PT BUKIT ASAM (PERSERO) Tbk
2010
LAPORAN TAHUNAN ANNUAL REPORT
Memacu Daya, Meningkatkan Hasil Enhancing Capacity for Higher Output
Mewujudkan Visi Menjadi Perusahaan Tambang Batu Bara Utama Realizing a Major Coal Mining Company
PT Bukit Asam Tbk 2010 Annual Report 1
P
T Bukit Asam (Persero) Tbk (PTBA) sebagai salah satu perusahaan tambang utama di Indonesia, di tahun 2010 mulai mewujudkan rencana optimalisasi potensinya dengan membangun infrastruktur untuk menunjang kegiatan produksi maupun transportasi, meningkatkan kapasitas produksi dan mengintegrasikan sistem pengelolaan hasil produksi dengan pemasokan batubara ke konsumen. Pelaksanaan program tersebut merupakan bagian dari rencana pengembangan Perseroan di masa mendatang yang kini mulai menunjukkan hasilnya.
In 2010, PTBA being one of Indonesia’s major
coal mining companies, optimizes its potentials by constructing infrastructure to support production and transportation, stepping up production capacity, and integrating production management system with coal supply to consumers. The program was part of the Company’s expansion plan that has come to fruition.
2
PT Bukit Asam Tbk Laporan Tahunan 2010
Operasi yang Semakin Efisien More Efficient Operations
Biaya Produksi Swakelola Inhouse Production Cost
5,6%
Biaya produksi batubara swakelola Perseroan di tambang per ton cukup rendah dibandingkan perusahaan sejenis. Namun demikian Perseroan tetap melakukan langkah pengendalian biaya dan berbagai langkah efisiensi operasional, sehingga di tengah kecenderungan peningkatan biaya bahan bakar dan tenaga kerja, volume produksi berhasil ditingkatkan dengan biaya per out-put produk yang semakin rendah.
The Company’s cost of inhouse production per ton at mine is lower than other coal companies. And yet the Company maintains its cost and operating efficiency drive that has enabled production to increase at reduced output cost, although fuel and labor costs continue escalating.
Dengan upaya tersebut Perseroan dapat menurunkan biaya produksi per ton batubara swakelola di tambang sebesar 5,6% lebih rendah dari pada biaya tahun 2009.
Hence, the Company successfully cut production cost per ton at mine by 5.6% lower from the preceding year.
PT Bukit Asam Tbk 2010 Annual Report 3
Volume Produksi dan Penjualan yang Meningkat Higher Production and Sales Total Produksi
Total Penjualan
Total Production
Total Sales
Revitalisasi dan optimasi peralatan produksi membuat Perseroan mampu meningkatkan produksi hingga sebesar 7,4%, diiringi dengan keberhasilan perluasan pasar dan kerjasama dengan PT KAI dalam upaya meningkatkan kapasitas angkut kereta api, sehingga volume penjualan batubara meningkat 3,7%.
Revitalizing and optimizing production equipment boosted production by 7.4% and expanded market working closely with PT KAI to improve railway loading capacity and resulted in coal sales increase of 3.7%.
7,4%
3,7%
4
PT Bukit Asam Tbk Laporan Tahunan 2010
Pengembangan Usaha yang Terintegrasi dan Dinamis Integrated and Dynamic Business Development
Realisasi pengembangan usaha secara terintegrasi kini telah semakin mewujud, yakni, pembangunan PLTU skala kecil dengan bobot pekerjaan telah mencapai 85%, pengembangan potensi ekonomis dari Coal Bed Methane (CBM) yang telah memasuki tahap persiapan pemboran eksplorasi, peningkatan kapasitas angkut jalur KA eksisting dan pengembangan jalur KA khusus batubara ke Lampung yang telah sampai pada penandatanganan kontrak Engineering Procurement Construction (EPC) sehingga pasar batubara kalori rendah.
The realization of integrated business development has brought more encouraging results: the construction of small-scale Thermal Power Plant (TPP) was 85% completed, Coal Bed Methane (CBM) project was nearing exploration drilling phase, EPC contract to increase the existing railway loading capacity and to construct coal transportation railway to Lampung was signed, hence opening a wider market for low-calorie coal.
Peningkatan Kapasitas dan Pengembangan Angkutan KA Increasing and Developing Train Loading Capacity
PT Bukit Asam Tbk 2010 Annual Report 5
Standar Baru Dalam Pengembangan Lingkungan New Standards of Environmental Development
Sebagai wujud kepedulian pada upaya pelestarian lingkungan, Perseroan melanjutkan pembangunan Taman Hutan Rakyat (TAHURA) Tanjung Enim seluas 5.934 hektar yang terbagi atas 12 zona. PTBA berhasil mempertahankan PROPER HIJAU tingkat Nasional di tahun 2010 dalam pengelolaan lingkungan tambangnya.
PROPER HIJAU Green PROPER
As evidence of PTBA concern for environmental conservation, the Company continued the development of Tanjung Enim People’s Forest Park (TAHURA) measuring 5,934 hectares divided into 12 zones. PTBA retained its National GREEN PROPER award in 2010 for its effort to manage the surrounding environment.
PT Bukit Asam Tbk Laporan Tahunan 2010
Sasaran Pengembangan Perusahaan Company Development Goal
DIVERSIFIKASI PENDAPATAN Diversification of Earnings BATUBARA KALORI RENDAH Low Calorie Coal
TUJUAN OBJECTIVE
Pemanfaatan sebagai bahan bakar PLTU milik sendiri maupun milik IPP lain. To be used as fuel for the Company’s own TPP, others IPP.
PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA UAP Thermal Power Plant • Memenuhi keperluan daya listrik sendiri. • Menjual listrik kepada PLN. • Meeting the Company’s electricity needs. • Selling electricity to PLN.
PENGEMBANGAN OPERASIONAL Operational Development COAL BED METHANE (CBM) • Sebagai Bahan Bakar PLTU. • Dijual sebagai BBG. • To fuel TPP. • To be sold as gas fuel.
TEKNOLOGI INFORMASI Information Technology • Evaluasi dan penggantian sistem operasional secara berkala. • Upgrade peralatan hardware. • Periodic evaluation & replacement of software; • Upgrading hardware.
Menandatangani kontrak penjualan batubara peringkat rendah jangka panjang dengan PLN.
PROGRAM 2010 2010 PROGRAM
Signing long-term low-calorie coal sales contract with PLN.
• Pembangunan PLTU Unit Tanjung Enim 3 x 10 MW mencapai 85 %. • Penunjukan Kontraktor EPC untuk PLTU Tarahan 2 x 8 MW. • Tahap lelang EPC dan negosiasi tarif listrik untuk PLTU mulut tambang 2 x 10 MW Peranap. • Penunjukan kontraktor EPC dan renegosiasi tarif listrik untuk PLTU Banjarsari 2 x 100 MW. Pembebasan Lahan 100% dan transmisi 88%. • Ikut serta dalam proses tender IPP PLTU Mulut Tambang 2 x 300 MW dan 2 x 600 MW di Tanjung Enim, PLTU Mulut Tambang 2 x 300 MW di Peranap Riau, PLTU 2 x 200 MW di Madura. • Tanjung Enim 3 x 10 MW - 85% completed.
• Memperoleh proyek Upaya Kelolaan Lingkungan (UKL) dan Upaya Pemantauan Lingkungan (UPL). • Persiapan pemboran eksplorasi di Tanjung Enim.
• Integrasi sistem penanganan produk. • Upgrade perangkat keras. • Integrate product handling system • Upgrade hardware
PERALATAN PRODUKSI Production Equipment • Optimalisasi 5 unit BWE sistem. • Penggantian dan penambahan armada truk & shovel dengan kapasitas yang lebih besar. • Optimizing 5 BWE system. • Replacement and addition with bigger truck & shovel.
• Merekondisi dan memindahkan 2 unit BWE dari lokasi TAL ke MTBU. • Perawatan rutin 3 unit BWE lainnya. • Memulai program penambahan APU, terutama truk dan shovel. • Recondition and relocate 2 BWE from TAL to MTBU site.
• UKL and UPL for the project obtained. • In preparation of exploration drilling in Tanjung Enim.
• Routinely maintain 3 other BWE. • Start adding mining equipment particularly truck & shovel.
• Tarahan 2 x 8 MW – EPC Contractor appointed. • Peranap mine mouth 2 x 10 MW – EPC tender and electricity tariff negotiation in progress. • Banjarsari 2 x 100 MW – EPC Contractor appointed and electricity tariff renegotiated. Site area 100% cleared, transmission area 88% cleared. • Participated in mine mouth IPP tender for 2 x 300 MW and 2 x 600 MW in Tanjung Enim, 2 x 300 MW in Peranap Riau, PLTU 2 x 200 MW in Madura.
JANGKA PANJANG LONG TERM
6
Memanfaatkan nilai ekonomi batubara kalori peringkat rendah sebesar lebih kurang 34% dari cadangan batubara yang selama ini belum dieksploitasi. Increasing economic value of low-calorie coal by approximately 34% of reserves.t rendah sebesar kurang lebih 34% dari cadangan batubara yang selama ini belum diproduksi.
• Membangun PLTU kecil untuk kebutuhan sendiri di tiga lokasi. • Membangun PLTU ukuran sedang dan besar untuk dijual ke PLN. • Constructing small-scale TPP for own use in three locations. • Constructing medium- and large-scale IPP for sale to PLN.
Mengembangkan potensi ekonomi CBM di wilayah konsesi PTBA (Tanjung Enim, Ombilin dan Peranap).
Menjadikan TI sebagai tulang punggung operasional Perseroan.
Developing economic potentials of CBM in PTBA concession areas (Tanjung Enim, Ombilin and Peranap).
Make IT the Company’s operational backbone.
Meningkatkan produksi swakelola dengan porsi di atas 40%. Boost in house production higher than 40%.
PT Bukit Asam Tbk 2010 Annual Report 7
INFRASTRUKTUR Infrastructure
MENINGKATKAN TATA KELOLA Corporate Governance Development
MENINGKATKAN SUMBER DAYA MANUSIA Human Resources Development
MENINGKATKAN PENGEMBANGAN LINGKUNGAN Environmental Development
• Peningkatan kapasitas bongkar muat pelabuhan dan stockpile.
• Melengkapi seluruh pranata organisasi.
Meningkatkan kompetensi SDM melalui pelatihan dan evaluasi secara berkala.
• Pelaksanaan program CSR dan pengembangan masyarakat.
• Bekerja sama dengan PT KAI untuk meningkatkan kapasitas angkut jaringan yang sudah ada.
• Meningkatkan best practices penerapan GCG dan evaluasi berkala.
Develop HR competence by training and periodic evaluation.
• Membangun jaringan KA khusus batubara.
• Pelaksanaan revegetasi dan pembangunan Taman Hutan Rakyat, secara bertahap di lokasi rencana Zona Penerima.
• Equipping all organizational system.
• Increasing loading port & discharging capacity and stockpile.
• CSR and Community Development program.
• Enhancing GCG best practices and periodic assessment.
• Revegetation and development of People’s Forest Park in Receiving Zone.
• Cooperation with PT KAI to increase existing railway transport capacity. • Constructing coal-transport railway.
• Pengembangan coal handling facility di Tanjung Enim dan di pelabuhan Tarahan.
• Pengesahan Soft Structure GCG (GCG Code, Code of Conduct (COC) dan Board Manual).
• Refurbishment dermaga di Kertapati.
• Pernyataan kepatuhan seluruh pegawai dalam penerapan COC GCG.
• Persiapan fasilitas produksi di MTBU mencapai 65%.
• Sosialisasi GCG pada pegawai.
• Penyelesaian fasilitas barge loading di pelabuhan Tarahan. • HOA angkutan batubara KA khusus ke Tanjung Api-api (Sumsel) dengan Adani (India). • Upgrading capacity of coal handling facility in Tanjung Enim mine and Tarahan port.
• Tahap pembentukan Sistem Pelaporan Pelanggaran (SPP) . • Asesmen oleh pihak independen.
• Melakukan pelatihan SDM yang diikuti 3.439 peserta. • Melakukan asesmen terhadap 334 karyawan dan mempromosikan 45 karyawan. • Memperbarui kesepakatan dalam Kontrak Kerja Bersama dengan wakil SPBA. • HR training attended by 3,439 people. • Assess 334 and promote 45 employees.
• Endorse GCG Soft Structure (GCG Code, Code of Conduct and Board Manual).
• Renew Collective Labor Agreement with PTBA Labor Union.
• Melaksanakan program PKBL. • Melaksanakan program Bina Wilayah. • Memantau lingkungan di tiga lokasi utama sesuai standar Baku Mutu Lingkungan (BML). • Meningkatkan pemanfaatan sumber daya air. • Revegetasi lahan pascatambang secara bertahap dan berkelanjutan. • Carry out Partnership & Community Development Progarm. • Carry out Area Development Program.
• Declaration of Commitment to GCG, COC by employees.
• Refurbishment of Kertapati pier.
• Socialize GCG to employees.
• 65% completion of MTBU production facility.
• Environmental monitoring in three main locations in accordance with Environment Quality Standard.
• Install whistle blowing system.
• Optimize water sources.
• External assesment.
• Revegetate post-mining.
• Completion of loading barge facility at Tarahan port. • Head of Agreement (HOA) on coal transportation to Tanjung Api-api (South sumatera) with Adani (India).
Menunjang volume penjualan hingga 82 juta ton/tahun. Step up sales volume to 82 million tons per year.
Menjadi Good Corporate Citizen. Be a Good Corporate Citizen.
SDM yang memiliki kualitas internasional. Human Resource with international qualification.
• Peningkatan kesejahteraan masyarakat sekitar. • Terpeliharanya lingkungan alam yang lebih asri. • Improve surrounding community welfare. • Preserve surrounding environment.
8
PT Bukit Asam Tbk Laporan Tahunan 2010
IKHTISAR UTAMA
Ikhtisar Keuangan Financial Highlights NERACA (Dalam juta Rp)
2010
2009
2008
5.054.075 997.178 423.678 171.022 6.645.953 266.979 187.542 921.005 701.220 2.076.746 8.722.699
4.709.104 1.505.459 409.901 158.927 6.783.391 122.620 199.063 446.754 526.750 1.295.187 8.078.578
3.041.720 1.376.624 420.040 111.133 4.949.517 125.972 199.063 383.932 447.908 1.156.875 6.106.392
73.156 748.235 197.836 128.501 1.147.728 959.072 174.343
58.097 789.369 431.230 102.212 1.380.908 759.792 151.266
69.190 644.152 562.661 76.987 1.352.990 553.779 120.848
308 1.133.723 2.281.451 74.512 6.366.736 8.722.699 5.498.225
774 911.832 2.292.740 84.466 5.701.372 8.078.578 5.402.483
1.116 675.743 2.028.733 79.527 3.998.132 6.106.392 3.596.527
7.909.154 (4.258.988) 3.650.166 (1.346.008) 2.304.158 301.057 (5.565) 2.599.650 (600.713) 9.954 2.008.891
8.947.854 (4.104.301) 4.843.553 (1.295.238) 3.548.315 217.039 (3.352) 3.762.002 (1.032.675) (1.593) 2.727.734
7.216.228 (3.686.136) 3.530.092 (1.036.150) 2.493.942 56.687 1.043 2.551.672 (837.055) (6.846) 1.707.771
2.304 872 26 2.669.063 5.531.862
2.304 1.184 15 3.844.559 5.315.407
2.304 741 9 2.622.156 4.644.957
(11,6) (24,6) (35,1) (26,4) (26,4)
24,0 37,2 42,3 59,7 59,8
75,0 117,5 178,0 135,2 135,3
46,2 29,1 25,4 57,3 36,2 31,6 41,8 26,4 23,0
54,1 39,7 30,5 85,0 62,2 47,8 60,0 43,9 33,8
48,9 34,6 23,7 88,3 62,4 42,7 57,8 40,8 28,0
579,1 26,2 35,9
491,2 28,4 40,2
365,7 33,2 50,8
62.133 548.423 610.556
46.384 81.925 128.309
48.584 362.918 411.502
Aset Kas dan setara kas Piutang usaha (bersih) Persediaan (bersih) Aset lancar lainnya (bersih) Aset lancar Taksiran klaim atas kelebihan pembayaran pajak Investasi pada perusahaan asosiasi Properti pertambangan (bersih) Aset tetap (bersih) Aset tidak lancar lainnya (bersih) Aset tidak lancar Jumlah aset KEWAJIBAN DAN EKUITAS Hutang usaha Biaya yang masih harus dibayar Hutang pajak Kewajiban lancar lainnya Kewajiban lancar Penyisihan manfaat pensiun dan kesejahteraan karyawan Penyisihan beban pengelolaan lingkungan hidup setelah dikurangi bagian yang jatuh tempo dalam satu tahun Kewajiban jangka panjang lainnya Kewajiban tidak lancar Jumlah kewajiban Hak minoritas Jumlah ekuitas Jumlah kewajiban dan ekuitas Modal kerja bersih
PERHITUNGAN LABA RUGI (Dalam juta Rp, kecuali laba bersih per saham) Penjualan Harga pokok penjualan Laba kotor Beban usaha Laba usaha Pendapatan lain-lain (bersih) Bagian (rugi)/laba bersih dari perusahaan asosiasi Laba sebelum pajak penghasilan Pajak penghasilan Hak minoritas atas rugi/(laba) bersih anak perusahaan Laba bersih Jumlah saham beredar (juta lembar) Laba bersih per saham Harga pasar saham terhadap laba bersih per saham Ebitda Pengeluaran usaha**
RASIO-RASIO
(Dalam %)
RASIO PERTUMBUHAN Penjualan Laba kotor Laba usaha Laba bersih Laba bersih per saham RASIO USAHA Laba Laba Laba Laba Laba Laba Laba Laba Laba
kotor terhadap penjualan usaha terhadap penjualan bersih terhadap penjualan kotor terhadap jumlah ekuitas usaha terhadap jumlah ekuitas bersih terhadap jumlah ekuitas kotor terhadap jumlah aset usaha terhadap jumlah aset bersih terhadap jumlah aset
RASIO KEUANGAN Aset lancar terhadap kewajiban lancar Jumlah kewajiban terhadap jumlah aset Jumlah kewajiban terhadap jumlah ekuitas
PENGELUARAN MODAL (Dalam juta Rp) Rutin Pengembangan Jumlah pengeluaran modal * Disajikan kembali ** Harga Pokok Penjualan + Beban Usaha - Depresiasi dan Amortisasi
PT Bukit Asam Tbk 2010 Annual Report 9
MAIN HIGHLIGHTS
2007*
2006
2.222.819 560.508 271.482 25.541 3.080.350 83.019 360.571 455.241 898.831 3.979.181
1.295.035 774.159 261.249 17.318 2.347.761 1.519 1.025 1.025 403.254 355.200 759.973 3.107.734
99.137 293.352 188.055 163.870 744.414 447.347 99.765
16.545 310.539 64.998 39.451 431.533 292.950 75.127
547.112 1.291.526 12.154 2.675.501 3.979.181 2.335.936
483 368.560 800.093 12.181 2.295.460 3.107.734 1.916.228
4.123.855 (2.501.030) 1.622.825 (725.841) 896.984 114.514 (1.936) 1.009.562 (282.750) (601) 726.211
3.533.480 (2.198.407) 1.335.073 (678.297) 656.776 12.174 668.950 (180.771) (2.509) 485.670
2.304 315 38 1.082.001 3.153.831
2.304 211 17 738.451 2.803.970
BALANCE SHEET (In million Rp) ASSETS Cash and cash equivalents Trade receivables, net Inventories, net Other current assets, net Current assets Estimated claims for tax refund Investments in associated Mining properties, net Fixed assets, net Other non-current assets, net Non-current assets Total assets LIABILITIES AND EQUITY Trade payables Accrued expenses Taxes payable Other current liabilities Total current liabilities Provision for retirement and employee benefits Provision for environmental protection reclamation and mine closure Other long term liabilities Total non-currets liabilities Total liabilities Minority interest Total equity Total liabilities and equity Net working capital
INCOME STATEMENTS (In million Rp, except earnings per share) Sales Cost of sales Gross profit Operating expenses Operating income Other income (net) Share in net (loss)/income of associate Profit before income tax Income tax expense Minority interest in net income of subsidiaries Net income Number of share (in million share) Earning per share Price earning ratio Ebitda Operating expenditures**
RATIOS
(In percentage)
GROWTH RATIO 16,7 21,6 36,6 49,5 49,3
17,8 15,2 17,1 4,0 0,5
39,4 21,8 17,6 60,7 33,5 27,1 40,8 22,5 18,3
37,8 18,6 13,7 58,2 28,6 21,2 43,0 21,1 15,6
413,8 32,5 48,3
544,1 25,7 34,9
24.341 170.590 194.931
26.838 71.019 97.857
Sales Gross profit Operating income Net income Earning per share OPERATIONAL RATIO Gross profit to sales Operating income to sales Net income to sales Gross profit to equity Operating income to equity Net income to equity Gross profit to total assets Operating income to total assets Net income to total assets FINANCIAL RATIO Current assets to currents liabilities Total liabilities to total assets Total liabilities to total equity
CAPITAL EXPENDITURES (In million Rp) Routine Development Total capital expenditures
* As restated ** Cost of Sales + Operating Expenses - Depreciation and Amortization
10
PT Bukit Asam Tbk Laporan Tahunan 2010
Aset
IKHTISAR UTAMA
Penjualan
(Rp miliar) Assets (Billion Rp)
Sales (Billion Rp)
8.722,7 8.078,6 6.106,4
06
07
08
09
10
2.493,9
06
07
656,8
08
2.008,9
726,2
07
08
10
06
2.669,1
09
(Rp)
1.184
10
872
741
211
08
10
Earning per share (Rp)
1.082,0
07
09
Laba Bersih per Saham
2.622,2
738,4
09
06
2.304,2
897,0
3.844,6
1.707,8
08
09 10
(Rp miliar) EBITDA (Billion Rp)
2.727,7
07
7.909,2
EBITDA
(Rp miliar) Net income (Billion Rp)
06
3.548,3
4.123,9 3.533,5
Laba Bersih
485,7
(Rp miliar) Operating Income (Billion Rp)
8.947,9 7.216,2
3.979,2 3.107,7
Laba Usaha
(Rp miliar)
06
315
07
08
09
10
Dividen per Saham (Rp)
Dividend per Share (Rp)
533 371
101
105
06
07
Improving efficiency while focusing on business development for higher values.
165
08
Meningkatkan efisiensi seraya fokus pada pengembangan usaha untuk memberi nilai yang lebih tinggi.
09
10
PT Bukit Asam Tbk 2010 Annual Report 11
MAIN HIGHLIGHTS
Ikhtisar Operasi Operational Highlights
Produksi (dalam ton)
2010
2009
2008
2007
2006
Unit Pertambangan Tanjung Enim (Upt)
Production (in tons) Tanjung Enim Mining Unit (UPT)
• Air Laya
6.131.218
5.280.781
5.180.968
4.487.258
4.147.840
• Air Laya
• Muara Tiga Besar Utara
3.144.728
2.630.150
2.478.649
1.637.588
1.300.161
• Muara Tiga Besar Utara
-
-
-
508.501
784.472
2.595.850
2.846.546
2.426.892
1.920.429
2.165.511
• Banko Barat
11.871.796
10.757.477
10.086.509
8.553.776
8.397.984
UPT Total Production
5.620
1.770
5.109
1.251
1.683
76.971
783.243
712.199
722.586
840.843
507.558
57.912
-
-
-
12.461.945
11.600.402
10.803.817
9.277.613
9.240.510
511.792
574.783
1.169.708
391.209
-
• PT Bukit Asam Prima
• PT International Prima Coal
8.049
-
-
-
-
• PT International Prima Coal
• PT Bukit Asam (Persero) Tbk
40.507
-
366.294
880.013
400.114
• PT Bukit Asam (Persero) Tbk
560.388
574.783
1.536.002
1.271.522
400.114
Total Purchase
13.022.333
12.175.185
12.339.819
10.548.835
9.240.510
• Muara Tiga Besar Selatan • Banko Barat Jumlah Produksi UPT Unit Pertambangan Ombilin (UPO) PT Batubara Bukit Kendi PT International Prima Coal Jumlah Produksi
Pembelian
Jumlah Pembelian Jumlah Produksi & Pembelian
Ombilin Mining Unit (UPO) PT Batubara Bukit Kendi PT International Prima Coal Total Production
Purchases
(dalam ton)
• PT Bukit Asam Prima
• Muara Tiga Besar Selatan
Angkutan Kereta Api
(in tons)
Total Production & Purchase
Railway Transportation
(dalam ton)
(in tons)
Tanjung Enim Ke Tarahan
8.712.100
8.498.150
8.388.400
6.310.400
6.606.450
Tanjung Enim to Tarahan
Tanjung Enim ke Kertapati
2.050.940
1.956.430
1.900.030
1.695.690
1.665.870
Tanjung Enim to Kertapati
10.763.640
10.454.580
10.288.430
8.006.090
8.272.320
Total Transportation
Domestik
8.228.014
8.068.424
8.321.310
6.897.657
6.750.884
Domestic
Ekspor
4.722.551
4.416.312
4.476.612
3.955.077
3.165.012
Export
12.950.565
12.484.736
12.797.922
10.852.734
9.915.896
Total Sales
Jumlah Angkutan
Penjualan
Sales
(dalam ton)
Jumlah Penjualan
(in tons)
12
PT Bukit Asam Tbk Laporan Tahunan 2010
IKHTISAR UTAMA
Penghargaan dan Sertifikasi Awards and Certifications
Januari January
November November
The Best Company Of The Year dalam International Good Company Award. The Best Company of the Year in International Good Company Award presentation.
PROPER HIJAU tingkat Nasional dari Kementrian Lingkungan Hidup. National GREEN PROPER Award from Ministry of Environment.
Mei May The Best Performing Listed Company 2010 dari Majalah Investor. The Best Performing Listed Company 2010 by Investor Magazine version.
Juli July The Best Public Companies based on WAI (Wealth added Index) dari Indonesia’s Best Wealth creators 2010 Method Indonesia, Stern Steward & co and Swa. The Best Public Company from Indonesia’s Best Wealth Creators 2010 (Wealth Added Index) Method Indonesia, Stern Steward & Co. and SWA Magazine.
Agustus August 3rd Best Website dalam acara BUMN Award. 3rd Best Website in BUMN Award presentation.
September September Peringkat 3 Annual Report Award 2009 kategori Non Keuangan Listed Company. 3rd Rank 2009 Annual Report Award (non-financial listed company). Predikat Aditama untuk Lingkungan dari Kementrian ESDM. Aditama Predicate for Environment from EMR Ministry.
The Best Role of Stakeholder dalam IICD Award Corporate Governance Award 2010 dari Majalah Investor. The Best Role of Stakeholder in IICD Corporate Governance Award 2010 from Investor Magazine. Peringkat ke 1 Finance Performance; Peringkat ke 3 Operation Management; dan Peringkat ke 3 GCG Implemention dalam Acara Business Review Award. 1st Rank Finance Performance, 3rd Rank Operations Management; and 3rd Rank GCG Implementation in Business Review Award presentation.
Desember December Predikat Terpercaya dalam GCG Award yang diselenggarakan oleh The Indonesian Institute for Corporate Governance & Majalah Swa. The Most Trusted Company in GCG Award organized by The Indonesian Institute for Corporate Governance & SWA Magazine.
Peringkat 2 dengan Kategori Perusahaan Pertambangan, dalam acara Investor Award. 2nd Rank in Mining Companies category in Investor Award presentation.
Penganugerahan ISRA, PTBA memperoleh runner up II Best Website 2010. 2nd Runner-up Best Website 2010 in ISRA Award presentation
PT Bukit Asam Tbk 2010 Annual Report 13
MAIN HIGHLIGHTS
Piagam dan Trophi Penghargaan Sertificate and Trophy Awards
BUSINESS REVIEW AWARD
3rd BEST WEBSITE, BUMN AWARD
2nd BEST SUSTAINABILITY REPORTING
ADITAMA
ANNUAL REPORT AWARD
2nd BEST USER INTERFACE WEBSITE
CORPORATE GOVERNANCE AWARD
BEST PERFORMING LISTED COMPANY 2010
SWA 100: BEST WEALTH CREATORS
PROPER HIJAU
1st RANK FINANCE PERFORMANCE, BUSINESS REVIEW AWARD
14
PT Bukit Asam Tbk Laporan Tahunan 2010
IKHTISAR UTAMA
Peristiwa Penting 2010 2010 Significant Events
Februari
23
February
Penandatanganan Nota Kesepahaman antara PTBA dan PT Pupuk Sriwidjaja (Persero) tentang Pengembangan Gasifikasi Batubara dan Pemanfaatan Gas Hasilnya sebagai Bahan Baku dan Bahan Bakar di Pabrik PT Pupuk Sriwidjaja (Persero). Signing Memorandum of Understanding between PTBA and PT Pupuk Sriwidjaja (Persero) on Coal Gasification and Resultant Gas Usage as Raw Material and Fuel in PT Pupuk Sriwidjaja (Persero) factory.
Maret
23
March
Penandatanganan Engineering Procurement Construction (EPC) dan Operation & Maintenance (O&M) antara PT Bukit Asam Transpacific Railway (anak perusahaan PTBA) dan China Railway Group Limited di Beijing untuk Proyek Pembangunan Angkutan Kereta Api dan Pelabuhan Batubara dengan panjang jalur sekitar 307 KM dan kapasitas angkut 27 juta ton per tahun. Signing Engineering Procurement Construction (EPC) and Operation & Maintenance (O&M) Agreements between PT Bukit Asam Transpacific Railway (subsidiary of PTBA) and China Railway Group Limited in Beizing for Railway and Coal Port Development Project, length 307 Km and capacity 27 million tons per annum.
April
21
April
Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan Tahun Buku 2010, dengan salah satu keputusan Utama Perubahan Anggaran Dasar Perseroan. Annual General Meeting of Shareholders, one of the resolutions was to amend the Articles of Association.
Juni
June
10
Penandatanganan Nota Kesepahaman/MOU antara PTBA dan PLN tentang pasokan batubara kalori peringkat rendah ke PLTU milik PLN. Signing Memorandum of Understanding between PTBA and PT PLN to supply low-calorie coal to PLN TPP.
PT Bukit Asam Tbk 2010 Annual Report 15
MAIN HIGHLIGHTS
Agustus
25
August
Penandatanganan Head of Agreement (HOA) antara PTBA, PT Adani Global dan Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan tentang Angkutan Batubara. Signing Head of Agreement (HOA) among PTBA, PT Adani Global and South Sumatera Provincial Administration regarding coal transportation.
November
15
Mempertahankan peringkat PROPER HIJAU tingkat Nasional. Retaining National GREEN PROPER Award.
Desember
3 29
November
December
Penandatanganan Amandemen Kontrak EPC PLTU mulut tambang Banjarsari 2 x 100 MW. Signing Amendment to EPC Contract for Banjarsari mine mouth 2 x 100 MW TPP.
PTBA membagikan Dividen Interim Tahun Buku 2010. Paying interim dividend for accounting year 2010.
16
PT Bukit Asam Tbk Laporan Tahunan 2010
IKHTISAR UTAMA
Daftar Isi
Table of Contents 1
SEKILAS KINERJA PTBA PTBA Performance Highlights
55
5
IKHTISAR UTAMA Main Highlihts
56
Ikhtisar Keuangan Financial Highlights Ikhtisar Operasi Operational Highlights Penghargaan dan Sertifikasi Awards and Certifications Peristiwa Penting 2010 2010 Significant Events
56
8 11 12 14
16
DAFTAR ISI Table of Contents
19
INFORMASI PERSEROAN Corporate Information
20 21 21 22 23 24 24 25 25 26 27
29 30 30 34 35 37
38 38 44
Visi dan Misi Visi and Mission Riwayat Singkat Brief History Kegiatan Usaha Business Activity Lokasi Operasi Perseroan Operational Location Sumber Daya dan Cadangan Batubara Coal Resources and Reserves Produk Batubara Coal Products Alamat Kantor Office Address Akses Informasi Access to Information Anak Perusahaan dan Perusahaan Asosiasi Subsidiaries and Associated Companies Lembaga Penunjang Pasar Modal Capital Market Supporting Institution Struktur Organisasi Organization Structure
68 73 78 86 89 94
LAPORAN PENGELOLAAN OPERASIONAL Operational Management Report Rencana Strategis Perseroan Corporate Strategic Plan Pengembangan Usaha Business Development Risiko dan Manajemen Risiko Risk and Risk Management Program Keselamatan dan Kesehatan Kerja serta Perlindungan Lingkungan (K3LL) Work Safety, Health and Environmental Conservation Perlindungan Lingkungan Environment Conservation Laporan Pelaksanaan Reklamasi dan Rehabilitasi Progress Report of Reclamation and Rehabilitation Pengembangan Teknologi Informasi Information Technology Development Pengembangan Sumber Daya Manusia Human Resource Development
103
PEMBAHASAN DAN ANALISIS MANAJEMEN Management Discussion and Analysis
104
Kondisi Umum dan Prospek Usaha General Condition and Business Prospects
104
Kondisi umum perekonomian global dan Indonesia General Condition of Global and Indonesian Economy
104
Prospek permintaan batubara Coal Prospects
115
Laporan Kinerja Usaha Business Review
115
Segmen Batubara Coal Segment
129
Segmen Briket Briquette Segment
130
Tinjauan Kinerja Keuangan Financial Review
130
Neraca Balance Sheet
137
Perhitungan Laba Rugi Statement of Income
143
Arus Kas Cashflow
145
Rasio-rasio Keuangan Financial Ratios
146
Kebijakan Permodalan Capitalization Policy
147
Realisasi Belanja Modal Capital Expenditure
INFORMASI BAGI INVESTOR Investors Information Kondisi Pasar Modal Capital Market Condition Kinerja Saham PTBA PTBA Share Performance Kronologi Pencatatan Saham PTBA PTBA Share Listing Chronology Pemegang Saham Shareholders Register Kebijakan Dividen Dividend Policy LAPORAN MANAJEMEN Management Report Laporan Komisaris utama Report from The President Commissioner Laporan Direktur Utama Report from The President Director
149 152 152
Strategi Bisnis 2011 Business Strategy in 2011 Informasi-informasi Material Material Information Perjanjian-perjanjian Penting Significant Agreements
PT Bukit Asam Tbk 2010 Annual Report 17
MAIN HIGHLIGHTS
154
Transaksi Benturan Kepentingan Conflict of Interest Transactions
154
Transaksi Material Material Transactions
155
Perubahan Anggaran Dasar Amendment To Articles of Association
155
Penjualan Kembali Saham Perseroan Shares Buy Back Program
155
Akuisisi Acquisition
156
Pendirian Anak Perusahaan Establishment of Subsidiaries
242
156
Transaksi dengan pihak yang memiliki hubungan istimewa Related Party Transactions
243
157
Reklasifikasi Akun Reclassification of Accounts
159
Aset dan Kewajiban Kontijensi Contingent assets and liabilities
162
Perkembangan Terakhir Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan Prospective Accounting Pronouncement
163
Kejadian Setelah Tanggal Neraca Subsequent Events
165
LAPORAN TATA KELOLA PERUSAHAAN Corporate Governance Report
166
Laporan Pelaksanaan Tata Kelola Implementation of Corporate Governance
166
Tujuan Penerapan Objective
167
Asesmen Praktek GCG Assesment of GCG Practice
171
Panduan dan Struktur Tata Kelola Corporate Governance Code and Structure
173
Rapat Umum Pemegang Saham General Meeting of Shareholders
251
176
Hubungan serta Koordinasi Dewan Komisaris dan Direksi Coordination between Board of Commissioners and Board of Directors
251
179
Dewan Komisaris Board of Commissioners
189
Direksi Board of Directors
199
Komite-komite dan Laporan Komite Committees and Committee Report
215
Sekretaris Perusahaan Corporate Secretary
219
Sistem Pengawasan dan Pengendalian Internal Internal Audit and Control System
225
Kode Etik Code of Conduct
232
Pelaksanaan Prinsip-prinsip Dasar GCG Implementation of GCG Basic Principles
234
Lain-lain Others
241
LAPORAN TANGGUNG JAWAB SOSIAL PERUSAHAAN Report on Corporate Social Resposibilities
250 250
253
Pengantar Preface Program Kemitraan dan Bina LIngkungan Partnership and Community Development Program
Pengelolaan Pelestarian Lingkungan Environmental Management Pemenuhan Hak-hak Karyawan dan Penghargaan terhadap Hak Azasi Manusia Fulfillment of Employee Rights and Respect for Human Rights Kesehatan dan Keselamatan Kerja serta Lingkungan Work Safety, Health and Environment Komitmen terhadap Kualitas Produk dan Perlindungan Pelanggan Commitment to Product Quality and Consumer Protection Hubungan Harmonis dengan Masyarakat berlandaskan Prinsip-prinsip Tata Kelola yang Baik Harmonious Relationship with The Community Based on Good Corporate Governance Principles
255
DATA PERSEROAN Corporate Data
258
Profil Dewan Komisaris Board of Commissioners’ Profile
262
Profil Direksi Board of Directors’ Profile
264
Profil Sekretaris Perusahaan dan SPI Corporate Secretary and Internal Audit Unit’s Profile
265
Profil Komite-komite Committees’ Profile
270
Referensi Silang Daftar Isi Dengan Peraturan Bapepam LK. No. X.K.6 Cross Reference to Bapepam LK Rule X.K.6
280
Pernyataan Dewan Komisaris dan Direksi Statement of the Board of Commissioners and Directors
281
LAPORAN KEUANGAN Financial Statements
18
PT Bukit Asam Tbk Laporan Tahunan 2010
INFORMASI PERSEROAN
PT Bukit Asam Tbk 2010 Annual Report 19
CORPORATE INFORMATION
Informasi Perseroan Corporate Information
90.702
hektar hectares
Luas seluruh wilayah kuasa pertambangan Perseroan Total Company’s Mining concession area
7,3
miliar ton billion tons
Total Sumber Daya batubara Perseroan Total coal resources
2,0
miliar ton billion tons
Total cadangan tertambang Perseroan Total mineable reserves
20
PT Bukit Asam Tbk Laporan Tahunan 2010
INFORMASI PERSEROAN
VISI
VISION
Menjadi Perusahaan energi berbasis batubara yang ramah lingkungan
To become an environmentfriendly coal-based energy company
MISI
MISSION
• • • • •
Fokus kepada core competency dan pertumbuhan yang berkesinambungan Memberikan tingkat pengembalian yang optimal kepada pemegang saham Meningkatkan budaya korporasi yang mengutamakan kinerja Memberikan kontribusi pengembangan ekonomi nasional Memberikan kontribusi yang maksimal dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan pelestarian lingkungan
STRATEGI
• • • • •
Focus on core competency and sustainable growth Optimize shareholders’ return Promote a performance-based corporate culture Contribute to national economic development Contribute to the improvement of community welfare and the preservation of environment
STRATEGY
Perusahaan energi berbasis batubara yang ramah lingkungan dan terkemuka di Indonesia yang menerapkan Enam Langkah Strategis:
Indonesia’s leading environmentally friendly coal-based energy company that adopts Six Strategic Steps:
1.
1. 2. 3. 4.
2. 3. 4.
5. 6.
Fokus pada pertumbuhan produksi/penjualan batubara Fokus pada proyek-proyek dengan skala kesiapan 1 Restrukturisasi korporasi Meningkatkan kompetensi dan regenerasi SDM serta meningkatkan budaya korporasi yang mengutamakan kinerja Meningkatkan sistem remunerasi yang berdasarkan kinerja (performance based reward) Meningkatkan peringkat kinerja penataan pengelolaan lingkungan
5. 6.
Focus on the growth of coal production/sales Focus on projects with readiness scale 1 Corporate restructuring Boost human resource competence and regeneration as well as promote a performance-based corporate culture Improve remuneration system based on performancebased reward Promote performance rating in environmental management
PT Bukit Asam Tbk 2010 Annual Report 21
CORPORATE INFORMATION
RIWAYAT SINGKAT
BRIEF HISTORY
Sejarah pertambangan batubara di Tanjung Enim dimulai sejak zaman kolonial Belanda tahun 1919 dengan menggunakan metode penambangan terbuka (open pit mining) di wilayah operasi pertama, yaitu di Tambang Air Laya.
The coal mining in Tanjung Enim was initiated by the Dutch Colonial Government in 1919 by operating the first coal mine using open pit mining method in Air Laya.
Selanjutnya mulai 1923 beroperasi dengan metode penambangan bawah tanah (underground mining) hingga 1940, sedangkan produksi untuk kepentingan komersial dimulai pada 1938.
Using underground mining method, initial operation commenced in 1923 and lasted until 1940, while commercial production began in 1938.
Seiring dengan berakhirnya kekuasaan kolonial Belanda di tanah air, para karyawan Indonesia kemudian berjuang menuntut perubahan status tambang menjadi pertambangan nasional. Pada 1950, Pemerintah RI kemudian mengesahkan pembentukan Perusahaan Negara Tambang Arang Bukit Asam (PN TABA).
When the Dutch Colonial period ended in Indonesia, the mining workers fought for the nationalization of the mines. In 1950, the Indonesian Government approved the establishment of State-Owned Bukit Asam Coal Mine or Perusahaan Negara Tambang Arang Bukit Asam (PN TABA).
Pada 1981, PN TABA kemudian berubah status menjadi Perseroan Terbatas dengan nama PT Tambang Batubara Bukit Asam (Persero), yang selanjutnya disebut Perseroan. Dalam rangka meningkatkan pengembangan industri batubara di Indonesia, pada 1990 Pemerintah menetapkan penggabungan Perum Tambang Batubara dengan Perseroan.
In1981, PN TABA converted its status to a limited liability company under the name of PT Tambang Batubara Bukit Asam (Persero) Tbk, further called the Company. To develop coal industry in Indonesia, in 1990 the Government merged Perum Tambang Batubara with the Company.
Sesuai dengan program pengembangan ketahanan energi nasional, pada 1993 Pemerintah menugaskan Perseroan untuk mengembangkan usaha briket batubara.
In line with the national energy security development program, in 1993 the Company was assigned by the Government to develop coal briquette business.
Pada 23 Desember 2002, Perseroan mencatatkan diri sebagai perusahaan publik di Bursa Efek Indonesia dengan kode “PTBA.”
On December 23, 2002 the Company became a publicly listed company on the Indonesian Stock Exchange under the code of “PTBA.”
KEGIATAN USAHA
BUSINESS ACTIVITY
Sesuai Anggaran Dasar Perseroan Pasal 3, maksud dan tujuan Perseroan ialah berusaha dalam bidang pengembangan bahan-bahan galian, terutama pertambangan batubara sesuai dengan ketentuan dalam peraturan perundangundangan yang berlaku dengan menerapkan prinsip-prinsip Perseroan Terbatas.
Pursuant to Article 3 of the Company’s Articles of Association, the objective of the Company is to develop mining operation, particularly coal mining, in accordance with the prevailing laws and regulations under the limited liability principles.
Perseroan melaksanakan kegiatan usaha sebagai berikut:
The Company business activities are as follows:
•
•
• •
•
Mengusahakan pertambangan yang meliputi penyelidikan umum, eksplorasi, eksploitasi, pengolahan, pemurnian, pengangkutan dan perdagangan bahanbahan galian terutama batubara. Mengusahakan pengolahan lebih lanjut atas hasil produksi bahan-bahan galian terutama batubara. Memperdagangkan hasil produksi sehubungan dengan usaha di atas, baik hasil sendiri maupun hasil produksi pihak lain, baik di dalam maupun luar negeri. Mengusahakan dan mengoperasikan pelabuhan dan dermaga khusus batubara, baik untuk keperluan sendiri maupun keperluan pihak lain.
• • •
Mining operation covering general research, exploration, exploitation, processing, purifying, transporting and trading of mining products particularly coal. Further processing of mining products particularly coal. Trading products of the foregoing business activity, either own or other parties’ production, at home and abroad. Managing and operating ports and piers specifically designated for coal, either for own use or for others.
22
PT Bukit Asam Tbk Laporan Tahunan 2010
•
•
INFORMASI PERSEROAN
Mengusahakan dan mengoperasikan pembangkit tenaga listrik uap, baik untuk keperluan sendiri maupun untuk keperluan pihak lain. Memberikan jasa-jasa konsultasi dan rekayasa dalam bidang yang terkait dengan pertambangan batubara beserta hasil-hasil olahannya.
• •
LOKASI OPERASI PERSEROAN
Managing and operating thermal power plant, for own purpose or for others. Providing consultancy services and engineering in coalmining-related fields and processed mining output.
OPERATIONAL LOCATION
SOUTH CHINA SEA
2
1
PEKANBARU
PADANG
1 4 2
SAMARINDA BALIKPAPAN
1
3
2
3 LAMPUNG
JAVA SEA SURABAYA 3
INDIAN OCEAN
1. PERANAP CERENTI Kuasa Pertambangan Mining Concession Sumberdaya Resources
: 0,80 miliar ton billion tons
Cad tertambang Coal Reserved : 0,27 miliar ton billion tons 2. OMBILIN Unit Pertambangan Mining Unit Sumberdaya Resources
: 0,10 miliar ton billion tons
Cad tertambang Coal Reserved
: 0,02 miliar ton billion tons
3. TANJUNG ENIM
1. Pelabuhan Port TELUK BAYUR
Pertambangan Mining Unit Sumberdaya Resources
: 6,35 miliar ton billion tons
Cad tertambang Coal Reserved
: 1,59 miliar ton billion tons
1. Pabrik Briket Briquette Factory TANJUNG ENIM
Stockpile Stockpile : 90.000 ton tons
Kap. 12.000 ton/tahun tons/year
Kapasitas Capacity : 2,5 juta ton/tahun million tons/year Kapal Ship
2. Pabrik Briket Briquette Factory LAMPUNG
: Max 40.000 DWT
Kap. 8.000 ton/tahun tons/year
4. SAMARINDA - IPC
2. Dermaga Pier KERTAPATI
Kuasa Pertambangan Mining Concession Sumberdaya Resources
: 0,045 miliar ton billion tons
Cad tertambang Coal Reserved
: 0,01 miliar ton billion tons
3. Pabrik Briket Briquette Factory GRESIK
Stockpile Stockpile : 50.000 ton tons Kapasitas Capacity : 2,5 juta ton/tahun million tons/year Kapal Ship
Kepemilikan Perseroan Company Ownership : 51%
Kap. 95.000 ton/tahun tons/year
: Max 8.000 DWT
3. Pelabuhan Port TARAHAN Stockpile Stockpile : 560.000 ton tons 1. JAKARTA
Kapasitas Capacity : 12 juta ton/tahun million tons/year
Kantor Perwakilan Representative Office
Kapal Ship
: Max 80.000 DWT
sumberdaya
cadangan tertambang
Sumberdaya Coal Resources :
Cadangan Tertambang Coal Reserved :
7,29 miliar ton billion tons
1,99 miliar ton billion tons
1
1
11
18
1 Samarinda
%
1
Cerenti
%
Ombilin Tanjung Enim
87
Samarinda Cerenti Ombilin Tanjung Enim
80
PT Bukit Asam Tbk 2010 Annual Report 23
CORPORATE INFORMATION
SUMBER DAYA DAN CADANGAN BATUBARA
COAL RESOURCES AND RESERVES
Perseroan memegang hak Izin Usaha Pertambangan (IUP) Operasi Produksi sebagai berikut:
The Company holds Mining Consession in the following areas:
Tambang batubara Tanjung Enim seluas 66.414 hektar yang meliputi Kabupaten Muara Enim dan Kabupaten Lahat, Sumatera Selatan, yang terdiri atas:
Tanjung Enim coal mine of 66,414 hectares covering Muara Enim Regency and Lahat Regency, South Sumatera, consisting of:
•
•
• • • • • •
Air Laya (751/KPTS/Dispertamben/2010, 29 Okt 2010): 7.621 Ha Muara Tiga Besar (304/KPTS/Distamben/2010, 30 Apr 2010): 3.300 Ha Banko Barat (390/KPTS/Tamben/2010, 13 Apr 2010): 4.500 Ha Banko-Tengah Blok Barat (391/KPTS/Tamben/2010, 13 Apr 2010): 2.423 Ha Banko-Tengah Blok Timur (389/KPTS/Tamben/1010, 13 Apr 2010): 22.937 Ha Banjarsari, Kungkilan, Bunian, Arahan Utara, Arahan Selatan (461/KPTS/HK-KS/Pertamben/2003): 24.751 Ha Bukit Kendi (305/KPTS/Distamben/2010, 30 Apr 2010): 882 Ha.
• • • • • •
Air Laya (751/KPTS/Dispertamben/2010, 29 Okt 2010): 7.621 Ha Muara Tiga Besar(304/KPTS/Distamben/2010, 30 Apr 2010): 3.300 Ha Banko Barat (390/KPTS/Tamben/2010, 13 Apr 2010): 4.500 Ha Banko-Tengah Blok Barat (391/KPTS/Tamben/2010, 13 Apr 2010): 2.423 Ha Banko-Tengah Blok Timur (389/KPTS/Tamben/1010, 13 Apr 2010): 22.937 Ha Banjarsari, Kungkilan, Bunian, Arahan Utara, Arahan Selatan (461/KPTS/HK-KS/Pertamben/2003): 24.751 Ha Bukit Kendi (305/KPTS/Distamben/2010, 30 Apr 2010): 882 Ha.
Tambang batubara Ombilin seluas 2.950 hektar, yakni: • Lembah Segar dan Talawi (05.87.Perindagkop, 30 Apr 2010): 2.950 Ha.
Ombilin coal mine of 2,950 hectares, consisting of: • Lembah Segar dan Talawi (05.87.Perindagkop, 30 Apr 2010): 2.950 Ha.
Selain IUP Operasi Produksi tersebut, Perseroan juga memegang hak IUP Operasi Produksi dilokasi Peranap, Indragiri Hulu Riau (09/IUP/545-02/IV/2010, 27 Apr 2010) seluas 18.230 Ha dan di lokasi kecamatan Palaran, kota madya Samarinda (melalui anak perusahaan PT International Prima Coal) dengan no keputusan (454/375/HK-KS/VII/2010, 19 Jul 2010) seluas 3.238 Ha.
In addition to these Mining Concessions, the Company also holds Mining Concession in Peranap Indragiri Hulu Riau (KW.96PPO289) measuring 18,230 Ha, and in Palaran District, Samarinda (through subsidiary PT International Prima Coal measuring 3,238 Ha.
Merujuk pada hasil penilaian sumber daya (resources) dan cadangan (reserve) oleh pihak independen yaitu “International Mining Consultant (IMC)” pada Desember 2008, total sumber daya batubara (resources) Perseroan mencapai 7,3 miliar ton yang tersebar di seluruh KP tersebut di atas. Sedangkan jumlah cadangan tertambang mencapai 1,8 miliar ton, belum termasuk cadangan tertambang pada KP yang berlokasi di kabupaten Lahat yang berstatus sedang dalam tahap penyelesaian dengan Pemda setempat. Apabila cadangan tertambang pada KP di Kabupaten Lahat diperhitungkan, maka jumlah cadangan tertambang menjadi 2,0 miliar ton.
With reference to the assessment of resources and reserves by an independent consultant, “International Mining Consultant (IMC)” of December 2008, the Company has total coal resources of 7.3 billion tons throughout this Mining Concession area. While total mineable reserves reached 1.8 billion tons, excluding mineable reserves in the Mining Concession location at Lahat Regency which is in dispute with the local Administration. If the mineable reserves at Lahat Regency are included, the Company has total mineable reserves of 2.0 billion tons.
24
PT Bukit Asam Tbk Laporan Tahunan 2010
INFORMASI PERSEROAN
PRODUK BATUBARA
COAL PRODUCTS
Perseroan memiliki beragam jenis produk batubara sesuai dengan kadar kualitas yang terkandung di dalamnya.
The Company produces a variety of coal products with differing quality of content.
Coal Brand
CV
TM
IM
Ash
VM
FC
TS
(Kcal/kg,adb)
(%,ar)
(%,adb)
(%,adb)
(%,adb)
(%,adb)
(%,adb)
IPC 53
5.300
34
15,0
8,0
39,0
40,0
0,5
BA 55
5.500
30
14,7
7,3
39,0
39,0
0,6
BA 59
5.900
28
13,1
6,0
40,4
40,5
0,6
BA 63
6.300
21
11.3
5,0
41,2
42,5
0,6
BA 67
6.700
18
7,8
5,0
41,5
45,7
0,6
BA 70
7.000
14
6,1
5,0
41,9
47,0
0,7
KANTOR PUSAT Head Office
Jl. Parigi No. 1 Tanjung Enim 31716 Sumatera Selatan, Indonesia P. +62 734 451 096, 452 352 F. +62 734 451 095, 452 993
Unit Pertambangan Tanjung Enim (UPT) Unit Pertambangan Ombilin (UPO) Tanjung Enim Mining Unit Ombilin Mining Unit Jl. Parigi No.1 Sawahlunto Tanjung Enim 31716 Sumatera Barat P. +62-734-451 096, 452 352 P. +62-754-61 021 F. +62-734-451 095, 452 993 F. +62-754-61 402 Pelabuhan Teluk Bayur Teluk Bayur Port Jl. Tanjung Periuk No.1 Teluk Bayur, Sumatera Barat P. +62-751-62 522, 63 522, 31 996 F. +62-751-63 533
KANTOR PERWAKILAN JAKARTA Jakarta Representative Office Menara Kadin Indonesia 15th Floor Jl. H.R. Rasuna Said Blok X-5 Kav. 2-3 Jakarta 12950 P. +62-21-525 4014 F. +62-21-525 4002
Dermaga Kertapati Kertapati Pier Jl. Stasiun Kereta Api Palembang, Sumatera Selatan P. +62-711-512 617 F. +62-711 511 388
Pelabuhan Tarahan Tarahan Port Jl. Soekarno Hatta Km. 15 Tarahan, Bandar Lampung P.+62-721-31 545, 31 686 F. +62-721-31 577
PT Bukit Asam Tbk 2010 Annual Report 25
CORPORATE INFORMATION
Unit Pengusahaan Briket Briquette Business Unit Jl. Falatehan Raya No. 1A Blok M, Kebayoran Baru Jakarta 12160 P. +62-21-727 96115, 727 96241 F. +62-21-727 96176
Unit Usaha Serang Serang Business Unit Jl. Raya Bojonegara Km.7 Serang, Banten P. +62-254-700 1236
Unit Usaha Tanjung Enim Tanjung Enim Business Unit Jl. Parigi No.1, Tanjung Enim Sumatera Selatan 31716 P. +62-734-451 096, 452 352 F. +62-734-451 095, 452 993
Unit Usaha Semarang Semarang Business Unit Kawasan Industri Terboyo Blok O No.1 Semarang, Jawa Tengah P. +62-24-6585 185 F. +62-24-6595 186
Unit Usaha Lampung Lampung Business Unit Jl. Raya Natar Km. 16 Natar, Lampung Selatan P. +62-721-783 558 F. +62-721-774 266
Unit Usaha Gresik Gresik Business Unit Jl. Raya Manyar Km. 6 Manyar Gresik 61151, Jawa Timur P. +62-31-395 0288 F. +62-31-395 0601
AKSES INFORMASI
ACCESS TO INFORMATION
Informasi untuk pemegang saham, berita terbaru dan informasi umum tentang Perseroan dapat diperoleh melalui :
Information for Shareholders, updated news and general information of the Company can be accessed through:
INVESTOR RELATIONS Menara Kadin Indonesia 15th Floor Jl. H.R. Rasuna Said Blok X-5 Kav. 2-3 Jakarta 12950 P. +62-21-525 4014 F. +62-21-525 4002
www.ptba.co.id
ANAK PERUSAHAAN DAN PERUSAHAAN ASOSIASI
SUBSIDIARIES AND ASSOCIATED COMPANIES
Sejalan dengan visi Perseroan untuk menjadi perusahaan energi berbasis batubara yang berdaya-saing dan memberikan nilai optimal bagi para pemangku kepentingan, maka Perseroan membentuk beberapa anak perusahaan yang bergerak sebagai sektor pendukung pencapaian target produksi dan penjualan Perseroan, maupun untuk pengembangan berbagai produk derivatif batubara.
In line with the corporate vision to become a competitive coal-based energy company and to give optimum value to its stakeholders, the Company sets up several subsidiaries to support the Company in reaching its production and sales target, as well as in developing various coal derivative products.
26
PT Bukit Asam Tbk Laporan Tahunan 2010
INFORMASI PERSEROAN
26
NAMA
TAHUN PENDIRIAN
PT Batubara Bukit Kendi
BIDANG USAHA
KEPEMILIKAN OWNERSHIP (%)
CORE BUSINESS
STATUS
1996
Penambangan batubara Coal mining
Sudah operasi Operational
PT Bukit Pembangkit Innovative
2005
Pembangkit listrik tenaga uap Thermal power plant
Tahap pengembangan Developmental stage
59,75
PT Bukit Asam Prima
2007
Perdagangan batubara Coal trading
Sudah operasi Operational
99,99
PT Bukit Asam Metana Ombilin
2007
Penambangan gas metana Methane gas mining
Belum operasi Non-operational
99,99
PT Bukit Asam Metana Enim
2007
Penambangan gas metana Methane gas mining
Belum operasi Non-operational
99,99
PT Bukit Asam Metana Peranap
2007
Penambangan gas metana Methane gas mining
Belum operasi Non-operational
99,99
PT Bukit Asam Banko
2008
Penambangan batubara Coal mining
Belum operasi Non-operational
65
PT Bukit Asam Transpacific Railway
2008
Angkutan batubara Coal transporting
Belum operasi Non-operational
10
PT International Prima Coal
2008
Penambangan batubara Coal mining
Sudah operasi Operational
51
NAME
ESTABLISHMENT
LEMBAGA PENUNJANG PASAR MODAL
Kantor Akuntan Publik Public Accountant Tanudiredja Wibisana & Rekan PriceWaterHouseCoopers (PwC) Plaza 89 Jl. H.R. Rasuna Said Kav. X-7 No.6 Jakarta 12940, Indonesia P. +62 21 521 2901 F. +62 21 5290 5555 / 5290 5050
75
CAPITAL MARKET SUPPORTING INSTITUTIONS Biro Administrasi Efek Share Registrar PT Datindo Entrycom Puri Datindo Wisma Sudirman Jl. Jenderal Sudirman Kav.34 Jakarta 10220 P. +62 21 570 9009 F. +62 21 570 9026
Notaris Public Notary Fathiah Helmi Graha Irama Lt.6 Jl. H.R. Rasuna Said Blok X-1 Kav. 1 & 2 Kuningan, Jakarta Selatan 12920 P. +62 21 5290 7304-6
PT Bukit Asam Tbk 2010 Annual Report 27
CORPORATE INFORMATION
STRUKTUR ORGANISASI
ORGANIZATION STRUCTURE
Perseroan menerapkan struktur organisasi yang dinamis, efisien dan efektif sesudai dengan perkembangan industri serta dalam rangka mencapai pertumbuhan kinerja yang optimal.
The Company establishes a dynamic, efficient and effective organization structure aimed at reaching an optimum performance growth in accordance with the industry development.
SUKRISNO
DIREKTUR UTAMA President Director
Milawarma DIREKTUR OPERASI/ PRODUKSI Operations/Production Director
DONO BOESTAMI DIREKTUR KEUANGAN Finance Director
heri supriyanto DIREKTUR PENGEMBANGAN USAHA Business Development Director
mahbub iskandar DIREKTUR SDM & UMUM HR & General Affairs Director
tiendas mangeka DIREKTUR NIAGA Commerce Director
suherman SM. AKUNTANSI DAN ANGGARAN Accounting and Budgeting
ISKANDAR MALIKI SM. Perencanaan Korporat Corporate Planning
hananto budi laksono SM. PERBENDAHARAAN DAN PENDANAAN Treasury and Funding
dadan ruswandana SM. Pengembangan Korporat Corporate Development
endang purnomo Mgr. Teknologi Informasi Information Technology
maizal gazali SM. Sumber Daya Manusia Human Resources
erdawati Mgr. Program Kesehatan Health Program
sonny H.A. harsono Ka. Rumah Sakit Bukit Asam Bukit Asam Hospital
achmad sudarto Sekretaris Perusahaan Corporate Secretary
M. BAGIR SM. Hukum dan Administrasi Korporat Legal and Corporate Administration
bambang sutrisno SM. Satuan Pengawasan Intern Internal Auditor
akhmad abbas Mgr. Kemitraan dan Bina Lingkungan Partnership and Community Development
flidelin katili SM. Sistem Manajemen Perusahaan Corporate Management System
zulfahmi Mgr. Umum dan Hubungan Eksternal General Affairs and External Relations
suryo eko hadianto SM. Analisis, Evaluasi dan Optimasi Produksi Analysis, Evaluation and Production Optimization
edy purwanto SM. Pemasaran Batubara Marketing
WIRYAWAN SM. Penanganan dan Angkutan Batubara Coal Handling and Transportation
m. jamil SM. Logistik Logistics
Korporat Corporate Unit Operasional Operational Unit Munandar Sai Sohar
GM. UNIT PERTAMBANGAN TANJUNG ENIM Tanjung Enim Mining Unit
GM: General Manager SM: Senior Manager
Ansyori Akhmad
GM. Unit Pelabuhan Tarahan Tarahan Port Unit
Mgr: Manager Ka: Kepala Head
Muzani Wahab GM. Unit Dermaga Kertapati Kertapati Pier Unit
Harun al Rasyid GM. Unit Pertambangan Ombilin Ombilin Mining Unit
Pgs: Pengganti Sementara Temporary Replacement
OCtavina
Pgs GM. Unit Pengusahaan Briket Briquette Business Unit
28
PT Bukit Asam Tbk Laporan Tahunan 2010
INFORMASI BAGI INVESTOR
PT Bukit Asam Tbk 2010 Annual Report 29
INVESTORS INFORMATION
Informasi Bagi Investor Investors Information
IHSG
COMPOSITE PRICE INDEX (CPI)
46,13%
Kenaikan IHSG di tahun 2010 CPI surged in 2010
Harga Saham
33%
Share Price
Harga Saham PTBA naik di tahun 2010 Increase of PTBA share price in 2010
30
PT Bukit Asam Tbk Laporan Tahunan 2010
INFORMASI BAGI INVESTOR
KONDISI PASAR MODAL
CAPITAL MARKET CONDITION
Seiring dengan perbaikan kondisi makroekonomi, kegiatan transaksi di Bursa Efek Indonesia (BEI) sepanjang tahun 2010 berlangsung dinamis dengan kecenderungan menguat hingga akhir tahun. Hal tersebut tercermin dari pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG), frekuensi transaksi dan nilai perdagangan atau kapitalisasi pasar. Titik terendah posisi penutupan IHSG terjadi pada tanggal 8 Februari 2010, yakni pada level 2.475, lebih rendah dari posisi penutupan tahun 2009, diangka 2.564,35. Selanjutnya, angka IHSG tidak pernah lebih rendah dari angka penutupan tahun 2009 sepanjang perdagangan bursa di tahun 2010.
Against the background of rebounding macro-economies, trading activities at the Indonesia Stock Exchange (IDX) throughout 2010 were revitalized continuing on the upward trend towards the end of the year. This positive environment was reflected in the Composite Price Index (CPI) movement, frequency of transactions and trading value or market capitalization. On 8 February 2010 CPI hit the lowest closing point which was 2,475 or lower than 2009 yearend closing of 2,564.35. Afterwards, during the whole 2010 CPI was never lower than the 2009 closing position.
Seiring dengan sentimen positif sinyal perbaikan kondisi perekonomian global maupun nasional, kegiatan transaksi pasar modal di BEI terus meningkat, sehingga pada akhir tahun 2010, IHSG ditutup pada level 3.703,51 atau mengalami kenaikan sebesar 46,13% dibandingkan dengan penutupan akhir tahun 2009 di level 2.564,35. Tingkat kenaikan tersebut merupakan kenaikan indeks yang terbaik di Asia Pasifik.
Positive sentiment triggered by global and national economic recovery invigorated market activities at IDX, and at year end CPI closed at 3,703.51 indicating an increase of 46.13% compared to 2,564.35 at 2009 yearend.
Nilai kapitalisasi pasar saham di BEI pada di tahun 2010 mencapai angka Rp3.247,09 triliun, naik 60,79% dibandingkan nilai kapitalisasi pasar tahun 2009 yang sebesar Rp2.019,38 triliun. Sepanjang 2010, total rata-rata nilai transaksi harian mencapai Rp5,12 triliun, naik 26,4% dibandingkan rata-rata nilai transaksi harian tahun 2009, sebesar Rp 4,05 triliun.
Throughout 2010, IDX market capitalization was recorded at Rp3,247.09 trillion or soared 60.79% from Rp2,019.38 trillion in 2009. Daily average trading value reached Rp5.12 trillion or up 26.4% from 2009 average of Rp 4.05 trillion.
Pemodal asing turut berperan mempengaruhi pergerakan IHSG tersebut. Kebijakan stimulus ekonomi melalui ekspansi moneter di Amerika dan guncangan pasar uang di Eropa, membuat kelebihan likuiditas pasar modal di kawasan tersebut cenderung bergerak ke emerging market, termasuk Indonesia. Selama tahun 2010, BEI membukukan nilai pembelian bersih (net buy) oleh pemodal asing senilai Rp26,74
Foreign investors’ contributed much to the movement of CPI. Economic stimulus policy through monetary expansion in the United States of America and financial market jolt in the European countries pushed stock market excess liquidity in the region to flow to emerging markets, including Indonesia. In 2010, IDX booked a foreign net buy of Rp26.74 trillion, showing a jump of 94.1% over Rp13.78 trillion the year before.
triliun atau melonjak 94,1 % dari posisi sebesar Rp13,78 triliun di tahun 2009. Seiring dengan peningkatan kegiatan transaksi dan level IHSG tersebut, banyak saham-saham emiten di bursa mencatat tingkat kenaikan yang cukup tinggi. Hampir seluruh sahamsaham blue-chips yang tercatat di bursa dan tergabung dalam kelompok LQ45 mencatat kenaikan harga.
Following the more vibrant market and higher CPI level, many stocks at the bourse gained significant price increase. Most blue-chip shares listed at the bourse and classified under LQ45 were priced higher.
KINERJA SAHAM PTBA
PTBA SHARE PERFORMANCE
Saham Perseroan diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia (BEI) dengan kode perdagangan PTBA sejak Initial Public Offering (IPO) Desember tahun 2002. Selain tercatat di papan utama, saham PTBA tercatat sebagai anggota dari Jakarta Mining Index, LQ45 (45 saham terlikuid si BEI), Jakarta Islamic Index, Indeks Bisnis-27 dan Indeks Kompas 100.
The Company shares are traded at the Indonesia Stock Exchange (IDX) under trading code PTBA starting December 2002 when the Company launched its Initial Public Offering (IPO). Besides being listed at the main board, PTBA is also listed at Jakarta Mining Index, LQ45 (45 most liquid shares at IDX), Jakarta Islamic Index, Business Index 27 and Kompas Index 100.
Sepanjang tahun 2010 saham PTBA mengalami perkembangan harga dan volume transaksi yang dinamis. Setelah ditutup
During 2010 PTBA share price and transaction volume experienced a dynamic growth. After closing at Rp17,250
INVESTORS INFORMATION
PT Bukit Asam Tbk 2010 Annual Report 31
Pelabuhan Tarahan Tarahan Port
pada posisi Rp17.250 per saham di akhir Desember 2009, harga saham PTBA sempat mengalami peningkatan harga hingga berada di level Rp18.300 per saham pada triwulan pertama 2010. Namun demikian harga saham PTBA juga sempat mengalami koreksi dengan harga terendah terjadi pada posisi Rp15.400 persaham sebelum akhirnya ditutup pada harga lebih tinggi dari posisi harga penutupan akhir tahun 2009, yakni pada harga Rp17.400 per saham.
per share at end of December 2009, PTBA share price even rose to Rp18,300 in the first quarter of 2010. Nonetheless, after some correction it hit the lowest point of Rp15,400 before finally closed at Rp17,400 or higher than 2009 yearend closing price.
Sejalan dengan peningkatan aktivitas perdagangan di Bursa karena adanya sentimen positif perbaikan harga jual komoditas energi, saham PTBA lebih aktif diperdagangkan, dan mencatat kenaikan harga hingga menjadi Rp19.000 per saham. Pada triwulan II ini harga saham PTBA sempat kembali terkoreksi mencapai harga terendah Rp15.700. Kemudian harga saham PTBA pada akhir triwulan II ditutup pada level Rp17.250 per saham. Volume saham yang diperdagangkan selama triwulan ke II ini meningkat, 33% dari volume perdagangan di triwulan I, yakni menjadi sebesar 288.290.000 lembar saham.
In a more vibrant market following a positive sentiment on the face of higher selling prices of energy commodity, PTBA shares were more actively traded, and increased to Rp19,000 per share. In the second quarter, PTBA price was again corrected and dropped to Rp15,700. At end of second quarter, price bounced back and closed at Rp17,250. Number of shares traded throughout second quarter jumped 33% from first quarter, to reach 288,290,000 shares,.
Pola pergerakan saham PTBA selama dua triwulan selanjutnya berulang, yakni mencapai titik tertinggi pada awal triwulan III, namun ditutup pada level yang lebih rendah di akhir triwulan. Demikian pula pada triwulan ke IV. Di akhir penutupan bursa BEI, tanggal 30 Desember 2010, harga saham PTBA berada pada posisi Rp22.950 per lembar. Posisi penutupan ini menunjukkan harga PTBA meningkat sebesar 33% dari posisi penutupan tahun 2009, yaitu sebesar Rp17.250 per saham. Volume saham yang diperdagangkan pada triwulan III dan IV semakin berkurang dengan semakin naiknya harga saham PTBA. Pola pergerakan saham PTBA dapat dilihat pada grafik ikhtisar saham dan tabel berikut.
During the following two quarters PTBA share price reached the highest point at the start of third quarter, but closed lower at quarter-end. Likewise, in the fourth quarter at bourse closing on 30 December 2010, PTBA share was priced at Rp22,950, showing a 33% surge from 2009 closing, Rp17,250. With improving price, in the third and fourth quarters PTBA shares were traded in smaller volume. Evolution of PTBA shares is shown in the following chart and table.
32
PT Bukit Asam Tbk Laporan Tahunan 2010
INFORMASI INFORMASI BAGI BAGI INVESTOR INVESTOR Investors Information
1
2
1. Operator BWE System di area kemudi BWE System operator in controlling area
2. BWE System di lokasi Tambang Air Laya BWE System in Tambang Air Laya site
PT Bukit Asam Tbk 2010 Annual Report 33
INVESTORS INFORMATION
Kinerja Saham Perseroan di Bursa Efek Indonesia, Tahun 2010 Stock Performance in Indonesia Stock Exchange, Year of 2010 25
40000 35000
20
30000 25000
15
Volume Perdagangan Trading Volume
10
Harga Saham Share Price
20000 15000 10000
50
5000 0
DEC
NOV
OCT
SEP
AUG
JUL
JUN
MAY
APR
MAR
FEB
JAN
0
Kinerja Saham Perseroan di Bursa Efek Indonesia, Tahun 2009 Stock Performance in Indonesia Stock Exchange, Year of 2009
2
0
0
Volume Perdagangan Trading Volume Harga Saham Share Price
DEC
4
5000
NOV
10000
OCT
6
SEP
8
15000
AUG
20000
JUL
10
JUN
12
25000
MAY
14
30000
APR
16
35000
MAR
18
40000
FEB
20
45000
JAN
50000
Harga dan Volume Transaksi Saham per Triwulan di Bursa Efek Indonesia (Rupiah) Quarterly Stock Price and Transaction Volume at the Indonesia Stock Exchange (Rupiah) 2010 TERTINGGI HIGHEST
TERENDAH LOWEST
PENUTUPAN CLOSING
VOLUME (JUMLAH SAHAM) VOLUME (NO OF SHARES)
Triwulan Pertama
18.300
15.400
17.400
216.763.000
First Quarter
Triwulan Kedua
19.000
15.700
17.250
288.290.000
Second Quarter
Triwulan Ketiga
20.250
16.100
19.450
224.532.500
Third Quarter
Triwulan Keempat
22.950
18.700
22.950
159.664.000
Fourth Quarter
TERTINGGI HIGHEST
TERENDAH LOWEST
PENUTUPAN CLOSING
VOLUME (JUMLAH SAHAM) VOLUME (NO OF SHARES)
PERIODE
PERIOD
2009 PERIODE
Triwulan Pertama
PERIOD
8.200
6.450
6.750
372.221.500
First Quarter
Triwulan Kedua
14.050
6.750
11.600
610.794.500
Second Quarter
Triwulan Ketiga
15.100
10.500
14.100
370.199.000
Third Quarter
Triwulan Keempat
18.100
13.700
17.250
248.892.500
Fourth Quarter
34
PT Bukit Asam Tbk Laporan Tahunan 2010
KRONOLOGI PENCATATAN SAHAM PTBA TANGGAL SAHAM DATE
23 Desember 2002 23 December 2002
INFORMASI BAGI INVESTOR
PTBA SHARE LISTING CHRONOLOGY
TINDAKAN KORPORASI CORPORATE
KOMPOSISI KEPEMILIKAN OWNERSHIP COMPOSITION
Pra IPO Pre IPO
Negara: State:
100%
Initial Public Offering
Negara: State: Publik: Public:
83,74%
Negara: State: Publik: Public:
70,28%
Negara: State: Publik: Public: Hasil konversi Waran Seri I: Result of Series I Warant:
70,19%
Negara: State: Publik: Public: Hasil konversi Waran Seri I: Result of Series I Warant:
65,02%
Negara: State: Publik: Public:
65,02%
Privatisasi dengan menawarkan 346,5 juta saham Seri B milik Pemerintah dan 31,5 juta saham baru milik Perseroan. Privatization by offering 346.5 million series B shares oowned by the Government and 31.5 million new shares owned by the Company.
16,26%
Pada IPO ini, Perseroan juga menerbitkan waran Seri I sebanyak 173,25 juta yang diberikan kepada pemegang saham, kecuali Negara Republik Indonesia, yang dapat dilaksanakan hingga 22 Desember 2005. In this IPO, the Company also issued 173.25 million Series I warrants to the shareholders, excluding the state of Republic of Indonesia, that may be exercised until 22 December 2005. 25 Juni 2004 25 June 2004
Divestasi Lanjutan Pemerintah menawarkan sahamnya sejumlah 286,9 juta tanpa adanya penerbitan saham baru. Further Divestment The Government offered its 286.9 million without any issuance of new shares.
31 Desember 2004 31 December 2004
22 Desember 2005 22 December 2005
31 Desember 200531 Desember 2010 31 December 200531 December 2010
Masa Konversi Waran Seri I Berakhir Series I Warrant expire date
29,72%
29,68%
0,13%
27,49%
7,49%
34,98%
PT Bukit Asam Tbk 2010 Annual Report 35
INVESTORS INFORMATION
PEMEGANG SAHAM
SHAREHOLDERS REGISTER
Modal Dasar Perseroan terdiri atas 1 (satu) lembar saham Seri A Dwi Warna dengan nilai nominal Rp500 dan 7.999.999.999 lembar saham Seri B (saham biasa) dengan nilai nominal Rp3.999.999.999.500 sehingga total modal dasar Perseroan adalah senilai Rp4.000.000.000.000 (empat triliun Rupiah).
The Company’s Authorized Capital consists of one Dwi Warna Series A share at a par value of Rp500 and 7,999,999,999 Series B shares (ordinary shares) at a par value of Rp3,999,999,999,500 totalling Rp4,000,000,000,000 (four trillion Rupiah).
Komposisi Pemegang Saham Perseroan pada Akhir Tahun 2010 & 2009 Composition of the Company’s Shareholders at End of the Year 2010 & 2009 KEPEMILIKAN
JUMLAH SAHAM
%
TOTAL SHARE 2010
2009
2010
OWNERSHIP 2009
Pemodal Nasional Negara Republik Indonesia
Indonesian Investors 1.498.087.500
1.498.087.500
65,02
65,02
Investor Domestik
Republic of Indonesia Domestic Investor
- Perorangan Indonesia
29.884.153
32.094.500
1,297
1,393
- Indonesian Individual
- Pemerintah Daerah
28.261.000
28.261.000
1,227
1,227
- Local Government
- Karyawan
26.000
3.835.000
0,001
0,166
- Employee
- Koperasi
12.500
70.000
0,001
0,003
- Cooperative
2.406.000
2.372.500
0,104
0,103
- Foundation
- Dana Pensiun
29.983.500
33.578.500
1,301
1,457
- Pension Fund
- Asuransi
51.276.000
55.657.500
2,225
2,416
- Insurance
10.000
96.500
0,000
0,004
- Bank
- Perseroan Terbatas
85.000.549
93.729.549
3,689
4,068
- Limited Liability Company
- Reksadana
77.474.500
107.036.500
3,362
4,645
- Mutual Fund
1.802.421.702
1.854.819.049
78,23
80,50
Subtotal
- Yayasan
- Bank
Subtotal Pemodal Asing - Perorangan Asing
Foreign Investor 459.900
2.322.900
0,020
0,101
- Foreign Individual
- Badan Usaha Asing
501.250.248
446.989.901
21,754
19,399
- Foreign Company
Subtotal
501.710.148
449.312.801
21,77
19,50
2.304.131.850
2.304.131.850
100,00
100,00
Total
Subtotal Total
Status Kepemilikan Saham oleh Direksi Share Ownership by the Directors NAMA NAME
2010
2009
LEMBAR SAHAM NUMBER OF SHARE
% JUMLAH SAHAM % TOTAL SHARE
LEMBAR SAHAM NUMBER OF SHARE
% JUMLAH SAHAM % TOTAL SHARE
Ir. Sukrisno
200.000
0,00868
200.000
0,00868
Ir. Drs. Mahbub Iskandar
113.000
0,00490
138.000
0,00599
60.000
0,00260
60.000
0,00260
373.000
0,01619
398.000
0,01727
Ir. Milawarma, M.Eng
36
PT Bukit Asam Tbk Laporan Tahunan 2010
Operasional BWE di Tambang Air Laya, Tanjung Enim BWE operations in Tambang Air Laya, Tanjung Enim
INFORMASI BAGI INVESTOR
PT Bukit Asam Tbk 2010 Annual Report 37
INVESTORS INFORMATION
Komposisi Pemegang Saham yang Memiliki Saham <5% Composition of Shareholders with Equity of < 5% URAIAN
2010
%
2009
%
DESCRIPTION
Lokasi
Location
Domestik
304.334.202
38
356.731.549
44
Domestic
Asing
501.710.148
62
449.312.801
56
Foreign
Total
806.044.350
100
806.044.350
100
30.370.053
4
35.929.500
4
Total
Jenis Investor
Type of Investor
Ritel Institusi
775.674.297
96
770.114.850
96
Total
806.044.350
100
806.044.350
100
Retail Institution Total
KEBIJAKAN DIVIDEN
DIVIDEND POLICY
Perseroan menetapkan kebijakan penggunaan laba bersih hasil operasional selama satu tahun buku dan membayar dividen secara tunai atas laba bersih setelah memperhatikan tingkat laba yang diperoleh, jumlah cadangan yang harus disisihkan dan rencana pengembangan usaha. Hal ini dilakukan sesuai dengan Anggaran Dasar Perseroan. Besaran dividen yang dibagikan kepada seluruh pemegang saham diputuskan dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) Perseroan.
In accordance with the Company’s Articles of Association, it is the Company’s policy to appropriate net operating profit earned during the whole accounting year to pay cash dividend after taking into account the rate of profit earned, allowance for reserves and business expansion program. The amount of dividend paid to all shareholders is determined by General Meeting of Shareholders.
Kebijakan ini merupakan bagian dari komitmen Perseroan untuk menciptakan manfaat terbaik bagi para pemegang saham. Sesuai dengan isi prospektus Perseroan, manajemen akan membayarkan dividen minimal 30% dari laba bersih, kecuali ditentukan lain oleh Rapat Umum Pemegang Saham.
This policy is part of the Company’s commitment to provide optimum shareholders’ return. In line with the Company’s prospectus, the management pays a minimum dividend of 30 percent of net profit, unless decided otherwise by General Meeting of Shareholders.
Tahun 2010, PTBA kembali membagikan dividen interim tahun buku 2010, sebesar Rp66,75 per saham yang sudah dilaksanakan pada tanggal 29 Desember 2010.
For accounting year 2010, PTBA paid an interim dividend of Rp 66.75 per share on 29 December 2010.
Dalam beberapa tahun terakhir, besaran dividen yang dibagikan selalu di atas batasan minimal tersebut. Tahun 2010, seiring pelaksanaan pengembangan usaha, dividend Pay Out Ratio ditetapkan sebesar 45% dari laba tahun buku 2009. Hal tersebut ditunjukkan pada tabel berikut.
During the past few years, the amount of dividend paid has always been above the minimum rate. In 2010 along with business growth, dividend payout ratio was 45% of 2009 profit, as shown in the following table.
TAHUN BUKU
LABA BERSIH
DIVIDEN YANG DIBAGIKAN
DIVIDEN PER SAHAM
NET INCOME
DIVIDEND PAID
DIVIDEND PER SHARE
(Juta Rp) (Million Rp)
(Juta Rp) (Million Rp)
(Rp) (Rp)
2005
467.060
233.530
101,35
50 %
2006
485.670
242.835
105,39
50 %
2007
760.207
380.104
164,97
50 %
2008
1.707.770
853.885
371,05
50 %
2009
2.727.734
1.227.480
532,73
45 %
ACCOUNTING YEAR
RASIO PEMBAYARAN DIVIDEND PAYOUT RATIO
38
PT Bukit Asam Tbk Laporan Tahunan 2010
LAPORAN KOMISARIS UTAMA
Laporan Komisaris Utama Report From The President Commissioner
Peningkatan sikap profesional dalam mengembangkan usaha untuk menghadapi tantangan dan memanfaatkan peluang guna mencapai tujuan jangka panjang Perseroan. Professional attitude in developing business and facing challenges to seize opportunities and attain the Company’s long-term objective.
Para pemegang saham yang terhormat,
To our distinguished shareholders,
Mewakili Dewan Komisaris, pertama-tama saya ingin menggunakan kesempatan ini untuk menyampaikan ungkapan syukur kehadiratNya atas keberhasilan Perseroan dalam melalui tahun 2010 dengan cukup baik.
On behalf of the Board of Commissioners I would like to take this opportunity to thank God for the Company’s success in the year 2010 successfully.
Perekonomian Indonesia di tahun 2010 tumbuh cukup baik, mengikuti kondusifnya perekonomian dunia yang mulai lepas dari pengaruh krisis finansial global di awal tahun 2009. Bersama dengan beberapa negara di kawasan Asia, yang dimotori oleh China dan India sebagai penggerak perekonomian kawasan, GDP Indonesia tumbuh sebesar 6,1%, lebih tinggi dari peningkatan GDP tahun 2009 yang sebesar 4,5%.
In 2010 Indonesia’s economy was moving on the upward trend after the world economy recovered from global financial turmoil in early 2009. Along with a few other Asian countries, with China and India as the driving forces, Indonesia’s GDP grew 6.1%, higher than 2009 growth which was recorded at 4.5%.
REPORT FROM THE PRESIDENT COMMISSIONER
Dr. Supriyadi
Komisaris Utama President Commissioner
PT Bukit Asam Tbk 2010 Annual Report 39
40
PT Bukit Asam Tbk Laporan Tahunan 2010
LAPORAN KOMISARIS UTAMA
40
Meningkatnya konsumsi domestik adalah faktor pendorong terjadinya pertumbuhan ekonomi Indonesia. Stabilitas politik dan keamanan yang terjaga dan tingkat likuiditas perekonomian yang terpelihara membuat peringkat utang luar negeri membaik menjadi Ba1 (Moody’s) dan BB+ dengan outlook positif (Standard & Poors). Banyak ekonom meyakini perekonomian Indonesia berada pada kondisi yang stabil dan siap berkembang lebih lanjut di masa mendatang.
Stronger domestic consumer demand was instrumental in Indonesia’s economic development. Overall political stability and security as well as well-maintained financial liquidity improved the country’s foreign debt rating to Ba1 (Moody’s) and BB+ with positive outlook (Standard & Poors). Many economists are convinced that Indonesia’s economy is stable and all set for further growth.
KONDISI UMUM PERSEROAN
GENERAL CONDITION OF THE COMPANY
Di tengah atmosfir perekonomian yang kondusif tersebut, Perseroan mampu mencatat kinerja operasional yang baik. Produksi berhasil ditingkatkan 7,4% menjadi sebesar 12,46 juta ton. Volume penjualan batubara naik 3,7% menjadi 12,95 juta ton. Namun demikian, rata-rata harga jual batubara Perseroan yang turun hingga sebesar 14,5%, membuat kinerja keuangan Perseroan tidak sebaik tahun 2009.
In this favorable economic climate, the Company performed very well. Production increased by 7.4% to 12.46 million tons. Coal sales volume rose 3.7% to 12.95 million tons. However, average coal selling price dropped 14.5% and consequently operating results were below 2009 performance.
Perseroan telah mengantisipasi kondisi ini dan berhasil melakukan berbagai inovasi dalam operasional Perseroan sehingga mampu menurunkan biaya produksi batubara swakelola di mulut tambang sebesar 5,6% dari biaya tahun sebelumnya. Namun demikian, efisiensi tersebut tidak cukup menutupi penurunan pendapatan akibat turunnya harga jual sehingga, laba bersih Perseroan di tahun 2010 turun menjadi Rp2,01 triliun dan laba bersih per saham turun menjadi sebesar Rp872.
The Company had anticipated this circumstance and made various innovative efforts that managed to lower inhouse coal production cost at mine mouth by 5.6% down from the preceding year. However, such efficiency was insufficient to cover the declining income caused by lower selling price consequently, net profit decreased to Rp2.01 trillion and net earning per share dropped to Rp872.
Dengan perkiraan membaiknya permintaan dan harga komoditas tambang di masa-masa mendatang, pada tahun pelaporan ini, Dewan Komisaris dan Direksi telah merumuskan dan menetapkan serangkaian program dan strategi pengembangan usaha yang dituangkan dalam Rencana Jangka Panjang Perseroan.
In anticipation of improving demand and price of mining products in the near future, the Board of Commissioners and Board of Directors devised and established a series of program and strategy for business development which were incorporated in Corporate Long Term Plan.
Keberhasilan upaya efisiensi operasional dan upaya merealisasikan era PTBA Emas yang mulai menampakkan wujudnya, senantiasa dikomunikasikan kepada seluruh pemangku kepentingan, sehingga citra Perseroan tetap terjaga positif. Hal ini tampak dari pergerakan harga saham PTBA yang ditutup menguat 33% menjadi sebesar Rp 22.950 per saham di akhir tahun 2010.
The success of operating efficiency drive and initiatives towards PTBA Golden Era were begining to take shape and always communicated to all stakeholders to preserve the Company’s good image. The result was reflected in PTBA shares positive trend that closed 33% higher to Rp22,950 per share at the end of 2010.
PENGAWASAN DAN PENILAIAN ATAS KINERJA MANAJEMEN
SUPERVISION AND EVALUATION OF MANAGEMENT PERFORMANCE
Sepanjang tahun pelaporan, Dewan Komisaris melakukan tugas pengawasan terhadap kebijakan manajemen, mekanisme kepengurusan dan operasional Perseroan yang dijalankan oleh Direksi serta memberikan arahan dan nasihat kepada Direksi. Dalam melaksanakan tugas pengawasan dan memberikan nasihat, Dewan Komisaris dibantu oleh Komite Audit, Komite Nominasi, Remunerasi & PSDM, Komite GCG, serta Komite Asuransi, Risiko Usaha & Pasca Tambang, yang secara rutin melakukan rapat-rapat konsultatif dengan pihak manajemen Perseroan.
Throughout the year under review the Board of Commissioners fulfilled its oversight responsibility towards the management policy, management mechanism and operations of the Company, and gave counsel to the Board of Directors in performing its duty. In the discharge of its duty, the Board of Commissioners is assisted by Audit Committee, Nomination, Remuneration and HRD Committee, GCG Committee, and Insurance, Business Risk and Post-Mining Committee, who hold routine consultative and coordination meetings with the management.
PT Bukit Asam Tbk 2010 Annual Report 41
REPORT FROM THE PRESIDENT COMMISSIONER
Berdasarkan evaluasi atas kinerja operasional di tahun pelaporan, Dewan Komisaris meminta Direksi untuk senantiasa melakukan inovasi-inovasi operasional sehingga Perseroan dapat beroperasi dengan lebih efisien, mengingat harga jual batubara yang fluktuatif serta variasi kualitas batubara yang dimiliki oleh Perseroan.
Based on the evaluation of the current year operating results, the Board of Commissioners asked the Board of Directors to continually make operational innovations so that the Company may operate more efficiently amid fluctuating coal price and considering its varied coal quality.
Direksi diminta untuk meningkatkan kerjasama strategis dengan PT KAI guna menjamin peningkatan daya angkut batubara dari areal tambang ke pelabuhan sehingga volume penjualan dapat senantiasa ditingkatkan di masa mendatang.
We also expected the Board of Directors to foster a strategic collaboration with PT KAI to ensure higher railway loading capacity from the mines to the ports so as to increase our future sales volume.
Selain itu, Direksi juga diminta untuk memberi perhatian lebih pada kelancaran realisasi proyek-proyek pengembangan yang memiliki nilai sinergis dengan upaya peningkatan efisiensi operasional dan masih dalam kaitan pengembangan “core competency,” seperti pembangunan PLTU mulut tambang untuk penggunaan sendiri. Dewan Komisaris juga memberi nasihat kepada Direksi agar melakukan upaya-upaya lebih tegas untuk mengamankan wilayah konsesi Perseroan demi menjaga aset Perseroan.
The Board of Directors was also urged to pay more attention to our development projects to create synergy with operating efficiency drive to develop core competency, such as the construction of mine mouth TPP for our own purpose. The Board of Commissioners also called on the Board of Directors to be more resolute in safeguarding the Company’s concession areas to protect our assets.
Kami meminta Direksi untuk senantiasa melakukan inovasi-inovasi operasional sehingga Perseroan dapat beroperasi dengan lebih efisien. We urge the Board of Directors to continually make operational innovations to allow higher operating efficiency.
Untuk lebih meningkatkan peran pengawasan dan praktik tata kelola yang baik, Dewan Komisaris telah merealisasikan pembentukan Komite GCG. Selain itu, Dewan Komisaris telah memperkuat fungsi pengawasan dan pengarahan di bidang pengembangan sumber daya manusia dengan menambah tugas Konarba sehingga komite ini menjadi Komite Nominasi, Remunerasi dan Pengembangan Sumber Daya Manusia, disingkat Konarba dan PSDM.
To enhance supervision and good corporate governance practice, GCG Committee was set up. In addition, the Board of Commissioners reinforced its oversight and direction responsibilities in human resource development by enlarging Nomination and Remuneration Committee to become Nomination, Remuneration and Human Resource Development Committee, shortened to NR & HRD Committee.
Dewan Komisaris dengan didukung oleh Komite-Komite telah meminta Direksi agar meningkatkan praktik GCG dengan semakin mengintensifkan upaya sosialisasi dan internalisasi Manual GCG terbaru yang terdiri dari Board Manual, Code of
Conduct, dan GCG Code. Dalam kaitan ini, Dewan Komisaris telah menegaskan agar Direksi dapat menindaklanjuti dan meningkatkan praktik GCG mengacu pada best practices demi meningkatkan kinerja Perseroan yang berkelanjutan.
With the support of related Committees, the Board of Commissioners has urged the Board of Directors to enhance GCG practice by intensifying socialization and internalization of the latest GCG Manual consisting of Board Manual, Code of Conduct and GCG Code. In this context, the Board of Directrs has been advised to follow up the implementation of GCG best practices for the sake of the Company’s sustainable business growth.
PELAKSANAAN TANGGUNGJAWAB SOSIAL PERUSAHAAN
CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY PERFORMANCE
Dengan pengawasan Dewan Komisaris, Direksi telah merencanakan secara intensif dan melaksanakan program tanggung jawab sosial perusahaan (Corporate Social Responsibility) yang berkelanjutan sebagai salah satu bentuk penerapan prinsip GCG.
The Board of Directors, under the supervision of Board of Commissioners, has intensively carried out the corporate social responsibility program being one of GCG principles.
42
PT Bukit Asam Tbk Laporan Tahunan 2010
LAPORAN KOMISARIS UTAMA
Kami meminta Direksi agar terus meningkatkan implementasi kebijakan remunerasi berlandaskan kompetensi sehingga tercipta sistem kerja produktif. We advise the Board of Directors to continue implementing competencebased remuneration system to create a productive working condition. Perseroan telah menunjukkan komitmen dan inisiatif tanggung jawab sosial dan lingkungan melalui pelaksanaan serangkaian program yang meliputi PKBL, Bina Wilayah, pengelolaan dan pemantauan lingkungan, serta programprogram yang berhubungan dengan pemenuhan hak-hak karyawan yang memberikan dampak ganda bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat sekitar dan pegawai.
The Company proves its commitment to the local community through Partnership, Community Development and Area Development Programs, environmental management and other programs directed towards the growth and development of the local community and employee well-being.
Berbagai program tersebut dilaksanakan secara terintegrasi dan melibatkan berbagai unsur masyarakat, lingkungan dan internal Perseroan. Cakupan program yang menyeluruh ini juga berhasil menciptakan keseimbangan antara operasional bisnis dan CSR Perseroan di mana setiap pihak tidak hanya cukup menjadi penerima manfaat semata, namun juga turut memegang andil dalam penerapan program-program CSR secara berkelanjutan.
These programs are integrated and carried out jointly with the surrounding community and other relevant parties. An equilibrium between business operations and CSR aspects is reached where all parties involved act not only as receivers but also as givers in carrying out CSR programs.
Dalam bidang lingkungan, Perseroan menerapkan sistem akreditasi ISO 9001: 2000 dan ISO 14001: 2004 demi menjamin terlaksananya aplikasi sistem kerja yang berkualitas dan ramah lingkungan, sehingga berhasil terus mempertahankan peringkat PROPER Hijau, dari Kementerian Lingkungan Hidup.
The Company applies ISO 9001: 2000 and ISO 14001: 2004 for the application of high quality and environmentally friendly work system. For its commitment to good environmental management, the Company retained the Green PROPER rating from the Department of Environment
PENINGKATAN KOMPETENSI SDM
HUMAN RESOURCE COMPETENCE DEVELOPMENT
Dewan Komisaris dan Direksi telah menyelesaikan penyusunan RKAP tahun 2011 yang berisi serangkaian target dan program kerja dengan sasaran yang lebih tinggi, selaras dengan sasaran yang hendak dicapai dalam RJPP. Dengan latar belakang perekonomian yang semakin kondusif seperti tergambar di atas, Dewan Komisaris meyakini Direksi akan sanggup memenuhi seluruh target yang ditetapkan.
Approaching the year 2011 the Board of Commissioners and Board of Directors have prepared Annual Budget and Work Program, outlining work program with higher targets that is commensurate with the objective of Corporate Long Term Plan. Against a backdrop of improving economic condition as described previously, the Board of Commissioners is confident the Board of Directors has the ability to reach all the established targets.
Dewan Komisaris mengapresiasi kemajuan-kemajuan berarti yang telah dicapai Direksi dalam mengelola dan meningkatkan kompetensi sumber daya manusia. Untuk menjaga kesinambungan bisnis di masa mendatang, Direksi diminta memberi perhatian lebih pada pengembangan kompetensi sumber daya manusia dengan menempatkan karyawan sebagai strategic partner Perseroan.
We appreciate the sifnificant success made by the Board of Directors in managing and developing our human resource. To ensure sustainable business growth, we advise the Board of Directors to be more focused on developing our employees as the strategic partners of the Company.
PT Bukit Asam Tbk 2010 Annual Report 43
REPORT FROM THE PRESIDENT COMMISSIONER
Berbagai capaian kinerja Perseroan dan implementasi rencana maupun strategi operasional tidak akan berhasil tanpa didukung oleh human capital yang kompeten. Oleh karena itu, Dewan Komisaris meminta Direksi agar terus meningkatkan implementasi kebijakan remunerasi berlandaskan kompetensi dan kinerja sehingga tercipta sistem kerja produktif yang lebih mendukung pengembangan Perseroan.
TheCompany’s achievements and business strategy realizations will not be possible without the support of competent human capital. Therefore, the Board of Commissioners advises the Board of Directors to continue implementing competenceperformance-based remuneration system to improve productivity to support the Company’s business continuity.
STRATEGI BISNIS DI MASA DEPAN
FUTURE BUSINESS STRATEGY
Dewan Komisaris memberi arahan agar Direksi semakin mengoptimalkan potensi strategis Perseroan. Direksi juga diminta untuk mengembangkan potensi sumber daya batubara yang belum ditambang secara optimal, serta potensi lainnya dalam rangka meningkatkan pendapatan.
The Board of Commissioners advises the Board of Directors to optimize other strategic potentials. Besides coal resources that are not optimally excavated, other potentials should also be developed to augment income.
Pengembangan potensi lain di atas antara lain berupa pengembangan potensi CBM dan pembangunan PLTU, baik di mulut tambang maupun non mulut tambang. Dalam hal ini, Dewan Komisaris meminta Direksi agar senantiasa mencermati tahapan perkembangan pelaksanaannya, terutama dampak lingkungan dan dampak terhadap mayarakat sekitar serta mengantisipasi segala kemungkinan yang terjadi.
Developing other potentials includes developing CBM potentials and constructing mine mouth and non-mine mouth TPPs. In this context, we ask the Board of Directors to observe the progress made, particularly its impact on the surrounding environment and community and anticipate any obstacle that may arise.
UCAPAN TERIMA KASIH
A NOTE OF THANKS
Dewan Komisaris optimis bahwa Perseroan akan mampu meningkatkan kinerja yang positif dengan terus bekerja keras dan menerapkan prinsip tata kelola perusahaan yang baik (good corporate governance) dan tata kelola penambangan yang baik (good mining practice). Dewan Komisaris meminta seluruh jajaran manajemen dan karyawan agar bekerjasama secara sinergis, serta bersikap profesional dalam menjalankan tugas dan amanat untuk mengembangkan Perseroan.
The Board of Commissioners is optimistic that the Company will thrive with good results by working hard, implementing good corporate governance principle and good mining practice. The Board of Commissioners expects the management, at all level to work synergically and professionally to develop the Company.
Mewakili Dewan Komisaris, saya menyampaikan penghargaan kepada seluruh jajaran Direksi dan seluruh pegawai Perseroan atas kerjasama, loyalitas dan jerih payahnya dalam menghadapi tantangan dan memanfaatkan peluang-peluang yang akan semakin terbuka di masa-masa mendatang sebagai bekal yang sangat bermanfaat bagi terwujudnya citacita pengembangan Perseroan di masa mendatang. Akhir kata, saya juga menyampaikan penghargaan kepada para pemangku kepentingan atas dukungan dan kepercayaannya kepada PT Bukit Asam (Persero) Tbk selama ini.
On behalf of the Board of Commissioners, I wish to express our highest regard to all members of the management and personnel of the Company for their cooperation, loyalty and concerted effort in facing challenges and using every opportunity to attain the objective of the Company. In closing I would like to convey my appreciation to the stakeholders for their continued support and trust in PT Bukit Asam (Persero) Tbk all these years.
Atas nama Dewan Komisaris, On behalf of the Board of Commissioners,
Dr. Supriyadi Komisaris Utama President Commissioner
44
PT Bukit Asam Tbk Laporan Tahunan 2010
LAPORAN DIREKTUR UTAMA
Laporan Direktur Utama Report From The President Director
Fokus pada efisiensi operasional dan pengembangan usaha menuju perusahaan tambang batubara terintegrasi yang terbesar di Indonesia. Focused on operating efficiency and business development to be Indonesia’s largest integrated coal mining company.
Para pemegang saham perseroan yang terhormat,
To our distinguished shareholders,
Dengan mengucap syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, atas nama Direksi, saya menyampaikan bahwa Perseroan telah berhasil melewati tahun 2010 dengan mempertahankan catatan kinerja yang lebih menjanjikan untuk tahun-tahun mendatang. Perseroan menghadapi tantangan eksternal berupa peningkatan persaingan usaha di pasar domestik, kecenderungan meningkatnya penggunaan batubara kalori lebih rendah dengan harga jual yang lebih rendah dan naiknya harga BBM dan tarif listrik. Peluang yang muncul dari membaiknya perekonomian global dan nasional adalah semakin meningkatnya penggunaan sumber energi alternatif termasuk batubara di kawasan Asia Pasifik maupun di pasar domestik.
With an expression of gratitude to God the Almighty, on behalf of the Board of Directors I am pleased to report that the Company closed the year 2010 with encouraging operating results. External challenges facing us during the year came from keener competition in the domestic market, higher demand for low-calorie coal at lower selling price, and rising fuel and electricity costs. Opportunities arising from global and national economic revival lay in the increased usage of alternative energy sources including coal in the Asia Pacific region as well as in the domestic market.
REPORT FROM THE PRESIDENT DIRECTOR
Ir. Sukrisno
Direktur Utama President Director
PT Bukit Asam Tbk 2010 Annual Report 45
46
PT Bukit Asam Tbk Laporan Tahunan 2010
LAPORAN DIREKTUR UTAMA
Perseroan telah merespon dengan tepat kecenderungan peningkatan permintaan batubara tersebut dengan berhasil meningkatkan produksinya menjadi sebesar 12,46 juta ton, naik 7,4% dari tingkat produksi 11,60 juta ton di tahun sebelumnya. Demikian juga volume penjualan berhasil ditingkatkan 3,7% dari angka 12,48 juta ton menjadi 12,95 juta ton. Kenaikan penjualan ini selaras dengan keberhasilan kerjasama dengan PT KAI sehingga meningkatkan kapasitas angkut KA batubara sebesar 3,0% di tahun 2010.
The Company responded well to this higher coal demand by stepping up production by 7.4% to 12.46 million tons from 11.60 million tons the year before. Likewise, sales volume increased 3.7% from 12.48 million tons to 12.95 million tons. This growth was the result of the Company’s collaboration with PT Kereta Api Indonesia that improved railway loading capacity by 3.0% in 2010.
Namun demikian, Perseroan harus menghadapi kenyataan berupa penurunan rata-rata harga jual produksinya di pasar. Hal ini membuat nilai penjualan total turun 11,6% menjadi Rp7,91 triliun dari angka sebesar Rp8,95 triliun di tahun sebelumnya. EBITDA mengalami penurunan sebesar 30,6% menjadi Rp2,66 triliun. Laba bersih Perseroan juga mengalami penurunan sebesar 26,4%, menjadi sebesar Rp2,01 triliun, sehingga laba bersih per saham berubah menjadi sebesar Rp872 dari angka sebesar Rp1.184 per saham di tahun sebelumnya.
However, we had to face the fact of falling average selling price that reduced total sales by 11.6% to Rp7.91 trillion from Rp8.95 trillion the preceding year. EBITDA dropped 30.6% to Rp2.66 trillion. Net profit declined 26.4% to stand at Rp2.01 trillion, lowering net earning per share to Rp872 from Rp1,184 a year before.
Perseroan telah mengambil langkah-langkah yang diperlukan dengan mencanangkan program efisiensi operasional sebagai upaya menekan seluruh biaya operasional di bawah kendalinya, sekaligus mengantisipasi munculnya peluang usaha di masa mendatang.
The Company has taken necessary steps through efficiency program to cut operating expenses in anticipation of future business opportunities.
Berbagai upaya tersebut secara konsisten dikomunikasikan kepada seluruh pemangku kepentingan, sehingga citra Perseroan tetap terjaga positif. Hal ini tercermin dari reaksi para investor di pasar modal yang tetap memberikan apresiasinya, sehingga harga saham PTBA ditutup menguat 33% menjadi sebesar Rp22.950 per saham di akhir tahun 2010, dengan intensitas perdagangan yang tetap likuid.
These programs were consistently communicated to the stakeholders so our corporate image remained good. Stock market positive reaction as a reflection of stakeholders’ appreciation was the 33% increase in PTBA share price that closed at Rp22,950 by end 2010 with intensive trading.
MEWUJUDKAN PELUANG PERTUMBUHAN MELALUI PENINGKATAN EFISIENSI OPERASIONAL DAN REALISASI RENCANA PENGEMBANGAN
OPTIMIZING GROWTH POTENTIALS THROUGH IMPROVING EFFICIENCY AND REALIZING DEVELOPMENT PLAN
Menghadapi tantangan dan peluang di tahun 2010, Perseroan menjalankan dua strategi utama, yakni fokus pada peningkatan efisiensi operasional dan merealisasikan rencana pengembangan usaha yang berkaitan dengan upaya peningkatan produksi dalam waktu dekat.
Facing challenges and opportunities in 2010, the Company devised two major strategies, i.e. improving efficiency and realizing development plan in anticipation of larger production in the near future.
Upaya efisiensi dilakukan melalui tiga cara yakni: mengendalikan biaya produksi, meningkatkan efisiensi operasional serta meningkatkan kapasitas produksi batubara swakelola.
Efficiency drive was done by cutting production cost, improving efficiency and stepping up production capacity of inhouse coal.
Perseroan melaksanakan beberapa program untuk mengendalikan biaya produksi, mencakup: penghematan konsumsi BBM, suku cadang dan material serta konsumsi energi listrik, memaksimalkan produksi batubara secara swakelola dengan mengoptimalkan penggunaan BWE system dan mengembangkan sistem penambangan shovel & truck, serta optimalisasi inside dump.
Several programs were launched to reach production cost efficiency including saving fuel, sparepart and material and electricity consumption, maximizing inhouse coal production by optimum use of BWE (Bucket Wheel Excavator) system, developing shovel & truck mining system, and optimizing inside dump.
REPORT FROM THE PRESIDENT DIRECTOR
PT Bukit Asam Tbk 2010 Annual Report 47
Pelaksanaan program efisiensi operasional berhasil menurunkan biaya produksi batubara di mulut tambang sebesar 5,6% dari tahun 2009. Operating efficiency program reduced coal production cost at mine mouth by 5.6% from 2009.
Untuk meningkatkan efisiensi operasional, Perseroan melaksanakan upaya perbaikan sistem kerja, perbaikan sarana dan prasarana, serta perbaikan maupun penggantian alat penambangan. Perbaikan sistem kerja dilakukan diantaranya melalui penerapan sistem operasional terintegrasi, dengan dukungan Teknologi Informasi. Termasuk dalam hal ini adalah pelaksanaan perawatan peralatan secara terencana dan perbaikan manajemen stockpile.
The Company enhanced operating efficiency by improving work system, facilities and infrastructure, as well as repairing and replacing mining machinery. Work system was improved by implementing integrated operating system backed by information technology, scheduling equipment maintenance and refining stockpile management.
Perbaikan sarana dan prasarana dilakukan melalui antara lain: optimasi areal stockpile dan perbaikan komponen conveyor belt; perbaikan dan relokasi 2 unit BWE dan 1 unit spreader dari areal TAL ke areal MTBU, perbaikan sarana pembongkaran batubara di pelabuhan Tarahan dan dermaga Kertapati.
Facilities and infrastructure improvement was done by optimizing stockpile area, repairing conveyor belt, repairing and relocating two BWE and one spreader from TAL to MTBU site, as well as improving coal discharging facility at ports.
Untuk meningkatkan kapasitas produksi tambang swakelola dilakukan dengan penambahan jumlah unit produksi serta peningkatan kapasitas alat produksi dari kapasitas di bawah 30 ton menjadi di atas 50 ton.
Production capacity of inhouse mine was increased by adding more production units and boosting production machinery capacity from below 30 tons to over 50 tons.
Pelaksanaan seluruh program tersebut mampu meningkatkan produksi batubara Perseroan menjadi sebesar 12,95 juta ton, tanpa membuka areal pit baru. Biaya produksi per ton batubara swakelola di mulut tambang juga berhasil ditekan hingga sebesar 5,6% dari biaya di tahun 2009.
These programs increased coal production to Rp12.95 million tons without opening new mining pits. Production cost per ton of inhouse mine at mine mouth was also cut down by 5.6% from the preceding year.
Perseroan mulai merealisasikan berbagai rencana pengembangan usaha yang sebelumnya dirangkum ke dalam lima strategi pengembangan. Pada tahun 2010, salah satu rencana strategis tersebut semakin mendekati penyelesaiannya, yakni pembangunan unit PLTU mulut tambang 3 x 10 MW milik sendiri di Tanjung Enim. Akhir tahun 2010, prestasi pembangunan telah mencapai 85%, sehingga PLTU ini diharapkan siap beroperasi pada tahun 2011.
The Company began to realize various business development projects which were incorporated in five strategic plans. In 2010 one of the five plans was nearing completion, i.e. the construction of the Company’s own mine mouth 3x10MW TPP in Tanjung Enim, which by the end of 2010 was 85% completed and expected to commence operation in 2011.
Penyelesaian proyek ini akan sangat mendukung program efisiensi melalui pengalihan pemakaian energi berbasis BBM, yang harga produknya di luar kontrol Perseroan, menjadi berbasis listrik produksi sendiri. Sesuai rencana, Perseroan akan segera mengoperasikan 2 sistem BWE dan 1 spreader yang baru dipindahkan dari lokasi TAL dan dalam operasinya menggunakan energi listrik. Perseroan meyakini biaya produksi per ton akan semakin rendah dengan beroperasinya PLTU ini, mengingat bahan bakarnya menggunakan batubara kalori rendah yang selama ini menjadi by-product.
The completion of this program will support our efficiency program through conversion from fuel-based energy, at prices beyond our control, to self-produced electricity-based power. As planned, we will soon operate two BWE systems and one spreader, operated by electricity, that have recently been relocated from TAL site. The Company is certain that production cost per ton will be lower with the new TPP operating, because it is fueled by low-calorie coal which has so far been regarded as by-product.
48
PT Bukit Asam Tbk Laporan Tahunan 2010
LAPORAN DIREKTUR UTAMA
Perseroan juga percaya akan berhasil menyelesaikan proyek PLTU untuk pemakaian sendiri berkapasitas kecil lainnya. Sedangkan realisasi pembangunan PLTU berkapasitas sedang maupun besar yakni diantaranya PLTU Mulut Tambang Banjarsari (2 x 100 MW) maupun IPP lainnya, dilaksanakan dengan hati-hati dan seksama. Untuk PLTU Banjarsari, pada tahun 2010 telah dicapai kesepakatan harga jual-beli listrik baru yang akan dituangkan dalam Amandemen PPA antara Perseroan dengan PLN dan pembebasan lahan PLTU serta jaringan transmisi telah diselesaikan. Tarif baru tersebut telah mendapat persetujuan Menteri ESDM. Diharapkan pada tahun 2011 Amandemen PPA telah ditandatangani.
We are also confident we will finalize building other smaller TPP for our own use. In the meantime, we are cautiously and thoroughly building other TPP with large and medium capacity, one of which is Banjarsari Mine Mouth TPP (2 x 100 MW). In 2010, new electricity selling rate of Banjarsari TPP was agreed and would be incorporated in the Amendment to Power Purchase Agreement (PPA) between the Company and PLN. Land clearance for TPP and transmission network were finalized. Minister of Energy and Mineral Resources has approved the new tariff and hopefully the amended PPA will be signed in 2011.
Program pengembangan lain yang dapat direalisasikan adalah pemanfaatan kandungan CBM untuk mendapatkan sumber pendapatan baru. Upaya Kelola Lingkungan (UKL) dan Upaya Pemantauan Lingkungan (UPL) untuk proyek ini telah diselesaikan dan diperoleh, sehingga pada akhir tahun 2010 proyek ini telah memasuki tahapan persiapan pemboran ekplorasi dan civil works di Wilayah Kerja Tanjung Enim. Kegiatan pembuatan sumur bor eksplorasi mulai dilakukan sebagai pilot test yang akan langsung diikuti dengan proses produksinya. Perseroan optimis proyek ini akan dapat terealisir lebih cepat, mengingat para mitra Perseroan sudah berpengalaman dalam pengembangan gas CBM.
Another business development that can be carried out is developing Coal Bed Methane (CBM) as business diversification. Environmental Management Action (UKL) and Environmental Monitoring Action (UPL) permits were obtained and at end 2010 preparation for exploration drilling and civil works in Tanjung Enim was in progress. The exploration drilling has started as a pilot test that will be immediately followed by production. The Company is optimistic this project will be realized sooner than originally planned considering the Company’s partners are experienced in developing CBM gas.
Perseroan terus bergiat merealisasikan rencana strategis lain, yakni peningkatan kapasitas angkut batubara, melalui tiga rencana strategis. Rencana pertama, dilakukan melalui peningkatan kapasitas angkut pada jalur eksisting bekerja sama dengan PT KAI, melalui penandatanganan kontrak angkutan jangka panjang (CTA), dengan daya angkut menjadi 20 juta ton pertahun ke Tarahan (Lampung) dan 2,7 juta ton ke Kertapati (naik bertahap).
The Company continued to increase loading capacity through three strategic plans. The first plan was to increase the existing railway loading capacity jointly with PT KAI under a long term contract (CTA) to gradually reach 20 million tons per year to Tarahan (Lampung) and 2.7 million tons to Kertapati.
Rencana kedua, dilakukan dengan membangun jalur KA baru, melalui pembentukan perusahaan baru. Jalur baru sepanjang 307 km ini akan menghubungkan Tanjung Enim – Lampung, dengan perkiraan daya angkut sebesar 25 juta ton per tahun. Selain membangun jalur kereta api, perusahaan patungan ini juga akan membangun pelabuhan khusus batubara di Lampung, dengan kemampuan sandar hingga kapal jenis Capesize yang berdaya angkut 150.000 ton.
The second plan was to construct new railway tracks by establishing a joint venture company. The 307-km track will connect Tanjung Enim and Lampung with an estimated loading capacity of 25 million tons per year. The joint venture company will build coal port in Lampung with a mooring capacity suitable for ‘capesize’ ship with loading capacity of 150,000 tons.
Proyek ini telah mendapatkan izin prinsip dari Gubernur Lampung, Gubernur Sumsel dan izin prinsip pembangunan jalur Perkeretaapian Khusus dari Menteri Perhubungan RI di tahun 2009. Pada bulan Maret 2010 proyek ini mencatat kemajuan lain berupa Penandatanganan Kontrak EPC (Engineering, Procurement and Construction) senilai US$1,3 miliar dan O&M (Operator and Maintenance) selama periode 20 tahun dengan nilai US$3,5 miliar antara BATR (anak perusahaan PTBA) dengan China Railway Group Limited untuk merealisasikan proyek tersebut. Perseroan, melalui BATR kini telah menindak lanjuti perkembangan
In 2009 this project was granted in-principle approval (approval in principle) by the Governor of Lampung, Governor of South Sumatera, and the Minister of Transportation for the construction of Special Railway Track. In March 2010 EPC (Engineering, Procurement and Construction) contract worth US$1.3 billion and O&M (Operator and Maintenance) 20-year contract worth US$3.5 billion were signed by BATR (PTBA subsidiary) and China Railway Group Limited who would develop the project. The Company, through BATR,
REPORT FROM THE PRESIDENT DIRECTOR
PT Bukit Asam Tbk 2010 Annual Report 49
tersebut dengan penyusunan AMDAL Kereta Api dan AMDAL Stockpile dan pelabuhan serta telah memproses izin pembangunan pelabuhan. Perseroan juga mentargetkan penyelesaian penetapan jalur KA dan dimulainya proses pembebasan lahan bagi pembangunan jalur KA baru ini.
is currently writing up AMDAL (environmental impact assessment) for railway, stockpile and port, and processing port construction permit. The Company expects track site designation and land clearance will be finalized for the new railway construction.
Rencana ketiga, Perseroan merintis kerjasama pengembangan angkutan KA batubara dengan perusahaan asal India, Adani Group. Angkutan KA ini menempuh jalur dari lokasi Tanjung Enim ke pelabuhan Tanjung Api-api (Sumatera Selatan), berjarak kurang lebih 270 km dengan kapasitas angkut 35 juta ton per tahun.
The third plan was to venture into a joint project with Adani Group, India, to develop a 270-km railway track from Tanjung Enim to Tanjung Api-api (South Sumatera) to transport coal at an annual capacity of 35 million tons.
Dengan ketiga skenario angkutan batubara tersebut, Perseroan optimis akan mampu menjual batubara melalui angkutan kereta api hingga sebesar 82 juta ton per tahun.
If the three scenarios of coal transport can proceed as planned, the Company will be in a position to sell its coal products by railway up to 82 million tons per year.
Realisasi dua rencana strategis lainnya, yakni akuisisi atau kerjasama dengan pengelola tambang batubara untuk memperluas area kelolaan dan meningkatkan cadangan serta rencana pengembangan angkutan laut batubara tetap dipertimbangkan dan dijalankan secara prudent. Dengan cara demikian, dalam jangka waktu beberapa tahun mendatang, target Perseroan untuk menjadi perusahaan tambang batubara terbesar di Indonesia dapat terealisir.
Realizing the other two strategic plans, i.e. acquisition of or joint operation with other coal mining companies will extend operating area and increase reserves while developing sea transport cautiously and prudently. This way, in the forthcoming years the Company will become the largest coal miner in Indonesia.
BERSAMA MITRA MEWUJUDKAN PENINGKATAN KINERJA
IMPROVING PERFORMANCE JOINTLY WITH PARTNERS
Kerjasama strategis dengan PT KAI selama tahun 2010 menghasilkan peningkatan daya angkut kereta api menjadi 10,8 juta ton atau tumbuh 3% dari angka tahun 2009. Peningkatan volume angkut batubara ini merupakan hasil dari penambahan gerbong pengangkut dan perbaikan sistem manajemen angkutan, peningkatan intensitas keberangkatan dan penambahan rangkaian gerbong, serta adanya koordinasi intensif dengan PT KAI.
Strategic venture with PT KAI during 2010 improved railway transporting capacity by 3% to 10.8 million tons from 2009. This was made possible by the addition of more chains of coaches, improvement of transport management and departure frequency as well as intensive coordination with PT KAI.
Di masa mendatang, Perseroan optimis bahwa volume angkut melalui jalur KA eksisting ini akan dapat ditingkatkan sesuai dengan implementasi Coal Transportation Agreement (CTA) yang mulai dijalankan sejak tahun 2010. Dalam kaitan CTA ini, PT KAI akan meningkatkan kapasitas angkut dengan menambah lokomotif, gerbong serta prasarana perkereta apian lainnya. Implementasi CTA ini diharapkan akan mampu meningkatkan daya angkut batubara secara signifikan.
The Company is optimistic that loading volume of existing railway track will rise with the enforcement of Coal Transportation Agreement (CTA) starting in 2010. In connection with the CTA, PTKA will raise loading capacity by adding more coaches, locomotives and other railway infrastructure. The implementation of CTA is expected to significantly increase loading capacity.
Penyelesaian pembangunan PLTU untuk pemakaian sendiri akan membuat kinerja operasional semakin efisien dan realisasi proyek CBM akan menambah sumber pendapatan Perseroan. The completion of own TPP construction will increase efficiency and CBM project will augment operating income.
50
PT Bukit Asam Tbk Laporan Tahunan 2010
LAPORAN DIREKTUR UTAMA
Kereta api pengangkut batubara melintasi TLS di Tanjung Enim Coal transporting train passing TLS inTanjung Enim
Perseroan telah mempersiapkan seluruh jajarannya untuk memanfaatkan momen peningkatan permintaan batubara dan peningkatan daya angkut kereta di tahun-tahun mendatang dengan meningkatkan kapasitas produksi. Hal ini telah dibuktikan dengan naiknya produksi menjadi 12,5 juta ton dari 11,6 juta ton di tahun sebelumnya.
The Company prepared itself to capitalize on the rising coal demand and railway transporting capacity by boosting coal production. Thus, the Company’s total coal production increased to 12.5 million tons from 11.6 million tons in 2009.
Pada tahun-tahun mendatang, seiring dengan telah selesainya persiapan sarana produksi di MTBU dan program relokasi 2 unit BWE dan 1 unit spreader, produksi batubara swakelola
In the upcoming years, as MTBU starts production and two BWEs and one spreader are reconditioned, inhouse coal production will continue rising along with coal overall production.
akan semakin meningkat, seiring dengan peningkatan total produksi batubara. Komposisi penjualan di tahun 2010 juga membaik dimana dari total volume penjualan sebesar 12,95 juta ton, penjualan domestik adalah sebanyak 8,23 juta ton (63,5%) dan ekspor sebanyak 4,72 juta ton (36,5%). Pada tahun-tahun mendatang, komposisi penjualan ini akan lebih berimbang, mengingat kerjasama peningkatan daya angkut yang dilakukan, sekaligus mencakup jaminan pembelian dari potential buyer mitra kerjasama luar negeri dalam jangka panjang.
Sales composition in 2010 improved with higher domestic ratio, as out of total sales of 12.95 million tons, domestic sales reached 8.23 million tons (63.5%) and export 4.72 millon tons (36.5%). This composition will be more balanced in the future as a result of bigger loading capacity and foreign potential buyers’ guaranteed order.
PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
HUMAN RESOURCE DEVELOPMENT
Perseroan menerapkan program peningkatan kompetensi secara berkesinambungan sekaligus melaksanakan pengembangan karir berbasis kompetensi. Perseroan telah mengimplementasikan Key Performance Indicators (KPI) dan Balanced Scorecard sebagai tools untuk mengukur kompetensi kinerja individual dan satuan kerja.
The Company continuously enhances human resource competence and provides performance-based career development program. We use Key Performance Indicators (KPI) and Balanced Scorecards to measure individual and work unit competence and performance.
Perseroan telah mempersiapkan SDM untuk merealisasikan rencana besar di masa mendatang dengan menyiapkan serangkaian program pelatihan terpadu dan program rekrutmen yang terencana. Pelatihan tidak hanya ditujukan pada peningkatan kompetensi semata, tapi juga pada peningkatan kualitas mental dan spiritual guna menumbuhkan trilogi kecerdasan, yaitu spiritual, emosi dan intelektual. Untuk maksud tersebut dan dalam rangka meningkatkan kualitas penerapan tata kelola yang baik, Perseroan menyelenggarakan pelatihan khusus mengenai implementasi code of conduct yang berisi uraian butir-butir etika dan moral yang harus dipegang teguh oleh segenap jajaran SDM dalam berkarya di perusahaan.
Considering the big plan that lies ahead the Company provided a series of integrated training and well-planned recruitment program. Training was not directed towards employees’ competence only, but also their mental and spiritual quality to develop trilogy of intelligence, i.e. spiritual, emotional and intellectual. For that reason and in order to improve good governance practice, the Company organized special training on Code of Conduct that touches on ethics and morals that should be upheld by all personnel in working within the organization.
REPORT FROM THE PRESIDENT DIRECTOR
PT Bukit Asam Tbk 2010 Annual Report 51
Realisasi tiga rencana peningkatan daya angkut kereta akan membuat Perseroan mampu memasok batubara dari Tanjung Enim ke pasar domestik maupun global hingga sebesar 82 juta ton/tahun. The three plans to increase railway loading capacity will enable the Company to supply coal from Tanjung Enim to global and domestic markets up to 82 million tons every year. PENINGKATAN IMPLEMENTASI TATA KELOLA
INTENSIFIED IMPLEMENTATION OF CORPORATE GOVERNANCE
Perseroan meyakini bahwa seluruh raihan kinerja operasional tersebut akan dapat ditingkatkan secara berkesinambungan apabila Perseroan mampu secara konsisten meningkatkan kaidah-kaidah tata kelola yang baik. Sebagai wujud komitmen peningkatan penerapan praktek GCG tersebut, pada tahun 2010 Perseroan melakukan sosialisasi dan implementasi Pedoman GCG maupun Code of Conduct yang telah selesai dikaji dan disusun ulang.
We are aware of the fact that the overall operating achievements can be maintained if the Company is able to consistently enhance its good corporate governance practices. As a reflection of its commitment to implementing these GCG principles, in 2010 the Company socialized and implemented GCG Code and Code of Conduct that had been reviewed and rewritten.
Sosialisasi dilakukan melalui penyelenggaraan pelatihan intensif kepada pegawai akan pentingnya peningkatan penerapan praktek GCG. Selain itu dilakukan penandatanganan pernyataan kepatuhan untuk melaksanakan aturan-aturan yang terkandung dalam Code of Conduct dan Pedoman GCG. Perseroan telah merintis sosialisasi dan pelaksanaan COC dan Pedoman GCG tersebut kepada seluruh pemangku kepentingan, didahului dengan penerapan butir-butir menyangkut ketentuan pengadaan barang dan jasa terhadap para pemasok dan mitra kerja. Perseroan akan terus meningkatkan kualitas penerapan GCG ini dan melakukan evaluasi serta asesmen secara berkala.
Intensive training sessions were carried out to instil into the employees the importance of GCG. Additionally, employees signed declaration of compliance with GCG Code and Code of Conduct. The same Codes were disseminated to the stakeholders particularly on the subject of goods and services procurement by suppliers and partners. The Company will continue to evaluate and assess the implementation of GCG principles.
KEPEDULIAN MASYARAKAT, WUJUD TANGGUNG JAWAB SOSIAL PERUSAHAAN
CONCERN FOR THE COMMUNITY – REFLECTION OF CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY
Perseroan merancang pelaksanaan program tanggung jawab sosial perusahaan dengan sasaran meningkatkan keikutsertaan masyarakat agar berkembang bersama Perseroan. Dengan partisipasi tersebut, kesejahteraan masyarakat ikut meningkat seiring dengan perkembangan usaha Perseroan. Dalam melaksanakan CSR ini, Perseroan telah menetapkan komitmen jangka panjang, terdiri atas enam fokus kegiatan meliputi (i) kegiatan ekonomi, (ii) lingkungan, (iii) hak asasi manusia, (iv) praktek ketenagakerjaan dan kelaikan kerja, (v) tanggung jawab produk dan (vi) kemasyarakatan.
The Company’s concern for the neighboring community well-being is reflected in the promotion of the community potentials to grow along with the Company. In fulfilling its CSR function, the Company establishes long term commitments, focusing on six areas: (i) economy, (ii) environment, (iii) human rights, (iv) employment practices and proper work conditions, (v) product responsibiity and (vi) society.
Di bidang ekonomi, program yang dilaksanakan meliputi pengembangan pola kemitraan usaha kecil dan koperasi, dilakukan dengan memberikan pelatihan manajemen dan kewirausahaan serta bantuan dana bergulir bagi usaha kecil
O n t h e e co n o m i c s i d e , t h e p ro g ra m i m p le m e n te d includes developing partnership with small businesses and cooperatives, by way of providing management and entrepreneurship training and disbursing revolving funds
52
PT Bukit Asam Tbk Laporan Tahunan 2010
LAPORAN DIREKTUR UTAMA
dan koperasi yang tersebar di wilayah operasional Perseroan. Pengembangan tersebut diharapkan akan menjadi fasilitator dan akselerator bagi pertumbuhan usaha kecil yang membawa dampak berganda (multiplier effect) terhadap kemandirian dan kesejahteraan masyarakat di sekitar lingkungan Perseroan. Selanjutnya Perseroan juga telah melaksanakan program di bidang sosial melalui bantuan: bencana alam, pendidikan dan atau pelatihan, peningkatan kesehatan, pengembangan sarana umum, sarana ibadah dan pelestarian alam. Total dana yang digulirkan oleh Perseroan melalui PKBL pada tahun 2010 mencapai total Rp93,42 miliar, naik 236% dari Rp27,77 miliar di tahun 2009.
to small businesses and cooperatives throughout the Company’s operating areas. Such development is expected to serve as facilitator and accelerator in the growth of small businesses with multiplier effect to the self-reliance and welfare of the local community. The Company has contributed to social welfare through natural disaster relief, education and training, healthcare, construction of public utilities and religious utilities, as well as environmental conservation. Total fund disbursed by the Company to Partnership and Community Development Program in 2010 reached Rp93.42 billion, or rose 236% from Rp27.77 billion in 2009.
Perseroan meyakini dengan pelaksanaan program yang tepat sasaran akan memberikan dampak peningkatan kesejahtaraan masyarakat sekitar agar lebih berdaya dan mandiri serta terpeliharanya hubungan yang harmonis dan berkesinambungan antara perseroan dengan masyarakat.
We believe that focused programs will empower the surrounding community to improve their own welfare and independency. This way, a harmonious relationship will be fostered between the Company and the local community.
MEWUJUDKAN KOMITMEN PELESTARIAN LINGKUNGAN
COMMITMENT TO ENVIRONMENTAL CONSERVATION
Perseroan secara komprehensif menerapkan berbagai program untuk mewujudkan salah satu misi “memberikan kontribusi yang maksimal dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan pelestarian lingkungan.” Perseroan menerapkan serangkaian program rehabilitasi lingkungan purna tambang yang dirancang bersama konsultan independen serta menggunakan sistem terakreditasi ISO 14001: 2004. Perseroan bahkan telah melangkah lebih jauh dan menjadi pelopor dalam hal pelestarian lingkungan dan rehabilitasi pascatambang dengan telah merancang dan merealisasikan rencana pengembangan daerah pascatambang seluas 5.934 ha menjadi Taman Hutan Rakyat (TAHURA).
Various programs were launched to realize our mission of “giving the utmost contribution to community welfare and environment conservation.” This commitment was turned into reality by a series of rehabilitation program towards post-mining area designed jointly with an independent consultant using ISO 14001: 2004 accredited system. The Company even took a step further and became a pioneer in conserving the environment and rehabilitating post-mining areas by designing 5,934 hectares of post-mining area to become People’s Forest Park (Tahura).
Semua upaya tersebut merupakan jawaban terhadap meningkatnya tuntutan masyarakat dunia akan terciptanya lingkungan hidup yang lebih baik untuk kehidupan mendatang. Hasil nyata di tahun 2010 adalah keberhasilan mempertahankan peringkat Proper Hijau dari Kementerian Lingkungan Hidup. Perseroan bertekad untuk meraih Proper Emas pada tahun-tahun mendatang.
All these efforts are in response to growing world demand for a better living environment of the future. Real accomplishment in 2010 was the retention of Green Proper rating as designated by the Department of Environment. The Company is determined to earn Gold Proper in the upcoming years.
PANDANGAN KE DEPAN
FUTURE OUTLOOK
Semakin kondusifnya perekonomian global maupun nasional seperti diprediksikan oleh para ekonom diperkirakan
The improving world and national economy as predicted by the economists will create challenge and opportunity for the
Kami memaknai peran penting SDM bagi Perseroan dengan memberikan program peningkatan kompetensi secara berkesinambungan. We appreciate the important role of our people through continuous competence development programs.
PT Bukit Asam Tbk 2010 Annual Report 53
REPORT FROM THE PRESIDENT DIRECTOR
membuka peluang dan tantangan bagi Perseroan. Peluangnya adalah semakin meningkatnya permintaan batubara dunia maupun nasional, sedangkan tantangannya adalah memproduksi batubara dengan biaya yang lebih efisien untuk menjaga tingkat profitabilitas.
Company. The opportunity is the rising world and domestic coal demand, while the challenge is the ability to produce coal efficiently to maintain profitability.
Dengan memperhatikan kondisi eksternal tersebut, Direksi berpendapat bahwa peluang bagi pengembangan, perluasan dan peningkatan volume penjualan batubara Perseroan akan semakin terbuka. Dari sisi permintaan domestik, penyelesaian proyek PLTU berbahan bakar batubara 10.000 MW tahap I akan ikut mendukung roda perekonomian nasional dan meningkatnya permintaan batubara. Rencana proyek PLTU 10.000 MW tahap kedua akan semakin meningkatkan kebutuhan batubara di tanah air.
Considering the external condition, the Board of Directors is of the opinion that opportunities for developing, expanding and increasing sales volume are in the picture. In terms of domestic demand, the completion of first phase coal-fired 10,000MW TPP will become the key driving force to get the national economy rolling and coal demand rising. The building of second phase coal-fired 10,000MW TPP will give an even bigger push to domestic coal demand.
Untuk pasar ekspor, perbaikan kondisi perekonomian global terutama di kawasan Asia Pasifik diprediksi membuka peluang pasar di negara-negara seperti India, China, Vietnam maupun Malaysia seiring dengan pesatnya pertumbuhan perekonomian di negara tersebut.
On the export side, improved global economy particularly in the Asia Pacific region is predicted to open new markets in India, China, Vietnam and Malaysia as a consequence of the fast growing economy in that region.
Sebagai perusahaan yang berwawasan untuk menjadi perusahaan tambang batubara terintegrasi yang terbesar di Indonesia, Perseroan berada dalam posisi yang lebih baik untuk meraih peluang dalam memenuhi kebutuhan yang meningkat tersebut, mengingat besarnya cadangan sumber daya yang dimiliki. Dengan menerapkan strategi pengembangan terintegrasi, didukung oleh SDM yang kompeten serta dilaksanakan dengan kualitas implementasi GCG yang meningkat akan membuat Perseroan mampu meraih peluang yang terbentang.
As an enterprise that has a vision of becoming the largest integrated coal miner in Indonesia, the Company is on a better footing to seize the opportunity for meeting the rising demand, considering the abundant reserves it has on hand. We are confident that through an integrated business development strategy, competent human capital and better GCG implementation, the Company will be in a position to avail itself of every opportunity that unfurls.
PENUTUP
CLOSING
Dalam kesempatan ini, kami ingin menyampaikan rasa terima kasih kepada Dewan Komisaris atas pengarahannya kepada Direksi. Penghargaan yang sama juga disampaikan kepada pemegang saham, pelanggan dan mitra usaha atas dukungan, kepercayaan dan kerjasamanya. Begitu pula kepada seluruh karyawan yang telah dengan penuh dedikasi menjadikan kerja sebagai ibadah, yang memungkinkan Perseroan mampu mempertahankan kinerja usaha dan menyiapkan landasan yang baik bagi pertumbuhan usaha di masa mendatang.
On this occasion, we wish to thank the Board of Commissioners for its supervision and guidance. We also convey our high regard to the shareholders, customers and partners for their patronage, trust and cooperation. All of the employees deserve our appreciation for their dedication and services that enabled the Company to perform well and build a strong foundation for future growth.
Ucapan terima kasih tak lupa kami sampaikan kepada seluruh pemangku kepentingan PT Bukit Asam (Persero) Tbk lainnya yang senantiasa memberikan kerjasama terbaik bagi kiprah dan pertumbuhan kinerja Perseroan secara berkelanjutan.
Our gratitude is also extended to all stakeholders of PT Bukit Asam (Persero) Tbk who faithfully gave their support for the sustainable growth of the Company.
Atas nama Direksi On Behalf of the board of Directors
Ir. Sukrisno Direktur Utama President Director
54
PT Bukit Asam Tbk Laporan Tahunan 2010
LAPORAN PENGELOLAAN OPERASIONAL
OPERATIONAL MANAGEMENT REPORT
PT Bukit Asam Tbk 2010 Annual Report 55
Laporan Pengelolaan Operasional Operational Management Report
Perseroan mengembangkan usaha melalui penyiapan rencana strategis yang matang dan bijaksana dengan mempertimbangkan dan memitigasi seluruh risiko yang dihadapi serta menjalankan operasional penambangan yang aman, ramah lingkungan dan efisien dengan didukung teknologi informasi terkini dan SDM yang berkompeten The Company has devised prudent and thorough strategic business development plans by identifying and mitigating risks, conducting safe, environment-friendly and efficient mining operations with the support of the latest information technology and competent human resource
56
PT Bukit Asam Tbk Laporan Tahunan 2010
LAPORAN PENGELOLAAN OPERASIONAL
RENCANA STRATEGIS PERSEROAN
CORPORATE STRATEGIC PLAN
Sejalan dengan perkembangan perekonomian Indonesia maupun global beberapa tahun terakhir dan mengantisipasi peluang peningkatan kebutuhan sumber energi, terutama batubara yang semakin terbuka, Perseroan telah menuntaskan penyusunan Rencana Strategis Perseroan. Rencana tersebut disusun berdasarkan lanskap kondisi perekonomian global dan makro ekonomi Indonesia pada kurun waktu 2009-2013.
To respond to the world and national economic development and the increasing demand for energy resources particularly coal in the last few years, the Company has formulated its Corporate Strategic Plan. The Plan is based on global and Indonesian macro-economic forecast over a period between 2009 and 2013.
Lihat uraian MD&A: Prospek Usaha.
See MD&A: Business Prospect.
Rencana Strategis Perseroan terdiri dari enam strategi operasional utama, merupakan penjabaran dari Visi dan Misi Perseroan yang akan dicapai pada kurun waktu 2009-2013 untuk menjamin pencapaian target-target yang ditetapkan, yakni:
Six main operating strategies of the Strategic Plan are the elaboration of the Company’s Vision and Mission to be accomplished in 2009-2013, which are:
•
•
•
•
•
• •
Fokus pada pertumbuhan produksi dan penjualan batubara. Strategi operasional ini dimaksudkan untuk mengatasi hambatan transportasi, yakni keterbatasan daya angkut kereta-api sebagai satu-satunya sarana angkut paling ekonomis. Program yang dilakukan adalah melalui peningkatan daya angkut dari jaringan yang sudah ada dan peningkatan kapasitas pelabuhan. Sedang peningkatan produksi dan penjualan dilakukan melalui optimasi kinerja unit bersangkutan. Fokus pada proyek-proyek pengembangan Perseroan fokus pada pembangunan jaringan angkutan kereta api baru dan pelabuhan, pengoperasian dan pengembangan tambang Internasional Prima Coal (IPC), pengembangan tambang Peranap, pengembangan tambang-tambang lainnya, pembangunan PLTU milik sendiri, pengembangan angkutan laut batubara serta akuisisi tambang berpotensi. Restrukturisasi Korporasi Dilakukan melalui pendirian anak-anak perusahaan yang menangani bisnis non-core. Meningkatkan kompetensi dan regenerasi SDM dan menciptakan budaya korporasi yang mengutamakan kinerja. Meningkatkan sistem remunerasi yang berdasarkan kinerja (reward based performance). Meningkatkan peringkat kinerja penataan pengelolaan lingkungan dari hijau menjadi emas.
•
•
•
• •
Focus on the growh of coal production and sales This is to overcome transporation problem that lies in the limited loading capacity of train being the only low-cost means of transport. This would mean increasing the loading capacity of existing railway system and the port handling capacity. Stepping up production and sales is carried out by optimizing the work of related units. Focus on development projects The Company concentrates in constructing new railway tracks and ports, developing Indonesia Prima Coal (IPC), Peranap and other mines, installing own thermal power station, developing coal sea transport and acquiring potential mines. Corporate resctructuring This is done through setting up subsidiaries that handle non-core business. Boost the competency and regeneration of human resource as well as promote a performance-based corporate culture. Promote a reward based performance system. Improve performance rating in environmental management from green to gold.
PENGEMBANGAN USAHA
BUSINESS DEVELOPMENT
Sesuai dengan visi menjadi perusahaan energi berbasis batubara yang berdaya saing dan memberikan nilai optimal kepada para stakeholder, Perseroan merealisasikan rencana pengembangan usahanya secara prudent dan berkesinambungan. Target jangka panjang Perseroan adalah mencapai era PTBA Emas. Untuk mewujudkan target tersebut, Perseroan melakukan berbagai langkah pengembangan usaha dengan sasaran meningkatkan produksi, meningkatkan
In keeping with the corporate vision of becoming a highly competitive coal-based energy company and maximizing stakeholders’ return, the Company seeks to develop its business prudently and continuously. The long-term target is to arrive at an era of Golden PTBA. The Company takes business development measures aiming to step up production and sales, expand coal product marketing
PT Bukit Asam Tbk 2010 Annual Report 57
OPERATIONAL MANAGEMENT REPORT
penjualan, memperluas pemasaran produk batubara serta memanfaatkan secara optimal potensi cadangan sumber dayanya yang berlimpah.
area, and capitalizing on its abundant coal reserves and resources.
Berbagai langkah aksi korporasi telah dilaksanakan untuk meningkatkan produksi dan mengatasi kendala-kendala yang selama ini membatasi kemampuan Perseroan untuk meningkatkan volume penjualan maupun produksi batubara. Berbagai aksi korporasi yang dilakukan sepanjang tahun 2010 dan upaya pengembangan usaha yang telah dirintis tahun sebelumnya adalah sebagai berikut.
Various corporate actions have been taken to boost production and overcome the long standing obstacles that have limited the Company’s ability to increase production and sales. The year 2010 witnessed the following corporate actions and business development efforts that had actually started the preceding year:
AKUISISI TAMBANG
MINING ACQUISITION
Salah satu strategi yang dilakukan untuk meningkatkan produksi batu bara adalah melalui akuisisi perusahaan tambang, sebagai sumber alternatif produksi batubara, di luar areal tambang di Tanjung Enim dan Ombilin. Akuisisi pertama KP dilakukan pada bulan September 2008, melalui kepemilikan sebesar 51% saham PT International Prima Coal (IPC) yang berlokasi di Kalimantan Timur dengan nilai transaksi sebesar USD17,85 juta. Menurut taksiran Perseroan, kawasan ini memiliki sumber daya batubara sebesar 45 juta ton. IPC telah berproduksi sejak tahun 2009.
A strategy implemented to increase coal production is the acquisition of new mines as alternative coal sources outside the mining area of Tanjung Enim and Ombilin. The first acquisition of Mining Concession was accomplished in September 2008 through taking over a 51 percent ownership of PT International Prima Coal (IPC) located in East Kalimantan at a transaction value of US$ 17.85 million. The Company estimates this area has coal reserves of 45 million tons. IPC commenced operations in 2009.
Pengembangan usaha terintegrasi menjamin peningkatan kinerja yang berkelanjutan. A prudent and integrated business development to ensure sustainable performance. Di tahun 2010, tidak ada realisasi akusisi yang dilakukan. Penyebabnya adalah belum adanya tambang yang layak secara komersial, teknis maupun legal, dengan pertimbangan utama antara lain: cadangan yang minim dan tidak ekonomis, cadangan cukup besar namun kualitas rendah dan jarak angkut cukup jauh, harga dan skema bisnis yang tidak sesuai dengan pihak Penjual. Namun demikian, Perseroan saat ini sedang mencari dan menjajagi beberapa tambang yang potensial untuk diakuisi.
In 2010, there was no acquisition made by the Company because there was no commercial potential mine, technicaly as well as legally. The main obstacles included small and uneconomical reserves, big but low-quality reserves and long transporting distance, as well as unfavorable price and business scheme.
PENINGKATAN VOLUME ANGKUTAN BATUBARA
INCREASE OF COAL TRANSPORT VOLUME
Lokasi areal penambangan batubara Perseroan yang relatif jauh dari pelabuhan, membuat kereta api menjadi sarana angkutan utama batubara yang paling ekonomis. Sebagai konsekuensi, peningkatan produksi dan penjualan batubara Perseroan harus selalu dikaitkan dengan kemampuan angkut produk melalui jalur kereta api ini, yang mendorong Perseroan melaksanakan berbagai upaya untuk meningkatkan kapasitas angkutan kereta api.
The Company’s coal mines are located relatively far from the ports, making trains the most economical means of transport. Consequently, increasing coal production and sales is always related to the loading capacity of the railway facility, prompting the Company to take several measures to improve the train loading capacity.
Dimulai tahun 2008 lalu, Perseroan menjalankan dua skenario utama peningkatan volume angkutan batubara.
In 2008, the Company made two major scenarios to increase coal transport volume. First, maximizing the loading capacity
58
PT Bukit Asam Tbk Laporan Tahunan 2010
LAPORAN PENGELOLAAN OPERASIONAL
Pertama, melakukan optimasi dan peningkatan daya angkut melalui jalur kereta-api yang telah ada. Kedua, merintis pembangunan jalur kereta api baru dari areal tambang ke pelabuhan muat yang memungkinkan penjualan produk batubara secara efisien, ekonomis dan memberikan hasil maksimal bagi Perseroan.
of the existing railway tracks. Second, pioneering the construction of new railway tracks from the mining area to the loading port that will facilitate efficient, economical coal sales and bring maximum return to the Company.
Upaya pertama, meningkatkan secara bertahap kapasitas angkut kereta api eksisting dari Tanjung Enim ke Pelabuhan Tarahan menjadi 20 juta ton dan dari Tanjung Enim ke Kertapati menjadi 2,7 juta ton, sehingga total kapasitas angkut menjadi 22,7 juta ton per tahun.
First effort, gradually increasing the existing railway loading capacity from Tanjung Enim to Tarahan Port to reach 20 million tons and from Tanjung Enim to Kertapati to reach 2.7 million tons, making total loading capacity of 22.7 million tons per year.
Untuk menjamin peningkatan volume angkutan kereta api, Perseroan pada bulan Oktober 2009 melakukan Perjanjian Angkutan Batubara Jangka Panjang (Coal Transport Agreement /CTA) dengan pihak PT KAI yang berlaku mulai 1 Januari 2010 sampai dengan 31 Desember 2029.
To guarantee increased railway loading volume, in October 2009 the Company entered into Coal Transport Agreement (CTA) with PT KAI to cover the period from 1 January 2010 to 31 December 2029.
Dalam perjanjian tersebut, mulai tahun 2010, PT KAI menyanggupi untuk meningkatkan kapasitas angkut batubara melalui jalur yang sudah ada, Tanjung Enim-Tarahan dan Tanjung Enim-Kertapati, secara bertahap menjadi sebesar 22,7 juta ton pada akhir tahun 2014. Perjanjian tersebut mengatur formula tarif angkutan dan memberlakukan sistem “Take or Pay.”
Under the agreement, starting 2010 PT KAI will increase coal loading capacity of the existing tracks, Tanjung EnimTarahan and Tanjung Enim-Kertapati, gradually to reach 22.7 million tons by yearend 2014. The agreement also fixes transport fare and enforce “Take or Pay” system.
Sebagai tindak lanjut perjanjian tersebut, Perseroan menunjuk Konsultan Independen Mott MacDonald untuk merumuskan formula tarif dan formula take or pay angkutan kereta api batubara jangka panjang. Penyelesaian formula tarif tersebut penting untuk memastikan terlaksananya peningkatan angkutan batubara sesuai Perjanjian dan lebih memastikan perhitungan biaya angkutan yang menyertai peningkatan produksi batubara Perseroan.
Further, the Company appointed an independent consultant Mott MacDonald to formulate tariff and ‘take or pay’ scheme for long-term railway coal transport. This scheme is essential to ensure capacity upgrade is in accordance with the agreement and transport cost is commensurate with coal production increase.
Upaya kedua, dilakukan melalui pembentukan perusahaan baru, setelah mendapat persetujuan RUPSLB tanggal 28 Mei 2008, yakni PT Bukit Asam Transpacific Railway (BATR), melibatkan PTBA (10%), PT Transpacific Railway Infrastructure/TRI (80%) dan China Railway Engineering (10%), yang akan membangun jalur KA baru. Jalur baru sepanjang 307 km ini akan menghubungkan Tanjung Enim – Srengsem (Lampung), dengan perkiraan daya angkut sebesar 25 juta ton per tahun.
Second effort, setting up a new company, with the approval of EGMS dated 28 May 2008, which are PT Bukit Asam Transpacific Railway, involving PTBA (10%), PT Transpacific Railway Infrastructure/TRI (80%) and China Railway Engineering (10%), which will build a new railway track. The new 307-km track will connect Tanjung Enim and Srengsem (Lampung), at an estimated loading capacity of 25 million tons per year.
Meningkatkan kapasitas angkut batubara melalui jalur yang sudah ada secara bertahap menjadi sebesar 22,7 juta ton per tahun. Enhancing coal loading capacity by existing railway track gradually to reach 22.7 tons per year.
OPERATIONAL MANAGEMENT REPORT
PT Bukit Asam Tbk 2010 Annual Report 59
Pendirian perusahaan angkutan baru ini juga dimaksudkan untuk mendukung peningkatan produksi batubara Perseroan. Selain membangun jalur kereta api, perusahaan patungan ini juga akan membangun pelabuhan khusus batubara di Srengsem, Lampung. Skema pembiayaan 30% modal sendiri, sedang 70% lainnya dari pinjaman.
The establishment of this new transport company is directed towards supporting the Company’s coal production increase. Besides building railway tracks, the joint venture company will build a coal port in Srengsem, Lampung. Total financing is 30% own funds and 70% borrowing.
Proyek ini telah mendapatkan Izin Prinsip dari Gubernur Lampung pada 22 September 2008 dan izin prinsip dari Gubernur Sumsel tanggal 13 Oktober 2008 dan pada Oktober 2009, proyek ini juga telah memperoleh izin prinsip pembangunan jalur Perkeretaapian Khusus dari Menteri Perhubungan RI.
This project was granted in-principle approval (approval in principle) by the Governor of Lampung on 22 September 2008 and by the Governor of South Sumatera on 13 October 2008. In addition, an in-principle approval was also issued for the construction of Special Railway Track by the Minister of Transportation in October 2009.
Perkembangan selanjutnya, pada bulan Maret 2010 telah dilakukan Penandatanganan Kontrak EPC (Engineering, Procurement and Construction) senilai US$1,3 miliar dan O&M (Operator and Maintenance) selama periode 20 tahun dengan nilai US$3,5 miliar antara BATR (anak perusahaan PTBA) dengan China Railway Group Limited untuk merealisasikan proyek tersebut.
In March 2010 EPC (Engineering, Procurement and Construction) contract worth US$1.3 billion and O&M (Operator and Maintenance) 20-year contract worth US$3.5 billion were signed by BATR (PTBA subsidiary) and China Railway Group Limited to develop the project.
Sebagaitindaklanjutdariperjanjiantersebut,dilakukanpresentasi di hadapan Gubernur Lampung dan Gubernur Sumatera Selatan beserta Dinas terkait mengenai Rencana Pembebasan Lahan. Langkah lain yang dilaksanakan adalah melakukan survey untuk alignment kereta api dan menetapkan trekking jalur KA. BATR (Anak Perusahaan) dalam proses melakukan penyusunan AMDAL Kereta Api dan AMDAL Stockpile dan Pelabuhan serta telah memproses izin pembangunan pelabuhan. Selanjutnya akan memasuki tahap persiapan pembebasan lahan.
As a follow up, the Company made a presentation to the Governors of Lampung and South Sumatera regarding land clearance plan. Additionally, a survey was conducted for railway alignment and railway track designation. Writing up AMDAL (environmental impact assessment) for railway, stockpile and port was under way and port construction permit was issued. Land acquisition would be soon initiated.
Selain kerjasama dengan perusahaan asal China, Perseroan juga berpartisipasi dalam pengembangan angkutan KA batubara yang dilakukan oleh perusahaan asal India, Adani Group dengan memasok batubara sebesar 35 juta ton per tahun. Rencana angkutan KA yang dimotori oleh Pemprov Sumatera Selatan menempuh jalur Tanjung Enim ke pelabuhan Tanjung Api-api, sepanjang 270 km.
Besides collaborating with China, the Company also has a joint project with Adani Group, India, in developing coal railway transport at a capacity of 35 million tons per year. The 270-km track construction is patronized by the South Sumatera Provincial Administration to connect Tanjung Enim and Tanjung Api-api.
Dengan demikian jika ketiga skenario angkutan batubara tersebut dapat berjalan sesuai rencana, Perseroan akan mampu menjual batubara melalui angkutan kereta api hingga sebesar 82 juta ton per tahun.
If the three scenarios of coal transport can proceed as planned, in due time the Company will be in a position to sell its coal products by railway transport up to 82 million tons per year.
PEMBANGUNAN PLTU MULUT TAMBANG
CONSTRUCTION OF MINE MOUTH THERMAL POWER PLANT
Untuk meningkatkan pemanfaatan batubara berkalori rendah dan mendapatkan manfaat ekonomis yang berujung pada peningkatan imbal hasil kepada pemegang saham, Perseroan membangun Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) mulut tambang. Pengembangan proyek ini selain bertujuan mendukung pemenuhan kebutuhan listrik nasional juga untuk memenuhi kebutuhan operasional Perseroan. Berdasarkan besaran nilai investasi yang dibutuhkan dan proses internal yang harus dilakukan, proyek-proyek pembangunan PLTU mulut tambang ini terbagi atas beberapa kelompok, yakni:
To optimize the use of low-calorie coal for economic benefit that will in turn maximize shareholders’ return, the Company constructed Thermal Power Plant (TPP). This project is expected to meet the electricity needs of the nation and the Company’s operations. Categorized according to the investment cost and the internal process, the mine mouth TPP projects are divided into several groups:
60
PT Bukit Asam Tbk Laporan Tahunan 2010
•
Proyek yang telah mendapat persetujuan melalui RUPS Pembangunan PLTU Mulut Tambang Banjarsari berkapasitas 2 x 100 MW di Kabupaten Lahat, Sumatera Selatan telah memperoleh persetujuan RUPSLB 10 Mei 2006, yang diproyeksikan untuk memenuhi kebutuhan listrik di Sumatera. Pelaksanaan proyek dilakukan oleh anak perusahaan, yaitu PT Bukit Pembangkit Innovative (BPI), yang dibentuk tahun 2007, dengan konsorsium PTBA, PT Navigate Innovative Indonesia (NII) dan Pembangkit Jawa Bali (PJB).
LAPORAN PENGELOLAAN OPERASIONAL
•
Projects approved by GMS The construction of Banjarsari Mine Mouth TPP with a capacity of 2 x 100 MW in Lahat Regency, South Sumatera was approved by EGMS on 10 May 2006, projected to meet the needs for electricity in Sumatera. The project was built by a subsidiary that was set up in 2007, PT Bukit Pembangkit Innovative (BPI), a consortium of PTBA, PT Navigate Innovative Indonesia (NII) and Pembangkit Jawa Bali (PJB).
Sebagian besar (70%) keperluan pendanaan pembangunan proyek dibiayai melalui pinjaman, sisanya (30%) melalui modal sendiri. Pembangunan proyek ini sempat terkendala oleh pelaksanaan tender ulang kontraktor Engineering, Procurement, Construction (EPC) PLTU akibat adanya permintaan perubahan nilai kontrak EPC sebagai dampak krisis keuangan global yang membuat nilai kurs Dollar Amerika terhadap Rupiah dan Yuan berubah, serta adanya kenaikan harga baja.
The major part or 70% of financing was borrowed and the remaining 30% was self-funded. The construction of this project was delayed due to a re-tender process for Engineering, Procurement, Construction (EPC) contractor. The re-tender was caused by a request for change in EPC contract value following global financial crisis that affected the exchange rate of American Dollar
Melalui tender ulang tersebut diperoleh kontraktor baru, yaitu China National Electric Equipment Corporation, menggantikan kontraktor sebelumnya yaitu Jiangxi Electric Power Overseas Engineering Co.Ltd. Selain kenaikan biaya EPC, munculnya cost overrun dan revisi harga batubara sebagai bahan bakar PLTU, membuat manajemen PT BPI mengajukan permintaan kenaikan harga jual listrik kepada PT PLN (Persero) yang akan dituangkan dalam Amandemen Power Purchase Agreement (PPA).
From the re-tender a new contractor, China National Electric Equipment Corporation, was appointed replacing Jiangxi Electric Power Overseas Engineering Co.Ltd. Besides increased EPC costs, cost overrun and adjusted price of coal as TPP fuel prompted the management of PT BPI to propose an increase in electricity selling tariff to PT PLN (Persero) which would be incorporated in Amendment to Power Purchase Agreement (PPA).
Bulan Agustus 2010 telah dicapai kesepakatan harga jual beli listrik baru yang akan dituangkan dalam Amandemen PPA antara Perseroan dengan PLN. Tarif baru tersebut sampai sekarang masih menunggu persetujuan Menteri ESDM.
In August 2010, new electricity tariff was agreed and would be included in the Amendment to PPA between the Company and PLN. EMR Minister approval for the new tariff is still pending.
Draft PPA telah dibahas dan disiapkan. Amandemen PPA akan ditandatangani setelah ada persetujuan Menteri ESDM mengenai Tarif Jual Beli Listrik yang baru. Diharapkan persetujuan Menteri ESDM segera diperoleh, sehingga Amandemen PPA dapat ditandatangani di tahun 2011.
Draft amended PPA has been discussed and drawn up and will be signed soon after EMR Minister approves the new electricity tariff. The ministerial approval is expected any time soon and PPA Amendment can be signed in 2011.
Selain perkembangan menyangkut PPA tersebut, proyek ini mencatat perkembangan lain dengan telah ditandatanganinya Amandemen Kontrak EPC PLTU pada tanggal 3 Desember 2010. Perkembangan lainnya, lahan untuk pembangunan PLTU ini telah 100% dibebaskan dan disertifikasi atas nama BPI, sedang lahan untuk transmisi telah 88% dibebaskan.
An Amendment to EPC contract for this project was signed on 3 December 2010. Land for this TPP was 100% acquired and certificated in the name of BPI, while transmission land was 88% cleared.
against Rupiah and Yuan, and the increased price of steel.
OPERATIONAL MANAGEMENT REPORT
Kegiatan Operasional di Tambang Air Laya, Tanjung Enim Operational activities in Tambang Air Laya, Tanjung Enim
PT Bukit Asam Tbk 2010 Annual Report 61
62
PT Bukit Asam Tbk Laporan Tahunan 2010
LAPORAN PENGELOLAAN OPERASIONAL
Total low-calorie coal to be supplied by PTBA for this project is estimated at 1 million tons per annum.
Total kebutuhan batubara kalori rendah yang akan dipasok PTBA untuk keperluan proyek ini adalah sekitar 1 juta ton per tahun. •
Proyek yang belum Mendapat Persetujuan RUPS PLTU Mulut Tambang Banko Tengah dengan kapasitas 4x600 MW di Kabupaten Muara Enim, Sumatera Selatan dirancang untuk memenuhi kebutuhan listrik di kawasan Sumatera dan Jawa. Pengaliran listrik dari areal proyek ke Pulau Jawa rencananya akan dilakukan melalui jaluran transmisi listrik Sumatera-Jawa, sebagian akan melalui kabel bawah laut. Proyek PLTU ini belum mendapatkan persetujuan RUPS PTBA.
•
Projects Yet to be Approved by GMS Mine Mouth TPP Banko Tengah of 4x600 MW in Muara Enim Regency, South Sumatera was designed to meet electricity demand in Sumatera and Java areas. Electricity distribution from the project site to Java Island is to be carried out through electric transmission line Sumatera-Java, partly through undersea cables. This TPP project has not been approved by PTBA GMS.
Pada proyek ini Perseroan menggandeng mitra strategis dari Cina (China Huadian Corporation) dan beberapa mitra nasional (PLN, PT Truba Alam Manunggal Engineering Tbk dan Pemerintah Kabupaten Muara Enim), melalui perjanjian usaha patungan pembangunan, operasi dan pemeliharaan PLTU yang ditandatangani pada 2006. Proposal penawaran penjualan listrik dari PLTU ini telah diajukan kepada PLN pada 2007.
In this project the Company works with a strategic partner from China (China Huadian Corporation) and a few national partners (PLN, PT Truba Alam Manunggal Engineering Tbk and Regental Administration of Muara Enim), under a joint venture agreement to build, operate and maintain TPP signed in 2006. For selling electricity from this TPP a proposal was submitted to PLN in 2007.
Perseroan kemudian menindaklanjuti langkah ini dengan melaksanakan tahapan persiapan pembebasan lahan, mempersiapkan wilayah khusus Kuasa Pertambangan untuk pasokan batubara ke PLTU, dengan perkiraan kebutuhan sebesar 10 – 12 juta ton per tahun. Perseroan bersama-sama mitra strategis juga melakukan serangkaian proses negosiasi tarif listrik (Purchase Power Agreement / PPA) dengan pihak PLN dan pembahasan skema pembiayaan proyek dengan potential lenders maupun potential insurer yang masih berlangsung hingga akhir 2009.
As a follow-up the Company began preparing for land clearance, preparing Mining Concession area for supplying coal to TPP at an estimated volume of 10 – 12 million tons per year. Together with its strategic partners the Company made a series of negotiations for electricity tariff (Purchase Power Agreement / PPA) with PLN and discussed the project payment scheme with potential lenders and potential insurers continuing towards the end of 2009.
Pada tahun 2010, PLN masih perlu memprioritaskan pelaksanaan program-program pemenuhan tambahan pasokan listrik bagi sistem interkoneksi Sumatera sendiri, sehingga terjadi penundaan negosiasi PLTU Banko Tengah yang produksi listriknya sebagian besar dipasok ke Pulau Jawa. Berdasarkan RUPTL PLN 2010-2019, Perseroan memperkirakan proyek yang menghubungkan interkoneksi sistem kelistrikan Sumatera-Jawa ini harus selesai pada tahun 2016.
In 2010, PLN was still concentrating on increasing electricity supply to Sumatera inter-connection system, so negotiation on Banko Tengah TPP, which supplied most of its electricity to Java, was suspended. Based on PLN 2010-2019 program, the Company estimates that the Sumatera-Java electricity inter-connection has to be finalized in 2016.
Penyelesaian proyek peningkatan daya angkut KA akan membuat Perseroan menjadi salah satu pemasok batubara terbesar di Indonesia. Increased railway loading capacity will turn the Company into one of the largest coal suppliers in Indonesia.
PT Bukit Asam Tbk 2010 Annual Report 63
OPERATIONAL MANAGEMENT REPORT
PLTU Tanjung Enim Tanjung Enim Thermal Power Plant
•
Proyek yang tidak memerlukan Persetujuan RUPS
•
Projects not Requiring GMS Approval
PLTU Mulut Tambang Tanjung Enim kapasitas 3 x 10 MW di Tanjung Enim Pembangunan PLTU ini ditujukan untuk pemakaian sendiri di Unit Pertambangan Tanjung Enim (UPT). Pada bulan Maret 2009 Perseroan menandatangani perjanjian kontrak EPC PLTU dengan Konsorsium China Overseas Engineering Holding Limited – Zheajiang Xizi United Engineering Co Ltd – Jiangxi Jiusheng International Electro-Mechanical Equipment Co.Ltd di Huangzhou, China. Selain itu diputuskan Black and Veatch International sebagai Konsultan Supervisi Pekerjaan EPC.
Tanjung Enim Mine Mouth 3 x 10 MW TPP This TPP is constructed with the purpose of meeting the needs of Tanjung Enim Mining Unit. In March 2009 the Company entered into a TPP EPC contract with a consortium China Overseas Engineering Holding Limited – Zheajiang Xizi United Engineering Co Ltd – Jiangxi Jiusheng International Electro-Mechanical Equipment Co.Ltd in Huangzhou, China. Black and Veatch International was assigned as Consultant for supervising the EPC work.
Hingga akhir 2010, kemajuan pembangunan PLTU Tanjung Enim telah mencapai + 85,65%. Adapun rincian pekerjaan yang telah dilaksanakan mencakup: detail desain, pondasi peralatan utama, shipment peralatan utama, chimney, konstruksi dan erection i boiler dan ESP No.#3. Sedangkan pekerjaan yang sedang berlangsung antara lain mencakup: penyelesaian pekerjaan Cooling Tower, Dry Coal Shed, DM Water, pondasi lainnya, konstruksi dan erection boiler dan ESP No.#2 dan Main Power House (MPH) dan pengawasan kegiatan EPC Kontraktor.
Until end of 2010, the construction was +85.65% was completed. Breakdown of work accomplished included detailed design, major equipment base, major equipment shipment, chimney, construction ad erection of boiler and ESP No. 3. Work in progress included cooling tower, dry coal shed, DM water, other foundation work, construction and erection of boiler and ESP No. 2 and main power house (MPH) as well as overseeing EPC contractor work.
Penyelesaian proyek ini akan sangat mendukung program efisiensi kegiatan penambangan batubara melalui pengalihan pemakaian energi berbasis BBM, yang harga produknya di luar kontrol Perseroan, menjadi berbasis listrik. PLTU ini menggunakan bahan bakar batubara limbah yang selama ini belum termanfaatkan.
When completed this project will support coal mining efficiency program by shifting fuel-based to electricitybased energy consumption as fuel price is beyond the Company’s control. This TPP is fueled by waste coal which has never been utilized.
64
PT Bukit Asam Tbk Laporan Tahunan 2010
LAPORAN PENGELOLAAN OPERASIONAL
PLTU Paket untuk Pelabuhan Tarahan. Pembangunan PLTU berkapasitas 2 x 8 MW ini juga ditujukan untuk keperluan sendiri, terutama mendukung kebutuhan operasional Perseroan di pelabuhan Tarahan. Setelah pada 2008 menunjuk Konsultan Teknis dan mendapatkan persetujuan Dewan Komisaris pada Agustus 2009, Perseroan telah menindak lanjuti rencana ini dengan melakukan proses tender kontraktor EPC.
Packet TPP for Tarahan Port This 2 x 8 MW TPP is also designed to meet the Company’s own needs, particularly to support the Company’s operations in Tarahan port. After appointing Technical Consultant in 2008 and obtaining the Commissioners’ approval in August 2009, the Company invited tenders for EPC contractor.
Hingga akhir 2010, Kontraktor EPC Pembangunan PLTU Pelabuhan Tarahan telah ditunjuk dan dilanjutkan dengan proses CDA (Contract Discussion Agreement) dan pembahasan kontrak. Sedangkan Konsultan Pengawas (Supervisi) telah dilakukan pelelangan dan sedang dalam proses penunjukan pemenang.
At the end of 2010, an EPC contractor was appointed and Contract Discussion Agreement (CDA) was discussed. A bid for Contractor Overseer was opened and the winner had yet to be decided.
PLTU Mulut Tambang Peranap kapasitas 2 x 10 MW di Kabupaten Indragiri Hulu Riau Gagasan pembangunan proyek ini telah dimulai sejak 2008 dengan pelaksanaan studi pembangunan PLTU dan studi pengembangan tambang wilayah Kuasa Pertambangan Peranap. Melalui pembangunan PLTU berkapasitas 2 x 10 MW ini, diharapkan Perseroan dapat memanfaatkan batubara kalori rendah untuk mewujudkan komitmen pemenuhan kebutuhan listrik masyarakat setempat. Pembangunan PLTU akan dilakukan secara paralel dengan pengembangan tambang Peranap
Peranap Mine Mouth 2 x 10 MW TPP in Indragiri Hulu Riau The idea of building this project started in 2008 after conducting studies in TPP construction and mine development in Peranap Mining Concession area. The construction of TPP of this capacity should enable the Company to make use of low-calorie coal to meet the electricity needs of local community. Construction will be parallel to the development of Peranap mine.
Sampai akhir 2009, Perseroan masih dalam proses pembahasan jual beli listrik dengan Pemerintah Daerah Tk II Kabupaten Indragiri Hulu.
Until end of 2009, the Company was still negotiating electricity selling tariff with the Local Administration of Indragiri Hulu Regency.
Hingga akhir 2010, Proses Pelelangan Kontraktor EPC Pembangunan PLTU Peranap mengalami batal tender karena tidak memenuhi syarat jumlah peserta yang hanya diikuti oleh 2 peserta. Proses pembahasan jual beli listrik baik dengan PLN WRKR maupun dengan Pemerintah Daerah Tk II Kabupaten Indragiri Hulu yang diwakili oleh Perusda Inhu juga masih berlangsung.
At the end of 2010, the tender for EPC Contractor of Peranap TPP Construction failed as the number of participants (only two) was below requirement. Negotiation on electricity selling price with PLN and Indragiri Hulu Regental Administration, represented by Indragiri Hulu Regental Company, was still in progress.
Penyelesaian seluruh proyek PLTU akan menjamin pemasaran 14 juta ton/tahun batubara kalori rendah dari areal sekitar Tanjung Enim dan Peranap. The completion of all TPP projects will secure annual sales of 14 million tons low-calorie coal from Tanjung Enim and Peranap areas.
PT Bukit Asam Tbk 2010 Annual Report 65
OPERATIONAL MANAGEMENT REPORT
PENGEMBANGAN COAL BED METHANE (CBM)
DEVELOPMENT OF COAL BED METHANE (CBM)
Selain berbagai upaya peningkatan produksi dan efisiensi proses penambangan, Perseroan juga melakukan pengembangan usaha yang bertujuan untuk memperkuat fondasi bisnis perusahaan. Strategi yang diterapkan adalah dengan melakukan diversifikasi usaha guna meningkatkan nilai tambah.
Besides various efforts to boost production and improve mining efficiency, the Company also made business expansion to strengthen its foundation. The strategy adopted was business diversification to improve added value.
Salah satu alternatif diversifikasi usaha dalam memanfaatkan sumber daya Perseroan yang berlimpah adalah pengembangan Coal Bed Methane (CBM) di wilayah Tanjung Enim, bekerjasama dengan PT Pertamina Hulu Energi (melalui PT PHE Metra Enim) dan Arrow Energy Indonesia (melalui Arrow Energy Tanjung Enim PTE Ltd), dengan struktur kepemilikan PTBA, 27,5% (melalui anak perusahaan Perseroan, PT Bukit Asam Metana Enim), PT PHE Metra Enim, 27,5% dan Arrow Energy Tanjung Enim PTE Ltd 45%.
One alternative of business diversification in taking advantage of the abundant reserves was developing Coal Bed Methane (CBM) in Tanjung Enim, in collaboration with PT Pertamina Hulu Energi (through PT PHE Metra Enim) and Arrow Energy Indonesia (through Arrow Energy Tanjung Enim Pte Ltd). Ownership composition is PTBA 27.5 % (through subsidiary, PT Bukit Asam Metana Enim), PT PHE Metra Enim 27.5% and Arrow Energy Tanjung Enim Pte Ltd 45%.
Mulai Juli 2008 tahap eksplorasi telah dilaksanakan melalui penentuan lokasi bor bagi pengambilan sample gas CBM Tanjung Enim. Indikasi awal dari proses eksplorasi tersebut menunjukkan kandungan CBM antara 0,8-2,6 trilliun cubic feet (TCF). Dengan perkiraan produksi sebesar 50 juta kaki kubik gas per hari (50 MMSCF/day) maka kandungan CBM di areal ini akan habis minimal dalam waktu 40 tahun.
In July 2008 exploration was commenced by designating drilling site to extract CBM gas sample in Tanjung Enim. The exploration indicated a CBM content of 0.8-2.6 trillion cubic feet (TCF). At an estimated production of 50 million cubic feet of gas per day (50 MMSCF/day), CBM content in this area will be exhausted within minimum 40 years.
0,8 - 2,6
trillion cubic feet (TCF)
Kandungan CBM di Tanjung Enim berjumlah antara 0,8 – 2,6 trillion cubic feet (TCF)
CBM content in Tanjung Enim is 0.8-2.6 trillion cubic feet (TCF)
Penandatanganan PSC untuk proyek ini telah dilaksanakan pada tanggal 4 Agustus 2009 antara para pihak dengan BPMigas dengan komposisi para pihak 45% dan BPMigas 55% dan berlaku selama 30 tahun. Work Program & Budget dan Rencana Penempatan Tenaga Kerja (RPTK) telah disetujui oleh BPMIGAS. Saat ini sedang dalam proses negosiasi Joint Operation Agreement antara para pihak. Upaya Kelolaan Lingkungan (UKL) dan Upaya Pemantauan Lingkungan (UPL) telah diperoleh dan sampai dengan akhir tahun 2010 telah memasuki tahapan persiapan pemboran ekplorasi di Wilayah Kerja Tanjung Enim.
The Production Sharing Contract (PSC) for this project was entered into on 4 August 2009 between the parties and BPMigas with a composition of the parties 45% and BPMigas 55%, valid for 30 years. Work Program & Budget and Manpower Placement Plan was approved by BPMIGAS. Currently negotiation for Joint Operation Agreement is under way among the parties. Environmental Management Action (UKL) and Environmental Monitoring Action (UPL) permits were obtained and at end 2010 preparation for exploration drilling in Tanjung Enim was in progress.
Perseroan optimis proyek ini akan dapat terealisir lebih cepat dari perkiraan awal, mengingat PTBA sudah memiliki data geologi batubara yang lengkap, PT Pertamina EP memiliki data bor dan seismik yang lengkap sementara Arrow Energy (Tanjung Enim) Pte Ltd sudah berpengalaman dalam pengembangan gas CBM di Australia.
The Company is optimistic that this project can be accomplished sooner than originally planned, considering PTBA has full coal geology data, PT Pertamina EP has full drilling and seismic data while Arrow Energy (Tanjung Enim) Pte Ltd is experienced in CBM gas development in Australia.
66
PT Bukit Asam Tbk Laporan Tahunan 2010
LAPORAN PENGELOLAAN OPERASIONAL
PENGEMBANGAN ANGKUTAN LAUT BATUBARA
DEVELOPMENT OF COAL SEA TRANSPORT
Dengan mempertimbangkan semakin meningkatnya permintaan batubara domestik maupun global, Perseroan kemudian melaksanakan studi kelayakan pengembangan angkutan laut batubara yang lebih komprehensif. Hasilnya menunjukkan bahwa pengembangan angkutan laut tersebut akan dapat menunjang kinerja Perseroan karena mampu mengurangi ketergantungan angkutan pada perusahaan lain, meningkatkan posisi tawar dan mempermudah pendistribusian batubara.
To respond to the increasing coal demand in domestic and overseas market, the Company made a more comprehensive feasibility study of coal sea transport development. The study showed that sea transport development would support the Company’s performance as it could reduce dependence on other companies’ transport, improve bargaining position and facilitate coal distribution.
Bulan Juli 2009, Perseroan mendapatkan persetujuan Komisaris untuk mengembangkan angkutan laut batubara yang ditindak-lanjuti dengan langkah-langkah persiapan bagi pendirian anak perusahaan angkutan laut batubara dan penyusunan rencana strategis pendirian anak perusahaan di tahun 2010.
In July 2009, the Company obtained the Commissioners’ approval to develop coal sea transport to be followed up by preparatory measures to establish subsidiary company in coal sea transport, and to write up the strategic plan in 2010.
Pelabuhan Tarahan Tarahan Port
PT Bukit Asam Tbk 2010 Annual Report 67
OPERATIONAL MANAGEMENT REPORT
What is CBM?
Apa itu CBM? •
•
• •
•
Coal Bed Methane (CBM) merupakan gas metana (CH4) yang terbentuk secara alami bersama dengan sejumlah kecil kandungan gas hidrokarbon dan non-hidrokarbon lainnya (85-99% metana), yang terkandung di dalam lapisan batubara sebagai hasil dari proses kimia dan fisika. Dalam penambangan batubara di Indonesia, yang umumnya dilakukan secara open pit, pengupasan over burden yang dilakukan membuat kandungan CBM ini terbuang ke atmosfir dengan percuma dan menjadi salah satu unsur gas perusak lapisan ozon. Eksplorasi CBM dilakukan melalui teknik pemboran core hole & gas sampling dan proses Geologi & Geofisika. CBM umumnya diproduksi melalui lubang bor (exploitation hole), dimana air akan dipompa keluar dari lapisan batubara melalui proses pemompaan (dewatering), sehingga tekanan hidrostatik akan menurun, selanjutnya gas dapat keluar dari batubara melalui cleat dan rekahan untuk dialirkan ke permukaan. Pemanfaatan gas CBM umumnya digunakan sebagai pembangkit listrik tenaga gas, untuk gas perumahan serta sebagai bahan baku pembuatan pupuk urea.
•
Coal Bed Methane (CBM) is methane gas (CH4) that is naturally formed together with traces of other hydrocarbon and non-hydrocarbon gases (85%-99% methane), found in coal layer resulting from chemical and physical processes.
•
In Indonesia’s mostly open pit coal mining, overburden scraping wastes CBM content to the atmosphere to become a destroyer of ozone layer.
•
CBM exploration is done by core hole drilling, gas sampling as well as geological and geophysical evaluation. CBM is produced through exploitation hole, where water is pumped out of coal layer by dewatering process, so that hydrostatic pressure drops and gas is extracted from coal through cleat and fracturing to the surface.
•
•
CBM is usually used for gas-fired power plant, residential consumption and urea-based fertilizer production.
Manfaat Bagi PTBA
Benefit to PTBA
•
•
Creating added value as income source diversification.
•
Enhancing security if the Company realizes its plan to operate deep mining. Participating in the reduction of gas emission that destroys ozone layer. CBM exploitation does not disturb existing coal production.
• • •
Memberikan nilai tambah bagi Perseroan berupa sumber pendapatan baru. Meningkatkan keamanan proses penambangan apabila Perseroan merealisasikan rencana tambang dalam. Berpartisipasi pada upaya penurunan emisi gas penyumbang kerusakan lapisan ozon. Eksploitasi CBM tidak berdampak pada proses produksi batubara saat ini.
Cara Produksi CBM
• •
CBM Production Method Gas terperangkap di dalam batubara akibat tekanan hidrostatik dari air. AMGas trapped in coal due to water hydrostatic pressure.
Proses pemompaan air keluar dari batubara (dewatering) akan menurunkan tekanan hidrostatik, sehingga gas dapat keluar dari batubara melalui cleat dan rekahan untuk selanjutnya mengalir ke permukaan. Pumping water out of coal (dewatering) process will reduce hydrostatic pressure and release gas from coal through cleat and crack to further flow to the surface.
PT Bukit Asam Tbk Laporan Tahunan 2010
LAPORAN PENGELOLAAN OPERASIONAL
RISIKO DAN MANAJEMEN RISIKO
RISK AND RISK MANAGEMENT
Perseroan mengoptimalkan peranan Manajemen Risiko untuk melakukan identifikasi dan mitigasi atas berbagai risiko yang dihadapi dan berpotensi menghambat pencapaian target Perseroan. Hasil identifikasi kemudian dimitigasi dan ditindak lanjuti dengan langkah-langkah antisipatif terhadap berbagai perkembangan kondisi lingkungan usaha yang bisa berdampak negatif.
The Company steps up the function of Risk Management to identify and mitigate various risks with potentials to constrain the Company from reaching its target. Risks identified are then mitigated and followed-up with anticipatory measures to address detrimental business condition.
Proses Manajemen Risiko Perseroan merupakan suatu proses terstruktur, sistematis serta berulang untuk meningkatkan kinerja pengelolaan risiko perusahaan yang berkelanjutan (continous improvement). Proses ini mengacu pada pedoman manajemen risiko AS/NZ 4360 seperti digambarkan pada bagan berikut.
Management Risk process in the Company is a structured, systematical and recurring process for continuous improvement of the Company’s performance. This process is based on AS/NZ 4360 risk management guide as depicted in the following chart.
MEMBUAT KONTEKS
ANALISIS RISIKO Analyse Risks
EVALUASI RISIKO Evaluate Risks
Monitor & Review
Identify Risks
PENILAIAN RISIKO Risk Assessment
Communication & Consultation
IDENTIFIKASI RISIKO
PEMANTAUAN & PENGKAJIAN
Establish the Context
KOMUNIKASI & KONSULTASI
68
MEMPERLAKUKAN RISIKO Treat Risks
Selama tahun 2010, fokus kerja sistem manajemen risiko adalah semakin meningkatkan intensitas dan kualitas pengelolaan risiko untuk menjamin peningkatan kinerja Perseroan. Strategi umum yang diterapkan dalam pengelolaan risiko ini adalah:
In 2010, the work of risk management system was focused on intensifying the performance and improving the quality of risk management to support the Company in its performance. General strategy adopted in risk management includes:
•
Mengintegrasikan seluruh proses bisnis ke dalam proses manajemen risiko.
•
•
Intensifikasi risk awareness process pada seluruh komponen Perseroan.
•
•
Pembaruan Risk Register secara konsisten melalui pemantauan risiko secara terus menerus.
•
Integrating the whole business process into risk management process. Intensifying risk awareness process in all components of the Company. Consistently updating Risk Register by continuous risk monitoring.
OPERATIONAL MANAGEMENT REPORT
PT Bukit Asam Tbk 2010 Annual Report 69
Proses Pembubutan di bengkel kerja Lathing process in workshop
Sosialisasi dan implementasi aturan “Pedoman Manajemen Risiko Korporat Terintegrasi,” yang mengacu pada standar terakreditasi AS/NZ 4360 untuk meningkatkan pengelolaan risiko perusahaan secara berkelanjutan. Socialization and implementation of “Integrated Corporate Risk Management Guide” under accredited AS/NZ 4360 standard to improve the Company’s ongoing risk management.
70
PT Bukit Asam Tbk Laporan Tahunan 2010
LAPORAN PENGELOLAAN OPERASIONAL
70
•
•
Peningkatan kompetensi dan pengetahuan personil yang bertanggngung jawab dalam pengelolaan Manajemen Risiko baik melalui seminar maupun pelatihan Pengembangan Business Continuity Management yang didukung oleh Business Continuity Plan
Berdasarkan hasil identifikasi risiko yang dilakukan secara berkesinambungan sejak 2006, Perseroan telah merumuskan daftar 37 risiko yang harus dipantau secara rutin dan berkesinambungan untuk kemudian dilakukan langkah mitigasinya, yakni:
1
2
RISIKO MUTU Quality RISIKO ANGKUTAN KA
9
4
5
6
7
8
RISIKO HUKUM Legal issue RISIKO ASET Asset
RISIKO LAHAN Land
RISIKO POMPA Pump
RISIKO KONTRAKTOR Contractor
RISIKO SISTEM INFORMASI Information System
17
Competition
10
Railway
3
RISIKO PERSAINGAN
11
12
13
14
15
RISIKO SDM Manpower
RISIKO BBM Fuel RISIKO ALAT Equipment
RISIKO CHF CHF
RISIKO SAFETY Safety RISIKO LINGKUNGAN
18
19
20
RISIKO ANGKUTAN TONGKANG Barge transportation
•
Upgrading the competence and knowledge of personnel responsible for Risk Management through seminars and training classes. Developing Business Continuity Management backed by Business Continuity Plan.
Based on the result of continued risk identification process since 2006, the Company has compiled a list comprising 37 risks that should be routinely monitored to be followed by mitigating steps as follows.
RISIKO EKSPLORASI Exploration
RISIKO INVESTASI Investment
RISIKO NILAI TUKAR Exchange rate RISIKO KENAIKAN BIAYA OPERASI
25
26
27
28
Operating cost
21
22
23
Environment
16
•
RISIKO DOKUMEN Document
29
Commodity RISIKO TRANSAKSI STRATEGIS Strategic transaction RISIKO PENGADAAN Procurement RISIKO SOSIAL Social issue RISIKO KREDIT (KBL) Loan/credit
RISIKO PAJAK
30
Tax
33
34
35
36
RISIKO DEMURRAGE Demurrage
RISIKO PROYEK Project
RISIKO PASAR Market RISIKO STRIPPING RATIO Stripping ratio
37
FRAUD & CORRUPTION Fraud and corruption
RISIKO STAKEHOLDER Stakeholders
RISIKO HUBUNGAN INVESTOR
31
Investor relations
24
RISIKO KOMODITAS
RISIKO TDL Quality Risk
32
RISIKO KOLEKTIBILITAS Receivables turnover RISIKO FLUKTUASI Cash movement
Secara garis besar tiga puluh tujuh risiko tersebut dapat dibagi menjadi lima kelompok, yaitu:
The 37 risks are classified into five groups:
•
Risiko Eksternalitas, yaitu risiko yang diakibatkan oleh faktor-faktor eksternal. Risiko yang masuk ke dalam kelompok ini adalah risiko hukum, risiko hubungan investor, risiko lingkungan, risiko stakeholder dan risiko sosial.
•
External Risks, caused by external factors. Included in this category are legal, investor relations, environment, stakeholder, social and document risks.
•
Risiko Operasional, yaitu risiko yang disebabkan oleh ketidakcukupan dan atau tidak berfungsinya proses internal, kesalahan manusia dan kegagalan sistem. Risiko yang masuk ke dalam kelompok ini antara lain risiko mutu produksi, risiko SDM, risiko pompa, risiko kontraktor, risiko dokumen dan risiko fraud and corruption.
•
Operational Risks, caused by inadequacy or dysfunction of internal process, human error and system failure. This category includes the risks of product quality, manpower, pump, contractor and fraud & corruption.
PT Bukit Asam Tbk 2010 Annual Report 71
OPERATIONAL MANAGEMENT REPORT
•
Risiko Pasar, yaitu risiko terjadinya kerugian akibat pergerakan variabel pasar produk Perseroan. Risiko yang masuk ke dalam kelompok ini adalah risiko pasar, risiko nilai tukar dan risiko harga komoditas.
•
Market Risks, caused by market variable movement of the Company’s product. Included in this category are market, exchange rate and commodity price risks.
•
Risiko Keuangan, yaitu risiko yang ditimbulkan oleh fluktuasi target keuangan atau ukuran moneter perusahaan, yang diakibatkan karena gejolak beberapa variabel makro. Risiko yang masuk ke dalam kelompok ini adalah risiko pajak, risiko kolektibilitas piutang, risiko fluktuasi kas dan risiko kredit.
•
Financial Risks , caused by fluctuations of the Company’s financial target or monetary measures due to macro variable changes. This category includes tax, receivables turnover, cash movement and credit risks.
•
Risiko Strategis, yaitu risiko yang antara lain disebabkan oleh adanya penetapan dan pelaksanaan strategi yang tidak tepat, serta pengambilan keputusan bisnis yang tidak tepat. Risiko yang masuk ke dalam kelompok ini adalah risiko proyek, risiko transaksi strategis dan risiko investasi.
•
Strategic Risks, caused by unsound strategy and business decision making. Included in this category are project, strategic transaction and investment risks.
Perseroan kemudian membagi lagi risiko tersebut ke dalam beberapa tingkatan (level) risiko sebagai acuan dalam pengendalian risiko, sesuai dengan dampak yang ditimbulkannya. Level risiko tersebut adalah: Berisiko Sangat Tinggi (Extreme Risk), Berisiko Tinggi (High Risk), Berisiko Sedang (Medium Risk) dan Berisiko Rendah (Low Risk).
The Company spreads the risks into several categories as guidance in risk management according to the effect they impose. These categories are Extreme Risk, High Risk, Medium Risk and Low Risk.
Dari 37 jenis risiko tersebut terdapat beberapa risiko yang sangat memerlukan prioritas pengendalian karena memiliki level risiko sangat tinggi (extreme) dan tinggi (high) yaitu: Risiko Hukum, Risiko Kecelakaan Fatal, Risiko Lahan, Risiko Pasar, Risiko Sistem Informasi, Risiko Mutu, Risiko Pengadaan, Risiko Investasi, Risiko Fluktuasi Kas, Risiko Project dan Risiko CHF.
Some of the 37 risks are high and extreme risks that need to be closely watched. They are legal, fatal accident, commodity, contractor, land, market, information system, quality, procurement, investment, cash movement, exchange rate, project and CHF risks.
Pada tahun 2010, selain mulai mengidentifikasi dan menyusun langkah-langkah mitigasi risiko fraud and corruption, Perseroan menindak lanjuti hasil mitigasi atas jenis risiko tinggi yang diidentifikasi. Risiko yang telah ditindak lanjuti adalah risiko hukum, terkait pemberlakuan Peraturan pelaksanaan dari UU no 4 tentang Minerba tahun 2009, yakni perubahan KP menjadi IUP. Perseroan telah menyelesaikan masalah perizinan ini, dan mengubah izin pengelolaan wilayah konsesinya menjadi IUP.
In 2010, besides identifying fraud and corruption risks and devising mitigation measures, the Company took care of the high risks identified. The risk mitigated was legal risk associated with the implementation of Mineral and Coal Law No. 4/2009, on the subject of conversion from MC to MBL. The Company finalized this permit issue and converted its concession to MBL (Mining Business Licence).
Perseroan juga terus melaksanakan sosialisasi dan menerapkan aturan “Pedoman Manajemen Risiko Korporat Terintegrasi yang mengacu pada standard AS/NZS 4360:2004
The “Integrated Corporate Risk Management Guide” under AS/NZ 4360:2004 standard was disseminated to all functional units for implementation. The Guide contains information
Mitigasi kelompok risiko dengan level extreme risk dan high risk sebagai prioritas penanganan dan penanggulangan risiko. Mitigating extreme and high risks is the priority of managing and controlling risks.
72
PT Bukit Asam Tbk Laporan Tahunan 2010
LAPORAN PENGELOLAAN OPERASIONAL
keseluruh unit fungsional terkait. Pedoman tersebut mencakup informasi mengenai mekanisme pengukuran, pemetaan, penanggulangan dan pelaporan risiko.
on the mechanism of measuring, mapping, handling and reporting risks.
Melalui penerapan atas pedoman pengenalan dan langkah mitigasi risiko tersebut, diharapkan seluruh satuan kerja dapat memahami pengelolaan risiko yang ada di unit-unit kerja serta menganggapnya sebagai early warning system dalam meminimalisir kemungkinan terjadinya risiko dan dampaknya terhadap jalannya usaha Perseroan.
By using the guide to take risk mitigation measures, all work units are expected to understand the risk management as an early warning system to minimize risks and their effect on the overall performance.
Sepanjang tahun 2010 Perseroan telah melakukan pengkajian dan melakukan mitigasi atas seluruh risiko-risiko yang akan atau kemungkinan besar memberi dampak negatif terhadap operasional. Mitigasi atas risiko langsung dilakukan terhadap risiko-risiko yang tergolong extreme dan high risk, sehingga terjadi perubahan status dari risiko-risiko dimaksud. Perubahan dan mitigasi atas beberapa risiko dimaksud, termasuk upaya mitigasi yang dilakukan, disajikan dalam tabel berikut.
During 2010, the Company evaluated and mitigated all risks with detrimental potentials. Extreme and high risks were mitigated, and their risk level was lowered. The following table describes the mitigation measures and risk level changes.
JENIS RISIKO
DAMPAK
LANGKAH MITIGASI
Risiko Kontraktor
Target produksi tidak tercapai
• Penilaian kinerja rutin • Pemeriksaan peralatan • Pengawasan dengan efektif
TYPE OF RISK Contractor
IMPACT
Lower product quality
MITIGATION MEASURES
• Routine performance evaluation • Equipment control • Effective supervision
STATUS RISIKO RISK LEVEL
Menurun, dari risiko tinggi menjadi risiko menengah Improved from high to medium risk
Risiko kenaikan biaya operasi
Penerimaan pembayaran turun
• Monitoring biaya • Pelaksanaan program efisiensi
Menurun, dari risiko tinggi menjadi risiko menengah
Higher operating costs
Lower profit margin
• Cost control • Efficiency drive
Improved from high to medium risk
Risiko kolektibilitas Receivables turnover
Meningkatnya stripping rasio
• Penagihan piutang secara intensif • Implementasi sangsi denda dalam kontrak
Meningkat, dari risiko rendah menjadi risiko menengah
Lower cash position, lower loan repayment
• Intensive collection of receivables • Imposing penalty sanction
Improved from high to medium risk
Meningkatnya biaya produksi per ton
• Sinkronisasi produksi batubara dengan kap angkut. • Penggalian sesuai sekuen penambangan. • Penjualan berbasis product driven
Meningkat, dari risiko rendah menjadi risiko menengah
Risiko stripping ratio Stripping ratio
Higher stripping ratio, higher production cost per ton
Risiko komoditas Commodity
Rendahnya harga jual batubara perseroan Low coal selling price
Risiko Angkutan Tongkang Barge transportation
Denda akibat kurang pasokan dan penurunan reputasi Higher barge charges, late delivery, low reputation
• Synchronizing production and loading capacity • Drilling according to mining sequence • Product-driven sales • Pencantuman harga jual internasional pada kontrak. • Harga jual ekspor sesuai indeks harga internasional. • Seleksi ketat calon pembeli • Listing international selling price in contract • Export selling price according to international price index • Strict selection of prospective buyers • Kerjasama erat dengan pelabuhan tujuan agar angkutan tongkang dapat sandar tepat waktu. • Penetapan kontrak penjualan dan pengiriman disesuaikan dengan kemampuan sandar dan bongkar muat jetty pihak penerima. • Close cooperation with port of destination so barge can moor on time • Sales and delivery term in contract to suit mooring and unloading capacity of receiving jetty
Worsened from low to medium risk
Risiko berhasil diturunkan kembali dari level risiko ekstrem, menjadi risiko menengah Improved from extreme to medium risk
Risiko masih berada pada level medium, dari sebelumnya berada pada level rendah Worsened from low to medium risk
OPERATIONAL MANAGEMENT REPORT
PT Bukit Asam Tbk 2010 Annual Report 73
PROGRAM KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA SERTA PERLINDUNGAN LINGKUNGAN (K3LL)
WORK SAFETY, HEALTH AND ENVIRONMENTAL CONSERVATION
KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA
WORK SAFETY AND HEALTH
Perseroan telah menetapkan kebijakan mendasar mengenai Keselamatan dan Kesehatan Kerja, yakni “Keselamatan dan Kesehatan Kerja adalah tanggung jawab semua pihak, oleh sebab itu Perseroan bersama pihak terkait bertekad menciptakan lingkungan kerja yang sehat, bebas cidera dan melakukan kegiatan operasional sesuai kaidah yang berlaku.”
The Company sets a basic work safety and health (WSH) rule: “Work safety and health are the responsibility of all people. The Company and related parties are determined to create a healthy, injury-free working environment and operates by nomal operating standards”
Untuk mendapatkan standar Keselamatan dan Kesehatan Kerja yang maksimum, Perseroan sejak 2007 menerapkan perluasan Standar Manajemen K3 (SMK3) dari Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI dan pada tahun 2008 juga menerapkan sistem standar K3 dari OHSAS 18001:2007. Sejak Juli 2010, Perseroan telah mengintegrasikan semua sistem operasional ini ke dalam Bukit Asam Management System (BAMS).
In a bid to meet maximum work safety and health standard, in 2007 the Company implemented Work Safety and Health Management Standard laid down by the Department of Manpower and Transmigration, and in 2008 adopted WSH standard OHSAS 18001:2007. In July 2010, the Company integrated all operating systems into Bukit Asam Management System (BAMS).
Pemberlakuan ketentuan tersebut kemudian diikuti dengan pelaksanaan Contractory Safety Management System (CSMS)
The implementation of such standard was followed by the adoption of Contractory Safety Management System (CSMS) designed to monitor the performance of the Company’s work units and its working partners or third party contractors in implementing WSH Management Standard.
yang ditujukan untuk mengetahui kinerja satuan kerja di lingkungan Perseroan dan mitra kerja atau kontraktor pihak ke tiga, dalam menerapkan SMK3. Sesuai dengan standar penerapan K3 yang disyaratkan, Perseroan secara rutin melaksanakan pertemuan safety committee baik dengan unit-unit kerja terkait maupun dengan mitra kerja/kontraktor penambangan. Pertemuan rutin bertujuan mengingatkan semua pihak agar tetap melaksanakan segala ketentuan yang berkaitan dengan K3.
According to the required implementation of WSH standard, the Company has routinely held safety committee meetings with work units and working partners or mining contractors. Routine meetings are meant to remind all parties to adhere to all WSH regulations.
Di tahun 2010, untuk menjamin kualitas pelaksanaan K3 di wilayah operasionalnya, Perseroan melaksanakan 3 langkah strategis terkait dengan K3, yakni:
In 2010, to guarantee the quality of WSH practice in its operating areas, the Company took three strategic steps in relation to WSH:
74
PT Bukit Asam Tbk Laporan Tahunan 2010
LAPORAN LAPORAN PENGELOLAAN PENGELOLAAN OPERASIONAL OPERASIONAL Operational Management Report
Unit Pemadam Kebakaran PTBA PT Bukit Asam Fire Fighting Unit
Menciptakan lingkungan kerja yang aman dan sehat melalui pelatihan setiap unit kerja agar sadar risiko kecelakaan kerja dan penyediaan peralatan keselamatan kerja yang memadai sebagai wujud pertanggung-jawaban Perseroan terhadap lingkungan dan masyarakat sekitar. Creating a safe and healthy working environment, training each work unit to be occupational risk conscious and providing adequate work safety appliances are the Company’s responsibility to the surrounding environment and community.
PT Bukit Asam Tbk 2010 Annual Report 75
OPERATIONAL MANAGEMENT REPORT
•
Peningkatan kompetensi Sumber Daya Manusia berbasis K3; dengan standarisasi atau sertifikasi pegawai tambang, dengan tujuan memotivasi pegawai dalam semua jenjang manajerial (dimulai dari lini manajemen) untuk menumbuhkan perhatian dan perilaku yang mendahulukan aspek keselamatan dan kesehatan kerja. Hasil yang dicapai sebanyak 264 orang telah tersertifikasi, terdiri dari:
JENIS SERTIFIKASI
•
WSH-based human resource development for mining employee certification aimed at motivating employees of all managerial levels (from line management), to encourage awareness of WSH aspect. The outcome of the program was 264 people were certificated, as follows:
CERTIFICATION
2010
2009
TOTAL
Pengawas Operasional Utama
1
5
6
Pengawas Operasional Madya
33
33
66
Pengawas Operasional Pertama
74
68
142
Ahli K3 Umum
1
1
2
General WSH Expert
Manajemen Perawatan Tambang
4
0
4
Mine Maintenance Management
Perencanaan Tambang Terbuka
2
0
2
Open Mine Planning
Operasi Penambangan
2
0
2
Mining Operation
Inspeksi K3
2
0
2
WSH Inspection
14
19
33
Juru ledak kelas II
4
0
4
Explosives Expert Class II
Proteksi Radiasi
1
0
1
Radiation Protection
Operator Pesawat Angkat Angkut
Chief Operations Supervisor Middle Operations Supervisor First Operations Supervisor
Loader Operator
•
Peningkatan Kelaikan Peralatan Produksi dan Penunjang tambang, dengan standarisasi atau sertifikasi peralatan/unit, dengan tujuan peralatan/unit dijamin aman dipergunakan sesuai kaidah keselamatan dan kesehatan kerja. Hasil yang dicapai sebanyak 28 unit telah tersertifikasi; terdiri dari pesawat angkat angkut (21 unit), bejana tekan (4 unit), instalasi listrik (3 unit); dan sebanyak ± 956 unit (Dump truck & alat berat) telah diberi tanda izin operasi oleh KTT.
•
Improving worthiness of production equipment and mine auxiliaries for equipment certification to guarantee that equipment are safe to use according to WSH standard. The result was 28 units were certificated (21 loaders, 4 pressure vessels, 3 electrical installations) and +956 units (dump truck and heavy equipment) were labeled operating permit by KTT.
•
Memasukan aspek keselamatan dan kesehatan kerja dalam perencanaan prakualifikasi calon kontraktor penambangan pada penerapan program Contractor Safety Management System (CSMS) dengan tujuan mengetahui kinerja kontraktor/mitra kerja pada perseroan dalam penerapan SMK3.
•
Inserting WSH aspect in pre-qualification process of mining contractor candidates in implementing Contractor Safety Management System (CSMS) to discover partners’ performance in observing WSH Management System.
Untuk memastikan bahwa semua pihak terkait benar-benar melaksanakan segala ketentuan terkait dengan SMK3, pada tahun 2010 Perseroan melakukan audit eksternal Surveilance OHSAS 18001: 2007 di Unit Pertambangan Tanjung Enim dalam menerapkan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja oleh Badan Sertifikasi independent TUV NORD Indonesia. Selain itu Perseroan juga melakukan Audit Eksternal Sertifikasi SMK3 berbasis Peraturan menterti Tenaga Kerja (Permenaker 05/Men/1996) di Unit Pertambangan Tanjung Enim dalam menerapkan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja oleh Badan Sertifikasi independent PT. Sucofindo. Dari kedua audit tersebut didapatkan hasil “tidak ada temuan Mayor.”
To ensure all parties concerned really observe WSH Management Standard, in 2010 the Company conducted external surveillance audit at Tanjung Enim Mining Unit in cooperation with an independent certification institution, TUV NORD Indonesia, according to OHSAS 180001: 2007 certification. Another WSH Management Standard external audit based on Manpower Minister Regulation No. 05/ Men/1996 was conducted at Tanjung Enim Mining Unit by an independent certification institution, PT Sucofindo. The findings revealed that there were no major threats. WSH management that was consistently implemented by the Company and all personnel successfully brought
76
PT Bukit Asam Tbk Laporan Tahunan 2010
LAPORAN PENGELOLAAN OPERASIONAL
Komitmen Perseroan dalam melaksanakan K3 ditunjukkan dengan keberhasilan audit pelaksanaan K3 berdasarkan sertifikasi OHSAS 180001: 2007 dan berdasarkan Permenaker 05/Men/1996. The Company’s commitment to WSH measures is proven by the successful WSH performance audit based on OHSAS 180001: 2007 certification and Minister of Manpower Regulation No. 05/Men/1996.
Manajemen K3 yang secara konsisten diterapkan oleh Perseroan dan segenap insan perusahaan membuat tahun 2010 berhasil dilalui dengan hanya mencatat 1 kecelakaan yang termasuk kategori fatal. Total kecelakaan tambang yang terjadi pada tahun 2010 berjumlah 22 orang, terdiri dari kecelakaan yang mengakibatkan kehilangan hari kerja/injury
the year 2010 to an end with only one fatal occupational hazard. Mining accidents that occurred in 2010 involved 22 persons, consisting of accidents resulting in lost workdays or causing injury to five persons (one fatality, two serious injury and two minor injury) and accidents that caused no lost workdays or no injury 17 persons.
sebanyak 5 orang (1 orang kategori Fatal, 2 orang kategori kecelakaan berat & 2 orang kategori kecelakaan ringan) dan kecelakaan yang tidak mengakibatkan kehilangan hari kerja/ non injury sebanyak 17 orang. Mengatasi terjadinya risiko Kecelakaan Kerja, Perseroan telah membentuk Tim Penanggulangan Kecelakaan dan Kebakaran yang berada di bawah koordinasi Satuan Kerja Keselamatan, Kesehatan Kerja dan Lingkungan (K3L) Unit Pertambangan Tanjung Enim yang bertugas untuk mengorganisasikan dan mengendalikan kegiatan Penanggulangan Kecelakaan dan Kebakaran. Sekalipun pada dasarnya bertugas di lokasi tambang yang merupakan kegiatan internal perusahaan, Tim ini juga dimungkinkan bertugas di luar lokasi tambang Perseroan sebagai wujud kepedulian dan tanggung jawab sosial perusahaan.
To control work accident risks, the Company forms Fire and Accident Control Team under the coordination of Work Safety & Health and Environment Work Force of Tanjung Enim Mining Unit, tasked to organize and control fire and accident handling activities. Although mainly responsible for the Company’s internal purposes, this Team is also available to help people outside the mining compound as corporate social responsibility duty.
Sebagai wujud kepedulian terhadap komunitas sekitar, sepanjang tahun 2009, Tim Penanggulangan Kecelakaan dan Kebakaran telah melakukan kegiatan antara lain :
As a reflection of its concern for the local community, in 2010 the Fire and Accident Control Team provided assistance in the following areas:
• • •
• •
Evakuasi korban gempa bumi di Mentawai. Evakuasi korban gunung Merapi di Jogjakarta. Penanggulangan kebakaran pemukiman penduduk.
• Selain Keselamatan Kerja, Perseroan juga memperhatikan kesehatan para pegawai maupun keluarga mereka, seperti diamanatkan peraturan perundangan yang berlaku. Selain pemeriksaan berkala, untuk menjaga kesehatan para pegawai, Perseroan melakukan kegiatan peningkatan kesadaran akan kesehatan kerja. Kegiatan ini dilakukan dengan memberikan pendidikan, pelatihan, konseling, pencegahan dan pengontrolan terhadap risiko terjangkitnya PAK, PAHK, serta penyakit serius lainnya.
Evacuating earthquake victims in Mentawai. E va c u a t i n g v i c t i m s o f M t . M e ra p i e r u p t i o n i n Jogjakarta. Controlling fire in local residential areas.
In addition to work safety, the health of employees and their family also gets the Company’s attention as ruled by the law. Periodic medical check-ups are provided and health consciousness is enhanced. The Company provides health-related education, training and counselling, as well as prevention and control of PAK, PAHK and other serious diseases.
PT Bukit Asam Tbk 2010 Annual Report 77
OPERATIONAL MANAGEMENT REPORT
77
2
1
1. Petugas Rescue PT Bukit Asam PT Bukit Asam Rescue Officer
3
2. Penanganan korban di Rumah Sakit Bukit Asam Victim treatment in Tanjung Enim Hospital
3. Fasilitas operasi mata katarak di Rumah Sakit Bukit Asam Cataract surgery facility in Tanjung Enim Hospital
78
PT Bukit Asam Tbk Laporan Tahunan 2010
LAPORAN PENGELOLAAN OPERASIONAL
Sesuai dengan peraturan (UU no.1 th 1970), Perseroan melakukan pemeriksaan kesehatan berkala terhadap karyawannya minimal 1 tahun sekali, yang dilakukan oleh RS. Bukit Asam. Selain itu RS. Bukit Asam juga melayani pemeriksaan kesehatan lainnya & pengobatan kepada karyawan & keluarga karyawan atas tanggungan perusahaan dan melayani pemeriksaan dan pengobatan masyarakat sekitar dengan biaya yang disubsidi oleh perusahaan.
In accordance with Law No. 1/1970, the Company provides yearly medical check-ups for employees conducted by Bukit Asam Hospital. The hospital also extends companypaid healthcare to employees and their family, as well as subsidized medical care to the local community.
Atas usaha-usaha/ kinerja dalam pengelolaan keselamatan dan kesehatan kerja di perusahaan maka pada tahun 2010, Unit Pertambangan Tanjung Enim menerima penghargaan :
For its effort in managing work safety and health, in 2010 the Company through Tanjung Enim Mining Unit was awarded with:
•
•
•
Keselamatan dan Kesehatan Kerja Pertambangan dengan Katagori “Pratama” yaitu perusahaan yang baik dalam pengelolaan keselamatan dan kesehatan kerja dilingkungan perusahaan pertambangan yang mempunyai pegawai di atas 1.000 orang. Penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja berbasis Permenaker 05/Men/1996 dengan predikat ”Bendera Emas” dengan pencapaian 91% dari pemenuhan 166 kriteria audit.
•
Pratama Award for Mining Work Safety and Health, signifying successful WSH management in a mining company employing more than 1,000 people. Golden Flag Award for WSH Management Standard implementation under Manpower Minister Regulation No. 05/Men/1996, fulfilling 91% of 166 audit criteria.
Uraian lebih lengkap Mengenai Keselamatan dan Kesehatan Kerja ada pada Laporan Keberlanjutan PTBA 2010, dengan judul bab sama.
Further discussion on WSH is provided in PTBA 2010 Sustainability Report under the same title.
PERLINDUNGAN LINGKUNGAN
ENVIRONMENTAL CONSERVATION
Perseroan menjalankan kegiatan operasionalnya dengan kepatuhan penuh terhadap standar-standar manajemen pengelolaan lingkungan yang berlaku secara universal termasuk didalamnya ketentuan yang disebutkan dalam Undang-undang Lingkungan Hidup No. 32 tahun 2009 mengenai perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup. Oleh karena itu setiap langkah operasional di lapangan senantiasa dilaksanakan dengan memperhatikan butirbutir sebagaimana tercantum dalam dokumen AMDAL, UKL dan UPL yang merupakan prasyarat sekaligus parameter yang disepakati bersama instansi terkait sebelum dilakukan kegiatan operasional.
The Company operates in full compliance with u n i v e r s a l l y a p p l i e d e n v i ro n m e n t a l m a n a g e m e n t standards, including Environment Law No. 32/2009 regarding environmental protection and management. Therefore, every step in the field is taken with due respect to the provisions in AMDAL, UKL and UPL documents which are the pre-requisites and parameter established in the pre-operating period.
Komitmen Perseroan terhadap perlindungan lingkungan, dituangkan dalam Kebijakan Lingkungan yakni: ”Dalam menjalankan kegiatan usahanya, Perseroan senantiasa peduli terhadap lingkungan baik secara fisik maupun sosial sehingga menjadi bagian integral dari lingkungan global dalam melakukan pencegahan, pemulihan, pelestarian dan perlindungan lingkungan, aktif dalam penaatan peraturan perundangan lingkungan dan persyaratan lainnya, serta menerapkan sistem manajemen lingkungan secara konsisten, terpadu, terdokumentasikan, terpelihara dan selalu melaksanakan perbaikan secara berkelanjutan untuk memperoleh hasil yang maksimal.”
The Company’s commitment to protect the environment is elaborated in its Environmental Policy: ”The Company takes care of the physical and social environment in which it operates by preventing, restoring, conserving and protecting the environment. The Company complies with environmental regulations and implements a consistent, integrated, documented, and continued environmental management system, and continuously improves its system to reach a maximum result.”
OPERATIONAL MANAGEMENT REPORT
PT Bukit Asam Tbk 2010 Annual Report 79 79
Reklamasi kawasan tambang di Banko Barat Mining site reclamation in Banko Barat
Misi Perseroan salah satunya memberikan kontribusi yang maksimal dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan pelestarian lingkungan diwujudkan dengan penerapan Green Mining yang mencakup pelaksanaan program-program pengelolaan, pemantauan, pengembangan dan rehabilitasi lingkungan secara berkelanjutan. The Corporate Mission to contribute to public welfare and environment conservation is realized through Green Mining practice by continuously managing, monitoring, developing and rehabilitating the surrounding environment.
80
PT Bukit Asam Tbk Laporan Tahunan 2010
LAPORAN PENGELOLAAN OPERASIONAL
80
SERTIFIKASI PENGELOLAAN LINGKUNGAN
ENVIRONMENTAL MANAGEMENT CERTIFICATION
Perseroan menjalankan sistem terakreditasi ISO 14001: 2004 untuk meningkatkan efektifitas kegiatan pengelolaan lingkungan yang mencakup sistem manajemen lingkungan, audit lingkungan, evaluasi kinerja lingkungan dan kajian daur hidup pokok.
The Company adopts accredited ISO 14001:2004 system to ensure an effective environmental management covering management system, audit, performance evaluation of the environment and study of basic living cycle.
Berdasarkan sistem tersebut Perseroan kemudian mendesain dan melaksanakan berbagai program terkait dengan lingkungan yang tebagi atas 2 program utama, yakni Pengelolaan Lingkungan dan Pemantauan Lingkungan. Keberhasilan pelaksanaan program-program tersebut diukur melalui pemenuhan terhadap serangkaian parameter Baku Mutu Lingkungan (BML) yang ditetapkan sesuai dengan peraturan daerah setempat/pemerintah pusat atau standar akreditasi yang digunakan dan pengukurannya dilaksanakan oleh pihak-pihak independen yang kompeten.
Based on the system, the Company designed and executed various programs associated with environment, grouped into two major programs: Environmental Management and Environmental Monitoring. The success of these programs implementation is measured by meeting a series of Environment Quality Standard parameters adjusted to the central/local government regulations or accreditation standards applied. The measuring process was conducted by competent independent parties.
Perseroan telah menyelesaikan dokumen Rencana Penutupan Tambang (RPT) dan rencana reklamasi lima tahunan (Jamrek) sebagai suatu dokumen utama pelaksanaan reklamasi yang kelak akan dijabarkan dalam rencana kegiatan tahunan. Penyelesaian penyusunan dokumen tersebut sebagai implementasi atas Permen No. 18 tahun 2008 dan PP No. 10 tahun 2010 dari ESDM. Gambaran umum program perlindungan lingkungan yang dilakukan oleh Perseroan adalah sebagai berikut.
The Company has finalized mining closure plan and five-year reclamation plan as the principal reclamation documents to be included in the Company’s annual work program. The preparation of this document is to comply with Energy and Mineral Resources (EMR) Minister Regulation No. 18/2008 and Government Regulation No. 10/2010. The environmental protection program launched by the Company includes:
PENGELOLAAN LINGKUNGAN
ENVIRONMENTAL MANAGEMENT
Perseroan melakukan kegiatan pengelolaan lingkungan secara berkelanjutan untuk mengurangi dampak kegiatan pertambangan bagi lingkungan dan masyarakat, sesuai dengan salah satu misi perusahaan, yakni “Memberikan kontribusi yang maksimal dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan pelestarian lingkungan.” Untuk mengukur efektivitas pengelolaan lingkungan, setiap tahun Perseroan menetapkan parameter indikator sasaran lingkungan sesuai dengan peraturan yang berlaku. Indikator tersebut mengacu ketentuan Pemda setempat (Pergub Sumsel No. 17 dan No. 18 tahun 2005) mengenai pemenuhan baku mutu lingkungan untuk pemeriksaan beberapa indikator baku mutu lingkungan (BML).
The Company consistently manages the environment to reduce the impact of mining activity to the community and environment which is in line with the Company’s mission, that is ”To give the utmost contribution to community welfare and environmental conservation.” To measure the effectiveness of environmental management, the Company sets a parameter of environment target indicators on a yearly basis in accordance with the law. The indicators are set based on South Sumatera Governor Regulation No. 17 and No. 18/2005 regarding environmental quality standard (BML).
Setiap program pelaksanaan pengelolaan lingkungan yang dijalankan kemudian dipantau dan dievaluasi dengan menggunakan parameter yang telah mempertimbangkan penilaian terhadap dampak utama yang muncul akibat kegiatan penambangan. Evaluasi terhadap indikator sasaran lingkungan tersebut kemudian dibahas secara rutin setiap tahun pada forum manajemen lingkungan, sesuai syarat ISO 14001: 2004, sebagai bagian upaya perbaikan terus menerus untuk mencapai tingkat kepatuhan yang maksimal, sehingga dampak lingkungan dari operasional kegiatan tambang dapat dikendalikan.
The implementation of every environmental management program is monitored and evaluated by using the parameter taking into account the major effects arising from mining activities. In accordance with ISO 14001:2004 standards evaluation of the environment target indicators is discussed annually on a routine basis in environmental management forum. This is an effort to reach full compliance with the requirements so as to control the environmental impact of mining operations.
PT Bukit Asam Tbk 2010 Annual Report 81
OPERATIONAL MANAGEMENT REPORT
Dalam rangka pengelolaan lingkungan tersebut Perseroan melakukan pengukuran dan pemantauan indikator utama pada areal lokasi kegiatan operasional di Tambang Air Laya, Muara Tiga Besar dan Banko Barat. Hasil pengukuran atas indikator cemaran utama pada tabel berikut menunjukkan, seluruh areal menunjukkan indikator berada di bawah BML yang dipersyaratkan.
The Company measured and monitored major indicators in Tanjung Air Laya, Muara Tiga Besar and Banko Barat mines. The findings of measuring major pollutant indicators showed that all areas’ indicators were below BML.
Hasil pengukuran pemantauan lingkungan atas parameter indikator BML untuk tahun 2010 The following is the result of environmental monitoring on BML indicator parameter in 2010
NO. I
PARAMETER
SATUAN
PARAMETER
UNITS
MAKS
AKTUAL
MAX LEVEL
ACTUAL
Menjamin Keluaran Air dari tambang memenuhi Baku Mutu Lingkungan (BML) sesuai Per Gub Sumsel No. 18 Th 2005. Ensuring released water from the mines meets standards of environmental quality in compliance with the Governor of South Sumatra Regulation no.18 of 2005.
1
pH
-
6-9
2 3
6 - 8,7
Residu tersuspensi
mg/l
< 300
0,4 – 139
Besi (Fe) total
mg/l
<7
0,0001- 3,01
4
Mangan (Mn) total
mg/l
<4
0,001 - 3,59
II
Menjamin Kualitas Udara Ambien dan Emisi Udara di Area Tambang dan Sekitarnya memenuhi Baku Mutu Lingkungan (BML) sesuai Per Gub Sumsel No. 17 Th 2005. Ensuring the quality of air ambience & air emission within the area and its surrounding fulfills standard of environment quality in compliance with the Governor of South Sumatra Regulation no.17 of 2005.
III
SO2
µg
< 900
22 - 775
CO
µg
< 30.000
217 - 8.000
NO2
µg
< 400
2,87 - 321
O3
µg
< 235
0,31 - 94
Debu
µg
Pemenuhan Provisi Lingkungan Rp/ton Fulfillment for Rp/tonnes environmental provision
Perseroan menjalankan program-program lingkungan diantaranya melalui: • •
pengelolaan
• • • • • • • • •
Pemantauan luas lahan terubah Pembukaan Lahan dan Reklamasi Lahan Bekas Tambang seusai peraturan yang berlaku. Pemeliharaan tanaman Pengurasan lumpur di kolam pengendap Pembuatan kolam pengendap lumpur Pembibitan dan penanaman Pengelolaan tanah pucuk Penanggulangan air asam tambang (AAT) Penanggulangan erosi Penelitian dan pengembangan Penanganan limbah B3, Emisi dan Effulent
•
Program kemitraan dan bina lingkungan
< 230
22 – 178
Rencana Plan
Aktual Actual
Rp4.082/ton
Rp4.100/ton
The Company runs the following environmental management programs: • • • • • • • • • • • •
Monitoring converted land area Land clearance and reclamation of used mining sites Plants maintenance Draining mud out of sedimentation pool Making sedimentation pool Cultivating and planting seedlings Management of top soil Management of mine acid water Management of erosion Reserach and development Emissions, effluent and waste control Partnership and community development program
82
PT Bukit Asam Tbk Laporan Tahunan 2010
LAPORAN PENGELOLAAN OPERASIONAL
Perseroan menggunakan standar parameter yang telah ditetapkan dalam Peraturan Gubernur Sumatera Selatan No. 15 tanggal 15 Mei 2005 mengenai Baku Mutu Emisi Sumber Tidak Bergerak (STB) untuk mengelola emisi, effluent dan limbah.
The management of emissions, effluent and waste is based on the standardized parameters as prescribed in the Governor of South Sumatera Regulation No. 15 of 15 May 2005 concerning Emissions from Non-Moving Sources.
Pengelolaan kualitas udara dilakukan melalui diantaranya:
Air quality control is carried out in a number of ways which are: • Maintaining and spraying mine roads with water tanks. • Planting trees in buffer zone locations and final mining locations. • Regularly spraying dust using dust suppression system in stockpile locations and monitoring emissions from gensets and incinerators.
• • •
Pemeliharaan dan penyiraman jalan tambang dengan truk tangki air. Penanaman pohon di lokasi buffer zone dan lokasi yang final tambang. Melakukan penyemprotan debu (dust suppression system) di lokasi stockpile secara reguler dan pemantauan emisi genset serta incenerator.
Selain emisi udara, Perseroan mengelola limbah umum dan limbah bahan berbahaya dan beracun.
The Company also controls regular general waste, hazardous and toxic waste In addition to air emissions.
Adapun langkah pengelolan selengkapnya adalah sebagai berikut:
Waste control is carried out in the following ways:
•
•
•
Limbah umum, yang berasal dari area perumahan dan area penambangan Perseroan, dibuang ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) di Desa Darmo. Untuk limbah yang bersifat organik, pengelolaannya melibatkan masyarakat sekitar, yakni dijadikan pupuk Bokashi yang kemudian dibeli oleh Perseroan untuk digunakan saat revegetasi lahan. Limbah B3, yang berasal dari unit kerja (bengkel), antara lain seperti oli bekas, batere bekas dan filter oli bekas, pengelolaannya dilakukan sesuai PP No. 18 jo No.85 Tahun 1999 tentang pengelolaan limbah B3. Selain melakukan daur ulang limbah B3 bekerjasama dengan mitra yang telah mempunyai izin KLH, Perseroan melakukan pembakaran limbah B3 dengan incenerator dan melaksanaan proses bioremediasi untuk material yang tercemar hydrokarbon.
•
General waste originating from residential and mining areas is discharged into Desa Darmo dumping area. By involving local community, organic waste is processed by turning it into Bokashi fertilizer which is subsequently bought by the Company for land revegetation. Hazardous waste, originating from work units (workshops), such as used oil, used batteries and used oil filters, is processed in accordance with Government Regulation No. 18 jo No.85/1999 regarding management of hazardous waste. Waste management efforts carried out by the Company jointly with licensed partners include recycling hazardous waste, burning hazardous waste using incinerators and using bioremediation process for hydocarbon-contaminated materials.
Hasil pengukuran kualitas lingkungan pertambangan berada jauh di bawah ambang batas menunjukkan bukti komitmen Perseroan terhadap pengelolaan lingkungan. The Company’s mining environmental quality, which is far below the acceptable threshold, is an evidence of its commitment to environmental management.
PT Bukit Asam Tbk 2010 Annual Report 83
OPERATIONAL MANAGEMENT REPORT
PEMANTAUAN LINGKUNGAN
ENVIRONMENTAL MONITORING
Perseroan melakukan pemantauan secara rutin terhadap kondisi lingkungan di sekitar area penambangan dengan tujuan meminimalisir kerusakan lingkungan yang mungkin terjadi, sekaligus sebagai bagian dari upaya mitigasi risiko lingkungan. Kegiatan pemantauan lingkungan yang dilakukan meliputi antara lain pemantauan kualitas air, kualitas udara, kualitas tanah, pencemaran tanah, erosi hingga satwa liar dan biota air yang hidup di sekitar area pertambangan.
The Company routinely monitors the environmental condition of the surrounding mining area to minimize environmental damage, and at the same time to mitigate risks to the environment. Environmental monitoring activities included monitoring water quality, air quality, soil quality, land pollution, erosion as well as wildlife and aquatic organisms living around the mining area.
Pada tahun 2010, Perseroan melakukan aktifitas pemantauan rutin sebagai berikut:
Routine monitoring activities In 2010 included the following:
JENIS PEMANTAUAN OBJECT OF MONITORING
JUMLAH TITIK PANTAU
FREKWENSI PEMANTAUAN DILAKUKAN PIHAK INDEPENDEN
MONITORING POINTS
MONITORING FREQUENCY BY INDEPENDENT PARTIES
1
Kualitas Air Water quality
38
Dua kali sebulan (oleh Pihak 3 dan Lab PTBA), Untuk pH dan debit air dilakukan setiap hari *) Twice a month (by third party and PTBA Lab), Daily for pH water debit *)
2
Kualitas Udara Ambient Ambient air quality
10
Sekali sebulan Once a month
3
Emisi Udara (sumber tidak bergerak) Air emissions (non-moving sources)
7
Setiap Triwulan Every quarter
4
Kebisingan Noise
10
Setiap Triwulan Every quarter
5
Kualitas Tanah Soil quality
9
Dua kali setahun Twice a year
6
Revegetasi Revegetation
10
Dua kali setahun Twice a year
7
Lingkungan kerja Working environment
19
Sekali sebulan*) Once a month *)
8
Tanah Pucuk Top soil
11
Sekali sebulan*) Once a month *)
9
Swa bakar Spontaneous combustion
10
Kontinyu*) Continuous *)
10
Erosi Erosion
9
Sekali sebulan*) Once a month *)
11
Infeksi Saluran Pernafasan Akhir (ISPA) Upper Respiratory Tract Infection
3
Dua kali setahun Twice a year
12
Satwa Liar Wildlife
10
Dua kali setahun Twice a year
13
Biota Air Water biota
7
Dua kali setahun Twice a year
14
Sosial, Ekonomi dan Budaya Social, Economy and Culture
*Dilakukan oleh PTBA Done by PTBA
10
Sekali setahun Once a year
84
PT Bukit Asam Tbk Laporan Tahunan 2010
LAPORAN PENGELOLAAN OPERASIONAL
Incenerator, pengolahan limbah B3 Incinerator, hazardous waste treatment
PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN LINGKUNGAN
ENVIRONMENTAL RESEARCH AND DEVELOPMENT
Untuk menjaga lingkungan di areal kegiatannya, Perseroan melakukan sejumlah kajian dan penelitian yang sekaligus merupakan bagian proses evaluasi kondisi lingkungan area pertambangan dan sekitarnya, serta pengembangan potensi lingkungan di masa mendatang. Beberapa kegatan penelitian yang dilaksanakan pada tahun 2010 dalah :
To preserve the surrounding environment, the Company conducted various studies and researches to evaluate the condition of mining area and its surrounding, and to develop environment potentials in the future. Several research activities conducted in 2010 were:
•
•
• • • • •
Implementasi & pengembangan Mikoriza untuk medukung revegetasi lahan bekas tambang. Melakukan konservasi tanaman lokal. Melakukan revegetasi dengan tanaman sawit dan uji coba revegetasi secara direct. Kajian dan pemanfaatan oli bekas untuk peledakan (pencampuran ANFO). Melakukan pelatihan pengelolaan sampah terhadap masyarakat sekitar perusahaan. Mengembangkan pembibitan dengan metode kultur jaringan.
Selain melaksanakan langkah-langkah Perlindungan tersebut, Perseroan mengimplementasikan pola Green Mining dengan melakukan penanaman pohon-pohon di luar areal tambang dan penebaran ikan di badan sungai bersama masyarakat. Perseroan juga melakukan sosialisasi lingkungan melalui pelatihan lingkungan, spanduk, baliho, studi banding (bench marking), buku dan majalah lingkungan, poster, dan presentasi lingkungan. Sebagai wujud komitmen manajemen terhadap lingkungan dan pascatambang, sesuai standar akutansi keuangan (PSAK 33), Perseroan menyusun dokumen provisi lingkungan.
• • • • •
Implementation & development of Mikoriza to support revegetation of used mining areas. Conservation of local plants. Revegetation with oil palms and direct trial-and-run revegetation. Study and use of used oil for explosives (ANFO compound). Training local community in waste management. Cultivating seedlings by tissue culture method.
The Company implemented Green Mining pattern by planting trees outside the mining area and releasing fish in the rivers together with the community members. To socialize with the local community the Company organized training programs, put up banners, posters and billboards, used bench marking, distributed books and magazines, and gave presentation on the subject of environment. As a reflection of its commitment to environmental and post-mining management and in accordance with financial accounting standards, the Company prepared an environmental commission document.
PT Bukit Asam Tbk 2010 Annual Report 85
OPERATIONAL MANAGEMENT REPORT
Selain evaluasi emisi, Perseroan secara berkelanjutan mengelola limbah B3 secara hati-hati sesuai peraturan perundangan yang berlaku. The Company consistently evaluates and controls hazardous and toxic wastes in concert with the prevailing laws and regulations.
Keseluruhan hasil pemantauan dan hasil evaluasi yang kemudian dilakukan sesuai dengan standar yang ditetapkan menunjukan bahwa semua parameter lingkungan telah memenuhi BML.
The overall result of monitoring and evaluation performed in accordance with established standards showed that all environmental parameters met Environment Quality Standard.
BIAYA DAN PENGHARGAAN UNTUK PENGELOLAAN DAN PELESTARIAN LINGKUNGAN
COST AND COMMENDATION FOR ENVIRONMENTAL MANAGEMENT AND CONSERVATION
Sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku, Perseroan telah menyisihkan dana untuk kegiatan pengelolaan dan pemantauan lingkungan yang jumlahnya ditetapkan sebagai provisi atas tiap satuan berat batubara yang diproduksi. Seiring dengan peningkatan, produksi dan komitmen Perseroan terhadap kelestarian lingkungan, pada tahun 2010, jumlah provisi yang disisihkan untuk kegiatan ini adalah sebesar Rp4.100/ton, atau total sejumlah Rp197 miliar. Jumlah dana tersebut meningkat 13,2% dari tahun lalu, yakni total sebesar Rp174 miliar.
In compliance with the law, the Company allocated funds for environmental management and conservation program at an amount to be based on the weight of coal produced. With increased production and the Company’s commitment to environmental conservation, in 2010 the funds allocated for this activity was increased 13.2% from Rp174 billion in 2009 to Rp4,100/ton, or a total of Rp197 billion.
Jumlah dana yang telah dikeluarkan untuk pengelolaan dan pemantauan lingkungan pada tahun 2010 adalah sebesar Rp29,12 miliar. Biaya pengelolaan dan pemantauan lingkungan tersebut meningkat 19,6% dari tahun lalu, yakni sebesar Rp24,2 miliar.
Total funds disbursed for environmental management and conservation in 2010 totalled Rp29.12 billion, or went up 19.6% from Rp24.2 billion the preceding year.
Atas berbagai upaya-upaya perlindungan lingkungan tersebut Perseroan kemudian meraih beberapa penghargaan dalam pengelolaan lingkungan, yaitu:
For its continued efforts in environmental conservation the Company received several environmental management awards:
•
•
•
Peringkat Hijau untuk PROPER Pusat maupun Provinsi Sumsel Peringkat Aditama untuk kategori Enviro Award dari Kementrian ESDM
Uraian lebih lengkap mengenai Perlindungan Lingkungan ada pada Laporan Keberlanjutan PTBA 2010, dengan judul bab sama.
•
Green PROPER Rating from Environment Ministry and South Sumatera Governor Aditama Rating in Enviro Award from EMR Ministry
Further elaboration on Environmental Conservation is provided in PTBA Sustainability Report 2010, under the same title.
86
PT Bukit Asam Tbk Laporan Tahunan 2010
LAPORAN PENGELOLAAN OPERASIONAL
86
LAPORAN PELAKSANAAN REKLAMASI DAN REHABILITASI
PROGRESS REPORT OF RECLAMATION AND REHABILITATION PROGRAM
Pembukaan lahan dan proses reklamasi areal tambang Perseroan telah dilaksanakan sesuai dengan butir-butir ketentuan pada UU No. 4 Tahun 2009 dan Permen No. 18 tahun 2008 mengenai Reklamasi dan penutupan Tambang yang menegaskan bahwa: i. Pembukaan lahan dilakukan bertahap; ii. Ada proses pembentukan Slope & Back Slope; iii. Membuat saluran, check dam, Rip Rap; iv. Melakukan penanaman Cover Crop; v. Menggunakan Incenerator untuk limbah; vi. Melaksanaan Bioremidiasi, pengapuran, wetland untuk limbah cair dan vii. Mebuat kolam pengendap. Seluruh ketentuan tersebut telah dipenuhi oleh Perseroan seperti diuraikan pada bagian “Perlindungan Lingkungan” di atas.
Land clearance and mining area reclamation have been carried out pursuant to the provision of Law No. 4/2009 and Government Regulation No. 18/2008 concerning Reclamation and Mine Closing which required the following: i. Gradual land clearance; ii. Slope & back slope; iii. Canal, check dam, rip rap; iv. Planting cover crop; v. Incinerator for waste; vi Bioremediation, calcification, wetland for liquid waste and vii sedimentation pool. All the requirements were met by the Company as described in the preceding section of “Environmental Conservation.”
Perseroan kemudian melangkah lebih jauh dan menjadi pelopor dalam hal pelestarian lingkungan dan rehabilitasi pasca tambang dengan menetapkan serta merancang daerah pascatambang seluas 5.934 ha menjadi Taman Hutan Rakyat (TAHURA). Pelaksanaan program reklamasi dan rehabilitasi lahan pascatambang mengacu pada Rencana Induk Wilayah Pertambangan (RIWP) yang telah dibuat sejak tahun 1994 serta Master Plan pemanfaatan lahan bekas tambang batubara sebagai Tahura Enim. Rencana ini kemudian dikukuhkan untuk dilaksanakan melalui program jangka panjang, secara bertahap dan berkelanjutan, dalam bentuk Peraturan Daerah (Perda).
The Company took a step further and pioneered in environmental conservation and post-mining rehabilitation by designating and designing a post-mining area of 5,934 ha to serve as People’s Forest Park. The implementation of post-mining reclamation and rehabilitation program was in keeping with Mining Area Master Plan devised in 1994 and master plan for utilizing post-coal-mining area as Tanjung Enim People’s Forest Park (TAHURA). A regional government regulation confirmed this plan to be a long-term, gradual and ongoing program.
Perseroan kemudian melaksanakan program pembangunan Tahura Enim sesuai dengan Perda Kabupaten Muara Enim No. 4 tahun 2004 tentang Pemanfaatan Lahan Bekas Tambang Batubara PT Tambang Batubara Bukit Asam (Persero) Tbk di Kabupaten Muara Enim, dengan membagi area pascatambang menjadi beberapa zona, yaitu:
The Company continued with the construction of Tahura Enim in accordance with Muara Enim Regency Regional Government Regulation No. 4/2004 concerning Utilization of Used Coal Mining Area of PT Tambang Batubara Bukit Asam (Persero) Tbk in Muara Enim Regency, dividing the post-mining area into several zones:
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9.
10. Zona Perikanan 11. Zona Bumi Perkemahan 12. Zona Satwa
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12.
Pada tahun, program reklamasi lahan pascatambang sebagai Tahura Enim yang telah dilaksanakan adalah:
In 2010, post-mining reclamation program for Tahura Enim included the completion of:
•
•
Zona Penerima/Rekreasi Zona Sarana Prasarana Zona Hutan Tanaman Zona Kebun Koleksi Zona Kebun Buah Zona Peternakan Zona Wisata Air Zona Penelitian Produktif Zona Pertanian/Agro-forestry
Pada Zona Penerima: -- Pembuatan laboratorium Kultur Jaringan untuk mengembangkan jenis-jenis bibit yang unggul seperti: karet, sawit, dan lain-lain
Receiving/Recreational Zone Utility Zone Plantation Forest Zone Collection Garden Zone Fruit Garden Zone Cattle Breeding Zone Water Recreation Zone Productive Research Zone Agro-forestry Zone Fishery Zone Camping Zone Animal Zone
In Receiving Zone -- Setting up tissue culture laboratory to cultivate prime seedlings such as rubber, oil palm, etc.
OPERATIONAL MANAGEMENT REPORT
PT Bukit Asam Tbk 2010 Annual Report 87 87
Perawatan tanaman buah di area pembibitan, Tanjung Enim Nurturing fruit trees in Tanjung Enim nursery
Pengembangan TAHURA Tanjung Enim sebagai wujud komitmen Perseroan terhadap pelestarian lingkungan. Tanjung Enim People’s Forest Park (TAHURA) development reflects the Company’s commitment to environmental conservation.
88
PT Bukit Asam Tbk Laporan Tahunan 2010
LAPORAN PENGELOLAAN OPERASIONAL
Perseroan mengimplementasikan pola Green Mining secara terpadu dalam kegiatan penambangan. The Company implemented Green Mining pattern in its mining operations.
•
•
•
•
-- Proses pelaksanaan relokasi penduduk dan TPU untuk dijadikan buffer zone Tahura (jalur hijau). Perseroan juga menyiapkan lahan TPU yang baru. -- Melanjutkan pembuatan Gedung olah raga, sarana olah raga bowling, jogging track dan futsal. Pada Zona Sarana dan Prasarana Melanjutkan rencana pembuatan kantor terpadu untuk Satker K3L dan BWE System. Pada Zona Penelitian Produktif. -- Melakukan kerjasama penelitian lapangan lokal dengan Universitas Bengkulu. -- Melakukan kerjasama penelitian jenis-jenis tanaman jarak dengan UNSRI di IUP Banko Barat. Pada zona Hutan Tanaman, Perseroan melakukan pengkayaan tanama dengan jenis tanaman lokal yang bernilai ekonomis tinggi, baik di Airlaya maupun di Banko Barat. Perseroan mengganti tanaman pioneer (Akasia) dengan Jati, Sengon, Puspa, tanaman durian dan lain-lain. Melakukan review master plan TAHURA ENIM. -- Dalam review ini Perseroan melakukan sinkronisasi lokasi rencana TAHURA dengan kawasan hutan produksi dengan kewajiban izin pakai kawasan hutan produksi.
Wetland dan Borashi di Banko Barat Wetland and Borashi in Banko Barat
•
•
•
•
-- Relocating community membes and TPP to convert the area to TAHURA buffer zone, and preparing new TPP site. -- Continuing the construction of sportshall, bowling alley, jogging track and futsal court. In Utility Zone Setting up an integrated office of WSH work unit and BWE system. In Productive Research Zone -- Conducting local field survey jointly with Bengkulu University -- Conducting reserach on intercrop plants jointly with UNSRI at Banko Barat In Plantation Forest Zone, plant enrichment with local plants having high economic value in Air Laya and Banko Barat. Replacing pioneer plants (acasia) with teak, sengon, puspa, durian, etc. Reviewing TAHURA Enim master plan -- Synchronizing TAHURA location with productive forest zone under permit to use productive forest zone.
PT Bukit Asam Tbk 2010 Annual Report 89
OPERATIONAL MANAGEMENT REPORT
PENGEMBANGAN TEKNOLOGI INFORMASI
INFORMATION TECHNOLOGY DEVELOPMENT
Perseroan mengembangkan Teknologi Informasi untuk memberikan dukungan dalam pencapaian visi menjadi perusahaan energi berbasis batubara yang berdaya saing tinggi dan strategi pertumbuhan Perseroan. Pengembangan teknologi informasi selama ini terbukti dapat mendukung peningkatan efisiensi, efektivitas kinerja dan sekaligus merefleksikan kesiapan Perseroan dalam memberikan pelayanan terbaik sesuai kebutuhan dan permintaan pasar.
Information Technology is developed to support the realization of the corporate vision of becoming a highly competitive coal-based energy company and to adopt the corporate development strategy. Developing information technology proves to enhance the efficiency and effectiveness of business performance, and reflects the readiness of the Company to offer its best services to meet market needs and demand.
Perseroan melakukan investasi berkesinambungan dalam bidang aplikasi maupun infrastruktur teknologi sebagai bagian dari upaya mewujudkan visi tersebut. Target yang dituju adalah:
The Company consistently invests in the application and infrastructure of information technology in an effort to realize its vision. The target of developing information technology system is:
•
• •
Menerapkan prinsip-prinsip IT Governance, yakni Strategic Alignment, Value Delivery, Risk Management, Resource Management dan Performance Measurement. Menyempurnakan model bisnis menuju solusi terintegrasi. Meningkatkan kemampuan pengelolaan, proses dan sumberdaya IT.
Saat ini Perseroan menggunakan sistem Ellipse Enterprise Resource Planning (ERP) yang telah mengintegrasikan modul-modul operasional utama yakni modul Operation & Maintenance, Financial, Human Resources dan Materials. Perseroan kemudian merealisasikan program pengembangan TI guna mendukung peningkatan kinerja Perseroan, yaitu: •
Memasang instalasi infrastruktur jaringan (leased-line WAN) ke lokasi Unit Pertambangan Ombilin, PT Bukit Asam Prima (PT BAP), unit kerja Briket Jakarta dan Tanjung Enim, dilanjutkan ke lokasi Unit Briket Natar dan Gersik. Pemasangan dilakukan guna mendukung implementasi laporan keuangan konsolidasi. Tahapan ini disusul dengan peningkatan kecepatan akses Network (WAN) sebagai berikut.
LOKASI
•
• •
Applying IT Governance principles that cover Strategic Alignment, Value Delivery, Risk Management, Resource Management and Performance Measurement. Improving business model towards integrated solutions. Enhancing IT management, processing and resources capacity.
The Company is currently using Ellipse Enterprise Resource Planning (ERP) system that has integrated the main operating modules such as Operation & Maintenance, Financial, Human Resources and Materials. The Company has completed the following IT development program to support the improvement of its performance: •
Installing network infrastructure (leased-line WAN) in the locations of Ombilin Mining Unit, PT Bukit Asam Prima (PT BAP), Briquette Jakarta, Tanjung Enim, Natar and Gersik units. The installation had a purpose of supporting the implementation of consolidated financial statements. This stage was followed by improving the speed to access Network (WAN) as follows:
KONEKSI AWAL INITIAL CONNECTION
UPGRADE
Tanjung Enim – M.Kadin Jakarta
2 Mbps
2 Mbps
Tanjung Enim – Tarahan
1 Mbps
2 Mbps
LOCATION
Tanjung Enim – Kertapati Tanjung Enim – Ombilin
1 Mbps
2 Mbps
256 Kbps
2 Mbps
Tanjung Enim – BAPrima Jakarta
256 Kbps
2 Mbps
Tanjung Enim – Briket Blok M
256 Kbps
2 Mbps
Tanjung Enim – Briket Natar
256 Kbps
2 Mbps
Tanjung Enim – Briket Gersik
256 Kbps
2 Mbps
90
PT Bukit Asam Tbk Laporan Tahunan 2010
LAPORAN PENGELOLAAN OPERASIONAL
Pusat kontrol alat-alat operasional Operating instruments control center
Supply Chain Management System meningkatkan efisiensi operasional Perseroan. Supply Chain Management System to support operating efficiency.
PT Bukit Asam Tbk 2010 Annual Report 91
OPERATIONAL MANAGEMENT REPORT
•
Mengembangkan Ellipse System dengan menerapkan Multi-District untuk kebutuhan konsolidasi keuangan (General Ledger), dilanjutkan dengan menerapkan implementasi Multi Distrik Tahap II (Aset Tetap dan Payroll) untuk mempercepat proses konsolidasi laporan keuangan seluruh anak perusahaan.
•
Developing Ellipse System with Multi-District application for financial consolidation needs (General Ledger), followed by implementing Multi District Stage II (Fixed Assets and Payroll) to speed up the process of consolidating all subsidiaries’ financial statements.
Guna mendukung kecepatan pemrosesan, Perseroan kemudian meningkatkan kapasitas storage untuk aplikasi Ellipse (ERP) dari 1 Tera menjadi 2,5 Tera, untuk aplikasi ECMS 1,5 Tera dan untuk aplikasi SCMS 1,5 Tera. Langkah ini disusul dengan peningkatan kemampuan PC untuk menunjang proses bisnis, yakni mengganti 100 PC yang habis masa sewa dan 250 buah PC PIII & PIV (total 350 PC) serta penambahan sewa 50 Notebook.
To expedite processing, the Company increased storage capacity of Ellipse (ERP) application from 1 Tera to 2.5 Tera, for application ECMS 1.5 Tera and for SCMS application 1.5 Tera. The next step was upgrading PC capacity to support business processing to replace 100 PC whose rent expired and 250 PCP III & IV (total 350 PC), and to rent 50 Notebooks.
Pada tahun 2010, Perseroan membangun aplikasi baru yang masih dalam tahap proyek, yakni: Supply Chain Management System dan Enterprise Content Management System.
In 2010, the Company built up a new application, i.e. Supply Chain Management System and Enterprise Content Management System.
•
•
Supply Chain Management System (SCMS) Supply Chain Management System merupakan sistem yang mengintegrasikan rangkaian proses bisnis end-to-end dari perencanaan tambang, produksi, pengelolaan stock, transportasi dan pemasaran. Selain fungsi transaksi SCMS, untuk mendukung percepatan pengambilan keputusan baik operasional maupun strategis juga tersedia aplikasi untuk analisa dan optimasi proses penanganan batubara serta executive information system (EIS).
Supply Chain Management System (SCMS) Supply Chain Management System (SCMS) is a system that integrates a series of end-to-end business processes from mining plan, production, stock management, transportation to marketing. In addition to SCMS, for fast operational and strategic decision making, there is also an application for analysing and optimizing coal handling process, as well as Executive Information System (EIS).
Untuk mendukung keandalan SCMS, aplikasi ini juga menggunakan teknologi RFID (Radio Frequency Identification) dan mengintegrasikan semua peralatan seperti alat ukur timbangan (belt scale dan truck scale) ke dalam SCMS.
To ensure SCMS reliability, this application also makes use of RFID (Radio Frequency Identification) technology and integrates all equipment such as belt scale and truck scale into SCMS.
Untuk menjamin keandalan sistem dan menghindari adanya human error, proses go-live sistem ini dilaksanakan dalam beberapa phase yaitu orientation and planning, installation software and hardware, business requirement, mine to TLS, TLS to port, marketing to invoice, integration and finance, optimization and Executive Information System (EIS).
To guarantee system reliability and to prevent human error, the go-live system is run in several phases: orientation and planning, installation software and hardware, business requirement, mine to TLS, TLS to port, marketing to invoice, integration and finance, optimization and Executive Information System (EIS).
Untuk mendukung implementasi sistem ini Perseroan menyiapkan SDM dengan melakukan pelatihan sesuai tahapan implementasi kepada user, key user, super user. Untuk personil TI telah dilakukan pelatihan untuk report developer. Sedangkan pelatihan untuk System Admin yang meliputi admin database (oracle), operating system (AIX dan Windows), Network, hardware (blade server management) dan backup & restore (Symantec) akan dilaksanakan ditahun 2011.
In a bid to support the implementation of the system, the Company provides training for users, key users and super users in accordance with the implementation phase. IT personnel have been trained for report developer. While Administrative System training covering admin database (Oracle), operating system (AIX and Windows), network, hardware (blade server management) and back-up & restore (Symantec) will be conducted in 2011.
92
PT Bukit Asam Tbk Laporan Tahunan 2010
LAPORAN PENGELOLAAN OPERASIONAL
Perseroan melakukan tinjauan berkala dan secara berkesinambungan memperbaiki serta meningkatkan kemampuan TI untuk mendukung bisnis Perseroan. Periodic review is made to repair and upgrade IT capacity and advantage to support the Company’s business operations.
Kemajuan pekerjaan sampai dengan akhir tahun 2010 sebesar 58% yang diharapkan akan selesai pada triwulan II tahun 2011. •
Enterprise Content Mangement System (ECMS) Kemajuan pekerjaan sampai dengan akhir tahun 2010 adalah sebesar 89%, diharapkan dapat diselesaikan pada triwulan I tahun 2011.
At end of 2010, this project was 58% completed and expected to be finalized in 2nd quarter of 2011.
•
Enterprise Content Management System (ECMS) At end of 2010, this project was 89% completed and expected to be finalized in 1st quarter of 2011.
Aplikasi ECMS adalah aplikasi yang digunakan di PTBA agar dapat memudahkan dalam melaksanakan manajemen proses bisnis dan manajemen dokumen.
ECMS application is used by PTBA to facilitate business management and document management.
ECMS terdiri dari 2 aplikasi yaitu Workflow Elektronik (BPM-Business Process Management) dan Manajemen Arsip Elektronik (UCM-Universal Content Management), dimana Workflow Elektronik berfungsi untuk melakukan manajemen prosedur kerja (work flow management), distribusi informasi, monitoring beban kerja (load balancing) dan penelusuran posisi dari proses (tracking of process), sedang Manajemen Arsip Elektronik berfungsi sebagai pusat repository (mempercepat pencarian dan update informasi), akses kontrol (security), manajemen dokumen (posisi penyimpanan fisik dokumen), retensi (jadwal musnah) dan electronic document (tanpa ruang penyimpanan/ go-green dan tanpa kerusakan dokumen fisik).
ECMS consists of two applications, i.e. Electronic Workflow (BPM-Business Process Management) and Electronic File Management (UCM-Universal Content Management). Electronic Workflow is for workflow management, information distribution, load balancing, and process tracking, while Electronic File Management is for repository (speeding up information retrieval and update), access control (for security), document management (the placement of physical document), retention (disposal schedule) and electronic document (without storage/go green and without physical document damage).
Aplikasi ECMS berbasis Oracle ECM (oracle UCM dan Oracle BPM). Untuk implementasi sistem ini dibutuhkan hardware baru seperti server aplikasi produksi, development, database dan standby server, selain server juga diperlukan storage, tape backup dan scanner.
Application of Oracle-based ECMS (Oracle UCM and Oracle BPM). This system application requires new hardware such as production application server, development, database, standby server, storage, backup tape and scanner.
Untuk mendukung implementasi sistem ini Perseroan telah menyiapkan SDM dengan melakukan pelatihan terhadap end-user dan admin aplikasi. Sedangkan pelatihan untuk personil TI seperti System Admin yang meliputi admin database (oracle), operating system (AIX dan HACMP), Network, hardware (blade server management), backup & restore (TSM-Tivoli System Management) akan dilaksanakan tahun 2011.
To support the implementation of the system, the Company provides training for end-users and admin application users. IT personnel have been trained for report developer. While Administrative System training for IT personnel covering admin database (Oracle), operating system (AIX and HACMP), network, hardware (blade server management) and back-up & restore (TSM-Tivoli System Management) will be conducted in 2011.
PT Bukit Asam Tbk 2010 Annual Report 93
OPERATIONAL MANAGEMENT REPORT
Alat kontrol kerusakan belt conveyor Conveyor belt damage control device
CDP (Central Distribution Point)
94
PT Bukit Asam Tbk Laporan Tahunan 2010
LAPORAN PENGELOLAAN OPERASIONAL
Perseroan juga mulai merintis implementasi e-procurement. Sistem ini akan dikembangkan di tahun 2011, dengan target yang akan dicapai diantaranya:
E-procurement implementation has been prepared for further development in 2011, with the following targets:
•
•
• • • • •
Mempercepat dan meningkatkan proses pengadaan barang atau jasa. Meningkatkan transparansi dan menyederhanakan proses pengadaan. Mendapatkan harga penawaran yang lebih kompetitif, cepat dan akurat. Menurunkan biaya proses pengadaan dan volume pekerjaan yang bersifat administratif. Melakukan pemantauan (monitoring) proses. Melakukan pemantauan (monitoring) dan pengendalian kinerja kontrak dan kinerja vendor.
• • • • •
Accelerating and improving goods and services procurement. Enhancing transparency and simplifying procurement process. Obtaining more competitive prices quickly and accurately. Reducing procurement cost and paper work volume Monitoring process. Monitoring and controlling contractor and vendor performance.
PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
HUMAN RESOURCE DEVELOPMENT
Perseroan menetapkan misi pengelolaan Sumber Daya Manusia (SDM) adalah menyediakan SDM dan Sistem Manajemen SDM yang terbaik, untuk menunjang pengembangan Perusahaan. Sementara visi pengelolaan SDM adalah “Menjadikan SDM PT Bukit Asam (Persero) Tbk sebagai keunggulan kompetitif Perusahaan.” Untuk mewujudkan misi dan visi tersebut, Perseroan menetapkan serangkaian langkah-langkah strategis pengelolaan SDM sebagai berikut:
The corporate mission in managing human resource is to have the best human resource and human resource management system in support of the Company’s development. While the corporate vision in managing human resource is “To make PT Bukit Asam (Persero) Tbk human resource the competitive advantage of the Company.” To realize such vision and mission, the Company adopts a series of strategic measures in managing human resource as follows:
•
•
• •
Mengusahakan pengembangan dan pemenuhan kompetensi pegawai serta penyiapan manajemen/ pemimpin Perseroan yang profesional. Melakukan penyelarasan (alignment) organisasi dan penyempurnaan sistem manajemen SDM. Memfasilitasi pembentukan budaya unggul.
• •
Developing and realizing personnel potentials and grooming professional candidates for management/ leadership level. Aligning organisation and improving human resource management system. Cultivating culture of excellence.
Perseroan meyakini berbagai pencapaian dan pertumbuhan kinerja yang diperoleh hingga saat ini merupakan wujud nyata dari kerja keras dan dedikasi seluruh pegawai Perseroan. Keyakinan ini menumbuhkan pemahaman bahwa SDM merupakan unsur penggerak terpenting dari seluruh operasional bisnis yang dilaksanakan oleh Perseroan dan menempatkan SDM sebagai mitra strategis perusahaan.
The Company is confident that the countless achievements and growth in the Company performance reflect the hard work and dedication of all personnel. This confidence leads to an understanding that human resource is the prime driving force of the entire business operations and the strategic partner of the Company.
Sejalan dengan strategi pengelolaan SDM, Perseroan telah memiliki struktur organisasi yang lengkap dalam pengelolaan SDM, meliputi fungsi perencanaan, pengembangan SDM, pendidikan dan pelatihan, administrasi kepegawaian dan hubungan industrial. Melalui berbagai fungsi tersebut, Perseroan berupaya mewujudkan misi untuk menyediakan SDM dan sistem manajemen SDM terbaik untuk menunjang pengembangan Perseroan.
In line with its human resource management strategy, the Company has equipped itself with a comprehensive organization structure with the functions of human resource planning, development, education and training, personnel administration and industrial relations. Through these functions the Company strives to accomplish its mission to install the best human resource and human resource management system in support of the Company’s continued growth.
Diakhir tahun 2010, Perseroan memiliki jumlah pegawai sebanyak 3.201 orang dengan lokasi penugasan yang tersebar di Unit Pertambangan Tanjung Enim, Unit Pertambangan Ombilin, Unit Pengusahaan Briket serta 89 orang yang diperbantukan pada anak perusahaan dan Dana Pensiun milik Perseroan.
At the end of 2010, the Company employed 3,201 people posted in various sites, Tanjung Enim Mining Unit, Ombilin Mining Unit, Briquette Business Unit, and 89 people assigned in the Company’s subsidiaries and Pension Fund.
OPERATIONAL MANAGEMENT REPORT
PT Bukit Asam Tbk 2010 Annual Report 95
Pengawas di bengkel kerja di Tanjung Enim Supervisor in Tanjung Enim workshop
Pengembangan kompetensi pegawai yang berkelanjutan sebagai mitra strategis untuk mendukung pengembangan usaha Perseroan. Continuously enhancing the competence of employees as strategic partners to support the Company’s future business development.
96
PT Bukit Asam Tbk Laporan Tahunan 2010
LAPORAN PENGELOLAAN OPERASIONAL
TABEL TABEL DEMOGRAFI DEMOGRAFI PEGAWAI PEGAWAI MENURUT MENURUT JENJANG JENJANG PENDIDIKAN. PENDIDIKAN.
Demografi pegawai menunjukkan 16 orang pegawai 2010 adalah lulusan sarjana Strata-2, 347 orang lulusan strata-1, 214 orang lulusan D-3, 1.547 orang lulusan SLTA dan 1.078 1.133 1.133 orang lulusan jenjang pendidikan SLTP hingga SD, sesuai dengan lingkup pekerjaan yang dibutuhkan pada berbagai bidang operasional Perseroan. 17 17
Employee demography indicates that in 2010 the Company’s s/d SLTP s/d SLTP workforce consisted of 16 post-graduates, 347 graduates, SLTA SLTA and 1,078 1.600 214 under-graduates,1.600 1,547 high school graduates 20092009 junior high and elementary school graduates, depending D3 D3 on the scope of work required in various areas of the S1 S1 Company’s operation. S2
S2
355 355 219 219 Tabel demografi pegawai menurut jenjang pendidikan Employee demography by education TABEL DEMOGRAFI PEGAWAI MENURUT JENJANG PENDIDIKAN. TABEL TABEL DEMOGRAFI DEMOGRAFI PEGAWAI PEGAWAI MENURUT MENURUT JENJANG JENJANG PENDIDIKAN. PENDIDIKAN. 1.547 1.547 s/d SLTP s/d SLTP
up to Junior up to Junior High School High School
1.078 1.078 1.133
1.600
2009
SLTASLTA
s/d SLTP SLTA
Senior Senior High School High School
20102010
S1
16 16
17
S2
219
D3
S1
S1
S2
S2
Graduate Graduate
Doctoral Doctoral
347 347
355
D3
Diploma Diploma Graduate Graduate
D3
214 214 Demografi pegawai menurut usia.
TABEL DEMOGRAFI PEGAWAI MENURUT JENJANG PENDIDIKAN. 1.547komposisi demografi Sementara berdasarkan umur pegawai, Perseroan adalah, 5 orang (0,16%) berusia < 25 th, 102 orang (3,19%) berusia 25<30 th, 19 orang (0,59%) berusia 30<35 1.078 th, 193 orang (6,03%) berusia 35<40 th, 408 orang (12,71%) berusia 40<45 th, 1.430 orang (44,7%) berusia 45<50, dan 2010 1.044 orang (32,61%) berusia di atas 50 th.
0,7 0,9
2,8 employee demography <25 comprises 5 27,5Under age classification, (0.16%) aged <6,5 25, 102 persons (3.19%) aged 25<30, 25 - 30 up to Junior High School 19 persons (0.59%) aged 30<35, 193 persons (6.03%) aged SLTA 30 - 35(44.7%) 408 persons (12.71 aged 40<45, 1,430 persons Senior35<40, High School aged 45<50, and 1,044 persons (32.61%) aged over D3 35 - 4050. 2009 Diploma Graduate s/d SLTP persons
18,5
S1
40 - 45
Graduate
16
45 - 50
S2
Doctoral
347 Tabel demografi pegawai menurut usia (dalam %) 214 Demografi pegawai menurut usia. Employee demography by age (in %) 0,7 0,9 2,8
27,5
<25
6,5
> 50
43,1
32,6
0,2 0,6 3,2 6,0
25 - 30
25 - 30
12,7
30 - 35 35 - 40
2009 18,5
2010
45 - 50
45 - 50 > 50
44,7
<25 25 - 30
12,7
2010
35 - 40 40 - 45
> 50
32,6
30 - 35
40 - 45
43,1 0,2 0,6 3,2 6,0
<25
30 - 35 35 - 40
OPERATIONAL MANAGEMENT REPORT
PT Bukit Asam Tbk 2010 Annual Report 97
Kondisi demografi di atas menunjukkan jumlah pegawai Perseroan dengan usia di atas 45 tahun lebih dominan, yakni sampai 77%. Untuk menjaga daya saing, kompetensi pegawai serta regenerasi Perseroan, selama tahun 2010 Perseroan menjalankan berbagai program, termasuk rekrutmen dan pelatihan berkesinambungan.
As employees aged over 45 (77%) outnumber those of younger age, the Company addressed the situation by conducting various programs such as training courses to boost employees’ competence, recruitment to allow regeneration and to maintain the Company’s competitive advantage.
REKRUTMEN PEGAWAI
RECRUITMENT OF EMPLOYEES
Perseroan menerapkan kebijakan rekrutmen umum yang menetapkan bahwa proses penerimaan pegawai berawal dari kebutuhan Satuan kerja (user) dan dalam bagian akhir (wawancara) juga melibatkan user. HRD, bertindak sebagai fasilitator dan regulator proses penerimaan.
General recruitment policy directs that recruitment process starts with the user and ends with the user (during interview). The Human Resource Department acts as facilitator and regulator of recruitment process.
Dalam menjalankan fungsinya, HRD menetapkan kebijakan umum mengenai sourcing, proses seleksi dan administrasi penerimaan pegawai. Perseroan menetapkan beberapa kriteria dasar dalam seleksi SDM, yakni: kapasitas calon pegawai yang meliputi lulus uji kemampuan berpikir (analisa, problem solving dan pengambilan keputusan); kemampuan kerjasama
To exercise its function, Human Resource Department formulates a general policy of sourcing, selection, and recruitment administration. The Company sets several criteria in selecting human resource, which require applicants to pass several qualification tests: thinking ability (analysis, problem solving and decision making) teamwork spirit (communication and leadership) and stamina (motivation, adaptation, learning spirit).
tim (komunikasi dan kepemimpinan) dan motivasi, adaptasi serta kemauan belajar calon pegawai.
Rekrutmen pegawai baru dilakukan sesuai analisa kebutuhan jangka panjang dengan mempertimbangkan kompetensi pegawai yang ada. Recruitment is adjusted to long-term manpower requirements by considering the competence of the incumbents. Pada pelaksanaannya rekrutmen dilaksanakan berdasarkan rencana kebutuhan tenaga kerja jangka panjang (3 tahun kedepan untuk lulusan S-1 dan 1 tahun ke depan untuk lulusan setingkat SLTA). Proses seleksi melibatkan pihak ketiga dan dilakukan melalui pemenuhan aspek administrasi, attitude test, psikotes, tes kesehatan, dan wawancara. Sebelum diangkat menjadi pegawai tetap, terlebih dahulu para calon pegawai tersebut mengikuti program management trainee,
Recruitment is adjusted to long-term manpower requirements (the next three years for graduates and one year for senior high school graduates). Selection is made involving a third party and applicants should meet administrative requirement, pass aptitude test, psycho test, medical check-up, and interview. Prior to permanent employment, a prospective employee is required to take management trainee course, called Graduate Development Program.
disebut Graduate Development Program. Sedangkan untuk pengisian jabatan kosong, rekrutmen dilaksanakan dengan melakukan seleksi melalui asesmen kompetensi (teknis) untuk jenjang Jabatan IV ke bawah dan menggunakan assessment centre untuk Jenjang Jabatan III ke atas.
To fill vacant positions, new recruits are selected by technical competence assessment for position level IV and below, and by an assessment center for position level III and above.
PELATIHAN DAN PENGEMBANGAN KOMPETENSI PEGAWAI
EMPLOYEE TRAINING AND DEVELOPMENT
Pelatihan dan pengembangan pegawai dilaksanakan berdasarkan analisa kebutuhan pelatihan dalam rangka
Employee training and development are based on analysis of training needs to realize employees’ potentials, fulfil
98
PT Bukit Asam Tbk Laporan Tahunan 2010
LAPORAN PENGELOLAAN OPERASIONAL
Pengembangan kompetensi SDM juga dilakukan sebagai bagian dari implementasi Sistem Manajemen PTBA Terintegrasi. Competence development is part of the implementation of Integrated BA Management System.
pemenuhan kompetensi, tuntutan profesi/sertifikasi dan ketentuan perundang-undangan. Pengembangan SDM merupakan investasi jangka panjang yang akan memberikan dampak nyata bagi peningkatan kinerja Perseroan di masa mendatang. Program-program pelatihan yang dilakukan Perseroan pada tahun 2010, mencakup:
professional/certification requirements and to comply with the laws and regulations. Human resource development is a long-term investment that will positively affect the future performance of the Company. Training programs conducted in 2010 include:
•
•
•
•
Peningkatan kompetensi manajerial pegawai melalui program pengembangan manajemen, diikuti oleh 1.260 pegawai. Salah satu pelatihan khusus dalam bidang manajemen yang dilaksanakan pada tahun 2010 adalah “Sistem Manajemen Bukit Asam,” diselenggarakan oleh LIPI. Pelatihan ini diperuntukkan bagi para Manajer, Senior Manajer dan General Manajer, dengan jumlah peserta mencapai 576. Pelatihan ini ditujukan untuk meningkatkan pemahaman seluruh peserta atas penerapan sistem manajemen PTBA yang makin terintegrasi dan didukung oleh sistem teknologi informasi terkini yang tengah dan akan segera diimplementasikan. Peningkatan kompetensi teknis pegawai, melalui Pelatihan Teknik dan Non Teknik, diikuti oleh 2.179 pegawai. Pelaksanaan Uji Kompetensi teknis dilakukan terhadap pegawai dengan jenjang jabatan IV dan V sebanyak 217 orang sedang uji kompetensi non teknis terhadap pegawai dengan jenjang jabatan III dan IV sebanyak 117 pegawai.
•
•
Managerial competence development through management development program involving 1,260 employees. One of the special management training progams in 2010 was “Bukit Asam Management System,” conducted by LIPI. This training was designed for managers, senior managers and general managers, attended by 576 participants. Its aim was to enhance all participants’ understanding of the integrated Bukit Asam Management System backed by the most up-todate information technology that would be implemented soon. Technical competence development through Technical and Non-technical Training attended by 2,179 employees. Technical competence assessment at level IV and V for 217 employees and non-technical competence assessment at level III and IV for 117 employees.
Rekapitulasi penyelenggaraan training tahun 2010 2010 training programs conducted by the Company EKSTERNAL
INTERNAL
JUMLAH TOTAL
TYPE OF TRAINING
Manajemen
136
1.124
1.260
Management
Teknik
414
1.765
2.179
Technical
Jumlah
550
2.889
3.439
Total
JENIS PELATIHAN
EXTERNAL
INTERNAL
Tahun 2010, Perseroan telah menyelesaikan Leadership Development Programme untuk menyiapkan kader pemimpin perusahaan.
In 2010, the Company organized Leadership Development Program to groom company management candidates.
OPERATIONAL MANAGEMENT REPORT
PT Bukit Asam Tbk 2010 Annual Report 99
Secara total, Perseroan mengeluarkan biaya sebesar Rp10,93 miliar untuk mengembangkan kompetensi pegawai melalui pelatihan termasuk seminar dan workshop, sepanjang tahun 2010, sehingga rata-rata biaya pengembangan setiap pegawai adalah sebesar Rp3,2 juta/pegawai.
In total, in 2010 the Company spent Rp10.93 billion for the development of employee competence by way of training, seminar, and workshop, averaging Rp3.2 million per employee.
PERSAMAAN KESEMPATAN DALAM PENGEMBANGAN JENJANG KARIR
EQUAL OPPORTUNITY IN CAREER DEVELOPMENT
Perseroan terus mengembangkan dan menyempurnakan seluruh pranata yang mendukung penilaian kemampuan pegawai secara adil dan transparan. Hal ini dilakukan untuk menjamin persamaan kesempatan bagi seluruh Pegawai dalam mengembangkan karirnya sesuai dengan perkembangan perusahaan. Perseroan menerapkan sistem tools “Balanced Scorecard” untuk mendapatkan akurasi, kesamaan dan transparansi yang berimbang dalam menilai kompetensi seluruh pegawai, perkembangan karir, tanggung jawab dan remunerasinya.
The Company continued to develop and improve all systems and facilities in support of fair and transparent employee competence evaluation. This is to guarantee equal opportunity in career development for all employees in line with the Company’s own development. The Company applies “Balanced Scorecard” tool to ensure that all employees are appraised in an accurate, equal, balanced and transparent fashion in terms of their career development, responsibility and remuneration.
Perseroan kemudian memberikan kesempatan kepada seluruh pegawai untuk memperjuangkan hak-haknya secara berimbang dan setara melalui Serikat Pekerja Bukit Asam (SPBA). Kesepakatan yang setara antara kewajiban maupun hak pegawai di satu pihak (baik secara pribadi maupun melalui SPBA) dengan Perseroan dilain pihak kemudian dituangkan dalam Perjanjian Kerja Bersama (PKB). Melalui PKB ini pola hubungan industrial antara Perseroan dan dukungan pegawai terhadap keberlangsungan operasional yang kondusif lebih terjamin.
The Company gives all employees opportunity to fight for their equal and impartial rights through Bukit Asam Labor Union. Equality of rights and obligations between the employees (in person or by representation of Bukit Asam Labor Union) and the Company is incorporated in Collective Labor Agreement (CLA). This Agreement ensures the employees’ support to the Company’s continued operations in a conducive industrial relation.
Pengembangan karir dilakukan melalui rotasi/promosi berbasis kompetensi dan kinerja pegawai sesuai kebutuhan perusahaan. Sepanjang tahun 2010 lalu, Perseroan telah melakukan promosi terhadap 45 orang pegawai, selain telah meningkatkan 65 orang jenjang jabatan pegawai. Langkah rotasi dan promosi dalam meningkatkan kompetensi pegawai akan efektif jika dilakukan secara terencana dan didukung dengan staf yang mampu menilai kompetensi pegawai dengan tepat dan cermat. Sehingga pengembangan karir pegawai berjalan secara efektif, efisien dan selaras dengan perkembangan Perseroan.
Career development is also carried out by way of rotation/ promotion based on employee competence and performance according to the needs of the Company. During the year, 45 employees were promoted and 65 employees received position upgrade. Rotation and promotion in developing employee competence will be effective when done with good planning and supported by people who are able to make an accurate and thorough evaluation of employee competence to ensure career development is effected effectively and efficiently in accordance with the Company’s development.
REMUNERASI DAN KESEJAHTERAAN PEGAWAI
EMPLOYEE REMUNERATION AND WELFARE
Perseroan menindaklanjuti peningkatan kompetensi SDM dan promosi jabatannya seimbang dengan peningkatan kompetensi dan penilaian kinerjanya. Proses manajemen kinerja ini berlangsung melalui siklus manajemen kinerja, mulai dari penyusunan rencana, performance review secara kontinyu dan penilaian kinerja secara berkala.
Competence development is followed by giving employees opportunity for career development commensurate with their performance. The process of performance management runs through performance management cycle that covers planning, continual and yearend performance review.
Untuk menentukan kinerja seluruh pegawai perusahaan, Perseroan menetapkan Key Performance Indicator (KPI) yang direncanakan dan ditetapkan mulai level perusahaan, tingkat divisi/tim sampai dengan tingkat individu. Selanjutnya Perseroan menetapkan proses pemantauan atas keseluruhan capaian kinerja masing-masing individu maupun group/
To evaluate the performance of all personnel, the Company applies Key Performance Indicator (KPI) that is put in place from corporate down to division/team and individual level. Monitoring system is also used to evaluate overall
100
PT Bukit Asam Tbk Laporan Tahunan 2010
LAPORAN PENGELOLAAN OPERASIONAL
kelompok. Pemantauan dilakukan melalui coaching, counseling, dan controlling. Perseroan selanjutnya melakukan evaluasi atas kinerja seluruh insan perusahaan, baik pada tingkat individual, team maupun pada tingkat perusahaan secara periodik.
achievement of each individual or group. Monitoring is carried out through coaching, counselling and controlling. Periodic evaluation is made on all personnel, whether as an individual, a team or a company as a whole.
Hasil evaluasi ini kemudian digunakan untuk dua tujuan, yakni feedback bagi pengembangan kompetensi SDM bersangkutan dan memberikan penghargaan untuk yang memiliki kinerja sama atau melebihi target sesuai kesepakatan KPI sebelumnya serta langkah pembinaan bagi yang kurang atau tidak dapat mencapai ukuran kinerja yang ditetapkan .
The result of this evaluation is then used for two purposes. First, as feedback for developing the employee’s competence and giving award for above standard achievement in accordance with Key Performance Indicator (KPI). And second, as coaching measures for those with below standard performance.
Perseroan telah menerapkan standar penggajian berdasarkan pemeringkatan pegawai dan jenjang jabatan. Untuk memberikan remunerasi yang kompetitif, Perseroan mengikuti remuneration survey pada industri sejenis. Secara keseluruhan proses tersebut merupakan upaya standarisasi sistem kompensasi dan imbal jasa Perseroan yang diarahkan untuk meningkatkan motivasi pegawai dalam meningkatkan kompetensi dan kinerjanya.
The Company has devised a remuneration standard based on employee rank and position level. The Company also seeks to formulate a competitive remuneration standard by taking part in a remuneration survey in similar industry. The whole process is a means to standardize compensation and benefit system towards motivating employees to step up their competence and performance.
Secara berkala, remunerasi pegawai ditinjau dan disesuaikan dengan kompetensi dan prestasi kinerja. Remuneration is commensurate with employees’ competence and performance. Selain remunerasi yang sejalan dengan perkembangan industri maupun kinerja, Perseroan memberikan tunjangan lain kepada pegawai dalam bentuk Tunjangan Hari Raya (THR), jaminan kesehatan, uang pensiun dan hak cuti yang ditentukan sesuai dengan peraturan yang berlaku. Perseroan telah melaksanakan program “Jaminan Hari Tua” (JHT), Dana Pensiun Bukit Asam dan program pensiun “Tabungan Hari Tua,” bekerja sama dengan lembaga yang kompeten, sebagai bagian dari pemenuhan kesejahteraan pegawai. Perseroan juga menyediakan jaminan layanan kesehatan melalui RSBA dan program Asuransi Kesehatan Tugu mandiri untuk pegawai dan pensiunan pegawai.
Besides performance-based remuneration, the Company provides other benefits in the form of holiday bonus, health insurance, pension and paid-leave in accordance with the prevailing regulations. The Company has set up Retirement Benefit Program, Bukit Asam Pension Fund and Retirement Savings Program in collaboration with reputable and competent institutions. These are all aimed at satisfying employees’ welfare. The Company also provides health care plans through Bukit Asam Hospitals and Tugu Mandiri Health Insurance Progam for employees and retirees.
PENYELARASAN ORGANISASI DAN PENYEMPURNAAN SISTEM MANAJEMEN SDM
ORGANIZATION ALIGNMENT AND HUMAN RESOURCE MANAGEMENT SYSTEM IMPROVEMENT
Perseroan dalam rangka menunjang pertumbuhan yang berkesinambungan telah melakukan evaluasi dan penyelarasan organisasi sesuai dengan dinamika perubahan perusahaan.
In a bid to ensure a sustainable growth the Company has conducted organisational assessment and alignment in accordance with the Company’s changing requirements.
Langkah penting lainnya yang dilakukan adalah penyempurnaan sistem pengembangan pegawai melalui penerapan “Talent Management” dengan tujuan diperolehnya gambaran rinci mengenai ketersediaan dan penempatan pegawai sesuai kebutuhan organisasi. Melalui penerapan
Another important measure taken was improving employee development system through the application of “Talent Management” to arrive at a detailed picture of the availability and placement of employees as required by the organization. By this application, employee development, selection and
PT Bukit Asam Tbk 2010 Annual Report 101
OPERATIONAL MANAGEMENT REPORT
tersebut, maka pengembangan, seleksi dan nominasi pegawai berbasis pada kompetensi dan kinerja yang bersangkutan. Perseroan kemudian melakukan review atas model kompetensi yang digunakan sebagai acuan, diikuti pengembangan Assessment Center.
nomination will be based on the individual employee’s competence and performance. The Company then reviewed the competence model used as reference and developed an Assessment Center.
Langkah-langkah tersebut kemudian berhasil menyempurnakan model kompetensi dan menyusun panduan assesment, setelah dilakukan review atas katalog kompetetensi inti, manajerial, karakteristik pribadi dan teknis, serta panduan asesmen kompetensi teknis.
These measures successfully improved competence model and produced assessment guide, after reviewing core competence catalogue, managerial aptitude, personal and technical characteristics, as well as technical competence assessment guide.
PENINGKATAN BUDAYA UNGGUL
CULTIVATING CULTURE OF EXCELLENCE
Pembentukan dan peningkatan Budaya Unggul merupakan bagian dari upaya memotivasi pegawai agar senantiasa berkinerja dan memberikan kontribusi terbaik bagi Perseroan. Program pembentukan dan peningkatan budaya unggul yang dilakukan pada tahun 2010, diantaranya:
Cultivating culture of excellense is an effort to motivate employees to constantly give their best performance and contribution to the Company. Culture of excellence cultivating program conducted in 2010 included:
•
• •
•
•
Pengembangan assesment center, penyempurnaan model kompetensi dan penyempurnaan panduan
•
assessment. Sosialisasi dan Implementasi sistem penghargaan dan sanksi yang dilakukan secara transparan dan terukur. Implementasi Balance Score Card di seluruh satuan kerja Perseroan, melalui standarisasi sistem manajemen kinerja yang diharapkan dapat mempercepat pembentukan budaya berbasis kinerja. Melakukan Penilaian Prestasi Kerja Pegawai (PPKP), pada setiap semester, menggunakan KPI yang ditetapkan sebelumnya, sebagai acuan pemberian penghargaan dan pengembangan karyawan. Pembinaan mental dan spiritual pegawai serta mensosialisasikan nilai-nilai unggul Perseroan sebagai mana tertera pada buku Kode Etik Perseroan dan Manual GCG yang telah diperbaharui.
• •
•
•
Developoment of assesment center, improvement of competence model and assessment guide. Dissemination and implementation of a transparent and measured reward and punishment system. Implementation of Balanced Score Card throughout the Company by way of standardizing performance management system expected to expedite the establishment of performance-based culture. Implementation of Employee Job Performance Rating in every semester, using pre-established Key Performance Indicator as the basis of reward and development of employees. Development of mental and spiritual aspects of employees and dissemination of values of excellence practiced by the Company as laid down in the Corporate Code of Conduct and the revised GCG Code.
102
PT Bukit Asam Tbk Laporan Tahunan 2010
PEMBAHASAN DAN ANALISIS MANAJEMEN
MANAGEMENT DISCUSSION AND ANALYSIS
PT Bukit Asam Tbk 2010 Annual Report 103
Pembahasan dan Analisis Manajemen Management Discussion and Analysis
Perbaikan dan pembangunan prasarana pendukung produksi serta penajaman pelaksanaan program efisiensi untuk menyambut peluang dan menjamin peningkatan kinerja berkelanjutan dimasa mendatang
Construction and Improvement of production supporting infrastructure and focused on efficiency program in anticipation of business opportunity and sustainable future growth
104
PT Bukit Asam Tbk Laporan Tahunan 2010
PEMBAHASAN DAN ANALISIS MANAJEMEN
104
KONDISI UMUM DAN PROSPEK USAHA
GENERAL CONDITION AND BUSINESS PROSPECTS
KONDISI UMUM PEREKONOMIAN GLOBAL DAN INDONESIA
General Condition of Global and Indonesian Economy
Pemulihan perekonomian global yang dimulai sejak pertengahan 2009, terus berlanjut di tahun 2010 lalu, dengan tingkat pertumbuhan terbesar lebih banyak disumbang oleh membaiknya perekonomian negara negara di kawasan Asia Pasifik, terutama China dan India. Kawasan Eropa sekalipun mengalami pertumbuhan, sempat terguncang oleh krisis fiskal di negara Portugal, Irlandia, Yunani dan Italia. Amerika Serikat masih mengalami kendala dengan defisit ganda dan tingkat pengangguran yang relatif tinggi.
The global economy began to recover in the middle of 2009 and continued through 2010 with the highest growth contributed by countries in the Asia Pacific region, mainly China and India. European countries’ economic growth was stunted by fiscal crises in Portugal, Ireland, Italy and Greece. The United States of America was still facing double digit deficit and higher unemployment rate.
Akibatnya tingkat pertumbuhan perekonomian global di tahun 2010 tidak setinggi perkiraan semula. Namun demikian sinyal kebijakan moneter negara-negara maju yang mempertahankan suku bunga rendah dan disertai paket stimulus moneter diperkirakan akan membuat pasar finansial tetap longgar untuk mendorong peningkatan investasi maupun kegiatan pasar modal.
As a consequence, global economic recovery in 2010 was not as high as had been predicted. However, developed countries’ monetary policy that kept interest rates at low levels coupled with monetary stimulus bail-out packages are expected to leave room in the financial market to boost investment and capital market activities.
Perekonomian Indonesia, yang berada di kawasan Pasifik tak lepas dari dinamika pertumbuhan tersebut. Peningkatan perekonomian kawasan Asia Pasifik yang tinggi mendorong permintaan dan harga berbagai komoditas utama seperti CPO, batubara dan bahan mineral kembali meningkat. Pertumbuhan konsumsi domestik, peningkatan kegiatan investasi dan perbaikan kinerja ekspor membuat GDP Indonesia mencatat kenaikan sebesar 6,1%, lebih tinggi dari tahun sebelumnya, 4,5%. Inflasi relatif terkendali pada kisaran 6,94%, suku bunga rujukan BI tetap di kisaran 6,5% dan cadangan devisa meningkat mencapai angka US$ 96,21 miliar serta kurs rupiah ditutup menguat 4,4% menjadi Rp8.991/US$.
Situated in the Asia Pacific region, Indonesia is also tied to this economic growth dynamics. The robust economic growth in the region raised demand and price of major commodities such as palm oil, coal and other mining minerals. Increase in domestic consumption, investment and export spurred Indonesia’s GDP to post a 6.1% hike, higher than 4.5% in 2009. Inflation was relatively under control at 6.94%, Bank Indonesia benchmark rate was stable at 6.5%, foreign exchange reserves improved totalling US$96.21 billion, Rupiah exchange rate strengthened and closed at Rp8,991/US$ signifying a rise of 4.4%.
Kinerja perekonomian Indonesia tersebut membuat peringkat utang luar negeri Indonesia naik. Lembaga pemeringkat Standard & Poors meningkatkan peringkat utang luar negeri dari BB- menjadi BB, dengan outlook positif dan lembaga pemeringkat Fitch telah meningkatkan peringkat utang tersebut menjadi BB+ (satu tingkat di bawah investment grade).
On the face of the encouraging economic performance, Indonesia improved its foreign loan rating. Rating agency Standard & Poors raised foreign loan grade from BB- to BB, with positive outlook, and Fitch Ratings raised it to BB+ (one grade lower than investment grade).
Dengan demikian, secara keseluruhan indikator ekonomi makro menunjukkan perekonomian Indonesia berada pada kondisi yang mantap dan siap berkembang lebih lanjut di masa mendatang. Perkembangan positif perekonomian tersebut, diperkirakan akan membuat permintaan komoditas utama, termasuk sumber energi, kembali meningkat.
Overall, macro economic indicators prove that Indonesia’s economy is stable and ready to develop further in the years to come. With this promising development, demand for primary commodities including energy sources is expected to see an upward trend.
PROSPEK PERMINTAAN BATUBARA
Coal Prospects
Perkembangan Konsumsi Batubara Dunia
Growth of World Coal Consumption
Sesuai dengan data BP Statistical Review of World Energy, Juni 2010, batubara tetap menduduki peringkat kedua
According to BP Statistical Review of World Energy, June 2010, coal remained the second chief global energy source
PT Bukit Asam Tbk 2010 Annual Report 105
MANAGEMENT DISCUSSION AND ANALYSIS
sumber energi global utama setelah minyak bumi. Di tahun 2009 kontribusi batu-bara sebagai sumber energi mencapai 29,4% dari total penggunaan sumber energi.
after crude oil. In 2009 coal contribution reached 29.4% of total energy source consumption.
Data yang sama menunjukkan bahwa tahun di 2009, saat puncak krisis perekonomian global, konsumsi sumber energi, (termasuk batubara) di hampir seluruh kawasan negara industri utama dunia mengalami penurunan. Hanya di kawasan Asia Pasifik konsumsi batubara tetap mengalami peningkatan, seperti ditunjukkan pada tabel berikut.
The same data indicated that the 2009 global economic crisis had caused energy source consumption (including coal) in most industrialized countries dropped. Only in the Asia Pacific region coal consumption remained high as shown in the following table:
Realisasi Konsumsi Batubara Global (Dalam juta ton setara minyak) Actual Global Coal Demand (In million tons of oil equivalent)
KAWASAN Amerika Utara Amerika Tengah dan Selatan Eropa dan Eurasia Timur Tengah Afrika Asia Pasifik Konsumsi Batubara Global
2005
614,9
2006
606,1
2007
614,7
2008
2009
%
A
B
A THD B
THD TOTAL 2009
602,1
531,3
-11,8
16,2%
North America Central & South America
REGION
21,2
21,0
22,6
24,0
22,5
-6,3
0,7%
513,6
526,8
528,3
516,7
456,4
-11,7
13,9%
9,1
9,1
9,3
9,2
9,2
0,0
0,3%
Middle East
101,1
102,6
106,0
111,1
107,3
-3,4
3,3%
Africa
1.644,0
1.773,0
1.903,2
2.023,4
2.151,6
6,3
65,6%
2.903,9
3.038,6
3.184,1
3.286,5
3.278,3
-0,2
Europe & Eurasia
Asia Pacific Total World Coal Consumption
Sumber : BP Statistical Review of World Energy, Juni 2010, Konversi 1 ton setara minyak = 1,43 ton batubara Source: BP Statistical Review of World Energy, June 2010 1 ton oil equivalent = 1.43 ton coal
Di kawasan Asia Pasifik, batubara adalah sumber energi utama, dengan mayoritas penggunaan sebagai bahan bakar PLTU. Dari total penggunaan batubara di kawasan Asia Pasifik, China dan India adalah konsumen utama sejak beberapa tahun terakhir dengan masing sebesar 71,5% dan 11,4% total konsumsi batubara Asia Pasifik. Saat krisis perekonomian global tahun 2009 melanda, kedua negara ini, mampu bertahan dengan tetap mencatat pertumbuhan perekonomian. Konsumsi batubara di kedua negara tersebut juga tetap meningkat.
In the Asia Pacific region, coal is the main energy source and the major part is used for TPP fuel. China and India have been the biggest consumers for the past few years respectively at 71.5% and 11.4% of total coal consumption in the region. During the world economic recession in 2009 these two countries stood fast with stable growth of economy and coal consumption.
Jepang, dengan mayoritas kegiatan ekonominya terkait dengan kawasan Atlantik, tidak luput dari pengaruh krisis perekonomian global. Konsumsi batubata Jepang di tahun 2009 lalu sempat turun cukup besar, yakni -15,4%. Beberapa negara lain di kawasan ini, seperti Taiwan dan Thailand juga mengalami penurunan. Namun karena total konsumsi batubara China dan India yang besar, secara keseluruhan, konsumsi batubara kawasan Asia Pasifik di tahun 2009 tetap meningkat sebesar 6,3%. Hal tersebut tampak pada tabel berikut.
Japan, whose economy is largely associated with the Atlantic region, was also impacted by world economic crisis. Its coal consumption in 2009 dropped significantly, i.e. -15.4%. Other countries in this region such as Taiwan and Thailand also decreased their consumption. However, due to the considerable coal consumption of China and India, total consumption in Asia Pacific region in 2009 rose by 6.3% as shown in the following table.
106
PT Bukit Asam Tbk Laporan Tahunan 2010
PEMBAHASAN DAN ANALISIS MANAJEMEN
Realisasi Konsumsi Batubara Asia Pasifik (Dalam juta ton setara minyak) Actual Asia Pacific Coal Consumption (In million tons of oil equivalent)
NEGARA Australia Bangladesh China China Hongkong SAR India Indonesia Jepang
2005
53,6
2006
55,6
2007
54,2
2008
2009
%
THD TOTAL
A
B
A THD B
2009
51,4
50,8
-1,1
2,4%
REGION Australia
0,4
0,4
0,4
0,4
0,4
0,0
0,0%
1.100,5
1.215,0
1.313,6
1.406,1
1.537,4
9,3
71,5%
Bangladesh
6,7
7,0
7,5
7,0
7,6
9,4
0,4%
184,4
195,4
210,3
230,9
245,8
6,5
11,4%
26,1
24,1
28,4
30,2
30,5
1,2
1,4%
Indonesia
121,3
119,1
125,3
128,7
108,8
-15,4
5,1%
Japan
China China Hongkong SAR India
Malaysia
6,3
7,3
7,1
5,0
4,0
-20,0
0,2%
Malaysia
Selandia Baru
2,2
2,2
1,6
2,0
1,7
-15,0
0,1%
New Zealand
Filipina
5,7
5,5
5,9
7,0
6,8
-2,9
0,3%
Philippines
Korea Selatan
54,8
54,8
59,7
66,1
68,6
3,8
3,2%
South Korea
Taiwan
38,1
39,6
41,8
40,2
38,7
-3,7
1,8%
Taiwan
Thailand
11,2
12,4
14,1
15,3
14,1
-7,8
0,7%
Thailand
1,5%
Lainnya Total Konsumsi Asia Pasifik
28,7
30,9
28,1
28,1
32,1
14,2
1.644,1
1.773,5
1.903,1
2.023,4
2.151,6
6,3
Others Total Comsumption Asia Pacific
Sumber: BP Statistical Review of World Energy, Juni 2010, Konversi 1 ton setara minyak = 1,43 ton batubara Source: BP Statistical Review of World Energy, June 2010 1 ton oil equivalent = 1.43 ton coal
Perkembangan dan Proyeksi Produksi Batubara Dunia
Growth and Projection of World Coal Production
Mengingat biaya transportasi yang cukup besar, kebutuhan batubara dipenuhi dari kawasan terdekat. Dampak krisis perekonomian global yang lebih berpengaruh di kawasan Atlantik, membuat produksi batubara di kawasan tersebut rata-rata menurun. Sedangkan untuk kawasan Pasifik, trend ekonomi yang tetap positif membuat produksi batubara di kawasan ini di tahun 2009 tetap meningkat, sebesar 8,3%, seperti tampak pada tabel berikut.
Considering the high cost of transportation, coal demand is met by countries in the closest region. World crisis that had bigger impact on the Atlantic region consequently caused a decline in the region’s coal production. While in the Pacific region, the economic trend remained more stable and coal production continued to rise in 2009, recording a growth of 8.3%, as shown in the following table.
Realisasi Produksi Batubara Global (Dalam juta ton setara minyak) Actual World Coal Production In million tons of oil equivalent
KAWASAN Amerika Utara Amerika Tengah dan Selatan Eropa dan Eurasia Timur Tengah
2005
2006
2007
2008
2009
%
A
B
A THD B
THD TOTAL 2009
REGION
618,8
634,5
629,7
637,5
578,1
-9,3
17,0%
46,3
50,8
53,6
57,1
52,9
-7,4
1,6%
North America Central & South America
438,2
444,9
446,3
452,6
420,4
-7,1
12,3%
Europe & Eurasia
0,8
0,9
1,0
1,0
1,0
0,0
0,0%
Middle East
140,7
140,4
141,9
144,5
143,0
-1,0
4,2%
Africa
Asia Pasifik
1.637,3
1.764,3
1.871,5
2.044,2
2.213,3
8,3
64,9%
Produksi Batubara Global
2.882,1
3.035,8
3.144,0
3.336,9
3.408,7
2,2
Afrika
Sumber: BP Statistical Review of World Energy, Juni 2010, Konversi 1 ton setara minyak = 1,43 ton batubara Source: BP Statistical Review of World Energy, June 2010 1 ton oil equivalent = 1.43 ton coal
Asia Pacific Total World Coal Production
PT Bukit Asam Tbk 2010 Annual Report 107
MANAGEMENT DISCUSSION AND ANALYSIS
China sebagai konsumen terbesar batubara di dunia, memenuhi sebagian kebutuhannya melalui kegiatan penambangan dalam negeri. Sehingga selain sebagai konsumen, China adalah produsen batubara terbesar di dunia. Demikian juga India, sebagai konsumen batubara kedua terbesar, berusaha memenuhi kebutuhannya sendiri. Namun demikian produksi batubara India masih belum mencukupi, sehingga kekurangannya harus dipenuhi lewat impor.
China being the biggest consumer of coal in the world meets the major part of its demand by domestic mining. Not only is China a consumer, but it is also the largest coal producer in the world. India, the second largest coal consumer, strives to be self-sufficient, but due to its insufficient production, it has to rely on import.
Indonesia dan Australia, sejak beberapa tahun terakhir merupakan negara pemasok batubara di pasar global (terutama wilayah Pasifik), mengingat keduanya mampu memproduksi batubara dalam jumlah melebihi kebutuhan domestik. Data BP Statistical Review of World Energy, Juni 2010, menunjukkan bahwa laju pertumbuhan produksi batubara Indonesia sejak tahun 2005 berkembang lebih cepat dari pertumbuhan produksi Australia. Indonesia kini bersaing dengan Australia sebagai pemasok batubara terbesar di pasar global.
In recent years Indonesia and Australia have met world coal demand (particularly in the Pacific region), as both countries are in a position to produce coal in excess of their domestic consumption. According to BP Statistical Review of World Energy, June 2010, since 2005 Indonesia’s coal production has grown at a higher rate than that of Australia. Indonesia is now in competition with Australia to be the world largest coal supplier.
Realisasi Produksi Batubara Asia Pasifik (Dalam juta ton setara minyak) Actual Asia Pacific Coal Production (In million tons of oil equivalent)
NEGARA Australia China India
2005
2006
2007
2008
2009
%
A
B
A THD B
THD TOTAL 2009
REGION
205,8
210,3
217,2
220,3
228,0
3,5
10,3%
Australia
1.120,0
1.205,1
1.282,4
1.425,6
1.552,9
8,9
70,1%
China
162,1
170,2
181,0
195,6
211,5
8,1
9,5%
India
Indonesia
93,9
119,2
133,4
140,8
155,3
10,3
7,0%
Indonesia
Vietnam
18,3
21,8
22,4
23,0
25,2
9,6
1,1%
Vietnam
Lainnya
28,7
30,9
28,1
28,1
32,1
14,2
1,4%
Others
1.641,3
1.770,0
1.876,3
2.045,1
2.216,5
8,4
Total Produksi Asia Pasifik
Total Asia Pacific Coal Production
Sumber: BP Statistical Review of World Energy, Juni 2010, Konversi 1 ton setara minyak = 1,43 ton batubara Source: BP Statistical Review of World Energy, June 2010 1 ton oil equivalent = 1.43 ton coal
Kajian Wood Mackenzie, dalam “Coal Market Service, June 2010” memprakirakan, peningkatan suplai batubara di pasar global dari angka 621 juta ton di tahun 2009 menjadi 1,1 miliar ton di tahun 2025 seiring membaiknya perekonomian global dan meningkatnya permintaan. Negara-negara di kawasan Asia Pasifik, terutama Indonesia dan Australia akan mendominasi pasokan, dengan kontribusi meningkat dari perkiraan sebesar 54% di tahun 2009 menjadi 61% di tahun 2025. Hal tersebut ditunjukkan pada illustrasi berikut.
A study by Wood Mackenzie “Coal Market Service, June 2010” estimates world coal supply will increase from 621 million tons in 2009 to 1.1 billion tons in 2025 as world economy bounces back and demand increases. Countries in the Asia Pacific region, mainly Indonesia and Australia, will dominate coal supply, increasing their contribution of 54% in 2009 to 61% in 2025. The following illustration depicts the estimate.
PT Bukit Asam Tbk Laporan Tahunan 2010
PEMBAHASAN DAN ANALISIS MANAJEMEN
Global Seaborne Thermal Coal Supply 2009-2025 1.200
Other Venezuela
1.000
Canada
800 Mt
USA
600
China Vietnam
400
South Africa 200
Colombia Russia 2025
2024
2023
2022
2021
2020
2019
2018
2017
2016
2015
2014
2013
2012
2011
2010
0 2009
108
Australia Indonesia
Sumber Source: Wood Mackenzie Coal Market Service
Indonesia, menurut kajian tersebut, akan tetap menjadi pemasok batubara utama di pasar global, terutama di kawasan Asia Pasifik. Penyebabnya adalah, selain cadangan yang memadai dan tingkat konsumsi yang relatif rendah, biaya produksi batubara Indonesia tetap bersaing. Sekalipun proyek PLTU berbahan bakar batubara dengan daya 10.000 MW tahap 1 dan tahap 2 telah beroperasi, Indonesia diproyeksikan mampu memenuhi kebutuhan batubara, sekaligus tetap meningkatkan pasokan ke pasar ekspor.
According to the study, Indonesia will retain its role as the major coal supplier in the world market especially in the Asia Pacific region. This is because Indonesia, with its abundant reserves and relatively low consumption, enjoys low production costs. Even after the coal-fired 10,000 MW TPP phase 1 and phase 2 are operational, Indonesia is projected to be in a position to meet domestic coal demand and to step up its export supply.
Biaya produksi batubara Indonesia sangat bersaing karena di kalimantan menggunakan sarana angkut melalui sungai yang berbiaya rendah dan di Sumatera menggunakan sarana kereta api yang cukup ekonomis. kondisi tersebut membuat suplai batubara Indonesia ke pasar global akan tetap mendominasi pada beberapa dekade mendatang. Jumlah ekspor batubara Indonesia diperkirakan terus meningkat menjadi naik 323 juta ton di tahun 2015 dan mencapai 374 juta ton di tahun 2020.
Indonesia’s coal production costs are highly competitive because mining companies rely on low-cost river transport in Kalimantan, and economical railway transport in Sumatera. Therefore, Indonesia will continue to dominate the world market with its coal supply in the next few decades. The country’s coal exports are predicted to rise to 323 million tons in 2015 and 374 million tons in 2020.
Projected Supply by Exported Country
Note: in million tons
PT Bukit Asam Tbk 2010 Annual Report 109
MANAGEMENT DISCUSSION AND ANALYSIS
Proyeksi Konsumsi Batubara Dunia
Projected World Coal Consumption
Perbaikan kondisi perekonomian global di tahun 2010 lalu turut mempengaruhi permintaan batubara global. OECD (Organization for Economic Co-operation and Development) Economy Outlook, November 2010, yang mencakup 34 negara maju, (termasuk Amerika Serikat, Jepang dan Korsel) memprediksikan pertumbuhan GDP tahun 2010 sebesar 2,8%. Perekonomian kawasan Pasifik diluar OECD diperkirakan meningkat lebih cepat, sehingga membuat permintaan batubara kawasan ini meningkat dengan cepat.
The economic upswing in 2010 impacted world coal demand. OECD (Organization for Economic Co-operation and Development) Economy Outlook, Noember 2010 that covered 34 developed countries (including USA, Japan and South Korea) predicted that in 2010 GDP would grow 2.8%. In the Pacific region outside OECD coal demand was predicted to increase at a high rate following the regional growth.
Menurut kajian OECD, untuk tahun 2011 mendatang, hampir seluruh negera industri utama diperkirakan akan mencatat pertumbuhan perekonomian. Tingkat pertumbuhan GDP negara-negara tersebut bervariasi, dengan China diperkirakan mencatat pertumbuhan ekonomi terbesar diikuti oleh India. Pertumbuhan perekonomian global pada tahun-tahun mendatang akan tetap berlangsung, dengan kisaran 3,1% (Preview of the United Nations Economic Report for 2011).
According to OECD research, in 2011 most industrialized countries will record economic growth. GDP growth of those countries vary, and China is predicted to post the highest growth followed by India. The world economy will continue to improve in the coming years at around 3.1% (Preview of the United Nations Economic Report for 2011).
Senada dengan kajian tersebut, biro Wood Mackenzie dalam kajian “Coal Market Service, June 2010” memprediksi, GDP China akan tumbuh cukup besar, 8,9%, Taiwan 6% dan Korsel 4%, sehingga mempengaruhi pertumbuhan permintaan batubara di kawasan Pasifik. Menurut Wood Mackenzie, dalam beberapa dekade mendatang pertumbuhan konsumsi batubara global akan terkonsentrasi di kawasan Pasifik. Sebaliknya, kawasan Atlantik (Amerika Utara, Selatan dan Eropa) tidak akan mencatat pertumbuhan konsumsi batubara, karena peningkatan penggunaan energi nuklir dan gas.
In the same tune Wood Mackenzie in its study “Coal Market Service, June 2010” predicts GDP of China will increase by 8.9%, Taiwan 6% and South Korea 4%, impacting coal demand in the Pacific region. According to Wood Mackenzie, in the next few decades world coal demand will be concentrated in the Pacific region. On the other hand, the Atlantic region (North, South America and Europe) will not increase their coal consumption as they are turning to nuclear and gas as energy sources.
Menurut kajian Wood Mackenzie pertumbuhan pasar batubara global akan meningkat dari angka sebesar 720 juta ton di tahun 2010 menjadi 1,2 miliar ton di tahun 2025, dengan kontribusi pertumbuhan permintaan terbesar berasal dari kawasan Asia Pasifik, yakni tumbuh dari angka 484 juta ton menjadi 874 juta ton. Di akhir 2025, kawasan ini diperkirakan menguasai 72% perdagangan batubara global melalui laut.
Wood Mackenzie study estimates world coal market will increase from 720 million tons in 2010 to 1.2 billion tons in 2025, Asia Pacific region being the major consumer, from 484 million tons to 874 million tons. At end 2025, this region is predicted to control 72% of world coal trading by sea.
Coal Demand Forecast by Trade Basin and Transport Mode 1.400 1.200
Pacific Total
1.000
Atlantic Total Landborne
Mt
800
Seaborne
600 400 200
Sumber Source: Wood Mackenzie Coal Market Service
2025
2024
2023
2022
2021
2020
2019
2018
2017
2016
2015
2014
2013
2012
2011
2010
0
PT Bukit Asam Tbk Laporan Tahunan 2010
PEMBAHASAN DAN ANALISIS MANAJEMEN
Seaborne Thermal Coal Demand by Region 1.200
Other
1.000
Americas
Mt
800
Europe
600
Asia
400 200
2025
2024
2023
2022
2021
2020
2019
2018
2017
2016
2015
2014
2013
2012
2011
2010
0
Sumber Source: Wood Mackenzie Coal Market Service
Di kawasan Asia Pasifik, posisi Jepang sebagai salah satu importir batubara besar akan terus tergeser oleh China dan India. China sekalipun merupakan konsumen batubara terbesar, relatif mampu memenuhi kebutuhannya dari produksi tambang-tambang dalam negeri. Sedang India dengan jumlah cadangan dan produksi yang lebih terbatas membuatnya berpotensi menjadi importir batubara terbesar dalam dekade mendatang.
In the Asia Pacific region, Japan will be replaced by China and India as major coal importers. Despite being the largest coal consumer, China is able to satisfy its own needs with domestic mine products. In the meantime India with its limited reserves and output is more likely to become the biggest coal importer in the coming decades.
Perkembangan pembangunan PLTU barbahan bakar batubara di Malaysia dan Filipina akan membuat permintaan impor dari kedua negara ini meningkat pesat di tahun-tahun mendatang. Sedang Indonesia, walaupun banyak membangun proyek PLTU serupa, namun akan mampu memenuhi kebutuhan batubara dari dalam negeri.
The construction of coal-fired TPP in Malaysia and the Philippines will increase their coal import in the coming years. While Indonesia, despite its numerous TPP of similar nature, is able to be self-sufficient in coal requirements.
Seaborne Thermal Coal Demand by Region 1.000 900
Other
800
Philippines
700
Thailand Malaysia
600
Taiwan
500
South Korea 400
Japan
300
China
200
India
100
Sumber Source: Wood Mackenzie Coal Market Service
2025
2024
2023
2022
2021
2020
2019
2018
2017
2016
2015
2014
2013
2012
2011
0
2010
Mt
110
PT Bukit Asam Tbk 2010 Annual Report 111
MANAGEMENT DISCUSSION AND ANALYSIS
Kajian US Energy Information Administration dalam Annual Energy Oulook 2010, juga menunjukkan kesimpulan senada, yakni dalam jangka lebih panjang kebutuhan batubara di negara-negara OECD (mayoritas berada di kawasan Atlantik) tidak mengalami pertumbuhan, terkompensasi oleh penggunaan gas dan energi nuklir. Sedang negara-negara Non-OECD, terutama kawasan Asia Pasifik tingkat konsumsi batubara meningkat dengan laju rata-rata sebesar 1,1% pertahun hingga tahun 2020, untuk kemudian meningkat dengan laju 2 % pertahun untuk periode 2020 hingga 2035.
A report by US Energy Information Administration in “Annual Energy Outlook 2010” has the same conclusion, i.e. in the longer term coal requirements of OECD countries (the majority is in the Atlantic region) will not increase as they are compensated by gas and nuclear sources. While Non-OECD countries particularly in the Asia Pacific region will increase their consumption at an average rate of 1.1% per annum until 2020, and 2% per annum from 2020 until 2035.
Proyeksi Harga Batubara Di Kawasan Pasifik Seiring dengan proyeksi meningkatnya permintaan batubara di pasar Pasifik, riset Wood Mackenzie menunjukkan bahwa harga patokan batubara di kawasan Pasifik cenderung meningkat dalam beberapa tahun mendatang. Hal yang patut dicermati adalah kecenderungan peningkatan harga batubara kalori rendah dimasa mendatang, mengingat cukup banyaknya PLTU berbahan bakar batubara kalori rendah yang saat ini tengah dibangun dikawasan Pasifik, terutama di India, dan Indonesia. Kecenderungan peningkatan harga batubara di kawasan Pasifik diperlihatkan pada grafik berikut.
Projected Coal Price in Pacific Region and Indonesia In line with the projected higher coal demand in the Pacific region, Wood Mackenzie research reveals that benchmark price in this region tends to increase in the coming few years. It should be noted that low-calorie coal will enjoy better price in the future, as more and more TPPs using low-calorie coal are being built in the Pacific region, particularly in India and Indonesia. The rising trend of coal price in the Pacific region is shown in the following graphic.
Harga patokan batubara global dalam tiga tahun terakhir di pasar spot berfluktuasi, dengan harga patokan tertinggi terjadi pada bulan Juli 2008, yang sempat menyentuh angka US$194,79/Mt. Setelah itu, harga spot batubara global sempat turun, dengan titik terendah ada pada harga US$60,12/Mt, terjadi pada bulan Maret 2009, saat puncak krisis finansial global melanda. Mulai akhir 2009, seiring dengan trend pemulihan perekonomian global, harga pasar spot batubara global cenderung meningkat. Hal tersebut ditunjukkan pada grafik berikut.
55,65
45,00
2001 2002
52,25
2000
53,00
1999
2005
2006 2007
26,75
1998
31,85
34,50
1997
34,50
37,65
1996
28,75
40,30
1995
29,55
40,30
70,00
98,00
125,00
Historical Japan Thermal Price Trend 6,322GAR
2003
2007
2008
2009
2010
For the past three years, global spot price has been volatile, the highest occurred in July 2008 at US$194.79/ Mt. Afterwards, spot price dropped to its lowest US$60.12/Mt in March 2009, when the world financial crisis was at its peak. Starting end 2009, as the world economy rebounded, spot coal price also improved, as shown in the following graph.
PT Bukit Asam Tbk Laporan Tahunan 2010
PEMBAHASAN DAN ANALISIS MANAJEMEN
Historical Global Coal Spot Price Index 6,322GAR 220 200 180
US$/mt
160 140 120
GC 2008
100
GC 2009
80
GC 2010
60
JFY 2010
40
14 Des
16 Nop
19 Okt
19 Sep
22 Aug
23 Jul
25 Jun
28 Mei
30 Apr
02 Apr
05 Mar
05 Feb
08 Jan
20
In the domestic market, benchmark price of all calorie types declined in March – May 2009. But in July 2009 this benchmark price started picking up, and Indonesian Coal Index benchmark for 6,500 Gar calorie rose to US$125.07/ Mt. The follwing graph shows the price trend.
Di pasar dalam negeri, harga patokan batubara untuk periode 2009-2010, sempat diwarnai penurunan, pada bulan-bulan Maret-Mei 2009, berlaku pada seluruh tipe kalori. Namun kemudian harga patokan ini sejak bulan Juli 2009 cenderung terus meningkat, sehingga harga patokan Indonesian Coal Index untuk kalori 6.500 Gar sempat menyentuh angka US$125,07/Mt. Hal tersebut tergambarkan pada grafik berikut.
Historical Indonesian Coal Price Index
140 120 100
US$/mt
80
ICI 6500Gar
60
ICI 5800Gar
40
ICI 5000Gar
20
ICI 4200Gar 3 Des 10
8 Okt 10
4 Nop 10
10 Sep 10
13 Aug 10
16 Jul 10
18 Jun 10
23 Apr 10
21 Mei 10
26 Mar 10
25 Feb 10
2 9Jan 10
4 Des 09
31 Des 09
9 Okt 09
6 Nop 09
11 Sept 09
17 Jul 09
14 Aug 09
19 Jun 09
24 Apr 09
22 Mei 09
27 Feb 09
27 Mar 09
2 Jan 09
0 30 Jan 09
112
Perkembangan Produksi dan Konsumsi Batubara Indonesia.
Indonesian Coal Production and Consumption
Di Indonesia, produksi batubara terus menunjukkan trend yang meningkat. Seperti ditunjukkan oleh data publikasi “Indonesian Coal dan Power” (ICP) dari Energy Publishing Pty Ltd, produksi batubara Indonesia tahun 2010, mencapai total 237,7 juta ton., naik 10,1% dari produksi tahun 2009 yang sebesar 215,9 juta ton. Produksi batubara sebesar itu, berasal dari PTBA dan perusahaan tambang batubara lainnya.
Indonesia’s coal output continued on the upward trend as reported by Energy Publishing Pty. Ltd. in its publication “Indonesian Coal and Power.” In 2010 Indonesia’s coal production reached 237.7 million tons, or up 10.1% from 2009 that stood at 215.9 million tons. That considerable output came from PTBA and other coal mining companies.
PT Bukit Asam Tbk 2010 Annual Report 113
MANAGEMENT DISCUSSION AND ANALYSIS
Sebagian besar produksi batubara Indonesia dipasok ke pasar global. Sisanya digunakan untuk kebutuhan domestik, sebagian besar digunakan sebagai bahan bakar PLTU milik PLN maupun IPP. Dimasa mendatang, permintaan pasokan batubara di dalam negeri diproyeksikan terus meningkat. Selain terkait dengan proyek pembangunan PLTU 10.000 MW tahap pertama dan kedua, kebutuhan batubara untuk sektor industri lain juga diperkirakan terus meningkat. Gambaran realisasi produksi, konsumsi dan ekspor batubara Indonesia adalah sebagai berikut.
The major part of Indonesia’s coal is delivered to global market, and the rest is for domestic consumption, mostly used by TPP belonging to PLN and other Independent Power Providers (IPP). Domestic coal demand is expected to continue rising in the future. Besides being used in the 10,000 MW TPP phase 1 and 2, coal usage by other industries is predicted to continue rising. The following table shows actual production, consumption and export of coal in Indonesia.
Perkembangan Produksi, Ekspor dan Kebutuhan Domestik Batubara Indonesia 2007 - 2010 (in thousand tons) Production, Export and Consumption of Coal in Indonesia 2007-2010 (in thousand tons)
TAHUN YEAR
PRODUKSI
EKSPOR
DOMESTIK
193.556 204.234 215.936 237.689
163.488 158.012 176,386 191.033
39.148 47.797 47.456 50.866
PRODUCTION
2007 2008 2009 2010
EXPORT
DOMESTIC
Sumber Source: Indonesian Coal and Power
Untuk konsumsi dalam negeri, jenis batubara yang digunakan untuk PLTU cenderung semakin bergeser ke arah batubara kalori rendah. Hal ini terjadi karena cadangan batubara kalori rendah di Indonesia cukup banyak sehingga pasokan lebih terjamin.
On the domestic side, the type of coal used by TPP tends to shift to low-calorie coal. This is because Indonesia has abundant reserves of low-calorie coal which means supply will be more secured.
Dengan asumsi pembangunan PLTU berbahan bakar batubara berjalan lancar, maka total kebutuhan batubara di pasar domestik pada masa-masa mendatang akan meningkat cukup signifikan. Dari perkiraan realisasi kebutuhan batubara sebesar 40,8 juta ton di tahun 2010, menjadi 95,3 juta ton di tahun 2014. Di tahun 2014, sekitar 46% jenis batubara yang akan digunakan adalah batubara kalori rendah dengan nilai kalori sebesar 4.200 (Kcal/kg AR).
Assuming the construction of coal-fired TPP runs well, total domestic coal requirement is projected to increase significantly. Based on actual coal requirement of 40.8 million tons in 2010, it is estimated to increase to 95.3 million tons in 2014. In 2014, around 46% will be lowcalorie coal with calorie level of 4,200 Kcal/kg AR.
Proyeksi kebutuhan batubara PLN, 2010 - 2014 (dalam juta ton) Projected coal requirement of PLN, 2010 – 2014 (in million tons) 2010 2011 NILAI KALORI (KCAL/KG AR) CALORIE RATE (KCAL/KG AR)
4200 5100 6100 Total
8,2 27,7 4,9 40,8
25,8 28,7 4,9 59,4
2012
2013
2014
32,2 36,9 8,9 78
35,4 43,2 8,9 87,5
44,3 42,1 8,9 95,3
Sumber Source : ESDM
Berbagai faktor seperti tergambar dari uraian mengenai permintaan batubara tersebut di atas menciptakan peluang sekaligus tantangan bagi Perseroan dalam menentukan strategi bisnis jangka panjang. Dengan kecenderungan permintaan dalam negeri yang semakin banyak membutuhkan batubara kalori rendah, Perseroan telah mempersiapkan strategi umum, diantaranya melakukan proses produksi yang lebih efisien, sehingga dapat mempertahankan marjin.
Various factors as depicted above will create opportunities and at the same time pose challenges for the Company to devise its long-term business strategy. As the domestic demand for low-calorie coal continues to rise, the Company has devised general strategy, covering improved efficiency in production process to earn good margin.
114
PT Bukit Asam Tbk Laporan Tahunan 2010
PEMBAHASAN DAN ANALISIS MANAJEMEN
Stockpile Pelabuhan Kertapati Kertapati Port Stockpile
Tiga sasaran utama program efisiensi Perseroan: biaya produksi, efisiensi operasional, peningkatan produksi swakelola. Three major targets of efficiency program: production costs, operating efficiency and Inhouse production increase.
PT Bukit Asam Tbk 2010 Annual Report 115
MANAGEMENT DISCUSSION AND ANALYSIS
LAPORAN KINERJA USAHA
BUSINESS REVIEW
SEGMEN BATUBARA
COAL SEGMENT
Perseroan menetapkan target peningkatan produksi batubara pada 2010, agar sejalan dengan keberhasilan program peningkatan kapasitas angkut kereta api. Untuk mencapai target produksi tersebut, Perseroan secara konsisten menerapkan strategi produksi terintegrasi, yang berfokus pada peningkatan efisiensi operasional produksi, kualitas produksi dan jaminan ketersediaan batubara dengan tetap menjaga aspek Keselamatan & Kesehatan Kerja (K3) dan Lingkungan.
The Company aimed to step up its coal production in 2010 to keep up with railway bigger loading capacity. To reach the production target, the Company consistently implemented an integrated production strategy focused on production efficiency, product quality and coal availability while preserving the environment and ensuring work safety and health.
Peningkatan Efisiensi Operasional
Operational Efficiency Improvement
Perseroan melakukan berbagai upaya untuk meningkatkan efisiensi operasional penambangan. Upaya-upaya tersebut ditujukan untuk mencapai 3 (tiga) sasaran utama yakni: menekan biaya produksi, meningkatkan efisiensi operasional dan meningkatkan kapasitas produksi batubara swakelola.
The Company improved mining operational efficiency through many ways aimed at reducing production cost, improving operational efficiency and increasing inhouse coal production capacity.
Untuk menekan biaya produksi, Perseroan melaksanakan beberapa program, diantaranya mencakup: melakukan penghematan konsumsi BBM, handling batubara, suku cadang/ material serta konsumsi energi listrik; memaksimalkan produksi batubara secara swakelola dengan mengoptimalkan penggunaan BWE system dan mengembangkan sistem penambangan shovel & truck; optimalisasi inside dump untuk memperpendek jarak angkut.
To reduce production cost, the Company launched several programs including saving fuel, coal handling, sparepart/ material and electricity consumption, maximizing inhouse coal production by optimum use of BWE (Bucket Wheel Excavator) system and developing shovel & truck mining system, optimizing inside dump to shorten transporting distance.
Untuk meningkatkan efisiensi operasional, Perseroan melaksanakan beberapa program, meliputi 3 kelompok upaya, yakni:
Operational efficiency was improved by conducting various programs covering the following three groups of activity:
•
•
Perbaikan sistem kerja, berbagai inovasi dan perbaikan menyangkut sistem kerja yang dilaksanakan Perseroan mencakup diantaranya: - Menerapkan sistem operasional terintegrasi, dengan dukungan Teknologi Informasi berupa pengimplementasian SCMS. Dengan cara ini Perseroan mampu mengontrol tingkat persediaan dalam jumlah yang memadai (tidak berlebihan) memantau aktifitas penambangan dan pengangkutan dengan akurat serta tepat waktu. - Melakukan perawatan terencana (condition base maintenance) peralatan utama. - Meningkatkan manajemen stockpile. - Melaksanakan stock opname dan monitoring persediaan barang dan suku cadang secara kontinyu. - Melakukan pengendalian stripping ratio sesuai rencana. - Melakukan blasting tanah penutup. - Mengoptimalkan inside dump untuk memperpendek jarak angkut tanah.
Work system improvement, among others by: - Implementing integrated operating system backed by information technology (SCMS). By this system, inventories were managed at optimum level, mining and transporting activities were accurate and timely. - Condition-based maintenance of main equipment. - Improving stockpile management. - Stock taking and continuous monitoring of supplies and spareparts. - Stripping ratio control according to plan. - Cover soil blasting. - Optimizing inside dump to shorten transporting distance.
116
PT Bukit Asam Tbk Laporan Tahunan 2010
PEMBAHASAN DAN ANALISIS MANAJEMEN
- Mud handling with gravitation system to replace conventional method that uses pumps or trucks & shovels.
- Pengelolaan lumpur dengan sistem gravitasi untuk menggantikan metode konvensional yang menggunakan pompa atau metode truck & shovel. •
Perbaikan sarana dan prasarana: Program ini selain ditujukan untuk meningkatkan efisiensi operasional pada tahun 2010 lalu, juga untuk mendukung dan mengantisipasi peningkatan kegiatan penambangan Perseroan di masa mendatang. Prasarana yang diperbaiki terutama berada di areal penambangan, areal stockpile dan areal pelabuhan. Kegiatan yang dilakukan dalam hal ini menyangkut diantaranya: - Memperbesar kapasitas tampung temporary stockpile. - Mempersiapkan penggunaan BWE sebagai reclaimer di temporary stockpile. - Modifikasi dan perbaikan peralatan rotary car dumper dan sejenisnya. - Modifikasi dan perbaikan sistem conveyor belt, melalui penggantian pulley secara teratur disertai pemasangan sensor infra merah. - Membuat program Conveyor Information System yang bertujuan untuk mengetahui tingkat kerusakan (stadium) belt conveyor secara bertahap sehingga dapat merencanakan pekerjaan penggantian belt secara lebih baik untuk mengurangi jam breakdown mesin. - Perbaikan dan relokasi 2 unit BWE dan 1 unit spreader dari areal TAL ke areal MTBU, dengan penjelasan lebih detail ada pada uraian tersendiri.
•
Facilities and infrastructure improvement This program was designed not only to improve operating efficiency, but also to support and anticipate higher mining activity in the future. Infrastructure improvement was mainly in mining area, such as piling and stock-pile areas: - Increased of temporary stock capacity. - Preparation of BWE as reclaimer of temporary stock. - Modification and repair of rotary car dumper and the like. - Modification and repair of conveyor belt, by regular replacement of pulley and installation of infra red censor. - Conveyor Information System program to detect belt conveyor damage by stages, allowing more efficient belt replacement schedule and reducing machine breakdown hours. - Repair and relocation of 2 BWE and 1 spreader from TAL to MTBU area, as described in more detail separately.
•
Penggantian dan Penambahan Alat Produksi: Program ini selain ditujukan untuk meningkatkan efisiensi operasional juga mampu mendukung program peningkatan produksi di tahun 2010 maupun di masa mendatang. Program yang dilakukan adalah penggantian dan penambahan alat produksi Shovel & Truck menjadi lebih besar terutama alat angkut tanah dari kapasitas 30-an ton menjadi 50 ton keatas pada areal penambangan swakelola.
•
Replacement and addition of production machinery This program aimed to increase operating efficiency and production in 2010 and the ensuing years. The program included replacement and addition of shovel & truck especially soil transporter with bigger capacity from approx. 30 tons to over 50 tons in inhouse mining area.
Perbaikan dan Pemindahan BWE System
Repair and Relocation of BWE System
Perseroan memiliki dan mengoperasikan 5 unit BWE system, seluruhnya dioperasikan di areal Tambang Air Laya (TAL). Mulai tahun 2007 pengoperasian BWE berkurang karena keterbatasan area layak operasi bagi BWE system. Dengan mempertimbangkan efisiensi serta optimalisasi aset operasi, Perseroan mulai tahun 2009 melakukan persiapan pemindahan BWE system ke lokasi Tambang Muara Tiga Besar Utara (MTBU), berupa 2 unit BWE dan 1 unit spreader.
The Company owned and operated five units of BWE in Tanjung Air Laya (TAL). In 2007 the operation of BWE diminished due to limited area suitable for BWE system. In consideration of efficient and optimum operations of assets, starting in 2009 the Company made preparation to relocate BWE to Muara Tiga Besar Utara (MTBU) mine consisting of two BWE’s and one spreader.
Dalam waktu bersamaan Perseroan juga melakukan perbaikan besar (overhaul) terhadap BWE system yang akan direlokasi. Dengan program overhaul tersebut, maka akan memperpanjang umur operasi BWE system hingga 15 tahun kedepan dari umur operasi normal.
The BWE’s to be relocated were overhauled to extend their operating life for another 15 years.
PT Bukit Asam Tbk 2010 Annual Report 117
MANAGEMENT DISCUSSION AND ANALYSIS
Pembangunan PLTU 3 x 10 MW untuk mendukung operasi BWE System yang lebih efisien. Constructing 3 x 10 MW TPP for a more efficient BWE operation.
Seiring dengan optimalisasi BWE system tersebut, Perseroan melakukan pembangunan PLTU 3 x 10 MW milik sendiri guna mendukung program operasi BWE system serta program efisiensi lain secara menyeluruh dengan menggunakan bahan bakar batubara limbah yang selama ini belum termanfaatkan.
Optimizing BWE system was accompanied by the construction of owned 3 x 10 MW TPP to back up BWE system and other efficiency programs using waste coal that had previously been squandered.
Dengan melaksanakan program revitalisasi BWE system dan Pembangunan PLTU 3 x 10 MW milik sendiri, nilai tambah minimum yang diperoleh perseroan seperti :
By revitalizing BWE system and constructing the Company’s own 3 x 10 MW TPP, the Company gained minimum added values such as:
• •
• • • • •
• • •
Efisiensi biaya operasi penambangan akan membaik. Alat Produksi BWE system dapat dioperasikan dengan baik hingga selama 15 tahun kedepan. Perseroan berhasil memanfaatan kembali alat BWE system yang sudah habis nilai bukunya. Memanfaatkan tenaga kerja terampil yang telah ada. Mendukung program penghematan energi yang digalakkan pemerintah.
Mining operation will be more cost-efficient. BWE equipment can operate for another 15 years. BWE equipment that has zero book value is re-utilized. Existing skilled laborer can be employed. Supporting the energy saving program launched by the government.
Perkembangan Produksi
Production Development
Pelaksanaan strategi operasional membuat Perseroan berhasil kembali meningkatkan volume produksi batubara menjadi 12,5 juta ton, naik 7,4 % dibandingkan volume produksi tahun 2009 yang berjumlah 11,6 juta ton. Peningkatan produksi batubara pada tahun 2010 terutama berasal dari Unit Pertambangan Tanjung Enim (UPT), yaitu dari Tanjung Air Laya (TAL), Muara Tiga Besar Utara, Banko Barat, Unit Pertambangan Ombilin dan dari anak perusahaan, PT International Prima Coal.
The integrated operational strategy helped the Company increase its coal production to 12.5 million tons, up 7,4 % from 2009 which totalled 11.6 million tons. Coal production increase in 2010 was mainly derived from Tanjung Enim Mining Unit, i.e. Tanjung Air Laya, Muara Tiga Besar Utara, Banko Barat, Ombilin Mining Unit and subsidiaries PT International Prima Coal.
Dari keseluruhan produksi tersebut, produksi yang dilakukan secara swakelola meningkat menjadi 5,64 juta ton, naik 11,5% dari produksi tahun sebelumnya sebesar 5,05 juta ton. Secara bertahap, Perseroan berencana menaikkan kapasitas produksi swakelola. Dengan peningkatan secara bertahap, maka kompetensi SDM Perseroan dalam mengelola tambang secara penuh akan semakin meningkat juga.
Out of the total production, inhouse production rose to 5.64 million tons, or increased 11.5% from 5.05 million tons the preceding year. The Company plans to gradually upgrade the capacity of Inhouse production, and improve employees’ competence in mine management.
118
PT Bukit Asam Tbk Laporan Tahunan 2010
PEMBAHASAN DAN ANALISIS MANAJEMEN
Bucket Wheel Excavator
BWE
Tambang terbuka secara umum dapat dilakukan dengan metode penambangan berkelanjutan (continuous mining) dan metode penambangan konvensional. Metode penambangan menerus menggunakan alat gali Bucket Wheel Excavator (BWE), alat angkut ban berjalan (belt conveyor), dan alat penyebar material (spreader).
Open pit mining can generally be done by continuous mining method and conventional mining method. Continuous mining method uses excavating tool Bucket Wheel Excavator (BWE), belt conveyor and material spreader.
Di Indonesia hanya PTBA yang mengoperasikan peralatan tambang BWE system dengan kapasitas besar. Hal ini karena kondisi areal penambangan PTBA, Tanjung Enim, yang relatif datar dan luas serta, daya dukung tanah yang memadai, minimal 100 kPa dengan kekerasan material yang bisa digali sampai dengan 5.000 kPa.
In Indonesia PTBA is the only company that operates high-capacity BWE mining equipment. This is possible as the Company’s mining area in Tanjung Enim is flat and vast with adequate land support, at least 100 kPa and material hardness up to 5,000 kPa.
BWE beroperasi dengan daya listrik 1.500 kw. Kapasitas penggalian BWE adalah sebesar 1.300 bcm/jam. Ukuran peralatan BWE cukup besar, dengan jangkauan vertikal posisi high cut (HC) 12 m dan double deep step (DDS) 12 m serta jangkauan horizontal 90 m, diameter roda bucket 9 m dengan berat total 520 ton. Saat ini PTBA memiliki 5 BWE.
BWE is operated using 1,500 kw electricity. BWE excavating capacity is 1,300 bcm/hour. BWE is big in size, with high cut (HC) vertical position height of 12m, double deep step (DDS) 12 m, horizontal reach 90 m, bucket wheel diameter 9 m, and total weight 520 tons. PTBA owned 5 BWE currently.
PT Bukit Asam Tbk 2010 Annual Report 119
MANAGEMENT DISCUSSION AND ANALYSIS
Produksi dan Pembelian Batubara (Ton) Coal Production and Purchase (Tons)
URAIAN Produksi (dalam ton) Unit Pertambangan Tanjung Enim (UPT)
2010
2009
%
DESCRIPTION Production (in tons)
• Air Laya
6.131.218
5.280.781
16,1
• Air Laya
• Muara Tiga Besar Utara
3.144.728
2.630.150
19,6
• Muara Tiga Besar Utara
• Banko Barat
2.595.850
2.846.546
-8,8
• Banko Barat
11.871.796
10.757.477
10,4
Jumlah Produksi UPT
5.620
1.770
217,5
Unit Pertambangan Ombilin (UPO)
Jumlah Produksi UPT Unit Pertambangan Ombilin (UPO) PT Batubara Bukit Kendi PT International Prima Coal Jumlah Produksi Pembelian • PT Bukit Asam Prima • PT International Prima Coal • PT Bukit Asam (Persero) Tbk (UP Ombilin) Jumlah Pembelian Jumlah Produksi & Pembelian
Unit Pertambangan Tanjung Enim (UPT)
76.971
783.243
-90,2
PT Batubara Bukit Kendi
507.558
57.912
776,4
PT International Prima Coal
12.461.945
11.600.402
7,4
511.792
574.783
-11
32.667
-
-
40.547
-
-
585.006
574.783
-3
13.046.951
12.175.185
7
Total Production Purchases • PT Bukit Asam Prima • PT International Prima Coal • PT Bukit Asam (Persero) Tbk (UP Ombilin) Total Purchase Total Production & Purchase
Seiring dengan kenaikan kapasitas angkut, volume produksi meningkat dari 10,5 miliar ton menjadi 10,8 miliar ton atau 3%. Guna menjaga keamanan pasokan kepada para konsumen, Perseroan mendirikan anak perusahaan yang bergerak dalam bidang jual beli batubara, yaitu PT Bukit Asam Prima (BA Prima) pada 2007 dan juga memperoleh 59% saham PT International Prima Coal di 2009.
In line with increased railway capacity, production volume rose from 10.5 million tons to 10.8 million tons or by 3%. To secure supply to consumers, the Company set up a subsidiary that is engaged in coal trading, i.e. PT Bukit Asam Prima (BA Prima) in 2007 and also acquired 59% stake in PT International Prima Coal in 2009.
Penanganan Batubara
Coal Handling
Perseroan mulai membangun Supply Chain Management System (SCMS) yang akan diterapkan dalam 5 tahap. Tahap pertama adalah Phase Mine to Train Loading Station (TLS), yaitu untuk menangani material /batubara mulai area tambang hingga Stock Pile/TLS. Tahap kedua, Phase TLS to Port, yaitu untuk menangani batubara mulai dari TLS sampai dengan Pelabuhan. Tahap ketiga, Marketing dan Penagihan,
To handle coal properly, the Company built Supply Chain Management System (SCMS) that will be implemented in five phases. Phase 1 is Mine to Train Loading Station (TLS), to handle coal from mining area to stock pile/TLS. Phase 2 is TLS to Port, to handle coal from TLS to Port. Phase 3 is Marketing and Billing, to manage marketing, sales and billing. Phase 4 is Integration and Finance, to
Perseroan menerapkan Sistem Manajemen Mutu ISO 9001: 2008 untuk menjamin kualitas produk batubara yang dihasilkannya. The Company applies Quality Management System ISO 9001: 2008 to control coal product quality.
120
PT Bukit Asam Tbk Laporan Tahunan 2010
PEMBAHASAN DAN ANALISIS MANAJEMEN
yaitu pengelolaan pemasaran dan penjualan batubara serta proses penagihan. Tahap keempat, Integrasi dan Keuangan, yaitu tahapan untuk mengintegrasikan SCMS dengan sistem lainnya yang ada di PTBA termasuk dengan sistem keuangan. Tahap kelima, Optimasi dan EIS, yaitu tahapan untuk mengimplementasikan modul optimasi dan EIS.
integrate SCMS and other systems including financial system. Phase 5 is Optimization and EIS, to implement optimization module and Executive Information System.
Perseroan melakukan penanganan batubara sesuai standar Sistem Manajemen Mutu ISO 9001: 2008 untuk menjamin kualitas dan pasokan batubara kepada konsumen, yang mencakup:
The Company handles coal in accordance with the standards of ISO 9001: 2000 Quality Management System to control product quality and supply to the consumers, which cover:
•
Pelaksanaan Manajemen Stockpile. Pengaturan tumpukan batubara hasil produksi dan proses blending dilakukan sesuai dengan klasifikasi kualitas market brand Perseroan. Perseroan telah melakukan penambahan fasilitas Hopper Blender untuk mendukung proses blending batubara. Langkah tersebut diikuti dengan melakukan general overhaul stacker reclaimer di stockpile untuk mempercepat proses penanganan batubara.
•
Stockpile Management Stockpile from production and blending process is classified according to the Company’s market brand quality. The Company has installed additional Hopper Blender facility to support coal blending process, followed by general overhaul of stacker reclaimer in stockpile area to speed up coal handling.
•
Pengendalian kualitas. Perseroan menjaga kualitas produksi melalui mekanisme quality control yang ketat pada setiap tahapan produksi. Proses pengendalian kualitas ini berpedoman pada standar Sistem Manajemen Mutu ISO 9001: 2008. Dengan sistem tersebut, Perseroan melakukan uji sampling untuk memastikan kualitas batubara yang akan ditambang. Pengujian kualitas batubara kemudian dilakukan di areal tambang, stockpile di daerah penambangan sebelum pemuatan ke kereta api atau dikirim ke konsumen, diikuti dengan pengujian di areal stockpile pelabuhan sebelum pemuatan ke kapal.
•
Quality Control The Company strictly controls product quality on every production stage according to Quality Management System ISO 9001: 2008. As dictated by the system, the Company runs sampling tests to control the quality of coal to be excavated. Quality tests are then performed in the mine and mining stock-pile area before loading and delivery to PTBA owned port and pier by railway. For delivery by sea, additional testing is done on port stock-pile prior to loading to ships.
Untuk mendukung program pengendalian kualitas Perseroan mulai membangun sistem manajemen penanganan batubara terintegrasi secara bertahap. Untuk tahun 2010, sudah direalisasikan tahap pertama sistem ini, yakni penanganan batubara dari areal tambang sampai pemuatan kereta api (train loading station/TLS).
To support quality control program the Company sets up an integrated coal management system by stages. In 2010 the first stage of this system was completed to handle coal from the mines to train loading stations.
Unit Laboratorium Perseroan telah terakreditasi dengan sertifikat ISO/IEC 17025: 2005 dari Komite Akreditasi Nasional (KAN). Our laboratory is accredited by the National Accreditation Committee with Laboratory Quality Management System certification.
PT Bukit Asam Tbk 2010 Annual Report 121
MANAGEMENT DISCUSSION AND ANALYSIS
Transportasi kereta api pengangkut batubara Coal transporting train
Analisis kualitas batubara dilakukan oleh Unit laboratorium Perseroan yang telah menerima sertifikat Sistem Manajemen Mutu Laboratorium ISO/IEC 17025: 2005 dari Komite Akreditasi Nasional (KAN). Laboratorium ini juga bertanggung jawab melakukan pengujian kualitas air buangan tambang untuk menjaga agar terpenuhinya Standar Baku Mutu Lingkungan.
Coal quality analysis is performed by the Company’s laboratory that has Laboratory Quality Management System ISO/IEC 17025: 2005 Certification from the National Accreditation Committee. This laboratory is also responsible for testing the quality of waste water from the mines to ensure compliance with the Environmental Quality Standard.
Pengangkutan
Transportation
Perseroan bekerjasama secara intensif dengan PT Kereta Api Indonesia (PT KAI) dalam proses pengangkutan batubara dari Tanjung Enim ke Pelabuhan Tarahan (Lampung) dan Dermaga Kertapati (Palembang). Proses yang dilalui dalam pengangkutan batubara meliputi:
In transporting coal from Tanjung Enim to Tarahan Port (Lampung) and Kertapati Pier (Palembang), the Company depends on PT Kereta Api Indonesia (PT KA). The process of coal transporation includes:
•
•
• •
Pengaturan jumlah dan kualitas muatan batubara yang akan diangkut oleh masing-masing gerbong kereta api melalui Train Loading Station (TLS). Pengawasan dan pencatatan distribusi batubara menuju Pelabuhan atau Dermaga. Pelaksanaan bongkar muat batubara dari gerbong keretaapi menggunakan Rotary Car Dumper (RCD) di Pelabuhan Tarahan dan Apron Feeder (AF) di Dermaga Kertapati.
Tahun 2010, jumlah volume angkutan batubara melalui kereta api ke Pelabuhan Tarahan dan Dermaga Kertapati mencapai 10,8 juta ton atau meningkat 3% dari volume tahun 2009 sebesar 10,5 juta ton. Volume angkutan batubara dari Tanjung Enim ke Pelabuhan Tarahan mengalami peningkatan 3% dari 8,5 juta ton pada 2009, menjadi 8,7 juta ton pada 2010. Sedang dari Tanjung Enim ke dermaga Kertapati, naik 5% dari 1,9 juta ton menjadi 2,1 juta ton.
ANGKUTAN KERETA API (dalam ton)
2010
• •
Arranging the volume and quality of coal to be transported by each train coach from Train Loading Station (TLS). Supervising and recording coal distribution to ports or piers. Unloading coal shipment from train coaches using Rotary Car Dumper (RCD) in Tarahan ports and Apron Feeder (AF) in Kertapati piers.
In 2010, total volume of coal shipment by train to Tarahan Port and Kertapati Pier reached 10.8 million tons or increased 3% from 2009 volume of 10.5 million tons. Coal shipment volume from Tanjung Enim to Tarahan Port rose 3% from 8.5 million tons in 2009 to 8.7 million tons in 2010. While from Tanjung Enim to Kertapati increased 5% from 1.9 million tons to 2.1 million tons.
2009
%
RAILWAY TRANSPORTATION (in tons)
Tanjung Enim Ke Tarahan
8.712.100
8.498.150
3
Tanjung Enim to Tarahan
Tanjung Enim ke Kertapati
2.050.940
1.956.430
5
Tanjung Enim to Kertapati
10.763.040
10.454.580
3
Total Transportation
Jumlah Angkutan
122
PT Bukit Asam Tbk Laporan Tahunan 2010
PEMBAHASAN DAN ANALISIS MANAJEMEN
Peningkatan volume angkut batubara ini merupakan hasil dari perbaikan sistem manajemen angkutan serta adanya koordinasi intensif antara Perseroan dengan PT KAI. Mulai tahun 2009, Direktur Operasi Produksi Perseroan diangkat menjadi Anggota Kehormatan Executive Committee PT KAI dan menghadiri rapat reguler.
The larger coal shipment volume was made possible by improved transportation management system and intensive cooordination between the Company and PT KAI. In 2009, the Operations/Production Director of the Company was appointed Honorary Member of PT KA Executive Committee and attended regular meeting.
Perseroan juga berperan langsung mendukung peningkatan kapasitas angkutan batubara, melalui perbaikan rail-loop dan perawatan rutin di fasilitas muat dan bongkar milik Perseroan.
The Company also directly supported the improvement of coal loading capacity by reparing rail-loop and routinely maintaining its own loading and unloading facilities.
Perseroan menindak lanjuti Coal Transportation Agreement (CTA) bersama-sama dengan PT KAI, telah menunjuk konsultan independen untuk menyusun formula tarif dan formula take or pay. Pada tahun 2010 draft final report sudah disampaikan kepada para pihak dan akan diimplementasikan mulai tahun 2012.
Coal Transportation Agreement (CTA) with PT KAI was followed by the appointment of an independent consultant to formulate tariff and ”take or pay” schemes. In 2010 the draft final report was submitted to all parties and will be implemented starting 2012.
Perseroan juga telah merintis program pengembangan untuk angkutan KA khusus batubara yang baru untuk meningkatkan kapasitas angkut batubara. (Lihat bahasan “Pengembangan Usaha”). Program pengembangan angkutan tersebut diyakini akan mampu mengatasi kendala Perseroan dalam meningkatkan jumlah penjualan batubara secara substansial dari lokasi tambang Tanjung Enim.
The Company pioneered the construction of new railway lines to increased its railway capacity. (See discussion on “Business Development”). The bigger railway capacity is believed to substantially increase sales from Tanjung Enim mine.
Strategi Pemasaran
Marketing Strategy
Untuk menjamin berlangsungnya peningkatan penjualan dimasa-masa mendatang di tengah kecenderungan permintaan batubara yang meningkat, Perseroan menjalankan strategi pemasaran meliputi:
In an effort to secure future sales amidst the increasing of coal demand, the Company adopted the following marketing strategy that included:
•
Komitmen jaminan kualitas produk Jaminan kualitas ini sangat penting karena selain mempengaruhi kelancaran operasional bisnis konsumen juga merupakan faktor penentu tingkat kepercayaan konsumen agar terus menggunakan batubara hasil produksi Perseroan. Oleh karena itu Perseroan selalu memberikan jaminan bahwa kualitas batubara yang diterima konsumen telah sesuai dengan kesepakatan kontrak terkait. Jaminan kualitas dikontrol melalui penerapan manajemen mutu yang melibatkan pelaksanaan proses analisis terakreditasi.
•
Commitment to Product Quality Commitment to quality is very important because not only does it affect the consumers’ business operations but it also plays a decisive factor of consumers’ trust in the coal product of the Company. The Company, therefore, is committed to ensuring the quality of coal delivered to consumers is in accordance with the quality agreed upon in the contract. Quality is controlled by implementing quality management based on accredited analysis process.
•
Komitmen pelayanan pelanggan Perseroan selalu mengutamakan prinsip transparansi dan responsibilitas dalam memberikan layanan kepada konsumen demi memenuhi komitmen layanan terbaik kepada konsumen. Perseroan memberikan tanggapan yang cepat terhadap berbagai permintaan dan keluhan konsumen sebagai bagian dari komitmen pelayanan Perseroan. Perseroan meyakini penerapan komitmen pelayanan terbaik akan mampu mendukung target peningkatan penjualan Perseroan di masa mendatang. Untuk menjamin pelayanan pada pelanggan, Perseroan membuka layanan pengaduan dengan menyediakan saluran telpon, email maupun surat kepada pelanggan.
•
Commitment to Customer Service The Company gives priority to transparency and responsibility principles in serving its customers to prove its commitment to providing the best customer service. The Company promptly responds to various demands and complaints from the customers. The Company strongly believes that the best customer service will assist the Company to reach its increased sales target. To support its customer service the Company sets up a Customer Center to handle complaints by telephone, e-mail or letter.
PT Bukit Asam Tbk 2010 Annual Report 123
MANAGEMENT DISCUSSION AND ANALYSIS
1
2
3
1. Stacker Reclaimer di Tanjung Enim Tanjung Enim Stacker Reclaimer
2. Pengambilan sampel batubara di TLS Tanjung Enim Collecting coal sample at Tanjung Enim TLS
3. Uji Kualitas Batubara dengan alat Atomic Absorbtion Spectro Photometer Testing coal quality with Atomic Absorption Spectro Photometer
124
PT Bukit Asam Tbk Laporan Tahunan 2010
PEMBAHASAN DAN ANALISIS MANAJEMEN
Perbaikan bucket dari BWE system di bengkel BWE system bucket repair at workshop
Selama tahun 2010 Perseroan menerima 9 (sembilan) kali pengaduan dari pelanggan. Perseroan telah menindak lanjuti keluhan pelanggan tersebut, sehingga permasalahan dengan konsumen dimaksud telah diselesaikan.
In 2010 nine complaints from the customers were attended to and settled by the Company to customes satisfaction.
•
Koordinasi Manajemen Perseroan menyelenggarakan Rapat Koordinasi (Rakor) yang melibatkan seluruh mata rantai produksi dan penjualan (supply chain) secara rutin. Rakor membahas perkembangan kondisi pasar batubara, permintaan konsumen hingga kendala produksi di lapangan maupun proses pengangkutan yang dapat mempengaruhi volume penjualan. Hasil diskusi kemudian digunakan sebagai dasar penentuan strategi produksi maupun penjualan yang paling sesuai untuk periode tiga bulan ke depan guna mendukung pencapaian target penjualan yang telah ditentukan.
•
Coordination The Management routinely holds coordination meetings involving all production and supply chains. The meetings discuss development in coal market condition, consumer demand and production problems on site and in transporting process that may affect sales volume. Findings are used as a basis of formulating production and sales strategy that is the most appropriate for the next three months to enable the Company to meet sales target.
•
Persiapan Implementasi Supply Chain Management System Perseroan mulai mempersiapkan penerapan tahap tiga dari Supply Chain Management System (SCMS) yakni integrasi kegiatan pemasaran, pelabuhan dan keuangan. Melalui penerapan sistem ini Perseroan memantau perkembangan perubahan kondisi stock batubara secara cepat dan akurat sehingga sanggup memenuhi komitmen kepada pembeli dengan kualitas dan kuantitas yang sesuai.
•
Supply Chain Management System Phase three of Supply Chain Management System (SCMS) was under way, integrating marketing, port and finance activities. Using this system the Company can monitor coal stock level quickly and accurately and meet customers’ orders in appropriate quality and quantity.
Metode Penjualan dan Perkembangan Harga
Selling Method and Price Trend
Perseroan menjual batubara ke pasar domestik maupun ekspor dengan harga yang memberikan tingkat pengembalian terbaik. Perseroan melakukan penjualan batubara dalam bentuk kontrak penjualan jangka panjang maupun melalui pasar spot, sedangkan harga penjualan selalu mengacu pada harga pasar batubara thermal internasional.
The Company sells coal to domestic and export markets at prices that will earn maximum return. Sales is made under long-term sales contract and through spot market, while selling price is always based on international thermal coal prices.
PT Bukit Asam Tbk 2010 Annual Report 125
MANAGEMENT DISCUSSION AND ANALYSIS
Trend rata-rata harga jual batubara Perseroan dalam beberapa tahun terakhir cenderung meningkat, mengikuti peningkatan harga jual di pasaran, seperti tercermin dalam tabel berikut.
Average selling price of the Company’s coal over the past few years was on an upward trend in line with the rising market prices, as reflected in the following table.
Perkembangan rata-rata harga jual batubara Perseroan Average coal selling price of the Company TAHUN
DOMESTIK (Rp/Ton)
EKSPOR (US$/Ton)
YEAR
DOMESTIC (Rp/Tons)
EKSPORT (US$/Ton)
2006
330.697
44,50
2007
345.645
47,50
2008
506.900
68,73
2009
746.240
64,59
2010
612.366
67,01
Penurunan rata-rata harga jual batubara domestik ditahun 2010 yang sebesar 18% disebabkan oleh beberapa diantaranya, meningkatnya volume penjualan batubara kalori lebih rendah dan tingkat persaingan yang semakin tinggi untuk pemasaran domestik batubara kalori lebih rendah. Rata-rata harga jual batubara ekspor meningkat 3,7%. Kondisi harga penjualan yang kurang baik ini pada akhirnya mempengaruhi tingkat profitabilitas Perseroan yang akhirnya ikut turun, sekalipun volume penjualan Perseroan meningkat.
A decrease of 18% in average domestic price during 2010 was due to higher sales volume of low-calorie coal and steeper domestic competition for this product. In the other hand, average export selling price rose 3.7%. This less combined average selling price eventually affected the Company’s profitability despite the growing sales volume during the year under review.
Lihat bahasan “Kinerja Keuangan”
See discussion on “Financial Performance”
Kinerja dan Distribusi Penjualan
Performance and Distribution of Sales
Tahun 2010 Perseroan mencatat volume penjualan sebesar 12,95 juta ton, naik 3,7% dari tingkat penjualan tahun 2009, sebesar 12,48 juta ton. Penjualan ini terdiri dari penjualan domestik sebanyak 8,23 juta ton dan penjualan ekspor sebanyak 4,72 juta ton. Dengan demikian, distribusi penjualan domestik menjadi 63,5% sedangkan pasar ekspor menjadi 36,5%, meningkat dari angka sebesar 35,40% di tahun sebelumnya.
In 2010 the Company recorded a total sales volume of 12.95 million tons, up 3.7% from the preceding year sales volume of 12.48 million tons. Sales comprised domestic sales of 8.23 million tons and export of 4.72 million tons. Therefore, distribution of sales consisted of domestic market 63.5% and export 36.5%, showing an export sales growth of 35.40% from the previous year.
Volume penjualan domestik meningkat 2,0% dari 8,07 juta ton pada 2009 menjadi 8,23 ton pada 2010 dan dengan jumlah penjualan ke pasar domestik tersebut Perseroan telah memenuhi kewajiban Domestic Market Obligation (DMO).
Domestic sales rose 2.0% from 8.07 million tons in 2009 to 8.23 tons in 2010 and at this rate of domestic sales the Company has complied with the DMO (Domestic Market Obligation) regulation.
Sebagian besar dari volume penjualan tersebut untuk memenuhi kontrak jangka panjang pasokan ke Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) yaitu PLTU Suralaya, PLTU Bukit Asam dan PLTU Tarahan. Jumlah penjualan untuk segmen PLTU ini memberikan kontribusi sebesar 79% dari penjualan domestik 2010.
The major portion of the sales was intended to fulfill longterm supply contract with Thermal Power Plants (TPP), i.e. Suralaya TPP, Bukit Asam TPP and Tarahan TPP. Total sales of this industry contributed 84% to domestic sales in 2010.
Seiring dengan peningkatan kegiatan industri semen, penjualan batubara untuk industri semen mengalami peningkatan, sehingga komposisi distribusi penjualan untuk industri semen meningkat menjadi 5% dari 4% di tahun 2009.
As cement industry developed, the Company’s sales to this industry also increased, raising its contribution to total sales from 4% in 2009 to 5% in 2010.
126
PT Bukit Asam Tbk Laporan Tahunan 2010
PEMBAHASAN DAN ANALISIS MANAJEMEN
Volume penjualan ekspor kembali meningkat dari posisi 4,42 juta ton di tahun 2009 menjadi 4,72 juta ton pada 2010 dengan mayoritas negara tujuan ekspor adalah China, Jepang, Malaysia, Vietnam, Taiwan dan Thailand. Sesuai dengan kajian prospek pemasaran batubara, Perseroan kini lebih memfokuskan tujuan pemasaran batubara produknya ke kawasan Pasifik. Perseroan lebih memprioritaskan pola penjualan dalam jangka panjang.
Export sales volume went up from 4.42 million tons in 2009 to 4.72 million tons in 2010 mainly to Japan, China, Malaysia, Vietnam, Taiwan and Thailand. In line with a research on coal market prospects, the Company is focusing more on the Pacific region under long-term sales contract.
Lihat bahasan ”Prospek Permintaan Batubara”
See ”Coal Prospects”
DIAGRAM DISTRIBUSI PENJUALAN BATUBARA DOMESTIK MENURUT JENIS INDUSTRI Coal Domestic Sale Distribution by Industry Diagram Distribusi Penjualan Batubara Domestik Menurut Jenis Industri (dalam %) Distribution of Domestic Sales by Industry (in %) 4
5 12
16
PLTU
Power Plant
2009
Lain-lain
Other Industry
2010
Semen
Cement Industry
79
84
Distribusi Penjualan Batubara Ekspor Menurut Negara Tujuan Distribusi Penjualan Batubara Ekspor Menurut Negara Tujuan (dalam %) Distribution of Export Sales by Destination Country (in%) 1 16
10
8
12
1
Taiwan
3
Thailand
8
Vietnam Jepang
26
2009
2010
India
22 46
Malaysia
37 9
China
1
Pakistan
PT Bukit Asam Tbk 2010 Annual Report 127
MANAGEMENT DISCUSSION AND ANALYSIS
Distribusi Penjualan Menurut Jenis Produk URAIAN
Domestik
Distribution of Sales by Product 2010
2009
%
Description
• BA-59 PLTU Bukit Asam
853.790
1.105.582
-22,8
• BA-59 PLTU Tarahan
518.172
476.696
8,7
• BA-59 TPP Tarahan
• BA-59 Domestik lainnya
Domestic • BA-59 TPP Bukit Asam
138.251
-
100
• BA-59 Other Domestic
4.990.391
5.153.905
-3,2
• BA-59 TPP Suralaya
• BA-59 Domestik lainnya
760.507
575.935
32
• BA-63 PT Semen Baturaja
121.524
154.743
-21,5
• BA-63 Domestik lainnya
130.864
142.004
-7,8
• BA-63 Other Domestic
• BA-67 Domestik lainnya
-
15.131
-100
• BA-67 Other Domestic
• Batubara Antrasit
15.587
14.797
5,3
• Antrasit Coal
• Batubara Ombilin
70.630
2.044
3.355,4
• Ombilin Coal • UP Briquette
• BA-59 PLTU Suralaya
• UP Briket
• BA-59 Other Domestic • BA-63 PT Semen Baturaja
61.501
237.322
-74,1
• Batubara PT Bukit Asam Prima
269.097
182.776
47,2
• Batubara PT International Prima Coal
297.700
7.488
3.875,7
8.228.014
8.068.424
2
Total Domestic
Ekspor
Export
• BA-59
1.282.170
791.286
62
• BA-59
• BA-63
1.955.031
1.135.716
72,1
• BA-63
• BA-67
283.809
1.564.516
-81,9
• BA-67
• BA-70
928.833
924.794
0,4
• BA-70
70.907
-
100
• PT Bukit Asam Prima Coal
201.801
-
100
• PT International Prima Coal
Jumlah Ekspor
4.722.551
4.416.312
14,6
Total Export
Total Penjualan
12.950.565
12.484.736
3,7
Total Sales
Jumlah Domestik
• Batubara PT Bukit Asam Prima • Batubara PT International Prima Coal
• PT Bukit Asam Prima Coal • PT International Prima Coal
Pada 2010 pergeseran pola konsumsi jenis batubara terus berlangsung. Konsumen dalam negeri juga mulai menggunakan jenis batubara kalori lebih rendah. Sedang untuk konsumen luar negeri, selain memilih batubara kalori sedang dan tinggi, yaitu dari jenis BA-63, BA-67 dan BA-70, di tahun 2010 sebagian konsumen luar negeri juga mulai menggunakan batubara kalori lebih rendah dari jenis BA-59, sehingga terjadi perubahan komposisi penjualan batubara menurut jenisnya.
In 2010, consumers’ preference of coal type continued to shift. Domestic consumers continues using low-calorie coal, while overseas consumers used not only medium and high-calorie coal type BA-63, BA-67 and BA-70, but also low-calorie type such as BA-59, and this changed the composition of coal sales according to type.
Untuk penjualan domestik, BA-59 mencapai jumlah sebesar 7,26 juta ton turun 0,7% dari tingkat penjualan tahun 2009, sebesar 7,32 juta ton dengan alokasi penjualan untuk PLTU Suralaya sebesar 5,0 juta ton, PLTU Bukit Asam 0,9 juta ton dan konsumen industri lainnya sebesar 0,8 juta ton. Penjualan batubara ke Suralaya hanya turun sebesar 3,2% dari tahun sebelumnya. Penjualan batubara dari lokasi IPC, yang kebanyakan dari jenis kalori lebih rendah, yakni 5.300 Kcal, melonjak dari sebesar 7.488 ton menjadi 297.700 ton.
For domestic sales, BA-59 posted a total of 7.26 million tons or dropped 0.7% from 7.32 million tons in 2009, allocating 5.0 million tons to Suralaya TPP, 0.9 million tons to Bukit Asam TPP and 0.8 million tons to other industries. Sales to Suralaya declined 3.2% from the preceding year. Sales of mostly low-calorie coal (5,300 Kcal) from IPC jumped 7,488 tons to 297,700 tons.
Peningkatan penggunaan batubara kalori peringkat rendah di Indonesia memberi konsekuensi yang kurang bagus bagi Perseroan, mengingat harga batubara jenis ini yang lebih rendah, sehingga tingkat profitabilitas menjadi semakin mengecil.
The rising trend of low-calorie coal consumption in Indonesia did not favor the Company because the lower price of that coal type reduced the Company’s profitability.
128
PT Bukit Asam Tbk Laporan Tahunan 2010
PEMBAHASAN DAN ANALISIS MANAJEMEN
Tahun 2010 penjualan batubara jenis BA-59 ke pasar ekspor naik 62% menjadi 1,3 juta ton dari angka penjualan sebesar 0,79 juta ton di tahun 2009. Peningkatan penjualan batubara BA-59 ke China turut mempengaruhi kenaikan ini.
In 2010, export sales of coal type BA-59 surged 62% to 1.3 million tons from 0.79 million tons in 2009, mostly from bigger sales of BA-59 to China.
Jenis batubara kalori menengah-tinggi, mulai BA-63, BA-67 dan BA-70 adalah yang paling banyak diminati pasar ekspor. Pada 2010 Perseroan berhasil mengekspor batubara jenis BA-63 hingga sebesar 1.96 juta ton. Batubara jenis BA-67 yang mayoritas digunakan untuk kebutuhan PLTU dan industri umum lainnya mencatat penurunan tajam, menjadi hanya sebesar 0,28 juta ton dari angka sebesar 1,8 juta ton di tahun sebelumnya.
Medium-high-calorie coal type BA-63, BA-67 and BA-70 are the most popular for export market. In 2010 the Company succedded in exporting coal type BA-63 up to 1.96 million tons. Coal type BA-67 mostly used by TPPs and other industries, recorded a sharp decline to only 0.28 million tons from 1.8 million tons the previous year.
Batubara jenis BA-70 mencatat volume penjualan relatif stabil, pada kisaran volume sebesar 1 juta ton, dengan mayoritas penggunaan oleh konsumen industri baja.
Sales of coal type BA-70 was relatively stable, around 1 million tons mostly used by steel industry consumers.
Profitabilitas
Profitability
Perseroan mencatatkan profitabilitas batubara sebesar 29,1%, menurun dibandingkan tahun sebelumnya yang sebesar 39,7%. Hasil ini sebagai imbas atas penurunan rata-rata harga jual batubara dipasar domestik hingga sebesar 18%. Menghadapi turunnya harga jual batubara di pasar domestik, Perseroan telah melakukan berbagai langkah penghematan melalui program efisiensi produksi.
The Company recorded a profit margin of 29.3% compared to 39.8% the year before. This was the consequence of an 18% decline in average domestic selling price. To cope with lower domestic price, the Company has taken several efficiency measures to cut production costs.
Program efisiensi produksi dilaksanakan untuk mengendalikan pengeluaran pada komponen biaya produksi. sehingga Perseroan masih mampu memberikan laba yang cukup tinggi.
The production efficiency program aimed at controling expenses in production cost enabled the Company to continue recording high profitability.
Program efisiensi produksi sebetulnya memberikan hasil nyata, berupa penurunan biaya produksi per ton batubara swakelola di mulut tambang sebesar 5,6%. Namun angka penurunan ini tidak dapat mengkompensasi peningkatan biaya transportasi dan beban usaha lannya. Penurunan biaya produksi ini juga belum dapat mengkompensasi penurunan rata-rata harga jual yang lebih besar.
The production efficiency program went well and reduced production cost per ton by 5,6%. However, this reduction did not compensate increases in transport and other operating expenses, and bigger decrease in average selling price.
Lihat juga bahasan “Kinerja Keuangan.”
See “Financial Performance.”
Memperhatikan tren pemulihan perekonomian global maupun nasional sepanjang tahun 2010, Perseroan meyakini bahwa harga batubara akan kembali meningkat di tahun 2011. Selain karena mulai pulihnya kondisi perekonomian global, seperti disinggung pada bahasan “Prospek permintaan batubara,” penyelesaian beberapa pembangkit listrik skala besar di dalam negeri akan mempengaruhi permintaan dan harga batubara.
Watching the world and domestic economic revival in 2010, the Company believes that 2011 will see rising coal prices in the market. In addition to global economic recovery as discussed in “Coal Prospects,” the completion of several bigscale electric power plants in the country will also have an impact on the demand and price of coal.
Oleh karena itu Perseroan telah menyiapkan beberapa langkah antisipasi menyambut peluang yang terbuka. Beberapa langkah yang telah dilakukan diantaranya mempersiapkan peningkatan produksi swakelola, memperbaiki sarana
For that reason, the Company has taken several steps in anticipation of the coming business opportunities. Some of the anticipatory steps taken were increasing swakelola production, improving auxiliary facilities and amenities,
PT Bukit Asam Tbk 2010 Annual Report 129
MANAGEMENT DISCUSSION AND ANALYSIS
penunjang, meningkatkan intensitas pelaksanaan efisiensi produksi dan menyiapkan peningkatan kapasitas angkut batubara melalui kereta.
intensifying production efficiency and increasing railway capacity.
Lihat juga bahasan “Strategi Bisnis 2011”
See also discussion on“Business Strategy for 2011”
SEGMEN BRIKET
BRIQUETTE SEGMENT
Pada 1993 Perseroan memulai usaha briket dengan membentuk Proyek Pengembangan Briket Batubara (P2B2), dilanjutkan dengan kegiatan investasi dan mengembangkan beberapa unit produksi di Tanjung Enim, Gresik dan Natar (Lampung). Jenis briket yang diproduksi oleh Perseroan terdiri dari Briket Karbonisasi dan Briket Non-Karbonisasi.
The Company’s briquette business started in 1993 after Coal Briquette Development Project was set up. After investment was made, the Company developed several production units in Tanjung Enim, Gresik and Natar (Lampung). The Company produced two types of briquette. Carbonized briquette and Non-carbonized briquette.
Perseroan merupakan satu-satunya perusahaan di Indonesia yang mampu memproduksi briket karbonisasi. Jenis briket ini memiliki kelebihan berupa volatile matter, sulphur dan kadar air yang lebih rendah dibandingkan briket nonkarbonisasi sehingga proses pembakaran berlangsung lebih cepat dan mudah, panas yang dihasilkan stabil serta ramah lingkungan (tidak berbau dan tidak berasap). Produksi briket karbonisasi dilakukan di Pabrik Tanjung Enim. Sedangkan briket non-karbonisasi diproduksi di Pabrik Briket Natar (Lampung) dan Gresik.
Currently the Company is the only company in Indonesia capable of producing carbonized briquette. This type of briquette has superior qualities like lower volatile matter, sulphur and water content compared to non-carbonized briquette, enabling faster and easier burning process, generating stable and ecofriendly heat (odorless and smoke free). Carbonized briquette is produced in Tanjung Enim factory, while non-carbonized briquette is produced in Natar (Lampung) and Gresik.
Produksi dan Penjualan
Production and Sales
Tahun 2010, Perseroan hanya berhasil memproduksi briket sebesar 18.690 ton, turun 19% dari tingkat produksi tahun 2009, yaitu sebesar 22.867 ton. Penurunan volume produksi briket ini dikarenakan relokasi pabrik briket Tanjung Enim dan belum dapat melakukan proses produksi sesuai rencana (rencana mulai produksi bulan Juli namun baru produksi bulan Desember) juga adanya kendala pengurusan izin untuk pabrik Gresik sehingga mengalami stop produksi selama 4 (empat) bulan. Volume penjualan briket juga mengalami penurunan, menjadi 16.712 ton atau turun 25% dari penjualan tahun 2009 sebesar 22.142 ton.
In 2010, the Company only managed to produce 18,690 tons of briquette, down 19% from 2009 production level of 22,867 tons. Production plunged not only because Tanjung Enim briquette factory was being relocated and production was delayed by six months, but also due to licensing problem in Gresik factory, causing a four-month production stoppage. Briquette sales volume also dropped to 16,712 tons or down 25% from 22,142 tons in 2009.
PRODUKSI BRIKET (Dalam Ton)
Pabrik Tanjung Enim Pabrik Lampung Pabrik Gresik Jumlah Produksi
PENJUALAN BRIKET (Dalam Ton)
Pabrik Tanjung Enim Pabrik Lampung Pabrik Gresik Jumlah Produksi
2010
2009
%
(A)
(B)
(A : B)
411
3.618
11
12.615
12.090
104
5.664
7.159
79
Gresik Plant
18.690
22.862
81
Total Production
2010
2009
%
(A)
(B)
(A : B)
BRIQUETTE PRODUCTION (In Tons)
Tanjung Enim Plant Lampung Plant
BRIQUETTE SALES (In Tons)
88
4.229
2
11.602
12.004
97
Tanjung Enim Plant Lampung Plant
5.022
5.909
85
Gresik Plant
16.712
22.142
75
Total Production
130
PT Bukit Asam Tbk Laporan Tahunan 2010
PEMBAHASAN DAN ANALISIS MANAJEMEN
Profitabilitas
Profitability
Tahun 2010, Perseroan mencatat penurunan profitabilitas segmen usaha briket yakni -24,5%, akibat harga produksi yang lebih tinggi dari harga jualnya. Harga pokok produksi briket berkisar antara Rp1.130 – Rp2.068 per kilogram, sementara harga jualnya berkisar Rp1.181 – Rp1.818 per kilogram.
In 2010, the Company recorded a low profitability in briquette business segment, -24.5%, due to higher production costs compared to selling prices. Production costs ranged between Rp1,130 and Rp2,068 per kilogram, while selling prices ranged from Rp1,181 to Rp 1,818 per kilogram.
Peningkatan penggunaan energi alternatif sebagai pengganti minyak tanah pada sejumlah industri kecil dan menengah tampaknya masih belum mendorong peningkatan penggunaan briket secara maksimal. Peningkatan penggunaan energi gas, sebagai pengganti minyak tanah justru lebih cepat berkembang, mengingat sebagian gas yang beredar di pasaran juga mendapatkan subsidi.
Bigger use of alternative energy to replace kerosene in small to medium-scale industry did not seem to significantly push the use of briquette. The use of gas in replacement of kerosene grew at a faster pace because gas sold to the public was also subsidized.
Namun demikian, seiring dengan peningkatan konsumsi ayam dalam negeri, diharapkan konsumen tradisional briket Perseroan, yakni peternakan DOC semakin berkembang dan meningkatkan permintaan briket. Selain itu peningkatan kegiatan pengolahan tembakau di Jawa Timur dan Lombok diharapkan membuka pasar baru bagi pemasaran produk briket Perseroan.
But still, as chicken consumption increased in the domestic market, traditional consumers of the Company’s briquette, i.e. DOC farms, continued to grow and increase demand for briquette. A larger scale of tobacco processing in East Java and Lombok is expected to open new markets for the Company’s briquette product.
TINJAUAN KINERJA KEUANGAN
FINANCIAL REVIEW
NERACA
BALANCE SHEET
Seperti tampak pada neraca ikhtisar keuangan, total aset Perseroan per 31 Desember 2010 mencapai Rp8,72 triliun, naik 7,6% dari posisi Rp8,1 triliun di tahun sebelumnya. Total Kewajiban Perseroan sedikit turun, menjadi Rp2,28 triliun, 0,5% lebih rendah dari posisi Rp2,29 triliun di tahun 2009. Sebagai akibat kenaikan laba, ekuitas Perseroan naik 11,7% menjadi Rp6,37 triliun dari posisi Rp5,70 triliun di tahun sebelumnya. Penjelasan atas pos-pos neraca utama yang menyebabkan perubahan tersebut adalah:
As presented in the financial highlight, total assets of the Company as of 31 December 2010 totalled Rp8.72 trillion, or grew by 7.6% from the previous year position of Rp 8.1 trillion. Total liabilities slighly dropped to Rp 2.28 trillion, or 0.5% lower than Rp 2.29 trillion in 2009. With higher profit, shareholders’ equity rose 11.7% to become Rp6.37 trillion from Rp5.70 trillion the previous year. Description of major balance sheet accounts that caused the changes is presented below:
Aset
Assets
•
•
Aset Lancar Jumlah aset lancar mencapai Rp6,65 triliun atau 76,2% dari jumlah keseluruhan aset. Kondisi ini menggambarkan likuiditas Perseroan yang masih baik, mengingat posisi tahun sebelumnya adalah sebesar Rp6,78 triliun atau 84,0 % dari total nilai aset. Komposisi terbesar aset lancar adalah kas dan setara kas sebesar 76,0%, diikuti piutang usaha 15,0% dan persediaan sebesar 6,4% dari jumlah keseluruhan aset lancar.
ASET LANCAR
Current Assets Total current assets was recorded at Rp6.65 trillion or 76.2% of total assets. This condition reflected that the Company’s liquidity was still on the safe level considering that previous year position was Rp6.78 trillion or 84.0% of total assets. The largest portions of current assets were cash and cash equivalents 76.0%, trade payables 15.0% and inventories 6.4% of total current assets.
CURRENT ASSETS
2010
2009
(%)
5.054.075
4.709.104
7,3
Piutang usaha (bersih)
997.178
1.505.459
-33,8
Persediaan (bersih)
423.678
409.901
3,4
Inventories (net)
171.022
158.927
7,6
Other current assets
6.645.953
6.783.391
-2
Total current assests
(Dalam Rp Juta)
Kas dan setara kas
Aset lancar lainnya (bersih) Aset Lancar
(In Million Rupiah)
Cash and cash equivalents Trade receivables (net)
MANAGEMENT DISCUSSION AND ANALYSIS
PT Bukit Asam Tbk 2010 Annual Report 131
Conveyor Belt di Pelabuhan Tarahan Conveyor Belt at Tarahan Port
- Kas dan Setara Kas Posisi kas dan setara kas pada tahun 2010 naik sebesar Rp4,7 miliar menjadi Rp5,05 triliun atau meningkat sebesar 7,3% dari posisi tahun sebelumnya sebesar Rp4,71 triliun. Kenaikan kas dan setara kas tersebut terutama berasal dari hasil operasi tahun 2010.
- Cash and cash equivalents Cash and cash equivalents in 2010 rose Rp4.7 billion to Rp5.05 trillion or posting an increase of 7.3% from the previous year position that was recorded at Rp4.71 trillion. This increase came mainly from 2010 operating results.
Kas bersih yang diperoleh dari aktivitas operasi selama tahun 2010 mencapai Rp2,49 triliun, turun 9,8% dari posisi tahun sebelumnya. Sedangkan kas yang digunakan untuk aktivitas investasi sebesar Rp799,16 miliar, melonjak 9,8 kali lipat dari tahun sebelumnya sedangkan jumlah kas yang berasal dari aktivitas pendanaan adalah sebesar Rp1.344,95 miliar, naik 31,3% dari tahun sebelumnya.
Net cash from operating activities in 2010 totalled Rp2.49 trillion, down 9.8% from the previous year. Cash for investing activities reached Rp799.16 billion, surging 9.8 times from the year before, while cash generated from financing activities was Rp1,344.95 billion, up 31.3% from 2009.
Penurunan kas dari aktivitas operasi terutama disebabkan turunnya penerimaan dari pelanggan, sedangkan kenaikan penggunaan dana untuk investasi disebabkan oleh realisasi beberapa kegiatan pengembangan yang telah direncanakan (lihat “Pengembangan Usaha” hal 56). Peningkatan penggunaan kas untuk aktivitas pendanaan disebabkan kenaikan pembagian laba atau deviden tahun buku 2009 dan peningkatan alokasi dana bagi kegiatan program kemitraan dan bina lingkungan.
Cash decrease from operating activities was mainly due to smaller amount of revenues received from customers lower selling price, while increasing amount of cash used for investment was caused by the realization of several business development projects (see Business Development page 56). Cash used for financing activities increased due to bigger dividend payout for 2009 accounting year and larger allocation of funds for partnership and community development program.
Lihat juga penjelasan / Tabel Perubahan Arus Kas Posisi kas pada tahun 2010 terdiri dari kas di tangan sebesar Rp189 juta, ditempatkan di rekening giro sebesar Rp93,0 miliar dan sisanya dalam bentuk deposito berjangka sebesar Rp4,96 triliun atau sebesar 98,2% dari jumlah keseluruhan kas dan setara kas. Kas dan setara kas Perseroan dalam bentuk deposito, ditempatkan sebagian besar di PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk, PT Bank Mandiri (Persero) Tbk, PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk, PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk dan PT BPD Sumatera Selatan dan Bangka Belitung.
See also elaboration / Changes in Cashflow Cash position in 2010 consisted of cash on hand Rp189 million, placed in current accounts, Rp93.0 billion and the rest in time deposits Rp4.96 trillion. The Company’s cash and cash equivalents were placed majority in PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk, PT Bank Mandiri (Persero) Tbk, PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk, PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk, and PT BPD Sumatera Selatan and Bangka Belitung.
132
PT Bukit Asam Tbk Laporan Tahunan 2010
Piutang usaha Perseroan Trade Receivables
PEMBAHASAN DAN ANALISIS MANAJEMEN
33,8%
Jumlah deposito dalam Dolar AS sebesar ekivalen Rp221,88 miliar atau sekitar 4,5% dari jumlah keseluruhan deposito, dengan tingkat bunga antara 0,12% – 2,25%. Sedangkan jumlah deposito dalam Rupiah adalah sebesar Rp4,74 triliun atau sekitar 95,5% dari jumlah keseluruhan deposito dengan tingkat bunga antara 5,30% - 8,00%. Dengan pola penempatan tersebut, pendapatan bunga secara keseluruhan berjumlah Rp244,31 miliar.
Total US Dollar deposits amounted to Rp221.8 billion equivalent or approximately 4.5% of total deposits, bearing interest rates of 0.12% – 2.25%. Rupiah denominated deposits were in the amount of Rp4.74 trillion or approximately 95.5% of total deposits bearing interest rates between 5.30% and 8.00%. With this composition of placement, interest income totalled Rp244.31 billion.
- Piutang Usaha Piutang usaha Perseroan pada tahun 2010 tercatat sebesar Rp0,99 triliun, turun 33,8% dari posisi di tahun 2009 sebesar Rp1,49 triliun, yang terdiri dari piutang ke pihak ketiga sebesar Rp382,92 miliar dan piutang usaha ke pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa sebesar Rp614,26 miliar.
- Trade Receivables In 2010 the Company had trade receivables of Rp0.99 trillion, dropped 33.8% from 2009 figure of Rp1.49trillion, consisting of receivables from third parties Rp382.92 billion and receivables from related parties Rp614.26 billion.
Piutang usaha ke pihak ketiga turun 13,3% dari Rp441,73 miliar pada tahun 2009 menjadi Rp382,9 miliar pada tahun 2010 dan piutang usaha pada pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa turun 42,3% menjadi sebesar Rp614,26 miliar dari Rp1.063,73 miliar pada 2009.
Trade receivables from third parties decreased 13.3% from Rp441.73 billion in 2009 to Rp382.9 billion in 2010 and trade receivables from related parties declined 42.3%% to Rp614.26 billion from Rp1,063.73 billion in 2009.
Lihat juga Tabel Tingkat Kolektibilitas Piutang dan bahasan Perubahan Arus Kas
See Table of Receivables Collectibility and discussion on Changes in Cashflows
- Persediaan Posisi nilai persediaan bersih pada akhir tahun 2010 adalah Rp423,68 miliar atau naik 3,4% dibandingkan posisi tahun sebelumnya sebesar Rp409,90 miliar, terdiri dari persediaan batubara sebesar Rp298,83 miliar sedangkan sisanya sebesar Rp124,85 miliar berupa suku cadang dan perlengkapan lainnya. Persediaan suku cadang tersebut telah dikurangkan dengan penyisihan persediaan usang sebesar Rp43,22 miliar.
- Inventories Net inventories at year end of 2010 were Rp423.68 billion or rose 3.4% compared to the previous year position of Rp409.90 billion, comprising coal inventories Rp298.83 billion, spareparts and other material inventories Rp124.85 billion. Sparepart inventories were offset by provision for obsolete inventories amounting to Rp43.22 billion.
Kenaikan posisi persediaan batubara dan perlengkapan adalahakibatdarimeningkatnyakegiatanpenambangan swakelola dan naiknya produksi batubara Perseroan. Kenaikan persediaan berhasil ditekan hingga berada di bawah tingkat kenaikan produksi yang mencapai 7,4%, karena Perseroan telah mulai mengimplementasikan sistem pengelolaan batubara terintegrasi. Untuk
The increase in coal and material inventories was attributable to higher inhouse mining activities and coal production. Inventories increase was controlled to below production increase of 7.4% as the Company had implemented the integrated coal
PT Bukit Asam Tbk 2010 Annual Report 133
MANAGEMENT DISCUSSION AND ANALYSIS
meminimalkan terjadinya risiko kerugian, Perseroan mengasuransikan persediaan batubara dalam perjalanan serta persediaan perlengkapan dan suku cadang yang ditempatkan di gudang. •
Aset Tidak Lancar Jumlah aset tidak lancar Perseroan pada akhir tahun 2010 mencapai Rp2,08 triliun atau naik 60,3% dibandingkan tahun sebelumnya sebesar Rp1,30 triliun. Komposisi terbesar aset tidak lancar adalah aset tetap bersih sebesar 44,3%, diikuti beban eksplorasi dan pengembangan tangguhan sebesar 15,8%, aset pajak tangguhan sebesar 15,7%, investasi pada perusahaan asosiasi sebesar 12,9% dan properti pertambangan 9,0%. Komposisi aset tidak lancar seperti tercantum pada tabel berikut.
ASET TIDAK LANCAR (dalam Rp juta)
2010
processing system. To minimize loss, the Company insured coal inventories in transit and spareparts and materials stored in the warehouses.
•
Non-current Assets At yearend 2010 non-current assets of the Company totalled Rp2.08 trillion or increased 60.3% compared to the previous year amount of Rp1.3 trillion. Major non-current assets are net fixed assets 44.3%, deferred exploration and development expenditure 15.8%, deferred tax assets 15.7%, investment in associated companies 12.9%, and mining property 9.0%. Composition of non-current assets is shown in the following table.
2009
%
Investasi pada perusahaan asosiasi
266.979
122.620
117,7
Properti pertambangan (bersih)
187.542
199.063
-5,8
NON-CURRENT ASSETS
(in Rp milion)
Investment in associates Mining properties, net
Aset tetap (bersih)
921.005
446.754
106,2
Beban eksplorasi dan pengembangan tangguhan (bersih)
327.560
246.590
32,8
Deferred exploration and development expenditures, net
Aset pajak tangguhan (bersih)
316.072
250.053
26,4
Deferred tax assets, net
Aset tidak lancar lainnya Aset Tidak Lancar
57.588
30.107
91,3
Other non-current assets
2.076.746
1.295.187
60,3
Non-current assets
•
Fixed assets (net)
Aset Tetap Aset tetap bersih yang dimiliki Perseroan pada akhir tahun 2009 tercatat sebesar Rp921,0 miliar atau naik cukup substansial 106,2% dari tahun sebelumnya yang mencapai Rp446,75 miliar. Kenaikan terjadi karena adanya penambahan aset tetap tahun 2010 yang sebesar Rp524,21 miliar, sedangkan akumulasi penyusutan bertambah hanya sejumlah Rp49,4 miliar. Kenaikan aset tetap adalah akibat realisasi pada beberapa proyek pengembangan dan pembaharuan Perseroan sepanjang tahun 2010 lalu, yakni meliputi diantararanya:
•
Fixed Assets Net fixed assets of the Company at end of 2010 stood at Rp921.0 billion or grew substantially by 106.2% from the previous year position of Rp446.75 billion. The increase was caused by fixed assets increase in 2010 of Rp524.21 billion, while accumulated depreciation increased only by Rp49.4 billion. The growth of fixed assets was made possible by the realization of several business development projects and improvements projects, among others:
• Pembangunan PLTU 3 x 10 MW di Tanjung Enim. • Overhaul dan pemindahan BWE system ke areal MTBU. • Pembangunan sarana produksi di MTBU. • Relokasi pabrik briket • Perbaikan prasarana produksi dan pelabuhan.
• Construction of 3 x10 MW TPP in Tanjung Enim. • Overhaul and relocation of BWE system to MTBU area. • Construction of MTBU production facilities. • Relocation of briquette factory. • Renovation of production infrastructure and port.
Perseroan telah mengasuransikan aset tetap tertentu di berbagai lokasi perusahaan.
The Company insured certain fixed assets in various locations.
134
PT Bukit Asam Tbk Laporan Tahunan 2010
PEMBAHASAN DAN ANALISIS MANAJEMEN
- Beban Eksplorasi dan Pengembangan Tangguhan Jumlah beban eksplorasi dan pengembangan tangguhan setelah dikurangi amortisasi pada akhir tahun 2010 tercatat sebesar Rp327,56 miliar atau naik sebesar 32,8% dari jumlah tahun sebelumnya yang sebesar Rp246,59 miliar. Beban tersebut merupakan biaya eksplorasi dan pengembangan tambangtambang baru, baik yang masih dalam tahap eksplorasi dan pengembangan maupun yang telah memasuki masa produksi.
- Deferred Exploration and Development Expenditure Total deferred exploration and development expenditure less amortisation at end of 2010 was recorded at Rp327.56 billion or went up 32.8% from the previous year amount of Rp246.59 billion. This expenditure was the cost of exploration and development of new mines, either in exploration and development stage or in operating stage.
Peningkatan akun beban eksplorasi terjadi sehubungan dengan realisasi kegiatan pengembangan Perseroan. Beberapa kegiatan eksplorasi yang memerlukan biaya cukup besar adalah persiapan produksi di MTBU untuk operasional tambang swakelola menggunakan BWE system. Untuk beban ditangguhkan yang telah memasuki tahapan produksi dilakukan amortisasi dengan metode unit produksi.
Increase in exploration expenditure was related to the realization of several business development projects. Some big exploration expenditure was related to the preparation of MTBU production for inhouse mining operations with BWS system. Deferred expenditure in production stage is amortised by production unit method.
Aset Tetap
Fixed assets
106,2%
akibat realisasi proyek pengembangan. due to realized development projects.
Kenaikan jumlah beban eksplorasi dan pengembangan tangguhan pada tahun 2010 terutama disebabkan adanya penyiapan lokasi penambangan di MTB dan Banko Tengah, masing-masing senilai Rp35,4 miliar dan Rp40,5 miliar.
Increase in deferred exploration and development expenditure in 2010 was mainly due to preparing MTBU and Banko Tengah mining sites, costing Rp35.4 billion and Rp40.5 billion respectively.
- Properti Pertambangan Properti pertambangan pada tahun 2010 tercatat sebesar Rp187,54 miliar, turun dari posisi sebesar Rp199,06 miliar di tahun sebelumnya. Nilai tersebut diperoleh setelah Perseroan mengakuisisi 51% saham IPC dengan jumlah pembayaran sebesar 17,85 juta dollar, atau setara dengan Rp163,9 miliar dari pemegang saham lama PT Mega Raya Kusuma (PTMRK) dan PT Rajawali Corpora (PTRC). Penurunan terjadi karena IPC telah memproduksi batubara secara komersial.
- Mining Property Mining property in 2010 recorded an amount of Rp187.54 billion, declined from Rp199.06 billion in the previous year. This amount was achieved after the Company acquired 51% of IPC shares worth US$17.85 million, or equivalent to Rp163,9 billion from previous shareholders PT Mega Raya Kusuma (PTMRK) and PT Rajawali Corpora (PTRC). The decrease occurrs because IPC has commenced commercial production.
Kewajiban
Liabilities
Jumlah total kewajiban Perseroan pada tahun 2010 turun sebesar 0,5% menjadi Rp2,28 triliun atau dari Rp 2,29 triliun pada tahun sebelumnya. Jumlah kewajiban lancar sebesar Rp1,15 triliun atau 50,3% dari jumlah keseluruhan kewajiban. Sedangkan jumlah kewajiban tidak lancar sebesar Rp1,13 triliun atau 49,7% dari jumlah keseluruhan kewajiban. Rincian posisi kewajiban Perseroan per 31 Desember 2010 adalah sebagai berikut.
Total liabilities of the Company in 2010 dropped 0.5% to Rp2.28 trillion from Rp 2.29 trillion the year before. Total current liabilities stood at Rp1.15 trillion or 50.3% of total liabilities. Total non-current liabilities amounted to Rp1.13 trillion, accounting for 49.7% of total liabilities. Breakdown of liabilities at end 2010 is as follows:
PT Bukit Asam Tbk 2010 Annual Report 135
MANAGEMENT DISCUSSION AND ANALYSIS
KEWAJIBAN DAN EKUITAS (dlm Rp juta)
2009
%
73.156
58.097
25,9
Biaya yang masih harus dibayar
748.235
789.369
-5,2
Hutang pajak
197.836
431.230
-54,1
13.294
13.500
-1,5
- Penyisihan reklamasi lingkungan dan penutupan tambang
37.521
23.209
61,7
- Provision for environmental reclamation and mine closure
- Penyisihan imbalan kerja
69.858
57.025
22,5
- Provision for employee benefits
Hutang usaha
Pinjaman bank jangka pendek Bagian kewajiban jangka panjang yang akan jatuh tempo dalam waktu satu tahun
Kewajiban Lancar Lainnya Kewajiban Lancar Kewajiban jangka panjang setelah dikurangi bagian yang akan jatuh tempo dalam waktu satu tahun - Penyisihan manfaat pensiun dan kesejahteraan karyawan Penyisihan Beban Penutupan Tambang Terbuka Ombilin Setelah Dikurangi Bagian yang Jatuh Tempo Dalam Satu Tahun - Penyisihan beban pengelolaan lingkungan hidup - Lainnya
Trade payable Accrued expenses Taxes payable Short-term bank loan Current maturities of longterm liabilities
7.828
8.478
-7,7
1.147.728
1.380.908
-16,9
Other current liabilities Current Liabilities - Longterm liabilities net of current portion
959.072
(in million Rp)
759.792
26,2
- Provision for employee benefits Provision for Ombilin Open Mine Closure after deduction of Current Maturities of Long-Term Liabilities
174.343
151.266
15,3
- Provision for environmental reclamation and mine closure
308
774
-60,2
Kewajiban tidak lancar
1.133.723
911.832
24,3
Long-term liabilities
Jumlah Kewajiban
2.281.451
2.292.740
-0,5
Total Liabilities
74.512
84.466
-11,8
Jumlah Ekuitas
6.366.736
5.701.372
11,7
Jumlah Kewajiban dan Ekuitas
8.722.699
8.078.578
7,9
Hak Minoritas
•
LIABILITIES AND EQUITY
2010
Kewajiban Lancar Kewajiban lancar Perseroan pada tahun 2010 turun sebesar 16,9 %, yakni menjadi sebesar Rp1,15 triliun dari posisi Rp1,38 triliun di tahun 2009. Komposisi terbesar kewajiban lancar adalah biaya yang masih harus dibayar sebesar 65,2%, diikuti hutang pajak sebesar 17,2%, hutang usaha sebesar 6,4%, Penyisihan imbalan kerja 6,1% dan penyisihan untuk pengelolaan lingkungan hidup sebesar 1,2%.
•
- Others
Minority Interest Equity Total Liabilities and Equity
Current Liabilities In 2010 current liabilities decreased 16.9% standing at Rp1.15 trillion from Rp1.38 trillion in 2009. This account consisted of accrued expenses 65.2%, taxes payable 17.2%, trade payables 6.4%, provision for employee benefits 6.1% and provision for environmental management 1.2%.
- Biaya Yang Masih Harus Dibayar Biaya masih harus dibayar pada tahun 2010 tercatat sebesar Rp748,24 miliar, turun sebesar 5,2% dari Rp789,37 miliar pada tahun sebelumnya. Kewajiban tersebut terdiri dari kewajiban yang timbul atas iuran produksi, jasa pihak ketiga, jasa angkutan kereta api, jasa angkutan kapal laut, sewa alat berat, jasa dermaga, denda keterlambatan kapal serta bonus pegawai dan tantiem tahun buku 2010.
- Accrued Expenses In 2010 accrued expenses were recorded at Rp748.24 billion, or decreased 5.2% from Rp789.37 billion the previous year. This account comprised production fee, third party services, railway services, shipping and freight, heavy equipment rent, coal handling at port, demourage fine, and employee expenses and tantiem for 2010 accounting year.
Penurunan biaya yang masih harus dibayar terutama disebabkan oleh turunnya biaya pegawai, iuran produksi, sewa alat berat dan jasa angkutan laut. Namun demikian seiring dengan naiknya BBM, menyebabkan kenaikan pada sub-akun biaya jasa angkutan kereta api dan kenaikan pada biaya jasa pihak ketiga (kontraktor penambangan).
Decrease of accrued expenses was mainly caused employee expenses, production fee, heavy equipment rent and shipping and freight. However, higher fuel prices raised railway services and third party (mining contractor) services costs.
136
PT Bukit Asam Tbk Laporan Tahunan 2010
•
PEMBAHASAN DAN ANALISIS MANAJEMEN
- Hutang Pajak Jumlah hutang pajak 2010 turun sebesar 54,1% dibandingkan tahun 2009 yang sebesar Rp431,23 miliar, menjadi tinggal sebesar Rp197,84 miliar. Penurunan hutang pajak (PPh-29) terjadi karena penurunan pencapaian laba tahun berjalan.
- Taxes Payable Taxes payable declined 54.1% from 2009 amount of Rp431.23 billion to Rp197.84 billion in 2010 due to lower profit in the current year.
- Hutang Usaha Hutang Usaha merupakan kewajiban yang timbul karena adanya pembelian barang dan jasa kepada pihak ketiga dalam rangka menjalankan operasional perusahaan. Jumlah hutang usaha pada tahun 2010 naik 25,9% menjadi Rp73,16 miliar dibandingkan Rp58,10 miliar di tahun sebelumnya. Kenaikan terjadi karena adanya peningkatan aktifitas produksi.
- Trade Payables Trade payables are payables incurred due to purchase of third party goods and services in the normal course of business operations. Total trade payables in 2010 rose 25.9% to Rp73.16 billion from Rp58.10 billion in the previous year due to higher production activity.
Kewajiban Tidak Lancar Kewajiban tidak lancar pada tahun ini meningkat sebesar 24,3% dibandingkan tahun sebelumnya, menjadi Rp1.133,72 miliar, dengan komposisi penyisihan untuk imbalan kerja sebesar 84,6% dan penyisihan reklamasi lingkungan dan penutupan tambang sebesar 15,3% dari total kewajiban tidak lancar.
•
Non-current Liabilities This year non-current liabilities increased 24.3% from 2009 to reach Rp1,133.72 billion, with provision for employee benefits accounting for 84.6% and provision for environmental reclamation and mine closure 15.3% of total non-current liabilities.
- Penyisihan Imbalan Kerja Perseroan menerapkan PSAK Nomor 24 (revisi 2004) tentang Imbalan Kerja dalam memperhitungkan manfaat karyawan. Manfaat pensiun yang berakhir sejak 31 Desember 2008 dihitung berdasarkan penilaian aktuaris independen dengan menggunakan metode projected unit credit. Jumlah penyisihan untuk manfaat pensiun dan kesejahteraan karyawan pada tahun ini naik 26,2% menjadi Rp959,07 miliar dibandingkan dengan tahun sebelumnya yang sebesar Rp759,79 miliar.
- Provision for Employee Benefits The Company calculates employee benefits according to accounting standard PSAK No. 24 (revised 2004) on Employee Benefits. Retirement benefit that was discontinued 31 December 2008 was based on independent actuarial assessment using projected unit credit method. Total provision for retirement benefits and employee benefits this year increased 26.2% to Rp959.07 billion compared to the preceding year amount of Rp759.79 billion.
- Penyisihan Reklamasi Lingkungan dan Penutupan Tambang Jumlah penyisihan untuk reklamasi lingkungan dan penutupan tambang pada tahun ini naik menjadi Rp174,34 miliar atau naik 15,3% dari Rp151,27 miliar pada tahun sebelumnya. Kenaikan ini terutama disebabkan oleh kenaikan produksi sebesar 7,4% dari tahun sebelumnya, kenaikan tarif biaya restorasi, rehabilitasi dan penutupan tambang lainnya yang semula Rp4.082 menjadi Rp4.100 per ton batubara.
- Provision for Environmental Reclamation and Mine Closure Total provision for environmental reclamation and mine closure in 2010 rose to Rp174.34 billion or up 15.3% from Rp151.27 billion in 2009. This increase was mainly due to production increase of 7.4% from the previous year, higher other costs of restoration, rehabilitation and mine closure from Rp4,082 to Rp4,100 per ton of coal.
Ekuitas
Equity
Pada tahun 2010 terjadi peningkatan total ekuitas sebesar 11,7% dibandingkan tahun sebelumnya sebesar Rp5,70 triliun menjadi sebesar Rp6,37 triliun. Kenaikan ini disebabkan adanya laba bersih tahun berjalan sebesar Rp2,0 triliun.
In 2010 total equity increased 11.7% to Rp6.37 trillion from Rp5,70 trillion the previous year. This growth was contributed by net profit of Rp2.0 trillion.
PT Bukit Asam Tbk 2010 Annual Report 137
MANAGEMENT DISCUSSION AND ANALYSIS
STATEMENT OF INCOME
PERHITUNGAN LABA - RUGI PERHITUNGAN LABA RUGI
2010
(dlm Rp juta kecuali laba bersih per saham) Penjualan Harga Pokok Penjualan Laba Kotor Beban Usaha Laba Usaha Penghasilan Lain-lain (bersih) Bagian rugi bersih dari perusahaan asosiasi
STATEMENT OF INCOME
2009
%
7.909.154
8.947.854
-11,6
(4.258.988)
(4.104.301)
3,8
(in Rp million, except earnings per share) Sales Cost of sales
3.650.166
4.843.553
-24,6
(1.346.008)
(1.295.238)
3,9
Gross profit
2.304.158
3.548.315
-35,1
Operating income
301.057
217.039
38,7
Other income, net
(5.565)
(3.352)
66
Operating expenses
Share in net loss of associate
Laba Sebelum Pajak Penghasilan
2.599.650
3.762.002
-30,9
Profit before income tax
Beban Pajak Penghasilan (bersih)
(600.713)
(1.032.675)
-41,8
Income tax expense
9.954
(1.593)
-
2.008.891
2.727.734
-26,8
2.304
2.304
-
872
1.184
-26,4
Hak Minoritas atas Rugi/(Laba) Bersih Anak Pers Konsolidasian Laba bersih Jumlah saham beredar (juta lembar) Laba bersih per saham
Minority interest in net loss/(income) of subsidiary Net income Number of shares (million) Earnings per share
Penjualan
Operating Income
Pendapatan usaha Perseroan yang terdiri dari penjualan batubara dan briket batubara pada tahun 2010 mencapai Rp7,91 triliun, turun 11,6% dari Rp8,95 triliun pada tahun sebelumnya. Pendapatan turun kendati volume penjualan Perseroan meningkat 3,7% dari 12,48 juta ton pada tahun 2009 menjadi 12,95 juta ton pada tahun 2010. Pada periode tersebut, harga rata-rata batubara turun sebesar 14,5% dari rata-rata Rp714,6 ribu per ton pada 2009, menjadi Rp610,7 ribu per ton pada tahun ini, ditunjukan pada tabel berikut.
In 2010 the Company earned operating income from sales of coal and briquette totalling Rp7.91 trillion or dropped 11.6% from Rp8.95 trillion in 2009. Income decreased although sales volume grew 3.7% from 12.48 million tons in 2009 to 12.95 million tons in 2010. During the period, average selling price of coal dropped 14.5% from average Rp714.6 thousand per ton in 2009 to Rp610.7 thousand per ton in the current year, as shown in the following table.
Pendapatan dan Harga Jual Rata-rata Batubara Income and Average Selling Price of Coal 2010 PENDAPATAN (Ribu Rp)
URAIAN
INCOME (Thousand Rp)
2009
HARGA JUAL RATA-RATA
PENDAPATAN (Ribu Rp)
INCOME
(Ribu Rp/Ton)
AVERAGE SELLING PRICE
(Thousand Rp)
(Thousand Rp/ tons
%
HARGA JUAL RATA-RATA (Ribu Rp/Ton)
DESCRIPTION
AVERAGE SELLING PRICE
(Thousand Rp/ tons
a
b
a/c
b/d
Domestik
5.046.585
613,3
6.011.905
c 745,1
d
83,9
82,3
Domestic
Ekspor
2.841.475
601,7
2.909.219
658,7
97,7
91,3
Export
Jumlah / Rata-rata
7.888.060
609,1
8.921.124
714,6
88,7
85,5
Total / Average
Beban Pokok Penjualan
Cost of Sales
Beban pokok penjualan pada periode ini tercatat sebesar Rp4,26 triliun, hanya naik sebesar 3,8% dari Rp4,10 triliun pada tahun sebelumnya. Komposisi terbesar beban pokok penjualan adalah jasa angkutan kereta api, sebesar 33,3%, jasa penambangan sebesar 18,3%, diikuti gaji, upah dan kesejahteraan karyawan sebesar 12,4%, royalti 11,0%, sewa alat berat 7,6% dan pembelian batubara 6,0% dari total keseluruhan beban pokok penjualan.
During 2010, cost of sales was recorded at Rp4.26 trillion, posting a growth of 3.8% from Rp4.10 trillion in 2009. The largest portions of this account are railway services 33.3%, mining fee 18.3%, employee salaries, wages and welfare 12.4%, royalty 11.0%, heavy equipment rent 7.6% and coal purchase 6.0% of total cost of sales.
138
PT Bukit Asam Tbk Laporan Tahunan 2010
PEMBAHASAN DAN ANALISIS MANAJEMEN
Beban Pokok Penjualan
Komposisi beban pokok penjualan Cost of sales composition
4,3
6,0
3,1 2,7
3,1
Jasa Tambang
5,9
30,6
5,9
Angkutan KA
5,2 33,4
6,5
6,5
Royalti
2009
Sewa Alat
2010
Pemb. Batubara
10,2
10,2
Gaji Upah & Lainnya
BBM dan Pelumas
12,8
20,6
12,5
18,3
Lainnya
(Dalam %) (In %)
•
Kenaikan beban pokok penjualan terutama terjadi pada: - Beban angkutan kereta api naik menjadi Rp1.422,85 miliar, meningkat 15,5% dibandingkan tahun 2009 yang tercatat sebesar Rp1.232,24 miliar, karena dua hal, yakni terjadinya peningkatan volume angkutan sebesar 3,0 % dan kenaikan tarif angkutan.
Alat & Suku Cadang
•
Increase of cost of sales mainly occured in the following: - Cost of railway services rose to Rp1,422.85 billion, representing an increase of 15.5% compared to 2009 figure of Rp1,232.24 billion, caused by increase in transport volume (3.0%) and increase in transport tariff.
Tarif angkutan kereta api dari Tanjung Enim ke Tarahan naik dari Rp287 menjadi Rp305 per ton km tidak termasuk PPN untuk periode 1 Januari -14 Maret 2010. Selanjutnya terhitung dari 15 Maret 2010 -31 Desember 2010 menjadi Rp325 per ton km tidak termasuk PPN.
Tariff of railway transport from Tanjung Enim to Tarahan increased from Rp287 to Rp305 per ton km excluding VAT during 1 January - 14 March 2010, and to Rp325 per ton km during 15 March - 31 December 2010, excluding VAT.
Sedangkan dari Tanjung Enim ke Kertapati naik dari Rp394 menjadi Rp420 per ton km tidak termasuk PPN untuk periode 1 Januari -14 Maret 2010. Selanjutnya terhitung dari 15 Maret 2010 - 31 Desember 2010 menjadi Rp446 per ton km tidak termasuk PPN.
While from Tanjung Enim to Kertapati increased from Rp394 to Rp420 per ton km for period of 1 January – 14 March 2010 and to Rp446 per ton km during 15 March - 31 December 2010, excluding VAT.
Perseroan tidak bisa melakukan kontrol penuh atas biaya ini, kecuali melalui proses negosiasi yang cukup ketat dengan pihak PT KAI.
The Company was not in a position to control these tariffs except by holding intensive negotiations with PT KAI.
- Jasa penambangan turun 6,0% menjadi sebesar Rp781,03 miliar karena adanya penurunan jumlah volume galian yang dipindahkan oleh kontraktor penambangan. Selain itu ada pengaruh penguatan nilia tukar rupiah terhadap US dollar. Sebagian tarif jasa penambangan ditetapkan dalam mata uang US dollar.
- Mining services fee decreased 6.0% to Rp781.03 billion due to decreased overburden removal by mining contractor, coupled with the strengthening rupiah exchange rate against US dollar. Part of mining services fee was denominated in US dollar.
- Beban royalti dan retribusi naik menjadi Rp470,47 miliar, meningkat 14,5% dibandingkan tahun 2009 sebesar Rp410,83 miliar. Hal ini diakibatkan oleh adanya perubahan perhitungan dasar pengenaan tarif royalti sesuai Surat Edaran No. 32.E/35/DJB/2009 dari ESDM.
- Royalty and retribution rose to Rp470.47 billion, or a 14.5% increase from 2009 amount of Rp410.83 billion. This was due to a change in royalty calculation to complied with SOE Ministry Circular No. 32.E/35/ DJB/2009.
PT Bukit Asam Tbk 2010 Annual Report 139
MANAGEMENT DISCUSSION AND ANALYSIS
•
- Beban sewa alat berat, kendaraan dan peralatan naik menjadi Rp322,34 miliar, meningkat 22,8% dibandingkan dengan tahun 2009 yang tercatat sebesar Rp262,46 miliar, akibat bertambahnya jumlah peralatan yang disewa akibat peningkatan kegiatan produksi.
- Rent of heavy equipment, vehicles and equipment rose to Rp322.34 billion, posting an increase of 22.8% from 2009 that stood at Rp262.46 billion, because more equipment were rented as a consequence of production volume increase.
- Beban bahan bakar dan pelumas meningkat 27,4% dari total sebesar Rp123,3 miliar menjadi sebesar Rp157,1 miliar. Penyebab kenaikan ini adalah meningkatnya aktifitas penambangan swakelola dan naiknya bahan bakar serta pelumas. Rata-rata kenaikan harga BBM sepanjang tahun 2010 adalah sebesar 10,34%. - Beban pembelian batubara meningkat 8,6% dari Rp236,62 miliar menjadi sebesar Rp257,03 miliar akibat pembelian batubara oleh PT IPC. - Pajak bumi dan bangunan meningkat cukup tinggi, 156,3% dari Rp19,9 miliar menjadi sebesar Rp51,0 miliar, adalah akibat peningkatan produksi. Perseroan telah melakukan pembangunan sejumlah proyek pengembangan dan melakukan proses pembebasan lahan untuk berbagai proyek tersebut.
- Fuel and lubricant purchase rose 27.4% of total Rp123.3 billion to Rp157.1 billion. The increase was due to heightened activity in inhouse mines and higher price of fuel and lubricant. Throughout the year fuel price rose with an average of 10.34%.
Pengaruh program efisiensi terhadap beban pokok penjualan Pada tahun 2010, Perseroan menghadapi kecenderungan peningkatan harga berbagai komponen penunjang kegiatan operasional perusahaan, seperti harga BBM, biaya angkutan, biaya sewa alat berat dan biaya listrik yang berada di luar kendali-nya. Disamping kenaikan harga komponen penunjang tersebut, Perseroan juga harus menghadapi kecenderungan penggunaan batubara kalori rendah yang harga jualnya lebih rendah, namun biaya produksinya sama dengan biaya batubara kalori lebih tinggi. Membaiknya permintaan batubara juga meningkatkan persaingan dengan sesama perusahaan tambang yang berakibat harga jual di pasar domestik relatif tertekan.
- Coal purchase went up 8.6% from Rp236.62 billion to Rp257.03 billion resulting from purchasing PT IPC.
- Land and property tax jumped 156.3% from Rp19.9 billion to Rp51.0 billion, as a consequence of production increase. The Company has constructed several development projects and finalized land clearance for those projects.
•
Impact of efficiency program to cost of sales In 2010, the Company was challenged by rising prices of auxiliary components of its operating activities, such as fuel, transportation, heavy equipment rent and electricity expenses, which were all beyond its control. In addition to these increases, the Company was also facing consumers’ inclination towards cheaper lowcalorie coal with the same production cost. Higher demand for coal also intensified competition among mining companies which caused domestic selling price to drop.
Agar dapat menjaga tingkat profitabilitas operasional, Perseroan melaksanakan program efisiensi yang secara umum ditujukan untuk menekan biaya operasional yang berada dalam kendalinya. (Lihat kembali bagian ”Peningkatan Efisiensi Operasional”).
To maintain profitability, the Company carried out efficiency program to cut operating expenses which are within its control (See ”Operational Efficiency Improvement”).
Dalam program efisiensi tersebut, Perseroan meningkatkan kegiatan penambangan swakelola menjadi 5,64 juta ton, naik 11,5% dari 5,05 juta ton di tahun sebelumnya. Akibatnya total biaya produksi, turun 5,63% dari sebesar Rp1,80 triliun di tahun 2009 menjadi Rp 1,79 triliun di tahun 2010.
In 2010 efficiency program, the Company increased its production to 5.64 million tons, up 11.5% from 5.05 million tons in 2009. Resulting total production lower by 5.63% from Rp1.80 trillion to Rp1.79 trillion.
140
PT Bukit Asam Tbk Laporan Tahunan 2010
PEMBAHASAN DAN ANALISIS MANAJEMEN
34%
Biaya suku cadang dan bahan Spare-part and material expense
Beberapa akun dalam pembukuan Perseroan yang menunjukkan pengaruh pelaksanaan program efisiensi yang dijalankan diantaranya mencakup:
Several accounts in the Company’s books showed the impact of efficiency program, including:
- Biaya suku cadang dan bahan turun 34,6% dari Rp174,8 miliar menjadi sebesar Rp114,4 miliar, sebagai hasil penerapan sistem perawatan rutin terintegrasi, sehingga kebutuhan suku cadang dan bahan dapat ditekan pada tingkat yang optimal. Persediaan suku cadang dan bahan juga dapat ditekan pada tingkat yang wajar, sekalipun kegiatan operasional swakelola meningkat. - Biaya listrik turun 6,3% dari Rp41,0 miliar menjadi Rp38,4 miliar, sebagai hasil kampanye penghematan atas pemakaian listirk pada seluruh jajaran. - Biaya pemakaian BBM dan pelumas dapat dikendalikan, hanya mengalami kenaikan sebesar 27,4%, walaupun rata-rata harga BBM dan pelumas meningkat 14%, produksi batubara swakelola naik 11,5% dan adanya penambahan jumlah peralatan produksi swakelola sebesar 60%. Efisiensi operasional melalui perbaikan sistem kerja (diantaranya: optimalisasi pelaksanaan
- Sparepart and material cost dropped 34.6% from Rp174.8 billion to Rp114.4 billion as a result of the integrated routine maintenance system, so that sparepart and material requirement may be maintained at optimal level. Sparepart and material inventory was also managed at reasonable level although inhouse operations also increased.
- Electricity cost declined 6.3% from Rp41.0 billion to Rp38.4 billion as a result of reduced electricity usage campaign at all levels of the organization. - Fuel and lubricant cost was managed at a low level, and only increased 27.4%, although fuel and lubricant price rose 14%, inhouse coal production increased 11.5% and inhouse production equipment surged 60% due to new addition. Operating efficiency through improved work system (among others optimization of back filling, inside dump, scheduled maintenance of main production equipment) also helped reducing fuel consumption. The more efficient inhouse mining encouraged the Company to intensify its participation in meeting customers’ demand.
back filling, pelaksanaan inside dump, perawatan terencana peralatan produksi utama) turut mambantu menekan konsumsi BBM. Kegiatan penambangan swakelola yang semakin efisien membuat Perseroan berencana meningkatkan perannya dalam memenuhi permintaan batubara dari para pelanggan. •
Beban Usaha Beban Usaha Perseroan terdiri dari Beban Umum dan Administrasi, Beban Penjualan dan Pemasaran serta Beban Eksplorasi. Beban Usaha pada tahun 2010 hanya meningkat 3,8% menjadi Rp1,35 triliun, dari Rp1,30 triliun pada tahun 2009. Beban Umum dan Administrasi pada tahun 2010 turun sebesar 4,6% menjadi Rp663,5 miliar dari sebesar Rp695,3 miliar di tahun 2009. Penurunan sub-akun tersebut salah satunya adalah hasil pelaksanaan program efisiensi yang dijalankan dengan konsekuen oleh seluruh jajaran Perseroan.
•
Operating Expenses The Company’s operating expenses comprised general and administrative expenses, selling and marketing expenses, and exploration expenses. Operating expenses in 2010 increased 3.8% to Rp1.35 trillion from Rp1.30 trillion in 2009. General and administrative expenses decreased 4.6% to Rp663.5 billion from Rp695.3 billion the previous year. The decrease was attributable to the efficiency program that was carried out consequently by all PTBA personnel.
MANAGEMENT DISCUSSION AND ANALYSIS
Kegiatan pengangkutan batubara di Pelabuhan Tarahan, Lampung Coal loading activity at Tarahan Port, Lampung
PT Bukit Asam Tbk 2010 Annual Report 141
PT Bukit Asam Tbk Laporan Tahunan 2010
1.346,0 659,5 663,5
Komposisi beban usaha Operating expenses composition
695,3
578,8
1.295,2
PEMBAHASAN DAN ANALISIS MANAJEMEN
Beban Eksplorasi Exploration Expenses
23,0
Beban Umum dan Administrasi General and Administrative Expenses 21,1
142
09
10
Beban Penjualan & Pemasaran Sales and Marketing Expenses
Selain penurunan biaya, Perseroan berhasil mengendalikan jumlah pengeluaran, sehingga kenaikan biaya-biaya tertentu berhasil ditahan pada tingkat yang wajar, ditengah peningkatan aktifitas perusahaan. Beberapa biaya yang menunjukkan hal ini adalah misalnya pada biaya listrik, BBM dan pelumas serta biaya perjalanan dinas yang secara merata hanya naik sekitar 3-6%, di bawah kenaikan produksi batubara Perseroan yang sebesar 7,4%
Besides cost reduction, the Company was able to control expenditures so that certain expenses were reasonably cut down, in spite of increased activities. This cost efficiency was reflected in electricity, fuel & lubricant, and business trips which rose 3%-6%, below production growth of 7.4%.
Sedang beban penjualan dan pemasaran meningkat sebesar 14% menjadi Rp659,53 miliar dari nilai sebesar Rp578,76 miliar di tahun sebelumnya. Penyebabnya adalah naiknya biaya jasa angkutan kapal, biaya gaji, upah dan kesejahteraan karyawan serta kenaikan pada sewa kendaraan dan peralatan. Sewa kendaraan dan peralatan memberi porsi kenaikan tertinggi, hingga sebesar 152%, menjadi sebesar Rp32 miliar karena naiknya kegiatan produksi.
Selling and marketing expenses increased 14% to Rp659.53 billion from Rp578.76 billion a year earlier. This increase was caused by increase in shipping and freight, employee salaries, wages and welfare, and heavy equipment and vehicle rent. Heavy equipment and vehicle rent contributed the most up to 152% reaching Rp32 billion due to increased production.
Perseroan juga mencatat kenaikan pada biaya eksplorasi sebesar 8,6% dari Rp21,13 miliar menjadi sebesar Rp22,95 miliar di tahun 2010.
The Company also recorded a 8.6% growth in exploration costs from Rp21.13 billion to Rp22.95 billion in 2010.
•
Penghasilan (Beban) Lain-lain Penghasilan lain-lain (net) pada tahun 2010 naik 38,7% menjadi Rp301,06 miliar dari Rp217,04 miliar pada tahun 2009. Peningkatan tersebut disebabkan oleh beberapa hal, diantaranya: peningkatan pendapatan bunga atas penempatan dana hingga sebesar Rp244,31 miliar, penerimaan atas sewa fasilitas dermaga Teluk Bayur sebesar Rp22,16 miliar dan keuntungan dari program penjualan kembali saham Perseroan (dari program pembelian kembali saham Perseroan pada tahun 2008) sebesar Rp48,7 miliar.
•
Other Income (Expenses) Other income (net) in 2010 grew 38.7% to Rp301.06 billion from Rp217.04 billion in 2009. The growth was due to a few reasons: The Company earned a bigger interest on fund placement up to Rp244.31 billion, receivables from rent of Teluk Bayur pier of Rp22.16 billion, and gain on resale of the Company’s shares (from buy-back program in 2008) amounting to Rp48.7 billion.
•
Laba Secara umum kinerja Perseroan di sepanjang tahun 2010 terpengaruh oleh turunnya harga jual batubara Perseroan di pasar domestik yang cukup signifikan. Hal ini tercermin dari perolehan laba usaha yang turun sebesar 35,2% dari Rp3,55 triliun pada 2009 menjadi Rp2,30 triliun.
•
Profit The Company’s overall performance throughout 2010 was impacted by falling coal prices in domestic market, as reflected in operating profit decrease of 35.2% from Rp3.55 trillion in 2009 to Rp2.30 trillion.
PT Bukit Asam Tbk 2010 Annual Report 143
MANAGEMENT DISCUSSION AND ANALYSIS
Penurunan laba usaha ini diikuti dengan turunnya laba bersih Perseroan sebesar 26,7% dari Rp2,73 triliun pada 2009 menjadi Rp2,0 triliun pada 2010. Turunnya laba bersih akhirnya berpengaruh pada turunnya laba bersih per saham. Pada tahun 2010 laba bersih per saham Perseroan tercatat sebesar Rp872 per saham, turun 26,4% dibandingkan dengan tahun 2009, sebesar Rp1.184 per saham.
Operating profit decline resulted in net profit decrease of 26.7% from Rp2.73 trillion in 2009 to Rp2.0 trillion in 2010. Net profit drop consequently cut down net earning per share. In 2010 net earning per share of the Company was Rp872 per share showing a slump of 26.4% from Rp1,184 per share in 2009.
Perseroan sebetulnya telah berhasil menurunkan biaya produksi per ton batubara, seperti diuraikan di atas. Namun angka penurunan ini belum dapat mengkompensasi penurunan rata-rata harga jual batubara Perseroan yang cukup besar. Hal lain yang mengakibatkan turunnya laba Perseroan adalah naiknya komponen biaya transportasi angkutan batubara (kereta api), biaya angkutan laut dan royalti.
As previously described, coal production cost per ton was actually slashed, but it was not enough to compensate falling average selling prices. Another factor that caused the net profit to drop was higher railway and sea transportation cost as well as royalty.
Perseroan berkeyakinan bahwa program efisiensi (cost reduction program) yang telah dicanangkan akan memberikan dampak positif pada kinerja Perseroan di tahun-tahun mendatang. Keyakinan ini didukung oleh progress pembangunan PLTU 3 x 10 MW di mulut tambang untuk penggunaan sendiri yang akan segera beroperasi dan akan berakibat pada semakin menurunnya biaya BBM dan listrik, serta segera beroperasinya BWE system di MTBU.
However, the Company is confident that cost reduction program that is already in place will positively impact future business results. This confidence is backed by the progress of constructing mine mouth 3 x 10 MW TPP for own purpose, which will soon operate and reduce fuel and electricity cost, as well as the forthcoming operation of BWE system at MTBU mine.
ARUS KAS
CASH FLOW
(dalam Rp juta)
(in million Rp)
URAIAN ARUS KAS DARI AKTIVITAS OPERASI: Penerimaan dari pelanggan Penerimaan operasional lainnya Pembayaran royalti Pembayaran kepada pemasok dan karyawan Pembayaran pajak Penerimaaan klaim pajak Penerimaan bunga Arus Kas Bersih yang Diperoleh dari Aktivitas Operasi ARUS KAS DARI AKTIVITAS INVESTASI :
DESCRIPTION
2010
2009
%
8.371.694
8.729.086
-4,1
Cash receipt from customers
130.283
103.932
25,4
Cash receipt from other operations
(581.742)
(416.761)
39,6
Payment of royalties
(4.800.514)
(4.606.549)
4,2
(874.235)
(1.252.373)
-30,2
Payment for taxes
-
2.791
-100
Tax refund
244.308
200.084
22,1
Interest receipt
2.489.794
2.760.210
-9,8
Net cash from operating activities
CASH FLOW FROM OPERATING ACTIVITIES:
Cash paid to suppliers and employees
(489.871)
(41.408)
1.083,0
(91.223)
(23.079)
295,3
1.858
-
100
Proceeds from sale of fixed assets
(70.000)
-
100
Payments for available for sale financial assets
-
(9.787)
-100
Acquisition of additional shares of subsidiary
Penambahan investasi kepada perusahaan asosiasi
(149.924)
-
100
Acquisition of shares in associated companies
Arus kas bersih yang digunakan untuk aktivitas investasi
(799.160)
(74.274)
976,0
Perolehan aset tetap Pembayaran atas beban eksplorasi dan pengembangan tangguhan Penerimaan dari penjualan aset tetap Perolehan aset keuangan yang tersedia untuk dijual Akuisisi tambahan kepemilikan anak perusahaan
CASH FLOW FROM INVESTING ACTIVITIES: Payment for fixed assets Payment of deferred exploration and development expenditures
Net cash used in investing activities
144
PT Bukit Asam Tbk Laporan Tahunan 2010
URAIAN ARUS KAS DARI AKTIVITAS PENDANAAN:
PEMBAHASAN DAN ANALISIS MANAJEMEN
2010
2009
%
DESCRIPTION
Pembayaran dividen kepada pemegang saham
(1.235.841)
(1.007.494)
22,7
Pembayaran atas program kemitraan dan bina lingkungan
(109.108)
(17.000)
541,8
Payment for partnership program
(1.344.949)
(1.024.494)
31,3
Net cash used in financing activities
345.685
1.661.442
-79,2
Net increase in cash and cash equivalents
(714)
5.942
-112,0
Effect of exchange rate on cash and cash equivalents
Kas dan setara kas pada awal tahun
4.709.104
3.041.720
54,8
Kas dan setara kas pada akhir tahun
5.054.075
4.709.104
7,3
Arus kas bersih yang digunakan untuk aktivitas pendanaan Kenaikan bersih kas dan setara kas Dampak selisih kurs terhadap kas dan setara kas
CASH FLOW FROM FINANCING ACTIVITIES: Payment of dividends to shareholders
Cash and cash equivalents at the beginning of the year Cash and cash equivalents at the end of the year
Perseroan mencatat arus kas positif pada tahun 2010, sebesar Rp345,69 miliar, dengan penjelasan sebagai berikut.
The Company recorded positive cashflow in 2010, amounting to Rp345.69 billion, as explained below.
Dari kegiatan operasi Perseroan diperoleh arus kas masuk bersih Rp2.489,79 miliar, berasal dari pendapatan penjualan batubara sebesar Rp8.371,69 miliar (Lihat catatan “Pendapatan”), penerimaan operasional lain sebesar Rp130,28 miliar dan pendapatan bunga Rp244,31 miliar (Lihat catatan penempatan dana pada “Posisi Kas” di atas). Pengeluaran kas untuk kegiatan operasional terbesar berasal dari pembayaran kepada pemasok dan karyawan, sebesar Rp4.800,51miliar, naik 4,2% dari tahun 2009 dan pembayaran pajak sebesar Rp874,24 miliar, turun sebesar 30,2% dari jumlah Rp1.252,4 miliar ditahun sebelumnya. Selanjutnya adalah pembayaran royalti sebesar Rp581,7 miliar, naik 39,6% dari angka Rp416,8 miliar pada 2009.
Net cash from operating activities amounted to Rp2,489.79 billion, derived from coal sales of Rp8,371.69 billion (See
Kas yang digunakan untuk kegiatan investasi naik tajam, hingga 976% menjadi sebesar Rp799,2 miliar dari angka sebesar Rp74,3 miliar pada tahun 2009. Peningkatan investasi tersebut terutama digunakan untuk pembangunan PLTU 3 x 10 MW di Tanjung Enim, pemindahan 2 unit BWE system dan 1 unit spreader dari lokasi TAL ke MTBU dan penambahan setoran modal pada perusahaan asosiasi.
Cashflow for investing activities surged 976% to Rp799.2 billion from Rp74.3 billion in 2009. The biggest investment was mainly for constructing 3 x 10 MW TPP in Tanjung Enim, relocating two BWEs and one spreader from TAL to MTBU site, and increasing capital injection to associated companies.
Lihat juga “Realisasi Belanja Modal” hal 147
See also “Capital Expenditure” page 147
Perseroan tidak menggunakan dana pinjaman dalam seluruh investasinya di tahun 2010.
The Company did not use borrowed funds in all its investment in 2010.
Perseroan mencatat peningkatan pengeluaran untuk membayar dividen hingga sebesar Rp228,3 miliar, sehingga total dividen yang dibayarkan pada tahun 2010 menjadi Rp1.235,84 miliar. Perseroan juga meningkatkan pengeluaran dana untuk program PKBL, sehingga total biaya PKBL yang dibayarkan pada tahun 2010 adalah sebesar Rp109,11 miliar, naik 542% dari angka sebesar Rp17 miliar di tahun 2009.
The Company recorded an increase in expenditure as the Company paid out dividend up to Rp228.3 billion, making total dividend payout in 2010 of Rp1,235.84 billion. The Company also increased spending for partnership and environmental development activities making a total of Rp109.11 billion or increased 542% from Rp 17 billion in 2009.
Lihat juga “Kebijakan Dividen,” hal 37 dan “Program Tanggung Jawab Sosial Perusahaan,” hal 242
See “Dividend Policy” page 37 and “Corporate Social Responsibility” page 242
note “Income”), other operating income Rp130.28 billion and interest income Rp244.31 billion (See note on fund placement “Cash Position” above). The biggest cash expenditure for operating activities was suppliers and employees expenses totalling Rp4,800.51 billion or up 4.2% from 2009, and tax payment of Rp874.24 billion which decreased 30.2% from Rp1,252.4 billion in 2009. Payment of royalty totalled Rp581.7 billion, increasing 39.6% from Rp416.8 billion in 2009
PT Bukit Asam Tbk 2010 Annual Report 145
MANAGEMENT DISCUSSION AND ANALYSIS
RASIO – RASIO KEUANGAN
FINANCIAL RATIOS
RASIO KEUANGAN (dalam %)
2010
RASIO PENDAPATAN
2009
FINANCIAL RATIO (in %)
Pendapatan Usaha
(11,6)
24,0
Operating Income
Laba Kotor
(24,6)
37,2
Gross Profit
Laba Usaha
(35,1)
42,3
Operating Profit
Laba Bersih
(26,4)
59,7
Net Profit
Laba Bersih per Saham
(26,4)
59,8
Net Earning per Share
RENTABILITAS
GROWTH RATIO
Laba bersih terhadap penjualan (NPM)
25,4
30,5
Laba bersih terhadap jumlah aset (ROA)
23,0
33,8
Net Profit to Total Assets (ROA)
Laba bersih terhadap jumlah ekuitas (ROE)
31,6
47,8
Net Profit to Total Equity (ROE)
LIKUIDITAS
RETURN RATIO Net Profit to Sales (NPM)
579,1
491,2
Jumlah kewajiban terhadap jumlah aset
26,2
28,4
Total Liabilities to Total Assets
Jumlah kewajiban terhadap jumlah ekuitas
35,8
40,2
Total Liabilities to Total Equity
Aset lancar terhadap kewajiban lancar
KOLEKTIBILITAS Total piutang thp total penjualan (AR DOH), dlm hari
45
61
LIQUIDITY Current Assets to Current Liabilities
TURNOVER Total Payables to Total Sales (AR DOH) in days
Likuiditas
Liquidity
Rasio ini menunjukkan kemampuan Perseroan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya yang akan jatuh tempo, dihitung dengan membagi aset lancar dengan kewajiban lancar. Tahun 2010 rasio likuiditas Perseroan adalah sebesar 579,1%. Hal ini menunjukkan sangat kuatnya kemampuan Perseroan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya.
This ratio shows the Company’s ability to meet its maturing short term liabilities. It is calculated by dividing current assets with current liabilities. In 2010 the Company had a liquidity ratio of 579.1%, proving that it was highly capable of settling its short term liabilities.
Kolektibilitas Piutang
Turnover
Tingkat kolektibilitas piutang dihitung dengan membandingkan total piutang terhadap total hasil penjualan. Dengan perhitungan tersebut tingkat kolektibilitas piutang (AR DOH) Perseroan adalah sebesar 45 hari, membaik dari angka 61 hari di tahun 2009. Salah satu penyebab membaiknya tingkat kolektibilitas ini adalah membaiknya termin pembayaran piutang usaha oleh PLN. Adapun tabel lengkap piutang perseroan adalah sebagai berikut:
Turnover is calculated by comparing total receivables with total sales. Based on this calculation the Company’s turnover was 45 days in 2010, showing an improvement from 61 days in 2009. One of the causes of improved turnover was faster settlement of receivables by PLN. The following table shows the Company’s receivables turnover.
Kolektibilitas piutang Perseroan, 31 Desember 2010 (dalam Rp juta) Turnover as of 31 December 2010 (in million Rp) KATEGORI Lancar Jatuh tempo 1 – 30 hari Jatuh tempo 30 -150 hari Jatuh tempo > 150 hari Jumlah
2010
2009
CATEGORY
980.205
Current
27.241
241.600
Overdue 1 – 30 days
7.438
284.792
897.364
102.218
47.000
1.034.261
1.553.597
Penyisihan penurunan nilai piutang
(37.083)
(48.138)
Jumlah Piutang Usaha (bersih)
997.178
1.505.459
Overdue 30-150 days Overdue > 150 days Total Provision for impairment of trade receivables Total trade receivables (net)
146
PT Bukit Asam Tbk Laporan Tahunan 2010
PEMBAHASAN DAN ANALISIS MANAJEMEN
Solvabilitas
Solvency
Menunjukkan kemampuan Perseroan dalam memenuhi kewajiban jangka pendek maupun jangka panjang yang akan jatuh tempo. Rasio solvabilitas dihitung dengan membandingkan total aset terhadap total kewajiban. Kenaikan kewajiban pada tahun 2010 menyebabkan solvabilitas Perseroan mencapai 382,3% naik dari 352,4% ditahun 2009, menunjukkan kemampuan Perseroan yang tetap tinggi dalam memenuhi kewajibannya.
This ratio shows the Company ability to meet its maturing short term and long term liabilities. Solvency ratio is calculated by comparing total assets with total liabilities. Increased liabilities in 2010 pushed the Company’s solvency to 382.3% or improved from 352.4% in 2009, maintaining its ability to fulfill its obligations.
Rentabilitas
Return
Rasio ini menunjukkan kemampuan Perseroan dalam menghasilkan laba bersih dengan menggunakan sumber daya yang tersedia. Penurunan laba bersih Perseroan sebesar 26,4% di tahun 2010, membuat rentabilitas terhadap penjualan (Net Profit Margin) turun menjadi 25,4% dari angka pada 2009 yang sebesar 30,5%. Rentabilitas terhadap ekuitas (Return On Equity) menjadi 31,6% turun dari angka 47,8% pada 2009. Rentabilitas terhadap aset (Return on Asset) juga mengalami penurunan, yaitu menjadi 23,0% dari angka tahun 2009 yang sebesar 33,8%.
This ratio reflects the Company’s ability to generate net profit by using resources it has on hand. A decrease of 26.4% in 2010 net profit dropped Net Profit Margin to 25.4% from 30.5% in 2009. Return on Equity went down from 47.8% in 2009 to 31.6%. Return on Asset also decreased from 33.8% in 2009 to 23.0%.
KEBIJAKAN PERMODALAN
CAPITALIZATION POLICY
Struktur modal merupakan perimbangan antara penggunaan modal sendiri dengan pinjaman / hutang yang terdiri dari hutang jangka pendek dan hutang jangka panjang. Struktur modal dengan minimum biaya penggunaan dana (Weighted Average Cost of Capital / WACC) dapat mengakibatkan peningkatan nilai saham perusahaan, tetapi tidak berarti meningkatkan laba bersih persaham (EPS). Leverage yang besar dapat meningkatkan EPS, namun sekaligus meningkatkan risiko. Oleh karena itu Perseroan menetapkan kebijakan struktur permodalan yang dapat ditempuh agar dapat memaksimalkan nilai perusahaan. Kebijakan struktur permodalan Perseroan, tujuan dan langkah yang dapat ditempuh adalah:
Capital structure is a balance between shareholders’ equity and borrowed funds consisting of short term and long term borrowing. Capital with minimum cost of funds (Weighted Average Cost of Capital / WACC) may increase the value of shares but does not increase net earning per share (EPS). A high leverage may increase EPS, but also increase risks. Therefore, Company a capitalization policy is to maximize its corporate value. The policy and its implementation are elaborated below:
•
Menetapkan target strukur modal yang optimal. - Penggunaan proporsi hutang yang lebih besar (dari ekuitas) dapat dilakukan bila risiko usaha lebih kecil. - Dilakukan dengan mempertimbangkan pengaruh perubahan komposisi hutang yang berdampak pada harga saham.
•
Setting optimum capital structure target - Using bigger borrowing proportion (than equity) if business risk is smaller. - Taking into account the effect of borrowing composition to the changes on share price.
•
Struktur modal senantiasa mempertimbangkan keseimbangan antara risiko keuangan dan tingkat pengembalian dalam upaya meningkatkan nilai perusahaan. - Dilakukan dengan memperhitungkan penggunaan hutang yang menimbulkan kewajiban keuangan (tingkat bunga), nilai tukar dan mempengaruhi kondisi likuiditas perusahaan. - Mengoptimalkan rentabilitas ekonomi dan rentabilitas modal sendiri yang menghasilkan peningkatan laba per saham.
•
Taking into consideration the balance between financial risks and rate of return in order to improve corporate value. - By considering the use of borrowing that causes financial liabilities (interest rate), exchange rate and affecting the Company’s liquidity. - By optimizing economic rate of return and return on equity that increases earning per share.
PT Bukit Asam Tbk 2010 Annual Report 147
MANAGEMENT DISCUSSION AND ANALYSIS
•
•
•
Struktur modal ditinjau dengan melakukan evaluasi hubungan antara financial leverage, nilai perusahaan dan biaya modal. Struktur modal dupayakan optimal dengan mengatur kombinasi hutang dan modal sendiri (ekuitas) yang dapat memaksimalkan nilai Perseroan. Kombinasi struktur modal ditetapkan setelah melakukan analisa sensitivitas dengan berbagai variasi asumsi inti yang paling mungkin dihadapi oleh Perseroan.
•
•
•
Capital structure is reviewed by evaluating the connection of financial leverage, corporate value and capital expenditure. Capital structure is optimized by arranging an optimum combination of borrowing and equity to boost corporate value. Capital structure combination is fixed after performing sensitivity analysis with various core assumptions that are most likely to be envisaged by the Company.
Modal Kerja Bersih
Net Working Capital
Peningkatan kegiatan Perseroan membuat modal kerja meningkat sebesar Rp95,74 miliar. Tahun 2010 modal kerja Perseroan adalah sebesar Rp5,50 triliun, naik dari modal kerja di tahun 2009 yang sebesar Rp5,40 triliun. Seluruh modal kerja Perseroan ini dapat dipenuhi dari hasil operasional.
The Company’s rising activities in 2010 increased working capital by Rp95.74 billion from Rp5.40 trillion in 2009 to Rp5.50 trillion. The entire working capital requirement was met by operating results.
REALISASI BELANJA MODAL
CAPITAL EXPENDITURE
Investasi Rutin
Routine Investment
Merupakan investasi yang dilaksanakan oleh Perseroan dalam rangka mempertahankan tingkat produksi dan efisiensi operasi, termasuk antara lain perbaikan dan penambahan fasilitas operasional rutin. Jumlah investasi rutin yang dilakukan pada tahun 2010 mencapai Rp56,32 miliar atau naik
This is an investment made by the Company in an effort to maintain its production level and operating efficiency which included repair and addition of routine operating facilities. Routine investment made in 2010 totalled Rp56.32 billion or rose 21.6% from routine investment in 2009 which stood
Suasana di Pelabuhan Tarahan Tarahan Port view
148
PT Bukit Asam Tbk Laporan Tahunan 2010
PEMBAHASAN DAN ANALISIS MANAJEMEN
21,6% dari investasi rutin pada tahun 2009, sebesar Rp46,31 miliar. Perawatan sarana Pelabuhan Tarahan, sarana produksi di Tanjung Enim dan pembangunan prasarana Kantor Pusat di Tanjung Enim mendominasi kebutuhan investasi rutin. Perawatan sarana pelabuhan Tarahan dan perbaikan sarana produksi di Tanjung Enim dilakukan untuk mendukung target peningkatan produksi dan penjualan pada tahun-tahun mendatang.
at Rp46.31 billion. Maintenance of Tarahan Port facilities, Tannjung enim production facilities and construction of Tanjung Enim Head Office made up the major part of routine investment. Maintenance of Tarahan Port facilities and repair of Tanjung Enim production facilities were conducted to support the target of larger production and sales in the coming years.
Investasi Pengembangan
Development Investment
Investasi pengembangan dilakukan dengan tujuan mengembangkan bisnis Perseroan. Jumlah investasi pengembangan pada tahun 2010 mencapai Rp553,66 miliar naik 567,0% dari realisasi investasi pengembangan pada tahun 2009, sebesar Rp81,09 miliar. Peningkatan investasi terjadi karena adanya realisasi beberapa rencana pengembangan Perseroan, seperti diuraikan berikut.
Investment for development is made with the purpose of expanding the Company’s business. In 2010 development investment totalled Rp553.66 billion or increased 567% from realized development investment in 2009 which was posted at Rp81.09 billion. Larger amount of investment was due to the realization of several development projects as described below.
Beberapa kegiatan investasi pengembangan yang dilakukan Perseroan pada tahun 2010 mencakup diantaranya:
In 2010 the Company carried out the following development projects:
•
•
•
• •
Pembangunan PLTU 3 x 10 MW di Banko Barat (Tanjung Enim). Pembangunan PLTU ini dimaksudkan untuk penggunaan sendiri, sisanya untuk memenuhi kebutuhan masyarakat sekitar. Total dana yang dikeluarkan selama tahun 2010 adalah sebesar 317,53 miliar, sehingga akumulasi biaya hingga 31 Desember 2010 adalah sebesar Rp324,4 miliar. Persentase penyelesaian pada akhir tahun pelaporan adalah 85%. Proyek ini ditargetkan akan selesai pada pertengahan tahun 2011. Relokasi 2 unit BWE system dan 1 spreader dari area TAL ke MTBU. Proyek relokasi ini telah persiapkan sejak tahun 2009. Setelah proses overhaul unit BWE selesai, proses pemindahan saat ini tengah dilaksanakan. Total dana yang dikeluarkan oleh Perseroan untuk proyek ini pada tahun 2010 adalah sebesar Rp106,80 miliar, sehingga akumulasi dana yang telah dikeluarkan hingga 31
•
• •
Constructing 3 x 10 MW TPP in Banko Barat (Tanjung Enim) This TPP will be used mainly for own needs, any excess power will be distributed to the surronding community through PLN. Total investment in 2010 was Rp317.53 billion, so total accumulated spending as of 31 December 2010 to Rp324.4 billion. This project was 85% finished at the end of the year, and completion was projected for mid 2011. Relocating 2 BWEs and 1 spreader from TAL to MTBU site. Preparation started in 2009, and now relocation was under way after the BWE units were overhauled. Investment in this project totalled Rp106.80 billion in 2010, so that total
PT Bukit Asam Tbk 2010 Annual Report 149
MANAGEMENT DISCUSSION AND ANALYSIS
Desember 2010 adalah sebesar Rp165,48 miliar. Progress penyelesaian pada akhir tahun pelaporan adalah 62%. Proyek ini ditargetkan selesai pada pertengahan 2011. •
Relokasi pabrik briket. Pemindahan lokasi pabrik briket mulai dilaksanakan sejak tahun 2009. Pemindahan ini dilakukan sebagai bagian dari rencana restrukturisasi unit segmen usaha briket. Total dana yang dikeluakan pada tahun 2010 adalah sebesar Rp22,23 miliar, sehingga akumulasi dana yang telah dikeluarkan untuk proyek ini per 31 Desember 2010 adalah sebesar Rp31,9 miliar. Proyek ini ditargetkan selesai pada awal tahun 2011.
investment as of 31 December 2010 reached Rp165.48 billion. At the end of the year the project was 62% completed and projected to be finalized early 2011. •
Relocating briquette factory Relocation started in 2009 as part of restructuring program of briquette business unit. Investment in 2010 was recorded at Rp22.23 billion, therefore total accumulated spending for this project as of 31 December 2010 to Rp31.9 billion. Completion is targetted for early 2011.
Selain investasi tersebut di atas, pada tahun 2010, Perseroan telah melaksanakan beberapa rencana pengembangan lain, misalkan proyek pemanfaatan kandungan CBM, yang telah memasuki tahap penentuan lokasi sumur eksplorasi.
In addition to the above listed investment, in 2010 the Company carried out other development projects, one of which was CBM project, which is currently at the stage of designating exploration site.
Beberapa rencana investasi besar yang belum dapat direalisasikan pada tahun 2010, sesuai rencana semula diantaranya adalah:
Unrealized major investment plans in 2010 include:
•
•
•
Investasi JV dengan PT KAI tidak direalisasikan berkaitan dengan keberatan pihak PT KAI terkait beban pajak inbreng aset. Investasi gedung untuk kantor PTBA di Jakarta yang masih dalam kajian pihak independen.
•
Joint venture with PTKA due to PTKA’s objection to incoming asset taxation. Construction of PTBA Jakarta office building was still under review by independent appraisers.
STRATEGI BISNIS 2011
BUSINESS STRATEGY IN 2011
Seperti tergambar pada uraian “Prospek permintaan batubara” (halaman 104), kebutuhan batubara domestik maupun di kawasan Pasifik, diperkirakan meningkat dalam beberapa tahun mendatang, selaras dengan prakiraan kondisi perekonomian yang terus membaik. Dalam jangka pendek, kebutuhan batubara di kawasan Pasifik bahkan akan diwarnai dengan kekurangan pasokan, sehubungan dengan banjir yang melanda kawasan Queensland, Australia.
As described in ”Coal Prospects” page 104, coal demand in domestic as well as Pacific region markets is projected to continue rising in the next few years on the face of ongoing economic recovery. In the short term, the Pacific region demand will be hampered by supply shortages following the massive flood in Queensland, Australia.
Mengantisipasi kondisi yang lebih kondusif di tahun 2011 tersebut Perseroan menyiapkan berbagai strategi usaha, yang mencakup aspek produksi, penjualan, pengangkutan dan penembangan usaha. Keseluruhan strategi dan program kerja tahun 2011 ini merupakan bagian dari implementasi Rencana Strategis Perseroan terintegrasi untuk periode 2009-2013 dengan target menuju era PTBA Emas. Beberapa strategi yang usaha yang telah dipersiapkan diuraikan secara ringkas sebagai berikut.
In anticipation of a more favorable economic condition in 2011, the Company has formulated a set of business strateges covering production, sales, transportation and business development. Business strategy and work program for 2011 is part of an integrated Corporate Strategic Plan for 2009-2013 leading to PTBA Golden Era. Several established business strategies are described briefly in the following sections.
Di bidang operasional, Perseroan mentargetkan peningkatan produksi dan melanjutkan program peningkatan efisiensi produksi dengan sasaran meningkatkan pendapatan dan marjin laba. Strategi ini akan dijalankan dengan seksama, sebagai respon atas prakiraan semakin banyaknya permintaan batubara dengan kalori lebih rendah dengan harga jual yang juga lebih rendah, seperti tergambar pada uraian prospek
On the operations side, the Company seeks to step up production and efficiency to increase income and profit margin. This strategy is carried out in response to projected higher demand for low-calorie coal at low selling price, as described in our discussion on domestic
150
PT Bukit Asam Tbk Laporan Tahunan 2010
PEMBAHASAN DAN ANALISIS MANAJEMEN
permintaan batubara domestik. Melalui program peningkatan efisiensi produksi, marjin keuntungan dengan demikian dapat dipertahankan, bahkan ditingkatkan.
coal prospects. The production efficiency drive is expected to yield higher profit margin.
Perseroan akan mengamankan proses pembangunan PLTU 3 x 10 MW mulut tambang di Tanjung Enim yang kini memasuki tahap-tahap penyelesaian. Dengan kemajuan pembangunan pada akhir tahun 2010 sudah mencapai 85%, Perseroan meyakini proyek ini akan selesai sesuai dengan yang ditargetkan. Penyelesaian proyek ini akan mampu meningkatkan efisiensi produksi mengingat listrik yang dihasilkannya akan mencukupi seluruh kebutuhan tenaga listrik perusahaan di areal pertambangan yang selama ini disuplai oleh PLN. Bahan bakar PLTU ini rencananya menggunakan batubara dari areal produksi yang selama ini tidak termanfaatkan, sehingga akan mampu memberi tambahan nilai ekonomi bagi Perseroan.
The Company is finalizing the construction of its own mine mouth 3 x 10 MW TPP in Tanjung Enim that is nearing completion. At end of 2010 85% of the construction was completed and expected to proceed as planned. This project will improve production efficiency because the power it generates will cover all electricity requirement that has so far been supplied by PLN. The plant is designed to make use of coal that cannot be sold (waste), so it will add a considerable economic value to the Company.
Bersamaan dengan penyelesaian pembangunan PLTU tersebut, proses overhaul dan pemindahan dua unit BWE system dan 1 unit spreader ke areal MTBU ditargetkan selesai pada waktunya. Dengan demikian Perseroan akan dapat mengoperasikan seluruh 5 (lima) BWE system yang dimilikinya secara penuh dengan didukung oleh supplai listrik dari PLTU milik sendiri. Selain itu, Perseroan juga akan melakukan penggantian dan penambahan alat tambang utama sistem konvensional, shovel & truck, dengan kapasitas lebih besar. Melalui cara tersebut maka peningkatan produksi yang ditargetkan bisa terpenuhi.
Coinciding with the construction of Tanjung Enim TPP, the Company is finalizing the overhaul and relocation of two BWEs and one spreader to MTBU site, expected to be completed for operation as planned. The Company can now operate all five BWEs in its possession with electricy generated by its own TPP. Additionally, the Company will replace conventional mining equipment, shovel and truck, with higher-capacity equipment with an expectation to reach higher production target.
Perseroan juga menargetkan peningkatan produksi dari beberapa anak perusahaan, seperti IPC dan sekaligus peningkatan aktivitas jual beli batubara oleh BA Prima.
The Company has a target of improving production of several subsidiaries, like IPC and simultaneously increasing sale and purchase of coal by BA Prima.
Untuk mendukung peningkatan aktifitas produksi tersebut, Perseroan akan segera menerapkan tahap berikutnya dari implementasi Supply Chain Management System (SCMS) dengan dukungan teknologi informasi, sehingga Perseroan dapat memonitor pergerakan produksi batubara dan kondisi persediaannya pada setiap areal stockpile. Dengan dukungan sistem tersebut, Perseroan akan dapat menjaga tingkat persediaan pada kondisi yang paling ekonomis, namun mampu memenuhi permintaan pelanggan dengan akurat.
To support production increase, the Company will soon implement the next phase of Supply Chain Management System (SCMS) supported by information technology, that will enable the Company to monitor production and inventories in every stockpile area. Using this system, inventories can be maintained at optimum level, while still meeting customers’ orders appropriately.
Di bidang angkutan, Perseroan akan semakin meningkatkan koordinasi dan kerjasama dengan PT KAI, sehingga kapasitas angkut batubara mampu ditingkatkan secara substantial. Pemesanan gerbong angkut dan loko yang dilakukan PT KAI melalui skema kerjasama erat dengan Perseroan diharapkan dapat sesuai jadwal, sehingga peningkatan kapasitas angkut lebih terjamin. Terkait dengan angkutan ini Perseroan menargetkan dapat dicapainya angkutan batubara sesuai dengan target dalam Coal Transport Agreement (CTA) dengan PT KAI, sehingga peningkatan produksi batubara Perseroan dapat tercapai sesuai target yang ditetapkan. CTA akan mulai diterapkan pada 2012.
In transportation, the Company works and coordinates with PT KAI in improving the railway capacity. The coaches and locomotives ordered by PT KAI under a joint scheme with the Company are expected to arrive on time. In this connection, the Coal Transportat Agreement (CTA) with PT KAI will hopefully be instrumental in reaching targetted capacity and thus achieving the Company’s projected coal production. CTA will be implemented starting 2012.
MANAGEMENT DISCUSSION AND ANALYSIS
PT Bukit Asam Tbk 2010 Annual Report 151
Perseroan telah mengantisipasi upaya peningkatan kapasitas angkut dengan perbaikan fasilitas bongkar muat di pelabuhan Tarahan, Dermaga Kertapati maupun di stockpile areal penambangan. Perbaikan sarana conveyor, reclaimer, train loading station (TLS), rotary car dumper (RCD) dan rail loop dilakukan untuk mendukung peningkatan aktivitas angkutan batubara.
The Company anticipate increasing railway capacity by improving loading and unloading facilities at Tarahan Port, Kertapati Pier and in stockpile area. Improvement was also made to conveyor, recliner, train loading station (TLS), rotary car dumper (RCD) and rail loop to enhance coal transporting activity.
Selain kerjasama dengan PT KAI, Perseroan semakin mengintensifkan kegiatan anak perusahaan, PT Bukit Asam Transpacific Railway (BATR), yang akan membangun jalur kereta api dan pelabuhan khusus baru dari Tanjung Enim ke Lampung dengan kapasitas 25 juta ton per tahun. Menyusul perolehan izin dari instansi Pemerintah yang terkait langsung, untuk selanjutnya Perseroan mentargetkan penyelesaian AMDAL kereta api dan AMDAL stockpile dan pelabuhan serta perolehan izin pembangunan pelabuhan. BATR juga mentargetkan penyelesaian penetapan jalur KA dan dimulainya proses pembebasan lahan bagi pembangunan jalur KA baru ini pada tahun 2011.
Besides collaborating with PT KA, the Company plans to activate its subsidiary, PT Bukitasam Transpacific Railway (BATR), that will build a new railway track and port from Tanjung Enim to Lampung at a capacity of 25 million tons per year. After obtaining licenses from the government, the Company will finalize environmental studies for train, stockpile and port, and obtain port development permit. BATR targeted final alignment of the track and start land acquisition in 2011.
Dalam bidang pengembangan usaha di bidang pembangkit listrik, khususnya kegiatan anak perusahaan PT Bukit Pembangkit Inovative (BPI) berkapasitas 2 x 100 MW, Perseroan mentargetkan dilakukannya penandatanganan Amandemen PPA. Penanda-tanganan amandemen PPA akan menjadi langkah awal bagi realisasi pembangunan PLTU, mengingat Amandemen Kontrak EPC telah lebih dahulu ditandatangani. Lahan bagi pembangunan PLTU ini juga telah tersedia, demikian juga lahan transmisi yang diperlukan.
For developing power plant business, particularly the business of subsidiary, PT Bukit Pembangkit Innovative (BPI) at 2 x 100 MW capacity, the Company is anticipating to sign an amended Power Purchase Agreement. When signed, TPP construction will start. Meanwhile, the amendment to EPC contract has been signed. The land required for constructing TPP and for transmission network is also readily available.
Perseroan juga semakin mengintensifkan upaya pengembangan usaha melalui eksploitasi Coal Bed Methane (CBM) yang terkandung di dalam areal penambangan Tanjung Enim. Kegiatan pembuatan sumur bor eksplorasi mulai dilakukan sebagai pilot test yang akan langsung diikuti dengan proses produksinya.
To intensify business diversification, the Company is engaged in the exploitation of Coal Bed Methane (CBM) found in Tanjung Enim mining area. Exploration well, as a pilot test, has been started and to be immediately followed by production.
Untuk mendukung rencana peningkatan kegiatan operasional dan pengembangan usaha tersebut, Perseroan berupaya meningkatkan kompetensi SDM melalui penyelenggaraan serangkaian program training yang terarah, baik dari sisi kemampuan teknis maupun pembinaan mental spiritual. Selain itu Perseroan mentargetkan peningkatan kualitas tatakelola melalui upaya perbaikan berkesinambungan baik dari sistem kerja maupun sistem manajemen.
To support the production increase and business diversification, human resource competence will continue to be enhanced through more focused training program to cover the technical skills and mental spiritual qualities. Good corporate governance will also be intensified through continuous improvement of work and management systems.
Dalam rangka mengimbangi proyeksi peningkatan kegiatan operasional, Perseroan juga menyiapkan peningkatan program pengembangan komunitas, kelestarian lingkungan dan keselamatan kerja. Keseluruhan program ini dilakukan demi menjamin tercapainya target operasional yang ditetapkan.
The Company continues to honor its commitment to community development, environmental conservation and work safety. The whole program is carried out to achieve the Company’s operating target.
152
PT Bukit Asam Tbk Laporan Tahunan 2010
INFORMASI – INFORMASI MATERIAL
PEMBAHASAN DAN ANALISIS MANAJEMEN
MATERIAL INFORMATION
PERJANJIAN-PERJANJIAN PENTING
Significant Agreements
Dalam menjalankan usahanya, sepanjang tahun 2010 Perseroan melakukan berbagai perjanjian-perjanjian penting dengan mitra kerja untuk mengamankan transaksi operasional perusahaan. Beberapa perjanjian penting yang dilakukan oleh Perseroan meliputi diantaranya:
During 2010 the Company entered into several significant agreements with business partners to safeguard its operations, which are:
•
•
Perjanjian jual-beli batubara. Perseroan menandatangani perjanjian jual beli batubara dengan PT Indonesia Power-Unit Bisnis Pembangkitan Suralaya (”UBPS”) 1-4 dan 5-7 pada tanggal 2 Oktober 2002 mengenai penjualan batubara berjangka waktu 10 tahun, sejak tanggal 1 Januari 2003 sampai dengan tanggal 31 Desember 2022. Pokok perjanjian menyangkut pemasokan batubara ke UBPS dengan volume dan kualitas yang akan ditetapkan setiap 1 tahun sekali. Harga jual pasokan tersebut juga akan ditinjau setiap periode pasokan tertentu, berlaku untuk masa satu tahun pasokan dan ditetapkan berdasarkan perundingan tersendiri dengan mengacu pada harga patokan yang lazim.
Coal sales agreement The agreement was entered with PT Indonesia Power – Unit Bisnis Pembangkitan Suralaya (”UBPS”) 1-4 and 5-7 on 2 October 2002 regarding a ten-year coal sales from 1 January 2003 – 31 December 2022. The agreement was for coal supply to UBPS in volume and quality to be determined once a year. Selling price would also be fixed for certain periods of supply, effective for one year of supply and negotiated separately based on normal benchmark price.
Selain dengan PT Indonesia Power, Perseroan telah memperbaharui perjanjian jual beli batubara dengan PT PLN untuk PLTU Bukit Asam untuk memasok batubara sebanyak 9.860.000 ton mulai 1 Januari 2004 sampai dengan 31 Desember 2013. Perjanjian ini ditandatangani tanggal 21 Mei 2004. Klausul perjanjian yang penting adalah volume pengiriman dan harga jual akan ditetapkan pada setiap periode tertentu, mengacu pada harga patokan yang lazim.
Besides with PT Indonesia Power, the Company also renewed coal sales agreement with PT PLN to supply 9,860,000 tons to Bukit Asam TPP from 1 January 2004 until 31 December 2013. The ageement was signed 21 May 2004. The important clause stipulated shipment volume and selling price to be fixed yearly, based on normal benchmark price.
Perseroan juga telah memperbaharui perjanjian jual beli batubara dengan PT PLN untuk PLTU tarahan pada tanggal 9 Oktober 2007. Isi perjanjian, Perseroan akan memasok batubara untuk PLTU tarahan sebanyak 17.132.000 ton mulai 1 April 2007 sampai dengan 31 Desember 2031. Volume pengiriman akan disesuaikan setiap periode tertentu dan harga jual ditetapkan untuk setiap periode, mengacu pada harga patokan yang lazim.
The Company also renewed coal sales agreement with PT PLN for Tarahan TPP on 9 October 2007. The agreement stipulated that the Company will supply 17,132,000 tons of coal to Tarahan TPP from 1 April 2007 to 31 December 2031. Shipment volume and selling price will be determined yearly, based on normal benchmark price.
Tanggal 22 September 2010, Perseroan menandatangani perjanjian pengiriman batubara dengan PLN untuk 15 PLTU di Indonesia, sebanyak 300.000 ton untuk periode 1 Oktober 2010 sampai dengan 31 Maret 2011. Perjanjian ini akan digantikan oleh perjanjian jual-beli batubara jangka panjang yang akan disepakati kemudian untuk jangka waktu perjanjian 20 tahun sejak April 2011 sampai dengan Maret 2030 dengan pasokan batubara sebanyak 264.700.000 ton. Penentuan harga akan mengacu pada harga pasar.
On 22 September 2010, the Company signed coal sales agreement with PT PLN to supply 300,000 tons to 15 TPPs in Indonesia from 1 October 2010 to 31 March 2011. This agreement will be superseded by long-term coal sales agreement for a 20-year term from April 2011 to March 2030, to supply 264,700,000 tons of coal. Price will be fixed according to prevailing regulations and normal practice.
PT Bukit Asam Tbk 2010 Annual Report 153
MANAGEMENT DISCUSSION AND ANALYSIS
•
Perjanjian Jasa Penambangan. Perseroan melakukan perjanjian jasa penambangan dengan PT Sumber Mitra Jaya (PT SMJ) di tambang Banko Barat untuk periode 1 Juli 2008 sampai dengan 30 Juni 2013. Selain itu Perseroan melakukan perjanjian jasa penambangan dengan PT Pamapersada Nusantara (Pama) di wilayah MTBU, MTBS, Tambang Air Laya dan lokasi lainnya dalam wilayah IUP Proses Produksi Perseroan untuk periode 1 April 2007 sampai dengan 31 Maret 2012. Jumlah batubara yang diproduksi, volume tanah yang dipindahkan, jarak pemindahan pada masingmasing perjanjian telah ditetapkan, sementara tarif jasa penambangan ditetapkan pada setiap periode produksi berdasarkan perundingan dan kesepakatan bersama.
•
Mining Service Agreement. A mining service agreement was signed with PT Sumber Mitra Jaya (PT SMJ) for Banko Barat mine during 1 July 2008 - 30 June 2013. The Company also entered into similar agrement with PT Pamapersada Nusantara (Pama) for MTBU, MTBS, TAL and other sites within the Company’s mining concession area during 1 April 2007 – 31 March 2012. Coal volume, overburden removal volume and distance were determined in each agreement, while mining fee was fixed every period of production by negotiation and mutual agreement.
•
Perjanjian jasa pengangkutan batubara. Perusahaan mengadakan perjanjian pengangkutan batubara dari Tanjung Enim ke Pelabuhan Tarahan dengan PT Kereta Api Indonesia (Persero) (PT KAI), dimana PT KAI menyetujui untuk mengangkut batubara Perusahaan dari stasiun pemuatan batubara di Tanjung Enim ke pelabuhan batubara di Tarahan Lampung, serta ke dermaga Kertapati, Palembang. Tarif angkutan untuk masing-masing tujuan pengiriman ditetapkan melalui perundingan dan ditinjau setiap periode waktu tertentu.
•
Coal delivery agreement. The Company entered into coal delivery agreement with PT Kereta Api Indonesia (Persero) (PT KAI) to transport the Company’s coal from Tanjung Enim train loading station to Tarahan Port, Lampung, and to Kertapati Pier, Palembang. Transport charges for each destination are negotiated and reviewed yearly.
•
Perseroan melakukan perjanjian jasa pengapalan batubara dengan PT Arpeni Pratama Ocean Line (Arpeni) dan PT Pelayaran Bahtera Adiguna (Bahtera) dari pelabuhan Tarahan ke Pelabuhan PLTU Suralaya. Untuk perjanjian dengan Arpeni masa berlaku perjanjian adalah 1 Juli 2009 sampai dengan 30 Juni 2012. Jumlah volume dan tarif angkutan telah ditetapkan dalam perjanjian tersebut. Sedang dengan Bahtera, masa berlaku perjanjian adalah mulai 1 September 2005 sampai dengan 31 Desember 2010.
•
The Company signed a coal shipment agreement with PT Arpeni Pratama Ocean Line (Arpeni) and PT Pelayaran Bahtera Adiguna (Bahtera) from Tarahan Port to Suralaya Port. The term of the agreement with Arpeni was 1 July 2009 – 30 June 2012. Volume and charges were fixed in the agreement. With Bahtera, the term of the agreement was 1 September 2005 – 31 December 2010.
Selain itu Perseroan juga melakukan perjanjian pengangkutan batubara dengan Bahtera Bestari Shipping (BBS) dari pelabuhan Kertapati, Palembang ke pelabuhan PLTU Suralaya. Masa berlaku perjanjian terakhir adalah mulai Mei 2007 sampai dengan Mei 2010. Tarif angkutan per ton dan volume pengiriman telah ditetapkan dalam perjanjian tersebut. •
Perseroan juga melakukan perjanjian jasa bongkarmuat batubara dengan Arpeni dari Terminal Muat Batubara PTBA Tarahan ke Anchorage Pelabuhan Muat PTBA Tarahan. Masa berlaku perjanjian adalah 1 Juli 2009 sampai dengan 30 Juni 2012, dengan kapasitas bongkar-muat dan tarif telah ditetapkan pada perjanjian tersebut.
A similar agreement was also entered into with Bahtera Bestari Shipping (BBS) to ship coal from Kertapati Port, Palembang to Suralaya Port. The term was from May 2007 to May 2010. Freight per ton and shipment volume were determined in the agrement.
•
A coal loading & discharging agreement was signed with Arpeni from PTBA Loading Terminal Tarahan to PTBA Anchorage Loading Port Tarahan. Agreement term was 1 July 2009 – 30 June 2012. Loading and discharging volume and charges were stated in the agreement.
154
PT Bukit Asam Tbk Laporan Tahunan 2010
PEMBAHASAN DAN ANALISIS MANAJEMEN
Detail dari masing-masing perjanjian tersebut dapat dilihat pada Catatan 27 Laporan Keuangan Audit Konsolidasian Perseroan untuk periode yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2010.
Details of each agreement are given in Note 27 of the Company’s Audited Consolidated Financial Statements for the year ending 31 December 2010.
TRANSAKSI BENTURAN KEPENTINGAN
Conflict of Interest Transactions
Pada tahun 2010 tidak ada transaksi benturan kepentingan yang dilakukan Perseroan.
In 2010 there were no transactions involving conflict of interest made by the Company.
TRANSAKSI MATERIAL
Material Transactions
Pada tahun 2010 tidak ada transaksi material yang dilakukan Perseroan. Definisi transaksi material disini adalah sesuai dengan bunyi aturan pada Ketentuan Bapepam-LK No. IX.E.2 tanggal 25 Nov 2009 (Kep-413/BL/2009) tentang ”Transaksi Material dan Perubahan Kegiatan Usaha Utama.”
In 2010 there were no material transactions made by the Company. Material transaction is defined by Bapepam-LK Regulation No. IX.E.2 dated 25 November 2010 (Kep-413/ BL/2010) on ”Material Transactions and Core Business Changes.”
PERUBAHAN ANGGARAN DASAR
Amendment to Articles of Association
Pada tanggal 21 April tahun 2010 Perseroan menyelenggarakan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan Tahun Buku 2009, dengan salah satu agenda adalah perubahan beberapa pasal dari anggaran Dasar Perseroan. Sebagai tindak lanjut keputusan RUPS tersebut, Perseroan telah melakukan perubahan Anggaran Dasar Perseroan, sebagaimana telah ditetapkan pada akta
On 21 April 2010 the Company convened Annual General Meeting of Shareholders, one of the agenda items being the amendment of several articles of the Articles of Association. As a follow up of the AGMS resolution, the Company amended the Articles of Association by deed No. 24 of 21 April 2010 drawn up before Notary Fathiah Helmi,
Kegiatan Tambang Air Laya di malam hari Tambang Air Laya activity at night
PT Bukit Asam Tbk 2010 Annual Report 155
MANAGEMENT DISCUSSION AND ANALYSIS
notaris No.24 tanggal 21 April 2010 oleh Kantor Notaris Fathiah Helmi, SH. Perubahan AD terakhir tersebut hanya dilakukan pada ketentuan batas maksimum kewenangan Direksi untuk melepas atau menjaminkan harta kekayaan Perseroan hingga sebesar 50% jumlah kekayaan bersih Perseroan, untuk satu transaksi atau lebih, baik berkaitan maupun tidak.
SH. The amendment was to limit the Board of Directors’ authority to relinquish or pledge the Company’s assets up to 50% of total net assets in one or more related or individual transactions.
Perubahan Anggaran Dasar Perseroan tersebut adalah sebagai tindak lanjut atas berlakunya ketentuan Bapepam no IX.E.2 (Kep-413/BL/2009) tentang ”Transaksi Material dan Perubahan Kegiatan Usaha Utama,” yang dikeluarkan pada tanggal 25 November 2009.
The Articles of Association were amended to conform to Bapepam Regulation No. IX.E.2 (Kep-413/PL/2009) on ”Material Transactions and Core Business Changes” dated 25 November 2010.
PENJUALAN KEMBALI SAHAM PERSEROAN
Shares Buy Back Program
Kondisi krisis keuangan global dan regional yang berpengaruh terhadap penurunan harga saham PTBA secara ekstrim membuat Perseroan melakukan program pembelian kembali saham Perseroan (Shares Buy Back) yang telah dikeluarkan dan tercatat di PT Bursa Efek Indonesia. Program ini dilakukan sesuai Peraturan Bapepam-LK No. XI.B.3 Lampiran Keputusan Ketua Bapepam-LK No. Kep. 401/BL/2008 tanggal 9 Oktober 2008.
The global and regional financial crisis causing a sharp drop in PTBA share price prompted the Company to launch a Shares Buy Back program for the Company issued shares listed on PT Bursa Efek Indonesia (Indonesia Stock Exchange). This Program is in accordance with Bapepam-LK Regulation No. XI.B.3 as Attachment to Decision of Bapepam-LK Chairman No. Kep. 401/BL/2008 of 9 October 2008.
Perseroan melakukan program pembelian kembali saham secara bertahap dalam waktu 3 (tiga) bulan, terhitung sejak 13 Oktober 2008 sampai dengan 13 Januari 2009. Perseroan mengalokasikan dana sebanyak-banyaknya Rp1.000.000.000.000 (satu triliun Rupiah) untuk mendukung kebijakan shares buy back tersebut.
The Company gradually bought back its shares within three months from 13 October 2008 to 13 January 2009. The Company made a fund allocation of maximum Rp 1,000,000,000,000 (one trillion Rupiah) to back up the shares buy back policy.
Hingga berakhirnya program tersebut, pada tanggal 13 Januari 2009, Perseroan merealisasi shares buy back sejumlah 2.882.000 lembar saham dengan harga perolehan rata-rata Rp4.941 per lembar saham. Program ini telah dikukuhkan dalam RUPS pada tanggal 28 Mei 2009.
When the program ended on 13 January 2009, the Company had bought back 2,882,000 shares at an average price of Rp4,941 per share. This program was ratified in GMS on 28 May 2009.
Pada tahun pelaporan ini, Perseroan telah menjual kembali seluruh saham hasil program pembelian kembali tersebut di atas. Penjualan dilakukan pada rentang waktu antara tanggal 6 Desember sampai dengan 20 Desember 2010, dengan harga pelaksanaan rata-rata sebesar Rp21.848 per lembar. Capital gain dari selisih dari program penjualan kembali saham Perseroan tersebut, sebesar Rp48,7 miliar telah dilaporkan pada laporan rugi-laba, pada akun ”pendapatan lain-lain.”
In the year under review, the Company sold back all the repurchased shares during 6 – 20 December 2010 at an average price of Rp21,848 per share. Capital gain was booked at Rp48.7 billion and reported in the income statement under ”other income” account.
AKUISISI
Acquisition
Perseroan telah melakukan proses due diligence atas sejumlah tambang yang akan diakuisisi. Dari total 5 perusahaan yang diteliti, Perseroan melakukan penawaran atas 3 perusahaan tambang prospek dengan potensi yang memadai, sementara 2 lainnya tidak dilanjutkan karena tidak memenuhi syarat potensi minimal yang diterapkan, baik karena jarak angkut yang terlalu jauh, kualitas batubara yang tidak memadai maupun masalah legal.
The Company conducted due diligence on a number of mines to be acquired. Out of five companies reviewed, the Company made bids for three mining companies with adequate potentials, while the other two were dropped as they failed to meet the minimum requirements, whether for reason of long transporting distance, coal quality or legal problems.
156
PT Bukit Asam Tbk Laporan Tahunan 2010
PEMBAHASAN DAN ANALISIS MANAJEMEN
Dari tiga penawaran, satu diantaranya tidak berlanjut karena tidak dicapai kesepakatan skema bisnis maupun nilai. Dua penawaran masih dalam tahap evaluasi dari pihak prospek. Sehingga dengan demikian tidak ada realisasi akuisisi baru di tahun 2010.
Out of three bids, one was not carried through for failure to agree on business scheme and value. Two bids are still being evaluated by prospective parties. Therefore, there was no new acquisition in 2010.
PENDIRIAN ANAK PERUSAHAAAN
Establishment of Subsidiaries
Tidak ada pendirian anak perusahaan baru di tahun 2010.
No subsidiary company was set up in 2010.
PENGHENTIAN KEGIATAN OPERASIONAL ANAK PERUSAHAAN
Closure of Subsidiary’s Operations
Pada bulan Pebruari 2010, Kepolisian Republik Indonesia menghentikan operasi BBK karena izin pinjam pakai kawasan hutan yang menjadi wilayah pertambangan BBK belum dikeluarkan oleh pihak yang berwenang. BBK saat ini sedang berupaya mendapatkan perizinan yang diperlukan dari instansi pemerintah terkait agar dapat melanjutkan operasi penambangan.
In February 2010, the Indonesian Police closed the operations of BBK pending the reissuance of licence to use forest area where BBK had its mine. BBK is currently trying to renew the required licence in order to resume operations.
Perseroan mengharapkan operasi BBK akan berjalan kembali dalam waktu dekat. Jumlah produksi BBK pada periode operasi 2009 adalah sebesar 783 ribu ton atau 6,8% dari jumlah produksi Perseroan tahun 2009, sebesar 11,5 juta ton.
The Company expects BBK operations will resume in the near future. BBK’s total production in 2009 was recorded at 783 thousand tons or 6.8% of the Company’s total production of 11.5 million tons in the same year.
Pada tahun 2010, sampai saat penghentian kegiatan operasinya, BBK baru berproduksi sebesar 76.971 ton. Jumlah aset BBK adalah Rp36 miliar atau 0,42% dari jumlah aset Perseroan sebesar Rp8.722,7 miliar pada tanggal 31 Desember 2010.
In 2010 up to the time of its business closure, BBK had only produced 76,971 tons of coal. Total assets stood at Rp 36 billion or 0.42% of the Company’s total assets of Rp8,722.7 billion as of 31 December 2010.
TRANSAKSI DENGAN PIHAK YANG MEMILIKI HUBUNGAN ISTIMEWA
Related Party Transactions
Sebagai BUMN dengan mayoritas saham dimiliki Pemerintah, transaksi yang dilakukan Perseroan dengan sesama BUMN dapat dikategorikan sebagai transaksi dengan pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa karena berada di bawah entitas pengendali yang sama. Transaksi-transaksi tersebut meliputi penempatan dana, penjualan, pengangkutan batubara, pengapalan batubara, pembelian bahan peledak, bahan bakar, pembayaran premi asuransi dan pengelolaan dana pensiun.
As a state-owned enterprise (SOE) with majority shareholding owned by the State, transactions made by the Company with other SOEs may be classified as transactions with related parties being under the same controlling entity. Such transactions include placement of funds, sales, transport and shipment of coal, purchase of explosives, fuel, payment of insurance premium and management of retirement fund.
Dalam melakukan transaksi dengan pihak yang memiliki hubungan istimewa tersebut, Perseroan memiliki kebijakan sebagai berikut.
In making transactions with related parties, the Company adopts the following policy:
•
•
•
Penjualan batubara ke pihak yang memiliki hubungan istimewa ditetapkan berdasarkan kontrak-kontrak penjualan, yang pada umumnya menggunakan indeks internasional yang setara sebagai perbandingan dan disesuaikan dengan spesifikasi dari batubara dan lokasi pengiriman. Pengapalan dan pengangkutan batubara oleh pihak yang memiliki hubungan istimewa ditetapkan berdasarkan kontrak pengangkutan yang disepakati bersama berdasarkan hasil negosiasi dengan memperhatikan unsur-unsur biaya yang ada ditambah dengan marjin tertentu.
•
Sales of coal to related parties is based on sales contract which generally uses equivalent international index as a reference and adjusted to coal specification and shipping location. Shipment and transportation of coal by related parties are governed by mutually agreeed transportation contract taking into account cost items plus certain margin.
PT Bukit Asam Tbk 2010 Annual Report 157
MANAGEMENT DISCUSSION AND ANALYSIS
•
Penempatan dana dilakukan berdasarkan kebutuhan dan perjanjian yang saling menguntungkan dan memberikan benefit optimal pada Perseroan.
Adapun transaksi dengan pihak afiliasi yang dilakukan Perseroan sepanjang tahun 2010 adalah sebagaimana tercantum dalam tabel berikut.
•
Placement of funds is based on requirements and under mutually beneficial agreement to provide optimum benefit for the Company.
Related party transactions in 2010 are listed below:
NAMA PIHAK
SIFAT HUBUNGAN
TRANSAKSI
PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk
Perusahaan di bawah entitas sepengendali Under the same controlling entity
Penempatan dana Fund placement
PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk
Perusahaan di bawah entitas sepengendali Under the same controlling entity
Penempatan dana Fund placement
PT Bank Mandiri (Persero) Tbk
Perusahaan di bawah entitas sepengendali Under the same controlling entity
Penempatan dana Fund placement
PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk
Perusahaan di bawah entitas sepengendali Under the same controlling entity
Penempatan dana Fund placement
Bank Pembangunan Daerah Kalimantan Timur
Perusahaan di bawah entitas sepengendali Under the same controlling entity
Penempatan dana Fund placement
PT Bank Pembangunan Sumsel dan Babel
Perusahaan di bawah entitas sepengendali Under the same controlling entity
Penempatan dana Fund placement
PT Kereta Api Indonesia (Persero)
Perusahaan di bawah entitas sepengendali Under the same controlling entity
Pengangkutan batubara Coal transportation
PT Indonesia Power
Perusahaan di bawah entitas sepengendali Under the same controlling entity
Penjualan batubara Coal sales
PT Perusahaan Listrik Negara (Persero)
Perusahaan di bawah entitas sepengendali Under the same controlling entity
Penjualan batubara dan pemakaian listrik Coal sales and electricity supply
PT Semen Padang (Persero)
Perusahaan di bawah entitas sepengendali Under the same controlling entity
Penjualan batubara Coal sales
PT Semen Andalas (Persero)
Perusahaan di bawah entitas sepengendali Under the same controlling entity
Penjualan batubara Coal sales
PT Semen Baturaja (Persero)
Perusahaan di bawah entitas sepengendali Under the same controlling entity
Penjualan batubara Coal sales
PT Timah (Persero) Tbk
Perusahaan di bawah entitas sepengendali Under the same controlling entity
Penjualan batubara Coal sales
PT Bahtera Adhiguna (Persero)
Perusahaan di bawah entitas sepengendali Under the same controlling entity
Pengapalan batubara Coal shipment
PT Antam (Persero), Tbk
Perusahaan di bawah entitas sepengendali Under the same controlling entity
Pembelian emas Gold purchase
PT Pindad (Persero)
Perusahaan di bawah entitas sepengendali Under the same controlling entity
Pembelian bahan peledak Explosives purchase
PT Pertamina (Persero)
Perusahaan di bawah entitas sepengendali Under the same controlling entity
Pembelian bahan bakar Fuel purchase
PT Asuransi Jasa Indonesia (Persero)
Perusahaan di bawah entitas sepengendali Under the same controlling entity
Premi asuransi Insurance scheme
PT Asuransi Jiwasraya (Persero)
Perusahaan di bawah entitas sepengendali Under the same controlling entity
Dana pensiun Pension Fund
PARTY
NATURE OF RELATIONSHIP
TRANSACTION
REKLASIFIKASI AKUN
Reclassification of Accounts
Angka komparatif pada laporan keuangan konsolidasian untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2009 telah diubah untuk menyesuaikan dengan penyajian laporan keuangan konsolidasian untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2010.
Certain comparative figures in the consolidated financial statements for the year ended 31 December 2009 have been amended to conform to the basis on which the consolidated financial statements for the year ended 31 December 2010 have been presented.
158
PT Bukit Asam Tbk Laporan Tahunan 2010
Truk pengangkut batubara di Banko Barat Coal truck at Banko Barat
PEMBAHASAN DAN ANALISIS MANAJEMEN
PT Bukit Asam Tbk 2010 Annual Report 159
MANAGEMENT DISCUSSION AND ANALYSIS
ASET DAN KEWAJIBAN KONTINJENSI
CONTINGENT ASSETS AND LIABILITIES
Undang-Undang Pertambangan No. 4/2009
Mining Law No. 4/2009
Pada tanggal 16 Desember 2008, Dewan Perwakilan Rakyat meloloskan Undang-Undang (“UU”) Pertambangan Mineral dan Batubara, yang telah disetujui oleh Presiden pada 12 Januari 2009 menjadi UU No.4/2009.
On 16 December 2008, the Indonesian Parliament passed Law on Mineral and Coal Mining (the “Law”), which received the assent of the President on 12 January 2009, becoming Law No. 4/2009.
Setelah keluarnya Undang-Undang tersebut, Direktur Jenderal Mineral, Batubara dan Panas Bumi (“DJMBP”) menerbitkan Surat Keputusan (“SK”) No. 03.E/31/DJB/2009 sehubungan dengan Kuasa Pertambangan (“KP”) yang menjadi dasar operasi Pemerintah. Beberapa diantaranya adalah:
Following the issue of the Law, the Director General of Minerals, Coal and Geothermal (“DGMCG”) issued Circular No. 03.E/31/DJB/2009 with respect to Mining Rights (“KP”) under which the Company operates. The Circular states that, among others:
•
•
•
•
KP yang ada pada saat diberlakukannya UndangUndang masih berlaku hingga jangka waktu berakhirnya KP tetapi wajib dikonversi menjadi IUP sesuai dengan Undang-Undang, paling lambat 11 Januari 2010. Tata cara penerbitan IUP akan diterbitkan oleh DJMBP (diasumsikan melalui peraturan pelaksana UndangUndang No. 4/2009). Semua pemilik KP eksplorasi dan eksploitasi diwajibkan untuk menyerahkan rencana aktivitas seluruh KP hingga berakhirnya jangka waktu KP, paling lambat enam bulan setelah disahkannya Undang-Undang, yaitu 11 Juli 2009.
•
•
KP in force at the time the law was enacted will remain valid until the expiration of the KP but must be converted to an IUP – the mining license under the Law by 11 January 2010 at the latest. The procedures for IUP issuance will be issued by the DGMCG (presumably through the upcoming implementing regulations for Law No. 4/2009). All existing exploration and exploitation KP holders are required to deliver an activities plan for the whole KP area covering the period until expiration of the KP term, at the latest within six months of the enactment of the Law, i.e. by 11 July 2009.
Pada bulan Pebruari 2010, Pemerintah Indonesia mengeluarkan dua peraturan pemerintah yaitu Peraturan Pemerintah No. 22/2010 dan 23/2010 (“PP No. 22” dan “PP No. 23”), sehubungan dengan penerapan Undang-Undang Pertambangan No. 4/2009. PP No. 22 mengatur tentang pembentukan area pertambangan dengan menggunakan ijin usaha pertambangan yang baru. PP No. 23 juga mewajibkan agar KP diubah menjadi IUP dalam jangka waktu tiga bulan sejak diterbitkannya PP No. 23, akan tetapi tata laksananya masih perlu diperjelas oleh pemerintah.
In February 2010, the Government of Indonesia released two implementing regulations for Mining Law No. 4/2009, i.e. Government Regulations Nos. 22/2010 and 23/2010 (“GR No.22” and “GR No. 23”). GR No. 22 deals with the establishment of mining areas under the IUP. GR No. 23 provides clarifications surrounding the procedures to obtain new IUPs. GR No. 23 also requires a KP to be converted into an IUP within three months of the issue of GR No. 23, however, the details of the procedures remain to be specified.
Perusahaan terus memonitor perkembangan peraturan pelaksana Undang-Undang tersebut secara ketat dan akan mempertimbangkan dampak terhadap operasi Perusahaan, jika ada, pada saat peraturan-peraturan pelaksana ini diterbitkan. Seperti yang telah disajikan pada laporan keuangan konsolidasian, sampai pada tanggal laporan tahunan ini diterbitkan Perusahaan telah memperoleh IUP untuk sebagian besar area eksploitasi/pengembangan yang dimiliki.
The Company is closely monitoring the progress of the implementing regulations for the Law, and will consider the impact on its operations, if any, once these regulations are issued. As presented in consolidated financial statement, as of the date of these consolidated financial statements, the Company has obtained IUPs for most of its exploitation/ development areas.
Keputusan Menteri No. 34/2009
Ministerial Regulation No 34/2009
Pada bulan Desember 2009, Menteri ESDM mengeluarkan Peraturan Menteri No. 34/2009 yang mewajibkan perusahaan pertambangan untuk menjual sebagian hasil produksinya kepada pelanggan domestik (“Domestic Market Obligation” atau “DMO”). Sesuai dengan Keputusan Menteri ESDM No. 1604/K/30/MEM/2010, persentase batas minimal DMO adalah 24,75%.
In December 2009, the Minister of ESDM issued Ministerial Regulation No. 34/2009, which provides a legal framework to require mining companies to sell a portion of their output to domestic customers (“Domestic Market Obligation” or “DMO”). According to Ministerial Decree of Minister of ESDM No. 1604/K/30/ MEM/2010, the minimum DMO percentage is 24.75%.
160
PT Bukit Asam Tbk Laporan Tahunan 2010
PEMBAHASAN DAN ANALISIS MANAJEMEN
Pelanggan domestik dan harga yang akan digunakan untuk porsi penjualan DMO akan mengikuti harga indeks internasional sebagai tolak ukur, yang juga ditentukan oleh Menteri ESDM. Pada tanggal laporan keuangan konsolidasian ini, industri pertambangan masih menunggu pedoman kebijakan dan instruksi dari Menteri ESDM.
The domestic customers and the price to be used for the DMO sales, which will follow international indices as the benchmark, will be determined by the Minister of ESDM. As at the date of these consolidated financial statements, the mining industry is waiting for further implementation guidelines and instructions from the Minister of ESDM.
Reklamasi Tambang dan Penutupan Tambang
Mine Reclamation and Mine Closure
Pada tanggal 20 Desember 2010, Pemerintah Indonesia mengeluarkan peraturan implementasi atas UndangUndang Mineral No. 4/2009, yaitu Peraturan Pemerintah No. 78/2010 (“PP No. 78”) yang mengatur aktivitas reklamasi dan pascatambang untuk pemegang IUP-Eksplorasi dan IUPOperasi Produksi. Peraturan ini mengukuhkan keberlakuan Peraturan Menteri No. 18/2008 yang dikeluarkan oleh Menteri ESDM pada tanggal 29 Mei 2008.
On 20 December 2010, the Government of Indonesia released an implementing regulation for Mining Law No. 4/2009, i.e. Government Regulation No. 78/2010 (“GR No. 78”) that deals with reclamation and post-mining activities for both IUPExploration and IUP-Production Operation holders. This regulation confirms Ministerial Regulation No. 18/2008 issued by the Minister of ESDM on 29 May 2008.
Pemegang IUP-Eksplorasi, ketentuannya antara lain, harus memuat rencana eksplorasi didalam rencana kerja dan anggaran biaya ekplorasinya dan menyediakan jaminan reklamasi berupa deposito berjangka yang ditempatkan pada bank pemerintah.
IUP-Exploration holders, among other requirements, must include a reclamation plan in its exploration work plan and budget and provide a reclamation guarantee in the form of a time deposit placed at a state-owned bank.
Pemegang IUP-Operasi Produksi, ketentuannya antara lain, harus menyiapkan (1) rencana reklamasi lima tahunan; (2) rencana pasca tambang; (3) menyediakan jaminan reklamasi yang dapat berupa rekening bersama atau deposito berjangka yang ditempatkan pada bank pemerintah, bank garansi, atau cadangan akuntansi (bila diijinkan), dan (4) menyediakan jaminan pasca tambang berupa deposito berjangka yang ditempatkan di bank pemerintah.
IUP-Production Operation holders, among other requirements, must prepare (1) a 5-year reclamation plan; (2) a post-mining plan; (3) provide a reclamation guarantee which may be in the form of a joint account or time deposit placed at a stateowned bank, a bank guarantee, or an accounting provision (if eligible); and (4) provide a post-mine guarantee in the form of a time deposit at a state-owned bank.
Penempatan jaminan reklamasi dan jaminan pasca tambang tidak menghilangkan kewajiban pemegang IUP dari ketentuan untuk melaksanakan aktivitas reklamasi dan pasca tambang.
The requirement to provide reclamation and post-mine guarantees does not release the IUP holder from the requirement to perform reclamation and post-mine activities.
Pada tanggal laporan keuangan konsolidasian ini, Grup telah menempatkan jaminan reklamasi tambang dalam bentuk cadangan akuntansi (lihat Catatan 16) dan akan melakukan penempatan deposito untuk penyisihan penutupan tambang. Berdasarkan peraturan ini Grup telah mengirimkan rencana penutupan tambangnya ke Gubernur Sumatera Selatan dan diharapkan untuk disetujui pada tahun 2011 dan penempatan deposito baru akan dilakukan pada tahun 2014, tiga tahun setelah dokumen rencana penutupan tambang disetujui oleh Gubernur Sumatera Selatan dan Bupati Muara Enim.
As at the date of these consolidated financial statements, the Group had placed reclamation guarantees in the form of accounting reserves (see Note 16) and plans to establish a time deposit for mine closure provision. Based on this regulation, the Group has submitted its mine closure plan to the Governor of South Sumatera and it is expected to be approved in 2011 and then followed by the placement of time deposit in 2014, three years after the issue of approval for mine closure plan by the Governor of South Sumatra and Muara Enim Regency Government.
Keputusan Menteri No. 17/2010
Ministerial Regulation No. 17/2010
Pada tanggal 23 September 2010, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral mengeluarkan Peraturan Menteri No. 17/2010 yang menjelaskan mekanisme untuk menentukan Indonesian Minerals and Coal Benchmark Price (“IMCBP”), sebagai salah satu peraturan pelaksana UU No. 4/2009. Peraturan ini berlaku efektif pada tanggal 23 September 2010.
On 23 September 2010, the Minister of Energy and Mineral Resources issued Ministerial Regulation No. 17/2010 outlining the mechanism for determining the Indonesian Minerals and Coal Benchmark Price (“IMCBP”), as one of the implementing regulations to the Mining Law No. 4/2009. It has been effective from 23 September 2010.
MANAGEMENT DISCUSSION AND ANALYSIS
PT Bukit Asam Tbk 2010 Annual Report 161
Peraturan Menteri No. 17/2010 mengatur antara lain: • penggunaan harga rata-rata mineral/batubara dari indeks pasar internasional dan penggunaan free-onboard (“FOB”), kapal induk sebagai titik penjualan untuk menentukan IMCBP; • penerimaan beban tertentu sebagai penyesuaian untuk IMCBP (jika titik penjualan FOB yang sebenarnya bukan kapal induk);dan • penggunaan pendekatan harga dasar (yaitu harga jual IMCBP vs harga jual aktual, mana yang lebih tinggi, untuk perhitungan Penerimaan Negara (contoh: royalti atau biaya eksploitasi).
Ministerial Regulation No. 17/2010 governs among others: • the use of the average mineral/coal price from international market indices and the use of free-on-board (“FOB”) mother vessel as the sale point to determine the IMCBP; • the acceptance of certain costs as adjustments to the IMCBP (if the actual sale point is not FOB mother vessel); and • the use of a “floor” price approach (i.e. IMCBP vs. actual sales price, whichever is higher, for the Non-Tax State Revenue calculation (e.g.royalty or exploitation fee).
Peraturan ini juga mengharuskan perusahaan pertambangan untuk: • menggunakan kapal/perahu berbendera Indonesia untuk mengangkut mineral/batubara; • mengutamakan penggunaan perusahaan asuransi nasional dimana syarat adopsi CIF digunakan; dan • menggunakan surveyor yang ditunjuk oleh Direktorat Jenderal Mineral, Batubara dan Panas Bumi.
This regulation also requires mining companies to: • use Indonesian flagged ships/vessels to transport minerals/coal; • prioritise the use of a national insurance company where CIF sale terms are adopted; and • use surveyors appointed by the Directorate General of Minerals, Coal and Geothermal.
Royalti dan iuran eksploitasi akan dihitung berdasarkan harga jual aktual tertinggi dan IMCBP, seperti yang dijelaskan lebih lanjut dalam Peraturan Menteri No. 17/2010.
Royalties and exploitation fees will be calculated based on the higher of the actual sales price and the IMCBP as further explained in Ministerial Regulation No. 17/2010.
Peraturan Menteri No. 17/2010 memberikan masa transisi untuk merubah kontrak spot penjualan sampai dengan 22 Maret 2011 dan kontrak penjualan jangka panjang sampai dengan 22 September 2011.
Ministerial Regulation No. 17/2010 provides a transitional period until 22 March 2011 for spot sales contracts and 22 September 2011 for term sales contracts.
Manajemen berkeyakinan bahwa seluruh kontrak penjualan batubara jangka pendek yang dilakukan oleh Grup telah menggunakan harga jual yang sesuai dengan IMCBP. Untuk kontrak penjualan jangka panjang, harga yang ditetapkan akan disesuaikan setiap tahunnya berdasarkan harga IMCBP tahun tersebut.
Management believes that sales price for all short-term coal sales contracts entered by the Group is in line with the IMCBP. For the long-term coal sales contracts, the sales price will be revisited each year and will be adjusted in accordance with IMCBP of the respective period.
Dalam melakukan perhitungan royalti, Perusahaan juga telah menyesuaikan harga penjualan yang digunakan untuk menghitung royalti berdasarkan kalori dari masingmasing penjualan.
In calculating the royalty, the Company also has used the adjusted sales price for the royalty calculation based on the calorific value of each sale.
Perkara-Perkara Dalam Proses Di Pengadilan
Outstanding court cases still in progress
Pada tahun 2003, Perusahaan diberikan KP untuk mengeksploitasi daerah Lahat. Pada tahun 2004, otoritas untuk memberikan KP dialihkan pengurusannya oleh Gubernur Sumatera Selatan ke Bupati Lahat pada tahun 2004. Pada tanggal 29 Agustus 2005 melalui Pengadilan Tata Usaha Negara (“PTUN”) Palembang, Perusahaan mengajukan gugatan kepada Bupati Lahat sehubungan dengan penerbitan beberapa KP kepada beberapa perusahaan swasta atas wilayah yang sama yang dimiliki oleh Perusahaan. Atas upaya hukum tersebut, PTUN Palembang menolak gugatan Perusahaan.
In 2003, the Company was given a KP to exploit the Lahat area. In 2004, the authority to grant KP was transferred by the Governor of South Sumatera to the Lahat Regency Government. On 29 August 2005, through Palembang Administrative Court (“PTUN”), the Company filed a lawsuit against the Lahat Regency Government due to several overlapping KPs with other companies. Palembang PTUN refused to process the Company’s claim.
162
PT Bukit Asam Tbk Laporan Tahunan 2010
PEMBAHASAN DAN ANALISIS MANAJEMEN
Pada tanggal 14 Desember 2005, Perusahaan mengajukan upaya hukum banding ke Pengadilan Tinggi Tata Usaha Negara (“PTTUN”) Medan. PTTUN menolak upaya hukum banding Perusahaan.
On 14 December 2005, the Company filed an appeal with the Medan Administrative High Court (“PTTUN”). PTTUN rejected the Company’s appeal.
Pada tanggal 30 Juni 2006, Mahkamah Agung telah menerima upaya hukum kasasi dari Perusahaan. Pada tanggal 10 Mei 2007, Mahkamah Agung memutuskan untuk membatalkan putusan PTTUN Medan, menolak eksepsi tergugat tetapi juga menyatakan gugatan Perusahaan tidak dapat diterima.
On 30 June 2006, the Supreme Court received the Company’s cassation. On 10 May 2007, the Supreme Court announced the cancellation of PTTUN, and refused both the exception of the defendant and the Company’s cassation.
Pada tanggal 31 Januari 2008, masih terkait dengan kasus di atas, Perusahaan mengajukan gugatan perdata ke PN Lahat atas kerugian materiil akibat pemberian KP kepada pihak lain. Gugatan dilayangkan kepada beberapa pihak termasuk Bupati Lahat sebagai tergugat pertama.
On 31 January 2008, still in relation to the KP overlapping above, the Company filed a civil suit with PN Lahat due to commercial losses from KP overlapping with other parties. The suit is addressed to several parties which include the Lahat Regency Government as first defendant.
Tanggal 12 Agustus 2008, PN Lahat mengeluarkan Putusan Sela, bahwa PN Lahat tidak berwenang mengadili perkara tersebut, dengan putusan Sela tersebut Perusahaan mengajukan upaya hukum banding ke Pengadilan Tinggi (“PT”) Palembang.
On 12 August 2008, PN Lahat announced its refusal to process the suit, on which the Company further appealed to the High Court (“PT”) in Palembang.
Tanggal 16 Desember 2008 PT Palembang mengeluarkan Putusan Sela, menerima banding Perusahaan, membatalkan Putusan Sela PN Lahat serta memerintahkan PN Lahat untuk memeriksa dan mengadili perkara tersebut.
On 16 December 2008, PT Palembang issued a decision letter approving the Company’s appeal and ordered PN Lahat to process the suit.
Dengan putusan sela PT Palembang tersebut para tergugat mengajukan upaya hukum Kasasi ke Mahkamah Agung RI.
With the PT Palembang decision, the defendent appealed to the Supreme Court.
Tertanggal 9 Juli 2009 PN Lahat telah mengirimkan berkas perkara Kasasi ke Mahkamah Agung RI, saat ini perkara dalam proses Mahkamah Agung RI.
On 9 July 2009, PN Lahat sent the cassation files to the Indonesia Supreme Court; as the date of this report, the case was still in progress.
Tanggal 2 November 2009 berkas perkara telah diterima Mahkamah Agung RI, dan sampai dengan tanggal laporan keuangan ini, perkara tersebut masih dalam proses di Mahkamah Agung RI.
On 2 November 2009, the cassation files were received by the Indonesian Supreme Court and as at the date of this report, the case was still in progress.
Tanggal 28 Januari 2010 Mahkamah Agung RI, telah menerbitkan Putusan Kasasi dengan Amar Putusan Menolak Permohonan Kasasi para tergugat (Bupati Lahat dkk), yang relas pemberitahuannya diterima perusahaan tanggal 01 Desember 2010. Saat ini, Perusahaan sedang menunggu proses persidangan atas pokok perkara di PN Lahat.
On 28 January 2010, the Indonesia Supreme Court issued a cassation decision rejecting the petition of the defendants (Lahat Regency Government), for which notice was received by the Company on 1 December 2010. As at the date of this report, the Company was still waiting for the court process at PN Lahat.
PERKEMBANGAN TERAKHIR PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN
PROSPECTIVE ACCOUNTING PRONOUNCEMENTS
Ikatan Akuntan Indonesia (“IAI”) telah menerbitkan beberapa standar akuntansi revisi sebagai berikut yang mungkin mempunyai dampak terhadap laporan keuangan Perusahaan yang periodenya dimulai pada atau setelah tanggal 1 Januari 2011:
The Indonesian Institute of Accountants has issued the following revised accounting standards that may be applicable to the Company’s financial statements covering periods beginning on or after 1 January 2011:
PT Bukit Asam Tbk 2010 Annual Report 163
MANAGEMENT DISCUSSION AND ANALYSIS
• • • • • • • •
• • • • • • • •
PSAK 1 (Revisi 2009) - Penyajian Laporan Keuangan; PSAK 2 (Revisi 2009) - Laporan Arus Kas; PSAK 3 (Revisi 2010) - Laporan Keuangan Interim; PSAK 4 (Revisi 2009) - Laporan Keuangan Konsolidasian dan Laporan Keuangan Tersendiri; PSAK 5 (Revisi 2009) - Segmen Operasi; PSAK 7 (Revisi 2009) - Pengungkapan Pihak-Pihak yang mempunyai Hubungan Istimewa; PSAK 8 (Revisi 2010) – Peristiwa Setelah Tanggal Neraca; PSAK 12 (Revisi 2009) - Pelaporan Keuangan Mengenai Bagian Partisipasi Dalam Pengendalian Bersama Operasi dan Aset; PSAK 15 (Revisi 2009) - Investasi Dalam Perusahaan Asosiasi; PSAK 19 (Revisi 2010) - Aset Tidak Berwujud; PSAK 22 (Revisi 2010) - Penggabungan Usaha; PSAK 23 (Revisi 2010) - Pendapatan; PSAK 25 (Revisi 2009) - Kebijakan Akuntansi, Perubahan Estimasi Akuntansi dan Kesalahan; PSAK 48 (Revisi 2009) - Penurunan Nilai Aset; PSAK 57 (Revisi 2009) - Kewajiban Diestimasi, Kewajiban Kontinjensi dan Aset Kontinjensi; PSAK 58 (Revisi 2009) - Aktiva Tidak Lancar Tersedia Untuk Dijual dan Operasi Dalam Penghentian.
• • • • • • • • • • • • • • • •
SFAS 1 (Revised 2009) - Presentation of Financial Statements; SFAS 2 (Revised 2009) - Statement of Cash Flows; SFAS 3 (Revised 2010) – Interim Financial Reporting; SFAS 4 (Revised 2009) – Consolidated and Separate Financial Statements; SFAS 5 (Revised 2009) - Operating Segments; SFAS 7 (Revised 2009) - Related Party Disclosures; SFAS 8 (Revised 2010) – Events after the Reporting Period; SFAS 12 (Revised 2009) - Interests in Joint Ventures; SFAS 15 (Revised 2009) - Investments in Associates; SFAS 19 (Revised 2010) - Intangible Assets; SFAS 22 (Revised 2010) - Business Combinations; SFAS 23 (Revised 2010) - Revenue; SFAS 25 (Revised 2009) - Accounting Policies, Changes in Accounting Estimates and Errors; SFAS 48 (Revised 2009) - Impairment of Assets; SFAS 57 (Revised 2009) - Provision, Contingent Liabilities and Contingent Assets; SFAS 58 (Revised 2009) - Non-Current Assets Held for Sale and Discontinued Operations;
IAI juga telah menerbitkan standar akuntansi revisi sebagai berikut yang mungkin mempunyai dampak terhadap laporan keuangan Perusahaan yang periodenya dimulai pada atau setelah tanggal 1 Januari 2012:
The Indonesian Institute of Accountants has also issued the following revised accounting standard that may be applicable to the Company’s financial statements covering periods beginning on or after 1 January 2012:
•
•
PSAK 10 (Revisi 2009) - Efek dari Perubahan Kurs Mata Uang Asing.
SFAS 10 (Revised 2009) - The Effects of Changes in Foreign Exchange Rates.
Perusahaan masih mempelajari dampak yang mungkin timbul dari penerapan standar-standar ini terhadap laporan keuangan.
The Company is still considering the impact of these revised standards to the financial statements.
KEJADIAN SETELAH TANGGAL NERACA
SUBSEQUENT EVENTS
Tidak ada kejadian material setelah berakhirnya periode laporan yang tercatat pada Laporan Audit Konsolidasian Perseroan.
There were no significant events subsequent to the audited consolidated financial statements date.
164
PT Bukit Asam Tbk Laporan Tahunan 2010
LAPORAN TATA KELOLA PERUSAHAAN
CORPORATE GOVERNANCE REPORT
PT Bukit Asam Tbk 2010 Annual Report 165
Laporan Tata Kelola Perusahaan Corporate Governance Report
Komitmen menerapkan praktek tata kelola perusahaan terbaik berimbang dan bersamaan dengan peningkatan integritas karyawan untuk mendorong pertumbuhan perusahaan secara berkelanjutan Committed to implementing balanced good corporate governance best practice and upholding employee integrity for a sustainable corporate growth
166
PT Bukit Asam Tbk Laporan Tahunan 2010
LAPORAN TATA KELOLA PERUSAHAAN
LAPORAN PELAKSANAAN TATA KELOLA
IMPLEMENTATION OF CORPORATE GOVERNANCE
TUJUAN PENERAPAN
OBJECTIVE
Menindak lanjuti penyelesaian, penerbitan dan penerapan Panduan Implementasi Good Corporate Governance (GCG) yang berisi mekanisme kerja antar Organ Perusahaan, Kebijakan Pokok Perseroan (GCG Code) dan Kebijakankebijakan lain terkait GCG, Perseroan mulai melakukan implementasi butir-butir yang terkandung dalam panduan tersebut. Berdasarkan buku panduan yang ditujukan sebagai pedoman, setiap level operasional kini dan kedepan bertekad menjalankan GCG secara konsisten dan sebaik mungkin.
Following the establishment and enforcement of Good Corporate Governance (GCG) implementation guide on working mechanism among corporate organs (GCG Code) and other GCG policies, the Company has implemented every point in the GCG Code. Based on the Code, each level of operations will continue to consistently implement GCG practice in the best possible manner.
Hal tersebut dilaksanakan bukan hanya untuk menindak lanjuti Keputusan Menteri Negara BUMN RI No. 117/M-MBU/2002 tentang Penerapan Praktek GCG pada BUMN, melainkan dalam rangka melaksanakan keyakinan Perseroan akan manfaat positif dari penerapan praktek GCG.
Such is aimed not only at complying with the State Minister for State-Owned Enterprises (SOE) Decree No. 117/M-MBU/2002 concerning Implementation of GCG Practices in SOEs, but also at demonstrating the Company’s belief in the advantage of practising GCG principles.
Tujuan Penerapan GCG di Perseroan adalah :
The goal of implementing GCG throughout the Company is to allow: • Directing and managing the relationship among shareholders, Board of Commissioners, Board of Directors, employees, customers, partners, community and environment. • Promoting and supporting the Company’s growth. • Managing human resource discreetly. • Managing risk more responsibly. • Treating stakeholders more responsibly. • Preventing irregularity in the management of the Company. • Promoting work ethos. • Enhancing the Company’s good image.
•
• • • • • • •
Mengendalikan dan mengarahkan hubungan antara Pemegang Saham, Dewan Komisaris, Direksi, karyawan, pelanggan, mitra kerja, serta masyarakat dan lingkungan. Mendorong dan mendukung pengembangan Perseroan. Mengelola sumber daya secara lebih amanah. Mengelola risiko secara lebih baik. Meningkatkan pertanggungjawaban kepada stakeholders. Mencegah terjadinya penyimpangan dalam pengelolaan Perseroan. Memperbaiki budaya kerja Perseroan. Meningkatkan citra Perseroan (image) menjadi semakin baik.
Untuk mencapai tujuan tersebut, Perseroan senantiasa berusaha menerapkan prinsip-prinsip tata kelola yang baik, mencakup azas transparency, accountability, responsibility, independency dan fairness, secara seimbang dengan pembangunan nilai-nilai dan budaya perusahaan yang tertuang dalam rumusan kode etik serta budaya perusahaan. Pembangunan integritas yang tinggi melalui nilai-nilai budaya tersebut diyakini akan semakin memberikan hasil maksimal pada mutu penerapan GCG.
To attain that goal, the Company consistently implements good corporate governance (GCG) principles which include transparency, accountability, responsibility, independency and fairness, corresponding to the promotion of corporate values and culture which are reflected in the corporate code of ethics and culture. High integrity influenced by such cultural values is believed to maximize the implementation of GCG.
Mutu penerapan GCG yang baik dan konsisten akan mendukung peningkatan kinerja Perseroan melalui terciptanya proses pengambilan keputusan yang lebih baik, meningkatkan efisiensi operasional, meningkatkan pelayanan kepada stakeholders yang pada akhirnya akan mampu meningkatkan corporate value. Selain itu, stakeholder satisfaction juga akan meningkat karena terjadinya perbaikan
Good and consistent implementation of GCG will support the Company’s operations as it allows better decision making, improved operating efficiency and stakeholders’ return and corporate value. Likewise, stakeholders’ satisfaction will be guaranteed by maximizing financial achievement and
PT Bukit Asam Tbk 2010 Annual Report 167
CORPORATE GOVERNANCE REPORT
kinerja keuangan serta berkurangnya keputusan investasi yang mengandung benturan kepentingan, sehingga membuat kepercayaan investor meningkat.
minimizing investment risk, preventing conflict of interest and boosting investors’ trust.
Komitmen, konsistensi serta keberhasilan Perseroan dalam menerapkan tata kelola yang baik telah membuahkan berbagai bentuk penghargaan dari lembaga independen dari berbagai perspektif, mencakup :
The Company’s commitment, consistency and success in implementing good corporate governance practice have earned the Company several awards and commendations from independent institutions in varied perspectives, which are:
•
•
•
Predikat Terpercaya berdasarkan Corporate Governance Perception Index yang diselenggarakan oleh IICG (Indonesian Institute of Corporate Governance) bekerja sama dengan majalah SWA dalam Acara “IICG - GCG Award” di Jakarta, nilai skor meningkat dari 82,27 menjadi 84,11 di tahun 2010. The Best Role of Stakeholder dalam acara “IICD (Indonesian Institute of Corporate Directorship) Corporate Governance Award” kerja sama IICD dengan Majalah Investor. 3rd Rank The Best Corporate GCG Implementation kerjasama IICD dengan Business Review dalam acara “Business Review Award” di Singapura
•
•
•
The Most Trusted based on Corporate Governance Perception Index conducted by IICG (Indonesian Institute for Corporate Governance) in collaboration with SWA Magazine presented in “IICG – GCG Award” program in Jakarta with an improved score from 82.27 to 84.11 in 2010. The Best Role of Stakeholder in ”IICD (Indonesian Institute of Corporate Directorship) Corporate Governance Award” program jointly organized by IICD and Investor Magazine. 3rd Rank The Best Corporate GCG Implementation presented by IICD in collaboration with Business Review Magazine during ”Business Review Award” in Singapore.
ASESMEN PRAKTEK GCG
ASSESMENT OF GCG PRACTICE
Perseroan terakhir kali melakukan asesmen Praktek GCG pada tahun 2008, dilaksanakan oleh assesor independent Sodiq, Purwoko & Associates. Menurut hasil asesmen tersebut, Perseroan mendapatkan total skor 89,75, dengan kesimpulan kualitas penerapan GCG Baik. Adapun tabel skor hasil asesmen adalah sebagai berikut.
An assessment of GCG practice by the Company in 2008 was made by an independent assessor, SODIQ, PURWOKO & ASSOCIATES. Findings showed that the Company obtained a total score of 89.75 and termed Good Implementation of GCG. The score of the assessment is shown below:
168
PT Bukit Asam Tbk Laporan Tahunan 2010
LAPORAN TATA KELOLA PERUSAHAAN
SKOR
ACHIEVEMENT
SCORE
%
A
B
B/A X 100
WEIGHT
ASPEK ASPECT
CAPAIAN
BOBOT
I
Hak dan Tanggung Jawab Pemegang Saham/RUPS Shareholders’ right and responsibility /GMS
9,00
7,49
83,27
II
Kebijakan GCG GCG policy
8,00
6,03
75,31
III
Penerapan GCG GCG implementation
66,00
61,80
93,64
A. Komisaris Board of Commissioners
27,00
24,33
90,11
6,00
5,92
98,67
B. Komite Komisaris Board of Commissioners Committees C. Direksi Board of Directors
27,00
25,66
95,02
D. Satuan Pengawasan Intern Internal Audit Unit
3,00
2,90
96,58
E. Sekretaris Perusahaan Corporate Secretary
3,00
3,00
100,00
IV
Pengungkapan Informasi Disclosure
7,00
6,43
91,79
V
Komitmen Commitment
10,00
8,00
80,00
100,00
89,75
89,75
Skor Keseluruhan Total Score Peringkat Kualitas Penerapan GCG Quality Rating of GCG Implementation
BAIK GOOD
Dari hasil assesment tersebut, Assessor merekomendasikan berbagai perbaikan aturan dan peningkatan kualitas pelaksanaan praktek GCG yang sebaiknya dilakukan oleh Perseroan. Selain itu, dari partisipasi Perseroan dalam berbagai kegiatan yang diselenggarakan oleh asesor eksternal, seperti dalam rangka penyelenggaraan IICGGCG Award yang diselenggarakan pada tahun 2010, juga disampaikan beberapa rekomendasi serupa.
Based on the assessment result, the assessor recommended a series of actions to be taken by the Company to improve the rules of implementing GCG. In addition, following the Company’s participation in various events launched by external assessor, such as IICG-GCG Award program in 2010, a few similar recommendations were also made.
Beberapa rekomendasi yang disampaikan diantaranya: • Melakukan revisi dan penyesuaian terhadap muatan GCG Code dan Board Manual mengacu pada perubahan peraturan perundang-undangan (UU No.40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas), termasuk perubahan Anggaran Dasar Perusahaan. • Menyusun dan Menyempurnakan Pedoman Perilaku (Code of Conduct) sebagai sebuah dokumen tersendiri secara terpisah termasuk menyertakan didalamnya lembar kepatuhan terhadap Pedoman Perilaku yang harus ditandatangani oleh setiap Pegawai. • Menambahkan ke dalam GCG Code uraian terkait dengan hak, wewenang dan tanggung jawab Pemegang Saham/ RUPS secara jelas.
Some of the recommended measures are: • Revise GCG Code and Board Manual to conform to amended laws (Corporate Law No. 40 year 2007), including amendments to the Company’s Articles of Association. • Draw up and develop Code of Conduct as a separate document and enclose compliance sheets to be signed by all employees. • Insert in the GCG Code description of right, authority and responsibility of shareholders /GMS.
Dengan mempertimbangkan rekomendasi-rekomendasi tersebut dan kebutuhan perusahaan bagi terciptanya peningkatan penerapan GCG, pada tahun 2010 Perseroan melaksanakan beberapa upaya perbaikan tata laksana dan peningkatan kualitas penerapan GCG, diantaranya sebagai sebagai berikut:
Considering the Company’s needs for better GCG implementation and fulfilment of those recommendations, in 2010 the Company made some improvement on GCG implementation as follows:
PT Bukit Asam Tbk 2010 Annual Report 169
CORPORATE GOVERNANCE REPORT
•
Perusahaan dibantu konsultan telah mengembangkan soft structure GCG yang baru, yaitu : - Panduan Kerja Bagi Dewan Komisaris dan Direksi (Board Manual) - GCG Code - Code of Conduct
•
With the aid of a consultant, the Company developed a new GCG Soft Structure: -- Board Manual -- GCG Code -- Code of Conduct
•
Salah satu Soft Structure GCG adalah Code of Conduct yaitu Suatu Pedoman Perilaku bagi seluruh Jajaran Perseroan. Code of Conduct ini telah disosialisasikan kepada seluruh Jajaran Perusahaan yang menjelaskan tentang: - Kebijakan tentang Benturan Kepentingan - Kebijakan tentang Larangan Pemberian dan Penerimaan Hadiah, Suap dan sejenisnya. - Kebijakan tentang Pengadaan Barang dan Jasa. - Tata Laksana Sistem Pelaporan Pelanggaran. - Pelaksanaan lembar kepatuhan terhadap Pedoman perilaku yang harus ditandatangani oleh setiap pegawai.
•
Code of Conduct is a guide to direct the conduct of all personnel of the Company, which has been socialized to all personnel, elaborating on: -- Conflict of interest policy -- Restriction of giving and receiving gift, bribe, and the like -- Goods and services procurement policy -- Procedure of reporting misconduct (whistle blowing system) -- Completion of code of conduct compliance sheets by all employees
Sosialisasi Code of Conduct telah dilaksanakan dari tanggal 16 s.d. 27 Desember 2009 kepada seluruh pegawai di satuan kerja maupun unit kerja dalam Perusahaan. Kemudian sosialisasi untuk pegawai yang berada di Anak Perusahaan juga telah dilaksanakan pada bulan Juli 2010. Deklarasi kepatuhan atau Pernyataan Kepatuhan telah didistribusikan kepada seluruh Pegawai melalui Nota Dinas Direktur SDM dan Umum No. 019 Tanggal 31 Agustus 2010. Sampai akhir Desember 2010, sebanyak 2.996 Pegawai dari 3.058 Pegawai (98,0%) telah menandatangani Pernyataan Kepatuhan.
Socialization of Code of Conduct to all employees within the Company was carried out from 16 to 27 December 2009. Dissemination to employees of subsidiaries was done in July 2010. Declaration of compliance sheets were distributed to all employees under Official Memo of Human Resource & General Affairs Director No. 019 dated 31 August 2010. As of end of December 2010, a total of 2,996 employees out of 3,058 employees (98.0%) have signed the Declaration of Compliance.
•
Pembentukan Komite GCG Perseroan telah membentuk Komite GCG, untuk membantu Dewan Komisaris dalam rangka meningkatkan penerapan praktek GCG oleh Perseroan. Pembentukan komite ini didahului dengan perangkapan tugas anggota komite dalam Komite Konarba dan GCG.
•
Formation of GCG Committee The Company has formed GCG Committee to assist Board of Commissioners in ensuring continued implementation of GCG principle. Prior to its formation, this Committee was merged with Nomination and Remuneration Committee.
•
Pembentukan Komite Konarba dan PSDM Komite Nominasi, Remunerasi dan Pengembangan Sumberdaya Manusia atau disingkat Konarba dan PSDM merupakan komite yang mengalami perubahaan nama dan keanggotaan. Komite ini dibentuk terutama ditujukan untuk memperkuat penerapan GCG dari sisi penguatan sistem pengelolaan Sumber Daya Manusia.
•
Formation of Nomination, Remuneration and HRD Committee Nomination, Remuneration and Human Resource Development Committee, shortened to NR & HRD Committee has a new name and new members. Its formation is intended to reinforce the implementation of GCG with the function of human resource management.
•
Pembentukan dan Pemberlakuan Sistem Manajemen PTBA Perseroan memperkuat sistem pengelolaan operasional terakreditasi dengan membentuk dan memberlakukan Sistem Manajemen PTBA. Sistem ini dikembangkan melalui adopsi atas beberapa sistem operasional terakreditasi yang dalam proses audit sistemnya ternyata saling bersinggungan dengan erat.
•
Establishment and Application of PTBA Management System The Company reinforced its accredited operations management system by establishing and applying PTBA management system. This system is developed by adopting several accredited operations management systems, which a system audit proved to be closely related.
170
PT Bukit Asam Tbk Laporan Tahunan 2010
LAPORAN TATA KELOLA PERUSAHAAN
•
Pencegahan Fraud & Corruption Sebagai salah satu Implementasi dari Code of Conduct yaitu pencegahan fraud & corruption, Perseroan telah mendistribusikan dokumen “Pernyataan Kepatuhan” kepada seluruh Pegawai melalui Nota Dinas Direktur SDM dan Umum No. 019 Tanggal 31 Agustus 2010. Sampai akhir Desember 2010, sebanyak 2.996 Pegawai dari 3058 Pegawai (98,0%) telah menandatangani Pernyataan Kepatuhan tersebut.
•
Prevention of Fraud and Corruption To implement one Code of Conduct principle which dictates that fraud and corruption be prevented, the Company distributed “Declaration of Compliance” sheets to all employees under Official Memo of Human Resource and General Affairs Director No. 019 of August 31, 2010. As of end of December 2010, a total of 2,996 employees out of 3,058 employees (98.0%) have signed such Declaration of Compliance.
•
Deteksi Fraud & Corruption Perseroan telah menjalankan aspek deteksi terhadap fraud & corruption dengan menjalankan Sistem Manajemen Risiko Korporat Terintegrasi, dimana sejak Trw IV 2009, Manajemen telah memasukan Risiko Fraud & Corruption ke dalam identifikasi, analisis dan Profil Risiko Korporat.
•
Detection of Fraud and Corruption The Company has covered the aspect of detecting fraud and corruption by running Integrated Corporate Risk Management System, and since the fourth quarter of 2009 the management has included fraud and corruption risk in identifying, analysing and profiling corporate risk.
•
Penanganan Fraud & Corruption Perseroan saat ini telah membuat (draft) Susunan Tim Sistem Pelaporan Pelanggaran (SPP). Sedangkan Deskripsi Pekerjaan (lingkup dan uraian Tugas) Tim SPP serta mekanisme Pelaporan Pelanggaran yang menjelaskan bagaimana alur pelaporan pelanggaran dan syarat-syarat yang harus dipenuhi untuk membuat suatu laporan pelanggaran telah diselesaikan.
•
Handling of Fraud and Corruption The Company has drawn up a Misconduct Reporting System Team whose job description and reporting mechanism have been completed. The job description explains reporting workflow and requirements to be met when making a misconduct report.
•
Prosedur Penanganan Pelaporan Pelanggaran. Direncanakan pada Triwulan I 2011, Satuan Kerja Sistem Manajemen Perusahaan (SMP) bersama-sama dengan Komite GCG Dewan Komisaris akan melakukan studi banding atas ke beberapa perusahaan yang telah lebih dahulu menerapakan Whistle Blowing System, karena ada beberapa model yang diterapkan oleh Perusahaanperusahaan tersebut.
•
Procedures of Handling Misconduct Report It has been planned that in the 1st quarter of 2011, Corporate Management System Work Unit, GCG Committee and Board of Commissioners will conduct comparative studies in several companies which have adopted Whistle Blowing System, to learn about a few models that those companies have implemented. After benchmarking, Corporate
CORPORATE GOVERNANCE REPORT
PT Bukit Asam Tbk 2010 Annual Report 171
Panduan Tata Kelola Perusahaan merupakan kristalisasi seluruh aturan yang menjadi pedoman bagi tata kelola perusahaan, nilai-nilai budaya, visi dan misi Perseroan serta praktek terbaik GCG. GCG Code is the crystallization of all rules that guide the implementation of GCG best practices, cultural values, vision and mission.
Setelah melakukan studi banding SMP akan mengajukan Draft SK Pembentukan Tim SPP/Whistle Blowing System kepada Direksi dan Dewan Komisaris untuk disahkan dan diimplementasikan.
Management System Team will submit a draft decision letter regarding the formation of Whistle Blowing System Team to Board of Directors and Board of Commissioners for ratification and subsequent implementation.
Penjelasan lebih lanjut dari kegiatan yang dilakukan dalam rangka peningkatan kualitas penerapan GCG sepanjang tahun 2010 tersebut di atas, diuraikan dalam bagian-bagian berikut.
Efforts taken to enhance the implementation of GCG principle in 2010 are elaborated further in the next sections.
PANDUAN DAN STRUKTUR TATA KELOLA
CORPORATE GOVERNANCE CODE AND STRUCTURE
Menindak lanjuti implementasi Undang-undang Perseroan Terbatas (UU PT), Undang-Undang BUMN, rekomendasi hasil assesment praktek GCG, serta perkembangan praktek GCG terkini, Perseroan telah menyelesaikan telaah ulang dan melakukan berbagai penyesuaian atas kebijakan dan Standard Operating Procedure (SOP) terkait tata kelola perusahaan. Perseroan telah menerbitkan dan kemudian mengimpelementasikan Soft Structure GCG terbaru yang terdiri dari Board Manual, GCG Code (Panduan Tata Kelola), Code of Conduct, serta Kebijakan-kebijakan Tambahan, yang dilaporkan pada bagian tata kelola perusahaan.
With the issuance of Corporate Law (UU PT), SOE Law, recommendation after GCG assessment, and the latest GCG practice, the Company re-evaluated and adjusted the policy and Standard Operating Procedure (SOP) associated with GCG. The result of all these was the production of a new GCG Soft Structure consisting of Board Manual, GCG Code, Code of Conduct, and Supplementary Policies, which are reported in the corporate governance section.
Panduan Tata Kelola Perusahaan merupakan kristalisasi seluruh aturan yang menjadi pedoman bagi tata kelola perusahaan, nilai-nilai budaya yang dianut, visi dan misi serta praktek-praktek terbaik (best practices) GCG. Panduan GCG yang telah disusun menjadi acuan bagi Pemegang Saham, Dewan Komisaris, Direksi, Pegawai, termasuk stakeholder lainnya dalam berhubungan dengan Perseroan. Panduan Tata Kelola Perusahaan tersebut berisikan prinsip-prinsip pengelolaan perusahaan yang selanjutnya dijabarkan dalam berbagai kebijakan serta peraturan petunjuk teknis pelaksanaan.
GCG Code is the crystallization of all rules that guide the implementation of GCG best practices, cultural values, vision and mission. GCG Code is the crystallization of all rules that guide the implementation of GCG best practices, cultural values, vision and mission. GCG Code must be used as reference by shareholders, Board of Commissioners, Board of Directors, employees, and other stakeholders in dealing with the Company.
Mengingat lingkungan bisnis bersifat dinamis dan berkembang, maka Panduan Tata Kelola Perusahaan (GCG Code) tersebut akan selalu disesuaikan dengan kondisi internal maupun eksternal. Pengkajian dan penyesuaian secara berkesinambungan akan selalu disesuaikan untuk mencapai standar penerapan GCG yang terbaik bagi Perseroan.
GCG Code contains corporate governance principles which are further elaborated in various policies and technical implementation rules. Given the dynamic and expansive nature of business environment, GCG Code will continue to be adjusted to internal and external condition. Review and adjustment will be an ongoing process in a bid to reach the best standard of GCG implementation by the Company.
172
PT Bukit Asam Tbk Laporan Tahunan 2010
LAPORAN TATA KELOLA PERUSAHAAN
Struktur Tata Kelola di Perseroan
Corporate Government Structure
PEMEGANG SAHAM SHAREHOLDERS
DEWAN KOMISARIS BOARD OF COMMISSIONERS
KOMITE GCG GCG Comittee
KOMITE ASURANSI, RISIKO USAHA & PASCATAMBANG Business Risk, Insurance
KOMITE NOMINASI & REMUNERASI Nomination & Remuneration Committee
KOMITE AUDIT Audit Committee
DIREKTUR UTAMA PRESIDENT DIRECTOR
DIREKSI DIRECTORS
DEWAN DIREKSI BOARD OF DIRECTORS
SEKRETARIS PERUSAHAAAN
SISTEM MANAJEMEN PERUSAHAAN
SISTEM PENGAWASAN INTERN
Corporate Secretary
Corporate Management System
Internal Audit Unit
Keterangan Description :
GENERAL MANAGER / SENIOR MANAGER GENERAL MANAGERS / SENIOR MANAGERS
Garis Koordinasi Coordination Line
PELANGGAN
PEGAWAI
KOMUNITAS
Customers
Employees
Community
Garis Komando Commando Line
Organ Perusahaan
Corporate Organ
Seperti tampak pada bagan struktur tata kelola perusahaan, Organ Perusahaan terdiri atas Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS), Dewan Komisaris dan Direksi yang masing-masing mempunyai peran penting dalam pelaksanaan GCG secara efektif. Organ Perseroan ini menjalankan fungsinya berdasarkan prinsip bahwa masing-masing organ berdiri secara independen dan menjalankan tugas, fungsi dan tanggung-jawabnya semata-mata untuk kepentingan Perseroan.
As outlined in corporate governance structure, the Company’s organ is composed of General Meeting of Shareholders, Board of Commissioners and Board of Directors and each has its own vital role in the implementation of GCG. The three corporate organs operate independently in their respective function, task and responsibility for the sole purpose of the Company.
Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) merupakan instansi tertinggi dalam Perseroan, wadah para pemegang saham untuk bertindak secara setara dalam mengambil keputusan penting yang berkaitan dengan modal yang ditanam dalam Perseroan, namun tidak dapat mengintervensi keputusan operasional yang menjadi wewenang Dewan Komisaris dan Direksi.
General Meeting of Shareholders (GMS) is the highest body within the Company, a forum for the shareholders to act on an equal footing for adopting important resolutions associated with the capital invested in the Company. However, GMS cannot intervene in the day-to-day decision making by the Board of Commissioners and Board of Directors.
Dewan Komisaris adalah Organ Perseroan yang bertugas melakukan pengawasan secara umum atau khusus, serta
Board of Commissioners is a corporate organ whose function is to supervise in a general as well as specific sense, and give
CORPORATE GOVERNANCE REPORT
PT Bukit Asam Tbk 2010 Annual Report 173
memberi nasihat kepada Direksi. Sedangkan Direksi merupakan Organ Perseroan yang berwenang dan bertanggung-jawab penuh atas kepengurusan Perseroan sehari-hari dan bertindak semata-mata untuk kepentingan perusahaan sesuai dengan maksud dan tujuan Perseroan.
counsel to the Board of Directors. While Board of Directors is an organ fully authorized and responsible for the day-to-day management of the Company in keeping with its purpose and objective.
Dalam kegiatan operasional, Dewan Komisaris dan Direksi membentuk sub-organ Perseroan yang sesuai dengan kebutuhan, membantu kelancaran operasional serta memberi masukan yang diperlukan untuk mengamankan kelancaran operasional Perseroan. Pembentukan sub-organ ini dilakukan sebagai bagian dari pembagian wewenang yang jelas untuk menerapkan prinsip-prinsip dasar GCG secara efektif.
For day-to-day operations, the Board of Commissioners and Board of Directors set up sub-organs according to the Company’s needs to provide assistance and input to support and safeguard the Company operations. Sub-organs are set up for clear division of authority to effectively implement GCG principles.
RAPAT UMUM PEMEGANG SAHAM (RUPS)
GENERAL MEETING OF SHAREHOLDERS (GMS)
Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) sebagai instansi tertinggi dalam Perseroan, mempunyai wewenang yang tidak diberikan kepada Dewan Komisaris atau Direksi dalam batas yang ditentukan dalam Anggaran Dasar dan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Wewenang tersebut mencakup meminta pertanggungjawaban Dewan Komisaris dan Direksi terkait dengan pengelolaan Perseroan, mengubah anggaran dasar, mengangkat dan memberhentikan Direktur dan Anggota Dewan Komisaris, memutuskan pembagian tugas dan wewenang pengurusan di antara Direktur dan lain-lain.
Being the highest body within the Company, General Meeting of Shareholders (GMS) has the authority that is not conferred upon the Board of Commissioners or Board of Directors under the provisions of Articles of Association and the prevailing laws and regulations. Such authority covers the right to ask Board of Commissioners and Board of Directors to give their accountability reports on the management of the Company, amend articles of association, elect and terminate members of Board of Commissioners and Board of Directors, divide duty and authority among directors, etc.
RUPS sesuai dengan penyelenggaraan-nya terbagi atas: Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST), diselenggarakan minimal satu kali dan dilakukan selambat-lambatnya 6 (enam) bulan setelah tahun buku Perseroan berakhir; dan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB), yang waktu penyelenggaraannya bisa terjadi di luar waktu RUPST.
There are two types of General Meeting of Shareholders (GMS) depending on the time they are convened: Annual General Meeting of Shareholders (AGMS), a routine annual agenda held at least once a year within six months of the accounting yearend; and Extraordinary General Meeting of Shareholders (EGMS), that may be convened any time outside the time of AGMS.
Umumnya, agenda rapat RUPST mencakup: i. Laporan atas kinerja perusahaan yang disampaikan oleh Direksi; ii. Penetapan penggunaan laba; iii. Penunjukan Kantor Akuntan Publik terdaftar; iv. Pengisian jabatan anggota Direksi atau dan Anggota Dewan Komisaris, serta v. Agenda lain sesuai ketentuan anggaran dasar Perseroan. Keputusan yang diambil dalam RUPS didasarkan semata-mata demi kepentingan Perseroan. Oleh karena itu, agar setiap keputusan yang diambil dalam RUPS didasari pertimbangan yang mendalam dan matang, Perseroan menjamin untuk memberikan segala keterangan yang berkaitan dengan Perseroan kepada RUPS, sepanjang tidak bertentangan dengan kepentingan Perseroan dan peraturan perundang-undangan.
At GMS, all shareholders have equal rights to resolve important matters related to and aimed at business continuity. Agenda of AGMS covers: i. Performance report delivered by Board of Directors; ii. Appropriation of profit; iii. Appointment of Certified Public Accountant; iv. Appointment to Board of Directors and Board of Commissioners, and v. Other agenda items in accordance with the Articles of Association. Any resolution adopted by GMS is solely for the benefit of the Company. Therefore, in order that every GMS resolution is adopted by thorough deliberation, the Company guarantees that it will provide GMS with any information pertaining to the Company, as long as it does not contradict the Company’s interest and the law.
Beberapa keputusan penting tertentu menyangkut perusahaan yang tidak bisa menunggu terselenggaranya RUPST, sesuai AD dan ART Perseroan, dapat diambil dalam RUPSLB. Kondisi yang menyebabkan harus dilaksanakannya RUPSLB mencakup:
Some important resolutions that must be made before the AGMS, and in accordance with the Company’s Articles of Association and Corporate Polilcy, may be adopted at EGMS. EGMS is held when the following actions are required:
174
PT Bukit Asam Tbk Laporan Tahunan 2010
LAPORAN TATA KELOLA PERUSAHAAN
Dalam RUPS, seluruh pemegang saham mempunyai hak yang setara untuk mengusulkan hal-hal yang berkaitan pada keberlanjutan usaha. At GMS, all shareholders have equal rights to resolve important matters related to and aimed at business continuity.
•
•
• •
Penggantian Dewan Komisaris dan Wakil Direksi sebelum masa tugasnya berakhir, baik karena pengunduran diri dan/atau sebab-sebab lainnya. Adanya rencana transaksi material menyangkut penjaminan aset perusahaan, pengambil-alihan perusahaan maupun penutupan unit usaha. Adanya rencana transaksi yang mengandung benturan kepentingan. Rencana korporasi lain yang bersifat material, seperti pembelian kembali saham Perseroan yang beredar, stock split, dan right issue.
•
•
• •
Replacing members of Board of Commissioners and Board of Directors before the end of their term of office, either due to resignation or for other reasons. Proposing plans for material transactions with respect to pledging the Company’s assets, acquisition of the Company or closure of business unit. Proposing plans for conflict of interest transactions. Proposing material corporate plans, such as shares buyback, stock split, and rights issue.
Pemanggilan dan penyelenggaraan RUPSLB dilakukan melalui permintaan tertulis dengan menyebutkan hal-hal yang akan dibicarakan disertai alasannya baik dari Dewan Komisaris atau dari Pemegang Saham Seri A Dwiwarna atau dari 1 (satu) Pemegang Saham atau lebih yang memiliki sedikitnya 1/10 (satu persepuluh) bagian dari jumlah seluruh saham dengan hak suara yang sah. RUPS atau pemegang saham tidak dapat melakukan intervensi terhadap tugas, fungsi dan wewenang Dewan Komisaris dan Direksi dengan tidak mengurangi wewenang RUPS untuk menjalankan haknya sesuai dengan anggaran dasar dan peraturan perundang-undangan. Adapun tatacara RUPS harus sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku.
Proposal to convene EGMS should be made in writing with agenda items to be discussed at the meeting and backed by the reasons. Proposal may be made by Board of Commissioners or holders of Series A Dwiwarna shares, or by one shareholder or more owning at least 1/10 (one tenth) of total legal voting shares. GMS or shareholders should not intervene in the duty, function and authority of Board of Commissioners and Board of Directors without prejudice to the GMS prerogative to exercise its rights under the Articles of Association and the legislation. The meeting procedures must conform to the existing laws and regulations.
Sesuai UU No. 40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas, Pasal 78 ayat 2, selama tahun 2010, Perseroan menyelenggarakan satu kali RUPST, diselenggarakan pada tanggal 21 April 2010. Sesuai dengan ketentuan, undangan dan pemberitahuan agenda rapat telah dimuat pada tanggal 4 April 2010 di surat kabar “Bisnis Indonesia,” “Investor Daily” dan “Sriwijaya Post.” RUPS Tahunan tersebut dihadiri oleh 81,48% dari seluruh saham yang telah dikeluarkan, termasuk saham seri A Dwiwarna.
Pursuant to Coporate Law No. 40/2007 Article 78 clause 2, in 2010 the Company conducted AGMS on 21 April 2010. In keeping with the law, invitation and notice of meeting agenda was published in Bisnis Indonesia, Investor Daily and Sriwijaya Post newspapers on 4 April 2010. The meeting was attended by 81.48% of total issued shares, including Series A Dwiwarna shares.
Berbagai keputusan yang dihasilkan dalam RUPST tersebut mencakup:
At the AGMS, the following resolutions were adopted:
•
•
Menyetujui Laporan Tahunan Direksi mengenai keadaaan dan jalannya Perseroan selama tahun buku 2009 dan Laporan Tahunan Program Kemitraan dan Bina Lingkungan tahun buku 2009 yang sekaligus merupakan pelaksanaan tanggung jawab sosial sebagaimana diatur dalam UU Nomor 40 Tahun 2007.
Approving Board of Directors’ Annual Report on the Company’s condition and performance during 2009 accounting year, and Annual Report on Partnership and Community Development Program in the same year that reflected the fulfillment of corporate social responsibility as stipulated in Law No. 40/2007.
PT Bukit Asam Tbk 2010 Annual Report 175
CORPORATE GOVERNANCE REPORT
- Mengesahkan Laporan Keuangan Perseroan tahun buku 2009 yang telah diaudit oleh Kantor Akuntan Publik sesuai laporannya No. A100301006/DC2/HSH/ II/2010 tanggal 01 Maret 2010 dengan pendapat “wajar dalam semua hal yang material.” - Memberikan pelunasan dan pembebasan tanggung jawab sepenuhnya (volledig acquit et de charge) kepada Direksi dan Komisaris Perseroan atas tindakan pengurusan dan pengawasan yang telah dijalankan selama tahun buku 2009, sepanjang tindakan tersebut tercatat pada buku Perseroan dan tidak bertentangan dengan ketentuan dan peraturan perundangan.
-- Ratifying the Company’s 2009 Financial Statements audited by the office of Certified Public Accountant according to its report No. A100301006/DC2/HSH/ II/2010 dated 1 March 2010 with “fair in all material respects” opinion. -- Giving full release and discharge (volledig acquit et de charge) to Board of Directors and Board of Commissioners of the Company for their management and supervision actions throughout 2009 accounting year, as long as those actions were reported in the books of the Company and were not in contradiction to the provisions of the law.
•
Menyetujui penggunaan laba bersih Perseroan tahun buku 2009 yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2009, dengan rincian: - Dibagikan sebagai dividen final sebesar Rp1.227,48 miliar yang berarti Rp532,75 per saham, atau sekitar 45% laba bersih. Atas dividen final tersebut telah dibagikan sejumlah Rp153,61 miliar, yang berarti Rp 66,75 per saham sebagai dividen interim yang telah dibagikan pada tanggal 15 Desember 2009. - Dividen diberikan pada pemegang saham yang tercatat dalam Daftar Pemegang Saham Perseroan pada tanggal 1 Juni 2009, jam 16.00 WIB dan dibayarkan pada tanggal 15 Juni 2009 - Sebesar 2% (dua persen) laba bersih atau sejumlah Rp54,55 miliar dialokasikan untuk Program kemitraan tahun 2010; dan sebesar 51% (limapuluh satu persen) laba atau senilai Rp1.391,14 miliar digunakan untuk cadangan wajib maupun cadangan lainnya dalam rangka pengembangan Perseroan. - Pemberian kuasa kepada Direksi Perseroan untuk menindak lanjuti pembayaran dividen sesuai ketentuan dan peraturan perundangan.
•
Approving the appropriation of net profit earned by the Company in 2009 accounting year ending 31 December 2009, with the following breakdown: -- As final dividend payout amounting to Rp 1,227.48 billion or Rp 532.75 per share, approximately 45% of net profit. An interim dividend totalling Rp 153.61 billion or Rp 66.75 per share was paid out on 15 December 2009. Dividend was to be paid out to the shareholders recorded in the Company’s Shareholders Register on 1 June 2009 at 16,00 West Indonesia Time and payment was made on 15 June 2009; -- AGMS of 2010 declared a 45% dividend payout ratio of the Company’s 2009 profit. -- Two percent (2%) of net profit amounting to Rp 54.55 billion allocated to Partnership Program of 2010; and fifty one percent (51%) of net profit worth Rp 1,391.14 billion for the purpose of statutory reserve and other reserves for the Company’s business development. -- Empowering the Board of Directors of the Company to act on dividend payment in accordance with the provisions of the laws and regulations.
•
Menetapkan besaran gaji Direksi dan Komisaris sama dengan tahun 2009 lalu dan melimpahkan kewenangan kepada Pemegang Saham Seri A untuk menetapkan jenis dan tunjangan bagi Direksi dan Dewan Komisaris Perseroan untuk tahun buku 2010 sesuai dengan ketentuan perundangan yang berlaku.
•
Fixing Directors and Commissioners remuneration in the same amount as 2009 and authorizing Series A Dwiwarna shareholders to fix the Directors and Commissioners allowance for 2010 in accordance with the law.
RUPST tahun 2010 menetapkan dividen pay out ratio sebesar 45% dari laba Perseroan tahun 2009. AGMS of 2010 declared a 45% dividend payout ratio of the Company’s 2009 profit.
176
PT Bukit Asam Tbk Laporan Tahunan 2010
LAPORAN TATA KELOLA PERUSAHAAN
•
RUPS menyetujui melimpahkan wewenang kepada Dewan Komisaris untuk menunjuk akuntan publik, yakni KAP Tanudiredja, Wibisana & Rekan, member Firm dari PriceWaterHouseCoopers untuk melakukan general audit laporan keuangan konsolidasian Perseroan tahun buku 2010 dan laporan keuangan Program Kemitraan dan Bina Lingkungan tahun buku 2010, termasuk menetapkan kondisi syarat-syarat penunjukkan termasuk namun tidak terbatas pada biaya pelaksanaan audit dimaksud.
•
Authorizing Board of Commissioners to appoint Certified Public Accountant Tanudiredja, Wibisana & Partners, member firm of PriceWaterHouseCoopers to audit the Company’s consolidated financial statements for 2010, and 2010 financial statement of Partnership and Community Development Program, and fixing the terms and conditions of appointment including but not limited to the audit fee.
•
Menyetujui mengubah Pasal 4 sampai dengan Pasal 10, Pasal 10 sampai dengan Pasal 23, Pasal 25 sampai dengan Pasal 28 Anggaran Dasar Perseroan dan menyusun kembali seluruh Anggaran Dasar Perseroan yang telah disampaikan dalam RUPS, serta memberi wewenang dan kuasa kepada Direktur Utama Perseroan untuk membuat akta Pernyataan Keputusan Rapat tersendiri dalam rangka perubahan Anggaran Dasar ini serta melakukan segala tindakan yang diperlukan untuk memperoleh pengesahan atas perubahan Anggaran Dasar ini.
•
Ratifying the amendment to Article 4 through Article 10, Article 10 through Article 23, Article 25 through Article 28 of Articles of Association, and to recompose the entire Articles of Association submitted to AGMS, and authorizing and empowering President Director to draw up a separate deed of Minutes of Meeting in connection with these amendments, and to take any action required to obtain approval of the amendments.
Pengumuman hasil RUPS disampaikan pada tanggal 23 April 2010 ke Bapepam dan BEI serta diiklankan melalui surat kabar Bisnis Indonesia, Sriwijaya Post, dan Investor Daily, sesuai dengan Peraturan Bapepam No.IX.I.1 tentang Rencana dan Pelaksanaan Rapat Umum Pemegang Saham.
AGMS results were sent to Bapepam and IDX on 23 April 2010 and advertised in Bisnis Indonesia, Sriwijaya Post and Investor Daily, in accordance with Bapepam Regulation No. IX.I.1 on Planning and Convening GMS.
HUBUNGAN SERTA KOORDINASI DEWAN KOMISARIS DAN DIREKSI
COORDINATION BETWEEN BOARD OF COMMISSIONERS AND BOARD OF DIRECTORS
Dewan Komisaris dan Direksi adalah dua organ perusahaan yang bertanggung jawab atas pengelolaan perusahaan sehari-hari. Tugas dan tanggung jawab masing-masing berbeda, dengan tugas utama Dewan Komisaris sebagai pengawas dan Direksi dengan tugas utama melaksanakan keputusan RUPS dan mengelola operasional namun keduanya harus senantiasa berkoordinasi dan bekerja sama untuk mencapai tujuan dan kesinambungan usaha perusahaan dalam jangka panjang.
Board of Commissioners and Board of Directors are two corporate organs responsible for the day-to-day management of the Company with differing duty and responsibility. The main duty of Board of Commissioners is to supervise and the Board of Directors to carry out GMS resolutions and manage the Company’s operations, but both should coordinate and work together to reach the corporate goal and long-term business continuity.
Oleh karenanya Dewan Komisaris dan Direksi harus senantiasa saling menghormati tugas, tanggung jawab dan wewenang masing-masing sesuai peraturan perundangundangan
As such, Board of Commissioners and Board of Directors should mutually respect each other’s duty, responsibility and authority in accordance with the law. In addition, both organs
Isu-isu strategis dan substantial bagi Perseroan yang memerlukan persetujuan Dewan Komisaris dibahas pada Rapat Gabungan Dewan Komisaris dan Direksi. Strategic and material issues requiring Board of Commissioners’ approval are discussed at joint meetings of Board of Commissioners and Board of Directors.
CORPORATE GOVERNANCE REPORT
PT Bukit Asam Tbk 2010 Annual Report 177
Pengangkutan batubara di pelabuhan Tarahan Coal loading at Tarahan Port
dan anggaran dasar. Selain itu, keduanya harus memiliki kesamaan pandangan atas visi, misi, nilai-nilai dan strategi Perseroan. Untuk menyatukan pandangan dan memutuskan suatu persoalan penting menyangkut kelangsungan usaha dan operasional perusahaan, Dewan Komisaris dan Direksi senantiasa mengagendakan pertemuan berkala. Rapat ini diselenggarakan oleh Dewan Komisaris secara berkala, membahas berbagai agenda menyangkut rencana kerja, operasional, peluang usaha, serta isu-isu strategis yang memerlukan persetujuan Dewan Komisaris. Rapat ini adalah sebagai bentuk koordinasi dala rangka membahas laporanlaporan periodik Direksi dan memberikan tanggapan, catatan dan nasihat yang dituangkan dalam risalah rapat.
should share the same vision, mission, values and strategy of the Company. To synchronize views and decisions over important matters associated with the Company’s operations and business growth, Board of Commissioners and Board of Directors hold regular, periodic meetings. At these meetings they discuss business plans, opportunities and strategic issues that need the Commissioners’ consent. These meetings also serve as a forum for the Commissioners to review Directors’ periodic reports, give their feedback and advice that are all recorded in minutes of meeting. Strategic and material issues requiring Board of Commissioners’ approval are discussed at joint meetings of Board of Commissioners and Board of Directors.
Dewan Komisaris dan Direksi bersepakat menjadikan beberapa sasaran pokok sebagai tolok ukur kinerja bersama, mencakup: pelaksanaan kontrol internal dan manajemen risiko dengan baik, pencapaian imbal hasil (return) yang optimal bagi pemegang saham dan perlindungan kepentingan pemangku kepentingan secara wajar. Kesepakatan penetapan tolok ukur ditujukan untuk menjaga agar tanggung jawab bersama dalam menjaga kesinambungan usaha Perseroan dapat terpenuhi sesuai azas akuntabilitas dan pertanggungjawaban dalam penerapan GCG.
Board of Commissioners and Board of Directors agree to make several targets serve as the yardstick by which concerted efforts are measured: enforcement of internal control and risk management, achievement of optimum shareholders return and reasonable protection of stakeholders interest. The yardstick is establlished to ensure that sustainable business development is reached in accordance with accountability and responsibility principles within GCG standards.
Agar rapat koordinasi ini dapat memberikan keputusan yang berkualitas, maka seluruh agenda rapat senantiasa dipersiapkan dengan seksama. Untuk itu, Dewan Komisaris senantiasa dijamin mendapatkan akses atas informasi dan kondisi Perseroan terkini secara tepat waktu dan lengkap. Keputusan rapat dibuat berdasarkan azas musyawarah untuk mufakat atau diambil berdasarkan suara terbanyak serta mengikat untuk dilaksanakan tindak lanjutnya. Pada proses pengambilan suara, jika ada anggota Komisaris yang memiliki benturan kepentingan, tidak boleh ikut memberikan suara dan keterangan mengenai hal ini dicatat pada risalah rapat.
For the joint meetings to arrive at high quality decisions, all agenda items are thoroughly prepared in advance. For that purpose, decisions of meetings are binding and made by deliberation to reach consensus or by majority votes. During voting, any Commissioner who has conflict of interest should refrain from voting and this condition is recorded in the minutes of meeting.
178
PT Bukit Asam Tbk Laporan Tahunan 2010
LAPORAN TATA KELOLA PERUSAHAAN
Seluruh tata cara, pedoman kerja dan hubungan antara Dewan Komisaris dan ireksi telah ditetapkan dalam Board Manual. Pedoman ini mengikat setiap anggota Dewan Komisaris dan Direksi dan mencantumkan antara lain tanggung jawab, kewajiban, wewenang, hak, etika Dewan Komisaris dan Direksi, serta pengaturan rapat dan tata cara hubungan kerja antara Dewan Komisaris dan Direksi.
All procedures, working guide and relationship between Board of Commissioners and Board of Directors are laid down in Board Manual. This Manual binds all members of Board of Commissioners and Board of Directors, specifying among others the responsibility, duty, authority, right and code of ethics of Board of Commissioners and Board of Directors, as well as meeting procedures and coordination of work between Board of Commissioners and Board of Directors.
Sepanjang tahun 2010, Dewan Komisaris dan Direksi Perseroan mengadakan Rapat Gabungan sebanyak 14 (empat belas) kali, dengan pokok-pokok bahasan sebagaimana diuraikan pada Laporan Dewan Komisaris. Sedangkan tingkat kehadiran Dewan Komisaris dan Direksi dapat dilihat pada rekapitulasi kehadiran rapat sebagai berikut.
In 2010, Board of Commissioners and Board of Directors held 14 joint meetings, with topics of discussion as described in the Board of Commissioners’ Report. Attendance of Board of Commissioners and Board of Directors at the meetings is shown below.
Daftar Kehadiran Rapat Gabungan Dewan Komisaris dan Direksi Attendance at Joint Meetings of Board of Commissioners and Board of Directors
NAMA
JABATAN
Dr. Supriyadi
Komisaris Utama
NAME
POSITION
JUMLAH RAPAT
NO. OF MEETING (A)
KEHADIRAN ATTENDANCE (B)
(B:A)
14
14
100
14
14
100
14
12
86
14
13
93
14
13
93
14
14
100
14
12
86
14
14
100
14
14
100
14
14
100
14
13
93
President Commissioner Ir. Umiyatun Hayati Triastuti MSc
Komisaris Commissioner
Dr. Ir. Thamrin Sihite,ME
Komisaris Commissioner
Suranto Soemarsono, SE, MA
Komisaris Independen Independent Commissioner
Ir. Abdul Latief Baky, MSc, MHum, FIQ
Komisaris Independen Independent Commissioner
Ir. Sukrisno
Direktur Utama President Director
Dono Boestami, MSc
Direktur Director
Ir. Milawarma, M.Eng
Direktur Director
Ir. Heri Supriyanto
Direktur Director
Ir. Tiendas Mangeka
Direktur Director
Ir. Drs. Mahbub Iskandar
Direktur Director
Beberapa kesimpulan maupun keputusan yang ditetapkan melalui rapat gabungan Direksi dan Komisaris, mencakup diantaranya:
Conclusion made and decision taken at joint meetings of Board of Directors and Board of Commissioners covered:
Bidang Pengelolaan Perusahaan • Mengintensifkan program effisiensi produksi untuk mempertahankan profit margin dan mengantisipasi peningkatan penjualan batubara kalori lebih rendah. • Memonitor dan memastikan realisasi pembangunan PLTU Tanjung Enim 3 x 10 MW untuk penggunaan sendiri selesai tepat waktu. • Percepatan pengurusan izin pinjam pakai wilayah hutan produksi agar PT BBK dapat beroperasi kembali.
Management • Intensifying production efficiency program to maintain profit margin and to anticipate higher sales of lowcalorie coal. • Monitoring and ensuring the construction of Tanjung Enim 3x10 MW TPP for the Company’s own purpose was completed on time. • Accelerating the process of obtaining permit to use production forest area so that PT BBK could resume operation.
PT Bukit Asam Tbk 2010 Annual Report 179
CORPORATE GOVERNANCE REPORT
Dewan Komisaris senantiasa mendapatkan akses atas informasi dan kondisi Perseroan terkini secara tepat waktu dan lengkap. Full and timely information on the Company’s latest condition is accesible to Board of Commissioners at all times.
•
Penetapan kebijakan harga floating sesuai pasar, pada kontrak-kontrak penjualan sesuai ketentuan Menteri ESDM.
•
Fixing market-based floating prices in sales contracts pursuant to EMR Minister regulations.
Bidang Tata Kelola • Kesepakatan mengenai agenda RUPS dan tanggal pelaksanaan RUPS. • Peningkatan intensitas kegiatan internalisasi panduan GCG terbaru. • Peningkatan kegiatan dalam rangka persiapan implementasi ”Kebijakan Pelaporan Pelanggaran.” • Pemilihan tim perumus bagi pembentukan Tim Pelaksana Pelaporan Pelanggaran. • Persetujuan besaran Dividen Interim tahun buku 2010, sebesar Rp66,75 persaham dan dilaksanakan pada bulan Desember 2010.
Governance • Agreeing upon the agenda and date of GMS. • Intensifying the internalization of the latest GCG Code. • Preparing the implementation of Whistle Blowing Policy. • Selecting steering committee members for the formation of Whistle Blowing Policy Implementation Team. • Approving 2010 interim dividend of Rp66.75 per share to be paid out in December 2010.
DEWAN KOMISARIS
BOARD OF COMMISSIONERS
Tugas utama Dewan Komisaris adalah melakukan pengawasan secara umum atau khusus sesuai dengan Anggaran Dasar serta memberikan nasihat atas kebijakan Direksi dalam menjalankan kepengurusan Perseroan. Dewan Komisaris tidak boleh turut serta dalam mengambil keputusan operasional yang merupakan tugas Direksi.
The primary duty of Board of Commissioners is to supervise in a general and specific sense in accordance with the Articles of Association and give counsel to the Board of Directors in managing the Company. Board of Commissioners is not to intervene in Board of Directors’ duty of making decisions over operational matters.
Kinerja Komisaris dievaluasi secara berkala minimal setahun sekali berdasarkan kriteria evaluasi kinerja yang diajukan oleh Komite Nominasi dan Remunerasi kepada Dewan Komisaris. Evaluasi Kinerja Komisaris dilakukan oleh Pemegang Saham dalam RUPS. Hasil evaluasi kinerja Anggota Dewan Komisaris akan digunakan oleh RUPS dalam memberikan remunerasi serta sebagai salah satu indikator dalam pengangkatan kembali dan pemberhentian Anggota Dewan Komisaris yang bersangkutan.
The performance of Board of Commissioners is appraised periodically, minimum annually, by GMS according to performance appraisal criteria established by Nomination and Remuneration Committee. The evaluation result will be used as indicators by GMS in remunerating, appointing and terminating members of Board of Commissioners.
KOMPOSISI DEWAN KOMISARIS PERSEROAN SAAT INI ADALAH SEBAGAI BERIKUT: THE CURRENT COMPOSITION OF BOARD OF COMMISSIONERS IS AS FOLLOWS
Komisaris Utama President Commissioner
Dr. Supriyadi
Komisaris Commissioner
Ir. Umiyatun Hayati Triastuti, MSc
Komisaris Commissioner
Dr. Ir. Thamrin Sihite, ME
Komisaris Independen Independent Commissioner
Suranto Soemarsono, SE, MA
Komisaris Independen Independent Commissioner
Ir. Abdul Latief Baky, MSc, MHum, FIQ
180
PT Bukit Asam Tbk Laporan Tahunan 2010
LAPORAN TATA KELOLA PERUSAHAAN
Untuk menjamin Independensi, Komisaris Independen Perseroan tidak pernah memiliki hubungan usaha maupun hubungan afiliasi dengan Perseroan. To ensure independency, besides compliance with the law with respect to their nomination, double function between Commissioners and Directors is not warranted. Independensi Komisaris Independen Jumlah Komisaris Independen Perseroan adalah dua orang, dari total 5 orang anggota komisaris, atau 40%, yang berarti telah memenuhi peraturan perundangan yang berlaku. Keputusan Bursa Efek Indonesia No. Kep-05/BEJ/07-2004 tentang Peraturan Nomor I-A Tentang Pencatatan Saham Dan Efek Bersifat Ekuitas Selain Saham Yang Diterbitkan Oleh Perusahaan Tercatat, dimana setiap perusahaan publik harus memiliki Komisaris Independen sekurang-kurangnya 30% dari jumlah seluruh anggota Dewan Komisaris
Independency of Independent Commissioner Two of the Company’s five Commissioners are Independent Commissioners, representing 40% of the total members of Board of Commissioners, in accordance with the requirements of the law. Indonesia Stock Exchange Decision No. Kep-05/ BEJ/07-2004 regarding Regulation No. I-A on Share and Equity Securities Listing by Listed Companies requires that every public company have Independent Commissioners representing at least 30% of total number of Commissioners.
Komisaris Independen Perseroan tidak pernah memiliki hubungan usaha maupun hubungan afiliasi dengan Perseroan dan tidak bekerja pada Pemerintah termasuk departemen, lembaga non departemen dan kemiliteran dalam kurun waktu 3 (tiga) tahun terakhir. Komisaris Independen tidak memiliki hubungan keluarga dengan seluruh anggota Direksi maupun anggota Komisaris sampai derajat ketiga. Salah seorang anggota Komisaris Independen memiliki latar belakang pendidikan di bidang keuangan, untuk menjamin kompetensi pengawasan bidang keuangan Perseroan. Adapun Komisaris Independen kedua mempunyai latar belakang Pertambangan Administrasi dan Hukum untuk menunjang tugas-tugas Dewan Komisaris.
Independent Commissioners have no business association or affiliation with the Company and do not work for any of the state ministry, non-ministry or military within the past three years. Nor do they have family relationship with other members of Board of Commissioners or Board of Directors down to the third level. One of the Independent Commissioners has a financial education background and competence to supervise the finances of the Company. The second Independent Commissioner is knowledgable in mining business, administration and law to support the work of Board of Commissioners.
Dengan dipenuhinya seluruh syarat dasar tersebut Perseroan meyakini anggota komisaris independen akan mampu memberikan masukan dan pengawasan yang independen.
Having complied with all the basic requirements, the Company believes the Independent Commissioners are capable of acting independently in their counselling and supervising function.
Pemilihan Dewan Komisaris
Nomination of Board of Commissioners
Dewan Komisaris diangkat dan diberhentikan oleh RUPS melalui proses yang transparan. Proses pemilihan dilakukan setiap 5 (lima) tahun sekali. Untuk menjamin profesionalisme dan integritas calon komisaris, diselenggarakan fit and proper test yang seksama. Proses fit and proper test dilakukan secara terbuka, guna menjamin calon komisaris yang bersangkutan bebas dari afiliasi maupun benturan kepentingan lainnya, dan terpenuhinya kepentingan pemegang saham minoritas secara wajar.
Members of Board of Commissioners are nominated and terminated by GMS through a transparent process. Nomination takes place once in every five years. To make sure of the candidates’ professionalism and integrity, a thorough fit and proper test is conducted openly, to see to it that the candidates are free from any affiliation or conflict of interest, and that the minority shareholders’ interests are honored.
Tugas dan Tanggung Jawab Komisaris
Duty and Responsibility of Board of Commissioners
Komisaris Perseroan memiliki tugas dan tanggung-jawab utama yang meliputi:
The Board of Commissioners has the following primary task and responsibility:
PT Bukit Asam Tbk 2010 Annual Report 181
CORPORATE GOVERNANCE REPORT
•
Melakukan pengawasan terhadap kebijakan pengurusan, jalannya pengurusan pada umumnya baik mengenai Perseroan maupun usaha Perseroan yang dilakukan oleh Direksi serta memberikan nasihat kepada Direksi.
•
Supervising the policy and function of managing the Company by Board of Directors and giving counsel to the Board of Directors.
•
Melakukan pengawasan dan memberi nasihat yang diperlukan terhadap pelaksanaan Rencana Jangka Panjang Perseroan (RJPP), Rencana Kerja dan Anggaran Perseroan (RKAP) serta ketentuan anggaran dasar Perseroan dan keputusan RUPS, serta peraturan perundang-undangan yang berlaku, untuk kepentingan Perseroan dan sesuai dengan maksud dan tujuan Perseroan.
•
Monitoring and directing the Board of Directors in complying with Corporate Long Term Plan, Work Program & Budget, provisions of Articles of Association, resolutions of GMS, and the prevailing laws and regulations, and in concert with the purpose and objective of the Company.
•
Meneliti, menelaah dan menandatangani serta memberikan persetujuan atau pengesahan terhadap RKAP yang disiapkan Direksi, selambat-lambatnya 60 (enam puluh) hari sebelum dimulainya tahun anggaran.
•
Examining, reviewing, signing and approving or ratifying Work Program & Budget prepared by Board of Directors, no later than 60 (sixty) days prior to the beginning of new accounting year.
•
Meneliti dan menelaah laporan berkala dan laporan tahunan yang disiapkan Direksi serta menandatangani laporan tahunan.
•
Examining and reviewing periodic and annual reports, and signing annual reports prepared by Board of Directors.
•
Menyampaikan laporan pelaksanaan tugas pengawasan yang telah dilakukan kepada RUPS.
•
Submitting report on performance of its supervisory duty to GMS.
•
Melaksanakan kewajiban lainnya dalam rangka tugas pengawasan dan pemberian nasihat, sepanjang tidak bertentangan dengan peraturan perundang-undangan, Anggaran Dasar, dan keputusan RUPS.
•
Performing other supervising and counselling duties, provided they are in keeping with the law, Articles of Association and GMS resolutions.
Wewenang Dewan Komisaris Dalam menjalankan tugas-tugas seperti tersebut di atas, Dewan Komisaris memiliki wewenang diantaranya:
Authority of Board of Commissioners In the discharge of its duty, the Board of Commissioners is authorized to:
•
•
•
•
• •
•
Melihat buku-buku, surat-surat, serta dokumendokumen lainnya, memeriksa kas untuk keperluan verifikasi dan lain-lain surat berharga dan memeriksa kekayaan Perseroan. Meminta penjelasan dari Direksi atau pejabat lain mengenai segala persoalan yang menyangkut pengelolaan Perseroan Mengetahui kebijakan dan tindakan yang telah dan akan dijalankan Direksi serta meminta Direksi dan pejabat lain di bawah Direksi dengan sepengetahuan Direksi untuk menghadiri rapat Dewan Komisaris. Memberhentikan sementara Anggota Direksi sesuai dengan ketentuan Anggaran Dasar. Melakukan tindakan pengurusan Perseroan dalam keadaan tertentu untuk jangka waktu tertentu sesuai dengan ketentuan Anggaran Dasar. Menggunakan tenaga ahli untuk hal tertentu dan dalam jangka waktu tertentu sesuai dengan ketentuan Anggaran Dasar.
•
•
• •
•
Examine books, letters, and other papers, check and verify cash and other commercial instruments, and other property of the Company. Request explanation from Board of Directors or other officials concerning any and all matters concerning the management of the Company. Be informed of the policy and actions of Board of Directors, request Board of Directors and other officials under the Board of Directors and with the knowledge of Board of Directors to attend Board of Commissioners meetings. Suspend members(s) of Board of Directors in accordance with the Articles of Association. Manage the Company under specific circumstances for a certain period of time as ruled by the Articles of Association. Employ experts for certain purposes and for a certain period of time in accordance with the Articles of Association.
182
PT Bukit Asam Tbk Laporan Tahunan 2010
LAPORAN TATA KELOLA PERUSAHAAN
Rapat Dewan Komisaris
Board of Commissioners Meeting
Proses pengawasan terhadap kegiatan operasional Perseroan dilakukan melalui rapat-rapat, evaluasi laporan operasional bulanan dan diskusi dengan komite-komite yang terkait sesuai dengan masalah yang perlu mendapat perhatian.
Supervision of the Company’s operations is done through meetings, evaluation of monthly operating reports and discussion with relevant committees according to the problems to be attended to.
Rapat Dewan Komisaris diselenggarakan dengan ketentuan, diantaranya sebagai berikut:
Board of Commissioners meeting is held under the following terms:
•
•
•
•
•
Rapat Dewan Komisaris sah dan berhak mengambil keputusan yang mengikat hanya jika dihadiri sekurangkurangnya ½ (setengah) dari jumlah Anggota Dewan Komisaris atau diwakili dalam rapat tersebut. Keputusan rapat Dewan Komisaris harus diambil berdasarkan musyawarah untuk mufakat. Apabila hal ini tidak tercapai, maka keputusan diambil berdasarkan suara setuju lebih dari ½ (setengah) dari jumlah suara yang sah yang dikeluarkan dalam rapat. Setiap Anggota Dewan Komisaris berhak mengeluarkan 1 (satu) suara. Untuk pengambilan keputusan yang mengandung benturan kepentingan, anggota Komisaris yang memiliki benturan kepentingan (jika ada) dilarang memberikan suara. Salinan risalah rapat Dewan Komisaris, termasuk dissenting opinion (jika ada) yang telah ditandatangani oleh seluruh peserta rapat yang hadir, wajib segera didistribusikan kepada seluruh Anggota Dewan Komisaris dan asli risalah dan daftar hadir rapat Dewan Komisaris, disimpan oleh Sekretaris Dewan Komisaris. Dewan Komisaris memiliki kewenangan untuk menanyakan tindak lanjut atas rekomendasi yang disampaikan dari hasil rapat-rapat yang diselenggarakan oleh Dewan Komisaris dan rapat gabungan Dewan Komisaris-Direksi.
•
•
•
Board of Commissioners meeting is valid and authorized to make binding decisions only if attended by at least one half (½) of total members of Board of Commissioners or their proxies. Board of Commissioners meeting must make decisions by deliberation to reach consensus. If no consensus is reached, decisions are made by votes in favor of more than one half (½) of total valid votes cast at the meeting. Each member of Board of Commissioners is entitled to cast one vote. When making decision over conflict of interest transactions, any Commissioner who has conflict of interest is not permitted to take part in the decision making process. Copies of minutes of Board of Commissioners meeting, including dissenting opinion (if any), that have been signed by all members present at the meeting, must be immediately distributed to all members of Board of Commissioners and the original copy of minutes and attendance list are kept by the Secretary to Board of Commissioners. Board of Commissioners is authorized to question the follow up of the recommendations made in the Board of Commissioners meetings and joint meetings of Board of Commissioners and Board of Directors.
Prosedur Penetapan dan Remunerasi Dewan Komisaris
Determination of Board of Commissioners’ Remuneration
Besaran remunerasi anggota Dewan Komisaris ditetapkan setiap tahun dalam RUPS, didasarkan atas capaian kinerja Dewan Komisaris seusai hasil analisa dan rekomendasi Komite Nominasi dan Remunerasi. Untuk menyusun dasar penetapan dan rekomendasi besaran remunerasi yang kredibel, KNR selalu melibatkan konsultan independen. Dengan dukungan
The sum of Board of Commissioners’ remuneration is determined annually at GMS, after taking into consideration the Board’s performance measured according to the analysis and recommendation of Nomination and Remuneration Committee. To fix a reasonable amount and make recommendation, NR Committee seeks the advise of an
Sesuai dengan kewenangannya, Dewan Komisaris akan mengawasi tindak lanjut atas pelaksanaan rekomendasi yang telah diberikan. In accordance with its authority, the Board of Commissioners will supervise the follow up of its recommendations.
PT Bukit Asam Tbk 2010 Annual Report 183
CORPORATE GOVERNANCE REPORT
database yang kuat dari survei pasar pada perusahaan sejenis dan sekelas Perseroan dan mempetimbangkan arahan KNR, konsultan independen menyusun beberapa faktor utama dalam mengusulkan besaran remunerasi Komisaris.
independent consultant. With the back-up of a reliable database, market survey in other companies of similar nature and equal level, and NR Committee recommendation, the independent consultant compile several major factors as a reference in fixing the amount of remuneration.
Gambaran singkat prosedur penetapan Remunerasi Dewan Komisaris dapat dilihat pada bagan berikut
The following graph shows the procedure of fixing Board of Commissioners’ remuneration:
Komite Nominasi & Remunerasi Nomination & Remuneration Committee Meminta bantuan Konsultan independen menetapkan dasar penentuan remunerasi Consult independent consultant for fixing remuneration formula
Konsultan Independen Independent Consultant
Komite Nominasi & Remunerasi Nomination & Remuneration Committee Mengusulkan dasar dan besaran remunerasi Recommending formula and amount of remuneration
Dewan Komisaris Board of Commissioners Membahas usulan KNR dan mengusulkan besaran remunerasi Discuss NRC recommendation and propose amount of remuneration
Rapat Umum Pemegang Saham General Meeting of Shareholders Membahas dan menetapkan besaran honor dan tantiem anggota Dewan Komisaris Discuss and resolve the amount of honorarium & tantiem of Board of Commissioners
Honor dan Tantiem Dewan Komisaris Honorarium and tantiem of Board of Commissioners
Menetapkan dasar dan pertimbangan remunerasi mencakup: • Per Men BUMN no. PER-02 dan 03/ MBU/2009 pasal 5 • Hasil survey remunerasi • Keberhasilan memitigasi risiko • ketersediaan waktu • Kompetensi dan pengalaman Fixing remuneration formula and consideration: • SOE Minister Reg No. PER-02 & 03/ MBU/2009 article 5 • Remuneration survey findings • Risk mitigation success • Time devoted • Competence & experience
184
PT Bukit Asam Tbk Laporan Tahunan 2010
LAPORAN TATA KELOLA PERUSAHAAN
Besaran Remunerasi
Amount of Remuneration
Dewan Komisaris menerima remunerasi tetap dan tidak tetap yang terdiri atas honorarium, asuransi, tantiem serta fasilitas dan tunjangan lainnya. Remunerasi untuk Komisaris dapat berbeda sesuai dengan tugas dan tanggung jawab setiap Komisaris.
Board of Commissioners receives routine and incidental remuneration consisting of honorarium, insurance, tantiem and other facilities and allowances. Remuneration paid to Commissioners may differ among them depending on their respective duty and responsibility.
Sesuai hasil RUPS tertanggal 21 April 2010, Komisaris Utama mendapat honorarium sebesar 50% dari gaji Direktur Utama, yakni sebesar Rp50 juta per bulan. Anggota Dewan Komisaris lainnya mendapat honorarium sebesar 40% dari gaji Direktur Utama, yaitu sebesar Rp40 juta perbulan.
GMS held on 21 April 2010 decided that President Commissioner’s honorarium was 50% of President Directors’s salary, i.e. Rp 50 million per month. Other Commissioners received 40% of President Director’s salary, i.e. Rp 40 million per month.
Besaran remunerasi diusulkan oleh KNR, diputuskan dalam RUPS dan dapat berbeda antara masing-masing anggota Dewan Komisaris dan Direksi sesuai dengan beban tugas serta tanggung jawabnya. Remuneration of Board of Commissioners is proposed by NR Committee and resolved by GMS, and may differ among them depending on their respective duty and responsibility. Tunjangan yang diberikan oleh Perseroan kepada Komisaris Utama dan anggota komisaris meliputi asuransi purnajabatan, cuti, tunjangan hari raya, pengobatan, dan tunjangan PPh-21.
Remuneration package provided by the Company for Board of Commissioners consists of retirement insurance, paid-leave, holiday allowance, healthcare and income tax contribution.
Dengan jumlah Komisaris Utama adalah satu dan anggota Komisaris ada 4 (empat) maka total remunerasi untuk Dewan Komisaris yang dialokasikan oleh Perseroan pada tahun buku 2010 adalah sebesar Rp9,5 miliar. Pajak atas remunerasi Dewan Komisaris menjadi tanggungan masing-masing anggota Komisaris. Adapun gambaran total remunerasi anggota Dewan Komisaris per tahun untuk tahun buku 2009 dan 2010 adalah sebagai berikut.
With one President Commissioner and four Commissioners, total remuneration for Board of Commissioners allocated for 2010 totalled Rp 9.5 billion. Taxes will be borne by each Commissioner individually. Total remuneration for 2009 and 2010 is given below:
2009
ORANG
HONOR (Rp)
TUNJANGAN (Rp) ALLOWANCE
TANTIEM (Rp)
Komisaris Utama
1
600.000.000
379.451.740
836.359.635
Komisaris
4
1.920.000.000
1.236.368.154
2.955.137.377
6.111.505.531 Commissioner
Jumlah Komisaris
5
2.520.000.000
1.615.819.894
3.791.497.012
7.927.316.906 Total Commissioner
ORANG
HONOR (Rp)
TUNJANGAN (Rp) ALLOWANCE
TANTIEM (Rp)
Komisaris Utama
1
600.000.000
395.594.600
1.269.230.769
2.264.825.369 President Commissioner
Komisaris
4
1.920.000.000
1.270.964.339
4.061.538.462
7.252.502.801 Commissioner
Jumlah Komisaris
5
2.520.000.000
1.666.558.939
5.330.769.231
9.517.328.170 Total Commissioner
URAIAN
PERSON
HONORARIUM
TOTAL (Rp) DESCRIPTION 1.815.811.375 President Commissioner
2010
URAIAN
PERSON
HONORARIUM
Catatan : - Semua remunerasi tersebut belum termasuk pajak - Periode 1 Januari - 29 Mei 2008 jumlah Komisaris 6 orang termasuk 1 orang Komisaris utama - Periode 30 Mei 2008 s/d 31 Desember 2010 jumlah Komisaris 5 orang termasuk 1 orang Komisaris utama Note: - All remuneration is subject to tax - 1 Jan – 29 May 2008 total Commissioners was six including one President Commissioner - 30 May 2008 – 31 Dec 2010 total Commissioners was five including one President Commissioner
TOTAL (Rp) DESCRIPTION
PT Bukit Asam Tbk 2010 Annual Report 185
CORPORATE GOVERNANCE REPORT
Pelaksanaan Tugas Dewan Komisaris
Performance of Board of Commissioners Duty
Selama tahun 2010 Dewan Komisaris menyelenggarakan total 35 pertemuan, terdiri atas 21 kali pertemuan internal DK dan 14 kali rapat gabungan dengan Direksi, dengan tingkat kehadiran masing-masing sebagai berikut.
In 2010 Board of Commissioners held 35 meetings, which were 21 internal Commissioners meetings and 14 joint meetings with the Directors, with the following attendance rate:
JUMLAH RAPAT
NAMA
JABATAN
Dr. Supriyadi
Komisaris Utama President Commissioner
Ir. Umiyatun Hayati Triastuti MSc Dr. Ir. Thamrin Sihite, ME
NO. OF MEETING (A)
KEHADIRAN ATTENDANCE (B)
(B:A)
21
21
100
Komisaris Commissioner
21
20
95
Komisaris Commissioner
21
20
95
Suranto Soemarsono, SE, MA
Komisaris Independen Independent Commissioner
21
21
100
Ir. Abdul Latief Baky, MSc, MHum, FIQ
Komisaris Independen Independent Commissioner
21
21
100
NAME
POSITION
Sepanjang tahun 2010 selain memberikan nasihat dan arahan dalam bentuk surat-menyurat kepada Direksi, Dewan Komisaris memberikan pandangan serta berbagai rekomendasi mencakup pengelolaan operasional maupun hal-hal lain sesuai tugas dan kewajibannya sebagaimana diuraikan sebagai berikut:
Throughout 2010 besides giving advice and direction to the Board of Directors, the Board of Commissioners also offered their views and recommendations in various areas of the Company’s operations and other matters according to their job and responsibility as described below:
Rekomendasi Dewan Komisaris
Board of Commissioners Recommendation
Bidang Keuangan • Pada rapat-rapat Dewan Komisaris dengan Direksi, kepada Direksi diminta untuk lebih memperhatikan investasinya di anak-anak perusahaan mengingat kinerja anak perusahaan yang kurang baik pada tahun 2010 ini. • Untuk meningkatkan kinerja perusahaan, khususnya dalam perolehan tingkat laba, Direksi diminta memfokuskan upaya perbaikan dan peningkatan kinerja perusahaan . • Direksi diingatkan untuk menjaga arus kas Perseroan agar senantiasa dalam posisi yang baik, dan melakukan penempatan dana pada instrument keuangan yang baik dan aman bagi Perseroan.
Finance • Board of Directors was requested to pay special attention to subsidiaries considering the latter’s mediocre performance in 2010. • To step up profitability, Board of Directors was advised to focus on improving the Company’s business performance. • Board of Directors was reminded to maintain a good cash position and to make fund placement in safe and promising instruments.
Produksi
Production
•
•
•
•
Terkait dengan pencapaian produksi, Dewan Komisaris meminta agar produksi batubara Perseroan terus ditingkatkan sesuai dengan target yang telah ditetapkan dalam Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP) 2010. Mengingat peningkatan daya angkut kereta api dari jalur eksisting pada tahun 2010 masih rendah (hanya naik 3%) Direksi diminta agar menjalin komunikasi lebih intensif dengan PT KAI, agar peningkatan daya angkut kereta api di tahun-tahun mendatang lebih substansial, sesuai kesepakatan dalam Coal Transportation Agreement (CTA). Terkait dengan peningkatan produksi, Direksi diminta mempersiapkan SDM Perseroan agar memiliki kemampuan kerja yang terus meningkat diiringi dengan komposisi biaya per ton yang lebih baik dari dibandingkan dengan mitra kontraktor penambangan.
•
•
Board of Directors was advised to promote coal production to the level targetted in 2010 Work Program and Budget. Considering the 2010 small increase (3%) of existing railway loading capacity, Board of Directors had to communicate more intensively with PT Kereta Api Indonesia (PT KAI) to allow bigger increase in accordance with Coal Transportation Agreement (CTA). To step up production, Board of Directors was requested to upgrade the personnel’s competence to reach a better composition of cost per ton than other mining contractors.
186
PT Bukit Asam Tbk Laporan Tahunan 2010
•
•
•
Dewan Komisaris merekomendasikan agar program efisiensi dalam kegiatan produksi dilanjutkannya dan ditingkatkannya penerapan program efisiensi dalam kegiatan produksi agar memberikan hasil akhir meningkatnya sehingga kinerja Perseroan yang menjadi semakin baik di masa mendatang. Dalam pengembangan prasarana produksi Perseroan, Dewan Komisaris merekomendasikan dilakukannya studi kelayakan pada proyek-proyek pengembangan prasarana produksi Perseroan, meliputi aspek teknis, ekonomis, dan lingkungan yang memenuhi syarat kelayakan, mendapatkan izin dari instansi terkait sesuai peraturan perundangan yang berlaku. Termasuk dalam hal ini antara lain adalah pengembangan sarana pelabuhan Tarahan yang membutuhkan biaya investasi cukup besar. Dalam merencanakan produksi, Direksi diminta untuk lebih memperhatikan upaya penyelarasan masukan dari aktivitas pemasaran dan produksi sehingga dapat mulai dan dapat memonitor pergerakan persediaan batubara melalui sistem IT terintegrasi.
LAPORAN TATA KELOLA PERUSAHAAN
•
•
•
It was recommended that production efficiency be enhanced to support improved overall performance of the Company. In developing production infrastructure, Board of Commissioners recommended that a feasibility study be conducted covering technical, economic and environmental aspects, with the authorities’ permits, especially the development of Tarahan port facility that required a substantial investment. In production planning, Board of Directors was advised to heed the input from marketing unit and monitor coal supply using the integrated IT system to ensure a well managed supply and market penetration.
Pemasaran
Marketing
•
•
•
Direksi diminta lebih meningkatkan kegiatan pemasaran dan perluasan target market, baik untuk pasar dalam negeri maupun luar negeri. Dewan Komisaris mendukung dapat memahami strategi pemasaran yang mengedepankan pelaksanaan kontrak jangka panjang, namun juga tetap mengingatkan agar dalam kontrak penjualan tersebut, dicantumkan klausul peninjauan harga jual secara periodik dengan acuan harga sesuai praktik yang lazim dan sesuai peraturan perundangan.
•
Board of Directors was requested to boost marketing and expand target market, especially export market. Board of Commissioners supported a marketing strategy that prioritized long-term sales contracts. It is suggested to insert a clause on periodic review of selling price in accordance with common practice and the law.
Pengelolaan Risiko
Risk Management
•
•
•
•
Sesuai amanat RUPS, Dewan Komisaris memandang perlunya dilakukan audit Kinerja pada seluruh anak perusahaan dan proyek kerjasama dengan membentuk
Corrective Action Committee (CAC). Hal ini akan dibahas lebih lanjut dengan Direksi dalam forum rapat gabungan. CAC diharuskan memberikan laporan secara berkala. Dewan Komisaris, telah menetapkan batasan besaran investasi dalam rangka kerjasama operasi yang harus mendapatkan persetujuan Dewan Komisaris adalah sebesar US$1 juta. Dewan Komisaris juga meminta Direksi memberitahukan mekanisme pengadaan barang dan jasa yang bersifat substansial (bukan bersifat rutin). Jika nilainya substansial, sesuai dengan mekanisme dimaksud harus mendapatkan persetujuan Dewan Komisaris.
•
•
In line with GMS recommendation, Board of Commissioners saw the need to install Corrective Action Committee (CAC) to audit the performance of all subsidiaries and joint venture projects. This will be discussed further at joint meetings and CAC is expected to report periodically. Board of Commissioners has determined the size of investment in joint operations requiring Commissioners’ approval to be US$ 1 million. Board of Directors was asked to report the mechanism of non-routine goods and services procurement. If the value is substantial, Board of Directors should seek Board of Commissioners’ approval.
Sumber Daya Manusia
Human Resource
•
•
Dewan Komisaris merekomendasikan penyusunan RJPP untuk pengembangan SDM Perseroan yang selaras dengan penerapan RJPP pengembangan Perseroan.
Board of Commissioners recommended the write-up of Corporate Long Term Plan and that human resource development be adjusted to this long term plan.
PT Bukit Asam Tbk 2010 Annual Report 187
CORPORATE GOVERNANCE REPORT
•
Dewan Komisaris mengingatkan Direksi untuk memberikan perhatian lebih pada penyusunan grand design dan strategi pengembangan SDM, terutama penyusunan kerangka kebijakan pensiun, program rekrutmen dan outsorcing pegawai yang harus jelas dan sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku.
•
Board of Commissioners reminded Board of Directors to devise a human resource grand design and development strategy, particularly in terms of pension plan, recruitment and outsourcing policy, which should be clear and compliant with the law.
Pengembangan Usaha
Business Development
•
•
•
•
•
•
•
Dewan Komisaris menyetujui investasi PLTU Peranap 2 x 10 MW yang dalam pelaksanaannya agar tetap memperhatikan upaya-upaya yang terintegrasi, selain itu terkait dengan harga jual listrik dapat ditetapkan secara paralel dan biaya investasi maksimum sesuai dengan owner estimate (OE) sehingga kelayakannya secara finansial dan hukum tetap terjamin. Untuk pengembangan produk baru, Dewan Komisaris meminta Direksi untuk mencermati perlu tidaknya melakukan studi kelayakan coal gasification mengingat keandalan teknologinya belum terjamin. Begitu juga dengan studi kelayakan kokas, karena masih diperlukan beberapa studi untuk memastikan kecocokan batubara PTBA untuk dapat dijadikan kokas. Sehubungan dengan keikutsertaan perseroan dalam beberapa proses tender IPP, seperti di Riau, Madura dan Sumatera Selatan, Dewan Komisaris merekomendasikan dalam pelaksanaannya mengikuti kaidah-kaidah bisnis yang berlaku dan selanjutnya agar melakukan evaluasi yang lebih komprehensif. Selain itu disarankan juga perusahaan membuat penilaian terhadap mitra kerjasama secara komprehensif guna memperoleh mitra strategis yang baik. Sehubungan dengan relatif besarnya nilai investasi yang akan dikeluarkan, kepersertaan Perseroan dalam tender IPP harus disertai dengan persetujuan Dewan Komisaris terlebih dahulu. Sehubungan dengan rencana kerjasama Proyek Tanjung Api-Api, Dewan Komisaris meminta Direksi agar melakukan kajian komprehensif atas kerjasama investasi ataupun keterlibatan PTBA yang akan diajukan sesuai dengan prinsip good corporate governance serta
•
•
•
•
•
Board of Commissioners agreed to invest in Peranap Thermal Power Plant (TPP) 2 x 10 MW. Electricity selling price should be parallel to maximum investment cost according to owner estimate (OE) to ensure financial feasibility and regulatory compliance. With regard to new product development, Board of Commissioners requested Board of Directors to reconsider its plan to conduct a feasibility study for Coal Gasification considering the reliability of the technology is not proven yet. Also, the feasibility study for coke production, as further studies would be necessary to discover if the Company’s coal is suitable to be processed into coke. In connection with the Company’s participation in several tenders for Independent Power Plant, such as IPP in Riau, Madura and South Sumatra, Board of Commissioners recommended that common business practices be observed, more comprehensive studies be made, and business partners be carefully selected to have good strategic partners. Considering the relatively massive investment involved, the Company’s participation in IPP tender should first be approved by Board of Commissioners. Board of Commissioners requested Board of Directors to make a more in-depth study of the Tanjung Api-Api joint project, in keeping with good corporate governance principles and the legislations. Board of Commissioners asked Board of Directors to closely follow up PT KAI’s commitment to increase railway loading capacity. Loading volume should be included in writing up Work Program and Budget.
peraturan perundangan yang berlaku. Dewan Komisaris juga meminta agar Direksi betulbetul memperhatikan komitmen peningkatan angkutan batubara dengan kereta dari PT KAI. Kemampuan volume angkut PT KAI harus benar-benar diperhatikan dalam penyusunan RKAP.
Kinerja dan Pengelolaan Anak Perusahaan
Performance and Management of Subsidiaries
•
•
Dewan Komisaris menilai bahwa kinerja anak-anak perusahaan dan unit usaha PT BA harus ditingkatkan dan merekomendasikan kepada Direksi agar untuk masingmasing anak usaha dilakukan langkah penanganan spesifik, yaitu: - Restrukturisasi usaha PT BAP. - Melakukan monitoring kinerja PT IPC secara lebih ketat mengingat kinerjanya yang tidak sesuai dengan rencana yang ditetapkan semula.
Board of Commissioners was of the opinion that the performance of subsidiaries could be enhanced. Therefore, Board of Commissioners made the following recommendation to Board of Directors: -- Restructure PT BAP. -- Monitor IPC more closely as its performance was not in concert with what was originally planned.
188
PT Bukit Asam Tbk Laporan Tahunan 2010
LAPORAN TATA KELOLA PERUSAHAAN
- Pengambilan keputusan yang lebih tegas atas status UP Ombilin, mengingat realisasi dan rencana produksi yang rendah dan akumulasi kerugian operasional yang terus terjadi. - Restrukturisasi menyeluruh atas Unit Pengusahaan Briket, termasuk pelaksanaan opsi pelepasan cabang unit usaha yang prospeknya kurang bagus dan mengalami kerugian terus-menerus.
-- Make a more adamant decision on the status of Ombilin Mining Unit, considering its production output was low and operating loss continued to accumulate. -- Conduct an overall restructuring of Briquette Business Unit (BU), and exercising the option of releasing less potential and continuously losing business units.
Tata Kelola
Governance
•
•
•
Dewan Komisaris meminta peninjauan kembali SK Direksi No. 002/Int-0100/PG.04/2010 tentang Ketentuan Fasilitas/Tunjangan Direksi dan Komisaris PTBA yang masih kurang tepat. Dalam hal ini, harus juga berpedoman pada Permen BUMN No. 2/MBU/2009 tanggal 2009. Dewan Komisaris mendukung pengkajian dan penyusunan Board Manual terbaru yang disusun
•
dengan bantuan konsultan. Namun sebelum peresmian dan penanda-tanganan, draft terkait terlebih dahulu
•
disampaikan dan dibahas bersama antara Dewan Komisaris dan Direksi. Dewan Komisaris memberikan catatan perlu adanya keseimbangan antara hak dan kewajiban Dekom dengan Direksi dalam Board Manual tersebut. Dalam rangka penguatan penerapan praktek GCG Dewan Komisaris melakukan pergantian anggota Komite Risiko Usaha, membentuk Komite GCG tersendiri, yang terpisah dari Komite Nominasi dan Remunerasi, terhitung sejak tanggal 1 Agustus 2010. Selain itu, untuk memperkuat pengembangan dan pengelolaan SDM, Dewan Komisaris memperkuat susunan Konarba dan merubah namanya menjadi Komite Nominasi, Remunerasi dan Pengembangan Sumber Daya Manusia, atau Konarba dan PSDM.
•
Board of Commissioners requested that Board of Directors Decision No. 002/Int-0100/PG.04/2010 on Facilities/Allowances of Board of Directors and Board of Commissioners be reviewed as it is considered inappropriate. SOE Minister Regulation No. 2/MBU/2009 of 2009 should be observed. Board of Commissioners endorsed the newly revised Board Manual with the help of a consultant. Prior to signing and enacting the Manual, the draft will be deliberated by Board of Commissioners and Board of Directors. Board of Commissioners noted there should be equilibrium between Board of Commissioners and Board of Directors in terms of duty and responsibility in Board Manual. To reinforce the implementation of GCG practice, Board of Commissioners replaced members of Business Risk Committee, established GCG Committee apart from Nomination and Remuneration Committee starting from 1 August 2010. For the purpose of supporting human resource management and development, Nomination and Remuneration Committee was reinforced and converted into Nomination, Remuneration and Human Resource Development Committee.
Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Corporate Social Responsibility
•
•
Dalam menyusun dan melaksanakan program tanggung jawab sosial, Direksi diminta memperhatikan kebutuhan serta melibatkan masyarakat sekitar, sehingga dampak pelaksanaan program PKBL menjadi optimal.
In formulating and implementing corporate social responsibility program, Board of Directors should involve the local community and consider their nneds, so that Partnership and Community Development Program may achieve optimum results.
Lain-lain
Others
•
•
•
Sehubungan dengan rencana pengalihan aset Perseroan di Palembang kepada PDAM, Dewan Komisaris memandang perlu dilakukannya kajian dari segi hukum. Dewan Komisaris berpendapat agar pengalihan aset sesuai dengan masa berlaku perjanjian dengan PDAM sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Sehubungan dengan pelaksanaan audit kinerja atas anak perusahaan dan proyek kerjasama, sebagaimana diamanatkan oleh RUPS, Dewan Komisaris telah membentuk Corrective Action Committee (CAC), diketuai anggota Direksi. CAC telah melaksanakan tugasnya
•
In connection with the planned assignment of the Company’s assets in Palembang to PDAM (Regional Water Company), Board of Commissioners deemed it necessary to study the case from legal point of view. Assignment of asset should be in line with the term of agreement entered into with PDAM. To conduct performance audit on subsidiaries and joint venture projects, as advised by GMS, Board of Commissioners set up Corrective Action Committee (CAC) headed by a Director. CAC works under and reports to Board of Commissioners.
PT Bukit Asam Tbk 2010 Annual Report 189
CORPORATE GOVERNANCE REPORT
Pelatihan olahraga bulutangkis, salah satu program binaan Perseroan bagi lingkungan sekitar Badminton training, one of the Company development program activities for the surrounding community
• •
•
•
dengan pengawasan dan arahan Dewan Komisaris dan saat ini CAC telah diminta laporannya oleh Dewan Komisaris. Dewan Komisaris menyetujui RKAP 2011 dengan beberapa catatan. Dewan Komisaris terlibat aktif dalam merumuskan agenda, mempersiapkan dan mensukseskan pelaksanaan RUPS yang diselenggarakan pada 21 April 2010. Dewan Komisaris juga telah melakukan pembenahan mekanisme Tata Laksana Surat dan Kearsipan (TLSK), dengan bantuan konsultan. Dewan Komisaris berpendapat bahwa Perseroan tidak memiliki kewajiban apapun atas pengaduan Masyarakat Adat Taka Paser, Batu Kajang. Persoalan tersebut adalah persoalan Pemerintah, sesuai dengan Keppres Nomor 75 Tahun 1996 tentang Ketentuan Pokok Perjanjian Karya Pengusahaan Pertambangan Batubara: pada pasal 9 ayat (2).
• •
• •
Board of Commissioners approved the 2011 Work Program and Budget with a few notes. Board of Commissioners was actively involved in compiling agenda, preparing and organizing 2010 GMS that was held on 21 April 2010. Board of Commissioners reorganized the correspondence and filing sysem with the aid of a consultant. Board of Commissioners believes that the Company is not accountable to handle the complaints of Taka Paser Community, Batu Kajang, this being the Government’s problem as stipulated by Presidential Decree No. 75/1996 on Basic Provision of Coal Mining Agreement article 9 clause (2).
DIREKSI
BOARD OF DIRECTORS
Direksi bertugas dan bertanggung jawab secara kolegial dalam mengelola Perseroan agar seluruh sumber daya berfungsi secara maksimal, profitabilitas operasional meningkat dengan hasil akhir naiknya nilai Perseroan secara berkesinambungan. Masing-masing anggota Direksi melaksanakan tugas dan mengambi keputusan sesuai dengan pembagian tugas dan wewenangnya, namun pelaksanaan tugas oleh masing-masing anggota Direksi tetap merupakan tanggung jawab bersama.
Board of Directors is collectively in charge of and responsible for managing the Company to ensure all resources are employed to the maximum, profitability is increased and corporate value is enhanced. Board of Directors members perform and make decisions according to their respective duty and authority but the performance of each member remains the Board’s collective responsibility.
Masing-masing anggota Direksi termasuk Direktur Utama memiliki kedudukan setara dengan tugas Direktur Utama adalah mengkordinasikan kegiatan seluruh kegiatan anggota Direksi. Anggota Direksi dipilih dan diangkat melalui RUPS, untuk masa jabatan 5 tahun. Untuk memastikan integritas dan profesionalitas di bidangnya, seluruh calon Direksi menjalani
Members of Board of Directors including President Director are on an equal footing. The duty of President Director is coordinating all members in the performance of their duty. Members are elected and nominated by GMS for a term of five years. To ensure they have the approriate integrity and qualification for their respective fields, all candidates must take fit and proper tests openly. The current Board of Directors is composed of one President Director and five Directors as follows:
fit and proper test secara terbuka. Komposisi Direksi saat ini terdiri atas seorang Direktur Utama dan 5 (lima) orang Direktur dengan susunan sebagai berikut:
190
PT Bukit Asam Tbk Laporan Tahunan 2010
LAPORAN TATA KELOLA PERUSAHAAN
Komposisi Direksi Perseroan saat ini adalah sebagai berikut: The current Board of Directors is composed of one President Director and five Directors as follows: Direktur Utama President Director
Ir. Sukrisno
Direktur Keuangan Finance Director
Dono Boestami, MSc
Direktur Operasi/Produksi Operations/Production Director
Ir. Milawarma, M.Eng
Direktur Pengembangan Usaha Business Development Director
Ir. Heri Supriyanto
Direktur Niaga Commerce Director
Ir. Tiendas Mangeka
Direktur SDM & Umum HR & General Affairs Director
Ir. Drs. Mahbub Iskandar
Independensi Direksi
Independency of Board of Directors
Komposisi Direksi Perseroan ditetapkan dengan seksama agar senantiasa dapat melakukan pengambilan keputusan secara cepat, tepat, efektif, responsif pada setiap kondisi operasional dan mempertimbangkan segala risiko dan situasi secara independen. Sikap dan tindakan independen mengandung arti tidak ada kepentingan ataupun benturan kepentingan yang mungkin dapat mengganggu kemampuan setiap anggota Direksi untuk melaksanakan tugasnya secara mendiri dan memikirkan setiap langkah secara kritis.
Composition of Board of Directors is carefully set up to ensure timely, correct, effective, responsive decisions are taken in any situation, and the risks and conditions are weighed independently. Independent attitude and action suggest there is no conflict of interest that may interfere with the Directors’ ability to act independently and be critical in considering every step they take.
Direksi Perseroan menjalan tugas secara independen juga berarti tidak ada campur tangan pihak manapun yang mempengaruhi pertimbangan operasional Direksi yang bertentangan dengan peraturan perundangan dan Anggaran Dasar PTBA. Untuk menjaga independensi tersebut, Antar seluruh anggota Direksi dan anggota Dewan Komisaris tidak ada hubungan kekeluargaan hingga tingkat ke tiga, baik secara garis lurus maupun kesamping.
The independent stance of Board of Directors means there is no outside intervention that may influence their judgement as required by the law and Articles of Association.Performing independently means there is no outside intervention influencing the Board’s judgement that may sway them from the law and Articles of Association. To maintain their independency Board of Commissioners and Board of Directors have no family relationship down to the third level, vertically as well as horizontally.
Tugas dan Tanggung Jawab Direksi
Duty and Responsibility of Board of Directors
Tugas dan tanggung jawab utama Direksi adalah mengelola Perseroan demi mencapai tujuan pendirian perusahaan dengan efektif, efisien dan memberikan nilai optimal kepada para pemangku kepentingan. Rincian tugas dan tanggung jawab Direksi meliputi:
The duty and responsibility of Board of Directors are managing the Company to achieve the main objective of the Company in an effetive and efficient manner to maximize stakeholders’ return. The duty and responsibility include the following activities:
•
•
•
•
Menyusun visi, misi dan nilai-nilai perusahaan, program jangka pendek maupun panjang, mengendalikan sumber daya secara efektif dan efisien, memperhatikan kepentingan minority shareholder secara wajar dan memiliki tata kerja dan pedoman kerja (charter) yang jelas. Menyiapkan pada waktunya RKAP dan perubahannya kepada Dewan Komisaris untuk mendapatkan pengesahan pada rapat Dewan Komisaris selambatlambatnya 60 (enam puluh) hari sebelum tahun anggaran dimulai. Menyusun dan melaksanakan manajemen risiko yang mencakup seluruh aspek operasional Perseroan.
•
•
Formulation of corporate vision, mission and values, short and long term programs, managing resources effectively and efficiently, caring for minority shareholders’ fair interest and possessing clear work system and work charter. Timely preparation of Work Program and Budget and its revisions for Board of Commissioners’ approval in Board of Commissioners meeting no later than 60 days before the beginning of new accounting year. Write-up and implementation of risk management covering all aspects of the Company’s operations.
PT Bukit Asam Tbk 2010 Annual Report 191
CORPORATE GOVERNANCE REPORT
•
•
•
Menyusun satuan pengendalian internal, memastikan kelancaran komunikasi internal atau antar bagian dan eksternal dengan pemangku kepentingan serta menyusun dan melaksanakan kegiatan tanggung jawab sosial perusahaan. Memberikan penjelasan tentang segala hal yang ditanyakan atau yang diminta Anggota Dewan Komisaris. Membuat laporan tahunan sebagai wujud pertanggungjawaban atas kepengurusan Perseroan, lengkap dengan seluruh dokumen-dokumen yang menyertai-nya termasuk dokumen keuangan Perseroan sebagaimana dimaksud dalam Undang-undang tentang dokumen Perusahaan.
•
• •
Formation of internal audit unit, ensuring smooth internal or inter-departmental and external communication with stakeholders, as well as write-up and implementation of corporate social responsibility program. Explanation of anything questioned or requested by members of Board of Commissioners. Writing annual report that serves as accountability report of their performance in managing the Company, accompanied by all supporting documents including financial reports as set forth in the Law concerning Corporate Documents.
Sedangkan tugas dan tanggung jawab masing-masing Direktur secara spesifik adalah sebagai berikut:
While the duty and responsibility of each Director specifically are as follows:
Direktur Utama
President Director
•
•
•
• •
•
Bertugas untuk mengkordinir anggota Direksi lainnya, agar seluruh kegiatan berjalan sesuai visi, misi, sasaran usaha, strategi, kebijakan dan program kerja yang ditetapkan. Bertanggung jawab untuk menyelaraskan seluruh inisiatif internal Perseroan dan memastikan terjadinya peningkatan kemampuan bersaing Perseroan, mengkordinasikan tugas operasional di bidang audit internal, komunikasi, memastikan kepatuhan terhadap hukum dan regulasi serta mengkordinir manajemen risiko dan pengembangan perusahaan. Mengarahkan, mengembangkan dan menetapkan strategi pengelolaan Perseroan secara menyeluruh. Menyiapkan Rencana Jangka Panjang (RJP) yang ditandatangani bersama dengan Komisaris untuk disahkan RUPS. Menyiapkan Rencana Kerja Anggaran Perusahaan yang merupakan penjabaran tahunan dari Rencana Jangka Panjang. Menyiapkan kebijakan umum Sistem Pengendalian Internal dan mengambil langkah-langkah yang diperlukan atas laporan hasil pemeriksaan yang dibuat oleh Satuan Pengawasan Internal.
•
• •
•
Coordinating all other members of Board of Directors, in order that all activities are in line with the Company’s vision, mission, business target, strategy, policy and work program. Aligning all internal initiatives of the Company and ascertaining the Company’s improved competitiveness, coordinating all functions of internal audit, communication, ensuring compliance with the laws and regulations and coordinating risk management and business development. Directing, developing and devising overall management strategy. Writing up Long Term Plan to be signed jointly with Commissioners and ratified by GMS. Preparing Work Program & Budget being the annual elaboration of Long Term Plan. Setting general policy of Internal Control System and taking further action in response to audit findings reported by Internal Audit Unit.
Direktur Keuangan
Finance Director
•
•
•
•
Bertanggung jawab untuk mengkordinasikan, mengendalikan dan mengevaluasi tugas operasional di bidang keuangan, anggaran, akuntansi, sekaligus memastikan penyediaan pendanaan bagi pengembangan perusahaan. Bertanggung jawab dalam meningkatkan nilai Perseroan (corporate value) melalui pengelolaan dana dan manajemen risiko. Melakukan pembinaan terhadap Satuan Kerja Akuntansi dan Anggaran, Perbendaharaan dan Pendanaan serta Teknologi Informasi.
• •
Coordinating, controlling and evaluating the work of the Finance, Budget and Accounting Divisions, at the same time securing funds required for business development. Promoting corporate value through fund management and risk management. Providing guidance to Accounting, Budget, Treasury, Funding and Information Technology Work Units.
192
PT Bukit Asam Tbk Laporan Tahunan 2010
LAPORAN TATA KELOLA PERUSAHAAN
Direktur Operasi / Produksi
Operations/Production Director
•
•
•
•
Bertanggung jawab untuk mengkordinasikan, mengendalikan dan mengevaluasi pelaksanaan tugas operasional bidang penambangan batubara, bidang teknik, keselamatan kerja, lingkungan serta mengembangkan program efisiensi proses penambangan maupun produksi secara berkelanjutan. Melakukan pembinaan terhadap Satuan Kerja Analisis Evaluasi Optimasi Produksi serta Penanganan dan Angkutan Batubara. Melakukan pembinaan unit-unit operasional yang terdiri dari Unit Pertambangan Tanjung Enim, Unit Pelabuhan Tarahan, Unit Dermaga Kertapati dan Unit Pertambangan Ombilin.
•
•
Coordinating, controlling and evaluating the work of Coal Mining, Engineering, Work Safety, Environment Units, and developing mining and production efficiency program. Providing guidance to Production Optimization Evaluation Analysis Work Unit and Coal Handling and Transporting Work Unit. Developing operating units which are Tanjung Enim Mining Unit, Tarahan Port Unit, Kertapati Pier Unit and Ombilin Mining Unit.
Direktur Pengembangan Usaha
Business Development Director
•
•
•
Bertanggung jawab atas tumbuh dan berkembangnya usaha Perseroan secara berkelanjutan serta meningkatnya daya saing produk dalam jangka panjang. Bertanggung-jawab untuk melakukan pembinaan terhadap Satuan Kerja Perencanaan Korporat dan Pengembangan.
•
Responsible for the sustainable growth and development of the Company’s business and improved product long term competitiveness. Responsible for nurturing Corporate Planning and Developemt Work Unit.
Direktur Niaga
Commerce Director
•
•
•
•
• •
Bertanggung jawab atas tumbuh dan berkembangnya usaha Perseroan secara berkelanjutan serta meningkatnya daya saing produk dalam jangka panjang. Bertanggung jawab atas bidang penjualan, distribusi dan transportasi serta pengembangan pemasaran, pertumbuhan pendapatan yang berkelanjutan, efisiensi pengelolaan persediaan batubara dan angkutan, serta transaksi pembelian barang yang optimal bagi perusahaan. Bertanggung jawab atas pengembangan dan perluasan pemasaran produk Perseroan termasuk melakukan upaya profitisasi unit-unit bisnis. Melakukan pembinaan terhadap Satuan - satuan Kerja Pemasaran Batubara dan Logistik. Melakukan pembinaan terhadap Unit Pengusahaan Briket.
•
•
• •
Responsible for the sustainable growth and development of the Company’s business and improved product long term competitiveness. Responsible for Sales, Distribution and Transportation Units, and marketing development, income growth, efficiency of coal supply management and transportation, as well as optimum purchase of goods. Responsible for the development and expansion of product marketing and for maximizing the profitability of business units. Fostering Coal Marketing and Logistics Work Units. Nurturing Briquette Business Unit.
Direktur Sumber Daya Manusia dan Umum
Human Resource and General Affairs Director
•
•
•
•
Bertanggung jawab atas tumbuh dan berkembangnya usaha Perseroan secara berkelanjutan serta meningkatnya daya saing produk dalam jangka panjang. Bertanggung jawab atas bidang penjualan, distribusi dan transportasi serta pengembangan pemasaran, pertumbuhan pendapatan yang berkelanjutan, efisiensi pengelolaan persediaan batubara dan angkutan, serta transaksi pembelian barang yang optimal bagi perusahaan. Bertanggung jawab untuk mengembangkan dan memperluas pemasaran produk Perseroan termasuk melakukan upaya profitisasi unit-unit bisnis.
•
•
Responsible for the sustainable growth and development of the Company’s business and improved product long term competitiveness. Responsible for Sales, Distribution and Transportation Units, and marketing development, income growth, efficiency of coal supply management and transportation, as well as optimum purchase of goods. Responsible for the development and expansion of product marketing and for maximizing the profitability of business units.
PT Bukit Asam Tbk 2010 Annual Report 193
CORPORATE GOVERNANCE REPORT
Petugas Dinas Harian (PDH) PTBA, sedang melakukan kegiatan operasional di Tambang Air Laya, Tanjung Enim PTBA day-shift officer at work in Tambang Air Laya, Tanjung Enim
Prosedur Penetapan dan Remunerasi Direksi
Determination of Board of Directors’ Remuneration
Perseroan menetapkan besaran remunerasi anggota Direksi berdasarkan keseimbangan antara tugas dan tanggungjawab serta kinerja. Prosedur ringkas penetapan remunerasi Direksi adalah sebagai berikut:
The Company determines the amount of Board of Directors’ remuneration commensurate with their duty, responsibility and performance. Brief procedure of fixing Board of Directors’ remuneration is as follows:
•
•
•
•
•
• •
Komite Remunerasi dan Nominasi meminta konsultan independen melakukan kajian remunerasi bagi anggota Direksi. Konsultan Independen, menyusun kriteria dasar penetapan honorarium, melakukan survey remunerasi pada industri sejenis, menyusun rekomendasi usulan remunerasi lengkap dengan dasar pertimbangannya. Komite Remunerasi dan Nominasi menyusun rekomendasi remunerasi bagi anggota Direksi, lengkap dengan dasar pertimbangannya, kepada Dewan Komisaris. Dewan Komisaris membahas usulan Komite Remunerasi dan Nominasi, menetapkan beberapa usulan termasuk dasar pertimbangan, untuk diputuskan pada RUPS. RUPS menetapkan remunerasi bagi anggota Direksi. RUPS melimpahkan wewenang kepada Dewan Komisaris untuk melaksanakan keputusan mengenai fasilitas dan/ atau tunjangan anggota Direksi.
•
• • • •
NR Committee consults an independent consultant for making remuneration analysis. Independent consultant works out remuneration formula, conducts survey in similar industry, recommending remuneration package and consideration. NR Committee recommends remuneration package and consideration to Board of Commissioners. Board of Commissioners discuses NR Committee’s proposal to be subsequently submitted to GMS. GMS determines Board of Directors’ remuneration. GMS authorizes Board of Commissioners to execute GMS resolution regarding Board of Directors’ remuneration.
TATA KELOLA PERUSAHAAN Remunerasi Anggota Direksi ditetapkan berdasarkan keseimbangan Good Corporate Governance antara besarnya tugas, tanggungjawab dan kinerja masing-masing.
Remuneration of Board of Directors is commensurate with their respective duty, responsibility and performance.
194
PT Bukit Asam Tbk Laporan Tahunan 2010
Bagan ringkas prosedur penetapan remunerasi Direksi adalah sebagai berikut.
LAPORAN TATA KELOLA PERUSAHAAN
The following graph shows the procedure of fixing Board of Directors’ remuneration:
Komite Nominasi & Remunerasi Nomination & Remuneration Committee
Meminta bantuan Konsultan independen menetapkan dasar penentuan remunerasi Consult independent consultant for fixing remuneration formula
Konsultan Independen Independent Consultant
Komite Nominasi & Remunerasi Nomination & Remuneration Committee Mengusulkan dasar dan besaran remunerasi Recommending basis and amount of remuneration
Dewan Komisaris Board of Commissioners
Membahas usulan KNR dan mengusulkan besaran remunerasi Discuss NRC recommendation and propose amount of remuneration
Rapat Umum Pemegang Saham General Meeting of Shareholders Membahas, menetapkan dan memberi wewenang Dewan Komisaris untuk menetapkan besaran gaji dan tantiem Direksi Discuss, resolve and authorize Board of Commissioners to fix Board of Directors’ salary & tantiem
Menetapkan dasar dan pertimbangan remunerasi mencakup: • Per Men BUMN no. PER-02 dan 03/ MBU/2009 pasal 5 • Hasil survey remunerasi • Tugas dan tanggung jawab • KPI Direksi • Kompensasi dan pengalaman • Kemampuan/Kesehatan Perusahaan Fixing remuneration formula and consideration: • SOE Minister Reg No. PER-02 & 03/ MBU/2009 article 5; • Remuneration survey findings; • Duty and responsibility • Directors’ Key Performance Index • Competence & experience • Company’s financial strength
Dewan Komisaris Board of Commissioners Menetapkan besaran gaji dan tantiem anggota Direksi sesuai mandat RUPS Fix salary and tantiem of Board of Directors based on GMS resolution Gaji dan Tantiem Anggota Direksi Board of Directors’ salary and tantiem
Direksi menerima remunerasi tetap dan tidak tetap yang terdiri atas annual gross base salary (honorarium untuk Dewan Komisaris), total cash, total earnings dan total remuneration serta fasilitas dan tunjangan lain yang jumlahnya direkomendasikan oleh Komite Nominasi dan Remunerasi. Remunerasi Direksi dapat berbeda sesuai dengan tugas dan tanggung jawab setiap anggota Direksi.
Board of Directors receives routine and incidental remuneration consisting of annual gross base salary (honorarium for Board of Commissioners), total cash, total earnings and total remuneration, plus other facilities and allowances as recommended by NR Committee. Remuneration paid to Directors may differ among them depending on their respective duty and responsibility.
Sesuai hasil RUPS tetanggal 21 April 2010, Direktur Utama mendapat gaji sebesar Rp100,4 juta per bulan, sedangkan gaji Direktur lainnya rata-rata sebesar 90% dari gaji Direktur Utama, yaitu sebesar Rp90,4 juta perbulan.
GMS held on 21 April 2010 decided that President Director’s salary was Rp100.4 million per month, and other Directors received 90% of President Director’s salary, i.e. Rp 90.4 million per month.
Selain gaji, untuk tahun buku 2010, Direktur Utama dan anggota Direksi juga menerima berbagai fasilitas dan tunjangan. Besaran fasilitas dan tunjangan Direksi ditetapkan oleh Dewan Komisaris atas usulan Direksi.
In addition to salary, for accounting year 2010 President Director and other Directors also received a range of facilities and allowances. The amount of facilities and allowances is determined by Board of Commissioners based on Board of Directors’ proposal.
PT Bukit Asam Tbk 2010 Annual Report 195
CORPORATE GOVERNANCE REPORT
Tunjangan yang diberikan oleh Perseroan kepada Direksi meliputi asuransi purnajabatan, cuti, tunjangan hari raya, pengobatan, dan tunjangan PPh-21. Selain gaji dan tunjangan Direksi mendapatkan tantiem yang besarnya ditetapkan melalui RUPS, sesuai dengan kemampuan Perseroan. Dengan jumlah Direktur Utama adalah satu dan anggota Direksi ada 5 (lima) maka total Remunerasi Direksi yang dialokasikan oleh Perseroan untuk tahun buku 2010 adalah sebesar Rp24,9 miliar. Pajak atas remunerasi Direksi menjadi tanggungan masing-masing anggota Direksi. Jumlah total remunerasi yang diterima oleh anggota Dewan Komisaris dilaporkan oleh Perseroan dalam RUPS. Tabel remunerasi yang diterima oleh Direksi untuk tahun buku 2009 dan 2010 adalah sebagai berikut.
Remuneration package provided by the Company for Board of Directors consists of retirement insurance, paid-leave, holiday allowance, healthcare and income tax contribution. Besides salaries and allowances, Directors receive tantiem at an amount to be decided by GMS in accordance with the Company’s financial strength. With one President Director and five Directors, total remuneration for Board of Directors allocated for 2010 totalled Rp 24.9 billion. Taxes will be borne by each Director individually.
Total remuneration of Board of Directors for 2009 and 2010 is given below:
2009
URAIAN
ORANG
GAJI (Rp) TUNJANGAN (Rp) SALARY
ALLOWANCE
TANTIEM (Rp)
TOTAL (Rp) DESCRIPTION
Direktur Utama
1
1.204.440.000
547.221.444
1.672.719.270
3.424.380.714 President Director
Direktur
5
5.419.800.000
2.916.977.146
7.527.236.714
15.864.013.860 Director
Jumlah Direksi
6
6.624.240.000
3.464.198.590
9.199.955.984
19.288.394.574 Total Directors
PERSON
2010
URAIAN
ORANG
GAJI (Rp) TUNJANGAN (Rp) SALARY
ALLOWANCE
TANTIEM (Rp)
TOTAL (Rp) DESCRIPTION
Direktur Utama
1
1.204.440.000
835.035.722
2.538.461.538
4.577.937.260 President Director
Direktur
5
5.419.800.000
3.537.590.024
11.423.076.923
20.380.466.947 Director
Jumlah Direksi
6
6.624.240.000
4.372.625.746
13.961.538.462
24.958.404.208 Total Directors
PERSON
Catatan Note : - Semua remunerasi tersebut belum termasuk pajak - All remuneration is subject to tax
Rapat dan Risalah Rapat Direksi
Board of Directors Meeting
Rapat Direksi diselenggarakan dengan ketentuan antara lain :
Board of Directors meeting is convened under the following terms:
•
•
• •
•
Rapat Direksi diadakan secara berkala sekurangkurangnya sebulan sekali atau setiap waktu bila diperlukan. Segala keputusan Direksi diambil dalam rapat Direksi. Rapat Direksi sah dan berhak mengambil keputusan yang mengikat hanya jika dihadiri sekurang-kurangnya ½ (setengah) dari jumlah Anggota Direksi atau diwakili secara sah dalam rapat tersebut. Keputusan rapat Direksi harus diambil berdasarkan musyawarah dan mufakat. Apabila hal ini tidak tercapai, maka keputusan diambil berdasarkan suara setuju lebih dari ½ (setengah) dari jumlah suara yang Direksi berhak mengeluarkan 1 (satu) suara.
• •
•
Board of Directors meeting is convened periodically at least once a month or at any time as required. All Board of Directors decisions are made in Board of Directors meeting. Board of Directors meeting is valid and authorized to make binding decisions only if attended by at least one half (1/2) of total members of Board of Directors or their proxies. Decisions of Board of Directors meeting are made by deliberation to reach consensus. If no consensus is reached, decisions are made by votes in favor of more than one half (1/2) of total votes legally cast at the meeting. Each member of Board of Directors is entitled to cast one vote.
196
PT Bukit Asam Tbk Laporan Tahunan 2010
LAPORAN TATA KELOLA PERUSAHAAN
Aturan pengambilan keputusan lainnya pada Rapat Direksi pada dasarnya sama dengan aturan pada Rapat Dewan Komisaris.
The rules of making decisions at Board of Directors meeting are basically the same as those applied to Board of Commissioners meeting.
Selama tahun 2010, rapat Direksi diselenggarakan sebanyak 19 kali, yang membahas pengelolaan Perseroan. Beberapa masalah yang dibahas dan diputuskan bersama dalam Rapat Direksi di antaranya menyangkut :
In 2010, Board of Directors held 19 meetings to discuss matters pertaining to the management of the Company. Matters discussed and decided upon during the meetings were related to:
Bidang Pengelolaan Operasional • Keuangan -- Pemantauan realisasi anggaran dan arus kas yang harus terjaga dengan baik. -- Evaluasi posisi kas dan efektivitas penempatan kas dalam rangka menjaga likuiditas untuk menunjang kegiatan operasional Perseroan. -- Evaluasi terhadap kinerja keuangan untuk masingmasing unit kerja dan anak perusahaan.
Operating Management • Finance - - Monitoring budget and cash flow that to be properly managed. -- Evaluating cash position dan placement in maintaining liquidity to support the Company’s business operations. -- Evaluating financial performance of each work unit and subsidiary.
•
Produksi -- Evaluasi pelaksanaan program efisiensi. -- Peningkatan kapasitas produksi seiring dengan peningkatan kapasitas angkutan kereta api. -- Percepatan pelaksanaan perbaikan sarana dan prasarana produksi. -- Evaluasi dan persiapan infrastruktur pendukung untuk lokasi penambangan yang baru, terkait dengan pemindahan BWE System. -- Menjaga konsistensi kualitas blending batubara seusai dengan market brand.
•
Production -- Evaluating the implementation of efficiency program. -- Improving production capacity along with increased railway loading capacity. -- Accelerating the improvement of production facilities and infrastructure. -- Evaluating and preparing auxiliary infrastructure of new mining sites in connection with BWE System relocation. -- Keeping quality consistency of coal blending according to market brand.
•
Pemasaran -- Peningkatan kegiatan penetrasi pasar-pasar baru. -- Peningkatan volume penjualan seiring dengan peningkatan produksi dan angkutan.
•
Marketing -- Enhancing penetration of new markets. -- Stepping up sales volume commensurate with increased production and transportation.
•
Pengembangan Usaha -- Evaluasi pelaksanaan rencana pengembangan usaha dan penetapan kembali skala prioritas.
•
Business Development -- Evaluating the realization of business development plans and redefining priority scale.
•
Pengelolaan dan Kesejahteraan SDM -- Evaluasi pelaksanaan pengembangan kompetensi pegawai. -- Penetapan besaran kenaikan remunerasi dan insentif kinerja pegawai yang disertai sosialisasi dan penerapan KPI pegawai. -- Evaluasi peningkatan manfaat pensiunan karyawan. -- Evaluasi pengelolaan kesehatan pegawai dan pensiunan.
•
Human Resource Management and Welfare -- Evaluating the execution of employee competence development program. -- Determining the raise of employee salaries and performance incentives accompanied by socialization and application of employee Key Performance Indicator. -- Evaluating the increase of employee pension benefits. -- Evaluating the healthcare of employees and retirees.
•
Rencana belanja modal -- Evaluasi realisasi belanja modal dan penetapan bersama-sama dengan evaluasi pelaksanaan rencana pengembangan usaha.
•
Capital expenditure plan -- Evaluating capital expenditure realization and determination, as well as evaluating business development accomplishment.
PT Bukit Asam Tbk 2010 Annual Report 197
CORPORATE GOVERNANCE REPORT
Anak Perusahaan • Evaluasi kinerja anak perusahaan, dan perumusan solusi pemecahan permasalahannya.
Subsidiaries • Appraising subsidiaries’ performance and formulating problem solutions.
Bidang Manajemen Risiko • Melakukan identifikasi risiko, pengelolaan risiko, tindak lanjut mitigasi risiko serta membuat kebijakan-kebijakan pendukungnya.
Risk Management • Covering risk identification, risk management, risk mitigation follow-up, and devising related policies.
Bidang GCG • Evaluasi dan sosialisasi GCG, yang meliputi Board Manual, GCG Code dan Code of Conduct/kode etik dan kebijakan pokok perseroan. • Evaluasi implementasi tools Balanced Scorecard dan penetapan parameter pengukuran Key Performance Indicator bagi Direksi dan bagi pegawai. • Bidang Pengendalian Internal, di antaranya rapat Pengawasan dan penerapan sistem Pengaduan (Whistleblower system).
GCG • Reviewing and socializing GCG, including Board Manual, GCG Code, Code of Conduct and Corporate Policy. • Evaluating the implementation of Balanced Scorecard and setting parameter of Key Performance Indicator for Board of Directors and employees. • Internal Control, among others internal audit meeting and whistle blowing system.
Bidang CSR • Melakukan kerjasama dalam pengelolaan penyaluran PKBL, peningkatan pelatihan emergency response team, evaluasi terhadap mitra PKBL dan peningkatan kegiatan kepedulian terhadap lingkungan.
CSR • Joint activities in PKBL (Partnership and Community Development Program), emergency response team training, assessing PKBL partners and boosting environmental activities.
Tindak lanjut dari hasil-hasil rapat ini dapat dilihat pada materi “Analisis dan Pembahasan Manajemen hal 103 s/d 163, Laporan Manajemen hal 38 s/d 53 dan Laporan Tanggung Jawab Sosial pada halaman 241 s/d 253
Follow up actions of these decisions of meeting are presented in “Management Discussion and Analysis” page 103-163, Management Report page 38-53 and Corporate Social Responsibility Report page 241-253
Disiplin karyawan yang tinggi sangat dibutuhkan dalam kegiatan Lomba PBK & PPGD antar satuan kerja Discipline by the employees which is needed in PBK & PPGD competition between work unit
198
PT Bukit Asam Tbk Laporan Tahunan 2010
LAPORAN TATA KELOLA PERUSAHAAN
Adapun frekuensi rapat dan tingkat kehadiran anggota Direksi dalam Rapat Direksi adalah sebagai berikut:
The frequency of meetings and rate of attendance of Directors in Board of Directors meetings are shown in the following table:
JUMLAH RAPAT
NAMA
JABATAN
Ir. Sukrisno
Direktur Utama President Director
NAME
NO. OF MEETING (A)
POSITION
KEHADIRAN ATTENDANCE (B)
(B:A) %
19
100
19
Dono Boestami, MSc
Direktur Director
19
17
89
Ir. Milawarma, M.Eng
Direktur Director
19
19
100
Ir. Heri Supriyanto
Direktur Director
19
19
100
Ir. Tiendas Mangeka
Direktur Director
19
16
84
Ir. Drs. Mahbub Iskandar
Direktur Director
19
17
89
Pelatihan Direksi
Board of Directors Training
Untuk meningkatkan kompetensi Direksi dalam menjalankan tugasnya, Direksi Perseroan secara rutin mengikuti berbagai pelatihan dan seminar baik didalam maupun diluar negeri. Beberapa pelatihan yang diikuti oleh Direksi pada tahun 2010, mencakup antara lain:
To improve the competence of Board of Directors in carrying out its duty, local as well as overseas seminars and workshops are routinely provided for and attended by members of Board of Directors. Training programs attended by Board of Directors in 2010 included:
TANGGAL PELATIHAN / SEMINAR DATE
TRAINING / SEMINAR
TEMPAT
PESERTA
Jan 2010 Jan 2010
Commodities Outlook
Jakarta
Direktur Keuangan Finance Director
Feb 2010 Feb 2010
Global Macro Conference – Asia 2010
Hongkong
Direktur Keuangan Finance Director
Apr 2010 Apr 2010
Seminar ARA 2009 dan Bedah Kasus Perpajakan Seminar ARA 2009 and Taxation Case Analysis
Jakarta
Direktur Keuangan Finance Director
Mei 2010 May 2010
Global Economic Outlook
Jakarta
Direktur Keuangan Finance Director
Mei 2010 May 2010
Coaltrans
Bali
Ags 2010 Aug 2010
Transformation of the CFO Office (SAP)
Jakarta
Direktur Operasi/Produksi Direktur Niaga Operations & Production Director, Commerce Director Direktur Keuangan Finance Director
Ags 2010 Aug 2010
Seminar Pencegahan Tindak Pidana Korupsi oleh BUMN Seminar on Prevention of Corruption by SOE
Jakarta
VENUE
PARTICIPANT
Direktur Keuangan Finance Director
PT Bukit Asam Tbk 2010 Annual Report 199
CORPORATE GOVERNANCE REPORT
TANGGAL PELATIHAN / SEMINAR DATE
TRAINING / SEMINAR
TEMPAT
PESERTA
Ags 2010 Aug 2010
Evolution on Accounting for Employee Benefit
Jakarta
Direktur Keuangan Finance Director
Okt 2010 Oct 2010
Konferensi BUMN IBBEX Conference of SOE IBBEX
Jakarta
Direktur Keuangan Finance Director
Okt 2010 Oct 2010
Annual Conference The Rising Power of Indonesia
Jakarta
Direktur Keuangan Finance Director
Nov 2010 Nov 2010
Memanfaatkan Momentum Investasi & Ekspansi Benefiting from Investment & Expansion Momentum
Jakarta
Direktur Keuangan Finance Director
Nov 2010 Nov 2010
IFRS Implikasi Penerapan IFRS bagi Perusahaan di Indonesia Implication of IFRS Implementation in Indonesian Companies Seminar Pengawasan BUMN Seminar on SOE Supervision
Jakarta
Direktur Keuangan Finance Director
Jakarta
Direktur Keuangan Finance Director
Jakarta
Direktur Keuangan Finance Director
Jakarta
Direktur Keuangan Finance Director
Des 2010 Des 2010 Des 2010 Des 2010
Des 2010 Des 2010
VENUE
Seminar on Minimum Coal dan Mineral Pricing – A Practical Look Seminar on Minimum Coal and Mineral Pricing – A Practical Look Prospek Ekonomi Indonesia 2011 Economic Prospects of Indonesia in 2011
Kepemilikan Saham Direksi dan Komisaris Direksi Perseroan memiliki saham Perseroan hanya dalam rangka investasi jangka panjang, hal ini sesuai dengan asas keterbukaan. Jumlah yang dimiliki hanya sebatas yang diizinkan sesuai peraturan tersebut. Pada tahun 2010, tercatat ada 3 orang dari jajaran Direksi yang memiliki saham, yakni Bapak Sukrisno sejumlah 200.000 lembar saham, Bapak Milawarma sejumlah 60.000 lembar saham dan Bapak Mahbub Iskandar sejumlah 113.000 lembar saham. Lihat juga “Informasi bagi Investor”
NAMA DIREKTUR NAME OF DIRECTOR
Sukrisno Milawarma Mahbub Iskandar
PARTICIPANT
Share Ownership by Board of Directors and Board of Commissioners Share ownership by members of Board of Directors is only for long term investment in accordance with disclosure principle and in an amount permitted by relevant regulations. In 2010, three members of Board of Directors owned a number of shares of the Company, i.e. Mr. Sukrisno 200,000 shares, Mr. Milawarma 60,000 shares and Mr. Mahbub Iskandar 113,000 shares. See “Investors Information”
JUMLAH SAHAM NUMBER OF SHARE
2010
2009
200.000
200.000
60.000
60.000
113.000
138.000
KOMITE-KOMITE DAN LAPORAN KOMITE
COMMITTEES AND COMMITTEE REPORT
Dewan Komisaris membentuk komite-komite fungsional di bawah Dewan Komisaris untuk menjaga akuntabilitas pengawasan dan penelaahan atas segala rencana operasional Perseroan dan agar dapat memberikan nasehat dan saran yang berkualitas.
In order to ensure accountability in overseeing and reviewing all operating plans of the Company and to give quality counsel and suggestion, Board of Commissioners set up functional Committees under its authority.
200
PT Bukit Asam Tbk Laporan Tahunan 2010
LAPORAN TATA KELOLA PERUSAHAAN
Hingga akhir tahun 2010 terdapat 4 (empat) komite yang membantu Dewan Komisaris, dengan penjelasan fungsi, personil dan kegiatan sebagai berikut:
Ketua Head Anggota Member
: Suranto Sumarsono,SE, MA : Azhar Zainuri, SE, MM Ridho Kresna Wattimena, Ir. MT. PhD
Ketua Head Anggota Member
: Ir. Umiyatun Hayati Triastuti MSc : Ir. Bambang Adi Winarso PhD Ir. Antonaria MA
Komite Nominasi Remunerasi dan PSDM Nomination, Remuneration and HRD Committee
Ketua Head Anggota Member
: Ir. Abdul Latief Baky, MSc, MHum, FIQ : Noeroso L. Wahyudi SE, MA Dr. Sumarhadi SE, MM
Komite Asuransi, Risiko Usaha dan Pascatambang Insurance, Business Risk and Post-Mining Committee
Ketua Head Anggota Member
: Dr. Ir. Thamrin Sihite ME : Ir. Faridha MSi Andi Novianto, PhD
Komite Audit Audit Committee
Komite-Komite di bawah Dewan Komisaris Committees under Board of Commissioners
Until end of 2010 the Company had four Committees to assist Board of Commissioners, whose function, personnel and activitity are as follows:
Komite Good Corporate Governance Good Corporate Governance Committee
Komite Audit
Audit Committee
Tujuan
Objective
Komite Audit dibentuk dalam rangka membantu tugas Dewan Komisaris untuk mendorong diterapkannya tata kelola perusahaan yang baik, terbentuknya struktur pengendalian internal yang memadai, meningkatkan kualitas keterbukaan dan pelaporan keuangan, serta mengkaji ruang lingkup, ketepatan, kemandirian dan obyektifitas akuntan publik.
Audit Committee is formed to assist Board of Commissioners to implement good corporate governance, form adequate internal control structure, enhance disclosure practice and financial reporting, as well as review the scope, accuracy, independency and objectivity of public accountant.
Pembentukan Komite Audit dilakukan berpedoman kepada: • Keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara Nomor KEP-117/MBU/2002 tentang Penerapan Praktek Good Corporate Governance pada Badan Usaha Milik Negara, tanggal 1 Agustus 2002. • Keputusan Ketua Bapepam Nomor: Kep-29/PM/2004 tentang Pembentukan dan Pedoman Pelaksanaan Kerja Komite Audit tanggal 29 September 2004. • Peraturan Menteri Badan Usaha Milik Negara Nomor PER-05/MBU/2006 tentang Komite Audit bagi Badan Usaha Milik Negara, tanggal 20 Desember 2006.
The formation of Audit Committee is pursuant to: • SOE Minister Decree No. KEP-117/MBU/2002 dated 1 August 2002 on Good Corporate Governance Practice in SOE. • Bapepam Chairman Decision No. Kep-29/PM/2004 dated 29 September 2004 regarding Formation and Performance of Audit Committee. • SOE Minister Decree No. PER-05/MBU/2006 dated 20 December 2006 on Audit Committee of SOE.
Tugas utama Komite Audit Perseroan telah sesuai dengan Pedoman Umum GCG Indonesia yang diterbitkan oleh Komite Nasional Kebijakan Governance. The primary function of Audit Committee is in keeping with Indonesian GCG Code issued by the National Committee for Governance Policy.
CORPORATE GOVERNANCE REPORT
PT Bukit Asam Tbk 2010 Annual Report 201
Sasaran pembentukan Komite Audit adalah: (i) memastikan kewajaran laporan keuangan perusahaan yang disajikan sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku, (ii) dilaksanakannya struktur pengendalian internal perusahaan dengan baik, (iii) memastikan audit internal dan eksternal dilakukan sesuai standar audit yang berlaku, dan (iv) adanya tindak lanjut temuan audit dilaksanakan oleh manajemen.
The objective of setting up Audit Committee is to make sure that (i) financial statements are presented fairly in accordance with the generally applied accounting principles, (ii) internal control function is well fulfilled, (iii) internal and external audit is performed in accordance with the established audit standards, and (iv) management takes action to follow up audit findings.
Komite Audit bersifat mandiri baik dalam pelaksanaan tugas maupun dalam pelaporan, yang dibentuk oleh, dan bekerja untuk, serta bertanggung jawab kepada Dewan Komisaris. Semua anggota komite audit adalah independen terhadap Direksi dan auditor eksteren, dan secara kolektif mempunyai kompetensi dan pengalaman di bidang akuntansi, keuangan, dan bisnis tambang batubara.
Audit Committee works independently, set up by and accountable to Board of Commissioners. All Audit Committee members are not related to any director or external auditor, experienced and knowledgable in accounting, finance, and coal mining business.
Tugas, kewajiban dan wewenang Komite Audit selengkapnya tertuang pada Piagam (Charter) Komite Audit Perseroan melalui Keputusan Dewan Komisaris No. 01/SK/PTBAKOM/2009 tanggal 19 Januari 2009.
The duty, obligation and authority of Audit Committee are fully laid out in Audit Committee Charter under Board of Commissioners Decision No. 01/SK/PTBA-KOM/2009 of 19 January 2009.
Tugas dan tanggung jawab Komite Audit adalah memberikan pendapat kepada Dewan Komisaris terhadap Laporan atau hal-hal yang disampaikan oleh Direksi kepada Dewan Komisaris, mengidentifikasi hal-hal yang memerlukan perhatian Dewan Komisaris, dan melaksanakan tugas-tugas lain yang berkaitan dengan tugas Dewan Komisaris. Beberapa uraian tugas dan tanggung jawab Komite Audit diantaranya tercakup pada uraian berikut.
Audit Committee is responsible for giving input to Board of Commissioners regarding any report or information submitted by Board of Directors, identifying matters requiring the Commissioners’ attention, and doing any other work related to the Commissioners’ work. The duty and responsibility of Audit Committee are provided below.
Tugas dan tanggung-jawab Komite Audit • Memonitor dan menekankan bahwa proses pencatatan akuntansi dan keuangan Perseroan telah dilakukan sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan Indonesia dan peraturan lain yang berlaku. • Memonitor kecukupan usaha manajemen dalam menjaga sistem pengendalian internal, termasuk mengevaluasi Piagam SPI (Internal Audit Charter) dan rencana kerja SPI. • Memonitor ketaatan pada peraturan perundangundangan di bidang pasar modal dan di bidang lainnya yang terkait dengan kegiatan Perseroan. • Memastikan terdapat dan diterapkannya Kode Etik Perusahaan. • Bertanggung-jawab bahwa analisa, penilaian, rekomendasi, dan informasi yang disampaikan kepada Komisaris telah dilakukan secara baik dan profesional. • Menjaga kerahasiaan dokumen, data dan informasi perusahaan dan tidak memanfaatkannya untuk kepentingan pribadi.
Duty and Responsibility of Audit Committee • To monitor and emphasize that accounting and financial records are made in accordance with accounting principles generally applied in Indonesia and other relevant regulations. • To monitor the management effort to maintain internal control system and to evaluate Internal Audit Charter and work program. • To monitor compliance with the capital market laws and regulations and other regulations related to the Company’s business operations. • To ensure the existence and observance of Corporate Code of Conduct. • To make sure that analysis, evaluation, recommendation and information presented to Board of Commissioners are made properly and professionally. • To keep confidential all documents, data and information of the Company and not to use them for personal gain.
Wewenang Komite Audit • Mengakses secara penuh dan bebas atas catatan atau informasi tentang karyawan, dana, aset, serta sumberdaya perusahaan lainnya, termasuk melakukan kunjungan lapangan lapangan secara berkala sesuai kebutuhan;
Authority of Audit Committee • To have full and free access to any record or information pertaining to employees, funds, assets, and other property, including making periodic site visits as deemed appopriate;
202
PT Bukit Asam Tbk Laporan Tahunan 2010
•
Berkomunikasi dan berkordinasi dengan pihak-pihak internal terkait dalam melaksanakan tugas dan kewenangannya tersebut di atas.
LAPORAN TATA KELOLA PERUSAHAAN
•
To communicate and coordinate with corresponding internal parties in the discharge of its duty and authority.
Independensi dan Susunan Komite Audit Sesuai dengan pedoman umum GCG di Indonesia, Komite Audit Perseroan saat ini terdiri atas tiga anggota, salah satunya adalah Komisaris Independen yang sekaligus bertindak sebagai ketua Komite Audit, yaitu Suranto Soemarsono. Salah seorang anggota Komite Audit memiliki latar belakang pendidikan ekonomi dan keuangan sementara anggota lainnya memiliki latar belakang pendidikan bidang pertambangan sehingga dapat diyakini kompetensinya.
Independency and Composition of Audit Committee In accordance with general guidelines of GCG in Indonesia, Audit Committee of the Company is currently composed of three members, one of them is Independent Commissioner concurrently Head of Audit Committee, i.e. Mr. Suranto Soemarsono. A member of Audit Committee is educated in economic and financial science and the other two are knowledgable in mining business so their competence is guaranteed.
Seluruh anggota Komite Audit tidak memiliki afiliasi dengan Direktur, Komisaris lainnya maupun pemegang saham pengendali PTBA, bukan merupakan pemegang saham, Komisaris, Direktur maupun karyawan dari perusahaan yang memiliki afiliasi maupun bisnis dengan PTBA. Anggota Komite Audit tidak memiliki wewenang untuk merancang, memimpin maupun mengendalikan PTBA sebelum menjabat dan bukan merupakan mantan pimpinan maupun pegawai Kantor Akuntan Publik. Dengan demikian seluruh persyaratan independensi anggota Komite Audit sesuai dengan peraturan dan kaidah praktek GCG, telah dipenuhi.
All members of Audit Committee are not affiliated with the directors or other commissioners, or controlling shareholders of PTBA. They are not shareholders, commissioners, directors or employees of companies that have affiliation or business relation with PTBA. Members of Audit Committee are not authorized to conceive, manage or control PTBA before taking office and are not former management members or employees of a public accountant office. Therefore, all the criteria of independency of Audit Committee members as stipulated by GCG rules and principles are complied with.
Perseroan telah memenuhi persyaratan independensi anggota Komite Audit sesuai dengan peraturan dan kaidah praktek GCG. The Company has complied with GCG rules and norms with respect to the independency of Audit Committee members.
Adapun susunan personalia Komite Audit Perseroan saat ini terdiri dari Soeranto Soemarsono sebagai Ketua, Azhar Zainuri dan Ridho Kresna Wattimena sebagai anggota.
The Company’s Audit Committee is currently composed of Soeranto Soemarsono as Head, Azhar Zainuri and Ridho Kresna Wattimena as members.
Profil Komite Audit Perseroan selengkapnya dapat dilihat pada bagian “Data Perseroan.”
The profile of Audit Committee members is provided in “Corporate Data” section.
Laporan Komite Audit Komite Audit telah melaksanakan tugas sesuai Piagam Komite Audit, yaitu berupa rapat interen, rapat dengan pihak terkait, kunjungan kerja lapangan, serta pendidikan dan pelatihan berkelanjutan. Selama tahun 2010, Komite Audit mengadakan 37 (tiga puluh tujuh) kali rapat berkala, dengan tingkat kehadiran para anggotanya sebagai berikut:
Audit Committee Report Audit Committee performs in accordance with Audit Committee Charter, in terms of internal meetings, meetings with related parties, site visits, education and training. In 2010, Audit Committee held 37 meetings with the following attendance rate:
PT Bukit Asam Tbk 2010 Annual Report 203
CORPORATE GOVERNANCE REPORT
JUMLAH RAPAT
NAMA
JABATAN
Suranto Sumarsono, SE, MA
Ketua Head Cum Member
Azhar Zainuri, SE, MM * Ridho Kresna Wattimena, Ir, MT, PhD*
NAME
NO. OF MEETING (A)
KEHADIRAN ATTENDANCE (B)
(B:A) %
37
37
100
Anggota Member
37
36
97
Anggota Member
37
36
97
POSITION
Keterangan Notes: *)Berdasarkan SK Dewan Komisaris No. 04/SK/PTBA-KOM/2010 tanggal 3 Juni 2010 *)Under Board of Commissioners Decision No. 04/SK/PTBA-KOM/2010 of 3 June 2010
Kegiatan Komite Audit tahun 2010 meliputi: 1. Penelaahan ulang atas laporan keuangan triwulanan yang akan dikeluarkan oleh perusahaan, termasuk memberikan saran perbaikan dan memastikan Laporan keuangan yang disajikan telah mematuhi prinsipprinsip akuntansi yang berlaku di Indonesia. Berkenaan pelaksanaan audit kinerja dan audit umum tahun buku 2010, Komite Audit telah secara aktif melakukan diskusi dan masukan dengan akuntan publik dan manajemen mengenai berbagai persoalan. 2. Melaksanakan proses pemilihan dan penetapan Kantor Akuntan Publik (KAP) yang akan melakukan Audit Kinerja Tahun Buku 2010 melalui suatu proses beauty contest yang adil oleh Tim Pemilihan KAP berdasarkan kerangka acuan kerja yang jelas dan transparan, serta pada harga yang kompetitif dan merekomendasikan kepada Dewan Komisaris untuk menetapkan KAP Purwantono, Suherman dan Surja (Ernst & Young) untuk melaksanakan audit kinerja terhadap Proyek Kerjasama dan Anak Perusahaan PTBA tahun buku 2010. 3. Merekomendasikan kepada Dewan Komisaris untuk menetapkan KAP Tanudiredja, Wibisana & Rekan, member firm PriceWaterhouseCoopers untuk melaksanakan audit umum terhadap Laporan Keuangan Konsolidasi PTBA dan Laporan Keuangan PKBL tahun buku 2010; 4. Melakukan pemantauan pelaksanaan Audit Kinerja dan Audit Umum tahun buku 2010. 5. Melakukan evaluasi mengenai pelaksanaan pemerikasaan oleh Satuan Pengawas Interen dan Tindak Lanjut hasil temuan oleh Manajemen. Termasuk dalam evaluasi tersebut adalah meminta SPI untuk melakukan berbagai kegiatan meliputi:
Audit Committee accomplished the following in 2010: 1. Reviewing quarterly financial statements to be issued by the Company, advising on correction and ensuring the financial statements are presented fairly in accordance with the accounting principles generally applied in Indonesia. With respect to general and performance audit for 2010 accounting year, Audit Committee held intensive discussions on various matters with public accountant and the management.
• Melakukan kajian dan saran untuk menyelaraskan kajian penanganan proyek investasi diantara SMP, AEOP, dan Direktorat Pengembangan Usaha; dan antar Satuan Kerja lainnya; • Memanfaatkan laporan hasil audit oleh BPK dan auditor eksternal (baik audit umum maupun audit kinerja) untuk meningkatkan kinerja SPI; • Memperhatikan kontrak-kontrak antara PTBA dan pihak ketiga, dan memberikan saran serta perbaikan atas klausul-klausul kontrak yang lemah atau merugikan PTBA;
• Evaluating and proposing the method of aligning investment projects among SMP, AEOP, Directorate of Business Development, and other Work Units. • Using State Auditor and external auditor general and performance audit findings to improve Internal Audit Unit’s performance. • Scrutinizing contracts between PTBA and third parties, and proposing improvements to contractual clauses that do not provide enough protection for the Company. • Ensuring that transactions between PTBA and subsidiaries are done on arm’s length basis.
2.
Selecting and appointing Certified Public Accountant who would audit the Company’s 2010 operating results through a fair ‘beauty contest’ by CPA Selection Team with clearly defined terms of reference at competitive costs, and recommending to Board of Commissioners to appoint CPA Purwantono, Suherman and Surja (Ernst & Young) to perform audit on PTBA Joint Projects and Subsidiaries for accounting year 2010.
3.
Recommending to Board of Commissioners to appoint CPA Tanudiredja, Wibisana & Partners, member firm of PriceWaterhouseCoopers to perform general audit on PTBA Consolidated Financial Statement and Partnership and Community Development Program Financial Statement for 2010. Monitoring the execution of Performance Audit and General Audit in 2010. Evaluating the work of Internal Audit Unit and the follow-up action on audit findings by the management. Requesting Internal Audit Unit to do the following:
4. 5.
204
PT Bukit Asam Tbk Laporan Tahunan 2010
LAPORAN TATA KELOLA PERUSAHAAN
• Memperhatikan dan meyakinkan bahwa transaksi antara PTBA dengan anak-anak perusahaan telah dilakukan secara wajar (arm’s length basis); • Memberikan saran kepada Manajemen untuk kepastian penutupan operasi UPO; • Meminta kepada satker Hukum untuk memberikan laporan kemajuan proses pensertifikatan tanah-tanah sitaan milik PTBA yang lebih terinci; • Memberikan advis kepada Satker terkait untuk mengambil posisi yang benar terhadap proyek-proyek yang potensi kesinambungannya tidak jelas; • Memberi Saran lisan dan tertulis kepada Manajemen untuk: - bekerjasama dengan lembaga keuangan yang kredibel (BRI, BNI, Bank Mandiri, BPD Sumsel, BPR) di dalam pengelolaan dana Program Kemitraan, sehingga pertanggungjawabannya dapat lebih baik dan memberikan manfaat yang lebih besar bagi masyarakat. - menyempurnakan sistem tatakelola PKBL (SDM, sistem, dll) mengingat mulai tahun 2010 ini sudah diterapkan audit umum (general audit). • Mengingatkan masa berlaku dari Surat Jaminan Pelaksanaan (Performance Bond) atas kontrak
• Giving input to the management for the closing of Ombilin Mining Unit operations. • Asking Legal Work Unit to report in more detail the progress of obtaining land certificates of PTBA’s confiscated land. • Advising relevant Work Units to take the right position towards projects with uncertain potentials. • Making written proposals to the management to: - - work with trustworthy financial institutions (BRI, BNI, Bank Mandiri, BPD Sumsel, BPR) in managing the fund of Partnership Program for better accountability and benefit to the community. - - Improve management system of Partnership and Community Development Program (HR, system, etc.) as starting 2010 general audit will be performed. • Checking the validity of Performance Bond for Construction of Tanjung Enim TPP 3 x 10 MW. • Reminding Work Units concerned to make a more in-depth study of the business continuity of PT Batubara Bukit Kendi (BBK).
Pembangunan PLTU 3 x 10 MW di Tanjung Enim; • Mengingatkan kepada Satker terkait untuk membuat studi lebih terinci tentang kelanjutan usaha tambang PT Batubara Bukit Kendi (BBK). 6.
7.
8. 9.
Melaksanakan beberapa tugas khusus yang diberikan oleh Dewan Komisaris, diantaranya mencakup: • Memberikan berbagai masukan pada Dewan Komisaris dalam menyusun tanggapan Dewan Komisaris atas Laporan Kinerja Bulanan, Laporan Keuangan Konsolidasi Triwulanan kepada Kementrian BUMN dan Draft RKAP 2011. • Memberikan masukan kepada Dewan Komisaris dalam menyusun tanggapan Dewan Komisaris atas permohonan Direksi PTBA : (i) penghapusan dan atau pembongkaran sejumlah aset non produktif; (ii) pengadaan barang dan jasa yang bersifat substansial; dan (iii) pengalihan aset tanah di Kertapati. • Memberikan masukan kepada Dewan Komisaris dalam menyusun Laporan Dewan Komisaris tentang pelaksanaan Corrective Actions atas Hasil Audit Kinerja tahun 2009; Melakukan 2 (dua) kali Kunjungan Kerja Lapangan di Pelabuhan Tarahan, Unit Pertambangan Tanjung Enim (UPTE), dan Dermaga Kertapati, dan temuan-temuan penting telah dilaporkan kepada Dewan Komisaris. Mengikuti 2 (dua) kali Rapat Kerja Lintas Komite. Mengikuti Pendidikan dan Pelatihan, dimana untuk meningkatkan kompetensinya, pada tahun 2010 Ketua dan anggota Komite Audit telah mengikuti berbagai konferensi, diskusi panel, dan temu profesi sebagai upaya untuk mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan praktik lapangan.
6.
Performing several specific assignments given by Board of Commissioners, including: • Giving input to Board of Commissioners in writing its comments on monthly performance reports and quarterly consolidated financial reports to SOE Ministry, and draft work program and budget for 2011. • Making recommendation to Board of Commissioners in writing its response to Board of Directors’ proposed (i) write-off and/or removal of unproductive assets, (ii) procurement of substantial goods and services, and (iii) assignment of land in Kertapati. • Giving input to Board of Commissioners in writing its report on corrective actions in response to 2009 performance audit findings.
7.
Making two site visits to Tarahan Port, Tanjung Enim Mining Unit and Kertapati Pier, and reporting important findings to Board of Commissioners.
8. 9.
Attending two Cross Committee Business Meetings. Attending education and training sessions. To enhance their proficiency, in 2010 Head and member of Audit Committee attended various conferences, panel discussions and professional meetings to keep abreast of scientific advancement and on-the-job practice.
PT Bukit Asam Tbk 2010 Annual Report 205
CORPORATE GOVERNANCE REPORT
Komite Good Corporate Governance (GCG)
Good Corporate Governance (GCG) Committee
Tujuan, Visi dan Misi
Objective, Vision and Mission
Komite Good Corporate Governance, selanjutnya disebut Komite GCG bertugas membantu Dewan Komisaris dalam rangka meningkatkan penerapan praktek GCG oleh Perseroan. Komite GCG dibentuk pada tanggal 30 Juli 2010 melalui Surat Keputusan Dewan Komisaris Nomor 07/SK/ PTBA-KOM/VII/2010. Komite ini sebelumnya digabung dengan Komite Nominasi dan Remunerasi sebagai Komite Nominasi, Remunerasi dan GCG.
Good Corporate Governance Committee (GCG Committee) is set up to assist Board of Commissioners to oversee the practice of GCG by the Company. GCG Committee was set up on 30 July 2010 under Board of Commissioners Decision No. 07/SK/PTBA-KOM/VII/2010. The Committee was previously combined with NR Committee as Nomination, Remuneration and GCG Committee.
Visi Komite GCG adalah “terlaksananya penerapan prinsipprinsip Good Corporate Governance (GCG) yang berlandaskan peraturan perundang-undangan dan best practices dalam upaya pencapaian visi misi maupun sasaran dari Perusahaan.”
The vision of GCG Committee is “Successfully implementing GCG principle and best practices in accordance with the law to realize the vision, mission and objective of the Company.”
Sedangkan misinya adalah memberikan masukan kepada Dewan Komisaris secara profesional untuk terlaksananya pengawasan dan pemberian nasihat kepada Direksi dalam bidang penerapan prinsip-prinsip Good Corporate Governance (GCG).
While its mission is to give professional input to Board of Commissioners in performing its oversight responsibilities and giving counsel to Board of Directors with regard to GCG principles implementation.
Salah satu tugas utama Komite GCG adalah menelaah tingkat kepatuhan Perseroan pada peraturan perundangan yang berkaitan dengan penerapan prinsip dasar GCG. One of GCG primary duties is to assess the Company’s compliance with the laws and regulations governing GCG principles implementation.
Untuk tercapainya misi tersebut, Komite GCG mendorong tersedianya soft structure GCG sebagai pedoman dalam penerapan prinsip-prinsip GCG oleh Perusahaan dan mendorong terciptanya pelaksanaan prinsip-prinsip dan praktek GCG yang lebih baik.
To accomplish its mission, GCG Committee puts in place GCG soft structure as a guide in implementing GCG principles by the Company. The Committee also encourages better enforcement of GCG principles and practices.
Komite GCG dibentuk dengan berpedoman kepada Anggaran Dasar Perusahaan terakhir yang dibuat oleh Notaris Fathiah Helmi, SH tanggal 21 April 2010 Nomor 24 dan peraturan perundangan yang berlaku.
GCG Committee is established pursuant to the prevailing laws and regulations, and the latest Articles of Association drawn up before Notary Fathiah Helmi, SH, Deed No. 24 dated 21 April 2010.
Independensi dan Susunan Komite GCG
Independency and Composition of GCG Committee
Komite GCG bersifat mandiri baik dalam pelaksanaan tugas maupun dalam pelaporan, yang dibentuk oleh, dan bekerja untuk, serta bertanggung jawab kepada Dewan Komisaris. Semua anggota komite ini adalah independen terhadap Direksi, dan secara kolektif mempunyai kompetensi dan pengalaman di bidang tata kelola perusahaan yang baik.
GCG Committee works independently, set up by and accountable to Board of Commissioners. All GCG Committee members are not related to any director or external auditor, experienced and knowledgable in good corporate governance practice.
206
PT Bukit Asam Tbk Laporan Tahunan 2010
LAPORAN TATA KELOLA PERUSAHAAN
SUSUNAN KOMITE GCG PER 31 DESEMBER 2010 SEBAGAI BERIKUT: THE COMPOSITION OF GCG COMMITTEE AS OF 31 DECEMBER 2010 IS AS FOLLOWS:
Ketua Head
Ir. Umiyatun Hayati Triastuti. MSc. merangkap sebagai Komisaris cum Commissioner
Anggota Member
Ir. Bambang Adi Winarso PhD Ir. Antonaria MA
Tugas dan Tanggung-jawab
Duty and Responsibility
Tugas Komite GCG selengkapnya tertuang dalam Piagam (Charter) Komite GCG Perseroan dengan beberapa uraian
The duty of GCG Committee is fully described in GCG Committee Charter, among others:
diantaranya adalah sebagai berikut. •
•
•
•
•
Memberikan pendapat profesional dan independen kepada Dewan Komisaris terhadap hal-hal yang berhubungan dengan Good Corporate Governance; Melakukan penelaahan tingkat kepatuhan perusahaan terhadap peraturan perundang-undangan yang berkaitan dengan prinsip-prinsip GCG (Transparansi, Akuntabilitas,
Responsible, Independen, dan Fairness); Mengidentifikasi instrumen GCG antara lain dokumen soft structure GCG dan telaah deskripsi potret penerapan GCG; Pemantauan dan efektivitas praktek GCG dan menganalisa serta mengevaluasi kondisi penerapan GCG dan hasil pemantauan dan unsur-unsur GCG yang telah dilakukan melalui komite-komite; Menyusun dan menyampaikan program kerja tahunan kepada Dewan Komisaris setiap akhir tahun berjalan, untuk mendapatkan penetapan.
• •
•
•
•
Providing Board of Commissioners with professional and independent opinion regarding GCG issues. Assessing how far GCG principles (transparency, accountablity, responsibility, independency, fairness) are implemented in the Company. Identifying GCG instruments among others GCG soft structure documents and description of GCG implementation. Monitoring the effectiveness of GCG practice, analysing and evaluating the condition of GCG implementation and monitoring findings and GCG elements enforced through Committees. Writing up annual work program for submission to Board of Commissioners at yearend for its approval.
Laporan Kegiatan Komite GCG
GCG Committee Activity Report
Komite GCG telah melaksanakan tugas sesuai Piagam Komite GCG, yaitu berupa rapat interen, rapat dengan pihak terkait, kunjungan kerja lapangan, serta pendidikan dan pelatihan berkelanjutan. Selama tahun 2010, Komite GCG mengadakan 20 (dua puluh) kali rapat berkala yang dihadiri para anggota, yaitu:
GCG Committee performs in accordance with GCG Committee Charter, in terms of internal meetings, meetings with related parties, site visits, education and training. In 2010, GCG Committee held 20 meetings with the following attendance rate:
NAMA
JABATAN
Ir. Umiyatun Hayati Triastuti MSc *
JUMLAH RAPAT KEHADIRAN
NO. OF MEETING (A)
ATTENDANCE (B)
(B:A) %
Ketua merangkap Anggota Head cum Member
20
20
100
Bambang Adi Winarso *
Anggota Member
20
18
90
Antonaria *
Anggota Member
20
20
100
NAME
POSITION
Keterangan Notes: *) Berdasarkan SK Dewan Komisaris No. 07/SK/PTBA-KOM/VII/2010 tanggal 30 Juli 2010 *) By Board of Commissioners Decision No. 07/SK/PTBA-KOM/VII/2010 of 30 July 2010
Adapun kegiatan yang dilaksanakan oleh Komite GCG pada tahun 2010 secara garis besar terdiri atas (dua) kegiatan utama, yakni: i) melakukan kegiatan yang ada di rencana kerja dan ii) melakukan tugas khusus dari Dewan Komisaris. Beberapa kegiatan yang telah dilaksanakan sesuai dengan tugas-tugas tersebut diantaranya mencakup:
In 2010 GCG Committee had two major activities, namely i) those written in work program and ii) those assigned by Board of Commissioners. Some of the assignments accomplished were:
PT Bukit Asam Tbk 2010 Annual Report 207
CORPORATE GOVERNANCE REPORT
1.
2.
3.
4.
5.
Penyusunan Soft Structure GCG, Dalam rangka penerapan prinsip-prinsip GCG telah disusun instrumen implementasi GCG yaitu soft structure GCG yang terdiri dari Panduan Tata Kelola Perusahaan Yang Baik di PT Bukit Asam (GCG Code) dan Panduan Berprilaku bagi Seluruh Jajaran di PT Bukit Asam (Code of Conduct). Kedua instrumen implementasi GCG tersebut telah disahkan melalui penandatatangan oleh Direktur Utama dan Komisaris Utama. Melakukan revisi Panduan Hubungan Kerja antara Dewan Komisaris dengan Direksi (Board Manual). Revisi dilakukan pada susunan isi Board Manual untuk memperjelas hubungan Dewan Komisaris dan Direksi secara seimbang sesuai perubahan Anggaran Dasar Perusahaan. Pemantauan Penerapan Prinsip-prinsip GCG, Memantau penerapan prinsip-prinsip GCG dengan melakukan rapatrapat berkala dengan Satuan Kerja Sistem Informasi Perusahaan sebagai unit kerja yang mempunyai tugas mengkoordinasikan penerapan prinsip-prinsip GCG di Perusahaan. Dari hasil rapat berkala tersebut dapat ditemukenali kemajuan dan hambatan yang dihadapi dan diupayakan agar penerapan prinsip-prinsip GCG lebih baik hasilnya dari tahun-tahun sebelumnya, salah satunya indikatornya adalah meningkatnya nilai assessment penerapan GCG yang dilakukan oleh pihak independen. Pengadaan Barang dan Jasa yang Bersifat Substansial (Bukan bersifat Rutin), Menindaklanjuti Peraturan Menteri Negara BUMN No. PER.05/MBU/2008 tanggal 3 September 2008, Perseroan telah menyusun kebijakan pengadaan barang dan jasa. Batasan pengadaan barang dan jasa yang bersifat substansial (bukan bersifat rutin) ditentukan Direksi dengan persetujuan Dewan Komisaris. Menyusun Tata Laksana Persuratan Dinas & Kearsipan (TLSK), Dalam upaya penerapan prinsip tata kelola perusahaan yang baik, di Kesekretariatan Dewan Komisaris telah disusun tata laksana persuratan dinas dan kearsipan (TLSK) dengan mengacu kepada tata laksana persuratan dinas dan kearsipan yang sudah ada di Perusahaan. Dengan penyusunan tata laksana persuratan dinas dan kearsipan tersebut diharapkan peranan Sekretariat Dewan Komisaris dapat memperlancar tugas-tugas Dewan Komisaris dalam melakukan pengawasan dan pemberian nasihat seperti yang diatur dalam Anggaran Dasar Perusahaan. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Dewan Komisaris : • Memberikan masukan kepada Dewan Komisaris mengenai substansi prinsip-prinsip GCG dari laporan Direksi terhadap pelaksanaan Corrective Action atas Hasil Audit Kinerja Tahun 2009. • Memberikan masukan kepada Dewan Komisaris mengenai memorandum dari Konsultan Nindyo & Assosiates tentang Kajian Umum mengenai Tugas dan Kewenangan Dewan Komisaris.
1.
Formulating GCG Soft Structure GCG implementation instrument, i.e. GCG soft structure, consists of GCG Code and Code of Conduct. These two instruments were made official with the signing by President Director and President Commissioner. Revising Board Manual to elaborate on the relationship between Board of Commissioners and Directors as provided for in the Amendment to Articles of Association.
2.
Monitoring GCG implementation By holding periodic meetings with Corporate Information System Work Unit being the unit responsible for coordinating the GCG practice. At such meetings, progress and constraint will be noted and improvements will be suggested for better results in the future. One indicator of this improvement is better assessment findings by independent parties.
3.
Procuring non-routine goods and services Acting on SOE Minister Regulation No. PER.05/MBU/2008 of 3 September 2008, the Company has drafted goods and services procurement policy. Limitation of procuring non-routine goods and services is given by Board of Directors with the approval of Board of Commissioners.
4.
Compiling Procedures of Official Correspondence and Filing To practise good corporate governance, the Secretariat of Board of Commissioners has procedures of official correspondence and filing that is based on the existing procedures of official correspondence and filing of the Company. With these procedures the Secretariat of Board of Commissioners is expected to facilitate the work of Board of Commissioners of overseeing and giving counsel as stated in the Articles of Association.
5.
Doing other assignments given by Board of Commissioners • Giving Board of Commissioners input regarding GCG issues in Board of Directors report on corrective actions in response to 2009 performance audit findings. • Giving Board of Commissioners input regarding Consultant Nindyo & Associates’ memorandum on Overall Review of Board of Commissioners Duty and Authority.
208
PT Bukit Asam Tbk Laporan Tahunan 2010
LAPORAN TATA KELOLA PERUSAHAAN
• Memberikan laporan berupa masukan kepada Dewan Komisaris dalam menyusun tanggapan Dewan Komisaris atas Drat RKAP Tahun 2011.
• Giving input to Board of Commissioners for preparing its comments on draft 2011 Work Program and Budget.
6.
Melakukan Kunjungan Kerja Lapangan, Kunjungan Kerja Lapangan ke UP Tanjung Enim dilaksanakan bersamasama dengan Komite lainnya pada tanggal 6 November 2010. Selama kunjungan lapangan tersebut banyak ditemukan hal-hal yang memerlukan pemantauan lebih lanjut mengenai penererapan prinsip-prinsip GCG oleh satuan kerja di Perusahaan.
6.
Making site visit Official site visit to Tanjung Enim Mining Unit was made together with other Committees on 6 November 2010. Matters requiring further attention were discovered during the visit that concerned GCG implementation by work units.
7.
Mengikuti 2 (dua) kali Rapat Kerja Lintas Komite.
7.
Attending two Cross Committee Business Meetings.
Komite Nominasi, Remunerasi dan PSDM
Nomination, Remuneration and HRD Committee
Tujuan, Visi dan Misi
Objective, Vision and Mission
Komite Nominasi, Remunerasi dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (PSDM) selanjutnya disebut Konarba dan PSDM, merupakan komite yang mengalami perubahaan nama dan keanggotaanya di tahun 2010. Sebelumnya komite ini bernama Komite Konarba dan GCG, dengan tugas membantu Komisaris dalam hal-hal yang berkaitan dengan kebijakan penetapan remunerasi dan peningkatan implementasi GCG.
Nomination, Remuneration and Human Resource Development Committee, further to be referred to as NR & HRD Committee, is a committee that went through a change of name and membership in 2010. Previously this Committee was known as NR & GCG Committee, in charge of assisting Board of Commissioners in matters pertaining to nomination, remuneration and GCG implementation.
Setelah mengalami perubahan nama dan keanggotaan, komite ini dibentuk untuk membantu Komisaris dalam melakukan pengawasan, evaluasi dan menyusun rekomendasi dalam menetapkan antara lain: i)Norma (Standar) Nominasi dan Remunerasi, Kepatuhan perusahaan atas pelaksanaan peraturan perundang-undangan yang berkaitan dengan masalah nominasi dan remunerasi. Tugas tambahan lainnya adalah melakukan Penelahan dan pemantauan implementasi sistem perencanaan tenaga kerja,rekruitmen,seleksi dan penempatan pegawai.
After changing its name and membership, this Committee is assigned to help Board of Commissioners in its oversight and counselling responsibilities, and to make recommendations with respect to nomination and remuneration standards, compliance with the law governing nomination and remuneration. Its additional tasks include reviewing manpower planning, recruitment, selection and placement.
Visi Konarba dan PSDM adalah ”Terciptanya sinergi antara Komisaris, Direksi dan Pegawai melalui sistem nominasi dan remunerasi, dan pengembangan SDM yang berlandaskan kompetensi dan kinerja, sesuai kebutuhan dan kemampuan perusahaan.” Sedangkan misinya adalah: Mendorong terciptanya sistem nominasi dan remunerasi yang fair untuk meningkatkan motivasi kerja, terciptanya sistem remunerasi yang layak dan memadai serta mendorong pelaksanaan prinsip dan praktek Good
The vision of NR & HRD Committee is ”Building synergy among Board of Commissioners, Board of Directors and employees through competence-performance-based nomination, remuneration and development of human resource in accordance with the Company’s need and condition.” While its mission is “Promoting the creation of fair nomination and remuneration system to motivate employees, formulate proper and measurable remuneration system, and enhance GCG practice.”
Corporate Governance yang lebih baik. Komite ini dibentuk dengan berpedoman kepada peraturan perundangan yang berlaku, Anggaran Dasar Anggaran Dasar Perusahaan terakhir yang dibuat oleh Notaris Fathiah Helmi, SH tanggal 21 April 2010 Nomor 24 dan serangkaian keputusan Dewan Komisaris mengenai Konarba, dengan yang terakhir adalah Keputusan Dewan Komisaris, no 14/SK/PTBA-KOM/ XI/2010, tanggal 1 November 2010, tentang Pengangkatan Anggota Komite Nominasi dan Remunerasi Dewan Komisaris PT Bukit Asam (Persero) Tbk.
This Committee is established pursuant to the prevailing laws and regulations, the latest Articles of Association drawn up before Notary Fathiah Helmi, SH, Deed No. 24 of 21 April 2010 and Board of Commissioners Decision No. 14/ SK/PTBA-KOM/XI/2010 of 1 November 2010 on Appointment of Nomination and Remuneration Committee Members of PT Bukit Asam (Persero) Tbk.
PT Bukit Asam Tbk 2010 Annual Report 209
CORPORATE GOVERNANCE REPORT
Independensi dan Susunan Anggota Komite Konarba dan PSDM
Independency and Composition of NR & HRD Committee
Konarba dan PSDM bersifat mandiri baik dalam pelaksanaan tugas maupun dalam pelaporan, yang dibentuk oleh, dan bekerja untuk, serta bertanggung jawab kepada Dewan Komisaris. Semua anggota komite ini adalah independen terhadap Direksi, dan secara kolektif mempunyai kompetensi dan pengalaman di bidang nominasi, remunerasi, pengembangan sumberdaya manusia dan bisnis batubara.
NR & HRD Committee works independently, set up by and accountable to Board of Commissioners. All Committee members are not related to any director, experienced and knowledgable in human resource nomination, remuneration and development as well as coal business.
SUSUNAN ANGGOTA KONARBA DAN PSDM PER 31 DESEMBER 2010 SEBAGAI BERIKUT: THE COMPOSITION OF NR & HRD COMMITTEE AS OF 31 DECEMBER 2010 IS AS FOLLOW:
Ketua Head
Ir. Abdul Latief Baky, MSc, MHum, FIQ merangkap sebagai Komisaris Independen cum Independent Commissioner
Anggota Member
Noeroso L. Wahyudi SE.MA Dr. Sumarhadi SE MM
Tugas dan Tanggung-jawab
Duty and Responsibility
Tugas Konarba dan PSDM selengkapnya tertuang dalam Piagam (Charter) Konarba dan Pengembangan SDM dengan beberapa uraian diantaranya adalah sebagai berikut. • Memberikan pendapat independen dan profesional serta rekomendasi kepada Komisaris terhadap halhal yang berhubungan dengan masalah nominasi dan remunerasi. • Menelaah tingkat kepatuhan Perseroan terhadap peraturan perundang-undangan yang berkaitan dengan masalah Nominasi dan Remunerasi (seperti UU Ketenagakerjaan, Peraturan dari Kementerian BUMN atau Bapepam-LK). • Melakukan evaluasi dan memberikan rekomendasi tentang penerapan sistem penggajian, pemberian tunjangan, THR dan bonus bagi seluruh pegawai, termasuk sistem pensiun dan kompensasi dalam hal terjadi pengurangan pegawai.
The task of NR & HRD Committee is fully incorporated in NR & HRD Charter covering:
Laporan Kegiatan Konarba dan PSDM
NR & HRD Committee Activity Report Troughout 2010, the committee held 23 meetings attended by the members as follow.
Selama tahun 2010, Konarba dan PSDM telah mengadakan 23 (duapuluh tiga) kali rapat berkala dengan tingkat kehadiran sebagai berikut.
NAMA
JABATAN
NAME
•
•
•
POSITION
Giving independent, professional opinion and recommendation to Board of Commissioners in matters pertaining to nomination and remuneration. Assessing the Company’s compliance with laws and regulations that govern nomination and remuneration (such as Manpower Law, SOE Minister or Bapepam-LK Regulations). Making evaluation and recommendation in the implementation of salary, allowance, holiday allowance and bonus payment system, and also retirement and compensation scheme in case of personnel retrenchment.
JUMLAH RAPAT NO. OF MEETING (A)
KEHADIRAN ATTENDANCE (B)
(B:A) %
Abdul Latief Baky
Ketua Head
23
23
100
Noeroso L. Wahyudi *
Anggota Member
23
22
97
Fakhrudin Tieja**
Anggota Member
12
12
100
Sumarhadi***
Anggota Member
6
6
100
Keterangan: *) Berdasarkan SK Dewan Komisaris No 08A/SK/PTBA-KOM/VII/2010 tanggal 2 Agustus 2010. **) Diangkat kembali menjadi anggota Konarba tanggal 1 Juli 2010, mengundurkan diri per 1 Agustus 2010. Ditetapkan menjadi Sekretaris Dewan Komisaris per 2 Agustus 2010. ***) Berdasarkan SK Dewan Komisaris No. 14/SK/PTBA-KOM/XI/201 tanggal 1 November 2010. Note: *) Under Board of Commissioners Decision No. 08A/SK/PTBA-KOM/VIII/2010 of 2 August 2010. **) Reappointed member of NR Committee on 1 July 2010, resigned on 1 August 2010. Appointed Secretary to Board of Commissioners on 2 August 2010. ***) Under Board of Commissioners Decision No. 14/SK/PTBA-KOM/XI/2010 of 1 November 2010.
210
PT Bukit Asam Tbk Laporan Tahunan 2010
Karyawan PTBA di Kantor Pusat, Tanjung Enim PTBA employees in Tanjung Enim Head Office
LAPORAN TATA KELOLA PERUSAHAAN
PT Bukit Asam Tbk 2010 Annual Report 211
CORPORATE GOVERNANCE REPORT
Konarba dan PSDM telah melaksanakan tugas melalui rapat interen seperti disebutkan di atas, rapat dengan pihak terkait, dan melakukan kunjungan kerja lapangan, dengan ikhtisar kegiatan sebagai berikut.
NR & HRD Committee holds internal meetings, meetings with related parties, and makes site visits, that can be summed up as follows:
•
Menyetujui dan menyiapkan Formulasi Remunerasi -- Menyetujui pengembangan Formula Insentif Kinerja Pegawai tahun buku 2009, dengan didasarkan peraturan perundangan yang berlaku, SK Direksi No. 066/KEP/INT-16100/OT.04/2009, tentang Penilaian Kinerja Perusahaan 2009; dan Surat Komisaris No. 20/KOM/III/2010. -- Menyiapkan formula Tantiem untuk Direksi tahun buku 2009 bersama konsultan Independen berdasarkan referensi peraturan perundangan antara lain: Permen BUMN Nomor: PER-02/MBU/2009 tanggal 27 April 2009 Pasal 30 dan Permen BUMN Nomor :PER -03/MBU/2009 tanggal 19 Oktober 2009 Pasal 5.
•
•
Pengembangan Kriteria Nominasi Melakukan penyesuaian atas kriteria Long List Direksi tahun 2011-2014 berdasarkan pada SK Meneg BUMN No. 04/MBU/2009 tentang Persyaratan dan Tata Cara pengangkatan dan pemberhentian Anggota Direksi BUMN.
•
Nomination Criteria Making adjustments to Board of Directors long list criteria for 2011-2014 to conform to SOE Minister Decision No. 04/MBU/2009 on Requirements and Procedures of Appointing and Dismissing SOE Board Members.
•
Pemantauan Pelaksanaan Rencana Strategis Pengembangan SDM Komite mencermati adanya progres pencapaian program kerja sampai tahun 2010 terutama terbentuknya Assesment Center. Disamping itu mencermati adanya penyesuaian dalam pengembangan SDM antara lain: a) restrukturisasi profil SDM dari sisi usia dan kompetensi, b) restrukturisasi organisasi termasuk anak perusahaan, c) pengembangan formula IKP berdasarkan kinerja pegawai.
•
HR Development Strategic Plan Observing the work progress until 2010 particularly the formation of Assessment Center, noting the adjustments to HR development such as: a) restructuring HR profile by age and proficiency, b) restructuring the organization including subsidiaries, c) developing performance-based KPI formula.
•
Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Dewan Komisaris -- Penyiapan dan pemantauan pembentukan Komite GCG. -- Dasar penyiapan pembentukan Komite GCG adalah surat keputusan (SK) nomor 13/SK/PT.BAKOM/X/2009 tentang Konarba dan GCG. SK ini ditindaklanjuti laporan kedua komite dalam buku yang dimulai dari laporan Triwulan-IV tahun 2009 dan laporan Triwulan 1 sampai dengan II tahun 2010. Komite GCG telah menyiapkan laporan tersendiri dimulai Triwulan-III selain bulan Juli tahun 2010. -- Melakukan Kajian Restrukturisasi Briket Batubara. -- Berdasarkan kajian yang dilakukan, Komite merekomendasikan agar restrukturisasi perlu segera dilaksanakan. -- Melakukan Kajian Proyek Peranap, dengan butirbutir temuan antara lain:
•
Performing other assignments from Board of Commissioners -- Preparing and monitoring the formation of GCG Committee. -- The legal ground for setting up GCG Committee was Board of Commissioners Decision No. 13/SK/PTBAKOM/X/2009 on NR & GCG Committee. This decision was followed up by the two Committees report covering 4th quarter of 2009 and 1st – 2nd quarter of 2010. GCG Committee made a separate report starting 3rd quarter of 2010 except July 2010. -- Studying Coal Briquette Restructuring. -- Based on the study the Committee recommended that restructuring be immediately carried out. -- Reviewing Peranap Project -- The Committee came up with the following findings and suggestions:
Approving Employee Performance Incentive Formula -- Approving employee performance incentive formula for 2009, subject to the law and Board of Directors Decision No. 066/KEP/INT-16100/OT.04/2009 on 2009 Performance Appraisal and Board of Commissioners Letter No. 20/KOM/III/2010. -- Making Board of Directors Tantiem Formula for 2009 with the assistance of an independent consultant pursuant to SOE Minister Regulation No. PER02/MBU/2009 of 27 April 2009 Article 30 and SOE Minister Regulation No. PER-03/MBU/2009 of 19 October 2009 Article 5.
212
PT Bukit Asam Tbk Laporan Tahunan 2010
• Kurang sesuainya referensi harga yang digunakan. • Asumsi harga yang digunakan sebaiknya PPA (Purchace Power Agreement) dengan PLN. • Perlu mempertimbangkan ulang perhitungan IRR. -- Menyiapkan seleksi anggota Sesdekom. -- Menyiapkan seleksi anggota Konarba. -- Implementasi konsep Peraturan Dewan Komisaris tentang Tata Laksana Persuratan Dinas & Kearsipan (TLSK) di Lingkungan Dewan Komisaris PT BA. • •
LAPORAN TATA KELOLA PERUSAHAAN
• price reference used was not suitable; • price assumption should be taken from Power Purchase Agreement with PLN; • IRR should be recalculated. -- Selecting Board of Commissioners Secretariat members -- Selecting NR Committee members -- Implementing Procedures of Official Correspondence and Filing within Board of Commissioners. • •
Making site visits. Attending two Cross Committee Business Meetings.
Melakuan kunjungan kerja lapangan. Mengikuti 2 (dua) kali Rapat Kerja Lintas Komite.
Komite Asuransi, Risiko Usaha dan Pascatambang (KRU)
Insurance, Business Risk and Post-Mining Committee
Komite Asuransi, Risiko Usaha, dan Pascatambang, selanjutnya disebut Komite Risiko Usaha bertugas dan bertanggung jawab untuk memberikan pendapat profesional dan independen sesuai kewenangannya kepada Dewan Komisaris terkait dengan pengelolaan perusahaan yang berkaitan dengan risiko usaha yang berpotensi menimbulkan kerugian signifikan, termasuk asuransi, pengelolaan lingkungan dan pasca tambang.
Insurance, Business Risk and Post-Mining Committee, further referred to as BR Committee, is set up to give independent and professional viewpoint to Board of Commissioners with regard to business risks, insurance, environment and post-mining area management.
Visi dan Misi Komite Risiko Usaha sebagaimana dituangkan dalam Charter Komite Risiko Usaha PT Bukit Asam, yang
The vision and mission of BR Committee as stipulated in BR Committee Charter issued on 28 November 2009 are:
diterbitkan pada 28 November 2009, adalah sebagai berikut: 1. Visi Menjadi Komite Asuransi, Risiko Usaha dan Pasca Tambang yang profesional dan independen untuk mendukung pencapaian visi dan misi perusahaan. 2. Misi Memberikan masukan secara komprehensif dalam rangka: a. Meminimalkan risiko perusahaan yang mungkin terjadi di bidang pengembangan usaha, operasi produksi dan pemasaran. b. Meminimalkan dampak negatif dari kegiatan perusahaan terhadap lingkungan (fisik, kimia dan sosial).
1.
2.
Vision To be professional and independent Insurance, Business Risk and Post-Mining Committee to realize the corporate vision and mission. Mission To give input with the purpose of: a. Minimizing risks that may arise in business development, production and marketing. b. Minimizing negative impact of the Company’s activities on the environment (physical, chemical and social)
Komite KRU senantiasa mengingatkan dan merekomendasikan agar seluruh risiko utama Perseroan yang masuk kategori high dan extreme risk di kenali dan dimitigasi. BR Committee consistently recommends that all high and extreme business risks be identified and mitigated.
PT Bukit Asam Tbk 2010 Annual Report 213
CORPORATE GOVERNANCE REPORT
Tugas dan Tanggung jawab
Duty and Responsibility
Komite Risiko Usaha bertugas dan bertanggung jawab untuk memberikan pendapat profesional dan independen sesuai kewenangannya kepada Dewan Komisaris terkait dengan pengelolaan perusahaan yang berkaitan dengan risiko usaha yang berpotensi menimbulkan kerugian signifikan, termasuk asuransi, pengelolaan lingkungan dan pasca tambang.
BR Committee is responsible for giving independent and professional viewpoint to Board of Commissioners with regard to business risks, insurance, environment and post-mining area management.
Tugas, Tanggung Jawab dan Wewenang dari Komite Risiko Usaha dijabarkan secara rinci dalam piagam Komite Risiko Usaha (KRU Charter).
The duty, responsibility and authority of BR Committee are elaborated in BR Committee Charter.
Independensi KRU dan Susunan Anggota Komite
Independency and Composition of BR Committee
KRU bersifat mandiri baik dalam pelaksanaan tugas maupun dalam pelaporan, yang dibentuk oleh, dan bekerja untuk, serta bertanggung jawab kepada Dewan Komisaris. Semua anggota komite ini adalah independen terhadap Direksi, dan secara kolektif mempunyai kompetensi dan pengalaman di bidangnya.
BR Committee works independently, set up by and accountable to Board of Commissioners. All Committee members are not related to any director, experienced and knowledgable in their respective fields.
SUSUNAN KRU PER 31 DESEMBER 2010 SEBAGAI BERIKUT: THE COMPOSITION OF BR COMMITTEE AS OF 31 DECEMBER 2010 IS AS FOLLOWS:
Ketua Head
Dr. Ir. Thamrin Sihite ME, merangkap sebagai Komisaris cum Commissioner
Anggota Member
Ir. Faridha M.Si Andi Novianto, PhD
Laporan Kegiatan Komite Asuransi, Risiko dan Pascatambang
Insurance, Business Risk and Post-mining Committee
Selama tahun 2010, KRU total menyelenggarakan rapat 24 kali, dengan tingkat kehadiran anggota sebagai berikut:
Throughout the year 2010, the Committee held 24 meetings, attendance rate of members is given below:
KEHADIRAN
(B:A) %
24
24
100
Anggota Member
24
24
100
Anggota Member
24
24
100
Anggota Member
3
3
100
JABATAN
Dr. Ir. Thamrin Sihite, ME
Ketua Head
Ir. Faridha, M.Si* Andi Novianto, PhD* Pramuditho Karsowidjojo**
NAME
JUMLAH RAPAT
ATTENDANCE (B)
NAMA
NO. OF MEETING (A)
POSITION
Keterangan : *Berdasarkan SK Dewan Komisaris No. 01/SK/PTBA-KOM/2010 tanggal 3 Juni 2010. **Kontrak sudah selesai pada bulan Maret 2010 Note: *Under Board of Commissioners Decision No. 01/SK/PTBA-KOM/2010 of 3 June 2010 **Contract expired in March 2010.
Adapun tugas dan kegiatan yang telah dilaksanakan oleh Komite Risiko Usaha, Asuransi dan Pasca Tambang sepanjang tahun 2010 dituangkan dalam bentuk Laporan Komite Risiko Usaha, meliputi diantaranya:
The tasks and activities carried out by the Business Risk, Insurance and Post Mining throughout 2010 set out in the form of Enterprise Risk Committee Report, include among others:
•
• •
•
Evaluasi atas Laporan-laporan yang dikeluarkan Perusahaan Laporan dievaluasi untuk melihat faktor-faktor risiko yang dihadapi oleh Perseroan, terutama berkaitan dengan kondisi lokal perusahaan, regional, dan global, termasuk terhadap upaya PTBA dalam pengelolaan
Evaluating Company Reports Reports were evaluated to detect risks in local, regional and global term, in environment and post-mining area management (physical, social, economic). The Committee is of the opinion business development projects such as railway development and TPP construction should be
214
PT Bukit Asam Tbk Laporan Tahunan 2010
•
•
•
•
•
•
• •
lingkungan secara fisik maupun sosial dan ekonomi serta pengelolaan pasca tambang. KRU berpendapat bahwa proyek-proyek pengembangan usaha yang sedang dilakukan seperti pengembangan angkutan kereta api dan pembangunan PLTU masih perlu dipercepat realisasinya. Untuk meningkatkan produksi dan penjualan batubara maka pengembangan angkutan kereta api eksisting yang merupakan kerjasama antara PTBA dan PT KAI, serta rencana kerjasama antara PTBA, PT Transpacific Railway Infrastructure dan China Railway Engineering Corporation dapat segera dipacu. Melakukan telaahan dan kajian terhadap investasi PLTU Peranap 2 x 10 MW. KRU merekomendasikan beberapa hal penting yang perlu mendapatkan perhatian dalam pelaksanaan pembangunan PLTU dan kaitannya dengan rencana eksploitasi tambang adalah meliputi: (i) aspek administratif, (ii) aspek teknis dan (iii) aspek ekonomi, termasuk dalam hal ini adalah penilaian kesiapan off taker (aspek regulasi, skema bisnis dan time frame penyerahan excess power). Sehubungan dengan rencana Kerjasama Proyek Tanjung Api-api, KRU merekomendasikan agar dilakukan kajian komprehensif terhadap rencana keterlibatan PTBA dalam Proyek Tanjung Api-Api, termasuk dari aspek ekonomi, finansial, teknis, sosial, dan lingkungan. Melakukan telaahan dan kajian terhadap Perjanjian Jual Beli Batubara (PJBB) PTBA dengan PLN. KRU merekomendasikan PJBB tersebut dimasukkan dalam RJPP dan RKAP, serta dilakukannya perencanaan yang lebih komperehensif. Selain itu dalam meningkatkan penjualan perlu memperhatikan kemampuan infrastruktur. Terkait dengan program pengembangan prasarana produksi yang berlokasi di Tanjung Enim, Kertapati, dan Tarahan, KRU berpendapat agar dikaji lebih mendalam dan selaras dengan rencana jangka panjang perusahaan dalam meningkatkan efisiensi dan produksi batubara. Mengingat nilai investasi untuk hal ini akan sangat besar, maka pendanaan proyek tersebut agar dikaji secara hati-hati, termasuk apabila akan mendapatkan sumber pendanaan yang akan berasal dari luar PTBA, agar didapatkan alternatif yang tidak memberatkan. KRU juga melakukan telaahan dan evaluasi terhadap kegiatan lainnya seperti Lelang IPP PLTU, memberikan masukan atas Drat RKAP Tahun 2011 dan lain-lain. Melakukan Kunjungan Kerja Lapangan. Yakni ke lokasi UP Tanjung Enim termasuk PLTU Tanjung Enim 3 x 10 MW. KRU merekomendasikan peningkatan produksi di lokasi Tanjung Enim, Air Laya dan Non Air Laya, serta percepatan penyelesaian pembangunan PLTU Mengikuti 2 (dua) kali Rapat Kerja Lintas Komite. Mengikuti Program Pendidikan dan Pelatihan berkelanjutan, diantaranya partisipasi Ketua KRU pada konferensi ‘The Rising Power of Indonesia Incorporated: Reaching President SBY’s Vision of 2014’ di Jakarta, sebagai upaya untuk mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan praktik lapangan.
LAPORAN TATA KELOLA PERUSAHAAN
•
•
•
•
•
•
• •
accelerated. To increase production and sales of coal, cooperation between PTBA and PT KAI (Indonesian Railway Company) and among PTBA, PT Transpacific Railway Infrastructure and China Railway Engineering Corporation should proceed. Reviewing: Investment in Peranap Thermal Power Plant 2 x 10 MW. BR Committee recommended some important things to be concerned in the implementation of power plant and its relation to the planned exploitation of the mine are included: (i) administrative aspects, (ii) technical aspects and (iii) the economic aspects, including in this case is the assessment of readiness off taker (regulatory aspects, business schemes and time frame for delivery of excess power). Along with the Project Cooperation plan Tanjung Api-api, BR Committee recommended that a comprehensive review is conducted in the PTBA involvement plan of Tanjung Api-Api project, including aspects of economic, financial, technical, social, and environmental. Reviewing: the Coal Sale and Purchase Agreement (PJBB) PTBA with PLN. BR Committee recommended the PJBB included in RJPP and RKAP, as well as doing a more comprehensive planning. In addition, infrastructure capability should be concerned to increase sales. Developing Production Infrastructure the Committee believes the program of developing production infrastructure in Tanjung Enim, Kertapati and Tarahan should be scrutinized to be consistent with long-term plan of enhancing coal efficiency and production. Considering the sizeable investment, financing should be carefully studied, expecially when it comes from external sources. Evaluating Other Activities BR Committee evaluated TPP Independent Power Plant tenders, gave input and recommendation for 2011 work program and budget, etc. Making Site Visits to Tanjung Enim Mining Unit including Tanjung Enim TPP 3x10 MW. Recommendation was made to boost production of Tanjung Enim, Air Laya and outside Air Laya, and to speed up TPP construction. Attending two Cross Committee Business Meetings. Attending Education and Training Program Participation of Committe Head in ‘The Rising Power of Indonesia Incorporaed: Reaching President SBY’s Vision of 2014’ conference in Jakarta, to keep abreast of scientific advancement and on-the-job practice.
PT Bukit Asam Tbk 2010 Annual Report 215
CORPORATE GOVERNANCE REPORT
SEKRETARIS PERUSAHAAN
CORPORATE SECRETARY
Sekretaris Perusahaan berperan besar dalam memperlancar hubungan antar Organ Perseroan, hubungan antara Perseroan dengan stakeholders serta dipenuhinya ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Pembinaan hubungan baik dengan stakeholder strategis, khususnya pemegang saham, akan sangat mendukung kelancaran bisnis dan pengembangan usaha Perseroan. Selain itu, sebagai perusahaan publik, Perseroan juga wajib memiliki tata laksana dokumen dan informasi yang baik untuk membantu memastikan kepatuhan Perseroan terhadap perundang-undangan dan peraturan pasar modal serta untuk mendukung akuntabilitasi pelaporan kinerja dan tanggung jawab Perseroan kepada stakeholder.
The Corporate Secretary plays a major role in facilitating communication among the corporate organs, relationship between the Company and its stakeholders, and compliance with the prevailing laws and regulations. Favorable relationship with strategic stakeholders, particularly the shareholders, will promote the smooth operations and growth of the Company. As a public company, the Company must have reliable document and information management system to ensure compliance with capital market laws and regulations, and guarantee the accountability of the Company’s performance report to stakeholders.
Perseroan menetapkan fungsi Sekretaris Perusahaan yang bertanggung jawab langsung kepada Direktur Utama. Perseroan menetapkan kualifikasi khusus untuk pejabat Sekretaris Perusahaan, memberikan wewenang dan sumber daya yang memadai dan melakukan evaluasi berkala atas pelaksanaan tugasnya. Fungsi utama Sekretaris Perusahaan ada tiga, yakni: sebagai liason officer, compliance officer serta investor relations.
For this reason, the Company establishes the function of Corporate Secretary who is directly accountable to President Director. The Company requires certain qualification of Corporate Secretary, giving appropriate authority and resources, and periodically evaluating the performance of his/her duty. Corporate Secretary has triple main function: as liason officer, compliance officer and investor relations officer.
Sesuai dengan fungsinya, Sekretaris Perusahaan menjamin ketersediaan informasi terkini, tepat waktu dan akurat mengenai Perseroan kepada para pemegang saham, analis, media massa dan masyarakat umum, yang juga meliputi penyediaan Laporan Triwulan dan Laporan Tahunan. Secara umum tugas Sekretaris Perusahaan adalah sebagai berikut:
As the function requires, Corporate Secretary ensures that the most current, punctual and accurate information regarding the Company is available for the shareholders, analysts, mass media and general public. The information includes quarterly and annual financial reports. In general, the duty of Corporate Secretary is as follows:
•
•
• • •
Mengikuti perkembangan dan peraturan-peraturan pasar modal serta memberikan pelayanan atas setiap informasi yang dibutuhkan pemodal (investor relations). Memberikan pelayanan atas setiap informasi yang dibutuhkan oleh setiap pemangku Kepentingan. Memberi masukan kepada Direksi untuk mematuhi peraturan yang berhubungan dengan pasar modal Bertindak sebagai penghubung antara Perseroan dengan Bapepam-LK serta masyarakat, serta membina hubungan baik dengan seluruh stakeholder lain di luar pemegang saham, yaitu antara lain Pemerintah, media, mitra Perseroan dan masyarakat.
• • •
Keeping abreast of capital market development and rules. Providing information for investors and other stakeholders (investor relations) Giving input to Board of Directors in complying with capital market rules and regulations Acting as liaison officer among the Company, BapepamLK and the public, and fostering good relationship with all other stakeholders besides shareholders, among others the Government, mass media, partners and public.
Fungsi utama Sekretaris Perseroan mencakup tiga bidang, yaitu sebagai liason officer, compliance officer serta investor relations. Corporate Secretary has triple main function, as liason officer, compliance officer and investor relations officer.
216
PT Bukit Asam Tbk Laporan Tahunan 2010
LAPORAN TATA KELOLA PERUSAHAAN
Kantor Pusat PT Bukit Asam di Tanjung Enim PT Bukit Asam Head Office in Tanjung Enim
Sekretaris Perusahaan kemudian dibantu oleh fungsifungsi lain di bawah koordinasinya, yaitu Hubungan Investor, Komunikasi Perusahaan dan Kantor Perwakilan. Mulai bulan Juli 2009, Sekretaris Perusahaan PT Bukit Asam (Persero) Tbk dijabat oleh Achmad Sudarto.
Corporate Secretary is assisted by other functions under his/her coordination, i.e. Investor Relations, Corporate Communication and Representative Office. Since July 2009, Achmad Sudarto has been the Corporate Secretary of PT Bukit Asam (Persero) Tbk.
Perseroan telah mengeluarkan suatu kebijakan “Keterbukaan dan Kerahasiaan Informasi serta informasi orang dalam” dan kebijakan “Pengelolaan Dokumen/Arsip Perseroan,” dalam rangka memenuhi persyaratan azas keterbukaan dan pelaksanaan GCG. Tujuan dari penetapan kebijakan tersebut adalah untuk memastikan bahwa pengungkapan informasi Perseroan harus akurat serta dicatat, diolah, dirangkum dan dilaporkan dalam jangka waktu tertentu, sesuai dengan ketentuan keterbukaan informasi yang berlaku.
The Company has set a policy on “Information Disclosure and Confidentiality, and Insider Information” and “Document/ File Management” in an effort to abide by the transparency principle and GCG practice. The objective of setting this policy is to make sure that information regarding the Company is disclosed accurately, recorded, processed, compiled and reported over certain periods, in accordance with the rules on disclosure of information.
Sepanjang tahun 2010, Perseroan telah mengadakan 14 (empat belas) kali conference call, 83 (delapan puluh tiga) kali one on one meeting, 2 (dua) kali non-deal roadshow serta 2 (dua) kali kegiatan yang melibatkan wartawan. Rincian Press Release yang pernah dilaksanakan oleh Perseroan adalah:
In 2010, the Company conducted 14 conference calls, 83 oneon-one meetings, two non-deal roadshows and two events involving the journalists.
CORPORATE GOVERNANCE REPORT
PT Bukit Asam Tbk 2010 Annual Report 217
Kegiatan Keterbukaan informasi yang dilaksanakan oleh Perseroan, tahun 2010 Information disclosure events launched by the Company in 2010 BULAN
KEGIATAN
Januari January
• Konfirmasi berita Bisnis Indonesia “Indonesia Power kurangi pasokan batubara PTBA” • Konfirmasi pemberitaan Detik “BPK temukan anak usaha PTBA rugikan Negara Rp1,6 Miliar.”
MONTH
EVENT/ACTIVITY
• Confirming “Bisnis Indonesia” article on “Indonesia Power reduced PTBA coal supply” • Confirming “Detik” article on “BPK discovered PTBA subsidiary cost the state Rp1.6 billion in losses”
Februari February
• Konfirmasi pemberitaan media Investor Daily “Bukit Asam Investasi PLTU $ 101 Juta.” • Konfirmasi pemberitaan media Investor Daily “Bukit Asam gandeng South Africa Synthetic.” • Confirming “Investor Daily” article on “Bukit Asam invested $101 million in TPP” • Confirming “Investor Daily” article on “Bukit Asam joined hands with South Africa Synthetic”
Maret March
• Konfirmasi pemberitaan media Investor Daily “Bukit Asam siap akuisisi 9,36% saham Freeport.” • Konfirmasi pemberitaan media Investor Daily “ANTM-PTBA diminta akuisisi saham Freeport.” • Pemberitahuan pergantian pejabat Senior Manajer Satuan Pengawas Intern. • Pernyataan tidak melakukan eksplorasi periode Maret – September 2010 • Konfirmasi pemberitaan media DetikFinance “BUMN diminta lepas cucu usaha.” • Pemberitahuan Rencana Penyelenggaraan RUPS • • • • •
Confirming “Investor Daily” article on “Bukit Asam ready to acquire 9.36% stake in Freeport” Confirming “Investor Daily” article on “ANTM-PTBA are urged to acquire Freeport” Announcing replacement of Internal Audit Unit Senior Manager Stating no exploration will be made during March – Sept 2010 Confirming “Detik Finance” article on “SOE’s are urged to release companies below subsidiary” • Announcing preliminary plan of AGMS
April April
Juni June
• • • • •
Panggilan RUPS tahunan Perseroan Konfirmasi pemberitaan media Investor Daily “ANTM-PTBA bersaing jadi mitra BHP Biliton” Konfirmasi pemberitaan media Kontan “Direktur Bukit Asam bakal jadi tersangka” Konfirmasi pemberitaan media Investor Daily “Bukit Asam incar 30% saham railway” Hasil RUPS Tahunan
• • • • •
Notice of AGMS Confirming “Investor Daily” article on “ANTM-PTBA competing for BHP Biliton partnership” Confirming “Kontan” article on “Bukit Asam director to be named a suspect” Confirming “Investor Daily” article on “Bukit Asam eyeing 30% stake in railway” Announcing AGMS resolutions
• Konfirmasi pemberitaan media Kontan “Dugaan korupsi Bukit Asam, dua Direktur Bukit Asam akhirnya diperiksa Penyidik Kejagung” • Laporan hasil pelaksanaan pembelian kembali saham periode Januari – Juni 2010 • Confirming ”Kontan” article on ”Alleged corruption in PTBA, two directors are examined by Attorney General’s Office” • Reporting share buy-back results January – June 2010
Agustus August September September
• Konfirmasi pemberitaan media Investor Daily “Lanco Infratech jadi Mitra Bukit Asam” • Confirming ”Investor Daily” article on ”Lanco Infratech became Bukit Asam partner” • Pernyataan tidak melakukan eksplorasi pada periode Sept 10 – Mar 10 • Konfirmasi pemberitaan media Kontan mengenai PTBA kaji rencana Stock Split. • Konfirmasi pemberitaan media Investor Daily “Bukit Asam siapkan dana akuisisi Rp840 Miliar.” • Stating no exploration will be made during Sept 10 – Mar 11 • Confirming “Kontan” article on “PTBA mulling over stock split” • Confirming “Investor Daily” article on “Bukit Asam sets aside Rp840 billion for acquisition”
Oktober October
• Keterbukaan Informasi Pemegang Saham Tertentu • Perseroan mengikuti Non Deal Roadshow di USA tanggal 1-5 Nopember 2010. • Disclosing information on certain shareholders • Participating in Non Deal Roadshow in USA 1-5 November 2010
November November Desember December
• Penyelenggaraan Public Expose, Penyampaian dan Laporan Hasil Public Expose • Conducting public expose, reporting public expose results • Laporan Perseroan telah melaksanakan penjualan seluruh saham hasil pembelian kembali saham Perseroan. • Pembayaran Dividen Interim 2010. • Reporting the sale of all shares from buy-back program • Paying interim dividend for 2010
PARA PIHAK PARTIES
BEI IDX
BEI IDX
BEI IDX
BEI IDX
BEI IDX
BEI IDX
BEI IDX
BEI IDX BEI IDX
BEI IDX
218
PT Bukit Asam Tbk Laporan Tahunan 2010
LAPORAN TATA KELOLA PERUSAHAAN
Penerbitan Press Release Tahun 2010 Press Release issued in 2010 BULAN
TOPIK / SUBJEK
MEDIA
Januari January
• Harga jual batubara ke PLTU Suralaya untuk pasokan tahun 2010 disepakati menjadi Rp685.000/ton, total volume 5,5 juta ton. • Coal selling price to Suralaya TPP for 2010 agreed at Rp685,000/ton, total volume 5.5 million tons.
Website Perseroan Company website
Maret March
• Laba bersih Rp2,73 Triliun naik signifikan 60% pada tahun 2009. • Pengumunan Laporan Keuangan per 31 Desember 2009. • Kontrak EPC dan O&M Proyek Railway “baru” kapasitas 25 juta ton/tahun ditandatangani. • 2009 net profit increased 60% to Rp2.73 trillion • Financial statement as of 31 December 2009 • EPC & O&M contract for “new” railway project, capacity 25 million ton/year was signed
Surat Kabar, Website Perseroan Company website, newspaper
April April
• PTBA bagikan dividen final tahun buku 2009 Rp1,228 Triliun. • Pengumunan Laporan Keuangan per 31 Maret 2010, volume penjualan batubara PTBA Triwulan 1 naik 14%. • PTBA paid 2009 final dividend of Rp1.228 trillion. • Financial statement per 31 March 2010, coal sales volume in 1st quarter increased 14%.
Surat Kabar, Website Perseroan Company website, newspaper
Mei May
PTBA jadi tuan rumah Indonesian Fire Rescue Challenge 2010. PTBA hosted “Indonesian Fire Rescue Challenge 2010.”
Surat Kabar, Website Perseroan Company website, newspaper
Juni June
PTBA dan PLN tandatangani Nota Kesepahaman pemasokan batubara kalori rendah sebesar 9 Juta Ton/Tahun. PTBA and PLN signed Memorandum of Understanding for low calory coal supply of 9 million tons/year.
Surat Kabar, Website Perseroan Company website, newspaper
Juli July
• Volume penjualan batubara PTBA Semester 1 – 2010 naik 10%. • PTBA dan Pemprov Sumatera Selatan tandatangani Nota Kesepakatan Bersama “Sumsel Siaga Bencana Berbasis Industri.” • Harga jual batubara PTBA ke PLTU Tarahan naik 8,6% dan ke PLTU Bukit Asam naik 5,5%. • Pengumunan Laporan Keuangan per 30 Juni 2010, volume penjualan batubara naik 10% pada Semester 1 – 2010. • Coal sales volume in 1st semester 2010 increased 10%. • PTBA and South Sumatra Provincial Administration signed Memorandum of Understanding “South Sumatra bracing for indusrial disaster.” • Coal price to Tarahan TPP increased 8.6% and to Bukit Asam TPP increased 5.5%. • Financial statement as of 30 June 2010, coal sales volume rose 10% in 1st semester of 2010.
Surat Kabar, Website Perseroan Company website, newspaper
Agustus August
PTBA Integrasikan Sistem Pasokan Batubara. PTBA integrated coal supply system.
Surat Kabar, Website Perseroan Company website, newspaper
Oktober October
Pengumunan Laporan Keuangan per 30 September 2010, volume penjualan batubara naik 12% pada Triwulan III – 2010. Financial statement as of 30 September 2010, coal sales volume in 3rd semester of 2010 increased 12%.
Surat Kabar, Website Perseroan Company website, newspaper
MONTH
TOPIC/SUBJECT
Desember December
MEDIA
Surat Kabar, Website Perseroan Company website, newspaper
Selain itu, setiap tahun Perseroan menerbitkan laporan tahunan dalam dua bahasa, yaitu Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris, yang menyediakan informasi mengenai kinerja Perseroan. Laporan Tahunan Perseroan dan informasi lainnya dapat diperoleh di Sekretariat Perusahaan di Kantor Pusat atau Perwakilan Perseroan.
Each year the Company’s financial statements are published bilingually, in Indonesian and English, to provide information on the Company’s business performance. Annual Report and other information may be obtained from the office of Corporate Secretary in the Head Office or Representative Offices.
Pemegang saham dan masyarakat umum juga dapat memperoleh informasi mengenai perkembangan Perseroan melalui situs http://www.ptba.co.id.
Shareholders and the general public are welcome to visit our website http://www.ptba.co.id for further information on the Company.
PT Bukit Asam Tbk 2010 Annual Report 219
CORPORATE GOVERNANCE REPORT
www.ptba.co.id SISTEM PENGAWASAN DAN PENGENDALIAN INTERNAL
INTERNAL AUDIT AND CONTROL SYSTEM
Manajemen mengembangkan sistem pengawasan dan pengendalian internal agar dapat berfungsi secara efektif untuk mengamankan investasi dan aset Perseroan. Upaya pengembangan sistem pengawasan dan pengendalian yang dilakukan meliputi:
The Management develops an effective internal audit and control system to safeguard the Company’s investment and assets. The system development includes:
a.
a.
b.
c.
d.
e.
Peningkatan lingkungan pengendalian internal yang disiplin dan terstruktur. Pelaksanaan kajian dan pengelolaan risiko usaha, meliputi proses untuk mengidentifikasi, menganalisis, menilai dan mengelola risiko usaha yang relevan secara berkesinambungan. Melakukan aktivitas pengendalian pada setiap tingkat dan unit dalam struktur organisasi Perseroan, antara lain mengenai kewenangan, otorisasi, verifikasi, rekonsiliasi, penilaian atas prestasi kerja, pembagian tugas dan keamanan aset Perseroan. Meningkatkan dan mengembangkan sistem informasi dan komunikasi yang meliputi proses penyajian laporan mengenai kegiatan operasional, finansial dan ketaatan atas ketentuan dan peraturan yang berlaku. Melakukan pemantauan yaitu proses penilaian terhadap kualitas sistem pengendalian internal termasuk pelibatan fungsi internal audit pada setiap tingkat dan unit struktur organisasi Perseroan.
b. c.
d.
e.
Establishing a disciplined and structured internal control environment. Reviewing, identifying, analysing and managing business risk continuously. Exercising control over every level and unit within the organization, associated with power, authority, verification, reconciliation, performance appraisal, job division and security of the Company’s assets. Developing information and communication system covering the process of reporting of operating activities, financial condition and compliance with the law. Monitoring and evaluating the quality of internal control system and the involvement of internal audit function at every level and unit within the Company.
220
PT Bukit Asam Tbk Laporan Tahunan 2010
LAPORAN TATA KELOLA PERUSAHAAN
Kegiatan yang meliputi butir b dan c tersebut di atas dilaksanakan oleh satuan kerja Sistem Manajemen Perusahaan (SMP), dijabarkan masing-masing melalui pengembangan sistem diantaranya Sistem Manajemen Risiko (lihat uraian ”Sistem Manajemen Risiko”), Sistem Manajemen Mutu, Sistem Manajemen Lingkungan dan Sistem Manajemen K3. (Lihat uraian ”Sistem Manajemen Bukit Asam”). Sedangkan pelaksanaan kegiatan untuk butir c, d dan e tersebut di atas, dilaksanakan dengan melibatkan aktivitas Satuan Pengawasan Internal (SPI).
Activities under point b and c are carried out by Corporate Management System Work Unit, elaborated in Risk Management System (see “Risk Management System”), Quality Management System, Environmental Management System and Work Safety and Health Management System (see “Bukit Asam Management System). Activities under point c, d and e are done with the involvement of Internal Audit Unit (IAU)
Auditor Internal
Internal Auditor
Auditor Internal bertindak sebagai Satuan Pengawasan Internal. Sesuai Ikhtisar Piagam SPI (SPI Charter) PTBA yang ditandatangani bersama Direksi dan Komisaris PTBA, maka SPI :
Internal Auditor serves as Internal Audit Unit (IAU). Under IAU Charter signed by Board of Directors and Board of Commissioners, IAU is described as follows:
a.
a.
b.
c.
d.
e.
SPI merupakan unit kerja yang menjalankan fungsi pengendalian/pengawasan internal untuk membantu Manajemen dan Satuan Kerja lainnya didalam pencapaian pelaksanaan tugas dan kewajibannya, dengan memberikan bantuan berupa analisa, penilaian, rekomendasi, konsultansi dan informasi mengenai aktivitas Satuan Kerja melalui Pimpinan Perusahaan; SPI mempunyai wewenang memperoleh akses terhadap dokumen, pencatatan personal dan fisik kekayaan perusahaan di seluruh unit kerja perusahaan, untuk mendapatkan data dan informasi yang berkaitan dengan pelaksanaan tugas audit, termasuk anak perusahaan; Untuk kelancaran tugas, SPI harus berkoordinasi dengan Komite Audit. SPI merupakan mitra kerja dari Auditor Eksternal. SPI juga mempunyai hubungan dengan SPI Perusahaan Afiliasi, SPI Anak Perusahaan dan Yayasan Milik Perusahaan dalam bentuk koordinasi pelaksanaan audit dan bantuan teknis; Ruang lingkup SPI meliputi Pengendalian Internal, evaluasi efektifitas implementasi prinsip-prinsip GCG dan evaluasi efektifitas Manajemen Risiko; Auditor SPI harus mematuhi Kode Etik yang merupakan panduan peilaku dalam melaksanakan tugas audit yang mencerminkan tingkat profesionalisme auditor yang bersangkutan.
b.
c.
d.
e.
IAU is a work unit that exercises internal audit and control function to assist the management and other work units to perform their duty, providing them with analysis, evaluation, recommendation, consultancy and information through the management. IAU has access to documents and records of company property in all work units, to relevant data and information associated with audit work, including those of subsidiaries. To perform efficiently IAU has to coordinate with Audit Committee. As a working partner of External Auditor, IAU coordinates with IAU of the Company’s affiliates, subsidiaries and foundation in performing audit and providing technical assistance. The scope of IAU covers internal audit work, evaluating the effectiveness of GCG implementation and risk management. IAU Auditor should abide by the Code of Conduct in performing audit to reflect his/her professionalism.
SPI memastikan bahwa seluruh elemen Perseroan berperan dan bertindak sesuai tugas dan kewajibannya serta menindak lanjuti rekomendasi dari hasil temuan SPI. IAU ensures all elements of the Company work and act according to established duties and responsibilities, and act on IAU findings and recommendations.
PT Bukit Asam Tbk 2010 Annual Report 221
CORPORATE GOVERNANCE REPORT
Uraian peran, wewenang dan tanggung-jawab selengkapnya ada pada Piagam (Charter) Audit Internal.
Full description of the role, authority and responsibility of Internal Audit is written in Internal Audit Charter.
Sesuai Rencana Audit Tahunan (RAT) 2010, SPI telah melakukan audit operasional di 8 (delapan) Satuan Kerja dan sesuai permintaan dan penugasan dari Direktur Utama, SPI telah melakukan audit khusus di 5 (lima) Satuan Kerja;
In line with Annual Audit Plan for 2010, IAU conducted audit on eight work units, and as instructed by President Director, special audit on five work units.
Pada tahun 2010 kurang lebih 90% rekomendasi yang telah disampaikan SPI dapat ditindak lanjuti oleh Auditee dan sisanya akan ditindak lanjuti pada tahun 2011.
In 2010 approximately 90% of IAU’s recommendations were acted on by auditees and the rest will be followed up in 2011.
Auditor Eksternal
External Auditor
Auditor Eksternal yang memeriksa laporan keuangan Perseroan tahun buku 2010 ditetapkan melalui Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan berdasarkan rekomendasi dari Komisaris dan Komite Audit. Untuk menjamin independensi dan kualitas hasil pemeriksaan Auditor Eksternal yang ditunjuk tidak boleh memiliki benturan kepentingan dengan setiap level pejabat Perseroan.
The external auditor who audited the Company’s 2010 financial statements was appointed by AGMS by the recommendation of Board of Commissioners and Audit Committee. To guarantee the independency and quality of audit, the appointed external auditor must have no conflicting interest with each level of the Company’s organ.
Untuk menjaga profesionalitas Perseroan melakukan pemilihan Auditor Eksternal setiap tahun, dengan ketentuan satu KAP hanya boleh melakukan audit secara berurutan maksimal 3 tahun. Auditor Eksternal yang ditunjuk bertanggung jawab untuk menyampaikan opininya atas ketaatan laporan keuangan yang diaudit terhadap standar laporan keuangan yang berlaku.
To keep its professionalism, the Company selects external auditor every year, on condition that one public accountant office performs audit only for three years in a row. The appointed external auditor must give its opinion on the compliance of audited financial statements with the accounting standards generally applied.
Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan April 2010 memutuskan menunjuk Kantor Akuntan Publik Tanudiredja, Wibisana & Rekan, member Firm dari PricewaterhouseCoopers, untuk memeriksa dan menyatakan opininya atas laporan keuangan Perseroan yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2010.
AGMS in April 2010 resolved to appoint the Office of Public Accountant Tanudiredja, Wibisana & Partners, member firm of PriceWaterHouseCoopers, to audit and give its opinion on the Company’s financial statements for the year ending 31 December 2010.
Periode Penunjukan dan Honorarium Berdasarkan kewenangan yang diberikan oleh Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan, Dewan Komisaris telah menetapkan jumlah biaya Auditor Eksternal sebesar Rp1.424.555.000 (Satu Miliar Empat Ratus Dua Puluh Empat Juta Lima Ratus Lima Puluh Lima Ribu Rupiah) belum termasuk Out of Pocket Expenses dan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) untuk jasa audit laporan keuangan konsolidasian Perseroan untuk tahun yang berakhir tanggal 31 Desember 2010 termasuk untuk audit laporan keuangan PKBL. Tahun 2010 tersebut merupakan periode ke- 3 (tiga) KAP Tanudiredja, Wibisana & Rekan melakukan audit atas laporan keuangan Perseroan.
Appointment and Fee By the authority conferred by AGMS, Board of Commissioners fixed External Auditors fee of Rp 1,424,555,000 (one billion four hundred twenty four million five hundred fifty five thousand rupiah), excluding out-of-pocket expenses and value added tax of Rp1,095,050,000 plus out-of-pocket expenses for auditing the Company’s consolidated financial statement and Partnership & Community Development Program financial statement for the year ended 31 December 2010. The year 2010 was the third year for Public Accountant Tanudiredja, Wibisana & Partners to audit the Company’s financial statements.
Sementara untuk audit kinerja proyek kerjasama dan anak perusahaan PTBA tahun buku 2010, Dewan Komisaris menetapkan KAP Purwantono, Suherman dan Surja (Ernst & Young) untuk melaksanakan audit kinerja tersebut dengan biaya sebesar Rp1.045.000.000 (Satu Milyar Empat Puluh Lima Juta Rupiah) belum termasuk out of pocket expenses (OPE) dan PPN.
Whereas for performance audit of joint projects with subsidiaries in 2010, Board of Commissioners appointed Public Accountant Purwantono, Suherman and Surja (Ernst & Young) at a total fee of Rp1,045,000,000 (one billion forty five million rupiah) excluding out-of- pocket expenses and value added tax.
222
PT Bukit Asam Tbk Laporan Tahunan 2010
LAPORAN TATA KELOLA PERUSAHAAN
Kegiatan Auditor Eksternal • Pada tahun 2010 BPK-RI telah melakukan Audit System Pengendalian Intern (SPI) PTBA, saat ini masih dalam proses penyusunan draft Laporan Hasil Pemeriksaan (LHP) oleh Tim Audit BPK-RI. • Untuk audit yang dilakukan Kantor Akuntan Publik (KAP), pada tahun 2010 dilakukan jasa audit kinerja atas kegiatan Anak Perusahaan dan Project Kerjasama PTBA, serta jasa audit umum (General Audit) untuk Laporan Keuangan PTBA, telah diselesaikan pada akhir Pebruari 2011.
External Auditor Activity • In 2010 the State Auditor audited the Company’s internal control system and to this day their report is still in process. • For 2010 accounting year, Public Accountant performed audit on the operating performance of PTBA subsidiaries and joint projects, and general audit on PTBA financial statements, which were finalized end of February 2011.
Satuan Kerja Sistem Manajemen Perusahaan
Corporate Management System Unit
Dalam rangka memperkuat sistem pengawasan dan pengendalian internal di Perseroan, Manajemen membentuk Satuan Kerja Sistem Manajemen Perusahaan (SMP). Dalam struktur organisasi perusahaan, SMP bersama-sama dengan SPI dan Sekretaris Perusahaan langsung berada di bawah kendali Direktur Utama.
To strengthen internal audit and control system, the management set up Corporate Management System Work Unit (CMS). In the organization structure, CMS, IAU and Corporate Secretary are directly accountable to President Director.
Visi dari Satuan Kerja SMP adalah: Menjadi Satuan Kerja yang terpercaya dalam mengelola proses bisinis Perusahaan dengan menerapkan prinsip-prinsip GCG secara konsisten, sehingga dapat meningkatkan nilai Perusahaan.
The vision of CMS is to become a reliable work unit in managing the Company’s business process by consistently implementing GCG principles to enhance corporate value.
Sedangkan Misi Satuan Kerja SMP adalah: • Meningkatkan kualitas tatakelola Perusahaan agar sesuai dengan prinsip-prinsip GCG untuk mewujudkan peningkatan kesejahteraan bagi Pemegang Saham dengan tetap memperhatikan kepentingan stakeholders lainnya. • Mendorong terciptanya Kebijakan dan best practices/
The mission of CMS is realized by: • Improving the quality of governance according to GCG principles for increased shareholder value and other stakeholders’ interest. • Creating work best practices of international and national standards under GCG principles. • Cultivating corporate culture.
•
standar kerja yang lazim berlaku baik secara nasional maupun internasional di Perusahaan yang sesuai dengan Prinsip-prinsip GCG. Meningkatkan budaya korporasi.
Strategi Satuan Kerja SMP adalah: • Meningkatkan komunikasi dengan BOD dan Seluruh Kepala Unit/ Kepala Satuan Kerja untuk mendapatkan data informasi yang diperlukan. • Bekerjasama dengan Satuan kerja SDM untuk meningkatkan kompetensi Pegawai dan mendapatkan sertifikasi keahlian (khususnya Auditor) yang diperlukan serta jumlah personil yang optimal. • Meningkatkan objektifitas, independensi, kualitas dan waktu penyelesaian pekerjaan/audit. • Senantiasa melakukan improvement proses bisnis internal SMP.
The strategies adopted by CMS are: • Building communication with Board of Directors and all Work Unit Heads to obtain the necessary information. • Working in cooperation with HR Work Unit for employee development and proficiency certification (especially Auditor) and optimal number of personnel. • Enhancing objectivity, independency, quality and time efficiency in performing audit. • Continually improving CMS.internal business process.
Tugas dari SMP adalah membantu Direktur Utama dalam mengembangkan, mengarahkan, dan mengendalikan seluruh sistem manajemen yang diterapkan di perusahaan yang meliputi dan tidak terbatas pada: • Sistem Manajemen Mutu (SMM) • Sistem Manajemen Lingkungan (SML) • Sistem Manajemen Kesehatan dan Keselamatan Kerja (SMK3)
CMS is in charge of assisting President Director in developing, directing and controlling all management systems applied in the Company including but not limited to: • • •
Quality Management System (SMM) Environment Management System (SML) Work Safety & Health Management System (SMK3)
PT Bukit Asam Tbk 2010 Annual Report 223
CORPORATE GOVERNANCE REPORT
• • • • • •
Sistem Manajemen Mutu Laboratorium (SMM Lab) Sistem Manajemen Risiko (SMR) Sistem Manajemen Corporate Social Responsibility (SM CSR) Sistem Manajemen Keamanan Pelabuhan (SMKP) Sistem Manajemen Kinerja (SMK) Sistem Manajemen Surat & Kearsipan
• • • • • •
Laboratory Quality Management System (SMM Lab) Risk Management System (SMR) Corporate Social Responsibility Management System (SMCSR) Port Security Management System (SMKP) Performance Management System (SMK) Correspondence & Filing Management System
Peranan SMP dalam peningkatan implementasi GCG adalah pertama menyiapkan/menyusun soft structure GCG bersamasama dengan unit yang akan melaksanakan, yang kemudian disahkan menjadi pedoman. Kemudian SMP melakukan pemantauan dan melaksanakan audit/evaluasi kinerja dari masing-masing unit, terutama dari sisi keandalan sistem yang diterapkan dan hubungannya dengan kinerja. Secara periodik, SMP akan melakukan perbaikan pada sistem operasional yang diterapkan pada masing-masing unit tersebut.
In enhancing the implementation of GCG principles, CMS jointly with would-be users first prepares GCG soft structure, which is subsequently formalized as guide. Next, CMS monitors and evaluates the performance of each unit, particularly in terms of system reliability and its association with performance. Periodically, CMS improves the operating system applied in each unit.
Selama tahun 2010, SMP telah melaksanakan audit internal sebanyak 24 kali audit yang terdiri dari Audit SMM sebanyak 4 kali audit terhadap 15 Satuan Kerja Lingkup ISO 9001, Audit SML sebanyak 4 kali audit terhadap 14 Satuan Kerja Lingkup ISO 14001, Audit SMK3 sebanyak 4 kali audit terhadap 16 Satuan Kerja Lingkup OHSAS 18001, Audit SM Lab sebanyak 2 kali audit terhadap 3 Laboratorium batubara Lingkup ISO 17025, Audit SMKP sebanyak 6 kali audit terhadap 3 Pelabuhan batubara Lingkup ISPS Code dan Audit SMK sebanyak 4 kali audit terhadap 31 Satuan Kerja lingkup Balance Scorecard. Sedangkan untuk implementasi Sistem Manajemen Risiko selama tahun 2010 telah dilakukan 4 kali monitoring terhadap 16 Satuan Kerja Lingkup SMR berbasis AS/NZ 4360.
Throughout 2010, CMS performed 24 audits, covering 4 SMM audits on 15 work units scope ISO 9001, 4 SML audits on 14 work units scope ISO 14001, 4 SMK3 audits on 16 work units scope OHSAS 18001, 2 SMM Lab audits on 3 coal laboratories scope ISO 17025, 6 SMKP audits on 3 coal ports scope ISPS Code and 4 SMK audits on 31 work units scope Balance Scorecard. Whereas on Risk Management System, monitoring was done 4 times on 16 work units scope SMR on AS/NZ 4360.
Sesuai dengan perkembangan kegiatan evaluasi yang dilakukan pada tahun 2010, SMP berpendapat Soft Structure GCG di perusahaan sudah memadai. Hal ini berdasarkan kelengkapan aturan seperti Board Manual, GCG Code, Code of Conduct, Charter-charter untuk Komite di tingkat Komisaris, Peraturan Pengadaan Barang dan Jasa, Larangan pemberian dan penerimaan hadiah, suap dan sejenisnya serta aturan mengenai transaksi yang mengandung benturan kepentingan. SMP saat ini tengah melakukan revisi atas beberapa aturan tersebut dalam rangka menyesuaikan dengan perkembangan peraturan yang ada.
During its evaluation work in 2010, CMS discovered that GCG soft structure was sufficiently implemented. This was proven by the availability of Board Manual, GCG Code, Code of Conduct, Board of Commissioners’ Committee Charters, regulations on goods and services procurement, gifts, bribes, etc. as well as conflict of interest transactions. CMS is currently revising some of the regulations to conform to the existing laws and regulations.
Untuk meningkatkan produktivitas dan efisiensi system, Manajemen mengeluarkan kebijakan untuk mengintegrasikan SMM ISO 9001:2008, SML ISO 14001:2004, dan SMK3 OHSAS 18001:2007 ke dalam satu Sistem Manajemen yang terintegrasi yang dinamakan Sistem Manajemen Bukit Asam (SMBA). Pada tahun 2010 SMP telah melaksanakan pembangunan SMBA.
To improve productivity and system efficiency, the management formulated a policy to integrate SMM ISO 9001:2008, SML ISO 14001:2004, and SMK3 OHSAS 18001:2007 into one management system called Bukit Asam Management System (SMBA). In 2010 CMS finalized the establishment of SMBA.
224
PT Bukit Asam Tbk Laporan Tahunan 2010
LAPORAN LAPORAN TATA TATA KELOLA KELOLA PERUSAHAAN PERUSAHAAN Corporate Governance Report
PT Bukit Asam Tbk 2010 Annual Report 225
CORPORATE GOVERNANCE REPORT
KODE ETIK
CODE OF CONDUCT
Perseroan telah selesai melakukan kajian dan penyusunan kembali butir-butir ketentuan dalam Pedoman Kode Etik Perusahaan yang telah ada, menyesuaikan kembali aturan di dalamnya dengan Pedoman GCG dan praktek-praktek lazim terkini. Tahun 2010, Pedoman Kode Etik Perusahaan hasil kajian ulang tersebut telah diberlakukan dan disosialisasikan. Pemberlakuan dilakukan melalui penerbitan SK Direksi, disertai pananda-tanganan lembar pernyataan seluruh pegawai untuk mentaati dan melaksakan butir-butir ketentuan yang terkandung dalam Code of Conduct tersebut.
The Company has finalized reviewing and revising the Code of Conduct, readjusting its provisions with GCG Code and the most current common practices. In 2010, the revised Code of Conduct was enacted by a Board of Directors decision, accompanied by all employees’ signed statement of commitment to observe and put into practice the Code of Conduct.
Pedoman Kode Etik merupakan salah satu tools Perseroan dalam meningkatkan integritas insan perseroan di setiap level, agar penerapan best practices GCG menjadi maksimal. Perseroan berkeyakinan penerapan best practices GCG secara seimbang peningkatan integritas serta landasan moral yang tinggi akan lebih menjamin Perseroan agar terhindar dari risiko-risiko yang mengarah pada kegagalan korporasi. Hal ini telah dibuktikan dengan terjadinya krisis finansial global tahun 2008 lalu, yang pemicunya adalah “moral hazard” pada perusahaan finansial skala global di Amerika Serikat.
Code of Conduct is one of the Company’s tools to enhance everybody’s integrity so as to apply GCG best practices to the utmost level. We believe that GCG best practices, high integrity and good moral will save the Company from the risk of corporate failure. This was proven by the global financial crisis in 2008 that was triggered by “moral hazard” within global scale financial companies in the USA.
Pokok-pokok Kode Etik
Main Points of Code of Conduct
Pada dasarnya Pedoman Kode Etik Perseroan mengatur halhal yang menjadi tanggung jawab Perseroan, individu jajaran Perseroan maupun pihak lain yang melakukan bisnis dengan Perseroan, yang meliputi:
Basically, the Company’s Code of Conduct regulates all matters under the responsibility of the Company, individuals of the organization and other parties doing business with the Company, covering:
•
•
•
•
•
Etika Bisnis Perseroan; Etika Bisnis Perseroan merupakan penjelasan tentang bagaimana sikap dan perilaku Perseroan sebagai suatu entitas bisnis bersikap, beretika dan bertindak dalam upaya menyeimbangkan kepentingan Perseroan dengan kepentingan stakeholder sesuai dengan prinsip-prinsip GCG dan nilai-nilai korporasi yang sehat. Etika Perilaku Individu; Etika Perilaku Individu merupakan penjelasan tentang bagaimana individu Jajaran Perseroan dalam berhubungan, bersikap, beretika dan bertindak sesuai kaidah-kaidah dan ketentuan yang berlaku. Sosialisasi dan Pelaporan atas Pelanggaran; Sosialisasi Code of Conduct dan tata cara pelaporan atas ketidaksesuaian perilaku, penyimpangan atas Code of Conduct, Peraturan Perseroan, peraturan perundangan lainnya dan sanksi yang diterapkan, dilakukan secara efektif dan menyeluruh kepada Jajaran Perseroan dan stakeholder. Pernyataan Kepatuhan Code of Conduct; Merupakan lembar pernyataan mengenai pemahaman dan kesediaan Jajaran Perseroan untuk mematuhi Code of Conduct Perseroan dan pihak yang bertanggung jawab atas implementasinya.
•
•
•
Business Code of Conduct The Company’s Business Code of Conduct gives directives as to how the Company should conduct its business with good ethics the way a business entity should, to balance the interest of the Company and that of the stakeholders in accordance with GCG principles and sound corporate values. Individual Code of Conduct This is an explanation as to how individuals in the Company should act in communicating with others and behave in accordance with good ethics and common moral values. Disseminating Code of Conduct and Reporting Violation Disseminating Code of Conduct and procedures of reporting misconduct, and violation of Code of Conduct, Company Regulations, other laws and regulations, and imposition of penalty should be done effectively to all levels of the organization and stakeholders of the Company. Statement of Compliance with Code of Conduct. This is a statement of understanding and readiness of all personnel to observe the Code of Conduct and respect any party assigned by the Company to be in charge of the implementation.
226
PT Bukit Asam Tbk Laporan Tahunan 2010
LAPORAN TATA KELOLA PERUSAHAAN
Aturan pokok yang tercakup pada Etika Bisnis Perseroan yang memiliki aspek kritis terhadap jalannya operasional perusahaan antara lain: (i) Target yang harus dicapai oleh jajaran Manajemen dan Pegawai; (ii). Internal Control Perseroan; (iii) Kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan; iv) Pemberian donasi; (v) Pemberian dan penerimaan hadiah (vi) Lingkungan; (vii) Ketenagakerjaan; (viii) Etika hubungan dengan Stakeholders; (ix) Etika hubungan kerja.
The main rules contained in Business Code of Conduct are critical of the conduct of the Company’s business, among others: (i) Target to be achieved by the management and employees; (ii). Internal Control of the Company; (iii) Compliance with laws and regulations; iv) Donating fund; (v) Giving and receiving gifts (vi) Environment; (vii) Employment; (viii) Ethics of stakeholder relation; (ix) Ethics of working relation.
Sedangkan Etika Kerja yang harus dipenuhi oleh individu jajaran Perseroan, meliputi antara lain: (i) Integritas dan komitmen; (ii). Kepatuhan terhadap hukum dan peraturan perundang-undangan; iii). Kerahasiaan informasi; (iv). Benturan kepentingan (conflict of interest); (v) Insider Trading; (vi) Menjaga keselamatan, kesehatan kerja dan lingkungan hidup; (vii) Citra perseroan; (viii) Keterlibatan dalam aktivitas politik dan (ix) Pemberian dan penerimaan hadiah.
Work Ethics that should be upheld by every individual in the Company include: (i) Integrity and commitment; (ii). Compliance with the laws and regulations; iii). Information confidentiality; (iv). Conflict of interest; (v) Insider trading; (vi) Work safety, health and environment; (vii) Corporate image; (viii) Political involvement and (ix) Giving and receiving gifts.
Sosialiasi Kode Etik
Socialization of Code of Conduct
Sosialisasi merupakan tahapan penting dari penerapan Code of Conduct. Perseroan berkomitmen untuk melaksanakan sosialisasi secara efektif dan menyeluruh dengan langkahlangkah sebagai berikut : • Melakukan sosialiasi Code of Conduct kepada seluruh Jajaran Perseroan, Pelanggan dan Mitra Kerja dan melakukan penyegaran secara berkala • Melakukan evaluasi atas pencapaian atau pemahaman kepada Jajaran Perseroan, baik pada masa orientasi maupun masa bekerja. • Pengkajian secara berkala butir-butir aturan Code of Conduct dalam rangka pengembangan Code of Conduct lebih lanjut. Jika diperlukan, maka hasil kajian dijabarkan lebih lanjut dalam berbagai kebijakan dan peraturan Perseroan.
Socialization is an important phase of upholding Code of Conduct. The Company is committed to effectively disseminating Code of Conduct by taking the following steps:
Penyelenggaraan sosialisasi ini dilakukan oleh Satuan Kerja Sistem Manajemen Perusahaan, selaku penanggung jawab implementasi GCG, berkordinasi dengan Satuan Kerja Sumber Daya Manusia (SDM).
Implementation and socialization of Code of Conduct and Corporate Culture are tools in nurturing high integrity and good moral of people at every level in the organization.
Langkah sosialisasi kemudian diikuti dengan implementasi yang disertai penerapan sangsi bagi pelanggaran yang dilakukan. Sebagai insentif bagi penerapan kode etik yang baik, maka penilaian kinerja pegawai di setiap level, yang berpengaruh terhadap promosi dan remunerasi, akan mempertimbangkan pula penilaian atas rekam jejak pegawai atas ketaatannya terhadap kode etik. Perseroan melengkapi Panduan Kode Etik dengan Prosedur Pelaporan Pelanggan dan penerapan sangsi atas pelanggaran kode etik.
Dissemination is then followed by implementation, and imposition of sanction in case of violation. To stimulate people to practice good ethics, employee performance appraisal at every level that affects promotion and remuneration will take into account employees’ track record in observing Code of Conduct. The Company complements Code of Conduct with procedures of reporting and imposing sanction on violation of Code of Conduct.
Budaya Perusahaan
Corporate Culture
Perseroan memiliki sistem nilai yang dianut dan dijalankan guna membangun budaya perusahaan. Filosofi dasar dalam membangun sistem nilai tersebut adalah sikap kerja “PTPRS,” yaitu Percaya, Terbuka, Positif, Rasional dan Sadar Biaya & Lingkungan. Nilai-nilai tersebut dijabarkan dalam budaya kerja “SiPrima” – Sinergi, Profesional, Beriman.
The Company has a value system that is adopted and implemented to build corporate culture. The basic philosophy in building the value system is work ethos of Trusting, Open, Positive, Rational and Conscious of Cost & Environment (TOPRC). These values are elaborated in work culture of Synergy, Professionalism and Faith.
•
• •
Disseminating Code of Conduct to all personnel, customers and partners, and giving periodic refresher course. Evaluating the accomplishment or understanding of the personnel, either during orientation or operating hours. Periodically reviewing the provisions of Code of Conduct for further improvement. If required, findings from the review will be further embodied in rules and regulations of the Company.
PT Bukit Asam Tbk 2010 Annual Report 227
CORPORATE GOVERNANCE REPORT
Penerapan dan Sosialisasi Kode Etik dan Budaya Perusahaan sebagai salah satu alat dalam meningkatkan integritas dan moral insan pada setiap tingkat Perseroan. Socialization is conducted by Corporate Management System Work Unit (CMS) being the unit responsible for GCG implementation, in coordination with Human Resource Work Unit.
PTPRS dapat diuraikan sebagai berikut:
TOPRC can be elaborated as follows:
•
Percaya; Sikap saling mempercayai satu sama lain baik antara pimpinan dengan bawahan dan juga dengan sesama rekan kerja, agar tercipta rasa kebersamaan dan memiliki di antara seluruh Pegawai.
•
Trusting; Trusting one another either between management and employees or among colleagues so as to foster sense of togetherness and sense of belonging.
•
Terbuka; Sikap yang menganggap Pegawai sebagai rekan kerja untuk saling terbuka, saling memahami agar mampu bersinergi yang diwujudkan dalam 3 (tiga) tindakan pokok yaitu aktif memberikan dan menerima informasi yang benar dan bertanggung jawab, bersikap saling mengingatkan, dan bersikap satria.
•
Open; All personnel are colleagues who should be understanding and open to one another in order to work synergically, through three principal deeds: actively taking and giving truthful and accountable information, reminding one another and acting gentlemanly.
•
Positif; Sikap selalu berpikir dan bertindak positif dalam melihat sesuatu hal untuk meraih hasil yang lebih optimal. Dengan berpikir POSITIF, insan Perseroan akan lebih bijaksana karena dapat menyelesaikan masalah dengan pandangan yang lebih jernih serta tetap memiliki semangat untuk selalu memperbaiki apapun demi kepentingan perusahaan. Rasional; Mampu memilah antara kenyataan dan perkiraan dalam membawa persoalan pada tempatnya. Ini berarti setiap rencana, tindakan dan pengendalian berlandaskan pada pola pikir yang objektif dan adil.
•
Positive; Always think and act positive in judging things to reach optimum result. By thinking positive, everybody in the Company will be wiser and able to solve problems with a clearer mind and remain enthusistic in every situation to act for the Company’s benefit.
•
Rational; Able to distinguish between fact and assumption in handling things. This means every plan, action and management are based on objective and unprejudiced way of thinking.
Sadar Biaya dan Sadar Lingkungan; Menghargai setiap usaha yang dilakukan setiap individu untuk membantu melakukan efisiensi di semua lini serta menyadari apa yang dilakukan bukan hanya untuk kepentingan saat ini. Menjaga kelestarian lingkungan adalah komitmen kita bersama.
•
Conscious of Cost and Environment; Appreciating every effort made by everyone for efficiency in every line, and to be conscious of environment conservation as our commitment to think of the future and not just the present.
•
•
Sedangkan Landasan Budaya kerja “SiPrima” diuraikan sebagai berikut:
Whereas the culture of Synergy, Professionalism and Faith can be described as follows:
•
Bekerja Keras; Pegawai senantiasa bekerja dengan penuh semangat dan membina kerjasama yang baik sehingga terciptanya sinergi dalam bekerja.
•
Work Hard: Employees always work enthusiastically and foster good teamwork spirit to create synergy.
•
Bekerja Cerdas; Pegawai bekerja secara profesional dan secara terus menerus melakukan perbaikan untuk mencapai operational excellence.
•
Work Smart; Employees work with professionalism and constantly improve work to reach operational excellence.
228
PT Bukit Asam Tbk Laporan Tahunan 2010
LAPORAN TATA KELOLA PERUSAHAAN
Perseroan menetapkan prosedur yang mudah dan sederhana namun melindungi kerahasiaan identitas pelapor maupun penyelidik. To ensure the effectiveness of whistle blowing policy, the Company establishes easy and simple procedures but protective of the identity of witnesses and investigators.
•
Bekerja Ikhlas; Pegawai menyadari bahwa bekerja bukanlah tujuan melainkan hanya sarana untuk beribadah kepada Allah SWT. Oleh karena itu dalam bekerja harus selalu ikhlas dan dilandasi iman yang kuat. Hal tersebut akan mencegah terjadinya praktekpraktek kecurangan dalam bekerja.
•
Work Willingly; Employees realize that working is not a purpose but a means to worship God. Therefore, employees should work willingly and guided by a strong faith. This will prevent fraudulent practices from occurring at work.
Kebijakan Pokok Perseroan
Standard Policy
Sebagai pelengkap dan bagian atas Panduan GCG, Perseroan telah menyusun dan menetapkan serangkaian aturan kebijakan pokok operasional, untuk menunjang penerapan tata-kelola perusahaan yang baik, mencakup di antaranya:
The Company has compiled and formulated a series of standard operating policy to complement GCG Code, which cover the following:
Aturan dan Tatalaksana Sistem Pelaporan Pelanggaran (Whistleblower Policy) Perseroan telah memberlakukan kebijakan serta Tatalaksana Sistem Pelaporan Pelanggaran (Whistleblower Policy) untuk berbagai tujuan, diantaranya:
Rules and Procedures of Whistle Blowing Policy
•
•
• •
Menciptakan iklim kondusif dan mendorong pelaporan pelanggaran yang dapat menimbulkan kerugian finansial maupun non finansial (hal-hal yang dapat merusak citra Perusahaan); Mengurangi kerugian yang terjadi akibat pelanggaran melalui deteksi dini; dan Mempersiapkan mekanisme deteksi dini (early warning system) atas kemungkinan terjadinya masalah akibat
The Company sets a Whistle Blowing Policy purposes, including:
• •
for various
Creating a conducive climate to encourage people to report any misconduct that may result in financial or non-financial losses (that may tarnish the Company’s image); Minimizing losses as a result of misconduct through early warning system; and Designing early warning system mechanism to anticipate any problem arising from misconduct.
suatu pelanggaran. Demi menjamin efektivitas pengawasan pelanggaran dan deteksi dini tersebut, Perseroan kemudian menetapkan halhal pokok yang terkait, termasuk diantaranya: menyediakan media pelaporan pelanggaran (hot line, email, kotak pos khusus), menetapkan prosedur pelaporan dan menetapkan dengan jelas jenis-jenis pelanggaran yang dapat dilaporkan.
To ensure the effectiveness of misconduct control and early warning system, the Company took the necessary measures including providing misconduct reporting media (hotline, email, special mailbox), setting reporting procedures and defining types of misconduct that may be reported.
Untuk mendorong keberanian saksi pelapor, maka Perseroan menetapkan prosedur yang mampu menjamin kerahasiaan identitas pelapor dan petugas investigasinya.
To encourage people to report, the Company establishes procedures that will protect the identity of the witnesses and investigating officers.
PT Bukit Asam Tbk 2010 Annual Report 229
CORPORATE GOVERNANCE REPORT
Pengelolaan Risiko Perseroan telah mengembangkan sistem pengelolaan risiko secara terintegrasi di tingkat korporasi dengan melibatkan masing-masing satuan kerja. Sistem Manajemen Risiko yang ada selalu dikembangkan untuk mengantisipasi kemungkinan terjadinya risiko dan mengeliminasi risiko yang ada untuk mencapai tujuan Perseroan. Pengembangan tersebut merupakan bagian dari strategi jangka panjang Perseroan, dengan membentuk unit kerja khusus yang menangani hal tersebut serta dilaksanakan secara sistematis sesuai dengan standar manajemen risiko yang menjadi acuan.
Risk Management The Company establishes an integrated risk management system at the corporate level involving every work unit. The system is continually developed to anticipate possible risk and to mitigate existing risk. Developing risk management system is part of the Company’s long term strategy by forming special work unit to handle this matter systematically in accordance with the risk management system.
Uraian Pengelolaan Risiko selengkapnya ada pada bagian Manajemen Risiko, halaman 68 - 72.
Full description of risk management is presented in Risk Management section page 68 - 72.
Transaksi Benturan Kepentingan Untuk menghindari terjadinya benturan kepentingan, Perseroan menetapkan prinsip-prinsip kebijakan sebagai berikut :
Conflict of Interest Transactions In an effort to prevent conflict of interest, the Company adopts the following policy:
•
•
•
•
•
Anggota Dewan Komisaris dan Anggota Direksi harus mengungkapkan kepemilikan saham di Perseroan atau di perusahaan lain dalam daftar khusus sebagaimana dipersyaratkan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Setiap individu Jajaran Perseroan dilarang memanfaatkan jabatan untuk kepentingan pribadi atau untuk kepentingan orang lain atau pihak lain yang merugikan kepentingan Perseroan. Setiap individu Jajaran Perseroan dilarang menggunakan informasi penting dan rahasia bagi kepentingan pribadi atau untuk kepentingan orang lain atau pihak lain yang merugikan kepentingan Perseroan. Setiap individu Jajaran Perseroan sebaiknya menghindari kepentingan ekonomi dalam perusahaan yang dapat menimbulkan benturan kepentingan ekonomi.
•
•
•
Members of Board of Commissioners and Board of Directors must disclose their shareholding in the Company or other companies in a special register as required by the law. Every member of the Company must not take advantage of their position for personal gain or othes’ benefit that may harm the interest of the Company. Every member of the Company must not use material and confidential information for personal gain or others’ benefit that may harm the Company. Every member of the Company must avoid economic interest in the Company that may cause financial conflict of interest.
Dengan demikian seluruh elemen Perseroan dapat terhindar dari dominasi oleh satu pihak terhadap pihak lainnya, bebas dari segala pengaruh dan tekanan pihak lain sehingga pengambilan keputusan mengenai transaksi yang mengandung benturan kepentingan dapat dilakukan secara obyektif.
This way, all elements of the Company may be free from domination by others, free from any influence and pressure by others to allow objective decision making when it comes to transactions with conflict of interest.
Transaksi Orang Dalam Aturan mengenai transaksi orang dalam diatur dalam Panduan Kode Etik. Aturan tersebut menyatakan bahwa Perseroan memegang teguh peraturan perundang-undangan yang berlaku mengenai informasi orang dalam khususnya dalam hal akses informasi yang sensitif dan bersifat rahasia.
Insider Trading The Company has set the rules on insider trading as stipulated in Code of Conduct. It stipulates that the Company abides by the prevailing laws and regulations regarding insider information particularly with respect to access to delicate and confidential information.
Sesuai Panduan Kode Etik, individu jajaran Perseroan yang memiliki akses informasi material yang belum dipublikasikan secara luas dilarang menyalahgunakan jabatan dan kewenangannya dengan mengungkapkan informasi dimaksud kepada pihak tertentu untuk digunakan sebagai dasar membeli, menjual atau menahan saham Perseroan.
According to the Code of Conduct, anyone within the organization who has access to undisclosed material information should not abuse his/her position and authority to divulge such information to any party for the purpose of buying, selling or retaining the Company shares.
230
PT Bukit Asam Tbk Laporan Tahunan 2010
LAPORAN TATA KELOLA PERUSAHAAN
Manajemen Kinerja Perseroan menerapkan sistem manajemen kinerja yang dikembangkan berdasarkan prinsip transparansi, akuntabilitas, independensi serta kewajaran. Sistem penilaian kinerja diupayakan agar:
Performance Management The Company implements performance management system which is based on principles of transparency, accountability, independency and fairness. The performance management should be:
•
•
•
•
•
Transparan, yang berarti semua karyawan dapat mengetahui ukuran apa saja yang dinilai sehingga yang bersangkutan secara mandiri dapat memperkirakan hasil penilaian kinerjanya dan dapat dibandingkan dengan hasil penilaian kinerja oleh Perseroan. Akuntabilitas, yang berarti manajemen kinerja dijalankan oleh unit kerja yang mampu melaksanakan dengan baik dan didasarkan pada ukuran-ukuran yang jelas/terukur; Independen, yakni penilaian terhadap manajemen kinerja dilakukan secara objektif dan didasarkan pada ukuranukuran yang telah ditetapkan tanpa pengaruh atau tekanan dari pihak manapun. Wajar, yang berarti manajemen kinerja dikembangkan berdasarkan target kinerja yang dapat dicapai.
•
•
•
Transparent, allowing employees to know what aspects are appraised so they can independently appraise their performance and compare it with the appraisal made by the Company. Accountable, which means performance management is handled by work units that are able to handle it well based on measured criteria. Independent, allowing performance management to be objectively appraised and according to established criteria without any influence or pressure. Fair, meaning performance management is developed based on reachable performance target.
Manajemen kinerja diterapkan dengan dukungan balanced scorecard dan pengukuran key performance indicator yang dilakukan secara periodik. The performance management is backed up by Balanced Scorecard and measured by Key Performance Indicator (KPI) periodically.
Pelaksanaan manajemen kinerja ini didukung oleh penerapan tools Balanced Scorecard dan pengukuran Key Performance Indicator (KPI) yang dilakukan setiap triwulan dan tahunan.
The performance management is backed up by Balanced Scorecard and measured by Key Performance Indicator (KPI) quarterly and annually.
Manajemen Mutu Perseroan menerapkan sistem manajemen mutu terpadu tentang pengendalian kualitas produk dan jasa yang dihasilkan oleh Perseroan. Jaminan kualitas produk dan jasa merupakan hasil dari serangkaian kegiatan proses produksi yang sesuai dengan standar internasional yang dilakukan pada setiap kegiatan Usaha Energi berbasis Batubara, mulai dari tahap penyelidikan umum, kegiatan pengangkutan dan perdagangan, kegiatan pascatambang hingga pengusahaan pembangkitan energi.
Quality Management The Company establishes an integrated quality management system for product and services quality control. High quality of product and services is achieved as production process is in accordance with international standards applied in every stage of coal-based energy business, starting from general research, transporting and trading, post-mining down to energy generating activities.
Transaksi Afiliasi Transaksi dengan pihak-pihak terafiliasi tersebut akan selalu dilakukan berdasarkan prinsip kesetaraan (arms length relationship) sehingga tidak merugikan kepentingan pemegang saham minoritas serta Perseroan.
Affiliated Transactions Transactions with affiliated parties are always made on arm’s length relationship principle so as to protect the interests of the Company and minority shareholders.
Perseroan selalu mengungkapkan transaksi dengan pihakpihak terafiliasi secara wajar sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
The Company always fairly discloses affiliated transactions in accordance with the law.
PT Bukit Asam Tbk 2010 Annual Report 231
CORPORATE GOVERNANCE REPORT
Pemberian dan Penerimaan Hadiah Pemberian hadiah didefinisikan sebagai segala macam bentuk pemberian oleh jajaran Perseroan kepada pihakpihak tertentu dengan maksud mempengaruhi pihak-pihak tersebut agar dapat menguntungkan Perseroan di luar batas-batas kewajaran. Penerimaan hadiah didefinisikan sebagai segala macam bentuk penerimaan oleh Jajaran Perseroan dari pihak-pihak yang berkepentingan dengan maksud mempengaruhi keputusan Jajaran Perseroan yang menguntungkan si pemberi hadiah.
Giving and Receiving Gifts Gift is defined as any form of present given by the Company and its personnel to certain parties with a purpose of influencing such parties to benefit the Company unfairly. Receiving gift is defined as any form of receipt by the Company and its personnel from certain parties to influence the decision of the Company to favor the present giver.
Pada prinsipnya pemberian maupun penerimaan hadiah dilarang oleh Perseroan, kecuali jika pelaksanaannya sesuai dengan peraturan yang ditetapkan secara khusus oleh Perseroan atau peraturan perundang-undangan yang berlaku.
In principle, giving or receiving presents are prohibited by the Company, except when done in accordance with specific rules set by the Company or with the prevailing laws and regulations.
Pengadaan Barang/Jasa Proses pengadaan barang dan jasa diupayakan melalui persaingan yang sehat sesuai dengan peraturan dan perundangundangan yang berlaku dengan menjunjung prinsip-prinsip efektif dan efisien, terbuka dan bersaing, transparan, adil/ tidak diskriminatif serta akuntabel. Pengembangan sistem pengadaan melalui sistem e-procurement dan e-auction dikembangkan dalam rangka mengimplementasikan prinsipprinsip GCG. Langkah kebijakan yang dilakukan:
Goods/Services Procurement Goods and services procurement is carried out by fair competition as governed by the law and in a manner that is effective, efficient, transparent, competitive, fair/ indiscriminative and accountable. E-procurement and e-auction system has been installed to support procurement in the spirit of good corporate governance. The system should be:
• •
• •
•
Diimplementasikan secara konsisten ; Dikaji secara berkala mengenai kecukupan sistem pengadaan yang ada agar terpenuhi prinsip-prinsip efektif dan efisien, terbuka dan bersaing, transparan, adil/tidak diskriminatif serta akuntabel ; Kewajiban untuk menghindari transaksi benturan kepentingan dan transaksi afiliasi oleh segenap Jajaran Perseroan dalam sistem pengadaan barang dan jasa.
•
Implemented consistently; Assessed periodically with respect to system adequacy to ensure compliance with effective, efficient, transparent, competitive, fair/indiscriminative and accountable principles; Able to prevent conflict of interest and affiliated transactions by the personnel in procuring goods and services.
Pemberian maupun penerimaan gratifikasi dilarang agar proses pengambilan keputusan oleh seluruh jajaran dalam Perseroan tidak terpengaruh. Giving or receiving gifts is prohibited so as not to influence decision making by the personnel.
Keterbukaan dan Kerahasiaan Informasi serta Informasi Orang Dalam
Disclosure, Confidentiality and Insider Information
Perseroan menyediakan dan memberitahukan informasiinformasi yang harus segera disampaikan kepada shareholder maupun stakeholder lainnya dalam rangka proses pengambilan keputusan yang cepat. Sedang informasi yang bersifat rahasia
The Company promptly disseminates information to shareholders and other stakeholders in order to make quick decision. Confidential information should not be disclosed, except by specific authority given by the Commissioners and
232
PT Bukit Asam Tbk Laporan Tahunan 2010
LAPORAN TATA KELOLA PERUSAHAAN
tidak boleh disampaikan, kecuali melalui otoritas khusus oleh Dewan Komisaris dan Direksi. Pengaturan mengenai informasi yang sensitif dan rahasia diatur lebih lanjut dalam kebijakan Tata Laksana Surat dan Kearsipan. Salah satu media untuk melaksanakan keterbukaan informasi Perseroan ini adalah melalui official website Perseroan. Kebijakan-kebijakan tersebut melandasi akivitas Sekretaris Perusahaan.
Directors. Delicate and confidential information is regulated further in Letters and Files Handling Procedures. One of the media for exercising disclosure is the Company’s official website. These policy guidelines are the basic rule for the Corporate Secretary’s activities.
PELAKSANAAN PRINSIP-PRINSIP DASAR GCG
IMPLEMENTATION OF GCG BASIC PRINCIPLES
Perseroan senantiasa berupaya menerapkan prinsip-prinsip dasar GCG secara konsekuen dalam melaksanakan kegiatan operasionalnya. Hal ini dapat dijelaskan pada uraian singkat mengenai penerapan prinsip-prinsip dasar sebagai berikut.
The Company is always consequent in implementing GCG basic principles throughout its business operations. The following describes briefly the implementation of GCG basic principles.
Penerapan asas Transparansi
Implementation of Transparency Principle
Perseroan menjamin pengungkapan informasi materil dan relevan mengenai kinerja, kondisi keuangan dan informasi lainnya secara jelas, memadai, akurat, dapat dibandingkan dan tepat waktu serta mudah diakses oleh stakeholders sesuai dengan haknya. Prinsip keterbukaan ini tidak mengurangi kewajiban untuk melindungi informasi rahasia mengenai Perseroan dan Pelanggan serta Mitra Kerja sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Perseroan memberi kewenangan kepada Sekretaris Perusahaan beserta jajarannya untuk menjalankan tugas dan perananya menerapkan asas Transparansi ini. Contoh: Laporan Keuangan & Laporan Kinerja Triwulanan dan Tahunan (Audited) yang disampaikan kepada Publik, penyampaian rencana pengembangan Perseroan yang material.
The Company ensures clear, adequate, accurate, comparable, and timely disclosure of material and relevant information regarding business performance, financial condition and other particulars of the Company accessible to stakeholders. This transparency principle does not prejudice the Company’s obligation to protect the confidentiality of information pertaining the Company, customers and work partners as stipulated by the law. The Company gives mandate to Corporate Secretary and his/her staff to uphold this transparency principle. Example: Publicizing quarterly and audited annual financial report & performane report, and disclosing material business expansion plan.
Penerapan asas Akuntabilitas
Implementation of Accountability Principle
Perseroan menjamin kejelasan fungsi, pelaksanaan dan pertanggungjawaban setiap level jajaran Perseroan yang memungkinkan pengelolaan Perseroan terlaksana secara efektif. Akuntabilitas merujuk kepada kewajiban seseorang atau organ kerja Peraseroan yang berkaitan dengan pelaksanaan wewenang yang dimilikinya dan/ atau pelaksanaan tanggung jawab yang dibebankan oleh Perseroan kepadanya. Perseroan memperkenalkan 3 (tiga) tingkatan akuntabilitas kepada jajarannya, yakni:
The Company ensures the clarity of every level function, performance and accountability to allow effective management of the Company. Accountability refers to the obligation of an individual or a work unit which is related to the exercise of authority and/or performance of duty mandated by the Company. The Company introduces three levels of accountability, which are:
•
•
•
Akuntabilitas Individu; Akuntabilitas yang melekat kepada hubungan antara pimpinan dengan bawahan dan berlaku kepada kedua belah pihak. Contoh: Pelaksanaan Penilaian Prestasi Kerja Pegawai yang dilaksanakan setiap semester. Akuntabilitas Kelompok; Akuntabilitas yang melekat kepada kelompok yang harus ditanggung bersama atas kondisi dan kinerja yang tercapai. Contoh: Pelaksanaan Sistem Manajemen Kinerja Balance Scorecard di Perseroan, terdapat pengukuran kinerja (KPI) satuan kerja yang dilakukan pengukuran per triwulan dan tahunan.
•
Individual Accountability This accountability is associated with the reciprocal relationship between management and subordinates. Example: Employee performance appraisal made every semester. Group Accountability This is a collective accountability that is attached to a group for its performance and achievement. Example: Balanced Scorecard Performance Management System is implemented in the Company, and work unit performance measured with Key Performance Indicator quarterly and annually.
PT Bukit Asam Tbk 2010 Annual Report 233
CORPORATE GOVERNANCE REPORT
Perseroan menerapkan tiga tingkatan akuntabilitas: akuntabilitas individu, kelompok dan korporat. The Company establishes three levels of accountability: individual, group and corporate.
•
Akuntabilitas Korporat; Akuntabilitas yang melekat kepada Perseroan secara menyeluruh dalam menjalankan aktivitas bisnisnya sesuai Anggaran Dasar Perseroan. Contoh: Pelaksanaan Sistem Manajemen Kinerja Balance Scorecard di Perseroan, pengukuran kinerja (KPI) untuk kinerja Korporat yang dilakukan per triwulan dan tahunan.
•
Corporate Accountability Accountability that is inherent in the Company as a whole in conducting its business activities according to the Articles of Association. Example: Balanced Scorecard Performance Management System is implemented in the Company, and corporate performance measured with Key Performance Indicator quarterly and annually.
Penerapan asas Responsibilitas
Implementation of Responsibility Principle
Prinsip pertanggung-jawaban diterapkan dengan senantiasa menerapkan dan mematuhi peraturan perundangan yang berlaku, mengelola lingkungan bekas tambang dengan baik, melaksanakan kewajiban timbal-balik terhadap para mitra bisnis dan merancang serta melaksanakan program tanggungsosial perusahaan. Tanggung-jawab terhadap karyawan, sebagai mitra strategis utama perseroan, dilaksanakan melalui pembinaan, peningkatan kompetensi dan pemberian paket remunerasi yang sebanding dengan kinerjanya.
Responsibility principle is applied through consistent compliance with laws and regulations, good management of post-mining area, performance of reciprocal obligation with business partners, as well as devising and carrying out corporate social responsibility program. Responsibility towards employees as the Company’s major strategic partners is carried out through guiding, developing and providing performance-based remuneration package.
Penerapan asas Independensi
Implementation of Independency Principle
Prinsip independensi ini diterapkan dengan penyusunan dan penerapan code of conduct, termasuk pengaturan seluruh transaksi maupun rencana investasi yang mengandung atau berpotensi mengandung benturan kepentingan (conflict of interest). Dengan pengaturan ini diyakini seluruh bagian Organ Perseroan akan melaksanakan fungsi dan tugasnya dengan mengutamakan independensi dan obyektifitas serta saling menghormati hak, kewajiban, tugas, wewenang serta tanggung jawab masing-masing pihak.
Independency principle is applied by writing up and enforcing Code of Conduct, and regulating all transactions and investment plans with potential conflict of interest. By regulating these aspects it is believed that all corporate organs will function well and put great emphasis on independency, objectivity, mutual respect for the right, obligation, duty, authority and responsibility of respective parties.
Penerapan asas Kewajaran / Fairness
Implementation of Fairness Principle
Perseroan menerapkan asas kesetaraan dengan memperlakukan seluruh stakeholder secara berimbang antara hak dan kewajiban (equal treatment) yang diberikan kepada dan oleh Perseroan. Perseroan membuka akses informasi kepada seluruh pemangku kepentingan untuk memberikan sumbang-saran bagi kemajuan Perseroan. Selain itu dalam pelaksanaan prinsip kesetaraan, Perusahaan memberikan kesempatan yang sama dalam penerimaan pegawai, berkarir dan melaksanakan tugasnya secara profesional tanpa membedakan suku, agama, ras, golongan, gender, dan kondisi fisik.
The Company applies equality principle by giving equal treatment to all stakeholders with respect to their right and obligation. The Company provides access to information for all stakeholders to allow them to give suggestion for the benefit of the Company. In addition, in implementing equality principle, the Company gives equal opportunity in recruitment, career development and performance regardless of ethnicity, religion, race, group, gender and physical condition.
234
PT Bukit Asam Tbk Laporan Tahunan 2010
LAPORAN TATA KELOLA PERUSAHAAN
LAIN-LAIN
OTHERS
Rencana-Rencana Terkait Praktek GCG
Plans Relevant to GCG Practice
Menindaklanjuti program kerja terkait penerapan praktek GCG yang telah dilaksanakan tahun 2010, untuk meningkatkan penerapan praktek GCG, maka Perseroan menetapkan serangkaian langkah-langkah lanjutan di tahun 2011 sebagai berikut.
In relation to GCG implementation in 2010, to improve GCG practice in the future the Company will take further actions in 2011.
Perseroan berencana melakukan bench-marking atas pelaksanaan Code of Conduct yang telah disosialisasikan kepada seluruh jajaran perusahaan dengan praktek serupa di berbagai perusahaan yang setara baik di dalam maupun diluar negeri.
The Company plans to conduct bench marking of Code of Conduct practice in the Company with the same practice in overseas as well as domestic counterparts.
Menindak lanjuti telah selesainya penyusunan ”Tatalaksana Sistem Pelaporan Pelanggaran” (Whistle Blowing System), Perseroan akan segera membentuk unit pelaksana berupa Tim Sistem Pelaporan Pelanggaran (SPP) /Whistle Blowing System (WBS), lengkap dengan organisai, uraian tugas dan spesifikasi personil unit SPP/WBS.
Following the completion of Whistle Blowing System (WBS), the Company will set up WBS Team and the organization structure, job description and personnel specification.
Untuk menjamin efektifitas pelaksanaan tugasnya, selain seleksi kandidat petugas yang dilakukan dengan hati-hati Perseroan akan membekali personel di unit ini dengan serangkain pelatihan dasar maupun lanjutan dan menyediakan prasarana yang memadai. Perseroan juga akan melengkapi unit ini dengan soft structure, yakni serangkaian peraturan dan kebijakan yang menjamin efektifitas pelaksanaan tugasnya secara adil, transparan dan akuntabel.
For an effective performance of this unit, not only will the Company carefully select the candidates, but it will also equip the personnel of this unit with basic to advanced training, and adequate infrastructure. The Company will establish soft structure, i.e. a set of rules and policies to ensure the unit functions in a fair, transparent and accountable manner.
Setelah menyelenggarakan workshop untuk General Manager, Senior Manager dan Manager serta melakukan sosialisasi praktek GCG maupun kepatuhan terhadap code-of conduct untuk semua Pegawai (refreshment). Perseroan akan memulai langkah internalisasi dan sosialisasi GCG kepada seluruh stakeholder, baik internal maupun eksternal. Agar proses internalisasi dan sosialisasi kepada seluruh stakeholder ini berjalan efektif, Perseroan berencana melibatkan kerjasama dengan media luar yang independen dalam memberitakan program dimaksud.
After conducting workshops for General Manager, Senior Manager and Manager, and employee refresher courses on GCG and Code of Conduct practice, the Company will embark on internalizing and socializing GCG to all stakeholders, internally as well as externally. For internalization and socialization to be effective, the Company plans to involve external independent media in publicizing the program.
CORPORATE GOVERNANCE REPORT
PT Bukit Asam Tbk 2010 Annual Report 235
Untuk mendapatkan feed-back bagi perbaikan praktek GCG di tahun-tahun mendatang, Perseroan akan melakukan monitoring, pelaporan secara reguler dan review atas penerapan GCG serta melakukan assessment implementasi GCG di PTBA. Untuk maksud tersebut, Perseroan berencana melaksanakan pelatihan self assesment GCG. Langkah ini akan ditindak lanjuti dengan pelaksanaan self assessment praktek GCG oleh pihak internal Perseroan.
To get feedback for future GCG practice improvement, the Company will regularly monitor, report, review and assess GCG implementation in the Company. For this purpose, the Company plans to carry out GCG self-assessment training. Later, GCG self-assessment will be exercised by people within the organization.
Untuk mendapatkan bench-marking dan second opinion atas penilaian penerapan praktek GCG, Perseroan juga berencana memfasilitasi dilakukannya evaluasi implementasi praktek GCG oleh pihak eksternal yang berkompeten di bidangnya.
For getting benchmarking and second opinion on GCG implementation, the Company will facilitate the evaluation of GCG practice by external qualified parties.
Sistem Manajemen Bukit Asam Terintegrasi
Bukit Asam Integrated Management System
PTBA saat ini (sejak 16 Juli 2010) telah menerapkan Sistem Manajemen Bukit Asam Terintegrasi, dinamakan SMBA. Sistem manajemen hadir dengan latar belakang adanya kesejajaran dalam implementasi standar operasi terakreditasi Sistem Manajemen Mutu (SMM) ISO 9001: 2008 dengan Sitem Manajemen Lingkungan (SML) ISO 14001: 2004 dan Sistem Manajemen Kesehatan dan Kecelakaan Kerja (SMK3) OHSAS 18001: 2007. Selain itu perkembangan lingkungan usaha dan lingkup kegiatan Perseroan yang dinamis membuat perusahaan harus mencari dan mengembangkan sistem operasional yang efisien, efektif dan diakui secara internasional.
Since 16 July 2010 PTBA has implemented Bukit Asam Integrated Management System (SMBA). The system is on a par with the accredited SMM ISO 9001: 2008, SML ISO 14001: 2004 and SMK3 OHSAS 18001: 2007. Additionally, the expanding business environment and scope have prompted the Company to seek and develop an international standard efficient and effective operating system.
Berdasarkan latar belakang tersebut, maka Perusahaan memandang perlu untuk mengintegrasikan SMM ISO 9001: 2008, SML ISO 14001: 2004, dan SMK3 OHSAS 18001: 2007 ke dalam satu Sistem Manajemen yang terintegrasi yang dinamakan Sistem Manajemen Bukit Asam (SMBA). Bagi Perseroan, dengan menerapkan SMBA, ada banyak manfaat yang dapat diperoleh, melingkupi diantaranya: peta bisnis yang terkait aspek mutu, lingkungan, dan K3 lebih simpel; hilangnya duplikasi dokumentasi; mengurangi jumlah audit; peningkatan produktivitas sistem; menghindari potensi terjadinya konflik dalam penerapan sistem dan potensi penghematan biaya karena penggunaan sumber daya yang lebih efisien.
Against this backdrop, the Company deemed it necessary to integrate SMM ISO 9001: 2007, SML ISO 14001: 2004 and SMK3 OHSAS 18001: 2007 into one single management system, called Bukit Asam Management System (SMBA). The Company has benefitted from SMBA in many ways, including less complicated business process in relation to quality, environment, work safety and health, elimination of document duplication, reduction of audit frequency, improvement of system productivity, prevention of conflict in system application, and reduction of cost due to more efficient usage of resources.
Pengembangan SMBA telah melalui berbagai tahapan, dan dipersiapkan sejak tahun 2009. Penyusunan sistem dilakukan dengan melibatkan konsultan yang kompeten diikuti dengan proses pelatihan dan sosialisasi sitem dengan tenggat waktu yang memadai, untuk meyakinkan sistem dapat diimplementasikan tanpa hambatan dan tanpa resitensi yang berarti. Perseroan juga melakukan proses bench-marking terhadap perusahaan sekelas yang menerapkan sistem sejenis. Adapun gambaran interaksi SMBA dengan sistem manajemen operasional terakreditasi sebelumnya dan peraturan perundangan yang berlaku adalah sebagai berikut. Adapun matriks efek perubahan sistem manajemen sebelum penerapan SMBA dengan setelah penerapan adalah sebagai berikut:
SMBA development has gone through various stages since 2009. The system was built up with the aid of a competent consultant, accompanied by training and socialization with ample time to make sure the system can be implemented without significant obstacle and resistance. A benchmarking was also done with the Company’s equals who use the same system. SMBA interaction with the previous accredited operations management system and the prevailing laws and regulations is as follows:
236
PT Bukit Asam Tbk Laporan Tahunan 2010
LAPORAN TATA KELOLA PERUSAHAAN
Interaksi Acuan Sistem Manajemen Bukit Asam Interaction of Bukit Asam Management System
UNDANG-UNDANG LAWS
ISO 9001: 2008
PERATURAN PEMERINTAH GOVERNMENT REGULATIONS
ISO 14001: 2004
KEPUTUSAN MENTERI MINISTER DECREES
OHSAS 18001: 2007
PERATURAN GUBERNUR GOVERNOR REGULATIONS PERATURAN BUPATI REGENT REGULATIONS
SMK3
SML
Tiga Standar mempunyai persyaratan/ klausul yang sama 3 standards with similar terms/clauses
SMM
Adapun matriks efek perubahan sistem manajemen sebelum penerapan SMBA dengan setelah penerapan adalah sebagai berikut: Matrix of effects of management system alteration before and after SMBA application is given below:
KONDISI SAAT INI
PERUBAHAN
SMM, SML, SMK3 SMM, SML, SMK3
Sistem Manajemen disatukan Management System is integrated
Badan Sertifikasi masing-masing Individual certification agency
Badan Sertifikasi menjadi satu Certification Agencies are merged
Sertifikat masing-masing Individual certificate
Tetap/tidak berubah No change
Pedoman di masing-masing sistem Manual in each individual system
Pedoman disatukan Manuals are integrated
Kebijakan di masing-masing sistem Policy in each individual system
Kebijakan disatukan Policies are integrated
Sasaran di masing-masing sistem Target in each individual system
Tetap/tidak berubah No change
Prosedur di masing-masing sistem Procedues in each individual system
Prosedur Manajemen disatukan Management procedures are integrated
Prosedur operasional Operating procedures
Tetap/tidak berubah No change
CURRENT CONDITION
Manfaat dari penerapan Sistem Manajemen yang terintegrasi adalah : • Proses bisnis yang terkait aspek mutu, lingkungan, dan K3 lebih sederhana; • Hilangnya duplikasi dokumentasi; • Mengurangi jumlah audit baik audit internal maupun audit eksternal;
ALTERATION
The advantages of an integrated management system are: • less complicated business process in relation to quality, environment, work safety and health; • elimination of document duplication; • reduction of internal as well as external audit frequency;
PT Bukit Asam Tbk 2010 Annual Report 237
CORPORATE GOVERNANCE REPORT
• •
Menghindari potensi terjadinya konflik dalam penerapan sistem; Berdasarkan efektivitas implementasi system yang semakin meningkat maka hal ini akan berpengaruh kepada : -- Peningkatan produktivitas sistem; -- Potensi penghematan biaya karena penggunaan sumber daya yang lebih efisien.
• •
prevention of conflict in system application; More effective system application will result in: -- improvement of system productivity; -- reduction of cost due to more efficient usage of resources.
Untuk menjamin suksesnya integrasi system operasional yang dikembangkan melalui SMBA, Perseroan menetapkan bahwa Mutu Produk adalah salah satu kinerja utama yang harus dicapai yang merupakan penentu kesinambungan bisnis perusahaan. Selain itu, untuk meningkatkan produktivitas, masalah K3 dari Pegawai dan Peralatan/Aset merupakan salah satu kebutuhan utama dan wajib diadakan oleh Perusahaan untuk mencegah kerusakan dan kerugian.
To ensure the success of SMBA application, the Company decided that it was essential to guarantee product quality as a key to achieving business sustainability. In addition, to boost productivity, the safety and well-being of employees and assets should be taken care of to prevent injuies, damages and losses.
Perseroan berkomitmen melaksanakan good mining practice guna mencegah pencemaran lingkungan dan menjaga hubungan harmonis dengan masyarakat sekitar melalui community development. Untuk mencapai tiga hal pokok tersebut, seluruh pimpinan dan pegawai sadar dan berkomitmen menjalankan SMBA sehingga menjamin terciptanya Budaya Mutu, Lingkungan, dan K3 yang akan memberi pengaruh besar terhadap tercapainya tujuan dan sasaran Perseroan.
The Company is committed to exercising good mining practice in an effort to prevent environmental polution and to maintain a harmonious relationship with the surrounding community through community development program. For this purpose the management and all employees are determined to implement SMBA to cultivate quality, environment and WSH culture in reaching corporate goal.
Perkara yang melibatkan Perseroan
Cases Involving the Company
Hingga akhir tahun 2010 Perseroan menghadapi 2 dua perkara hukum, yakni menyangkut izin operasional dan tumpang tindih lahan.
Until yearend the Company was still facing two lawsuits related to operating licence and overlapping concession area.
Izin Operasional Pada bulan Pebruari 2010, Kepolisian Republik Indonesia menghentikan operasi anak perusahaan, PT Batubara Bukit Kendi (BBK), karena izin pinjam pakai kawasan hutan yang menjadi wilayah pertambangan BBK belum dikeluarkan oleh pihak yang berwenang. BBK saat ini sedang berupaya mendapatkan perizinan yang diperlukan dari instansi pemerintah terkait agar dapat melanjutkan operasi penambangan. Perseroan mengharapkan operasi BBK akan berjalan kembali dalam waktu dekat dan mengharapkan pemberhentian ini tidak akan mempengaruhi operasi Perseroan secara signifikan. Jumlah aset BBK adalah Rp118 miliar atau 1,4% dari jumlah aset Perseroan sebesar Rp8.722,70 miliar pada tanggal 31 Desember 2009.
Operating Licence In February 2010, the Indonesian Police suspended the operations of our subsidiary, PT Batubara Bukit Kendi (BBK) because the permit to borrow and use the forest area where BBK had a mining area was still pending with the authorities. BBK is still in discussion with various government agencies to obtain the required permit so it can resume operations. We are hopefull BBK will resume operations in the near future and this suspension will not affect the Company’s overall operations. As of 31 December 2009 BBK had total assets of Rp118 billion or 1.4% of the Company’s total assets of Rp8,722.70 billion.
Tumpang Tindih Lahan Perkara hukum terkait tumpang tindih hak pengelolaan lahan dihadapi Perseroan di kabupaten Lahat. Kawasan yang sebelumnya telah mendapatkan izin Kuasa Penambangan batubara, kini tidak dapat ditindak lanjuti ke arah eksplorasi maupun eksploitasi batubara oleh Perseroan. Dari sisi operasional, nilai kerugian Perseroan akibat adanya perkara ini tergolong non material. Namun demikian Perseroan
Overlapping Concession Area The lawsuit involving the Company is associated with overlapping concession area in Lahat regency. The Company is unable to explore and exploit this area that was once given coal mining concession. From the operating side, the loss incurred by the Company as a result of this lawsuit is
238
PT Bukit Asam Tbk Laporan Tahunan 2010
LAPORAN TATA KELOLA PERUSAHAAN
terancam kehilangan prospek potensi ekonomi cukup besar berupa kandungan sumberdaya batubara di daerah yang dipersengketakan.
immaterial. However, the Company faces the threat of losing prospective economic potentials in the form of coal resources in the disputed area.
Kronologi dan jalannya perkara yang dihadapi oleh Perseroan terkait pengelolaan lahan di Lahat, adalah sebagai berikut.
Chronology and proceeding of the legal cases facing the Company in relation to area management in Lahat, are as follows:
•
•
•
•
•
•
•
Pada tahun 2003, Perusahaan diberikan KP untukmengeksploitasi daerah Lahat. KP ini dialihkan pengurusannya oleh Gubernur Sumatera Selatan ke Bupati Lahat pada tahun 2004. Pada tanggal 29 Agustus 2005 melalui Pengadilan Tata Usaha Negara (“PTUN“) Palembang, Perusahaan mengajukan gugatan kepada Bupati Lahat sehubungan dengan penerbitan beberapa KP kepada beberapa perusahaan swasta atas wilayah yang sama yang dimiliki oleh Perusahaan. Atas upaya hukum tersebut, PTUN Palembang menolak gugatan Perusahaan. Pada tanggal 14 Desember 2005, Perusahaan mengajukan upaya hukum banding ke Pengadilan Tinggi Tata Usaha Negara (“PTTUN“) Medan. PTTUN menolak upaya hukum banding Perusahaan. Pada tanggal 30 Juni 2006, Mahkamah Agung telah menerima upaya hukum kasasi dari Perusahaan. Pada tanggal 10 Mei 2007, Mahkamah Agung memutuskan untuk membatalkan putusan PTTUN Medan, menolak eksepsi tergugat tetapi juga menyatakan gugatan Perusahaan tidak dapat diterima. Pada tanggal 31 Januari 2008, masih terkait dengan kasus di atas, Perusahaan mengajukan gugatan perdata ke Pengadilan Negeri (“PN“) Lahat atas kerugian materil akibat pemberian KP kepada pihak lain. Gugatan dilayangkan kepada beberapa pihak termasuk Bupati Lahat sebagai tergugat pertama. Tanggal 12 Agustus 2008 PN Lahat mengeluarkan Putusan Sela, bahwa PN Lahat tidak berwenang mengadili perkara tersebut, dengan putusan Sela tersebut Perusahaan mengajukan upaya hukum banding ke Pengadilan Tinggi (“PT“) Palembang. Tanggal 16 Desember 2008 PT Palembang mengeluarkan Putusan Sela, menerima banding Perusahaan, membatalkan Putusan Sela PN Lahat serta memerintahkan PN Lahat untuk memeriksa dan mengadili perkara tersebut. Dengan putusan sela PT Palembang tersebut para tergugat mengajukan upaya hukum Kasasi ke Mahkamah Agung RI.
•
•
•
•
•
In 2003, the Company was given Mining Concession (MC) to exploit an area in Lahat. The award of MC was transferred by South Sumatera Governor to Lahat Regent in 2004. On 29 August 2005 through Palembang State Administration Court (SAC), the Company filed a claim against Lahat Regent with respect to the issuance of several MCs to a few private companies for the same areas that are owned by the Company. Palembang SAC rejected the Company’s claim. On 14 December 2005, the Company appealed to Medan State Administration High Court (SAHC). SAHC rejected the Company’s appeal. On 30 June 2006, the Supreme Court received the Company’s claim for reversal of the lower court’s decision. On 10 May 2007, the Supreme Court decided to reverse the decision of Medan SAHC, rejected the respondent’s objection but also ruled that the Company’s claim was inadmissible. On 31 January 2008, still related to the above case, the Company filed a civil claim to Lahat District Court (DC) for material losses due to the award of MC to another party. Claim was directed to several parties including Lahat Regent as the first respondent. On 12 August 2008 Lahat DC issued provisional decision, stating that Lahat DC was not in the power to judge the case. With this provisional decision the Company appealed to Palembang High Court (HC). On 16 December 2008 Palembang HC issued provisional decision, accepting the Company’s appeal, reversing Lahat DC provisional decision and ordered Lahat DC to examine and judge the case. With the provisional decision of Palembang HC, the respondents claimed for reversal to the Supreme Court
PT Bukit Asam Tbk 2010 Annual Report 239
CORPORATE GOVERNANCE REPORT
•
•
•
Tertanggal 9 Juli 2009 PN Lahat telah mengirimkan berkas perkara Kasasi ke Mahkamah Agung RI, saat ini perkara dalam proses Mahkamah Agung RI. Pada tanggal 02 November 2009 berkas perkara telah diterima Mahkamah Agung RI, dan sampai dengan tanggal laporan keuangan ini, perkara tersebut masih dalam proses di Mahkamah Agung RI. Tanggal 28 Januari 2010 Mahkamah Agung RI, telah menerbitkan Putusan Kasasi dengan Amar Putusan Menolak Permohonan Kasasi para tergugat (Bupati Lahat dkk), yang relas pemberitahuannya diterima perusahaan tanggal 01 Desember 2010. Saat ini, Perusahaan sedang menunggu proses persidangan atas pokok perkara di PN Lahat.
• •
•
On 9 July 2009 Lahat DC sent the reversal claim dossier to the Supreme Court. On 2 November 2009 the Supreme Court received the reversal claim dossier from Lahat DC and until the time of reporting this case was still in the hands of the Supreme Court. On 28 January 2010 the Supreme Court handed down a reversal verdict to reject the claim for reversal made by the respondents (Lahat Regent and parties) which notification was received by the Company on 1 December 2010. At the moment the Company is still awaiting the legal proceeding over the subject matter in Lahat DC.
240
PT Bukit Asam Tbk Laporan Tahunan 2010
LAPORAN TANGGUNG JAWAB SOSIAL PERUSAHAAN
REPORT ON CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITIES
PT Bukit Asam Tbk 2010 Annual Report 241
Laporan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Report on Corporate Social Responsibilities
Peningkatan penyaluran dana dan kegiatan PKBL serta Bina Wilayah sebagai wujud komitmen kepedulian Perseroan terhadap peningkatan kesejahteraan masyarakat dan kelestarian alam secara berkesinambungan Increased fund disbursement in the context of Partnership & Community Development and Area Development programs is proof of the Company’s commitment to continually improve community welfare and natural conservation
242
PT Bukit Asam Tbk Laporan Tahunan 2010
LAPORAN TANGGUNG JAWAB SOSIAL PERUSAHAAN
Untuk meningkatkan efektifitas dan kualitas pelaksanaan program, Perseroan telah mengambil langkah strategis yakni penyusunan dan penyempurnaan mekanisme pelaksanaan Program Tanggung Jawab Sosial Perusahaan (CSR), menjalin kerjasama dengan Pemerintah Daerah dan pihak lain yang berkompeten dalam perencanaan dan pelaksanaan program. Perseroan mengajak-serta masyarakat secara langsung dalam proses perencanaan, pelaksanaan maupun monitoring program, sekaligus melaksanakan program yang berdampak langsung terhadap upaya pemberdayaan sosial ekonomi masyarakat di lingkar tambang.
To enhance the effectiveness and quality of Corporate Social Responsibility (CSR) program, the Company has taken strategic steps by improving the mechanism of exercising its CSR function, involving the Local Administration and other competent parties to plan and execute its CSR programs. The Company invites the local community to join in the planning, executing and monitoring of the programs that directly affect the empowerment of the socio-economic life of the mining community.
Perseroan telah merumuskan pola kebijakan jangka panjang yang terintegrasi dalam bentuk “Pedoman CSR PTBA” yang telah disahkan oleh Direktur Utama PTBA pada akhir 2009 yang mencakup enam fokus kegiatan, yaitu: (1) ekonomi, (2) lingkungan, (3) hak azasi manusia, (4) praktik ketenagakerjaan dan kelaikan kerja, (5) tanggung jawab produk, dan (6) kemasyarakatan.
The Company formulated a long-term integrated policy in the form of PTBA CSR Guidelines that were endorsed by the President Director at the end of 2009. The guidelines focus on six main areas: (1) economy, (2) environment, (3) human rights, (4) employment practices and proper work conditions, (5) product responsibility, and (6) society.
Keenam fokus kegiatan tersebut mengacu kepada kaidah internasional mengenai keberhasilan implementasi CSR yang ditetapkan oleh Global Reporting Initiatives (GRI), yang
These six focus activities are in line with international standards of CSR implementations as set by Global Reporting Initiatives (GRI), and formulated in the implementation strategy based on business ethics/norms generally applied:
dirumuskan dalam strategi implementasi yang dilandasi oleh etika/norma bisnis yang berlaku, meliputi: •
• • • • •
Pembangunan ekonomi dan pemberdayaan masyarakat secara berkelanjutan untuk meningkatkan kesejahteraan komunitas lokal serta masyarakat secara luas. Peduli terhadap pelestarian lingkungan hidup, termasuk restorasi lahan pasca tambang. Jaminan pelaksanaan non diskriminasi dan penghargaan hak azasi manusia. Penerapan jaminan kesehatan dan keselamatan kerja serta upaya peningkatan kesejahteraan karyawan. Penerapan jaminan keamanan penggunaan produk dan kepuasan pelanggan. Menjalin hubungan harmonis dengan masyarakat yang dilandasi dengan prinsip-prinsip tata kelola yang baik.
Untuk mewujudkan pemerataan pembangunan dan terciptanya keseimbangan hasil kegiatan operasional dari sisi kinerja ekonomi, sosial dan lingkungan, Perseroan telah menjalankan Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL) dalam rangka melaksanakan Peraturan Menteri Badan Usaha Milik Negara No. PER-05/MBU/2007 tanggal 27 April 2007 tentang Program Kemitraan BUMN dengan Usaha Kecil dan Program Bina Lingkungan, melalui pemanfaatan dana dari Pembagian laba BUMN serta Surat Edaran Menteri Negara BUMN RI Nomor: SE-07/MBU/2008 tanggal 5 Mei 2008 tentang pelaksanaan PKBL dan penerapan pasal 74 Undangundang No. 40 tahun 2007. Selain itu, Perseroan menjalankan UU No. 40 Tahun 2007 pasal 74 tentang Tanggung Jawab Sosial melalui pembiayaan Perusahaan.
•
• • • • •
Sustaining economic development and community empowerment to improve the welfare of local community and public at large. Showing concern for environmental conservation, including restoration of post-mining areas. Guaranteeing non-discrimination and respect for human rights. Ensuring good health care and work safety as well as employee welfare improvement. Ensuring product safety and consumer satisfaction. Nurturing a harmonious relationship with local community by applying good corporate governance principles.
With an aim of creating equitable economic, social and environmental development and welfare, the Company carries out Partnership and Community Development Program pursuant to State-Owned Enterprises Minister Regulation No. PER-05/MBU/2007 of 27 April 2007 on SOE Partnership with Small-Scale Businesses and Community Development Program, funded by SOE profit sharing, and SOE Minister Circular No. SE-07/MBU/2008 of 5 May 2008 on the implementation of Partnership and Community Development Program, and Article 74 of Corporate Law No. 40/2007. In addition, the Company observes Article 74 of Corporate Law No. 40/2007 on Corporate Social Responsibility by extending financial aid.
PT Bukit Asam Tbk 2010 Annual Report 243
REPORT ON CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITIES
Di samping itu Perseroan juga melaksanakan program Bina Wilayah sebagai salah satu bentuk kepatuhan terhadap ketentuan pasal 74 Undang-Undang No. 40 Tahun 2007 tentang Perseroan terbatas. Program tersebut bertujuan untuk memberdayakan potensi ekonomi masyarakat sekaligus mewujudkan komitmen Perseroan untuk bersama-sama menciptakan kualitas hidup yang lebih baik bagi masyarakat dengan jangkauan wilayah yang lebih luas.
The Company also carries out Area Development Program to comply with the provision of Article 74 of Corporate Law No. 40 of 2007. This program is designed to empower the community economic potentials and to improve the living standard of the society in a more extended area.
PROGRAM KEMITRAAN DAN BINA LINGKUNGAN
PARTNERSHIP AND COMMUNITY DEVELOPMENT PROGRAM
Sasaran yang dituju Program Kemitraan PTBA adalah peningkatan kemampuan usaha kecil dan koperasi di sekitar wilayah operasi Perseroan agar menjadi tangguh dan mandiri melalui pemanfaatan dana dari bagian laba Perseroan. Sedangkan sasaran dari kegiatan Bina Lingkungan adalah tumbuhnya kehidupan masyarakat yang sejahtera melalui pemberian bantuan bagi tumbuh dan berkembangnya kesadaran akan perlunya pendidikan, interaksi social dan keselarasan dengan kelestarian lingkungan.
The objective of Partnership Program is elevating the resilience and independence of small-scale businesses and cooperatives in the surrounding area. Community Development Program is aimed at improving the community living standard by giving them financial aid and making them aware of the need for education, social interaction and harmony with natural surrounding.
Melalui kedua program PKBL tersebut, Perseroan meyakini tumbuhnya kesejahtaraan sosial dan ekonomi masyarakat sekitar agar lebih berdaya dan mandiri serta terpeliharanya hubungan yang harmonis dan berkesinambungan antara perusahaan dengan masyarakat.
Through these two programs the Company is confident it is able to improve the socio-economic wellbeing of the community and enhance their self-reliance and competence, and to preserve a harmonious relationship between the Company and the community.
Sepanjang tahun 2010, Perseroan telah merealisasikan penyaluran dana untuk Program Kemitraan dan Bina Lingkungan berjumlah Rp93,42 miliar atau 69,93% dari total anggaran sebesar Rp133,59 miliar. Sedangkan untuk program Bina Wilayah, pada tahun 2010 telah direalisasikan biaya sebesar Rp21,17 miliar.
In 2010 the Company extended funds for Partnership and Community Development Program amounting to Rp 93.42 billion or 69,93% of total budget of Rp 133,59 billion. For Area Development a total of Rp 21.17 billion was disbursed in 2010.
PROGRAM KEMITRAAN
PARTNERSHIP PROGRAM
Melanjutkan komitmen pemberdayaan potensi ekonomi masyarakat, Perseroan terus berupaya meningkatkan kemandirian mitra binaan sekaligus membantu memperluas penjualan produk mitra binaan di sembilan provinsi. Penyaluran Dana Kemitraan dilakukan secara selektif dengan mempertimbangkan kondisi yang dimiliki oleh calon mitra binaan, yang meliputi karakter, jiwa kewirausahaan yang dimiliki, kondisi sosial dan budaya masyarakat sekitar serta prospek pasar dari komoditas yang dihasilkan.
To continue empowering community economic potentials the Company focused on strengthening partners’ self-sufficiency and promoting the sales of partners’ products in nine provinces. The Company is very selective in distributing partnership funds taking into consideration the conditions of prospective partners, evaluating their character, entrepreneurship, sociocultural condition of the neighboring community and market prospects of the commodity.
Sedangkan jenis komoditas calon mitra binaan yang diprioritaskan untuk mendapatkan bantuan pembinaan meliputi komoditas yang dapat menunjang kelancaran operasional Perseroan, seperti:
Priority is given to commodity that supports the Company’s operations:
• •
• •
Komoditas yang menjadi andalan daerah. Komoditas tradisional yang potensial dikembangkan.
untuk
Commodity that the area relies upon. Traditional commodity with development potentials.
244
PT Bukit Asam Tbk Laporan Tahunan 2010
• •
Komoditas yang berpeluang ekspor atau berorientasi ekspor. Komoditas yang dapat menyerap tenaga kerja / padat karya.
LAPORAN TANGGUNG JAWAB SOSIAL PERUSAHAAN
• •
Commodity with export potentials or orientation. Labor intensive commodity.
Dalam pelaksanaannya, selama tahun 2010 program yang telah dilakukan terhadap mitra binaan adalah seperti berikut:
Throughout 2010 partners enjoyed the following program activities:
•
•
• •
•
Penyaluran Dana Kemitraan dalam bentuk pinjaman lunak, kepada usaha kecil dan koperasi di delapan wilayah, yakni Sumatera Selatan, Lampung, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, DI Yogyakarta, Banten dan Jawa Timur. Pelatihan Manajemen Kewirausahaan kepada calon mitra binaan. Membantu promosi dan pemasaran produk mitra binaan melalui berbagai kegiatan partisipasi pada serangkaian pameran di berbagai kota besar di Indonesia. Kerjasama penyaluran dana kemitraan dengan PTPN VIII dan PTPN X Serta BPR.
Pada tahun 2010, Perseroan telah merealisasikan dana Program Kemitraan sebesar Rp67,73 miliar, atau 98% dari rencana penyaluran dana Program Kemitraan sebesar Rp69,40 miliar. Dana Kemitraan tersebut disalurkan untuk 575 unit Usaha Kecil dan koperasi dalam bentuk pinjaman lunak sebesar Rp14,08 miliar dan dalam bentuk biaya pembinaan sebesar Rp2,30 miliar, serta dalam bentuk kerjasama penyaluran sebesar Rp51,35 miliar.
• •
•
Distribution of Partnership Funds in soft loans to small businesses and cooperatives in eight areas, i.e. South Sumatra, Lampung, DKI Jakarta, West Java, Central Java, Yogyakarta, Banten and East Java. Entrepreneurship training for prospective partners Promoting and marketing partners’ products through participation in a number of exhibitions in major cities of Indonesia. Partnership Funds disbursed jointly with PTPN VIII, PTPN X and BPR.
In 2010, the Company disbursed Rp67.73 billion in Partnership Funds, or 98% of total allocated funds of Rp69.40 billion. These funds were distributed to 575 small business units and cooperatives in soft loans amounting to Rp14.08 billion, development funds totaling Rp2.30 billion, and joint project funds of Rp51.35 billion.
Perseroan telah meningkatkan penyaluran Dana Kemitraan hingga sebesar 331% dari realisasi tahun 2009, sehingga mencapai angka Rp67,73 miliar. Partnership Funds increased 331% from 2009 to reach 67.73 billion in 2010.
PT Bukit Asam Tbk 2010 Annual Report 245
REPORT ON CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITIES
Tabel realisasi Program Kemitraan Realized Partnership Program
URAIAN
REALISASI S/D DES 2010 DISBURSEMENT TO DECEMBER 2010
REALISASI 2009
DISBURSEMENT 2009
A. Pinjaman
DESCRIPTION A. Loan
• Industri
1.565
1.793
• Industry
• Perdagangan
8.292
8.746
• Trading
225
25
• Pertanian
• Agriculture
• Peternakan
235
145
• Cattle breeding
• Perkebunan
49.498
165
• Plantation
• Perikanan • Jasa • Lainnya Jumlah
-
228
4.945
2.418
667
931
65.427
14.449
1.232
754
B. Pembinaan • Industri • Perdagangan
• Fishery • Services • Others Total B. Development Fund • Industry
340
257
• Pertanian
57
8
• Peternakan
36
10
• Cattle breeding
• Perkebunan
12
25
• Plantation
26
28
• Fishery
140
41
• Services
• Perikanan • Jasa • Lainnya Jumlah Jumlah Penyaluran Program Kemitraan
463
132
2.304
1.254
67.731
15.703
• Trading • Agriculture
• Others Total Total Disbursement of Partnership Funds
Uraian selengkapnya mengenai realiasi kegiatan dan biaya Program Kemitraan dapat dilihat pada buku Laporan Keuangan PKBL tahun 2010.
Full report on realized activities and disbursed funds in Partnership Program is presented in 2010 Financial Statement of Partnership and Community Development Program.
PROGRAM BINA LINGKUNGAN
COMMUNITY DEVELOPMENT PROGRAM
Program Bina Lingkungan PTBA dielaborasi dalam enam fokus kegiatan, yaitu Program Bantuan Bencana Alam, Pendidikan dan Pelatihan, Peningkatan Kesehatan Masyarakat, Pembangunan Sarana Umum, Pengembangan Sarana Ibadah dan Pelestarian Alam. Tujuan yang hendak diraih adalah peningkatan standar hidup dan kesejahteraan masyarakat. Untuk memantau tingkat keberhasilan program, Perseroan menggunakan beberapa parameter sebagai indikator keberhasilan Program Bina Lingkungan, termasuk diantaranya:
PTBA Community Development Program is focused on six main activities, which are Natural Disaster Relief Program, Education and Training, Community Health Improvement, Public Facilities Construction, Religious Facilities Development and Natural Conservation. This program is designed to improve the living standard of the community. The Company uses a series of parameter as success indicators of Community Development Program, including:
•
•
Better social condition of the surrounding community
•
Less complaints from the community in relation to the fulfillment of the Company’s corporate social responsibility
•
Semakin membaiknya kondisi sosial masyarakat yang ada di sekitar perusahaan Semakin berkurangnya angka komplain atau keluhan dari masyarakat yang berkaitan dengan pemenuhan tanggung jawab sosial Perseroan.
246
PT Bukit Asam Tbk Laporan Tahunan 2010
•
LAPORAN TANGGUNG JAWAB SOSIAL PERUSAHAAN
Perusahaan dapat menjalankan kegiatan bisnisnya dengan lancar serta terjalinnya hubungan yang harmonis dengan warga masyarakat sebagai salah satu stakeholder Perseroan.
Seiring dengan peningkatan kegiatan Perseroan, total dana yang disalurkan melalui pelaksanaan Program Bina Lingkungan, mengalami peningkatan yang tinggi, mencapai 110% dari Rp11,93 miliar di tahun 2009 menjadi Rp25,70 miliar di tahun 2010. Dana tersebut disalurkan untuk berbagai program kegiatan, seperti tampak pada tabel berikut.
•
Smooth running of the Company’s operations in a harmonious association with members of the community being one of the stakeholders of the Company
Along with the Company’s growing operations, funds for Community Development Program increased significantly by 110% from Rp11.93 billion in 2009 to Rp25.70 billion in 2010. The funds were disbursed to finance various activities as shown in the following table.
Dana Program Bina Lingkungan (dalam Rp juta) Community Development Program Funds (in milion Rp) 2010 (A)
2009 (B)
%
PROGRAM
868
676
28
Natural Disaster Relief
Bantuan Pendidikan & Pelatihan
8.457
1.100
669
Community
Bantuan Kesehatan Masyarakat
1.993
935
113
Community health improvement
10.173
7.848
30
4.082
1.147
256
Religious facilities assistance Natural Conservation
BIDANG BANTUAN Bantuan Bencana Alam
Education of neighboring
Bantuan Sarana & Prasarana Umum Bantuan Sarana Ibadah Bantuan Pelestarian Alam
114
223
-49
Biaya Operasional
425
295
-
26.112
12.223
214
Jumlah
Facilities and amenities development
Operational Cost Total
Program Bantuan Bencana Alam
Natural Disaster Relief Program
Bantuan bencana alam dilaksanakan dengan mempertimbangkan urgensi daerah terjadinya bencana serta kedekatan geografis dengan wilayah operasional perusahaan. Selama tahun 2010 telah dilakukan kegiatan berupa:
Natural disaster relief program is launched by taking into consideration the gravity of the disaster and the geographical proximity to the Company’s operating area. In 2010 relief was extended to the following victims in disaster-stricken areas:
•
• • •
• •
Bantuan bantuan korban musibah gempa bumi/tsunami di Mentawai Sumatera Barat. Bantuan musibah kebakaran di Kabupaten, Muara Enim, Sumatera Selatan. Pada tahun 2010, Perseroan juga memberikan bantuan pada korban bencana meletusnya G. Merapi dan korban
Earthquake and tsunami in Mentawai, West Sumatra; Fire in Muara Enim, South Sumatra; Eruption of Mt. Merapi, Central Java, and landslide and flood in Wasior, Papua.
banjir serta tanah longsor di Wasior.
Peningkatan Kesehatan Masyarakat
Public Health Improvement
Melanjutkan program kesehatan sebelumnya, Perseroan melaksanakan kegiatan, diantaranya sebagai berikut:
To complement the health improvement program previously conducted, the Company assisted the community in the following activities: • Organizing mass religious circumcision for 260 underprivileged children in Muara Enim and Lahat. • Organizing cataract surgery for 20 underprivileged patients in Muara Enim and Lahat.
•
•
Kegiatan Khitanan Gratis bagi anak-anak dari KK Prasejahtera di wilayah Kabupaten Muara Enim dan Kabupaten Lahat. Jumlah anak-anak yang dikhitan pada thn 2010 sebanyak 260 org Bantuan operasi bagi penderita Katarak dari KK prasejahtera di Kabupaten Muara Enim dan Lahat, sebanyak 20 mata.
PT Bukit Asam Tbk 2010 Annual Report 247
REPORT ON CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITIES
2
1
1. Pertanian Jamur Bapak Margono Mr. Margono’s mushroom farm
3
2. Industri Songket Hj. Asmi Astari Hj. Asmi Astari’s ‘songket’ industry
3. Prima AC, Palembang
248
PT Bukit Asam Tbk Laporan Tahunan 2010
• •
•
Bantuan operasi penderita cacat kaki untuk warga tidak mampu dari Kecamatan Tanjung Agung, Muara Enim. Bantuan nutrisi sebanyak 13.600 paket kepada warga prasejahtera di wilayah operasional perusahaan Kab Muara Enim, Kab Lahat, Tarahan dan Kertapati dan Ombilin. Bantuan 2 unit Genset untuk penerangan dan operasional Rumah Sakit BARI Palembang.
LAPORAN TANGGUNG JAWAB SOSIAL PERUSAHAAN
• •
•
Providing assistance in limb surgery for underprivileged people in Tanjung Agung, Muara Enim. Providing nutritious food of 13,600 packets for underprivileged people in Muara Enim, Lahat, Tarahan, Kertapati and Ombilin. Donating two generators to BARI Hospital, Palembang.
Pembangunan Sarana Umum
Public Facilities Construction
Dengan melakukan beberapa kegiatan terkait penyediaan maupun perbaikan sarana umum, meliputi:
By doing some activities related to the provision or improvement of public facilities, including:
•
•
•
Pembangunan Monumen Perjuangan Tanjung Enim, Taman dan Air Mancur di Pusat Kota Tanjung Enim senilai Rp3,47 miliar. Pengerasan/pengaspalan jalan umum dan parit di wilayah pemukiman Ring 1 perusahaan sepanjang 3.867 m.
•
Constructing Monument of Heroic Battle, park and fountain in Tanjung Enim city worth Rp3.47 billion. Asphalting and hardening public road of 3,867 meters in Ring 1 zone of the Company.
Gedung Olahraga BUKIT ASAM dibangun tahun 2010 Bukit Asam Sports Hall built in 2010
•
•
•
Pembangunan Tempat Pengolahan Akhir Sampah (TPA) di Kecamatan Lawang Kidul dan penataan/rehab TPA Kecamatan Muara Enim. Pembangunan/renovasi 5 (lima) unit Balai Pertemuan Masyarakat di Kecamatan Merapi Barat, Merapi Timur dan Lawang Kidul. Bantuan dana pembangunan Embarkasi Provinsi Lampung senilai Rp1,34 miliar.
• • •
Constructing/renovating waste dumps in Lawang Kidul and Muara Enim. Renovating five community function halls in Merapi Barat, Merapi Timur and Lawang Kidul. Financing an embarkation lounge, Lampung totaling Rp1.34 billion.
PT Bukit Asam Tbk 2010 Annual Report 249
REPORT ON CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITIES
Pengembangan Sarana Ibadah
Religious Facilities Development
Dilakukan dengan melaksanakan beberapa kegiatan, yakni: •
•
Memberi bantuan renovasi Masjid/Musholla/TPA sebanyak 36 unit, a.l : Masjid As Syaadah Pasar Tg Enim, Masjid Agung Lahat, Al Muttaqin Kec. Semendo, Masjid Al-Falah Kelurahan Muara Enim, Masjid Al-Muhajirin Kelurahan Pasar Muara Enim, Masjid Nurul Huda, Kelurahan Pasar Tg Enim, Masjid At-Taqwa Kec. Gunung Megang, dan lain-lain. Bantuan dana untuk berbagai kegiatan keagamaan seperti MTQ, Tabliq Akbar, peringatan Maulid Nabi, Israq Mi’raj di seluruh kecamatan Ring I perusahaan.
•
•
Providing renovation funds for 36 mosques/mushollas including As Syaadah Pasar Tanjung Enim, Agung Lahat, Al Muttaqin Semendo, Al Falah Muara Enim, Al Muhajirin Pasar Muara Enim, Nurul Huda Pasar Tanjung Enim, At Taqwa Gunung Megang. Channeling funds for various religious activities such as MTQ, Tablig Akbar, Maulid Nabi and Isra’ Mi’raj commemoration in all Ring I districts.
Pelestarian Lingkungan/Alam
Natural Conservation
Dalam rangka pelaksanakan Program Bina Lingkungan, Perseroan juga melakukan beberapa kegiatan terkait pelestarian alam, yakni:
The Company was engaged in natural conservation programs that include:
•
•
•
•
Gotong royong bersama masyarakat dan aparat pemerintah dalam pelaksanaan program Jumat Bersih dan Program Penghijauan Kota dengan menanam pohon dan membersihkan lingkungan di seluruh wilayah kecamatan ring I perusahaan. Penyerahan bantuan tanaman pelindung dan tanaman produktif (buah-buahan) sebanyak 8.000 batang di Kabupaten Lahat dan Kabupaten Muara Enim. Bantuan tempat sampah organik/an-organik sebanyak 150 unit untuk sekolah-sekolah dan tempat-tempat umum di Kota Lahat, Kota Muara Enim dan Tanjung Enim.
• •
Jointly with the community and government agencies launching Clean Friday and City Greening programs by planting trees and cleaning the areas of Ring I. Delivering 8,000 shelter trees and productive plants in Lahat and Muara Enim. Distributing 150 organic and un-organic waste bins to schools and public places in Lahat, Muara Enim and Tanjung Enim.
PROGRAM BINA WILAYAH
AREA DEVELOPMENT PROGRAM
Di samping pelaksanaan Program Kemitraan dan Bina Lingkungan yang mengacu kepada ketentuan Kementerian Negara BUMN, Perseroan selama ini secara proaktif telah menjalankan Program Bina Wilayah sebagai salah satu bentuk kepatuhan terhadap ketentuan pasal 74 Undang-Undang No.40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas. Program tersebut bertujuan untuk memberdayakan potensi ekonomi masyarakat sekaligus mewujudkan komitmen Perseroan untuk bersama-sama menciptakan kualitas hidup yang lebih baik bagi masyarakat. Program Bina Wilayah dilaksanakan berupa pemberian bantuan fisik maupun non-fisik dengan jangkauan wilayah yang lebih luas. Untuk tahun 2010, pelaksanaan Program Bina Wilayah Perseroan lebih ditekankan pada partisipasi langsung maupun tidak langsung pada peningkatan pendapatan asli daerah (PAD) di wilayah operasional Perseroan. Besaran partisipasi langsung pada peningkatan PAD, dihitung sesuai dengan ketentuan tarif royalti produksi batubara sesuai dengan Perda setempat. Besaran royalti yang dijadikan dasar pengeluaran dana Program Bina Wilayah dalam bentuk SP3D adalah: Rp500/ton untuk Sumsel, Rp1.000,- per ton untuk
In addition to Partnership and Community Development Program in compliance with the SOE Minister regulations, the Company has been proactively managing Area Development Program in compliance with article 74 of Corporate Law No. 40/2007. The program is aimed at utilizing the community economic potentials simultaneously honoring the Company’s commitment to improve their living standard. In this program the Company extends physical and non-physical aid to a wider extended area,
In 2010, emphasis was given to direct and indirect donation to improve the income of the region where the Company operates. Direct donation to improve regional income (PAD) is in accordance with the rate of coal production royalty as ruled by the local administration. The royalty rate used as a basis of calculating Area Development funds is: Rp 500/ton for South
250
PT Bukit Asam Tbk Laporan Tahunan 2010
LAPORAN TANGGUNG JAWAB SOSIAL PERUSAHAAN
Muara Enim, Rp1.000/ton untuk Lahat dan total sebesar Rp4 miliar untuk Lampung. Sehingga total pengeluaran SP3D tahun 2010 adalah sebesar Rp17,12 miliar.
Sumatera, Rp1,000/ton for Muara Enim, Rp1,000/ton for Lahat and total Rp4 billion for Lampung. Total disbursement of Area Development funds in 2010 amounted to Rp17.12 billion.
Selain program tersebut, Perseroan berpartisipasi pada pembangunan berbagai sarana dan penyediaan prasarana bagi keperluan instansi pemerintah, Polri dan Instritusi lain yang bermanfaat bagi peningkatan layanan kemasyarakatan dengan total dana yang dikeluarkan adalah sebesar Rp4,05 miliar.
Besides managing this program, the Company participates in the construction of various facilities and amenities for government agencies, police precincts and other public service institutions. Total funds disbursed in 2010 amounted to Rp4.05 billion.
Rincian pelaksanaan program dan biaya yang dikeluarkan dalam rangka Bina Wilayah 2009 – 2010 adalah sebagai berikut,
In this program the Company extends physical and nonphysical aid to a wider extended area,
Dana Program Bina Wilayah (dalam Rp juta) Community Development Fund Program (in million Rp) 2010 (A)
2009 (B)
%
Biaya operasional SMA, TK
-
3.931,00
-
Operating Costs of Sr. High School & Kindergarten
Sriwijaya FC
-
1.500,00
-
Sriwijaya FC
GOR Muara Enim
-
10.000,00
-
Muara Enim Sports Center
RS Lahat
-
3.500,00
-
Lahat Hospital
17.120
16.136,22
6,1
4.050
3.321,06
21,9
21.170
38.388,28
-44,8
BENTUK BANTUAN
SP3D Lain-lain Jumlah
TYPE OF DONATION
Local Government Others Total
PENGELOLAAN PELESTARIAN LINGKUNGAN
ENVIRONMENTAL MANAGEMENT
Misi Perseroan dalam bidang pengelolaan lingkungan diwujudkan melalui penerapan program-program pengelolaan, pemantauan, pengembangan dan rehabilitasi lingkungan secara berkelanjutan.
The Company’s mission in environmental management is realized through continuously managing, monitoring, developing and rehabilitating the environment.
Laporan selengkapnya mengenai program pengelolaan lingkungan dapat dibaca pada bagian “Perlindungan Lingkungan” pada halaman 78 Laporan Tahunan ini.
Full report on environmental management program is presented in Environmental Conservation chapter page 78 of this Annual Report.
PEMENUHAN HAK-HAK KARYAWAN DAN PENGHARGAAN TERHADAP HAK AZASI MANUSIA
FULFILLMENT OF EMPLOYEE RIGHTS AND RESPECT FOR HUMAN RIGHTS
Bagi Perseroan, selain menjadi salah satu pemangku kepentingan, karyawan merupakan aset yang menentukan di dalam keberhasilan Perseroan untuk mewujudkan tujuan dan mencapai target usahanya. Perseroan sangat menyadari makna penting dari terciptanya hubungan kerja sama yang serasi antara manajemen dan seluruh karyawan Perseroan. Oleh karenanya dalam setiap kegiatan organisasi, Perseroan menjalankan praktik atau perlakuan yang sama terhadap semua karyawan dengan tidak memandang suku, ras, agama, jender dan haluan politiknya, begitu pula semua karyawan memiliki kebebasan berserikat dan melaksanakan Perjanjian Kerja Bersama.
In the eyes of the Company, employees are not only stakeholders but also assets who determine its success in achieving corporate objective and business target. The Company is fully aware of the importance of creating a harmonious working relationship between the management and all employees. The Company treats every individual equally regardless of ethnicity, race, religion, gender and political inclination. Likewise, the employees are free to unite and have a Collective Labor Agreement.
PT Bukit Asam Tbk 2010 Annual Report 251
REPORT ON CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITIES
Laporan selengkapnya mengenai hal tersebut dapat dibaca pada Laporan Manajemen “Pengelolaan Sumber Daya Manusia” pada halaman 94 Laporan Tahunan ini.
Full report on this aspect may be found in Management Report on “Human Resource Management” chapter page 94 of this Annual Report.
KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA SERTA LINGKUNGAN
WORK SAFETY, HEALTH AND ENVIRONMENT
Perseroan telah menerapkan serangkaian kebijakan terkait serta penyediaan sarana dan prasarana bagi setiap karyawan yang memungkinkan dicapainya standar kesehatan dan keselamatan kerja serta lingkungan yang tinggi dalam industrinya. Dalam implementasi K3, Perseroan telah memperoleh sertifikasi Sistem Manajemen K3 (SMK3) dari Depnakertrans RI.
A set of policy, facilities and amenities are in place for all employees so as to meet the industry high standards of work safety, health and environment. The Company has a certification in Work Safety and Health Management System from the Department of Manpower and Transmigration.
Laporan selengkapnya mengenai masalah tersebut dapat dibaca pada Bab: Laporan Manajemen “Program Keselamatan dan Kesehatan Kerja serta Perlindungan Lingkungan” pada halaman 73 Laporan Tahunan ini.
Full report is provided in Management Report on “Health and Work Safety and Environment” page 73 of this Annual Report.
KOMITMEN TERHADAP KUALITAS PRODUK DAN PERLINDUNGAN PELANGGAN
COMMITMENT TO PRODUCT QUALITY AND CONSUMER PROTECTION
Perseroan menyadari makna penting dan manfaat dari pemenuhan standar kualitas serta perlindungan konsumen terhadap setiap produk yang dihasilkan, mengingat keduanya mempunyai pengaruh yang signifikan bagi pertumbuhan kinerja usaha secara berkelanjutan. Perseroan menetapkan dan memberlakukan kriteria yang ketat dalam proses dan output produksi maupun pengawasan kualitas setiap produknya.
The Company is fully aware of the importance and advantage of meeting product quality standard and ensuring consumer protection. Both aspects have a significant effect on the continued growth of the Company. For this reason the Company sets very stringent criteria in production process and output as well as in quality control.
Simulasi penyelamatan korban dalam Lomba PBK & PPGD antar satuan kerja Simulated victim rescue in PBK & PPGD Competition among work units
252
PT Bukit Asam Tbk Laporan Tahunan 2010
LAPORAN TANGGUNG JAWAB SOSIAL PERUSAHAAN
1
2
3
1. Lapangan Tenis Indoor, Tanjung Enim Indoor Tennis Court, Tanjung Enim 2. Tempat Fitness, Tanjung Enim Fitness Center, Tanjung Enim 3. Fasilitas Operasi Mata di RS Bukit Asam Eye Surgery Facility of Bukit Asam Hospital
PT Bukit Asam Tbk 2010 Annual Report 253
REPORT ON CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITIES
Wujud dari komitmen Perseroan serta uraian lengkap tentang kualitas produk dan perlindungan pelanggan dapat dibaca pada Bab: Laporan Manajemen, Bidang “Pemasaran,” pada halaman 122 Laporan Tahunan ini.
Report on realization of the Company’s commitment and full description of product quality and consumer protection are given in Management Report, “Marketing” page 122 of this Annual Report.
HUBUNGAN HARMONIS DENGAN MASYARAKAT BERLANDASKAN PRINSIPPRINSIP TATA KELOLA YANG BAIK
HARMONIOUS RELATIONSHIP WITH THE COMMUNITY BASED ON GOOD CORPORATE GOVERNANCE PRINCIPLES
Perseroan telah merumuskan program Tanggung Jawab Jawab Sosial Perusahaan dalam sebuah pola yang terpadu, untuk mewujudkan visi memberikan nilai optimal bagi para pemangku kepentingan Perseroan termasuk masyarakat.
Turning its vision into reality to maximize stakeholders’ return, the Company has formulated an integrated Corporate Social Responsibility program.
Melalui Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL), Perseroan secara sistematis telah melaksanakan serangkaian kegiatan dengan melibatkan masyarakat, baik dalam tahap perencanaan maupun pelaksanaan program-program yang terkait. Sesuai dengan prinsip transparansi, Perseroan juga membuka akses dan menjalin komunikasi timbal balik dengan masyarakat dan pihak-pihak yang terkait.
Through Partnership Program, the Company systematically conducted activity programs involving the community either in planning or in executing such programs. In accordance with transparency principle, the Company makes itself accessible and fosters reciprocal communication with the community and other relevant parties.
Laporan selengkapnya mengenai Tata kelola yang baik dapat dibaca pada Laporan Manajemen tentang “Good Corporate Governance” pada halaman 165 Laporan Tahunan ini.
Full report on this subject is contained in Management Report, “Good Corporate Governance” page 165 of this Annual Report.
LAPORAN KEBERKELANJUTAN
SUSTAINABILITY REPORT
Perseroan menerbitkan Laporan Keberlanjutan (Sustainability Report) yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Laporan Tahunan ini. Laporan yang membuktikan komitmen pelaksanaan program tanggung jawab sosial secara profesional, transparan dan terukur tersebut merupakan pertanggungjawaban menyeluruh bagi seluruh pemangku kepentingan Perseroan mengenai pengelolaan dan realisasi program CSR.
The Company issues Sustainability Report which is integral to this Annual Report. The Report provides all stakeholders with a full accountability report of the Company’s professional, transparent and measured performance in meeting its corporate social responsibility.
TK Antra Sita, Tanjung Enim Antra Sita Kindergarden, Tanjung Enim
254
PT Bukit Asam Tbk Laporan Tahunan 2010
DATA PERSEROAN
PT Bukit Asam Tbk 2010 Annual Report 255
CORPORATE DATA
Data Perseroan Corporate Data
256
PT Bukit Asam Tbk Laporan Tahunan 2010
Dewan Komisaris Board of Commissioners
Berdiri dari kiri ke kanan : Stand from left to right : Dr. Supriyadi Komisaris Utama President Commissioner
Suranto Soemarsono, SE, MA Komisaris Independen Independent Commissioner
Dr. Ir. Thamrin Sihite, ME Komisaris Commissioner
Duduk dari kiri ke kanan : Seat from left to right : Ir. Umiyatun Hayati Triastuti, MSc Komisaris Commissioner
Ir. Abdul Latief Baky, MSc, MHum, FIQ Komisaris Independen Independent Commissioner
DATA PERSEROAN
CORPORATE DATA
PT Bukit Asam Tbk 2010 Annual Report 257
258
PT Bukit Asam Tbk Laporan Tahunan 2010
DATA PERSEROAN
Profil Dewan Komisaris Board of Commissioners’ Profile Dr. Supriyadi
Komisaris Utama President Commissioner Menjabat Komisaris Utama sejak 2008, setelah menjabat sebagai Komisaris Perseroan sejak 2004. Meraih gelar Master of Engineering Science (1991), dan Ph.D. (1994) dalam Mining Engineering dengan spesialisasi Mining Economic dari The University of Queensland, Australia, setelah menyelesaikan studi di International Institute for Aerial Survey and Earth Sciences (ITC) di Delft, Belanda (1981). Saat ini juga menjabat sebagai Staf Ahli Menko Perekonomian, Bidang Persaingan Usaha sejak 2008, sebelumnya memangku jabatan lain di Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian sejak 1988, Kantor Menko Bidang Produksi dan Distribusi (1994-1998), serta Departemen Pertambangan dan Energi (1982-1994). Aktif sebagai dosen tamu dan dosen luar biasa di beberapa perguruan tinggi di Indonesia maupun manca negara. Following his appointment as Commissioner in 2004, Dr. Supriadi has been the Company’s President Commissioner since 2008. He obtained a Master of Engineering Science degree (1991), and a Ph.D. degree in Mining Engineering (1994) specializing in Mining Economics from the University of Queensland, Australia, after completing his study in International Institute for Aerial Survey and Earth Sciences (ITC) in Delft, the Netherlands (1981). Currently he is an Senior Advisor to the Coordinating Ministry of Economic Affairs for Business Competition (2008-present). Previously he held other posts in the Coordinating Ministry of Economy from 1988, the Coordinating Ministry of Production and Distribution (1994-1998), and Department of Mines and Energy (1982-1994). He is also an active guest senior lecturer in a number of universities in Indonesia and overseas.
Ir. Umiyatun Hayati Triastuti, MSc
Komisaris Commissioner
Menjabat Komisaris Perseroan sejak 2008, serta menjadi Staf Ahli Menteri PPN/Kepala Bappenas Bidang Sumber Daya Alam, Lingkungan Hidup dan Perubahan Iklim sejak November 2010. Meraih gelar S-1 bidang Teknik Sipil di Institut Teknologi Bandung (1987), Master of Science bidang Kebijakan Ekonomi di University of Illinois at Urbanna Champaign – Amerika Serikat (1994). Perjalanan karir sebelumnya di Bappenas sejak 2000 menjabat Deputi Bidang Sumber Daya Alam dan Lingkungan Hidup (2007-2010), Direktur Transportasi (2005-2007), Kasubdit Transportasi Darat, Direktorat Transportasi (2002-2005), dan Pj. KaBag Transportasi Kereta Api, Penyeberangan, Metereologi dan Geofisika (2000-2002). Pengalaman kerja sama dan training programs yang diikuti meliputi bidangbidang: Perencanaan, Transportasi. Has held the post of Commissioner since 2008, concurrently Expert Staff to National Development Planning Minister, Natural Resources, Environment and Climate Change Division, Bappenas (National Development Planning Board) since November 2010. She earned a graduate degree in Civil Engineering from Bandung Institute of Technology (1987), Master of Science in Economic Policy from University of Illinois at Urbanna Champaign – the United States of America (1994). Her previous career with Bappenas starting in 2000 posted her as Deputy of Natural Resources and Environment Division (2007-2010), Director of Transportation (2005-2007), Head of Sub Directorate of Land Transportation, Directorate of Transportation (2002-2005), and Acting Division Head of Railway Transportation, Ferry and Inland Waterways, Metereology and Geophysics (2000-2002). Participating in joint projects and training programs in the field of planning and transportation.
Suranto Soemarsono, SE, MA
Komisaris Independen Independent Commissioner
Menjabat Komisaris Independen Perseroan sejak 2008, dan Penasehat Direktur Utama PT Dinamika Usaha Jaya sejak 2005. Meraih gelar S-1 Jurusan Ekonomi di Universitas Gadjah Mada (1983) dan Master of Art in Economics & Finance di Western Illinois University, USA (1992). Perjalanan karir sebelumnya mencakup Direktur Keuangan PT Barkatel Utama (2001-2006), dan Komisaris PT Mega Global Triartha Optima (2001-2004). Aktif sebagai dosen program S-1 dan S-2 di Asian Banking Finance dan Informatics Institute of Perbanas sejak 1998. Mr. Soemarsono was appointed Independent Commissioner in 2008, and Adviser to President Director of PT Dinamika Usaha Jaya since 2005. He is a holder of graduate degree in Economics from University of Gadjah Mada (1983) and Master of Art in Economics & Finance from Western Illinois University, USA (1992). Previously he was posted as Finance Director of PT Barkatel Utama (20012006), and Commissioner of PT Mega Global Triartha Optima (2001-2004). He has been lecturing for graduate and post-graduate programs in Asia Banking Finance and Informatics Institute of Perbanas since 1998.
PT Bukit Asam Tbk 2010 Annual Report 259
CORPORATE DATA
Dr. Ir. Thamrin Sihite, ME
Komisaris Commisioner
Menjabat Komisaris Perseroan sejak 2008, serta menjadi Kepala Badan Pendidikan dan Pelatihan Kementerian ESDM sejak 2009. Meraih gelar S-1 Jurusan Teknik Pertambangan Umum di Institut Teknologi Bandung (1979), Master of Engineering (1987), dan Doctor of Engineering (1990) di Institute of Mineral Dressing and Metallurgy, Tohoku University- Sendai, Jepang. Perjalanan karir sebelumnya meliputi Staf Ahli Menteri Bidang Kemasyarakatan dan Kelembagaan DESDM (2007-2009), Kepala Biro Perencanaan dan Kerjasama DESDM (2001- 2007), Kepala Biro Lingkungan dan Teknologi Departemen Pertambangan dan Energi (DPE) tahun 2000. Ketua Komisi Amdal Pusat DPE (20002001), Kepala Bagian Pengelolaan Lingkungan dan Tata Ruang DPE (1993-2000), Indonesian Expert Technical Manager pada proyek kerjasama Biro Lingkungan dan Teknologi dengan The Office of Surface Mining USA, yang dibiayai World Bank (1995-1997). Appointed Commissioner in 2008, concurrently Head of Education and Training Agency, Department of Energy and Mineral Resources since 2009. Dr. Sihite holds a degree in General Mining Engineering from Bandung Institute of Technology (1979), Master of Engineering (1987), and Doctor of Engineering (1990) from Institute of Mineral Dressing and Metallurgy, University of Tohoku-Sendai, Japan. His previous posts include Expert Staff to Minister of Society and Institution, Department of Energy and Mineral Resources (2007-2009), Head of Planning and Cooperation Bureau, Department of Energy and Mineral Resources (2001-2007), Head of Environment and Technology Bureau, Department of Mines and Energy (2000), Head of Central Amdal (Analysis of Environmental Impact) Commission, Department of Mines and Energy (2000-2001), Head of Environmental Management and Spatial Zone Division, Department of Mines and Energy (1993-2000), Indonesian Expert Technical Manager of joint venture projects at Bureau of Environment and Technology with the Office of Surface Mining USA, financed by World Bank (1995-1997).
Ir. Abdul Latief Baky, MSc, MHum, FIQ
Komisaris Independen Independent Commissioner
Menjabat Komisaris Independen Perseroan sejak 2008, sekaligus menjabat Komisaris Utama PT Citta Trahindo Pratama sejak 2007, dan Managing Partner LAGR & Associates – Law Firm sejak 2006. Meraih gelar S-1 Jurusan Teknik Pertambangan di Institut Teknologi Bandung (1977), gelar S-2 Magister Sains Ilmu Administrasi Bisnis Internasional Universitas Indonesia (2004), gelar S-2 Magister Humaniora Ilmu Hukum Bisnis Universitas Gajah Mada (2007) dan Fellows Institute of Quarrying, UK (1996). Perjalanan k arir sebelumnya mencakup Ketua Komite Pencatatan Bursa Efek Surabaya (2005-2007), Komisaris PT Karimun Indoco Pratama (2003-2005), Direktur Utama Perusda Karimun BUMD-Holding (2001-2005), Direktur Utama PT Bhumi Artha Khatulistiwa (1999-2001), Direktur Adminsitrasi, Direktur Pemasaran dan Direktur Operasi PT Karimun Granite (1990-1999). Kegiatan di dalam organisasi Profesi menjabat sebagai Ketua Umum Perhapi (Perhimpunan Ahli Pertambangan Indonesia) untuk 2 periode: 2001-2003, 2003-2006 dan saat ini bertindak sebagai Dewan Penasihat Perhapi. Sedangkan kegiatan di dalam organisasi Korporasi di Kadin ( Kamar Dagang dan Industri ) Indonesia sebagai Ketua Komite Tetap Batubara dan Panas Bumi (2008-2010), KomiteTetap , Mineral dan Bahan Galian Industri (2010-2013), dan di APBI (Asosiasi Pertambangan Batubara Indonesia) sebagai Wakil Ketua Umum Bidang Hukum dan PerundangUndangan (2010-2013). He has been an Independent Commissioner of the Company since 2008, concurrently President Commissioner of PT Citta Trahindo Pratama since 2007, and Managing Partner of LAGR & Associates – Law Firm since 2006. He has a graduate degree in Mine Engineering from Bandung Institute of Technology (1977), Master of Science, International Business Administration from University of Indonesia (2004), Master of Human Studies, Business Law Science, University of Gajah Mada (2007) and Fellows Institute of Quarrying, UK (1996). In his previous career he held various posts including Chairman of Listing Committee, Surabaya Stock Exchange (2005-2007), Commissioner of PT Karimun Indoco Pratama (2003-2005), President Director of Perusda Karimun BUMD-Holding (2001-2005), President Director of PT Bhumi Artha Khatulistiwa (1999-2001), Administrative Affairs Director, Marketing Director and Operations Director of PT Karimun Granite (1990-1999). Experience in professional organizations: Chairman of Indonesian Mining Experts Association (Perhapi) for two periods, 2001-2003, 2003-2006, and currently member of Perhapi Advisory Council. In business organizations: Indonesian Chamber of Commerce, Chairman of Coal Mining and Geothermal Committee (2008-2010), Mining, Mineral and Industrial Quarrying Committee (2010-2013), Indonesian Coal Mining Association, Deputy Chairman of Legal and Mining Division (2010-2013).
260
PT Bukit Asam Tbk Laporan Tahunan 2010
Direksi Board of Directors
Dari kiri ke kanan : From left to right : Ir. Sukrisno Direktur Utama President Director
Ir. Tiendas Mangeka Direktur Niaga Commerce Director
Dono Boestami, MSc Direktur Keuangan Financial Director
Ir. Drs. Mahbub Iskandar Direktur SDM & Umum HR & General Affairs Director
Ir. Heri Supriyanto Direktur Pengembangan Usaha Business Development Director
Ir. Milawarma, M. Eng Direktur Operasi/Produksi Operations/Production Director
DATA PERSEROAN
CORPORATE DATA
PT Bukit Asam Tbk 2010 Annual Report 261
262
PT Bukit Asam Tbk Laporan Tahunan 2010
DATA PERSEROAN
Profil Direksi Board of Directors’ Profile Ir. Sukrisno
Direktur Utama President Director Menjabat Direktur Utama sejak 2006. Meraih gelar S-1 Jurusan Teknik Mesin di Institut Teknologi Sepuluh November Surabaya tahun 1980. Perjalanan karir sebelumnya mencakup jabatan sebagai Direktur Operasi/Produksi Perseroan (2001-2006), Kepala Departemen Operasi PT Semen Padang (1995-2001) dan Komisaris PT Yasiga Sarana Utama (1996-2001). Ir. Sukrisno has held the post of President Director since 2006. He earned his graduate degree in Mechanical Engineering from Sepuluh November Institute of Technology in Surabaya in 1980. His previous posts include Operations/Production Director of the Company (2001-2006), Head of Operations Department of PT Semen Padang (1995-2001) and Commissioner of PT Yasiga Sarana Utama (1996-2001).
Dono Boestami, MSc
Direktur Keuangan Finance Director Menjabat sebagai Direktur Keuangan Perseroan sejak tahun 2006. Sebelumnya menjabat sebagai Direktur PT Barclays Capital Securities Indonesia (2004-2006), Direktur Utama PT Citigroup Securities Indonesia (2001-2004), Direktur Investment Banking PT. Danareksa (1996–2001), Credit & Marketing Head PT. Niaga Factoring Corporation (1994-1996), Credit Adminitration Head PT Inter-Pacific Bank (1993-1994), Assitant Manager Marketing PT Bank Niaga (1989 – 1993). Meraih gelar Bachelor of Science Civil Engineering dari University of Wisconsin-Platteville (1985), Master of Science Construction Management dari Golden Gate University (1989). Appointed as Finance Director of the Company in 2006. His previous posts include Director of PT Barclays Capital Securities Indonesia (2004-2006), President Director of PT Citigroup Securities Indonesia (2001-2004), Investment Banking Director of PT Danareksa (1996-2001), Credit & Marketing Head of PT Niaga Factoring Corporation (1994-1996), Credit Administration Head of PT Inter-Pacific Bank (1993-1994), Assistant Manager Marketing of PT Bank Niaga (1989-1993). Holder of Bachelor of Science degree in Civil Engineering from University of Wisconsin, Platteville (1985) and Master of Science degree in Construction Management from Golden Gate University (1989).
Ir. Milawarma, M.Eng
Direktur Operasi/Produksi Operations/Production Director Menjabat Direktur Operasi/Produksi Perseroan sejak 2006. Meraih gelar S-1 Jurusan Tambang di UPN Veteran, Yogyakarta (1987) dan Magister Engineering di University of Wollongong, Australia (1995). Perjalanan karir sebelumnya di Perseroan meliputi jabatan Sekretaris Perusahaan (2003-2006), Analis Bisnis/Profesional Senior Pengembangan Usaha (1999-2003), Kepala Diversifikasi Usaha (1997-1999), dan Kepala Dinas Perencanaan Tambang Jangka Panjang (1995-1996). He has held the post of Operations/Production Director of the Company since 2006. A holder of graduate degree in Mining from UPN Veteran, Yogyakarta (1987) and Master of Engineering degree from University of Wollongong, Australia (1995). Previous posts with the Company include Corporate Secretary (2003-2006), Senior Business Analyst /Professional of Business Development (1999-2003), Head of Business Diversification (1997-1999), and Head of Long Term Mine Planning Unit (1995-1996).
PT Bukit Asam Tbk 2010 Annual Report 263
CORPORATE DATA
Ir. Heri Supriyanto
Direktur Pengembangan Usaha Business Development Director
Menjabat Direktur Pengembangan Usaha Perseroan sejak 2006. Meraih gelar S-1 Jurusan Teknik Industri di Institut Teknologi Bandung (1981). Perjalanan karir sebelumnya di Perseroan mencakup jabatan Dirketur Utama PT Bukit Pembangkit Innovative (2006), Senior Manajer Logistik Perseroan (2005-2006), General Manager Pengusahaan Briket (2001-2005), Pimpinan Proyek Pengembangan Briket Batubara (1993-2001) dan Kepala Divisi Pengembangan Keteknikan (1991-1993). He has been Director of Business Development of the Company since 2006. A graduate of Bandung Institute of Technology with a degree in Industrial Engineering (1981). Previous posts with the Company are President Director of PT Bukit Pembangkit Innovative (2006), Senior Manager of Logistics of the Company (2005-2006), General Manager of Briquette Business (2001-2005), Project Officer of Coal Briquette Business Expansion (1993-2001) and Head of Engineering Development Division (1991-1993).
Ir. Tiendas Mangeka
Direktur Niaga Commerce Director
Menjabat Direktur Niaga Perseroan sejak 2006. Meraih gelar S-1 Jurusan Tambang di Institut Teknologi Bandung (1980). Perjalanan karir sebelumnya mencakup jabatan Direktur Pemasaran PT Semen Tonasa (2002-2005), Direktur Penelitian & Pengembangan PT Semen Tonasa (2002), Kepala Pengembangan Usaha Perseroan (2001-2002), Ahli Pengembangan SDM. The Company appointed Ir. Mangeka as Commerce Director in 2006. He is a graduate of Bandung Institute of Technology in Mining (1980). His previous career placed him in various posts: Marketing Director of PT Semen Tonasa (2002-2005), Director of Research and Development of PT Semen Tonasa (2002), Head of Business Development of the Company (2001-2002), Expert in Human Resource Development (1998-2001), Head of Internal Audit Unit (1997-1998), and Corporate Secretary of the Company (1991-1997).
Ir. Drs. Mahbub Iskandar
Direktur SDM & Umum Human Resource & General Affairs Director
Menjabat Direktur SDM & Umum Perseroan sejak 2001. Meraih gelar S-1 Jurusan Tambang di Universitas Srwiwijaya (1977), dan S-1 di Lembaga Administrasi Negara - Ujung Pandang (1988). Perjalanan karir sebelumnya mencakup jabatan Kadis Pertambangan dan Pemanfaatan Energi Provinsi Sumatera Selatan (2000-2001), Kakanwil Pertambangan dan Energi Provinsi Aceh (1995-2000), dan Kabid Pengembangan Gas dan Energi Kanwil Pertambangan dan Energi Provinsi Sulawesi Selatan (1990-1995). Appointed as Human Resource & General Affairs Director in 2001. Ir Iskandar is a holder of graduate degree in Mining from University of Sriwijaya (1977), and Institute of State Administration - Ujung Pandang (1988). His previous posts include Head of Mining and Energy Usage Unit, South Sumatera Province (2000-2001), Head of Regional Office of Mining and Energy, Aceh Province (1995-2000), and Head of Gas and Energy Development Division, South Sulawesi Province (1990-1995).
264
PT Bukit Asam Tbk Laporan Tahunan 2010
DATA PERSEROAN
Profil Sekertaris Perusahaan dan SPI Corporate Secretary and Internal Audit Unit’s Profile
Achmad Sudarto, SE, MM, Ak
Sekretaris Perusahaan Corporate Secretary
Menjabat sebagai Corporate Secretary sejak Juli 2009. Meraih gelar S-1 Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi, di Universitas Sriwijaya, Palembang (1992) dan S-2 Magister Management (2009) dari Universitas Sriwijaya. Mulai berkarir di PTBA sejak 1992, sebelum akhirnya menjabat sebagai Corporate Secretary adalah Senior Manajer Perbendaharaan dan Pendanaan PTBA, tahun 2009 dan Manajer Akuntansi di PTBA, tahun 2007. In July 2009 Mr. Sudarto was appointed Corporate Secretary of the Company. His academic studies earned him a graduate degree in Accounting from School of Economics, University of Sriwijaya, Palembang (1992) and a master’s degree in Management (2009) from University of Sriwijaya. He joined PTBA in 1992, and later was appointed Accounting Manager in 2007 and Senior Manager of Treasury and Funding in 2009.
Bambang Sutrisno
Kepala Satuan Pengawas Internal Head of Internal Audit Unit
Menjabat sebagai Kepala Satuan Pengawas Internal sejak tahun 2009, setelah sebelumnya menjabat sebagai Pemeriksa Utama (2007- 2009) dan sebagai Manajer Kelayakan dan Kendali Investasi (2005-2007). Bergabung dengan PTBA sejak 1984, setelah sebelumnya bekerja pada PT Bumi Langoan, Jakarta, sebagai Supervisor Akuntansi. Mr. Sutrisno was appointed Head of Internal Audit Unit in 2009, following his assignment as Chief Auditor (2007-2009) and Manager of Investment Feasibility and Control (2005-2007). He has been with PTBA since 1984, following his employment with PT Bumi Langoan, Jakarta, as Accounting Supervisor.
PT Bukit Asam Tbk 2010 Annual Report 265
CORPORATE DATA
Profil Komite Audit Audit Committee’s Profile
Azhar Zainuri, SE, MM
Anggota Komite Audit Member of Audit Committee
Menjabat anggota Komite Audit sejak 2007. Meraih gelar Sarjana Ekonomi di Universitas Indonesia (1985) dan Magister Manajemen pada Institut Pengembangan Manajemen Indonesia (IPMI, 1991). Perjalanan karir sebelumnya mencakup berbagai posisi termasuk sebagai dosen di Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, Direktur pada beberapa perusahaan dalam periode 1996 - 2000, yaitu PT Guthrie Pasaman Nusantara, PT Prinavin Prakarsa, PT Indothai Film Polytama, PT Padang Industrial Park dan PT Andalas Rekasindo Pratama, PT Kelana Nusantara (2000 – 2008) serta Komisaris PT Dwivisi Mandiri (2004 – 2005).
Member of Audit Committee since 2007. He has a graduate degree in Economics from University of Indonesia (1985) and Master of Management degree from Indonesia Institute of Management Development (IPMI, 1991). Various positions he held in his previous career include lecturer at Department of Economics, University of Indonesia, Director of several companies over a period in 1996 - 2000, i.e. PT Guthrie Pasaman Nusantara, PT Prinavin Prakarsa, PT Indothai Film Polytama, PT Padang Industrial Park and PT Andalas Rekasindo Pratama, PT Kelana Nusantara (2000 – 2008) as well as Commissioner of PT Dwivisi Mandiri (2004 – 2005).
Ridho Kresna Wattimena, Ir, MT, PhD
Anggota Komite Audit Member of Audit Committee
Menjabat Anggota Komite Audit sejak 2007. Meraih gelar jurusan Teknik Pertambangan dari Institut Teknologi Bandung (1991), Magister Teknik dalam Geomekanika dari Institut Teknologi Bandung (1996), ser ta Ph.D dalam Rock Mechanics dari University of Queensland, Australia (2003). Menjadi pengajar pada Jurusan Teknik Pertambangan ITB sejak 1993 dan Pasca Sarjana ITB sejak 1996, dan saat ini menjadi Associate Professor dalam Mekanika Batuan. Selain itu, aktif melakukan berbagai macam penelitian dan analisis dalam bidang pertambangan sejak 1993, serta telah menerbitkan banyak publikasi dalam bidang pertambangan dan mekanika batuan di dalam dan luar negeri. Became a member of Audit Committee in 2007. Holds a degree in Mining Engineering from Bandung Institute of Technology (1991), Master of Engineering in Geomechanics from Bandung Institute of Technology (1996), and Ph.D in Rock Mechanics from University of Queensland, Australia (2003). He has been lecturing at Mining Engineering Department, Bandung Institute of Technology since 1993 and post-graduate program at Bandung Institute of Technology since 1996, and is currently an Associate Professor in Rock Mechanics. He is also active doing various kinds of research and analysis in mining which he started in 1993, and has produced many publications in mining and rock mechanics at home and abroad.
266
PT Bukit Asam Tbk Laporan Tahunan 2010
DATA PERSEROAN
Profil Komite Nominasi, Remunerasi dan PSDM Nomination, Remuneration and HRD Committee’s Profile
Noeroso L. Wahyudi SE, MA
Anggota Komite Nominasi dan Remunerasi dan PSDM Member of Nomination, Remuneration and HRD Committee
Menjabat anggota Komite Nominasi dan Remunerasi dan PSDM sejak 2008. Mendapat Certifiticate on Academic Preparation Program Boulder – Colorado USA (1988) dan meraih gelar Master of Arts in Economics di Ball State University, USA (1990). Perjalanan karir sebelumnya adalah sebagai Ketua Koperasi Puslitbang (sejak 1995), dan Peneliti Madya Bidang Ekonomi dan Keuangan, Badan Kebijakan Fiskal, Kementerian Keuangan (sejak 2008).
Mr. Wahyudi has been a member of Nomination, Remuneration and GCG Committee since 2008. He received a graduate degree in Corporate Economics in Jakarta (1985), Master of Arts degree in Economics from Ball State University, Muncie, Indiana, USA (1990). Took one-month training in Environmental Economic Policy Analysis in Harvard University, Boston, USA (1993). Serving as Middle Researcher at Fiscal Policy Agency, Ministry of Finance since 2008 while actively observing climate change issues at the national and international level.
Fakhrudin Tieja SE, MM
Anggota Komite Nominasi dan Remunerasi dan PSDM Member of Nomination, Remuneration and HRD Committee
Menjabat anggota Komite Nominasi, Remunerasi dan GCG sejak 2008. Meraih S-1 bidang Manajemen dan S-2 bidang Human Resources Management di Magister Manajemen Universitas Muhammadiyah Jakarta. Aktif mengikuti berbagai seminar & training di dalam dan luar negeri, antara lain mengenai Total Production Management, Industrial Engineering, Human Resources Management dan HSE di Toray Industries Inc & AOTS Jepang. Perjalanan karir sebelumnya, sebagai Direktur - PCA FM (Radio Mitigasi Gempa dan Informasi Pendidikan & Lingkungan, Bantuan RNW Belanda) (2007 – sekarang), Komisaris PT AMM (2007), serta Vice Factory Manager dan berbagai posisi manajerial di Toray Group Indonesia. (1982 – 2008). He has been a member of Nomination, Remuneration and GCG Committee since 2008. Mr. Tieja has a graduate degree in Management and master’s degree in Human Resource Management from University of Muhammadiyah, Jakarta. Actively participating in local and overseas seminars and training courses in the area of Total Production Management, Industrial Engineering, Human Resources, and HSE at Toray Industries Inc & AOTS, Japan. Previously he held various posts including Director of PCA FM Radio (Earthquake Mitigation and Educational and Environmental Information, with the aid of RNW Holland) (2007-present), Commissioner of PT AMM (2007), and Vice Factory Manager and various managerial positions at Toray Group Indonesia (1982 – 2008). * Ditetapkan menjadi Sekretaris Dewan Komisaris per 2 Agustus 2010. Appointed Secretary to Board of Commissioners on 2 August 2010.
PT Bukit Asam Tbk 2010 Annual Report 267
CORPORATE DATA
Dr. Sumarhadi SE, MM
Anggota Komite Nominasi , Remunerasi dan PSDM Member of Nomination, Remuneration and HRD Committee
Menjabat sebagai anggota Komite Nominasi dan Remunerasi dan PSDM sejak bulan Nopember 2010. Pendidikan S-1 Manajemen tahun 1983 dari Universitas Prof. Dr. Moestopo (Beragama) Jakarta; S-2 Manajemen tahun 1996 dari Institut Pengembangan Wiraswasta Indonesia; dan S-3 Manajemen Pendidikan tahun 2002 dari Universitas Negeri Jakarta. Selain itu sejak 1979 – saat ini telah mengikuti seminar nasional dan internasional tentang hububungan industrial. Menjabat sebagai Sekretaris Program Pasca Sarjana Magister Manajemen Univesitas Prof.Dr. Moestopo (beragama) sejak tahun 2007, dan sebagai Dekan di Fakultas Ekonomi pada Unuversitas yang sama sejak November 2010.
Appointed member of Nomination, Remuneration and HRD Committee in November 2010. Holds a graduate degree in Management (1983) from University of Prof. Dr. Moestopo (Beragama) Jakarta, master’s degree in Management (1996) from Indonesian Tourism Development Institute and doctorate degree in Education Management (2002) from Universitas Negeri Jakarta. Participating in national and international seminars on industrial relations since 1979. Serving as Secretary, Post-Graduate Program of Management, University of Prof. Dr. Moestopo (Beragama) since 2007, and Dean of School of Economics of the same University since November 2010.
268
PT Bukit Asam Tbk Laporan Tahunan 2010
DATA PERSEROAN
Profil Komite Good Corporate Governance Good Corporate Governance Committee’s Profile
Bambang Adi Winarso, PhD
Anggota Komite GCG Member of GCG Committee
Menjabat anggota Komite Nominasi dan Remunerasi dan GCG sejak 1 Oktober 2009 dan sejak 30 Juli 2010 diangkat menjadi anggota Komite GCG. Menyelesaikan pendidikan S-1 bidang Agribisnis dari Institut Pertanian Bogor, tahun 1983, kemudian menyelesaikan program Master bidang International Economics dari University of Kentucky, Lexington USA tahun 1989 dan menyelesaikan Program Doktor bidang Economics (Industrial Organization, International Finance, International Trade) dari Universitas yang sama tahun 1993. Selain itu menjabat sebagai Asisten Deputi Urusan Energi dan Ketanagalistrikan, Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian selain menjabat sebagai Komisaris di PT Indonesia Comnet Plus.
Appointed member of Nomination, Remuneration and GCG Committee on October 1, 2009, and member of GCG Committee on July 30, 2010. Completed his graduate studies in Agribusiness at Bogor Institute of Agriculture in 1983, master program in International Economics at University of Kentucky, Lexington USA in 1989 and doctorate program in Economics (Industrial Organization, International Finance, International Trade) at the same university in 1993. Following his previous posts as Assistant to Deputy Head of Energy and Electricity, Coordinating Ministry of Economy in addition to his assignment as Commissioner of PT Indonesia Comnet Plus.
Ir. Antonaria, MA
Anggota Komite GCG Member of GCG Committee
Menjabat anggota Komite Nominasi dan Remunerasi dan GCG sejak 1 Oktober 2009 dan sejak 30 Juli 2010 diangkat menjadi anggota Komite GCG. Menyelesaikan pendidikan S-1 Jurusan Teknik Sipil bidang Manajemen Konstruksi dari Institut Teknologi Bandung, tahun 1990, kemudian menyelesaikan program Master of Arts in Development Studies (Studi Pembangunan) dari Murdoch University, Perth, Australia tahun 1999, selain mengikuti berbagai seminar dan training di dalam maupun di luar negeri. Sebelumnya pernah menjabat sebagai Kepala Subdirektorat Iklim dan Cuaca, Direktorat Lingkungan Hidup, Bappenas hingga 2008. Mr. Antonaria was appointed member of Nomination, Remuneration and GCG Committee on October 1, 2009 and member of GCG Committee on July 30, 2010. He completed his graduate studies in Civil Engineering, Construction Management at Bandung Institute of Technology in 1990, and master program in Development Studies at Murdoch University, Perth, Australia in 1999. In addition, he has participated in various domestic and overseas seminars and training sessions. Until 2008 he was Head of Climate and Weather Sub-directorate, Directorate of Environment, Bappenas.
PT Bukit Asam Tbk 2010 Annual Report 269
CORPORATE DATA
Profil Komite Asuransi, Risiko Usaha dan Pasca Tambang Insurance, Business Risk and Post-Mining Committee’s Profile
Andi Novianto, PhD
Anggota Komite Asuransi, Risiko Usaha dan Pasca Tambang Member of Insurance, Business Risk and Post-Mining Committee
Menjadi anggota Komite Asuransi, Risiko Usaha, dan Pasca Tambang sejak 16 Mei 2009. Menyelesaikan program doctoral pada Tohoku University, Jepang tahun 2001 di bidang Agriculture and Resource Economics. Saat ini menjabat sebagai Asisten Deputi Urusan Kehutanan pada Deputi Bidang Energi, Sumber Daya Mineral, dan Kehutanan-Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian. On May 16, 2009 Mr. Novianto was appointed member of Business Risk, Insurance and PostMining Committee. Completed his doctorate program in Agriculture and Resource Economics at Tohoku University, Japan (2001). Currently he is Assistant Deputy of Forestry at the office of Energy, Mineral Resources and Forestry, Coordinating Ministry for Economy.
Ir. Faridha, M.Si
Anggota Komite Asuransi, Risiko Usaha dan Pasca Tambang Member of Insurance, Business Risk and Post-Mining Committee
Menjadi Anggota Komite Risiko Usaha, Asuransi dan Pascatambang sejak 16 Maret 2009. Menyelesaikan pendidikan Teknik Kimia dari Universitas Syiah Kuala (1993), menyelesaikan program Magister bidang Ilmu Lingkungan dari Universitas Indonesia (2004). Saat ini sebagai Peneliti di bidang Lingkungan (2004-sekarang). Sebelumnya pernah menjabat sebagai Kepala SubBagian Pengelolaan Lingkungan Bid. Pertambangan Umum-Biro Lingkungan dan Teknologi (1999-2002), Kepala SubBidang Dokumentasi dan Informasi-Puslitbangtek Ketenagalistrikan dan Energi Baru Terbarukan (2002-2004). She has been a member of Business Risk, Insurance and Post-Mining Committee since March 16, 2009. Graduated from University of Syiah Kuala with a degree in Chemistry Engineering (1993) and further completed her master program in Environmental Sciences at University of Indonesia (2004). Has been an Environment Researcher since 2004. She was posted as Head of Environmental Management Sub-division, General Mining Division, Environment and Technology Bureau (1999-2002), Head of Documentation and Information Sub-division, Technological Research and Development Center for Electricity and Renewed Energy (2002-2004).
270
PT Bukit Asam Tbk Laporan Tahunan 2010
Referensi Silang Peraturan Bapepam-LK No. X.K.6 Cross Reference to Bapepam-LK Rule X.K.6 NO.
KRITERIA
PENJELASAN
I
Umum
1
Laporan tahunan disajikan dalam bahasa Indonesia yang baik dan benar dan dianjurkan menyajikan juga dalam bahasa Inggris.
2
Laporan tahunan dicetak pada kertas yang berwarna terang agar mudah dibaca dan jelas.
3
Laporan tahunan mencantumkan identitas perusahaan dengan jelas.
4
Laporan Tahunan ditampilkan di website Perusahaan.
II
III
Nama Perusahaan dan Tahun Annual Report ditampilkan di: 1. Sampul muka; 2. Samping; 3. Sampul belakang; dan 4. Setiap halaman
HALAMAN PAGE
CRITERIA
EXPLANATION
General
√
In good and correct Indonesian, it is recommended to present the report also in English.
√
Printed on light-colored paper so that the text is clear and easy to read.
√
Should state clearly the identity of the company.
√
The Annual Report is presented in the company’s website.
Ikhtisar Data Keuangan Penting
Name of the company and year of the annual report is placed on: 1. The front cover; 2. Sides; 3. Back cover; and 4. Each page
Summary of Vital Financial Data
1
Informasi hasil usaha perusahaan dalam bentuk perbandingan selama 5 (lima) tahun buku atau sejak memulai usahanya jika perusahaan tersebut menjalankan kegiatan usahanya selama kurang dari 5 (lima) tahun.
Informasi memuat antara lain: 1. Penjualan/pendapatan usaha 2. Laba (rugi) kotor 3. Laba (rugi) usaha 4. Laba (rugi) bersih 5. Laba (rugi) bersih per saham
8
Financial information in comparative form over a period of 5 financial years or since the commencement of business if the company has been running its business activities for less than 5 years.
The information includes: 1. Sales/income from business. 2. Gross profit (loss) 3. Business profit (loss) 4. Net profit (loss) 5. Net profit (loss) per share
2
Informasi posisi keuangan perusahaan dalam bentuk perbandingan selama 5 (lima) tahun buku atau sejak memulai usahanya jika perusahaan tersebut menjalankan kegiatan usahanya selama kurang dari 5 (lima) tahun.
Informasi memuat antara lain: 1. Modal kerja bersih 2. Jumlah investasi 3. Jumlah aset 4. Jumlah kewajiban 5. Jumlah ekuitas
8
Financial information in comparative form over a period of 5 financial years or since the commencement of business if the company has been running its business activities for less than 5 years.
The information includes: 1. Net working capital 2. Total investment 3. Total assets 4. Total liabilities 5. Total equity
3
Rasio keuangan dalam bentuk perbandingan selama 5 (lima) tahun buku atau sejak memulai usahanya jika perusahaan tersebut menjalankan kegiatan usahanya selama kurang dari 5 (lima) tahun.
Informasi memuat 5 (lima) rasio keuangan yang umum dan relevan dengan industri perusahaan.
8
Financial information in comparative form over a period of 5 financial years or since the commencement of business if the company has been running its business activities for less than 5 years.
Information includes 5 financial ratios which are common and relevant to the company’s industry.
4
Laporan Tahunan wajib memuat informasi harga saham dalam bentuk tabel dan grafik. Informasi harga saham sebelum perubahan permodalan terakhir wajib disesuaikan dalam hal terjadi antara lain karena pemecahan saham, dividen saham, dan saham bonus.
Informasi dalam bentuk tabel dan grafik yang memuat: 1. Harga saham tertinggi, 2. Harga saham terendah, 3. Harga saham penutupan, 4. Volume saham yang diperdagangkan untuk setiap masa triwulan dalam 2 (dua) tahun buku terakhir (jika ada).
33
The Annual Report must contain information of the share price in the form of tables and graphs. The price of shares prior to the last revision in capital should be adjusted in the event, among others, that it was due to a splitting of shares, dividend on shares, and bonus shares.
Information in tables and charts that includes: 1. Highest price 2. Lowest price, 3. Closing price, 4. Trading volume for each three-month period in the last two (2) financial years (if any).
5
Laporan Tahunan wajib memuat informasi dalam 2 (dua) tahun buku terakhir mengenai obligasi, sukuk atau obligasi konvertibel yang diterbitkan
Informasi memuat: 1. Jumlah obligasi/sukuk/ obligasi konversi yang beredar 2. Tingkat bunga/imbalan 3. Tanggal jatuh tempo 4. Peringkat obligasi/sukuk
N.A
The Annual Report must contain information regarding the number of bonds or convertible bonds issued in the last 2 financial years.
The information includes: 1. The number of bonds/ convertible bonds outstanding. 2. Interest rate 3. Maturity date 4. Rating of bonds
Laporan Dewan Komisaris dan Direksi 1
Laporan Dewan Komisaris
Memuat hal-hal sebagai berikut: 1. Penilaian kinerja direksi mengenai pengelolaan perusahaan 2. Pandangan atas prospek usaha perusahaan yang disusun oleh direksi. 3. Komite-komite yang berada dibawah pengawasan dewan komisaris. 4. Perubahan komposisi dewan komisaris (jika ada)
Board of Commissioners’ and Directors’ Report 38-43
Board of Commissioners’ (BoC) Report
Includes the following items: 1. Assessment on the performance of the Board of Directors in managing the company. 2. View on the prospects of the company’s business as established by the Board of Directors. 3. Committees under the Board of Commissioners. 4. Committees under the Board of Commissioners.
PT Bukit Asam Tbk 2010 Annual Report 271
NO. 2
KRITERIA Laporan Direksi.
3
Tanda tangan anggota Direksi dan anggota Dewan Komisaris.
PENJELASAN
HALAMAN PAGE
Memuat hal-hal sebagai berikut: 1. Kinerja perusahaan mencakup antara lain kebijakan strategis, perbandingan antara hasil yang dicapai dengan yang ditargetkan, dan kendala-kendala yang dihadapi perusahaan. 2. Prospek usaha 3. Penerapan tata kelola perusahaan yang baik yang telah dilaksanakan oleh perusahaan 4. Perubahan komposisi dewan direksi (jika ada).
44-53
Memuat hal-hal sebagai berikut: 1. Tanda tangan dituangkan pada lembaran tersendiri 2. Pernyataan bahwa direksi dan dewan komisaris bertanggung jawab penuh atas kebenaran isi laporan tahunan. 3. Ditandatangani seluruh anggota dewan komisaris dan anggota direksi dengan menyebutkan nama dan jabatannya 4. Penjelasan tertulis dalam surat tersendiri dari yang bersangkutan dalam hal terdapat anggota Dewan Komisaris atau direksi yang tidak menandatangani laporan tahunan, atau: penjelasan tertulis dalam surat tersendiri dari anggota yang lain dalam hal tidak terdapat penjelasan tertulis dari yang bersangkutan.
280
IV
Profil Perusahaan
1
Nama dan alamat lengkap perusahaan.
Informasi memuat antara lain nama dan alamat, kode pos, no. Telp, no. Fax, email, dan website
2
Riwayat singkat perusahaan.
3
Bidang usaha.
4
Struktur Organisasi.
5
Visi dan Misi Perusahaan.
6
CRITERIA
EXPLANATION
Board of Directors (BoD) Report.
Includes the following items: 1. The company’s performance, encompassing among others strategic policies, comparison between achievement of results and targets an challenges faced by the company. 2. Business prospects. 3. Implementation of Good Corporate Governance by the company. 4. Changes in the composition of the Board of Directors (if any).
Signature of members of the Board of Directors and Board of Commissioners.
Includes the following items: 1. Signatures are set on a separate page. 2. Statement that the Board of Directors and the Board of Commissioners are fully responsible for the accuracy of the annual report. 3. Signed by all members of the Board of Commissioners and Board of Directors, stating their names and titles/positions. 4. A written explanation in a separate letter from each member of the Board of Commissioners or Board of Directors who refuses to sign the annual report, or written explanation in a separate letter from the other members in the event that there is no written explanation provided by the said member.
Corporate Profile
24,
Name and address of the company.
Includes information on name and address, zip code, telephone and/or facsimile,email, website.
Mencakup antara lain: tanggal/ tahun pendirian, nama, dan perubahan nama perusahaan (jika ada).
21
Brief history of the company.
Includes among others: date/ year of establishment, name and change in the company name, if any.
Meliputi jenis produk dan atau jasa yang dihasilkan.
21-23
Line of business.
Includes the types of products and or services produced.
Dalam bentuk bagan, meliputi nama dan jabatan.
27
Organization structure.
In chart, depicting names and positions.
Mencakup visi dan misi perusahaan.
20
Company vision and mission.
1. Elaboration of corporate vision. 2. Elaboration of corporate mission.
Identitas dan riwayat hidup singkat anggota Dewan Komisaris.
Informasi memuat antara lain: 1. Nama 2. Jabatan (termasuk jabatan pada perusahaan atau lembaga lain) 3. Umur 4. Pendidikan 5. Pengalaman kerja
258-259
Identity and brief curriculum vitae of the members of the Board of Directors.
The information should include: 1. Name 2. Title 3. Age 4. Education 5. Working experience
7
Identitas dan riwayat hidup singkat anggota direksi.
Informasi memuat antara lain: 1. Nama 2. Jabatan (termasuk jabatan pada perusahaan atau lembaga lain) 3. Umur 4. Pendidikan 5. Pengalaman kerja
262-263
Name, position and brief c.v. The information should include: of BoD members 1. Name 2. Title 3. Age 4. Education 5. Working experience
8
Jumlah Karyawan (komparatif 2 tahun) dan deskripsi pengembangan kompetensinya (misal: aspek pendidikan dan pelatihan karyawan).
Informasi memuat antara lain: 1. Jumlah karyawan untuk masing-masing level organisasi. 2. Jumlah karyawan untuk masing-masing tingkat pendidikan. 3. Pelatihan karyawan yang telah dilakukan dengan mencerminkan adanya persamaan kesempatan kepada seluruh karyawan. 4. Biaya yang telah dikeluarkan.
94-101
Number of employees (comparative in two years) and description of competence building (for example: education and training of employees).
Back Cover
The information should include: 1. The number of employees for each level of the organization. 2. The number of employees for each level of education. 3. Training of employees that has been and will be conducted whichreflecting equal opportunity for all employees. 4. Expenses incurred.
272
PT Bukit Asam Tbk Laporan Tahunan 2010
NO. 9
KRITERIA Komposisi Pemegang saham.
PENJELASAN
HALAMAN PAGE
CRITERIA
EXPLANATION
Mencakup antara lain: 1. Nama pemegang saham yang memiliki 5% atau lebih saham 2. Direktur dan komisaris yang memiliki saham 3. Pemegang saham masyarakat dengan kepemilikan saham masing-masing kurang dari 5%.
35-36
Composition of shareholders.
Should include: 1. Names of shareholders having 5% or more shares 2. Directors and Commissioners who own shares. 3. Public shareholders having respective share ownership of less than 5%.
10 Daftar Anak Perusahaan dan atau Perusahaan Asosiasi.
Informasi memuat antara lain: 1. Nama Anak Perusahaan/ Perusahaan Asosiasi 2. % Kepemilikan saham 3. Keterangan tentang bidang usaha anak perusahaan atau perusahaan asosiasi 4. Keterangan status operasi perusahaan anak atau perusahaan asosiasi (telah beroperasi atau belum beroperasi)
25-26
List of subsidiaries and/or affiliated companies.
The information should contain: 1. Name of subsidiaries/ affiliated companies. 2. Percentage of share ownership 3. Information on the field of business of the subsidiary or affiliatedcompany. 4. Explanation regarding the operational status of the subsidiary or affiliated company (already operating or not yet operating).
11 Kronologis pencatatan saham.
Mencakup antara lain: 1. Kronologis pencatatan saham 2. Jenis tindakan korporasi (corporate action) yang menyebabkan perubahan jumlah saham 3. Perubahan jumlah saham dari awal pencatatan sampai dengan akhir tahun buku 4. Nama bursa dimana saham perusahaan dicatatkan
34
Chronology of shares listing. Includes among others: 1. Chronology of shares listing. 2. Types of corporate action that caused changes in the number of shares. 3. Changes in the number of shares from the beginning of listing up to the end of the financial year. 4. Name of Stock Exchange where the company shares are listed
12 Kronologis pencatatan efek lainnya
Mencakup antara lain: 1. Kronologis pencatatan efek lainnya 2. Jenis tindakan korporasi (corporate action) yang menyebabkan perubahan jumlah efek lainnya 3. Perubahan jumlah efek lainnya dari awal pencatatan sampai dengan akhir tahun buku 4. Nama Bursa dimana efek lainnya perusahaan dicatatkan 5. Peringkat efek
N.A
Other securities listing chronology
Includes among others: 1. Chronology of other securities listing 2. Types of corporate action that caused changes in the number of securities. 3. Changes in the number of securities from the initial listing up to the end of the financial year. 4. Name of Stock Exchange where the company’s other securities are listed. 5. Rating of the securities.
13 Nama dan alamat lembaga dan atau profesi penunjang pasar modal.
Informasi memuat antara lain: 1. Nama dan alamat BAE. 2. Nama dan alamat Kantor Akuntan Publik. 3. Nama dan alamat perusahaan pemeringkat efek.
26
Name & address of capital market institutions and professionals
The information contains, among others: 1. Name and address of BAE. 2. Name and address of the Public Accountants’ Office. 3. Name and address of the securities rating company.
14 Akuntan Perseroan
Informasi memuat antara lain: 1. Jumlah periode akuntan telah melakukan audit laporan. keuangan tahunan perusahaan 2. Jumlah periode Kantor Akuntan Publik telah melakukan audit laporan keuangan tahunan perusahaan. 3. Besarnya fee audit. 4. Jasa lain yang diberikan akuntan selain jasa financial audit.
221-222
Company’s accountant
The information should contain: 1. Number of audit periods that the accountant audited the financial statements of the company. 2. Number of audit periods that the public accountant firm audited the financial statements of the company. 3. The amount of audit fee. 4. Other service provided by the accountant in addition to financial audit.
15 Penghargaan dan atau sertifikasi yang diterima perusahaan baik yang berskala nasional maupun internasional
Informasi memuat antara lain: 1. Nama penghargaan dan atau sertifikat 2. Tahun perolehan 3. Badan pemberi penghargaan dan atau sertifikat 4. Masa berlaku (untuk sertifikasi)
12-13
Reward and certification received by the company, both on a national scale and international scale.
Information should include: 1. Name of the reward 2. Year of receiving the award. 3. Institution presenting the award 4. Period of validity
16 Nama dan alamat anak perusahaan dan atau kantor cabang atau kantor perwakilan (jika ada)
24-25
Name and address of subsidiaries or branches or representative offices (if any)
PT Bukit Asam Tbk 2010 Annual Report 273
NO. V
KRITERIA
PENJELASAN
HALAMAN PAGE
Analisa dan Pembahasan Manajemen atas Kinerja Perusahaan.
CRITERIA
EXPLANATION
Management Discussion and Analysis.
1
Tinjauan operasi per segmen usaha
Memuat uraian mengenai 1. Produksi/kegiatan usaha; 2. Penjualan/pendapatan usaha; 3. Profitabilitas; 4. Peningkatan/penurunan kapasitas produksi; untuk masing-masing segmen usaha
115, 129
Review of business operations per segment
Contains description of: 1. Production/line of business 2. Sales/income from business. 3. Profitability; 4. Increase/decrease in production capacity in each business segment
2
Uraian atas kinerja keuangan Perusahaan.
Analisis kinerja keuangan yang mencakup perbandingan antara kinerja keuangan tahun yang bersangkutan dengan tahun sebelumnya (dalam bentuk narasi dan tabel), antara lain mengenai: 1. Aset lancar, aset tidak lancar, dan jumlah aset; 2. Kewajiban lancar, kewajiban tidak lancar, dan jumlah kewajiban; 3. Penjualan/pendapatan usaha; 4. Beban usaha; 5. Laba/Rugi bersih
130-142
Financial performance
An analysis of the financial performance which includes a comparison between the financial performance of the current year and that of the previous year (in the form of naration and tables), among others concerning: 1. Current assets, non-current assets, and amount of assets. 2. Current liabilities, noncurrent liabilities, and amount of liabilities. 3. Sales/Operating Income 4. Overhead cost. 5. Net profit/loss.
3
Bahasan dan analisis tentang kemampuan membayar hutang dan tingkat kolektibilitas piutang Perseroan.
Penjelasan tentang: 1. Kemampuan membayar utang. 2. Tingkat kolektibilitas piutang.
145-146
Discussion and analysis of debt service capacity and collection probability rate
Explanation on : 1. Solvency. 2. Collectibility.
4
Bahasan tentang struktur modal (capital structure), kebijakan manajemen atas struktur modal (capital structure policies), dan tingkat solvabilitas perusahaan
Penjelasan atas: 1. Struktur modal (capital structure), 2. Kebijakan manajemen atas struktur modal (capital structure policies), 3. Tingkat solvabilitas perusahaan
146-147
Discussion on capital structure, capital structure policies, and solvability.
Explanation on: 1. Capital structure 2. Capital structure policies, 3. Solvability
5
Bahasan mengenai ikatan yang material untuk investasi barang modal
Penjelasan tentang: 1. Tujuan dari ikatan tersebut 2. Sumber dana yang diharapkan untuk memenuhi ikatan-ikatan tersebut 3. Mata uang yang menjadi denominasi 4. Langkah-langkah yang direncanakan perusahaan untuk melindungi risiko dari posisi mata uang asing yang terkait Catatan: apabila perusahaan tidak mempunyai ikatan terkait investasi barang modal, agar diungkapkan
147-148 155
Material commitment in capital expenditure
Explanation on: 1. The purpose of such ties. 2. Source of funds expected to fulfill the said ties. 3. Currency of denomination. 4. Steps taken by the company to protect the position of related foreign currency against risks.
6
Bahasan dan analisis tentang informasi keuangan yang telah dilaporkan yang mengandung kejadian yang sifatnya luar biasa dan jarang terjadi.
Penjelasan mengenai: 1. Kejadian yang sifatnya luar biasa dan jarang terjadi 2. Dampaknya terhadap kondisi keuangan perusahaan Catatan: apabila tidak ada kejadian yang sifatnya luar biasa dan jarang terjadi, agar diungkapkan
154-155
Discussion and analysis of subsequent extraordinary events.
Explanation on: 1. Information of any extraordinary event. 2. Impact on the Comapny’s finance. Notes: If there is no such event, this should be disclosed
7
Uraian tentang komponenkomponen substansial dari pendapatan dan beban lainnya, untuk dapat mengetahui hasil usaha perusahaan.
Penjelasan mengenai: 1. Komponen substansial dari pendapatan lainnya. 2. Komponen substansial dari beban lainnya.
115-117 137-142
Substantial components of other income and expense affecting business result
Explanation on: 1. Substantial component of other Income. 2. Substantial Component of other Expenses.
8
Jika laporan keuangan mengungkapkan peningkatan atau penurunan yang material dari penjualan/pendapatan bersih, maka wajib disertai dengan bahasan tentang sejauh mana perubahan tersebut dapat dikaitkan antara lain dengan, jumlah barang atau jasa yang dijual, dan atau adanya produk atau jasa baru
Penjelasan mengenai: 1. Besaran peningkatan/penurunan penjualan atau pendapatan bersih 2. Peningkatan/penurunan material dari penjualan atau pendapatan bersih dikaitkan dengan jumlah barang atau jasa yang dijual, dan atau adanya produk atau jasa baru
115-117
If the financial statement discloses a material increase or decrease in the sales or net income, then an explanation should be included concerning the extent that such changes can be linked to, among others, the amount of goods or services sold, and or the existence of new products or services.
Explanation includes: 1. Amount of increase/ decrease of net sales/ revenues 2. Material increase/decrease on the Sales or Net Income related to the amount of goods or services sold and or the existence of new products or services
274
PT Bukit Asam Tbk Laporan Tahunan 2010
NO.
9
KRITERIA Bahasan tentang dampak perubahan harga terhadap penjualan/pendapatan bersih perusahaan serta laba operasi perusahaan selama 2 (dua) tahun atau sejak perusahaan memulai usahanya, jika baru memulai usahanya kurang dari 2 (dua) tahun
PENJELASAN
HALAMAN PAGE
Ada atau tidak ada pengungkapan
124-125
10 Informasi dan fakta material yang terjadi setelah tanggal laporan akuntan
Uraian kejadian penting setelah tanggal laporan akuntan termasuk dampaknya terhadap kinerja dan risiko usaha di masa mendatang. Catatan: apabila tidak ada kejadian penting setelah tanggal laporan akuntan, agar diungkapkan
163
11 Uraian tentang prospek usaha perusahaan.
Uraian mengenai prospek perusahaan sehubungan dengan industri, ekonomi secara umum dan pasar internasional serta dapat disertai data pendukung kuantitatif jika ada sumber data yang layak dipercaya
12 Uraian tentang aspek pemasaran.
Uraian tentang pemasaran atas produk dan jasa perusahaan, antara lain meliputi pangsa pasar
13 Pernyataan mengenai kebijakan dividen dan jumlah dividen kas per saham dan jumlah dividen per tahun yang diumumkan atau dibayar selama 2 (dua) tahun buku terakhir
Memuat uraian mengenai: 1. Jumlah dividen 2. Jumlah dividen per saham 3. Payout ratio untuk masingmasing tahun Catatan: apabila tidak ada pembagian dividen, agar diungkapkan alasan tidak membagikan dividen
14 Realisasi penggunaan dana hasil penawaran umum (dalam hal perusahaan masih diwajibkan menyampaikan laporan realisasi penggunaan dana)
Memuat uraian mengenai: 1. Total perolehan dana, 2. Rencana penggunaan dana, 3. Rincian penggunaan dana, 4. Saldo dana, dan 5. Tanggal persetujuan RUPS atas perubahan penggunaan dana (jika ada)
15 Informasi material mengenai investasi, ekspansi, divestasi, akuisisi atau restrukturisasi hutang/modal.
Memuat uraian mengenai: 1. Tujuan dilakukannya transaksi; 2. Nilai transaksi atau jumlah yg direstrukturisasi; 3. Sumber dana. Catatan: apabila tidak mempunyai transaksi dimaksud, agar diungkapkan
16 Informasi transaksi material yang mengandung benturan kepentingan dan/ atau transaksi dengan pihak afiliasi.
CRITERIA
EXPLANATION
Effect of price change on net sales or income and operating profit for the last two years or since commencement date, if company has been operational less than two years
Is this disclosed or not
Material information and fact subsequent to accountant report date.
Description of important events after the date of the Accountant’s report including their effects on the Coampany’s performance and business risk in the future. Notes: If there is no important events after the date of the Accountant’s report, this should be disclosed
104-114
Business prospects.
Business prospects in relation to industry, general economic condition and international market, with supporting quantitative data from reliable sources, if any.
122-124
Marketing aspects.
Marketing of products and services, covering market share of the company
37
Statement regarding the dividend policy and the date and amount of cash dividend per share and amount of dividend per year as announced or paid during the past two (2) years.
Includes the explanation of: 1. Amount of dividend 2. Dividend per share 3. Payout ratio for each year Notes: If the Company did not distribute dividend to shareholders, this should be disclosed with reasons
N.A
Application of public offering proceeds
Contains information on: 1. Total funds obtained 2. Budget plan 3. Details of budget plan 4. Balance 5. Date of General Meeting of Shareholder stipulating the change in the budget plan (if any)
56-67 155-156
Material information, among others concerning investment, expansion, divestment, acquisition, debt/capital restructuring.
Includes information on: 1. The purpose of transactions 2. Transaction value or number of transaction; 3. Source of fund. Notes: if there are no such transactions this should be disclosed
Memuat uraian mengenai: 1. Nama pihak yang bertransaksi; 2. Sifat hubungan afiliasi; 3. Penjelasan mengenai kewajaran transaksi; 4. Realisasi transaksi pada periode berjalan. Catatan: apabila tidak mempunyai transaksi dimaksud, agar diungkapkan
154,156
Changes in laws and regulations significantly affecting the company
Includes information on: 1. The parties involved in the transactions; 2. Nature of affiliation; 3. Explanation on fairness of transaction; 4. Source of fund. Notes: if there are no such transactions this should be disclosed
17 Uraian mengenai perubahan peraturan perundang-undangan yang berpengaruh signifikan terhadap perusahaan
Uraian memuat antara lain: perubahan peraturan perundangundangan dan dampaknya terhadap perusahaan. Catatan: apabila tidak terdapat perubahan peraturan perundangundangan yang berpengaruh signifikan, agar diungkapkan
159-162
Description on changes in laws and regulations having significant effects on the company.
Description should include changes in Government regulation and impact on the Company. Notes: if there is no changes in Government regulation which significantly impacted the Company, this should be disclosed.
18 Uraian mengenai perubahan kebijakan akuntansi
Uraian memuat antara lain: perubahan kebijakan akuntansi, alasan dan dampaknya terhadap laporan keuangan
162-163
Description of changes in the accounting policy.
Description should include among others: any revision to accounting policies, rationale and impact on the financial statement.
PT Bukit Asam Tbk 2010 Annual Report 275
NO. VI
KRITERIA
PENJELASAN
HALAMAN PAGE
Tata Kelola Perusahaan
CRITERIA
EXPLANATION
Corporate Governance
1
Uraian Dewan Komisaris
Uraian memuat antara lain: 1. Uraian pelaksanaan tugas Dewan Komisaris 2. Pengungkapan prosedur penetapan remunerasi 3. Besarnya remunerasi untuk setiap anggota dewan komisaris. 4. Frekuensi pertemuan 5. Tingkat kehadiran dewan komisaris dalam pertemuan
179-189 182-184
Elaboration by BoC
1. Description of the tasks implemented by the Board of Commissioners. 2. Disclosing the procedure for determining, and the amount of remuneration for the members of the Board of Commissioners. 3. Amount of remuneration paid to each member of Board of Commissioners 4. Frequency of meetings. 5. Attendance of the Board of Commissioners in the meetings
2
Uraian Direksi
Uraian memuat antara lain: 1. Ruang lingkup pekerjaan dan tanggung jawab masing-masing anggota Direksi. 2. Pengungkapan prosedur penetapan remunerasi 3. Besarnya remunerasi untuk setiap anggota direksi. 4. Frekuensi pertemuan 5. Tingkat kehadiran anggota direksi dalam pertemuan 6. Program pelatihan dalam rangka meningkatkan kompetensi direksi
189-199 194-195
Information on the Board of Directors.
1. Scope of work and responsibility of each member of the Board of Directors. 2. Disclosing the procedure for determining, and the amount of remuneration for the members of the Board of Commissioners. 3. Amount of remuneration paid to each member of Board of Directors 4. Frequency of meetings. 5. Attendance of the Board of Directors in the meetings. 6. Training programs for improving the competence of the Board of Directors.
198-199
3
Komite Audit
Mencakup antara lain: 1. Nama, jabatan, dan riwayat hidup singkat anggota komite audit 2. Uraian tugas dan tanggung jawab. 3. Frekuensi pertemuan dan tingkat kehadiran komite audit 4. Laporan singkat pelaksanaan kegiatan komite audit 5. Independensi anggota komite audit
265, 200-204
Audit Committee
1. Name, title, and brief curriculum vitae of the members of the Audit Committee. 2. Description of tasks and responsibilities. 3. Frequency of meetings and the attendance of the Audit Committee. 4. Brief report on the activities carried out by the Audit Committee. 5. Independence of the members of the Audit Committee.
4
Komite Nominasi
Mencakup antara lain: 1. Nama, jabatan, dan riwayat hidup singkat anggota komite nominasi 2. Independensi anggota komite nominasi 3. Uraian tugas dan tanggung jawab. 4. Uraian pelaksanaan kegiatan komite nominasi 5. Frekuensi pertemuan dan tingkat kehadiran komite nominasi
266-267,
Nomination Committee
1. Name, title, and brief curriculum vitae of the members of the Remuneration and Nomination Committee. 2. Independence of the members of the Remuneration and Nomination Committee. 3. Description of the tasks and responsibilities. 4. Activities carried out by the Remuneration and Nomination Committee. 5. Frequency of meetings and the attendance of the Remuneration and Nomination Committee.
Mencakup antara lain: 1. Nama, jabatan, dan riwayat hidup singkat anggota komite remunerasi. 2. Independensi anggota komite remunerasi. 3. Uraian tugas dan tanggung jawab. 4. Uraian pelaksanaan kegiatan komite remunerasi. 5. Frekuensi pertemuan dan tingkat kehadiran komite remunerasi.
266-267,
Remuneration Committee
1. Name, title, and brief curriculum vitae of the members of the remuneration Committee. 2. Independence of the members of the remuneration Committee. 3. Description of the tasks and responsibilities. 4. Activities carried out by the remuneration Committee. 5. Frequency of meetings and the attendance of the remuneration Committee.
Komite-komite lain di bawah dewan komisaris yang dimiliki oleh perusahaan
Mencakup antara lain: 1. Nama, jabatan, dan riwayat hidup singkat anggota komite lain 2. Independensi anggota komite lain 3. Uraian tugas dan tanggung jawab. 4. Uraian pelaksanaan kegiatan komite lain 5. Frekuensi pertemuan dan tingkat kehadiran komite lain
268-269,
Other Committees
1. Name, title, and brief curriculum vitae of the members of the other Committee. 2. Independence of the members of the other Committee. 3. Description of the tasks and responsibilities. 4. Activities carried out by the other Committee. 5. Frequency of meetings and the other Committee.
Uraian mengenai kebijakan penetapan remunerasi bagi Direksi yang dikaitkan dengan kinerja perusahaan.
Mencakup antara lain: 1. Prosedur penetapan remunerasi tertuang dalam SOP. 2. Indikator kinerja untuk mengukur performance Direksi yang dikaitkan dengan remunerasi.
194-195
5
6
7
Komite Remunerasi
208-212
208-212
205-208, 212-214
1. Procedure for the determination Description of policy on of the remuneration is included the stipulation for the in the standard operating remuneration of the Board procedure. of Directors in regards with 2. Indicators to measure the BOD the company’s performance. performance.
276
PT Bukit Asam Tbk Laporan Tahunan 2010
NO.
KRITERIA
PENJELASAN
HALAMAN PAGE
CRITERIA
EXPLANATION
8
Uraian tugas dan fungsi Sekretaris Perusahaan
Mencakup antara lain: 1. Nama dan riwayat jabatan singkat sekretaris perusahaan 2. Uraian pelaksanaan tugas sekretaris perusahaan
264 215-219
Description of tasks and function of the Corporate Secretary.
Includes among others: 1. Name and brief history of the Corporate Secretary. 2. Description of the tasks performed by the Corporate Secretary.
9
Uraian mengenai unit audit internal
Mencakup antara lain: 1. Nama ketua unit audit internal 2. Kualifikasi/sertifikasi sebagai profesi audit internal 3. Struktur atau kedudukan unit audit internal 4. Keberadaan piagam unit audit internal 5. Uraian pelaksanaan tugas
264 219-221
Description of the company’s Internal Audit Unit.
Includes among others: 1. Report on the existence of Internal Audit Unit 2. Elaboration on Internal Audit Charter 3. Duty and responsibility 4. Performance of activities 5. Name and brief c.v. of Head of Internal Audit Unit
Risk Management
Includes among others: 1. Risks facing the company (foreign exchange & interest rate fluctuation, business competition, raw material supply, other countries’ policy or international regulations and government policy) 2. Efforts to manage such risks
10 Uraian mengenai manajemen risiko perusahaan
Menguraikan antara lain: 1. Penjelasan mengenai risikorisiko yang dihadapi perusahaan (misalnya risiko yang disebabkan oleh fluktuasi kurs atau suku bunga, persaingan usaha, pasokan bahan baku, ketentuan negara lain atau peraturan internasional, dan kebijakan pemerintah) 2. Upaya untuk mengelola risiko tersebut
68-72
11 Uraian mengenai komitmen Mencakup antara lain informasi perusahaan terhadap tentang: perlindungan konsumen 1. Keberadaan Pusat Pengaduan Konsumen 2. Uraian mengenai tindak lanjut terhadap pengaduan 3. Tingkat penyelesaian pengaduan yang diterima 4. Program peningkatan layanan kepada konsumen
251, 122-124, 120-121
Corporate social responsibility activities and costs particularly related to company commitment towards consumer protection
Includes among others: 1. Customer Contact Center. 2. Description on the response act on towards the customer’s complaints. 3. Response level of the received complaints. 4. Program to improve customer excellence.
12 Uraian mengenai aktivitas dan biaya yang dikeluarkan berkaitan dengan tanggung jawab sosial perusahaan terutama mengenai ”community development program” yang telah dilakukan.
Mencakup antara lain informasi tentang: 1. Mitra Usaha binaan Perusahaan 2. Program pengembangan pendidikan/perbaikan kesehatan/ pengembangan seni budaya dan lainnya 3. Biaya yang telah dikeluarkan
242-249
Corporate social responsibility activities and costs particularly related to community development program conducted
Information includes among others: 1. Supervised Business Partner. 2. Educational/health improvement/culture development program. 3. Expenses incurred.
13 Uraian mengenai aktivitas dan biaya yang dikeluarkan berkaitan dengan tanggung jawab sosial perusahaan terutama aktivitas lingkungan.
Mencakup antara lain informasi tentang: 1. Aktivitas pelestarian lingkungan 2. Aktivitas pengelolaan lingkungan 3. Sertifikasi atas pengelolaan lingkungan 4. Biaya yang telah dikeluarkan
78-88
Description on the activities and expenses incurred related to corporate social responsibility, particularly on environmental activities.
Information includes among others: 1. Preserving environment activity. 2. Environment management activity. 3. Certification to Environment management. 4. Expenses incurred.
14 Perkara penting yang sedang dihadapi oleh perusahaan, Direksi dan anggota dewan Komisaris yang menjabat pada periode laporan tahunan.
Mencakup antara lain: 1. Pokok perkara/gugatan 2. Status penyelesaian perkara/ gugatan 3. Pengaruhnya terhadap kondisi keuangan perusahaan Catatan: dalam hal tidak berperkara, agar diungkapkan
237-239
Important cases involving the Company, current members of the Board of Directors and Board of Commissioners.
Information includes: 1. Material of the case/claim. 2. Case status. 3. Potential impacts on the financial condition of the company. Note: if there is no cases / litigation involving the Company, this should be include.
15 Akses informasi dan data perusahaan.
Uraian mengenai tersedianya akses informasi dan data perusahaan kepada publik, misalnya melalui website, media massa, mailing list, buletin dan sebagainya
25
Access to corporate data and information.
Elaboration on availability of public access to corporate data and information, through website, mass media, mailing list, bulletin, etc.
16 Etika Perusahaan.
Memuat uraian antara lain: 1. Keberadaan code of conduct 2. Isi code of conduct 3. Penyebaran code of conduct kepada karyawan dan upaya penegakannya 4. Pernyataan mengenai budaya perusahaan (corporate culture) yang dimiliki perusahaan
225
Code of Ethics.
Includes information on: 1. The existence of the Code of Conduct. 2. Content of the Code of Conduct. 3. Distribution of the Code of Conduct to the employees and efforts to uphold the Code. 4. Statement concerning the corporate culture.
17 Pengungkapan mengenai whistleblowing system.
Memuat uraian antara lain: 1. Keberadaan whistleblowing system 2. Mekanisme whistleblowing system 3. Penggunaan dan output whistleblowing system
Information regarding whistleblowing system.
Includes information: 1. The existence of whistleblowing system. 2. The mechanism of whistleblowing system 3. The use and output. whistleblowing system.
170-171 228, 234
PT Bukit Asam Tbk 2010 Annual Report 277
NO.
KRITERIA
PENJELASAN
HALAMAN PAGE
VII Informasi Keuangan
1
Surat Pernyataan Direksi tentang Tanggung Jawab Direksi atas Laporan Keuangan.
2
Opini auditor independen atas laporan keuangan.
3
Deskripsi Auditor Independen di Opini.
Deskripsi memuat tentang: 1. Nama & tanda tangan 2. Tanggal Laporan Audit 3. No. ijin KAP dan nomor ijin Akuntan Publik
4
Laporan keuangan yang lengkap.
Memuat secara lengkap unsurunsur laporan keuangan, yakni: 1. Neraca 2. Laporan laba rugi 3. Laporan perubahan ekuitas 4. Laporan arus kas 5. Catatan atas laporan keuangan
5
Perbandingan tingkat profitabilitas.
Perbandingan laba/rugi usaha tahun berjalan dengan tahun sebelumnya
6
Penyajian Laporan Arus Kas.
Memenuhi ketentuan sebagai berikut: 1. Pengelompokan dalam tiga kategori aktivitas: aktivitas operasi, investasi, dan pendanaan 2. Penggunaan metode langsung (direct method) untuk melaporkan arus kas dari aktivitas operasi 3. Pengungkapan aktivitas yang tidak mempengaruhi arus kas 4. Pemisahan penyajian antara penerimaan kas dan atau pengeluaran kas kepada pelanggan (customer), karyawan, pemasok, dan pembayaran pajak selama tahun berjalan pada aktivitas operasi 5. Penyajian penambahan dan pembayaran hutang jangka panjang serta dividen pada aktivitas pendanaan
7
Ikhtisar Kebijakan Akuntansi.
Meliputi sekurang-kurangnya: 1. Konsep dasar penyajian laporan keuangan 2. Pengakuan pendapatan dan beban 3. Penilaian investasi (penyertaan pada entitas lain) 4. Persediaan 5. Sewa
8
Pengungkapan yang berhubungan dengan properti investasi.
Hal-hal yang harus diungkapkan antara lain: 1. Uraian mengenai kebijakan akuntansi yang dipilih antara model nilai wajar dan model biaya 2. Metode dan asumsi signifikan yang diterapkan dalam menentukan nilai wajar dari properti investasi 3. Apakah penentuan nilai wajar properti investasi didasarkan atas penilaian oleh penilai independen. Apabila tidak ada penilaian seperti itu, hal tersebut harus diungkapkan 4. Rekonsiliasi nilai tercatat properti investasi pada awal dan akhir periode 5. Jumlah yang diakui dalam laporan laba rugi yang berasal dari properti investasi (penghasilan rental, beban operasi langsung, perubahan kumulatif dalam nilai wajar)
CRITERIA
EXPLANATION
Financial Information Kesesuaian dengan peraturan Bapepam-LK No. VIII.G.11 tentang Tanggung Jawab Direksi atas Laporan Keuangan
282-283
Statement of Board of Directors regarding its responsibility of financial statement.
284
Accountant’s opinion on financial statement.
284
Description of independent auditor in accountant’s opinion.
The description contains: 1. Name and signature. 2. Date of the audit report. 3. No. ijin KAP (if any). KAP license number (if any).
Full financial statement.
Contains all elements of the financial statement: 1. Balance sheet. 2. Profit loss statement. 3. Equity statement. 4. Cash flow report. 5. Notes to the financial statement.
288
Comparison of profitability.
Description of the gain/loss from operations of current year compare to that of previous year.
290
Presentation of cash flow report.
Meets the following provisions: 1. Group into three categories of activity: operational activity, investment and funding. 2. The use of direct method to report cash flow and operation activities. 3. Disclosing activities that do not influence the cash flow. 4. Separating the presentation between cash receipt and or cash expended to the customer, employee, supplier, and payment of taxes during the current year for operational activities. 5. Presenting the addition and payment of long-term debt as well as dividend in funding.
298-317
Summary of Accounting Policy.
Includes at least: 1. Basic concept in presenting a financial statement. 2. Recognition of income and overhead. 3. Assessment for investment. 4. Inventory. 5. Leasing.
322-323
Related party transactions
Information should disclose: 1. Description on the use of accounting policy between fair value model and cost model. 2. Significant method and assumption applied to determine fair value of the investment property. 3. Independent appraisal for the Company’s determination of investment property: if there is no such report, this should be disclosed. 4. Reconciliation of recorded value of investment property at the beginning and the ending of period. 5. Amount recognized in net income statement from investment property (rental income, direct operation expense and commulative changes in fair value).
286-369
In conformity with Bapepam regulation No. VIII.G.11 on BoD Responsibility of Financial Statement
278
PT Bukit Asam Tbk Laporan Tahunan 2010
PENJELASAN
HALAMAN PAGE
NO.
KRITERIA
9
Pengungkapan yang berhubungan dengan Perpajakan
Hal-hal yang harus diungkapkan selain Jenis dan Jumlah Hutang Pajak 1. Rekonsiliasi antara beban (penghasilan) pajak dengan hasil perkalian laba akuntansi dengan tarif yang berlaku dengan mengungkapkan dasar perhitungan tarif pajak yang berlaku. 2. Rekonsiliasi fiskal dan perhitungan beban pajak kini 3. Pernyataan bahwa Laba Kena Pajak (LKP) hasil rekonsiliasi menjadi dasar dalam pengisian SPT Tahunan PPh Badan. 4. Rincian aset dan kewajiban pajak tangguhan yang disajikan pada neraca untuk setiap periode penyajian, dan jumlah beban (penghasilan) pajak tangguhan yang diakui pada laporan laba rugi apabila jumlah tersebut tidak terlihat dari jumlah aset atau kewajiban pajak tangguhan yang diakui pada neraca. 5. Pengungkapan ada atau tidak ada sengketa pajak
329-333
Disclosure related to tax issues.
CRITERIA
Information that should be disclosed other type and total of tax obligation 1. Reconciliation between tax charge (income) and the result of multiplying the accounting profit with the current rate and disclosing the basis for calculating the tax rate. 2. Fiscal reconciliation and calculation of current tax. 3. Statement that the amount of Taxable Profit as calculated through reconciliation is in accordance with the Tax Return. 4. Details of the assets and liabilities in deferred tax presented in the balance sheet in each period of presentation, and amount of charge (income) of deferred tax acknowledged in the profit loss statement if the said amount is not evident in the asset or liability of deferred tax acknowledged in the balance sheet. 5. Disclosure of whether or not there is a tax dispute.
EXPLANATION
10 Pengungkapan yang berhubungan dengan Aset Tetap
Hal-hal yang harus diungkapkan: 1. Metode penyusutan yang digunakan 2. Uraian mengenai kebijakan akuntansi yang dipilih antara model revaluasi dan model biaya 3. Metode dan asumsi signifikan yang digunakan dalam mengestimasi nilai wajar aset tetap (model revaluasi) atau pengungkapan nilai wajar aset tetap (model biaya) 4. Jumlah tercatat bruto dan akumulasi penyusutan pada awal dan akhir periode untuk tiap kelompok aset tetap 5. Rekonsiliasi jumlah tercatat pada awal dan akhir periode untuk tiap kelompok aset, yang menunjukkan: penambahan, aset yang diklasifikasi sebagai tersedia untuk dijual/kelompok lepasan, penggabungan usaha, revaluasi, rugi penurunan nilai, penyusutan, selisih nilai tukar neto, atau perubahan lain.
324-326
Assets and liabilities in foreign currency
Information should disclose: 1. Depreciation method used 2. Description regarding accounting policy used betwen the revaluation model and cost model 3. Significant method and assumption used to estimate fair value of fixed asets or information regarding fair value of fixed assets (model revaluation) atau pengungkapan nilai wajar aset tetap (model biaya) 4. Total carrying amount and accumulated depreciation at the beginning and end of period for each asset category 5. Reconciliation of total carrying amount at the beginning and end period for each asset category that reported: additional, available for sale, merger, revaluation, impairment, depreciation, currency rate exchange, or other changes involved.
11 Perkembangan Terakhir Standar Akuntansi Keuangan dan Peraturan Lainnya
Hal-hal yang harus diungkapkan: 1. Penjelasan mengenai standar akuntansi keuangan dan peraturan baru yang diterapkan dan mempengaruhi aktivitas perusahaan; dan 2. Dampak penerapan standar akuntansi keuangan dan peraturan baru tersebut.
368-369
Update of the financial accounting standard and other regulations
Information that should be disclosed: 1. Explanation on the implemented financial accounting standard and new regulations which gave impact to the company’s activities. 2. Impact of the financial accounting standard and the new regulations.
12 Pengungkapan yang berhubungan dengan Instrumen Keuangan
Hal-hal yang harus diungkapkan: 1. Persyaratan, kondisi dan kebijakan akuntansi untuk setiap kelompok instrumen keuangan 2. Klasifikasi instrumen keuangan 3. Nilai wajar tiap kelompok instrumen keuangan 4. Penjelasan risiko yang terkait dengan instrumen keuangan: risiko pasar, risiko kredit dan risiko likuiditas 5. Tujuan dan kebijakan manajemen risiko keuangannya
301-305
Disclosure of Financial Instrument
Disclosure should include: 1. Requirement, condition, and accounting policy for each financial instrument category 2. Classes of Financial Instrument 3. Fair value of Financial Instrument 4. Description on risk related to Financial Instrument: market risk, credit risk, liquidity risk 5. Objectives and policy of financial risk management
PT Bukit Asam Tbk 2010 Annual Report 279
Pernyataan Dewan Komisaris dan Direksi Statement of the Board of Commissioners and Directors
280
PT Bukit Asam Tbk Laporan Tahunan 2010
DATA PERSEROAN
Pernyataan Dewan Komisaris dan Direksi Statement of the Board of Commissioners and Directors Sesuai dengan Undang-Undang No.40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas pasal 67 dan Peraturan Bapepam No.X.K.6 tentang Kewajiban Penyampaian Laporan Tahunan bagi Emiten atau Perusahaan Publik, dengan ini kami, Dewan Komisaris dan Direksi PT Bukit Asam (Persero) Tbk, menyatakan telah menyetujui dan bertanggung-jawab penuh atas kebenaran isi Laporan Tahunan Perseroan tahun buku 2010.
In accordance with Corporate Law no. 40/2007, Chapter 67, and Capital Market Supervisory Board Regulation No. X.K.6 on Annual Report Submission Requirements for Public Companies, we, the Board of Commissioners and Directors of PT Bukit Asam (Persero) Tbk, hereby state that we have approved and are fully responsible for the validity of the Company’s 2010 Annual Report.
Laporan Tahunan ini juga memuat Laporan Tugas Pengawasan Dewan Komisaris dan Laporan Keuangan Konsolidasi Perseroan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2010 dan 2009.
The Company’s Annual Report contains the Board of Commissioners’ Monitoring Report and Consolidated Financial Statement for the years ending 31 December 2010 and 2009.
DEWAN KOMISARIS BOARD OF COMMISSIONERS
Dr. Supriyadi
Ir. Umiyatun Hayati Triastuti, MSc
Dr. Ir. Thamrin Sihite, ME
Komisaris Utama President Commissioner
Komisaris Commissioner
Komisaris Commissioner
Suranto Soemarsono, SE, MA
Ir. Abdul Latief Baky, MSc, MHum, FIQ
Komisaris Independen Independent Commissioner
Komisaris Independen Independent Commissioner
DIREKSI BOARD OF DIRECTORS
Ir. Sukrisno
Ir. Heri Supriyanto
Ir. Tiendas Mangeka
Direktur Utama President Director
Direktur Pengembangan Usaha Business Development Director
Direktur Niaga Commerce Director
Dono Boestami, MSc
Ir. Milawarma M. Eng
Ir. Drs. Mahbub Iskandar
Direktur Keuangan Finance Director
Direktur Operasi/Produksi Operation/Production Director
Direktur SDM & Umum General Affairs & HRD Director
CORPORATE DATA
Laporan Keuangan Financial Statements
PT Bukit Asam Tbk 2010 Annual Report 281
282
PT Bukit Asam Tbk Laporan Tahunan 2010
PT Bukit Asam Tbk 2010 Annual Report 283
284
PT Bukit Asam Tbk Laporan Tahunan 2010
PT Bukit Asam Tbk 2010 Annual Report 285
PT BUKIT ASAM (PERSERO) Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN/ CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DESEMBER/DECEMBER 2010 DAN/AND 2009
286
PT Bukit Asam Tbk Laporan Tahunan 2010
PT BUKIT ASAM (PERSERO) Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES Lampiran 1/1 Schedule NERACA KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali nilai nominal dan data saham)
CONSOLIDATED BALANCE SHEETS AS AT 31 DECEMBER 2010 AND 2009 (Expressed in millions of Rupiah, except par value and share data)
2010 ASET LANCAR Kas dan setara kas Piutang usaha (setelah dikurangi penyisihan penurunan nilai sebesar Rp 37.083 pada tahun 2010 dan Rp 48.138 pada tahun 2009) - Pihak ketiga - Pihak yang mempunyai hubungan istimewa Persediaan, bersih Aset keuangan yang tersedia untuk dijual Aset lancar lainnya Jumlah aset lancar ASET TIDAK LANCAR Investasi pada perusahaan asosiasi Properti pertambangan, bersih Aset tetap (setelah dikurangi akumulasi penyusutan sebesar Rp 1.088.723 pada tahun 2010 dan Rp 1.054.498 pada tahun 2009) Beban eksplorasi dan pengembangan tangguhan, bersih Aset pajak tangguhan, bersih Aset tidak lancar lainnya
Catatan/ Notes
2009
5,054,075
2a,4
4,709,104
382,920
2d,5
441,730
CURRENT ASSETS Cash and cash equivalents Trade receivables (net of provision for impairment of Rp 37,083 in 2010 and Rp 48,138 in 2009) Third parties -
614,258 423,678 71,422 99,600
2d,5,29 2e,7 8 6
1,063,729 409,901 158,927
Related parties Inventories, net Available for sale financial asset Other current assets
6,783,391
Total current assets
122,620 199,063
NON-CURRENT ASSETS Investments in associates Mining properties, net
6,645,953 266,979 187,542
2h,9 2o,10
921,005
2l,11
446,754
327,560 316,072 57,588
2j,12 2q,15d
246,590 250,053 30,107
Fixed assets (net of accumulated depreciation of Rp 1,088,723 in 2010 and Rp 1,054,498 in 2009) Deferred exploration and development expenditures, net Deferred tax assets, net Other non-current assets
Jumlah aset tidak lancar
2,076,746
1,295,187
Total non-current assets
JUMLAH ASET
8,722,699
8,078,578
TOTAL ASSETS
Catatan atas laporan keuangan merupakan bagian yang tak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasian
The accompanying notes form an integral part of these consolidated financial statements
PT Bukit Asam Tbk 2010 Annual Report 287
PT BUKIT ASAM (PERSERO) Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES Lampiran 1/2 Schedule NERACA KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali nilai nominal dan data saham)
CONSOLIDATED BALANCE SHEETS AS AT 31 DECEMBER 2010 AND 2009 (Expressed in millions of Rupiah, except par value and share data)
2010 KEWAJIBAN LANCAR Hutang usaha - Pihak ketiga - Pihak yang mempunyai hubungan istimewa Biaya yang masih harus dibayar Hutang pajak Pinjaman bank jangka pendek Bagian kewajiban jangka panjang yang akan jatuh tempo dalam waktu satu tahun - Penyisihan reklamasi lingkungan dan penutupan tambang - Penyisihan imbalan kerja Kewajiban lancar lainnya Jumlah kewajiban lancar
70,063
Catatan/ Notes
2n,13
3,093 2n,13,29 748,235 14 197,836 2q,15b 13,294 18
37,521 69,858 7,828
2k,16 2r,17
1,147,728
2009
53,982 4,115 789,369 431,230 13,500
JUMLAH KEWAJIBAN HAK MINORITAS EKUITAS Modal saham Modal dasar 1 lembar saham preferen dan 7.999.999.999 lembar saham biasa pada tahun 2010 dan 2009, modal ditempatkan dan disetor penuh 1 lembar saham preferen dan 2.304.131.849 lembar saham biasa pada tahun 2010 dan 2009, dengan nilai nominal Rp 500 per lembar saham pada tahun 2010 dan 2009 Tambahan modal disetor, bersih Keuntungan yang belum direalisasi dari aset keuangan yang tersedia untuk dijual Saldo laba - Telah ditentukan penggunaannya - Belum ditentukan penggunaannya
Related parties Accrued expenses Taxes payable Short-term bank loan Current maturities of long-term liabilities
23,209 57,025 8,478
Provision for environmental reclamation and mine closure Provision for employee benefits Other current liabilities
1,380,908
Total current liabilities
KEWAJIBAN JANGKA PANJANG Kewajiban jangka panjang setelah dikurangi bagian yang akan jatuh tempo dalam waktu satu tahun - Penyisihan reklamasi lingkungan dan penutupan tambang - Penyisihan imbalan kerja - Lainnya Jumlah kewajiban jangka panjang
CURRENT LIABILITIES Trade payables Third parties -
LONG-TERM LIABILITIES Long-term liabilities net of current portion Provision for environmental 174,343 959,072 308
151,266 759,792 774
reclamation and mine closure Provision for environmental Others -
1,133,723
911,832
Total long-term liabilities
2,281,451
2,292,740
TOTAL LIABILITIES
84,466
MINORITY INTEREST
74,512
2k,16 2r,17
2b,19a
EQUITY
1,152,066 30,485
20 21
1,152,066 30,485
1,422
8
-
3,335,840 1,846,923
23
1,944,695 2,574,126
Share capital Authorised 1 preferred share and 7,999,999,999 ordinary shares in 2010 and 2009, issued and fully paid 1 preferred share and 2,304,131,849 ordinary shares in 2010 and 2009, with par value of Rp 500 per share in 2010 and 2009 Additional paid-in capital, net Unrealised gain from available for sale financial asset Retained earnings Appropriated Unappropriated -
Jumlah ekuitas
6,366,736
5,701,372
Total equity
JUMLAH KEWAJIBAN DAN EKUITAS
8,722,699
8,078,578
TOTAL LIABILITIES AND EQUITY
Catatan atas laporan keuangan merupakan bagian yang tak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasian
The accompanying notes form an integral part of these consolidated financial statements
288
PT Bukit Asam Tbk Laporan Tahunan 2010
PT BUKIT ASAM (PERSERO) Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES Lampiran 2 Schedule LAPORAN LABA-RUGI KONSOLIDASIAN UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali laba bersih per saham)
CONSOLIDATED STATEMENTS OF INCOME FOR THE YEARS ENDED 31 DECEMBER 2010 AND 2009 (Expressed in millions of Rupiah, except earnings per share) Catatan/ Notes
2010 Penjualan Harga pokok penjualan Laba kotor Beban usaha Umum dan administrasi Penjualan dan pemasaran Eksplorasi Jumlah beban usaha Laba usaha Pendapatan/(beban) lain-lain Pendapatan keuangan Pendapatan sewa Kerugian selisih kurs, bersih Penyisihan persediaan usang Penyisihan penurunan nilai piutang Lainnya, bersih Pendapatan lain-lain, bersih Bagian rugi bersih dari perusahaan asosiasi Laba sebelum pajak penghasilan Beban pajak penghasilan Laba sebelum hak minoritas Hak minoritas atas (rugi)/laba bersih anak perusahaan Laba bersih Laba bersih per saham dasar
2009
7,909,154
2p,24
8,947,854
(4,258,988)
2p,25
(4,104,301)
Cost of sales
3,650,166
2p
4,843,553
Gross profit
Sales
(695,346) (578,759) (21,133)
Operating expenses General and administrative Selling and marketing Exploration
(1,346,008)
(1,295,238)
Total operating expenses
2,304,158
3,548,315
(663,529) (659,526) (22,953)
244,308 22,163 (32,732) (17,334) (6,940) 91,592
2p,26 2p,26 2p,26
2e,7 5
301,057 (5,565)
9
2q,15c
Catatan atas laporan keuangan merupakan bagian yang tak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasian
(1,032,675) 2,729,327
19b
2,008,891 872
(3,352) 3,762,002
1,998,937 9,954
(30,227) 64,236 217,039
2,599,650 (600,713)
202,178 11,873 (29,352) (1,669)
2u,30
(1,593)
Operating income Other income/(expenses) Finance income Rental income Foreign exchange loss, net Provision for obsolete inventory Provision for impairment of trade receivables Others, net Other income, net Share in net loss of associate companies Profit before income tax Income tax expense Income before minority interest Minority interest in net (loss)/ income of subsidiaries
2,727,734
Net income
1,184
Basic earnings per share
The accompanying notes form an integral part of these consolidated financial statements
PT Bukit Asam Tbk 2010 Annual Report 289
PT BUKIT ASAM (PERSERO) Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES Lampiran 3 Schedule LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS KONSOLIDASIAN UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah)
Catatan/ Notes Saldo 1 Januari 2009 Laba bersih tahun berjalan Penyisihan untuk cadangan umum Dividen kas Program kemitraan dan bina lingkungan
Program kemitraan dan bina lingkungan Keuntungan yang belum direalisasi dari aset keuangan yang tersedia untuk dijual Saldo 31 Desember 2010
Saldo laba belum ditentukan penggunaannya/ Unappropriated retained earnings
Jumlah/ Total
1,152,066
30,485
-
1,107,810
1,707,771
3,998,132
-
-
-
-
2,727,734
2,727,734
23 22
-
-
-
836,885 -
(836,885) (1,007,494)
(1,007,494)
23
-
-
-
-
(17,000)
(17,000)
1,152,066
30,485
-
1,944,695
2,574,126
5,701,372
-
-
-
-
2,008,891
2,008,891
23 22
-
-
-
1,391,145 -
(1,391,145) (1,235,841)
(1,235,841)
23
-
-
-
-
(109,108)
(109,108)
Saldo 31 Desember 2009 Laba bersih tahun berjalan Penyisihan untuk cadangan umum Dividen kas
Keuntungan yang belum direalisasi dari aset keuangan yang tersedia Saldo laba untuk dijual/ telah Unrealised ditentukan gain from penggunaannya/ available for Appropriated sale financial retained assets earnings
Tambahan modal disetor/ Additional paid in capital
Modal saham/ Share capital
CONSOLIDATED STATEMENTS OF CHANGES IN EQUITY FOR THE YEARS ENDED 31 DECEMBER 2010 AND 2009 (Expressed in millions of Rupiah)
Balance at 1 January 2009 Net income for the year Appropriation to general reserve Cash dividends Partnership and environmental development program Balance at 31 December 2009 Net income for the year Appropriation to general reserve Cash dividends Partnership and environmental development program
-
-
1,422
-
-
1,422
Unrealised gain from available for sale financial assets
1,152,066
30,485
1,422
3,335,840
1,846,923
6,366,736
Balance at 31 December 2010
Catatan atas laporan keuangan merupakan bagian yang tak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasian
The accompanying notes form an integral part of these consolidated financial statements
290
PT Bukit Asam Tbk Laporan Tahunan 2010
PT BUKIT ASAM (PERSERO) Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES Lampiran 4 Schedule LAPORAN ARUS KAS KONSOLIDASIAN UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah)
CONSOLIDATED STATEMENTS OF CASH FLOWS FOR THE YEARS ENDED 31 DECEMBER 2010 AND 2009 (Expressed in millions of Rupiah) 2009
2010 ARUS KAS DARI AKTIVITAS OPERASI Penerimaan dari pelanggan Penerimaan operasional lainnya Pembayaran royalti Pembayaran kepada pemasok dan karyawan Pembayaran pajak Penerimaan klaim pajak Penerimaan bunga Arus kas bersih yang diperoleh dari aktivitas operasi ARUS KAS DARI AKTIVITAS INVESTASI Perolehan aset tetap Pembayaran atas beban eksplorasi dan pengembangan tangguhan Penerimaan dari penjualan aset tetap Perolehan aset keuangan yang tersedia untuk dijual Akuisisi tambahan kepemilikan anak perusahaan Penambahan investasi kepada perusahaan asosiasi Arus kas bersih yang digunakan untuk aktivitas investasi ARUS KAS DARI AKTIVITAS PENDANAAN Pembayaran dividen kepada pemegang saham Pembayaran atas program kemitraan dan bina lingkungan Arus kas bersih yang digunakan untuk aktivitas pendanaan KENAIKAN BERSIH KAS DAN SETARA KAS DAMPAK SELISIH KURS TERHADAP KAS DAN SETARA KAS
8,371,694
8,729,086
130,283 (581,742)
103,932 (416,761)
(4,800,514) (874,235) 244,308
(4,606,549) (1,252,373) 2,791 200,084
2,489,794
2,760,210
(489,871)
(41,408)
(91,223) 1,858
(23,079) -
(70,000) (149,924)
(9,787) -
CASH FLOW FROM OPERATING ACTIVITIES Cash receipts from customers Cash receipts from other operations Payments of royalties Cash paid to suppliers and employees Payment for taxes Tax refund Interest receipts Net cash provided from operating activities CASH FLOW FROM INVESTING ACTIVITIES Payments for fixed assets Payments for deferred exploration and development expenditures Proceeds from sale of fixed assets Payments for available for sale financial assets Acquisition of additional shares of subsidiary Acquisitions of shares in associated companies
(74,274)
Net cash used in investing activities
(1,235,841)
(1,007,494)
CASH FLOW FROM FINANCING ACTIVITIES Payment of dividends to shareholders
(109,108)
(17,000)
Payment for partnership program
(1,344,949)
(1,024,494)
Net cash used in financing activities
(799,160)
345,685 (714)
1,661,442
NET INCREASE IN CASH AND CASH EQUIVALENTS
5,942
EFFECT OF EXCHANGE RATE ON CASH AND CASH EQUIVALENTS
KAS DAN SETARA KAS PADA AWAL TAHUN
4,709,104
3,041,720
CASH AND CASH EQUIVALENTS AT THE BEGINNING OF THE YEAR
KAS DAN SETARA KAS PADA AKHIR TAHUN
5,054,075
4,709,104
CASH AND CASH EQUIVALENTS AT THE END OF THE YEAR
Catatan atas laporan keuangan merupakan bagian yang tak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasian
The accompanying notes form an integral part of these consolidated financial statements
PT Bukit Asam Tbk 2010 Annual Report 291
PT BUKIT ASAM (PERSERO) Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES Lampiran 5/1 Schedule CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2010 DAN 2009
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2010 AND 2009 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 1.
UMUM a.
Pendirian dan Informasi Lainnya
1.
GENERAL a.
Establishment and Other Information
PT Bukit Asam (Persero) Tbk (“Perusahaan”) (“PTBA”) didirikan pada tanggal 2 Maret 1981, berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 42 tahun 1980 dengan Akta Notaris Mohamad Ali No. 1, yang telah diubah dengan Akta Notaris No. 5 tanggal 6 Maret 1984 dan No. 51 tanggal 29 Mei 1985 dari notaris yang sama. Akta pendirian dan perubahan tersebut disahkan oleh Menteri Kehakiman dalam Surat Keputusan No. C2-7553-HT.01.04.TH.85 tanggal 28 Nopember 1985 serta diumumkan dalam Berita Negara No. 33, Tambahan No. 550, tanggal 25 April 1986. Anggaran dasar Perusahaan telah mengalami beberapa kali perubahan, yang terakhir mengenai penyesuaian seluruh Anggaran Dasar Perusahaan terhadap Undang-Undang No. 40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas (“PT”) dan nama Perusahaan dapat disingkat menjadi PT Bukit Asam (Persero) Tbk. Perubahan tersebut disahkan oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia No. AHU50395.AH.01.02.tahun 2008 tanggal 12 Agustus 2008 serta diumumkan dalam Berita Negara No. 76, Tambahan No. 18255 tanggal 19 September 2008.
PT Bukit Asam (Persero) Tbk (“the Company”) (“PTBA”) was established on 2 March 1981 under Government Regulation No. 42 of 1980, based on Notarial Deed No. 1 of Mohamad Ali, as amended by Notarial Deeds No. 5 dated 6 March 1984 and No. 51 dated 29 May 1985 of the same notary. The deed of establishment and its amendments were approved by the Minister of Justice in his Decree No. C2-7553-HT.01.04.TH.85 dated 28 November 1985 and was published in Supplement No. 550 of the State Gazette No. 33 dated 25 April 1986. The Company’s articles of association have been amended several times, most recently regarding the harmonisation of the entire Company’s Articles of Association with Law No. 40, 2007 on Limited Liability Companies (“PT”) and the approval of the Company’s abbreviated name as PT Bukit Asam (Persero) Tbk. The amendment was approved by the Minister of Law and Human Rights in his Decree No. AHU-50395.AH.01.02.Tahun 2008 dated 12 August 2008 and was published in Supplement No. 18255 of State Gazette No. 76 dated 19 September 2008.
Pada tahun 1993, Perusahaan ditunjuk oleh Pemerintah Indonesia untuk mengembangkan Satuan Kerja Pengusahaan Briket (lihat Catatan 27c).
In 1993, the Company was appointed by the Indonesian Government to develop a Coal Briquette Operating Unit (see Note 27c).
Perusahaan dan anak-anak Perusahaan (bersamasama disebut “Grup”) bergerak dalam bidang industri tambang batubara, meliputi kegiatan penyelidikan umum, eksplorasi, eksploitasi, pengolahan, pemurnian, pengangkutan dan perdagangan, pemeliharaan fasilitas dermaga khusus batubara baik untuk keperluan sendiri maupun pihak lain, pengoperasian pembangkit listrik tenaga uap baik untuk keperluan sendiri ataupun pihak lain dan memberikan jasa-jasa konsultasi dan rekayasa dalam bidang yang ada hubungannya dengan industri pertambangan batubara beserta hasil olahannya.
The scope of activities of the Company and its subsidiaries (together, the “Group”) comprises coal mining activities, including general surveying, exploration, exploitation, processing, refining, transportation and trading, maintenance of special coal port facilities for internal and external needs, operation of steam power plants for internal and external needs and providing consulting services related to the coal mining industry as well as its derivative products.
292
PT Bukit Asam Tbk Laporan Tahunan 2010
PT BUKIT ASAM (PERSERO) Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES Lampiran 5/2 Schedule CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2010 DAN 2009
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2010 AND 2009 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 1.
UMUM (lanjutan) a.
1.
Pendirian dan Informasi Lainnya (lanjutan)
GENERAL (continued) a.
Establishment and Other Information (continued)
Pada tanggal 31 Oktober 2002, Perusahaan mengajukan pernyataan pendaftaran dalam rangka penawaran umum saham perdana. Berdasarkan Prospektus yang diterbitkan oleh Perusahaan tanggal 11 Desember 2002, jumlah saham yang ditawarkan adalah sejumlah 346.500.000 saham yang terdiri dari 315.000.000 saham divestasi milik negara Republik Indonesia dan 31.500.000 saham baru dengan nilai nominal Rp 500 (nilai penuh) per saham dan harga penawaran Rp 575 (nilai penuh) per saham. Dalam rangka penawaran saham perdana ini, Perusahaan menerbitkan 173.250.000 waran Seri I yang diberikan kepada pemegang saham (kecuali kepada Negara Republik Indonesia) yang namanya tercatat dalam Daftar Pemegang Saham Perseroan pada tanggal 23 Juni 2003 dengan alokasi 1 lembar waran untuk setiap 2 lembar saham yang dimiliki.
On 31 October 2002, the Company initiated an initial public offering. Based on the Prospectus issued by the Company on 11 December 2002, the number of shares offered to the public was 346,500,000 shares which consisted of 315,000,000 divestment shares owned previously by the Government of Indonesia and 31,500,000 new shares with par value of Rp 500 (full amount) per share and an offering price of Rp 575 (full amount) per share. In relation with the initial public offering, the Company issued 173,250,000 Series I warrants to the shareholders (except the Republic of Indonesia) listed on the shareholders’ register on 23 June 2003 with an allocation of one warrant for every two shares owned.
Harga pelaksanaan waran adalah Rp 675 (nilai penuh) yang mulai berlaku sejak tanggal 30 Juni 2003 sampai dengan 22 Desember 2005. Berdasarkan surat dari Ketua Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (“BAPEPAMLK”), pernyataan pendaftaran tersebut dinyatakan efektif sejak 3 Desember 2002. Seluruh saham Perusahaan telah dicatatkan di Bursa Efek Indonesia pada tanggal 23 Desember 2002. Pada tanggal 31 Desember 2005, seluruh waran telah dikonversi.
The exercise price of the warrant was Rp 675 (full amount) exercisable from 30 June 2003 until 22 December 2005. Based on a letter from the Chief of Capital Market and Financial Institution Supervisory Board (“BAPEPAM-LK), the registration became effective on 3 December 2002. All of the Company’s shares were listed on the Indonesian Stock Exchange on 23 December 2002. As at 31 December 2005, these warrants were fully exercised.
Pada tanggal 31 Desember 2010 dan 2009, susunan Dewan Komisaris dan Dewan Direksi Perusahaan adalah sebagai berikut:
As at 31 December 2010 and 2009, the composition of the Company’s Boards of Commissioners and Directors was as follows:
Komisaris Utama Komisaris Komisaris Independen Direktur Utama Direktur Keuangan Direktur Operasi/Produksi Direktur Pengembangan Usaha Direktur Niaga Direktur Umum dan SDM
Supriyadi Umiyatun Hayati Triastuti Thamrin Sihite Suranto Soemarsono Abdul Latief Baky Sukrisno Dono Boestami Milawarma Heri Supriyanto Tiendas Mangeka Mahbub Iskandar
Susunan Komite Audit Perusahaan pada tanggal 31 Desember 2010 dan 2009 adalah sebagai berikut: Ketua Anggota
Suranto Soemarsono Azhar Zainuri Ridho Kresna Wattimena
President Commissioner Commissioners Independent Commissioners President Director Finance Director Operation/Production Director Business Development Director Commerce Director General Affairs and HR Director The composition of the Company’s Audit Committee as at 31 December 2010 and 2009 was as follows: Chairman Members
PT Bukit Asam Tbk 2010 Annual Report 293
PT BUKIT ASAM (PERSERO) Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES Lampiran 5/3 Schedule CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2010 DAN 2009
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2010 AND 2009 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 1.
UMUM (lanjutan) a.
1.
Pendirian dan Informasi Lainnya (lanjutan)
GENERAL (continued) a.
Establishment and Other Information (continued)
Pada tanggal 31 Desember 2010, Perusahaan mempunyai karyawan tetap sejumlah 3.113 orang (2009: 3.172) – tidak diaudit.
As at 31 December 2010, the Company had a total of 3,113 permanent employees (2009: 3,172) – unaudited.
Perusahaan memiliki kepemilikan langsung pada anak-anak perusahaan berikut ini:
The Company has direct ownership in the following subsidiaries:
Anak perusahaan/ Subsidiaries
Tempat kedudukan/ Domicile
Kegiatan usaha/ Business activity
Tahun beroperasi secara komersial/ Commencement of commercial operations
Persentase kepemilikan/ Percentage of ownership 2010 %
Jumlah aset (sebelum eliminasi)/ Total assets (before elimination)
2009 %
2010
2009
PT Batubara Bukit Kendi (“BBK”)*/
Penambangan batubara/ Coal mining
Tanjung Enim, Sumatera Selatan/ South Sumatera
1997
75
75
36,736
118,867
PT Bukit Asam Prima (“BAP”)
Perdagangan batubara/ Coal trading
Jakarta
2007
99.99
99.99
151,607
153,732
PT International Prima Coal** (“IPC”)
Penambangan batubara/ Coal mining
Palaran, Kalimantan Timur/ East Kalimantan
2010
51
51
181,458
179,360
PT Bukit Asam Metana Ombilin (“BAMO”)
Penambangan gas metana batubara/ Coal methane gas mining
Jakarta
Belum beroperasi/ Not operating
99.99
99.99
500
500
PT Bukit Asam Metana Enim (“BAME”)
Penambangan gas metana batubara/ Coal methane gas mining
Jakarta
Belum beroperasi/ Not operating
99.99
99.99
500
500
PT Bukit Asam Metana Peranap (“BAMP”)
Penambangan gas metana batubara/ Coal methane gas mining
Jakarta
Belum beroperasi/ Not operating
99.99
99.99
500
500
PT Bukit Asam Banko (“BAB”)
Pertambangan, perdagangan, dan industri batubara/ Coal mining, trading, and industry
Tanjung Enim, Sumatera Selatan/ South Sumatera
Belum beroperasi/ Not operating
65
65
2,406
2,406
* Operasi penambangan dihentikan sementara. ** Lihat Catatan 3 tentang akuisisi IPC.
* Mining operation is temporarily suspended. ** See Note 3 regarding the acquisition of IPC.
Berikut adalah rincian dari anak-anak perusahaan yang telah beroperasi:
Details of the Group’s subsidiaries which have already commenced their operations are as follows:
BBK
BBK
BBK didirikan berdasarkan Akta Notaris Sutjipto, S.H., No. 119 tanggal 21 Oktober 1996, yang kemudian diubah dengan Akta No. 135 tanggal 28 Januari 1997 oleh notaris yang sama. Akta pendirian beserta perubahannya tersebut telah disahkan oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia dengan Surat Keputusan No. C21592.HT.01.01.TH.97 tanggal 7 Maret 1997 serta diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 4303 tanggal 23 September 1997.
BBK was established on 21 October 1996, based on Notarial Deed No. 119 of Sutjipto, S.H., which was amended on 28 January 1997 based on Notarial Deed No. 135. The deed of establishment and its amendment were approved by the Minister of Justice in his decision letter No. C21592.HT.01.01.TH.97 dated 7 March 1997 and was published in State Gazette No. 4303 dated 23 September 1997.
294
PT Bukit Asam Tbk Laporan Tahunan 2010
PT BUKIT ASAM (PERSERO) Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES Lampiran 5/4 Schedule CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2010 DAN 2009
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2010 AND 2009 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 1.
UMUM (lanjutan) a.
Pendirian dan Informasi Lainnya (lanjutan)
1.
GENERAL (continued) a.
Establishment and Other Information (continued)
BBK (lanjutan)
BBK (continued)
Ruang lingkup kegiatan BBK terutama mengusahakan pertambangan batubara yang meliputi penyelidikan umum, eksplorasi, eksploitasi, pengolahan, pengangkutan, dan pemasaran batubara, dan mengusahakan pengolahan produk derivatif dari batubara produksi sendiri atau batubara dari pihak lain.
The scope of activities of BBK comprises coal mining activities, including general surveying, exploration, exploitation, processing, transportation and trading, as well as processing of its own coal derivative products and or coal from other parties.
BBK memperoleh izin eksploitasi, penjualan dan pemuatan yang tercakup dalam Kuasa Pertambangan (“KP”) Eksploitasi No. KW97PPO146 seluas 881,70 ha di daerah Bukit Kendi. Izin eksploitasi berlaku sampai dengan tanggal 26 Oktober 2025 dan berdasarkan perjanjian No.139/K/PT.BBK-PTBA/2009 izin pemuatan dan penjualan batubara berlaku sampai dengan tanggal 31 Desember 2013. Semua izin ini telah diperbaharui mengikuti terbitnya Undang-Undang Pertambangan No.4/2009 (“UU No.4/2009”) dengan memperoleh izin eksploitasi, penjualan, pemuatan yang tercakup dalam Izin Usaha Pertambangan (“IUP”) Operasi Produksi No. KW.03.SS.2010 seluas 881,70 ha di daerah Bukit Kendi. Izin untuk melakukan kegiatan konstruksi, produksi, pengangkutan, penjualan, serta pengolahan dan pemurnian batubara berlaku sampai dengan tanggal 25 Oktober 2025. BBK beroperasi secara komersial sejak tanggal 1 Mei 1997. Kantor pusat BBK berlokasi di Tanjung Enim, Sumatera Selatan. Pada tanggal 31 Desember 2010, BBK mempunyai 39 karyawan tetap (2009: 112 karyawan tetap) termasuk 38 orang yang diperbantukan dari PTBA (2009: 100 orang) - tidak diaudit.
BBK obtained exploitation, trading and loading permits as covered in Mining Permit (“KP”) No. KW97PPO146 with a concession area of 881.70 ha in Bukit Kendi. The exploitation permit is valid until 26 October 2025 while the loading and trading permits are valid until 31 December 2013 as stated in agreement No.139/K/PT.BBKPTBA/2009. These licenses have been renewed following the issue of Mining Law No.4/2009 (“UU No.4/2009”) by obtaining exploitation, trading and loading permits as covered in operation and production Mining Business License (“IUP”) No. KW.03.SS.2010 with the concession area of 881.70 ha in Bukit Kendi. The construction, production, transportation, sales, processing and refinery permit are valid until 25 October 2025. BBK commenced its commercial phase on 1 May 1997. BBK’s head office is located in Tanjung Enim, South Sumatera. As at 31 December 2010, BBK had 39 permanent employees (2009: 112 permanent employees) including 38 employees which were seconded from PTBA (2009: 100 employees) - unaudited.
Pada bulan Pebruari 2010, Kepolisian Republik Indonesia menghentikan operasi BBK karena ijin pinjam pakai kawasan hutan yang menjadi wilayah pertambangan BBK belum dikeluarkan oleh pihak yang berwenang. Grup sedang berdiskusi dengan berbagai instansi pemerintah, termasuk Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (“ESDM”) dan Kementerian Kehutanan, untuk menyelesaikan masalah ini. Grup mengharapkan operasi BBK akan berjalan kembali dalam waktu dekat dan mengharapkan pemberhentian ini tidak akan mempengaruhi operasi Grup secara signifikan. Jumlah produksi BBK di tahun 2010 dan 2009 masing-masing adalah sebesar 76 ribu ton dan 783 ribu ton atau 0,64% dan 6,8% dari jumlah produksi Grup sebesar 11,8 juta ton dan 11,5 juta ton. Jumlah aset BBK di tahun 2010 dan 2009 adalah Rp 36 miliar dan Rp 118 miliar atau 0,42% dan 1,5% dari jumlah aset Grup sebesar Rp 8.723 miliar dan Rp 8.079 miliar.
In February 2010, the National Police of the Republic of Indonesia suspended BBK’s operation because the lend-use permit for forestry areas under which BBK conducts its mining activities has not been issued by the authorities. The Group is in discussions with the authorities, including the Ministry of Energy and Mineral Resources (“ESDM”) and the Ministry of Forestry, to resolve this issue. The Group expects BBK's operations to recommence in the near future, and does not expect the suspension of BBK's operations to significantly affect the Group’s operations or financial position. BBK’s total production in 2010 and 2009 was 76 thousand and 783 thousand tonnes or 0.64% and 6.8% of the Group’s total production of 11.8 million and 11.5 million tonnes respectively. BBK’s total assets in 2010 and 2009 were Rp 36 billion and Rp 118 billion or 0.42% and 1.5% of the total assets of the Group of Rp 8,723 billion and Rp 8,079 billion respectively.
PT Bukit Asam Tbk 2010 Annual Report 295
PT BUKIT ASAM (PERSERO) Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES Lampiran 5/5 Schedule CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2010 DAN 2009
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2010 AND 2009 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 1.
UMUM (lanjutan) a.
Pendirian dan Informasi Lainnya (lanjutan)
1.
GENERAL (continued) a.
Establishment and Other Information (continued)
BBK (lanjutan)
BBK (continued)
Sampai dengan tanggal laporan keuangan konsolidasian ini dikeluarkan, BBK masih berusaha untuk mendapatkan izin pinjam pakai kawasan hutan. Sehubungan dengan kasus tersebut, Pengadilan Negeri (“PN”) Muara Enim telah menjatuhkan keputusan bersalah kepada Direktur Utama BBK. PN Muara Enim juga menyita persediaan milik BBK senilai Rp 14,8 miliar (telah diprovisikan penuh pada tanggal 31 Desember 2010) dan aset tetap berupa empat alat berat yang telah disusutkan penuh pada tanggal 31 Desember 2010. Sampai dengan laporan keuangan konsolidasian ini dikeluarkan, BBK masih mengajukan banding atas putusan tersebut.
As at the reporting date, BBK’s management was still trying to obtain the lend-use mining permit from the Ministry of Forestry. In relation to the legal case commenced by the Police as noted above, State Court (“PN”) of Muara Enim has found the President Director of BBK guilty. PN of Muara Enim also confiscated BBK’s coal inventory with a book value totalling Rp 14.8 billion (this has been fully provided for as at 31 December 2010) as well as BBK’s fixed assets which consist of four pieces of heavy equipment that have been fully depreciated as at 31 December 2010. As at the date of these consolidated financial statements, the management was still appealing the decision made by PN of Muara Enim.
BAP
BAP
BAP didirikan berdasarkan Akta Notaris No. 60 pada tanggal 28 Pebruari 2007 oleh Esther Mercia Sulaiman, S.H, notaris di Jakarta. Akta Pendirian tersebut telah disahkan oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dalam Surat Keputusan No. W7-03548HT.01.01-TH.2007 tanggal 9 April 2007 serta diumumkan dalam Berita Negara No. 40 tahun 2007, Tambahan No. 4835 tanggal 18 Mei 2007. Anggaran Dasar BAP telah mengalami beberapa kali perubahan dengan perubahan terakhir berdasarkan Akta Notaris No. 15 tanggal 21 Oktober 2008 oleh Refizal S.H., notaris di Jakarta antara lain mengenai perubahan modal dasar dan modal disetor. Akta tersebut disetujui oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dalam Surat Keputusan No. AHU-0022886.AH.01.09.Tahun 2009 tanggal 4 Mei 2009.
BAP was established on 28 February 2007, based on the Notarial Deed No. 60 of Esther Mercia Sulaiman, S.H. notary from Jakarta. The deed of establishment was approved by the Minister of Law and Human Rights in his decision letter No. W703548HT.01.01-TH.2007 dated 9 April 2007 and was published in Supplement No. 4835 of State Gazette dated 18 May 2007, No.40. The Articles of Association have been amended several times with the latest amendment based on Notarial Deed No.15 of Refizal S.H., notary from Jakarta dated 21 October 2008 concerning changes in the authorised number of shares and fully paid capital. The Deed was approved by the Minister of Law and Human Rights of the Republic of Indonesia in Decree No. AHU-0022886.AH.01.09.Tahun 2009 dated 4 May 2009.
Ruang lingkup kegiatan BAP terutama dalam bidang pembelian, pengangkutan, penanganan, dan pemasaran batubara serta kegiatan-kegiatan lainnya yang berhubungan dengan perdagangan batubara. Kantor pusat BAP berada di Menara Karya Lantai 19, Jalan H.R. Rasuna Said Blok X-5 Kav 1 dan 2 Jakarta. Pada 31 Desember 2010, BAP memiliki 9 karyawan tetap yang merupakan karyawan PTBA yang diperbantukan (2009: 9 karyawan tetap) serta karyawan kontrak sebanyak 19 orang (2009: 18 karyawan kontrak) - tidak diaudit.
The scope of activities of BAP comprises coal purchase, transportation, handling and trading as well as other related coal trading activities. Its head office th is located at Menara Karya, 19 floor, Jalan H.R. Rasuna Said Block X-5 Kav 1 and 2 Jakarta. As at 31 December 2010, BAP had nine permanent employees which were seconded from PTBA (2009: nine permanent employees) and 19 contract employees (2009: 18 contract employees) unaudited.
296
PT Bukit Asam Tbk Laporan Tahunan 2010
PT BUKIT ASAM (PERSERO) Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES Lampiran 5/6 Schedule CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2010 DAN 2009
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2010 AND 2009 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 1.
UMUM (lanjutan) a.
Pendirian dan Informasi Lainnya (lanjutan)
1.
GENERAL (continued) a.
Establishment and Other Information (continued)
IPC
IPC
IPC didirikan berdasarkan Akta Notaris No. 7 tanggal 8 September 2005 dari Notaris Lia Cittawan Nanda Gunawan, S.H. Akta pendirian tersebut telah disahkan oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dengan Surat Keputusan No. C-32779.HT.01.01.TH.2005 tanggal 12 Desember 2005 serta diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No.25 Tambahan No. 3199 tanggal 28 Maret 2006.
IPC was established on 8 September 2005, based on Notarial Deed No. 7 of Lia Cittawan Nanda Gunawan, S.H. The deed of establishment was approved by the Minister of Law and Human Rights in his decision letter No. C-32779.HT. 01.01. TH. 2005 dated 12 December 2005 and was published in Supplement No. 3199 of State Gazette No. 25 dated 28 March 2006.
Anggaran Dasar IPC telah mengalami beberapa kali perubahan, terakhir dengan Akta No. 8 tanggal 15 September 2008 dari Notaris Fatma Agung Budiwijaya, S.H., mengenai antara lain tata cara pemindahan hak atas saham, tugas dan wewenang Direksi dan Dewan Komisaris dan Rapat Umum Pemegang Saham. Perubahan tersebut telah mendapat persetujuan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dengan Surat Keputusan No. AHU70572.AH.01.02.TH.2008 tanggal 6 Oktober 2008.
The Articles of Association have been amended several times, most recently by Notarial Deed No. 8 of Fatma Agung Budiwijaya, S.H., dated 15 September 2008, in relation to, among other things, the procedures for transfer of share ownership, roles and responsibilities of the Board of Directors and Commissioners and the annual general meeting of shareholders. The latest amendment was approved by the Minister of Law and Human Rights in his decision letter No. AHU70572.AH.01.02. TH.2008 dated 6 October 2008.
IPC memperoleh izin untuk melakukan kegiatan konstruksi, produksi, pengangkutan, dan penjualan serta pengolahan dan pemurnian yang tercangkup dalam Izin Usaha Pertambangan (“IUP”) Operasi Produksi No. OP.01Bb016.10 seluas 3.238 ha di daerah Palaran. IUP ini berlaku sampai dengan tanggal 22 Nopember 2016. IPC beroperasi secara komersial sejak tanggal 1 Januari 2010. Kantor pusat IPC berlokasi di Menara Rajawali Lantai 24, Jalan Mega Kuningan Lot#5.1, Kawasan Mega Kuningan, Jakarta 12950. Pada tanggal 31 Desember 2010, IPC mempunyai 41 karyawan tetap (2009: 46 karyawan tetap) termasuk 27 orang yang diperbantukan dari PTBA (2009: 28 orang ) – tidak diaudit.
IPC obtained construction, production, transportation, and sale, as well as processing and refinery permits as covered in IUP No. OP.01Bb016.10 with a concession area of 3.238 ha in Palaran. This IUP is valid until 22 November 2016. IPC commenced its commercial phase on 1 January 2010. IPC’s head office is located in Menara Rajawali 24th Floor, Jalan Mega Kuningan Lot#5.1, Kawasan Mega Kuningan, Jakarta 12950. As at 31 December 2010, IPC had 41 permanent employees (2009: 46 permanent employees) including 27 employees which were seconded from PTBA (2009: 28 employees) – unaudited.
PT Bukit Asam Tbk 2010 Annual Report 297
PT BUKIT ASAM (PERSERO) Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES Lampiran 5/7 Schedule CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2010 DAN 2009
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2010 AND 2009 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 1.
UMUM (lanjutan) b.
1.
Wilayah eksplorasi pengembangan
dan
eksploitasi/
Grup saat ini memiliki wilayah eksplorasi dan eksploitasi/pengembangan sebagai berikut:
GENERAL (continued) b.
Exploration and exploitation/development areas The Group has the following areas currently in exploration and exploitation/development:
Area eksploitasi/pengembangan/Exploitation/Development areas Nama lokasi/ Name of location
Nama pemilik izin lokasi/ Name of mine permit owner
Tanggal perolehan izin / Acquisition date of mining permit
Tanggal jatuh tempo/ Expiration date
Persentase kepemilikan/ Percentage of ownership
Jumlah cadangan terbukti (P1)/ Total proven reserves (P1) (Juta ton/million tonne) – tidak diaudit/ unaudited
Sisa cadangan terbukti/ Remaining proven reserves (Juta ton/million tonne) – tidak diaudit/ unaudited
120.2
Jumlah akumulasi produksi/ Total accumulated production (Juta ton/million tonne) – tidak diaudit/ unaudited 11.3
IUP Operasi Produksi/ Production Operation Airlaya, Tanjung Enim Sumatera Selatan/South Sumatera IUP Operasi Produksi/ Production Operation – MTBU/MTBS, Tanjung Enim – Sumatera Selatan/South Sumatera IUP Operasi Produksi/ Production Operation – Banko Barat, Tanjung Enim – Sumatera Selatan/South Sumatera IUP Operasi Produksi/ Production Operation – Bukit Kendi, Tanjung Enim – Sumatera Selatan/South Sumatera IUP Operasi Produksi/ Production Operation – Banko Tengah, Suban Jeriji, Tanjung Enim – Sumatera Selatan/South Sumatera IUP Operasi Produksi/ Production Operation – Sawah Lunto – Sumatera Barat/West Sumatera IUP Operasi Produksi/ Production Operation Peranap – Riau IUP Operasi Produksi/ Production Operation Palaran, Samarinda – Kalimantan Timur/East Kalimantan
Perusahaan – KW.01.SS.201 0
30 April/April 2010
31 Desember/ December 2020
100%
Perusahaan – KW.02.SS.201 0
30 April/April 2010
30 Agustus/ August 2019
100%
164.8
5.6
159.2
Perusahaan – KW.01.ET.011
13 April/April 2010
22 Oktober/ October 2025
100%
187.5
5.4
182.1
BBK – KW.03.SS.201 0
30 April/April 2010
25 Oktober/ October 2025
75%
10.6
0.8
9.8
Perusahaan – KW ME.01.ET.002 A&B
13 April/April 2010
7 September/ September 2035
100%
887.6
-
887.6
Perusahaan – DU 143/SUMBAR
27 April/April 2010
16 Pebruari/ February 2019
100%
23.1
-
23.1
Perusahaan – KW 96PP0289 Riau IPC – OP.01Bb016.1 0
22 April/April 2010
9 Juni/June 2035
100%
367.1
-
367.1
19 Juli/ July 2010
22 Nopember/ November 2016
51%
8.77
0.5
8.27
108.9
298
PT Bukit Asam Tbk Laporan Tahunan 2010
PT BUKIT ASAM (PERSERO) Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES Lampiran 5/8 Schedule CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2010 DAN 2009
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2010 AND 2009 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 1.
UMUM (lanjutan) b.
2.
Wilayah eksplorasi pengembangan (lanjutan)
1. dan
eksploitasi/
GENERAL (continued) b.
Exploration and exploitation/development areas (continued)
Jumlah cadangan terbukti adalah berdasarkan hasil survey oleh International Mining Consultant (“IMC”), geologis independen, pada bulan Desember 2008 setelah dikurangi dengan jumlah produksi selama 2010. Cadangan tertambang IPC berdasarkan survei internal mengalami revisi di tahun 2010 menjadi 8,77 juta ton (2009: 10,46 juta ton).
The proven reserves are based on survey results by International Mining Consultant (“IMC”), an independent geologist, in December 2008 after being reduced by the coal production of 2010. IPC’s mineable reserves have been revised in 2010 to 8.77 million tonnes (2009: 10.46 million tonnes) based on internal survey.
Tidak termasuk dalam informasi cadangan diatas, cadangan tertambang pada Kuasa Pertambangan (“KP”) yang berlokasi di Kabupaten Lahat yang sedang bersengketa dengan Pemerintah Daerah setempat (lihat Catatan 28).
Not included in the above reserves information are the mineable reserves from Mining Rights (“KP”) located in Lahat Regency, which are currently the subject of dispute with the Local Government (see Note 28).
IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING
2.
SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES
Laporan keuangan konsolidasian Grup telah disusun dan diselesaikan oleh Dewan Direksi pada tanggal 28 Pebruari 2011.
The Group’s consolidated financial statements were prepared and finalised by the Board of Directors on 28 February 2011.
Berikut ini adalah kebijakan akuntansi yang diterapkan dalam penyusunan laporan keuangan konsolidasian Grup, yang sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia. Kebijakan akuntansi telah diterapkan secara konsisten sepanjang tahun yang disajikan, kecuali dinyatakan lain. Laporan keuangan konsolidasian ini juga disusun berdasarkan peraturan yang ditetapkan oleh BAPEPAM-LK No. VIII.G.7 mengenai Pedoman Penyajian Laporan Keuangan dan Surat Edaran BAPEPAM-LK No. SE-02/BL/2008 tertanggal 31 Januari 2008 mengenai Pedoman Penyajian dan Pengungkapan Laporan Keuangan Emiten atau Perusahaan Publik Industri Pertambangan Umum.
Presented below are the significant accounting policies adopted in preparing the consolidated financial statements of the Group, which are in conformity with accounting principles generally accepted in Indonesia. These policies have been consistently applied to all the years presented, unless otherwise stated. The consolidated financial statements have also been prepared in conformity with regulation of the BAPEPAM-LK No. VIII.G.7 for the Guidance on Financial Statement Presentation and Circular Letter of BAPEPAM-LK No. SE-02/BL/2008 dated 31 January 2008 for Preparation and Disclosure Guidance for Financial Statements of an Issuer or Public Company in the General Mining Industry.
a.
a.
Dasar penyusunan konsolidasian
laporan
keuangan
Basis of preparation of the consolidated financial statements
Laporan keuangan konsolidasian Grup telah disusun berdasarkan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia. Laporan keuangan konsolidasian ini disusun dengan dasar harga perolehan, kecuali aset dan kewajiban keuangan.
The consolidated financial statements of the Group have been prepared in accordance with accounting principles generally accepted in Indonesia. The consolidated financial statements have been prepared under the historical cost convention, as modified by financial assets and liabilities.
Laporan arus kas konsolidasian disusun menggunakan metode langsung dan arus kas dikelompokkan atas dasar aktivitas operasi, investasi dan pendanaan. Untuk tujuan laporan arus kas konsolidasian, kas dan setara kas mencakup kas, bank dan investasi jangka pendek yang jatuh tempo dalam waktu tiga bulan atau kurang, setelah dikurangi cerukan.
The consolidated statements of cash flows have been prepared based on the direct method by classifying cash flows on the basis of operating, investing and financing activities. For the purpose of the consolidated statement of cash flows, cash and cash equivalents includes cash on hand, cash in banks and short-term investments with a maturity of three months or less, net of overdrafts.
PT Bukit Asam Tbk 2010 Annual Report 299
PT BUKIT ASAM (PERSERO) Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES Lampiran 5/9 Schedule CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2010 DAN 2009
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2010 AND 2009 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 2.
IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (lanjutan) a.
b.
Dasar penyusunan konsolidasian (lanjutan)
laporan
keuangan
2.
SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (continued) a.
Basis of preparation of the consolidated financial statements (continued)
Laporan keuangan konsolidasian telah disusun sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia yang mewajibkan penggunaan beberapa estimasi dan asumsi akuntansi kritikal yang mempengaruhi: jumlah pelaporan aset dan kewajiban serta pengungkapan aset dan kewajiban kontinjensi pada tanggal pelaporan laporan keuangan konsolidasian; dan jumlah penjualan dan beban yang dilaporkan selama periode pelaporan.
The preparation of consolidated financial statements in conformity with accounting principles generally accepted in Indonesia requires the use of certain accounting estimates and assumptions that affects:
Walaupun estimasi ini berdasarkan pemahaman manajemen terhadap situasi dan kegiatan, hasil aktual dapat berbeda dari apa yang telah diestimasikan. Prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia juga mewajibkan manajemen untuk menggunakan pertimbangannya dalam proses implementasi kebijakan akuntansi Grup.
Although these estimates are based on management’s best knowledge of current events and activities, actual results may differ from those estimates. Accounting principles generally accepted in Indonesia also require management to exercise its judgement in the process of applying the Group’s accounting policies.
Prinsip-prinsip konsolidasi
the reported amounts of assets and liabilities and disclosure of contingent assets and liabilities at the date of the consolidated financial statements; and the reported amounts of revenues and expenses during the reporting period.
b.
Principles of consolidation
Laporan keuangan konsolidasian meliputi laporan keuangan Perusahaan dan anak perusahaan di mana Perusahaan mempunyai penyertaan saham dengan hak suara lebih dari 50%, dan dapat dibuktikan adanya pengendalian, baik langsung maupun tidak langsung, serta apabila Perusahaan memiliki 50% atau kurang dari 50% saham dengan hak suara tetapi dapat dibuktikan adanya pengendalian. Anak perusahaan dikonsolidasi sejak tanggal pengendalian telah beralih secara efektif kepada perusahaan dan tidak dikonsolidasi lagi sejak tanggal pelepasan. Bagian pemegang saham minoritas atas ekuitas anak perusahaan disajikan sebagai “Hak Minoritas” pada neraca konsolidasian.
The consolidated financial statements include the accounts of the Company and its subsidiaries in which the Company directly or indirectly has ownership of more than 50% of the voting rights,and has the ability to control the entity, or equal to or less than 50% but where the Company has the ability to control the entity. Subsidiaries are consolidated from the date on which effective control is transferred to the Company and are no longer consolidated from the disposal. The proportionate share of the minority shareholders of the subsidiaries is presented as “Minority Interest” in the consolidated balance sheet.
Hak minoritas dalam suatu anak perusahaan dengan defisit ekuitas tidak akan diakui, kecuali pemegang saham minoritas tersebut memiliki kewajiban kontraktual untuk ikut membiayai defisit tersebut.
A minority interest is not recognised in respect of subsidiaries with a deficit in equity unless the minority shareholder has a contractual obligation to contribute to fund the deficit.
Bagian pemegang saham minoritas atas laba/(rugi) bersih sebelum akuisisi dicatat sebagai laba/(rugi) sebelum akuisisi dalam laporan laba-rugi konsolidasian.
The proportionate share of minority shareholders in net income/(loss) prior to acquisition is recorded as pre-acquisition income/(loss) in the consolidated statement of income.
Pengaruh dari seluruh transaksi dan saldo yang material antara Perusahaan dan anak perusahaan telah dieliminasi dalam penyajian laporan keuangan konsolidasian.
The effects of all material transactions and balances between the Company and subsidiaries have been eliminated in preparing the consolidated financial statements.
Kebijakan akuntansi yang dipakai dalam penyajian laporan keuangan konsolidasian telah diterapkan secara konsisten oleh anak perusahaan, kecuali bila dinyatakan lain.
The accounting policies adopted in preparing the consolidated financial statements have been consistently applied by the subsidiaries, unless otherwise stated.
300
PT Bukit Asam Tbk Laporan Tahunan 2010
PT BUKIT ASAM (PERSERO) Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES Lampiran 5/10 Schedule CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2010 DAN 2009
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2010 AND 2009 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 2.
IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (lanjutan) c.
Transaksi dalam mata uang asing
2.
SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (continued) c.
Laporan keuangan konsolidasian disajikan dalam mata uang “Rupiah” (Rp) yang merupakan mata uang fungsional Grup dan mata uang pelaporan Grup. Seluruh angka dalam laporan konsolidasian ini, kecuali dinyatakan secara khusus, dibulatkan menjadi jutaan Rupiah terdekat.
The consolidated financial statements are presented in “Rupiah” (Rp), which is the Group’s functional currency and the Group’s reporting currency. Figures in these consolidated financial statements are rounded to and stated in million of Rupiah unless otherwise stated,
Grup menyelenggarakan catatan akuntansinya dalam Rupiah. Transaksi dalam mata uang selain mata uang Rupiah, dijabarkan menjadi mata uang Rupiah menggunakan kurs yang berlaku pada tanggal transaksi. Pada tanggal neraca, aset dan kewajiban moneter dalam mata uang selain mata uang Rupiah dijabarkan menjadi mata uang Rupiah dengan kurs yang berlaku pada tanggal neraca. Kurs yang digunakan pada tanggal neraca, berdasarkan kurs tengah yang diterbitkan Bank Indonesia adalah sebagai berikut (dalam nilai penuh):
The Group maintains its accounting records in Indonesian Rupiah. Transactions denominated in currencies other than Rupiah are converted into Rupiah at the exchange rate prevailing at the date of the transactions. At the balance sheet date, monetary assets and liabilities in currencies other than Rupiah are translated at the exchange rate prevailing at the balance sheet date. As at the balance sheet date, the exchange rates used, based on middle rates published by Bank Indonesia, were as follows (full amount):
Mata Uang 1 Dolar Amerika Serikat (USD) 1 Dolar Singapura (SGD) 1 Euro (EUR)
(nilai penuh)/(full amount) 2010 2009 8,991 6,980 11,955
9,400 6,698 13,509
Keuntungan dan kerugian dari selisih kurs yang timbul dari penjabaran aset dan kewajiban moneter dalam mata uang selain Rupiah diakui pada laporan laba-rugi konsolidasian. d.
Foreign currency transactions
Piutang Piutang adalah jumlah tagihan dari pelanggan untuk batubara yang dapat dijual yang diberikan dalam transaksi bisnis pada umumnya. Jika pembayaran piutang diharapkan selesai dalam satu tahun atau kurang (atau dalam siklus normal operasi dari bisnis jika lebih lama), piutang tersebut dikelompokkan sebagai aset lancar. Jika tidak, piutang tersebut disajikan sebagai aset tidak lancar.
Currency 1 US Dollar (USD) 1 Singapore Dollar (SGD) 1 Euro (EUR)
Exchange gains and losses arising on translation of monetary assets and liabilities in currencies other than Rupiah are recognised in the consolidated statement of income. d.
Receivables Receivables are amounts due from customers for coal sold in the ordinary course of business. If collection is expected in one year or less (or in the normal operating cycle of the business if longer), they are classified as current assets. If not, they are presented as non-current assets.
PT Bukit Asam Tbk 2010 Annual Report 301
PT BUKIT ASAM (PERSERO) Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES Lampiran 5/11 Schedule CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2010 DAN 2009
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2010 AND 2009 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 2.
IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (lanjutan) d.
Piutang (lanjutan)
2.
SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (continued) d.
Piutang pada awalnya diakui sebesar nilai wajar dan kemudian diukur pada biaya perolehan diamortisasi dengan menggunakan metode suku bunga efektif, dikurangi dengan provisi untuk penurunan nilai. Penyisihan untuk penurunan nilai dari piutang dibuat ketika terdapat bukti objektif bahwa Grup tidak dapat menagih keseluruhan nilai yang terdapat pada ketentuan awal dari piutang tersebut. Kesulitan keuangan yang signifikan pada debitur, kemungkinan bahwa debitur mengalami kebangkrutan atau restrukturisasi keuangan dan wanprestasi atau tunggakan terhadap pembayaran dipertimbangkan sebagai indikator bahwa piutang mengalami penurunan nilai. Nilai dari penyisihan adalah selisih antara nilai tercatat piutang dengan nilai kini dari perkiraan arus kas di masa datang, didiskontokan dengan menggunakan suku bunga efektif awal. Nilai tercatat dari aset dikurangi pos cadangan, dan jumlah kerugian diakui pada laporan laba-rugi. Ketika piutang tidak dapat tertagih, piutang dihapus terhadap pos cadangan untuk piutang. Pemulihan jumlah tertagih yang sebelumnya dihapus dikreditkan terhadap laporan laba-rugi. e.
f.
Persediaan
Receivables (continued) Receivables are recognised initially at fair value and subsequently measured at amortised cost using the effective interest method, less provision for impairment. A provision for impairment of receivables is established when there is objective evidence that the Group will not be able to collect all amounts due according to the original terms of the receivables. Significant financial difficulties, of the debtors, the probability that the debtor will enter bankruptcy or financial reorganisation, and default or deliquency in payments are considered indicators that the receivables is impaired. The amount of the provision is the difference between the asset’s carrying amount and the present value of estimated future cash flows, discounted at the original effective interest rate. The carrying amount of the asset is reduced through the use of an allowance account, and the amount of the loss is recognised in the income statement. When a receivable is uncollectible, it is written off against the allowance account for receivables. Subsequent recoveries of amount previously written off are credited against the income statement.
e.
Inventories
Persediaan batubara diakui sebesar nilai yang lebih rendah antara harga perolehan dengan nilai realisasi bersih. Harga perolehan ditentukan berdasarkan metode rata-rata tertimbang atas biaya yang terjadi selama tahun berjalan dan terdiri dari biaya bahan baku, tenaga kerja, serta alokasi biaya overhead yang berkaitan dengan aktivitas penambangan. Nilai realisasi bersih adalah estimasi harga penjualan dalam kegiatan usaha normal dikurangi taksiran biaya penyelesaian dan biaya penjualan.
Coal inventories are valued at the lower of cost or net realisable value. Cost is determined on a weighted average cost incurred during the year and comprises materials, labour and depreciation and overheads related to mining activities. Net realisable value is the estimated sales amount in the ordinary course of business less the costs of completion and selling expenses.
Persediaan perlengkapan, bahan bakar, minyak pelumas dan suku cadang diakui pada harga perolehan, ditentukan dengan metode rata-rata, setelah dikurangi penyisihan untuk persediaan usang.
Materials, fuel, lubricants and spare-parts are valued at cost, determined on an average basis, less provision for obsolete inventory.
Penyisihan untuk persediaan usang dan bergerak lambat ditentukan berdasarkan estimasi penggunaan atau penjualan masing-masing jenis persediaan pada masa mendatang.
A provision for obsolete and slow moving inventory is determined on the basis of estimated future usage or sale of individual inventory items.
Aset keuangan dan kewajiban keuangan Pada tanggal 1 Januari 2010, Grup telah menerapkan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (“PSAK”) No. 50 (Revisi 2006) “Instrumen Keuangan: Penyajian dan Pengungkapan” dan PSAK No. 55 (Revisi 2006) “Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran” berlaku untuk laporan keuangan yang periodenya dimulai pada atau setelah tanggal 1 Januari 2010.
f.
Financial assets and liabilities On 1 January 2010, the Group has adopted the Statement of Financial Accounting Standards (“SFAS”) No. 50 (Revised 2006) "Financial Instruments: Presentation and Disclosures" and SFAS No. 55 (Revised 2006) "Financial Instruments: Recognition and Measurement” are applicable for financial statements covering periods beginning on or after 1 January 2010.
302
PT Bukit Asam Tbk Laporan Tahunan 2010
PT BUKIT ASAM (PERSERO) Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES Lampiran 5/12 Schedule CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2010 DAN 2009
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2010 AND 2009 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 2.
IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (lanjutan) f.
Aset keuangan dan kewajiban keuangan (lanjutan) 1.
Aset keuangan
2.
SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (continued) f.
Financial assets and liabilities (continued) 1.
Financial assets
Grup mengklasifikasikan aset keuangan dalam kategori sebagai berikut (i) aset keuangan yang nilai wajarnya diakui melalui laporan laba-rugi, (ii) pinjaman dan piutang, (iii) aset keuangan yang dimiliki hingga jatuh tempo, dan (iv) aset keuangan yang tersedia untuk dijual. Klasifikasi ini tergantung pada tujuan saat aset keuangan tersebut diperoleh. Manajemen menentukan klasifikasi aset keuangan tersebut pada saat pengakuan awal. Aset keuangan tidak diakui apabila hak untuk menerima arus kas dari suatu investasi telah berakhir atau telah ditransfer dan Perusahaan telah mentransfer secara substansial seluruh risiko dan manfaat atas kepemilikan aset keuangan tersebut.
The Group classifies its financial assets into the categories of (i) financial assets at fair value through profit or loss, (ii) loans and receivables, (iii) held-to-maturity financial assets and (iv) available-for-sale financial assets. The classification depends on the purpose for which the financial assets were acquired. Management determines the classification of its financial assets at initial recognition. Financial assets are derecognised when the rights to receive cash flows from the investments have expired or have been transferred and the Company has transferred substantially all risks and rewards of ownership.
(i) Aset keuangan yang nilai wajarnya diakui melalui laporan laba-rugi
(i) Financial assets at fair value through profit or loss
Aset keuangan yang nilai wajarnya diakui di laporan laba atau rugi adalah aset keuangan yang diklasifikasikan sebagai aset untuk diperdagangkan. Aset keuangan diklasifikasikan sebagai aset untuk diperdagangkan jika diperoleh terutama untuk tujuan penjualan atau pembelian kembali dalam waktu dekat dan terdapat bukti yang menunjukkan latar belakang untuk mengambil keuntungan jangka pendek.
Financial assets at fair value through profit or loss are financial assets classified as held for trading. A financial asset is classified as held for trading if it is acquired principally for the purpose of selling or repurchasing it in the near term and for which there is evidence of a recent actual pattern of short-term profit taking.
(ii) Pinjaman dan piutang
(ii) Loans and receivables
Pinjaman dan piutang adalah aset keuangan non-derivatif dengan pembayaran tetap atau telah ditentukan yang tidak terpengaruh oleh pasar aktif. Mereka dimasukkan di dalam aset lancar, kecuali untuk yang jatuh temponya lebih besar dari 12 bulan setelah akhir periode pelaporan. Aset keuangan ini diklasifikasikan sebagai aset tidak lancar.
Loans and receivables are non-derivative financial assets with fixed or determinable payments that are not quoted in an active market. They are included in current assets, except for maturities greater than 12 months after the end of reporting period. These are classified as non-current assets.
Pinjaman dan piutang awalnya diakui sebesar nilai wajar ditambah biaya transaksi yang dapat diatribusikan secara langsung dan selanjutnya diukur sebesar biaya perolehan yang diamortisasi dengan menggunakan metode suku bunga efektif.
Loans and receivables are initially recognised at fair value including directly attributable transaction costs and subsequently measured at amortised cost using the effective interest rate method.
PT Bukit Asam Tbk 2010 Annual Report 303
PT BUKIT ASAM (PERSERO) Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES Lampiran 5/13 Schedule CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2010 DAN 2009
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2010 AND 2009 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 2.
IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (lanjutan) f.
Aset keuangan dan kewajiban keuangan (lanjutan) 1.
Aset keuangan (lanjutan) (iii) Aset keuangan yang dimiliki hingga jatuh tempo
2.
SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (continued) f.
Financial assets and liabilities (continued) 1.
Financial assets (continued) (iii) Held-to-maturity financial assets
Aset keuangan yang dimiliki hingga jatuh tempo adalah aset keuangan non-derivatif dengan pembayaran dan jatuh tempo yang tetap serta telah ditentukan dimana manajemen Grup memiliki maksud positif dan kemampuan untuk memiliki hingga jatuh tempo, selain:
Held-to-maturity financial assets are nonderivative financial assets with fixed or determinable payments and fixed maturities that the Group’s management has the positive intention and ability to hold to maturity, other than:
a) aset keuangan Grup yang nilai wajarnya diakui melalui laporan labarugi; b) aset keuangan Grup yang tersedia untuk dijual; dan c) aset keuangan yang memenuhi definisi sebagai pinjaman dan piutang.
a) those that the Group upon initial recognition designates as at fair value through profit or loss; b) those that the Group designates as available for sale; and c) those that meet the definition of loans and receivables.
Aset keuangan ini pada awalnya diakui sebesar nilai wajar termasuk biaya transaksi yang dapat diatribusikan secara langsung dan kemudian diukur pada biaya perolehan diamortisasi dengan menerapkan metode suku bunga efektif.
These financial assets are initially recognised at fair value including directly attributable transaction costs and subsequently measured at amortised cost, using the effective interest rate method.
Mereka dimasukkan di dalam aset tidak lancar kecuali investasinya jatuh tempo atau manajemen bermaksud untuk melepasnya dalam waktu 12 bulan dari akhir periode pelaporan.
They are included in non-current assets unless the investment matures or management intends to dispose of it within 12 months of the end of the reporting period.
(iv) Aset keuangan yang tersedia untuk dijual Aset keuangan yang tersedia untuk dijual adalah aset keuangan non-derivatif yang dimaksudkan untuk dimiliki hingga jangka waktu yang tak terbatas, yang dapat dijual untuk memenuhi kebutuhan likuiditas atau perubahan suku bunga, nilai tukar, atau yang tidak diklasifikasikan sebagai pinjaman dan piutang, aset keuangan yang dimiliki hingga jatuh tempo atau aset keuangan yang nilai wajarnya diakui melalui laporan laba-rugi. Mereka dimasukkan didalam aset tidak lancar, kecuali investasinya jatuh tempo atau manajemen bermaksud untuk melepasnya dalam waktu 12 bulan dari akhir periode pelaporan.
(iv) Available-for-sale financial assets Available-for-sale financial assets are nonderivative financial assets that are intended to be held for an indefinite period of time, which may be sold in response to needs for liquidity or changes in interest rates, exchange rates or that are not classified as loans and receivables, heldto-maturity investments or financial assets at fair value through profit or loss. They are included in non-current assets, unless the investment matures or management intends to dispose of it within 12 months of the end of the reporting period.
304
PT Bukit Asam Tbk Laporan Tahunan 2010
PT BUKIT ASAM (PERSERO) Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES Lampiran 5/14 Schedule CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2010 DAN 2009
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2010 AND 2009 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
2.
IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (lanjutan) f.
Aset keuangan dan kewajiban keuangan (lanjutan) 1.
Aset keuangan (lanjutan)
2.
SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (continued) f.
Financial assets and liabilities (continued) 1.
(iv) Aset keuangan yang tersedia untuk dijual (lanjutan)
(iv) Available-for-sale (continued)
Aset keuangan yang tersedia untuk dijual pada awalnya diakui sebesar nilai wajar, ditambah biaya transaksi yang dapat diatribusikan secara langsung, dan kemudian diukur dengan nilai wajar keuntungan dan kerugian yang diakui pada laporan perubahan ekuitas, kecuali untuk kerugian akibat penurunan nilai dan keuntungan dan kerugian selisih kurs, sampai aset keuangan tersebut tidak lagi diakui. Jika suatu aset keuangan yang tersedia untuk dijual mengalami penurunan nilai, maka akumulasi keuntungan atau kerugian yang sebelumnya telah diakui dalam laporan perubahan ekuitas, akan diakui dalam laporan laba-rugi. Namun, bunga dihitung dengan menggunakan metode suku bunga efektif, dan keuntungan atau kerugian mata uang asing atas aset moneter yang diklasifikasikan sebagai aset tersedia untuk dijual diakui dalam laporan laba-rugi. 2.
Kewajiban keuangan
Financial assets (continued) financial
assets
Available-for-sale financial assets are initially recognised at fair value, including directly attributable transaction costs, and measured subsequently at fair value with gains and losses being recognised in the statement of changes in equity, except for impairment losses and foreign exchange gains and losses, until the financial assets are derecognised. If an available-for-sale financial asset is determined to be impaired, the cumulative gain or loss previously recognised in the statement of changes in equity is recognised in the statement of income. However, interest is calculated using the effective interest rate method, and foreign currency gains or losses on monetary assets classified as available-for-sale are recognised in the statement of income.
2.
Financial liabilities
Grup mengklasifikasikan kewajiban keuangan dalam kategori (i) kewajiban keuangan yang nilai wajarnya diakui melalui laporan laba-rugi dan (ii) kewajiban keuangan yang diukur pada biaya perolehan diamortisasi. Klasifikasi ini tergantung pada tujuan saat kewajiban keuangan tersebut diperoleh. Manajemen menentukan klasifikasi kewajiban keuangan tersebut pada saat pengakuan awal. Kewajiban keuangan tidak diakui ketika kewajiban tersebut berakhir yaitu ketika kewajiban yang ditetapkan dalam kontrak dilepaskan atau dibatalkan atau kadaluarsa.
The Group classifies its financial liabilities into the categories of (i) financial liabilities at fair value through profit or loss and (ii) financial liabilities measured at amortised cost. The classification depends on the purpose for which the financial liabilities were acquired. Management determines the classification of its financial liabilities at initial recognition. A financial liability is derecognised when it is extinguished, that is the obligation specified in the contract is discharged or cancelled or expires.
(i) Kewajiban keuangan yang nilai wajarnya diakui melalui laporan laba-rugi
(i) Financial liabilities at fair value through profit or loss
Kewajiban keuangan yang nilai wajarnya diakui melalui laporan laba-rugi adalah kewajiban keuangan yang diklasifikasikan sebagai kewajiban yang diperdagangkan. Sebuah kewajiban keuangan diklasifikasikan sebagai kewajiban yang diperdagangkan jika diperoleh terutama untuk tujuan penjualan atau pembelian kembali dalam waktu dekat dan terdapat bukti yang menunjukkan latar belakang untuk mengambil keuntungan jangka pendek.
Financial liabilities at fair value through profit or loss are financial liabilities classified as held for trading. A financial liability is classified as held for trading if it is acquired principally for the purpose of selling or repurchasing it in the near term and for which there is evidence of a recent actual pattern of short term profit taking.
PT Bukit Asam Tbk 2010 Annual Report 305
PT BUKIT ASAM (PERSERO) Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES Lampiran 5/15 Schedule CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2010 DAN 2009
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2010 AND 2009 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 2.
IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (lanjutan) f.
Aset keuangan dan kewajiban keuangan (lanjutan) 2.
3.
Kewajiban keuangan (lanjutan)
2.
SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (continued) f.
Financial assets and liabilities (continued) 2.
Financial liabilities (continued)
(i) Kewajiban keuangan yang nilai wajarnya diakui melalui laporan laba-rugi (lanjutan)
(i) Financial liabilities at fair value through profit or loss (continued)
Kewajiban keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba-rugi, pada awalnya diakui sebesar nilai wajar dan kemudian diukur pada nilai wajarnya, dimana keuntungan atau kerugiannya diakui dalam laporan laba-rugi.
Financial liabilities carried at fair value through profit or loss are initially recognised at fair value and subsequently carried at fair value, with gains and losses recognised in the statement of income.
(ii) Kewajiban keuangan yang diukur pada biaya perolehan diamortisasi
(ii) Financial liabilities measured at amortised cost
Kewajiban keuangan yang tidak diklasifikasikan sebagai kewajiban keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba-rugi, pada awalnya diakui sebesar nilai wajar, termasuk biaya transaksi yang dapat diatribusikan secara langsung. Setelah pengakuan awal, kewajiban keuangan tersebut diukur pada biaya perolehan yang diamortisasi, dengan menggunakan metode suku bunga efektif. Mereka dimasukkan di dalam kewajiban lancar kecuali untuk yang jatuh temponya lebih dari 12 bulan setelah akhir periode pelaporan. Kewajiban keuangan ini diklasifikasikan sebagai kewajiban tidak lancar.
Financial liabilities that are not classified as financial liabilities carried at fair value through profit or loss are initially recognised at fair value, including directly attributable transaction costs. Subsequently, the financial liabilities are carried at amortised cost using the effective interest method. They are included in current liabilities, except for maturities more than 12 months after the end of reporting period. These are classified as non-current liabilities.
Keuntungan dan kerugian diakui dalam laporan laba-rugi ketika kewajiban keuangan tersebut dihentikan pengakuannya atau mengalami penurunan nilai, dan melalui proses amortisasi.
Gains and losses are recognised in the statement of income when the financial liabilities are derecognised or impaired, as well as through the amortisation process.
Estimasi nilai wajar
3.
Fair value estimation
Grup menggunakan beberapa teknik penilaian yang digunakan secara umum untuk menentukan nilai wajar dari instrumen keuangan dengan tingkat kompleksitas yang rendah. Input yang digunakan dalam teknik penilaian untuk instrumen keuangan di atas adalah data pasar yang dapat diobservasi.
The Group uses widely recognised valuation models for determining fair values of nonstandardised financial instruments of lower complexity. For these financial instruments, inputs into models are generally market observable.
Nilai wajar instrumen keuangan yang tidak diperdagangkan di pasar aktif ditentukan dengan menggunakan teknik penilaian. Grup menggunakan metode diskonto arus kas dengan menggunakan asumsi-asumsi yang didasarkan pada kondisi pasar pada tanggal neraca yang kemudian digunakan untuk menentukan nilai wajar dari instrumen keuangan.
The fair value of financial instruments that are not traded in active markets are determined by using valuation techniques. The Group uses discounted cashflow methods and makes assumptions that are based on market conditions existing at each balance sheet date which are used to determine fair value for the financial instruments.
306
PT Bukit Asam Tbk Laporan Tahunan 2010
PT BUKIT ASAM (PERSERO) Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES Lampiran 5/16 Schedule CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2010 DAN 2009
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2010 AND 2009 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 2.
IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (lanjutan) g.
Penurunan nilai dari aset keuangan (i)
Aset yang dicatat perolehan diamortisasi
berdasarkan
2.
SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (continued) g.
biaya
Impairment of financial assets (i)
Assets carried at amortised cost
Pada setiap tanggal neraca Grup mengevaluasi apakah terdapat bukti yang objektif bahwa aset keuangan atau kelompok aset keuangan mengalami penurunan nilai. Aset keuangan atau kelompok aset keuangan diturunkan nilainya dan kerugian penurunan nilai telah terjadi, jika dan hanya jika, terdapat bukti yang objektif mengenai penurunan nilai tersebut sebagai akibat dari satu atau lebih peristiwa yang terjadi setelah pengakuan awal aset tersebut (peristiwa yang merugikan), dan peristiwa yang merugikan tersebut berdampak pada estimasi arus kas masa depan atas aset keuangan atau kelompok aset keuangan yang dapat diestimasi secara andal.
The Group assesses at the balance sheet date whether there is objective evidence that a financial asset or group of financial assets is impaired. A financial asset or a group of financial assets is impaired and impairment losses are incurred only if there is objective evidence of impairment as a result of one or more events that occurred after the initial recognition of the asset (a “loss event”) and that loss event (or events) has an impact on the estimated future cash flows of the financial asset or group of financial assets that can be reliably estimated.
Kriteria yang Grup gunakan untuk menentukan bahwa ada bukti objektif dari suatu penurunan nilai meliputi:
The criteria that the Group uses to determine that there is objective evidence of an impairment loss include:
-
kesulitan keuangan signifikan yang dialami penerbit atau pihak peminjam; pelanggaran kontrak, seperti terjadinya wanprestasi atau tunggakan pembayaran pokok atau bunga; pihak pemberi pinjaman, dengan alasan ekonomi atau hukum sehubungan dengan kesulitan keuangan yang dialami pihak peminjam, memberikan keringanan pada pihak peminjam yang tidak mungkin diberikan jika pihak peminjam tidak mengalami kesulitan tersebut; terdapat kemungkinan bahwa pihak peminjam akan dinyatakan pailit atau melakukan reorganisasi keuangan lainnya; hilangnya pasar aktif dari aset keuangan akibat kesulitan keuangan; atau
-
data yang dapat diobservasi mengindikasikan adanya penurunan yang dapat diukur atas estimasi arus kas masa depan dari kelompok aset keuangan sejak pengakuan awal aset dimaksud, meskipun penurunannya belum dapat diidentifikasi terhadap aset keuangan secara individual dalam kelompok aset tersebut, termasuk: memburuknya status pembayaran pihak peminjam dalam kelompok tersebut; dan kondisi ekonomi nasional atau lokal yang berkorelasi dengan wanprestasi atas aset dalam kelompok tersebut.
-
-
-
-
-
significant financial difficulty of the issuer or obligor; a breach of contract, such as a default or delinquency in interest or principal payments; the lenders, for economic or legal reasons relating to the borrower’s financial difficulty, granting to the borrower a concession that the lender would not otherwise consider;
-
it becomes probable that the borrower will enter bankruptcy or other financial reorganisation;
-
the disappearance of an active market for that financial asset because of financial difficulties; or observable data indicating that there is a measurable decrease in the estimated future cash flows from a portfolio of financial assets since the initial recognition of those assets, although the decrease cannot yet be identified with the individual financial assets in the portfolio, including: adverse changes in the payment status of borrowers in the portfolio; and national or local economic conditions that correlate with defaults on the assets in the portfolio.
PT Bukit Asam Tbk 2010 Annual Report 307
PT BUKIT ASAM (PERSERO) Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES Lampiran 5/17 Schedule CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2010 DAN 2009
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2010 AND 2009 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 2.
IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (lanjutan) g.
Penurunan nilai dari aset keuangan (lanjutan) (i)
(ii)
Aset yang dicatat berdasarkan perolehan diamortisasi (lanjutan)
biaya
2.
SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (continued) g.
Impairment of financial assets (continued) (i)
Assets carried at amortised cost (continued)
Jika terdapat bukti objektif bahwa kerugian penurunan niIai telah terjadi, maka jumlah kerugian tersebut diukur sebagai selisih nilai tercatat aset dengan nilai kini estimasi arus kas masa depan (tidak termasuk kerugian kredit di masa depan yang belum terjadi) yang didiskonto menggunakan suku bunga efektif awal dari aset tersebut. Nilai tercatat aset tersebut dikurangi, baik secara langsung maupun menggunakan pos cadangan. Jumlah kerugian yang terjadi diakui pada laporan laba-rugi.
If there is an objective evidence that impairment loss has been incurred, the amount of the loss is measured as the difference between the asset’s carrying amount and the present value of estimated future cash flows (excluding future credit losses that have not been incurred) discounted at the financial asset’s original effective interest rate. The asset’s carrying amount is reduced either directly or through use of an allowance account. The amount of the loss is recognised in the statement of income.
Jika, pada periode berikutnya, jumlah kerugian penurunan nilai berkurang dan pengurangan tersebut dapat dikaitkan secara objektif pada peristiwa yang terjadi setelah penurunan nilai diakui (seperti meningkatnya peringkat kredit debitur), maka kerugian penurunan nilai yang sebelumnya diakui harus dipulihkan, baik secara langsung, atau dengan menyesuaikan pos cadangan. Pemulihan tersebut tidak boleh mengakibatkan nilai tercatat aset keuangan melebihi biaya perolehan diamortisasi sebelum adanya pengakuan penurunan nilai pada tanggal pemulihan dilakukan. Jumlah pemulihan aset keuangan diakui pada laporan laba-rugi.
If, in a subsequent period, the amount of the impairment loss decreases and the decrease can be related objectively to an event occurring after the impairment was recognised (such as an improvement in the debtor’s credit rating), the previously recognised impairment loss shall be reversed either directly or by adjusting an allowance account. The reversal shall not result in a carrying amount of the financial asset that exceeds what the amortised cost would have been had the impairment not been recognised at the date the impairment reversed. The reversal amount shall be recognised in the statement of income.
Aset yang tersedia untuk dijual
(ii)
Assets classified as available for sale
Ketika penurunan nilai wajar atas aset keuangan yang diklasifikasikan dalam kelompok tersedia untuk dijual telah diakui secara langsung dalam ekuitas dan terdapat bukti objektif bahwa aset tersebut mengalami penurunan nilai, maka kerugian kumulatif yang sebelumnya diakui secara langsung dalam ekuitas harus dikeluarkan dari ekuitas dan diakui pada laporan laba-rugi meskipun aset keuangan tersebut belum dihentikan pengakuannya. Jumlah kerugian kumulatif yang dikeluarkan dari ekuitas dan diakui pada laporan laba-rugi merupakan selisih antara biaya perolehan dengan nilai wajar kini, dikurangi kerugian penurunan nilai aset keuangan yang sebelumnya telah diakui pada laporan laba-rugi.
When a decline in the fair value of an available for sale financial asset has been recognised directly in equity and there is objective evidence that the asset is impaired, the cumulative loss that had been recognised in equity shall be reclassified from equity to profit or loss even though the financial asset has not been derecognised. The amount of the cumulative loss is measured as the difference between the acquisition cost and the current fair value, less any impairment loss on that financial asset previously recognised in the statement of income.
Kerugian penurunan nilai yang diakui pada laporan laba-rugi atas investasi instrumen ekuitas yang diklasifikasikan sebagai instrumen ekuitas yang tersedia untuk dijual tidak boleh dipulihkan melalui laporan labarugi.
The impairment losses recognised in the statement of income for an investment in an equity instrument classified as available for sale shall not be reversed through profit and loss.
308
PT Bukit Asam Tbk Laporan Tahunan 2010
PT BUKIT ASAM (PERSERO) Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES Lampiran 5/18 Schedule CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2010 DAN 2009
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2010 AND 2009 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 2.
IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (lanjutan) g.
Penurunan nilai dari aset keuangan (lanjutan) (ii)
2.
SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (continued) g.
Aset yang tersedia untuk dijual (lanjutan)
Impairment of financial assets (continued) (ii)
Jika, pada periode berikutnya, nilai wajar instrumen utang yang diklasifikasikan dalam kelompok tersedia untuk dijual meningkat dan peningkatan tersebut dapat secara objektif dihubungkan dengan peristiwa yang terjadi setelah pengakuan kerugian penurunan nilai pada laporan laba-rugi, maka kerugian penurunan nilai tersebut harus dipulihkan melalui laporan laba-rugi. h.
i.
Investasi pada perusahaan asosiasi
Assets classified (continued)
as
available
for
sale
If, in a subsequent period, the fair value of a debt instrument classified as available-for-sale increases and the increase can be objectively related to an event occurring after the impairment loss was recognised in the statement of income, the impairment loss is reversed through the separate income statement. h.
Investments in associated companies
Investasi pada perusahaan dimana Perusahaan memiliki paling sedikit 20% tetapi tidak lebih dari 50% hak suara, atau dimana Perusahaan memiliki pengaruh signifikan tetapi tidak mengendalikan, dicatat berdasarkan metode ekuitas. Dengan metode ini, biaya perolehan investasi bertambah atau berkurang sebesar bagian pemilikan Perusahaan atas laba atau rugi bersih perusahaan asosiasi sejak tanggal perolehan, dan distribusi dividen tunai.
Investments in companies of which the Company has between 20% and 50% of the voting rights or over which the Company has significant influence but not control, are accounted for under the equity method. Based on this method, the cost of the investments is adjusted by the Company’s share in the net income or losses of the associates since the date of acquisition and dividend distributions.
Kerugian yang melebihi nilai tercatat investasi diakui bila Perusahaan mempunyai komitmen untuk memberikan bantuan keuangan atau menjamin kewajiban perusahaan asosiasi.
Losses exceeding the carrying value of the investment are recognised if the Company has committed to provide financial support or guarantee the associates’ obligation.
Pada tanggal neraca, Perusahaan menelaah ada atau tidaknya indikasi penurunan nilai investasi pada perusahaan asosiasi. Bila terjadi penurunan permanen atas nilai investasi dalam perusahaan asosiasi, nilai tercatat dikurangkan untuk mengakui penurunan tersebut.
At the balance sheet date, the Company undertakes a review to determine whether there is any indication of impairment in investment in associates. If there has been a permanent decline in the value of an invesment in an associate the carrying value is written down to recognise the decline.
Transaksi dengan hubungan istimewa
pihak
yang
mempunyai
i.
Transactions with related parties
Perusahaan melakukan transaksi dengan pihakpihak yang mempunyai hubungan istimewa sebagaimana didefinisikan dalam Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (“PSAK”) 7 “Pengungkapan Pihak-pihak yang Memiliki Hubungan Istimewa”. Yang termasuk dalam hubungan istimewa antara lain, hubungan antara:
The Company enters into transactions with related parties as defined SFAS 7 “Related Party Disclosure”. A related party includes among others, a relationship between:
(i)
(i)
(ii)
Perusahaan, pemegang saham utama dan perusahaan lain yang berhubungan dengan pemegang saham utama; dan Perusahaan dan dewan komisaris, direksi dan karyawan, termasuk hubungan keluarga dan perkawinan.
(ii)
the Company, its major shareholders and companies related to its major shareholders; and the Company and its board of commissioners, directors and employees, including marital and family relationships.
PT Bukit Asam Tbk 2010 Annual Report 309
PT BUKIT ASAM (PERSERO) Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES Lampiran 5/19 Schedule CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2010 DAN 2009
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2010 AND 2009 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 2.
IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (lanjutan) i.
Transaksi dengan pihak yang hubungan istimewa (lanjutan)
mempunyai
2.
SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (continued) i.
Sifat dan saldo transaksi dengan pihak yang mempunyai hubungan istimewa, baik yang berasal maupun yang tidak berasal dari transaksi normal dan dengan ketentuan dan syarat yang sama dengan transaksi ke pihak ketiga maupun tidak, diungkapkan dalam laporan keuangan konsolidasian. j.
k.
Beban eksplorasi dan pengembangan tangguhan
Transactions with related parties (continued) The nature and balances of transactions with related parties, whether or not transacted on normal terms and conditions similar to those with third parties, are disclosed in the consolidated financial statements.
j.
Deferred exploration expenditure
and
development
Beban eksplorasi dan evaluasi diakumulasi untuk setiap area of interest dan ditangguhkan sebagai aset bila biaya-biaya tersebut diharapkan dapat diperoleh kembali melalui eksploitasi atau penjualan, atau kegiatan tersebut belum mencapai tahap yang dapat menentukan apakah kegiatan tersebut akan dapat menghasilkan cadangan terbukti yang secara ekonomis dapat diperoleh serta kegiatan yang aktif dan signifikan dalam area of interest terkait masih berlangsung. Pengembalian beban eksplorasi dan evaluasi yang ditangguhkan sangat tergantung pada keberhasilan eksploitasi dan pengembangan area of interest yang terkait.
Exploration and evaluation expenditure is accumulated for each area of interest and deferred as an asset when the costs are expected to be recouped through exploitation or sale, or where activities in the area of interest have not yet reached a stage which permits a reasonable assessment of the existence or otherwise of economically recoverable reserves and active and significant operations in or in relation to the area are continuing. Ultimate recovery of exploration and evaluation expenditure carried forward is dependent on successful development and exploitation of the respective areas.
Beban pengembangan dikapitalisasi dan termasuk dalam biaya-biaya untuk mengembangkan area of interest sebelum dimulainya operasi dalam area of interest terkait. Beban eksplorasi dan pengembangan tangguhan diamortisasi dengan menggunakan metode unit produksi yang dihitung sejak tanggal dimulainya produksi komersial dari setiap area of interest terkait.
Development expenditure is capitalised and incorporates costs for developing an area of interest prior to the commencement of operations in the respective area. Deferred exploration and development expenditures are amortised using the unit-of-production method from the date of commencement of commercial production of each respective area of interest.
Nilai bersih tercatat beban eksplorasi dan pengembangan untuk setiap area of interest ditelaah secara berkala dan apabila nilai tercatat melebihi nilai yang bisa diharapkan di masa datang, kelebihan tersebut disisihkan atau dihapuskan pada tahun saat ditentukan.
The net carrying value of each area of interest is reviewed regularly and, to the extent this value exceeds its recoverable value, that excess is provided for or written off in the year in which this is determined.
Penyisihan reklamasi lingkungan dan penutupan tambang
k.
Provision for environmental reclamation and mine closure
Restorasi, rehabilitasi, dan biaya lingkungan hidup lainnya yang timbul selama tahap produksi dibebankan sebagai bagian dari biaya produksi.
Restoration, rehabilitation, and environmental expenditure to be incurred during the production phase of operations is charged as part of the cost of production.
Perusahaan memiliki kewajiban tertentu untuk restorasi dan rehabilitasi daerah pertambangan sesudah produksi selesai. Perusahaan menghitung besarnya kewajiban tersebut yang mencukupi untuk memenuhi kewajiban yang timbul ketika produksi sudah selesai. Perubahan taksiran biaya restorasi dan lingkungan hidup yang akan terjadi dihitung secara prospektif berdasarkan sisa umur tambang.
The Company has certain obligations to restore and rehabilitate mining areas following the completion of production. Such obligations are being accrued, so that the accrual will be adequate to meet those obligations once production from the resource is completed. Changes in estimated restoration and environmental costs to be incurred are accounted for on a prospective basis over the remaining mine life.
310
PT Bukit Asam Tbk Laporan Tahunan 2010
PT BUKIT ASAM (PERSERO) Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES Lampiran 5/20 Schedule CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2010 DAN 2009
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2010 AND 2009 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 2.
IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (lanjutan) l.
Aset tetap
2.
SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (continued) l.
Aset tetap diakui sebesar harga perolehan setelah dikurangi akumulasi penyusutan. Penyusutan alat tambang utama yang digunakan dalam operasi pertambangan dihitung dengan menggunakan metode unit produksi. Alat tambang utama terdiri dari Bucket Wheel Excavator (”BWE”), Conveyor System (”CS”), Central Distribution Point (”CDP”), Spreader dan Stacker & Reclaimer (”SR”). Kecuali tanah, semua aset tetap lainnya disusutkan berdasarkan metode garis lurus hingga mencapai nilai sisa, selama periode yang lebih rendah antara estimasi masa manfaat aset, umur tambang, atau masa IUP, yang dinyatakan sebagai berikut:
Fixed assets Fixed assets are stated at cost less accumulated depreciation. Depreciation of the main mining equipment used in mining operations is calculated using the unit-of-production method. The main mining equipment consists of Bucket Wheel Excavators (“BWE”), Conveyor System (“CS”), Central Distribution Point (“CDP”), Spreader and Stacker & Reclaimer (“SR”). Other fixed assets, except land, are depreciated using the straight-line method to their estimated residual value over the lesser of the estimated useful lives of the assets, the life of mine or IUP term as follows:
Tahun/ Years Bangunan Mesin dan peralatan Kendaraan Peralatan kantor dan rumah sakit
5 dan/and 20 5 sampai/to 20 4 3 sampai/to 4
Buildings Machinery and equipment Vehicles Office and hospital equipment
Biaya-biaya setelah pengakuan awal aset diakui sebagai bagian dari nilai tercatat aset atau sebagai aset yang terpisah, sebagaimana mestinya, hanya apabila kemungkinan besar Grup akan mendapatkan manfaat ekonomis masa depan berkenaan dengan aset tersebut dan biaya perolehan aset dapat diukur dengan handal. Nilai tercatat komponen yang diganti tidak lagi diakui. Biaya perbaikan dan pemeliharaan dibebankan ke dalam laporan laba-rugi konsolidasian dalam periode dimana biaya-biaya tersebut terjadi.
Subsequent costs are included in the asset’s carrying amount or recognised as a separate asset, as appropriate, only when it is probable that future economic benefits associated with the item will flow to the Group and the cost of the item can be measured reliably. The carrying amount of the replaced part is derecognised. All other repairs and maintenance are charged to the consolidated statement of income during the financial period in which they are incurred.
Apabila aset tetap tidak digunakan lagi, maka harga perolehan dan akumulasi penyusutannya dikeluarkan dari aset tetap dan dicatat sebagai “Aset non-produktif”. Nilai buku dari aset tetap yang dipindahkan diakui sebagai beban periode berjalan. Penghapusan dan penjualan aset tidak produktif harus mendapat persetujuan dari pemegang saham.
When assets are retired or otherwise disposed of, their cost and the related accumulated depreciation are transferred from fixed assets to “Non-productive assets”. The carrying value of assets transferred is charged as an expense in the current period. Elimination and disposal of non-productive assets are required to be approved by shareholders.
Akumulasi biaya konstruksi bangunan dan pabrik serta pemasangan mesin dikapitalisasi sebagai aset dalam penyelesaian. Biaya-biaya tersebut direklasifikasi ke akun aset tetap pada saat proses konstruksi atau pemasangan selesai. Penyusutan mulai dibebankan pada tanggal yang sama.
The accumulated costs of the construction of buildings and plant and the installation of machinery are capitalised as construction in progress. These costs are reclassified to fixed asset accounts when the construction or installation is complete. Depreciation is charged from such date.
PT Bukit Asam Tbk 2010 Annual Report 311
PT BUKIT ASAM (PERSERO) Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES Lampiran 5/21 Schedule CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2010 DAN 2009
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2010 AND 2009 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 2.
IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan) l.
Aset tetap (lanjutan)
2.
SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (continued) l.
Fixed assets (continued)
Biaya bunga dan biaya pinjaman lain, seperti biaya diskonto atas pinjaman baik yang secara langsung ataupun tidak langsung digunakan untuk mendanai proses pembangunan aset tertentu yang memenuhi syarat, dikapitalisasi sampai proses pembangunan tersebut selesai. Untuk pinjaman yang dapat diatribusi secara langsung pada suatu aset tertentu yang memenuhi syarat, jumlah yang dikapitalisasi adalah sebesar biaya pinjaman yang terjadi selama tahun berjalan, dikurangi pendapatan investasi jangka pendek dari pinjaman tersebut. Untuk pinjaman yang tidak dapat diatribusi secara langsung pada suatu aset tertentu yang memenuhi syarat, jumlah biaya pinjaman yang dikapitalisasi ditentukan dengan mengalikan tingkat kapitalisasi dengan pengeluaran untuk aset tertentu yang memenuhi syarat. Tingkat kapitalisasi adalah rata-rata tertimbang biaya pinjaman dibagi dengan jumlah pinjaman dari suatu periode tertentu, tidak termasuk pinjaman yang secara khusus digunakan untuk perolehan aset tertentu yang memenuhi syarat.
Interest and other borrowing costs, such as discount fees on loans either directly or indirectly used in financing construction of a qualifying asset, are capitalised up to the date when construction is complete. For borrowings directly attributable to a qualifying asset, the amount to be capitalised is determined as the actual borrowing costs incurred during the year, less any income earned on the temporary investment of such borrowings. For borrowings that are not directly attributable to a qualifying asset, the amount to be capitalised is determined by applying a capitalisation rate to the amount expended on the qualifying asset. The capitalisation rate is the weighted-average of the borrowing costs applicable to the total borrowings outstanding during the period, excluding borrowings directly attributable to financing the qualifying asset under construction.
Sewa pembiayaan
Finance leases
Apabila dalam suatu kontrak sewa porsi yang signifikan atas risiko dan manfaat kepemilikan aset tetap berada ditangan lessor, maka sewa tersebut diklasifikasikan sebagai sewa operasi. Pembayaran sewa operasi dibebankan ke laporan laba-rugi konsolidasian atas dasar garis lurus selama masa sewa.
Leases in which a significant portion of the risks and rewards of ownership are retained by the lessor are classified as operating leases. Payments made under operating leases are charged to the consolidated statements of income on a straight-line basis over the period of the lease.
Sewa aset tetap dimana Grup memiliki secara substansi seluruh risiko dan manfaat kepemilikan aset diklasifikasikan sebagai sewa pembiayaan. Sewa pembiayaan dikapitalisasi pada awal masa sewa sebesar nilai wajar aset sewaan atau sebesar nilai kini pembayaran sewa minimum, jika nilai kini lebih rendah dari nilai wajar.
Leases of fixed assets where the Group has substantially all the risks and rewards of ownership are classified as finance leases. Finance leases are capitalised at the lease’s commencement at the lower of the fair value of the leased property and the present value of the minimum lease payments.
Setiap pembayaran sewa dialokasikan antara bagian yang merupakan pelunasan kewajiban dan bagian yang merupakan beban keuangan sedemikian rupa sehingga menghasilkan tingkat suku bunga yang konstan atas saldo pembiayaan. Unsur bunga dalam beban keuangan dibebankan di laporan laba-rugi konsolidasian selama masa sewa sedemikian rupa sehingga menghasilkan suatu tingkat suku bunga periodik yang konstan atas saldo kewajiban setiap periode.
Each lease payment is allocated between the liability and finance charges so as to achieve a constant rate of interest on the finance balance outstanding. The interest element of the finance cost is charged to the consolidated statement of income over the lease period so as to produce a constant periodic rate of interest on the remaining balance of the liability for each period.
312
PT Bukit Asam Tbk Laporan Tahunan 2010
PT BUKIT ASAM (PERSERO) Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES Lampiran 5/22 Schedule CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2010 DAN 2009
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2010 AND 2009 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 2.
IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan) l.
m.
n.
o.
Aset tetap (lanjutan)
2.
SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (continued) l.
Fixed assets (continued)
Sewa pembiayaan (lanjutan)
Finance leases (continued)
Aset tetap yang diperoleh melalui sewa pembiayaan disusutkan dengan metode yang sama dengan metode penyusutan aset tetap yang dimiliki sendiri. Jika tidak terdapat kepastian yang memadai bahwa Grup akan mendapatkan kepemilikan atas aset pada akhir masa sewa, aset tersebut disusutkan selama jangka waktu yang lebih pendek antara umur manfaat aset dan masa sewa.
Fixed assets acquired under finance leases are depreciated similarly to owned assets. If there is no reasonable certainty that the Group will hold the ownership by the end of the lease term, the asset is depreciated over the shorter of the useful life of the asset and the lease term.
Penurunan nilai dari aset non-keuangan
m.
Impairment of non-financial assets
Setiap tanggal neraca, Grup menelaah ada atau tidaknya indikasi penurunan nilai aset.
At each balance sheet date, the Group undertakes a review of whether there is any indication of asset impairment or not.
Aset tetap dan aset tidak lancar lainnya, termasuk aset tak berwujud ditelaah untuk mengetahui apakah telah terjadi kerugian akibat penurunan nilai bilamana terdapat kejadian atau perubahan keadaan yang mengindikasikan bahwa nilai tercatat aset tersebut tidak dapat diperoleh kembali. Kerugian akibat penurunan nilai diakui sebesar selisih antara nilai tercatat aset dengan nilai yang dapat diperoleh kembali dari aset tersebut. Nilai yang dapat diperoleh kembali adalah nilai yang lebih tinggi diantara harga jual bersih dan nilai pakai aset. Dalam rangka menguji penurunan nilai, aset dikelompokkan hingga unit terkecil yang menghasilkan arus kas terpisah. Pemulihan penyisihan penurunan nilai diakui sebagai pendapatan dalam periode dimana pemulihan tersebut terjadi.
Fixed assets and other non-current assets, including intangible assets, are reviewed for impairment whenever events or changes in circumstances indicate that the carrying amount may not be recoverable. An impairment loss is recognised for the amount by which the carrying amount of the asset exceeds its recoverable amount, which is the higher of an asset’s net selling price and value in use. For the purpose of assessing impairment, assets are grouped at the lowest levels for which there are separately identifiable cash flows. Reversal of an impairment provision is recorded as income in the period when the reversal occurs.
Hutang usaha
n.
Trade payables
Hutang usaha adalah kewajiban untuk membayar atas barang atau jasa yang telah diperoleh dari pemasok dalam transaksi bisnis pada umumnya. Hutang usaha dikelompokkan sebagai kewajiban lancar apabila pembayaran jatuh tempo dalam waktu satu tahun atau kurang (atau dalam siklus normal operasi dari bisnis jika lebih lama). Jika tidak, hutang usaha tersebut disajikan sebagai kewajiban tidak lancar.
Trade payables are obligations to pay for goods or services that have been acquired in the ordinary course of business from suppliers. Trade payables are classified as current liabilities if payment is due within one year or less (or in the normal operating cycle of the business if longer). If not, they are presented as non-current liabilities.
Hutang usaha pada awalnya diakui pada nilai wajar dan kemudian diukur pada harga perolehan diamortisasi dengan menggunakan metode suku bunga efektif.
Trade payables are recognised initially at fair value and subsequently measured at amortised cost using the effective interest method.
Properti pertambangan Properti pertambangan dinyatakan sebesar biaya perolehan dan merupakan penyesuaian nilai wajar properti pertambangan pada tanggal akuisisi untuk IPC.
o.
Mining property Mining property is stated at cost and represents the fair value adjustment of properties acquired at the date of acquisition of IPC.
PT Bukit Asam Tbk 2010 Annual Report 313
PT BUKIT ASAM (PERSERO) Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES Lampiran 5/23 Schedule CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2010 DAN 2009
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2010 AND 2009 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 2.
IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan) o.
Properti pertambangan (lanjutan)
2.
SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (continued) o.
Saldo properti pertambangan terkait dengan IPC diamortisasi selama umur properti menggunakan metode unit produksi dimulai dari awal operasi komersial. Amortisasi tersebut menggunakan basis estimasi cadangan. Perubahan dalam estimasi cadangan dilakukan secara prospektif, dimulai sejak awal periode terjadinya perubahan (lihat Catatan 3). p.
q.
Pendapatan dan beban
Mining property (continued) The mining property balance related to IPC is amortised over the life of the property using the units of production method from the date of the commencement of commercial operations. The amortisation is based on estimated reserves. Changes in estimated reserves are accounted for on a prospective basis, from the beginning of the period in which the change occurs (see Note 3).
p.
Revenue and expenses
Pendapatan berasal dari penjualan produk Grup dan aktifitas perdagangan batubara.
Revenue represents revenue earned from the sale of the Group’s products and coal trading activities.
Penjualan dari produk diakui sebagai penghasilan pada saat pengalihan risiko kepada pelanggan dan:
Revenue from sales of coal is recognised when there has been a passing of risk to the customers, and:
Dipastikan manfaat ekonomis dari transaksi penjualan akan mengalir kepada Grup; Kuantitas serta kualitas dari produk dapat ditentukan dengan cukup akurat; Produk telah diserahkan kepada pelanggan serta tidak lagi di bawah pengendalian fisik dari Grup atau hak kepemilikannya telah diserahkan kepada pelanggan; dan Harga jual dapat ditentukan dengan cukup akurat.
It is probable that economic benefits associated with the transaction will flow to the Group; The quantity and quality of the product can be determined with reasonable accuracy; The product has been dispatched to the customer and is no longer under the physical control of the Group or property in the product has earlier passed to the customer; and The selling price and related costs can be determined with reasonable accuracy.
Beban diakui berdasarkan metode akrual. Beban pengupasan tanah dibiayakan pada saat terjadinya.
Expenses are recognised on accruals basis. Stripping costs are expensed as incurred.
Perpajakan
q.
Taxation
Semua perbedaan temporer antara jumlah tercatat aset dan kewajiban dengan dasar pengenaan pajaknya diakui sebagai pajak tangguhan dengan metode liabilitas neraca (balance sheet liability method). Tarif pajak yang berlaku saat ini atau secara substansial telah berlaku digunakan untuk menentukan pajak penghasilan tangguhan.
Deferred income tax is provided for using the balance sheet liability method for all temporary differences arising between the tax bases of assets and liabilities and their carrying values for financial reporting purposes. Currently enacted or substantially enacted tax rates are used to determine deferred income tax.
Aset pajak tangguhan berasal dari manfaat pajak masa mendatang dan saldo rugi fiskal yang dapat dikompensasi akan diakui apabila besar kemungkinan jumlah laba fiskal pada masa mendatang akan memadai untuk dikompensasi dengan manfaat pajak masa mendatang dan saldo rugi fiskal yang dapat dipakai.
Deferred tax assets relating to future tax benefits and the carry forward of unused tax losses are recognised to the extent that it is probable that future taxable profit will be available against which the future tax benefits and unused tax losses can be utilised.
Koreksi terhadap kewajiban perpajakan diakui saat surat ketetapan pajak diterima atau jika mengajukan keberatan, pada saat keputusan atas keberatan tersebut telah ditetapkan.
Amendments to taxation obligations are recorded when an assessment is received or, if appealed against, when the results of the appeal are determined.
314
PT Bukit Asam Tbk Laporan Tahunan 2010
PT BUKIT ASAM (PERSERO) Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES Lampiran 5/24 Schedule CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2010 DAN 2009
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2010 AND 2009 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 2.
IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan) r.
Imbalan Kerja
2.
SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (continued) r.
Employee benefits
Imbalan kerja jangka pendek
Short-term employee benefits
Imbalan kerja jangka pendek diakui pada saat terhutang kepada karyawan.
Short-term employee benefits are recognised when they are accrued to the employees.
Imbalan pensiun dan imbalan pasca kerja lainnya
Pension benefits and other post-employment benefits
Perusahaan memiliki program tabungan pensiun karyawan untuk semua karyawan tetapnya. Program tersebut dikelola oleh perusahaan asuransi jiwa. Kontribusi dihitung secara periodik oleh perusahaan asuransi. Para karyawan mengkontribusikan persentase tertentu dari gaji pokok dan sisa kontribusi ditanggung oleh Perusahaan.
The Company has a contributory employee saving program covering all of its qualified permanent employees. The program is managed by a life insurance company. Contribution is computed periodically by the insurance company whereby the employees contribute a certain percentage of their basic salary and the Company contributes the balance of the required amount.
Pada tanggal 21 Oktober 2002, Perusahaan memperoleh persetujuan dari Menteri Keuangan (No. KEP-245/KM.6/2002) untuk membentuk Lembaga (Trust) terpisah yang mengelola dana pensiun dalam bentuk program pensiun manfaat pasti (“PPMP”) bernama Dana Pensiun Bukit Asam (“DPBA”) , untuk mengelola, atas nama para anggota, semua kekayaan agar dapat memenuhi kewajiban pensiun dari Perusahaan. Jumlah kontribusi terdiri dari kontribusi karyawan dan Perusahaan masing-masing dihitung sebesar 4,5% dan 21,37% dari penghasilan dasar pensiun.
On 21 October 2002, the Company received approval from the Ministry of Finance (No. KEP245/KM.6/2002) to establish a separate, trustee administered pension fund as a defined benefit retirement plan (“PPMP”), named Dana Pensiun Bukit Asam (“DPBA”), to hold, on behalf of plan members, assets held to satisfy the pension obligations of the Company. Contributions consist of employees’ and the Company’s contributions that are computed as 4.5% and 21.37% of employees’ basic pension income, respectively.
Grup harus menyediakan imbalan pensiun dengan jumlah minimal sesuai dengan Undang-Undang (“UU”) Ketenagakerjaan No. 13/2003 atau Perjanjian Kerja Bersama (“PKB”), mana yang lebih tinggi. Karena UU Ketenagakerjaan atau PKB menentukan rumus tertentu untuk menghitung jumlah minimal imbalan pensiun, pada dasarnya program pensiun berdasarkan UU Ketenagakerjaan atau PKB adalah program pensiun imbalan pasti.
The Group is required to provide a minimum amount of pension benefits in accordance with Labour Law No. 13/2003 or the Group’s Collective Labour Agreement (the “CLA”), whichever is higher. Since the Labour Law and the CLA set the formula for determining the minimum amount of benefits, in substance pension plans under the Labour Law or the CLA represent defined benefit plans.
Kewajiban imbalan pensiun merupakan nilai kini kewajiban imbalan pasti pada tanggal neraca dikurangi dengan nilai wajar aset program dan penyesuaian atas keuntungan atau kerugian aktuarial dan biaya jasa lalu yang belum diakui. Kewajiban imbalan pasti dihitung sekali setahun oleh aktuaris independen dengan menggunakan metode projected unit credit. Nilai kini kewajiban imbalan pasti ditentukan dengan mendiskontokan estimasi arus kas keluar masa depan dengan menggunakan tingkat bunga obligasi pemerintah (dengan pertimbangan saat ini tidak ada pasar aktif untuk obligasi korporat berkualitas tinggi) dalam mata uang Rupiah sesuai dengan mata uang di mana imbalan tersebut akan dibayarkan dan yang memiliki jangka waktu yang kurang lebih sama dengan waktu jatuh tempo kewajiban imbalan pensiun yang bersangkutan.
The pension benefit obligation is the present value of the defined benefit obligation at the balance sheet date less the fair value of plan assets, together with adjustments for unrecognised actuarial gains or losses and past service costs. The defined benefit obligation is calculated annually by independent actuaries using the projected unit credit method. The present value of the defined benefit obligation is determined by discounting the estimated future cash outflows using interest rates of government bonds (considering currently there is no deep market for high quality corporate bonds) that are denominated in Rupiah in which the benefits will be paid and that have terms to maturity approximating the terms to the related pension obligation.
PT Bukit Asam Tbk 2010 Annual Report 315
PT BUKIT ASAM (PERSERO) Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES Lampiran 5/25 Schedule CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2010 DAN 2009
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2010 AND 2009 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 2.
IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan) r.
Imbalan Kerja (lanjutan)
2.
SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (continued) r.
Employee benefits (continued)
Imbalan pensiun dan imbalan pasca kerja lainnya (lanjutan)
Pension benefits and other post-employment benefits (continued)
Keuntungan dan kerugian aktuarial yang timbul dari penyesuaian dan perubahan dalam asumsi-asumsi aktuarial yang jumlahnya melebihi jumlah yang lebih besar dari 10% dari nilai wajar aset program atau 10% dari nilai kini kewajiban imbalan pasti, dibebankan atau dikreditkan ke laporan laba-rugi konsolidasian selama rata-rata sisa masa kerja yang diharapkan dari karyawan tersebut.
Actuarial gains and losses arising from experience adjustments and changes in actuarial assumptions in excess of the greater of 10% of the fair value of plan assets or 10% of the present value of the defined benefit obligations are charged or credited to the consolidated statements of income over the employees’ expected average remaining service lives.
Biaya jasa lalu diakui secara langsung di laporan laba-rugi konsolidasian, kecuali perubahan terhadap program pensiun tersebut tergantung pada karyawan yang masih tetap bekerja selama periode waktu tertentu (periode vesting). Dalam hal ini, biaya jasa lalu akan diamortisasi secara garis lurus sepanjang periode vesting.
Past service costs are recognised immediately in the consolidated statements of income, unless the changes to the pension plan are conditional on the employees remaining in service for a specified period of time (the vesting period). In this case, the past service costs are amortised on a straight-line basis over the vesting period.
Perusahaan memberikan imbalan pasca-kerja lainnya, seperti uang penghargaan, santunan kematian dan uang pisah. Imbalan berupa uang penghargaan diberikan apabila karyawan bekerja hingga mencapai usia pensiun. Santunan kematian diberikan bila pegawai dan anggota keluarga tertentu meninggal dunia. Nilai imbalan yang diberikan didasari pada peraturan Perusahaan. Sedangkan imbalan berupa uang pisah, dibayarkan kepada karyawan yang mengundurkan diri secara sukarela, setelah memenuhi minimal masa kerja tertentu. Imbalan ini dihitung dengan menggunakan metodologi yang sama dengan metodologi yang digunakan dalam perhitungan program pensiun imbalan pasti.
The Company also provides other post-employment benefits, such as long service reward, death allowance and separation reward. The long service reward vests when the employees reach their retirement age. Death allowance is paid when the employee or the qualified family members pass away. The separation reward benefit is paid to employees in the case of voluntary resignation, subject to a minimum number of years of service. These benefits have been accounted for using the same methodology as for the defined benefit pension plan.
Imbalan pelayanan kesehatan pensiun
Post-retirement health care benefits
Perusahaan menyediakan imbalan kesehatan pascakerja untuk pensiunan. Hak atas imbalan ini pada umumnya diberikan apabila karyawan bekerja sampai usia pensiun dan memenuhi masa kerja minimum tertentu. Prakiraan biaya imbalan ini diakru sepanjang masa kerja karyawan, dengan menggunakan metode akuntansi yang sama, namun disederhanakan, dengan metode yang digunakan dalam perhitungan program pensiun imbalan pasti. Kewajiban ini dinilai setiap tahun oleh aktuaris independen yang memenuhi kualifikasi.
The Company provides post-retirement healthcare benefits to their retirees. The entitlement to these benefits is usually based on the employee remaining in service up to retirement age and the completion of a minimum service period. The expected costs of these benefits are accrued over the period of employment, using an accounting methodology similar but simplified to that for defined benefit pension plans. These obligations are valued annually by independent qualified actuaries.
316
PT Bukit Asam Tbk Laporan Tahunan 2010
PT BUKIT ASAM (PERSERO) Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES Lampiran 5/26 Schedule CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2010 DAN 2009
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2010 AND 2009 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 2.
IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan) r.
s.
Imbalan Kerja (lanjutan)
2.
SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (continued) r.
Pesangon pemutusan kontrak kerja
Termination benefits
Pesangon pemutusan kontrak kerja diakui sebagai beban ketika karyawan dihentikan sebelum usia pensiun normal. Perusahaan mengakui pesangon pemutusan kontrak kerja ketika Perusahaan menunjukkan komitmennya untuk memutuskan hubungan kerja dengan karyawan yang berdasarkan suatu rencana formal terinci yang kecil kemungkinannya untuk dibatalkan. Pesangon yang akan dibayarkan lebih dari 12 bulan setelah tanggal neraca didiskontokan untuk mencerminkan nilai kininya.
Termination benefits are payable whenever an employee’s employment is terminated before the normal retirement date. The Company recognises termination benefits when it is demonstrably committed to terminate the employment of current employees according to a detailed formal plan with low possibility of withdrawal. Benefits falling due more than 12 months after the balance sheet date are discounted to present value.
Imbalan kerja jangka panjang lainnya
Other long-term employee benefits
Imbalan kerja jangka panjang lainnya, yang terdiri dari penghargaan masa kerja dan imbalan masa persiapan pensiun (“MPP”) diakui di neraca konsolidasian berdasarkan nilai kini dari kewajiban imbalan pasti. Keuntungan dan kerugian aktuarial dan biaya jasa lalu diakui secara langsung di laporan laba-rugi konsolidasian.
Other long-term employee benefits, which consist of jubilee reward and pre-retirement period benefit (“MPP”), are recognised in the consolidated balance sheet at the present value of the defined benefit obligation. The actuarial gains and losses and the past service costs are recognised immediately in the consolidated statement of income.
Pelaporan Segmen
s.
Sebuah segmen usaha adalah sekelompok aset dan operasi yang menyediakan barang atau jasa yang memiliki risiko serta tingkat pengembalian yang berbeda dengan segmen usaha lainnya. Sebuah segmen geografis menyediakan barang maupun jasa di dalam lingkungan ekonomi tertentu yang memiliki risiko serta tingkat pengembalian yang berbeda dengan segmen operasi lainnya yang berada dalam lingkungan ekonomi lain. t.
Saham dan biaya emisi saham
Laba bersih per saham dasar Laba bersih per saham dihitung dengan membagi laba bersih dengan rata-rata tertimbang jumlah saham biasa yang beredar pada tahun yang bersangkutan, untuk tahun yang berakhir 31 Desember 2010 dan 2009 masing-masing adalah 2.304.131.849 saham.
Segment reporting A business segment is a group of assets and operations engaged in providing products or services that are subject to risks and returns that are different from those of other business segments. A geographical segment is engaged in providing products or services within a particular economic environment that are subject to risks and returns that are different from those of segments operating in other economic conditions.
t.
Saham biasa diklasifikasikan sebagai ekuitas. Biaya emisi saham yaitu tambahan biaya yang langsung terkait dengan penerbitan saham, disajikan pada bagian ekuitas sebagai pengurang bersih setelah dikurangi pajak, dari jumlah yang diterima. u.
Employee benefits (continued)
Shares and share issue cost Ordinary shares are classified as equity. Share issue cost which is an incremental cost directly attributable to the issue of new shares is shown in equity as deduction, net of tax, from the proceeds.
u.
Basic earnings per share Basic earnings per share is calculated by dividing net income by the weighted average number of ordinary shares outstanding during the year, which for the years ended 31 December 2010 and 2009 was 2,304,131,849 shares.
PT Bukit Asam Tbk 2010 Annual Report 317
PT BUKIT ASAM (PERSERO) Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES Lampiran 5/27 Schedule CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2010 DAN 2009
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2010 AND 2009 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 2.
IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan) v.
2.
Dividen
SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (continued) v.
Pembagian dividen kepada pemegang saham Grup diakui sebagai kewajiban dalam laporan keuangan konsolidasian Grup dalam periode dimana pembagian dividen diumumkan. w.
3.
Dividends Dividend distribution to the Group’s shareholders is recognised as a liability in the Group’s consolidated financial statements in the period in which the dividends are declared.
Pinjaman
w.
Borrowings
Pinjaman diakui pada awalnya pada nilai wajar, dikurangi dengan biaya transaksi yang terjadi. Pinjaman kemudian dinyatakan pada biaya perolehan diamortisasi; selisih antara hasil perolehan (dikurangi dengan biaya transaksi) dan nilai pelepasan diakui di dalam laporan laba-rugi selama periode pinjaman dengan menggunakan metode suku bunga efektif.
Borrowings are recognised initially at fair value, net of transaction cost incurred. Borrowings are subsequently carried at amortised cost; any difference between the proceeds (net of transaction costs) and the redemption value is recognised in the statement of income over the period of the borrowings using the effective interest method.
Biaya-biaya yang dibayarkan untuk mendapatkan fasilitas pinjaman diakui sebagai biaya transaksi dari pinjaman tersebut, apabila besar kemungkinan akan dilakukan penarikan atas sebagian atau seluruh fasilitas tersebut. Dalam hal ini, biaya tersebut ditangguhkan sampai dengan penarikan dilakukan. Apabila tidak ada bukti bahwa besar kemungkinan akan dilakukan penarikan atas sebagian atau seluruh fasilitas tersebut, biaya tersebut dikapitalisasi sebagai biaya dibayar di muka untuk jasa likuiditas dan diamortisasi selama periode dari fasilitas yang terkait.
Fees paid on the establishment of loan facilities are recognised as transaction costs of the loan to the extent that it is probable that some or all of the facility will be drawn down. In this case, the fee is deferred until the drawdown occurs. To the extent there is no evidence that it is probable that some or all of the facility will be drawn down, the fee is capitalised as a prepayment for liquidity services and amortised over the period of the facility to which it relates.
AKUISISI
3.
Pada tanggal 19 September 2008, Perusahaan mengakuisisi 51% kepemilikan saham IPC dengan jumlah pembayaran sebesar USD 17,85 juta atau setara dengan Rp 163,9 miliar dari pemegang saham lama PT Mega Raya Kusuma (“PTMRK”) dan PT Rajawali Corpora (“PTRC”). Perusahaan mengakui properti pertambangan setelah mengalokasikan harga perolehan ke nilai wajar aset bersih diperoleh setelah dikurangi alokasi goodwill negatif yang timbul ke aset non-moneter teridentifikasi seperti dirinci di bawah ini: Harga perolehan Alokasi harga perolehan: - Aset lancar - Aset tetap - Properti pertambangan - Aset tidak lancar lainnya - Kewajiban lancar - Kewajiban jangka panjang - Kewajiban pajak tangguhan - Hak minoritas - Goodwill negatif yang dialokasikan ke aset non-moneter teridentifikasi
ACQUISITION On 19 September 2008, the Company acquired 51% of the shares of IPC with the total consideration paid of USD 17.85 million or equivalent to Rp 163.9 billion from the previous shareholders PT Mega Raya Kusuma (“PTMRK”) and PT Rajawali Corpora (“PTRC”). The Company recognised mining property after purchase price allocation to the fair value of net assets acquired net of negative goodwill allocation to the identifiable non-monetary assets as detailed below:
163,934 375 83,198 199,063 47,856 (163) (9,401) (49,766) (59,714) (47,514) 163,934
Purchase consideration Purchase price allocation: Current assets Fixed assets Mining property Other non-current assets Current liabilities Non-current liabilities Deferred tax liabilities Minority interest Negative goodwill allocated to the identifiable non-monetary assets
318
PT Bukit Asam Tbk Laporan Tahunan 2010
PT BUKIT ASAM (PERSERO) Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES Lampiran 5/28 Schedule CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2010 DAN 2009
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2010 AND 2009 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 4.
KAS DAN SETARA KAS
4.
Kas dan setara kas terdiri dari:
Cash and cash equivalents consist of the following: 2009
2010 Kas Kas di bank Rupiah Pihak ketiga - Standard Chartered Bank - Citibank - PT Bank Permata Tbk - Deutsche Bank AG - PT CIMB Niaga Tbk - PT Bank Mega Tbk Pihak yang mempunyai hubungan istimewa - PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk - PT Bank Mandiri (Persero) Tbk - PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk - Bank Pembangunan Daerah Kalimantan Timur Dolar Amerika Serikat Pihak ketiga - Standard Chartered Bank - Deutsche Bank AG - PT Bank Permata Tbk - Citibank - PT Bank Mega Tbk
CASH AND CASH EQUIVALENTS
189
14,642 843 473 217 57 -
144
Cash on hand
1,636 45 1,834 235 673 74
Cash in banks Rupiah Third parties Standard Chartered Bank Citibank PT Bank Permata Tbk Deutsche Bank AG PT CIMB Niaga Tbk PT Bank Mega Tbk -
25,212 23,490
10,454 97,328
4,695
143
65
-
Related parties PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk PT Bank Mandiri (Persero)Tbk PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk Bank Pembangunan Daerah Kalimantan Timur US Dollars Third parties Standard Chartered Bank Deutsche Bank AG PT Bank Permata Tbk Citibank PT Bank Mega Tbk -
2,164 492 160 43 -
121 21,835 948 2,712 56
Pihak yang mempunyai hubungan istimewa - PT Bank Mandiri (Persero)Tbk - PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk
20,410
11,717
45
2,406
Related parties PT Bank Mandiri (Persero) Tbk PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk
Jumlah kas di bank
93,008
152,217
Total cash in bank
PT Bukit Asam Tbk 2010 Annual Report 319
PT BUKIT ASAM (PERSERO) Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES Lampiran 5/29 Schedule CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2010 DAN 2009
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2010 AND 2009 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 4.
KAS DAN SETARA KAS (lanjutan)
4. 2010
Deposito berjangka (jatuh tempo dalam jangka waktu 3 bulan) Rupiah Pihak yang mempunyai hubungan istimewa - PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk - PT Bank Mandiri (Persero) Tbk - PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk - PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk - PT Bank Pembangunan Daerah Sumatera Selatan dan Bangka Belitung Dolar Amerika Serikat Pihak yang mempunyai hubungan istimewa - PT Bank Mandiri (Persero) Tbk - PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk - Bank Pembangunan Daerah Kalimantan Timur Jumlah deposito berjangka
2009 Time deposits (maturity within three months) Rupiah
1,875,000 1,568,000
1,792,500 1,508,743
825,000
600,000
461,000
575,000
10,000
10,000
130,370
70,500
89,910
-
1,598
-
Related parties PT Bank Mandiri (Persero)Tbk PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk Bank Pembangunan Daerah Kalimantan Timur
4,960,878
4,556,743
Total time deposit
5,054,075
4,709,104 The interest rates of the above time deposits are as follows:
2010
2009
5.30% - 8.00% 0.12% - 2.25%
8.83% - 12.50% 4.50% - 5.00%
Lihat Catatan 29 untuk rincian saldo dan transaksi dengan pihak yang mempunyai hubungan istimewa. 5.
PIUTANG USAHA
Rupiah deposits US Dollar deposits
Refer to Note 29 for details of related party balances and transactions. 5.
Piutang usaha terdiri dari:
TRADE RECEIVABLES Trade receivables consist of:
2010 Pihak ketiga Rupiah - PT Dayaindo Resources International - PT Risna Karya Wardhana - PT Titian Bina Kenari - PT Mari Bersama Maju - PT Masa Jaya Perkasa - PT Artha Aneka Samudera - Lain-lain (masing-masing di bawah 5.000)
Related parties PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk PT Bank Mandiri (Persero)Tbk PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk PT Bank Pembangunan Daerah Sumatera Selatan dan Bangka Belitung US Dollars
Suku bunga deposito berjangka di atas adalah:
Deposito Rupiah Deposito Dolar Amerika Serikat
CASH AND CASH EQUIVALENTS (continued)
2009
23,584 15,693 15,602 13,999 13,934 6,001
44,074 13,999 21,801
Third Parties Rupiah PT Dayaindo Resources International PT Risna Karya Wardhana PT Titian Bina Kenari PT Mari Bersama Maju PT Masa Jaya Perkasa PT Artha Aneka Samudera -
45,412
58,557
Others (each below 5,000) -
320
PT Bukit Asam Tbk Laporan Tahunan 2010
PT BUKIT ASAM (PERSERO) Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES Lampiran 5/30 Schedule CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2010 DAN 2009
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2010 AND 2009 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 5.
PIUTANG USAHA
5.
Piutang usaha terdiri dari:
Trade receivables consist of: 2010
Pihak ketiga Dolar Amerika Serikat - Idemitsu Kosan, Co Ltd - Chaozhou City Yatai Energy Co. Ltd. - Gold Manor International Ltd. - Sojitz Corp. - Aempire Resources - Queda Corporation - Lianex Corporation - Nomura Trading - PT Oorja Indo KGS - FDK Resources - Nissho Iwai Co. - Dragon Energi - PT Okyloe Indonesia - PT Tiga Lentera Abadi - PT Sinar Bentala Abadi - PT Titian Bina Kenari - Lainnya (masing-masing di bawah 5.000)
Dikurangi: Penyisihan penurunan nilai Pihak yang mempunyai hubungan istimewa Rupiah - PT Indonesia Power - PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) - PT Semen Padang - PT Semen Baturaja Dolar Amerika Serikat - PT Timah (Persero) Tbk
Jumlah piutang usaha
TRADE RECEIVABLES
2009
60,537
22,740
47,411 43,647 28,839 28,430 20,678 14,962 14,933 8,618 5,251 -
44,086 4,338 44,759 39,610 31,309 25,833 21,598 21,405 15,406
Third Parties US Dollars Idemitsu Kosan, Co Ltd Chaozhou City Yatai Energy Co. Ltd. Gold Manor International Ltd. Sojitz Corp. Aempire Resources Queda Corporation Lianex Corporation Nomura Trading PT Oorja Indo KGS FDK Resources Nissho Iwai Co. Dragon Energi PT Okyloe Indonesia PT Tiga Lentera Abadi PT Sinar Bentala Abadi PT Titian Bina Kenari -
12,472
80,353
Others (each below 5,000) -
420,003
489,868
(37,083)
(48,138)
382,920
441,730
Less: Provision for impairment
385,636
939,675
185,685 25,156 11,981
108,971 9,678
Related parties Rupiah PT Indonesia Power PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) PT Semen Padang PT Semen Baturaja -
5,800
5,405
US Dollars PT Timah (Persero) Tbk -
614,258
1,063,729
997,178
1,505,459
Total trade receivables
PT Bukit Asam Tbk 2010 Annual Report 321
PT BUKIT ASAM (PERSERO) Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES Lampiran 5/31 Schedule CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2010 DAN 2009
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2010 AND 2009 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 5.
PIUTANG USAHA (lanjutan)
5.
Analisis umur piutang usaha adalah sebagai berikut:
The aging analysis of trade receivables is as follows:
2010 Lancar Jatuh tempo 1 – 30 hari Jatuh tempo 30 – 150 hari Jatuh tempo > 150 hari Dikurangi: Penyisihan penurunan nilai
2009
897,364 27,241 7,438 102,218
980,205 241,600 284,792 47,000
1,034,261
1,553,597
(37,083)
(48,138)
997,178
6.
2009
48,138 6,940
24,281 30,227
(17,995)
(6,370)
37,083
48,138
Provision for impairment – beginning Charge to income statement this year Proceeds from the impaired amounts Provision for impairment – ending
Berdasarkan hasil penelaahan dari masing-masing akun piutang usaha pada akhir tahun, manajemen Grup berkeyakinan bahwa nilai penyisihan penurunan nilai telah memadai untuk menutup kemungkinan kerugian atas tidak tertagihnya piutang.
Based on a review of the status of the individual trade receivable accounts at the end of the years, the Group’s management believes that the provision for impairment is adequate to cover possible losses from the non-collection of the accounts.
Lihat Catatan 29 untuk rincian saldo dan transaksi dengan pihak yang mempunyai hubungan istimewa.
See Note 29 for details of related party balances and transactions.
ASET LANCAR LAINNYA, BERSIH
6.
Akun ini terdiri dari Pajak Pertambahan Nilai (“PPN”) dibayar di muka, kelebihan pembayaran pajak penghasilan badan anak perusahaan tahun 2010 (lihat Catatan 15a), biaya dibayar di muka, uang muka dan piutang nonoperasional lainnya setelah dikurangi penyisihan. 7.
Less: Provision for impairment
Changes in the amounts of the provision for impairment are as follows:
2010
Penyisihan penurunan nilai – akhir
Current Overdue 1 – 30 days Overdue 30 – 150 days Overdue > 150 days
1,505,459
Perubahan penyisihan penurunan nilai adalah sebagai berikut:
Penyisihan penurunan nilai – awal Dibebankan ke laba-rugi tahun ini Penerimaan kembali atas piutang yang telah diturunkan nilainya
TRADE RECEIVABLES (continued)
PERSEDIAAN
Dikurangi: Penyisihan persediaan usang
INVENTORIES Inventories consist of the following:
2010 Persediaan batubara Perlengkapan dan suku cadang
This account consists of prepaid Value Added Tax (“VAT”), overpayment of 2010 corporate income tax of the subsidiary (see Note 15a), prepaid expenses, advances and nonoperational receivables, net of provision.
7.
Persediaan terdiri dari:
OTHER CURRENT ASSETS, NET
2009
298,831 168,071
278,968 156,823
466,902
435,791
(43,224)
(25,890)
423,678
409,901
Coal inventories Materials and spare parts Less: Provision for obsolete inventories
322
PT Bukit Asam Tbk Laporan Tahunan 2010
PT BUKIT ASAM (PERSERO) Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES Lampiran 5/32 Schedule CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2010 DAN 2009
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2010 AND 2009 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 7.
PERSEDIAAN (lanjutan)
7.
Mutasi penyisihan untuk persediaan usang adalah sebagai berikut:
Movement in provision for obsolete inventory is as follows:
2010
8.
INVENTORIES (continued)
2009
Saldo awal Perubahan selama tahun berjalan: Penyisihan persediaan usang
25,890
24,221
17,334
1,669
Beginning balance Movement during the year: Provision for obsolete inventories
Saldo akhir
43,224
25,890
Ending balances
Persediaan batubara dalam perjalanan, yang masih merupakan tanggung jawab Perusahaan dari Pelabuhan Tarahan dan Dermaga Kertapati ke Pembangkit Listrik Tenaga Uap (“PLTU”) Suralaya maupun dari pelabuhan dan ke dermaga lainnya, untuk periode 15 Desember 2008 sampai dengan 15 Desember 2011 telah diasuransikan pada PT Tugu Pratama Indonesia dengan nilai pertanggungan sebesar Rp 3,6 triliun dengan total klaim setinggi-tingginya sebesar US$ 3 juta untuk setiap pengiriman batubara.
Coal inventories in transit under the Company’s responsibility from Tarahan and Kertapati ports to Steam Generated Power Plant (“PLTU”) Suralaya and from and to other loading areas for the period 15 December 2008 to 15 December 2011, are covered by insurance policies from PT Tugu Pratama Indonesia, with the sum insured amounting to Rp 3.6 trillion with a maximum total claim of US$ 3 million per coal shipment.
Persediaan perlengkapan dan suku cadang ditempatkan di gudang telah diasuransikan pada PT Pratama Indonesia dalam bentuk asuransi All bersama-sama dengan aset tetap tertentu. pertanggungan persediaan adalah sebesar Rp 91 (lihat Catatan 11).
yang Tugu Risk Nilai miliar
Materials and spare parts stored in the warehouse are covered under All Risk insurance together with certain fixed assets from PT Tugu Pratama Indonesia. The sum insured for inventory is Rp 91 billion (See Note 11).
Manajemen berkeyakinan bahwa asuransi telah memadai untuk menutup kemungkinan kerugian yang terjadi dari risiko kehilangan persediaan dan risiko-risiko lain yang berhubungan.
Management believes that the insurance is adequate to cover possible losses arising from inventories losses and related risks.
ASET KEUANGAN YANG TERSEDIA UNTUK DIJUAL
8.
Berikut adalah mutasi aset keuangan yang tersedia untuk dijual pada Perusahaan: 2010 Saldo awal Tambahan: Obligasi Ritel Indonesia (“ORI”) Keuntungan yang belum direalisasi dari aset yang tersedia untuk dijual Saldo akhir
AVAILABLE FOR SALE FINANCIAL ASSETS Below is the movement of available for sale financial assets of the Company 2009
-
-
70,000
-
1,422
-
Unrealised gain from available for sale financial asset
71,422
-
Ending balance
Manajemen berniat untuk menjual aset keuangan yang tersedia untuk dijual di periode mendatang bila harganya menguntungkan.
Beginning balance Addition: Indonesian Retail Obligation (“ORI”)
Management plans to sell the available for sale financial assets in the coming period, when the price is favourable.
PT Bukit Asam Tbk 2010 Annual Report 323
PT BUKIT ASAM (PERSERO) Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES Lampiran 5/33 Schedule CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2010 DAN 2009
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2010 AND 2009 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 9.
INVESTASI PADA PERUSAHAAN ASOSIASI
9.
PT Bukit Pembangkit Innovative (“BPI”)
PT Bukit Pembangkit Innovative (“BPI”)
Akun ini terdiri dari investasi pada BPI dengan persentase kepemilikan masing-masing 59,75% dan 41% pada tahun 2010 dan 2009.
This account consists of investment in BPI with the ownership of 59.75% and 41% in 2010 and 2009 respectively.
Tambahan setoran modal saham yang dilakukan Perusahaan pada tahun 2008 telah disahkan melalui akte notaris Renny Astuti, S.H. No. 34 tanggal 8 Maret 2010. Hal ini menyebabkan persentase kepemilikan Perusahaan berubah menjadi 59,75%. Namun, perubahan persentase kepemilikan Perusahaan tidak disertai dengan adanya pengendalian terhadap BPI sehingga Perusahaan masih memperlakukan BPI sebagai perusahaan asosiasi.
The additional paid in capital in 2008 has been approved through Renny Astuti’s Notarial Deed No. 34 dated 8 March 2010. Hence, the Company’s ownership changed to 59.75%. However, change in ownership was not followed by control over BPI. Therefore, the Company still considers BPI as an associated company.
Berikut adalah mutasi investasi pada BPI :
Below is the movement of investment in BPI: 2010
Saldo awal Tambahan setoran modal Bagian rugi bersih
2009
121,710 145,410 (5,565)
125,062 (3,352)
261,555
121,710
PT Transpacific Railway Infrastructure (“TRI”)
Beginning balance Additional paid-in capital Equity in net loss
PT Transpacific Railway Infrastructure (“TRI”)
Pada tanggal 5 Agustus 2008, Perusahaan melakukan investasi untuk memperoleh 10% kepemilikan atas saham TRI dengan jumlah modal disetor sebesar Rp 910 juta.
On 5 August 2008, the Company made an investment to obtain 10% ownership of TRI with total paid in capital of Rp 910 million.
Berikut adalah mutasi investasi pada TRI :
Below is the movement of investment in TRI: 2010
Saldo awal Tambahan setoran modal
2009
910 4,514
910 -
5,424
910
Pada tanggal 23 April 2010, Perusahaan menyetor tambahan setoran modal sebesar Rp 4,5 miliar. Penyetoran tambahan setoran modal ini tidak mempengaruhi persentase kepemilikan Perusahaan pada tanggal 31 Desember 2010. 10.
INVESTMENTS IN ASSOCIATED COMPANIES
PROPERTI PERTAMBANGAN
On 23 April 2010, the Company paid additional paid in capital which amounted to Rp 4.5 billion. However, this additional paid in capital did not have an impact on the Company’s percentage of ownership as at 31 December 2010. 10.
2010 Harga perolehan Nilai tercatat – saldo awal (lihat Catatan 3)
199,063
Akumulasi amortisasi Amortisasi
(11,521) 187,542
Properti pertambangan merupakan saldo yang timbul karena akuisisi kepemilikan atas IPC sebagai akibat dari penilaian wajar atas aset-aset yang diperoleh pada tanggal akuisisi.
Beginning balance Additional paid-in capital
MINING PROPERTIES 2009
199,063
Acquisition cost Carrying amount - beginning balance (refer to Note 3)
-
Accumulated amortisation Amortisation
199,063 Mining properties represent the balance arising from the acquisition of ownership in IPC, as a result of the fair valuation of the assets acquired at the date of acquisition.
324
PT Bukit Asam Tbk Laporan Tahunan 2010
PT BUKIT ASAM (PERSERO) Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES Lampiran 5/34 Schedule CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2010 DAN 2009
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2010 AND 2009 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 11.
ASET TETAP
11.
Aset tetap terdiri dari:
Fixed assets consist of the following: Saldo awal/ Beginning balance
Harga perolehan Tanah Bangunan Mesin dan peralatan Kendaraan Peralatan kantor dan rumah sakit Aset tetap dalam penyelesaian
Akumulasi penyusutan Bangunan Mesin dan peralatan Kendaraan Peralatan kantor dan rumah sakit
Nilai buku
Mesin dan peralatan Kendaraan Peralatan kantor dan rumah sakit Aset tetap dalam penyelesaian
Akumulasi penyusutan Bangunan Mesin dan peralatan Kendaraan Peralatan kantor dan rumah sakit
Nilai buku
31 Desember/December 2010 Penambahan/ Additions
Pengurangan/ Disposals
Saldo akhir/ Ending balance
Transfer/ Transfers
80,133 278,325
613 463
(743)
51,435
80,746 329,480
945,499 20,257
4,319 -
(11,842) (2,266)
33,507 -
971,483 17,991
56,157
2,570
(886)
-
57,841
120,881
516,248
1,501,252
524,213
-
(84,942)
(15,737)
-
552,187
(9,670)
743
-
(222,156)
(773,740) (15,593)
(34,915) (2,308)
12,183 2,265
-
(796,472) (15,636)
(51,936)
(2,523)
-
-
(54,459)
(1,054,498)
(49,416)
15,191
-
(1,088,723) 921,005
446,754 31 Desember/December 2009 Penambahan/ Additions
Pengurangan/ Disposals
78,403 263,064
1,730 -
-
944,042 20,356
695 15
54,186
2,297
100,393
36,671
1,460,444
41,408
Transfer/ Transfers
80,133 278,325
(160) (114)
922 -
945,499 20,257
(326)
-
56,157
(600)
(16,183) -
120,881
Book value
Cost Land Buildings Machinery and equipment Vehicles Office and hospital equipment Construction in progress
1,501,252
(203,351)
(9,878)
-
-
(213,229)
(734,669) (13,179)
(39,231) (2,528)
160 114
-
(773,740) (15,593)
(50,082)
(2,180)
326
-
(51,936)
(1,001,281)
(53,817)
600
-
(1,054,498)
459,163
Accumulated depreciation Buildings Machinery and equipment Vehicles Office and hospital equipment
Saldo akhir/ Ending balance
15,261
-
Cost Land Buildings Machinery and equipment Vehicles Office and hospital equipment Construction in progress
2,009,728
(213,229)
Saldo awal/ Beginning balance Harga perolehan Tanah Bangunan
FIXED ASSETS
446,754
Accumulated depreciation Buildings Machinery and equipment Vehicles Office and hospital equipment
Book value
PT Bukit Asam Tbk 2010 Annual Report 325
PT BUKIT ASAM (PERSERO) Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES Lampiran 5/35 Schedule CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2010 DAN 2009
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2010 AND 2009 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 11.
ASET TETAP (lanjutan)
11.
Penyusutan dibebankan ke:
FIXED ASSETS (continued) Depreciation was charged to:
2010 Harga pokok penjualan Beban usaha Beban eksplorasi tangguhan
2009
23,377 25,925 114
26,913 26,438 466
49,416
53,817
Cost of sales Operating expenses Deferred exploration expenses
2
Perusahaan mempunyai 95 bidang tanah (seluas 2 2.364.953 M ) dengan sertifikat Hak Guna Bangunan dengan sisa masa manfaat antara 8 sampai dengan 24 tahun dan dapat diperpanjang.
The Company has 95 parcels of land (2,364,953 M ) with “Hak Guna Bangunan” titles, which have remaining terms ranging from eight to 24 years and are extendable upon their expiration.
Pada tanggal 31 Desember 2010, aset tetap tertentu termasuk alat tambang utama yang berada di Area Pertambangan Tanjung Enim, Dermaga Kertapati, Pelabuhan Tarahan, Dermaga Teluk Bayur, Area Pertambangan Ombilin, dan Unit Pengusahaan Briket telah diasuransikan pada PT Tugu Pratama Indonesia untuk property all risks dengan jumlah pertanggungan sebesar Rp 3,2 triliun untuk periode 30 Nopember 2010 sampai dengan 30 Nopember 2011.
As at 31 December 2010, certain fixed assets, including the main mining equipment located in the Tanjung Enim Mine Area, Kertapati Jetty, Tarahan Port, Teluk Bayur Jetty, Ombilin Mine Area, and Coal Briquette Operating Unit were insured with PT Tugu Pratama Indonesia for all property risks with the sum insured amounting to Rp 3.2 trillion for the period from 30 November 2010 to 30 November 2011.
Manajemen berkeyakinan bahwa asuransi tersebut sudah memadai untuk menutup kemungkinan kerugian yang terjadi akibat risiko-risiko yang mungkin terjadi.
Management believes that the insurance coverage is adequate to cover possible losses arising from such risks.
Aset dalam penyelesaian merupakan proyek yang masih belum selesai pada tanggal neraca:
Construction in progress represents projects that have not been completed at the balance sheet date:
Aset dalam penyelesaian yang belum selesai pada tanggal neraca/ Construction in progress as at the balance sheet date
31 Desember/December 2010 Persentase Penyelesaian/ Percentage of completion
Akumulasi biaya/ Accumulated costs
Estimasi tanggal penyelesaian/ Estimated completion date
PLTU 3x10 MW Banko Barat/ PLTU 3X10 MW Banko Barat
85%
324,408
Juni/June 2011
Relokasi BWE/BWE relocation
62%
165,482
Juni/June 2011
Relokasi pabrik briket/Briquette factory relocation
90%
31,904
Maret/March 2011
Pembebasan Lahan/Land compensation
97%
17,238
Juni/June 2011
5%-90%
13,155
Maret - Desember 2011/ March – December 2011
Lain-lain (masing-masing di bawah 5% dari nilai aset dalam penyelesaian)/Others (each below 5% of construction in progress) Nilai buku/Book value
552,187
326
PT Bukit Asam Tbk Laporan Tahunan 2010
PT BUKIT ASAM (PERSERO) Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES Lampiran 5/36 Schedule CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2010 DAN 2009
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2010 AND 2009 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 11.
ASET TETAP (lanjutan)
11.
FIXED ASSETS (continued)
31 Desember/December 2009
Aset dalam penyelesaian yang belum selesai pada tanggal neraca/ Construction in progress as at the balance sheet date
Persentase Penyelesaian/ Percentage of completion
Akumulasi biaya/ Accumulated costs
Relokasi BWE/BWE relocation
21%
58,678
Juni/June 2011
Pembebasan Lahan/Land compensation
95%
16,815
Juni/June 2011
Relokasi pabrik briket/Briquette factory relocation
27%
9,679
Maret/March 2011
PLTU 3x10 MW Banko Barat/ PLTU 3X10 MW Banko Barat
1.8%
6,874
Juni/June 2011
GOR Tanjung Enim/Sports centre Tanjung Enim
70%
6,717
Maret/March 2010
Lapangan tenis indoor basecamp/ Tennis indoor court basecamp
95%
3,899
Maret/March 2010
Lapangan golf base camp tahap II/ Golf course phase II
95%
3,125
Pebruari/February 2010
5%-96%
15,094
Januari - Maret 2010/ January - March 2010
Lain-lain (masing-masing di bawah 5% dari nilai aset dalam penyelesaian)/Others (each below 5% of construction in progress) Nilai buku/Book value 12.
Estimasi tanggal penyelesaian/ Estimated completion date
BEBAN EKSPLORASI TANGGUHAN
120,881 DAN
PENGEMBANGAN
Saldo awal/ Beginning balance
12.
DEFERRED EXPLORATION EXPENDITURE
31 Desember/December 2010 Penambahan/ Additions
IPC - Palaran BBK - Bukit Kendi
DEVELOPMENT
Saldo akhir/ Ending balance
Pelepasan/ Disposals
Area yang telah menemukan cadangan terbukti Nilai perolehan Perusahaan - Muara Tiga Besar - Banko Tengah - Banko Barat - Air Laya - Peranap - Riau
AND
Areas with proven reserves
(209) (209)
52,929 9,035 13,426 169,959 2,939 248,288
35,363 40,489 15,240 91,092
34,686
131
-
34,817
IPC Palaran -
9,662
-
-
9,662
BBK Bukit Kendi -
292,636
91,223
(209)
88,292 49,524 13,426 169,959 17,970 339,171
Acquisition cost The Company Muara Tiga Besar Banko Tengah Banko Barat Air Laya Peranap – Riau -
383,650
PT Bukit Asam Tbk 2010 Annual Report 327
PT BUKIT ASAM (PERSERO) Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES Lampiran 5/37 Schedule CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2010 DAN 2009
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2010 AND 2009 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 12.
BEBAN EKSPLORASI TANGGUHAN (lanjutan)
DAN
PENGEMBANGAN
IPC - Palaran BBK - Bukit Kendi
Nilai buku bersih
DEFERRED EXPLORATION EXPENDITURE (continued)
31 Desember/December 2010
Saldo awal/ Beginning balance Akumulasi amortisasi Perusahaan - Muara Tiga Besar - Banko Tengah - Banko Barat - Air Laya - Peranap - Riau
12.
Penambahan/ Additions
Accumulated amortisation The Company 25,808 Muara Tiga Besar Banko Tengah Banko Barat 17,498 Air Laya Peranap - Riau 43,306 IPC 3,122 Palaran -
6,922 6,922
-
-
3,122
-
9,662
-
-
9,662
46,046
10,044
-
56,090
246,590
327,560 31 Desember/December 2009 Pemindahan/ pengurangan/ Penambahan/ Transfers/ Additions disposals
IPC - Palaran BBK - Bukit Kendi
BBK Bukit Kendi -
Net book value
Saldo akhir/ Ending balance
Area yang telah Menemukan cadangan terbukti Nilai perolehan Perusahaan - Muara Tiga Besar - Banko Tengah - Banko Barat - Air Laya - Peranap - Riau
DEVELOPMENT
Saldo akhir/ Ending balance
Pelepasan/ Disposals
25,808 10,576 36,384
Saldo awal/ Beginning balance
AND
Areas with proven reserves Acquisition cost The Company Muara Tiga Besar Banko Tengah Banko Barat Air Laya Peranap - Riau -
37,994 6,551 13,426 169,959 778 228,708
14,935 2,484 2,161 19,580
-
52,929 9,035 13,426 169,959 2,939 248,288
31,187
3,499
-
34,686
IPC Palaran -
9,662
-
-
9,662
BBK Bukit Kendi -
269,557
23,079
-
292,636
328
PT Bukit Asam Tbk Laporan Tahunan 2010
PT BUKIT ASAM (PERSERO) Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES Lampiran 5/38 Schedule CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2010 DAN 2009
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2010 AND 2009 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 12.
BEBAN EKSPLORASI TANGGUHAN (lanjutan)
DAN
PENGEMBANGAN
12.
DEFERRED EXPLORATION EXPENDITURE (continued)
31 Desember/December 2009 Pemindahan/ pengurangan/ Penambahan/ Transfers/ Additions disposals
Saldo awal/ Beginning balance
Accumulated amortisation
Perusahaan - Muara Tiga Besar - Banko Tengah - Banko Barat - Air Laya - Peranap-Riau IPC - Palaran BBK - Bukit Kendi
13.
DEVELOPMENT
Saldo akhir/ Ending balance
Akumulasi amortisasi
Nilai buku
AND
20,837 5,920 26,757
-
25,808 10,576 36,384
-
-
-
-
IPC Palaran -
9,662
-
-
9,662
BBK Bukit Kendi -
19,289
26,757
-
46,046
250,268
246,590
HUTANG USAHA
13.
Hutang usaha terdiri dari:
Pihak yang mempunyai hubungan istimewa Rupiah Jumlah hutang usaha
Book value
TRADE PAYABLES Trade payables consist of the following:
2010 Pihak ketiga Rupiah Dolar Amerika Serikat Euro Dolar Singapura
The Company Muara Tiga Besar Banko Tengah Banko Barat Air Laya Peranap - Riau -
4,971 4,656 9,627
2009
69,595 370 98 -
48,297 5,408 277
70,063
53,982
3,093
4,115
73,156
58,097
Third parties Rupiah US Dollars Euro Singapore Dollars
Related parties Rupiah Total trade payables
Hutang usaha berasal dari pembelian barang dan jasa.
The trade payables arose from purchase of goods and services.
Tidak terdapat hutang kepada pihak ketiga yang nilainya memerlukan penyajian terpisah.
There are no payables to third parties which require separate disclosure.
Semua hutang usaha berstatus lancar.
All trade payables are current.
Lihat Catatan 29 untuk rincian saldo dan transaksi pihak yang memiliki hubungan istimewa.
Refer to Note 29 for details of related party balances and transactions.
PT Bukit Asam Tbk 2010 Annual Report 329
PT BUKIT ASAM (PERSERO) Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES Lampiran 5/39 Schedule CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2010 DAN 2009
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2010 AND 2009 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 14.
BIAYA YANG MASIH HARUS DIBAYAR
14.
Biaya yang masih harus dibayar terdiri dari:
ACCRUED EXPENSES Accrued expenses consist of the following: 2009
2010 Jasa angkutan kereta api Bonus karyawan dan tantiem Jasa pihak ketiga Iuran produksi Sewa alat berat Jasa angkutan kapal Aset dalam penyelesaian Jasa dermaga Lainnya (masing-masing di bawah Rp 20.000)
15.
185,211 125,843 125,038 65,886 47,148 43,033 34,342 22,101
111,077 165,530 97,676 173,100 58,261 65,379 27,647
99,633
90,699
748,235
789,369
PERPAJAKAN a.
15.
Pajak dibayar di muka
TAXATION a.
2010 Perusahaan Pajak Pertambahan Nilai (“PPN”) Anak Perusahaan Kelebihan pembayaran pajak badan - 2009 - 2008
b.
The Company 378
761
Value Added Tax (“VAT”)
11,422 5,254
11,549 -
Subsidiaries Overpayment of corporate income tax 2009 2008 -
17,054
12,310 b.
2010
Anak Perusahaan Pajak penghasilan Pasal 15 Pasal 21 Pasal 23/26 Pasal 29 PPN
Jumlah hutang pajak
Prepaid taxes 2009
Hutang pajak
Perusahaan Pajak penghasilan Pasal 21 Pasal 23/26 Pasal 25 Pasal 29 Kurang bayar pajak badan 2009
Coal railway services Employee bonus and tantiem Third party services Production fee Heavy equipment rent Shipping and freight Construction in progress Coal handling at port Others (each below Rp 20,000)
Taxes payable 2009
35,180 10,479 46,195 95,861
47,558 9,505 65,665 305,486
The Company Income tax Article 21 Article 23/26 Article 25 Article 29
8,569
-
Underpaid 2009 income tax
196,284
428,214
10 503 77 889 73
2,390 490 127 9
1,552
3,016
197,836
431,230
Subsidiaries Income tax Article 15 Article 21 Article 23/26 Article 29 VAT
Total taxes payable
330
PT Bukit Asam Tbk Laporan Tahunan 2010
PT BUKIT ASAM (PERSERO) Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES Lampiran 5/40 Schedule CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2010 DAN 2009
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2010 AND 2009 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 15.
PERPAJAKAN (lanjutan) c.
15.
Beban pajak penghasilan
c.
Anak Perusahaan - Kini - Tangguhan Konsolidasian - Kini - Tangguhan
665,842 (67,412)
1,104,731 (77,072)
598,430
1,027,659
890 1,393
6,169 (1,153)
2,283
5,016
666,732 (66,019)
1,110,900 (78,225)
600,713
1,032,675
Perhitungan pajak penghasilan badan kini adalah sebagai berikut:
Laba sebelum pajak penghasilan konsolidasian Dikurangi: Laba/(rugi) sebelum pajak penghasilan anak perusahaan Laba sebelum pajak penghasilan Perusahaan Perbedaan waktu Penyisihan reklamasi lingkungan dan penutupan tambang Penyisihan imbalan kerja Perbedaan nilai buku aset tetap komersial dan fiskal Amortisasi beban ekplorasi dan pengembangan tangguhan Penyisihan untuk aset tidak digunakan dalam operasi Penyisihan untuk persediaan usang Jumlah beda waktu Perbedaan tetap Beban kesejahteraan karyawan Sumbangan Pendapatan kena pajak final Bagian rugi bersih dari perusahaan asosiasi Lain-lain
Income tax expense 2009
2010 Perusahaan - Kini - Tangguhan
TAXATION (continued)
2009
2,599,650
3,762,002
2,664,156
Subsidiaries Current Deferred Consolidated Current Deferred -
The calculation of current income tax is as follows:
2010
(64,506)
The Company Current Deferred -
16,995 3,745,007
Consolidated profit before income tax Less: Profit/(loss) before income tax of subsidiaries Profit before income tax of the Company
37,459 207,771
29,796 236,603
20,649
25,439
(10,198)
15,547
Temporary differences Provision for environmental reclamation and mine closure Provision for employee benefits Difference between commercial and tax net book value of fixed assets Amortisation of deferred exploration and development expenditures
-
16
Provision for non-productive assets
2,447
887
Provision for obsolete inventory
258,128
308,288
Total timing differences
1,494 21,743 (292,243)
3,737 33,364 (199,903)
5,565 4,526 (258,915)
3,352 51,622 (107,828)
Permanent differences Employee benefits in kind Donations Income subject to final tax Share in net loss of associate Others
PT Bukit Asam Tbk 2010 Annual Report 331
PT BUKIT ASAM (PERSERO) Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES Lampiran 5/41 Schedule CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2010 DAN 2009
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2010 AND 2009 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 15.
PERPAJAKAN (lanjutan) c.
15.
Beban pajak penghasilan (lanjutan)
Taksiran pendapatan kena pajak - (Perusahaan) Beban pajak penghasilankini (Perusahaan) Dikurangi pembayaran pajak dimuka (Perusahaan) Kurang bayar pajak penghasilan badan (Perusahaan)
TAXATION (continued) c.
Income tax expense (continued)
2010
2009
2,663,369
3,945,467
665,842
1,104,731
(569,981)
(799,245)
95,861
305,486
Estimated taxable income (the Company) Income tax expense - current (the Company) Less prepaid taxes (the Company) Underpayment of corporate income tax (the Company)
Perhitungan beban pajak penghasilan kini dilakukan berdasarkan taksiran pendapatan kena pajak. Nilai tersebut mungkin disesuaikan ketika SPT Tahunan disampaikan ke Direktorat Jenderal Pajak (“DJP”).
Current income tax computations are based on estimated taxable income. The amounts may be adjusted when an annual tax return is filed with the Directorate General of Tax (“DGT”).
Rekonsiliasi antara beban pajak penghasilan dengan hasil perkalian laba akuntansi sebelum pajak penghasilan dengan tarif pajak yang berlaku adalah sebagai berikut:
The reconciliation between income tax expense and the theoretical tax amount on the Company’s profit before income tax is as follows:
Laba sebelum pajak penghasilan konsolidasian Dikurangi: Laba/(rugi) sebelum pajak penghasilan anak perusahaan Laba sebelum pajak penghasilan Perusahaan Pajak dihitung pada tarif 25% (2009: 28%) Tambah/(kurang): Perbedaan tetap Beban kesejahteraan karyawan Sumbangan Pendapatan kena pajak final Bagian rugi bersih dari perusahaan asosiasi Amortisasi properti pertambangan Penyesuaian terkait dengan perubahan tarif pajak Lain-lain
Pajak penghasilan Perusahaan Pajak penghasilan anak perusahaan Beban pajak penghasilan konsolidasi
2010
2009
2,599,650
3,762,002
(64,506)
16,995
2,664,156
3,745,007
666,039
1,048,602
374 5,436 (73,061) 1,391 (2,880)
1,046 9,342 (55,973) 939 -
1,131
9,249 14,454
(67,609)
(20,943)
Consolidated profit before income tax Less: Profit/(loss)before income tax of subsidiaries Profit before income tax of the Company Income tax expense calculated at 25% (2009: 28%) Add/(less): Permanent differences Employee benefits in kind Donations Income subject to final tax Share in net loss of associated companies Amortisation of mining properties Adjustment related to change in tax rate Others
598,430
1,027,659
2,283
5,016
Income tax expense of the Company Income tax expense of subsidiaries
600,713
1,032,675
Income tax expense - consolidated
332
PT Bukit Asam Tbk Laporan Tahunan 2010
PT BUKIT ASAM (PERSERO) Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES Lampiran 5/42 Schedule CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2010 DAN 2009
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2010 AND 2009 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 15.
PERPAJAKAN (lanjutan) d.
15.
Aset/(kewajiban) pajak tangguhan
d. Dibebankan/ (dikreditkan) pada laporan laba-rugi konsolidasian/ Charged/ (credited) to consolidated statement of income
2009 Penyisihan reklamasi lingkungan dan penutupan tambang Penyisihan untuk persediaan usang Penyisihan aset tidak produktif Perbedaan nilai buku aset tetap komersial dan fiskal Penyisihan penurunan nilai piutang Amortisasi beban ekplorasi dan pengembangan tangguhan Penyisihan imbalan kerja Aset pajak tangguhan - Perusahaan Properti pertambangan Aset pajak tangguhananak perusahaan Aset pajak tangguhan, bersih Aset pajak tangguhan yang tidak diakui – anak perusahaan Aset pajak tangguhan bersih
TAXATION (continued) Deferred tax assets/(liabilities)
2010
43,281
9,365
52,646
6,473
611
7,084
2,672
-
2,672
11,787
5,162
16,949
3,475
-
3,475
Provision for environmental reclamation and mine closure Provision for obsolete inventory Provision for nonproductive assets Difference between commercial and tax net book value of fixed assets Provision for impairment of trade receivables Amortisation of deferred exploration and development expenditures Provision for employee benefits
3,887 204,205
(2,549) 51,943
1,338 256,148
275,780 (49,766)
64,532 2,880
340,312 (46,886)
24,039
11,042
35,081
Deferred tax assets - the Company Mining properties Deferred tax assets subsidiaries
250,053
78,454
328,507
Deferred tax assets, net
(12,435)
(12,435)
66,019
316,072
250,053
Unrecognised deferred tax assets – subsidiaries Deferred tax asset - net
PT Bukit Asam Tbk 2010 Annual Report 333
PT BUKIT ASAM (PERSERO) Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES Lampiran 5/43 Schedule CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2010 DAN 2009
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2010 AND 2009 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 15.
PERPAJAKAN (lanjutan) d.
15.
Aset/(kewajiban) pajak tangguhan (lanjutan)
Aset pajak tangguhan Perusahaan Kewajiban pajak tangguhan - Perusahaan Aset pajak tangguhan anak perusahaan Aset pajak tangguhan, bersih
e.
d. Dibebankan/ (dikreditkan) pada laporan laba-rugi konsolidasian/ Charged/ (credited) to consolidated statement of income
2008 Penyisihan reklamasi lingkungan dan penutupan tambang Penyisihan persediaan usang Penyisihan aset tidak produktif Perbedaan nilai buku aset tetap komersial dan fiskal Penyisihan penurunan nilai piutang Amortisasi beban eksplorasi dan pengembangan tangguhan Penyisihan imbalan kerja
TAXATION (continued)
2009
35,832
7,449
43,281
6,251
222
6,473
2,668
4
2,672
5,428
6,359
11,787
3,475
-
3,475
145,054
3,887 59,151
3,887 204,205
198,708
77,072
275,780
Provision for environmental reclamation and mine closure Provision for obsolete inventory Provision for nonproductive assets Difference between commercial and tax net book value of fixed assets Provision for impairment of trade receivables Amortisation of deferred exploration and development expenditures Provision for employee benefits
22,886
1,153
24,039
Deferred tax assets the Company Deferred tax liabilities - the Company Deferred tax assets subsidiaries
171,828
78,225
250,053
Deferred tax assets, net
(49,766)
Administrasi
-
e.
Berdasarkan peraturan perpajakan Indonesia, perusahaan yang berada di dalam Grup menghitung, menetapkan, dan membayar sendiri jumlah pajak yang terhutang. DJP dapat menetapkan dan mengubah kewajiban pajak dalam batas waktu sepuluh tahun sejak tanggal terhutangnya pajak, atau akhir tahun 2013, mana yang lebih awal. Ketentuan baru yang diberlakukan terhadap tahun pajak 2008 dan tahuntahun selanjutnya menentukan bahwa DJP dapat menetapkan dan mengubah kewajiban pajak tersebut dalam batas waktu lima tahun sejak saat terhutangnya pajak. f.
Deferred tax assets/(liabilities) (continued)
Pemeriksaan pajak
(49,766)
Administration Under the taxation laws of Indonesia, the companies within the Group submit tax returns on the basis of self assessment. The DGT may assess or amend taxes within ten years of the time the tax becomes due, or until the end of 2013, whichever is earlier. There are new rules applicable to the fiscal year 2008 and subsequent years stipulating that the DGT may assess or amend taxes within five years of the time the tax becomes due.
f.
Tax Audit
Sampai dengan tanggal pelaporan keuangan konsolidasian ini tidak ada pemeriksaan pajak yang dilakukan oleh DJP. Pemeriksaan pajak terakhir yang dilakukan oleh DJP untuk tahun pajak 2004.
As at the date of these consolidated financial statements, there was no tax audit conducted by DGT. The last tax audit was conducted for fiscal year 2004.
Sampai dengan tanggal pelaporan keuangan konsolidasian ini, BAP dan BBK masih sedang dalam proses pemeriksaan pajak untuk tahun 31 Desember 2009.
As at the date of the consolidated financial statements, BAP and BBK were still in the tax audit process for the year ended 31 December 2009.
334
PT Bukit Asam Tbk Laporan Tahunan 2010
PT BUKIT ASAM (PERSERO) Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES Lampiran 5/44 Schedule CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2010 DAN 2009
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2010 AND 2009 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 16.
PENYISIHAN REKLAMASI PENUTUPAN TAMBANG
LINGKUNGAN
DAN
16.
PROVISION FOR ENVIRONMENTAL RECLAMATION AND MINE CLOSURE
Penyisihan telah dilakukan Perusahaan atas biaya reklamasi lingkungan dan penutupan tambang yang berhubungan dengan reklamasi dan bagian biaya penutupan tambang pada saat berakhirnya masa tambang. Estimasi manajemen atas jumlah biaya restorasi, rehabilitasi dan biaya penutupan tambang lainnya untuk Unit Pertambangan Tanjung Enim (“UPT”) adalah sebesar Rp 4.100 (nilai penuh) per ton batubara yang dihasilkan untuk periode yang berakhir pada 31 Desember 2010 (2009: Rp 4.082 (nilai penuh)) sesuai dengan kebijakan pada Catatan 2k.
The provision for reclamation and mine closure costs relates to the accrued portion of the reclamation and mine closure costs to be incurred at the end of the life of the mine. Management’s estimate of the total restoration, rehabilitation and other mine closure costs for Unit Pertambangan Tanjung Enim (“UPT”) is Rp 4,100 (full amount) per tonne of coal produced for the period ended 31 December 2010 (2009: Rp 4,082 (full amount)) which is being accrued over the life of the mine in accordance with the policy described in Note 2k.
Mutasi nilai penyisihan untuk biaya restorasi dan penutupan tambang adalah sebagai berikut:
Movements in the provision for restoration and mine closure costs were as follows:
Nama/ Name IUP eksploitasi/ exploitation Airlaya IUP eksploitasi/ exploitation MTBU/MTBS IUP eksploitasi/ exploitation Banko Barat IUP eksploitasi/ exploitation Sawah Lunto IUP eksploitasi/ exploitation Bukit Kendi IUP eksploitasi dan produksi/ exploitation and production IPC
Lokasi/ Location Tanjung Enim Sumatera Selatan/ South Sumatera Tanjung Enim Sumatera Selatan/ South Sumatera Tanjung Enim Sumatera Selatan/ South Sumatera Ombilin Sumatera Barat/ West Sumatera Tanjung Enim Sumatera Selatan/ South Sumatera Palaran Kalimantan Timur/ East Kalimantan
Jumlah penyisihan/Total provision
Penyisihan reklamasi lingkungan dan penutupan tambang/ Provision for environmental reclamation and mine closure Saldo awal Saldo Akhir 31 Desember 31 Desember 2009/Beginning 2010/Ending balance as at 31 Penambahan/ Pengurangan/ balance as at 31 December 2009 Addition Deduction December 2010
46,309
26,243
(10,761)
61,791
56,246
12,498
(1,194)
67,550
65,162
11,711
(1,280)
75,593
5,409
-
1,349
297
-
231
174,475
50,980
(356)
(13,591)
5,409 1,290
231 211,864
PT Bukit Asam Tbk 2010 Annual Report 335
PT BUKIT ASAM (PERSERO) Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES Lampiran 5/45 Schedule CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2010 DAN 2009
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2010 AND 2009 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 16.
PENYISIHAN REKLAMASI LINGKUNGAN DAN PENUTUPAN TAMBANG (lanjutan)
Nama/ Name IUP operasi produksi/ operation production Airlaya IUP operasi produksi/ operation production MTBU/MTBS IUP operasi produksi/ operation production Banko Barat IUP operasi produksi/ operation production Sawah Lunto IUP operasi produksi/ operation production Bukit Kendi
Lokasi/ Location
16.
PROVISION FOR ENVIRONMENTAL RECLAMATION AND MINE CLOSURE (continued)
Penyisihan reklamasi lingkungan dan penutupan tambang/ Provision for environmental reclamation and mine closure Saldo awal Saldo Akhir 31 Desember 31 Desember 2009/Beginning 2010/Ending balance as at 31 Penambahan/ Pengurangan/ balance as at 31 December 2009 Addition Deduction December 2010
Tanjung Enim Sumatera Selatan/ South Sumatera
31,611
21,638
(6,940)
46,309
Tanjung Enim Sumatera Selatan/ South Sumatera
49,729
9,974
(3,457)
56,246
Tanjung Enim Sumatera Selatan/ South Sumatera
56,582
12,322
(3,742)
65,162
Ombilin Sumatera Barat/ West Sumatera
5,409
-
Tanjung Enim Sumatera Selatan/ South Sumatera
2,447
3,031
(4,129)
1,349
145,778
46,965
(18,268)
174,475
Jumlah penyisihan/Total provision 2010
-
5,409
2009
Saldo penyisihan awal tahun Penyisihan pada tahun berjalan Pengurangan provisi Beban restorasi yang terjadi pada tahun berjalan
174,475 50,980 -
145,778 46,965 -
(13,591)
(18,268)
Saldo penyisihan akhir tahun Dikurangi: Bagian kewajiban jangka panjang yang akan jatuh tempo dalam waktu satu tahun
211,864
174,475
37,521
23,209
Current maturities of long-term liabilities
174,343
151,266
Provision for environmental reclamation and mine closure – long-term
Penyisihan reklamasi lingkungan dan penutupan tambang – jangka panjang
Manajemen berkeyakinan bahwa pencadangan yang dilakukan telah mencukupi taksiran kewajiban yang akan timbul pada saat realisasi penutupan tambang.
Balance at beginning of year Provision made during the year Reduction in provision Restoration expenditure during the year Provision at the end of the year Less:
Management believes that the provision is adequate to cover the liability that will arise at mine closure.
336
PT Bukit Asam Tbk Laporan Tahunan 2010
PT BUKIT ASAM (PERSERO) Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES Lampiran 5/46 Schedule CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2010 DAN 2009
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2010 AND 2009 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 17.
PENYISIHAN IMBALAN KERJA
17.
PROVISION FOR EMPLOYEE BENEFITS
2010 Kewajiban imbalan kerja Dikurangi: Bagian kewajiban jangka panjang yang akan jatuh tempo dalam waktu satu tahun
2009
1,028,930
816,817
69,858
57,025
Current maturities of long-term liabilities
959,072
759,792
Employee benefits – long-term
Imbalan kerja – jangka panjang
Kewajiban imbalan kerja per 31 Desember 2010 dan 2009 masing-masing dihitung oleh PT Eldridge Consulting (“EC”) dan PT Dayamandiri Dharmakonsolindo (“DD”), aktuaris independen melalui laporannya masing-masing bertanggal 8 Pebruari 2011 dan 23 Pebruari 2010. Tabel berikut ini merupakan ringkasan dari kewajiban, beban, dan mutasi saldo kewajiban untuk imbalan pensiun, pasca kerja lainnya dan imbalan jangka panjang lainnya. Imbalan pensiun dan pasca-kerja lainnya/ Pension and other postemployment benefits 2009 2010 Kewajiban imbalan kerja Nilai kini kewajiban (1,768,304) Nilai wajar aset program 358,936 Kerugian aktuaria yang belum diakui 588,732 Biaya jasa lalu yang belum diakui (12,453) Kewajiban di neraca konsolidasian Beban imbalan kerja Biaya jasa kini Biaya bunga Hasil aset program yang diharapkan Kerugian/(keuntungan) aktuaria bersih yang diakui Biaya jasa lalu Jumlah Mutasi saldo kewajiban kerja Awal tahun Reklasifikasi 2009 Santunan kematian Penghargaan purnakarya Jumlah biaya yang dibebankan pada laporan laba-rugi konsolidasian Imbalan dan iuran yang dibayarkan Pengakuan kerugian dari tahun berjalan Akhir periode
(833,089)
-
588,732
65,241
-
-
(12,453)
(1,028,930)
Liability in the consolidated balance sheet
(728,647)
(195,841) -
(195,841)
(88,170) -
(88,170)
31,486 96,464
(40,004)
(24,383)
43,460 -
113,478 3,553
43,299 8,827
Net actuarial losses/ (gain) recognised Past service cost
50,965
281,971
155,693
Total
(24,383)
-
-
(161) 8,827
88,519 3,553 111,035
(529,757) (9,304) (3,001)
66,494
64,614 (146,471) (728,647)
(88,170) -
(111,035)
(54,496) 9,304 3,001
(816,817) -
(50,965)
(281,971)
3,364
4,986
69,858
-
-
(195,841)
(816,817)
44,772 160,172
2,612 4,893
104,728
(1,964,145) 358,936
Employee benefits expenses Current service cost Interest cost Expected return on plan assets
10,511 8,452
(104,728)
(833,089)
2009
-
(170,936)
-
2010
Jumlah/ Total
-
(40,004)
(728,647)
Imbalan jangka panjang lainnya/ Other long-term benefits 2010 2009
728,723
(1,803,461) 280,850
28,874 91,571
170,936
The employee benefits obligation as at 31 December 2010 and 2009 was calculated by PT Eldridge Consulting (“EC”) and PT Dayamandiri Dharmakonsolindo (“DD”) respectively, independent actuaries with their reports dated 8 February 2011 and 23 February 2010, respectively. The following table summarises the obligation, expenses, and movement in the obligation for pension benefits, other postemployment benefits and other long-term benefits.
Employee benefits obligations (1,891,631) Present value of obligation 280,850 Fair value of plan assets Unrecognised actuarial 728,723 losses Unrecognised past 65,241 service cost
34,261 151,720
24,959 -
Employee benefits obligation Less:
(88,170)
(1,028,930)
Movement in the employee benefits obligation (584,253) Beginning of the year Reclassification in 2009 Death allowance Retirement award Total expenses charged to the consolidated (155,693) statements of income Benefits and 69,600 contribution paid Recognition of (146,471) current year loss (816,817)
End of the period
PT Bukit Asam Tbk 2010 Annual Report 337
PT BUKIT ASAM (PERSERO) Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES Lampiran 5/47 Schedule CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2010 DAN 2009
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2010 AND 2009 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 17.
PENYISIHAN IMBALAN KERJA (lanjutan)
17.
Berikut asumsi pokok aktuaria yang digunakan:
Tingkat bunga diskonto untuk jaminan kesehatan dan manfaat pensiun Tingkat bunga diskonto untuk imbalan pasca kerja lainnya Hasil aset program yang diharapkan Kenaikan gaji masa datang Usia rata-rata (tahun)
PROVISION FOR EMPLOYEE BENEFITS (continued) Below are the principal actuarial assumptions used:
2010
2009
7.6% - 9.5%
11.0%
7% - 7.6% 10.0% 10.0% 46
10.0% 13.3% 10.0% 46
Discount rate for health care benefit and retirement benefit Discount rate for other post-employment benefits Expected return on plan assets Future salary increases Average age (years)
Kerugian aktuaria dari aset program adalah Rp 6,9 miliar (keuntungan 2009: Rp 32,4 miliar).
The actuarial loss on plan assets was Rp 6.9 billion (gain in 2009: Rp 32.4 billion).
Imbalan kerja lainnya
Other employee benefits
a.
a.
PT Asuransi Jiwasraya (Persero) Perusahaan melaksanakan program pensiun yang meliputi keseluruhan karyawan yang memenuhi persyaratan pada saat pensiun berdasarkan masa kerja di Perusahaan dan besarnya penghasilan pada saat karyawan yang bersangkutan pensiun. Program ini didanai Perusahaan dan karyawan dan telah sesuai dengan persyaratan minimal yang diatur oleh ketentuan yang berlaku. Program ini dibayar dan dinyatakan dalam mata uang Rupiah dan dikelola oleh PT Asuransi Jiwasraya (Persero). Program pensiun yang telah dibayar oleh Perusahaan berjumlah sebesar Rp 3,54 miliar untuk periode November 2010 sampai Oktober 2011 (Rp 2,96 miliar untuk periode Nopember 2009 sampai Oktober 2010).
b.
AJB Bumiputera
PT Asuransi Jiwasraya (Persero) The Company has a pension plan which covers substantially all employees at retirement based primarily upon years of service with the Company and remuneration upon retirement. The Plan is funded through contributions made by the Company and employees, which are sufficient to meet the minimum requirements as set forth in applicable pension regulations. Pension benefits are primarily denominated in Indonesian Rupiah and are managed by PT Asuransi Jiwasraya (Persero). Post retirement benefits paid by the Company amounted to Rp 3.54 billion for the period November 2010 up to October 2011 (Rp 2.96 billion for the period of November 2009 up to October 2010).
b.
AJB Bumiputera
Pada tanggal 4 Juni 2003, berdasarkan Surat Keputusan Direksi No. 37/SK/PTBA/2003, Perusahaan menandatangani kontrak program pensiun dengan Asuransi Jiwa Bersama (“AJB”) Bumiputera. Program baru ini meliputi seluruh karyawan yang memenuhi persyaratan pada saat pensiun berdasarkan masa kerja di Perusahaan dan besarnya penghasilan pada saat karyawan yang bersangkutan pensiun. Program ini didanai oleh Perusahaan dan karyawan dengan kontribusi karyawan sebesar 2% dari gaji dasar asuransi.
On 4 June 2003, based on Director Decision Letter No. 37/SK/PTBA/2003, the Company signed a pension fund agreement with “AJB Bumiputera”. The new program covers substantially all employees at retirement based primarily upon years of service with the Company and remuneration upon retirement. The Plan is funded through contributions made by the Company and employees. The employee’s contibution is 2% from insurance base salary.
Pada tanggal 25 Maret 2003, Presiden Republik Indonesia telah mengesahkan Undang-Undang Ketenagakerjaan No. 13/2003 (“UU No. 13/2003”). Perusahaan telah memperhitungkan pengaruh dari penerapan Undang-Undang ini dalam Perjanjian Kerja Bersama yang disahkan pada 12 September 2003.
On 25 March 2003, the President of the Republic of Indonesia approved the implementation of Labour Law No.13/2003 (“UU No.13/2003”). The Company has included the impact of this new law in the Collective Labour Agreement which was approved on 12 September 2003.
Manajemen berkeyakinan bahwa manfaat yang diberikan kepada karyawan yang memenuhi persyaratan telah sesuai dengan ketentuan UU No. 13/2003.
Management believes that benefits offerred to its qualified employees are in accordance with UU No. 13/2003.
338
PT Bukit Asam Tbk Laporan Tahunan 2010
PT BUKIT ASAM (PERSERO) Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES Lampiran 5/48 Schedule CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2010 DAN 2009
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2010 AND 2009 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated )
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 18.
PINJAMAN BANK JANGKA PENDEK
18.
SHORT-TERM BANK LOAN
IPC
IPC
Fasilitas kredit – Bank Permata
Credit Facility – Bank Permata
Pada tanggal 14 Oktober 2009, IPC melakukan perjanjian fasilitas kredit dengan Bank Permata (“Bank”). Selama tahun 2010, perjanjian ini telah mengalami beberapa perubahan. Perubahan terakhir adalah pada tanggal 15 Nopember 2010. Fasilitas kredit yang dimiliki IPC sampai dengan 31 Desember 2010 adalah sebagai berikut:
On 14 October 2009, IPC entered into a credit facility agreement with Bank Permata (“Bank”). In 2010, this agreement was amended several times. The last amendment was on 15 November 2010. IPC’s credit facilities as at 31 December 2010 were as follows:
Jenis fasilitas/Type of facility
Batas/Limit
Jumlah yang telah dipakai/Outstanding
Rp 20 miliar/billion
Nihil/Nil
Rp 15 miliar/billion
Nihil/Nil
AS$/US$5.5 juta/million
AS$/US$0.3 juta/million atau/or Rp 2.7miliar/billion
Rp 25 miliar/billion
Rp 7.5 miliar/billion
Rp 10 miliar/billion
Nihil/Nil
Term Loan I Untuk membiayai investasi yang telah dilakukan IPC dengan tingkat bunga 11,75% per tahun dengan jangka waku 54 bulan dari tanggal 14 Oktober 2009/to finance investment already spent by the IPC with an interest rate of 11.75% per annum for a period of 54 months from 14 October 2009. Term Loan II Untuk membiayai pembayaran sewa atas infrastruktur dengan tingkat bunga 11,75% per tahun dengan jangka waktu 54 bulan dari tanggal 14 Oktober 2009/to finance rent of infrastructure with an interest rate of 11.75% per annum for a period of 54 months from 14 October 2009. Post Import Financing and or Letter of credit and or Pre- shipment Financing and or Credit Bills Negotiated - Discrepancy (CBN-D) Untuk membiayai pembelian bahan baku dengan tingkat bunga 5 ,75% per tahun dengan jangka waktu sampai dengan 14 Desember 2010, fasilitas ini juga dapat digunakan untuk fasilitas Letter of Credit dengan tingkat bunga 5% per tahun, Pre-Shipment Financing dengan tingkat bunga 5,75% per tahun, dan Credit Bills Negotiated-Discrepancy dengan tingkat bunga 5,5% per tahun. Sampai pada tanggal pelaporan, fasilitas ini masih dalam proses perpanjangan/to finance purchase of raw materials with an interest rate of 5.75% per annum for a period until 14 December 2010. This facility also can be used for a Letter of Credit facility with an interest rate of 5% per annum, for Pre-Shipment Financing with an interest rate of 5.75% per annum, and for Credit Bills Negotiated-Discrepancy with an interest rate of 5.5% per annum. As at the date of completion of these consolidated financial statements, this facility was still in the process of extension. Revolving credit facility Untuk mendukung kebutuhan modal kerja IPC dengan tingkat bunga 11,75% per tahun/to finance the IPC’s working capital needs with an interest rate of 11.75% per annum. Overdraft facility Untuk menunjang modal kerja IPC dengan tingkat bun ga 12% per tahun dengan jangka waktu sampai dengan 14 Desember 2010. Sampai pada tanggal pelaporan, fasilitas ini masih dalam proses perpanjangan/to support IPC’s working capital with an interest rate of 12% per annum for a period untul 14 December 2010. As at the date of completion of these consolidated financial statements, this facility was still in the process of extension.
PT Bukit Asam Tbk 2010 Annual Report 339
PT BUKIT ASAM (PERSERO) Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES Lampiran 5/49 Schedule CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2010 DAN 2009
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2010 AND 2009 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated )
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 18.
PINJAMAN BANK JANGKA PENDEK (lanjutan) Sehubungan dengan perjanjian memberikan jaminan berupa: -
-
-
19.
tersebut,
18.
IPC
wajib
SHORT-TERM BANK LOAN (continued) Based on the agreement, IPC is required to provide collateral as follows:
Gadai saham atas saham milik induk perusahaan yang ada di IPC sebanyak 62.580 saham (nilai penuh) dengan nilai nominal per saham Rp 1.000.000 (nilai penuh). Gadai saham atas saham milik PT Mega Raya Kusuma yang ada di IPC sebanyak 60.126 saham (nilai penuh) dengan nilai nominal per saham Rp 1.000.000 (nilai penuh). Fidusia atas persediaan dengan nilai penjaminan sebesar Rp 27,15 miliar. Fidusia atas piutang dagang dengan nilai penjaminan sebesar Rp 82,45 miliar. Surat kuasa blokir untuk rekening escrow dan rekening Bank. Jaminan lain dalam bentuk dan jumlah yang dapat diterima oleh Bank.
-
Shares of the parent company in IPC of 62,580 shares (full amount) with par value per share of Rp 1,000,000 (full amount).
-
Shares of PT Mega Raya Kusuma in IPC of 60,216 shares (full amount) with par value per share of Rp 1,000,000 (full amount).
-
Charge over of inventory amounting to Rp 27.15 billion. Charge over of trade receivables amounting to Rp 82.45 billion. Power of attorney letter for blocking IPC’s escrow and operational account. Other guarantee in form and amount that can be accepted by the Bank.
-
Sampai dengan 31 Desember 2010, IPC telah menarik Rp 31 miliar dari fasilitas kredit revolving yang tersedia dan telah membayar kembali sebesar Rp 23,5 miliar 2010. Selain itu, IPC juga memiliki saldo pinjaman Pre-shipment financing sebesar Rp 2,7 miliar pada 31 Desember 2010.
As at 31 December 2010, IPC had made withdrawals amounting to Rp 31 billion from the revolving credit facility and had made repayments of Rp 23.5 billion in 2010. IPC also had a balance of Pre-shipment financing loan of Rp 2.7 billion at 31 December 2010.
BAP
BAP
Pada tanggal 20 Oktober 2010, BAP menandatangani perjanjian fasilitas kredit sebesar Rp 18 miliar dengan PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk untuk memenuhi modal kerjanya. Sampai dengan 31 Desember 2010, BAP telah menggunakan fasilitas tersebut sebesar Rp 3 miliar.
On 20 October 2010, BAP entered into a credit facility agreement amounting to Rp 18 billion with PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk for its working capital. As at 31 December 2010, BAP had used Rp 3 billion of this facility.
HAK MINORITAS a.
19.
Hak kepemilikan minoritas atas kekayaan bersih anak perusahaan 2010 BBK Persentase kepemilikan 25% Nilai tercatat - awal Bagian (rugi)/laba bersih Dividen
BAP Persentase kepemilikan 0,01% Nilai tercatat - awal Bagian rugi bersih
MINORITY INTEREST a.
Minority interests in the net assets of subsidiaries 2009
17,178 (10,474) -
19,003 4,232 (6,057)
6,704
17,178
14 (1)
14 -
13
14
BBK Percentage of ownership 25% Carrying amount - beginning Portion of net (loss)/income Dividends
BAP Percentage of ownership 0.01% Carrying amount - beginning Portion of net loss
340
PT Bukit Asam Tbk Laporan Tahunan 2010
PT BUKIT ASAM (PERSERO) Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES Lampiran 5/50 Schedule CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2010 DAN 2009
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2010 AND 2009 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 19.
HAK MINORITAS (lanjutan) a.
19.
Hak kepemilikan minoritas atas kekayaan bersih anak perusahaan (lanjutan)
MINORITY INTEREST (continued) a.
2009
2010 IPC Kepemilikan 49% Nilai tercatat - awal Tambahan modal disetor Bagian laba/(rugi) bersih
b.
59,668 9,403 (2,639)
66,953
66,432
842
842
BAB Percentage of ownership 35%
74,512
84,466
Total
Hak kepemilikan minoritas atas (rugi)/laba bersih anak perusahaan
b.
Jumlah 20.
(10,474) (1) 521
4,232 (2,639)
BBK BAP IPC
(9,954)
1,593
Total
MODAL SAHAM
20.
Kepemilikan saham di Perusahaan adalah sebagai berikut:
Pemegang saham Saham Preferen (Seri A Dwiwarna) Pemerintah Indonesia Saham Biasa (Seri B) Pemerintah Indonesia Perorangan dan Direktur: Sukrisno (Direktur Utama) Mahbub Iskandar (Direktur Umum dan SDM) Milawarma (Direktur Operasi/ Produksi) Karyawan Badan usaha asing Reksadana Lain-lain (Masing-masing kepemilikan di bawah 5%) Jumlah
Minority interests in the net (loss)/income of subsidiary 2009
2010 BBK BAP IPC
IPC Percentage of ownership 49% Carrying amount - beginning Additional paid-in capital Portion of net income/(loss)
66,432 521
BAB Kepemilikan 35%, nilai tercatat Jumlah
Minority interests in the net assets of subsidiaries (continued)
SHARE CAPITAL The share ownership of the Company is as follows:
31 Desember/December 2010 Jumlah saham ditempatkan dan Persentase disetor/Number kepemilikan/ of issued and Percentage Jumlah/ fully paid shares of ownership Amount
Shareholders
1
0.00%
-
1,498,087,499
65.017%
749,044
200,000
0.009%
100
113,000
0.005%
56
60,000 26,000 501,710,148 77,474,500
0.003% 0.001% 21.774% 3.362%
30 13 250,856 38,737
226,460,702
9.829%
113,230
2,304,131,850
100%
1,152,066
Preferred Stock (A Dwiwarna Share) Government of Indonesia Common Stock (B Shares) Government of Indonesia Personnel and Directors: Sukrisno (President Director) Mahbub Iskandar (Director General Affairs and HR) Milawarma (Director Operation/ Production) Employees Foreign corporations Mutual funds Others (Each holding below 5%) Total
PT Bukit Asam Tbk 2010 Annual Report 341
PT BUKIT ASAM (PERSERO) Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES Lampiran 5/51 Schedule CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2010 DAN 2009
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2010 AND 2009 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 20.
MODAL SAHAM (lanjutan)
Pemegang saham Saham Preferen (Seri A Dwiwarna) Pemerintah Indonesia Saham Biasa (Seri B) Pemerintah Indonesia Perorangan dan Direktur: Sukrisno (Direktur Utama) Mahbub Iskandar (Direktur Umum dan SDM) Milawarma (Direktur Operasi /Produksi) Karyawan Badan usaha asing Reksadana Lain-lain (Masing-masing kepemilikan di bawah 5%) Jumlah 21.
20.
SHARE CAPITAL (continued)
31 Desember/December 2009 Jumlah saham ditempatkan dan Persentase disetor/Number kepemilikan/ of issued and Percentage Jumlah/ fully paid shares of ownership Amount
Shareholders
1
0.00%
-
1,498,087,500
65.02%
749,044
200,000
0.009%
100
138,000
0.006%
69
60,000 3,437,000 446,989,901 107,036,500
0.003% 0.14% 19.39% 4.65%
30 1,719 223,495 53,518
248,182,948
10.77%
124,091
2,304,131,850
100%
1,152,066
TAMBAHAN MODAL DISETOR
21.
Preferred Stock (A Dwiwarna Share) Government of Indonesia Common Stock (B Shares) Government of Indonesia Personnel and Directors: Sukrisno (President Director) Mahbub Iskandar (Director General Affairs and HR) Milawarma (Director Operation/ Production) Employees Foreign corporations Mutual funds Others (Each holding below 5%) Total
ADDITIONAL PAID-IN CAPITAL
31 Desember/December 2010 dan/and 2009 Selisih antara pembayaran yang diterima dengan nilai nominal Biaya emisi saham
32,573 (2,088)
Excess of proceeds over par value Share issue cost
30,485 Biaya emisi saham diatas merupakan beban atas pengeluaran saham baru sebanyak 31.500.000 saham yang dihitung secara proporsional terhadap total beban emisi saham berdasarkan hasil kesepakatan antara Perusahaan dengan Pemerintah.
The above share issue costs represent expenses for the issue of 31,500,000 new shares, calculated proportionally to total share issue costs based on an agreement between the Company and the Government of Indonesia.
342
PT Bukit Asam Tbk Laporan Tahunan 2010
PT BUKIT ASAM (PERSERO) Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES Lampiran 5/52 Schedule CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2010 DAN 2009
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2010 AND 2009 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 22.
23.
24.
DIVIDEN
22.
DIVIDENDS
Pada Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (“RUPS”) yang diadakan tanggal 21 April 2010, pemegang saham menyetujui pembagian dividen kas atas laba bersih tahun 2009 sebesar Rp 1.073,8 miliar atau Rp 466,6 (nilai penuh) per lembar saham. Dividen ini telah dibayarkan pada bulan Juni 2010. Selain itu, berdasarkan surat Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara (“BUMN”) No. S-711/MBU/2010 Perusahaan juga membagikan dividen interim sebesar Rp 161,9 miliar atau Rp 70 (nilai penuh) per lembar saham. Dividen ini telah dibayarkan pada bulan Desember 2010.
At the Company’s Annual General Meeting of Shareholders (“AGMS”) held on 21 April 2010, the shareholders approved the declaration of a cash dividend from 2009 net income of Rp 1,073.8 billion or Rp 466.6 (full amount) per share. The dividend was paid in June 2010. Further, based on a letter from the Ministry of State Owned Enterprises (“SOE”) No. S-711/MBU/2010 the Company declared an interim dividend of Rp 161.9 billion or Rp 70 (full amount) per share. The dividend was paid in December 2010.
Pada RUPS yang diadakan tanggal 28 Mei 2009, pemegang saham menyetujui pembagian dividen kas atas laba bersih tahun 2008 sebesar Rp 853,9 milyar atau Rp 371 (nilai penuh) per lembar saham. Dividen ini telah dibayarkan pada bulan Juni 2009. Selain itu, berdasarkan surat Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara (“BUMN”) No. S-782/MBU/2009 Perusahaan juga membagikan dividen interim sebesar Rp 153,6 milyar atau Rp 66 (nilai penuh) per lembar saham. Dividen ini telah dibayarkan pada bulan Desember 2009.
At the AGMS held on 28 May 2009, the shareholders approved the declaration of a cash dividend from 2008 net income of Rp 853.9 billion or Rp 371 (full amount) per share. The dividend was paid in June 2009. Further, based on the letter from Ministry of State Owned Enterprises (“SOE”) No. S-782/MBU/2009 the Company declared interim dividend of Rp 153.6 billion or Rp 66 (full amount) per share. The dividend was paid on December 2009.
CADANGAN UMUM DAN LAINNYA
23.
GENERAL RESERVE AND OTHERS
Undang-Undang Perseroan Terbatas Republik Indonesia No.1/1995 yang diterbitkan di bulan Maret 1995, dan telah diubah dengan Undang-Undang No. 40/2007 yang diterbitkan pada bulan Agustus 2007, mengharuskan pembentukan cadangan umum dari laba bersih sejumlah minimal 20% dari jumlah modal yang ditempatkan dan disetor penuh. Tidak ada batasan waktu untuk membentuk cadangan tersebut.
Limited Liability Company Law of the Republic of Indonesia No. 1/1995 introduced in March 1995, and amended by Law No. 40/2007, issued in August 2007, requires the establishment of a general reserve from net income amounting to at least 20% of a company’s issued and paid up capital. There is no time limit on the establishment of that reserve.
RUPS pada tanggal 21 April 2010 menyetujui alokasi dana cadangan umum sebesar Rp 1.391 miliar atas laba bersih tahun 2009.
The Company’s AGMS held on 21 April 2010 approved a transfer of net income in 2009 of Rp 1,391 billion to the general reserve.
Berdasarkan PER-05/MBU/2007 tentang Program Kemitraan BUMN dengan Usaha Kecil dan Program Bina Lingkunganm setiap BUMN diwajibkan untuk melaksanakan Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (“PKBL”). Dana PKBL berasal dari penyisihan laba setelah pajak tahun sebelumnya maksimal sebesar 2% untuk masing-masing program. Pada tanggal 21 April 2010, RUPS menyetujui alokasi dana untuk program kemitraan dan program bina lingkungan masing-masing sebesar Rp 54 miliar.
Based on PER-05/MBU/2007 of Partnership Programme BUMN with Small Enterprise and Community Development, each BUMN must establish Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (“PKBL”). The PKBL can be funded through the allocation of prior year income after tax up to 2% for each programme. On 21 April 2010, the AGMS agreed to allocate funds for the partnership programme and community development programme amounting to Rp 54 billion for each programme.
PENJUALAN
24.
Penjualan terdiri dari:
Pihak ketiga Pihak yang mempunyai hubungan istimewa
SALES Sales consist of the following:
2010
2009
3,574,698
3,513,373
Third parties
4,334,456
5,434,481
Related parties
7,909,154
8,947,854
PT Bukit Asam Tbk 2010 Annual Report 343
PT BUKIT ASAM (PERSERO) Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES Lampiran 5/53 Schedule CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2010 DAN 2009
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2010 AND 2009 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 24.
PENJUALAN (lanjutan) Rincian pelanggan penjualan bersih:
dengan
24. transaksi
melebihi
10%
Details of customers having transactions more than 10% of net sales are as follows:
2010 Pihak ketiga Lain-lain (masing-masing di bawah 10%) Pihak yang mempunyai hubungan istimewa PT Indonesia Power PT PLN (Persero) Lain-lain (masing-masing di bawah 10%)
2009 Third parties
3,574,698
3,513,373
3,465,096 743,513
4,646,407 696,604
125,847
91,470
4,334,456
5,434,481
7,909,154
8,947,854
Lihat Catatan 29 untuk rincian saldo dan transaksi dengan pihak yang mempunyai hubungan istimewa. 25.
HARGA POKOK PENJUALAN
(Kenaikan)/penurunan persediaan batubara Harga pokok penjualan
Others (each below 10%) Related parties PT Indonesia Power PT PLN (Persero) Others (each below 10%)
Refer to Note 29 for details of related party balances and transactions. 25.
Rincian harga pokok penjualan adalah sebagai berikut:
Jasa angkutan kereta api Jasa penambangan Gaji, upah dan kesejahteraan karyawan Royalti ke Pemerintah (iuran produksi) Sewa alat berat, kendaraan dan peralatan Pembelian batubara Bahan bakar dan pelumas Perlengkapan dan suku cadang Reklamasi Pajak Bumi dan Bangunan Listrik Penyusutan dan amortisasi Amortisasi properti pertambangan Lainnya (masing-masing di bawah 10.000)
SALES (continued)
COST OF SALES The components of cost of sales are as follows:
2010
2009
1,422,853 781,033
1,232,241 830,865
530,976
517,549
470,468
410,833
322,342 257,025 157,125 114,363 51,009 50,976 38,404 33,421 11,521
262,458 236,621 123,344 174,767 46,977 19,868 41,042 53,670 -
Coal railway services Mining services Salaries, wages and employee benefits Royalties to Government (production fee) Rental of heavy equipment, vehicles and equipment Coal purchases Fuel oil and lubricant Spare parts and materials used Reclamation Taxation of land and buildings Electricity Depreciation and amortisation Mining properties amortisation
37,335
80,519
Others (each below 10,000)
4,278,851
4,030,754
(19,863) 4,258,988
73,547
(Increase)/decrease in coal inventories
4,104,301
Cost of sales
344
PT Bukit Asam Tbk Laporan Tahunan 2010
PT BUKIT ASAM (PERSERO) Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES Lampiran 5/54 Schedule CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2010 DAN 2009
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2010 AND 2009 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 25.
HARGA POKOK PENJUALAN (lanjutan)
25.
Rincian jasa pihak ketiga dan jasa lainnya dengan transaksi melebihi 10% total biaya penjualan:
Details of third party services and other services having transactions more than 10% of total cost of sales are as follows:
2010 Pihak ketiga PT Pamapersada Nusantara Lain-lain (masing-masing di bawah 10% dari jumlah harga pokok penjualan) Pihak yang mempunyai hubungan istimewa PT Kereta Api Indonesia (Persero) Lain-lain (masing-masing di bawah 10% dari jumlah harga pokok penjualan)
26.
2009
579,445
607,649
1,988,442
2,010,844
2,567,887
2,618,493
1,422,852
1,232,241
268,249
253,567
1,691,101
1,485,808
4,258,988
4,104,301
BEBAN USAHA
26.
Beban usaha terdiri dari:
Third parties PT Pamapersada Nusantara Others (each below 10% of total cost of sales)
Related parties PT Kereta Api Indonesia (Persero) Others (each below 10% of total cost of sales)
OPERATING EXPENSES Operating expenses consist of the following:
2010 Beban penjualan dan pemasaran Jasa angkutan kapal Gaji, upah dan kesejahteraan karyawan Perlengkapan dan suku cadang Sewa kendaraan dan peralatan Surveyor dan jasa dermaga Penyusutan Listrik Jasa pihak ketiga Bahan bakar dan pelumas Lainnya (masing-masing di bawah 3.000)
COST OF SALES (continued)
2009
289,501
265,389
122,861 42,320 32,164 30,014 18,558 13,611 12,203 9,826
116,831 43,045 12,757 41,001 19,469 13,794 11,200 9,589
Selling and marketing expenses Shipping and freight Salaries, wages and employee benefits Spare parts and materials used Rental of vehicles and equipment Surveyor and port services Depreciation Electricity Third party services Fuel, oil and lubricants
88,468
45,684
Others (each below 3,000)
659,526
578,759
PT Bukit Asam Tbk 2010 Annual Report 345
PT BUKIT ASAM (PERSERO) Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES Lampiran 5/55 Schedule CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2010 DAN 2009
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2010 AND 2009 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 26.
BEBAN USAHA (lanjutan)
26.
OPERATING EXPENSES (continued)
2010 Beban umum dan administrasi Gaji, upah dan kesejahteraan karyawan Jasa pihak ketiga Perjalanan dinas Sewa mobil dan peralatan Sumbangan Pelatihan Listrik Perlengkapan dan suku cadang Penyusutan Bahan bakar dan pelumas Lainnya (masing-masing di bawah 3.000)
379,066 54,988 51,566 30,527 9,357 12,190 9,443 7,394 7,367 5,352
384,417 51,575 49,065 26,127 34,502 16,411 9,361 5,015 6,969 4,738
General and administrative expenses Salaries, wages and employee benefits Third party services Business travel Rental of vehicles and equipment Donations Training Electricity Spare parts and materials used Depreciation Fuel, oil, and lubricants
96,279
107,166
Others (each below 3,000)
663,529
695,346
Beban eksplorasi Gaji, upah dan kesejahteraan karyawan Perlengkapan dan suku cadang Jasa pihak ketiga Sewa mobil dan peralatan Lainnya (masing-masing di bawah 1.000)
Jumlah beban usaha 27.
15,934 2,652 1,564 1,518
13,913 2,816 1,438 1,364
Exploration expenses Salaries, wages and employee benefits Spare parts and materials used Third party services Car and equipment rent
1,285
1,602
Others (each below 1,000)
22,953
21,133
1,346,008
1,295,238
PERJANJIAN PENTING DAN KOMITMEN a.
2009
Perjanjian jual beli batubara
27.
Total operating expenses
SIGNIFICANT AGREEMENTS AND COMMITMENTS a.
Coal sales agreements
PT Indonesia Power untuk PLTU Suralaya
PT Indonesia Power for PLTU Suralaya
Pada tanggal 2 Oktober 2002, Perusahaan menandatangani perjanjian dengan PT Indonesia Power-Unit Bisnis Pembangkitan Suralaya (“UBPS”) 14 dan 5-7 (sebelumnya PLTU Suralaya) dengan perjanjian No.PLN:161.PJ/061/IP/2002 dan No. PTBA: 017/K/DIRUT/PTBA-PTIP/2002 mengenai penjualan batubara jangka panjang dan berjangka waktu 10 tahun sejak tanggal 1 Januari 2003 sampai tanggal 31 Desember 2012. Berdasarkan perjanjian ini, tidak lagi terdapat pemisahan pasokan batubara antara UBPS unit 1-4 dengan unit 5-7.
On 2 October 2002, the Company entered into a longterm coal sales and purchase agreement with PT Indonesia Power - Unit Bisnis Pembangkitan Suralaya (“UBPS”) 1-4 and 5-7 (previously PLTU Suralaya) with agreement No. PLN:161.PJ/061/IP/2002 of PLN and No. 017/K/DIRUT/PTBA-PTIP/2002 of PTBA and for a period of 10 years from 1 January 2003 until 31 December 2012. Based on the agreement, there is no segregation of coal supply between UBPS units 1-4 and units 5-7.
Harga jual ke UBPS adalah sebesar Rp 884.000 (nilai penuh) per metrik ton untuk periode 1 Januari 2009 sampai dengan 31 Desember 2009.
The selling price to UBPS was Rp 884,000 (full amount) per metric tonne for the period from 1 January 2009 to 31 December 2009.
Pada tanggal 12 Januari 2010, Perusahaan menandatangani kesepakatan penjualan batubara ke UBPS tahun 2010 untuk mengirimkan batubara sebanyak 5.500.000 ton (nilai penuh).
On 12 January 2010, the Company entered into a coal sales agreement with UBPS for the year 2010 to deliver 5,500,000 tonnes of coal (full amount).
346
PT Bukit Asam Tbk Laporan Tahunan 2010
PT BUKIT ASAM (PERSERO) Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES Lampiran 5/56 Schedule CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2010 DAN 2009
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2010 AND 2009 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 27.
PERJANJIAN PENTING DAN KOMITMEN (lanjutan) a.
Perjanjian jual beli batubara (lanjutan)
27.
SIGNIFICANT (continued) a.
AGREEMENTS
AND
COMMITMENTS
Coal sales agreements (continued)
PT Indonesia Power untuk PLTU Suralaya (lanjutan)
PT Indonesia Power for PLTU Suralaya (continued)
Berdasarkan adendum XI tanggal 15 Januari 2010, harga jual UPBS untuk mulai periode 1 Januari 2010 sampai dengan 31 Desember 2010 adalah sebesar Rp 685.000 (nilai penuh) per ton.
Based on addendum XI dated 15 Januari 2010, the UPBS selling price for the period of 1 January 2010 until 31 December 2010 was Rp 685,000 (full amount) per tonne.
Jumlah penjualan kepada UBPS sebesar Rp 3,5 triliun dan Rp 4,6 triliun masing-masing pada tahun 2010 dan 2009.
Total sales to UBPS in 2010 and 2009 amounted to Rp 3.5 trillion and Rp 4.6 trillion, respectively.
PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) untuk PLTU Bukit Asam
PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) for PLTU Bukit Asam
Perusahaan membuat perjanjian penjualan dan pembelian batubara dengan PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) (”PT PLN”) untuk PLTU Bukit Asam, di mana Perusahaan bersedia menjual produksi batubaranya kepada PLTU Bukit Asam sejak bulan Januari 1994.
The Company entered into a coal sales and purchase agreement with PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) (“PT PLN”) for PLTU Bukit Asam, whereby the Company agreed to sell coal to PLTU Bukit Asam commencing in January 1994.
Perusahaan memperbaharui perjanjian jual beli batubara dengan PT PLN untuk PLTU Bukit Asam dengan perjanjian No. PLN:0163-1.PJ/061/DIR/2004 dan No. PTBA: 017A/K/PM/PTBA-PLN/2004 tanggal 21 Mei 2004, dimana Perusahaan bersedia menjual produksi batubaranya kepada PLTU Bukit Asam sebanyak 9.860.000 ton terhitung tanggal 1 Januari 2004 sampai dengan 31 Desember 2013.
On 21 May 2004, the Company renewed the coal sales and purchase agreement with PT PLN for PLTU Bukit Asam, with agreement No.PLN:01631.PJ/061/DIR/ 2004 of PLN and No. PTBA: 017A/K/PM/PTBAPLN/2004 of PTBA, whereby the Company agreed to sell 9,860,000 tonnes of coal to PLTU Bukit Asam effective 1 January 2004 until 31 December 2013.
Berdasarkan kesepakatan, terhitung tanggal 1 Januari 2010 sampai 31 Desember 2010, harga jual per ton adalah sebesar Rp 430.000.
The agreed selling price per tonne was Rp 430,000, effective from 1 January 2010 until 31 December 2010.
PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) untuk PLTU Tarahan
PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) for PLTU Tarahan
Perusahaan mengadakan perjanjian penjualan dan pembelian batubara dengan PT PLN untuk PLTU Tarahan, di mana Perusahaan bersedia menjual produksi batubaranya kepada PLTU Tarahan sejak bulan November 2006.
The Company entered into a coal sales and purchase agreement with PT PLN for PLTU Tarahan, whereby the Company agreed to sell coal to PLTU Tarahan commencing in November 2006.
Pada tanggal 9 Oktober 2007, Perusahaan memperbaharui perjanjian jual beli batubara dengan PT PLN untuk PLTU Tarahan, dimana Perusahaan bersedia menjual produksi batubaranya kepada PLTU Tarahan sebanyak 17.132.000 ton terhitung 1 April 2007 sampai dengan 31 Desember 2031. Harga jual per ton yang disepakati adalah sebesar Rp 436.500 (nilai penuh). Berdasarkan berita acara kesepakatan harga batubara tanggal 23 Juni 2010, terhitung tanggal 1 Januari 2010 sampai dengan 31 Desember 2010 harga jual per ton telah diperbaharui menjadi Rp 570.000 (nilai penuh) per ton.
On 9 October 2007, the Company renewed the coal sales and purchase agreement with PT PLN for PLTU Tarahan, whereby the Company agreed to sell 17,132,000 tonnes of coal to PLTU Tarahan effective from 1 April 2007 until 31 December 2031. The agreed selling price per tonne was Rp 436,500 (full amount). Based on a sales price memorandum of agreements dated 23 June 2010, effective from 1 January 2010 until 31 December 2010 the selling price per tonne has been amended to Rp 570,000 (full amount).
PT Bukit Asam Tbk 2010 Annual Report 347
PT BUKIT ASAM (PERSERO) Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES Lampiran 5/57 Schedule CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2010 DAN 2009
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2010 AND 2009 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
27.
PERJANJIAN PENTING DAN KOMITMEN (lanjutan) a.
Perjanjian jual beli batubara (lanjutan)
27.
SIGNIFICANT (continued) a.
AGREEMENTS
AND
COMMITMENTS
Coal sales agreements (continued)
PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) untuk PLTU Tarahan (lanjutan)
PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) for PLTU Tarahan (continued)
Jumlah penjualan kepada PT PLN (Tarahan dan Bukit Asam) sebesar Rp 662,6 miliar dan Rp 696,6 miliar masing masing pada tahun 2010 dan 2009 (lihat Catatan 24).
Total sales to PT PLN (Tarahan and Bukit Asam) in 2010 and 2009 amounted to Rp 662.6 billion and Rp 696.6 billion, respectively (see Note 24).
PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) untuk 15 PLTU di Indonesia
PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) for 15 PLTUs in Indonesia
Pada 22 September 2010, Perusahaan menandatangani perjanjian interim jual beli batubara dengan PT PLN untuk beberapa PLTU yang berada di Indonesia, dimana Perusahaan bersedia menjual produksi batubaranya kepada PLTU-PLTU tersebut sebanyak 300.000 ton untuk periode 1 Oktober 2010 sampai dengan 31 Maret 2011 untuk keseluruhan PLTU. Harga jual per ton yang disepakati untuk perjanjian ini adalah sebesar Rp 572.500 (nilai penuh).
On 22 September 2010, the Company signed an interim coal sales and purchase agreement with PT PLN for various PLTUs located in Indonesia, whereby the Company agreed to sell 300,000 tonnes of coal in total to these PLTUs from 1 October 2010 until 31 March 2011. The agreed selling price per tonne was Rp 572,500 (full amount).
Adapun rincian PLTU-PLTU tersebut adalah sebagai berikut:
Details of these PLTUs are as follows:
-
PLTU NAD, Nagan Raya PLTU Labuan Angin PLTU 1 Riau, Bengkalis PLTU Sumbar, Teluk Sirih PLTU 3 Bangka, Bangka Baru PLTU Lampung, Tanjung Selaki PLTU 4 Bangka, Belitung PLTU 1 Jabar, Indramayu PLTU 1 NTB, Bima PLTU 2 NTT, Kupang PLTU 1 Kalbar, Parit Baru PLTU 2 Kalbar, Bengkayan PLTU Sulsel, Baru PLTU Gorontalo, Anggrek PLTU Sulut, Amurang
Perjanjian ini akan digantikan oleh perjanjian jual-beli batubara jangka panjang yang akan disepakati kemudian untuk jangka waktu perjanjian 20 tahun sejak April 2011 sampai dengan Maret 2030 dengan pasokan batubara sebanyak 264.700.000 ton.
This agreement will be replaced by a long-term coal sales and purchase agreement which will be agreed later for a period of 20 years from April 2011 until March 2030 with 264,700,000 tonnes of coal.
Jumlah penjualan kepada PT PLN sehubungan dengan perjanjian ini adalah sebesar Rp 80,9 miliar dan Rp nihil masing masing pada tahun 2010 dan 2009.
Total sales to PT PLN in relation to this agreement in 2010 and 2009 amounted to Rp 80.9 billion and Rp nil, respectively.
348
PT Bukit Asam Tbk Laporan Tahunan 2010
PT BUKIT ASAM (PERSERO) Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES Lampiran 5/58 Schedule CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2010 DAN 2009
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2010 AND 2009 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
27.
PERJANJIAN PENTING DAN KOMITMEN (lanjutan) b.
Perjanjian Jasa Pengangkutan Batubara
27.
SIGNIFICANT (continued) b.
AGREEMENTS
AND
COMMITMENTS
Coal Delivery Agreements
Pengangkutan Batubara dari Tanjung Enim ke Tarahan
Coal Delivery from Tanjung Enim to Tarahan
Perusahaan mengadakan perjanjian pengangkutan batubara dari Tanjung Enim ke Pelabuhan Tarahan dengan PT Kereta Api Indonesia (Persero) (“PTKA”), dimana PTKA menyetujui untuk mengangkut batubara Perusahaan dari stasiun pemuatan batubara di Tanjung Enim ke pelabuhan batubara di Tarahan, Lampung.
The Company entered into an agreement with PT Kereta Api Indonesia (Persero) (“PTKA”) for coal delivery from Tanjung Enim to Tarahan Port, whereby PTKA agreed to deliver coal from the Company’s Train Loading Station in Tanjung Enim to the Company’s coal port in Tarahan, Lampung.
Tarif tahun 2009 berdasarkan addendum No. 027/ADD/Eks-0500/HK.03/2009 pada tanggal 31 Juli 2009, adalah Rp 287 (nilai penuh)/ton/kilometer tidak termasuk PPN. Tarif tahun 2010 berdasarkan addendum No.025/ADD/Eks-0500/HK.03/2010 tanggal 4 Juni 2010 adalah Rp 305 (nilai penuh)/ton/kilometer tidak termasuk PPN.
The 2009 tariff is based on addendum No. 027/ADD/Eks-0500/HK.03/2009 dated 31 July 2009 which is Rp 287 (full amount)/tonne/kilometer (“km”) excluding VAT. The 2010 tariff is based on addendum No.025/ADD/Eks-0500/HK.03/2010 dated 4 June 2010 which is Rp 305 (full amount)/tonne/km excluding VAT.
Jumlah biaya pengangkutan batubara dari Tanjung Enim ke Pelabuhan Tarahan sebesar Rp 1.262 miliar dan Rp 1.096 miliar masing-masing pada tahun 2010 dan 2009.
Total coal delivery expense from Tanjung Enim to Tarahan Port in 2010 and 2009 amounted to Rp 1,262 billion and Rp 1,096 billion, respectively.
Pengangkutan Batubara dari Tanjung Enim ke Kertapati
Coal Delivery from Tanjung Enim to Kertapati
Perusahaan membuat perjanjian pengangkutan batubara dari Tanjung Enim ke Dermaga Kertapati dengan PTKA, dimana PTKA menyetujui untuk mengangkut batubara Perusahaan dari stasiun pemuatan batubara di Tanjung Enim ke dermaga batubara di Kertapati, Palembang.
The Company entered into a coal delivery agreement with PTKA, whereby PTKA agreed to deliver the Company’s coal from the Company’s Train Loading Station in Tanjung Enim to the Company’s coal jetty in Kertapati, Palembang.
Tarif tahun 2009 berdasarkan addendum No. 026/ADD/Eks-0500/HK.03/2009 tanggal 31 Juli 2009, adalah Rp 394 (nilai penuh)/ton/kilometer tidak termasuk PPN. Tarif tahun 2010 berdasarkan addendum No.024/ADD/Eks-0500/HK.03/2010 tanggal 04 Juni 2010 adalah Rp 420 (nilai penuh)ton/kilometer tidak termasuk PPN.
The 2009 tariff is based on the addendum to the tariff No. 026/ADD/Eks-0500/HK.03/2009 dated 31 July 2009 which is Rp 394 (full amount)/tonne/km excluding VAT. The 2010 tariff is based on addendum No.024/ADD/Eks-0500/HK.03/2010 dated 4 June 2010 which is Rp 420 (full amount)/tonne/km excluding VAT.
Jumlah biaya pengangkutan batubara dari Tanjung Enim ke Pelabuhan Kertapati sebesar Rp 160 miliar dan Rp 136 miliar masing-masing pada tahun 2010 dan 2009.
Total coal delivery expense from Tanjung Enim to Kertapati Jetty in 2010 and 2009 amounted to Rp 160 billion and Rp 136 billion, respectively.
PT Bukit Asam Tbk 2010 Annual Report 349
PT BUKIT ASAM (PERSERO) Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES Lampiran 5/59 Schedule CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2010 DAN 2009
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2010 AND 2009 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 27.
PERJANJIAN PENTING DAN KOMITMEN (lanjutan) c.
Satuan Kerja Pengusahaan Briket
27.
SIGNIFICANT (continued) c.
AGREEMENTS
AND
COMMITMENTS
Coal Briquette Operating Unit
Berdasarkan Surat Menteri Pertambangan dan Energi No. 483/201/M.DJP/1993 tanggal 9 Pebruari 1993, Menteri Pertambangan dan Energi mengajukan permohonan kepada Menteri Keuangan untuk mendapat persetujuan atas “Crash Program” untuk mengembangkan briket batubara di Indonesia oleh Perusahaan. Pendanaan proyek ini akan menggunakan dana Perjanjian Karya Pengusahaan Pertambangan Batubara (“PKP2B”) sebesar Rp 85 miliar.
Based on Ministry of Mines and Energy letter No. 483/201/M.DJP/1993 dated 9 February 1993, the Ministry of Mines and Energy proposed the Ministry of Finance obtain approval for a “Crash Program” for the Company to develop coal briquettes in Indonesia. This project will be financed by “Coal Cooperative Agreement” (“CCA”) funds amounting to approximately Rp 85 billion.
Kemudian berdasarkan Surat Menteri Keuangan No. S-226/KMK/1993 tanggal 19 Pebruari 1993, Menteri Keuangan menyetujui permohonan penggunaan dana PKP2B hasil operasi tahun 1992 tersebut. Berdasarkan Rapat Umum Pemegang Saham tanggal 31 Desember 1993, para Pemegang Saham memutuskan untuk mendistribusikan penghasilan PKP2B tahun 1992 sebesar Rp 82,44 miliar untuk proyek pengembangan briket batubara.
On 19 February 1993, based on letter No.S-226/KMK/1993, the Ministry of Finance approved this request by using the 1992 CCA funds. Based on the shareholder’s meeting on 31 December 1993, the Shareholders decided to distribute the 1992 CCA income amounting to Rp 82.44 billion to the coal briquette development project.
Berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 11, tanggal 9 Januari 1998, diputuskan bahwa penambahan sebesar Rp 284,5 miliar ditambahkan dalam Penyertaan Modal Pemerintah.
Based on Government Regulation No. 11 dated 9 January 1998, Rp 284.5 billion was added as Government Capital Investment.
Sejak tahun 2002, nama Proyek Pengembangan Briket Batubara sudah tidak berlaku lagi dan diganti dengan “Pengusahaan Briket”. Hal ini didukung oleh Surat Keputusan Direksi Perusahaan No. 103/SK/PTBA-PERS/2002 tanggal 20 Mei 2002, dimana Direksi menetapkan struktur organisasi Satuan Kerja “Pengusahaan Briket” yang sekaligus menyatakan tidak berlakunya lagi Surat Keputusan Direksi Perusahaan No. 294/SK/PTBA-PERS/2001 tentang struktur organisasi dan pemegang jabatan satuan kerja Proyek Pengembangan Briket Batubara (“P2B2”).
From 2002, the name of the Coal Briquette Development Project was changed to the “Coal Briquette Operating Unit”. This was supported by Board of Directors Decree No. 103/SK/PTBAPERS/2002 dated 20 May 2002, in which the Board of Directors set out the organisational structure of Briquette Task Force, which means that Board of Directors Decree No. 294/SK/PTBA-PERS/2001 on the organisational stucture of the Coal Briquette Development Project (“P2B2”) task force was no longer applicable.
Efektif pada tanggal 6 Juli 2004, izin unit usaha Gresik telah diperpanjang untuk masa lima tahun mendatang. Perusahaan telah mengajukan permohonan perpanjangan surat ijin kuasa pertambangan, pengelolaan dan pemurnian pabrik briket batubara Bukit Asam kepada Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Propinsi Jawa Timur. Sampai dengan tanggal laporan keuangan ini, permohonan tersebut masih dalam proses – menindaklanjuti penerbitan ijin Usaha Pertambangan (“IUP”) oleh Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral sampai dengan terbitnya peraturan pemerintah sebagai pelaksanaan UU No. 4 tahun 2009.
Effective from 6 July 2004, the operating permit for the coal briquette operating Unit in Gresik was extended for the next five years. The Company submitted the letter for extending the respective permit to construct and operate the briquetting unit to the Department of Energy and Mineral Resources Services of East Java Province. As at the date of this report, the request was still in progress – following the issue of the IUP license released by the Department of Energy and Mineral Resources Services awaiting the implementation guidance for UU No. 4/2009.
350
PT Bukit Asam Tbk Laporan Tahunan 2010
PT BUKIT ASAM (PERSERO) Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES Lampiran 5/60 Schedule CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2010 DAN 2009
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2010 AND 2009 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 27.
PERJANJIAN PENTING DAN KOMITMEN (lanjutan) d.
Perjanjian Jasa Penambangan Batubara
27.
SIGNIFICANT (continued) d.
AGREEMENTS
AND
COMMITMENTS
Mining Service Agreements
Jasa Penambangan di Banko Barat
Mining Service Agreements in Banko Barat
Perusahaan mengadakan perjanjian pekerjaan pengupasan tanah dan penambangan batubara di tambang Banko Barat (Paket 06-006R) dengan PT Sumber Mitra Jaya (“SMJ”) untuk periode 1 Juli 2008 sampai dengan 30 Juni 2013. Sesuai dengan perjanjian, SMJ bersedia untuk melakukan kegiatan pengupasan tanah dan penambangan batubara dengan target produksi yang harus dicapai adalah sebesar 29.200.000 BCM untuk tanah dengan jarak angkut rata-rata 3,47 km dan 9.300.000 ton batubara dengan jarak angkut 3,40 km. Jumlah biaya penambangan adalah USD 34,36 juta dan Rp 444,16 miliar (termasuk PPN).
The Company entered into an agreement for stripping and coal mining in Banko Barat mine (package 06006R) with PT Sumber Mitra Jaya (“SMJ”) for the period from 1 July 2008 until 30 June 2013. Under this agreement, SMJ agreed to render stripping and mining activities targeted to achieve the production targets on schedule which are 29,200,000 BCM for soil with an average distance of 3.47 km and 9,300,000 tonnes for coal with an average distance of 3.40 km. The total mining cost is USD 34.36 million and Rp 444.16 billion (including VAT).
Realisasi beban jasa pengupasan tanah dan penambangan batubara sebesar Rp 90,8 miliar dan Rp 121,6 miliar masing-masing pada tahun 2010 dan 2009.
Realisation for stripping and coal mining expense in 2010 and 2009 amounted to Rp 90.8 billion and Rp 121.6 billion, respectively.
Jasa Penambangan di Muara Tiga Besar Utara “MTBU”), Muara Tiga Besar Selatan (“MTBS”), TAL Extention
Mining Service Agreements in Muara Tiga Besar Utara (“MTBU”), Muara Tiga Besar Selatan (“MTBS”), TAL Extention
Perusahaan mengadakan perjanjian baru untuk engupasan dan penambangan batubara MTBU, MTBS, Tambang Air Laya, dan lokasi lainnya dalam wilayah KP Eksploitasi (Paket 06-007) dengan PT Pamapersada Nusantara (“Pama”) untuk periode 1 April 2007 sampai dengan 31 Maret 2012.
The Company entered into a new agreement for stripping and coal mining in MTBU, MTBS, Tambang Air Laya, and other locations within the Company’s KP Exploitation (package 06-007) with PT Pamapersada Nusantara (“Pama”) for the period from 1 April 2007 until 31 March 2012.
Target produksi yang harus dicapai adalah sebesar 76.190.000 BCM untuk tanah dengan jarak angkut rata-rata 2,32 km dan 17.500.000 ton untuk batubara dengan jarak angkut 3,09 km. Jumlah biaya penambangan adalah USD 90,04 juta dan Rp 977,02 miliar (termasuk PPN).
The production targets which have to be achieved on schedule are 76,190,000 BCM for soil with an average distance of 2.32 km and 17,500,000 tonnes for coal with an average distance of 3.09 km. The total mining cost is USD 90.04 million and Rp 977.02 billion (including VAT).
Pama wajib menyerahkan jaminan pelaksanaan kepada Perusahaan yang dikeluarkan oleh bank umum sebesar 5 % dari nilai biaya penambangan (termasuk PPN) atau sebesar USD 5,5 juta dan Rp 48,85 miliar untuk tahun pertama, sedangkan untuk periode tahun kedua sampai dengan tahun kelima dihitung dari nilai sisa biaya pekerjaan masing-masing tahun bersangkutan.
Pama was required to submit a Performance Bond to the Company to be issued by a public bank of 5 % of the total mining cost (including VAT) or the amounts of USD 5.5 million and Rp 48.85 billion for the first year, while for the second to fifth years the amounts were proportionally calculated based on the remaining value of the contract in the respective year.
Beban jasa pengupasan tanah penutup dan penambangan batubara sebesar Rp 579,4 miliar dan Rp 607,6 miliar masing-masing pada tahun 2010 dan 2009.
Related stripping and coal mining expense in 2010 and 2009 amounted to Rp 579.4 billion and Rp 607.6 billion, respectively.
PT Bukit Asam Tbk 2010 Annual Report 351
PT BUKIT ASAM (PERSERO) Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES Lampiran 5/61 Schedule CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2010 DAN 2009
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2010 AND 2009 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 27.
PERJANJIAN PENTING DAN KOMITMEN (lanjutan) e.
Perjanjian Jasa Pengapalan Batubara
27.
SIGNIFICANT (continued) e.
AGREEMENTS
AND
COMMITMENTS
Coal Shipment Agreements
Perjanjian Jasa Pengapalan Batubara dengan PT Arpeni Pratama Ocean Line (“Arpeni”) dan PT Pelayaran Bahtera Adhiguna (“Bahtera”)
Coal Shipment Agreement with PT Arpeni Pratama Ocean Line (“Arpeni”) and PT Pelayaran Bahtera Adhiguna (“Bahtera”)
Perusahaan melakukan perjanjian jasa pengapalan batubara dengan Arpeni dan Bahtera untuk pengiriman batubara dari pelabuhan Tarahan ke pelabuhan PLTU Suralaya.
The Company entered into coal shipment agreements with Arpeni and Bahtera to deliver coal from the Company’s port in Tarahan to PLTU Suralaya’s port.
Berdasarkan perjanjian dengan Arpeni (Paket 06-146) No.027/K/PTBA-APOL/2006 tanggal 8 September 2006, Arpeni akan mengangkut 3.600.000 ton batubara per tahun selama tiga tahun, mulai 1 Juli 2006 sampai 30 Juni 2009 dengan tarif pengapalan adalah sebesar Rp 20.570 (nilai penuh) per ton.
Based on the agreement with Arpeni (Package 06-146) No. 027/K/PTBA-APOL/2006 dated 8 September, 2006, Arpeni shall deliver about 3,600,000 tonnes of coal annually for three years, from 1 July 2006 to 30 June 2009, with the rate for coal shipments of Rp 20,570 (full amount) per tonne.
Berdasarkan perjanjian dengan Arpeni (Paket 09-147) No.050/P51258/PKP/EKS-0500/HK.03/2009 tanggal 12 Oktober 2009, Arpeni akan mengangkut 3.600.000 ton batubara per tahun selama tiga tahun, mulai 1 Juli 2009 sampai 30 Juni 2012 dengan tarif pengapalan adalah sebesar Rp 23.375 (nilai penuh) per ton.
Based on the agreement with Arpeni (Package 09-147) No.050/P51258/PKP/EKS-0500/HK.03/2009 dated October 12, 2009, Arpeni shall deliver about 3,600,000 tonnes of coal annually for three years, from 1 July 2009 to 30 June 2012, with the rate for coal shipments of Rp 23,375 (full amount) per tonne.
Jumlah biaya pengapalan batubara dari pelabuhan Tarahan ke pelabuhan PLTU Suralaya sebesar Rp 137 miliar dan Rp 123 miliar masing-masing pada tahun 2010 dan 2009.
Total coal shipment from Tarahan port to PLTU Suralaya’s port in 2010 and 2009 amounted to Rp 137 billion and Rp 123 billion, respectively.
Berdasarkan addendum I perjanjian dengan Bahtera (Paket J05-090) tanggal 23 Pebruari 2006, tarif pengapalan yang berlaku adalah Rp 20.100 (nilai penuh) per ton belum termasuk PPN, mulai 1 September 2005 sampai 31 Desember 2010.
Based on amendment I of the coal shipment agreement with Bahtera (Package J05-090) dated 23 February 2006, the rate for coal shipment was Rp 20,100 (full amount) per tonne, excluding VAT, from 1 September 2005 to 31 December 2010.
Perjanjian Jasa Pengapalan Batubara dengan PT Bahtera Bestari Shipping (“BBS”)
Coal Shipment Agreement with PT Bahtera Bestari Shipping (“BBS”)
Perusahaan melakukan perjanjian jasa pengapalan batubara dengan BBS, dimana BBS bersedia untuk mengapalkan batubara dari dermaga Kertapati, Palembang ke pelabuhan PLTU Suralaya. Berdasarkan perjanjian dengan BBS, BBS akan mengapalkan sekitar 100.000 ton batubara setiap bulannya mulai 1 Juli 2004.
The Company entered into a coal shipment agreement with BBS, whereby BBS agreed to deliver coal from the Company’s jetty in Kertapati, Palembang to PLTU Suralaya’s port. Based on the agreement with BBS, BBS shall deliver about 100,000 tonnes of coal every month starting from 1 July 2004.
Berdasarkan perjanjian No. 020/P42760, P42772 dan P42789/K/PTBA-BBS/2007 tanggal 31 Juli 2007, mulai Mei 2007 sampai dengan Mei 2010, BBS akan mengangkut sebanyak 1.800.000 ton dengan tarif pengapalan sebesar Rp 73.480 (nilai penuh) per ton termasuk PPN.
Based on agreement No. 020/P42760, P42772 and P42789/K/PTBA-BBS/2007 dated 31 July 2007, starting from May 2007 to May 2010, BBS shall deliver 1,800,000 tonnes. The rate for coal shipment is Rp 73,480 (full amount) per tonne, including VAT.
Jumlah biaya pengapalan batubara dari dermaga Kertapati ke pelabuhan PLTU Suralaya pada 2010 dan 2009 adalah sebesar Rp 44,4 miliar dan Rp 56,6 miliar.
Total coal shipment from Kertapati jetty to PLTU Suralaya’s port in 2010 and 2009 amounted to Rp 44.4 billion and Rp 56.6 billion, respectively.
352
PT Bukit Asam Tbk Laporan Tahunan 2010
PT BUKIT ASAM (PERSERO) Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES Lampiran 5/62 Schedule CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2010 DAN 2009
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2010 AND 2009 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 27.
PERJANJIAN PENTING DAN KOMITMEN (lanjutan) f.
g.
Perjanjian Jasa Bongkar Muat Batubara dengan Arpeni
27.
SIGNIFICANT (continued) f.
AGREEMENTS
AND
COMMITMENTS
Coal Loading and Discharging Agreement with Arpeni
Perusahaan melakukan perjanjian jasa bongkar muat batubara dengan pengapalan batubara dengan Arpeni dari Terminal Muat Batubara PTBA Tarahan ke Anchorage Pelabuhan Muat PTBA Tarahan.
The Company entered into coal loading & discharging agreements with Arpeni from PTBA Tarahan coal loading terminal to PTBA Tarahan Anchorage loading Port.
Berdasarkan perjanjian dengan Arpeni (Paket 09-086) No.056/P51278/PKP/EKS-0500/HK.03/2009 tanggal 21 Oktober 2009, Arpeni akan melakukan pekerjaan Jasa Bongkar Muat Batubara dengan floating crane dan tongkang sebanyak 3.600.000 ton batubara per tahun selama tiga tahun, mulai 1 Juli 2009 sampai 30 Juni 2012 dengan tarif pengapalan adalah sebesar Rp 33.550 (nilai penuh) per ton.
Based on the agreement with Arpeni (Package 09086) No.056/P51278/PKP/EKS-0500/HK.03/2009 dated October 21, 2009, Arpeni shall provide loading and discharging services through floating crane and barge amounting to 3,600,000 tonnes of coal annually for three years, from 1 July 2009 to 30 June 2012, with the rate for coal shipments of Rp 33,550 (full amount) per tonne.
Berdasarkan perjanjian dengan Arpeni (Addendum I No. 053/P51278/ADD/EKS-0500/HK.03/2010), apabila dilakukan bongkar muat batubara dari tongkang nonArpeni, maka tarif jasa per MT (1MT = 1000 kg) untuk pekerjaan tersebut adalah sebesar Rp 15.000 (nilai penuh).
Based on agreement with Arpeni (Addendum I No. 053/P51278/ADD/EKS-0500/HK.03/2010), if there is loading and discharging activity from non-Arpeni barges, then the tariff of the services was as at Rp 15,000 (full amount) per metric tonne.
Berdasarkan perjanjian dengan Arpeni (Addendum II untuk perjanjian No.056/P51278/PKP/EKS0500/HK.03/2009 dan Addendum I No.053/P51278/ADD/EKS-0500/HK.03/2010), penggunaaan kapasitas minimum per bulan untuk floating crane menurun dari 300,000 metrik ton per bulan menjadi 175,000 metrik ton per bulan, dan penghitungan masa penggunaan kapasitas minimum berubah dari enam bulan menjadi satu tahun masa penghitungan. Perubahan ini menyebabkan Perusahaan tidak terbebani biaya pinalti penggunaan kapal kurang dari kapasitas minimum untuk tahun 2010.
Based on agreement with Arpeni (Addendum II for agreement No.056/P51278/PKP/EKS0500/HK.03/ 2009 and Addendum I No.053/P51278/ADD/EKS0500/HK.03/2010), the minimum dead freight for floating crane changed from 300,000 metric ton per month to 175,000 metric ton per month and the dead freight calculation period changed from six month basis to annual basis. There was no penalty charged to the Company related to the dead freight in 2010 as a result of this amendment.
Pembayaran Sumbangan Pihak Ketiga dengan Pemerintah Daerah
g.
Payment of Third Party Donation to the Regional Government
Pemerintah Daerah (“Pemda”) Sumatera Selatan dengan persetujuan dari DPRD tingkat I Sumatera Selatan, menerbitkan Peraturan Daerah (“Perda”) No.16/2002 tanggal 23 Desember 2002 tentang pembayaran sumbangan yang diberikan Perusahaan kepada Pemda Sumsel, Pemerintah Daerah Tingkat II Muara Enim (“Pemda Muara Enim”) dan Pemerintah Tingkat II Lahat (“Pemda Lahat”).
On 23 December 2002, the Regional Government (“Pemda”) of South Sumatera as ratified by the Regional House of Representatives released Regional Government Regulation (“Perda”) No.16/2002 regarding donations paid by the Company to South Sumatera Province (“Pemda Sumsel”), Muara Enim Regency (“Pemda Muara Enim”) and Lahat Regency (“Pemda Lahat”).
Besarnya sumbangan yang diberikan adalah Rp 500 (nilai penuh) untuk Pemda Sumsel, Rp 250 (nilai penuh) untuk Pemda Muara Enim dan Rp 250 (nilai penuh) untuk Pemda Lahat untuk setiap 1 ton batubara yang diproduksi di wilayah Sumatera Selatan yang berlaku sejak 1 Januari 2002.
The donation was distributed to Pemda Sumsel at Rp 500 (full amount), Pemda Muara Enim at Rp 250 (full amount) and Pemda Lahat at Rp 250 (full amount) per tonne of coal mined in South Sumatra Province effective from 1 January 2002.
PT Bukit Asam Tbk 2010 Annual Report 353
PT BUKIT ASAM (PERSERO) Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES Lampiran 5/63 Schedule CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2010 DAN 2009
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2010 AND 2009 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 27.
PERJANJIAN PENTING DAN KOMITMEN (lanjutan) g.
h.
28.
27.
Pembayaran Sumbangan Pihak Ketiga dengan Pemerintah Daerah (lanjutan)
SIGNIFICANT (continued) g.
AGREEMENTS
AND
COMMITMENTS
Payment of Third Party Donation to the Regional Government (continued)
Perda tersebut telah diubah beberapa kali. Untuk Pemda Lahat, perubahan terakhir melalui Perda No. 18/2006 tentang perubahaan tarif produksi batubara menjadi Rp 1.000/ton (nilai penuh). Untuk kabupaten Muara Enim, Perda tersebut telah diubah beberapa kali, yakni melalui Perda No. 7/2006 tentang perubahaan tarif produksi batubara menjadi Rp 1.000/ton (nilai penuh) yang kemudian diperbaharui menjadi Perda No.3/2010. Perda No. 3/2010 mengatur tentang sumbangan pihak ketiga, dimana Perusahaan tidak memiliki kewajiban untuk membayar kewajiban sejumlah nilai tertentu atas setiap ton produksi batubara dari wilayah kabupaten Muara Eni, yang sekaligus mencabut Perda No. 7/2006.
This Perda has been amended several times. For Pemda Lahat, the latest amendment was through Perda No. 18/2006 regarding the revision of the coal production tariff to Rp 1,000/ton (full amount). For Muara Enim Regency, these Perda has been changed several times, through Perda No. 7/2006 regarding the revision of the coal production tariff to Rp 1,000/ton (full amount) which was renewed by Perda No. 3/2006 which regulate the donation from third party, in which the Company has no obligation to pay sum amount of money for every ton of coal produced from Muara Enim Regency, which is also revoked the Perda No. 7/2006.
Pembayaran yang diberikan kepada Pemda Sumsel, Pemda Lahat dan Pemda Muara Enim untuk tahun 2010 adalah masing-masing sebesar Rp 5,9 miliar, Rp 3,1 miliar dan Rp 13,1 miliar. Sumbangan tersebut dibebankan sebagai harga pokok penjualan lainnya pada laporan laba-rugi konsolidasian.
The donation distributed to Pemda Sumsel, Pemda Lahat and Pemda Muara Enim in 2010 amounted to Rp 5.9 billion, Rp 3.1 billion and Rp 13.1 billion, respectively. The donations were charged to other cost of sales in the consolidated statement of income.
Iuran Produksi
h.
Production Royalty
Berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 45/2003 seluruh perusahaan yang memiliki IUP diwajibkan untuk membayar iuran eksploitasi sebesar 3% sampai 7% dari nilai penjualan, setelah dikurangi beban penjualan. Perusahaan mengakui iuran ini dengan dasar akrual.
Based on Government Regulation No. 45/2003 all companies holding IUP have an obligation to pay exploitation fees ranging from 3% to 7% of sales, net of selling expenses. The Company recognises this fee on an accrual basis.
Jumlah iuran yang dibayarkan ke Pemerintah pada tahun 2010 adalah Rp 470,5 miliar (2009: 416,8 miliar). Iuran tersebut dibebankan sebagai harga pokok penjualan pada laporan laba-rugi konsolidasian.
The royalty paid to the Government in 2010 was Rp 470.5 billion (2009: Rp 416.8 billion). The royalty is charged to cost of sales in the consolidated statements of income.
ASET DAN KEWAJIBAN KONTINJENSI
28.
CONTINGENT ASSETS AND LIABILITIES
Undang-Undang Pertambangan No. 4/2009
Mining Law No. 4/2009
Pada tanggal 16 Desember 2008, Dewan Perwakilan Rakyat meloloskan Undang-Undang (“UU”) Pertambangan Mineral dan Batubara, yang telah disetujui oleh Presiden pada 12 Januari 2009 menjadi UU No.4/2009.
On 16 December 2008, the Indonesian Parliament passed Law on Mineral and Coal Mining (the “Law”), which received the assent of the President on 12 January 2009, becoming Law No. 4/2009.
Setelah keluarnya Undang-Undang tersebut, Direktur Jenderal Mineral, Batubara dan Panas Bumi (“DJMBP”) menerbitkan Surat Keputusan (“SK”) No. 03.E/31/DJB/2009 sehubungan dengan Kuasa Pertambangan (“KP”) yang menjadi dasar operasi Pemerintah. Beberapa diantaranya adalah:
Following the issue of the Law, the Director General of Minerals, Coal and Geothermal (“DGMCG”) issued Circular No. 03.E/31/DJB/2009 with respect to Mining Rights (“KP”) under which the Company operates. The Circular states that, among others:
354
PT Bukit Asam Tbk Laporan Tahunan 2010
PT BUKIT ASAM (PERSERO) Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES Lampiran 5/64 Schedule CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2010 DAN 2009
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2010 AND 2009 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 28.
ASET DAN KEWAJIBAN KONTINJENSI (lanjutan)
28.
CONTINGENT ASSETS AND LIABILITIES (continued)
Undang-Undang Pertambangan No. 4/2009 (lanjutan)
Mining Law No. 4/2009 (continued)
•
•
KP in force at the time the law was enacted will remain valid until the expiration of the KP but must be converted to an IUP – the mining license under the Law by 11 January 2010 at the latest.
•
The procedures for IUP issuance will be issued by the DGMCG (presumably through the upcoming implementing regulations for Law No. 4/2009). All existing exploration and exploitation KP holders are required to deliver an activities plan for the whole KP area covering the period until expiration of the KP term, at the latest within six months of the enactment of the Law, i.e. by 11 July 2009.
• •
KP yang ada pada saat diberlakukannya UndangUndang masih berlaku hingga jangka waktu berakhirnya KP tetapi wajib dikonversi menjadi IUP sesuai dengan Undang-Undang, paling lambat 11 Januari 2010. Tata cara penerbitan IUP akan diterbitkan oleh DJMBP (diasumsikan melalui peraturan pelaksana UndangUndang No. 4/2009). Semua pemilik KP eksplorasi dan eksploitasi diwajibkan untuk menyerahkan rencana aktivitas seluruh KP hingga berakhirnya jangka waktu KP, paling lambat enam bulan setelah disahkannya Undang-Undang, yaitu 11 Juli 2009.
•
Pada bulan Pebruari 2010, Pemerintah Indonesia mengeluarkan dua peraturan pemerintah yaitu Peraturan Pemerintah No. 22/2010 dan 23/2010 (“PP No. 22” dan “PP No. 23”), sehubungan dengan penerapan Undang-Undang Pertambangan No. 4/2009. PP No. 22 mengatur tentang pembentukan area pertambangan dengan menggunakan ijin usaha pertambangan yang baru. PP No. 23 juga mewajibkan agar KP diubah menjadi IUP dalam jangka waktu tiga bulan sejak diterbitkannya PP No. 23, akan tetapi tata laksananya masih perlu diperjelas oleh pemerintah.
In February 2010, the Government of Indonesia released two implementing regulations for Mining Law No. 4/2009, i.e. Government Regulations Nos. 22/2010 and 23/2010 (“GR No.22” and “GR No. 23”). GR No. 22 deals with the establishment of mining areas under the IUP. GR No. 23 provides clarifications surrounding the procedures to obtain new IUPs. GR No. 23 also requires a KP to be converted into an IUP within three months of the issue of GR No. 23, however, the details of the procedures remain to be specified.
Grup terus memonitor perkembangan peraturan pelaksana Undang-Undang tersebut secara ketat dan akan mempertimbangkan dampak terhadap operasi Grup, jika ada, pada saat peraturan-peraturan pelaksana ini diterbitkan. Seperti yang telah disajikan pada Catatan 1b, sampai pada tanggal laporan keuangan konsolidasian ini diterbitkan Grup telah memperoleh IUP untuk sebagian besar area eksploitasi/pengembangan yang dimiliki.
The Group is closely monitoring the progress of the implementing regulations for the Law, and will consider the impact on its operations, if any, once these regulations are issued. As presented in Note 1b, as of the date of these consolidated financial statements, the Group has obtained IUPs for most of its exploitation/development areas.
Keputusan Menteri No 34/2009
Ministerial Regulation No 34/2009
Pada bulan Desember 2009, Menteri ESDM mengeluarkan Peraturan Menteri No. 34/2009 yang mewajibkan perusahaan pertambangan untuk menjual sebagian hasil produksinya kepada pelanggan domestik (“Domestic Market Obligation” atau “DMO”). Sesuai dengan Keputusan Menteri ESDM No. 1604/K/30/MEM/2010, persentase batas minimal DMO adalah 24,75%.
In December 2009, the Minister of ESDM issued Ministerial Regulation No. 34/2009, which provides a legal framework to require mining companies to sell a portion of their output to domestic customers (“Domestic Market Obligation” or “DMO”). According to Ministerial Decree of Minister of ESDM No. 1604/K/30/ MEM/2010, the minimum DMO percentage is 24.75%.
Pelanggan domestik dan harga yang akan digunakan untuk porsi penjualan DMO akan mengikuti harga indeks internasional sebagai tolak ukur, yang juga ditentukan oleh Menteri ESDM. Pada tanggal laporan keuangan konsolidasian ini, industri pertambangan masih menunggu pedoman kebijakan dan instruksi dari Menteri ESDM.
The domestic customers and the price to be used for the DMO sales, which will follow international indices as the benchmark, will be determined by the Minister of ESDM. As at the date of these consolidated financial statements, the mining industry is waiting for further implementation guidelines and instructions from the Minister of ESDM.
PT Bukit Asam Tbk 2010 Annual Report 355
PT BUKIT ASAM (PERSERO) Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES Lampiran 5/65 Schedule CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2010 DAN 2009
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2010 AND 2009 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 28.
ASET DAN KEWAJIBAN KONTINJENSI (lanjutan)
28.
CONTINGENT ASSETS AND LIABILITIES (continued)
Reklamasi Tambang dan Penutupan Tambang
Mine Reclamation and Mine Closure
Pada tanggal 20 Desember 2010, Pemerintah Indonesia mengeluarkan peraturan implementasi atas UndangUndang Mineral No. 4/2009, yaitu Peraturan Pemerintah No. 78/2010 (“PP No. 78”) yang mengatur aktivitas reklamasi dan pascatambang untuk pemegang IUPEksplorasi dan IUP-Operasi Produksi. Peraturan ini mengukuhkan keberlakuan Peraturan Menteri No. 18/2008 yang dikeluarkan oleh Menteri ESDM pada tanggal 29 Mei 2008.
On 20 December 2010, the Government of Indonesia released an implementing regulation for Mining Law No. 4/2009, i.e. Government Regulation No. 78/2010 (“GR No. 78”) that deals with reclamation and post-mining activities for both IUP-Exploration and IUP-Production Operation holders. This regulation confirms Ministerial Regulation No. 18/2008 issued by the Minister of ESDM on 29 May 2008.
Pemegang IUP-Eksplorasi, ketentuannya antara lain, harus memuat rencana eksplorasi didalam rencana kerja dan anggaran biaya ekplorasinya dan menyediakan jaminan reklamasi berupa deposito berjangka yang ditempatkan pada bank pemerintah.
IUP-Exploration holders, among other requirements, must include a reclamation plan in its exploration work plan and budget and provide a reclamation guarantee in the form of a time deposit placed at a state-owned bank.
Pemegang IUP-Operasi Produksi, ketentuannya antara lain, harus menyiapkan (1) rencana reklamasi lima tahunan; (2) rencana pasca tambang; (3) menyediakan jaminan reklamasi yang dapat berupa rekening bersama atau deposito berjangka yang ditempatkan pada bank pemerintah, bank garansi, atau cadangan akuntansi (bila diijinkan), dan (4) menyediakan jaminan pasca tambang berupa deposito berjangka yang ditempatkan di bank pemerintah.
IUP-Production Operation holders, among other requirements, must prepare (1) a 5-year reclamation plan; (2) a post-mining plan; (3) provide a reclamation guarantee which may be in the form of a joint account or time deposit placed at a state-owned bank, a bank guarantee, or an accounting provision (if eligible); and (4) provide a post-mine guarantee in the form of a time deposit at a state-owned bank.
Penempatan jaminan reklamasi dan jaminan pasca tambang tidak menghilangkan kewajiban pemegang IUP dari ketentuan untuk melaksanakan aktivitas reklamasi dan pasca tambang.
The requirement to provide reclamation and post-mine guarantees does not release the IUP holder from the requirement to perform reclamation and post-mine activities.
Pada tanggal laporan keuangan konsolidasian ini, Grup telah menempatkan jaminan reklamasi tambang dalam bentuk cadangan akuntansi (lihat Catatan 16) dan akan melakukan penempatan deposito untuk penyisihan penutupan tambang. Berdasarkan peraturan ini Grup telah mengirimkan rencana penutupan tambangnya ke Gubernur Sumatera Selatan dan diharapkan untuk disetujui pada tahun 2011 dan penempatan deposito baru akan dilakukan pada tahun 2014, tiga tahun setelah dokumen rencana penutupan tambang disetujui oleh Gubernur Sumatera Selatan dan Bupati Muara Enim.
As at the date of these consolidated financial statements, the Group had placed reclamation guarantees in the form of accounting reserves (see Note 16) and plans to establish a time deposit for mine closure provision. Based on this regulation, the Group has submitted its mine closure plan to the Governor of South Sumatera and it is expected to be approved in 2011 and then followed by the placement of time deposit in 2014, three years after the issue of approval for mine closure plan by the Governor of South Sumatra and Muara Enim Regency Government.
Keputusan Menteri No. 17/2010
Ministerial Regulation No. 17/2010
Pada tanggal 23 September 2010, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral mengeluarkan Peraturan Menteri No. 17/2010 yang menjelaskan mekanisme untuk menentukan Indonesian Minerals and Coal Benchmark Price ("IMCBP"), sebagai salah satu peraturan pelaksana UU No. 4/2009. Peraturan ini berlaku efektif pada tanggal 23 September 2010.
On 23 September 2010, the Minister of Energy and Mineral Resources issued Ministerial Regulation No. 17/2010 outlining the mechanism for determining the Indonesian Minerals and Coal Benchmark Price (“IMCBP”), as one of the implementing regulations to the Mining Law No. 4/2009. It has been effective from 23 September 2010.
356
PT Bukit Asam Tbk Laporan Tahunan 2010
PT BUKIT ASAM (PERSERO) Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES Lampiran 5/66 Schedule CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2010 DAN 2009
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2010 AND 2009 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
28.
ASET DAN KEWAJIBAN KONTINJENSI (lanjutan)
28.
CONTINGENT ASSETS AND LIABILITIES (continued)
Keputusan Menteri No. 17/2010 (lanjutan)
Ministerial Regulation No. 17/2010 (continued)
Peraturan Menteri No. 17/2010 mengatur antara lain:
Ministerial Regulation No. 17/2010 governs among others:
•
•
• •
penggunaan harga rata-rata mineral/batubara dari indeks pasar internasional dan penggunaan free-onboard ("FOB"), kapal induk sebagai titik penjualan untuk menentukan IMCBP; penerimaan beban tertentu sebagai penyesuaian untuk IMCBP (jika titik penjualan FOB yang sebenarnya bukan kapal induk);dan penggunaan pendekatan harga dasar (yaitu harga jual IMCBP vs harga jual aktual, mana yang lebih tinggi, untuk perhitungan Penerimaan Negara (contoh: royalti atau biaya eksploitasi).
Peraturan ini juga pertambangan untuk: • • •
mengharuskan
perusahaan
menggunakan kapal/perahu berbendera Indonesia untuk mengangkut mineral/batubara; mengutamakan penggunaan perusahaan asuransi nasional dimana syarat adopsi CIF digunakan; dan menggunakan surveyor yang ditunjuk oleh Direktorat Jenderal Mineral, Batubara dan Panas Bumi.
• •
the use of the average mineral/coal price from international market indices and the use of free-onboard (“FOB”) mother vessel as the sale point to determine the IMCBP; the acceptance of certain costs as adjustments to the IMCBP (if the actual sale point is not FOB mother vessel); and the use of a “floor" price approach (i.e. IMCBP vs. actual sales price, whichever is higher, for the NonTax State Revenue calculation (e.g.royalty or exploitation fee).
This regulation also requires mining companies to: • • •
use Indonesian flagged ships/vessels to transport minerals/coal; prioritise the use of a national insurance company where CIF sale terms are adopted; and use surveyors appointed by the Directorate General of Minerals, Coal and Geothermal.
Royalti dan iuran eksploitasi akan dihitung berdasarkan harga jual aktual tertinggi dan IMCBP, seperti yang dijelaskan lebih lanjut dalam Peraturan Menteri No. 17/2010.
Royalties and exploitation fees will be calculated based on the higher of the actual sales price and the IMCBP as further explained in Ministerial Regulation No. 17/2010.
Peraturan Menteri No. 17/2010 memberikan masa transisi untuk merubah kontrak spot penjualan sampai dengan 22 Maret 2011 dan kontrak penjualan jangka panjang sampai dengan 22 September 2011.
Ministerial Regulation No. 17/2010 provides a transitional period until 22 March 2011 for spot sales contracts and 22 September 2011 for term sales contracts.
Manajemen berkeyakinan bahwa seluruh kontrak penjualan batubara jangka pendek yang dilakukan oleh Grup telah menggunakan harga jual yang sesuai dengan IMCBP. Untuk kontrak penjualan jangka panjang, harga yang ditetapkan akan disesuaikan setiap tahunnya berdasarkan harga IMCBP tahun tersebut.
Management believes that sales price for all short-term coal sales contracts entered by the Group is in line with the IMCBP. For the long-term coal sales contracts, the sales price will be revisited each year and will be adjusted in accordance with IMCBP of the respective period.
Dalam melakukan perhitungan royalti, Perusahaan juga telah menyesuaikan harga penjualan yang digunakan untuk menghitung royalti berdasarkan kalori dari masing-masing penjualan.
In calculating the royalty, the Company also has used the adjusted sales price for the royalty calculation based on the calorific value of each sale.
Perkara-perkara dalam proses di Pengadilan
Outstanding court cases still in progress
Pada tahun 2003, Perusahaan diberikan KP untuk mengeksploitasi daerah Lahat. Pada tahun 2004, otoritas untuk memberikan KP dialihkan pengurusannya oleh Gubernur Sumatera Selatan ke Bupati Lahat pada tahun 2004. Pada tanggal 29 Agustus 2005 melalui Pengadilan Tata Usaha Negara (“PTUN”) Palembang, Perusahaan mengajukan gugatan kepada Bupati Lahat sehubungan dengan penerbitan beberapa KP kepada beberapa perusahaan swasta atas wilayah yang sama yang dimiliki oleh Perusahaan. Atas upaya hukum tersebut, PTUN Palembang menolak gugatan Perusahaan.
In 2003, the Company was given a KP to exploit the Lahat area. In 2004, the authority to grant KP was transferred by the Governor of South Sumatera to the Lahat Regency Government. On 29 August 2005, through Palembang Administrative Court (“PTUN”), the Company filed a lawsuit against the Lahat Regency Government due to several overlapping KPs with other companies. Palembang PTUN refused to process the Company’s claim.
PT Bukit Asam Tbk 2010 Annual Report 357
PT BUKIT ASAM (PERSERO) Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES Lampiran 5/67 Schedule CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2010 DAN 2009
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2010 AND 2009 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
28.
ASET DAN KEWAJIBAN KONTINJENSI (lanjutan)
28.
CONTINGENT ASSETS AND LIABILITIES (continued)
Perkara-perkara dalam proses di Pengadilan (lanjutan)
Outstanding court cases still in progress (continued)
Pada tanggal 14 Desember 2005, Perusahaan mengajukan upaya hukum banding ke Pengadilan Tinggi Tata Usaha Negara (“PTTUN”) Medan. PTTUN menolak upaya hukum banding Perusahaan.
On 14 December 2005, the Company filed an appeal with the Medan Administrative High Court (“PTTUN”). PTTUN rejected the Company’s appeal.
Pada tanggal 30 Juni 2006, Mahkamah Agung telah menerima upaya hukum kasasi dari Perusahaan. Pada tanggal 10 Mei 2007, Mahkamah Agung memutuskan untuk membatalkan putusan PTTUN Medan, menolak eksepsi tergugat tetapi juga menyatakan gugatan Perusahaan tidak dapat diterima.
On 30 June 2006, the Supreme Court received the Company’s cassation. On 10 May 2007, the Supreme Court announced the cancellation of PTTUN, and refused both the exception of the defendant and the Company’s cassation.
Pada tanggal 31 Januari 2008, masih terkait dengan kasus di atas, Perusahaan mengajukan gugatan perdata ke PN Lahat atas kerugian materiil akibat pemberian KP kepada pihak lain. Gugatan dilayangkan kepada beberapa pihak termasuk Bupati Lahat sebagai tergugat pertama.
On 31 January 2008, still in relation to the KP overlapping above, the Company filed a civil suit with PN Lahat due to commercial losses from KP overlapping with other parties. The suit is addressed to several parties which include the Lahat Regency Government as first defendant.
Tanggal 12 Agustus 2008, PN Lahat mengeluarkan Putusan Sela, bahwa PN Lahat tidak berwenang mengadili perkara tersebut, dengan putusan Sela tersebut Perusahaan mengajukan upaya hukum banding ke Pengadilan Tinggi (“PT”) Palembang.
On 12 August 2008, PN Lahat announced its refusal to process the suit, on which the Company further appealed to the High Court (“PT”) in Palembang.
Tanggal 16 Desember 2008 PT Palembang mengeluarkan Putusan Sela, menerima banding Perusahaan, membatalkan Putusan Sela PN Lahat serta memerintahkan PN Lahat untuk memeriksa dan mengadili perkara tersebut.
On 16 December 2008, PT Palembang issued a decision letter approving the Company’s appeal and ordered PN Lahat to process the suit.
Dengan putusan sela PT Palembang tersebut para tergugat mengajukan upaya hukum Kasasi ke Mahkamah Agung RI.
With the PT Palembang decision, the defendent appealed to the Supreme Court.
Tertanggal 9 Juli 2009 PN Lahat telah mengirimkan berkas perkara Kasasi ke Mahkamah Agung RI, saat ini perkara dalam proses Mahkamah Agung RI.
On 9 July 2009, PN Lahat sent the cassation files to the Indonesia Supreme Court; as the date of this report, the case was still in progress.
Tanggal 2 November 2009 berkas perkara telah diterima Mahkamah Agung RI, dan sampai dengan tanggal laporan keuangan ini, perkara tersebut masih dalam proses di Mahkamah Agung RI.
On 2 November 2009, the cassation files were received by the Indonesian Supreme Court and as at the date of this report, the case was still in progress.
Tanggal 28 Januari 2010 Mahkamah Agung RI, telah menerbitkan Putusan Kasasi dengan Amar Putusan Menolak Permohonan Kasasi para tergugat (Bupati Lahat dkk), yang relas pemberitahuannya diterima perusahaan tanggal 01 Desember 2010. Saat ini, Perusahaan sedang menunggu proses persidangan atas pokok perkara di PN Lahat.
On 28 January 2010, the Indonesia Supreme Court issued a cassation decision rejecting the petition of the defendants (Lahat Regency Government), for which notice was received by the Company on 1 December 2010. As at the date of this report, the Company was still waiting for the court process at PN Lahat.
358
PT Bukit Asam Tbk Laporan Tahunan 2010
PT BUKIT ASAM (PERSERO) Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES Lampiran 5/68 Schedule CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2010 DAN 2009
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2010 AND 2009 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
29.
INFORMASI PIHAK-PIHAK HUBUNGAN ISTIMEWA
YANG
MEMPUNYAI
Perusahaan dikendalikan oleh Pemerintah Indonesia. Transaksi dengan pihak yang mempunyai hubungan istimewa adalah sebagai berikut:
Penjualan produk - PT Indonesia Power - PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) - PT Timah (Persero) Tbk - PT Semen Baturaja (Persero) - PT Semen Padang (Persero)
(sebagai persentase terhadap jumlah penjualan) Pembelian barang/jasa - PT Kereta Api Indonesia (Persero) - PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) - PT Pertamina (Persero) - PT Bahtera Adhiguna (Persero) - PT Asuransi Jasa Indonesia (Persero) (sebagai persentase terhadap jumlah harga pokok penjualan dan beban usaha) Gaji dan tunjangan Dewan Komisaris dan Direksi (sebagai persentase terhadap jumlah biaya karyawan) Pendapatan keuangan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk, PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk, PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk dan PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (sebagai persentase terhadap jumlah pendapatan bunga) Aset Kas dan setara kas - PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk - PT Bank Mandiri (Persero) Tbk - PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk - PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk - Bank Pembangunan Daerah Sumatera Selatan dan Bangka Belitung
29.
RELATED PARTY INFORMATION The Company is controlled by the Government of Indonesia. Transactions with related parties are as follows:
2010
2009
3,465,096
4,646,407
743,513 16,269 59,051 50,527
696,604 17,262 74,208 -
4,334,456
5,434,481
55%
61%
Sale of goods PT Indonesia Power PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) PT Timah (Persero)Tbk PT Semen Baturaja (Persero) PT Semen Padang (Persero) -
(as a percentage of total sales) Purchase of goods/services PT Kereta Api Indonesia (Persero) PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) PT Pertamina (Persero) PT Bahtera Adhiguna (Persero) PT Asuransi Jasa Indonesia (Persero)
1,422,852
1,232,241
61,458 172,303 32,552
64,197 132,731 56,639
1,936
-
1,691,101
1,485,808
30%
28%
(as a percentage of total cost of sales and operating expense)
20,715
20,505
Board of Commisioners and Directors’ salaries and benefits
2%
2%
(as percentage of total of total employee costs)
236,865
187,407
Interest income PT Bank Mandiri (Persero) Tbk, PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk, PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk and PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk
97%
93%
(as a percentage of total interest income)
1,990,167 1,742,270
1,805,360 1,688,288
825,000
600,000
465,695
575,143
10,000
-
Assets Cash and cash equivalents PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk PT Bank Mandiri (Persero) Tbk PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk Bank Pembangunan Daerah Sumatera Selatan dan Bangka Belitung
PT Bukit Asam Tbk 2010 Annual Report 359
PT BUKIT ASAM (PERSERO) Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES Lampiran 5/69 Schedule CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2010 DAN 2009
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2010 AND 2009 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 29.
INFORMASI PIHAK-PIHAK YANG HUBUNGAN ISTIMEWA (lanjutan)
MEMPUNYAI
29.
RELATED PARTY INFORMATION (continued)
Aset (lanjutan)
Assets (continued) 2010
- Bank Pembangunan Daerah Kalimantan Timur
Piutang usaha - PT Indonesia Power - PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) - PT Semen Padang (Persero) - PT Semen Baturaja (Persero) - PT Timah (Persero) Tbk Piutang Lain-lain - Piutang karyawan Jumlah aset yang terkait dengan pihak yang mempunyai hubungan istimewa (sebagai persentase terhadap jumlah aset) Kewajiban Hutang usaha - PT Pindad (Persero) - PT Bahtera Adhiguna (Persero) - PT Antam (Persero) Tbk - Lainnya
Biaya yang masih harus dibayar - PT Kereta Api Indonesia (Persero) - PT Bahtera Adhiguna (Persero) Jumlah kewajiban kepada pihak yang mempunyai hubungan istimewa (sebagai persentase terhadap jumlah kewajiban)
2009 -
5,034,795
4,668,791
385,636
939,675
185,685 25,156 11,981 5,800
108,971 9,678 5,405
614,258
1,063,729
211
1,313
Other receivables Employee receivables -
5,649,264
5,733,833
Total assets associated with related parties
65%
71%
(as a percentage of total assets)
2,017 787 289
1,597 2,518 -
Liabilities Trade payables PT Pindad (Persero) PT Bahtera Adhiguna (Persero) PT Antam (Persero) Tbk Others -
3,093
4,115
Trade receivables PT Indonesia Power PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) PT Semen Padang (Persero) PT Semen Baturaja (Persero) PT Timah (Persero) Tbk -
Accrued liabilities PT Kereta Api Indonesia (Persero) PT Bahtera Adhiguna (Persero) -
185,211 4,255
111,077 16,518
189,466
127,595
192,559
131,710
Total liabilities to related parties
8%
6%
(as a percentage of total liabilities)
Sifat transaksi dan hubungan dengan pihak yang mempunyai hubungan istimewa adalah sebagai berikut: Pihak yang mempunyai hubungan istimewa/ Related parties
Bank Pembangunan Daerah Kalimantan Timur
1,663
The nature of transactions and relationships with related parties is as follows:
Sifat hubungan dengan pihak yang mempunyai hubungan istimewa/ Relationship with the related parties
Transaksi/Transaction
PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk
Perusahaan di bawah entitas sepengendali/ Entities under common control
Penempatan dana/ Funds placement
PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk
Perusahaan di bawah entitas sepengendali/ Entities under common control
Penempatan dana/ Funds placement
360
PT Bukit Asam Tbk Laporan Tahunan 2010
PT BUKIT ASAM (PERSERO) Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES Lampiran 5/70 Schedule CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2010 DAN 2009
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2010 AND 2009 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated )
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 29.
INFORMASI PIHAK-PIHAK YANG HUBUNGAN ISTIMEWA (lanjutan) Pihak yang mempunyai hubungan istimewa/ Related parties
MEMPUNYAI
29.
RELATED PARTY INFORMATION (continued)
Sifat hubungan dengan pihak yang mempunyai hubungan istimewa/ Relationship with the related parties
Transaksi/Transaction
PT Bank Mandiri (Persero) Tbk
Perusahaan di bawah entitas sepengendali/ Entities under common control
Penempatan dana/ Funds placement
PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk
Perusahaan di bawah entitas sepengendali/ Entities under common control
Penempatan dana/ Funds placement
Bank Pembangunan Daerah Kalimantan Timur
Perusahaan di bawah entitas sepengendali/ Entities under common control
Penempatan dana/ Funds placement
PT Bank Pembangunan Sumsel dan Babel
Perusahaan di bawah entitas sepengendali/ Entities under common control
Penempatan dana/ Funds placement
PT Kereta Api Indonesia (Persero)
Perusahaan di bawah entitas sepengendali/ Entities under common control
Pengangkutan batubara/ Coal transportation
PT Indonesia Power
Perusahaan di bawah entitas sepengendali/ Entities under common control
Penjualan batubara/ Coal sales
PT Perusahaan Listrik Negara (Persero)
Perusahaan di bawah entitas sepengendali/ Entities under common control
Penjualan batubara dan pemakaian listrik/Coal sales and electricity usage
PT Semen Padang (Persero)
Perusahaan di bawah entitas sepengendali/ Entities under common control
Penjualan batubara/ Coal sales
PT Semen Andalas (Persero)
Perusahaan di bawah entitas sepengendali/ Entities under common control
Penjualan batubara/ Coal sales
PT Semen Baturaja (Persero)
Perusahaan di bawah entitas sepengendali/ Entities under common control
Penjualan batubara/ Coal sales
PT Timah (Persero) Tbk
Perusahaan di bawah entitas sepengendali/ Entities under common control
Penjualan batubara/ Coal sales
PT Bahtera Adhiguna (Persero)
Perusahaan di bawah entitas sepengendali/ Entities under common control
Pengapalan batubara/ Coal shipping
PT Antam (Persero) Tbk
Perusahaan di bawah entitas sepengendali/ Entities under common control
Pembelian emas/ Gold purchase
PT Pindad (Persero)
Perusahaan di bawah entitas sepengendali/ Entities under common control
Pembelian bahan peledak/ Explosive material purchase
PT Pertamina (Persero)
Perusahaan di bawah entitas sepengendali/ Entities under common control
Pembelian bahan bakar/ Fuel supply
PT Asuransi Jasa Indonesia (Persero)
Perusahaan di bawah entitas sepengendali/ Entities under common control
Premi asuransi/ Insurance premium
PT Asuransi Jiwasraya (Persero)
Perusahaan di bawah entitas sepengendali/ Entities under common control
Dana pensiun/ Pension funds
Kebijakan Grup terkait penetapan harga untuk transaksi dengan pihak-pihak yang memiliki hubungan istimewa adalah sebagai berikut:
The Group’s pricing policy related to the transactions with related parties is as follows:
PT Bukit Asam Tbk 2010 Annual Report 361
PT BUKIT ASAM (PERSERO) Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES Lampiran 5/71 Schedule CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2010 DAN 2009
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2010 AND 2009 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated )
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 29.
30.
INFORMASI PIHAK-PIHAK YANG HUBUNGAN ISTIMEWA (lanjutan)
MEMPUNYAI
29.
Penjualan batubara ke pihak yang memiliki hubungan istimewa ditetapkan berdasarkan kontrakkontrak penjualan, yang pada umumnya menggunakan indeks internasional yang setara sebagai perbandingan dan disesuaikan dengan spesifikasi dari batubara dan lokasi pengiriman.
Sales of coal to related parties are set based on sales contracts, which generally use international indices as benchmarks adjusted for coal specifications and location of deliveries.
Pengapalan dan pengangkutan batubara oleh pihak yang memiliki hubungan istimewa ditetapkan berdasarkan kontrak pengangkutan yang disepakati bersama berdasarkan hasil negosiasi dengan memperhatikan unsur-unsur biaya yang ada ditambah dengan marjin tertentu.
Coal shipping and transportation by related parties were determined based on contract agreed by each party after considering the cost components plus certain margin.
LABA BERSIH PER SAHAM DASAR
30.
Laba bersih per saham dasar dihitung dengan membagi laba bersih kepada pemegang saham dengan rata-rata tertimbang jumlah saham biasa yang beredar pada tahun yang bersangkutan.
Laba bersih kepada pemegang saham Rata-rata tertimbang jumlah saham biasa yang beredar (lembar) Laba bersih per saham dasar (nilai penuh)
2010
2009
2,008,891
2,727,734
2,304,131,849
2,304,131,849
Net income attributable to shareholders Weighted average number of ordinary shares outstanding (number of shares)
872
1,184
Net income per share (full amount)
INFORMASI SEGMEN USAHA a.
b.
BASIC EARNINGS PER SHARE Basic earnings per share is calculated by dividing net income attributable to shareholders by the weighted average number of ordinary shares outstanding during the year.
Grup tidak memiliki efek yang bersifat dilutif pada tanggal 31 Desember 2010 dan 2009. 31.
RELATED PARTY INFORMATION (continued)
Aktivitas
The Group does not have any dilutive ordinary shares at 31 December 2010 and 2009. 31.
SEGMENT INFORMATION a.
Activities
Informasi tentang Perusahaan dan anak perusahaan menurut segmen adalah sebagai berikut:
Information concerning the Company’s and subsidiaries business segments is as follows:
Bidang industri tambang batubara, meliputi kegiatan penyelidikan umum, eksplorasi, eksploitasi, pengolahan, pemurnian, pengangkutan dan perdagangan, pemeliharaan fasilitas dermaga khusus batubara baik untuk keperluan sendiri maupun pihak lain, pengoperasian pembangkit listrik tenaga uap baik untuk keperluan sendiri ataupun pihak lain dan memberikan jasa-jasa konsultasi dan rekayasa dalam bidang yang ada hubungannya dengan industri pertambangan batubara beserta hasil olahannya.
Coal mining activities, including general surveying, exploration, exploitation, processing, refining, transportation and trading, maintenance of special coal port facilities for internal and external needs, operation of steam power plants for internal and external needs and providing consulting services related to the coal mining industry and production.
Informasi segmen usaha Perusahaan melalui unit usaha Satuan Kerja Pengusahaan Briket telah mengembangkan produksi briket batubara sebagai alternatif bahan bakar untuk rumah tangga dan industri kecil dan menengah (lihat Catatan 27c).
b.
its
Segment information The Company through its Coal Briquette Operating Unit has developed coal briquette production as an alternative fuel for home and small and middle industries (see Note 27c).
362
PT Bukit Asam Tbk Laporan Tahunan 2010
PT BUKIT ASAM (PERSERO) Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES Lampiran 5/72 Schedule CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2010 DAN 2009
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2010 AND 2009 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
31.
INFORMASI SEGMEN USAHA (lanjutan) b.
SEGMENT INFORMATION (continued)
Informasi segmen usaha (lanjutan)
b.
Segment information (continued)
2010
2009
Informasi menurut produk penjualan Batubara Briket
7,888,060 21,094
8,921,124 26,730
Jumlah
7,909,154
8,947,854
4,240,990 17,998
4,083,322 20,979
4,258,988
4,104,301
1,337,748 8,260
1,289,124 6,114
Jumlah
1,346,008
1,295,238
Laba/(Rugi) Usaha Batubara Briket
2,309,322 (5,164)
3,548,678 (363)
Jumlah
2,304,158
3,548,315
Total
8,681,681 41,018
8,010,187 68,391
Total assets Coal Briquette
8,722,699
8,078,578
Total
Beban pokok penjualan Batubara Briket Jumlah Beban Usaha Batubara Briket
Total Aset Batubara Briket Jumlah Informasi menurut lokasi geografis penjualan Ekspor Domestik Jumlah 32.
31.
2,841,475 5,067,679
2,909,219 6,038,635
7,909,154
8,947,854
ASET KEUANGAN DAN KEWAJIBAN KEUANGAN
32.
Berikut ini adalah kategori aset dan kewajiban keuangan dari Grup:
31 December/December 2010 Aset keuangan/Financial assets Kas dan setara kas/Cash and cash equivalents Piutang usaha/Trade receivables
Jumlah/ Total
5,054,075 997,178
Information by sales product Coal Briquette Total Cost of sales Coal Briquette Total Operating expense Coal Briquette Total Profit/(loss) from operations Coal Briquette
Information by sales geographic location Export Domestic Total
FINANCIAL ASSETS AND FINANCIAL LIABILITIES The information given below relates to the Group’s financial assets and liabilities by category:
Pinjaman dan piutang/ Loans and receivables
5,054,075 997,178
Aset keuangan yang tersedia untuk dijual/ Available for sale financial assets
-
Aset dan kewajiban keuangan lainnya/ Other financial assets and liabilities
-
PT Bukit Asam Tbk 2010 Annual Report 363
PT BUKIT ASAM (PERSERO) Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES Lampiran 5/73 Schedule CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2010 DAN 2009
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2010 AND 2009 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
32.
ASET KEUANGAN DAN KEWAJIBAN KEUANGAN (lanjutan)
31 December/December 2010
32.
Jumlah/ Total
FINANCIAL ASSETS AND FINANCIAL LIABILITIES (continued) Aset dan Aset keuangan kewajiban yang keuangan tersedia lainnya/ Pinjaman untuk dijual/ Other dan piutang/ Available financial Loans and for sale assets and receivables financial assets liabilities
Aset keuangan/Financial assets Piutang lain-lain/Other receivables Pendapatan yang masih harus diterima/Accrued revenue Aset keuangan yang tersedia untuk dijual/ Available for sale financial assets
29,227
29,227
-
-
8,341
8,341
-
-
71,422
-
71,422
-
Jumlah aset keuangan/Total financial assets
6,160,243
6,088,821
71,422
-
Kewajiban keuangan/Financial liabilities Hutang usaha/Trade payables Biaya yang masih harus dibayar/ Accrued expenses Pinjaman bank jangka pendek/Short-term bank loan Hutang lain-lain/Other payables
73,156
-
-
73,156
748,235 13,294 7,828
-
-
748,235 13,294 7,828
Jumlah kewajiban keuangan/ Total financial liabilities
842,513
-
-
842,513
5,317,730
6,088,821
71,422
(842,513)
4,709,104 1,505,459 10,250
4,709,104 1,505,459 10,250
-
-
6,926
6,926
-
-
6,231,739
6,231,739
-
-
31 Desember/December 2009 Aset keuangan/Financial assets Kas dan setara kas/Cash and cash equivalents Piutang usaha/Trade receivables Piutang lain-lain/Other receivables Pendapatan yang masih harus diterima/Accrued revenue Jumlah aset keuangan/Total financial assets Kewajiban keuangan/Financial liabilities Hutang usaha/Trade payables Biaya yang masih harus dibayar / Accrued expenses Pinjaman bank jangka pendek/short-term bank loan Hutang lain-lain/Other payables
58,097
-
-
58,097
789,369 13,500 8,478
-
-
789,369 13,500 8,478
Jumlah kewajiban keuangan/ Total financial liabilities
869,444
-
-
869,444
5,362,295
6,231,739
-
(869,444)
364
PT Bukit Asam Tbk Laporan Tahunan 2010
PT BUKIT ASAM (PERSERO) Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES Lampiran 5/74 Schedule CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2010 DAN 2009
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2010 AND 2009 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
33.
PEMUSATAN RISIKO
33.
CONCENTRATION OF RISKS
Perusahaan menggunakan jasa angkutan kereta api dari PTKA untuk mengangkut batubara ke Pelabuhan Tarahan sebelum dilakukan pengapalan ke pelanggan utama Perusahaan. Perubahan yang signifikan dalam kinerja pengangkutan batubara dan strategi pemasaran PTKA bisa mempengaruhi kinerja Perusahaan secara signifikan. Akan tetapi, berdasarkan pengalaman masa lalu, Manajemen berkeyakinan bahwa kerjasama Perusahaan dengan PTKA akan tetap berkelanjutan.
The Company uses the railway services from PTKA to deliver coal to Tarahan port for shipment to its major customers. Significant changes in the coal delivery operation and marketing strategies of PTKA could significantly affect the operating results of the Company. However, based on past experience, the Company’s management is confident that the Company will continue its business with PTKA.
Dalam sektor pertambangan, Grup menghadapi tantangan sebagai berikut:
In the mining sector, the Group is facing the following challenges:
-
ketidakpastian dalam kaitannya dengan penerapan Undang-Undang Otonomi Daerah dan ketidakpastian dalam kaitannya dengan adanya perubahan Undang-Undang Pertambangan;
-
uncertainty due to delays in finalising the implementation regulations for the Regional Autonomy and the uncertainty of changes in Mining Regulation;
-
perselisihan dengan masyarakat setempat yang mengajukan tambahan kompensasi dari Grup tambang yang beroperasi di wilayah tersebut; dan
-
continued disputes with local communities who are requesting additional compensation from the Group operating in their areas; and
-
masalah keamananan berkaitan dengan kegiatan penambangan liar.
-
security concerns in the industry due to illegal mining activities.
Secara umum, tantangan-tantangan ini telah mempengaruhi perusahaan tambang dalam kaitannya dengan hal-hal berikut:
In general, these challenges are adversely affecting companies in the following manner:
-
pemerintah daerah berusaha menerapkan pajak daerah pada perusahaan pertambangan untuk memenuhi target anggaran daerah;
-
local governments try to apply local levies to mining companies in order to fund their budgets;
-
masalah dalam mencari tambahan dana baik dalam kaitannya dengan biaya dan/atau jumlah dana yang tersedia;
-
problems in seeking additional finance both in terms of cost and/or the amounts of funding provided;
-
investasi baru yang ditangguhkan atau dibatalkan;
-
new investment is either being postponed or cancelled;
-
pemerintah daerah mengharapkan perusahaan tambang untuk mencadangkan dana tambahan dalam rangka pembangunan daerah;
-
local governments are applying pressure to mining companies to contribute additional funds to development programs;
-
berkurangnya kemampuan akibat gangguan produksi dan dalam beberapa sektor terdapat kelebihan pasokan barang tambang; dan
-
decrease in performance due to production disruptions and in some sectors oversupply of mining product; and
-
kesulitan dalam memastikan ketaaatan terhadap kewajiban pengelolaan lingkungan akibat adanya penambangan liar.
-
difficulties in ensuring compliance with environmental obligations as a result of illegal mining activities.
Tantangan-tantangan di atas kemungkinan akan berdampak kepada kegiatan Grup dan hasil usahanya dan telah dipertimbangkan secara hati-hati oleh manajemen dalam melakukan evaluasi kegiatan sekarang dan masa yang akan datang serta dampak atau penurunan kegiatan usaha saat ini.
The above challenges may, in time, affect the Group’s operations and related results and have been carefully considered by management when evaluating the level of current and future activities in Indonesia as well as the impact or impairment on its existing operations.
Berdasarkan pengalaman masa lalu, manajemen berkeyakinan bahwa sebagian tantangan yang dikemukakan di atas masih bisa diatasi dalam kaitannya dengan kelangsungan usaha Grup.
Based on past experience, management believes that part of the above challenges can still be managed in relation to the Group’s ability to continue as a going concern.
PT Bukit Asam Tbk 2010 Annual Report 365
PT BUKIT ASAM (PERSERO) Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES Lampiran 5/75 Schedule CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2010 DAN 2009
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2010 AND 2009 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
34.
ASET DAN KEWAJIBAN MONETER DALAM MATA UANG ASING
34.
MONETARY ASSETS AND LIABILITIES DENOMINATED IN FOREIGN CURRENCIES
Aset dan kewajiban moneter dalam mata uang asing pada 31 Desember 2010 telah dikonversikan ke dalam mata uang Rupiah dengan menggunakan kurs USD1 = Rp 8.991 dan EUR1 = Rp11.955 (nilai penuh) berdasarkan kurs tengah Bank Indonesia.
At 31 December 2010, monetary assets denominated in foreign currency had been Rupiah using an exchange rate of US$1 = EUR1 = Rp11,955 (full amount) based Indonesia middle rate.
Apabila aset dan kewajiban dalam mata uang asing pada tanggal 31 Desember 2009 dijabarkan dengan menggunakan kurs yang berlaku pada tanggal laporan ini, maka aset bersih dalam mata uang asing Grup akan turun sebesar Rp 11,3 miliar.
If assets and liabilities in foreign currencies as at 31 December 2009 were translated using the exchange rate as at the date of this report, the total net foreign currency assets of the Group mostly would decrease by approximately Rp 11.3 billion.
Grup memiliki aset dan kewajiban moneter dalam mata uang asing sebagai berikut:
The Group had the following monetary assets and liabilities denominated in foreign currencies:
Aset Bank Pihak ketiga Hubungan Istimewa Deposito berjangka Hubungan Istimewa Piutang usaha, bersih Pihak ketiga Hubungan Istimewa Kewajiban Hutang usaha Pihak ketiga Biaya yang masih harus dibayar Pihak ketiga
Mata uang asing/ Orginal currency Nilai penuh/ Full amount
and liabilities translated into Rp 8,991 dan on the Bank
2010 Rp
USD USD
317,985 2,275,052
2,859 20,455
USD
24,677,788
221,878
USD USD
31,784,896 645,111
285,778 5,800 536,770
USD EUR
(41,152) (8,172)
(370) (98)
USD
(7,200,970)
(64,744)
Assets Cash in bank Third Parties Related Parties Time deposits Related Parties Trade receivables, net Third Parties Related Parties Liabilities Trade payables Third Parties Accrued expenses Third Parties
(65,212) Aset bersih 35.
MANAJEMEN RISIKO Berbagai aktivitas yang dilakukan membuat Grup terekspos terhadap berbagai risiko keuangan, termasuk dampak nilai tukar mata uang asing, tingkat harga komoditas dan tingkat bunga. Program manajemen risiko keseluruhan yang dimiliki Grup ditujukan untuk menghadapi ketidakpastian harga komoditas dan untuk meminimalkan dampak yang tidak diharapkan pada kinerja keuangan Grup.
471,558 35.
Net assets
RISK MANAGEMENT The Group’s activities expose it to a variety of financial risks, including the effects of foreign currency exchange rates, commodity prices and interest rates. The Group’s overall risk management program focuses on the unpredictability of commodity prices and seeks to minimise potential adverse effects on the financial performance of the Group.
366
PT Bukit Asam Tbk Laporan Tahunan 2010
PT BUKIT ASAM (PERSERO) Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES Lampiran 5/76 Schedule CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2010 DAN 2009
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2010 AND 2009 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 35.
MANAJEMEN RISIKO (lanjutan)
35.
RISK MANAGEMENT (continued)
Manajemen risiko dijalankan oleh Dewan Direksi Grup. Dewan Direksi bertugas melakukan identifikasi, evaluasi dan lindung nilai yang tepat terhadap risiko-risiko keuangan jika diperlukan. Dewan Direksi menentukan prinsip manajemen risiko secara keseluruhan, sekaligus juga menetapkan kebijakan-kebijakan yang mencakup risikorisiko dalam bidang tertentu, seperti risiko nilai tukar mata uang asing, risiko tingkat bunga, dan investasi kelebihan likuiditas.
Risk management is carried out by the Group’s Board of Directors. The Board identifies, evaluates and hedges financial risks, where considered appropriate. The Board of Directors provides principles for overall risk management, as well as policies covering specific areas, such as foreign exchange risk, interest rate risk, and investing excess liquidity.
a.
a.
Risiko pasar (i)
Risiko mata uang asing
Market risk (i)
Pendapatan, pendanaan dan sebagian biaya operasi dari Grup dilakukan dalam mata uang Dolar AS, karena Grup menyajikan laporan keuangannya dalam Rupiah, maka terdapat eksposur terhadap fluktuasi nilai tukar mata uang asing. (ii)
Foreign exchange risk The Group’s revenue, financing, and part of operating expenditures are denominated in US Dollars, and as the Group prepares its financial statements in Rupiah, it does have an exposure to fluctuation in foreign exchange rates.
Risiko harga
(ii)
Perusahaan menghadapi risiko harga komoditas karena batubara adalah produk komoditas yang diperjualbelikan di pasar batubara dunia. Harga batubara Grup ditentukan berdasarkan harga batubara dunia, yang cenderung sangat mengikuti siklus dan terpengaruh oleh fluktuasi yang signifikan. Sebagai produk komoditas, harga batubara dunia sangat tergantung pada dinamika pasokan dan permintaan batubara di pasar dunia. Grup tidak melakukan transaksi kontrak batubara dan belum mengadakan perjanjian jangka panjang kontrak harga batubara untuk melakukan lindung nilai terhadap fluktuasi harga batubara. Sebaliknya, Grup melakukan penjualan batubara dengan beberapa pelanggan menggunakan harga tetap Selama satu tahun untuk melindungi sebagian dari pendapatan untuk tiap tahunnya.
Price risk The Group faces commodity price risk because coal is a commodity product traded in the world coal markets. Prices for the Group’s coal are based on global coal prices, which tend to be highly cyclical and subject to significant fluctuations. As a commodity product, global coal prices are principally dependent on the supply and demand dynamics of coal in the world export market. The Group did not engage in trading coal contracts and has not entered into long-term coal pricing agreements to hedge its exposure to fluctuations in the coal price. Instead, the Group entered into one-year fixed price coal contracts with some of its customers to safeguard a portion of its revenue for each year.
(iii) Risiko suku bunga
(iii) Interest rate risk
Eksposur terhadap suku bunga Grup dinilai rendah apabila ditinjau dari posisi neraca.
The Group’s interest rate exposure is minimal due to the balance sheet position.
Tabel berikut ini merupakan rincian dari aset dan kewajiban keuangan Grup yang dipengaruhi oleh suku bunga:
The following table represents a breakdown of the Group’s financial assets and liabilities which are on which interest rates have an impact: 31 Desember/December 2010 Suku bunga tetap/ Fixed rate
Suku bunga mengambang/ Floating rate Kurang dari satu tahun/ Less than one year
Lebih dari satu tahun/ More than one year
Kurang dari satu tahun/ Less than one year
Tidak berbunga/ Noninterest bearing
Lebih dari satu tahun/ More than one year
Jumlah/ Total
Aset keuangan/ Financial assets Kas dan setara kas/ Cash and cash equivalents Piutang usaha/ Trade receivables
93,008
-
4,960,878
-
189
5,054,075
-
-
-
-
997,178
997,178
PT Bukit Asam Tbk 2010 Annual Report 367
PT BUKIT ASAM (PERSERO) Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES Lampiran 5/77 Schedule CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2010 DAN 2009
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2010 AND 2009 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
35.
MANAJEMEN RISIKO (lanjutan) a.
35.
Risiko pasar (lanjutan)
RISK MANAGEMENT (continued) a.
(iii) Risiko suku bunga (lanjutan)
Market risk (continued) (iii) Interest rate risk (continued)
31 Desember/December 2010 Suku bunga tetap/ Fixed rate
Suku bunga mengambang/ Floating rate Kurang dari satu tahun/ Less than one year
Lebih dari satu tahun/ More than one year
Kurang dari satu tahun/ Less than one year
Tidak berbunga/ Noninterest bearing
Lebih dari satu tahun/ More than one year
Jumlah/ Total
Aset keuangan (lanjutan)/ Financial assets (continued) Piutang lain-lain/ Other receivables Pendapatan yang masih harus diterima/Accrued revenue Aset keuangan yang tersedia untuk dijual/ Available for sale financial asset Jumlah aset keuangan/Total financial assets Kewajiban keuangan/ Financial liabilities Hutang usaha/ Trade payables Biaya yang masih harus dibayar/ Accrued expenses Pinjaman bank jangka pendek/ Short-term bank loan Hutang lain-lain/ Other payables Kewajiban keuangan/ Financial liabilities
b.
-
-
-
-
29,227
29,227
-
-
-
-
8,341
8,341
-
-
-
71,422
-
71,422
4,960,878
71,422
1,034,935
6,160,243
93,008
-
-
-
-
73,156
73,156
-
-
-
-
748,235
748,235
-
-
13,294
-
-
13,294
-
-
-
-
7,828
7,828
-
-
13,294
-
829,219
842,513
Risiko kredit
b.
Credit risk
Pada tanggal 31 Desember 2010, jumlah maksimum eksposur dari risiko kredit adalah Rp 6,16 triliun. Risiko kredit terutama berasal dari penjualan dengan memberikan kredit, penempatan dana pada bank, deposito berjangka, dan kas yang dibatasi penggunaannya.
As at 31 December 2010, total maximum exposure from credit risk was Rp 6.16 billion. Credit risk arises from sales under credit, cash in bank, time deposits and restricted cash.
Pada tanggal 31 Desember 2010, saldo piutang usaha yang telah jatuh tempo lebih dari 30 hari sebesar Rp 137 miliar yang merupakan 13% dari jumlah keseluruhan piutang usaha.
As at 31 December 2010, balance of trade receivables that had been overdue more than 30 days amounted to Rp 137 billion, which represents 13% of total trade receivables.
Manajemen yakin akan kemampuannya untuk terus mempertahankan eksposur yang minimal terhadap risiko kredit mengingat Perusahaan memiliki perjanjian yang jelas dengan pelanggan.
Management is confident in its ability to maintain minimal exposure of credit risk given that the Company has clear agreements with customers.
368
PT Bukit Asam Tbk Laporan Tahunan 2010
PT BUKIT ASAM (PERSERO) Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES Lampiran 5/78 Schedule CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2010 DAN 2009
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2010 AND 2009 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 35.
MANAJEMEN RISIKO (lanjutan) c.
35.
Risiko likuiditas
RISK MANAGEMENT (continued) c.
Risiko likuiditas merupakan risiko yang muncul dalam situasi dimana posisi arus kas Grup mengindikasikan bahwa arus kas masuk dari pendapatan jangka pendek tidak cukup untuk memenuhi arus kas keluar untuk pengeluaran jangka pendek. Dalam kebijakan manajemen risiko likuiditas, Grup melakukan monitor dan menjaga level kas dan setara kas yang diperkirakan cukup untuk mendanai kegiatan operasional Grup dan mengurangi pengaruh fluktuasi dalam arus kas. Manajemen Grup juga secara rutin melakukan monitor atas perkiraan arus kas dan arus kas aktual, termasuk profil jatuh tempo pinjaman, dan secara terus-menerus menilai kondisi pasar keuangan untuk kesempatan memperoleh dana. d.
36.
Liquidity risk Liquidity risk is defined as a risk that arises in situations where the Group's cash flow indicates that the cash inflow from short-term revenue is not enough to cover the cash outflow of short-term expenditure. In the liquidity risk management policy, the Group monitor and maintain a level of cash and cash equivalents deemed adequate to finance the Group's operational activities and to mitigate the effect of fluctuation in cash flows. The Group's management also regularly monitor the projected and actual cash flows, including their loan maturity profiles, and continuously assess condition in the financial markets for opportunities to pursue fundraising.
Nilai wajar
d.
Fair value
Nilai wajar adalah suatu jumlah dimana suatu aset dapat dipertukarkan atau suatu kewajiban diselesaikan antara pihak yang memahami dan berkeinginan untuk melakukan transaksi wajar.
Fair value is the amount for which an asset could be exchanged or liability settled between knowledgeable and willing parties in an arm’s length transaction.
Manajemen berpendapat bahwa nilai buku dari aset dan kewajiban keuangan mendekati nilai wajar aset dan kewajiban keuangan tersebut pada tanggal 31 Desember 2010.
Management is of the opinion that the carrying value of its financial assets and liabilities approximates the fair value of the financial assets and liabilities as at 31 December 2010.
PERKEMBANGAN TERAKHIR STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN
PERNYATAAN
36.
PROSPECTIVE ACCOUNTING PRONOUNCEMENTS
Ikatan Akuntan Indonesia (“IAI”) telah menerbitkan beberapa standar akuntansi revisi sebagai berikut yang mungkin mempunyai dampak terhadap laporan keuangan Perusahaan yang periodenya dimulai pada atau setelah tanggal 1 Januari 2011:
The Indonesian Institute of Accountants has issued the following revised accounting standards that may be applicable to the Company’s financial statements covering periods beginning on or after 1 January 2011:
-
PSAK 1 (Revisi 2009) - Penyajian Laporan Keuangan;
-
-
PSAK 2 (Revisi 2009) - Laporan Arus Kas; PSAK 3 (Revisi 2010) - Laporan Keuangan Interim; PSAK 4 (Revisi 2009) - Laporan Keuangan Konsolidasian dan Laporan Keuangan Tersendiri; PSAK 5 (Revisi 2009) - Segmen Operasi; PSAK 7 (Revisi 2009) - Pengungkapan Pihak-Pihak yang mempunyai Hubungan Istimewa; PSAK 8 (Revisi 2010) – Peristiwa Setelah Tanggal Neraca; PSAK 12 (Revisi 2009) - Pelaporan Keuangan Mengenai Bagian Partisipasi Dalam Pengendalian Bersama Operasi dan Aset; PSAK 15 (Revisi 2009) - Investasi Dalam Perusahaan Asosiasi; PSAK 19 (Revisi 2010) - Aset Tidak Berwujud; PSAK 22 (Revisi 2010) - Penggabungan Usaha; PSAK 23 (Revisi 2010) - Pendapatan; PSAK 25 (Revisi 2009) - Kebijakan Akuntansi, Perubahan Estimasi Akuntansi dan Kesalahan; PSAK 48 (Revisi 2009) - Penurunan Nilai Aset;
-
-
-
SFAS 1 (Revised 2009) - Presentation of Financial Statements; SFAS 2 (Revised 2009) - Statement of Cash Flows; SFAS 3 (Revised 2010) – Interim Financial Reporting; SFAS 4 (Revised 2009) – Consolidated and Separate Financial Statements; SFAS 5 (Revised 2009) - Operating Segments; SFAS 7 (Revised 2009) - Related Party Disclosures;
-
SFAS 8 (Revised 2010) – Events after the Reporting Period; SFAS 12 (Revised 2009) - Interests in Joint Ventures;
-
SFAS 15 (Revised 2009) - Investments in Associates;
-
SFAS 19 (Revised 2010) - Intangible Assets; SFAS 22 (Revised 2010) - Business Combinations; SFAS 23 (Revised 2010) - Revenue; SFAS 25 (Revised 2009) - Accounting Policies, Changes in Accounting Estimates and Errors; SFAS 48 (Revised 2009) - Impairment of Assets;
-
PT Bukit Asam Tbk 2010 Annual Report 369
PT BUKIT ASAM (PERSERO) Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES Lampiran 5/79 Schedule CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2010 DAN 2009
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2010 AND 2009 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
36.
PERKEMBANGAN TERAKHIR PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN (lanjutan) -
36.
PSAK 57 (Revisi 2009) - Kewajiban Diestimasi, Kewajiban Kontinjensi dan Aset Kontinjensi; PSAK 58 (Revisi 2009) - Aktiva Tidak Lancar Tersedia Untuk Dijual dan Operasi Dalam Penghentian.
-
ACCOUNTING
PRONOUNCEMENTS
SFAS 57 (Revised 2009) - Provision, Contingent Liabilities and Contingent Assets; SFAS 58 (Revised 2009) - Non-Current Assets Held for Sale and Discontinued Operations;
IAI juga telah menerbitkan standar akuntansi revisi sebagai berikut yang mungkin mempunyai dampak terhadap laporan keuangan Perusahaan yang periodenya dimulai pada atau setelah tanggal 1 Januari 2012:
The Indonesian Institute of Accountants has also issued the following revised accounting standard that may be applicable to the Company’s financial statements covering periods beginning on or after 1 January 2012:
-
-
PSAK 10 (Revisi 2009) - Efek dari Perubahan Kurs Mata Uang Asing.
Perusahaan masih mempelajari dampak yang mungkin timbul dari penerapan standar-standar ini terhadap laporan keuangan. 37.
PROSPECTIVE (continued)
REKLASIFIKASI AKUN Angka komparatif pada laporan keuangan konsolidasian untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2009 telah diubah untuk menyesuaikan dengan penyajian laporan keuangan konsolidasian untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2010.
SFAS 10 (Revised 2009) - The Effects of Changes in Foreign Exchange Rates.
The Company is still considering the impact of these revised standards to the financial statements.
37.
RECLASSIFICATION OF ACCOUNTS Certain comparative figures in the consolidated financial statements for the year ended 31 December 2009 have been amended to conform to the basis on which the consolidated financial statements for the year ended 31 December 2010 have been presented.
370
PT Bukit Asam Tbk Laporan Tahunan 2010
Halaman ini sengaja dikosongkan This page is intentionally left blank
PT Bukit Asam (Persero) Tbk Jl. Parigi No. 1 Tanjung Enim Sumatera Selatan, Indonesia P. 62-734-451 096, 452 352 F. 62-734-451 095, 452 993
www.ptba.co.id