JURNAL LENTERA BISNIS
VOL. 3 NO. 1 Mei 2014 / ISSN 2252-9993
PROSES PELAKSANAAN PENDIDIKAN KEWIRAUSAHAAN (ENTREPRENEURSHIP) PADA POLITEKNIK LP3I JAKARTA Oleh : Syamsurizal Administrasi Bisnis, Politeknik LP3I Jakarta Gedung sentra Kramat Jl. Kramat Raya No. 7-9 Jakarta Pusat 10450 Telp. 021 – 31904598 Fax. 021 - 31904599 Email :
[email protected]
ABSTRAK Fakta empirik dan historis membuktikan bahwa, kehadiran wirausaha muda kreatif yang berdaya saing dalam jumlah besar menjadi “Prime Mover” tumbuhnya ekonomi dan industri kreatif di perkotaan dan pedesaan. Pengalaman ini telah terbuktikan oleh beberapa negara antata lain, Taiwan, Korea Selatan, China, dan India. Merujuk pada pemikiran David McCleland, bahwa untuk bisa memacu pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan diperlukan entrepreneur sedikitnya 2% dari jumlah penduduk. Saat ini jumlah entreprenenur di Indonesia masih dibawah 1%. Peran Politehnik LP3I Jakarta dalam memacu pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan adalah menciptakan pengembangan pendidikan kewirausahaan senantiasa merujuk dan bermuara pada melahirkan dan meningkatkan kapasitas entrepreneur muda Indonesia yang; kreatif, prpoduktif, dan berdaya saing; kemampuan entrepreneuril yang tinggi, jiwa kemandirian, kepemimpinan, kepeloporan, dan kepedulian; kukuh-kuat kecerdasan sipitual entrepreneurshipnya; dan menjunjung tinggi kaidah – norma agama dan soisal yang menjadi inti budaya memuliakan kehidupan umat manusia. Inilah identitas dan jati diri yang hakiki dari keberadaan Politehnik LP3I Jakarta dalam blantika dan dinamika pengembangan kewirausahaan di Indonesia. Dalam menciptakan wirausaha-wirausaha muda yang mempunyai daya saing, Politehnik LP3I Jakarta terus menerus melakukan kreatifitas dan inovasi dalam proses pelaksanaan pendidikan kewirausahaan. Tujuan dari penilitian ini bagaimana proses pendidikan kewirausahan di Politehnik LP3I Jakarta yang berusaha menciptakan wirausaha muda kreatif yang mempunyai daya saing dan menciptakan lapangan perkerjaan. Keyword : Kewirausahaan, Inkubator Bisnis dan Dosen Kewirausahaan
110
JURNAL LENTERA BISNIS
VOL. 3 NO. 1 Mei 2014 / ISSN 2252-9993
PENDAHULUAN Salah satu masalah yang cukup besar di Indonesia adalah masalah pengangguran, yang tidak pernah teratasi setiap tahunnya. Faktor pengangguran bisa beragam macamnya, Usaha mengatasi pengangguran bukanlah kewajiban pemerintah semata. Seluruh penduduk Indonesia di harapkan partisipasinya untuk mengatasi masalah ini. Tanpa kerjasama pemerintah dan masyarakat mustahil dapat mengatasi pengangguran di Indonesia. Beberapa penyebab pengangguran yang umum terjadi di Indonesia adalah Kurangnya lapangan pekerjaan. Setiap tahunnya, Indonesia memiliki jumlah lulusan sekolah atau kuliah yang begitu tinggi. Jumlah yang sangat besar ini tidak seimbang dengan lapangan pekerjaan yang ada, baik yang disediakan oleh pemerintah maupun swasta. Penyebab Pengangguran yang tidak kalah penting adalah tidak mau berwirausaha. Umumnya seseorang yang baru lulus sekolah/kuliah terpaku dalam mencari pekerjaan, seolah itu adalah tujuan yang sangat mutlak. Sehingga persaingan mencari pekerjaan lebih besar dibandingkan membuat suatu usaha. Tidak maunya pemuda berwirausaha dikarenakan ketidaktauan mereka tentang entreprenuer dan tidak mendapat bimbingan yang maksimal untuk memulai suatu usaha baru. Strategi percepatan dan perluasan untuk mencetak wirausaha muda baru perlu dilakukan. Sinergi dan kolaborasi lintas aktor “pemerintah, pelaku bisnis/usaha, lembaga pendidikan, dan masyarakat untuk mencetak entrepreneur muda baru, serta menaikan kapasitas dan kelas entreprenenur yang sudah ada, harus diwujudkan. Politeknik LP3I Jakarta yang merupakan sebuah lembaga pendidikan memiliki potensi besar untuk menjadi lembaga pengembang kewirausahaan untuk mencetak Pengusaha-pengusaha Muda yang kreatif dan Membantu Pemerintah dalam mengatasi persoalan pengangguran di Indonesia. Berdasarkan latar belakang diatas, dalam kajian ilmiah ini penulis akan menguraikan lebih lanjut tentang “Proses Pelaksanaan Pendidikan Kewirausahaan di Politeknik LP3I Jakarta”.
RUMUSAN MASALAH Dalam studi tentang program pengembangan kompetensi wirausaha ini, penulis akan mendeskripsikan permasalahan pada 3 hal, yaitu : 1. Bagaimana proses pelaksanaan Pendidikan kewirausahaan di Politeknik LP3I? 2. Kendala apa saja yang dihadapi dalam proses pelaksanaan Pendidikan kewirausahaan di Politeknik LP3I 3. Bagaimana solusi yang direkomendasikan untuk mengatasi hambatan atau kendala dalam proses pelaksanaan Pendidikan kewirausahaan di Politeknik LP3I
111
JURNAL LENTERA BISNIS
VOL. 3 NO. 1 Mei 2014 / ISSN 2252-9993
METODOLOGI PENELITIAN Kajian tentang proses pelaksanaan pengembangan kewirausahaan di Politeknik LP3I Jakarta ini dibuat berdasarkan : 1. Studi Lapangan ( Field Research), yaitu Penulis melakukan riset dengan cara mendatangi langsung perusahaan yang menjadi objek kajian. Tehnik pengumpulan datanya , yaitu : wawancara dan observasi 2. Studi Pustaka (Library Research) mengumpulkan data dan informasi ilmiah yang bersumber dari buku-buku penunjang kajian dan referensi tertulis lainnya.
LANDASAN TEORITIS DEFINISI Eddy Soeyanto Soegoto (2009 : 3) menerangkan bahwa Kewirausahaan (Entrepreneurship) adalah usaha kreatif yang dibangun berdasarkan inovasi untuk menghasilkan suatu yang baru, memiliki nilai tambah, memberikan manfaat, menciptakan lapangan kerja dan hasilnya berguna bagi orang lain. Entrepreneurship (Kewirausahaan) adalah segalah sesuatu yang penting mengenai seseorang wirausaha, yakni orang yang memiliki sifat berkerja keras dan berkorban, memusatkan segala daya dan berani mengambil resiko untuk memwujudkan gagasannya. Dari segi kemampuanya, dia mampu dan peka melihat peluang bisnis. Dari Tindakannya, yang menonjol adalah mengambil langkah nyata mengambungkan atau mengkobinasikan sumber daya, baik yang telah atau belum dimiliki untuk memwujudkan gagasannya membangun bisnis baru. Dari karyanya, terlihat dengan tehnologi baru, dan lapangan kerja baru.(Siswanto Sudomo 1989) Buchari Alma (2007: 22) menerangkan bahwa istilah wirausaha berasal dari kata dalam bahasa Perancis – Entrepreneur apabila diterjemahkan dalam bahasa Inggris artinya adalah between taker atau go between. Istilah diatas pada abad pertengahan ditujukan bagi orang atau actor yang bertanggung jawab dalam proyek produksi dalam skala besar. Namun kemudia pada abad 17 istilah entrepreneur digunakan untuk menerangkan orang yang melakukan kontrak pekerjaan dengan pemerintah untuk memasok produk tertentu. Dalam perkembangannya, istilah Entrepreneur didefinisikan secara lebih lengkap : Entrepeneur is the person who perceives an opportunity and creates an organization to pursue it . (Buchari Alma, 2007:24) Definisi ini menerangkan bahwa seorang entrepreneur adalah orang yang melihat adanya peluang kemudian menciptakan sebuah organisasi untuk memanfaatkan peluang tersebut. Pengertian wirausaha disini menekankan pada setiap orang yang memulai suatu bisnis yang baru, sedangkan prosesnya meliputi seluruh kegiatan, fungsi dan tindakan untuk mengejar dan memanfaatkan peluang dengan menciptakan suatu organisasi. Dalam bahasa Indonesia, kata Kewirausahaan digunakan untuk
112
JURNAL LENTERA BISNIS
VOL. 3 NO. 1 Mei 2014 / ISSN 2252-9993
menjelaskan hal diatas. Kewirausahaan berasal dari kata wirausaha, dimana kata wira berarti utama, gagah, luhur, berani, teladan sedangkan kata usaha berarti kegiatan untuk mencapai tujuan. (Bambang Widjajanta , 2007 :93) TAHAP-TAHAP WIRAUSAHA Dalam Wikipedia dijelaskan bahwa tahap-tahap kewirausahaan adalah 1. Tahap memulai Tahap di mana seseorang yang berniat untuk melakukan usaha mempersiapkan segala sesuatu yang diperlukan, diawali dengan melihat peluang usaha baru yang mungkin apakah membuka usaha baru, melakukan akuisisi, atau melakukan ‘’franchising’’]Tahap ini juga memilih jenis usaha yang akan dilakukan apakah di bidang pertanian, industri, atau jasa. 2.Tahap melaksanakan usaha Dalam tahap ini seorang wirausahawan mengelola berbagai aspek yang terkait dengan usahanya, mencakup aspek-aspek: pembiayaan, SDM, kepemilikan, organisasi, kepemimpinan yang meliputi bagaimana mengambil risiko dan mengambil keputusan, pemasaran, dan melakukan evaluasi. 3.Tahap mempertahankan usaha Tahap di mana wirausahawan berdasarkan hasil yang telah dicapai melakukan analisis perkembangan yang dicapai untuk ditindaklanjuti sesuai dengan kondisi yang dihadapi. 4. Tahap mengembangkan usaha Tahap di mana jika hasil yang diperoleh tergolong positif atau mengalami perkembangan atau dapat bertahan maka perluasan usaha menjadi salah satu pilihan yang mungkin diambil. Menurut Jati sutomo (2007:89) Proses kewirausahaan berdasarkan pendekatan seumur hidup memiliki tiga tahap yaitu : 1. Tahap dasar Pada tingkat awal sebaiknya memahami dasar ekonomi serta peran dan tahaptahap oerkembangan bisnis dalam sistem ekonomi pasar. Tumbuhnya motivasi belajar dan perasaan adanya peluang pribadi untuk berkembang merupakan hasil khusus yang diharapkan dari tahap pembelajaran ini. 2. Tahap pengembangan pengetahuan dan keterampilan Pada tahap ini diharapkan dapat mulai mempelajari bahasa bisnis dan melihat masalah dari sudut pandang pemilik usaha kecil. 3. Tahap pengembangan rencana Pada tahap ini seseorang dapat mengeksplorasi berbagai ide bisnis dan beragam cara untuk menrencanakan bisnis. Pada tahap ini harus memperoleh pengetahuan yang lebih luas dan dalam dari tahap sebelumnya. Tahap ini akan merangsang untuk mengkreasi suatu ide bisnis yang unik dan mengembangkannya menjadi suatu rencana bisnis yang lengkap.
113
JURNAL LENTERA BISNIS
VOL. 3 NO. 1 Mei 2014 / ISSN 2252-9993
PEMBAHASAN Alur Proses Pendidikan Kewirausahaan Politeknik LP3I Jakarta
PENDIDIKAN KEWIRAUSAHAAN DI SEMESTER II Tahap pendidikan kewirausahaan diplotehnik LP3I Jakarta dimulai pada semester II, yang mana mahasiwa akan mendapat mata kuliah kewirausahaan A. TUJUAN PENDIDIKAN KEWIRAUSAHAAN DI SEMESTER II 1. Pengutan mindset Kewirausahaan 2. Membuka wawasan bisnis 3. Menumbuhkan spirit for sukses 4. Menumbuhkan Bisnis kreatif 5. Penguatan komitemenENGUATAN KOMITMEN B. METODE PEMBELAJARAN 1. Metode pembelajaran teori 60% & praktek 40% (bentuk penugasan individu/kelompok). 2. Pada pertemuan ke-9 s/d 14, mahasiswa diberi tugas untuk sudah memulai Bisnis/Usaha atau melakukan praktek menjual produk barang/jasa milik orang lain 3. Pada penugasan (praktek) dapat dibimbing oleh Dosen (Koordinator) entrepreneurship di tiap-tiap cabang
C. TUGAS & KEWAJIBAN DOSEN PENGAJAR ENTREPRENEUR 1. Mengajar sesuai dengan Kurikulum/SAP Politehnik LP3I, Buku Wajib Entrepreneurship, Dr. H.M. Syahrial Yusuf, SE : Lentera Ilmu; Anakku Maukah Kau Jadi Pengusaha?, Dr. H.M.
114
JURNAL LENTERA BISNIS
2.
3.
4. 5. 6.
VOL. 3 NO. 1 Mei 2014 / ISSN 2252-9993
Syahrial Yusuf, SE : Lentera Ilmu dan panduan pembelajaran Entrepreneur Wajib mendatangkan Dosen tamu dari kalangan pengusaha atau alumni dengan melakukan usaha mulai dari 0 (nol) dan keuntungan minimal Rp. 5.000.000 per bulan, minimal 3 (tiga) dosen tamu. Materi dosen tamu disesuaikan dengan pembahasan materi pada SAP. Bersama dengan Head of Education atau Kabid. Pendidikan menyelenggarakan Kuliah umum satu kali dalam satu semester dengan menghadirkan pengusaha-pengusaha Nasional atau daerah setempat, biaya transportasi narasumber minimal Rp. 500.000 dibiaya oleh cabang/kampus. Target minimal 30% jumlah Mahasiswa yang diajar menjadi anggota Rumah Entrepreneur. Memberikan tugas perorangan dan kelompok 3-5 orang. Memastikan setiap mahasiswa memiliki visi usaha dan mind map perjalan usaha
D. SISTEM PENILAIAN PADA SEMESTER II 1. Sudah memiliki usaha/bisnis omzet ≥ Rp 500.000, diberikan nilai A 2. Sudah memiliki usaha/bisnis omzet ≥ Rp 250.000 s/d < Rp. 500.000, diberikan nilai B 3. Sudah memiliki usaha/bisnis omzet ≥ Rp 100.000 s/d < Rp. 250.000, diberikan nilai C 4. Tidak memiliki usaha/bisnis atau tidak melakukan praktek menjual produk barang/jasa, diberikan nilai D. PENDIDIKAN KEWIRAUSAHAAN SEMESTER III ( PROSES PENDIDIKAN KEWIRAUSAHAAN DI RUMAH ENTREPRENEUR ) Pada semester III Mahasiswa akan mendapatkan suatu proses pembelajaran, penumbuhan, penempaan potensi kemampuan bisnis, wawasan bisnis, manajemen bisnis, dan entrepreneurial skill di Rumah Entrepreneur LP3I,di Harapkan Mahasiswa akan dapat melakukan pengembangan usaha/bisnisntya hingga lebih eksis dan survive dan tumbuh dengan keunggulan inovasi tanpa henti di Rumah Entrepreneur LP3I
115
JURNAL LENTERA BISNIS
VOL. 3 NO. 1 Mei 2014 / ISSN 2252-9993
Tahapan Pendidikan Kewirausahaan di Rumah Entrepreneur
Pengertian 1. Rumah Entrepreneur Rumah Entrepreneur adalah suatu Wahana penyadaran, pemberdayaan dan pengembangan kewirausahaan melalui pelayanan pembimbingan, pendampingan, mentoring, fasilitasi, inkubasi, forum jejaring pengembangan bagi mahasiwa berkeinginan menjadi wirausaha tetapi belum memulai usaha, wirausaha pemula, wirausaha yang telah memulai menjalankan bisnis, dan pelaku UMKM. 2. Inkubasi Rumah Entrepreneur Adalah suatu proses pembelajaran, penumbuhan, penempaan potensi kemampuan bisnis, wawasan bisnis, manajemen bisnis, dan entrepreneurial skill dari para wirausaha pemula, agar dapat melakukan pengembangan usaha/bisnisntya hingga lebih eksis dan survive dan tumbuh dengan keunggulan inovasi tanpa henti. 3. Anggota Rumah Entrpreneur atau tenant Adalah wirausaha pemula dari unsur Mahasiswa dan Alumni LP3I, wirausaha pemula dari luar mahasiswa dan alumni LP3I, pemuda, kaum perempuan, dosen LP3I, dosen dari luar LP3I, pewirausaha/pelaku bisnis, Coach Entrepreneurship, Tentor SEQ, mentor kewirausahaan, dan masyarakat penggiat kewirausahaan yang telah mendaftarkan diri menjadi Anggota Rumah Entrepreneur.
116
JURNAL LENTERA BISNIS
VOL. 3 NO. 1 Mei 2014 / ISSN 2252-9993
4. Pelaku usaha Adalah perorangan warga negara Indonesia atau korporasi asing di Indonesia yang mengelola usaha pada skala kecil, menengah, besar, koperasi yang dibentuk menurut hukum Indonesia. 5. Mentor adalah pewirausaha atau pelaku bisnis yang mendidikasikan diri untuk menularkan, memberikan wawasan, pengalaman dari kegagalan dan keberhasilan bisnisnya, membimbing, memfasilitasi, membantu pewirausaha pemula agar mempu menata kelola, dan menjalankan bisnisnya dengan spirit kewirausahaan yang tinggi, dan kemampuan bisnis yang prima. 6. Mentoring Adalah adalah kegiatan pembimbingan, pendampinga yang dilakukan oleh mentor pada para pewirausaha pemula. PRA INKUBASI 1. Di akhir semeter II, Mahasiswa akan menentukan pilihan apakah mereka berminat untuk menjadi Wirausaha atau menjadi Profesi 2. Dosen Entrepreneur mendata mahasiswa yang berminat untuk berwirausaha , yang kemudian data tersebut diserahkan ke Koordinator Diklat dan Inkubator s Rumah entrepreneur 3. Koordinator Diklat dan Inkubator menyediakan formulir bagi Calon Anggota RE 4. Untuk menjadi Anggota Rumah Entrepreneur Mahasiswa yang berminat harus mendaftar dengan mengisi formulir yang sudah di sediakan di Rumah Entrepreneur Syarat Peserta a. Telah melaksanakan kegiatan Perkuliahan b. Memiliki jiwa wirausaha yang tinggi c. Mempunyai karakter, pengetahuan dan wawasan tentang produk yang akan dikembangkan; d. Memiliki ide/gagasan dan atau usaha yang layak untuk dikembangkan; e. Mempunyai atau merencanakan usaha berskala kecil dan menengah; f. Mengisi formulir yang telah disediakan
MASA INKUBASI Pada semester III, Mahasiswa yang sudah menjadi Anggota Rumah Entrepreneur akan memasuki proses inkubasi : a. Proses Inkubasi Adalah suatu proses pembelajaran, penumbuhan, penempaan potensi kemampuan bisnis, wawasan bisnis, manajemen bisnis, dan entrepreneurial skill dari para wirausaha pemula, agar dapat melakukan pengembangan usaha/bisnisntya hingga lebih eksis dan survive dan
117
JURNAL LENTERA BISNIS
VOL. 3 NO. 1 Mei 2014 / ISSN 2252-9993
tumbuh dengan keunggulan inovasi tanpa henti. b. Tahap – Tahap Kegiatan inkubasi 1. Identifikasi Perserta Inkubasi Melakukan identifikasi terhadap Perserta Inkubasi, meliputi hal-hal sebagai berikut: a. Skala usaha yang saat ini dikelola oleh Perserta Inkubasi RE b. Kesesuaian antara jenis usaha yang saat ini dikembangkan oleh Perserta Inkubasi dengan sumberdaya lain di daerahnya; c. Teknologi yang saat ini diterapkan dalam usaha Perserta Inkubasi RE d. Produktivitas usaha yang dikelola oleh Perserta Inkubasi dari cash flow, kuantitas dan kualitas produk serta permintaan pasar. e. Mahasiswa yang sudah memiliki bisnis/usaha sendiri, maka akan mendapatkan bimbingan (materi) dari praktisi entrepreneur (pengusaha) yang sesuai dengan bisnisnya f. Apabila mahasiswa belum memiliki bisnis/usaha sendiri, maka mereka bisa mengikuti/melakukan kegiatan marketing (menjual) produk barang/jasa milik orang lain dengan mendapat bimbingan (materi) dari coordinator bidang Diklat dan Inkubator RE. 2. Pembekalan bagi Perserta Inkubasi RE 1) Pembekalan bagi Anggota Rumah Entrepreneur diarahkan kepada pengembangan : 1. Motivasi usaha, 2. Identifikasi pasar, 3. Penerapan inovasi teknologi dan penyusunan rencana bisnis. 4. Mengikuti orientasi kewirausahaan 5. Berlatih menyusun rencana usaha yang dimulai dari analisis jenis usaha saat ini dan lingkungan strategisnya. 2) Pembekalan berbentuk Diklat atau Pendidikan A. Tujuan Diklat/Pendidikan 1. Mengubah mindset Entrepreneur 2. Meningkatkan kreativitas dan inovasi 3. Menyakinkan diri menjadi entrepreneur adalah pilihan 4. Membentuk sikap kerja cerdas, 5. Meningkatkan kemampuan mengembangkan bisnis 6. Meningkatkan kemampuan manajemen bisnis 7. Meningkatkan kemampuan pemasaran 8. Meningkatkan kemampuan menata administrasi Keuangan 9. Meningkatkan kemampuan managemen keuangan, produksi, marketing, dan pelayanan pelanggan.
118
JURNAL LENTERA BISNIS
VOL. 3 NO. 1 Mei 2014 / ISSN 2252-9993
B. METODE DIKLAT /PELATIHAN 1. Curah pendapat, curah pengalaman bisnis, tanya jawab. 2. Diskusi kelompok bedah kasus, 3. Permainan peran (role playing), permainan, simulasi (peniruan). 4. Studi kasus, pemecahan masalah, brainstorming, diskusi panel, seminar, tutorial, lokakarya, demonstrasi. 5. Kunjungan ke lapangan, kerja lapangan, progmamed instruction C. MATERI DIKLAT 1. Materi Pengantar : a. Menjadi Pengusaha adalah pekerjaan yang paling mulia b. Kisah sukses dan gagal Pengusaha c. Jalan dan kiat menuju sukses berwirausaha 2. Materi Inti (Manajemen Usaha Kecil) a. Aspek Manajemen : 1. Penyusunan Rencana Usaha 2. Sumber Daya b. Aspek Pemasaran : 1. Riset Pemasaran 2. Pesaing 3. Kemitraan 4. Bauran Marketing (Marketing Mix) meluputi Tempat Usaha (Place) Produk (Product), Harga (Price) , Promosi (Promotion) c. Aspek Produksi 1. Tempat Produksi 2. Bahan Baku 3. Kualitas d. Aspek Design dan Kemasan 1. Disain Produk 2. Varian Disain Produk 3. Identitas Produk 4. Karakter Kemasan 5. Daya Tarik Kemasan 6. Materi Penunjang e. Aspek Legalitas 1. Proses legalitas pendirian perusahaan 2. Pajak
119
JURNAL LENTERA BISNIS
VOL. 3 NO. 1 Mei 2014 / ISSN 2252-9993
f. Aspek Permodalan 1. Bank 2. BUMN 3. Koperasi 4. Ventura g. Aspek Technologi 1. Penggunaan Technologi 2. Pengembangan Technologi 3. Penetapan Jenis Usaha Penetapan jenis usaha Perserta Inkubasi /Anggota RE berdasarkan potensi Anggota RE itu sendiri , potensi wilayah kerja, permintaan pasar, kondisi setempat, teknologi dan sumberdaya lainnya. 4. Pembinaan dan Pendampingan oleh Mentor Bisnis ( Business Coach ) A. Mentor Bisnis ( Business Coach ) adalah pewirausaha atau pelaku bisnis yang mendidikasikan diri untuk menularkan, memberikan wawasan, pengalaman dari kegagalan dan keberhasilan bisnisnya, membimbing, memfasilitasi, membantu pewirausaha pemula agar mempu menata kelola, dan menjalankan bisnisnya dengan spirit kewirausahaan yang tinggi, dan kemampuan bisnis yang prima. B. Bimbingan dan Layanan Konsultasi Anggota RE 1. Pelaksanaan kegiatan bimbingan dan layanan konsultasi Anggota RE t akan diberikan setiap saat oleh Inkubator Bisnis 2. Materi yang diberikan kepada Anggota R E adalah materi yang berhubungan dengan kapasitas dan produktivitas Anggota R E dalam berwirausaha 3. Bimbingan akan diberikan oleh mentor bisnis yang profesional dan mempunyai keahlian dan pengalaman di bidang inkubasi. 4. Modul Bimtek Anggota R E: a. Kewirausahaan b. Penyusunan Proposal Bisnis c. Penyusunan kesesuaian produk dan pasar d. Pengembangan kelembagaan dan manajemen bisnis UKM e. Praktik manajemen keuangan f. Pengembangan value chain dalam usaha g. Survai pasar atau pelanggan h. Akuntansi sederhana C. Magang Anggota R E 1. Penerapan manajemen usaha 2. Manajemen keuangan 3. Cara pengajuan usulan kredit usaha
120
JURNAL LENTERA BISNIS
VOL. 3 NO. 1 Mei 2014 / ISSN 2252-9993
4. Penerapan teknologi tepat guna untuk meningkatkan produktivitas dan kualitas produksi 5. Pemasaran 6. Penggunaan e-commerce 7. Networking D. Tahap-Tahap Mentoring Bisnis 1. Perkenalan (Introduction) Dilakukan melalui cara saling mengenalkan diri, bisa dilakukan dalam satu ruangan dan waktu yang bersamaan. Manfaat yang bisa diambil saat perkenalan maka di sini perlu menggali dan memilah antara sang mentor dan mentee (yang dimentoring). Sehingga ada kejelasan arah. Karena tidak semua yang dalam sebuah group kecil itu dimulai dari kemampuan, modal yang sama. Yang terpenting adalah ada saling menghargai antara mentor dan mentee, juga sesama mentee. 2. Tahap Observasi (I Do You Watch) Tahap observasi dalam hal ini melihat proses langsung, atau bisa dengan menggunakan alat bantu slide, video yang terpenting mentee tahu bagaimana pola-pola, sistem, cara, antisipasi, hambatan plus solusi, semua dipelajari untuk mengoptimalkan penguasaan mentee. Dalam tahapan ini, kita sebagai seorang mentor memberikan contoh untuk orang yang dimentor. Tahapan ini memungkinkan orang yang kita mentor mempelajari dengan melihat langsung bagaimana Anggota Rumah Entrepreneur melakukan sesuatu mulai dari tahap persiapan sampai tahap akhirnya yaitu dimana Anggota Rumah Entrepreneur melakukan sesuatu dan melakukan evaluasi. 3. Kemampuan Pemimpin Mengajak (I Do You Help) Disini orang tersebut akan mulai belajar dan merasakan prosesnya lebih mendalam. Proses ini adalah tahapan yang penting, dimana setelah tahap ini, orang yang kita mentor akan mulai mencoba untuk praktek secara langsung. 4. Tahap Kolaborasi (You and Me Together) Tahap di mana sang mentee setelah mengausai pola-sistem kerja, maka dilibatkan langsung untuk merasakan dan menguasai. Dalam ini penting karena ibarat orang yang belajar nyetir mobil jika hanya diberikan teori dan tidak menyentuh mobil langsung maka akang terasa canggung dan dalam perkembangan di lapangan nanti tidak optimal. Mentee dan mentoring terlibat langsung adalah menunjukkan bahwa transfer ilmu itu berjalan dalam rasa saling menghargai. 5. Kemampuan Supervisi (You Do I Help) Pada tahap ini kita mulai mengijinkan Anggota RE untuk mulai tampil dan melakukan tindakan. Disini peranan mentor adalah membantu untuk terus mengarahkan supaya orang yang dimentor ini tetap berada di jalur yang benar.
121
JURNAL LENTERA BISNIS
VOL. 3 NO. 1 Mei 2014 / ISSN 2252-9993
Tujuannya adalah kita mengharapkan pada tahap ini sang mentee dapat menerapkan apa yang didapat untuk diterapkan dan dicoba untuk menemukan karakternya, sistem kerjanya. Pada saat seperti ini mentor juga berlaku sebagai supervisor, dengan target memoles kemampuan dan arahan, saran, masukan untuk hasil yang optimal ke depannya. 6. Kemampuan Maintanance (You Do I Watch) Tahapan terakhir ini adalah tahapan dimana Anggota Rumah Entrepreneur sudah merasa yakin dengan kompetensi dan kapabilitas terhadap Anggota Rumah Entrepreneur yang ikut program inkubasi. Sehingga di tahapan ini, Anggota Rumah Entrepreneur sudah bisa melepas dan mengamati saja serta mementor calon Anggota Rumah Entrepreneur lainnya.
PENDIDIKAN KEWIRAUSAHAAN DI SEMESTER III PEMBELAJARAN SEMESTER 4 1. Metode pembelajaran teori 40% & praktek (tugas) 60% 2. Pada penugasan (praktek) dapat dibimbing oleh Praktisi atau Dosen (Koordinator) entrepreneurship di tiap-tiap cabang 3. Penugasan sudah pada tahap pengembangan Bisnis/Usaha yang telah berjalan, seperti : a. Sudah bisa membuat struktur organisasi & job description tiaptiap departemen di bisnis/usahanya b. Sudah bisa menghitung BEP untuk bisnis/usaha yang telah dijalani c. Telah melakukan survey di daerahnya masing-masing, untuk mengetahui potensi daerah yang dapat dikembangkan melalui bisnis/usahanya 4. Bisa meneliti perusahaan yang menerapkan spiritualpreneurship dan bisa menerapkan di bisnis/usahanya TUGAS & KEWAJIBAN DOSEN PENGAJAR KEWIRAUSAHAAN (ENTREPRENEUR) 1. Mengajar sesuai dengan Kurikulum/SAP LP3I, Buku Wajib Entrepreneurship dan SEQ, Dr. H.M. Syahrial Yusuf, SE : Lentera Ilmu dan panduan pembelajaran Entrepreneur 2. Wajib mendatangkan Dosen tamu dari kalangan pengusaha atau alumni dengan melakukan usaha mulai dari 0 (nol) dan keuntungan minimal Rp. 5.000.000 per bulan, minimal 3 (tiga) dosen tamu pada satu semester. Materi dosen tamu disesuaikan dengan pembahasan materi pada SAP. 3. Bersama dengan Head of Education atau Kabid. Pendidikan menyelenggarakan Kuliah umum satu kali dalam satu semester dengan menghadirkan pengusaha-pengusaha Nasional atau daerah
122
JURNAL LENTERA BISNIS
VOL. 3 NO. 1 Mei 2014 / ISSN 2252-9993
setempat, biaya transportasi narasumber minimal Rp. 500.000 dibiaya oleh cabang/kampus. 4. Target minimal 30% jumlah Mahasiswa yang diajar menjadi anggota Entrepreneur. 5. Memberikan tugas perorangan dan kelompok 3-5 orang. 6. Memastikan setiap mahasiswa mencapai visi usaha yang sudah direncanakan sebelumnya.
SISTEM PENILAIAN PADA SEMESTER IV 1. Sudah memiliki usaha/bisnis omzet ≥ Rp 750.000, diberikan nilai A 2. Sudah memiliki usaha/bisnis omzet ≥ Rp 300.000 s/d < Rp. 750.000, diberikan nilai B 3. Sudah memiliki usaha/bisnis omzet ≥ Rp 300.000, diberikan nilai C 4. Tidak memiliki usaha/bisnis atau tidak melakukan praktek menjual produk barang/jasa, diberikan nilai D – E KENDALA DALAM PROSES PELAKSANAAN KEWIRAUSAHAAN DI POLITEHNIK LP3I JAKARTA
PENDIDIKAN
Didalam proses pelaksanaan pendidikan kewirausahaan ada kendala yang dihadapi adalah sebagai berikut : 1. Sebagian para dosen kewirausahan Politeknik LP3I Jakarta belum mempunyai usaha atau bisnis. 2. Kekurangan Mentor Bisnis dari kalangan penguasaha di semester III 3. Dosen-dosen kewirausahaan mengalami kendalah dalam mengimplimetasi teori bisnis yang diberikan dengan prektek yang dilakukan dilapangan. SOLUSI DARI KENDALA-KENDALA PROSES PELAKSANAAN PENDIDIKAN KEWIRAUSAHAAN DI POLITEHNIK LP3I JAKARTA 1. Mencari dosen- dosen yang mempunyai usaha atau sudah pernah berpengalaman membuka usaha/bisnis sebelumnya untuk mengajar kewirausahaan. 2. Melakukan kerjasama sama dengan pelaku Bisnis lokal atau Penguasaha yang tergabung di HIPMI ( Himpunan Penguasaha Muda Indonesia) Jakarta, Karena HIPMI mempunyai program mentor bisnis dalam pembinaan usaha/bisnis bagi pelajar/mahasiswa. 3. Para Dosen kewirausahaan diwajibkan ikut pelatihani Training of Trainer (TOT) kewirausahan yang diselengarakan baik oleh pemerintah ataupun swasta,seperti yang dilkukan Kemenpora dengan program Training Pengerak Kewirausahaan Pemuda dan Training of Trainer Kewirausahaan yang di pelopri oleh Pak Ciputra, sehinga dari pelatihan tersebut Para Dosen akan mendapatkan pengetahuan mengenai mentranfer pengetahuan tentang kewirausahaan ke mahasiwa.
123
JURNAL LENTERA BISNIS
VOL. 3 NO. 1 Mei 2014 / ISSN 2252-9993
KESIMPULAN 1. Proses pelaksanaan pendidikan kewirausahaan Politehniki LP3I Jakarta terdiri dari beberapa tahapan yaitu Tahap pertama pada semester kedua mahasiswa mendapatkan mata kuliah kewirausahan yang beroreintasi pada teori dan praktek lapangan, Tahap kedua yaitu pada semester ke III mahasiswa yang berminat menjadi wirausaha akan mendapatkan proses inkubasi di Inkubator Kewirausahaan Rumah entrepreneur LP3I dan Tahap terakhir pada Semester ke IV mahasiswa mendapatkan matakuliah entrepreneur yang berfokus kepada memotivasi mahasiswa dan peningkatan kreativitasi dan inovasi. 2. Kendala-kendala Pada Proses Pendidikan Kewirausahaan terdapat pada Para Dosen kewirausahaan dan Kekurangan mentor bisnis dari pelaku bisnis 3. Solusi dari kendala-kendala Proses pelaksanaan pendidikan kewirausahaan ialah Mencari dosen- dosen yang mempunyai usaha atau sudah pernah berpengalaman membuka usaha/bisnis sebelumnya, Melakukan kerjasama sama dengan pelaku Bisnis lokal atau Penguasaha yang tergabung di HIPMI ( Himpunan Penguasaha Muda Indonesia) Jakarta dan Para Dosen kewirausahaan diwajibkan ikut pelatihan Training of Trainer (TOT) kewirausahan. SARAN Pendidikan Kewirausahaan di Politehnik LP3I mempunyai fungsi yang strategis dalam mencetak wirausaha muda , dan menaikan kelas wirausaha, pelaku usaha mikro, dan peserta inkubasi dari mahasiswa. Dalam upaya meningkatkan fungsinya tersebut, Pengurus pendidikan kewirausahan Politehnik LP3I Jakarta harus selektif dalam mencari dosen kewirausahaan yg berpengalam dalam dunia bisnis dan bersama Dosen Kewirausahaan melakukan inovasi tanpa henti, dan memperluas jejaring kemitraan dengan berbagai lembaga pengembang kewirausahaan, pemerintah, pelaku usaha, lembaga pendidikan dan pemberdaya ekonomi masyarakat. DAFTAR PUSTAKA Alma,Buchari . 2007. Kewirausahaan untuk Mahasiswa dan Umum. Bandung : Alfabeta Istijanto Oei. 2010. Jurus-jurus sakti wirausaha. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama Soeganto ,Eddy Soeryanto, 2009, Entrepreneurship Ulung.Jakarta : Kompas Gramedia
menjadi
Pembisnis
Widjajanta , Bambang , dkk. 2007. Mengasah Kemampuan Ekonomi. Bandung : Citra Praya
124
JURNAL LENTERA BISNIS
VOL. 3 NO. 1 Mei 2014 / ISSN 2252-9993
Situs atau Website : http://id.wikipedia.org/wiki/proses/27 maret 2014, 19.30
125