining products particularly coal. Trading products of the foregoing business activity, either own or other parties’ production, at home and abroad. Managing and operating ports and piers specifically designated for coal, either for own use or for others. Managing and operating thermal power plant, for own purpose or for others. Providing consultancy services and engineering in coal-mining-related fields and processed mining output.
LOKASI OPERASI PERSEROAN OPERATIONAL LOCATION
SOUTH CHINA SEA
PEKANBARU 2
1 1
SAMARINDA
PADANG
4
2
BALIKPAPAN
1
3 2
3
LAMPUNG
JAVA SEA SURABAYA 3
INDIAN OCEAN
1. JAKARTA Kantor Perwakilan Representative Office
1. Pabrik Briket Briquette Factory TANJUNG ENIM Kap. 12.000 ton/tahun tons/year 2. Pabrik Briket Briquette Factory LAMPUNG Kap. 8.000 ton/tahun tons/year 3. Pabrik Briket Briquette Factory GRESIK Kap. 95.000 ton/tahun tons/year
PT Bukit Asam Tbk
.
Laporan Tahunan 2011
120
184
266
278
305
Pembahasan dan Analisis Manajemen
Laporan Tata Kelola Perusahaan
Laporan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Data Perseroan
Laporan Keuangan
Corporate Data
Financial Statements
Management Discussion & Analysis
Corporate Governance Report
Corporate Social Responsibilities
31
COAL RESOURCES AND RESERVES
SUMBER DAYA DAN CADANGAN BATUBARA
The Company holds Mining Consession in the following areas:
Perseroan memegang hak Izin Usaha Pertambangan (IUP) Operasi Produksi sebagai berikut:
Tanjung Enim coal mine of 66,414 hectares covering Muara Enim Regency and Lahat Regency, South Sumatera, consisting of: • • • • • • •
Air Laya (751/KPTS/Dispertamben/2010, 29 Okt 2010): 7.621 Ha Muara Tiga Besar (304/KPTS/Distamben/2010, 30 Apr 2010): 3.300 Ha Banko Barat (390/KPTS/Tamben/2010, 13 Apr 2010): 4.500 Ha Banko-Tengah Blok Barat (391/KPTS/ Tamben/2010, 13 Apr 2010): 2.423 Ha Banko-Tengah Blok Timur (389/KPTS/ Tamben/1010, 13 Apr 2010): 22.937 Ha Banjarsari, Kungkilan, Bunian, Arahan Utara, Arahan Selatan (461/KPTS/HK-KS/ Pertamben/2003): 24.751 Ha Bukit Kendi (305/KPTS/Distamben/2010, 30 Apr 2010): 882 Ha.
Ombilin coal mine of 2,950 hectares, consisting of: • Lembah Segar dan Talawi (05.87.Perindagkop, 30 Apr 2010): 2.950 Ha.
Tambang batubara Tanjung Enim seluas 66.414 hektar yang meliputi Kabupaten Muara Enim dan Kabupaten Lahat, Sumatera Selatan, yang terdiri atas: • • • • • • •
Air Laya (751/KPTS/Dispertamben/2010, 29 Okt 2010): 7.621 Ha Muara Tiga Besar (304/KPTS/Distamben/2010, 30 Apr 2010): 3.300 Ha Banko Barat (390/KPTS/Tamben/2010, 13 Apr 2010): 4.500 Ha Banko-Tengah Blok Barat (391/KPTS/Tamben/2010, 13 Apr 2010): 2.423 Ha Banko-Tengah Blok Timur (389/KPTS/Tamben/1010, 13 Apr 2010): 22.937 Ha Banjarsari, Kungkilan, Bunian, Arahan Utara, Arahan Selatan (461/ KPTS/HK-KS/Pertamben/2003): 24.751 Ha Bukit Kendi (305/KPTS/Distamben/2010, 30 Apr 2010): 882 Ha.
Tambang batubara Ombilin seluas 2.950 hektar, yakni: • Lembah Segar dan Talawi (05.87.Perindagkop, 30 Apr 2010): 2.950 Ha.
1. PERANAP Kuasa Pertambangan Mining Concession Sumberdaya Resources : 0,80 miliar ton billion tons Cad tertambang Coal Reserved : 0,27 miliar ton billion tons
Sumberdaya
Cadangan Tertambang*
2. OMBILIN Unit Pertambangan Mining Unit Sumberdaya Resources : 0,10 miliar ton billion tons Cad tertambang Coal Reserved : 0,02 miliar ton billion tons
7,29 miliar ton
1,99 miliar ton
Coal Resources
Coal Reserved*
billion tons
3. TANJUNG ENIM Pertambangan Mining Unit Sumberdaya Resources : 6,35 miliar ton billion tons Cad tertambang Coal Reserved : 1,59 miliar ton billion tons
1
4. SAMARINDA - IPC Kuasa Pertambangan Mining Concession Sumberdaya Resources : 0,045 miliar ton billion tons Cad tertambang Coal Reserved : 0,01 miliar ton billion tons Kepemilikan Perseroan Company Ownership : 51%
billion tons
1
11 1
1 (%)
1. Pelabuhan Port TELUK BAYUR Stockpile Stockpile : 90.000 ton tons Kapasitas Capacity : 2,5 juta ton/tahun million tons/year Kapal Ship : Max 40.000 DWT
18
(%)
40
87
2. Dermaga Pier KERTAPATI Stockpile Stockpile : 50.000 ton tons Kapasitas Capacity : 2,5 juta ton/tahun million tons/year Kapal Ship : Max 8.000 DWT 3. Pelabuhan Port TARAHAN Stockpile Stockpile : 560.000 ton tons Kapasitas Capacity : 12 juta ton/tahun million tons/year Kapal Ship : Max 80.000 DWT
Samarinda
Ombilin
Cerenti
Tanjung Enim
*Termasuk areal Lahat yang masih dalam proses perselisihan hukum. *Includes Lahat areas that are still in the process of legal disputes.
PT Bukit Asam Tbk
. 2011 Annual Report
26
16
Informasi Perseroan
Ikhtisar Utama Main Highlights
32
36
46
70
Informasi Bagi Investor
Laporan Manajemen
Investors Information
Management Report
Laporan Pengelolaan Operasional Operational Management Report
Corporate Information
Selain IUP Operasi Produksi tersebut, Perseroan juga memegang hak IUP Operasi Produksi dilokasi Peranap, Indragiri Hulu Riau (09/IUP/545-02/ IV/2010, 27 Apr 2010) seluas 18.230 Ha dan di lokasi kecamatan Palaran, kota madya Samarinda (melalui anak perusahaan PT International Prima Coal) dengan no keputusan (454/375/HK-KS/VII/2010, 19 Jul 2010) seluas 3.238 Ha.
In addition to these Mining Concessions, the Company also holds Mining Concession in Peranap Indragiri Hulu Riau (KW.96PPO289) measuring 18,230 Ha, and in Palaran District, Samarinda (through subsidiary PT International Prima Coal measuring 3,238 Ha.
Merujuk pada hasil penilaian sumber daya (resources) dan cadangan (reserve) oleh pihak independen yaitu “International Mining Consultant (IMC)” pada Desember 2008, total sumber daya batubara (resources) Perseroan mencapai 7,3 miliar ton yang tersebar di seluruh KP tersebut di atas. Sedangkan jumlah cadangan tertambang mencapai 1,8 miliar ton, belum termasuk cadangan tertambang pada KP yang berlokasi di kabupaten Lahat yang berstatus sedang dalam tahap penyelesaian dengan Pemda setempat. Apabila cadangan tertambang pada KP di Kabupaten Lahat diperhitungkan, maka jumlah cadangan tertambang menjadi 2,0 miliar ton.
With reference to the assessment of resources and reserves by an independent consultant, “International Mining Consultant (IMC)” of December 2008, the Company has total coal resources of 7.3 billion tons throughout this Mining Concession area. While total mineable reserves reached 1.8 billion tons, excluding mineable reserves in the Mining Concession location at Lahat Regency which is in dispute with the local Administration. If the mineable reserves at Lahat Regency are included, the Company has total mineable reserves of 2.0 billion tons.
PRODUK BATUBARA
COAL PRODUCTS
Perseroan memiliki beragam jenis produk batubara sesuai dengan kadar kualitas yang terkandung di dalamnya.
The Company produces a variety of coal products with differing quality of content.
TABEL TABLE 1.A
CV
COAL BRAND
TM
IM
Ash
VM
FC
TS
(Kcal/kg,adb)
(%,ar)
(%,adb)
(%,adb)
(%,adb)
(%,adb)
(%,adb)
IPC 53
5.300
34
15,0
8,0
39,0
40,0
0,5
BA 55
5.500
30
14,7
7,3
39,0
39,0
0,6
BA 59
5.900
28
13,1
6,0
40,4
40,5
0,6
BA 63
6.300
21
11.3
5,0
41,2
42,5
0,6
BA 67
6.700
18
7,8
5,0
41,5
45,7
0,6
BA 70
7.000
14
6,1
5,0
41,9
47,0
0,7
AKSES INFORMASI
ACCESS TO INFORMATION
Informasi untuk pemegang saham, berita terbaru dan informasi umum tentang Perseroan dapat diperoleh melalui :
Information for Shareholders, updated news and general information of the Company can be accessed through:
INVESTOR RELATIONS Menara Kadin Indonesia 15th Floor Jl. H.R. Rasuna Said Blok X-5 Kav. 2-3 Jakarta 12950 P. +62-21-525 4014 F. +62-21-525 4002
PT Bukit Asam Tbk
.
Laporan Tahunan 2011
www.ptba.co.id
120
184
266
278
305
Pembahasan dan Analisis Manajemen
Laporan Tata Kelola Perusahaan
Laporan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Data Perseroan
Laporan Keuangan
Corporate Data
Financial Statements
Management Discussion & Analysis
Corporate Governance Report
Corporate Social Responsibilities
KANTOR PUSAT Head Office
33
Jl. Parigi No. 1 Tanjung Enim 31716 Sumatera Selatan, Indonesia P. +62 734 451 096, 452 352 F. +62 734 451 095, 452 993
Unit Pertambangan Tanjung Enim (UPT) Tanjung Enim Mining Unit Jl. Parigi No.1 Tanjung Enim 31716 P. +62-734-451 096, 452 352 F. +62-734-451 095, 452 993
Unit Pertambangan Ombilin (UPO) Ombilin Mining Unit Sawahlunto Sumatera Barat P. +62-754-61 021 F. +62-754-61 402
Pelabuhan Teluk Bayur Teluk Bayur Port Jl. Tanjung Periuk No.1 Teluk Bayur, Sumatera Barat P. +62-751-62 522, 63 522, 31 996 F. +62-751-63 533
Dermaga Kertapati Kertapati Pier Jl. Stasiun Kereta Api Palembang, Sumatera Selatan P. +62-711-512 617 F. +62-711 511 388
KANTOR PERWAKILAN JAKARTA Jakarta Representative Office
Menara Kadin Indonesia 15th Floor Jl. H.R. Rasuna Said Blok X-5 Kav. 2-3 Jakarta 12950 P. +62-21-525 4014 F. +62-21-525 4002
Unit Pengusahaan Briket Briquette Business Unit Menara Kadin Indonesia 11th Floor Jl. H.R. Rasuna Said Blok X-5 Kav. 2-3 Jakarta 12950 P. +62-21-525 4014 F. +62-21-525 4002
Unit Usaha Serang Serang Business Unit Jl. Raya Bojonegara Km.7 Serang, Banten P. +62-254-700 1236
Unit Usaha Tanjung Enim Tanjung Enim Business Unit Jl. Parigi No.1, Tanjung Enim Sumatera Selatan 31716 P. +62-734-451 096, 452 352 F. +62-734-451 095, 452 993
Unit Usaha Gresik Gresik Business Unit Jl. Raya Manyar Km. 6 Manyar Gresik 61151, Jawa Timur P. +62-31-395 0288 F. +62-31-395 0601
Unit Usaha Lampung Lampung Business Unit Jl. Raya Natar Km. 16 Natar, Lampung Selatan P. +62-721-783 558 F. +62-721-774 266
Pelabuhan Tarahan Tarahan Port Jl. Soekarno Hatta Km. 15 Tarahan, Bandar Lampung P.+62-721-31 545, 31 686 F. +62-721-31 577
PT Bukit Asam Tbk
. 2011 Annual Report
26
16
Informasi Perseroan
Ikhtisar Utama Main Highlights
34
36
46
70
Informasi Bagi Investor
Laporan Manajemen
Investors Information
Management Report
Laporan Pengelolaan Operasional Operational Management Report
Corporate Information
ANAK PERUSAHAAN DAN PERUSAHAAN ASOSIASI Sejalan dengan visi Perseroan untuk menjadi perusahaan energi berbasis batubara yang berdaya-saing dan memberikan nilai optimal bagi para pemangku kepentingan, maka Perseroan membentuk beberapa anak perusahaan yang bergerak sebagai sektor pendukung pencapaian target produksi dan penjualan Perseroan, maupun untuk pengembangan berbagai produk derivatif batubara.
SUBSIDIARIES AND ASSOCIATED COMPANIES In line with the corporate vision to become a competitive coal-based energy company and to give optimum value to its stakeholders, the Company sets up several subsidiaries to support the Company in reaching its production and sales target, as well as in developing various coal derivative products.
TABEL 1.B
NAMA
TAHUN PENDIRIAN
PT Batubara Bukit Kendi
BIDANG USAHA
KEPEMILIKAN OWNERSHIP (%)
CORE BUSINESS
STATUS
1996
Penambangan batubara Coal mining
Sudah operasi Operational
PT Bukit Pembangkit Innovative
2005
Pembangkit listrik tenaga uap Thermal power plant
Tahap pengembangan Developmental stage
59,75
PT Bukit Asam Prima
2007
Perdagangan batubara Coal trading
Sudah operasi Operational
99,99
PT Bukit Asam Metana Ombilin
2007
Penambangan gas metana Methane gas mining
Belum operasi Non-operational
99,99
PT Bukit Asam Metana Enim
2007
Penambangan gas metana Methane gas mining
Tahap pengembangan Developmental stage
99,99
PT Bukit Asam Metana Peranap
2007
Penambangan gas metana Methane gas mining
Belum operasi Non-operational
99,99
PT Bukit Asam Banko
2008
Penambangan batubara Coal mining
Belum operasi Non-operational
65
PT Bukit Asam Transpacific Railway
2008
Angkutan batubara Coal transporting
Belum operasi Non-operational
10
PT International Prima Coal
2008
Penambangan batubara Coal mining
Sudah operasi Operational
51
NAME
ESTABLISHMENT
LEMBAGA PENUNJANG PASAR MODAL
Kantor Akuntan Publik Public Accountant Tanudiredja Wibisana & Rekan PricewaterhouseCoopers (PwC) Plaza 89 Jl. H.R. Rasuna Said Kav. X-7 No.6 Jakarta 12940, Indonesia P. +62 21 521 2901 F. +62 21 5290 5555/5290 5050
PT Bukit Asam Tbk
.
Laporan Tahunan 2011
75
CAPITAL MARKET SUPPORTING INSTITUTIONS Biro Administrasi Efek Share Registrar PT Datindo Entrycom Puri Datindo Wisma Sudirman Jl. Jenderal Sudirman Kav.34 Jakarta 10220 P. +62 21 570 9009 F. +62 21 570 9026
Notaris Public Notary Fathiah Helmi Graha Irama Lt.6 Jl. H.R. Rasuna Said Blok X-1 Kav. 1 & 2 Kuningan, Jakarta Selatan 12920 P. +62 21 5290 7304-6
120
184
266
278
305
Pembahasan dan Analisis Manajemen
Laporan Tata Kelola Perusahaan
Laporan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Data Perseroan
Laporan Keuangan
Corporate Data
Financial Statements
Management Discussion & Analysis
Corporate Governance Report
Corporate Social Responsibilities
35
ORGANIZATION STRUCTURE
STRUKTUR ORGANISASI
The Company establishes a dynamic, efficient and effective organization structure aimed at reaching an optimum performance growth in accordance with the industry development.
Perseroan menerapkan struktur organisasi yang dinamis, efisien dan efektif sesuai dengan perkembangan industri serta dalam rangka mencapai pertumbuhan kinerja yang optimal.
MILAWARMA DIREKTUR UTAMA President Director
HERI SUPRIYANTO
ACHMAD SUDARTO
DIREKTUR OPERASI/ PRODUKSI Operations/ Production Director
DIREKTUR KEUANGAN Finance Director
ANUNG DRI PRASETYA
MAIZAL GAZALI
M. JAMIL
DIREKTUR PENGEMBANGAN USAHA Business Development Director
DIREKTUR SDM & UMUM HR & General Affairs Director
DIREKTUR NIAGA Commerce Director
SURYO EKO HADIANTO
SUHERMAN
SM. PERENCANAAN KORPORAT Corporate Planning
SM. AKUNTANSI DAN ANGGARAN Accounting and Budgeting
ADIB UBAIDILLAH
DADAN RUSWANDANA
SM. PERBENDAHARAAN DAN PENDANAAN Treasury and Funding
SM. PENGEMBANGAN KORPORAT Corporate Development
F. KATILI
ENDANG PURNOMO
SM. SUMBER DAYA MANUSIA Human Resources
MGR. TEKNOLOGI INFORMASI Information Technology
ERDAWATI
SONNY H.A. HARSONO
MGR. PROGRAM KESEHATAN Health Program
KA. RUMAH SAKIT BUKIT ASAM Bukit Asam Hospital
HANANTO BUDI LAKSONO
M. BAGIR
SEKRETARIS PERUSAHAAN Corporate Secretary
SM. HUKUM DAN ADMINISTRASI KORPORAT Legal and Corporate Administration
BAMBANG SUTRISNO
M. HATTA
SM. SATUAN PENGAWASAN INTERN Internal Auditor
SM. TANGGUNG JAWAB SOSIAL PERSEROAN Corporate Social Responsibility
HUSEIN RUDIYANTO
UDJANG MULYANA
SM. SISTEM MANAJEMEN PERUSAHAAN Corporate Management System
MGR. SEKURITI Security
EDY PURWANTO
SM. PEMASARAN BATUBARA Marketing
RAKHMATULLAH
SM. ANALISA, EVALUASI DAN OPTIMASI PRODUKSI Analysis, Evaluation and Production Optimization
NOVIAN SURI SM. LOGISTIK Logistics
KORPORAT Corporate UNIT OPERASIONAL Operational Unit
MUNANDAR SS
GM. UNIT PERTAMBANGAN TANJUNG ENIM Tanjung Enim Mining Unit
GM: General Manager SM: Senior Manager
ANSYORI AKHMAD GM. UNIT PELABUHAN TARAHAN Tarahan Port Unit
Mgr: Manager Ka: Kepala Head
MUZANI WAHAB
HARUN ALRASYID LUBIS
GM. UNIT DERMAGA KERTAPATI Kertapati Pier Unit
GM. UNIT PERTAMBANGAN OMBILIN Ombilin Mining Unit
OCTAVINA Pgs GM. UNIT PENGUSAHAAN BRIKET Briquette Business Unit
Pgs: Pengganti Sementara Temporary Replacement
PT Bukit Asam Tbk
. 2011 Annual Report
16
26
Ikhtisar Utama
Informasi Perseroan
Main Highlights
Corporate Information
36
36
Informasi Bagi Investor
46
70
Laporan Manajemen
Laporan Pengelolaan Operasional
Management Report
Oprational Management Report Investors Information
INFORMASI BAGI INVESTOR INVESTORS INFORMATION
Harga Saham Share Price
33%
Harga Saham PTBA naik di tahun 2011 Increase of PTBA share price in 2011
PT Bukit Asam Tbk
.
Laporan Tahunan 2011
120
184
266
278
305
Pembahasan dan Analisis Manajemen
Laporan Tata Kelola Perusahaan
Laporan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Data Perseroan
Laporan Keuangan
Corporate Data
Financial Statements
Management Discussion & Analysis
Corporate Governance Report
Corporate Social Responsibilities
37
IHSG
COMPOSITE PRICE INDEX (CPI)
3,2%
Kenaikan IHSG di tahun 2011 CPI surged in 2011
PT Bukit Asam Tbk
. 2011 Annual Report
16
26
Ikhtisar Utama
Informasi Perseroan
Main Highlights
Corporate Information
38
36
Informasi Bagi Investor
46
70
Laporan Manajemen
Laporan Pengelolaan Operasional
Management Report
Oprational Management Report Investors Information
KONDISI PASAR MODAL
CAPITAL MARKET CONDITION
Bayang-bayang krisis finansial kawasan Uni Eropa dan defisit anggaran Amerika Serikat memegang andil besar pada melambatnya kembali tren pemulihan ekonomi pasca krisis di awal 2009. Akibatnya, kondisi perekonomian global di tahun 2011 kembali tertekan yang pada akhirnya mempengaruhi kinerja bursa saham di seluruh dunia.
The European Union financial crisis and American budget deficit that occurred in early 2009 had a significant role in the slow post-crisis economic recovery. Consequently, global economy in 2011 was once again under pressure which eventually affected stock market performance worldwide.
Seiring perkembangan krisis finansial di kawasan Uni Eropa yang semakin merebak di awal kuartal ke III, seluruh bursa utama di berbagai belahan dunia bergejolak. Perdagangan saham pada kuartal ke III berlangsung dengan volatilitas yang tajam dan berpola bearish. Akibatnya, secara umum indeks bursa utama diberbagai kawasan mencatatkan loss di akhir tahun.
The increasingly brewing financial crisis in European Union at the onset of the third quarter had set all major world bourses in an erratic mood. Stock trading in the third quarter was highly volatile in a bearish market. Consequently, overall index in major regional bourses recorded year-end losses.
Kegiatan transaksi di Bursa Efek Indonesia (BEI) mulai kuartal ke 3 di tahun 2011 juga mengalami volatilitas yang tinggi. Setelah naik 13% dari penutupan tahun 2010 di angka 3.703 dan mencapai titik tertinggi pada posisi 4.195, di tanggal 2 Agustus 2011, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kemudian mengalami koreksi dengan volatilitas yang tinggi.
Indonesia Stock Exchange trading activity turned exceptionally volatile starting the third quarter of 2011. After moving up 13% from 2010 year-end closing at 3,703 to stand at the highest position of 4,195, on 2 August 2011 Composite Price Index (CPI) was corrected on the back of volatile trading.
Pada tanggal 19 September 2011 bahkan terjadi koreksi indeks tertinggi dalam perdagangan sehari di BEI. Dibuka pada posisi 3.843, indeks terkoreksi sebesar -15%, turun ke angka 3.428 sebelum akhirnya ditutup pada posisi di angka 3.426 (terkoreksi 10%). Angka indeks perdagangan harian terendah terjadi pada tanggal 26 September, yakni pada angka 3.217,sebelum kemudian secara berangsur-angsur menguat.
On 19 September 2011 one-day trading at IDX was marked by the highest index correction. Opened at 3,843, index was later corrected by -15%, down to 3,428 before finally settled at 3,426 (representing a 10% correction). On 26 September daily trading index hit the lowest, i.e. 3,217, but gradually inched up subsequently.
Pada akhir tahun, IHSG ditutup pada posisi 3.822, atau menguat sebesar 3,2% dari angka penutupan tahun 2010, sebesar 3.703. Kinerja bursa Indonesia tersebut termasuk tiga terbaik di dunia, dibawah Dow-Jones dan Bursa Filipina. Adapun Rata-rata frekuensi transaksi bursa harian adalah sebesar 117.328 kali transaksi dan rata-rata volume transaksi bursa harian sebesar 5,30 miliar unit saham. Nilai kapitalisasi pasar seluruh saham emiten di BEI adalah sebesar Rp3.537 triliun, naik 9% dari Rp3.247 triliun di akhir tahun 2010.
At year-end, CPI was closed at 3,822, or improved by 3.2% from 2010 closing position of 3,703. The performance of Indonesia’s bourse was among the three best world stock market performers, just below Dow-Jones and Philippines Bourse. Average daily bourse trading frequency was 117,328 times and average daily trading volume was 5.30 billion shares. Market capitalization of all issuers at IDX totalled Rp3,537 trillion, up 9% from Rp3,247 trillion at end of 2010.
PT Bukit Asam Tbk
.
Laporan Tahunan 2011
120
184
266
278
305
Pembahasan dan Analisis Manajemen
Laporan Tata Kelola Perusahaan
Laporan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Data Perseroan
Laporan Keuangan
Corporate Data
Financial Statements
Management Discussion & Analysis
Corporate Governance Report
Corporate Social Responsibilities
Volatile stock trading caused blue-chip shares to perform differently. A few posted an increase while the majority experienced declining prices compared to end of 2010.
PTBA Share Performance The Company shares are traded at the Indonesia Stock Exchange (IDX) under trading code PTBA starting December 2002 when the Company launched its Initial Public Offering (IPO). Besides being listed at the main board, PTBA is also listed at Jakarta Mining Index, LQ45 (45 most liquid shares at IDX), Jakarta Islamic Index, Business Index 27 and Kompas Index 100. Similar to bourse condition, in 2011 price movement and trading volume of PTBA shares sharply fluctuated, recording a difference between the highest and the lowest price of Rp11,050. The highest position was reached at the start of the first quarter, i.e. Rp24,900, while the lowest was recorded at the beginning of the fourth quarter, which stood at Rp13,850. At the start of the first quarter, economic recovery euphoria witnessed PTBA shares being actively traded and posting the highest price throughout 2011 before finally closing at Rp21,000 per share at quarter-end. In the second quarter, PTBA share price was relatively stable hovering from Rp20,500 to Rp22.550, closing at Rp20,800. Trading volume during the second quarter tended to decline, only 59.3% of the first quarter, totalling 153,372,500 shares. In the third quarter, European financial crisis and higher bourse volatility brought pressure to PTBA share price which at one time dropped to Rp14,750 and closed at Rp16,800, while trading volume was relatively the same as the second quarter. In the fourth quarter, European crisis and American compound deficit put more burden on world stock markets. PTBA share price had another blow that pushed it down to its lowest position of Rp13,850, before bouncing back to Rp17,350 at bourse closing on 31 December 2011. At that closing position, PTBA share price was corrected by 24.4% from 2010 closing, which was Rp.22,950. Trading volume contracted to 142,550.500 shares or 90.8% of trading volume in the third quarter, totalling 156,941.500 shares. PTBA share evolution is depicted in the following stock highlight graph and table.
39
Seiring volatilitas yang terjadi di bursa, saham-saham dalam kelompok bluechips mencatat kinerja yang bervariasi. Sebagian kecil mencatat kenaikan, namun lebih banyak yang mengalami penurunan harga dibandingkan penutupan di tahun 2010 lalu.
KINERJA SAHAM PTBA Saham Perseroan diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia (BEI) dengan kode perdagangan PTBA sejak Initial Public Offering (IPO) Desember tahun 2002. Selain tercatat di papan utama, saham PTBA tercatat sebagai anggota dari Jakarta Mining Index, LQ45 (45 saham terlikuid di BEI), Jakarta Islamic Index, Indeks Bisnis-27 dan Indeks Kompas 100. Seperti halnya kondisi bursa, pada tahun 2011 perkembangan harga dan volume transaksi saham PTBA berfluktuasi cukup tinggi dengan selisih harga tertinggi dengan harga terendah mencapai Rp11.050. Posisi tertinggi terjadi pada awal kuartal pertama, yakni sebesar Rp24.900 per saham sedangkan posisi terendah terjadi pada awal kuartal ke-empat, yakni sebesar Rp13.850 per saham. Pada awal kuartal pertama, sejalan dengan euforia perbaikan perekonomian, saham PTBA cukup aktif diperdagangkan dan sempat mencatat harga tertingginya selama tahun 2011 sebelum akhirnya ditutup pada posisi Rp21.000 per saham di akhir kuartal. Pada kuartal II, harga saham PTBA relatif stabil pada kisaran harga Rp20.500 sampai Rp22.550 per saham, dengan harga penutupan sebesar Rp20.800 per saham. Volume saham yang diperdagangkan selama kuartal ke II ini cenderung turun, hanya 59,3% dari volume perdagangan di kuartal I, menjadi sebesar 153.372.500 lembar saham. Pada kuartal III, merebaknya krisis di kawasan Eropa dan peningkatan volatilitas bursa membuat harga saham PTBA mulai tertekan. Harga saham PTBA di kuartal ke III ini sempat turun hingga mencapai posisi Rp14.750 sebelum akhirnya ditutup pada harga Rp16.800 persaham. Volume perdagangan relatif sama dengan voume perdagangan di kuartal ke II. Pada kuartal ke IV, masalah krisis Eropa dan defisit berganda Amerika Serikat semakin menekan pasar modal di seluruh dunia. Saham PTBA kembali tertekan hingga mencapai titik terendahnya pada posisi Rp13.850, sebelum pada penutupan bursa di tanggal 31 Desember 2011 ditutup pada harga Rp17.350 per saham. Dengan posisi penutupan tersebut, harga saham PTBA terkoreksi sebesar 24,4% dari posisi penutupan tahun 2010, yang sebesar Rp22.950 per saham. Volume perdagangan semakin mengecil, menjadi 142.550.500 lembar saham atau 90,8% dari volume perdagangan kuartal ke III, yang sebesar 156.941.500 lembar. Pola pergerakan saham PTBA dapat dilihat pada grafik ikhtisar saham dan tabel berikut.
PT Bukit Asam Tbk
. 2011 Annual Report
36
16
26
Ikhtisar Utama
Informasi Perseroan
Main Highlights
Corporate Information
Informasi Bagi Investor
46
70
Laporan Manajemen
Laporan Pengelolaan Operasional
Management Report
40
Oprational Management Report Investors Information
KINERJA SAHAM PERSEROAN DI BURSA EFEK INDONESIA STOCK PERFORMANCE IN INDONESIA STOCK EXCHANGE
26.000
12
24.000 22,000
10
20,000 18,000
Volume Perdagangan Trading Volume
8
16,000 14,000
6
12,000
Harga Saham Share Price
10,000 4
8,000 6,000
26.000 4,000
2
12
0
10
24.000 2,000
DEC
NOV
OCT
SEP
AUG
JUL
JUN
MAY
18,000
APR
FEB
JAN
20,000
MAR
022,000
8
16,000
2011
14,000
6
12,000 10,000 8,000
25
40000
6,000
Harga Saham Share Price
2
4,000
35000
2,000
20
0
DEC
NOV
OCT
SEP
AUG
JUL
JUN
MAY
APR
FEB
MAR
0
JAN
30000
4
Volume Perdagangan Trading Volume
25000
15
Volume Perdagangan Trading Volume
10
Harga Saham Share Price
20000 15000 10000
50
5000 0
DEC
NOV
OCT
SEP
AUG
JUL
JUN
MAY
APR
MAR
FEB
JAN
0
2010
HARGA DAN VOLUME TRANSAKSI SAHAM PER TRIWULAN DI BURSA EFEK INDONESIA (RUPIAH) QUARTERLY STOCK PRICE AND TRANSACTION VOLUME AT THE INDONESIA STOCK EXCHANGE (RUPIAH) 2011 TERTINGGI HIGHEST
TERENDAH LOWEST
PENUTUPAN CLOSING
VOLUME (JUMLAH SAHAM) VOLUME (NO OF SHARES)
Kuartal Pertama
24.900
19.300
21.000
258.793.500
First Quarter
Kuartal Kedua
22.550
20.500
20.800
153.372.500
Second Quarter
Kuartal Ketiga
21.500
14.750
16.800
156.941.500
Third Quarter
Kuartal Keempat
18.800
13.850
17.350
142.550.500
Fourth Quarter
TERTINGGI HIGHEST
TERENDAH LOWEST
PENUTUPAN CLOSING
VOLUME (JUMLAH SAHAM) VOLUME (NO OF SHARES)
Kuartal Pertama
18.300
15.400
17.400
216.763.000
First Quarter
Kuartal Kedua
19.000
15.700
17.250
288.290.000
Second Quarter
Kuartal Ketiga
20.250
16.100
19.450
224.532.500
Third Quarter
Kuartal Keempat
22.950
18.700
22.950
159.664.000
Fourth Quarter
PERIODE
PERIOD
2010 PERIODE
PT Bukit Asam Tbk
.
Laporan Tahunan 2011
PERIOD
120
184
266
278
305
Pembahasan dan Analisis Manajemen
Laporan Tata Kelola Perusahaan
Laporan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Data Perseroan
Laporan Keuangan
Corporate Data
Financial Statements
Management Discussion & Analysis
Corporate Governance Report
Corporate Social Responsibilities
41
Rp17.350 Harga Saham Penutupan tahun 2011
Rp17,350 Closing Share Price year 2011
PT Bukit Asam Tbk
. 2011 Annual Report
16
26
Ikhtisar Utama
Informasi Perseroan
Main Highlights
Corporate Information
36
Informasi Bagi Investor
42
46
70
Laporan Manajemen
Laporan Pengelolaan Operasional
Management Report
Oprational Management Report Investors Information
KRONOLOGI PENCATATAN SAHAM PTBA TANGGAL SAHAM DATE
23 Desember 2002 23 December 2002
PTBA SHARE LISTING CHRONOLOGY
TINDAKAN KORPORASI CORPORATE
KOMPOSISI KEPEMILIKAN OWNERSHIP COMPOSITION
Pra Initial Public Offering (IPO) Pre Initial Public Offering
Negara: State:
100%
Initial Public Offering
Negara: State: Publik: Public:
83,74%
Negara: State: Publik: Public:
70,28%
Negara: State: Publik: Public: Hasil konversi Waran Seri I: Result of Series I Warant:
70,19%
Negara: State: Publik: Public: Hasil konversi Waran Seri I: Result of Series I Warant:
65,02%
Negara: State: Publik: Public:
65,02%
Privatisasi dengan menawarkan 346,5 juta saham Seri B milik Pemerintah dan 31,5 juta saham baru milik Perseroan. Privatization by offering 346.5 million series B shares oowned by the Government and 31.5 million new shares owned by the Company.
16,26%
Pada IPO ini, Perseroan juga menerbitkan waran Seri I sebanyak 173,25 juta yang diberikan kepada pemegang saham, kecuali Negara Republik Indonesia, yang dapat dilaksanakan hingga 22 Desember 2005. In this IPO, the Company also issued 173.25 million Series I warrants to the shareholders, excluding the state of Republic of Indonesia, that may be exercised until 22 December 2005. 25 Juni 2004 25 June 2004
Divestasi Lanjutan Further Divestment Pemerintah menawarkan sahamnya sejumlah 286,9 juta tanpa adanya penerbitan saham baru. The Government offered its 286.9 million without any issuance of new shares.
31 Desember 2004 31 December 2004
22 Desember 2005 22 December 2005
Masa Konversi Waran Seri I Berakhir Series I Warrant expire date
31 Desember 200531 Desember 2010 31 December 200531 December 2010
PT Bukit Asam Tbk
.
Laporan Tahunan 2011
29,72%
29,68%
0,13%
27,49%
7,49%
34,98%
120
184
266
278
305
Pembahasan dan Analisis Manajemen
Laporan Tata Kelola Perusahaan
Laporan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Data Perseroan
Laporan Keuangan
Corporate Data
Financial Statements
Management Discussion & Analysis
Corporate Governance Report
Corporate Social Responsibilities
43
SHAREHOLDERS REGISTER
PEMEGANG SAHAM
The Company’s Authorized Capital consists of one Dwi Warna Series A share at a par value of Rp500 and 7,999,999,999 Series B shares (ordinary shares) at a par value of Rp3,999,999,999,500 totalling Rp4,000,000,000,000 (four trillion Rupiah).
Modal Dasar Perseroan terdiri atas 1 (satu) lembar saham Seri A Dwi Warna dengan nilai nominal Rp500 dan 7.999.999.999 lembar saham Seri B (saham biasa) dengan nilai nominal Rp3.999.999.999.500 sehingga total modal dasar Perseroan adalah senilai Rp4.000.000.000.000 (empat triliun Rupiah).
Komposisi Pemegang Saham Perseroan pada Akhir Tahun 2011 DAN 2010 Composition of the Company’s Shareholders at End of the Year 2011 DAN 2010
JUMLAH SAHAM
KEPEMILIKAN
%
TOTAL SHARE
2011
2010
2011
OWNERSHIP 2010
Pemodal Nasional Negara Republik Indonesia
Indonesian Investors 1.498.087.500
1.498.087.500
65,02
65,02
Investor Domestik
Republic of Indonesia Domestic Investor
- Perorangan Indonesia
51.518.254
29.884.153
2,2359
1,297
- Indonesian Individual
- Pemerintah Daerah
28.261.000
28.261.000
1,2265
1,227
- Local Government
- Karyawan
25.000
26.000
0,0011
0,001
- Employee
- Koperasi
65.000
12.500
0,0028
0,001
- Cooperative
- Yayasan
3.836.500
2.406.000
0,1665
0,104
- Foundation
- Dana Pensiun
33.891.000
29.983.500
1,4709
1,301
- Pension Fund
- Asuransi
85.481.500
51.276.000
3,7099
2,225
- Insurance
-
10.000
-
0,000
- Bank
100.941.195
85.000.549
4,3809
3,689
- Limited Liability Company
70.186.094
77.474.500
3,0461
3,362
- Mutual Fund
1.872.293.043
1.802.421.702
81,26
78,23
Subtotal
- Bank - Perseroan Terbatas - Reksadana Subtotal Pemodal Asing
Foreign Investor
- Perorangan Asing
872.000
459.900
0,0378
0,020
- Foreign Individual
- Badan Usaha Asing
430.966.807
501.250.248
18,7041
21,754
- Foreign Company
Subtotal
431.838.807
501.710.148
18,74
21,77
2.304.131.850
2.304.131.850
100,00
100,00
Total
Subtotal Total
Status Kepemilikan Saham oleh Direksi Share Ownership by the Directors NAMA NAME
2011
2010
LEMBAR SAHAM NUMBER OF SHARE
% JUMLAH SAHAM % TOTAL SHARE
LEMBAR SAHAM NUMBER OF SHARE
% JUMLAH SAHAM % TOTAL SHARE
Ir. Sukrisno*
--
--
200.000
0,00868
Ir. Drs. Mahbub Iskandar*
--
--
113.000
0,00490
60.000
0,00260
60.000
0,00260
60.000
0,00260
373.000
0,01619
Ir. Milawarma, M.Eng
*) Tugas sebagai Direksi Perseroan berakhir tanggal 22 Des 2011 *) Term of office ended 22 December 2011
PT Bukit Asam Tbk
. 2011 Annual Report
16
26
Ikhtisar Utama
Informasi Perseroan
Main Highlights
Corporate Information
36
Informasi Bagi Investor
46
70
Laporan Manajemen
Laporan Pengelolaan Operasional
Management Report
44
Oprational Management Report Investors Information
Komposisi Pemegang Saham yang Memiliki Saham <5% Composition of Shareholders with Equity of <5% URAIAN
2011
%
2010
%
LOKASI
DESCRIPTION LOCATION
Domestik
374.077.543
46
304.334.202
38
Domestic
Asing
431.966.807
54
501.710.148
62
Foreign
Total
806.044.350
100
806.044.350
100
JENIS INVESTOR
Total TYPE OF INVESTOR
Ritel Institusi Total
52.415.254
7
30.370.053
4
753.629.096
93
775.674.297
96
806.044.350
100
806.044.350
100
Retail Institution Total
DIVIDEN DAN KEBIJAKAN DIVIDEN
DIVIDEND POLICY
Perseroan menetapkan kebijakan penggunaan laba bersih hasil operasional selama satu tahun buku dan membayar dividen secara tunai atas laba bersih setelah memperhatikan tingkat laba yang diperoleh, jumlah cadangan yang harus disisihkan dan rencana pengembangan usaha. Hal ini sesuai dengan isi Prospektus pada saat penawaran saham perdana, yang menyatakan Perseroan akan membayarkan dividen minimal 30 persen dari laba bersih, kecuali ditentukan lain oleh Rapat Umum Pemegang Saham.
In accordance with the Company’s Articles of Association, it is the Company’s policy to appropriate net operating profit earned during the whole accounting year to pay cash dividend after taking into account the rate of profit earned, allowance for reserves and business expansion program. The amount of dividend paid to all shareholders is determined by General Meeting of Shareholders.
Kebijakan tersebut merupakan bagian dari komitmen Perseroan untuk menciptakan manfaat terbaik bagi para pemegang saham.
PT Bukit Asam Tbk
.
Laporan Tahunan 2011
This policy is part of the Company’s commitment to provide optimum shareholders’ return.
120
184
266
278
305
Pembahasan dan Analisis Manajemen
Laporan Tata Kelola Perusahaan
Laporan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Data Perseroan
Laporan Keuangan
Corporate Data
Financial Statements
Management Discussion & Analysis
Corporate Governance Report
Corporate Social Responsibilities
45
For accounting year 2011, PTBA paid an interim dividend of Rp103.46 per share on 15 December 2011.
Pada tahun 2011, PTBA kembali membagikan dividen interim tahun buku 2011 sebesar Rp103,46 per saham yang sudah dilaksanakan pada tanggal 15 Desember 2011.
During the past few years, the amount of dividend paid has always been above the minimum rate. In 2011 along with business growth, dividend payout ratio was 60% of 2010 profit, as shown in the following table.
Dalam beberapa tahun terakhir, besaran dividen yang dibagikan selalu lebih besar dari batasan rasio pembayaran tersebut diatas. Tahun 2011, rasio pembayaran ditetapkan sebesar 60% dari laba tahun buku 2010. Hal tersebut ditunjukkan pada tabel berikut.
TAHUN BUKU
LABA BERSIH
DIVIDEN YANG DIBAGIKAN
DIVIDEN PER SAHAM
NET INCOME
DIVIDEND PAID
DIVIDEND PER SHARE
RASIO PEMBAYARAN DIVIDEND PAYOUT RATIO
(Juta Rp) (Million Rp)
(Juta Rp) (Million Rp)
(Rp)
(%)
2005
467.060
233.530
101,35
50
2006
485.670
242.835
105,39
50
2007
760.207
380.104
164,97
50
2008
1.707.770
853.885
371,05
50
2009
2.727.734
1.227.480
532,73
45
2010
2.008.891
1.205.335
523,12
60
ACCOUNTING YEAR
PT Bukit Asam Tbk
. 2011 Annual Report
16
26
36
Ikhtisar Utama
Informasi Perseroan
Informasi Bagi Investor
Main Highlights
Corporate Information
Investors Information
46
46
Laporan Manajemen
70 Laporan Pengelolaan Operasional Operational Management Report
Management Report
LAPORAN KOMISARIS UTAMA REPORT FROM THE PRESIDENT COMMISSIONERS
Pengembangan kompetensi Sumber Daya Manusia dan peningkatan kualitas pengelolaan risiko untuk menjamin keberhasilan Perseroan dalam mengembangkan usaha serta menciptakan level kinerja baru yang berkesinambungan dalam jangka panjang. Human resource development and risk management enhancement for a successful venture in sustaining corporate business development to reach a new performance level.
PT Bukit Asam Tbk
.
Laporan Tahunan 2011
120
184
266
278
305
Pembahasan dan Analisis Manajemen
Laporan Tata Kelola Perusahaan
Laporan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Data Perseroan
Laporan Keuangan
Corporate Data
Financial Statements
Management Discussion & Analysis
Corporate Governance Report
Corporate Social Responsibilities
47
Patrialis Akbar, SH, MH Komisaris Utama President Commissioners
PT Bukit Asam Tbk
. 2011 Annual Report
16
26
36
Ikhtisar Utama
Informasi Perseroan
Informasi Bagi Investor
Main Highlights
Corporate Information
Investors Information
48
46
Laporan Manajemen
70 Laporan Pengelolaan Operasional Operational Management Report
Management Report
Para Pemegang Saham yang Terhormat, Mewakili Dewan Komisaris, pertama-tama saya ingin menggunakan kesempatan ini untuk menyampaikan ungkapan syukur kehadirat-Nya atas pencapaian keberhasilan kinerja Perseroan selama tahun 2011 dengan baik. Sebagaimana diketahui, perekonomian global di tahun 2011 lalu kembali dibayangi oleh ketidakpastian dan merebaknya krisis fiskal di beberapa negara kawasan Eropa maupun defisit ganda Amerika Serikat. Krisis yang merebak sejak kuartal ketiga tersebut menyebabkan pertumbuhan perekonomian global kembali melambat dan sempat membuat guncangan di pasar modal seluruh dunia. Beruntung kawasan Asia Pasifik dengan motor pertumbuhan China dan India juga Indonesia tetap mencatatkan pertumbuhan perekonomian yang cukup tinggi, sehingga harga-harga komoditas utama pertambangan, perkebunan dan industri Indonesia relatif terjaga.
To our distinguished shareholders, First of all, on behalf of the the Board of Commissioners I would like to thank God in the highest for the Company’s success in closing 2011 with good results. The world economy throughout 2011 was once again marked by uncertainty and fiscal crisis in a few European countries accompanied by double digit deficit in the United States of America. The crisis that had started in the third quarter inhibited global economic growth and caused an immense shake-up in the world stock market. Fortunately, the Asia Pacific region, motored by China, India and Indonesia, recorded steady growth and prices of Indonesia’s major commodity like mining, plantation and base industry are relatively stable.
Kondisi tersebut membuat perekonomian Indonesia di tahun 2011 mampu tumbuh dengan baik. Peningkatan konsumsi domestik dan kestabilan makro ekonomi mendorong GDP Indonesia tumbuh sebesar 6,5% lebih tinggi dari pertumbuhan tahun 2010, sebesar 6,1%. Stabilitas politik dan keamanan yang terjaga dan tingkat likuiditas keuangan yang terpelihara menyebabkan peringkat utang luar negeri Indonesia masuk kategori investment grade, sebagaimana dilansir oleh Fitch Ratings (peringkat BBB-) dan Moody’s Investor Service (peringkat Baa3). Banyak ekonom meyakini hal tersebut mengindikasikan prospek perekonomian Indonesia semakin cerah di masa mendatang, sehingga peluang pertumbuhan usaha bagi Perseroan pun semakin terbuka.
The foregoing condition made room for Indonesia’s economy to grow favorably. Higher domestic consumption and macro economic stability resulted in Indonesia’s GDP rising to 6.5%, higher than 2010 growth of 6.1%. Well-maintained political and economic stability and manageable liquidity improved Indonesia’s foreign loan rating to investment grade as released by Fitch Ratings (BBB-) and Moody’s Investor Service (Baa3). Many economists are of the opinion that this is an indication that Indonesia’s economy will see a bright future and consequently the Company can expect a better opportunity for business growth.
Kondisi umum Perseroan
Overall Condition of the Company
Pada tahun 2011, produksi batubara Perseroan berhasil ditingkatkan 3,9% menjadi sebesar 12,95 juta ton. Volume penjualan batubara juga naik 4,0% menjadi 13,47 juta ton. Perseroan mampu memanfaatkan kondisi membaiknya harga jual batubara di pasar domestik maupun ekspor sehingga mencatat kinerja keuangan yang baik, yaitu mencapai total nilai penjualan meningkat menjadi sebesar Rp10,58 triliun, atau naik 33,8% dari nilai penjualan 2010, yang sebesar Rp7,91 triliun.
In 2011, the Company’s coal production was raised by 3.9% to 12.95 million tons and sales volume grew 4.0% to stand at 13.47 million tons. The Company was able to capitalize on the improving coal prices in both domestic and export markets to achieve good financial results, posting an increase in total sales to reach Rp10.58 trillion, or up 33.80% from 2010 sales of Rp7.91 trillion.
Perseroan juga berhasil menjalankan efisiensi operasional sehingga persentase peningkatan beban pokok penjualan maupun beban usaha dapat ditekan di bawah persentase peningkatan penjualan. Perseroan meraih laba bersih sebesar Rp3,09 triliun pada tahun 2011, naik secara signifikan sebesar 53,6% dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Akibatnya, laba bersih per saham juga naik dengan persentase yang sama dari Rp872 pada 2010 menjadi Rp 1.339 pada 2011. Kenaikan laba bersih tersebut terjadi karena adanya peningkatan pendapatan usaha yang lebih tinggi dibandingkan kenaikan harga pokok penjualan dan beban usaha. Kenaikan pendapatan usaha terutama dapat dicapai baik karena meningkatnya harga jual dan maupun volume penjualan batubara pada periode tersebut dibandingkan dengan pada periode yang sama tahun 2010.
PT Bukit Asam Tbk
.
Laporan Tahunan 2011
The Company succeeded in promoting operating efficiency that put cost of sales and operating cost increase below sales increase by percentage. Net income was recorded at Rp3.09 trillion in 2011, a significant increase of 53.6% from the previous year. Consequently, net earning per share also improved by the same percentage from Rp872 in 2010 to Rp 1,339 in 2011. Net income escalated because increase of operating income was higher than increase of cost of sales and operating cost. Operating income increase was mainly due to higher coal selling price and sales volume during the period compared to the same period in the preceding year.
120
184
266
278
305
Pembahasan dan Analisis Manajemen
Laporan Tata Kelola Perusahaan
Laporan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Data Perseroan
Laporan Keuangan
Corporate Data
Financial Statements
Management Discussion & Analysis
Corporate Governance Report
Corporate Social Responsibilities
In line with the encouraging financial and operating improved performance, the Company continued to carry through a number of development plans. Predicting that future demand and price of mining commodity remain promising, during the year the Company proceeded with the construction of few facilities that will make loading and discharging at mines and ports more effective. The Company has also replaced main mining equipment with a bigger capacity and concluded the relocation of BWE system, including trial run of its own 3x10 MW TPP in Tanjung Enim to support BWE system operation and to meet operating requirements at the mine sites. The Company has intensified the joint operation with PT KAI to constantly upgrade the loading capacity and quality of the existing railway track. The entire program was put into place because we aim to reach PTBA Golden Era as constantly communicated to all stakeholders to consistently improve performance and preserve the Company’s positive image. However, the evolving global and national economic, particularly stock market, condition at end of 2011 that was not as promising as 2010 also affected the Company’s performance which was reflected in its share price. At the close of 2011 bourse trading the Company’s share price was quoted at Rp17,350.
SUPERVISION AND EVALUATION OF THE MANAGEMENT’S PERFORMANCE During the year, the Board of Commissioners supervised the Board of Directors’ policy, management mechanism and the Company’s operations and gave direction and counsel to the Directors. The Board of Commissioners holds regular consultative meetings with the Board of Directors who is supported by Audit Committee, Nomination, Remuneration and HRD Committee, GCG Committee and Insurance, Business Risk and PostMining Committee in its day-to-day work. Based on the evaluation of the year’s operating results, the Board of
We request the Board of Directors to constantly innovate to make the Company’s business operations more efficient.
49
Sejalan dengan peningkatan kinerja keuangan dan kinerja operasional tersebut, Perseroan terus bergerak merealisasikan berbagai rencana pengembangan yang telah ditetapkan. Dengan perkiraan tetap baiknya permintaan dan terjaganya harga komoditas tambang di masa-masa mendatang, pada tahun pelaporan ini, Perseroan terus merealisasikan rencana pembangunan berbagai fasilitas yang akan mampu mendukung peningkatan efektifitas bongkar muat di areal tambang maupun di pelabuhan. Perseroan juga telah merealisasikan penggantian alat tambang utama dengan kapasitas yang lebih besar dan juga telah menyelesaikan proses pemindahan BWE system, termasuk menguji coba PLTU di Tanjung Enim skala 3x10 MW milik sendiri guna mendukung operasional BWE system maupun untuk memenuhi kebutuhan operasional di areal tambang. Perseroan juga telah semakin mengintensifkan kerjasama dengan PT KAI dalam upaya secara terus menerus ditingkatkannya kapasitas dan kualitas angkut batubara melalui jalur eksisting kereta api. Seluruh pelaksanaan program tersebut adalah bagian dari upaya merealisasikan era PTBA Emas yang telah menjadi tekad Perusahaan ke depan dan senantiasa dikomunikasikan kepada seluruh pemangku kepentingan untuk menjaga agar peningkatan kinerja secara terus menerus dan juga citra Perseroan tetap positif. Namun demikian, dengan berkembangnya berbagai kondisi eksternal di tingkat global dan nasional, terutama kondisi pasar modal di akhir tahun 2011 yang tidak sebaik tahun 2010, juga telah mempengaruhi kinerja Perseroan yang tercermin juga pada harga saham Perseroan. Harga saham Perseroan di akhir perdagangan bursa tahun 2011 ditutup pada harga Rp17.350 per saham.
PENGAWASAN DAN PENILAIAN ATAS KINERJA MANAJEMEN Pada tahun pelaporan, Dewan Komisaris senantiasa menjalankan tugas pengawasan serta memberikan arahan dan nasihat kepada Direksi terhadap kebijakan manajemen, mekanisme kepengurusan dan operasional Perseroan yang dilaksanakan oleh Direksi. Dewan Komisaris secara rutin melakukan rapat-rapat konsultatif dengan Direksi Perseroan yang dalam pelaksanaan tugasnya juga didukung oleh Komite Audit, Komite Nominasi, Remunerasi & PSDM, Komite GCG, serta Komite Asuransi, Risiko Usaha & Pasca Tambang. Berdasarkan evaluasi atas kinerja operasional di tahun
Kami meminta Direksi untuk senantiasa melakukan inovasi-inovasi operasional sehingga Perseroan dapat beroperasi dengan lebih efisien.
PT Bukit Asam Tbk
. 2011 Annual Report
16
26
36
Ikhtisar Utama
Informasi Perseroan
Informasi Bagi Investor
Main Highlights
Corporate Information
Investors Information
50
46
Laporan Manajemen
70 Laporan Pengelolaan Operasional Operational Management Report
Management Report
pelaporan, Dewan Komisaris meminta Direksi untuk terus melakukan inovasiinovasi operasional sehingga Perseroan dapat menjaga dan meningkatkan margin operasional maupun efisiensinya, serta meningkatkan daya saing dalam menangkap peluang peluang baru usaha, misalnya dalam merespons permintaan batubara kalori lebih rendah yang cenderung semakin tinggi. Direksi diminta untuk menjaga komitmen kerjasama strategis dengan PT KAI yang telah tertuang dalam perjanjian Coal Transport Agreement (CTA) guna menjamin peningkatan daya angkut batubara dari areal tambang ke pelabuhan sehingga volume penjualan dapat ditingkatkan secara bertahap di masa mendatang. Skema CTA yang memungkinkan dikenakannya denda pada salah satu pihak yang tidak berhasil memenuhi komitmen harus dicermati dengan implementasi perencanaan kegiatan penambangan yang harus semakin berkualitas. Direksi juga diminta untuk memberi perhatian lebih pada realisasi proyekproyek pengembangan yang dapat bersinergi dengan upaya pemanfaatan potensi sumber daya dan peningkatan efisiensi operasional yang masih dalam kaitan pengembangan “core competency”, di antaranya seperti pembangunan PLTU mulut tambang, baik untuk penggunaan sendiri maupun untuk dijual kepada pihak ketiga (PLN) dan pemanfaatan potensi CBM. Dewan Komisaris juga merekomendasikan agar Direksi melakukan upaya-upaya yang lebih lugas dan cermat untuk mengamankan wilayahwilayah konsesi maupun dalam menjaga aset Perseroan, termasuk dengan menggunakan ahli hukum dan tim yang kompeten di bidang korporasi dan perizinan.
Commissioners requests the Board of Directors to make ongoing innovations so as to enable the Company to increase operating margin, efficiency and competitive advantage in seizing new business opportunities in response to higher demand for low-calorie coal. The Board of Directors is expected to honor our commitment to the strategic cooperation with PT KAI as laid down in the Coal Transport Agreement (CTA) to enhance the capacity of coal transportation from the mine sites to the port so as to gradually increase sales volume in the future. CTA scheme that provides for penalty imposition on either party that fails to honor its commitment should be taken into consideration by making better mining plans. The Board of Directors is also requested to pay more attention to development projects that may produce synergy when combined with exploiting resources and enhancing operating efficiency in relation to developing core competency, such as constructing mine mouth TPP for the Company’s own purpose or for sale to third party (PLN) and exploiting CBM potentials. The Board of Commissioners suggests that the Board of Directors take more assertive and prudent actions in protecting the Company’s concession areas and assets, and engage professional legal consultants and teams who are conversant with corporate and licensing matters. The Board of Commissioners appreciates the Board of Directors and its supporting corps for a job well done through hard work and dedication that brought good results in operating and financial performance as well as long-term business development.
PT Bukit Asam Tbk
.
Laporan Tahunan 2011
120
184
266
278
305
Pembahasan dan Analisis Manajemen
Laporan Tata Kelola Perusahaan
Laporan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Data Perseroan
Laporan Keuangan
Corporate Data
Financial Statements
Management Discussion & Analysis
Corporate Governance Report
Corporate Social Responsibilities
51
Berdasarkan hasil yang telah dicapai baik di bidang operasional, keuangan dan perintisan realisasi pembangunan jangka panjang, Dewan Komisaris memberikan apresiasi atas kerja keras dan dedikasi Direksi dan seluruh jajaran pendukung di bawahnya dalam melaksanakan tugasnya sepanjang tahun pelaporan.
Peningkatan Kualitas Penerapan Tata Kelola Perusahaan yang Baik Untuk lebih meningkatkan peran pengawasan dan praktik tata kelola yang baik, Dewan Komisaris dan Direksi telah merealisasikan program pengkajian dan perumusan kembali Board Manual. Kajian ditujukan untuk lebih meningkatkan efektivitas pelaksanaan tata kelola perusahaan yang baik serta memberikan nuansa keseimbangan pelaksanaan peran masingmasing, baik Dewan Komisaris di bidang pengawasan dan Direksi di bidang operasional, sehingga akan tercipta mekanisme check and balances yang lebih optimal.
Better Quality of Good Corporate Governance Practice For better quality of supervision and good corporate governance practice, the Board of Commissioners and the Board of Directors have reviewed and rewritten the Board Manual. The review was made to enhance effective implementation of good corporate governance and emphasize the balance between the Board of Commissioners in supervisory function and the Board of Directors in operational function, so as to create an optimum check and balances mechanism. The Board of Commissioners always supports and encourages the implementation of whistle-blowing system to improve good corporate governance practice from the accountability and responsibility point of view. Further, the Board of Commissioners with the support of the Committees has asked the Board of Directors to intensify socialization and internalization of various up-dates of good corporate governance practice in the latest GCG Manual consisting of Board Manual, Code of Conduct, and GCG Code. Correction and improvement of good corporate governance practice should be an ongoing effort as the corporate value of a progressive, professional and noble-minded company. For that purpose, the Board of Commissioners has also reminded the Board of Directors to make periodic evaluation through assessment of GCG practice, either by itself or by an independent competent consultant for a feedback in constantly enforcing GCG best practices for sustainable improvement in the coming years.
Dewan Komisaris juga terus mendukung dan mendorong penuntasan mekanisme pelaporan pelanggaran (whistle-blowing system) guna meningkatkan kualitas penerapan GCG dari sisi akuntabilitas dan responsibilitas. Selain itu, Dewan Komisaris dengan didukung oleh Komite-Komite telah meminta Direksi untuk semakin mengintensifkan upaya sosialisasi dan internalisasi berbagai up date tentang ketentuan tentang tata kelola perusahaan dalam Manual GCG terbaru yang terdiri dari Board Manual, Code of Conduct, dan GCG Code. Perbaikan dan peningkatan penerapan prinsip prinsip tata kelola perusahaan yang baik harus terus dibina dan ditingkatkan agar menjadi budaya perusahaan yang maju, profesional dan berintegritas. Untuk itu, Dewan Komisaris juga telah mengingatkan Direksi agar secara periodik melakukan evaluasi melalui assesment tentang penerapan GCG, baik yang dilakukan secara internal sendiri maupun oleh konsultan indipenden yang kompeten untuk mendapatkan masukan kembali (feedback) bagi peningkatan secara terus menerus best practices penerapan GCG di masa mendatang melalui prinsip-prinsip sustainable improvement.
Pelaksanaan Tanggung jawab Sosial Perusahaan Perseroan terus berupaya menunjukkan komitmen dan inisiatif tanggung jawab sosial dan lingkungan melalui pelaksanaan serangkaian program yang meliputi PKBL, Bina Wilayah, pengelolaan dan pemantauan lingkungan, serta program-program lain yang memberikan dampak ganda bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat sekitar. Dengan pengawasan Dewan Komisaris, Direksi merencanakan dan melaksanakan berbagai program tanggung jawab sosial perusahaan (Corporate Social Responsibility/CSR) secara terintegrasi dengan melibatkan berbagai unsur masyarakat, lingkungan dan juga internal Perseroan. Hal
PT Bukit Asam Tbk
. 2011 Annual Report
16
26
36
Ikhtisar Utama
Informasi Perseroan
Informasi Bagi Investor
Main Highlights
Corporate Information
Investors Information
52
46
Laporan Manajemen
70 Laporan Pengelolaan Operasional Operational Management Report
Management Report
Kami meminta Direksi agar memberi perhatian lebih pada pembentukan karakter dan integritas moral SDM Perusahaan yang berjalan seiring dengan peningkatan kompetensi maupun pemberian remunerasi yang berbasis kinerja.
We ask that the Board of Directors be more concerned with the Company’s human resource character and moral integrity building in line with competence upgrading and performance-based remuneration awarding.
ini dimaksudkan untuk lebih menjamin terciptanya keseimbangan antara manfaat dari hasil operasional secara bisnis Perusahaan maupun secara sosial dan ekonomi bagi kepentingan masyarakat melalui program program CSR Perseroan. Dengan demikian keberadaan perusahaan benar benar dapat dirasakan tidak hanya dalam hasil akhir manfaatnya tetapi juga dalam pelaksanaannya juga dapat melibatkan partisipasi seluruh pihak sehingga turut andil dalam mewujudkan penerapan program-program CSR secara berkelanjutan. Dewan Komisaris mendukung upaya Direksi yang senantiasa melakukan koordinasi intensif dengan pihak Pemerintah Daerah dan masyarakat setempat, agar program-program CSR yang digulirkan dapat bersinergi dengan program pemerintah dan kebutuhan masyarakatnya secara tepat guna dan membawa manfaat terbaik bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat.
PERFORMANCE OF CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY
Dalam bidang lingkungan, Dewan Komisaris juga mengingatkan kepada Direksi agar senantiasa menerapkan akuntabilitas dalam menjaga kualitas lingkungan, serta terus melaksanakan penerapan tata kelola perusahaan agar sesuai dengan standar dan sistem akreditasi yang terkait dengan aspek lingkungan, seperti ISO 9001: 2000 dan ISO 14001: 2004 serta melaksanakan praktek praktek berdasarkan prinsip green mining untuk menjamin terlaksananya aplikasi sistem kerja yang berkualitas dan ramah lingkungan. Dewan Komisaris memberikan apresiasi kepada jajaran Direksi dan seluruh stafnya sehingga Perseroan kembali berhasil mempertahankan peringkat PROPER Hijau, dari Kementerian Lingkungan Hidup.
PENINGKATAN KOMPETENSI SDM Dewan Komisaris mendukung pengembangan dan pemanfaatan Assessment Centre untuk mendapatkan manajemen madya maupun utama yang kompeten dalam melaksanakan tugas dan fungsinya. Dewan Komisaris juga mengapresiasi pola penyusunan rencana pengembangan tahunan SDM yang selalu mengedepankan tiga langkah strategis, yakni: 1) Pengembangan dan pemenuhan kompetensi Pegawai serta penyiapan Manajemen/Pemimpin perusahaan yang profesional, 2) Penyelarasan
PT Bukit Asam Tbk
.
Laporan Tahunan 2011
The Company never stops delivering its commitment to and initiative for corporate social responsibility (CSR) through a variety of programs like Partnership and Community Development Program, Area Development Program, environmental management and monitoring, and other programs with multiple benefit to the neighboring community. Under the supervision of the Board of Commissioners, the Board of Directors plans and conducts integrated CSR programs, involving people from the adjacent community and within the Company. This is aimed at balancing the benefit of the Company’s business results and the socio-economic advantage to the community through the Company’s CSR activities. This way the Company’s presence is felt not only in its end-result but also in the engagement of community members in realizing the Company’s sustainable CSR program. The Board of Commissioners is always behind the Board of Directors in coordinating intensively with the local Administration and community, so that the programs launched can build synergy with government program and prove effective and beneficial for the community’s welfare. In managing the environment, the Board of Commissioners also reminds the Board of Directors to adopt accountability principle in environmental conservation and implement good corporate governance practice in accordance with the accredited system and standard in relation to environment, such as ISO 9001: 2000 and ISO 14001: 2004 and practise green mining principle to ensure the application of good and eco-friendly working system. The Board of Commissioners appreciates the Board of Directors and all its staff members for their contribution that has enabled the Company to maintain its GREEN PROPER rating from the Ministry of Environment.
120
184
266
278
305
Pembahasan dan Analisis Manajemen
Laporan Tata Kelola Perusahaan
Laporan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Data Perseroan
Laporan Keuangan
Corporate Data
Financial Statements
Management Discussion & Analysis
Corporate Governance Report
Corporate Social Responsibilities
HUMAN RESOURCE COMPETENCE DEVELOPMENT The Board of Commissioners endorses the development and use of Assessment Centre to recruit senior and middle management personnel who are knowledgeable in their job and function. We also appreciate the concept of drawing up annual human resource development program which constantly prioritizes three strategic steps, i.e.: 1) developing and realizing employee potentials and preparing professional management candidates, 2). establishing organizational alignment and improving HR management system, and 3) cultivating culture of excellence. The Board of Commissioners highly values the meaningful progress made by the Board of Directors in managing and upgrading human resource competence. We suggest that the Board of Directors be more concerned with nurturing corporate culture and ensuring personnel’s good quality and performance that should go hand in hand with providing competence upgrade and performance-based remuneration. We recommend the drawing up of competencebased human recource long-term plan that should correspond with the Company’s corporate long-term plan. Hopefully, all the efforts towards character building, competence upgrading and performancebased remuneration awarding can bring optimal effect on realizing PTBA Golden Era and create a higher performance level.
FUTURE OUTLOOK AND BUSINESS STRATEGY The Board of Commissioners has reminded the Board of Directors to beware of the effects of current or future global economic downturn on coal demand or declining energy commodity prices that may affect the Company’s business operations. However, we have also advised the Board of Directors to observe any business oppotunity and fully develop other strategic potentials that the Company has on hand or will have in the future. This means that when world economy is back to normal, the Company is ready to fill the increasing demand for commodity and the accompanying price hike to allow optimum operating margin and rate of return.
53
(alignment) organisasi dan Penyempurnaan Sistem Manajemen SDM dan 3) Pembentukan Budaya Unggul. Dewan Komisaris mengapresiasi kemajuan-kemajuan berarti yang telah dicapai Direksi dalam mengelola dan meningkatkan kompetensi sumber daya manusia. Direksi diminta memberi perhatian lebih pada pembentukan corporate culture yang didukung oleh kualitas dan kinerja SDMnya yang berjalan seiring dengan peningkatan kompetensi dan pemberian remunerasi berbasis kinerja. Dewan Komisaris merekomendasikan penyusunan Rencana Jangka Panjang (RJP) SDM berbasis kompetensi yang senantiasa dikaitkan dengan penyusunan dan realisasai RJP Perseroan. Sehingga upaya pembentukan karakter, peningkatan kompetensi dan pemberian remunerasi berbasis kinerja tersebut memberi dampak yang optimal bagi percepatan realisasi era PTBA Emas dan pencapaian level baru yang semakin berkualitas bagi peningkatan kinerja Perseroan.
PROSPEK DAN STRATEGI BISNIS DI MASA DEPAN Dewan Komisaris mengingatkan Direksi agar mewaspadai indikasi dampak akibat pelemahan perekonomian global yang terjadi selama masa pelaporan ataupun di masa mendatang terhadap dinamika permintaan maupun kemungkinan terjadi penuruna harga komoditas energi yang dapat mempengaruhi kinerja perusahaan pada tahun berjalan. Namun demikian, Dewan Komisaris juga memberi arahan agar Direksi dapat melihat peluang peluang yang ada, dan semakin intensif dalam mengoptimalkan pengembangan potensi strategis lainnya yang dimiliki Perseroan saat ini dan di masa mendatang. Hal ini dimaksudkan agar pada saat perekonomian global kembali pulih, Perseroan telah siap mengisi dan memanfaatkan peningkatan permintaan komoditas dan peningkatan harga yang menyertainya sehingga mampu memberikan margin operasional dan imbal hasil yang lebih optimal. Untuk terus melanjutkan pengembangan potensi lain seperti pemanfaatan kandungan CBM dan pembangunan PLTU, baik di mulut tambang maupun non mulut tambang untuk memperoleh sumber pendapatan baru dan mendapatkan efisiensi operasional, Dewan Komisaris meminta Direksi
The Board of Directors is also expected to continue exploiting other potentials such as CBM, and constructing mine mouth or non-mine mouth TPP for obtaining new source of income and operating efficiency. The Board of Commissioners encourages the Board of Directors to observe the work progress, particularly the impact on the surrounding environment and community, and to anticipate anything that may turn up.
PT Bukit Asam Tbk
. 2011 Annual Report
16
26
36
Ikhtisar Utama
Informasi Perseroan
Informasi Bagi Investor
Main Highlights
Corporate Information
Investors Information
54
46
Laporan Manajemen
70 Laporan Pengelolaan Operasional Operational Management Report
Management Report
agar senantiasa mencermati tahapan perkembangan pelaksanaannya, terutama dampak lingkungan dan dampak terhadap masyarakat sekitar serta mengantisipasi segala kemungkinan yang terjadi.
Pergantian Anggota Dewan Komisaris dan Direksi Pada tahun pelaporan telah dilaksanakan pergantian anggota Dewan Komisaris dan Direksi. Melalui RUPST yang diselenggarakan pada tanggal 9 Juni 2011, saudara Imam Apriyanto Putro telah ditetapkan dan bertugas sebagai Komisaris Perseroan sejak penutupan RUPS dimaksud sampai tahun ke-5 (kelima) setelah tanggal pengangkatannya. Kemudian melalui RUPSLB yang diselenggarakan pada tanggal 22 Desember 2011, saudara Supriyadi telah diberhentikan dengan hormat dari jabatannya sebagai Komisaris Utama Perseroan. Untuk itu, mewakili Dewan Komisaris dan seluruh jajaran Manajemen, saya menghaturkan ucapan terima kasih atas sumbangan tenaga dan pikirannya selama masa bakti saudara Suprijadi sebagai Komisaris Utama Perseroan. Melalui RUPSLB tersebut, Patrialis Akbar kemudian ditetapkan untuk menjabat sebagai Komisaris Utama sampai dengan penutupan RUPS Tahunan ke-5 (kelima) setelah tanggal pengangkatannya. Pada RUPSLB tersebut, juga telah dilakukan pergantian kepengurusan Direksi dimana saudara Sukrisno, diberhentikan dengan hormat sebagai Direktur Utama Perseroan. Untuk itu, Dewan Komisaris mengucapkan terimakasih atas sumbangan tenaga dan pikiran saudara Sukrisno dalam menjalankan tugasnya selama menjadi Direktur Utama untuk pengelolaan Perseroan sehari-hari. Selain itu pada saat penetapan RUPSLB juga telah berakhir masa jabatan dua anggota Direksi lainnya, yaitu saudara Mahbub Iskandar dan saudara Tiendas Mangeka, sehingga atas nama Dewan Komisaris kami mengucapan mengucapkan terimakasih atas sumbangan tenaga dan pikiran seluruh Direksi lama dalam menjalankan tugasnya untuk pengelolaan Perseroan sehari-hari. Melalui RUPSLB tersebut, juga telah ditetapkan susunan Direksi baru, dimana seluruhnya merupakan kader-kader terbaik yang berasal dari internal Perseroan. Jajaran Direksi Baru yang dipimpin/dikoordinir oleh saudara Milawarma sebagai Direktur Utama. Dalam hal ini, Dewan Komisaris telah ikut mengawal proses seleksi yang dilaksanakan dengan seksama dan memberikan rekomendasi bagi terpilihnya kader-kader internal yang terbaik dari Perseroan untuk menjamin berlangsungnya re generasi kepemimpinan, dan yang sekaligus dapat melanjutkan peningkatan kinerja serta menjaga kesinambungan realisasi RJP yang telah disusun dan dilaksanakan oleh Manajemen puncak sebelumnya. Dewan Komisaris mengucapkan selamat bertugas kepada Direksi yang baru dengan disertai keyakinan akan semakin meningkatnya koordinasi dalam melaksanan tugas masing-masing maupun secara Tim demi kemajuan Perseroan di masa mendatang.
PT Bukit Asam Tbk
.
Laporan Tahunan 2011
Replacement of Commissioners and Directors During the year, the Company replaced its Commissioners and Directors. At the Annual General Meeting of Shareholders (AGMS) on 9 June 2011, Mr. Imam Apriyanto Putro was appointed Commissioner as of the closing of the meeting until the fifth year of his appointment. At the Extraordinary General Meeting of Shareholders (EGMS) held on 22 December 2011, Mr. Supriyadi was honorably discharged from his post of President Commissioner of the Company. On behalf of the Board of Commissioners and Management, I wish to thank him for contributing his thought and effort during his term of office as the Company’s President Commissioner. Through the EGMS, the Company named Mr. Patrialis Akbar President Commissioner until the closing of the fifth AGMS from his appointment. At the EGMS, changes were made to the Board of Directors, and Mr. Sukrisno was honorably discharged from his post of President Director. The Board of Commissioners is grateful for Mr. Sukrisno’s contribution
to
the
day-to-day
management
of the Company. At the same EGMS the term of office of two other Directors, Mr. Mahbub Iskandar and Mr. Tiendas Mangeka also expired and we thank the previous members of Board of Directors for contributing their expertise and mind to the Company’s daily operations. The EGMS also elected new members of the Board of Directors, who are all the best candidates from within the Company, and Mr. Milawarma will head the team as President Director. The Board of Commissioners closely kept watch on the selection process and made recommendation for the best candidates to allow smooth regeneration of management, performance improvement and continuity of corporate long-term plan that had been carried out by the previous top management. We congratulate and welcome aboard the new Board of Directors with our confidence that the good team work and spirit of all Board members will bring good results in the future.
120
184
266
278
305
Pembahasan dan Analisis Manajemen
Laporan Tata Kelola Perusahaan
Laporan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Data Perseroan
Laporan Keuangan
Corporate Data
Financial Statements
Management Discussion & Analysis
Corporate Governance Report
Corporate Social Responsibilities
55
A NOTE OF THANKS
UCAPAN TERIMA KASIH
The Board of Commissioners is optimistic that with
Dewan Komisaris optimis bahwa Perseroan akan mampu meningkatkan kinerja yang positif dengan terus bekerja keras dan menerapkan prinsip tata kelola perusahaan yang baik (good corporate governance) dan tata kelola penambangan yang baik (good mining practices). Dewan Komisaris meminta seluruh jajaran manajemen dan pegawai agar senantiasa bekerjasama, bersinergis serta bersikap profesional dan berintegritas dalam menjalankan tugas dan amanat untuk terus memajukan dan mengembangkan Perseroan.
concerted efforts, the Company will perform well backed by good corporate governance and good mining practices. We encourage the Directors and employees to work hand in hand and act professionally with high integrity in the performance of their duty for the benefit and growth of the Company. On behalf of the Board of Commissioners, I would like to thank all Directors and employees for their cooperation, loyalty and hard work in facing past challenges and embracing better opportunities for the future growth of the Company. Finally, I wish to express our appreciation to the stakeholders for their continued patronage and trust in PT Bukit Asam (Persero) Tbk.
Mewakili Dewan Komisaris, saya menyampaikan penghargaan kepada seluruh jajaran Direksi dan seluruh pegawai Perseroan atas kerjasama, loyalitas dan jerih payahnya dalam menghadapi tantangan, serta dalam memanfaatkan peluang-peluang yang akan semakin terbuka di masamasa mendatang sebagai bekal bagi terwujudnya cita-cita pengembangan Perseroan di masa mendatang. Akhir kata, saya juga menyampaikan penghargaan kepada para pemangku kepentingan atas dukungan dan kepercayaannya kepada PT Bukit Asam (Persero) Tbk selama ini.
Atas nama Dewan Komisaris, For the Board of Commissioners,
Patrialis Akbar, SH, MH Komisaris Utama President Commissioner
PT Bukit Asam Tbk
. 2011 Annual Report
16
26
36
Ikhtisar Utama
Informasi Perseroan
Informasi Bagi Investor
Main Highlights
Corporate Information
Investors Information
56
46
Laporan Manajemen
70 Laporan Pengelolaan Operasional Operational Management Report
Management Report
LAPORAN DIREKTUR UTAMA REPORT FROM THE PRESIDENT DIRECTOR
Pengembangan dan implementasi SCMS untuk mendukung efisiensi operasional dan mendukung percepatan pengembangan usaha menuju perusahaan tambang batubara terintegrasi terbesar di Indonesia. Developing and implementing SCMS to support operating efficiency and accelerate business expansion towards becoming Indonesia’s largest integrated coal mining company.
PT Bukit Asam Tbk
.
Laporan Tahunan 2011
120
184
266
278
305
Pembahasan dan Analisis Manajemen
Laporan Tata Kelola Perusahaan
Laporan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Data Perseroan
Laporan Keuangan
Corporate Data
Financial Statements
Management Discussion & Analysis
Corporate Governance Report
Corporate Social Responsibilities
57
Ir. Milawarma M.Eng Direktur Utama President Director
PT Bukit Asam Tbk
. 2011 Annual Report
16
26
36
Ikhtisar Utama
Informasi Perseroan
Informasi Bagi Investor
Main Highlights
Corporate Information
Investors Information
58
46
Laporan Manajemen
70 Laporan Pengelolaan Operasional Operational Management Report
Management Report
PARA PEMEGANG SAHAM PERSEROAN YANG TERHORMAT,
TO OUR DISTINGUISHED SHAREHOLDERS,
Dengan mengucap syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, atas nama Direksi, saya menyampaikan bahwa Perseroan telah berhasil melewati tahun 2011 dengan menunjukkan kinerja yang semakin menjanjikan untuk tahun-tahun mendatang. Perseroan berhasil meningkatkan kualitas pengelolaan operasional sehingga memungkinkan diperolehnya efisiensi biaya penambangan dan peningkatan produksi ditengah naiknya harga BBM dan tarif listrik. Perseroan juga berhasil memanfaatkan momentum naiknya harga jual di pasar domestik maupun di pasar internasional melalui pasokan batubara dengan kombinasi jenis kalori yang sesuai dengan kebutuhan pasar dan memiliki nilai jual lebih baik.
With an expression of gratitude to God the Almighty, on behalf of the the Board of Directors I am pleased to report that the Company closed the year 2011 with outstanding performance which will hopefully be even better in the coming years. The Company was able to improve the quality of operational management allowing for mining cost efficiency and production boost in the midst of escalating fuel price and electricity rate. The Company also succeeded in capitalizing on the momentum of higher coal selling price in domestic as well as international markets by supplying coal with a combination of calorie rates that satisfy market demand with better selling value.
Sekalipun kondisi perekonomian di tahun 2011 global tidak sesuai dengan prediksi awal tahun akibat berlarutnya krisis di kawasan Eropa, pertumbuhan perekonomian kawasan Asia Pasifik yang tetap baik membuat permintaan komoditas energi meningkat. Perkembangan perekonomian kawasan tersebut juga berefek positif terhadap Indonesia melalui terjaganya permintaan komoditas pertambangan, khususnya batubara dan produk perkebunan. Realisasi pembangunan beberapa PLTU dalam rangka percepatan 10.000 MW tahap pertama juga turut menunjang peningkatan permintaan batubara di dalam negeri. Perseroan telah merespon dengan tepat peningkatan permintaan batubara tersebut dengan berhasil meningkatkan produksinya menjadi sebesar 12,95 juta ton, naik 3,9% dari tingkat produksi 12,46 juta ton di tahun sebelumnya. Demikian juga volume penjualan berhasil ditingkatkan 4,0% dari angka 12,95 juta ton menjadi 13,47 juta ton. Kenaikan penjualan ini selaras dengan keberhasilan kerjasama dengan PT KAI yang berhasil meningkatkan kapasitas angkut KA batubara sebesar 6,6% di tahun 2011 menjadi sebesar 11.476.710 ton dari 10.763.040 ton di tahun 2010. Naiknya rata-rata harga batubara baik di pasar dalam negeri maupun di pasar luar negeri membuat nilai penjualan Perseroan naik cukup tinggi, mencapai 33,8% menjadi sejumlah Rp10,58 triliun dari posisi Rp7,91 triliun di tahun sebelumnya. Peningkatan nilai penjualan tersebut membuat nilai EBITDA naik 54,9% menjadi sebesar Rp4,13 triliun dari posisi Rp Rp2,66 triliun.
PT Bukit Asam Tbk
.
Laporan Tahunan 2011
Although world economy throughout 2011 was not as favorable as expected in the beginning of the year as a repercussion of the persistent European crisis, the stable economic growth in the Asia Pacific region gave rise to bigger demand for energy commodity. The regional economic development had also affected Indonesia in a positive way by a sustainable demand for mining commodity, particularly coal and agricultural produce. The completed construction of a few TPPs to speed up the first stage of 10.000 MW was instrumental in boosting domestic coal demand. The Company has properly responded to the stronger coal demand by stepping up production to 12.95 million tons, up 39% from the previous year’s production level of 12.46 million tons. Sales volume was raised 4.0% from 12.95 million tons to 13.47 million tons. The expansion in sales was in line with the successful collaboration with PT KAI which upgraded railway loading capacity by 6.6% in 2011 to reach 11,476,710 tons from 10,763,040 tons in 2010. The surge in average coal price in export and domestic markets drove the Company’s sales up by 33.8% to stand at Rp10.58 trillion from Rp7.91 trillion in the preceding year. Bigger sales value increased EBITDA by 54.9 % to Rp4.13 trillion from Rp2.66 trillion.
120
184
266
278
305
Pembahasan dan Analisis Manajemen
Laporan Tata Kelola Perusahaan
Laporan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Data Perseroan
Laporan Keuangan
Corporate Data
Financial Statements
Management Discussion & Analysis
Corporate Governance Report
Corporate Social Responsibilities
59
The consistently applied operating efficiency program enabled the Company to bear the soaring fuel and electricity expenses so that net profit rose higher than selling expenses, i.e. Rp3.09 trillion, accounting for 53.6% of total income of 2010 which was recorded at Rp2.00 trillion. As such, net earning per share improved 53.6%% to stand at Rp1,339 from Rp872 one year earlier.
Program efisiensi operasional yang dijalankan secara konsisten membuat Perseroan berhasil menahan laju naiknya harga BBM dan biaya listrik sehingga laba bersih meningkat lebih tinggi dari peningkatan beban penjualan, yakni mencapai Rp3,09 triliun, 53,6% dari nilai raihan laba tahun 2010, sebesar Rp2,00 triliun. Oleh karenanya laba bersih persaham Perseroan naik 53,6% menjadi Rp1.339 per saham dari Rp872 di tahun sebelumnya.
However, due to the less favorable stock market condition at world as well as regional major bourses that had persisted since the onset of the third semester, the Company’s good financial performance was not reflected in its share price. At the end of bourse trading the Company’s share closed at Rp17,350.
Namun demikian, kondisi pasar modal baik di bursa-bursa utama global maupun bursa regional yang kurang kondusif sejak awal semester ke-tiga, membuat peningkatan kinerja keuangan tidak tercermin pada harga saham Perseroan. Saham Perseroan yang di akhir perdagangan bursa ditutup pada harga Rp17.350 per saham.
ACCOMPLISHING BUSINESS DEVELOPMENT TOWARDS NEW PERFORMANCE LEVEL The 2011 performance result was the Company’s achievement in implementing a number of operating improvement including heightened coordination at management level; optimized mining operations with shorter transporting distance and higher in house production target; enhanced reliability of production and supporting equipment; and more efficienct supply chain by Supply Chain Management System (SCMS), that is an information technology system designed to integrate chains of end-to-end business process from mining plan, production, stock management, transportation to marketing. The Company strives to make its future performance even better by consistently improving operating process, including upgrading human resource competence. Additionally, to take the opportunity of potential increase in coal demand at home and in the Asia Pacific region and to optimize the use of its own reserves, the Company, in a measured
Mining operating efficiency program reduced overburden removal cost per bcm for in house production by 9.2%.
REALISASI RENCANA PENGEMBANGAN USAHA UNTUK MENUJU LEVEL KINERJA BARU Raihan kinerja menggembirakan di tahun 2011 tersebut adalah buah keberhasilan Perseroan dalam menerapkan berbagai program perbaikan operasional meliputi peningkatan koordinasi ditingkat manajemen; optimasi operasi penambangan dengan pengaturan jarak angkut yang lebih pendek serta peningkatan target produksi Swakelola; peningkatan kehandalan peralatan produksi dan penunjang; serta peningkatan efisiensi di jalur rantai pasokan melalui Supply Chain Management System (SCMS), yakni sistem berbasis Teknologi Informasi yang didesain untuk mengintegrasikan rangkaian proses bisnis-end-to-end dari perencanaan tambang, produksi, pengelolaan stok, transportasi dan pemasaran. Perseroan bertekad meningkatkan kinerja dimasa-masa mendatang dengan terus melaksanakan perbaikan proses operasional tersebut diatas, termasuk meningkatkan kompetensi sumber daya manusia. Selain itu, untuk memanfaatkan peluang dari potensi peningkatan permintaan batubara di dalam negeri maupun dari kawasan Asia Pasifik serta memanfaatkan potensi cadangan yang dimilikinya dengan lebih optimal, Perseroan secara terukur dan terencana terus bergerak merealisasikan berbagai rencana pengembangan usaha yang telah disusun dengan seksama.
Program efisiensi operasional penambangan berhasil menurunkan biaya pemindahan material per bcm untuk produksi batubara swakelola sebesar 9,2%.
PT Bukit Asam Tbk
. 2011 Annual Report
16
26
36
Ikhtisar Utama
Informasi Perseroan
Informasi Bagi Investor
Main Highlights
Corporate Information
Investors Information
60
46
Laporan Manajemen
70 Laporan Pengelolaan Operasional Operational Management Report
Management Report
Di tahun 2011 Perseroan berupaya merealisasikan dan menyelesaikan pembangunan seluruh prasarana dan sarana fisik yang diperlukan untuk menunjang program peningkatan produksi. Berbagai sarana penunjang yang berada didalam pengelolaan Perseroan, yakni coal handling facilities (CHF) di areal penambangan (Tanjung Enim) seperti fasilitas train loading station (TLS) maupun belt conveyor system ditingkatkan kapasitas dan unjuk kerjanya. Perseroan juga memperbaiki dan meningkatkan unjuk kerja CHF di area pelabuhan Tarahan, meliputi perbaikan dan penambahan stasiun Rotary Car Dumper (RCD), peningkatan kapasitas conveyor belt, peningkatan peralatan muat (ship loader) dan pembangunan dermaga baru sehingga dapat menangani vessel batubara ukuran capsize. Fasilitas CHF di Kertapati juga ditingkatkan. Pada titik-titk tertentu di stasiun muat maupun pembongkaran batubara, Perseroan memasang peralatan Radio Frequency Identification (RFID) sebagai bagian dari implementasi SCMS, sehingga pergerakan volume dan jenis batubara dapat dipantau dengan akurat setiap saat. Perseroan kemudian berupaya meningkatkan kemampuan produksi swakelola melalui penambahan berbagai peralatan produksi dengan kapasitas dan unjuk kerja yang lebih baik. Termasuk dalam hal ini adalah perbaikan dan pemindahan 2 unit BWE dan 1 unit spreader ke area MTBU. Penyelesaian pembangunan dan operasional PLTU mulut tambang kapasitas 3x10 MW di Tanjung Enim sangat mendukung operasional BWE system tersebut dan operasional Perseroan di areal tambang, sehingga penggunaan listrik dapat ditekan yang memberikan dampak penghematan biaya operasional. Selain di Tanjung Enim, Perseroan tengah melakukan tahap prakonstruksi pembangunan PLTU di Pelabuhan Tarahan berkapasitas 2x8 MW. Pelaksanaan seluruh program tersebut mampu meningkatkan produksi batubara swakelola Perseroan menjadi sebesar 5,83 juta ton naik 3,4% dari 5,64 juta ton di tahun sebelumnya. Biaya pemindahan material per bcm untuk produksi batubara swakelola tersebut di tahun 2011 juga berhasil diturunkan sebesar 9,2% lebih rendah dari biaya per bcm tahun 2010. Upaya penambahan kapasitas produksi juga dilakukan melalui pembukaan pit tambang baru, yakni di Banko Tengah dan di Peranap, Kabupaten Indragiri Hulu, Porpinsi Riau. Pengembangan pit tambang baru tersebut dilakukan sebagai antisipasi atas naiknya kebutuhan batubara untuk PLTU mulut tambang maupun naiknya permintaan pasar. Sejalan dengan peningkatan kemampuan produksi, Perseroan terus merealisasikan rencana peningkatan kapasitas angkut batubara, melalui dua skenario. Pertama, melalui peningkatan kapasitas angkut pada jalur eksisting bekerja sama dengan PT KAI, sehingga kapasitas
PT Bukit Asam Tbk
.
Laporan Tahunan 2011
and well-designed way, continued to realize several development projects that have been carefully programmed. In 2011 the Company made efforts to realize and finalize the construction of all physical infrastructre and facilities required to increase production. Various facilities managed by the Company, i.e. coal handling facilities (CHF) in Tanjung Enim mine area, such as train loading station (TLS) or belt conveyor system, had their capacity and performance enhanced. The Company also repaired and enhanced the performance of CHF at Tarahan port, covering repair and addition of Rotary Car Dumper (RCD) station, enhancement of conveyor belt and ship loader capacity, and construction of new pier to handle cap size coal vessel. Improvement was also made to coal handling facilities (CHF) at Kertapati. At certain points i.e. the loading and discharging stations, the Company installed Radio Frequency Identification (RFID) device as part of SCMS implementation, to accurately and consistently monitor movement of coal volume and type. Further, the Company augmented the in house production capacity by installing additional production equipment with better capacity and performance. This effort included overhaul and relocation of two BWE and one spreader to MTBU area. When construction is completed and the TPP
120
184
266
278
305
Pembahasan dan Analisis Manajemen
Laporan Tata Kelola Perusahaan
Laporan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Data Perseroan
Laporan Keuangan
Corporate Data
Financial Statements
Management Discussion & Analysis
Corporate Governance Report
Corporate Social Responsibilities
is operational, Tanjung Enim mine mouth TPP of 3X10 MW capacity will lend support to the BWE system operation and the Company’s activities at the mine site, and reduce electricity consumption with operating cost efficiency as the result. Besides constructing Tanjung Enim TPP, the Company is currently at the stage of pre-construction of Tarahan Port 2x8 MW TPP. The accomplishment of the entire program stepped up in house coal production to 5.83 million tons or up 3.4% from 5.64 million tons in the preceding year. Overbuden removal cost per bcm for in house production in 2011 was also cut down by 9.2% from per bcm cost of 2010. Production capacity was upgraded by opening new pits at Bangko Tengah and Peranap, Indragiri Hulu Regency, Riau Province in anticipation of growing requirement of coal for mine mouth TPPs as well as market demand. In line with higher production capacity, the Company continued to realize the plan to enhance coal loading capacity by adopting two scenarios. First, by upgrading loading capacity of existing track in collaboration with PT KAI, gradually raising coal transport capacity from Tanjung Enim to reach 20 million tons to Tarahan and 2.7 million tons to Kertapati under the CTA that was signed in October 2009.
61
Dari Kiri ke Kanan From left to right: 1. Heri Supriyanto 2. M. Jamil 3. Maizal Gazali 4. Milawarma 5. Achmad Sudarto 6. Anung Dri Prasetya
angkut batubara dari Tanjung Enim dapat ditingkatkan secara bertahap menjadi 20 juta ton ke Tarahan dan 2,7 juta ke Kertapati sesuai dengan CTA yang telah ditandatangani pada bulan Oktober 2009. Di tahun 2011, rencana peningkatan kapasitas angkut melaui jalur eksisting ini telah mencatatkan perkembangan berarti dengan dicapainya formula tarif yang akan dikenakan. Oleh karenanya, Perseroan dan PT KAI telah menandatangani kontrak tarif angkutan batubara jangka panjang, yang berlaku untuk periode 2012-2016. Sehingga PT KAI dapat mulai melakukan pembangunan jalur ganda serta melakukan penambahan gerbong angkut maupun lokomotif melalui kerja sama erat dengan PTBA.
PT Bukit Asam Tbk
. 2011 Annual Report
16
26
36
Ikhtisar Utama
Informasi Perseroan
Informasi Bagi Investor
Main Highlights
Corporate Information
Investors Information
62
46
Laporan Manajemen
70 Laporan Pengelolaan Operasional Operational Management Report
Management Report
Upaya kedua, membangun jalur KA baru dengan membentuk perusahaan baru, yakni PT Bukit Asam Transpacific Railway (BATR). Jalur baru sepanjang 307 km ini akan menghubungkan Tanjung Enim – Lampung, dengan perkiraan daya angkut sebesar 25 juta ton per tahun. Menyusul izin prinsip dari Pemda dan Pemerintah Pusat di tahun 2009 serta penandatanganan Kontrak EPC (Engineering, Procurement and Construction) dan O&M (Operator and Maintenance) selama periode 20 tahun antara BATR dengan China Railway Group Limited di tahun 2010, proyek ini terus mencatatkan perkembangan berarti. Pada tahun 2011, telah ditandatangani framework agreement pendanaan antara BATR dengan konsorsium perbankan China pada tanggal 18 November 2011. Kegiatan survei telah selesai dilaksanakan dan CREC sebagai kontraktor EPC serta O&M telah melakukan final aligment kereta api dan menetapkan jalur trekking. Perkembangan ini diikuti dengan pelaksanaan pembebasan lahan untuk jalur kereta api dan areal pelabuhan di Lampung (Srengsem) serta penyusunan AMDAL Kereta Api, AMDAL Stockpile dan Pelabuhan, serta proses izin pembangunan pelabuhan. Perseroan juga berpartisipasi pada pengembangan angkutan KA batubara yang dilakukan oleh perusahaan asal India, Adani Group dengan memasok batubara sebesar 35 ton per tahun. Rencana angkutan KA yang dimotori oleh Pemprov Sumsel ini menempuh jalur dari lokasi TanjungEnim ke pelabuhan Tanjung Carat/Tanjung-Api-api (Sumatera Selatan), sepanjang 270 km. Di tahun 2011 proyek ini mencatat kemajuan dengan ditandatanginya Amendment I HoA oleh ketiga pihak. Jika ketiga skenario angkutan batubara berjalan dengan baik, Perseroan optimis akan mampu menjual batubara melalui angkutan kereta api hingga sebesar 82 juta ton per tahun. Sementara itu, upaya realisasi pembangunan PLTU berkapasitas sedang maupun besar yakni diantaranya PLTU Mulut Tambang Banjarsari (2x110 MW), PLTU Mulut Tambang Banko Tengah (2x620 MW) maupun IPP lainnya menunjukan perkembangan yang membesarkan hati. Untuk PLTU Banjarsari, pada tahun 2011 telah dilaksanakan peletakan batu pertama (groundbreaking) dengan perkiraan penyelesaian pembangunan pada tahun 2014. Untuk PLTU Banko Tengah, Perseroan telah mendapatkan Letter of Intent (LOI), penetapan Konsorsium PTBA dan CHD dari Cina sebagai pemenang proyek. Perseroan, bersama mitra konsorsium telah membuat pernyataan kesanggupan pembangunan proyek dimaksud dan berencana memulai tahap konstruksi pada tahun 2012-2016. Perseroan merencanakan tindak lanjut pembebasan lahan tambang dan pembebasan lokasi PLTU. Sementara untuk PLTU Mulut Tambang Riau yang berskema IPP, Perseroan dengan konsorsium terdiri dari PTBA (51%), Lanco Infratech (25%) dan PT Pamapersada Nusantara (24%), menjadi peserta tunggal dalam proses
PT Bukit Asam Tbk
.
Laporan Tahunan 2011
In 2011, the work of upgrading existing track loading capacity made significant progress and the rate formula was agreed. The Company and PT KAI have signed long-term coal loading rate contract to be effective from 2012 to 2016. This way PT KAI will be in a position to build a double track and obtain additional coaches and locomotives in close cooperation with PTBA. Second, constructing new railway track by setting up a new venture, i.e. PT Bukit Asam Transpacific Railway (BATR). The 307-km new track will connect Tanjung Enim and Lampung, at an estimated loading capacity of 25 million tons per annum. Subsequent to the approval in principle of the Regional Administration and Central Government in 2009 and the execution of EPC (Engineering, Procurement and Construction) Contract and O&M (Operator and Maintenance) Contract for a term of 20 years between BATR and China Railway Group Limited in 2010, the project continued to make considerable progress. In 2011, a financing framework agreement was signed by BATR and China banking consortium on 18 November 2011. Survey work was completed and CREC being the EPC and O&M contractor made final railway alignment and designated the trekking track. This progress was followed by land acquisition for railway track and port area in Lampung (Srengsem) as well as preparation of Railway AMDAL (Environmental Impact Analysis), Stockpile & Port AMDAL, and application for port construction permit. The Company also participated in developing coal railway transport that was undertaken by Adani Group of India by delivering coal supply of 35 tons annually. The 270-km railway transportation that is promoted by South Sumatera Provincial Administration will ply the route of Tanjung-Enim - Tanjung Carat / TanjungApi-api (South Sumatera). In 2011 the project made another progress with the signing of Amendment I to HoA by the three parties. If the three scenarios work as planned, the Company is optimistic of delivering coal by train up to 82 million tons annually. In the meantime, the progress of constructing medium and large scale TPP such as Banjarsari Mine Mouth TPP (2x110 MW), Banko Tengah Mine Mouth TPP (2x620 MW) as well as other IPPs is very encouraging. For Banjarsari TPP, ground-breaking was carried out in 2011 and the project is expected to complete in 2014. For Banko Tengah TPP, the Company has obtained Letter of Intent (LOI), confirming PTBA and CHD of China consortium as the winner of the project bidding. The Company and the consortium partners
120
184
266
278
305
Pembahasan dan Analisis Manajemen
Laporan Tata Kelola Perusahaan
Laporan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Data Perseroan
Laporan Keuangan
Corporate Data
Financial Statements
Management Discussion & Analysis
Corporate Governance Report
Corporate Social Responsibilities
63
declared their readiness to undertake the project construction to be executed from 2012 to 2016. The Company will proceed with the land acquisition for mine and TPP sites.
lelang IPP berkapasitas 2x300 MW. Perseroan bersama dengan mitra konsorsium sampai saat ini masih melakukan negosiasi harga jual listrik dengan PLN.
While for Riau Mine Mouth TPP under IPP scheme, the Company with a consortium of PTBA (51%), Lanco Infratech (25%) and PT Pamapersada Nusantara (24%), was the sole bidder for IPP of 2x300 MW capacity. The Company and the consortium partners are still negotiating the electricity rate with PLN.
Perseroan juga tengah mengembangkan potensi lain yakni pemanfaatan kandungan CBM di Tanjung Enim dan Ombilin untuk mendapatkan sumber pendapatan baru. Untuk memanfaatkan CBM di area Tanjung Enim, Perseroan bekerjasama dengan PT Pertamina Hulu Energi (melalui PT PHE Metra Enim) dan Dart Energy International Pte Ltd (melalui Dart Energy (Tanjung Enim) Pte Ltd). Pada area ini indikasi awal menunjukan potensi CBM adalah 0,8 TCF yang dapat dieksploitasi selama 40 tahun. Selain telah menandatangani Join Operation Agreement, Perseroan telah menyelesaikan pemboran 2 core hole dan 1 lubang Pilot. Perkembangan ini membuat Perseroan semakin optimis bahwa proyek CBM di Tanjung Enim ini akan segera terealisir dalam waktu dekat.
The Company is also developing other potentials, i.e. exploiting CBM content in Tanjung Enim and Ombilin as a new source of income. To exploit CBM in Tanjung Enim, the Company works jointly with PT Pertamina Hulu Energi (through PT PHE Metra Enim) and Dart Energy International Pte Ltd (through Dart Energy (Tanjung Enim) Pte Ltd). This area has an indicated content of CBM of 0.8 TCF initially and exploitable in 40 years. In addition to signing Joint Operation Agreement, the Company completed the digging of two core holes and one pilot hole. This accomplishment made the Company more optimistic that the CBM project in Tanjung Enim will be realized in the near future.
Sedangkan untuk memanfaatkan CBM di Ombilin, Perseroan membentuk konsorsium dengan PT Lion Global Energi (PT LGE). Bulan Maret 2011, Konsorsium Perseroan tersebut telah ditunjuk sebagai pemenang Lelang Penawaran Langsung Wilayah Kerja Gas Metana Batubara Blok GMB Sijunjung, dengan luas area ± 1300 km2 dan indikasi Gas In Place (GIP) hasil evaluasi bersama secara total sekitar o,4 TCF (Trillion Cubic Feet).
The construction of TPP for the Company’s own purpose has improved operating performance and the accomplishment of CBM project will increase mining operations security and diversify sources of income.
Penyelesaian pembangunan PLTU untuk pemakaian sendiri akan mampu meningkatkan kinerja operasional dan realisasi proyek CBM akan dapat meningkatkan operasional penambangan dan menambah sumber pendapatan.
While to exploit CBM in Ombilin, the Company set up a consortium with PT Lion Global Energi (PT LGE). In March 2011, the consortium was appointed the winner of Direct Bidding for Coal Methane Gas Work Area of Block GMB Sijunjung, covering an area of approx. 1,300 km2. A joint evaluation indicates that there is Gas in Place (GIP) of around 0.4 TCF (trillion cubic feet).
Penyelesaian seluruh rencana strategis tersebut dalam beberapa tahun kedepan akan membuat Perseroan menjelma menjadi perusahaan tambang batubara terbesar di Indonesia dengan level kinerja baru yang diyakini semakin membaik.
When all the strategic plans are accomplished, within a few years the Company will turn into the largest coal mining company in Indonesia with a new performance level that will continue growing.
PT Bukit Asam Tbk
. 2011 Annual Report
16
26
36
Ikhtisar Utama
Informasi Perseroan
Informasi Bagi Investor
Main Highlights
Corporate Information
Investors Information
64
46
Laporan Manajemen
70 Laporan Pengelolaan Operasional Operational Management Report
Management Report
MENINGKATKAN KINERJA BERSAMA MITRA STRATEGIS Pada tahun 2011 upaya peningkatan kerjasama strategis dengan PT KAI menghasilkan kenaikan daya angkut kereta api menjadi 11,83 juta ton atau tumbuh 9,9% dari angka tahun 2010 yang sebesar 10,76 juta ton. Peningkatan volume angkut batubara ini merupakan hasil dari penambahan gerbong pengangkut dan perbaikan sistem manajemen angkutan, peningkatan intensitas keberangkatan dan penambahan rangkaian gerbong, serta adanya koordinasi intensif dengan PT KAI. Perseroan optimis volume angkut melalui jalur KA eksisting ini akan dapat ditingkatkan sesuai dengan butir-butir perjanjian Coal Transportation Agreement (CTA) yang telah disetujui dan ditanda tangani di akhir tahun 2009. Sebagai tindak lanjut dari CTA ini. PT KAI secara bertahap telah meningkatkan kapasitas angkut dengan menambah lokomotif, gerbong, pembangunan jalur ganda serta prasarana perkeretaapian lainnya. Implementasi CTA ini diharapkan akan mampu meningkatkan daya angkut batubara secara signifikan. Perseroan telah mempersiapkan seluruh jajarannya untuk memanfaatkan momen peningkatan permintaan batubara dan peningkatan daya angkut kereta di tahun-tahun mendatang dengan meningkatkan kapasitas produksi. Hal ini telah dibuktikan dengan naiknya produksi total menjadi 12,95 juta ton dari produksi 12,46 juta ton di tahun sebelumnya. Produksi batubara Perseroan diyakini akan semakin meningkat, mengingat perbaikan dan pemindahan 2 unit BWE dan 1 unit spreader telah selesai, termasuk telah operasionalnya alat tambang utama baru yang diterima Perseroan sejak pertangahan tahun 2011.
Realisasi tiga rencana peningkatan daya angkut kereta akan membuat Perseroan mampu memasok batubara dari Tanjung Enim ke pasar domestik maupun global hingga sebesar 82 juta ton per tahun. Komposisi penjualan menurut area pemasaran menunjukkan bahwa di tahun 2011, dari total volume penjualan sebesar 13,47 juta ton, penjualan domestik adalah sebanyak 8,75 juta ton (65,0%) dan ekspor sebanyak 4,72 juta ton (35,0%).
PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA Perseroan telah menyusun dan megimplementasikan RJP Pengelolaan SDM yang selaras dengan RJP Perseroan. Dalam program pengelolaan SDM tersebut, Perseroan telah mempersiapkan serangkaian program pelatihan termasuk sertifikasi profesi untuk meningkatkan kompetensi pegawai
PT Bukit Asam Tbk
.
Laporan Tahunan 2011
ACHIEVING BETTER PERFORMANCE WITH STRATEGIC PARTNERS In 2011 more intensified strategic cooperation with PT KAI augmented railway transporting capacity to 11.83 million tons or grew 9.9% from 10.76 million tons in 2010. The increased coal loading volume was made possible by the presence of additional train coaches, improved transport management system, higher departure intensity, additional chain of coaches, and intensive coordination with PT KAI. The Company feels optimistic that existing railway transport volume will increase in accordance with the terms of Coal Transportation Agreement (CTA) that was approved and signed at end of 2009. As a follow up, PT KAI has gradually upgraded the loading capacity by having more locomotives and coaches, building double track and other railway infrastructure. The implementation of CTA is expected to enhance railway transport capacity significantly. The Company has prepared all its personnel to take advantage of this growing coal demand and improving railway loading capacity in the next few years by boosting production. This is proven by
The accomplishment of three schemes of enhancing railway transport capacity will enable the Company to supply coal from Tanjung Enim to domestic as well as export markets up to 82 million tons annually.
higher total production that reached 12.95 million tons from the preceding year’s production of 12.46 million tons. The Company is confident that its coal production will continue to grow with the finalized overhaul and relocation of two BWEs and one spreader, and the new main mining equipment having been in place since mid 2011. Composition of sales by marketing area shows that in 2011 out of total sales volume of 13.47 million tons, domestic sales amounted to 8.75 million tons (65.0%) and export 4.72 million tons (35.0%).
120
184
266
278
305
Pembahasan dan Analisis Manajemen
Laporan Tata Kelola Perusahaan
Laporan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Data Perseroan
Laporan Keuangan
Corporate Data
Financial Statements
Management Discussion & Analysis
Corporate Governance Report
Corporate Social Responsibilities
HUMAN RESOURCE DEVELOPMENT The Company has devised and implemented Long Term Human Resource Management Program that is in tune with the Company’s Long Term Plan. In the development program, the Company has put into place training programs including professional certification to improve employee competence on an ongoing basis. The Company provides competencebased career development, and has implemented Key Performance Indicators (KPI) and Balanced Scorecard as tools to measure individual and work unit competence and performance.
65
secara berkesinambungan. Perseroan melaksanakan pengembangan karir berbasis kompetensi. Perseroan telah mengimplementasikan Key Performance Indicators (KPI) dan Balanced Scorecard sebagai alat untuk mengukur kompetensi kinerja individual dan satuan kerja. Melalui pengelolaan SDM jangka panjang tersebut, Perseroan berupaya mempersiapkan SDM agar siap mendukung dan merealisasikan berbagai rencana besar pengembangan usaha di masa mendatang. Pelatihan tidak hanya ditujukan pada peningkatan kompetensi semata, tapi juga pada peningkatan kualitas mental dan spiritual guna menumbuhkan tri-logi kecerdasan, yaitu spiritual, emosi dan intelektual. Oleh karenanya, Perseroan
The Company has devised and realized an on going program for enhancing employee competence to contribute to the corporate business development
Perseroan telah menyiapkan dan merealisasikan program peningkatan kompetensi SDM secara berkesinambungan untuk mendukung pengembangan usaha
Through the long term human resource management, the Company has prepared personnel to be ready to support and realize a number of major plans of future business development. Training is not only focused on upgrading competence but also on building spiritual, emotional and intellectual intelligence. Therefore, the Company also organizes special training on the subject of implementing code of conduct which contains ethical and moral values that should be upheld by all personnel within the organization.
juga menyelenggarakan pelatihan khusus mengenai implementasi code of conduct yang berisi uraian butir-butir etika dan moral yang harus dipegang teguh oleh segenap jajaran SDM dalam berkarya di perusahaan.
INTENSIFIED IMPLEMENTATION OF GOOD CORPORATE GOVERNANCE As evidence of its commitment towards intensified implementation of Good Corporate Governance (GCG), in 2011 the Company initiated an assessment of GCG practice through Control Self Assessment (CSA). To be more consistent in complying with rules and assimilating ethical conduct in dealing with third parties, the Company introduced misconduct reporting system known as whistle-blowing system. The intensification efforts were intended to complement prior implementation and dissemination of revised and restated GCG Code and Code of Conduct. The Company will consistently improve the functions
PENINGKATAN IMPLEMENTASI TATA KELOLA Sebagai wujud komitmen peningkatan kualitas penerapan praktek GCG, pada tahun 2011 Perseroan menginisiasi evaluasi kualitas penerapan melalui Control Self Assessment (CSA). Untuk meningkatkan ketaatan pada aturan dan menstimulus tumbuh dan berkembangnya budaya beretika tinggi dalam melaksanakan setiap kegiatan yang berhubungan dengan pihak ketiga, Perseroan mengintrodusir sistem pelaporan pelanggaran (SPP) atau whistleblowing system. Program peningkatan tersebut dilakukan sebagai kelanjutan upaya peningkatan kualitas penerapan GCG yang dilaksanakan pada sebelumnya, yakni implementasi dan sosialisasi Pedoman GCG maupun Code of Conduct yang telah selesai dikaji dan disusun ulang. Perseroan akan senantiasa melakukan improvement pada fungsi-fungsi yang mengakibatkan adanya kelemahan pada sistem serta melakukan pemutakhiran terhadap Board Manual. Dengan demikian kualitas penerapan GCG Perseroan akan terus meningkat. Perseroan akan melakukan evaluasi serta asesmen penerapan GCG secara berkala serta menindak lanjuti temuan-temuannya untuk menjamin terjadinya peningkatan kualitas penerapan GCG secara berkesinambungan.
PT Bukit Asam Tbk
. 2011 Annual Report
16
26
36
Ikhtisar Utama
Informasi Perseroan
Informasi Bagi Investor
Main Highlights
Corporate Information
Investors Information
66
46
Laporan Manajemen
70 Laporan Pengelolaan Operasional Operational Management Report
Management Report
KEPEDULIAN MASYARAKAT, WUJUD TANGGUNG JAWAB SOSIAL PERUSAHAAN Perseroan mulai merancang pelaksanaan program tanggung jawab sosial perusahaan (CSR) yang dapat memberikan manfaat kepada kedua belah pihak dalam jangka panjang. Tujuan pelaksanaan program ini dimasa mendatang adalah mendukung peningkatan taraf hidup dan perekonomian masyarakat melalui pembentukan sentra industri di lingkungan sekitar perusahaan. Dengan demikian selain meningkatkan kesempatan kerja bagi tenaga terampil dilingkungan masyarakat, juga akan menjadi sumber pasokan bahan baku bagi Perseroan. Dalam melaksanakan program CSR ini, Perseroan telah menetapkan komitmen jangka panjang, terdiri atas enam fokus kegiatan meliputi (i) kegiatan ekonomi, (ii) lingkungan, (iii) hak asasi manusia, (iv) praktik ketenagakerjaan dan kelaikan kerja, (v) tanggung jawab produk dan (vi) kemasyarakatan. Perseroan melaksanakan program CSR dalam dua program utama, yakni Bina Wilayah serta Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL). Bina Wilayah merupakan program pengembangan kemasyarakatan yang dilaksanakan oleh Perseroan dengan cakupan yang lebih luas. Jumlah penyaluran di tahun 2011 mencapai Rp74,09 miliar naik 229,5% dari Rp22,49 miliar di tahun 2010. Program Kemitraan merupakan program yang berkaitan dengan upaya peningkatan kemandirian di bidang ekonomi. Progam yang dilaksanakan meliputi pengembangan pola kemitraan usaha kecil dan koperasi melalui pemberian pelatihan manajemen dan kewirausahaan serta bantuan dana bergulir bagi usaha kecil dan koperasi yang tersebar di wilayah operasional Perseroan, baik secara langsung maupun melalui kerjasama penyaluran. Melalui skema ini, Perseroan di tahun 2011 menyalurkan dana sebesar Rp98,95 miliar terdiri dari kerjasama penyaluran sebesar Rp84,81 miliar dan dana pinjaman lunak sebesar Rp11,62 miliar terhadap 473 mitra binaan. Perseroan juga telah melaksanakan program-program di bidang sosial melalui bantuan bencana alam, pendidikan dan/atau pelatihan, peningkatan kesehatan, pengembangan prasarana umum, sarana ibadah dan pelestarian alam melalui Bina Lingkungan. Jumlah dana yang disalurkan melalui skema BL ini adalah sebesar Rp45,72 miliar, sehingga
that have system flaws and update Board Manual. As such, the quality of GCG implementation will further improve.The Company will periodically assess the GCG implementation and follow up on the assessment results to make sure GCG implementation is wellguarded and intensified in a consistent manner.
SOCIAL CONCERN, A REFLECTION OF CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY The Company has designed a corporate social responsibility (CSR) program that is mutually beneficial in the long run. This program is intended to contribute to the improvement of public welfare and economy through the formation of industrial centers in the surrounding area. Thus, besides creating jobs for the neighboring skilled workers it also provides raw material supply for the Company. The CSR program has long-term commitment in six areas of activities: (i) economy, (ii) environment, (iii) human rights, (iv) employment practices and proper work conditions, (v) product responsibility and (vi) society. CSR program is carried out in two major programs, Area Development and Partnership and Community Development Program (PKBL). Area Development program is intended to develop the community with a larger coverage. Total disbursement made in 2011 amounted to Rp74.09 billion or increased 229.5% from Rp22.49 billion in 2010. Partnership program is related to the elevation of community economic self-reliance. The program includes developing small-scale businesses and cooperatives partnership by management and entrepreneurship workshop and financial aid for small businesses and cooperatives in the areas adjacent to the Company’s operating sites, either directly or via other institutions. Under this scheme, in 2011 the Company made fund disbursement of Rp98.95 billion, consist of Rp84.81 billion non direct disbursement and Rp11.62 billion direct soft loan for 473 fostered partners. The Company also ran other social aid programs extending natural disaster relief, education and/ or training, better health care, public utilities and religious facilities development, and environmental conservation through Area Development Program. Total funds disbursed under this Area Development scheme amounted to Rp45.72 billion, making a total of Rp144.67 billion, or surged 58.8% from Rp91.11 billion in 2010.
PT Bukit Asam Tbk
.
Laporan Tahunan 2011
120
184
266
278
305
Pembahasan dan Analisis Manajemen
Laporan Tata Kelola Perusahaan
Laporan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Data Perseroan
Laporan Keuangan
Corporate Data
Financial Statements
Management Discussion & Analysis
Corporate Governance Report
Corporate Social Responsibilities
The Company believes that a well-aimed program will help improve the welfare of people in the neighboring area, enable the community to be more self-sufficient and resilient and foster a harmonious relationship with the Company.
Delivering commitment to environmental conservation The Company has a number of comprehensive programs to accomplish its mission “making the utmost contribution to the improvement of public welfare and environmental conservation”. A series of post-mining rehabilitation programs were devised with the assistance of independent consultant using accredited system ISO 14001: 2004. In 2011 the Company continued to accomplish the development of post-mining area measuring 5,934 hectares to be converted into People’s Forest Park or Taman Hutan Rakyat (TAHURA). Accomplishment of Tahura development, implementation of accredited system and mining practice that observe environmental conservation reflect the Company’s commitment in adopting green mining in the conduct of its business. The result of delivering its environmental commitment in 2011 was the Company’s success in maintaining Green Proper rating from the Ministry of Environment.
Future prospect and plan Domestic economic recovery and regional economic resilience in bracing for the uncertain global economy posed opportunities and challenges to the Company. The opportunities include growing domestic demand for coal from the newly constructed TPPs within the acelerated development scheme of 10,000 MW TPP stage one. One of the challenges facing the Company is the potential decrease of coal demand in the Asia Pacific region that may result in stronger competition affecting the Company’s export sales. Taking into consideration the external condition, the the Board of Directors is of the opinion that being an institution aspiring to be the largest integrated coal mining company in Indonesia, the Company is in a better position to seize the opportunities of meeting the escalating needs due to its massive coal reserves. Higher railway transport capacity will enable the Company to honor its contracts to supply coal of higher volume to the domestic market.
67
total dana yang digulirkan oleh Perseroan melalui pelaksanaan program PKBL pada tahun 2011 mencapai total Rp144,67 miliar, naik 58,8% dari Rp91,11 miliar di tahun 2010. Perseroan meyakini dengan pelaksanaan program yang tepat sasaran akan memberikan dampak peningkatan kesejahtaraan masyarakat sekitar agar lebih berdaya dan mandiri serta terpeliharanya hubungan yang harmonis dan berkesinambungan antara perusahaan dengan masyarakat.
Mewujudkan Komitmen Pelestarian Lingkungan Perseroan secara komprehensif menerapkan berbagai program untuk mewujudkan salah satu misi “memberikan kontribusi yang maksimal dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan pelestarian lingkungan”. Perseroan menerapkan serangkaian program rehabilitasi lingkungan purna tambang yang dirancang bersama konsultan independen serta menggunakan sistem terakreditasi ISO 14001: 2004. Di tahun 2011 Perseroan terus melanjutkan realisasi pengembangan daerah pascatambang seluas 5.934 ha menjadi Taman Hutan Rakyat (TAHURA). Realisasi pembangunan Tahura, implementasi sistem terakreditasi dan pelaksanaan penambangan yang memperhatikan kelestarian lingkungan merupakan wujud komitmen Perseroan dalam menerapkan green mining dalam menjalankan usahanya. Hasil nyata yang diraih dalam hal pelaksanaan komitmen pelestarian lingkungan di tahun 2011 adalah keberhasilan mempertahankan peringkat Proper Hijau dari Kementerian Lingkungan Hidup.
Prospek dan Rencana Ke Depan Perbaikan perekonomian domestik dan ketahanan perekonomian regional dalam menghadapi ketidak pastian kondisi perekonomian global membuka peluang dan tantangan bagi Perseroan. Peluangnya adalah semakin meningkatnya permintaan batubara di pasar domestik dari realisasi pembangunan PLTU dalam skema percepatan pembangunan PLTU 10.000 MW tahap pertama. Tantangan yang harus diwaspadai adalah potensi berkurangnya tingkat pertumbuhan permintaan batubara di kawasan Asia Pasifik yang bisa meningkatkan persaingan dan mempengaruhi pasar ekspor Perseroan. Dengan memperhatikan kondisi eksternal tersebut, Direksi berpendapat sebagai perusahaan yang berwawasan untuk menjadi perusahaan tambang batubara terintegrasi yang terbesar di Indonesia, Perseroan berada dalam posisi yang lebih baik untuk meraih peluang dalam memenuhi kebutuhan yang meningkat tersebut, mengingat besarnya cadangan sumber daya yang dimiliki. Realisasi peningkatan kapasitas angkut kereta api akan membuat Perseroan mampu memenuhi kontrak-kontrak pengadaan batubara dalam negeri yang volumenya telah ditingkatkan.
PT Bukit Asam Tbk
. 2011 Annual Report
16
26
36
Ikhtisar Utama
Informasi Perseroan
Informasi Bagi Investor
Main Highlights
Corporate Information
Investors Information
68
46
Laporan Manajemen
70 Laporan Pengelolaan Operasional Operational Management Report
Management Report
Untuk memastikan peningkatan produksi, Perseroan berencana menambah beberapa peralatan tambang utama termasuk mengoperasikan dalam skala penuh seluruh BWE system yang dimiliki dengan dukungan PLTU mulut tambang milik sendiri yang akan segera operasional. Perseroan juga bertekad segera merealisasikan pemanfaatan potensi CBM di wilayah kelolaannya, serta melanjutkan pembangunan PLTU Mulut Tambang dan merealisasikan kapasitas angkutan kereta api untuk meningkatkan kinerja perusahaan dalam jangka panjang. Perseroan meyakini seluruh rencana pengembangan dan pemanfaatan peluang akan mampu mengatasi tantangan yang dihadapi, mengingat strategi pengembangan terintegrasi yang diterapkan didukung oleh SDM dengan kompetensi yang terus ditingkatkan serta dilaksanakan dengan kualitas implementasi GCG yang juga terus ditingkatkan.
Pergantian Direksi Perseroan Pada tahun pelaporan telah dilaksanakan pergantian kepengurusan Perseroan di tingkat Komisaris maupun di tingkat Direksi. Melalui RUPST yang diselenggarakan pada tanggal 9 Juni 2011, Saudara Dono Boestami, mengundurkan diri dari jabatannya selaku Direktur Keuangan terhitung sejak ditutupnya Rapat. Kemudian melalui RUPSLB yang diselenggarakan pada tanggal 22 Desember 2011, saudara Sukrisno, diberhentikan dengan hormat sebagai Presiden Direktur Perseroan bersama dengan anggota Direksi lama lainnya. Mewakili Manajemen Perseroan, saya mengucapkan terima kasih sebesarbesarnya atas sumbangan tenaga dan pikiran seluruh Direksi lama dalam menjalankan tugas pengelolaan Perseroan sehari-hari. Melalui RUPSLB tersebut, Perseroan menetapkan susunan Direksi baru, dimana seluruhnya merupakan kader-kader terbaik dari internal Perseroan. Susunan Direksi selengkapnya adalah Milawarma, ditetapkan sebagai Presiden Direktur. Selanjutnya Perseroan mengangkat saudara Achmad Sudarto sebagai Direktur Keuangan, saudara Anung Dri Prasetya sebagai Direktur Pengembangan Usaha, saudara Heri Supriyanto sebagai Direktur Operasi/Produksi, saudara Maizal Gazali sebagai Direktur SDM & Umum, dan saudara M. Jamil sebagai Direktur Niaga. Mewakili Direksi yang baru, saya mengucapkan terima kasih atas kepercayaan yang diberikan kepada kami. Selanjutnya kami mengajak seluruh jajaran manajemen pelaksana untuk bersatu padu melanjutkan upaya-upaya terbaik yang dapat diberikan bagi berlanjut dan terlaksananya seluruh program kerja yang telah dirintis oleh Manajemen sebelumnya sehingga Era PTBA Emas semakin cepat tercapai disertai peningkatan kinerja yang semakin membanggakan.
PT Bukit Asam Tbk
.
Laporan Tahunan 2011
To ensure production increase, the Company plans to acquire additional major mining equipment and fully operate the whole BWE system backed by its own operational mine mouth TPP. The Company is also committed to promptly exploiting CBM potentials in its managed areas, proceeding with the construction of mine mouth TPP and upgrading railway loading capacity for boosting the Company’s long-term business performance. The Company is confident that all the development plans will weather the challenges that lie ahead, considering that the integrated expansion strategies are supported by people, whose expertise is continually improved, and GCG implementation that is also constantly reviewed.
Replacement of the Board of Directors During the year, the Company replaced its Board of Commissioners and Board of Directors. At the Annual General Meeting of Shareholders on 9 June 2011, Mr. Dono Boestami resigned from his post of Finance Director as of the closing of the meeting. At the Extraordinary General Meeting of Shareholders (EGMS) held on 22 December 2011, Mr. Sukrisno was honorably discharged from his post of President Director of the Company, along with other previous directors. On behalf of the Management, I thank most sincerely for thought and effort of previous BOD in the day-to-day management of the Company. Through the EGMS, the Company named the new members of the Board of Directors, who are all the best candidates from within the Company. The new Board of Directors members are Milawarma - President Director, Achmad Sudarto – Finance Director, Anung Dri Prasetya – Business Development Director, Heri Supriyanto – Operations/Production Director, Maizal Gazali Human Resource & General Affairs Director, and M. Jamil – Commerce Director. Speaking on behalf of the new Board of Directors, I am thankful for the trust endowed to us. Further, we invite all executive management members to join hands in giving the best in accomplishing the entire work program previously established by the previous Management to get closer to PTBA Golden Era and to deliver praise-worthy performance.
120
184
266
278
305
Pembahasan dan Analisis Manajemen
Laporan Tata Kelola Perusahaan
Laporan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Data Perseroan
Laporan Keuangan
Corporate Data
Financial Statements
Management Discussion & Analysis
Corporate Governance Report
Corporate Social Responsibilities
69
CLOSING REMARK
PENUTUP
On this occasion, on behalf of the Board of Directors, I would like to thank the Commissioners for their direction. We appreciate our shareholders, customers and business partners for their patronage, trust and cooperation. I also wish to convey the Board’s gratitude and appreciation to al employees for their dedication and integrity in carrying out their assignments in the best possible manner that have enabled the Company to perform well and to deliver better results in the coming years.
Melalui kesempatan ini, atas nama Direksi, kami ingin menyampaikan rasa terima kasih kepada Dewan Komisaris atas pengarahannya. Penghargaan yang sama juga kami sampaikan kepada pemegang saham, pelanggan dan mitra usaha atas dukungan, kepercayaan dan kerjasamanya. Saya juga menyampaikan rasa terima kasih dan penghargaan kepada seluruh karyawan yang telah dengan penuh dedikasi dan integritas melaksanakn tugas yang diamanatkan dengan sebaik-baiknya dan memungkinkan Perseroan mampu meningkatkan kinerja usaha serta siap mencatatkan level kinerja yang semakin baik dimasa mendatang.
Our appreciation also goes to all other stakeholders of PT Bukit Asam (Persero) Tbk who never fail to give their best cooperation for the Company’s sustainable future business growth.
Ucapan terima kasih tak lupa kami sampaikan kepada seluruh pemangku kepentingan PT Bukit Asam (Persero) Tbk lainnya yang senantiasa memberikan kerjasama terbaik bagi kiprah dan pertumbuhan kinerja Perseroan secara berkelanjutan. Atas nama Direksi,
For the Board of Directors,
Ir. Milawarma M.Eng Direktur Utama President Director
PT Bukit Asam Tbk
. 2011 Annual Report
16
26
36
46
Ikhtisar Utama
Informasi Perseroan
Informasi Bagi Investor
Laporan Manajemen
Main Highlights
Corporate Information
Investors Information
Management Report
70
70
Laporan Pengelolaan Operasional Operational Management Report
LAPORAN PENGELOLAAN OPERASIONAL OPERATIONAL MANAGEMENT REPORT
Pengembangan usaha melalui realisasi rencana strategis yang dilaksanakan dengan memperhitungkan seluruh risiko yang dihadapi dengan seksama, menerapkan green mining dalam proses penambangan yang semakin efisien dengan dukungan aplikasi teknologi informasi Supply Chain Management System dan SDM yang berkompeten menuju level kinerja baru yang gemilang.
PT Bukit Asam Tbk
.
Laporan Tahunan 2011
120
184
266
278
305
Pembahasan dan Analisis Manajemen
Laporan Tata Kelola Perusahaan
Laporan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Data Perseroan
Laporan Keuangan
Corporate Data
Financial Statements
Management Discussion & Analysis
Corporate Governance Report
Corporate Social Responsibilities
71
Business development by realizing strategic plans through careful consideration of all risks, adopting green mining concept in efficient mining process with the support of information technology application, Supply Chain Management System, and competent people towards a new and bright performance level.
PT Bukit Asam Tbk
. 2011 Annual Report
16
26
36
46
Ikhtisar Utama
Informasi Perseroan
Informasi Bagi Investor
Laporan Manajemen
Main Highlights
Corporate Information
Investors Information
Management Report
72
70
Laporan Pengelolaan Operasional Operational Management Report
RENCANA STRATEGIS PERSEROAN
CORPORATE STRATEGIC PLAN
Mengantisipasi peluang peningkatan kebutuhan sumber energi, terutama peluang meningkatnya kebutuhan batubara yang semakin terbuka, Perseroan telah menuntaskan penyusunan Rencana Strategis Perseroan. Rencana tersebut disusun berdasarkan lanskap kondisi perekonomian global dan makro ekonomi Indonesia pada kurun waktu 2009-2013 (Lihat uraian MD&A: Prospek Usaha).
In anticipation of the increasing demand for energy, particularly coal, resources, the Company has formulated its Corporate Strategic Plan. The Plan is based on global and Indonesian macro-economic forecast over a period between 2009 and 2013. (See MD&A: Business Prospect)
Rencana Strategis Perseroan terdiri dari enam strategi operasional utama, merupakan penjabaran dari Visi dan Misi Perseroan yang akan dicapai pada kurun waktu 2009-2013 untuk menjamin pencapaian target-target yang ditetapkan, yakni: • Fokus pada pertumbuhan produksi dan penjualan batubara. Strategi operasional ini dimaksudkan untuk mengatasi hambatan transportasi, yakni keterbatasan daya angkut kereta-api sebagai satu-satunya sarana angkut paling ekonomis. Program yang dilakukan adalah melalui peningkatan daya angkut dari jaringan yang sudah ada dan peningkatan kapasitas pelabuhan. Sedang peningkatan produksi dan penjualan dilakukan melalui optimasi kinerja unit bersangkutan. • Fokus pada proyek-proyek pengembangan. Perseroan fokus pada pembangunan jaringan angkutan kereta api baru dan pelabuhan, pengoperasian dan pengembangan tambang Internasional Prima Coal (IPC), pengembangan tambang Peranap, pengembangan tambang-tambang lainnya, pembangunan PLTU milik sendiri, pengembangan PLTU IPP pengembangan angkutan laut batubara serta akuisisi tambang berpotensi. • Restrukturisasi Korporasi. Dilakukan melalui pendirian anak-anak perusahaan yang menangani bisnis non-core. • Meningkatkan kompetensi dan regenerasi SDM dan menciptakan budaya korporasi yang mengutamakan kinerja. • Meningkatkan sistem remunerasi yang berdasarkan kinerja (performance based reward). • Meningkatkan peringkat kinerja penataan pengelolaan lingkungan dari hijau menjadi emas.
PT Bukit Asam Tbk
.
Laporan Tahunan 2011
Six main operating strategies of the Strategic Plan are the elaboration of the Company’s Vision and Mission to be accomplished in 2009-2013, which are: • Focus on the growh of coal production and sales This is to overcome transporation problem that lies in the limited loading capacity of train being the only low-cost means of transport. This would mean increasing the loading capacity of existing railway system and the port handling capacity. Stepping up production and sales is carried out by optimizing the work of related units. • Focus on development projects. The Company concentrates in constructing new railway tracks and ports, developing Internasional Prima Coal (IPC), Peranap and other mines, installing own thermal power plant, developing Independent Power Producer (IPP) thermal power plant, developing coal sea transport and acquiring potential mines. • Corporate resctructuring. This is done through setting up subsidiaries that handle non-core business. • Boost the competency and regeneration of human resource as well as promote a performance-based corporate culture. • Promote a performance-based reward system. • Improve performance rating in environmental management from green to gold.
120
184
266
278
305
Pembahasan dan Analisis Manajemen
Laporan Tata Kelola Perusahaan
Laporan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Data Perseroan
Laporan Keuangan
Corporate Data
Financial Statements
Management Discussion & Analysis
Corporate Governance Report
Corporate Social Responsibilities
73
Business Development
Pengembangan Usaha
During 2011 which was marked by global economic instability towards the end of the third quarter following the European Union financial crisis, the Company continued to develop its business prudently and continuously. This was in keeping with the corporate vision of becoming a highly competitive coal-based energy company and maximizing stakeholders’ return, with a mediumterm target of arriving at an era of Golden PTBA, and a long-term target of becoming the largest coal mining company in Indonesia.
Sepanjang tahun 2011 yang ditandai dengan bergejolaknya perekonomian global mulai akhir kuartal ke-3 sebagai dampak krisis finansial yang merebak di kawasan Uni Eropa, Perseroan tetap merealisasikan berbagai rencana pengembangan usahanya secara prudent dan berkesinambungan. Hal ini dilaksanakan sesuai dengan visi “menjadi perusahaan energi berbasis batubara yang berdaya saing dan memberikan nilai optimal kepada para stakeholder”, dengan target jangka menengah mencapai era PTBA Emas dan target jangka panjang menjadi perusahaan tambang batubara terbesar di Indonesia.
To reach that target, the Company takes a series of business development measures aiming to step up production and sales, expand coal product marketing area, and capitalizing on its abundant coal reserves and resources. Various corporate actions have been taken to overcome the long standing obstacles that have limited the Company’s ability to increase sales. Simultaneously, efforts continued to boost coal production and use of other reserves and to seize coal-related business opportunity.
Untuk mewujudkan target tersebut, Perseroan melakukan berbagai langkah pengembangan usaha dengan sasaran meningkatkan produksi, meningkatkan penjualan, memperluas pemasaran produk batubara serta memanfaatkan secara optimal potensi cadangan sumber dayanya yang berlimpah. Upaya utama dilaksanakan untuk mengatasi kendala-kendala yang selama ini membatasi kemampuan Perseroan untuk meningkatkan volume penjualan. Namun secara simultan tetap melakukan upaya peningkatan produksi batubara dan mengembangkan pemanfaatan potensi cadangan lain dan peluang bisnis yang terbuka berkaitan dengan usaha pertambangan batubara.
The year 2011 witnessed the following corporate actions and business development efforts that had actually started the preceding year:
Production Capacity Upgrade • Acquisition of Mines A strategy implemented to increase coal production capacity and to develop the Company’s coal business is the acquisition of new mines as alternative coal resources outside the mining area of Tanjung Enim and Ombilin. The first acquisition of Mining Concession was accomplished in September 2008 through taking over a 51 percent ownership of PT Internasional Prima Coal (IPC) located in East Kalimantan at a transaction value of US$ 17.85 million. The Company estimates this area has coal reserves of 45 million tons. IPC commenced operations in 2009. In 2011, there was no acquisition made by the Company. However, the Company was contemplating the acquisition of several prospective mining companies in East Kalimantan. One particular company, which had conducted due diligence since 2010, was seriously explored for possible acquisition. In order to be more focused and efficient, especially for medium and small-sized mines, acquisition process will be followed up by PT Bukit Asam Prima (BA Prima), subsidiary.
Berbagai aksi korporasi yang dilakukan sepanjang tahun 2011 sebagai kelanjutan upaya pengembangan usaha yang telah dirintis tahun sebelumnya adalah sebagai berikut.
Peningkatan Kapasitas Produksi • Akuisisi Tambang Akuisisi perusahaan tambang sebagai sumber alternatif produksi batubara, di luar areal tambang di Tanjung Enim dan Ombilin merupakan salah satu strategi yang dilakukan untuk meningkatkan kapasitas produksi dan pengembangan usaha batubara Perseroan. Akuisisi pertama KP/tambang dilakukan pada bulan September 2008, melalui kepemilikan sebesar 51 persen saham PT Internasional Prima Coal (IPC) yang berlokasi di Kalimantan Timur dengan nilai transaksi sebesar USD17,85 juta. Menurut taksiran Perseroan, kawasan ini memiliki sumber daya batubara sebesar 45 juta ton. IPC telah berproduksi sejak tahun 2009. Di tahun 2011, tidak ada tambang potensial yang diakuisisi oleh Perseroan. Namun demikian, hingga akhir tahun ada beberapa prospek perusahaan tambang di Kalimantan Timur yang tengah diproses lebih lanjut untuk di akuisisi. Salah satu prospek perusahaan ini telah dijajaki dengan serius, termasuk pelaksanaan due diligence yang dilaksanakan sejak tahun 2010. Agar lebih fokus dan efisien, khusus untuk tambang-tambang ukuran sedang dan kecil, tindak lanjut upaya akuisisinya akan dilaksanakan oleh anak perusahaan, PT Bukit Asam Prima (BA Prima).
PT Bukit Asam Tbk
. 2011 Annual Report
16
26
36
46
Ikhtisar Utama
Informasi Perseroan
Informasi Bagi Investor
Laporan Manajemen
Main Highlights
Corporate Information
Investors Information
Management Report
74
70
Laporan Pengelolaan Operasional Operational Management Report
• Pembukaan tambang Banko Tengah Untuk meningkatkan kapasitas produksi, pada tahun 2011 Perseroan telah membuka area pit tambang Banko Tengah. Batubara dari area tambang ini dikembangkan untuk memasok PLTU Mulut Tambang 2x620 MW di Banko Tengah dan juga memasok kebutuhan pengiriman batubara melalui jalur kereta api baru Tanjung Enim – Lampung yang telah direncanakan. Kapasitas produksi tambang akan dikembangkan secara bertahap selaras dengan kemajuan proyek tersebut. • Pengembangan Tambang Peranap – RIAU Tambang Peranap terletak di Kabupaten Indragiri Hulu-propinsi Riau, dengan Izin Usaha Pertambangan (IUP) Operasi Produksi, seluas 18.230 Ha. Kegiatan pengembangan yang dilakukan di IUP Operasi Produksi Peranap pada tahun 2011, adalah : • Melanjutkan kegiatan land clearing & stripping overburden • Penetrasi dan promosi batubara Peranap di pasar lokal & internasional • Pengurusan updating Izin Lingkungan Tambang • Survey angkutan Batubara (sungai, jalan darat) • Melanjutkan Kegiatan pembebasan untuk lahan tambang dan infrastruktur.
Peningkatan kapasitas Coal Handling Facilities (CHF) Untuk mendukung peningkatan aktifitas di areal tambang maupun di areal pengangkutan, Perseroan saat ini tengah meningkatkan kapasitas coal handling facilities (CHF) pada areal: • CHF di Areal Tambang Tanjung Enim. Kegiatan yang dilaksanakan meliputi peningkatan kapasitas penambangan, peningkatan kapasitas pengangkutan dari tambang ke Stock Pile (Belt Conveyor System) dan peningkatan kapasitas pemuatan batubara dari Stock Pile ke kereta api (Train Loading Station/TLS). • CHF di Pelabuhan Tarahan. Kegiatan yang dilakukan meliputi: - Peningkatan kapasitas bongkar dari Kereta Api ke stock pile, - Peningkatan kapasitas angkut belt conveyor di stock pile, - Peningkatan kapasitas muat dari stok pile, dan - Pembangunan kapasitas ship loader untuk mendukung pemuatan ke kapal (vessel) ukuran cape size. Melalui upaya-upaya tersebut, maka kapasitas handling batubara di Pelabuhan Tarahan akan meningkat menjadi sebesar 25 juta ton per tahun, dari sebesar +12,5 juta ton di tahun 2011. • CHF di Dermaga Kertapati. Kegiatan yang dilakukan meliputi peningkatan kapasitas bongkar dari Kereta Api ke stock pile, peningkatan kapasitas belt conveyor di stock pile dan peningkatan kapasitas muat ke kapal (ship loader). Melalui upaya tersebut, maka kemampuan handling batubara di Dermaga Kertapati akan meningkat menjadi 2,7 juta ton pertahun dari sebesar +2,2 juta ton di tahun 2011.
PT Bukit Asam Tbk
.
Laporan Tahunan 2011
• Opening of Banko Tengah Mine To upgrade production capacity, in 2011 the Company opened Banko Tengah mine pit area. Coal extracted from this mine will be processed to supply Mine Mouth Thermal Power Plant of 2 x 620 MW in Banko Tengah and to support coal delivery by the new Tanjung Enim - Lampung railway as planned. Mine production capacity will be upgraded gradually commensurate with the progress of the project. • Development of Peranap-Riau Mine Peranap mine is located in Indragiri Hulu Recency, Riau Province, operating under Production Mining Concession with a total area of 18,230 Ha. In 2011 development of Peranap mine continued with the following activities: • Land clearing and overburden stripping • Penetrating local and international markets to promote Peranap coal • Updating Mining Environment Permits • Conducting survey on coal transport (waterway, overland route) • Acquiring land for mining site and infrastructure
Coal Handling Facilities (CHF) Capacity Upgrade To support heightened activities at mining and transporting area, the Company is currently upgrading the capacity of coal handling facilities (CHF) in the following areas: • CHF at Tanjung Enim Mine. Activities include upgrading mining capacity, transport capacity from mine to stock pile (Belt Conveyor System) and coal loading capacity from stock pile to train loading station. • CHF at Tarahan Port. Activities include: - enhancement of unloading capacity from train to stock pile - enhancement of loading capacity of belt conveyor at stock pile - enhancement of loading capacity at stock pile, and - establishment of ship loader capacity to back up loading to Cape-sized vessel Through those efforts the coal handling capacity at Tarahan Port will increase to 25 million tons per year from approximately 12.5 million tons in 2011. • CHF at Kertapati Pier Activities include improvement of unloading capacity from train to stock pile, belt conveyor
120
184
266
278
305
Pembahasan dan Analisis Manajemen
Laporan Tata Kelola Perusahaan
Laporan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Data Perseroan
Laporan Keuangan
Corporate Data
Financial Statements
Management Discussion & Analysis
Corporate Governance Report
Corporate Social Responsibilities
capacity at stock pile and loading capacity to ship loader. These efforts will raise Kertapati Pier coal handling capacity to 2.7 million tons per year from approximately 2.2 million tons in 2011.
Increase of Coal Transport Volume The Company’s coal mines are located relatively far from the ports, making trains the most economical means of transport. Consequently, increasing coal production and sales is always related to the loading capacity of the railway facility, prompting the Company to take several measures to improve the train loading capacity. In 2008, the Company made two major scenarios to increase coal transport volume. First, maximizing the loading capacity of the existing railway tracks. Second, pioneering the construction of new railway tracks from the mining area to the loading port that will facilitate efficient, economical coal sales and bring maximum return to the Company. First effort, gradually increasing the existing railway loading capacity from Tanjung Enim to Tarahan Port to reach 20 million tons and from Tanjung Enim to Kertapati to reach 2.7 million tons, making total loading capacity of 22.7 million tons per year. To guarantee increased railway loading volume, in October 2009 the Company entered into Coal Transport Agreement (CTA) with PT KAI to cover the period from 1 January 2010 to 31 December 2029. Under the agreement, starting 2010, PT KAI will increase the coal loading capacity through the existing tracks, Tanjung Enim-Tarahan and Tanjung Enim-Kertapati, gradually to reach 22.7 million tons by yearend 2014. The agreement also fixes and agrees upon a certain tariff formula and enforce “Take or Pay” system. Further, the Company appointed an independent consultant Mott MacDonald to formulate tariff and ‘take or pay’ scheme for long-term coal railway transport. In 2011, the Company and PT KAI agreed upon a tariff formula and in December of the same year both institutions entered into a long-term coal transport tariff agreement to be effective from 2012 to 2016. On the other hand, PT KAI has also initiated the construction of double track on the existing Tanjung Enim-Prabumulih railway in an effort to raise loading capacity from around 15 million tons to 22.7 million tons per year. Additionally, through a joint effort of PTBA and PT KAI, in 2011 additional coaches and locomotives for increased
75
Peningkatan Volume Angkutan Batubara Lokasi areal penambangan batubara Perseroan yang relatif jauh dari pelabuhan, membuat kereta api menjadi sarana angkutan utama batubara yang paling ekonomis. Sebagai konsekuensinya, peningkatan produksi dan penjualan batubara Perseroan harus selalu dikaitkan dengan kapasitas angkut produk melalui jalur kereta api. Hal ini mendorong Perseroan melaksanakan berbagai upaya untuk meningkatkan kapasitas angkutan kereta api. Dimulai tahun 2008 lalu, Perseroan menjalankan dua skenario utama peningkatan volume angkutan batubara. Pertama, melakukan optimasi dan peningkatan daya angkut melalui jalur kereta-api yang telah ada. Kedua, merintis pembangunan jalur kereta-api baru dari areal tambang ke pelabuhan muat yang memungkinkan penjualan produk batubara secara efisien, ekonomis dan memberikan hasil maksimal bagi Perseroan. Upaya pertama, meningkatkan secara bertahap kapasitas angkut kereta api eksisting dari Tanjung Enim ke Pelabuhan Tarahan menjadi 20 juta ton dan dari Tanjung Enim ke Kertapati menjadi 2,7 juta ton, sehingga total kapasitas angkut menjadi 22,7 juta ton per tahun. Untuk menjamin peningkatan volume angkutan kereta api, Perseroan pada bulan Oktober 2009 melakukan Perjanjian Angkutan Batubara Jangka Panjang (Coal Transport Agreement/CTA) yang berlaku mulai 1 Januari 2010 sampai dengan 31 Desember 2029. Dalam perjanjian tersebut, mulai tahun 2010, PT KAI menyanggupi untuk meningkatkan kapasitas angkut batubara melalu jalur yang sudah ada, Tanjung Enim-Tarahan dan Tanjung Enim-Kertapati, secara bertahap menjadi sebesar 22,7 juta pada akhir tahun 2014. Perjanjian tersebut mengatur formula tarif angkutan dan memberlakukan sistem “Take or Pay”. Sebagai tindak lanjut perjanjian tersebut, Perseroan menunjuk Konsultan Independen Mott Macdonald untuk merumuskan formula tarif dan formula take or pay angkutan kereta api batubara jangka panjang. Pada tahun 2011, Perseroan dan PT KAI telah menyepakati tarif dan formula, sehingga pada bulan Desember 2011, Perseroan dan PT KAI telah menanda tangani tarif angkutan batubara jangka panjang, yang berlaku untuk periode 2012-2016. Di lain pihak, PTKAI juga telah memulai tahap pembangunan jalur double track di jalur eksisting dari Tanjung Enim ke Prabumulih untuk meningkatkan kapasitas angkut dari sekitar 15 juta ton saat ini menjadi 22,7 juta ton per tahun. Selain itu, melalui kerjasama erat PTBA dan PT KAI, pada tahun 2011, tambahan gerbong dan lokomotif untuk meningkatkan kapasitas angkut telah tiba dan siap dipergunakan. Hal ini juga telah diikuti dengan perbaikan sarana CHF di areal kelolaan Perseroan seperti dijelaskan di atas.
PT Bukit Asam Tbk
. 2011 Annual Report
16
26
36
46
Ikhtisar Utama
Informasi Perseroan
Informasi Bagi Investor
Laporan Manajemen
Main Highlights
Corporate Information
Investors Information
Management Report
76
70
Laporan Pengelolaan Operasional Operational Management Report
Upaya kedua, dilakukan melalui pembentukan perusahaan baru, setelah mendapat persetujuan RUPSLB tanggal 28 Mei 2008, yakni PT Bukit Asam Transpacific Railway (BATR), melibatkan PTBA (10%), PT Transpacific Railway Infrastructure/TRI (80%) dan China Railway Engineering (10%), yang akan membangun jalur KA baru. Jalur baru sepanjang 307 km ini akan menghubungkan Tanjung Enim-Srengsem (Lampung), dengan perkiraan daya angkut sebesar 25 juta ton per tahun. Selain membangun jalur kereta api, perusahaan patungan ini juga akan membangun pelabuhan khusus batubara di Srengsem, Lampung. Skema pembiayaan 30% modal sendiri, sedang 70% lainnya dari pinjaman. Proyek ini telah mendapatkan Izin Prinsip dari Gubernur Lampung pada 22 September 2008 dan izin prinsip dari Gubernur Sumsel tanggal 13 Oktober 2008 dan pada Oktober 2009, proyek ini juga telah memperoleh izin prinsip pembangunan jalur Perkeretaapian Khusus dari Menteri Perhubungan RI. Pada bulan Maret 2010 telah dilakukan Penandatanganan Kontrak EPC (Engineering, Procurement and Construction) senilai US$1,3 miliar dan O&M (Operator and Maintenance) selama periode 20 tahun dengan nilai US$3,5 miliar antara BATR (anak perusahaan PTBA) dengan China Railway Group Limited untuk merealisasikan proyek tersebut. Pada tahun 2011, telah ditanda tangani frame work agreement pendanaan antara BATR dan konsorsium perbankan Cina, kegiatan survey telah selesai dilaksanakan dan CREC sebagai kontraktor EPC serta O&M telah melakukan final alligment kereta api dan menetapkan jalur trekking. Perkembangan ini diikuti dengan pelaksanaan pembebasan lahan untuk jalur kereta api dan areal pelabuhan di Lampung (Srengsem). Langkah lain yang dilaksanakan adalah penyusunan AMDAL Kereta Api dan AMDAL Stockpile dan Pelabuhan serta telah memproses izin pembangunan pelabuhan. Program lain yang dilakukan secara paralel adalah pembuatan detail desain serta penggalangan dana dari kreditur. Selain kerjasama dengan perusahaan asal China, Perseroan juga berpartisipasi dalam pengembangan angkutan KA batubara yang dilakukan oleh perusahaan asal India, Adani Group dengan memasok batubara sebesar 35 juta ton per tahun. Rencana angkutan KA yang dimotori oleh Pemprov Sumsel ini menempuh jalur dari lokasi Tanjung-Enim ke pelabuhan Tanjung Carat/Tanjung-Api-api (Sumatera Selatan), sepanjang 270 km. Pada bulan Januari ‘2011, proyek ini mencatat kemajuan dengan telah dilakukannya penanda tanganan Amendment I HoA di New Delhi, dihadapan kedua Kepala Negara. Selanjutnya pada bulan November 2011, telah ditanda tangani perpanjangan HoA yang berlaku sampai dengan Maret 2012. Dengan demikian jika ketiga skenario angkutan batubara tersebut dapat berjalan sesuai rencana, Perseroan akan mampu meningkatkan angkutan batubara melalui kereta api hingga sebesar 82 juta ton per tahun.
PT Bukit Asam Tbk
.
Laporan Tahunan 2011
loading capacity were made available and ready for use. This is accompanied by CHF improvement in the Company’s managed areas as described above. Second effort, setting up a new company, with the approval of EGMS dated 28 May 2008, which are PT Bukit Asam Transpacific Railway/BATR, involving PTBA (10%), PT Transpacific Railway Infrastructure/ TRI (80%) and China Railway Engineering Company/ CREC (10%), which will build a new railway track. The new 307-km track will connect Tanjung Enim and Srengsem (Lampung), at an estimated loading capacity of 25 million tons per year. Besides building railway tracks, the joint venture company will build a coal port in Srengsem, Lampung. Total financing is 30% own funds and 70% borrowing. This project was granted approval in principle by the Governor of Lampung on 22 September 2008 and by the Governor of South Sumatera on 13 October 2008, and in October 2009 an approval in principle was also issued for the construction of Special Railway Track by the Minister of Transportation. In March 2010, EPC (Engineering, Procurement and Construction) contract worth US$1.3 billion and O&M (Operator and Maintenance) 20-year contract worth US$3.5 billion were signed by BATR (PTBA subsidiary) and China Railway Group Limited to develop the project. In 2011, a financing framework agreement was signed by BATR and China banking consortium, a survey was finalized and CREC being the EPC and O&M contractor concluded the railway final alignment and railway track designation. This was followed by land acquisition for railway track and port area in Lampung (Srengsem). AMDAL (environmental impact assessment) for railway, stockpile and port was written and port construction permit was processed. Simultaneously, a detailed design and creditors’ financing scheme were arranged. Besides collaborating with China, the Company also had a joint project with Adani Group, India, to develop a 270-km railway track from Tanjung Enim to Tanjung Carat/Tanjung Api-api (South Sumatera) to transport coal at an annual capacity of 35 million tons. This project was under the patronage of South Sumatera Provincial Administration. In January 2011, this project made a progress with the signing of Amendment to HoA in New Delhi, in the presence of both heads of state. In November 2011, an Extention to HoA was concluded to be effective until March 2012. If the three scenarios of coal transport can proceed as planned, the Company will be in a position to
120
184
266
278
305
Pembahasan dan Analisis Manajemen
Laporan Tata Kelola Perusahaan
Laporan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Data Perseroan
Laporan Keuangan
Corporate Data
Financial Statements
Management Discussion & Analysis
Corporate Governance Report
Corporate Social Responsibilities
Realizing the three scenarios of railway track construction will improve loading capacity to 82 million tons from the current 15 million tons.
sell its coal products by railway transport up to 82 million tons per year.
CONSTRUCTION OF MINE MOUTH THERMAL POWER PLANT To optimize the use of low-calorie coal for economic benefit that will in turn maximize shareholders’ return, the Company constructed mine mouth thermal power plants (TPP). This project is expected to meet the electricity needs of the nation and the Company’s operations. Categorized according to the investment cost and the internal process, the mine mouth TPP projects are divided into several groups: • Projects approved by GMS The construction of Banjarsari Mine Mouth TPP with a capacity of 2 x 110 MW (original plan 2 x 100 MW) in Lahat Regency, South Sumatera was approved by EGMS on 10 May 2006, projected to meet the needs for electricity in Sumatera. The project was built by a subsidiary that was set up in 2007, PT Bukit Pembangkit Innovative (BPI), with PTBA consortium, i.e. PT Navigate Innovative Indonesia (NII) and Pembangkit Jawa Bali (PJB). The major part or 70% of financing was borrowed and the remaining 30% was self-funded. After being constrained by exchange rate fluctuation and steel price increase, through a re-tender a new contractor, China National Electric Equipment Corporation, was appointed replacing Jiangxi Electric Power Overseas Engineering Co. Ltd. Besides increased EPC costs, cost overrun and adjusted price of coal being TPP fuel prompted the management of PT BPI to propose an increase in electricity tariff to PT PLN (Persero) which would be incorporated in Amendment to Power Purchase Agreement (PPA) that had been approved by the EMR Minister. So in 2011 the Amendment to PPA was signed following the signing of Amendment to EPC Contract on 3 December 2010.
77
Realisasi tiga skenario pembangunan jalur angkutan kereta api akan meningkatkan kapasitas angkut menjadi hingga sebesar 82 juta ton dari 15 juta ton saat ini.
PEMBANGUNAN PLTU MULUT TAMBANG Untuk meningkatkan pemanfaatan batubara berkalori rendah dan mendapatkan manfaat ekonomis yang berujung pada peningkatan imbal hasil kepada pemegang saham, Perseroan membangun Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) mulut tambang. Pengembangan proyek ini selain bertujuan mendukung pemenuhan kebutuhan listrik nasional juga untuk memenuhi kebutuhan operasional Perseroan. Berdasarkan besaran nilai investasi yang dibutuhkan dan proses internal yang harus dilakukan, proyek-proyek pembangunan PLTU mulut tambang ini terbagi atas beberapa kelompok, yakni: • Proyek yang telah mendapat persetujuan melalui RUPS Pembangunan PLTU Mulut Tambang Banjarsari berkapasitas 2x110 MW (rencana sebelumnya 2x100 MW) di Kabupaten Lahat, Sumatera Selatan memperoleh persetujuan RUPSLB pada 10 Mei ‘06, diproyeksikan untuk memenuhi kebutuhan listrik di Sumatera. Pelaksanaan proyek dilakukan oleh anak perusahaan, yaitu PT Bukit Pembangkit Innovative (BPI), dibentuk tahun 2007, dengan konsorsium PTBA, yakni PT Navigate Innovative Indonesia (NII) dan Pembangkit Jawa Bali (PJB). Sebagian besar (70%) keperluan pendanaan pembangunan proyek dibiayai melalui pinjaman, sisanya (30%) melalui modal sendiri. Setelah sempat terkendala oleh fluktuasi nilai tukar dan kenaikan harga baja, melalui proses tender ulang, diperoleh kontraktor baru, yaitu China National Electric Equipment Corporation, menggantikan kontraktor sebelumnya Jiangxi Electric Power Overseas Engineering Co.Ltd. Selain kenaikan biaya EPC, munculnya cost overrun dan revisi harga batubara sebagai bahan bakar PLTU, membuat manajemen PT BPI mengajukan permintaan kenaikan harga jual listrik kepada PT PLN (Persero) untuk dituangkan dalam Amandemen Power Purchase Agreement (PPA) yang telah disetujui oleh Menteri ESDM. Sehingga Amandemen PPA telah ditandatangani di tahun 2011, menyusul penanda-tanganan Amandemen Kontrak EPC PLTU pada tanggal 3 Desember 2010.
PT Bukit Asam Tbk
. 2011 Annual Report
16
26
36
46
Ikhtisar Utama
Informasi Perseroan
Informasi Bagi Investor
Laporan Manajemen
Main Highlights
Corporate Information
Investors Information
Management Report
78
70
Laporan Pengelolaan Operasional Operational Management Report
Pada tahun 2011, seluruh lahan untuk pembangunan PLTU ini termasuk lahan untuk transmisi telah dibebaskan. Dengan telah selesainya seluruh permasalahan administratif maupun tahapan persiapan tersebut, maka pada bulan Juli 2011, telah dilaksanakan peletakan batu pertama (groundbreaking) pembangunan PLTU Banjarsari berkapasitas 2x110 MW, dengan perkiraan penyelesaian pembangunan pada tahun 2014. Total kebutuhan batubara kalori rendah yang akan dipasok PTBA untuk keperluan proyek ini adalah berkisar 1-1,5 juta ton per tahun. • Proyek PLTU Mulut Tambang lainnya PLTU Mulut Tambang Banko Tengah PLTU Mulut Tambang Banko Tengah dengan kapasitas 2x620 MW (sebelumnya 4x600 MW) di Kabupaten Muara Enim, Sumatera Selatan dirancang untuk memenuhi kebutuhan listrik di kawasan Sumatera dan Jawa. Pengaliran listrik dari areal proyek ke Pulau Jawa rencananya akan dilakukan melalui jalur transmisi listrik Sumatera-Jawa, sebagian akan melalui kabel bawah laut. PLTU Mulut Tambang Banko Tengah dengan kapasitas 2x620 MW ini pada awalnya merupakan proyek kerja sama Perseroan dengan mitra strategis dari Cina (China Huadian Corporation) dan beberapa mitra nasional (PLN, PT Truba Alam Manunggal Engineering Tbk dan Pemerintah Kabupaten Muara Enim), untuk pengembangan PLTU 4x600 MW melalui perjanjian usaha patungan pembangunan, operasi dan pemeliharaan PLTU yang ditandatangani pada 2006. Proposal penawaran penjualan listrik dari PLTU ini telah diajukan kepada PLN pada 2007. Perseroan kemudian menindak-lanjuti langkah ini dengan melaksanakan tahapan persiapan pembebasan lahan, mempersiapkan wilayah khusus Kuasa Pertambangan untuk pasokan batubara ke PLTU, dengan perkiraan kebutuhan sebesar 10-12 juta ton per tahun. Perseroan bersama-sama mitra strategis juga melakukan serangkaian proses negosiasi tarif listrik (Purchase Power Agreement/PPA) dengan pihak PLN dan pembahasan skema pembiayaan proyek dengan potential lenders maupun potential insurer.
PT Bukit Asam Tbk
.
Laporan Tahunan 2011
In 2011, the whole land for constructing this TPP and for transmission was acquired. With the administrative and preparatory matters settled, in July 2011 a ground-breaking was launched for the construction of Banjarsari TPP of 2x110 MW, estimated to be completed in 2014. Total low-calorie coal to be supplied by PTBA for this project is estimated at 1-1.5 million tons per annum. • Other Mine Mouth TPP Projects Banko Tengah Mine Mouth TPP Banko Tengah Mine Mouth TPP of 2x620MW (originally 4x600MW) in Muara Enim Regency, South Sumatera was designed to meet electricity demand in Sumatera and Java areas. Electricity distribution from the project site to Java Island is to be carried out through electric transmission line Sumatera-Java, partly through undersea cables. This 2x620 MW Mine Mouth TPP was first a project betwwen the Company with a strategic partner from China (China Huadian Corporation) and a few national partners (PLN, PT Truba Alam Manunggal Engineering Tbk and Regental Administration of Muara Enim), to develop TPP 4x600MW under a joint venture agreement to build, operate and maintain TPP signed in 2006. For selling electricity from this TPP a proposal was submitted to PLN in 2007. As a follow-up the Company began preparing for land clearance, preparing Mining Concession area for supplying coal to TPP at an estimated volume of 10 – 12 million tons per year. Together with its strategic partners the Company made a series of negotiations for electricity tariff (Purchase Power Agreement/PPA) with PLN and discussed the project payment scheme with potential lenders and potential insurers.
120
184
266
278
305
Pembahasan dan Analisis Manajemen
Laporan Tata Kelola Perusahaan
Laporan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Data Perseroan
Laporan Keuangan
Corporate Data
Financial Statements
Management Discussion & Analysis
Corporate Governance Report
Corporate Social Responsibilities
In December 2011, the Company received a Letter of Intent (LOI) for setting up PTBA Consortium with CHD from China as the winning contractor of Mine Mouth TPP 2x620 MW construction in Banko Tengah. The Company jointly with its consortium partner then declared their readiness to do the project. Construction was planned to take place from 2012 to 2016. The Company planned to proceed with land clearance for mining and TPP sites. The Company took a step further by opening new mining area in Banko Tengah, in anticipation of supplying an estimated 5.4 million tons of coal per year to Banko Tengah TPP, and also increasing supply to export and domestic market through the new track to Tarahan Port. The production capacity of this mine will be upgraded gradually. Riau Mine Mouth TPP Riau Mine Mouth TPP has a capacity of 2x300 MW, located in Peranap. In constructing this IPP TPP, the Company set up a consortium consisting of PTBA (51%), Lanco Infratech (25%) and PT Pamapersada Nusantara (24%). The Company was the sole participant in bidding for the 2x300 MW IPP. Until today the Company and consortium partners are still negotiating electricity tariff with PLN. On 9 December 2011 ESDM Director General issued a ruling on price of coal for mine mouth thermal power plant including coal with calorie under 3,000 kkal/kg GAR (Peranap coal falls under this category). Therefore, it is hoped there will be no obstacle in coal price negotiation with PLN.
79
Pada bulan Desember 2011, Perseroan mendapatkan Letter of Intent (LOI), penetapan Konsorsium PTBA dan CHD dari Cina sebagai pemenang proyek Pembangunan PLTU Mulut Tambang 2x620 MW di Banko Tengah. Perseroan, bersama mitra konsorsium kemudian membuat pernyataan kesanggupan pembangunan proyek dimaksud. Rencana konstruksi akan dimulai pada tahun 2012-2016. Perseroan merencanakan tindak lanjut pembebasan lahan tambang dan pembabasan lokasi PLTU. Perseroan telah melangkah lebih lanjut dengan membuka areal tambang baru di Banko Tengah. Pembukaan areal tambang tersebut selain sebagai antisipasi untuk memasok batubara ke PLTU Banko Tengah, dengan perkiraan kebutuhan 5,4 juta ton/tahun, juga untuk meningkatkan pasokan ke pasar domestik maupun internasional melalui jalur kereta api baru ke Pelabuhan Tarahan. Kapasitas produksi tambang ini akan ditingkatkan secara bertahap. PLTU Mulut Tambang Riau PLTU Mulut Tambang Riau berkapasitas 2x300 MW, berlokasi di Peranap. Dalam pembangunan PLTU berskema IPP ini, Perseroan membentuk konsorsium terdiri dari PTBA (51%), Lanco Infratech (25%) dan PT Pamapersada Nusantara (24%). Perseroan menjadi peserta tunggal dalam proses lelang IPP berkapasitas 2x300 MW. Perseroan bersama dengan mitra konsorsium sampai saat ini masih melakukan negosiasi harga jual listrik dengan PLN. Pada tanggal 9 Desember 2011 Dirjen Minerba telah menerbitkan peraturan tentang penentuan harga batubara untuk pembangkit listrik mulut tambang termasuk untuk batubara berkalori dibawah 3.000 kkal/kg GAR (dimana batubara Peranap dalam kategori ini), dengan demikian diharapkan tidak ada kendala dalam negosiasi harga batubara dengan PLN. Potensi pasokan batubara ke IPP Riau ini adalah sebanyak 4,3 juta ton/ tahun selama minimal 25 tahun. Hal-hal penting yang masih memerlukan waktu/diskusi antara PTBA dan PLN serta memerlukan persetujuan Dirjen Minerba adalah perhitungan biaya produksi batubara Peranap.
Coal supply to Riau IPP is estimated to be 4.3 million tons/year for at least 25 years. Pending matters to be discussed by PTBA and PLN that require ESDM Director General’s approval include the calculation of Peranap coal production cost.
PT Bukit Asam Tbk
. 2011 Annual Report
16
26
36
46
Ikhtisar Utama
Informasi Perseroan
Informasi Bagi Investor
Laporan Manajemen
Main Highlights
Corporate Information
Investors Information
Management Report
80
70
Laporan Pengelolaan Operasional Operational Management Report
• Proyek yang tidak memerlukan Persetujuan RUPS
• Projects not Requiring GMS Approval
PLTU Mulut Tambang Tanjung Enim kapasitas 3x10 MW di Tanjung Enim Pembangunan PLTU ini ditujukan untuk pemakaian sendiri di Unit Pertambangan Tanjung Enim (UPT) dan kelebihan dayanya akan dipasok ke PLN. Pada bulan Maret 2009 Perseroan menandatangani perjanjian kontrak EPC PLTU dengan Konsorsium China Overseas Engineering Holding Limited – Zheajiang Xizi United Engineering Co Ltd – Jiangxi Jiusheng International Electro-Mechanical Equipment Co.Ltd di Huangzhou, China. Selain itu diputuskan Black and Veatch International sebagai Konsultan Supervisi Pekerjaan EPC.
Tanjung Enim Mine Mouth 3x10MW TPP This TPP is constructed with the purpose of meeting the needs of Tanjung Enim Mining Unit and supplying the remainder to PLN. In March 2009 the Company entered into a TPP EPC contract with a consortium China Overseas Engineering Holding Limited – Zheajiang Xizi United Engineering Co Ltd – Jiangxi Jiusheng International Electro-Mechanical Equipment Co.Ltd in Huangzhou, China. Black and Veatch International was assigned as Consultant for supervising the EPC work.
Pada tahun 2010 rincian pekerjaan yang telah dilaksanakan mencakup: detail desain, pondasi peralatan utama, shipment peralatan utama, chimney, konstruksi dan erection i boiler dan ESP No.3. Sedangkan pekerjaan yang sedang berlangsung antara lain mencakup : penyelesaian pekerjaan Cooling Tower, Dry Coal Shed, DM Water, pondasi lainnya, konstruksi dan erection boiler dan ESP No.2 dan Main Power House (MPH) dan pengawasan kegiatan EPC Kontraktor.
In 2010, work accomplished included detailed design, major equipment base, major equipment shipment, chimney, construction ad erection of boiler and ESP No. 3. Work in progress included cooling tower, dry coal shed, DM water, other foundation work, construction and erection of boiler and ESP No. 2 and main power house (MPH) as well as overseeing EPC contractor work.
Di tahun 2011, progress pembangunan telah mencapai 93,5% dan direncanakan pada pertengahan 2012 akan dapat beroperasi secara maksimal. Kebutuhan batubara adalah 150 ribu ton per tahun.
In 2011, construction had been 93.5% completed and the plant is expected to be fully functional mid 2012. Coal required is 150,000 tons per year.
Penyelesaian proyek ini akan sangat mendukung program efisiensi kegiatan penambangan batubara melalui pengalihan pemakaian energi berbasis BBM, yang harga produknya di luar kontrol Perseroan, menjadi berbasis listrik. PLTU ini menggunakan bahan bakar batubara limbah yang selama ini belum termanfa’atkan.
When completed this project will support coal mining efficiency program by shifting fuelbased to electricity-based energy consumption as fuel price is beyond the Company’s control. This TPP is fueled by waste coal which has never been utilized.
PLTU Paket untuk Pelabuhan Tarahan Pembangunan PLTU berkapasitas 2x8 MW ini juga ditujukan untuk keperluan sendiri, terutama mendukung kebutuhan operasional Perseroan di pelabuhan Tarahan. Namun jika ada kelebihan daya, maka akan digunakan untuk memasok listrik ke masyarakat sekitar melalui PLN. Setelah pada 2008 menunjuk Konsultan Teknis dan mendapatkan persetujuan Dewan Komisaris pada Agustus 2009, Perseroan telah menindak lanjuti rencana ini dengan melakukan proses tender kontraktor EPC.
Packet TPP for Tarahan Port This 2x8MW TPP is also designed to meet the Company’s own needs, particularly to support the Company’s operations in Tarahan port. Any excess power wil be distributed to the surrounding community through PLN. After appointing Technical Consultant in 2008 and obtaining the Commissioners’ approval in August 2009, the Company invited tenders for EPC contractor.
Kontraktor EPC Pembangunan PLTU Pelabuhan Tarahan sat ini telah ditunjuk, dilanjutkan dengan proses CDA (Contract Discussion Agreement) dan pembahasan kontrak. Konsultan Pengawas (Supervisi) untuk proyek ini telah dipilih melalui proses pelelangan.
An EPC contractor was appointed and Contract Discussion Agreement (CDA) was discussed. A Contractor Overseer for this project was elected through bidding.
Di tahun 2011, progress proyek berlanjut dengan pelaksanaan persiapan prakonstruksi. Pekerjaan konstruksi maupun pemasangan instalasi dan penyelesaian proyek diperkirakan berlangsung hingga tahun 2013. Kebutuan batubara kalori rendah untuk PLTU ini adalah sekitar 100 ribu ton per tahun.
In 2011, the progress of this project continues with the implementation pre-construction preparation. The construction, installation and completion is expected to last until 2013. Needs of low calorie coal for this TPP is about 100,000 tons per year.
PT Bukit Asam Tbk
.
Laporan Tahunan 2011
120
184
266
278
305
Pembahasan dan Analisis Manajemen
Laporan Tata Kelola Perusahaan
Laporan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Data Perseroan
Laporan Keuangan
Corporate Data
Financial Statements
Management Discussion & Analysis
Corporate Governance Report
Corporate Social Responsibilities
81
Peranap Mine Mouth 2x10MW TPP in Indragiri Hulu Riau The idea of building this project started in 2008 after conducting studies in TPP construction and mine development in Peranap Mining Concession area. The construction of TPP of this capacity should enable the Company to make use of low-calorie coal to meet the electricity needs of local community. Construction will be parallel to the development of Peranap mine.
PLTU Mulut Tambang Peranap kapasitas 2x10 MW di Kabupaten Indragiri Hulu Riau Gagasan pembangunan proyek ini telah dimulai sejak 2008 dengan pelaksanaan studi pembangunan PLTU dan studi pengembangan tambang wilayah Kuasa Pertambangan Peranap. Melalui pembangunan PLTU berkapasitas 2x10 MW ini, diharapkan Perseroan dapat memanfaatkan batubara kalori rendah untuk mewujudkan komitmen pemenuhan kebutuhan listrik masyarakat setempat. Pembangunan PLTU akan dilakukan secara paralel dengan pengembangan tambang Peranap.
Until end of 2009, the Company was still negotiating electricity tariff with the Local Administration of Indragiri Hulu Regency.
Sampai akhir 2009, Perseroan masih dalam proses pembahasan jual beli listrik dengan Pemerintah Daerah Tk II Kabupaten Indragiri Hulu.
Until the end of 2010, the tender for EPC Contractor of Peranap TPP Construction failed as the number of participants (only two) was below requirement. Negotiation on electricity price with PLN WRKR and Indragiri Hulu Regental Administration, represented by Indragiri Hulu Regental Company, was still in progress.
Hingga akhir 2010, Proses Pelelangan Kontraktor EPC Pembangunan PLTU Peranap mengalami batal tender karena tidak memenuhi syarat jumlah peserta yang hanya diikuti oleh 2 peserta. Proses pembahasan jual beli listrik baik dengan PLN WRKR maupun dengan Pemerintah Daerah Tk II Kabupaten Indragiri Hulu yang diwakili oleh Perusda Inhu juga masih berlangsung.
DEVELOPMENT OF COAL BED METHANE (CBM) Besides various efforts to boost production and improve mining efficiency, the Company also made business expansion to strengthen its foundation. The strategy adopted was business diversification to improve added value.
PENGEMBANGAN COAl Bed MetHANe (CBM) Selain berbagai upaya peningkatan produksi dan efisiensi proses penambangan, Perseroan juga melakukan pengembangan usaha yang bertujuan untuk memperkuat fondasi bisnis perusahaan. Strategi yang diterapkan adalah dengan melakukan diversifikasi usaha guna meningkatkan nilai tambah.
The completion of all TPP projects will secure annual sales of 14 million tons low-calorie coal from Tanjung Enim and Peranap areas.
Penyelesaian seluruh proyek PLTU akan menjamin pemasaran 14 juta ton/tahun batubara peringkat kalori rendah dari areal sekitar Tanjung Enim dan Peranap.
Tanjung Enim CBM One alternative of business diversification in taking advantage of the abundant reserves was developing Coal Bed Methane in Tanjung Enim, in collaboration with PT Pertamina Hulu Energi (through PT PHE Metra Enim) and Dart Energy International Pte Ltd (through Dart Energy Tanjung Enim Pte Ltd). Ownership composition is PTBA 27.5% (through subsidiary, PT Bukit Asam Metana Enim), PT PHE Metra Enim 27.5% and Dart Energy Tanjung Enim Pte Ltd 45%.
CBM Tanjung Enim Salah satu alternatif diversifikasi usaha dalam memanfaatkan sumber daya Perseroan yang berlimpah adalah pengembangan Coal Bed Methane (CBM) di wilayah Tanjung Enim, bekerjasama dengan PT Pertamina Hulu Energi (melalui PT PHE Metra Enim) dan Dart Energy International Pte Ltd (melalui Dart Energy Tanjung Enim Pte Ltd), dengan struktur kepemilikan PTBA, 27,5 % (melalui anak perusahaan Perseroan, PT Bukit Asam Metana Enim), PT PHE Metra Enim, 27,5% dan Dart Energy (Tanjung Enim) Pte Ltd 45%.
In July 2008 exploration was commenced by designating drilling site to extract CBM gas sample in Tanjung Enim. The exploration indicated a CBM content of around 0.8 trillion cubic feet (TCF).
Mulai Juli 2008 tahap eksplorasi telah dilaksanakan melalui penentuan lokasi bor bagi pengambilan sample gas CBM Tanjung Enim. Indikasi awal dari proses eksplorasi tersebut menunjukkan kandungan CBM antara 0,8 triliun cubic feet (TCF). Dengan perkiraan kapasitas produksi sebesar 50
PT Bukit Asam Tbk
. 2011 Annual Report
16
26
36
46
Ikhtisar Utama
Informasi Perseroan
Informasi Bagi Investor
Laporan Manajemen
Main Highlights
Corporate Information
Investors Information
Management Report
82
70
Laporan Pengelolaan Operasional Operational Management Report
Kandungan CBM di Tanjung Enim berjumlah sekitar 0,8 triliun cubic feet (TCF).
CBM content in Tanjung Enim is around 0.8 trillion cubic feet (TCF).
juta kaki kubik gas per hari (50 MMSCF/day) maka kandungan CBM di areal ini akan habis minimal dalam waktu 40 tahun.
At an estimated production of 50 million cubic feet of gas per day (50 MMSCF/day), CBM content in this area will be exhausted within minimum 40 years.
Penandatanganan PSC untuk proyek ini telah dilaksanakan pada tanggal 4 Agustus 2009 antara para pihak dengan Pemerintah Republik Indonesia (RI) dengan komposisi Pihak Konsorsium 45% dan Pemerintah RI 55%, berlaku selama 30 tahun. Pada tahun 2011 telah dilakukan penandatanganan Join Operation Agreement, Accounting Procedure & Cooperation Agreement antara PTBAPertamina-Dart Energy dan status saat ini telah dilakukan 2 lubang core hole dan 1 lubang Pilot. Produksi awal CBM dari areal ini diperkirakan sekitar 0,25 MMCFD, dan akan ditingkatkan menjadi full production sebesar 50 MMCFD atau setara dengan energi PLTU 200 MW. Produksi CBM dari Tanjung Enim diharapkan dimulai pada tahun 2013. CBM Ombilin Selain di Tanjung Enim, Perseroan juga mengembangkan potensi gas CBM di Daerah Ombilin (Blok Sijunjung), dimana pada tanggal 17 maret 2011, konsorsium PTBA-PT Lion Global Energi (PT LGE) telah diumumkan secara langsung oleh Direktorat Jenderal MIGAS sebagai pemenang Lelang Penawaran Langsung Wilayah Kerja Gas Metana Batubara Blok GMB Sijunjung, dengan luas area ± 1.300 km2. PTBA dan PT LGE bekerjasama untuk mengembangkan CBM di Area Izin Usaha Pertambangan (IUP) PTBAOmbilin. Indikasi Gas In Place (GIP) hasil evaluasi bersama secara total sekitar 1 TCF (Trillion Cubic Feet), dimana sekitar 0,4 TCF berada di area Area Izin Usaha (Formasi Sawah Lunto). Rencana Investasi untuk Eksplorasi 3 tahun First Commitment sekitar 5 Juta US dolar Perseroan optimis kedua proyek ini akan dapat terealisir, terlebih untuk Tanjung Enim dimana PTBA sudah memiliki data geologi batubara yang lengkap, PT Pertamina EP memiliki data bor dan seismik yang lengkap sementara Dart Energy Pte sudah berpengalaman dalam pengembangan gas CBM di Australia.
PT Bukit Asam Tbk
.
Laporan Tahunan 2011
The Production Sharing Contract (PSC) for this project was entered into on 4 August 2009 between the parties and the Indonesian Government with a composition of the parties 45% and the Government 55% to be valid for 30 years. In 2011 PTBA, Pertamina and Dart Energy signed Joint Operation Agreement, Accounting Procedure & Cooperation Agreement, and to date two core holes and one pilot hole have been made. CBM production in this area is estimated to be around 0.25 MMCFD initially, but will be increased to reach full production of 50 MMCFD, or equivalent to the energy generated by 200 MW TPP. Tanjung Enim is expected to start producing CBM in 2013. Ombilin CBM In addition to Tanjung Enim site, the Company also developed CBM gas potentials at Ombilin (Block Sijunjung) for which on 17 March 2011 PTBA – PT Lion Global Energi (PT LGE) consortium was announced by Oil & Gas Directorate General to be the winner of Direct Bidding for Coal Methane Gas Work Area of Block GMB Sijunjung, covering an area of approx. 1,300 km2. PTBA and PT LGE would jointly develop CBM in Licensed Mining Area of PTBA-Ombilin. A joint evaluation indicates that there is Gas in Place (GIP) of around 1 TCF (trillion cubic feet) available, 0.4 TCF of which is found in Sawah Lunto Licensed Mining Area. Proposed investment for the first commitment of three-year exploration is estimated at US$ 5 million. The Company is optimistic that this project can be accomplished particularly for Tanjung Enim, considering PTBA has full coal geology data, PT Pertamina EP has full drilling and seismic data while Dart Energy Pte Ltd is experienced in CBM gas development in Australia.
120
184
266
278
305
Pembahasan dan Analisis Manajemen
Laporan Tata Kelola Perusahaan
Laporan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Data Perseroan
Laporan Keuangan
Corporate Data
Financial Statements
Management Discussion & Analysis
Corporate Governance Report
Corporate Social Responsibilities
83
DEVELOPMENT OF COAL GASIFICATION
PENGEMBANGAN GASIFIKASI BATUBARA
This prospective business is developed in collaboration with PT Pusri, the scenario being that all methane gas generated by coal gasification process will be absorbed by PT Pusri for its raw material in producing ammonia and urea-based fertilizer.
Pengembangan prospek usaha ini dilaksanakan melalui kerjasama dengan PT Pupuk Pusri, dengan skenario seluruh gas metana hasil proses gasifikasi batubara akan diserap oleh PUSRI sebagai bahan baku pembuatan amonia dan pupuk urea.
During 2011, progress made included finalization of Pre-FS by consultants and inviting bids for feasibility study of constructing factory to produce ammonia and urea by coal gasification. The factory is proposed to be built in Suban, Jeriji.
Selama tahun 2011, perkembangan yang dicapai mencakup penyelesaian penyusunan Pre-FS oleh konsultan. Langkah ini dilanjutkan dengan proses lelang pembuatan Feasibility Study Pembangunan Pabrik Amonia dan Urea melalui gasifikasi batubara yang rencananya akan dibangun di Suban, Jeriji.
DEVELOPMENT OF COAL SEA TRANSPORT
PENGEMBANGAN ANGKUTAN LAUT BATUBARA
To respond to the increasing coal demand in domestic and overseas market, the Company made a more comprehensive feasibility study of coal sea transport development. The study showed that sea transport development was “feasible and recommended” as it would support the Company’s performance and reduce dependence on other companies’ transport, improve bargaining position and facilitate coal distribution.
Dengan mempertimbangkan semakin meningkatnya permintaan batubara domestik maupun global, Perseroan kemudian melaksanakan studi kelayakan yang lebih komprehensif untuk mengembangan lini usaha angkutan laut batubara. Hasilnya menunjukkan bahwa pengembangan angkutan laut tersebut “Layak dan Direkomendasikan”, karena akan dapat menunjang kinerja Perseroan dan mengurangi ketergantungan angkutan pada perusahaan lain, meningkatkan posisi tawar dan mempermudah pendistribusian batubara.
In July 2009, the Company obtained the Commissioners’ approval to develop coal sea transport to be followed up by preparatory measures to establish subsidiary company in coal sea transport, and to write up the strategic plan. Developing coal sea transport business line will continue in 2012.
Bulan Juli 2009, Perseroan mendapatkan persetujuan Komisaris untuk mengembangkan angkutan laut batubara yang ditindak-lanjuti dengan langkah-langkah persiapan bagi pendirian anak perusahaan angkutan laut batubara dan penyusunan Rencana Strategis Pendirian anak perusahaan. Pengembangan lini usaha Angkutan Laut batubara akan dilanjutkan pada tahun 2012.
PT Bukit Asam Tbk
. 2011 Annual Report
70
16
26
36
46
Ikhtisar Utama
Informasi Perseroan
Informasi Bagi Investor
Laporan Manajemen
Main Highlights
Corporate Information
Investors Information
Management Report
84
Laporan Pengelolaan Operasional Operational Management Report
MEMANFAATKAN POTENSI CBM •
Coal Bed Methane (CBM) merupakan gas metana (CH4) yang terbentuk secara alami bersama dengan sejumlah kecil kandungan gas hidrokarbon dan non-hidrokarbon lainnya (85-99% metana), yang terkandung di dalam lapisan batubara sebagai hasil dari proses kimia dan fisika.
•
Dalam penambangan batubara di Indonesia, yang umumnya dilakukan secara open pit, pengupasan over burden yang dilakukan membuat kandungan CBM ini terbuang ke atmosfir dengan percuma dan menjadi salah satu unsur gas perusak lapisan ozon.
•
CBM umumnya diproduksi melalui lubang bor (exploitation hole), dimana air akan dipompa keluar dari lapisan batubara melalui proses pemompaan (dewatering), sehingga tekanan hidrostatik akan menurun, selanjutnya gas dapat keluar dari batubara melalui cleat dan rekahan untuk dialirkan ke permukaan.
•
Pemanfaatan gas CBM umumnya digunakan sebagai pembangkit listrik tenaga gas, untuk gas perumahan serta sebagai bahan baku pembuatan pupuk urea.
•
Survey awal yang dilakukan menunjukkan areal kelolaan PTBA di Tanjung Enim memiliki kandungan CBM sekitar 0,8 TCF, sedangkan untuk CBM Ombilin (Blok Sijunjung) indikasi Gas In Place (GIP) hasil evaluasi bersama secara total sekitar 1 TCF (Trillion Cubic Feet), dimana sekitar 0.4 TCF berada di area Ombilin (Formasi Sawah Lunto).
MANFAAT BAGI PTBA •
Memberikan nilai tambah bagi Perseroan berupa terciptanya penambahan sumber pendapatan baru.
•
Meningkatkan keamanan apabila kelak Perseroan merealisasikan rencana tambang dalam.
•
Berpartisipasi pada upaya penurunan emisi gas penyumbang kerusakan lapisan ozon.
•
Eksploitasi CBM tidak mengganggu proses produksi batubara saat ini.
Proses pemompaan air keluar dari batubara (dewatering) akan menurunkan tekanan hidrostatik, sehingga gas dapat keluar dari batubara melalui cleat dan rekahan untuk selanjutnya mengalir ke permukaan. Pumping water out of coal (dewatering) process will reduce hydrostatic pressure and release gas from coal through cleat and crack to further flow to the surface.
PT Bukit Asam Tbk
.
Laporan Tahunan 2011
120
184
266
278
305
Pembahasan dan Analisis Manajemen
Laporan Tata Kelola Perusahaan
Laporan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Data Perseroan
Laporan Keuangan
Corporate Data
Financial Statements
Management Discussion & Analysis
Corporate Governance Report
Corporate Social Responsibilities
85
Exploiting CBM Potentials •
Coal Bed Methane (CBM) is methane gas (CH4) that is naturally formed together with traces of other hydrocarbon and non-hydrocarbon gases (85%-99% methane), found in coal layer resulting from chemical and physical processes.
•
In Indonesia’s mostly open pit coal mining, overburden scraping/stripping wastes CBM content to the atmosphere to become a destroyer of ozone layer.
•
CBM is normally produced through exploitation hole, where water will be pumped out of coal layer through dewatering process, thus reducing hydrostatic pressure allowing gas to seep out of coal through cleats and cracks to flow to the surface.
•
CBM is generally used for gas-powered electric generator, domestic consumption and raw material of urea-based fertilizer.
•
An initial survey indicates that PTBA managed area of Tanjung Enim possesses CBM content of around 0.8 TCF, while Ombilin CBM (Block Sinjunjung) has Gas in Place (GIP) of around 1 TCF (trillion cubic feet), 0.4 TCF of which is found in Ombilin (Sawah Lunto Formation).
BENEFITS TO PTBA • Generating added value to the Company from the creation of new source of income. • Ensuring security if the Company realizes the deep mining operation plan. • Contributing to the reduction of ozone depleting gas emission. • CBM exploitation does not disrupt the existing coal production process.
Gas terperangkap di dalam batubara akibat tekanan hidrostatik dari air. AMGas trapped in coal due to water hydrostatic pressure.
PT Bukit Asam Tbk
. 2011 Annual Report
16
26
36
46
Ikhtisar Utama
Informasi Perseroan
Informasi Bagi Investor
Laporan Manajemen
Main Highlights
Corporate Information
Investors Information
Management Report
70
Laporan Pengelolaan Operasional
86
Operational Management Report
RISIKO DAN MANAJEMEN RISIKO
Risk and Risk Management
Manajemen Risiko
Risk Management
Perseroan mengoptimalkan peranan Manajemen Risiko untuk melakukan identifikasi dan mitigasi atas berbagai risiko yang dihadapi dan berpotensi menghambat pencapaian target Perseroan. Hasil identifikasi kemudian dimitigasi dan ditindak lanjuti dengan langkah-langkah antisipatif terhadap berbagai perkembangan kondisi lingkungan usaha yang bisa berdampak negatif.
The Company steps up the function of Risk Management to identify and mitigate various risks with potentials to constrain the Company from reaching its target. Risks identified are then mitigated and followed-up with anticipatory measures to address detrimental business condition.
Proses Manajemen Risiko Perseroan merupakan suatu proses terstruktur, sistematis serta berulang untuk meningkatkan kinerja pengelolaan risiko perusahaan yang berkelanjutan (continuous improvement). Proses ini mengacu pada standar AS/NZ 4360: 2004 yang tercantum dalam pedoman manajemen risiko korporat terintegrasi PTBA. Berikut proses pengelolaan risiko yang dimaksud:
Management Risk process in the Company is a structured, systematical and recurring process for continuous improvement of the Company’s risk management performance. This process is based on AS/NZ 4360: 2004 standard provided in PTBA integrated corporate risk management guide as depicted in the following chart: See Chart 5.1
GRAFIK CHART 5.1
MEMBUAT KONTEKS
Establish the Context
Analyse Risks
EVALUASI RISIKO
Monitor & Review
ANALISIS RISIKO
PEMANTAUAN & PENGKAJIAN
PENILAIAN RISIKO Risk Assessment
Identify Risks
Communication & Consultation
KOMUNIKASI & KONSULTASI
IDENTIFIKASI RISIKO
Evaluate Risks
PENGENDALIAN RISIKO Treat Risks
Pada tahun 2011, fokus kerja pengelolaan adalah semakin meningkatkan intensitas dan kualitas pengelolaan risiko untuk menjamin peningkatan kinerja Perseroan. Strategi umum yang diterapkan dalam pengelolaan risiko ini adalah:
In 2011, risk management was focused on intensifying work and improving quality of risk management to support the Company’s better performance. General strategy adopted in risk management includes:
•
•
Mengintegrasikan proses manajemen risiko kedalam proses bisnis Perseroan.
PT Bukit Asam Tbk
.
Laporan Tahunan 2011
Integrating risk management process into the Company’s business process.
120
184
266
278
305
Pembahasan dan Analisis Manajemen
Laporan Tata Kelola Perusahaan
Laporan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Data Perseroan
Laporan Keuangan
Corporate Data
Financial Statements
Management Discussion & Analysis
Corporate Governance Report
Corporate Social Responsibilities
87
Implementation of Enterprise Risk Management under AS/NZ 4360: 2004 Standard recognizes that risk management helps minimize potential deterrent in achieving corporate goal.
Penerapan enterprise Risk Management berdasarkan Standar AS/NZ 4360: 2004, disertai peningkatan kesadaran akan pengelolaan risiko guna membantu meminimalkan potensi halangan/hambatan dalam pencapaian tujuan perusahaan.
•
• •
• •
•
Intensifying risk awareness process in all components of the Company. Consistently updating Risk Register by continuous risk identification and monitoring. Upgrading the competence and knowledge of personnel responsible for Risk Management through seminars and training classes. Developing Business Continuity Management backed by Business Continuity Plan.
The goal of the Company’s risk management is to: • Mitigate/minimize risk potentials • Minimize risk exposure/impact • Optimize corporate goal achievement Based on the result of continued risk identification process since 2006, the Company has compiled a list comprising 37 risk factors that should be regularly and continuously monitored to be followed by mitigating steps as follows: See Chart 5.2
•
•
Intensifikasi risk awareness process pada seluruh Jajaran Perseroan. Pembaruan Risk Register secara konsisten melalui identifikasi dan pemantauan risiko secara terus menerus. Peningkatan kompetensi dan pengetahuan personil yang bertanggung jawab dalam pengelolaan Manajemen Risiko melalui seminar dan pelatihan. Pengembangan Business Continuity Management yang didukung oleh Business Continuity Plan.
Tujuan pengelolaan risiko yang dilaksanakan oleh Perseroan adalah: • Memperkecil/meminimalkan kemungkinan terjadinya risiko • Meminimalkan dampak/exposure risiko • Mengoptimalkan tercapainya tujuan perusahaan Berdasarkan hasil identifikasi risiko yang dilakukan secara berkesinambungan sejak 2006, Perseroan telah merumuskan daftar 37 risiko yang harus dipantau secara rutin dan berkesinambungan untuk kemudian dilakukan langkah mitigasinya, yakni:
GRAFIK CHART 5.2 1
2
3
4
5 6
7
8
RISIKO MUTU Quality RISIKO ANGKUTAN KA Railway RISIKO HUKUM Legal issue RISIKO ASET Asset RISIKO LAHAN Land RISIKO POMPA Pump RISIKO KONTRAKTOR Contractor
RISIKO SISTEM INFORMASI Information System
9
10
11
12
13 14
15
16
RISIKO PERSAINGAN Competition RISIKO SDM Manpower RISIKO BBM Fuel RISIKO ALAT Equipment RISIKO CHF CHF RISIKO SAFETY Safety RISIKO LINGKUNGAN Environment RISIKO ANGKUTAN TONGKANG Barge transportation
17
18
19
20
RISIKO EKSPLORASI Exploration RISIKO INVESTASI Investment RISIKO NILAI TUKAR Exchange rate RISIKO KENAIKAN BIAYA OPERASI
25
26
22
23
RISIKO DOKUMEN Document RISIKO PAJAK Tax RISIKO HUBUNGAN INVESTOR
27
28
29 30
31
Investor relations
24
RISIKO TDL Quality Risk
Commodity RISIKO TRANSAKSI STRATEGIS
33
34
Strategic transaction
Operating cost
21
RISIKO KOMODITAS
32
RISIKO PENGADAAN Procurement RISIKO SOSIAL Social issue RISIKO KREDIT (KBL) Loan/credit
35
36
37
RISIKO DEMURRAGE Demurrage RISIKO PROYEK Project RISIKO PASAR Market RISIKO STRIPPING RATIO Stripping ratio
FRAUD & CORRUPTION Fraud and corruption
RISIKO STAKEHOLDER Stakeholders RISIKO KOLEKTIBILITAS Receivables turnover
RISIKO FLUKTUASI Cash movement
PT Bukit Asam Tbk
. 2011 Annual Report
16
26
36
46
Ikhtisar Utama
Informasi Perseroan
Informasi Bagi Investor
Laporan Manajemen
Main Highlights
Corporate Information
Investors Information
Management Report
88
70
Laporan Pengelolaan Operasional Operational Management Report
Secara garis besar tiga puluh tujuh risiko tersebut dapat dibagi menjadi lima kelompok, yaitu: •
Risiko Eksternalitas, yaitu risiko yang diakibatkan oleh faktorfaktor eksternal. Risiko yang masuk ke dalam kelompok ini adalah risiko hukum, risiko hubungan investor, risiko lingkungan, risiko stakeholder dan risiko sosial.
•
Risiko Operasional, yaitu risiko yang disebabkan oleh ketidakcukupan dan atau tidak berfungsinya proses internal, kesalahan manusia dan kegagalan sistem. Risiko yang masuk ke dalam kelompok ini antara lain risiko mutu batubara, risiko SDM, risiko pompa, risiko kontraktor, risiko dokumen, risiko fraud and corruption, dan lain-lain.
•
Risiko Pasar, yaitu risiko terjadinya kerugian akibat pergerakan variabel pasar produk Perseroan. Risiko yang masuk ke dalam kelompok ini adalah risiko pasar, risiko nilai tukar dan risiko harga komoditas.
•
Risiko Keuangan, yaitu risiko yang ditimbulkan oleh fluktuasi target keuangan atau ukuran moneter perusahaan, yang diakibatkan karena gejolak beberapa variabel makro. Risiko yang masuk ke dalam kelompok ini adalah risiko pajak, risiko kolektibilitas piutang, risiko fluktuasi kas dan risiko kredit.
•
Risiko Strategis, yaitu risiko yang antara lain disebabkan oleh adanya penetapan dan pelaksanaan strategi yang tidak tepat, serta pengambilan keputusan bisnis yang tidak tepat. Risiko yang masuk ke dalam kelompok ini adalah risiko proyek, risiko transaksi strategis dan risiko investasi.
The 37 risks are classified into five groups: •
•
External Risks caused by external factors. Included in this category are legal, investor relations, environment, stakeholder, and social risks. Operational Risks caused by inadequacy or dysfunction of internal process, human error and system failure. This category includes the risks of product quality, manpower, pump, contractor, document and fraud & corruption.
Mitigasi risiko dengan kelompok level extreme risk dan high risk sebagai prioritas penanganan dan penanggulangan risiko.
Mitigation of extreme and high risks is the priority of risk management and control.
Perseroan kemudian membagi lagi risiko tersebut kedalam beberapa tingkatan (level) risiko sebagai acuan dalam pengendalian risiko, sesuai dengan peluang dan dampak yang ditimbulkannya. Level risiko tersebut adalah: Berisiko Sangat Tinggi (Extreme Risk), Berisiko Tinggi (High Risk), Berisiko Sedang (Medium Risk) dan Berisiko Rendah (Low Risk).
•
Market Risks caused by market variable movement of the Company’s product. Included in this category are market, exchange rate and commodity price risks.
•
Financial Risks, caused by fluctuations of the Company’s financial target or monetary measures due to macro variable changes. This category includes tax, receivables turnover, cash movement and credit risks.
•
Strategic Risks, caused by unsound strategy and business decision making. Included in
PT Bukit Asam Tbk
.
Laporan Tahunan 2011
120
184
266
278
305
Pembahasan dan Analisis Manajemen
Laporan Tata Kelola Perusahaan
Laporan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Data Perseroan
Laporan Keuangan
Corporate Data
Financial Statements
Management Discussion & Analysis
Corporate Governance Report
Corporate Social Responsibilities
this category are project, strategic transaction and investment risks. The Company spreads the risks into several risk level categories as guidance in risk management according to the opportunity and effect they impose. These risk level categories are Extreme Risk, High Risk, Medium Risk and Low Risk. Some of the 37 risks are high and extreme risks that need to be prioritized. They are legal, CHF, land, market, information system, quality, procurement, railway transportation, project, contractor, investor relations, fatal accident and operating cost increase risks. The Company continued to disseminate “Integrated Corporate Risk Management Guide” under AS/NZ 4360: 2004 standard to all functional units for implementation. The Guide contains information on risk management process from communication & consultation, context establishment, risk identification, risk analysis, risk evaluation, risk control and monitor & review. By using the risk mitigation guide, the entire workforce is expected to understand the management of risks in work units and regard it as an early warning system to minimize risks and their effect on the overall performance. During 2011, the Company consistently evaluated and mitigated all risks with detrimental potentials. Extreme and high risks were mitigated, and their status was changed. The following table describes the mitigation measures and status changes of major risks. See table 5.1
89
Dari 37 jenis risiko tersebut terdapat beberapa risiko yang sangat memerlukan prioritas pengendalian karena memiliki level risiko sangat tinggi (extreme) dan tinggi (high) yaitu Risiko Hukum, Risiko CHF, Risiko Lahan, Risiko Pasar, Risiko Sistem Informasi, Risiko Mutu, Risiko Pengadaan, Risiko Angkutan KA, Risiko Proyek, Risiko Kontraktor, Risiko Hubungan Investor, Risiko Kecelakaan Fatal dan Risiko Kenaikan Biaya Operasi. Perseroan juga terus melaksanakan sosialisasi dan menerapkan aturan “Pedoman Manajemen Risiko Korporat Terintegrasi”, yang mengacu pada standard AS/NZS 4360: 2004 keseluruh unit fungsional terkait secara bertahap. Pedoman tersebut mencakup informasi mengenai proses pengelolaan risiko mulai dari tahap komunikasi dan konsultasi, penetapan konteks, identifikasi risiko, analisis risiko, evaluasi risiko, pengendalian risiko dan pengawasan serta pemantauan. Melalui penerapan atas pedoman manajemen risiko tersebut, diharapkan seluruh satuan kerja dapat memahami pengelolaan risiko yang ada di unit-unit kerja serta menganggapnya sebagai early warning system dalam meminimalisir kemungkinan terjadinya risiko dan dampaknya terhadap jalannya usaha Perseroan. Sepanjang tahun 2011 Perseroan secara konsisten melakukan pengkajian dan mitigasi atas seluruh risiko-risiko yang akan atau kemungkinan besar memberi dampak negatif terhadap kinerja usaha. Mitigasi atas risiko langsung dilakukan terhadap risiko-risiko yang tergolong extreme dan high risk, sehingga terjadi perubahan status dari risiko-risiko tersebut. Perubahan status dan upaya mitigasi atas beberapa risiko utama, disajikan dalam tabel berikut.
PT Bukit Asam Tbk
. 2011 Annual Report
70
16
26
36
46
Ikhtisar Utama
Informasi Perseroan
Informasi Bagi Investor
Laporan Manajemen
Main Highlights
Corporate Information
Investors Information
Management Report
90
Laporan Pengelolaan Operasional Operational Management Report
TABEL TABLE 5.1 PERUBAHAN DAN MITIGASI ATAS RISIKO MITIGATION MEASURES AND RISK LEVEL CHANGE JENIS RISIKO TYPE OF RISK
DAMPAK IMPACT
LANGKAH MITIGASI MITIGATION MEASURES
LEVEL RISIKO RISK LEVEL
Risiko Kontraktor
Target produksi tidak tercapai
• Menerapkan dengan tegas sistem reward dan punishment kepada kontraktor; • Mengoptimalkan kinerja swakelola sebagai cadangan untuk memenuhi kekurangan produksi dari ketidaktercapaian produksi kontraktor. • Routine performance evaluation • Equipment control
Meningkat, dari risiko menengah menjadi risiko tinggi Improved from high to medium risk
Contractor
Lower product quality
Risiko kenaikan biaya operasi Higher operating costs
Terjadi peningkatan biaya produksi (Rp/ ton) Lower profit margin
• Melakukan efisiensi biaya operasi di semua lini. • Meningkatkan produksi dan melakukan sinkronisasi target produksi/persediaan, angkutan kereta api dan penjualan. • Cost control • Efficiency drive
Meningkat, dari risiko menengah menjadi tinggi. Improved from high to medium risk
Risiko kolektibilitas Receivables turnover
Posisi kas naik, kemampuan membayar kewajiban naik. Lower cash position, lower loan repayment
• Penagihan piutang secara intensif • Implementasi sangsi denda dalam kontrak • Intensive collection of receivables • Imposing penalty sanction
Menurun, dari risiko menengah menjadi risiko rendah Improved from high to medium risk
Risiko angkutan KA Stripping ratio
Terjadi peningkatan ketidaktercapaian angkutan KA Higher stripping ratio, higher production cost per ton
• Meminimalkan jam halangan pembongkaran di Tarahan dan Kertapati, serta meminimalkan jam halangan pemuatan di TE. • Menurunkan batas maksimum ketidaktercapaian angkutan KA yang masih dapat diterima dalam kontrak (dari 10% menjadi 5%)
Meningkat, dari risiko sedang menjadi risiko tinggi. Worsened from low to medium risk
• Synchronizing production and loading capacity • Drilling according to mining sequence • Product-driven sales Risiko CHF Commodity
Terjadi peningkatan ketidakmampulaluan batubara Low coal selling price
• Mempercepat dilakukannya technical audit; • Mempersiapkan persediaan sparepart vital dari RCD terutama RCD II. • Listing international selling price in contract • Export selling price according to international price index • Strict selection of prospective buyers
PT Bukit Asam Tbk
.
Laporan Tahunan 2011
Meningkat, dari risiko tinggi menjadi risiko ekstrim. Improved from extreme to medium risk
120
184
266
278
305
Pembahasan dan Analisis Manajemen
Laporan Tata Kelola Perusahaan
Laporan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Data Perseroan
Laporan Keuangan
Corporate Data
Financial Statements
Management Discussion & Analysis
Corporate Governance Report
Corporate Social Responsibilities
91
Human Resource Development
Pengembangan Sumber Daya Manusia
The corporate mission in managing human resource is “To have the best human resource and human resource management system to support the Company’s development”. While the corporate vision in managing human resource is “To make PT. Bukit Asam (Persero), Tbk. human resource the competitive advantage of the Company”. To realize such vision and mission, the Company adopts a series of human resource management strategic measures to be implemented in stages.
Misi pengelolaan Sumber Daya Manusia (SDM) adalah “Menyediakan SDM dan Sistem Manajemen SDM yang terbaik, untuk menunjang pengembangan Perusahaan”. Sementara Visi Perusahaan dalam pengelolaan SDM adalah “Menjadikan SDM PT Bukit Asam (Persero), Tbk. sebagai keunggulan kompetitif Perusahaan”. Untuk mewujudkan misi dan visi tersebut, Perseroan menetapkan serangkaian langkah-langkah strategis pengelolaan SDM yang implementasinya dilaksanakan dalam beberapa tahap.
The strategic plan is aimed at providing excellent manpower and promoting the competence of incumbents and new recruits to lead the Company to a world class company status. In the short term the Company will take the following steps: • Providing overseas study for employees with good performance and potentials. • Recruiting ready-for-use qualified personnel to support higher production and new businesses such as TPP, infrastructure and CBM. • Devising succession plan with information technology back-up. • Aligning organisation and improving human resource management system. • Cultivating culture of excellence. While in the medium term the following measures will be taken: • Implementing succession plan to competent incumbent personnel. • Applying career path method and remuneration package with balanced scorecard tools and information technology specifically designed for human resource management. • Exercising training system that integrates competence upgrading with culture of excellence understanding that upholds corporate values. The Company is confident that the countless achievements and growth in the Company performance reflect the hard work and dedication of all personnel. This confidence leads to an understanding that human resource is the prime driving force of the entire business operations and the strategic partner of the Company.
Rencana strategis tersebut ditujukan untuk memenuhi kebutuhan SDM yang unggul dan mengembangkan kompetensi SDM yang telah ada maupun yang akan direkrut guna menunjang pengembangan perusahaan menjadi “world class company”. Dalam jangka pendek, Perseroan akan menempuh beberapa langkah, mencakup: • Tugas belajar ke luar negeri untuk karyawan berprestasi dan berpotensi. • Rekrutmen tenaga siap pakai yang berkualitas untuk mendukung peningkatan produksi dan bidang-bidang usaha baru, seperti PLTU, infrastruktur dan CBM. • Menyiapkan succession planning dengan dukungan teknologi informasi. • Melakukan penyelarasan (alignment) organisasi dan penyempurnaan sistem manajemen SDM. • Memfasilitasi pembentukan budaya unggul. Sementara untuk jangka menengah beberapa langkah lanjutan yang dipersiapkan meliputi: • Implementasi succession plan bagi SDM eksisting yang berkompeten. • Penerapan carrier path dan remuneration package dengan dukungan balanced scorecard tools dengan dukungan penuh teknologi informasi yang didesain khusus untuk pengelolaan SDM. • Penerapan sistem pelatihan yang mengintegrasikan peningkatan kompetensi dengan pemahaman budaya unggul yang menjunjung tinggi nilai-nilai perusahaan. Perseroan meyakini berbagai pencapaian dan pertumbuhan kinerja yang diperoleh hingga saat ini merupakan wujud nyata dari kerja keras dan dedikasi seluruh pegawai Perseroan. Keyakinan ini menumbuhkan pemahaman bahwa SDM merupakan unsur penggerak terpenting dari seluruh operasional bisnis yang dilaksanakan oleh Perseroan dan menempatkan SDM sebagai mitra strategis perusahaan. Sejalan dengan strategi pengelolaan SDM, Perseroan telah memiliki struktur organisasi yang lengkap dalam pengelolaan SDM, meliputi fungsi perencanaan, pengembangan SDM, pendidikan dan pelatihan, administrasi kepegawaian dan hubungan industrial. Melalui berbagai fungsi tersebut, Perseroan berupaya mewujudkan misi untuk menyediakan SDM dan sistem manajemen SDM terbaik untuk menunjang pengembangan Perseroan.
PT Bukit Asam Tbk
. 2011 Annual Report
16
26
36
46
Ikhtisar Utama
Informasi Perseroan
Informasi Bagi Investor
Laporan Manajemen
Main Highlights
Corporate Information
Investors Information
Management Report
92
70
Laporan Pengelolaan Operasional Operational Management Report
Penyusunan peta kebutuhan pegawai dan pelatihan berkelanjutan untuk mendukung pertumbuhan usaha jangka panjang.
Employee requirement mapping and continued training to support the Company’s long-term business development.
PT Bukit Asam Tbk
.
Laporan Tahunan 2011
120
184
266
278
305
Pembahasan dan Analisis Manajemen
Laporan Tata Kelola Perusahaan
Laporan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Data Perseroan
Laporan Keuangan
Corporate Data
Financial Statements
Management Discussion & Analysis
Corporate Governance Report
Corporate Social Responsibilities
In line with its human resource management strategy, the Company has equipped itself with a comprehensive organization structure with the functions of human resource planning, development, education and training, personnel administration and industrial relations. Through these functions the Company strives to accomplish its mission to install the best human resource and human resource management system in support of the Company’s continued growth. In 2011 a few of the human resource programs were accomplished: •
Selection of the most talented 19 persons for management training and overseas special assignments.
•
Completion of career path and succession plan.
•
Finalization of employee requirement mapping and recruitment preparation.
•
Provision of various training classes to upgrade personnel proficiency in accordance with the Company’s requirement.
93
Pada tahun 2011 beberapa program bidang SDM yang telah diselesaikan mencakup: • Pemilihan dan pengiriman 19 orang SDM bertalenta terbaik untuk mengikuti pelatihan manajemen termasuk penugasan khusus yang diselenggarakan di luar negeri. • Penyelesaian career path dan succession plan. • Pemetaan kebutuhan pegawai dan persiapan rekrutmen SDM. • Pelaksanaan berbagai pelatihan untuk meningkatkan kompetensi SDM sesuai kebutuhan Perseroan.
Demografi Diakhir tahun 2011, Perseroan memiliki jumlah pegawai sebanyak 3.100 orang dengan lokasi penugasan yang tersebar di Unit Pertambangan Tanjung Enim, Unit Pertambangan Ombilin, Unit Pengusahaan Briket termasuk 54 orang yang diperbantukan pada anak perusahaan dan Dana Pensiun milik Perseroan. Demografi pegawai menunjukkan 16 orang pegawai 2011 adalah lulusan sarjana Strata-2, 338 orang lulusan strata-1, 212 orang lulusan D-3, 1.503 orang lulusan SLTA dan 1.031 orang lulusan jenjang pendidikan SLTP hingga SD, sesuai dengan lingkup pekerjaan yang dibutuhkan pada berbagai bidang operasional Perseroan.
Demography At the end of 2011, the Company employed 3,100 people posted in various sites, Tanjung Enim Mining Unit, Ombilin Mining Unit, Briquette Business
GRAFIK CHART 5.3 Demografi pegawai menurut jenjang pendidikan Employee demography by education
Unit, and 54 people assigned in the Company’s
16
347
subsidiaries and Pension Fund.
338
214
16
212
Employee demography indicates that in 2011 1.078
the Company’s workforce consisted of 16 post-
1.031
2011
2010
graduates, 338 graduates, 212 under-graduates, 1,503 high school graduates and 1,031 junior high and elementary school graduates, depending on the scope of work required in various areas of the
1.503
1.546
Company’s operation. See Chart 5.3 s/d SMP
up to Junior High School
SLTA
Senior High School
D-3
Diploma Graduate
S-1
Graduate
Under age classification, employee demography comprises 77 persons (2.48%) aged 25<30, 42 persons (1.35%) aged 30<35, 159 persons (5.13%) aged 35<40, 297 persons (9.58%) aged 40<45, 1,319 persons (42.6%) aged 45<50, and 1,206 persons (38.90%) aged over 50. See Chart 5.4
Sementara berdasarkan umur pegawai, komposisi demografi Perseroan adalah, 77 orang (2,48%) berusia 25<30 tahun, 42 orang (1,35%) berusia 30<35 tahun, 159 orang (5,13%) berusia 35<40 tahun, 297 orang (9,58%) berusia 40<45 tahun, 1.319 orang (42,6%) berusia 45<50 tahun, dan 1.206 orang (38,90%) berusia diatas 50 tahun.
PT Bukit Asam Tbk
. 2011 Annual Report
S2
Doctoral
16
26
36
46
Ikhtisar Utama
Informasi Perseroan
Informasi Bagi Investor
Laporan Manajemen
Main Highlights
Corporate Information
Investors Information
Management Report
94
70
Laporan Pengelolaan Operasional Operational Management Report
As employees aged over 45 (81%) outnumber GRAFIK CHART 5.4 DEMOGRAFI PEGAWAI MENURUT USIA EMPLOYEE DEMOGRAPHY BY AGE 0,2
3,2 0,5
those of younger age, the Company addressed the situation by conducting various programs such as competence upgrading courses, recruitment and 2,5 1,4
6,0
32,6
12,7
early retirement scheme to allow regeneration and 9,6
2010 %
2011 % 42,6
44,7
< 25
to maintain the Company’s competitive advantage.
5,1
38,9
25 < 30
30 < 35
35 < 40
40 < 45
45 < 50
> 50
Kondisi demografi diatas menunjukkan jumlah pegawai Perseroan dengan usia diatas 45 tahun lebih dominan, yakni sampai 81%. Untuk menjaga daya saing, kompetensi pegawai serta regenerasi Perseroan, selama tahun 2011 Perseroan menjalankan berbagai program, termasuk rekrutmen, pensiun dini dan pelatihan berkesinambungan.
REKRUTMEN PEGAWAI Perseroan menerapkan kebijakan rekrutmen umum yang menetapkan bahwa proses penerimaan pegawai berawal dari kebutuhan Satuan kerja (user) dan dalam bagian akhir (wawancara) juga melibatkan user. HRD, bertindak sebagai fasilitator dan regulator proses penerimaan. Perseroan telah selesai menyusun peta kebutuhan SDM, termasuk kebutuhan fresh graduate maupun reposisi eksisting SDM untuk mengisi berbagai posisi jabatan di jenjang organisasi sesuai perkembangan Perusahaan.
RECRUITMENT OF EMPLOYEES General recruitment policy directs that recruitment process starts with the user and ends with the user (during interview). The Human Resource Department acts as facilitator and regulator of recruitment process. The Company has completed the mapping of manpower requirement, including requirement for fresh graduates, and repositioning of incumbent personnel to fill various organizational positions according to the Company’s needs. Recruitment is adjusted to long-term manpower requirements (the next three years for graduates and one year for senior high school graduates). Selection is made involving a third party and applicants should meet administrative requirement, pass aptitude test, psycho test, medical check-up, and interview. Prior to permanent employment, a prospective employee is required to take management trainee course, called Graduate Development Program.
Rekrutmen pegawai baru dilakukan sesuai hasil analisa kebutuhan jangka panjang dengan mempertimbangkan kompetensi pegawai yang ada.
Recruitment is adjusted to long-term manpower requirements by considering the competence of the incumbents.
Pada pelaksanaannya rekrutmen dilaksanakan berdasarkan rencana kebutuhan tenaga kerja jangka panjang (3 tahun kedepan untuk lulusan S-1 dan 1 tahun ke depan untuk lulusan setingkat SLTA). Proses seleksi melibatkan pihak ketiga dan dilakukan melalui pemenuhan aspek administrasi, attitude test, psikotes, tes kesehatan, dan wawancara. Sebelum diangkat menjadi pegawai tetap, terlebih dahulu para calon pegawai tersebut mengikuti program management trainee, disebut Graduate Development Program.
To fill vacant positions, new recruits are selected by technical competence assessment for position level IV and below, and by using an assessment center for position level III and above.
PT Bukit Asam Tbk
.
Laporan Tahunan 2011
120
184
266
278
305
Pembahasan dan Analisis Manajemen
Laporan Tata Kelola Perusahaan
Laporan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Data Perseroan
Laporan Keuangan
Corporate Data
Financial Statements
Management Discussion & Analysis
Corporate Governance Report
Corporate Social Responsibilities
Employee Training and Development Employee training and development are based on analysis of training needs to realize employees’ potentials, fulfil professional/certification requirements and to comply with the laws and regulations. Human resource development is a long-term investment that will positively affect the future performance of the Company. Training programs conducted in 2011 include: • Managerial competence development through management development program followed by 446 employees. Out of the total employees participating in the management program, 19 were selected for overseas training while 427 others for local training. • Technical competence development through Technical Training attended by 2,104 employees. • Technical competence test for level IV to VI totalling 389 employees, using behavioral event interview method. • Non-technical competence test, using assessment center method, for level I to IV attended by 241 employees. See table 5.2
95
Sedangkan untuk pengisian jabatan kosong, rekrutmen dilaksanakan dengan melakukan seleksi melalui asesmen kompetensi (teknis) untuk jenjang Jabatan IV ke bawah dan menggunakan assessment centre untuk Jenjang Jabatan III ke atas.
Pelatihan dan Pengembangan Kompetensi Pegawai Pelatihan dan pengembangan pegawai dilaksanakan berdasarkan analisa kebutuhan pelatihan dalam rangka pemenuhan kompetensi, tuntutan profesi/sertifikasi dan ketentuan perundang-undangan. Pengembangan SDM merupakan investasi jangka panjang yang akan memberikan dampak nyata bagi peningkatan kinerja Perseroan di masa mendatang. Berbagai program pelatihan yang dilakukan Perseroan pada tahun 2011, mencakup: • Pemilihan dan pengiriman 19 orang SDM bertalenta terbaik untuk mengikuti pelatihan manajemen termasuk penugasan khusus yang diselenggarakan di luar negeri. • Peningkatan kompetensi teknis pegawai, melalui Pelatihan Teknik diikuti oleh 2.104 pegawai. • Pelaksanaan Uji Kompetensi teknis dilakukan terhadap pegawai dengan jenjang jabatan IV sampai VI sebanyak 389 orang. Uji kompetensi teknis menggunakan metode behavioral event interview. • Sedang uji kompetensi non teknis, menggunakan metode asesmen center, dilakukan terhadap pegawai dengan jenjang jabatan I sampai dengan IV sebanyak 241 pegawai.
TABEL TABLE 5.2 REKAPITULASI PENYELENGGARAAN TRAINING TAHUN 2011 2011 training programs JENIS PELATIHAN TYPE OF TRAINING
Manajemen Management
INTERNAL
EKSTERNAL
INTERNAL
EXTERNAL
JUMLAH TOTAL
427
19
446
Teknik Technic
2.104
0
2.104
Jumlah Total
2.531
19
2.550
In 2011 the Company spent a total of Rp7.2 billion for upgrading employee competence by way of training, seminar, and workshop, averaging Rp2.8 million per employee.
Secara total, Perseroan mengeluarkan biaya sebesar Rp7,2 miliar untuk mengembangkan kompetensi pegawai melalui pelatihan termasuk seminar dan workshop, sepanjang tahun 2011, sehingga rata-rata biaya pengembangan setiap pegawai adalah sebesar Rp2,8 juta per pegawai.
Equal Opportunity in Career Development
Persamaan Kesempatan dalam Pengembangan Jenjang Karir
The Company continued to develop and improve the entire infrastructure in support of fair and transparent employee competence evaluation. This is to guarantee equal opportunity in career development for all employees in line with the Company’s own development. The Company applies “Balanced Scorecard” tool to ensure that all employees are appraised in an accurate,
Perseroan terus mengembangkan dan menyempurnakan seluruh pranata yang mendukung penilaian kemampuan pegawai secara adil, fair dan transparan. Hal ini dilakukan untuk menjamin persamaan kesempatan bagi seluruh Pegawai dalam mengembangkan karir-nya sesuai dengan perkembangan perusahaan. Perseroan menerapkan sistem tools “Balanced Scorecard” untuk mendapatkan akurasi, kesamaan dan transparansi yang berimbang dalam menilai kompetensi seluruh pegawai, perkembangan karir, tanggung jawab dan remunerasinya.
PT Bukit Asam Tbk
. 2011 Annual Report
16
26
36
46
Ikhtisar Utama
Informasi Perseroan
Informasi Bagi Investor
Laporan Manajemen
Main Highlights
Corporate Information
Investors Information
Management Report
96
70
Laporan Pengelolaan Operasional Operational Management Report
Perseroan kemudian memberikan kesempatan kepada seluruh pegawai untuk memperjuangkan hak-haknya secara berimbang dan setara melalui Serikat Pekerja Bukit Asam (SPBA). Kesepakatan yang setara antara kewajiban maupun hak pegawai di satu pihak (baik secara pribadi maupun melalui SPBA) dengan Perseroan dilain pihak kemudian dituangkan dalam perjanjian kerja bersama (PKB). Melalui PKB ini pola hubungan industrial antara Perseroan dan dukungan pegawai terhadap keberlangsungan operasional yang kondusif lebih terjamin. Pengembangan karir dilakukan melalui rotasi/promosi berbasis kompetensi dan kinerja pegawai sesuai kebutuhan perusahaan. Sepanjang tahun 2011 lalu, Perseroan telah melakukan promosi terhadap 157 orang pegawai.
REMUNERASI DAN KESEJAHTERAAN PEGAWAI Perseroan menindaklanjuti peningkatan kompetensi SDM dan promosi jabatannya seimbang dengan peningkatan kompetensi dan penilaian kinerjanya. Proses manajemen kinerja ini berlangsung melalui siklus manajemen kinerja, mulai dari penyusunan rencana, performance review secara kontinyu dan penilaian kinerja secara berkala. Untuk menentukan kinerja seluruh pegawai perusahaan, Perseroan menetapkan Key Performance Indicator (KPI) yang direncanakan dan ditetapkan mulai level perusahaan, tingkat divisi/tim sampai dengan tingkat individu. Selanjutnya Perseroan menetapkan proses pemantauan atas keseluruhan capaian kinerja masing-masing individu maupun group/ kelompok. Pemantauan dilakukan melalui coaching, counseling, dan controlling. Perseroan selanjutnya melakukan evaluasi atas kinerja seluruh insan perusahaan, baik pada tingkat individual, team maupun pada tingkat perusahaan secara periodik. Hasil evaluasi ini kemudian digunakan untuk dua tujuan, yakni feedback bagi pengembangan kompetensi SDM bersangkutan dan memberikan penghargaan untuk yang memiliki kinerja sama atau melebihi target sesuai kesepakatan KPI sebelumnya serta langkah pembinaan bagi yang kurang atau tidak dapat mencapai ukuran kinerja yang ditetapkan.
equal, balanced and transparent fashion in terms of their career development, responsibility and remuneration. The Company gives all employees opportunity to fight for their equal and impartial rights through Bukit Asam Labor Union. Equality of rights and obligations between the employees (in person or by representation of Bukit Asam Labor Union) and the Company is incorporated in Collective Labor Agreement (CLA). This Agreement ensures the employees’ support to the Company’s continued operations in a conducive industrial relation. Career development is also carried out by way of rotation/promotion based on employee competence and performance according to the needs of the Company. During 2011, 157 employees were promoted.
EMPLOYEE REMUNERATION AND WELFARE Competence development is followed by giving employees opportunity for career development commensurate with their competence and performance. The process of performance management runs through performance management cycle that covers planning, continual and periodic performance review. To evaluate the performance of all personnel, the Company applies Key Performance Indicator (KPI) that is put in place from corporate down to division/team and individual level. Monitoring system is also used to evaluate overall achievement of each individual or group. Monitoring is carried out through coaching, counselling and controlling. Periodic evaluation is made on all personnel, whether as an individual, a team or a company as a whole. The result of this evaluation is then used for two purposes, i.e. as feedback for developing the employee’s competence and giving award
Pengembangan karir dilakukan melalui rotasi/promosi berbasis kompetensi dan kinerja pegawai sesuai kebutuhan Perseroan.
PT Bukit Asam Tbk
.
Laporan Tahunan 2011
Career development is also carried out by way of rotation/ promotion based on employee competence and performance according to the needs of the Company.
120
184
266
278
305
Pembahasan dan Analisis Manajemen
Laporan Tata Kelola Perusahaan
Laporan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Data Perseroan
Laporan Keuangan
Corporate Data
Financial Statements
Management Discussion & Analysis
Corporate Governance Report
Corporate Social Responsibilities
for above standard achievement in accordance with Key Performance Indicator (KPI), and as coaching measures for those with below standard performance. The Company has devised a remuneration standard based on employee rank and position level. The Company also seeks to formulate a competitive remuneration standard by taking part in a remuneration survey in similar industry. The whole process is a means to standardize compensation and benefit system towards motivating employees to step up their competence and performance. Besides giving performance-based remuneration that is in line with industrial development, the Company provides other benefits in the form of holiday bonus, health insurance, pension and paidleave in accordance with the prevailing regulations. The Company has set up Retirement Benefit Program, Bukit Asam Pension Fund, Retirement Savings Program and Pensiun Iuran Pasti Program in collaboration with reputable and competent institutions. These are all aimed at satisfying employees’ welfare. The Company also provides health care plans through Bukit Asam Hospital and Inhealth Health Insurance Progam for retirees.
ORGANIZATION ALIGNMENT AND HUMAN RESOURCE MANAGEMENT SYSTEM IMPROVEMENT In a bid to ensure a sustainable growth the Company has conducted organisational assessment and alignment in accordance with the Company’s changing requirements.
97
Perseroan telah menerapkan standar penggajian berdasarkan pemeringkatan pegawai dan jenjang jabatan. Untuk memberikan remunerasi yang kompetitif, Perseroan mengikuti remuneration survey pada industri sejenis. Proses tersebut merupakan upaya standarisasi sistem kompensasi dan imbal jasa Perseroan yang diarahkan untuk meningkatkan motivasi pegawai dalam meningkatkan kompetensi dan kinerjanya. Selain remunerasi yang sejalan dengan perkembangan industri maupun kinerja, Perseroan memberikan tunjangan lain kepada pegawai dalam bentuk Tunjangan Hari Raya (THR), jaminan kesehatan, uang pensiun dan hak cuti yang ditentukan sesuai dengan peraturan yang berlaku. Perseroan telah melaksanakan program “Jaminan Hari Tua” (JHT), Dana Pensiun Bukit Asam, program pensiun “Tabungan Hari Tua” dan Program Pensiun Iuran Pasti, bekerja sama dengan lembaga yang kompeten, sebagai bagian dari pemenuhan kesejahteraan pegawai. Perseroan juga menyediakan jaminan layanan kesehatan melalui RSBA dan program Asuransi Kesehatan Inhealth untuk pensiunan pegawai.
PENYELARASAN ORGANISASI DAN PENYEMPURNAAN SISTEM MANAJEMEN SDM Dalam rangka menunjang pertumbuhan yang berkesinambungan Perseroan telah melakukan evaluasi dan penyelarasan organisasi sesuai dengan dinamika perkembangan usaha perusahaan. Langkah penting lainnya yang dilakukan adalah penyempurnaan sistem pengembangan pegawai melalui penerapan “talent Management” dengan tujuan diperolehnya gambaran rinci mengenai ketersediaan dan penempatan pegawai sesuai kebutuhan organisasi. Melalui penerapan tersebut, maka pengembangan, seleksi dan nominasi pegawai berbasis pada kompetensi dan kinerja yang bersangkutan. Perseroan kemudian melakukan review atas model kompetensi yang digunakan sebagai acuan, diikuti pengembangan Assessment Center.
Another important measure taken was improving employee development system through the application of “Talent Management” to arrive at a detailed picture of the availability and placement of employees as required by the organization. By this application, employee development, selection and nomination will be based on the individual employee’s competence and performance. The Company then reviewed the competence model used as reference and developed an Assessment Center.
PT Bukit Asam Tbk
. 2011 Annual Report
16
26
36
46
Ikhtisar Utama
Informasi Perseroan
Informasi Bagi Investor
Laporan Manajemen
Main Highlights
Corporate Information
Investors Information
Management Report
98
70
Laporan Pengelolaan Operasional Operational Management Report
Langkah-langkah tersebut kemudian berhasil menyempurnakan model kompetensi dan menyusun panduan asesmen, setelah dilakukan review atas katalog kompetetensi inti, manajerial, karakteristik pribadi dan teknis, serta panduan asesmen kompetensi teknis.
These measures successfully improved competence model and produced assessment guide, after reviewing core competence catalogue, managerial aptitude, personal and technical characteristics, as well as technical competence assessment guide.
PENINGKATAN BUDAYA UNGGUL Pembentukan dan peningkatan Budaya Unggul merupakan bagian dari upaya memotivasi pegawai agar senantiasa berkinerja dan memberikan kontribusi terbaik bagi Perseroan. Program pembentukan dan peningkatan budaya unggul yang dilakukan pada tahun 2011, diantaranya: • Pengembangan assesment center, penyempurnaan model kompetensi dan penyempurnaan panduan asesmen. • Sosialisasi dan Implementasi sistem penghargaan dan sanksi yang dilakukan secara transparan dan terukur. • Implementasi Balanced Scorecard di seluruh satuan kerja Perseroan, melalui standarisasi sistem manajemen kinerja yang diharapkan dapat mempercepat pembentukan budaya berbasis kinerja. • Melakukan Penilaian Prestasi Kerja Pegawai (PPKP), pada setiap semester, menggunakan KPI yang ditetapkan sebelumnya, sebagai acuan pemberian penghargaan dan pengembangan karyawan. • Pembinaan mental dan spiritual pegawai serta mensosialisasikan nilainilai unggul Perseroan sebagai mana tertera pada buku Kode Etik Perseroan dan Manual GCG yang telah diperbaharui.
PT Bukit Asam Tbk
.
Laporan Tahunan 2011
CULTIVATING CULTURE OF EXCELLENCE Cultivating culture of excellense is an effort to motivate employees to constantly give their best performance and contribution to the Company. Culture of excellence cultivating program conducted in 2011 included: • Developoment of assesment center, improvement of competence model and assessment guide. • Dissemination and implementation of a transparent and measured reward and punishment system. • Implementation of Balanced Scorecard throughout the Company by way of standardizing performance management system expected to expedite the establishment of performancebased culture. • Implementation of Employee Job Performance Rating in every semester, using pre-established Key Performance Indicator as the basis of reward and development of employees. • Development of mental and spiritual aspects of employees and dissemination of values of excellence practiced by the Company as laid down in the Corporate Code of Conduct and the revised GCG Code.
120
184
266
278
305
Pembahasan dan Analisis Manajemen
Laporan Tata Kelola Perusahaan
Laporan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Data Perseroan
Laporan Keuangan
Corporate Data
Financial Statements
Management Discussion & Analysis
Corporate Governance Report
Corporate Social Responsibilities
Information Technology Development Information Technology is developed to support the realization of the corporate vision of becoming a highly competitive coal-based energy company and to adopt the corporate development strategy. Developing information technology proves to enhance the efficiency and effectiveness of business performance, and reflects the readiness of the Company to offer its best services to meet market needs and demand. Therefore, the Company consistently invests in the application and infrastructure of information technology in an effort to realize its vision. The target of investing in information technology system is: •
• •
Applying IT Governance principles that cover Strategic Alignment, Value Delivery, Risk Management, Resource Management and Performance Measurement. Improving business model towards integrated solutions. Enhancing IT management, processing and resources capacity.
The Company is currently using Ellipse Enterprise Resource Planning (ERP) system that has integrated the main operating modules such as Operation & Maintenance, Financial, Human Resources and Materials. The Company has completed the following IT development program to support the improvement of its performance: • Integrating the entire leased-line WAN network infrastructure between the Company and its subsidiaries by completing the installation of network infrastructure (leased-line WAN) to the locations of Ombilin Mining Unit, PT Bukit Asam Prima (PT BAP), Briquette Jakarta, Tanjung Enim, Natar and Gersik units. The installation
99
Pengembangan Teknologi Informasi Perseroan mengembangkan Teknologi Informasi untuk memberikan dukungan dalam pencapaian visi menjadi perusahaan energi berbasis batubara yang berdaya saing tinggi dan strategi pertumbuhan Perseroan. Pengembangan teknologi informasi selama ini terbukti dapat mendukung peningkatan efisiensi, efektivitas kinerja dan sekaligus merefleksikan kesiapan Perseroan dalam memberikan pelayanan terbaik sesuai kebutuhan dan permintaan pasar. Oleh karenanya, Perseroan secara berkesinambungan melanjutkan investasi dalam bidang aplikasi maupun infrastruktur teknologi sebagai bagian dari upaya mewujudkan visi tersebut. Tujuan investasi bidang TI ini adalah: •
• •
Menerapkan prinsip-prinsip IT Governance, yakni Strategic Alignment, Value Delivery, Risk Management, Resource Management dan Performance Measurement. Menyempurnakan model bisnis menuju solusi terintegrasi. Meningkatkan kemampuan pengelolaan, proses dan sumberdaya IT.
Saat ini Perseroan menggunakan sistem Ellipse Enterprise Resource Planning (ERP) yang telah mengintegrasikan modul-modul operasional utama yakni modul Operation & Maintenance, Financial, Human Resources dan Materials. Perseroan kemudian merealisasikan program pengembangan TI guna mendukung peningkatan kinerja Perseroan, yaitu: • Menyatukan seluruh infrastruktrur jaringan leased-line WAN antara Perseroan dan anak perusahaan melalui penyelesaian pemasangan instalasi infrastruktur jaringan (leased-line WAN) ke lokasi Unit Pertambangan Ombilin, PT Bukit Asam Prima (PT BAP), unit kerja Briket Jakarta dan Tanjung Enim, dilanjutkan ke lokasi Unit Briket Natar dan Gresik. Pemasangan dilakukan guna mendukung implementasi laporan keuangan konsolidasi. Tahapan ini disusul dengan peningkatan kecepatan akses Network (WAN) sebagai berikut
TABEL TABLE 5.3 LOKASI
KONEKSI AWAL
LOCATION
INITAL CONNECTION
PENINGKATAN UPGRADE
Tanjung Enim – Menara Kadin, Jakarta
2 Mbps
4 Mbps
Tanjung Enim – Tarahan
1 Mbps
4 Mbps
Tanjung Enim – Kertapati
1 Mbps
4 Mbps
Tanjung Enim – Ombilin
256 Kbps
2 Mbps
Tanjung Enim – BAP, Jakarta
256 Kbps
2 Mbps
Tanjung Enim – Briket Blok M
256 Kbps
2 Mbps
Tanjung Enim – Briket Natar
256 Kbps
2 Mbps
Tanjung Enim – Briket Gersik
256 Kbps
2 Mbps
Tanjung Enim – Suralaya
-
4 Mbps
PT Bukit Asam Tbk
. 2011 Annual Report
16
26
36
46
Ikhtisar Utama
Informasi Perseroan
Informasi Bagi Investor
Laporan Manajemen
Main Highlights
Corporate Information
Investors Information
Management Report
100
70
Laporan Pengelolaan Operasional Operational Management Report
Go-live Supply Chain Management System (SCMS) untuk mendukung peningkatkan kinerja dan pengembangan usaha berkelanjutan.
Go-live Supply Chain Management System application for enhanced performance and sustainable business development.
PT Bukit Asam Tbk
.
Laporan Tahunan 2011
120
184
266
278
305
Pembahasan dan Analisis Manajemen
Laporan Tata Kelola Perusahaan
Laporan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Data Perseroan
Laporan Keuangan
Corporate Data
Financial Statements
Management Discussion & Analysis
Corporate Governance Report
Corporate Social Responsibilities
had a purpose of supporting the implementation of consolidated financial statements. This stage was followed by improving the speed to access Network (WAN) as follows: See table 5.3 • Developing Ellipse System with Multi-District application for financial consolidation needs (General Ledger), followed by implementing Multi District Stage II (Fixed Assets and Payroll) to speed up the process of consolidating all subsidiaries’ financial statements. To expedite processing, the Company increased storage capacity of Ellipse (ERP) application from 1 Tera to 2.4 Tera, for application ECMS 18 Tera and for SCMS application 1.25 Tera. The next step was upgrading PC capacity to support business processing to replace 100 PC whose rent expired and 250 PC PIII & PIV (total 350 PC), and to rent 50 Notebooks. Additionally, to guarantee the availability of power supply to data center and to back up system and application 7x24 hours, the Company acquired one Genset 85KVA and one UPS 65KVA. In 2011, the Company completed a new IT application, i.e. Supply Chain Management System, Enterprise Content Management System, e-procurement and Integrated Health Information System. • Supply Chain Management System (SCMS) SCMS is a system that integrates a series of endto-end business processes from mining plan, production, stock management, transportation to marketing. To expedite operational and strategic decision making, besides transaction function SCMS is also equipped with an application for analysing and optimizing coal handling process and executive information system (EIS). To ensure SCMS reliability, this application also makes use of RFID (Radio Frequency Identification) technology and integrates all equipment such as belt scale and truck scale into SCMS. To guarantee system reliability and to prevent human error, the go-live system is run in several phases: orientation and planning, installation software and hardware, business requirement, mine to TLS, TLS to port, marketing to invoice, integration and finance, optimization and EIS. In a bid to support the implementation of the system, in 2011 the Company provided training for users, key users and super users. IT personnel training was focused on report developer activity. While Administrative System training which covered admin database (Oracle),
•
101
Mengembangkan Ellipse System dengan menerapkan Multi-District untuk kebutuhan konsolidasi keuangan (General Ledger), dilanjutkan dengan menerapkan implementasi Multi Distrik Tahap II (Aktiva Tetap dan Payroll) untuk mempercepat proses konsolidasi laporan keuangan seluruh anak perusahaan.
Perseroan telah meningkatkan kapasitas storage untuk aplikasi Ellipse (ERP) dari 1 Tera menjadi 2,4 Tera, untuk aplikasi ECMS 18 Tera dan untuk aplikasi SCMS 1,25 Tera untuk mendukung percepatan pemrosesan. Selain itu, untuk menjamin ketersediaan power supply ke data center dan mendukung ketersediaan sistem & aplikasi 7x24 Jam maka Perseroan melakukan investasi atas 1 (satu) unit Genset 85 KVA dan 1 (satu) unit UPS 65 KVA. Pada tahun 2011, Perseroan melanjutkan upayanya untuk menyelesaikan proyek aplikasi TI baru, yakni Supply Chain Management System, Enterprise Content Management System, e-procurement dan Sistem Informasi Kesehatan Terpadu. • Supply Chain Management System (SCMS) Supply Chain Management System merupakan sistem yang mengintegrasikan rangkaian proses bisnis end-to-end dari perencanaan tambang, produksi, pengelolaan stok, transportasi dan pemasaran. Selain fungsi transaksi, SCMS dikembangkan untuk mendukung percepatan pengambilan keputusan baik operasional maupun strategis, berupa aplikasi untuk analisa dan optimasi proses penanganan batubara serta Executive Information System (EIS). Untuk mendukung keandalan SCMS, aplikasi ini juga menggunakan teknologi RFID (Radio Frequency Identification) dan mengintegrasikan semua peralatan seperti alat ukur timbangan (belt scale dan truck scale) ke dalam SCMS. Untuk menjamin keandalan sistem dan menghindari adanya human error, proses go-live sistem ini dilaksanakan dalam beberapa phase yaitu orientation and planning, installation software and hardware, business requirement, mine to TLS, TLS to port, marketing to invoice, integration and finance, optimization and Executive Information System. Untuk mendukung implementasi sistem ini, pada tahun 2011, Perseroan telah menyelesaikan pelatihan terhadap SDM yang terlibat, yakni user, key user, super user. Pelatihan personil TI difokuskan pada kegiatan report developer. Sedangkan pelatihan untuk System Admin yang meliputi admin database (oracle), operating system (AIX dan Windows), Network, hardware (blade server management) dan backup & restore (Symantec) difokuskan untuk pengembangan dan pemeliharaan sistem.
PT Bukit Asam Tbk
. 2011 Annual Report
16
26
36
46
Ikhtisar Utama
Informasi Perseroan
Informasi Bagi Investor
Laporan Manajemen
Main Highlights
Corporate Information
Investors Information
Management Report
102
70
Laporan Pengelolaan Operasional Operational Management Report
Perseroan melakukan peningkatan kinerja dan investasi secara berkesinambungan untuk memastikan meningkatnya kemampuan IT dalam mendukung percepatan proses bisnis.
Pada tahun 2011, seluruh rangkain pengembangan sistem, penyedian peralatan dan pelatihan SDM telah diselesaikan, sehingga pada bulan November 2011 Perseroan telah menetapkan dengan resmi, sistem SCMS ‘go live”. • Enterprise Content Management System (ECMS) Aplikasi ECMS adalah aplikasi yang digunakan di PTBA untuk memendukung dan memudahkan pelaksanaan manajemen proses bisnis dan manajemen dokumen. ECMS terdiri dari 2 aplikasi yaitu Workflow Elektronik (BPM-Business Process Management) dan Manajemen Arsip Elektronik (UCM-Universal Content Management). Workflow Elektronik berfungsi untuk melakukan manajemen prosedur kerja (work flow management), distribusi informasi, monitoring beban kerja (load balancing) dan penelusuran posisi dari proses (tracking of process). Sedang Manajemen Arsip Elektronik berfungsi sebagai pusat repository (mempercepat pencarian dan update informasi), akses kontrol (security), manajemen dokumen (posisi penyimpanan fisik dokumen), retensi (jadwal musnah) dan electronic document (tanpa ruang penyimpanan/go-green dan tanpa kerusakan dokumen fisik). Aplikasi ECMS berbasis Oracle ECM (oracle UCM + Oracle BPM). Untuk implementasi sistem ini, Perseroan telah memenuhi seluruh kebutuhan hardware baru yang diperlukan, seperti server aplikasi produksi, development, database dan standby server, selain server juga diperlukan storage, tape backup dan scanner. Perseroan telah menyiapkan SDM dengan melakukan pelatihan terhadap end-user dan admin aplikasi, termasuk menyelesaikan pelatihan untuk personil TI seperti System Admin yang meliputi admin database (oracle), operating system (AIX dan HACMP), Network, hardware (blade server management), backup & restore (TSM-Tivoli System Management).
PT Bukit Asam Tbk
.
Laporan Tahunan 2011
The Company continuously improve its performance and increase its investment to enhance IT capacity in accelerating business process.
operating system (AIX and Windows), network, hardware (blade server management) and backup & restore (Symantec) was centered around system development and maintenance. In 2011, the entire course of system development, equipment procurement and personnel training was completed, so that in November 2011 the Company was able to officially declare SCMS system to ‘go live’. • Enterprise (ECMS)
Content
Management
System
ECMS application is used by PTBA to facilitate business management and document management. ECMS consists of two applications, i.e. Electronic Workflow (BPM-Business Process Management) and Electronic File Management (UCM-Universal Content Management). Electronic Workflow is for workflow management, information distribution, load balancing, and process tracking, while Electronic File Management is for repository (speeding up information retrieval and update), access control (for security), document management (the placement of physical document), retention (disposal schedule) and electronic document (free from storage/go-green and free from physical document damage). To implement Oracle-based ECMS (Oracle UCM and Oracle BPM) application, the Company had acquired all the necessary new hardware such as production application server, development, database, standby server, storage, back-up tape and scanner. The Company has prepared the appropriate manpower by training end-users in administration application and IT personnel in administration system covering database administration (Oracle), operating system (AIX and HACMP), network, hardware (blade server management) and back-up & restore (TSM-Tivoli System Management).
120
184
266
278
305
Pembahasan dan Analisis Manajemen
Laporan Tata Kelola Perusahaan
Laporan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Data Perseroan
Laporan Keuangan
Corporate Data
Financial Statements
Management Discussion & Analysis
Corporate Governance Report
Corporate Social Responsibilities
• E-procurement The Company also developed e-procurement implementation with the following targets: • Accelerating and improving goods and services procurement • Enhancing transparency and simplifying procurement process • Obtaining more competitive, quick and accurate bids • Reducing procurement cost and paper work volume • Monitoring process • Monitoring and controlling contractor and vendor performance • Integrated Health Information System This is an IT program specially designed for handling work health program in the Company, aimed at stimulating work productivity, controlling and reducing health expense and occupational hazard through preventive and promotive measures. This IT program is run to ensure better health care for workers to improve their productivity. In addition, it may result in more efficient medical cost due to reduced sickness and accident rate.
Work Safety, Health and Environmental Conservation
103
• E-procurement Perseroan juga mengembangkan implementasi e-procurement, dengan target yang ingin dicapai mencakup diantaranya: • Mempercepat dan meningkatkan proses pengadaan barang atau jasa. • Meningkatkan transparansi dan menyederhanakan proses pengadaan. • Mendapatkan harga penawaran yang lebih kompetitif, cepat dan akurat. • Menurunkan biaya proses pengadaan dan volume pekerjaan yang bersifat administrative. • Melakukan proses pemantauan • Melakukan pemantauan dan pengendalian kinerja kontrak dan kinerja vendor. • Sistem Informasi Kesehatan Terpadu Merupakan program TI yang dikembangkan khusus untuk pengelolaan program kesehatan kerja di perusahaan. Tujuan pengembangan adalah meningkatkan produktifitas kerja dan mengendalikan serta menurunkan biaya kesehatan dan kecelakaan kerja melalui upaya preventif dan promotif. Penerapan program TI ini diharapkan membuat para pekerja akan lebih terjaga kesehatannya, sehingga produktivitasnya meningkat. Selain itu, dapat memberikan efisiensi pembiayaan kesehatan karena angka kesakitan serta angka kecelakaan kerja menjadi turun.
Program Keselamatan dan Kesehatan Kerja Serta Perlindungan Lingkungan (K3LL)
WORK SAFETY AND HEALTH The Company sets a basic work safety and health (WSH) rule: “Work safety and health are the responsibility of all people. The Company and related parties are determined to create a healthy, injury-free working environment and operates by nomal operating standards” In a bid to meet maximum work safety and health standard, in 2007 the Company implemented Work Safety and Health Management Standard laid down by the Department of Manpower and Transmigration, and in 2008 adopted WSH standard OHSAS 18001: 2007. In July 2011, the Company integrated all operating systems into Bukit Asam Management System (BAMS). The implementation of such standard was followed by the adoption of Contractory Safety Management System (CSMS) designed to monitor the performance of the Company’s work units and its working partners or third party contractors in implementing WSH Management Standard. According to the required implementation of WSH standard, the Company has regularly held safety committee meetings with work units and working
KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA Perseroan telah menetapkan kebijakan mendasar mengenai Keselamatan dan Kesehatan Kerja, yakni “Keselamatan dan Kesehatan Kerja adalah tanggung jawab semua pihak, oleh sebab itu Perseroan bersama pihak terkait bertekad menciptakan lingkungan kerja yang sehat, bebas cidera dan melakukan kegiatan operasional sesuai kaidah yang berlaku”. Untuk mendapatkan standar Keselamatan dan Kesehatan Kerja yang maksimum, Perseroan sejak 2007 menerapkan perluasan Standar Manajemen K3 (SMK3) dari Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI dan pada tahun 2008 juga menerapkan sistem standar K3 dari OHSAS 18001: 2007. Sejak Juli 2010, Perseroan telah mengintegrasikan semua sistem operasional ini kedalam Bukit Asam Management System (BAMS). Pemberlakuan ketentuan tersebut kemudian diikuti dengan pelaksanaan contractory safety management system (CSMS) yang ditujukan untuk mengetahui kinerja satuan kerja di lingkungan Perseroan dan mitra kerja atau kontraktor pihak ketiga, dalam menerapkan SMK3. Sesuai dengan standar penerapan K3 yang disyaratkan, Perseroan secara rutin melaksanakan pertemuan safety committee baik dengan unit-unit
PT Bukit Asam Tbk
. 2011 Annual Report
16
26
36
46
Ikhtisar Utama
Informasi Perseroan
Informasi Bagi Investor
Laporan Manajemen
Main Highlights
Corporate Information
Investors Information
Management Report
104
70
Laporan Pengelolaan Operasional Operational Management Report
kerja terkait maupun dengan mitra kerja/kontraktor penambangan. Pertemuan rutin bertujuan mengingatkan semua pihak agar tetap melaksanakan segala ketentuan yang berkaitan dengan K3.
partners or mining contractors. Regular meetings are meant to remind all parties to adhere to all WSH regulations. In 2011, to ensure the quality of WSH practice in its operating areas, the Company took three strategic steps in relation to WSH:
Di tahun 2011, untuk menjamin kualitas pelaksanaan K3 diwilayah operasionalnya, Perseroan melaksanakan 3 langkah strategis terkait dengan K3, yakni: •
•
Peningkatan kompetensi Sumber Daya Manusia berbasis K3; dengan standarisasi atau sertifikasi pegawai tambang, dengan tujuan memotivasi pegawai dalam semua jenjang manajerial (dimulai dari lini manajemen) untuk menumbuhkan perhatian dan perilaku yang mendahulukan aspek keselamatan dan kesehatan kerja. Untuk tahun 2011, ada tambahan 6 orang yang telah tersertifikasi, dari Ahli K3 Umum (4 orang) & Industrial Hygiene (2 orang). Sehingga secara akumulatif, sejak tahun 2009-2011 total pegawai yang tersertifikasi menjadi 270 orang, terdiri dari:
WSH-based human resource development for mining employee certification aimed at motivating employees of all managerial levels (from line management), to encourage awareness of WSH aspect. The outcome of the program was 6 more people were certificated (4 General WSH Specialists and 2 Industrial Hygiene Specialists).
Cumulatively, from 2009 to 2011 a total of 270 employees were certificated: See table 5.4
TABEL table 5.4 JENIS SERTIFIKASI
2009
2010
2011
TOTAL
Pengawas Operasional Utama
5
1
0
6
Pengawas Operasional Madya
33
33
0
66
Pengawas Operasional Pertama
68
74
0
142
Ahli K3 Umum
1
1
4
6
General WSH Expert
Industial Hygiene
0
0
2
2
Mine Maintenance Management
Manajemen Perawatan Tambang
0
4
0
4
Open Mine Planning
Perencanaan Tambang Terbuka
0
2
0
2
Open Mine Planning
Operasi Penambangan
0
2
0
2
Mining Operation
Inspeksi K3
CERTIFICATION Chief Operations Supervisor Middle Operations Supervisor First Operations Supervisor
0
2
0
2
WSH Inspection
19
14
0
33
Loader Operator
Juru ledak kelas II
0
4
0
4
Explosives Expert Class II
Proteksi Radiasi
0
1
0
1
Radiation Protection
Operator Pesawat Angkat Angkut
Selain program sertifikasi tersebut, untuk meningkatkan kompetensi SDM berbasis K3, Perseroan melaksanakan seminar seminar K3 di PTBA-UPTE untuk lini manajemen keatas sebanyak 176 orang yang diikuti baik dari karyawan PTBA maupun karyawan mitra kerja PTBA. •
Peningkatan Kelaikan Peralatan Produksi dan Penunjang tambang, dengan standarisasi atau sertifikasi peralatan/unit, dengan tujuan peralatan/unit dijamin aman dipergunakan sesuai kaidah keselamatan dan kesehatan kerja. Hasil yang dicapai sebanyak 27 unit telah tersertifikasi; terdiri dari pesawat angkat angkut (20 unit), bejana tekan (4 unit), instalasi listrik (3 unit); dan sebanyak ± 1.166 unit (Dump truck & alat berat) telah diberi tanda izin operasi oleh KTT.
PT Bukit Asam Tbk
.
Laporan Tahunan 2011
In addition to the certification program, personnel upgrading in WSH knowledge was accomplished through WSH seminars for line management personnel at PTBA-UPTE, attended by 176 employees coming from PTBA and its business partners. •
Improving worthiness of production equipment and mine auxiliaries for equipment certification to guarantee that equipment are safe to use according to WSH standard. The result was 27 units were certificated (20 loaders, 4 pressure vessels, 3 electrical installations) and +1,166 units (dump truck and heavy equipment) were labeled operating permit by KTT.
120
184
266
278
305
Pembahasan dan Analisis Manajemen
Laporan Tata Kelola Perusahaan
Laporan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Data Perseroan
Laporan Keuangan
Corporate Data
Financial Statements
Management Discussion & Analysis
Corporate Governance Report
Corporate Social Responsibilities
105
Penerapan sistmen pengelolaan K3 terakreditasi untuk menjamin keamanan, keselamatan dan kenyamanan kerja.
Implementing accredited work safety and health management system to create a safe, healthy and comfortable working environment.
PT Bukit Asam Tbk
. 2011 Annual Report
16
26
36
46
Ikhtisar Utama
Informasi Perseroan
Informasi Bagi Investor
Laporan Manajemen
Main Highlights
Corporate Information
Investors Information
Management Report
106
70
Laporan Pengelolaan Operasional Operational Management Report
•
Pengembangan Sistem Manajemen K3 yang lebih luas, yaitu dengan menerapkan Contractor Safety Management System (CSMS) dengan tujuan mengetahui kinerja kontraktor/mitra kerja pada perseroan dalam penerapan SMK3, salah satunya dengan memasukan aspek keselamatan dan kesehatan kerja dalam perencanaan prakualifikasi calon kontraktor penambangan.
Untuk memastikan bahwa semua pihak terkait benar-benar melaksanakan segala ketentuan terkait dengan K3, pada tahun 2011 Perseroan melakukan audit eksternal Surveilance OHSAS 18001: 2007 di Unit Pertambangan Tanjung Enim dalam menerapkan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja oleh Badan Sertifikasi independent TUV NORD Indonesia. Dari audit tersebut didapatkan hasil “tidak ada temuan Mayor”
•
Inserting WSH aspect in pre-qualification process of mining contractor candidates in implementing Contractor Safety Management System (CSMS) to discover partners’ performance in observing WSH Management System.
To ensure all parties concerned really observe WSH Management Standard, in 2011 the Company conducted external surveillance audit at Tanjung Enim Mining Unit in cooperation with an independent certification institution, TUV NORD Indonesia, according to OHSAS 180001: 2007 certification. The audit did not find any major threats.
Hasil ini sama dengan hasil pelaksanaan Audit Eksternal Sertifikasi SMK3 berbasis Permenaker 05/Men/1996 di Unit Pertambangan Tanjung Enim yang dilaksanakan oleh Badan Sertifikasi independent PT Sucofindo di tahun 2011 lalu, yang mendapatkan “tidak ada temuan Mayor”.
Another WSH Management Standard external audit based on Manpower Minister Regulation No. 05/ Men/1996 was conducted at Tanjung Enim Mining Unit by an independent certification institution, PT Sucofindo, with the same finding which indicated that there were no major threats.
Komitmen Perseroan dalam melaksanakan K3 ditunjukkan dengan keberhasilan audit pelaksanaan K3 berdasarkan sertifikasi OHSAS 18001: 2007 maupun berdasarkan Permenaker 05/Men/1996.
The Company’s commitment to observe WSH standard is reflected in the successful WSH audit based on OHSAS 18001: 2007 and Manpower Minister Regulation No. 05/Men/1996.
Peningkatan aktifitas operasional dan rekrutmen pegawai baru baik yang bertugas di Perseroan maupun yang bertugas di mitra kontraktor penambangan membuat statistik kejadian kecelakaan kerja kembali meningkat dibandingkan tahun 2010, sekalipun manajemen tetap menerapkan kaidah K3 secara konsisten. Statistik kecelakaan kerja yang ditunjukkan dengan indikator FSI di tahun 2011 adalah 0,259, sedangkan di tahun 2010 adalah 0,134.
Although WSH management was consistently implemented by the Company, in 2011 the number of work related accidents increased as the Company’s business operation was more active and more new recruits were hired by the Company and mining contractors. Work related accident statistics by FI indicator in 2011 was 0.259 while in 2010 it was 0.134.
Kecelakaan tambang yang terjadi pada tahun 2011 berjumlah 24 orang, terdiri dari kecelakaan yang mengakibatkan kehilangan hari kerja / injury sebanyak 6 orang (2 orang kategori Fatal, 2 orang kategori kecelakaan berat & 2 orang kategori kecelakaan ringan) dan kecelakaan yang tidak mengakibatkan kehilangan hari kerja/non injury sebanyak 18 orang.
Mining accidents that occurred in 2011 involved 24 persons, consisting of accidents resulting in lost workdays or causing injury to six persons (two fatalities, two serious injuries and two minor injuries) and accidents that caused no lost workdays or no injury 18 persons.
Jumlah jam kerja komulatif periode tahun 2011 sebesar 16.701.033 jam kerja dan hilang hari kerja akibat kecelakaan sebesar 12.065 hari. Untuk tahun 2010, jumlah jam kerja adalah 15.230.077 dan hilang hari kerja akibat kecelakaan kerja adalah 6.218 hari.
Cumulative working hours in 2011 were 16,701,033 hours and lost workdays due to accident 12,065 days. In 2010, working hours were recorded at 15,230,077 days and lost workdays totalled 6,218 days.
PT Bukit Asam Tbk
.
Laporan Tahunan 2011
120
184
266
278
305
Pembahasan dan Analisis Manajemen
Laporan Tata Kelola Perusahaan
Laporan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Data Perseroan
Laporan Keuangan
Corporate Data
Financial Statements
Management Discussion & Analysis
Corporate Governance Report
Corporate Social Responsibilities
To control work accident risks and emergency situations, the Company forms Fire and Accident Control Team under the coordination of Work Safety & Health and Environment Work Force of Tanjung Enim Mining Unit. Although mainly responsible for the Company’s internal purposes, this Team is also available to help people outside the mining compound as corporate social responsibility duty. As a reflection of its concern for the local community, in 2011 the Fire and Accident Control Team provided assistance in the following areas: • Evacuating drowned victims from the surrounding community • Controlling fire in local residential areas In addition to work safety, the health of employees and their family also gets the Company’s attention as ruled by the law. In accordance with Law No. 1/1970 and Ministerial Decree No. 555.K/26/M. PE/1995 and to protect employees from exposure to dust, noise, vibration, unsafe working condition, PAK/PAHK that are health threats, the Company launched the following program of activities: •
•
•
•
Working parameter measurement. In 2011, working parameter measurement was conducted on 40 points, bodily vibration 40 points, UV light radiation 25 points, personal dust 40 points, asbestos content 23 points, quartz rate 24 points and noise intensity 103 points. Employee medical check-up: »» Pre-employment medical check-up to select prospective employees with excellent health and to request personal medical record. »» Annual medical check-ups for employees to monitor and care for their health while working for PTBA. In 2011 PTBA-UPTE ran annual medical check-ups for 1,466 employees. »» Specific medical check-ups for employees assigned in high-risk areas, just recovering from lengthy sick period or approaching retirement. Promoting employees’s work health awareness, through education, training, counselling to prevent health problem, PAK/PAHK and other diseases. Monitoring employees’ culinary hygiene and sanitation and providing other preventive health care.
107
Mengatasi meningkatnya risiko terjadinya Kecelakaan Kerja dan keadaan darurat, Perseroan semakin mengaktifkan kegiatan Tim Penanggulangan Kecelakaan dan Kebakaran yang berada di bawah koordinasi Satuan Kerja Keselamatan, Kesehatan Kerja dan Lingkungan (K3L) Unit Pertambangan Tanjung Enim. Sekalipun pada dasarnya bertugas di lokasi tambang yang merupakan kegiatan internal perusahaan, Tim ini juga dimungkinkan bertugas di luar lokasi tambang Perseroan sebagai wujud kepedulian dan tanggung jawab sosial perusahaan. Sebagai wujud kepedulian terhadap komunitas sekitar, sepanjang tahun 2011, Tim Penanggulangan Kecelakaan dan Kebakaran telah melakukan kegiatan antara lain : • Evakuasi korban orang tenggelam di lingkungan penduduk sekitar perusahaan. • Penanggulangan kebakaran pemukiman penduduk sekitar perusahaan Selain Keselamatan Kerja, Perseroan juga memperhatikan kesehatan para pegawai di lingkungan kerjanya maupun dilingkungan keluarganya serta keluarga mereka, seperti diamanatkan peraturan perundangan yang berlaku. Sesuai dengan peraturan UU No. 1 th 1970 dan Kepmen P & E No. 555.K/26/M.PE/1995 dan untuk menjamin risiko terpaparnya pegawai dari bahaya dilingkungan kerja seperti debu, kebisingan, getaran, iklim kerja dll, yang dapat menimbulkan gangguan kesehatan pegawai maupun PAK/PAHK maka dilakukan kegiatan antara lain : •
•
•
•
Pengukuran Parameter Lingkungan kerja. Pada tahun 2011 telah dilakukan pengukuran parameter lingiklim kerja sebanyak 40 titik, getaran body sebanyak 40 titik, radiasi sinar UV sebanyak 25 titik, debu personal sebanyak 40 titik, kadar asbes sebanyak 23 titik, kadar kuarsa sebanyak 24 titik, intensitas kebisingan sebanyak 103 titik. Pemeriksaan Kesehatan Pegawai, meliputi : »» Pemeriksaan kesehatan prakarya, dilakukan saat rekruitmen pegawai. Guna menyeleksi pegawai yang mempunyai kesehatan prima, dan dapat ditempatkan sesuai kondisi kesehatannya, serta didapatkan data riwayat kesehatan sebelum bekerja di PTBA. »» Pemeriksaan kesehatan berkala (PKB), dilakukan secara berkala minimal 1 tahun sekali. Guna memelihara dan mempertahankan derajat kesehatan pegawai selama bekerja di PTBA. Pada tahun 2011 PTBA-UPTE telah melakukan PKB sebanyak 1.466 pegawai. »» Pemeriksaan kesehatan khusus, dilakukan pada pegawai: yang menjalani rotasi ke lingkungan kerja dengan beban risiko lebih tinggi, baru sembuh sakit yang lama dan menjelang masa pensiun. Promosi kesehatan pegawai, dengan melakukan peningkatan kesadaran akan kesehatan kerja pegawai, yaitu: memberikan pendidikan, pelatihan, konseling, penyuluhan untuk mencegah gangguan kesehatan pegawai maupun PAK/PAHK serta penyakit umum. Pemantauan higienitas dan sanitasi jasa boga pegawai serta layanan kesehatan preventif lainnya.
PT Bukit Asam Tbk
. 2011 Annual Report
16
26
36
46
Ikhtisar Utama
Informasi Perseroan
Informasi Bagi Investor
Laporan Manajemen
Main Highlights
Corporate Information
Investors Information
Management Report
108
70
Laporan Pengelolaan Operasional Operational Management Report
Perseroan melakukan layanan kesehatan preventif terhadap pegawai dan keluarga pegawai, meliputi: pemeriksaan kesehatan dan layanan kesehatan preventif lainnya yang dilakukan oleh RS Bukit Asam. Selain itu RS Bukit Asam juga melakukan layanan kuratif serta pengobatan kepada pegawai dan keluarga pegawai atas tanggungan perusahaan dan layanan kesehatan dan pengobatan masyarakat sekitar dengan biaya yang disubsidi oleh perusahaan. Atas usaha-usaha/ kinerja dalam pengelolaan keselamatan dan kesehatan kerja di perusahaan maka pada tahun 2011, unit pertambangan Tanjung Enim menerima penghargaan : • Keselamatan dan Kesehatan Kerja Pertambangan dengan Katagori “Pratama” yaitu perusahaan yang baik dalam pengelolaan keselamatan dan kesehatan kerja dilingkungan perusahaan pertambangan yang mempunyai pegawai diatas 1.000 orang. (Uraian lebih lengkap Mengenai Keselamatan dan Kesehatan Kerja ada pada Laporan Keberlanjutan PTBA 2011, dengan judul bab sama)
PERLINDUNGAN LINGKUNGAN Perseroan menjalankan kegiatan operasional dengan kepatuhan penuh terhadap standar-standar manajemen pengelolaan lingkungan yang berlaku secara universal. Perseroan menjalankan amanah peraturan sebagaimana disebutkan dalam Undang-undang Lingkungan No.32 tahun 2009 mengenai perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup. Oleh karena itu setiap langkah operasional di lapangan senantiasa dilaksanakan dengan memperhatikan butir-butir sebagai mana tercantum dalam dokumen AMDAL, UKL dan UPL yang merupakan prasyarat sekaligus parameter yang disepakati bersama instansi terkait sebelum adanya kegiatan operasional. Komitmen Perseroan terhadap perlindungan lingkungan, dituangkan dalam Kebijakan Lingkungan yakni: ”Dalam menjalankan kegiatan usahanya, Perseroan senantiasa peduli terhadap lingkungan baik secara fisik maupun sosial sehingga menjadi bagian integral dari lingkungan global dalam melakukan pencegahan, pemulihan, pelestarian dan perlindungan lingkungan, aktif dalam penaatan peraturan perundangan lingkungan dan
PT Bukit Asam Tbk
.
Laporan Tahunan 2011
Preventive health care is also provided for employees and family members by Bukit Asam Hospital. The hospital also extends company-paid curative health care to employees and their family, as well as subsidized medical care to the local community. For its effort in managing work safety and health, in 2011 the Company through Tanjung Enim Mining Unit was awarded with: • Pratama Award for Mining Work Safety and Health, signifying successful WSH management in a mining company employing more than 1,000 people. (Further discussion on WSH is provided in PTBA 2011 Sustainability Report under the same title)
ENVIRONMENTAL CONSERVATION The Company operates in full compliance with the universally applied environmental management standards. The Company also observes the provisions of Law No. 32/2009 regarding environmental protection and management. Therefore, every step taken in the field is guided by the provisions of AMDAL (Environmental Impact Analysis), UKL (Environmental Management Action) and UPL (Environmental Monitoring Action) documents which are the pre-requisites and parameter established in the pre-operating period. The Company’s commitment to protect the environment is elaborated in its Environmental Policy: ”The Company takes care of the physical and social environment in which it operates by preventing, restoring, conserving and protecting the environment. The Company complies with environmental regulations and implements a consistent, integrated, documented, and continued environmental management system, and continuously improves its system to reach a maximum result.”
120
184
266
278
305
Pembahasan dan Analisis Manajemen
Laporan Tata Kelola Perusahaan
Laporan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Data Perseroan
Laporan Keuangan
Corporate Data
Financial Statements
Management Discussion & Analysis
Corporate Governance Report
Corporate Social Responsibilities
109
Adopting Green Mining practice by continuously managing, monitoring, developing and rehabilitating the surrounding environment to contribute to public welfare and environmental conservation
Penerapan Green Mining yang mencakup pelaksanaan program-program pengelolaan, pemantauan, pengembangan dan rehabilitasi lingkungan secara berkelanjutan untuk memberikan kontribusi yang maksimal dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan pelestarian lingkungan
ENVIRONMENTAL MANAGEMENT CERTIFICATION
persyaratan lainnya, serta menerapkan sistem manajemen lingkungan secara konsisten, terpadu, terdokumentasikan, terpelihara dan selalu melaksanakan perbaikan secara berkelanjutan untuk memperoleh hasil yang maksimal”.
The Company adopts accredited ISO 14001: 2004 system to ensure an effective environmental management covering management system, audit, performance evaluation of the environment and study of basic living cycle. Based on the system, the Company designed and executed various programs associated with environment, grouped into two major programs: Environmental Management and Environmental Monitoring. The success of these programs implementation is measured by meeting a series of Environment Quality Standard (BML) parameters adjusted to the central/local government regulations or accreditation standards applied. The measuring process was conducted by competent independent parties. The Company has finalized mining closure plan and five-year reclamation plan as the principal reclamation documents to be included in the Company’s annual work program. The preparation of this document is to comply with Energy and Mineral Resources (EMR) Minister Regulation No. 18/2008 and Government Regulation No. 10/2011. The environmental protection program launched by the Company includes:
ENVIRONMENTAL MANAGEMENT The Company consistently manages the environment to reduce the impact of mining activity to the community and environment which is line with the Company’s mission, that is ”To give the utmost contribution to community welfare and environmental conservation”. To measure the effectiveness of environmental management, the
SERTIFIKASI PENGELOLAAN LINGKUNGAN Perseroan menjalankan sistem manajemen terakreditasi ISO 14001: 2004 untuk meningkatkan efektifitas kegiatan pengelolaan lingkungan yang mencakup sistem manajemen lingkungan, audit lingkungan, evaluasi kinerja lingkungan dan kajian daur hidup pokok. Berdasarkan sistem tersebut Perseroan kemudian mendesain dan melaksanakan berbagai program terkait dengan lingkungan yang terbagi atas 2 program utama, yakni Pengelolaan Lingkungan dan Pemantauan Lingkungan. Keberhasilan pelaksanaan program-program tersebut diukur melalui pemenuhan terhadap serangkaian parameter Baku Mutu Lingkungan (BML) yang ditetapkan sesuai dengan peraturan daerah setempat/pemerintah pusat atau standar akreditasi yang digunakan dan pengukurannya dilaksanakan oleh pihak-pihak independen yang kompeten. Perseroan telah menyelesaikan dokumen rencana penutupan tambang (RPT) dan rencana reklamasi lima tahunan (Jamrek) sebagai suatu dokumen utama pelaksanaan reklamasi yang kelak akan dijabarkan dalam rencana kegiatan tahunan. Penyelesaian penyusunan dokumen tersebut sebagai implementasi atas Permen no 18 tahun 2008 dan PP no 10 tahun 2010 dari ESDM. Gambaran umum program perlindungan lingkungan yang dilakukan oleh Perseroan adalah sebagai berikut.
PENGELOLAAN LINGKUNGAN Perseroan melakukan kegiatan pengelolaan lingkungan secara berkelanjutan untuk mengurangi dampak kegiatan pertambangan terhadap lingkungan dan masyarakat, sesuai dengan salah satu misi perusahaan, yakni “Memberikan kontribusi yang maksimal dalam
PT Bukit Asam Tbk
. 2011 Annual Report
16
26
36
46
Ikhtisar Utama
Informasi Perseroan
Informasi Bagi Investor
Laporan Manajemen
Main Highlights
Corporate Information
Investors Information
Management Report
110
70
Laporan Pengelolaan Operasional Operational Management Report
meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan pelestarian lingkungan”. Untuk mengukur efektivitas pengelolaan lingkungan, setiap tahun Perseroan menetapkan parameter indikator sasaran lingkungan sesuai dengan peraturan yang berlaku. Indikator tersebut mengacu ketentuan Pemda setempat (Pergub Sumsel No.17 dan No.18 tahun 2005) mengenai pemenuhan baku mutu lingkungan untuk pemeriksaan beberapa indikator baku mutu lingkungan (BML).
Company sets a parameter of environment target indicators on a yearly basis in accordance with the law. The indicators are set based on South Sumatera Governor Regulation No. 17 and No. 18/2005 regarding Environment Quality Standard (BML). The implementation of every environmental management program is monitored and evaluated by using the parameter taking into account the major effects arising from mining activities. In accordance with ISO 14001: 2004 standards evaluation of the environment target indicators is discussed annually on a routine basis in environmental management forum. This is an effort to reach full compliance with the requirements so as to control the environmental impact of mining operations.
Setiap program pelaksanaan pengelolaan lingkungan yang dijalankan kemudian dipantau dan dievaluasi dengan menggunakan parameter yang telah mempertimbangkan penilaian terhadap dampak utama yang muncul akibat kegiatan penambangan. Evaluasi terhadap indikator sasaran lingkungan tersebut kemudian dibahas secara rutin setiap tahun pada forum manajemen lingkungan, sesuai sistem terakreditasi ISO 14001: 2004, sebagai bagian upaya perbaikan terus menerus, sehingga dampak lingkungan dari operasional kegiatan tambang dapat dikendalikan.
The Company with the help of a qualified third party measured and monitored major indicators in Air Laya, Muara Tiga Besar and Bangko Barat mines. The findings of measuring major pollutant indicators showed that all areas’ indicators were below BML. See table 5.5
Dalam rangka pengelolaan lingkungan tersebut Perseroan melakukan pengukuran dan pemantauan indikator utama pada areal lokasi kegiatan operasional di Tambang Air Laya, Muara Tiga Besar dan Banko Barat. Pengukuran dilakukan oleh pihak ke-3 yang kompeten. Hasil pengukuran atas indikator cemaran utama pada tabel berikut menunjukkan, seluruh areal menunjukkan indikator berada dibawah BML yang dipersyaratkan. TABEL TABLE 5.5
HASIL PENGUKURAN PEMANTAUAN LINGKUNGAN ATAS PARAMETER INDIKATOR BML UNTUK TAHUN 2011 THE FOLLOWING IS THE RESULT OF ENVIRONMENTAL MONITORING ON BML INDICATOR PARAMETER IN 2011 NO.
PARAMETER PARAMETER
SATUAN UNITS
MAKS MAX LEVEL
AKTUAL ACTUAL
I
Menjamin Keluaran Air dari tambang memenuhi Baku Mutu Lingkungan (BML) sesuai Per Gub Sumsel No. 18 Th 2005. Ensuring released water from the mines fulfills standards of environmental quality in compliance with the Governor of South Sumatra Regulation no.18 of 2005.
1
pH
-
6-9
2
Residu tersuspensi
mg/l
< 300
4 – 56
3
Besi (Fe) total
mg/l
<7
0,0108 - 3,91
4
Mangan (Mn) total
mg/l
<4
0,0119 - 3,6
II
Menjamin Kualitas Udara Ambien dan Emisi Udara di Area Tambang dan Sekitarnya memenuhi Baku Mutu Lingkungan (BML) sesuai Per Gub Sumsel No. 17 Th 2005. Ensuring the quality of air ambience & air emission within the area and its surrounding fulfills standard of environment quality in compliance with the Governor of South Sumatra Regulation no.17 of 2005.
III
6 - 8,2
SO2
µg
< 900
79,9 - 567
CO
µg
< 30.000
154 -5.705
NO2
µg
< 400
8,62 - 391
O3
µg
< 235
0,20 – 34,2
Debu
µg
Pemenuhan Provisi Lingkungan Rp/ton Fulfillment for Rp/tonnes environmental provision
PT Bukit Asam Tbk
.
Laporan Tahunan 2011
< 230
5,4 – 165
Rencana Plan
Aktual Actual
Rp4.267/ton
Rp 4.150 /ton
120
184
266
278
305
Pembahasan dan Analisis Manajemen
Laporan Tata Kelola Perusahaan
Laporan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Data Perseroan
Laporan Keuangan
Corporate Data
Financial Statements
Management Discussion & Analysis
Corporate Governance Report
Corporate Social Responsibilities
111
The Company’s mining environment quality, which is far below the acceptable threshold, is an evidence of its commitment to environmental management.
Hasil pengukuran kualitas lingkungan pertambangan berada jauh dibawah ambang batas menunjukkan bukti komitmen Perseroan terhadap pengelolaan lingkungan.
The Company runs the following environmental management programs: • Monitoring converted land area • Land clearance and reclamation of used mining sites • Plants maintenance • Draining mud out of sedimentation pool • Making sedimentation pool • Cultivating and planting seedlings • Management of top soil • Management of mine acid water • Management of erosion • Reserach and development • Emissions, effluent and waste control • Partnership and community development program.
Perseroan menjalankan program-program pengelolaan lingkungan diantaranya melalui: • Pemantauan luas lahan terubah • Pembukaan Lahan dan Reklamasi Lahan Bekas Tambang seusai peraturan yang berlaku • Pemeliharaan tanaman • Pengurasan lumpur di kolam pengendap • Pembuatan kolam pengendap lumpur • Pembibitan dan penanaman • Pengelolaan tanah pucuk • Penanggulangan air asam tambang (AAT) • Penanggulangan erosi • Penelitian dan pengembangan • Penanganan limbah B3, Emisi dan Effluent • Program kemitraan dan bina lingkungan
The management of emissions, effluent and waste is based on the standardized parameters as prescribed in the Governor of South Sumatera Regulation No. 15 of 15 May 2005 concerning Emissions from NonMoving Sources. Air quality control is carried out in a number of ways which are: • Maintaining and spraying mine roads with water tanks. • Planting trees in buffer zone locations and final mining locations. • Regularly spraying dust using dust suppression system in stockpile locations and monitoring emissions from gensets and incinerators. The Company also controls regular general waste, hazardous and toxic waste In addition to air emissions. Waste control is carried out in the following ways: • General waste originating from residential and mining areas is discharged into Desa Darmo dumping site. By involving local community, organic waste is processed by turning it into Bokashi fertilizer which is subsequently bought by the Company for land revegetation.
Perseroan menggunakan standar parameter yang telah ditetapkan dalam Peraturan Gubernur Sumatera Selatan No. 15 tanggal 15 Mei 2005 mengenai Baku Mutu Emisi Sumber Tidak Bergerak (STB) untuk mengelola emisi, effluent dan limbah. Pengelolaan kualitas udara dilakukan melalui diantaranya: • Pemeliharaan dan penyiraman jalan tambang dengan truk tangki air. • Penanaman pohon di lokasi buffer zone dan lokasi yang final tambang. • Melakukan penyemprotan debu (dust suppression system) di lokasi stockpile secara reguler dan pemantauan emisi genset serta incenerator. Selain emisi udara, Perseroan mengelola limbah umum dan limbah bahan berbahaya dan beracun. Adapun langkah pengelolaan selengkapnya adalah sebagai berikut: •
Limbah umum, yang berasal dari area perumahan dan area penambangan Perseroan, dibuang ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) di Desa Darmo. Untuk limbah yang bersifat organik, pengelolaannya melibatkan masyarakat sekitar, yakni dijadikan pupuk Bokashi yang kemudian dibeli oleh Perseroan untuk digunakan saat revegetasi lahan.
PT Bukit Asam Tbk
. 2011 Annual Report
16
26
36
46
Ikhtisar Utama
Informasi Perseroan
Informasi Bagi Investor
Laporan Manajemen
Main Highlights
Corporate Information
Investors Information
Management Report
112
70
Laporan Pengelolaan Operasional Operational Management Report
Selain evaluasi emisi, Perseroan secara berkelanjutan mengelola limbah B3 secara hati-hati sesuai peraturan perundangan yang berlaku.
The Company consistently evaluates and controls hazardous and toxic wastes in concert with the prevailing laws and regulations.
•
•
Limbah B3, yang berasal dari unit kerja (bengkel), antara lain seperti oli bekas, batere bekas dan filter oli bekas, pengelolaannya dilakukan sesuai PP No. 18 jo No.85 Tahun 1999 tentang pengelolaan limbah B3. Selain melakukan daur ulang limbah B3 bekerjasama dengan mitra yang telah mempunyai izin KLH, Perseroan melakukan pembakaran limbah B3 dengan incenerator dan melaksanaan proses bioremediasi untuk material yang tercemar hydrocarbon.
PEMANTAUAN LINGKUNGAN Perseroan melakukan pemantauan secara rutin terhadap kondisi lingkungan di sekitar area penambangan dengan tujuan meminimalisir kerusakan lingkungan yang mungkin terjadi, sekaligus sebagai bagian dari upaya mitigasi risiko lingkungan. Kegiatan pemantauan lingkungan yang dilakukan meliputi antara lain pemantauan kualitas air, kualitas udara, kualitas tanah, pencemaran tanah, erosi hingga satwa liar dan biota air yang hidup di sekitar area pertambangan. Pada tahun 2011, Perseroan melakukan aktifitas pemantauan rutin sebagai berikut:
Hazardous waste, originating from work units (workshops), such as used oil, used batteries and used oil filters, is processed in accordance with Government Regulation No. 18 jo No.85/1999 regarding management of hazardous waste. Waste management efforts carried out by the Company jointly with licensed partners include recycling hazardous waste, burning hazardous waste using incinerators and using bioremediation process for hydocarbon-contaminated materials.
ENVIRONMENTAL MONITORING The Company regularly monitors the environmental condition of the surrounding mining area to minimize environmental damage, and at the same time to mitigate risks to the environment. Environmental monitoring activities include monitoring water quality, air quality, soil quality, soil contamination, erosion as well as wildlife and aquatic organisms living around the mining area. Routine monitoring activities In 2011 included the following: See table5.6
PT Bukit Asam Tbk
.
Laporan Tahunan 2011
120
184
266
278
305
Pembahasan dan Analisis Manajemen
Laporan Tata Kelola Perusahaan
Laporan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Data Perseroan
Laporan Keuangan
Corporate Data
Financial Statements
Management Discussion & Analysis
Corporate Governance Report
Corporate Social Responsibilities
113
TABEL TABLE 5.6 JENIS PEMANTAUAN OBJECT OF MONITORING
1
Kualitas Air
JUMLAH TITIK PANTAU MONITORING POINTS 38
Water quality
FREKWENSI PEMANTAUAN DILAKUKAN PIHAK INDEPENDEN MONITORING FREQUENCY BY INDEPENDENT PARTIES
Dua kali sebulan (oleh Pihak 3 dan Lab PTBA), Untuk pH dan debit air dilakukan setiap hari *) Twice a month (by third party and PTBA Lab), Daily for pH water debit *)
2
Kualitas Udara Ambient
10
Ambient air quality 3
Emisi Udara (sumber tidak bergerak)
Once a month 7
Air emissions (non-moving sources) 4
Kebisingan
Kualitas Tanah
10
Revegetasi
9
Lingkungan kerja
10
Tanah Pucuk
19
Swa bakar
11
Erosi
10
Infeksi Saluran Pernafasan Akhir (ISPA)
Kontinyu*) Continuous *)
9
Erosion 11
Sekali sebulan*) Once a month *)
Spontaneous combustion 10
Sekali sebulan*) Once a month *)
Top soil 9
Dua kali setahun Twice a year
Working environment 8
Dua kali setahun Twice a year
Revegetation 7
Setiap Triwulan Every quarter
Soil quality 6
Setiap Triwulan Every quarter
Noise 5
Sekali sebulan
Sekali sebulan*) Once a month *)
3
Dua kali setahun Twice a year
Upper Respiratory Tract Infection 12
Satwa Liar
10
Wildlife 13
Biota Air
Twice a year 7
Water biota 14
Sosial, Ekonomi dan Budaya Social, Economy and Culture
Dua kali setahun
Dua kali setahun Twice a year
10
Sekali setahun Once a year
*Dilakukan oleh PTBA Done by PTBA
PT Bukit Asam Tbk
. 2011 Annual Report
16
26
36
46
Ikhtisar Utama
Informasi Perseroan
Informasi Bagi Investor
Laporan Manajemen
Main Highlights
Corporate Information
Investors Information
Management Report
114
70
Laporan Pengelolaan Operasional Operational Management Report
Dari hasil kegiatan pemantauan secara rutin tersebut, selain menunjukkan bahwa seluruh indikator cemaran yang diukur mememenuhi ketentuan BML, Perseroan mendapatkan berbagai kemajuan dari sisi kualitas lingkungan hidup sekitar area kelolaan, sebagai berikut: •
•
•
•
Pemantauan keanekaragaman hayati (Plankton, Benthos dan Nekton) di badan perairan sekitar lokasi kegiatan PT Bukit Asam (Persero) Tbk Tanjung Enim Sumatera Selatan oleh pihak ke-3 (PPLH Unsri) , menunjukan secara umum cukup baik dan masih dapat mendukung kehidupan biota perairan. Pemantauan satwa liar menunjukan bahwa lahan-lahan lokasi bekas penimbunan yang telah direhabilitasi dan direvegetasi telah mampu untuk mendukung kehidupan satwa liar. Pada beberapa lokasi bahkan berhasil ditemui jenis-jenis burung yang termasuk jenis langka dan dilindungi oleh peraturan seperti Elang, Raja udang meninting dan Cekakak. Pemantauan revegetasi menunjukan bahwa secara keseluruhan, kegiatan penanaman sudah berjalan dengan baik sementara kegiatan perawatan perlu lebih ditingkatkan Pemantauan Sosial Ekonomi dan Budaya menunjukan bahwa secara keseluruhan pelaksanaan pengelolaan lingkungan dan pemantauan lingkungan telah sesuai dengan rencana pengelolaan dan pemantauan lingkungan yang tertuang dalam dokumen AMDAL. Penyaluran bantuan perusahaan kepada masyarakat di sekitar wilayah tambang pada khususnya dan masyarakat di Provinsi Sumatera Selatan pada umumnya sudah sesuai dengan dokumen RKL dan RPL.
Regular monitoring not only disclosed that all contamination indicators had met environment quality standard, but it also helped the Company improve the environmental quality of its surrounding areas: •
Penelitian dan Pengembangan Lingkungan Untuk menjaga lingkungan di areal kegiatannya, Perseroan melakukan sejumlah kajian dan penelitian yang sekaligus merupakan bagian proses evaluasi kondisi lingkungan area pertambangan dan sekitarnya, serta pengembangan potensi lingkungan di masa mendatang. Beberapa kegiatan penelitian yang dilaksanakan pada tahun 2011 adalah : • Implementasi & pengembangan Mikoriza untuk medukung revegetasi lahan bekas tambang. • Melakukan konservasi tanaman lokal • Melakukan revegetasi dengan tanaman sawit dan uji coba revegetasi secara direct. • Kajian dan pemanfaatan oli bekas untuk peledakan (pencampuran ANFO). • Melakukan pelatihan pengelolaan sampah terhadap masyarakat sekitar perusahaan • Mengembangkan pembibitan dengan metode kultur jaringan
•
•
•
Monitoring of biodiversity (plankton, benthos and nekton) in the body of water surrounding PTBA Tanjung Enim, South Sumatera by third party (PPLH Unsri) indicated that the general condition was good and conducive to water biota life. Wildlife monitoring showed that rehabilitated and revegetated used mining areas were suitable for wild animals to live in. At several sites some birds of rare species that are protected by the law were found, such as eagle, ’raja udang meninting’ and ’cekakak’. Revegetation monitoring disclosed that revegetation had proceeded well but maintenance should be intensified. Social, economic and cultural monitoring revealed that overall environmental management and monitoring were in tune with the environmental management and monitoring plans written in AMDAL document. Financial aid disbursed to the neighboring community in particular and the public at large in South Sumatera Province was in accordance with the RKL (Environmental Management Plan) and RPL (Environmental Monitoring Plan) documents.
Environmental Research and Development To preserve the surrounding environment, the Company conducts various studies and researches to evaluate the condition of mining area and its
PT Bukit Asam Tbk
.
Laporan Tahunan 2011
120
184
266
278
305
Pembahasan dan Analisis Manajemen
Laporan Tata Kelola Perusahaan
Laporan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Data Perseroan
Laporan Keuangan
Corporate Data
Financial Statements
Management Discussion & Analysis
Corporate Governance Report
Corporate Social Responsibilities
surrounding, and to develop environment potentials in the future. Several research activities conducted in 2011 were: • Implementation & development of Mikoriza to support revegetation of used mining areas • Conservation of local plants • Revegetation with oil palms and direct trialrun revegetation • Study and use of used oil for explosives (ANFO compound) • Training local community in waste management • Cultivating seedlings by tissue culture method The Company adopts Green Mining practice by planting trees outside the mining area and releasing fish in the rivers together with the community members. In 2011, revegetation in connection with green mining was done by launching Green Friday and Clean Friday activities inside and outside the mining sites, distributing seeds to schools and government agencies with a total of 42,590 plants, 9,520 kg bokashi, 7 Ea biopori and 10 kg hydrogel.
115
Selain melaksanakan langkah-langkah Perlindungan tersebut, Perseroan mengimplementasikan pola Green Mining dengan melakukan penanaman pohon-pohon di luar areal tambang dan penebaran ikan di badan sungai bersama masyarakat. Pada tahun 2011, kegiatan penghijuan dalam rangka implementasi green mining dilaksanakan kegiatan Jumat Hijau dan Jumat bersih di dalam dan di luar lokasi tambang, mendistribusikan bibit ke sekolah-sekolah dan instansi dengan total bibit sebanyak 42.590 batang, 9.520 kg bokashi, 7 Ea Biopori dan 10 kg hidrogel. Perseroan juga melakukan sosialisasi lingkungan melalui pelatihan lingkungan, spanduk, baliho, study banding (bench marking), buku dan majalah lingkungan, poster, dan presentasi lingkungan. Sebagai wujud komitmen manajemen terhadap lingkungan dan pascatambang, sesuai standar akuntansi keuangan (PSAK 33), Perseroan menyusun dokumen provisi lingkungan. Keseluruhan hasil pemantauan dan hasil evaluasi yang kemudian dilakukan sesuai dengan standar yang ditetapkan menunjukan bahwa semua parameter lingkungan telah memenuhi BML.
To socialize with the local community the Company organizes training programs, puts up banners, posters and billboards, uses bench marking, distributes books and magazines, and gives presentation on the subject of environment. As a reflection of its commitment to environmental and post-mining management and in accordance with financial accounting standards (SFAS 33), the Company prepares an environmental commission document. The overall result of monitoring and evaluation performed in accordance with established standards showed that all environmental parameters met Environment Quality Standard. PT Bukit Asam Tbk
. 2011 Annual Report
16
26
36
46
Ikhtisar Utama
Informasi Perseroan
Informasi Bagi Investor
Laporan Manajemen
Main Highlights
Corporate Information
Investors Information
Management Report
116
70
Laporan Pengelolaan Operasional Operational Management Report
BIAYA DAN PENGHARGAAN UNTUK PENGELOLAAN DAN PELESTARIAN LINGKUNGAN Sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku, Perseroan telah menyisihkan dana untuk kegiatan pengelolaan dan pemantauan lingkungan yang jumlahnya ditetapkan sebagai provisi atas tiap satuan berat batubara yang diproduksi. Seiring dengan peningkatan, produksi dan komitmen Perseroan terhadap kelestarian lingkungan, pada tahun 2011, jumlah provisi yang disisihkan untuk kegiatan ini adalah sebesar Rp4.150/ton, atau total sejumlah Rp204,86 miliar. Jumlah dana tersebut meningkat 17,5% dari tahun lalu, yakni total sebesar Rp174,34 miliar. Jumlah dana yang telah dikeluarkan untuk pengelolaan dan pemantauan lingkungan pada tahun 2011 adalah sebesar Rp29,81 miliar. Biaya pengelolaan dan pemantauan lingkungan tersebut meningkat 2,4% dari tahun lalu, yakni sebesar Rp29,12 miliar.
COST AND COMMENDATION FOR ENVIRONMENTAL MANAGEMENT AND CONSERVATION In compliance with the law, the Company allocated funds for environmental management and conservation program at an amount to be based on the weight of coal produced. With increased production and the Company’s commitment to environmental conservation, in 2011 the funds allocated for this activity was Rp4,150/ton or a total of Rp204.86 billion, or increased 17.5% from Rp174.34 billion in 2010. Total funds disbursed for environmental management and conservation in 2011 totalled Rp29.81 billion, or went up 2.4% from Rp29.12 billion the preceding year.
Atas berbagai upaya-upaya perlindungan lingkungan tersebut Perseroan kemudian meraih beberapa penghargaan dalam pengelolaan lingkungan, yaitu:
For its continued efforts in environmental conservation the Company received several environmental management awards:
•
•
•
Peringkat Hijau untuk PROPER Tingkat Nasional dari Kementrian Lingkungan Hidup maupun Tingkat Propinsi dari Gubernur Provinsi Sumsel Peringkat Aditama untuk kategori Enviro Award dari Kementrian ESDM
(Uraian lebih lengkap mengenai Perlindungan Lingkungan ada pada Laporan Keberlanjutan PTBA 2011)
PT Bukit Asam Tbk
.
Laporan Tahunan 2011
•
Green PROPER Rating from Environment Ministry and South Sumatera Governor Aditama Rating in Enviro Award from EMR Ministry
(Further elaboration on Environmental Conservation is provided in PTBA Sustainability Report 2011, under the same title)
120
184
266
278
305
Pembahasan dan Analisis Manajemen
Laporan Tata Kelola Perusahaan
Laporan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Data Perseroan
Laporan Keuangan
Corporate Data
Financial Statements
Management Discussion & Analysis
Corporate Governance Report
Corporate Social Responsibilities
117
Perseroan mengimplementasikan pola Green Mining secara terpadu dalam kegiatan penambangan.
The Company adopts Green Mining practice in its mining operations.
PT Bukit Asam Tbk
. 2011 Annual Report
16
26
36
46
Ikhtisar Utama
Informasi Perseroan
Informasi Bagi Investor
Laporan Manajemen
Main Highlights
Corporate Information
Investors Information
Management Report
118
70
Laporan Pengelolaan Operasional Operational Management Report
LAPORAN PELAKSANAAN REKLAMASI DAN REHABILITASI
PROGRESS REPORT OF RECLAMATION AND REHABILITATION PROGRAM
Pembukaan lahan dan proses reklamasi areal tambang Perseroan telah dilaksanakan sesuai dengan butir-butir ketentuan pada UU No. 4 Tahun 2009 dan Permen No. 18 tahun 2008 mengenai Reklamasi dan penutupan Tambang yang menegaskan bahwa: • Pembukaan lahan dilakukan bertahap. • Ada proses pembentukan Slope & Back Slope. • Membuat saluran, check dam, Rip Rap. • Melakukan penanaman Cover Crop. • Menggunakan Incenerator untuk limbah. • Melaksanaan Bioremidiasi, pengapuran, wetland untuk limbah cair dan • Mebuat kolam pengendap. Seluruh ketentuan tersebut telah dipenuhi oleh Perseroan seperti diuraikan pada bagian “Perlindungan Lingkungan” diatas.
Land clearance and mining area reclamation have been carried out pursuant to the provision of Law No. 4/2009 and Minister Regulation No. 18/2008 concerning Reclamation and Mine Closure which required the following: i. Gradual land clearance; ii. Slope & back slope; iii. Canal, check dam, rip rap; iv. Cover crop; v. Incinerator for hazardous waste; vi Bioremediation, calcification, and wetland for liquid waste; vii. Sedimentation pool. All the requirements were met by the Company as described in the preceding section of “Environmental Protection”.
Perseroan melanjutkan kepeloporan dalam pelestarian lingkungan dan rehabilitasi pasca tambang dengan menetapkan serta merancang daerah pascatambang seluas 5.934 ha menjadi Taman Hutan Raya (TAHURA). Pelaksanaan program reklamasi dan rehabilitasi lahan pascatambang mengacu pada Rencana Induk Wilayah Pertambangan (RIWP) yang telah dibuat sejak tahun 1994 serta Master Plan pemanfaatan lahan bekas tambang batubara sebagai Tahura Enim. Rencana ini kemudian dikukuhkan untuk dilaksanakan melalui program jangka panjang, secara bertahap dan berkelanjutan, dalam bentuk Perda.
The Company took a step further and pioneered in environmental conservation and post-mining rehabilitation by designating and designing a post-mining area of 5,934 hectares to serve as Grand Forest Park. The implementation of postmining reclamation and rehabilitation program was in keeping with Mining Area Master Plan devised in 1994 and master plan for utilizing postmining area as Tanjung Enim Grand Forest Park (TAHURA Enim). A regional government regulation confirmed this plan to be a long-term, gradual and ongoing program.
Perseroan kemudian melaksanakan program pembangunan Tahura Enim sesuai dengan Perda Kabupaten Muara Enim No. 4 tahun 2004 tentang Pemanfaatan Lahan Bekas Tambang Batubara PT Tambang Batubara Bukit Asam (Persero) Tbk di Kabupaten Muara Enim, dengan membagi area pascatambang menjadi beberapa zona, yaitu: 1. Zona Penerima/Rekreasi 2. Zona Sarana Prasarana 3. Zona Hutan Tanaman 4. Zona Kebun Koleksi 5. Zona Kebun Buah 6. Zona Peternakan 7. Zona Wisata Air 8. Zona Penelitian Produktif 9. Zona Pertanian/Agroforestry
The Company continued with the construction of TAHURA Enim in accordance with Muara Enim Regional Government Regulation No. 4/2004 concerning Converting Used Coal Mining Area of PT Tambang Batubara Bukit Asam (Persero) Tbk in Muara Enim Regency, dividing the post-mining area into several zones: 1. Receiving/Recreational Zone 2. Utility Zone 3. Plantation Forest Zone 4. Collection Garden Zone 5. Fruit Garden Zone 6. Cattle Breeding Zone 7. Water Recreation Zone 8. Productive Research Zone 9. Agro-forestry Zone
Realisasi pengembangan Tahura Tanjung Enim sebagai wujud komitmen Perseroan terhadap pelestarian lingkungan.
Realizing the development of Tanjung Enim People’s Forest Park reflects the Company’s commitment to environmental conservation.
PT Bukit Asam Tbk
.
Laporan Tahunan 2011
120
184
266
278
305
Pembahasan dan Analisis Manajemen
Laporan Tata Kelola Perusahaan
Laporan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Data Perseroan
Laporan Keuangan
Corporate Data
Financial Statements
Management Discussion & Analysis
Corporate Governance Report
Corporate Social Responsibilities
119
10. Fishery Zone 11. Camping Zone 12. Animal Zone
10. Zona Perikanan 11. Zona Bumi Perkemahan 12. Zona Satwa
In 2011, post-mining reclamation program for TAHURA Enim included the completion of:
Pada tahun 2011, program reklamasi lahan pascatambang sebagai Tahura Enim yang telah dilaksanakan adalah:
• In Receiving Zone: » Setting up tissue culture laboratory to cultivate prime seedlings such as rubber, oil palm, etc. » Relocating community members and TPP to convert the area to TAHURA buffer zone, and preparing new TPP site. » Finishing the construction of sportshall, bowling alley, jogging track and futsal court. • In Utility Zone: » Setting up an integrated office of WSH work unit and BWE system.
• Pada Zona Penerima: » Pembuatan laboratorium Kultur Jaringan untuk mengembangkan jenis-jenis bibit yang unggul seperti karet, sawit, dan lain-lain. » Proses pelaksanaan relokasi penduduk dan TPU untuk dijadikan buffer zone Tahura (jalur hijau). Perseroan juga menyiapkan lahan TPU yang baru. » Menyelesaikan pembangunan Gedung olah raga, sarana olah raga Bowling, jogging track dan Futsal. • Pada Zona Sarana dan Prasarana Melanjutkan rencana pembuatan kantor terpadu untuk Satker K3L dan BWE Sistem.
• In Productive Research Zone: » Conducting field survey jointly with Bengkulu University. » Conducting research on intercrop plants jointly with UNSRI at Banko Barat
• Pada Zona Penelitian Produktif » Melakukan kerjasama penelitian lapangan dengan Universitas Bengkulu. » Melakukan kerjasama penelitian jenis-jenis tanaman jarak dengan UNSRI di IUP Banko Barat.
• In Plantation Forest Zone, Performing plant enrichment with local plants having high economic value in Air Laya and Banko Barat. Replacing pioneer plants (acasia) with teak, sengon, puspa, durian, etc.
• Pada zona Hutan Tanaman, Perseroan melakukan pengkayaan tanaman dengan jenis tanaman lokal yang bernilai ekonomis tinggi, baik di Airlaya maupun di Banko Barat. Perseroan mengganti tanaman pioneer (Akasia) dengan Jati, Sengon, Puspa, tanaman durian dan lain-lain.
• Reviewing TAHURA Enim master plan » Synchronizing TAHURA location with productive forest zone under permit to use productive forest zone.
• Melakukan review master plan TAHURA ENIM. » Dalam review ini Perseroan melakukan sinkronisasi lokasi rencana TAHURA dengan kawasan hutan produksi dengan kewajiban izin pakai kawasan hutan produksi.
PT Bukit Asam Tbk
. 2011 Annual Report
16
26
36
46
70
Ikhtisar Utama
Informasi Perseroan
Informasi Bagi Investor
Laporan Manajemen
Main Highlights
Corporate Information
Investors Information
Management Report
Laporan Pengelolaan Operasional
120
Operational Management Report
PEMBAHASAN DAN ANALISIS MANAJEMEN MANAGEMENT DISCUSSION AND ANALYSIS
Penambahan peralatan produksi, peningkatan kehandalan prasarana pendukung produksi dan transportasi untuk menyambut peluang dan menjamin peningkatan kinerja berkelanjutan di masa mendatang.
PT Bukit Asam Tbk
.
Laporan Tahunan 2011
120
Pembahasan dan Analisis Manajemen
184
266
278
305
Laporan Tata Kelola Perusahaan
Laporan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Data Perseroan
Laporan Keuangan
Corporate Data
Financial Statements
Corporate Governance Report
Corporate Social Responsibilities
121
Management Discussion & Analysis
Additional production equipment, enhanced reliability of production supporting infrastructure and transportation in anticipation of business opportunity and sustainable future growth.
PT Bukit Asam Tbk
. 2011 Annual Report
16
26
36
46
70
Ikhtisar Utama
Informasi Perseroan
Informasi Bagi Investor
Laporan Manajemen
Main Highlights
Corporate Information
Investors Information
Management Report
Laporan Pengelolaan Operasional
122
Operational Management Report
KONDISI UMUM DAN PROSPEK USAHA
GENERAL CONDITION AND BUSINESS PROSPECTS
KONDISI UMUM PEREKONOMIAN GLOBAL DAN INDONESIA
GENERAL CONDITION OF GLOBAL AND INDONESIAN ECONOMY
Pemulihan perekonomian global pasca krisis 2008 terhambat oleh merebaknya krisis keuangan kawasan Eropa sejak awal kuartal ke tiga 2011 dan kondisi defisit berganda negara Amerika Serikat. Akibatnya laju pertumbuhan perekonomian global di tahun 2011 kembali melambat. Namun demikian perekonomian kawasan Asia Pasifik dengan motor pertumbuhan China dan India yang mencatat kenaikan GDP masing-masing sebesar sebesar 9,2% dan 8,1% tetap menunjukkan perkembangan yang baik.
The global economic recovery following the 2008 crisis was deterred by the European financial crisis at the onset of the third quarter 2011 and the American double digit deficit. Consequently, world economic growth in 2011 was once again stunted. However, the Asia Pacific regional economy driven mostly by China and India with a GDP growth of 9.2% and 8.1% respectively showed a promising future.
Bertahannya perekonomian kawasan Asia Pasifik dari pengaruh krisis kawasan Eropa membuat harga-harga komoditas pertambangan Indonesia, terutama batubara dan kelapa sawit, relatif terjaga. Kuatnya konsumsi domestik, meningkatnya kegiatan investasi dan perbaikan kinerja ekspor membuat GDP Indonesia tetap meningkat sebesar 6,5%, lebih tinggi dari angka tahun 2010 yang sebesar 6,1%.
The Asia Pacific economy survived the European crisis and helped sustain the price of Indonesia’s mining commodities, especially coal and palm oil. The strong domestic consumption, increased investments and exports spurred Indonesia’s GDP to 6.5%, higher than 6.1% in 2010.
Kinerja ekspor dan peningkatan investasi membuat cadangan devisa meningkat mencapai angka USD110,1 miliar dan nilai tukar rupiah yang hanya melemah 0,9% menjadi Rp 9.086/USD dari posisi Rp8.991/USD di akhir tahun 2010. Tingkat inflasi juga berhasil diturunkan menjadi 3,69% dari angka 6,94%, sehingga suku bunga rujukan BI di akhir tahun 2011 turun menjadi 6,0%.
Higher exports and investments raised foreign exchange reserves to US$110.1 billion, and Rupiah exchange rate slightly weakened by 0.9% to Rp9,086/US$ from Rp8,991 at end of 2010. Inflation dropped to 3.69% from 6.94% in 2010, decreasing Bank Indonesia benchmark rate to 6.0% at yearend.
Kinerja perekonomian Indonesia tersebut membuat peringkat utang luar negeri Indonesia kembali naik, kini masuk kelompok investment grade, sebagaimana di lansir oleh lembaga pemeringkat Internasional, yakni Fitch Ratings (peringkat BBB-) dan Moody’s Investor Service (peringkat Baa3).
On the face of the encouraging economic performance, Indonesia improved its foreign loan rating, now classifed invetment grade as indicated by international rating agencies, i.e. Fitch Ratings (BBB-) and Moody’s Investor Service (Baa3).
Dengan demikian, secara keseluruhan indikator ekonomi makro menunjukkan perekonomian Indonesia berada pada kondisi yang mantap dan siap melanjutkan perkembangan pada beberapa tahun mendatang. Perkembangan positif perekonomian tersebut, diperkirakan akan membuat permintaan komoditas utama Indonesia, termasuk sumber energi, kembali meningkat.
PT Bukit Asam Tbk
.
Laporan Tahunan 2011
Overall, macro economic indicators prove that Indonesia’s economy is stable and ready to develop further in the years to come. With this promising development, demand for primary commodities including energy sources is expected to see an upward trend.
120
184
266
278
305
Laporan Tata Kelola Perusahaan
Laporan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Data Perseroan
Laporan Keuangan
Corporate Data
Financial Statements
Corporate Governance Report
Corporate Social Responsibilities
Pembahasan dan Analisis Manajemen
123
Management Discussion & Analysis
Coal Prospects
Prospek Permintaan Batubara Perkembangan Konsumsi Batubara Dunia
Growth of World Coal Consumption According to BP Statistical Review of World Energy, June 2011, coal remained the second chief global energy source after crude oil. In 2010 coal contribution reached 29.6% of total energy source consumption.
Sesuai dengan data BP Statistical Review of World Energy, Juni 2011, batubara tetap menduduki peringkat kedua sumber energi global utama setelah minyak bumi. Di tahun 2010 kontribusi batubara sebagai sumber energi mencapai 29,6% dari total penggunaan sumber energi.
The same data indicated that during the 2010 world economic recovery, energy source consumption (including coal) in most industrialized countries rose, with Asia Pacific region recording the highest percentage as shown in the following table:
Data yang sama menunjukkan bahwa tahun di 2010, saat pemulihan ekonomi global berlangsung, konsumsi sumber energi, (termasuk batubara) di hampir seluruh kawasan negara industri utama dunia mengalami peningkatan, dengan persentase terbesar terjadi di kawasan Asia Pasifik, seperti ditunjukkan pada tabel berikut.
See table 6.1
TABEL TABLE 6.1 Realisasi konsumsi batubara global (dalam ton setara minyak) ACTUAL GLOBAL COAL DEMAND (IN MILLION TONS OF OIL EQUIVALENT) KAWASAN REGION
2006
2007
2008
2009 A
2010 B
% A:B
% TOTAL 2010
Amerika Utara North America
606,1
614,7
599,9
528,1
556,3
5,3
15,6
Amerika Tengah dan Selatan Central and South America
21,0
22,6
24,2
22,9
23,8
3,9
0,7
527,2
528,3
517,8
466,4
486,8
4,4
13,7
Eropa dan Eurasia Europe and Eurasia Timur Tengah Middle East
9,1
9,3
8,7
8,8
8,8
0,0
0,2
92,6
93,1
92,7
94,1
95,3
1,3
2,7
Asia Pasifik Asia Pacific
1.908,6
2.037,5
2.098,4
2.185,3
2.384,7
9,1
67,1
Konsumsi Batubara Global Total World Coal Consumption
3.164,6
3.305,5
3.341,7
3.305,6
3.555,7
7,6
100,0
Afrika Africa
Sumber: BP Statistical Review of World Energy, Juni 2011, Konversi 1 ton setara minyak = 1,43 ton batubara Source: BP Statistical Review of World Energy, June 2011, 1 ton oil equivalent = 1.43 ton coal
In the Asia Pacific region, coal is the main energy source and the major part is used for TPP fuel. China and India have been the biggest consumers for the past few years, respectively at 71.9% and 11.6% of total coal consumption in the region. During the world economic recovery in 2010, these two countries stood fast with higher growth of economy and coal consumption. Japan’s coal consumption in 2010 increased by 13.7%. Other major consumers of coal in this region such as South Korea and Taiwan also increased their consumption. Overall, total consumption in Asia Pacific region in 2010 rose to 9.1% from 6.3% previously as shown in the following table. See table 6.2
Di kawasan Asia Pasifik, batubara adalah sumber energi utama, dengan mayoritas penggunaan sebagai bahan bakar PLTU. Dari total penggunaan batubara di kawasan Asia Pasifik, China dan India adalah konsumen utama sejak beberapa tahun terakhir, masingmasing sebesar 71,9% dan 11,6% total konsumsi batubara Asia Pasifik. Saat pemulihan perekonomian global berlangsung selama tahun 2010 dan perekonomian kedua negara meningkat lebih cepat, konsumsi batubara di kedua negara tersebut juga meningkat semakin cepat. Konsumsi batubara Jepang di tahun 2010 juga kembali meningkat sebesar 13,7%. Beberapa negara konsumen batubara besar di kawasan ini, seperti Korea Selatan dan Taiwan juga mengalami peningkatan. Sehingga secara keseluruhan, konsumsi batubara kawasan Asia Pasifik di tahun 2010 meningkat lebih tinggi, 9,1% dibandingkan peningkatan sebelumnya, 6,3%. Hal tersebut tampak pada tabel berikut.
PT Bukit Asam Tbk
. 2011 Annual Report
16
26
36
46
70
Ikhtisar Utama
Informasi Perseroan
Informasi Bagi Investor
Laporan Manajemen
Main Highlights
Corporate Information
Investors Information
Management Report
Laporan Pengelolaan Operasional
124
Operational Management Report
Tabel table 6.2 Realisasi Produksi Batubara ASIA PASIFIK (dalam juta ton setara minyak) ACTUAL ASIA PASIFIC COAL CONSUMPTION (IN MILLION TONS OF OIL EQUIVALENT) NEGARA
2006
2007
2008
2009
%
% TOTAL
A 55,6
54,2
51,8
51,7
B
A:B
2010
43,4
-16,1
1,8
China
1.343,9
1.4384
1.479,3
1.556,8
India
195,4
210,3
230,4
250,6
1.713,5
10,1
71,9
277,6
10,8
30,1
37,8
30,1
11,6
34,6t
39,4
13,9
1,7
119,1
125,3
54.8
59,7
128,7
108,8
123,7
13,7
5,2
66,1
68,6
76,0
10,8
3,2
COUNTRY Australia
Indonesia Jepang Japan Korea Selatan South Korea
2010
Taiwan
39,6
41,8
40,2
38,7
40,3
4,1
17
Thailand
12,4
14,1
15,3
14,5
14,8
2,1
0,6
Lainnya Others
30,9
28,1
29,7
36,1
326
-9,7
1,4
1.908,5
2.037,3
2.098,4
2.185,4
2.384,8
9,1
100,0
Total Konsumsi Asia Pasifik Total Consumption Asia Pasific
Sumber: BP Statistical Review of World Energy, Juni 2011, Konversi 1 ton setara minyak = 1,43 ton batubara Source: BP Statistical Review of World Energy, June 2011, 1 ton oil equivalent = 1.43 ton coal
Growth and Projection of World Coal Production
Perkembangan dan Proyeksi Produksi Batubara Dunia Mengingat biaya transportasi yang cukup besar, kebutuhan batubara dipenuhi dari kawasan terdekat. Pemulihan perekonomian global membuat seluruh kawasan mencatatkan peningkatan produksi batubara. Namun demikian, kawasan Pasifik mencatatkan pertumbuhan produksi batubara paling besar selama tahun 2010, yakni 8,4%. Hal ini tampak pada tabel berikut.
Considering the high cost of transportation, coal demand is met by the closest countries in the region. World economic recovery resulted in an improvement in the region’s coal production. However, the Pacific region recorded the highest growth in 2010 coal production at 8.4%, as shown in the following table. See table 6.3
Tabel table 6.3 Realisasi Produksi Batubara Global dalam juta ton setara minyak ACTUAL WORLD COAL PRODUCTION (in million tons of oil equivalent) KAWASAN REGION
2006
2007
2008
2009 A
2010 B
% A:B
% Total 2010
Amerika Utara North America
634,5
629,7
637,5
578,5
591,6
2,3
15,9
Amerika Tengah dan Selatan Central and South America
50,8
53,6
55,2
52,4
53,8
2,7
1,4
444,9
446,3
452,6
422,1
430,9
2,1
11,5
0,9
1,0
1,0
1,0
1,0
0,0
0,0
Eropa dan Eurasia Europe and Euroasia Timur Tengah Middle East Afrika Africa Asia Pasifik Asia Pacific Produksi Batubara Global Global Coal Production
140,3
141,8
144,2
143,1
144,9
1,3
3,9
1.965,6
2.090,2
2.180,1
2.314,8
2.509,4
8,4
67,2
3.237,0
3.362,6
3.470,6
3.511,9
3.731,6
6,3
Sumber : BP Statistical Review of World Energy, Juni 2011, Konversi 1 ton setara minyak = 1,43 ton batubara Source: BP Statistical Review of World Energy, June 2011, 1 ton oil equivalent = 1.43 ton coal
China sebagai konsumen terbesar batubara di dunia, memenuhi sebagian kebutuhannya melalui kegiatan penambangan dalam negeri. Sehingga selain sebagai konsumen, China adalah produsen batubara terbesar di dunia. Demikian juga India, sebagai konsumen batubara kedua terbesar, berusaha memenuhi
PT Bukit Asam Tbk
.
Laporan Tahunan 2011
China being the biggest consumer of coal in the world meets the major part of its demand by domestic mining. Not only is China a consumer, but it is also the largest coal producer in the world. India, the second largest coal consumer, strives
120
Pembahasan dan Analisis Manajemen
184
266
278
305
Laporan Tata Kelola Perusahaan
Laporan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Data Perseroan
Laporan Keuangan
Corporate Data
Financial Statements
Corporate Governance Report
Corporate Social Responsibilities
125
Management Discussion & Analysis
to be self-sufficient, but due to its insufficient production, it has to rely on import.
kebutuhannya sendiri. Namun demikian produksi batubara India masih belum mencukupi, sehingga kekurangannya harus dipenuhi lewat impor.
In recent years Indonesia and Australia have met world coal demand (particularly in the Pacific region), as both countries are in a position to produce coal in excess of their domestic consumption. According to BP Statistical Review of World Energy, June 2011, since 2006 Indonesia’s coal production has grown at a higher rate than that of Australia. Indonesia is now in competition with Australia to be the world largest coal supplier.
Indonesia dan Australia, sejak beberapa tahun terakhir merupakan negara pemasok batubara di pasar global (terutama wilayah Pasifik), mengingat keduanya mampu memproduksi batubara dalam jumlah melebihi kebutuhan domestik. Data BP Statistical Review of World Energy, Juni 2011, menunjukkan bahwa laju pertumbuhan produksi batubara Indonesia sejak tahun 2006 berkembang lebih cepat dari pertumbuhan produksi Australia. Indonesia kini bersaing dengan Australia sebagai pemasok batubara terbesar di pasar global.
See table 6.4
TABEL TABLE 6.4 REALISASI PRODUKSI BATUBARA ASIA PASIFIK (dalam juta ton setara minyak) ACTUAL PACIFIC COAL PRODUCTION (IN MILLION TONS OF OIL EQUIVALENT) NEGARA COUNTRY
2006
2007
2008
2009 A
2010 B
% A:B
% TOTAL 2010
Australia
210,3
217,2
220,7
228,8
235,4
2,9
9,4
China
1.406,4
1.501,1
1.557,1
1.652,1
1.800,4
9,0
71 ,7
India
170,2
181,0
195,6
210,8
216,1
2,5
8,6
Indonesia
119,2
133,4
147,8
157,6
188,1
19,4
7,5
Vietnam
21,8
22,4
23,0
252
24,7
-2,0
1,0
Lainnya Others
25,1
23,3
24,3
292
44,6
52,7
1,8
1.965,5
2.090,2
2.180,2
2.315,2
2.509,3
62
Total Produksi Asia Pasifik
Sumber : BP Statistical Review of World Energy, Juni 2011. Konversi 1 ton setara minyak = 1,43 ton batubara Source: BP Statistical Review of World Energy, June 2011, 1 ton oil equivalent = 1.43 ton coal
A study by Wood Mackenzie “Coal Market Service, December 2011” estimates world coal supply will increase from 790.5 million tons in 2011 to 2.08 billion tons in 2025 as world economy bounces back and demand increases. Countries in the Asia Pacific region, mainly Indonesia and Australia, will dominate coal supply, contributing 57%. The following illustration depicts the estimate.
Kajian Wood Mackenzie, dalam “Coal Market Service, Dec 2011” memprakirakan, peningkatan suplai batubara di pasar global dari angka 790,5 juta ton di tahun 2011 menjadi 2,08 miliar ton di tahun 2025 seiring membaiknya perekonomian global dan meningkatnya permintaan. Negara-negara di kawasan Asia Pasifik, terutama Indonesia dan Australia akan mendominasi pasokan, dengan kontribusi berkisar sebesar 57%. Hal tersebut ditunjukkan pada illustrasi berikut.
See chart 6.1
PT Bukit Asam Tbk
. 2011 Annual Report
16
26
36
46
70
Ikhtisar Utama
Informasi Perseroan
Informasi Bagi Investor
Laporan Manajemen
Main Highlights
Corporate Information
Investors Information
Management Report
Laporan Pengelolaan Operasional
126
Operational Management Report
GRAFIK CHART 6.1 BATUBARA MELALUI LAUT MENURUT ASAL NEGARA SEABORNE THERMAL COAL SUPPLY BY COUNTRY 800 700 600
Mt
500 400 300 200 100 0 2011
2013
2015
2017
2019
2021
Australia
Colombia
Indonesia
Rusia
South Africa
USA
2023
2025
2027
2029
Mozambique
Source: Wood Mackenzie Coal Market Sevice
Indonesia, menurut kajian tersebut, hingga tahun 2025 akan menjadi pemasok batubara utama di pasar global, terutama di kawasan Asia Pasifik. Penyebabnya adalah, selain cadangan yang memadai dan tingkat konsumsi yang relatif rendah, biaya produksi batubara Indonesia tetap bersaing. Sekalipun proyek PLTU berbahan bakar batubara dengan daya 10.000 MW tahap 1 dan tahap 2 telah beroperasi, Indonesia diproyeksikan mampu memenuhi kebutuhan batubara, sekaligus meningkatkan pasokan ke pasar ekspor. Biaya produksi batubara di Indonesia sangat bersaing karena di Kalimantan menggunakan sarana angkut melalui sungai yang sangat bersaing dan di Sumatera menggunakan kereta api yang cukup ekonomis. Kondisi tersebut membuat suplai batubara Indonesia ke pasar global akan tetap mendominasi hingga tahun 2025.
PT Bukit Asam Tbk
.
Laporan Tahunan 2011
According to the study, until 2025 Indonesia will retain its role as the major coal supplier in the world market especially in the Asia Pacific region. This is because Indonesia, with its abundant reserves and relatively low consumption, enjoys low production costs. Even after the coal-fired 10,000 MW TPP phase 1 and phase 2 are operational, Indonesia is projected to be in a position to meet domestic coal demand and to step up its export supply. Coal production costs in Indonesia are very low as Kalimantan makes use of river transport and Sumatra railway transport which are both economically competitive. Therefore, Indonesia will continue to dominate the world market with its coal supply until 2025.
120
Pembahasan dan Analisis Manajemen
184
266
278
305
Laporan Tata Kelola Perusahaan
Laporan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Data Perseroan
Laporan Keuangan
Corporate Data
Financial Statements
Corporate Governance Report
Corporate Social Responsibilities
127
Management Discussion & Analysis
Projected World Coal Consumption
Proyeksi Konsumsi Batubara Dunia
A study by Goldman Sachs indicates that global economic growth in 2011 will slow down to 4.1% from 4.7% in 2010. However, the Asia Pacific region motored by China and India will remain strong, in line with Bloomberg report that China will grow 9.1% and India 8.4%, bringing an effect of higher coal demand in the region.
Kajian dari Goldman Sach mengindikasikan pertumbuhan perekonomian global di tahun 2011 kembali melambat menjadi 4,1% setelah tahun 2010 tumbuh 4,7%. Namun demikian perekonomian Asia Pasifik dengan motor pertumbuhan China dan India tetap mencatatkan pertumbuhan yang tinggi. Hal ini sejalan dengan catatan Bloomberg yang menyebutkan ekonomi China tumbuh sebesar 9,1% dan India sebesar 8,4%. Dampaknya adalah permintaan batubara di kawasan ini meningkat dengan cepat.
Wood Mackenzie in its study “Coal Market Service, Dec 2011” predicts that China’s and India’s GDP strong growth will cause coal demand in the Pacific region to dominate the total world coal demand. On the other hand, the Atlantic region (North, South America and Europe) will not increase their coal consumption as they are turning to nuclear and gas as energy sources.
Biro Wood Mackenzie dalam kajian “Coal Market Service, Dec 2011” memprediksi, dengan pertumbuhan GDP China dan India yang besar tersebut, pertumbuhan permintaan batubara di kawasan Pasifik akan mendominasi pertumbuhan total permintaan batubara global. Sebaliknya, kawasan Atlantik (Amerika Utara, Selatan dan Eropa) tidak akan mencatat pertumbuhan konsumsi batubara, karena peningkatan penggunaan energi nuklir dan gas.
Wood Mackenzie study estimates world coal market will increase from 858 million tons in 2011 to 2.2 billion tons in 2025, Asia Pacific region being the major consumer, from 606 million tons in 2011 to 1.9 billion tons in 2025. This region is predicted to control 85% of world coal trading by sea at end of 2025, as shown in the following graphs.
Menurut kajian Wood Mackenzie tersebut, pertumbuhan pasar batubara global akan meningkat dari angka sebesar 858 juta ton di tahun 2011 menjadi 2,2 miliar ton di tahun 2025, dengan kontribusi permintaan terbesar dari kawasan Asia Pasifik, yakni tumbuh dari angka 606 juta ton di tahun 2011 menjadi 1,9 miliar ton di tahun 2025. Di akhir 2025, kawasan ini diperkirakan menguasai 85% perdagangan batubara global melalui laut. Hal ini ditunjukkan pada grafik-grafik berikut.
See chart 6.2 & 6.3
GRAFIK CHART 6.2 Permintaan batubara menurut benua Coal Demand by continent 3000,0
2500,0
Mt
2000,0
1500,0
1000,0
500,0
0 2000
2003
2006
2009
2012
Pacific Basin
2015
2018
2021
2024
2027
2030
Atlantic Basin
Source: Wood Mackenzie Coal Market Service
PT Bukit Asam Tbk
. 2011 Annual Report
16
26
36
46
70
Ikhtisar Utama
Informasi Perseroan
Informasi Bagi Investor
Laporan Manajemen
Main Highlights
Corporate Information
Investors Information
Management Report
Laporan Pengelolaan Operasional
128
Operational Management Report
GRAFIK CHART 6.3 Permintaan batubara menurut NEGARA Coal Demand by coUNTRY 3000,0
2500,0
Mt
2000,0
1500,0
1000,0
500,0
0 2000
2003
2006
2009
Rest of the World
2012
2015
2018
India
2021
2024
2027
2030
China
Source: Wood Mackenzie Coal Market Service Notes: satuan juta ton
Di kawasan Asia Pasifik, posisi Jepang sebagai salah satu importer batubara besar akan terus tergeser oleh China dan India. China sekalipun merupakan konsumen batubara terbesar, relatif mampu memenuhi kebutuhannya dari produksi tambang-tambang dalam negeri. Sedang India dengan jumlah cadangan dan produksi yang lebih terbatas membuatnya berpotensi menjadi importir batubara utama dalam dekade mendatang. Indonesia, walaupun banyak membangun proyek PLTU serupa, namun akan mampu memenuhi kebutuhan batubara dari dalam negeri.
In the Asia Pacific region, Japan will be replaced by China and India as major coal importers. Despite being the largest coal consumer, China is able to satisfy its own needs with domestic mine products. In the meantime India with its limited reserves and output is more likely to become the biggest coal importer in the coming decades. While Indonesia, in spite of having many TPPs of similar nature, remains in a position to satisfy its own domestic needs.
Kajian US Energy Information Administration dalam Annual Energy Oulook 2011, juga menunjukkan kesimpulan senada, yakni dalam jangka lebih panjang kebutuhan batubara di negara-negara OECD (mayoritas berada di kawasan Atlantik), tidak mengalami pertumbuhan, terkompensasi oleh penggunaan gas dan energi nuklir. Sedang negara-negara Non-OECD, terutama China dan India tingkat konsumsi batubara meningkat dengan laju masing-masing sebesar 3% pertahun dan 2% pertahun 2035.
A report by US Energy Information Administration in “Annual Energy Outlook 2011” has the same conclusion, i.e. in the longer term coal requirements of OECD countries (the majority is in the Atlantic region) will not increase as they are compensated by gas and nuclear sources. While Non-OECD countries particularly China and India will increase their consumption respectively at an annual rate of 3% and 2% until 2035.
Proyeksi Harga Batubara di Kawasan Pasifik dan di Indonesia
Projected Coal Price in Pacific Region and Indonesia
Seiring dengan proyeksi meningkatnya permintaan batubara di pasar Pasifik, riset Wood Mackenzie menunjukkan bahwa harga patokan batubara di kawasan Pasifik cenderung meningkat dalam beberapa tahun mendatang. Hal yang patut di cermati adalah kecenderungan peningkatan harga batubara kalori rendah dimasa mendatang, mengingat cukup banyaknya PLTU berbahan bakar batubara kalori rendah yang saat ini tengah dibangun dikawasan Pasifik, terutama di India dan Indonesia. Kecenderungan peningkatan harga batubara di kawasan Pasifik diperlihatkan pada grafik berikut.
See chart 6.4
PT Bukit Asam Tbk
.
Laporan Tahunan 2011
In line with the projected higher coal demand in the Pacific region, Wood Mackenzie research reveals that benchmark price in this region tends to increase in the coming few years. It should be noted that low-calorie coal will enjoy better price in the future, as more and more TPPs using lowcalorie coal are being built in the Pacific region, particularly in India and Indonesia. The rising trend of coal price in the Pacific region is shown in the following table.
120
184
266
278
305
Laporan Tata Kelola Perusahaan
Laporan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Data Perseroan
Laporan Keuangan
Corporate Data
Financial Statements
Corporate Governance Report
Corporate Social Responsibilities
Pembahasan dan Analisis Manajemen
129
Management Discussion & Analysis
1995
1996
1997
1998
1999
2000
2001
For the past three years, global spot price has been volatile, the highest occurred in July 2008 at US$194.79/Mt. Afterwards, spot price dropped to its lowest US$60.12/Mt in March 2009, when the world financial crisis was at its peak. In 2010 spot price moved upward between US$80 per ton as the year started and US$120 per ton at year-end. At the start of 2011, global spot price was flat, ranging from US$110 to US$ 128 per ton. But in the early fourth quarter, price tended to decline as the effect of economic cooling down particularly in China being the prime consumer. Global price as quoted by Newcastle index dropped from US$124.32 in September to US$115.4 per ton in November 2011 as depicted in the following two graphs. See chart 6.5 & 6.6
2002
2003
2004
2005
2006
2007
2008
2009
98,00
70,00
55,65
52,25
53,00
45,00
26,75
31,85
34,50
28,75
29,95
34,50
37,65
40,30
US$/Mt
40,30
125,00
129,85
GRAFIK CHART 6.4 HISTORICAL japan thermal price trend 6,322gar
2010
2011
Harga patokan batubara global dalam tiga tahun terakhir di pasar spot berfluktuasi, dengan harga patokan tertinggi terjadi pada bulan Juli 2008, yang sempat menyentuh angka US$194,79/Mt. Setelah itu, harga spot batubara global sempat turun, dengan titik terendah ada pada harga US$60,12/Mt, terjadi pada bulan Maret 2009, saat puncak krisis finansial global melanda. Di tahun 2010 harga pasar spot batubara cenderung meningkat dari kisaran US$80 per ton diawal tahun menjadi US$120 per ton di akhir tahun. Di periode awal tahun 2011 harga pasar spot batubara global cenderung datar, dengan kisaran harga antara US$110-128 per ton. Namun memasuki kuartal ke empat, harga batubara cenderung turun sebagai efek terjadinya “pendinginan” pertumbuhan perekonomian, terutama China sebagai konsumen utama. Harga batu bara global seperti ditunjukan pada indeks Newcastle, turun dari US124,32 di bulan September menjadi 115,4/ton di bulan November 2011.
GRAFIK CHART 6.5 HISTORICAL GLOBAL COAL INDEX THERMAL COAL 6,322 GAR 150 140 130 120 110 90 80 70 60 31-Dec
7 - Jan GC 2011
14 - Jan
21 - Jan GC 2010
28 - Jan GC 2009
4 - Feb
11 - Feb
GC 2008
PT Bukit Asam Tbk
. 2011 Annual Report
16
26
36
46
70
Ikhtisar Utama
Informasi Perseroan
Informasi Bagi Investor
Laporan Manajemen
Main Highlights
Corporate Information
Investors Information
Management Report
Laporan Pengelolaan Operasional
130
Operational Management Report
GRAFIK CHART 6.6 HARGA BARUBARA (INDEX NEWCASTLE)
9 Sep
16
23
30
7 Okt
21
28
4 Nov
115,4
117,89
118,1
120,79 14
116,94
average: usd. 120,4/ton
121,14
122,54
123,42
123,57
124,32
in USD/Mton
11
Source: Global Coal PRELIMINARIES Index Newcastle: USD. 115,4/ton Index Richards Bay: USD. 106, 94/ton
Perkembangan Produksi dan Konsumsi Batubara Indonesia Di Indonesia, produksi batubara terus menunjukkan trend yang meningkat. Seperti ditunjukkan oleh data publikasi “Indonesian Coal dan Power” (ICP) dari Energy Publishing Pty Ltd, produksi batubara Indonesia tahun 2011, mencapai total 264,3 juta ton, naik 11,2% dari produksi tahun 2010 yang sebesar 237,7 juta ton. Produksi batubara sebesar itu, berasal dari PTBA dan perusahaan tambang lainnya. Sebagian besar produksi batubara Indonesia dipasok ke pasar global. Sisanya digunakan untuk kebutuhan domestik, mayoritas digunakan sebagai bahan bakar PLTU milik PLN maupun IPP. Dimasa mendatang, permintaan pasokan batubara di dalam negeri diproyeksikan terus meningkat. Selain terkait dengan proyek PLTU 10.000 MW tahap pertama dan kedua, kebutuhan batubara untuk sektor industri lain juga diperkirakan terus meningkat. Gambaran realisasi produksi, konsumsi dan ekspor batubara Indonesia adalah sebagai berikut.
Indonesian Coal Production and Consumption Indonesia’s coal output continued on the upward trend as reported by Energy Publishing Pty. Ltd. in its publication “Indonesian Coal and Power”. In 2011 Indonesia’s coal production reached 264.3 million tons, or up 11.2% from 2010 that stood at 237.7 million tons. That considerable output came from PTBA and other private mining companies. The major part of Indonesia’s coal was delivered to global market, and the rest for domestic consumption, mostly used by TPPs belonging to PLN and other IPPs. Domestic coal demand is expected to continue rising in the future. Besides the use by 10,000 MW TPP phase 1 and 2, other industries’ coal demand is also predicted to rise. The following table shows actual production, export and consumption of coal in Indonesia. See table 6.5
TABEL TABLE 6.5 Perkembangan Produksi, Ekspor dan Kebutuhan Domestik Batubara Indonesia 2007-2010 (dalam ribu ton) Production, Export and Consumption of Coal in Indonesia 2007-2010 (in thousand tons) TAHUN YEAR
PRODUKSI PRODUCTION
EKSPOR EXPORT
DOMESTIK DOMESTIC
2007
193.556
163.488
39.148
2008
204.234
158.012
47.797
2009
215.936
176.386
47.456
2010
237.689
191.033
50.866
2011
264.257
206.725
53.654
Sumber Source: Inonesian Coal and Power
PT Bukit Asam Tbk
.
Laporan Tahunan 2011
120
184
266
278
305
Laporan Tata Kelola Perusahaan
Laporan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Data Perseroan
Laporan Keuangan
Corporate Data
Financial Statements
Corporate Governance Report
Corporate Social Responsibilities
Pembahasan dan Analisis Manajemen
131
Management Discussion & Analysis
On the domestic side, TPPs tend to switch to lowcalorie coal because of its abundant reserves and more secured supply. Assuming the construction of coal-fired TPP runs well, total future domestic requirement is projected to increase significantly. Based on projected coal requirement of 40.8 million tons in 2010, the increase will be more than 100% to 95.3 million tons in 2014. In 2014, around 46% will be lowcalorie coal with calorie level of 4,200 Kcal/kg AR. See table 6.6
Untuk konsumsi domestik dalam negeri, jenis batubara yang digunakan untuk PLTU cenderung semakin bergeser ke arah batubara kalori rendah. Hal ini terjadi karena sumberdaya dan cadangan batubara kalori rendah yang berlimpah sehingga pasokan lebih terjamin. Dengan asumsi pembangunan PLTU berbahan bakar batubara berjalan lancar, total kebutuhan batubara domestik pada masa-masa mendatang akan meningkat cukup signifikan. Dari perkiraan realisasi kebutuhan batubara sebesar 40,8 juta ton di tahun 2010, kebutuhan batubara ini akan meningkat lebih dari 100% menjadi 95,3 juta ton di tahun 2014. Di tahun 2014, sekitar 46% jenis batubara yang akan digunakan adalah batubara kalori rendah dengan nilai kalori sebesar 4.200 (Kcal/kg AR).
TABEL TABLE 6.6 PROYEKSI KEBUTUHAN BATUBARA PLN, 2010-2014 (KCAL/KG AR) PROJECTED COAL REQUIREMENT OF PLN, 2010-2014 CALORIE RATE (KCAL/KG AR) Nilai Kalori (kcal/kg AR)
2010
2011
2012
2013
2014
4200
8,2
25,8
32,2
35,4
44,3
5100
27,7
28,7
36,9
43,2
42,1
6100
4,9
49
8,9
8,9
8,9
Total
40,8
59,4
78
87,5
95,3
Sumber Source ESDM
Various factors as depicted above will create opportunities and at the same time pose challenges for the Company to devise its long-term business strategy. As the domestic demand for low-calorie coal continues to rise, the Company has devised general strategy, covering improved efficiency in production process to earn good margin.
Berbagai faktor seperti tergambar dari uraian mengenai permintaan batubara tersebut diatas menciptakan peluang sekaligus tantangan bagi Perseroan dalam menentukan strategi bisnis jangka panjang. Dengan kecenderungan permintaan dalam negeri yang semakin banyak membutuhkan batubara kalori rendah, Perseroan telah mempersiapkan strategi umum, diantaranya melakukan proses produksi yang lebih effisien, sehingga dapat mempertahankan marjin.
PT Bukit Asam Tbk
. 2011 Annual Report
16
26
36
46
70
Ikhtisar Utama
Informasi Perseroan
Informasi Bagi Investor
Laporan Manajemen
Main Highlights
Corporate Information
Investors Information
Management Report
Laporan Pengelolaan Operasional
132
Operational Management Report
Pembangunan PLTU Mulut Tambang di Tanjung Enim 3x10 MW akan mendukung peningkatan efisiensi operasi.
The construction of Tanjung Enim Mine Mouth 3x10 MW TPP will boost operating efficiency.
PT Bukit Asam Tbk
.
Laporan Tahunan 2011
120
Pembahasan dan Analisis Manajemen
184
266
278
305
Laporan Tata Kelola Perusahaan
Laporan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Data Perseroan
Laporan Keuangan
Corporate Data
Financial Statements
Corporate Governance Report
Corporate Social Responsibilities
133
Management Discussion & Analysis
BUSINESS REVIEW
LAPORAN KINERJA USAHA
COAL SEGMENT
SEGMEN BATUBARA
The Company aimed to step up its coal production in 2011 to keep up with railway bigger loading capacity. To reach the production target, the Company consistently implemented an integrated production strategy focused on operating efficiency, production capacity, product quality and coal availability while preserving the environment and ensuring work health and safety.
Perseroan menetapkan target peningkatan produksi batubara pada 2011, agar sejalan dengan upaya peningkatan kapasitas angkut kereta api. Untuk mencapai target produksi tersebut, Perseroan secara konsisten menerapkan strategi produksi terintegrasi, yang berfokus pada peningkatan kemampuan produksi, efisiensi operasional, kualitas produksi dan jaminan ketersediaan batubara dengan tetap menjaga aspek Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) dan Lingkungan.
Peningkatan Kemampuan Produksi Swakelola Enhancement of In-house Production Capacity The Company increased in-house production capacity by installing additional main mining equipment with higher capacity, opening new pits and relocating personnel from other mines. The addition of main mining equipment started at end of 2011, and by mid 2011 all the machinery ordered were in place. Having additional main equipment and enhanced personnel expertise on site, the Company was able to increase in-house production material to 28,145,146 bcm, up 32.2% from 21,295,404 bcm in 2010. The Company plans to balance inhouse production with third parties’ production by persistently enhancing in-house production capacity.
Perseroan meningkatkan kemampuan produksi swakelola melalui penambahan peralatan Alat Tambang Utama dengan kapasitas yang lebih besar, membuka pit baru dan realokasi SDM dari areal penambangan lain yang dikelola Perseroan. Penambahan ATU diupayakan sejak akhir tahun 2010 dan seluruh peralatan yang dipesan tersedia pada pertengahan 2011. Melalui penyediaan ATU tersebut dan peningkatan kompetensi SDM di lapangan, Perseroan berhasil meningkatkan total material dalam proses produksi batubara swakelola, yakni mencapai 28.145.146 bcm, naik 32,2% dari volume material tahun 2010 sebesar 21.295.404 bcm. Perseroan berencana menyeimbangkan porsi volume produksi batubara swakelola dengan porsi volume produksi dari pihak ke tiga, dengan meningkatkan secara bertahap kemampuan produksi batubara swakelola.
Peningkatan Efisiensi Operasional Perseroan
dengan
konsisten
melakukan
berbagai
upaya
untuk
meningkatkan efisiensi operasional penambangan. Upaya-upaya tersebut
Improvement of Operating Efficiency
ditujukan untuk mencapai 2 (dua) sasaran utama yakni mengendalikan
The Company improved mining operating efficiency through many ways to serve two purposes, i.e. controlling production cost and improving operating efficiency.
Untuk pengendalian biaya produksi, Perseroan melaksanakan beberapa
To control production cost, the Company launched several programs including saving fuel, ensuring production equipment and facilities reliability, maximizing in-house coal production by optimum use of BWE (Bucket Wheel Excavator) system and optimizing inside dump to shorten transporting distance.
biaya produksi dan meningkatkan efisiensi operasional.
program, diantaranya mencakup: melakukan penghematan konsumsi BBM, meningkatkan kehandalan peralatan produksi dan peralatan penunjang; memaksimalkan produksi batubara secara swakelola dengan optimalisasi penggunaan BWE system dan optimasi operasi penambangan dengan pengaturan jarak angkut yang lebih pendek melalui optimalisasi inside dump.
PT Bukit Asam Tbk
. 2011 Annual Report
16
26
36
46
70
Ikhtisar Utama
Informasi Perseroan
Informasi Bagi Investor
Laporan Manajemen
Main Highlights
Corporate Information
Investors Information
Management Report
Laporan Pengelolaan Operasional
134
Operational Management Report
Untuk meningkatkan efisiensi operasional, Perseroan melaksanakan beberapa program, meliputi 3 kelompok upaya, yakni:
Operating efficiency was improved by conducting various programs covering the following three groups of activity:
• Perbaikan sistem kerja, yakni melakukan inovasi dan perbaikan menyangkut sistem kerja dengan dukungan Teknologi Informasi, yakni: »» Menerapkan sistem operasional terintegrasi yang dilaksanakan dengan dukungan Teknologi Informasi. Dalam hal ini Perseroan telah selesai merancang, menstandarkan sistem operasi maupun dokumentasi, menyelaraskan sistem pelaporan dan memadukan seluruh input dan output data kedalam suatu sistem terintegrasi yang disebut SCMS (lihat kembali uraian Pengembangan Teknologi Informasi). »» Dengan dukungan sistem yang go live di bulan November 2011 tersebut Perseroan dapat mengontrol tingkat persediaan agar berada dalam jumlah yang memadai dan menentukan rencana penambangan yang lebih sesuai dengan permintaan pasar, termasuk besaran volume maupun kualitasnya sehingga penambangan dapat berjalan dengan lebih efisien. »» Melakukan perawatan terencana (condition base maintenance) peralatan utama. »» Melaksanakan manajemen stockpile maupun stock opname dan monitoring persediaan barang dan suku cadang secara kontinyu. »» Melakukan pengendalian stripping ratio sesuai rencana, termasuk blasting tanah penutup dengan terukur dan terencana. »» Pengelolaan lumpur dengan sistem gravitasi untuk menggantikan metode konvensional yang menggunakan pompa atau metode truck & shovel.
• Work system improvement and innovation: »» Integrated operating system backed by information technology. The Company has designed, standardized operating system and documentation, synchronized reporting system and combined data input and output into an integrated system called SCMS (see Information Technology Development). »» Backed by a system that went live in November 2011, inventories were managed at optimum level, mining activity was more efficient and planned according to market requirement, in terms of volume and quality. »» Condition-based maintenance of main equipment. »» Stock-pile management or stock-taking and continuous monitoring of supplies and spareparts. »» Scheduled stripping ratio control, including measured and well-planned cover soil blasting. »» Mud handling with gravitation system to replace conventional method that uses
• Perbaikan sarana dan prasarana: Selain ditujukan untuk meningkatkan efisiensi operasional pada tahun 2011 lalu, program ini juga ditujukan untuk mendukung dan mengantisipasi peningkatan kegiatan penambangan Perseroan di masa mendatang. Prasarana yang diperbaiki adalah coal handling facility (CHF) baik di area tambang, titik angkutan maupun di areal pengangkutan/pemuatan di pelabuhan. Kegiatan yang dilakukan dalam hal ini menyangkut diantaranya: »» Memperbesar kapasitas tampung temporary stockpile dan persiapan pembangunan TLS baru. »» Modifikasi, perbaikan dan persiapan penambahan peralatan rotary car dumper (RCD) dan sejenisnya. »» Persiapan peningkatan kapasitas stock pile dan conveyor system untuk mendukung peningkatan kapasitas di pelabuhanTarahan. »» Persiapan peningkatan kapasitas sandar pelabuhan Tarahan agar mampu melayani vessel berukuran capsize. »» Modifikasi dan perbaikan sistem conveyor belt, melalui penggantian pulley secara teratur disertai pemasangan sensor infra merah. »» Membuat program Conveyor Information System yang bertujuan untuk mengetahui tingkat kerusakan (stadium) belt conveyor secara bertahap sehingga dapat merencanakan pekerjaan penggantian belt secara lebih baik untuk mengurangi jam breakdown mesin. »» Peningkatan unjuk kerja fasilitas TLS dan ship loader.
• Facilities and infrastructure improvement This program was designed not only to improve operating efficiency, but also to support and anticipate higher mining activity in the future. Infrastructure such as coal handling facility (CHF) improvement was done in mining, piling and port loading areas. Such activities include: »» Increasing storage capacity of temporary stock, and preparing construction of new train loading station (TLS). »» Modifying, repairing and adding rotary car dumper (RCD) and the like. »» Upgrading stock pile and conveyor system to support Tarahan port bigger capacity. »» Enhancing Tarahan port mooring capacity to accommodate cap sized vessels. »» Modifying and repairing conveyor belt, by regular replacement of pulley and installation of infra red censor. »» Implementing Conveyor Information System to detect belt conveyor damages by stage, allowing more efficient belt replacement schedule and reducing machine breakdown hours. »» Improving the performance of train loading station and ship loader.
PT Bukit Asam Tbk
.
Laporan Tahunan 2011
pumps or trucks & shovels.
120
Pembahasan dan Analisis Manajemen
184
266
278
305
Laporan Tata Kelola Perusahaan
Laporan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Data Perseroan
Laporan Keuangan
Corporate Data
Financial Statements
Corporate Governance Report
Corporate Social Responsibilities
135
Management Discussion & Analysis
• Replacement and addition of production machinery » » This program aimed to increase operating efficiency and production in 2011 and the ensuing years. The program included replacement and addition of shovel & truck with bigger capacity of over 50 tons at in-house mining area.
• Penggantian dan Penambahan Alat Produksi: »» Program ini selain ditujukan untuk meningkatkan efisiensi operasional juga mampu mendukung program peningkatan produksi di tahun 2011 maupun di masa mendatang. Program yang dilakukan adalah penggantian dan penambahan alat produksi Shovel & Truck menjadi berkapasitas 50 ton keatas pada areal penambangan swakelola.
Repair and Relocation of BWE System
Perbaikan dan Pemindahan BWE System
In 2011, the Company concluded the overhaul and relocation of BWE system consisting of two BWE and one spreader to Muara Tiga Besar Utara (MTBU) mine. After the overhaul, their operating life is extended with another 15 years.
Pada tahun 2011, Perseroan telah menyelesaikan program perbaikan besar (overhaul) dan relokasi BWE system, berupa 2 unit BWE dan 1 unit spreader ke lokasi Tambang Muara Tiga Besar Utara (MTBU). Melalui program overhaul tersebut, maka umur operasi BWE system dapat diperpanjang hingga 15 tahun kedepan dari umur operasi normal.
Concurrently with optimizing BWE system, the Company is finalizing the construction of its own 3x10 MW TPP in Tanjung Enim. When completed, this TPP will reduce PLN electricity consumption for head office and BWE operations. Using waste coal that has never been used in TPP operation will give another benefit, which is bigger operating margin.
Seiring dengan optimalisasi BWE system tersebut, Perseroan tengah berupaya menyelesaikan pembangunan PLTU mulut tambang 3x10 MW di Tanjung Enim milik sendiri. Penyelesaian PLTU ini akan memberikan pengaruh positif berupa berkurangnya pemakaian listrik dari PLN untuk operasional BWE maupun untuk kebutuhan operasional kantor pusat. Penggunaan batubara limbah yang selama ini tidak dimanfaatkan dalam operasi PLTU tersebut juga memberikan manfaat lain, yakni meningkatnya marjin usaha.
By revitalizing BWE system and constructing its own 3x10 MW TPP, the Company gained an added value: • Mining operation will be more cost-efficient. • BWE equipment can operate for another 15 years. • BWE equipment that has zero book value is re-utilized. • Existing skilled laborer can be employed. • Supporting government energy conservation drive.
Production In 2011, the Company increased its coal production to 12.95 million tons, up 3.9 % from 2010 which totalled 12.46 million tons. This production increase was mainly derived from Tanjung Enim Mining Unit, i.e. Air Laya, Muara Tiga Besar Utara, Bangko Barat, and PT International Prima Coal, subsidiary. Total material from in-house production rose to 28,145,146 bcm or increased 32.2% from 2010 which was 21,295,404 bcm. The Company plans to gradually upgrade the capacity of in-house production, and improve employees’ competence in mine management. See table 6.7
Pelaksanaan program revitalisasi BWE sytem dan Pembangunan PLTU 3x10 MW milik sendiri memberikan berbagai nilai tambah, mencakup: • Peningkatan efisiensi biaya operasi penambangan. • Alat Produksi BWE system dapat dioperasikan dengan baik hingga selama 15 tahun kedepan. • Perseroan berhasil memanfaatkan kembali alat BWE system yang sudah habis nilai bukunya. • Memanfaatkan tenaga kerja terampil yang telah ada. • Mendukung program penghematan energi yang digalakan Pemerintah
Perkembangan Produksi Pada tahun 2011, Perseroan kembali berhasil meningkatkan volume produksi batubara menjadi 12,95 juta ton, naik 3,9% dibandingkan volume produksi tahun 2010 yang berjumlah 12,46 juta ton. Peningkatan produksi batubara tersebut terutama berasal dari Unit Pertambangan Tanjung Enim (UPT), yaitu dari Tambang Air Laya (TAL), Muara Tiga Besar Utara, Banko Barat, dan dari anak perusahaan, PT Internasional Prima Coal. Perseroan berhasil meningkatkan pemindahan total material dalam proses produksi batubara swakelola, yakni mencapai 28.145.146 bcm, naik 32,2% dari volume material tahun 2010 sebesar 21.295.404 bcm di tahun 2010. Secara bertahap, Perseroan berencana menaikkan kapasitas produksi swakelola. Dengan peningkatan secara bertahap, maka kompetensi SDM Perseroan dalam mengelola tambang secara penuh juga akan semakin meningkat.
PT Bukit Asam Tbk
. 2011 Annual Report
16
26
36
46
70
Ikhtisar Utama
Informasi Perseroan
Informasi Bagi Investor
Laporan Manajemen
Main Highlights
Corporate Information
Investors Information
Management Report
Laporan Pengelolaan Operasional
136
Operational Management Report
TABEL TABLE 6.7 Produksi dan Pembelian Batubara (ton) COAL PRODUCTION and PURCHASE (TONS)
URAIAN DESCRIPTION
2011
2010
%
Produksi (dalam ton) Production (in tons)
Unit Pertambangan Tanjung Enim (UPT)
• Air Laya
5.403.014
6.131.218
-11,9
• Muara Tiga Besar Utara
3.492.763
3.144.728
11,1
• Banko Barat
3.491.311
2.595.850
34,5
12.387.088
11.871.796
4,3
Jumlah Produksi Total Production UPT Unit Pertambangan Ombilin (UPO) PT Batubara Bukit Kendi PT Internasional Prima Coal Jumlah Produksi Total Production
1.883
5.620
-66,5
-
76.971
-100,0
560.313
507.558
10,4
12.949.283
12.461.945
3,9
Pembelian Purchases
• PT Bukit Asam Prima
620.293
511.792
21,2
• PT International Prima Coal
133.458
8.049
1558,1
• PT Bukit Asam (Persero) Tbk (UP Ombilin)
127.023
40.547
213,3
880.774
560.388
57,2
13.830.057
13.022.332
6,2
Jumlah Pembelian Total Purchase Jumlah Produksi & Pembelian Total Production & Purchase
Seiring dengan kenaikan produksi, volume kapasitas angkut kereta api meningkat dari 10,76 juta ton menjadi 11,83 juta ton atau naik 9,9%. Guna menjaga keamanan pasokan kepada para konsumen, Perseroan mendirikan anak perusahaan yang bergerak dalam bidang jual beli batubara, yaitu PT Bukit Asam Prima (BA Prima) pada 2007 dan juga memperoleh 51% saham PT International Prima Coal di 2008.
Penanganan Batubara Pada tahun 2011 Perseroan mulai mengimplementasikan Supply Chain Management System (SCMS) yang terdiri dari dalam 5 tahap. Tahap pertama adalah Phase Mine to Train Loading Station (TLS), yaitu untuk menangani material /batubara mulai area tambang hingga Stock Pile/TLS. Tahap kedua, Phase TLS to Port, yaitu untuk menangani batubara mulai dari TLS sampai dengan Pelabuhan. Tahap ketiga, Marketing dan Penagihan, yaitu pengelolaan pemasaran dan penjualan batubara serta proses penagihan. Tahap keempat, Integrasi dan Keuangan, yaitu tahapan untuk mengintegrasikan SCMS dengan sistem lainnya yang ada di PTBA termasuk dengan sistem keuangan. Tahap kelima, Optimasi dan EIS, yaitu tahapan untuk mengimplementasikan modul optimasi dan Executive Information System (EIS). Seluruh tahapan tersebut go-live mulai November 2011. (lebih detail lihat uraian “Pengembangan Teknologi Informasi”)
PT Bukit Asam Tbk
.
Laporan Tahunan 2011
Larger production was accompanied by a 6.6% rise in railway loading volume from 10.76 million tons to 11.48 million tons. To secure supply to consumers, the Company set up a subsidiary that is engaged in coal trading, i.e. PT Bukit Asam Prima (BA Prima) in 2007, and acquired 51% holding in PT International Prima Coal in 2009.
Coal Handling In 2011 the Company started implementing Supply Chain Management System (SCMS) in five phases. Phase 1 is Mine to Train Loading Station (TLS), to handle coal from mining area to stock pile/TLS. Phase 2 is TLS to Port, to handle coal from TLS to Port. Phase 3 is Marketing and Billing, to manage marketing, sales and billing. Phase 4 is Integration and Finance, to integrate SCMS and other systems including financial system. Phase 5 is Optimization and EIS, to implement optimization module and Executive Information System (EIS). All these phases went live in November 2011 (see elaboration in ”Information Technology Development”).
120
Pembahasan dan Analisis Manajemen
184
266
278
305
Laporan Tata Kelola Perusahaan
Laporan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Data Perseroan
Laporan Keuangan
Corporate Data
Financial Statements
Corporate Governance Report
Corporate Social Responsibilities
137
Management Discussion & Analysis
The Company applies Quality Management System ISO 9001: 2008 to guarantee the high quality of its coal product.
Perseroan menerapkan Sistem Manajemen Mutu ISO 9001: 2008 untuk menjamin kualitas produk batubara yang dihasilkannya.
The Company handles coal in accordance with the standards of ISO 9001: 2008 Quality Management System to control product quality and supply to the consumers, which cover: • Stockpile Management Management of coal stockpile from production and blending process is conducted according to the classification of its calorie quality. The Company has an additional Hopper Blender facility to support coal blending process. This measure is accompanied by performing general overhaul of stacker reclaimer at stockpile to speed up coal handling process.
Perseroan melakukan penanganan batubara sesuai standar Sistem Manajemen Mutu ISO 9001: 2008 untuk menjamin kualitas dan pasokan batubara kepada konsumen, yang mencakup:
•
Quality Control The Company strictly controls product quality on every production stage according to Quality Management System ISO 9001: 2008. As dictated by the system, the Company runs sampling tests to control the quality of coal to be excavated. Quality tests are then performed in the mine and mining stock-pile area before loading and delivery to customers by railway. For delivery by sea, testing is done on port stock-pile prior to loading to ships. SCMS program that went live at the end of 2011 is an integrated system to control quality. Coal quality analysis is performed by the Company’s laboratory that has Laboratory Quality Management System ISO/IEC 17025: 2005 certification from the National Accreditation Committee. This laboratory is also responsible for testing the quality of waste water from the mines to ensure compliance with the Environmental Quality Standard.
• Pelaksanaan Manajemen Stockpile Pengaturan tumpukan batubara hasil produksi dan proses blending dilakukan sesuai dengan klasifikasi kualitas kalori sesuai kualifikasi Perseroan. Perseroan telah melakukan penambahan fasilitas Hopper Blender untuk mendukung proses blending batubara. Langkah tersebut diikuti dengan melakukan general overhaul stacker reclaimer di stockpile untuk mempercepat proses penanganan batubara. • Pengendalian kualitas Perseroan menjaga kualitas produksi melalui mekanisme quality control yang ketat pada setiap tahapan produksi. Proses pengendalian kualitas ini berpedoman pada standar Sistem Manajemen Mutu ISO 9001: 2008. Dengan sistem tersebut, Perseroan melakukan uji sampling untuk memastikan kualitas batubara yang akan ditambang. Pengujian kualitas batubara kemudian dilakukan di areal tambang, stockpile di daerah penambangan sebelum pemuatan ke kereta api atau dikirim ke konsumen, diikuti dengan pengujian di areal stockpile pelabuhan sebelum pemuatan ke kapal. Program SCMS yang telah go-live di akhir tahun 2011 lalu dimaksudkan juga untuk mendukung program penjagaan kualitas secara terintegrasi. Analisis kualitas batubara dilakukan oleh Unit laboratorium Perseroan yang telah menerima sertifikat Sistem Manajemen Mutu Laboratorium ISO/IEC 17025: 2005 dari Komite Akreditasi Nasional (KAN). Laboratorium ini juga bertanggung jawab melakukan pengujian kualitas air buangan tambang untuk menjaga terpenuhinya Standar Baku Mutu Lingkungan.
PT Bukit Asam Tbk
. 2011 Annual Report
16
26
36
46
70
Ikhtisar Utama
Informasi Perseroan
Informasi Bagi Investor
Laporan Manajemen
Main Highlights
Corporate Information
Investors Information
Management Report
Laporan Pengelolaan Operasional
138
Operational Management Report
Unit Laboratorium Perseroan memiliki sertifikat akreditasi Sistem Manajemen Mutu Laboratorium yang dikeluarkan oleh KAN.
Our laboratory is accredited by the National Accreditation Committee with Laboratory Quality Management System certification.
• Pengangkutan Perseroan bekerjasama secara intensif dengan PT Kereta Api Indonesia (PT KAI) dalam proses pengangkutan batubara dari Tanjung Enim ke Pelabuhan Tarahan (Lampung) dan Dermaga Kertapati (Palembang). Proses yang dilalui dalam pengangkutan batubara meliputi: » Pengaturan jumlah dan kualitas muatan batubara yang akan diangkut oleh masing-masing gerbong kereta api melalui Train Loading Station (TLS). » Pengawasan dan pencatatan distribusi batubara menuju Pelabuhan atau Dermaga. » Pelaksanaan bongkar muat batubara dari gerbong kereta-api menggunakan Rotary Car Dumper (RCD) di Pelabuhan Tarahan dan Apron Feeder (AF) di Dermaga Kertapati.
•
Pada tahun 2011, total volume angkutan batubara melalui kereta api ke Pelabuhan Tarahan dan Dermaga Kertapati mencapai 11,83 juta ton atau meningkat 9,9% dari volume tahun 2010 sebesar 10,76 juta ton. Volume angkutan batubara dari Tanjung Enim ke Pelabuhan Tarahan mengalami peningkatan 10,3% dari 8,71 juta ton pada 2010, menjadi 9,61 juta ton pada 2011. Sedang dari Tanjung Enim ke dermaga Kertapati, naik 8,2% dari 2,05 juta ton menjadi 2,22 juta ton.
Transportation In transporting coal from Tanjung Enim to Tarahan Port (Lampung) and Kertapati Pier (Palembang), the Company works in close cooperation with PT Kereta Api Indonesia (PT KAI). The process of coal transporation entails: » Arranging the volume and quality of coal to be transported by each train coach from Train Loading Station (TLS). » Supervising and recording coal distribution to ports or piers. » Unloading coal shipment from train coaches using Rotary Car Dumper (RCD) at Tarahan Port and Apron Feeder (AF) at Kertapati Pier.
In 2011, total volume of coal shipment by train to Tarahan Port and Kertapati Pier reached 11.83 million tons or increased 9.9% from 2010 volume of 10.76 million tons. Coal shipment volume from Tanjung Enim to Tarahan Port rose 10.3% from 8.71 million tons in 2010 to 9.61 million tons in 2011.
TABEL TABLE 6.8 ANGKUTAN KERETA API (DALAM TON) RAILWAY TRANSPORTATION (IN TONS) URAIAN DESCRIPTION
2011
2010
%
Tanjung Enim Ke Tarahan Tanjung Enim to Tarahan
9.368.000
8.712.100
7,5
Tanjung Enim ke Kertapati Tanjung Enim to Kertapati
2.108.710
2.050.940
2,8
11.476.710
10.763.040
6,6
Jumlah Angkutan Total Transportation
Peningkatan volume angkut batubara ini merupakan hasil dari perbaikan sistem manajemen angkutan serta adanya koordinasi intensif antara Perseroan dengan PT KAI. Perseroan juga berperan langsung mendukung peningkatan kapasitas angkutan batubara, melalui perbaikan rail-loop dan perawatan rutin di fasilitas muat dan bongkar milik Perseroan.
PT Bukit Asam Tbk
.
Laporan Tahunan 2011
While from Tanjung Enim to Kertapati increased 8.2% from 2.05 million tons to 2.22 million tons. See table 6.8
The larger coal shipment volume was made possible by improved transportation management system and intensive cooordination between the Company and
120
Pembahasan dan Analisis Manajemen
184
266
278
305
Laporan Tata Kelola Perusahaan
Laporan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Data Perseroan
Laporan Keuangan
Corporate Data
Financial Statements
Corporate Governance Report
Corporate Social Responsibilities
139
Management Discussion & Analysis
Di akhir tahun 2011 Perseroan bersama-sama dengan PT KAI telah menanda tangani kontrak tarif angkutan batubara jangka panjang yang berlaku sampai dengan 2016 sebagai tindak lanjut dari Coal Transportation Agreement (CTA) yang telah ditandatangi pada tahun 2009.
PT KAI. The Company also directly supported the improvement of coal loading capacity by reparing rail-loop and routinely maintaining its own loading and unloading facilities. At end of 2011, the Company and PT KAI signed a contract for long-term coal loading rate arrangement to be effective until 2016 as a follow up of Coal Transportation Agreement (CTA) that was signed in 2009. The Company also went ahead with the construction of new railway tracks to step up coal loading capacity either by its own effort through subsidiaries or third parties’ similar projects. (See discussion on “Business Development”). The bigger loading capacity is believed to address the Company’s handicap in substantially increasing sales from Tanjung Enim mine.
Marketing Strategy In an effort to secure future sales amidst the increasing tendency of coal demand, the Company adopted the following marketing strategy that included: • Commitment to Product Quality Commitment to quality is very important because not only does it affect the consumers’ business operations but it also plays a decisive factor of consumers’ trust in the coal product of the Company. The Company, therefore, is committed to ensuring the quality of coal delivered to consumers is in accordance with the quality agreed upon in the contract. Quality is controlled by implementing quality management based on accredited analysis process. • Commitment to Customer Service The Company gives priority to transparency and responsibility principles in serving its customers to prove its commitment to providing the best customer service. The Company promptly responds to various demands and complaints from the customers. The Company strongly believes that the best customer service will assist the Company to reach its increased sales target. To support its customer service the Company sets up a customer center to handle complaints by telephone, e-mail or letter.
Perseroan juga terus melangkah untuk merealisasikan program pembangunan jalur KA khusus batubara yang baru untuk meningkatkan kapasitas angkut batubara baik dilaksanakan sendiri melalui anak usaha, maupun dalam rangka mendukung pelaksanaan proyek sejenis milik pihak ketiga. (Lihat bahasan “Pengembangan Usaha”). Program pengembangan angkutan tersebut diyakini akan mampu mengatasi kendala Perseroan dalam meningkatkan jumlah penjualan batubara secara substansial dari lokasi tambang Tanjung Enim.
Strategi Pemasaran Untuk menjamin berlangsungnya peningkatan penjualan dimasamasa mendatang di tengah kecenderungan permintaan batubara yang meningkat, Perseroan menjalankan strategi pemasaran meliputi: • Komitmen jaminan kualitas produk Jaminan kualitas ini sangat penting karena selain mempengaruhi kelancaran operasional bisnis konsumen juga merupakan faktor penentu tingkat kepercayaan konsumen agar terus menggunakan batubara hasil produksi Perseroan. Oleh karena itu Perseroan selalu memberikan jaminan bahwa kualitas batubara yang diterima konsumen telah sesuai dengan kesepakatan kontrak terkait. Jaminan kualitas dikontrol melalui penerapan manajemen mutu yang melibatkan pelaksanaan proses analisis terakreditasi. • Pelayanan pelanggan Perseroan selalu mengutamakan prinsip transparansi dan responsibilitas dalam memberikan layanan kepada konsumen demi memenuhi komitmen layanan terbaik kepada konsumen. Perseroan memberikan tanggapan yang cepat terhadap berbagai permintaan dan keluhan konsumen sebagai bagian dari komitmen pelayanan Perseroan.
Perseroan meyakini penerapan komitmen pelayanan terbaik akan mampu mendukung target peningkatan penjualan Perseroan di masa mendatang. Untuk menjamin pelayanan pada pelanggan, Perseroan membuka layanan pengaduan dengan menyediakan saluran telpon, email maupun surat kepada pelanggan.
Selama tahun 2011 Perseroan menerima 2 (dua) kali pengaduan dari pelanggan. Perseroan telah menindak lanjuti keluhan pelanggan tersebut, sehingga permasalahan dengan konsumen dimaksud telah diselesaikan.
In 2011, two complaints from the customers were attended to and settled by the Company.
PT Bukit Asam Tbk
. 2011 Annual Report
16
26
36
46
70
Ikhtisar Utama
Informasi Perseroan
Informasi Bagi Investor
Laporan Manajemen
Main Highlights
Corporate Information
Investors Information
Management Report
Laporan Pengelolaan Operasional
140
Operational Management Report
• Koordinasi Manajemen Perseroan menyelenggarakan Rapat Koordinasi (Rakor) yang melibatkan seluruh mata rantai produksi dan penjualan (supply chain) secara rutin. Rakor membahas perkembangan kondisi pasar batubara, permintaan konsumen hingga kendala produksi di lapangan maupun proses pengangkutan yang dapat mempengaruhi volume penjualan. Hasil diskusi kemudian digunakan sebagai dasar penentuan strategi produksi maupun penjualan yang paling sesuai untuk periode tiga bulan ke depan guna mendukung pencapaian target penjualan yang telah ditentukan. • Implementasi Supply Chain Management System Perseroan mulai menerapkan Suply Chain Management System (SCMS) secara penuh sejak penambangan hingga aspek keuangan, yakni status tagihan dan inventori di stockpile pelanggan utama. Penerapan SCMS akan membuat koordinasi pengambilan keputusan semakin cepat, karena didukung oleh data akurat, real-time dan reliable sehingga Perseroan akan mampu memenuhi komitmen kepada pembeli dengan kualitas dan kuantitas yang sesuai.
Metode Penjualan dan Perkembangan Harga Perseroan menjual batubara ke pasar domestik maupun ekspor dengan harga yang memberikan tingkat pengembalian terbaik. Perseroan melakukan penjualan batubara dalam bentuk kontrak penjualan jangka panjang maupun melalui pasar spot, sedangkan harga penjualan selalu mengacu pada harga pasar batubara thermal internasional. Untuk menjamin kontinuitas pasokan dan pendapatan, Perseroan memberlakukan kontrak-kontrak jangka panjang untuk pelanggan utama dengan ketentuan yang dapat ditinjau sesuai perkembangan dan kesepakatan kedua belah pihak. Trend rata-rata harga jual batubara Perseroan dalam beberapa tahun terakhir cenderung meningkat, mengikuti peningkatan harga jual di pasaran, seperti tercermin dalam tabel berikut.
• Coordination The Management regularly holds coordination meetings involving all production and supply chains. The meetings discuss development in coal market condition, consumer demand and production problems on site and in transporting process that may affect sales volume. Findings are used as a basis of formulating production and sales strategy that is the most appropriate for the next three months to enable the Company to meet sales target. • Supply Chain Management System The Company started the full implementation of Supply Chain Management System (SCMS) from mining to financial aspects, i.e. billing status and major customers’ stockpile inventory. SCMS application will speed up decision making as it is backed by accurate, real-time and reliable data, enabling the Company to meet customers’ orders in appropriate quality and quantity.
Selling Method and Price Trend The Company sells coal to domestic and export markets at prices that will earn maximum return. Sales is made under long-term sales contract and through spot market, while selling price is always based on international thermal coal prices. To guarantee supply and revenue continuity, the Company concludes long-term contracts with major customers on mutually agreeed terms, reviewable as things develop. Average selling price of the Company’s coal over the past few years was on an upwared trend in line with the rising market prices, as reflected in the following table. See table 6.9
TABEL TABLE 6.9 PERKEMBANGAN RATA-RATA HARGA JUAL BATUBARA PERSEROAN AVERAGE COAL SELLING PRICE OF THE COMPANY TAHUN YEAR
DOMESTIK (Rp/TON) DOMESTIC (Rp/TONS)
EKSPOR (US$/TON) EXPORT (US$/TONS)
2006
330.697
44,50
2007
345.645
47,50
2008
506.900
68,73
2009
746.240
64,59
2010
613.342
67,01
2011
755.220
101,04
PT Bukit Asam Tbk
.
Laporan Tahunan 2011
120
Pembahasan dan Analisis Manajemen
184
266
278
305
Laporan Tata Kelola Perusahaan
Laporan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Data Perseroan
Laporan Keuangan
Corporate Data
Financial Statements
Corporate Governance Report
Corporate Social Responsibilities
141
Management Discussion & Analysis
The Asia Pacific economy was relatively resilient against global economic downswing and massive flood in Queensland at the end of 2010 that had disturbed coal supply from Australia and caused a surge in average coal prices worldwide in 2011. This situation had a positive effect on the Company’s export selling price which surged 50.08% to average US$101.4/ton compared to US$67.01/ton in 2010.
Kondisi perekonomian Asia Pasifik yang relatif mampu bertahan dari pengaruh negatif perekonomian global dan kejadian banjir besar di Queensland di penghujung tahun 2010 yang sempat membuat terganggunya pasokan batubara dari Australia membuat harga rata-rata batubara di pasar global tahun 2011 meningkat. Hal ini berdampak positif pada perolehan harga jual batubara Perseroan di pasar ekspor yang meningkat 50,08% menjadi rata-rata senilai US$101,04 per ton dibandingkan angka US$67,01/ton di tahun 2010.
The world coal market condition increased the Company’s average domestic price by 23.1% to Rp755,220/ton from average Rp613,342/ton in 2010. Higher average selling price increased the Company’s profitability along with the growing sales volume during the year under review. (See discussion on “Financial Review”)
Kondisi pasar batubara global tersebut membuat rata-rata harga jual batubara Perseroan di pasar domestik juga meningkat 23,1% menjadi sebesar Rp.755.220/ton dibandingkan rata-rata sebesar Rp613,342/ ton ditahun 2010. Peningkatan harga jual rata-rata tersebut membuat profitabilitas Perseroan meningkat, sejalan dengan peningkatan volume penjualan. (Lihat bahasan “Kinerja Keuangan”).
Kinerja dan Distribusi Penjualan Performance and Distribution of Sales In 2011 the Company recorded a total sales volume of 13.47 million tons, up 4.0% from the preceding year’s sales of 12.95 million tons. Sales comprised domestic sales of 8.75 million tons and export of 4.72 million tons. Therefore, distribution of sales consisted of domestic market 65.0%, up from 63.5% and export 35.0%, down from 36.5% the previous year. Of the total sales, domestic sales rose 6.3% from 8.23 million tons in 2010 to 8.75 million tons in 2011. At this rate of domestic sales the Company has complied with the DMO (Domestic Market Obligation) regulation. The major part of the sales was intended to fulfill long-term supply contract with Thermal Power Plants (TPP), i.e. Suralaya TPP, Bukit Asam TPP, Tarahan TPP and Accelerated 10,000MW TPP. Total sales of this segment contributed 88% to domestic sales in 2011.
Tahun 2011 Perseroan mencatat volume penjualan total sebesar juta 13,47 ton, naik 4,0% dari volume penjualan tahun 2010, sebesar 12,95 juta ton. Penjualan ini terdiri atas penjualan domestik sebanyak 8,75 juta ton dan ekspor sebanyak 4,72 juta ton. Dengan demikian, distribusi penjualan domestik menjadi 65,0% naik dari angka 63,5% di tahun sebelumnya, sedangkan pasar ekspor menjadi 35,0%, turun dari angka sebesar 36,5% di tahun sebelumnya. Volume penjualan domestik meningkat 6,3% dari 8,23 juta ton pada 2010 menjadi 8,75 juta ton pada 2011 dan dengan jumlah penjualan ke pasar domestik tersebut Perseroan telah memenuhi kewajiban Domestic Market Obligation (DMO). Sebagian besar dari volume penjualan tersebut untuk memenuhi kontrak jangka panjang pasokan ke Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) yaitu PLTU Suralaya, PLTU Bukit Asam, PLTU Tarahan dan PLTU Percepatan 10.000 MW Total penjualan untuk segmen PLTU ini memberikan kontribusi sebesar 88% dari penjualan domestik 2011.
PT Bukit Asam Tbk
. 2011 Annual Report
16
26
36
46
70
Ikhtisar Utama
Informasi Perseroan
Informasi Bagi Investor
Laporan Manajemen
Main Highlights
Corporate Information
Investors Information
Management Report
Laporan Pengelolaan Operasional
142
Operational Management Report
Seiring dengan tingginya peningkatan kegiatan industri semen di tahun 2011, penjualan batubara untuk industri semen mengalami peningkatan 5% dari tahun 2010.
As cement industry developed, the Company’s sales to this industry increased 5% from 2010. Export sales volume in 2011 was relatively stagnant
Volume penjualan ekspor ditahun 2011 relatif stagnan, yakni berada pada kisaran volume sebesar 4,72 juta ton dengan mayoritas negara tujuan ekspor adalah China, Jepang, Malaysia, Vietnam, Taiwan dan Thailand. Sesuai dengan kajian prospek pemasaran batubara, Perseroan kini lebih memfokuskan tujuan pemasaran luar negeri batubara produknya ke kawasan Pasifik selain ke pasar dalam negeri. Perseroan lebih memprioritaskan pola penjualan dalam jangka panjang. (Lihat bahasan ”Prospek Permintaan Batubara”)
at 4.72 million tons mainly to Japan, China, Malaysia, Vietnam, Taiwan and Thailand. In line with a research on coal market prospects, the Company is focusing more on the Pacific region and domestic market, and prioritizing long-term sales contracts for its sales (See ”Coal Prospects”) See chart 6.7 & 6.8
In 2011, the Company increased export sales of
GRAFIK CHART 6.7 Distribusi Penjualan Batubara Domestik Menurut Jenis Industri DISTRIBUTION OF DOMESTIC SALES BY INDUSTRY 5
10
79
16
high-calorie coal with better prices. High-calorie coal type BA-70 was exported to Japan, which increased in volume by 35.2% to reach 1,256,137 tons. Coal with low-calorie rates (BA-59 and BA-
2
63) dropped in sales by around 11%.
88
In the domestic market, low-calorie coal type BA(%)
(%)
2010
2011
59 was gaining popularity and thus increasing sales volume to 8.15 million tons or up 12.2% from 7.26 million tons in 2010. The major part of total sales of BA-59 type was derived from Suralaya TPP 4.8 million tons, followed by other domestic
PLTU Power Plant
Lain-lain Other Industry
industrial consumers 2.8 million tons, Accelerated
Semen Cement Industry
10,000 MW TPP, Bukit Asam TPP and Tarahan TPP, reaching 1.6 million tons, 0.7 million tons and 0.5 million tons respectively.
GRAFIK CHART 6.8 Distribusi Penjualan Batubara Ekspor Menurut Negara Tujuan DISTRIBUTION OF EXPORT SALES BY DESTINATION 12
the Company’s profitability.
8
A shift in coal sales composition also changed the
28
3
Company’s profitability. 8
(%)
15
(%)
2010
2011
8
22 14 17
1
China
Malaysia
Taiwan
Vietnam
Jepang
India
PT Bukit Asam Tbk
.
in Indonesia was not favorable to the Company because the lower price of that coal type reduced
24
46
The rising trend of low-calorie coal consumption
Laporan Tahunan 2011
Thailand
120
Pembahasan dan Analisis Manajemen
184
266
278
305
Laporan Tata Kelola Perusahaan
Laporan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Data Perseroan
Laporan Keuangan
Corporate Data
Financial Statements
Corporate Governance Report
Corporate Social Responsibilities
143
Management Discussion & Analysis
TABEL TABLE 6.10 DISTRIBUSI PENJUALAN MENURUT JENIS PRODUK DISTRIBUTION OF SALES BY PRODUCT URAIAN
2011
2010
%
DESCRIPTION
DOMESTIK • BA-59 (PLTU Bukit Asam) • BA-59 (PLTU Tarahan) • BA-59 Domestik lainnya • BA-59 (PLTU Suralaya) • BA-59 Domestik lainnya • BA-63 PT Semen Baturaja • BA-63 Domestik lainnya • BA-67 Domestik lainnya • Batubara Antrasit • Batubara Ombilin • UP Briket • Batubara PT Bukit Asam Prima • Batubara PT Internasional Prima Coal Jumlah Domestik
725.678 513.011 1.676.123 4.781.578 452.451 135.964 60.380 14.827 130.882 60.636 23.011 173.629 8.748.171
853.790 518.172 138.251 4.990.392 760.507 121.524 130.864 15.587 70.630 61.501 269.097 297.700 8.228.014
-15,0 -1,0 1112,4 -4,2 -40,5 11,9 -53,9 0,0 -4,9 85,3 -1,4 -91,4 -41,7 6,3
DOMESTIC • BA-59 TPP Bukit Asam • BA-59 TPP Tarahan • BA-59 Other Domestic • BA-59 TPP Suralaya • BA-59 Other Domestic • BA-63 PT Semen Baturaja • BA-63 Other Domestic • BA-67 Other Domestic • Antrasit Coal • Ombilin Coal • UP Briquette • PT Bukit Asam Prima Coal • PT International Prima Coal Total Domestic
EKSPOR • BA-59 • BA-63 • BA-67 • BA-70 • Batubara PT Bukit Asam Prima • Batubara PT Internasional Prima Coal Jumlah Ekspor Total Penjualan
1.199.840 1.613.844 64.558 1.256.137 104.215 479.467 4.718.061 13.466.232
1.282.170 1.955.031 283.809 928.833 70.907 201.801 4.722.551 12.950.565
-6,4 -17,5 -87,3 35,2 47 137,6 100,1 4,0
EXPORT • BA-59 • BA-63 • BA-67 • BA-70 • PT Bukit Asam Prima Coal • PT International Prima Coal Total Export Total Sales
Pada tahun 2011 Perseroan berhasil meningkatkan penjualan batubara ekspor kalori lebih tinggi dengan harga jual lebih tinggi. Batubara kalori tinggi tersebut dari jenis BA-70 dengan negara tujuan ekspor adalah Jepang, yang mengalami peningkatan volume sebesar 35,2% mencapai 1.256.137 ton. Sementara batubara kalori lain dengan kandungan kalori lebih rendah (BA-59 dan BA-63), volume penjualannya rata-rata turun dengan kisaran 11%.
PT Bukit Asam Tbk
. 2011 Annual Report
16
26
36
46
70
Ikhtisar Utama
Informasi Perseroan
Informasi Bagi Investor
Laporan Manajemen
Main Highlights
Corporate Information
Investors Information
Management Report
Laporan Pengelolaan Operasional
144
Operational Management Report
Di pasar dalam negeri, batubara kalori rendah dari jenis BA-59 semakin diminati, sehingga volume penjualannya terus meningkat mencapai 8,15 juta ton, naik 12,2% dari volume penjualan sebesar 7,26 juta ton di tahun 2010. Dari total penjualan batubara jenis BA-59 tersebut, PLTU Suralaya mendominasi dengan jumlah sebesar 4,8 juta ton, diikuti oleh konsumen industri domestik lainnya yang melonjak mencapai 2,8 juta ton, diikuti oleh PLTU Percepatan 10.000 MW, PLTU Bukit Asam dan PLTU Tarahan, masing-masing sebesar 1,6 juta ton, 0,7 juta ton dan 0,5 juta ton. Peningkatan penggunaan batubara kalori peringkat rendah di Indonesia memberi konsekuensi yang kurang bagus bagi Perseroan, mengingat harga batubara jenis ini yang lebih rendah, sehingga tingkat profitabilitas relatif lebih kecil dibandingkan batubara kalori lebih tinggi. Perubahan komposisi penjualan batubara tersebut membuat profitabilitas penjualan batubara berubah.
Profitabilitas Perseroan mencatatkan profitabilitas batubara sebesar 34,8% naik dari nilai profitabilitas tahun sebelumnya yang sebesar 29,3%. Hasil ini menggambarkan dampak positif naiknya rata-rata harga jual batubara Perseroan dipasar domestik maupun di pasar ekspor, masing-masing sebesar 23,1% dan 50,1%. Sekalipun harga jual meningkat, Perseroan secara konsekuen tetap melakukan berbagai langkah penghematan melalui program efisiensi produksi. Program efisiensi biaya produksi dilaksanakan mengingat Perseroan hanya dapat mengendalikan pengeluaran pada komponen biaya produksi. Harga jual, tercipta melalui mekanisme pasar. Program efisiensi produksi tersebut memberikan hasil nyata, berupa penurunan biaya pemindahan material per bcm dalam rangka produksi batubara swakelola di tahun 2011 yang 9,2% lebih rendah dari biaya per bcm tahun 2010. Pengendalian biaya produksi ini membuat laba bersih Perseroan meningkat lebih tinggi dari pada peningkatan beban produksi dan beban usaha. (Pembahasan lihat lebih jelas ada pada sub-bab “Kinerja Keuangan”).
PT Bukit Asam Tbk
.
Laporan Tahunan 2011
Profitability The Company recorded a profitability of 34.8% compared to 29.3% the year before. This reflected the positive effect of a surge in the Company’s average coal selling prices in both domestic and export markets, i.e. 23.5% and 39.0% respectively. Although selling prices increased, the Company remained consequent in adopting several efficiency measures to cut production costs. Efficiency program is undertaken because reduction in expenditures is only possible on production side as selling price is fixed by market mechanism. The production efficiency program went well and reduced material removal cost per bcm in relation to in-house coal production by 9.2% compared to 2010. Production cost efficiency resulted in a higher increase in net income compared to increase in production cost and operating cost (See “Financial Review”). Watching the world and domestic economic condition in 2011, the Company believes that the year 2012 will witness declining or slow-moving coal prices in the market. As coal supply from Australia is back to its normal level, global economic uncertainty may affect cross continental trade as well as Chinese and Indian industrial activities. A slump in both countries’ economy, which is the driving force of Asia Pacific economic growth, will affect demand for energy sources, as discussed in “Coal Prospects” section. However, the completion of several big-scale electric power plants in the country will also have an effect on the demand and price of coal in the domestic market.
120
Pembahasan dan Analisis Manajemen
184
266
278
305
Laporan Tata Kelola Perusahaan
Laporan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Data Perseroan
Laporan Keuangan
Corporate Data
Financial Statements
Corporate Governance Report
Corporate Social Responsibilities
145
Management Discussion & Analysis
Memperhatikan kondisi perekonomian global maupun nasional sepanjang tahun 2011, Perseroan meyakini bahwa harga batubara akan cenderung turun atau mendatar di tahun 2012. Selain karena mulai pulihnya pasokan dari Australia, ketidak pastian perekonomian global dapat mempengaruhi kegiatan perdagangan lintas benua dan mempengaruhi kegiatan industri di China dan India. Penurunan kegiatan ekonomi kedua negara yang merupakan motor pertumbuhan perekonomian kawasan Asia Pasifik tersebut akan berpengaruh pada permintaan sumber energi, seperti disinggung pada bahasan “Prospek permintaan batubara”. Namun demikian penyelesaian beberapa pembangkit listrik skala besar di dalam negeri akan mempengaruhi permintaan dan harga batubara di pasar domestik. For that reason, the Company has taken several steps in anticipation of the coming business opportunities. Some of the anticipatory steps taken were increasing in-house production capacity, improving auxiliary facilities and amenities, intensifying production efficiency and increasing railway loading capacity (see also “Business Strategy in 2012”)
BRIQUETTE SEGMENT The Company’s briquette business started in 1993 after Coal Briquette Development Project was set up. After investment was made, the Company developed several production units in Tanjung Enim, Gresik and Natar (Lampung). The briquette is produced in two types, Carbonized Briquette and Non-carbonized Briquette. The Company is the only producer of carbonized briquette in Indonesia. This type of briquette has superior qualities like lower volatile matter, sulphur and water content compared to non-carbonized briquette, enabling faster and easier burning process, generating stable and eco-friendly heat (odorless and smoke free). Carbonized briquette is produced in Tanjung Enim factory, while non-carbonized briquette is produced in Natar (Lampung) and Gresik.
Production and Sales In 2011, the Company only produced 18,507 tons of briquette, down 1% from 2010 production level of 18,690 tons. Production plunged mainly because of lower production at Lampung factory. Sales volume also dropped to 15,265 tons or declined 9.7% from 16,712 tons in 2010.
Oleh karena itu Perseroan telah menyiapkan beberapa langkah antisipasi menyambut peluang yang terbuka. Beberapa langkah yang telah dilakukan diantaranya adalah peningkatan kapasitas produksi swakelola, memperbaiki sarana penunjang, meningkatkan intensitas pelaksanaan efisiensi produksi dan berupaya mendukung upaya peningkatan kapasitas angkut batubara melalui kereta (lihat juga bahasan “Strategi Bisnis 2012”).
SEGMEN BRIKET Pada 1993 Perseroan memulai usaha briket dengan membentuk Proyek Pengembangan Briket Batubara (P2B2), dilanjutkan dengan kegiatan investasi dan mengembangkan beberapa unit produksi di Tanjung Enim, Gresik dan Natar (Lampung). Jenis briket yang diproduksi oleh Perseroan terdiri dari Briket Karbonisasi dan Briket Non-Karbonisasi. Perseroan merupakan satu-satunya perusahaan di Indonesia yang mampu memproduksi briket karbonisasi. Jenis briket ini memiliki kelebihan berupa volatile matter, sulphur dan kadar air yang lebih rendah dibandingkan briket non-karbonisasi sehingga proses pembakaran berlangsung lebih cepat dan mudah, panas yang dihasilkan stabil serta ramah lingkungan (tidak berbau dan tidak berasap). Produksi briket karbonisasi dilakukan di Pabrik Tanjung Enim. Sedangkan briket non-karbonisasi diproduksi di Pabrik Briket Natar (Lampung) dan Gresik.
Produksi dan Penjualan Tahun 2011, Perseroan hanya berhasil memproduksi briket sebesar 18.507ton, turun 1% dari tingkat produksi tahun 2010 yang sebesar 18.690 ton. Penurunan volume produksi briket terutama disebabkan oleh penurunan produksi briket unit pabrik Lampung. Volume penjualan briket juga mengalami penurunan, menjadi 15.265 ton atau turun 8,7% dari penjualan tahun 2010 sebesar 16.712 ton.
See table 6.11 & 6.12
PT Bukit Asam Tbk
. 2011 Annual Report
16
26
36
46
70
Ikhtisar Utama
Informasi Perseroan
Informasi Bagi Investor
Laporan Manajemen
Main Highlights
Corporate Information
Investors Information
Management Report
Laporan Pengelolaan Operasional
146
Operational Management Report
TABEL TABLE 6.11 PRODUKSI BRIKET (DALAM TON) BRIQUETTE PRODUCTION (IN TONS) 2011
2010
%
(A)
(B)
(A:B)
Pabrik Tanjung Enim
1.600
411
389
Tanjung Enim Plant
Pabrik Lampung
9.360
12.615
74,2
Lampung Plant
Pabrik Gresik
7.548
5.664
133,3
18.507
18.690
99,0
2011
2010
%
(A)
(B)
(A:B)
Pabrik Tanjung Enim
1.269
88
1.442,1
Pabrik Lampung
8.434
11.602
72,7
Pabrik Gresik
5.562
5.022
110,8
15.265
16.712
91,3
URAIAN
Jumlah Produksi
DESCRIPTION
Gresik Plant Total Production
TABEL TABLE 6.12 PENJUALAN BRIKET (DALAM TON) BRIQUETTE SALES (IN TONS) URAIAN
Jumlah Penjualan
DESCRIPTION Tanjung Enim Plant Lampung Plant Gresik Plant Total Sales ction
Peningkatan penggunaan energi alternatif sebagai pengganti minyak tanah pada sejumlah industri kecil dan menengah tampaknya masih belum mendorong peningkatan penggunaan briket secara maksimal. Peningkatan penggunaan energi gas, sebagai pengganti minyak tanah justru lebih cepat berkembang, mengingat sebagian gas yang beredar di pasaran juga mendapatkan subsidi.
Bigger use of alternative energy to replace kerosene in small to medium-scale industry did not seem to significantly push the use of briquette. The use of gas in replacement of kerosene grew at a faster pace because gas sold to the public was also subsidized.
Namun demikian, seiring dengan peningkatan konsumsi ayam dalam negeri, diharapkan konsumen tradisional briket Perseroan, yakni peternakan DOC semakin berkembang dan meningkatkan permintaan briket. Selain itu peningkatan kegiatan pengolahan tembakau di Jawa Timur dan Lombok diharapkan membuka pasar baru bagi pemasaran produk briket Perseroan.
But still, as chicken consumption increased in the domestic market, traditional consumers of the Company’s briquette, i.e. DOC farms, continued to grow and increase demand for briquette. A larger scale of tobacco processing in East Java and Lombok is expected to open new markets for the Company’s briquette product.
PT Bukit Asam Tbk
.
Laporan Tahunan 2011
120
184
266
278
305
Laporan Tata Kelola Perusahaan
Laporan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Data Perseroan
Laporan Keuangan
Corporate Data
Financial Statements
Corporate Governance Report
Corporate Social Responsibilities
Pembahasan dan Analisis Manajemen
147
Management Discussion & Analysis
FINANCIAL REVIEW
TINJAUAN KINERJA KEUANGAN
FINANCIAL POSITION
LAPORAN POSISI KEUANGAN
As presented in the financial highlight, total assets of the Company as of 31 December 2011 totalled Rp11.51 trillion, or grew by 31.9% from the previous year position of Rp8.72 trillion. Total liabilities increased by 46.5% to Rp3.34 trillion from Rp 2.28 trillion in 2011. With higher profit, shareholders’ equity rose 26.8% to become Rp8.17 trillion from Rp6.44 trillion the preceding year. Description of major balance sheet accounts that caused the changes is presented below:
Seperti tampak pada laporan posisi keuangan, total aset Perseroan per 31 Desember 2011 mencapai Rp11,51 triliun, naik 31,9% dari posisi Rp8,72 triliun di tahun sebelumnya. Total Liabilitas Perseroan naik 46,5% menjadi Rp3,34 triliun dari nilai sebesar Rp2,28 triliun di tahun 2010. Sebagai akibat kenaikan laba, ekuitas Perseroan naik 26,8% menjadi Rp8,17 triliun dari posisi Rp6,44 triliun di tahun sebelumnya. Penjelasan atas pos-pos laporan posisi keuangan yang menyebabkan perubahan tersebut adalah:
Assets
Aset Aset Lancar
Current Assets Total current assets was recorded at Rp8.86 trillion or 77% of total assets. This condition reflected that the Company’s liquidity was still on the safe level considering that previous year position was Rp6.65 trillion or 76.2% of total assets. The largest portions of current assets were cash and cash equivalents
Pada tahun 2011, jumlah aset lancar Perseroan mencapai Rp8,86 triliun atau 77,0% dari jumlah keseluruhan aset. Kondisi ini menggambarkan likuiditas Perseroan yang tetap terpelihara, mengingat nilai aset lancar tahun sebelumnya adalah sebesar Rp6,65 triliun atau 76,2 % dari total nilai aset. Komposisi terbesar aset lancar adalah kas dan setara kas sebesar 76,6%, diikuti piutang usaha 13,4%,persediaan sebesar 7,3% dan aset lancar 2,7% dari jumlah keseluruhan aset lancar.
TABEL TABLE 6.13 ASET LANCAR (DALAM RP JUTA) CURRENT ASSETS (IN MILLION RP) 2011
2010
%
Kas dan setara kas
URAIAN
6.791.291
5.054.075
34,4
Piutang usaha (bersih)
DESCRIPTION Cash and cash equivalents
1.180.195
997.178
18,4
Trade receivables
Persediaan (bersih)
644.833
423.678
52,2
Inventories
Aset lancar lainnya (bersih)
242.941
171.022
42,1
Other current assets
8.859.260
6.645.953
33,3
Total current assets
Aset lancar
76.6%, trade payables 13.4%, inventories 7.3% and current assets 2.7% of total current assets. See table 6.13
Cah and cash equivalents Cash and cash equivalents in 2011 rose Rp1.74 trillion to Rp6.79 trillion or posting an increase of 34.4% from the previous year position that was recorded at Rp5.05 trillion. This increase came mainly from 2011 operating results. Net cash generated from operating activities in 2011 totalled Rp3.6 trillion, up 35.0% from the year before. Cash used for investing activities amounted to Rp505.0 billion, down 36.8% from the preceding year and for financing activities totalled Rp1,357.2 billion, up 0.9% from previous year position.
Kas dan Setara Kas Posisi kas dan setara kas pada tahun 2011 naik sebesar Rp1,74 triliun menjadi Rp6,79 triliun atau meningkat sebesar 34,4% dari posisi tahun sebelumnya sebesar Rp5,05 triliun. Kenaikan kas dan setara kas tersebut terutama berasal dari hasil operasional tahun 2011. Kas bersih yang diperoleh dari aktivitas operasi selama tahun 2011 mencapai Rp3,6 triliun, naik 35,0% dari posisi tahun sebelumnya. Sedangkan kas yang digunakan untuk aktivitas investasi sebesar Rp505,0 miliar, turun 36,8% dari tahun sebelumnya, sedangkan jumlah kas yang digunakan untuk aktivitas pendanaan adalah sebesar Rp1.357,2 miliar, naik 0,9% tahun sebelumnya. Peningkatan kas dari aktivitas operasi terutama disebabkan naiknya penerimaan dari pelanggan, sedangkan penurunan penggunaan dana
PT Bukit Asam Tbk
. 2011 Annual Report
16
26
36
46
70
Ikhtisar Utama
Informasi Perseroan
Informasi Bagi Investor
Laporan Manajemen
Main Highlights
Corporate Information
Investors Information
Management Report
Laporan Pengelolaan Operasional
148
Operational Management Report
untuk investasi disebabkan oleh turunnya kebutuhan dana untuk realisasi beberapa kegiatan pengembangan yang telah direncanakan (lihat “Pengembangan Usaha”). Peningkatan penggunaan kas untuk aktivitas pendanaan disebabkan kenaikan persentase pembagian laba atau dividend pay out ratio atas laba tahun buku 2010. (Lihat juga penjelasan/Tabel Perubahan Arus Kas) Posisi kas pada tahun 2011 terdiri dari kas di tangan sebesar Rp217 juta, ditempatkan di rekening giro sebesar Rp181,8 miliar atau 2,7% dari jumlah keseluruhan kas dan setara kas, serta deposito berjangka sebesar Rp6,61 triliun atau sebesar 97,3% dari jumlah keseluruhan kas dan setara kas. Kas dan setara kas Perseroan dalam bentuk deposito, ditempatkan di PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk, PT Bank Mandiri (Persero) Tbk, PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk, PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk, Bank Sumsel Babel serta Bank Kaltim. Jumlah deposito dalam Dolar AS sebesar ekivalen Rp136,02 miliar atau sekitar 2,1% dari jumlah keseluruhan deposito, dengan tingkat bunga antara 0,50%-2,75%. Sedangkan jumlah deposito dalam Rupiah adalah sebesar Rp6,47 triliun atau sekitar 97,9 % dari jumlah keseluruhan deposito dengan tingkat bunga antara 6,50%-8,25%. Dengan pola penempatan tersebut, pendapatan bunga dari penempatan dana di deposito adalah sebesar Rp303,63 miliar. Selain itu Perseroan memperoleh pendapatan bunga yang berasal dari penempatan dana di giro dan surat berharga (aset keuangan yang tersedia untuk dijual) sebesar Rp21,26 miliar. Sehingga secara keseluruhan, total pendapatan bunga adalah sebesar Rp324,89 miliar.
Piutang Usaha Piutang usaha Perseroan pada tahun 2011 tercatat sebesar Rp1,18 triliun, naik 18,4% dari posisi di tahun 2010 sebesar Rp0,99 triliun, yang terdiri dari piutang ke pihak ketiga sebesar Rp335,85 miliar turun 12,3% dari Rp382,9 miliar pada tahun 2010 dan piutang usaha ke pihak-pihak yang berelasi sebesar Rp844,35 miliar, naik 37,5% dari Rp614,26 miliar pada 2010. (Lihat juga Tabel Tingkat Kolektibilitas Piutang dan bahasan Perubahan Arus Kas).
Persediaan Posisi nilai persediaan bersih pada akhir tahun 2011 adalah Rp644,83 miliar atau naik 52,2% dibandingkan posisi tahun sebelumnya sebesar Rp423,68 miliar, terdiri dari persediaan batubara sebesar Rp578,20 miliar sedangkan sisanya sebesar Rp108,28 miliar berupa perlengkapan dan suku cadang. Persediaan tersebut telah dikurangkan dengan penyisihan persediaan usang sebesar Rp41,64 miliar. Kenaikan posisi persediaan batubara, perlengkapan dan suku cadang adalah akibat dari meningkatnya kegiatan penambangan swakelola dan meningkatnya biaya produksi batubara Perseroan dan volume produksi.
PT Bukit Asam Tbk
.
Laporan Tahunan 2011
Cash increase from operating activities was mainly due to bigger cash receipts from customers, while declining amount of cash for investing activities was caused by less fund required for realizing several business development projects (see Business Development). Cash used for financing activities increased due to bigger dividend payout for 2011 financial year. (See also Changes in Cash Flow elaboration/table) Cash position in 2011 consisted of cash on hand Rp217 million, current accounts Rp181.8 billion or 2.7% of total cash and cash equivalents, and time deposits Rp6.61 trillion or 97.3% of total cash and cash equivalents. The Company’s cash and cash equivalents were placed in PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk, PT Bank Mandiri (Persero) Tbk, PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk, PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk, PT BPD Sumatera Selatan & Bangka Belitung and PT BPD Kalimantan Timur. Total US Dollar deposits amounted to Rp136.02 billion equivalent or approximately 2.1% of total deposits, bearing interest rates of 0.50% – 2.75%. Rupiah denominated deposits were in the amount of Rp6.47 trillion or approximately 97.9% of total deposits bearing interest rates between 6.50% and 8.25%. With this composition of placement, interest receipts from deposited funds totalled Rp303.63 billion. Additionally, interest receipts from cash in current accounts and commercial papers (financial assets for sale) amounted to Rp21.26 billion. Overall interest receipts totalled Rp324.89 billion. Trade Receivables In 2011 the Company had trade receivables of Rp1.18 trillion, went up 18.4% from 2010 figure of Rp0.99 trillion, consisting of third party receivables Rp335.85 billion which dropped by 12.3% from Rp382.9 billion in 2010 and trade receivables from related parties Rp844.35 billion, up 37.5% from Rp614.26 billion in 2010. (See also Table of Receivables Turnover and discussion on Changes in Cash Flows). Inventories Net inventories at year-end of 2011 were Rp644.83 billion or rose 52.2% compared to the previous year position of Rp423.68 billion, comprising coal inventories Rp578.20 billion, sparepart and other material inventories Rp108.28 billion. Sparepart inventories were offset by provision for obsolete inventories amounting to Rp41.64 billion. The increase in coal and material inventories was attributable to higher in house mining activity, and production volume and costs.
120
Pembahasan dan Analisis Manajemen
184
266
278
305
Laporan Tata Kelola Perusahaan
Laporan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Data Perseroan
Laporan Keuangan
Corporate Data
Financial Statements
Corporate Governance Report
Corporate Social Responsibilities
149
Management Discussion & Analysis
To minimize loss, the Company insured coal inventories in transit and spareparts and materials stored in the warehouses. Non-current Assets At yearend 2011 non-current assets of the Company totalled Rp2.65 trillion or increased 27.5% compared to the previous year amount of Rp2.08 trillion. Major non-current assets are net fixed assets 43.1%, deferred exploration and development expenditure 18.6%, deferred tax assets 14.6%, investment in associates 15.2%, and mining properties 6.6%. Composition of non-current assets is shown in the following table. See table 6.14
Untuk meminimalkan terjadinya risiko kerugian, Perseroan mengasuransikan persediaan batubara dalam perjalanan serta persediaan perlengkapan dan suku cadang yang ditempatkan di gudang. Aset Tidak Lancar Jumlah aset tidak lancar Perseroan pada akhir tahun 2011 mencapai Rp2,65 triliun atau naik 27,5% dibandingkan tahun sebelumnya sebesar Rp2,08 triliun. Komposisi terbesar aset tidak lancar pada tahun 2011 terdiri atas aset tetap bersih sebesar 43,1%, diikuti beban eksplorasi dan pengembangan tangguhan sebesar 18,6%, aset pajak tangguhan sebesar 14,6%, investasi pada perusahaan asosiasi sebesar 15,2% dan properti pertambangan 6,6%. Komposisi aset tidak lancar seperti tercantum pada tabel berikut.
TABEL TABLE 6.14 ASET TIDAK LANCAR (DALAM RP JUTA) CURRENT ASSETS (IN MILLION RP) URAIAN
2011
2010
%
DESCRIPTION
Investasi pada perusahaan asosiasi
403.083
266.979
51,0
Investment in associates
Properti pertambangan (bersih)
174.824
187.542
-6,8
Mining properties (net)
Aset tetap (bersih)
1.140.466
921.005
23,8
Fixed assets (net)
Beban eksplorasi dan pengembangan tangguhan (bersih)
491.820
327.560
50,1
Deferred exploration and development expenditures (net)
Aset pajak tangguhan (bersih)
386.702
316.072
22,3
Deferred tax assets (net)
50.949
57.588
-11,5
Other non-current assets
2.647.844
2.076.746
27,5
Non-current assets
Aset tidak lancar lainnya Aset Tidak Lancar
Fixed Assets
Aset Tetap
Net fixed assets of the Company at end of 2011 stood at Rp1,140.50 billion or grew by 23.8% from the previous year position of Rp921.00 billion. The increase was caused by fixed assets increase in 2011 of Rp268.03 billion, while accumulated depreciation increased only by Rp47.9 billion. The growth of fixed assets was made possible by the realization of several business development projects including: Construction of 2x110 MW TPP in Banjarsari Construction of 3x10 MW TPP in Tanjung Enim. Overhaul and relocation of BWE system to MTBU area. Construction of MTBU production facilities. Construction of Peranap production facilities. Renovation of production infrastructure and port.
Aset tetap bersih yang dimiliki Perseroan pada akhir tahun 2011 tercatat sebesar Rp1.140,5 miliar atau naik 23,8% dari tahun sebelumnya yang mencapai Rp921,00 miliar. Kenaikan terjadi karena adanya penambahan aset tetap tahun 2011 sebesar Rp268,03 miliar, sedangkan akumulasi penyusutan bertambah hanya sejumlah Rp47,9 miliar. Kenaikan terutama disebabkan penambahan dari realisasi proyek pengembangan Perseroan yang meliputi: • Pembangunan PLTU 2x110 di Banjarsari. • Pembangunan PLTU 3X10 MW di Tanjung Enim. • Overhaul dan pemindahan BWE system ke areal MTBU. • Pembangunan sarana produksi di MTBU. • Pembangunan sarana produksi di Peranap. • Perbaikan prasarana produksi dan pelabuhan.
The Company insured certain fixed assets in various locations.
Perseroan telah mengasuransikan aset tetap tertentu di berbagai lokasi perusahaan.
PT Bukit Asam Tbk
. 2011 Annual Report
16
26
36
46
70
Ikhtisar Utama
Informasi Perseroan
Informasi Bagi Investor
Laporan Manajemen
Main Highlights
Corporate Information
Investors Information
Management Report
Laporan Pengelolaan Operasional
150
Operational Management Report
Beban Eksplorasi dan Pengembangan Tangguhan
Deferred Exploration and Development Expenditure
Jumlah beban eksplorasi dan pengembangan tangguhan setelah dikurangi amortisasi pada akhir tahun 2011 tercatat sebesar Rp491,82 miliar atau naik sebesar 50,1% dari jumlah tahun sebelumnya yang sebesar Rp327,56 miliar. Beban tersebut merupakan biaya eksplorasi dan pengembangan tambang, baik yang masih dalam tahap eksplorasi dan pengembangan maupun yang telah memasuki masa produksi, seperti persiapan produksi di MTBU untuk operasional tambang swakelola menggunakan BWE system dengan nilai investasi sebesar Rp24,9 miliar, persiapan produksi di Banko Tengah Rp118,0 miliar, pembangunan sarana produksi di Peranap Rp16,9 miliar dan pengembangan tambang Palaran (IPC) di Kalimantan sebesar Rp16,2 miliar.
Total deferred exploration and development expenditure less amortisation at end of 2011 was recorded at Rp491.82 billion or rose 50.1% from the previous year amount of Rp327.56 billion. This expenditure was the cost of exploration and development of new mines, either in exploration and development stage or in operating stage, such as preparation of MTBU in house operation with BWE system at costing Rp24.9 billion, preparation of Banko Tengah production Rp118.00 billion, construction of Peranap production facilities Rp16.9 billion and development of Palaran (IPC) mine in Kalimantan of Rp16.2 billion.
Properti Pertambangan Properti pertambangan pada tahun 2011 tercatat sebesar Rp174,82 miliar, turun dari posisi sebesar Rp187,54 miliar di tahun sebelumnya, karena Perseroan telah membebankan biaya amortisasi berdasarkan nilai produksi batubara dari IPC yang diakuisisi sejak September tahun 2008.
Liabilitas Jumlah total liabilitas Perseroan pada tahun 2011 menjadi Rp3,34 triliun atau naik 46,5% dari Rp2,28 triliun pada tahun sebelumnya. Jumlah liabilitas jangka pendek adalah sebesar Rp1,91 triliun atau 57,2% dari jumlah keseluruhan liabilitas. Sedangkan jumlah liabilitas jangka panjang sebesar Rp1,43 triliun atau 42,8% dari jumlah keseluruhan liabilitas. Rincian posisi liabilitas Perseroan per 31 Desember 2011 adalah sebagai berikut. Liabilitas jangka pendek Liabilitas jangka pendek Perseroan pada tahun 2011 naik 66,6% menjadi sebesar Rp1,91 triliun dari posisi Rp1,15 triliun di tahun 2010. Komposisi terbesar liabilitas jangka pendek adalah biaya yang masih harus dibayar sebesar 65,3%, diikuti utang pajak sebesar 21,6%, utang usaha sebesar 6,4%, penyisihan imbalan kerja 3,6% dan penyisihan untuk pengelolaan lingkungan hidup sebesar 1,9%.
Mining Property Mining property in 2011 recorded an amount of Rp174.82 billion, declined from Rp187.54 billion in the preceding year, because the Company booked amortization expense based on coal production value of IPC which was acquired in September 2008.
Liabilities Total liabilities of the Company in 2011 rose 46.5% to Rp3.34 trillion from Rp 2.28 trillion the year before. Total current liabilities stood at Rp1.91 trillion or 57.2% of total liabilities. Total noncurrent liabilities amounted to Rp1.43 trillion, accounting for 42.8% of total liabilities. Breakdown of liabilities as at 31 December 2011 is as follows: Current Liabilities In 2011 current liabilities increased 66.6% standing at Rp1.91 trillion from Rp1.15 trillion in 2010. The major part of this account consisted of accrued expenses 65.3%, taxes payable 21.6%, trade payables 6.4%, provision for employee benefits 3.6% and provision for environmental management 1.9%. See table 6.15
Nilai persediaan bersih pada akhir tahun 2011 adalah Rp644,83 miliar atau naik 52,2%.
PT Bukit Asam Tbk
.
Laporan Tahunan 2011
Net inventories at year-end of 2011 were Rp644.83 billion or rose 52.2%.
120
Pembahasan dan Analisis Manajemen
184
266
278
305
Laporan Tata Kelola Perusahaan
Laporan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Data Perseroan
Laporan Keuangan
Corporate Data
Financial Statements
Corporate Governance Report
Corporate Social Responsibilities
151
Management Discussion & Analysis
TABEL TABLE 6.15 KEWAJIBAN DAN EKUITAS (DALAM RP JUTA) LIABILITIES AND EQUITY (IN MILLION RP) URAIAN
2011
Utang usaha Biaya yang masih harus dibayar Utang pajak Pinjaman bank jangka pendek Bagian kewajiban jangka panjang yang akan jatuh tempo dalam waktu satu tahun - Penyisihan reklamasi lingkungan dan penutupan tambang - Penyisihan imbalan kerja Utang jangka pendek Lainnya Liabilitas Jangka Pendek Liabilitas jangka panjang setelah dikurangi bagian yang akan jatuh tempo dalam waktu satu tahun - Penyisihan manfaat pensiun dan kesejahteraan karyawan - Penyisihan beban pengelolaan lingkungan hidup -
%
DESCRIPTION
122.282
73.156
67,2
Trade payable
1.249.680
748.235
67,0
Accrued expenses
413.217
197.836
108,9
18.155
13.294
36,6
36.319
37.521
-3,2
68.575
69.858
-1,8
4.195
8.136
-48,4
1.912.423
1.148.036
66,6
Taxes payable Short-term bank loan Current maturities of longterm liabilities - Provision for environmental reclamation and mine closure - Provision for employee benefits Other current liabilities Current Liabilities Longterm liabilities net of current portion
Lainnya
1.224.815
959.072
27,7
- Provision for employee benefits
204.864
174.343
17,5
- Provision for environmental reclamation and mine closure
-
-
1.429.679
1.133.415
26,1
Long-term liabilities
3.342.102
2.281.451
46,5
Total Liabilities
8.088.259
6.366.736
27,0
76.743
74.512
3,0
Equity attributable to owners of the parent Non controling interest
8.165.002
6.441.248
26,8
Equity
11.507.104
8.722.699
31,9
Total Liabilities and Equity
Liabilitas jangka panjang Jumlah Liabilitas Ekuitas yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk Kepentingan non pengendali Jumlah Ekuitas Jumlah Liabilitas dan Ekuitas
2010
- Others
Accrued Expenses
Biaya Yang Masih Harus Dibayar
In 2011 accrued expenses were recorded at Rp1,249.68 billion, or increased 67.0% from Rp748.24 billion the previous year. This account comprised production fee, third party services, railway services, shipping and freight, heavy equipment rent, coal handling at port, and employee expenses and tantiem for 2011 financial year.
Biaya masih harus dibayar pada tahun 2011 tercatat sebesar Rp1.249,68 miliar, naik 67,0% dari Rp748,24 miliar pada tahun sebelumnya. Kewajiban tersebut terdiri dari kewajiban yang timbul atas iuran produksi, jasa pihak ketiga, jasa angkutan kereta api, jasa angkutan kapal laut, sewa alat berat, jasa dermaga, serta bonus pegawai dan tantiem tahun buku 2011.
The increase was attributable to higher third party services, railway services, employee benefits (bonus and tantiem), and heavy equipment rent, while decrease was due to lower production fee and shipping and freight. Taxes Payable Taxes payable (PPh 29) in 2011 rose 108.9% amounting to Rp413.2 billion from Rp197.84 billion in 2010 as actual profit was higher than tax assessment for the year.
Kenaikan disebabkan peningkatan biaya jasa pihak ketiga, biaya angkut kereta api dan bonus dan tantiem pegawai, sewa alat berat dan jasa angkutan laut, sedang yang mengalami penurunan adalah iuran produksi dan jasa angkutan kapal.
Utang Pajak Jumlah utang pajak 2011 naik 108,9%% menjadi sebesar Rp413,2 miliar dibandingkan tahun 2010 yang sebesar sebesar Rp197,84 miliar. Kenaikan utang pajak (PPh-29) karena realisasi laba tahun 2011 yang lebih besar dari proyeksi perhitungan penetapan angsuran pajak tahun 2011.
PT Bukit Asam Tbk
. 2011 Annual Report
16
26
36
46
70
Ikhtisar Utama
Informasi Perseroan
Informasi Bagi Investor
Laporan Manajemen
Main Highlights
Corporate Information
Investors Information
Management Report
Laporan Pengelolaan Operasional
152
Operational Management Report
Utang Usaha
Trade Payables
Utang Usaha merupakan kewajiban yang timbul karena adanya pembelian barang dan jasa kepada pihak ketiga dalam rangka menjalankan operasional perusahaan. Jumlah utang usaha pada tahun 2011 naik 67,2% menjadi Rp122,3 miliar dibandingkan Rp73,16 miliar di tahun sebelumnya. Kenaikan terjadi karena adanya peningkatan aktifitas produksi.
Trade payables are payables incurred due to purchase of third party goods and services in the normal course of business operations. Total trade payables in 2011 rose 67.2% to Rp122.30 billion from Rp73.160 billion in the previous year due to higher production activity.
Liabilitas Jangka Panjang Pada tahun 2011 liabilitas jangka panjang meningkat 26,1% dibandingkan tahun sebelumnya, menjadi Rp1,43 triliun dengan komposisi Penyisihan untuk Imbalan Kerja sebesar 85,7% dan Penyisihan Reklamasi Lingkungan dan Penutupan Tambang sebesar 14,3% dari total liabilitas jangka panjang.
Penyisihan Imbalan Kerja Perseroan menerapkan PSAK Nomor 24 (revisi 2010) tentang Imbalan Kerja dalam memperhitungkan manfaat karyawan. Jumlah penyisihan untuk manfaat pensiun dan kesejahteraan karyawan pada tahun ini naik 27,7% menjadi Rp1.224,82 miliar dibandingkan dengan tahun sebelumnya yang sebesar Rp959,07 miliar.
Penyisihan Reklamasi Lingkungan dan Penutupan Tambang Jumlah penyisihan untuk reklamasi lingkungan dan penutupan tambang pada tahun ini naik menjadi Rp204,86 miliar atau naik 17,5% dari Rp174,34 miliar pada tahun sebelumnya. Kenaikan ini terutama disebabkan oleh kenaikan produksi sebesar 3,9% dari tahun sebelumnya, kenaikan tarif biaya restorasi, rehabilitasi dan penutupan tambang lainnya yang semula Rp4.100 menjadi Rp4.150 per ton batubara.
Ekuitas Pada tahun 2011 terjadi peningkatan total ekuitas sebesar 31,9% dibandingkan tahun sebelumnya sebesar Rp6,37 triliun menjadi sebesar Rp8,09 triliun. Kenaikan ini disebabkan penambahan cadangan umum dan realisasi laba bersih tahun berjalan.
PT Bukit Asam Tbk
.
Laporan Tahunan 2011
Non-current Liabilities This year non-current liabilities increased 26.1% from 2010 to reach Rp1.43 trillion, with provision for employee benefits accounting for 85.7% and provision for environmental reclamation and mine closure 14.3% of total non-current liabilities. Provision for Employee Benefits The Company calculates employee benefits according to accounting standard SFAS No. 24 (revised 2004) on Employee Benefits. Total provision for retirement benefits and employee benefits this year increased 27.7% to Rp1,224.82 billion compared to the preceding year amount of Rp959.07 billion. Provision for Environmental Reclamation and Mine Closure Total provision for environmental reclamation and mine closure in 2011 rose to Rp204.86 billion or up 17.5% from Rp174.34 billion in 2010. This increase was mainly due to production increase of 3.9% from the previous year, higher other costs of restoration, rehabilitation and mine closure from Rp4,100 to Rp4,150 per ton of coal. Equity In 2011 total equity increased 31.9% to Rp8.09 trillion from Rp6.37 trillion the previous year. This growth was contributed by additional general reserves and actual net income of the year.
120
184
266
278
305
Laporan Tata Kelola Perusahaan
Laporan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Data Perseroan
Laporan Keuangan
Corporate Data
Financial Statements
Corporate Governance Report
Corporate Social Responsibilities
Pembahasan dan Analisis Manajemen
153
Management Discussion & Analysis
comprehensive INCOME
LAPORAN LABA RUGI KOMPREHENSIF
TABEL TABLE 6.16 LAPORAN LABA RUGI KOMPREHENSIF (DLM RP JUTA KECUALI LABA BERSIH PER SAHAM)
COMPREHENSIVE INCOME
Penjualan
10.581.570
7.909.154
33,8
Sales
Harga Pokok Penjualan
(5.302.592)
(4.258.988)
24,5
Cost of goods sold
Laba Kotor
2011
2010
%
(IN RP MIO, EXCEPT EARNINGS PER SHARE)
5.278.978
3.650.166
44,6
Gross profit
Beban Umum dan administrasi
(908.563)
(663.529)
36,9
General & Administrative expenses
Beban penjualan dan pemasaran
(675.962)
(659.526)
2,5
(29.424)
(22.953)
28,2
Exploration expenses
394.075
295.492
33,4
Other income (expenses)
Beban eksplorasi
Pendapatan (Beban lain-lain)
Selling and marketing expenses
Laba Sebelum Pajak Penghasilan
4.059.104
2.599.650
56,1
Income before income tax
Beban Pajak Penghasilan (bersih)
(971.037)
(600.713)
61,6
Income tax expense (net)
3.088.067
1.998.937
54,5
Net income for the year
Laba bersih untuk tahun berjalan Pendapatan komprehensif lainnya
(2.005)
1.422
-241,0
Jumlah pendapatan komprehensif
3.086.062
2.000.359
54,3
3.085.836
2.008.891
53,6
2.231
(9.954)
-122,4
Laba/(rugi) bersih yang dapat diatribusikan kepada:
Other Comprehensif income Total Comprehensif Income Net Income / (Loss) attributable to:
Pemilik etintas induk Kepentingan non-pengendali
3.088.067
1.998.937
54,5
Jumlah saham beredar (juta lembar)
Laba bersih
2.304
2.304
0,0
Laba bersih per saham yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk
1.339
872
53,6
Owners of the parent Non - controlling interests Net income number of share (in million share) Basic earning per share for net income attributable to owners of the parent
Operating Income
Penjualan
The Company’s operating income in 2011 was earned from sales of coal and briquette totalling Rp10.58 trillion or rose 33.8% from Rp7.91 trillion in 2010. Higher income was due to sales volume increase of 4.0% from 12.95 million tons to 13.45 million tons and average selling price hike. During the period, average price of coal increased 28.8% from average Rp609.1 thousand per ton in 2010 to Rp784.3 thousand per ton in the current year, as shown in the following table.
Pendapatan usaha Perseroan yang terdiri dari penjualan batubara dan briket batubara pada tahun 2011 mencapai Rp10,58 triliun, naik 33,8% dari Rp7,91 triliun pada tahun sebelumnya. Meningkatnya pendapatan adalah hasil dari kenaikan volume penjualan sebesar 4,0% dari 12,95 juta ton menjadi 13,45 juta ton di tahun 2011 dan kenaikan rata-rata harga jual. Pada periode tersebut, harga jual rata-rata batubara Perseroan naik sebesar 28,8% dari rata-rata Rp609,1 ribu per ton pada 2010, menjadi sebesar Rp784,3 ribu per ton, seperti terlihat pada tabel berikut.
See table 6.17 TABEL TABLE 6.17 Pendapatan DAN Harga Jual Rata-rata Batubara INCOME AND AVERAGE SELLING PRICE OF COAL 2011 URAIAN
Domestik Ekspor Jumlah/Rata-rata
2010
PENDAPATAN (JUTA RP)
HARGA JUAL RATA-RATA (RIBU RP/TON)
PENDAPATAN (JUTA RP)
HARGA JUAL RATA-RATA (RIBU RP/TON)
INCOME (Rp million)
Average Selling Price (Rp thousand ton)
INCOME (Rp million)
Average Selling Price (Rp thousand ton)
%
A
B
C
D
A/C
6.606.795 3.954.831 10.561.627
755,2 838,2 784,3
5.046.585 2.841.475 7.888.060
613,3 601,7 609,1
30,9 39,2 33,9
DESCRIPTION
B/D
23,1 Domestic 39,3 Export 28,8 Total/Average
Cost of Sales
Beban Pokok Penjualan
During the period cost of sales was recorded at Rp5.30 trillion, posting a growth of 24.5% from Rp4.26 trillion in 2010. The largest portions of
Beban pokok penjualan pada periode 2011 mencapai nilai Rp5,30 triliun naik sebesar 24,5% dari Rp4,26 triliun pada tahun sebelumnya. Komposisi terbesar beban pokok penjualan adalah jasa angkutan kereta
PT Bukit Asam Tbk
. 2011 Annual Report
16
26
36
46
70
Ikhtisar Utama
Informasi Perseroan
Informasi Bagi Investor
Laporan Manajemen
Main Highlights
Corporate Information
Investors Information
Management Report
Laporan Pengelolaan Operasional
154
Operational Management Report
api sebesar 32,3%, jasa penambangan sebesar 19,1%, diikuti gaji, upah dan kesejahteraan karyawan sebesar 12,9%, royalti 12,3%, sewa alat berat 10,9% dan pembelian batubara 7,8% dari total keseluruhan beban pokok penjualan.
GRAFIK CHART 6.9 KOMPOSISI BEBAN POKOK PENJUALAN COST OF SALES COMPOSITION 7.4
7.8
3.7
3.2 1.4
6.0 33.4 7.6
32.3
10.9
(%)
(%)
2010
2011
12.3
11.0 18.3
12.5
12.9
Angkutan KA
Jasa tambang
Railway services
Gaji dan upah lainnya
Mining fee
Salary and wages
Sewa alat
Pembelian batu bara
BBM dan pelumas
Equipment rent
Coal purchase
Fuel and lubricants
19.1
Royalti Lainnya Others
Tarif angkutan kereta api dari Tanjung Enim ke Tarahan pada tahun 2010 adalah Rp305 per ton km tidak termasuk PPN. Untuk tahun 2011 naik 12,7% menjadi Rp344 per ton km tidak termasuk PPN.
Sedangkan dari Tanjung Enim ke Kertapati pada tahun 2010 adalah Rp420 per ton km tidak termasuk PPN. Sedangkan pada tahun 2011, naik 12,4% menjadi Rp472 per ton km tidak termasuk PPN.
Perseroan tidak bisa melakukan kontrol penuh atas biaya ini, kecuali melalui proses negosiasi yang cukup ketat dengan pihak PT KAI.
••Jasa penambangan naik 30,0% menjadi sebesar Rp1,02 triliun terutama karena adanya peningkatan total material galian yang dipindahkan oleh kontraktor penambangan. Selain itu ada pengaruh penguatan nilai tukar rupiah terhadap US dollar. Sebagian tarif jasa penambangan ditetapkan dalam mata uang US dollar. ••Beban royalti dan retribusi naik menjadi Rp654,25 miliar, meningkat 39,1% dibandingkan tahun 2010 sebesar Rp470,47 miliar. Hal ini diakibatkan oleh adanya kenaikan volume penjualan 4,0% dan
.
Laporan Tahunan 2011
Increase of cost of sales mainly occured in the following: • Cost of railway services rose to Rp1,715.36 billion, representing an increase of 20.6% compared to 2010 figure of Rp1,422.85 billion, contributed by two increases, i.e. increase in transport volume of 6.6% and increase in transport tariff.
While from Tanjung Enim to Kertapati increased 12.4% from Rp420 per ton km in 2010 to Rp472 per ton km excluding VAT.
Royalty
• Beban angkutan kereta api menjadi Rp1.715,36 miliar, naik 20,6% dari biaya tahun 2010 yang sebesar Rp1.422,85 miliar, karena peningkatan volume angkutan sebesar 6,6% dan kenaikan tarif angkutan.
PT Bukit Asam Tbk
See chart 6.9
Tariff of railway transport from Tanjung Enim to Tarahan increased 12.7% from Rp305 to Rp344 per ton km excluding VAT.
Kenaikan beban pokok penjualan terutama terjadi pada:
this account are railway services 32.3%, mining fee 19.1%, employee salaries, wages and welfare 12,.9%, royalty 12.3%, heavy equipment rent 10.9% and coal purchase 7.8% of total cost of sales.
The Company was not in a position to exercise full control over these tariffs except by holding intensive negotiations with PTKAI. • Mining fee increased 30.0% to Rp1.02 trillion due to bigger volume of overburden removal by mining contractor. Additionally, there was some effect of strengthening rupiah exchange rate against US dollar. Part of mining fee was denominated in US dollar. • Royalty and retribution rose to Rp654.25 billion, or a 39.1% increase from 2010 amount of Rp470.47 billion. This was due to a 4.0% increase in production and a change in royalty calculation to observe EMR Ministry Circular No. 32.E/35/DJB/2009.
120
Pembahasan dan Analisis Manajemen
184
266
278
305
Laporan Tata Kelola Perusahaan
Laporan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Data Perseroan
Laporan Keuangan
Corporate Data
Financial Statements
Corporate Governance Report
Corporate Social Responsibilities
155
Management Discussion & Analysis
• Rent of heavy machinery, vehicles and equipment rose to Rp579.64 billion, posting an increase of 79.8% from 2010 that stood at Rp322.34 billion, because more equipment were rented as a consequence of bigger volume of overburden removal. • Fuel and lubricant rose 6.3% from Rp157.1 billion to Rp167.1 billion. Increase of fuel cost was small because the Company already used BWE system at MTBU and installed new main mining equipment with bigger capacity. • Coal purchase went up 61.3% from Rp257.03 billion to Rp414.6 billion resulting from bigger volume of coal purchased by BAP, Ombilin Mine and PT IPC in addition to average coal price increase. Impact of Efficiency Program to Cost of Sales The Company consistently conducts efficiency program to address rising prices of auxiliary components of its operating activities, such as fuel, transportation, heavy equipment rent and electricity expenses, which are all beyond its control. To maintain profitability, the Company carries out efficiency drive to cut operating expenses which are within its control. The efficiency program includes efforts to increase volume of in house mining to balance it with third party mining operations (See ”Operating Efficiency Improvement”). In 2011, total overburden removal from in house production was 28,551,451 bcm, rising 33.9% from 21,319,869 tons in 2010. While cost of overburden removal in 2011 amounted to Rp2.16 trillion or grew 20.0% from Rp1.80 trillion in 2010.
perubahan perhitungan dasar pengenaan tarif royalti sesuai Surat Edaran No 32.E/35/DJB/2009 dari ESDM. ••Beban sewa alat berat, kendaraan dan peralatan menjadi Rp579,64 miliar naik 79,8% dibandingkan dengan tahun 2010 yang tercatat sebesar Rp322,34 miliar, akibat bertambahnya jumlah peralatan yang disewa karena peningkatan total material yang dipindahkan. ••Beban bahan bakar dan pelumas meningkat 6,3% dari sebesar Rp157,1 miliar menjadi sebesar Rp167,1 miliar. Rendahnya tingkat kenaikan biaya BBM ini adalah karena Perseroan mulai mengoperasikan BWE System di MTBU dan penggantian ATU yang baru dan berkapasitas lebih besar. ••Beban pembelian batubara meningkat 61,3% dari Rp257,03 miliar menjadi sebesar Rp414,6 miliar akibat naiknya volume pembelian batubara oleh PT BAP, UP Ombilin maupun PT IPC, selain karena adanya kenaikan rata-rata harga batubara. Pengaruh program efisiensi terhadap beban pokok penjualan Perseroan secara konsisten melaksanakan program efisiensi untuk menekan dampak peningkatan harga berbagai komponen penunjang kegiatan operasional perusahaan, seperti harga BBM, biaya angkutan, biaya sewa alat berat dan biaya listrik yang berada di luar kendali-nya. Agar dapat menjaga tingkat profitabilitas operasional, Perseroan melaksanakan program efisiensi yang secara umum ditujukan untuk pengendalian biaya operasional yang berada dalam kendalinya. Termasuk dalam program efisiensi tersebut, adalah upaya Perseroan untuk meningkatkan porsi volume penambangan swakelola agar lebih seimbang dengan volume penambangan pihak ke-3. (Lihat kembali bagian ”Peningkatan Efisiensi Operasional”). Pada tahun 2011, total material yang dipindahkan dalam proses produksi batubara swakelola Perseroan adalah sebesar 28.551.451 bcm, naik 33,9% dari volume material tahun 2010 sebesar 21.319.869 bcm di tahun 2010. Sedangkan biaya pemindahan material swakelola tahun 2011 adalah sebesar Rp2,16 triliun, naik 20,0% dari biaya tahun 2010, sebesar Rp1,80 triliun.
Therefore, total cost of overburden removal per bcm for in house production in 2011 was recorded at Rp75,555/bcm, or 10.4% lower than Rp84,338/ bcm in 2010.
Dengan demikian biaya pemindahan material per bcm untuk produksi batubara swakelola di tahun 2011 adalah sebesar Rp75.555/bcm, 10,4% lebih rendah dari biaya per bcm tahun 2010, sebesar Rp84.338/bcm.
Several accounts in the Company’s books showed the impact of efficiency program, including:
Beberapa akun dalam pembukuan Perseroan yang menunjukkan pengaruh pelaksanaan program effisiensi yang dijalankan diantaranya mencakup:
• Sparepart and material cost increased 1.8% from Rp114.4 billion to Rp116.39 billion as a result of the implementation of integrated routine maintenance system and the completion of BWE system overhaul in the previous year.
••Peningkatan biaya suku cadang dan bahan turun berhasil ditekan pada kisaran 1,8% dari Rp114,4 miliar menjadi sebesar Rp116,39 miliar, sebagai hasil penerapan sistem perawatan rutin terintegrasi dan selesainya pelaksanaan overhaul BWE System pada tahun sebelumnya.
PT Bukit Asam Tbk
. 2011 Annual Report
16
26
36
46
70
Ikhtisar Utama
Informasi Perseroan
Informasi Bagi Investor
Laporan Manajemen
Main Highlights
Corporate Information
Investors Information
Management Report
Laporan Pengelolaan Operasional
156
Operational Management Report
••Biaya pemakaian BBM berhasil ditekan, hanya mengalami kenaikan sebesar 6,3%, sedangkan rata-rata harga BBM industri meningkat 44,02% dan volume pemindahan material swakelola naik 32,2%. ••Biaya lain-lain (penyusutan, listrik, lingkungan dan PBB) hanya meningkat 5,4% menjadi sebesar Rp234,74 miliar. Efisiensi operasional melalui perbaikan sistem kerja (diantaranya: optimalisasi pelaksanaan back filling, pelaksanaan inside dump, perawatan terencana peralatan produksi utama) turut mambantu menekan konsumsi BBM. Kegiatan penambangan swakelola yang semakin efisien membuat Perseroan berencana meningkatkan perannya dalam memenuhi permintaan batubara dari para pelanggan. Beban Usaha Beban Usaha yang terdiri beban umum dan administrasi, beban penjualan dan pemasaran dan beban eksplorasi pada tahun 2011 meningkat 19,9% menjadi Rp1,61 triliun, dari Rp1,35 triliun pada tahun 2010. Beban Umum dan Administrasi pada tahun 2011 naik 36,9% menjadi Rp908,6 miliar dari sebesar Rp663,5 miliar di tahun 2010. Peningkatan tersebut berasal dari kenaikan gaji dan upah pegawai, peningkatan sumbangan dalam rangka pelaksanaan program PKBL, biaya surveyor dan dermaga serta biaya jasa pihak ketiga. GRAFIK CHART 6.10 KOMPOSISI BEBAN USAHA (DALAM RP MILIAR) OPERATING EXPENSES COMPOSITION (IN BILLION RP) 1.346,0
Penjualan & Pemasaran Sales & Marketing Umum & Administrasi General & Administrative Eksplorasi Exploration
Beban penjualan dan pemasaran meningkat sebesar 2,5% menjadi Rp675,96 miliar dari nilai sebesar Rp659,53 miliar di tahun sebelumnya. Penyebabnya adalah naiknya biaya jasa angkutan kapal, biaya gaji dan upah karyawan serta kenaikan pada jasa pihak ketiga. Kenaikan jasa angkutan selain disebabkan peningkatan volume penjualan juga disebabkan naiknya tarif jasa sebagai dampak perubahan hraga BBM. Pendapatan (Beban) Lain-lain Pendapatan lain-lain (net) pada tahun 2011 naik 31,8% menjadi Rp396,87 miliar dari Rp301,06 miliar pada tahun 2010. Peningkatan tersebut disebabkan oleh: naiknya pendapatan bunga atas penempatan dana hingga menjadi sebesar Rp324,89 miliar, pendapatan sewa fasilitas dermaga Teluk Bayur sebesar Rp39,48 miliar dan keuntungan selisih kurs sebesar Rp24,6 miliar. PT Bukit Asam Tbk
.
Laporan Tahunan 2011
Operating efficiency through improved work system (among others optimizing back filling, operating inside dump, scheduling maintenance of main production machinery) helped reduce fuel consumption. The more efficient in house mining enabled the Company to plan a more active role in meeting customers’ demand for coal. Operating Expenses Operating expenses that consist of general and administrative expenses, sales and marketing expenses, and exploration expenses in 2011 increased 19.9% to Rp1.61 trillion from Rp1.35 trillion in 2010. General and administrative expenses rose 36.9% to Rp908.6 billion from Rp663.5 billion the previous year. The increase was attributable to increase in employee salaries, wages and welfare, contribution to Partnership and Community Development Program (PKBL), surveyor and pier costs, and third party services. See Chart 6.10
659.5
0
10
23.0
11
29.2
2
5
659.5
6
676.0
676.0
1.613,8
• Fuel cost was managed at a low level, and only increased 6.3%, while industrial average fuel price rose 44.02%, and in house overburden removal went up 32.2%. • Other expenses (depreciation, electricity, environment and land & property tax) increased slightly by 5.4% to Rp234.74 billion.
Selling and marketing expenses increased 2.5% to Rp675.96 billion from Rp659.53 billion a year earlier. This increase was caused by a surge in shipping and freight, employee salaries, wages and welfare, and third party services. Shipping and freight increase was caused by bigger sales volume and higher cost of services as the effect of fuel increase hike. Other Income (Expenses) Other income (net) in 2011 surged 31.8% to Rp396.87 billion from Rp301.06 billion in 2010. The surge was due to bigger interest receipt from fund placement totalling Rp324.89 billion, rent of Teluk Bayur pier of Rp39.48 billion, and foreign exchange gain amounting to Rp24.6 billion.
120
Pembahasan dan Analisis Manajemen
184
266
278
305
Laporan Tata Kelola Perusahaan
Laporan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Data Perseroan
Laporan Keuangan
Corporate Data
Financial Statements
Corporate Governance Report
Corporate Social Responsibilities
157
Management Discussion & Analysis
Profit Average coal selling price increase in both export and domestic markets and the successful efficiency program had an effect on the Company’s net income. The previous elaboration shows that the Company succeeded in controlling the increase of cost of sales and operating expenses to stay below the increase of sales by percentage.
Laba
This is reflected in the percentage of gross profit increase of 44.6% compared to percentage of sales growth of 33.8%. Gross profit for 2011 was posted at Rp5.28 trillion, while for 2010 it amounted to Rp3.65 trillion.
Hal tersebut tampak dari besarnya persentase kenaikan laba bruto perseroan yang meningkat sebesar 44,6% dibandingkan persentase kenaikan penjualan yang sebesar 33,8%. Nilai laba bruto tahun 2011 adalah sebesar RP5,28 triliun, sedangkan tahun 2010 lalu adalah sebesar Rp3,65 triliun.
Net profit net of non-controlling interest reached Rp3.09 trillion, up 53.7% from Rp 1.99 trillion in 2010.
Sehingga laba bersih Perseroan setelah memperhitungkan kepentingan non-pengendali menjadi sebesar Rp3,09 triliun, naik 53,7% dari laba bersih di tahun 2010 yang sebesar Rp1,99 triliun.
Net earning per share attributable to parent entity rose by 53.6% to Rp1,339 from Rp872 per share in 2010. The Company is confident that in the coming years the cost reduction program that has been launched will have a positive effect on its financial performance. This confidence is supported by the construction of the Company’s own mine mouth 3x10 MW TPP that is expected to be fully operational in 2012 to cut down electricity expenses.
CHANGES IN CASH FLOW
Peningkatan harga jual rata-rata batubara baik di pasar domestik maupun ke pasar ekspor dan keberhasilan pelaksanaan program efisiensi mempengaruhi laba bersih Perseroan. Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa Perseroan berhasil menjaga persentase kenaikan beban pokok dan beban usaha berada dibawah persentase kenaikan nilai penjualan. Sehingga laba bersih Perseroan meningkat lebih tinggi dari persentase kenaikan penjualan.
Laba bersih per saham dasar yang dapat diatribusikan kepada entitas induk juga mengalami peningkatan sebesar 53,6% menjadi senilai Rp1.339 dari angka sebesar Rp872 per lembar saham di tahun sebelumnya Untuk tahun-tahun mendatang, Perseroan berkeyakinan bahwa program efisiensi (cost reduction program) yang telah dicanangkan akan memberikan dampak positif semakin nyata terhadap kinerja keuangan. Keyakinan ini didukung oleh progres pembangunan PLTU 3x10 MW di mulut tambang untuk penggunaan sendiri yang akan segera beroperasi di tahun 2012 yang akan menurunkan biaya listrik.
PERUBAHAN ARUS KAS
TABEL TABLE 6.18 ARUS KAS (DALAM RP JUTA) CASH FLOW (IN MILLION RP) URAIAN ARUS KAS DARI AKTIVITAS OPERASI:
2011
Penerimaan dari pelanggan Penerimaan operasional lainnya Pembayaran royalti Pembayaran kepada pemasok dan karyawan Pembayaran pajak Penerimaaan klaim pajak Penerimaan bunga
10.346.420 83.790 (670.685) (5.555.563) (928.203) 324.890
Kas bersih yang diperoleh dari aktivitas operasi ARUS KAS DARI AKTIVITAS INVESTASI:
Perolehan aset tetap Pembayaran atas beban eksplorasi dan pengembangan tangguhan Penerimaan dari penjualan aset tetap Perolehan aset keuangan yang tersedia untuk dijual Penerimaan dari pelepasan aset keuangan yang tersedia untuk dijual
2010
8.371.694 130.283 (581.742) (4.800.514) (874.235) 244.308
3.600.649
% DESCRIPTION
23,6 -35,7 15,3 15,7 6,2 33,0
2.489.794
(489.871)
(176.189) -
(91.223) 1.858
(460.000)
(70.000)
505.334
-
Cash receipt from customers Cash receipt from other operations Payment of royalties Cash paid to suppliers and employees Payment for taxes Tax refund Interest receipt
44,6 Net cash from operating activities
(235.253)
CASH FLOW FROM OPERATING ACTIVITIES:
CASH FLOW FROM INVESTING ACTIVITIES:
-52,0 Payment for fixed assets Payment of deferred exploration and 93,1 development expenditures -100,0 Proceeds from sale of fixed assets Payments for available for sale financial 557,1 assets Proceeds from disposal of available for 100 sale financial assets
PT Bukit Asam Tbk
. 2011 Annual Report
16
26
36
46
70
Ikhtisar Utama
Informasi Perseroan
Informasi Bagi Investor
Laporan Manajemen
Main Highlights
Corporate Information
Investors Information
Management Report
Laporan Pengelolaan Operasional
158
Operational Management Report
URAIAN Penambahan investasi kepada perusahaan asosiasi
2011
2010
(138.895)
(149.924)
Kas bersih yang diperoleh dari (digunakan untuk) aktivitas investasi
(505.003)
(799.160)
ARUS KAS DARI AKTIVITAS PENDANAAN: Pembayaran dividen kepada pemegang saham Penerimaan pinjaman bank Pelunasan pinjaman bank Pembayaran atas program kemitraan dan bina lingkungan
(1.281.752) 99.549 (94.682)
(1.235.841)
(80.356)
(109.108)
(1.357.241) 1.738.405 (1.189)
(1.344.949) 345.685 (714)
Kas dan setara kas awal tahun
5.054.075
4.709.104
Kas dan setara kas akhir tahun
6.791.291
5.054.075
Kas bersih yang diperoleh dari (digunakan untuk) aktivitas pendanaan Kenaikan bersih kas dan setara kas Dampak selisih kurs
% DESCRIPTION Acquisition of shares in associated -7,4 companies -36,8 Net cash used in investing activities CASH FLOW FROM FINANCING ACTIVITIES: 3,7 Payment of dividends to shareholders 100 Proceeds from bank loan 100 Repayments of bank loan -26,4 Payment for partnership program 0,9 Net cash used in financing activities 402,9 Net increase in cash and cash equivalents 66,5 Effect of exchange rate Cash and cash equivalents at the 7,3 beginning of the year Cash and cash equivalents at the end 34,4 of the year
Perseroan membukukan kenaikan arus pada tahun 2011, sebesar Rp1.738,41 miliar, dengan penjelasan sebagai berikut.
The Company recorded a bigger cash flow in 2011, amounting to Rp1,738.41 trillion, as explained below.
Dari kegiatan operasi Perseroan diperoleh arus kas masuk bersih Rp3.600,65 miliar, berasal dari pendapatan penjualan batubara sebesar Rp10.346,4 miliar (Lihat catatan “Pendapatan”), penerimaan operasional lain sebesar Rp83,79 miliar dan penerimaan bunga Rp324,89 miliar (Lihat catatan penempatan dana pada “Posisi Kas” diatas). Pengeluaran kas untuk kegiatan operasional terbesar berasal dari pembayaran kepada pemasok dan karyawan, sebesar Rp5.555,56 miliar, naik 15,7% dari tahun 2010 dan pembayaran pajak sebesar Rp928,20 miliar, naik 6,2% dari jumlah Rp874,24 miliar di tahun sebelumnya. Selanjutnya adalah pembayaran royalti sebesar Rp670,69 miliar, naik 15,3% dari angka Rp581,74 miliar pada 2010.
Net cash from operating activities amounted to Rp3,600.65 billion, derived from coal sales of Rp10,346.4 billion (See note “Income”), other operating income Rp83.79 billion and interest receipt Rp324.89 billion (See note on fund placement “Cash Position” above). The biggest cash expenditure for operating activities was suppliers and employees expenses totalling Rp5,555.56 billion or up 15.7% from 2010, and tax payment of Rp928.20 billion which increased 6.2% from Rp874.24 billion in 2010. Payment of royalty totalled Rp670.69 billion, increasing 15.3% from Rp581.74 billion in 2010
Kas yang digunakan untuk kegiatan investasi menurun 36,8% menjadi sebesar Rp505,00 miliar dari Rp799,2 miliar tahun 2010. Turunnya kebutuhan kas untuk investasi disebabkan pembangunan proyek-proyek yang memerlukan dana cukup besar seperti pembangunan PLTU 3x10 MW di Tanjung Enim semakin mendekati penyelesaian begitu juga proses overhaul dan pemindahan 2 unit BWE system dan 1 unit spreader dari lokasi TAL ke MTBU telah selesai. (lihat juga “Realisasi Belanja Modal”). Perseroan tidak menggunakan dana pinjaman dalam seluruh investasinya di tahun 2011.
Cash flow for investing activities dropped 36.8% to Rp505.00 billion from Rp799.2 billion in 2010. Cash flow for investing activities was smaller because large projects that require substantial funding such as 3x10 MW TPP in Tanjung Enim was nearing completion, and the overhaul and relocation of two BWEs and one spreader from TAL to MTBU site was completed (see also “Capital Expenditure”). The Company did not use borrowed funds in all its investment in 2011.
Dari sisi pendanaan, Perseroan mengeluarkan sejumlah dana untuk membayar dividen hingga sebesar Rp1.281,75 miliar. Perseroan juga menyisihkan sejumlah dana untuk program PKBL sesuai dengan keputusan RUPS, yakni sebesar Rp80,36 miliar, turun 26,4% dari dana PKBL tahun sebelumnya sebesar Rp109,11 miliar. Selain itu Perseroan menerima pinjaman bank jangka pendek melalui anak perusahaan, namun juga melakukan pembayaran pinjaman bank sehingga net penerimaan pinjaman bank adalah sebesar Rp4,87 miliar. (Lihat juga uraian “Kebijakan Dividen”, dan “Program Tanggung Jawab Sosial Perusahaan”).
On the financing side, the Company recorded an expenditure as the Company paid out dividend up to Rp1,281.75 billion. The Company also allocated funds for Partnership and Community Development Program (PKBL) activities in accordance with GMS resolution amounting to Rp80.36 billion or decreased 26.4% from Rp Rp109.11 billion in 2010. Additionally, the Company obtained short-term bank borrowings through subsidiaries, but made payment for bank borrowings making net bank borrowings to stand at Rp4.87 billion (See “Dividend Policy” and “Corporate Social Responsibility”).
PT Bukit Asam Tbk
.
Laporan Tahunan 2011
120
Pembahasan dan Analisis Manajemen
184
266
278
305
Laporan Tata Kelola Perusahaan
Laporan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Data Perseroan
Laporan Keuangan
Corporate Data
Financial Statements
Corporate Governance Report
Corporate Social Responsibilities
159
Management Discussion & Analysis
FINANCIAL RATIOS
RASIO – RASIO KEUANGAN
TABEL TABLE 6.19 RASIO-RASIO KEUANGAN (dalam %) FINANCIAL RATIO (in %) RASIO KEUANGAN
2011
2010
33,8
(11,6)
RASIO PERTUMBUHAN Penjualan
FINANCIAL RATIO GROWTH RATIO
Laba bruto
49,5
3,4
Laba usaha
59,1
(35,1)
Sales Gross profit Operating income
Laba bersih
54,5
(26,8)
Net income
Laba bersih per saham
53,6
(26,4)
Earning per share
RENTABILITAS
OPERATIONAL RATIO
Laba bersih terhadap penjualan (NPM)
29,2
25,4
Net income to sales
Laba bersih terhadap jumlah ekuitas (ROE)
37,8
31,2
Net income to equity
Laba bersih terhadap jumlah aset (ROA)
26,8
23,0
Net income to total assets
463,2
579,1
LIKUIDITAS Aset lancar terhadap liabilitas jangka pendek
FINANCIAL RATIO Current assets to currents liabilities
Jumlah liabilitas terhadap jumlah aset
29,0
26,2
Total liabilities to total assets
Jumlah liabilitas terhadap jumlah ekuitas
40,9
35,4
Total liabilities to total equity
KOLEKTIBILITAS
TURNOVER
Total piutang terhadap total penjualan (AR D0H), dalam hari
Account receivables daily on hand (AR-DOH), in days
41
46
Liquidity
Likuiditas
This ratio shows the Company’s ability to meet its maturing short term liabilities. It is calculated by dividing current assets with current liabilities. In 2011 the Company had a liquidity ratio of 463.2%, proving that it was highly capable of settling its short term liabilities.
Rasio ini menunjukkan kemampuan Perseroan dalam memenuhi liabilitas jangka pendeknya yang akan jatuh tempo, dihitung dengan mambagi aset lancar dengan liabilitas jangka pendek. Tahun 2011 rasio likuiditas Perseroan adalah sebesar 463,2%. Hal ini menunjukkan sangat kuatnya kemampuan Perseroan dalam memenuhi liabilitas jangka pendeknya.
Turnover Turnover is calculated by comparing total receivables with total sales. Based on this calculation the Company’s turnover was 41 days in 2011, showing an improvement from 46 days in 2010. One of the causes of improved turnover was faster settlement of receivables by PLN. The implementation of SCMS is expected to further improve receivables management considering the maturity of receivables can be monitored automatically on a daily basis.
Kolektibilitas Piutang Tingkat kolektibilitas piutang dihitung dengan membandingkan total piutang terhadap total hasil penjualan. Dengan perhitungan tersebut tingkat kolektibilitas piutang (AR DOH) Perseroan adalah sebesar 41 hari, membaik dari angka 46 hari di tahun 2010. Salah satu penyebab membaiknya tingkat kolektibilitas ini adalah membaiknya termin pembayaran piutang usaha oleh PT PLN. Implementasi SCMS diyakini membuat pengelolaan piutang Perseroan akan semakin membaik, mengingat umur tagihan akan langsung dapat dimonitor setiap hari secara otomatis. Adapun tabel lengkap piutang perseroan adalah sebagai berikut:
The following table shows the Company’s receivables turnover. See table 6.20
PT Bukit Asam Tbk
. 2011 Annual Report
16
26
36
46
70
Ikhtisar Utama
Informasi Perseroan
Informasi Bagi Investor
Laporan Manajemen
Main Highlights
Corporate Information
Investors Information
Management Report
Laporan Pengelolaan Operasional
160
Operational Management Report
TABEL TABLE 6.20 KOLEKTIBILITAS PIUTANG PERSEROAN, 31 DESEMBER 2011 (DALAM RP JUTA) TURNOVER AS OF 31 DECEMBER 2011 (IN MILLION RP) KATEGORI
JUMLAH TOTAL
Lancar
CATEGORY
1.080.842
Jatuh tempo 1 - 30 hari Jatuh tempo 30-150 hari
1.128
Jatuh tempo > 150 hari
72.207
Jumlah
Current
86.230
Maturing 1- 30 days Maturing 30 –150 days Maturing >150
1.240.407
Penyisihan piutang tak tertagih Jumlah Piutang Usaha (bersih)
Total
(60.212)
Provision for doubtul accounts
1.180.195
Total Trade Receivables (Net)
Solvabilitas
Solvency
Menunjukkan kemampuan Perseroan dalam memenuhi liabilitas jangka pendek maupun jangka panjang yang akan jatuh tempo. Rasio solvabilitas dihitung dengan membandingkan total aset terhadap total liabilitas. Kenaikan aset yang leih tinggi dari kenaikan liabilitas pada tahun 2011 menyebabkan solvabilitas Perseroan menjadi 344,3% turun dari 382,3% ditahun 2010, menunjukkan kemampuan Perseroan yang tetap tinggi dalam memenuhi liabilitasnya.
This ratio shows the Company’s ability to meet its maturing short term and long term liabilities. Solvency ratio is calculated by comparing total assets with total liabilities. Higher increase in assets than liabilities in 2011 pushed the Company’s solvency to 344.3% or dropped from 382.3% in 2010, maintaining its ability to fulfill its obligations.
Rentabilitas
Return
Rasio ini menunjukkan kemampuan Perseroan dalam menghasilkan laba bersih dengan menggunakan sumber daya yang tersedia. Kenaikan laba bersih Perseroan sebesar 53,6% di tahun 2011, membuat rentabilitas
This ratio reflects the Company’s ability to generate net profit by using resources it has on hand. An increase of 53.6% in 2011 net profit raised Net Profit Margin to 29.2% from 25.4% in 2010.
PT Bukit Asam Tbk
.
Laporan Tahunan 2011
120
184
266
278
305
Laporan Tata Kelola Perusahaan
Laporan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Data Perseroan
Laporan Keuangan
Corporate Data
Financial Statements
Corporate Governance Report
Corporate Social Responsibilities
Pembahasan dan Analisis Manajemen
161
Management Discussion & Analysis
terhadap penjualan (Net Profit Margin) juga meningkat menjadi 29,2% dari angka sebesar 25,4% di tahun 2010. Rentabilitas terhadap ekuitas (Return On Equity) menjadi 37,2% naik dari angka 31,6% pada 2010. Rentabilitas terhadap aset (Return on Asset) juga mengalami kenaikan yaitu menjadi 26,8% dari angka sebesar 23,0% di tahun 2010.
KEBIJAKAN PERMODALAN Struktur modal merupakan perimbangan antara penggunaan modal sendiri dengan pinjaman/utang yang terdiri dari utang jangka pendek dan utang jangka panjang. Struktur modal dengan minimum biaya penggunaan dana (Weighted Average Cost of Capital/WACC) dapat mengakibatkan peningkatan nilai saham perusahaan, tetapi tidak berarti meningkatkan laba bersih persaham (EPS). Leverage yang besar dapat meningkatkan EPS, namun sekaligus meningkatkan risiko. Oleh karena itu Perseroan menetapkan kebijakan struktur permodalan yang dapat ditempuh agar dapat memaksimalkan nilai perusahaan. Kebijakan struktur permodalan Perseroan, tujuan dan langkah yang dapat ditempuh adalah:
Return on Equity went up to 37.2% from 31.6% in 2010. Return on Asset also increased from 23.0% in 2010 to 26.8%.
CAPITALIZATION POLICY Capital structure is a balance between shareholders’ equity and borrowed funds consisting of short term and long term borrowings. Capital with minimum cost of funds (Weighted Average Cost of Capital / WACC) may increase the value of shares but does not increase net earning per share (EPS). A high leverage may increase EPS, but also increase risks. Therefore, the Company devises a capitalization policy to maximize its corporate value. The policy and its implementation are elaborated below: •
•
Setting optimum capital structure target »» Using bigger borrowing proportion (than equity) if business risk is smaller. »» Taking into account the effect of borrowing composition changes on share price. Taking into consideration the balance between financial risks and rate of return in order to improve corporate value. »» By considering the use of borrowing that causes financial liabilities (interest rate) and affecting the Company’s liquidity. »» By optimizing economic rate of return and return on equity that increases earning per share.
•• Menetapkan target strukur modal yang optimal. »» Penggunaan proporsi utang yang lebih besar (dari ekuitas) dapat dilakukan bila risiko usaha lebih kecil »» Dilakukan dengan mempertimbangkan pengaruh perubahan komposisi utang yang berdampak pada harga saham. •• Struktur modal senantiasa mempertimbangkan keseimbangan antara risiko keuangan dan tingkat pengembalian dalam upaya meningkatkan nilai perusahaan. »» Dilakukan dengan memperhitungkan penggunaan utang yang menimbulkan liabilitas keuangan (tingkat bunga) dan mempengaruhi kondisi likuiditas perusahaan. »» Mengoptimalkan rentabilitas ekonomi dan rentabilitas modal sendiri yang menghasilkan peningkatan laba per saham. •• Struktur modal ditinjau dengan melakukan evaluasi hubungan antara financial leverage, nilai perusahaan dan biaya modal. •• Struktur modal dupayakan optimal dengan mengatur kombinasi utang dan modal sendiri (ekuitas) yang dapat memaksimalkan nilai Perseroan. •• Kombinasi struktur modal ditetapkan setelah melakukan analisa sensitivitas dengan berbagai variasi asumsi inti yang paling mungkin dihadapi oleh Perseroan.
PT Bukit Asam Tbk
. 2011 Annual Report
16
26
36
46
70
Ikhtisar Utama
Informasi Perseroan
Informasi Bagi Investor
Laporan Manajemen
Main Highlights
Corporate Information
Investors Information
Management Report
Laporan Pengelolaan Operasional
162
Operational Management Report
Modal Kerja Bersih
•
Peningkatan kegiatan Perseroan membuat modal kerja meningkat hingga sebesar Rp1,45 triliun. Pada tahun 2011 modal kerja Perseroan adalah sebesar Rp6,95 triliun, naik dari modal kerja di tahun 2010 yang sebesar Rp5,50 triliun. Seluruh modal kerja Perseroan ini dapat dipenuhi dari hasil operasional.
•
REALISASI BELANJA MODAL
Investasi Rutin Merupakan investasi yang dilaksanakan oleh Perseroan dalam rangka mempertahankan tingkat produksi dan efisiensi operasi, termasuk antara lain perbaikan dan penambahan fasilitas operasional rutin. Jumlah investasi rutin yang dilakukan pada tahun 2011 mencapai Rp110,1 miliar atau naik 77,3% dari investasi rutin pada tahun 2010, sebesar Rp62,1 miliar. Pengembangan sarana Pelabuhan Tarahan, sarana produksi di Tanjung-Enim dan pembangunan prasarana Kantor Pusat di Tanjung Enim mendominasi kebutuhan investasi rutin.
•
Capital structure is reviewed by evaluating the connection of financial leverage, corporate value and capital expenditure. Capital structure is optimized by arranging an optimum combination of borrowing and equity to boost corporate value. Capital structure combination is fixed after performing sensitivity analysis with various core assumptions that are most likely to be envisaged by the Company.
Net Working Capital The Company’s growing activities caused working capital to increase by Rp1.45 trillion. In 2011 working capital was recorded at Rp6.95 trillion, posting an increase from Rp5.50 trillion in 2010. The Company is self-sufficient in meeting all of its working capital requirements.
CAPITAL EXPENDITURE
Investasi Pengembangan
Routine Investment
Investasi pengembangan dilakukan dengan tujuan mengembangkan bisnis Perseroan. Jumlah investasi pengembangan pada tahun 2011 mencapai Rp472,97 miliar turun 13,8% dari realisasi investasi pengembangan pada tahun 2010 yang sebesar Rp548,4 miliar. Realisasi beberapa pengembangan Perseroan, di tahun 2011 adalah sebagai berikut.
This is an investment made by the Company in an effort to maintain its production level and operating efficiency which included repair and addition of routine operating facilities. Routine investment made in 2011 totalled Rp110.1 billion or rose 77.3% from routine investment in 2010 which stood at Rp62.1 billion. Development of Tarahan Port infrastructure, Tanjung-Enim production facilities and construction of Tanjung Enim Head Office made up the major part of routine investment.
•• Pembangunan PLTU 3x10 MW di Banko Barat (Tanjung Enim). Pembangunan PLTU ini dimaksudkan untuk penggunaan sendiri, sisanya untuk memenuhi kebutuhan masyarakat sekitar. Total dana yang dikeluarkan selama tahun 2011 adalah sebesar Rp44,11 miliar, sehingga akumulasi biaya hingga 31 Desember 2011 adalah sebesar Rp368,52 miliar. Persentase penyelesaian pada akhir tahun pelaporan adalah 93,5%. Proyek ini ditargetkan selesai pada tahun 2012.
•• Relokasi 2 unit BWE system dan 1 spreader dari area TAL ke MTBU. Proyek relokasi ini telah persiapkan sejak tahun 2009. Setelah proses overhaul unit BWE selesai, proses pemindahan saat ini tengah dilaksanakan. Total dana yang dikeluarkan oleh Perseroan untuk proyek ini pada tahun 2011 adalah sebesar Rp73,00 miliar, sehingga akumulasi dana yang telah dikeluarkan hingga 31 Desember 2011 adalah sebesar Rp238,47 miliar. Progres penyelesaian pada akhir tahun pelaporan adalah 98,0%. Pada saat penyusunan laporan ini, kedua unit BWE tersebut telah beroperasi. Selain investasi tersebut diatas, pada tahun 2011, Perseroan telah melaksanakan beberapa rencana pengembangan lain, misalkan proyek pemanfaatan kandungan CBM, yang telah memasuki tahap pemboran eksplorasi dan pilot project, penambahan setoran modal pada perusahaan asosiasi (PT BPI).
PT Bukit Asam Tbk
.
Laporan Tahunan 2011
Development Investment Investment for development is made with the purpose of expanding the Company’s business. In 2011 development investment totalled Rp472.97 billion or decreased 13.8% from realized development investment in 2010 which was posted at Rp548.4 billion. In 2011 the Company carried out the following development projects: •• Constructing 3x10 MW TPP in Banko Barat (Tanjung Enim). This TPP will be used mainly for the Company’s own purpose, and any excess power will be distributed to the surrounding community. Total investment in 2011 was Rp44.11 billion, increasing total expenditure as of 31 December 2011 to Rp368.52 billion. This project was 93.5% finished at the end of the year, and projected for completion in 2012.
•• Relocating 2 BWEs and 1 spreader from TAL to MTBU site. This relocation project has been prepared since 2009. Following the completion of BWE unit overhaul, relocation is currently in progress. Total fund spent by the Company for this project in 2011 totaled Rp73.00 billion, so that cumulative fund disbursement until 31
120
Pembahasan dan Analisis Manajemen
184
266
278
305
Laporan Tata Kelola Perusahaan
Laporan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Data Perseroan
Laporan Keuangan
Corporate Data
Financial Statements
Corporate Governance Report
Corporate Social Responsibilities
163
Management Discussion & Analysis
December 2011 amounted to Rp238.47 billion. At year-end, the project was 98.0% completed. At the time of writing this report, both BWE units were operational. In addition to the above listed investment, in 2011 the Company carried out other development projects, such as CBM project, which is currently at the stage of exploration and pilot project, and injecting additional capital funds in associated company (PT BPI).
BUSINESS STRATEGY IN 2012 As described in ”Coal Prospects” sub-chapter, coal demand in the world market, particularly the Pacific region, is projected to slow down in the short term but expected to move back up in the long term as global economy is predicted to drag for a short while. In the short term, coal supply from Queensland, Australia that is already back on track will intensify competiton and thus put pressure on the global coal price as shown by declining spot price in the fourth quarter of 2011. Meanwhile, domestic coal consumption continues rising along with the accelerated construction of 10,000 MW TPP stage one and two. In anticipation of the marketing condition in 2012, the Company has formulated a set of business strateges covering production, sales, transportation and business development. Business strategy and work program for 2012 is part of an integrated Corporate Strategic Plan for 2009-2013 leading to PTBA Golden Era. Several established business strategies are described briefly in the following sections. On the operations side, the Company seeks to step up production and efficiency to increase income and profit margin. This strategy is carried out in response to projected higher domestic demand for low-calorie coal at low selling prices, as hapened in 2011. The production efficiency drive is expected to yield higher profit margin. The Company is finalizing the construction of its own mine mouth 3x10MW TPP in Tanjung Enim that is nearing completion. At end of 2011, 93.5% of the construction was completed when one unit underwent first firing test in November 2011. The Company is confident this project will be completed on schedule. This project will improve production efficiency because the power it generates will cover all electricity requirement that has so far been supplied by PLN. The plant is designed to make use of waste coal that cannot be sold, so it will add a considerable economic value to the Company.
STRATEGI BISNIS 2012 Sesuai dengan uraian pada sub-bab “Prospek permintaan batubara”, laju pertumbuhan batubara di pasar global, khususnya kawasan Pasifik, diperkirakan melambat untuk jangka pendek, namun secara keseluruhan meningkat dalam jangka panjang, selaras dengan prakiraan kondisi perekonomian global yang sedikit melambat dalam jangka pendek. Pemulihan pasokan batubara dari wilayah Queensland, Australia diprakirakan membuat persaingan meningkat,sehingga harga batubara di pasar global dalam jangka pendek akan tertekan, seperti ditunjukkan oleh penurunan harga jual di pasar spot di kuartal ke empat tahun 2011. Sementara itu, untuk konsumsi domestik, kebutuhan batubara akan semakin meningkat, seiring dengan realisasai pembangunan percepatan kebutuhun listrik 10.000 MW tahap pertama maupun 10.000 MW tahap kedua. Mengantisipasi kondisi pemasaran batubara di tahun 2012 tersebut Perseroan menyiapkan berbagai strategi usaha, yang mencakup aspek produksi, penjualan, pengangkutan dan pengembangan usaha. Keseluruhan strategi dan program kerja tahun 2012 ini merupakan bagian dari implementasi Rencana Strategis Perseroan terintegrasi untuk periode 2009-2013 dengan target menuju era PTBA Emas. Beberapa strategi usaha yang telah dipersiapkan diuraikan secara ringkas sebagai berikut. Di bidang operasional, Perseroan mentargetkan peningkatan produksi dan melanjutkan program peningkatan efisiensi produksi dengan sasaran meningkatkan pendapatan dan marjin laba. Strategi ini akan dijalankan dengan seksama, sebagai respon atas prakiraan semakin banyaknya permintaan batubara dengan kalori lebih rendah dengan harga jual yang juga lebih rendah, seperti terjadi di tahu 2011 untuk permintaan batubara domestik. Melalui program peningkatan efisiensi produksi, marjin keuntungan akan dapat dipertahankan, bahkan ditingkatkan. Perseroan terus melanjutkan pembangunan PLTU 3x10 MW mulut tambang di Tanjung Enim yang kini semakin mendekati tahap penyelesaian. Dengan kemajuan pembangunan pada akhir tahun 2011 yang mencapai 93,5%, dimana satu unit telah dilakukan tahap first firing di bulan November 2011 sehingga Perseroan meyakini proyek ini akan selesai sesuai dengan jadwal yang ditetapkan. Penyelesaian proyek ini akan mampu meningkatkan efisiensi produksi mengingat listrik yang dihasilkannya akan mencukupi seluruh kebutuhan tenaga listrik perusahaan di areal pertambangan yang selama ini disuplai oleh PLN. Bahan bakar PLTU ini rencananya menggunakan batubara limbah yang selama ini tidak termanfaatkan, sehingga mampu memberi tambahan nilai ekonomi bagi Perseroan.
PT Bukit Asam Tbk
. 2011 Annual Report
16
26
36
46
70
Ikhtisar Utama
Informasi Perseroan
Informasi Bagi Investor
Laporan Manajemen
Main Highlights
Corporate Information
Investors Information
Management Report
Laporan Pengelolaan Operasional
164
Operational Management Report
Bersamaan dengan penyelesaian pembangunan PLTU tersebut, proses overhaul dan pemindahan dua unit BWE system dan 1 unit spreader ke areal MTBU telah diselesaikan. Pada akhir tahun 2011 peralatan ATU tersebut tengah menjalani masa comissioning atau produksi percobaan. Pada saat penyusunan laporan ini, kedua unit BWE tersebut telah beroperasi. Dengan demikian Perseroan diharapkan mulai kuartal pertama tahun 2012 dapat mengoperasikan seluruh 5 (lima) BWE system yang dimilikinya secara penuh dan akan segera mendapatkan dukungan suplai listrik dari PLTU milik sendiri. Selain itu, Perseroan juga telah dan akan melanjutkan program penggantian dan penambahan alat tambang utama sistem konvensional, shovel & truck, dengan kapasitas lebih besar, sehingga peningkatan produksi yang ditargetkan akan bisa terpenuhi. Perseroan juga menargetkan peningkatan produksi dari beberapa anak perusahaannya, seperti IPC dan BBK yang diharapkan dapat beroperasi kembali, sekaligus peningkatan aktivitas jual beli batubara oleh BA Prima. Seluruh peningkatan aktifitas produksi tersebut akan didukung penuh oleh aplikasi teknologi informasi yakni Supply Chain Management System (SCMS), sehingga Perseroan dapat memonitor pergerakan produksi batubara dan kondisi persediaannya pada setiap areal stockpile milik sendiri maupun milik pelanggan utama, menentukan jadwal pengapalan dan bongkar muat serta memonitor status penagihan. Dengan dukungan sistem tersebut, Perseroan akan dapat menjaga tingkat persediaan pada kondisi yang paling ekonomis, namun mampu memenuhi permintaan pelanggan dengan akurat.
Coinciding with the completion of Tanjung Enim TPP, the Company concluded the overhaul and relocation of two BWEs and one spreader to MTBU site. At end of 2011, the main mining equipment was in commissioning or trial production stage. At the time of writing this report, both units of BWE are fully functioning. Beginning the first quarter of 2012 the Company can operate all the five BWEs in its possession with electricy generated by its own TPP. Additionally, the Company will replace conventional mining equipment, shovel and truck, with higher-capacity equipment with an expectation to reach production target. The Company has a target of improving production of several subsidiaries, like IPC and BBK which is expected to resume operation, simultaneously increasing sale and purchase of coal by BA Prima. The production increase work will be fully supported by information technology application of Supply Chain Management System (SCMS), that will enable the Company to monitor production and inventories in each stockpile belonging to the Company or its major customers, to schedule shipment, loading and discharging and to monitor billing status. Using this system, inventories can be maintained at optimum level, while still meeting customers’ orders appropriately.
Dibidang angkutan, penanda tanganan perjanjian tarif angkutan batubara jangka panjang yang berlaku pada bulan Desember tahun 2012 pada jalur KA eksisting sebagai tindak lanjut Coal Transport Agreement (CTA) yang ditanda tangani Oktober 2009 akan membuat Perseroan memiliki jaminan ketersediaan sarana angkut yang lebih jelas. Dengan demikian Perseroan dapat lebih memfokuskan perhatian pada kemampuan merencanakan dan merealisasikan produksi batubara di areal kelolaan agar sesuai dengan volume angkutan yang telah tersedia.
In transportation, with the signing of long term transport rate agreement to be applicable to the existing railway track in December 2012 being the follow up of Coal Transport Agreement (CTA), which was signed in October 2009, the Company will have more guaranteed transportation means. Consequently, the Company can concentrate more in planning coal production in its managed areas to be commensurate with the loading capacity available.
Perseroan telah mengantisipasi peningkatan kapasitas angkut dengan perbaikan fasilitas bongkar muat di pelabuhan Tarahan, Dermaga Kertapati maupun di stockpile areal penambangan. Perbaikan fasilitas CHF tersebut meliputi sarana conveyor, reclaimer, train loading station (TLS), rotary car dumper (RCD) dan rail loop. Perseroan berencena meningkatkan dan menjaga unjuk kerja seluruh fasilitas penunjang yang berada dalam pengelolaannya untuk mendukung peningkatan aktivitas angkutan batubara.
The Company supports the program of increasing loading capacity by improving coal handling facilities such as loading and discharging at Tarahan Port, Kertapati Pier and stockpile area. Improvement was also made to conveyor, reclaimer, train loading station (TLS), rotary car dumper (RCD) and rail loop. To enhance coal transporting activity, the Company will safeguard and improve the performance of all auxiliary facilities in its managed areas.
Selain kerjasama dengan PT KAI, Perseroan akan semakin mengintensifkan kegiatan anak perusahaan, PT Bukit Asam Transpacific
Besides collaborating with PT KAI, the Company will activate its subsidiary, PT Bukitasam Transpacific Railway (BATR), to build railway track from Tanjung
PT Bukit Asam Tbk
.
Laporan Tahunan 2011
120
Pembahasan dan Analisis Manajemen
184
266
278
305
Laporan Tata Kelola Perusahaan
Laporan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Data Perseroan
Laporan Keuangan
Corporate Data
Financial Statements
Corporate Governance Report
Corporate Social Responsibilities
165
Management Discussion & Analysis
Enim to Lampung at a transport capacity of 25 million tons of coal per year. The Company will continue the construction of Banjarsari Mine Mouth 2x110 MW TPP to be managed by PT Bukit Pembangkit Innovative (BPI). In addition, the construction of large scale 2x620 MW TPP at Bangko Tengah will be intensified following the issue of LOI by PLN, confirming PTBA and CHD as the winner of the project tender. The Company plans to proceed with building Riau Mine Mouth 2x300 MW TPP under IPP scheme. In addition to building TPP, the Company is pressing on with the exploitation of Coal Bed Methane (CBM) found in Tanjung Enim and Ombilin mine sites. To support the production increase and business diversification, human resource competence will continue to be enhanced through more focused training courses to cover the technical skills and managerial qualifications. Good corporate governance will also be intensified through continuous improvement of work and management systems. The Company continues to honor its commitment to community development, environmental conservation and work safety. The whole program is carried out to achieve the Company’s operating target.
Railway (BATR), agar dapat merealisasikan pembangunan jalur kereta api khusus batubara dari Tanjung Enim ke Lampung yang berkapasitas angkut 25 juta ton per tahun. Perseroan akan terus mengawal realisasi pembangunan PLTU Mulut Tambang Banjarsari berkapasitas 2x110 MW yang dikelola oleh anak perusahaan PT Bukit Pembangkit Inovative (BPI). Selain PLTU Banjarsari, Perseroan akan semakin intensif merealisasikan pembangunan PLTU skala besar di Banko Tengah, kapasitas 2x620 MW menyusul diperolehnya LOI dari PLN yang menetapkan konsorsium PTBA dengan CHD sebagai pemenang tender proyek tersebut. Perseroan juga akan menindak lanjuti rencana pembangunan PLTU Mulut Tambang Riau berkapasitas 2x300 MW dalam skema IPP. Selain pembangunan PLTU Perseroan juga akan semakin mengintensifkan upaya pengembangan usaha eksploitasi Coal Bed Methane (CBM) yang terkandung di dalam areal penambangan Tanjung Enim maupun Ombilin. Untuk mendukung rencana peningkatan kegiatan operasional dan pengembangan usaha tersebut, Perseroan telah menetapkan dan melaksanakan rencana peningkatn kompetensi SDM melalui penyelenggaraan program pelatihan yang terarah, baik dari sisi kemampuan teknis maupun kemampuan manajerial. Selain itu Perseroan mentargetkan peningkatan kualitas tata kelola melalui upaya perbaikan berkesinambungan baik dari sistem kerja maupun sistem manajemen. Dalam rangka mengimbangi proyeksi peningkatan kegiatan operasional, Perseroan juga menyiapkan peningkatan program pengembangan komunitas, kelestarian lingkungan dan keselamatan kerja. Keseluruhan program ini dilakukan untuk menjamin tercapainya target operasional yang telah ditetapkan.
PT Bukit Asam Tbk
. 2011 Annual Report
16
26
36
46
70
Ikhtisar Utama
Informasi Perseroan
Informasi Bagi Investor
Laporan Manajemen
Main Highlights
Corporate Information
Investors Information
Management Report
Laporan Pengelolaan Operasional
166
Operational Management Report
PT Bukit Asam Tbk
.
Laporan Tahunan 2011
120
Pembahasan dan Analisis Manajemen
184
266
278
305
Laporan Tata Kelola Perusahaan
Laporan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Data Perseroan
Laporan Keuangan
Corporate Data
Financial Statements
Corporate Governance Report
Corporate Social Responsibilities
167
Management Discussion & Analysis
MATERIAL INFORMATION
INFORMASI - INFORMASI MATERIAL
Significant Agreements
PERJANJIAN-PERJANJIAN PENTING
During 2011 the Company entered into several significant agreements with business partners to safeguard its operations as described in detail in Note 31 to the Company’s Audited Consolidated Financial Statement. Some of the significant agreements are summarized below:
Sepanjang tahun 2011 Perseroan melakukan berbagai perjanjianperjanjian penting dengan mitra kerja untuk mengamankan transaksi operasional perusahaan, dengan rincian perjanjian selengkapnya terdapat pada Catatan 31 Laporan Keuangan Audit Konsolidasian Perseroan. Ringkasan beberapa perjanjian penting yang dilakukan oleh Perseroan meliputi diantaranya:
•
Coal sales agreement The agreement was entered into with PT Indonesia Power – Unit Bisnis Pembangkitan Suralaya (”UBPS”) 1-4 on 2 October 2002 regarding a ten-year coal sales from 1 January 2003 to 21 December 2012. The agreement was for coal supply to UBPS in volume and quality to be determined once a year. Selling price would also be reviewed every certain period of supply, effective for one year of supply and negotiated separately based on normal benchmark price. On 11 February 2011, the Company signed a coal sales agreement with UBPS for 2011 supply of 6,100,000 tons at an average price of Rp815,000 per ton. Besides with PT Indonesia Power, the Company also renewed coal sales agreement with PT PLN to supply 9,860,000 tons to Bukit Asam TPP from 1 January 2004 until 31 December 2013. The ageement was signed 21 May 2004. The important clause stipulated shipment volume and selling price to be fixed periodically, based on normal benchmark price.
•• Perjanjian jual-beli batubara Perseroan menandatangani perjanjian jual beli batubara dengan PT Indonesia Power-Unit Bisnis Pembangkitan Suralaya (”UBPS”) 1-4 pada tanggal 2 Oktober 2002 mengenai penjualan batubara berjangka waktu 10 tahun, sejak tanggal 1 Januari 2003 sampai dengan tanggal 21 Desember 2012. Pokok perjanjian menyangkut pemasokan batubara ke UBPS dengan volume dan kualitas yang akan ditetapkan setiap 1 tahun sekali. Harga jual pasokan tersebut juga akan ditinjau setiap periode pasokan tertentu, berlaku untuk masa satu tahun pasokan dan ditetapkan berdasarkan perundingan tersendiri dengan mengacu pada harga patokan yang lazim. Pada tanggal 11 Pebruari 2011, Perusahaan menandatangani kesepakatan penjualan batubara ke UBPS tahun 2011 untuk mengirimkan batubara sebanyak 6.100.000 ton, dengan harga rata-rata sebesar Rp815.000 per ton. Selain dengan PT Indonesia Power, Perseroan telah memperbaharui perjanjian jual beli batubara dengan PT PLN untuk PLTU Bukit Asam untuk memasok batubara sebanyak 9.860.000 ton mulai 1 Januari 2004 sampai dengan 31 Desember 2013. Perjanjian ini ditandatangani tanggal 21 Mei 2004. Klausul perjanjian yang penting adalah volume pengiriman dan harga jual akan ditetapkan pada setiap periode tertentu, mengacu pada harga patokan yang lazim.
The Company also renewed coal sales agreement with PT PLN for Tarahan TPP on 9 October 2007. The agreement stipulated that the Company will supply 17,132,000 tons of coal to Tarahan TPP from 1 April 2007 to 31 December 2031. Shipment volume and selling price will be determined periodically, based on normal benchmark price.
Perseroan juga telah memperbaharui perjanjian jual beli batubara dengan PT PLN untuk PLTU Tarahan pada tanggal 9 Oktober 2007. Isi perjanjian, Perseroan akan memasok batubara untuk PLTU Tarahan sebanyak 17.132.000 ton mulai 1 April 2007 sampai dengan 31 Desember 2031. Volume pengiriman akan disesuaikan setiap periode tertentu dan harga jual ditetapkan untuk setiap periode, mengacu pada harga patokan yang lazim.
On 22 September 2010, the Company signed coal sales agreement with PT PLN to supply 300,000 tons to 15 TPPs in Indonesia from 1 October 2010 to 31 March 2011. The agreement was incorporated in Coal Sales & Purchase Interim Agreement (PIJBB).
Tanggal 22 September 2010, Perseroan menanda-tangani perjanjian pengiriman batubara dengan PLN untuk 15 PLTU di Indonesia, sebanyak 300.000 ton untuk periode 1 Oktober 2010 sampai dengan 31 Maret 2011. Perjanjian dituangkan dalam Perjanjian Interim Jual Beli Batubara (“PIJBB”).
PT Bukit Asam Tbk
. 2011 Annual Report
16
26
36
46
70
Ikhtisar Utama
Informasi Perseroan
Informasi Bagi Investor
Laporan Manajemen
Main Highlights
Corporate Information
Investors Information
Management Report
Laporan Pengelolaan Operasional
168
Operational Management Report
Tanggal 21 April 2011 Perseroan menandatangani addendum II atas PIJBB tersebut dan sepakat untuk menyediakan dan menyerahkan batubara sebanyak ± 1.550.000 ton untuk periode 1 Oktober 2010 sampai dengan 31 Desember 2011. Untuk periode 1 Januari 2012 sampai dengan 31 Desember 2030, disepakati sebanyak ± 262.600.000 ton batubara yang kemudian akan diatur dalam Perjanjian Jual Beli Batubara (“PJBB”) yang akan diselesaikan sebelum berakhirnya masa berlaku PIJBB. Volume pengiriman dan harga pada setiap periode pengiriman akan ditinjau dan disesuaikan mengacu pada harga pasar. •• Perjanjian jasa penambangan Perseroan melakukan perjanjian jasa penambangan dengan PT Sumber Mitra Jaya (PT SMJ) di tambang Banko Barat untuk periode 1 Juli 2008 sampai dengan 30 Juni 2013. Selain itu Perseroan melakukan perjanjian jasa penambangan dengan PT Pamapersada Nusantara (Pama) di wilayah MTBU, MTBS, Tambang Air Laya dan lokasi lainnya dalam wilayah IUP Proses Produksi Perseroan (Paket 06-007) untuk periode 1 April sampai dengan 31 Maret 2012. Jumlah batubara yang diproduksi, volume tanah yang dipindahkan, jarak pemindahan pada masing-masing perjanjian telah ditetapkan, sementara tarif jasa penambangan ditetapkan pada setiap periode produksi berdasarkan perundingan dan kesepakatan bersama. Sesuai dengan adendum III Paket 06-007 tertanggal 8 Juli 2011, target produksi ditingkatkan ± 10% dari kontrak sebelumnya menjadi sebesar ± 99.000.000 BCM total material dan periode pelaksanaan diubah menjadi 1 April 2007 hingga 31 Juli 2011. Berdasarkan adendum IV tanggal 16 Desember 2011, jangka waktu pelaksanaan Paket 06-007 diperpanjang hingga 31 Mei 2012 dengan target produksi 16.339.000 BCM total material untuk periode 1 Agustus 2011 sampai dengan 31 Mei 2012. Pada tanggal 17 Nopember 2011, Perusahaan mengadakan perjanjian baru untuk jasa pemindahan tanah penutup dan sewa unit alat berat dan dump truck pada wilayah penggalian dan pengangkutan batubara di TAL dan Muara Tiga Besar (“MTB”) (Paket 10-200.R.2) dengan Pama melalui perjanjian No. 077/PJJ/EKS/0500/HK.03/2011 untuk periode 1 Agustus 2011 sampai dengan 31 Juli 2016. Target produksi yang harus dicapai adalah sebesar 145.987.500 BCM untuk tanah dengan jarak angkut rata-rata 4,5 km dan 39.850.000 ton untuk batubara dengan jarak angkut 3.0 km. Jumlah biaya penambangan adalah USD 282,92 juta dan Rp 3.160,43 miliar (termasuk PPN).
PT Bukit Asam Tbk
.
Laporan Tahunan 2011
On 21 April 2011 the Company signed Addendum II to PIJBB and agreed to supply and deliver 1,550,000 tons of coal from 1 October 2010 to 31 December 2011. For the period of 1 January 2012 to 31 December 2030, an agreement was reached for approx. 262,600,000 tons of coal to be further laid down in Coal Sales & Purchase Agreement (PJBB) to be finalized before the expiration of PIJBB. •
Mining service agreement A mining service agreement was signed with PT Sumber Mitra Jaya (PT SMJ) for Banko Barat mine during 1 July 2008 - 30 June 2013. The Company also entered into similar agrement with PT Pamapersada Nusantara (Pama) for MTBU, MTBS, TAL (Tambang Air Laya) and other sites within the Company’s mining concession area during 1 April – 31 March 2012. Coal volume, overburden removal volume and distance were determined in each agreement, while mining fee was fixed every period of production by negotiation and mutual agreement. In accordance with Addendum III Package 06007 dated 8 July 2011, production target was raised by +10% from previous contract to be +99,000,000 BCM of total material and service period was altered to 1 April 2007 – 31 July 2011. Pursuant to Addendum IV of 16 December 2011, service period of Package 06-007 was lengthened to 31 May 2012 at a targetted product level of 16,339,000 BCM of total material for 1 August 2011 – 31 May 2012. On 17 November 2011, the Company and Pama concluded Agreement No. 077/PJJ/EKS/0500/ HK.03/2011 for overburden removal and heavy equipment and dump truck lease in coal exploitation and loading area in TAL and Muara Tiga Besar (MTB) (Package 10-200.R.2) during the period of 1 August 2011 - 31 July 2016. Projected production is 145,987,500 BCM of soil at an average loading distance of 4.5 km and 39,850,000 tons of coal at a loading distance of 3.0 km. Total mining cost is USD 282.92 million and Rp 3,160.43 billion (including VAT).
120
Pembahasan dan Analisis Manajemen
184
266
278
305
Laporan Tata Kelola Perusahaan
Laporan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Data Perseroan
Laporan Keuangan
Corporate Data
Financial Statements
Corporate Governance Report
Corporate Social Responsibilities
169
Management Discussion & Analysis
Pama is expected to pledge to the Company a commercial bank performance bond at 5% of total cost of work (including VAT) or USD 2.83 million and Rp 31.61 billion. •
Coal transport agreement The Company entered into coal transport agreement with PT Kereta Api Indonesia (Persero) (PTKAI) to transport coal from Tanjung Enim Loading Station to Tarahan Port, Lampung, and to Kertapati Pier, Palembang. Transport charges for each destination are negotiated and reviewed periodically.
•
Coal shipment agreement The Company signed a coal shipment agreement with PT Arpeni Pratama Ocoean Line (Arpeni) and PT Pelayaran Bahtera Adiguna (Bahtera) from Tarahan Port to Suralaya Port. Under Package 09-147 dated 12 October 2009 with Arpeni, transport volume from 1 July 2009 to 30 June 2012 would be 3,600,000 tons at periodically reviewable charges. While with Bahtera (Package 11-019) an agreement was signed on 9 February 2011 at periodically reviewable tariff. A similar agreement was also entered into on 22 December 2010 with Bahtera Bestari Shipping (BBS) to ship coal from Kertapati Pier, Palembang to Suralaya Port. Shipment volume is 1,200,000 tons from October 2010 to September 2012 at periodically reviewable charges.
•
Pama wajib menyerahkan jaminan pelaksanaan kepada Perusahaan yang dikeluarkan oleh bank umum sebesar 5% dari total biaya pekerjaan (termasuk PPN) atau sebesar USD 2,83 juta dan Rp 31,61 miliar. •• Perjanjian jasa pengangkutan batubara Perseroan mengadakan perjanjian pengangkutan batubara dari Tanjung Enim ke Pelabuhan Tarahan dengan PT Kereta Api Indonesia (Persero) (“PT KAI”), dimana PT KAI menyetujui untuk mengangkut batubara Perseroan dari stasiun pemuatan batubara di Tanjung Enim ke pelabuhan batubara di Tarahan, Lampung serta ke dermaga Kertapati, Palembang. Tarif angkutan untuk masing-masing tujuan pengiriman ditetapkan melalui kesepakatan kedua pihak dan ditinjau setiap periode waktu tertentu. •• Perjanjian jasa pengapalan batubara Perseroan melakukan perjanjian jasa pengapalan batubara dengan PT Arpeni Pratama Ocean Line (Arpeni) dan PT Pelayaran Bahtera Adiguna (Bahtera) dari pelabuhan Tarahan ke Pelabuhan PLTU Suralaya. Sesuai isi perjanjian paket 09-147 tertanggal 12 Oktober 2009 dengan Arpeni, volume angkutan batubara mulai 1 Juli 2009 sampai 30 Juni 2012 adalah 3.600.000 ton dengan tarif yang akan ditinjau secara periodik. Sedang dengan Bahtera, (paket 11-019) perjanjian ditanda tangani pada tanggal 9 Februari 2011 dan dengan tarif angkutan akan ditinjau secara periodik. Perseroan juga melakukan perjanjian pengangkutan batubara dengan Bahtera Bestari Shipping (BBS) dari dermaga Kertapati, Palembang ke pelabuhan PLTU Suralaya. Sesuai dengan perjanjian dengan BBS tertanggal 22 Desember 2010, volume angkutan adalah sebesar 1.200.000 ton terhitung sejak Oktober 2010 sampai September 2012, dengan tarif angkut yang akan ditinjau secara periodik.
Coal loading & discharging ageement A coal loading & discharging agreement was signed with Arpeni to ply between PTBA Loading Terminal Tarahan and PTBA Anchorage Loading Port Tarahan. In accordance with Package 09-086 dated 21 October 2009, loading and discharging volume with floating crane and barge would be 3,600,000 tons per annum for three years from 1 July 2009 to 30 June 2012 at Rp33,550 per ton.
•• Perjanjian jasa bongkar muat batubara dengan Arpeni Perseroan juga melakukan perjanjian jasa bongkar-muat batubara dengan Arpeni dari Terminal Muat Batubara PTBA Tarahan ke Anchorage Pelabuhan Muat PTBA Tarahan. Sesuai perjanjian Paket 09-086 tertanggal 21 Oktober 2009, volume bongkar muat dengan floating crane dan tongkang sebanyak 3.600.000 ton batubara per tahun selama tiga tahun, mulai 1 Juli 2009 sampai 30 Juni 2012, dengan tarif Rp33.550 per ton.
In accordance with Addendum I dated 21 September 2010, charges of loading and discharging from non-Arpeni barge was Rp 15,000 (full rate) per MT (1,000 kg).
Sesuai Adendum I perjanjian tersebut tertanggal 21 September 2010, apabila dilakukan bongkar muat batubara dari tongkang non-Arpeni, maka tarif jasa per MT (1MT = 1000 kg) untuk pekerjaan tersebut adalah sebesar Rp 15.000 (nilai penuh).
Addendum II dated 26 January 2011 stipulated that minimum monthly capacity utilization by floating crane was reduced from 300,000 metric ton to 175,000 metric ton per month,
Sementara Adendum II Perjanjian tersebut tertanggal 26 Januari 2011, penggunaan kapasitas minimum per bulan untuk floating crane menurun dari 300,000 metrik ton per bulan menjadi 175.000 metrik
PT Bukit Asam Tbk
. 2011 Annual Report
16
26
36
46
70
Ikhtisar Utama
Informasi Perseroan
Informasi Bagi Investor
Laporan Manajemen
Main Highlights
Corporate Information
Investors Information
Management Report
Laporan Pengelolaan Operasional
170
Operational Management Report
ton per bulan, dan penghitungan masa penggunaan kapasitas minimum berubah dari enam bulan menjadi satu tahun masa penghitungan. Perubahan ini menyebabkan Perusahaan tidak terbebani biaya pinalti penggunaan kapal kurang dari kapasitas minimum untuk tahun 2010.
and minimum capacity utilization period was changed from six months to one year. These changes relieved the Company from underutilization penalty during 2010. Adendum III stated that due to floating crane repair, between August 2011 and September 2011 loading would be undertaken by substitute floating crane, i.e. Tekko floating crane, at loading rate of 15,000 metric ton per day and loading charge of Rp 31,153 per metric ton (including VAT).
Adendum III Perjanjian tersebut sehubungan dengan perbaikan floating crane, maka untuk periode Agustus 2011 hingga September 2011, loading dilakukan oleh floating crane pengganti yaitu floating crane Tekko dengan loading rate 15.000 metric ton per hari dan tarif Rp 31.153 per metric ton (sudah termasuk PPN). •• Pembayaran Sumbangan Pihak Ketiga dengan Pemerintah Daerah Berdasarkan perjanjian SP3D dengan tiga Pemerintah Daerah, yakni Pemda Sumsel, Pemda Lahat dan Pemda Muara Enim, Perseroan membayarkan dana SP3D untuk tahun 2011 masing-masing sebesar Rp14,5 miliar, Rp4,6 miliar dan Rp16 miliar. Mulai tahun 2011, untuk Propinsi Sumatera Selatan dan Kabupaten Muara Enim Sp3D telah diganti menjadi Peran Serta Peningkatan Pembangunan Daerah. Detail dari masing-masing perjanjian tersebut dapat dilihat pada Catatan 31 Laporan Keuangan Audit Konsolidasian Perseroan untuk periode yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011.
TRANSAKSI BENTURAN KEPENTINGAN Pada tahun 2011 tidak ada Transaksi Benturan Kepentingan yang dilakukan Perseroan.
TRANSAKSI MATERIAL Pada tahun 2011 tidak ada Transaksi Material yang dilakukan Perseroan. Definisi Transaksi Material disini adalah sesuai dengan bunyi aturan pada Ketentuan Bapepam-LK no IX.E.2 tanggal 25 Nov 2009 (Kep-413/BL/2009) tentang ”Transaksi Material dan Perubahan Kegiatan Usaha Utama”.
PEMBELIAN KEMBALI SAHAM PERSEROAN Sesuai hasil RUPSLB yang dilaksanakan pada tanggal 22 Des 2011, Perseroan berencana melaksanakan program Buy-back saham perusahaan dengan ketentuan: ••Jumlah maksimal saham adalah banyaknya 115.206.592 (seratus lima belas juta dua ratus enam ribu lima ratus sembilan puluh dua) saham seri B atau sebanyak-banyaknya 5% (lima perseratus) dari seluruh saham yang dikeluarkan dalam Perseroan. ••Alokasi dana yang dianggarkan adalah sebesar Rp. 2.044.917.016.875,(dua trilliun empat puluh empat miliar sembilan ratus tujuh belas juta enam belas ribu delapan ratus tujuh puluh lima rupiah), berasal dari laba yang belum ditentukan penggunaannya. ••Periode pelaksanaan adalah maksimal 18 bulan sejak tanggal RUPSLB dan dilaksanakan sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku. Sampai tanggal 31 Desember 2011, program pembelian kembali saham Perseroan belum direalisasikan.
PT Bukit Asam Tbk
.
Laporan Tahunan 2011
•
Payment of Third Party Contribution to Regional Administration Pursuant to SP3D agreement with three Regional Administrations, i.e. South Sumatera, Lahat and Muara Enim, the Company paid SP3D fund of Rp14.5 billion, Rp4.6 billion and Rp16 billion respectively for 2011. Starting in 2011, SP3D for South Sumatera and Muara Enim has benn changed into Participation of Regional Development. Details of each agreement are given in Note 31 to the Company’s Audited Consolidated Financial Statements for the year ending 31 December 2011.
Conflict of Interest Transactions In 2011 there were no transactions involving conflict of interest made by the Company.
Material Transactions In 2011 there were no material transactions made by the Company. Material Transaction is defined by Bapepam-LK Regulation No. IX.E.2 dated 25 November 2009 (Kep-413/BL/2009) on ”Material Transactions and Core Business Changes”.
Shares Buy Back Program Pursuant to EGMS resolution of 22 December 2011, the Company intends to buy back its shares under the following terms: • Total shares should not exceed 115,206,592 (one hundred fifteen million two hundred six thousand five hundred ninety two) series B shares or maximum 5% (five percent) ot total issued shares. • Fund allocation should amount to Rp2,044,917,016,875 (two trillion forty four billion nine hundred seventeen million sixteen thousand eight hundred seventy five rupiah), derived from retained earning. • Execution period should be maximum 18 months of EGMS date subject to the prevailing laws and regulations.
120
Pembahasan dan Analisis Manajemen
184
266
278
305
Laporan Tata Kelola Perusahaan
Laporan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Data Perseroan
Laporan Keuangan
Corporate Data
Financial Statements
Corporate Governance Report
Corporate Social Responsibilities
171
Management Discussion & Analysis
As of 31 December 2011, share buy-back program was still pending and unrealized.
ACQUISITION The Company conducted due diligence on a number of mines to be acquired. Out of five companies reviewed, the Company made bids for three mining companies with adequate potentials, while the other two were dropped as they failed to meet the minimum requirements, whether for reason of long transporting distance, coal quality or legal problems. Out of three bids, one was not carried through for failure to agree on business scheme and value. Two bids are still being evaluated by prospective parties. Therefore, there was no new acquisition in 2011.
AKUISISI Perseroan telah melakukan proses Due diligence atas sejumlah tambang yang akan diakuisisi. Dari total 5 perusahaan yang diteliti, Perseroan melakukan penawaran atas 3 perusahaan tambang prospek dengan potensi yang memadai, sementara 2 lainnya tidak dilanjutkan karena tidak memenuhi syarat potensi minimal yang diterapkan, baik karena jarak angkut yang terlalu jauh, kualitas batubara yang tidak memadai maupun masalah legal. Dari tiga penawaran, satu diantaranya tidak berlanjut karena tidak dicapai kesepakatan skema bisnis maupun nilai. Dua penawaran masih dalam tahap evaluasi dari pihak prospek. Sehingga dengan demikian tidak ada realisasi akuisisi baru di tahun 2011.
PENDIRIAN ANAK PERUSAHAAN Tidak Ada Pendirian anak Perusahaan baru di tahun 2011.
ESTABLISHMENT OF SUBSIDIARIES
PENGHENTIAN KEGIATAN OPERASIONAL ANAK PERUSAHAAN
No subsidiary company was set up in 2011.
Pada bulan Pebruari 2010, Kepolisian Republik Indonesia menghentikan operasi BBK karena izin pinjam pakai kawasan hutan yang menjadi wilayah pertambangan BBK belum dikeluarkan oleh pihak yang berwenang.
CLOSURE OF SUBSIDIARY’S OPERATIONS In February 2010, the Indonesian Police closed the operations of BBK pending the issuance of licence to use forest area where BBK had its mine. Muara Enim District Court pronounced BBK President Director guilty, and confiscated BBK inventories worth Rp14.8 billion (a full provision was made on 31 December 2010) and fixed assets consisting of four units of heavy equipment which were fully depreciated on 31 December 2010. On 28 February 2011, Palembang High Court by verdict No. 024/PID/2011/PT.PLG overruled Muara Enim District Court ruling. Palembang High Court ruled that all permits or agreements for mining in forest area that existed prior to the enactment of Law No. 41/1999 remained in force until the permits or agreements expire.
Sehubungan dengan kasus tersebut, Pengadilan Negeri (“PN”) Muara Enim telah menjatuhkan keputusan bersalah kepada Direktur Utama BBK. PN Muara Enim juga menyita persediaan milik BBK senilai Rp 14,8 miliar (telah diprovisikan penuh pada tanggal 31 Desember 2010) dan aset tetap berupa empat alat berat yang telah disusutkan penuh pada tanggal 31 Desember 2010. Pada tanggal 28 Pebruari 2011, Pengadilan Tinggi Palembang melalui keputusannya No. 024/PID/2011/PT.PLG membatalkan putusan Pengadilan Negeri Muara Enim. Menurut keputusan Pengadilan Tinggi Palembang, semua perizinan atau perjanjian di bidang pertambangan di kawasan hutan yang telah ada sebelum berlakunya Undang-Undang No. 41/1999 dinyatakan tetap berlaku sampai berakhirnya perizinan atau perjanjian yang dimaksud.
PT Bukit Asam Tbk
. 2011 Annual Report
16
26
36
46
70
Ikhtisar Utama
Informasi Perseroan
Informasi Bagi Investor
Laporan Manajemen
Main Highlights
Corporate Information
Investors Information
Management Report
Laporan Pengelolaan Operasional
172
Operational Management Report
Sampai dengan tanggal laporan konsolidasian ini, kasus hukum di atas masih dalam tahap pemeriksaan tingkat kasasi di Mahkamah Agung. Izin Prinsip untuk Izin Pinjam Pakai Kawasan Hutan (“IPPKH”) telah dikeluarkan Menteri Kehutanan pada tanggal 14 Juni 2011, dengan Surat Keputusan No. S.283/Menhut-VII/2011 dengan luas lahan yang disetujui seluas 443 Ha, berkurang 228 Ha dari usulan semula seluas 671 Ha. BBK masih dalam proses untuk mendapatkan IPPKH dari Menteri Kehutanan. Perseroan mengharapkan operasi BBK akan berjalan kembali dalam waktu dekat dan mengharapkan pemberhentian ini tidak akan mempengaruhi operasi atau posisi keuangan Perseroan secara signifikan. Jumlah produksi BBK di tahun 2011 dan 2010 masing-masing adalah sebesar nihil dan 76 ribu ton atau 0% dan 0,64% dari jumlah produksi Perseroan sebesar 12,4 juta ton dan 11,8 juta ton. Jumlah aset BBK di tahun 2011 dan 2010 adalah Rp 21 miliar dan Rp 36 miliar atau 0,18% dan 0,42% dari jumlah aset Perseroan sebesar Rp 11.507 miliar dan Rp 8.723 miliar.
INFORMASI PIHAK-PIHAK YANG BERELASI Sebagai BUMN dengan mayoritas saham dimiliki Pemerintah, Perseroan melakukan berbagai transaksi dengan sesama BUMN dapat dikategorikan sebagai transaksi dengan pihak-pihak yang berelasi karena berada di bawah entitas pengendali yang sama. Transaksi-transaksi tersebut meliputi: transaksi penjualan produk, pembelian barang/jasa, pendapatan keuangan dan penyaluran iuran dana pensiun. Informasi selengkapnya mengenai Transaksi Dengan Pihak-Pihak yang Berelasi ini tercantum pada Catatan 33 Laporan Keuangan Audited Konsolidasian. Akibat transaksi berelasi tersebut, Perseroan memiliki aset maupun liabilitas yang dicatat dalam rangka transaksi dan dicatat dalam akunakun: kas dan setara kas, piutang usaha, liabilitas dan biaya yang masih harus dibayar. Dalam melakukan transaksi dengan pihak yang memiliki hubungan istimewa tersebut, Perseroan memiliki kebijakan sebagai berikut. • Penjualan batubara ke pihak yang memiliki hubungan istimewa ditetapkan berdasarkan kontrak-kontrak penjualan, yang pada umumnya menggunakan indeks internasional yang setara sebagai perbandingan dan disesuaikan dengan spesifikasi dari batubara dan lokasi pengiriman. • Pengapalan dan pengangkutan batubara oleh pihak yang memiliki hubungan istimewa ditetapkan berdasarkan kontrak pengangkutan yang disepakati bersama berdasarkan hasil negosiasi dengan memperhatikan unsur-unsur biaya yang ada ditambah dengan marjin tertentu. • Penempatan dana dilakukan berdasarkan kebutuhan dan perjanjian yang saling menguntungkan dan memberikan benefit optimal pada Perseroan. Adapun sifat transaksi dengan pihak berelasi yang dilakukan Perseroan sepanjang tahun 2011 adalah sebagaimana tercantum dalam tabel berikut.
PT Bukit Asam Tbk
.
Laporan Tahunan 2011
As of the date of this consolidated financial report, the foregoing legal cases were still under review at the cassation stage by the Supreme Court. Approval in principle for Forest Use Permit (IPPKH) was issued by Forestry Minister on 14 June 2011, by Decision No. S.283/Menhut-VII/2011 with an authorized aera of 443 Ha, or less 228 Ha from the original proposal of 671 Ha. BBK is still in the process of obtaining IPPKH from the Forestry Minister. The Company expects BBK operations to resume in the near future and that this suspension will not significantly affect the Company’s operations. BBK’s total production in 2011 and 2010 was recorded at nil and 76 thousand tons respectively or 0% and 0.64% of the Company’s total production of 12.4 million tons and 11.8 million tons. In 2011 and 2010, BBK’s total assets stood at Rp21 billion and Rp36 billion or 0.18% and 0.42% of the Company’s total assets of Rp11,507 billion and Rp8,723 billion.
Related Party Transactions As a state-owned enterprise (SOE) with majority shareholding owned by the State, transactions made by the Company with other SOEs may be classified as transactions with related parties being under the same controlling entity. Such transactions include sales of product, purchase of goods/services, financial earning, payment of insurance premium. Further information on related party transactions is given in Note 33 to Audited Consolidated Financial Statements. As a consequence of these related party transactions, the Company has assets and liabilities which are recorded in the following accounts: cash and cash equivalents, trade receivables, deferred liabilities and charges. In making transactions with related parties, the Company adopts the following policy: • Sales of coal to related parties is based on sales contract which generally uses equivalent international index as a reference and adjusted to coal specification and shipping location. • Shipment and transportation of coal by related parties are governed by mutually agreeed transportation contract taking into account cost items plus certain margin. • Placement of funds is based on requirements and under mutually beneficial agreement to provide optimum benefit for the Company. Related party transactions made by the Company in 2011 are listed below: See table 6.21
120
184
266
278
305
Laporan Tata Kelola Perusahaan
Laporan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Data Perseroan
Laporan Keuangan
Corporate Data
Financial Statements
Corporate Governance Report
Corporate Social Responsibilities
Pembahasan dan Analisis Manajemen
173
Management Discussion & Analysis
TABEL TABLE 6.21 NAMA PIHAK PARTY
SIFAT HUBUNGAN NATURE OF RELATIONSHIP
TRANSAKSI TRANSACTION
PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk
Perusahaan di bawah entitas sepengendali Under the same controlling entity
Penempatan dana Fund placement
PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk
Perusahaan di bawah entitas sepengendali Under the same controlling entity
Penempatan dana Fund placement
PT Bank Mandiri (Persero) Tbk
Perusahaan di bawah entitas sepengendali Under the same controlling entity
Penempatan dana Fund placement
PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk
Perusahaan di bawah entitas sepengendali Under the same controlling entity
Penempatan dana Fund placement
PT Bank Kaltim
Perusahaan di bawah entitas sepengendali Under the same controlling entity
Penempatan dana Fund placement
PT Bank Sumsel Babel
Perusahaan di bawah entitas sepengendali Under the same controlling entity
Penempatan dana Fund placement
PT Kereta Api Indonesia (Persero)
Perusahaan di bawah entitas sepengendali Under the same controlling entity
Pengangkutan batubara Coal transportation
PT Indonesia Power
Perusahaan di bawah entitas sepengendali Under the same controlling entity
Penjualan batubara Coal sales
PT Perusahaan Listrik Negara (Persero)
Perusahaan di bawah entitas sepengendali Under the same controlling entity
Penjualan batubara dan pemakaian listrik Coal sales and electricity supply
PT Semen Padang (Persero)
Perusahaan di bawah entitas sepengendali Under the same controlling entity
Penjualan batubara Coal sales
Dana Pensiun Bukit Asam
Perusahaan di bawah entitas sepengendali Under the same controlling entity
Pengelolaan dana pensiun Pension fund management
PT Semen Baturaja (Persero)
Perusahaan di bawah entitas sepengendali Under the same controlling entity
Penjualan batubara Coal sales
PT Timah (Persero) Tbk
Perusahaan di bawah entitas sepengendali Under the same controlling entity
Penjualan batubara Coal sales
PT Bahtera Adhiguna (Persero)
Perusahaan di bawah entitas sepengendali Under the same controlling entity
Pengapalan batubara Coal shipment
PT Antam (Persero), Tbk
Perusahaan di bawah entitas sepengendali Under the same controlling entity
Pembelian Emas Gold purchase
PT Pindad (Persero)
Perusahaan di bawah entitas sepengendali Under the same controlling entity
Pembelian bahan peledak Explosives purchase
PT Pertamina (Persero)
Perusahaan di bawah entitas sepengendali Under the same controlling entity
Pembelian bahan bakar Fuel purchase
PT Asuransi Jasa Indonesia (Persero)
Perusahaan di bawah entitas sepengendali Under the same controlling entity
Premi asuransi Insurance premium
PT Asuransi Jiwasraya (Persero)
Perusahaan di bawah entitas sepengendali Under the same controlling entity
Dana Pensiun Pension fund
Monetary Assets and Liabilities Denominated in Foreign Currencies At 31 December 2011 monetary assets and liabilities denominated in foreign currencies had been translated into rupiah using an exchange rate of USD1 = Rp9,068 and EUR1 = Rp11,739 (full amount) based on Bank Indonesia middle rate. Net value of total monetary assets and lilabilities in foreign currencies were equivalent to Rp450.23 billion. Details of such assets and liabilities are given in Note 38 to Audited Consolidated Financial Statements.
Reclassification of Accounts
ASET DAN LIABILITAS MONETER DALAM MATA UANG ASING Perseroan memiliki aset dan liabilitas moneter dalam mata uang asing pada 31 Desember 2011 telah dikonversikan ke dalam mata uang Rupiah dengan menggunakan kurs USD1 = Rp 9.068 dan EUR1 = Rp 11.739 (nilai penuh) berdasarkan kurs tengah Bank Indonesia. Nilai net dari seluruh aset dan liabilitas dalam mata uang aset adalah sebesar ekivalen Rp 450,23 miliar. Rincian aset dan liabilitas tersebut tercantum pada Catatan 38 Laporan Keuangan Audit Konsolidasian Perseroan.
REKLASIFIKASI AKUN Perseroan telah melakukan reklasifikasi beberapa akun pada laporan keuangan konsolidasian untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2010 agar sesuai dengan penyajian laporan keuangan
The Company has reclassified several accounts in its consolidated financial statement for the year ending
PT Bukit Asam Tbk
. 2011 Annual Report
16
26
36
46
70
Ikhtisar Utama
Informasi Perseroan
Informasi Bagi Investor
Laporan Manajemen
Main Highlights
Corporate Information
Investors Information
Management Report
Laporan Pengelolaan Operasional
174
Operational Management Report
konsolidasian untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011. Akun yang mengalami reklasifikasi adalah: • Utang non-operasional lainnya disajikan sebagai “Utang jangka pendek lainnya” • Utang non-operasional lainnya disajikan sebagai “Utang jangka panjang lainnya” • “Lainnya, bersih” disajikan sebagai “(Penyisihan)/pemulihan penurunan nilai piutang” • Pemulihan penurunan nilai piutang disajikan sebagai bagian dari “Lainnya, bersih” • Kepentingan non-pengendali yang sebelumnya dicatat dalam pos diantara kewajiban dan ekuitas • Kepentingan non-pengendali yang disajikan sebagai bagian dari ekuitas Perhitungan pengaruh reklasifikasi akun ini tercantum pada Catatan 40 Laporan Keuangan Audit Konsolidasian Perseroan. ASET DAN KEWAJIBAN KONTINJENSI
Undang-Undang Pertambangan No. 4/2009 Pada tanggal 16 Desember 2008, Dewan Perwakilan Rakyat meloloskan Undang-Undang (“UU”) Pertambangan Mineral dan Batubara, yang telah disetujui oleh Presiden pada 12 Januari 2009 menjadi UU No.4/2009. Setelah keluarnya Undang-Undang tersebut, Direktur Jenderal Mineral, Batubara dan Panas Bumi (“DJMBP”) menerbitkan Surat Keputusan (“SK”) No. 03.E/31/DJB/2009 sehubungan dengan Kuasa Pertambangan (“KP”) yang menjadi dasar operasi Pemerintah. Beberapa diantaranya adalah: • KP yang ada pada saat diberlakukannya Undang-Undang masih berlaku hingga jangka waktu berakhirnya KP tetapi wajib dikonversi menjadi IUP sesuai dengan Undang-Undang, paling lambat 11 Januari 2010. • Tata cara penerbitan IUP akan diterbitkan oleh DJMBP (diasumsikan melalui peraturan pelaksana Undang-Undang No. 4/2009). • Semua pemilik KP eksplorasi dan eksploitasi diwajibkan untuk menyerahkan rencana aktivitas seluruh KP hingga berakhirnya jangka waktu KP, paling lambat enam bulan setelah disahkannya UndangUndang, yaitu 11 Juli 2009.
PT Bukit Asam Tbk
.
Laporan Tahunan 2011
31 Decmeber 2010 to conform to the presentation of consolidated financial statement for the year ending 31 December 2011. Reclassified accounts are: • Other non-operational liabilites presented as “Other current liabilities” • Other non-operational liabilites presented as “Other non-current liabilities” • “Others, net” presented as “(Provision)/ recovery of impairment of trade receivables” • Recovery of impairment of trade receivables presented as a part of “Others, net” • Non-controlling interest which has been previously recorded as a mezzanine between liabilities and equity • Non-controlling interest presented as a part of equity The implication of this account reclassification is provided in Note 40 to Audited Consolidated Financial Statements.
CONTINGENT ASSETS AND LIABILITIES Mining Law No. 4/2009 On 16 December 2008, the Indonesian Parliament passed Mineral and Coal Mining Law which was endorsed by the President on 12 January 2009 to become Law No. 4/2009. Following the Law, the Director General of Mineral, Coal and Geothermal (DGMCG) issued Decision No. 03.E/31/DJB/2009 with respect to Mining Concessions (KP) under which the Company operates. The Decision states that, among others: • KP in force at the time the law was enacted will remain in force until the expiration of the KP but must be converted to an IUP (Mining Business Licence) under the Law by 11 January 2010 at the latest. • The procedures for IUP issuance will be issued by the DGMCG (presumably through the implementation regulations of the Law). • All exploration and exploitation KP holders are required to deliver an activities plan for the whole KP area covering the period until the expiration of the KP term, at the latest within six months of the enactment of the Law, i.e. 11 July 2009.
120
Pembahasan dan Analisis Manajemen
184
266
278
305
Laporan Tata Kelola Perusahaan
Laporan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Data Perseroan
Laporan Keuangan
Corporate Data
Financial Statements
Corporate Governance Report
Corporate Social Responsibilities
175
Management Discussion & Analysis
In February 2010, the Government of Indonesia released two implementation regulations for Mining Law No. 4/2009, i.e. Government Regulation No. 22/2010 and No. 23/2010 (PP No. 22 and PP No. 23). PP No. 22 deals with the establishment of mining areas under the new IUP. PP No. 23 also requires that KP be converted to IUP within three months of the issue of PP No. 23, but the procedures had yet to be specified by the Government.
Pada bulan Pebruari 2010, Pemerintah Indonesia mengeluarkan dua peraturan pemerintah yaitu Peraturan Pemerintah No. 22/2010 dan 23/2010 (“PP No. 22” dan “PP No. 23”), sehubungan dengan penerapan Undang-Undang Pertambangan No. 4/2009. PP No. 22 mengatur tentang pembentukan area pertambangan dengan menggunakan izin usaha pertambangan yang baru. PP No. 23 juga mewajibkan agar KP diubah menjadi IUP dalam jangka waktu tiga bulan sejak diterbitkannya PP No. 23, akan tetapi tata laksananya masih perlu diperjelas oleh pemerintah.
The Company closely monitors the progress of the implementation regulations and will consider the impact on its business operations, if any, once the implementation regulations are issued. As presented in the consolidatted financial statements, as of the date of these financial statements the Company has obtained IUP for most of its exploitation/ development areas.
Perusahaan terus memonitor perkembangan peraturan pelaksana UndangUndang tersebut secara ketat dan akan mempertimbangkan dampak terhadap operasi Perusahaan, jika ada, pada saat peraturan-peraturan pelaksana ini diterbitkan. Seperti yang telah disajikan pada laporan keuangan konsolidasian, sampai pada tanggal laporan tahunan ini diterbitkan Perusahaan telah memperoleh IUP untuk sebagian besar area eksploitasi/pengembangan yang dimiliki.
Ministerial Regulation No. 34/2009 In December 2009, EMR Minister issued Ministerial Regulation No. 34/2009 which obligated mining companies to sell a portion of its production output to domestic customers (Domestic Market Obligation or DMO). According to EMR Ministerial Decree No. 2360/K/30/MEM/2010, the minimum DMO percentage for 2011 was 24.17% (2010: 24.75%). This Ministerial Regulation provides ”cap and trade” system where mining companies exceeding DMO requirements may sell/transfer their DMO credit to other mining companies unable to meet the requirement. Price fixing mechanism for DMO credit will be based on commercial practice. Trading mechanism for DMO credit is clarified in Circular No. DJMBP 5055/30/DJB/2010 of 29 November 2010, which rules that DMO credit may be transferred to other mining companies with the approval of Directorate General of Mineral, Coal and Geothermal, including traders’ credit secured under any mining company name.
Mine Reclamation and Mine Closure On 20 December 2010, the Indonesian Government released an implementation guideline for Mining Law No. 4/2009, i.e. Government Regulation No. 78/2010 (PP No. 78) that deals with reclamation and post-mining activities for Exploration Mining Concession and Production Mining Concession holders. This regulation confirms EMR Ministerial Regulation No. 18/2008 dated 29 May 2008. Exploration Mining Concession holders, among other requirements, must include a reclamation plan in their exploration work program and budget and provide a reclamation bond in the form of state bank time deposit.
Keputusan Menteri No. 34/2009 Pada bulan Desember 2009, Menteri ESDM mengeluarkan Peraturan Menteri No. 34/2009 yang mewajibkan perusahaan pertambangan untuk menjual sebagian hasil produksinya kepada pelanggan domestik (“Domestic Market Obligation” atau “DMO”). Sesuai dengan Keputusan Menteri ESDM No. 2360/K/30/MEM/2010, persentase batas minimal DMO untuk tahun 2011 adalah 24,17% (2010: 24,75%). Peraturan Menteri ini menyediakan sistem „cap and trade’ dimana perusahaan pertambangan yang melebihi kewajiban DMO dapat menjual/ mentransfer kredit DMO untuk perusahaan pertambangan lain yang tidak dapat memenuhi komitmen DMO. Mekanisme penetapan harga untuk kredit DMO akan ditentukan berdasarkan ketentuan komersial. Mekanisme perdagangan kredit DMO telah diklarifikasi dalam Surat Edaran No. DJMBP 5055/30/DJB/2010 tanggal 29 November 2010, yang mengatur bahwa kredit DMO dapat ditransfer antar perusahaan pertambangan dengan persetujuan Direktorat Jenderal Mineral dan Batubara, termasuk kredit yang dimiliki oleh pedagang atas nama perusahaan pertambangan
Reklamasi Tambang dan Penutupan Tambang Pada tanggal 20 Desember 2010, Pemerintah Indonesia mengeluarkan peraturan implementasi atas Undang-Undang Mineral No. 4/2009, yaitu Peraturan Pemerintah No. 78/2010 (“PP No. 78”) yang mengatur aktivitas reklamasi dan pascatambang untuk pemegang IUP-Eksplorasi dan IUPOperasi Produksi. Peraturan ini mengukuhkan keberlakuan Peraturan Menteri No. 18/2008 yang dikeluarkan oleh Menteri ESDM pada tanggal 29 Mei 2008. Pemegang IUP-Eksplorasi, ketentuannya antara lain, harus memuat rencana eksplorasi didalam rencana kerja dan anggaran biaya ekplorasinya dan menyediakan jaminan reklamasi berupa deposito berjangka yang ditempatkan pada bank pemerintah.
PT Bukit Asam Tbk
. 2011 Annual Report
16
26
36
46
70
Ikhtisar Utama
Informasi Perseroan
Informasi Bagi Investor
Laporan Manajemen
Main Highlights
Corporate Information
Investors Information
Management Report
Laporan Pengelolaan Operasional
176
Operational Management Report
Pemegang IUP-Operasi Produksi, ketentuannya antara lain, harus menyiapkan (1) rencana reklamasi lima tahunan; (2) rencana pasca tambang; (3) menyediakan jaminan reklamasi yang dapat berupa rekening bersama atau deposito berjangka yang ditempatkan pada bank pemerintah, bank garansi, atau cadangan akuntansi (bila diizinkan), dan (4) menyediakan jaminan pasca tambang berupa deposito berjangka yang ditempatkan di bank pemerintah.
Holders of Production Mining Concession, among other requirements, should make available (1) a five-year reclamation plan, (2) a post-mining plan, (3) a reclamation bond in the form of joint account or state bank time deposit, bank guarantee, or accounting reserves (if permitted), and (4) post-mining bond in the form of state bank time deposit.
Penempatan jaminan reklamasi dan jaminan pasca tambang tidak menghilangkan kewajiban pemegang IUP dari ketentuan untuk melaksanakan aktivitas reklamasi dan pasca tambang.
The placement of reclamation and post-mining bonds does not waive the Concession holders’ obligation to perform reclamation and post-mining activities.
Pada tanggal laporan keuangan konsolidasian ini, Perseroan telah menempatkan jaminan reklamasi tambang dalam bentuk cadangan akuntansi (lihat Catatan 18) dan akan melakukan penempatan deposito untuk penyisihan penutupan tambang. Berdasarkan peraturan ini Perseroan telah mengirimkan rencana penutupan tambangnya ke Gubernur Sumatera Selatan dan diharapkan untuk disetujui pada tahun 2012 dan penempatan deposito baru akan dilakukan pada tahun 2015, tiga tahun setelah dokumen rencana penutupan tambang disetujui oleh Gubernur Sumatera Selatan dan Bupati Muara Enim.
Keputusan Menteri No.17/2010 Pada tanggal 23 September 2010, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral mengeluarkan Peraturan Menteri No. 17/2010 yang menjelaskan mekanisme untuk menentukan harga patokan batubara, sebagai salah satu peraturan pelaksana UU No. 4/2009. Peraturan ini berlaku efektif pada tanggal 23 September 2010. Peraturan Menteri No. 17/2010 mengatur antara lain: •• penggunaan harga rata-rata mineral/batubara dari indeks pasar internasional dan penggunaan free-on-board (“FOB”), kapal pengangkut sebagai titik penjualan untuk menentukan harga patokan; •• penerimaan beban tertentu sebagai penyesuaian untuk harga patokan (jika titik penjualan FOB yang sebenarnya bukan kapal pengangkut);dan •• penggunaan pendekatan harga dasar (yaitu harga jual harga patokanvs harga jual aktual, mana yang lebih tinggi, untuk perhitungan Penerimaan Negara (contoh: royalti atau biaya eksploitasi). Peraturan ini juga mengharuskan perusahaan pertambangan untuk: •• menggunakan kapal/perahu berbendera Indonesia untuk mengangkut mineral/batubara; •• mengutamakan penggunaan perusahaan asuransi nasional dimana syarat adopsi CIF digunakan; dan •• menggunakan surveyor yang ditunjuk oleh Direktorat Jenderal Mineral, dan Batubara. Royalti dan iuran eksploitasi akan dihitung berdasarkan harga jual aktual dibandingkan dengan Indonesian Minerals and Coal Benchmark Price (IMCBP), mana yang lebih tinggi seperti yang dijelaskan lebih lanjut dalam Peraturan Menteri No. 17/2010.
PT Bukit Asam Tbk
.
Laporan Tahunan 2011
As at the date of these consolidated financial statements, the Group had placed reclamation bond in the form of accounting reserves (see Note 18) and will place deposits for mine closure provision. In accordance with this regulation, the Group has submitted its mine closure plan to the Governor of South Sumatera and it is expected to be approved in 2012 and deposit placement will only be made in 2015, three years after the mine closure plan is approved by the South Sumatera Governor and Muara Enim Regent.
Ministerial Regulation No. 17/2010 On 23 September 2010 EMR Ministerial Regulation No. 17/2010 was issued explaining the mechanism of determining coal benchmark price (IMCBP), as one of the implementation guidelines of Law No. 4/2009. This Regulation took effect on 23 September 2010. The Ministerial Regulation No. 17/2010 determines among others: • Mineral/coal average price based on international market index, free-on-board (FOB) term, and mother ship as selling point to determine benchmark price. • Certain expense as adjustment to benchmark price (if FOB selling point is not mother ship). • Basic price approach i.e. benchmark selling price vs actual selling price, whichever is higher, to assess state revenues (example: royalty or exploitation retribution). The Regulation also requires mining companies to: • Use boat/ship carrying Indonesian flag to transport mineral/coal. • Give priority to national insurance companies using CIF term. • Use surveyors appointed by Directorate General of Mineral, Coal and Geothermal. Royalty and exploitation retribution will be assessed
120
Pembahasan dan Analisis Manajemen
184
266
278
305
Laporan Tata Kelola Perusahaan
Laporan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Data Perseroan
Laporan Keuangan
Corporate Data
Financial Statements
Corporate Governance Report
Corporate Social Responsibilities
177
Management Discussion & Analysis
according to the actual selling price compared to IMCBP, whichever is higher, as explained further in Ministerial Regulation No. 17/2010. Ministerial Regulation No. 17/2010 allows a transitional period until 22 March 2011 to amend spot contract and 22 September 2011 for long term sales contract. On 3 March 2011, EMR Minister issued Ministerial Decree No. 0617 K/32/MEM/2011 on Coal Benchmark Price for PLN in TPP Operation, stating among others: • Coal selling price for PLN in TPP operation is the benchmark price fixed at the time an agreement was reached between PLN and PKP2B company or Production Mining Concession holder; • The agreed coal selling price is to be reviewed every year (12 months) in accordance with the benchmark price effective at the time of adjustment; and • Benchmark price will be regulated further by the Director General of Mineral, Coal and Geothermal regulation. On 24 March 2011, the Director General of Mineral, Coal and Geothermal released Regulation No. 515.K/32/DJB/2011 on Coal Benchmark Price Formula, stipulating among others: • Coal benchmark price will be set every month following a formula based on the average of several coal price indices; • Coal benchmark price should be used as a reference in coal sales transaction; and • For coal sales on a term basis, price should be based on the average of the three last benchmark prices in the month when the price was agreed. On 26 August 2011, the Director General of Mineral, Coal and Geothermal issued Regulation No. 999.K/30/DJB/2011 on Procedures for Fixing Coal Benchmark Price Adjustment. The management is confident that all short term coal sales contracts made by the Group has used IMCBP-based selling prices. For long term contracts, selling prices will be adjusted every year to IMCBP of the corresponding year. Royalty is assessed based on the selling prices according to the calorie content of each sale.
Outstanding court cases still in progress In 2003, the Company was given a KP (Mining Concession) to exploit Lahat area. In 2004, the authority to grant KP was transferred by the
Peraturan Menteri No. 17/2010 memberikan masa transisi untuk merubah kontrak spot penjualan sampai dengan 22 Maret 2011 dan kontrak penjualan jangka panjang sampai dengan 22 September 2011. Pada tanggal 3 Maret 2011, Menteri Energi dan Sumber Data Mineral mengeluarkan Keputusan Menteri No. 0617 K/32/MEM/2011 tentang Harga Batubara untuk PLN Dalam Rangka Pengoperasian Pembangkit Listrik Tenaga Uap, yang antara lain mengatur: • Harga pembelian batubara oleh PLN dalam rangka pengoperasian pembangkit listrik tenaga uap adalah sebesar harga patokan batubara pada saat tercapainya kesepakatan antara PLN dengan perusahaan PKP2B atau IUP Operasi Produksi Batubara; • Harga kesepakatan pembelian batubara wajib disesuaikan setiap 12 bulan sekali dengan harga pembelian batubara sesuai dengan harga patokan batubara yang berlaku pada saat penyesuaian; dan • Harga patokan batubara akan diatur lebih lanjut oleh peraturan Direktur Jenderal Mineral, Batubara dan Panas Bumi. Pada tanggal 24 Maret 2011, Direktur Jenderal Mineral, Batubara dan Panas Bumi mengeluarkan Peraturan Direktur Jenderal No.515.K/32/DJB/2011 tentang Formula untuk Penetapan Harga Patokan Batubara, yang antara lain mengatur: • Menetapkan harga patokan batubara setiap bulan berdasarkan formula yang mengacu pada rata-rata beberapa indeks harga batubara; • Harga patokan batubara wajib digunakan sebagai acuan dalam penjualan batubara; dan • Untuk penjualan batubara yang dilakukan secara jangka tertentu (term), harga batubara mengacu pada rata-rata tiga harga patokan terakhir pada bulan dimana dilakukan kesepakatan harga. Pada tanggal 26 Agustus 2011, Direktur Jendral Mineral dan Batubara mengeluarkan Peraturan Direktur Jenderal No. 999.K/30/DJB/2011 mengenai Tata Cara Penetapan Besaran Biaya Penyesuaian Harga Batubara. Manajemen berkeyakinan bahwa seluruh kontrak penjualan batubara jangka pendek yang dilakukan oleh Perseroan telah menggunakan harga jual yang sesuai dengan IMCBP. Untuk kontrak penjualan jangka panjang, harga yang ditetapkan akan disesuaikan setiap tahunnya berdasarkan harga IMCBP tahun tersebut. Dalam melakukan perhitungan royalti, Perseroan juga telah menyesuaikan harga penjualan yang digunakan untuk menghitung royalti berdasarkan kalori dari masing-masing penjualan.
Perkara-Perkara Dalam Proses Di Pengadilan Pada tahun 2003, Perusahaan diberikan KP untuk mengeksploitasi daerah Lahat. Pada tahun 2004, otoritas untuk memberikan KP dialihkan pengurusannya oleh Gubernur Sumatera Selatan ke Bupati Lahat pada tahun 2004. Pada tanggal 29 Agustus 2005 melalui Pengadilan Tata
PT Bukit Asam Tbk
. 2011 Annual Report
16
26
36
46
70
Ikhtisar Utama
Informasi Perseroan
Informasi Bagi Investor
Laporan Manajemen
Main Highlights
Corporate Information
Investors Information
Management Report
Laporan Pengelolaan Operasional
178
Operational Management Report
Usaha Negara (“PTUN”) Palembang, Perusahaan mengajukan gugatan kepada Bupati Lahat sehubungan dengan penerbitan beberapa KP kepada beberapa perusahaan swasta atas wilayah yang sama yang dimiliki oleh Perusahaan. Atas upaya hukum tersebut, PTUN Palembang menolak gugatan Perusahaan. Proses hukum atas perkara ini telah berjalan hingga tingkat pengajuan PK ke Mahakamah Agung, dengan ringkasan perkembangan selama dua tahun terakhir sebagai berikut: Tanggal 28 Januari 2010 Mahkamah Agung RI, telah menerbitkan Putusan Kasasi dengan Amar Putusan Menolak Permohonan Kasasi para tergugat (Bupati Lahat dkk), yang relas pemberitahuannya diterima perusahaan tanggal 01 Desember 2010. Para terguat mengajukan Peninjauan Kembali (“PK”) Perdata ke Mahkamah Agung RI. Perusahaan telah membuat tanggapan atas PK tersebut pada tanggal 20 Mei 2011 yang diserahkan kepada Mahkamah Agung RI melalui PN Lahat. Status perkara ini dalam proses PK di Mahkamah Agung RI. Bupati Lahat pada tanggal 20 Juni 2011 mengajukan PK terhadap perkara KP di PTUN Palembang dan saat ini Perseroan sedang membuat tanggapan ke Mahkamah Agung melalui PTUN Palembang. Pada tangal 11 Oktober 2011, Mahkamah Agung menerbitkan Putusan PK Tata Usaha Negara (“TUN”) No. 109.KP/PTUN/2011 dalam Amar putusannya menerima PK TUN Bupati Lahat. Dengan demikian, perkara di PTUN Palembang, Perseroan berada di pihak yang dikalahkan. Tanggal 29 Nopember 2011, Perusahaan mengajukan PK TUN kepada Mahkamah Agung RI melalui PTUN Palembang atas Putusan Kasasi TUN Mahkamah Agung RI No. 326K/TUN/2006 tanggal 10 Mei 2007. Tanggal 16 Desember 2011, Ketua PTUN Palembang mengeluarkan Penetapan dimana permohonan PK TUN Perseroan dinyatakan tidak dapat diterima. Tanggal 11 Januari 2012, Perusahaan mengajukan Kasasi atas Penetapan Ketua PTUN Palembang mengenai permohonan PK TUN Perusahaan dinyatakan tidak dapat diterima. Untuk PK Perkara Perdata di PN Lahat, sampai saat ini masih dalam proses PK di Mahkamah Agung RI.
PERUBAHAN KEBIJAKAN AKUNTANSI DAN PENGUNGKAPAN Perseroan telah melakukan beberapa perubahan kebijakan akuntansi dan pengungkapan agar lebih sesuai dengan revisi PSAK yang diterbitkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia. Penjelasan ringkas atas kebijakan tersebut diuraikan pada bahasan berikut, sementara penjelasan lebih lengkap dapat dilihat pada Catatan 3 Laporan Keuangan Audit Konsolidasian Perseroan.
PT Bukit Asam Tbk
.
Laporan Tahunan 2011
South Sumatera Governor to to the Lahat Regency Administration. On 29 August 2005 through Palembang State Administrative Court (PTUN Palembang), the Company filed a lawsuit to Lahat Regency Administration due to several overlapping KPs with other companies. PTUN Palembang refused to process the Company’s claim. The process of this lawsuit has proceeded to the stage of civil reconsideration (PK) at the Supreme Court, and the last two years’ progress is summarized below: On 28 January 2010 the Indonesian Supreme Court issued a cassation decision rejecting the petition of the defendant (Lahat Regency Government), for which notice was received by the Company on 1 December 2010. The defendant filed an appeal for civil reconsideration (PK) to the Supreme Court. The Company made a counter response to the PK on 20 May 2011 which was submitted to the Supreme Court through Lahat District Court (PN Lahat). This case is still under PK process at the Supreme Court. On 20 June 2011 Lahat Regency Administration filed an appeal for PK of IP case at PTUN Palembang and the Company is currently preparing a response to the Supreme Court through PTUN Palembang. On 11 October 2011, the Supreme Court handed down PK Administrative (TUN) Decision No. 109. KP/PTUN/2011 approving PK TUN of Lahat Regency Administration. Therefore, in the case of PTUN Palembang, the Company is on the losing side. On 29 November 2011, the Company filed an appeal of PK TUN to the Supreme Court through PTUN Palembang for the Supreme Court’s TUN Cassation Decision No. 326K/TUN/2006 dated 10 May 2007. On 16 December 2011, Head of PTUN Palembang issued a stipulation whereby the Company’s appeal was declared unacceptable. On 11 January 2012, the Company filed a cassation appeal against the stipulation of Head of PTUN Palembang which declared the Company’s appeal unacceptable. As of the date of this report, the PK for civil case at PN Lahat is still in PK process at the Supreme Court.
CHANGES IN ACCOUNTING POLICY AND DISCLOSURE The Company has made several changes in accounting policy and disclosure to conform to the revised Statement of Financial Accounting
120
Pembahasan dan Analisis Manajemen
184
266
278
305
Laporan Tata Kelola Perusahaan
Laporan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Data Perseroan
Laporan Keuangan
Corporate Data
Financial Statements
Corporate Governance Report
Corporate Social Responsibilities
179
Management Discussion & Analysis
Standards (SFAS) issued by the Indonesian Institute of Public Accountants (IAI). A brief description of this policy is provided below, while more detailed explanation may be found in Note 3 to the Audited Consolidated Financial Statement.
New and amended standards adopted by the Company The following amendments to standards are mandatory for the first time for financial year beginning on 1 January 2011. •
Statement of Financial Accounting Standards (SFAS) No. 1 (Revised 2009), “Presentation of Financial Statements” The revised standard prohibits the presentation of items of income and expenses (that is, nonowner changes in equity) in the statement of changes in equity, requiring non-owner changes in equity to be presented separate from owner changes in equity. All non-owner changes in equity will be required to be shown in a performance statement, but entities can choose whether to present one performance statement (the statement of comprehensive income) or two statements (the statement of income and statement of comprehensive income).
•
SFAS No. 3 (Revised 2010) “Interim Financial Reporting” The standard requires the interim financial report to contain a statement of income for the current interim period and cumulatively for the current financial year to date, with comparative statements of income for the comparative interim periods (current and year to date of the preceding financial year) as either one statement or two statements. The statements of financial position are presented with a comparative as at the end of the immediately preceding financial year.
•
SFAS No.4 (Revised 2009), “Consolidated and Separate Financial Statements” The revised standard prohibits a parent company from failing to consolidate its controlled subsidiaries. Control is presumed to exist when the parent owns, directly and indirectly through subsidiaries, more than half of the voting power of an entity, unless, in exceptional circumstances, it can be clearly demonstrated that such ownership does not constitute control.
Standar baru dan revisi yang diadopsi oleh Perseroan Berikut adalah perubahan atas standar yang wajib diterapkan untuk pertama kali untuk tahun buku yang dimulai pada tanggal 1 Januari 2011. ••Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (“PSAK”) No. 1 (Revisi 2009), “Penyajian Laporan Keuangan” Standar yang direvisi tersebut tidak memperbolehkan penyajian pos penghasilan dan beban (yaitu, perubahan ekuitas non pemilik) dalam laporan perubahan ekuitas, mengharuskan perubahan ekuitas non pemilik disajikan terpisah dari perubahan ekuitas pemilik. Perubahan ekuitas non-pemilik diharuskan untuk diungkapkan dalam laporan hasil usaha, dimana entitas dapat memilih untuk menyajikan satu laporan hasil usaha (laporan labarugi komprehensif) atau dua laporan hasil usaha (laporan laba-rugi dan laporan laba-rugi komprehensif). ••PSAK No. 3 (Revisi 2010) “Laporan Keuangan Interim” Standar mensyaratkan laporan keuangan interim mencakup laporan laba-rugi untuk periode interim berjalan dan secara akumulatif untuk tahun buku berjalan sampai tanggal interim, dengan laporan laba-rugi komprehensif komparatif untuk periode interim yang dapat dibandingkan (periode berjalan dan awal tahun buku sampai tanggal pelaporan) dari tahun buku sebelumnya, yang disajikan dalam satu laporan atau dua laporan. Laporan posisi keuangan disajikan dengan komparatif per akhir tahun buku sebelumnya. ••PSAK No.4 (Revisi 2009), “Laporan Keuangan Konsolidasian dan Laporan Keuangan Tersendiri” Standar yang direvisi tidak memperbolehkan perusahaan induk tidak mengkonsolidasi entitas anak yang dibawah pengendaliannya. Pengendalian dianggap ada ketika entitas induk memiliki secara langsung atau tidak langsung melalui entitas anak, lebih dari setengah kekuasaan suara suatu entitas, kecuali dalam keadaan yang jarang, dapat ditunjukkan secara jelas bahwa kepemilikan tersebut tidak diikuti dengan pengendalian.
PT Bukit Asam Tbk
. 2011 Annual Report
16
26
36
46
70
Ikhtisar Utama
Informasi Perseroan
Informasi Bagi Investor
Laporan Manajemen
Main Highlights
Corporate Information
Investors Information
Management Report
Laporan Pengelolaan Operasional
180
Operational Management Report
••PSAK No.5 (Revisi 2009), “Segmen Operasi” Standar yang direvisi mensyaratkan suatu pendekatan manajemen, dimana informasi segmen disajikan dengan dasar yang sama dengan yang digunakan untuk keperluan pelaporan internal. Karena itu, pelaporan segmen konsisten dengan pelaporan internal kepada pengambil keputusan operasional. Hal tersebut tidak menghasilkan tambahan pelaporan segmen yang telah disajikan. ••PSAK No. 7 (Revisi 2010), “Pengungkapan Pihak Berelasi” Standar memperjelas pedoman pengungkapan pihak berelasi, transaksi dan saldo, termasuk komitmen dengan pihak berelasi. Standar mewajibkan pengungkapan atas transaksi dan saldo terkait dengan entitas yang berelasi dengan Pemerintah. Standar juga menjelaskan bahwa personil manajemen kunci merupakan pihak berelasi, yang mewajibkan pengungkapan jumlah dan kategori remunerasi dan kompensasi kepada personil manajemen kunci. Perseroan telah melakukan evaluasi ulang mengenai pihak berelasi sesuai dengan standar ini dan memastikan laporan keuangan telah disusun berdasarkan ketentuan pengungkapan yang direvisi.
•
SFAS No.5 (Revised 2009), “Operating Segments” The revised standard requires a “management approach”, under which segment information is presented on the same basis as that used for internal reporting purposes. As such, the segments are reported in a manner that is more consistent with the internal reporting provided to the chief operating decisionmaker. This has not resulted in additional reportable segments being presented.
•
SFAS No. 7 (Revised 2010), “Related Party Disclosures” The standard enhances the guidance of disclosure of related party relationships, transactions and outstanding balances, including commitments. The standard requires disclosures of transactions with governmentrelated entities and outstanding balances with those entities. It also makes clear that a member of the key management personnel is a related party, which in turn requires the disclosure of each category of remuneration and compensation of the key management personnel. The Group has re-evaluated its related party relationships in accordance with this standard and ensured the financial statements have been prepared under the revised disclosure requirements.
•
SFAS No. 8 (Revised 2010), “Events after the Reporting Period” There have been no significant changes from the previous standard. As such, the adoption of this revised standard will not have any effect on the Group’s current consolidated financial statemtns.
•
SFAS No. 15 (Revised 2009), “Investments in Associates” This standard does not apply to investments in associates held by venture capital organisations or mutual funds, unit trusts and similar entities including investmentlinked insurance funds that are measured at fair value through profit or loss in accordance with SFAS No. 55 (Revised 2006), “Financial Instruments: Recognition and Measurement”. The existence and effect of potential voting rights that are currently exercisable or convertible, including potential voting rights held by other entities, are considered when assessing whether an entity has significant influence.
••PSAK No. 8 (Revisi 2010), “Peristiwa Setelah Periode Pelaporan” Tidak terdapat perubahan signifikan dari standar sebelumnya. Karena itu, penerapan standar yang direvisi ini tidak akan berdampak pada laporan keuangan konsolidasian Perseroan saat ini. ••PSAK No. 15 (Revisi 2009), “Investasi pada Perusahaan Asosiasi” Standar ini tidak diterapkan untuk investasi dalam entitas asosiasi yang dimiliki oleh organisasi modal ventura atau reksa dana, unit perwalian, dan entitas sejenis termasuk dana asuransi terhubunginvestasi, yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba-rugi, sesuai dengan PSAK No. 55 (Revisi 2006), “Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran”. Keberadaan dan dampak dari hak suara potensial yang saat ini dapat dieksekusi atau dikonversi, termasuk hak suara potensial yang dimiliki oleh entitas lain, dipertimbangkan ketika menilai apakah suatu entitas memiliki pengaruh signifikan. ••PSAK No. 19 (Revisi 2010), “Aset Tak Berwujud” Standar ini mengatur perlakuan akuntansi untuk aset tak berwujud yang tidak diatur secara khusus dalam standar lainnya. Aset tak berwujud diakui, jika dan hanya jika, kemungkinan besar entitas akan memperoleh manfaat ekonomi masa depan dari aset tersebut dan biaya perolehan aset tersebut dapat diukur secara andal. ••PSAK No. 23 (Revisi 2010), “Pendapatan” Tidak ada perubahan signifikan dalam standar ini. Standar memberikan contoh ilustrasi yang bukan merupakan bagian dari PSAK No. 23. Oleh karena itu, adopsi atas PSAK yang direvisi ini tidak akan memiliki dampak signifikan pada laporan keuangan konsolidasian Perseroan.
PT Bukit Asam Tbk
.
Laporan Tahunan 2011
120
Pembahasan dan Analisis Manajemen
184
266
278
305
Laporan Tata Kelola Perusahaan
Laporan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Data Perseroan
Laporan Keuangan
Corporate Data
Financial Statements
Corporate Governance Report
Corporate Social Responsibilities
181
Management Discussion & Analysis
•
SFAS No. 19 (Revised 2010), “Intangible Assets” This standard deals with the accounting treatment for intangible assets that are not dealt with specifically in another standard. Intangible assets can be recognised, if and only if, it is probable that the expected future economic benefits that are attributable to the assets will flow to the entity and the cost of the asset can be measured reliably.
••PSAK No. 25 (Revisi 2009), “Kebijakan Akuntansi, Perubahan Estimasi Akuntansi, dan Kesalahan” Standar ini memberikan pedoman mengenai bagaimana memilih dan menerapkan kebijakan akuntansi dan perubahan kebijakan akuntansi, yang sebelumnya diatur dalam PSAK No. 1. Standar ini juga menghilangkan istilah “kesalahan mendasar” dan mempertimbangkan kesalahan termasuk kesalahan material dan kesalahan tidak material yang disengaja untuk mencapai suatu penyajian laporan posisi keuangan, kinerja keuangan, atau arus kas tertentu.
•
SFAS No. 23 (Revised 2010), “Revenue” There is no significant change in this standard. The standard provides illustrative examples which are not part of SFAS No. 23. As such, the adoption of this revised SFAS will not have any significant effect on the Group’s consolidated financial statements.
••PSAK No. 48 (Revisi 2009), “Penurunan Nilai Aset” Standar yang direvisi memberikan pedoman yang memperjelas mengenai prosedur yang harus diterapkan entitas agar jumlah tercatat asetnya tidak melebihi jumlah terpulihkan. Manajemen telah mengadopsi standar ini ketika melakukan pengujian penurunan nilai tahunan.
•
SFAS No. 25 (Revised 2009), “Accounting Policies, Changes in Accounting Estimates and Errors” This standard provides guidance on how to select and apply accounting policies and accounting for changes in accounting policies which was previously described in SFAS No. 1. This standard also eliminates the term “fundamental error” and considers errors to include both material errors and immaterial errors made deliberately to achieve a particular presentation of an entity’s financial position, financial performance, or cash flows.
••PSAK No. 57 (Revisi 2009), “Provisi, Liabilitas Kontinjensi, dan Aset Kontinjensi” Tidak terdapat perubahan signifikan dibandingkan dengan versi sebelumnya dari standar ini, kecuali standar yang direvisi ini memberikan pedoman yang lebih jelas mengenai transaksi tertentu. Oleh karena itu, perubahan atas standar ini tidak akan memiliki dampak pada laporan keuangan konsolidasian Perseroan.
•
SFAS No. 48 (Revised 2009), “Impairment of Assets” The revised standard provides enhanced guidance on the procedures that an entity should apply to ensure that its assets are carried at no more than their recoverable amount. The management has adopted this standard when performing the annual impairment testing.
•
SFAS No. 57 (Revised 2009), “Provision, Contingent Liabilities and Contingent Assets” There have been no significant changes from the previous version of this standard, except that this revised standard provides clearer guidance on certain transactions. As such, the standard will not have any impact to the Group’s consolidated financial statements.
•
The adoption of these new and revised standards and interpretations did not result in substantial changes to the Group’s accounting policies and had no material effect on the consolidated financial statements.
••Penerapan dari standar, interpretasi baru/revisi standar berikut, tidak menimbulkan perubahan besar terhadap kebijakan akuntansi Perseroan dan efek material terhadap laporan keuangan konsolidasian. ••Standar akuntansi berikut telah diterbitkan dan wajib diterapkan pada atau setelah tanggal 1 Jan 2011, namun Perseroan belum mengadopsi karena tidak relevan tehadap Perseroan. Standar tersebut meliputi: ••PSAK No. 2 (Revisi 2009), “Laporan Arus Kas” ••PSAK No. 12 (Revisi 2009), “Bagian Partisipasi dalam Ventura Bersama” ••PSAK No. 22 (Revisi 2010), “Kombinasi Bisnis” ••PSAK No. 58 (Revisi 2009), “Aset Tidak Lancar, Yang Dimiliki untuk Dijual dan Operasi yang Dihentikan” ••Interpretasi Standar Akuntansi Keuangan (“ISAK”) No. 7, “Konsolidasi Entitas Bertujuan Khusus ••ISAK No. 9, “Perubahan atas Liabilitas, Aktivitas Purnaoperasi, Restorasi dan Liabilitas Serupa” ••ISAK No. 10, “Program Loyalitas Pelanggan” ••ISAK No. 11, “Distribusi Aset Nonkas kepada Pemilik” ••ISAK No. 12, “Pengendalian Bersama Entitas: Kontribusi Nonmoneter oleh Venturer” ••ISAK No. 14, “Aset Tak Berwujud - Biaya Situs Web” ••ISAK No. 17, “Laporan Keuangan Interim dan Penurunan Nilai”
PT Bukit Asam Tbk
. 2011 Annual Report
16
26
36
46
70
Ikhtisar Utama
Informasi Perseroan
Informasi Bagi Investor
Laporan Manajemen
Main Highlights
Corporate Information
Investors Information
Management Report
Laporan Pengelolaan Operasional
182
Operational Management Report
••Perseroan melakukan pencabutan standar dan interpretasi tertentu seusai peraturan, namun pencabutan tersebut tidak menyebabkan perubahan signifikan terhadap kebijakan akuntansi Perseroan dan tidak material atas jumlah yang dilaporkan atas tahun berjalan atau tahun sebelumnya, yakni standar: ••PSAK No. 6, “Akuntansi dan Pelaporan untuk Entitas Tahap Pengembangan”; ••PSAK No. 21, “Akuntansi Ekuitas” ••PSAK No. 40, “Akuntansi Perubahan Ekuitas Entitas Anak atau Asosiasi”; ••ISAK No. 1, “Penentuan Harga Pasar Dividen”; ••ISAK No. 2, “Penyajian Modal dalam Neraca dan Piutang kepada Pemegang Saham”; dan ••ISAK No. 3, “Akuntansi atas Pemberian Sumbangan atau Bantuan”.
•
The following new accounting standards have been published and are mandatory for implementation on or after 1 January 2011, but the Company has not adopted them since they are not currently relevant to its business. Those standards are: ••SFAS No. 2 (Revised 2009), “Statements of Cash Flows” ••SFAS No. 12 (Revised 2009), “Interests in Joint Ventures” ••SFAS No. 22 (Revised 2010), “Business Combination” ••SFAS No. 58 (Revised 2009), “Non-current Assets, Held for Sale and Discontinued Operations” ••Interpretation of Financial Accounting Standards (“IFAS”) No. 7, “Consolidation of Special Purpose Entities” ••IFAS No. 9, “Changes in Existing Decommissioning, Restoration and Similar Liabilities” ••IFAS No. 10, “Customer Loyalty Programs” ••IFAS No. 11, “Distribution of Non-cash Assets to Owners” ••IFAS No. 12, “Jointly Controlled Entities: Non-monetary Contributions by Venturers” ••IFAS No. 14, “Intangible Assets – Website Costs” ••IFAS No. 17, “Interim Financial Reporting and Impairment”
•
The Company withdrew certain standards and interpretations, but such withdrawal did not result in significant changes to the Group’s accounting policies and had no material effect on the amounts reported for the current or prior financial year, which are: ••SFAS No. 6, “Accounting and reporting for Development-Stage Entities”; ••SFAS No. 21, “Accounting for Equity” ••SFAS No. 40, “Accounting for Changes in Equity of Subsidiaries or Associates”; ••IFAS No. 1, “Determining Market Price of Dividend”; ••IFAS No. 2, “Presentation of Capital in the Balance Sheet and Subscription Receivables”; and ••IFAS No. 3, “Accounting for Donation or Endowment”.
Pada saat penerbitan laporan keuangan konsolidasian, Manajemen masih mempelajari dampak yang mungkin timbul dari penerapan standar dan interpretasi baru yang telah diterbitkan, tetapi belum berlaku efektif untuk tahun buku yang dimulai pada atau setelah tanggal 1 Januari 2012 dan tidak diterapkan lebih awal, serta pengaruhnya pada laporan keuangan konsolidasian Perseroan. PERSIAPAN DAN PELAKSANAAN KONVERGENSI IFRS Perseroan telah mengantisipasi pelaksanaan konvergensi IFRS yang memiliki dampak dalam laporan keuangan. Sesuai dengan surat edaran Kementrian BUMN Nomor: SE05/MBU/2009 tanggal 2 April 2009 menginstruksikan Direksi BUMN untuk: ••Aktif dalam kegiatan yang diselenggarakan Ikatan Akuntan Indonesia yang berhubungan dengan rencana penerapan IFRS seperti public hearing, konsultasi publik, sosialisasi dan sebagainya. ••Aktif memberikan tanggapan dan masukan tertulis kepada DSAK IAI mengenai dampak signifikan bagi masing masing BUMN sehubungan dengan penerapan IFRS tersebut, dan ••Mempersiapkan segala sesuatu yang diperlukan terkait rencana penerapan IFRS tersebut sebaik-baiknya.
As of the date of issuance of the consolidated financial statements, the Management was still evaluating the impact of these revised standards and interpretations, but not effective for the financial year beginning on or after 1 January 2012 and not earlier adopted, and their effect on the Company’s consolidated financial statements.
PT Bukit Asam Tbk
.
Laporan Tahunan 2011
120
Pembahasan dan Analisis Manajemen
184
266
278
305
Laporan Tata Kelola Perusahaan
Laporan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Data Perseroan
Laporan Keuangan
Corporate Data
Financial Statements
Corporate Governance Report
Corporate Social Responsibilities
183
Management Discussion & Analysis
PREPARATION AND ADOPTION OF IFRS CONVERGENCE The Company has anticipated the adoption of IFRS convergence that will have effects on financial reporting. The SOE Ministry Circular No. SE05/ MBU/2009 dated 2 April 2009 instructed SOEs to: • Actively participate in the events organized by the Indonesian Institute of Public Accountants (IAI) in relation to the planned adoption of IFRS, such as public hearing, public consultancy, socialization and others. • Provide written response and input to DSAK IAI on the significant effects of the adoption of IFRS to each SOE, and • Prepare anything necessary for the proposed adoption of IFRS. In preparing the adoption of IFRS convergence (Revised SFAS) and its implementation, the Company has appointed its consultant, KAP Purwantono, Suherman & Surja (affiliate of Ernst & Young), with the following scope of assignment: • Review the Company’s accounting policy and financial policy. • Provide training on Revised SFAS for the Company’s relevant personnel. • Provide support in the adoption of Revised SFAS in Audited Consolidated Financial Statements for Financial Year 2011.
Dalam persiapan untuk melaksanakan konvergensi IFRS (PSAK Revisi) tersebut Perseroan telah menunjuk konsultan pendamping dalam implementasinya, yakni KAP Purwantono, Suherman & Surja (afiliasi Ernst & Young), dengan lingkup pekerjaan antara lain: ••Review kebijakan akuntansi dan kebijakan keuangan Perseroan. ••Memberikan pelatihan PSAK Revisi kepada pegawai Perseroan yang terkait. ••Mendampingi penerapan PSAK Revisi pada Laporan Keuangan Audit Konsolidasi Tahun Buku 2011. Dengan demikian Perseroan telah menerapkan semua PSAK Revisi yang berlaku sejak 1 Januari 2011 sebagaimana diatur dalam Standar Akuntansi Keuangan. Adapun detail PSAK maupun ISAK yang telah diterapkan oleh Perseroan dalam penyusunan Laporan Keuangan Konsolidasian yang telah diaudit oleh KAP Tanudireja, Wibisana dan Rekan (afiliasi PWC) sebagaimana tersebut diatas. KEJADIAN PENTING SETELAH TANGGAL NERACA Tidak ada kejadian material setelah berakhirnya periode laporan yang tercatat pada Laporan Audit Konsolidasian Perseroan.
As such, the Company has applied all Revised SFAS effective 1 January 2011 as required by Financial Accounting Standards. Details of SFAS and IFAS that have been applied by the Company in presenting Consolidated Financial Statements as audited by KAP Tanudireja, Wibisana dan Rekan (affiliate of PWC) are described above.
SUBSEQUENT EVENTS There were no significant events subsequent to the audited consolidated financial statements date.
PT Bukit Asam Tbk
. 2011 Annual Report
16
26
36
46
70
Ikhtisar Utama
Informasi Perseroan
Informasi Bagi Investor
Laporan Manajemen
Main Highlights
Corporate Information
Investors Information
Management Report
Laporan Pengelolaan Operasional
184
Operational Management Report
LAPORAN TATA KELOLA PERUSAHAAN CORPORATE GOVERNANCE REPORT
Komitmen dalam menerapkan praktek tata kelola perusahaan yang baik, berimbang dan bersamaan disertai dengan peningkatan integritas karyawan mendorong pertumbuhan dan peningkatan kinerja perusahaan secara berkelanjutan.
PT Bukit Asam Tbk
.
Laporan Tahunan 2011
120 Pembahasan dan Analisis Manajemen
184
Laporan Tata Kelola Perusahaan
Management Discussion & Analysis
266
278
305
Laporan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Data Perseroan
Laporan Keuangan
Corporate Data
Financial Statements
185
Corporate Social Responsibilities Corporate Governance Report
Committed to implementing balanced good corporate governance practice and upholding employee integrity for better corporate performance and sustainable business growth.
PT Bukit Asam Tbk
. 2011 Annual Report
16
26
36
46
70
Ikhtisar Utama
Informasi Perseroan
Informasi Bagi Investor
Laporan Manajemen
Main Highlights
Corporate Information
Investors Information
Management Report
Laporan Pengelolaan Operasional
186
Operational Management Report
LAPORAN PELAKSANAAN TATA KELOLA
Implementation of Corporate Governance
Tujuan Penerapan
Objective
Menindaklanjuti penyelesaian, penerbitan dan sosialisasi penerapan Panduan Implementasi GCG yang berisi mekanisme kerja antar Organ Perusahaan, Kebijakan Pokok Perseroan (GCG Code) dan Kebijakankebijakan lain terkait GCG, Perseroan melakukan implementasi prinsipprinsip tatakelola yang baik sebagaimana terkandung dalam butir-butir panduan tersebut. Berdasarkan buku panduan yang ditujukan sebagai pedoman, setiap level operasional, baik kini dan ke depan Perseroan bertekad menjalankan GCG secara konsisten dan sebaik mungkin. Hal tersebut dilaksanakandalam upaya untuk menindaklanjuti Peraturan Menteri Negara BUMN Nomor PER-01/MBU/2011 tentang Penerapan Praktek GCG pada BUMN, maupun dalam rangka memantapkan keyakinan Perseroan akan manfaat positif dari penerapan praktek GCG. Tujuan Penerapan GCG di Perseroan adalah: • Mengendalikan dan mengarahkan hubungan antara Pemegang Saham, Dewan Komisaris, Direksi, karyawan, pelanggan, mitra kerja, serta masyarakat dan lingkungan. • Mendorong dan mendukung pengembangan Perseroan. • Mengelola sumber daya secara lebih amanah. • Mengelola risiko secara lebih baik. • Meningkatkan pertanggungjawaban kepada stakeholders. • Mencegah terjadinya penyimpangan dalam pengelolaan Perseroan. • Memperbaiki budaya kerja Perseroan. • Meningkatkan citra Perseroan (image) menjadi semakin baik. Untuk mencapai tujuan tersebut, Perseroan senantiasa berusaha menerapkan prinsip-prinsip tata kelola yang baik, mencakup azas transparency, accountability, responsibility, independency dan fairness, secara seimbang dengan pembangunan nilai-nilai dan budaya perusahaan yang tertuang dalam rumusan kode etik serta budaya perusahaan dan dengan membangun integritas yang tinggi melalui nilai-nilai budaya tersebut diyakini akan semakin memberikan hasil maksimal pada mutu penerapan GCG dan kinerja Perseroan. Mutu penerapan GCG yang baik dan konsisten akan mendukung peningkatan kinerja Perseroan melalui terciptanya proses pengambilan keputusan yang lebih baik, meningkatkan efisiensi operasional, meningkatkan pelayanan kepada stakeholders yang pada akhirnya akan mampu meningkatkan corporate value. Selain itu, stakeholder satisfaction juga akan meningkat karena terjadinya perbaikan kinerja keuangan serta berkurangnya keputusan investasi yang mengandung benturan kepentingan, sehingga membuat kepercayaan investor juga meningkat. Komitmen, konsistensi serta keberhasilan Perseroan dalam menerapkan tata kelola yang baik juga telah membuahkan berbagai bentuk penghargaan yang diterima dari lembaga independen dari berbagai perspektif, seperti:
PT Bukit Asam Tbk
.
Laporan Tahunan 2011
Following the completion, issue and socialization of GCG implementation guide on working mechanism among corporate organs (GCG Code) and other GCG policies, the Company has implemented the GCG principles as incorporated in GCG Code. Based on the Code, each level of operations will continue to consistently implement GCG practice in the best possible manner. Such is aimed at acting on the State Minister for State-Owned Enterprises (SOE) Regulation No. PER01/MBU/2011 concerning Implementation of GCG Practices in SOEs, and also at affirming the Company’s belief in the advantage of practising GCG principles. The goal of implementing GCG throughout the Company is to allow: • Directing and managing the relationship among shareholders, Board of Commissioners, Board of Directors, employees, customers, partners, community and environment. • Promoting and supporting the Company’s growth. • Managing resources discreetly. • Managing risks more responsibly. • Treating stakeholders more responsibly. • Preventing irregularity in the management of the Company. • Promoting work ethos. • Enhancing the Company’s good image. To attain that goal, the Company consistently implements good corporate governance (GCG) principles which include transparency, accountability, responsibility, independency and fairness, corresponding to the promotion of corporate values and culture which are reflected in the corporate code of conduct and culture, and cultivates high integrity through such cultural values to maximize GCG implementation and the Company’s business. Good and consistent implementation of GCG will support the Company’s operations as it allows better decision making, improved operating efficiency and stakeholders’ return and, eventually, corporate value. Likewise, stakeholders’ satisfaction will be guaranteed by maximizing financial achievement and minimizing investment risk, preventing conflict of interest and boosting investors’ trust. The Company’s commitment, consistency and success in implementing good corporate governance practice have also earned the Company several awards and commendations from independent institutions in varied perspectives, which are:
184
120 Pembahasan dan Analisis Manajemen
Laporan Tata Kelola Perusahaan
Management Discussion & Analysis
266
278
305
Laporan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Data Perseroan
Laporan Keuangan
Corporate Data
Financial Statements
187
Corporate Social Responsibilities Corporate Governance Report
• The Best in Building and Managing Corporate Image, coal mining company category during Indonesia’s The Most Admired Company event. • 1st Rank Annual Report Award 2011, SOE/ROE Non-Financial Listed Company category • 3rd Rank The Best Human Capital of The Year 2011 presented in Business Review Award program • 3rd Rank The Best GCG Implementation of The Year 2011 presented during Business Review Award event.
Assesment of GCG Practice The last assessment of the Company’s GCG implementation was made in 2008 by an independent assessor, SODIQ, PURWOKO & ASSOCIATES. Findings showed that the Company obtained a total score of 89.75 and termed Good Implementation of GCG. The score of the assessment is shown below. See Table 7.1
• The Best in Building and Managing Corporate Image perusahaan Pertambangan Batubara dalam acara Indonesian’s The Most Admired Company • Peringkat 1 Annual Report Award 2011 kategori BUMN/D NonKeuangan Listed Company • Peringkat III kategori The Best Human Capital of The Year 2011, dalam acara Anugerah Business Review • Peringkat III kategori The Best GCG Implementation of The Year 2011, dalam acara Anugerah Business Review.
Asesmen Praktek GCG Perseroan terakhir kali melakukan asesmen Praktek GCG pada tahun 2008, dilaksanakan oleh asesor independent Sodiq, Purwoko & Associates. Menurut hasil asesmen tersebut, Perseroan mendapatkan total score 89,75, dengan kesimpulan kualitas penerapan GCG Baik. Adapun tabel score hasil asesmen adalah sebagai berikut.
TABEL TABLE 7.1 ASPEK
BOBOT
SKOR
% CAPAIAN
ASPECT
Weight
Score
Achievement
A
B
B/A x 100
I
Hak dan Tanggung Jawab Pemegang Saham/RUPS Shareholders’ right and responsibility/GMS
9,00
7,49
83,27
II
Kebijakan Good Corporate Governance Good Corporate Governance policy
8,00
6,03
75,31
III
Penerapan Good Corporate Governance Good Corporate Governance implementation
66,00
61,80
93,64
A. Komisaris Board of Commissioners
27,00
24,33
90,11
6,00
5,92
98,67
27,00
25,66
95,02
D. Satuan Pengawasan Intern Internal Audit Unit
3,00
2,90
96,58
E. Sekretaris Perusahaan Corporate Secretary
3,00
3,00
100,00
IV
Pengungkapan Informasi Disclosure
7,00
6,43
91,79
V
Komitmen Commitment
10,00
8,00
80,00
100,00
89,75
89,75
B. Komite Komisaris Board of Commissioners Committee C. Direksi Board of Directors
Skor Keseluruhan Total Score Peringkat Kualitas Penerapan GCG Quality Rating of GCG Implementation
BAIK GOOD
Based on the assessment result, the assessor recommended a series of actions to be taken by the Company to improve the rules of implementing GCG. Some of the recommended measures are:
Dari hasil assesment tersebut, Assesor merekomendasikan berbagai perbaikan aturan dan peningkatan kualitas pelaksanaan praktek GCG yang sebaiknya dilakukan oleh Perseroan. Beberapa rekomendasi yang disampaikan adalah:
• Draw up and develop Code of Conduct as a separate document and enclose compliance sheets to be signed by all employees.
• Menyusun dan menyempurnakan Pedoman Perilaku (Code of Conduct) sebagai sebuah dokumen tersendiri secara terpisah termasuk menyertakan didalamnya lembar kepatuhan terhadap Pedoman Perilaku yang harus ditandatangani oleh setiap Pegawai.
PT Bukit Asam Tbk
. 2011 Annual Report
16
26
36
46
70
Ikhtisar Utama
Informasi Perseroan
Informasi Bagi Investor
Laporan Manajemen
Main Highlights
Corporate Information
Investors Information
Management Report
Laporan Pengelolaan Operasional
188
Operational Management Report
• Melengkapi dalam GCG Code uraian terkait dengan hak, wewenang dan tanggung jawab Pemegang Saham/RUPS secara jelas. Dalam upaya meningkatkan kualitas penerapan GCG, pada tahun 2011 Perseroan melanjutkan berbagai program penyempurnaan tata laksana, sosialisasi aturan-aturan internal baru maupun pembentukan perangkat organisasi pelaksana dengan mengacu pada perkembangan best practises GCG terkini maupun mempertimbangkan rekomendasi-rekomendasi tersebut. Program-program pokok yang dilakukan di tahun 2011 sebagai kelanjutan pelaksanaan program tahun sebelumnya dalam rangka meningkatkan kualitas penerapan GCG, diantaranya mencakup: • Penyempurnaan Board Of Manual Board Manual disusun sesuai prinsip-prinsip hukum korporasi, ketentuan Anggaran Dasar, Peraturan perundang-undangan yang berlaku, dan arahan Pemegang Saham yang mengatur tata kerja Komisaris dan Direksi serta praktik-praktik terbaik Tata Kelola yang Baik (Good Corporate Governance). Tahun 2010, Perseroan telah menyelesaikan penyusunan draft final Board Manual dan dibantu oleh konsultan. Pada bulan April 2011 Perseroan melakukan evaluasi terhadap Board Manual tersebut, melakukan konsinyering bersama komite GCG dan lintas Komite dibawah Dewan Komisaris, Direksi dan satker Hukum dan Administrasi Korporat untuk melaksanakan addendum dan revisi terhadap beberapa hal-hal yang krusial, agar lebih sesuai dengan praktik-praktik terbaik (best practices) Good Corporate Governance terakhir. Pada bulan November 2011 Perseroan bersama dengan konsultan kemudian melakukan revisi menyeluruh atas beberapa ketentuan dalam Board Manual yang kurang sesuai dengan regulasi yang berlaku saat ini.
• Insert in the GCG Code a clear description of right, authority and responsibility of shareholders/GMS. Considering the Company’s needs for better GCG implementation, in 2011 the Company made some improvement on operating procedures, socialization of new internal rules and formation of organizational infrastructure based on those recommendations and with reference to the latest GCG best practices. The main programs run in 2011 were intended to continue preceding year’s program of improving GCG practice, covering: • Board Manual Review Board Manual is drawn up in accordance with corporate law principles, the Company’s articles of association, prevailing laws and regulations, and shareholders’ recommendation concerning the working mechanism of Board of Commissioners and Directors as well Good Corporate Governance best practices. With the aid of a consultant, the Company finalized writing up Board Manual In 2010. In April 2011, Board Manual was evaluated by intensive meetings of GCG Committee and other Committees under Board of Commissioners, Directors, and Corporate Law and Administration task force to draft an addendum and revise a few crucial points to conform to the latest GCG best practices. In November 2011, the Company and the consultant revised several provisions of Board Manual that were seen as inconsistent with the current rules and regulations.
• Sosialisasi Code of Conduct (CoC) Menyusul selesainya peninjauan dan penyusunan ulang buku Pedoman CoC, Perseroan telah melakukan sosialisasi butir-butir ketentuan yang terkandung di dalamnya. Pedoman CoC ini menjelaskan beberapa hal pokok mengenai aturan yang berkaitan dengan etika, mancakup diantaranya: - Kebijakan tentang Benturan Kepentingan - Kebijakan tentang Larangan Pemberian dan Penerimaan Hadiah, Suap dan sejenisnya. - Kebijakan tentang Pengadaan Barang dan Jasa. - Tata Laksana Sistem Pelaporan Pelanggaran - Distribusi lembar kepatuhan terhadap Pedoman Perilaku yang harus ditandatangani oleh setiap Pegawai.
• Code of Conduct (CoC) Socialization After having been reviewed and rewritten, CoC was socialized to employees in order to explain major points related to ethical conduct, such as: - Conflict of interest policy - Restriction of giving and receiving gift, bribe, and the like - Goods and services procurement policy - Procedure of reporting misconduct (whistleblowing system) - Code of conduct compliance sheets to be signed by all employees
Sosialisasi Pedoman CoC dan peningkatan komitmen pegawai dalam pelaksanaan etika kerja dan etika bisnis sesuai dengan prinsip tata kelola perusahaan yang baik telah diperkuat dengan penandatanganan lembar kepatuhan seluruh pegawai Perseroan maupun Anak Perusahaan yang dimulai sejak tahun 2010 dan telah selesai dilaksanakan pada tahun 2011.
Socializing CoC and bolstering employees’ commitment towards work ethics and business ethics according to GCG principles was affirmed by signing compliance sheets by all employees of the Company and subsidiaries which were initiated in 2010 and completed in 2011.
Mengingat Pedoman CoC disusun untuk menjadi acuan Etika Kerja dan Etika Bisnis bagi seluruh jajaran peusahaan, maka Perseroan
PT Bukit Asam Tbk
.
Laporan Tahunan 2011
As CoC is written to provide guidance to Work Ethics and Business Ethics for all personnel, the
120 Pembahasan dan Analisis Manajemen
184
Laporan Tata Kelola Perusahaan
Management Discussion & Analysis
266
278
305
Laporan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Data Perseroan
Laporan Keuangan
Corporate Data
Financial Statements
189
Corporate Social Responsibilities Corporate Governance Report
Company thinks that all stakeholders should be familiar with the content. Consequently, in 2011 the Company began disseminating the main points of CoC to external stakeholders in Tanjung Enim, Palembang and Jakarta. Initially it was directed to business partners and vendors being the stakeholders who have the most contact with the Company in the course of business. • Establishment and Application of PTBA Corporate Management System The Company reinforced its accredited operations management system by establishing and applying PTBA Corporate Management System, by adopting several accredited operations management systems, which during a system audit proved to be closely related. Further to integrating the management system, the Management improved the manual and procedure and socialized them to the management members and work units related to the system. • Implementation of Whistle-blowing System According to the recommendations of several institutions like Organization for Economic Cooperation and Development (OECD), Association of Certified Fraud Examiner (ACFE) and Global Economic Crime Survey (GECS), one of the effective ways to prevent and combat corruption, bribery or other fraudulent practices which are against GCG principles is the establishment and implementation of whistle-blowing system. The effectiveness of this mechnism is shown by the number of cases detected early and relatively short time spent, and a bigger opportunity for the company to handle the fraud internally before it becomes public and tarnish the organization’s reputation. The existence of this reporting system is expected to prevent fraudulent acts and thus promote the Company’s accountability and performance.
memandang seluruh pemangku kepentingan wajib mengetahuinya. Oleh karenanya di tahun 2011, Perseroan mulai melakukan sosialisasi butir-butir Pedoman CoC ini kepada stakeholder eksternal di Tanjung Enim, Palembang dan Jakarta. Sosialisasi awal dilakukan kepada mitra bisnis dan rekanan sebagai pemangku kepentingan yang paling sering bersinggungan dan berhubungan dengan Perseroan dalam kegiatan operasionalnya. • Pembentukan dan Pemberlakuan Sistem Manajemen Perusahaan (PT BA Tbk) Perseroan memperkuat sistem pengelolaan operasional terakreditasi dengan membentuk dan memberlakukan Sistem Manajemen Perusahaan, melalui adopsi atas beberapa sistem operasional terakreditasi yang dalam proses audit sistemnya saling bersinggungan secara erat. Dalam rangka menindaklanjuti upaya Integrasi SM BA tersebut, Manajemen melakukan penyempurnaan pedoman dan prosedur serta mensosialisasikannya kepada seluruh jajaran manajemen maupun seluruh Satuan Kerja di Lingkup SM BA. • Persiapan Penerapan Sistem Pelaporan Pelanggaran (Whistleblowing System) Sesuai dengan hasil rekomendasi kajian berbagai institusi, seperti Organization for Economic Co-operation and Development (OECD), Association of Certified Fraud Examiner (ACFE) dan Global Economic Crime Survey (GECS), salah satu cara yang paling efektif untuk mencegah dan memerangi praktik korupsi, suap, ataupun praktikpraktik kecurangan lainnya yang bertentangan dengan kaidah GCG diantaranya perlu dibangun sistem penerapan mekanisme pelaporan pelanggaran (whistleblowing system). Efektivitas mekanisme ini dapat dilihat dari jumlah kecurangan yang berhasil dideteksi secara dini dan juga waktu penindakannya yang relatif lebih singkat serta kesempatan yang lebih besar bagi perusahaan untuk mengatasi permasalahan-permasalahan pelanggaran yang terjadi secara internal sebelum merebak ke ruang publik yang dapat mempengaruhi reputasi organisasi. Dan dengan adanya mekanisme pelaporan pelanggaran, diharapkan juga dapat dicegah kecenderungan terjadinya berbagai pelanggaran sehingga meningkatkan akuntabilitas dan kinerja prusahaan.
PT Bukit Asam Tbk
. 2011 Annual Report
16
26
36
46
70
Ikhtisar Utama
Informasi Perseroan
Informasi Bagi Investor
Laporan Manajemen
Main Highlights
Corporate Information
Investors Information
Management Report
Laporan Pengelolaan Operasional
190
Operational Management Report
Mempertimbangkan hal di atas, dan menindak lanjuti proses penyusunan mekanisme whistleblowing system di PTBA di tahun 2010, pada bulan Maret ‘2011 Perseroan telah melakukan studi banding dalam rangka benchmarking terhadap sistem tersebut di empat perusahaan lainnya yaitu: PT Pertamina (Persero), PT Telkom (Persero) Tbk, PT Bank Mandiri (Persero) Tbk dan PT Aneka Tambang (Persero) Tbk. Tindak lanjut dari proses benchmarking adalah penyusunan proposal pembentukan Unit Sistem Pelaporan Pelanggaran, Pedoman Sistem Pelaporan Pelanggaran dan Tatacara Kerja Sistem Pelaporan Pelanggaran kepada Manajemen untuk kemudian dibahas dan akan ditetapkan melalui Surat Keputusan Penerapan Sistem Pelaporan Pelanggaran (whistleblowing system). • Penerapan Manajemen Risiko - Untuk membudayakan manajemen risiko di seluruh lini, serta mereview kembali risiko-risiko yang ada di seluruh unit kerja juga untuk menginternalisasikan mitigasi risiko dalam proses bisnis perusahaan, pada awal tahun 2011 Perseroan melaksanakan kegiatan yang ditujukan untuk peningkatan awareness dan konsultansi implementasi manajemen risiko kepada seluruh pejabat di jenjang I, II dan III (owner risk) serta kepada PIC masing-masing satuan kerja di lingkup Entreprise Risk Management. - Disamping melakukan monitoring dan pengendalian risiko atas 37 kategori risiko korporat,Perseroan juga melakukan kajian analisis risiko terhadap proyek-proyek (investasi maupun pengembangan usaha) yang sudah dan akan berjalan untuk mendukung pengambilan keputusan Dewan Komisaris dan Direksi. Proyek dimaksud meliputi rencana pemandirian Rumah Sakit Bukit Asam (RSBA), penempatan dana melalui Reksa Dana Penyertaan Terbatas (RDPT) dan pembukaan Tambang Peranap. - Perseroan juga telah menyusun konsep pengembangan manajemen risiko berbasis IT untuk meningkatkan efektivitas implementasi
PT Bukit Asam Tbk
.
Laporan Tahunan 2011
In light of the above and to continue setting up the whistle-blowing mechanism that started in 2010, in March 2011 the Company made a benchmarking study of the system at four other companies, i.e. PT Pertamina (Persero), PT Telkom (Persero) Tbk, PT Bank Mandiri (Persero) Tbk and PT Aneka Tambang (Persero) Tbk. The bench-marking study was followed by drafting a proposal to the Management for the formation of Whistle Blower Unit, and the write-up of Whistle-Blowing Manual and Work Procedures to be discussed and further enforced by way of Decision to Implement Whistle-Blowing System. • Risk Management Implementation - To implement risk management in all lines, review the risks in all work units and internalize risk mitigation in business operations, at the beginning of 2011 the Company gave consultancy to promote awareness of risk management implementation to personnel in level I, II and III (Owner’s Risk) and PIC of each task force related to Enterprise Risk Management. - Besides monitoring and handling the 37 corporate risks, the Company also made risk analysis of investment or business development projects either completed or current, to assist the Board of Commissioners and Directors in decision making. The projects include turning Bukit Asam Hospital into an independent entity, making fund placement in Limited Participation Mutual Funds and opening Peranap mine. - The Company has developed an ITbased risk management system to make risk management implementation more effective. The required fund has been allocated and the improvement program is scheduled to finish in 2012.
120 Pembahasan dan Analisis Manajemen
184
Laporan Tata Kelola Perusahaan
Management Discussion & Analysis
266
278
305
Laporan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Data Perseroan
Laporan Keuangan
Corporate Data
Financial Statements
191
Corporate Social Responsibilities Corporate Governance Report
- With reference to SOE Ministerial Regulation No. PER-01/MBU/2011 on GCG Practice in SOEs, in December 2011 the Company’s Risk Management Work Unit/Task Force agreed to expand the scope of work and issued a risk analysis paper as an attachment to the Board of Directors’ proposal to the Board of Commissioners. In 2011 there were 19 corporate action proposals that should go through risk analysis process. Efforts taken to enhance the implementation of GCG principle in 2011 are elaborated further in the next sections.
manajemen risiko. Perseroan telah mengalokasikan anggaran yang diperlukan dan berencana merealisasikan pengembangan program ini di tahun 2012. - Merujuk pada Permen BUMN No. Per-01/MBU/2011 tentang Penerapan Tata Kelola Perusahaan yang baik (GCG) pada Badan Usaha Milik Negara (BUMN), maka pada bulan Desember 2011 Satuan Kerja Manajemen Risiko telah menyepakati perluasan lingkup pekerjaan dengan menerbitkan dokumen analisis risiko sebagai salah satu kelengkapan dokumen yang harus dilampirkan pada saat Direksi mengajukan usulan persetujuan kepada Dewan Komisaris. Selama tahun 2011 terdapat 19 usulan aktivitas korporasi yang harus melalui analisis risiko. Penjelasan lebih lanjut dari kegiatan yang dilakukan dalam rangka peningkatan kualitas penerapan GCG sepanjang tahun 2011 tersebut diatas, diuraikan dalam bagian-bagian berikut.
GCG Code is the crystallization of all rules that guide the implementation of GCG best practices, cultural values, vision and mission.
Panduan Tata Kelola Perusahaan merupakan kristalisasi seluruh aturan yang menjadi pedoman bagi tata kelola perusahaan, nilai-nilai budaya, visi dan misi Perseroan serta praktek terbaik GCG.
CORPORATE GOVERNANCE CODE AND STRUCTURE
PANDUAN DAN STRUKTUR TATA KELOLA
With the issuance of Corporate Law (UU PT), SOE Law, recommendation after GCG assessment, and the latest GCG practice, the Company issued and implemented the latest GCG Soft Structure consisting of Board Manual, GCG Code, Code of Conduct, and Supplementary Policies, which are reported in the corporate governance section. GCG Code is the crystallization of all rules that guide the implementation of GCG best practices, cultural values, vision and mission. GCG Code must be used as reference by shareholders, Board of Commissioners, Board of Directors, employees, and other stakeholders in dealing with the Company. GCG Code contains corporate governance principles which are further elaborated in various policies and technical implementation rules. Given the dynamic and expansive nature of business environment, GCG Code will continue to be adjusted to internal and external condition. Review and adjustment will be an ongoing process that is required to reach the effective and best standard of GCG implementation for the sake of the Company’s performance.
Menindak lanjuti implementasi Undang-undang Perseroan Terbatas (UU PT), Undang-Undang BUMN, rekomendasi hasil assesment praktek GCG, serta perkembangan praktek GCG terkini, Perseroan menerbitkan dan kemudian mengimpelementasikan Soft Structure GCG terbaru yang terdiri dari Board Manual, GCG Code (Panduan Tata Kelola), Code of Conduct, serta Kebijakan-kebijakan Tambahan, yang dilaporkan pada bagian tata kelola perusahaan. Panduan Tata Kelola Perusahaan merupakan kristalisasi seluruh aturan yang menjadi pedoman bagi tata kelola perusahaan, nilai-nilai budaya yang dianut, visi dan misi serta praktek-praktek terbaik (best practices) GCG. Panduan GCG yang telah disusun menjadi acuan bagi Pemegang Saham, Dewan Komisaris, Direksi, Pegawai, termasuk stakeholder lainnya dalam berhubungan dengan Perseroan. Panduan Tata Kelola Perusahaan tersebut berisikan prinsip-prinsip pengelolaan perusahaan yang selanjutnya dijabarkan dalam berbagai kebijakan serta peraturan petunjuk teknis pelaksanaan. Mengingat lingkungan bisnis bersifat dinamis dan berkembang, maka Panduan Tata Kelola Perusahaan (GCG Code) tersebut akan selalu disesuaikan dengan kondisi internal maupun eksternal. Pengkajian dan penyesuaian secara berkesinambungan diperlukan untuk mencapai standar penerapan GCG yang terbaik dan efektif bagi kinerja Perseroan.
PT Bukit Asam Tbk
. 2011 Annual Report
16
26
36
46
70
Ikhtisar Utama
Informasi Perseroan
Informasi Bagi Investor
Laporan Manajemen
Main Highlights
Corporate Information
Investors Information
Management Report
Laporan Pengelolaan Operasional
192
Operational Management Report
Struktur Tata Kelola di Perseroan
Corporate Governance Structure
PEMEGANG SAHAM SHAREHOLDERS
DEWAN KOMISARIS BOARD OF COMMISSIONERS
KOMITE GCG GCG Comittee
KOMITE ASURANSI, RISIKO USAHA & PASCATAMBANG
KOMITE NOMINASI, REMUNERASI & PSDM
Insurance, Business Risk and Post-mining Committee
Committee of Nomination, Remuneration & HCD
KOMITE AUDIT Audit Committee
DIREKTUR UTAMA PRESIDENT DIRECTOR
DIREKSI DIRECTORS
SEKRETARIS PERUSAHAAAN
SISTEM MANAJEMEN PERUSAHAAN
Corporate Secretary
Corporate Management System
GENERAL MANAGER/SENIOR MANAGER GENERAL MANAGERS/SENIOR MANAGERS
SISTEM PENGAWASAN INTERN Internal Audit Unit
Keterangan Description :
PELANGGAN
PEGAWAI
KOMUNITAS
Customers
Employees
Community Garis Koordinasi Coordination Line
Garis Komando Commando Line
Organ Perusahaan
Corporate Organ
Bagan struktur tata kelola perusahaan menunjukkan Organ Perusahaan terdiri atas Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS), Dewan Komisaris dan Direksi yang masing-masing mempunyai peran penting dalam pelaksanaan GCG secara efektif. Organ Perseroan ini menjalankan fungsinya berdasarkan prinsip bahwa masing-masing organ berdiri secara independen dan menjalankan tugas, fungsi dan tanggung-jawabnya semata-mata untuk kepentingan Perseroan.
As outlined in corporate governance structure, the Company’s organ is composed of General Meeting of Shareholders, Board of Commissioners and Board of Directors and each has its own vital role in the implementation of GCG. The three corporate organs operate independently in their respective function, task and responsibility for the sole purpose of the Company.
PT Bukit Asam Tbk
.
Laporan Tahunan 2011
120 Pembahasan dan Analisis Manajemen
184
Laporan Tata Kelola Perusahaan
Management Discussion & Analysis
266
278
305
Laporan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Data Perseroan
Laporan Keuangan
Corporate Data
Financial Statements
193
Corporate Social Responsibilities Corporate Governance Report
General Meeting of Shareholders (GMS) is the highest body within the Company, a forum for the shareholders to act on an equal footing for adopting important resolutions associated with the capital invested in the Company. However, GMS cannot intervene in the day-to-day decision making by the Board of Commissioners and Board of Directors. Board of Commissioners is a corporate organ whose function is to supervise in a general as well as specific sense, and give counsel to the Board of Directors. While Board of Directors is an organ fully authorized and responsible for the day-to-day management of the Company in keeping with its purpose and objective. For day-to-day operations, the Board of Commissioners and Board of Directors set up suborgans according to the Company’s needs to provide assistance and input to support and safeguard the Company operations. Sub-organs are set up for clear division of authority to effectively implement GCG principles.
General Meeting of Shareholders (GMS) Being the highest body within the Company, General Meeting of Shareholders (GMS) has the authority that is not conferred upon the Board of Commissioners or Board of Directors under the provisions of Articles of Association and the prevailing laws and regulations. Such authority covers the right to ask Board of Commissioners and Board of Directors to give their accountability reports on the management of the Company, amend articles of association, elect and terminate members of Board of Commissioners and Board of Directors, divide duty and authority among directors, etc. There are two types of General Meeting of Shareholders (GMS) depending on the time they are convened: Annual General Meeting of Shareholders (AGMS), a routine annual agenda held at least once a year within six months of the accounting yearend; and Extraordinary General Meeting of Shareholders (EGMS), that may be convened any time outside the time of AGMS.
Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) merupakan instansi tertinggi dalam Perseroan, wadah para pemegang saham untuk bertindak secara setara dalam mengambil keputusan penting yang berkaitan dengan modal yang ditanam dalam Perseroan, namun tidak dapat mengintervensi keputusan operasional yang menjadi wewenang Dewan Komisaris dan Direksi. Dewan Komisaris adalah Organ Perseroan yang bertugas melakukan pengawasan secara umum atau khusus, serta memberikan nasihat kepada Direksi. Sedangkan Direksi merupakan Organ Perseroan yang berwenang dan bertanggung-jawab penuh atas kepengurusan Perseroan sehari-hari dan bertindak semata-mata untuk kepentingan perusahaan sesuai dengan maksud dan tujuan Perseroan. Dalam kegiatan operasional, Dewan Komisaris dan Direksi membentuk suborgan Perseroan yang sesuai dengan kebutuhan, membantu kelancaran operasional serta memberi masukan yang diperlukan untuk mengamankan kelancaran operasional Perseroan. Pembentukan sub-organ ini dilakukan sebagai bagian dari pembagian wewenang yang jelas untuk menerapkan prinsip-prinsip dasar GCG secara efektif.
Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) sebagai instansi tertinggi dalam Perseroan, mempunyai wewenang yang tidak diberikan kepada Dewan Komisaris atau Direksi dalam batas yang ditentukan dalam Anggaran Dasar dan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Wewenang tersebut mencakup meminta pertanggungjawaban Dewan Komisaris dan Direksi terkait dengan pengelolaan Perseroan, mengubah anggaran dasar, mengangkat dan memberhentikan Direktur dan Anggota Dewan Komisaris, memutuskan pembagian tugas dan wewenang pengurusan di antara Direktur dan lain-lain. RUPS sesuai dengan penyelenggaraan-nya terbagi atas: Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST), diselenggarakan minimal satu kali dan dilakukan selambat-lambatnya 6 (enam) bulan setelah tahun buku Perseroan berakhir; dan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB), yang waktu penyelenggaraannya bisa terjadi di luar waktu RUPST.
Agenda of AGMS covers: i. Performance report delivered by Board of Directors; ii. Appropriation of profit; iii. Appointment of Certified Public Accountant; iv. Appointment to Board of Directors and Board of Commissioners, and v. Other agenda items in accordance with the Articles of Association.
PT Bukit Asam Tbk
. 2011 Annual Report
16
26
36
46
70
Ikhtisar Utama
Informasi Perseroan
Informasi Bagi Investor
Laporan Manajemen
Main Highlights
Corporate Information
Investors Information
Management Report
Laporan Pengelolaan Operasional
194
Operational Management Report
Umumnya, agenda rapat RUPST mencakup: i. Laporan atas kinerja perusahaan yang disampaikan oleh Direksi; ii. Penetapan penggunaan laba; iii. Penunjukan Kantor Akuntan Publik terdaftar; iv. Pengisian jabatan anggota Direksi dan atau Anggota Dewan Komisaris, serta v. Agenda lain sesuai ketentuan anggaran dasar Perseroan.
Any resolution adopted by GMS is solely for the benefit of the Company. Therefore, in order that every GMS resolution is adopted by thorough deliberation, the Company guarantees that it will provide GMS with any information pertaining to the Company, as long as it does not contradict the Company’s interest and the law.
Dalam RUPS, seluruh pemegang saham mempunyai hak yang setara untuk memutuskan hal-hal penting yang berkaitan dan didasarkan pada keberlanjutan usaha.
At GMS, all shareholders have equal rights to resolve important matters related to and aimed at business continuity.
Keputusan yang diambil dalam RUPS didasarkan semata-mata demi kepentingan Perseroan. Oleh karena itu, agar setiap keputusan yang diambil dalam RUPS didasari pertimbangan yang mendalam dan matang, Perseroan menjamin untuk memberikan segala keterangan yang berkaitan dengan Perseroan kepada RUPS, sepanjang tidak bertentangan dengan kepentingan Perseroan dan peraturan perundang-undangan.
Some important resolutions that must be made before the AGMS, and in accordance with the Company’s Articles of Association and Corporate Policy, may be adopted at EGMS. EGMS is held when the following actions are required: • Replacing members of Board of Commissioners and Board of Directors before the end of their term of office, either due to resignation or other reasons. • Proposing plans for material transactions with respect to acquisition of the Company or closure of business unit. • Proposing plans for conflict of interest transactions. • Proposing material corporate plans, such as shares buy-back, stock split, and rights issue.
Beberapa keputusan penting tertentu menyangkut perusahaan yang tidak bisa menunggu terselenggaranya RUPST, sesuai AD dan ART Perseroan, dapat diambil dalam RUPSLB. Kondisi yang menyebabkan harus dilaksanakannya RUPSLB mencakup diantaranya: • Penggantian Dewan Komisaris dan Wakil Direksi sebelum masa tugasnya berakhir, baik karena pengunduran diri dan/atau sebabsebab lainnya. • Adanya rencana transaksi material seperti pengambil-alihan perusahaan maupun penutupan unit usaha. • Adanya rencana transaksi yang mengandung benturan kepentingan. • Rencana korporasi lain yang bersifat material, seperti pembelian kembali saham Perseroan yang beredar, stock split, dan right issue. Pemanggilan dan penyelenggaraan RUPSLB dilakukan melalui permintaan tertulis dengan menyebutkan hal-hal yang akan dibicarakan disertai alasannya baik dari Dewan Komisaris atau dari Pemegang Saham Seri A Dwiwarna atau dari 1 (satu) Pemegang Saham atau lebih yang memiliki sedikitnya 1/10 (satu persepuluh) bagian dari jumlah seluruh saham dengan hak suara yang sah. Adapun tatacara RUPS harus sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku.
PT Bukit Asam Tbk
.
Laporan Tahunan 2011
Proposal to convene EGMS should be made in writing with agenda items to be discussed at the meeting and backed by the reasons. Proposal may be made by Board of Commissioners or holders of Series A Dwiwarna shares, or by one shareholder or more owning at least 1/10 (one tenth) of total legal voting shares. The meeting procedures must conform to the existing laws and regulations. Pursuant to Coporate Law No. 40/2007 Article 78 clause 2, in 2011 the Company conducted AGMS on 9 June 2011. In keeping with the law, invitation and notice of meeting agenda was published in Bisnis Indonesia, Investor Daily and Sriwijaya Post newspapers on 25 May 2011. The meeting was attended by 84.03% of total issued shares, including Series A Dwiwarna shares.
120 Pembahasan dan Analisis Manajemen
184
Laporan Tata Kelola Perusahaan
Management Discussion & Analysis
266
278
305
Laporan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Data Perseroan
Laporan Keuangan
Corporate Data
Financial Statements
195
Corporate Social Responsibilities Corporate Governance Report
At the AGMS, the following resolutions were adopted: • Approving Board of Directors’ Annual Report on the Company’s condition and performance during 2010 accounting year, and Annual Report on Partnership and Community Development Program of the same year. - Ratifying the Company’s 2010 Financial Statements audited by the office of Certified Public Accountant according to its report No. A110228005/DC2/HSH/III/2011 dated 28 February 2011 with “fair in all material respects” opinion. - Giving full release and discharge (volledig acquit et de charge) to Board of Directors and Board of Commissioners of the Company for their management and supervision actions throughout 2010 accounting year, as long as those actions were reported in the books of the Company and were not in contradiction to the provisions of the law. - Ratifying the 2010 Annual Report of Partnership and Community Development Program inluding the Financial Statements audited by the office of Certified Public Accountant according to its report No. A110325010/DC2/HSH/I/2011 dated 25 March 2011, stating that actual fund disbursed was 86% and credit turnover was 73%. - Giving full release and discharge (volledig acquit et de charge) to Board of Directors and Board of Commissioners of the Company for their management and supervision of Partnership and Community Development Program throughout 2010 accounting year, as long as those actions were reported in the books of the Company and were not in contradiction to the provisions of the law. • Approving the appropriation of net income of the Company in 2010 accounting year ending 31 December 2010, with the following breakdown: - Final dividend payout amounting to Rp1,205.33 billion or Rp523.12 per share, or 60% of net income. An interim dividend totalling Rp153.80 billion or Rp66.75 per share was paid out on 29 December 2010. Remaining dividend still to be distributed totalled Rp1,051.50 billion or Rp456.37 per share.
Sesuai UU no 40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas, Pasal 78 ayat 2, selama tahun 2011, Perseroan menyelenggarakan satu kali RUPST, diselenggarakan pada tanggal 9 Juni 2011. Undangan dan pemberitahuan agenda rapat sebelumnya dimuat pada tanggal 25 Mei 2011 di surat kabar “Bisnis Indonesia”, “Investor Daily” dan “Sriwijaya Post”, sesuai peraturan yang berlaku. RUPS Tahunan tersebut dihadiri oleh 84,03% dari seluruh saham yang telah dikeluarkan, termasuk saham seri A Dwiwarna. Berbagai keputusan yang dihasilkan dalam RUPST tersebut mencakup: • Menyetujui Laporan Tahunan Direksi mengenai keadaaan dan jalannya Perseroan selama tahun buku 2010 dan Laporan Tahunan Program Kemitraan dan Bina Lingkungan tahun buku 2010 . - Mengesahkan Laporan Keuangan Perseroan tahun buku 2010 yang telah diaudit oleh Kantor Akuntan Publik sesuai laporannya No. A110228005/DC2/HSH/III/2011 Tanggal 28 Pebruari 2011 dengan pendapat “wajar dalam semua hal yang material”. - Memberikan pelunasan dan pembebasan tanggung jawab sepenuhnya (volledig acquit et de charge) kepada Direksi dan Komisaris Perseroan atas tindakan pengurusan dan pengawasan yang telah dijalankan selama tahun buku 2010, sepanjang tindakan tersebut tercatat pada buku Perseroan dan tidak bertentangan dengan ketentuan dan peraturan perundangan. - Mengesahkan Laporan Tahunan Program Kemitraan dan Bina Lingkungan Tahun Buku 2010 termasuk laporan keuangan yang telah diaudit oleh Kantor Akuntan Publik sesuai dengan Laporan No. A110325010/DC2/HSH/I/2011 tanggal 25 Maret 2011 dengan penilaian kinerja efektivitas penyaluran dana 86% dan tingkat kolektibilitas pinjaman 73%. - Memberikan pelunasan dan pembebasan tanggung jawab sepenuhnya (volledig acquit et de charge) kepada Direksi dan Dewan Komisaris Perseroan atas pengurusan dan pengawasan Program Kemitraan dan Bina Lingkungan yang telah dijalankan selama Tahun Buku 2010, sepanjang tindakan tersebut tercatat pada buku-buku Perseroan dan tidak bertentangan dengan ketentuan dan peraturan perundangan. • Menyetujui penggunaan laba bersih Perseroan tahun buku 2010 yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2010, dengan rincian: - Dibagikan sebagai dividen final sebesar Rp1.205,33 miliar yang berarti Rp523,12 per saham, atau 60% laba bersih. Atas dividen final tersebut telah dibagikan sejumlah Rp153,8 miliar, atau Rp66,75 per saham sebagai dividen interim yang telah dibagikan pada tanggal 29 Desember 2010. Sehingga total sisa dividen yang akan dibagikan adalah sejumlah Rp1.051,5 miliar, atau Rp456,37 per saham.
PT Bukit Asam Tbk
. 2011 Annual Report
16
26
36
46
70
Ikhtisar Utama
Informasi Perseroan
Informasi Bagi Investor
Laporan Manajemen
Main Highlights
Corporate Information
Investors Information
Management Report
Laporan Pengelolaan Operasional
196
Operational Management Report
- Dividen diberikan pada pemegang saham yang tercatat dalam Daftar Pemegang Saham Perseroan pada tanggal 07 Juli 2011, jam 16.00 WIB dan dibayarkan pada tanggal 21 Juli 2011; - Sebesar 2% (dua persen) laba bersih atau sejumlah Rp40,2 miliar dialokasikan untuk Program Kemitraan tahun 2011; - Sebesar 2% (dua persen) laba bersih atau sejumlah Rp40,2 miliar dialokasikan untuk Program Bina Lingkungan tahun 2011; dan - Sebesar 36% (tiga puluh enam persen) laba atau senilai Rp723,2 miliar digunakan untuk cadangan wajib maupun cadangan lainnya dalam rangka pengembangan Perseroan. - Memberikan wewenang kepada Direksi Perseroan untuk melaksanakan pembayaran dividen sesuai ketentuan dan peraturan perundangan.
RUPST tahun 2011 menetapkan dividend pay out ratio sebesar 60% dari laba Perseroan di tahun 2010. • Melimpahkan wewenang dan kuasa kepada Dewan Komisaris Perseroan untuk menetapkan tantiem untuk Direksi dan Dewan Komisaris Perseroan Tahun Buku 2010 dan gaji/honorarium berikut fasilitas dan tunjangan tahun buku 2011 setelah terlebih dahulu mendapat persetujuan pemegang saham Seri A Dwiwarna. • RUPS melimpahkan wewenang kepada Dewan Komisaris untuk menunjuk akuntan publik, yakni: KAP Tanudiredja, Wibisana & Rekan, member Firm dari PricewaterhouseCoopers untuk melakukan general audit laporan keuangan konsolidasian Perseroan tahun buku 2011 dan laporan keuangan Program Kemitraan dan Bina Lingkungan tahun buku 2011, termasuk menetapkan kondisi syaratsyarat penunjukkan termasuk namun tidak terbatas pada biaya pelaksanaan audit dimaksud. • Mengangkat Imam Apriyanto Putro selaku anggota Komisaris Perseroan sejak ditutupnya Rapat ini sampai dengan penutupan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan ke-5 (kelima) setelah tanggal pengangkatannya, sehingga susunan Dewan Komisaris Perseroan sejak ditutupnya Rapat ini menjadi: Komisaris Utama : Dr. Supriyadi Komisaris : Ir. Umiyatun Hayati Triastuti, MSc Komisaris : Dr. Ir. Thamrin Sihite, ME Komisaris : Drs. Imam Apriyanto Putro, MM Komisaris Independen : Suranto Soemarsono, SE, MA Komisaris Independen : Ir. Abdul Latief Baky, SH, MHum, MSc, FIQ
PT Bukit Asam Tbk
.
Laporan Tahunan 2011
- Dividend was to be paid out to the shareholders recorded in the Company’s Shareholders Register on 7 July 2011 at 16.00 West Indonesia Time and payment was made on 21 July 2011; - Two percent (2%) of net income amounting to Rp40.2 billion allocated to Partnership Program of 2011; - Two percent (2%) of net income amounting to Rp40.2 billion allocated to Community Development Program of 2011; - Thirty six percent (36%) of net income worth Rp723.2 billion for the purpose of statutory reserve and other reserves for the Company’s business development.
AGMS of 2011 declared a 60% dividend pay out ratio of the Company’s 2010 income.
- Empowering the Board of Directors of the Company to act on dividend payment in accordance with the provisions of the laws and regulations. • Authorizing Board of Commissioners to fix the amount of tantiem/bonus for Directors and Commissioners for 2010 and salary/remuneration, facilities and allowances for 2011 with the consent of Series A Dwiwarna shareholders. • Authorizing Board of Commissioners to appoint Certified Public Accountant Tanudiredja, Wibisana & Partners, member firm of PricewaterhouseCoopers to perform general audit of the Company’s consolidated financial statements for 2011, and 2011 financial statement of Partnership and Community Development Program, and fixing the terms and conditions of appointment including but not limited to the audit fee. • Appointing Mr. Imam Apriyanto Putro as Commissioner as of the closing of this meeting until the closing of the fifth AGMS after his appointment, so that the composition of Board of Commissioners as of the closing of meeting is as follows: President Commissioner : Dr. Supriyadi Commissioner : Ir. Umiyatun Hayati Triastuti, MSc Commissioner : Dr. Ir. Thamrin Sihite, ME Commissioner : Drs. Imam Apriyanto Putro, MM Independent Commissioner : Suranto Soemarsono, SE, MA Independent Commissioner : Ir. Abdul Latief Baky, SH, MHum, MSc, FIQ
120 Pembahasan dan Analisis Manajemen
184
Laporan Tata Kelola Perusahaan
Management Discussion & Analysis
266
278
305
Laporan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Data Perseroan
Laporan Keuangan
Corporate Data
Financial Statements
197
Corporate Social Responsibilities Corporate Governance Report
• Accepting Dono Boestami’s resignation as Finance Director as of the closing of this meeting and thanking him with the highest appreciation for his past dedication. Authorizing Board of Commissioners to elect any Director as Finance Director. • Empowering Board of Directors to act on AGMS resolutions according to the law. Pursuant to Bapepam Regulation No.IX.I.1 on Planning and Convening General Meeting of Shareholders, the Company submitted the results of AGMS on 13 June 2011 to Bapepam and IDX and advertised a notice in Bisnis Indonesia, Sriwijaya Post, and Investor Daily newspapers. In addition to the AGMS, the Company convened an Extraordinary GMS on 22 December 2011. Notice of the meeting was published on 26 December 2011 in Bisnis Indonesia, Investor Daily and Sriwijaya Post as required by the law. Important resolutions adopted at the EGMS were: • Approving the Company’s share buy-back program on condition that: - Total shares not exceeding 115,206,592 (one hundred fifteen million two hundred six thousand five hundred ninety two) series B shares or a maximum of 5% (five percent) of total issued shares. - Funds to be allocated up to Rp2,044,917,016,875 (two trillion forty four billion nine hundred seventeen million sixteen thousand eight hundred seventy five rupiah), derived from retained earning. - Execution period not to exceed 18 months of EGMS date subject to the laws and regulations. • Approving the changes in Board of Directors composition, i.e.: - Honorably discharged with a note of thanks for past contribution as of the closing of this meeting: - Ir. Sukrisno : President Director - Ir. Heri Supriyanto : Business Development Director - Ir. Milawarma, M.Eng : Operations/ Production Director - Ir. Drs. Mahbub Iskandar : HR & General Affairs Director - Ir. Tiendas Mangeka : Commerce Director
• Menerima pengunduran diri Dono Boestami dari jabatannya selaku Direktur Keuangan terhitung sejak ditutupnya Rapat ini dan menyampaikan terima kasih serta penghargaan yang setinggitingginya atas pengabdiannya. Melimpahkan wewenang kepada Dewan Komisaris untuk menunjuk salah seorang anggota Direksi yang menjalankan tugas selaku Direktur Keuangan Perseroan. • Memberi kuasa kepada Direksi Perseroan untuk menindak lanjuti seluruh keputusan RUPS sesuai peraturan perundangan. Sesuai dengan Peraturan Bapepam No.IX.I.1 tentang Rencana dan Pelaksanaan Rapat Umum Pemegang Saham, Perseroan menyampaikan hasil RUPS pada tanggal 13 Juni 2011 ke Bapepam dan BEI serta memasang iklan pemberitahuan melalui surat kabar Bisnis Indonesia, Sriwijaya Post, dan Investor Daily. Selain RUPST tersebut, Perseroan menyelenggarakan 1 (satu) kali RUPSLB, pada tanggal 22 Desember 2011. Pengumuman rencana RUPSLB dimuat pada tanggal 26 Desember ’11 di surat kabar Bisnis Indonesia, Investor Daily dan Sriwijaya Post sesuai peraturan yang berlaku. Keputusan penting yang diambil melalui RUPSLB tersebut adalah: • Menyetujui pelaksanaan program buy-back saham Perseroan dengan ketentuan: - Jumlah maksimal saham adalah banyaknya 115.206.592 (seratus lima belas juta dua ratus enam ribu lima ratus sembilan puluh dua) saham seri B atau sebanyak-banyaknya 5% (lima perseratus) dari seluruh saham yang dikeluarkan dalam Perseroan. - Alokasi dana yang dianggarkan adalah sebesar Rp2.044.917.016.875,(dua trilliun empat puluh empat miliar sembilan ratus tujuh belas juta enam belas ribu delapan ratus tujuh puluh lima rupiah), berasal dari laba yang belum ditentukan penggunaanya. - Periode pelaksanaan adalah maksimal 18 bulan sejak tanggal RUPSLB dan dilaksanakan sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku. • Menyetujui pergantian susunan Direksi Perseroan, yakni: - Memberhentikan dengan hormat sejak ditutupnya rapat disertai ucapan terima kasih atas sumbangan tenaga dan pikirannya terhadap: - Ir. Sukrisno : Direktur Utama - Ir. Heri Supriyanto : Direktur Pengembangan Usaha - Ir. Milawarma, M.Eng : Direktur Operasi/Produksi - Ir. Drs. Mahbub Iskandar : Direktur SDM dan Umum - Ir. Tiendas Mangeka : Direktur Niaga
PT Bukit Asam Tbk
. 2011 Annual Report
16
26
36
46
70
Ikhtisar Utama
Informasi Perseroan
Informasi Bagi Investor
Laporan Manajemen
Main Highlights
Corporate Information
Investors Information
Management Report
Laporan Pengelolaan Operasional
198
Operational Management Report
- Mengangkat dan atau menugaskan kembali: - Ir. Milawarma, M.Eng : Direktur Utama - Achmad Sudarto, SE, MM, Ak : Direktur Keuangan - Ir. Anung Dri Prasetya, M.App.Sc : Direktur Pengembangan Usaha - Ir. Heri Supriyanto : Direktur Operasi/Produksi - Ir. Maizal Gazali, MM : Direktur SDM & Umum - M. Jamil, SE, MM, Ak : Direktur Niaga • Menyetujui pergantian susunan Dewan Komisaris Perseroan, yakni: - Menyetujui memberhentikan dengan hormat Tuan Supriyadi sebagai Komisaris Utama Perseroan terhitung sejak ditutupnya Rapat ini dengan ucapan terima kasih atas sumbangan tenaga dan pikirannya selama masa bakti sebagai Komisaris Utama Perseroan. - Mengangkat Tuan Patrialis Akbar sebagai Komisaris Utama Perseroan yang berlaku efektif terhitung sejak ditutupnya Rapat ini sampai dengan penutupan RUPS Tahunan ke-5 (kelima) setelah tanggal pengangkatannya, sehingga susunan Dewan Komisaris Perseroan sejak penutupan RUPSLB ini menjadi: - Patrialis Akbar, SH, MH : Komisaris Utama - Ir. Umiyatun Hayati Triastuti, MSc : Komisaris - Dr. Ir. Thamrin Sihite,ME : Komisaris - Drs.Imam Apriyanto Putro, MM : Komisaris - Suranto Soemarsono, SE, MA : Komisaris Independen - Ir. Abdul Latief Baky, SH, MHum, MSc, FIQ: Komisaris Independen Perseroan telah menyampaikan hasil RUPSLB tersebut pada tanggal 26 Desember 2011 ke Bapepam dan BEI serta memasang iklan pemberitahuan melalui surat kabar Bisnis Indonesia, Sriwijaya Post, dan Investor Daily.
HUBUNGAN SERTA KOORDINASI DEWAN KOMISARIS DAN DIREKSI Tugas dan tanggung jawab Dewan Komisaris dan Direksi sebagai dua organ perusahaan yang menjalankan operasional secara harian berbeda. Tugas utama Dewan Komisaris adalah sebagai pengawas dan pemberi saran, sedangkan tugas utama Direksi melaksanakan keputusan RUPS,
PT Bukit Asam Tbk
.
Laporan Tahunan 2011
- Appointed and/or re-appointed: - Ir. Milawarma, M.Eng: President Director - Achmad Sudarto, SE, MM, Ak: Finance Director - Ir. Anung Dri Prasetya, M.App.Sc: Business Development Director - Ir. Heri Supriyanto: Operations/ Production Director - Ir. Maizal Gazali, MM: HR & General Affairs Director - M. Jamil, SE, MM, Ak: Commerce Director • Approving the changes in Board of Commissioners composition, i.e.: - Honorably discharged Mr. Supriyadi with a note of thanks for his past contribution as President Commissioner. - Appointed Mr. Patrialis Akbar as President Commissioner effective as of the closing of this meeting until the closing of the 5th AGMS following his appointment, so that the composition of Board of Commissioners as of the closing of this EGMS is as follows: - Patrialis Akbar, SH, MH: President Commissioner - Ir. Umiyatun Hayati Triastuti, MSc: Commissioner - Dr. Ir. Thamrin Sihite, ME: Commissioner - Drs. Imam Apriyanto Putro, MM: Commissioner - Suranto Soemarsono, SE, MA: Independent Commissioner - Ir. Abdul Latief Baky, SH, MHum, MSc, FIQ: Independent Commissioner The Company submitted the results of EGMS on 26 December 2011 to Bapepam and IDX and advertised a notice in Bisnis Indonesia, Sriwijaya Post, and Investor Daily newspapers.
120 Pembahasan dan Analisis Manajemen
184
Laporan Tata Kelola Perusahaan
Management Discussion & Analysis
266
278
305
Laporan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Data Perseroan
Laporan Keuangan
Corporate Data
Financial Statements
199
Corporate Social Responsibilities Corporate Governance Report
AGMS results were sent to Bapepam and IDX on 25 June 2011 and advertised in Bisnis Indonesia, Sriwijaya Post and Investor Daily, in accordance with Bapepam Regulation No. IX.I.1 on Planning and Convening GMS.
arahan dari Dewan Komisaris dan mengelola operasional perusahan. Namun demikian, keduanya harus senantiasa berkoordinasi dan bekerja sama untuk mencapai tujuan dan kesinambungan usaha perusahaan dalam jangka panjang.
COORDINATION BETWEEN BOARD OF COMMISSIONERS AND BOARD OF DIRECTORS
Oleh karenanya Dewan Komisaris dan Direksi harus senantiasa saling menghormati tugas, tanggung jawab dan wewenang masing-masing sesuai peraturan perundangundangan dan anggaran dasar. Selain itu, keduanya harus memiliki kesamaan pandangan atas visi, misi, nilai-nilai dan strategi Perseroan.
Board of Commissioners and Board of Directors are two corporate organs responsible for the day-today management of the Company with differing duty and responsibility. The main duty of Board of Commissioners is to supervise and the Board of Directors to carry out GMS resolutions and manage the Company’s operations, but both should coordinate and work together to reach the corporate goal and long-term business continuity. As such, Board of Commissioners and Board of Directors should mutually respect each other’s duty, responsibility and authority in accordance with the law. In addition, both organs should share the same vision, mission, values and strategy of the Company. To synchronize views and decisions over important matters associated with the Company’s operations and business growth, Board of Commissioners and Board of Directors hold regular, periodic meetings. At these meetings they discuss business plans, opportunities and strategic issues that need the Commissioners’ consent. These meetings also serve as a forum for the Commissioners to review
Untuk menyatukan pandangan dan memutuskan suatu persoalan penting menyangkut kelangsungan usaha dan operasional perusahaan, Dewan Komisaris dan Direksi mengagendakan pertemuan berkala. Penyelenggara rapat berkala ini adalah Dewan Komisaris guna membahas berbagai agenda menyangkut rencana kerja, operasional, peluang usaha, serta isu-isu strategis yang memerlukan persetujuan Dewan Komisaris. Rapat ini adalah sebagai bentuk koordinasi dalam rangka membahas laporanlaporan periodik Direksi dan memberikan tanggapan, catatan dan nasihat yang dituangkan dalam risalah rapat. Dewan Komisaris dan Direksi hendaknya bersepakat dalam menjadikan beberapa sasaran pokok sebagai tolok ukur kinerja bersama, mencakup : pelaksanaan kontrol internal dan manajemen risiko dengan baik, pencapaian imbal hasil (return) yang optimal bagi pemegang saham dan perlindungan kepentingan pemangku kepentingan secara wajar. Kesepakatan penetapan tolok ukur ini untuk menjaga agar tanggung jawab bersama dalam menjaga kesinambungan usaha Perseroan dapat terpenuhi sesuai azas akuntabilitas dan pertanggungjawaban dalam penerapan GCG.
Strategic and material issues requiring Board of Commissioners’ approval are discussed at joint meetings of Board of Commissioners and Board of Directors.
Isu-isu strategis dan substantial bagi Perseroan yang memerlukan persetujuan Dewan Komisaris dibahas pada Rapat Gabungan Dewan Komisaris dan Direksi.
Directors’ periodic reports, give their feedback and advice that are all recorded in minutes of meeting. Board of Commissioners and Board of Directors agree to make several targets serve as the yardstick by which concerted efforts are measured: enforcement of internal control and risk management, achievement of optimum shareholders return and reasonable protection of stakeholders interest. The yardstick is establlished to ensure that sustainable business development is reached in accordance with accountability and responsibility principles within GCG standards.
Keputusan rapat dibuat berdasarkan azas musyawarah untuk mufakat atau diambil berdasarkan suara terbanyak serta mengikat untuk dilaksanakan tindak lanjutnya. Pada proses pengambilan suara, jika ada anggota Komisaris yang memiliki benturan kepentingan, tidak boleh ikut memberikan suara dan keterangan mengenai hal ini dicatat pada risalah rapat.
PT Bukit Asam Tbk
. 2011 Annual Report
16
26
36
46
70
Ikhtisar Utama
Informasi Perseroan
Informasi Bagi Investor
Laporan Manajemen
Main Highlights
Corporate Information
Investors Information
Management Report
Laporan Pengelolaan Operasional
200
Operational Management Report
Seluruh tata cara, pedoman kerja dan hubungan antara Dewan Komisaris dan Direksi telah ditetapkan dalam Board Manual. Pedoman ini mengikat setiap anggota Dewan Komisaris dan Direksi dan mencantumkan antara lain tanggung jawab, kewajiban, wewenang, hak, etika Dewan Komisaris dan Direksi, serta pengaturan rapat dan tata cara hubungan kerja antara Dewan Komisaris dan Direksi. Sepanjang tahun 2011, Dewan Komisaris dan Direksi Perseroan mengadakan Rapat Gabungan sebanyak 14 (empat belas) kali, dengan pokok-pokok bahasan sebagaimana diuraikan pada Laporan Dewan Komisaris. Sedangkan tingkat kehadiran Dewan Komisaris dan Direksi dapat dilihat pada rekapitulasi kehadiran rapat sebagai berikut.
Decisions of meetings are binding and made by deliberation to reach consensus or by majority votes. During voting, any Commissioner who has conflict of interest should refrain from voting and this condition is recorded in the minutes of meeting. All procedures, working guide and relationship between Board of Commissioners and Board of Directors are laid down in Board Manual. This Manual binds all members of Board of Commissioners and Board of Directors, specifying among others the responsibility, duty, authority, right and code of conduct of Board of Commissioners and
TABLE TABLE 7.2
Daftar Kehadiran Rapat Gabungan Dewan Komisaris dan Direksi Attendance at Joint Meetings of Board of Commissioners and Board of Directors NAMA NAME
JABATAN POSITION
JUMLAH RAPAT NO. OF MEETING (A)
KEHADIRAN ATTENDANCE (B)
Dr. Supriyadi
(B:A)
Komisaris Utama President Commissioner
14
14
100
Patrialis Akbar, SH, MH*
Komisaris Utama President Commissioner
-
-
-
Ir. Umiyatun Hayati Triastuti, MSc
Komisaris Commissioner
14
14
100
Dr. Ir. Thamrin Sihite, ME
Komisaris Commissioner
14
13
93
Suranto Soemarsono, SE, MA
Komisaris Independen Independent Commissioner
14
14
100
Ir. Abdul Latief Baky, SH, MHum, MSc, FIQ
Komisaris Independen Independent Commissioner
14
14
100
Drs. Imam Apriyanto Putro, MM**
Komisaris Commissioner
7
7
100
Ir. Sukrisno
Direktur Utama President Director
14
14
100
Dono Boestami, MSc***
Direktur Director
7
7
100
Ir. Milawarma, M.Eng
Direktur Director
14
13
93
Ir. Tiendas Mangeka
Direktur Director
14
13
93
Ir. Drs. Mahbub Iskandar
Direktur Director
14
13
93
Ir. Heri Supriyanto
Direktur Director
14
14
100
Keterangan : *) Mulai bertugas pada tanggal 22 Desember 2011 Commencing 22 December 2011 **) Mulai bertugas Juni 2011 Commencing June 2011 ***) Mengundurkan diri Juni 2011 Resigned June 2011
PT Bukit Asam Tbk
.
Laporan Tahunan 2011
%
120 Pembahasan dan Analisis Manajemen
184
Laporan Tata Kelola Perusahaan
Management Discussion & Analysis
266
278
305
Laporan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Data Perseroan
Laporan Keuangan
Corporate Data
Financial Statements
201
Corporate Social Responsibilities Corporate Governance Report
Board of Directors, as well as meeting procedures and coordination of work between Board of Commissioners and Board of Directors. In 2011, Board of Commissioners and Board of Directors held 14 joint meetings, with topics of discussion as described in the Board of Commissioners’ Report. Attendance of Board of Commissioners and Board of Directors at the meetings is shown below. See table 7.2 Conclusion made and decision taken at joint meetings of Board of Commissioners and Board of Directors covered: • Management - Intensify production efficiency program to increase profit margin in spite of esclating coal prices, considering the increasingly dominant sales of low-calorie coal . - Monitor and ensure the commissioning of Tanjung Enim 3x10 MW TPP went well to meet future electricity requirement and cut down production costs caused by substantial electricity consumption. - Follow up application for permit for PT BBK to use production forest area, settle legal and internal cases to enable PT BBK to resume operation. - Discussed and agreed to discontinue Ombilin mining operations, relocate personnel to other work units and determine future maintenance work. - Monitor Lahat lawsuit, follow up with intensive communication with government agencies, judiciary as well as executive (ministry). - Protect PTBA’s asset/land by processing land title certificates in accordance with Asset Management Law (UUPA). - Re-examine the establishment of subsidiaries in relation to transfer of Mining Business License (IUP) so that the business scheme is in compliance with the law, particularly Mining Law No. 4/2009 which provides for IUP holder’s rights and obligations. - Intensify BATR activities in constructing the new railway track to meet the deadline so as to support PTBA’s operations. - Approved the main points of Work Program and Budget 2012, concerning percentage increase of net income and production volume. • Governance - Agreed with the agenda and date of AGMS and EGMS, including agenda item of share buy-back program. - Appointed Public Accountant Purwantono, Suherman and Surja (E&Y) as consultant in preparing the implementation of International Financial Reporting Standard
Beberapa kesimpulan maupun keputusan yang ditetapkan melalui rapat gabungan Direksi dan Komisaris, mencakup diantaranya: • Bidang Pengelolaan Perusahaan - Intensifikasi program efisiensi produksi untuk meningkatkan profit margin sekalipun harga jual batubara sedang membaik mengingat penjualan batubara kalori lebih rendah akan semakin dominan. - Memonitor dan memastikan tahapan comissioning PLTU Tanjung Enim 3x10 MW berjalan dengan baik sehingga pada tahun mendatang dukungan pasokan daya listrik teralisir sesuai rencana sehingga mampu menekan beban produksi yang berasal dari konsumsi listrik secara substansial. - Perolehan izin pinjam pakai wilayah hutan produksi oleh PT BBK agar segera ditindak lanjuti dengan penyelesaian masalah hukum maupun masalah internal sehingga BBK dapat segera beroperasi kembali. - Pembahasan dan persetujuan penghentian operasi produksi tambang UPO (Ombilin), diikuti realokasi SDM ke unit kerja lain dan langkah perawatan yang ditempuh dimasa mendatang. - Pemantauan kasus hukum Lahat yang harus ditindak lanjuti dengan komukasi intensif lintas Kelembagaan Negara, baik dari bidang Hukum maupun Kementrian. - Pelaksanaan kerjasama pemanfaatan aset tanah kelolaan PTBA harus disertai dengan upaya pengurusan surat-surat hak atas tanah dimaksud sesuai UUPA. - Pendirian anak usaha yang terkait erat dengan upaya pengalihan IUP dalam rangka pengembangan usaha harus ditinjau ulang hingga mencakup skema bisnis yang harus lebih memperhatikan ketentuan peraturan perundangan, terutama UU Minerba no4-2009 yang mengatur mengenai hak dan kewajiban pemilik IUP. - Intensifikasi kegiatan BATR agar proyek pembangunan jalur KA baru dapat terealisir sesuai skedul dan dapat menunjang kegiatan PTBA. - Persetujuan butir-butir utama dalam RKAP 2012, yakni menyangkut persentase peningkatan laba bersih dan volume produksi. • Bidang Tata Kelola - Kesepakatan mengenai agenda RUPS dan tanggal pelaksanaan RUPS maupun RUPSLB, termasuk agenda program pembelian kembali saham Perseroan. - Menunjuk KAP Purwantono, Suherman dan Surja (E&Y) sebagai kosultan persiapan implementasi International Financial Reporting Standard (IFRS), termasuk dalam penyelenggaraan seminar-seminar pada seluruh pihak terkait PTBA, tidak hanya sebatas personel keuangan dan anggaran, mengenai IFRS dan implikasinya dalam pelaksanaan pencatatan transaksi dan aspek operasional terkait lainnya. - Pembahasan dan pengesahan hasil kajian dan peninjauan atas Board Manual serta penyelesaian Corrective Action Committee (CAC). - Pembahasan dan persetujuan restrukturisasi Organisasi Perusahaan.
PT Bukit Asam Tbk
. 2011 Annual Report
16
26
36
46
70
Ikhtisar Utama
Informasi Perseroan
Informasi Bagi Investor
Laporan Manajemen
Main Highlights
Corporate Information
Investors Information
Management Report
Laporan Pengelolaan Operasional
202
Operational Management Report
- Pembahasan dan persetujuan long-list hingga menjadi short-list kandidat Direksi PTBA yang akan diajukan ke Kementrian BUMN. Proses seleksi disetujui melibatkan konsultan independen yang kompeten dengan melalui tahapan penelusuran kompetensi, wawancara dan presentasi. - Peningkatan kegiatan dalam rangka implementasi ”Kebijakan Pelaporan Pelanggaran.” - Pembentukan Tim Pelaksana Pelaporan Pelanggaran setelah memperhatikan studi kasus di beberapa perusahaan BUMN rujukan. - Persetujuan untuk mencari dan menunjuk konsultan independen untuk mereview seluruh ketentuan internal dan praktek asesmen penerapan GCG sehubungan dengan keluarnya Permen BUMN no.01/ MBU/2011 tahun 2011 tanggal 01 Agustus 2011 tentang “Penerapan Tata Kelola yang Baik (GCG) pada Badan Usaha Milik Negara”. - Persetujuan pengajuan Faktor Penyesuaian Industri (FPI) ke Kementrian BUMN pada kisaran angka 320-340 untuk menetapkan besaran remunerasi Direksi dan Komisaris. Persetujuan perhitungan IPK bagi pegawai untuk digunakan sebagai dasar penentuan tantiem pegawai.
- - -
- - -
-
Dewan Komisaris Tugas utama Dewan Komisaris adalah melakukan pengawasan secara umum atau khusus sesuai dengan Anggaran Dasar terhadap jalannya pelaksanaan tugas operasional serta memberikan nasihat atas kebijakan Direksi dalam menjalankan kepengurusan Perseroan. Namun demikian, Dewan Komisaris tidak boleh turut serta dalam mengambil keputusan operasional yang merupakan tugas Direksi. Kinerja Komisaris dievaluasi secara berkala minimal setahun sekali berdasarkan kriteria evaluasi kinerja yang diajukan oleh Komite Nominasi dan Remunerasi kepada Dewan Komisaris. Evaluasi Kinerja Komisaris dilakukan oleh Pemegang Saham dalam RUPS. Hasil evaluasi kinerja Anggota Dewan Komisaris akan digunakan oleh RUPS untuk memberikan rekomendasi remunerasi serta sebagai salah satu indikator dalam pengangkatan kembali dan pemberhentian Anggota Dewan Komisaris yang bersangkutan. Komposisi Dewan Komisaris Perseroan sesuai keputuran RUPSLB tanggal 22 Desember 2011 adalah sebagai berikut:
(IFRS), in holding seminars for all of PTBA’s related parties, not limited to finance and budget personnel, implication of IFRS in recording transactions and other relevant operating aspects. Discussed and ratified Board Manual review and CAC finalization. Discussed and approved the restructuring of the Company’s organisation. Discussed and approved short-listed Director candidates to be proposed to SOE Ministry. Agreed to involve a qualified independent consultant in the selection process through competence test, interview and presentation. Intensify implementation of whistleblowing policy. Set up whistle-blowing team after examining the case study undertaken with other referral SOEs. Find and assign independent consultant to review all internal rules and assessment of GCG practice in relation to SOE Ministerial Regulation No.01/MBU/2011 dated 1 August 2011 on “Good Corporate Governance Practice in State-Owned Enterprises”. Submit to SOE Ministry, Industrial Adjustment Factor (FPI) at a range of 320-340 for determining remuneration of Commissioners and Directors. Approved the employee Performance Index (IPK) as a basis of calculating employee tantiem/bonus.
Board of Commissioners The primary duty of Board of Commissioners is to supervise in a general and specific sense in accordance with the Articles of Association and give counsel to the Board of Directors in running the Company. Board of Commissioners is not to intervene in Board of Directors’ duty of making decisions over operational matters. The performance of Board of Commissioners is appraised periodically, minimum annually, by GMS according to performance appraisal criteria established by Nomination and Remuneration
TABEL TABLE 7.3 KOMPOSISI DEWAN KOMISARIS PERSEROAN THE COMPOSITION OF BOARD OF COMMISSIONERS JABATAN POSITION
NAMA NAME
Komisaris Utama President Commissioner
Patrialis Akbar, SH, MH
Komisaris Commissioner
Ir. Umiyatun Hayati Triastuti, MSc.
Komisaris Commissioner
Dr. Ir. Thamrin Sihite, ME
Komisaris Commissioner
Drs. Imam Apriyanto Putro, MM
Komisaris Independen Independent Commissioner
Suranto Soemarsono, SE, MA
Komisaris Independen Independent Commissioner
Ir. Abdul Latief Baky, SH, MHum, MSc, FIQ
PT Bukit Asam Tbk
.
Laporan Tahunan 2011
120 Pembahasan dan Analisis Manajemen
184
Laporan Tata Kelola Perusahaan
Management Discussion & Analysis
266
278
305
Laporan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Data Perseroan
Laporan Keuangan
Corporate Data
Financial Statements
203
Corporate Social Responsibilities Corporate Governance Report
Besaran remunerasi Dewan Komisaris dan Direksi diusulkan oleh Konarba dan PSDM dan diputuskan dalam RUPS.
Remuneration of Board of Commissioners and Board of Directors is proposed by Nomination and Remuneration and HRD Committee and resolved by GMS.
PT Bukit Asam Tbk
. 2011 Annual Report
16
26
36
46
70
Ikhtisar Utama
Informasi Perseroan
Informasi Bagi Investor
Laporan Manajemen
Main Highlights
Corporate Information
Investors Information
Management Report
Laporan Pengelolaan Operasional
204
Operational Management Report
Independensi Komisaris Independen Jumlah Komisaris Independen Perseroan adalah dua orang, dari total 6 orang anggota komisaris, atau 33%, yang berarti telah memenuhi peraturan perundangan yang berlaku. Keputusan Bursa Efek Indonesia No Kep-05/BEJ/07-2004 tentang Peraturan Nomor I-A Tentang Pencatatan Saham Dan Efek Bersifat Ekuitas Selain Saham Yang Diterbitkan Oleh Perusahaan Tercatat, dimana setiap perusahaan publik harus memiliki Komisaris Independen sekurang-kurangnya 30% dari jumlah seluruh anggota Dewan Komisaris Komisaris Independen Perseroan tidak pernah memiliki hubungan usaha apapun maupun hubungan afiliasi dengan Perseroan dan tidak bekerja pada Pemerintah termasuk departemen, lembaga non departemen dan kemiliteran dalam kurun waktu 3 (tiga) tahun terakhir. Komisaris Independen tidak memiliki hubungan keluarga dengan seluruh anggota Direksi maupun anggota Komisaris sampai derajat ketiga. Salah seorang anggota Komisaris Independen memiliki latar belakang pendidikan di bidang keuangan, untuk menjamin kompetensi pengawasan bidang keuangan Perseroan. Adapun Komisaris Independen kedua mempunyai latar belakang Pertambangan Administrasi dan Hukum untuk menunjang tugas-tugas Dewan Komisaris.
Committee. The evaluation result will be used as indicators by GMS in remunerating, appointing and terminating members of Board of Commissioners. The current composition of Board of Commissioners by virtue of EGMS of 22 Decmeber 2011 is as follows: See table 7.3
Independency of Independent Commissioner Two of the Company’s six Commissioners are Independent Commissioners, representing 33% of the total members of Board of Commissioners, in accordance with the requirements of the law. Indonesia Stock Exchange Decision No. Kep-05/ BEJ/07-2004 regarding Regulation No. I-A on Share and Equity Securities Listing by Listed Companies requires that every public company have Independent Commissioners representing at least 30% of total number of Commissioners. Independent Commissioners have no business association or affiliation with the Company and do not work for any of the state ministry, non-ministry
Untuk menjamin Independensi, Komisaris Independen Perseroan tidak pernah memiliki hubungan usaha maupun hubungan afiliasi dengan Perseroan.
To ensure independency, Independent Commissioners do not have either business nor affiliation relationship with the Company.
Dengan dipenuhinya seluruh syarat dasar tersebut Perseroan meyakini anggota komisaris independen akan mampu memberikan masukan dan pengawasan yang independen.
or military within the past three years. Nor do they have family relationship with other members of Board of Commissioners or Board of Directors down to the third level. One of the Independent Commissioners has a financial education background and competence to supervise the finances of the Company. The second Independent Commissioner is knowledgable in mining business, administration and law to support the work of Board of Commissioners.
Pemilihan Dewan Komisaris Dewan Komisaris diangkat dan diberhentikan oleh RUPS melalui proses yang transparan. Proses pemilihan dilakukan setiap 5 (lima) tahun sekali. Untuk menjamin profesionalisme dan integritas calon komisaris, diselenggarakan fit and proper test yang seksama. Proses fit and proper test dilakukan secara terbuka, guna menjamin calon komisaris yang bersangkutan bebas dari afiliasi maupun benturan kepentingan lainnya, dan terpenuhinya kepentingan pemegang saham minoritas secara wajar.
Having complied with all the basic requirements, the Company believes the Independent Commissioners are capable of acting independently in their counselling and supervising function.
Nomination of Board of Commissioners Members of Board of Commissioners are nominated and terminated by GMS through a transparent process. Nomination takes place once in every five years. To make sure of the candidates’
PT Bukit Asam Tbk
.
Laporan Tahunan 2011
120 Pembahasan dan Analisis Manajemen
184
Laporan Tata Kelola Perusahaan
Management Discussion & Analysis
266
278
305
Laporan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Data Perseroan
Laporan Keuangan
Corporate Data
Financial Statements
205
Corporate Social Responsibilities Corporate Governance Report
professionalism and integrity, a thorough fit and proper test is conducted openly, to see to it that the candidates are free from any affiliation or conflict of interest, and that the minority shareholders’ interests are honored.
Duty and Responsibility of Board of Commissioners The Board of Commissioners has the following primary task and responsibility: • Supervising the policy and function of managing the Company by Board of Directors and giving counsel to the Board of Directors. • Monitoring and directing the Board of Directors in complying with Corporate Long Term Plan, Work Program & Budget, provisions of Articles of Association, resolutions of GMS, and the prevailing laws and regulations, and in concert with the purpose and objective of the Company. • Examining, reviewing, signing and approving or ratifying Work Program & Budget prepared by Board of Directors, no later than 60 (sixty) days prior to the beginning of new accounting year. • Examining and reviewing periodic and annual reports, and signing annual reports prepared by Board of Directors. • Submitting report on performance of its supervisory duty to GMS. • Performing other supervising and counselling duties, provided they are in keeping with the law, Articles of Association and GMS resolutions.
Authority of Board of Commissioners In the discharge of its duty, the Board of Commissioners is authorized to: • Examine books, letters, and other papers, check and verify cash and other commercial instruments, and other property of the Company. • Request explanation from Board of Directors or other officials concerning any and all matters concerning the management of the Company. • Be informed of the policy and actions of Board of Directors, request Board of Directors and other officials under the Board of Directors and with the knowledge of Board of Directors to attend Board of Commissioners meetings. • Suspend members(s) of Board of Directors in accordance with the Articles of Association. • Manage the Company under specific circumstances for a certain period of time as ruled by the Articles of Association. • Employ experts for certain purposes and for a certain period of time in accordance with the Articles of Association.
Tugas dan Tanggung Jawab Komisaris Komisaris Perseroan memiliki tugas dan tanggung-jawab utama yang meliputi: • Melakukan pengawasan terhadap kebijakan pengurusan, jalannya pengurusan pada umumnya baik mengenai Perseroan maupun usaha Perseroan yang dilakukan oleh Direksi serta memberikan nasihat kepada Direksi. • Melakukan pengawasan dan memberi nasihat yang diperlukan terhadap pelaksanaan Rencana Jangka Panjang Perseroan (RJPP), Rencana Kerja dan Anggaran Perseroan (RKAP) serta ketentuan anggaran dasar Perseroan dan keputusan RUPS, serta peraturan perundang-undangan yang berlaku, untuk kepentingan Perseroan dan sesuai dengan maksud dan tujuan Perseroan. • Meneliti, menelaah dan menandatangani serta memberikan persetujuan atau pengesahan terhadap RKAP yang disiapkan Direksi, selambatlambatnya 60 (enam puluh) hari sebelum dimulainya tahun anggaran. • Meneliti dan menelaah laporan berkala dan laporan tahunan yang disiapkan Direksi serta menandatangani laporan tahunan. • Menyampaikan laporan pelaksanaan tugas pengawasan yang telah dilakukan kepada RUPS. • Melaksanakan kewajiban lainnya dalam rangka tugas pengawasan dan pemberian nasihat, sepanjang tidak bertentangan dengan peraturan perundang-undangan, Anggaran Dasar, dan keputusan RUPS.
Wewenang Dewan Komisaris. Dalam menjalankan tugas-tugas seperti tersebut diatas, Dewan Komisaris memiliki wewenang diantaranya: • Melihat buku-buku, surat-surat, serta dokumen-dokumen lainnya, memeriksa kas untuk keperluan verifikasi dan lain-lain surat berharga dan memeriksa kekayaan Perseroan. • Meminta penjelasan dari Direksi atau pejabat lain mengenai segala persoalan yang menyangkut pengelolaan Perseroan • Mengetahui kebijakan dan tindakan yang telah dan akan dijalankan Direksi serta meminta Direksi dan pejabat lain di bawah Direksi dengan sepengetahuan Direksi untuk menghadiri rapat Dewan Komisaris. • Memberhentikan sementara Anggota Direksi sesuai dengan ketentuan Anggaran Dasar. • Melakukan tindakan pengurusan Perseroan dalam keadaan tertentu untuk jangka waktu tertentu sesuai dengan ketentuan Anggaran Dasar. • Menggunakan tenaga ahli untuk hal tertentu dan dalam jangka waktu tertentu sesuai dengan ketentuan Anggaran Dasar.
PT Bukit Asam Tbk
. 2011 Annual Report
16
26
36
46
70
Ikhtisar Utama
Informasi Perseroan
Informasi Bagi Investor
Laporan Manajemen
Main Highlights
Corporate Information
Investors Information
Management Report
Laporan Pengelolaan Operasional
206
Operational Management Report
Rapat Dewan Komisaris
Board of Commissioners Meeting
Proses pengawasan terhadap kegiatan operasional Perseroan dilakukan melalui rapat-rapat, evaluasi laporan operasional bulanan dan diskusi dengan komite-komite yang terkait sesuai dengan masalah yang perlu mendapat perhatian.
Supervision of the Company’s operations is done through meetings, evaluation of monthly operating reports and discussion with relevant committees according to the problems to be attended to.
Rapat Dewan Komisaris diselenggarakan dengan ketentuan, diantaranya sebagai berikut: • Rapat Dewan Komisaris sah dan berhak mengambil keputusan yang mengikat hanya jika dihadiri sekurang-kurangnya ½ (setengah) dari jumlah Anggota Dewan Komisaris atau diwakili dalam rapat tersebut. • Keputusan rapat Dewan Komisaris harus diambil berdasarkan musyawarah untuk mufakat. Apabila hal ini tidak tercapai, maka keputusan diambil berdasarkan suara setuju lebih dari ½ (setengah) dari jumlah suara yang sah yang dikeluarkan dalam rapat. Setiap Anggota Dewan Komisaris berhak mengeluarkan 1 (satu) suara. Untuk pengambilan keputusan yang mengandung benturan kepentingan, anggota Komisaris yang memiliki benturan kepentingan (jika ada) dilarang memberikan suara. • Salinan risalah rapat Dewan Komisaris, termasuk dissenting opinion (jika ada) yang telah ditanda-tangani oleh seluruh peserta rapat yang hadir, wajib segera didistribusikan kepada seluruh Anggota Dewan Komisaris dan asli risalah dan daftar hadir rapat Dewan Komisaris, disimpan oleh Sekretaris Dewan Komisaris. • Dewan Komisaris memiliki kewenangan untuk menanyakan tindak lanjut atas rekomendasi yang disampaikan dari hasil rapat-rapat yang diselenggarakan oleh Dewan Komisaris dan rapat gabungan Dewan Komisaris-Direksi.
Prosedur Penetapan dan Remunerasi Dewan Komisaris Besaran remunerasi anggota Dewan Komisaris diusulkan dalam RUPS, didasarkan atas capaian kinerja Dewan Komisaris seusai hasil analisa dan rekomendasi Komite Nominasi dan Remunerasi dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (Konarba dan PSDM). Untuk menyusun dasar penetapan dan rekomendasi besaran remunerasi yang kredibel, Konarba dan PSDM selalu memperhatikan rekomendasi konsultan independen. Dengan dukungan database yang kuat dari survey pasar pada perusahaan
Proses pengawasan terhadap kegiatan operasional Perseroan dilakukan melalui rapat-rapat, evaluasi laporan operasional bulanan dan diskusi dengan komite-komite yang terkait sesuai dengan masalah yang perlu mendapat perhatian.
PT Bukit Asam Tbk
.
Laporan Tahunan 2011
Board of Commissioners meeting is held under the following terms: • Board of Commissioners meeting is valid and authorized to make binding decisions only if attended by at least one half (½) of total members of Board of Commissioners or their proxies. • Board of Commissioners meeting must make decisions by deliberation to reach consensus. If no consensus is reached, decisions are made by votes in favor of more than one half (½) of total votes validly cast at the meeting. Each member of Board of Commissioners is entitled to cast one vote. When making decision over conflict of interest transactions, any Commissioner who has conflict of interest is not permitted to take part in the decision making process. • Copies of minutes of Board of Commissioners meeting, including dissenting opinion (if any), that have been signed by all members present at the meeting, must be immediately distributed to all members of Board of Commissioners and the original copy of minutes and attendance list are kept by the Secretary to Board of Commissioners. • Board of Commissioners is authorized to question the follow-up of the recommendations made at the Board of Commissioners meetings and joint meetings of Board of Commissioners and Board of Directors.
Determination of Board of Commissioners’ Remuneration The sum of Board of Commissioners’ remuneration is determined annually at GMS, after taking into consideration the Board’s performance measured according to the analysis and recommendation of Nomination and Remuneration Committee. To fix a reasonable amount and make recommendation, NR Committee seeks the advise of an independent
Supervision of the Company’s operations is done through meetings, evaluation of monthly operating reports and discussion with relevant committees according to the problems to be attended to.
184
120 Pembahasan dan Analisis Manajemen
Laporan Tata Kelola Perusahaan
Management Discussion & Analysis
266
278
305
Laporan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Data Perseroan
Laporan Keuangan
Corporate Data
Financial Statements
207
Corporate Social Responsibilities Corporate Governance Report
consultant. With the back-up of a reliable database, market survey in other companies of similar nature and equal level, and NR Committee recommendation, the independent consultant compile several major factors as a reference in fixing the amount of remuneration.
sejenis dan sekelas Perseroan dan mempetimbangkan kajian Konarba dan PSDM dan hasil studi konsultan independen menyusun beberapa faktor utama dalam mengusulkan besaran remunerasi Komisaris. Gambaran singkat prosedur penetapan Remunerasi Dewan Komisaris dapat dilihat pada bagan berikut.
The following graph shows the procedure of fixing Board of Commissioners’ remuneration: See Chart 7.1 BAGAN CHART 7.1
Konarba dan PSDM Nomination & Remuneration and HRD Committee
Memperhatikan rekomendasi Konsultan Independen dalam menetapkan dasar penentuan remunerasi Consider independent consultant’s recommendation for fixing remuneration formula
Rekomendasi Konsultan Independen Independent consultant’s recommendation
Konarba dan PSDM Nomination & Remuneration and HRD Committee
Mengusulkan dasar dan besaran remunerasi Recommending formula and amount of remuneration
Dewan Komisaris Board of Commissioners Membahas usulan Konarba dan PSDM dan mengusulkan besaran remunerasi kepada Pemegang Saham Seri A Dwi Warna Discuss NR & HRD Committee’s recommendation and propose amount of remuneration to holders of Dwi Warna Series A shares
Menetapkan dasar dan pertimbangan remunerasi mencakup: - PerMen BUMN no PER-07/MBU/ 2010 tgl 27 Des 2010 pasal 5 - Hasil survey remunerasi - Keberhasilan memitigasi risiko - Ketersediaan waktu - Kompetensi dan pengalaman Fixing remuneration formula and consideration: - SOE Minister Reg No. PER-07/MBU/2010 of 27 Dec 2010 article 5 - Remuneration survey findings - Risk mitigation success - Time devoted - Competence and experience
Rapat Umum Pemegang Saham General Meeting of Shareholders Melimpahkan pelaksanaan ketentuan besaran honor dan tantiem Kepada Dewan Komisaris setelah mendapat persetujuan Pemegang Saham Seri A Dwi Warna Authorize Board of Commissioners to determine honorarium & tantiem of Board of Commissioners with the approval of holders of Dwi Warna Series A shares
Honor dan Tantiem Dewan Komisaris Honorarium and tantiem of Board of Commissioners
PT Bukit Asam Tbk
. 2011 Annual Report
16
26
36
46
70
Ikhtisar Utama
Informasi Perseroan
Informasi Bagi Investor
Laporan Manajemen
Main Highlights
Corporate Information
Investors Information
Management Report
Laporan Pengelolaan Operasional
208
Operational Management Report
Besaran Remunerasi
Amount of Remuneration
Dewan Komisaris menerima remunerasi tetap dan tidak tetap yang terdiri atas honorarium, asuransi, tantiem serta fasilitas dan tunjangan lainnya. Remunerasi untuk Komisaris dapat berbeda sesuai dengan tugas dan tanggung jawab setiap Komisaris.
Board of Commissioners receives routine and incidental remuneration consisting of honorarium, insurance, tantiem and other facilities and allowances. Remuneration paid to Commissioners may differ among them depending on their respective duty and responsibility.
Besaran Remunerasi anggota Dewan Komisaris dan Direksi diusulkan oleh Konarba dan PSDM dan diajukan kepada Pemegang Saham Seri A.
Remuneration of Board of Commissioners and Directors is proposed by NR and HRD Committee and submitted to holders of Series A shares.
Sesuai hasil RUPS tertanggal 9 Juni 2011, Komisaris Utama mendapat honorarium sebesar 50% dari gaji Direktur Utama, yakni sebesar Rp50 juta per bulan. Anggota Dewan Komisaris lainnya mendapat honorarium sebesar 40% dari gaji Direktur Utama, yaitu sebesar Rp40 juta perbulan dan tunjangan.
Pursuant to the resolutions of GMS held on 9 June 2011, President Commissioner’s honorarium is 50% of President Directors’s salary, i.e. Rp 50 million per month. Other Commissioners receives 40% of President Director’s salary, i.e. Rp 40 million per month plus allowances.
Tunjangan yang diberikan oleh Perseroan kepada Komisaris Utama dan anggota komisaris meliputi asuransi purna-jabatan, cuti, tunjangan hari raya, pengobatan, dan tunjangan PPh-21.
Allowances for President Commissioner and other Commissioners include retirement insurance, leave, holiday bonus, medical care, and income tax allowance.
Dengan jumlah Komisaris Utama adalah satu dan anggota Komisaris ada 5 (lima, sebelumnya empat) maka total remunerasi untuk Dewan Komisaris yang dialokasikan oleh Perseroan pada tahun buku 2011 adalah sebesar Rp9,12 miliar. Pajak atas remunerasi Dewan Komisaris menjadi tanggungan masing-masing anggota Komisaris. Adapun gambaran total remunerasi anggota Dewan Komisaris per tahun untuk tahun buku 2010 dan 2011 adalah sebagai berikut.
With one President Commissioner and five Commissioners, total remuneration for Board of Commissioners allocated for 2011 totalled Rp 9.12 billion. Taxes will be borne by each Commissioner individually. Total remuneration for 2010 and 2011 is given below: See table 7.4
TABLE TABLE 7.4 REMUNERASI DEWAN KOMISARIS TAHUN 2010 DAN 2011
REMUNERATION THE BOARD OF COMMISSIONER 2010 AND 2011 URAIAN ORANG
GAJI (RP)
2011 TUNJANGAN (RP)
PERSON
HONORARIUM
Komisaris Utama
1
600.000.000
678.656.228
745.252.568
Komisaris
5
2.189.333.333
2.221.920.314
2.682.909.243
Jumlah Komisaris
6
2.789.333.333
2.900.576.542
3.428.161.811
GAJI (RP)
2010 TUNJANGAN (RP)
URAIAN ORANG
ALLOWANCE
DESCRIPTION TANTIEM (RP)
ALLOWANCE
PERSON
HONORARIUM
1
600.000.000
395.594.600
1.269.230.769
Komisaris
4
1.920.000.000
1.270.964.339
4.061.538.462
Jumlah Komisaris
5
2.520.000.000
1.666.558.939
5.330.769.231
Catatan Note : - Semua remunerasi tersebut belum termasuk pajak All remuneration is subject to tax - Terhitung sejak tanggal 09 Juni 2011 jumlah Komisaris menjadi 6 orang termasuk 1 orang Komisaris Utama As of 9 June 2011 total Commissioners was six including one President Commissioner
.
Laporan Tahunan 2011
2.023.908.796 President Commissioner 7.094.162.890 Commissioner 9.118.071.686 Total Commissioner DESCRIPTION
TANTIEM (RP)
Komisaris Utama
PT Bukit Asam Tbk
TOTAL (RP)
TOTAL (RP) 2.264.825.369 President Commissioner 7.252.502.801 Commissioner 9.517.328.170 Total Commissioner
120 Pembahasan dan Analisis Manajemen
184
Laporan Tata Kelola Perusahaan
Management Discussion & Analysis
266
278
305
Laporan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Data Perseroan
Laporan Keuangan
Corporate Data
Financial Statements
209
Corporate Social Responsibilities Corporate Governance Report
Performance of Board of Commissioners Duty In 2011 Board of Commissioners held 35 meetings, which were 21 internal Commissioners meetings
Pelaksanaan Tugas Dewan Komisaris Selama tahun 2011 Dewan Komisaris menyelenggarakan total 35 pertemuan, terdiri atas 21 kali pertemuan internal Dewan Komisaris dan 14 kali rapat gabungan dengan Direksi, dengan tingkat kehadiran masingmasing sebagai berikut.
TABLE TABLE 7.5 RAPAT DAN KEHADIRAN DALAM RAPAT DEWAN KOMISARIS 2011 Attendance at Board of Commissioners Meetings in 2011 NAMA NAME
JABATAN POSITION
Dr. Supriyadi (1) Patrialis Akbar, SH, MH (2) Ir. Umiyatun Hayati Triastuti, MSc Dr. Ir. Thamrin Sihite, ME
JUMLAH RAPAT NO. OF MEETING (A)
KEHADIRAN ATTENDANCE (B)
(B:A)
Komisaris Utama President Commissioner
21
21
100
Komisaris Utama President Commissioner
-
-
-
Komisaris Commissioner
21
20
95
Komisaris Commissioner
21
20
95
Drs.Imam Apriyanto Putro, MM (3)
Komisaris Commissioner
13
11
85
Suranto Soemarsono, SE, MA
Komisaris Independen Independent Commissioner
21
21
100
Ir. Abdul Latief Baky, SH, MHum, MSc, FIQ
Komisaris Independen Independent Commissioner
21
21
100
Keterangan Notes : (1) Masa tugas berakhir tanggal 22 Desember 2011 Term of office ended 22 December 2011 (2) Mulai bertugas pada tanggal 22 Desember 2011 Term of office commenced 22 December 2011 (3) Mulai bertugas pada tanggal 9 Juni 2011 Term of office commenced 9 June 2011
and 14 joint meetings with the Directors, with the following attendance rate: See table 7.5 Throughout 2011 besides giving advice and direction to the Board of Directors, the Board of Commissioners also offered their views and recommendations in various areas of the Company’s operations and other matters according to their job and responsibility as described below:
Board of Commissioners Recommendation Finance • Board of Directors was requested to pay special attention to subsidiaries whose performance was mediocre in 2011, in consideration of the current favorable coal price. • To step up profitability, Board of Directors was advised to focus on improving the Company’s business performance. • Board of Directors was reminded to maintain a good cash position and to make fund placements in safe and promising instruments. • Board of Commissioners assigned Business Development Director to perform the duties of Finance Director who had resigned. Production • To promote production level, Board of Directors was advised to upgrade personnel competence to make in-house coal production match up with other mining contractors’ production to
Sepanjang tahun 2011 selain memberikan nasihat dan arahan dalam bentuk surat-menyurat kepada Direksi, Dewan Komisaris memberikan pandangan serta berbagai rekomendasi mencakup pengelolaan operasional maupun hal-hal lain sesuai tugas dan kewajibannya sebagaimana diuraikan sebagai berikut:
Rekomendasi Dewan Komisaris Bidang Keuangan • Direksi diminta untuk lebih memperhatikan investasinya di beberapa anak-anak perusahaan yang berkinerja kurang baik, mengingat harga komoditas batubara sedang baik di tahun 2011 ini. • Untuk meningkatkan kinerja perusahaan, Direksi diminta memfokuskan upaya efisiensi operasional agar margin laba semakin meningkat. • Direksi diingatkan untuk menjaga arus kas Perseroan agar senantiasa dalam posisi yang baik, dan melakukan penempatan dana pada instrument keuangan yang baik dan aman bagi Perseroan. • Komisaris memutuskan menunjuk Direktur Pengembangan Usaha untuk menjalankan tugas-tugas Direktur Keuangan yang mengundurkan diri. Produksi • Dalam upaya peningkatan kinerja produksi, Dewan Komisaris meminta agar kompetensi SDM terus ditingkatkan sehingga poporsi produksi batubara swakelola lebih seimbang dengan produksi mitra kontraktor penambangan sesuai target yang telah ditetapkan dalam Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP) 2011, mengingat tambahan peralatan alat produksi utama telah ada.
PT Bukit Asam Tbk
. 2011 Annual Report
16
26
36
46
70
Ikhtisar Utama
Informasi Perseroan
Informasi Bagi Investor
Laporan Manajemen
Main Highlights
Corporate Information
Investors Information
Management Report
Laporan Pengelolaan Operasional
210
Operational Management Report
• Peningkatan daya angkut kereta api dari jalur eksisting pada tahun 2011 yang relatif rendah (hanya naik 6,6%) harus dicermati. Kesepakatan Coal Transportation Agreement (CTA) harus dikawal dengan baik melalui komunikasi dyang semakin intensif dengan PT KAI, agar peningkatan Perseroan dapat memetik hasil maksimal dari realisasi peningkatan kapasitas angkut kereta api di tahun-tahun mendatang. • Direksi diminta mewaspadai indikasi pelemahan harga batubara di akhir tahun 2011. • Dewan Komisaris merekomendasikan pengawasan yang lebih intensif dalam pembangunan dan peningkatan sarana dan prasarana penunjang produksi dan transportasi. Hal ini mengingat potensi peningkatan pasar dalam negeri maupun ekspor yang semakin besar, sementara kinerja Perseroan masih terkendala oleh masalah peningkatan kemampuan produksi dan kapasitas angkutan. • Direksi diminta untuk memanfaatkan potensi efisiensi biaya dan optimalisasi profitabilitas dari pengembangan sistem pengelolaan terintegrasi dengan dukungan teknologi (SCMS) yang telah dikembangkan dan go-live di penghujung tahun 2011. Pemasaran • Direksi diminta lebih meningkatkan kegiatan pemasaran dan perluasan target market, baik untuk pasar dalam negeri maupun luar negeri. • Dewan Komisaris mendukung dan dapat memahami strategi pemasaran yang mengedepankan pelaksanaan kontrak jangka panjang, namun juga tetap mengingatkan agar dalam kontrak penjualan tersebut, dicantumkan klausul peninjauan harga jual secara periodik dengan acuan harga sesuai praktek praktek yang lazim dan sesuai peraturan perundangan. Pengelolaan Risiko • Menindak lanjuti amanat RUPS, Dewan Komisaris meminta Direksi segera menyerahkan laporan audit Kinerja pada seluruh anak perusahaan dan proyek kerjasama, termasuk laporan berkala kegiatan Corrective Action Committee (CAC) dan kompilasi laporan lengkap CAC menjelang RUPS. • Laporan CAC tersebut hendaknya “dievaluasi” terlebih dahulu yang dilaksanakan oleh Satker SMP. • Dewan Komisaris juga meminta Direksi meningkatkan pengelolaan risiko mengingat perkembangan Perusahaan di masa mendatang yang membutuhkan pengenalan, pengelolaan dan mitigasi risiko dengan akurat.
PT Bukit Asam Tbk
.
Laporan Tahunan 2011
•
• •
•
the level targetted in 2011 Work Program and Budget, now that additional main production equipment is in place. Considering the 2011 small increase (6.6%) of existing railway loading capacity, Board of Directors had to communicate more intensively with PT Kereta Api Indonesia (PT KAI) to allow bigger increase in the coming years in accordance with Coal Transportation Agreement (CTA). Board of Directors had to watch the weakening coal prices at at the end of 2011. It was recommended that the construction and development of production facilities and infrastructure be more closely supervised, in consideration of potentially growing domestic and export market demand vis-avis the Company’s inadequate production and transportation capacity. Board of Directors was advised to capitalize on potential cost efficiency and profitability growth resulting from the integrated management system using SCMS that went live at the end of 2011.
Marketing • Board of Directors was requested to boost marketing and expand target market, both domestic and export markets. • Board of Commissioners supported a marketing strategy that prioritized long-term sales contracts. It was suggested to insert a clause on periodic review of selling price in accordance with common practice and the law. Risk Management • In line with GMS recommendation, Board of Commissioners advised Board of Directors to promptly submit performance audit report of all subsidiaries and joint venture projects, periodic activity report of Corrective Action Committee (CAC) and compilation of CAC reports prior to GMS. • CAC reports should first be evaluated by Corporate Management System task force. • Risk management should be enhanced as the Company’s future business will require accurate identification, management and mitigation of risks.
120 Pembahasan dan Analisis Manajemen
184
Laporan Tata Kelola Perusahaan
Management Discussion & Analysis
266
278
305
Laporan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Data Perseroan
Laporan Keuangan
Corporate Data
Financial Statements
211
Corporate Social Responsibilities Corporate Governance Report
Human Resource • Board of Commissioners recommended that Corporate Long Term Plan be finalized and implemented, and that human resource development be adjusted to this long term plan. • Board of Commissioners reminded Board of Directors to devise a human resource grand design and development strategy, particularly in terms of competence upgrade, performancebased remuneration package that should be accompanied by appropriate performance management policy. Business Development • Board of Commissioners recommended a retender for Peranap 2x10MW TPP to obtain a scheme with construction costs that are closer to owner’s estimate (OE) and to ensure financial feasibility and legal compliance. • With regard to new product development, i.e. coal gasification, Board of Directors was requested to monitor the making of feasibility study by a third party who should be fully conversant with the technical and commercial aspects as the technological realibility was still questionable. • In connection with the Company’s appointment as the winner of tender for constructing Independent Power Plant in Riau and Mine Mouth TPP in Banko Tengah, it was recommended that common business practices be observed in further actions. • Board of Commissioners requested Board of Directors to make a more in-depth study of the Company’s involvement in supplying coal product to Tanjung Api-Api joint project, considering this would involve considerable amount of investment in the Company’s production and port facilities. • Board of Commissioners asked Board of Directors to closely follow up PT KAI’s commitment to increase railway loading capacity. CTA should be instrumental in stepping up the Company’s production and ensuring the transportation of product to customers. • Board of Commissioners endorsed the exploitation of CBM in Tanjung Enim and Ombilin. It was recommended that the realization of this project correspond with the Company’s long-term mining plans. • It was recommended to use the best legal consultant in handling and settling Lahat Mining Concession lawsuit. Performance and Management of Subsidiaries • Board of Commissioners was of the opinion that the performance of subsidiaries and business units could be enhanced. Therefore, Board of Commissioners recommended specific measure for each subsidiary as follows:
Sumber Daya Manusia • Dewan Komisaris merekomendasikan penuntasan dan implementasi RJPP untuk pengembangan SDM Perseroan yang selaras dengan penerapan RJPP pengembangan Perseroan. • Dewan Komisaris mengingatkan Direksi untuk memberikan perhatian lebih pada penyusunan grand design dan strategi pengembangan SDM, terutama berkaitan dengan peningkatan kompetensi dan kebijakan remunerasi yang harus berlandaskan kinerja yang harus didukung dengan implementasi pengelolaan kebijakan kinerja yang tepat. • Dewan Komisaris merekomendasikan IKP pegawai untuk tahun bukun 2010, dengan faktor pengali “X” sebesar 9,5%. Pengembangan Usaha • Dewan Komisaris merekomendasikan pengulangan tender PLTU Peranap 2x10 MW agar diperoleh skema pembangunan dengan biaya yang semakin dekat dengan owner estimate (OE) sehingga kelayakannya secara finansial dan hukum tetap terjamin. • Untuk pengembangan produk baru coal gasification, Dewan Komisaris meminta Direksi untuk mencermati pelaksanaan studi kelayakan oleh pihak ketiga yang betul-betul memahami aspek teknis maupun komersial mengingat keandalan teknologinya belum terjamin. • Sehubungan dengan telah ditunjuknya Perseroan sebagai pemenang dalam tender IPP di Riau serta Pembangunan PLTU Mulut Tambang Banko Tengah, Dewan Komisaris merekomendasikan pelaksanaan tidak lanjut dengan tetap mengikuti kaidah-kaidah bisnis yang berlaku. • Sehubungan dengan upaya realisasi kerjasama Proyek Tanjung Api-Api, Dewan Komisaris meminta Direksi agar melakukan kajian komprehensif atas keterlibatan PTBA dalam menjamin pasokan batubara sebagai titik kritis realisasi pembangunan jalur baru tersebut. Mengingat hal ini akan berarti adanya investasi internal PTBA dalam peralatan produksi dan sarana pelabuhan yang memadai. • Dewan Komisaris juga meminta agar Direksi betul-betul memperhatikan komitmen peningkatan angkutan batubara dengan kereta dari PT KAI. Momen penanda tanganan CTA harus dijadikan pijakan bagi kepastian peningkatan kemampuan produksi PTBA dan lebih terjaminnya kepastian pengangkutan hasil produksi sesuai pesanan pelanggan. • Dewan Komisaris mendukung realisasi pemanfaatan CBM di Tanjung Enim dan Ombilin. Dewan Komisaris merekomendasikan realisasi ekspolitasi CBM tersebut agar diselaraskan dengan rencana penambangan jangka panjang Perseroan. • Dewan Komisaris merekomendasikan penggunaan jasa Konsultan Hukum terbaik dalam menghadapi dan menyelesaikan persoalan KP Lahat tersebut. Kinerja dan Pengelolaan Anak Perusahaan • Dewan Komisaris menilai bahwa kinerja anak-anak perusahaan dan unit usaha PT BA harus ditingkatkan dan merekomendasikan kepada Direksi agar untuk masing-masing anak usaha dilakukan langkah penanganan spesifik, yaitu:
PT Bukit Asam Tbk
. 2011 Annual Report
16
26
36
46
70
Ikhtisar Utama
Informasi Perseroan
Informasi Bagi Investor
Laporan Manajemen
Main Highlights
Corporate Information
Investors Information
Management Report
Laporan Pengelolaan Operasional
212
Operational Management Report
- Mendukung penghentian operasi UP Ombilin, mengingat produksinya yang kecil (500 ton), dan mendukung realokasi SDM ke unit usaha yang lain. Area Ombilin sebaiknya dikembangkan dalam rangka pemanfaatan potensi lainnya, yakni CBM. - Sekalipun BAP dan IPC sudah dapat mencatatkan laba, Dewan Komisaris merekomendasikan peningkatan profitabilasnya baik melalui kenaikan volume penjualan dan/atau produksi maupun melalui efisiensi operasional. - Berkaitan dengan unit usaha Briket yang produksinya belum bisa mencapai skala ekonomis (BEP) yakni di atas volume produksi minimal sebesar 9.000 ton, Dewan Komisaris merekomendasikan perluasan pasar ke areal baru, seperti Lombok, selain melanjutkan relokasi pabrik. Tata Kelola • Dewan Komisaris meminta Direksi melakukan peninjauan atas kelengkapan aturan internal terkait GCG sehubungan dengan keluarnya PerMen BUMN no PER-01/MBU/2011 tentang “Penerapan Tata Keloal Perusahaan yang Baik (GCG) pada BUMN. Dewan Komisaris berpendapat pengukuhan aturan tersebut harus dilakukan melalui RUPS. • Sehubungan dengan keluarnya peraturan tersebut, Dewan Komisaris mengamanatkan peningkatan kualitas pengelolaan Risiko Perseroan yang dilaksanakan oleh Satker SMP, dibawah supervisi langsung dari Direktur Utama. • Dewan Komisaris meminta peninjauan kembali Ketentuan Fasilitas/ Tunjangan Direksi dan Komisaris PTBA yang harus berpedoman Permen BUMN No. 07/MBU/2010 tertanggal 27 Desember 2010. • Dalam rangka mempersiapkan pergantian Direksi, Dewan Komisaris membentuk Tim Seleksi, yang kemudian bertugas menyusun Persyaratan Calon, Menseleksi Calon, termasuk menyusun long list dan menseleksi kandidat menjadi shor list yang akan diajukan ke Kementrian BUMN, dengan bantuan Konsultan yang kompeten. • Dewan Komisaris mendukung penyelesaian kajian Board Manual terbaru yang disusun dengan bantuan konsultan. Dewan Komisaris sangat memperhatikan terciptanya keseimbangan antara hak dan kewajiban Dekom dengan Direksi dalam Board Manual baru tersebut. • Dalam kaitan BM tersebut, Dewan Komisaris mendukung pelaksanaan tahapan sosialisasi dalam proses kajian maupun implementasinya agar terbangun komitmen kuat di tingkat Komisaris, Direksi maupun Komite-komite. • Dewan Komisaris merekomendasikan sosialisasi penerapan IFRS kepada seluruh jajajaran pelaksana terkait, tidak hanya terbatas pada satker anggaran dan keungan. Sosialisasi tersebut akan dilaksanakan oleh konsultan IFRS yang telah terpilih, KAP Purwantono, Suherman dan Surja (E&Y). • Dewan Komisaris juga merekomendasikan pelaksanaan penyeragaman butir-butir panyajian Piagam Komite ditingkat Komisaris dengan tidak merubah substansi tugas, kewenangan dan tanggung jawab Komite bersangkutan. • Dewan Komisaris mendukung penyempurnaan draft SPP (whistelblowing policy), dalam hal prinsip-prinsip utama yang harus dituangkan dalam penyusunan Pedoman SPP sesuai rujukan KKG maupun peraturan dan ketentuan perundangan lain.
PT Bukit Asam Tbk
.
Laporan Tahunan 2011
- Discontinue the operation of Ombilin Mining Unit, considering its low production output (500 tons), and relocate personnel to other business units. Ombilin area should be developed for other purpose, i.e. CBM exploitation. - Although BAP and IPC had made profit, Board of Commissioners recommended that their profitability be increased either through bigger sales/production volume or operating efficiency. - In relation to Briquette Business Unit (BU) whose production had not reached economy of scale, i.e. over minimum production of 9,000 tons, Board of Commissioners recommended expansion to a new area, such as Lombok, and factory relocation. Governance • Board of Directors was asked to review internal GCG rules in relation to SOE Ministerial Regulation No. PER-01/MBU/2011 on GCG Practice in SOEs. Board of Commissioners was of the opinion that such rules should be ratified by GMS. • Further to the ministerial regulation, Board of Commissioners advised that Corporate Management System task force enhance risk management under the direct supervision of President Director. • Board of Commissioners asked for a review of Commissioners and Directors’ Facilities/ Allowances that should be based on SOE Ministerial Regulation No. 07/MBU/2010 of 27 December 2010. • In preparing Board of Directors changes, Board of Commissioners formed a Selection Team to be in charge of establishing candidate requirements and selecting short-listed candidates out of a long list, to be forwarded to SOE Ministry, with the aid of a qualified consultant. • Board of Commissioners endorsed the revision of Board Manual with the help of a consultant. Board of Commissioners is very concerned with the creation of a balance between Commissioners and Directors’ rights and responsibilities in the new Board Manual. • With regard to Board Manual, Board of Commissioners supported the socialization process in the review as well as implementation to strengthen the commitment of Commissioners, Directors and Committees. • Board of Commissioners recommended the dissemination of IFRS implementation to all related users, not only finance and budget work unit personnel. The dissemination should be carried out by the chosen IFRS consultant, KAP Purwantono, Suherman and Surja (E&Y).
120 Pembahasan dan Analisis Manajemen
184
Laporan Tata Kelola Perusahaan
Management Discussion & Analysis
266
278
305
Laporan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Data Perseroan
Laporan Keuangan
Corporate Data
Financial Statements
213
Corporate Social Responsibilities Corporate Governance Report
• Board of Commissioners also recommended that Committee Charter points be standardized at the Commissioners level without altering the duty, authority and responsibility of the Committee concerned. • Board of Commissioners endorsed the revised main principles of whistle-blowing policy draft according to KKG? reference and other laws and regulations. Corporate Social Responsibility • Board of Commissioners advised that Partnership and Community Development Program (PKBL) funds be managed jointly with several competent institutions and Partnership Program funds be channelled in close cooperation with Estate and Agriculture SOEs. • It was also recommended that the structure of PKBL and CSR executive organs be improved to ensure better channelling of funds. • For optimum results, Board of Directors should involve the prospective recipients of PKBL and CSR funds when devising and executing the programs. Others • In connection with the transfer (BOT) of the Company’s assets in Tanjung Enim, Board of Commissioners deemed it necessary to take the legal advise to process land title certificates. Board of Directors was reminded that the agreement should be within BOT corridor without any assignment of ownership title. • It was recommended to write-off certain nonproductive assets having book value of Rp0, and to use the land for other more productive purposes. • Board of Commissioners participated in preparing for GMS and finalizing 2010 Annual Report. • Further to performance audit report of subsidiaries and joint projects, and the formation of Corrective Action Committee (CAC) under the Board of Directors, Board of Commissioners asked for a full report of CAC activities. • Board of Commissioners approved the 2012 Work Program and Budget with a few notes. • Board of Commissioners endorsed the Company’s share buy-back program as long as EGMS approved such plan. • Board of Commissioners was involved in compiling the agenda and the convening of AGMS on 9 June 2011 and EGMS on 22 Deember 2011.
Tanggung Jawab Sosial Perusahaan • Dewan Komisaris mengamanatkan pengelolaan dana PKBL bekerja sama dengan beberapa lembaga yang kompeten termasuk menggalang kerjasama dengan BUMN Perkebunan dan Pertanian dalam menyalurkan dana PK. • Dewan Komisaris juga merekomendasikan perbaikan struktur pengelola PKBL dan Program CSR agar penyaluran dana kegiatan semakin baik. • Direksi diminta semakin melibatkan para pihak, terutama masyarakat calon penerima program PKBL maupun CSR dalam menyusun dan melaksanakan program dimaksud agar dampak pelaksanaan program PKBL semakin optimal. Lain-lain • Sehubungan dengan permintaan BOT atas aset tanah kelolaan Perseroan di Tanjung Enim, Dewan Komisaris memandang perlu diperhatikannya pendapat hukum yang menyarankan pengurusan hak atas tanah dimaksud. Kemudian Direksi diingatkan bahwa kerangka perjanjian harus tetap berada pada koridor BOT tanpa melibatkan peralihan kepemilikan. • Dewan Komisaris merekomendasikan pemberian disposisi atas penghapusan aset non-produktif tertentu, mengingat nilai bukunya sudah Rp0, dan lahan yang tersedia dapat digunakan untuk kepentingan lain yang lebih produktif. • Dewan Komisaris turut mendukung persiapan RUPS termasuk membantu penyelesaian penyusunan laporan Tahunan 2010. • Sebagai tindak lanjut audit kinerja atas anak perusahaan dan proyek kerjasama yang diikuti pembentukan Corrective Action Committee (CAC) dengan diketuai anggota Direksi, Dewan Komisaris meminta laporan lengkap realisasi kegiatan CAC. • Dewan Komisaris menyetujui RKAP 2012 dengan beberapa catatan. • Dewan Komisaris mendukung langkah buy-back saham, sepanjang RUPSLB menyetujui usulan dimaksud. • Dewan Komisaris terlibat aktif dalam merumuskan agenda, mempersiapkan dan mensukseskan pelaksanaan RUPS yang diselenggarakan pada 9 Juni 2011 dan RUPSLB pada tanggal 22 Desember 2011.
PT Bukit Asam Tbk
. 2011 Annual Report
16
26
36
46
70
Ikhtisar Utama
Informasi Perseroan
Informasi Bagi Investor
Laporan Manajemen
Main Highlights
Corporate Information
Investors Information
Management Report
Laporan Pengelolaan Operasional
214
Operational Management Report
Direksi
Board of Directors
Direksi bertugas dan bertanggung jawab secara kolegial dalam mengelola Perseroan agar seluruh sumber daya berfungsi secara maksimal, profitabilitas operasional meningkat dengan hasil akhir naiknya nilai Perseroan secara berkesinambungan. Masing-masing anggota Direksi melaksanakan tugas dan mengambi keputusan sesuai dengan pembagian tugas dan wewenangnya, namun pelaksanaan tugas oleh masing-masing anggota Direksi tetap merupakan tanggung jawab bersama.
Board of Directors is collectively in charge of and responsible for managing the Company to ensure all resources are employed to the maximum, profitability is increased and corporate value is enhanced. Board of Directors members perform and make decisions according to their respective duty and authority but the performance of each member remains the Board’s collective responsibility.
Masing-masing anggota Direksi termasuk Direktur Utama memiliki kedudukan setara dengan tugas Direktur Utama adalah mengkordinasikan kegiatan seluruh kegiatan anggota Direksi. Anggota Direksi dipilih dan diangkat melalui RUPS, untuk masa jabatan 5 tahun. Untuk memastikan integritas dan profesionalitas di bidangnya, seluruh calon Direksi menjalani fit and proper test secara terbuka. Komposisi Direksi saat ini, sesuai keputusan RUPSLB tanggal 22 Desember 2011 terdiri atas seorang Direktur Utama dan 5 (lima) orang Direktur dengan susunan sebagai berikut:
Members of Board of Directors including President Director are on an equal footing. The duty of President Director is coordinating all members in the performance of their duty. Members are elected and nominated by GMS for a term of five years. To ensure they have the approriate integrity and qualification for their respective fields, all candidates must take fit and proper tests openly. By resolution of EGMS on 22 December 2011, the
TABLE TABLE 7.6 JABATAN POSITION
NAMA NAME
Direktur Utama President Director
Ir. Milawarma, M.Eng
Direktur Keuangan Finance Director
Achmad Sudarto, SE, MM, Ak
Direktur Operasi/Produksi Operations/Production Director
Ir. Heri Supriyanto
Direktur Pengembangan Usaha Business Development Director
Ir. Anung Dri Prasetya, M.App.Sc
Direktur Niaga Commerce Director
M. Jamil, SE, MM, Ak
Direktur SDM & Umum HR & General Affairs Director
Ir. Maizal Gazali, MM
PT Bukit Asam Tbk
.
Laporan Tahunan 2011
120 Pembahasan dan Analisis Manajemen
184
Laporan Tata Kelola Perusahaan
Management Discussion & Analysis
266
278
305
Laporan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Data Perseroan
Laporan Keuangan
Corporate Data
Financial Statements
215
Corporate Social Responsibilities Corporate Governance Report
Independensi Direksi Komposisi Direksi Perseroan ditetapkan dengan seksama agar senantiasa dapat melakukan pengambilan keputusan secara cepat, tepat, efektif, responsif pada setiap kondisi operasional dan mempertimbangkan segala risiko dan situasi secara independen. Sikap dan tindakan independen mengandung arti tidak ada kepentingan ataupun benturan kepentingan yang mungkin dapat mengganggu kemampuan setiap anggota Direksi untuk melaksanakan tugasnya secara mendiri dan memikirkan setiap langkah secara kritis. Direksi Perseroan menjalankan tugas secara independen juga berarti tidak ada campur tangan pihak manapun yang mempengaruhi pertimbangan operasional Direksi yang bertentangan dengan peraturan perundangan dan Anggaran Dasar PTBA. Untuk menjaga independensi tersebut, Antar seluruh anggota Direksi dan anggota Dewan Komisaris tidak ada hubungan kekeluargaan hingga tingkat ke tiga, baik secara garis lurus maupun kesamping.
Tugas dan Tanggung Jawab Direksi
current Board of Directors is composed of one President Director and five Directors as follows: See table 7.6
Independency of Board of Directors Composition of Board of Directors is carefully set up to ensure timely, correct, effective, responsive decisions are taken in any situation, and the risks and conditions are weighed independently. Independent attitude and action suggest there is no conflict of interest that may interfere with the Directors’ ability to act independently and be critical in considering every step they take. Performing independently means there is no outside intervention influencing the Board’s judgement that may sway them from the law and Articles of Association. To maintain their independency Board of Commissioners and Board of Directors have no family relationship down to the third level, vertically as well as horizontally.
Duty and Responsibility of Board of Directors The duty and responsibility of Board of Directors are managing the Company to achieve the main objective of the Company in an effetive and efficient manner to maximize stakeholders’ return. The duty and responsibility include the following activities:
Tugas dan tanggung jawab utama Direksi adalah mengelola Perseroan demi mencapai tujuan pendirian perusahaan dengan efektif, efisien dan memberikan nilai optimal kepada para pemangku kepentingan. Rincian tugas dan tanggung jawab Direksi meliputi: • Menyusun visi, misi dan nilai-nilai perusahaan, program jangka pendek maupun panjang, mengendalikan sumber daya secara efektif dan efisien, memperhatikan kepentingan minority shareholder secara wajar dan memiliki tata kerja dan pedoman kerja (charter) yang jelas. • Menyiapkan pada waktunya RKAP dan perubahannya kepada Dewan Komisaris untuk mendapatkan pengesahan pada rapat Dewan Komisaris selambat-lambatnya 60 (enam puluh) hari sebelum tahun anggaran dimulai. • Menyusun dan melaksanakan manajemen risiko yang mencakup seluruh aspek operasional Perseroan. • Menyusun satuan pengendalian internal, memastikan kelancaran komunikasi internal atau antar bagian dan eksternal dengan pemangku kepentingan serta menyusun dan melaksanakan kegiatan tanggung jawab sosial perusahaan. • Memberikan penjelasan tentang segala hal yang ditanyakan atau yang diminta Anggota Dewan Komisaris. • Membuat laporan tahunan sebagai wujud pertanggung-jawaban atas kepengurusan Perseroan, lengkap dengan seluruh dokumendokumen yang menyertai-nya termasuk dokumen keuangan Perseroan sebagaimana dimaksud dalam Undang-undang tentang dokumen Perusahaan. Sedangkan tugas dan tanggung jawab masing-masing Direktur secara spesifik adalah sebagai berikut: Direktur Utama • Bertugas untuk mengkordinir anggota Direksi lainnya, agar seluruh kegiatan berjalan sesuai visi, misi, sasaran usaha, strategi, kebijakan dan program kerja yang ditetapkan.
PT Bukit Asam Tbk
. 2011 Annual Report
16
26
36
46
70
Ikhtisar Utama
Informasi Perseroan
Informasi Bagi Investor
Laporan Manajemen
Main Highlights
Corporate Information
Investors Information
Management Report
Laporan Pengelolaan Operasional
216
Operational Management Report
Independensi Direksi diwujudkan melalui pengambilan keputusan operasional tanpa campur tangan dan pengaruh pihak manapun juga sesuai peraturan perundangan dan Anggaran Dasar Perseroan.
The independent stance of Board of Directors means there is no outside intervention that may influence their judgement as required by the law and Articles of Association.
• Bertanggung jawab untuk menyelaraskan seluruh inisiatif internal Perseroan dan memastikan terjadinya peningkatan kemampuan bersaing Perseroan, mengkordinasikan tugas operasional di bidang audit internal, komunikasi, memastikan kepatuhan terhadap hukum dan regulasi serta mengkordinir manajemen risiko dan pengembangan perusahaan. • Mengarahkan, mengembangkan dan menetapkan strategi pengelolaan Perseroan secara menyeluruh. • Menyiapkan Rencana Jangka Panjang (RJP) yang ditandatangani bersama dengan Komisaris untuk disahkan RUPS. Menyiapkan Rencana Kerja Anggaran Perusahaan yang merupakan penjabaran tahunan dari Rencana Jangka Panjang. • Menyiapkan kebijakan umum Sistem Pengendalian Internal dan mengambil langkah-langkah yang diperlukan atas laporan hasil pemeriksaan yang dibuat oleh Satuan Pengawasan Internal.
• Formulation of corporate vision, mission and values, short and long term programs, managing resources effectively and efficiently, caring for minority shareholders’ fair interest and possessing clear work system and work charter. • Timely preparation of Work Program and Budget and its revisions for Board of Commissioners’ approval in Board of Commissioners meeting no later than 60 days before the beginning of new accounting year. • Write-up and implementation of risk management covering all aspects of the Company’s operations. • Formation of internal audit unit, ensuring smooth internal or inter-departmental and external communication with stakeholders, as well as write-up and implementation of corporate social responsibility program. • Explanation of anything questioned or requested by members of Board of Commissioners. • Writing annual report that serves as accountability report of their performance in managing the Company, accompanied by all supporting documents including financial reports as set forth in the Law concerning Corporate Documents.
Direktur Keuangan • Bertanggung jawab untuk mengkordinasikan, mengendalikan dan mengevaluasi tugas operasional di bidang keuangan, anggaran, akuntansi, sekaligus memastikan penyediaan pendanaan bagi pengembangan perusahaan. • Bertanggung jawab dalam meningkatkan nilai Perseroan (corporate value) melalui pengelolaan dana dan manajemen risiko. • Melakukan pembinaan terhadap Satuan Kerja Akuntansi dan Anggaran, Perbendaharaan dan Pendanaan serta Teknologi Informasi. • Melakukan pembinaan dan bertanggung jawab dalam peningkatan dan pengimplementasian program kesehatan pensiunan. Direktur Operasi/Produksi • Bertanggung jawab untuk mengkordinasikan, mengendalikan dan mengevaluasi pelaksanaan tugas operasional bidang penambangan batubara, bidang teknik, keselamatan kerja, lingkungan serta mengembangkan program efisiensi proses penambangan maupun produksi secara berkelanjutan. • Melakukan pembinaan terhadap Satuan Kerja Analisis Evaluasi Optimasi Produksi. • Melakukan pembinaan unit-unit operasional yang terdiri dari Unit Pertambangan Tanjung Enim, Unit Pelabuhan Tarahan, Unit Dermaga Kertapati dan Unit Pertambangan Ombilin.
PT Bukit Asam Tbk
.
Laporan Tahunan 2011
While the duty and responsibility of each Director specifically are as follows: President Director • Coordinating all other members of Board of Directors, in order that all activities are in line with the Company’s vision, mission, business target, strategy, policy and work program. • Aligning all internal initiatives of the Company and ascertaining the Company’s improved competitiveness, coordinating all functions of internal audit, communication, ensuring compliance with the laws and regulations and coordinating risk management and business development. • Directing, developing and devising overall management strategy. • Writing up Long Term Plan to be signed jointly with Commissioners and ratified by GMS. Preparing Work Program & Budget being the annual elaboration of Long Term Plan. • Setting general policy of Internal Control System and taking further action in response to audit findings reported by Internal Audit Unit.
120 Pembahasan dan Analisis Manajemen
184
Laporan Tata Kelola Perusahaan
Management Discussion & Analysis
266
278
305
Laporan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Data Perseroan
Laporan Keuangan
Corporate Data
Financial Statements
217
Corporate Social Responsibilities Corporate Governance Report
Finance Director • Coordinating, controlling and evaluating the work of the Finance, Budget and Accounting Divisions, at the same time securing funds required for business development. • Promoting corporate value through fund management and risk management. • Providing guidance to Accounting, Budget, Treasury, Funding and Information Technology Work Units. • Responsible for guiding, improving and implementing retirees’ healthcare program. Operations/Production Director • Coordinating, controlling and evaluating the work of Coal Mining, Engineering, Work Safety, Environment Units, and developing mining and production efficiency program. • Providing guidance to Production Optimization Evaluation Analysis Work Unit and Coal Handling and Transporting Work Unit. • Developing operating units which are Tanjung Enim Mining Unit, Tarahan Port Unit, Kertapati Pier Unit and Ombilin Mining Unit. Business Development Director • Responsible for the sustainable growth and development of the Company’s business and improved product long term competitiveness. • Responsible for nurturing Corporate Planning and Developemt Work Unit. Commerce Director • Responsible for the sustainable growth and development of the Company’s business and improved product long term competitiveness. • Responsible for Sales, Distribution and Transportation Units, and marketing development, income growth, efficiency of coal supply management and transportation, as well as optimum purchase of goods. • Responsible for the development and expansion of product marketing and for maximizing the profitability of business units. • Fostering Coal Marketing and Logistics Work Units. • Nurturing Briquette Business Unit. Human Resource and General Affairs Director • Responsible for recruitment, counselling and development of human resource management strategy. • Responsible for CSR activities and developing PKBL to enhance corporate added value. • Responsible for legal and licensing matters, and ensuring the Company’s compliance with the prevailing laws and regulations. • Counselling the work units within HR, Corporate Legal & Administration, CSR and Bukit Asam Hospital.
Determination of Board of Directors’ Remuneration The Company determines the amount of Board of Directors’ remuneration commensurate with their duty, responsibility and performance. Brief procedure of fixing Board of Directors’ remuneration is as follows:
Direktur Pengembangan Usaha • Bertanggung jawab atas tumbuh dan berkembangnya usaha Perseroan secara berkelanjutan serta meningkatnya daya saing produk dalam jangka panjang. • Bertanggung-jawab untuk melakukan pembinaan terhadap Satuan Kerja Perencanaan Korporat dan Pengembangan. Direktur Niaga • Bertanggung jawab atas tumbuh dan berkembangnya usaha Perseroan secara berkelanjutan serta meningkatnya daya saing produk dalam jangka panjang. • Bertanggung jawab atas bidang penjualan, distribusi dan transportasi serta pengembangan pemasaran, pertumbuhan pendapatan yang berkelanjutan, efisiensi pengelolaan persediaan batubara dan angkutan, serta transaksi pembelian barang yang optimal bagi perusahaan. • Bertanggung jawab atas pengembangan dan perluasan pemasaran produk Perseroan termasuk melakukan upaya profitisasi unit-unit bisnis. • Melakukan pembinaan terhadap Satuan - satuan Kerja Pemasaran Batubara dan Logistik • Melakukan pembinaan terhadap Unit Pengusahaan Briket Direktur Sumber Daya Manusia dan Umum • Bertanggung jawab atas proses penerimaan, pembinaan dan pegembangan serta strategi pengelolaan SDM. • Bertanggung jawab atas bidang hukum, perizinan dan mengupayakan perseroan beroperasi sesuai dengan peraturan dan perundangundangan yang berlaku. • Bertanggung jawab atas bidang umum, CSR dan pengembangan PKBL. • Melakukan pembinaan terhadap satuan-satuan kerja SDM, umum, hukum & administrasi korporat, CSR, Rumah Sakit Bukit Asam dan keamanan.
Prosedur Penetapan dan Remunerasi Direksi Perseroan menetapkan besaran remunerasi anggota Direksi berdasarkan keseimbangan antara tugas dan tanggung-jawab serta kinerja. Prosedur ringkas penetapan remunerasi Direksi adalah sebagai berikut: a. Komite Remunerasi dan Nominasi meminta konsultan independen melakukan kajian remunerasi bagi anggota Direksi. b. Konsultan Independen, menyusun kriteria dasar penetapan honorarium, melakukan survey remunerasi pada industri sejenis, menyusun rekomendasi usulan remunerasi lengkap dengan dasar pertimbangannya. c. Komite Remunerasi dan Nominasi menyusun rekomendasi remunerasi bagi anggota Direksi, lengkap dengan dasar pertimbangannya, kepada Dewan Komisaris. d. Dewan Komisaris membahas usulan Komite Remunerasi, Nominasi dan PSDM, menetapkan beberapa usulan termasuk dasar pertimbangan, untuk dimintakan persetujuan dari Pemegang Saham Serie A. e. RUPS melimpahkan wewenang kepada Dewan Komisaris untuk melaksanakan keputusan mengenai fasilitas dan/atau tunjangan anggota Direksi, sesuai keputusan Pemegang Saham Serie A
PT Bukit Asam Tbk
. 2011 Annual Report
16
26
36
46
70
Ikhtisar Utama
Informasi Perseroan
Informasi Bagi Investor
Laporan Manajemen
Main Highlights
Corporate Information
Investors Information
Management Report
Laporan Pengelolaan Operasional
218
Operational Management Report
Bagan ringkas prosedur penetapan remunerasi Direksi adalah sebagai berikut. BAGAN CHART 7.2
Konarba dan PSDM
Nomination & Remuneration and HRD Committee
Memperhatikan rekomendasi Konsultan Independen dalam menetapkan dasar penentuan remunerasi Consider independent consultant’s recommendation for fixing remuneration formula
Rekomendasi Konsultan Independen Independent consultant’s recommendation
Konarba dan PSDM
Nomination & Remuneration and HRD Committee
Mengusulkan dasar dan besaran remunerasi Recommending formula and amount of remuneration
Dewan Komisaris Board of Commissioners Membahas usulan Konarba dan PSDM dan mengusulkan besaran remunerasi kepada Pemegang Saham Serie A Discuss NR & HRD Committee’s recommendation and propose amount of remuneration to holders of Series A shares
Rapat Umum Pemegang Saham
Menetapkan dasar dan pertimbangkan remunerasi mencakup: - PerMen BUMN No. PER-07/MBU/ 2010 tgl 27 Des 2010 Pasal 5 - Hasil survei remunerasi - Tugas dan tanggung jawab - KPI Direksi Fixing remuneration formula and consideration: - SOE Minister Reg No. PER-07/MBU/2010 of 27 Dec 2010; article 5 - Remuneration survey findings - Duty and responsibility - Directors’ KPI
General Meeting of Shareholders Melimpahkan wewenang kepada Dewan Komisaris untuk melaksanakan ketentuan besaran gaji dan tantiem Direksi sesuai arahan Pemegang Saham Serie A Authorize Board of Commissioners to determine salary & tantiem of Board of Directors with the approval of holders of Series A share
Dewan Komisaris Board of Commissioners
Menjalankan ketentuan besaran gaji dan tantiem anggota Direksi sesuai mandat. Pay Board of Directors’ salary and tantiem as instructed
Gaji dan Tantiem Anggota Direksi Salary and tantiem of Board of Directors
Direksi menerima remunerasi tetap dan tidak tetap yang terdiri atas annual gross base salary (honorarium untuk Dewan Komisaris), total cash, total earnings dan total remuneration serta fasilitas dan tunjangan lain yang jumlahnya direkomendasikan oleh Konarba dan PSDM. Remunerasi Direksi dapat berbeda sesuai dengan tugas dan tanggung jawab setiap anggota Direksi.
a. b.
c. d.
PT Bukit Asam Tbk
.
Laporan Tahunan 2011
NR Committee consults an independent consultant for making remuneration analysis. Independent consultant works out remuneration formula, conducts survey in similar industry, recommends remuneration package and consideration. NR Committee recommends remuneration package and consideration to Board of Commissioners. Board of Commissioners discusses NR and HR Committee’s proposal to be subsequently submitted to holders of Series A shares.
120 Pembahasan dan Analisis Manajemen
184
Laporan Tata Kelola Perusahaan
Management Discussion & Analysis
266
278
305
Laporan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Data Perseroan
Laporan Keuangan
Corporate Data
Financial Statements
219
Corporate Social Responsibilities Corporate Governance Report
Remunerasi Anggota Direksi ditetapkan berdasarkan keseimbangan antara besarnya tugas dan tanggung jawab.
Remuneration of Board of Directors is commensurate with their respective duty and responsibility.
PT Bukit Asam Tbk
. 2011 Annual Report
16
26
36
46
70
Ikhtisar Utama
Informasi Perseroan
Informasi Bagi Investor
Laporan Manajemen
Main Highlights
Corporate Information
Investors Information
Management Report
Laporan Pengelolaan Operasional
220
Operational Management Report
Sesuai hasil RUPS tetanggal 9 Juni 2011, Direktur Utama mendapat gaji sebesar Rp101,0 juta per bulan, sedangkan gaji Direktur lainnya ratarata sebesar 90% dari gaji Direktur Utama, yaitu sebesar Rp91,0 juta per bulan.
e.
GMS authorizes Board of Commissioners to execute GMS resolution regarding Board of Directors’ remuneration, facilities/allowances as approved by holders of Series A shares.
The following graph shows the procedure of fixing Board of Directors’ remuneration: See Chart 7.1
Selain gaji, untuk tahun buku 2011, Direktur Utama dan anggota Direksi juga menerima berbagai fasilitas dan tunjangan. Besaran fasilitas dan tunjangan Direksi ditetapkan oleh Dewan Komisaris atas usulan Direksi.
Board of Directors receives regular and incidental remuneration consisting of annual gross base salary (honorarium for Board of Commissioners), total cash, total earnings and total remuneration, plus other facilities and allowances as recommended by NR and HR Committee. Remuneration paid to Directors may differ among them depending on their respective duty and responsibility.
Tunjangan yang diberikan oleh Perseroan kepada Direksi meliputi asuransi purnajabatan, cuti, tunjangan hari raya, pengobatan, dan tunjangan PPh21. Selain gaji dan tunjangan Direksi mendapatkan tantiem yang besarnya ditetapkan melalui RUPS, sesuai dengan kemampuan Perseroan.
GMS held on 9 June 2011 decided that President Director’s salary was Rp101 million per month, and other Directors received 90% of President Director’s salary, i.e. Rp91 million per month.
Sejak tanggal 9 Juni 2011, jumlah Direksi terdiri dari satu orang Direktur Utama dan empat orang Direktur. Total Remunerasi Direksi yang dialokasikan oleh Perseroan untuk tahun buku 2011 adalah sebesar Rp23,2 miliar, belum termasuk pajak. Jumlah total remunerasi yang diterima oleh anggota Direksi dilaporkan oleh Perseroan dalam RUPS.
In addition to salary, for accounting year 2011 President Director and other Directors also received a range of facilities and allowances. The amount
TABLE TABLE 7.7 Remunerasi Dewan DIREKSI Tahun 2010 dan 2011
REMUNERATION THE BOARD OF DIRECTORS 2010 AND 2011 URAIAN ORANG PERSON
Direktur Utama
1
GAJI (RP)
2011 TUNJANGAN (RP)
1.212.000.000
1.303.952.128
HONORARIUM
DESCRIPTION TANTIEM (RP)
ALLOWANCE
1.863.131.419
Direktur
5
4.908.600.000
5.525.924.053
8.384.091.385
Jumlah Direksi
6
6.120.600.000
6.829.876.181
10.247.222.804
GAJI (RP)
2010 TUNJANGAN (RP)
URAIAN ORANG PERSON
HONORARIUM
TOTAL (RP) 4.379.083.547 President Director 18.818.615.438 Director 23.197.698.986 Total Director DESCRIPTION
TANTIEM (RP)
ALLOWANCE
Direktur Utama
1
1.204.440.000
835.035.722
2.538.461.538
Direktur
5
5.419.800.000
3.537.590.024
11.423.076.923
Jumlah Direksi
6
6.624.240.000
4.372.625.746
13.961.538.462
TOTAL (RP) 4.577.937.260 President Director 20.380.466.947 Director 24.958.404.208 Total Director
Catatan Notes: - Semua remunerasi tersebut belum termasuk pajak All remuneration is subject to tax - Terhitung sejak tanggal 09 Juni 2011 jumlah Direksi menjadi 5 orang termasuk 1 orang Direktur Utama As of 9 June 2011 total Directors was five including one President Director
Rapat dan Risalah Rapat Direksi Rapat Direksi diselenggarakan dengan ketentuan, diantaranya sebagai berikut: • Rapat Direksi diadakan secara berkala sekurang-kurangnya sebulan sekali atau setiap waktu bila diperlukan. • Rapat Direksi sah dan berhak mengambil keputusan yang mengikat hanya jika dihadiri sekurang-kurangnya ½ (setengah) dari jumlah Anggota Direksi atau diwakili secara sah dalam rapat tersebut. • Keputusan rapat Direksi harus diambil berdasarkan musyawarah untuk mufakat. Apabila hal ini tidak tercapai, maka keputusan diambil
of facilities and allowances is determined by Board of Commissioners based on Board of Directors’ proposal. Allowances for Board of Directors include retirement insurance, leave, holiday bonus, medical care and income tax allowance. In addition to salary and allowances, the Company pays tantiem/bonus at an amount to be decided by GMS, as the Company’s financial condition permits. Starting 9 June 2011, Board of Directors consists of one President Director and four Directors. Total remuneration for Board of Directors allocated for 2011 totalled Rp 23.2 billion. Taxes will be borne by each Director individually. Total remuneration paid to Board of Directors is reported at GMS. Total remuneration of Board of Directors for 2011 and 2010 is given below: See table 7.7
PT Bukit Asam Tbk
.
Laporan Tahunan 2011
120 Pembahasan dan Analisis Manajemen
184
Laporan Tata Kelola Perusahaan
Management Discussion & Analysis
266
278
305
Laporan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Data Perseroan
Laporan Keuangan
Corporate Data
Financial Statements
221
Corporate Social Responsibilities Corporate Governance Report
Board of Directors Meeting and Minutes Board of Directors meeting is held under the following terms: • Board of Directors meeting is held periodically at least once a month or anytime required. • Board of Directors meeting is valid and authorized to make binding decisions only if attended by at least one half (½) of total members of Board of Directors or their proxies. • Board of Directors meeting must make decisions by deliberation to reach consensus. If no consensus is reached, decisions are made by votes in favor of more than one half (½) of total votes legally cast at the meeting. Each member of Board of Directors is entitled to cast one vote. • Copies of minutes of Board of Directors meeting must be submitted to Board of Commissioners no later than the next workday after the meeting is held. The rules of making other decisions in Board of Directors meeting are basically the same as those applied to Board of Commissioners meeting.
berdasarkan suara setuju lebih dari ½ (setengah) dari jumlah suara yang sah yang dikeluarkan dalam rapat. Setiap Anggota Direksi berhak mengeluarkan 1 (satu) suara. • Salinan dari risalah rapat Direksi disampaikan kepada Dewan Komisaris selambat-lambatnya pada hari kerja berikutnya setelah Rapat Direksi diselenggarakan. Aturan pengambilan keputusan lainnya pada Rapat Direksi pada dasarnya sama dengan aturan pada Rapat Dewan Komisaris. Selama tahun 2011, rapat Direksi diselenggarakan sebanyak 19 (sembilan belas) kali, membahas berbagai masalah pengelolaan Perseroan. Beberapa masalah yang dibahas dan diputuskan bersama dalam Rapat Direksi di antaranya meliputi:
In 2011, Board of Directors held 21 meetings, to discuss various things pertaining to the management of the Company. Some of the topics discussed and decided upon in Board of Directors meeting were related to:
Bidang Pengelolaan Operasional • Keuangan - Pemantauan realisasi anggaran dan arus kas yang harus terjaga dengan baik. - Evaluasi posisi kas dan efektivitas penempatan kas dalam rangka menjaga likuiditas dan menunjang kegiatan operasional Perseroan. - Evaluasi terhadap kinerja keuangan untuk masing-masing unit kerja dan anak perusahaan.
Operational Management
•
Produksi - Evaluasi pelaksanaan program efisiensi dengan pengaturan jarak angkut dan pemindahan material. - Peningkatan kapasitas produksi seiring dengan peningkatan kapasitas angkut kereta api. - Percepatan dan pengawasan pelaksanaan perbaikan sarana dan prasarana produksi. - Peningkatan kompetensi SDM dalam mengelola tambang swakelola. - Monitoring efektifitas implementasi SCMS pada setiap titik perpindahan batubara. - Penetapan realokasi SDM UP Ombilin. - Perumusan usulan restrukutrisasi organisasi UP Ombilin.
•
Pemasaran - Peningkatan kegiatan penetrasi pasar-pasar baru. - Peningkatan volume penjualan seiring dengan peningkatan produksi dan angkutan.
•
Bidang Manajemen Risiko - Melakukan identifikasi risiko, pengelolaan risiko, mitigasi risiko terkait dengan pembukaan lahan tambang baru. - Evaluasi dan finalisasi draft CAC untuk dimintakan persetujuan Dewan Komisaris
•
•
•
Finance - Monitor budget and cash flow management. - Evaluate cash position and cash placement to maintain liquidity and support the Company’s business operations. - Evaluate financial performance of each work unit and subsidiary. Production - Evaluate efficiency program by arranging transportation distance and material removal. - Upgrade production capacity and train loading capacity. - Accelerate and monitor improvement of production facilities and infrastructure. - Improve personnel competence in managing in-house mine. - Monitor implementation of Supply Chain Management System (SCMS) at every loading point. - Relocate personnel of Ombilin Mining Unit (MU). - Restructure Ombilin MU organization. Marketing - Intensify new market penetration. - Increase sales and boost production and transporting capacity.
PT Bukit Asam Tbk
. 2011 Annual Report
16
26
36
46
70
Ikhtisar Utama
Informasi Perseroan
Informasi Bagi Investor
Laporan Manajemen
Main Highlights
Corporate Information
Investors Information
Management Report
Laporan Pengelolaan Operasional
222
Operational Management Report
•
•
Pengelolaan dan Kesejahteraan SDM - Evaluasi implementasi RJP untuk SDM, program peningkatan kompetensi dan pengembangan karir. - Finalisasi usulan besaran kenaikan remunerasi dan insentif kinerja pegawai (IKP) sesuai KPI pegawai. - Basis perhitungan Balance Scorecard dalam penetapan KPI Pegawai - Evaluasi peningkatan manfaat pensiun karyawan. Pengembangan Usaha - Evaluasi rencana pelaksanaan FS dalam pengembangan usaha coal gasifikasi. - Penetapan perhitungan owner estimate (OE) untuk pembangunan PLTU Peranap - Persiapan tindak lanjut ditetapkannya Perseroan sebagai Pemenang Tender PLTU Mulut Tambang Banko Tengah dan sebagai perserta tunggal lelang IPP di Riau. - Implikasi CTA bagi perencanaan produksi dan pengembangan tambang baru di Banko Tengah. - Penentuan skema jaminan pasokan batubara dari areal Banko Tengah untuk proyek jalan KA khusus batubara Tanjung EnimTanjung Api-api. - Persiapan akhir draft Somasi terhadap Adaro atas pengambil alihan saham perusahaan yang tengah bersengketa dengan PTBA di Lahat dengan Konsultan Hukum. - Konsultasi skema pemanfaatan dan pengembangan CBM di Tanjung Enim dan di Ombilin. - Rencana belanja modal. - Evaluasi realisasi belanja modal dan penetapan anggaran belanja modal untuk tahun 2011 bersama-sama dengan evaluasi pelaksanaan rencana pengembangan usaha.
•
Anak Perusahaan - Evaluasi kinerja BAP, IPC serta perumusan solusi pemecahan permasalahan BBK. - Pencarian pasar baru produk Briket.
•
Bidang GCG - Evaluasi dan sosialisasi GCG, yang meliputi Board Manual, GCG Code dan Code of Conduct/Kode Etik dan Kebijakan Pokok Perseroan. - Evaluasi implementasi Ketentuan PerMen BUMN PER-01/ MBU/2011 mengenai GCG di pada BUMN khususnya pelaksanaan Self Assessment oleh pihak ketiga. - Percepatan rencana penerapan sistem Pengaduan (Whistleblower). - Pembuatan Daftar Long-list Calon Direksi untuk diajukan ke Komisaris termasuk tata-cara pendaftaran, persyaratan dan mekanisme pengujian. - Usulan revisi Board Manual pada poin-poin kritis menyangkut kewajiban dan tanggung jawab Organ Perusahaan.
PT Bukit Asam Tbk
.
Laporan Tahunan 2011
•
Risk Management - Identify, manage, mitigate risks in relation to opening new mines. - Evaluate and finalize CAC draft for Board of Commissioners’ approval
•
Human Resource Management and Welfare - Evaluate implementation of longterm corporate and human resource plan, personnel upgrading and career development. - Finalize remuneration increase and incentives proposal, according to employee Key Performance Indicator (KPI). - Apply Balanced Score-card tool in calculating employee KPI. - Evaluate increase of employee retirement benefit.
•
Business Development - Assess FS implementation in coal gasification project. - Fix calculation of owner’s estimate (OE) for constructing Peranap TPP. - Act on the Company’s appointment as the winner in tender for Banko Tengah Mine Mouth TPP and as the sole bidder for Riau IPP. - Check implication of CTA to the planned production and development of new mine in Banko Tengah. - Devise a scheme of guaranteed coal supply from Banko Tengah for coal railway track Tanjung Enim – Tanjung Api-api. - Together with legal consultant finalize draft summons for Adaro over acquisition of a company in dispute with PTBA in Lahat. - Seek legal counsel for exploiting and developing CBM in Tanjung Enim and Ombilin. - Capital expenditure - Scrutinize actual capital expenditure, determine capital expenditure budget for 2011 and examine accomplished business development plans.
•
Subsidiaries - Appraise the performance of BAP and IPC, and propose course of action to solve BBK problem. - Search new market for briquette products.
•
GCG - Assess and socialize GCG, consisting of Board Manual, GCG Code, Code of Conduct and General Policy. - Assess compliance with SOE Ministerial Regulation No. PER-01/MBU/2011 on GCG Practice in SOEs, particularly self assessment by third party - Speed up adoption of whistle-blowing system.
120 Pembahasan dan Analisis Manajemen
184
Laporan Tata Kelola Perusahaan
Management Discussion & Analysis
266
278
305
Laporan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Data Perseroan
Laporan Keuangan
Corporate Data
Financial Statements
223
Corporate Social Responsibilities Corporate Governance Report
- Propose long-listed director candidates to Board of Commissioners, plus registration procedures, testing requirements and mechanism. - Propose revision of pivotal points in Board Manual concerning duty and responsibility of Corporate Organ. •
CSR - Propose joint efforts with other SOEs in distributing PKBL funds, conduct emergency response team training, evacuate PKBL partners and intensify environmental social drive.
•
Bidang CSR - Usulan kerjasama dalam pengelolaan penyaluran PKBL dengan pihak Ketiga BUMN, peningkatan pelatihan emergency response team, evaluasi terhadap mitra PKBL dan peningkatan kegiatan kepedulian terhadap lingkungan.
(Tindak lanjut dari hasil-hasil rapat ini dapat dilihat pada materi “Analisis dan Pembahasan Manajemen, Laporan Manajemen dan Laporan Tanggung Jawab Sosial). Adapun frekuensi rapat dan tingkat kehadiran anggota Direksi dalam Rapat Direksi adalah sebagai berikut:
TABEL TABLE 7.8 RAPAT DAN KEHADIRAN DALAM RAPAT DIREKSI 2011 ATTENDANCE AT BOARD OF DIRECTORS MEETINGS IN 2011 Sebelum RUPSLB Before EGMS NAMA NAME
JABATAN POSITION
JUMLAH RAPAT NO. OF MEETING (A)
KEHADIRAN ATTENDANCE (B)
% (B:A)
Ir. Sukrisno (1)
Direktur Utama President Director
18
18
100
Dono Boestami, M.Sc (2)
Direktur Director
10
10
100
Ir. Milawarma, M.Eng (1)
Direktur Director
18
18
100
Ir. Heri Supriyanto (1)
Direktur Director
18
18
100
Ir. Tiendas Mangeka (1)
Direktur Director
18
16
88
Ir. Drs. Mahbub Iskandar (1)
Direktur Director
18
17
94
Keterangan Notes: (1) Masa tugas berakhir tanggal 22 Desember 2011 Term of office ended 22 December 2011 (2) Masa tugas berakhir sejak 9 Juni 2011 Term of office ended 9 June 2011
(Follow-up actions of these decisions of meeting are presented in “Management Discussion and Analysis”, “Management Report” and “Corporate Social Responsibility Report”)
Pelatihan Direksi Untuk meningkatkan kompetensi Direksi dalam menjalankan tugasnya, Direksi Perseroan secara rutin mengikuti berbagai pelatihan dan seminar baik di dalam maupun di luar negeri.
The frequency of meetings and rate of attendance at Board of Directors meetings are shown in the following table: See table 7.8
Board of Directors Training To improve Directors’ competence in carrying out their duty, local as well as overseas seminars and workshops are regularly provided for and attended by the Directors.
PT Bukit Asam Tbk
. 2011 Annual Report
16
26
36
46
70
Ikhtisar Utama
Informasi Perseroan
Informasi Bagi Investor
Laporan Manajemen
Main Highlights
Corporate Information
Investors Information
Management Report
Laporan Pengelolaan Operasional
224
Operational Management Report
PT Bukit Asam Tbk
.
Laporan Tahunan 2011
120 Pembahasan dan Analisis Manajemen
184
Laporan Tata Kelola Perusahaan
Management Discussion & Analysis
266
278
305
Laporan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Data Perseroan
Laporan Keuangan
Corporate Data
Financial Statements
225
Corporate Social Responsibilities Corporate Governance Report
Share Ownership by Directors and Commissioners Share ownership by members of Board of Directors is only for long-term investment in accordance with disclosure principle and in an amount permitted by relevant regulations. In 2011, only one Director owned a small number of shares of the Company, i.e. Mr. Milawarma totalling 60,000 shares. (See “Information to Investors”) See table 7.9
Kepemilikan Saham Direksi dan Komisaris Direksi Perseroan memiliki saham Perseroan hanya dalam rangka investasi jangka panjang, hal ini sesuai dengan asas keterbukaan. Jumlah yang dimiliki hanya sebatas yang diizinkan sesuai peraturan tersebut. Pada tahun 2011, tercatat ada 1 orang dari jajaran Direksi yang memiliki saham dalam jumlah minimal, yakni Bapak Milawarma sejumlah 60.000 lembar. (Lihat juga “Informasi bagi Investor”)
TABLE TABLE 7.9 NAMA DIREKTUR DIRECTOR’S NAME
JUMLAH SAHAM
Ir. Sukrisno * Ir. Milawarma, M.Eng Drs. Ir. Mahbub Iskandar *
NUMBER OF SHARES
2010
2011
200.000
0
60.000
60.000
113.000
0
Keterangan : *) Tugas sebagai Direksi Perseroan berakhir tanggal 22 Des 2011 Remark: *) Term of office ended 22 December 2011
Committees and Committee Report
Komite-Komite dan Laporan Komite
In order to ensure accountability in overseeing and reviewing all operating plans of the Company and to give quality counsel and suggestion, Board of Commissioners set up functional Committees under its authority. Until end of 2011 the Company had four Committees to assist Board of Commissioners, whose function, personnel and activitity are as follows: See Chart 7.3
Dewan Komisaris membentuk komite-komite fungsional di bawah Dewan Komisaris untuk menjaga akuntabilitas pengawasan dan penelaahan atas segala rencana operasional Perseroan dan agar dapat memberikan nasehat dan saran yang berkualitas. Hingga akhir tahun 2011 terdapat 4 (empat) komite yang membantu Dewan Komisaris, dengan penjelasan fungsi, personil dan kegiatan sebagai berikut:
BAGAN CHART 7.3
Komite-Komite di bawah Dewan Komisaris Committees under Board of Commissioners
Komite Audit Audit Committee
Ketua Head Anggota Member
: Suranto Sumarsono, SE, MA : Helmi Mahfud, SE, Ak Nuhindro Priagung Widodo, ST, MT, Dr.
Komite Good Corporate Governance Good Corporate Governance Committee
Ketua Head Anggota Member
: Ir. Umiyatun Hayati Triastuti, MSc : Ir. Bambang Adi Winarso, Ph.D Ir. Antonaria, MA
Komite Nominasi Remunerasi dan PSDM Nomination, Remuneration and HRD Committee
Komite Asuransi, Risiko Usaha dan Pascatambang Insurance, Business Risk and Post-Mining Committee
Ketua Head Anggota Member
: Ir. Abdul Latief Baky, SH, MHum, MSc, FIQ : Noeroso L. Wahyudi SE, MA Dr. Sumarhadi, SE, MM
Ketua Head : Dr. Ir. Thamrin Sihite, ME Wakil Ketua Deputy Head : Drs. Imam Apriyanto Putro, MM Anggota Member : Ir. Faridha, MSi Andi Novianto, Ph.D
PT Bukit Asam Tbk
. 2011 Annual Report
16
26
36
46
70
Ikhtisar Utama
Informasi Perseroan
Informasi Bagi Investor
Laporan Manajemen
Main Highlights
Corporate Information
Investors Information
Management Report
Laporan Pengelolaan Operasional
226
Operational Management Report
Komite Audit
Audit Committee
Tujuan
Objective
Komite Audit dibentuk dalam rangka membantu tugas Dewan Komisaris untuk mendorong diterapkannya tata kelola perusahaan yang baik, terbentuknya struktur pengendalian internal yang memadai, meningkatkan kualitas keterbukaan dan pelaporan keuangan, serta mengkaji ruang lingkup, ketepatan, kemandirian dan obyektifitas akuntan publik.
Audit Committee is formed to assist Board of Commissioners to implement good corporate governance, form adequate internal control structure, enhance disclosure practice and financial reporting, as well as review the scope, accuracy, independency and objectivity of public accountant.
Pembentukan Komite Audit dilakukan berpedoman kepada: • Keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara PER — 01/MBU/2011 tentang Penerapan Tata Kelola Perusahaan Yang Baik (Good Corporate Governance) Pada Badan Usaha Milik Negara, tanggal 1 Agustus 2011. • Keputusan Ketua Bapepam Nomor: Kep-29/PM/2004 tentang Pembentukan dan Pedoman Pelaksanaan Kerja Komite Audit tanggal 29 September 2004. • Peraturan Menteri Badan Usaha Milik Negara Nomor PER-05/MBU/2006 tentang Komite Audit bagi Badan Usaha Milik Negara, tanggal 20 Desember 2006. Sasaran pembentukan Komite Audit adalah: (i) memastikan kewajaran laporan keuangan perusahaan yang disajikan sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku, (ii) dilaksanakannya struktur pengendalian internal perusahaan dengan baik, (iii) memastikan audit internal dan eksternal dilakukan sesuai standar audit yang berlaku, dan (iv) adanya tindak lanjut temuan audit dilaksanakan oleh manajemen.
The formation of Audit Committee is pursuant to: • SOE Ministerial Regulation No. PER-01/ MBU/2011 on Good Corporate Governance Practice in SOE, August 1, 2011. • Bapepam Chairman Decision No. Kep-29/ PM/2004 dated 29 September 2004 regarding Formation and Performance of Audit Committee. • SOE Ministerial Regulation No. PER-05/ MBU/2006 dated 20 December 2006 on Audit Committee of SOE. The objective of setting up Audit Committee is to make sure that (i) financial statements are presented fairly in accordance with the generally applied accounting principles, (ii) internal control function is well fulfilled, (iii) internal and
Komite Audit melaksanakan tugas dan memberikan opini secara independen serta profesional, sesuai peraturan yang berlaku.
Audit Committee works and gives opinion independently and professionally in keeping with the law.
Komite Audit bersifat mandiri baik dalam pelaksanaan tugas maupun dalam pelaporan, yang dibentuk oleh, dan bekerja untuk, serta bertanggung jawab kepada Dewan Komisaris. Semua anggota komite audit adalah independen terhadap Direksi dan auditor eksteren, dan secara kolektif mempunyai kompetensi dan pengalaman di bidang akuntansi, keuangan, dan bisnis tambang batubara.
external audit is performed in accordance with the established audit standards, and (iv) management takes action to follow up audit findings.
Tugas, kewajiban dan wewenang Komite Audit selengkapnya tertuang pada Piagam (Charter) Komite Audit Perseroan melalui Keputusan Dewan Komisaris No. 19/SK/PTBA-DEKOM/2010 tanggal 29 Desember 2010 tentang Penetapan Komite Audit.
PT Bukit Asam Tbk
.
Laporan Tahunan 2011
Audit Committee is independent in its work and report, set up by and accountable to Board of Commissioners. All Audit Committee members are not related to any director or external auditor, and collectively experienced and knowledgable in accounting, finance, and coal mining business. The duty, obligation and authority of Audit Committee are fully laid out in Audit Committee Charter under Board of Commissioners Decision No. 19/SK/PTBA-DEKOM/2010 of 29 December 2010 regarding Audit Committee Formation.
120 Pembahasan dan Analisis Manajemen
184
Laporan Tata Kelola Perusahaan
Management Discussion & Analysis
266
278
305
Laporan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Data Perseroan
Laporan Keuangan
Corporate Data
Financial Statements
227
Corporate Social Responsibilities Corporate Governance Report
Audit Committee is responsible for giving input to Board of Commissioners regarding any report or information submitted by Board of Directors, identifying matters requiring the Commissioners’ attention, and doing any other assignment related to the Commissioners’ work. The vision, mission, job description and authority of Audit Committee are provided below. Vision and Mission of Audit Committee Vision: - Be an independent and professional partner in supporting Board of Commissioners’ work and function to practice Good Corporate Governance. Mission: - encourage and ensure an effective conduct of internal control system, and external and internal audit performance. - encourage business progress and accountability to optimize corporate value.
Tugas dan tanggung jawab Komite Audit adalah memberikan pendapat kepada Dewan Komisaris terhadap Laporan atau hal-hal yang disampaikan oleh Direksi kepada Dewan Komisaris, mengidentifikasi hal-hal yang memerlukan perhatian Dewan Komisaris, dan melaksanakan tugas-tugas lain yang berkaitan dengan tugas Dewan Komisaris. Adapun statement visi, misi, uraian tugas dan tanggung jawab serta wewenang Komite Audit dijelaskan pada bahasan berikut.
Visi dan Misi Komite Audit Visi:
Menjadi mitra kerja yang independen dan profesional bagi Dewan Komisaris PTBA dalam rangka menunjang tugas dan fungsi Dewan Komisaris untuk menciptakan terlaksananya Tata Kelola Perusahaan yang baik.
Misi:
Mendorong dan memastikan efektivitas sistem pengendalian interen dan efektivitas pelaksanaan tugas eksternal dan internal auditor; mendorong adanya peningkatan keberhasilan usaha dan akuntabilitas perusahaan, guna meningkatkan nilai tambah perusahaan.
Duty and Responsibility of Audit Committee • To monitor and emphasize that accounting and financial records are made in accordance with accounting principles generally applied in Indonesia and other relevant regulations. • To monitor the management effort to maintain internal control system and to evaluate Internal Audit Charter and work program. • To monitor compliance with the capital market laws and regulations and other regulations related to the Company’s business operations. • To ensure the existence and observance of Corporate Code of Conduct. • To make sure that analysis, evaluation, recommendation and information presented to Board of Commissioners are made properly and professionally. • To keep confidential all documents, data and information of the Company and not to use them for personal gain. Authority of Audit Committee • To have full and free access to any record or information pertaining to employees, funds, assets, and other property, including making periodic site visits as deemed appopriate; • To communicate and coordinate with corresponding internal parties in the discharge of its duty and authority.
Tugas dan tanggung-jawab Komite Audit • Memonitor dan menekankan bahwa proses pencatatan akuntansi dan keuangan Perseroan telah dilakukan sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan Indonesia dan peraturan lain yang berlaku. • Memonitor kecukupan usaha manajemen dalam menjaga sistem pengendalian internal, termasuk mengevaluasi Piagam SPI (Internal Audit Charter) dan rencana kerja SPI. • Memonitor ketaatan pada peraturan perundang-undangan di bidang pasar modal dan di bidang lainnya yang terkait dengan kegiatan Perseroan. • Memastikan terdapat dan diterapkannya Kode Etik Perusahaan. • Bertanggung-jawab bahwa analisa, penilaian, rekomendasi, dan informasi yang disampaikan kepada Komisaris telah dilakukan secara baik dan profesional. • Menjaga kerahasiaan dokumen, data dan informasi perusahaan dan tidak memanfaatkannya untuk kepentingan pribadi. Wewenang Komite Audit • Mengakses secara penuh dan bebas atas catatan atau informasi tentang karyawan, dana, aset, serta sumberdaya perusahaan lainnya, termasuk melakukan kunjungan lapangan lapangan secara berkala sesuai kebutuhan; • Berkomunikasi dan berkordinasi dengan pihak-pihak internal terkait dalam melaksanakan tugas dan kewenangannya tersebut diatas.
PT Bukit Asam Tbk
. 2011 Annual Report
16
26
36
46
70
Ikhtisar Utama
Informasi Perseroan
Informasi Bagi Investor
Laporan Manajemen
Main Highlights
Corporate Information
Investors Information
Management Report
Laporan Pengelolaan Operasional
228
Operational Management Report
Independensi dan Susunan Komite Audit Sesuai dengan pedoman umum GCG di Indonesia, Komite Audit Perseroan saat ini terdiri atas tiga anggota, salah satunya adalah Komisaris Independen yang sekaligus bertindak sebagai ketua Komite Audit, yaitu Suranto Soemarsono. Salah seorang anggota Komite Audit memiliki latar belakang pendidikan ekonomi dan keuangan sementara anggota lainnya memiliki latar belakang pendidikan bidang pertambangan sehingga dapat diyakini kompetensinya. Seluruh anggota Komite Audit tidak memiliki afiliasi dengan Direktur, Komisaris lainnya maupun pemegang saham pengendali PTBA, bukan merupakan pemegang saham, Komisaris, Direktur maupun karyawan dari perusahaan yang memiliki afiliasi maupun bisnis dengan PTBA. Anggota Komite Audit tidak memiliki wewenang untuk merancang, memimpin maupun mengendalikan PTBA sebelum menjabat dan bukan merupakan mantan pimpinan maupun pegawai Kantor Akuntan Publik. Dengan demikian seluruh persyaratan independensi anggota Komite Audit sesuai dengan peraturan dan kaidah praktek GCG, telah dipenuhi.
Perseroan telah memenuhi persyaratan independensi anggota Komite Audit sesuai dengan peraturan dan kaidah praktek GCG.
Adapun susunan personalia Komite Audit Perseroan saat ini terdiri dari Suranto Soemarsono sebagai Ketua, serta Azhar Zainuri, Ridho Kresna Wattimena dan Helmi Mahfud sebagai anggota pada Triwulan I dan II 2011. Untuk Triwulan III dan IV 2011, Azhar Zainuri dan Ridho Kresna Wattimena digantikan oleh Helmi Mahfud dan Nuhindro Priagung Widodo. Profil Komite Audit Perseroan selengkapnya dapat dilihat pada bagian “Data Perseroan”.
PT Bukit Asam Tbk
.
Laporan Tahunan 2011
Independency and Composition of Audit Committee In accordance with general guidelines of GCG in Indonesia, Audit Committee of the Company is currently composed of three members, one of them is Independent Commissioner concurrently Head of Audit Committee, i.e. Mr. Suranto Soemarsono. A member of Audit Committee is educated in economic and financial science and the other two are knowledgable in mining business so their competence is guaranteed. All members of Audit Committee are not affiliated with the directors or other commissioners, or controlling shareholders of PTBA. They are not shareholders, commissioners, directors or employees of companies that have affiliation or business relation with PTBA. Members of Audit Committee are not authorized to conceive, manage or control PTBA before taking office and are not
The Company has complied with GCG rules and norms with respect to the independency of Audit Committee members.
former management members or employees of a public accountant office. Therefore, all the criteria of independency of Audit Committee members as stipulated by GCG rules and principles are complied with. In quarter I and II of 2011 the Company’s Audit Committee consisted of Suranto Soemarsono as Head, Azhar Zainuri, Ridho Kresna Wattimena and Helmi Mahfud as members. In quarter III and IV of 2011, Azhar Zainuri and Ridho Kresna Wattimena were replaced by Helmi Mahfud and Nuhindro Priagung Widodo. The profile of Audit Committee members is provided in “Corporate Data” section.
120 Pembahasan dan Analisis Manajemen
184
Laporan Tata Kelola Perusahaan
Management Discussion & Analysis
266
278
305
Laporan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Data Perseroan
Laporan Keuangan
Corporate Data
Financial Statements
229
Corporate Social Responsibilities Corporate Governance Report
Audit Committee Report Audit Committee performs in accordance with Audit Committee Charter, in terms of internal meetings, meetings with related parties, site visits, education and training. In 2011, Audit Committee held 36 meetings with the following attendance rate: See table 7.10
Laporan Komite Audit Komite Audit telah melaksanakan tugas sesuai Piagam Komite Audit, yaitu berupa rapat interen, rapat dengan pihak terkait, kunjungan kerja lapangan, serta pendidikan dan pelatihan berkelanjutan. Selama tahun 2011, Komite Audit telah melaksanakan 36 (tiga puluh enam) kali rapat berkala, dengan tingkat kehadiran anggotanya sebagai berikut:
TABLE TABLE 7.10 NAMA NAME
JABATAN POSITION
JUMLAH RAPAT NO. OF MEETING
KEHADIRAN ATTENDANCE
%
Suranto Soemarsono, SE, MA
Ketua Head
36
36
100
Azhar Zainuri, SE, MM
Anggota Member*
14
13
92
Ridho Kresna Wattimena, Ir, MT, Ph.D
Anggota Member*
14
12
85
Helmi Mahfud, SE, Ak
Anggota Member**
30
30
100
Nuhindro Priagung Widodo, ST, MT, Dr
Anggota Member***
17
17
100
JUMLAH RAPAT NO. OF MEETING
KEHADIRAN ATTENDANCE
%
Keterangan Remark : * Berdasarkan SK Dewan Komisaris No. 04/SK/PTBA-KOM/2010 tanggal 3 Juni 2010 Board of Commissioners Decree No. 04/SK/PTBA-KOM/2010 of 3 June 2010 ** Bersasarkan SK Dewan Komisaris No. 01/SK/PTBA-KOM//II/ tanggal 1 Februari 2011 Board of Commissioners Decree No. 01/SK/PTBA-KOM//II/ of 1 February 2011 *** Berdasarkan SK Dewan Komisaris No. 05/SK/PTBA-KOM//VIII/2011 tanggal 1 Agustus 2011 Board of Commissioners Decree No. 05/SK/PTBA-KOM//VIII/2011 of 1 August 2011
NAMA NAME
JABATAN POSITION
Suranto Soemarsono, SE, MA
Ketua Head
36
36
100
Helmi Mahfud, SE, Ak
Anggota Member**
30
30
100
Nuhindro Priagung Widodo, ST, MT, Dr
Anggota Member***
17
17
100
Keterangan Remark : ** Bersasarkan SK Dewan Komisaris No. 01/SK/PTBA-KOM//II/ tanggal 1 Februari 2011 Board of Commissioners Decree No. 01/SK/PTBA-KOM//II/ of 1 February 2011 *** Berdasarkan SK Dewan Komisaris No. 05/SK/PTBA-KOM//VIII/2011 tanggal 1 Agustus 2011 Board of Commissioners Decree No. 05/SK/PTBA-KOM//VIII/2011 of 1 August 2011
Audit Committee accomplished the following in 2011: 1. Reviewing quarterly financial statements to be issued by the Company, advising on correction and ensuring the financial statements are presented fairly in accordance with the accounting principles generally applied in Indonesia. With respect to general and performance audit for 2011 accounting year and implementation of International Financial Reporting Standard (IFRS), Audit Committee held intensive discussions on various matters with public accountant and the management. 2.
Selecting and appointing Certified Public Accountant who would audit the Company’s 2011 operating results and implementation of IFRS, through a fair ‘beauty contest’ by CPA Selection Team with clearly defined terms of reference at competitive costs.
Kegiatan Komite Audit tahun 2011 meliputi: 1. Penelaahan ulang atas laporan keuangan triwulanan yang akan dikeluarkan oleh perusahaan, termasuk memberikan saran perbaikan dan memastikan Laporan Keuangan yang disajikan telah mematuhi prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku di Indonesia. Berkenaan dengan pelaksanaan audit umum tahun buku 2011 dan implementasi International Financial Reporting Standard (IFRS), Komite Audit telah secara aktif melakukan diskusi dan masukan dengan akuntan publik dan manajemen mengenai berbagai persoalan. 2. Melaksanakan proses pemilihan dan penetapan Kantor Akuntan Publik (KAP) yang akan melakukan audit umum tahun buku 2011 dan implementasi IFRS, melalui suatu proses beauty contest yang adil oleh Tim Pemilihan KAP berdasarkan kerangka acuan kerja yang jelas dan transparan, serta pada harga yang kompetitif. 3. Merekomendasikan kepada Dewan Komisaris untuk menetapkan KAP Tanudiredja, Wibisana & Rekan. Member firm PricewaterhouseCoopers untuk melaksanakan audit umum terhadap Laporan Keuangan Konsolidasi PTBA dan Laporan Keuangan PKBL tahun buku 2011.
PT Bukit Asam Tbk
. 2011 Annual Report
16
26
36
46
70
Ikhtisar Utama
Informasi Perseroan
Informasi Bagi Investor
Laporan Manajemen
Main Highlights
Corporate Information
Investors Information
Management Report
Laporan Pengelolaan Operasional
230
Operational Management Report
4. Mendampingi Manajemen dalam proses pemilihan konsultan pendamping Manajemen dalam pelaksanaan dan implementasi IFRS yang kemudian memilih dan menetapkan KAP Purwantono, Suherman dan Surja (Ernst & Young). 5. Melakukan pemantauan pelaksanaan audit umum tahun buku 2011 serta implementasi IFRS yang akan mulai diberlakukan pada tahun buku 2011. 6. Melakukan evaluasi mengenai pelaksanaan pemeriksaan oleh Satuan Pengawas Interen dan Tindak Lanjut hasil temuan oleh Manajemen. Termasuk dalam evaluasi tersebut adalah meminta SPI untuk melakukan berbagai kegiatan meliputi: • Mencermati kesinambungan usaha PT. BBK, antara lain dengan membuat analisa kemampuan sumberdaya perusahaan untuk melaksanakan rencana revitalisasi PT. BBK; • Memantau perkembangan kinerja IPC sehubungan dengan adanya penurunan cadangan di area Eagle 1, dan adanya potensi baru sebagi pengganti di area Eagle 3; • Mendorong SPI untuk lebih meningkatkan pengawasan atas beberapa temuan audit BPK terutama terhadap metodologi alat pengukuran tonase batubara di lokasi RCD Tarahan dan Kertapati; • Memantau dan melaporkan tindak lanjut atas hasil audit dari ekternal auditor kepada Komite Audit; • Menindak lanjuti hasil audit kinerja UPO tahun 2010 dengan memberikan advis kepada Manajemen untuk kepastian pelaksanaan implementasi performance audit atas operasional UPO; • Memberikan perhatian untuk setiap penempatan dana dengan mengikuti kaidah business yang sehat, dan turut melibatkan Management Risiko untuk melakukan analisa yang komprehensif, serta memastikan adanya pembatasan wewenang dalam penempatan dana; • Memberikan masukan kepada Direksi agar diadakan review mengenai aspek hukum atas proyek-proyek dan perjanjian-perjanjian bisnis yang akan/sedang berjalan; • Melakukan review mengenai kepemilikan/legalitas aset-aset perusahaan beserta beserta memastikan agar pencatatannya telah dicatat dengan memadai. 7. Melaksanakan beberapa tugas khusus yang diberikan oleh Dewan Komisaris, diantaranya mencakup: • Memberikan masukan kepada Dewan Komisaris dengan melakukan analisa kinerja operasi perusahaan secara bulanan; • Memberikan berbagai masukan pada Dewan Komisaris dalam menyusun tanggapan Dewan Komisaris atas Laporan Keuangan Konsolidasi Triwulanan kepada Kementrian BUMN dan Draft RKAP 2012; • Memberikan masukan kepada Dewan Komisaris dalam menyusun tanggapan Dewan Komisaris kepada Kementrian Negara BUMN atas Key Performance Indicator (KPI) Manajemen Tahun 2011 khususnya yang berhubungan dengan kinerja keuangan; • Memberikan masukan kepada Dewan Komisaris dalam menyusun tanggapan Dewan Komisaris atas permohonan Direksi PTBA untuk penghapusan dan pembongkaran terhadap aktiva non produktif;
PT Bukit Asam Tbk
.
Laporan Tahunan 2011
3.
4.
5. 6.
Recommending to Board of Commissioners to appoint CPA Tanudiredja, Wibisana & Partners, member firm of PricewaterhouseCoopers to perform general audit on PTBA Consolidated Financial Statement and Partnership and Community Development Program Financial Statement for 2011. Assisting the Management to select consultant in implementing IFRS and appointing CPA Purwantono, Suherman and Surja (Ernst & Young). Monitoring the execution of general audit for 2011 accounting year and IFRS implementation that will be effective in 2011. Evaluating the work of Internal Audit Unit and the follow-up action on audit findings by the Management. Requesting Internal Audit Unit to do the following: • Scrutinize the business continuity of PT Batubara Bukit Kendi (BBK) through analysis of the Company’s resources capacity to revitalize BBK. • Monitor the performance of IPC due to declining reserves in Eagle 1 area and the existence of new potential replacement in Eagle 3 area. • Encourage SPI to escalate supervision over several state auditor’s findings particularly the methodology of coal tonnage measuring device at RCD Tarahan and Kertapati. • Monitor and report the follow-up of audit results and external auditor’s findings to Audit Committee. • Follow up performance audit results of Ombilin MU in 2010 by advising the Management to ensure the conduct of performance audit of Ombilin MU operations. • Ensure that fund placements are covered by fair business practices, involve Risk Management team for a comprehensive analysis and see to it that investment authority is limited. • Give input to Board of Directors to review the legal aspect of current or future business projects and agreements. • Review and properly document the ownership/ legality of the Company’s assets.
7.
Performing several specific assignments given by Board of Commissioners, including: • Giving input to Board of Commissioners through monhtly analysis of the Company’s business performance. • Giving input to Board of Commissioners in reporting its comments on quarterly consolidated financial reports to SOE Ministry, and draft work program and budget for 2012. • Giving input to Board of Commissioners in making its comments on the Management Key Performance Index (KPI) in 2011, particularly in relation to financial performance, to SOE Ministry.
120 Pembahasan dan Analisis Manajemen
184
Laporan Tata Kelola Perusahaan
Management Discussion & Analysis
266
278
305
Laporan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Data Perseroan
Laporan Keuangan
Corporate Data
Financial Statements
231
Corporate Social Responsibilities Corporate Governance Report
• Giving input to Board of Commissioners in responding to Board of Directors’ proposal to write-off and remove non-productive assets. • Giving input to Board of Commissioners in commenting on audit report of subsidiaries’ performance results. 8.
9.
Making two site visits to Tarahan Port, Tanjung Enim Mining Unit and Kertapati Pier, and reporting important findings to Board of Commissioners. Attending two Cross Committee Business Meetings.
10. Attending education and training sessions. To enhance their proficiency, in 2011 Head and member of Audit Committee attended various conferences, panel discussions and professional meetings to keep abreast of scientific advancement and on-the-job practice.
Good Corporate Governance (GCG) Committee Objective, Vision and Mission Good Corporate Governance Committee (GCG Committee) is set up to assist Board of Commissioners to oversee the practice of GCG by the Company. GCG Committee was set up on 30 July 2011 under Board of Commissioners Decision No. 07/SK/PTBA-KOM/VII/2010. The vision of GCG Committee is “Successfully implementing GCG principle and best practices in accordance with the law to realize the vision, mission and objective of the Company”. While its mission is to give professional input to Board of Commissioners in performing its oversight responsibilities and giving counsel to Board of Directors with regard to GCG principles implementation. To accomplish its mission, GCG Committee puts in place GCG soft structure as a guide in implementing GCG principles by the Company. The Committee also encourages better enforcement of GCG principles and practices. GCG Committee is established pursuant to the prevailing laws and regulations, and the latest Articles of Association drawn up before Notary Fathiah Helmi, SH, Deed No. 24 dated 21 April 2011.
• Memberikan masukan kepada Dewan Komisaris dalam menyusun tanggapan Dewan Komisaris atas Laporan Audit Kinerja Anak Perusahaan PTBA. 8. Melakukan 2 (dua) kali Kunjungan Kerja Lapangan di Pelabuhan Tarahan, Unit Pertambangan Tanjung Enim (UPTE), dan Dermaga Kertapati, dan temuan-temuan penting telah dilaporkan kepada Dewan Komisaris. 9. Mengikuti 2 (dua) kali Rapat Kerja Lintas Komite. 10. Mengikuti Pendidikan dan Pelatihan, dimana untuk meningkatkan kompetensinya, pada tahun 2011 Ketua dan Anggota Komite Audit telah mengikuti berbagai konferensi, diskusi panel, dan temu profesi sebagai upaya untuk mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan praktik lapangan.
Komite Good Corporate Governance (GCG) Tujuan, Visi dan Misi Komite Good Corporate Governance, selanjutnya disebut Komite GCG bertugas membantu Dewan Komisaris dalam rangka meningkatkan penerapan praktek GCG oleh Perseroan. Komite GCG dibentuk pada tanggal 30 Juli 2010 melalui Surat Keputusan Dewan Komisaris Nomor 07/SK/PTBA-KOM/VII/2010. Visi Komite GCG adalah terlaksananya penerapan prinsip-prinsip Good Corporate Governance (GCG) yang berlandaskan peraturan perundang-undangan dan best practices dalam upaya pencapaian visi misi maupun sasaran dari Perusahaan. Sedangkan misinya adalah memberikan masukan kepada Dewan Komisaris secara profesional untuk terlaksananya pengawasan dan pemberian nasihat kepada Direksi dalam bidang penerapan prinsip-prinsip Good Corporate Governance (GCG). Untuk tercapainya misi tersebut, Komite GCG mendorong tersedianya soft structure GCG sebagai pedoman dalam penerapan prinsip-prinsip GCG oleh Perusahaan dan mendorong terciptanya pelaksanaan prinsip-prinsip dan praktek GCG yang lebih baik. Komite GCG dibentuk dengan berpedoman kepada Anggaran Dasar Perusahaan terakhir yang dibuat oleh Notaris Fathiah Helmi, SH tanggal 21 April 2010 Nomor 24 dan peraturan perundangan yang berlaku. Independensi dan Susunan Komite GCG Komite GCG bersifat mandiri baik dalam pelaksanaan tugas maupun dalam pelaporan, yang dibentuk oleh, dan bekerja untuk, serta bertanggung jawab kepada Dewan Komisaris. Semua anggota komite ini adalah independen terhadap Direksi, dan secara kolektif mempunyai kompetensi dan pengalaman di bidang tata kelola perusahaan yang baik.
Independency and Composition of GCG Committee GCG Committee works independently, set up by and accountable to Board of Commissioners. All GCG Committee members are not related to any director or external auditor, collectively experienced and knowledgable in good corporate governance practice. See table 7.11 PT Bukit Asam Tbk
. 2011 Annual Report
16
26
36
46
70
Ikhtisar Utama
Informasi Perseroan
Informasi Bagi Investor
Laporan Manajemen
Main Highlights
Corporate Information
Investors Information
Management Report
Laporan Pengelolaan Operasional
232
Operational Management Report
TABLE TABLE 7.11 JABATAN POSITION
NAMA NAME
Ketua Head
Ir. Umiyatun Hayati Triastuti, MSc. merangkap sebagai Komisaris cum Commissioner
Anggota Member
Ir. Bambang Adi Winarso, Ph.D Ir. Antonaria, MA
Tugas dan Tanggung-jawab
Duty and Responsibility of GCG Committee
Tugas Komite GCG selengkapnya tertuang dalam Piagam (Charter) Komite GCG Perseroan dengan beberapa uraian diantaranya adalah sebagai berikut. • Memberikan pendapat profesional dan independen kepada Dewan Komisaris terhadap hal-hal yang berhubungan dengan Good Corporate Governance; • Melakukan penelaahan tingkat kepatuhan perusahaan terhadap peraturan perundang-undangan yang berkaitan dengan prinsip-prinsip GCG (Transparansi, Akuntabilitas, Responsible, Independen, dan Fairness); • Mengidentifikasi instrumen GCG antara lain dokumen soft structure GCG dan telaah deskripsi potret penerapan GCG; • Pemantauan dan efektivitas praktek GCG dan menganalisa serta mengevaluasi kondisi penerapan GCG dan hasil pemantauan dan unsurunsur GCG yang telah dilakukan melalui komite-komite; • Menyusun dan menyampaikan program kerja tahunan kepada Dewan Komisaris setiap akhir tahun berjalan, untuk mendapatkan penetapan.
The duty of GCG Committee is fully described in GCG Committee Charter, among others: • Providing Board of Commissioners with professional and independent opinion regarding GCG issues. • Assessing how far GCG principles (transparency, accountablity, responsibility, independency, fairness) are implemented in the Company. • Identifying GCG instruments among others GCG soft structure documents and description of GCG implementation. • Monitoring the effectiveness of GCG practice, analysing and assessing the condition of GCG implementation and monitoring findings and GCG elements enforced through Committees. • Writing up annual work program for submission to Board of Commissioners at year-end for its approval. GCG Committee Activity Report
Laporan Kegiatan Komite GCG Komite GCG telah melaksanakan tugas sesuai Piagam Komite GCG, yaitu berupa rapat interen, rapat dengan pihak terkait, kunjungan kerja lapangan, serta pendidikan dan pelatihan berkelanjutan. Selama tahun 2011, Komite GCG mengadakan 32 (tiga puluh dua) kali rapat berkala yang dihadiri para anggota, yaitu:
GCG Committee performs in accordance with GCG Committee Charter, in terms of internal meetings, meetings with related parties, site visits, education and training. In 2011, GCG Committee held 32 meetings with the following attendance rate: See Table 7.12
TABLE TABLE 7.12 NAMA NAME
JABATAN POSITION
JUMLAH RAPAT NO. OF MEETING
KEHADIRAN attendance
%
Ir. Umiyatun Hayati Triastuti, MSc *
Ketua merangkap Anggota Head cum member
32
32
100
Bambang Adi Winarso, Ph.D*
Anggota Member
32
32
100
Ir. Antonaria, MA *
Anggota Member
32
32
100
Keterangan Note: * ) Berdasarkan SK Dewan Komisaris No. 07/SK/PTBA-KOM/VII/2010 tanggal 30 Juli 2010 By Board of Commissioners Decision No. 07/SK/PTBA-KOM/VII/2010 of 30 July 2010
Adapun kegiatan yang dilaksanakan oleh Komite GCG pada tahun 2011 secara garis besar terdiri atas (dua) kegiatan utama, yakni: i) melakukan kegiatan yang ada di rencana kerja dan ii) melakukan tugas khusus dari Dewan Komisaris. Beberapa kegiatan yang telah dilaksanakan sesuai dengan tugas-tugas tersebut diantaranya mencakup:
PT Bukit Asam Tbk
.
Laporan Tahunan 2011
In 2011 GCG Committee had two major activities, namely i) those written in work program and ii) those assigned by Board of Commissioners. Some of the assignments accomplished were:
120 Pembahasan dan Analisis Manajemen
184
Laporan Tata Kelola Perusahaan
Management Discussion & Analysis
266
278
305
Laporan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Data Perseroan
Laporan Keuangan
Corporate Data
Financial Statements
233
Corporate Social Responsibilities Corporate Governance Report
1.
Formulation of GCG Soft Structure GCG implementation instrument, i.e. GCG soft structure, consists of GCG Code and Code of Conduct. These two instruments were made official with the signing by President Director and President Commissioner. Revising Board Manual to elaborate on the relationship between Board of Commissioners and Directors as provided for in the Amendment to Articles of Association, among other things conformation to few capital market rules issued by Bapepam-LK. In 2011, Wistle-Blowing System (WBS) Manual was completed for signing by President Commissioner and President Director. The Manual will be used as a guide in devising Work Procedure and System for the implementation of the WBS to be further stipulated by Board of Directors.
2.
3.
4.
Monitoring GCG implementation By holding periodic meetings with Corporate Information System Work Unit being the unit responsible for coordinating the GCG practice. At such meetings, progress and constraint will be noted and improvements will be suggested for better results in the future. One indicator of this improvement is better assessment results by independent parties. GCG practice in investment and business development projects Attending the invitation of Risk Management and Post-Mining Committee to evaluate few investment and business development projects, particularly in relation to CFC practice to be used in making flow chart for Board of Commissioners’ approval as required by Board Manual. Doing other assignments given by Board of Commissioners • Being an observer in bench-marking study of few companies that had adopted WBS. • Preparing Board of Commissioners report to SOE Ministry regarding Corrective Action Committee (CAC) as a follow-up to performance audit by consultant. • Giving input to Board of Commissioners for preparing its comments on draft 2012 Work Program and Budget.
1) Penyusunan Soft Structure GCG Dalam rangka penerapan prinsip-prinsip GCG telah disusun instrumen implementasi GCG yaitu soft structure GCG yang terdiri dari Panduan Tata Kelola Perusahaan Yang Baik di PT Bukit Asam (GCG Code) dan Panduan Berprilaku bagi Seluruh Jajaran di PT Bukit Asam (Code of Conduct). Kedua instrumen implementasi GCG tersebut telah disahkan melalui penandatatangan oleh Direktur Utama dan Komisaris Utama. Melakukan revisi dan penyempurnaan Panduan Hubungan Kerja antara Dewan Komisaris dengan Direksi (Board Manual). Revisi dilakukan pada susunan isi Board Manual untuk memperjelas hubungan Dewan Komisaris dan Direksi secara seimbang sesuai perubahan Anggaran Dasar Perusahaan, antara lain melakukan penyesuaian terhadap beberapa aturan pasar modal yang dikeluarkan oleh Bapepam-LK. Pada tahun 2011 juga dilaksanakan penyusunan Pedoman Sistem Pelaporan Pelanggaran (SPP) / Whistle Blowing System yang rencananya akan ditandatangani bersama oleh Komisaris Utama dan Direktur Utama. Pedoman SPP/WBS tersebut nantinya akan dipakai sebagai pedoman dalam menyusun Tata Laksana dan Tata Cara Kerja sebagai landasan operasional penerapan SPP/WBS yang akan diatur lebih lanjut oleh Direksi. 2) Pemantauan Penerapan Prinsip-prinsip GCG Memantau penerapan prinsip-prinsip GCG dengan melakukan rapatrapat berkala dengan Satuan Kerja Sistem Manajemen Perusahaan (SMP) sebagai unit kerja yang mempunyai tugas mengkoordinasikan penerapan prinsip-prinsip GCG di Perusahaan. Dari hasil rapat berkala tersebut dapat ditemukenali kemajuan dan hambatan yang dihadapi dan diupayakan agar penerapan prinsip-prinsip GCG lebih baik hasilnya dari tahun-tahun sebelumnya, salah satunya indikatornya adalah meningkatnya nilai assessment penerapan GCG yang dilakukan oleh pihak independen. 3) Penerapan GCG dalam Proyek Investasi dan Pengembangan Usaha Menghadiri undangan Komite Risiko Usaha dan Pasca Tambang dalam melakukan evaluasi terhadap beberapa proyek investasi dan pengembangan usaha. Pelaksanaan evaluasi tersebut terutama dalam aspek penerapan GCG tersebut akan digunakan dalam penyusunan flowchart proses persetujuan oleh Dewan Komisaris yang merupakan bagian dari Board Manual. 4) Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Dewan Komisaris : • Sebagai observer pada saat Perusahaan melakukan studi banding (bench marking) terhadap beberapa perusahaan yang sudah menerapkan sistem pelaporan pelanggaan (SPP) / Whistle Blowing System (WBS) • Menyiapkan laporan Dewan Komisaris kepada Kementerian BUMN terhadap pelaksanaan Corrective Action Commintte (CAC) sebagai tindak lanjut terhadap temuan audit kinerja yang dilakukan oleh konsultan. • Memberikan laporan berupa masukan kepada Dewan Komisaris dalam menyusun tanggapan Dewan Komisaris atas Drat RKAP Tahun 2012.
PT Bukit Asam Tbk
. 2011 Annual Report
16
26
36
46
70
Ikhtisar Utama
Informasi Perseroan
Informasi Bagi Investor
Laporan Manajemen
Main Highlights
Corporate Information
Investors Information
Management Report
Laporan Pengelolaan Operasional
234
Operational Management Report
5) Melakukan Kunjungan Kerja Lapangan Kunjungan Kerja Lapangan ke UP Tanjung Enim dilaksanakan bersamasama dengan Komite Risiko Usaha dan Pasca Tambang pada tanggal 6-8 Mei 2011 dengan melakukan kunjungan lapangan tersebut ke beberapa lokasi Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL) yang dibina oleh PTBA. Selanjutnya pada bulan Desember 2011 dilakukan kunjungan kerja ke Unit Pelabuhan Tarahan di Lampung, dan juga dilakukan kunjungan kerja ke Unit Produksi Ombilin di Sawahlunto dan Unit Pelabuhan Teluk Bayur di Sumatera Barat.
5.
Making site visits Site visit to Tanjung Enim UP carried out together with the Business Risk Committee and the Post-Mining on 6 to 8 May 2011 with field trips to several locations of the Partnership and Community Development (PKBL) that are fostered by PTBA. Later in the month of December 2011 Unit conducted a working visit to Tarahan harbour unit in Lampung, and also conducted a working visit to the Production Unit and Unit Ombilin in Sawahlunto and Teluk Bayur Harbour unit in West Sumatra.
6.
Attending two Cross Committee Business Meetings.
6) Mengikuti 2 (dua) kali Rapat Kerja Lintas Komite
Komite Nominasi, Remunerasi dan PSDM Tujuan, Visi dan Misi Komite Nominasi, Remunerasi dan Pengembangan Sumberdaya atau Konarba dan PSDM dibentuk dalam rangka membantu tugas Dewan Komisaris untuk mendorong diterapkannya tata kelola perusahaan yang baik, terpilihnya calon Direksi dan Pejabat satu tingkat di bawah Direksi, Tersusunnya besaran Gaji/Honorarium dan Tantiem yang memadai bagi Direksi dan Komisaris, serta Insentif Kinerja Pegawai (IKP) berdasarkan Kinerja dan Tingkat Kesehatan Perusahaan, serta mengkaji pengembangan sumber daya manusia berdasarkan rencana strategis perusahaan. Pembentukan Konarba dan PSDM dilakukan berpedoman kepada: a. Permen Meneg BUMN NOMOR : PER — 01 /MBU/2011 tentang Penerapan Tata Kelola Perusahaan Yang Baik (Good Corporate Governance) Pada Badan Usaha Milik Negara, Pasal 18, menyatakan bahwa: (1) Organ pendukung Dewan Komisaris/Dewan Pengawas, terdiri dari: a. Sekretariat Dewan Komisaris/Dewan Pengawas, jika diperlukan; b. Komite Audit; c. Komite Lainnya, jika diperlukan. (2) Komite Lainnya sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c, terdiri dari namun tidak terbatas pada Komite Pemantau Manajemen Risiko, Komite Nominasi dan Remunerasi, dan Komite Pengembangan Usaha. b. Anggaran Dasar PTBA No : AHU-50395.AH.01.02 Tahun 2010 Pasal 18 ayat (8) dalam huruf (j); yang menyatakan bahwa perbuatan-perbuatan Direksi yang harus mendapat persetujuan tertulis Dewan Komisaris antara lain adalah menetapkan dan menyesuaikan struktur organisasi 1 (satu) tingkat di bawah Direksi. c. Peraturan Bapepam-LK No.X.K.6 tahun 2006 tentang Kewajiban Penyampaian laporan tahunan bagi Emiten dan Perusahaan Publik yang di dalamnya perlu trasparansi tentang perhitungan remunerasi Anggota Komisaris dan Direksi. Sasaran pembentukan Konarba dan PSDM adalah: (i) mengkaji usulan nominasi Direksi yang berasal dari pejabat jenjang 1 internal perusahaan, (ii) mengkaji usulan besaran nilai remunerasi bagi Direksi, Komisaris dan
PT Bukit Asam Tbk
.
Laporan Tahunan 2011
Nomination, Remuneration and HRD Committee Objective, Vision and Mission Nomination, Remuneration and Human Resource Development Committee, further to be referred to as NR & HRD Committee, is in charge of assisting Board of Commissioners in matters pertaining to GCG implementation, selection of director and officer candidates, reasonable remuneration package for Commissioners and Directors, employee incentives based on their performance and the Company’s business results, and human resource development in accordance with corporate strategic plan. This Committee is established pursuant to: a. SOE Ministerial Regulation No. PER-01/ MBU/2011 on GCG Practice in SOE, Article 18, which stipulates: 1. Supporting Organ of Board of Commissioners/Supervisors consists of a. Secretariat of Board of Commissioners/ Supervisors b. Audit Committee c. Other Committees, if necessary 2.
Other Committes referred to in clause 1.c. consists of, but not limited to, Risk Management Monitoring Committee, Nomination and Remuneration Committee and Business Development Committee.
b. PTBA Articles of Assocation No. AHU-50395. AH.01.02.Th.2010 Article 18 clause (8) point (j) which stipulates that Board of Directors’ actions requiring Board of Commissioners’ written approval are determining and adjusting the organization structure of one level below Board of Directors. c. Bapepam-LK Regulation No. X.K.6 of 2006 regarding Listed Companies’ Obligation to Submit Annual Report which demonstrates transparency in calculating Commissioners and Directors’ remuneration.
120 Pembahasan dan Analisis Manajemen
184
Laporan Tata Kelola Perusahaan
Management Discussion & Analysis
266
278
305
Laporan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Data Perseroan
Laporan Keuangan
Corporate Data
Financial Statements
235
Corporate Social Responsibilities Corporate Governance Report
NR & HRD Committee is set up to serve the purpose of reviewing (i) proposed Director nominees from level 1 incumbents, (ii) proposed remuneration of Commissioners, Directors and employees, and ensuring (iii) establishment of a well-structured organization, and (iv) implementation of welldevised human resource development strategy. NR and HRD Committee is independent in its work and report, set up by and accountable to Board of Commissioners. All Committee members are not related to any director, collectively experienced and knowledgable in human resource nomination, remuneration and development. The duty, obligation and authority of NR and HRD Committee are fully laid out in NR and HRD Committee Charter under Board of Commissioners Decision No. 19/SK/PTBA-KOM/XII/2010 of 29 December 2010. NR and HRD Committee is responsible for giving input to Board of Commissioners regarding any report or information submitted by Board of Directors, identifying matters requiring the Commissioners’ attention, and doing any other assignment related to the Commissioners’ work. The vision, mission, job description and authority of NR and HRD Committee are provided below. Vision and Mission NR and HRD Committee is guided by the following vision: • Building synergy among Commissioners, Directors and employees through human resource nomination, remuneration and development which are based on competence and performance in accordance with the Company’s requirements and strength. To realize the Vision, NR and HRD Committee has a Mission to facilitate the creation of : • Fair nomination system to motative work; • Reasonable and appropriate remuneration system; • Human resource development system in concert with Good Corporate Governance principle. Duty of NR and HRD Committee The task of NR & HRD Committee is fully incorporated in NR & HRD Charter covering: • Give independent, professional opinion and recommendation to Board of Commissioners in matters pertaining to HR nomination, remuneration and development. • Assess the Company’s compliance with laws and regulations that govern HR nomination, remuneration and development.
Pegawai, (iii) dilaksanakannya struktur oragnisasi perusahaan dengan baik, dan (iv) memastikan penerapan strategi pengembangan Sumber Daya Manusia dengan baik. Konarba dan PSDM bersifat mandiri baik dalam pelaksanaan tugas maupun dalam pelaporan, yang dibentuk oleh, dan bekerja untuk, serta bertanggung jawab kepada Dewan Komisaris. Semua anggota Konarba dan PSDM adalah independen terhadap Direksi, dan secara kolektif mempunyai kompetensi dan pengalaman di bidang nominasi, remunerasi dan pengembangan SDM. Tugas, kewajiban dan wewenang Konarba dan PSDM selengkapnya tertuang pada Piagam (Charter) Konarba dan PSDM Perseroan melalui Keputusan Dewan Komisaris No. 19 /SK/PTBA-KOM/XII/2010 tanggal 29 Desember 2010. Tugas dan tanggung jawab Konarba dan PSDM adalah memberikan pendapat kepada Dewan Komisaris terhadap Laporan atau hal-hal yang disampaikan oleh Direksi kepada Dewan Komisaris, mengidentifikasi hal-hal yang memerlukan perhatian Dewan Komisaris, dan mendukung kelancaran tugas dan fungsi Komisaris. Beberapa uraian tugas dan tanggung jawab Konarba dan PSDM diantaranya tercakup pada uraian berikut. Visi dan Misi Konarba dan PSDM mempunyai Visi : • Terciptanya sinergi antara Komisaris, Direksi dan Pegawai di lingkungan PTBA melalui sistem nominasi, remunerasi dan pengembangan SDM yang berlandaskan kompetensi dan kinerja, sesuai kebutuhan dan kemampuan Perusahaan. Untuk mencapai Visi tersebut, Konarba dan PSDM mempunyai Misi : • mendorong terciptanya sistem nominasi yang fair untuk mendorong peningkatan motivasi kerja; • mendorong terciptanya sistem remunerasi yang layak dan memadai; • mendorong terciptanya sistem pengembangan SDM selaras dengan prinsip dan praktek Good Corporate Governance yang lebih baik. Tugas dan tanggung jawab Konarba dan PSDM Tugas dan tanggung jawab Konarba dan PSDM mencakup antara lain : • memberikan pendapat independen dan profesional serta rekomendasi kepada Dewan Komisaris PTBA terhadap permasalahan yang berhubungan dengan nominasi, remunerasi dan pengembangan SDM; • melakukan penelaahan atas tingkat kepatuhan perusahaan terhadap peraturan perundang-undangan yang berkaitan dengan nominasi, remunerasi dan pengembangan SDM; • menyusun kriteria seleksi dan prosedur nominasi bagi anggota Dewan Komisaris dan Direksi di lingkungan PTBA dan anak perusahaan yang laporan keuangannya terkonsolidasi, serta membuat sistem penilaian dan pemberian rekomendasi tentang jumlah anggota Dewan Komisaris dan Direksi di lingkungan PTBA;
PT Bukit Asam Tbk
. 2011 Annual Report
16
26
36
46
70
Ikhtisar Utama
Informasi Perseroan
Informasi Bagi Investor
Laporan Manajemen
Main Highlights
Corporate Information
Investors Information
Management Report
Laporan Pengelolaan Operasional
236
Operational Management Report
• melakukan evaluasi dan memberikan rekomendasi tentang penerapan sistem penggajian dan pemberian tunjangan bagi anggota Dewan Komisaris dan Direksi di lingkungan PTBA; • melakukan evaluasi dan memberikan rekomendasi tentang penerapan sistem penggajian dan pemberian tunjangan bagi seluruh pegawai di lingkungan PTBA; • memberikan rekomendasi tentang opsi yang diberikan, sistem pensiun dan sistem kompensasi serta manfaat lainnya dalam hal pengurangan pegawai (redundansi); • memberikan rekomendasi tentang perhitungan tantiem bagi anggota Dewan Komisaris dan Direksi, bonus dan tunjangan hari raya (THR) bagi pegawai termasuk anggota Komite di lingkungan PTBA; • menggali informasi mengenai kondisi nominasi, remunerasi dan pengembangan SDM dari Pegawai PTBA melalui Direksi; • melakukan peninjauan lapangan untuk mengetahui penerapan peraturan perundang-undangan terkait dengan remunerasi, nominasi dan pengembangan SDM; • pada akhir tahun berjalan, Konarba dan PSDM wajib menyusun dan menyampaikan program kerja tahunan kepada Dewan Komisaris PTBA untuk ditetapkan; • Melakukan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Dewan Komisaris PTBA. Tanggung Jawab Konarba dan PSDM • Konarba dan PSDM bertanggung jawab kepada Dewan Komisaris PTBA. • Konarba dan PSDM bertanggung jawab untuk menjaga kerahasiaan dokumen data dan informasi perusahaan dan tidak memanfaatkan untuk kepentingan pribadi. • Pertanggungjawaban Konarba dan PSDM disampaikan kepada Dewan Komisaris PTBA dalam bentuk laporan tertulis, yang terdiri atas: - Laporan tiga bulanan pelaksanaan kegiatan Konarba dan PSDM; - Laporan untuk setiap pelaksanaan tugas Konarba dan PSDM yang antara lain berisikan fakta di lapangan, analisa, kesimpulan dan saran.
• Establish selection criteria and nomination procedure for Commissioners and Directors of PTBA and subsidiaries whose financial reports are consolidated, devise appraisal system and recommend total number of Commissioners and Directors within PTBA. • Evaluate and recommend the implementation of salary and allowance payment system for Commissioners and Directors of PTBA. • Evaluate and recommend the implementation of salary and allowance payment system for employees of PTBA. • Recommend to give options, retirement and compensation scheme in case of personnel retrenchment. • Recommend calculation of tantiem for Commissioners and Directors, bonus and holiday allowance (THR) for employees and Committee members of PTBA. • Through Board of Directors seek information from PTBA’s employees concerning the condition of HR nomination, remuneration and development. • Make on-the-spot checking on compliance with the law pertaining to HR nomination, remuneration and development. • At year-end, write up and submit annual work program to Board of Commissioners for its approval. • Perform any other assignment from Board of Commissioners. Responsibility of NR and HRD Committee • Accountable to Board of Commissioners. • Responsible for keeping the confidentiality of corporate documents, data and information and not to use them for personal gain. • Responsible for making written reports to Board of Commissioners, consisting of: - quarterly activity reports; - incidental progress reports covering field report, analysis, conclusion and recommendation. Authority of NR and HRD Committee • Have full and free access to corporate and employee records, funds, assets and other resources in relation to its work. • Seek information, input and explanation from Board of Directors.
PT Bukit Asam Tbk
.
Laporan Tahunan 2011
120 Pembahasan dan Analisis Manajemen
184
Laporan Tata Kelola Perusahaan
Management Discussion & Analysis
266
278
305
Laporan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Data Perseroan
Laporan Keuangan
Corporate Data
Financial Statements
237
Corporate Social Responsibilities Corporate Governance Report
• Obtain information, input and explanation from employees and other related parties. • Through Board of Directors request professional opinion from other people within the organization, and third parties such as consultants and legal professionalts. • Through Board of Directors invite Directors, executives, employees and consultants to NR and HRD Committee meetings. • Seek professional independent input at the Company’s expense. Independency and Composition of NR and HRD Committee
Wewenang Konarba dan PSDM • mengakses secara penuh, bebas dan tidak terbatas terhadap catatan perusahaan, karyawan, dana, aset serta sumber daya perusahaan lainnya yang berkaitan dengan pelaksanaan tugasnya; • memperoleh informasi, masukan, penjelasan yang dibutuhkan dari Direksi PTBA; • meminta dan memperoleh informasi, masukan, penjelasan dari pegawai dan pihak lain yang berhubungan dengan kegiatan Perseroan; • meminta pendapat profesional dari pihak internal PTBA melalui Direksi PTBA maupun pihak ketiga, antara lain konsultan, dan ahli hukum; • mengundang Direksi, jajaran eksekutif dan pegawai PTBA melalui Direksi PTBA, atau konsultan dalam rapat Konarba dan PSDM; • memperoleh masukan dari pihak eksternal/independen yang profesional apabila diperlukan, atas biaya perusahaan.
In accordance with general guidelines of GCG in Indonesia, NR and HRD Committee of the Company
Independensi dan Konarba dan PSDM
is currently composed of three members, one of
Sesuai dengan pedoman umum GCG di Indonesia, Konarba dan PSDM Perseroan saat ini terdiri atas tiga anggota, salah satunya adalah Komisaris Independen yang sekaligus bertindak sebagai ketua Konarba dan PSDM, yaitu Abdul Latief Baky. Salah seorang anggota Konarba dan PSDM memiliki latar belakang pendidikan ekonomi dan keuangan sementara anggota lainnya memiliki latar belakang pendidikan bidang sumber daya manusia.
whom is Independent Commissioner concurrently Head of NR and HRD Committee, i.e. Mr. Abdul Latief Baky. A member of NR and HRD Committee is educated in economic and financial science and the other is knowledgable in human resource field. All members of NR and HRD Committee are not affiliated with the directors or other commissioners, or controlling shareholders of PTBA.
They are
not shareholders, commissioners, directors or employees of companies that have affiliation or business relation with PTBA.
Members of NR and
HRD Committee are not authorized to conceive, manage or control PTBA before taking office.
Seluruh anggota Konarba dan PSDM tidak memiliki afiliasi dengan Direktur, Komisaris lainnya maupun pemegang saham pengendali PTBA dan bukan merupakan pemegang saham, Komisaris, Direktur maupun karyawan dari perusahaan yang memiliki afiliasi maupun bisnis dengan PTBA. Anggota Konarba dan PSDM tidak memiliki wewenang untuk merancang, memimpin maupun mengendalikan PTBA sebelum menjabat. Dengan demikian seluruh persyaratan independensi anggota Konarba dan PSDM sesuai dengan peraturan dan kaidah praktek GCG, telah dipenuhi.
Therefore, all the criteria of independency of NR and HRD Committee members as stipulated by GCG rules and principles are complied with. NR and HRD Committee consists of Abdul Latief Baky
Komposisi Konarba dan PSDM pada saat ini adalah Abdul Latief Baky selaku Ketua, Noeroso Loeloes Wahyudi dan Sumarhadi selaku anggota. Profil Konarba dan PSDM Perseroan selengkapnya dapat dilihat pada bagian “Data Perseroan”.
as Head, Noeroso Loeloes Wahyudi and Sumarhadi as members. The profile of NR and HRD Committee members is provided in “Corporate Data” section.
PT Bukit Asam Tbk
. 2011 Annual Report
16
26
36
46
70
Ikhtisar Utama
Informasi Perseroan
Informasi Bagi Investor
Laporan Manajemen
Main Highlights
Corporate Information
Investors Information
Management Report
Laporan Pengelolaan Operasional
238
Operational Management Report
Laporan Kegiatan Konarba dan PSDM
NR & HRD Committee Activity Report
Konarba dan PSDM telah melaksanakan tugas sesuai Piagam Konarba dan PSDM, yaitu berupa rapat intern, rapat dengan pihak terkait, kunjungan kerja lapangan, serta pendidikan dan pelatihan berkelanjutan. Selama tahun 2011, Konarba dan PSDM telah melakukan rapat sebanyak 23 kali yang dihadiri oleh para anggota sebagai berikut:
NR and HRD Committee performs in accordance with NR and HRD Committee Charter, in terms of internal meetings, meetings with related parties, site visits, education and training. In 2011, NR & HRD Committee held 23 meetings with the following attendance rate: See table 7.13
TABEL TABLE 7.13 NAMA NAME
JABATAN POSITION
JUMLAH RAPAT (A) NO. OF MEETING
KEHADIRAN (B) ATTENDANCE
% (B:A)
Ir. Abdul Latief Baky, SH, MHum, MSc, FIQ Noeroso L. Wahyudi, MA *)
Ketua Head
23
23
100%
Anggota Member
23
23
Dr. Sumarhadi **)
100%
Anggota Member
23
23
100%
Keterangan : * ) Berdasarkan SK Dekom No. 08A /SK/PTBA-DEKOM/VIII/2011 , Berdasarkan SK Dekom No. 06 /SK/PTBA-DEKOM/VIII/2011 **) Berdasarkan SK Dekom No. 14/SK/PTBA-DEKOM/X/2010, Berdasarkan SK Dekom No. 14/SK/PTBA-DEKOM/X/2011 Note: *) Board of Commissioners Decree No. 08A/SK/PTBA-DEKOM/VIII/2011 and No. 06/SK/PTBA-DEKOM/VIII/2011 **) Board of Commissioners Decree No. 14/SK/PTBA-DEKOM/X/2010 and No. 14/SK/PTBA-DEKOM/X/2011
Adapun kegiatan yang dilaksanakan oleh Konarba dan PSDM pada tahun 2011 secara garis besar terdiri atas 2 (dua) kegiatan utama, yakni: i) melakukan kegiatan yang ada di rencana kerja dan ii) melakukan tugas lain dari Dewan Komisaris. Beberapa kegiatan yang telah dilaksanakan sesuai dengan tugas-tugas tersebut diantaranya mencakup: • Merekomendasikan kepada Direksi agar segera merencanakan dan melakukan kaderisasi tenaga kerja berusia 51-54 tahun yang jumlahnya telah cukup banyak, yakni lebih dari 1000 orang. Hal ini mendesak untuk segera dilaksanakan demi terjaminnya proses alih pengetahuan dan ketrampilan dikemudian hari. • Merekomendasikan besaran remunerasi bagi Dewan Komisaris dan Direksi serta Pegawai. • Menyusun Tanggapan berdasarkan kajian strategis tentang Pengembangan SDM 2009-2013. • Memberikan persetujuan usulan Nominasi Komisaris dan Direksi di anak perusahaan PTBA. • Selain itu Konarba merekomendasikan pentingnya memperhatikan status pegawai tidak tetap untuk diperjelas mengenai pengertian dan kebijakan pemakaian tenaga kerjanya. Kegiatan Konarba dan PSDM tahun 2011 meliputi: • Melaksanakan beberapa tugas khusus yang diberikan oleh Dewan Komisaris, diantaranya mencakup: - Memberikan berbagai masukan pada Dewan Komisaris dalam menyusun tanggapan Dewan Komisaris atas Jaminan Kesehatan bagi Mantan anggota Komisaris dan Mantan Direksi; - Menyusun dan melaksanakan mekanisme seleksi calon Direksi PTBA periode tahun 2011-2016. • Melakukan 4 (dua) kali Kunjungan Kerja Lapangan di Unit Pertambangan Tanjung Enim (UPTE, Unit Pertambangan Ombilin (UPO) dan Dermaga Teluk bayur, Pelabuhan Tarahan dan Natar, dan anak perusahaan di Kaltimsel, dan temuan-temuan penting telah dilaporkan kepada Dewan Komisaris.
PT Bukit Asam Tbk
.
Laporan Tahunan 2011
NR and HRD Committee’s activities in 2011 can be divided into two groups: i) carrying out assignment stated in work program and ii) performing other work assigned by Board of Commissioners. Accomplished work includes: • Recommendation to Board of Directors to plan cadre formation for replacing a substantial number (>1,000) of employees aged 51-54, a pressing requirement to facilitate smooth transfer of know-how in the future. • Recommendation of remuneration package for Commissioners, Directors and employees. • Response to strategic study of HR Development 2009-2013. • Approval of proposed nomination of Commissioners and Directors of subsidiaries. • Scrutiny of non-permanent employees’ status to have a clearer interpretation of their employment policy. Activities in 2011 include: • Performed other work assigned by Board of Commissioners: »» Gave input for writing Board of Commissioners’ response to Health Care for Commissioner and Director Retirees. »» Drew up selection mechanism and selected Director candidates for 2011-2016. • Made four site visits to Tanjung Enim Mining Unit, Ombilin Mining Unit, Teluk Bayur Pier, Tarahan and Natar Ports, subsidiaries in East and South Kalimantan. Important findings were reported to Board of Commissioners. • Attended two Cross Committee Business Meetings. • Participated in forensic audit socialization.
120 Pembahasan dan Analisis Manajemen
184
Laporan Tata Kelola Perusahaan
Management Discussion & Analysis
266
278
305
Laporan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Data Perseroan
Laporan Keuangan
Corporate Data
Financial Statements
239
Corporate Social Responsibilities Corporate Governance Report
Insurance, Business Risk and PostMining Committee Insurance, Business Risk and Post-Mining Committee, further referred to as BR Committee, is set up to give independent and professional viewpoint to Board of Commissioners with regard to business risks with potential significant losses, insurance, environment and post-mining area management. BR Committee consistently recommends that all high and extreme business risks in investment and business development projects be identified and mitigated. The vision and mission of BR Committee as stipulated in BR Committee Charter issued on 29 December 2010 are: Vision: To be professional and independent Insurance, Business Risk and Post-Mining Committee to realize the corporate vision and mission. Mission: To give comprehensive input with the purpose of: a. Minimizing risks that may arise in business development, production and marketing. b. Minimizing negative impact of the Company’s activities on the environment.
• Mengikuti 2 (dua) kali Rapat Kerja Lintas Komite. • Mengikuti sosialisasi audit forensic.
Komite Asuransi, Risiko Usaha dan Pascatambang (KRU) Komite Asuransi, Risiko Usaha, dan Pascatambang, selanjutnya disebut Komite Risiko Usaha bertugas dan bertanggung jawab untuk memberikan pendapat profesional dan independen sesuai kewenangannya kepada Dewan Komisaris terkait dengan pengelolaan perusahaan yang berkaitan dengan risiko usaha yang berpotensi menimbulkan kerugian signifikan, termasuk asuransi, pengelolaan lingkungan dan pasca tambang. Visi dan Misi Komite Risiko Usaha sebagaimana dituangkan dalam Charter Komite Risiko Usaha PT Bukit Asam, yang diterbitkan pada 29 Desember 2010, adalah sebagai berikut: 1. Visi Komite Risiko Usaha : Menjadi Komite Asuransi, Risiko Usaha dan Pasca Tambang yang profesional dan independen untuk mendukung pencapaian visi dan misi perusahaan. 2. Misi Komite Risiko Usaha : Memberikan masukan secara komprehensif dalam rangka: a. Meminimalkan risiko perusahaan yang mungkin terjadi di bidang pengembangan usaha, operasi produksi dan pemasaran b. Meminimalkan dampak negatif dari kegiatan perusahaan terhadap lingkungan Tugas dan Tanggung jawab
Duty and Responsibility BR Committee is responsible for giving independent and professional viewpoint to Board of Commissioners with regard to business risks with potential significant losses, insurance, environment and post-mining area management. The duty, responsibility and authority of BR Committee are elaborated in BR Committee Charter. Independency and Composition of BR Committee BR Committee is independent in working and reporting, set up by and accountable to Board of Commissioners. All Committee members are not related to any director, collectively experienced and knowledgable in their respective fields.
Komite Risiko Usaha bertugas dan bertanggung jawab untuk memberikan pendapat profesional dan independen sesuai kewenangannya kepada Dewan Komisaris terkait dengan pengelolaan perusahaan yang berkaitan dengan risiko usaha yang berpotensi menimbulkan kerugian signifikan, termasuk asuransi, pengelolaan lingkungan dan pasca tambang. Tugas, Tanggung Jawab dan Wewenang dari Komite Risiko Usaha dijabarkan secara rinci dalam piagam Komite Risiko Usaha (KRU Charter). Independensi KRU dan Susunan Anggota Komite KRU bersifat mandiri baik dalam pelaksanaan tugas maupun dalam pelaporan, yang dibentuk oleh, dan bekerja untuk, serta bertanggung jawab kepada Dewan Komisaris. Semua anggota komite ini adalah independen terhadap Direksi, dan secara kolektif mempunyai kompetensi dan pengalaman di bidangnya.
TABEL TABLE 7.14 SUSUNAN KRU PER 31 DESEMBER 2011 composition of BR Committee as of 31 December 2011 NAMA NAME
JABATAN POSITION
Ketua Head
Dr. Ir. Thamrin Sihite, ME, merangkap sebagai Komisaris cum Commissioner
Wakil Ketua Deputy Head
Drs. Imam Apriyanto Putro, MM, merangkap sebagai Komisaris* cum Commissioner*
Anggota Member
Ir. Faridha, MSi
Anggota Member
Andi Novianto, Ph.D
*) Menjadi Wakil Ketua sejak 9 Juni 2011 Appointed on 9 June 2011
PT Bukit Asam Tbk
. 2011 Annual Report
16
26
36
46
70
Ikhtisar Utama
Informasi Perseroan
Informasi Bagi Investor
Laporan Manajemen
Main Highlights
Corporate Information
Investors Information
Management Report
Laporan Pengelolaan Operasional
240
Operational Management Report
Laporan Kegiatan Komite Asuransi, Risiko dan Pascatambang Selama tahun 2011, KRU telah menyelenggarakan rapat 23 kali dengan tingkat kehadiran anggota sebagai berikut:
BR Committee Activity Report In 2011 the Committee held 23 meetings with the following attendance rate: See table 7.15
TABEL TABLE 7.15 NAMA NAME
JABATAN POSITION
JUMLAH RAPAT NUMBER OF MEETING
KEHADIRAN ATTENDANCE
Dr. Ir. Thamrin Sihite, ME Drs. Imam Apriyanto Putro, MM
%
Ketua Head*
23
21
91%
Wakil Ketua Deputy Head**
13
13
100%
Ir. Faridha, MSi
Anggota Member***
23
23
100%
Ir. Andi Novianto, Ph.D
Anggota Member***
23
23
100%
Keterangan: * Berdasarkan SK Dewan Komisaris No. 04/SK/PTBA-KOM/VI/2010 tanggal 3 Juni 2010 ** Berdasarkan SK Dewan Komisaris No. 12/SK/PTBA-KOM//VII/ tanggal 28 Juli 2011 *** Berdasarkan SK Dewan Komisaris No. 05/SK/PTBA-KOM//VIII/2011 tanggal 1 Agustus 2011 Note: * Board of Commissioners Decree No. 04/SK/PTBA-KOM/VI/2010 of 3 June 2010 ** Board of Commissioners Decree No. 12/SK/PTBA-KOM/VII/2011 of 28 July 2011 *** Board of Commissioners Decree No. 05/SK/PTBA-KOM/VIII/2011 of 1 August 2011
Adapun tugas dan kegiatan yang telah dilaksanakan oleh Komite Risiko Usaha dan Pascatambang sepanjang tahun 2011 meliputi: • Evaluasi atas Laporan-laporan yang dikeluarkan Perusahaan untuk melihat faktor-faktor risiko yang dihadapi oleh Perseroan, terutama berkaitan dengan kondisi lokal perusahaan, regional, dan global, termasuk terhadap upaya PTBA dalam pengelolaan lingkungan secara fisik maupun sosial dan ekonomi serta pengelolaan pasca tambang. KRU berpendapat bahwa proyek-proyek pengembangan usaha yang sedang dilakukan masih perlu dipercepat realisasinya. Untuk meningkatkan produksi dan penjualan batubara maka pengembangan angkutan kereta api eksisting yang merupakan kerjasama antara PTBA dan PTKAI, dan rencana pengembangan lainnya agar dapat segera dipacu. • Telaahan dan kajian terhadap: - Rencana Pendirian Anak Perusahaan PT Banko Bara Utama, yang perlu dikaji secara matang dan mengacu pada peraturan dan ketentuan yang berlaku, serta prospek kedepannya. - Pengalihan Izin Usaha Pertambangan (IUP) yang pada prinsipnya bahwa berdasarkan Pasal 93 UU No. 4/2009 tentang Pertambangan Mineral dan Batubara IUP PTBA tidak dapat dipindahkan ke perusahaan lain, dan yang dapat dialihkan adalah kepemilikan sahamnya. Oleh karena itu pengalihan IUP PTBA perlu dicari skema bisnis yang lain. - Pengalihan Izin Prinsip Pembangunan Perkeretaapian Khusus, yaitu bahwa Kewenangan Pengalihan Izin Prinsip Pembangunan Perkeretaapian Khusus berada di tangan Kementerian Perhubungan, dan oleh karena itu diperlukan konsultasi lebih lanjut dengan Kementerian tersebut terkait dengan peraturan dan ketentuan yang berlaku. Mengingat pembangunan perkeretaapian khusus akan membutuhkan pengadaan lahan yang sangat besar, maka perlu pertimbangan risiko kepastian lahan untuk pembangunan prasarana perkeretaapian tersebut.
PT Bukit Asam Tbk
.
Laporan Tahunan 2011
In 2011 BR Committee accomplished the following assignments: • Evaluation of Company Reports to detect risks in local, regional and global term, in environment and post-mining area management (physical, social, economic). The Committee is of the opinion that business development projects should be accelerated. To increase production and sales of coal, cooperation between PTBA and PT KAI should proceed to enhance the existing railway capacity. • Review and study of: »» Proposed formation of PT Banko Bara Utama, that should be thoroughly scrutinized subject to the prevailing laws and regulations, weighing its future prospects. »» Assignment of Mining Business License (IUP). In principle, under Article 93 of Law No. 4/2009 on Mineral and Coal Mining, the Company’s IUP is not transferable to any other company, and only its share ownership is transferable. Therefore, assignment of PTBA’s IUP requires another business scheme. »» Transferring Approval-in-Principle of Special Railway Construction. This matter is under the authority of Ministry of Transportation, and therefore requires further consultation with the Ministry regarding the current laws and regulations. As the construction of this specific railway requires a vast area of land, it is recommended to consider the availability of land for the railway infrastructure construction.
120 Pembahasan dan Analisis Manajemen
184
Laporan Tata Kelola Perusahaan
Management Discussion & Analysis
266
278
305
Laporan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Data Perseroan
Laporan Keuangan
Corporate Data
Financial Statements
241
Corporate Social Responsibilities Corporate Governance Report
BR Committee constantly remind and recommend treatment and mitigation of all risks categorized as high and extreme risk, especially in investment and business development.
Komite KRU senantiasa mengingatkan dan merekomendasikan penanganan dan mitigasi atas seluruh risiko yang masuk kategori high dan extreme risk terutama dalam investasi dan pengembangan usaha Perusahaan.
» Delay in building Tanjung Enim 3x10MW TPP. It is recommended to scrutinize the terms of agreements with contractors. For instance, the Company should be allowed to terminate work contract with a non-performing contractor and find a replacement without incurring any loss. » New investment projects. Proposals should be accompanied by business activity scheme, full data, and risk analysis of business development projects.
- Terhadap keterlambatan pembangunan PLTU Tanjung Enim 3x10 MW, maka telah disarankan untuk kedepannya perlu memperhatikan halhal yang dimasukkan dalam kontrak dengan kontraktor, misalnya apabila harus memutuskan kontrak kerja dengan kontraktor karena mempunyai kinerja yang rendah, maka perusahaan bisa mengganti kontraktor tanpa mengalami kerugian. - Dalam mengajukan investasi-investasi baru, disarankan sebaiknya agar mencantumkan rencana skema bisnis kegiatan tersebut, dan didukung dengan kelengkapan data, antara lain kajian risiko terhadap proyek-proyek pengembangan usaha.
• Evaluation and input to Board of Commissioners for activities outside business development projects: » Restructuring Briquette Business. BR Committee suggests to make briquette long-term business analysis, as briquette is an alternative source of energy in lieu of oil, and substitution of gas (LPG) for micro and small-scale businesses, and to make an economic analysis. » Using PTBA land under Build Operate and Transfer (BOT) scheme for Bank Sumsel Babel. It is recommended to refer to PTBA’s previous BOT arrangement with Bank Mandiri and Bank BNI. In relation to ex-beheersterrein land title, application for the title should be promptly processed pursuant to Land Act (UUPA) No 5 of 1960, considering the high economic value of the area, it should be turned into productive assets in accordance with Muara Enim Spatial Plan. » Procurement of goods and services with substantial value above US$1 million for (i) investment procurement (CAPEX) and (ii) routine goods/services procurement (OPEX). It has been suggested for the Board of Directors to amend Board Decision regarding Guide to Procurement of Goods and Services at PT Bukit Asam (Persero) Tbk, among other things that deals with reporting, and the result should be reported to Board of Commissioners within 14 days after procurement. » Share buy-back and stock split plan. It is recommended to weigh the pros and cons of share buy-back, not only the EPS dan ROE, but also the opportunity loss in the appropriation of retained earnings that can actually be used for building infrastructure. For stock split, it is recommended to closely watch the declining trend of liquidity and share price,
• Evaluasi dan masukan kepada Komisaris untuk kegiatan di luar proyek pengembangan usaha, yaitu: - Restrukturisasi Pengusahaan Briket Batubara, KRU berpendapat agar dalam restrukturisasi UP Briket agar mempertimbangkan analisa perkembangan bisnis briket dalam jangka panjang, terkait briket batubara merupakan energi alternatif pengganti minyak bumi, serta substitusi dengan gas (LPG) untuk UMKM dan IKM, dan memperhitungkan analisa keekonomiannya. - Penggunaan tanah PTBA secara Build Operate and Transfer (BOT) untuk Bank Sumsel Babel, dan telah direkomendasikan agar dalam pelaksanaannya mengacu kepada pelaksanaan BOT yang pernah dilakukan PTBA sebelumnya seperti dengan Bank Mandiri dan Bank BNI. Terkait hak atas tanah ex-beheersterrein agar segera memproses permohonan hak atas tanah tersebut yang telah diatur dalam Undang-undang No 5 tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-pokok Agraria (UUPA). Mengingat kawasan tersebut berada pada kawasan yang mempunyai nilai ekonomis tinggi, dan menjadikannya aset produktif perusahaan yang keberadaannya disesuaikan dengan Rencana Tata Ruang Kabupaten Muara Enim. - Pengadaan Barang dan Jasa yang bersifat substansial yang nilainya di atas US$1 juta untuk keperluan: (i) Pengadaan Investasi (CAPEX) dan (ii) Pengadaan Barang/Jasa Rutin (OPEX), dan untuk itu telah disarankan agar Direksi menyempurnakan SK Direksi yang mengatur mengenai Pedoman Pengadaan Barang dan Jasa PT Bukit Asam (Persero) Tbk, antara lain mengenai bahwa pelaporan proses dan hasilnya harus disampaikan ke Dewan Komisaris paling lambat 14 hari setelah proses pengadaan. - Rencana Buyback dan Stock Split Saham, agar terhadap rencana buyback dikaji dengan cermat manfaatnya, tidak hanya terhadap EPS dan ROE, tetapi juga dengan mempertimbangkan faktor ‘opportunity loss’ dalam pemanfaatan saldo laba yang sebenarnya dapat dimanfaatkan Perseroan untuk pembangunan infrastruktur; dan terhadap rencana stock split agar memperhatikan adanya trend penurunan likuiditas dan penurunan harga saham, serta antisipasi penurunan harga saham, setelah pengumuman (post split). PT Bukit Asam Tbk
. 2011 Annual Report
16
26
36
46
70
Ikhtisar Utama
Informasi Perseroan
Informasi Bagi Investor
Laporan Manajemen
Main Highlights
Corporate Information
Investors Information
Management Report
Laporan Pengelolaan Operasional
242
Operational Management Report
- Memberikan masukan terhadap RKAP PTBA Tahun 2012, dan KRU menyampaikan agar dalam kurun waktu 1 (satu) tahun dilakukan evaluasi kegiatan-kegiatan yang telah dilaksanakan, dan RKAP harus bersifat stratejik, mengacu pada RJP, serta tidak disampaikan secara Business as Usual (BAU). • Melakukan Kunjungan Kerja Lapangan, yakni ke Sumatera Selatan (Unit Pertambangan Tanjung Enim, Proyek PLTU Tanjung Enim 3x10 MW, Coal Bed Methane, dan Dermaga Kertapati), dan Ke Sumatera Barat (Unit Penambangan Ombillin dan Pelabuhan Teluk Bayur). Temuan-temuan penting telah dilaporkan kepada Dewan Komisaris. • Mengikuti Rapat Kerja Lintas Komite untuk Rapat Kerja Antar Komite, pembahasan revisi Board Manual, Whistle Blowing, Piagam Komite, dan sosialisasi Fraud Control Plan (FCP) dan Control Assessment (CSA) Perseroan.
SEKRETARIS PERUSAHAAN Sekretaris Perusahaan berperan besar dalam memperlancar hubungan antar Organ Perseroan, hubungan antara Perseroan dengan stakeholders serta dipenuhinya ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Pembinaan hubungan baik dengan stakeholder strategis, khususnya pemegang saham, akan sangat mendukung kelancaran bisnis dan pengembangan usaha Perseroan. Selain itu, sebagai perusahaan publik, Perseroan juga wajib memiliki tata laksana dokumen dan informasi yang baik untuk membantu memastikan kepatuhan Perseroan terhadap perundang-undangan dan peraturan pasar modal serta untuk mendukung akuntabilitasi pelaporan kinerja dan tanggung jawab Perseroan kepada stakeholder. Perseroan menetapkan fungsi Sekretaris Perusahaan yang bertanggung jawab langsung kepada Direktur Utama. Perseroan menetapkan kualifikasi khusus untuk pejabat Sekretaris Perusahaan, memberikan wewenang dan sumber daya yang memadai dan melakukan evaluasi berkala atas pelaksanaan tugasnya. Fungsi utama Sekretaris Perusahaan ada tiga, yakni: sebagai liason officer, compliance officer serta investor relations. Sesuai dengan fungsinya, Sekretaris Perusahaan menjamin ketersediaan informasi terkini, tepat waktu dan akurat mengenai Perseroan kepada para pemegang saham, analis, media massa dan masyarakat umum, yang juga
PT Bukit Asam Tbk
.
Laporan Tahunan 2011
and anticipated share price decline following public announcement (post split). » Feedback for 2012 work program and budget. BR Committee suggests to make an annual assessment of activities performed during the year, work program and budget should be strategic corresponding with corporate longterm plan, and not to be treated as Business as Usual (BAU). • Made site visits to South Sumatera (Tanjung Enim Mining Unit, Tanjung Enim 3x10MW TPP, Coal Bed Methane project, and Kertapati Pier), and to West Sumatera (Ombillin Mining Unit and Teluk Bayur Port). Important findings were reported to Board of Commissioners. • Attended Cross Committee Business Meetings, discussed revisions of Board Manual, Whistle Blowing System, Committee Charter, and socialized Fraud Control Plan (FCP) and Control Assessment (CSA) of the Company.
CORPORATE SECRETARY The Corporate Secretary plays a major role in facilitating communication among the corporate organs, relationship between the Company and its stakeholders, and compliance with the prevailing laws and regulations. Favorable relationship with strategic stakeholders, particularly the shareholders, will promote the smooth operations and growth of the Company. As a public company, the Company must have reliable document and information management system to ensure compliance with capital market laws and regulations, and guarantee the accountability of the Company’s performance report to stakeholders. For this reason, the Company establishes the function of Corporate Secretary who is directly accountable to President Director. The Company requires certain qualification of Corporate Secretary, giving appropriate authority and resources, and periodically evaluating the performance of his/her
120 Pembahasan dan Analisis Manajemen
184
Laporan Tata Kelola Perusahaan
Management Discussion & Analysis
266
278
305
Laporan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Data Perseroan
Laporan Keuangan
Corporate Data
Financial Statements
243
Corporate Social Responsibilities Corporate Governance Report
duty. Corporate Secretary has triple main function: as liason officer, compliance officer and investor relations officer. As the function requires, Corporate Secretary ensures that the most current, punctual and accurate information regarding the Company is available for the shareholders, analysts, mass media and general public. The information includes quarterly and annual financial reports. In general, the duty of Corporate Secretary is as follows: •
• • •
Keeping abreast of capital market development and rules, and providing information for investors (investor relations) Providing information for other stakeholders Giving input to Board of Directors in complying with capital market rules and regulations Acting as liaison officer among the Company, Bapepam-LK and the public, and fostering good relationship with all other stakeholders besides shareholders, among others the Government, mass media, partners and public.
meliputi penyediaan Laporan Triwulan dan Laporan Tahunan. Secara umum tugas Sekretaris Perusahaan adalah sebagai berikut: • Mengikuti perkembangan dan peraturan-peraturan pasar modal serta memberikan pelayanan atas setiap informasi yang dibutuhkan pemodal (investor relations). • Memberikan pelayanan atas setiap informasi yang dibutuhkan oleh setiap pemangku Kepentingan • Memberi masukan kepada Direksi untuk mematuhi peraturan yang berhubungan dengan pasar modal • Bertindak sebagai penghubung antara Perseroan dengan BapepamLK serta masyarakat, serta membina hubungan baik dengan seluruh stakeholder lain di luar pemegang saham, yaitu antara lain Pemerintah, media, mitra Perseroan dan masyarakat. Sekretaris Perusahaan kemudian dibantu oleh fungsi-fungsi lain di bawah koordinasinya, yaitu Hubungan Investor, Komunikasi Perusahaan dan Kantor Perwakilan. Mulai tanggal 30 Desember 2011, Sekretaris Perusahaan PT Bukit Asam (Persero) Tbk dijabat oleh Drs. Hananto Budi Laksono, MT.
Corporate Secretary has triple main function, as liason officer, compliance officer and investor relations officer.
Fungsi utama Sekretaris Perseroan mencakup tiga bidang, yaitu sebagai liason officer, compliance officer serta investor relations.
Corporate Secretary is assisted by other functions under his/her coordination, i.e. Investor Relations, Corporate Communication and Representative Office. Since 30 December 2011, Hananto Budi Laksono, MT. has been the Corporate Secretary of PT Bukit Asam (Persero) Tbk.
Perseroan telah mengeluarkan suatu kebijakan “Keterbukaan dan Kerahasiaan Informasi serta informasi orang dalam” dan kebijakan “Pengelolaan Dokumen/Arsip Perseroan”, dalam rangka memenuhi persyaratan azas keterbukaan dan pelaksanaan GCG. Tujuan dari penetapan kebijakan tersebut adalah untuk memastikan bahwa pengungkapan informasi Perseroan harus akurat serta dicatat, diolah, dirangkum dan dilaporkan dalam jangka waktu tertentu, sesuai dengan ketentuan keterbukaan informasi yang berlaku.
The Company has set a policy on “Information Disclosure and Confidentiality, and Insider Information” and “Document/File Management” in an effort to abide by the transparency principle and GCG practice. The objective of setting this policy is to make sure that information regarding the Company is accurately disclosed, recorded, processed, compiled and reported over certain periods, in accordance with the rules on disclosure of information.
Sepanjang tahun 2011, Perseroan telah mengadakan 8 (delapan) kali conference call, 89 (delapan puluh sembilan) kali one on one meeting, 1 (satu) kali non-deal roadshow serta 4 (empat) kali kegiatan yang melibatkan wartawan. Rincian Press Release yang pernah dilaksanakan oleh Perseroan, diantaranya adalah:
In 2011, the Company conducted 8 conference calls, 89 one-on-one meetings, one non-deal roadshow and four involving the journalists. Information disclosure events launched by the Company in 2011: See table 7.16 Press Release issued in 2011: See table 7.17 PT Bukit Asam Tbk
. 2011 Annual Report
16
26
36
46
70
Ikhtisar Utama
Informasi Perseroan
Informasi Bagi Investor
Laporan Manajemen
Main Highlights
Corporate Information
Investors Information
Management Report
Laporan Pengelolaan Operasional
244
Operational Management Report
TABEL TABLE 7.16 Kegiatan keterbukaan informasi yang dilaksanakan oleh Perseroan, tahun 2011 Information disclosure events launched by the Company in 2011 BULAN MONTH
KEGIATAN ACTIVITY
PARA PIHAK PARTIES
Januari January
- Konfirmasi mengenai pemberitaaan media di harian Bisnis Indonesia dengan judul berita “Bukit Asam cari US$272 juta” dan di harian Investor Daily dengan judul berita “Bukit Asam Bakal Tambah Saham BATR Rp432 miliar”. - Konfirmasi pemberitaan media di harian Investor Daily dengan judul berita “PTBA Dikerek ke Rp30 ribu”. - Confirmation of Bisnis Indonesia article “Bukit Asam is seeking US$272 million” and Investor Daily article “Bukit Asam will add BATR shares worth Rp432 billion”. - Confirmation of Investor Daily article “PTBA was hoisted up to Rp30 thousand”. Konfirmasi pemberitaan media di harian Kontan dengan judul berita “PTBA kerek kapasitas 3 dermaga batubara” dan di harian Bisnis Indonesia dengan judul berita “PTBA genjot angkutan batubara”. Confirmation of Kontan newspaper article “PTBA boosted 3 coal piers’ capacity” and Bisnis Indonesia article “PTBA increased coal transportation”. Pernyataan tidak melakukan aktivitas eksplorasi periode Maret 2011-September 2011 Statement that no exploration will be made during March-Sept 2011. - Penyampaian press release PTBA mengenai Coal Bed Methane di Tanjung Enim dan Ombilin - Laporan keuangan triwulan I (Unaudited) PTBA tahun Buku 2011 berikut Revisinya. - Penyampaian press release PTBA mengenai “PTBA mencetak laba bersih Rp.760,33 milliar naik signifikan 104% pada Triwulan I-2011” - Press release regarding Coal Bed Methane projects in Tanjung Enim and Ombilin. - PTBA unaudited financial statement and revision for Quarter I - 2011. - Press release on ”PTBA gained net income of Rp760.33 billion, significant increase of 104% in Quarter I – 2011” - Pemberitahuan kepada para pemegang saham mengenai akan diselenggarakannya Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan. - Panggilan Rapat Umum Pemegang Saham. - Notice to shareholders regarding plan to convene Annual General Meeting of Shareholders. - Invitation to General Meeting of Shareholders. - Hasil Rapat Umum Pemegang Saham. - Jadwal pembagian dividen tunai final. - Results of General Meeting of Shareholders. - Schedule of final cash dividend payment. - Penjelasan tentang BATR. - Penyampaian Laporan Keuangan per 30 Juni 2011 & 2010 (Unaudited). - Penyampaian informasi mengenai groundbreaking PLTU Banjarsari 2x110 MW. - Explanation on BATR. - Financial statement as at 30 June 2011 & 2010 (unaudited) - Information on ground-breaking of Banjarsari 2x110MW TPP. - Perubahan susunan komite audit. - Informasi mengenai pemegang saham tertentu, (Penjelasan mengenai pembelian saham direksi PTBA). - Changes in Audit Committee composition. - Information on certain shareholders (share purchase by PTBA directors). - Informasi mengenai “Anak perusahaan PTBA tandatangani perjanjian kredit dengan Bank BNI untuk Pembangunan PLTU Banjarsari 2x110 MW” - Pernyataan tidak melakukan aktivitas eksplorasi periode Oktober 2011- Maret 2012 - Pemakaian IDXnet (e-Reporting) - Penyelenggaraan Public Expose Tahun 2011 - Information on ”PTBA subsidiary signed credit agreement with Bank BNI for Banjarsari 2x110MW TPP construction”. - Statement that no exploration will be made October 2011-March 2012. - Application of IDXnet (e-Reporting). - Public expose plan for 2011. - Keterbukaan Informasi Pemegang Saham Tertentu (pembelian saham oleh Direksi PTBA) - Klarifikasi dan Posisi Kasus a.n. PT. Mustika Indah Permai. - Penyampaian laporan keuangan interim yang tidak diaudit - Information on certain shareholders (share purchase by PTBA directors) - Clarification on PT Mustika Indah Permai case. - Unaudited interim financial statement. - Rencana penyelenggaraan dan penyampaian materi dan realisasi pelaksanaan public expose tahun 2011. - Iklan mengenai jadwal pembayaran dividen interim Tahun Buku 2011 dan revisi jadwal dimaksud. - Informasi mengenai rencana Pembelian Kembali (Buyback) Saham. - Submission of material and result of public expose 2011. - Advertisement regarding schedule and revised schedule of interim dividend payment for 2011 financial year. - Information on share buy-back program. - Panggilan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) dan hasil RUPSLB. - Konfirmasi berita “Konsorsium PTBA dan CHD Menangkan Tender PLTU Mulut Tambang Bangko Tengah 2x620 MW (Sumsel 8)” - Invitation to Extraordinary General Meeting of Shareholders (EGMS) and the meeting results. - Confirmation of article “Consortium of PTBA and CHD won tender for Banko Tengah mine mouth 2x620MW TPP (Sumsel 8)”.
BEI IDX
Februari February Maret March April
Mei May
Juni June Juli July
Agustus August September
Oktober October
November
Desember December
PT Bukit Asam Tbk
.
Laporan Tahunan 2011
BEI IDX
BEI IDX BEI IDX
BEI IDX
BEI IDX
BEI IDX
BEI IDX
BEI IDX
BEI IDX
BEI IDX
184
120 Pembahasan dan Analisis Manajemen
Laporan Tata Kelola Perusahaan
Management Discussion & Analysis
266
278
305
Laporan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Data Perseroan
Laporan Keuangan
Corporate Data
Financial Statements
245
Corporate Social Responsibilities Corporate Governance Report
TABEL TABLE 7.17 PENERBITAN PRESS RELEASE, tahun 2011 PRESS RELEASE, 2011 BULAN MONTH
TOPIK / SUBJEK TOPIC/SUBJECT
MEDIA
Januari January
- Volume penjualan PTBA naik 12% hingga Triwulan III Tahun 2010 - PTBA sales volume increased 12% until Quarter III – 2010
Website Perseroan Company website
Februari February
- PTBA targetkan produksi 17.6 Juta ton Batubara pada 2011 - PTBA targetting coal production of 17.6 million tons in 2011
Surat Kabar, Website Perseroan Company website, newspaper
Maret March
- Volume penjualan batubara PTBA naik 4% pada FY10 (audited) - PTBA coal sales volume increased 4% in 2010 financial year (audited)
Surat Kabar, Website Perseroan Company website, newspaper
April
- Progres proyek Coal Bed Methane di Tanjung Enim dan Ombilin - PTBA mencetak laba bersih Rp760,33 milliar naik signifikan 104% pada Triwulan I-2011 - Progress of Coal Bed Methane project in Tanjung Enim and Ombilin. - PTBA earned net income Rp760.33 billion, a significant increase of 104% in Quarter I – 2011
Surat Kabar, Website Perseroan Company website, newspaper
Juni June
- PTBA targetkan produksi dan pembelian th. 2011 sebesar 17.88 juta ton - PTBA targetting production and purchase of 17.88 million tons in 2011
Surat Kabar, Website Perseroan Company website, newspaper
Juli July
- Laba bersih periode Januari – Juni 2011 naik 77% menjadi Rp. 1.610 milliar (tidak diaudit) - Groundbreaking PLTU Banjarsari 2x110 MW - Net income January – June 2011 went up 77% to Rp1,610 billion (unaudited) - Ground-breaking of Banjarsari 2x110 MW TPP
Surat Kabar, Website Perseroan Company website, newspaper
September
- PTBA berlakukan sistem pengadaan barang dan jasa dengan e-procurement - Anak perusahaan PTBA tandatangani perjanjian kredit dengan BNI untuk pembangunan PLTU Banjarsari 2x110 MW - PTBA applied goods and services e-procurement system - PTBA subsidiary signed credit agreement with BNI for Banjarsari 2x110 MW TPP construction
Surat Kabar, Website Perseroan Company website, newspaper
Oktober October
- PTBA optimis capai Rp3 triliun target laba bersih tahun 2011 - Laba Bersih periode Januari-September 2011 naik 69% menjadi Rp. 2.326,49 Milliar (tidak diaudit) - PTBA optimistic to reach projected net income Rp3 trillion in 2011 - Net income January – September 2011 increased 69% to Rp2,326.49 billion (unaudited)
Surat Kabar, Website Perseroan Company website, newspaper
November
- PTBA yakin tembus angka Rp3 trilliun laba bersih tahun buku 2011 - PTBA confident to reach net income Rp3 trillion for financial year 2011
Surat Kabar, Website Perseroan Company website, newspaper
Desember December
- Konsorsium PTBA dan CHD menangkan tender PLTU mulut tambang Banko Tengah 2x620 MW (Sumsel 8) - Milawarma sebagai Direktu Utama PTBA gantikan Sukrisno - Consortium PTBA and CHD won tender for Banko Tengah mine mouth 2x620MW TPP (Sumsel 8) - Milawarma was appointed President Director of PTBA replacing Sukrisno
Surat Kabar, Website Perseroan Company website, newspaper
Each year the Company’s financial statements are published bilingually, in Indonesian and English, to provide information on the Company’s business performance. Annual Report and other information may be obtained from the office of Corporate Secretary in the Head Office or Representative Offices.
Selain itu, setiap tahun Perseroan menerbitkan laporan tahunan dalam dua bahasa, yaitu Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris, yang menyediakan informasi mengenai kinerja Perseroan. Laporan Tahunan Perseroan dan informasi lainnya dapat diperoleh di Sekretariat Perusahaan di Kantor Pusat atau Perwakilan Perseroan.
PT Bukit Asam Tbk
. 2011 Annual Report
16
26
36
46
70
Ikhtisar Utama
Informasi Perseroan
Informasi Bagi Investor
Laporan Manajemen
Main Highlights
Corporate Information
Investors Information
Management Report
Laporan Pengelolaan Operasional
246
Operational Management Report
www.ptba.co.id
Pemegang saham dan masyarakat umum juga dapat memperoleh informasi mengenai perkembangan Perseroan melalui situs http://www.ptba.co.id
Sistem Pengawasan dan Pengendalian Internal Manajemen mengembangkan sistem pengawasan dan pengendalian internal agar dapat berfungsi secara efektif untuk mengamankan investasi dan aset Perseroan. Upaya pengembangan sistem pengawasan dan pengendalian yang dilakukan meliputi: a. b.
c.
d.
e.
Peningkatan lingkungan pengendalian internal yang disiplin dan terstruktur. Pelaksanaan kajian dan pengelolaan risiko usaha, meliputi proses untuk mengidentifikasi, menganalisis, menilai dan mengelola risiko usaha yang relevan secara berkesinambungan. Melakukan aktivitas pengendalian pada setiap tingkat dan unit dalam struktur organisasi Perseroan, antara lain mengenai kewenangan, otorisasi, verifikasi, rekonsiliasi, penilaian atas prestasi kerja, pembagian tugas dan keamanan aset Perseroan. Meningkatkan dan mengembangkan sistem informasi dan komunikasi yang meliputi proses penyajian laporan mengenai kegiatan operasional, finansial dan ketaatan atas ketentuan dan peraturan yang berlaku. Melakukan pemantauan yaitu proses penilaian terhadap kualitas sistem pengendalian internal termasuk pelibatan fungsi internal audit pada setiap tingkat dan unit struktur organisasi Perseroan.
PT Bukit Asam Tbk
.
Laporan Tahunan 2011
Shareholders and the general public are welcome to visit our website http://www.ptba.co.id for further information on the Company.
Internal Audit and Control System The Management develops an effective internal audit and control system to safeguard the Company’s investment and assets. The system development includes: a. b. c.
d.
e.
Establishing a disciplined and structured internal control environment. Reviewing, identifying, analysing and managing business risk continuously. Exercising control over every level and unit within the organization, associated with power, authority, verification, reconciliation, performance appraisal, job division and security of the Company’s assets. Developing information and communication system covering the process of reporting of operating activities, financial condition and compliance with the law. Monitoring and evaluating the quality of internal control system and the involvement of internal audit function at every level and unit within the Company.
120 Pembahasan dan Analisis Manajemen
184
Laporan Tata Kelola Perusahaan
Management Discussion & Analysis
266
278
305
Laporan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Data Perseroan
Laporan Keuangan
Corporate Data
Financial Statements
247
Corporate Social Responsibilities Corporate Governance Report
Activities under point b and c are carried out by Corporate Management System Work Unit, elaborated in Risk Management System (see Risk Management System), Quality Management System, Environmental Management System and Work Safety and Health Management System (see Bukit Asam Management System). Activities under point c, d and e are done with the involvement of Internal Audit Unit (IAU)
Internal Auditor Internal Auditor serves as Internal Audit Unit (IAU). Under IAU Charter signed by Board of Directors and Board of Commissioners, IAU is described as follows: a. IAU is a work unit that exercises internal audit and control function to assist the management and other work units to perform their duty, providing them with analysis, evaluation, recommendation, consultancy and information through the Management. b. IAU has access to documents and records of company property in all work units, to relevant data and information associated with audit work, including those of subsidiaries. c. To perform efficiently IAU has to coordinate with Audit Committee. As a working partner of External Auditor, IAU coordinates with IAU of the Company’s affiliates, subsidiaries and foundation in performing audit and providing technical assistance. d. The scope of IAU covers internal audit work, evaluating the effectiveness of GCG implementation and risk management. e. IAU Auditor should abide by the Code of Conduct in performing audit to reflect his/her professionalism. IAU works in accordance with Annual Audit Plan authorized by President Director, and based on Internal Audit Manual and Internal Audit Charter.
Kegiatan yang meliputi butir b dan c tersebut diatas dilaksanakan oleh satuan kerja Sistem Manajemen Perusahaan (SMP), dijabarkan masingmasing melalui pengembangan sistem diantaranya Sistem Manajemen Risiko (lihat uraian ”Sistem Manajemen Risiko”), Sistem Manajemen Mutu, Sistem Manajemen Lingkungan dan Sistem Manajemen K3 (Lihat uraian ”Sistem Manajemen Bukit Asam”). Sedangkan pelaksanaan kegiatan untuk butir c, d dan e tersebut diatas, dilaksanakan dengan melibatkan aktivitas Satuan Pengawasan Internal (SPI).
Auditor Internal Auditor Internal bertindak sebagai Satuan Pengawasan Internal. Sesuai Ikhtisar Piagam SPI (SPI Charter) PTBA yang ditandatangani bersama Direksi dan Komisaris PTBA, maka SPI: • SPI merupakan unit kerja yang menjalankan fungsi pengendalian/ pengawasan internal untuk membantu Manajemen dan Satuan Kerja lainnya didalam pencapaian pelaksanaan tugas dan kewajibannya, dengan memberikan bantuan berupa analisa, penilaian, rekomendasi, konsultansi dan informasi mengenai aktivitas Satuan Kerja melalui Pimpinan Perusahaan; • SPI mempunyai wewenang memperoleh akses terhadap dokumen, pencatatan personal dan fisik kekayaan perusahaan di seluruh unit kerja perusahaan, untuk mendapatkan data dan informasi yang berkaitan dengan pelaksanaan tugas audit, termasuk anak perusahaan; • Untuk kelancaran tugas, SPI harus berkoordinasi dengan Komite Audit. SPI merupakan mitra kerja dari Auditor Eksternal. SPI juga mempunyai hubungan dengan SPI Perusahaan Afiliasi, SPI Anak Perusahaan dan Yayasan Milik Perusahaan dalam bentuk koordinasi pelaksanaan audit dan bantuan teknis; • Ruang lingkup SPI meliputi Pengendalian Internal, evaluasi efektifitas implementasi prinsip-prinsip GCG dan evaluasi efektifitas Manajemen Risiko; • Auditor SPI harus mematuhi Kode Etik yang merupakan panduan peilaku dalam melaksanakan tugas audit yang mencerminkan tingkat profesionalisme auditor yang bersangkutan. SPI melaksanakan tugas sesuai Rencana Audit Tahunan (RAT) yang ditetapkan oleh Direktur Utama dan berdasarkan Pedoman Audit SPI, serta Piagam SPI (SPI Charter).
IAU ensures all elements of the Company work and act according to established duties and responsibilities, and act on IAU findings and recommendations.
Esensi SPI memastikan bahwa seluruh elemen Perseroan berperan dan bertindak sesuai tugas dan kewajibannya serta menindak lanjuti rekomendasi dari hasil temuan SPI.
PT Bukit Asam Tbk
. 2011 Annual Report
16
26
36
46
70
Ikhtisar Utama
Informasi Perseroan
Informasi Bagi Investor
Laporan Manajemen
Main Highlights
Corporate Information
Investors Information
Management Report
Laporan Pengelolaan Operasional
248
Operational Management Report
Pada tahun 2011, SPI melaksanakan berbagai kegiatan sesuai RAT, mencakup: • Melakukan audit operasional sebanyak 10 (sepuluh) Satuan Kerja atau 45,45% dari jumlah satuan kerja yang ada di perusahaan; • Melakukan audit khusus atas pengelolaan keuangan Unit Pengusahaan Briket; • Melakukan pendampingan pelaksanaan stock opname persediaan barang gudang; • Menyelesaikan tindak lanjut temuan eksternal auditor; • Menyiapkan MoU Electronic Audit (E-Audit) antara BPK RI dengan PTBA; • Menyusun pedoman evaluasi Internal Control/Control Self Assessment (CSA) Perusahaan; • Melaksanakan pelatihan berkelanjutan untuk sertifikasi Internal Audit; • Mengikuti pembentukan System Pelaporan Pelanggaran (SPP); Selama tahun 2011, dari berbagai kegiatan tersebut SPI memberikan rekomendasi sebanyak 125 butir. Jumlah yang sudah ditindak lanjuti adalah 79 rekomendasi atau 63,20%, sisanya sebanyak 46 rekomendasi belum ditindak lanjuti karena belum jatuh tempo dan masih dalam proses tindak lanjut.
Auditor Eksternal Eksternal Auditor yang memeriksa laporan keuangan Perseroan tahun buku 2010 ditetapkan melalui Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan berdasarkan rekomendasi dari Komisaris dan Komite Audit. Untuk menjamin independensi dan kualitas hasil pemeriksaan, Eksternal Auditor yang ditunjuk tidak boleh memiliki benturan kepentingan dengan setiap level pejabat Perseroan. Untuk menjaga profesionalitas Perseroan melakukan pemilihan Eksternal Auditor setiap tahun, dengan ketentuan satu KAP hanya boleh melakukan audit secara berurutan maksimal 3 tahun. Eksternal Auditor yang ditunjuk bertanggung jawab untuk menyampaikan opininya atas ketaatan laporan keuangan yang diaudit terhadap standar laporan keuangan yang berlaku. Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan Juni 2010 memutuskan menunjuk Kantor Akuntan Publik Tanudiredja, Wibisana & Rekan, member Firm dari PricewaterhouseCoopers, untuk memeriksa dan menyatakan opininya atas laporan keuangan Perseroan yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011. Periode Penunjukan dan Honorarium Berdasarkan kewenangan yang diberikan oleh Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan, Dewan Komisaris telah menetapkan jumlah biaya Auditor Eksternal sebesar Rp1.150.000.000 (Satu Miliar Seratus Lima Puluh Juta Rupiah) belum termasuk Out of Pocket Expenses (OPE) dan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) untuk jasa audit umum (general audit) atas laporan keuangan konsolidasian Perseroan untuk tahun yang berakhir tanggal 31 Desember 2011 termasuk untuk audit laporan keuangan PKBL.
PT Bukit Asam Tbk
.
Laporan Tahunan 2011
In 2011 IAU carried out the following activities in accordance with Annual Audit Plan: • Performed operating audit on 10 Work Units or 45.45% of the Company’s total work units. • Conducted special audit on financial management of Briquette Business Unit. • Accompanied inventory taking of warehouse stock of goods. • Acted on external auditor’s findings. • Prepared MoU of Electronic Audit (E-Audit) between State Auditor and PTBA. • Drew up evaluation guidance for Internal Control/Control Self Assessment (CSA). • Organized training for Internal Audit Certification. • Participated in devising Whistle-Blowing System. In 2011, further to those activities, IAU made 125 points of recommendation, out of which 79 points or 63.20% were acted on, and the remaining 46 are still pending as they are not due yet and still in follow-up process.
External Auditor The external auditor who audited the Company’s 2011 financial statements was appointed by AGMS by the recommendation of Board of Commissioners and Audit Committee. To guarantee the independency and quality of audit, the appointed external auditor must have no conflicting interest with each level of the Company’s organ. To keep its professionalism, the Company selects external auditor every year, on condition that one public accountant office performs audit only for three years in a row. The appointed external auditor must give its opinion on the compliance of audited financial statements with the accounting standards generally applied. AGMS in June 2011 resolved to appoint the Office of Public Accountant Tanudiredja, Wibisana & Partners, member firm of PricewaterhouseCoopers, to audit and give its opinion on the Company’s financial statements for the year ending 31 December 2011. Appointment Term and Fee With the power conferred by AGMS, the Board of Commissioners fixed an audit fee of Rp1,150,000,000 (one billion one hundred fifty million rupiah) plus out of pocket expenses and value added tax (VAT) for general audit of consolidated financial statements of the Company for the year ending 31 December 2011, and Partnership and Community Development Program financial report.
120 Pembahasan dan Analisis Manajemen
184
Laporan Tata Kelola Perusahaan
Management Discussion & Analysis
266
278
305
Laporan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Data Perseroan
Laporan Keuangan
Corporate Data
Financial Statements
249
Corporate Social Responsibilities Corporate Governance Report
The year 2011 was the second year for the Office of Public Accountant Tanudiredja, Wibisana & Partners to audit the Company’s financial statements. Corporate Management System Work Unit To strengthen internal audit and control system, the Management set up Corporate Management System Work Unit (CMS Work Unit). In the organization structure, CMS Work Unit, IAU and Corporate Secretary are directly accountable to President Director. The vision of CMS Work Unit is to become a reliable work unit in managing the Company’s business process by consistently implementing GCG principles to enhance corporate value. The mission of CMS Work Unit is realized by: • Improving the quality of governance according to GCG principles for increased shareholder value and other stakeholders’ interest. • Creating work best practices of international and national standards under GCG principles. • Cultivating corporate culture. The strategies adopted by CMS Work Unit are: • Building communication with Board of Directors and all Work Unit Heads to obtain the necessary information. • Working in cooperation with HR Work Unit for employee development and proficiency certification (especially Auditor) and optimal number of personnel. • Enhancing objectivity, independency, quality and time efficiency in performing audit. • Continually improving CMS.internal business process. CMS Work Unit is in charge of assisting President Director in developing, directing and controlling all management systems applied in the Company including but not limited to: • • • • • • • • •
Quality Management System (SMM) Environment Management System (SML) Work Safety & Health Management System (SMK3) Laboratory Quality Management System (SMM Lab) Risk Management System (SMR) Corporate Social Responsibility Management System (SMCSR) Port Security Management System (SMKP) Performance Management System (SMK) Correspondence & Filing Management System
In enhancing the implementation of GCG principles, CMS jointly with would-be users first prepares GCG
Tahun 2011 tersebut merupakan periode ke-2 (dua) KAP Tanudiredja, Wibisana & Rekan melakukan audit atas laporan keuangan Perseroan.
Satuan Kerja Sistem Manajemen Perusahaan Dalam rangka memperkuat sistem pengawasan dan pengendalian internal di Perseroan, Manajemen membentuk Satuan Kerja Sistem Manajemen Perusahaan (SMP). Dalam struktur organisasi perusahaan, SMP bersamasama dengan SPI dan Sekretaris Perusahaan langsung berada di bawah kendali Direktur Utama. Visi dari Satuan Kerja SMP adalah : Menjadi Satuan Kerja yang terpercaya dalam mengelola proses bisinis Perusahaan dengan menerapkan prinsipprinsip GCG secara konsisten, sehingga dapat meningkatkan nilai Perusahaan. Sedangkan Misi Satuan Kerja SMP adalah : • Meningkatkan kualitas tatakelola Perusahaan agar sesuai dengan prinsip-prinsip GCG untuk mewujudkan peningkatan kesejahteraan bagi Pemegang Saham dengan tetap memperhatikan kepentingan stakeholders lainnya. • Mendorong terciptanya Kebijakan dan best practices/ standar kerja yang lazim berlaku baik secara nasional maupun internasional di Perusahaan yang sesuai dengan Prinsip-prinsip GCG. • Meningkatkan budaya korporasi. Strategi Satuan Kerja SMP adalah : • Meningkatkan komunikasi dengan BOD dan Seluruh Kepala Unit/ Kepala Satuan Kerja untuk mendapatkan data informasi yang diperlukan. • Bekerjasama dengan Satuan kerja SDM untuk meningkatkan kompetensi Pegawai dan mendapatkan sertifikasi keahlian (khususnya Auditor) yang diperlukan serta jumlah personil yang optimal. • Meningkatkan objektifitas, independensi, kualitas dan waktu penyelesaian pekerjaan/audit. • Senantiasa melakukan improvement proses bisnis internal SMP. Tugas dari SMP adalah membantu Direktur Utama dalam mengembangkan, mengarahkan, dan mengendalikan seluruh sistem manajemen yang diterapkan di perusahaan yang meliputi dan tidak terbatas pada: • Sistem Manajemen Mutu (SMM) • Sistem Manajemen Lingkungan (SML) • Sistem Manajemen Kesehatan dan Keselamatan Kerja (SMK3) • Sistem Manajemen Mutu Laboratorium (SMM Lab) • Sistem Manajemen Risiko (SMR) • Sistem Manajemen Corporate Social Responsibility (SM CSR) • Sistem Manajemen Keamanan Pelabuhan (SMKP) • Sistem Manajemen Kinerja (SMK) • Sistem Manajemen Surat & Kearsipan Peranan SMP dalam peningkatan implementasi GCG adalah pertama menyiapkan/menyusun soft structure GCG bersama-sama dengan unit yang akan melaksanakan, yang kemudian disahkan menjadi pedoman. Kemudian SMP melakukan pemantauan dan melaksanakan audit/evaluasi kinerja dari masing-masing unit, terutama dari sisi keandalan sistem yang diterapkan
PT Bukit Asam Tbk
. 2011 Annual Report
16
26
36
46
70
Ikhtisar Utama
Informasi Perseroan
Informasi Bagi Investor
Laporan Manajemen
Main Highlights
Corporate Information
Investors Information
Management Report
Laporan Pengelolaan Operasional
250
Operational Management Report
dan hubungannya dengan kinerja. Secara periodik, SMP akan melakukan perbaikan pada sistem operasional yang diterapkan pada masing-masing unit tersebut. Pada tahun 2010, SMP telah selesai melakukan pengembangan dan integrasi SMM ISO 9001: 2008, SML ISO 14001: 2004, dan SMK3 OHSAS 18001: 2007 ke dalam satu Sistem Manajemen yang terintegrasi yang dinamakan Sistem Manajemen Bukit Asam (SMBA). SMP juga kemudian melakukan review atas seluruh soft structure GCG di Perusahaan. Menindak lanjuti seluruh rangkaian kegiatan di tahun 2010 tersebut, selama tahun 2011, SMP menyelesaikan maupun memfasilitasi berbagai kegiatan yang dirangkum dalam uraian sebagai berikut: • Sehubungan dengan akan selesainya pengembangan Supply Chain Management System (SCMS), maka improvement program SMBA dilaksanakan secara simultan dengan melakukan integrasi SCMS ke dalam SMBA. Improvement program dilaksanakan mulai tanggal 22 Maret s.d. 16 Mei 2011. • Untuk memastikan implementasi SMBA, Perseroan melakukan kegiatan re-audit dan surveillance audit, yang dilaksanakan oleh PT. AFAQ Ascert International Indonesia. Bulan Juni 2011, Perusahaan kemudian menerima Sertifikat ISO 9001: 2008 dan ISO 14001: 2004. • Untuk menjamin kualitas pelaksanaan Sistem Manajemen Mutu Laboratorium ISO 17025: 2004 maka SMP memfasilitasi kegiatan surveillance audit Laboratorium Penguji Batubara oleh Komite Akreditasi Nasional (KAN) di Tanjung Enim dan Dermaga Kertapati. • SMP juga memfasilitasi pelaksanaan kegiatan Drill & Exercise minimal setahun sekali, dimana pada tahun ini telah dilakukan pada bulan November di Dermaga Teluk Bayur, bulan Desember di Pelabuhan Tarahan dan Dermaga Kertapati. Kegiatan ini dilakukan dalam rangka penerapan sistem manajemen keamanan pelabuhan (ISPS Code) di Pelabuhan dan Dermaga. • Pelaksanaan prosedur operasional terakreditasi. - SMK3 Sesuai UU Ketenagakerjaan No. 13 tahun 2004 dan Peraturan Menteri Tenaga Kerja No. PER.05/MEN/1996 mengenai penerapan SMK3 di perusahaan, maka seluruh tempat kerja di lingkup PT Bukit Asam (Persero) Tbk secara konsisten menerapkan prosedur SMK3 tersebut. Sehubungan dengan hal tersebut, maka pada tanggal 20 Mei 2011
PT Bukit Asam Tbk
.
Laporan Tahunan 2011
soft structure, which is subsequently formalized as guide. Next, CMS monitors and evaluates the performance of each unit, particularly in terms of system reliability and its association with performance. Periodically, CMS improves the operating system applied in each unit. In 2010, CMS completed the development and integration of SMM ISO 9001: 2008, SML ISO 14001: 2004, and SMK3 OHSAS 18001: 2007 into one management system called Bukit Asam Management System (BAMS). CMS also reviewed the entire GCG soft structure. Further to those activities, in 2011 CMS facilitated various activities which are summed up as follows: • As the development of Supply Chain Management System (SCMS) was nearing completion, improvement of BASM was done simultaneously by integrating SCMS into BAMS from 22 March to 16 May 2011. • To ensure BAMS implementation, the Company had a re-audit and surveillance audit conducted by PT AFAQ Ascert International Indonesia. In June 2011, the Company received ISO 9001: 2008 and ISO 14001: 2004 Certificates. • To guarantee the quality of SMM Lab (Laboratory Quality Management System) implementation under ISO 17025: 2004, CMS facilitated surveillance audit of Coal Testing Laboratory by National Accreditation Committee/Komite Akreditasi Nasional (KAN) in Tanjung Enim and Kertapati Pier. • CMS also facilitated Drill & Exercise program at least once a year, and in 2011 it was launched in November at Teluk Bayur Pier, December at Tarahan Port and Kertapati Pier. This program is aimed at implementing port safety management system (ISPS Code) at ports and piers. • Accredited operating procedures. » SMK3 (Work Safety & Health Management System) Pursuant to Manpower Law No. 13/2004 and Manpower Ministerial Regulation No. PER.05/ MEN/1996 on implementation of SMK3 in companies, all work places within PT Bukit Asam (Persero) Tbk consistently implement SMK3 procedure. Hence, on 20 May 2011 the Company renewed the SMK3 as dictated by Law No.13/2004 in all its Work Units. The renewal was effected by Sucofindo Audit Firm, who was appointed by the Ministry of Manpower and Transmigration, in six work places, i.e.:
120 Pembahasan dan Analisis Manajemen
184
Laporan Tata Kelola Perusahaan
Management Discussion & Analysis
266
278
305
Laporan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Data Perseroan
Laporan Keuangan
Corporate Data
Financial Statements
251
Corporate Social Responsibilities Corporate Governance Report
- - - - - - -
Gresik Briquette Business Unit Natar Lampung Briquette Business Unit Tanjung Enim Briquette Business Unit Kertapati Pier Tarahan Port Tanjung Enim Corporate and Mining Unit The result indicated that all areas examined were still rated Gold in implementing SMK3.
»» OHSAS 18001: 2007 With the expiry of OHSAS 18001:2007 certification on 4 December 2011, which was accredited by Certification Agency TUV Nord, and in accordance with the integrated BAMS, OHSAS 18001:2007 certification will be accredited by Certification Agency PT AAI Indonesia. Besides the foregoing activities, CMS Work Unit is also actively involved in enhancing GCG implementation, as described in programs related to GCG best practices at the beginning of this Governance Report, such as improving Board Manual, preparing whistle-blowing system, risk management system and other matters pertaining to the Company’s work procedure and system.
Code of Conduct The Company has finalized reviewing and revising the Code of Conduct, readjusting its provisions with GCG Code and the most current common practices. In 2010, the revised Code of Conduct was enacted by a Board of Directors decision, accompanied by all employees’ signed statement of commitment to observe and put into practice the Code of Conduct. Code of Conduct is one of the Company’s tools to enhance everybody’s integrity so as to apply GCG best practices to the utmost level. We believe that GCG best practices, high integrity and good moral will save the Company from the risk of corporate failure. This was proven by the global financial crisis in 2008 that was triggered by “moral hazard” within global scale financial companies in the USA.
Perusahaan melakukan renewal Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) yang bersifat mandatory sesuai dengan UU No.13/2004 disemua Unit Usaha Perusahaan. Pelaksana renewal adalah Badan Audit Sucofindo yang ditunjuk oleh Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik Indonesia, serta dilakukan pada 6 (enam) lokasi kerja, yaitu : - Unit Usaha Briket Gresik, - Unit Usaha Briket Natar Lampung, - Unit Usaha Briket Tanjung Enim, - Dermaga Kertapati, - Pelabuhan Tarahan - Korporat & Unit Pertambangan Tanjung Enim Hasilnya, seluruh area yang diperiksa masih menyandang Predikat Emas dalam penerapan SMK3. - OHSAS 18001: 2007 Dengan telah berakhirnya masa berlaku sertifikasi OHSAS 18001: 2007 pada tanggal 4 Desember 2011 yang akreditasinya dilakukan Badan Sertifikasi TUV Nord, dan sesuai dengan Sistem Manajemen Bukit Asam yang terintegrasi maka akreditasi OHSAS 18001: 2007 tersebut, selanjutnya akan dilakukan oleh Badan Sertifikasi PT AAI Indonesia. Selain kegiatan-kegiatan tersebut, SMP juga aktif terlibat dalam upaya yang dilakukan Perseroan untuk memperbaiki kualitas penerapan GCG, seperti diuraikan pada program-program berkaitan dengan peningkatan best-practises GCG diawal Laporan Tata Kelola ini, seperti: penyempurnaan Board Manual, persiapan penerapan sistem pelaporan pelanggaran (whistleblowing system), persiapan penerapan sistem manajemen risiko dan hal-hal lain yang berkaitan dengan sistem tata laksana/tata kerja Perseroan.
Kode Etik Berperilaku Perseroan telah selesai melakukan kajian dan penyusunan kembali butir-butir ketentuan dalam Pedoman Kode Etik Perusahaan yang telah ada, menyesuaikan kembali aturan di dalamnya dengan Pedoman GCG dan praktek-praktek lazim terkini. Tahun 2010, Pedoman Kode Etik Perusahaan hasil kajian ulang tersebut telah diberlakukan dan disosialisasikan. Pemberlakuan dilakukan melalui penerbitan SK Direksi, disertai pananda-tanganan lembar pernyataan seluruh pegawai untuk mentaati dan melaksakan butir-butir ketentuan yang terkandung dalam Code of Conduct tersebut. Pedoman Kode Etik merupakan salah satu tools Perseroan dalam meningkatkan integritas insan perseroan di setiap level, agar penerapan best practices GCG menjadi maksimal. Perseroan berkeyakinan penerapan best practices GCG secara seimbang peningkatan integritas serta landasan moral yang tinggi akan lebih menjamin Perseroan agar terhindar dari risiko-risiko yang mengarah pada kegagalan korporasi. Hal ini telah dibuktikan dengan terjadinya krisis finansial global tahun 2008 lalu, yang pemicunya adalah “moral hazard” pada perusahaan finansial skala global di Amerika Serikat.
PT Bukit Asam Tbk
. 2011 Annual Report
16
26
36
46
70
Ikhtisar Utama
Informasi Perseroan
Informasi Bagi Investor
Laporan Manajemen
Main Highlights
Corporate Information
Investors Information
Management Report
Laporan Pengelolaan Operasional
252
Operational Management Report
Pokok-pokok Isi Kode Etik
Main Points of Code of Conduct
Pada dasarnya Pedoman Kode Etik Perseroan mengatur hal-hal yang menjadi tanggung jawab Perseroan, individu jajaran Perseroan maupun pihak lain yang melakukan bisnis dengan Perseroan, yang meliputi:
Basically, the Company’s Code of Conduct regulates all matters under the responsibility of the Company, individuals of the organization and other parties doing business with the Company, covering:
• Etika Bisnis Perseroan. Etika Bisnis Perseroan merupakan penjelasan tentang bagaimana sikap dan perilaku Perseroan sebagai suatu entitas bisnis bersikap, beretika dan bertindak dalam upaya menyeimbangkan kepentingan Perseroan dengan kepentingan stakeholder sesuai dengan prinsip-prinsip GCG dan nilai-nilai korporasi yang sehat.
•
Business Code of Conduct The Company’s Business Code of Conduct gives directives as to how the Company should conduct its business with good ethics the way a business entity should, to balance the interest of the Company and that of the stakeholders in accordance with GCG principles and sound corporate values.
• Etika Perilaku Individu. Etika Perilaku Individu merupakan penjelasan tentang bagaimana individu Jajaran Perseroan dalam berhubungan, bersikap, beretika dan bertindak sesuai kaidah-kaidah dan ketentuan yang berlaku.
•
Individual Code of Conduct This is an explanation as to how individuals in the Company should act in communicating with others and behave in accordance with good ethics and common moral values.
•
Disseminating Code of Conduct and Reporting Violation Disseminating Code of Conduct and procedures of reporting misconduct, and violation of Code of Conduct, Company Regulations, other laws and regulations, and imposition of penalty should be done effectively to all levels of the organization and stakeholders of the Company.
•
Statement of Compliance with Code of Conduct. This is a statement of understanding and readiness of all personnel to observe the Code of Conduct and respect any party assigned by the Company to be in charge of the implementation.
• Sosialisasi dan Pelaporan atas Pelanggaran. Sosialisasi Code of Conduct dan tata cara pelaporan atas ketidaksesuaian perilaku, penyimpangan atas Code of Conduct, Peraturan Perseroan, peraturan perundangan lainnya dan sanksi yang diterapkan, dilakukan secara efektif dan menyeluruh kepada Jajaran Perseroan dan stakeholder. • Pernyataan Kepatuhan Code of Conduct. Merupakan lembar pernyataan mengenai pemahaman dan kesediaan Jajaran Perseroan untuk mematuhi Code of Conduct Perseroan dan pihak yang bertanggung jawab atas implementasinya. Aturan pokok yang tercakup pada Etika Bisnis Perseroan yang memiliki aspek kritis terhadap jalannya operasional perusahaan antara lain: (i) Target yang harus dicapai oleh jajaran Manajemen dan Pegawai; (ii). Internal Control Perseroan; (iii) Kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan; iv) Pemberian donasi; (v) Pemberian dan penerimaan hadiah (vi) Lingkungan; (vii) Ketenagakerjaan; (viii) Etika hubungan dengan Stakeholders; (ix) Etika hubungan kerja. Sedangkan Etika Kerja yang harus dipenuhi oleh individu jajaran Perseroan, meliputi antara lain: (i) Integritas dan komitmen; (ii). Kepatuhan terhadap hukum dan peraturan perundang-undangan; iii). Kerahasiaan informasi; (iv). Benturan kepentingan (conflict of interest); (v) Insider Trading; (vi) Menjaga keselamatan, kesehatan kerja dan lingkungan hidup; (vii) Citra perseroan; (viii) Keterlibatan dalam aktivitas politik dan (ix) Pemberian dan penerimaan hadiah.
Sosialiasi Kode Etik Sosialisasi merupakan tahapan penting dari penerapan Code of Conduct. Perseroan berkomitmen untuk melaksanakan sosialisasi secara efektif dan menyeluruh dengan langkah-langkah sebagai berikut : • Melakukan sosialiasi Code of Conduct kepada seluruh Jajaran Perseroan, Pelanggan dan Mitra Kerja dan melakukan penyegaran secara berkala
PT Bukit Asam Tbk
.
Laporan Tahunan 2011
The main rules contained in Business Code of Conduct are critical of the conduct of the Company’s business, among others: (i) Target to be achieved by the management and employees; (ii). Internal control of the Company; (iii) Compliance with laws and regulations; iv) Donating fund; (v) Giving and receiving gifts (vi) Environment; (vii) Employment; (viii) Ethics of stakeholder relation; (ix) Ethics of working relation. Work Ethics that should be upheld by every individual in the Company include: (i) Integrity and commitment; (ii). Compliance with the laws and regulations; iii). Information confidentiality; (iv). Conflict of interest; (v) Insider trading; (vi) Work safety, health and environment; (vii) Corporate image; (viii) Political involvement and (ix) Giving and receiving gifts.
Socialization of Code of Conduct Socialization is an important phase of upholding Code of Conduct. The Company is committed to effectively disseminating Code of Conduct by taking the following steps:
120 Pembahasan dan Analisis Manajemen
184
Laporan Tata Kelola Perusahaan
Management Discussion & Analysis
266
278
305
Laporan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Data Perseroan
Laporan Keuangan
Corporate Data
Financial Statements
253
Corporate Social Responsibilities Corporate Governance Report
Implementation and socialization of Code of Conduct and Corporate Culture are tools in nurturing high integrity and good moral of people at every level in the organization.
Penerapan dan Sosialisasi Kode Etik dan Budaya Perusahaan sebagai salah satu tools dalam meningkatkan integritas dan moral insan pada setiap level Perseroan.
•
• Melakukan evaluasi atas pencapaian atau pemahaman kepada Jajaran Perseroan, baik pada masa orientasi maupun masa bekerja. • Pengkajian secara berkala butir-butir aturan Code of Conduct dalam rangka pengembangan Code of Conduct lebih lanjut. Jika diperlukan, maka hasil kajian dijabarkan lebih lanjut dalam berbagai kebijakan dan peraturan Perseroan.
• •
Disseminating Code of Conduct to all personnel, customers and partners, and giving periodic refresher course. Evaluating the accomplishment or understanding of the personnel, either during orientation or operating hours. Periodically reviewing the provisions of Code of Conduct for further improvement. If required, findings from the review will be further embodied in rules and regulations of the Company.
Socialization is conducted by Corporate Management System Work Unit (CMS Work Unit) being the unit responsible for GCG implementation, in coordination with Human Resource Work Unit. Dissemination is then followed by implementation, and imposition of sanction in case of violation. To stimulate people to practice good ethics, employee performance appraisal at every level that affects promotion and remuneration will take into account employees’ track record in observing Code of Conduct. The Company complements Code of Conduct with procedures of reporting and imposing sanction on violation of Code of Conduct.
Corporate Culture The Company has a value system that is adopted and implemented to build corporate culture. The basic philosophy in building the value system is work ethos of Trusting, Open, Positive, Rational and Conscious of Cost & Environment (TOPRC). These values are elaborated in work culture of Synergy, Professionalism and Faith. TOPRC can be elaborated as follows: • Trusting Trusting one another either between management and employees or among colleagues so as to foster sense of togetherness and sense of belonging.
Penyelenggaraan sosialisasi ini dilakukan oleh Satuan Kerja Sistem Manajemen Perusahaan, selaku penanggung jawab implementasi GCG, berkordinasi dengan Satuan Kerja Sumber Daya Manusia (SDM). Langkah sosialisasi kemudian diikuti dengan implementasi yang disertai penerapan sangsi bagi pelanggaran yang dilakukan. Sebagai insentif bagi penerapan kode etik yang baik, maka penilaian kinerja pegawai di setiap level, yang berpengaruh terhadap promosi dan remunerasi, akan mempertimbangkan pula penilaian atas rekam jejak pegawai atas ketaatannya terhadap kode etik. Perseroan melengkapi Panduan Kode Etik dengan Prosedur Pelaporan Pelanggan dan penerapan sangsi atas pelanggaran kode etik.
Budaya Perusahaan Perseroan memiliki sistem nilai yang dianut dan dijalankan guna membangun budaya perusahaan. Filosofi dasar dalam membangun sistem nilai tersebut adalah sikap kerja “PTPRS”, yaitu Percaya, Terbuka, Positif, Rasional dan Sadar Biaya & Lingkungan. Nilai-nilai tersebut dijabarkan dalam budaya kerja “SiPrima” – Sinergi, Profesional, Beriman. PTPRS dapat diuraikan sebagai berikut: • Percaya Sikap saling mempercayai satu sama lain baik antara pimpinan dengan bawahan dan juga dengan sesama rekan kerja, agar tercipta rasa kebersamaan dan memiliki di antara seluruh Pegawai. • Terbuka Sikap yang menganggap Pegawai sebagai rekan kerja untuk saling terbuka, saling memahami agar mampu bersinergi yang diwujudkan dalam 3 (tiga) tindakan pokok yaitu aktif memberikan dan menerima informasi yang benar dan bertanggung jawab, bersikap saling mengingatkan, dan bersikap satria.
PT Bukit Asam Tbk
. 2011 Annual Report
16
26
36
46
70
Ikhtisar Utama
Informasi Perseroan
Informasi Bagi Investor
Laporan Manajemen
Main Highlights
Corporate Information
Investors Information
Management Report
Laporan Pengelolaan Operasional
254
Operational Management Report
• Positif Sikap selalu berpikir dan bertindak positif dalam melihat sesuatu hal untuk meraih hasil yang lebih optimal. Dengan berpikir POSITIF, insan Perseroan akan lebih bijaksana karena dapat menyelesaikan masalah dengan pandangan yang lebih jernih serta tetap memiliki semangat untuk selalu memperbaiki apapun demi kepentingan perusahaan.
•
Open All personnel are colleagues who should be understanding and open to one another in order to work synergically, through three principal deeds: actively taking and giving truthful and accountable information, reminding one another and acting gentlemanly.
• Rasional Mampu memilah antara kenyataan dan perkiraan dalam membawa persoalan pada tempatnya. Ini berarti setiap rencana, tindakan dan pengendalian berlandaskan pada pola pikir yang objektif dan adil.
•
Positive Always think and act positive in judging things to reach optimum result. By thinking positive, everybody in the Company will be wiser and able to solve problems with a clearer mind and remain enthusistic in every situation to act for the Company’s benefit.
•
Rational Able to distinguish between fact and assumption in handling things. This means every plan, action and management are based on objective and unprejudiced way of thinking.
•
Conscious of Cost and Environment Appreciating every effort made by everyone for efficiency in every line, and to be conscious of environment conservation as our commitment to think of the future and not just the present.
• Sadar Biaya dan Sadar Lingkungan Menghargai setiap usaha yang dilakukan setiap individu untuk membantu melakukan efisiensi di semua lini serta menyadari apa yang dilakukan bukan hanya untuk kepentingan saat ini. Menjaga kelestarian lingkungan adalah komitmen kita bersama.
Sedangkan Landasan Budaya kerja “SiPrima” diuraikan sebagai berikut: • Bekerja Keras : Pegawai senantiasa bekerja dengan penuh semangat dan membina kerjasama yang baik sehingga terciptanya sinergi dalam bekerja • Bekerja Cerdas Pegawai bekerja secara profesional dan secara terus menerus melakukan perbaikan untuk mencapai operational excellence • Bekerja Ikhlas Pegawai menyadari bahwa bekerja bukanlah tujuan melainkan hanya sarana untuk beribadah kepada Allah SWT. Oleh karena itu dalam bekerja harus selalu ikhlas dan dilandasi iman yang kuat. Hal tersebut akan mencegah terjadinya praktek-praktek kecurangan dalam bekerja.
Whereas the culture of Synergy, Professionalism and Faith can be described as follows: •
Work Hard: Employees always work enthusiastically and foster good teamwork spirit to create synergy.
•
Work Smart Employees work with professionalism and constantly improve work to reach operational excellence.
•
Work Willingly Employees realize that working is not a purpose but a means to worship God. Therefore, employees should work willingly and guided by a strong faith. This will prevent fraudulent practices from occurring at work.
Kebijakan Pokok Perseroan Sebagai pelengkap dan bagian atas Panduan GCG, Perseroan telah menyusun dan menetapkan serangkaian aturan kebijakan pokok operasional, untuk menunjang penerapan tata-kelola perusahaan yang baik, mencakup di antaranya: Aturan dan Tatalaksana Sistem Pelaporan Pelanggaran (Whistleblower Policy) Perseroan telah memberlakukan kebijakan serta Tatalaksana Sistem Pelaporan Pelanggaran (Whistleblower Policy) untuk berbagai tujuan, diantaranya: • Menciptakan iklim kondusif dan mendorong pelaporan pelanggaran yang dapat menimbulkan kerugian finansial maupun non finansial (halhal yang dapat merusak citra Perusahaan); • Mengurangi kerugian yang terjadi akibat pelanggaran melalui deteksi dini; dan • Mempersiapkan mekanisme deteksi dini (early warning system) atas kemungkinan terjadinya masalah akibat suatu pelanggaran.
PT Bukit Asam Tbk
.
Laporan Tahunan 2011
Standard Policy The Company has compiled and formulated a series of standard operating policy to complement GCG Code, which cover the following: Rules and Procedures of Whistle Blowing Policy The Company sets a Whistle Blowing Policy for various purposes, including: • Creating a conducive climate to encourage people to report any misconduct that may result in financial or non-financial losses (that
120 Pembahasan dan Analisis Manajemen
184
Laporan Tata Kelola Perusahaan
Management Discussion & Analysis
266
278
305
Laporan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Data Perseroan
Laporan Keuangan
Corporate Data
Financial Statements
255
Corporate Social Responsibilities Corporate Governance Report
may tarnish the Company’s image); inimizing losses as a result of misconduct through early warning system; and Designing early warning system mechanism to anticipate any problem arising from misconduct.
Demi menjamin efektivitas pengawasan pelanggaran dan deteksi dini tersebut, Perseroan kemudian menetapkan hal-hal pokok yang terkait, termasuk diantaranya: menyediakan media pelaporan pelanggaran (hot line, email, kotak pos khusus), menetapkan prosedur pelaporan dan menetapkan dengan jelas jenis-jenis pelanggaran yang dapat dilaporkan.
To ensure the effectiveness of misconduct control and early warning system, the Company took the necessary measures including providing misconduct reporting media (hotline, email, special mailbox),
Untuk mendorong keberanian saksi pelapor, maka Perseroan menetapkan prosedur yang mampu menjamin kerahasiaan identitas pelapor dan petugas investigasinya.
• •
To ensure the effectiveness of whistle blowing policy, the Company establishes easy and simple procedures but protective of the identity of witnesses and investigators.
setting reporting procedures and defining types of misconduct that may be reported. To encourage people to report, the Company establishes procedures that will protect the identity of the witnesses and investigating officers. Risk Management The Company establishes an integrated risk management system at the corporate level involving every work unit. The system is continually developed to anticipate possible risk and to mitigate existing risk. Developing risk management system is part of the Company’s long term strategy by forming special work unit to handle this matter systematically in accordance with the risk management system. (Full description of risk management is presented in Risk Management section) Conflict of Interest Transactions In an effort to prevent conflict of interest, the Company adopts the following policy: •
•
•
Members of Board of Commissioners and Board of Directors must disclose their shareholding in the Company or other companies in a special register as required by the law. Every member of the Company must not take advantage of their position for personal gain or othes’ benefit that may harm the interest of the Company. Every member of the Company must not use material and confidential information for personal gain or others’ benefit that may harm the Company.
Untuk menjamin efektifitas Pelaporan Pelanggaran, Perseroan menetapkan prosedur yang mudah dan simpel tetapi melindungi kerahasiaan identitas pelapor maupun investigator. Pengelolaan Risiko Perseroan telah mengembangkan sistem pengelolaan risiko secara terintegrasi di tingkat korporasi dengan melibatkan masing-masing satuan kerja. Sistem Manajemen Risiko yang ada selalu dikembangkan untuk mengantisipasi kemungkinan terjadinya risiko dan mengeliminasi risiko yang ada untuk mencapai tujuan Perseroan. Pengembangan tersebut merupakan bagian dari strategi jangka panjang Perseroan, dengan membentuk unit kerja khusus yang menangani hal tersebut serta dilaksanakan secara sistematis sesuai dengan standar manajemen risiko yang menjadi acuan. (Uraian Pengelolaan Risiko selengkapnya ada pada bagian Manajemen Risiko). Transaksi Benturan Kepentingan Untuk menghindari terjadinya benturan kepentingan, Perseroan menetapkan prinsip-prinsip kebijakan sebagai berikut : • Anggota Dewan Komisaris dan Anggota Direksi harus mengungkapkan kepemilikan saham di Perseroan atau di perusahaan lain dalam daftar khusus sebagaimana dipersyaratkan peraturan perundang-undangan yang berlaku. • Setiap individu Jajaran Perseroan dilarang memanfaatkan jabatan untuk kepentingan pribadi atau untuk kepentingan orang lain atau pihak lain yang merugikan kepentingan Perseroan. • Setiap individu Jajaran Perseroan dilarang menggunakan informasi penting dan rahasia bagi kepentingan pribadi atau untuk kepentingan orang lain atau pihak lain yang merugikan kepentingan Perseroan. • Setiap individu Jajaran Perseroan sebaiknya menghindari kepentingan ekonomi dalam perusahaan yang dapat menimbulkan benturan kepentingan ekonomi.
PT Bukit Asam Tbk
. 2011 Annual Report
16
26
36
46
70
Ikhtisar Utama
Informasi Perseroan
Informasi Bagi Investor
Laporan Manajemen
Main Highlights
Corporate Information
Investors Information
Management Report
Laporan Pengelolaan Operasional
256
Operational Management Report
Dengan demikian seluruh elemen Perseroan dapat terhindar dari dominasi oleh satu pihak terhadap pihak lainnya, bebas dari segala pengaruh dan tekanan pihak lain sehingga pengambilan keputusan mengenai transaksi yang mengandung benturan kepentingan dapat dilakukan secara obyektif. Transaksi orang dalam Aturan mengenai transaksi orang dalam diatur dalam Panduan Kode Etik. Aturan tersebut menyatakan bahwa Perseroan memegang teguh peraturan perundang-undangan yang berlaku mengenai informasi orang dalam khususnya dalam hal akses informasi yang sensitif dan bersifat rahasia. Sesuai Panduan Kode Etik, individu jajaran Perseroan yang memiliki akses informasi material yang belum dipublikasikan secara luas dilarang menyalahgunakan jabatan dan kewenangannya dengan mengungkapkan informasi dimaksud kepada pihak tertentu untuk digunakan sebagai dasar membeli, menjual atau menahan saham Perseroan. Manajemen Kinerja Perseroan menerapkan sistem manajemen kinerja yang dikembangkan berdasarkan prinsip transparansi, akuntabilitas, independensi serta kewajaran. Sistem penilaian kinerja diupayakan agar: • Transparan, yang berarti semua karyawan dapat mengetahui ukuran apa saja yang dinilai sehingga yang bersangkutan secara mandiri dapat memperkirakan hasil penilaian kinerjanya dan dapat dibandingkan dengan hasil penilaian kinerja oleh Perseroan. • Akuntabilitas, yang berarti manajemen kinerja dijalankan oleh unit kerja yang mampu melaksanakan dengan baik dan didasarkan pada ukuran-ukuran yang jelas/terukur; • Independen, yakni penilaian terhadap manajemen kinerja dilakukan secara objektif dan didasarkan pada ukuran-ukuran yang telah ditetapkan tanpa pengaruh atau tekanan dari pihak manapun. • Wajar, yang berarti manajemen kinerja dikembangkan berdasarkan target kinerja yang dapat dicapai. Pelaksanaan manajemen kinerja ini didukung oleh penerapan tools Balanced Scorecard dan pengukuran Key Performance Indicator (KPI) yang dilakukan setiap triwulan dan tahunan.
•
Every member of the Company must avoid economic interest in the Company that may cause financial conflict of interest.
This way, all elements of the Company may be free from domination by others, free from any influence and pressure by others to allow objective decision making when it comes to transactions with conflict of interest. Insider Trading The Company has set the rules on insider trading as stipulated in Code of Conduct. It stipulates that the Company abides by the prevailing laws and regulations regarding insider information particularly with respect to access to delicate and confidential information. According to the Code of Conduct, anyone within the organization who has access to undisclosed material information should not abuse his/her position and authority to divulge such information to any party for the purpose of buying, selling or retaining the Company shares. Performance Management The Company implements performance management system which is based on principles of transparency, accountability, independency and fairness. The performance management should be • Transparent, allowing employees to know what aspects are appraised so they can independently appraise their performance and compare it with the appraisal made by the Company. • Accountable, which means performance management is handled by work units that are able to handle it well based on measured criteria. • Independent, allowing performance management to be objectively appraised and according to established criteria without any influence or pressure. • Fair, meaning performance management is developed based on reachable performance target. The performance management is backed up by Balanced Scorecard and measured by Key Performance Indicator (KPI) quarterly and annually.
Manajemen Kinerja diterapkan dengan dukungan tools Balanced Scorecard dan pengukuran Key Performance indicator yang dilakukan secara periodik.
PT Bukit Asam Tbk
.
Laporan Tahunan 2011
The performance management is backed up by Balanced Scorecard and measured by Key Performance Indicator (KPI) periodically.
120 Pembahasan dan Analisis Manajemen
184
Laporan Tata Kelola Perusahaan
Management Discussion & Analysis
266
278
305
Laporan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Data Perseroan
Laporan Keuangan
Corporate Data
Financial Statements
257
Corporate Social Responsibilities Corporate Governance Report
Quality Management
Manajemen Mutu
The Company establishes an integrated quality management system for product and services quality control. High quality of product and services is achieved as production process is in accordance with international standards applied in every stage of coal-based energy business, starting from general research, transporting and trading, post-mining down to energy generating activities.
Perseroan menerapkan sistem manajemen mutu terpadu tentang pengendalian kualitas produk dan jasa yang dihasilkan oleh Perseroan. Jaminan kualitas produk dan jasa merupakan hasil dari serangkaian kegiatan proses produksi yang sesuai dengan standar internasional yang dilakukan pada setiap kegiatan Usaha Energi berbasis Batubara, mulai dari tahap penyelidikan umum, kegiatan pengangkutan dan perdagangan, kegiatan pascatambang hingga pengusahaan pembangkitan energi.
Affiliated Transactions Transactions with affiliated parties are always made on arm’s length relationship principle so as to protect the interests of the Company and minority shareholders. The Company always fairly discloses affiliated transactions in accordance with the law. Giving and Receiving Gifts Gift is defined as any form of present given by the Company and its personnel to certain parties with a purpose of influencing such parties to benefit the Company unfairly. Receiving gift is defined as any form of receipt by the Company and its personnel from certain parties to influence the decision of the Company to favor the present giver.
Transaksi Afiliasi Transaksi dengan pihak-pihak terafiliasi tersebut akan selalu dilakukan berdasarkan prinsip kesetaraan (arms length relationship) sehingga tidak merugikan kepentingan pemegang saham minoritas serta Perseroan. Perseroan selalu mengungkapkan transaksi dengan pihak-pihak terafiliasi secara wajar sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Pemberian dan Penerimaan Hadiah Pemberian hadiah didefinisikan sebagai segala macam bentuk pemberian oleh jajaran Perseroan kepada pihak-pihak tertentu dengan maksud mempengaruhi pihak-pihak tersebut agar dapat menguntungkan Perseroan di luar batas-batas kewajaran. Penerimaan hadiah didefinisikan sebagai segala macam bentuk penerimaan oleh Jajaran Perseroan dari pihak-pihak yang berkepentingan dengan maksud mempengaruhi keputusan Jajaran Perseroan yang menguntungkan si pemberi hadiah.
Giving or receiving gifts is prohibited so as not to influence decision making by the personnel.
Agar proses pengambilan keputusan Jajaran Perseroan tidak terpengaruh, pemberian maupun penerimaan hadiah dilarang.
In principle, giving or receiving presents are prohibited by the Company, except when done in accordance with specific rules set by the Company or with the prevailing laws and regulations.
Pada prinsipnya pemberian maupun penerimaan hadiah dilarang oleh Perseroan, kecuali jika pelaksanaannya sesuai dengan peraturan yang ditetapkan secara khusus oleh Perseroan atau peraturan perundangundangan yang berlaku.
Goods/Services Procurement
Pengadaan Barang/Jasa
Goods and services procurement is carried out by fair competition as governed by the law and in a manner that is effective, efficient, transparent, competitive, fair/indiscriminative and accountable. E-procurement and e-auction system has been installed to support procurement in the spirit of good corporate governance.
Proses pengadaan barang dan jasa diupayakan melalui persaingan yang sehat sesuai dengan peraturan dan perundang-undangan yang berlaku dengan menjunjung prinsip-prinsip efektif dan efisien, terbuka dan bersaing, transparan, adil/tidak diskriminatif serta akuntabel. Pengembangan sistem pengadaan melalui sistem e-procurement dan e-auction dikembangkan dalam rangka mengimplementasikan prinsip-prinsip GCG.
PT Bukit Asam Tbk
. 2011 Annual Report
16
26
36
46
70
Ikhtisar Utama
Informasi Perseroan
Informasi Bagi Investor
Laporan Manajemen
Main Highlights
Corporate Information
Investors Information
Management Report
Laporan Pengelolaan Operasional
258
Operational Management Report
Langkah kebijakan yang dilakukan: • Diimplementasikan secara konsisten ; • Dikaji secara berkala mengenai kecukupan sistem pengadaan yang ada agar terpenuhi prinsip-prinsip efektif dan efisien, terbuka dan bersaing, transparan, adil/tidak diskriminatif serta akuntabel ; • Kewajiban untuk menghindari transaksi benturan kepentingan dan transaksi afiliasi oleh segenap Jajaran Perseroan dalam sistem pengadaan barang dan jasa. Keterbukaan dan Kerahasiaan Informasi serta Informasi Orang Dalam Perseroan menyediakan dan memberitahukan informasi-informasi yang harus segera disampaikan kepada shareholder maupun stakeholder lainnya dalam rangka proses pengambilan keputusan yang cepat. Sedang informasi yang bersifat rahasia tidak boleh disampaikan, kecuali melalui otoritas khusus oleh Dewan Komisaris dan Direksi. Pengaturan mengenai informasi yang sensitif dan rahasia diatur lebih lanjut dalam kebijakan Tata Laksana Surat dan Kearsipan. Salah satu media untuk melaksanakan keterbukaan informasi Perseroan ini adalah melalui official website Perseroan. Kebijakankebijakan tersebut melandasi akivitas Sekretaris Perusahaan.
Pelaksanaan Prinsip-Prinsip Dasar GCG Perseroan senantiasa berupaya menerapkan prinsip-prinsip dasar GCG secara konsekuen dalam melaksanakan kegiatan operasionalnya. Hal ini dapat dijelaskan pada uraian singkat mengenai penerapan prinsip-prinsip dasar sebagai berikut.
Penerapan asas Transparansi Perseroan menjamin pengungkapan informasi materil dan relevan mengenai kinerja, kondisi keuangan dan informasi lainnya secara jelas, memadai, akurat, dapat dibandingkan dan tepat waktu serta mudah diakses oleh stakeholders sesuai dengan haknya. Prinsip keterbukaan ini tidak mengurangi kewajiban untuk melindungi informasi rahasia mengenai Perseroan dan Pelanggan serta Mitra Kerja sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Perseroan memberi kewenangan kepada Sekretaris Perusahaan beserta jajarannya untuk menjalankan tugas dan perananya menerapkan asas Transparansi ini. Contoh: Laporan Keuangan & Laporan Kinerja Triwulanan dan Tahunan (Audited) yang disampaikan kepada Publik, penyampaian rencana pengembangan Perseroan yang material.
Penerarapan asas Akuntabilitas Perseroan menjamin kejelasan fungsi, pelaksanaan dan pertanggungjawaban setiap level jajaran Perseroan yang memungkinkan pengelolaan Perseroan terlaksana secara efektif. Akuntabilitas merujuk kepada kewajiban seseorang atau organ kerja Peraseroan yang berkaitan dengan pelaksanaan wewenang yang dimilikinya dan/ atau pelaksanaan tanggung jawab yang dibebankan oleh Perseroan kepadanya. Perseroan memperkenalkan 3 (tiga) tingkatan akuntabilitas kepada jajarannya, yakni:
PT Bukit Asam Tbk
.
Laporan Tahunan 2011
The system should be: • Implemented consistently; • Assessed periodically with respect to system adequacy to ensure compliance with effective, efficient, transparent, competitive, fair/ indiscriminative and accountable principles; • Able to prevent conflict of interest and affiliated transactions by the personnel in procuring goods and services. Disclosure, Confidentiality and Insider Information The Company promptly disseminates information to shareholders and other stakeholders in order to make quick decision. Confidential information should not be disclosed, except by specific authority given by the Commissioners and Directors. Delicate and confidential information is regulated further in Letters and Files Handling Procedures. One of the media for exercising disclosure is the Company’s official website. These policy guidelines are the basic rule for the Corporate Secretary’s activities.
Implementation of GCG Basic Principles The Company is always consequent in implementing GCG basic principles throughout its business operations. The following describes briefly the implementation of GCG basic principles. Implementation of Transparency Principle The Company ensures clear, adequate, accurate, comparable, and timely disclosure of material and relevant information regarding business performance, financial condition and other particulars of the Company accessible to stakeholders. This transparency principle does not prejudice the Company’s obligation to protect the confidentiality of information pertaining the Company, customers and work partners as stipulated by the law. The Company gives mandate to Corporate Secretary and his/her staff to uphold this transparency principle. Example: Publicizing quarterly and audited annual financial report & performane report, and disclosing material business expansion plan. Implementation of Accountability Principle The Company ensures the clarity of every level function, performance and accountability to allow effective management of the Company. Accountability refers to the obligation of an individual or a work unit which is related to the exercise of authority and/or performance of duty mandated by the Company.
120 Pembahasan dan Analisis Manajemen
184
Laporan Tata Kelola Perusahaan
Management Discussion & Analysis
266
278
305
Laporan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Data Perseroan
Laporan Keuangan
Corporate Data
Financial Statements
259
Corporate Social Responsibilities Corporate Governance Report
The Company introduces accountability, which are: •
•
•
three
levels
of
Individual Accountability This accountability is associated with the reciprocal relationship between management and subordinates. Example: Employee performance appraisal made every semester. Group Accountability This is a collective accountability that is attached to a group for its performance and achievement. Example: Balanced Scorecard Performance Management System is implemented in the Company, and work unit performance measured with Key Performance Indicator quarterly and annually. Corporate Accountability Accountability that is inherent in the Company as a whole in conducting its business activities according to the Articles of Association. Example: Balanced Scorecard Performance Management System is implemented in the Company, and corporate performance measured with Key Performance Indicator quarterly and annually.
Implementation of Responsibility Principle Responsibility principle is applied through consistent compliance with laws and regulations, good management of post-mining area, performance of reciprocal obligation with business partners, as well as devising and carrying out corporate social responsibility program. Responsibility towards employees as the Company’s major strategic partners is carried out through guiding, developing and providing performance-based remuneration package. Implementation of Independency Principle Independency principle is applied by writing up and enforcing Code of Conduct, and regulating all transactions and investment plans with potential conflict of interest. By regulating these aspects it is believed that all corporate organs will function well and put great emphasis on independency, objectivity, mutual respect for the right, obligation, duty, authority and responsibility of respective parties. Implementation of Fairness Principle The Company applies equality principle by giving equal treatment to all stakeholders with respect to their right and obligation. The Company provides access to information for all stakeholders to allow them to give suggestion for the benefit of the
• Akuntabilitas Individu Akuntabilitas yang melekat kepada hubungan antara pimpinan dengan bawahan dan berlaku kepada kedua belah pihak. Contoh: Pelaksanaan Penilaian Prestasi Kerja Pegawai yang dilaksanakan setiap semester. • Akuntabilitas Kelompok Akuntabilitas yang melekat kepada kelompok yang harus ditanggung bersama atas kondisi dan kinerja yang tercapai Contoh: Pelaksanaan Sistem Manajemen Kinerja Balance Scorecard di Perseroan, terdapat pengukuran kinerja (KPI) satuan kerja yang dilakukan pengukuran per triwulan dan tahunan. • Akuntabilitas Korporat Akuntabilitas yang melekat kepada Perseroan secara menyeluruh dalam menjalankan aktivitas bisnisnya sesuai Anggaran Dasar Perseroan. Contoh: Pelaksanaan Sistem Manajemen Kinerja Balance Scorecard di Perseroan, pengukuran kinerja (KPI) untuk kinerja Korporat yang dilakukan per triwulan dan tahunan.
Penerapan asas Responsibilitas Prinsip pertanggung-jawaban diterapkan dengan senantiasa menerapkan dan mematuhi peraturan perundangan yang berlaku, mengelola lingkungan bekas tambang dengan baik, melaksanakan kewajiban timbal-balik terhadap para mitra bisnis dan merancang serta melaksanakan program tanggung-sosial perusahaan. Tanggung-jawab terhadap karyawan, sebagai mitra strategis utama perseroan, dilaksanakan melalui pembinaan, peningkatan kompetensi dan pemberian paket remunerasi yang sebanding dengan kinerjanya.
Penerapan asas Independensi Prinsip independensi ini diterapkan dengan penyusunan dan penerapan code of conduct, termasuk pengaturan seluruh transaksi maupun rencana investasi yang mengandung atau berpotensi mengandung benturan kepentingan (conflict of interest). Dengan pengaturan ini diyakini seluruh bagian Organ Perseroan akan melaksanakan fungsi dan tugasnya dengan mengutamakan independensi dan obyektifitas serta saling menghormati hak, kewajiban, tugas, wewenang serta tanggung jawab masing-masing pihak.
Penerapan asas Kewajaran / Fairness Perseroan menerapkan asas kesetaraan dengan memperlakukan seluruh stakeholder secara berimbang antara hak dan kewajiban (equal treatment) yang diberikan kepada dan oleh Perseroan. Perseroan membuka akses informasi kepada seluruh pemangku kepentingan untuk memberikan sumbang-saran bagi kemajuan Perseroan. Selain itu dalam pelaksanaan prinsip kesetaraan, Perusahaan memberikan kesempatan yang sama dalam penerimaan pegawai, berkarir dan melaksanakan tugasnya secara profesional tanpa membedakan suku, agama, ras, golongan, gender, dan kondisi fisik.
PT Bukit Asam Tbk
. 2011 Annual Report
16
26
36
46
70
Ikhtisar Utama
Informasi Perseroan
Informasi Bagi Investor
Laporan Manajemen
Main Highlights
Corporate Information
Investors Information
Management Report
Laporan Pengelolaan Operasional
260
Operational Management Report
PT Bukit Asam Tbk
.
Laporan Tahunan 2011
120 Pembahasan dan Analisis Manajemen
184
Laporan Tata Kelola Perusahaan
Management Discussion & Analysis
266
278
305
Laporan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Data Perseroan
Laporan Keuangan
Corporate Data
Financial Statements
261
Corporate Social Responsibilities Corporate Governance Report
Company. In addition, in implementing equality principle, the Company gives equal opportunity in recruitment, career development and performance regardless of ethnicity, religion, race, group, gender and physical condition.
OTHERS Plans Relevant to GCG Practice In relation to GCG implementation in 2010, to improve GCG practice in the future the Company will take further actions in 2011. The Company plans to conduct bench marking of Code of Conduct practice in the Company with the same practice in overseas as well as domestic counterparts. Following the completion of Whistle Blowing System (WBS), the Company will set up WBS Team and the organization structure, job description and personnel specification. For an effective performance of this unit, not only will the Company carefully select the candidates, but it will also equip the personnel of this unit with basic to advanced training, and adequate infrastructure. The Company will establish soft structure, i.e. a set of rules and policies to ensure the unit functions in a fair, transparent and accountable manner. After conducting workshops for General Manager, Senior Manager and Manager, and employee refresher courses on GCG and Code of Conduct practice, the Company will embark on internalizing and socializing GCG to all stakeholders, internally as well as externally. For internalization and socialization to be effective, the Company plans to involve external independent media in publicizing the program.
LAIN-LAIN Rencana- Rencana Terkait Praktek GCG Menindaklanjuti program kerja terkait penerapan praktek GCG yang telah dilaksanakan tahun 2010, untuk meningkatkan penerapan praktek GCG, maka Perseroan menetapkan serangkaian langkah-langkah lanjutan di tahun 2011 sebagai berikut. Perseroan berencana melakukan bench-marking atas pelaksanaan Code of Conduct yang telah disosialisasikan kepada seluruh jajaran perusahaan dengan praktek serupa di berbagai perusahaan yang setara baik di dalam maupun diluar negeri. Menindak lanjuti telah selesainya penyusunan ”Tatalaksana Sistem Pelaporan Pelanggaran” (Whistle Blowing System), Perseroan akan segera membentuk unit pelaksana berupa Tim Sistem Pelaporan Pelanggaran (SPP)/Whistle Blowing System (WBS), lengkap dengan organisasi, uraian tugas dan spesifikasi personil unit SPP/WBS. Untuk menjamin efektifitas pelaksanaan tugasnya, selain seleksi kandidat petugas yang dilakukan dengan hati-hati Perseroan akan membekali personel di unit ini dengan serangkaian pelatihan dasar maupun lanjutan dan menyediakan prasarana yang memadai. Perseroan juga akan melengkapi unit ini dengan soft structure, yakni serangkaian peraturan dan kebijakan yang menjamin efektifitas pelaksanaan tugasnya secara adil, transparan dan akuntable. Setelah menyelenggarakan workshop untuk General Manager, Senior Manager dan Manager serta melakukan sosialisasi praktek GCG maupun kepatuhan terhadap code-of-conduct untuk semua Pegawai (refreshment). Perseroan akan memulai langkah internalisasi dan sosialisasi GCG kepada seluruh stakeholder, baik internal maupun eksternal. Agar proses internalisasi dan sosialisasi kepada seluruh stakeholder ini berjalan efektif, Perseroan berencana melibatkan kerjasama dengan media luar yang independen dalam memberitakan program dimaksud.
To get feedback for future GCG practice improvement, the Company will regularly monitor, report, review and assess GCG implementation in the Company. For this purpose, the Company plans to carry out GCG self-assessment training. Later, GCG selfassessment will be exercised by people within the organization.
PT Bukit Asam Tbk
. 2011 Annual Report
16
26
36
46
70
Ikhtisar Utama
Informasi Perseroan
Informasi Bagi Investor
Laporan Manajemen
Main Highlights
Corporate Information
Investors Information
Management Report
Laporan Pengelolaan Operasional
262
Operational Management Report
Untuk mendapatkan feed-back bagi perbaikan praktek GCG di tahun-tahun mendatang, Perseroan akan melakukan monitoring, pelaporan secara reguler dan review atas penerapan GCG serta melakukan assessment implementasi GCG di PTBA. Untuk maksud tersebut, Perseroan berencana melaksanakan pelatihan self assesment GCG. Langkah ini akan ditindak lanjuti dengan pelaksanaan self assessment praktek GCG oleh pihak internal Perseroan. Untuk mendapatkan bench-marking dan second opinion atas penilaian penerapan praktek GCG, Perseroan juga berencana memfasilitasi dilakukannya evaluasi implementasi praktek GCG oleh pihak eksternal yang berkompeten dibidangnya.
Sistem Manajemen Bukit Asam Terintegrasi PTBA telah menerapkan Sistem Manajemen Bukit Asam Terintegrasi, dinamakan SMBA. Sistem manajemen hadir dengan latar belakang adanya kesejajaran dalam implementasi standar operasi terakreditasi Sistem Manajemen Mutu (SMM) ISO 9001:2008 dengan Sitem Manajemen Lingkungan (SML) ISO 14001: 2004 dan Sistem Manajemen Kesehatan dan Kecelakaan Kerja (SMK3) OHSAS 18001: 2007. Selain itu perkembangan lingkungan usaha dan lingkup kegiatan Perseroan yang dinamis membuat perusahaan harus mencari dan mengembangkan sistem operasional yang effisien, efektif dan diakui secara internasional. Berdasarkan latar belakang tersebut, maka Perusahaan memandang perlu untuk mengintegrasikan SMM ISO 9001: 2008, SML ISO 14001: 2004, dan SMK3 OHSAS 18001: 2007 ke dalam satu Sistem Manajemen yang terintegrasi yang dinamakan Sistem Manajemen Bukit Asam (SMBA). Bagi Perseroan, dengan menerapkan SMBA, ada banyak manfaat yang dapat diperoleh, melingkupi diantaranya: peta bisnis yang terkait aspek mutu, lingkungan, dan K3 lebih simpel; hilangnya duplikasi dokumentasi; mengurangi jumlah audit; peningkatan produktivitas sistem; menghindari potensi terjadinya konflik dalam penerapan sistem dan potensi penghematan biaya karena penggunaan sumber daya yang lebih efisien. Pengembangan SMBA telah melalui berbagai tahapan, dan dipersiapkan sejak tahun 2009. Penyusunan sistem dilakukan dengan melibatkan konsultan yang kompeten diikuti dengan proses pelatihan dan sosialisasi sitem dengan tenggat waktu yang memadai, untuk meyakinkan sistem dapat diimplementasikan tanpa hambatan dan tanpa resitensi yang berarti. Perseroan juga melakukan proses bench-marking terhadap perusahaan sekelas yang menerapkan sistem sejenis. Adapun gambaran interaksi SMBA dengan sistem manajemen operasional terakreditasi sebelumnya dan peraturan perundangan yang berlaku adalah sebagai berikut.
For getting benchmarking and second opinion on GCG implementation, the Company will facilitate the evaluation of GCG practice by external qualified parties. Bukit Asam Integrated Management System PTBA has implemented Bukit Asam Integrated Management System (BAMS). The system is on a par with the accredited SMM ISO 9001:2008, SML ISO 14001: 2004 and SMK3 OHSAS 18001: 2007. Additionally, the expanding business environment and scope have prompted the Company to seek and develop an international standard efficient and effective operating system. Against this backdrop, the Company deemed it necessary to integrate SMM ISO 9001:2008, SML ISO 14001:2004 and SMK3 OHSAS 18001:2007 into one single management system, called Bukit Asam Management System (BAMS). The Company has benefitted from BAMS in many ways, including less complicated business process in relation to quality, environment, work safety and health, elimination of document duplication, reduction of audit frequency, improvement of system productivity, prevention of conflict in system application, and reduction of cost due to more efficient usage of resources. BAMS development has gone through various stages since 2009. The system was built up with the aid of a competent consultant, accompanied by training and socialization with ample time to make sure the system can be implemented without significant obstacle and resistance. A benchmarking was also done with the Company’s equals who use the same system. BAMS interaction with the previous accredited operations management system and the prevailing laws and regulations is as follows: See Chart 7.4 Interaction of Bukit Asam Management System Matrix of effects of management system alteration before and after BAMS application is given below: See table 7.18 The advantages of an integrated management system are: • less complicated business process in relation to quality, environment, work safety and health; • elimination of document duplication; • reduction of internal as well as external audit frequency; • prevention of conflict in system application;
PT Bukit Asam Tbk
.
Laporan Tahunan 2011
120 Pembahasan dan Analisis Manajemen
184
Laporan Tata Kelola Perusahaan
Management Discussion & Analysis
266
278
305
Laporan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Data Perseroan
Laporan Keuangan
Corporate Data
Financial Statements
263
Corporate Social Responsibilities Corporate Governance Report
• • •
More effective system application will result in: improvement of system productivity; reduction of cost due to more efficient usage of resources.
To ensure the success of BAMS application, the Company decided that it was essential to guarantee product quality as a key to achieving business sustainability. In addition, to boost productivity, the safety and well-being of employees and assets should be taken care of to prevent injuries, damages and losses. The Company is committed to exercising good mining practice in an effort to prevent environmental polution and to maintain a harmonious relationship with the surrounding community through community development program. For this purpose the management and all employees are determined to implement BAMS to cultivate quality, environment and WSH culture in reaching corporate goal.
BAGAN CHART 7.4 UNDANG-UNDANG LAWS
ISO 9001: 2008
PERATURAN PEMERINTAH GOVERNMENT REGULATIONS
ISO 14001: 2004
KEPUTUSAN MENTERI MINISTER DECREES
OHSAS 18001: 2007
PERATURAN GUBERNUR GOVERNOR REGULATIONS PERATURAN BUPATI REGENT REGULATIONS
SMK3 Tiga Standar mempunyai persyaratan/ klausul yang sama 3 standards with similar terms/clauses
SML SMM
Interaksi Acuan Sistem Manajemen Bukit Asam Adapun matriks efek perubahan sistem manajemen sebelum penerapan SMBA dengan setelah penerapan adalah sebagai berikut: TABEL TABLE 7.18 KONDISI SAAT INI CURRENT CONDITION
PERUBAHAN ALTERATION
SMM, SML, SMK3 SMM, SML, SMK3
Sistem Manajemen disatukan Management System is integrated
Badan Sertifikasi masing-masing Individual certification agency
Badan Sertifikasi menjadi satu Certification Agencies are merged
Sertifikat masing-masing Individual certificate
Tetap/tidak berubah No change
Pedoman di masing-masing sistem Manual in each individual system
Pedoman disatukan Policies are integrated
Kebijakan di masing-masing sistem Policy in each individual system
Kebijakan disatukan Policies are integrated
Sasaran di masing-masing sistem Target in each individual system
Tetap/tidak berubah No change
Prosedur di masing-masing sistem Procedures in each individual system
Prosedur Manajemen disatukan Management procedures are integrated
Prosedur operasional Operating procedures
Tetap/tidak berubah No change
Manfaat dari penerapan Sistem Manajemen yang terintegrasi adalah: • Proses bisnis yang terkait aspek mutu, lingkungan, dan K3 lebih sederhana • Hilangnya duplikasi dokumentasi • Mengurangi jumlah audit baik audit internal maupun audit eksternal • Menghindari potensi terjadinya konflik dalam penerapan sistem • Berdasarkan efektivitas implementasi system yang semakin meningkat maka hal ini akan berpengaruh kepada:
PT Bukit Asam Tbk
. 2011 Annual Report
16
26
36
46
70
Ikhtisar Utama
Informasi Perseroan
Informasi Bagi Investor
Laporan Manajemen
Main Highlights
Corporate Information
Investors Information
Management Report
Laporan Pengelolaan Operasional
264
Operational Management Report
• Peningkatan produktivitas sistem • Potensi penghematan biaya karena penggunaan sumber daya yang lebih efisien
Cases Involving the Company
Untuk menjamin suksesnya integrasi system operasional yang dikembangkan melalui SMBA, Perseroan menetapkan bahwa Mutu Produk adalah salah satu kinerja utama yang harus dicapai yang merupakan penentu kesinambungan bisnis perusahaan. Selain itu, untuk meningkatkan produktivitas, masalah K3 dari Pegawai dan Peralatan/Aset merupakan salah satu kebutuhan utama dan wajib diadakan oleh Perusahaan untuk mencegah kerusakan dan kerugian.
Overlapping Concession Area
Perseroan berkomitmen melaksanakan good mining practice guna mencegah pencemaran lingkungan dan menjaga hubungan harmonis dengan masyarakat sekitar melalui community development. Untuk mencapai tiga hal pokok tersebut, seluruh pimpinan dan pegawai sadar dan berkomitmen menjalankan SMBA sehingga menjamin terciptanya Budaya Mutu, Lingkungan, dan K3 yang akan memberi pengaruh besar terhadap tercapainya tujuan dan sasaran Perseroan.
Chronology and proceeding of the legal cases facing the Company in relation to area management in Lahat, are as follows:
Until year-end the Company was still facing one lawsuit related to overlapping concession area.
The lawsuit involving the Company is associated with overlapping concession area in Lahat regency. The Company is unable to explore and exploit this area that was once given coal mining concession. The Company faces the threat of losing prospective economic potentials in the form of coal resources in the disputed area.
•
In 2003, the Company was given a KP to exploit the Lahat area. In 2004, the authority to grant KP was transferred by the Governor of South Sumatera to the Lahat Regency Government. On 29 August 2005, through Palembang Administrative Court (“PTUN”), the Company filed a lawsuit against the Lahat Regency Government due to several overlapping KPs with other companies. Palembang PTUN refused to process the Company’s claim.
•
On 14 December 2005, the Company filed an appeal with the Medan Administrative HighCourt (“PTTUN”). PTTUN rejected the Company’s appeal.
•
On 30 June 2006, the Supreme Court received the Company’s cassation. On 10 May 2007, the Supreme Court announced the cancellation of PTTUN, and refused both the exception of the defendant and the Company’s cassation.
•
On 31 January 2008, still in relation to the KP overlapping above, the Company filed a civil suit with PN Lahat due to commercial losses from KP overlapping with other parties. The suit is addressed to several parties which include the Lahat Regency Government as first defendant.
•
On 12 August 2008, PN Lahat announced its refusal to process the suit, on which the Company further appeal.
•
On 16 December 2008, PT Palembang issued a decision letter approving the Company’s appeal and ordered PN Lahat to process the suit.
•
On 29 November 2011, the Company filed an appeal of PK TUN to the Supreme Court through PTUN Palembang for the Supreme Court’s TUN Cassation Decision No. 326K/TUN/2006 dated 10 May 2007.
Perkara yang melibatkan Perseroan Hingga akhir tahun 2011 Perseroan menghadapi 1 (satu) perkara hukum, yakni menyangkut tumpang tindih lahan. Tumpang Tindih Lahan Perkara hukum terkait tumpang-tindih hak pengelolaan lahan dihadapi Perseroan di kabupaten Lahat. Kawasan yang sebelumnya telah mendapatkan izin Kuasa Penambangan batubara, kini tidak dapat ditindak lanjuti ke-arah eksplorasi maupun eksploitasi batubara oleh Perseroan. Perseroan terancam kehilangan prospek potensi ekonomi cukup besar berupa kandungan sumberdaya batubara di daerah yang dipersengketakan. Kronologi dan jalannya perkara yang dihadapi oleh Perseroan terkait pengelolaan lahan di Lahat, adalah sebagai berikut. • Pada tahun 2003, Perusahaan diberikan KP untukmengeksploitasi daerah Lahat. KP ini dialihkan pengurusannya oleh Gubernur Sumatera Selatan ke Bupati Lahat pada tahun 2004. Pada tanggal 29 Agustus 2005 melalui Pengadilan Tata Usaha Negara (“PTUN“) Palembang, Perusahaan mengajukan gugatan kepada Bupati Lahat sehubungan dengan penerbitan beberapa KP kepada beberapa perusahaan swasta atas wilayah yang sama yang dimiliki oleh Perusahaan. Atas upaya hukum tersebut, PTUN Palembang menolak gugatan Perusahaan. • Pada tanggal 14 Desember 2005, Perusahaan mengajukan upaya hukum banding ke Pengadilan Tinggi Tata Usaha Negara (“PTTUN“) Medan. PTTUN menolak upaya hukum banding Perusahaan. • Pada tanggal 30 Juni 2006, Mahkamah Agung telah menerima upaya hukum kasasi dari Perusahaan. Pada tanggal 10 Mei 2007, Mahkamah Agung memutuskan untuk membatalkan putusan PTTUN Medan, menolak eksepsi tergugat tetapi juga menyatakan gugatan Perusahaan tidak dapat diterima.
PT Bukit Asam Tbk
.
Laporan Tahunan 2011
120 Pembahasan dan Analisis Manajemen
184
Laporan Tata Kelola Perusahaan
Management Discussion & Analysis
266
278
305
Laporan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Data Perseroan
Laporan Keuangan
Corporate Data
Financial Statements
265
Corporate Social Responsibilities Corporate Governance Report
•
On 16 December 2011, Head of PTUN Palembang issued a stipulation whereby the Company’s appeal was declared unacceptable. With the PT Palembang decision, the defendent appealed to the Indonesian Supreme Court.
•
On 9 July 2009, PN Lahat sent the cassation files to the Indonesian Supreme Court.
•
On 2 November 2009, the cassation files were received by the Indonesian Supreme Court and as at the date of this report, the case was still in progress.
•
On 28 January 2010, the Indonesian Supreme Court issued a cassation decision rejecting the petition of the defendants (Lahat Regency Government), for which notice was received by the Company on 1 December 2010. The defendant filed on appeal for a civil reconsideration (“PK”) to the Indonesian Supreme Court. The Company has made a counter response to the PK on 20 May 2011, which was sent to the Indonesian Supreme Court through PN Lahat. Status of the case is in PK progress at the Indonesian Supreme Court.
•
On 20 June 2011, the Lahat Regency Government filed an appeal for PK of KP case at PTUN Palembang. At the moment, the Company is still on progress of preparing a response to the Indonesian Supreme Court through PTUN Palembang.
•
On 11 October 2011, the Supreme Court issued a PK Administrative (“TUN”) decision letter No. 109.KP/PTUN/2011 approving PK TUN from the Lahat Regency Government. Therefore, for the case in PTUN Palembang, the Company was not successful.
•
On 29 November 2011, the Company filed an appeal of PK TUN to the Indonesian Supreme Court through PTUN Palembang for TUN decision letter No. 326K/TUN/2006 dated 10 May 2007 issued by the Indonesia Supreme Court.
•
On 16 December 2011, Head of PTUN Palembang issued a stipulation where the Company’s appeal was stated not acceptable.
•
On 11 January 2012, the Company filed a Head of PTUN Palembang regarding the Company’s appeal was stated not acceptable.
The PK for civil case in PN Lahat, until the date of this report, is still on PK process in the Indonesia Supreme Court.
• Pada tanggal 31 Januari 2008, masih terkait dengan kasus di atas, Perusahaan mengajukan gugatan perdata ke Pengadilan Negeri (“PN“) Lahat atas kerugian materil akibat pemberian KP kepada pihak lain. Gugatan dilayangkan kepada beberapa pihak termasuk Bupati Lahat sebagai tergugat pertama. • Tanggal 12 Agustus 2008 PN Lahat mengeluarkan Putusan Sela, bahwa PN Lahat tidak berwenang mengadili perkara tersebut, dengan putusan Sela tersebut Perusahaan mengajukan upaya hukum banding ke Pengadilan Tinggi (“PT“) Palembang. • Tanggal 16 Desember 2008 PT Palembang mengeluarkan Putusan Sela, menerima banding Perusahaan, membatalkan Putusan Sela PN Lahat serta memerintahkan PN Lahat untuk memeriksa dan mengadili perkara tersebut. Dengan putusan sela PT Palembang tersebut para tergugat mengajukan upaya hukum Kasasi ke Mahkamah Agung RI. • Tertanggal 9 Juli 2009 PN Lahat telah mengirimkan berkas perkara Kasasi ke Mahkamah Agung RI, saat ini perkara dalam proses Mahkamah Agung RI. • Pada tanggal 02 November 2009 berkas perkara telah diterima Mahkamah Agung RI, dan sampai dengan tanggal laporan keuangan ini, perkara tersebut masih dalam proses di Mahkamah Agung RI. • Tanggal 28 Januari 2010 Mahkamah Agung RI, telah menerbitkan Putusan Kasasi dengan Amar Putusan Menolak Permohonan Kasasi para tergugat (Bupati Lahat dkk), yang relas pemberitahuannya diterima perusahaan tanggal 01 Desember 2010. • Tanggal 20 Mei 2011, Para terguat mengajukan Peninjauan Kembali (“PK”) Perdata ke Mahkamah Agung RI. Perusahaan telah membuat tanggapan atas PK tersebut pada tanggal 20 Mei 2011 yang diserahkan kepada Mahkamah Agung RI melalui PN Lahat. Status perkara ini dalam proses PK di Mahkamah Agung RI. • Tanggal 20 Juni 2011, Bupati Lahat pada tanggal 20 Juni 2011 mengajukan PK terhadap perkara KP di PTUN Palembang dan saat ini Perusahaan sedang membuat tanggapan ke Mahkamah Agung melalui PTUN Palembang. • Pada tangal 11 Oktober 2011, Mahkamah Agung menerbitkan Putusan PK Tata Usaha Negara (“TUN”) No. 109.KP/PTUN/2011 dalam Amar putusannya menerima PK TUN Bupati Lahat. Dengan demikian, perkara di PTUN Palembang, Perusahaan berada di pihak yang dikalahkan. • Tanggal 29 Nopember 2011, Perusahaan mengajukan PK TUN kepada Mahkamah Agung RI melalui PTUN Palembang atas Putusan Kasasi TUN Mahkamah Agung RI No. 326K/TUN/2006 tanggal 10 Mei 2007. • Tanggal 16 Desember 2011, Ketua PTUN Palembang mengeluarkan Penetapan dimana permohonan PK TUN Perusahaan dinyatakan tidak dapat diterima. • Tanggal 11 Januari 2012, Perusahaan mengajukan Kasasi atas Penetapan Ketua PTUN Palembang mengenai permohonan PK TUN Perusahaan dinyatakan tidak dapat diterima. Untuk PK Perkara Perdata di PN Lahat, sampai saat ini masih dalam proses PK di Mahkamah Agung RI.
PT Bukit Asam Tbk
. 2011 Annual Report
16
26
36
46
70
Ikhtisar Utama
Informasi Perseroan
Informasi Bagi Investor
Laporan Manajemen
Main Highlights
Corporate Information
Investors Information
Management Report
Laporan Pengelolaan Operasional
266
Operational Management Report
LAPORAN TANGGUNG JAWAB SOSIAL PERUSAHAAN REPORT ON CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY
Pelibatan para pemangku kepentingan dalam merancang, melaksanakan dan mengevaluasi pelaksanaan tanggung jawab perusahaan untuk meningkatkan kualitas penyaluran dana PKBL serta Bina Wilayah sebagai wujud komitmen kepedulian Perseroan dalam membantu mensejahterakan masyarakat sekitar dan menjaga kelestarian alam.
PT Bukit Asam Tbk
.
Laporan Tahunan 2011
120
184
Pembahasan dan Analisis Manajemen
Laporan Tata Kelola Perusahaan
Management Discussion & Analysis
Corporate Governance Report
266
Laporan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
278
305
Data Perseroan
Laporan Keuangan
Corporate Data
Financial Statements
267
Corporate Social Responsibilities
Engaging the stakeholders in designing, executing and evaluating the Company’s corporate social responsibility (CSR) program to enhance the effectiveness and quality of fund disbursement in the context of Partnership & Community Development and Area Development programs as a proof of its commitment to continually improve the neighboring community welfare and natural conservation.
PT Bukit Asam Tbk
. 2011 Annual Report
16
26
36
46
70
Ikhtisar Utama
Informasi Perseroan
Informasi Bagi Investor
Laporan Manajemen
Main Highlights
Corporate Information
Investors Information
Management Report
Laporan Pengelolaan Operasional
268
Operational Management Report
Perseroan telah merumuskan pola kebijakan jangka panjang dalam pelaksanaan tanggung jawab perusahaan yang terintegrasi dalam bentuk “Pedoman CSR PTBA” yang mencakup enam fokus kegiatan, yaitu bidang: (1) ekonomi, (2) lingkungan, (3) hak azasi manusia, (4) praktik ketenagakerjaan dan kelaikan kerja, (5) tanggung jawab produk, dan (6) kemasyarakatan.
The Company formulated a long-term integrated policy in the form of PTBA CSR Guidelines that focus on six main areas: (1) economy, (2) environment, (3) human rights, (4) employment practices and proper working conditions, (5) product responsibility, and (6) society.
Keenam fokus kegiatan tersebut mengacu kepada kaidah internasional mengenai keberhasilan implementasi CSR yang ditetapkan oleh Global Reporting Initiatives (GRI), yang dirumuskan dalam strategi implementasi yang dilandasi oleh etika/norma bisnis yang berlaku, meliputi: • Pembangunan ekonomi dan pemberdayaan masyarakat secara berkelanjutan untuk meningkatkan kesejahteraan komunitas lokal serta masyarakat secara luas. • Peduli terhadap pelestarian lingkungan hidup, termasuk restorasi lahan pasca tambang. • Jaminan pelaksanaan non diskriminasi dan penghargaan hak azasi manusia. • Penerapan jaminan kesehatan dan keselamatan kerja serta upaya peningkatan kesejahteraan karyawan. • Penerapan jaminan keamanan penggunaan produk dan kepuasan pelanggan. • Menjalin hubungan harmonis dengan masyarakat yang dilandasi dengan prinsip-prinsip tata kelola yang baik.
These six focus activities are in line with international standards of CSR implementations as set by Global Reporting Initiatives (GRI), and formulated in the implementation strategy based on business ethics/norms generally applied: • Sustaining economic development and community empowerment to improve the welfare of local community and public at large. • Showing concern for environmental conservation, including restoration of postmining areas. • Guaranteeing non-discrimination and respect for human rights. • Ensuring good health care and work safety as well as employee welfare improvement. • Ensuring product safety and consumer satisfaction. • Nurturing a harmonious relationship with local community by applying good corporate governance principles.
Untuk mewujudkan pemerataan pembangunan dan terciptanya keseimbangan hasil kegiatan operasional dari sisi kinerja ekonomi, sosial dan lingkungan, Perseroan telah melaksanakan berbagai macam kegiatan dibidang sosial, ekonomi dan lingkungan. Kegiatan tersebut juga merupakan salah satu bentuk Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan terhadap masyarakat terutama Ring I sekitar perusahaan dalam rangka peningkatan kesejahteraan sosial ekonomi untuk dapat meningkatkan taraf hidup masyarakat maupun pelestarian lingkungan. Melalui program kemitraan dan bina lingkungan (PKBL) serta bina wilayah, Perseroan menggulirkan serangkaian kegiatan yang bertujuan memberdayakan potensi sosial ekonomi dan penciptaan kualitas hidup yang lebih baik bagi masyarakat dan lingkungan di sekitar daerah operasionalnya. Pelaksanaan PKBL tersebut berpedoman pada Peraturan Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara (BUMN) RI No. PER-05/ MBU/2007 tentang Program Kemitraan BUMN dengan Usaha Kecil dan Program Bina Lingkungan sesuai Surat Edaran No. SE-07/MBU/2008 tentang pelaksanaan PKBL. Sedangkan program bina wilayah merupakan perwujuan Penerapan Pasal 74 Undang- Undang No.40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas.
Peningkatan Program Kemitraan dan Bina Lingkungan Sasaran yang dituju Program Kemitraan PTBA adalah peningkatan kemampuan usaha kecil dan koperasi di sekitar wilayah operasi Perseroan
With an aim of creating equitable economic, social and environmental development and welfare, the Company carries out a number of social, economic and environmental activities. These activities are intended to exercise the Company’s corporate social and environmental responsibility towards neighboring community members particularly within the Ring I area, with an aim of improving their socio-economic welfare and environmental conservation. Through Partnership and Community Development Program (PKBL) and Area Development Program the Company carries out activities to empower the community socio-economic potentials and to improve the living standard of the surrounding community in compliance with the State-Owned Enterprises Minister Regulation No. PER-05/ MBU/2007 on SOE Partnership with Small-Scale Businesses and Community Development Program pursuant to SOE Minister Circular No. SE-07/ MBU/2008 on the implementation of Partnership and Community Development Program. While Area Development Program is the implementation of Article 74 of Corporate Law No. 40/2007.
Partnership and Community Development Program The objective of Partnership Program is elevating the resilience and self-reliance of small-scale
PT Bukit Asam Tbk
.
Laporan Tahunan 2011
120
184
Pembahasan dan Analisis Manajemen
Laporan Tata Kelola Perusahaan
Management Discussion & Analysis
Corporate Governance Report
266
Laporan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
278
305
Data Perseroan
Laporan Keuangan
Corporate Data
Financial Statements
269
Corporate Social Responsibilities
businesses and cooperatives in the surrounding area through financial aid from the Company’s profit. Community Development Program is aimed at improving the community living standard by giving them natural disaster relief, education and training, healthcare, public facilities and amenities, religious facilities and natural conservation.
agar menjadi tangguh dan mandiri melalui pemanfaatan dana dari bagian laba Perseroan. Sedangkan sasaran dari kegiatan Bina Lingkungan sesuai amanat Peraturan Menteri Negara, berorientasi pada pemberdayaan sosial masyarakat melalui pemberian bantuan untuk korban bencana alam, pendidikan dan pelatihan, peningkatan kesehatan masyarakat, pengembangan sarana dan prasarana umum, sarana ibadah maupun bantuan untuk pelestarian alam.
Further to similar programs launched previously, the Company is determined to enhance the quantity and quality of its Partnership and Community Development Program efforts.
Melanjutkan pelaksanaan program serupa sebelumnya, Perseroan bertekad meningkatkan kuantitas dan kualitas pelaksanaan Program Kemitraan maupun Bina Lingkungan.
For Partnership Program, the Company strives to improve the independence of its fostered partners and expand the market of their products particularly in the Company’s operating areas which cover South Sumatera, Lampung, West Sumatera, Greater Jakarta, Banten, West Java, Central Java and East Java. The Company aims to achieve this target in cooperation with several competent parties in channeling partnership as well community development funds in order to get something in return in the form of better quality of the fostered partners and higher rate of success of the programs. In 2011, the Company encouraged and engaged the surrounding community in designing, executing and monitoring the socio-economic empowerment program. The construction of public, educational and religious facilities is accomplished through “Musrenbang” Program. From planning to execution the Company involves the Regional Administration and local community members in order that the construction is effective and wellfocused according to the people’s needs. To speed up the community self-reliance, the Company gave priority to educational activities in the Community Development program, and invited community members to build the facilities and amenities they required. The Company also initiated “Ayo Sekolah = Let’s Go to School” campaign by giving financial aid to less fortunate students of elementary, junior high and senior high schools in the Ring 1 area to enable them to further their studies to senior high schools.
Untuk Program Kemitraan, Perseroan mentargetkan peningkatan kemandirian mitra binaan seraya membantu perluasan penjualan produk mitra binaan terutama di wilayah operasional Perseroan yang mencakup Sumatera Selatan, Lampung, Sumatera Barat, DKI Jakarta, Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah dan Jawa Timur. Peningkatan kualitas dilaksanakan melalui kerja sama penyaluran dana PK maupun BL dengan beberapa pihak yang kompeten, agar diperoleh umpan balik berupa peningkatan kualitas mitra binaan dan peningkatan persentase keberhasilan program. Pada tahun 2011 Perseroan semakin aktif mengajak dan melibatkan peran-serta masyarakat secara langsung dalam proses perencanaan, pelaksanaan maupun monitoring program pemberdayaan sosial ekonomi masyarakat di lingkar tambang. Khususnya pelaksanaan pembangunan sarana umum, sarana pendidikan dan sarana ibadah dilaksanakan melalui pola “Musrenbang”. Melalui pola tersebut mulai dari tahap perenacanaan hingga pelaksanaan secara penuh bersinergi dan melibatkan Pemerintah Daerah serta masyarakat, sehingga pembangunannya tepat sasaran dan sesuai kebutuhan masyarakat. Guna mempercepat kemandirian masyarakat, Perseroan menjadikan pelaksanan kegiatan Bina Lingkungan bidang pendidikan menjadi prioritas, bersama-sama dengan pelaksanaan pembangunan sarana dan prasarana yang diperlukan. Perseroan menginisiasi pelaksanaan program “Ayo Sekolah”, yakni program pemberian bantun biaya pendidikan tingkat SD, SMP dan SLTA bagi siswa kurang mampu di ring 1 dengan sasaran siswa bersangkutan dapat menyelesaikan pendidikan hingga setingkat SLTA.
PT Bukit Asam Tbk
. 2011 Annual Report
16
26
36
46
70
Ikhtisar Utama
Informasi Perseroan
Informasi Bagi Investor
Laporan Manajemen
Main Highlights
Corporate Information
Investors Information
Management Report
Laporan Pengelolaan Operasional
270
Operational Management Report
Melalui program PKBL dan Bina Wilayah yang dirancang dan dilaksanakan dengan seksama, Perseroan meyakini tumbuhnya kesejahtaraan sosial dan ekonomi masyarakat sekitar menjadi lebih berdaya, lebih mandiri, sehingga mendorong menciptakan hubungan yang harmonis dan berkesinambungan antara perusahaan dengan masyarakat.
Through these two programs the Company is confident it is able to improve the socio-economic wellbeing of the community and enhance their self-reliance and competence, and to preserve a harmonious relationship between the Company and the community.
Sepanjang tahun 2011, Perseroan telah merealisasikan penyaluran dana untuk Program Kemitraan dan Bina Lingkungan berjumlah Rp145,20 miliar (tidak termasuk biaya operasional), naik 55,4% dari penyaluran total dana PKBL tahun 2010, sebesar Rp93,42 miliar.
In 2011 the Company disbursed funds for Partnership and Community Development Program amounting to Rp145.20 billion (excluding operating costs), up 55.4% from 2010 which amounted to Rp93.42 billion.
PROGRAM KEMITRAAN Melanjutkan komitmen pemberdayaan potensi ekonomi masyarakat, Perseroan terus berupaya meningkatkan kemandirian mitra binaan sekaligus membantu memperluas penjualan produk mitra binaan. Penyaluran Dana Kemitraan dilakukan secara selektif dengan mempertimbangkan kondisi yang dimiliki oleh calon mitra binaan, yang meliputi karakter, jiwa kewirausahaan yang dimiliki, kondisi sosial dan budaya masyarakat sekitar serta prospek pasar dari komoditas yang dihasilkan. Sedangkan jenis komoditas calon mitra binaan yang diprioritaskan untuk mendapatkan bantuan pembinaan meliputi komoditas yang dapat menunjang kelancaran operasional Perseroan, seperti: • Komoditas yang menjadi andalan daerah. • Komoditas tradisional yang potensial untuk dikembangkan. • Komoditas yang berpeluang ekspor atau berorientasi ekspor. • Komoditas yang dapat menyerap tenaga kerja / padat karya. Pada tahun 2011, Perseroan telah merealisasikan dana Program Kemitraan sebesar Rp98.95 miliar dari rencana anggaran sebesar Rp96,11 miliar yang bersumber dari saldo dana tahun sebelumnya serta penerimaan angsuran pokok dan jasa administrasi pinjaman dari dana yang disalurkan pada tahun-tahun sebelumnya. Dana yang disalurkan tersebut meliputi : • Dana pinjaman lunak kepada Usaha Kecil Menengah sebesar Rp11,62 miliar, • Kerjasama dengan BUMN Penyalur sebanyak 6 (enam) Perusahaan/ Lembaga penyalur total nilai sebesar Rp84,81 miliar dan • Dana pembinaan sebesar Rp2,51 miliar.
Perseroan telah meningkatkan penyaluran Dana Kemitraan hingga sebesar 46% dari realisasi tahun 2010, sehingga mencapai angka Rp98,9 miliar.
PT Bukit Asam Tbk
.
Laporan Tahunan 2011
PARTNERSHIP PROGRAM To continue empowering community economic potentials the Company focused on strengthening fostered partners’ self-sufficiency and promoting the sales of their products. The Company is very selective in distributing partnership funds taking into consideration the conditions of prospective partners, evaluating their character, entrepreneurship, socio-cultural condition of the neighboring community and market prospects of the commodity. Priority is given to commodity that supports the Company’s operations, such as: • Commodity that the area relies upon. • Traditional commodity with development potentials. • Commodity with export potentials or orientation. • Labor intensive commodity. During the year, the Company disbursed Rp98,95 billion to Partnership Program compared to the budgeted Rp96.11 billion which was derived from previous year’s balance and installment of principal and administrative charges on loans extended in the preceding years. The funds disbursed included: • Soft loans to medium and small businesses amounting to Rp11.62 billion. • Through six SOE disbursing agents a total of Rp84.81 billion. • Development funds amounting to Rp2.51 billion
Partnership Funds increased 46% from 2010 to reach Rp98.9 billion.
120
184
Pembahasan dan Analisis Manajemen
Laporan Tata Kelola Perusahaan
Management Discussion & Analysis
Corporate Governance Report
266
Laporan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
278
305
Data Perseroan
Laporan Keuangan
Corporate Data
Financial Statements
271
Corporate Social Responsibilities
Fund disbursed to Partnership Program in 2011 increased 45.9% from actual disbursement in 2010 which totaled Rp67.73 billion along with the booming economy and new businesses of the local community.
Penyaluran dana Program Kemitraan yang direalisasikan pada tahun 2011 meningkat 45,9% dari realisasi tahun 2010 sebesar Rp67,73 miliar, seiring dengan peningkatan kegairahan ekonomi dengan tumbuhnya usaha-usaha baru masyarakat khususnya di sekitar wilayah operasional perusahaan.
The effectiveness of fund disbursement to Partnership Program in 2011 reached 85%, while turnover ratio was 79%.
Efektivitas penyaluran dana Program Kemitraan tahun 2011 sebesar 85%, sedangkan tingkat kolektibilitas pengembalian pinjaman mencapai 79%.
Soft loans were distributed to 473 small businesses and cooperatives of varied industrial sectors in five areas. The Company will increase its efforts and professionalism in disbursing the funds according to the targets’ needs and effectiveness, and improve turnover ratio of the loans extended in relation to Partnership Program.
Dana pinjaman lunak tersebut disalurkan kepada 473 (empat ratus tujuh puluh tiga) mitra binaan/Usaha kecil dan koperasi yang tersebar di 5 (lima) wilayah yang mencakup berbagai sektor usaha. Sesuai dengan perkembangan kebutuhan dan efektivitas sasaran, Perseroan akan meningkatkan upaya sinergi dan profesionalitas dalam kegiatan penyaluran dan berupaya meningkatkan tingkat kolektibilitas pengembalian pinjaman dana Program Kemitraan.
Full report on realized activities and disbursed funds in Partnership Program is presented in 2011 Financial Statement of Partnership and Community Development Program. See table 8.1
Uraian selengkapnya mengenai realiasi kegiatan dan biaya Program Kemitraan dapat dilihat pada buku Laporan Keuangan PKBL tahun 2011.
TABEL TABLE 8.1 TABEL REALISASI PROGRAM KEMITRAAN (DALAM RP JUTA) REALIZED PARTNERSHIP PROGRAM (IN MILLION RP) 2010
REALISASI S/D DES 2011 DISBURSEMENT TO DECEMBER 2011
• Industri
1.565
660
• Perdagangan
8.292
6.650
• Trading • Agriculture
URAIAN A. PINJAMAN
• Pertanian
A. LOAN
-
2.770
• Peternakan
235
15
• Perkebunan
-
185
• Perikanan
-
15
3.320
1.330
667
-
• Jasa • Lainnya
DESCRIPTION • Industry
• Cattle breeding • Plantation • Fishery • Services • Others
51.348
84.812
• Joint venture
65.427
96.437
Total
1.232
1.450
340
564
• Pertanian
57
6
• Agriculture
• Peternakan
36
-
• Cattle breeding
• Perkebunan
12
411
• Perikanan
26
-
• Jasa
140
77
• Lainnya
463
-
2.304
2.508
67.731
98.945
• Kerjasama Jumlah B. PEMBINAAN • Industri • Perdagangan
Jumlah Jumlah Penyaluran Program Kemitraan
B. DEVELOPMENT FUND • Industry • Trading
• Plantation • Fishery • Services • Others Total Total Disbursement of Partnership Funds
PT Bukit Asam Tbk
. 2011 Annual Report
16
26
36
46
70
Ikhtisar Utama
Informasi Perseroan
Informasi Bagi Investor
Laporan Manajemen
Main Highlights
Corporate Information
Investors Information
Management Report
Laporan Pengelolaan Operasional
272
Operational Management Report
Program Bina Lingkungan
Community Development Program
Program Bina Lingkungan PTBA dielaborasi dalam enam fokus kegiatan, yaitu Program Pendidikan, Program Pengembangan Prasarana dan Sarana umum, Program Perbaikan Sarana Ibadah, Program Peningkatan Kesehatan, Program Pelestarian Alam dan Program Bantuan Bencana.
PTBA Community Development Program is focused on six main activities, which are Education, Public Facilities and Amenities Development, Religious Facilities Development, Community Health Improvement, Natural Conservation and Natural Disaster Relief.
Tujuan yang hendak diraih adalah peningkatan standar hidup dan kesejahteraan masyarakat. Seiring dengan peningkatan kegiatan Bina Lingkungan Perseroan, total dana yang disalurkan melalui pelaksanaan Program Bina Lingkungan, mengalami peningkatan sebesar 76,9% dari Rp25,7 miliar di tahun 2010 menjadi Rp45,3 miliar di tahun 2011, termasuk partisipasi dalam Program BUMN Peduli, sebesar Rp3,0 miliar. Dana tersebut disalurkan untuk berbagai program kegiatan, seperti pada tabel berikut.
This program is designed to improve the living standard and welfare of the community. Along with the Company’s growing Community Development Program activities, funds for this Program increased by 76.9% from Rp25.7 billion in 2010 to Rp45.3 billion in 2011, excluding participation in “BUMN Peduli” program to the amount of Rp3.00 billion. The funds were disbursed to finance various activities as shown in the following table. See table 8.2
TABEL TABLE 8.2 DANA PROGRAM BINA LINGKUNGAN (DALAM RP JUTA) COMMUNITY DEVELOPMENT PROGRAM FUNDS (IN MILLION RP)
BIDANG BANTUAN Bantuan Bencana Alam Bantuan Pendidikan & Pelatihan Bantuan Kesehatan Masyarakat Bantuan Sarana & Prasarana Umum Bantuan Sarana Ibadah Bantuan Pelestarian Alam BUMN Peduli (sembako murah) Jumlah
2011 (A)
2010 (B)
106
868
12
14.596
8.457
173
1.993
194
Community health improvement
10.173
197
Facilities and amenities development
4.177
4.082
102
Religious facilities assistance
431
114
378
Natural Conservation
180
Total
3.000
-
46.257
25.687
Di samping pelaksanaan Program Kemitraan dan Bina Lingkungan yang mengacu kepada ketentuan Kementerian Negara BUMN, Perseroan juga secara proaktif telah menjalankan Program Bina Wilayah sebagai salah satu bentuk kepatuhan terhadap ketentuan pasal 74 Undang-Undang No. 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas. Program tersebut bertujuan untuk memberdayakan potensi ekonomi masyarakat sekaligus mewujudkan
Laporan Tahunan 2011
Natural Disaster Relief Education of neighboring Community
3.864
Program Bina Wilayah
.
PROGRAM
20.083
Semua bantuan dalam rangka pelaksanaan program Bina Lingkungan disalurkan melalui empat wilayah kerja mencakup Unit pertambangan Tanjung Enim, Unit Pertambangan Ombilin, Pelabuhan Tarahan dan Dermaga Kertapati.
PT Bukit Asam Tbk
%
BUMN Peduli (cheap basic commodities)
All relief and assistance in connection with Community Development are extended to four working areas, i.e. Tanjung Enim Mining Unit, Ombilin Mining Unit, Tarahan Port and Kertapati Pier.
Area Development Program In
addition
to
Partnership
and
Community
Development Program in compliance with the SOE Minister regulations, the Company is also proactively managing Area Development Program in compliance with article 74 of Corporate Law No. 40/2007. The program is aimed at empowering the
120
184
Pembahasan dan Analisis Manajemen
Laporan Tata Kelola Perusahaan
Management Discussion & Analysis
Corporate Governance Report
266
Laporan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
278
305
Data Perseroan
Laporan Keuangan
Corporate Data
Financial Statements
273
Corporate Social Responsibilities
community economic potentials simultaneously honoring the Company’s commitment to improve their living standard. In this program the Company extends physical and non-physical aid to a wider
komitmen Perseroan untuk bersama-sama menciptakan kualitas hidup yang lebih baik bagi masyarakat. Program Bina Wilayah dilaksanakan berupa pemberian bantuan fisik maupun non-fisik dengan jangkauan wilayah yang lebih luas.
extended area. In 2011, Area Development Program was directed to cater to the community’s needs, such as education and sports, and to directly participate in local development through Regional Administration. Participation in local development was made by donating Regional Development Participation Fund at a specified rate. For 2011 the Company donated Participation Fund totaling Rp38.60 billion to South Sumatera Provincial Administration, Lampung Regency, Muara Enim Regency and Lahat Regency Administraion, which represented an increase of 125.4% from the preceding year. The Company also participated in the construction of sports facilities, i.e. tennis building as part of SEA Games arena in Palembang. In addition to
Pada tahun 2011, pelaksanaan Program Bina Wilayah Perseroan banyak menyentuh kepentingan masyarakat, baik dalam rangka mendukung peningkatan kualitas pendidikan, prestasi keolahragaan maupun partisipasi langsung pada pembangunan daerah sekitar aktifitas operasional yang disalurkan melalui Pemerintah Daerah. Partisipasi pembangunan tersebut disalurkan dalam bentuk dana Peran Serta Pembangunan Daerah dengan besaran yang ditetapkan dengan perhitungan tertentu. Untuk tahun 2011 Perseroan menyalurkan dana Peran Serta kepada Pemprov SumSel, Lampung, Pem Kab Muara Enim dan Lahat sebesar total Rp38,6 miliar meningkat 125,4% dari tahun sebelumnya. Perseroan juga berpartisipasi dalam kegiatan keolahragaan, melalui penyelesaian pembangunan sarana olah raga berupa gedung tenis dalam rangka penyelenggaraan SEA GAMES di Palembang. Selain pembangunan sarana olah raga, Perseroan juga berpartisipasi dalam kegiatan keolahragan melalui penyaluran dana pengembangan kegiatan olahraga seperti kegiatan sepakbola di tingkat nasional maupun ditingkat lokal.
sports facilities, the Company participated in sports activities by donating funds for football tournament on national and local levels.
Secara keseluruhan, total dana yang disalurkan melalui Program Bina Wilayah di tahun 2011 mencapai Rp 74,09 miliar, naik 229,5% dari nilai sebesar Rp22,49 miliar di tahun 2010.
Total funds disbursed through Area Development Program in 2011 amounted to Rp74.09 billion, or up 229.5% from Rp22.49 billion in 2010.
PT Bukit Asam Tbk
. 2011 Annual Report
16
26
36
46
70
Ikhtisar Utama
Informasi Perseroan
Informasi Bagi Investor
Laporan Manajemen
Main Highlights
Corporate Information
Investors Information
Management Report
Laporan Pengelolaan Operasional
274
Operational Management Report
Pengelolaan Pelestarian Lingkungan
Environmental Management
Misi Perseroan dalam bidang pengelolaan lingkungan diwujudkan melalui penerapan program-program pengelolaan, pemantauan, pengembangan dan rehabilitasi lingkungan secara berkelanjutan.
The Company’s mission in environmental management is realized through continuously managing, monitoring, developing and rehabilitating the environment.
Laporan selengkapnya mengenai program pengelolaan lingkungan dapat dibaca pada bagian “Perlindungan Lingkungan” pada halaman 108 Laporan Tahunan ini.
Pemenuhan Hak-Hak Karyawan dan Penghargaan terhadap Hak Azasi Manusia Bagi Perseroan, selain menjadi salah satu pemangku kepentingan, karyawan merupakan aset yang menentukan di dalam keberhasilan Perseroan untuk mewujudkan tujuan dan mencapai target usahanya. Perseroan sangat menyadari makna penting dari terciptanya hubungan kerja sama yang serasi antara manajemen dan seluruh karyawan Perseroan. Oleh karenanya dalam setiap kegiatan organisasi, Perseroan menjalankan praktik atau perlakuan yang sama terhadap semua karyawan dengan tidak memandang suku, ras, agama, jender dan haluan politiknya, begitu pula semua karyawan memiliki kebebasan berserikat dan melaksanakan Perjanjian Kerja Bersama. Laporan selengkapnya mengenai hal tersebut dapat dibaca pada Bab: Laporan Manajemen “Pengelolaan Sumber Daya Manusia” pada halaman 91 Laporan Tahunan ini.
Kesehatan dan Keselamatan Kerja serta Lingkungan Perseroan telah menerapkan serangkaian kebijakan terkait serta penyediaan sarana dan prasarana bagi setiap karyawan yang memungkinkan dicapainya standar kesehatan dan keselamatan kerja serta lingkungan yang tinggi dalam industrinya. Dalam implementasi K3, Perseroan telah memperoleh sertifikasi Sistem Manajemen K3 (SMK3) dari Depnakertrans RI. Laporan selengkapnya mengenai masalah tersebut dapat dibaca pada Bab: Laporan Manajemen “Kesehatan dan Keselamatan Kerja serta Lingkungan” pada halaman 103 Laporan Tahunan ini.
Full report on environmental management program is presented in Environmental Conservation page 108 of this Annual Report.
Fulfillment of Employee Rights and Respect for Human Rights In the eyes of the Company, employees are not only stakeholders but also assets who determine its success in achieving corporate objective and business target. The Company is fully aware of the importance of creating a harmonious working relationship between the management and all employees. The Company treats every individual equally regardless of ethnicity, race, religion, gender and political inclination. Likewise, the employees are free to unite and have a Collective Labor Agreement. Full report on this aspect may be found in Management Report on “Human Resource Management” page 91 of this Annual Report.
Work Safety, Health and Environment A set of policy, facilities and amenities are in place for all employees so as to meet the industry high standards of work safety, health and environment. The Company has a certification in Work Safety and Health Management System from the Department of Manpower and Transmigration. Full report is provided in Management Report on “Work Safety, Health and Environment” page 103 of this Annual Report.
Komitmen terhadap Kualitas Produk dan Perlindungan Pelanggan
Commitment to Product Quality and Consumer Protection
Perseroan menyadari makna penting dan manfaat dari pemenuhan standar kualitas serta perlindungan konsumen terhadap setiap produk yang dihasilkan, mengingat keduanya mempunyai pengaruh yang signifikan bagi pertumbuhan kinerja usaha secara berkelanjutan. Perseroan menetapkan dan memberlakukan kriteria yang ketat dalam proses dan output produksi maupun pengawasan kualitas setiap produknya.
The Company is fully aware of the importance and advantage of meeting product quality standard and ensuring consumer protection. Both aspects have a significant effect on the continued growth of the Company. For this reason the Company sets very stringent criteria in production process and output as well as in quality control.
PT Bukit Asam Tbk
.
Laporan Tahunan 2011
120
184
Pembahasan dan Analisis Manajemen
Laporan Tata Kelola Perusahaan
Management Discussion & Analysis
Corporate Governance Report
266
Laporan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
278
305
Data Perseroan
Laporan Keuangan
Corporate Data
Financial Statements
275
Corporate Social Responsibilities
PT Bukit Asam Tbk
. 2011 Annual Report
16
26
36
46
70
Ikhtisar Utama
Informasi Perseroan
Informasi Bagi Investor
Laporan Manajemen
Main Highlights
Corporate Information
Investors Information
Management Report
Laporan Pengelolaan Operasional
276
Operational Management Report
Wujud dari komitmen Perseroan serta uraian lengkap tentang kualitas produk dan perlindungan pelanggan dapat dibaca pada Bab: Laporan Manajemen, Bidang “Pemasaran”, pada halaman 139 Laporan Tahunan ini.
Report on realization of the Company’s commitment and full description of product quality and consumer protection are given in Management Report, “Marketing” page 139 of this Annual Report.
Hubungan Harmonis dengan Masyarakat berlandaskan Prinsip-Prinsip Tata Kelola yang Baik
Harmonious Relationship with the Community Based on Good Corporate Governance Principles
Perseroan telah merumuskan program Tanggung Jawab Jawab Sosial Perusahaan dalam sebuah pola yang terpadu, untuk mewujudkan visi memberikan nilai optimal bagi para pemangku kepentingan Perseroan termasuk masyarakat.
Turning its vision into reality to maximize stakeholders’ return, the Company has formulated an integrated Corporate Social Responsibility program.
Melalui Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL), serta Program Bina Wilayah, Perseroan secara sistematis telah melaksanakan serangkaian kegiatan dengan melibatkan masyarakat, baik dalam tahap perencanaan maupun pelaksanaan program-program yang terkait. Sesuai dengan prinsip transparansi, Perseroan juga membuka akses dan menjalin komunikasi timbal balik dengan masyarakat dan pihak-pihak yang terkait. Laporan selengkapnya mengenai Tata Kelola yang baik dapat dibaca pada Bab Laporan Manajemen tentang “Good Corporate Governance” pada halaman 184 Laporan Tahunan ini.
PT Bukit Asam Tbk
.
Laporan Tahunan 2011
Through Partnership and Community Development Program and Area Development Program, the Company systematically conducted activity programs involving the community either in planning or in executing such programs. In accordance with transparency principle, the Company makes itself accessible and fosters reciprocal communication with the community and other relevant parties.
120
184
Pembahasan dan Analisis Manajemen
Laporan Tata Kelola Perusahaan
Management Discussion & Analysis
Corporate Governance Report
266
Laporan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
278
305
Data Perseroan
Laporan Keuangan
Corporate Data
Financial Statements
277
Corporate Social Responsibilities
Full report on this subject is contained in Management Report, “Good Corporate Governance” page 184 of this Annual Report.
Sustainability Report The Company issues Sustainability Report which is integral to this Annual Report. The Report provides all stakeholders with a full accountability report of the Company’s professional, transparent and measured performance in meeting its corporate social responsibility.
Laporan Keberkelanjutan Perseroan menerbitkan Laporan Keberlanjutan (Sustainability Report) yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Laporan Tahunan ini. Laporan yang membuktikan komitmen pelaksanaan program tanggung jawab sosial secara profesional, transparan dan terukur tersebut merupakan pertanggungjawaban menyeluruh bagi seluruh pemangku kepentingan Perseroan mengenai pengelolaan dan realisasi program CSR.
PT Bukit Asam Tbk
. 2011 Annual Report
16
26
36
46
70
Ikhtisar Utama
Informasi Perseroan
Informasi Bagi Investor
Laporan Manajemen
Main Highlights
Corporate Information
Investors Information
Management Report
Laporan Pengelolaan Operasional
278
Operational Management Report
DATA PERSEROAN CORPORATE DATA
PT Bukit Asam Tbk
.
Laporan Tahunan 2011
120
184
266
Pembahasan dan Analisis Manajemen
Laporan Tata Kelola Perusahaan
Laporan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Management Discussion & Analysis
Corporate Governance Report
Corporate Social Responsibilities
278
Data Perseroan
305 Laporan Keuangan Financial Statements
279
Corporate Data
PT Bukit Asam Tbk
. 2011 Annual Report
16
26
36
46
70
Ikhtisar Utama
Informasi Perseroan
Informasi Bagi Investor
Laporan Manajemen
Main Highlights
Corporate Information
Investors Information
Management Report
Laporan Pengelolaan Operasional
280
Operational Management Report
DEWAN KOMISARIS BOARD OF COMMISSIONERS
Drs. Imam Apriyanto Putro, MM Komisaris Commissioner
PT Bukit Asam Tbk
.
Laporan Tahunan 2011
Ir. Abdul Latief Baky, SH, MHum, MSc, FIQ Komisaris Independen Independent Commmissioner
120
184
266
Pembahasan dan Analisis Manajemen
Laporan Tata Kelola Perusahaan
Laporan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Management Discussion & Analysis
Corporate Governance Report
Corporate Social Responsibilities
278
Data Perseroan
305 Laporan Keuangan Financial Statements
281
Corporate Data
Ir. Umiyatun Hayati Triastuti, MSc Komisaris Commissioner
Patrialis Akbar, SH, MH Komisaris Utama President Commissioner
Dr. Ir. Thamrin Sihite, ME Komisaris Commissioner
PT Bukit Asam Tbk
Suranto Soemarsono, SE, MA Komisaris Independen Independent Commmissioner
. 2011 Annual Report
16
26
36
46
70
Ikhtisar Utama
Informasi Perseroan
Informasi Bagi Investor
Laporan Manajemen
Main Highlights
Corporate Information
Investors Information
Management Report
Laporan Pengelolaan Operasional
282
Operational Management Report
PROFIL DEWAN KOMISARIS BOARD OF COMMISSIONERS PROFILE Patrialis Akbar, SH, MH Komisaris Utama President Commissioner Menjabat sebagai Komisaris Utama sejak tanggal 22 Desember 2011. Mantan Menteri Hukum dan HAM RI selama 2 (dua) tahun (Oktober 2009 s/d Oktober 2011), sebagai Anggota DPR-RI/MPR-RI (1999 s/d tahun 2009) dari Partai Amanat Nasional. Memulai karir sebagai sebagai pengacara (1984 s/d 1999). Dosen pada Fakultas Hukum Universitas Muhammadiyah Jakarta. Dua kali menjadi ketua panitia seleksi Calon Pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) periode (2010-2014) dan (2011-2015). Pendidikan S-1 di Universitas Muhammadiyah Jakarta, S-2 di Universitas Gajah Mada dan sekarang sudah lulus Kandidat Doktor di Universitas Padjadjaran Bandung. Terlahir dari darah Pejuang dari Ibu yang berpangkat Mayor TNI. Appointed President Commissioner on 22 December 2011. Previously Minister of Law and Human Rights (October 2009-October 2011), member of House of Representatives/People’s Consultative Assembly (1999-2009) representing National Mandate Party. Mr. Akbar began his career as a lawyer (1984-1999). Lecturer of School of Law, Muhammadiyah University, Jakarta. Twice head of selection committee for Management Candidates of Corruption Eradication Commission (2010-2014) and (2011-2015). A graduate of Muhammadiyah University, Jakarta, postgraduate of Gajah Mada University and Doctor Candidate of Padjadjaran University, Bandung. Born to a family with ‘combatant’ spirit, his mother was an army major.
Ir. Umiyatun Hayati Triastuti, MSc Komisaris Commissioners Menjabat Komisaris Perseroan sejak 2008, serta menjabat Staf Ahli Menteri Bidang Sumber Daya Alam, Lingkungan Hidup dan Perubahan Iklim, di Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Bappenas sejak November 2010. Meraih gelar S-1 bidang Teknik Sipil di Institut Teknologi Bandung (1987), Master of Science bidang Kebijakan Ekonomi di University of Illinois at Urbana-Campaign, Amerika Serikat (1994). Perjalanan karir sebelumnya meliputi: menjabat Deputi Bidang Sumber Daya Alam dan Lingkungan Hidup (2007-2010), Direktur Transportasi (20052007), Kasubdit Transportasi Darat, Direktorat Transportasi (2002-2005), Pj. Kepala Bagian Transportasi Kereta Api, Penyeberangan, Meteorologi dan Geofisika (2000-2002), Pjs Kepala Bagian Transportasi Darat (1995-2000) di Kementerian PPN/Bappenas. Has held the post of Commissioner since 2008, concurrently Expert Staff to National Development Planning Minister, Natural Resources, Environment and Climate Change Division, Bappenas (National Development Planning Board) since November 2010. She earned a graduate degree in Civil Engineering from Bandung Institute of Technology (1987), Master of Science in Economic Policy from University of Illinois at Urbanna Campaign – the United States of America (1994). Her previous career posted her as Deputy of Natural Resources and Environment Division (20072010), Director of Transportation (2005-2007), Head of Sub Directorate of Land Transportation, Directorate of Transportation (2002-2005), and Acting Division Head of Railway Transportation, Ferry and Inland Waterways, Metereology and Geophysics (2000-2002), Acting Division Head of Land Transportation (1995-2000) at National Development Planning Ministry/Bappenas.
Dr. Ir. Thamrin Sihite, M.E. Komisaris Commissioner Menjabat Komisaris Perseroan sejak 2008, serta menjadi Dirjen Minerba Departemen ESDM sejak 2011. Meraih gelar S-1 Jurusan Teknik Pertambangan Umum di Institut Teknologi Bandung (1979), Master of Engineering (1987), dan Doctor of Engineering (1990) di Institute of Mineral Dressing and Metallurgy, Tohoku University- Sendai, Jepang. Perjalanan karir sebelumnya meliputi menjadi Kepala Badan Pendidikan dan Pelatihan Departemen ESDM (20092011), Staf Ahli Menteri Bidang Kemasyarakatan dan Kelembagaan Kementerian ESDM (2007-2009), Kepala Biro Perencanaan dan Kerjasama Kementerian ESDM (2001-2007), Kepala Biro Lingkungan dan Teknologi Departemen Pertambangan dan Energi (DPE) tahun 2000. Ketua Komisi Amdal Pusat DPE (2000-2001), Kepala Bagian Pengelolaan Lingkungan dan Tata Ruang DPE (1993-2000), Indonesian Expert Technical Manager pada proyek kerjasama Biro Lingkungan dan Teknologi dengan The Office of Surface Mining USA, yang dibiayai World Bank (1995-1997). Appointed Commissioner in 2008, concurrently Director General of Mineral Resources, Ministry of Energy and Mineral Resources (MEMR) since 2011. Dr. Sihite holds a degree in General Mining Engineering from Bandung Institute of Technology (1979), Master of Engineering (1987), and Doctor of Engineering (1990) from Institute of Mineral Dressing and Metallurgy, University of Tohoku-Sendai, Japan. His previous posts include Head of Education and Training Bureau, MEMR (2009-20011), Expert Staff to Minister of Society and Institution, MEMR (2007-2009), Head of Planning and Cooperation Bureau, MEMR (2001-2007), Head of Environment and Technology Bureau, Ministry of Mines and Energy (MME) (2000), Head of Central AMDAL (Analysis of Environmental Impact) Commission, MME (2000-2001), Head of Environmental Management and Spatial Zone Division, MME (1993-2000), Indonesian Expert Technical Manager of joint venture projects at Bureau of Environment and Technology with the Office of Surface Mining USA, financed by World Bank (1995-1997).
PT Bukit Asam Tbk
.
Laporan Tahunan 2011
120
184
266
Pembahasan dan Analisis Manajemen
Laporan Tata Kelola Perusahaan
Laporan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Management Discussion & Analysis
Corporate Governance Report
Corporate Social Responsibilities
278
305
Data Perseroan
Laporan Keuangan Financial Statements
283
Corporate Data
Drs. Imam Apriyanto Putro, MM Komisaris Commissioner Menjabat Komisaris Perseroan sejak 2011 sekaligus menjabat Asisten Deputi Bidang Riset dan Informasi Kementerian BUMN dan menjabat sebagai Dewan Komisaris PT Petrokimia Gresik (2010-sekarang). Meraih gelar S-1 Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi di Universitas Diponegoro (1982), gelar S-2 Magister Manajemen di Institut Bisnis Indonesia (IBI) tahun 2004 dengan konsentrasi Manajemen Keuangan. Perjalanan karir di Kementerian BUMN sebelumnya mencakup Kepala Bidang Restrukturisasi dan Perencanaan Strategis Kementrian BUMN (2008-2010), Kepala Bagian Perencanaan Sekretariat Kementrian Negara BUMN (2005-2008). Sedangkan di BUMN sebagai Sekretaris Dewan Komisaris PT Askes (2000-2010), Sekretaris Dewan Komisaris PT PANN Multi Finance (20042010) dan Komisaris PT PNM Invesment Manajemen, anak perusahaan PT PNM yang bergerak di bidang manajemen investasi (2006-2011). Appointed Commissioner in 2011, concurrently Assistant Deputy Research and Information, Ministry of State Owned Enterprises (MSOE) and Commissioner, PT Petrokimia Gresik (2010-date). A graduate in management science from School of Economics, Diponegoro University (1982), obtained master’s degree in management from Institut Bisnis Indonesia (IBI) (2004) majoring in Financial Management. Previous positions at MSOE are Head of Restructuring and Strategic Planning (2008-2010), Head of Planning, Secretariat of MSOE (2005-2008). Experience in SOEs includes Secretary to Board of Commissioners, PT Askes (2000-2010), Secretary to Board of Commissioners, PT PANN Multi Finance (2004-2010) and Commissioner PT PNM Invesment Manajemen, subsidiary of PT PNM dealing in investment management (2006-2011).
Suranto Soemarsono, SE, MA Komisaris Independen Independent Commissioner Menjabat Komisaris Independen Perseroan sejak 2008, dan Penasehat Direktur Utama PT Dinamika Usaha Jaya sejak 2005. Meraih gelar S-1 Jurusan Ekonomi di Universitas Gadjah Mada (1983) dan Master of Art in Economics & Finance di Western Illinois University, USA (1992). Perjalanan karir sebelumnya mencakup VP Coporate Finance PT PDFCI Securitas (1999-2000), Direktur Keuangan PT Barkatel Utama (2001-2006), dan Komisaris PT Mega Global Triartha Optima (2001-2004). Aktif sebagai dosen program S-1 dan S-2 di “Asian Banking Finance and Informatics Institute of Perbanas” 1998 – sampai sekarang. Mr. Soemarsono was appointed Independent Commissioner of the Company in 2008, and Adviser to President Director of PT Dinamika Usaha Jaya in 2005. He is a holder of graduate degree in Economics from University of Gadjah Mada (1983) and Master of Art in Economics & Finance from Western Illinois University, USA (1992). Previously he was posted as VP Corporate Finance, PT PDFCI Sekuritas (1999-2000), Finance Director of PT Barkatel Utama (2001-2006), and Commissioner of PT Mega Global Triartha Optima (2001-2004). He has been lecturing for graduate and postgraduate programs in Asian Banking Finance and Informatics Institute of Perbanas since 1998.
Ir. Abdul Latief Baky, SH, MHum, MSc, FIQ Komisaris Independen Independent Commissioner Menjabat Komisaris Independen Perseroan sejak 2008, sekaligus menjabat Komisaris Utama PT Citta Trahindo Pratama sejak 2007, dan Managing Partner LAGR & Associates – Law Firm sejak 2006. Meraih gelar S-1 Jurusan Teknik Pertambangan di Institut Teknologi Bandung (1977), gelar S-1 jurusan Hukum di Universitas Bung Karno, gelar S-2 Magister Sains Ilmu Administrasi Bisnis Internasional Universitas Indonesia (2004), gelar S-2 Magister Humaniora Ilmu Hukum Bisnis Universitas Gajah Mada (2007) dan Fellows Institute of Quarrying, UK (1996). Perjalanan k arir sebelumnya mencakup Ketua Komite Pencatatan Bursa Efek Surabaya (2005-2007), Komisaris PT Karimun Indoco Pratama (2003-2005), Direktur Utama Perusda Karimun BUMD-Holding (2001-2005), Direktur Utama PT Bhumi Artha Khatulistiwa (1999-2001), Direktur Adminsitrasi, Direktur Pemasaran dan Direktur Operasi PT Karimun Granite (1990-1999). Kegiatan di dalam organisasi Profesi menjabat sebagai Ketua Umum Perhapi (Perhimpunan Ahli Pertambangan Indonesia) untuk 2 periode: 2001-2003, 2003-2006 dan saat ini bertindak sebagai Dewan Penasihat Perhapi. Sedangkan kegiatan di dalam organisasi Korporasi di Kadin ( Kamar Dagang dan Industri ) Indonesia sebagai Ketua Komite Tetap Batubara dan Panas Bumi (2008-2010), KomiteTetap , Mineral dan Bahan Galian Industri (2010-2013), dan di APBI (Asosiasi Pertambangan Batubara Indonesia) sebagai Wakil Ketua Umum Bidang Hukum dan PerundangUndangan (2010-2013). He has been an Independent Commissioner of the Company since 2008, concurrently President Commissioner of PT Citta Trahindo Pratama since 2007, and Managing Partner of LAGR & Associates – Law Firm since 2006. He has a graduate degree in Mine Engineering from Bandung Institute of Technology (1977), graduate degree of Law from Bung Karno University, Master of Science, International Business Administration from University of Indonesia (2004), Master of Human Studies, Business Law Science, University of Gajah Mada (2007) and Fellows Institute of Quarrying, UK (1996). In his previous career he held various posts including Chairman of Listing Committee, Surabaya Stock Exchange (2005-2007), Commissioner of PT Karimun Indoco Pratama (2003-2005), President Director of Perusda Karimun BUMD-Holding (2001-2005), President Director of PT Bhumi Artha Khatulistiwa (1999-2001), Administrative Affairs Director, Marketing Director and Operations Director of PT Karimun Granite (1990-1999). Experience in professional organizations: Chairman of Indonesian Mining Experts Association (Perhapi) for two periods, 2001-2003, 2003-2006, and currently member of Perhapi Advisory Council. In business organizations: Indonesian Chamber of Commerce, Chairman of Coal Mining and Geothermal Committee (2008-2010), Mining, Mineral and Industrial Quarrying Committee (2010-2013), Indonesian Coal Mining Association, Deputy Chairman of Legal and Regulation Division (2010-2013).
PT Bukit Asam Tbk
. 2011 Annual Report
16
26
36
46
70
Ikhtisar Utama
Informasi Perseroan
Informasi Bagi Investor
Laporan Manajemen
Main Highlights
Corporate Information
Investors Information
Management Report
Laporan Pengelolaan Operasional
284
Operational Management Report
DIREKSI BOARD OF DIRECTORS
Ir. Anung Dri Prasetya, M.App.Sc Direktur Pengembangan Usaha Business Development Director
PT Bukit Asam Tbk
.
Laporan Tahunan 2011
Ir. Heri Supriyanto Direktur Operasi/Produksi Operations/Production Director
278
120
184
266
Pembahasan dan Analisis Manajemen
Laporan Tata Kelola Perusahaan
Laporan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Management Discussion & Analysis
Corporate Governance Report
Corporate Social Responsibilities
305
Data Perseroan
Laporan Keuangan Financial Statements
285
Corporate Data
Achmad Sudarto, SE, MM, Ak Direktur Keuangan Finance Director
Ir. Milawarma, M.Eng Direktur Utama President Director
M. Jamil, SE, MM, Ak Direktur Niaga Commerce Director
Ir. Maizal Gazali, MM Direktur SDM & Umum HR & General Affairs Director
PT Bukit Asam Tbk
. 2011 Annual Report
16
26
36
46
70
Ikhtisar Utama
Informasi Perseroan
Informasi Bagi Investor
Laporan Manajemen
Main Highlights
Corporate Information
Investors Information
Management Report
Laporan Pengelolaan Operasional
286
Operational Management Report
PROFIL DIREKSI BOARD OF DIRECTORS PROFILE Ir. Milawarma, M.Eng Menjabat Direktur Utama sejak 2011. Sebelumnya menjabat Direktur Operasi/Produksi Perseroan (2006). Meraih gelar S-1 Jurusan Tambang di UPN Veteran, Yogyakarta (1987) dan Magister Engineering di University of Wollongong, Australia (1995). Perjalanan karir sebelumnya di Perseroan meliputi jabatan Sekretaris Perusahaan (2003-2006), Analis Bisnis/Profesional Senior Pengembangan Usaha (1999-2003), Kepala Diversifikasi Usaha (1997-1999), dan Kepala Dinas Perencanaan Tambang Jangka Panjang (1995-1996).
Direktur Utama President Director
Appointed President Director in 2011, previously Operations/Production Director of the Company from 2006. A holder of graduate degree in Mining from UPN Veteran, Yogyakarta (1987) and Master of Engineering degree from University of Wollongong, Australia (1995). Previous posts with the Company include Corporate Secretary (20032006), Senior Business Analyst /Professional of Business Development (1999-2003), Head of Business Diversification (1997-1999), and Head of Long Term Mine Planning Unit (1995-1996).
Achmad Sudarto, SE, MM, Ak Menjabat sebagai Direktur Keuangan Perseroan sejak tahun 2011. Meraih gelar S-1 Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi, di Universitas Sriwijaya, Palembang (1992) dan S-2 Magister Management (2009) dari Universitas Sriwijaya. Mulai berkarir di PTBA sejak 1992, sebelum akhirnya menjabat sebagai Corporate Secretary (2009-2011) adalah Senior Manajer Perbendaharaan dan Pendanaan PTBA, tahun 2009 dan Manajer Akuntansi di PTBA, tahun 2007.
Direktur Keuangan Finance Director
Appointed Finance Director in 2011. His academic studies earned him a graduate degree in Accounting from School of Economics, Sriwijaya University, Palembang (1992) and a master’s degree in Management (2009) from Sriwijaya University. He joined PTBA in 1992, prior to holding the post of Corporate Secretary (2009-2011) he was Senior Manager of Treasury and Funding in 2009 and Accounting Manager in 2007.
Ir. Anung Dri Prasetya, M.App.Sc Menjabat Direktur Pengembangan Usaha sejak 2011. Menyelesaikan pendidikan S-1 Jurusan Tambang dari Institut Teknologi Bandung (1987) dan Magister Engineering dari University of New South Walse (1996). Sebelumnya menjabat sebagai Direktur Utama salah satu anak perusahaan yaitu PT. Bukit Pembangkit Innovative, Senior Manager SDM (2005-2007), Senior Manager Penambangan (2004-2005), Senior Manager Pengembangan Usaha (2002-2004), dan sebagai Sekretaris Perusahaan (2000-2002). Bergabung dengan Perseroan pada tahun 1987 dan pernah menjabat berbagai posisi, mencakup diantaranya Kepala Pengembangan Usaha (1997-1997) dan Kepala Eksplorasi/Pengembangan Tambang (1998-2000). Appointed Business Development Director in 2011. A graduate of Bandung Institute of Technology, Mining Department (1987) and Master of Engineering, University of New South Wales (1996). Previous posts in the Company include President Director of subsidiary, PT Bukit Pembangkit Innovative, Senior Manager of HRD (2005-2007), Senior Manager of Mining (2004-2005), Senior Manager of Business Development (2002-2004), and Corporate Secretary (2000-2002). Joined the Company in 1987 holding several positions, including Head of Business Development (1997-1998) and Head of Mine Exploration/Development (1998-2000).
PT Bukit Asam Tbk
.
Laporan Tahunan 2011
Direktur Pengembangan Usaha Business Development Director
120
184
266
Pembahasan dan Analisis Manajemen
Laporan Tata Kelola Perusahaan
Laporan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Management Discussion & Analysis
Corporate Governance Report
Corporate Social Responsibilities
278
305
Data Perseroan
Laporan Keuangan Financial Statements
287
Corporate Data
Ir. Heri Supriyanto Menjabat Direktur Operasi/Produksi sejak tahun 2011, setelah sebelumnya menjabat sebagai Direktur Pengembangan Usaha Perseroan (2006-2011). Meraih gelar S-1 Jurusan Teknik Industri di Institut Teknologi Bandung (1981). Perjalanan karir sebelumnya di Perseroan mencakup jabatan Dirketur Uama PT Bukit Pembangkit Innovative (2006), Senior Manajer Logistik Perseroan (2005-2006), General Manager Pengusahaan Briket (2001-2005), Pimpinan Proyek Pengembangan Briket Batubara (1993-2001) dan Kepala Divisi Pengembangan Keteknikan (1991-1993).
Direktur Operasi/Produksi Operations/Production Director
Appointed Operations/Production Director in 2011, previously Director of Business Development of the Company (2006-2011). A graduate of Bandung Institute of Technology with a degree in Industrial Engineering (1981). Previous posts with the Company are President Director of PT Bukit Pembangkit Innovative (2006), Senior Manager of Logistics of the Company (2005-2006), General Manager of Briquette Business (2001-2005), Project Officer of Coal Briquette Business Expansion (1993-2001) and Head of Engineering Development Division (1991-1993).
Ir. Maizal Gazali, MM Menjabat Direktur SDM & Umum Perseroan sejak 2011. Meraih gelar S-1 jurusan teknologi industri dari Universitas Sumatera Utara dan S-2 Magister Management Administration Technology dari Institut Teknologi Bandung. Sebelumnya menjabat sebagai Senior Manajer Sistem Manajemen Perusahaan (2011), Senior Manajer SDM (20072011), Manajer Kajian Operasi dan Teknik (2006-2007), Manajer Kontrak dan Pengadaan (2005-2006) serta berbagai jabatan madya lain. Pergabung dengan Perseroan pada tahun 1987 dan pernah menjabat sebagai Kabag Personalia UPO(1991-1995), Kepala Bagian Pembelian Barang Tambang Utama (1997-1999) dan Manajer Pengadaan Barang Rutin (1999-2002).
Direktur SDM & Umum HR & General Affairs Director
Appointed Human Resource & General Affairs Director in 2011. Graduated from North Sumatera University and post-graduate of Magister Management Administration Technology from Bandung Institute of Technology. Previous positions in the Company are Senior Manager of Corporate Management System (2011), Senior Manager of HRD (2007-2011), Manager of Operations and Technical Study (2006-2007), Manager of Contracts and Procurement (2005-2006) and various middle management posts. Joined the Company in 1987 and posted as Head of Personnel Division UPO(1991-1995), Head of Main Mining Property Purchasing (1997-1999) and Manager of Routine Material Procurement (1999-2002).
M. Jamil, SE, MM, Ak Menjabat Direktur Niaga Perseroan sejak 2011. Meraih gelar S-1 Bidang Akuntansi dari Universitas Sriwijaya (1990) selanjutnya menyelesaikan Pendidikan Pasca Sarjana di Universitas Sriwijaya (2007). Sebelumnya menjabat sebagai Senior Manajer Logistik (2009-2011), Senior Manajer Akuntansi dan Anggaran (2007-2009), Manajer Perencanaan dan Kendali Keuangan (2002-2007) dan Kepala Akuntansi Manajemen (1999-2002). Mulai bergabung di Perseroan tahun 1991 dan pernah menjabat sebagai Sekretaris Tim Renstra (1994) serta Kepala Akuntansi Biaya (1997-1999).
Direktur Niaga Commerce Director
Appointed Commerce Director in 2011. Graduated from Sriwijaya University, Accounting Department (1990) and Post-graduate Program (2007). Prior to his current post, he was Senior Manager of Logistics (2009-2011), Senior Manager of Accounting and Budget (2007-2009), Manager of Financial Planning and Control (2002-2007) and Head of Management Accounting (1999-2002). Joined the Company in 1991 and held the posts of Secretary of Strategic Planning Team (1994) and Head of Cost Accounting (1997-1999).
PT Bukit Asam Tbk
. 2011 Annual Report
16
26
36
46
70
Ikhtisar Utama
Informasi Perseroan
Informasi Bagi Investor
Laporan Manajemen
Main Highlights
Corporate Information
Investors Information
Management Report
Laporan Pengelolaan Operasional
288
Operational Management Report
PROFIL SEKRETARIS PERUSAHAN DAN SPI CORPORATE SECRETARY AND INTERNAL AUDIT UNIT PROFILE
Drs. Hananto Budi Laksono, MT Menjabat sebagai Corporate Secretary sejak Desember 2011. Meraih gelar S-1 Fakultas Ekonomi Universitas Katholik Parahyangan Bandung, (1986) dan S2 Magister Teknik, Program Teknik dan Manajemen Industri dari Institut Teknologi Bandung (1992). Mulai berkarir di PTBA sejak 1986, sebelum akhirnya menjabat sebagai Corporate Secretary adalah Senior Manajer Perbendaharaan dan Pendanaan PTBA (2009-2011), dan Manajer Kantor Perwakilan Jakarta (2007-2009).
Sekretaris Perusahaan Corporate Secretary
Has held the post of Corporate Secretary since December 2011. A graduate of Catholic University of Parahyangan Bandung, School of Economics (1986) and Master of Engineering of Bandung Institute of Technology, Industrial Engineering and Management Program (1992). Has been with PTBA since 1986, and prior to being appointed Corporate Secretary he was Senior Manager of Treasury and Funding (2009-2011), and Manager of Jakarta Representative Office (2007-2009).
Bambang Sutrisno Menjabat sebagai Kepala Satuan Pengawas Internal sejak tahun 2009, setelah sebelumnya menjabat sebagai Pemeriksa Utama (2007-2009) dan sebagai Manajer Kelayakan dan Kendali Investasi (20052007). Bergabung dengan PTBA sejak 1984, setelah sebelumnya bekerja pada PT Bumi Langoan, Jakarta, sebagai Supervisor Akuntansi. Appointed Head of Internal Audit Unit in 2009, previously Chief Auditor (2007-2009) and Manager of Investment Feasibility and Control (2005-2007). He has been with PTBA since 1984, following his employment with PT Bumi Langoan, Jakarta, as Accounting Supervisor.
PT Bukit Asam Tbk
.
Laporan Tahunan 2011
Kepala Satuan Pengawas Internal Head of Internal Audit Unit
120
184
266
Pembahasan dan Analisis Manajemen
Laporan Tata Kelola Perusahaan
Laporan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Management Discussion & Analysis
Corporate Governance Report
Corporate Social Responsibilities
278
305
Data Perseroan
Laporan Keuangan Financial Statements
289
Corporate Data
PROFIL KOMITE AUDIT AUDIT COMMITTEE PROFILE
Helmi Mahfud,SE,Ak. Menjabat anggota Komite Audit sejak Februari 2011. Meraih gelar sarjana Ekonomi Akuntansi di Universitas Padjadjaran (1987). Perjalanan karir dimulai sejak 1988 di Kantor Akuntan Publik SGV Utomo, kemudian dilanjutkan ke industri perbankan sebagai manajer di Financial Services PT Bank Merincorp, dan Merchant Banking PT Bank Universal Tbk, dan saat ini aktif sebagai General Manajer di sebuah perusahaan Pembangkit Listrik Tenaga Minihidro di Kabupaten Lebak, Provinsi Banten.
Anggota Komite Audit Member of Audit Committee
A member of Audit Committee since February 2011. He has a graduate degree in Economic Accounting from Padjadjaran University (1987). Professional experience started in 1988 at the Office of Public Accountant SGV Utomo, then in banking industry as Manager of Financial Services, PT Bank Merincorp, and Merchant Banking, PT Bank Universal Tbk, and currently General Manager of a minihydro electric power operator in Lebak Regency, Banten Province.
Nuhindro Priagung Widodo, ST., MT., Dr. Menjabat sebagai Anggota Komite Audit sejak Agustus 2011. Meraih gelar Sarjana Teknik Pertambangan dari Institut Teknologi Bandung (1999), Magister Teknik dalam Geomekanika dari Institut Teknologi Bandung (2002), serta Doktor dalam bidang ventilasi tambang bawah tanah dari Kyushu University, Jepang (2007). Menjadi pengajar pada Program Studi Teknik Pertambangan, Fakultas Teknik Pertambangan dan Perminyakan ITB sejak tahun 2006. Selain itu aktif melakukan berbagai macam penelitian dalam bidang teknik pertambangan sejak tahun 2000.
Anggota Komite Audit Member of Audit Committee
He has been a member of Audit Committee since August 2011. He graduated as Mining Engineer from Bandung Institute of Technology (1999), Master of Geomechanical Engineering from Bandung Institute of Technology (2002), and has a doctorate degree in underground mining ventilation from Kyushu University, Japan (2007). Has been teaching at Mine Engineering Study Program, Oil and Mine Engineering Faculty, Bandung Institute of Technology since 2006, and conducting studies in mine engineering since 2000.
PT Bukit Asam Tbk
. 2011 Annual Report
16
26
36
46
70
Ikhtisar Utama
Informasi Perseroan
Informasi Bagi Investor
Laporan Manajemen
Main Highlights
Corporate Information
Investors Information
Management Report
Laporan Pengelolaan Operasional
290
Operational Management Report
PROFIL KOMITE NOMINASI, REMUNERASI DAN PENGEMBANGAN SUMBERDAYA NOMINATION, REMUNERATION AND HUMAN RESOURCES DEVELOPMENT COMMITTEE PROFILE
Noeroso L. Wahyudi, SE, MA Menjabat sebagai anggota Komite Nominasi dan Remunerasi sejak tahun 2008. Mendapat Gelar Sarjana Ekonomi Perusahaan tahun 1985 di Jakarta. Mendapat Gelar Master of Arts (1990) di Ball State University, Muncie, Indiana, USA. Mengikuti kursus Environmental Economic Policy Analysis di Harvard University, Boston, USA (1993) selama satu bulan. Peneliti Madya pada Badan Kebijakan Fiskal, Kementerian Keuangan (sejak 2008). Aktif dalam mengikuti isu perubahan iklim di tingkat nasional maupun internasional sejak tahun 2008.
Anggota Komite Nominasi dan Remunerasi dan PSDM Member of Nomination and Remuneration and HRD Committee
Has been a member of Nomination, Remuneration and GCG Committee since 2008. He received a graduate degree in Corporate Economics in Jakarta (1985), Master of Arts degree in Economics from Ball State University, Muncie, Indiana, USA (1990). Took one-month training in Environmental Economic Policy Analysis in Harvard University, Boston, USA (1993). Serving as Middle Researcher at Fiscal Policy Agency, Ministry of Finance since 2008 while actively observing climate change issues at the national and international level.
Dr. Sumarhadi, SE, MM Menjabat sebagai anggota Komite Nominasi dan Remunerasi dan PSDM sejak bulan Nopember 2010. Pendidikan S-1 Manajemen tahun 1983 dari Universitas Prof. Dr. Moestopo (Beragama) Jakarta; S-2 Manajemen tahun 1996 dari Institut Pengembangan Wiraswasta Indonesia; dan S-3 Manajemen Pendidikan tahun 2002 dari Universitas Negeri Jakarta. Selain itu sejak 1979 – saat ini telah mengikuti seminar nasional dan internasional tentang hubungan industrial. Appointed member of Nomination, Remuneration and HRD Committee in November 2010. Holds a graduate degree in Management (1983) from University of Prof. Dr. Moestopo (Beragama) Jakarta, master’s degree in Management (1996) from Indonesian Tourism Development Institute and doctorate degree in Education Management (2002) from Universitas Negeri Jakarta. Participating in national and international seminars on industrial relations since 1979.
PT Bukit Asam Tbk
.
Laporan Tahunan 2011
Anggota Komite Nominasi dan Remunerasi dan PSDM Member of Nomination and Remuneration and HRD Committee
120
184
266
Pembahasan dan Analisis Manajemen
Laporan Tata Kelola Perusahaan
Laporan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Management Discussion & Analysis
Corporate Governance Report
Corporate Social Responsibilities
278
305
Data Perseroan
Laporan Keuangan Financial Statements
291
Corporate Data
PROFIL KOMITE GOOD CORPORATE GOVERNANCE GOOD CORPORATE GOVERNANCE COMMITTEE PROFILE
Bambang Adi Winarso, Ph.D Menjabat anggota Komite Nominasi dan Remunerasi dan GCG sejak 1 Oktober 2009 dan sejak 30 Juli 2010 diangkat menjadi anggota Komite GCG. Menyelesaikan pendidikan S-1 bidang Agribisnis dari Institut Pertanian Bogor, tahun 1983, kemudian menyelesaikan program Master bidang International Economics dari University of Kentucky, Lexington USA tahun 1989 dan menyelesaikan Program Doktor bidang Economics (Industrial Organization, International Finance, International Trade) dari universitas yang sama tahun 1993.
Anggota Komite GCG Member of GCG Committee
Menjabat sebagai Asisten Deputi Urusan Energi dan Ketenagalistrikan, Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian selain menjabat sebagai Komisaris di PT Indonesia Comnet Plus, setelah sebelumnya menjabat sebagai Kepala Bidang Ketenagalistrikan, Kedeputian III Bidang Koordinasi Energi, Sumberdaya Mineral dan Kehutanan, Kementrian Bidang Koordinasi Perekonomian. Selain itu mengajar sebagai Dosen Tamu pada program Master maupun Strata 1 di berbagai universitas dalam maupun luar negeri. Appointed member of Nomination, Remuneration and GCG Committee on October 1, 2009, and member of GCG Committee on July 30, 2010. Completed his graduate studies in Agribusiness at Bogor Institute of Agriculture in 1983, master program in International Economics at University of Kentucky, Lexington USA in 1989 and doctorate program in Economics (Industrial Organization, International Finance, International Trade) at the same university in 1993. He is Assistant to Deputy Head of Energy and Electricity, Coordinating Ministry of Economy in addition to his assignment as Commissioner of PT Indonesia Comnet Plus, following his previous posts as Head of Electricity Division, Energy Coordination, Mineral Resources and Forestry, Coordinating Ministry of Economy. Mr. Winarso is also a guest lecturer in graduate and master programs at various universities at home and abroad.
Ir. Antonaria, MA Menjabat anggota Komite Nominasi dan Remunerasi dan GCG sejak 1 Oktober 2009 dan sejak 30 Juli 2010 diangkat menjadi anggota Komite GCG. Menyelesaikan pendidikan S-1 Jurusan Teknik Sipil bidang Manajemen Konstruksi dari Institut Teknologi Bandung, tahun 1990, kemudian menyelesaikan program Master of Arts in Development Studies (Studi Pembangunan) dari Murdoch University, Perth, Australia tahun 1999, selain mengikuti berbagai seminar dan training di dalam maupun di luar negeri.
Anggota Komite GCG Member of GCG Committee
Menjabat sebagai Kepala Sub Direktorat Sumber Daya Energi dan Kelembagaan, Direktorat Sumber Daya Energi, Mineral dan Pertambangan, Bappenas, setelah sebelumnya menjabat sebagai Kepala Sub Direktorat Iklim dan Cuaca, Direktorat Lingkungan Hidup (2006-2008), dan menjabat sebagai Kepala Sub Direktorat Lingkungan Usaha Pertambangan Rakyat, Direktorat Sumberdaya Mineral dan Pertambangan, Bappenas (2002-2006). Sebelum berkarir di Bappenas, pernah bekerja pada Hutama Prima Joint Operation, kontraktor pembangunan jalan dan PT Tripatra Engineering, perusahaan konsultan. Mr. Antonaria was appointed member of Nomination, Remuneration and GCG Committee on October 1, 2009 and member of GCG Committee on July 30, 2010. He completed his graduate studies in Civil Engineering, Construction Management at Bandung Institute of Technology in 1990, and master program in Development Studies at Murdoch University, Perth, Australia in 1999. In addition, he has participated in various domestic and overseas seminars and training sessions. He was Sub-directorate Head of Energy Resources and Institutions, Directorate of Energy, Mineral Resources and Mining, Bappenas, after his assignment as Head of Climate and Weather Sub-directorate, Directorate of Environment, Bappenas (2006-2008). From 2002 to 2006 he was posted as Head of Small Scale Mining Business Sub-directorate, Directorate of Mineral Resources and Mining, Bappenas. Prior to his career with Bappenas, he was employed by Hutama Prima Joint Operation, a road construction contractor, and PT Tripatra Engineering, a consulting firm.
PT Bukit Asam Tbk
. 2011 Annual Report
16
26
36
46
70
Ikhtisar Utama
Informasi Perseroan
Informasi Bagi Investor
Laporan Manajemen
Main Highlights
Corporate Information
Investors Information
Management Report
Laporan Pengelolaan Operasional
292
Operational Management Report
PROFIL KOMITE RISIKO USAHA, ASURANSI DAN PASCA TAMBANG BUSINESS RISK, INSURANCE AND POST-MINING COMMITTEE PROFILE
Andi Novianto, Ph.D Menjadi anggota Komite Asuransi, Risiko Usaha, dan Pasca Tambang sejak 16 Mei 2009. Menyelesaikan program doctoral pada Tohoku University, Jepang tahun 2001 di bidang Agriculture and Resource Economics. Saat ini menjabat sebagai Asisten Deputi Urusan Kehutanan pada Deputi Bidang Energi, Sumber Daya Mineral, dan Kehutanan-Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian. Aktif mengikuti pertemuan di tingkat nasional maupun internasional dalam bidang energi terbarukan, lingkungan, dan perubahan iklim.
Anggota Komite Risiko Usaha, Asuransi dan Pasca Tambang Member of the Business Risk, Insurance and Post-Mining Committee
On May 16, 2009 Mr. Novianto was appointed member of Business Risk, Insurance and Post-Mining Committee. Completed his doctorate program in Agriculture and Resource Economics at Tohoku University, Japan (2001). Currently he is Assistant Deputy of Forestry at the office of Energy, Mineral Resources and Forestry, Coordinating Ministry for Economy. Actively attending national and international conferences on renewable energy, environment and climate change issues.
Ir. Faridha, M.Si Menjadi Anggota Komite Risiko Usaha, Asuransi dan Pascatambang sejak 16 Maret 2009. Menyelesaikan pendidikan Teknik Kimia dari Universitas Syiah Kuala (1993), menyelesaikan program Magister bidang Ilmu Lingkungan dari Universitas Indonesia (2004). Saat ini sebagai Peneliti di bidang Lingkungan (2004-sekarang). Sebelumnya pernah menjabat sebagai Kepala SubBagian Pengelolaan Lingkungan Bid. Pertambangan Umum-Biro Lingkungan dan Teknologi (1999-2002), Kepala SubBidang Dokumentasi dan Informasi-Puslitbangtek Ketenagalistrikan dan Energi Baru Terbarukan (2002-2004). She has been a member of Business Risk, Insurance and Post-Mining Committee since March 16, 2009. Graduated from University of Syiah Kuala with a degree in Chemistry Engineering (1993) and further completed her master program in Environmental Sciences at University of Indonesia (2004). Has been an Environment Researcher since 2004. She was posted as Head of Environmental Management Sub-division, General Mining Division, Environment and Technology Bureau (1999-2002), Head of Documentation and Information Sub-division, Technological Research and Development Center for Electricity and Renewed Energy (2002-2004).
PT Bukit Asam Tbk
.
Laporan Tahunan 2011
Anggota Komite Risiko Usaha, Asuransi dan Pasca Tambang Member of the Business Risk, Insurance and Post-Mining Committee
120
184
266
Pembahasan dan Analisis Manajemen
Laporan Tata Kelola Perusahaan
Laporan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Management Discussion & Analysis
Corporate Governance Report
Corporate Social Responsibilities
278
Data Perseroan
305 Laporan Keuangan Financial Statements
293
Corporate Data
DAFTAR Daftar ALAMAT alamat ANAK anak PERUSAHAAN Perusahaan DAN Dan PERUSAHAAN Perusahaan ASOSIASI asosiasi SUBSIDIARIES AND ASSOCIATES COMPANY
PT BATUBARA BUKIT KENDI Jl. Jurang Parigi Dalam No.5 Tanjung Enim 31716 Sumatera Selatan, Indonesia Phone +62-734-453 038 Fax +62-734-451 037
PT BUKIT ASAM BANKO Jl. Parigi No. 1 Tanjung enim 31716 Sumatera Selatan, Indonesia Phone +62-734-451 096, 452353 Fax +62-734-451 095, 452 993
PT BUKIT PEMBANGKIT INNOVATIVE Setiabudi Atrium Lantai 2 Ruang 207 Jl. HR Rasuna Said Kav. 62 Jakarta 12920 Phone +62-21- 521 2463, 521 2470 Fax +62-21-521 0725
PT BUKIT ASAM TRANSPACIFIC RAILWAY Menara Rajawali Lantai 22 Mega Kuningan Lot 5.1, Kawasan Mega Kuningan Jakarta 12950 Phone +62-21-576 1688 Fax +62-21-576 1687
PT BUKIT ASAM PRIMA Menara Karya Lantai 19 Jl. HR Rasuna Said Blok X-5 Kav.1-2 Jakarta 12950 Phone +62-21-525 4014 Fax +62-21-579 44517
PT BUKIT ASAM METANA PERANAP Menara Kadin Indonesia Lantai 15 Jl. HR Rasuna Said Blok X-5 Kav. 2-3 Jakarta 12950 Phone +62-21-525 4014 Fax +62-21-525 4002
PT BUKIT ASAM METANA OMBILIN Menara Kadin Indonesia Lantai 15 Jl. HR Rasuna Said Blok X-5 Kav.2-3 Jakarta 12950 Phone +62-21-525 4014 Fax +62-21-525 4002
PT BUKIT ASAM METANA ENIM Menara Kadin Indonesia Lantai 15 Jl. HR Rasuna Said Blok X-5 Kav. 2-3 Jakarta 12950 Phone +62-21-525 4014 Fax +62-21-525 4002
PT INTERNATIONAL PRIMA COAL Menara Rajawali Lantai 24 Mega Kuningan Lot 5.1, Kawasan Mega Kuningan Jakarta 12950 Phone +62-21-576 1669 Fax +62-21-576 1657
PT Bukit Asam Tbk
. 2011 Annual Report
294
REFERENSI SILANG PERATURAN BAPEPAMLK NO. X.K.6 CROSS REFERENCE TO BAPEPAM-LK RULE X.K.6 NO.
KRITERIA
PENJELASAN
HALAMAN PAGE
CRITERIA
DESCRIPTION
I
UMUM
1
Laporan tahunan disajikan dalam bahasa Indonesia yang baik dan benar dan dianjurkan menyajikan juga dalam bahasa Inggris.
√
Written in good and correct Indonesian, and it is recommended to present the report in English as well.
2
Laporan tahunan dicetak pada kertas yang berwarna terang agar mudah dibaca dan jelas.
√
Printed with good quality, using readable type and size of font.
3
Laporan tahunan mencantumkan identitas perusahaan dengan jelas
√
Corporate identity should be stated clearly.
4
Laporan Tahunan ditampilkan di website Perusahaan
√
Posted in the Company’s website
II
IKHTISAR DATA KEUANGAN PENTING
1
Informasi hasil usaha perusahaan dalam bentuk perbandingan selama 5 (lima) tahun buku atau sejak memulai usahanya jika perusahaan tersebut menjalankan kegiatan usahanya selama kurang dari 5 (lima) tahun
Informasi memuat antara lain: 1. Penjualan/pendapatan usaha 2. Laba (rugi) 3. Total laba (rugi) komprehensif 4. Laba (rugi) per saham
16-17
Financial information in comparative form over a period of five financial years or since operation commence date if company has been operational less than five years.
Information covers at least: 1. Sales/operating income 2. Profit (loss) 3. Comprehensive total profit (loss) 4. Profit (loss) per share
2
Informasi posisi keuangan perusahaan dalam bentuk perbandingan selama 5 (lima) tahun buku atau sejak memulai usahanya jika perusahaan tersebut menjalankan kegiatan usahanya selama kurang dari 5 (lima) tahun
Informasi memuat antara lain: 1. Modal kerja bersih 2. Jumlah investasi 3. Jumlah aset 4. Jumlah kewajiban 5. Jumlah ekuitas
16-17
Financial information in comparative form over a period of five financial years or since operation commencement date if company has been operational less than five years.
Information includes: 1. Net working capital 2. Total investment in other entities 3. Total assets 4. Total liabilities 5. Total equity
3
Rasio keuangan dalam bentuk perbandingan selama 5 (lima) tahun buku atau sejak memulai usahanya jika perusahaan tersebut menjalankan kegiatan usahanya selama kurang dari 5 (lima) tahun
Informasi memuat 5 (lima) rasio keuangan yang umum dan relevan dengan industri perusahaan.
Financial ratios in comparative form over a period of five financial years or since operation commencement date if company has been operational less than five years.
Information includes five general ratios that are relevant to company’s business.
4
Laporan Tahunan wajib memuat informasi harga saham dalam bentuk tabel dan grafik. Informasi harga saham sebelum perubahan permodalan terakhir wajib disesuaikan dalam hal terjadi antara lain karena pemecahan saham, dividen saham, dan saham bonus
Informasi dalam bentuk tabel dan grafik yang memuat: 1. Harga saham tertinggi, 2. Harga saham terendah, 3. Harga saham penutupan, 4. Volume saham yang diperdagangkan untuk setiap masa triwulan dalam 2 (dua) tahun buku terakhir (jika ada).
40
Information on share prices in tables and graphs.
Information in tables and graphs depicts: 1. Highest share price 2. Lowest share price 3. Closing share price 4. Share transaction volume for every quarter in the last two financial years (if any).
5
Laporan Tahunan wajib memuat informasi dalam 2 (dua) tahun buku terakhir mengenai obligasi, sukuk atau obligasi konvertibel yang diterbitkan
Informasi memuat: 1. Jumlah obligasi/sukuk/obligasi konversi yang beredar 2. Tingkat bunga/imbalan 3. Tanggal jatuh tempo 4. Peringkat obligasi/sukuk
n.a
Information on total bonds, sukuk or convertible bonds outstanding in the last two financial years.
Information describes: 1. Total outstanding bonds/sukuk/convertible bonds 2. Coupon rate 3. Maturity date 4. Bond/sukuk rating
III
LAPORAN DEWAN KOMISARIS DAN DIREKSI
1
Laporan Dewan Komisaris
PT Bukit Asam Tbk
GENERAL
Nama Perusahaan dan Tahun Annual Report ditampilkan di: 1. Sampul muka; 2. Samping; 3. Sampul belakang; dan 4. Setiap halaman
FINANCIAL HIGHLIGHTS
Memuat hal-hal sebagai berikut: 1. Penilaian kinerja direksi mengenai pengelolaan perusahaan 2. Pandangan atas prospek usaha perusahaan yang disusun oleh direksi. 3. Komite-komite yang berada dibawah pengawasan dewan komisaris. 4. Perubahan komposisi dewan komisaris (jika ada)
.
Company name and year of annual report on: 1. Front cover 2. Side cover 3. Back cover 4. Every page
Laporan Tahunan 2011
16-17, 159
BOARD OF COMMISSIONERS AND DIRECTORS REPORT 46-55
Board of Commissioners Report
Information includes: 1. Evaluation of Board of Directors performance 2. Review of business prospects stated by Board of Directors 3. Committees under Board of Commissioners 4. Changes in Board of Commissioners composition (if any)
295
NO.
KRITERIA
PENJELASAN
2
Laporan Direksi
Memuat hal-hal sebagai berikut: 1. Kinerja perusahaan mencakup antara lain kebijakan strategis, perbandingan antara hasil yang dicapai dengan yang ditargetkan, dan kendala-kendala yang dihadapi perusahaan. 2. Prospek usaha 3. Penerapan tata kelola perusahaan yang baik yang telah dilaksanakan oleh perusahaan 4. Perubahan komposisi dewan direksi (jika ada)
3
Tanda tangan anggota direksi dan anggota dewan komisaris
Memuat hal-hal sebagai berikut: 1. Tanda tangan dituangkan pada lembaran tersendiri 2. Pernyataan bahwa direksi dan dewan komisaris bertanggung jawab penuh atas kebenaran isi laporan tahunan. 3. Ditandatangani seluruh anggota dewan komisaris dan anggota direksi dengan menyebutkan nama dan jabatannya 4. Penjelasan tertulis dalam surat tersendiri dari yang bersangkutan dalam hal terdapat anggota Dewan Komisaris atau direksi yang tidak menandatangani laporan tahunan, atau: penjelasan tertulis dalam surat tersendiri dari anggota yang lain dalam hal tidak terdapat penjelasan tertulis dari yang bersangkutan.
IV
PROFIL PERUSAHAAN
1
Nama dan alamat lengkap perusahaan
Informasi memuat antara lain nama dan alamat, kode pos, no. Telp, no. Fax, email, dan website
2
Riwayat singkat perusahaan
Mencakup antara lain: tanggal/tahun pendirian, nama, dan perubahan nama perusahaan (jika ada).
3
Bidang usaha
Uraian mengenai antara lain: 1. bidang usaha yang dijalankan sesuai dengan anggaran dasar yang telah ditetapkan; dan 2. penjelasan mengenai produk dan atau jasa yang dihasilkan
4
Struktur Organisasi
Dalam bentuk bagan, meliputi nama dan jabatan
5
Visi dan Misi Perusahaan
6
7
HALAMAN PAGE 56-69
304
CRITERIA
DESCRIPTION
Board of Directors Report
Contains the following information: 1. Analysis of company performance: strategic policy, comparison of result and target, problems facing the company 2. Business prospects 3. Good corporate governance practice 4. Changes in Board of Directors composition (if any)
Signatures of Board of Commissioners and Board of Directors members
Provides the following information: 1. Signatures are printed on a separate sheet 2. Statement of Board of Commissioners and Board of Directors that they are fully responsible for the validity of annual report 3. Signatures, names and positions of all members of Board of Commissioners and Board of Directors 4. Separate written statement of any member of Board of Commissioners or Board of Directors not signing the report, or separate written statement of other members in case there is no explanation from the member who does not sign the report.
CORPORATE PROFILE 33, halaman belakang back cover
Name and address
Information includes name, address, postal code, telephone and/or fax number(s), e-mail and website
Brief history
Description includes date of establishment, name and change of name (if any)
Line of business
Description regarding: 1. Line of business in accordance with articles of association 2. Products or services provided
35
Organization structure
In the form of chart, depicting names and positions
Mencakup: 1. Visi dan misi perusahaan; dan 2. Keterangan bahwa visi dan misi tersebut telah disetujui oleh Direksi/Dewan Komisaris
28
Vision and mission
Elaborates on: 1. Corporate vision and mission 2. Statement that corporate vision and mission are approved by Board of Directors/Board of Commissioners
Identitas dan riwayat hidup singkat anggota Dewan Komisaris
Informasi memuat antara lain: 1. Nama 2. Jabatan (termasuk jabatan pada perusahaan atau lembaga lain) 3. Umur 4. Pendidikan 5. Pengalaman kerja 6. Tanggal penunjukan pertama kali sebagai anggota Dewan Komisaris
282-283
Identity and brief curriculum. vitae of Board of Commissioners members
Information includes: 1. Name 2. Position (incl. position in any other company or institution) 3. Age 4. Education 5. Working experience 6. Date of first appointment as member of Board of Commssioners
Identitas dan riwayat hidup singkat anggota Direksi
Informasi memuat antara lain: 1. Nama 2. Jabatan (termasuk jabatan pada perusahaan atau lembaga lain) 3. Umur 4. Pendidikan 5. Pengalaman kerja 6. Tanggal penunjukan pertama kali sebagai anggota Direksi
286-287
Identity and brief curriculum.vitae of Board of Directors members
Information includes: 1. Name 2. Position (incl. position in any other company or institution) 3. Age 4. Education 5. Working experience 6. Date of first appointment as member of Board of Directors
29
29-31
PT Bukit Asam Tbk
. 2011 Annual Report
296
NO.
KRITERIA
PENJELASAN
8
Jumlah Karyawan (komparatif 2 tahun) dan deskripsi pengembangan kompetensinya (misal: aspek pendidikan dan pelatihan karyawan)
Informasi memuat antara lain: 1. Jumlah karyawan untuk masing-masing level organisasi 2. Jumlah karyawan untuk masing-masing tingkat pendidikan 3. Pelatihan karyawan yang telah dilakukan dengan mencerminkan adanya persamaan kesempatan kepada seluruh karyawan 4. Biaya yang telah dikeluarkan
9
Komposisi Pemegang Saham
10
HALAMAN PAGE
CRITERIA
DESCRIPTION
93-95
Total employees (two-year comparison) and description of potential development (e.g. education and training)
Information describes: 1. Number of employees in each organization level 2. Number of employees in each education level 3. Accomplished training reflecting equal opportunity for all employees 4. Total costs incurred
Mencakup antara lain: 1. Nama pemegang saham yang memiliki 5% atau lebih saham 2. Nama direktur dan komisaris yang memiliki saham 3. Kelompok pemegang saham masyarakat dengan kepemilikan saham masingmasing kurang dari 5%, dan persentase kepemilikannya
43-45
Shareholding composition
Information includes among other things: 1. Name of shareholders owning 5% or more ownership 2. Directors and Commissioners owning shares 3. Public shareholders each owning less than 5% and the percentage of their ownership
Daftar Anak Perusahaan dan atau Perusahaan Asosiasi
Informasi memuat antara lain : 1. Nama Anak Perusahaan/Perusahaan Asosiasi 2. % Kepemilikan saham 3. Keterangan tentang bidang usaha anak perusahaan atau perusahaan asosiasi 4. Keterangan status operasi perusahaan anak atau perusahaan asosiasi (telah beroperasi atau belum beroperasi)
34
Subsidiaries and/or affiliates
Information contains at least: 1. Name of subsidiaries/affiliates 2. Percentage of share ownership 3. Core business of subsidiaries/affiliates 4. Operating status of subsidiaries/affiliates (operational or non-operational)
11
Kronologis pencatatan saham
Mencakup antara lain: 1. Kronologis pencatatan saham 2. Jenis tindakan korporasi (corporate action) yang menyebabkan perubahan jumlah saham 3. Perubahan jumlah saham dari awal pencatatan sampai dengan akhir tahun buku 4. Nama bursa dimana saham perusahaan dicatatkan
42
Share listing chronology
Information describes at least: 1. Share listing chronology 2. Corporate action affecting total number of shares 3. Changes of share total number from initial listing to end of financial year 4. Name of bourse(s) where company shares are listed
12
Kronologis pencatatan Efek lainnya
Mencakup antara lain: 1. Kronologis pencatatan efek lainnya 2. Jenis tindakan korporasi (corporate action) yang menyebabkan perubahan jumlah efek lainnya 3. Perubahan jumlah efek lainnya dari awal pencatatan sampai dengan akhir tahun buku 4. Nama Bursa dimana efek lainnya perusahaan dicatatkan 5. Peringkat efek
n.a
Other securities listing chronology
Description includes among other things: 1. Other securities listing chronology 2. Corporate action affecting total number of other securities 3. Changes of securities total number from initial listing to end of financial year 4. Name of bourse(s) where securities are listed 5. Securities rating
13
Nama dan alamat lembaga dan atau profesi penunjang pasar modal
Informasi memuat antara lain: 1. Nama dan alamat BAE 2. Nama dan alamat Kantor Akuntan Publik 3. Nama dan alamat perusahaan pemeringkat efek
34
Name & address of capital market institutions and professionals
Information with regard to: 1. Name & address of Share Registrar 2. Name & address of Public Accountant Office 3. Name & address of Rating Agency
14
Akuntan Perseroan
Informasi memuat antara lain: 1. Jumlah periode akuntan telah melakukan audit laporan keuangan tahunan perusahaan 2. Jumlah periode Kantor Akuntan Publik telah melakukan audit laporan keuangan tahunan perusahaan 3. Besarnya fee audit 4. Jasa lain yang diberikan akuntan selain jasa financial audit
248
Corporate Accountant
Information includes: 1. Name of awards and/or certifications 2. Year of awards and/or certifications presentation 3. Name of institution presenting awards and/or certifications 4. Validity period (for certifications)
15
Penghargaan dan atau sertifikasi yang diterima perusahaan baik yang berskala nasional maupun internasional
16
Nama dan alamat anak perusahaan dan atau kantor cabang atau kantor perwakilan (jika ada)
V
ANALISA DAN PEMBAHASAN MANAJEMEN ATAS KINERJA PERUSAHAAN
1
Tinjauan operasi per segmen usaha
PT Bukit Asam Tbk
.
Memuat uraian mengenai: 1. Produksi/kegiatan usaha; 2. Peningkatan/penurunan kapasitas produksi; 3. Penjualan/pendapatan usaha; 4. Profitabilitas untuk masing-masing segmen usaha yang diungkapkan dalam laporan keuangan (jika ada)
Laporan Tahunan 2011
20-21
Awards and/or certifications received by company at national and international level
33, 295
Name and address of subsidiaries or branches or representative offices (if any)
133-146
Review of business operations per business segment
MANAGEMENT DISCUSSION AND ANALYSIS Contains information on: 1. Production or business activity 2. Increase/decrease of production capacity 3. Sales/operating income 4. Profitability of each business segment presented in financial statement, if any
297
NO. 2
KRITERIA
PENJELASAN
Uraian atas kinerja keuangan Perusahaan
Analisis kinerja keuangan yang mencakup perbandingan antara kinerja keuangan tahun yang bersangkutan dengan tahun sebelumnya (dalam bentuk narasi dan tabel), antara lain mengenai: 1. Aset lancar, aset tidak lancar, dan jumlah aset; 2. Kewajiban lancar, kewajiban tidak lancar, dan jumlah kewajiban; 3. Penjualan/pendapatan usaha; 4. Beban usaha; 5. Laba/Rugi bersih
HALAMAN PAGE
CRITERIA
DESCRIPTION
Description of financial performance
Comparative financial analysis of current and previous years (in narration and table), covering: 1. Current assets, non-current assets, total assets 2. Current liabilities, non-current liabilities, total liabilities 3. Sales/operating income, expenses and profit (loss) 4. Other comprehensive income, and total comprehensive profit (loss) 5. Net Profit
Discussion and analysis of debt service ratio and turnover rate
Explanation on: 1. Long-term or short-term debt service ratio 2. Loan turnover rate
147-149 150-152 153 156 157
3
Bahasan dan analisis tentang kemampuan membayar utang dan tingkat kolektibilitas piutang Perseroan
Penjelasan tentang : 1. Kemampuan membayar utang 2. Tingkat kolektibilitas piutang
159-160
4
Bahasan tentang struktur modal (capital structure), dan kebijakan manajemen atas struktur modal (capital structure policy)
Penjelasan atas: 1. Struktur modal (capital structure), 2. Kebijakan manajemen atas struktur modal (capital structure policy),
161
Discussion of capital structure and capital structure policy
Explanation on: 1. Capital structure 2. Capital structure policy
5
Bahasan mengenai ikatan yang material untuk investasi barang modal
Penjelasan tentang: 1. Tujuan dari ikatan tersebut 2. Sumber dana yang diharapkan untuk memenuhi ikatan-ikatan tersebut 3. Mata uang yang menjadi denominasi 4. Langkah-langkah yang direncanakan perusahaan untuk melindungi risiko dari posisi mata uang asing yang terkait
n.a.
Material commitment in capital expenditure
Description of: 1. Purpose of commitment 2. Funding sources to honor commitment 3. Currency 4. Action plans to hedge foreign currency risks Note: if company has no commitment in capital expenditure, it should be stated
143
If financial statement discloses material increase or decrease in net sales/income, discussion of the extent of such changes if related to total goods or services sold, and whether or not there are new goods or services.
Explanation on: 1. Amount of increase/decrease of net sales/ income 2. Causes of material increase/decrease of net sales/income related to total goods/ services sold, and
140-141
Discussion of effect of price changes on net sales/income and profit for two years or since the company’s commencement date if company has been operational less than two years.
State whether or not there is such information disclosure.
183
Material information and fact subsequent to date of accountant report
Description of significant events subsequent to accountant report including the effects on company’s future performance and business risk. Note: if there is no significant event subsequent to accountant report, state so.
Catatan: apabila perusahaan tidak mempunyai ikatan terkait investasi barang modal, agar diungkapkan 6
Jika laporan keuangan mengungkapkan peningkatan atau penurunan yang material dari penjualan/pendapatan bersih, maka berikan bahasan tentang sejauh mana perubahan tersebut dapat dikaitkan dengan jumlah barang atau jasa yang dijual, dan atau adanya produk atau jasa baru
Penjelasan mengenai: 1. Besaran peningkatan/penurunan penjualan atau pendapatan bersih 2. Faktor penyebab peningkatan/penurunan material dari penjualan atau pendapatan bersih yang dikaitkan dengan jumlah barang atau jasa yang dijual, dan atau adanya produksi atau jasa baru
7
Bahasan tentang dampak perubahan harga terhadap penjualan/ pendapatan bersih perusahaan serta laba perusahaan selama 2 (dua) tahun atau sejak perusahaan memulai usahanya, jika baru memulai usahanya kurang dari 2 (dua) tahun
Ada atau tidak ada pengungkapan
8
Informasi dan fakta material yang terjadi setelah tanggal laporan akuntan
Uraian kejadian penting setelah tanggal laporan akuntan termasuk dampaknya terhadap kinerja dan risiko usaha di masa mendatang. Catatan: apabila tidak ada kejadian penting setelah tanggal laporan akuntan, agar diungkapkan
9
Uraian tentang prospek usaha perusahaan
Uraian mengenai prospek perusahaan dikaitkan dengan industri dan ekonomi secara umum disertai data pendukung kuantitatif dari sumber data yang layak dipercaya
122-131
Description of company business prospects
Description of business prospects in relation to industry and general economic condition, with supporting quantitative data from reliable sources
10
Uraian tentang aspek pemasaran
Uraian tentang aspek pemasaran atas produk dan/atau jasa perusahaan, antara lain strategi pemasaran dan pangsa pasar
139-143
Description of marketing aspect
Description of marketing of products and/ or services, covering marketing strategy and market share of the company
11
Uraian mengenai kebijakan dividen dan jumlah dividen kas per saham dan jumlah dividen per tahun yang diumumkan atau dibayar selama 2 (dua) tahun buku terakhir
Memuat uraian mengenai: 1. Jumlah dividen 2. Jumlah dividen per saham 3. Payout ratio untuk masing-masing tahun Catatan: apabila tidak ada pembagian dividen, agar diungkapkan alasannya
44-45
Description of dividend policy, total cash dividend per share and total dividend per year declared and paid for the past two financial years
Description includes: 1. Total dividend 2. Total dividend per share 2. Payout ratio for each year Note: if no dividend is paid, state the reason.
12
Realisasi penggunaan dana hasil penawaran umum (dalam hal perusahaan masih diwajibkan menyampaikan laporan realisasi penggunaan dana)
Memuat uraian mengenai: 1. Total perolehan dana, 2. Rencana penggunaan dana, 3. Rincian penggunaan dana, 4. Saldo dana, dan 5. Tanggal persetujuan RUPS atas perubahan penggunaan dana (jika ada)
Application of public offering proceeds (if company is still required to make such report)
Description of the following: 1. Total fund acquired 2. Proposed application of fund 3. Detail of fund application 4. Balance of fund 5. Date of GMS approval for revised fund application, if any
n.a
PT Bukit Asam Tbk
. 2011 Annual Report
298
NO.
KRITERIA
PENJELASAN
13
Informasi material mengenai investasi, ekspansi, divestasi, akuisisi atau restrukturisasi utang/ modal.
Memuat uraian mengenai: 1. Tujuan dilakukannya transaksi; 2. Nilai transaksi atau jumlah yg direstrukturisasi; 3. Sumber dana. Catatan: apabila tidak mempunyai transaksi dimaksud, agar diungkapkan
14
Informasi transaksi material yang mengandung benturan kepentingan dan/atau transaksi dengan pihak afiliasi.
15
HALAMAN PAGE
CRITERIA
DESCRIPTION
171
Material information on investment, expansion, divestment, acquisition or debt/ capital restructuring
Information on the following: 1. Purpose of transaction 2. Value of transaction or restructuring 3. Source(s) of fund Note: if there is no such transaction, state so.
Memuat uraian mengenai: 1. Nama pihak yang bertransaksi dan sifat hubungan afiliasi; 2. Penjelasan mengenai kewajaran transaksi; 3. Alasan dilakukannya transaksi; 4. Realisasi transaksi pada periode berjalan; 5. Kebijakan perusahaan terkait dengan mekanisme review atas transaksi; 6. Pemenuhan peraturan dan ketentuan terkait Catatan: apabila tidak mempunyai transaksi dimaksud, agar diungkapkan
170, 172-173
Information on material transaction involving conflict of interest and/or transaction with affiliated parties
Description of the following: 1. Name of party making transaction and nature of affiliation 2. Explanation on transaction fairness 3. Reason for making transaction 4. Realized transaction in current period 5. Company policy in relation to mechanism of transaction review 6. Compliance with related rules and regulations Note: if there is no such transaction, state so
Uraian mengenai perubahan peraturan perundang-undangan yang berpengaruh signifikan terhadap perusahaan
Uraian memuat antara lain: perubahan peraturan perundang-undangan dan dampaknya terhadap perusahaan Catatan: apabila tidak terdapat perubahan peraturan perundang-undangan yang berpengaruh signifikan, agar diungkapkan
174-177
Description of changes in laws and regulations significantly affecting the company
Describe changes in government policy and the effects on the company Note: if there are no significant changes in laws and regulations, state so
16
Uraian mengenai perubahan kebijakan akuntansi
Uraian memuat antara lain: perubahan kebijakan akuntansi, alasan dan dampaknya terhadap laporan keuangan
178-183
Description of changes in accounting policies
Describe changes in accounting policies, reasons and effects on financial statement
VI
GOOD CORPORATE GOVERNANCE
1
Uraian Dewan Komisaris
2
CORPORATE GOVERNANCE Uraian memuat antara lain: 1. Uraian pelaksanaan tugas Dewan Komisaris 2. Pengungkapan prosedur penetapan remunerasi 3. Besarnya remunerasi untuk setiap anggota dewan komisaris. 4. Frekuensi pertemuan 5. Tingkat kehadiran dewan komisaris dalam pertemuan
Uraian Direksi
Uraian memuat antara lain: 1. Ruang lingkup pekerjaan dan tanggung jawab masing-masing anggota Direksi. 2. Frekuensi pertemuan 3. Tingkat kehadiran anggota Direksi dalam pertemuan 4. Program pelatihan dalam rangka meningkatkan kompetensi Direksi
209 207
Description of Board of Commissioners
Description contains: 1. Board of Commissioners responsibility 2. Procedures of fixing remuneration 3. Remuneration structure showing remuneration components and nominal amount per component for each member of Board of Commissioners 4. Frequency and attendance rate of Board of Commissioners meeting 5. Training program for enhancing Board of Commissioners’ competence
Description of Board of Directors
Description include: 1. Scope of duty and responsibility of each member of Board of Directors 2. Frequency of Board of Directors meeting 3. Attendance rate of Board of Directors meeting 4. Training program for enhancing Board of Directors’ competence
208 209-213
215-217 223-224 224
3
Assessment terhadap anggota Dewan Komisaris dan/atau Direksi
Uraian mengenai: 1. Proses pelaksanaan assessment atas kinerja anggota Dewan Komisaris dan/atau Direksi 2. Kriteria yang digunakan dalam pelaksanaan assessment atas kinerja anggota Dewan Komisaris dan/atau Direksi 3. Pihak yang melakukan assessment
204-206
Assessment of members of Board of Commissioners and Board of Directors
Description with regard to: 1.Assessment process of Board of Commissioners and Board of Directors performance 2.Assessment criteria of Board of Commissioners and Board of Directors performance 3.Name of party making the assessment
4
Uraian mengenai kebijakan remunerasi bagi Direksi
Mencakup antara lain: 1. Pengungkapan prosedur penetapan remunerasi 2. Struktur remunerasi yang menunjukkan jenis dan jumlah imbalan jangka pendek dan jangka panjang/pasca kerja untuk setiap anggota Direksi 3. Indikator kinerja untuk mengukur performance Direksi
217-218 220
Description of remuneration policy for Board of Directors
Description includes: 1. Procedures of fixing remuneration 2. Remuneration structure showing type and amount of short-term, long-term and post-employment benefits for each member of Board of Directors 3. Performance indicator of Board of Directors
5
Komite Audit
Mencakup antara lain: 1. Nama dan jabatan anggota komite audit 2. Kualifikasi pendidikan dan pengalaman kerja anggota komite audit 3. Independensi anggota komite audit 4. Uraian tugas dan tanggung jawab 5. Laporan singkat pelaksanaan kegiatan komite audit 6. Frekuensi pertemuan dan tingkat kehadiran komite audit
Audit Committee
Information includes: 1. Name and position of members 2. Qualification and experience of members 3. Independence of members 4. Duty and responsibility 5. Activity report 6. Audit Committee meeting frequency and attendance rate
PT Bukit Asam Tbk
.
Laporan Tahunan 2011
229 291 228 227 229-231 229
299
NO.
KRITERIA
PENJELASAN
6
Komite GCG
Mencakup antara lain: 1. Nama, jabatan, dan riwayat hidup singkat anggota komite GCG 2. Independensi anggota komite GCG 3. Uraian tugas dan tanggung jawab 4. Uraian pelaksanaan kegiatan komite GCG 5. Frekuensi pertemuan dan tingkat kehadiran komite GCG
7
8
9
Komite Nominasi, Remunerasi dan PSDM (Konarba dan PSDM)
Mencakup antara lain: 1. Nama, jabatan, dan riwayat hidup singkat anggota komite Konarba dan PSDM 2. Independensi anggota komite Konarba dan PSDM 3. Uraian tugas dan tanggung jawab 4. Uraian pelaksanaan kegiatan komite Konarba dan PSDM 5. Frekuensi pertemuan dan tingkat kehadiran komite Konarba dan PSDM
Komite-komite lain di bawah Dewan Komisaris yang dimiliki oleh perusahaan (Komite asuransi, risiko usaha dan pasca tambang)
Mencakup antara lain: 1. Nama, jabatan, dan riwayat hidup singkat anggota komite lain 2. Independensi anggota komite lain 3. Uraian tugas dan tanggung jawab. 4. Uraian pelaksanaan kegiatan komite lain 5. Frekuensi pertemuan dan tingkat kehadiran komite lain
Uraian tugas dan fungsi Sekretaris Perusahaan
Mencakup antara lain: 1. Nama dan riwayat jabatan singkat sekretaris perusahaan 2. Uraian pelaksanaan tugas sekretaris perusahaan
10
Uraian mengenai unit audit internal
Mencakup antara lain: 1. Nama ketua unit audit internal 2. Jumlah pegawai pada unit audit internal 3. Kualifikasi/sertifikasi sebagai profesi audit internal 4. Struktur atau kedudukan unit audit internal 5. Uraian pelaksanaan tugas 6. Pihak yang mengangkat/memberhentikan ketua unit audit internal
11
Akuntan Perseroan
Informasi memuat antara lain: 1. Jumlah periode akuntan telah melakukan audit laporan keuangan tahunan perusahaan 2. Jumlah periode Kantor Akuntan Publik telah melakukan audit laporan keuangan tahunan perusahaan 3. Besarnya fee audit dan jasa atestasi lainnya (dalam hal akuntan memberikan jasa atestasi lainnya bersamaan dengan audit) 4. Jasa lain yang diberikan akuntan selain jasa financial audit
12
13
Uraian mengenai manajemen risiko perusahaan
Uraian mengenai sistem pengendalian intern
Mencakup antara lain: 1. Penjelasan mengenai sistem manajemen risiko 2. Penjelasan mengenai evaluasi yang dilakukan atas efektivitas sistem manajemen risiko 3. Penjelasan mengenai risiko-risiko yang dihadapi perusahaan 4. Upaya untuk mengelola risiko tersebut Mencakup antara lain: 1. Penjelasan singkat mengenai sistem pengendalian intern 2. Penjelasan mengenai evaluasi yang dilakukan atas efektivitas sistem pengendalian intern
HALAMAN PAGE
CRITERIA
DESCRIPTION
GCG Committee
Description includes: 1. Name, position, brief curriculum vitae of members 2. Independence of members 3. Duty and responsibility 4. Activity report 5. GCG Committee meeting frequency and attendance rate
Remuneration Committee
Description includes: 1. Name, position, brief curriculum vitae of members 2. Independence of members 3. Duty and responsibility 4. Activity report 5. Meeting frequency and attendance rate
Other Committees under Board of Commissioners
Information covers at least: 1. Name, position, brief curriculum vitae of members 2. Independence of members 3. Duty and responsibility 4. Activity report 5. Other Committees meeting frequency and attendance rate
Job and function of Corporate Secretary
Description includes: 1. Name and brief curriculum vitae of Corporate Secretary 2. Activity report
Internal Audit Unit
Description of: 1. Name of head of internal audit unit 2. Total employees of internal audit unit 3. Professional internal audit qualification/ certification 4. Structure and position of internal audit unit 5. Activity report 6. Party appointing/terminating head of internal audit unit
Accountant
Information on: 1. Number of periods accountant has audited company’s annual financial statements 2. Number of periods public accountant office has audited company’s annual financial statements 3. Amount of audit fee and other attestation fees (if accountant provides attestation concurrently with audit) 4. Other accountant services besides financial audit
Description of company’s risk management
Description includes: 1. Risk management system 2. Evaluation of effectiveness of risk management system 3. Risks facing the company 4. Efforts to manage such risks
Description of internal control system
Information includes: 1. Brief report on internal control system 2. Evaluation of effectiveness of internal control system
231 232 232-234 232
237 236-237 238-239 238
240, 292 240 239 240 240
288 242-244
288 247-248
248 249 248
86 86 87-88 90 246 263-264
PT Bukit Asam Tbk
. 2011 Annual Report
300
NO. 14
KRITERIA
PENJELASAN
Uraian mengenai corporate social responsibility yang terkait dengan lingkungan hidup
Mencakup antara lain informasi tentang: 1. Kebijakan, 2. Kegiatan yang dilakukan, dan 3. Dampak keuangan dari kegiatan terkait program lingkungan hidup, seperti penggunaan material dan energi yang ramah lingkungan dan dapat didaur ulang, sistem pengolahan limbah perusahaan, dan lain-lain 4. Sertifikasi di bidang lingkungan yang dimiliki
15
Uraian mengenai corporate social responsibility yang terkait dengan ketenagakerjaan, kesehatan dan keselamatan kerja
Mencakup antara lain informasi tentang: 1. Kebijakan, 2. Kegiatan yang dilakukan dan 3. Dampak keuangan dari kegiatan terkait praktik ketenagakerjaan, kesehatan, dan keselamatan kerja, seperti kesetaraan gender dan kesempatan kerja, sarana dan keselamatan kerja, tingkat turnover karyawan, tingkat kecelakaan kerja, pelatihan, dan lain-lain
16
Uraian mengenai corporate social responsibility yang terkait dengan pengembangan sosial dan kemasyarakatan
Mencakup antara lain informasi tentang: 1. Kebijakan, 2. Kegiatan yang dilakukan, dan 3. Dampak keuangan dari kegiatan terkait pengembangan sosial dan kemasyarakatan, seperti penggunaan tenaga kerja lokal, pemberdayaan masyarakat sekitar perusahaan, perbaikan sarana dan prasarana sosial, bentuk donasi lainnya, dan lain-lain
17
Uraian mengenai corporate social responsibility yang terkait dengan tanggung jawab kepada konsumen
Mencakup antara lain informasi tentang: 1. Kebijakan, 2. Kegiatan yang dilakukan, dan 3. Dampak keuangan dari kegiatan terkait tanggung jawab produk, seperti kesehatan dan keselamatan konsumen, informasi produk, sarana, jumlah dan penanggulangan atas pengaduan konsumen, dan lain-lain
18
Perkara penting yang sedang dihadapi oleh perusahaan, entitas anak, anggota Direksi dan/atau anggota Dewan Komisaris yang menjabat pada periode laporan tahunan
Mencakup antara lain: 1. Pokok perkara/gugatan 2. Status penyelesaian perkara/gugatan 3. Pengaruhnya terhadap kondisi keuangan perusahaan Catatan: dalam hal tidak berperkara, agar diungkapkan
19
Akses informasi dan data perusahaan
Uraian mengenai tersedianya akses informasi dan data perusahaan kepada publik, misalnya melalui website, media massa, mailing list, buletin, pertemuan dengan analis, dan sebagainya
20
Bahasan mengenai kode etik
Memuat uraian antara lain: 1. Keberadaan kode etik 2. Isi kode etik 3. Pengungkapan bahwa kode etik berlaku bagi seluruh level organisasi 4. Upaya dalam penerapan dan penegakannya 5. Pernyataan mengenai budaya perusahaan (corporate culture) yang dimiliki perusahaan
21
VII
Pengungkapan mengenai whistleblowing system
Memuat uraian tentang mekanisme whistleblowing system antara lain: 1. Penyampaian laporan pelanggaran 2. Perlindungan bagi whistleblower 3. Penanganan pengaduan 4. Pihak yang mengelola pengaduan.
HALAMAN PAGE
CRITERIA
DESCRIPTION
Description of corporate social responsibility related to environment
Description includes information on: 1. Policy 2. Activities 3. Financial effect of environmental program activities, such as usage of recyclable material and eco-friendly energy, waste treatment system, etc. 4. Environmental certification owned by the Company
Description of corporate social responsibility related to employment, work safety and health
Information includes: 1.Policy 2.Activities 3.Financial effect of these activities in relation to employment, work safety and health, gender equality and equal opportunity, working facilities, employee turnover, workrelated accident rate, training, etc.
Description of corporate social responsibility related to social and community development
Information includes: 1.Policy 2.Activities 3.Financial effect of these activities, such as hiring local people, empowering neighboring community, improving social facilities and infrastructure, making financial contribution, etc.
Description of corporate social responsibility in relation to customer
nformation covers: 1.Policy 2.Activities 3.Financial effect of these activities in relation to customer’s safety and health, product information, means of handling customer complaints, total number of customer complaints settled, etc.
Description of significant cases faced by the company, subsidiaries, incumbent members of Board of Directors and Board of Commissioners
Description includes: 1. Subject of cases/claims 2. Status of cases/claims settlement 3. Effects on company’s financial condition Note: if there is no significant case, state so
Public access to corporate data and information
Elaboration on availability of public access to corporate data and information, through website, mass media, mailing list, bulletin, analyst meeting, etc.
Discussion of code of conduct
Discussion includes: 1. The establishment of code of conduct 2. Content of code of conduct 3. Statement that code of conduct is applicable to all organization levels 4. Efforts to implement and enforce code of conduct 5. Statement of corporate culture
254-255
Elaboration on whistle-blowing system
Elaboration on whistle-blowing mechanism: 1.Method of reporting 2.Protection of whistle-blower 3.Handling of reports 4.Party that handles reports
304
Statement of Board of Directors regarding its responsibility of financial statement
108 109-115 116
109
103 104-109
268 268-277
137 138 138-139
264-265
32, 243-245
251 252-253 254 253 253-254
INFORMASI KEUANGAN
Financial Information
1
Surat Pernyataan Direksi tentang Tanggung Jawab Direksi atas Laporan Keuangan
2
Opini Auditor Independen atas laporan keuangan
3
Deskripsi Auditor Independen di Opini
PT Bukit Asam Tbk
.
Kesesuaian dengan peraturan Bapepam-LK No. VIII.G.11 tentang Tanggung Jawab Direksi atas Laporan Keuangan
Deskripsi memuat tentang: 1. Nama & tanda tangan 2. Tanggal Laporan Audit 3. No. izin KAP dan nomor izin Akuntan Publik
Laporan Tahunan 2011
310-311
Independent auditor’s opinion on financial statement
310
Description of independent auditor in opinion
In conformity with Bapepam-LK regulation No. VIII.G.11 on Board of Directors Responsibility of Financial Statement
Description contains: 1. Name and signature 2. Date of audited report 3. License number of Public Accountant Office and license number of Public Accountant
301
NO. 4
KRITERIA
PENJELASAN
Laporan keuangan yang lengkap
Memuat secara lengkap unsur-unsur laporan keuangan: 1. Laporan posisi keuangan (neraca) 2. Laporan laba rugi komprehensif 3. Laporan perubahan ekuitas 4. Laporan arus kas 5. Catatan atas laporan keuangan 6. Laporan posisi keuangan pada awal periode komparatif yang disajikan ketika entitas menerapkan suatu kebijakan akuntansi secara retrospektif atau membuat penyajian kembali pos-pos laporan keuangan, atau ketika entitas mereklasifikasi pos-pos dalam laporan keuangannya (jika relevan)
HALAMAN PAGE
CRITERIA
DESCRIPTION
Full financial statement
Contains all financial statement elements: 1. Balance sheet 2. Comprehensive income statement 3. Changes in equity report 4. Cash flow report 5. Notes to financial statement 6. Financial statement at the beginning of comparative periods when the company implements accounting policy retrospectively or restates financial statement accounts, or reclassifies financial statement accounts (if applicable).
312-318 319-448
5
Pengungkapan dalam catatan atas laporan keuangan ketika entitas menerapkan suatu kebijakan akuntansi secara retrospektif atau membuat penyajian kembali pospos laporan keuangan, atau ketika entitas mereklasifikasi pos-pos dalam laporan keuangannya
Ada atau tidak ada pengungkapan sesuai dengan PSAK
178-182 356-371
Disclosure in notes to financial statement when the company implements accounting policy retrospectively or restates financial statement accounts, or reclassifies financial statement accounts
State whether or not there is disclosure according to SFAS
6
Perbandingan tingkat profitabilitas
Perbandingan laba (rugi) tahun berjalan dengan tahun sebelumnya
315-316, 157
Comparison of profitability ratio
Comparison of current and previous year profit (loss)
7
Laporan arus kas
Memenuhi ketentuan sebagai berikut: 1. Pengelompokan dalam tiga kategori aktivitas: operasi, investasi, dan pendanaan 2. Penggunaan metode langsung (direct method) untuk melaporkan arus kas dari aktivitas operasi 3. Pemisahan penyajian antara penerimaan kas dan atau pengeluaran kas selama tahun berjalan pada aktivitas operasi, investasi dan pendanaan 4. Pengungkapan transaksi non kas dalam catatan atas laporan keuangan
Presentation of cash flow report
In compliance with the following: 1. Classification of activities in three categories: operating, investing and financing activities 2. Usage of direct method in reporting cash flow from operating activities 3. Separate presentation of cash income/ expense in current year in operating, investing and financing activities 4. Disclosure of non-cash activities in notes to financial statement
Description of accounting policy
Description contains at least: 1. Statement of compliance with SFAS 2. Basis of financial statement measurement and presentation 3. Recognition of income and expense 4. Fixed assets 5. Financial instruments
Disclosure of related-party transactions
Items to be disclosed include: 1. Name of related parties, nature of relationship to related parties 2. Value of transactions and percentage to relevant total income and expense 3. Transaction balance and percentage to total assets or liabilities 4. Terms and conditions of related-party transactions
Disclosure of tax obligations
Items to be disclosed include: 1. Relation between tax expense (income) and accounting profit 2. Reconciliation between fiscal and current tax assessment 3. Statement that reconciled taxable profit is the basis of making corporate annual income tax return 4. Breakdown of deferred tax assets and liabilities recognized in balance sheet for each period and total deferred tax expense (income) recognized in income statement if such amount is not shown in total deferred tax assets or liabilities recognized in financial statement 5. Statement whether or not there is any tax dispute
8
Ikhtisar kebijakan akuntansi
Meliputi sekurang-kurangnya: 1. Pernyataan kepatuhan terhadap SAK 2. Dasar pengukuran dan penyusunan laporan keuangan 3. Pengakuan pendapatan dan beban 4. Aset Tetap 5. Instrumen Keuangan
9
Pengungkapan transaksi pihak berelasi
Hal-hal yang diungkapkan antara lain: 1. Nama pihak berelasi, serta sifat dan hubungan dengan pihak berelasi 2. Nilai transaksi beserta persentasenya terhadap total pendapatan dan beban terkait 3. Jumlah saldo beserta persentasenya terhadap total aset atau liabilitas 4. Syarat dan ketentuan transaksi dengan pihak berelasi
10
Pengungkapan yang berhubungan dengan Perpajakan
Hal-hal yang harus diungkapkan: 1. Penjelasan hubungan antara beban (penghasilan) pajak dan laba akuntansi 2. Rekonsiliasi fiskal dan perhitungan beban pajak kini 3. Pernyataan bahwa Laba Kena Pajak (LKP) hasil rekonsiliasi dijadikan dasar dalam pengisian SPT Tahunan PPh Badan. 4. Rincian aset dan liabilitas pajak tangguhan yang diakui pada laporan posisi keuangan untuk setiap periode penyajian, dan jumlah beban (penghasilan) pajak tangguhan yang diakui pada laporan laba rugi apabila jumlah tersebut tidak terlihat dari jumlah aset atau liabilitas pajak tangguhan yang diakui pada laporan posisi keuangan. 5. Pengungkapan ada atau tidak ada sengketa pajak
318
328-355
328 328-329 349-350 346-348 334-343
394-395 395 394 395-397
397
PT Bukit Asam Tbk
. 2011 Annual Report
302
NO. 11
12
11
12
KRITERIA
PENJELASAN
Pengungkapan yang berhubungan dengan Aset Tetap
Hal-hal yang harus diungkapkan: 1. Metode penyusutan yang digunakan 2. Uraian mengenai kebijakan akuntansi yang dipilih antara model nilai wajar dan model biaya 3. Metode dan asumsi signifikan yang digunakan dalam mengestimasi nilai wajar aset tetap (model revaluasi) atau pengungkapan nilai wajar aset tetap (model biaya) 4. Rekonsiliasi jumlah tercatat bruto dan akumulasi penyusutan aset tetap pada awal dan akhir periode dengan menunjukkan: penambahan, pengurangan dan reklasifikasi.
Perkembangan Terakhir Standar Akuntansi Keuangan dan Peraturan Lainnya
Uraian mengenai SAK/peraturan yang telah diterbitkan tetapi belum berlaku efektif, yang belum diterapkan oleh perusahaan, dengan mengungkapkan: 1. Jenis dan tanggal efektif SAK/peraturan baru tersebut; 2. Sifat dari perubahan yang belum berlaku efektif atau perubahan kebijakan akuntansi; dan 3. Dampak penerapan awal SAK dan peraturan baru tersebut atas laporan keuangan.
Pengungkapan yang berhubungan dengan Instrumen Keuangan
Hal-hal yang harus diungkapkan: 1. Persyaratan, kondisi dan kebijakan akuntansi untuk setiap kelompok instrumen keuangan 2. Klasifikasi instrumen keuangan 3. Nilai wajar tiap kelompok instrumen keuangan 4. Penjelasan risiko yang terkait dengan instrumen keuangan: risiko pasar, risiko kredit dan risiko likuiditas 5. Tujuan dan kebijakan manajemen risiko keuangannya
Penerbitan laporan keuangan
PT Bukit Asam Tbk
Hal-hal yang diungkapkan antara lain: 1. Tanggal laporan keuangan diotorisasi untuk terbit; dan 2. Pihak yang bertanggung jawab mengotorisasi laporan keuangan
.
Laporan Tahunan 2011
HALAMAN PAGE 346-348 347
CRITERIA
DESCRIPTION
Disclosure of fixed assets
Items to be disclosed: 1. Depreciation method applied 2. Description of accounting policy adopted between fair value model and cost model 3. Significant method and assumption adopted in estimating fair value of fixed assets (revaluation model) or disclosure of fair value of fixed assets (cost model) 4. Reconciliation of recorded gross amount and cumulative depreciation of fixed assets at beginning and at end of period by showing addition, reduction and reclassification
The latest financial accounting standards (FAS) and other regulations
Description of issued but not effective FAS or regulations that are not applied by the company, disclosing: 1. Type and effective date of the new FAS or regulations 2. Nature of the ineffective changes of accounting policy 3. Effect of initial implementation of the new FAS or regulations on financial statement
Disclosure of financial instruments
Items to be disclosed include: 1. Accounting requirements, conditions and policies for each group of financial instruments 2. Classification of financial instruments 3. Fair value of each group of financial instruments 4. Risks related to financial instruments: market risks, credit risks and liquidity risks 5. Purpose and policy of financial risk management
Publication of financial statement
Items to be disclosed include: 1. Date of authorization for financial statement publication 2. Party responsible for authorizing financial statement
363-364
385-388
369-371
336-342 338, 433 433-434, 440 437-440 437
308-309
303
PERNYATAAN DEWAN KOMISARIS DAN DIREKSI STATEMENT OF THE BOARD OF COMMISSIONERS AND DIRECTORS
PT Bukit Asam Tbk
. 2011 Annual Report
304
PERNYATAAN DEWAN KOMISARIS DAN DIREKSI STATEMENT OF THE BOARD OF COMMISSIONERS AND DIRECTORS
Sesuai dengan Undang-Undang No.40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas pasal 67 dan Peraturan Bapepam No.X.K.6 tentang Kewajiban Penyampaian Laporan Tahunan bagi Emiten atau Perusahaan Publik, dengan ini kami, Dewan Komisaris dan Direksi PT Bukit Asam (Persero) Tbk, menyatakan telah menyetujui dan bertanggung-jawab penuh atas kebenaran isi Laporan Tahunan Perseroan tahun buku 2011. Laporan Tahunan ini juga memuat Laporan Tugas Pengawasan Dewan Komisaris dan Laporan Keuangan Konsolidasi Perseroan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011 dan 2010.
In accordance with Corporate Law No. 40/2007, Chapter 67, and Capital Market Supervisory Board Regulation No. X.K.6 on Annual Report Submission Requirements for Public Companies, we, the Board of Commissioners and Directors of PT Bukit Asam (Persero) Tbk, hereby state that we have approved and are fully responsible for the validity of the Company’s 2011 Annual Report. The Company’s Annual Report contains the Board of Commissioners’ Monitoring Report and Consolidated Financial Statement for the years ending 31 December 2011 and 2010.
DEWAN KOMISARIS BOARD OF COMMISSIONERS
Patrialis Akbar, SH, MH
Ir. Umiyatun Hayati Triastuti, MSc
Dr. Ir. Thamrin Sihite, ME
Komsiaris Utama President Commissioner
Komisaris Commissioner
Komisaris Commissioner
Drs. Imam Apriyanto Putro, MM
Suranto Soemarsono, SE, MA
Ir. Abdul Latief Baky, SH, MHum, MSc, FIQ
Komisaris Commissioner
Komisaris Independen Independent Commissioner
Komisaris Independen Independent Commissioner
DIREKSI BOARD OF DIRECTORS
Ir. Milawarma, M.Eng
Achmad Sudarto, SE, MM, Ak
M. Jamil, SE, MM, Ak
Direktur Utama President Director
Direktur Keuangan Finance Director
Direktur Niaga Commerce Director
Ir. Heri Supriyanto
Ir. Maizal Gazali, MM
Ir. Anung Dri Prasetya, M.App.Sc
Direktur Operasi/Produksi Operational/Production Director
Direktur SDM & Umum General Affairs and HRD Director
Direktur Pengembangan Usaha Business Development Director
PT Bukit Asam Tbk
.
Laporan Tahunan 2011
305
LAPORAN KEUANGAN FINANCIAL STATEMENTS
PT Bukit Asam Tbk
. 2011 Annual Report
16
26
36
46
70
Ikhtisar Utama
Informasi Perseroan
Informasi Bagi Investor
Laporan Manajemen
Main Highlights
Corporate Information
Investors Information
Management Report
Laporan Pengelolaan Operasional
306
Operational Management Report
PT Bukit Asam Tbk
.
Laporan Tahunan 2011
120
184
266
278
Pembahasan dan Analisis Manajemen
Laporan Tata Kelola Perusahaan
Laporan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Data Perseroan
Management Discussion & Analysis
Corporate Governance Report
Corporate Social Responsibilities
305
Laporan Keuangan
Corporate Data Financial Statements
PT Bukit Asam Tbk
. 2011 Annual Report
307
16
26
36
46
70
Ikhtisar Utama
Informasi Perseroan
Informasi Bagi Investor
Laporan Manajemen
Main Highlights
Corporate Information
Investors Information
Management Report
Laporan Pengelolaan Operasional
308
Operational Management Report
PT Bukit Asam Tbk
.
Laporan Tahunan 2011
120
184
266
278
Pembahasan dan Analisis Manajemen
Laporan Tata Kelola Perusahaan
Laporan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Data Perseroan
Management Discussion & Analysis
Corporate Governance Report
Corporate Social Responsibilities
305
Laporan Keuangan
Corporate Data Financial Statements
PT Bukit Asam Tbk
. 2011 Annual Report
309
16
26
36
46
70
Ikhtisar Utama
Informasi Perseroan
Informasi Bagi Investor
Laporan Manajemen
Main Highlights
Corporate Information
Investors Information
Management Report
Laporan Pengelolaan Operasional
310
Operational Management Report
PT BUKIT ASAM (PERSERO) Tbk DAN ENTITAS ANAK/AND SUBSIDIARIES Lampiran 1/1 Schedule LAPORAN POSISI KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2011 DAN 2010 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali nilai nominal dan data saham)
CONSOLIDATED STATEMENTS OF FINANCIAL POSITION AS AT 31 DECEMBER 2011 AND 2010 (Expressed in millions of Rupiah, except par value and share data)
Catatan/ Notes ASET LANCAR Kas dan setara kas Piutang usaha (setelah dikurangi penyisihan penurunan nilai sebesar Rp 60.212 pada tahun 2011 dan Rp 37.083 pada tahun 2010) - Pihak ketiga - Pihak yang berelasi Persediaan, bersih Aset keuangan yang tersedia untuk dijual Aset lancar lainnya
2a,6
Jumlah aset tidak lancar JUMLAH ASET
6,791,291
.
Laporan Tahunan 2011
5,054,075
CURRENT ASSETS Cash and cash equivalents
2d,7 2d,7,33 2e,8
335,847 844,348 644,833
382,920 614,258 423,678
2f,9 10
39,217 203,724
71,422 99,600
8,859,260
6,645,953
Total current assets NON-CURRENT ASSETS
2h,11
403,083
266,979
Investments in associates
2o,12
174,824
187,542
Mining properties, net
2l,13
1,140,466
921,005
2j,14
491,820
327,560
Fixed assets (net of accumulated depreciation of Rp 1,132,691 in 2011 and Rp 1,088,723 in 2010) Deferred exploration and development expenditures, net
2q,17d
386,702 50,949
316,072 57,588
Deferred tax assets, net Other non-current assets
2,647,844
2,076,746
Total non-current assets
11,507,104
8,722,699
TOTAL ASSETS
Catatan atas laporan keuangan merupakan bagian yang tak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasian
PT Bukit Asam Tbk
2010
Trade receivables (net of provision for impairment of Rp 60,212 in 2011 and Rp 37,083 in 2010) Third parties Related parties Inventories, net Available for sale financial assets Other current assets
Jumlah aset lancar ASET TIDAK LANCAR Investasi pada perusahaan asosiasi Properti pertambangan, bersih Aset tetap (setelah dikurangi akumulasi penyusutan sebesar Rp 1.132.691 pada tahun 2011 dan Rp 1.088.723 pada tahun 2010) Beban eksplorasi dan pengembangan tangguhan, bersih Aset pajak tangguhan, bersih Aset tidak lancar lainnya
2011
The accompanying notes form an integral part of these consolidated financial statements
305
120
184
266
278
Pembahasan dan Analisis Manajemen
Laporan Tata Kelola Perusahaan
Laporan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Data Perseroan
Management Discussion & Analysis
Corporate Governance Report
Corporate Social Responsibilities
Laporan Keuangan
Corporate Data Financial Statements
PT BUKIT ASAM (PERSERO) Tbk DAN ENTITAS ANAK/AND SUBSIDIARIES Lampiran 1/2 Schedule LAPORAN POSISI KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2011 DAN 2010 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali nilai nominal dan data saham)
CONSOLIDATED STATEMENTS OF FINANCIAL POSITION AS AT 31 DECEMBER 2011 AND 2010 (Expressed in millions of Rupiah, except par value and share data)
Catatan/ Notes
2011
2010
LIABILITAS DAN EKUITAS LIABILITAS JANGKA PENDEK Utang usaha - Pihak ketiga - Pihak yang berelasi Biaya yang masih harus dibayar Utang pajak Pinjaman bank jangka pendek Bagian liabilitas jangka panjang yang akan jatuh tempo dalam waktu satu tahun - Penyisihan reklamasi lingkungan dan penutupan tambang - Penyisihan imbalan kerja Utang jangka pendek lainnya
LIABILITIES AND EQUITY
2n,15 2n,15,33 2p,16 2q,17b 20
70,063 3,093
1,249,680 413,217
748,235 197,836
Accrued expenses Taxes payable
18,155
13,294
Short-term bank loan
2k,18
36,319
37,521
2r,19
68,575
69,858
Current maturities of long-term liabilities Provision for environmental reclamation and mine closure Provision for employee benefits
4,195
8,136
Other current liabilities
1,912,423
1,148,036
Total current liabilities
Jumlah liabilitas jangka pendek LIABILITAS JANGKA PANJANG Liabilitas jangka panjang setelah dikurangi bagian yang akan jatuh tempo dalam waktu satu tahun - Penyisihan reklamasi lingkungan dan penutupan tambang - Penyisihan imbalan kerja
111,834 10,448
CURRENT LIABILITIES Trade payables Third parties Related parties -
NON-CURRENT LIABILITIES
2k,18
204,864
174,343
2r,19
1,224,815
959,072
Long-term liabilities net of current portion Provision for environmental reclamation and mine closure Provision for employee benefits
Jumlah liabilitas jangka panjang
1,429,679
1,133,415
Total non-current liabilities
JUMLAH LIABILITAS
3,342,102
2,281,451
TOTAL LIABILITIES
Catatan atas laporan keuangan merupakan bagian yang tak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasian
The accompanying notes form an integral part of these consolidated financial statements
PT Bukit Asam Tbk
. 2011 Annual Report
311
16
26
36
46
70
Ikhtisar Utama
Informasi Perseroan
Informasi Bagi Investor
Laporan Manajemen
Main Highlights
Corporate Information
Investors Information
Management Report
Laporan Pengelolaan Operasional
312
Operational Management Report
PT BUKIT ASAM (PERSERO) Tbk DAN ENTITAS ANAK/AND SUBSIDIARIES Lampiran 1/3 Schedule LAPORAN POSISI KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2011 DAN 2010 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali nilai nominal dan data saham)
CONSOLIDATED STATEMENTS OF FINANCIAL POSITION AS AT 31 DECEMBER 2011 AND 2010 (Expressed in millions of Rupiah, except par value and share data)
Catatan/ Notes Ekuitas yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk Modal saham Modal dasar 1 lembar saham preferen dan 7.999.999.999 lembar saham biasa pada tahun 2011 dan 2010, modal ditempatkan dan disetor penuh 1 lembar saham preferen dan 2.304.131.849 lembar saham biasa pada tahun 2011 dan 2010, dengan nilai nominal Rp 500 per lembar saham pada tahun 2011 dan 2010 Tambahan modal disetor, bersih (Kerugian)/keuntungan yang belum direalisasi dari aset keuangan yang tersedia untuk dijual Saldo laba - Telah ditentukan penggunaannya - Belum ditentukan penggunaannya
Kepentingan Non - pengendali Jumlah ekuitas JUMLAH LIABILITAS DAN EKUITAS
2011
Equity attributable to owners of the parent
22
1,152,066
1,152,066
23
30,485
30,485
9
25
2b,21a
(783)
.
Laporan Tahunan 2011
1,422
Share capital Authorised 1 preferred share and 7,999,999,999 ordinary shares in 2011 and 2010, issued and fully paid 1 preferred share and 2,304,131,849 ordinary shares in 2011 and 2010, with par value of Rp 500 per share in 2011 and 2010 Additional paid-in capital, net Unrealised (loss)/gain from available for sale financial assets Retained earnings
4,059,041
3,335,840
Appropriated -
2,847,450
1,846,923
Unappropriated -
8,088,259
6,366,736
76,743
74,512
Non - controlling interests
8,165,002
6,441,248
Total equity
11,507,104
8,722,699
TOTAL LIABILITIES AND EQUITY
Catatan atas laporan keuangan merupakan bagian yang tak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasian
PT Bukit Asam Tbk
2010
The accompanying notes form an integral part of these consolidated financial statements
120
184
266
278
Pembahasan dan Analisis Manajemen
Laporan Tata Kelola Perusahaan
Laporan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Data Perseroan
Management Discussion & Analysis
Corporate Governance Report
Corporate Social Responsibilities
305
Laporan Keuangan
Corporate Data Financial Statements
PT BUKIT ASAM (PERSERO) Tbk DAN ENTITAS ANAK/AND SUBSIDIARIES Lampiran 2/1 Schedule LAPORAN PENDAPATAN KOMPREHENSIF KONSOLIDASIAN UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2011 DAN 2010 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali laba bersih per saham)
CONSOLIDATED STATEMENTS OF COMPREHENSIVE INCOME FOR THE YEARS ENDED 31 DECEMBER 2011 AND 2010 (Expressed in millions of Rupiah, except earnings per share)
2011
Catatan/ Notes
Penjualan
10,581,570
Beban pokok penjualan
(5,302,592) 2p,27
Laba bruto Beban umum dan administrasi Beban penjualan dan pemasaran Pendapatan keuangan Pendapatan sewa Beban eksplorasi Keuntungan/(kerugian) selisih kurs, bersih (Penyisihan)/pemulihan penurunan nilai piutang Bagian rugi bersih dari perusahaan asosiasi Penyisihan persediaan usang Lainnya, bersih Laba sebelum pajak penghasilan Beban pajak penghasilan Laba bersih untuk tahun berjalan Pendapatan komprehensif lainnya (Kerugian)/keuntungan yang belum direalisasi dari aset keuangan yang tersedia untuk dijual Jumlah pendapatan komprehensif
5,278,978
2p,26
2p
(908,563) 2p,28 (675,962) 2p,29 324,890 39,481 (29,424) 2p,30 24,615
7,909,154
Sales
(4,258,988)
Cost of sales
3,650,166
Gross profit
(663,529) (659,526) 244,308 22,163 (22,953)
General and administrative expenses Selling and marketing expenses Finance income Rental income Exploration expenses
(32,732)
(23,129)
7
(2,791)
11
(1,241) 32,250
2e,8
4,059,104 (971,037) 2q,17c 3,088,067
2010
Foreign exchange gain/(loss), net (Provision)/recovery of impairment 11,055 of trade receivables Share in net loss of (5,565) associate companies Provision for obsolete (17,334) inventories 73,597 Others, net 2,599,650 (600,713) 1,998,937
Profit before income tax Income tax expense Net income for the year Other comprehensive income
(2,205) 3,085,862
Catatan atas laporan keuangan merupakan bagian yang tak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasian
Unrealised (loss)/gain from 1,422 available for sale financial assets 2,000,359
Total comprehensive income
The accompanying notes form an integral part of these consolidated financial statements
PT Bukit Asam Tbk
. 2011 Annual Report
313
16
26
36
46
70
Ikhtisar Utama
Informasi Perseroan
Informasi Bagi Investor
Laporan Manajemen
Main Highlights
Corporate Information
Investors Information
Management Report
Laporan Pengelolaan Operasional
314
Operational Management Report
PT BUKIT ASAM (PERSERO) Tbk DAN ENTITAS ANAK/AND SUBSIDIARIES Lampiran 2/2 Schedule CONSOLIDATED STATEMENTS OF COMPREHENSIVE INCOME FOR THE YEARS ENDED 31 DECEMBER 2011 AND 2010 (Expressed in millions of Rupiah, except earnings per share)
LAPORAN PENDAPATAN KOMPREHENSIF KONSOLIDASIAN UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2011 DAN 2010 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali laba bersih per saham)
2011
Catatan/ Notes
2010
Laba/(rugi) bersih yang dapat diatribusikan kepada: Pemilik entitas induk Kepentingan non-pengendali
3,085,836 2,231
2,008,891 (9,954)
Laba bersih
3,088,067
1,998,937
Net income/(loss) attributable to: Owners of the parent Non-controlling interests Net income
Jumlah pendapatan komprehensif yang dapat diatribusikan kepada: Pemilik entitas induk Kepentingan non-pengendali
3,083,631 2,231
2,010,313 (9,954)
Total comprehensive income attributable to: Owners of the parent Non-controlling interests
Jumlah pendapatan komprehensif
3,085,862
2,000,359
Total comprehensive income
872
Basic earnings per share for net income attributable to owners of the parent
Laba bersih per saham dasar yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk
1,339
Catatan atas laporan keuangan merupakan bagian yang tak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasian
PT Bukit Asam Tbk
.
Laporan Tahunan 2011
34
The accompanying notes form an integral part of these consolidated financial statements
PT Bukit Asam Tbk
Saldo 31 Desember 2011
-
25 30,485
-
-
-
(783)
Catatan atas laporan keuangan merupakan bagian yang tak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasian
1,152,066
-
4,059,041
-
723,201 -
2,847,450
(80,356)
(723,201) (1,281,752)
-
3,085,836
1,846,923
76,743
-
-
-
2,231
74,512
-
-
-
(9,954)
84,466
8,165,002
(80,356)
(1,281,752)
(2,205)
3,088,067
6,441,248
(109,108)
(1,235,841)
1,422
1,998,937
5,785,838
The accompanying notes form an integral part of these consolidated financial statements
8,088,259
(80,356)
(1,281,752)
(2,205)
3,085,836
6,366,736
(109,108)
(1,235,841)
1,422
2,008,891
5,701,372
Balance at 31 December 2011
Net income for the year Other comprehensive income: Unrealised loss from available for sale financial assets Appropriation to general reserve Cash dividends Partnership and environmental development program
Balance at 31 December 2010
Net income for the year Other comprehensive income: Unrealised gain from available for sale financial assets Appropriation to general reserve Cash dividends Partnership and environmental development program
Balance at 1 January 2010
Corporate Social Responsibilities
-
-
3,335,840
(109,108)
(1,391,145) (1,235,841)
-
2,008,891
2,574,126
Corporate Governance Report
(2,205)
-
1,422
-
1,391,145 -
-
-
1,944,695
Management Discussion & Analysis
-
-
30,485
-
-
1,422
-
-
Jumlah ekuitas/ Total equity
278
Data Perseroan
-
-
-
-
-
-
30,485
Jumlah Total
Kepentingan nonpengendali/ Noncontrolling interests
266
Laporan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
25 24
9
-
25
1,152,066
-
-
25 24
9
-
1,152,066
Keuntungan/ (kerugian) yang belum direalisasi dari aset keuangan yang tersedia untuk dijual/ Saldo laba Saldo laba Unrealised telah belum gain/(loss) ditentukan ditentukan from penggunaannya/ penggunaannya/ available for Appropriated Unappropriated sale financial retained retained assets earnings earnings
CONSOLIDATED STATEMENTS OF CHANGES IN EQUITY FOR THE YEARS ENDED 31 DECEMBER 2011 AND 2010 (Expressed in millions of Rupiah)
184
Laporan Tata Kelola Perusahaan
Penyisihan untuk cadangan umum Dividen kas Program kemitraan dan bina lingkungan
Laba bersih untuk tahun berjalan Pendapatan komprehensif lainnya: Kerugian yang belum direalisasi dari aset keuangan yang tersedia untuk dijual
Saldo 31 Desember 2010
Penyisihan untuk cadangan umum Dividen kas Program kemitraan dan bina lingkungan
Laba bersih untuk tahun berjalan Pendapatan komprehensif lainnya: Keuntungan yang belum direalisasi dari aset keuangan yang tersedia untuk dijual
Saldo 1 Januari 2010
Catatan/ Notes
Modal saham/ Share capital
Tambahan modal disetor/ Additional paid in capital
LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS KONSOLIDASIAN UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2011 DAN 2010 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah)
Lampiran 3 Schedule
PT BUKIT ASAM (PERSERO) Tbk DAN ENTITAS ANAK/AND SUBSIDIARIES
120
Pembahasan dan Analisis Manajemen
305
Laporan Keuangan
Corporate Data Financial Statements
315
. 2011 Annual Report
16
26
36
46
70
Ikhtisar Utama
Informasi Perseroan
Informasi Bagi Investor
Laporan Manajemen
Main Highlights
Corporate Information
Investors Information
Management Report
Laporan Pengelolaan Operasional
316
Operational Management Report
PT BUKIT ASAM (PERSERO) Tbk DAN ENTITAS ANAK/AND SUBSIDIARIES Lampiran 4 Schedule LAPORAN ARUS KAS KONSOLIDASIAN UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2011 DAN 2010 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah)
CONSOLIDATED STATEMENTS OF CASH FLOWS FOR THE YEARS ENDED 31 DECEMBER 2011 AND 2010 (Expressed in millions of Rupiah) 2011
ARUS KAS DARI AKTIVITAS OPERASI Penerimaan dari pelanggan Penerimaan operasional lainnya Pembayaran royalti Pembayaran kepada pemasok dan karyawan Pembayaran pajak Penerimaan bunga Arus kas bersih yang diperoleh dari aktivitas operasi
10,346,420
2010
8,371,694
83,790 (670,685)
130,283 (581,742)
(5,555,563) (928,203) 324,890
(4,800,514) (874,235) 244,308
3,600,649
2,489,794
CASH FLOW FROM OPERATING ACTIVITIES Cash receipts from customers Cash receipts from other operations Payments of royalties Cash paid to suppliers and employees Payment for taxes Interest receipts Net cash provided from operating activities
ARUS KAS DARI AKTIVITAS INVESTASI Perolehan aset tetap Pembayaran atas beban eksplorasi dan pengembangan tangguhan Penerimaan dari penjualan aset tetap Perolehan aset keuangan yang tersedia untuk dijual Penerimaan dari pelepasan aset keuangan yang tersedia untuk dijual Penambahan investasi kepada perusahaan asosiasi
(138,895)
(149,924)
CASH FLOW FROM INVESTING ACTIVITIES Payments for fixed assets Payments for deferred exploration and development expenditures Proceeds from sale of fixed assets Acquisition of available for sale financial assets Proceeds from disposal of available for sale financial assets Acquisitions of shares in associates
Arus kas bersih yang digunakan untuk aktivitas investasi
(505,003)
(799,160)
Net cash used in investing activities
(1,281,752) 99,549 (94,682)
(1,235,841) -
CASH FLOW FROM FINANCING ACTIVITIES Payment of dividends to shareholders Proceeds from bank loan Repayments of bank loan
(80,356)
(109,108)
Payments for partnership program
(1,357,241)
(1,344,949)
Net cash used in financing activities
ARUS KAS DARI AKTIVITAS PENDANAAN Pembayaran dividen kepada pemegang saham Penerimaan pinjaman bank Pelunasan pinjaman bank Pembayaran atas program kemitraan dan bina lingkungan Arus kas bersih yang digunakan untuk aktivitas pendanaan KENAIKAN BERSIH KAS DAN SETARA KAS DAMPAK SELISIH KURS TERHADAP KAS DAN SETARA KAS
(235,253)
(489,871)
(176,189) -
(91,223) 1,858
(460,000)
(70,000)
505,334
1,738,405
(1,189)
-
345,685
(714)
NET INCREASE IN CASH AND CASH EQUIVALENTS EFFECT OF EXCHANGE RATE ON CASH AND CASH EQUIVALENTS
KAS DAN SETARA KAS PADA AWAL TAHUN
5,054,075
4,709,104
CASH AND CASH EQUIVALENTS AT THE BEGINNING OF THE YEAR
KAS DAN SETARA KAS PADA AKHIR TAHUN
6,791,291
5,054,075
CASH AND CASH EQUIVALENTS AT THE END OF THE YEAR
Catatan atas laporan keuangan merupakan bagian yang tak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasian
PT Bukit Asam Tbk
.
Laporan Tahunan 2011
The accompanying notes form an integral part of these consolidated financial statements
120
184
266
278
Pembahasan dan Analisis Manajemen
Laporan Tata Kelola Perusahaan
Laporan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Data Perseroan
Management Discussion & Analysis
Corporate Governance Report
Corporate Social Responsibilities
305
Laporan Keuangan
Corporate Data Financial Statements
PT BUKIT ASAM (PERSERO) Tbk DAN ENTITAS ANAK/AND SUBSIDIARIES Lampiran 5/1 Schedule CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2011 DAN 2010 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
1.
UMUM a.
Pendirian dan Informasi Lainnya
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2011 AND 2010 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
1.
GENERAL a.
Establishment and Other Information
PT Bukit Asam (Persero) Tbk (“Perusahaan”) (“PTBA”) didirikan pada tanggal 2 Maret 1981, berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 42 tahun 1980 dengan Akta Notaris Mohamad Ali No. 1, yang telah diubah dengan Akta Notaris No. 5 tanggal 6 Maret 1984 dan No. 51 tanggal 29 Mei 1985 dari notaris yang sama. Akta pendirian dan perubahan tersebut disahkan oleh Menteri Kehakiman dalam Surat Keputusan No. C2-7553-HT.01.04.TH.85 tanggal 28 Nopember 1985 serta diumumkan dalam Berita Negara No. 33, Tambahan No. 550, tanggal 25 April 1986. Pada tahun 2008, Anggaran Dasar Perusahaan telah disesuaikan terhadap Undang-Undang No. 40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas (“PT”) dan nama Perusahaan dapat disingkat menjadi PT Bukit Asam (Persero) Tbk. Perubahan tersebut disahkan oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia melalui Surat Ketetapan No. AHU50395.AH.01.02.tahun 2008 tanggal 12 Agustus 2008 serta diumumkan dalam Berita Negara No. 76, Tambahan No. 18255 tanggal 19 September 2008.
PT Bukit Asam (Persero) Tbk (the “Company”) (“PTBA”) was established on 2 March 1981 under Government Regulation No. 42 of 1980, based on Notarial Deed No. 1 of Mohamad Ali, as amended by Notarial Deeds No. 5 dated 6 March 1984 and No. 51 dated 29 May 1985 of the same notary. The deed of establishment and its amendments were approved by the Minister of Justice in his Decree No. C2-7553-HT.01.04.TH.85 dated 28 November 1985 and was published in Supplement No. 550 of the State Gazette No. 33 dated 25 April 1986. In 2008, the Company‟s Articles of Association were amended to comply with Law No. 40, 2007 on Limited Liability Companies (“PT”) and the approval of the Company‟s abbreviated name as PT Bukit Asam (Persero) Tbk. The amendment was approved by the Minister of Law and Human Rights in his Decree No. AHU-50395.AH.01.02.Tahun 2008 dated 12 August 2008 and was published in Supplement No. 18255 of State Gazette No. 76 dated 19 September 2008.
Perubahan terakhir pada anggaran dasar Perusahaan berdasarkan Akta Notaris No. 73 tanggal 22 Desember 2011 yang disahkan oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia melalui Surat Keputusan No. AHU-0010220.AH.01.09.Tahun 2012 tanggal 7 Pebruari 2012 perihal perubahan pada susunan Dewan Komisaris dan Dewan Direksi, serta persetujuan pembelian kembali saham yang dikeluarkan Perusahaan.
Latest amendment of the Company‟s Articles of Association was based on Notarial Deed No. 73 dated 22 December 2011 which has been approved by the Minister of Law Human Rights in his Decree and No. AHU-0010220.AH.01.09.Tahun 2012 dated 7 February 2012 regarding changes in the composition of the Board of Commissioners and the Board of Directors and approval of a buyback of shares issued by the Company.
Pada tahun 1993, Perusahaan ditunjuk oleh Pemerintah Indonesia untuk mengembangkan Satuan Kerja Pengusahaan Briket (lihat Catatan 31c).
In 1993, the Company was appointed by the Indonesian Government to develop a Coal Briquette Operating Unit (see Note 31c).
Perusahaan dan entitas anak (bersamasama disebut “Grup”) bergerak dalam bidang industri tambang batubara, meliputi kegiatan penyelidikan umum, eksplorasi, eksploitasi, pengolahan, pemurnian, pengangkutan dan perdagangan, pemeliharaan fasilitas dermaga khusus batubara baik untuk keperluan sendiri maupun pihak lain, pengoperasian pembangkit listrik tenaga uap baik untuk keperluan sendiri ataupun pihak lain dan memberikan jasa-jasa konsultasi dan rekayasa dalam bidang yang ada hubungannya dengan industri pertambangan batubara beserta hasil olahannya.
The scope of activities of the Company and its subsidiaries (together, the “Group”) comprises coal mining activities, including general surveying, exploration, exploitation, processing, refining, transportation and trading, maintenance of special coal port facilities for internal and external needs, operation of steam power plants for internal and external needs and providing consulting services related to the coal mining industry as well as its derivative products.
PT Bukit Asam Tbk
. 2011 Annual Report
317
16
26
36
46
70
Ikhtisar Utama
Informasi Perseroan
Informasi Bagi Investor
Laporan Manajemen
Main Highlights
Corporate Information
Investors Information
Management Report
Laporan Pengelolaan Operasional
318
Operational Management Report
PT BUKIT ASAM (PERSERO) Tbk DAN ENTITAS ANAK/AND SUBSIDIARIES Lampiran 5/2 Schedule CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2011 DAN 2010 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
1.
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2011 AND 2010 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
UMUM (lanjutan) a.
1.
Pendirian dan Informasi Lainnya (lanjutan)
GENERAL (continued) a.
Establishment (continued)
and
Other
Information
Pada tanggal 31 Oktober 2002, Perusahaan mengajukan pernyataan pendaftaran dalam rangka penawaran umum saham perdana. Berdasarkan Prospektus yang diterbitkan oleh Perusahaan tanggal 11 Desember 2002, jumlah saham yang ditawarkan adalah sejumlah 346.500.000 saham yang terdiri dari 315.000.000 saham divestasi milik negara Republik Indonesia dan 31.500.000 saham baru dengan nilai nominal Rp 500 (nilai penuh) per saham dan harga penawaran Rp 575 (nilai penuh) per saham. Dalam rangka penawaran saham perdana ini, Perusahaan menerbitkan 173.250.000 waran Seri I yang diberikan kepada pemegang saham (kecuali kepada Negara Republik Indonesia) yang namanya tercatat dalam Daftar Pemegang Saham Perseroan pada tanggal 23 Juni 2003 dengan alokasi 1 lembar waran untuk setiap 2 lembar saham yang dimiliki.
On 31 October 2002, the Company initiated an initial public offering. Based on the Prospectus issued by the Company on 11 December 2002, the number of shares offered to the public was 346,500,000 shares which consisted of 315,000,000 divestment shares owned previously by the Government of Indonesia and 31,500,000 new shares with a par value of Rp 500 (full amount) per share and an offering price of Rp 575 (full amount) per share. In relation with the initial public offering, the Company issued 173,250,000 Series I warrants to the shareholders (except the Republic of Indonesia) listed on the shareholders‟ register on 23 June 2003 with an allocation of one warrant for every two shares owned.
Harga pelaksanaan waran adalah Rp 675 (nilai penuh) yang mulai berlaku sejak tanggal 30 Juni 2003 sampai dengan 22 Desember 2005. Berdasarkan surat dari Ketua Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (“BAPEPAM-LK”), pernyataan pendaftaran tersebut dinyatakan efektif sejak 3 Desember 2002. Seluruh saham Perusahaan telah dicatatkan di Bursa Efek Indonesia pada tanggal 23 Desember 2002. Pada tanggal 31 Desember 2005, seluruh waran telah dikonversi.
The exercise price of the warrant was Rp 675 (full amount) exercisable from 30 June 2003 until 22 December 2005. Based on a letter from the Head of the Capital Market and Financial Institutions Supervisory Board (“BAPEPAM-LK), the registration became effective on 3 December 2002. All of the Company‟s shares were listed on the Indonesian Stock Exchange on 23 December 2002. As at 31 December 2005, these warrants were fully exercised.
Pada tanggal 31 Desember 2011, susunan Dewan Komisaris dan Dewan Direksi Perusahaan adalah sebagai berikut:
As at 31 December 2011, the composition of the Company‟s Boards of Commissioners and Directors was as follows:
Komisaris Utama Komisaris
Komisaris Independen
Direktur Utama Direktur Keuangan Direktur Operasi/Produksi Direktur Pengembangan Usaha Direktur Niaga Direktur Umum dan SDM
PT Bukit Asam Tbk
.
Laporan Tahunan 2011
Patrialis Akbar Umiyatun Hayati Triastuti Thamrin Sihite Imam Apriyanto Putro Suranto Soemarsono Abdul Latief Baky Milawarma Achmad Sudarto Heri Supriyanto Anung Dri Prasetya M. Jamil Maizal Gazali
President Commissioner Commissioners
Independent Commissioners
President Director Finance Director Operation/Production Director Business Development Director Commerce Director General Affairs and HR Director
120
184
266
278
Pembahasan dan Analisis Manajemen
Laporan Tata Kelola Perusahaan
Laporan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Data Perseroan
Management Discussion & Analysis
Corporate Governance Report
Corporate Social Responsibilities
305
Laporan Keuangan
Corporate Data Financial Statements
PT BUKIT ASAM (PERSERO) Tbk DAN ENTITAS ANAK/AND SUBSIDIARIES Lampiran 5/3 Schedule CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2011 DAN 2010 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
1.
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2011 AND 2010 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
UMUM (lanjutan) a.
1.
Pendirian dan Informasi Lainnya (lanjutan)
GENERAL (continued) a.
Pada tanggal 31 Desember 2010, susunan Dewan Komisaris dan Dewan Direksi Perusahaan adalah sebagai berikut: Komisaris Utama Komisaris
Komisaris Independen
Direktur Utama Direktur Keuangan Direktur Operasi/Produksi Direktur Pengembangan Usaha Direktur Niaga Direktur Umum dan SDM
Other
Information
President Commissioner Commissioners
Suranto Soemarsono Abdul Latief Baky
Independent Commissioners
Sukrisno Dono Boestami Milawarma Heri Supriyanto Tiendas Mangeka Mahbub Iskandar
President Director Finance Director Operation/Production Director Business Development Director Commerce Director General Affairs and HR Director The composition of the Company‟s Audit Committee as at 31 December 2011 was as follows:
Suranto Soemarsono Helmi Mahfud Nuhindro Priagung Widodo
Susunan Komite Audit Perusahaan pada tanggal 31 Desember 2010 adalah sebagai berikut: Ketua Anggota
and
As at 31 December 2010, the composition of the Company‟s Boards of Commissioners and Directors was as follows:
Supriyadi Umiyatun Hayati Triastuti Thamrin Sihite
Susunan Komite Audit Perusahaan pada tanggal 31 Desember 2011 adalah sebagai berikut: Ketua Anggota
Establishment (continued)
Chairman Members
The composition of the Company‟s Audit Committee as at 31 December 2010 was as follows:
Suranto Soemarsono Azhar Zainuri Ridho Kresna Wattimena
Chairman Members
PT Bukit Asam Tbk
. 2011 Annual Report
319
16
26
36
46
70
Ikhtisar Utama
Informasi Perseroan
Informasi Bagi Investor
Laporan Manajemen
Main Highlights
Corporate Information
Investors Information
Management Report
Laporan Pengelolaan Operasional
320
Operational Management Report
PT BUKIT ASAM (PERSERO) Tbk DAN ENTITAS ANAK/AND SUBSIDIARIES Lampiran 5/4 Schedule CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2011 DAN 2010 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
1.
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2011 AND 2010 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
UMUM (lanjutan) a.
1.
Pendirian dan Informasi Lainnya (lanjutan)
GENERAL (continued) a.
Establishment (continued)
and
Other
Information
Pada tanggal 31 Desember 2011, Perusahaan mempunyai karyawan tetap sejumlah 3.100 orang (2010: 3.113) – tidak diaudit.
As at 31 December 2011, the Company had a total of 3,100 permanent employees (2010: 3,113) – unaudited.
Perusahaan memiliki kepemilikan langsung pada entitas anak berikut ini:
The Company has direct ownership in the following subsidiaries:
Entitas anak/ Subsidiaries
Kegiatan usaha/ Business activity
Tempat kedudukan/ Domicile
Tahun beroperasi secara komersial/ Commencement of commercial operations
Persentase kepemilikan/ Percentage of ownership 2011 %
Jumlah aset (sebelum eliminasi)/ Total assets (before elimination)
2010 %
2011
2010
PT Batubara Bukit Kendi (“BBK”)*
Penambangan batubara/ Coal mining
Tanjung Enim, Sumatera Selatan/ South Sumatera
1997
75
75
21,061
36,736
PT Bukit Asam Prima (“BAP”)
Perdagangan batubara/ Coal trading
Jakarta
2007
99.99
99.99
130,964
151,607
PT International Prima Coal** (“IPC”)
Penambangan batubara/ Coal mining
Palaran, Kalimantan Timur/ East Kalimantan
2010
51
51
248,371
181,458
PT Bukit Asam Metana Ombilin (“BAMO”)
Penambangan gas metana batubara/ Coal methane gas mining
Jakarta
Belum beroperasi/ Not operating
99.99
99.99
500
500
PT Bukit Asam Metana Enim (“BAME”)
Penambangan gas metana batubara/ Coal methane gas mining
Jakarta
Belum beroperasi/ Not operating
99.99
99.99
500
500
PT Bukit Asam Metana Peranap (“BAMP”)
Penambangan gas metana batubara/ Coal methane gas mining
Jakarta
Belum beroperasi/ Not operating
99.99
99.99
500
500
PT Bukit Asam Banko (“BAB”)
Pertambangan, perdagangan, dan industri batubara/ Coal mining, trading, and industry
Tanjung Enim, Belum beroperasi/ Sumatera Selatan/ Not operating South Sumatera
65
65
2,406
2,406
* Operasi penambangan dihentikan sementara. ** Lihat Catatan 5 tentang akuisisi IPC.
PT Bukit Asam Tbk
.
Laporan Tahunan 2011
* Mining operation is temporarily suspended. ** See Note 5 regarding the acquisition of IPC.
120
184
266
278
Pembahasan dan Analisis Manajemen
Laporan Tata Kelola Perusahaan
Laporan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Data Perseroan
Management Discussion & Analysis
Corporate Governance Report
Corporate Social Responsibilities
305
Laporan Keuangan
Corporate Data Financial Statements
PT BUKIT ASAM (PERSERO) Tbk DAN ENTITAS ANAK/AND SUBSIDIARIES Lampiran 5/5 Schedule CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2011 DAN 2010 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 1.
UMUM (lanjutan) a.
Pendirian dan Informasi Lainnya (lanjutan)
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2011 AND 2010 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated) 1.
GENERAL (continued) a.
Establishment (continued)
and
Other
Information
Berikut adalah rincian dari entitas anak yang telah beroperasi:
Details of the Group‟s subsidiaries which have already commenced their operations are as follows:
BBK
BBK
BBK didirikan berdasarkan Akta Notaris Sutjipto, S.H., No. 119 tanggal 21 Oktober 1996, yang kemudian diubah dengan Akta No. 135 tanggal 28 Januari 1997 oleh notaris yang sama. Akta pendirian beserta perubahannya tersebut telah disahkan oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia dengan Surat Keputusan No. C2-1592.HT.01.01.TH.97 tanggal 7 Maret 1997 serta diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 4303 tanggal 23 September 1997.
BBK was established on 21 October 1996, based on Notarial Deed No. 119 of Sutjipto, S.H., which was amended on 28 January 1997 based on Notarial Deed No. 135. The deed of establishment and its amendment were approved by the Minister of Justice in his decision letter No. C2-1592.HT.01.01.TH.97 dated 7 March 1997 and was published in State Gazette No. 4303 dated 23 September 1997.
Anggaran Dasar BBK telah mengalami beberapa kali perubahan, yang terakhir adalah berdasarkan Akta Notaris Tahir Kamili, S.H., MKn., No.19 tanggal 11 Agustus 2008 mengenai penyesuaian seluruh Anggaran Dasar Perusahaan terhadap Undang-Undang No. 40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas (“PT”). Perubahan tersebut disahkan oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia No. AHU-68848.AH.01.02 tanggal 24 September 2008 serta diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 18 tanggal 3 Maret 2009.
BBK‟s Articles of Association have been amended several times, with the latest amendment based on Notarial Deed of Tahir Kamili, S.H., Mkn., No.19 dated 11 August 2008 regarding harmonisation of the Articles of Association as a whole with the Company Law No. 40 of 2007. These changes were approved by the Minister of Law and Human Rights in his decree No. AHU-68848.AH.01.02 dated 24 September 2008 and were published in the State Gazzette No. 18 dated 3 March 2009.
Ruang lingkup kegiatan BBK terutama mengusahakan pertambangan batubara yang meliputi penyelidikan umum, eksplorasi, eksploitasi, pengolahan, pengangkutan, dan pemasaran batubara, dan mengusahakan pengolahan produk derivatif dari batubara produksi sendiri atau batubara dari pihak lain.
The scope of activities of BBK comprises coal mining activities, including general surveying, exploration, exploitation, processing, transportation and trading, as well as processing of its own coal derivative products and or coal from other parties.
BBK, sesuai dengan Undang-Undang Pertambangan Mineral dan Batubara No.4/2009 (“UU No.4/2009”) telah memperoleh izin eksploitasi, penjualan, pemuatan yang tercakup dalam Izin Usaha Pertambangan (“IUP”) Operasi Produksi No. KW.03.SS.2010 seluas 881,70 Ha di daerah Bukit Kendi. Izin untuk melakukan kegiatan konstruksi, produksi, pengangkutan, penjualan, serta pengolahan dan pemurnian batubara berlaku sampai dengan tanggal 25 Oktober 2025. BBK beroperasi secara komersial sejak tanggal 1 Mei 1997. Kantor pusat BBK berlokasi di Tanjung Enim, Sumatera Selatan. Pada tanggal 31 Desember 2011, BBK tidak mempunyai karyawan tetap (2010: 39 karyawan tetap, termasuk 38 orang yang diperbantukan dari PTBA) - tidak diaudit.
In compliance with Law on Mineral and Coal Mining No.4/2009 (“UU No.4/2009”), BBK has obtained exploitation, trading and loading permits as covered in operation and production Mining Business License (“IUP”) No. KW.03.SS.2010 with a concession area of 881.70 Ha in Bukit Kendi. The construction, production, transportation, sales, processing and refinery permits are valid until 25 October 2025. BBK commenced its commercial phase on 1 May 1997. BBK‟s head office is located in Tanjung Enim, South Sumatera. As at 31 December 2011, BBK has no permanent employees (2010: 39 permanent employees including 38 employees which were seconded from PTBA) - unaudited.
PT Bukit Asam Tbk
. 2011 Annual Report
321
16
26
36
46
70
Ikhtisar Utama
Informasi Perseroan
Informasi Bagi Investor
Laporan Manajemen
Main Highlights
Corporate Information
Investors Information
Management Report
Laporan Pengelolaan Operasional
322
Operational Management Report
PT BUKIT ASAM (PERSERO) Tbk DAN ENTITAS ANAK/AND SUBSIDIARIES Lampiran 5/6 Schedule CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2011 DAN 2010 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
1.
UMUM (lanjutan) a.
Pendirian dan Informasi Lainnya (lanjutan)
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2011 AND 2010 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
1.
GENERAL (continued) a.
Establishment (continued)
and
Other
Information
BBK (lanjutan)
BBK (continued)
Pada bulan Pebruari 2010, Kepolisian Republik Indonesia menghentikan operasi BBK karena ijin pinjam pakai kawasan hutan yang menjadi wilayah pertambangan BBK belum dikeluarkan oleh pihak yang berwenang.
In February 2010, the National Police of the Republic of Indonesia suspended BBK‟s operations because the lend-use permit for forestry areas in which BBK conducts its mining activities had not been issued by the authorities.
Sehubungan dengan kasus tersebut, Pengadilan Negeri (“PN”) Muara Enim telah menjatuhkan keputusan bersalah kepada Direktur Utama BBK. PN Muara Enim juga menyita persediaan milik BBK senilai Rp 14,8 miliar (telah diprovisikan penuh pada tanggal 31 Desember 2010) dan aset tetap berupa empat alat berat yang telah disusutkan penuh pada tanggal 31 Desember 2010.
In relation to the legal case commenced by the Police as noted above, State Court (“PN”) of Muara Enim has found the President Director of BBK guilty. PN of Muara Enim also confiscated BBK‟s coal inventory with a book value totalling Rp 14.8 billion (this has been fully provided for as at 31 December 2010) as well as BBK‟s fixed assets which consist of four pieces of heavy equipment that have been fully depreciated as at 31 December 2010.
Pada tanggal 28 Pebruari 2011, Pengadilan Tinggi Palembang melalui keputusannya No. 024/PID/2011/PT.PLG membatalkan putusan Pengadilan Negeri Muara Enim. Menurut keputusan Pengadilan Tinggi Palembang, semua perijinan atau perjanjian di bidang pertambangan di kawasan hutan yang telah ada sebelum berlakunya Undang-Undang No. 41/1999 dinyatakan tetap berlaku sampai berakhirnya perijinan atau perjanjian yang dimaksud.
On 28 February 2011, the High Court of Palembang through its decision letter No. 024/PID/2011/PT.PLG cancelled the decision of the State Court of Muara Enim. According to the High Court of Palembang, all mining permits or agreements in forestry areas existing before the promulgation of Law No. 41/1999 are still valid until the expiration of those mining permits or agreements.
Sampai dengan tanggal laporan konsolidasian ini, kasus hukum di atas masih dalam tahap pemeriksaan tingkat kasasi di Mahkamah Agung. Ijin Prinsip untuk Ijin Pinjam Pakai Kawasan Hutan (“IPPKH”) telah dikeluarkan Menteri Kehutanan pada tanggal 14 Juni 2011, dengan Surat Keputusan No. S.283/MenhutVII/2011 dengan luas lahan yang disetujui seluas 443 Ha, berkurang 228 Ha dari usulan semula seluas 671 Ha. BBK masih dalam proses untuk mendapatkan IPPKH dari Menteri Kehutanan.
As of the date of the consolidated financial statements, the above case is still on the examination process at the cassasion level at the Supreme Court. Principle permit for Lend Use Permit of Forestry Area (“IPPKH”) has been issued by the Ministry of Forestry on 14 June 2011 through its decision letter No. S.283/Menhut-VII/2011 with total area approved of 443 Ha, decreased by 228 Ha from initial area proposed of 671 Ha. BBK is still in the process of obtaining the IPPKH from the Ministry of Forestry.
PT Bukit Asam Tbk
.
Laporan Tahunan 2011
120
184
266
278
Pembahasan dan Analisis Manajemen
Laporan Tata Kelola Perusahaan
Laporan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Data Perseroan
Management Discussion & Analysis
Corporate Governance Report
Corporate Social Responsibilities
305
Laporan Keuangan
Corporate Data Financial Statements
PT BUKIT ASAM (PERSERO) Tbk DAN ENTITAS ANAK/AND SUBSIDIARIES Lampiran 5/7 Schedule CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2011 DAN 2010 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 1.
UMUM (lanjutan) a.
Pendirian dan Informasi Lainnya (lanjutan)
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2011 AND 2010 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated) 1.
GENERAL (continued) a.
Establishment (continued)
and
Other
Information
BBK (lanjutan)
BBK (continued)
Grup sedang berdiskusi dengan berbagai instansi pemerintah, termasuk Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (“ESDM”) dan Kementerian Kehutanan, untuk menyelesaikan masalah ini. Grup mengharapkan operasi BBK akan berjalan kembali dalam waktu dekat dan mengharapkan pemberhentian ini tidak akan mempengaruhi operasi atau posisi keuangan Grup secara signifikan. Jumlah produksi BBK di tahun 2011 dan 2010 masing-masing adalah sebesar nihil dan 76 ribu ton atau 0% dan 0,64% dari jumlah produksi Grup sebesar 12,4 juta ton dan 11,8 juta ton. Jumlah aset BBK di tahun 2011 dan 2010 adalah Rp 21 miliar dan Rp 36 miliar atau 0,18% dan 0,42% dari jumlah aset Grup sebesar Rp 11.507 miliar dan Rp 8.723 miliar.
The Group is in discussions with the authorities, including the Ministry of Energy and Mineral Resources (“ESDM”) and the Ministry of Forestry, to resolve this issue. The Group expects BBK's operations to recommence in the near future, and does not expect the suspension of BBK's operations to significantly affect the Group‟s operations or financial position. BBK‟s total production in 2011 and 2010 was nil and 76 thousand tonnes or 0% and 0.64% of the Group‟s total production of 12.4 million and 11.8 million tonnes respectively. BBK‟s total assets in 2011 and 2010 were Rp 21 billion and Rp 36 billion or 0.18% and 0.42% of the total assets of the Group of Rp 11,507 billion and Rp 8,723 billion respectively.
BAP
BAP
BAP didirikan berdasarkan Akta Notaris No. 60 pada tanggal 28 Pebruari 2007 oleh Esther Mercia Sulaiman, S.H, notaris di Jakarta. Akta Pendirian tersebut telah disahkan oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dalam Surat Keputusan No. W703548HT.01.01-TH.2007 tanggal 9 April 2007 serta diumumkan dalam Berita Negara No. 40 tahun 2007, Tambahan No. 4835 tanggal 18 Mei 2007. Anggaran Dasar BAP telah mengalami beberapa kali perubahan dengan perubahan terakhir berdasarkan Akta Notaris No. 12 tanggal 9 Desember 2010 oleh Refizal S.H., notaris di Jakarta antara lain mengenai perubahan ruang lingkup kegiatan BAP yang bertambah menjadi usaha bidang pertambangan batubara. Akta tersebut disetujui oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dalam Surat Keputusan No. AHU-0022886.AH.01.09.Tahun 2009 tanggal 4 Mei 2009.
BAP was established on 28 February 2007, based on the Notarial Deed No. 60 of Esther Mercia Sulaiman, S.H. notary from Jakarta. The deed of establishment was approved by the Minister of Law and Human Rights in his decision letter No. W7-03548HT.01.01TH.2007 dated 9 April 2007 and was published in Supplement No. 4835 of State Gazette dated 18 May 2007, No.40. The Articles of Association have been amended several times with the latest amendment based on Notarial Deed No.12 of Refizal S.H., notary from Jakarta dated 9 December 2010 concerning addition on BAP‟s scope of activities in coal mining. The Deed was approved by the Minister of Law and Human Rights of the Republic of Indonesia in Decree No. AHU-0022886.AH.01.09.Tahun 2009 dated 4 May 2009.
Ruang lingkup kegiatan BAP terutama dalam bidang pembelian, pengangkutan, penanganan, dan pemasaran batubara serta kegiatan-kegiatan lainnya yang berhubungan dengan perdagangan batubara. Kantor pusat BAP berada di Menara Karya Lantai 19, Jalan H.R. Rasuna Said Blok X-5 Kav 1 dan 2 Jakarta. Pada 31 Desember 2011, BAP memiliki 10 karyawan tetap yang merupakan karyawan PTBA yang diperbantukan (2010: 9 karyawan tetap) serta karyawan kontrak sebanyak 18 orang (2010: 19 karyawan kontrak) - tidak diaudit.
The scope of activities of BAP comprises coal purchase, transportation, handling and trading as well as other related coal trading activities. Its head office is located at Menara Karya, 19th floor, Jalan H.R. Rasuna Said Block X-5 Kav 1 and 2 Jakarta. As at 31 December 2011, BAP had 10 permanent employees which were seconded from PTBA (2010: nine permanent employees) and 18 contract employees (2010: 19 contract employees) unaudited.
PT Bukit Asam Tbk
. 2011 Annual Report
323
16
26
36
46
70
Ikhtisar Utama
Informasi Perseroan
Informasi Bagi Investor
Laporan Manajemen
Main Highlights
Corporate Information
Investors Information
Management Report
Laporan Pengelolaan Operasional
324
Operational Management Report
PT BUKIT ASAM (PERSERO) Tbk DAN ENTITAS ANAK/AND SUBSIDIARIES Lampiran 5/8 Schedule CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2011 DAN 2010 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
1.
UMUM (lanjutan) a.
Pendirian dan Informasi Lainnya (lanjutan)
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2011 AND 2010 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
1.
GENERAL (continued) a.
Establishment (continued)
and
Other
Information
IPC
IPC
IPC didirikan berdasarkan Akta Notaris No. 7 tanggal 8 September 2005 dari Notaris Lia Cittawan Nanda Gunawan, S.H. Akta pendirian tersebut telah disahkan oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dengan Surat Keputusan No. C-32779.HT.01.01.TH.2005 tanggal 12 Desember 2005 serta diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No.25 Tambahan No. 3199 tanggal 28 Maret 2006.
IPC was established on 8 September 2005, based on Notarial Deed No. 7 of Lia Cittawan Nanda Gunawan, S.H. The deed of establishment was approved by the Minister of Law and Human Rights in his decision letter No. C-32779.HT. 01.01. TH. 2005 dated 12 December 2005 and was published in Supplement No. 3199 of State Gazette No. 25 dated 28 March 2006.
Anggaran Dasar IPC telah mengalami beberapa kali perubahan, terakhir dengan Akta No. 8 tanggal 15 September 2008 dari Notaris Fatma Agung Budiwijaya, S.H., mengenai antara lain tata cara pemindahan hak atas saham, tugas dan wewenang Direksi dan Dewan Komisaris dan Rapat Umum Pemegang Saham. Perubahan tersebut telah mendapat persetujuan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dengan Surat Keputusan No. AHU-70572.AH.01.02.TH.2008 tanggal 6 Oktober 2008.
The Articles of Association have been amended several times, most recently by Notarial Deed No. 8 of Fatma Agung Budiwijaya, S.H., dated 15 September 2008, in relation to, among other things, the procedures for transfer of share ownership, roles and responsibilities of the Board of Directors and Commissioners and the annual general meeting of shareholders. The latest amendment was approved by the Minister of Law and Human Rights in his decision letter No. AHU-70572.AH.01.02. TH.2008 dated 6 October 2008.
IPC memperoleh izin untuk melakukan kegiatan konstruksi, produksi, pengangkutan, dan penjualan serta pengolahan dan pemurnian yang tercangkup dalam Izin Usaha Pertambangan (“IUP”) Operasi Produksi No. OP.01Bb016.10 seluas 3.238 Ha di daerah Palaran. IUP ini berlaku sampai dengan tanggal 22 Nopember 2016. IPC beroperasi secara komersial sejak tanggal 1 Januari 2010. Kantor pusat IPC berlokasi di Menara Rajawali Lantai 24, Jalan Mega Kuningan Lot#5.1, Kawasan Mega Kuningan, Jakarta 12950. Pada tanggal 31 Desember 2011, IPC mempunyai 45 karyawan tetap (2010: 41 karyawan tetap) termasuk 25 orang yang diperbantukan dari PTBA (2010: 27 orang) – tidak diaudit.
IPC obtained construction, production, transportation, and sale, as well as processing and refinery permits as covered in IUP No. OP.01Bb016.10 with a concession area of 3,238 Ha in Palaran. This IUP is valid until 22 November 2016. IPC commenced its commercial phase on 1 January 2010. IPC‟s head office is located in Menara Rajawali 24th Floor, Jalan Mega Kuningan Lot#5.1, Kawasan Mega Kuningan, Jakarta 12950. As at 31 December 2011, IPC had 45 permanent employees (2010: 41 permanent employees) including 25 employees which were seconded from PTBA (2010: 27 employees) – unaudited.
PT Bukit Asam Tbk
.
Laporan Tahunan 2011
305
120
184
266
278
Pembahasan dan Analisis Manajemen
Laporan Tata Kelola Perusahaan
Laporan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Data Perseroan
Management Discussion & Analysis
Corporate Governance Report
Corporate Social Responsibilities
Laporan Keuangan
Corporate Data Financial Statements
PT BUKIT ASAM (PERSERO) Tbk DAN ENTITAS ANAK/AND SUBSIDIARIES Lampiran 5/9 Schedule CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2011 DAN 2010 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
1.
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2011 AND 2010 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
UMUM (lanjutan) b.
1.
Wilayah eksplorasi pengembangan
dan
eksploitasi/
GENERAL (continued) b.
Exploration and exploitation/development areas
Grup saat ini memiliki wilayah eksplorasi dan eksploitasi/pengembangan sebagai berikut:
The Group has the following areas currently in exploration and exploitation/development:
Area eksploitasi/pengembangan/Exploitation/Development areas
Nama lokasi/ Name of location IUP Operasi Produksi/ Production Operation Airlaya, Tanjung Enim - Sumatera Selatan/South Sumatera IUP Operasi Produksi/ Production Operation – MTBU/MTBS, Tanjung Enim – Sumatera Selatan/South Sumatera IUP Operasi Produksi/ Production Operation – Banko Barat, Tanjung Enim – Sumatera Selatan/South Sumatera IUP Operasi Produksi/ Production Operation – Bukit Kendi, Tanjung Enim – Sumatera Selatan/South Sumatera IUP Operasi Produksi/ Production Operation – Banko Tengah, Suban Jeriji, Tanjung Enim – Sumatera Selatan/South Sumatera IUP Operasi Produksi/ Production Operation – Sawah Lunto – Sumatera Barat/West Sumatera IUP Operasi Produksi/ Production Operation Peranap – Riau IUP Operasi Produksi/ Production Operation Palaran, Samarinda – Kalimantan Timur/East Kalimantan
Nama pemilik izin lokasi/ Name of mine permit owner
Tanggal perolehan izin / Acquisition date of mining permit
Tanggal jatuh tempo/ Expiration date
Persentase kepemilikan/ Percentage of ownership
Jumlah cadangan terbukti (P1)/ Total proven reserves (P1) (Juta ton/million tonne) – tidak diaudit/ unaudited
Jumlah akumulasi produksi/ Total accumulated production (Juta ton/million tonne) – tidak diaudit/ unaudited
Sisa cadangan terbukti/ Remaining proven reserves (Juta ton/million tonne) – tidak diaudit/ unaudited
Perusahaan/ Company – KW.01.SS.2010
30 April/April 2010
31 Desember/ December 2020
100%
120.2
16.7
103.5
Perusahaan/ Company – KW.02.SS.2010
30 April/April 2010
30 Agustus/ August 2019
100%
164.8
9.1
155.7
Perusahaan/ Company – KW.01.ET.011
13 April/April 2010
22 Oktober/ October 2025
100%
187.5
8.9
178.6
BBK – KW.03.SS.2010
30 April/April 2010
25 Oktober/ October 2025
75%
10.6
0.8
9.8
Perusahaan/ Company – KW ME.01.ET.002 A&B
13 April/April 2010
7 September/ September 2035
100%
887.6
-
887.6
Perusahaan/ Company – DU 143/SUMBAR
27 April/April 2010
16 Pebruari/ February 2019
100%
23.1
-
23.1
Perusahaan/ Company – KW 96PP0289 Riau IPC – OP.01Bb016.10
22 April/April 2010
9 Juni/June 2035
100%
367.1
-
367.1
19 Juli/ July 2010
22 Nopember/ November 2016
51%
8.8
1.1
7.7
PT Bukit Asam Tbk
. 2011 Annual Report
325
16
26
36
46
70
Ikhtisar Utama
Informasi Perseroan
Informasi Bagi Investor
Laporan Manajemen
Main Highlights
Corporate Information
Investors Information
Management Report
Laporan Pengelolaan Operasional
326
Operational Management Report
PT BUKIT ASAM (PERSERO) Tbk DAN ENTITAS ANAK/AND SUBSIDIARIES Lampiran 5/10 Schedule CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2011 DAN 2010 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 1.
UMUM (lanjutan) b.
2.
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2011 AND 2010 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated) 1.
Wilayah eksplorasi dan pengembangan (lanjutan)
eksploitasi/
GENERAL (continued) b.
Exploration and exploitation/development areas (continued)
Jumlah cadangan terbukti adalah berdasarkan hasil survey oleh International Mining Consultant (“IMC”), geologis independen, pada bulan Desember 2008 setelah dikurangi dengan jumlah produksi selama 2011. Cadangan tertambang IPC berdasarkan survei internal mengalami revisi di tahun 2010 menjadi 8,77 juta ton.
The proven reserves are based on survey results by International Mining Consultant (“IMC”), an independent geologist, in December 2008 after being reduced by the coal production between 2008 and 2011. IPC‟s mineable reserves have been revised in 2010 to 8.77 million tonnes based on internal survey.
Tidak termasuk dalam informasi cadangan diatas, cadangan tertambang pada Kuasa Pertambangan (“KP”) yang berlokasi di Kabupaten Lahat yang sedang bersengketa dengan Pemerintah Daerah setempat (lihat Catatan 32).
Not included in the above reserves information are the mineable reserves from Mining Rights (“KP”) located in Lahat Regency, which are currently the subject of dispute with the Local Government (see Note 32).
IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING
2.
SUMMARY POLICIES
OF
SIGNIFICANT
ACCOUNTING
Laporan keuangan konsolidasian Grup telah disusun dan diselesaikan oleh Dewan Direksi pada tanggal 28 Pebruari 2012.
The Group‟s consolidated financial statements were prepared and finalised by the Board of Directors on 28 February 2012.
Berikut ini adalah kebijakan akuntansi yang diterapkan dalam penyusunan laporan keuangan konsolidasian Grup, yang sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia. Laporan keuangan konsolidasian ini juga disusun berdasarkan peraturan yang ditetapkan oleh BAPEPAM-LK No. VIII.G.7 mengenai Pedoman Penyajian Laporan Keuangan dan Surat Edaran BAPEPAM-LK No. SE-02/BL/2008 tertanggal 31 Januari 2008 mengenai Pedoman Penyajian dan Pengungkapan Laporan Keuangan Emiten atau Perusahaan Publik Industri Pertambangan Umum.
Presented below are the significant accounting policies adopted in preparing the consolidated financial statements of the Group, which are in conformity with Indonesian Financial Accounting Standards. The consolidated financial statements have also been prepared in conformity with regulation of the BAPEPAM-LK No. VIII.G.7 for the Guidance on Financial Statement Presentation and Circular Letter of BAPEPAM-LK No. SE-02/BL/2008 dated 31 January 2008 for Preparation and Disclosure Guidance for Financial Statements of an Issuer or Public Company in the General Mining Industry.
a.
a.
Dasar penyusunan konsolidasian
laporan
keuangan
Laporan keuangan konsolidasian ini disusun dengan dasar harga perolehan, kecuali aset dan liabilitas keuangan, yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba-rugi. Laporan keuangan disusun dengan menggunakan dasar akrual
PT Bukit Asam Tbk
.
Laporan Tahunan 2011
Basis of preparation of the consolidated financial statements The consolidated financial statements have been prepared under the historical cost convention, as modified by financial assets and liabilities, which are meassured at fair value through profit and loss. The financial statements have been prepared on the accrual basis.
120
184
266
278
Pembahasan dan Analisis Manajemen
Laporan Tata Kelola Perusahaan
Laporan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Data Perseroan
Management Discussion & Analysis
Corporate Governance Report
Corporate Social Responsibilities
305
Laporan Keuangan
Corporate Data Financial Statements
PT BUKIT ASAM (PERSERO) Tbk DAN ENTITAS ANAK/AND SUBSIDIARIES Lampiran 5/11 Schedule CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2011 DAN 2010 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 2.
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2011 AND 2010 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (lanjutan) a.
b.
Dasar penyusunan laporan konsolidasian (lanjutan)
keuangan
2.
SUMMARY OF SIGNIFICANT POLICIES (continued) a.
ACCOUNTING
Basis of preparation of the consolidated financial statements (continued)
Laporan arus kas konsolidasian disusun menggunakan metode langsung dan arus kas dikelompokkan atas dasar aktivitas operasi, investasi dan pendanaan. Untuk tujuan laporan arus kas konsolidasian, kas dan setara kas mencakup kas, bank dan investasi jangka pendek yang jatuh tempo dalam waktu tiga bulan atau kurang, setelah dikurangi cerukan.
The consolidated statements of cash flows have been prepared based on the direct method by classifying cash flows on the basis of operating, investing and financing activities. For the purpose of the consolidated statement of cash flows, cash and cash equivalents includes cash on hand, cash in banks and short-term investments with a maturity of three months or less, net of overdrafts.
Penyusunan laporan keuangan yang sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia memerlukan penggunaan estimasi akuntansi penting tertentu. Penyusunan laporan keuangan juga mengharuskan manajemen untuk menggunakan pertimbangannya dalam proses penerapan kebijakan akuntansi Grup. Area-area yang memerlukan tingkat pertimbangan atau kompleksitas yang tinggi, atau area dimana asumsi dan estimasi merupakan hal yang signifikan dalam laporan keuangan konsolidasian, diungkapkan dalam Catatan 4.
The preparation of financial statements in conformity with Indonesian Financial Accounting Standards requires the use of certain critical accounting estimates. It also requires management to exercise its judgement in the process of applying the Group‟s accounting policies. The areas involving a higher degree of judgement or complexity, or areas where assumptions and estimates are significant to the consolidated financial statements are disclosed in Note 4.
Prinsip-prinsip konsolidasi i.
Entitas Anak Entitas anak merupakan semua entitas (termasuk entitas bertujuan khusus), yang mana Grup memiliki kekuatan untuk mengatur kebijakan keuangan dan operasional, yang secara umum, disertai dengan kepemilikan lebih dari setengah hak suara suatu entitas. Keberadaan dan dampak dari hak suara potensial yang saat ini dapat dilaksanakan atau dikonversi, dipertimbangkan ketika menilai apakah Grup mengendalikan entitas lain. Entitas anak dikonsolidasikan sejak tanggal dimana pengendalian telah beralih kepada Grup dan tidak lagi dikonsolidasi sejak tanggal hilangnya pengendalian.
b.
Principles of consolidation i.
Subsidiaries Subsidiaries are all entities (including special purpose entities) over which the Group has the power to govern the financial and operating policies generally accompanying a shareholding of more than half of voting rights. The existence and effect of potential voting rights that are currently exercisable or convertible are considered when assessing whether the Group controls another entity. Subsidiaries are fully consolidated from the date on which control is transferred to the Group. They are deconsolidated from the date that control ceases.
PT Bukit Asam Tbk
. 2011 Annual Report
327
16
26
36
46
70
Ikhtisar Utama
Informasi Perseroan
Informasi Bagi Investor
Laporan Manajemen
Main Highlights
Corporate Information
Investors Information
Management Report
Laporan Pengelolaan Operasional
328
Operational Management Report
PT BUKIT ASAM (PERSERO) Tbk DAN ENTITAS ANAK/AND SUBSIDIARIES Lampiran 5/12 Schedule CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2011 DAN 2010 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 2.
IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (lanjutan) b.
Prinsip-prinsip konsolidasi (lanjutan) i.
PT Bukit Asam Tbk
Entitas Anak (lanjutan)
.
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2011 AND 2010 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated) 2.
SUMMARY OF SIGNIFICANT POLICIES (continued) b.
ACCOUNTING
Principles of consolidation (continued) i.
Subsidiaries (continued)
Grup menggunakan metode akuntansi akuisisi untuk mencatat kombinasi bisnis. Imbalan yang dialihkan dalam suatu akuisisi entitas anak mencakup nilai wajar dari aset yang dialihkan, liabilitas yang terjadi dan kepentingan ekuitas yang diterbitkan oleh Grup. Imbalan yang dialihkan mencakup nilai wajar aset dan liabilitas yang dihasilkan dari suatu kesepakatan imbalan kontinjensi. Biaya terkait dengan akuisisi dicatat sebagai biaya pada saat terjadi. Aset dan liabilitas dan liabilitas kontinjensi yang dapat diidentifikasi, yang diperoleh dalam kombinasi bisnis diukur awalnya pada nilai wajar pada tanggal akuisisi. Pada setiap akuisisi, Grup mengakui nilai kepentingan non-pengendali pada pihak yang diakuisisi, pada nilai wajar ataupun pada proporsi kepemilikan kepentingan non-pengendali atas aset bersih teridentifikasi dari pihak yang diakuisisi.
The Group uses the acquisition method of accounting to account for business combinations. The consideration transferred for the acquisition of a subsidiary comprises the fair values of the assets transferred, the liabilities incurred and the equity interests issued by the Group. The consideration transferred includes the fair value of any asset or liability resulting from a contingent consideration arrangement. Acquisition-related costs are expensed as incurred. Identifiable assets acquired and liabilities and contingent liabilities assumed in a business combination are measured initially at their fair values at the acquisition date. On an acquisition-by-acquisition basis, the Group recognises any noncontrolling interest in the acquiree either at fair value or at the noncontrolling interest‟s proportionate share of the acquiree‟s identifiable net assets.
Selisih lebih antara imbalan yang dialihkan, jumlah setiap kepentingan non-pengendali dalam pihak yang diakuisisi, dan nilai wajar pada tanggal akuisisi dari kepemilikan ekuitas yang sebelumnya dimiliki oleh pihak pengakuisisi pada pihak yang diakuisisi, dibandingkan dengan nilai wajar bagian Grup atas aset bersih teridentifikasi yang diakuisisi, dicatat pertambangan sebagai properti dan/atau goodwill. Jika jumlah tersebut lebih kecil dari nilai wajar atas aset bersih teridentifikasi entitas anak yang diakuisisi dan pengukuran atas seluruh jumlah tersebut telah ditelaah, dalam hal pembelian dengan diskon, selisih tersebut diakui secara langsung pada laporan laba-rugi konsolidasian.
The excess of the consideration transferred, the amount of any non-controlling interest in the acquiree and the acquisition-date fair value of any previous equity interest in the acquiree over the fair value of the Group‟s share of the identifiable net assets acquired is recorded as mining properties and/or goodwill. If those amounts are less than the fair value of the net identifiable assets of the subsidiary acquired and the measurement of all amounts has been reviewed, in the case of a bargain purchase, the difference is recognised directly in the consolidated statements of income.
Laporan Tahunan 2011
120
184
266
278
Pembahasan dan Analisis Manajemen
Laporan Tata Kelola Perusahaan
Laporan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Data Perseroan
Management Discussion & Analysis
Corporate Governance Report
Corporate Social Responsibilities
305
Laporan Keuangan
Corporate Data Financial Statements
PT BUKIT ASAM (PERSERO) Tbk DAN ENTITAS ANAK/AND SUBSIDIARIES Lampiran 5/13 Schedule CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2011 DAN 2010 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 2.
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2011 AND 2010 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (lanjutan) b.
Prinsip-prinsip konsolidasi (lanjutan) i.
Entitas Anak (lanjutan)
2.
SUMMARY OF SIGNIFICANT POLICIES (continued) b.
Principles of consolidation (continued) i.
Transaksi intra-perusahaan, saldo dan keuntungan yang belum direalisasi dari transaksi antara perusahaan dalam Grup dieliminasi. Kerugian yang belum direalisasi juga dieliminasi. Kebijakan akuntansi entitas anak telah diubah seperlunya untuk memastikan konsistensi penerapan kebijakan oleh Grup. ii.
Transaksi dan non-pengendali
kepentingan
ACCOUNTING
Subsidiaries (continued) Inter-company transactions, balances and unrealised gains on transactions between Group companies are eliminated. Unrealised losses are also eliminated. Accounting policies of subsidiaries have been changed where necessary to ensure consistency with the policies adopted by the Group.
ii.
Transactions and non-controlling interests
Grup memperlakukan transaksi dengan kepentingan non-pengendali sebagai transaksi dengan pemilik ekuitas dari Grup. Untuk pembelian dari kepentingan non-pengendali, selisih antara imbalan yang dibayarkan dan bagiannya atas jumlah tercatat aset bersih yang diperoleh, dicatat pada ekuitas. Keuntungan atau kerugian dari pelepasan kepada kepentingan nonpengendali juga dicatat pada ekuitas.
The Group treats transactions with non-controlling interests as transactions with equity owners of the Group. For purchases from noncontrolling interests, the difference between any consideration paid and the relevant share acquired of the carrying value of net assets of the subsidiary is recorded in equity. Gains or losses on disposals to noncontrolling interests are also recorded in equity.
Ketika Grup kehilangan pengendalian atau pengaruh signifikan, maka sisa kepentingan dalam entitas diukur kembali pada nilai wajarnya, dengan perubahan pada jumlah tercatat diakui pada laporan rugi laba konsolidasian. Nilai wajar tersebut menjadi jumlah tercatat awal, untuk keperluan akuntansi selanjutnya yang digunakan untuk mencatat sisa kepentingan sebagai perusahaan asosiasi, ventura bersama atau aset keuangan. Sebagai tambahan, jumlah yang sebelumnya diakui dalam pendapatan komprehensif lain yang terkait dengan entitas tersebut diakui seolah-olah Grup melepaskan secara langsung aset dan liabilitas terkait. Hal ini berarti jumlah yang sebelumnya diakui dalam pendapatan komprehensif lain direklasifikasi ke laporan laba-rugi konsolidasian.
When the Group ceases to have control or significant influence, any retained interest in the entity is remeasured to its fair value, with the change in carrying amount recognised in the consolidated statements of income. The fair value is the initial carrying amount, for the purposes of subsequently accounting for the retained interest as an associate, joint venture or financial asset. In addition, any amounts previously recognised in other comprehensive income in respect of that entity are accounted for as if the Group had directly disposed of the related assets or liabilities. This may mean that amounts previously recognised in other comprehensive income are reclassified to the consolidated statements of income.
PT Bukit Asam Tbk
. 2011 Annual Report
329
16
26
36
46
70
Ikhtisar Utama
Informasi Perseroan
Informasi Bagi Investor
Laporan Manajemen
Main Highlights
Corporate Information
Investors Information
Management Report
Laporan Pengelolaan Operasional
330
Operational Management Report
PT BUKIT ASAM (PERSERO) Tbk DAN ENTITAS ANAK/AND SUBSIDIARIES Lampiran 5/14 Schedule CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2011 DAN 2010 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 2.
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2011 AND 2010 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (lanjutan) b.
2.
Prinsip-prinsip konsolidasi (lanjutan) ii.
SUMMARY OF SIGNIFICANT POLICIES (continued) b.
Transaksi dan kepentingan non-pengendali (lanjutan)
Principles of consolidation (continued) ii.
Seluruh pendapatan komprehensif diatribusikan pada pemilik entitas induk dan pada kepentingan nonpengendali, bahkan jika hal ini mengakibatkan kepentingan nonpengendali mempunyai saldo defisit. c.
Transaksi dalam mata uang asing
ACCOUNTING
Transactions and non-controlling interests (continued) Total comprehensive income is attributed to the owners of the parent and to the non-controlling interest even if this may result in the noncontrolling interest having a deficit balance.
c.
Foreign currency transactions
Laporan keuangan konsolidasian disajikan dalam mata uang “Rupiah” (Rp). Seluruh angka dalam laporan keuangan konsolidasian ini, kecuali dinyatakan secara khusus, dibulatkan menjadi jutaan Rupiah terdekat.
The consolidated financial statements are presented in “Rupiah” (Rp). Figures in these consolidated financial statements are rounded to and stated in million of Rupiah unless otherwise stated.
Grup menyelenggarakan catatan akuntansinya dalam Rupiah. Transaksi dalam mata uang selain mata uang Rupiah, dijabarkan menjadi mata uang Rupiah menggunakan kurs yang berlaku pada tanggal transaksi. Pada tanggal neraca, aset dan liabilitas moneter dalam mata uang selain mata uang Rupiah dijabarkan menjadi mata uang Rupiah dengan kurs yang berlaku pada tanggal neraca. Kurs yang digunakan pada tanggal neraca, berdasarkan kurs tengah yang diterbitkan Bank Indonesia adalah sebagai berikut (dalam nilai penuh):
The Group maintains its accounting records in Indonesian Rupiah. Transactions denominated in currencies other than Rupiah are converted into Rupiah at the exchange rate prevailing at the date of the transactions. At the balance sheet date, monetary assets and liabilities in currencies other than Rupiah are translated at the exchange rate prevailing at the balance sheet date. As at the balance sheet date, the exchange rates used, based on middle rates published by Bank Indonesia, were as follows (full amount):
Mata Uang 1 Dolar Amerika Serikat (USD) 1 Dolar Singapura (SGD) 1 Euro (EUR)
(nilai penuh)/(full amount) 2011 2010 9,068 6,974 11,739
Keuntungan dan kerugian dari selisih kurs yang timbul dari penjabaran aset dan liabilitas moneter dalam mata uang selain Rupiah diakui pada laporan laba-rugi konsolidasian dalam “keuntungan/(kerugian) lainnya-bersih”.
PT Bukit Asam Tbk
.
Laporan Tahunan 2011
8,991 6,980 11,955
Currency 1 US Dollar (USD) 1 Singapore Dollar (SGD) 1 Euro (EUR)
Exchange gains and losses arising on translation of monetary assets and liabilities in currencies other than Rupiah are recognised in the consolidated statements of income within “other gain/(loss)-net”.
120
184
266
278
Pembahasan dan Analisis Manajemen
Laporan Tata Kelola Perusahaan
Laporan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Data Perseroan
Management Discussion & Analysis
Corporate Governance Report
Corporate Social Responsibilities
305
Laporan Keuangan
Corporate Data Financial Statements
PT BUKIT ASAM (PERSERO) Tbk DAN ENTITAS ANAK/AND SUBSIDIARIES Lampiran 5/15 Schedule CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2011 DAN 2010 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 2.
IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (lanjutan) d.
e.
Piutang
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2011 AND 2010 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated) 2.
SUMMARY OF SIGNIFICANT POLICIES (continued) d.
ACCOUNTING
Receivables
Piutang adalah jumlah tagihan dari pelanggan untuk batubara yang dapat dijual yang diberikan dalam transaksi bisnis pada umumnya. Jika pembayaran piutang diharapkan selesai dalam satu tahun atau kurang (atau dalam siklus normal operasi dari bisnis jika lebih lama), piutang tersebut dikelompokkan sebagai aset lancar. Jika tidak, piutang tersebut disajikan sebagai aset tidak lancar.
Receivables are amounts due from customers for coal sold in the ordinary course of business. If collection is expected in one year or less (or in the normal operating cycle of the business if longer), they are classified as current assets. If not, they are presented as non-current assets.
Piutang pada awalnya diakui sebesar nilai wajar dan kemudian diukur pada biaya perolehan diamortisasi dengan menggunakan metode suku bunga efektif, dikurangi dengan provisi untuk penurunan nilai. Penyisihan untuk penurunan nilai dari piutang dibuat ketika terdapat bukti objektif bahwa Grup tidak dapat menagih keseluruhan nilai yang terdapat pada ketentuan awal dari piutang tersebut. Kesulitan keuangan yang signifikan pada debitur, kemungkinan bahwa debitur mengalami kebangkrutan atau restrukturisasi keuangan dan wanprestasi atau tunggakan terhadap pembayaran dipertimbangkan sebagai indikator bahwa piutang mengalami penurunan nilai. Nilai dari penyisihan adalah selisih antara nilai tercatat piutang dengan nilai kini dari perkiraan arus kas di masa datang, didiskontokan dengan menggunakan suku bunga efektif awal. Nilai tercatat dari aset dikurangi pos cadangan, dan jumlah kerugian diakui pada laporan laba-rugi konsolidasian. Ketika piutang tidak dapat tertagih, piutang dihapus terhadap pos cadangan untuk piutang. Pemulihan jumlah tertagih yang sebelumnya dihapus dikreditkan terhadap laporan laba-rugi konsolidasian.
Receivables are recognised initially at fair value and subsequently measured at amortised cost using the effective interest method, less provision for impairment. A provision for impairment of receivables is established when there is objective evidence that the Group will not be able to collect all amounts due according to the original terms of the receivables. Significant financial difficulties, of the debtors, the probability that the debtor will enter bankruptcy or financial reorganisation, and default or deliquency in payments are considered indicators that the receivables is impaired. The amount of the provision is the difference between the asset‟s carrying amount and the present value of estimated future cash flows, discounted at the original effective interest rate. The carrying amount of the asset is reduced through the use of an allowance account, and the amount of the loss is recognised in the consolidated statements of income. When a receivable is uncollectible, it is written off against the allowance account for receivables. Subsequent recoveries of amount previously written off are credited against the consolidated statements of income.
Persediaan Persediaan batubara diakui sebesar nilai yang lebih rendah antara harga perolehan dengan nilai realisasi bersih. Harga perolehan ditentukan berdasarkan metode rata-rata tertimbang atas biaya yang terjadi selama tahun berjalan dan terdiri dari biaya bahan baku, tenaga kerja, serta alokasi biaya overhead yang berkaitan dengan aktivitas penambangan. Nilai realisasi bersih adalah estimasi harga penjualan dalam kegiatan usaha normal dikurangi taksiran biaya penyelesaian dan biaya penjualan.
e.
Inventories Coal inventories are valued at the lower of cost or net realisable value. Cost is determined on a weighted average cost incurred during the year and comprises materials, labour and depreciation and overheads related to mining activities. Net realisable value is the estimated sales amount in the ordinary course of business less the costs of completion and selling expenses.
PT Bukit Asam Tbk
. 2011 Annual Report
331
16
26
36
46
70
Ikhtisar Utama
Informasi Perseroan
Informasi Bagi Investor
Laporan Manajemen
Main Highlights
Corporate Information
Investors Information
Management Report
Laporan Pengelolaan Operasional
332
Operational Management Report
PT BUKIT ASAM (PERSERO) Tbk DAN ENTITAS ANAK/AND SUBSIDIARIES Lampiran 5/16 Schedule CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2011 DAN 2010 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
2.
IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (lanjutan) e.
Persediaan (lanjutan)
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2011 AND 2010 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
2.
SUMMARY OF SIGNIFICANT POLICIES (continued) e.
Perlengkapan, bahan bakar, minyak pelumas dan suku cadang diakui pada harga perolehan, ditentukan dengan metode ratarata, setelah dikurangi penyisihan untuk persediaan usang. Penyisihan untuk persediaan usang dan bergerak lambat ditentukan berdasarkan estimasi penggunaan jenis atau penjualan masing-masing persediaan pada masa mendatang. Bahan pendukung kegiatan pemeliharaan dicatat sebagai beban produksi pada periode yang digunakan. f.
Aset keuangan dan liabilitas keuangan 1.
PT Bukit Asam Tbk
Aset keuangan
ACCOUNTING
Inventories (continued) Materials, fuel, lubricants and spare-parts are valued at cost, determined on an average basis, less provision for obsolete and slow moving inventory. A provision for obsolete and slow moving inventory is determined on the basis of estimated future usage or sale of individual inventory items. Supplies of maintenance materials are charged to production costs in the period in which they are used.
f.
Financial assets and liabilities 1.
Financial assets
Grup mengklasifikasikan aset keuangan dalam kategori sebagai berikut (i) aset keuangan yang nilai wajarnya diakui melalui laporan laba-rugi, (ii) pinjaman dan piutang, (iii) investasi yang dimiliki hingga jatuh tempo, dan (iv) aset keuangan yang tersedia untuk dijual. Klasifikasi ini tergantung pada tujuan saat aset keuangan tersebut diperoleh. Manajemen menentukan klasifikasi aset keuangan tersebut pada saat pengakuan awal. Aset keuangan tidak diakui apabila hak untuk menerima arus kas dari suatu investasi telah berakhir atau telah ditransfer dan Grup telah mentransfer secara substansial seluruh risiko dan manfaat atas kepemilikan aset keuangan tersebut.
The Group classifies its financial assets into the categories of (i) financial assets at fair value through profit or loss, (ii) loans and receivables, (iii) held-tomaturity investments and (iv) available for sale financial assets. The classification depends on the purpose for which the financial assets were acquired. Management determines the classification of its financial assets at initial recognition. Financial assets are derecognised when the rights to receive cash flows from the investments have expired or have been transferred and the Group has transferred substantially all risks and rewards of ownership.
(i) Aset keuangan yang nilai wajarnya diakui melalui laporan laba-rugi
(i) Financial assets at fair value through profit or loss
Aset keuangan yang nilai wajarnya diakui di laporan laba atau rugi adalah aset keuangan yang diklasifikasikan sebagai aset untuk diperdagangkan. Aset keuangan diklasifikasikan sebagai aset untuk diperdagangkan jika diperoleh terutama untuk tujuan penjualan atau pembelian kembali dalam waktu dekat dan terdapat bukti yang menunjukkan latar belakang untuk mengambil keuntungan jangka pendek.
Financial assets at fair value through profit or loss are financial assets classified as held for trading. A financial asset is classified as held for trading if it is acquired principally for the purpose of selling or repurchasing it in the near term and for which there is evidence of a recent actual pattern of short-term profit taking.
.
Laporan Tahunan 2011
120
184
266
278
Pembahasan dan Analisis Manajemen
Laporan Tata Kelola Perusahaan
Laporan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Data Perseroan
Management Discussion & Analysis
Corporate Governance Report
Corporate Social Responsibilities
305
Laporan Keuangan
Corporate Data Financial Statements
PT BUKIT ASAM (PERSERO) Tbk DAN ENTITAS ANAK/AND SUBSIDIARIES Lampiran 5/17 Schedule CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2011 DAN 2010 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 2.
IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (lanjutan) f.
Aset keuangan dan liabilitas keuangan (lanjutan) 1.
Aset keuangan (lanjutan)
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2011 AND 2010 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated) 2.
SUMMARY OF SIGNIFICANT POLICIES (continued) f.
ACCOUNTING
Financial assets and liabilities (continued) 1.
Financial assets (continued)
(i) Aset keuangan yang nilai wajarnya diakui melalui laporan laba-rugi (lanjutan)
(i) Financial assets at fair value through profit or loss (continued)
Aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba-rugi, pada awalnya diakui sebesar nilai wajar dan biaya transaksi dibebankan pada laporan pendapatan komprehensif konsolidasian, dan kemudian diukur pada nilai wajarnya.
Financial assets carried at fair value through profit or loss are initially recognised at fair value, and transaction costs are expensed in the consolidated interim statements of income, and subsequently carried at fair value.
Aset dalam kategori ini diklasifikasikan sebagai aset lancar jika diharapkan dapat direalisasikan dalam 12 bulan; sebaliknya, diklasifikasikan sebagai tidak lancar.
Assets in this category are classified as current assets if expected to be settled within 12 months; otherwise, they are classified as non-current.
(ii) Pinjaman dan piutang
(ii) Loans and receivables
Pinjaman dan piutang adalah aset keuangan non-derivatif dengan pembayaran tetap atau telah ditentukan yang tidak terpengaruh oleh pasar aktif. Mereka dimasukkan di dalam aset lancar, kecuali untuk yang jatuh temponya lebih besar dari 12 bulan setelah akhir periode pelaporan. Aset keuangan ini diklasifikasikan sebagai aset tidak lancar.
Loans and receivables are nonderivative financial assets with fixed or determinable payments that are not quoted in an active market. They are included in current assets, except for maturities greater than 12 months after the end of reporting period. These are classified as non-current assets.
Pinjaman dan piutang awalnya diakui sebesar nilai wajar ditambah biaya transaksi yang dapat diatribusikan secara langsung dan selanjutnya diukur sebesar biaya perolehan yang diamortisasi dengan menggunakan metode suku bunga efektif.
Loans and receivables are initially recognised at fair value including directly attributable transaction costs and subsequently measured at amortised cost using the effective interest rate method.
PT Bukit Asam Tbk
. 2011 Annual Report
333
16
26
36
46
70
Ikhtisar Utama
Informasi Perseroan
Informasi Bagi Investor
Laporan Manajemen
Main Highlights
Corporate Information
Investors Information
Management Report
Laporan Pengelolaan Operasional
334
Operational Management Report
PT BUKIT ASAM (PERSERO) Tbk DAN ENTITAS ANAK/AND SUBSIDIARIES Lampiran 5/18 Schedule CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2011 DAN 2010 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
2.
IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (lanjutan) f.
Aset keuangan dan liabilitas keuangan (lanjutan) 1.
Aset keuangan (lanjutan) (iii) Investasi yang dimiliki hingga jatuh tempo
PT Bukit Asam Tbk
.
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2011 AND 2010 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
2.
SUMMARY OF SIGNIFICANT POLICIES (continued) f.
ACCOUNTING
Financial assets and liabilities (continued)
1.
Financial assets (continued) (iii) Held-to-maturity investments
Investasi yang dimiliki hingga jatuh tempo adalah aset keuangan nonderivatif dengan pembayaran dan jatuh tempo yang tetap serta telah ditentukan dimana manajemen Grup memiliki maksud positif dan kemampuan untuk memiliki hingga jatuh tempo, kecuali:
Held-to-maturity investments are nonderivative financial assets with fixed or determinable payments and fixed Group‟s maturities that the management has the positive intention and ability to hold to maturity, except for:
(a) investasi yang pada saat pengakuan awal ditetapkan sebagai aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba-rugi; (b) investasi yang ditetapkan oleh entitas dalam kelompok tersedia untuk dijual; dan (c) investasi yang memenuhi definisi pinjaman dan piutang.
(a) investments that upon initial recognition are designated as financial assets at fair value through profit or loss;
Investasi yang dimiliki hingga jatuh tempo pada awalnya diakui sebesar nilai wajar termasuk biaya transaksi yang dapat diatribusikan secara langsung dan kemudian diukur pada biaya perolehan diamortisasi dengan menerapkan metode suku bunga efektif.
Held-to-maturity investments are initially recognised at fair value including directly attributable transaction costs and subsequently measured at amortised cost, using the effective interest rate method.
Mereka dimasukkan di dalam aset tidak lancar kecuali investasinya jatuh tempo atau manajemen bermaksud untuk melepasnya dalam waktu 12 bulan dari akhir periode pelaporan.
They are included in non-current assets unless the investment matures or management intends to dispose of it within 12 months of the end of the reporting period.
Bunga dari investasi tersebut yang dihitung dengan menggunakan metode bunga efektif diakui didalam laporan pendapatan komprehensif konsolidasian sebagai bagian dari pendapatan lain-lain.
Interest on the investments calculated using the effective interest method is recognised in the consolidated statements of comprehensive income as part of other income.
Laporan Tahunan 2011
(b) investments that are designated in the category of available for sale; and (c) investments that meet the definition of loans and receivables.
120
184
266
278
Pembahasan dan Analisis Manajemen
Laporan Tata Kelola Perusahaan
Laporan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Data Perseroan
Management Discussion & Analysis
Corporate Governance Report
Corporate Social Responsibilities
305
Laporan Keuangan
Corporate Data Financial Statements
PT BUKIT ASAM (PERSERO) Tbk DAN ENTITAS ANAK/AND SUBSIDIARIES Lampiran 5/19 Schedule CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2011 DAN 2010 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
2.
IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (lanjutan) f.
Aset keuangan dan liabilitas keuangan (lanjutan) 1.
Aset keuangan (lanjutan) (iv) Aset keuangan yang tersedia untuk dijual
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2011 AND 2010 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
2.
SUMMARY OF SIGNIFICANT POLICIES (continued) f.
ACCOUNTING
Financial assets and liabilities (continued)
1.
Financial assets (continued) (iv) Available for sale financial assets
Aset keuangan yang tersedia untuk dijual adalah aset keuangan nonderivatif yang dimaksudkan untuk dimiliki hingga jangka waktu yang tak terbatas, yang dapat dijual untuk memenuhi kebutuhan likuiditas atau perubahan suku bunga, nilai tukar, atau yang tidak diklasifikasikan sebagai pinjaman dan piutang, aset keuangan yang dimiliki hingga jatuh tempo atau aset keuangan yang nilai wajarnya diakui melalui laporan labarugi. Mereka dimasukkan didalam aset tidak lancar, kecuali investasinya jatuh tempo atau manajemen bermaksud untuk melepasnya dalam waktu 12 bulan dari akhir periode pelaporan.
Available for sale financial assets are non-derivative financial assets that are intended to be held for an indefinite period of time, which may be sold in response to needs for liquidity or changes in interest rates, exchange rates or that are not classified as loans and receivables, held-tomaturity investments or financial assets at fair value through profit or loss. They are included in non-current assets, unless the investment matures or management intends to dispose of it within 12 months of the end of the reporting period.
Aset keuangan yang tersedia untuk dijual pada awalnya diakui sebesar nilai wajar, ditambah biaya transaksi yang dapat diatribusikan secara langsung, dan kemudian diukur dengan nilai wajar dengan keuntungan dan kerugian yang diakui pada laporan perubahan ekuitas, kecuali untuk kerugian akibat penurunan nilai dan keuntungan dan kerugian selisih kurs, sampai aset keuangan tersebut tidak lagi diakui. Jika suatu aset keuangan yang tersedia untuk dijual mengalami penurunan nilai, maka akumulasi keuntungan atau kerugian yang sebelumnya telah diakui dalam laporan perubahan ekuitas, akan diakui dalam laporan laba-rugi Namun, bunga konsolidasian. dihitung dengan menggunakan metode suku bunga efektif, dan keuntungan atau kerugian mata uang asing atas aset moneter yang diklasifikasikan sebagai aset tersedia untuk dijual diakui dalam laporan laba-rugi konsolidasian.
Available for sale financial assets are initially recognised at fair value, including directly attributable transaction costs, and measured subsequently at fair value with gains and losses being recognised in the statement of changes in equity, except for impairment losses and foreign exchange gains and losses, until the financial assets are derecognised. If an available for sale financial asset is determined to be impaired, the cumulative gain or loss previously recognised in the statement of changes in equity is recognised in the consolidated statements of income. However, interest is calculated using the effective interest rate method, and foreign currency gains or losses on monetary assets classified as available for sale are recognised in the consolidated statements of income.
PT Bukit Asam Tbk
. 2011 Annual Report
335
336
16
26
36
46
70
Ikhtisar Utama
Informasi Perseroan
Informasi Bagi Investor
Laporan Manajemen
Main Highlights
Corporate Information
Investors Information
Management Report
Laporan Pengelolaan Operasional Operational Management Report
PT BUKIT ASAM (PERSERO) Tbk DAN ENTITAS ANAK/AND SUBSIDIARIES Lampiran 5/21
PT BUKIT ASAM (PERSERO) Tbk DAN ENTITAS ANAK/AND SUBSIDIARIES Schedule
5/20 Schedule NOTES TOLampiran THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL 31 DECEMBER 2011 NOTES AND 2010 KONSOLIDASIAN STATEMENTS (Expressed in millions of Rupiah, 31 DESEMBER 2011 DAN 2010 31 DECEMBER 2011 AND 2010 unless otherwise stated) (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, (Expressed in millions of Rupiah,
LAPORAN KEUANGAN
DAN 2010 n Rupiah,
kecuali dinyatakan lain)
N AKUNTANSI PENTING 2.
n liabilitas keuangan
SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (continued) IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING 2. SUMMARY f.
Financial assets and liabilities (continued)
Aset keuangan dan liabilitas keuangan (lanjutan)
2.
2.
ang diukur pada rtisasi
ang tidak liabilitas ada nilai gi, pada wajar, dapat ng. as a
2.
(lanjutan) f.
lanjutan)
unless otherwise stated)
(ii) Financial liabilities measured at amortised cost Grup mengklasifikasikan liabilitas
keuangan dalam kategori (i) liabilitas Financial liabilities are diakui not keuangan yang nilai that wajarnya classified as financial liabilities carried melalui laporan laba-rugi dan (ii) liabilitas at fair value through loss arebiaya keuangan yang profit diukuror pada initially recognised at fair value, ini perolehan diamortisasi. Klasifikasi including directly attributable tergantung pada tujuan saat liabilitas transaction costs. Subsequently, thediperoleh. keuangan tersebut financial Manajemen liabilities aremenentukan carried at klasifikasi amortised liabilitas cost using the effective keuangan tersebut pada saat interest method. They are included in keuangan pengakuan awal. Liabilitas current liabilities, maturities tidak except diakuiforketika liabilitas tersebut more than 12 months end ofkewajiban yang berakhir after yaitutheketika reporting period.ditetapkan These aredalam classified kontrak dilepaskan as non-current liabilities. atau dibatalkan atau kadaluarsa. (i) Liabilitas keuangan yang nilai wajarnya diakui melalui laporan labarugi
Gains and losses are recognised Liabilitasin keuangan yang nilai the consolidated statements of diakui melalui laporan labawajarnya income when the financial liabilities rugi adalah liabilitas keuangan yang are derecognised or impaired, asdiklasifikasikan well sebagai liabilitas yang as through the amortisation process. diperdagangkan. Sebuah liabilitas keuangan diklasifikasikan sebagai liabilitas yang diperdagangkan jika diperoleh terutama untuk tujuan penjualan atau pembelian kembali dalam waktu dekat dan terdapat bukti yang menunjukkan latar belakang untuk mengambil keuntungan jangka pendek.
roup uses widely recognised models for determining fair non-standardised financial of lower complexity. For al instruments, inputs into nerally market observable.
Liabilitas keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba-rugi, pada awalnya diakui sebesar nilai wajar dan kemudian diukur pada nilai wajarnya, dimana keuntungan atau kerugiannya diakui dalam laporan laba-rugi konsolidasian.
instruments
bilities are offset ported in the atements of heets) when e right to and there basis, or iability
PT Bukit Asam Tbk
.
f.
ACCOUNTING
Financial assets and liabilities (continued)
Financial liabilities (continued)
Liabilitas keuangan
value estimation
OF SIGNIFICANT POLICIES (continued)
Laporan Tahunan 2011
2.
Financial liabilities The Group classifies its financial liabilities into the categories of (i) financial liabilities at fair value through profit or loss and (ii) financial liabilities measured at amortised cost. The classification depends on the purpose for which the financial liabilities were acquired. Management determines the classification of its financial liabilities at initial recognition. A financial liability is derecognised when it is extinguished, that is the obligation specified in the contract is discharged or cancelled or expires.
(i) Financial liabilities at through profit or loss
fair
value
Financial liabilities at fair value through profit or loss are financial liabilities classified as held for trading. A financial liability is classified as held for trading if it is acquired principally for the purpose of selling or repurchasing it in the near term and for which there is evidence of a recent actual pattern of short term profit taking.
Financial liabilities carried at fair value through profit or loss are initially recognised at fair value and subsequently carried at fair value, with gains and losses recognised in the consolidated statements of income.
120
184
266
278
Pembahasan dan Analisis Manajemen
Laporan Tata Kelola Perusahaan
Laporan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Data Perseroan
Management Discussion & Analysis
Corporate Governance Report
Corporate Social Responsibilities
305
Laporan Keuangan
Corporate Data
337
Financial Statements
PT BUKIT ASAM (PERSERO) Tbk DAN ENTITAS ANAK/AND SUBSIDIARIES Lampiran 5/21 Schedule CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2011 DAN 2010 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 2.
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2011 AND 2010 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (lanjutan) f.
Aset keuangan dan liabilitas keuangan (lanjutan) 2.
Liabilitas keuangan (lanjutan)
2.
SUMMARY OF SIGNIFICANT POLICIES (continued) f.
Financial assets and liabilities (continued) 2.
(ii) Liabilitas keuangan yang diukur pada biaya perolehan diamortisasi
3.
Financial liabilities (continued) (ii) Financial liabilities amortised cost
measured
at
Liabilitas keuangan yang tidak diklasifikasikan sebagai liabilitas keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba-rugi, pada awalnya diakui sebesar nilai wajar, termasuk biaya transaksi yang dapat diatribusikan secara langsung. Setelah pengakuan awal, liabilitas keuangan tersebut diukur pada biaya perolehan yang diamortisasi, dengan menggunakan metode suku bunga efektif. Mereka dimasukkan di dalam liabilitas lancar kecuali untuk yang jatuh temponya lebih dari 12 bulan setelah akhir periode pelaporan. Liabilitas keuangan ini diklasifikasikan sebagai liabilitas tidak lancar.
Financial liabilities that are not classified as financial liabilities carried at fair value through profit or loss are initially recognised at fair value, including directly attributable transaction costs. Subsequently, the financial liabilities are carried at amortised cost using the effective interest method. They are included in current liabilities, except for maturities more than 12 months after the end of reporting period. These are classified as non-current liabilities.
Keuntungan dan kerugian diakui dalam laporan laba-rugi konsolidasian ketika liabilitas keuangan tersebut dihentikan pengakuannya atau mengalami penurunan nilai, dan melalui proses amortisasi.
Gains and losses are recognised in the consolidated statements of income when the financial liabilities are derecognised or impaired, as well as through the amortisation process.
Estimasi nilai wajar
3.
Grup menggunakan beberapa teknik penilaian yang digunakan secara umum untuk menentukan nilai wajar dari instrumen keuangan dengan tingkat kompleksitas yang rendah. Input yang digunakan dalam teknik penilaian untuk instrumen keuangan di atas adalah data pasar yang dapat diobservasi. 4.
ACCOUNTING
Saling hapus keuangan
antar
instrumen
Aset keuangan dan liabilitas keuangan disajikan secara saling hapus dan nilai bersihnya disajikan di dalam laporan posisi keuangan (neraca) interim konsolidasian jika terdapat hak yang berkekuatan hukum untuk melakukan saling hapus atas jumlah yang telah diakui tersebut dan ada niat untuk menyelesaikan secara neto, atau merealisasikan aset dan menyelesaikan liabilitas secara simultan.
Fair value estimation The Group uses widely recognised valuation models for determining fair values of non-standardised financial instruments of lower complexity. For these financial instruments, inputs into models are generally market observable.
4.
Offsetting financial instruments Financial assets and liabilities are offset and the net amount reported in the consolidated interim statements of financial position (balance sheets) when there is a legally enforceable right to offset the recognised amounts and there is an intention to settle on a net basis, or realise the asset and settle the liability simultaneously.
PT Bukit Asam Tbk
. 2011 Annual Report
16
26
36
46
70
Ikhtisar Utama
Informasi Perseroan
Informasi Bagi Investor
Laporan Manajemen
Main Highlights
Corporate Information
Investors Information
Management Report
Laporan Pengelolaan Operasional
338
Operational Management Report
PT BUKIT ASAM (PERSERO) Tbk DAN ENTITAS ANAK/AND SUBSIDIARIES Lampiran 5/22 Schedule CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2011 DAN 2010 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
2.
IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (lanjutan) g.
Penurunan nilai dari aset keuangan (i)
Aset yang dicatat berdasarkan biaya perolehan diamortisasi
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2011 AND 2010 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
2.
SUMMARY OF SIGNIFICANT POLICIES (continued) g.
ACCOUNTING
Impairment of financial assets (i)
Assets carried at amortised cost
Pada setiap tanggal neraca Grup mengevaluasi apakah terdapat bukti yang objektif bahwa aset keuangan atau kelompok aset keuangan mengalami penurunan nilai. Aset keuangan atau kelompok aset keuangan diturunkan nilainya dan kerugian penurunan nilai telah terjadi, jika dan hanya jika, terdapat bukti yang objektif mengenai penurunan nilai tersebut sebagai akibat dari satu atau lebih peristiwa yang terjadi setelah pengakuan awal aset tersebut (peristiwa yang merugikan), dan peristiwa yang merugikan tersebut berdampak pada estimasi arus kas masa depan atas aset keuangan atau kelompok aset keuangan yang dapat diestimasi secara andal.
The Group assesses at the balance sheet date whether there is objective evidence that a financial asset or group of financial assets is impaired. A financial asset or a group of financial assets is impaired and impairment losses are incurred only if there is objective evidence of impairment as a result of one or more events that occurred after the initial recognition of the asset (a “loss event”) and that loss event (or events) has an impact on the estimated future cash flows of the financial asset or group of financial assets that can be reliably estimated.
Kriteria yang Grup gunakan untuk menentukan bahwa ada bukti objektif dari suatu penurunan nilai meliputi:
The criteria that the Group uses to determine that there is objective evidence of an impairment loss include:
-
-
significant financial difficulty of the issuer or obligor;
-
a breach of contract, such as a default or delinquency in interest or principal payments;
-
the lenders, for economic or legal reasons relating to the borrower‟s financial difficulty, granting to the borrower a concession that the lender would not otherwise consider;
-
it becomes probable that the borrower will enter bankruptcy or other financial reorganisation;
-
the disappearance of an active market for that financial asset because of financial difficulties; or
kesulitan keuangan signifikan yang dialami penerbit atau pihak peminjam; pelanggaran kontrak, seperti terjadinya wanprestasi atau tunggakan pembayaran pokok atau bunga; pihak pemberi pinjaman, dengan alasan ekonomi atau hukum sehubungan dengan kesulitan keuangan yang dialami pihak peminjam, memberikan keringanan pada pihak peminjam yang tidak mungkin diberikan jika pihak peminjam tidak mengalami kesulitan tersebut; terdapat kemungkinan bahwa pihak peminjam akan dinyatakan pailit atau melakukan reorganisasi keuangan lainnya; hilangnya pasar aktif dari aset keuangan akibat kesulitan keuangan; atau
-
-
-
-
PT Bukit Asam Tbk
.
Laporan Tahunan 2011
120
184
266
278
Pembahasan dan Analisis Manajemen
Laporan Tata Kelola Perusahaan
Laporan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Data Perseroan
Management Discussion & Analysis
Corporate Governance Report
Corporate Social Responsibilities
305
Laporan Keuangan
Corporate Data
339
Financial Statements
PT BUKIT ASAM (PERSERO) Tbk DAN ENTITAS ANAK/AND SUBSIDIARIES Lampiran 5/23 Schedule CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2011 DAN 2010 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 2.
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2011 AND 2010 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (lanjutan) g.
Penurunan (lanjutan) (i)
nilai
dari
aset
keuangan
Aset yang dicatat berdasarkan biaya perolehan diamortisasi (lanjutan) -
data yang dapat diobservasi mengindikasikan adanya penurunan yang dapat diukur atas estimasi arus kas masa depan dari kelompok aset keuangan sejak pengakuan awal aset dimaksud, meskipun penurunannya belum dapat diidentifikasi terhadap aset keuangan secara individual dalam kelompok aset tersebut, termasuk: memburuknya status pembayaran pihak peminjam dalam kelompok tersebut; dan kondisi ekonomi nasional atau lokal yang berkorelasi dengan wanprestasi atas aset dalam kelompok tersebut.
2.
SUMMARY OF SIGNIFICANT POLICIES (continued) g.
ACCOUNTING
Impairment of financial assets (continued) (i)
Assets carried (continued) -
at
amortised
cost
observable data indicating that there is a measurable decrease in the estimated future cash flows from a portfolio of financial assets since the initial recognition of those assets, although the decrease cannot yet be identified with the individual financial assets in the portfolio, including: adverse changes in the payment status of borrowers in the portfolio; and national or local economic conditions that correlate with defaults on the assets in the portfolio.
Jika terdapat bukti objektif bahwa kerugian penurunan niIai telah terjadi, maka jumlah kerugian tersebut diukur sebagai selisih nilai tercatat aset dengan nilai kini estimasi arus kas masa depan (tidak termasuk kerugian kredit di masa depan yang belum terjadi) yang didiskonto menggunakan suku bunga efektif awal dari aset tersebut. Nilai tercatat aset tersebut dikurangi, baik secara langsung maupun menggunakan pos cadangan. Jumlah kerugian yang terjadi diakui pada laporan laba-rugi konsolidasian.
If there is an objective evidence that impairment loss has been incurred, the amount of the loss is measured as the difference between the asset‟s carrying amount and the present value of estimated future cash flows (excluding future credit losses that have not been incurred) discounted at the financial asset‟s original effective interest rate. The asset‟s carrying amount is reduced either directly or through use of an allowance account. The amount of the loss is recognised the consolidated statements of income.
Jika, pada periode berikutnya, jumlah kerugian penurunan nilai berkurang dan pengurangan tersebut dapat dikaitkan secara objektif pada peristiwa yang terjadi setelah penurunan nilai diakui (seperti meningkatnya peringkat kredit debitur), maka kerugian penurunan nilai yang sebelumnya diakui harus dipulihkan, baik secara langsung, atau dengan menyesuaikan pos cadangan. Pemulihan tersebut tidak boleh mengakibatkan nilai tercatat aset keuangan melebihi biaya perolehan diamortisasi sebelum adanya pengakuan penurunan nilai pada tanggal pemulihan dilakukan. Jumlah pemulihan aset keuangan diakui pada laporan laba-rugi konsolidasian.
If, in a subsequent period, the amount of the impairment loss decreases and the decrease can be related objectively to an event occurring after the impairment was recognised (such as an improvement in the debtor‟s credit rating), the previously recognised impairment loss shall be reversed either directly or by adjusting an allowance account. The reversal shall not result in a carrying amount of the financial asset that exceeds what the amortised cost would have been had the impairment not been recognised at the date the impairment reversed. The reversal amount shall be recognised in the consolidated statements of income.
PT Bukit Asam Tbk
. 2011 Annual Report
16
26
36
46
70
Ikhtisar Utama
Informasi Perseroan
Informasi Bagi Investor
Laporan Manajemen
Main Highlights
Corporate Information
Investors Information
Management Report
Laporan Pengelolaan Operasional
340
Operational Management Report
PT BUKIT ASAM (PERSERO) Tbk DAN ENTITAS ANAK/AND SUBSIDIARIES Lampiran 5/24 Schedule CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2011 DAN 2010 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
2.
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2011 AND 2010 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (lanjutan) g.
Penurunan (lanjutan)
nilai
dari
aset
keuangan
(ii) Aset yang tersedia untuk dijual
2.
SUMMARY OF SIGNIFICANT POLICIES (continued) g.
ACCOUNTING
Impairment of financial assets (continued)
(ii) Assets classified as available for sale
Ketika penurunan nilai wajar atas aset keuangan yang diklasifikasikan dalam kelompok tersedia untuk dijual telah diakui secara langsung dalam ekuitas dan terdapat bukti objektif bahwa aset tersebut mengalami penurunan nilai, maka kerugian kumulatif yang sebelumnya diakui secara langsung dalam ekuitas harus dikeluarkan dari ekuitas dan diakui pada laporan labarugi konsolidasian meskipun aset keuangan tersebut belum dihentikan pengakuannya. Jumlah kerugian kumulatif yang dikeluarkan dari ekuitas dan diakui pada laporan laba-rugi konsolidasian merupakan selisih antara biaya perolehan dengan nilai wajar kini, dikurangi kerugian penurunan nilai aset keuangan yang sebelumnya telah diakui pada laporan laba-rugi konsolidasian.
When a decline in the fair value of an available for sale financial asset has been recognised directly in equity and there is objective evidence that the asset is impaired, the cumulative loss that had been recognised in equity shall be reclassified from equity to the consolidated statements of income even though the financial asset has not been derecognised. The amount of the cumulative loss is measured as the difference between the acquisition cost and the current fair value, less any impairment loss on that financial asset previously recognised in the consolidated statements of income.
Kerugian penurunan nilai yang diakui pada laporan laba-rugi konsolidasian atas investasi instrumen ekuitas yang diklasifikasikan sebagai instrumen ekuitas yang tersedia untuk dijual tidak boleh dipulihkan melalui laporan labarugi konsolidasian.
The impairment losses recognised in the the statements of income for an investment in an equity instrument classified as available for sale shall not be reversed through the consolidated statements of income.
Jika, pada periode berikutnya, nilai wajar instrumen utang yang diklasifikasikan dalam kelompok tersedia untuk dijual meningkat dan peningkatan tersebut dapat secara objektif dihubungkan dengan peristiwa yang terjadi setelah pengakuan kerugian penurunan nilai pada laporan laba-rugi konsolidasian, maka kerugian penurunan nilai tersebut harus dipulihkan melalui laporan labarugi konsolidasian.
If, in a subsequent period, the fair value of a debt instrument classified as available for sale increases and the increase can be objectively related to an event occurring after the impairment loss was recognised in the consolidated statements of income, the impairment loss is reversed through the separate consolidated statements of income.
PT Bukit Asam Tbk
.
Laporan Tahunan 2011
120
184
266
278
Pembahasan dan Analisis Manajemen
Laporan Tata Kelola Perusahaan
Laporan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Data Perseroan
Management Discussion & Analysis
Corporate Governance Report
Corporate Social Responsibilities
305
Laporan Keuangan
Corporate Data Financial Statements
PT BUKIT ASAM (PERSERO) Tbk DAN ENTITAS ANAK/AND SUBSIDIARIES Lampiran 5/25 Schedule CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2011 DAN 2010 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
2.
IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (lanjutan) h.
Investasi pada perusahaan asosiasi
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2011 AND 2010 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
2.
SUMMARY OF SIGNIFICANT POLICIES (continued) h.
ACCOUNTING
Investments in associates
Asosiasi adalah semua entitas dimana Grup mempunyai pengaruh signifikan tetapi tidak mengendalikan, pada umumnya mempunyai kepemilikan saham antara 20% sampai 50% hak suara. Investasi pada perusahaan asosiasi dicatat menggunakan metode ekuitas dan pada awalnya diakui pada harga perolehan. Investasi pada perusahaan asosiasi Grup termasuk properti pertambangan dan/atau goodwill pada saat akuisisi, dikurangi akumulasi penurunan nilai. Lihat Catatan 2m untuk penurunan nilai dari aset non-keuangan termasuk properti pertambangan.
Associates are all entities over which the Group has significant influence but not control, generally accompanying a shareholding of between 20% and 50% of voting rights. Investments in associates are accounted for using the equity method of accounting and initially recognised at cost. The Group‟s investment in associates includes mining properties and/or goodwill identified at acquisition, net of any accumulated impairment loss. Refer to Note 2m for the impairment of non-financial assets including mining properties.
Dengan metode ekuitas, investasi pada awalnya dicatat sebesar harga perolehan dan nilai tercatat ditambahkan atau dikurangi untuk mengakui bagian Grup atas laba atau rugi perusahaan investee atau bagian atas pergerakan pada nilai cadangan setelah tanggal akuisisi. Distribusi laba (kecuali dividen saham) yang diterima dari perusahaan investee akan mengurangi nilai tercatat investasi. Bagian laba atau rugi Grup diakui di dalam laporan laba-rugi interim konsolidasian dan bagian dari pergerakan pada cadangan setelah tanggal akuisisi diakui di dalam pendapatan komprehensif lain.
Under the equity method, the investment in associate is initially recognised at cost and the carrying amount is increased or decreased to recognise the Group‟s share of the profits or losses of the investee or to recognise share of movement in reserves of the investee after the date of acquisition. Profit distributions (except stock dividends) received from the investee reduce the carrying amount of the investment. The Group‟s share of profit or losses is recognised in the consolidated interim statements of income and its share of other comprehensive income after the date of acquisition is recognised in other comprehensive income.
Jika, berdasarkan metode ekuitas, bagian Grup atas kerugian perusahaan asosiasi sama atau melebihi nilai tercatat dari investasi, termasuk piutang tanpa jaminan lainnya, Grup tidak mengakui kerugian selanjutnya, kecuali timbul kewajiban atau melakukan pembayaran atas nama perusahaan asosiasi.
Under the equity method, if the Group's share of losses in an associate equal or exceed the carrying amount of the investment including any other unsecured receivables, the Group does not recognise further losses, unless it incurred obligations or payments on behalf of the associate.
Keuntungan yang belum direalisasi atas transaksi antara Grup dan perusahaan asosiasi dieliminasi sebanyak kepemilikan Grup pada perusahaan asosiasi tersebut. Kerugian yang belum direalisasi juga dieliminasi kecuali transaksi tersebut memberikan bukti penurunan nilai atas aset yang dipindahkan. Kebijakan akuntansi dari perusahaan asosiasi akan diubah apabila perlu untuk menjaga konsistensi dengan kebijakan yang digunakan oleh Grup.
Unrealised gains on transactions between the Group and its associates are eliminated to the extent of the Group‟s interest in the associates. Unrealised losses are also eliminated unless the transaction provides evidence of an impairment of the assets transferred. Accounting policies of associates will be changed where necessary to ensure consistency with the policies adopted by the Group.
PT Bukit Asam Tbk
. 2011 Annual Report
341
16
26
36
46
70
Ikhtisar Utama
Informasi Perseroan
Informasi Bagi Investor
Laporan Manajemen
Main Highlights
Corporate Information
Investors Information
Management Report
Laporan Pengelolaan Operasional
342
Operational Management Report
PT BUKIT ASAM (PERSERO) Tbk DAN ENTITAS ANAK/AND SUBSIDIARIES Lampiran 5/26 Schedule CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2011 DAN 2010 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 2.
IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (lanjutan) i.
Transaksi dengan pihak yang berelasi Grup telah melakukan transaksi dengan pihak yang berelasi. Pihak yang berelasi adalah orang atau entitas yang terkait dengan Perusahaan. Orang atau anggota keluarga terdekat mempunyai relasi dengan Grup jika mereka:
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2011 AND 2010 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated) 2.
SUMMARY OF SIGNIFICANT POLICIES (continued) i.
ACCOUNTING
Transactions with related parties The Group has entered into transactions with related parties. Related parties are individuals or entities which are related to the Company. An individual or family member is related to the Group if it:
memiliki pengendalian atau pengendalian bersama atas Grup; memiliki pengaruh signifikan atas Grup; atau merupakan personil manajemen kunci Grup atau entitas induk Grup.
has control or joint control over the Group;
Suatu entitas berelasi dengan Grup jika memenuhi salah satu hal berikut:
An entity is related to the Group if any of the following conditions applies:
entitas dan Grup adalah anggota dari kelompok Grup yang sama (artinya entitas induk, entitas anak, dan entitas rekanan terkait dengan entitas lain); satu entitas adalah entitas asosiasi atau ventura bersama dari entitas lain (atau entitas asosiasi atau ventura bersama yang merupakan anggota suatu kelompok Grup, yang mana entitas tersebut adalah anggotanya); entitas yang dikendalikan atau dikendalikan bersama oleh orang atau anggota keluarga terdekat yang memenuhi definisi pihak yang berelasi; atau orang atau anggota keluarga terdekat yang memiliki pengaruh signifikan atas entitas atau personil manajemen kunci entitas (atau entitas induk dari entitas).
the entity and the Group are members of the same Group (which means that each parent, subsidiary and fellow subsidiary is related to the others); one entity is an associate or a joint venture of the other entity (or an associate or joint venture of a member of a Group of which the other entity is a member);
Sifat transaksi yang berkaitan dengan pihak yang berelasi telah diungkapkan dalam laporan keuangan konsolidasian. Transaksi tersebut dilakukan dengan ketentuan yang telah disetujui oleh masing-masing pihak.
PT Bukit Asam Tbk
.
Laporan Tahunan 2011
has significant influence over the Group; or is a member of the key management personnel of the Group or of a parent of the Group.
the entity is controlled or jointly controlled by a related person as identified above; or
a person that has control or joint control over the entity that has significant influence over the entity or is a member of the key management personnel of the entity (or of a parent of the entity). The nature and extent of the transactions with related parties have been disclosed in the condolidated financial statements. Such transactions are conducted on terms agreed between both parties.
120
184
266
278
Pembahasan dan Analisis Manajemen
Laporan Tata Kelola Perusahaan
Laporan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Data Perseroan
Management Discussion & Analysis
Corporate Governance Report
Corporate Social Responsibilities
305
Laporan Keuangan
Corporate Data Financial Statements
PT BUKIT ASAM (PERSERO) Tbk DAN ENTITAS ANAK/AND SUBSIDIARIES Lampiran 5/27 Schedule CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2011 DAN 2010 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 2.
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2011 AND 2010 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (lanjutan) j.
k.
Beban eksplorasi tangguhan
dan
pengembangan
2.
SUMMARY OF SIGNIFICANT POLICIES (continued) j.
Deferred exploration expenditure
and
ACCOUNTING development
Beban eksplorasi dan evaluasi diakumulasi untuk setiap area of interest dan ditangguhkan sebagai aset bila biaya-biaya tersebut diharapkan dapat diperoleh kembali melalui eksploitasi atau penjualan, atau kegiatan tersebut belum mencapai tahap yang dapat menentukan apakah kegiatan tersebut akan dapat menghasilkan cadangan terbukti yang secara ekonomis dapat diperoleh serta kegiatan yang aktif dan signifikan dalam area of interest terkait masih berlangsung. Pengembalian beban eksplorasi dan evaluasi yang ditangguhkan tergantung pada keberhasilan sangat eksploitasi dan pengembangan area of interest yang terkait.
Exploration and evaluation expenditure is accumulated for each area of interest and deferred as an asset when the costs are expected to be recouped through exploitation or sale, or where activities in the area of interest have not yet reached a stage which permits a reasonable assessment of the existence or otherwise of economically recoverable reserves and active and significant operations in or in relation to the area are continuing. Ultimate recovery of exploration and evaluation expenditure carried forward is dependent on successful development and exploitation of the respective areas.
Beban pengembangan dikapitalisasi dan termasuk dalam biaya-biaya untuk mengembangkan area of interest sebelum dimulainya operasi dalam area of interest terkait. Beban eksplorasi dan pengembangan tangguhan diamortisasi dengan menggunakan metode unit produksi yang dihitung sejak tanggal dimulainya produksi komersial dari setiap area of interest terkait.
Development expenditure is capitalised and incorporates costs for developing an area of interest prior to the commencement of operations in the respective area. Deferred exploration and development expenditures are amortised using the unit-of-production method from the date of commencement of commercial production of each respective area of interest.
Nilai bersih tercatat beban eksplorasi dan pengembangan tangguhan untuk setiap area of interest ditelaah secara berkala dan apabila nilai tercatat melebihi nilai yang bisa diharapkan dimasa akan datang, kelebihan tersebut disisihkan atau dihapuskan pada tahun saat ditentukan.
The net carrying value of each area of interest is reviewed regularly and to the extent this value exceeds its recoverable value, that excess is provided for or written off in the year in which this is determined.
Penyisihan reklamasi penutupan tambang
lingkungan
dan
k.
Provision for environmental reclamation and mine closure
Restorasi, rehabilitasi, dan biaya lingkungan hidup lainnya yang timbul selama tahap produksi dibebankan sebagai bagian dari biaya produksi.
Restoration, rehabilitation, and environmental expenditure to be incurred during the production phase of operations is charged as part of the cost of production.
Perusahaan memiliki kewajiban tertentu untuk restorasi dan rehabilitasi daerah pertambangan sesudah produksi selesai. Perusahaan menghitung besarnya kewajiban tersebut yang mencukupi untuk memenuhi kewajiban yang timbul ketika produksi sudah selesai. Perubahan taksiran biaya restorasi dan lingkungan hidup yang akan terjadi dihitung secara prospektif berdasarkan sisa umur tambang.
The Company has certain obligations to restore and rehabilitate mining areas following the completion of production. Such obligations are being accrued, so that the accrual will be adequate to meet those obligations once production from the resource is completed. Changes in estimated restoration and environmental costs to be incurred are accounted for on a prospective basis over the remaining mine life.
PT Bukit Asam Tbk
. 2011 Annual Report
343
16
26
36
46
70
Ikhtisar Utama
Informasi Perseroan
Informasi Bagi Investor
Laporan Manajemen
Main Highlights
Corporate Information
Investors Information
Management Report
Laporan Pengelolaan Operasional
344
Operational Management Report
PT BUKIT ASAM (PERSERO) Tbk DAN ENTITAS ANAK/AND SUBSIDIARIES Lampiran 5/28 Schedule CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2011 DAN 2010 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
2.
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2011 AND 2010 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (lanjutan) l.
Aset tetap
2.
SUMMARY OF SIGNIFICANT POLICIES (continued) l.
Aset tetap diakui sebesar harga perolehan setelah dikurangi akumulasi penyusutan. Penyusutan alat tambang utama yang digunakan dalam operasi pertambangan dihitung dengan menggunakan metode unit produksi. Alat tambang utama terdiri dari Bucket Wheel Excavator (”BWE”), Conveyor System (”CS”), Central Distribution Point (”CDP”), Spreader dan Stacker & Reclaimer (”SR”). Kecuali tanah, semua aset tetap lainnya disusutkan berdasarkan metode garis lurus hingga mencapai nilai sisa, selama periode yang lebih rendah antara estimasi masa manfaat aset, umur tambang, atau masa IUP, yang dinyatakan sebagai berikut:
ACCOUNTING
Fixed assets Fixed assets are stated at cost less accumulated depreciation. Depreciation of the main mining equipment used in mining operations is calculated using the unit-ofproduction method. The main mining equipment consists of Bucket Wheel Excavators (“BWE”), Conveyor System (“CS”), Central Distribution Point (“CDP”), Spreader and Stacker & Reclaimer (“SR”). Other fixed assets, except land, are depreciated using the straight-line method to their estimated residual value over the lesser of the estimated useful lives of the assets, the life of mine or IUP term as follows:
Tahun/ Years Bangunan Mesin dan peralatan Kendaraan Peralatan kantor dan rumah sakit
5 dan/and 20 5 sampai/to 20 4 3 sampai/to 4
Buildings Machinery and equipment Vehicles Office and hospital equipment
Biaya-biaya setelah pengakuan awal aset diakui sebagai bagian dari nilai tercatat aset atau sebagai aset yang terpisah, sebagaimana mestinya, hanya apabila kemungkinan besar Grup akan mendapatkan manfaat ekonomis masa depan berkenaan dengan aset tersebut dan biaya perolehan aset dapat diukur dengan handal. Nilai tercatat komponen yang diganti tidak lagi diakui. Biaya perbaikan dan pemeliharaan dibebankan ke dalam laporan laba-rugi konsolidasian dalam periode dimana biaya-biaya tersebut terjadi.
Subsequent costs are included in the asset‟s carrying amount or recognised as a separate asset, as appropriate, only when it is probable that future economic benefits associated with the item will flow to the Group and the cost of the item can be measured reliably. The carrying amount of the replaced part is derecognised. All other repairs and maintenance are charged to the consolidated statements of income during the financial period in which they are incurred.
Apabila aset tetap tidak digunakan lagi, maka harga perolehan dan akumulasi penyusutannya dikeluarkan dari aset tetap dan dicatat sebagai “Aset non-produktif”. Nilai buku dari aset tetap yang dipindahkan diakui sebagai beban periode berjalan. Penghapusan dan penjualan aset tidak produktif harus mendapat persetujuan dari pemegang saham.
When assets are retired or otherwise disposed of, their cost and the related accumulated depreciation are transferred from fixed assets to “Non-productive assets”. The carrying value of assets transferred is charged as an expense in the current period. Elimination and disposal of non-productive assets are required to be approved by shareholders.
Nilai tercatat asset segera diturunkan sebesar jumlah yang dapat dipulihkan jika nilai tercatat aset lebih besar dari estimasi jumlah yang dapat dipulihkan (Catatan 2m)
An asset‟s carrying amount written down immediately to its recoverable amount if the asset‟s carrying amount is greater than its estimated recoverable amount (Note 2m)
PT Bukit Asam Tbk
.
Laporan Tahunan 2011
120
184
266
278
Pembahasan dan Analisis Manajemen
Laporan Tata Kelola Perusahaan
Laporan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Data Perseroan
Management Discussion & Analysis
Corporate Governance Report
Corporate Social Responsibilities
305
Laporan Keuangan
Corporate Data Financial Statements
PT BUKIT ASAM (PERSERO) Tbk DAN ENTITAS ANAK/AND SUBSIDIARIES Lampiran 5/29 Schedule CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2011 DAN 2010 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
2.
IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan)
l.
Aset tetap (lanjutan)
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2011 AND 2010 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
2.
SUMMARY OF SIGNIFICANT POLICIES (continued) l.
ACCOUNTING
Fixed assets (continued)
Akumulasi biaya konstruksi bangunan dan pabrik serta pemasangan mesin dikapitalisasi sebagai aset dalam penyelesaian. Biaya-biaya tersebut direklasifikasi ke akun aset tetap pada saat proses konstruksi atau pemasangan selesai. Penyusutan mulai dibebankan pada tanggal yang sama.
The accumulated costs of the construction of buildings and plant and the installation of machinery are capitalised as construction in progress. These costs are reclassified to fixed asset accounts when the construction or installation is complete. Depreciation is charged from such date.
Biaya bunga dan biaya pinjaman lain, seperti biaya diskonto atas pinjaman baik yang secara langsung ataupun tidak langsung digunakan untuk mendanai proses pembangunan aset tertentu yang memenuhi syarat, dikapitalisasi sampai proses pembangunan tersebut selesai. Untuk pinjaman yang dapat diatribusi secara langsung pada suatu aset tertentu yang memenuhi syarat, jumlah yang dikapitalisasi adalah sebesar biaya pinjaman yang terjadi selama tahun berjalan, dikurangi pendapatan investasi jangka pendek dari pinjaman tersebut. Untuk pinjaman yang tidak dapat diatribusi secara langsung pada suatu aset tertentu yang memenuhi syarat, jumlah biaya pinjaman yang dikapitalisasi ditentukan dengan mengalikan tingkat kapitalisasi dengan pengeluaran untuk aset tertentu yang memenuhi syarat. Tingkat kapitalisasi adalah rata-rata tertimbang biaya pinjaman dibagi dengan jumlah pinjaman dari suatu periode tertentu, tidak termasuk pinjaman yang secara khusus digunakan untuk perolehan aset tertentu yang memenuhi syarat.
Interest and other borrowing costs, such as discount fees on loans either directly or indirectly used in financing construction of a qualifying asset, are capitalised up to the date when construction is complete. For borrowings directly attributable to a qualifying asset, the amount to be capitalised is determined as the actual borrowing costs incurred during the year, less any income earned on the temporary investment of such borrowings. For borrowings that are not directly attributable to a qualifying asset, the amount to be capitalised is determined by applying a capitalisation rate to the amount expended on the qualifying asset. The capitalisation rate is the weighted-average of the borrowing costs applicable to the total borrowings outstanding during the period, excluding borrowings directly attributable to financing the qualifying asset under construction.
Sewa pembiayaan
Finance leases
Apabila dalam suatu kontrak sewa porsi yang signifikan atas risiko dan manfaat kepemilikan aset tetap berada ditangan lessor, maka sewa tersebut diklasifikasikan sebagai sewa operasi. Pembayaran sewa operasi dibebankan ke laporan laba-rugi konsolidasian atas dasar garis lurus selama masa sewa.
Leases in which a significant portion of the risks and rewards of ownership are retained by the lessor are classified as operating leases. Payments made under operating leases are charged to the consolidated statements of income on a straight-line basis over the period of the lease.
Sewa aset tetap dimana Grup memiliki secara substansi seluruh risiko dan manfaat kepemilikan aset diklasifikasikan sebagai sewa pembiayaan. Sewa pembiayaan dikapitalisasi pada awal masa sewa sebesar nilai wajar aset sewaan atau sebesar nilai kini pembayaran sewa minimum, jika nilai kini lebih rendah dari nilai wajar.
Leases of fixed assets where the Group has substantially all the risks and rewards of ownership are classified as finance leases. Finance leases are capitalised at the lease‟s commencement at the lower of the fair value of the leased property and the present value of the minimum lease payments.
PT Bukit Asam Tbk
. 2011 Annual Report
345
16
26
36
46
70
Ikhtisar Utama
Informasi Perseroan
Informasi Bagi Investor
Laporan Manajemen
Main Highlights
Corporate Information
Investors Information
Management Report
Laporan Pengelolaan Operasional
346
Operational Management Report
PT BUKIT ASAM (PERSERO) Tbk DAN ENTITAS ANAK/AND SUBSIDIARIES Lampiran 5/30 Schedule CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2011 DAN 2010 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 2.
IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan) l.
m.
Aset tetap (lanjutan)
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2011 AND 2010 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated) 2.
SUMMARY OF SIGNIFICANT POLICIES (continued) l.
ACCOUNTING
Fixed assets (continued)
Sewa pembiayaan (lanjutan)
Finance leases (continued)
Setiap pembayaran sewa dialokasikan antara bagian yang merupakan pelunasan liabilitas dan bagian yang merupakan beban keuangan sedemikian rupa sehingga menghasilkan tingkat suku bunga yang konstan atas saldo pembiayaan. Unsur bunga dalam beban keuangan dibebankan di laporan laba-rugi konsolidasian selama masa sewa sedemikian rupa sehingga menghasilkan suatu tingkat suku bunga periodik yang konstan atas saldo liabilitas setiap periode.
Each lease payment is allocated between the liability and finance charges so as to achieve a constant rate of interest on the finance balance outstanding. The interest element of the finance cost is charged to the consolidated statements of income over the lease period so as to produce a constant periodic rate of interest on the remaining balance of the liability for each period.
Aset tetap yang diperoleh melalui sewa pembiayaan disusutkan dengan metode yang sama dengan metode penyusutan aset tetap yang dimiliki sendiri. Jika tidak terdapat kepastian yang memadai bahwa Grup akan mendapatkan kepemilikan atas aset pada akhir masa sewa, aset tersebut disusutkan selama jangka waktu yang lebih pendek antara umur manfaat aset dan masa sewa.
Fixed assets acquired under finance leases are depreciated similarly to owned assets. If there is no reasonable certainty that the Group will hold the ownership by the end of the lease term, the asset is depreciated over the shorter of the useful life of the asset and the lease term.
Penurunan nilai dari aset non-keuangan
m.
Impairment of non-financial assets
Aset yang memiliki umur manfaat tidak terbatas - sebagai contoh, goodwill atau aset takberwujud yang belum siap digunakan tidak diamortisasi dan dilakukan pengujian penurunan nilai secara tahunan.
Assets that have an indefinite useful life - for example, goodwill or intangible assets not ready to use - are not subject to amortisation and are tested annually for impairment.
Aset yang diamortisasi atau disusutkan ditelaah untuk penurunan nilai jika terdapat kejadian atau perubahan dalam keadaan yang mengindikasikan bahwa jumlah tercatat kemungkinan tidak dapat dipulihkan. Kerugian penurunan nilai diakui sebesar jumlah dimana jumlah tercatat aset melebihi jumlah terpulihkan. Jumlah terpulihkan merupakan jumlah yang lebih tinggi antara nilai wajar aset dikurangi biaya untuk menjual dan nilai pakainya. Dalam rangka menguji penurunan nilai, aset dikelompokkan hingga unit terkecil yang menghasilkan arus kas terpisah (unit penghasil kas). Aset nonkeuangan selain goodwill yang mengalami penurunan nilai, ditelaah untuk kemungkinan pembalikan penurunan nilai, pada setiap tanggal pelaporan.
Assets that are subject to amortisation or depreciation are reviewed for impairment whenever events or changes in circumstances indicate that the carrying amount may not be recoverable. An impairment loss is recognised for the amount by which the asset‟s carrying amount exceeds its recoverable amount. The recoverable amount is the higher of an asset‟s fair value less costs to sell and value in use. For the purposes of assessing impairment, assets are grouped at the lowest levels for which there are separately identifiable cash flows (cash-generating units). Non-financial assets other than goodwill that suffered an impairment are reviewed for possible reversal of the impairment at each reporting date.
PT Bukit Asam Tbk
.
Laporan Tahunan 2011
120
184
266
278
Pembahasan dan Analisis Manajemen
Laporan Tata Kelola Perusahaan
Laporan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Data Perseroan
Management Discussion & Analysis
Corporate Governance Report
Corporate Social Responsibilities
305
Laporan Keuangan
Corporate Data Financial Statements
PT BUKIT ASAM (PERSERO) Tbk DAN ENTITAS ANAK/AND SUBSIDIARIES Lampiran 5/31 Schedule CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2011 DAN 2010 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
2.
IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan) n.
o.
p.
Utang usaha
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2011 AND 2010 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
2.
SUMMARY OF SIGNIFICANT POLICIES (continued) n.
ACCOUNTING
Trade payables
Utang usaha adalah kewajiban untuk membayar atas barang atau jasa yang telah diperoleh dari pemasok dalam transaksi bisnis pada umumnya. Utang usaha dikelompokkan sebagai liabilitas lancar apabila pembayaran jatuh tempo dalam waktu satu tahun atau kurang (atau dalam siklus normal operasi dari bisnis jika lebih lama). Jika tidak, utang usaha tersebut disajikan sebagai liabilitas tidak lancar.
Trade payables are obligations to pay for goods or services that have been acquired in the ordinary course of business from suppliers. Trade payables are classified as current liabilities if payment is due within one year or less (or in the normal operating cycle of the business if longer). If not, they are presented as non-current liabilities.
Utang usaha pada awalnya diakui pada nilai wajar dan kemudian diukur pada harga perolehan diamortisasi dengan menggunakan metode suku bunga efektif.
Trade payables are recognised initially at fair value and subsequently measured at amortised cost using the effective interest method.
Properti pertambangan
o.
Mining property
Properti pertambangan dinyatakan sebesar biaya perolehan dan merupakan penyesuaian nilai wajar properti pertambangan pada tanggal akuisisi untuk IPC.
Mining property is stated at cost and represents the fair value adjustment of properties acquired at the date of acquisition of IPC.
Saldo properti pertambangan terkait dengan IPC diamortisasi selama umur properti menggunakan metode unit produksi dimulai dari awal operasi komersial. Amortisasi tersebut menggunakan basis estimasi cadangan. Perubahan dalam estimasi cadangan dilakukan secara prospektif, dimulai sejak awal periode terjadinya perubahan (lihat Catatan 5).
The mining property balance related to IPC is amortised over the life of the property using the units of production method from the date of the commencement of commercial operations. The amortisation is based on estimated reserves. Changes in estimated reserves are accounted for on a prospective basis, from the beginning of the period in which the change occurs (see Note 5).
Pendapatan dan beban
p.
Revenue and expenses
Pendapatan berasal dari penjualan produk Grup dan aktifitas perdagangan batubara.
Revenue represents revenue earned from the sale of the Group‟s products and coal trading activities.
Pendapatan dari penjualan produk diakui pada saat terpenuhinya seluruh kondisi berikut:
Revenue from sales of coal is recognised when all the following conditions are met:
Grup telah memindahkan risiko dan manfaat kepemilikan barang secara signifikan kepada pembeli; (ii) Grup tidak lagi melanjutkan keterlibatan pengelolaan ataupun melakukan pengendalian efektif atas barang yang dijual; (iii) Jumlah pendapatan dapat diukur dengan andal; (iv) Dipastikan manfaat ekonomis dari transaksi penjualan akan mengalir kepada Grup; dan
(i)
(i)
The Group has transferred to the buyer the significant risks and rewards of ownership of the goods; (ii) The Group retains neither continuing managerial involvement nor effective control over the goods sold; (iii) The amount of revenue can be measured reliably; (iv) It is probable that the economic benefits associated with the transaction will flow to the group; and
PT Bukit Asam Tbk
. 2011 Annual Report
347
16
26
36
46
70
Ikhtisar Utama
Informasi Perseroan
Informasi Bagi Investor
Laporan Manajemen
Main Highlights
Corporate Information
Investors Information
Management Report
Laporan Pengelolaan Operasional
348
Operational Management Report
PT BUKIT ASAM (PERSERO) Tbk DAN ENTITAS ANAK/AND SUBSIDIARIES Lampiran 5/32 Schedule CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2011 DAN 2010 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
2.
IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan) p.
q.
r.
Pendapatan dan beban (lanjutan)
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2011 AND 2010 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
2.
SUMMARY OF SIGNIFICANT POLICIES (continued) p.
ACCOUNTING
Revenue and expenses (continued)
(v) Biaya yang terjadi atau yang akan terjadi sehubungan dengan transaksi penjualan dapat diukur dengan andal.
(v) The costs incurred or to be incurred with respect to the sales transaction can be measured reliably.
Beban diakui berdasarkan metode akrual. Beban pengupasan tanah dibebankan pada saat terjadinya.
Expenses are recognised as incurred on an accrual basis. Stripping costs are expensed as incurred.
Perpajakan
q.
Taxation
Beban pajak untuk suatu periode terdiri dari pajak kini dan pajak tangguhan. Biaya pajak diakui dalam laporan laba-rugi, kecuali jika pajak itu berkaitan dengan kejadian atau transaksi yang dicatat kedalam laba komprehensif lain-lain atau langsung ke ekuitas. Pada kasus ini, pajak juga dicatat ke dalam laba komprehensif lain-lain atau langsung ke ekuitas.
The tax expense for the period comprises current and deferred tax. Tax expense is recognised in the statement of income, except to the extent that it relates to items recognised in other comprehensive income or directly in equity. In these cases, the tax is also recognised in other comprehensive income or directly in equity, respectively.
Semua perbedaan temporer antara jumlah tercatat aset dan liabilitas dengan dasar pengenaan pajaknya diakui sebagai pajak tangguhan dengan metode liabilitas neraca (balance sheet liability method). Tarif pajak yang berlaku saat ini atau secara substansial telah berlaku digunakan untuk menentukan pajak penghasilan tangguhan.
Deferred income tax is provided for using the balance sheet liability method for all temporary differences arising between the tax bases of assets and liabilities and their carrying values for financial reporting purposes. Currently enacted or substantially enacted tax rates are used to determine deferred income tax.
Aset pajak tangguhan berasal dari manfaat pajak masa mendatang dan saldo rugi fiskal yang dapat dikompensasi akan diakui apabila besar kemungkinan jumlah laba fiskal pada masa mendatang akan memadai untuk dikompensasi dengan manfaat pajak masa mendatang dan saldo rugi fiskal yang dapat dipakai.
Deferred tax assets relating to future tax benefits and the carry forward of unused tax losses are recognised to the extent that it is probable that future taxable profit will be available against which the future tax benefits and unused tax losses can be utilised.
Koreksi terhadap kewajiban perpajakan diakui saat surat ketetapan pajak diterima atau jika mengajukan keberatan, pada saat keputusan atas keberatan tersebut telah ditetapkan.
Amendments to taxation obligations are recorded when an assessment is received or, if appealed against, when the results of the appeal are determined.
Imbalan Kerja i.
Imbalan kerja jangka pendek Imbalan kerja jangka pendek diakui pada saat terutang kepada karyawan.
PT Bukit Asam Tbk
.
Laporan Tahunan 2011
r.
Employee benefits i.
Short-term employee benefits Short-term employee benefits are recognised when they are accrued to the employees.
120
184
266
278
Pembahasan dan Analisis Manajemen
Laporan Tata Kelola Perusahaan
Laporan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Data Perseroan
Management Discussion & Analysis
Corporate Governance Report
Corporate Social Responsibilities
305
Laporan Keuangan
Corporate Data
349
Financial Statements
PT BUKIT ASAM (PERSERO) Tbk DAN ENTITAS ANAK/AND SUBSIDIARIES Lampiran 5/33 Schedule CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2011 DAN 2010 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
2.
IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan) r.
Imbalan Kerja (lanjutan) ii.
Imbalan pensiun dan imbalan pasca kerja lainnya
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2011 AND 2010 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
2.
SUMMARY OF SIGNIFICANT POLICIES (continued) r.
ACCOUNTING
Employee benefits (continued) ii.
Pension benefits and employment benefits
other
post-
Perusahaan memiliki program tabungan pensiun karyawan untuk semua karyawan tetapnya. Program tersebut dikelola oleh perusahaan asuransi jiwa. Kontribusi dihitung secara periodik oleh perusahaan asuransi. Para karyawan mengkontribusikan persentase tertentu dari gaji pokok dan sisa kontribusi ditanggung oleh Perusahaan.
The Company has a contributory employee saving program covering all of its qualified permanent employees. The program is managed by a life insurance company. Contribution is computed periodically by the insurance company whereby the employees contribute a certain percentage of their basic salary and the Company contributes the balance of the required amount.
Pada tanggal 21 Oktober 2002, Perusahaan memperoleh persetujuan dari Menteri Keuangan (No. KEP245/KM.6/2002) untuk membentuk Lembaga (Trust) terpisah yang mengelola dana pensiun dalam bentuk program pensiun manfaat pasti (“PPMP”) bernama Dana Pensiun Bukit Asam (“DPBA”) , untuk mengelola, atas nama para anggota, semua kekayaan agar dapat memenuhi kewajiban pensiun dari Perusahaan. Jumlah kontribusi terdiri dari kontribusi karyawan dan Perusahaan masing-masing dihitung sebesar 4,5% dan 21,37% dari penghasilan dasar pensiun.
On 21 October 2002, the Company received approval from the Ministry of Finance (No. KEP-245/KM.6/2002) to establish a separate, trustee-administered pension fund as a defined benefit retirement plan (“PPMP”), named Dana Pensiun Bukit Asam (“DPBA”), to hold, on behalf of plan members, assets held to satisfy the pension obligations of the Company. Contributions consist of employees‟ and the Company‟s contributions that are computed as 4.5% and 21.37% of employees‟ basic pension income, respectively.
Grup harus menyediakan imbalan pensiun dengan jumlah minimal sesuai dengan Undang-Undang (“UU”) Ketenagakerjaan No. 13/2003 atau Perjanjian Kerja Bersama (“PKB”), mana yang lebih tinggi. Karena UU Ketenagakerjaan atau PKB menentukan rumus tertentu untuk menghitung jumlah minimal imbalan pensiun, pada dasarnya program pensiun berdasarkan UU Ketenagakerjaan atau PKB adalah program pensiun imbalan pasti.
The Group is required to provide a minimum amount of pension benefits in accordance with Labour Law No. 13/2003 or the Group‟s Collective Labour Agreement (the “CLA”), whichever is higher. Since the Labour Law and the CLA set the formula for determining the minimum amount of benefits, in substance pension plans under the Labour Law or the CLA represent defined benefit plans.
PT Bukit Asam Tbk
. 2011 Annual Report
16
26
36
46
70
Ikhtisar Utama
Informasi Perseroan
Informasi Bagi Investor
Laporan Manajemen
Main Highlights
Corporate Information
Investors Information
Management Report
Laporan Pengelolaan Operasional
350
Operational Management Report
PT BUKIT ASAM (PERSERO) Tbk DAN ENTITAS ANAK/AND SUBSIDIARIES Lampiran 5/34 Schedule CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2011 DAN 2010 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
2.
IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan)
r.
Imbalan Kerja (lanjutan) ii.
Imbalan pensiun dan imbalan pasca kerja lainnya (lanjutan)
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2011 AND 2010 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
2.
SUMMARY OF SIGNIFICANT POLICIES (continued) r.
ACCOUNTING
Employee benefits (continued) ii.
Pension benefits and other employment benefits (continued)
post-
Liabilitas imbalan pensiun merupakan nilai kini liabilitas imbalan pasti pada tanggal neraca dikurangi dengan nilai wajar aset program dan penyesuaian atas keuntungan atau kerugian aktuarial dan biaya jasa lalu yang belum diakui. Liabilitas imbalan pasti dihitung sekali setahun oleh aktuaris independen dengan menggunakan metode projected unit credit. Nilai kini liabilitas imbalan pasti ditentukan dengan mendiskontokan estimasi arus kas keluar masa depan dengan menggunakan tingkat bunga obligasi pemerintah (dengan pertimbangan saat ini tidak ada pasar aktif untuk obligasi korporat berkualitas tinggi) dalam mata uang Rupiah sesuai dengan mata uang di mana imbalan tersebut akan dibayarkan dan yang memiliki jangka waktu yang kurang lebih sama dengan waktu jatuh tempo liabilitas imbalan pensiun yang bersangkutan.
The pension benefit obligation is the present value of the defined benefit obligation at the balance sheet date less the fair value of plan assets, together with adjustments for unrecognised actuarial gains or losses and past service costs. The defined benefit obligation is calculated annually by independent actuaries using the projected unit credit method. The present value of the defined benefit obligation is determined by discounting the estimated future cash outflows using interest rates of government bonds (considering currently there is no deep market for high quality corporate bonds) that are denominated in Rupiah in which the benefits will be paid and that have terms to maturity approximating the terms to the related pension obligation.
Keuntungan dan kerugian aktuarial yang timbul dari penyesuaian dan perubahan dalam asumsi-asumsi aktuarial yang jumlahnya melebihi jumlah yang lebih besar dari 10% dari nilai wajar aset program atau 10% dari nilai kini liabilitas imbalan pasti, dibebankan atau dikreditkan ke laporan laba-rugi konsolidasian selama rata-rata sisa masa kerja yang diharapkan dari karyawan tersebut.
Actuarial gains and losses arising from experience adjustments and changes in actuarial assumptions in excess of the greater of 10% of the fair value of plan assets or 10% of the present value of the defined benefit obligations are charged or credited to the consolidated statements of income over the employees‟ expected average remaining service lives.
Biaya jasa lalu diakui secara langsung di laporan laba-rugi konsolidasian, kecuali perubahan terhadap program pensiun tersebut tergantung pada karyawan yang masih tetap bekerja selama periode waktu tertentu (periode vesting). Dalam hal ini, biaya jasa lalu akan diamortisasi secara garis lurus sepanjang periode vesting.
Past service costs are recognised immediately in the consolidated statements of income, unless the changes to the pension plan are conditional on the employees remaining in service for a specified period of time (the vesting period). In this case, the past service costs are amortised on a straight-line basis over the vesting period.
PT Bukit Asam Tbk
.
Laporan Tahunan 2011
120
184
266
278
Pembahasan dan Analisis Manajemen
Laporan Tata Kelola Perusahaan
Laporan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Data Perseroan
Management Discussion & Analysis
Corporate Governance Report
Corporate Social Responsibilities
305
Laporan Keuangan
Corporate Data
351
Financial Statements
PT BUKIT ASAM (PERSERO) Tbk DAN ENTITAS ANAK/AND SUBSIDIARIES Lampiran 5/35 Schedule CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2011 DAN 2010 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 2.
IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan) r.
Imbalan Kerja (lanjutan) ii.
Imbalan pensiun dan imbalan pasca kerja lainnya (lanjutan) Perusahaan memberikan imbalan pascakerja lainnya, seperti uang penghargaan, santunan kematian dan uang pisah. Imbalan berupa uang penghargaan diberikan apabila karyawan bekerja hingga mencapai usia pensiun. Santunan kematian diberikan bila pegawai dan anggota keluarga tertentu meninggal dunia. Nilai imbalan yang diberikan didasari pada peraturan Perusahaan. Sedangkan imbalan berupa uang pisah, dibayarkan kepada karyawan yang mengundurkan diri secara sukarela, setelah memenuhi minimal masa kerja tertentu. Imbalan ini dihitung dengan menggunakan metodologi yang sama dengan metodologi yang digunakan dalam perhitungan program pensiun imbalan pasti.
iii. Imbalan pelayanan kesehatan pensiun Perusahaan menyediakan imbalan kesehatan pasca-kerja untuk pensiunan. Hak atas imbalan ini pada umumnya diberikan apabila karyawan bekerja sampai usia pensiun dan memenuhi masa kerja minimum tertentu. Prakiraan biaya imbalan ini diakru sepanjang masa kerja karyawan, dengan menggunakan metode akuntansi yang sama, namun disederhanakan, dengan metode yang digunakan dalam perhitungan program pensiun imbalan pasti. Kewajiban ini dinilai setiap tahun oleh aktuaris independen yang memenuhi kualifikasi. iv. Pesangon pemutusan kontrak kerja Pesangon pemutusan kontrak kerja diakui sebagai beban ketika karyawan dihentikan sebelum usia pensiun normal. Perusahaan mengakui pesangon pemutusan kontrak kerja ketika Perusahaan menunjukkan komitmennya untuk memutuskan hubungan kerja dengan karyawan yang berdasarkan suatu rencana formal terinci yang kecil kemungkinannya untuk dibatalkan. Pesangon yang akan dibayarkan lebih dari 12 bulan setelah tanggal neraca didiskontokan untuk mencerminkan nilai kininya.
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2011 AND 2010 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated) 2.
SUMMARY OF SIGNIFICANT POLICIES (continued) r.
ACCOUNTING
Employee benefits (continued) ii.
Pension benefits and other employment benefits (continued)
post-
The Company also provides other postemployment benefits, such as long service reward, death allowance and separation reward. The long service reward vests when the employees reach their retirement age. Death allowance is paid when the employee or the qualified family members pass away. The separation reward benefit is paid to employees in the case of voluntary resignation, subject to a minimum number of years of service. These benefits have been accounted for using the same methodology as for the defined benefit pension plan.
iii. Post-retirement health care benefits The Company provides post-retirement healthcare benefits to their retirees. The entitlement to these benefits is usually based on the employee remaining in service up to retirement age and the completion of a minimum service period. The expected costs of these benefits are accrued over the period of employment, using an accounting methodology similar but simplified to that for defined benefit pension plans. These obligations are valued annually by independent qualified actuaries. iv. Termination benefits Termination benefits are payable whenever an employee‟s employment is terminated before the normal retirement date. The Company recognises termination benefits when it is demonstrably committed to terminate the employment of current employees according to a detailed formal plan with low possibility of withdrawal. Benefits falling due more than 12 months after the balance sheet date are discounted to present value.
PT Bukit Asam Tbk
. 2011 Annual Report
16
26
36
46
70
Ikhtisar Utama
Informasi Perseroan
Informasi Bagi Investor
Laporan Manajemen
Main Highlights
Corporate Information
Investors Information
Management Report
Laporan Pengelolaan Operasional
352
Operational Management Report
PT BUKIT ASAM (PERSERO) Tbk DAN ENTITAS ANAK/AND SUBSIDIARIES Lampiran 5/36 Schedule CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2011 DAN 2010 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 2.
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2011 AND 2010 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan) r.
Imbalan Kerja (lanjutan) v.
2.
SUMMARY OF SIGNIFICANT POLICIES (continued) r.
Imbalan kerja jangka panjang lainnya
s.
Pelaporan Segmen Sebuah segmen operasi adalah komponen dari perusahaan yang: a.
b.
c.
Other long-term employee benefits Other long-term employee benefits, which consist of jubilee reward and preretirement period benefit (“MPP”), are recognised in the consolidated statements of financial position at the present value of the defined benefit obligation. The actuarial gains and losses and the past service costs are recognised immediately in the consolidated statements of income.
s.
Segment reporting
sebuah
An operating segment is a component of an entity:
Yang terlibat dalam aktivitas bisnis yang mana memperoleh pendapatan dan menimbulkan beban (termasuk pendapatan dan beban terkait dengan transaksi dengan komponen lain dari entitas yang sama); Hasil operasinya dikaji ulang secara reguler oleh pengambil keputusan operasional untuk membuat keputusan tentang sumber daya yang dialokasikan pada segmen tersebut dan menilai kinerjanya; dan Tersedia informasi keuangan yang dapat dipisahkan.
a. That engages in business activities from which it may earn revenues and incur expenses (including revenue and expenses related to transactions between different components within the same entity); b. Whose operating results are regularly reviewed by the entity‟s chief operating decision-maker to make decisions about resources to be allocated to the segment and to assess its performance; and c. For which discrete financial information is available.
Grup melakukan segmentasi pelaporan berdasarkan informasi keuangan yang digunakan oleh pengambil keputusan operasional dalam mengevaluasi kinerja segmen dan menentukan alokasi sumber daya yang dimilikinya. Segmentasi berdasarkan aktivitas dari setiap kegiatan operasi entitas legal di dalam Grup. Seluruh transaksi antar segmen telah dieliminasi. t.
Employee benefits (continued) v.
Imbalan kerja jangka panjang lainnya, yang terdiri dari penghargaan masa kerja dan imbalan masa persiapan pensiun (“MPP”) diakui di laporan posisi keuangan konsolidasian berdasarkan nilai kini dari liabilitas imbalan pasti. Keuntungan dan kerugian aktuarial dan biaya jasa lalu diakui secara langsung di laporan labarugi konsolidasian.
ACCOUNTING
Saham dan biaya emisi saham Saham biasa diklasifikasikan sebagai ekuitas. Biaya emisi saham yaitu tambahan biaya yang langsung terkait dengan penerbitan saham, disajikan pada bagian ekuitas sebagai pengurang bersih setelah dikurangi pajak, dari jumlah yang diterima.
PT Bukit Asam Tbk
.
Laporan Tahunan 2011
The Group segments its financial reporting based on the financial information used by the chief operating decision-maker in evaluating the performance of segments and in the allocation of resources. The segments are based on the activities of each of the operating legal entities within the Group. All transactions between segments have been eliminated.
t.
Shares and share issue cost Ordinary shares are classified as equity. Share issue cost which is an incremental cost directly attributable to the issue of new shares is shown in equity as deduction, net of tax, from the proceeds.
120
184
266
278
Pembahasan dan Analisis Manajemen
Laporan Tata Kelola Perusahaan
Laporan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Data Perseroan
Management Discussion & Analysis
Corporate Governance Report
Corporate Social Responsibilities
305
Laporan Keuangan
Corporate Data Financial Statements
PT BUKIT ASAM (PERSERO) Tbk DAN ENTITAS ANAK/AND SUBSIDIARIES Lampiran 5/37 Schedule CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2011 DAN 2010 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 2.
IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan) u.
Laba bersih per saham dasar
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2011 AND 2010 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated) 2.
SUMMARY OF SIGNIFICANT POLICIES (continued) u.
Laba bersih per saham dihitung dengan membagi laba bersih dengan rata-rata tertimbang jumlah saham biasa yang beredar pada tahun yang bersangkutan, untuk tahun yang berakhir 31 Desember 2011 dan 2010 masing-masing adalah 2.304.131.849 saham. v.
Dividen
Pinjaman
Basic earnings per share Basic earnings per share is calculated by dividing net income by the weighted average number of ordinary shares outstanding during the year, which for the years ended 31 December 2011 and 2010 was 2,304,131,849 shares.
v.
Dividends Dividend distribution to the Group‟s shareholders is recognised as a liability in the Group‟s consolidated financial statements in the period in which the dividends are declared.
Pembagian dividen kepada pemegang saham Grup diakui sebagai liabilitas dalam laporan keuangan konsolidasian Grup dalam periode dimana pembagian dividen diumumkan. w.
ACCOUNTING
w.
Borrowings
Pinjaman diakui pada awalnya pada nilai wajar, dikurangi dengan biaya transaksi yang terjadi. Pinjaman kemudian dinyatakan pada biaya perolehan diamortisasi; selisih antara hasil perolehan (dikurangi dengan biaya transaksi) dan nilai pelepasan diakui di dalam laporan laba-rugi konsolidasian selama periode pinjaman dengan menggunakan metode suku bunga efektif untuk pinjaman dengan tingkat bunga tetap dan metode garis lurus untuk pinjaman dengan suku bunga menyambung.
Borrowings are recognised initially at fair value, net of transaction cost incurred. Borrowings are subsequently carried at amortised cost; any difference between the proceeds (net of transaction costs) and the redemption value is recognised in the consolidated statements of income over the period of the borrowings using the effective interest method for fixed interest rate borrowings and the straight-line method for floating rate borrowings.
Biaya-biaya yang dibayarkan untuk mendapatkan fasilitas pinjaman diakui sebagai biaya transaksi dari pinjaman tersebut, apabila besar kemungkinan akan dilakukan penarikan atas sebagian atau seluruh fasilitas tersebut. Dalam hal ini, biaya tersebut ditangguhkan sampai dengan penarikan dilakukan. Apabila tidak ada bukti bahwa besar kemungkinan akan dilakukan penarikan atas sebagian atau seluruh fasilitas tersebut, biaya tersebut dikapitalisasi sebagai biaya dibayar di muka untuk jasa likuiditas dan diamortisasi selama periode dari fasilitas yang terkait.
Fees paid on the establishment of loan facilities are recognised as transaction costs of the loan to the extent that it is probable that some or all of the facility will be drawn down. In this case, the fee is deferred until the drawdown occurs. To the extent there is no evidence that it is probable that some or all of the facility will be drawn down, the fee is capitalised as a prepayment for liquidity services and amortised over the period of the facility to which it relates.
PT Bukit Asam Tbk
. 2011 Annual Report
353
16
26
36
46
70
Ikhtisar Utama
Informasi Perseroan
Informasi Bagi Investor
Laporan Manajemen
Main Highlights
Corporate Information
Investors Information
Management Report
Laporan Pengelolaan Operasional
354
Operational Management Report
PT BUKIT ASAM (PERSERO) Tbk DAN ENTITAS ANAK/AND SUBSIDIARIES Lampiran 5/38 Schedule CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2011 DAN 2010 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 3. PERUBAHAN KEBIJAKAN PENGUNGKAPAN i.
AKUNTANSI
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2011 AND 2010 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated) DAN
Standar baru dan revisi yang diadopsi oleh Grup
3.
CHANGES IN ACCOUNTING POLICIES AND DISCLOSURE i.
New and amended standards adopted by the Group
Berikut ini adalah perubahan atas standar yang wajib diterapkan untuk pertama kali untuk tahun buku yang dimulai pada tanggal 1 Januari 2011.
The following amendments to standards are mandatory for the first time for the financial year beginning on 1 January 2011.
-
-
Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (“PSAK”) No. 1 (Revisi 2009), “Penyajian Laporan Keuangan”
Statement of Financial Accounting Standards (“SFAS”) No. 1 (Revised 2009), “Presentation of Financial Statements”
Standar yang direvisi tersebut tidak memperbolehkan penyajian pos penghasilan dan beban (yaitu, perubahan ekuitas nonpemilik) dalam laporan perubahan ekuitas, mengharuskan „perubahan ekuitas nonpemilik‟ disajikan terpisah dari perubahan ekuitas pemilik. Perubahan ekuitas non-pemilik diharuskan untuk diungkapkan dalam laporan hasil usaha, dimana entitas dapat memilih untuk menyajikan satu laporan hasil usaha (laporan laba-rugi komprehensif) atau dua laporan hasil usaha (laporan laba-rugi dan laporan laba-rugi komprehensif).
The revised standard prohibits the presentation of items of income and expenses (that is, 'non-owner changes in equity') in the statement of changes in equity, requiring 'non-owner changes in equity' to be presented separately from owner changes in equity. All non-owner changes in equity will be required to be shown in a performance statement, but entities can choose whether to present one performance statement (the statement of comprehensive income) or two statements (the statement of income and statement of comprehensive income).
Apabila entitas menyajikan ulang atau mereklasifikasi informasi komparatif, mereka diwajibkan untuk menyajikan laporan posisi keuangan yang disajikan ulang pada awal periode komparatif, sebagai tambahan untuk menyajikan laporan posisi keuangan pada akhir periode berjalan dan periode komparatif. Sebagai tambahan, tidak diperkenankan untuk menyajikan pos penghasilan atau beban sebagai pos luar biasa.
Where entities restate or reclassify comparative information, they will be required to present a restated statement of financial position as at the beginning of the comparative period in addition to the current requirement to present a statement of financial position at the end of the current period and comparative period. In addition, no items of income or expenses are to be presented as arising from outside the entity‟s ordinary activities.
Grup telah memilih untuk menyajikan satu laporan hasil usaha. Laporan keuangan konsolidasian telah disusun berdasarkan ketentuan pengungkapan yang telah direvisi.
The Group has elected to present one performance statement. The consolidated financial statements have been prepared under the revised disclosure requirements.
PT Bukit Asam Tbk
.
Laporan Tahunan 2011
120
184
266
278
Pembahasan dan Analisis Manajemen
Laporan Tata Kelola Perusahaan
Laporan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Data Perseroan
Management Discussion & Analysis
Corporate Governance Report
Corporate Social Responsibilities
305
Laporan Keuangan
Corporate Data Financial Statements
PT BUKIT ASAM (PERSERO) Tbk DAN ENTITAS ANAK/AND SUBSIDIARIES Lampiran 5/39 Schedule CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2011 DAN 2010 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 3. PERUBAHAN KEBIJAKAN PENGUNGKAPAN (lanjutan) i.
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2011 AND 2010 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
AKUNTANSI
DAN
Standar baru dan revisi yang diadopsi oleh Grup (lanjutan) -
PSAK No. 3 (Revisi Keuangan Interim”
2010),
“Laporan
3.
CHANGES IN ACCOUNTING POLICIES AND DISCLOSURE (continued) i.
New and amended standards adopted by the Group (continued) -
SFAS No. 3 (Revised 2010), “Interim Financial Reporting”
Standar mensyaratkan laporan keuangan interim mencakup laporan laba-rugi untuk periode interim berjalan dan secara akumulatif untuk tahun buku berjalan sampai tanggal interim, dengan laporan laba-rugi komprehensif komparatif untuk periode interim yang dapat dibandingkan (periode berjalan dan awal tahun buku sampai tanggal pelaporan) dari tahun buku sebelumnya, yang disajikan dalam satu laporan atau dua laporan. Laporan posisi keuangan disajikan dengan komperatif per akhir tahun buku sebelumnya.
The standard requires the interim financial report to contain a statement of income for the current interim period and cumulatively for the current financial year to date, with comparative statements of income for the comparative interim periods (current and year to date of the preceding financial year) as either one statement or two statements. The statements of financial position are presented with a comparative as at the end of the immediately preceding financial year.
Pada tanggal 5 Juli 2011, Bapepam-LK telah menerbitkan revisi peraturan No. X.K.2 tentang “Penyampaian Laporan Keuangan Berkala Emitmen Atau Perusahaan Publik‟‟ yang menetapkan, antara lain, bahwa perusahaan publik diharuskan untuk menerbitkan satu set laporan keuangan interim setengah tahunan disajikan secara komparatif dengan periode yang sama tahun sebelumnya, kecuali untuk laporan posisi keuangan yang disajikan secara komparatif dengan akhir tahun sebelumnya. Bapepam-LK juga mengklarifikasi bahwa mereka hanya mengharuskan informasi kumulatif sampai akhir periode (dan komparatif yang terkait) untuk laporan laba-rugi konsolidasian interim. Pada tanggal 21 Juli 2011, Bursa Efek Indonesia juga mengklarifikasi bahwa untuk setiap kuartal, mereka hanya mengharuskan laporan rugi laba interim konsolidasian sampai akhir periode (dan komparatif yang terkait).
On 5 July 2011, Bapepam-LK has issued its revised regulation No. X.K.2 on “Submitting Periodic Financial Statements of Issuers or Publicly Listed Companies” that stipulates, among others, that listed companies should issue a set of half-yearly interim financial statements presented on a comparative basis with the same period of the preceding year, except for the consolidated interim statements of financial position that should be presented on a comparative basis with that as at the end of the preceding year. Bapepam-LK has also clarified that it will only require a cumulative period-to-date information (and related comparatives) for the consolidated interim statements of income. Similiarly, the Indonesian Stock Exchange has issued a clarification in its letter dated 21 July 2011, stating that for each quarter, it only requires a cumulative period-to-date (and related comparatives) for the consolidated interim statements of comparative income.
PT Bukit Asam Tbk
. 2011 Annual Report
355
16
26
36
46
70
Ikhtisar Utama
Informasi Perseroan
Informasi Bagi Investor
Laporan Manajemen
Main Highlights
Corporate Information
Investors Information
Management Report
Laporan Pengelolaan Operasional
356
Operational Management Report
PT BUKIT ASAM (PERSERO) Tbk DAN ENTITAS ANAK/AND SUBSIDIARIES Lampiran 5/40 Schedule CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2011 DAN 2010 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
3. PERUBAHAN KEBIJAKAN PENGUNGKAPAN (lanjutan) i.
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2011 AND 2010 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
AKUNTANSI
DAN
Standar baru dan revisi yang diadopsi oleh Grup (lanjutan) -
PSAK No. 4 (Revisi 2009), Keuangan Konsolidasian dan Keuangan Tersendiri”
“Laporan Laporan
3.
CHANGES IN ACCOUNTING POLICIES AND DISCLOSURE (continued) i.
New and amended standards adopted by the Group (continued) -
SFAS No. 4 (Revised 2009), “Consolidated and Separate Financial Statements”
Standar yang direvisi tidak memperbolehkan perusahaan induk tidak mengkonsolidasi entitas anak yang dibawah pengendaliannya. Pengendalian dianggap ada ketika entitas induk memiliki secara langsung atau tidak langsung melalui entitas anak, lebih dari setengah kekuasaan suara suatu entitas, kecuali dalam keadaan yang jarang, dapat ditunjukkan secara jelas bahwa kepemilikan tersebut tidak diikuti dengan pengendalian.
The revised standard prohibits a parent company from failing to consolidate its controlled subsidiaries. Control is presumed to exist when the parent owns, directly and indirectly through subsidiaries, more than half of the voting power of an entity, unless, in exceptional circumstances, it can be clearly demonstrated that such ownership does not constitute control.
Standar juga menyatakan bahwa pengendalian masih dapat terjadi ketika induk memiliki setengah atau kurang suara suatu entitas. Keberadaan dan dampak dari hak suara potensial yang saat ini dapat dilaksanakan atau dikonversi, termasuk hak suara potensial yang dimiliki oleh entitas lain dipertimbangkan ketika menilai apakah suatu entitas mengendalikan perusahaan lain.
The standard also acknowledges that control can still exist when the parent owns half or less of the voting power of the entity. When assessing the control, a company should consider the existence and effect of potential voting rights that are currently exercisable or convertible, including potential voting rights held by another entity.
Standar yang direvisi mewajibkan dampak dari seluruh transaksi dengan kepentingan nonpengendali yang tidak mengakibatkan perubahan pengendalian dicatat di ekuitas dan transaksi tersebut tidak lagi menghasilkan adanya goodwill atau keuntungan dan kerugian. Standar juga mengatur secara spesifik mengenai akuntansi kehilangan pengendalian. Sisa investasi pada entitas anak terdahulu diukur kembali pada nilai wajarnya, dan keuntungan atau kerugian diakui dalam laporan laba-rugi konsolidasian.
The revised standard requires the effects of all transactions with non-controlling interests to be recorded in equity if there is no change in control and these transactions will no longer result in goodwill or gains and losses. The standard also specifies the accounting when control is lost. Any remaining interest in the entity is re-measured to fair value, and a gain or loss is recognised in the consolidated statements of income.
PT Bukit Asam Tbk
.
Laporan Tahunan 2011
120
184
266
278
Pembahasan dan Analisis Manajemen
Laporan Tata Kelola Perusahaan
Laporan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Data Perseroan
Management Discussion & Analysis
Corporate Governance Report
Corporate Social Responsibilities
305
Laporan Keuangan
Corporate Data Financial Statements
PT BUKIT ASAM (PERSERO) Tbk DAN ENTITAS ANAK/AND SUBSIDIARIES Lampiran 5/41 Schedule CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2011 DAN 2010 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
3. PERUBAHAN KEBIJAKAN PENGUNGKAPAN (lanjutan) i.
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2011 AND 2010 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
AKUNTANSI
DAN
Standar baru dan revisi yang diadopsi oleh Grup (lanjutan) -
PSAK No. 4 (Revisi 2009), Keuangan Konsolidasian dan Keuangan Tersendiri” (lanjutan)
“Laporan Laporan
3.
CHANGES IN ACCOUNTING POLICIES AND DISCLOSURE (continued) i.
New and amended standards adopted by the Group (continued) -
SFAS No. 4 (Revised 2009), “Consolidated and Separate Financial Statements” (continued)
PSAK No. 4 mewajibkan kepentingan nonpengendali disajikan dalam laporan posisi keuangan konsolidasian sebagai bagian dari ekuitas, terpisah dari ekuitas pemilik entitas induk. Karena itu, Grup telah melakukan reklasifikasi atas kepentingan non-pengendali 2010 yang sebelumnya dicatat dalam pos diantara kewajiban dan ekuitas, menjadi ekuitas sebesar Rp 74.512. Grup tidak menyajikan laporan posisi keuangan tambahan dimulai sejak awal periode terjadinya perubahan, karena Grup percaya bahwa hal tersebut tidak akan menyampaikan informasi signifikan kepada pembaca laporan keuangan
SFAS No. 4 requires non-controlling interest to be presented in the consolidated statements of financial position within equity, separately from the equity of the owners of the parent. As such, for the current period, the Group has reclassified the 2010 non-controlling interest which has been previously recorded as a mezzanine between liabilities and equity to equity of Rp 74,512. The Company does not present the additional statement of financial position at the beginning of the earliest comparatieve period because the Company believes it does not convey material information to financial statements readers.
Seluruh pendapatan komprehensif diatribusikan pada pemilik entitas induk dan pada kepentingan non-pengendali, bahkan jika hal ini mengakibatkan kepentingan non-pengendali mempunyai saldo defisit. Grup telah mengubah penyajian jumlah pendapatan komprehensif yang diatribusikan pada pemilik entitas induk dan pada kepentingan nonpengendali. Karena itu, untuk periode berjalan, jumlah pendapatan komprehensif yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk dan kepentingan non-pengendali masing-masing sebesar Rp 3.083.631 dan Rp 2.231.
Total comprehensive income is attributed to the owners of the parent and to the noncontrolling interest even if this may result in the non-controlling interest having a deficit balance. The Group has changed the presentation of the total comprehensive income to the owners of the parent and the non-controlling interest. As such, for the current period, total comprehensive income attributable to the owners of the parent and the non-controlling interest are Rp 3,083,631 and Rp 2,231, respectively.
Mulai tahun 2011, Perusahaan menyajikan laporan keuangan tersendiri PT Bukit Asam (Persero) Tbk – induk perusahaan saja. Sesuai PSAK No. 4, investasi pada entitas anak, entitas asosiasi, dan pengendalian bersama entitas disajikan berdasarkan metode biaya.
Starting from 2011, the Company presented separate financial statements of PT Bukit Asam (Persero) Tbk – parent company only. In accordance with SFAS No. 4, investment in subsidiaries, associates and jointly-controlled entities are presented under the cost method.
PT Bukit Asam Tbk
. 2011 Annual Report
357
16
26
36
46
70
Ikhtisar Utama
Informasi Perseroan
Informasi Bagi Investor
Laporan Manajemen
Main Highlights
Corporate Information
Investors Information
Management Report
Laporan Pengelolaan Operasional
358
Operational Management Report
PT BUKIT ASAM (PERSERO) Tbk DAN ENTITAS ANAK/AND SUBSIDIARIES Lampiran 5/42 Schedule CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2011 DAN 2010 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
3. PERUBAHAN KEBIJAKAN PENGUNGKAPAN (lanjutan) i.
AKUNTANSI
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2011 AND 2010 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
DAN
Standar baru dan revisi yang diadopsi oleh Grup (lanjutan) -
PSAK No. 5 (Revisi 2009), “Segmen Operasi”
3. CHANGES IN ACCOUNTING POLICIES AND DISCLOSURE (continued) i.
New and amended standards adopted by the Group (continued) -
Standar yang direvisi mensyaratkan suatu „pendekatan manajemen‟, dimana informasi segmen disajikan dengan dasar yang sama dengan yang digunakan untuk keperluan pelaporan internal. Karena itu, pelaporan segmen konsisten dengan pelaporan internal kepada pengambil keputusan operasional. Hal tersebut tidak menghasilkan tambahan pelaporan segmen yang telah disajikan.
-
PSAK No. 7 (Revisi 2010), “Pengungkapan Pihak Berelasi”
a The revised standard requires 'management approach', under which segment information is presented on the same basis as that used for internal reporting purposes. As such, the segments are reported in a manner that is more consistent with the internal reporting provided to the chief operating decisionmaker. This has not resulted in additional reportable segments being presented. -
Standar memperjelas pedoman pengungkapan pihak berelasi, transaksi dan saldo, termasuk komitmen dengan pihak berelasi. Standar mewajibkan pengungkapan atas transaksi dan saldo terkait dengan entitas yang berelasi dengan Pemerintah. Standar juga menjelaskan bahwa personil manajemen kunci merupakan pihak berelasi, yang mewajibkan pengungkapan jumlah dan kategori remunerasi dan kompensasi kepada personil manajemen kunci. Grup telah melakukan evaluasi ulang mengenai pihak berelasi sesuai dengan standar ini dan memastikan laporan keuangan telah disusun berdasarkan ketentuan pengungkapan yang direvisi.
-
PSAK No. 8 (Revisi 2010), “Peristiwa Setelah Periode Pelaporan” Standar memberikan pedoman saat suatu entitas harus menyesuaikan laporan keuangannya untuk peristiwa setelah periode pelaporan, dan pengungkapan yang diperlukan oleh entitas tentang tanggal kapan laporan keuangan telah diotorisasi untuk terbit dan peristiwa setelah periode pelaporan. Standar ini juga mensyaratkan suatu entitas tidak menyusun laporan keuangannya dengan dasar kelangsungan usaha, jika peristiwa setelah periode pelaporan mengindikasikan bahwa asumsi kelangsungan usaha tidak tepat. Tidak terdapat perubahan signifikan dari standar sebelumnya. Karena itu, penerapan standar yang direvisi ini tidak akan berdampak pada laporan keuangan konsolidasian Grup saat ini.
PT Bukit Asam Tbk
.
Laporan Tahunan 2011
SFAS No. 5 (Revised 2009), “Operating Segments”
SFAS No. 7 (Revised 2010), “Related Party Disclosures” The standard enhances the guidance of disclosure of related party relationships, transactions and outstanding balances, including commitments. The standard requires disclosures of transactions with government-related entities and outstanding balances with those entities. It also makes clear that a member of the key management personnel is a related party, which in turn requires the disclosure of each category of remuneration and compensation of the key management personnel. The Group has re-evaluated its related party relationships in accordance with this standard and ensured the financial statements have been prepared under the revised disclosure requirements.
-
SFAS No. 8 (Revised 2010), “Events after the Reporting Period” This standard provides guidance on when an entity should adjust its financial statements for events after the reporting period, and the disclosures that an entity should give about the date when the financial statements were authorised for issue and about events after the reporting period. This standard also requires that an entity should not prepare its financial statements on a going concern basis if events after the reporting period indicate that the going concern assumption is not appropriate. There have been no significant changes from the previous standard. As such, the adoption of this revised standard will not have any effect on the Group‟s current consolidated financial statements.
120
184
266
278
Pembahasan dan Analisis Manajemen
Laporan Tata Kelola Perusahaan
Laporan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Data Perseroan
Management Discussion & Analysis
Corporate Governance Report
Corporate Social Responsibilities
305
Laporan Keuangan
Corporate Data Financial Statements
PT BUKIT ASAM (PERSERO) Tbk DAN ENTITAS ANAK/AND SUBSIDIARIES Lampiran 5/43 Schedule CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2011 DAN 2010 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
3. PERUBAHAN KEBIJAKAN PENGUNGKAPAN (lanjutan) i.
AKUNTANSI
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2011 AND 2010 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
DAN
Standar baru dan revisi yang diadopsi oleh Grup (lanjutan) -
PSAK No. 15 (Revisi 2009), “Investasi pada Perusahaan Asosiasi”
3. CHANGES IN ACCOUNTING POLICIES AND DISCLOSURE (continued) i.
New and amended standards adopted by the Group (continued) -
SFAS No. 15 (Revised 2009), “Investments in Associates”
Standar ini tidak diterapkan untuk investasi dalam entitas asosiasi yang dimiliki oleh organisasi modal ventura atau reksa dana, unit perwalian, dan entitas sejenis termasuk dana asuransi terhubung-investasi, yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba-rugi, sesuai dengan PSAK No. 55 (Revisi 2006), “Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran”. Keberadaan dan dampak dari hak suara potensial yang saat ini dapat dieksekusi atau dikonversi, termasuk hak suara potensial yang dimiliki oleh entitas lain, dipertimbangkan ketika menilai apakah suatu entitas memiliki pengaruh signifikan.
This standard does not apply to investments in associates held by venture capital organisations or mutual funds, unit trusts and similar entities including investment-linked insurance funds that are measured at fair value through profit or loss in accordance with SFAS No. 55 (revised 2006), “Financial Instruments: Recognition and Measurement”. The existence and effect of potential voting rights that are currently exercisable or convertible, including potential voting rights held by other entities, are considered when assessing whether an entity has significant influence.
Jika suatu entitas memiliki pengaruh signifikan dalam perusahaan asosiasi, investasi pada perusahaan asosiasi harus dicatat menggunakan metode ekuitas. Investor harus menghentikan penggunaan metode ekuitas sejak tanggal investor tidak lagi memiliki pengaruh signifikan atas perusahaan asosiasi dan harus mencatat investasinya sesuai dengan PSAK No. 55 (Revisi 2006) “Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran” sejak tanggal tersebut, yang mana hilangnya pengaruh signifikan tersebut tidak mengakibatkan perusahaan asosiasi menjadi entitas anak atau ventura bersama sebagaimana didefinisikan dalam PSAK No. 12 (Revisi 2009) “Bagian Partisipasi dalam Ventura Bersama”. Ketika kehilangan pengaruh signifikan, maka investor mengukur setiap investasi yang tersisa pada perusahaan asosiasi pada nilai wajar. Investor harus mengakui dalam laporan laba-rugi konsolidasian setiap selisih antara: (a) nilai wajar investasi yang tersisa dan hasil pelepasan sebagian kepemilikan pada perusahaan asosiasi; dan (b) jumlah tercatat investasi pada tanggal ketika hilangnya pengaruh signifikan.
If an entity has significant influence in the associates, the investment in associate should be recorded using the equity method. An investor should discontinue the use of the equity method from the date when it ceases to have significant influence over an associate and should account for the investment in accordance with SFAS No. 55 (Revised 2006) “Financial Instruments: Recognition and Measurement” from that date, provided the associate does not become a subsidiary or a joint venture as defined in SFAS No. 12 (Revised 2009) “Interests in Joint Ventures”. On the loss of significant influence, the investor should measure at fair value any investment the investor retains in the former associate. The investor should recognise in consolidated statements of income any difference between: (a) the fair value of any retained investment and any proceeds from disposing of the part interest in the associate; and (b) the carrying amount of the investment at the date when significant influence is lost.
PT Bukit Asam Tbk
. 2011 Annual Report
359
16
26
36
46
70
Ikhtisar Utama
Informasi Perseroan
Informasi Bagi Investor
Laporan Manajemen
Main Highlights
Corporate Information
Investors Information
Management Report
Laporan Pengelolaan Operasional
360
Operational Management Report
PT BUKIT ASAM (PERSERO) Tbk DAN ENTITAS ANAK/AND SUBSIDIARIES Lampiran 5/44 Schedule CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2011 DAN 2010 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
3. PERUBAHAN KEBIJAKAN PENGUNGKAPAN (lanjutan) i.
AKUNTANSI
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2011 AND 2010 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
DAN
Standar baru dan revisi yang diadopsi oleh Grup (lanjutan)
-
3. CHANGES IN ACCOUNTING POLICIES AND DISCLOSURE (continued) i.
New and amended standards adopted by the Group (continued)
Manajemen juga perlu melakukan penilaian dengan menerapkan ketentuan dalam PSAK No. 55 (Revisi 2006), “Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran”, apakah investasi pada perusahaan asosiasi mengalami penurunan nilai. Jika ditentukan investasi mengalami penurunan nilai, maka investor perlu menerapkan PSAK No. 48 (Revisi 2009), “Penurunan Nilai Aset” untuk melakukan pengujian penurunan nilai. Goodwill yang membentuk nilai tercatat investasi pada perusahaan asosiasi, tidak diakui secara terpisah, sehingga tidak dilakukan pengujian penurunan nilai secara terpisah.
Management also needs to assess by applying requirements of SFAS No. 55 (Revised 2006), “Financial Instruments: Recognition and Measurement” whether its investment in associate is impaired. If it is determined the investment is impaired, the investor needs to apply SFAS No. 48 (Revised 2009), “Impairment of Assets” for impairment testing. Goodwill that forms part of the carrying amount of an investment in an associate is not separately recognised, and therefore it is not tested for impairment separately.
Investasi pada perusahaan asosiasi yang dimiliki oleh Grup dicatat menggunakan metode ekuitas, karena adanya pengaruh signifikan pada perusahaan asosiasi. Kebijakan akuntansi yang diadopsi oleh Grup secara umum konsisten dengan standar yang direvisi.
Investments in associates of the Group are recorded using the equity method, as there is significant influence in the associates. The accounting policies adopted by the Group are generally consistent with the revised standard.
PSAK No. 19 (Revisi 2010), “Aset Tak Berwujud”
-
SFAS No. 19 (Revised 2010), “Intangible Assets”
Standar ini mengatur perlakuan akuntansi untuk aset tak berwujud yang tidak diatur secara khusus dalam standar lainnya. Aset tak berwujud diakui, jika dan hanya jika, kemungkinan besar entitas akan memperoleh manfaat ekonomi masa depan dari aset tersebut dan biaya perolehan aset tersebut dapat diukur secara andal.
This standard deals with the accounting treatment for intangible assets that are not dealt with specifically in another standard. Intangible assets can be recognised, if and only if, it is probable that the expected future economic benefits that are attributable to the assets will flow to the entity and the cost of the asset can be measured reliably.
Standar ini memberikan dan meningkatkan pedoman mengenai keteridentifikasian aset tak berwujud, bagaimana mengukur nilai wajar dari aset tak berwujud yang diperoleh dalam kombinasi bisnis dan akuisisi aset tak berwujud dengan hibah Pemerintah. Standar juga memberikan pedoman mengenai pengukuran setelah pengakuan dimana entitas dapat memilih untuk menggunakan model biaya atau model revaluasi. Aset tak berwujud dengan umur manfaat tak terbatas tidak diamortisasi dan harus dilakukan pengujian penurunan nilai secara tahunan atau ketika terdapat indikasi kemungkinan aset tak berwujud telah mengalami penurunan nilai.
The standard enhances or provides guidance on the identifiability of intangible assets, how to measure the fair value of an intangible asset acquired in a business combination, and the acquisition of intangible assets by way of a Government grant. The standard also provides guidance on measurement after recognition, for which the use of either the cost or revaluation model is now allowed. Intangible assets with indefinite useful lives should not be amortised and should be tested for impairment annually or whenever there is an indication that the intangible asset may be impaired.
PT Bukit Asam Tbk
.
Laporan Tahunan 2011
120
184
266
278
Pembahasan dan Analisis Manajemen
Laporan Tata Kelola Perusahaan
Laporan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Data Perseroan
Management Discussion & Analysis
Corporate Governance Report
Corporate Social Responsibilities
305
Laporan Keuangan
Corporate Data Financial Statements
PT BUKIT ASAM (PERSERO) Tbk DAN ENTITAS ANAK/AND SUBSIDIARIES Lampiran 5/45 Schedule CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2011 DAN 2010 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
3. PERUBAHAN KEBIJAKAN PENGUNGKAPAN (lanjutan) i.
AKUNTANSI
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2011 AND 2010 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
DAN
Standar baru dan revisi yang diadopsi oleh Grup (lanjutan) -
PSAK No. 23 (Revisi 2010), “Pendapatan”
3.
CHANGES IN ACCOUNTING POLICIES AND DISCLOSURE (continued) i.
New and amended standards adopted by the Group (continued) -
Tidak ada perubahan signifikan dalam standar ini. Standar memberikan contoh ilustrasi yang bukan merupakan bagian dari PSAK No. 23. Oleh karena itu, adopsi atas PSAK yang direvisi ini tidak akan memiliki dampak signifikan pada laporan keuangan konsolidasian Grup. -
PSAK No. 25 (Revisi 2009), “Kebijakan Akuntansi, Perubahan Estimasi Akuntansi, dan Kesalahan”
There is no significant change in this standard. The standard provides illustrative examples which are not part of SFAS 23. As such, the adoption of this revised SFAS will not have any significant effect on the Group‟s consolidated financial statements. -
Standar ini memberikan pedoman mengenai bagaimana memilih dan menerapkan kebijakan akuntansi dan perubahan kebijakan akuntansi, yang sebelumnya diatur dalam PSAK No. 1. Standar ini juga menghilangkan istilah “kesalahan mendasar” dan mempertimbangkan kesalahan termasuk kesalahan material dan kesalahan tidak material yang disengaja untuk mencapai suatu penyajian laporan posisi keuangan, kinerja keuangan, atau arus kas tertentu. Ketika suatu entitas belum menerapkan suatu PSAK baru yang telah diterbitkan tetapi belum berlaku efektif, entitas harus mengungkapkan fakta tersebut, dan informasi relevan yang dapat diestimasi secara wajar atau dapat diketahui untuk menilai dampak yang mungkin atas penerapan PSAK baru tersebut pada laporan keuangan pada periode awal penerapannya. -
PSAK No. 48 (Revisi 2009), “Penurunan Nilai Aset” Standar yang direvisi memberikan pedoman yang memperjelas mengenai prosedur yang harus diterapkan entitas agar jumlah tercatat asetnya tidak melebihi jumlah terpulihkan. Pada setiap akhir periode pelaporan, entitas harus menilai apakah terdapat indikasi aset mengalami penurunan nilai setelah mempertimbangkan informasi dari sumber eksternal dan internal, dan dividen dari entitas anak, pengendalian bersama entitas atau entitas asosiasi. Namun, terlepas apakah terdapat indikasi penurunan nilai, entitas juga harus menguji, aset tak berwujud dengan umur manfaat tak terbatas, atau aset tak berwujud yang belum dapat digunakan atau goodwill yang berasal dari kombinasi bisnis, atas penurunan nilai secara tahunan atau pada suatu saat dalam periode tahunan, asalkan dilakukan pada saat yang sama setiap tahunnya.
SFAS No. 23 (Revised 2010), “Revenue”
SFAS No. 25 (Revised 2009), “Accounting Policies, Changes in Accounting Estimates and Errors” This standard provides guidance on how to select and apply accounting policies and accounting for changes in accounting policies which was previously described in SFAS 1. This standard also eliminate the term “fundamental error” and considers errors to include both material errors and immaterial errors made deliberately to achieve a particular presentation of an entity‟s financial position, financial performance or cash flows. When an entity has not applied a new SFAS that has been issued but is not yet effective, the entity should disclose this fact, as well as known or reasonably estimable information relevant to assessing the possible impact that the application of the new SFAS will have on the entity‟s financial statements in the period of initial application.
-
SFAS No. 48 (Revised 2009), “Impairment of Assets” The revised standard provides enhanced guidance on the procedures that an entity should apply to ensure that its assets are carried at no more than their recoverable amount. At the end of each reporting period, an entity should assess whether there is any indication that an asset may be impaired after considering both the external and internal sources of information as well as any dividend from a subsidiary, jointly controlled entity or associate. However, irrespective of whether there is any indication of impairment, an entity should also test an intangible asset with an indefinite useful life, or an intangible asset not yet available for use or goodwill acquired in a business combination for impairment annually or at any time during an annual period, provided it is performed at the same time every year.
PT Bukit Asam Tbk
. 2011 Annual Report
361
16
26
36
46
70
Ikhtisar Utama
Informasi Perseroan
Informasi Bagi Investor
Laporan Manajemen
Main Highlights
Corporate Information
Investors Information
Management Report
Laporan Pengelolaan Operasional
362
Operational Management Report
PT BUKIT ASAM (PERSERO) Tbk DAN ENTITAS ANAK/AND SUBSIDIARIES Lampiran 5/46 Schedule CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2011 DAN 2010 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
3. PERUBAHAN KEBIJAKAN PENGUNGKAPAN (lanjutan) i.
AKUNTANSI
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2011 AND 2010 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
DAN
Standar baru dan revisi yang diadopsi oleh Grup (lanjutan) -
-
PSAK No. 48 (Revisi 2009), “Penurunan Nilai Aset” (lanjutan)
3.
CHANGES IN ACCOUNTING POLICIES AND DISCLOSURE (continued) i.
New and amended standards adopted by the Group (continued) -
SFAS No. 48 (Revised 2009), “Impairment of Assets” (continued)
Standar yang direvisi ini memberikan pedoman mengenai bagaimana mengukur jumlah terpulihkan dari aset tak berwujud dengan umur manfaat tak terbatas. Standar ini juga memberikan pedoman mengenai identifikasi unit penghasil kas atas suatu aset, bagaimana mengalokasikan goodwill pada unit penghasil kas, dan pengujian unit penghasil kas dengan goodwill untuk penurunan nilai.
This revised standard provides guidance on how to measure the recoverable amount of an intangible asset with an indefinite useful life. Guidance on identifying the cashgenerating unit to which an asset belongs is also provided as well as how to allocate goodwill to a cash generating unit, and testing a cash generating unit with goodwill for impairment.
Jumlah tercatat aset selain goodwill yang meningkat, yang disebabkan pembalikan rugi penurunan nilai, tidak boleh melebihi jumlah tercatat (bersih setelah amortisasi atau penyusutan) seandainya aset tidak mengalami rugi penurunan nilai pada tahun-tahun sebelumnya, kecuali rugi penurunan nilai yang diakui atas goodwill tidak dapat dibalik pada periode berikutnya.
The increased carrying amount of an asset other than goodwill attributable to a reversal of an impairment loss should not exceed the carrying amount that would have been determined (net of amortisation or depreciation) had no impairment loss been recognised for the asset in prior years except for impairment of goodwill which should not be reversed in a subsequent period.
Standar juga menjelaskan bahwa arus kas masa depan harus diestimasikan berdasarkan kondisi aset saat ini. Estimasi arus kas masa depan tidak mencakup arus kas masuk atau keluar masa depan yang diharapkan timbul dari restrukturisasi masa depan yang mana entitas belum berkomitmen; atau perbaikan dan peningkatan kinerja aset.
It is also clear from the standard that the future cash flows should be estimated for the asset in its current condition. Estimates of future cash flows should not include estimated future cash inflows or outflows that are expected to arise from a future restructuring to which an entity is not yet committed; or improving or enhancing the asset‟s performance.
Manajemen telah mengadopsi standar ini ketika melakukan pengujian penurunan nilai tahunan.
Management has adopted this standard when performing the annual impairment testing.
PSAK No. 57 (Revisi 2009), “Provisi, Liabilitas Kontinjensi, dan Aset Kontinjensi” Standar ini menentukan akuntansi dan pengungkapan untuk seluruh provisi, liabilitas kontinjensi, dan aset kontinjensi, kecuali yang timbul dari: (a) instrumen keuangan yang diukur pada nilai wajar; (b) yang timbul dari kontrak eksekutori, kecuali jika kontrak tersebut bersifat memberatkan; (c) yang timbul dari kontrak entitas asuransi dengan pemegang polis; dan (d) yang dicakup dalam standar lain.
PT Bukit Asam Tbk
.
Laporan Tahunan 2011
-
SFAS No. 57 (Revised 2009), “Provision, Contingent Liabilities and Contingent Assets” This standard prescribes the accounting disclosures for all provision, contingent liabilities and contingent assets, except for those resulting from: (a) financial instruments that are carried at fair value; (b) those resulting from executory contracts, except where the contract is onerous; (c) those arising in insurance entities from contracts with policyholders; and (d) those covered by another standard.
120
184
266
278
Pembahasan dan Analisis Manajemen
Laporan Tata Kelola Perusahaan
Laporan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Data Perseroan
Management Discussion & Analysis
Corporate Governance Report
Corporate Social Responsibilities
305
Laporan Keuangan
Corporate Data Financial Statements
PT BUKIT ASAM (PERSERO) Tbk DAN ENTITAS ANAK/AND SUBSIDIARIES Lampiran 5/47 Schedule CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2011 DAN 2010 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
3. PERUBAHAN KEBIJAKAN PENGUNGKAPAN (lanjutan) i.
AKUNTANSI
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2011 AND 2010 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
DAN
Standar baru dan revisi yang diadopsi oleh Grup (lanjutan) -
PSAK No. 57 (Revisi 2009), “Provisi, Liabilitas Kontinjensi, dan Aset Kontinjensi” (lanjutan)
3.
CHANGES IN ACCOUNTING POLICIES AND DISCLOSURE (continued) i.
New and amended standards adopted by the Group (continued) -
SFAS No. 57 (Revised 2009), “Provision, Contingent Liabilities and Contingent Assets” (continued)
Tidak terdapat perubahan signifikan dibandingkan dengan versi sebelumnya dari standar ini, kecuali standar yang direvisi ini memberikan pedoman yang lebih jelas mengenai transaksi tertentu. Oleh karena itu, perubahan atas standar ini tidak akan memiliki dampak pada laporan keuangan konsolidasian Grup.
There have been no significant changes from the previous version of this standard, except that this revised standard provides clearer guidance on certain transactions. As such, the standard will not have any impact to the Group‟s consolidated financial statements.
ii. Penerapan dari standar, interpretasi baru/revisi standar berikut, tidak menimbulkan perubahan besar terhadap kebijakan akuntansi Grup dan efek material terhadap laporan keuangan konsolidasian:
ii. The adoption of these new and revised standards and interpretations did not result in substantial changes to the Group’s accounting policies and had no material effect on the amounts reported for the current or prior financial periods:
Standar baru dan revisi terhadap standar yang telah ada dan interpretasi berikut ini, telah diterbitkan dan wajib untuk diterapkan untuk pertama kali untuk tahun buku Grup yang dimulai pada atau setelah tanggal 1 Januari 2011 atau periode setelahnya, tetapi Grup belum mengadopsinya karena saat ini tidak relevan terhadap Grup.
The following new standards, amendments to existing standards and interpretations have been published and are mandatory for the first time for the Group‟s financial year beginning on 1 January 2011 or later periods, but the Group has not yet adopted them since they are not currently relevant to its business.
-
-
PSAK No. 2 (Revisi 2009), “Laporan Arus Kas”
-
SFAS No. 2 (Revised 2009), “Statements of Cash Flows
Tidak terdapat perubahan signifikan terhadap standar, kecuali bahwa arus kas yang timbul dari perubahan kepemilikan kepentingan pada entitas anak yang tidak mengakibatkan kehilangan pengendalian diklasifikasikan sebagai arus kas dari aktivitas pendanaan, dan bukan sebagai arus kas dari aktivitas investasi.
There have been no significant amendments to the standard, except that cash flows arising from changes in ownership interests in a subsidiary that do not result in a loss of control should be classified as cash flows from financing activities, rather than cash flows from investing activities.
Standar ini tidak akan memiliki dampak pada laporan keuangan Grup, karena Grup belum melakukan penjualan kepemilikan dalam entitas anak yang akan mengakibatkan kehilangan pengendalian.
This standard will not have any impact on the Group‟s consolidated financial statements since the Group has not sold any of its interest in subsidiaries which would result in a loss of control.
PSAK No. 12 (Revisi 2009), “Bagian Partisipasi dalam Ventura Bersama” Standar ini memberikan pedoman mengenai akuntansi untuk pengendalian bersama aset, pengendalian bersama operasi dan pengendalian bersama entitas.
-
SFAS No. 12 (Revised 2009), “Interests in Joint Ventures” This standard provides guidance on accounting for joint control assets, joint operation and joint control entities.
PT Bukit Asam Tbk
. 2011 Annual Report
363
16
26
36
46
70
Ikhtisar Utama
Informasi Perseroan
Informasi Bagi Investor
Laporan Manajemen
Main Highlights
Corporate Information
Investors Information
Management Report
Laporan Pengelolaan Operasional
364
Operational Management Report
PT BUKIT ASAM (PERSERO) Tbk DAN ENTITAS ANAK/AND SUBSIDIARIES Lampiran 5/48 Schedule CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2011 DAN 2010 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
3. PERUBAHAN KEBIJAKAN PENGUNGKAPAN (lanjutan)
AKUNTANSI
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2011 AND 2010 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
DAN
ii. Penerapan dari standar, interpretasi baru/revisi standar berikut, tidak menimbulkan perubahan besar terhadap kebijakan akuntansi Grup dan efek material terhadap laporan keuangan konsolidasian: (lanjutan)
-
PSAK No. 22 (Revisi 2010), “Kombinasi Bisnis”
3.
CHANGES IN ACCOUNTING POLICIES AND DISCLOSURE (continued) ii. The adoption of these new and revised standards and interpretations did not result in substantial changes to the Group’s accounting policies and had no material effect on the amounts reported for the current or prior financial periods: (continued) -
Standar yang direvisi mewajibkan metode akuisisi diterapkan dalam kombinasi bisnis, yang mengeliminasi pilihan untuk menggunakan metode pooling of interest. Terdapat suatu pilihan pada setiap akuisisi, dalam mengukur nilai kepentingan non-pengendali atas pihak yang diakuisisi, baik pada nilai wajar ataupun pada proporsi kepentingan non-pengendali atas aset bersih pihak yang diakuisisi. Seluruh biaya yang berkaitan dengan akuisisi harus dibiayakan.
-
PSAK No. 58 (Revisi 2009), “Aset Tidak Lancar, Yang Dimiliki untuk Dijual dan Operasi yang Dihentikan”
The revised standard requires the acquisition method to be applied in business combinations which eliminates the option of using a pooling of interest method. There is a choice, on an acquisition-by-acquisition basis, of measuring the non-controlling interest in the acquiree either at fair value or at the non-controlling interest‟s proportionate share of the acquiree‟s net assets. All acquisition-related costs should be expensed. -
PSAK yang direvisi ini memberikan pedoman mengenai akuntansi untuk aset yang dimiliki untuk dijual serta penyajian dan pengungkapan operasi yang dihentikan dimana standar sebelumnya hanya memberikan pedoman untuk akuntansi operasi yang dihentikan. Entitas harus mengklasifikasikan aset tidak lancar (atau lepasan perusahaan) sebagai dimiliki untuk dijual jika jumlah tercatatnya akan dipulihkan terutama melalui transaksi penjualan daripada melalui pemakaian berlanjut. -
Interpretasi Standar Akuntansi Keuangan (“ISAK”) No. 7, “Konsolidasi Entitas Bertujuan Khusus Interpretasi ini mensyaratkan suatu entitas bertujuan khusus (“EBK”)” dikonsolidasikan jika substansi hubungan antara suatu entitas dan EBK mengindikasikan adanya pengendalian EBK oleh entitas tersebut.
PT Bukit Asam Tbk
.
Laporan Tahunan 2011
SFAS No. 22 (Revised 2010), “Business Combination”
SFAS No. 58 (Revised 2009), “NonCurrent Assets, Held for Sale and Discontinued Operations” This revised SFAS provides guidance on accounting for assets held for sale whereas the previous standard only provides guidance on accounting for discontinued operations. An entity should classify a non-current asset (or disposal company) as held for sale if its carrying amount will be recovered principally through a sale transaction rather than through continuing use.
-
Interpretation of Financial Accounting Standards (“IFAS”) No. 7, “Consolidation of Special Purpose Entities” This interpretation requires a Special (“SPE”) to be Purpose Entities consolidated when the substance of the relationship between an entity and the SPE indicates that the SPE is controlled by that entity.
120
184
266
278
Pembahasan dan Analisis Manajemen
Laporan Tata Kelola Perusahaan
Laporan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Data Perseroan
Management Discussion & Analysis
Corporate Governance Report
Corporate Social Responsibilities
305
Laporan Keuangan
Corporate Data Financial Statements
PT BUKIT ASAM (PERSERO) Tbk DAN ENTITAS ANAK/AND SUBSIDIARIES Lampiran 5/49 Schedule CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2011 DAN 2010 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 3. PERUBAHAN KEBIJAKAN PENGUNGKAPAN (lanjutan)
AKUNTANSI
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2011 AND 2010 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated) DAN
ii. Penerapan dari standar, interpretasi baru/revisi standar berikut, tidak menimbulkan perubahan besar terhadap kebijakan akuntansi Grup dan efek material terhadap laporan keuangan konsolidasian: (lanjutan)
-
ISAK No. 9, “Perubahan atas Liabilitas, Aktivitas Purnaoperasi, Restorasi dan Liabilitas Serupa”
3.
CHANGES IN ACCOUNTING POLICIES AND DISCLOSURE (continued) ii. The adoption of these new and revised standards and interpretations did not result in substantial changes to the Group’s accounting policies and had no material effect on the amounts reported for the current or prior financial periods: (continued) -
Interpretasi ini memberikan pedoman mengenai bagaimana dampak suatu perubahan arus kas keluar sumber daya yang mengandung manfaat ekonomi, yang disyaratkan untuk menyelesaikan kewajiban, tingkat diskonto berdasarkan pada harga pasar kini, dan peningkatan yang mencerminkan berlalunya waktu (unwinding of the discount), yang mengubah pengukuran liabilitas purnaoperasi, liabilitas restorasi atau liabilitas serupa harus dicatat. Grup telah mengadopsi kebijakan akuntansi yang konsisten dengan interpretasi ini. -
ISAK No. 10, “Program Loyalitas Pelanggan”
This interpretation provides guidance on how the effect of a change in the estimated cash outflow of resources embodying economic benefits required to settle the obligation, current market-based discount rate and an increase that reflects the passage of time (unwinding the discount) that change the measurement of an existing decommissioning, restoration or similar liability should be accounted for. The Group has adopted an accounting policy which is consistent with this interpretation. -
ISAK No. 10 mengklarifikasi ketika barang atau jasa yang dijual bersama dengan insentif loyalitas pelanggan (sebagai contoh, poin loyalitas atau produk gratis), penjualan tersebut merupakan penjualan multi-elemen, dan imbalan dari pelanggan dialokasikan diantara komponen penjualan menggunakan nilai wajar. ISAK 10 tidak relevan terhadap operasional Grup karena tidak ada perusahaan dalam Grup yang melaksanakan program loyalitas pelanggan. -
ISAK No. 11, “Distribusi Aset Nonkas kepada Pemilik”
IFAS No. 9, “Changes in Existing Decommissioning, Restoration and Similar Liabilities”.
IFAS No. 10, Programmes”
“Customer
Loyalty
IFAS 10 clarifies that where goods or services are sold together with a customer loyalty incentive (for example, loyalty points or free products), the arrangement is a multiple-element arrangement, and the consideration receivable from the customer is allocated between the components of the arrangement using fair values. IFAS 10 is not relevant to the Group‟s operations because none of the Group‟s companies implement any customer loyalty programmes. -
IFAS No. 11, “Distribution of Non-cash Assets to Owners”
Interpretasi ini diterapkan untuk distribusi searah (non-reciprocal) aset dari entitas kepada pemilik dalam kapasitasnya sebagai pemilik:
This Interpretation applies to the following types of non-reciprocal distributions of assets by an entity to its owners acting in their capacity as owners:
(a) distribusi aset nonkas (misalnya aset tetap, bisnis, bagian kepemilikan pada entitas lain atau kelompok lepasan sebagaimana didefinisikan dalam PSAK 58 (Revisi 2009): aset tidak lancar yang tersedia untuk dijual dan operasi yang dihentikan); dan
(a) distributions of non-cash assets (eg items of property, plant and equipment, businesses, ownership interests in another entity or disposal groups as defined in SFAS 8 (Revised 2009); and
PT Bukit Asam Tbk
. 2011 Annual Report
365
16
26
36
46
70
Ikhtisar Utama
Informasi Perseroan
Informasi Bagi Investor
Laporan Manajemen
Main Highlights
Corporate Information
Investors Information
Management Report
Laporan Pengelolaan Operasional
366
Operational Management Report
PT BUKIT ASAM (PERSERO) Tbk DAN ENTITAS ANAK/AND SUBSIDIARIES Lampiran 5/50 Schedule CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2011 DAN 2010 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
3. PERUBAHAN KEBIJAKAN PENGUNGKAPAN (lanjutan)
AKUNTANSI
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2011 AND 2010 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
DAN
ii. Penerapan dari standar, interpretasi baru/revisi standar berikut, tidak menimbulkan perubahan besar terhadap kebijakan akuntansi Grup dan efek material terhadap laporan keuangan konsolidasian: (lanjutan)
-
-
ISAK No. 11, “Distribusi Aset Nonkas kepada Pemilik” (lanjutan)
3.
CHANGES IN ACCOUNTING POLICIES AND DISCLOSURE (continued) ii. The adoption of these new and revised standards and interpretations did not result in substantial changes to the Group’s accounting policies and had no material effect on the amounts reported for the current or prior financial periods: (continued) -
(b) distribusi yang memberikan pilihan kepada pemilik untuk menerima alternatif aset nonkas atau kas.
(b) distributions that give owners a choice of receiving either non-cash assets or a cash alternative.
Interpretasi ini hanya diterapkan atas distribusi yang semua pemilik pada kelompok instrument ekuitas yang sama diperlakukan sama.
This Interpretation applies only to distributions in which all owners of the same class of equity instruments are treated equally.
ISAK No. 12, “Pengendalian Bersama Entitas: Kontribusi Non-moneter oleh Venturer”
-
Interpretasi ini memberikan pedoman mengenai akuntansi pada kontribusi ke pengendalian nonmoneter venturer bersama entitas sebagai pertukaran dengan bagian partisipasi ekuitas pengendalian bersama entitas, yang dicatat dengan menggunakan metode ekuitas atau konsolidasi proporsional. -
ISAK No. 14, “Aset Tak Berwujud - Biaya Situs Web”
ISAK No. 17, “Laporan Keuangan Interim dan Penurunan Nilai” Interpretasi ini memberikan pedoman mengenai apakah entitas harus membalik rugi penurunan nilai yang telah diakui pada periode interim atas goodwill serta investasi pada instrumen ekuitas dan aset keuangan yang dicatat pada biaya perolehan, jika suatu kerugian tidak akan diakui, atau kerugian yang lebih kecil akan diakui, jika penilaian penurunan nilai hanya dilakukan pada akhir periode pelaporan selanjutnya.
PT Bukit Asam Tbk
.
Laporan Tahunan 2011
IFAS No. 12, “Jointly Controlled Entities: Non-monetary Contributions by Venturers” This interpretation provides guidance on accounting for venturer‟s for non-monetary contributions to a Jointly Controlled Entity in exchange for an equity interest in the Joint Controlled Entity that is accounted for using either the equity method or proportionate consolidation.
-
Interpretasi ini memberikan pedoman mengenai perlakuan akuntansi untuk pengeluaran internal atas pengembangan dan operasi situs web yang dimiliki entitas untuk akses internal atau eksternal. -
IFAS No. 11, “Distribution of Non-cash Assets to Owners” (continued)
IFAS No. 14, “Intangible Assets - Website Costs” This interpretation provides guidance on the accounting treatment for internal expenditure incurred by an entity on the development and operation of its own website for internal or external access.
-
IFAS No. 17, “Interim Financial Reporting and Impairment” This interpretation provides guidance as to whether an entity should reverse impairment losses recognised in an interim period on goodwill or investment in equity securities and financial assets carried at cost if a loss would have been recognised, or a smaller loss would have been recognised, had an impairment assessment been made only at the end of a subsequent reporting period.
120
184
266
278
Pembahasan dan Analisis Manajemen
Laporan Tata Kelola Perusahaan
Laporan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Data Perseroan
Management Discussion & Analysis
Corporate Governance Report
Corporate Social Responsibilities
305
Laporan Keuangan
Corporate Data Financial Statements
PT BUKIT ASAM (PERSERO) Tbk DAN ENTITAS ANAK/AND SUBSIDIARIES Lampiran 5/51 Schedule CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2011 DAN 2010 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 3. PERUBAHAN KEBIJAKAN PENGUNGKAPAN (lanjutan)
AKUNTANSI
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2011 AND 2010 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated) DAN
ii. Penerapan dari standar, interpretasi baru/revisi standar berikut, tidak menimbulkan perubahan besar terhadap kebijakan akuntansi Grup dan efek material terhadap laporan keuangan konsolidasian: (lanjutan)
-
ISAK No. 17, “Laporan Keuangan Interim dan Penurunan Nilai” (lanjutan)
3.
CHANGES IN ACCOUNTING POLICIES AND DISCLOSURE (continued) ii. The adoption of these new and revised standards and interpretations did not result in substantial changes to the Group’s accounting policies and had no material effect on the amounts reported for the current or prior financial periods: (continued) -
IFAS No. 17, “Interim Financial Reporting and Impairment” (continued)
Interpretasi ini tidak memperbolehkan entitas membalik rugi penurunan nilai yang diakui pada periode interim sebelumnya yang berkaitan dengan goodwill atau investasi pada instrumen ekuitas atau aset keuangan yang dicatat pada biaya perolehan.
This Interpretation does not allow an entity to reverse an impairment loss recognised in a previous interim period in respect of goodwill or investment in equity securities and financial assets carried at costs.
iii. Pencabutan standar dan interpretasi ini tidak menyebabkan perubahan signifikan terhadap kebijakan akuntansi Grup dan tidak material atas jumlah yang dilaporkan atas tahun berjalan atau tahun sebelumnya:
iii. The withdrawal of these standards and interpretations did not result in significant changes to the Group’s accounting policies and had no material effect on the amounts reported for the current or prior financial year:
PSAK No. 6, “Akuntansi dan Pelaporan untuk Entitas Tahap Pengembangan”; PSAK No. 21, “Akuntansi Ekuitas” PSAK No. 40, “Akuntansi Perubahan Ekuitas Entitas Anak atau Asosiasi”; ISAK No. 1, “Penentuan Harga Pasar Dividen”;
-
-
ISAK No. 2, “Penyajian Modal dalam Neraca dan Piutang kepada Pemegang Saham”; dan
-
-
ISAK No. 3, “Akuntansi atas Pemberian Sumbangan atau Bantuan”.
-
-
-
SFAS No. 6, “Accounting and Reporting for Development-Stage Entities”; SFAS No. 21, “Accounting for Equity”; SFAS No. 40, “Accounting for Changes in Equity of Subsidiaries or Associates”; IFAS No. 1, “Determining Market Price of Dividend”; IFAS No. 2, “Presentation of Capital in the Balance Sheet and Subscription Receivables”; and IFAS No. 3, “Accounting for Donation or Endowment”.
iv. Standar, revisi dan interpretasi baru yang telah diterbitkan, tetapi belum berlaku efektif untuk tahun buku yang dimulai pada atau setelah tanggal 1 Januari 2012 dan tidak diterapkan lebih awal
iv. New standards, amendments and interpretations issued but not effective for the financial year beginning 1 January 2012 and not early adopted
Berikut ini adalah perubahan atas standar yang wajib diterapkan untuk pertama kali untuk tahun buku yang dimulai pada tanggal 1 Januari 2012.
The following amendments to standards are mandatory for the first time for the financial year beginning on 1 January 2012.
-
PSAK No. 10 (Revisi 2009), “Pengaruh Perubahan Kurs Valuta Asing”; PSAK No. 13 (Revisi 2011), “Properti Investasi”; PSAK No. 16 (Revisi 2011), “Aset Tetap”;
-
PSAK No. 18 (Revisi 2010), “Akuntansi dan Pelaporan Program Manfaat Purnakarya”;
-
-
SFAS No. 10 (Revised 2009), ”The Effect of Changes in Foreign Currency”; SFAS No. 13 (Revised 2011), “Investment Property”; SFAS No. 16 (Revised 2011), “Fixed Assets”; SFAS No. 18 (Revised 2010), “Accounting and Reporting by Retirement Benefit Plans”;
PT Bukit Asam Tbk
. 2011 Annual Report
367
16
26
36
46
70
Ikhtisar Utama
Informasi Perseroan
Informasi Bagi Investor
Laporan Manajemen
Main Highlights
Corporate Information
Investors Information
Management Report
Laporan Pengelolaan Operasional
368
Operational Management Report
PT BUKIT ASAM (PERSERO) Tbk DAN ENTITAS ANAK/AND SUBSIDIARIES Lampiran 5/52 Schedule CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2011 DAN 2010 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
3. PERUBAHAN KEBIJAKAN PENGUNGKAPAN (lanjutan)
AKUNTANSI
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2011 AND 2010 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
DAN
iv. Standar, revisi dan interpretasi baru yang telah diterbitkan, tetapi belum berlaku efektif untuk tahun buku yang dimulai pada atau setelah tanggal 1 Januari 2012 dan tidak diterapkan lebih awal (lanjutan)
3.
CHANGES IN ACCOUNTING POLICIES AND DISCLOSURE (continued) iv. New standards, amendments and interpretations issued but not effective for the financial year beginning 1 January 2012 and not early adopted (continued)
-
PSAK No. 24 (Revisi 2010), “Imbalan Kerja”;
-
-
PSAK No. 26 (Revisi 2011), “Biaya Pinjaman”;
-
-
PSAK No. 28 (Revisi 2010), “Akuntansi Kontrak Asuransi Kerugian”; PSAK No. 30 (Revisi 2011), “Sewa”; PSAK No. 33 (Revisi 2011), “Aktivitas Pengupasan Lapisan Tanah dan Pengelolaan Lingkungan Hidup Pada Pertambangan Umum”; PSAK No. 34 (Revisi 2010), “Kontrak Konstruksi”; PSAK No. 36 (Revisi 2010), “Akuntansi Kontrak Asuransi Jiwa”; PSAK No. 45 (Revisi 2010), “Pelaporan Keuangan Organisasi Nirlaba”; PSAK No. 46 (Revisi 2010), “Pajak Penghasilan”; PSAK No. 50 (Revisi 2010), “Instrumen Keuangan: Penyajian”; PSAK No. 53 (Revisi 2010), “Pembayaran Berbasis Saham”; PSAK No. 55 (Revisi 2011), “Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran”;
-
-
-
-
-
PSAK No. 60, “Instrumen Keuangan: Pengungkapan”; PSAK No. 61, “Akuntansi Hibah Pemerintah dan Pengungkapan Bantuan Pemerintah”;
-
PSAK No. 62 (Revisi 2010), “Kontrak Asuransi”; PSAK No. 63 (Revisi 2010), “Pelaporan Keuangan dalam Ekonomi Hiperinflasi”;
-
PSAK No. 64 (Revisi 2011), “Aktivitas Eksplorasi dan Evaluasi Pada Pertambangan Sumber Daya Mineral”; ISAK No. 13, “Lindung Nilai Investasi Neto dalam Kegiatan Usaha Luar Negeri”; ISAK No. 15, “Batas Aset Imbalan Pasti, Persyaratan Pendanaan Minimum dan Interaksinya”; ISAK No. 16, “Pengaturan Konsesi Jasa”;
-
-
-
-
-
ISAK No. 18, “Bantuan Pemerintah – Tidak Berelasi Spesifik dengan Aktivitas Operasi”;
-
-
ISAK No. 19, “Penerapan Pendekatan Penyajian Kembali dalam PSAK 63; Pelaporan Keuangan dalam Ekonomi Hiperinflasi”;
-
-
ISAK No. 20, “Pajak Penghasilan - Perubahan dalam Status Pajak Entitas atau Para Pemegang Sahamnya”;
-
PT Bukit Asam Tbk
.
Laporan Tahunan 2011
SFAS No. 24 (Revised 2010), “Employee Benefits”; SFAS No. 26 (Revised 2011), “Borrowing Costs”; SFAS No. 28 (Revised 2010), “Accounting for Loss Insurance”; SFAS No. 30 (Revised 2011), “Leases”; SFAS No. 33 (Revised 2011), “Stripping Activities and Environmental Management in General Mining”; SFAS No. 34 (Revised 2010), “Construction Contracts”; SFAS No. 36 (Revised 2010), “Accounting for Life Insurance”; SFAS No. 45 (Revised 2010), “Financial Reporting of Non-Profit Organizations”; SFAS No. 46 (Revised 2010), “Income Taxes”; SFAS No. 50 (Revised 2010), “Financial Instruments: Presentation”; SFAS No. 53 (Revised 2010), “Sharebased Payments”; SFAS No. 55 (Revised 2011), “Financial Instruments: Presentation and Disclosures”; SFAS No. 60, “Financial Instruments: Disclosures”; SFAS No. 61, “Accounting for Government Grants and Disclosure of Government Assistance”; SFAS No. 62 (Revised 2010), “Insurance Contracts”; SFAS No. 63 (Revised 2010), “Financial Reporting in Hyperinflationary Economies”; SFAS No. 64 (Revised 2011), “Exploration and Evaluation Activity of Mineral Resources”; IFAS No. 13, “Hedges of a Net Investment in a Foreign Operation”; IFAS No. 15, “The Limit on a Defined Benefit Asset, Minimum Funding Requirements and their Interaction”; IFAS No. 16, “Service Concession Arrangements”; IFAS No. 18, “Government Assistance No Specific Relation to Operating Activities”; IFAS No. 19, “Implementation of Restatement Approach in SFAS 63: Financial Reporting in Hyperinflation Economies”; IFAS No. 20, “Income Taxes - Changes in the Tax Status of an Entity or its Shareholders”;
120
184
266
278
Pembahasan dan Analisis Manajemen
Laporan Tata Kelola Perusahaan
Laporan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Data Perseroan
Management Discussion & Analysis
Corporate Governance Report
Corporate Social Responsibilities
305
Laporan Keuangan
Corporate Data
369
Financial Statements
PT BUKIT ASAM (PERSERO) Tbk DAN ENTITAS ANAK/AND SUBSIDIARIES Lampiran 5/53 Schedule CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2011 DAN 2010 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
3. PERUBAHAN KEBIJAKAN PENGUNGKAPAN (lanjutan)
AKUNTANSI
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2011 AND 2010 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
DAN
3.
iv. Standar, revisi dan interpretasi baru yang telah diterbitkan, tetapi belum berlaku efektif untuk tahun buku yang dimulai pada atau setelah tanggal 1 Januari 2012 dan tidak diterapkan lebih awal (lanjutan) -
iv. New standards, amendments and interpretations issued but not effective for the financial year beginning 1 January 2012 and not early adopted (continued)
ISAK No. 22, “Perjanjian Konsesi Jasa: Pengungkapan”; ISAK No. 23, “Sewa Operasi – Insentif”;
-
ISAK No. 24, “Evaluasi Substansi beberapa transaksi yang melibatkan suatu bentuk legal sewa”; ISAK No. 25, “Hak Atas Tanah; dan ISAK No. 26, “Penilaian Ulang Derivatif Melekat”.
-
-
-
IFAS No. 22, “Service Concession Agreement: Disclosure”; IFAS No. 23, “Operating Lease: Incentives”; IFAS No. 24, “Substance Evaluation of Several Transactions Involving a Legal Form of Lease”; IFAS No. 25, “Land Rights”; and IFAS No. 26, “Reassessment of embedded derivatives”.
Pada saat penerbitan laporan keuangan konsolidasian, manajemen masih mempelajari dampak yang mungkin timbul dari penerapan standar/interpretasi ini dan pengaruhnya pada laporan keuangan konsolidasian Grup.
As of the date of issuance of the consolidated financial statements, management is still evaluating the impact of these revised standards/interpretations and their effect on the Group‟s consolidated financial statements.
v. Pencabutan standar akuntasi dan interpretasi berikut ini telah diterbitkan dan diwajibkan untuk tahun yang dimulai sejak atau setelah 1 Januari 2012:
v. The following withdrawal of accounting standards and interpretations have been published and are mandatory for the financial year beginning on or after 1 January 2012:
-
4.
CHANGES IN ACCOUNTING POLICIES AND DISCLOSURE (continued)
PSAK No. 11, ”Penjabaran Laporan Keuangan dalam Mata Uang Asing”; PSAK No. 27, “Akuntansi Koperasi”;
-
PSAK No. 29, “Akuntansi Minyak dan Gas Bumi”; PSAK No. 39, “Akuntansi Kerja Sama Operasi”; PSAK No. 52, ”Mata Uang Pelaporan”; dan ISAK No. 4, “Alternatif Perlakuan yang Diizinkan atas Selisih Kurs”.
-
ESTIMASI DAN PENILAIAN AKUNTANSI PENTING Penyusunan laporan keuangan konsolidasian sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia mengharuskan manajemen untuk membuat estimasi dan asumsi yang mempengaruhi jumlah aset dan liabilitas yang dilaporkan dan pengungkapan aset dan liabilitas kontinjen pada tanggal laporan keuangan konsolidasian, serta jumlah pendapatan dan beban selama periode pelaporan. Estimasi, asumsi dan penilaian tersebut dievaluasi secara terus menerus dan berdasarkan pengalaman historis dan faktorfaktor lainnya, termasuk harapan peristiwa di masa mendatang yang memungkinkan.
-
-
4.
SFAS No. 11, “Translation of Financial Statements in Foreign Currencies”; SFAS No. 27, “Accounting for Cooperatives”; SFAS No. 29, “Accounting for Oil and Gas”; SFAS No. 39, “Accounting for Joint Operations”; SFAS No. 52, “Reporting Currencies”; and IFAS No. 4, “Allowable Alternative Treatments of Foreign Exchange Differences”.
CRITICAL ACCOUNTING JUDGEMENTS
ESTIMATES
AND
The preparation of consolidated financial statements in conformity with Indonesian Financial Accounting Standards requires management to make estimates and assumptions that affect the reported amounts of assets and liabilities and disclosure of contingent assets and liabilities at the date of the consolidated financial statements and the reported amounts of revenue and expenses during the reporting period. Estimates, assumption and judgements are continually evaluated and are based on historical experience and other factors, including expectations of future events that are believed to be reasonable under the circumstances. PT Bukit Asam Tbk
. 2011 Annual Report
16
26
36
46
70
Ikhtisar Utama
Informasi Perseroan
Informasi Bagi Investor
Laporan Manajemen
Main Highlights
Corporate Information
Investors Information
Management Report
Laporan Pengelolaan Operasional
370
Operational Management Report
PT BUKIT ASAM (PERSERO) Tbk DAN ENTITAS ANAK/AND SUBSIDIARIES Lampiran 5/54 Schedule CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2011 DAN 2010 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
4.
ESTIMASI DAN PENILAIAN AKUNTANSI PENTING (lanjutan)
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2011 AND 2010 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
4.
CRITICAL ACCOUNTING JUDGEMENTS (continued)
ESTIMATES
AND
Grup telah mengidentifikasi kebijakan akuntansi penting berikut dimana dibutuhkan pertimbangan, estimasi dan asumsi signifikan yang dibuat dan di mana hasil aktual dapat berbeda dari estimasi tersebut berdasarkan asumsi dan kondisi yang berbeda dan dapat mempengaruhi secara material hasil keuangan atau posisi keuangan yang dilaporkan dalam periode mendatang.
The Group has identified the following critical accounting policies under which significant judgements, estimates and assumptions are made and where actual results may differ from these estimates under different assumptions and conditions and may materially affect financial results or the financial position reported in future periods.
Rincian lebih lanjut mengenai sifat dari asumsiasumsi dan kondisi-kondisi tersebut dapat ditemukan dalam catatan yang relevan atas laporan keuangan konsolidasian.
Further details of the nature of these assumptions and conditions may be found in the relevant notes to the consolidated financial statements.
(i)
(i) Reserve estimates
Estimasi cadangan Cadangan adalah estimasi jumlah produk yang dapat secara ekonomis maupun legal diekstrasi dari aset Grup. Untuk memperkirakan cadangan batubara, perlu ditentukan asumsi mengenai faktor-faktor geologis, teknis dan ekonomis termasuk jumlah produksi, teknik produksi, nisbah kupas, biaya produksi, biaya transportasi, permintaan komoditas, harga-harga komoditas dan nilai tukar mata uang.
Reserves are estimates of the amount of product that can be economically and legally extracted from the Group‟s properties. In order to estimate coal reserves, assumptions are required about a range of geological, technical and economic quantities, production factors, including techniques, stripping ratio, production costs, transport costs, commodity demand, commodity prices and exchange rates.
Memperkirakan jumlah dan/atau nilai kalori cadangan batubara membutuhkan ukuran, bentuk dan kedalaman tubuh batubara atau lapangan yang akan ditentukan dengan menganalisis data geologi seperti “uji petik” (sampel) pengeboran. Proses ini mungkin memerlukan penilaian geologi yang kompleks dan sulit untuk menginterpretasikan data.
Estimating the quantity and/or calorific value of coal reserves requires the size, shape and depth of coal bodies or fields to be determined by analysing geological data such as drilling samples. This process may require complex and difficult geological judgements to interpret the data.
Karena asumsi ekonomi yang digunakan untuk memperkirakan cadangan berubah dari waktu ke waktu, dan karena data geologi tambahan yang dihasilkan selama operasi, perkiraan cadangan dapat berubah dari waktu ke waktu. Perubahan cadangan yang dilaporkan dapat mempengaruhi hasil dan posisi keuangan Grup dalam berbagai cara, diantaranya:
Because the economic assumptions used to estimate reserves change from period to period, and because additional geological data is generated during the course of operations, estimates of reserves may change from period to period. Changes in reported reserves may affect the Group‟s financial results and financial position in a number of ways, including:
•
•
•
Nilai tercatat aset dapat terpengaruh akibat perubahan estimasi arus kas masa depan. Penyusutan dan amortisasi yang dibebankan ke dalam laporan laba-rugi konsolidasian dapat berubah apabila beban-beban tersebut ditentukan berdasarkan unit produksi, atau jika masa manfaat ekonomi umur aset berubah.
PT Bukit Asam Tbk
.
Laporan Tahunan 2011
•
Asset carrying values may be affected due to changes in estimated future cash flows. Depreciation and amortisation charged in the consolidated statements of income may change where such charges are determined on a units of production basis, or where the useful economic lives of assets change.
120
184
266
278
Pembahasan dan Analisis Manajemen
Laporan Tata Kelola Perusahaan
Laporan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Data Perseroan
Management Discussion & Analysis
Corporate Governance Report
Corporate Social Responsibilities
305
Laporan Keuangan
Corporate Data
371
Financial Statements
PT BUKIT ASAM (PERSERO) Tbk DAN ENTITAS ANAK/AND SUBSIDIARIES Lampiran 5/55 Schedule CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2011 DAN 2010 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 4.
ESTIMASI DAN PENILAIAN AKUNTANSI PENTING (lanjutan) (i)
Estimasi cadangan (lanjutan) •
•
Provisi untuk aktivitas purnaoperasi, restorasi lokasi aset, dan hal-hal yang berkaitan dengan lingkungan dapat berubah apabila terjadi perubahan dalam perkiraan cadangan yang mempengaruhi ekspektasi tentang waktu atau biaya kegiatan ini. Nilai tercatat aset/liabilitas pajak tangguhan dapat berubah karena perubahan estimasi pemulihan manfaat pajak.
(ii) Biaya eksplorasi dan evaluasi
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2011 AND 2010 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated) 4.
CRITICAL ACCOUNTING JUDGEMENTS (continued)
ESTIMATES
AND
(i) Reserve estimates (continued) •
Decommissioning, site restoration and environmental provision may change where changes in estimated reserves affect expectations about the timing or cost of these activities.
•
The carrying value of deferred tax assets/liabilities may change due to changes in estimates of the likely recovery of the tax benefits.
(ii) Exploration and evaluation expenditure
Kebijakan akuntansi Grup untuk biaya eksplorasi dan evaluasi mengakibatkan biaya tertentu dikapitalisasi untuk sebuah area of interest yang dianggap dapat dipulihkan oleh eksploitasi di masa depan atau penjualan atau di mana kegiatan tambang belum mencapai tahap tertentu yang memungkinkan dilakukan penilaian yang wajar atas keberadaan cadangan. Kebijakan ini mengharuskan manajemen untuk membuat estimasi dan asumsi tertentu atas peristiwa dan keadaan di masa depan, khususnya apakah operasi eksploitasi dapat di laksanakan secara ekonomis.
The Group‟s accounting policy for exploration and evaluation expenditure results in certain items of expenditure being capitalised for an area of interest where it is considered likely to be recoverable by future exploitation or sale or where the activities have not reached a stage which permits a reasonable assessment of the existence of reserves. This policy requires management to make certain estimates and assumptions as to future events and circumstances, in particular whether an economically viable extraction operation can be established.
Setiap perkiraan dan asumsi tersebut dapat berubah seiring tersedianya informasi baru. Jika, setelah dilakukan kapitalisasi atas biaya berdasarkan kebijakan ini, suatu pertimbangan dibuat bahwa pemulihan biaya dianggap tidak dimungkinkan, biaya yang telah dikapitalisasi tersebut akan dibebankan ke dalam laporan laba-rugi komprehensif konsolidasian.
Any such estimates and assumptions may change as new information becomes available. If, after having capitalised the expenditure under the policy, a judgement is made that recovery of the expenditure is unlikely, the relevant capitalised amount will be written off to the statement of comprehensive consolidated income.
(iii) Biaya pengembangan Kegiatan pengembangan dimulai setelah dilakukan pengesahan proyek oleh tingkat manajemen yang berwenang. Pertimbangan diterapkan oleh manajemen dalam menentukan kelayakan suatu proyek secara ekonomis. Dalam melakukan pertimbangan ini, manajemen perlu membuat estimasi dan asumsi tertentu yang serupa dengan kapitalisasi biaya eksplorasi dan evaluasi yang dijelaskan di atas.
(iii) Development expenditure Development activities commence after a project is sanctioned by the appropriate level of management. Judgement is applied by management in determining when a project is economically viable. In exercising this judgement, management is required to make certain estimates and assumptions similar to those described above for capitalised exploration and evaluation expenditure.
PT Bukit Asam Tbk
. 2011 Annual Report
16
26
36
46
70
Ikhtisar Utama
Informasi Perseroan
Informasi Bagi Investor
Laporan Manajemen
Main Highlights
Corporate Information
Investors Information
Management Report
Laporan Pengelolaan Operasional
372
Operational Management Report
PT BUKIT ASAM (PERSERO) Tbk DAN ENTITAS ANAK/AND SUBSIDIARIES Lampiran 5/56 Schedule CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2011 DAN 2010 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2011 AND 2010 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
4. ESTIMASI DAN PENILAIAN AKUNTANSI PENTING (lanjutan) (iii) Biaya pengembangan (lanjutan)
lingkungan
CRITICAL ACCOUNTING JUDGEMENTS (continued)
ESTIMATES
AND
(iii) Development expenditure (continued)
Setiap estimasi dan asumsi tersebut dapat berubah seiring tersedianya informasi baru. Jika, setelah kegiatan pengembangan dimulai, berdasarkan pertimbangan bahwa ternyata terjadi penurunan nilai aset dalam biaya pengembangan yang ditangguhkan, penurunan nilai tersebut akan dibebankan ke dalam laporan laba-rugi konsolidasian. (iv) Provisi untuk reklamasi penutupan tambang
4.
Any such estimates and assumptions may change as new information becomes available. If, after development activity has commenced, a judgement is made that a development asset is impaired, the appropriate amount will be written off to the consolidated statement of income.
dan
(iv) Provision for environmental reclamation and mine closure
Kebijakan akuntansi Grup atas pengakuan provisi untuk reklamasi lingkungan dan penutupan tambang membutuhkan estimasi dan asumsi yang signifikan seperti: persyaratan kerangka hukum dan peraturan yang relevan; besarnya kemungkinan kontaminasi serta waktu, luas dan biaya yang dibutuhkan untuk kegiatan reklamasi lingkungan dan penutupan tambang. Ketidakpastian ini dapat mengakibatkan perbedaan antara jumlah pengeluaran aktual di masa depan dari jumlah yang disisihkan pada saat ini. Provisi yang diakui pada setiap lokasi di tinjau secara berkala dan diperbarui berdasarkan fakta-fakta dan keadaan pada saat itu.
The Group‟s accounting policy for the recognition of environmental reclamation and mine closure provisions requires significant estimates and assumptions such as: requirements of the relevant legal and regulatory framework; the magnitude of possible contamination and the timing, extent and costs of required environmental reclamation and mine closure activity. These uncertainties may result in future actual expenditure differing from the amounts currently provided. The provision recognised for each site is periodically reviewed and updated based on the facts and circumstances available at the time.
(v) Pajak penghasilan Pertimbangan dan asumsi dibutuhkan dalam menentukan penyisihan modal dan pengurangan beban tertentu selama estimasi provisi pajak penghasilan untuk setiap perusahaan dalam Grup. Banyaknya transaksi dan perhitungan yang dapat menyebabkan ketidakpastian didalam penentuan kewajiban pajak. Apabila terdapat perbedaan perhitungan pajak dengan jumlah yang telah dicatat, perbedaan tersebut akan berdampak pada pajak penghasilan dan pajak tangguhan dalam periode dimana penentuan pajak tersebut dibuat.
PT Bukit Asam Tbk
.
Laporan Tahunan 2011
(v) Income taxes Judgement and assumptions are required in determining capital allowances and the deductibility of certain expenses during the estimation of the provision for income taxes for the Group. There are many transactions and calculations for which the ultimate tax determination is uncertain during the ordinary course of business. Where the final tax outcome of these matters is different from the amounts that were initially recorded, these differences will have an impact on the income tax and deferred income tax provision in the period in which the determination was made.
120
184
266
278
Pembahasan dan Analisis Manajemen
Laporan Tata Kelola Perusahaan
Laporan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Data Perseroan
Management Discussion & Analysis
Corporate Governance Report
Corporate Social Responsibilities
305
Laporan Keuangan
Corporate Data
373
Financial Statements
PT BUKIT ASAM (PERSERO) Tbk DAN ENTITAS ANAK/AND SUBSIDIARIES Lampiran 5/57 Schedule CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2011 DAN 2010 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
4. ESTIMASI DAN PENILAIAN AKUNTANSI PENTING (lanjutan) (v) Pajak penghasilan (lanjutan) Aset pajak tangguhan, termasuk yang timbul dari rugi fiskal, penyisihan modal, dan perbedaan temporer, diakui hanya apabila dianggap lebih mungkin daripada tidak bahwa mereka dapat diterima kembali, dimana hal ini tergantung pada kecukupan pembentukan laba kena pajak di masa depan. Asumsi pembentukan laba kena pajak di masa depan bergantung pada estimasi manajemen untuk arus kas di masa depan. Hal ini bergantung pada estimasi produksi, volume penjualan barang atau jasa, harga komoditas, cadangan, biaya operasi, biaya penutupan dan rehabilitasi tambang, belanja modal, dividen dan transaksi manajemen lainnya di masa depan.
(vi) Penurunan nilai aset non-keuangan
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2011 AND 2010 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
4.
CRITICAL ACCOUNTING JUDGEMENTS (continued)
ESTIMATES
AND
(v) Income taxes (continued) Deferred tax assets, including those arising from unrecouped tax losses, capital allowances and temporary differences, are recognised only where it is considered more likely than not that they will be recovered, which is dependent on the generation of sufficient future taxable profits. Assumptions about the generation of future taxable profits depend on management‟s estimates of future cash flows. These depend on estimates of future production, sales volumes or sales of service, commodity prices, reserves, operating costs, closure and rehabilitation costs, capital expenditure, dividends and other capital management transactions. (vi) Impairment of non-financial assets
Sesuai dengan kebijakan akuntansi Grup, setiap aset atau unit penghasil kas dievaluasi pada setiap periode pelaporan untuk menentukan ada tidaknya indikasi penurunan nilai aset. Jika terdapat indikasi tersebut, akan dilakukan perkiraan atas nilai aset yang dapat kembali dan kerugian akibat penurunan nilai akan diakui sebesar selisih antara nilai tercatat aset dengan nilai yang dapat dipulihkan kembali dari aset tersebut. Jumlah nilai yang dapat dipulihkan kembali dari sebuah aset atau kelompok aset penghasil kas diukur berdasarkan nilai yang lebih tinggi antara nilai wajar dikurangi biaya untuk menjual dan nilai pakai aset.
In accordance with the Group‟s accounting policy, each asset or cash generating unit is evaluated every reporting period to determine whether there are any indications of impairment. If any such indication exists, a formal estimate of the recoverable amount is performed and an impairment loss recognised to the extent that the carrying amount exceeds the recoverable amount. The recoverable amount of an asset or cash generating group of assets is measured at the higher of fair value less costs to sell and value in use.
Penentuan nilai wajar dan nilai pakai membutuhkan manajemen untuk membuat estimasi dan asumsi atas produksi yang diharapkan dan volume penjualan, harga komoditas (mempertimbangkan harga saat ini dan masa lalu, tren harga dan faktor-faktor terkait), cadangan (lihat 'Estimasi Cadangan' di atas), biaya operasi, biaya reklamasi lingkungan dan penutupan tambang serta belanja modal di masa depan. Estimasi dan asumsi ini terpapar risiko dan ketidakpastian; sehingga ada kemungkinan perubahan situasi dapat mengubah proyeksi ini, yang dapat mempengaruhi nilai aset yang dapat dipulihkan kembali. Dalam keadaan seperti itu, sebagian atau seluruh nilai tercatat aset mungkin akan mengalami penurunan nilai lebih lanjut atau terjadi pengurangan rugi penurunan nilai yang dampaknya akan dicatat dalam laporan laba-rugi komprehensif konsolidasian.
The determination of fair value and value in use requires management to make estimates and assumptions about expected production and sales volumes, commodity prices (considering current and historical prices, price trends and related factors), reserves (see „Reserve estimates‟ above), operating costs, environmental reclamation and mine closure costs, and future capital expenditure. These estimates and assumptions are subject to risk and uncertainty; hence there is a possibility that changes in circumstances will alter these projections, which may impact the recoverable amount of the assets. In such circumstances, some or all of the carrying value of the assets may be further impaired, or the impairment charge reduced, with the impact recorded in the consolidated statement of comprehensive income.
PT Bukit Asam Tbk
. 2011 Annual Report
16
26
36
46
70
Ikhtisar Utama
Informasi Perseroan
Informasi Bagi Investor
Laporan Manajemen
Main Highlights
Corporate Information
Investors Information
Management Report
Laporan Pengelolaan Operasional
374
Operational Management Report
PT BUKIT ASAM (PERSERO) Tbk DAN ENTITAS ANAK/AND SUBSIDIARIES Lampiran 5/58 Schedule CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2011 DAN 2010 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 4. ESTIMASI DAN PENILAIAN AKUNTANSI PENTING (lanjutan) (vii) Kewajiban pensiun
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2011 AND 2010 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated) 4.
CRITICAL ACCOUNTING JUDGEMENTS (continued)
ESTIMATES
AND
(vii) Pension obligation
Nilai kini kewajiban pensiun tergantung pada sejumlah faktor yang ditentukan berdasarkan basis dari aktuaria dengan menggunakan sejumlah asumsi. Asumsi yang digunakan dalam menentukan biaya (pendapatan) bersih untuk pensiun termasuk tingkat diskonto, perubahan remunerasi masa depan, tingkat pengurangan karyawan, tingkat harapan hidup dan periode sisa yang diharapkan dari masa aktif karyawan. Setiap perubahan dalam asumsi-asumsi ini akan berdampak pada nilai tercatat atas kewajiban pensiun.
The present value of the pension obligation depends on a number of factors that are determined on an actuarial basis using a number of assumptions. The assumptions used in determining the net cost (income) for pensions include the discount rate, future remuneration changes, employee attrition rates, life expectancy and expected remaining periods of service of employees. Any changes in these assumptions will have an impact on the carrying amount of pension obligation.
Grup menentukan tingkat diskonto yang sesuai pada setiap akhir tahun. Tingkat suku bunga inilah yang digunakan untuk menentukan nilai kini dari estimasi arus kas keluar masa depan yang akan dibutuhkan untuk memenuhi kewajiban pensiun. Dalam menentukan tingkat diskonto yang sesuai, Grup mengggunakan tingkat suku bunga obligasi korporat berkualitas tinggi (atau obligasi pemerintah, dengan pertimbangan saat ini tidak ada pasar aktif untuk obligasi korporat berkualitas tinggi) dalam mata uang yang sama dengan mata uang imbalan yang akan dibayarkan dan memiliki waktu jatuh tempo yang kurang lebih sama dengan waktu jatuh tempo kewajiban pensiun yang bersangkutan.
The Group determines the appropriate discount rate at the end of each year. This is the interest rate that should be used to determine the present value of estimated future cash outflows expected to be required to settle the pension obligation. In determining the appropriate discount rate, the Group considers the interest rates of high-quality corporate bonds (or government bonds, if there is no deep market for high quality corporate bonds) that are denominated in the currency in which the benefits will be paid and that have terms to maturity approximating the terms of the related pension obligation.
Asumsi kunci lainnya untuk kewajiban pensiun didasarkan sebagian pada kondisi pasar saat ini.
Other key assumptions for pension obligation benefits are based in part on current market conditions.
Jika tingkat diskonto berbeda 1% dari estimasi manajemen, nilai kini kewajiban diestimasi akan lebih rendah sebesar Rp 335.600 atau lebih tinggi sebesar Rp 425.558
Were the discount rate used to differ by 1% from management‟s estimates, the estimated present value of obligations would be Rp 335,600 lower or Rp 425,558 higher.
PT Bukit Asam Tbk
.
Laporan Tahunan 2011
305
120
184
266
278
Pembahasan dan Analisis Manajemen
Laporan Tata Kelola Perusahaan
Laporan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Data Perseroan
Management Discussion & Analysis
Corporate Governance Report
Corporate Social Responsibilities
Laporan Keuangan
Corporate Data Financial Statements
PT BUKIT ASAM (PERSERO) Tbk DAN ENTITAS ANAK/AND SUBSIDIARIES Lampiran 5/59 Schedule CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2011 DAN 2010 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
5.
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2011 AND 2010 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
AKUISISI
5.
Pada tanggal 19 September 2008, Perusahaan mengakuisisi 51% kepemilikan saham IPC dengan jumlah pembayaran sebesar USD 17,85 juta atau setara dengan Rp 163,9 miliar dari pemegang saham lama PT Mega Raya Kusuma (“PTMRK”) dan PT Rajawali Corpora (“PTRC”). Perusahaan mengakui properti pertambangan setelah mengalokasikan harga perolehan ke nilai wajar aset bersih yang diperoleh setelah dikurangi alokasi goodwill negatif yang timbul ke aset non-moneter teridentifikasi seperti dirinci di bawah ini: Harga perolehan Alokasi harga perolehan: - Aset lancar - Aset tetap - Properti pertambangan (lihat Catatan 12) - Aset tidak lancar lainnya - Liabilitas lancar - Liabilitas jangka panjang - Liabilitas pajak tangguhan - Kepentingan non-pengendali - Goodwill negatif yang dialokasikan ke aset non-moneter teridentifikasi
ACQUISITION On 19 September 2008, the Company acquired 51% of the shares of IPC with the total consideration paid of USD 17.85 million or equivalent to Rp 163.9 billion from the previous shareholders PT Mega Raya Kusuma (“PTMRK”) and PT Rajawali Corpora (“PTRC”). The Company recognised mining property after purchase price allocation to the fair value of net assets acquired net of negative goodwill allocation to the identifiable non-monetary assets as detailed below:
163,934
Purchase consideration Purchase price allocation: Current assets Fixed assets Mining property (refer to Note 12) Other non-current assets Current liabilities Non-current liabilities Deferred tax liabilities Non-controlling interest Negative goodwill allocated to the identifiable non-monetary assets
375 83,198 199,063 47,856 (163) (9,401) (49,766) (59,714) (47,514) 163,934
6.
KAS DAN SETARA KAS
6.
Kas dan setara kas terdiri dari:
Cash and cash equivalents consist of the following: 2010
2011 Kas Kas di bank Rupiah Pihak ketiga - PT Bank Permata Tbk - Citibank - Deutsche Bank AG - Standard Chartered Bank - PT CIMB Niaga Tbk Pihak yang berelasi - PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk - PT Bank Mandiri (Persero) Tbk - PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk - PT Bank Pembangunan Daerah Sumatera Selatan dan Bangka Belitung - Bank Pembangunan Daerah Kalimantan Timur
CASH AND CASH EQUIVALENTS
217
568 174 13 9 4
189
Cash on hand
473 843 217 14,642 57
Cash in banks Rupiah Third parties PT Bank Permata Tbk Citibank Deutsche Bank AG Standard Chartered Bank PT CIMB Niaga Tbk -
37,111 31,905
25,212 23,490
2,041
4,695
157
-
111
65
Related parties PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk PT Bank Mandiri (Persero)Tbk PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk PT Bank Pembangunan Daerah Sumatera Selatan dan Bangka Belitung Bank Pembangunan Daerah Kalimantan Timur
PT Bukit Asam Tbk
. 2011 Annual Report
375
16
26
36
46
70
Ikhtisar Utama
Informasi Perseroan
Informasi Bagi Investor
Laporan Manajemen
Main Highlights
Corporate Information
Investors Information
Management Report
Laporan Pengelolaan Operasional
376
Operational Management Report
PT BUKIT ASAM (PERSERO) Tbk DAN ENTITAS ANAK/AND SUBSIDIARIES Lampiran 5/60 Schedule CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2011 DAN 2010 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 6.
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2011 AND 2010 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
KAS DAN SETARA KAS (lanjutan)
6. 2011
Dolar Amerika Serikat Pihak ketiga - Standard Chartered Bank - Deutsche Bank AG - PT Bank Permata Tbk - Citibank Pihak yang berelasi - PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk - PT Bank Mandiri (Persero)Tbk Jumlah kas di bank Deposito berjangka (jatuh tempo dalam jangka waktu 3 bulan) Rupiah Pihak yang berelasi - PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk - PT Bank Mandiri (Persero) Tbk - PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk - PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk - PT Bank Pembangunan Daerah Sumatera Selatan dan Bangka Belitung - PT Bank Pembangunan Daerah Kalimantan Timur Dolar Amerika Serikat Pihak yang berelasi - PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk - PT Bank Mandiri (Persero) Tbk Jumlah deposito berjangka
PT Bukit Asam Tbk
.
Laporan Tahunan 2011
2,171 1,504 931 601
CASH AND CASH EQUIVALENTS (continued) 2010
2,164 492 160 43
US Dollars Third parties Standard Chartered Bank Deutsche Bank AG PT Bank Permata Tbk Citibank -
84,695 19,773
45 20,410
Related parties PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk PT Bank Mandiri (Persero) Tbk -
181,768
93,008
Total cash in bank Time deposits
2,640,000 2,175,000
1,875,000 1,568,000
1,075,000
825,000
368,000
461,000
210,000
10,000
5,286
1,598
(maturity within three months) Rupiah Related parties PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk PT Bank Mandiri (Persero)Tbk PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk PT Bank Pembangunan Daerah Sumatera Selatan dan Bangka Belitung PT Bank Pembangunan Daerah Kalimantan Timur
136,020 -
89,910 130,370
US Dollars Related parties PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk PT Bank Mandiri (Persero) Tbk -
6,609,306
4,960,878
6,791,291
5,054,075
Total time deposits
305
120
184
266
278
Pembahasan dan Analisis Manajemen
Laporan Tata Kelola Perusahaan
Laporan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Data Perseroan
Management Discussion & Analysis
Corporate Governance Report
Corporate Social Responsibilities
Laporan Keuangan
Corporate Data Financial Statements
PT BUKIT ASAM (PERSERO) Tbk DAN ENTITAS ANAK/AND SUBSIDIARIES Lampiran 5/61 Schedule CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2011 DAN 2010 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 6.
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2011 AND 2010 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
KAS DAN SETARA KAS (lanjutan)
6.
Suku bunga deposito berjangka selama tahun 2011 berada pada rentang berikut: 2011 Deposito Rupiah 6.50% - 8.25% Deposito Dolar Amerika Serikat 0.50% - 2.75%
The interest rates of time deposits during 2011 are in the range as follows: 2010 5.30% - 8.00% Rupiah deposits 0.12% - 2.25% US Dollar deposits
Lihat Catatan 33 untuk rincian saldo dan transaksi dengan pihak yang berelasi. 7.
Refer to Note 33 for details of related party balances and transactions.
PIUTANG USAHA
7.
Piutang usaha terdiri dari:
Dolar Amerika Serikat - Dragon Energy Corp. - Phoenix Resources Inc. - Zhuhai Jindian Fuel Co. Ltd. - Sojitz Corp. - GE Marine Sdn. Bhd. - Queda Corp. Sdn. Bhd. - SMJ Corp. Sdn. Bhd. - Idemitsu Kosan, Co. Ltd. - Chaozhou City Yatai Energy Co. Ltd. - Gold Manor International Ltd. - Aempire Resources Ltd. - Lianex Corp. - Nomura Trading - PT Oorja Indo KGS - FDK Resources - Lainnya (masing-masing di bawah Rp 5.000)
Dikurangi: Penyisihan penurunan nilai
TRADE RECEIVABLES Trade receivables consist of: 2010
2011 Pihak ketiga Rupiah - PT Dayaindo Resources International Tbk - PT Risna Karya Wardhana International - PT Masa Jaya Perkasa - PT Artha Aneka Samudera - PT Titian Bina Kenari - PT Mari Bersama Maju - Lain-lain (masing-masing di bawah Rp 5.000)
CASH AND CASH EQUIVALENTS (continued)
Third Parties Rupiah PT Dayaindo Resources International Tbk PT Risna Karya Wardhana International PT Masa Jaya Perkasa PT Artha Aneka Samudera PT Titian Bina Kenari PT Mari Bersama Maju -
14,693
15,693
9,938 5,690 5,253 -
23,584 13,934 6,001 15,602 13,999
36,430
45,412
150,781 83,077 45,829 19,088 6,246 6,051 5,724 -
28,839 20,678 60,537
-
47,411 43,647 28,430 14,962 14,933 8,618 5,251
US Dollar Dragon Energy Corp. Phoenix Resources Inc. Zhuhai Jindian Fuel Co. Ltd. Sojitz Corp. GE Marine Sdn. Bhd. Queda Corp. Sdn. Bhd. SMJ Corp. Sdn. Bhd. Idemitsu Kosan, Co. Ltd. Chaozhou City Yatai Energy Co. Ltd. Gold Manor International Ltd. Aempire Resources Ltd. Lianex Corp. Nomura Trading PT Oorja Indo KGS FDK Resources -
7,259
12,472
Others (each below Rp 5,000) -
396,059
420,003
(60,212)
(37,083)
335,847
382,920
Others (each below Rp 5,000) -
Less: Provision for impairment
PT Bukit Asam Tbk
. 2011 Annual Report
377
16
26
36
46
70
Ikhtisar Utama
Informasi Perseroan
Informasi Bagi Investor
Laporan Manajemen
Main Highlights
Corporate Information
Investors Information
Management Report
Laporan Pengelolaan Operasional
378
Operational Management Report
PT BUKIT ASAM (PERSERO) Tbk DAN ENTITAS ANAK/AND SUBSIDIARIES Lampiran 5/62 Schedule CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2011 DAN 2010 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
7.
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2011 AND 2010 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
PIUTANG USAHA (lanjutan) Pihak yang berelasi Rupiah - PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) - PT Indonesia Power - PT Semen Baturaja (Persero) - PT Semen Padang (Persero) Dolar Amerika Serikat - PT Timah (Persero) Tbk
Jumlah piutang usaha
7.
455,393 368,456 7,786 5,725
185,685 385,636 11,981 25,156
Related parties Rupiah PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) PT Indonesia Power PT Semen Baturaja (Persero) PT Semen Padang (Persero) -
6,988
5,800
US Dollars PT Timah (Persero) Tbk -
844,348
614,258
1,180,195
997,178
Analisis umur piutang usaha adalah sebagai berikut: 2011 Lancar Jatuh tempo 1 – 30 hari Jatuh tempo 30 – 150 hari Jatuh tempo > 150 hari
Dikurangi: Penyisihan penurunan nilai
TRADE RECEIVABLES (continued)
The aging analysis of trade receivables is as follows: 2010
1,080,842 86,230 1,128 72,207
897,364 27,241 7,438 102,218
1,240,407
1,034,261
(60,212) 1,180,195
Perubahan penyisihan penurunan nilai adalah sebagai berikut: 2011 Penyisihan penurunan nilai – awal Dibebankan ke laporan laba-rugi konsolidasian tahun ini Penerimaan kembali atas piutang yang telah diturunkan nilainya
37,083
Penyisihan penurunan nilai – akhir
60,212
26,669 (3,540)
Total trade receivables
(37,083)
Current Overdue 1 – 30 days Overdue 30 – 150 days Overdue > 150 days
Less: Provision for impairment
997,178 Changes in the amounts of the provision for impairment are as follows: 2010 Provision for impairment – beginning Charge to the consolidated 6,940 statement of income this year Proceeds from previously impaired (17,995) amounts 48,138
37,083
Provision for impairment – ending
Berdasarkan hasil penelaahan dari masing-masing akun piutang usaha pada akhir tahun, manajemen Grup berkeyakinan bahwa nilai penyisihan penurunan nilai telah memadai untuk menutup kemungkinan kerugian atas tidak tertagihnya piutang.
Based on a review of the status of the individual trade receivable accounts at year end, the Group‟s management believes that the provision for impairment is adequate to cover possible losses from the non-collection of the accounts.
Lihat Catatan 33 untuk rincian saldo dan transaksi dengan pihak yang berelasi.
See Note 33 for details of related party balances and transactions.
PT Bukit Asam Tbk
.
Laporan Tahunan 2011
305
120
184
266
278
Pembahasan dan Analisis Manajemen
Laporan Tata Kelola Perusahaan
Laporan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Data Perseroan
Management Discussion & Analysis
Corporate Governance Report
Corporate Social Responsibilities
Laporan Keuangan
Corporate Data Financial Statements
PT BUKIT ASAM (PERSERO) Tbk DAN ENTITAS ANAK/AND SUBSIDIARIES Lampiran 5/63 Schedule CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2011 DAN 2010 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
8.
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2011 AND 2010 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
PERSEDIAAN
8.
Persediaan terdiri dari:
Inventories consist of the following: 2011
Persediaan batubara Perlengkapan dan suku cadang
Dikurangi: Penyisihan persediaan usang
INVENTORIES
2010
578,197 108,278
298,831 168,071
686,475
466,902
(41,642)
(43,224)
644,833
423,678
Mutasi penyisihan untuk persediaan usang adalah sebagai berikut: 2011
Less: Provision for obsolete inventories
Movement in provision for obsolete inventory is as follows: 2010
Saldo awal Perubahan selama tahun berjalan: Penyisihan persediaan usang Reklasifikasi ke persediaan tidak produktif
43,224
25,890
1,241
17,334
Saldo akhir
41,642
(2,823)
Coal inventories Materials and spare parts
-
Beginning balance Movement during the year: Provision for obsolete inventories Reclassification to nonproductive inventories
43,224
Ending balances
Persediaan batubara dalam perjalanan, yang masih merupakan tanggung jawab Perusahaan dari Pelabuhan Tarahan dan Dermaga Kertapati ke Pembangkit Listrik Tenaga Uap (“PLTU”) Suralaya maupun dari pelabuhan dan ke dermaga lainnya, untuk periode 15 Desember 2008 sampai dengan 15 Desember 2011 telah diasuransikan pada PT Tugu Pratama Indonesia dengan nilai pertanggungan sebesar Rp 3,6 triliun dengan total klaim setinggitingginya sebesar US$ 3 juta untuk setiap pengiriman batubara. Asuransi ini kemudian diperpanjang untuk periode 16 Desember 2011 hingga 31 Desember 2011 dengan nilai pertanggungan dan total klaim maksimum yang sama.
Coal inventories in transit under the Company‟s responsibility from Tarahan and Kertapati ports to Steam Generated Power Plant (“PLTU”) Suralaya and from and to other loading areas for the period 15 December 2008 to 15 December 2011, are covered by insurance policies from PT Tugu Pratama Indonesia, with the sum insured amounting to Rp 3.6 trillion with a maximum total claim of US$ 3 million per coal shipment. This insurance was then extended for the period 16 December 2011 until 31 December 2011 with the same sum insured and total maximum claim.
Persediaan perlengkapan dan suku cadang yang ditempatkan di gudang bersama-sama dengan aset tetap tertentu telah diasuransikan pada PT Tugu Pratama Indonesia dalam bentuk asuransi All Risk. Nilai pertanggungan persediaan adalah sebesar Rp 91 miliar (lihat Catatan 13).
Materials and spare parts stored in the warehouse together with certain fixed assets are covered under All Risk insurance from PT Tugu Pratama Indonesia. The sum insured for inventory is Rp 91 billion (see Note 13).
Manajemen berkeyakinan bahwa asuransi telah memadai untuk menutup kemungkinan kerugian yang terjadi dari risiko kehilangan persediaan dan risiko-risiko lain yang berhubungan.
Management believes that the insurance is adequate to cover possible losses arising from inventory loss and related risks.
PT Bukit Asam Tbk
. 2011 Annual Report
379
16
26
36
46
70
Ikhtisar Utama
Informasi Perseroan
Informasi Bagi Investor
Laporan Manajemen
Main Highlights
Corporate Information
Investors Information
Management Report
Laporan Pengelolaan Operasional
380
Operational Management Report
PT BUKIT ASAM (PERSERO) Tbk DAN ENTITAS ANAK/AND SUBSIDIARIES Lampiran 5/64 Schedule CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2011 DAN 2010 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
9.
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2011 AND 2010 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
ASET KEUANGAN YANG TERSEDIA UNTUK DIJUAL
9.
Aset keuangan yang tersedia untuk dijual terdiri dari surat berharga pemerintah dan reksadana. Berikut adalah mutasi aset keuangan yang tersedia untuk dijual pada Perusahaan:
Available for sale financial assets consist of government bonds and mutual fund. Below is the movement of available for sale financial assets of the Company:
2011 Saldo awal aset keuangan yang tersedia untuk dijual - Penambahan - Penjualan - (Kerugian)/keuntungan yang belum direalisasi dari aset keuangan yang tersedia untuk dijual
2010
70,000 -
Beginning balance of available for sale financial assets Additions Disposals -
(2,205)
1,422
Unrealised (loss)/gain from available for sale financial asset
39,217
71,422
Ending balance
71,422 460,000 (490,000)
Saldo akhir
Manajemen berniat untuk menjual aset keuangan yang tersedia untuk dijual di periode mendatang bila harganya menguntungkan.
10.
ASET LANCAR LAINNYA, BERSIH
Management plans to sell the available for sale financial assets in the coming period, when the price is favourable.
10.
Akun ini terdiri dari Pajak Pertambahan Nilai (“PPN”) dibayar di muka, kelebihan pembayaran pajak penghasilan badan entitas anak tahun 2010 (lihat Catatan 17a), biaya dibayar di muka, uang muka dan piutang non-operasional lainnya setelah dikurangi penyisihan.
11.
AVAILABLE FOR SALE FINANCIAL ASSETS
INVESTASI PADA PERUSAHAAN ASOSIASI
OTHER CURRENT ASSETS, NET This account consists of prepaid Value Added Tax (“VAT”), overpayment of 2010 corporate income tax of the subsidiary (see Note 17a), prepaid expenses, advances and non-operational receivables, net of provision.
11.
INVESTMENTS IN ASSOCIATED COMPANIES
PT Bukit Pembangkit Innovative (“BPI”)
PT Bukit Pembangkit Innovative (“BPI”)
Akun ini terdiri dari investasi pada BPI dengan persentase kepemilikan Grup 59,75% pada tahun 2011 dan 2010.
This account consists of investment in BPI with the Group‟s ownership being 59.75% in 2011 and 2010.
Tambahan setoran modal saham yang dilakukan Perusahaan pada tahun 2008 telah disahkan melalui akte notaris Renny Astuti, S.H. No. 34 tanggal 8 Maret 2010. Hal ini menyebabkan persentase kepemilikan Perusahaan berubah menjadi 59,75%. Namun, perubahan persentase kepemilikan Perusahaan tidak disertai dengan adanya pengendalian terhadap BPI sehingga Perusahaan masih memperlakukan BPI sebagai perusahaan asosiasi. Jika perubahan kepemilikan tersebut disertai dengan pengendalian, aset, liabilitas dan kepentingan non-pengendali Grup akan meningkat masing-masing pada tahun yang berakhir 31 Desember 2011 dan 2010 sebagai berikut:
The additional paid in capital in 2008 has been approved through Renny Astuti‟s Notarial Deed No. 34 dated 8 March 2010. Hence, the Company‟s ownership changed to 59.75%. However, change in ownership was not followed by control over BPI. Therefore, the Company still considers BPI as an associated company. If changes in the ownership was accompanied by control, assets, liabilities, and non-controlling interest of the Group will increase for the year ended 31 December 2011 and 2010, respectively, as follow:
PT Bukit Asam Tbk
.
Laporan Tahunan 2011
305
120
184
266
278
Pembahasan dan Analisis Manajemen
Laporan Tata Kelola Perusahaan
Laporan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Data Perseroan
Management Discussion & Analysis
Corporate Governance Report
Corporate Social Responsibilities
Laporan Keuangan
Corporate Data Financial Statements
PT BUKIT ASAM (PERSERO) Tbk DAN ENTITAS ANAK/AND SUBSIDIARIES Lampiran 5/65 Schedule CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2011 DAN 2010 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
11.
INVESTASI (lanjutan)
PADA
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2011 AND 2010 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
PERUSAHAAN
31 Desember 2011 Aset Liabilitas Ekuitas yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk Kepentingan nonpengendali Laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk 31 Desember 2010 Aset Liabilitas Ekuitas yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk Kepentingan nonpengendali Laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk
ASOSIASI
11.
Kenaikan/ (penurunan) (tidak diaudit)/ Increase / (decrease) (unaudited)
Sebelum pengendalian/ Before control
Jika ada pengendalian (tidak diaudit)/ If control exists (unaudited)
11,507,104 3,342,102
11,752,444 3,376,725
8,088,259
8,085,796
76,743
289,923
3,085,836
3,081,164
4,672
8,722,699 2,281,451
8,800,105 2,285,519
(77,406) (4,068)
6,366,736
6,346,196
20,540
74,512
168,390
2,008,891
1,999,576
Berikut adalah mutasi investasi pada BPI:
31 December 2011 Assets Liabilities
(245,340) (34,623)
2,463
Equity attributable to owners of the parent
(213,180) Non-controlling interests Net income attributable to owners of the parent 31 December 2010 Assets Liabilities Equity attributable to owners of the parent
(93,878) Non-controlling interests
9,315
Net income attributable to owners of the parent
Below is the movement of investment in BPI: 2011
Saldo awal Tambahan setoran modal Bagian rugi bersih
INVESTMENTS IN ASSOCIATED COMPANIES (continued)
2010
261,555 138,895 (2,791)
121,710 145,410 (5,565)
397,659
261,555
Beginning balance Additional paid-in capital Equity in net loss
PT Bukit Asam Tbk
. 2011 Annual Report
381
16
26
36
46
70
Ikhtisar Utama
Informasi Perseroan
Informasi Bagi Investor
Laporan Manajemen
Main Highlights
Corporate Information
Investors Information
Management Report
Laporan Pengelolaan Operasional
382
Operational Management Report
PT BUKIT ASAM (PERSERO) Tbk DAN ENTITAS ANAK/AND SUBSIDIARIES Lampiran 5/66 Schedule CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2011 DAN 2010 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 11.
INVESTASI (lanjutan)
PADA
PERUSAHAAN
PT Bukit Asam Transpacific Infrastructure (“BATR”)
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2011 AND 2010 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated) ASOSIASI
11.
Railway
PT Bukit Asam Infrastructure (“BATR”)
Transpacific
Railway
Pada tanggal 5 Agustus 2008, Perusahaan melakukan investasi untuk memperoleh 10% kepemilikan atas saham BATR dengan jumlah modal disetor sebesar Rp 910 juta. BATR akan menyelenggarakan prasarana perkeretaapian batubara dan belum beroperasi pada tanggal 31 Desember 2011.
On 5 August 2008, the Company made an investment to obtain 10% ownership of BATR with total paid in capital of Rp 910 million. BATR will operate coal railway infrastructure but is not yet in operation as of 31 December 2011.
Berikut adalah mutasi investasi pada BATR:
Below is the movement of investment in BATR:
2011 Saldo awal Tambahan setoran modal
2010
5,424 -
910 4,514
5,424
5,424
Pada tanggal 23 April 2010, Perusahaan menyetor tambahan setoran modal sebesar Rp 4,5 miliar. Namun penyetoran tambahan setoran modal ini tidak mempengaruhi persentase kepemilikan Perusahaan pada tanggal 31 Desember 2011 dan 2010.
12.
INVESTMENTS IN ASSOCIATED COMPANIES (continued)
PROPERTI PERTAMBANGAN
On 23 April 2010, the Company contributed additional paid in capital of Rp 4.5 billion. However, this additional paid in capital did not have an impact on the Company‟s percentage of ownership as at 31 December 2011 and 2010.
12. 2011
MINING PROPERTIES 2010
Nilai perolehan
199,063
199,063
Akumulasi amortisasi awal tahun Beban amortisasi tahun berjalan
(11,521) (12,718)
(11,521)
174,824
187,542
Properti pertambangan merupakan saldo yang timbul karena akuisisi kepemilikan atas IPC sebagai akibat dari penilaian wajar atas aset-aset yang diperoleh pada tanggal akuisisi.
PT Bukit Asam Tbk
.
Laporan Tahunan 2011
Beginning balance Additional paid-in capital
Acquisition cost Accumulated amortisation at the beginning of the year Current year amortisation expense
Mining properties represent the balance arising from the acquisition of ownership in IPC, as a result of the fair valuation of the assets acquired at the date of acquisition.
305
120
184
266
278
Pembahasan dan Analisis Manajemen
Laporan Tata Kelola Perusahaan
Laporan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Data Perseroan
Management Discussion & Analysis
Corporate Governance Report
Corporate Social Responsibilities
Laporan Keuangan
Corporate Data Financial Statements
PT BUKIT ASAM (PERSERO) Tbk DAN ENTITAS ANAK/AND SUBSIDIARIES Lampiran 5/67 Schedule CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2011 DAN 2010 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
13.
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2011 AND 2010 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
ASET TETAP
13.
Aset tetap terdiri dari:
FIXED ASSETS Fixed assets consist of the following:
31 Desember/December 2011 Saldo awal/ Beginning balance Harga perolehan Tanah Bangunan Mesin dan peralatan Kendaraan Peralatan kantor dan rumah sakit Aset tetap dalam penyelesaian
Akumulasi penyusutan Bangunan Mesin dan peralatan Kendaraan Peralatan kantor dan rumah sakit
Nilai buku
Penambahan/ Pengurangan/ Additions Disposals
Saldo akhir/ Ending balance
Transfer/ Transfers
80,746 329,480
5,914 4,872
(2,030)
14,939 37,438
971,483 17,991
9,321 7,394
(2,102) (50)
4,593 -
57,841
2,416
(417)
874
552,187
238,111
2,009,728
268,028
-
(57,844)
(4,599)
-
(222,156)
(11,178)
1,383
-
(796,472) (15,636)
(31,533) (2,712)
2,102 50
-
(54,459)
(2,497)
417
-
(1,088,723)
(47,920)
3,952
-
Cost Land Buildings Machinery and 983,295 equipment 25,335 Vehicles Office and hospital 60,714 equipment Construction 732,454 in progress 101,599 369,760
2,273,157 Accumulated depreciation (231,951) Buildings Machinery and (825,903) equipment (18,298) Vehicles Office and hospital (56,539) equipment (1,132,691) 1,140,466
921,005
Book value
31 Desember/December 2010 Saldo awal/ Beginning balance Harga perolehan Tanah Bangunan Mesin dan peralatan Kendaraan Peralatan kantor dan rumah sakit Aset tetap dalam penyelesaian
Penambahan/ Pengurangan/ Additions Disposals
Saldo akhir/ Ending balance
Transfer/ Transfers
80,133 278,325
613 463
(743)
51,435
945,499 20,257
4,319 -
(11,842) (2,266)
33,507 -
56,157
2,570
(886)
-
120,881
516,248
1,501,252
524,213
(15,737)
(84,942) -
Cost Land Buildings Machinery and 971,483 equipment 17,991 Vehicles Office and hospital 57,841 equipment Construction 552,187 in progress 80,746 329,480
2,009,728
PT Bukit Asam Tbk
. 2011 Annual Report
383
16
26
36
46
70
Ikhtisar Utama
Informasi Perseroan
Informasi Bagi Investor
Laporan Manajemen
Main Highlights
Corporate Information
Investors Information
Management Report
Laporan Pengelolaan Operasional
384
Operational Management Report
PT BUKIT ASAM (PERSERO) Tbk DAN ENTITAS ANAK/AND SUBSIDIARIES Lampiran 5/68 Schedule CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2011 DAN 2010 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
13.
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2011 AND 2010 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
ASET TETAP (lanjutan)
13.
FIXED ASSETS (continued)
31 Desember/December 2010 Saldo awal/ Beginning balance Akumulasi penyusutan Bangunan Mesin dan peralatan Kendaraan Peralatan kantor dan rumah sakit
Nilai buku
Penambahan/ Pengurangan/ Additions Disposals
Transfer/ Transfers
Saldo akhir/ Ending balance
(213,229)
(9,670)
743
-
(222,156)
(773,740) (15,593)
(34,915) (2,308)
12,183 2,265
-
(796,472) (15,636)
(51,936)
(2,523)
-
-
(54,459)
(1,054,498)
(49,416)
15,191
-
(1,088,723) 921,005
446,754
Penyusutan dibebankan ke:
Book value
Depreciation was charged to: 2011
Beban pokok penjualan Beban diluar beban pokok penjualan
Accumulated depreciation Buildings Machinery and equipment Vehicles Office and hospital equipment
2010
20,702 27,218
23,377 26,039
47,920
49,416
Cost of sales Expenses other than cost of sales
Perusahaan mempunyai 95 bidang tanah (seluas 2.364.953m2) dengan sertifikat Hak Guna Bangunan dengan sisa masa manfaat antara 8 sampai dengan 24 tahun dan dapat diperpanjang.
The Company has 95 parcels of land (2,364,953m2) with “Hak Guna Bangunan” titles, which have remaining terms ranging from 8 to 24 years and are extendable upon their expiration.
Pada tanggal 31 Desember 2010, aset tetap tertentu termasuk alat tambang utama yang berada di Area Pertambangan Tanjung Enim, Dermaga Kertapati, Pelabuhan Tarahan, Dermaga Teluk Bayur, Area Pertambangan Ombilin, dan Unit Pengusahaan Briket telah diasuransikan pada PT Tugu Pratama Indonesia untuk property all risks dengan jumlah pertanggungan sebesar Rp 3,2 triliun untuk periode 30 Nopember 2010 sampai dengan 30 Nopember 2011. Asuransi ini kemudian diperpanjang untuk periode 1 Desember 2011 hingga 31 Desember 2011 dengan jumlah pertanggungan yang sama.
As at 31 December 2010, certain fixed assets, including the main mining equipment located in the Tanjung Enim Mine Area, Kertapati Jetty, Tarahan Port, Teluk Bayur Jetty, Ombilin Mine Area, and Coal Briquette Operating Unit were insured with PT Tugu Pratama Indonesia for all property risks with the sum insured amounting to Rp 3.2 trillion for the period from 30 November 2010 to 30 November 2011. This insurance was then extended for the period 1 December 2011 until 31 December 2011 with the same sum insured.
PT Bukit Asam Tbk
.
Laporan Tahunan 2011
305
120
184
266
278
Pembahasan dan Analisis Manajemen
Laporan Tata Kelola Perusahaan
Laporan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Data Perseroan
Management Discussion & Analysis
Corporate Governance Report
Corporate Social Responsibilities
Laporan Keuangan
Corporate Data Financial Statements
PT BUKIT ASAM (PERSERO) Tbk DAN ENTITAS ANAK/AND SUBSIDIARIES Lampiran 5/69 Schedule CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2011 DAN 2010 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
13.
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2011 AND 2010 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
ASET TETAP (lanjutan)
13.
FIXED ASSETS (continued)
Untuk periode 1 Januari 2012 sampai dengan 31 Desember 2012, aset yang sama telah diasuransikan kembali dengan PT Asuransi Jasa Indonesia (Persero).
For the period of 1 January 2012 until 31 December 2012, the same assets have been insured with PT Asuransi Jasa Indonesia (Persero).
Manajemen berkeyakinan bahwa pertanggungan asuransi tersebut sudah memadai untuk menutup kemungkinan kerugian yang terjadi akibat risikorisiko yang mungkin terjadi.
Management believes that the insurance coverage is adequate to cover possible losses arising from such risks.
Aset dalam penyelesaian merupakan proyek yang masih belum selesai pada tanggal laporan posisi keuangan:
Construction in progress represents projects that have not been completed at the statements of financial position date:
31 Desember/December 2011 Aset dalam penyelesaian yang belum selesai pada tanggal neraca/ Construction in progress as at the balance sheet date PLTU 3x10 MW Banko Barat
Persentase Penyelesaian/ Percentage of completion
Akumulasi biaya/ Accumulated costs
Estimasi tanggal penyelesaian/ Estimated completion date
93.5%
368,521
Juli/July 2012
Relokasi BWE/BWE relocation
98%
238,473
Juni/ June 2012
Fasilitas pembongkaran gerbong batubara/ Coal wagon unloading facility
35%
47,041
Juni/ June 2012
5%-95%
78,419
Maret/March 2012 Oktober/October 2013
Lain-lain (masing-masing di bawah 5% dari nilai aset dalam penyelesaian)/ Others (each below 5% of construction in progress) Nilai buku/Book value
732,454
PT Bukit Asam Tbk
. 2011 Annual Report
385
16
26
36
46
70
Ikhtisar Utama
Informasi Perseroan
Informasi Bagi Investor
Laporan Manajemen
Main Highlights
Corporate Information
Investors Information
Management Report
Laporan Pengelolaan Operasional
386
Operational Management Report
PT BUKIT ASAM (PERSERO) Tbk DAN ENTITAS ANAK/AND SUBSIDIARIES Lampiran 5/70 Schedule CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2011 DAN 2010 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
13.
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2011 AND 2010 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
ASET TETAP (lanjutan)
13.
FIXED ASSETS (continued)
31 Desember/December 2010 Aset dalam penyelesaian yang belum selesai pada tanggal neraca/ Construction in progress as at the balance sheet date
Persentase Penyelesaian/ Percentage of completion
Akumulasi biaya/ Accumulated costs
Estimasi tanggal penyelesaian/ Estimated completion date
PLTU 3x10 MW Banko Barat
85%
324,408
Juni/June 2011
Relokasi BWE/BWE relocation
62%
165,482
Juni/June 2011
Relokasi pabrik briket/Briquette factory relocation
90%
31,904
Maret/March 2011
5%-90%
30,393
Maret - Desember 2011/ March - December 2011
Lain-lain (masing-masing di bawah 5% dari nilai aset dalam penyelesaian)/ Others (each below 5% of construction in progress) Nilai buku/Book value
552,187
Relokasi BWE mengalami keterlambatan penyelesaian pekerjaan yang disebabkan oleh kendala teknis yang menyebabkan pekerjaan dihentikan untuk sementara. Sampai dengan tanggal pelaporan keuangan konsolidasian ini, proses pekerjaan telah dimulai kembali dan sudah memasuki tahap uji coba.
The BWE relocation completion was delayed due to technical matters that caused a temporary suspension of the project. As of the date of these consolidated financial statements, operations have recommenced and entered into trial stage.
Penyelesaian Pembangkit Listrik Banko Barat 3x10 MW terlambat dikarenakan kontraktor gagal menyelesaikan desain proyek tepat waktu. Keterlambatan tersebut juga disebabkan oleh penyelesaian pekerjaan sipil yang tidak selesai sesuai jadwal. Grup telah memperingatkan kontraktor untuk mempercepat proses penyelesaiain. Grup yakin bahwa proyek tersebut akan selesai pada Juli 2012.
Completion of Banko Barat Power Plant 3x10 MW was delayed due to the contractor failing to complete the project design timely. The delay was also caused by the completion of civil works which were not completed on schedule. The Group has warned the contractors to speed up the project completion. The Group believes that the project can be finished by July 2012.
PT Bukit Asam Tbk
.
Laporan Tahunan 2011
305
120
184
266
278
Pembahasan dan Analisis Manajemen
Laporan Tata Kelola Perusahaan
Laporan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Data Perseroan
Management Discussion & Analysis
Corporate Governance Report
Corporate Social Responsibilities
Laporan Keuangan
Corporate Data Financial Statements
PT BUKIT ASAM (PERSERO) Tbk DAN ENTITAS ANAK/AND SUBSIDIARIES Lampiran 5/71 Schedule CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2011 DAN 2010 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
14.
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2011 AND 2010 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
BEBAN EKSPLORASI DAN PENGEMBANGAN TANGGUHAN
14.
DEFERRED EXPLORATION AND DEVELOPMENT EXPENDITURE
31 Desember/December 2011 Saldo awal/ Beginning balance
Penambahan/ Additions
Pelepasan/ Disposals
Saldo akhir/ Ending balance
Area yang telah menemukan cadangan terbukti Nilai perolehan Perusahaan - Muara Tiga Besar - Banko Tengah - Banko Barat - Air Laya - Peranap - Riau
IPC - Palaran BBK - Bukit Kendi
Akumulasi amortisasi Perusahaan - Muara Tiga Besar - Banko Tengah - Banko Barat - Air Laya - Peranap - Riau
Areas with proven reserves Acquisition cost The Company Muara Tiga Besar Banko Tengah Banko Barat Air Laya Peranap - Riau -
88,292 49,524 13,426 169,959 17,970
24,905 118,016 118 16,919
-
113,197 167,540 13,544 169,959 34,889
339,171
159,958
-
499,129
34,817
16,231
-
51,048
IPC Palaran -
9,662
-
-
9,662
BBK Bukit Kendi -
383,650
176,189
-
559,839 Accumulated amortisation The Company Muara Tiga Besar Banko Tengah Banko Barat Air Laya Peranap - Riau -
25,808 17,498 43,306
7,228 7,228
-
25,808 24,726 50,534
IPC - Palaran
3,122
4,701
-
7,823
IPC Palaran -
BBK - Bukit Kendi
9,662
-
-
9,662
BBK Bukit Kendi -
56,090
11,929
-
68,019
Nilai buku bersih
327,560
491,820
PT Bukit Asam Tbk
Net book value
. 2011 Annual Report
387
16
26
36
46
70
Ikhtisar Utama
Informasi Perseroan
Informasi Bagi Investor
Laporan Manajemen
Main Highlights
Corporate Information
Investors Information
Management Report
Laporan Pengelolaan Operasional
388
Operational Management Report
PT BUKIT ASAM (PERSERO) Tbk DAN ENTITAS ANAK/AND SUBSIDIARIES Lampiran 5/72 Schedule CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2011 DAN 2010 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
14.
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2011 AND 2010 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
BEBAN EKSPLORASI DAN PENGEMBANGAN TANGGUHAN (lanjutan)
14.
DEFERRED EXPLORATION AND DEVELOPMENT EXPENDITURE (continued)
31 Desember/December 2010 Saldo awal/ Beginning balance
Penambahan/ Additions
Pelepasan/ Disposals
Saldo akhir/ Ending balance
Area yang telah menemukan cadangan terbukti Nilai perolehan Perusahaan - Muara Tiga Besar - Banko Tengah - Banko Barat - Air Laya - Peranap - Riau
IPC - Palaran
Areas with proven reserves
52,929 9,035 13,426 169,959 2,939
35,363 40,489 15,240
(209)
88,292 49,524 13,426 169,959 17,970
248,288
91,092
(209)
339,171
34,686
131
-
34,817
IPC Palaran -
9,662
-
-
9,662
BBK Bukit Kendi -
292,636
91,223
BBK - Bukit Kendi
Akumulasi amortisasi Perusahaan - Muara Tiga Besar - Banko Tengah - Banko Barat - Air Laya - Peranap - Riau
.
383,650 Accumulated amortisation The Company Muara Tiga Besar Banko Tengah Banko Barat Air Laya Peranap - Riau -
6,922 -
-
25,808 17,498 -
36,384
6,922
-
43,306
-
3,122
-
3,122
IPC Palaran -
9,662
-
-
9,662
BBK Bukit Kendi -
46,046
10,044
-
56,090
BBK - Bukit Kendi
PT Bukit Asam Tbk
(209)
25,808 10,576 -
IPC - Palaran
Nilai buku bersih
Acquisition cost The Company Muara Tiga Besar Banko Tengah Banko Barat Air Laya Peranap - Riau -
246,590
Laporan Tahunan 2011
327,560
Net book value
120
184
266
278
Pembahasan dan Analisis Manajemen
Laporan Tata Kelola Perusahaan
Laporan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Data Perseroan
Management Discussion & Analysis
Corporate Governance Report
Corporate Social Responsibilities
305
Laporan Keuangan
Corporate Data Financial Statements
PT BUKIT ASAM (PERSERO) Tbk DAN ENTITAS ANAK/AND SUBSIDIARIES Lampiran 5/73 Schedule CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2011 DAN 2010 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
15.
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2011 AND 2010 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
UTANG USAHA
15.
Utang usaha terdiri dari:
Trade payables consist of the following: 2010
2011 Pihak ketiga Rupiah Dolar Amerika Serikat Euro
16.
TRADE PAYABLES
96,846 14,979 9
69,595 370 98
Third parties Rupiah US Dollars Euro
111,834
70,063
Pihak yang berelasi Rupiah
10,448
3,093
Related parties Rupiah
Jumlah utang usaha
122,282
73,156
Total trade payables
Utang usaha berasal dari pembelian barang dan jasa.
The trade payables arose from purchase of goods and services.
Tidak terdapat utang kepada pihak ketiga yang nilainya memerlukan penyajian terpisah.
There are no payables to third parties which require separate disclosure.
Semua utang usaha berstatus lancar.
All trade payables are current.
Lihat Catatan 33 untuk rincian saldo dan transaksi pihak yang berelasi.
Refer to Note 33 for details of related party balances and transactions.
BIAYA YANG MASIH HARUS DIBAYAR
16.
Biaya yang masih harus dibayar terdiri dari:
Accrued expenses consist of the following: 2011
Jasa pihak ketiga Jasa angkutan kereta api Bonus karyawan dan tantiem Sewa alat berat Aset dalam penyelesaian Iuran produksi Jasa angkutan kapal Jasa dermaga Denda kurang pasok Lainnya (masing-masing di bawah Rp 20.000)
ACCRUED EXPENSES
2010
348,738 240,317 260,175 108,956 67,117 49,453 41,413 28,200 21,708
125,038 185,211 125,843 47,148 34,342 65,886 43,033 22,101 15,600
83,603
84,033
1,249,680
748,235
Third party services Coal railway services Employee bonus and tantiem Heavy equipment rental Construction in progress Production fees Shipping and freight Coal handling at port Dead freight Others (each below Rp 20,000)
PT Bukit Asam Tbk
. 2011 Annual Report
389
16
26
36
46
70
Ikhtisar Utama
Informasi Perseroan
Informasi Bagi Investor
Laporan Manajemen
Main Highlights
Corporate Information
Investors Information
Management Report
Laporan Pengelolaan Operasional
390
Operational Management Report
PT BUKIT ASAM (PERSERO) Tbk DAN ENTITAS ANAK/AND SUBSIDIARIES Lampiran 5/74 Schedule CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2011 DAN 2010 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
17.
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2011 AND 2010 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
PERPAJAKAN a.
17.
Pajak dibayar di muka
TAXATION a.
2010
2011 Perusahaan Pajak Pertambahan Nilai (“PPN”) Entitas Anak Kelebihan pembayaran pajak badan - 2010 - 2009 - 2008
b.
The Company 378
Value Added Tax (“VAT”)
963 6,823 -
11,422 5,254
Subsidiaries Overpayment of corporate income tax 2010 2009 2008 -
8,620
17,054
834
Utang pajak
b.
Entitas Anak Pajak penghasilan Pasal 25 Pasal 21 Pasal 23/26 Pasal 15 Pasal 29 PPN
Jumlah utang pajak
PT Bukit Asam Tbk
.
Laporan Tahunan 2011
Taxes payable 2010
2011 Perusahaan Pajak penghasilan Pasal 29 Pasal 25 Pasal 21 Pasal 23/26 Kurang bayar pajak badan 2009
Prepaid taxes
275,878 62,542 49,697 16,115
95,861 46,195 35,180 10,479
The Company Income tax Article 29 Article 25 Article 21 Article 23/26
-
8,569
Underpaid 2009 income tax
404,232
196,284
7,495 899 497 65 29
503 77 10 889 73
8,985
1,552
413,217
197,836
Subsidiaries Income tax Article 25 Article 21 Article 23/26 Article 15 Article 29 VAT
Total taxes payable
305
120
184
266
278
Pembahasan dan Analisis Manajemen
Laporan Tata Kelola Perusahaan
Laporan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Data Perseroan
Management Discussion & Analysis
Corporate Governance Report
Corporate Social Responsibilities
Laporan Keuangan
Corporate Data Financial Statements
PT BUKIT ASAM (PERSERO) Tbk DAN ENTITAS ANAK/AND SUBSIDIARIES Lampiran 5/75 Schedule CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2011 DAN 2010 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
17.
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2011 AND 2010 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
PERPAJAKAN (lanjutan) c.
17.
Beban pajak penghasilan
c. 2011
Perusahaan - Kini - Tangguhan
Entitas Anak - Kini - Tangguhan
Konsolidasian - Kini - Tangguhan
Perbedaan waktu Penyisihan reklamasi lingkungan dan penutupan tambang Penyisihan imbalan kerja Perbedaan nilai buku aset tetap komersial dan fiskal Amortisasi beban ekplorasi dan pengembangan tangguhan Penyisihan penurunan nilai piutang Penyisihan untuk persediaan usang Jumlah beda waktu
Income tax expense 2010
1,034,270 (70,676)
665,842 (67,412)
963,594
598,430
7,397 46
890 1,393
7,443
2,283
1,041,667 (70,630)
666,732 (66,019)
971,037
600,713
Perhitungan pajak penghasilan badan kini adalah sebagai berikut:
Laba sebelum pajak penghasilan konsolidasian Dikurangi: Laba/(rugi) sebelum pajak penghasilan anak perusahaan Laba sebelum pajak penghasilan Perusahaan
TAXATION (continued)
2010
4,059,104
2,599,650
4,051,358
Subsidiaries Current Deferred -
Consolidated Current Deferred -
The calculation of current income tax is as follows:
2011
7,746
The Company Current Deferred -
(64,506) 2,664,156
Consolidated profit before income tax Less: Profit/(loss) before income tax of subsidiaries Profit before income tax of the Company
7,634
-
Temporary differences Provision for environmental reclamation and mine closure Provision for employee benefits Difference between commercial and tax net book value of fixed assets Amortisation of deferred exploration and development expenditures Provision for impairment of receivable
1,241
2,447
Provision for obsolete inventory
269,987
258,128
Total timing differences
28,848 268,800
37,459 207,771
(20,804)
20,649
(15,732)
(10,198)
PT Bukit Asam Tbk
. 2011 Annual Report
391
16
26
36
46
70
Ikhtisar Utama
Informasi Perseroan
Informasi Bagi Investor
Laporan Manajemen
Main Highlights
Corporate Information
Investors Information
Management Report
Laporan Pengelolaan Operasional
392
Operational Management Report
PT BUKIT ASAM (PERSERO) Tbk DAN ENTITAS ANAK/AND SUBSIDIARIES Lampiran 5/76 Schedule CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2011 DAN 2010 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
17.
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2011 AND 2010 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
PERPAJAKAN (lanjutan) c.
17.
Beban pajak penghasilan (lanjutan)
c. 2011
Perbedaan tetap Beban kesejahteraan karyawan Sumbangan Pendapatan kena pajak final Bagian rugi bersih dari perusahaan asosiasi Lain-lain
1,906 82,236 (338,608) 2,791 67,410 (184,265)
Taksiran pendapatan kena pajak - (Perusahaan) Beban pajak penghasilankini (Perusahaan) Dikurangi pembayaran pajak dimuka (Perusahaan) Kurang bayar pajak penghasilan badan (Perusahaan)
TAXATION (continued) Income tax expense (continued) 2010
1,494 21,743 (292,243) 5,565 4,526
Permanent differences Employee benefits in kind Donations Income subject to final tax Share in net loss of associate Others
(258,915)
4,137,080
2,663,369
1,034,270
665,842
(758,392)
(569,981)
275,878
95,861
Estimated taxable income (the Company) Income tax expense - current (the Company) Less prepaid taxes (the Company) Underpayment of corporate income tax (the Company)
Perhitungan beban pajak penghasilan kini dilakukan berdasarkan taksiran pendapatan kena pajak. Nilai tersebut mungkin disesuaikan ketika SPT Tahunan disampaikan ke Direktorat Jenderal Pajak (“DJP”).
Current income tax computations are based on estimated taxable income. The amounts may be adjusted when an annual tax return is filed with the Directorate General of Tax (“DGT”).
Rekonsiliasi antara beban pajak penghasilan dengan hasil perkalian laba akuntansi sebelum pajak penghasilan dengan tarif pajak yang berlaku adalah sebagai berikut:
The reconciliation between income tax expense and the theoretical tax amount on the Company‟s profit before income tax is as follows:
Laba sebelum pajak penghasilan konsolidasian Dikurangi: Laba/(rugi) sebelum pajak penghasilan anak perusahaan Laba sebelum pajak penghasilan Perusahaan Pajak dihitung pada tarif 25%
PT Bukit Asam Tbk
.
Laporan Tahunan 2011
2011
2010
4,059,104
2,599,650
7,746
(64,506)
4,051,358
2,664,156
1,012,840
666,039
Consolidated profit before income tax Less: Profit/(loss)before income tax of subsidiaries Profit before income tax of the Company Income tax expense calculated at 25%
305
120
184
266
278
Pembahasan dan Analisis Manajemen
Laporan Tata Kelola Perusahaan
Laporan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Data Perseroan
Management Discussion & Analysis
Corporate Governance Report
Corporate Social Responsibilities
Laporan Keuangan
Corporate Data Financial Statements
PT BUKIT ASAM (PERSERO) Tbk DAN ENTITAS ANAK/AND SUBSIDIARIES Lampiran 5/77 Schedule CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2011 DAN 2010 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 17.
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2011 AND 2010 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
PERPAJAKAN (lanjutan) c.
17.
Beban pajak penghasilan (lanjutan)
TAXATION (continued) c.
2010
2011 Tambah/(kurang): Perbedaan tetap Beban kesejahteraan karyawan Sumbangan Pendapatan kena pajak final Bagian rugi bersih dari perusahaan asosiasi Amortisasi properti pertambangan Lain-lain
Add/(less): Permanent differences 477 20,559 (84,652)
374 5,436 (73,061)
698
Pajak penghasilan Perusahaan
Beban pajak penghasilan konsolidasi
Employee benefits in kind Donations Income subject to final tax Share in net loss of associated companies
1,391
(3,180) 16,852
(2,880) 1,131
(49,246)
(67,609)
963,594
598,430
Income tax expense of the Company
7,443
2,283
Income tax expense of subsidiaries
971,037
600,713
Income tax expense - consolidated
Pajak penghasilan entitas anak
d.
Income tax expense (continued)
Aset/(liabilitas) pajak tangguhan
d.
2010
Dibebankan/ (dikreditkan) pada laporan laba-rugi konsolidasian/ Charged/ (credited) to consolidated statements of income
Amortisation of mining properties Others
Deferred tax assets/(liabilities)
2011
Penyisihan reklamasi lingkungan dan penutupan tambang Penyisihan untuk persediaan usang Penyisihan persediaan tidak produktif Perbedaan nilai buku aset tetap komersial dan fiskal Penyisihan penurunan nilai piutang Amortisasi beban ekplorasi dan pengembangan tangguhan Penyisihan imbalan kerja
1,338 256,148
(3,933) 67,200
(2,595) 323,348
Aset pajak tangguhan - Perusahaan
340,312
67,496
407,808
52,646
7,212
59,858
7,084
-
7,084
2,672
310
2,982
16,949
(5,201)
11,748
3,475
1,908
5,383
Provision for environmental reclamation and mine closure Provision for obsolete inventory Provision for nonproductive inventories Difference between commercial and tax net book value of fixed assets Provision for impairment of trade receivables Amortisation of deferred exploration and development expenditures Provision for employee benefits
PT Bukit Asam Tbk
Deferred tax assets - the Company
. 2011 Annual Report
393
16
26
36
46
70
Ikhtisar Utama
Informasi Perseroan
Informasi Bagi Investor
Laporan Manajemen
Main Highlights
Corporate Information
Investors Information
Management Report
Laporan Pengelolaan Operasional
394
Operational Management Report
PT BUKIT ASAM (PERSERO) Tbk DAN ENTITAS ANAK/AND SUBSIDIARIES Lampiran 5/78 Schedule CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2011 DAN 2010 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
17.
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2011 AND 2010 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
PERPAJAKAN (lanjutan) d.
17.
Aset/(liabilitas) pajak tangguhan (lanjutan)
2010 Aset pajak tangguhan - Perusahaan (lihat halaman sebelumnya) Properti pertambangan Aset pajak tangguhanentitas anak Aset pajak tangguhan, bersih Aset pajak tangguhan yang tidak diakui - anak perusahaan Aset pajak tangguhan bersih
340,312 (46,886) 35,081 328,507 (12,435) 316,072
2009
TAXATION (continued) d.
Dibebankan/ (dikreditkan) pada laporan laba-rugi konsolidasian/ Charged/ (credited) to consolidated statements of income
67,496 3,180 (46) 70,630 70,630 Dibebankan/ (dikreditkan) pada laporan laba-rugi konsolidasian/ Charged/ (credited) to consolidated statements of income
Deferred tax assets/(liabilities) (continued)
2011
35,035
Deferred tax assets the Company (see previous page) Mining properties Deferred tax assets subsidiaries
399,137
Deferred tax assets, net
407,808 (43,706)
(12,435) 386,702
Unrecognised deferred tax assets – subsidiaries Deferred tax assets - net
2010
Penyisihan reklamasi lingkungan dan penutupan tambang Penyisihan untuk persediaan usang Penyisihan persediaan tidak produktif Perbedaan nilai buku aset tetap komersial dan fiskal Penyisihan penurunan nilai piutang Amortisasi beban ekplorasi dan pengembangan tangguhan Penyisihan imbalan kerja
3,887 204,205
(2,549) 51,943
1,338 256,148
Provision for environmental reclamation and mine closure Provision for obsolete inventory Provision for nonproductive inventories Difference between commercial and tax net book value of fixed assets Provision for impairment of trade receivables Amortisation of deferred exploration and development expenditures Provision for employee benefits
Aset pajak tangguhan - Perusahaan
275,780
64,532
340,312
Deferred tax assets - the Company
PT Bukit Asam Tbk
.
Laporan Tahunan 2011
43,281
9,365
52,646
6,473
611
7,084
2,672
-
2,672
11,787
5,162
16,949
3,475
-
3,475
120
184
266
278
Pembahasan dan Analisis Manajemen
Laporan Tata Kelola Perusahaan
Laporan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Data Perseroan
Management Discussion & Analysis
Corporate Governance Report
Corporate Social Responsibilities
305
Laporan Keuangan
Corporate Data Financial Statements
PT BUKIT ASAM (PERSERO) Tbk DAN ENTITAS ANAK/AND SUBSIDIARIES Lampiran 5/79 Schedule CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2011 DAN 2010 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 17.
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2011 AND 2010 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
PERPAJAKAN (lanjutan) d.
17.
Aset/(liabilitas) pajak tangguhan (lanjutan)
Aset pajak tangguhan bersih e.
d.
Dibebankan/ (dikreditkan) pada laporan laba-rugi konsolidasian/ Charged/ (credited) to consolidated statements of income
2009 Aset pajak tangguhan - Perusahaan (lihat halaman sebelumnya) Properti pertambangan Aset pajak tangguhanentitas anak Aset pajak tangguhan, bersih Aset pajak tangguhan yang tidak diakui - anak perusahaan
TAXATION (continued)
2010
275,780 (49,766)
64,532 2,880
340,312 (46,886)
24,039
11,042
35,081
Deferred tax assets the Company (see previous page) Mining properties Deferred tax assets subsidiaries
250,053
78,454
328,507
Deferred tax assets, net
(12,435)
(12,435)
Unrecognised deferred tax assets - subsidiaries
66,019
316,072
Deferred tax assets - net
-
250,053
Administrasi
e.
Berdasarkan peraturan perpajakan Indonesia, perusahaan yang berada di dalam Grup menghitung, menetapkan, dan membayar sendiri jumlah pajak yang terutang. DJP dapat menetapkan dan mengubah kewajiban pajak dalam batas waktu sepuluh tahun sejak tanggal terutangnya pajak, atau akhir tahun 2013, mana yang lebih awal. Ketentuan baru yang diberlakukan terhadap tahun pajak 2008 dan tahun-tahun selanjutnya menentukan bahwa DJP dapat menetapkan dan mengubah kewajiban pajak tersebut dalam batas waktu lima tahun sejak saat terutangnya pajak. f.
Deferred tax assets/(liabilities) (continued)
Pemeriksaan pajak
Administration Under the taxation laws of Indonesia, the companies within the Group submit tax returns on the basis of self assessment. The DGT may assess or amend taxes within ten years of the time the tax becomes due, or until the end of 2013, whichever is earlier. There are new rules applicable to the fiscal year 2008 and subsequent years stipulating that the DGT may assess or amend taxes within five years of the time the tax becomes due.
f.
Tax Audit
Sampai dengan tanggal pelaporan keuangan konsolidasian ini tidak ada pemeriksaan pajak yang dilakukan oleh DJP. Pemeriksaan pajak terakhir yang dilakukan oleh DJP adalah untuk tahun pajak 2004.
As at the date of these consolidated financial statements, there was no tax audit currently being conducted by the DGT. The last tax audit was conducted for the fiscal year 2004.
Sampai dengan tanggal pelaporan keuangan konsolidasian ini, BAP dan BBK masih sedang dalam proses pemeriksaan pajak untuk tahun 2010.
As at the date of these consolidated financial statements, BAP and BBK were still in the tax audit process for the year 2010.
PT Bukit Asam Tbk
. 2011 Annual Report
395
16
26
36
46
70
Ikhtisar Utama
Informasi Perseroan
Informasi Bagi Investor
Laporan Manajemen
Main Highlights
Corporate Information
Investors Information
Management Report
Laporan Pengelolaan Operasional
396
Operational Management Report
PT BUKIT ASAM (PERSERO) Tbk DAN ENTITAS ANAK/AND SUBSIDIARIES Lampiran 5/80 Schedule CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2011 DAN 2010 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
18.
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2011 AND 2010 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
PENYISIHAN REKLAMASI LINGKUNGAN DAN PENUTUPAN TAMBANG
18.
PROVISION FOR ENVIRONMENTAL RECLAMATION AND MINE CLOSURE
Penyisihan dilakukan atas biaya reklamasi lingkungan dan penutupan tambang yang berhubungan dengan reklamasi dan bagian biaya penutupan tambang pada saat berakhirnya masa tambang. Estimasi manajemen atas jumlah biaya restorasi, rehabilitasi dan biaya penutupan tambang lainnya untuk Unit Pertambangan Tanjung Enim (“UPT”) adalah sebesar Rp 4.150 (nilai penuh) per ton batubara yang dihasilkan untuk periode yang berakhir pada 31 Desember 2011 (2010: Rp 4.100 (nilai penuh)) sesuai dengan kebijakan pada Catatan 2k.
The provision for reclamation and mine closure costs relates to the accrued portion of the reclamation and mine closure costs to be incurred at the end of the life of the mine. Management‟s estimate of the total restoration, rehabilitation and other mine closure costs for Unit Pertambangan Tanjung Enim (“UPT”) is Rp 4,150 (full amount) per tonne of coal produced for the period ended 31 December 2011 (2010: Rp 4,100 (full amount)) which is being accrued over the life of the mine in accordance with the policy described in Note 2k.
Mutasi nilai penyisihan untuk biaya restorasi dan penutupan tambang adalah sebagai berikut:
Movements in the provision for restoration and mine closure costs were as follows:
Nama/ Name
Lokasi/ Location
IUP eksploitasi/ exploitation Airlaya IUP eksploitasi/ exploitation MTBU/MTBS IUP eksploitasi/ exploitation Banko Barat IUP eksploitasi/ exploitation Sawah Lunto IUP eksploitasi/ exploitation Bukit Kendi IUP eksploitasi/ exploitation Peranap IUP eksploitasi dan produksi/ exploitation and production IPC
Tanjung Enim Sumatera Selatan/ South Sumatera Tanjung Enim Sumatera Selatan/ South Sumatera Tanjung Enim Sumatera Selatan/ South Sumatera Ombilin Sumatera Barat/ West Sumatera Tanjung Enim Sumatera Selatan/ South Sumatera Peranap - Riau/ Peranap - Riau Palaran Kalimantan Timur/ East Kalimantan
Jumlah penyisihan/ Total provision
PT Bukit Asam Tbk
.
Laporan Tahunan 2011
Penyisihan reklamasi lingkungan dan penutupan tambang/ Provision for environmental reclamation and mine closure Pengeluaran Saldo awal reklamasi Saldo Akhir 31 Desember tahun berjalan/ 31 Desember 2010/Beginning Reclamation 2011/Ending balance as at 31 Penambahan/ expenditure balance as at 31 December 2010 Addition during the year December 2011
61,791
24,898
(20,345)
66,344
67,550
14,055
(1,856)
79,749
75,593
14,043
(2,701)
86,935
5,409
-
-
5,409
1,290
-
(9)
1,281
-
996
-
996
231
238
-
469
211,864
54,230
(24,911)
241,183
120
184
266
278
Pembahasan dan Analisis Manajemen
Laporan Tata Kelola Perusahaan
Laporan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Data Perseroan
Management Discussion & Analysis
Corporate Governance Report
Corporate Social Responsibilities
305
Laporan Keuangan
Corporate Data
397
Financial Statements
PT BUKIT ASAM (PERSERO) Tbk DAN ENTITAS ANAK/AND SUBSIDIARIES Lampiran 5/81 Schedule CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2011 DAN 2010 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
18.
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2011 AND 2010 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
PENYISIHAN REKLAMASI LINGKUNGAN DAN PENUTUPAN TAMBANG (lanjutan)
Nama/ Name IUP operasi produksi/ operation production Airlaya IUP operasi produksi/ operation production MTBU/MTBS IUP operasi produksi/ operation production Banko Barat IUP operasi produksi/ operation production Sawah Lunto IUP operasi produksi/ operation production Bukit Kendi IUP eksploitasi dan produksi/ exploitation and production IPC
Lokasi/ Location
18.
PROVISION FOR ENVIRONMENTAL RECLAMATION AND MINE CLOSURE (continued)
Penyisihan reklamasi lingkungan dan penutupan tambang/ Provision for environmental reclamation and mine closure Pengeluaran Saldo awal reklamasi Saldo Akhir 31 Desember tahun berjalan/ 31 Desember 2009/Beginning Reclamation 2010/Ending balance as at 31 Penambahan/ expenditure balance as at 31 December 2009 Addition during the year December 2010
Tanjung Enim Sumatera Selatan/ South Sumatera
46,309
26,243
(10,761)
61,791
Tanjung Enim Sumatera Selatan/ South Sumatera
56,246
12,498
(1,194)
67,550
Tanjung Enim Sumatera Selatan/ South Sumatera
65,162
11,711
(1,280)
75,593
Ombilin Sumatera Barat/ West Sumatera
5,409
-
Tanjung Enim Sumatera Selatan/ South Sumatera
1,349
297
Palaran Kalimantan Timur/ East Kalimantan
-
231
174,475
50,980
Jumlah penyisihan/ Total provision
2011
-
(356)
(13,591)
5,409
1,290
231 211,864
2010
Saldo penyisihan awal tahun Penyisihan pada tahun berjalan Pengeluaran reklamasi yang terjadi pada tahun berjalan
211,864 54,230
174,475 50,980
(24,911)
(13,591)
Saldo penyisihan akhir tahun Dikurangi: Bagian liabilitas jangka panjang yang akan jatuh tempo dalam waktu satu tahun
241,183
211,864
36,319
37,521
Current maturities of long-term liabilities
174,343
Provision for environmental reclamation and mine closure – long-term
Penyisihan reklamasi lingkungan dan penutupan tambang – jangka panjang
204,864
Manajemen berkeyakinan bahwa pencadangan yang dilakukan telah mencukupi taksiran kewajiban yang akan timbul pada saat realisasi penutupan tambang.
Balance at beginning of year Provision made during the year Reclamation expenditure during the year Provision at the end of the year Less:
Management believes that the provision is adequate to cover the liability that will arise at mine closure.
PT Bukit Asam Tbk
. 2011 Annual Report
16
26
36
46
70
Ikhtisar Utama
Informasi Perseroan
Informasi Bagi Investor
Laporan Manajemen
Main Highlights
Corporate Information
Investors Information
Management Report
Laporan Pengelolaan Operasional
398
Operational Management Report
PT BUKIT ASAM (PERSERO) Tbk DAN ENTITAS ANAK/AND SUBSIDIARIES Lampiran 5/82 Schedule CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2011 DAN 2010 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 19.
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2011 AND 2010 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
PENYISIHAN IMBALAN KERJA
19.
PROVISION FOR EMPLOYEE BENEFITS
2011
2010
Penyisihan imbalan kerja Dikurangi: Bagian penyisihan jangka panjang yang akan jatuh tempo dalam waktu satu tahun
1,293,390
1,028,930
68,575
69,858
Current maturities of long-term liabilities
Imbalan kerja – jangka panjang
1,224,815
959,072
Employee benefits – long-term
Penyisihan imbalan kerja per 31 Desember 2011 dan 2010 dihitung oleh PT Eldridge Consulting (“EC”), aktuaris independen melalui laporannya masingmasing bertanggal 22 Pebruari 2012 dan 8 Pebruari 2011. Tabel berikut ini merupakan ringkasan dari penyisihan, beban, dan mutasi saldo penyisihan untuk imbalan pensiun, pasca kerja lainnya dan imbalan jangka panjang lainnya. Imbalan pensiun dan pasca-kerja lainnya/ Pension and other postemployment benefits 2010 2011
Penyisihan imbalan kerja Nilai kini kewajiban Nilai wajar aset program Kerugian aktuaria yang belum diakui Biaya jasa lalu yang belum diakui
Penyisihan di laporan posisi keuangan konsolidasian
Beban imbalan kerja Biaya jasa kini Biaya bunga Hasil aset program yang diharapkan Kerugian/(keuntungan) aktuaria bersih yang diakui Biaya jasa lalu Jumlah Mutasi saldo kewajiban kerja Awal tahun Jumlah biaya yang dibebankan pada laporan laba-rugi konsolidasian Imbalan dan iuran yang dibayarkan Akhir periode
PT Bukit Asam Tbk
(2,180,863) 390,661 727,440 978
(1,061,784)
The employee benefits obligation as at 31 December 2011 and 2010 was calculated by PT Eldridge Consulting (“EC”), independent actuaries with its reports dated 22 February 2012 and 8 February 2011, respectively. The following table summarises the obligation, expenses, and movement in the obligation for pension benefits, other postemployment benefits and other long-term benefits.
Imbalan jangka panjang lainnya/ Other long-term benefits 2011 2010
(231,606) -
Jumlah/ Total 2011 2010
(195,841) -
(2,412,469) 390,661
588,732
-
-
727,440
(12,453)
-
-
978
(833,089)
(231,606)
(195,841)
(1,293,390)
Provision for employee benefits (1,964,145) Present value of obligation 358,936 Fair value of plan assets Unrecognised actuarial 588,732 losses Unrecognised past (12,453) service cost Liability in the consolidated statements of financial (1,028,930) position
39,100 163,435
34,261 151,720
(37,233)
(40,004)
-
-
(37,233)
(40,004)
54,509 63,967
24,959 -
23,217 -
88,519 3,553
77,726 63,967
113,478 3,553
Employee benefits expenses Current service cost Interest cost Expected return on plan assets Net actuarial losses/ (gain) recognised Past service cost
283,778
170,936
49,257
111,035
333,035
281,971
Total
12,091 13,949
10,511 8,452
51,191 177,384
(833,089)
(728,647)
(195,841)
(88,170)
(1,028,930)
(283,778)
(170,936)
(49,257)
(111,035)
(333,035)
55,083
66,494
13,492
(833,089)
(231,606)
(1,061,784)
.
(1,768,304) 358,936
Employee benefits obligation Less:
Laporan Tahunan 2011
3,364 (195,841)
68,575 (1,293,390)
44,772 160,172
Movement in the employee benefits obligation (816,817) Beginning of the year Total expenses charged to the consolidated (281,971) statements of income Benefits and 69,858 contribution paid (1,028,930)
End of the period
120
184
266
278
Pembahasan dan Analisis Manajemen
Laporan Tata Kelola Perusahaan
Laporan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Data Perseroan
Management Discussion & Analysis
Corporate Governance Report
Corporate Social Responsibilities
305
Laporan Keuangan
Corporate Data Financial Statements
PT BUKIT ASAM (PERSERO) Tbk DAN ENTITAS ANAK/AND SUBSIDIARIES Lampiran 5/83 Schedule CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2011 DAN 2010 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 19.
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2011 AND 2010 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
PENYISIHAN IMBALAN KERJA (lanjutan)
19.
Berikut asumsi pokok aktuaria yang digunakan:
PROVISION (continued)
BENEFITS
2010
Tingkat bunga diskonto untuk jaminan kesehatan dan manfaat pensiun 6.5% - 8.0% Tingkat bunga diskonto untuk imbalan pasca kerja lainnya 6.0% - 6.5% Hasil aset program yang diharapkan 10.0% Kenaikan gaji masa datang 10.0% Tren biaya kesehatan 13.0% - 8.0% Usia rata-rata (tahun) 48
21.
EMPLOYEE
Below are the principal actuarial assumptions used:
2011
20.
FOR
7.6% - 9.5% 7.0% - 7.6% 10.0% 10.0% 15.0% - 9.0% 46
Discount rate for health care benefit and retirement benefit Discount rate for other post-employment benefits Expected return on plan assets Future salary increases Medical cost trend rates Average age (years)
Kerugian aktuaria dari aset program adalah Rp 32,3 miliar (keuntungan 2010: Rp 6,9 miliar).
The actuarial loss on plan assets was Rp 32.3 billion (gain in 2010: Rp 6.9 billion).
Pada tanggal 25 Maret 2003, Presiden Republik Indonesia telah mengesahkan Undang-Undang Ketenagakerjaan No. 13/2003 (“UU No. 13/2003”). Perusahaan telah memperhitungkan pengaruh dari penerapan Undang-Undang ini dalam Perjanjian Kerja Bersama yang disahkan pada 12 September 2003.
On 25 March 2003, the President of the Republic of Indonesia approved the implementation of Labour Law No.13/2003 (“UU No.13/2003”). The Company has included the impact of this new law in the Collective Labour Agreement which was approved on12 September 2003.
Manajemen berkeyakinan bahwa manfaat yang diberikan kepada karyawan yang memenuhi persyaratan telah sesuai dengan ketentuan UU No. 13/2003.
Management believes that benefits offerred to its qualified employees are in accordance with UU No. 13/2003.
PINJAMAN BANK JANGKA PENDEK
20.
SHORT-TERM BANK LOAN
Pada tanggal 31 Desember 2010 dan 2011, Grup melalui IPC dan BAP memiliki fasilitas pinjaman modal kerja dari PT Bank Permata Tbk dan PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk.
As at 31 December 2011, the Group through IPC and BAP has working capital loan facilities from PT Bank Permata Tbk and PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk.
Pada tanggal 31 Desember 2011, Grup telah memenuhi pembatasan-pembatasan terhadap fasilitas pinjaman modal kerja tersebut. Jumlah pinjaman bank jangka pendek IPC dan BAP pada tanggal 31 Desember 2011 masing-masing adalah Rp 18.155 (2010: Rp 10.204) dan Rp nihil (2010: Rp 3.090)
As at 31 December 2011, the Group has met the restrictions over the working capital loan facilities. The short-term bank loan balance of IPC and BAP are Rp 18,155 (2010: Rp 10,204) and Rp nil (2010: Rp 3,090) respectively.
KEPENTINGAN NON-PENGENDALI a.
21.
Kepentingan non-pengendali atas kekayaan bersih entitas anak 2011 BBK Persentase kepemilikan 25% Nilai tercatat - awal Bagian rugi bersih
NON-CONTROLLING INTERESTS a.
Non-controlling interests in the net assets of subsidiaries 2010
6,704 (7,740)
17,178 (10,474)
(1,036)
6,704
BBK Percentage of ownership 25% Carrying amount - beginning Share of net loss
PT Bukit Asam Tbk
. 2011 Annual Report
399
16
26
36
46
70
Ikhtisar Utama
Informasi Perseroan
Informasi Bagi Investor
Laporan Manajemen
Main Highlights
Corporate Information
Investors Information
Management Report
Laporan Pengelolaan Operasional
400
Operational Management Report
PT BUKIT ASAM (PERSERO) Tbk DAN ENTITAS ANAK/AND SUBSIDIARIES Lampiran 5/84 Schedule CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2011 DAN 2010 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 21.
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2011 AND 2010 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
KEPENTINGAN NON-PENGENDALI (lanjutan) a.
21.
Kepentingan non-pengendali atas kekayaan bersih entitas anak (lanjutan) BAP Persentase kepemilikan 0,01% Nilai tercatat - awal Bagian rugi bersih
IPC Kepemilikan 49% Nilai tercatat - awal Bagian laba bersih
Kepentingan non-pengendali laba/(rugi) bersih entitas anak
a.
13 1
14 (1)
14
13
66,432 521
76,923
66,953
842 -
842 -
842
842
atas
b.
2011 BBK BAP IPC Jumlah 22.
BAB Percentage of ownership 35% Carrying amount - beginning Share of net loss
Non-controlling interests income/(loss) of subsidiary
Laporan Tahunan 2011
the
net
BBK BAP IPC
2,231
(9,954)
Total
SHARE CAPITAL The share ownership of the Company is as follows:
31 Desember/December 2011 Jumlah saham ditempatkan dan Persentase disetor/Number kepemilikan/ of issued and Percentage Jumlah/ fully paid shares of ownership Amount
Jumlah
in
2010
22.
Saham Preferen (Seri A Dwiwarna) Pemerintah Indonesia Saham Biasa (Seri B) Pemerintah Indonesia Milawarma (Direktur Utama) Karyawan Badan usaha asing Reksadana Lain-lain (Masing-masing kepemilikan di bawah 5%)
.
IPC Percentage of ownership 49% Carrying amount - beginning Share of net income
(10,474) (1) 521
Kepemilikan saham di Perusahaan adalah sebagai berikut:
PT Bukit Asam Tbk
BAP Percentage of ownership 0.01% Carrying amount - beginning Share of net loss
(7,740) 1 9,970
MODAL SAHAM
Pemegang saham
Non-controlling interest in the net assets of subsidiaries (continued)
66,953 9,970
BAB Persentase kepemilikan 35% Nilai tercatat - awal Bagian rugi bersih
b.
NON-CONTROLLING INTERESTS (continued)
Shareholders
1
0.000%
0
1,498,087,499
65.017%
749,044
60,000 25,000 431,838,807 70,186,094
0.003% 0.001% 18.742% 3.046%
30 13 215,919 35,093
303,934,449
13.191%
151,967
2,304,131,850
100.000%
1,152,066
Preferred Stock (A Dwiwarna Share) Government of Indonesia Common Stock (B Shares) Government of Indonesia Milawarma (President Director) Employees Foreign corporations Mutual funds Others (Each holding below 5%) Total
305
120
184
266
278
Pembahasan dan Analisis Manajemen
Laporan Tata Kelola Perusahaan
Laporan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Data Perseroan
Management Discussion & Analysis
Corporate Governance Report
Corporate Social Responsibilities
Laporan Keuangan
Corporate Data Financial Statements
PT BUKIT ASAM (PERSERO) Tbk DAN ENTITAS ANAK/AND SUBSIDIARIES Lampiran 5/85 Schedule CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2011 DAN 2010 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 22.
MODAL SAHAM (lanjutan)
Pemegang saham
22.
SHARE CAPITAL(continued)
31 Desember/December 2010 Jumlah saham ditempatkan dan Persentase disetor/Number kepemilikan/ of issued and Percentage Jumlah/ fully paid shares of ownership Amount
Saham Preferen (Seri A Dwiwarna) Pemerintah Indonesia Saham Biasa (Seri B) Pemerintah Indonesia Sukrisno (Direktur Utama) Mahbub Iskandar (Direktur Umum dan SDM) Milawarma (Direktur Operasi/ Produksi) Karyawan Badan usaha asing Reksadana Lain-lain (Masing-masing kepemilikan di bawah 5%) Jumlah
23.
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2011 AND 2010 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
Shareholders
1
0.000%
-
1,498,087,499
65.017%
749,044
200,000
0.009%
100
113,000
0.005%
56
60,000 26,000 501,710,148 77,474,500
0.003% 0.001% 21.774% 3.362%
30 13 250,856 38,737
226,460,702
9.829%
113,230
2,304,131,850
100.000%
1,152,066
TAMBAHAN MODAL DISETOR
23.
Preferred Stock (A Dwiwarna Share) Government of Indonesia Common Stock (B Shares) Government of Indonesia Sukrisno (President Director) Mahbub Iskandar (Director General Affairs and HR) Milawarma (Director Operation/ Production) Employees Foreign corporations Mutual funds Others (Each holding below 5%) Total
ADDITIONAL PAID-IN CAPITAL
31 Desember/December 2011 dan/and 2010 Selisih antara pembayaran yang diterima dengan nilai nominal Biaya emisi saham
32,573 (2,088)
Excess of proceeds over par value Share issue cost
30,485 Biaya emisi saham diatas merupakan beban atas pengeluaran saham baru sebanyak 31.500.000 lembar saham yang dihitung secara proporsional terhadap total beban emisi saham berdasarkan hasil kesepakatan antara Perusahaan dengan Pemerintah. Hal ini berkaitan dengan waran yang dilakukan di tahun 2003 sampai 2005 (lihat Catatan 1a).
The above share issue costs represent expenses for the issue of 31,500,000 new shares, calculated proportionally to total share issue costs based on an agreement between the Company and the Government of Indonesia. This relates to warrants issued in 2003 until 2005 (see Note 1a).
PT Bukit Asam Tbk
. 2011 Annual Report
401
16
26
36
46
70
Ikhtisar Utama
Informasi Perseroan
Informasi Bagi Investor
Laporan Manajemen
Main Highlights
Corporate Information
Investors Information
Management Report
Laporan Pengelolaan Operasional
402
Operational Management Report
PT BUKIT ASAM (PERSERO) Tbk DAN ENTITAS ANAK/AND SUBSIDIARIES Lampiran 5/86 Schedule CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2011 DAN 2010 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
24.
25.
DIVIDEN
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2011 AND 2010 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
24.
DIVIDENDS
Pada Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (“RUPS”) yang diadakan pada tanggal 9 Juni 2011, pemegang saham menyetujui pembagian dividen kas atas laba bersih tahun 2010 sebesar Rp 1.205,3 miliar atau Rp 523,1 (nilai penuh) per lembar saham. Dividen ini telah dibayarkan pada bulan Juli 2011. Selain itu, berdasarkan hasil keputusan rapat Dewan Direksi dan Dewan Komisaris pada tanggal 7 November 2011, Perusahaan juga membagikan dividen interim sebesar Rp 238,4 miliar atau Rp 103,5 (nilai penuh) per lembar saham. Dividen ini telah dibayarkan pada bulan Desember 2011.
At the Company‟s Annual General Meeting of Shareholders (“AGMS”) held on 9 June 2011, the shareholders approved the declaration of a cash dividend from 2010 net income of Rp 1,205.3 billion or Rp 523.1 (full amount) per share. The dividend was paid in July 2011. Further, based on decision of the Board of Directors and Board of Commissioners meeting dated 7 November 2011, the Company declared an interim dividend of Rp 238.4 billion or Rp 103.5 (full amount) per share. The dividend was paid in December 2011.
Pada RUPS yang diadakan pada tanggal 21 April 2010, pemegang saham menyetujui pembagian dividen kas atas laba bersih tahun 2009 sebesar Rp 1.073,8 miliar atau Rp 466,6 (nilai penuh) per lembar saham. Dividen ini telah dibayarkan pada bulan Juni 2010. Selain itu, berdasarkan surat Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara (“BUMN”) No. S711/MBU/2010, Perusahaan juga membagikan dividen interim sebesar Rp 161,9 miliar atau Rp 70 (nilai penuh) per lembar saham. Dividen ini telah dibayarkan pada bulan Desember 2010.
At the Company‟s AGMS held on 21 April 2010, the shareholders approved the declaration of a cash dividend from 2009 net income of Rp 1,073.8 billion or Rp 466.6 (full amount) per share. The dividend was paid in June 2010. Further, based on a letter from the Ministry of State Owned Enterprises (“SOE”) No. S-711/MBU/2010, the Company declared an interim dividend of Rp 161.9 billion or Rp 70 (full amount) per share. The dividend was paid in December 2010.
CADANGAN UMUM DAN LAINNYA
25.
GENERAL RESERVE AND OTHERS
Undang-Undang Perseroan Terbatas Republik Indonesia No.1/1995 yang diterbitkan di bulan Maret 1995, dan telah diubah dengan Undang-Undang No. 40/2007 yang diterbitkan pada bulan Agustus 2007, mengharuskan pembentukan cadangan umum dari laba bersih sejumlah minimal 20% dari jumlah modal yang ditempatkan dan disetor penuh. Tidak ada batasan waktu untuk membentuk cadangan tersebut.
Limited Liability Company Law of the Republic of Indonesia No. 1/1995 introduced in March 1995, and amended by Law No. 40/2007, issued in August 2007, requires the establishment of a general reserve from net income amounting to at least 20% of a company‟s issued and paid up capital. There is no time limit on the establishment of that reserve.
RUPS pada tanggal 9 Juni 2011 menyetujui alokasi dana cadangan umum sebesar Rp 723 miliar (nilai penuh) atas laba bersih tahun 2010.
The Company‟s AGMS held on 9 June 2011 approved a transfer of net income in 2010 of Rp 723 billion (full amount) to the general reserve.
Berdasarkan PER-05/MBU/2007 tentang Program Kemitraan BUMN dengan Usaha Kecil dan Program Bina Lingkungan, setiap BUMN diwajibkan untuk melaksanakan Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (“PKBL”). Dana PKBL berasal dari penyisihan laba setelah pajak tahun sebelumnya maksimal sebesar 2% untuk masing-masing program. Pada tanggal 9 Juni 2011, RUPS menyetujui alokasi dana untuk program kemitraan dan program bina lingkungan masing-masing sebesar Rp 40 miliar.
Based on PER-05/MBU/2007 of Partnership Programme BUMN with Small Enterprise and Community Development, each BUMN must establish Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (“PKBL”). The PKBL can be funded through the allocation of prior year income after tax up to 2% for each programme. On 9 June 2011, the AGMS agreed to allocate funds for the partnership programme and community development programme amounting to Rp 40 billion for each programme.
PT Bukit Asam Tbk
.
Laporan Tahunan 2011
120
184
266
278
Pembahasan dan Analisis Manajemen
Laporan Tata Kelola Perusahaan
Laporan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Data Perseroan
Management Discussion & Analysis
Corporate Governance Report
Corporate Social Responsibilities
305
Laporan Keuangan
Corporate Data Financial Statements
PT BUKIT ASAM (PERSERO) Tbk DAN ENTITAS ANAK/AND SUBSIDIARIES Lampiran 5/87 Schedule CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2011 DAN 2010 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
26.
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2011 AND 2010 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
PENJUALAN
26.
Penjualan terdiri dari:
Pihak ketiga Pihak yang berelasi
Sales consist of the following: 2011
2010
4,458,014 6,123,556
3,574,698 4,334,456
10,581,570
7,909,154
Rincian pelanggan dengan transaksi melebihi 10% penjualan bersih:
2010 Third parties
4,458,014
3,574,698
3,920,373 2,033,172
3,465,096 743,513
170,011
125,847
6,123,556
4,334,456
10,581,570
7,909,154
Lihat Catatan 33 untuk rincian saldo dan transaksi dengan pihak yang berelasi.
27.
Third parties Related parties
Details of customers having transactions more than 10% of net sales are as follows:
2011 Pihak ketiga Lain-lain (masing-masing di bawah 10%) Pihak yang berelasi PT Indonesia Power PT PLN (Persero) Lain-lain (masing-masing di bawah 10%)
SALES
BEBAN POKOK PENJUALAN
Others (each below 10%)
Refer to Note 33 for details of related party balances and transactions.
27.
Rincian beban pokok penjualan adalah sebagai berikut:
Others (each below 10%) Related parties PT Indonesia Power PT PLN (Persero)
COST OF SALES The components of cost of sales are as follows:
2011
2010
Jasa angkutan kereta api Jasa penambangan Gaji, upah dan kesejahteraan karyawan Royalti ke Pemerintah (iuran produksi) Sewa alat berat, kendaraan dan peralatan Pembelian batubara Bahan bakar dan pelumas Perlengkapan dan suku cadang
1,715,358 1,015,395
1,422,853 781,033
684,482
530,976
654,252
470,468
579,635 414,623 167,092 116,385
322,342 257,025 157,125 114,363
Coal railway services Mining services Salaries, wages and employee benefits Royalties to Government (production fee) Rental of heavy equipment, vehicles and equipment Coal purchases Fuel oil and lubricants Spare parts and materials used
Subtotal
5,347,222
4,056,185
Subtotal
PT Bukit Asam Tbk
. 2011 Annual Report
403
16
26
36
46
70
Ikhtisar Utama
Informasi Perseroan
Informasi Bagi Investor
Laporan Manajemen
Main Highlights
Corporate Information
Investors Information
Management Report
Laporan Pengelolaan Operasional
404
Operational Management Report
PT BUKIT ASAM (PERSERO) Tbk DAN ENTITAS ANAK/AND SUBSIDIARIES Lampiran 5/88 Schedule CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2011 DAN 2010 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
27.
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2011 AND 2010 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
BEBAN POKOK PENJUALAN (lanjutan)
Subtotal (lihat halaman sebelumnya) Reklamasi lingkungan dan penutupan tambang Pajak Bumi dan Bangunan Listrik Penyusutan dan amortisasi Amortisasi properti pertambangan Lainnya (masing-masing di bawah 10.000)
Kenaikan persediaan batubara Beban pokok penjualan
27. 2011
2010
5,347,222
4,056,185
54,274 44,970 35,306 34,262 12,718
51,009 50,976 38,404 33,421 11,521
Subtotal (see previous page) Enviromental reclamation and mine closure Taxation of land and buildings Electricity Depreciation and amortisation Mining properties amortisation
53,206
37,335
Others (each below 10,000)
5,581,958
4,278,851
(279,366) 5,302,592
Rincian jasa pihak ketiga dan jasa lainnya dengan transaksi melebihi 10% total biaya penjualan:
2011 Pihak ketiga PT Pamapersada Nusantara Lain-lain (masing-masing di bawah 10% dari jumlah beban pokok penjualan)
Pihak yang berelasi PT Kereta Api Indonesia (Persero) Lain-lain (masing-masing di bawah 10% dari jumlah beban pokok penjualan)
PT Bukit Asam Tbk
.
Laporan Tahunan 2011
COST OF SALES (continued)
(19,863) 4,258,988
Increase in coal inventories Cost of sales
Details of third party services and other services having transactions more than 10% of total cost of sales are as follows: 2010
769,621
579,445
2,451,844
1,988,442
3,221,465
2,567,887
1,715,358
1,422,852
365,769
268,249
2,081,127
1,691,101
5,302,592
4,258,988
Third parties PT Pamapersada Nusantara Others (each below 10% of total cost of sales)
Related parties PT Kereta Api Indonesia (Persero) Others (each below 10% of total cost of sales)
305
120
184
266
278
Pembahasan dan Analisis Manajemen
Laporan Tata Kelola Perusahaan
Laporan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Data Perseroan
Management Discussion & Analysis
Corporate Governance Report
Corporate Social Responsibilities
Laporan Keuangan
Corporate Data Financial Statements
PT BUKIT ASAM (PERSERO) Tbk DAN ENTITAS ANAK/AND SUBSIDIARIES Lampiran 5/89 Schedule CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2011 DAN 2010 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 28.
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2011 AND 2010 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
BEBAN UMUM DAN ADMINISTRASI
28.
Beban umum dan administrasi terdiri dari:
General and administrative expenses consist of the following: 2011
Gaji, upah dan kesejahteraan karyawan Sumbangan Jasa pihak ketiga Perjalanan dinas Sewa mobil dan peralatan Listrik Pelatihan Penyusutan dan amortisasi Perlengkapan dan suku cadang Bahan bakar dan pelumas Lainnya (masing-masing di bawah 3.000)
29.
2010
524,945 83,550 66,635 55,492 39,284 9,140 8,291 7,214 6,006 5,915
379,066 9,357 54,988 51,566 30,527 9,443 12,190 7,367 7,394 5,352
Salaries, wages and employee benefits Donations Third party services Business travel Rental of vehicles and equipment Electricity Training Depreciation and amortisation Spare parts and materials used Fuel, oil, and lubricants
102,091
96,279
Others (each below 3,000)
908,563
663,529
BEBAN PENJUALAN DAN PEMASARAN
29.
Beban penjualan dan pemasaran terdiri dari:
30.
2010
299,294
289,501
179,157 48,474 40,079 23,680 19,893 15,590 12,627 11,888
122,861 30,014 42,320 32,164 18,672 12,203 13,611 9,826
Shipping and freight Salaries, wages and employee benefits Surveyor and port services Spare parts and materials used Rental of vehicles and equipment Depreciation and amortisation Third party services Electricity Fuel, oil and lubricants
25,280
88,354
Others (each below 3,000)
675,962
659,526
BEBAN EKSPLORASI
30.
Beban eksplorasi terdiri dari: Gaji, upah dan kesejahteraan karyawan Perlengkapan dan suku cadang Jasa pihak ketiga Sewa mobil dan peralatan Lainnya (masing-masing di bawah 1.000)
SELLING AND MARKETING EXPENSES Selling and marketing expenses consist of the following:
2011 Jasa angkutan kapal Gaji, upah dan kesejahteraan karyawan Surveyor dan jasa dermaga Perlengkapan dan suku cadang Sewa kendaraan dan peralatan Penyusutan dan amortisasi Jasa pihak ketiga Listrik Bahan bakar dan pelumas Lainnya (masing-masing di bawah 3.000)
GENERAL AND ADMINISTRATIVE EXPENSES
EXPLORATION EXPENSES Exploration expenses consist of the following:
22,460 2,136 1,741 1,569
15,934 2,652 1,564 1,518
Salaries, wages and employee benefits Spare parts and materials used Third party services Car and equipment rent
1,518
1,285
Others (each below 1,000)
29,424
22,953
PT Bukit Asam Tbk
. 2011 Annual Report
405
16
26
36
46
70
Ikhtisar Utama
Informasi Perseroan
Informasi Bagi Investor
Laporan Manajemen
Main Highlights
Corporate Information
Investors Information
Management Report
Laporan Pengelolaan Operasional
406
Operational Management Report
PT BUKIT ASAM (PERSERO) Tbk DAN ENTITAS ANAK/AND SUBSIDIARIES Lampiran 5/90 Schedule CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2011 DAN 2010 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
31.
PERJANJIAN PENTING DAN KOMITMEN
a.
Perjanjian jual beli batubara
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2011 AND 2010 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
31.
SIGNIFICANT COMMITMENTS a.
AGREEMENTS
AND
Coal sales agreements
PT Indonesia Power untuk PLTU Suralaya
PT Indonesia Power for PLTU Suralaya
Pada tanggal 2 Oktober 2002, Perusahaan menandatangani perjanjian dengan PT Indonesia Power-Unit Bisnis Pembangkitan Suralaya (“UBPS”) 1-4 dan 5-7 (sebelumnya dengan perjanjian PLTU Suralaya) No.PLN:161.PJ/061/IP/2002 dan No. PTBA: 017/K/DIRUT/PTBA-PTIP/2002 mengenai penjualan batubara jangka panjang dan berjangka waktu 10 tahun sejak tanggal 1 Januari 2003 sampai tanggal 31 Desember 2012. Berdasarkan perjanjian ini, tidak lagi terdapat pemisahan pasokan batubara antara UBPS unit 1-4 dengan unit 5-7.
On 2 October 2002, the Company entered into a long-term coal sales and purchase agreement with PT Indonesia Power - Unit Bisnis Pembangkitan Suralaya (“UBPS”) 1-4 and 5-7 (previously PLTU Suralaya) with agreement No. PLN:161.PJ/061/IP/2002 of PLN and No. 017/K/DIRUT/PTBA-PTIP/2002 of PTBA and for a period of 10 years from 1 January 2003 until 31 December 2012. Based on the agreement, there is no segregation of coal supply between UBPS units 1-4 and units 5-7.
Harga jual ke UBPS adalah sebesar Rp 685.000 (nilai penuh) per metrik ton berdasarkan addendum XI untuk periode 1 Januari 2010 sampai dengan 31 Desember 2010. Sedangkan, untuk periode 1 January 2011 sampai 31 Desember 2011, berdasarkan addendum XII tanggal 14 Pebruari 2011, harga jual UBPS adalah sebesar Rp 815.000 (nilai penuh) per ton.
The selling price to UBPS was Rp 685,000 (full amount) per metric tonne based on addendum XI for the period from 1 January 2010 to 31 December 2010. Meanwhile, for the period of 1 January 2011 until 31 December 2011, based on addendum XII dated 14 February 2011, the UBPS selling price was Rp 815,000 (full amount) per tonne.
Pada tanggal 11 Pebruari 2011, Perusahaan menandatangani kesepakatan penjualan batubara ke UBPS tahun 2011 untuk mengirimkan batubara sebanyak 6.100.000 ton (2010: 5.500.000 ton).
On 11 February 2011, the Company entered into a coal sales agreement with UBPS for the year 2011 to deliver 6,100,000 tonnes of coal (2010: 5.500.000 tonnes).
Jumlah penjualan kepada UBPS sebesar Rp 3,9 triliun dan Rp 3,5 triliun masing-masing pada tahun 2011 dan 2010.
Total sales to UBPS in 2011 and 2010 amounted to Rp 3.9 trillion and Rp 3.5 trillion, respectively.
PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) untuk PLTU Bukit Asam
PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) for PLTU Bukit Asam
Perusahaan membuat perjanjian penjualan dan pembelian batubara dengan PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) (”PT PLN”) untuk PLTU Bukit Asam, di mana Perusahaan bersedia menjual produksi batubaranya kepada PLTU Bukit Asam sejak bulan Januari 1994.
The Company entered into a coal sales and purchase agreement with PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) (“PT PLN”) for PLTU Bukit Asam, whereby the Company agreed to sell coal to PLTU Bukit Asam commencing in January 1994.
PT Bukit Asam Tbk
.
Laporan Tahunan 2011
120
184
266
278
Pembahasan dan Analisis Manajemen
Laporan Tata Kelola Perusahaan
Laporan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Data Perseroan
Management Discussion & Analysis
Corporate Governance Report
Corporate Social Responsibilities
305
Laporan Keuangan
Corporate Data
407
Financial Statements
PT BUKIT ASAM (PERSERO) Tbk DAN ENTITAS ANAK/AND SUBSIDIARIES Lampiran 5/91 Schedule CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2011 DAN 2010 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
31.
PERJANJIAN (lanjutan) a.
PENTING
DAN
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2011 AND 2010 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
KOMITMEN
Perjanjian jual beli batubara (lanjutan)
31.
SIGNIFICANT AGREEMENTS COMMITMENTS (continued) a.
AND
Coal sales agreements (continued)
PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) untuk PLTU Bukit Asam (lanjutan)
PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) for PLTU Bukit Asam (continued)
Perusahaan memperbaharui perjanjian jual beli batubara dengan PT PLN untuk PLTU Bukit Asam dengan perjanjian No. PLN:01631.PJ/061/DIR/2004 dan No. PTBA: 017A/K/PM/PTBA-PLN/2004 tanggal 21 Mei 2004, dimana Perusahaan bersedia menjual produksi batubaranya kepada PLTU Bukit Asam sebanyak 9.860.000 ton terhitung tanggal 1 Januari 2004 sampai dengan 31 Desember 2013.
On 21 May 2004, the Company renewed the coal sales and purchase agreement with PT PLN for PLTU Bukit Asam, with agreement No.PLN:01631.PJ/061/DIR/ 2004 of PLN and No. PTBA: 017A/K/PM/PTBA-PLN/2004 of PTBA, whereby the Company agreed to sell 9,860,000 tonnes of coal to PLTU Bukit Asam effective 1 January 2004 until 31 December 2013.
Berdasarkan berita acara kesepakatan tanggal 4 Pebruari 2011, terhitung tanggal 1 Januari 2011 sampai dengan 31 Desember 2011, harga jual per ton adalah sebesar Rp 575.000 (nilai penuh) (2010: Rp 430.000 (nilai penuh)).
The agreed selling price per tonne based on a sales price memorandum of agreements dated 4 February 2011, was Rp 575,000 (full amount) (2010: Rp 430,000 (full amount)), effective from 1 January 2011 until 31 December 2011.
PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) untuk PLTU Tarahan
PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) for PLTU Tarahan
Perusahaan mengadakan perjanjian penjualan dan pembelian batubara dengan PT PLN untuk PLTU Tarahan, di mana Perusahaan bersedia menjual produksi batubaranya kepada PLTU Tarahan sejak bulan Nopember 2006.
The Company entered into a coal sales and purchase agreement with PT PLN for PLTU Tarahan, whereby the Company agreed to sell coal to PLTU Tarahan commencing in November 2006.
Pada tanggal 9 Oktober 2007, Perusahaan memperbaharui perjanjian jual beli batubara dengan PT PLN untuk PLTU Tarahan, dimana Perusahaan bersedia menjual produksi batubaranya kepada PLTU Tarahan sebanyak 17.132.000 ton terhitung 1 April 2007 sampai dengan 31 Desember 2031. Harga jual per ton yang disepakati adalah sebesar Rp 436.500 (nilai penuh). Berdasarkan berita acara kesepakatan harga batubara tanggal 7 Pebruari 2011, terhitung tanggal 1 Januari 2011 sampai dengan 31 Desember 2011, harga jual per ton telah diperbaharui menjadi Rp 729.325 (nilai penuh) (2010: Rp 570.000 (nilai penuh)).
On 9 October 2007, the Company renewed the coal sales and purchase agreement with PT PLN for PLTU Tarahan, whereby the Company agreed to sell 17,132,000 tonnes of coal to PLTU Tarahan effective from 1 April 2007 until 31 December 2031. The agreed selling price per tonne was Rp 436,500 (full amount). Based on a sales price memorandum of agreements dated 7 February 2011, effective from 1 January 2011 until 31 December 2011, the selling price per tonne has been amended to Rp 729,325 (full amount) (2010: Rp 570,000 (full amount)).
Jumlah penjualan kepada PT PLN (Tarahan dan Bukit Asam) sebesar Rp 795,9 miliar dan Rp 662,6 miliar masing masing pada tahun 2011 dan 2010 (lihat Catatan 26).
Total sales to PT PLN (Tarahan and Bukit Asam) in 2011 and 2010 amounted to Rp 795.9 billion and Rp 662.6 billion, respectively (see Note 26).
PT Bukit Asam Tbk
. 2011 Annual Report
16
26
36
46
70
Ikhtisar Utama
Informasi Perseroan
Informasi Bagi Investor
Laporan Manajemen
Main Highlights
Corporate Information
Investors Information
Management Report
Laporan Pengelolaan Operasional
408
Operational Management Report
PT BUKIT ASAM (PERSERO) Tbk DAN ENTITAS ANAK/AND SUBSIDIARIES Lampiran 5/92 Schedule CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2011 DAN 2010 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
31.
PERJANJIAN (lanjutan) a.
PENTING
DAN
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2011 AND 2010 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated) KOMITMEN
Perjanjian jual beli batubara (lanjutan)
31.
SIGNIFICANT AGREEMENTS COMMITMENTS (continued) a.
AND
Coal sales agreements (continued)
PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) untuk 15 PLTU di Indonesia
PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) for 15 PLTUs in Indonesia
Pada 22 September 2010, Perusahaan menandatangani Perjanjian Interim Jual Beli Batubara (“PIJBB”) dengan PT PLN untuk beberapa PLTU yang berada di Indonesia, dimana Perusahaan bersedia menjual produksi batubaranya kepada PLTU-PLTU tersebut sebanyak 300.000 ton untuk periode 1 Oktober 2010 sampai dengan 31 Maret 2011 untuk keseluruhan PLTU. Harga jual per ton yang disepakati untuk perjanjian ini adalah sebesar Rp 572.500 (nilai penuh).
On 22 September 2010, the Company signed an Interim Coal Sales and Purchase Agreement (“PIJBB”) with PT PLN for various PLTUs located in Indonesia, whereby the Company agreed to sell 300,000 tonnes of coal in total to these PLTUs from 1 October 2010 until 31 March 2011. The agreed selling price per tonne was Rp 572,500 (full amount).
Berdasarkan addendum II atas PIJBB tanggal 21 April 2011, Perusahaan sepakat untuk menyediakan dan menyerahkan batubara sebanyak ± 1.550.000 ton untuk periode 1 Oktober 2010 sampai dengan 31 Desember 2011. Untuk periode 1 Januari 2012 sampai dengan 31 Desember 2030, disepakati sebanyak ± 262.600.000 ton batubara yang kemudian akan diatur dalam Perjanjian Jual Beli Batubara (“PJBB”) yang akan diselesaikan sebelum berakhirnya masa berlaku PIJBB.
Based on addendum II of PIJBB dated 21 April 2011, the Company agreed to provide and sell ± 1,550,000 tonnes of coal for a period from 1 October 2010 until 31 December 2011. For the period of 1 January 2012 until 31 December 2030, it was agreed that ± 262,600,000 tonnes of coal will be provided and sold. This will be further arranged through Coal Sales and Purchase Agreement (“PJBB”) which will be completed before the expiry of PIJBB.
Harga jual per ton batubara untuk periode penyerahan 1 April 2011 sampai dengan 31 Desember 2011 disepakati sebesar Rp 740.211 (nilai penuh).
The agreed coal selling price per tonne for delivery period of 1 April 2011 until 31 December 2011 was Rp 740,211 (full amount).
Adapun rincian PLTU-PLTU tersebut adalah sebagai berikut:
Details of these PLTUs are as follows:
-
PLTU NAD, Nagan Raya PLTU Labuan Angin PLTU 1 Riau, Bengkalis PLTU Sumbar, Teluk Sirih PLTU 3 Bangka, Bangka Baru PLTU Lampung, Tanjung Selaki PLTU 4 Bangka, Belitung PLTU 1 Jabar, Indramayu PLTU 1 NTB, Bima PLTU 2 NTT, Kupang PLTU 1 Kalbar, Parit Baru PLTU 2 Kalbar, Bengkayan PLTU Sulsel, Baru PLTU Gorontalo, Anggrek PLTU Sulut, Amurang
Jumlah penjualan kepada PT PLN sehubungan dengan perjanjian ini adalah sebesar Rp 1.237,3 miliar dan Rp 80,9 miliar masing masing pada tahun 2011 dan 2010.
PT Bukit Asam Tbk
.
Laporan Tahunan 2011
Total sales to PT PLN in relation to this agreement in 2011 and 2010 amounted to Rp 1,237.3 billion and Rp 80.9 billion, respectively.
120
184
266
278
Pembahasan dan Analisis Manajemen
Laporan Tata Kelola Perusahaan
Laporan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Data Perseroan
Management Discussion & Analysis
Corporate Governance Report
Corporate Social Responsibilities
305
Laporan Keuangan
Corporate Data
409
Financial Statements
PT BUKIT ASAM (PERSERO) Tbk DAN ENTITAS ANAK/AND SUBSIDIARIES Lampiran 5/93 Schedule CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2011 DAN 2010 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
31.
PERJANJIAN (lanjutan) b.
PENTING
DAN
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2011 AND 2010 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
KOMITMEN
Perjanjian Jasa Pengangkutan Batubara
31.
SIGNIFICANT AGREEMENTS COMMITMENTS (continued) b.
AND
Coal Delivery Agreements
Pengangkutan Batubara dari Tanjung Enim ke Tarahan
Coal Delivery from Tanjung Enim to Tarahan
Perusahaan mengadakan perjanjian pengangkutan batubara dari Tanjung Enim ke Pelabuhan Tarahan dengan PT Kereta Api Indonesia (Persero) (“PTKA”), dimana PTKA menyetujui untuk mengangkut batubara Perusahaan dari stasiun pemuatan batubara di Tanjung Enim ke pelabuhan batubara di Tarahan, Lampung.
The Company entered into an agreement with PT Kereta Api Indonesia (Persero) (“PTKA”) for coal delivery from Tanjung Enim to Tarahan Port, whereby PTKA agreed to deliver coal from the Company‟s Train Loading Station in Tanjung Enim to the Company‟s coal port in Tarahan, Lampung.
Tarif tahun 2011 berdasarkan addendum No.024/ADD/Eks-0100/HK.03/2011 tanggal 21 April 2011 adalah Rp 344 (nilai penuh)/ton/kilometer tidak termasuk PPN. Tarif tahun 2010 berdasarkan addendum No.025/ADD/Eks-0500/HK.03/2010 tanggal 4 Juni 2010 adalah Rp 305 (nilai penuh)/ton/kilometer tidak termasuk PPN.
The 2011 tariff is based on addendum No. 024/ADD/Eks-0100/HK.03/2011 dated 21 April 2011 which is Rp 344 (full amount)/tonne/km excluding VAT. The 2010 tariff is based on addendum No. 025/ADD/Eks0500/HK.03/2010 dated 4 June 2010 which is Rp 305 (full amount)/tonne/km excluding VAT.
Jumlah biaya pengangkutan batubara dari Tanjung Enim ke Pelabuhan Tarahan sebesar Rp 1.530 miliar dan Rp 1.262 miliar masingmasing pada tahun 2011 dan 2010.
Total coal delivery expense from Tanjung Enim to Tarahan Port in 2011 and 2010 amounted to Rp 1,530 billion and Rp 1,262 billion, respectively.
Pengangkutan Batubara dari Tanjung Enim ke Kertapati
Coal Delivery from Tanjung Enim to Kertapati
Perusahaan membuat perjanjian pengangkutan batubara dari Tanjung Enim ke Dermaga Kertapati dengan PTKA, dimana PTKA menyetujui untuk mengangkut batubara Perusahaan dari stasiun pemuatan batubara di Tanjung Enim ke dermaga batubara di Kertapati, Palembang.
The Company entered into a coal delivery agreement with PTKA, whereby PTKA agreed to deliver the Company‟s coal from the Company‟s Train Loading Station in Tanjung Enim to the Company‟s coal jetty in Kertapati, Palembang.
Tarif tahun 2011 berdasarkan addendum No. 023/ADD/Eks-0100/HK.03/2011 tanggal 21 April 2011, adalah Rp 472 (nilai penuh)/ton/kilometer tidak termasuk PPN. Tarif tahun 2010 berdasarkan addendum No. 024/ADD/Eks0500/HK.03/2010 tanggal 04 Juni 2010 adalah Rp 420 (nilai penuh)ton/kilometer tidak termasuk PPN.
The 2011 tariff is based on the addendum to the tariff No. 023/ADD/Eks-0100/HK.03/2011 dated 21 April 2011 which is Rp 472 (full amount)/tonne/km excluding VAT. The 2010 tariff is based on addendum No.024/ADD/Eks0500/HK.03/2010 dated 4 June 2010 which is Rp 420 (full amount)/tonne/km excluding VAT.
Jumlah biaya pengangkutan batubara dari Tanjung Enim ke Pelabuhan Kertapati sebesar Rp 185 miliar dan Rp 160 miliar masing-masing pada tahun 2011 dan 2010.
Total coal delivery expense from Tanjung Enim to Kertapati Jetty in 2011 and 2010 amounted to Rp 185 billion and Rp160 billion, respectively.
PT Bukit Asam Tbk
. 2011 Annual Report
16
26
36
46
70
Ikhtisar Utama
Informasi Perseroan
Informasi Bagi Investor
Laporan Manajemen
Main Highlights
Corporate Information
Investors Information
Management Report
Laporan Pengelolaan Operasional
410
Operational Management Report
PT BUKIT ASAM (PERSERO) Tbk DAN ENTITAS ANAK/AND SUBSIDIARIES Lampiran 5/94 Schedule CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2011 DAN 2010 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
31.
PERJANJIAN (lanjutan) c.
PENTING
DAN
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2011 AND 2010 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
KOMITMEN
Satuan Kerja Pengusahaan Briket
31.
SIGNIFICANT AGREEMENTS COMMITMENTS (continued) c.
AND
Coal Briquette Operating Unit
Berdasarkan Surat Menteri Pertambangan dan Energi No. 483/201/M.DJP/1993 tanggal 9 Pebruari 1993, Menteri Pertambangan dan Energi mengajukan permohonan kepada Menteri Keuangan untuk mendapat persetujuan atas “Crash Program” untuk mengembangkan briket batubara di Indonesia oleh Perusahaan. Pendanaan proyek ini akan menggunakan dana Perjanjian Karya Pengusahaan Pertambangan Batubara (“PKP2B”) sebesar Rp 85 miliar.
Based on Ministry of Mines and Energy letter No. 483/201/M.DJP/1993 dated 9 February 1993, the Ministry of Mines and Energy proposed the Ministry of Finance to obtain approval for a “Crash Program” for the Company to develop coal briquettes in Indonesia. This project will be financed by “Coal Cooperative Agreement” (“CCA”) funds amounting to approximately Rp 85 billion.
Kemudian berdasarkan Surat Menteri Keuangan No. S-226/KMK/1993 tanggal 19 Pebruari 1993, Menteri Keuangan menyetujui permohonan penggunaan dana PKP2B hasil operasi tahun 1992 tersebut. Berdasarkan Rapat Umum Pemegang Saham tanggal 31 Desember 1993, para Pemegang Saham memutuskan untuk mendistribusikan penghasilan PKP2B tahun 1992 sebesar Rp 82,44 miliar untuk proyek pengembangan briket batubara.
On 19 February 1993, based on letter No.S-226/KMK/1993, the Ministry of Finance approved this request by using the 1992 CCA funds. Based on the shareholder‟s meeting on 31 December 1993, the Shareholders decided to distribute the 1992 CCA income amounting to Rp 82.44 billion to the coal briquette development project.
Berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 11, tanggal 9 Januari 1998, diputuskan bahwa penambahan sebesar Rp 284,5 miliar ditambahkan dalam Penyertaan Modal Pemerintah.
Based on Government Regulation No. 11 dated 9 January 1998, Rp 284.5 billion was added as Government Capital Investment.
Sejak tahun 2002, nama Proyek Pengembangan Briket Batubara sudah tidak berlaku lagi dan diganti dengan “Pengusahaan Briket”. Hal ini didukung oleh Surat Keputusan Direksi Perusahaan No. 103/SK/PTBA-PERS/2002 tanggal 20 Mei 2002, dimana Direksi menetapkan struktur organisasi Satuan Kerja “Pengusahaan Briket” yang sekaligus menyatakan tidak berlakunya lagi Surat Keputusan Direksi Perusahaan No. 294/SK/PTBA-PERS/2001 tentang struktur organisasi dan pemegang jabatan satuan kerja Proyek Pengembangan Briket Batubara (“P2B2”).
From 2002, the name of the Coal Briquette Development Project was changed to the “Coal Briquette Operating Unit”. This was supported by Board of Directors Decree No. 103/SK/PTBAPERS/2002 dated 20 May 2002, in which the Board of Directors set out the organisational structure of Briquette Task Force, which means that Board of Directors Decree No. 294/SK/PTBA-PERS/2001 on the organisational stucture of the Coal Briquette Development Project (“P2B2”) task force was no longer applicable.
PT Bukit Asam Tbk
.
Laporan Tahunan 2011
120
184
266
278
Pembahasan dan Analisis Manajemen
Laporan Tata Kelola Perusahaan
Laporan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Data Perseroan
Management Discussion & Analysis
Corporate Governance Report
Corporate Social Responsibilities
305
Laporan Keuangan
Corporate Data
411
Financial Statements
PT BUKIT ASAM (PERSERO) Tbk DAN ENTITAS ANAK/AND SUBSIDIARIES Lampiran 5/95 Schedule CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2011 DAN 2010 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
31.
PERJANJIAN (lanjutan) c.
PENTING
DAN
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2011 AND 2010 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
KOMITMEN
Satuan Kerja Pengusahaan Briket (lanjutan)
31.
SIGNIFICANT AGREEMENTS COMMITMENTS (continued) c.
Efektif sejak tanggal 6 Juli 2004, izin unit usaha Gresik telah diperpanjang untuk masa lima tahun mendatang. Namun, penggantian izin tersebut baru terlaksana tanggal 16 Pebruari 2011 berdasarkan keputusan ESDM No. 262.K/30/DJB/2011 tentang Ijin Usaha Pertambangan (“IUP”) Operasi Produksi khusus untuk pengelolaan dan pemurnian batubara. Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dengan ketentuan apabila di kemudian hari terdapat kekeliruan dalam penetapan keputusan ini akan diadakan perbaikan sebagaimana mestinya. d.
Perjanjian Jasa Penambangan Batubara
AND
Coal Briquette Operating Unit (continued) Effective from 6 July 2004, the operating permit for the coal briquette operating unit in Gresik was extended for the next five years. However, the replacement of the permit was accomplished on 16 February 2011 based on the decision of the Minister of Energy and Mineral Resources No. 262.K/30DJB/2011 regarding the Operation and Production Mining Business License for the coal management and purification. The decision was effective since the date stipulated with a clause if there are errors in the determination of this decision, improvement will be held as needed.
d.
Mining Service Agreements
Jasa Penambangan di Banko Barat
Mining Service Agreements in Banko Barat
Perusahaan mengadakan perjanjian pekerjaan pengupasan tanah dan penambangan batubara di tambang Banko Barat (Paket 06-006R) dengan PT Sumber Mitra Jaya (“SMJ”) untuk periode 1 Juli 2008 sampai dengan 30 Juni 2013. Sesuai dengan perjanjian, SMJ bersedia untuk melakukan kegiatan pengupasan tanah dan penambangan batubara dengan target produksi yang harus dicapai adalah sebesar 29.200.000 BCM untuk tanah dengan jarak angkut rata-rata 3,47 km dan 9.300.000 ton batubara dengan jarak angkut 3,40 km. Jumlah biaya penambangan adalah USD 34,36 juta dan Rp 444,16 miliar (termasuk PPN).
The Company entered into an agreement for stripping and coal mining in Banko Barat mine (package 06-006R) with PT Sumber Mitra Jaya (“SMJ”) for the period from 1 July 2008 until 30 June 2013. Under this agreement, SMJ agreed to render stripping and mining activities targeted to achieve the production targets on schedule which are 29,200,000 BCM for soil with an average distance of 3.47 km and 9,300,000 tonnes for coal with an average distance of 3.40 km. The total mining cost is USD 34.36 million and Rp 444.16 billion (including VAT).
Realisasi beban jasa pengupasan tanah dan penambangan batubara sebesar Rp 103,76 miliar dan Rp 90,8 miliar masing-masing pada tahun 2011 dan 2010.
Realisation for stripping and coal mining expense in 2011 and 2010 amounted to Rp 103.76 billion and Rp 90.8 billion, respectively.
Jasa Penambangan di Muara Tiga Besar Utara (“MTBU”), Muara Tiga Besar Selatan (“MTBS”), TAL Extention
Mining Service Agreements in Muara Tiga Besar Utara (“MTBU”), Muara Tiga Besar Selatan (“MTBS”), TAL Extention
Perusahaan mengadakan perjanjian untuk pengupasan dan penambangan batubara MTBU, MTBS, TAL, dan lokasi lainnya dalam wilayah KP Eksploitasi (Paket 06-007) dengan PT Pamapersada Nusantara (“Pama”) untuk periode 1 April 2007 sampai dengan 31 Maret 2012.
The Company entered into an agreement for stripping and coal mining in MTBU, MTBS, TAL, and other locations within the Company‟s KP Exploitation (package 06-007) with PT Pamapersada Nusantara (“Pama”) for the period from 1 April 2007 until 31 March 2012.
PT Bukit Asam Tbk
. 2011 Annual Report
16
26
36
46
70
Ikhtisar Utama
Informasi Perseroan
Informasi Bagi Investor
Laporan Manajemen
Main Highlights
Corporate Information
Investors Information
Management Report
Laporan Pengelolaan Operasional
412
Operational Management Report
PT BUKIT ASAM (PERSERO) Tbk DAN ENTITAS ANAK/AND SUBSIDIARIES Lampiran 5/96 Schedule CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2011 DAN 2010 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
31.
PERJANJIAN (lanjutan)
PENTING
d.
Jasa
Perjanjian (lanjutan)
DAN
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2011 AND 2010 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
KOMITMEN
Penambangan
Batubara
31.
SIGNIFICANT AGREEMENTS COMMITMENTS (continued) d.
AND
Mining Service Agreements (continued)
Jasa Penambangan di Muara Tiga Besar Utara (“MTBU”), Muara Tiga Besar Selatan (“MTBS”), TAL Extention (lanjutan)
Mining Service Agreements in Muara Tiga Besar Utara (“MTBU”), Muara Tiga Besar Selatan (“MTBS”), TAL Extention (continued)
Target produksi yang harus dicapai adalah sebesar 76.190.000 BCM untuk tanah dengan jarak angkut rata-rata 2,32 km dan 17.500.000 ton untuk batubara dengan jarak angkut 3,09 km. Jumlah biaya penambangan adalah USD 90,04 juta dan Rp 977,02 miliar (termasuk PPN).
The production targets which have to be achieved on schedule are 76,190,000 BCM for soil with an average distance of 2.32 km and 17,500,000 tonnes for coal with an average distance of 3.09 km. The total mining cost is USD 90.04 million and Rp 977.02 billion (including VAT).
Berdasarkan adendum III tanggal 8 Juli 2011, target produksi Paket 06-007 ditingkatkan ± 10% dari kontrak sebelumnya menjadi sebesar ± 99.000.000 BCM total material dan periode pelaksanaan diubah menjadi 1 April 2007 hingga 31 Juli 2011.
Based on addendum III dated 8 July 2011, the production target of Package 06-007 was increased ± 10% from the previous contract to ± 99,000,000 total materials BCM and the period was amended to 1 April 2007 until 31 July 2011.
Berdasarkan adendum IV tanggal 16 Desember 2011, jangka waktu pelaksanaan Paket 06-007 diperpanjang hingga 31 Mei 2012 dengan target produksi 16.339.000 BCM total material untuk periode 1 Agustus 2011 sampai dengan 31 Mei 2012.
Based on addendum IV dated 16 December 2011, service period for Package 06-007 is extended to 31 May 2012 with target production of 16,339,000 total materials BCM for a period of 1 August 2011 until 31 May 2012.
Pada tanggal 17 Nopember 2011, Perusahaan mengadakan perjanjian baru untuk jasa pemindahan tanah penutup dan sewa unit alat berat dan dump truck pada wilayah penggalian dan pengangkutan batubara di TAL dan Muara Tiga Besar (“MTB”) (Paket 10-200.R.2) dengan Pama melalui perjanjian No. 077/PJJ/EKS/0500/HK.03/2011 untuk periode 1 Agustus 2011 sampai dengan 31 Juli 2016. Target produksi yang harus dicapai adalah sebesar 145.987.500 BCM untuk tanah dengan jarak angkut rata-rata 4,5 km dan 39.850.000 ton untuk batubara dengan jarak angkut 3.0 km. Jumlah biaya penambangan adalah USD 282,92 juta dan Rp 3.160,43 miliar (termasuk PPN).
On 17 November 2011, the Company entered into a new agreement for top soil stripping service and rental of heavy equipment and dump truck for coal excavation and transportation area in TAL and Muara Tiga Besar (“MTB”) (Package 10-200.R.2) with Pama by agreement No. 077/PJJ/EKS/0500/HK.03/2011 for a period of 1 Agustus 2011 until 31 Juli 2016. Production target which have to be achieved on schedule are 145,987,500 BCM for soil with an average distance of 4.5 km and 39,850,000 tonnes for coal with an average distance of 3.0 km. The total mining cost is USD 282.92 million and Rp 3,160.43 billion (including VAT).
PT Bukit Asam Tbk
.
Laporan Tahunan 2011
120
184
266
278
Pembahasan dan Analisis Manajemen
Laporan Tata Kelola Perusahaan
Laporan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Data Perseroan
Management Discussion & Analysis
Corporate Governance Report
Corporate Social Responsibilities
305
Laporan Keuangan
Corporate Data
413
Financial Statements
PT BUKIT ASAM (PERSERO) Tbk DAN ENTITAS ANAK/AND SUBSIDIARIES Lampiran 5/97 Schedule CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2011 DAN 2010 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
31.
PERJANJIAN (lanjutan)
PENTING
d.
Jasa
e.
Perjanjian (lanjutan)
DAN
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2011 AND 2010 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
KOMITMEN
Penambangan
Batubara
31.
SIGNIFICANT AGREEMENTS COMMITMENTS (continued) d.
AND
Mining Service Agreements (continued)
Jasa Penambangan di Muara Tiga Besar Utara “MTBU”), Muara Tiga Besar Selatan (“MTBS”), TAL Extention (lanjutan)
Mining Service Agreements in Muara Tiga Besar Utara (“MTBU”), Muara Tiga Besar Selatan (“MTBS”), TAL Extention (continued)
Pama wajib menyerahkan jaminan pelaksanaan kepada Perusahaan yang dikeluarkan oleh bank umum sebesar 5% dari total biaya pekerjaan (termasuk PPN) atau sebesar USD 2,83 juta dan Rp 31,61 miliar.
Pama was required to submit a Performance Bond issued by a public bank to the Company amounting to 5% of the total service cost (including VAT) or in the amounts of USD 2.83 million and Rp 31.61 billion.
Beban jasa pengupasan tanah penutup dan penambangan batubara sebesar Rp 769,91 miliar dan Rp 579,40 miliar masing-masing pada tahun 2011 dan 2010.
Related stripping and coal mining expense in 2011 and 2010 amounted to Rp 769.91 billion and Rp 579.4 billion, respectively.
Perjanjian Jasa Pengapalan Batubara
e.
Coal Shipment Agreements
Perjanjian Jasa Pengapalan Batubara dengan PT Arpeni Pratama Ocean Line Tbk (“Arpeni”) dan PT Pelayaran Bahtera Adhiguna (Persero) (“Bahtera”)
Coal Shipment Agreement with PT Arpeni Pratama Ocean Line Tbk (“Arpeni”) and PT Pelayaran Bahtera Adhiguna (Persero) (“Bahtera”)
Perusahaan melakukan perjanjian jasa pengapalan batubara dengan Arpeni dan Bahtera untuk pengiriman batubara dari pelabuhan Tarahan ke pelabuhan PLTU Suralaya.
The Company entered into coal shipment agreements with Arpeni and Bahtera to deliver coal from the Company‟s port in Tarahan to PLTU Suralaya‟s port.
Berdasarkan perjanjian dengan Arpeni (Paket 06-146) No.027/K/PTBA-APOL/2006 tanggal 8 September 2006, Arpeni akan mengangkut 3.600.000 ton batubara per tahun selama tiga tahun, mulai 1 Juli 2006 sampai 30 Juni 2009 dengan tarif pengapalan adalah sebesar Rp 20.570 (nilai penuh) per ton.
Based on the agreement with Arpeni (Package 06-146) No. 027/K/PTBA-APOL/2006 dated 8 September, 2006, Arpeni shall deliver about 3,600,000 tonnes of coal annually for three years, from 1 July 2006 to 30 June 2009, with the rate for coal shipments of Rp 20,570 (full amount) per tonne.
Berdasarkan perjanjian dengan Arpeni (Paket 09-147) No.050/P51258/PKP/EKS0500/HK.03/2009 tanggal 12 Oktober 2009, Arpeni akan mengangkut 3.600.000 ton batubara per tahun selama tiga tahun, mulai 1 Juli 2009 sampai 30 Juni 2012 dengan tarif pengapalan adalah sebesar Rp 23.375 (nilai penuh) per ton.
Based on the agreement with Arpeni (Package 09-147) No.050/P51258/PKP/EKS0500/HK.03/2009 dated October 12, 2009, Arpeni shall deliver about 3,600,000 tonnes of coal annually for three years, from 1 July 2009 to 30 June 2012, with the rate for coal shipments of Rp 23,375 (full amount) per tonne.
PT Bukit Asam Tbk
. 2011 Annual Report
16
26
36
46
70
Ikhtisar Utama
Informasi Perseroan
Informasi Bagi Investor
Laporan Manajemen
Main Highlights
Corporate Information
Investors Information
Management Report
Laporan Pengelolaan Operasional
414
Operational Management Report
PT BUKIT ASAM (PERSERO) Tbk DAN ENTITAS ANAK/AND SUBSIDIARIES Lampiran 5/98 Schedule CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2011 DAN 2010 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
31.
PERJANJIAN (lanjutan)
PENTING
e.
Jasa
Perjanjian (lanjutan)
DAN
Pengapalan
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2011 AND 2010 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
KOMITMEN Batubara
31.
SIGNIFICANT AGREEMENTS COMMITMENTS (continued) e.
AND
Coal Shipment Agreements (continued)
Perjanjian Jasa Pengapalan Batubara dengan PT Arpeni Pratama Ocean Line Tbk (“Arpeni”) dan PT Pelayaran Bahtera Adhiguna (Persero) (“Bahtera”) (lanjutan)
Coal Shipment Agreement with PT Arpeni Pratama Ocean Line Tbk (“Arpeni”) and PT Pelayaran Bahtera Adhiguna (Persero) (“Bahtera”) (continued)
Jumlah biaya pengapalan batubara dari pelabuhan Tarahan ke pelabuhan PLTU Suralaya sebesar Rp 170 miliar dan Rp 137 miliar (termasuk biaya floating crane, lihat Catatan 31f) masing-masing pada tahun 2011 dan 2010.
Total coal shipment from Tarahan port to PLTU Suralaya‟s port in 2011 and 2010 amounted to Rp 170 billion and Rp 137 billion (including floating crane, see Note 31f), respectively.
Berdasarkan perjanjian dengan Bahtera (Paket 11-019) tanggal 9 Pebruari 2011, tarif pengapalan yang berlaku untuk periode 1 Januari 2011 sampai dengan 31 Desember 2011 adalah Rp 23.000 (nilai penuh) per ton belum termasuk PPN.
Based on agreement with Bahtera (Package 11019) dated 9 February 2011, shipping tariff for period from 1 January 2011 until 31 December 2011 was Rp 23,000 (full amount) per tonne excluding VAT.
Perjanjian Jasa Pengapalan Batubara dengan PT Bahtera Bestari Shipping (“BBS”) dan PT. Mitra Bahtera Segara Shipping (“MBSS”)
Coal Shipment Agreement with PT Bahtera Bestari Shipping (“BBS”) and PT. Mitra Bahtera Segara Shipping (“MBSS”)
Perusahaan melakukan perjanjian jasa pengapalan batubara dengan BBS, dimana BBS bersedia untuk mengapalkan batubara dari dermaga Kertapati, Palembang ke pelabuhan PLTU Suralaya. Berdasarkan perjanjian dengan BBS, BBS akan mengapalkan sekitar 100.000 ton batubara setiap bulannya mulai 1 Juli 2004.
The Company entered into a coal shipment agreement with BBS, whereby BBS agreed to deliver coal from the Company‟s jetty in Kertapati, Palembang to PLTU Suralaya‟s port. Based on the agreement with BBS, BBS shall deliver about 100,000 tonnes of coal every month starting from 1 July 2004.
Berdasarkan perjanjian No. 020/P42760, P42772 dan P42789/K/PTBA-BBS/2007 tanggal 31 Juli 2007, mulai Mei 2007 sampai dengan Mei 2010, BBS akan mengangkut sebanyak 1.800.000 ton dengan tarif pengapalan sebesar Rp 73.480 (nilai penuh) per ton termasuk PPN.
Based on agreement No. 020/P42760, P42772 and P42789/K/PTBA-BBS/2007 dated 31 July 2007, starting from May 2007 to May 2010, BBS shall deliver 1,800,000 tonnes. The rate for coal shipment is Rp 73,480 (full amount) per tonne, including VAT.
Pada tanggal 22 Desember 2010, Perusahaan melakukan perjanjian jasa pengapalan batubara dengan MBSS, dimana MBSS bersedia untuk mengapalkan batubara dari dermaga Kertapati, Palembang ke PLTU Suralaya. Berdasarkan perjanjian tersebut, MBSS akan mengapalkan sebanyak 1.200.000 ton batubara terhitung sejak Oktober 2010 sampai dengan September 2012 dengan tariff sebesar Rp. 62.400 per ton, belum termasuk PPN.
On 22 December 2010, the Company entered into a coal shipping agreement with MBSS where MBSS agreed to ship coal from Kertapati port in Palembang to PLTU Suralaya‟s port. Based on the agreement, MBSS will ship 1,200,000 tonnes of coal started from October 2010 until September 2012 with tariff Rp 62,400 per ton, excluding VAT.
Jumlah biaya pengapalan batubara dari dermaga Kertapati ke pelabuhan PLTU Suralaya pada 2011 dan 2010 adalah sebesar Rp 56,78 miliar dan Rp 44,40 miliar.
Total coal shipment from Kertapati jetty to PLTU Suralaya‟s port in 2011 and 2010 amounted to Rp 56.78 billion and Rp 44.40 billion, respectively.
PT Bukit Asam Tbk
.
Laporan Tahunan 2011
120
184
266
278
Pembahasan dan Analisis Manajemen
Laporan Tata Kelola Perusahaan
Laporan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Data Perseroan
Management Discussion & Analysis
Corporate Governance Report
Corporate Social Responsibilities
305
Laporan Keuangan
Corporate Data
415
Financial Statements
PT BUKIT ASAM (PERSERO) Tbk DAN ENTITAS ANAK/AND SUBSIDIARIES Lampiran 5/99 Schedule CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2011 DAN 2010 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
31.
PERJANJIAN (lanjutan) f.
PENTING
DAN
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2011 AND 2010 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
KOMITMEN
Perjanjian Jasa Bongkar Muat Batubara dengan Arpeni
31.
SIGNIFICANT AGREEMENTS COMMITMENTS (continued) f.
AND
Coal Loading and Discharging Agreement with Arpeni
Perusahaan melakukan perjanjian jasa bongkar muat batubara dengan pengapalan batubara dengan Arpeni dari Terminal Muat Batubara PTBA Tarahan ke Anchorage Pelabuhan Muat PTBA Tarahan.
The Company entered into coal loading & discharging agreements with Arpeni from PTBA Tarahan coal loading terminal to PTBA Tarahan Anchorage Loading Port.
Berdasarkan perjanjian dengan Arpeni (Paket 09-086) No. 056/P51278/PKP/EKS0500/HK.03/2009 tanggal 21 Oktober 2009, Arpeni akan melakukan pekerjaan Jasa Bongkar Muat Batubara dengan floating crane dan tongkang sebanyak 3.600.000 ton batubara per tahun selama tiga tahun, mulai 1 Juli 2009 sampai 30 Juni 2012 dengan tarif pengapalan adalah sebesar Rp 33.550 (nilai penuh) per ton.
Based on the agreement with Arpeni (Package 09-086) No. 056/P51278/PKP/EKS0500/HK.03/2009 dated October 21, 2009, Arpeni shall provide loading and discharging services through floating crane and barge amounting to 3,600,000 tonnes of coal annually for three years, from 1 July 2009 to 30 June 2012, with the rate for coal shipments of Rp 33,550 (full amount) per tonne.
Berdasarkan perjanjian dengan Arpeni (Adendum I No. 053/P51278/ADD/EKS0500/HK.03/2010 tanggal 21 September 2010), apabila dilakukan bongkar muat batubara dari tongkang non-Arpeni, maka tarif jasa per MT (1MT = 1000 kg) untuk pekerjaan tersebut adalah sebesar Rp 15.000 (nilai penuh).
Based on agreement with Arpeni (Addendum I No. 053/P51278/ADD/EKS-0500/HK.03/2010 dated 21 September 2010), if there is loading and discharging activity from non-Arpeni barges, then the tariff of the services was as at Rp 15,000 (full amount) per metric tonne.
Berdasarkan perjanjian dengan Arpeni (Adendum II No. 005/P51278/ADD/EKS0500/HK.03/2011 tanggal 26 Januari 2011), penggunaan kapasitas minimum per bulan untuk floating crane menurun dari 300,000 metrik ton per bulan menjadi 175.000 metrik ton per bulan, dan penghitungan masa penggunaan kapasitas minimum berubah dari enam bulan menjadi satu tahun masa penghitungan. Perubahan ini menyebabkan Perusahaan tidak terbebani biaya pinalti penggunaan kapal kurang dari kapasitas minimum untuk tahun 2010.
Based on agreement with Arpeni (Addendum II No. 005/P51278/ADD/EKS0500/HK.03/2011 dated 26 January 2011), the minimum dead freight for floating crane decreased from 300,000 metric ton per month to 175,000 metric ton per month and the dead freight calculation period changed from six month basis to annual basis. There was no penalty charged to the Company related to the dead freight in 2010 as a result of this amendment.
PT Bukit Asam Tbk
. 2011 Annual Report
16
26
36
46
70
Ikhtisar Utama
Informasi Perseroan
Informasi Bagi Investor
Laporan Manajemen
Main Highlights
Corporate Information
Investors Information
Management Report
Laporan Pengelolaan Operasional
416
Operational Management Report
PT BUKIT ASAM (PERSERO) Tbk DAN ENTITAS ANAK/AND SUBSIDIARIES Lampiran 5/100 Schedule CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2011 DAN 2010 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
31.
PERJANJIAN (lanjutan) f.
PENTING
DAN
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2011 AND 2010 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
KOMITMEN
Perjanjian Jasa Bongkar Muat Batubara dengan Arpeni (lanjutan)
31.
SIGNIFICANT AGREEMENTS COMMITMENTS (continued) f.
Berdasarkan perjanjian dengan Arpeni (Adendum III No. 062/P51278/ADD/EKS0500/HK.03/2011 tanggal 13 Oktober 2011), selama dilakukan perbaikan pada floating crane Puspawati, untuk periode Agustus 2011 hingga September 2011, disepakati floating crane pengganti yaitu floating crane Tekko dengan loading rate 15.000 metric ton per hari dan tarif Rp 31.153 per metric ton (sudah termasuk PPN). g.
Pembayaran Sumbangan dengan Pemerintah Daerah
Pihak
Ketiga
AND
Coal Loading and Discharging Agreement with Arpeni (continued) Based on agreement with Arpeni (Addendum III No. 062/P51278/ADD/EKS0500/HK.03/2011 dated 13 October 2011), while Puspawati floating crane was in docking process, for period of August 2011 until September 2011, it was agreed to use a replacement floating crane i.e. Tekko floating crane with loading rate 15,000 metric tonne a day and tariff Rp 31,153 per metric tonne (including VAT).
g.
Payment of Third Party Donation to the Regional Government
Pemerintah Daerah (“Pemda”) Sumatera Selatan dengan persetujuan dari DPRD tingkat I Sumatera Selatan, menerbitkan Peraturan Daerah (“Perda”) No.16/2002 tanggal 23 Desember 2002 tentang pembayaran sumbangan yang diberikan Perusahaan kepada Pemda Sumsel, Pemerintah Daerah Tingkat II Muara Enim (“Pemda Muara Enim”) dan Pemerintah Tingkat II Lahat (“Pemda Lahat”).
On 23 December 2002, the Regional Government (“Pemda”) of South Sumatera as ratified by the Regional House of Representatives released Regional Government Regulation (“Perda”) No.16/2002 regarding donations paid by the Company to South Sumatera Province (“Pemda Sumsel”), Muara Enim Regency (“Pemda Muara Enim”) and Lahat Regency (“Pemda Lahat”).
Perda tersebut telah diubah beberapa kali. Untuk Pemda Lahat, perubahan terakhir melalui Perda No. 18/2006 tentang perubahaan tarif produksi batubara menjadi Rp 1.000/ton (nilai penuh). Untuk kabupaten Muara Enim, Perda tersebut telah diubah beberapa kali, yakni melalui Perda No. 7/2006 tentang perubahaan tarif produksi batubara menjadi Rp 1.000/ton (nilai penuh) yang kemudian diperbaharui menjadi Perda No.3/2010. Perda No. 3/2010 mengatur tentang sumbangan pihak ketiga, dimana Perusahaan tidak memiliki kewajiban untuk membayar kewajiban sejumlah nilai tertentu atas setiap ton produksi batubara dari wilayah kabupaten Muara Enim, yang sekaligus mencabut Perda No. 7/2006.
This Perda has been amended several times. For Pemda Lahat, the latest amendment was through Perda No. 18/2006 regarding the revision of the coal production tariff to Rp 1,000/ton (full amount). For Muara Enim Regency, these Perda has been changed several times, through Perda No. 7/2006 regarding the revision of the coal production tariff to Rp 1,000/ton (full amount) which was renewed by Perda No. 3/2006 which regulate the donation from third party, in which the Company has no obligation to pay sum amount of money for every ton of coal produced from Muara Enim Regency, which is also revoked the Perda No. 7/2006.
PT Bukit Asam Tbk
.
Laporan Tahunan 2011
120
184
266
278
Pembahasan dan Analisis Manajemen
Laporan Tata Kelola Perusahaan
Laporan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Data Perseroan
Management Discussion & Analysis
Corporate Governance Report
Corporate Social Responsibilities
305
Laporan Keuangan
Corporate Data
417
Financial Statements
PT BUKIT ASAM (PERSERO) Tbk DAN ENTITAS ANAK/AND SUBSIDIARIES Lampiran 5/101 Schedule CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2011 DAN 2010 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
31.
PERJANJIAN (lanjutan) g.
h.
PENTING
DAN
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2011 AND 2010 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
KOMITMEN
Pembayaran Sumbangan Pihak Ketiga dengan Pemerintah Daerah (lanjutan)
31.
SIGNIFICANT AGREEMENTS COMMITMENTS (continued) g.
AND
Payment of Third Party Donation to the Regional Government (continued)
Selanjutnya pada tahun 2011, berdasarkan kesepakatan bersama antara Perusahaan dan Pemda Sumsel 029/PJJ/0100/HK.03/VI/2011 atau No. No. 024/SPK/DISPENDA/2011 tanggal 24 Juni 2011 mengenai pemberian bantuan Sumatera kepada Pemerintah Provinsi Selatan, Perusahaan akan memberikan bantuan sebesar Rp 14,5 miliar untuk tahun 2011.
Furthermore, in 2011, based on mutual agreement between the Company and Pemda Sumsel No. 029/PJJ/0100/HK.03/VI/2011 or No. 024/SPK/DISPENDA/2011 dated 24 Juni 2011 regarding donation to Pemda Sumsel, the Company will give a contribution of Rp 14.5 billion for 2011.
Berdasarkan kesepakatan bersama antara Perusahaan dan Pemda Muara Enim No. 012/PJJ/Int-0600/HK.02/IV/2011 atau tanggal No. 973/283/PPKAD-2/2011 14 April 2011 mengenai peran serta atas peningkatan pembangunan di Muara Enim, Perusahaan akan memberikan dana sebesar Rp 16 miliar untuk tahun 2011.
Based on mutual agreement between the Company and Pemda Muara Enim No. 012/PJJ/Int-0600/HK.02/IV/2011 or No. 973/283/PPKAD-2/2011 dated 14 April 2011 regarding participation in development of Muara Enim, the Company will give a contribution fund of Rp 16 billion for 2011.
Pembayaran yang diberikan kepada Pemda Sumsel, Pemda Lahat dan Pemda Muara Enim untuk tahun 2011 adalah masing-masing sebesar Rp 14,5 miliar, Rp 4,6 miliar dan Rp 16 miliar. Sumbangan untuk Pemda Lahat dibebankan sebagai beban pokok penjualan lainnya pada laporan pendapatan konsolidasian sedangkan dana peran serta untuk Pemda Sumsel dan Muara Enim dibebankan sebagai biaya umum dan administrasi pada laporan pendapatan konsolidasian sebagai donasi.
The donation distributed to Pemda Sumsel, Pemda Lahat and Pemda Muara Enim in 2011 amounted to Rp 14.5 billion, Rp 4.6 billion and Rp 16 billion, respectively. The donations to Pemda Lahat were charged to other cost of sales in the consolidated statements of income while contribution funds to Pemda Sumsel and Muara Enim were charged to general and administration expenses in the consolidated statements of income as donations.
Iuran Produksi
h.
Production Royalty
Berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 45/2003 seluruh perusahaan yang memiliki IUP diwajibkan untuk membayar iuran eksploitasi sebesar 3% sampai 7% dari nilai penjualan, setelah dikurangi beban penjualan. Perusahaan mengakui iuran ini dengan dasar akrual.
Based on Government Regulation No. 45/2003 all companies holding IUP have an obligation to pay exploitation fees ranging from 3% to 7% of sales, net of selling expenses. The Company recognises this fee on an accrual basis.
Jumlah iuran yang dibayarkan ke Pemerintah pada tahun 2011 adalah Rp 611,1 miliar (2010: Rp 470,5 miliar). Iuran tersebut dibebankan sebagai beban pokok penjualan pada laporan pendapatan konsolidasian.
The royalty paid to the Government in 2011 was Rp 611.1 billion (2010: Rp 470.5 billion). The royalty is charged to cost of sales in the consolidated statements of income.
PT Bukit Asam Tbk
. 2011 Annual Report
16
26
36
46
70
Ikhtisar Utama
Informasi Perseroan
Informasi Bagi Investor
Laporan Manajemen
Main Highlights
Corporate Information
Investors Information
Management Report
Laporan Pengelolaan Operasional
418
Operational Management Report
PT BUKIT ASAM (PERSERO) Tbk DAN ENTITAS ANAK/AND SUBSIDIARIES Lampiran 5/102 Schedule CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2011 DAN 2010 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
32.
ASET DAN LIABILITAS KONTINJENSI
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2011 AND 2010 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
32.
CONTINGENT ASSETS AND LIABILITIES
Undang-Undang Pertambangan No. 4/2009
Mining Law No. 4/2009
Pada tanggal 16 Desember 2008, Dewan Perwakilan Rakyat meloloskan Undang-Undang (“UU”) Pertambangan Mineral dan Batubara, yang telah disetujui oleh Presiden pada 12 Januari 2009 menjadi UU No.4/2009.
On 16 December 2008, the Indonesian Parliament passed Law on Mineral and Coal Mining (the “Law”), which received the assent of the President on 12 January 2009, becoming Law No. 4/2009.
Setelah keluarnya Undang-Undang tersebut, Direktur Jenderal Mineral, Batubara dan Panas Bumi (“DJMBP”) menerbitkan Surat Keputusan (“SK”) No. 03.E/31/DJB/2009 sehubungan dengan Kuasa Pertambangan (“KP”) yang menjadi dasar operasi Pemerintah. Beberapa diantaranya adalah:
Following the issue of the Law, the Director General of Minerals, Coal and Geothermal (“DGMCG”) issued Circular No. 03.E/31/DJB/2009 with respect to Mining Rights (“KP”) under which the Company operates. The Circular states that, among others:
•
KP yang ada pada saat diberlakukannya Undang-Undang masih berlaku hingga jangka waktu berakhirnya KP tetapi wajib dikonversi menjadi IUP sesuai dengan Undang-Undang, paling lambat 11 Januari 2010. Tata cara penerbitan IUP akan diterbitkan oleh DJMBP (diasumsikan melalui peraturan pelaksana Undang-Undang No. 4/2009).
•
Semua pemegang KP eksplorasi dan eksploitasi diwajibkan untuk menyerahkan rencana aktivitas seluruh KP hingga berakhirnya jangka waktu KP, paling lambat enam bulan setelah disahkannya Undang-Undang, yaitu 11 Juli 2009.
•
•
•
•
KP in force at the time the law was enacted will remain valid until the expiration of the KP but must be converted to an IUP – the mining license under the Law by 11 January 2010 at the latest. The procedures for IUP issuance will be issued by the DGMCG (presumably through the upcoming implementing regulations for Law No. 4/2009). All existing exploration and exploitation KP holders are required to deliver an activities plan for the whole KP area covering the period until expiration of the KP term, at the latest within six months of the enactment of the Law, i.e. by 11 July 2009.
Pada bulan Pebruari 2010, Pemerintah Indonesia mengeluarkan dua peraturan pemerintah yaitu Peraturan Pemerintah No. 22/2010 dan 23/2010 (“PP No. 22” dan “PP No. 23”), sehubungan dengan penerapan Undang-Undang Pertambangan No. 4/2009. PP No. 22 mengatur tentang pembentukan area pertambangan dengan menggunakan ijin usaha pertambangan yang baru. PP No. 23 juga mewajibkan agar KP diubah menjadi IUP dalam jangka waktu tiga bulan sejak diterbitkannya PP No. 23, akan tetapi tata laksananya masih perlu diperjelas oleh pemerintah.
In February 2010, the Government of Indonesia released two implementing regulations for Mining Law No. 4/2009, i.e. Government Regulations Nos. 22/2010 and 23/2010 (“GR No.22” and “GR No. 23”). GR No. 22 deals with the establishment of mining areas under the IUP. GR No. 23 provides clarifications surrounding the procedures to obtain new IUPs. GR No. 23 also requires a KP to be converted into an IUP within three months of the issue of GR No. 23, however, the details of the procedures remain to be specified.
Grup terus memonitor perkembangan peraturan pelaksana Undang-Undang tersebut secara ketat dan akan mempertimbangkan dampak terhadap operasi Grup, jika ada, pada saat peraturanperaturan pelaksana ini diterbitkan. Seperti yang telah disajikan pada Catatan 1b, sampai pada tanggal laporan keuangan konsolidasian ini diterbitkan Grup telah memperoleh IUP untuk sebagian besar area eksploitasi/pengembangan yang dimiliki.
The Group is closely monitoring the progress of the implementing regulations for the Law, and will consider the impact on its operations, if any, once these regulations are issued. As presented in Note 1b, as of the date of these consolidated financial statements, the Group has obtained IUPs for most of its exploitation/development areas.
PT Bukit Asam Tbk
.
Laporan Tahunan 2011
305
120
184
266
278
Pembahasan dan Analisis Manajemen
Laporan Tata Kelola Perusahaan
Laporan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Data Perseroan
Management Discussion & Analysis
Corporate Governance Report
Corporate Social Responsibilities
Laporan Keuangan
Corporate Data Financial Statements
PT BUKIT ASAM (PERSERO) Tbk DAN ENTITAS ANAK/AND SUBSIDIARIES Lampiran 5/103 Schedule CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2011 DAN 2010 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
32.
ASET DAN LIABILITAS KONTINJENSI (lanjutan)
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2011 AND 2010 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
32.
CONTINGENT (continued)
ASSETS
AND
LIABILITIES
Keputusan Menteri No 34/2009
Ministerial Regulation No 34/2009
Pada bulan Desember 2009, Menteri ESDM mengeluarkan Peraturan Menteri No. 34/2009 yang memberikan dasar hukum yang mewajibkan perusahaan pertambangan untuk menjual sebagian hasil produksinya kepada pelanggan domestik (“Domestic Market Obligation” atau “DMO”). Sesuai dengan Keputusan Menteri ESDM No. 2360/K/30/MEM/2010, persentase batas minimal DMO untuk tahun 2011 adalah 24,17% (2010: 24,75%).
In December 2009, the Minister of ESDM issued Ministerial Regulation No. 34/2009, which provides a legal framework to require mining companies to sell a portion of their output to domestic customers (“Domestic Market Obligation” or “DMO”). According to Ministerial Decree of Minister of ESDM No. 2360/K/30/MEM/2010, the minimum DMO percentage for 2011 is 24.17% (2010: 24.75%).
Peraturan Menteri ini menyediakan sistem „cap and trade' dimana perusahaan pertambangan yang melebihi kewajiban DMO dapat menjual/mentransfer kredit DMO untuk perusahaan pertambangan lain yang tidak dapat memenuhi komitmen DMO. Mekanisme penetapan harga untuk kredit DMO akan ditentukan berdasarkan ketentuan komersial. Mekanisme perdagangan kredit DMO telah diklarifikasi dalam Surat Edaran No. DJMBP 5055/30/DJB/2010 tanggal 29 November 2010, yang mengatur bahwa kredit DMO dapat ditransfer antar perusahaan pertambangan dengan persetujuan Direktorat Jenderal Mineral, Batubara dan Panas Bumi, termasuk kredit yang dimiliki oleh pedagang atas nama perusahaan pertambangan
This regulation provides for a „cap and trade‟ system whereby mining companies that exceed their DMO obligations may sell/transfer DMO credits to a mining company that is unlikely to meet its DMO commitment. The pricing mechanism for DMO credits is to be determined on commercial terms. The mechanism for trading DMO credits has been clarified in Circular Letter of DGMCG No. 5055/30/DJB/2010 dated 29 November 2010, which provides that DMO credits can be transferred between mining companies with the approval of the Directorate General of Minerals, Coal and Geothermal, including credits held by traders on behalf of a mining company.
Reklamasi Tambang dan Penutupan Tambang
Mine Reclamation and Mine Closure
Pada tanggal 20 Desember 2010, Pemerintah Indonesia mengeluarkan peraturan implementasi atas Undang-Undang Mineral No. 4/2009, yaitu Peraturan Pemerintah No. 78/2010 (“PP No. 78”) yang mengatur aktivitas reklamasi dan pascatambang untuk pemegang IUP-Eksplorasi dan IUP-Operasi Produksi. Peraturan ini mengukuhkan keberlakuan Peraturan Menteri No. 18/2008 yang dikeluarkan oleh Menteri ESDM pada tanggal 29 Mei 2008.
On 20 December 2010, the Government of Indonesia released an implementing regulation for Mining Law No. 4/2009, i.e. Government Regulation No. 78/2010 (“GR No. 78”) that deals with reclamation and postmining activities for both IUP-Exploration and IUPProduction Operation holders. This regulation confirms Ministerial Regulation No. 18/2008 issued by the Minister of ESDM on 29 May 2008.
Pemegang IUP-Eksplorasi, ketentuannya antara lain, harus memuat rencana eksplorasi didalam rencana kerja dan anggaran biaya ekplorasinya dan menyediakan jaminan reklamasi berupa deposito berjangka yang ditempatkan pada bank pemerintah.
IUP-Exploration holders, among other requirements, must include a reclamation plan in its exploration work plan and budget and provide a reclamation guarantee in the form of a time deposit placed at a state-owned bank.
PT Bukit Asam Tbk
. 2011 Annual Report
419
16
26
36
46
70
Ikhtisar Utama
Informasi Perseroan
Informasi Bagi Investor
Laporan Manajemen
Main Highlights
Corporate Information
Investors Information
Management Report
Laporan Pengelolaan Operasional
420
Operational Management Report
PT BUKIT ASAM (PERSERO) Tbk DAN ENTITAS ANAK/AND SUBSIDIARIES Lampiran 5/104 Schedule CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2011 DAN 2010 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 32.
ASET DAN LIABILITAS KONTINJENSI (lanjutan)
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2011 AND 2010 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated) 32.
CONTINGENT (continued)
ASSETS
AND
LIABILITIES
Reklamasi Tambang dan Penutupan Tambang (lanjutan)
Mine Reclamation and Mine Closure (continued)
Pemegang IUP-Operasi Produksi, ketentuannya antara lain, harus menyiapkan (1) rencana reklamasi lima tahunan; (2) rencana pasca tambang; (3) menyediakan jaminan reklamasi yang dapat berupa rekening bersama atau deposito berjangka yang ditempatkan pada bank pemerintah, bank garansi, atau cadangan akuntansi (bila diijinkan), dan (4) menyediakan jaminan pasca tambang berupa deposito berjangka yang ditempatkan di bank pemerintah.
IUP-Production Operation holders, among other requirements, must prepare (1) a 5-year reclamation plan; (2) a post-mining plan; (3) provide a reclamation guarantee which may be in the form of a joint account or time deposit placed at a state-owned bank, a bank guarantee, or an accounting provision (if eligible); and (4) provide a post-mine guarantee in the form of a time deposit at a state-owned bank.
Penempatan jaminan reklamasi dan jaminan pasca tambang tidak menghilangkan kewajiban pemegang IUP dari ketentuan untuk melaksanakan aktivitas reklamasi dan pasca tambang.
The requirement to provide reclamation and postmine guarantees does not release the IUP holder from the requirement to perform reclamation and post-mine activities.
Pada tanggal laporan keuangan konsolidasian ini, Grup telah menempatkan jaminan reklamasi tambang dalam bentuk cadangan akuntansi (lihat Catatan 18) dan akan melakukan penempatan deposito untuk penyisihan penutupan tambang. Berdasarkan peraturan ini Grup telah mengirimkan rencana penutupan tambangnya ke Gubernur Sumatera Selatan dan diharapkan untuk disetujui pada tahun 2012 dan penempatan deposito baru akan dilakukan pada tahun 2015, tiga tahun setelah dokumen rencana penutupan tambang disetujui oleh Gubernur Sumatera Selatan dan Bupati Muara Enim.
As at the date of these consolidated financial statements, the Group had placed reclamation guarantees in the form of accounting reserves (see Note 18) and plans to establish a time deposit for mine closure provision. Based on this regulation, the Group has submitted its mine closure plan to the Governor of South Sumatera and it is expected to be approved in 2012 and then followed by the placement of time deposit in 2015, three years after the issue of approval for mine closure plan by the Governor of South Sumatra and Muara Enim Regency Government.
Keputusan Menteri No. 17/2010
Ministerial Regulation No. 17/2010
Pada tanggal 23 September 2010, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral mengeluarkan Peraturan Menteri No. 17/2010 yang menjelaskan mekanisme untuk menentukan Indonesian Minerals and Coal Benchmark Price ("IMCBP"), sebagai salah satu peraturan pelaksana UU No. 4/2009. Peraturan ini berlaku efektif pada tanggal 23 September 2010.
On 23 September 2010, the Minister of Energy and Mineral Resources issued Ministerial Regulation No. 17/2010 outlining the mechanism for determining the Indonesian Minerals and Coal Benchmark Price (“IMCBP”), as one of the implementing regulations to the Mining Law No. 4/2009. It has been effective from 23 September 2010.
Peraturan Menteri No. 17/2010 mengatur antara lain:
Ministerial Regulation No. 17/2010 governs among others: • the use of the average mineral/coal price from international market indices and the use of freeon-board (“FOB”) mother vessel as the sale point to determine the IMCBP; • the acceptance of certain costs as adjustments to the IMCBP (if the actual sale point is not FOB mother vessel); and • the use of a “floor" price approach (i.e. IMCBP vs. actual sales price, whichever is higher, for the Non-Tax State Revenue calculation (e.g.royalty or exploitation fee).
•
• •
penggunaan harga rata-rata mineral/batubara dari indeks pasar internasional dan penggunaan free-on-board ("FOB"), kapal induk sebagai titik penjualan untuk menentukan IMCBP; penerimaan beban tertentu sebagai penyesuaian untuk IMCBP (jika titik penjualan FOB yang sebenarnya bukan kapal induk);dan penggunaan pendekatan harga dasar (yaitu harga jual IMCBP vs harga jual aktual, mana yang lebih tinggi, untuk perhitungan Penerimaan Negara (contoh: royalti atau biaya eksploitasi).
PT Bukit Asam Tbk
.
Laporan Tahunan 2011
305
120
184
266
278
Pembahasan dan Analisis Manajemen
Laporan Tata Kelola Perusahaan
Laporan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Data Perseroan
Management Discussion & Analysis
Corporate Governance Report
Corporate Social Responsibilities
Laporan Keuangan
Corporate Data Financial Statements
PT BUKIT ASAM (PERSERO) Tbk DAN ENTITAS ANAK/AND SUBSIDIARIES Lampiran 5/105 Schedule CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2011 DAN 2010 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
32.
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2011 AND 2010 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
ASET DAN LIABILITAS KONTINJENSI (lanjutan)
32.
CONTINGENT (continued)
ASSETS
AND
LIABILITIES
Keputusan Menteri No. 17/2010 (lanjutan)
Ministerial Regulation No. 17/2010 (continued)
Peraturan ini juga pertambangan untuk:
This regulation also requires mining companies to:
• • •
mengharuskan
perusahaan
menggunakan kapal/perahu berbendera Indonesia untuk mengangkut mineral/batubara; mengutamakan penggunaan perusahaan asuransi nasional dimana syarat adopsi CIF digunakan; dan menggunakan surveyor yang ditunjuk oleh Direktorat DJMBP.
• • •
use Indonesian flagged ships/vessels to transport minerals/coal; prioritise the use of a national insurance company where CIF sale terms are adopted; and use surveyors appointed by the DGMCG.
Royalti dan iuran eksploitasi akan dihitung berdasarkan harga jual aktual tertinggi dan IMCBP, seperti yang dijelaskan lebih lanjut dalam Peraturan Menteri No. 17/2010.
Royalties and exploitation fees will be calculated based on the higher of the actual sales price and the IMCBP as further explained in Ministerial Regulation No. 17/2010.
Peraturan Menteri No. 17/2010 memberikan masa transisi untuk merubah kontrak spot penjualan sampai dengan 22 Maret 2011 dan kontrak penjualan jangka panjang sampai dengan 22 September 2011.
Ministerial Regulation No. 17/2010 provides a transitional period until 22 March 2011 for spot sales contracts and 22 September 2011 for term sales contracts.
Pada tanggal 3 Maret 2011, Menteri Energi dan Sumber Data Mineral mengeluarkan Keputusan Menteri No. 0617 K/32/MEM/2011 tentang Harga Batubara untuk PLN Dalam Rangka Pengoperasian Pembangkit Listrik Tenaga Uap, yang antara lain mengatur:
On 3 March 2011, Minister of Energy and Mineral Resources issued Ministerial Decision No. 0617 K/32/MEM/2011 on The Benchmark Price for PLN in Operation of Coal Fired Power Plant, which regulates:
•
•
Coal purchase price by PLN in their operation of coal fired power plant is the coal benchmark price at the time that agreement between PLN and CCA company or IUP Coal Production holder, was agreed;
•
The agreed coal purchase price should be adjusted every 12 months with the coal purchase price based on coal benchmark price enacted at the date of adjustment; and
•
The coal benchmark price will be regulated further by regulation of Director General of Minerals, Coal and Geothermal.
•
•
Harga pembelian batubara oleh PLN dalam rangka pengoperasian pembangkit listrik tenaga uap adalah sebesar harga patokan batubara pada saat tercapainya kesepakatan antara PLN dengan perusahaan PKP2B atau IUP Operasi Produksi Batubara; Harga kesepakatan pembelian batubara wajib disesuaikan setiap 12 bulan sekali dengan harga pembelian batubara sesuai dengan harga patokan batubara yang berlaku pada saat penyesuaian; dan Harga patokan batubara akan diatur lebih lanjut oleh peraturan Direktur Jenderal Mineral, Batubara dan Panas Bumi.
PT Bukit Asam Tbk
. 2011 Annual Report
421
16
26
36
46
70
Ikhtisar Utama
Informasi Perseroan
Informasi Bagi Investor
Laporan Manajemen
Main Highlights
Corporate Information
Investors Information
Management Report
Laporan Pengelolaan Operasional
422
Operational Management Report
PT BUKIT ASAM (PERSERO) Tbk DAN ENTITAS ANAK/AND SUBSIDIARIES Lampiran 5/106 Schedule CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2011 DAN 2010 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
32.
ASET DAN LIABILITAS KONTINJENSI (lanjutan)
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2011 AND 2010 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
32.
CONTINGENT (continued)
ASSETS
AND
LIABILITIES
Keputusan Menteri No. 17/2010 (lanjutan)
Ministerial Regulation No. 17/2010 (continued)
Pada tanggal 24 Maret 2011, Direktur Jenderal Mineral, Batubara dan Panas Bumi mengeluarkan Peraturan Direktur Jenderal No. 515.K/32/DJB/2011 tentang Formula untuk Penetapan Harga Patokan Batubara, yang antara lain mengatur:
On 24 March 2011, Director General of Minerals, Coal, and Geothermal issued Director General Regulation No. 515.K/32/DJB/2011 on the Formula for Setting the Coal Benchmark Price, which states that:
Menetapkan harga patokan batubara setiap bulan berdasarkan formula yang mengacu pada rata-rata beberapa indeks harga batubara; Harga patokan batubara wajib digunakan sebagai acuan dalam penjualan batubara; dan Untuk penjualan batubara yang dilakukan secara jangka tertentu (term), harga batubara mengacu pada rata-rata tiga harga patokan terakhir pada bulan dimana dilakukan kesepakatan harga.
The coal benchmark price is set every month based on a formula which is the average of several coal price indices; The coal benchmark price should be used as the basis for coal sales; and For the coal sales on a term basis, the coal price is based on the average of the three last benchmarked prices at the month where the price was agreed.
Pada tanggal 26 Agustus 2011, Direktur Jendral Mineral, Batubara, dan Panas Bumi mengeluarkan Peraturan Direktur Jenderal No. 999.K/30/DJB/2011 mengenai Tata Cara Penetapan Besaran Biaya Penyesuaian Harga Batubara.
On 26 August 2011, Director General of Minerals, Coal, and Geothermal, issued Director General Regulation No. 999.K/30/DJB/2011 on Procedures for Determination of Coal Benchmark Price Adjustment.
Pada peraturan tersebut juga ditetapkan besarnya biaya penyesuaian pada beberapa wilayah di Indonesia yang akan digunakan dalam penghitungan pengurangan Harga Patokan Batubara. Peraturan ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan.
The regulation also set out the cost adjustment for some areas in Indonesia which will be used in the calculation of Coal Benchmark Price Deduction. This regulation became effective since the date of its promulgation.
Manajemen berkeyakinan bahwa seluruh kontrak penjualan batubara jangka pendek yang dilakukan oleh Grup telah menggunakan harga jual yang sesuai dengan IMCBP. Untuk kontrak penjualan jangka panjang, harga yang ditetapkan akan disesuaikan setiap tahunnya berdasarkan harga IMCBP tahun tersebut.
Management believes that sales price for all shortterm coal sales contracts entered by the Group is in line with the IMCBP. For the long-term coal sales contracts, the sales price will be revisited each year and will be adjusted in accordance with IMCBP of the respective period.
Dalam melakukan perhitungan royalti, Grup juga telah menyesuaikan harga penjualan yang digunakan untuk menghitung royalti berdasarkan kalori dari masing-masing penjualan.
In calculating the royalty, the Group has also used the adjusted sales price for the royalty calculation based on the calorific value of each sale.
PT Bukit Asam Tbk
.
Laporan Tahunan 2011
305
120
184
266
278
Pembahasan dan Analisis Manajemen
Laporan Tata Kelola Perusahaan
Laporan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Data Perseroan
Management Discussion & Analysis
Corporate Governance Report
Corporate Social Responsibilities
Laporan Keuangan
Corporate Data Financial Statements
PT BUKIT ASAM (PERSERO) Tbk DAN ENTITAS ANAK/AND SUBSIDIARIES Lampiran 5/107 Schedule CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2011 DAN 2010 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
32.
ASET DAN LIABILITAS KONTINJENSI (lanjutan)
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2011 AND 2010 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
32.
CONTINGENT (continued)
ASSETS
AND
LIABILITIES
Perkara-perkara dalam proses di Pengadilan
Outstanding court cases still in progress
Pada tahun 2003, Perusahaan diberikan KP untuk mengeksploitasi daerah Lahat. Pada tahun 2004, otoritas untuk memberikan KP dialihkan pengurusannya oleh Gubernur Sumatera Selatan ke Bupati Lahat pada tahun 2004. Pada tanggal 29 Agustus 2005 melalui Pengadilan Tata Usaha Negara (“PTUN”) Palembang, Perusahaan mengajukan gugatan kepada Bupati Lahat sehubungan dengan penerbitan beberapa KP kepada beberapa perusahaan swasta atas wilayah yang sama yang dimiliki oleh Perusahaan. Atas upaya hukum tersebut, PTUN Palembang menolak gugatan Perusahaan.
In 2003, the Company was given a KP to exploit the Lahat area. In 2004, the authority to grant KP was transferred by the Governor of South Sumatera to the Lahat Regency Government. On 29 August 2005, through Palembang Administrative Court (“PTUN”), the Company filed a lawsuit against the Lahat Regency Government due to several overlapping KPs with other companies. Palembang PTUN refused to process the Company‟s claim.
Pada tanggal 14 Desember 2005, Perusahaan mengajukan upaya hukum banding ke Pengadilan Tinggi Tata Usaha Negara (“PTTUN”) Medan. PTTUN menolak upaya hukum banding Perusahaan.
On 14 December 2005, the Company filed an appeal with the Medan Administrative High Court (“PTTUN”). PTTUN rejected the Company‟s appeal.
Pada tanggal 30 Juni 2006, Mahkamah Agung telah menerima upaya hukum kasasi dari Perusahaan. Pada tanggal 10 Mei 2007, Mahkamah Agung memutuskan untuk membatalkan putusan PTTUN Medan, menolak eksepsi tergugat tetapi juga menyatakan gugatan Perusahaan tidak dapat diterima.
On 30 June 2006, the Supreme Court received the Company‟s cassation. On 10 May 2007, the Supreme Court announced the cancellation of PTTUN, and refused both the exception of the defendant and the Company‟s cassation.
Pada tanggal 31 Januari 2008, masih terkait dengan kasus di atas, Perusahaan mengajukan gugatan perdata ke PN Lahat atas kerugian materiil akibat pemberian KP kepada pihak lain. Gugatan dilayangkan kepada beberapa pihak termasuk Bupati Lahat sebagai tergugat pertama.
On 31 January 2008, still in relation to the KP overlapping above, the Company filed a civil suit with PN Lahat due to commercial losses from KP overlapping with other parties. The suit is addressed to several parties which include the Lahat Regency Government as first defendant.
Tanggal 12 Agustus 2008, PN Lahat mengeluarkan Putusan Sela, bahwa PN Lahat tidak berwenang mengadili perkara tersebut, dengan putusan Sela tersebut Perusahaan mengajukan upaya hukum banding ke Pengadilan Tinggi (“PT”) Palembang.
On 12 August 2008, PN Lahat announced its refusal to process the suit, on which the Company further appealed to the High Court (“PT”) in Palembang.
Tanggal 16 Desember 2008 PT Palembang mengeluarkan Putusan Sela, menerima banding Perusahaan, membatalkan Putusan Sela PN Lahat serta memerintahkan PN Lahat untuk memeriksa dan mengadili perkara tersebut.
On 16 December 2008, PT Palembang issued a decision letter approving the Company‟s appeal and ordered PN Lahat to process the suit.
Dengan putusan sela PT Palembang tersebut para tergugat mengajukan upaya hukum Kasasi ke Mahkamah Agung RI.
With the PT Palembang decision, the defendent appealed to the Indonesian Supreme Court.
Tertanggal 9 Juli 2009 PN Lahat telah mengirimkan berkas perkara Kasasi ke Mahkamah Agung RI.
On 9 July 2009, PN Lahat sent the cassation files to the Indonesian Supreme Court.
PT Bukit Asam Tbk
. 2011 Annual Report
423
16
26
36
46
70
Ikhtisar Utama
Informasi Perseroan
Informasi Bagi Investor
Laporan Manajemen
Main Highlights
Corporate Information
Investors Information
Management Report
Laporan Pengelolaan Operasional
424
Operational Management Report
PT BUKIT ASAM (PERSERO) Tbk DAN ENTITAS ANAK/AND SUBSIDIARIES Lampiran 5/108 Schedule CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2011 DAN 2010 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
32.
ASET DAN LIABILITAS KONTINJENSI (lanjutan)
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2011 AND 2010 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
32.
CONTINGENT (continued)
ASSETS
AND
LIABILITIES
Perkara-perkara dalam proses di Pengadilan (lanjutan)
Outstanding court cases still in progress (continued)
Tanggal 2 Nopember 2009 berkas perkara telah diterima Mahkamah Agung RI, dan sampai dengan tanggal laporan keuangan ini, perkara tersebut masih dalam proses di Mahkamah Agung RI.
On 2 November 2009, the cassation files were received by the Indonesian Supreme Court and as at the date of this report, the case was still in progress.
Tanggal 28 Januari 2010 Mahkamah Agung RI, telah menerbitkan Putusan Kasasi dengan Amar Putusan Menolak Permohonan Kasasi para tergugat (Bupati Lahat dkk), yang relas pemberitahuannya diterima perusahaan tanggal 01 Desember 2010.
On 28 January 2010, the Indonesian Supreme Court issued a cassation decision rejecting the petition of the defendants (Lahat Regency Government), for which notice was received by the Company on 1 December 2010.
Para terguat mengajukan Peninjauan Kembali (“PK”) Perdata ke Mahkamah Agung RI. Perusahaan telah membuat tanggapan atas PK tersebut pada tanggal 20 Mei 2011 yang diserahkan kepada Mahkamah Agung RI melalui PN Lahat. Status perkara ini dalam proses PK di Mahkamah Agung RI.
The defendant filed on appeal for a civil reconsideration (“PK”) to the Indonesian Supreme Court. The Company has made a counter response to the PK on 20 May 2011, which was sent to the Indonesian Supreme Court through PN Lahat. Status of the case is in PK progress at the Indonesian Supreme Court.
Bupati Lahat pada tanggal 20 Juni 2011 mengajukan PK terhadap perkara KP di PTUN Palembang dan saat ini Perusahaan sedang membuat tanggapan ke Mahkamah Agung melalui PTUN Palembang.
On 20 June 2011, the Lahat Regency Government filed an appeal for PK of KP case at PTUN Palembang. At the moment, the Company is still on progress of preparing a response to the Indonesian Supreme Court through PTUN Palembang.
Pada tangal 11 Oktober 2011, Mahkamah Agung menerbitkan Putusan PK Tata Usaha Negara (“TUN”) No. 109.KP/PTUN/2011 dalam Amar putusannya menerima PK TUN Bupati Lahat. Dengan demikian, perkara di PTUN Palembang, Perusahaan berada di pihak yang dikalahkan.
On 11 October 2011, the Supreme Court issued a PK Administrative (“TUN”) decision letter No. 109.KP/PTUN/2011 approving PK TUN from the Lahat Regency Government. Therefore, for the case in PTUN Palembang, the Company was not successful.
Tanggal 29 Nopember 2011, Perusahaan mengajukan PK TUN kepada Mahkamah Agung RI melalui PTUN Palembang atas Putusan Kasasi TUN Mahkamah Agung RI No. 326K/TUN/2006 tanggal 10 Mei 2007.
On 29 November 2011, the Company filed an appeal of PK TUN to the Indonesian Supreme Court through PTUN Palembang for TUN decision letter No. 326K/TUN/2006 dated 10 May 2007 issued by the Indonesia Supreme Court.
Tanggal 16 Desember 2011, Ketua PTUN Palembang mengeluarkan Penetapan dimana permohonan PK TUN Perusahaan dinyatakan tidak dapat diterima.
On 16 December 2011, Head of PTUN Palembang issued a stipulation where the Company‟s appeal was stated not acceptable.
Tanggal 11 Januari 2012, Perusahaan mengajukan Kasasi atas Penetapan Ketua PTUN Palembang mengenai permohonan PK TUN Perusahaan dinyatakan tidak dapat diterima.
On 11 January 2012, the Company filed a cassation appeal for stipulation issued by Head of PTUN Palembang regarding the Company‟s appeal was stated not acceptable.
Untuk PK Perkara Perdata di PN Lahat, sampai saat ini masih dalam proses PK di Mahkamah Agung RI.
The PK for civil case in PN Lahat, until the date of this report, is still on PK process in the Indonesia Supreme Court.
PT Bukit Asam Tbk
.
Laporan Tahunan 2011
305
120
184
266
278
Pembahasan dan Analisis Manajemen
Laporan Tata Kelola Perusahaan
Laporan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Data Perseroan
Management Discussion & Analysis
Corporate Governance Report
Corporate Social Responsibilities
Laporan Keuangan
Corporate Data Financial Statements
PT BUKIT ASAM (PERSERO) Tbk DAN ENTITAS ANAK/AND SUBSIDIARIES Lampiran 5/109 Schedule CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2011 DAN 2010 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
33.
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2011 AND 2010 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
INFORMASI PIHAK-PIHAK YANG BERELASI a.
33.
Transaksi kepada pihak yang berelasi
a.
Perusahaan dikendalikan oleh Pemerintah Indonesia. Transaksi dengan pihak yang berelasi adalah sebagai berikut:
Penjualan produk - PT Indonesia Power - PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) - PT Semen Baturaja (Persero) - PT Semen Padang (Persero) - PT Timah (Persero) Tbk
(sebagai persentase terhadap jumlah penjualan) Pembelian barang/jasa - PT Kereta Api Indonesia (Persero) - PT Asuransi Jasa Indonesia (Persero) - PT Pertamina (Persero) - PT Bahtera Adhiguna (Persero) - PT Perusahaan Listrik Negara (Persero)
(sebagai persentase terhadap jumlah beban pokok penjualan dan beban usaha) Pendapatan keuangan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk, PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk, PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk dan PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (sebagai persentase terhadap jumlah pendapatan bunga) Pembayaran iuran dana pensiun Dana Pensiun Bukit Asam
RELATED PARTY INFORMATION Transactions with related parties The Company is controlled by the Government of Indonesia. Transactions with related parties are as follows:
2011
2010
3,920,373
3,465,096
2,033,172 82,905 66,580 20,526
743,513 59,051 50,527 16,269
6,123,556
4,334,456
58%
55%
1,715,358
1,422,852
1,910 187,151 29,124
1,936 172,303 32,552
57,073
61,458
1,990,616
1,691,101
Sale of goods PT Indonesia Power PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) PT Semen Baturaja (Persero) PT Semen Padang (Persero) PT Timah (Persero)Tbk -
(as a percentage of total sales) Purchase of goods/services PT Kereta Api Indonesia (Persero) PT Asuransi Jasa Indonesia (Persero) PT Pertamina (Persero) PT Bahtera Adhiguna (Persero) PT Perusahaan Listrik Negara (Persero)
30%
(as a percentage of total cost of sales and operating expense)
306,152
236,865
Interest income PT Bank Mandiri (Persero) Tbk, PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk, PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk and PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk
94%
97%
(as a percentage of total interest income)
45,500
Pension fund installment payment Dana Pensiun Bukit Asam
29%
28,492
PT Bukit Asam Tbk
. 2011 Annual Report
425
16
26
36
46
70
Ikhtisar Utama
Informasi Perseroan
Informasi Bagi Investor
Laporan Manajemen
Main Highlights
Corporate Information
Investors Information
Management Report
Laporan Pengelolaan Operasional
426
Operational Management Report
PT BUKIT ASAM (PERSERO) Tbk DAN ENTITAS ANAK/AND SUBSIDIARIES Lampiran 5/110 Schedule CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2011 DAN 2010 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 33.
INFORMASI (lanjutan) a.
PIHAK-PIHAK
Transaksi (lanjutan)
kepada
YANG
pihak
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2011 AND 2010 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated) BERELASI
yang
berelasi 2011
Aset Kas dan setara kas - PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk - PT Bank Mandiri (Persero) Tbk - PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk - PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk - Bank Pembangunan Daerah Sumatera Selatan dan Bangka Belitung - Bank Pembangunan Daerah Kalimantan Timur
Piutang usaha - PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) - PT Indonesia Power - PT Semen Baturaja (Persero) - PT Timah (Persero) Tbk - PT Semen Padang (Persero)
Jumlah aset yang terkait dengan pihak yang berelasi (sebagai persentase terhadap jumlah aset) Liabilitas Utang usaha - PT Pertamina (Persero) - PT Pindad (Persero) - PT Bahtera Adhiguna (Persero) - Lainnya
Biaya yang masih harus dibayar - PT Kereta Api Indonesia (Persero) - PT Indonesia Power - PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) - PT Bahtera Adhiguna (Persero) Jumlah liabilitas kepada pihak yang berelasi (sebagai persentase terhadap jumlah liabilitas)
PT Bukit Asam Tbk
.
Laporan Tahunan 2011
33.
RELATED PARTY INFORMATION (continued)
a.
Transactions with related parties (continued) 2010
2,897,826 2,226,678
1,990,167 1,742,270
1,075,000
825,000
370,041
465,695
210,157
10,000
5,397
1,663
6,785,099
5,034,795
Assets Cash and cash equivalents PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk PT Bank Mandiri (Persero) Tbk PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk Bank Pembangunan Daerah Sumatera Selatan dan Bangka Belitung Bank Pembangunan Daerah Kalimantan Timur
Trade receivables PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) PT Indonesia Power PT Semen Baturaja (Persero) PT Timah (Persero) Tbk PT Semen Padang (Persero) -
455,393 368,456 7,786 6,988 5,725
185,685 385,636 11,981 5,800 25,156
844,348
614,258
7,629,447
5,649,053
Total assets associated with related parties
66%
65%
(as a percentage of total assets)
5,300 1,189 878 3,081
2,017 787 289
Liabilities Trade payables PT Pertamina (Persero) PT Pindad (Persero) PT Bahtera Adhiguna (Persero) Others -
10,448
3,093
240,317
185,211
21,708
15,600
3,712 1,053
4,255
266,790
205,066
277,238
208,159
Total liabilities to related parties
8%
9%
(as a percentage of total liabilities)
Accrued liabilities PT Kereta Api Indonesia (Persero) PT Indonesia Power PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) PT Bahtera Adhiguna (Persero) -
120
184
266
278
Pembahasan dan Analisis Manajemen
Laporan Tata Kelola Perusahaan
Laporan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Data Perseroan
Management Discussion & Analysis
Corporate Governance Report
Corporate Social Responsibilities
305
Laporan Keuangan
Corporate Data
427
Financial Statements
PT BUKIT ASAM (PERSERO) Tbk DAN ENTITAS ANAK/AND SUBSIDIARIES Lampiran 5/111 Schedule CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2011 DAN 2010 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
33.
INFORMASI (lanjutan) b.
PIHAK-PIHAK
YANG
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2011 AND 2010 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
BERELASI
Kompensasi manajemen kunci
33.
RELATED PARTY INFORMATION (continued)
b.
Personil manajemen kunci adalah Dewan Komisaris, Dewan Direksi, dan karyawan kunci Grup. Kompensasi yang dibayarkan atau utang kepada manajemen kunci untuk jasa karyawan disajikan sebagai berikut:
Key management personnel are the Board of Commissioners, Board of Directors, and key employees of the Group. The compensation paid or payable to key management for employee services is shown below:
2010
2011
c.
Key management compensation
Gaji dan imbalan kerja
33,948
22,462
Salaries and employee benefits
Jumlah
33,948
22,462
Total
Sifat hubungan dengan pihak yang berelasi Sifat transaksi dan hubungan dengan pihak yang berelasi adalah sebagai berikut: Pihak yang berelasi/ Related parties
c.
The nature of the relationships The nature of transactions and relationships with related parties is as follows:
Sifat hubungan dengan pihak yang berelasi/ Relationship with the related parties
Transaksi/Transaction
PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk
Perusahaan di bawah entitas sepengendali/ Entities under common control
Penempatan dana/ Funds placement
PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk
Perusahaan di bawah entitas sepengendali/ Entities under common control
Penempatan dana/ Funds placement
PT Bank Mandiri (Persero) Tbk
Perusahaan di bawah entitas sepengendali/ Entities under common control
Penempatan dana/ Funds placement
PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk
Perusahaan di bawah entitas sepengendali/ Entities under common control
Penempatan dana/ Funds placement
Bank Pembangunan Daerah Kalimantan Timur
Perusahaan di bawah entitas sepengendali/ Entities under common control
Penempatan dana/ Funds placement
PT Bank Pembangunan Daerah Sumatera Selatan dan Bangka Belitung
Perusahaan di bawah entitas sepengendali/ Entities under common control
Penempatan dana/ Funds placement
PT Kereta Api Indonesia (Persero)
Perusahaan di bawah entitas sepengendali/ Entities under common control
Pengangkutan batubara/ Coal transportation
PT Indonesia Power
Perusahaan di bawah entitas sepengendali/ Entities under common control
Penjualan batubara/ Coal sales
PT Perusahaan Listrik Negara (Persero)
Perusahaan di bawah entitas sepengendali/ Entities under common control
Penjualan batubara dan pemakaian listrik/ Coal sales and electricity usage
PT Semen Padang (Persero)
Perusahaan di bawah entitas sepengendali/ Entities under common control
Penjualan batubara/ Coal sales
Dana Pensiun Bukit Asam
Perusahaan di bawah entitas sepengendali/ Entities under common control
Pengelolaan dana pension/ Pension fund management
PT Bukit Asam Tbk
. 2011 Annual Report
16
26
36
46
70
Ikhtisar Utama
Informasi Perseroan
Informasi Bagi Investor
Laporan Manajemen
Main Highlights
Corporate Information
Investors Information
Management Report
Laporan Pengelolaan Operasional
428
Operational Management Report
PT BUKIT ASAM (PERSERO) Tbk DAN ENTITAS ANAK/AND SUBSIDIARIES Lampiran 5/112 Schedule CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2011 DAN 2010 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
33.
INFORMASI (lanjutan) c.
PIHAK-PIHAK
YANG
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2011 AND 2010 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
BERELASI
Sifat hubungan dengan pihak yang berelasi (lanjutan) Pihak yang berelasi/ Related parties
33.
RELATED PARTY INFORMATION (continued)
c.
Relationship (continued)
Sifat hubungan dengan pihak yang berelasi/ Relationship with the related parties
with
the
related
parties
Transaksi/Transaction
PT Semen Baturaja (Persero)
Perusahaan di bawah entitas sepengendali/ Entities under common control
Penjualan batubara/ Coal sales
PT Timah (Persero) Tbk
Perusahaan di bawah entitas sepengendali/ Entities under common control
Penjualan batubara/ Coal sales
PT Bahtera Adhiguna (Persero)
Perusahaan di bawah entitas sepengendali/ Entities under common control
Pengapalan batubara/ Coal shipping
PT Antam (Persero) Tbk
Perusahaan di bawah entitas sepengendali/ Entities under common control
Pembelian emas/ Gold purchase
PT Pindad (Persero)
Perusahaan di bawah entitas sepengendali/ Entities under common control
Pembelian bahan peledak/ Explosive material purchase
PT Pertamina (Persero)
Perusahaan di bawah entitas sepengendali/ Entities under common control
Pembelian bahan bakar/ Fuel supply
PT Asuransi Jasa Indonesia (Persero)
Perusahaan di bawah entitas sepengendali/ Entities under common control
Premi asuransi/ Insurance premium
PT Asuransi Jiwasraya (Persero)
Perusahaan di bawah entitas sepengendali/ Entities under common control
Dana pensiun/ Pension funds
Kebijakan Grup terkait penetapan harga untuk transaksi dengan pihak-pihak yang berelasi adalah sebagai berikut:
The Group‟s pricing policy related to transactions with related parties is as follows:
-
Penjualan batubara ke pihak yang berelasi ditetapkan berdasarkan kontrak-kontrak penjualan, yang pada umumnya menggunakan indeks internasional yang setara sebagai perbandingan dan disesuaikan dengan spesifikasi dari batubara dan lokasi pengiriman.
-
Sales of coal to related parties are set based on sales contracts, which generally use international indices as benchmarks adjusted for coal specifications and location of deliveries.
-
Pengapalan dan pengangkutan batubara oleh pihak yang berelasi ditetapkan berdasarkan kontrak pengangkutan yang disepakati bersama berdasarkan hasil negosiasi dengan memperhatikan unsur-unsur biaya yang ada ditambah dengan marjin tertentu.
-
Coal shipping and transportation by related parties were determined based on contracts agreed by each party after considering the cost components plus certain margin.
PT Bukit Asam Tbk
.
Laporan Tahunan 2011
the
305
120
184
266
278
Pembahasan dan Analisis Manajemen
Laporan Tata Kelola Perusahaan
Laporan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Data Perseroan
Management Discussion & Analysis
Corporate Governance Report
Corporate Social Responsibilities
Laporan Keuangan
Corporate Data Financial Statements
PT BUKIT ASAM (PERSERO) Tbk DAN ENTITAS ANAK/AND SUBSIDIARIES Lampiran 5/113 Schedule CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2011 DAN 2010 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
34.
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2011 AND 2010 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
LABA BERSIH PER SAHAM DASAR
34.
Laba bersih per saham dasar dihitung dengan membagi laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk dengan rata-rata tertimbang jumlah saham biasa yang beredar pada tahun yang bersangkutan.
Laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk Rata-rata tertimbang jumlah saham biasa yang beredar (lembar) Laba bersih per saham dasar (nilai penuh)
Basic earnings per share is calculated by dividing net income attributable to owners of the parent by the weighted average number of ordinary shares outstanding during the year.
2011
2010
3,085,836
2,008,891
2,304,131,849
2,304,131,849
Net income attributable to owners of the parent Weighted average number of ordinary shares outstanding (number of shares)
1,339
872
Net income per share (full amount)
Grup tidak memiliki efek yang bersifat dilutif pada tanggal 31 Desember 2011 dan 2010.
35.
INFORMASI SEGMEN USAHA a.
b.
BASIC EARNINGS PER SHARE
Aktivitas
The Group does not have any dilutive ordinary shares at 31 December 2011 and 2010.
35.
SEGMENT INFORMATION a.
Activities
Informasi tentang Perusahaan dan entitas anak adalah sebagai berikut:
Information, concerning the Company‟s and its subsidiaries business is as follows:
Bidang industri tambang batubara, meliputi kegiatan penyelidikan umum, eksplorasi, eksploitasi, pengolahan, pemurnian, pengangkutan dan perdagangan, pemeliharaan fasilitas dermaga khusus batubara baik untuk keperluan sendiri maupun pihak lain, pengoperasian pembangkit listrik tenaga uap baik untuk keperluan sendiri ataupun pihak lain dan memberikan jasa-jasa konsultasi dan rekayasa dalam bidang yang ada hubungannya dengan industri pertambangan batubara beserta hasil olahannya.
Coal mining activities, including general surveying, exploration, exploitation, processing, refining, transportation and trading, maintenance of special coal port facilities for internal and external needs, operation of steam power plants for internal and external needs and providing consulting services related to the coal mining industry and production.
Informasi segmen usaha
b.
Segment information
Berdasarkan informasi keuangan yang digunakan oleh pengambil keputusan operasional dalam mengevaluasi kinerja segmen dan menentukan alokasi sumber daya yang dimilikinya, manajemen menetapkan segmen Grup berdasarkan jenis produk dan lokasi geografis penjualan. Seluruh transaksi antar segmen telah dieliminasi.
Based on the financial information used by the chief operating decision-maker in evaluating the performance of segments and in the allocation of resources, management considers the Group‟s segments based on type of products and sales geographic location. All transactions between segments have been eliminated.
Informasi menurut segmen usaha yang merupakan segmen primer adalah sebagai berikut:
Information concerning the business segments which are considered the primary segments is as follows:
PT Bukit Asam Tbk
. 2011 Annual Report
429
16
26
36
46
70
Ikhtisar Utama
Informasi Perseroan
Informasi Bagi Investor
Laporan Manajemen
Main Highlights
Corporate Information
Investors Information
Management Report
Laporan Pengelolaan Operasional
430
Operational Management Report
PT BUKIT ASAM (PERSERO) Tbk DAN ENTITAS ANAK/AND SUBSIDIARIES Lampiran 5/114 Schedule CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2011 DAN 2010 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
35.
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2011 AND 2010 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
INFORMASI SEGMEN USAHA (lanjutan) b.
35.
Informasi segmen usaha (lanjutan)
Informasi menurut produk penjualan Batubara Briket Jumlah Beban pokok penjualan Batubara Briket Jumlah Beban Usaha Batubara Briket Jumlah Laba/(Rugi) Usaha Batubara Briket Jumlah Total Aset Batubara Briket Jumlah Informasi menurut lokasi geografis penjualan Ekspor Domestik Jumlah
PT Bukit Asam Tbk
.
Laporan Tahunan 2011
SEGMENT INFORMATION (continued) b.
Segment information (continued)
2011
2010
10,561,627 19,943
7,888,060 21,094
10,581,570
7,909,154
5,278,280 24,312
4,240,990 17,998
5,302,592
4,258,988
1,604,616 9,333
1,337,748 8,260
1,613,949
1,346,008
3,678,731 (13,702)
2,309,322 (5,164)
3,665,029
2,304,158
Total
11,420,077 87,027
8,681,681 41,018
Total assets Coal Briquettes
11,507,104
8,722,699
Total
3,954,831 6,626,739
2,841,475 5,067,679
10,581,570
7,909,154
Information by sales product Coal Briquettes Total Cost of sales Coal Briquettes Total Operating expense Coal Briquettes Total Profit/(loss) from operations Coal Briquettes
Information by sales geographic location Export Domestic Total
305
120
184
266
278
Pembahasan dan Analisis Manajemen
Laporan Tata Kelola Perusahaan
Laporan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Data Perseroan
Management Discussion & Analysis
Corporate Governance Report
Corporate Social Responsibilities
Laporan Keuangan
Corporate Data
431
Financial Statements
PT BUKIT ASAM (PERSERO) Tbk DAN ENTITAS ANAK/AND SUBSIDIARIES Lampiran 5/115 Schedule CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2011 DAN 2010 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
36.
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2011 AND 2010 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
ASET KEUANGAN DAN LIABILITAS KEUANGAN
36.
FINANCIAL LIABILITIES
ASSETS
AND
FINANCIAL
The information given below relates to the Group‟s financial assets and liabilities by category:
Berikut ini adalah kategori aset dan liabilitas keuangan dari Grup:
Jumlah/ Total
Aset keuangan yang tersedia untuk dijual/ Available for sale financial assets
Pinjaman dan piutang/ Loans and receivables
Aset dan liabilitas keuangan lainnya/ Other financial assets and liabilities
31 December/December 2011 Aset keuangan/Financial assets Kas dan setara kas/Cash and cash equivalents Piutang usaha/Trade receivables Aset keuangan yang tersedia untuk dijual/ Available for sale financial assets Aset lancar lainnya/Other current assets Jumlah aset keuangan/Total financial assets Liabilitas keuangan/Financial liabilities Utang usaha/Trade payables Biaya yang masih harus dibayar/ Accrued expenses Pinjaman bank jangka pendek/Short-term bank loan Utang lain-lain/Other payables Jumlah liabilitas keuangan/ Total financial liabilities
6,791,291 1,180,195
6,791,291 1,180,195
-
-
39,217 39,806
39,806
39,217 -
-
8,050,509
8,011,292
39,217
-
122,282
-
-
122,282
1,249,680
-
-
1,249,680
18,155 4,195
-
-
18,155 4,195
1,394,312
-
-
1,394,312
6,656,197
8,011,292
39,217
PT Bukit Asam Tbk
(1,394,312)
. 2011 Annual Report
16
26
36
46
70
Ikhtisar Utama
Informasi Perseroan
Informasi Bagi Investor
Laporan Manajemen
Main Highlights
Corporate Information
Investors Information
Management Report
Laporan Pengelolaan Operasional
432
Operational Management Report
PT BUKIT ASAM (PERSERO) Tbk DAN ENTITAS ANAK/AND SUBSIDIARIES Lampiran 5/116 Schedule CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2011 DAN 2010 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
36.
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2011 AND 2010 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
ASET KEUANGAN DAN LIABILITAS KEUANGAN (lanjutan)
36.
FINANCIAL ASSETS LIABILITIES (continued)
Jumlah/ Total
Pinjaman dan piutang/ Loans and receivables
AND
Aset keuangan yang tersedia untuk dijual/ Available for sale financial assets
FINANCIAL
Aset dan liabilitas keuangan lainnya/ Other financial assets and liabilities
31 December/December 2010 Aset keuangan/Financial assets Kas dan setara kas/Cash and cash equivalents Piutang usaha/Trade receivables Aset keuangan yang tersedia untuk dijual/ Available for sale financial assets Aset lancar lainnya/Other current assets Jumlah aset keuangan/Total financial assets Liabilitas keuangan/Financial liabilities Utang usaha/Trade payables Biaya yang masih harus dibayar/ Accrued expenses Pinjaman bank jangka pendek/Short-term bank loan Utang lain-lain/Other payables Jumlah liabilitas keuangan/ Total financial liabilities
PT Bukit Asam Tbk
.
Laporan Tahunan 2011
5,054,075 997,178
5,054,075 997,178
-
-
71,422 37,568
37,568
71,422 -
-
6,160,243
6,088,821
71,422
-
73,156
-
-
73,156
748,235
-
-
748,235
13,294 8,136
-
-
13,294 8,136
842,821
-
-
842,821
5,317,422
6,088,821
71,422
(842,821)
120
184
266
278
Pembahasan dan Analisis Manajemen
Laporan Tata Kelola Perusahaan
Laporan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Data Perseroan
Management Discussion & Analysis
Corporate Governance Report
Corporate Social Responsibilities
305
Laporan Keuangan
Corporate Data Financial Statements
PT BUKIT ASAM (PERSERO) Tbk DAN ENTITAS ANAK/AND SUBSIDIARIES Lampiran 5/117 Schedule CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2011 DAN 2010 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
37.
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2011 AND 2010 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
PEMUSATAN RISIKO
37.
CONCENTRATION OF RISKS
Perusahaan menggunakan jasa angkutan kereta api dari PTKA untuk mengangkut batubara ke Pelabuhan Tarahan sebelum dilakukan pengapalan ke pelanggan utama Perusahaan. Perubahan yang signifikan dalam kinerja pengangkutan batubara dan strategi pemasaran PTKA bisa mempengaruhi kinerja Perusahaan secara signifikan. Akan tetapi, berdasarkan pengalaman masa lalu, Manajemen berkeyakinan bahwa kerjasama Perusahaan dengan PTKA akan tetap berkelanjutan.
The Company uses the railway services from PTKA to deliver coal to Tarahan port for shipment to its major customers. Significant changes in the coal delivery operation and marketing strategies of PTKA could significantly affect the operating results of the Company. However, based on past experience, the Company‟s management is confident that the Company will continue its business with PTKA.
Dalam sektor pertambangan, Grup menghadapi tantangan sebagai berikut:
In the mining sector, the Group is facing the following challenges:
-
ketidakpastian dalam kaitannya dengan penerapan undang-undang otonomi daerah dan ketidakpastian dalam kaitannya dengan adanya perubahan undang-undang pertambangan;
-
uncertainty due to delays in finalising the implementation regulations for the regional autonomy laws and the uncertainty of changes in mining regulations;
-
perselisihan dengan masyarakat setempat yang mengajukan tambahan kompensasi dari Grup tambang yang beroperasi di wilayah tersebut; dan
-
continued disputes with local communities who are requesting additional compensation from the Group operating in their areas; and
-
masalah keamananan berkaitan dengan kegiatan penambangan liar.
-
security concerns in the industry due to illegal mining activities.
Secara umum, tantangan-tantangan ini telah mempengaruhi perusahaan tambang dalam kaitannya dengan hal-hal berikut:
In general, these challenges are adversely affecting companies in the following manner:
-
pemerintah daerah berusaha menerapkan pajak daerah pada perusahaan pertambangan untuk memenuhi target anggaran daerah;
-
local governments try to apply local levies to mining companies in order to fund their budgets;
-
masalah dalam mencari tambahan dana baik dalam kaitannya dengan biaya dan/atau jumlah dana yang tersedia;
-
problems in seeking additional finance both in terms of cost and/or the amounts of funding provided;
-
investasi baru dibatalkan;
atau
-
new investment is either being postponed or cancelled;
-
pemerintah daerah mengharapkan perusahaan tambang untuk mencadangkan dana tambahan dalam rangka pembangunan daerah;
-
local governments are applying pressure to mining companies to contribute additional funds to development programs;
-
berkurangnya kemampuan akibat gangguan produksi dan dalam beberapa sektor terdapat kelebihan pasokan barang tambang; dan
-
decrease in performance due to production disruptions and in some sectors oversupply of mining product; and
-
kesulitan dalam memastikan ketaaatan terhadap kewajiban pengelolaan lingkungan akibat adanya penambangan liar.
-
difficulties in ensuring compliance with environmental obligations as a result of illegal mining activities.
yang
ditangguhkan
PT Bukit Asam Tbk
. 2011 Annual Report
433
16
26
36
46
70
Ikhtisar Utama
Informasi Perseroan
Informasi Bagi Investor
Laporan Manajemen
Main Highlights
Corporate Information
Investors Information
Management Report
Laporan Pengelolaan Operasional
434
Operational Management Report
PT BUKIT ASAM (PERSERO) Tbk DAN ENTITAS ANAK/AND SUBSIDIARIES Lampiran 5/118 Schedule CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2011 DAN 2010 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
37.
38.
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2011 AND 2010 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
PEMUSATAN RISIKO (lanjutan)
37.
CONCENTRATION OF RISKS (continued)
Tantangan-tantangan di atas kemungkinan akan berdampak kepada kegiatan Grup dan hasil usahanya dan telah dipertimbangkan secara hati-hati oleh manajemen dalam melakukan evaluasi kegiatan sekarang dan masa yang akan datang serta dampak atau penurunan kegiatan usaha saat ini.
The above challenges may, in time, affect the Group‟s operations and related results and have been carefully considered by management when evaluating the level of current and future activities in Indonesia as well as the impact or impairment on its existing operations.
Berdasarkan pengalaman masa lalu, manajemen berkeyakinan bahwa sebagian tantangan yang dikemukakan di atas masih bisa diatasi dalam kaitannya dengan kelangsungan usaha Grup.
Based on past experience, management believes that part of the above challenges can still be managed in relation to the Group‟s ability to continue as a going concern.
ASET DAN LIABILITAS MONETER DALAM MATA UANG ASING
38.
MONETARY ASSETS AND LIABILITIES DENOMINATED IN FOREIGN CURRENCIES
Aset dan liabilitas moneter dalam mata uang asing pada 31 Desember 2011 telah dikonversikan ke dalam mata uang Rupiah dengan menggunakan kurs USD1 = Rp 9.068 dan EUR1 = Rp 11.739 (nilai penuh) berdasarkan kurs tengah Bank Indonesia.
At 31 December 2011, monetary assets and liabilities denominated in foreign currency had been translated into Rupiah using an exchange rate of US$1 = Rp 9,068 and EUR1 = Rp 11,739 (full amount) based on the Bank Indonesia middle rate.
Apabila aset dan liabilitas dalam mata uang asing pada tanggal 31 Desember 2011 dijabarkan dengan menggunakan kurs yang berlaku pada tanggal laporan ini, maka aset bersih dalam mata uang asing Grup akan naik sebesar Rp 4,47 miliar.
If assets and liabilities in foreign currencies as at 31 December 2011 were translated using the exchange rate as at the date of this report, the total net foreign currency assets of the Group would increase by approximately Rp 4.47 billion.
Grup memiliki aset dan liabilitas moneter dalam mata uang asing sebagai berikut:
The Group had the following monetary assets and liabilities denominated in foreign currencies:
Mata uang asing/ Foreign currency
Aset Bank Pihak ketiga Pihak yang berelasi Deposito berjangka Pihak yang berelasi Piutang usaha, bersih Pihak ketiga Pihak yang berelasi
2011 Rp
USD USD
574,217 11,520,512
5,207 104,468
USD
15,000,000
136,020
USD USD
35,736,105 770,622
324,055 6,988 576,738
PT Bukit Asam Tbk
.
Laporan Tahunan 2011
Assets Cash in bank Third Parties Related Parties Time deposits Related Parties Trade receivables, net Third Parties Related Parties
120
184
266
278
Pembahasan dan Analisis Manajemen
Laporan Tata Kelola Perusahaan
Laporan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Data Perseroan
Management Discussion & Analysis
Corporate Governance Report
Corporate Social Responsibilities
305
Laporan Keuangan
Corporate Data Financial Statements
PT BUKIT ASAM (PERSERO) Tbk DAN ENTITAS ANAK/AND SUBSIDIARIES Lampiran 5/119 Schedule CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2011 DAN 2010 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
38.
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2011 AND 2010 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
ASET DAN LIABILITAS MONETER DALAM MATA UANG ASING (lanjutan)
38.
MONETARY ASSETS AND DENOMINATED IN FOREIGN (continued)
Mata uang asing/ Foreign currency Nilai penuh/ Full amount Liabilitas Utang usaha Pihak ketiga Biaya yang masih harus dibayar Pihak ketiga
LIABILITIES CURRENCIES
2011 Rp
USD EUR
1,651,853 767
14,979 9
USD
12,298,338
111,521
Liabilities Trade payables Third Parties
Accrued expenses Third Parties
126,509 Aset moneter dalam mata uang asing bersih
39.
MANAJEMEN RISIKO
450,229
39.
Net monetary foreign currency assets
RISK MANAGEMENT
Berbagai aktivitas yang dilakukan membuat Grup terekspos terhadap berbagai risiko keuangan, termasuk dampak nilai tukar mata uang asing, tingkat harga komoditas dan tingkat bunga. Program manajemen risiko keseluruhan yang dimiliki Grup ditujukan untuk menghadapi ketidakpastian harga komoditas dan untuk meminimalkan dampak yang tidak diharapkan pada kinerja keuangan Grup.
The Group‟s activities expose it to a variety of financial risks, including the effects of foreign currency exchange rates, commodity prices and interest rates. The Group‟s overall risk management program focuses on the unpredictability of commodity prices and seeks to minimise potential adverse effects on the financial performance of the Group.
Manajemen risiko dijalankan oleh Dewan Direksi Grup. Dewan Direksi bertugas melakukan identifikasi, evaluasi dan lindung nilai yang tepat terhadap risiko-risiko keuangan jika diperlukan. Dewan Direksi menentukan prinsip manajemen risiko secara keseluruhan, sekaligus juga menetapkan kebijakan-kebijakan yang mencakup risiko-risiko dalam bidang tertentu, seperti risiko nilai tukar mata uang asing, risiko tingkat bunga, dan investasi kelebihan likuiditas.
Risk management is carried out by the Group‟s Board of Directors. The Board identifies, evaluates and hedges financial risks, where considered appropriate. The Board of Directors provides principles for overall risk management, as well as policies covering specific areas, such as foreign exchange risk, interest rate risk, and investing excess liquidity.
a.
a.
Risiko pasar (i)
Risiko mata uang asing Pendapatan, pendanaan dan sebagian biaya operasi dari Grup dilakukan dalam mata uang Dolar AS, karena Grup menyajikan laporan keuangannya dalam Rupiah, maka terdapat eksposur terhadap fluktuasi nilai tukar mata uang asing.
Market risk (i)
Foreign exchange risk The Group‟s revenue, financing, and part of operating expenditures are denominated in US Dollars, and as the Group prepares its financial statements in Rupiah, it does have an exposure to fluctuation in foreign exchange rates.
PT Bukit Asam Tbk
. 2011 Annual Report
435
16
26
36
46
70
Ikhtisar Utama
Informasi Perseroan
Informasi Bagi Investor
Laporan Manajemen
Main Highlights
Corporate Information
Investors Information
Management Report
Laporan Pengelolaan Operasional
436
Operational Management Report
PT BUKIT ASAM (PERSERO) Tbk DAN ENTITAS ANAK/AND SUBSIDIARIES Lampiran 5/120 Schedule CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2011 DAN 2010 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 39.
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2011 AND 2010 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
MANAJEMEN RISIKO (lanjutan) a.
39.
Risiko pasar (lanjutan)
RISK MANAGEMENT (continued) a.
(ii) Risiko harga
Market risk (continued) (ii) Price risk
Perusahaan menghadapi risiko harga komoditas karena batubara adalah produk komoditas yang diperjualbelikan di pasar batubara dunia. Harga batubara Grup ditentukan berdasarkan harga batubara dunia, yang cenderung sangat mengikuti siklus dan terpengaruh oleh fluktuasi yang signifikan. Sebagai produk komoditas, harga batubara dunia sangat tergantung pada dinamika pasokan dan permintaan batubara di pasar dunia. Grup tidak melakukan transaksi kontrak batubara dan belum mengadakan perjanjian jangka panjang kontrak harga batubara untuk melakukan lindung nilai terhadap fluktuasi harga batubara. Sebaliknya, Grup melakukan penjualan batubara dengan Grup PLN menggunakan harga tetap selama satu tahun untuk melindungi sebagian dari pendapatan untuk tiap tahunnya.
The Group faces commodity price risk because coal is a commodity product traded in the world coal markets. Prices for the Group‟s coal are based on global coal prices, which tend to be highly cyclical and subject to significant fluctuations. As a commodity product, global coal prices are principally dependent on the supply and demand dynamics of coal in the world export market. The Group did not engage in trading coal contracts and has not entered into long-term coal pricing agreements to hedge its exposure to fluctuations in the coal price. Instead, the Group entered into one-year fixed price coal contracts with PLN Group to safeguard a portion of its revenue for each year.
(iii) Risiko suku bunga
(iii) Interest rate risk
Eksposur terhadap suku bunga Grup dinilai rendah apabila ditinjau dari laporan posisi keuangan.
The Group‟s interest rate exposure is minimal due to the statements of financial position.
Tabel berikut ini merupakan rincian dari aset dan liabilitas keuangan Grup yang dipengaruhi oleh suku bunga:
The following table represents a breakdown of the Group‟s financial assets and liabilities which are on which interest rates have an impact: 31 Desember/December 2011 Suku bunga tetap/ Fixed rate
Suku bunga mengambang/ Floating rate Kurang dari satu tahun/ Less than one year
Lebih dari satu tahun/ More than one year
Kurang dari satu tahun/ Less than one year
Tidak berbunga/ Noninterest bearing
Lebih dari satu tahun/ More than one year
Jumlah/ Total
Aset keuangan/ Financial assets Kas dan setara kas/ Cash and cash equivalents Piutang usaha/ Trade receivables Aset keuangan yang tersedia untuk dijual/ Available for sale financial asset Aset lancar lainnya/ Other current assets Jumlah aset keuangan/Total financial assets
PT Bukit Asam Tbk
.
Laporan Tahunan 2011
181,768
-
6,609,306
-
217
6,791,291
-
-
-
-
1,180,195
1,180,195
-
-
-
39,217
-
39,217
-
-
-
-
39,806
39,806
181,768
-
6,609,306
39,217
1,220,218
8,050,509
120
184
266
278
Pembahasan dan Analisis Manajemen
Laporan Tata Kelola Perusahaan
Laporan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Data Perseroan
Management Discussion & Analysis
Corporate Governance Report
Corporate Social Responsibilities
305
Laporan Keuangan
Corporate Data
437
Financial Statements
PT BUKIT ASAM (PERSERO) Tbk DAN ENTITAS ANAK/AND SUBSIDIARIES Lampiran 5/121 Schedule CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2011 DAN 2010 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
39.
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2011 AND 2010 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
MANAJEMEN RISIKO (lanjutan) a.
39.
Risiko pasar (lanjutan)
RISK MANAGEMENT (continued) a.
(iii) Risiko suku bunga (lanjutan)
(iii) Interest rate risk (continued) 31 Desember/December 2011 Suku bunga tetap/ Fixed rate
Suku bunga mengambang/ Floating rate Kurang dari satu tahun/ Less than one year
b.
Market risk (continued)
Lebih dari satu tahun/ More than one year
Liabilitas keuangan/ Financial liabilities Utang usaha/ Trade payables Biaya yang masih harus dibayar/ Accrued expenses Pinjaman bank jangka pendek/ Short-term bank loan Utang lain-lain/ Other payables Liabilitas keuangan/ Financial liabilities
-
Kurang dari satu tahun/ Less than one year
Tidak berbunga/ Noninterest bearing
Lebih dari satu tahun/ More than one year
Jumlah/ Total
-
-
-
-
122,282
122,282
-
-
-
-
1,249,680
1,249,680
-
-
18,155
-
-
18,155
-
-
-
-
4,195
4,195
-
18,155
-
1,376,157
1,394,312
Risiko kredit
b.
Credit risk
Pada tanggal 31 Desember 2011, jumlah maksimum eksposur dari risiko kredit adalah Rp 8,05 triliun. Risiko kredit terutama berasal dari penjualan dengan memberikan kredit, penempatan dana pada bank, deposito berjangka, dan kas yang dibatasi penggunaannya.
As at 31 December 2011, total maximum exposure from credit risk was Rp 8.05 billion. Credit risk arises from sales under credit, cash in bank, time deposits and restricted cash.
Pada tanggal 31 Desember 2011, saldo piutang usaha yang telah jatuh tempo lebih dari 30 hari sebesar Rp 73,34 miliar yang merupakan 6,2% dari jumlah keseluruhan piutang usaha.
As at 31 December 2011, balance of trade receivables that had been overdue more than 30 days amounted to Rp 73.34 billion, which represents 6.2% of total trade receivables.
Manajemen yakin akan kemampuannya untuk terus mempertahankan eksposur yang minimal terhadap risiko kredit mengingat Perusahaan memiliki perjanjian yang jelas dengan pelanggan.
Management is confident in its ability to maintain minimal exposure to credit risk given that the Company has clear agreements with customers.
PT Bukit Asam Tbk
. 2011 Annual Report
16
26
36
46
70
Ikhtisar Utama
Informasi Perseroan
Informasi Bagi Investor
Laporan Manajemen
Main Highlights
Corporate Information
Investors Information
Management Report
Laporan Pengelolaan Operasional
438
Operational Management Report
PT BUKIT ASAM (PERSERO) Tbk DAN ENTITAS ANAK/AND SUBSIDIARIES Lampiran 5/122 Schedule CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2011 DAN 2010 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 39.
MANAJEMEN RISIKO (lanjutan) c.
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2011 AND 2010 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated) 39.
Risiko likuiditas
RISK MANAGEMENT (continued) c.
Risiko likuiditas merupakan risiko yang muncul dalam situasi dimana posisi arus kas Grup mengindikasikan bahwa arus kas masuk dari pendapatan jangka pendek tidak cukup untuk memenuhi arus kas keluar untuk pengeluaran jangka pendek. Dalam kebijakan manajemen risiko likuiditas, Grup melakukan monitor dan menjaga level kas dan setara kas yang diperkirakan cukup untuk mendanai kegiatan operasional Grup dan mengurangi pengaruh fluktuasi dalam arus kas. Manajemen Grup juga secara rutin melakukan monitor atas perkiraan arus kas dan arus kas aktual, termasuk profil jatuh tempo pinjaman, dan secara terus-menerus menilai kondisi pasar keuangan untuk kesempatan memperoleh dana. d.
e.
40.
Liquidity risk Liquidity risk is defined as a risk that arises in situations where the Group's cash flow indicates that the cash inflow from short-term revenue is not enough to cover the cash outflow of shortterm expenditure. In the liquidity risk management policy, the Group monitors and maintains a level of cash and cash equivalents deemed adequate to finance the Group's operational activities and to mitigate the effect of fluctuations in cash flows. The Group's management also regularly monitors the projected and actual cash flows, including their loan maturity profiles, and continuously assesses conditions in the financial markets for opportunities to pursue fund-raising.
Risiko permodalan
d.
Capital risk management
Tujuan Grup dalam pengelolaan permodalan adalah untuk mempertahankan kelangsungan usaha Grup guna memberikan imbal hasil kepada pemegang saham dan manfaat kepada pemangku kepentingan lainnya serta menjaga struktur modal yang optimal untuk mengurangi biaya modal.
The Group‟s objective when managing capital is to safeguard the Group‟s ability to continue as a going concern in order to provide returns for shareholders and benefits for other stakeholders and to maintain an optimal capital structure to reduce the cost of capital.
Untuk mempertahankan atau menyesuaikan struktur modal, Grup menyesuaikan jumlah dividen yang dibayar kepada pemegang saham, pengembalian modal kepada pemegang saham, mengeluarkan saham baru atau membayar utang.
In order to maintain or adjust the capital structure, the Group may adjust the amount of dividends paid to shareholders, return capital to shareholders, issue new shares or repay debt.
Nilai wajar
e.
Fair value
Nilai wajar adalah suatu jumlah dimana suatu aset dapat dipertukarkan atau suatu liabilitas diselesaikan antara pihak yang memahami dan berkeinginan untuk melakukan transaksi wajar.
Fair value is the amount for which an asset could be exchanged or a liability settled between knowledgeable and willing parties in an arm‟s length transaction.
Manajemen berpendapat bahwa nilai buku dari aset dan liabilitas keuangan mendekati nilai wajar aset dan liabilitas keuangan tersebut pada tanggal 31 Desember 2011.
Management is of the opinion that the carrying value of its financial assets and liabilities approximates the fair value of the financial assets and liabilities as at 31 December 2011.
REKLASIFIKASI AKUN Angka komparatif pada laporan keuangan konsolidasian untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2010 telah diubah untuk menyesuaikan dengan penyajian laporan keuangan konsolidasian untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011.
PT Bukit Asam Tbk
.
Laporan Tahunan 2011
40.
RECLASSIFICATION OF ACCOUNTS Certain comparative figures in the consolidated financial statements for the year ended 31 December 2010 have been amended to conform to the basis on which the consolidated financial statements for the year ended 31 December 2011 have been presented.
120
184
266
278
Pembahasan dan Analisis Manajemen
Laporan Tata Kelola Perusahaan
Laporan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Data Perseroan
Management Discussion & Analysis
Corporate Governance Report
Corporate Social Responsibilities
305
Laporan Keuangan
Corporate Data
439
Financial Statements
PT BUKIT ASAM (PERSERO) Tbk DAN ENTITAS ANAK/AND SUBSIDIARIES Lampiran 5/123 Schedule CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2011 DAN 2010 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 40.
REKLASIFIKASI AKUN (lanjutan)
Deskripsi/Description
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2011 AND 2010 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated) 40.
RECLASSIFICATION OF ACCOUNTS (continued)
Sebelum reklasifikasi/ Before reclassification
Reklasifikasi/ Reclassification
Utang non-operasional lainnya disajikan sebagai “Utang jangka pendek lainnya”/ Other non-operational liabilities presented as “Other current liabilities”
7,828
Utang non-operasional lainnya disajikan sebagai “Utang jangka panjang lainnya”/ Other non-operational liabilities presented as “Other non-current liabilities”
308
Disajikan sebagai “(Penyisihan)/pemulihan penurunan nilai piutang”/Presented as “(Provision)/ recovery of impairment of trade receivables”
(6,940)
308
(308)
Sesudah reklasifikasi/ After reclassification
8,136
-
17,995
11,055
Pemulihan penurunan nilai piutang disajikan sebagai bagian dari “Lainnya, bersih”/ Recovery of impaiment of trade receivables presented as a part of “Others, net”
91,592
(17,995)
73,597
Kepentingan non-pengendali yang sebelumnya dicatat dalam pos diantara kewajiban dan ekuitas/Non-controlling interest which has been previously recorded as a mezzanine between liabilities and equity
74,512
(74,512)
-
Kepentingan non-pengendali yang disajikan sebagai bagian dari ekuitas/Non-controlling interest presented as a part of equity
-
74,512
PT Bukit Asam Tbk
74,512
. 2011 Annual Report
16
26
36
46
70
Ikhtisar Utama
Informasi Perseroan
Informasi Bagi Investor
Laporan Manajemen
Main Highlights
Corporate Information
Investors Information
Management Report
Laporan Pengelolaan Operasional
440
Operational Management Report
INFORMASI TAMBAHAN/SUPPLEMENTARY INFORMATION PT BUKIT ASAM (PERSERO) Tbk INDUK PERUSAHAAN SAJA/PARENT COMPANY ONLY Lampiran 1/1 Appendix LAPORAN POSISI KEUANGAN 31 DESEMBER 2011 DAN 2010 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali nilai nominal dan data saham)
STATEMENTS OF FINANCIAL POSITION AS AT 31 DECEMBER 2011 AND 2010 (Expressed in millions of Rupiah, except par value and share data)
2011 ASET LANCAR Kas dan setara kas Piutang usaha (setelah dikurangi penyisihan penurunan nilai sebesar Rp 18.786 pada tahun 2011 dan Rp 10.228 pada tahun 2010) - Pihak ketiga - Pihak yang berelasi Persediaan, bersih Aset keuangan yang tersedia untuk dijual Aset lancar lainnya Jumlah aset lancar ASET TIDAK LANCAR Investasi pada perusahaan anak dan perusahaan asosiasi Aset tetap (setelah dikurangi akumulasi penyusutan sebesar Rp 1.120.107 pada tahun 2011 dan Rp 1.078.840 pada tahun 2010) Beban eksplorasi dan pengembangan tangguhan, bersih Aset pajak tangguhan, bersih Aset tidak lancar lainnya Jumlah aset tidak lancar JUMLAH ASET
PT Bukit Asam Tbk
.
Laporan Tahunan 2011
2010
6,747,288
4,986,819
CURRENT ASSETS Cash and cash equivalents
287,059 844,348 606,289
323,833 614,309 415,049
39,217 177,603
71,422 56,352
Trade receivables (net of provision for impairment of Rp 18,786 in 2011 and Rp 10,228 in 2010) Third parties Related parties Inventories, net Available for sale financial assets Other current assets
8,701,804
6,467,784
Total current assets NON-CURRENT ASSETS
763,518
624,623
Investments in subsidiaries and associates
1,065,440
858,298
448,594
295,864
Fixed assets (net of accumulated depreciation of Rp 1,120,107 in 2011 and Rp 1,078,840 in 2010) Deferred exploration and development expenditures, net
364,102 49,226
293,426 47,564
Deferred tax assets, net Other non-current assets
2,690,880
2,119,775
Total non-current assets
11,392,684
8,587,559
TOTAL ASSETS
120
184
266
278
Pembahasan dan Analisis Manajemen
Laporan Tata Kelola Perusahaan
Laporan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Data Perseroan
Management Discussion & Analysis
Corporate Governance Report
Corporate Social Responsibilities
305
Laporan Keuangan
Corporate Data Financial Statements
INFORMASI TAMBAHAN/SUPPLEMENTARY INFORMATION PT BUKIT ASAM (PERSERO) Tbk INDUK PERUSAHAAN SAJA/PARENT COMPANY ONLY Lampiran 1/2 Appendix LAPORAN POSISI KEUANGAN 31 DESEMBER 2011 DAN 2010 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali nilai nominal dan data saham)
STATEMENTS OF FINANCIAL POSITION AS AT 31 DECEMBER 2011 AND 2010 (Expressed in millions of Rupiah, except par value and share data)
2010
2011 LIABILITAS DAN EKUITAS LIABILITAS JANGKA PENDEK Utang usaha - Pihak ketiga - Pihak yang berelasi Biaya yang masih harus dibayar Utang pajak Bagian liabilitas jangka panjang yang akan jatuh tempo dalam waktu satu tahun - Penyisihan reklamasi lingkungan dan penutupan tambang - Penyisihan imbalan kerja Utang jangka pendek lainnya Jumlah liabilitas jangka pendek
LIABILITIES AND EQUITY
83,123 10,448
54,427 1,076
CURRENT LIABILITIES Trade payables Third parties Related parties -
1,255,247 404,814
747,896 197,366
Accrued expenses Taxes payable
30,910
32,112
68,575
68,575
Current maturities of long-term liabilities Provision for environmental reclamation and mine closure Provision for employee benefits
9,325
13,786
Other current liabilities
1,862,442
1,115,238
Total current liabilities
LIABILITAS JANGKA PANJANG Liabilitas jangka panjang setelah dikurangi bagian yang akan jatuh tempo dalam waktu satu tahun - Penyisihan reklamasi lingkungan dan penutupan tambang - Penyisihan imbalan kerja
NON-CURRENT LIABILITIES
203,113
172,823
1,224,441
956,013
Long-term liabilities net of current portion Provision for environmental reclamation and mine closure Provision for employee benefits
Jumlah liabilitas jangka panjang
1,427,554
1,128,836
Total non-current liabilities
JUMLAH LIABILITAS
3,289,996
2,244,074
TOTAL LIABILITIES
PT Bukit Asam Tbk
. 2011 Annual Report
441
16
26
36
46
70
Ikhtisar Utama
Informasi Perseroan
Informasi Bagi Investor
Laporan Manajemen
Main Highlights
Corporate Information
Investors Information
Management Report
Laporan Pengelolaan Operasional
442
Operational Management Report
INFORMASI TAMBAHAN/SUPPLEMENTARY INFORMATION PT BUKIT ASAM (PERSERO) Tbk INDUK PERUSAHAAN SAJA/PARENT COMPANY ONLY Lampiran 1/3 Appendix LAPORAN POSISI KEUANGAN 31 DESEMBER 2011 DAN 2010 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali nilai nominal dan data saham)
STATEMENTS OF FINANCIAL POSITION AS AT 31 DECEMBER 2011 AND 2010 (Expressed in millions of Rupiah, except par value and share data)
2010
2011 Ekuitas yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk Modal saham Modal dasar 1 lembar saham preferen dan 7.999.999.999 lembar saham biasa pada tahun 2011 dan 2010, modal ditempatkan dan disetor penuh 1 lembar saham preferen dan 2.304.131.849 lembar saham biasa pada tahun 2011 dan 2010, dengan nilai nominal Rp 500 per lembar saham pada tahun 2011 dan 2010 Tambahan modal disetor, bersih (Kerugian)/keuntungan yang belum direalisasi dari aset keuangan yang tersedia untuk dijual Saldo laba - Telah ditentukan penggunaannya - Belum ditentukan penggunaannya Jumlah ekuitas JUMLAH LIABILITAS DAN EKUITAS
PT Bukit Asam Tbk
.
Laporan Tahunan 2011
Equity attributable to owners of the parent
1,152,066
1,152,066
Share capital Authorised 1 preferred share and 7,999,999,999 ordinary shares in 2011 and 2010, issued and fully paid 1 preferred share and 2,304,131,849 ordinary shares in 2011 and 2010, with par value of Rp 500 per share in 2011 and 2010
30,485
30,485
Additional paid-in capital, net
(783)
1,422
Unrealised (loss)/gain from available for sale financial assets Retained earnings
4,059,041
3,335,840
Appropriated -
2,861,879
1,823,672
Unappropriated -
8,102,688
6,343,485
Total equity
11,392,684
8,587,559
TOTAL LIABILITIES AND EQUITY
120
184
266
278
Pembahasan dan Analisis Manajemen
Laporan Tata Kelola Perusahaan
Laporan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Data Perseroan
Management Discussion & Analysis
Corporate Governance Report
Corporate Social Responsibilities
305
Laporan Keuangan
Corporate Data
443
Financial Statements
INFORMASI TAMBAHAN/SUPPLEMENTARY INFORMATION PT BUKIT ASAM (PERSERO) Tbk INDUK PERUSAHAAN SAJA/PARENT COMPANY ONLY Lampiran 2 Appendix LAPORAN PENDAPATAN KOMPREHENSIF UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2011 DAN 2010 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali laba bersih per saham)
STATEMENTS OF COMPREHENSIVE INCOME FOR THE YEARS ENDED 31 DECEMBER 2011 AND 2010 (Expressed in millions of Rupiah, except earnings per share)
2011
2010
Penjualan
10,234,919
7,593,767
Beban pokok penjualan
(5,062,688)
(3,962,323)
Cost of sales
5,172,231
3,631,444
Gross profit
Laba bruto
Beban umum dan administrasi Beban penjualan dan pemasaran Pendapatan keuangan Pendapatan sewa Beban eksplorasi Keuntungan/(kerugian) selisih kurs, bersih Lainnya, bersih Laba sebelum pajak penghasilan Beban pajak penghasilan Laba bersih untuk tahun berjalan Pendapatan komprehensif lainnya Keuntungan yang belum direalisasi dari aset keuangan yang tersedia untuk dijual Jumlah pendapatan komprehensif
Sales
(871,309) (612,316) 323,601 38,979 (29,424)
(622,137) (625,468) 241,397 21,437 (22,892)
General and administrative expenses Selling and marketing expenses Finance income Rental income Exploration expenses
25,499 39,849
(32,257) 88,149
Foreign exchange gain/(loss), net Others, net
4,087,110 (963,594) 3,123,516
2,679,673
Profit before income tax
(598,430) 2,081,243
Income tax expense Net income for the year Other comprehensive income
(2,205) 3,121,311
1,422
Unrealised gain from available for sale financial assets
2,082,665
Total comprehensive income
PT Bukit Asam Tbk
. 2011 Annual Report
PT Bukit Asam Tbk
.
Laporan Tahunan 2011
*Disajikan kembali/Restated
-
25
1,152,066
-
-
25 24
9
-
1,152,066
-
1,152,066
Modal saham/ Share capital
1,422
30,485
-
1,422
-
-
-
-
-
-
-
-
30,485
-
30,485
Tambahan modal disetor/ Additional paid in capital
Keuntungan/ (kerugian) yang belum direalisasi dari aset keuangan yang tersedia untuk dijual/ Unrealised gain/(loss) from available for sale financial assets
3,335,840
-
1,391,145 -
-
-
1,944,695
-
1,944,695
Saldo laba telah ditentukan penggunaannya/ Appropriated retained earnings
1,823,672
(109,108)
(1,391,145) (1,235,841)
-
2,081,243
2,478,523
(95,603)
2,574,126
Saldo laba belum ditentukan penggunaannya/ Unappropriated retained earnings
6,343,485
(109,108)
(1,235,841)
1,422
2,081,243
5,605,769
(95,603)
5,701,372
Jumlah Total
Balance at 31 December 2010
Net income for the year* Other comprehensive income: Unrealised gain from available for sale financial assets Appropriation to general reserve Cash dividends Partnership and environmental development program
Balance at 1 January 2010 after adjustment
Adjustment in relation to implementation of SFAS No. 4 (Revised 2009)
Balance at 1 January 2010
STATEMENTS OF CHANGES IN EQUITY FOR THE YEARS ENDED 31 DECEMBER 2011 AND 2010 (Expressed in millions of Rupiah)
444
Saldo 31 Desember 2010
Penyisihan untuk cadangan umum Dividen kas Program kemitraan dan bina lingkungan
Laba bersih untuk tahun berjalan* Pendapatan komprehensif lainnya: Keuntungan yang belum direalisasi dari aset keuangan yang tersedia untuk dijual
Saldo 1 Januari 2010 setelah penyesuaian
Penyesuaian sehubungan dengan penerapan PSAK No. 4 (Revisi 2009)
Saldo 1 Januari 2010
Catatan/ Notes
LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2011 DAN 2010 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah)
Lampiran 3/1 Appendix
PT BUKIT ASAM (PERSERO) Tbk INDUK PERUSAHAAN SAJA/PARENT COMPANY ONLY
INFORMASI TAMBAHAN/SUPPLEMENTARY INFORMATION
16 26 36 46 70
Ikhtisar Utama Informasi Perseroan Informasi Bagi Investor Laporan Manajemen
Main Highlights Corporate Information Investors Information Management Report
Laporan Pengelolaan Operasional
Operational Management Report
PT Bukit Asam Tbk
Saldo 31 Desember 2011
1,152,066
-
25 30,485
-
(783)
-
4,059,041
-
2,861,879
(80,356)
(723,201) (1,281,752)
-
8,102,688
(80,356)
(1,281,752)
(2,205)
3,123,516
6,343,485
Balance at 31 December 2011
Net income for the year Other comprehensive income: Unrealised loss from available for sale financial assets Appropriation to general reserve Cash dividends Partnership and environmental development program
Balance at 1 January 2011
Corporate Social Responsibilities
723,201 -
-
3,123,516
1,823,672
Corporate Governance Report
-
(2,205)
-
3,335,840
Jumlah Total
Management Discussion & Analysis
-
-
-
1,422
Saldo laba belum ditentukan penggunaannya/ Unappropriated retained earnings
278
Data Perseroan
-
-
-
30,485
Saldo laba telah ditentukan penggunaannya/ Appropriated retained earnings
266
Laporan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
25 24
9
-
1,152,066
Modal saham/ Share capital
Tambahan modal disetor/ Additional paid in capital
Keuntungan/ (kerugian) yang belum direalisasi dari aset keuangan yang tersedia untuk dijual/ Unrealised gain/(loss) from available for sale financial assets
STATEMENTS OF CHANGES IN EQUITY FOR THE YEARS ENDED 31 DECEMBER 2011 AND 2010 (Expressed in millions of Rupiah)
184
Laporan Tata Kelola Perusahaan
Penyisihan untuk cadangan umum Dividen kas Program kemitraan dan bina lingkungan
Laba bersih untuk tahun berjalan Pendapatan komprehensif lainnya: Kerugian yang belum direalisasi dari aset keuangan yang tersedia untuk dijual
Saldo 1 Januari 2011
Catatan/ Notes
LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2011 DAN 2010 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah)
Lampiran 3/2 Appendix
PT BUKIT ASAM (PERSERO) Tbk INDUK PERUSAHAAN SAJA/PARENT COMPANY ONLY
INFORMASI TAMBAHAN/SUPPLEMENTARY INFORMATION
120
Pembahasan dan Analisis Manajemen
305
Laporan Keuangan
Corporate Data Financial Statements
. 2011 Annual Report
445
16
26
36
46
70
Ikhtisar Utama
Informasi Perseroan
Informasi Bagi Investor
Laporan Manajemen
Main Highlights
Corporate Information
Investors Information
Management Report
Laporan Pengelolaan Operasional
446
Operational Management Report
INFORMASI TAMBAHAN/SUPPLEMENTARY INFORMATION PT BUKIT ASAM (PERSERO) Tbk INDUK PERUSAHAAN SAJA/PARENT COMPANY ONLY Lampiran 4 Appendix LAPORAN ARUS KAS UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2011 DAN 2010 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah)
STATEMENTS OF CASH FLOWS FOR THE YEARS ENDED 31 DECEMBER 2011 AND 2010 (Expressed in millions of Rupiah) 2011
ARUS KAS DARI AKTIVITAS OPERASI Penerimaan dari pelanggan Penerimaan operasional lainnya Pembayaran royalti Pembayaran kepada pemasok dan karyawan Pembayaran pajak Penerimaan bunga Arus kas bersih yang diperoleh dari aktivitas operasi
9,993,863
2010
8,069,364
81,808 (659,767)
129,118 (563,747)
(5,188,467) (937,552) 323,825
(4,444,446) (870,533) 241,397
3,613,710
2,561,153
CASH FLOW FROM OPERATING ACTIVITIES Cash receipts from customers Cash receipts from other operations Payments of royalties Cash paid to suppliers and employees Payment for taxes Interest receipts Net cash provided from operating activities
ARUS KAS DARI AKTIVITAS INVESTASI Perolehan aset tetap Pembayaran atas beban eksplorasi dan pengembangan tangguhan Penerimaan dari penjualan aset tetap Perolehan aset keuangan yang tersedia untuk dijual Penerimaan dari pelepasan aset keuangan yang tersedia untuk dijual Penambahan investasi kepada perusahaan asosiasi
(138,895)
(149,924)
CASH FLOW FROM INVESTING ACTIVITIES Payments for fixed assets Payments for deferred exploration and development expenditures Proceeds from sale of fixed assets Acquisition of available for sale financial assets Proceeds from disposal of available for sale financial assets Acquisitions of shares in associates
Arus kas bersih yang digunakan untuk aktivitas investasi
(489,944)
(797,473)
Net cash used in investing activities
(1,281,752)
(1,235,841)
CASH FLOW FROM FINANCING ACTIVITIES Payment of dividends to shareholders
(80,356)
(109,108)
Repayments for partnership program
(1,362,108)
(1,344,949)
Net cash used in financing activities
ARUS KAS DARI AKTIVITAS PENDANAAN Pembayaran dividen kepada pemegang saham Pembayaran atas program kemitraan dan bina lingkungan Arus kas bersih yang digunakan untuk aktivitas pendanaan KENAIKAN BERSIH KAS DAN SETARA KAS DAMPAK SELISIH KURS TERHADAP KAS DAN SETARA KAS
(220,194)
(488,295)
(176,189) -
(91,112) 1,858
(460,000)
(70,000)
505,334
1,761,658
(1,189)
-
418,731
(714)
NET INCREASE IN CASH AND CASH EQUIVALENTS EFFECT OF EXCHANGE RATE ON CASH AND CASH EQUIVALENTS
KAS DAN SETARA KAS PADA AWAL TAHUN
4,986,819
4,568,802
CASH AND CASH EQUIVALENTS AT THE BEGINNING OF THE YEAR
KAS DAN SETARA KAS PADA AKHIR TAHUN
6,747,288
4,986,819
CASH AND CASH EQUIVALENTS AT THE END OF THE YEAR
PT Bukit Asam Tbk
.
Laporan Tahunan 2011
120
184
266
278
Pembahasan dan Analisis Manajemen
Laporan Tata Kelola Perusahaan
Laporan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Data Perseroan
Management Discussion & Analysis
Corporate Governance Report
Corporate Social Responsibilities
305
Laporan Keuangan
Corporate Data Financial Statements
PT Bukit Asam Tbk
. 2011 Annual Report
447
PT BUKIT ASAM (PERSERO) Tbk Jl. Parigi No. 1 Tanjung Enim Sumatera Selatan, Indonesia P. 62-734-451 096, 452 352 F. 62-734-451 095, 452 993
www.ptba.co.id