POJOK
CEO
RIZKAN CHANDRA
DIREKTUR UTAMA PT Semen Indonesia (Persero) Tbk.
SINERGI, MILITAN, INTEGRITAS
P
erubahan signifikan itu belum terasa benar di tahun 2014. Situasi bisnis persemenan domestik masih normal, di mana setiap penambahan kapasitas produksi selalu bisa diserap pasar. Tahun itu Semen Indonesia mampu membukukan market share 44 persen, pertumbuhan EBIT 9,5 persen dan EBITDA 10,8 persen. Siapa sangka setahun kemudian kondisinya berubah drastis. Wajah bisnis persemenan yang semula adem ayem dan menenteramkan, sekonyong-konyong memicu kecemasan. Supply nasional yang jauh melampaui demand menghasilkan tekanan di berbagai sisi. Pemain semen yang semula bisa dihitung dengan jari, melonjak jadi 13 produsen. Alhasil produk semen pun membanjir. Kapasitas terpasang nasional hampir mencapai 90 juta ton per tahun, sementara permintaan masih merangkak di angka 60-an juta ton. Over kapasitas ini diprediksi masih terjadi hingga 15 tahun ke depan. Musababnya, hingga detik ini belum ada aturan yang membatasi pendirian pabrik semen atau penambahan kapasitas produksi, pun praktik impor. Dampaknya bagi SMI, pertumbuhan EBIT dan EBITDA tidak sekencang biasanya. Tahun ini EBIT dan EBITDA perseroan diperkirakan tidak akan mengalami pertumbuhan. Tidak ada cara lain, dalam situasi kurang menguntungkan ini wajah SMI harus berubah. Bukan sekadar perusahaan yang hanya memproduksi semen, melainkan bertransformasi menjadi ‘cement businessman’. Artinya, apa pun yang berhubungan dengan semen akan menjadi bisnis kita. Beruntung, dalam situasi sulit ini, performa SMI masi baik. Namun, perlu disadari bersama, baik saja tidak cukup. Ada raksasa China, Anhui Conch, yang dari hari ke hari kian agresif. Dengan kapasitas produksi 250 juta ton di negara asalnya, tiap jengkal langkah Conch Cement wajib dipelototi. Lebih-lebih ekspansi mereka ke Indonesia kurang mempertimbangkan untung-rugi. Tak heran kalau Conch enteng saja melempar semen bag dengan selisih harga Rp 10 ribu, dibanding produk SMI. Conch tidak butuh margin yang tinggi, separo bahkan kurang dari itu pun diambil, itulah persoalan besarnya! Sejumlah rencana strategis telah dirancang manajemen untuk memenangi persaingan, termasuk dengan Conch. SMI memproyeksikan, tahun 2020 nanti 75 persen penda-
patan berasal dari domesik, 15 persen dari regional, dan 10 persen dari bisnis turunan atau hilirisasi. Bisnis semen tetap jadi pondasi utama, seiring dengan hal tersebut perusahaan bakal bergerak ke hilir, hulu, regional dan trading. Competitive advantage menjadi grand strategy pertama yang dicanangkan perusahaan. Strategi ini akan menjadikan SMI sebagai produsen semen berbiaya murah melalui optimasi logistik (supply chain) dan efisiensi energi. Strategi ini harus didukung dengan jurus-jurus komersial yang unggul serta kompetitif. Dengan alasan itulah, kampanye keunggulan SMI sebagai brand terbaik mesti digencarkan. Masyarakat harus terus disadarkan bahwa SMI adalah produk yang paling berkualitas, paling green dan paling Indonesia. Semen kualitas nomor wahid yang lahir dari pabrik ramah lingkungan dan dikerjakan oleh putra-putri asli Indonesia. Cara ini diharapkan bisa menyentuh konsumen untuk terus menggunakan produk SMI, dari generasi ke generasi. Berikutnya adalah mempertajam strategi investasi yang memosisikan peningkatan market regional sebagai poin penting. SMI bakal bergerak follow the demand, di mana ada permintaan, di situlah kita akan investasi. Sisi lain, gerak investasi kita juga mengikuti bahan baku (follow the resources) dan retaliation (pembalasan). Misalnya, SMI perlu melakukan investasi ke Thailand. Sehingga kalau SCG mengganggu pasar kita di sini, maka kita bisa membalas dengan mengusik pasar mereka di Thailand. Di lingkup internal, segenap karyawan wajib mafhum bahwa kita hidup di tengah kompetisi ketat. Karena itu kita harus tetap solid, berpegang pada budaya CHAMPS serta spirit SMI: Sinergi, Militan dan Integritas. ‘Sinergi’ menjadi landasan perusahaan untuk bergandeng tangan dengan pelanggan dalam sebuah tim. ‘Militan’ dalam memperjuangkan visi perusahaan serta mempelajari hal-hal baru. Satu lagi, setiap karyawan SMI selalu menjunjung tinggi ‘Integritas’ dan etika dalam berpikir dan berperilaku. Selanjutnya mari kita menjalankan rumus 2 + 2, yaitu Doa dan Usaha serta Bersyukur dan Sabar. Kita lakukan segala usaha dengan disertai doa. Untuk hasil yang baik, kita harus bersyukur, sementara untuk hasil yang belum kita harapkan, kita harus bersabar sambil terus berikhtiar (kembali usaha dan doa). Akhirnya saya ucapkan selamat Hari Raya Idul Fitri 1437 Hijriyah, mohon maaf lahir dan batin. Tetap jaga kekompakan, kerja keras dan pantang menyerah demi kejayaan SMI. (*)
JULI 2016 •
•
1
DAFTAR ISI
6-15 KILAS
DIRUT BARU DI TENGAH GELOMBANG PERSAINGAN. Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) Semen lndonesia tahun buku 2015 di hotel JW Marriott, Jakarta, Jumat (13/5), menjadi pondasi penting menghadapi perubahan peta bisnis semen. masuknya direksi dan komisaris baru diharapkan membuat perseroan makin kuat, solid, dan disegani di kancah regional.
16-28 FOKUS
4 STRATEGI HADAPI KETATNYA KOMPETISI Persaingan industri semen nasional dipre diksi terus mengeras sampai beberapa tahun ke depan. melimpahnya pasokan memaksa para pro dusen semen meramu strategi terbaik guna memenang kan persaingan. munculnya pemain-pemain baru berpotensi menggerus pangsa pasar pemain existing jika tidak diantisipasi dengan cepat dan tepat.
29 INTERNASIONAL
SUSUL CURAH, SEMEN BAG SMI TEMBUS FILIPINA.
2
•
• JULI 2016
30-35 INSIDE MERANGKAI SEJARAH DI BUMI KARTINI
36 IPTEK
SEMEN BERCAHAYA Ilmuwan Meksiko temukan semen bercahaya 100 tahun.
38-39 FAMILY
SEMINAR PARENTING IIKSMI. Pengurus Ikatan Istri Karyawan Semen Indonesia (IIKSMI) menggelar seminar parenting guna memberikan wawasan tentang pola pengasuhan anak yang baik.
40-47 JEMPOL
LABA BERSIH SEMEN PADANG MELONJAK 46, 24 PERSEN
60-65 MITRA
PETANI KOTO LALANG ANDALKAN PUPUK ORGANIK BANTUAN SEMEN PADANG. Penggunaan pupuk organik di Kelurahan Koto Lalang merupakan program unggulan dari Forum Nagari di kelurahan itu yang bekerja sama dengan Biro CSR Semen Padang.
66-71 KOMUNITAS HAVING FUN SAMBIL PROMO PERUSAHAAN
48-51 WANITA
OKKY ASOKAWATI : PEREMPUAN HARUS BERETIKA Peragawati kondang Okky Asokawati membeber tips menjadi perempuan yang baik dan bermartabat dalam seminar sehari yang digelar Kerukunan Istri Karyawan Tonasa (KIKST).
52-55 DESTINASI
RAMMANG-RAMMANG, WISATA “NEGERI DI AWAN”
72-74 CSR
ZIKIR DAN KENDURI SAMBUT PABRIK ACEH Pembangunan pabrik semen baru di Kabupaten Pidie, Aceh, segera dimulai. Sebagai langkah awal, PT Semen Indonesia (Persero) Tbk menggelar zikir dan doa bersama di Gua Tujuh Laweung, Kecamatan Muara Tiga.
76-77 KULINER
TEH TALUA LIMO LENGGEK DI PADANG DAN LOKA ANJOROI, PISANG GURIH DARI TANAH MANDAR
78-80 OLEH-OLEH 56-59 RANAH
TRADISI MANJALANG MINTUO DI SUMATERA BARAT DAN SAYYANG PATUDDU DI SULAWESI BARAT.
SONGKOK RECCA, MAHKOTA RAJA DARI PELEPAH LONTAR Umumnya, songkok terbuat dari kain. Tapi, penutup kepala khas Bugis yang dikenal de-ngan Songkok Recca ini sungguh lain. Songkok tradisional ini terbuat dari serat pelepah daun lontar dan membuatnya dengan cara dipukul-pukul.
JULI 2016 •
•
3
No. 14/Tahun III/Juli-September 2016 Majalah triwulanan SINERGI diterbitkan secara bersama oleh jajaran Komunikasi Perusahaan PT. Semen Indonesia (Persero) Tbk Penasehat: Direktur Utama PT. Semen Indonesia (Persero) Tbk Penanggung Jawab: Sekretaris Perusahaan PT. Semen Indonesia (Persero) Tbk Sekretaris Perusahaan PT. Semen Padang Sekretaris Perusahaan PT. Semen Tonasa Pemimpin Redaksi: Kabiro Komunikasi Perusahaan PT. Semen Indonesia (Persero) Tbk Redaktur: Kabiro Humas & CSR VO-PT. Semen Indonesia (Persero) Tbk Kabiro Humas PT. Semen Padang Kabiro Komunikasi PT. Semen Tonasa Kontributor dari Gresik Zainal Arifin Firman Safiudin Bahari Kuncoro Bowo Ram Surahman Sumarlin Alamat Redaksi: PT. Semen Indonesia (Persero), Tbk Gedung Utama Semen Gresik Jalan Veteran Gresik, Jawa Timur Telp. 031-3981731/3981733 Fax. 031-3983209/3972264 Email:
[email protected] Website: www.semenindonesia.com PT SEMEN PADANG Kontributor: Hardi Andri Oktaveri Rony Asrico Putra Roni Putra Rio P Nugraha Yan Firdaus (Fotografer) Iqbal Ferdito (Fotografer) Ridwan Hadi (Fotografer) Febrizon (Fotografer)
KATA KATA
BIJAK
Yang terbesar dari seluruh kekayaan adalah kekayaan jiwa. (Muhammad SAW) Berdoa itu lebih baik menggunakan hati tanpa kata-kata ketimbang kata-kata tanpa hati. (Mahatma Gandhi) Jangan berdoa agar hidup mudah, berdoalah untuk menjadi orang yang lebih kuat. (John F. Kennedy) Perdamaian dimulai dengan senyuman. (Bunda Teresa) Gaya gravitasi tidak berlaku kepada orang yang sedang jatuh cinta. (Albert Einstein) Berhentilah mencintai orang yang tidak mencintai kita. (John Lennon) Hampir semua orang bisa menghadapi kesengsaraan, tetapi jika ingin menguji karakter seseorang, berilah dia kekuasaan. (Abraham Lincoln) Cinta tidak bisa menyelamatkan Anda dari nasib Anda sendiri. (Jim Morrison) Cinta adalah satu-satunya kekuatan yang mampu mengubah musuh menjadi teman. (Martin Luther King Jr) Tujuan utama kami dalam hidup ini adalah untuk membantu orang lain. Jika tidak dapat membantu mereka, setidaknya kita tidak menyakiti mereka. (Dalai Lama)
Main Office Semen Padang Indarung Padang, Sumatera Barat Telp. 0751-815250 Fax. 0751-815590 Email:
[email protected] Website: www.semenpadang.co.id PT SEMEN TONASA Kontributor: Muhammad Jerynindra Muhammad Safri Indra Ishab (Fotografer) Kantor Pusat Semen Tonasa Biring Ere - Kabupaten Pangkep, Sulawesi Selatan Telp. 0410-312345 Fax. 0410-310113, 310006-008 Email:
[email protected] Website: www.sementonasa.co.id Redaksi menerima tulisan, artikel/opini atau foto khususnya yang berkaitan dengan materi dan memiliki relevansi dengan Majalah SINERGI, Panjang tulisan max. 6000 karakter (termasuk spasi). Naskah, foto, dan identitas lengkap penulis dikirimkan kepada redaksi baik langsung atau via email.
4
•
• JULI 2016
SINERGI Edisi 14 • Th III • Juli-September 2016
KILAS
SUPERHEROES : Komisaris Utama Mahendra Siregar dan Direktur Utama Rizkan Chandra mengapit empat superheroes Semen Indonesia yang mengakhiri masa bakti usai malam pelepasan di lobi Gedung Utama Semen Indonesia, Jum’at (15/7).
PISAH-SAMBUT KOMISARIS & DIREKSI
TERIMA KASIH SUPERHEROES SEMEN INDONESIA
G
uyub, santai dan penuh gergeran. Begitulah suasana yang tertangkap dalam acara ‘Pisah Sambut Komisaris dan Direksi PT Semen Indonesia (Persero) Tbk’ di lobi gedung utama SMI, Gresik, Jumat (15/7) malam. Empat ‘superheroes’ yang baru saja memungkasi masa tugas di jajaran komisaris maupun direksi SMI dihadirkan. Mereka adalah Suparni (dirut), Amat Pria Darma (direktur komersial), Hadi Waluyo (komisaris independen), serta Ahmad Jazidie (komisaris). Empat sosok profesional ini diberhentikan dengan hormat dalam RUPS SMI di Jakarta, pertengahan Mei 2016. Malam itu seluruh jajaran komisaris dan direksi SMI Group ikut melepas Pak Parni, Pak Darma, Pak Hadi serta Pak Jazidie. Tak sebagaimana lazimnya perpisahaan, acara yang dimeriahkan band Semen Gresik itu berlangsung riang hingga paripurna. Video kesaksian para pejabat SMI tentang sosok Pak Parni dan kawankawan menjadi pembuka. Selanjutnya, berturut-turut mereka menerima cenderamata dari komisaris dan direksi SMI, Semen Padang, juga Semen Tonasa. Tak ketinggalan para istri direksi SMI ikut membagi kenang-kenangan kepada Ny Suparni dan Ny Amat Pria Darma.
Dalam sambutannya, Dirut SMI Rizkan Chandra mengucapkan terima kasih setinggi-tingginya pada keempat sosok yang dinilai telah memberikan sumbangsih luar biasa terhadap SMI tersebut. “Pak Parni itu pemimpin yang adil dan sangat humble. Beliau tidak membuat jarak dengan siapa saja, bisa turun ke mana saja dan tidak malu melakukan apa saja,” tuturnya. Sedangkan Amat Pria Darma, di mata Rizkan, adalah profesional yang humoris. Dia sepakat dengan Dirut Semen Gresik Sunari Prionomurti yang menyebut Pak Darma kerap menggunakan jurus dewa mabuk. Di saat situasi bisnis sedang mabuk, maka jurus-jurus yang dipunyai Darma itu sangat dibutuhkan. “Kita semua kehilangan Pak Darma,” cetus dia. Berikutnya, Ahmad Jazidie dinilai sebagai akademisi yang sangat profesional. Rektor Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya (Unusa) itu pintar mengolah fakta-fakta menjadi kesimpulan yang mudah dipahami, baik dalam bentuk dukungan maupun penolakan sebuah kebijakan. “Saya baru tahu kalau Pak Jazidie waktu muda rambutnya hitam dan ganteng. Sekarang ganteng banget,” seloroh Rizkan. Sementara Hadi Waluyo, menurut Rizkan, adalah pemimpin yang tegas
dan sering turun ke bawah. Kadangkadang Hadi lebih tahu dan lebih detail ketimbang direksi, karena rajin turun langsung dan melihat sesuatu dari kacamata militer. Cara pandang berbeda itu sangat dibutuhkan dalam mengembangkan perusahaan, misalnya di Aceh dan Rembang. Sempat muncul kekhawatiran Suparni dan Amat Pria Darma bakal pindah ke perusahaan semen kompetitor SMI. Namun, dedikasi dan loyalitas keduanya patut diacungi dua jempol. Suparni dan Darma tidak menyimpan niat hijrah ke perusahaan pesaing. Sikap itu yang membuat Komisaris Utama SMI Mahendra Siregar kagum. “Ketika saya tanya, beliau mengatakan tidak akan (pindah ke pesaing). Sungguh saya salut dengan sikap dan profesionalisme beliau berdua. Jujur, saya pribadi tidak yakin bisa melakukan seperti itu,” tegasnya. Suparni sendiri mengaku terharu sekaligus bersyukur punya kesempatan mengabdi di SMI selama 29,5 tahun. Bekerja sama dengan orang-orang baik dengan dedikasi luar biasa, menurut dia, adalah pengalaman tak ternilai. Sejalan dengan Pak Parni, Amat Pria Darma mengajak para pimpinan di SMI menyiapkan bawahannya menjadi generasi penerus. Leader create leader, menurut pria asli Gresik ini, menjadi faktor penentu langgengnya sebuah perusahaan. Dia mencontohkan patih Gajah Mada yang dianggap sosok yang sukses, padahal tidak. “Buktinya, setelah Gajah Mada meninggal Majapahit ikut runtuh,” sebutnya. Sama halnya dengan perusahaan. Bila perusahaan tambah maju setelah ditinggal pemimpin atau pejabat lama, bukan berarti yang pertama gagal. Sebaliknya, menurut Darma, itu membuktikan regenerasi berjalan bagus. (lin/znl/ram/bwo)
JULI 2016 •
•
5
KILAS
RIzkan Chandra (tengah) usai diangkat menjadi Direktur Utama Semen Indonesia dalam RUPS di Jakarta. Lulusan Teknik Informatika ITB ini menggantikan Suparni (kiri), sementara Mahendra Siregar (kanan) tetap dipercaya menjadi Komisaris Utama.
RUPS SEMEN INDONESIA
DIRUT BARU DI TENGAH GELOMBANG PERSAINGAN
RAPAT UMUM PEMEGANG SAHAM (RUPS) SEMEN INDONESIA TAHUN BUKU 2015 DI HOTEL JW MARRIOT, JAKARTA, JUMAT (13/5), MENJADI PONDASI PENTING MENGHADAPI PERUBAHAN PETA BISNIS SEMEN. MASUKNYA DIREKSI DAN KOMISARIS BARU DIHARAPKAN MEMBUAT PERSEROAN SEMAKIN KUAT, SOLID, DAN DISEGANI BAIK DI KANCAH NASIONAL MAUPUN REGIONAL.
P
erubahan komposisi BOC (Board of Commissioners) maupun BOD (Board of Board of Directors) menjadi isu utama RUPS yang mengusung tema ‘Menegaskan Arah di Tengah Gelombang Persaingan’. Rizkan Chandra ditunjuk menjadi Direktur Utama (Dirut) baru SMI, melanjutkan sisa masa jabatan sebelumnya hingga 2020. Lengkapnya, keputusan agenda ketujuh RUPS itu adalah memberhentikan dengan hormat Suparni sebagai Dirut, Ahyanizzaman dan Amat Pria Darma sebagai Direktur, Hadi Waluyo sebagai Komisaris Independen, serta
6
•
• JULI 2016
Achmad Jazidie sebagai Komisaris. Selanjutnya RUPS mengalihkan jabatan Rizkan Chandra, dari Direktur Pengembangan Usaha dan Strategi
Bisnis (PUSB) menjadi Dirut. Di samping itu, rapat juga mengangkat Ahyanizzaman, Darmawan Junaidi,
dan Budi Siswoyo sebagai Direktur, serta menunjuk Djamari Chaniago sebagai Komisaris Independen, sedangkan Hambra sebagai Komisaris. Dengan demikian ada empat nama baru yang masuk ke jajaran BOC dan BOD, yaitu Djamari Chaniago, Hambra, Darmawan Junaidi serta Budi Siswoyo. Dari keempatnya, sosok Budi Siswoyo
sudah tidak asing lagi di lingkungan SMI. Pria kelahiran Pati, 21 April 1967 itu sebelumnya menjabat Dirut Thang Long Cement Company (TLCC), Vietnam. Budi juga pernah menjadi GM of Group Finance Management SMI, serta Kepala Divisi Manajemen Keuangan Group. “Alhamdulillah RUPS sudah kita selesaikan, dan saat ini ada susunan BOC dan BOD yang baru. Kita harapkan bisa membawa Semen Indonesia ke arah yang lebih baik di masa yang akan datang,” kata Rizkan Chandra di hadapan wartawan, usai RUPS yang dihadiri ratusan pemegang saham plus para
KILAS kuasa pemegang saham tersebut. Selanjutnya, mantan Direktur Network, IT & Solution PT Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk. ini memaparkan capaian perusahaan di tahun 2015 serta langkah strategis tahun 2016 untuk meningkatkan kinerja. “Tahun 2015 adalah tahun yang berat, tapi alhamdulillah perseroan mencatat prestasi yang lebih baik dibanding kompetitor,” tambahnya. Komisaris Utama SMI Mahendra Siregar pada kesempatan sama mengatakan, para pejabat yang digantikan maupun yang menggantikan dalam RUPS kali ini adalah sosok profesional yang sesungguhnya. “Pak Parni dan Pak Darma ketika diberi posisi dan tanggung jawab dengan segala tantangannya langsung mengatakan siap. Dan ketika RUPS memutuskan berhenti, beliau berdua juga siap tanpa syarat. Itulah ukuran profesionalisme,” katanya. Mewakili dewan komisaris, Mahendra mengucapkan terima kasih dan penghargaan setinggi-tingginya kepada direksi serta komisaris yang mengakhiri masa baktinya. Catatan tersendiri diberikan pada Suparni serta Amat Pria Darma yang hampir 30 tahun mengabdikan diri kepada SMI. “Kami doakan yang terbaik kepada bapak-bapak, terus lanjutkan pengabdian di mana pun perusahaan menugaskan,” ucap Mahendra sebelum menutup rapat pada pukul 16.57 WIB. BAGI DIVIDEN Rp 1, 8 T Tahun 2015 merupakan masa suram bagi industri persemenan di tanah air. Masuknya sejumlah pemain baru serta aksi penambahan volume produksi yang dilakukan para pemain lama membuat pasar domestik jenuh. Akibatnya harga jual pun tertekan, dan itu berpengaruh terhadap net income maupun revenue. Pada tahun 2015 konsumsi semen di Indonesia sebesar 61 juta ton atau tumbuh 0,9 persen dari tahun 2014 yang mencapai 59,91 juta ton. Bersyukur, dalam kondisi seperti itu angka penjualan SMI Group meningkat 0,6 persen dibandingkan tahun 2014, menjadi 28,7 juta ton. Di pasar domestik, SMI tetap menunjukkan dominasinya dengan volume penjualan 26,1 juta ton serta market share 43 persen. SMI mencatat laba bersih tahun buku 2015 senilai Rp 4.521.490.578.000, di mana 40 persennya atau sekitar Rp
1.808.596.231.200 dibagikan sebagai dividen tunai kepada para pemegang saham. Bagian pemegang saham negara sebesar Rp 922.484.943.058, dan sisanya merupakan bagian pemegang saham publik. Sedangkan sisa laba bersih sebesar 60 persen atau Rp 2,71 triliun dialokasikan sebagai dana cadangan perseroan. “Nilai dividen yang dibagikan ke pemegang saham setara dengan Rp 304,91 per lembar saham,” terang Direktur Utama SMI Rizkan Chandra usai RUPS di Hotel JW Marriott, Jakarta. Dividen itu sebagai bentuk komitmen perseroan dalam memberikan hasil yang menguntungkan bagi pemegang saham. Selain itu, rapat juga memutuskan dana program Bina Lingkungan Semen Indonesia Group tahun buku 2016 sebesar Rp 80.200.000.000, atau ekuivalen dengan 1,77 persen dari laba bersih perseroan tahun buku 2015. Rizkan melanjutkan, untuk kinerja triwulan I/2016, perseroan membukukan pendapatan Rp 6,02 triliun, atau turun sekitar 5 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp 6,34 triliun. Penurunan tersebut dipicu turunnya total volume penjualan menjadi 6,56 juta ton, atau turun 0,9 persen dari periode yang sama tahun sebelumnya sebesar 6,61 juta ton. Tekanan harga jual sebagai akibat naiknya persaingan di pasar domestik juga turut berpe-
ngaruh. “Laba bersih triwulan I tahun 2016 sebesar Rp 1,03 triliun, atau turun sekitar 13 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp 1,19 triliun,” sambung pria kelahiran Jakarta, 27 Januari 1969 ini. Kendati demikian, melalui berbagai upaya efisiensi, SMI berhasil menurunkan beban pokok penjualan (BPP) sebesar 5,0 persen atau menjadi Rp 3,60 triliun, dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 3,78 triliun. Tahun 2016, menurut Rizkan, persaingan industri semen dalam negeri akan semakin ketat menyusul beroperasinya sejumlah pabrik terintegrasi milik pemain baru. Pasokan semen domestik diprediksi meningkat 20 persen dibandingkan tahun sebelumnya, sementara dari sisi demand diperkirakan tumbuh 5 persen hingga 6 persen. Untuk menggenjot kinerja, saat ini SMI sedang menyelesaikan pembangunan dua pabrik semen terintegrasi di Rembang, Jawa Tengah, dan Indarung VI, Padang, Sumatera Barat, dengan kapasitas masing-masing 3 juta ton per tahun. Per 30 April 2016, perkembangan proyek pabrik semen Indarung VI telah mencapai 89,32 persen dan proyek pabrik semen Rembang telah mencapai 90,64 persen. “Kedua proyek tersebut ditargetkan beroperasi akhir 2016. Dengan selesainya kedau pabrik tersebut, kapasitas produksi perseroan menjadi 37,8 juta ton per tahun,” bebernya. (SG/lin/znl)
SUSUNAN DEWAN KOMISARIS SMI NAMA JABATAN MASA JABATAN Mahendra Siregar Komisaris Utama 2012-2017 Muchammad Zaidun Komisaris 2014-2019 Djamari Chaniago Komisaris 2016-2021 Marwanto Harjowiryono Komisaris 2014-2019 Hambra Komisaris 2016-2021 Wahyu Hidayat Komisaris 2014-2019 Sony Subrata Komisaris 2015-2020 SUSUNAN DIREKSI SMI NAMA Rizkan Chandra Ahyanizzaman Gatot Kustyadji Johan Samudra Aunur Rosyidi Darmawan Junaidi Budi Siswoyo
JABATAN Direktur Utama Direktur SDM & Hukum Direktur Enjiniring & Proyek Direktur Produksi & Litbang Direktur Komersial Direktur Keuangan Direktur PUSB
MASA JABATAN 2015-2020 2016-2021 2014-2019 2014-2019 2015-2020 2016-2021 2016-2021
JULI 2016 •
•
7
KILAS SEMEN INDONESIA MEMILIKI NAKHODA BARU. DALAM RUPS TAHUN BUKU 2015 DI JAKARTA, JUMAT (13/5), RIZKAN CHANDRA DIDAPUK PEMEGANG SAHAM MENJADI ORANG NOMOR SATU DI PERSEROAN. BAGAIMANA PANDANGAN DAN STRATEGINYA MENGHADAPI PERSAINGAN MAHA KETAT DI BISNIS PERSEMENAN? APA PULA JURUS SIMPANAN YANG DISIAPKAN AGAR SMI TETAP JADI KAMPIUN? BERIKUT WAWANCARA KHUSUS DENGAN DIRUT BERDARAH MADURA INI.
Rizkan Chandra • Direktur Utama Semen Indonesia
”Berubahlah Sebelum DIpaksa Berubah” 8
•
• JULI 2016
Selamat, Bapak kini menjadi orang nomor satu di Semen Indonesia. Menghadapi peta industri persemenan yang berubah, strategi apa yang akan Bapak tempuh? Pada hakikatnya industri atau bisnis apa pun dan di mana pun itu hampir sama. Kesamaan bisnis itu ada pemain dan ada kompetisi. Tujuannya apa? Tujuannya untuk memberikan yang terbaik bagi stakeholder. Itu bisnis. Nggak ada bedanya. Bisnis beras dengan bisnis semen itu esensinya sama. Ada pemain, ada kompetitor dan sama-sama mencari keuntungan. Tinggal bagaimana kita memahami. Kita seperti apa, kompetitor itu seperti apa. Anda memahami kenapa Nokia itu mati. Sepuluh atau lima tahun lalu, nggak ada yang menyangka nasib Nokia akan seperti ini. Bahkan Presdir Nokia pun nggak percaya bahwa perusahaannya bakal tutup dan mati. Keyakinan mereka masih nomor satu. Tapi tahun 2014 seperti apa nasib Nokia, semua pada tahu. Benarbenar sesuatu yang nggak kebayang sebelumnya, mereka akan mengalami nasib tragis seperti itu. Contoh lain juga banyak. Di industri komputer, tahun 1987-an dunia sangat akrab dengan komputer merek Compaq. Ini merek nomor satu. Tahun 1999 dia mati. Dibeli oleh HP untuk dimatikan. Karena Compaq ini nggak bisa melawan Dell, tapi merusak pasar HP. Nggak ada yang mengira bahwa Compaq akan seperti ini. Bahkan
KILAS karyawan maupun manajemennya pun nggak mengira. Compaq nggak akan pernah mati. Apakah habis itu orang nggak pakai komputer? Tetap saja. Pelajaran yang bisa dipetik dari kasus tersebut? Nokia kenapa dia mati? Karena dia tak adaptif terhadap internet. Tak adaptif terhadap touch screen. Blackberry juga, sama persis. Dia terlalu menganggap kalau sebagai produsen paling murah dia akan menang. Padahal tak selamanya orang cari yang paling murah. Pada saat fitur yang ditawarkan sama, orang memang akan mencari paling murah. Tetapi saat fiturnya berbeda dan lebih variatif, mereka akan cari yang paling bisa memenuhi kebutuhan. Itulah kuncinya bisnis. Setelah paham pemain, kompetitornya, stakeholder siapa, dia juga harus paham apa yang diinginkan pasar. Simple. Itu esensi bisnis. Mau bisnis apa pun persis sama, gak ada bedanya. Dalam konteks industri semen? Oke. Sekarang kita lihat fenomena yang terjadi di industri semen. Apakah orang tetap membangun rumah? Bangun gedung? Apakah ada perubahan style dalam membangun? Ya,
trend pembangunan gedung-gedung sekarang pakai precast, bangun rumah pakai readymix. Tapi itu kan ada semennya juga? Sama persis kita bilang begini: zaman dulu kabel itu mahal. Nah, seperti handphone yang Anda pakai itu. Apakah di dalamnya ada kabel? Tentu saja ya. Tetapi apakah Anda beli kabel? Tidak. Yang kita beli adalah fungsinya. Saat kabel itu dibiarkan sendiri, dia memang bernilai, tetapi kecil. Nah, ketika dirakit bersama-sama komponen lain menjadi handphone maka harganya naik berlipat-lipat. Berarti sekarang ada perubahan perilaku konsumen? Sangat jelas. Ada tren perubahan. Ini bisa dilihat dari konsumsi bag dan bulk. Sepuluh tahun lalu, komposisi keduanya bisa dikata njomplang. Tapi sekarang lihat, konsumsi bulk terus naik. Sekarang proporsinya mendekati 70:30. Bahkan di Jakarta dan kota besar lainnya bisa 50:50, bahkan lebih antara bag dan bulk. Artinya apa, ini menandakan perubahan gaya hidup di masyarakat. Orang membangun nggak pakai semen tapi pakai turunannya semen. Apakah tren ini akan berlanjut? Tidak perlu berdebat. Lihat saja tren di negara maju.
Indutsri semen nasional kini dihadapkan pada tantangan berat yakni tak sebandingnya demand dan supply. Pandangan Bapak? Ya, kini kita memang dihadapkan pada kenyataan bahwa supply lebih banyak dari demand. Itu bukan kejadian yang aneh bagi bisnis. Kalau ada gula ada semut. Dulu margin di sini 30 persen, di luar 15 persen. Tentu saja mereka akan masuk. Nanti margin akan turun terus. Sampai pada titik jenuh, sehingga industri ini tak lagi menarik. Begitu terus kejadiannya. Normal itu, semua bisnis mengalaminya. Itu adalah kenyataan atau kejadian yang harus kita hadapi dan terima. Kalau dalam Islam, yang penting itu bukan kejadiannya (takdir), namun yang penting bagaiman respon yang kita berikan. Bagaimana cara menyikapinya? Ada yang menyikapi dengan mau berubah. Ada yang menyikapi dengan mengingat terus masa lalunya, tak mau menghadapi kenyataan. Yang lain (kompetitor) terpengaruh tidak? Sama, mereka juga merasakan situasi ini. Terus yang ditangisi apa? Namanya supply lebih besar dari demand, tentu harga akan turun. Di mana-mana hukumnya seperti itu. Kalau kita ribut terus dan menggerutu, ya
JULI 2016 •
•
9
KILAS
nggak ada habisnya. Tinggal tunggu habisnya saja. Harus ada action konkret? Ya, harus ada action. Yang paling gampang saat harga turun adalah efisiensi. Dan nanti direksi akan melakukan efisiensi yang paling kasat mata. No more Mercy. Kenapa harus pakai Mercy? Gunanya apa? Kita sudah harus berpikir fungsional. Itu yang akan kita lakukan untuk menunjukkan efisensi yang paling gampang dan kasat mata. Kita harus mulai berbenah. Efisiensi harus terus dilakukan di semua lini. Bisa nggak? Kalau kompetitor bisa, kenapa kita tidak. Kalau orang lain berbisnis semen di Indonesia, di tempat yang sama, dengan cost lebih murah, pasti ada yang salah dengan kita. Simple lihatnya, kalau dibikin ribet jadi ribet. Kalau dibikin mudah, ya semudah itu lihatnya. Kita harus bisa seperti mereka. Berubah atau mati. Change or die. Atau berubahlah sebelum orang lain memaksa kamu berubah. Dan, itu paling nggak enak. Lebih baik kita berubah atas kesadaran respon kita terhadap situasi. Yang paling cepat dan bisa kita kontrol adalah melakukan efisensi. Begitu harga turun, kita siap. Kita harus belajar dari tahun lalu dimana laba bersih kita tergerus satu triliun Berarti efisiensi nggak bisa ditawar lagi? Benar. Mau atau tidak, harus dilaku-
10 •
• JULI 2016
kan. Tapi, jangan salah. Ini bukan satusatunya cara untuk bisa survive dan memenangkan persaingan. Mari belajar dari kegagalan Nokia. Saat Blacberry masuk pada kisaran 2007, Nokia melakukan efisiensi. Cost efisiensi mereka saat itu nomor satu. Apakah kebijakan ini membuat mereka selamat? Ya, selamat tapi untuk sementara waktu, tiga sampai empat tahun saja. Setelah itu mereka tetap tutup juga. Kenapa? Dia melakukan cost efisiensi dengan mengorbankan fitur. Mereka salah mengantisipasi perubahan. Keyakinan bahwa ponsel itu hanya bisa komunikasi dan SMS, cukup! Tetapi pasar ternyata ingin lebih. Tren mengarah pada penggunaan internet. Dan Nokia tetap saja tidak sadar. Habislah Nokia setelah itu. Artinya efisiensi tidak menjamin kita tetap eksis? Efisiensi memang penting dan menjadi landasan semua langkah yang akan kita lakukan ke depan. Tetapi tak hanya berdiri di sini. Masih ada langkah lanjutan yang harus dilakukan. Kita harus memperbanyak pendapatan. Kalau (pendapatan) di bisnis semen sudah mentok, maka kita harus cari lainnya. Cara yang paling gampang itu ada dua. Pertama, memperluas layanan bisnis semen. Misalnya, kalau tadinya jualan beras, ditingkatkan dengan bikin warung nasi. Produk turunan diperbanyak. Kita juga begitu. Wilayahnya sudah Indonesia, mari kita perluas.
Caranya? Kita bergerak ke regional. Ini yang kedua. Bukankah kawasan regional juga mengalami kondisi yang sama? Nah, ini bermain logika, over capacity itu tak hanya Indonesia tapi juga regional. Kenapa orang masuk Indonesia, karena regional juga over capacity. Lha, kalau begitu kenapa semen Indonesia masuk regional? Sulit kan? Yang malas berpikir berpendapat, ya kita diam saja. Tapi diam saja tidak akan menyelesaikan masalah, malah kita akan mati. Sama seperti ada orang jahat yang mengepung rumah kita. Kalau diam saja, suatu saat orang jahat itu akan masuk dan mengancam keselamatan kita. Atau kita action, mencari bantuan keluar. Peluang terbunuh memang ada. Tetapi peluang untuk hidup juga ada. Tinggal bagaimana caranya. Lebih baik mana, berdiam diri tadi atau action keluar. Itu intinya. Sekarang, kalau pemain regional menyerang, kita bertarung di sini saja? Suatu saat kita akan mati, tapi kalau orang nyerang dan kita ikut nyerang mereka, pertarungan menjadi imbang. Sama seperti sepakbola. Strategi pertahanan terbaik adalah menyerang. Kenapa begitu? Kalau bertahan terus, suatu saat pasti kebobolan. Nah, kalau menyerang, apakah ada risiko kebobokan? Ya, ada. Tetapi kita juga mempunyai peluang yang sama menjebol gawang lawan dan menang. Seperti itu logika yang harus diba-
KILAS
ngun saat melihat kawasan regional. Tinggal bagaimana sekarang kita meminimalkan risiko. Supaya masuk regional itu bagus dan mengatasi over capacity, artinya semen dan atau klinker kita bisa diterima di kawasan regional. Bukankah kita sudah ada ekspor? Anda tahu, ekspor kita spot. Bulan ini ada bulan depan nggak ada. Padahal over capacity yang kita alami sudah pasti. Produk kita harus dilempar keluar. Artinya harus punya solusi yang permanen. Caranya? Memiliki sesuatu di luar negeri. Ada beberapa cara untuk membangun channel. Bisa kerja sama jangka panjang, bisa juga mengakuisisi. Tetapi ini juga harus dengan syarat ketat. Kepentingan utamanya adalah jangka panjang. Apakah market-nya bisa menjamin jangka panjang. Syarat ketat itu seperti apa? Kebijakan akuisisi atau kerja sama kita di luar negeri harus memenuhi tiga syarat. Satu, wilayahnya tidak jauh dari Semen Padang. Karena kita akan mengespkor dari sana. Juga dari Tonasa. (Pabrik) Tuban dan Rembang untuk prioritas domestik. Kedua, negara tersebut tak punya bahan baku. Karena itu mereka butuh semen atau klinker. Ketiga, market-nya lebih pasti menyerap semen. Seperti jaman kita dulu, oligopoly, market-nya pasti menyerap. Dan peluang tersebut tersedia. Sekarang kita lagi tender di Sri Lanka
dan Bangladesh. Kita targetkan salah satu atau keduanya bisa kita selesaiakan tahun ini. Kalau satu pabrik bisa kita dapat, maka setengah kapasitas pabrik Semen Padang sudah aman. Demand di Sri Lanka sekitar 6 juta ton. Nah, pabrik yang mau kita ambil memiliki kapasitas 3 juta ton, penguasa pasar. Sementara market-nya oligopoli. Negara-negara kayak gini perfect buat kita. Lokasinya juga dekat dengan Semen Padang. Itu alasannya market tidak kita pandang Indonesia saja. Kita perluas. Tapi bukan berarti tidak konsentrasi ke market domestik. Itu salah. Semen yang kita produksi di mana pun, sebaiknya dikirim ke tempat yang terdekat. Tapi situasi sudah berubah. Sama seperti ini: olahraga pagi itu baik bagi kesehatan kita. Tapi kalau lagi hujan, masak mau memaksakan olahraga pagi? Bukannya sehat. Yang ada malah jatuh sakit. Jelasnya, kebijakan untuk pasar domestik itu seperti apa? Kebijakan untuk pasar domestik, bisa kita lakukan akuisisi di tengah pasar yang ketat, tujuannya untuk meningkatkan market kita. Sekarang kita tak lagi berkembang dengan cara dominasi bikin pabrik. Selain kelamaan juga bakal menambah kapasitas di tengah pasar yang sudah jenuh ini. Kita akan berkembang dengan cara kerja sama, merger, akuisisi. Cara-cara tersebut lebih menarik. Jika anda bangun pabrik baru,
tunggu tiga atau empat tahun lagi. Pabrik selesai, market-nya kemungkinan sudah nggak ada. Kebijakan lain? Kita akan lakukan hilirisasi. Produk turunan tadi sudah dijelaskan sebagai keniscayaan bagian dari life style, mengikuti perubahan pasar. Memang produk turunan ini marginnya kecil. Tapi kita harus melihatnya secara terintegrasi. Ready mix itu akan kecil marginnya kalau kita lihatnya hanya dari produk semen. Coba hitung kalau kita menambang batu kapur lalu keluarnya ready mix, maka marginnya besar. Itu kesalahan berpikir. Sama seperti saat Telkom dulu. Mereka bisnis fixed line marginnya 50 persen, tiba-tiba masuk Speedy yang marginnya 20 persen. Itu ada yang berpikir nggak perlu masuk ke Speedy. Tapi ternyata kemudian, bisnis fixed line sekarang sudah tidak ada yang mau beli! Sekarang kita bertahan di semen. Sementara tren konsumen terus bergeser ke ready mix. Lama-lama orang jualan ready mix, bukan semen lagi. Akhirnya lambat laun margin semen akan terus turun. Nah, kalau kita nggak antisipasi, nanti kaget lagi. Sadar, loh kok saya jadi kecil? Jadi sekali lagi, harus diubah cara melihatnya. Kita harus menghitung mulai batu kapur, klinker, semen sampai ready mix. Semen jangan dilihat sebagai produk akhir. (SG/ram/znl/bwo)
JULI 2016 •
•
11
KILAS
Dari kiri, Direktur Produksi SP Indrieffouny Indra, Direktur Keuangan Tri Hartono Rianto, Direktur Utama Benny Wendry, dan Direktur Komersil Pudjo Suseno, usai RUPS Semen Padang di Jakarta, 11 Mei 2016.
RUPS Semeng Padan
ADA AHLI TATA NEGARA DAN WARTAWAN DI BOC SP HASIL RAPAT UMUM PEMEGANG SAHAM (RUPS) TAHUN BUKU 2015 PT SEMEN PADANG DI JAKARTA, RABU (11/5/2016), MEMUTUSKAN PERUBAHAN SUSUNAN DEWAN DIREKSI (BOD) DAN DEWAN KOMISARIS (BOC). PAKAR HUKUM TATA NEGARA PROF DR SALDI ISRA SH MPA DIPERCAYA MENJABAT KOMISARIS UTAMA, MENGGANTIKAN LETJEN TNI (PURN) DJAMARI CHANIAGO YANG ‘PROMOSI’ MENJADI ANGGOTA KOMISARIS PT SEMEN INDONESIA (PERSERO) TBK.
S
ementara itu, wartawan senior Sumbar, Wiztian Yoetri, diplot menjadi anggota komisaris, menggantikan Basril Basyar. Perubahan juga terjadi di susunan direksi Semen Padang. Indrieffouny Indra yang sebelumnya menjabat Kepala Departemen Tambang, ‘naik jabatan’ menjadi Direktur Produksi menggantikan Agus Boing Nurbiantoro. Dengan perubahan ini, susunan direksi Semen Padang yang baru terdiri dari Benny Wendry (Dirut), Tri Hartono Rianto (Direktur Keuangan), Pudjo Suseno (Direktur Komersial), dan Indrieffouny Indra (Direktur Produksi). Sedangkan susunan komisaris terdiri dari Saldi Isra (Komisaris Utama), Suharto (Komisaris), Eddy R Rasyid (Komisaris), dan Wiztian Yoetri. Pada RUPS yang dipimpin Letjen TNI (Purn) Djamari Chaniago itu, pemegang saham menyetujui laporan tahunan mengenai keadaan dan jalannya perseroan selama tahun buku 2015, termasuk Laporan Pelaksanaan Tugas Pengawasan Dewan Komisaris selama tahun buku 2015. Juga pengesahan Laporan Keuangan Perseroan Tahun Buku 2015 sekaligus pemberian pelunasan dan pembebasan tanggung jawab sepenuhnya (volledig acquit et de charge) kepada
12 •
• JULI 2016
direksi dan Dewan Komisaris atas tindakan pengurusan dan pengawasan perseroan yang telah dijalankan selama tahun buku 2015. Pemegang saham pun menyetujui pengesahan Laporan Tahunan Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL) 2015. Selain itu juga dilakukan penetapan penggunaan Laba Tahun Berjalan tahun buku 2015, penetapan tantiem tahun buku 2015, gaji untuk direksi dan honorarium untuk Dewan Komisaris berikut fasilitas dan tunjangan lainnya tahun 2016. Di tahun 2015, Semen Padang mencatat berbagai capaian positif, antara lain meningkatkan efisiensi melalui Cost Reduction Program (CRP). Penghematan yang dicapai sebesar Rp 124,98 miliar, yang melampaui targetnya yaitu sebesar Rp54,96 miliar. Penghematan juga dilakukan melalui Cost Saving Program (CSP) dan dapat dicapai sebesar Rp. 20,85 miliar, sehingga beban pokok tahun 2015 menurun signifikan dibanding RKAP tahun 2015 yaitu sekitar Rp 243 miliar. Sampai dengan tahun 2015, perseroan juga telah melaksanakan pembangunan pabrik Indarung VI, dengan progres fisik s/d 31 Desember 2016 mencapai 78,24 persen, tertinggal 1,98 persen dari rencana sebesar 80,22
persen. Meski demikian, manajemen dan tim proyek bertekad menyelesaikan proyek Indarung VI pada Q3 tahun 2016, dan memasuki periode commissioning pada Q4 tahun 2016. Prof Dr Saldi Isra SH MPA yang diangkat menjadi Komisaris Utama Semen Padang merupakan Guru Besar Hukum Tata Negara di Universitas Andalas Padang. Pria kelahiran Paninggahan, Junjuang Siriah, Kabupaten Solok, 20 Agustus 1968 ini menyelesaikan S-1 di Unand (1995), S-2 di Universitas Malaya, Malaysia (2001), dan Universitas Gadjah Mada (2009). Sedangkan anggota komisaris yang baru, Wiztian Yoetri, merupakan salah satu wartawan senior di Sumatera Barat. Pria kelahiran Pariaman, 30 Mei 1962 ini pernah menjabat Pemimpin Redaksi Harian Padang Ekspres (Jawa Pos group), dan Pemimpin Umum POSMETRO Padang. Akan halnya Indrieffouny Indra merupakan pejabat karier di Semen Padang. Pria kelahiran Sawahlunto, 3 April 1967 ini terakhir menjabat sebagai Kepala Departemen Tambang. Alumni Teknik Mesin Universitas Sriwijaya tahun 1991 itu pernah menjabat Kepala Departemen Produksi II & III, Dirut PT Pasoka Sumber Karya, dan Kepala Departemen Produksi V. (SP/ok)
KILAS
RUPS PT Semen Tonasa
JOKO SULISTIYANTO GANTIKAN TOTO SUDIBYO
R
apat Umum Pemegang Saham (RUPS) PT Semen Tonasa tahun buku 2015 di Jakarta, Selasa (19/4), mengubah susunan direksi perusahaan semen terbesar di kawasan timur Indonesia tersebut. Pada keputusan pemegang saham agenda 6, rapat menyetujui pemberhentian dengan hormat Toto Sudibyo sebagai direktur produksi. Selanjutnya, rapat mengangkat Joko Sulistiyanto sebagai direktur produksi yang baru. Joko menjadi satu-satunya orang baru yang masuk ke jajaran board of directors (BOD) Semen Tonasa. Tiga pos direksi lainnya masih diisi wajah-wajah lama, yaitu Andi Unggul Attas (dirut), Subhan (direktur keuangan), serta Tri Abdisatrijo (direktur komersial). “Joko Sulistiyanto menjadi direktur produksi terhitung sejak ditutupnya rapat ini, dengan masa jabatan yang akan berakhir pada penutupan RUPS tahunan tahun kelima, dengan tidak mengurangi hak RUPS untuk memberhentikan yang bersangkutan sewaktu-waktu,” demikian salah satu bunyi putusan penting RUPS tahun ini.
Joko bukanlah orang baru di jajaran produksi. Sebelum pindah tugas ke Semen Tonasa, lulusan teknik mesin ini menjabat sebagai Kepala Departemen Terak 1 Semen Indonesia. “Semen Indonesia memberi kesempatan yang sangat baik bagi seluruh karyawan untuk bekerja dan berinovasi. Namun jangan terlena dengan kenyamanan yang diberikan perusahaan, karena kita wajib membayarnya dengan kerja dan hasil yang baik,” tutur Joko suatu kali. Selain perubahan susunan direksi, RUPS juga memberi kuasa kepada perseroan untuk menetapkan penggunaan laba bersih setelah pajak tahun buku 2015 sebesar Rp 556.346.926.000. Ikut ditetapkan, tantieme, gaji direksi serta honorarium untuk dewan komisaris berikut fasilitas dan tunjangan lainnya
untuk tahun 2016. Secara umum ada enam poin yang diputuskan dalam RUPS Semen Tonasa tahun 2015, yaitu persetujuan laporan tahunan mengenai keadaan dan jalannya perseroan tahun buku2015, pengesahan laporan tahunan Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL) 2015, penetapan penggunaan laba bersih tahun berjalan, serta penetapan tantieme tahun buku 2015, gaji direksi dan honorarium dewan komisaris berikut fasilitas dan tunjangan lainnya tahun 2016. Selanjutnya, persetujuan penunjukan Kantor Akuntan Publik (KAP) untuk mengaudit LaporanKeuangan Perseroan Tahun Buku 2016 serta Laporan Keuangan PKBL tahun buku 2016, dan yang terakhir perubahan pengurus perseroan. (ST/lin)
SUSUNAN DIREKSI SEMEN TONASA NAMA Andi Unggul Attas Subhan Tri Abdisatrijo Joko Sulistiyanto
JABATAN
BERAKHIR
Direktur Utama Direktur Keuangan Direktur Komersial Direktur Produksi
JULI 2016 •
2017 2017 2019 2021
•
13
KILAS
Keluargakokoh.com
Upaya SG Merangkul Keluarga Indonesia J
ajaran Departemen Penjualan Semen Gresik me-launching website dan mobile application keluargakokoh.com di Ruang Pola gedung Pusat Penelitian (PPS), Gresik, Kamis (12/5). Keluargakokoh. com merupakan portal yang menyuguhkan segala informasi bagi keluarga Indonesia, mulai seputar hunian, kesehatan, wisata, pendidikan , wira usaha sampai pengaturan finansial. Portal tersebut selaras dengan kepedulian Semen Gresik terhadap perkembangan keluarga Indonesia, terutama dalam memenuhi kebutuhan informasi. Kepala Departemen Penjualan Semen Indonesia Bambang Djoko mengatakan, peluncuran website keluargakokoh.com yang juga dibuat dalam versi mobile application merupakan strategi untuk memperkenalkan
14 •
• JULI 2016
produk Semen Gresik kepada end user, dalam hal ini keluarga Indonesia dengan menyasar sisi emosional. “Selama ini kita hanya berkutat pada fungsional produk saja, orang sudah bosan. Oleh karena itu Semen Indonesia mencoba dari sisi lain dengan membuat portal online yang dinamakan keluarga kokoh. Seakanakan memang tidak berkaitan dengan produk Semen Gresik kalau kita melihat kontennya. Namun ending-nya tetap ke sana, kita melakukan strategi soft selling, ” terang Bambang yang ditemui di sela acara. Menurutnya, sentuhan secara emosional kepada customer bakal memberikan warna lain bagi Semen Gresik. Saat ini keluargakokoh.com masih dijalankan oleh Semen Gresik. Namun ke depan, bila lancar dan
efeknya positif dapat diadopsi oleh Semen Padang dan Semen Tonasa. “Jangan ramai pada saat launching saja, akan tetapi program ini harus di-maintenance dengan baik untuk ke depannya,” tambah Bambang. Tidak hanya dapat dibuka melalui website, portal ini juga bisa di-download melalui play store di handphone dengan mengetikkan dengan kata kunci “keluarga kokoh”. Bambang melanjutkan, perkembangan teknologi yang sangat pesat membuat informasi yang disampaikan tanpa batas. Sehingga lahirnya media-media online, seperti aplikasi keluarga kokoh yang menyasar sisi emosional khalayak menjadi penting. Kalau dilihat dari kontennya, tak ada rubrik khusus yang membahas produk Semen Gresik di keluargakokoh.com. Soal ini Kabiro Marketing Komunikasi SMI Gathut Wicaksono menjelaskan bahwa pihaknya sedang meng-create sebuah media independen dan membentuk jaringan lebih dulu. Begitu komunitas sudah terbentuk, maka akan lebih mudah untuk mengenalkan produk Semen Gresik. “Karena jika langsung kita buat website dengan embel-embel Semen Gresik terlebih dahulu, maka orangorang yang akan membuka dan mencari informasi sudah ter-segmented. Hanya orang-orang yang membutuhkan informasi mengenai Semen Gresik saja yang akan melihat. Padahal tidak hanya orang yang hendak membangun (rumah) saja yang kita sasar, tapi seluruh lapisan masyarakat. Yang kita lakukan saat ini bukan hard selling tetapi soft selling,” paparnya. Ini adalah program berbasis IT terintegrasi yang pertama di SMI, yaitu antara humas, IT dan marketing. Peluncuran web keluargakokoh.com juga dibarengi ‘lomba foto ekspresi’ dengan tema keluarga kokoh. Tersedia hadiah utama mobil Brio, serta paket liburan eksklusif ke Bali bagi empat pemenang. Penilaian dilakukan berdasarkan aspek keunikan, kreativitas, ekspresi, keharmonisan serta kehangatan keluarga yang tergambar dalam foto. Masyarakat yang ingin mengikuti lomba foto ekspresi dapat melihat syarat dan ketentuan di situs http:// keluargakokoh.com. (SG/fir)
KILAS
SKSG TERBENTUK, Endar Drianto Ketua Pertama
K
aryawan PT Semen Gresik akhirnya mempunyai organisasi sebagai penerus aspirasi mereka. Lewat musyawarah besar (mubes) di Villa Semen Indonesia Tretes, Pasuruan, 23-24 April, terbentuklah Serikat Karyawan Semen Gresik (SKSG). Pembentukan serikat pekerja ini didasarkan pada UU Republik Indonesia No 21 Tahun 2000 tentang Serikat Pekerja/Serikat Buruh. Dalam UU tesebut disebutkan bahwa setiap pekerja/buruh berhak membentuk dan mengembangkan serikat pekerja/serikat buruh yang bebas, terbuka, mandiri, demokratis, dan bertanggung jawab. Mubes karyawan itu dihadiri Direktur Utama Semen Gresik Sunardi Prionomurti, Kepala Departemen SDM Himarani Widagdo, dan Kepala Departemen Accounting & Human Capital Tubagus M Dharury. Tampak pula perwakilan dari SKSI (Serikat Karyawan Semen Indonesia) Yudi Santoso dan Andik Widiyanarko. Dalam sambutannya Sunardi mengatakan perusahaan menyambut baik pembentukan serikat pekerja oleh karyawan Semen Gresik. “SKSG ini akan menjadi partner yang baik dalam mengoperasikan perusahaan agar
terus berkembang,” katanya. Mantan sekretaris perusahaan Semen Gresik ini mengingatkan agar seluruh karyawan di semua level selalu menjaga kekompakan. “Kita semua ini sama dan saudara, nantinya kalian akan berdampingan selama berpuluhpuluh tahun. Waktu kalian akan banyak dihabiskan bersama-sama dengan rekan kerja di kantor. Kunci dari pertemanan adalah ikhlas,” imbuhnya. Sunardi lebih jauh mengatakan, persaingan industri semen yang semakin ketat menuntut segenap karyawan terus bergandeng tangan. Kekompakan dan kerja keras adalah modal berharga untuk menghadapi para pemain baru. “Saat ini demand semen nasional 60 juta ton atau di bawah supply yang mencapai 90 juta ton per tahun. Belum lagi Anhui Conch yang mulai masuk ke sini. Ini peringatan bahwa seluruh karyawan Semen Gresik harus bekerja lebih keras lagi,” tegasnya. Selain terbentuknya serikat pekerja, mubes karyawan SG juga memilih Endar Drianto sebagai ketua SKSG periode 2016-2019. Sebelumnya terdapat tiga nama yang mencalon-
kan diri menjadi ketua, yaitu M Ardy Zailani dan Endar Drianto dari Biro Tambang Pabrik Tuban, serta Kiagus Yonori Eka dari Departemen Akuntansi dan Keuangan Holding. “Saya dipilih oleh perwakilan konstituen dan akan menjalankan amanah ini dengan sebaik mungkin. Meski demikian saya membutuhkan dukungan seluruh karyawan atau anggota untuk agar mampu menempatkan SKSG sebagai mitra strategis perusahaan,” kata Endar usai pemilihan. Sebelum bekerja di Semen Gresik, pria kelahiran Bandar Lampung, 21 Agustus 1988, ini pernah meniti karir di salah satu perusahan tambang batubara di Kalimantan Timur. Menyinggung program pertama yang akan digulirkan, pria lulusan Universitas Sriwijaya Palembang ini mengatakan akan merumuskan Perjanjian Kerja Bersama (PKB) antara karyawan dengan perusahaan. Dengan begitu hak dan kewajiban masing-masing pihak menjadi jelas, dalam koridor hubungan industrial. “Semoga SKSG bisa menjadi penyalur aspirasi seluruh karyawan Semen Gresik dan dapat memajukan perusahaan,” harap Endar. (SG/fir)
JULI 2016 •
•
15
FOKUS
4 STRATEGI HADAPI KETATNYA
KOMPETISI
PERSAINGAN INDUSTRI SEMEN NASIONAL DIPREDIKSI TERUS MENGERAS SAMPAI BEBERAPA TAHUN KE DEPAN. MELIMPAHNYA PASOKAN MEMAKSA PARA PRODUSEN SEMEN MERAMU STRATEGI TERBAIK GUNA MEMENANGKAN PERSAINGAN. MUNCULNYA PEMAINPEMAIN BARU BERPOTENSI MENGGERUS PANGSA PASAR PEMAIN EXISTING JIKA TIDAK DIANTISIPASI DENGAN CEPAT DAN TEPAT.
B
erdasarkan data Asosiasi Semen Indonesia (ASI), tahun ini sejumlah pemain baru merealisasikan pabrik anyar dan mulai merambah pasar domestik, terutama di Jawa dan Kalimantan. Sebut saja Semen Garuda, Semen Merah Putih, Semen Puger, Semen Bima, dan Semen Jawa yang akan membuat pasar di Pulau Jawa semakin sumpek. Sementara Anhui Conch akan memperketat persaingan di Kalimantan. Pulau Jawa saat ini dikuasai dua produsen besar, yakni PT Semen Indonesia (Persero) Tbk (SMGR) dan PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk (INTP), dengan pangsa pasar masingmasing sekitar 38,8 persen dan 37 persen. Begitu juga di Kalimantan, Semen Indonesia dan Indocement berbagi dominasi dengan market share 51,6
16 •
• JULI 2016
persen dan 27,9 persen. Kehadiran pemain-pemain baru dengan merek semen yang baru akan terus memanaskan kompetisi pasar. Mereka diperkirakan bakal menggencarkan promosi dan diskon harga, terutama di daerah dekat pabrik untuk menopang pertumbuhan pemasaran. Kondisi ini memaksa para pelaku industri semen di tubir perang harga. Ketika supply melampaui demand maka harga otomatis turun. “Itu sudah otomatis. Nggak perlu pakai dipikir lagi. Tinggal sekarang, bagaimana respons kita terhadap situasi tersebut,” terang Dirut Semen Indonesia Rizkan Chandra. Kondisi kelebihan pasokan ini, sambung Rizkan, sebetulnya sudah bisa dibaca sejak 2012. Hanya saja, waktu itu pemain-pemain lama merasa masih nyaman. Tetapi begitu pabrikpabrik pemain baru selesai dan bero-
FOKUS perasi pada 2015, semua pada kaget. Tiba tiba produk di pasar menjadi banyak. Harganya bervariasi. Kualitasnya pun sama dengan SMI, bahkan ada sebagian yang lebih bagus.
mereka kurang adaptif dengan perubahan. Mereka gagal menangkap tren konsumen yang mulai mengarah ke internet. Mereka masih kukuh dengan harga murah,” ungkapnya.
Respons cepat adalah jalan yang wajib ditempuh perseroan agar bisa survive dan jadi pemenang. “Mau diratapi, ditangisi kayak apa pun nggak ada gunanya. Action yang ditunggu saat ini,” tandas mantan direktur PT Telkom ini. Efisiensi jadi langkah mendasar yang tak bisa ditawar lagi. Semua lini harus mulai menjalankannya, baik produksi maupun COGS.
Lantas, perubahan seperti apa yang harus dilakukan SMI? Rizkan membeber tiga strategi lainnya setelah efisiensi ditempuh. Pertama, dengan memperbanyak pendapatan. Jika hasil pendapatan dari bisnis semen stagnan, maka harus dicari sumber-sumber yang lain. Cara paling gampang itu ada dua; memperluas layanan serta memperbanyak produk turunan.
Jajaran direksi, tegas Rizkan, akan menunjukkan secara kasat mata seperti apa efisiensi. Mobil Mercedes-Benz yang selama ini menjadi kendaraan dinas direksi SMI akan dikandangkan. “No more Mercy. Kenapa harus pakai Mercy? Gunanya apa? Mau nampang siapa? Itu yang akan kita lakukan untuk menunjukkan efisensi yang paling gampang dan kasat mata. Kita harus mulai berbenah. Bisa nggak? Kalau kompetitor bisa, kenapa kita tidak. Kalau tetap tidak bisa ya harus dipaksa,” tegasnya. Semua harus berubah. Jika tidak, harus bersiap untuk maju ke tiang pancang kematian. Tapi, efisensi saja tidaklah cukup? Rizkan mencontohkan detik-detik jelang kematian Nokia nan legendaris tersebut. Mendominasi bertahun-tahun, Nokia kelabakan saat Blackberry meramaikan pasar smartphone pada 2007. Langkah super efisiensi dilakukan Nokia untuk menghadang agresivitas Blackberry. Dengan efisensi, harga ponsel Nokia jadi cukup murah. Dan, itu diyakini bisa membuat mereka bertahan serta menjadi pemenang. Siapa sangka, kebijakan itu hanya sebatas memperpanjang napas. Buktinya, empat tahun kemudian Nokia kolaps. Bukan saja karena digerogoti Blackbbery, tapi juga oleh beberapa produsen lain yang menawarkan fitur lebih nyaman dan memenuhi kebutuhan konsumen. Belakangan, Blackberry pun ikutan tutup. “Satu kesalahan utama dari Nokia dan Blackberry,
Kita harus mulai berbenah. Efisiensi harus dilakukan di semua lini. RIZKAN CHANDRA
Direktur UTAMA SMI Cakupan layanan produk SMI Group harus diperluas. Jika sekarang sudah menyebar ke seluruh pelosok Indonesia, maka penetrasi ke kawasan regional mesti digencarkan. Meminjam filosofi strategi sepakbola; pertahanan terbaik adalah menyerang. Logika sederhananya seperti ini. Jika kita hanya bertahan di wilayah sendiri, lambat laun bakal jebol juga menghadapi serbuan pemain asing. “Yang paling fair adalah kita keluar dan menyerang pertahanan kompetitor. Ini akan membuat pertarungan lebih imbang,” ungkap lelaki kelahiran Jakarta, 27 Januari 1969 ini. Nah, seperti itu logika yang harus dibangun saat melihat kawasan regional. Tinggal bagaimana sekarang meminimalkan risiko. Supaya masuk regional itu bagus dan mampu mengatasi over capacity. Artinya, semen dan atau klinker produk SMI Group bisa diterima pasar regional. Tidak hanya solusi jangka pendek seperti aktivitas ekspor selama ini. “Yang kita butuhkan solusi permanen. Pasar yang bisa menampung kelebihan pasokan
di sini,” tandasnya. Saat ini SMI sudah bergerak maju merealisasikan strategi tersebut. Proses akuisisi sedang intens dilakukan di dua pabrik yang ada di Sri Lanka dan Bangladesh. Diharapkan, minimal salah satunya bisa rampung akhir tahun ini. Rizkan menyebut dua negara itu merupalan pasar yang perfect bagi SMI. Keduanya tidak memiliki bahan baku semen. Karenanya, mereka mengandalkan pasokan semen dan klinker dari luar. Market-nya juga oligopoli. Perusahaan yang hendak diakuisisi SMI merupakan penguasa pasar di sana. “Ini sama seperti saat kita di masa dulu. Pasarnya oligopoli sehingga memberi jaminan jangka panjang,” paparnya. Kebijakan akuisisi, kerja sama atau merger juga akan diteruskan di pasar domestik. “Sekarang kita tidak lagi berkembang dengan cara bikin pabrik. Selain kelamaan, langkah ini juga bakal menambah kapasitas di tengah pasar yang sudah jenuh. Kita akan berkembang dengan cara kerja sama, merger, dan akuisisi. Lebih menarik. Anda bangun pabrik tunggu tiga tahun empat tahun lagi. Pabrik selesai, market-nya sudah nggak ada,” tegasnya. Strategi ketiga adalah hilirisasi. Mengikuti perubahan pasar, SMI bakal lebih concern terhadap bisnis turunan. Memang marginya kecil, tapi mesti dilihat dari kacamata yang lebih luas. Ready mix itu kecil marginnya kalau melihatnya dari produk semen. Coba hitung mulai proses menambang batu kapur sampai keluar dalam bentuk ready mix, marginnya pasti jauh lebih besar. “Sekarang kita bertahan di semen. Nggak ada yang beli. Orang nanti belinya ready mix. Nanti, lama-lama orang jualan ready mix. Bukan semen. Lambat laun, margin semen akan terus turun. Nah, kalau kita nggak antisipasi, nanti kaget lagi. Jadi sekali lagi, harus diubah cara melihatnya. Semen jangan dilihat sebagai produk akhir, semen itu nantinya kayak klinker,” pungkasnya. (SG/ram/znl/bwo)
JULI 2016 •
•
17
FOKUS
KALA KUALITAS JADI PERTIMBANGAN UTAMA
I MASIHKAN SEMEN INDONESIA MENJADI PERUSAHAAN SEMEN NOMOR WAHID DI NEGERI INI? JIKA PERTANYAAN INI DIAJUKAN LIMA ATAU ENAM TAHUN SILAM, TENTU JAWABANNYA CUKUP JELAS DAN LUGAS; SUDAH PASTI! TETAPI APAKAH DOMINASI ITU AKAN BERTAHAN PADA LIMA ATAU SEPULUH TAHUN KE DEPAN?
18 •
• JULI 2016
ni yang harus di-review dulu. Tidak ada yang bisa menjamin masa kejayaan itu akan terus bertahan beberapa tahun ke depan. Apalagi, bila perjalanan ke depan tidak diiringi dengan kerja ekstra dari seluruh karyawan Semen Indonesia, di semua lini dan tingkatan untuk mewujudkan visi-misi yang dicanangkan. Kenapa begitu? Ini tak lepas dari peta bisnis yang begitu cepat berubah. Landscape bisnis industri semen tanah air kini berubah. Kompetisi makin ketat. Peta persaingan juga berubah drastis. Selain kompetitor yang sudah existing, kini berbondong-bondong masuk penantang baru ke ‘pelataran’ Semen Indonesia. Imbasnya, semua ini memorakporandakan pakem lama yang sudah dipegang dan diyakini keampuhannya. Baik di sisi produksi, penjualan, distribusi dan semua proses bisnis di industri ini. “Kita semua dituntut untuk berubah, entah semua atau sebagian. Memberi respons cepat atas perubahan ini. Jika tidak, tak ada yang bisa menjamin kita akan tetap menjadi pemenang,” tandas Direktur Produksi dan Litbang Semen
Indonesia Johan Samudra. Mantan CEO TLCC ini lantas menyodorkan data dari Danareksa Research Institute (DRI) yang dirilis awal Maret 2016 . Hasil dari survei yang dilakukan di beberapa kota besar tersebut memotret secara detail bagaimana perilaku dan persepsi konsumen semen selama ini. Survei dilakukan pada 1.724 responden yang berkaitan langsung dengan industri semen. Para responden ini tersebar pada enam provinsi di Indonesia yakni DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Sumatera Utara dan Sulawesi Selatan. Pilihan enam provinsi tersebut dianggap sudah mewakili Indonesia karena tingkat konsumsi semennya lebih dari 58 persen dari konsumsi nasional. Beberapa temuan penting yang terdeteksi dari survei ini diantaranya; pertama, sebagian besar konsumen mengaku cukup puas dengan produkproduk semen yang berada di pasar saat ini. Sejumlah produk dimaksud adalah Semen Indonesia Group (Semen Gresik, Semen Padang, Semen Tonasa), Indocement, Holcim, Semen Bosowa
FOKUS dan Semen Andalas. Kedua, ini yang menarik dan perlu dicermati lebih lanjut, konsumen ternyata menjadikan kualitas produk sebagai pertimbangan utama, dibanding harga jual. Konklusi ini diambil berdasar sederet pertanyaan yang diajukan kepada responden. Sejauh mana tawaran harga murah mampu membuat mereka berpindah brand? Hasilnya, sebanyak 59 persen di Jakarta mengatakan akan berpindah merek bila tawaran harga yang diberikan lebih murah. Hal sama berlaku di Jawa Barat, dimana konsumen yang berpendirian seperti ini sebanyak 56 persen. Di Jawa Tengah, 42 persen juga mengatakan bakal berpaling. Sedangkan di Sulawesi Selatan ada 38 persen. Bagaimana di Jawa Timur? Dalam survei tersebut, daerah yang menjadi pasar terbesar dan utama Semen Indonesia ini mencatatkan angka terendah. Hanya 30 persen konsumen semen di Jawa Timur yang akan berpindah ke merek lain bila diiming-imingi harga murah. Orang Jatim sejauh ini masih sreg dengan Semen Gresik. Mereka tak mudah berpindah ke lain hati.Ada banyak alasan yang dikemukakan konsumen. Mulai masalah nasionalisme, sudah turun temurun, memiliki lambang Gapura Sunan Giri dan sederet alasan subjektifemosional lainnya. Bahkan di Madura, produk Semen Gresik sudah menjadi ideologi tersendiri. Di sana, tidak afdol bila membangun rumah tidak memakai Semen Gresik. Bagi Semen Indonesia, data ini akan meninabobokan jika hanya dipahami sepotong bahwa produk perseroan masih berjaya di tengah serbuan kompetitor di pasar. Konsumen masih loyal dan tak mudah terpengaruh dengan iming-iming harga lebih murah yang diajukan pesaing. Seperti strategi yang banyak dipakai new entrance dengan banting harga guna merebut pasar. Eit, tapi jangan keburu berpuas dulu. Mari dilihat data lanjutan dari pertanyaan, ‘apakah konsumen bakal beralih pada produk semen yang menawarkan iming-iming hadiah dan promosi’? Konsumen Jakarta yang mengatakan ‘iya’ sebanyak 60 persen, Jawa Barat 69 persen, Jawa Tengah 50 persen, Jawa Timur 40 persen. Secara
nasional, pasar menyatakan akan beralih produk semen berdasar imingiming hadiah dan promosi sebanyak 52 persen. Yang menarik adalah temuan di Jatim. Ternyata, seloyal-loyalnya mereka kepada Semen Gresik dan tidak tergiur dengan tawaran harga murah, tapi masih ada angka 10 persen yang dengan suka hati berpindah produk bila mendapat iming-iming hadiah atau promosi. Data ini menunjukkan fenomena terbaru terkait perilaku konsumen semen yang berubah. Lagi-lagi, bisa menjadi salah langkah bila hanya memahami data ini secara parsial. Bagi Semen Indonesia, mudah saja menjawab kekhawatiran itu dengan memperkuat promosi, iming-iming hadiah agar konsumen yang super loyal di Jatim itu tak berpindah ke lain merek. Untuk jangka pendek, bisa jadi solusi ini cespleng. Tetapi untuk jangka panjang, harus dirumuskan kembali strategi terbaru guna mengantisipasi perilaku pasar yang dinamis. Pasalnya, data yang dirilis DRI ini juga menunjukkan fakta bahwa promosi dan iming-iming hadiah tidaklah menjadi alasan utama konsumen untuk memilih semen. Secara umum, konsumen - baik yang tinggal di kota, kecamatan, maupun
desa -, menempatkan kualitas sebagai pertimbangan utama dalam membeli semen. Berikutnya baru harga atau iming-iming promosi. Dua variabel berikutnya adalah ketersediaan produk serta reputasi perusahaan. Data ini menyajikan tren konsumen semen saat ini yang terus bergerak ke arah rasional-objektif. Pilihan menggunakan produk semen, secara berurutan ditentukan oleh empat variabel di atas dengan menjadikan kualitas sebagai pertimbangan utama. Arah bandul perilaku pasar ini patut dicermati bersama. Cepat atau lambat, ini akan menjadi fenomena nasional. Dan, sudah pasti akan menyasar Jawa Timur, pasar utama Semen Indonesia selama ini. Bukan tidak mungkin, data 70 persen konsumen loyal yang dimiliki Semen Indonesia saat ini, akan tergerus jika kita gagal memahami fenomena baru yang disajikan DRI. “Karenanya, kita memang dituntut untuk terus menerus meng-upgrade diri. Merumuskan strategi baru bagaimana secara jitu menjadikan konsumen kita yang super loyal dan emosional tersebut bergerak menjadi rasional objektif. Dan tentu saja, ini harus diimbangi dengan peningkatan kualitas dan pelayanan,” tandas Johan Samudra. (SG/ram/znl)
JULI 2016 •
•
19
FOKUS
SG
Selalu Penuhi
Keinginan Konsumen
Direktur Produksi Semen Gresik Prasetyo Utomo
MANAJEMEN SEMEN GRESIK MENGANGGAP KONSUMEN SEBAGAI RAJA. APA PUN KEBUTUHAN MEREKA, PERUSAHAAN HARUS BISA MEMENUHI. TERMASUK SEMEN DENGAN KUALITAS KHUSUS, MESKI VOLUME PERMINTAANNYA TIDAK TERLALU BANYAK.
D
irektur Produksi Semen Gresik Prasetyo Utomo menekankan, dalam kondisi oversupply seperti sekarang, konsumen pasti memilih semen dengan kualitas terbaik. Karena itu pihaknya tidak berani main-main soal mutu. Produk SG, dalam seluruh jenis, kualitasnya mesti nomor wahid. “Bukan hanya mempertahankan, tapi harus meningkatkan kualitas yang sudah ada. Lebih tepatnya kita akan memenuhi setiap keinginan konsumen,” tegasnya. Praktiknya memang ada beberapa pelanggan yang meminta semen jenis khusus, dengan kualitas di atas rata-rata. Mereka minta semen jenis OPC (Ordinary Portland Cement) Plus, yang dibuat secara khusus pula. “Nggak masalah walau pesannya tidak terlalu banyak. Kalau yang reguler, misalnya untuk perusahaan precast, semen kita sudah memenuhi standar. Itu umumnya pakai OPC,” sambung Prasetyo.
20 •
• JULI 2016
Secara umum, kualitas semen diukur dari waktu ikat awal (setting time) dan kuat tekannya. Dalam hal ini SG mengacu pada SNI (Standar Nasional Indonesia) serta American Society for Testing and Material (ASTM), yaitu organisasi internasional sukarela yang mengembangkan standarisasi teknik untuk material, produk, sistem dan jasa. Hanya, SNI yang dirumuskan Panitia Teknis dan ditetapkan oleh Badan Standardisasi Nasional (BSN) mempunyai range yang cukup lebar. “Kita rata-rata beradap di top range-nya SNI. Bahkan semen khusus yang kita produksi itu sudah di atasnya,” terang dia. Di samping itu, secara berkala Semen Indonesia Group juga melakukan audit internal. Hal itu dilakukan untuk menjaga mutu produk di setiap opco. Prasetyo mengungkapkan, hingga saat ini belum ada semen merek lain yang kualitasnya mengungguli SG.
Rata-rata cuma mendekati, malah tidak sedikit yang mutunya di bawah SG. Nah, produsen semen dengan kualitas ‘rendah’ itulah yang biasanya memainkan jurus banting harga. Namun, secara umum SG wajib mengetahui kualitas setiap kompetitor yang bertarung di pasar yang sama. Lebih-lebih merek yang potensial menjadi pesaing utama. Ihwal kualitas, tegas Prasetyo, yang paling penting adalah menjaga konsistensi sepanjang masa. Bukan sekadar lulus uji sampel sekali dua kali. Kunci utama untuk mendapatkan semen kualitas terbaik dan konsisten adalah kerja sama yang apik antara Quality Assurance (QA) dengan Quality Control (QC). Artinya bahan yang masuk harus teruji, dan itu mesti diinformasikan kepada departemen yang menangani processing. “Bahan harus terdata dan terinformasikan. Misalnya batubara, kan ukuran serta kualitasnya tidak selalu sama. Lha nanti cara ‘me-
FOKUS masaknya’ juga berbeda agar outputnya tetap bagus,” tuturnya. LOLOS SERTIFIKASI SNI Komitmen Semen Gresik mempertahankan mutu produknya memang patut diacungi jempol. Ini terbukti dengan hasil audit survelian ketiga yang dilakukan Balai Sertifikasi Industri (BSI), Badan Penelitian dan Pengembangan Produksi (BPPI), Kementerian Perindustrian RI, 14-18 Maret lalu, dengan kesimpulan SG memenuhi persyaratan dan proses sertifikasi dapat dilanjutkan. Artinya, SG tetap berhak mencantumkan tanda SNI (Standar Nasional Indonesia) untuk tiap produk semen yang dilempar ke pasaran, baik semen portland komposit (SNI 7064: 201), semen portland (SNI 2049: 2015), maupun semen portland pozoland (SNI 0302: 2014). “Tim audit itu tugasnya mencari kesesuaian atau memverifikasi sejauh mana konsistensi perusahaan dalam penerapan sistem jaminan mutu ISO 9001: 2008. Dan hasil verifikasi kami, Semen Gresik tetap memenuhi persyaratan,” tutur Djoko Setyono, ketua tim audit BSI, saat menyampaikan laporan hasil audit di Gedung Dormitory lantai II pabrik Tuban, Jumat (18/3).
Hadir pada kesempatan itu Kepala Departemen Litbang dan Jaminan Mutu Semen Indonesia, Rudi Hermawan dan jajaran produksi pabrik Tuban. Djoko yang dibantu dua anggota tim, Endang Sabariyah dan Gaos Abdul Karim melakukan audit selama lima hari. Dua hari pertama, 14-15 Maret di pabrik Gresik, dan tiga hari berikutnya di pabrik Tuban. “Khusus di Tuban kami mengunjungi empat pabrik, itu cukup melelahkan. Secara keseluruhan kami dapat kesan yang baik, proses produksinya sistematis. Kalau soal kebersihan memang tidak sebersih pabrik makanan, itu kami maklumi karena semen itu pada dasarnya kan pabrik debu,” lanjutnya. Djoko menerangkan, Sertifikasi Produk Penggunaan Tanda SNI (SPPT SNI) bertujuan untuk memastikan kompetensi pemegang sertifikat selama masa kepemilikan sertifikat, serta memberikan masukan mengenai hal-hal yang perlu ditingkatkan guna menjaga mutu produk. “Ibarat SIM untuk naik motor. Kalau sudah punya SIM, perusahaan boleh mencantumkan tanda SNI pada produknya,” ujar dia. Tahap audit di SG tahun ini sudah masuk survelian ketiga. Tahun depan harus dilakukan resertifikasi, karena jaminan mutu SNI berlaku empat tahun. Menurut Djoko, agar lebih sempurna,
dia menyarankan agar tiap produk Semen Gresik diberi informasi atau kode produksi. “Jadi, seandainya nanti ada komplain, tinggal ngecek sak mana yang bermasalah,” beber pria berkacamata ini. Rudi Hermawan yang mewakili manajemen Semen Indonesia mengucap terima kasih atas berbagai masukan yang diberikan tim audit BSI. Tahun 2017, seiring penegasan status Semen Gresik sebagai opco murni, sejumlah pembenahan menjadi hal yang mutlak dilakukan. “Dokumen akan kami benahi agar lebih tertib sempurna,” katanya. Atas hasil audit tahun ini, Rudi mengaku bersyukur sekaligus berterima kasih kepada seluruh jajaran yang terkait dengan sistem jaminan mutu. “Kami bersyukur SPPT SNI di pabrik Gresik dan Tuban tetap bisa dilanjutkan. Ini harus dijaga dan dipertahankan sampai kapan pun,” tambahnya. Rudi menegaskan, ke depan tantangan industri semen akan semakin berat. Berlakunya MEA (Masyarakat Ekonomi Asean) membuat arus barang dan tenaga kerja dari luar negeri semakin kencang. “Karena itu kualitas harus nomor satu. SNI ini jadi salah satu keunggulan kita bersaing di pasar semen nasional,” pungkas Rudi. (SG/lin)
JAMINAN MUTU : Demi memenuhi kebutuhan konsumen, laboratorium Semen Gresik terus melakukan penelitian untuk menghasilkan semen dengan kualitas terbaik.
JULI 2016 •
•
21
FOKUS Dirut Semen Tonasa Andi Unggul Attas saat berbincang dengan Tim SINERGI di ruang kerjanya.
SEMEN TONASA JAGA DISPARITAS HARGA SURVEI DANAREKSA RESEARCH INSTITUTE (DRI) YANG MENYEBUT KUALITAS MENJADI PERTIMBANGAN UTAMA KONSUMEN DALAM MEMILIH SEMEN, MELEGAKAN MANAJEMEN PT SEMEN TONASA. PRODUSEN SEMEN TERBESAR DI KAWASAN TIMUR INDONESIA (KTI) ITU SELALU MENOMORASATUKAN MUTU. YANG JADI PERTANYAAN, BETULKAH KONSUMEN TIDAK TERGIUR OLEH IMING-IMING HARGA MURAH?
D
irektur Utama Semen Tonasa Andi Unggul Attas menggolongkan semen sebagai komoditas yang unik. Dalam industri semen, brand image punya peran kunci, dan itu selalu identik dengan kualitas. Unggul menegaskan, kalau soal mutu, Semen Tonasa tidak mau main-main. Warga Sulawesi Selatan menilai Semen Tonasa paling kuat, itu yang membuat mereka loyal sampai sekarang. “Tapi orang sekarang bertambah pintar. Memang, kualitas bisa menentukan harga. Tapi ingat, mereka akan beralih kalau disparitas harga dengan merek lain sangat jauh,” kata Unggul yang ditemui tim Sinergi di ruang kerjanya, akhir Mei 2016. Sulit menyebut angka pasti perbedaan harga yang ditoleransi konsumen. Khusus di Sulsel, Semen Tonasa masih bisa ‘jalan’ dengan disparitas Rp 2.000 sampai Rp 3.000 dengan merek lain. Namun, bila lebih dari itu, Unggul tidak berani menjamin. Andai kompetitor melempar produk de-ngan harga jauh lebih murah, pastilah masyarakat tergiur membeli juga. Pertama coba-
22 •
• JULI 2016
coba, selanjutnya terserah mereka. Mau lanjut dengan semen baru tadi, atau kembali loyal kepada Semen Tonasa. “Itu soalnya disparitas harga harus kita jaga. Alhamdulillah masyarakat Indonesia timur masih percaya sama Tonasa, walau kita paling mahal. Namun kita tidak boleh terbuai,” imbuh Master of Business Administration dari IBM Global ini. Kata dia, menjaga disparitas harga bukan berarti mengurangi margin keuntungan. Protif tetap, tapi efisiensi ke dalam yang wajib digenjot. Pengetatan ongkos produksi, distribusi, transportasi, juga promosi, bisa jadi jalan keluar. Unggul menyadari, strategi banting harga tidak boleh disepelekan. Khususnya setelah Anhui Conch, produsen raksasa asal China, mulai menancapkan taringnya di Indonesia. Taruh kata Conch menggempur wilayah pasar Semen Tonasa dengan harga murah dan dalam jangka waktu lama, tidak masuk akal kalau perusahaan berdiam diri. “Nggak mungkin kita terus bertahan dengan harga awal, mesti ada penyesuaian,” ujarnya. Makanya produsen yang tidak kuat
menghadapi strategi banting harga, pasti segera menyingkir. Perang terus sama artinya dengan bunuh diri. Semen Tonasa sendiri, tandas lelaki kelahiran Palopo, 26 Desember 1960 ini, tidak sudi dimain-mainkan distributor atau konsumen. Sekali memilih Semen Tonasa, sebaiknya mereka tidak pernah berpikir pindah ke merek lain. Pernah terjadi, sebuah kontraktor proyek besar beralih ke Conch yang menawari harga murah. Tak berlangsung lama, kontraktor tadi kembali lagi ke Semen Tonasa. Ada faktor lain di luar harga yang membuat kontraktor tadi kembali, yaitu jaminan suplai. “Percuma saja harga murah kalau suplainya tersendat. Orang bangun gedung itu kan pasokan semennya tidak boleh berhenti. Itu kemenangan Tonasa, kita punya packing plant di mana-mana. Makanya distributor jangan coba-coba pindah ke merek lainlah. Tidak boleh selingkuh, silakan pilih mau jual Tonasa atau yang lain,” bebernya. Lontaran Unggul itu bukan ancaman, tapi sebagai penjabaran strategi mengikat pelanggan dengan cara
FOKUS tegas. Semen Tonasa tidak pernah plin-plan soal kualitas serta kelancaran distribusi. Karena itu, wajar bila perusahaan menuntut kesetiaan mutlak dari distributor atau konsumen. “Kita dengan grup (Semen Indonesia Grup) punya komitmen untuk menjaga kualitas. Ada standar kualitas grup, dan itu jauh lebih tinggi daripada SNI (Standar Nasional Indonesia),” ungkap Unggul. Tiap bulan pihaknya membeli semen merek lain yang beredar di pasaran, terutama merek-merek anyar yang baru muncul. Sampel semen itu lantas diteliti di laboratorium perusahaan guna diketahui kandungan bahan serta kualitasnya. Data laboratorium itulah yang kelak disampaikan dalam rapat holding SMI. “Masing-masing opco punya lab sendiri dan melakukan hal sama. Makanya, walau kita agak mahal, tapi memberi kepuasan pada pelanggan,” terang dia. Audit SNI yang berlangsung setiap tahun, menurut Unggul, menjadi bagian komitmen perusahaan dalam menjaga kualitas produk. Mutu nomor wahid itu selanjutnya digaungkan kepada masyarakat dengan strategi promosi yang tepat. Muaranya adalah terbentuknya fanatisme kedaerahan terhadap merek tertentu. Kalau warga Jatim fanatik dengan Semen Gresik, hal sama terjadi pada Semen Tonasa yang dicintai warga Sulsel. Fanatisme itu tidak bakal luntur bila ada jaminan kualitas, suplai, serta disparitas harga yang masih dalam batas toleransi. Unggul tak menampik, di daerah-daerah tertentu volume penjualan Semen Tonasa sempa turun. Itu sebagai dampak masuknya pemain baru yang mengusung jurus banting harga. Di sisi lain, distribusi yang tidak lancar turut jadi biang penyebab. “Kadang kapal terlambat mengirim. Misalnya di NTB, kita memang sempat turun. Makanya saya bilang, salah satu cara untuk mempertahankan market share adalah distribusi,” tegas bapak tiga anak ini. Kasus di Kalsel, penetrasi Anhui Conch sempat menggerus jatah pasar Semen Tonasa. Itu lumrah terjadi di mana saja, ketika ada kompetitor baru yang masuk. Kondisi itu bisa diseimbangkan dengan cara ‘subsidi silang’dengan pasar lain. Prinsip Unggul, “Boleh saja di Kalimantan kita
Kita dengan grup (SMI Group) punya komitmen untuk menjaga kualitas. Ada standar kualitas grup, dan itu jauh lebih tinggi daripada SNI.” ANDI UNGGUL ATTAS
Direktur UTAMA SEMEN TONASA turun, tapi di pasar utama harus naik. Kita jual maksimal di wilayah utama dengan margin tertinggi, yaitu Sulsel.” Dengan cara itu performa penjualan dan revenue Semen Tonasa tetap bagus. Kuncinya ada tiga; cost diturunkan, harga bertahan, dan menjual lebih banyak di pasar utama. “Agar di Kalsel tidak kalah sama Conch, kita beri promosi yang baik. Beli sekian dapat sekian, semacam bonus. Itu semua butuh cost, tapi memang perlu,” sebut Unggul. Untuk daerah yang super kompetitif, menaikkan harga tidak mungkin dilakukan. Maka itu volume yang harus digenjot. EKSPOR PERDANA KE FILIPINA Sukses mentahbiskan diri sebagai penguasa Kawasan Timur Indonesia (KTI), kini Semen Tonasa bersiap melebarkan sayapnya ke pasar regional. Sejumlah tender tengah diikuti, sebut saja di Sabah dan Serawak, Malaysia, juga Australia serta Papua Nugini. Malah, jauh sebelumnya, ekspor klinker pernah dilakukan ke Bangladesh dan Chile. Belakangan Semen Tonasa tidak lagi menjual klinker karena lebih mementingkan intercompany sale. Artinya klinker hanya dijual ke opco SMI Group lainnya, entah Semen Gresik, Semen Padang, maupun TLCC Vietnam.”Karena kebutuhan semen tahun lalu di Jawa cukup tinggi, maka kita jual ke Tuban. Sekarang Tonasa memang punya banyak klinker,” kata Andi Unggul Attas. Selain alasan intercompany sale klinker, Unggul mengakui menjual semen jauh lebih menguntungkan. Awal Juni lalu pihaknya merealisasikan ekspor perdana ke Filipina sebesar 4.100 ton. Tonasa tahun ini menargetkan ekspor 150.000 ton semen, mayoritas
menuju Timor Leste. Di negara bekas provinsi ke-27 Indonesia itu Tonasa menguasai 60 persen pasar semen. “Dulu kita sering kirim ke Filipina, hampir tiap bulan ada tujuh sampai delapan kapal ke sini, tapi pakai merek mereka,” ucapnya. Menyinggung kinerja perusahaan pada kuartal pertama 2016, Unggul menyebut hingga April realisasi produksi sebesar 95 persen. Dibanding periode yang sama tahun lalu ada kenaikan 5 persen. Untuk klinker naiknya malah sampai 15 persen. Penjualan naik 103,8 persen, atau sebanyak 2 juta ton, dibanding tahun lalu sebanyak 1,9 juta ton. “Penjualan bersih sampai bulan ini Rp 1,6 triliun, naik 2,5 persen dari tahun lalu,” katanya lagi. Kuncinya adalah memaksimalkan penjualan di pasar utama. Sebab harganya lebih mahal, sementara ongkos distribusi kecil. Saat ini Tonasa mematok EBITDA margin 29 persen, lebih rendah dari tahun lalu yang mencapai 30,7 persen. Kata Unggul, tidak rasional mempertahankan EBITDA margin 30 persen dalam persaingan ketat seperti sekarang. “Yang penting, selama kita bisa menurunkan HPP (Harga Pokok Produksi), maka EBITDA kita masih bisa bertahan,” tutur sosok murah senyum ini. Saat ini sejumlah proyek monumental di Sulsel tengah dikerjakan, dan semuanya menggunakan Semen Tonasa. Salah satunya rel kereta api Trans-Sulawesi tahap pertama Segmen I Rute Makassar-Pare-pare sepanjang 145,23 km. Untuk tahap pertama, jalur yang dipasang rel adalah MakassarBarru sepanjang 16,1 km.“Itu dibangun pakai Tonasa. Kenapa? Karena kualitas kita oke, suplainya juga lancar,” tukasnya. Bandara Sultan Hasanuddin (Makasar), Ngurai Rai (Denpasar), dan Sepinggan (Balikpapan), pun mengandalkan Semen Tonasa sebagai bahan bangunan utama. Unggul berkisah, saat pengembangan Bandara Sepinggan tahun 2011, demand semen nasional sedang tinggi-tingginya. Alhasil kebutuhan proyek perluasan Sepinggan sempat tersendat. “Saya sering ditelepon staf presiden SBY. Saya bilang bukannya tidak mau ngirim semen, tapi stoknya memang lagi habis,” kenangnya, dipungkasi senyum. (lin/znl/fir)
JULI 2016 •
•
23
FOKUS
Menguji Nyali di Halaman Kompetitor Para sales Semen Gresik area Jawa Barat digembleng di Bali selama tiga hari dengan berbagi pengetahuan baru. Tiga S diusung dalam kegaitan ini, yaitu spirit, sinergi dan sense of belonging.
Belajar Kesetiaan dari
Mama Tjho 24 •
• JULI 2016
S
elama tiga hari, tepatnya pada 27-29 Mei 2016, suasana di Hotel Quest, Kuta, Bali, nampak berbeda. Puluhan orang dengan kostum putih rapi berlogo Semen Gresik, mendominasi aktivitas di hotel yang terletak di Jl Kediri ini. Selama tiga hari itu, hotel ini memang disulap
berasa Semen Indonesia. Ini seiring berlangsungnya Sales Gathering Distributor area Jawa Barat. Wilayah ini dikomandani Inpres Rakhmad selaku Seksi Penjualan Jabar, DKI, dan Banten. “Ini acara rutin yang kita lakukan setiap tahun dengan menggandeng distribu-
Ada yang menarik dari acara sales gathering area Jawa Barat yang berlangsung di Bali, akhir Mei lalu. Yakni hadirnya wanita sepuh berkursi roda di tengah-tengah acara. Namanya Tjho Shian Tjen. Kendati secara fisik lemah, namun dari raut wajah dan sorot mata, api semangat masih terlihat menyala. Bersinar mengalahkan keterbatasan fisiknya. Mama Tjho, begitu dia biasa disapa, memang menjadi tamu istimewa. Sosoknya jagi gambaran bagaimana sebuah kesetiaan dan loyalitas itu dipegang dan diperjuangkan. Wanita 66 tahun ini adalah owner Mitra Indo Megah Abadi (MIMA), distributor Semen Gresik yang beroperasi di Tasikmalaya dan sekitarnya. Saking cintanya pada Semen Gresik, dalam kondisi sakit dan keterbatasan fisik, Mama Tjho rela datang jauh-jauh bergabung di acara
gathering ini. “Nggak ada yang bisa ngelarang. Apalagi kalau sudah dengar nama Semen Gresik. Walau sakit ngotot tetep kepingin datang ke sini,” ujar Arifin Lesmana, putra sulung Mama Tjho yang kini mengendalikan MIMA. Nama Semen Gresik begitu terpatri di hati Mama Tjho. Baginya, Semen Gresik bukan sebatas brand semen, tapi lebih dari itu. Ini sudah menyangkut emosi, gengsi dan bagaimana sebuah hubungan kekeluargaan dibangun. Asal tahu saja, sebelum menjadi ‘keluarga besar’ Semen Gresik, Mama Tjho dengan MIMA-nya dikenal sebagai distributor Holcim. Usaha toko bangunan yang dirintis sejak 30 tahun lalu menjelma menjadi distributor terbaik Holcim se-Indonesia. Masa itu, penjualannya bisa tembus 200 ribu ton per bulan. Atas prestasi ini, dia sempat menda-
FOKUS tor. Selain untuk memperkuat ikatan kebersamaan, output dari acara ini memberi energi dan ilmu baru kepada para teman teman sales di lapangan,” terang Inpres. Sebanyak 52 sales yang menjadi peserta pelatihan memang digembleng habis. Hari pertama, acara diawali dengan outbound di kawasan Ubud. Pada acara luar ini, terang Inpres, pihaknya berharap bisa terjalin 3S yakni Spirit, Sinergi, dan Sense of Belonging. Di mana tim sales bisa melakukan sinergi dengan baik, solid dan kadar rasa memilikinya makin tinggi. Tak hanya itu, peserta pelatihan juga dibekali dengan ilmu baru yakni tentang produk knowledge serta pelatihan sales force. Para peserta pelatihan berasal dari empat distributor yang berkiprah di wilayah Jabar yakni KWSG, Waru Abadi, Mitra Indo Megah Abadi (MIMA) dan Sarana Graha Mega Abadi (SGMA). “Para distributor ini yang memfasilitasi semua kegiatan dari awal sampai akhir,” beber Ahmad Yani, Ka-
biro Penjualan II yang turut mengawal acara dari awal sampai akhir. Kadep Penjualan SMI Bambang Djoko S menyebut pelatihan seperti ini adalah sederet kiat yang dimiliki tim penjualan untuk memastikan produk- produk Semen Indonesia Group (SMIG) terus eksis dan menjadi pemenang. Lewat gathering seperti ini, ungkap Bambang, ikatan batin dan hubungan emosional antara Semen Gresik selaku principal, distributor serta sales sebagai ujung tombak lapangan terus terjaga. Dari sisi volume penjualan, Jabar memang masih di bawah Jatim dan Jateng. Kendati begitu, bagi Semen Indonesia, wilayah ini cukup strategis. Pasalnya bisa menjadi kawah candradimuka tim penjualan untuk menempa mental agar tahan banting. Di Jabar, persaingan cukup ketat. Penetrasi pasar Semen Indonesia di wilayah ini dilakukan di tengah impitan dua kompetitor yakni Indocement dan Holcim. Keduanya, bisa dikata, merupakan
Mama Tjho bersama keluarganya dan Kadep Penjualan Bambang Djoko, Akhmad Yani, serta Inpres Rakhmad. pat hadiah mobil dan jalan-jalan ke Thailand. Tetapi karena sesuatu hal, Mama Tjho tersinggung dan akhirnya memutuskan pindah menjadi distributor Semen Gresik.
Hebatnya, keputusan ini juga diikuti 350 toko yang berada di bawah naungan MIMA. Semua langsung berbelok memasarkan produk Semen Gresik. Saat ini, dalam sebulan,
penguasa wilayah karena memiliki pabrik di daerah ini. Sementara Semen Indonesia menyuplai produk ke Jabar dari Pabrik Tuban. “Ibarat berperang, kami ini bertarung di halaman kedua kompetitor. Bisa dibayangkan sendiri bagaimana beratnya. Karena itu, medan seperti ini bagus bagi kita untuk menempa karakter pemenang,” tandas arek Suroboyo ini. Kendati bertarung di ‘halaman’ kompetitor, toh tak menyurutkan nyali tim penjualan. Buktinya, di wilayah ini Semen Indonesia mampu memintal market share sebesar 15 persen untuk jenis bag. Ke depan, angka ini akan terus di-push seiring mulai beroperasinya grinding plant di Cigading dan Pabrik Rembang. Salah satu modal penting yang dimiliki adalah kedekatan batin dan emosional. Brand sebagai perusahaan negara yang paling Indonesia, ujar Bambang , turut mendongkrak semangat end user menggunakan produk Semen Gresik. Perasaan ini yang terus menerus dipelihara dan ditumbuhkan. Bisa lewat acara-acara formal seperti gathering dan sejenisnya atau informal. “Yang informal ini biasanya cukup efektif. Kita menjadi makin dekat dan sudah seperti keluarga,” tandasnya. (SG/ram)
MIMA menjual produk bag Semen Gresik sebanyak 13 ribu ton. Kenapa bisa begitu? “Kami dulu ini merintis usaha dari sebuah toko kecil, sama seperti teman-teman itu. Sehingga kami tahu harus diperlakukan seperti apa. Kami anggap mereka ini sudah seperti keluarga sendiri. Itulah yang membuat mereka juga pindah haluan mengikuti kami,” jelas Arifin, generasi kedua yang mewarisi loyalitas sang mama kepada Semen Gresik. Perlakuan Semen Indonesia terhadap MIMA, sebut Arifin, tak semata berlandaskan kepentingan bisnis. Lebih dari itu, distributor dianggap sebagai mitra kerja sekaligus keluarga. “Pendekatan seperti ini yang kami suka dari Semen Gresik. Sesuatu yang dulu tidak kami dapatkan di perusahaan lain,” tegasnya, diangguki Mama Tjho. (SG/ram)
JULI 2016 •
•
25
FOKUS
Peserta pelatihan ahli beton Concrete Academy Semen Gresik 2016 menjadi saksi launching program Curahan Rejeki dan Star Fiesta di Hotel Swiss-Belinn, Surabaya.
Jaga Jantung Pertahanan dengan Ikatan Emosional PASAR JAWA TIMUR BISA DIKATA MENJADI JANTUNG PERTAHANAN SEMEN INDONESIA. DI TENGAH SERBUAN KOMPETITOR, BAGAIMANA TIM PENJUALAN MEMPERTAHANKAN STATUS JUARA?
T
ren penjualan semen di kuartal I 2016 mulai bergairah. Data dari Asosiasi Semen Indonesia (ASI) menunjukkan penjualan semen pada kuartal I 2016 mencapai 14,43 juta ton, tumbuh 4,33 persen dibanding periode yang sama tahun lalu sebesar 13,83 juta ton. Data ASI ini juga menggambarkan dominasi pertumbuhan permintaan terjadi di luar Jawa. Pertumbuhan paling tinggi pada Maret 2016 terjadi di wilayah Bali dan Nusa Tenggara, sedangkan permintaan semen di Jawa merosot 1,5 persen. Kendati begitu, Jawa masih menjadi pasar semen paling besar. Penjualan semen di Jawa mencapai 2,6 juta ton pada bulan lalu, penjualan semen di Sumatera naik 1,3 persen menjadi 1,04 juta ton, sedangkan penjualan semen
26 •
• JULI 2016
di Sulawesi sebanyak 434.540 ton. Jawa memang menjadi pasar seksi bagi industri semen nasional. Merujuk data ASI pada 2015, pasar semen di Pulau Jawa mencapai 33,69 juta ton. Angka itu setara dengan 55,74 persen dari total pasar semen di Indonesia. Dari jumlah itu, pasar semen terbesar di Pulau Jawa terletak di Jawa Barat sebesar 8,93 juta ton atau 26,5 persen dari total pasar semen di Pulau Jawa. Setelah Jawa Barat, pasar semen terbesar kedua yakni Jawa Timur sebesar 8,1 juta ton, Jawa Tengah 7,12 juta ton, Jakarta 5,3 juta ton, Banten 3,28 juta ton, dan Jogjakarta 940 ribu ton. Ada gula ada semut. Tingginya konsumsi semen di Jatim ini membuat banyak produsen berbondong bondong masuk. Baik yang sudah existing seperti Indocement dan
Holcim maupun new entrance yang dimotori pabrikan China, Anhui Conch. Ini membuat pasar Jatim ini menjadi sangat cair dan dinamis. Bambang Djoko, Kadep Penjualan Semen Indonesia, mengibaratkan wilayah ini sebagai jantung pertahanan terakhir SMI. Jika sampai jebol di sini, tentu secara moral akan mempengaruhi pertarungan di wilayah lain. “Secara tradisional ini wilayah kami. Kami yang paling tahu seluk beluk di sini. Tentu saja, kami tak boleh kalah. Tak sekadar menang tapi juga harus meyakinkan,” tandasnya. Tekad itu dibuktikan di lapangan. Dari data yang dimiliki tim penjualan, SMI menguasai pasar Jatim sebesar 70,6 persen. Angka ini terdistribusi di delapan area penjualan. “Jatim kami bagi menjadi delapan wilayah. Mulai Madura sampai Surabaya. Ini untuk mempermudah pelayanan dan fokus pada pasar,” ujarnya. Di antara delapan area tersebut, area I yang meliputi Surabaya, Sidoarjo, Gresik dan Mojokerto menjadi wilayah yang paling menyerap banyak
FOKUS konsumsi semen. Di wilayah ini, Semen Gresik menjadi produk yang paling banyak dipakai dengan market share 23 persen dari konsumsi Jatim. Bukan perkara mudah untuk mempertahankan angka sebesar itu. Kompetitor terus berupaya dengan segala cara menggerogoti kesetiaan konsumen Semen Gresik. Indocement menjadi pesaing serius, diikuti Holcim. Sedang new entrance, seperti Anhui Conch belum terlalu terasa dampaknya. “Kalau Anhui Conch belum terlalu terasa,” ujar Kabiro Penjualan Jatim I, Agus Arif. Pricing strategy menjadi salah satu andalan para kompetitor untuk ‘menggoyang’ dominasi Semen Gresik. Di pasar, rentang harga jual antara Semen Gresik dengan kompetitor memang lumayah jauh, berkisar Rp 4 ribuan. Rentang ini bisa dikata sulit dinalar. Pasalnya, berdasar hasil survei, batas toleransi selisih harga itu diangka Rp 1.500 sampai Rp 2.000. “Artinya, jika lebih dari itu, konsumen akan beralih,” jelas Bambang Djoko. Tak hanya end user, para pemilik toko juga tak luput dari iming-iming ini. Indocement menerapkan program cash back. Di mana setiap pembelian 200 bag akan dapatkan cash back sebesar Rp 250 ribu. Bahkan, di beberapa area, program yang ditawarkan lebih ekstrim lagi. Salah satunya,
jika beli 700 bag maka mendapat free 9 bag. “Ini benar-benar menggoda ke-istiqomahan kami untuk tak terseret dalam perang harga. Kendati begitu, kami juga miliki batas toleransi. Jika sampai titik tertentu, gap harga jual itu makin melebar, mau tak mau kami harus mengimbangi,” ungkap Bambang. Sejauh ini konsumsen Semen Gresik masih cukup loyal. Ini tak lepas dari kuatnya brand equity yang dimiliki Semen Gresik. Kekuatan ini, ungkap Bambang, tak dipupuk dalam sekejap. Semua terbangun dari akumulasi kerja keras, kerja cerdas dan kerja ikhlas. Khususnya membangun ikatan emosional di lapangan. Dikatakan Bambang, perseroan menjalankan bisnis ini tak semata berdasar hubungan kontraktual yang memang mendasari semua proses bisnis yang terjadi. Di sela itu, ikatan batin juga dibangun dengan memosisikan para distributor, LT, toko sampai end user bak keluarga. Respons cepat diberikan jika ada keluhan. Pelayanan pun disuguhkan dengan maksimal. Antara lain lewat program peningkatan loyalitas Star Fiesta, gathering, dan program- program lain yang tak kalah memikat. Bahkan, di luar urusan kantor sekalipun. Sentuhan-sentuhan yang bersifat personal diberikan. Misalnya, pem-
berian ucapan dan kado ulang tahun distributor yang tengah merayakan hari jadi. “Saya dan teman-teman terbiasa untuk menghadiri resepni pernikahan ataupun hajatan lain dari teman-teman distributor maupun pemilik toko. Bahkan, kadangkala kami juga kerap dijadikan teman curhat. Its oke, selama memiliki nilai manfaat bagi perusahaan,” tandasnya. Selain itu, sejak jauh hari perseroan juga mendorong distributor menyiapkan infrastruktur. Khususnya dalam penyiapan gudang maupun finansial. “Sejak jauh hari, kami terus mendorong teman-teman distributor menyiapkan gudang-gudang penampung. Ini sejalan dengan kebijakan dari perusahaan yang menerapkan supplay chain management,” tambah Agus Arif. Pola seperti ini terbukti mujarab. Gempuran dari pesaing tak membuat pasar goyah. Kendati begitu jajaran penjualan tak boleh lengah. Produsen semen saat ini saling intai strategi untuk menjatuhkan. Dan, sebagai pemimpin pasar, SMI menjadi sasaran keroyokan. “Itu risiko sebagai leader market. Karenanya kita nggak boleh lengah. Pasar sangat dinamis yang menuntut kita terus menerus memperbarui dan mempertajam strategi,” pungkas Bambang Djoko. (SG/ram/znl/fir)
Tim Penjualan Semen Gresik
JULI 2016 •
•
27
FOKUS
Hattrick Prestasi dari Kota Presiden Jokowi Kadep Penjualan SMI Bambang Djoko S usai menerima penghargaan Solo Best Brand Index 2016.
M
erek Semen Gresik (SG) masih jadi pilihan utama warga Solo dan sekitarnya. Hal ini terbukti dengan diraihnya penghargaan Merek Terbaik untuk Kategori Semen di ajang Solo Best Brand Index & Jogja Best Brand Index (SBBI-JBBI) 2016. Penghargaan diserahkan pada penganugerahan SBBI-JBBI di The Alana Hotel and Convention Center, Solo, Kamis (19/5) lalu. Bagi SG, ini merupakan sukses ketiga setelah menenangi penghargaan yang sama tahun 2012 dan 2013. Menurut Kadep Penjualan Semen Indonesia Bambang Djoko S, prestasi ini menjadi bukti bahwa brand SG masih paling laku di daerah Solo dan sekitarnya. “Termasuk di Solo Baru, mulai Sragen sampai Sukoharjo, merek Semen Gresik tetap jadi pilihan utama. Pertimbangannya bukan cuma kualitas, melainkan juga menyangkut ketersediaan barang dan servis kepada pelanggan,” tuturnya. Solo Best Brand Index merupakan penghargaan yang diberikan oleh PT
28 •
• JULI 2016
Aksara Solopos dan PT Aksara Dinamika kepada pemegang merek terbaik yang ada di Solo, melalui survei yang dilakukan selama kurang lebih enam bulan. Penelitian melibatkan 1.300 responden dengan 12.475 sampel, melalui pendekatan multistage sampling dan purposive sampling. Area survei meliputi Kota Solo dan beberapa daerah sekitarnya, seperti Kartasura, Solo Baru, Palur, dan Colomadu. Sedangkan di area Jogja meliputi Kota Jogja dan daerah perbatasan dengan kabupaten lainnya di Provinsi DIY. Proses pengambilan data dilakukan mulai November 2015 hingga 10 Januari 2016. Sementara, proses pengolahan data selesai pada pekan kedua Maret. Total ada 71 produk yang disurvei, masing-masing 58 produk di Solo dan 13 produk di Jogja. “Kami merasa perlu datang karena Solo itu seperti pasar utama kedua bagi Semen Gresik, setelah Jatim. Share kita di sana lumayan besar, padahal persaingan pasar sangat ketat,” tambah Bambang, merujuk kota kelahiran
Presiden Jokowi itu. Pasar Jateng, DIY dan kawasan yang berbatasan dengan Jawa Barat, kerap digambarkan sebagai wilayah abu-abu. Istilah ini merujuk pada tak adanya dominasi salah satu merek di area tersebut. Maklum, di kawasan ini, tiga pemain besar (Semen Indonesia, Indocement dan Holcim) sama-sama tidak memiliki pabrik. Semen Indonesia menyuplai semen ke kawasan ini dari Pabrik Tuban. Sedang Indocement dan Holcim memasoknya dari pabrik mereka yang berada di Jawa Barat. Alhasil, distribusi menjadi faktor penentu untuk menguasai pasar. Pasalnya, ini menyangkut ketersediaan produk. “Percuma kalau harganya murah tapi produknya nggak ada. Itu yang menjadi tantangan kami di sini,” terang Akhmad Yani, Kabiro Penjualan II yang membawahi Jateng dan DIY. “Nah, dengan adanya penghargaan ini, sudah pasti akan meningkatkan kepercayaan diri teman-teman di lapangan. Baik distributor maupun tim sales,” tandasnya. (SG/lin/ram/znl/bwo)
INternasional
Susul Curah, Semen Bag SMI
TEMBUS FILIPINA K
abar baik berembus dari Filipina. Di negara mendiang Ferdinand Marcos itu, Semen Indonesia menorehkan catatan yang membanggakan. Untuk kali pertama, SMI sebagai brand product dipasarkan di sana. Ya, SMI hadir dalam kemasan bag 40 kg. “Ya, kita memang sudah masuk pasar Filipina sejak April lalu. Kemasan bag dengan logo Semen Indonesia,” terang Sunardi Said, Direktur Pemasaran TLCC. Produk SMI ini memang dipasok dari TLCC Vietnam. Sebetulnya, langkah ekspansi ini sudah dilakukan sejak beberapa tahun terakhir. Hanya saja, produk yang dikapalkan belum memakai brand SMI. “Selama ini kami ekspor jenis curah dan bag dengan brand TLCC di Filipina. Kalau yang di Singapura malah hanya curah,” terangnya. Kegiatan ekspor itu, terang Sunardi, tidak langsung di-handle oleh manajemen TLCC tetapi lewat perusahaan trader yang berbasis di Singapura, Profindo. Hanya saja, kerja sama itu tak termasuk dengan kemasan bag SMI. “Kalau ini (bag) kita tangani sendiri. Langsung pihak kita berhubungan dengan perwakilan distributor di sini,” ujarnya. Pada bulan April lalu, TLCC mengapalkan produk semen sebanyak 59.400 ton. Dari jumlah itu, sebanyak 22 ribu ton dikemas dalam bag dengan warna dominan putih berlogo Semen Indonesia di tampilan depan. Di bulan yang sama, TLCC juga mengirim semen
curah ke Singapura sebanyak 18.500 ton. “Volumenya memang belum besar. Tetapi ini penting untuk memperkuat brand kita di pasar regional,” ujarnya. Dikatakan Sunardi, jalan panjang dilalui tim TLCC sebelum akhirnya bisa mengirim sendiri produk dengan brand SMI. Upaya ini sudah dirintis sejak setahun lalu melalui gagasan Amat Pria Darma -mantan direktur Komersial SMI- yang disertai pengurusan lisensi. Langkah ini, ungkap Sunardi, sebagai upaya untuk mempercepat pewujudan visi SMI sebagai perusahaan semen internasional yang terkemuka di Asia Tenggara. “Waktu itu Pak Darma (Amat Pria Darma, red) mendorong kita untuk segera mengurus lisensi. Ini sebagai jalan untuk bisa memasukkan produk dengan brand Semen Indonesia ke sana. Dan, Alhamdulillah, sekarang kesampaian,” tandasnya. Untuk masuk ke pasar Filipina, bisa dibilang gampang-gampang susah. Kendati tak seketat di Singapura namun otoritas di sana cukup protektif terhadap produk dalam negeri. Uji kesabaran dan ketelatenan wajib dimiliki untuk mengurus lisensi. “Prosesnya lumayan lama. Tak apa, kita ikuti semua prosedur sampai akhirnya bisa gol,” urainya. Lalu bagaimana bisa terpikir membuat kemasan bag Semen Indonesia? Menurut Sunardi, ada cerita tersendiri. Awalnya, jalur masuk semen dari TLCC ke Filipina ini melalui perusahaan trader Profindo. Nah, dalam kurun Januari, Maret sampai April 2016, volume pengiriman menurun. Maklum, di Filipina sendiri sudah penuh sesak dengan produk semen. Selain produksi dalam negeri seperti San Miguel, Cemex dan sebagainya,
pasar semen di sana juga diramaikan dengan produk impor. Seperti Anhui Conch dari China, SGS dan Hang Long dari Vietnam. Nah, dalam kondisi menurun ini, manajemen TLCC kemudian bersiasat. Bagaimana volume ekspor semen ke Filipina tidak anjlok. Jika Profindo mengambil jalur curah dan bag dengan merek TLCC, tergelitik inisiatif melempar produk kemasan dengan brand Semen Indonesia. Menariknya, harga yang ditawarkan juga sangat menantang. Tiap 1 ton jumbo bag dibanderol USD 55. Bandingkan dengan produk serupa dengan brand TLCC yang dipatok seharga USD 50. “Kita memang jaga betul kualitas. Produk jenis OPC yang kita kirim jenis premium. Jauh di atas standar mutu di Filipina maupun internasional yang biasa diterapkan di Singapura, Inggris dan Amerika Serikat,” tegas Sunardi. Jaminan mutu ini membuat manajemen TLCC tak melepas atau pasrah begitu saja pada manajemen distributor di sana. Secara berkala, pantauan dan evaluasi dilakukan. Bisa saja, produk SMI nanti dijadikan fighting brand di sana. Karena itu, ungkap Sunardi, pihaknya juga melakukan evaluasi berkala dan melakukan survei lapangan. “Kalau ditemukan adanya indikasi yang bisa merugikan brand Semen Indonesia, tentu kerja sama ini akan kita kaji,” bebernya. Selain di Filipina dan Singapura, produk TLCC juga masuk ke Taiwan. Hanya saja, permintaannya masih belum kontinyu. “Yang pasti, kita di sini terus berupaya untuk masuk ke pasar-pasar di kawasan regional yang bisa menopang langkah perseroan ke kawasan regional Asia Tenggara,” tegasnya. (SG/ram/znl)
JULI 2016 •
•
29
PROYEK
INSIDE
Merangkai
Sejarah di Bumi Kartini
30 •
• JULI 2016
REMBANG W
ajah proyek pabrik semen Rembang semakin mendekati sempurna. Hingga akhir Mei 2016, secara overall progresnya sudah mencapai 90 persen. Sejumlah equipment vital telah terpasang di tempatnya masing-masing, mulai raw mill, kiln, cement mil, hingga coal mill. Toh begitu, tim proyek Rembang tak bisa berleha-leha. Mereka diburu waktu guna mewujudkan amanah
INSIDE RUPS bahwa awal 2017 mendatang pabrik Rembang mesti beroperasi secara komersial. Paling dekat, September nanti, pabrik berkapasitas 3 juta ton per tahun itu harus masuk tahap mechanical completion. Namun, berbekal semangat baja dan kerja keras, mereka optimistis proyek senilai Rp 3,7 triliun itu rampung sesuai jadwal. Berikut landscape terkini proyek Rembang yang digadang-gadang Gubernur Jateng Ganjar Pranowo bisa memberikan best practices bagi masyarakat tersebut. Sebuah pabrik yang terintegrasi, hijau, dan aman dari sisi pengelolaan. Dari Bumi Kartini, putra-putri terbaik negeri ini telah merangkai sejarahnya sendiri. Sejarah yang menuntun warga Rembang maju selangkah, menuju peradaban yang lebih mandiri dan bermartabat. (lin)
JULI 2016 •
•
31
PROYEK
INSIDE
100 PERSEN
INDONESIA UNTUK WARGA
REMBANG Kepala Proyek Rembang Ari Wardhana
M
ulai dibangun (groundbreaking) 16 Juni 2014, pabrik semen Rembang akan menjadi kebanggaan warga Kabupaten Rembang, Jateng, dan PT Semen Indonesia (Persero) Tbk. Pabrik berkapasitas 3 juta ton per tahun itu berlokasi di 5 desa yang terletak di dua Kecamatan yakni Kecamatan Gunem dan Kecamatan Bulu. Kelima desa itu adalah Kajar, Timbrangan, Tegaldowo dan Pasucen (Gunem), serta Kadiwono (Bulu). Pabrik rembang terbilang istimewa karena benar-benar dibangun dari nol (greenfield), dan di-setting sebagai fasilitas produksi yang modern, terintegrasi, aman serta berwawasan lingkungan. Kepala Proyek Rembang Ari Wardhana mengatakan, tantangan terbesarnya adalah mewujudkan sesuatu yang tidak ada menjadi ada. “Kita industri besar pertama yang masuk ke Rembang. Makanya pekerjaan kita banyak, dari aspek teknik, ekonomi sampai sosial,” beber Ari. Perlu diingat, tipikal pabrik semen
32 •
• JULI 2016
beda dengan pabrik pada umumnya, misalnya power plant yang hanya butuh beberapa puluh orang untuk mengoperasikan. Sementara pabrik semen, semisal nanti dioperasikan 300 orang, namun masyarakat sekitar yang terlibat bisa sampai ribuan. Makanya dalam berbagai kesempatan bertemu pejabat maupun anggota DPRD Rembang, Ari selalu menekankan adanya multiplier effect yang bermuara pada peningkatan kesejahteraan warga lokal. “Jadi tidak harus jadi pegawai. Masyarakat bisa memanfaatkan keberadaan pabrik ini dengan berbagai aktivitas ekonomi,” sambungnya. Ari memaparkan, pada masa pengerjaan puncak, pabrik semen Rembang menyerap 4.500 tenaga kerja. Sebanyak 60 persennya adalah warga Rembang dan sekitarnya. Proyek Rembang digarap secara swakelola, artinya 100 persen dikerjakan orang Indonesia asli. Kalaupun ada beberapa wajah asing yang berseliweran di plant site,
mereka hanya mensuvervisi pemasangan equipment utama yang didatangkan dari luar negeri. “Itu bagian dari servis karena kita membeli peralatan dari perusahaan mereka. Jadi bukan orang asing yang sengaja kita pekerjakan di proyek Rembang,” sebut lelaki yang bergagung dengan SMI sejak 1992 ini. Equipment utama pabrik Rembang antara lain dipasok oleh ThyssenKrupp Polysius (Jerman), FLSmidth (Denmark), Takraf (Jerman), Claudius Peters (Jerman), juga Ventomatic (Italia). Dengan budget Rp 3,7 triliun, pabrik Rembang dijadwal beroperasi secara komersial pada Februari 2017 mendatang. Secara overall, per Mei 2016 progresnya telah mencapai 90 persen, sedangkan konstruksinya di kisaran 80,2 persen. “Pemasangan equipment utama sudah beres, mulai raw mill, kiln, cement mill, sampai coal mill. Saat ini kita lagi memasang batu tahan api di preheater, jadi tinggal aksesoris saja,” ujar dia. Akhir Juli klinker mulai masuk,
REMBANG disambung running cement mill dan kiln tiga bulan kemudian. Menurut Ari, September mendatang pabrik Rembang harus mechanical completion. Artinya seluruh equipment sudah terpasang hingga bisa dilanjut commissioning selama tiga bulan. Bila dihitung sejak groundbreaking hingga mechanical completion, berarti pembangunan pabrik semen Rembang butuh waktu dua tahun lebih tiga bulan. “Listrik tegangan tinggi dari PLN baru energizes pada minggu kedua September. Sementara ini kita dikasih tegangan rendah 20 KV sebanyak 10 MW, itu untuk trial bulan Juli nanti,” katanya lagi. Total kebutuhan listrik tegangan tinggi (150 KV) pabrik Rembang mencapai 45 MW, atau setara kebutuhan untuk tiga kabupaten. Begitu seluruh performance guarantee testnya dilampau, barulah pabrik tersebut diserahkan kepada Semen Gresik. NIHIL DEBU, HEMAT AIR Tak aneh bila Gubernur Jateng Ganjar Pranowo berharap pengelolaan pabrik Rembang nanti menjadi yang terbaik, sehingga ada best practices yang bisa dipelajari masyarakat. Sejak awal, pabrik yang dikerjakan sendiri oleh insinyur-insyinur pilihan dari Semen Indonesia ini dikonsep ramah lingkungan. Itu yang membedakan dengan pabrik-pabrik lain yang dipunyai SMI. Pertama, soal sistem penangkap debu, pabrik Rembang menggunakan teknologi Main Bag House Filter. Dengan teknologi ini emisi debu yang dihasilkan sangat rendah, yaitu di bawah 30 mg/Nm3. Bandingkan dengan teknologi ESP (Electrostatic Precipitator) di pabrik Tuban yang hanya mampu menekan emisi debu sampai 50 mg/Nm3. “Toleransi standarnya 80 mg/Nm3, jadi kita jauh di bawahnya. Main Bag House Filter mampu menyaring debu hingga 99,9 persen,” jelas Ari Wardhana. Selain pabrik Rembang, teknologi ini juga dipakai di pabrik Indarung VI, Padang, yang juga dalam proses penyelesaian. Dari sisi perawatan, ESP memang lebih mudah. Tapi Main Bag House Filter punya keunggulan dari sisi lingkungan, dan itulah
INSIDE alasan utamanya dipilih. Di sisi lain, penurunan emisi debu ini membuat pemakaian baham bahan bakarnya lebih fleksibel. Selain batubara, pabrik Rembang rencananya juga bisa ‘memakan’ sekam, sabut kepala, atau sampah padat. Kedua, menurut Ari, operasional pabrik lebih banyak menggunakan air permukaan, baik air hujan maupun air limpasan. “Pemanfaatannya untuk pendingin mesin dan sanitasi, misalnya mandi, wudlu, dan lainnya. Namanya juga pendingin, jadi air itu tidak akan lari ke mana-mana. Seperti radiator mobil itulah,” imbuh dia. Bisa jadi masyarakat selama ini menyamakan pabrik semen dengan pabrik kimia, di mana air digunakan untuk proses produksi. “Padahal tidak begitu. Justru kami nanti akan bangun bozem untuk menampung air hujan,” tukas penghobi offroad ini. Kalaupun ada air tanah yang digunakan, porsinya tak lebih dari 15 persen. Menurut Ari, ketersediaan air ini juga berhubungan dengan aktivitas penambangan. Karena itu penambangan tidak bisa dilakukan sembarangan. “Ada batas elevasi yang tidak boleh dilanggar. Kalau kita menambang di bawah itu bisa merusak lingkungan, salah satunya sumber air,” katanya. SMI telah membuktikan keberpihakannya terhadap lingkungan saat membangun pabrik Tuban IV. Kurun 20 tahun terakhir, sejak 1994 sampai 2014, air permukaan di sana justru naik. Fenomena ini seperti kita membelah semangka. Bila semangka utuh disiram dari atas, tentu airnya meluber ke samping. Namun bila semangka dipotong lebih dulu bagian atasnya, air justru bisa masuk. “Begitu gam-
barannya kalau area penambangan lagi hujan. Kalau lagi kering langsung kita tanami sehingga nanti lebih hijau,” terang dia. Aktivitas penambangan di pabrik Rembang mengacu pada dokumen Amdal (Analisis mengenai dampak lingkungan) yang sudah disepakati. Perusahaan wajib membuat buffer zone (zona penyangga) di sekeliling area tambang sebelum memulai aktivitas pengambilan batu kapur. Ukuran idealnya cuma 5 meter, akan tetapi buffer zone di pabrik Rembang nanti selebar 50 meter. “Itu karena kami begitu peduli terhadap lingkungan. Zona penyangga itu akan dihijaukan, seperti di pabrik Tuban itulah,” jelas Ari. Sesuai IUP (Izin Usaha Pertambangan), pabrik Rembang menguasai 293 hektare lahan tambang batu kapur, dari rencana total 447 hektare. Sementara tambang tanah liatnya seluas 131 hektare. Aktivitas penambangan tidak akan mengganggu warga sekitar karena jarak kampung terdekat, yakni Desa Kajar, Kecamatan Gune, sekitar 1 km. “Lalu soal listrik. Kalau di pabrik Tuban, listrik tegangan 150 KV dari PLN diturunkan ke 20 KV, baru ke 6,3 KV. Di pabrik Rembang tidak begitu, dari 150 KV langsung ke 6,3 KV. Jadi instalasi listriknya lebih sederhana dan lebih gambang di-maintenance,” papar Ari seraya menambahkan, pabrik Rembang memanfaatkan long belt conveyor sepanjang 4 km untuk transportasi limestone ke plant site. “Long belt itu dilengkapi regenerative power system sehingga bisa menghasilkan power untuk menggerakkan dirinya sendiri. Jadi benar-benar efisien,” tutupnya. (SG/lin/znl/bwo)
PROFIL PROYEK REMBANG Lokasi : Kabupaten Rembang, Jateng Kapasitas Produksi : 3 juta ton per tahun Mulai Digarap : 16 Juni 2014 (groundbreaking) Selesai : September 2016 (mechanical completion) Durasi Pengerjaan : 2 tahun lebih 3 bulan Tenaga Kerja : 3.000-4.500 orang Operasi Komersial : Februari 2017 Budget : Rp 3.717.490.909.185 Sistem Pengerjaan : Swakelola PT Semen Indonesia
JULI 2016 •
•
33
PROYEK
INSIDE
Penandatanganan MoU pendirian perusahaan patungan (JVC) Semen Indonesia Aceh oleh Dirut SMI (saat itu) Ir Suparni dan Dirut PT Samana Citra Agung di Kantor Kementerian BUMN.
SEMEN ACEH ISI PASAR SUMATERA UTARA-TIMUR PT SEMEN INDONESIA (PERSERO) TBK. DAN PT SAMANA CITRA AGUNG (SCA) SEPAKAT MEMBENTUK PERUSAHAAN PATUNGAN BERNAMA PT SEMEN INDONESIA ACEH. HADIRNYA PERUSAHAAN BARU INI MEMBUKTIKAN KESERIUSAN SMI MENDIRIKAN PABRIK SEMEN DI ACEH, SEKALIGUS MELIPATGANDAKAN DAYA SAING PERSEROAN.
34 •
• JULI 2016
P
enandatangan MoU antara SMI dan SCA berlangsung di Kantor Kementerian BUMN, Jakarta, Kamis (17/3) silam. Hadir dalam kesempatan itu jajaran komisaris dan direksi SMI, karyawan eselon 1, dirut SCA, Deputi Bidang Usaha Pertambangan Industri Strategis & Media Kementerian BUMN, serta Anggota Komisi VI DPR RI. Dirut SMI Suparni—sebelum digantikan Rizkan Chandra dalam RUPS di Hotel JW Marriot, Jakarta, Jumat (13/5)—menuturkan pendirian Semen Indonesia Aceh yang bergerak di bidang produksi semen merupakan bagian dari langkah pengembangan strategis perusahaan untuk memenuhi kebutuhan pasar, sekaligus sebagai
upaya peningkatan efisiensi operasional perusahaan. Kesepakatan pendirian joint venture company dengan SCA tercapai setelah melewati pembicaraan yang cukup panjang, tepatnya sejak 2009. Kata Suparni, saat ini di Sumatera ada tiga pabrik semen. Pertama, Lafarge di Lhokseumawe, Semen Baturaja di Palembang, dan Semen Padang di Padang. Namun untuk memasok semen ke Sumatera bagian utara dan timur, Semen Padang (SMI Group) harus memutar sehingga membutuhkan biaya distribusi yang cukup besar. Karena itu, guna menjaga keunggulan daya saing di tengah kompetisi yang kian ketat, SMI menerapkan investasi
ACEH produktif. “Pendirian Semen Indonesia Aceh ini adalah bagian dari penerapan investasi produktif dalam rangka menjaga keunggulan daya saing perusahaan,” tutur Pak Parni. Konsumsi semen di wilayah Sumatera mencapai 23 persen dari konsumsi semen nasional. Lantaran pabrik semen di sisi timur Sumatera belum ada, maka pendirian pabrik Aceh punya prospek bagus. Apalagi, menurut Suparni, proyeksi pertumbuhan permintaan semen di area ini mencapai 6,5 persen per tahun dalam jangka panjang. Pabrik Semen Indonesia Aceh bakal dibangun dengan kapasitas 3 juta ton per tahun, di atas lahan seluas 1.500 hektare yang berada di Kecamatan Batee dan Muara Tiga, Kabupaten Pidie, Provinsi Aceh. Lahan tersebut milik SCA sebagai bagian dari investasi. Pembangunan pabrik Aceh dimulai tahun 2016 dengan investasi Rp 5 triliun, dan ditargetkan mulai beroperasi tahun 2020. Mayoritas saham perusahaan patungan ini dikuasai SMI, sementara SCA memiliki 12,5 persen. Suparni memastikan pendirian Pabrik Aceh tidak akan mengurangi pasar Semen Padang. Menurutnya, lokasi pabrik Semen Padang sangat strategis untuk mengisi pasar ekspor di Asia Selatan seperti Srilanka, Bangladesh dan Maladewa, termasuk Sumatera bagian barat. “Sedangkan pabrik Aceh rencananya memasok pasar di Sumatera Utara, Riau, Kepulauan Riau serta Aceh,” beber dia. Dirut SCA Deni Fahlevi menambahkan, momen bersejarah ini merupakan cita-cita perusahaanya untuk memanfaatkan potensi sumber daya alam Pidie demi kemajuan Aceh. Setelah MoU diteken, sambung Deni, segera mewujudkan berdirinya pabrik semen terpadu di Pidie menjadi tantangan tersendiri. “Dengan kompetensi dan pengalaman yang dimiliki Semen Indonesia, kami optimistis cita-cita mewujudkan pabrik semen terpadu di Pidie segera terwujud,” tandasnya. HINDARI TEKNOLOGI BLASTING Pabrik semen di Kabupaten Pidie, Provinsi Aceh, di-setting dengan sejumlah keistimewaan. Salah satunya, dalam operasinya kelak tidak akan
INSIDE memakai teknologi blasting (peledakan) untuk menambang bahan baku. Blasting membawa efek samping getaran kuat yang bisa berdampak pada bangunan di sekitarnya. Itu yang dihindari pada pada pabrik Aceh nanti, mengingat lokasi penambangan dekat dengan Gua Tujuh yang merupakan lokasi wisata terkenal di Kabupaten Pidie. Dikhawatirkan, getaran akibat peledakan bakal meruntuhkan stalaktit-stalaktit gua bersejarah yang terletak di Kecamatan Muara Tiga tersebut. “Makanya kita pakai surface miner atau penambang permukaan. Teknik ini kita sebut green mining, biayanya sama dengan blasting tapi lebih ramah lingkungan,” terang Koordinator Tim Inisiasi Proyek Aceh Agus Subroto. Selain ramah lingkungan, hasil penambangan juga tidak perlu diremukkan lagi dengan crusher besar. Sebab ukurannya jauh lebih halus. “Cuma perlu crusher kecil,” tukasnya. PT Semen Indonesia Aceh memiliki cadangan batu kapur yang bisa dimanfaatkan selama 200 tahun. Tapi, beber Agus, untuk marl-nya yang telah dikuasai ‘baru’ sekitar 50 tahun. Marl atau napal adalah batu lempung yang mempunyai komposisi komplet sebagai bahan baku semen. Marl mengandung silika, clay, batu kapur sendiri, juga alumina. Karenanya, kebutuhan batu kapur untuk pabrik Aceh tidak akan sebanyak pabrik-pabrik lain. “Kalau pabrik lain batu kapurnya 80 persen, pabrik Aceh nanti cuma 70 sampai 75 persen. Soalnya sudah di-cover sama marl-nya
tadi,” terang Agus. Kabar baik lainnya, bahan baku nan melimpah tadi lokasinya tidak jauh dari tapak pabrik. Hanya gypsum yang perlu didatangkan dari luar, kemungkinan bakal diimpor dari Thailand. Dikatakan Agus, COGM (Cost of Goods Manufactured) serta COGS (Cost of Goods Sold) pabrik Aceh akan lebih murah karena faktor kedekatan tadi. “Bahan baku dekat, pelabuhan juga dekat. Dengan begitu ongkos distribusi bisa ditekan,” papar GM OOTC (Office of The CEO), Project Specialist, SMI, ini. Agus lebih jauh menceritakan, seperti halnya pabrik Rembang, pabrik Aceh menggunakan teknologi Main Bag House Filter untuk menekan emisi debu hingga di bawah 30 mg/Nm3. Sementara, teknologi ESP (Electrostatic Precipitator) yang hanya mampu mampu menekan emisi debu sampai 50 mg/Nm3. “Kita juga gunakan peralatan yang hemat energi, salah satunya memanfaatkan kontur. Lokasi pabrik yang bergunung-gunung tidak kita ratakan semua, melainkan kita manfaatkan untuk mendukung proses produksi dari hulu sampai hilir. Kita buat dari yang tinggi lalu terus menurun, otomatis tidak perlu elevator tinggi. Belt conveyor-nya juga lebih hemat energi karena memanfaatkan gravitasi tadi,” terang Agus. Untuk main equipment, kemungkinan besar teknologi Eropa masih jadi rujukan utama. Terutama Jerman dan Denmark, karena kedua negara ini sudah teruji. (SG/bwo-lin)
Kondisi lahan tambang yang akan jadi lokasi pendirian pabrik Semen Indonesia Aceh di Kabupaten Pidie.
JULI 2016 •
•
35
IPTEK BARANGKALI JALAN TOL MAUPUN LANGITLANGIT GEDUNG NANTI TAK PERLU LAGI MENGGUNAKAN LAMPU PENERANG. ILMUWAN MEKSIKO, DR JOSE CARLOS RUBIO AVALOS TELAH MENEMUKAN SEMEN YANG MAMPU BERSINAR SELAMA 12 JAM DI MALAM HARI. PENELITIAN RUBIO YANG REVOLUSIONER INI TELAH MENCAPAI TAHAP KOMERSIALISASI.
ILMUWAN MEKSIKO TEMUKAN SEMEN BERCAHAYA 100 TAHUN
R
ubio, peneliti pada Universidad Michoacana de San Nicolas de Hidalgo, menemukan sebuah solusi inovatif, yakni mengembangkan struktur pembentuk semen yang dia rancang untuk bersinar saat gelap. Butuh waktu sembilan tahun untuk menemukan semen bercahaya ini. Menurutnya, masalah pertama yang dihadapi adalah fakta bahwa semen tak tembus cahaya. Rubio lantas mencari tahu lebih dalam tentang cara pembuatan semen. Proses pembuatan semen diawali dengan mencampurkan serbuk dengan air dan setelah memadat berbentuk gel, semen tersebut masuk dalam bentuk serpihan kristal. Serpihan itu merupakan bagian dari semen yang tidak perlu. Rubio kemudian menemukan cara untuk mengubah struktur mikro semen yang membuat serpihan itu tidak muncul. Hasilnya, semen tanpa serpihan kristal itu dapat menyerap energi matahari dan memancarkan cahaya ketika malam tiba. Menurut Rubio, produk pemancar cahaya dari semen itu bisa
36 •
• JULI 2016
bertahan selama 100 tahun dan bersinar selama 12 jam pada malam hari. Intensitas cahaya yang dipancarkan dapat diubah sehingga tidak menyilaukan para pengguna jalan. Pancaran cahaya yang dihasilkan berwarna biru dan hijau. Semen bercahaya itu tak hanya menghemat energi, tetapi proses pembuatannya juga ramah lingkungan. Selama pembuatan, satu-satunya hal yang dikeluarkan adalah uap air. Menurut Rubio, setidaknya 4 miliar ton semen dibuat sepanjang 2015 dan semen bercahaya bukan hanya bisa digunakan untuk jalanan, tetapi juga gedung-gedung. Teknologi semen bercahaya itu bahkan bisa digunakan dalam proses plester gedung. Saat ini, menurut data publikasi dari Investigacion y Desarrollo, penelitian Rubio ini telah mencapai tahap komersialisasi. “Paten ini (pertama untuk Universidad Michoacana de San Nicolas de Hidalgo) telah diakui di seluruh dunia. Di Inggris, kami menerima pengakuan dari Newton Fund, diberikan oleh Royal Engineering
Academy of London, yang menilai ini sebagai keberhasilan dunia dalam teknologi dan kewirausahaan,” tutur Rubio. Dia menekankan, Meksiko selama ini dikenal sebagai produsen utama semen di dunia, untuk keperluan pembangunan rumah, gedung, jembatan, jalan, rumah sakit, dan lainnya. Semen yang dikembangkan Rubio disebut Portland, dibentuk oleh gel silikat kalsium terhidrasi, kristal kapur serta sulfoaluminates kalsium. Semen ’ajaib’ ini diperoleh melalui proses polikondensasi, dengan bahan baku seperti silika (pasir sungai), limbah industri (industri baja, misalnya), alkali (natrium atau kalium hidroksida) dan air. “Aplikasinya sangat luas, antara lain untuk dasar kolam renang, kamar mandi, dapur, tempat parkir, jalan, dan sebagainya,” bebernya. Gel semen ini juga juga bisa menghambat pertumbuhan, reproduksi serta transfer ragi dan jamur, sehingga ideal untuk aplikasi di rumah sakit, restoran atau industri pengolahan makanan. (*)
JENDELA
JULI 2016 •
•
37
FAMILY
BAHAYA TEKNOLOGI : Suhadi Fadjaray bersama pengurus IIKSMI usai seminar yang mengupas pentingnya melindungi anak dari pengaruh game online maupun situs pornografi.
KELUARGA ADALAH LINGKUNGAN SOSIAL PERTAMA YANG DITEMUI ANAK SAAT TERLAHIR DAN MULAI MELIHAT DUNIA. PERJUMPAAN DENGAN IBU, AYAH DAN LINGKUNGAN KELUARGA MERUPAKAN SUBJEK SOSIAL YANG AKAN MENJADI DASAR PEMBENTUKAN KARAKTER ANAK.
Seminar Parenting IIKSMI
Perlakukan
Anak sebagai Raja dan Tawanan Perang 38 •
• JULI 2016
S
etiap orangtua tentu menginginkan yang terbaik untuk anak-anak mereka. Motivasi inilah yang memunculkan perilaku tertentu dalam mengasuh anak. Hanya saja, tanpa memahami pola pengasuhan anak yang baik, harapan positit terhadap tumbuh kembang anak tidak akan kesampaian. Berkaca kenyataan itulah, pengurus Ikatan Istri Karyawan Semen Indonesia (IIKSMI) menggelar seminar parenting guna memberikan wawasan tentang pola pengasuhan anak yang baik. Nafik Palil, motivator dan trainer bidang parenting dari The Naff, Education, Training & Consulting, dihadirkan sebagai pembicara di Graha Sandiya, Tuban, Rabu (4/5). Nafik membagi pola pengasuhan anak dalam tiga fase usia. Fase pertama usia 1-7 tahun. Dalam rentang usia ini dia menyarankan untuk memperlakukan anak seperti raja. Jaga stabilitas emosi anak dan hindari bentakan. Satu kali bentakan akan menyebabkan 35 ribu
saraf otak anak rontok. Sebaliknya, Nafik menyarankan orangtua untuk tidak pelit memberikan ciuman dan pelukan pada anak. Sebab, sekali ciuman di kening dapat menyambung dan memperkokoh 35 ribu saraf otak anak. Karenanya tindakan ini akan memberikan kenyamanan dalam diri anak. “Jaga emosi anak dan berikan kasih sayang berlimpah agar saraf otak anak dapat tumbuh dengan baik,” saran Nafik dalam seminar yang dihadiri ratusan guru di Kabupaten Tuban, serta anggota dan pengurus IIKSMI tersebut. Selanjutnya adalah fase anak usia 8 – 14 tahun. Fase ini adalah tahapan untuk menanamkan sikap mental anak dengan disiplin tegas. Karena itu, dalam fase ini orangtua disarankan untuk memperlakukan anak seperti tawanan perang. Semua kegiatan anak harus terkontrol oleh orangtua, agar disiplin dan tanggung jawabnya terbangun. Selanjutnya, perlakukan anak sebagai sahabat atau teman saat memasuki usia
FAMILY 15 – 21 tahun. Sebagai sahabat komunikasi akan lebih terbuka dengan akrab. Berikan ruang dan kenyamanan bagi anak untuk dapat curhat dan berkeluh kesah tentang berbagai macam hal. Tiga fase ini, menurut Nafik, harus dilakukan dengan penuh ketulusan agar dapat membentuk sikap mental dan karakter anak yang positif. Ketiga fase ini saling berkaitan, satu fase gagal akan berdampak pada fase berikutnya. “Pahami kekurangan dan kelebihan anak, namun jangan pernah membandingkan dengan yang lain,” jelas pendiri sekolah kreatif The Naff Sidoarjo ini. BAHAYA GAME ONLINE Masih dalam kegiatan seminar yang digelar IIKSMI, penulis buku bidang pendidikan kontemporer Suhadi Fadjaray mengingatkan para orangtua agar mengikuti perkembangan teknologi. Sebab, pesatnya perkembangan teknologi juga bisa berdampak negatif terhadap tumbuh kembang anak. Terutama dalam hal penyebaran pornografi. Dikatakan Suhadi dalam seminar di Gedung PPS, Gresik, akhir Mei lalu, hasil riset perlindungan anak menunjukkan 93,7 persen anak pernah berciuman, 63persen remaja SMP sudah tidak perawan, dan 97 persen anak pernah menonton film porno. Medi, a yang kerap digunakan untuk menyebarkan pornografi di kalangan anak-anak adalah komik, game online, situs porno dan televisi. Dan yang mengejutkan, sebagian besar anak (32 persen) melihat konten porno di rumah sendiri, sementara sisanya menonton di bioskop, warnet dan ponsel. Karena itu, pengasuh rubrik ‘Harmoni Cinta Ayah’ di Radio SAS FM, Masjid Al Akbar Surabaya, ini meminta orangtua untuk lebih memantau permainan anak-anak, terutama game online. “Melihat hasil riset ini sepatutnya kita sebagai orangtua harus dapat beradaptasi dengan perkembangan teknologi, agar dapat memahami bahasa kekinian untuk memantau perkembangan anak dari efek teknologi,” tuturnya di hadapan ratusan peserta seminar yang sebagian besar kaum ibu. Menurut Suhadi, anak-anak seringkali menjadi sasaran penyebaran konten pornografi, terutama yang masih duduk di bangku kelas IV hingga VI SD. Jika anak di usia ini telah ketagihan
pornografi maka akan sulit disembuhkan dan terus nyandu seumur hidup. Kalau sudah ketagihan, anak akan sering berkhayal, sulit konsentrasi dan seringkali menghindari kontak mata saat berbicara. Selain pornografi, permainan digital khususnya game online harus mendapat pantauan ketat. Bermain game dapat membuat anak mengalami epilepsi jika berlebihan. Jika selama satu minggu bermain game lebih dari 15 jam, anak rentan mengalami kecanduan patologis dan berpotensi terkena ayan. “Boleh main game tapi harus dikontrol, jangan lebih dari 15 jam seminggu,” ingatnya.
Berikan cinta dan kasih sayang sepenuhnya pada anak, karena ketika anak tidak mendapatkan rasa cinta di rumah, maka dia akan mencarinya di luar. Suhadi juga menyoroti peran ayah dalam pengasuhan anak yang seringkali terabaikan. Menurutnya, seorang ayah seharusnya lebih berperan dalam mengarahkan dan berkomunikasi dengan anak. Hal ini sejatinya telah tergambar dalam kitab suci Alquran. Di dalam Al quran, sebutnya, terdapat 17 dialog pengasuhan anak, dan 14 di antaranya adalah dialog antara ayah dengan anak. Sementara dialog dengan ibu hanya terjadi 2 kali, sisanya anonim. Bahkan Ibnu Qoyyim dalam kitab Tuhfatul Maudud menyebut bahwa penyebab kerusakan anak adalah karena ayahnya. Hal ini semakin menguatkan bahwa seharusnya seorang ayah mengambil peran lebih dalam pengasuhan anak. ”Ada kalimat nasihat yang menyebut bahwa ibu adalah madrasah pertama dan utama untuk anak. Jika ibu adalah madrasahnya maka ayah adalah
kepala sekolahnya, yang menyusun kurikulumnya,” ungkap pembicara dari Trans Consulting Indonesia, di bawah naungan Indoglobal Group dan Islamic School International Network (ISI Network), ini. Dalam mendidik anak, Suhadi mengingatkan agar orangtua tidak hanya menuntut namun juga memberikan tuntunan. “Utamakan memberi contoh dalam mendidik anak, jangan hanya menuntut anak untuk melakukan hal baik,” ujarnya. Jika Nafik Palil menggunakan tiga fase pengasuhan anak, Suhadi menawarkan lima bahasa cinta untuk pengasuhan anak. Dia menyebut kalimat pujian sebagai bahasa cinta yang pertama. “Biasakan mengucapkan kalimat membangun seperti terima kasih, bagus atau hebat pada anak untuk hal kecil sekalipun. Ini akan membuat anak merasa sangat disayangi dan dicintai oleh orangtua,” sebutnya. Bahasa cinta yang kedua adalah sentuhan fisik, seperti tepukan pundak, belaian hingga pelukan. Hal ini akan memberikan kenyamanan dan ketenangan pada anak. Selanjutnya berikan waktu spesial pada anak, yang berarti menyisihkan waktu khusus untuk melakukan kegiatan bersama anak tanpa gangguan. Ini akan semakin membuat anak merasa dicintai oleh orangtua. Bahasa cinta selanjutnya adalah hadiah. Berikan hadiah atas hal positif dan prestasi yang telah dilakukan anak. Ini akan memacu anak untuk meningkatkan prestasinya. Yang terakhir, jangan canggung untuk memberikan layanan terbaik pada anak. “Misalnya karena selama seminggu telah membantu bersih-bersih rumah, maka di hari Minggu biarkan dia libur dan bermain. Sebaliknya, berikan layanan kebersihan kamar untuknya. Ini akan memberinya motivasi untuk berbuat lebih baik,” beber bapak dua anak ini. Berikan cinta dan kasih sayang sepenuhnya pada anak, karena ketika anak tidak mendapatkan rasa cinta di rumah, maka dia akan mencarinya di luar. Dari sebuah penelitian, ungkap Suhadi, tidak sedikit anak yang berprestasi di sekolah namun tumbuh menjadi orang yang tidak percaya diri karena hidup dalam keluarga yang ‘kikir’ terhadap pengakuan dan penghargaan atas prestasinya. (SG/bwo)
JULI 2016 •
•
39
JEMPOL
SISI SALAH SATU PROSES SINERGI YANG SUDAH TUNTAS DI SEMEN INDONESIA ADALAH BIDANG ICT (INFORMATION AND COMMUNICATION TECHNOLOGIES). INI SEJALAN DENGAN DIIMPLEMENTASIKANNYA PLATFORM ERP YANG SAMA YAITU SAP DI SELURUH ANAK USAHA. MULAI SEMEN GRESIK, SEMEN PADANG, SEMEN TONASA, HINGGA TLCC VIETNAM, SERTA SENTRALISASI ORGANISASI PENGELOLAAN ICT DI TUBUH HOLDING.
40 •
• JULI 2016
KELAS DUNIA : Tenaga-tenaga profesional SISI siap memberikan layanan IT terbaik bagi SMI Group dan seluruh anak usaha.
Menatap World Class ERP at Affordable Price
S
ukses itu yang pada akhirnya mengilhami berdirinya PT Sinergi Informatika Semen Indonesia (SISI) pada Juni 2014. Perusahaan yang bergerak di bidang IT ini dibangun dengan komposisi pemilik saham Semen Indonesia (85 persen), Semen Gresik (5 persen), Semen Padang (5 persen) dan Semen Tonasa (5 persen). “Pada awal berdirinya PT SISI, saya dipercaya menjadi komisaris. Sekarang saya diminta terjun langsung menjadi pimpinan di perusahaan yang masih belia ini,” terang Adel Rahadi Rasyid, Direktur Utama PT SISI, tentang perusahaan dengan modal awal disetor Rp 20 miliar itu. Kendati dari akta kelahiran masih belia namun perusahaan ini memiliki modal besar untuk terus berkembang. Ini tak lepas dari kompetensi yang dimiliki personel ICT dalam penerapan ERP (Enterprise Resource Planning), pengembangan aplikasi serta infrastruktur pendukung lainnya. Kegiatan implementasi ERP seperti SAP (System Application and Product),
Oracle dan JD Edward terkenal memiliki tingkat keberhasilan yang rendah. Lebih dari 50 persen proses implementasi ERP gagal. Saking sulitnya sampai ada yang memplesetkan kepanjangan SAP sebagai ‘Setan Aja Pusing’ dan Oracle sebagai ‘Ora Kelar-kelar’.Namun Tim ICT SMIG berhasil menjinakkan ketiga ERP kelas dunia tersebut. Tak sekadar menjinakkan, Tim ICT yang sebagian di antaranya sekarang bergabung di PT SISI, justru mampu menciptakan software sejenis yang tak kalah hebat. Namanya ERP SISI. Dikatakan Adel, ERP SISI ini memiliki sederet keunggulan yang tak dimiliki di SAP maupun dua software pendahulunya, yakni JDE (AS) dan Oracle (AS). “Semua keunggulan itu kita gabungkan. SAP terkenal karena sistem integrasinya tapi mempunyai tampilan yang tak nyaman. JDE dan Oracle tampilannya nyaman tapi kurang terintegrasi. Nah, semua kelebihan itu yang kemudian kita satukan dalam satu produk yakni ERP SISI ini,” tandasnya. Dengan feature-feature-nya yang sangat menarik, pada akhir tahun 2015
JEMPOL ERP SISI berhasil memenangkan penghargaan nasional sebagai The Most Prominent ERP. Meski telah memenangkan perhargaan, ERP SISI masih terus dikembangkan untuk mewujudkan motonya sebagai World Class ERP at Affordable Price serta mendukung positioning di pasar ERP kelas menengah. ERP SISI saat ini sudah diimplementasikan di beberapa anak perusahaan SMI Group dan distributor semen. Proses implementasi di PT SGG Energi Prima dan PT Igasar Padang juga sedang digarap, disusul sejumlah anak perusahaan lainnya. Selain itu, beberapa perusahaan di luar SMI Group juga menunjukkan ketertarikkannya dan menjajaki penggunaan ERP SISI seperti PT Pelni dan Koperasi Bank Mandiri. Sebagai produk baru, terang Adel, pihaknya terus memantau penerapan ERP SISI, sekaligus melakukan pengembangan. Targetnya, pada semester II-2016 mendatang, SISI akan show of force lebih terbuka dengan produk andalannya ini. Sederet rencana sudah dilakukan. Mulai road show ke
beberapa perusahaan BUMN sampai merancang iklan untuk menarik perhatian calon pelanggan. “Saat ini, semua sedang kita rancang. Insya Allah semester dua nanti langsung go,” tandasnya. Penyandang gelas Master of Commerce in Information System, University of Auckland, New Zealand, ini optismistis ERP SISI mendapat respons bagus. Setidaknya, ada sederet alasan untuk itu. Pertama, kualitas ERP SISI sendiri yang memiliki integrasi yang kuat, kelengkapan modul, tampilan yang indah dan user friendly Kedua, ini adalah produk orisinal anak bangsa. Tentu, isu ini akan mudah dijual kepada perusahaan-perusahaan ‘Merah Putih’. Terutama perusahaan BUMN. ERP SISI akan melepas ketergantungan pada produk asing, sekaligus menciptakan revolusi di sektor ini. Sebagai informasi, bukan hal murah bagi perusahaan yang mengimplemtasikan ERP ini. Implementasi SAP ERP, misalnya. Tiap tahun perusahaan harus mengeluarkan dana miliaran rupiah. Untuk lisensi saja, tiap user dikenakan tarif Rp 100 juta. Itu belum ter-
masuk biaya support sebesar 22 persen dari nilai lisensi dan operasional support bila ada masalah. Bagaimana dengan ERP SISI? Biaya yang dikenakan khas Indonesia. Harga bersahabat dengan kualitas hebat. Untuk lisensi penggunaan, terang Adel, pihaknya hanya mengenakan biaya antara Rp 1,5- Rp 2 juta per user tergantung jumlah modul yang digunakan. “Biaya itu sudah all in, termasuk server dan support operasional,” ujarnya berpromosi. Meski begitu, SISI tak besar kepala untuk langsung head to head dengan pemain lama, semacam SAP ERP. Strategi bisnis sudah disusun. ERP SISI akan ambil posisi di middle sector. Bidikannya adalah BUMN dan perusahaan-perusahaan berskala menengah. Jika sudah cukup kuat, baru akan naik level berhadapan langsung dengan ERP kelas enterprise. “Target kami, tiga empat tahun lagi sudah bisa menggantikan SAP ERP. Minimal di internal SMI Group sudah pakai ERP SISI. Dan, kami sudah memiliki modal kuat untuk itu,” tegas suami Endang Persitarini dan ayah dari Keisha Abigail Rahadi ini. (SG/ram/znl/bwo)
RINTIS BISNIS E-COMMERCE Setumpuk ambisi sudah tertimbun di benak Adel Rahadi guna mengembangkan SISI. Di masa datang, SISI diharapkan bisa memberikan kontribusi maksimal bagi Semen Indonesia Grup. Dengan modal yang dimiliki saat ini, keyakinan itu bukan omong kosong. Tanpa ragu, mantan Kadep Pengembangan ICT SMI ini menyebut ERP SISI yang akan menjadi penggeraknya. “Perangkat lunak ini memiliki potensi yang cukup besar untuk mewujudkan semua mimpi tersebut,” tukas alumni Teknik Industri ITB ini. Dari mana itu dimulai? Semua berangkat dari fakta masih minimnya pemain di sektor ini. Selama puluhan tahun, di Indonesia tercatat hanya ada tiga pemain yang bertarung yakni SAP, JAD dan Oracle. Dengan pilihan terbatas, kondisi ini membuat ketergantungan pada salah satu produk begitu tinggi. Begitu juga dengan biayanya. Pada kasus SMI Group saja, tiap tahun dana miliaran rupiah harus dikeluarkan untuk biaya pemakaian SAP ERP ini. Nah, pemain yang terbatas dan pasar yang cukup luas membuat ERP SISI mempunyai potensi untuk menangguk sukses. Belum lagi, harga yang ditawarkan juga cukup bersaing. “Dari sisi teknis, kami tidak kalah. Bahkan lebih unggul. Tentu ini akan menjadi kombinasi yang menarik untuk bisa meraih kepercayaan pasar,” beber Adel. “Tapi kami juga harus realistis. Karena itu, kita tak buru-buru bertarung di
level atas. Kita ambil (pasar) menengah saja. Potensinya masih sangat besar di sana. Mereka yang budgetnya terbatas tapi ingin bisa menerapkan ERP. Ini yang kita sasar,” sambungnya. Selain itu, SISI juga berupaya memperluas jangkauan bisnis IT yang diprediksi akan terus booming sampai beberapa tahun ke depan. Salah satu pengembangannya adalah e-Business atau e-Commerce. Saat ini pihaknya telah memiliki sejumlah business model untuk e-Commerce . “Sampai saat ini, masih tahap mematangkan model bisnis dan menyusun unit bisnis yang akan mewujudkan serta mengelola e-Commerce tersebut. “PT SISI nantinya akan memiliki e-Business seperti Tokopedia dan juga GoJek, tentu saja dengan produk dan segmen pasar yang berbeda,” ungkap Adel. Dengan sederet modal dan rencana yang telah disiapkan itu, Adel tanpa ragu mematok pendapatan SISI tahun 2016 bakal tembus Rp 100 Miliar. Angka ini naik 100 persen dibanding pendapatan tahun lalu yang mecnapai Rp 56 miliar. Profit tersebut didapat dari beberapa lini bisnis yang ditekuni, antara lain konsultan IT, bisnis modul dan pemasok barang-barang IT di SMI. “Mohon doanya agar SISI bisa menjadi besar dan menjadi salah satu andalan di Semen Indonesia,” tutupnya. (SG/ram/znl/bwo)
JULI 2016 •
•
41
JEMPOL
Direktur Komersial Semen Gresik Mukhamad Saifudin (kanan) menerima trofi The Best Indonesia Green Awards 2016 di Jakarta.
PT SEMEN INDONESIA (PERSERO) TBK KEMBALI MEMBUKTIKAN DIRI SEBAGAI PERUSAHAAN PALING HIJAU DI TANAH AIR. TERBARU, SMI DINOBATKAN SEBAGAI THE BEST INDONESIA GREEN AWARDS 2016 OLEH LA TOFI SCHOOL OF CSR DALAM AJANG INDONESIA GREEN AWARDS 2016. PENGHARGAAN BERGENGSI TERSEBUT DITERIMA DIREKTUR KOMERSIAL PT SEMEN GRESIK, MUKHAMAD SAIFUDIN, DI TAMAN TEBET, JAKARTA, SABTU (21/5).
42 •
• JULI 2016
SEMEN INDONESIA SABET
THE BEST INDONESIA GREEN AWARDS 2016
C
apaian besar ini berkat keberhasilan perseroan meraih penghargaan di enam kategori sekaligus, yakni Penyelamatan Sumber Daya Air, Penghematan Energi Baru dan Terbarukan, Pengembangan Keanekaragaman Hayati, Pelopor Pencegahan Polusi, Pengembangan Pengolahan Sampah Terpadu, dan Pelopor Pengelolaan Limbah B3 (Bahan Berbahaya dan Beracun) industri. Alhasil SMI semakin mengokohkan posisinya sebagai perusahaan green industry terkemuka di Indonesia. Mukhamad Saifudin sangat mengapresiasi penghargaan ini karena SMI sangat berkomitmen dalam pemeliharaan lingkungan. “Kami telah menerapkan prinsip Triple Bottom Line, yaitu Planet, Profit, dan
People dalam operasional perusahaan sebagai strategi bisnis berkelanjutan. Jadi, Semen Indonesia tidak hanya mementingkan keuntungan, tapi juga pelestarian lingkungan dan pengembangan masyarakat,” kata Saifudin. Lebih dari itu, perseroan menjadi solusi dalam pengelolaan limbah B3 dan limbah industri lainnya, antara lain pemanfaatan biomassa, seperti sekam padi, serbuk kayu, sabut kelapa, dan limbah tembakau sebagai bahan bakar alternatif operasional pabrik. Selain sebagai bentuk efisiensi perseroan, pemanfaatan biomassa mendatangkan banyak keuntungan. “Pemanfaatan biomassa untuk bahan bakar alternatif juga akan menjaga kelestarian lingkungan karena mengurangi emisi gas rumah kaca. Selain itu,
JEMPOL memberi stimulus bagi perekonomian lokal karena kebutuhan biomassa didatangkan dari wilayah sekitar pabrik,” sambungnya. Keberhasilan perseroan memanfaatkan biomassa sebagai bahan bakar alternatif mampu mengurangi penggunaan batu bara yang memberikan dampak bagi pengurangan emisi CO2. Karena itulah perseroan mendapatkan penghargaan energi awards di tingkat ASEAN. Sebagai negara agraris, tentu potensi biomass sangat besar dan berlimpah serta dapat menjadi salah satu sumber penghasilan tambahan bagi para petani. Selain pemanfaatan biomassa sebagai bahan bakar alternatif, perseroan juga memiliki program penyelamatan lingkungan dengan memanfaatkan sampah perkotaan menjadi bahan bakar alternatif melalui proyek Refuse Derived Fuel (RDF) atau Waste to Zero di lokasi Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Ngipik, Kabupaten Gresik. Setiap harinya tempat pengolahan sampah itu mampu mengolah 650 meter kubik sampah atau 217 ton, sehingga secara langsung juga memberikan kontribusi pengurangan sampah perkotaan yang dihasilkan Kabupaten Gresik. Sampah tersebut diolah menjadi bahan yang dapat dimanfaatkan kembali, antara lain menjadi padatan untuk tanah uruk, kompos dan cacahan plastik, serta bahan yang bisa dibakar
sebagai campuran bahan bakar biomass untuk pabrik di Tuban. Proyek RDF dilaksanakan sejak tahun 2013 melalui Kementerian Lingkungan Hidup, sementara pemerintah Jepang memberikan bantuan proyek Municipal Solid Waste into Fuel Project (penanganan sampah kota sebagai bahan bakar) dan Municipal Solid Waste to Energy Project (penanganan sampah kota sebagai bahan energi) dalam skema joint credit mechanism. Dalam pengelolaan air, SMI sudah lama memanfaatkan area bekas tambang tanah liat sebagai sumber air untuk pertanian di Tuban. “Upaya ini dapat menambah cadangan air yang mampu meningkatkan produktivitas petani di sekitar pabrik. Sejak beropera-si tahun 1994, area bekas tambang tanah liat yang sudah tidak beroperasi dan direklamasi sebagai embung air telah dimanfaatkan untuk berbagai keperluan seperti pengairan sawah dan keramba ikan,” uturnya. Area bekas tambang tanah liat saat ini seluas 122,7 ha yang tersebar di beberapa tempat dan mampu menampung air hujan sebanyak 4,6 juta m3. Cadangan air di dalamnya mampu mengairi sawah seluas 133,5 ha sepanjang tahun, sehingga petani dapat panen padi tiga kali dalam setahun dari sebelumnya hanya satu kali setahun. Adapun area bekas tambang
batu kapur dihijaukan dengan pohon pelindung, tanaman produktif serta tanaman buah. Berbagai jenis burung langka dilepas untuk memanfaatkan hasil penghijauan menjadi rumah dan tempat berkembang biak. “Masyarakat sekitar pabrik juga dilibatkan dalam menanam berbagai jenis tanaman pangan seperti jagung, kacang tanah dan lainnya. Pembinaan bekerja sama dengan Dinas Pertanian setempat terus dilakukan. Kelompok masyarakat ini disebut sebagai petani green belt,” ujar Saifudin. Dan satu lagi, perseroan telah membangun pembangkit listrik memanfaatkan panas gas buang atau yang lebih dikenal dengan Waste Heat Recovery Power Generation (WHRPG) di pabrik Semen Padang sebesar 8 MW yang akan berkontribusi pada pengurangan emisi CO2 sebesar 43.000 ton/tahun. WHRPG juga dibangun di pabrik Tuban sebesar 30,6 MW yang akan mengurangi emisi CO2 sebesar 122.000 ton/ tahun, dan diperkirakan rampung akhir tahun 2016. “Dengan telah diterapkannya green concept pada seluruh lini, mulai dari penambangan, pengelolaan area bekas tambang, produksi, sampai aspek distribusi, maka tidak berlebihan jika produk Semen Indonesia Group dengan merek Semen Padang, Semen Gresik, dan Semen Tonasa adalah produk yang ramah lingkungan,” pungkas Saifudin. (SG/lin)
KOMITMEN HIJAU : Jajaran direksi SMI memanen ikan nila di kolam bekas galian tambang tanah liat sekitar pabrik Tuban, akhir April 2016. Budi daya ikan keramba ini melibatkan warga sekitar.
JULI 2016 •
•
43
JEMPOL
Kontribusi dan Promosi Perusahaan,
Semen Tonasa Bangun Tapal Batas 14 Kecamatan PT SEMEN TONASA BEKERJASAMA PEMERINTAH KOTA (PEMKOT) MAKASSAR MEMBANGUN TAPAL BATAS WILAYAH KECAMATAN DI 14 KECAMATAN SEKOTA MAKASSAR.
44 •
• JULI 2016
P
embangunan tapal batas Kecamatan tersebut dilaksanakan dengan prosesi peletakan batu pertama secara simbolis diperbatasan wilayah Kecamatan Ujung Pandang dengan Kecamatan Mariso, tepatnya di Jalan Metro Tanjung Bunga (Depan RS Siloam), Jumat (11/3/16).
Kepala Departemen Corporate Social Responsibility (CSR) dan Umum PT Semen Tonasa, Ferry Djufry mengatakan, manajemen PT Semen Tonasa sangat mendukung kegiatan yang dilakukan Walikota Makassar, Moh. Ramdhan Pomanto dalam mewujudkan Makassar menjadi Kota Dunia.
Salah satunya, pembangunan tapal batas kecamatan. Tentunya, dengan hadirnya tapal batas kecamatan ini, masyarakat tidak lagi dibingungkan oleh kondisi lingkungannya. Selain itu, dengan adanya batas kecamatan ini menunjukkan Walikota Makassar peduli dengan batas wilayah kerja dari setiap kecamatan yang dipimpinnya. “Pak Walikota mengatakan tahun 2016 ini adalah tahun infrastruktur, jadi pembangunan batas kecamatan ini merupakan kontribusi PT Semen Tonasa dalam mendukung programnya itu. Selain itu, pembangunan batas kecamatan ini juga sebagai kontribusi CSR dan promosi
JEMPOL perusahaan,” katanya. Mengenai estimasi anggaran yang digunakan untuk pembangunan tapal batas wilayah 14 kecamatan ini, Ferry mengaku, manajemen mengalokasikan anggaran sebesar Rp240 juta. Dengan jangka waktu pengerjaan selama dua hingga tiga bulan. Sekretaris Kota (Sekkot) Makassar, Ibrahim Saleh berharap, kerjasama PT Semen Tonasa tersebut tidak hanya dengan pembangunan tapal batas. Namun, dapat berlanjut untuk kerjasama program lainnya. Seperti pembangunan taman keindahan dan sekaligus menjadi hutan kota. Ini membutuhkan kerjasama antara CSR PT. Semen Tonasa dengan Pemerintah Kota Makassar dengan pendekatan winwin solution. “Memang kontribusi CSR perusahaan sangat dibutuhkan dalam mendukung program kita, karena Pemkot memiliki keterbatasan anggaran. Sekarang ini, kita ingin taman-taman kota menjadi hijau begitu juga dengan pedestarian, keduanya membutuhkan sentuhan CSR. Untuk itu, Pemkot membuka diri bagi CSR untuk pengembangan Makassar sebagai Kota Dunia,” ungkapnya. Sementara Wakil Walikota Makassar, Syamsu Rizal menambahkan, kerjasama PT Semen Tonasa ini dapat menjadi contoh bagi perusahaan BUMN yang lainnya untuk mengambil peran dalam mendukung program pembangunan pemerintah, khususnya Pemkot Makassar. (humas st/saf)
JULI 2016 •
•
45
JEMPOL
Laba Bersih Semen padang
Melonjak
46, 24 Persen
K
ontras dengan kondisi tahun lalu yang didera lesunya permintaan dan baru pulih sekitar Agustus 2015, PT Semen Padang menunjukkan kinerja yang menggembirakan di awal tahun 2016. Hingga bulan April 2016, perusahaan semen pertama di Indonesia dan Asia Tenggara itu sukses membukukan laba bersih sebesar Rp 239.641 miliar atau meningkat sebesar 46,24 persen dibandingkan tahun lalu yang mencapai Rp163.872 miliar. “Peningkatan kinerja yang signifikan ini tidak lepas dari membaiknya kinerja penjualan, terutama pada triwulan pertama, dan didukung program efisiensi yang dilakukan perseroan,” kata Direktur Utama PT Semen Padang, Benny Wendry.Selama triwulan I/2016, volume penjualan SP sebanyak 1.634.081 ton, atau naik sedikit dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2015, sebanyak 1.630.386 ton. Sementara selama bulan April 2016, volume penjualan sempat mengalami penurunan sebesar 1,57 persen dibandingkan April 2015, atau turun dari 535.773 ton menjadi 527.371 ton. Sehingga realisasi penjualan sampai April 2016 sebesar 2.161.452 ton atau 0,22 persen di bawah pencapaian tahun lalu sebesar 2.166.159 ton. Menurunnya volume penjualan
46 •
• JULI 2016
April 2016 disebabkan rendahnya realisasi penjualan di wilayah Jawa yang hanya tercapai 55,67 persen . Karena itu, di tengah tajamnya persaingan di industri semen, terutama di Pulau Jawa, perusahaan berupaya mengoptimalkan pemenuhan permintaan di wilayah Sumatera. Pasar utama SP di wilayah Sumatera meliputi Sumatera Barat, Sumatera Utara, Aceh, Riau Daratan, Kepulauan Riau, Jambi, Bengkulu, Sumatera Selatan, Bangka Belitung, dan Lampung. Sedangkan di Pulau Jawa, SP memasarkan produknya di DKI Jakarta, Banten, dan Jabar. Menurut Benny, dari sisi permintaan, pasar di Sumatera ratarata memperlihatkan tren membaik. Bahkan di sejumlah area pemasaran peningkatannya mencapai 20 persen. “Ini merupakan awal yang baik bagi PT Semen Padang untuk mencapai kinerja yang baik pada tahun 2016,” tambahnya. Menyinggung volume ekspor, Benny mengungkapkan, pasar luar negeri terus digarap dengan target Asia Selatan dan Afrika pantai timur. Hingga April 2016 ini, volume ekspor SP sebesar 81.979 ton. Perseroan menargetkan 5-6 persen dari total penjualan akan diekspor tahun ini. Dari sisi keuangan, SP menunjukkan kinerja yang baik sampai dengan April
Aktivitas pemuatan semen di packing plant Indarung Semen Padang. 2016, karena rendahnya beban pokok penjualan. Hingga April 2016, beban pokok penjualan turun 14,26 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Beban pokok penjualan per ton sampai dengan April 2016 turun 4,07 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Untuk menjaga kepercayaan pelanggan, SP senantiasa menjaga kualitas produknya supaya dipercaya konsumen, memperkuat jalur distribusi, dan meningkatkan layanan pelanggan. Sebagai perusahaan yang berpengalaman dalam industri semen, dan kini berusia 106 tahun, SP mengusung ‘tagline’ Jaminan Mutu dan Kekuatan, sebagai pernyataan misi dan komitmen kepada pelanggan. Pada tahun 2016, perusahaan menargetkan penjualan sebanyak 7.659.000 ton. Sedangkan target market share sebesar 43,56 persen untuk pasar Sumatera, dan 2,72 persen di pasar Jawa. Secara nasional, perseroan menargetkan market share sebesar 10,23 persen. Pada akhir 2016 ini, SP akan mengoperasikan pabrik baru, Indarung VI berberkapasitas 3 juta ton per tahun. Pembangunan Indarung VI yang diground breaking pada 26 Mei 2014 itu akan meningkatkan kapasitas produksi menjadi 10,5 juta ton. (SP/ok)
JEMPOL
INNOVATION FAIR
Genjot Efisiensi dan Produktivitas
PENEMUAN BARU : Dirut Semen Tonasa Andi Unggul Attas meninjau salah satu stan peserta Innovation Fair 2016 di kantor pusat Semen Tonasa.
P
T Semen Tonasa menggelar Innovation Fair 2016 Konvensi Mutu Semen Tonasa di depan Auditorium Kantor Pusat Semen Tonasa, Desa Biringere, Kecamatan Bungoro, Kabupaten Pangkep, Sulawesi Selatan, Rabu (27/4/2016).
Kegiatan ini berlangsung 26-28 April 2016 dan diikuti 70 tim inovasi dari berbagai unit kerja dan perusahaan afiliasi Semen Tonasa. Mereka menampilkan prototipe hasil inovasi yang dilakukan untuk menunjang efisiensi dan produktivitas perusahaan. Innovation fair ini dihadiri para karyawan dan jajaran direksi Semen Tonasa, perwakilan sekolah-sekolah di
lingkungan Semen Tonasa, serta perwakilan SD, SLTP dan SMA di Kabupaten Pangkep. Kegiatan ini bertujuan untuk mengenalkan inovasi yang dilakukan Semen Tonasa kepada para pengunjung, serta memberi stimulus dan motivasi agar selalu melakukan inovasi sejak usia dini. “Kondisi persaingan yang ketat dan era Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) menuntut kita makin rajin membuat berbagai inovasi. Dan konvensi mutu Adalah salah satu pendorongnya,” kata Dirut Utama Semen Tonasa, Andi Unggul Attas. Inovasi harus menjadi budaya perusahaan karena menjadi senjata kunci untuk memenangkan
persaingan dan menjaga keunggulan Semen Tonasa. “Selamat kepada teman-teman yang sudah melakukan inovasi. Saya salut, dan ini karya kita yang akan dikenang sepanjang masa karena memberi kontribusi positif bagi operasional perusahaan,” sambungnya. Pembukaan Innovation Fair 2016 Konvensi Mutu Semen Tonasa ditandai dengan pengguntingan pita oleh Dirut Andi Unggul Attas didampingi Direktur Keuangan Subhan, Direktur Produksi Joko Sulistyo, Direktur Komersial Tri Abdisatrijo serta pejabat di lingkungan Semen Tonasa. (Humas ST/saf)
JULI 2016 •
•
47
WANITA
GANTI KOMANDO : Ny Lifah Ahmed Vaival (kiri) menerima mandat ketua IIKSMI dari Ny Lyla Joko Sulistyanto.
Ny Lifah Ahmed Vaival
Ketua Baru IIKSMI
R
oda organisasi Ikatan Istri Karyawan Semen Indonesia (IIKSMI) kembali bergerak. Ketua umum periode 2016-2019, Ny Lyla Joko Sulistyanto yang belum genap setahun mengemban amanah melepaskan jabatannya. Pengunduran diri itu seiring diangkatnya sang suami, Joko Sulistyanto menjadi direktur produksi PT Semen Tonasa sejak 18 April lalu.
48 •
• JULI 2016
Joko sebelumnya menjabat sebagai Kadep Terak 1 SMI.
Pengunduran diri Ny Lyla sejalan dengan AD/ART IIKSMI bab 2 pasal 2 tentang syarat-syarat ketua umum yang menyebutkan hak dan kewajiban ketua umum. Karena Joko Sulistyanto pindah tugas ke Semen Tonasa, secara otomatis hak dan kewajiban Ny Lyla
WANITA sebagai anggota dan ketua umum IIKSMI gugur. Menyikapi pengunduran diri ini, pembina bersama perwakilan pengurus IIKSMI Gresik dan Tuban menggelar rapat terbatas pada 27 April di Kantor IIKSMI. Atas dasar penjelasan tentang pergantian ketua umum dalam AD/ART, rapat terbatas tersebut menyepakati pergantian ketua umum dilakukan dengan penugasan batas waktu sehingga tidak perlu menggelar musyawarah besar luar biasa. Berdasarkan struktur organisasi yang ada, melalui berita acara nomor 06/BA/IIKSMI/2016 bertanggal 27 April secara aklamasi menunjuk Ny Lifah Ahmed Vaival sebagai ketua umum baru, menggantikan Ny Lyla Joko Sulistyanto. Secara simbolis pergantian ketua
umum ini ditandai dengan penyerahan mandat dari Ny Lyla Joko Sulistyanto kepada Ny Lifah Ahmed Vaival yang dilaksanakan di Gedung Graha Sandiya, Tuban, Rabu (4/5). Penyerahan mandat dilakukan melalui penandatanganan berita acara yang disaksikan pembina IIKSMI. Usai menandatangani penyerahan mandat, Ny Lyla joko Sulistyanto berharap ke depan IIKSMI semakin memperbanyak kegiatan positif yang dapat menambah wawasan dan mencerdaskan anggota, serta menjalin hubungan dengan masyarakat sekitar. “Tidak ada kata perpisahan karena IIKSMI sudah melekat di hati, izinkan saya untuk melanjutkan perjalanan dengan amanah yang baru,” pintanya. Menurutnya, Ny Lifah Ahmed Vaival bukanlah orang baru di IKSMI sehingga akan cepat menyesuaikan diri dengan tanggung jawab barunya.
Selama 22 tahun keduanya telah bekerja sama membesarkan organisasi sejak bernama Dharma Wanita hingga berubah menjadi IIKSMI. Menanggapi penunjukkan dirinya, Ny Lifah Ahmed Vaival mengaku sempat terkejut namun tidak menolak amanah tersebut.”Belum selesai rasa deg-degan saya saat menerima amanah sebagai ketua 1 Gresik, sekarang amanah yang lebih besar datang dan tidak dapat ditolak dengan alasan apa pun,” bebernya. Tak lupa dia berharap dukungan dari pengurus dan anggota IIKSMI agar dapat menjalankan roda organisasi dengan baik dan lancar. “Dorongan pengurus dan anggota akan menjadi energi positif dalam menggerakkan roda organisasi ini. Terima kasih kepada Bu Lyla Joko yang telah membimbing dan memberikan dukungan,” tutupnya. (SG/bwo)
JULI 2016 •
•
49
WANITA
Kartinian ala PKSI, Habis Terang Terbitlah HARAPAN
M
omen peringatan hari Kartini mengubah suasana Wisma A Yani, Gresik, menjadi semarak. Kamis (21/4) silam, Persatuan Karyawati Semen Indonesia (PKSI) mengenang hari lahir pahlawan emansipasi wanita itu dengan kegiatan bertema ‘Perempuan Terkini Penerus Perjuangan RA Kartini’. Berbagai lomba digelar, mulai memasak spageti, fashion show , dan bazar yang diikuti seluruh karyawati SMI Group. Ketua PKSI Tri Cicik Wijayanti mengatakan, jasa Kartini dalam memperjuangkan kesetaraan hak dan kewajiban kaum perempuan dengan laki-laki perlu dikenang. Terutama hak untuk mendapatkan pendidikan yang sama. “Kita sebagai wanita perlu meneruskan perjuangan Kartini. Tentunya emansipasi sesuai dengan kodrat, bukan emansipasi yang kebablasan,” tegasnya. “Kalau di kantor kita adalah karyawa-
50 •
• JULI 2016
ti yang mengabdi kepada perusahaan, sedangkan jika di rumah kita adalah istri yang mengabdi kepada suami dan ibu yang merawat anak-anak. Kita harus bisa membedakan peran, apakah sedang menjadi seorang karyawati atau seorang istri dan ibu,” lanjut doktor Ilmu Ekonomi dari Untag Surabaya ini. Beragam lomba yang digelar PKSI mendapat sambutan antusias. Lomba memasak misalnya, melibatkan 20 tim yang masing-masing beranggotakan tiga orang. Sedangkan lomba fashion show diikuti lima karyawati. Meski mengenakan kebaya, para karyawati tampak enjoy memasak spageti. Juri chef Rahman dari Grand Trawas Hotel dan chef Denny Indra dari Taman Safari 2 Prigen, Pasuruan, siap memberi penilaian. Pada akhir acara, mereka sepakat memilih tim nomor 6 dari Departemen Aset Grup dan Umum sebagai juara. Peringkat II disabet tim nomor 16
dari PT SISI, disusul tim nomor 19 dari Sekretariat Gresik. Pemenang harapan I disabet tim Internal Audit, sedangkan tim nomor 20 dari ICT harus puas sebagai pemenang harapan II. Adapun lomba fashion show dimenangi Nur Widjayati (KWSG), disusul Rini Mers Nurdijati (Section of Learning Organizing), dan Putri (Departemen Distrans). Pemenang harapan I Lailatun Nafiah (Sekretariat Protokol Tuban), lantas Ririn Ariza Departemen CSR. “Lomba memasak ini untuk memberikan pelajaran kepada seluruh karyawati bahwa sebagai wanita yang sibuk bekerja tidak boleh lupa dengan kodratnya. Bahwa wanita juga diharapkan bisa memasak, mengurus anak, dan pekerjaan rumah lainnya,” kata Cicik yang berharap seluruh karyawati SMI bisa ‘menerbitkan harapan’, sebagai lanjutan perjuangan Kartini yang telah ‘menerbitkan terang’. (SG/fir)
WANITA
Okky Asokawati :
Perempuan
Harus Beretika P
eragawati kondang Okky Asokawati membeber tips menjadi perempuan yang baik dan bermartabat dalam seminar sehari yang digelar Kerukunan Istri Karyawan Tonasa (KIKST) di ruang auditorium kantor pusat PT Semen Tonasa, Senin (25/4). Kegiatan ini masih dalam rangkaian peringatan Hari Kartini. Okky yang juga anggota DPR RI dari PPP mengatakan perempuan harus memiliki etika dan tata krama yang baik dalam pergaulan. Ada dua jenis etika yakni etika kepribadian dan etika karakter. “Perempuan itu harus memiliki etika kepribadian dan etika yang ada dalam penampilan dari dalam diri, milikilah kepribadian yang rendah hati,” katanya. Di samping itu, perempuan juga harus selalu berpikir positif, berpikir dengan komunikasi empatik dan sinergistik. Ketua Penasihat Kerukunan Istri Karyawan Tonasa (KIKST) Ulvie Unggul Attas dalam kesempatan sama mengatakan seminar sehari tersebut
sebagai bagian peringatan ulang tahun kelahiran RA Kartini. Menurut Ulvie, seminar sehari bersama Okky Asokawati memberi kesan tersendiri baginya. Sebab, motivasi yang diberikan pemilik sekolah model OQ Modeling di Jakarta, Bandung, dan Surabaya itu membuatnya memahami arti dan peran istri bagi suami.”Saya terinspirasi Ibu Okky, beliau memberi banyak masukan bermanfaat kepada saya dan peserta KIKST bagaimana cara melayani suami di rumah dan peran istri secara umum,” kata Ulvie. “Melalui semangat dan motivasinya saya harapkan KIKST bisa mengambil pelajaran, karena Ibu Okky telah menjabarkan bagaimana posisi perempuan dalam menghadapi setiap masalah,” sambungnya. Sementara itu, masih dalam rangka peringatan hari Kartini, KIKST melakukan penanaman 30 pohon di sekitar kompleks perumahan Tonasa di Desa Biringere, Kecamatan Bungoro, Kabu-
paten Pangkep, Rabu (30/3). “Ini setiap tahun kami lakukan pada musim-musim penghujan, gunanya untuk memperbanyak populasi pohon karena kita tahu ini sekitar wilayah pabrik banyak debu,” kata Ketua KIKST, Srihunun Hardoyo saat ditemui usai acara. “Bukan hanya 30 pohon yang kami tanam, tapi ada ribuan pohon sejak awal 2016. Jenis pohon yang kami tanam seperti trembesi, angsana, aju colo’ dan flamboyan, ada juga buah-buahan seperti mangga dan sirsak,” ujarnya. Srinuhun menegaskan, perempuan juga harus menunjukkan kepedulian terhadap kelestarian dan keasrian lingkungan. Dengan begitu lingkungan sekitar rumah tetap nyaman, teduh dan menghasilkan oksigen. “Banyaknya pepohonan membuat debu pabrik tidak langsung terhisap dan masuk ke paru-paru kita,” cetusnya. Selain penanaman pohon, KIKST juga melaksanakan lomba memasak non beras. (ST/humas/saf)
JULI 2016 •
•
51
DESTINASI
Wisata “Negeri di Awan” RAMMANG-RAMMANG
SULAWESI SELATAN, TAK HENTI MENAWARKAN DESTINASI WISATA YANG ALAMI, UNIK DAN MENARIK. DIANTARA SEDERET DESTINASI YANG TERHAMPAR DI PROPINSI INI, SALAH SATU YANG MENARIK PERHATIAN ADALAH WISATA RAMMANG-RAMANG YANG TERLETAK DI KABUPATEN MAROS SULAWESI SELATAN. TEPATNYA TERLETAK DI DUSUN RAMMANG RAMMANG, DESA SALENRANG, KECAMATAN BONTOA, KABUPATEN MAROS.
R
ammang-rammang menawarkan keelokan gugusan karst. Bukit bukit karst yang berusia ribuan tahun terjajar tak beraturan menyajikan pengalaman yang sulit dilupakan. Bahkan, di antara beberapa bukit karst tersebut, membentuk imajinasi tertentu. Ada yang menyerupai wajah manusia, burung hantu bahkan bidak bidak catur. Eksotik dan alami. Sebagai rekomendasi, pemandangan terdahsyat bisa dinikmati pada pagi atau saat turun hujan. Itu waktu dimana kabut atau sekumpulan awan, turun membalut bukit karst dan memenuhi ruang disekitarnya. Its’ beautiful. Itulah mengapa kawasan ini dinamakan Rammang Ramang yang dalam bahasa Makassar berarti kumpulan awan. Melihat pemandangan ini, saya jadi teringat Negeri di Awan yang dinyanyikan Katon Bagaskara. Entah terinspirasi oleh pesona pemandangan di sini atau tidak, yang pasti lagu itu serasa
52 •
• JULI 2016
menemukan ‘rumahnya’ di sini. Konon, kumpulan awan ini pula yang membedakannya dengan wisata Ha Long Bay, Vietnam maupun Guilin, China. Dua destinasi manca negara yang juga menjual gugusan bukit karst. Eksistensi pegunungan karst di Makassar ini juga mencatatkan rekor mengagumkan karena menjadi satusatunya di Indonesia. Sedangkan di dunia, Rammang Rammang menempati posisi ketiga sebagai Taman Hutan Batu Kapur, setelah Taman Hutan Batu Tsingy di Madagaskar dan Taman Hutan Batu Shilin di Cina. Keren banget ‘kan? Sensasi yang langsung menjalar ketika bisa berdiri tegak di atas pegunungan karst Rammang Rammang tentu saja perasaan puas, tapi juga sekaligus merasa begitu kecil di antara jejeran objek berukuran raksasa. Bagaimana tidak? Dengan luas hampir 43 hektar, view yang ditampilkan di sana benarbenar mengagumkan.
Lokasi Rammang-rammang berada di utara Kota Makassar, sedikit melewati ibukota Kabupaten Maros. Jarak tempuh dari Makassar sekitar 40 km dengan kondisi jalan yang baik. Namun papan petunjuk arah memang masih minimal, sehingga membingungkan pengunjung yang baru pertama kali ke sana. Tapi jangan khawatir, bertanya saja kepada warga sekitar, semua pasti tahu dimana Rammang-rammang berada. Ada dua cara menikmati Rammang rammang. Bisa melalui wisata susur sungai atau jalur darat. Keduanya menawarkan sensasi yang sama-sama menariknya. Larenanya, titik start dan lokasi parkir pun berbeda diantara keduanya. Jika Anda ingin wisata dengan naik perahu untuk menyusuri sungai, lebih baik parkirlah di dekat jembatan arah pabrik semen Bosowa. Arahnya adalah jembatan lengkung di jalan poros Makassar-Parepare,
DESTINASI setelah ibukota Maros, lalu belok kanan ke arah pabrik semen Bosowa. Di sini sering disebut sebagai dermaga 1 Rammang-rammang. Jika anda merasa miliki fisik yang cukup dan haus akan tantangan, jalur darat menjadi pilihan yang pas. Titik berangkat dari dermaga 2. Untuk menuju ke dermaga 2, petunjuk arahnya lebih lengkap, Anda tinggal menuju ke arah wisata Bantimurung, Maros. Jalur yang akan dilalui secara jalan kaki cukup lengkap, mulai dari pematang sawah, karst, bukit kecil, dan berakhir pula di kampung Berua yang asri. Ada baiknya Anda ditemani dengan pemandu, karena akses jalan tertutup dengan semak belukar yang perlu dibuka dahulu. Tapi, jika anda tak cukup punya nyali, susur sungai lebih pas. Pengalaman yang dijanjikan dijalur ini tak kalah dahsyat. Bahkan, pesona yang disajikan, menurut saya, lebih mantap. Tak perlu takut dengan derasnya arus sungai. Air sungainya sangat tenang, tanpa ada riak dan ombak yang berbahaya. Dengan menaiki perahu yang tarifnya Rp150.000-Rp200.000 per perahu, di sepanjang sungai akan disuguhi jajaran karst di kiri kanan sungai serta pohon bakau. Anda pun dapat sewaktu-waktu minta kepada tukang perahu agar berhenti sejenak untuk mengambil gambar, ataupun menepi di perkampungan tepi sungai. Tak perlu persiapan perlengkapan khusus dalam proses susur sungai. Selain karena keamanannya, juga
EKSOTIK : Salah satu gua yang baru ditemukan di kawasan Rammang-Rammang. Untuk menikmati keindahannya para pengunjung harus naik tangga bambu seadanya. karena ditunjang ketrampilan tukang perahu dalam mengendalikan biduknya. Kedalaman sungai maksimal berkisar 2 meter, dengan lebar sungai sekitar 5 meter. Walaupun pada saatnya, perahu harus melewati menara karst yang menjulang tinggi dengan menyisakan celah hanya sekitar 1,5 meter. Kalau dari kejauhan, pahatan alam yang begitu tinggi hingga puluhan meter sangat jelas terlihat. Tidak cukup sampai di situ, decak kagum masih terus bersambung saat mengeksplorasi kawasan pegunungan karst. Di sana ada gua-gua tersembunyi yang masih alami. Stalagtit dan stalagmit yang masih nampak terbentuk utuh menjadi pemandangan menakjubkan. Gua yang terbenam di perut bumi
ini jumlahnya ratusan, yakni sekitar 400an, dimana 89 diantaranya merupakan gua pra-sejarah yang ribuan tahun lalu menjadi tempat tinggal manusia purba. Berbagai fosil yang menjadi bukti bahwa gua-gua di pegunungan karst Rammang Rammang ini pun menjadi peninggalan bersejarah keberadaan manusia purba di Sulawesi Selatan. Cukup? Belum. Wisatawan masih bisa mengeksplorasi tempat wisata alam di sekitar tempat itu, seperti Kampung Berua, Wisata Sungai Pute, Gua Pasaung, Gua Telapak Tangan, Gua Bulu’ Barakka, Telaga Bidadari, serta Taman Hutan Batu Kapur. Konon Kampung Berua ini dulu menjadi tempat bersembunyi pasukan DI/TII Kahar Muzakar. (ram/tim sinergi)
POTONGAN SURGA : Panorama Kampung Berua yang hijau dan damai membuat siapa pun ingin kembali berkunjung. Kampung ini dikelilingi pegunungan karst raksasa yang membuatnya terlindung dari dunia luar.
JULI 2016 •
•
53
DESTINASI
Air Terjun
Wae Sai
Pelangi Abadinya Memikat Bidadari
KABUPATEN BARRU DIKENAL SEBAGAI GUDANGNYA OBJEK WISATA DI SULAWESI SELATAN. RAGAM TEMPAT PELESIR TERSEBUT MEMBENTANG DARI TEPIAN LAUT, TENGAH HUTAN, HINGGA PEGUNUNGAN. SALAH SATU YANG PALING KONDANG ADALAH AIR TERJUN WAE SAI.
54 •
• JULI 2016
B
ak legenda Jaka Tarub yang populer di Jawa, air terjun Wae Sai juga menyimpan cerita tentang bidadari. Ya, konon, air terjun yang terletak di Dusun Wae Sai, Desa Libureng, Kecamatan Tanete Riaja, itu menjadi lokasi pemandian para bidadari yang turun dari kahyangan ke bumi. Cukup ‘masuk akal’, karena Wae Sai berada di pelosok desa yang jauh dari keramaian, bahkan bisa dibilang jarang dijamah manusia. Para pelancong yang ingin menikmati keindahan air terjun yang kerap dihinggapi pelangi ini dituntut bekerja keras. Pasalnya, rute yang ditempuh lumayan sulit namun sangat mengasyikkan dan begitu indah. Dimulai dari arah Kota Makassar, kita harus berbelok ke arah timur Kabupaten Barru, tepatnya jalur Barru-Soppeng dengan jarak sekira 40 km dari ibu kota kabupaten.
Tapi jangan khawatir capek. Sebab, sepanjang perjalanan tersaji panorama alam yang sangat cantik, berupa persawahan yang asri, sungai-sungai nan bening, serta deretan pegunungan raksasa yang membentang dari Kabupaten Soppeng. Setelah memasuki Desa Libureng, rute tersisa harus ditempuh dengan jalan kaki selama kurang lebih 45 menit. Namun harap berhati-hati saat menapaki jalan setapak. Pasalnya kita akan melewati area hutan bambu serta persawahan warga. Inilah salah satu daya tarik wisata air terjun Wae Sai. Ibaratnya, ‘bersakit-sakit dahulu, temukan keindahan kemudian.’ Setelah mencapai spot, mata kita akan dibuat takjub oleh salah satu keindahan alam Indonesia. Bukan cuma air terjun setinggi 25 meter yang membuat siapa saja terpana, tapi keasrian alam sekitar serta sejuknya udara saat menapaki
DESTINASI hutan bambu bakal membuat hati tenteram. Hal yang paling ‘menjual’ dan jarang ditemui di tempat wisata lain pada air terjun Wae Sai adalah penampakan pelangi di atas air. Jika cuaca cerah, sepanjang hari kita akan melihat bias cahaya tujuh warna yang sungguh elok. Bias bianglala itu menyatu dengan percikan air di udara. Selain itu, di lokasi ini juga terdapat situs sejarah berupa artefak peralatan batu warisan dari nenek moyang. Di sekitar lokasi ini menunjukkan bahwa pernah ada kehidupan prasejarah berdasarkan bukti-bukti arkeologis berupa peralatan pada zaman Mesolitikum. Salah seorang pengunjung, Rusli Jafar mengaku sangat terkesan dengan keindahan pemandangan air terjun Wae Sai. Baru kali pertama dia melihat ada air terjun yang selalu dihiasi pelangi. “Saya baru kali ini melihat pelangi di air yang begitu lama. Pelanginya seakan tidak ada habisnya. Selain itu kondisi alam di sini sangat asri. Pokoknya air terjun ini patut menjadi andalan wisata daerah,” katanya. Memang, ‘pelangi abadi’ itulah
yang membedakan Wae Sai dengan air terjun yang lain. Sepanjang siang bianglala akan terus muncul, seiring sinar matahari yang menerpa bumi. Bila di tengah hari, pelangi terbentuk tepat di bagian dasar air terjun. Hingga lama kelamaan, pelanginya pun bergerak naik ikut menyesuaikan arah sinar matahari. Selain itu, debit air terjun Wae Sai tidak pernah kering meskipun musim kemarau memanjang. Karena itulah airnya dimanfaatkan oleh pemerintah setempat sebagai bahan baku PDAM. Wae Sai terbilang objek wisata baru di Sulawesi Selatan. Kendati lokasinya tersembunyi, air terjun eksotik ini selalu ramai di hari-hari libur nasional, terutama saat Idul Fitri dan Idul Adha. “Tempat ini benar-benar seperti surga. Tidak ada gedung-gedung tinggi atau raung kenalpot kendaraan bermotor yang bikin telinga sakit. Yang ada hanya gunung dan pepohonan hijau yang menjulan tinggi, melengkapi cerahnya pemandangan langit,” tambah Rusli. Di samping Wae Sai, ada dua air terjun lagi di Barru yang tak kalah memesona, yaitu air terjun To Maggellie di Kecamatan Balusu serta air terjun Gattareng di Kecamatan Pujananting. (ST/humas )
TIPS MENGUNJUNGI WAE SAI
Sebaiknya berkunjung setelah musim hujan, yaitu sekitar Maret hingga Mei. Musim hujan membuat pelangi tidak muncul.
Gunakan kendaraan roda dua karena lebar jalan menuju lokasi lumayan kecil.
Sebaiknya membawa bekal makanan, karena lokasi wisata ini tergolong sepi.
Warga setempat, sebagian besar petani, tidak ada yang berjualan makanan jadi maupun makanan ringan. Demi menjaga keindahan Wae Sai, jangan membuang sampah sembarangan. Atau, tidak ada salahnya sampah kita bawa kembali untuk dibuang ke tempat semestinya.
JULI 2016 •
•
55
RANAH
Manjalang Mintuo Arak-arakan kaum ibu pada kegiatan manjalang mintuo.
Tradisi BERSILATURAHMI TIDAK HANYA DIAJARKAN DALAM AGAMA. DALAM ADAT DAN BUDAYA MINANGKABAU, SUKU DI PROVINSI SUMATERA BARAT (SUMBAR), TERNYATA BANYAK HAL TENTANG SILATURAHMI DIAPLIKASIKAN DALAM KEHIDUPAN SEHARI-HARI. MISALNYA MANJALANG MINTUO (MENGUNJUNGI MERTUA) BEBERAPA HARI SEBELUM BULAN SUCI RAMADAN, YANG HARUS DILAKUKAN PASANGAN SUAMI-ISTRI BARU MENIKAH.
Sambut Ramadan di Rumah Mertua T radisi manjalang mintuo dilakukan seorang menantu ke rumah mertuanya untuk mengenal lebih dekat keluarga suaminya. Manjalang mintuo dilaksanakan sore hari, di mana sang istri mengenakan baju kurung sementara suami memakai celana dasar dipadukan kemeja berlengengan pendek/panjang. Pakaian itu tidak sekadar untuk memperindah tampilan, tetapi sebagai bentuk kesopanan menantu kepada mintuo dan sanak saudara suaminya. Kenapa istri yang dituntut banyak bersilaturahmi dengan keluarga suami?
56 •
• JULI 2016
Hal ini dikarenakan masyarakat Minangkabau menganut sistem kekerabatan matrilineal, yakni kekerabatan yang menarik garis keturunan dari ibu. Jadi suku seseorang di Minangkabau mengikuti suku ibunya. Seorang perempuan memiliki kedudukan istimewa di dalam kaum. Orang sesuku tidak boleh menikah. Sehingga dengan ini, apabila sudah menikah, maka pria lah yang harus pergi ke rumah perempuan, dan menjadi warga atau masyarakat di mana istrinya berdomisili. Budayawan Sumatera Barat, Musra Dahrizal Katik Rajo Mangkuto menjelaskan, manjalang mintuo pada intinya
RANAH adalah silaturahmi antara anak, menantu, sanak saudara, dan terutama kepada mintuo (kedua orang tua dari suami)
“Jika pasangan suami istri tidak bisa menyajikan ketiga jenis makanan itu, maka salah satunya harus ada. Namun juga tidak dilarang, jika ada yang ingin menambahkan makanan dan kue lainnya dalam rantang, asalkan yang wajib tidak dihilangkan,” tegasnya.
Mak Katik, sapaan Musa, mengatakan pada masyarakat Minangkabau, hal-hal yang diajarkan dalam Islam didukung dengan adat. Begitu juga tradisi manjalang mintuo, setiap umat muslim diminta saling bermaafan sebelum menjalani ibadah puasa. “Manjalang mintuo itu sebenarnya tidak hanya dilakukan pada menjelang ramadan, tetapi juga dilakukan setiap menyambut dan melaksanakan hari-hari besar Islam, seperti Idul Adha,” tambahnya. Dalam manjalang mintuo, pasangan yang baru menikah tidak pergi ke rumah mertua dengan tangan kosong, tetapi selalu membawa sajian makanan khas Minangkabau. Makanan yang dimasukkan dalam rantang itu punya makna dan filosofi tertentu dalam adat Minangkabau. Mak Katik menyebutkan, kue yang wajib dibawa yakni lemang, onde-onde khas minang, dan seikat pisang buai. Isi onde-onde khas Minang berupa luwo (kelapa tua yang diparut dicampur gula merah), melambangkan adat Minangkabau yang disebut Adat Basandi Sarak (ABS). Sedangkan kulitnya yang terbuat dari tepung berwarna hijau merupakan agama. Artinya, adat istiadat yang lahir di tanah Minang erat kaitannya dengan ajaran-ajaran Islam. Begitu juga dengan lemang dan pisang buai.
Kewajiban manjalang mintuo berlaku sampai pasangan suami-istri mempunyai tiga anak. Namun, walau telah melewati masa wajib, disarankan agar tidak memutuskan kunjungan atau silaturahmi dari anak dan menantu ke mintuo-nya. Anak-anak harus disertakan setiap manjalang mintuo, dengan harapan silaturahmi tetap terjalin antara anak dengan kakek dan neneknya.
Pesan penting dari tradisi ini adalah bahwa silaturahmi harus dijaga sampai kapan pun.
Suasana berkumpul bersama akan membuat hubungan keluarga terus meluas, karena anak dan cucu menjadi saling kenal, mamak dan kemanakan juga bisa duduk bersama. Kesempatan itu bisa dijadikan ajang mendidik anak-anak dan kemanakan. Semuanya berawal dari silaturahmi yang lahir dari sebuah tradisi “Pesan penting dari tradisi ini adalah bahwa silaturahmi harus dijaga sampai kapan pun. Di samping merupakan ajaran agama dan adat, banyak hal positif yang bisa kita petik dari hubungan kekeluargaan yang tetap terjalin erat,” pungkas Mak Katik. (SP/muhammad noli hendra)
Makanan khas Minang, lemang yang dibawa pada kegiatan manjalang mintuo.
Para ibu menjunjung makanan.
JULI 2016 •
•
57
RANAH
Kuda Goyang SAYYANG Pemungkas PATUDDU Khataman SAYYANG PATTUDU ADALAH PESTANYA ANAK-ANAK SUKU MANDAR, SULAWESI BARAT, YANG BARU SAJA MENGKHATAMKAN BACAAN ALQURAN. PERAYAAN INI DIADAKAN SETAHUN SEKALI, BERTEPATAN DENGAN BULAN MAULID/RABIULAWAL (KALENDER HIJRIYAH). DI SINI KUDA-KUDA AKAN TERUS MENARI MENGIKUTI BUNYI REBANA.
S
uku Mandar tersebar di seluruh pulau Sulawesi, yaitu Sulawesi Barat, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tengah, Sulawesi Utara, dan Sulawesi Tenggara. Selain itu, ada pula yang tinggal di Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur, Jawa, Sumatera, bahkan sampai ke Malaysia. Di Sulawesi Barat, warga Mandar senantiasa melestarikan budaya asli mereka, salah satunya Sayyang Patuddu. Namun sekarang, di beberapa daerah pelaksanaanya sudah dikolaborasikan dengan sentuhan-sentuhan modern. Sayyang Pattudu berarti kuda menari. Acara ini sebagai wujud syukur atas keberhasilan anak-anak menamatkan (khatam) Alquran. Bagi masyarakat
58 •
• JULI 2016
Sulbar, Alquran adalah sesuatu yang sangat istimewa. Sayyang Patuddu diadakan sekali dalam setahun, bertepatan dengan bulan Maulid /Rabiulawal (kalender Hijriyah). Pesta tersebut menampilkan atraksi kuda menari sembari ditunggangi anak-anak yang baru saja khatam Alquran. Agar lebih menarik, kuda-kuda tersebut diberi aneka hiasan warna-warni. Bagi masyarakat Mandar, khatam Alquran dan upacara adat Sayyang Pattudu memiliki pertalian yang sangat erat. Itu alasannya budaya ini tetap mereka lestarikan. Bahkan, masyarakat suku Mandar yang berdiam di luar Sulbar akan kembali ke kampung halamannya demi mengikuti acara tersebut. Penyelenggaraan acara ini sudah
berlangsung lama, tapi tidak ada yang tahu pasti kapan kali pertama digelar. “Jejak sejarah yang menunjukkan awal pelaksanaan kegiatan ini belum terdeteksi oleh para tokoh masyarakat dan para sejarawan,” urai ustaz Muhammad Yusuf Khan, tokoh masyarakat Mandar. Sayyang Patuddu ditandai dengan arak-arakan kuda mengelilingi desa yang dikendarai oleh anak-anak yang baru saja mengkhatamkan Alquran. Setiap anak mengendarai kuda yang sudah dihias dengan sedemikian rupa. Kuda-kuda tersebut juga terlatih untuk mengikuti irama pesta dan mampu berjalan sembari menari mengikuti iringan musik tabuhan
RANAH rebana, dan untaian pantun khas Mandar (kalinda’da’) yang mengiringi arak-arakan tersebut. Ketika duduk di atas kuda, para peserta yang ikut pesta Sayyang Pattudu harus mengikuti tata atur baku yang berlaku secara turun temurun. Dalam Sayyang Pattudu, para peserta duduk dengan satu kaki ditekuk ke belakang, lutut menghadap ke depan, sementara satu kaki yang lainnya terlipat dengan lutut dihadapkan ke atas dan telapak kaki berpijak pada punggung kuda. Dengan posisi seperti itu, mereka harus didampingi agar keseimbangannya terjaga ketika kuda yang ditunggangi menari. Peserta Sayyang Pattudu akan mengikuti irama liukan kuda yang menari dengan mengangkat setengah badannya ke atas sembari menggoyang-goyangkan kaki dan menggeleng-gelengkan kepala, agar tercipta gerakan yang menawan dan harmonis. Ketika acara sedang berjalan dengan meriah, tuan rumah dan kaum perempuan sibuk menyiapkan aneka hidangan dan kue-kue yang akan dibagikan kepada para tamu. Ruang tamu dipenuhi aneka hidangan yang tersaji di atas baki, siap memanjakan selera para tamu yang datang. Rangkaian acara tahunan ini diikuti biasanya diikuti 50 peserta. Mereka terhimpun dari beberapa kampung di desa setempat, tapi ada pula yang da-
tang dari desa atau kampung sebelah. Bahkan ada yang datang dari luar kabupaten, maupun luar provinsi Sulbar. Sayyang Pattudu biasanya diadakan di Desa Karama, Kecamatan Tinambung, Kabupaten Polewali Mandar, Sulbar. DAYA MAGIS RAWANAWU Sayyang Pattudu atau juga disebut Kuda Pattudu adalah kesenian asli masyarakat Mandar. Muhammad Yusuf Khan, salah seorang ulama asal Kecamatan Matakali, Polewali Mandar, mengatakan pada acara ini akan ada dua penunggang yang semuanya perempuan. Hanya saja, perempuan yang duduk di depan berusia dewasa sementara yang di belakangnya seorang gadis belia. Saat menaiki kuda, kedua penunggang ini tidak akan langsung duduk. Terlebih dulu mereka akan berdoa untuk beberapa saat. Selain itu kedua penunggang kuda harus mengenakan pakaian tradisional setempat. Ketika kedua penunggang itu bersiap, maka tabuh rebana pun segera dikumandangkan. “Hanya suara rebana yang bisa menggerakkan kuda-kuda itu agar bergoyang. Suara yang lain tidak akan bisa,” terang Yusuf. Sulit dijelaskan kenapa bisa terjadi demikan, tapi begitulah kenyataanya. Memang, rebana yang mengiringi sang kuda untuk menari ini bukan sembarang rebana. Rebana yang seakan-akan mempunyai daya magis
ini disebut rebana Rawanawu. “Ini adalah rebana khas orang Mandar,” lanjutnya. Jenis alat musik ini mulai ada di wilayah Mandar sekitar abad ke-17. Oleh para pembawanya, agama Islam disiarkan dengan alat musik ini. Dalam perkembangannya Rawanawu tidak hanya terdiri atas rebana, melainkan ada calong, tamborin, dan gero-gero. Untuk bisa mahir menari dan tunduk pada alunan suara rebana, kuda yang menjadi pengisi acara Sayyang Patuddu tidak dicomot sembarangan. Kuda itu merupakan kuda pilihan (khusus) yang telah dilatih sejak muda. Pergelaran budaya adat Mandar ini masih jarang kita jumpai di luar wilayah Sulbar dan Sulsel, dikarenakan kuda khusus tersebut hanya ada di Mandar. Kuda-kuda itu harus disewa serta didatangkan khusus apabila tampil di luar kampung halaman suku Mandar. Menurut masyarakat suku Mandar, budaya adat ini digelar sebagai pesta penghargaan kepada warga atau keluarganya yang telah berhasil merampungkan kegiatan membaca Alquran sebanyak 30 juz. Selain itu juga dimaknai sebagai ungkapan kecintaan suku Mandar terhadap budaya lelulur yang kental nuansa Islamnya. Sayyang Patuddu biasanya menyita perhatian dan ditonton ribuan masyarakat, baik dari komunitas suku Mandar ataupun suku lainnya yang berdiam di sekitar wilayah tersebut. (ST/humas)
Peserta Sayyang Pattudu akan mengikuti irama liukan kuda yang menari dengan mengangkat setengah badannya ke atas sembari menggoyang-goyangkan kaki dan menggelenggelengkan kepala, agar tercipta gerakan yang menawan dan harmonis.
JULI 2016 •
•
59
MITRA
IKHWAN ALI
MAKMUR BERSAMA PERALATAN DAPUR KEGAGALAN ADALAH SUKSES YANG TERTUNDA. PEPATAH KLASIK INI DIYAKINI BETUL OLEH IKHWAN ALI. BOS UD DWI SUMBER SEJATI INI SEMPAT MENGALAMI JATUH BANGUN, SEBELUM AKHIRNYA SUKSES SEPERTI SEKARANG. ALAT PARUT KELAPA DAN PENCABUT BULU AYAM MENGUBAH JALAN HIDUPNYA.
60 •
• JULI 2016
“
Jujur saja, kalau melihat kondisi masa lalu, sulit percaya bila saya bisa sampai (sukses) seperti ini,” ujar Ikhwan Ali saat ditemui di workshop-nya di Desa Pelemwatu, Kecamatan Menganti, Kabupaten Gresik. Kecukupan materi, sesuatu yang sama sekali tak terbayang di benak anak ketiga dari lima bersaudara ini, kini telah direngkuh. Semua berkat usaha pembuatan alat parut kelapa yang dirintisnya dari bawah. Usaha rumahan ini menghasilkan omzet Rp 75 juta hingga Rp 100 juta setiap bulan. “Alhamdulillah. Allah SWT maha pemurah, senantiasa mendengar dan mengabulkan doa hambanya,” ungkapnya. Ikhwan memulai usaha pembuatan alat parut kelapa tahun 1996. Ada sedikit unsur keterpaksaan, karena saat itu dia baru di-PHK dari sebuah pabrik roti di kawasan Dinoyo, Surabaya. Sempat limbung, Ikhwan pun bergabung dengan usaha peralatan dapur di kawasan Darmo Permai, Surabaya.
“Setelah delapan bulan di sana, saya kemudian keluar dan memutuskan mandiri,” kisahnya. Kendati cukup ahli membuat roti, dia mengesampingkan hal itu. Alasannya sederhana, lifetime roti cukup pendek sehingga pemasarannya harus cepat. Paling lama tiga hari, jika tak laku sudah berjamur. “Beda dengan besi. Sampai tiga tahun sekalipun tetap besi namanya. Tak akan berubah bentuk,” katanya menyodorkan alasan. Awalnya Ikhwan menjalankan usaha pembuatan alat parut kelapa ini bertiga dengan temannya, dengan empat karyawan. Perbedaan visi membuat kongsi ini pecah, dan Ikhwan jalan sendiri sampai sekarang. Kelincahan membangun jaringan dan kesediaan memenuhi keinginan konsumen membuat usahanya berkembang pesat. Diversifikasi produk pun dilakukan. Tak hanya parut kelapa, usaha rumahan ini juga
MITRA melayani pembuatan alat pencabut bulu ayam. Selain dijual di kawasan Kembang Jepun Surabaya, produkproduk ini juga dilempar ke Sulawesi dan Kalimantan. Ketepatan waktu penyelesaian dan kualitas yang terjaga menjadi salah satu keunggulan alat buatan Ikhwan. Tak ayal, ketika Indonesia diterpa krisis moneter, usaha Ikhwan sama sekali tak terganggu. Malah, berkat kejelian melihat peluang, bapak dua anak ini melahirkan produk baru berupa mesin penyedot air. Mesin ini biasa dipakai para penambang emas tradisional di Sulawesi dan Kalimantan. Ikhwan membuat mesin baru ini karena permintaan alat parut kelapa dan pencabut bulu ayam menurun. “Saya beli mesinnya di Solo, terus kita assembly dan lempar ke pasar. Laris manis kayak kacang goreng. Sebab harganya lebih murah dibanding produk impor yang saat itu terkena im-
bas kenaikan dolar,” kisahnya. Usahanya makin berkembang saat Ikhwan bergabung sebagai mitra binaan Semen Indonesia pada 2005. Dia mendapat pendampingan dalam pengelolaan keuangan usaha maupun kesempatan membangun relasi lewat berbagai pertemuan dan pameran. “Saya menjadi makin percaya diri dan termotivasi mengelola usaha ini,” akunya. Setelah lima tahun dibina SMI, Ikhwan merasa sudah cukup. Dia tak mau egois dan memberi kesempatan pada UKM-UKM lain untuk bergabung menjadi mitra binaan. “Gantian. Apalagi, usaha juga semakin maju dan kuat. Kasihan yang lain kalau saya terus di sana,” papar usahawan protolan kelas satu STM ini. Ikhwan tak pelit berbagi jurus sukses. Dia selalu mendukung karyawannya yang ingin merintis usaha sendiri. Alhasil, di Dusun Pelemwatu, usaha peralatan dapur ini menjamur. Dari sekitar 2.000 kepala keluarga yang
tinggal di sana, lebih dari 70 persennya menggeluti usaha ini. Toh, Ikhwan tak khawatir pasarnya bakal tergerus. Malah, usahanya makin membesar. Kuncinya? “Harus jeli membaca peluang dan membuat variasi produk. Contohnya, ketika yang lain masih asyik membuat alat parut kelapa dan pencabut bulu ayam, saya sudah bikin mesin penyedot air,” kata dia. Saat ini, Ikhwan dibantu 80 karyawannya juga memproduksi mesin molen, mesin perontok padi dan jagung, as ketinting untuk baling-baling perahu, dan lainnya. “Yang terbaru mesin molen dan as ketin-ting. Ini juga memenuhi permintaan temanteman di lapangan. Untuk as ketinting kita kirim ke Luwu Sulawesi dan Raja Ampat Papua. Saya dengar Semen Indonesia punya pabrik juga di Vietnam. Kalau ada kesempatan, produk saya juga bisa masuk. Di sana kan juga banyak sungai dan perahu,” harapnya. (ram/bwo)
UD DWI SUMBER SEJATI Owner : Ikhwan Ali Alamat : Dsn Pelemwatu RT 05 RW 03 Pelemwatu, Menganti, Gresik, Jawa Timur Kontak : 081235138779
JULI 2016 •
•
61
MITRA
Pemilik Warung Rumahan Itu Berinvestasi
Emas
S
iang itu udara sedang panas-panasnya. Seorang perempuan lewat paro baya bertanya kepada seorang lelaki berbadan tegap di seberang jendela yang dipasangi rang besi. “Mau beli apa ki? Kopi, gula, sirup, atau rokok?” tanyanya. Lelaki berkumis tipis itu menyahut, ”Iye. Tabe gula ta sekilo dan kopi Torabika dua bungkus. Berapa ki semua?” Sambil melayani pembeli di ga’dega’de (kios) atau warung campuran, Macca, nama perempuan tersebut, merapikan barang dagangannya. Ada minyak goreng, sampo sachet, sabun cuci, dan banyak lagi. Rupanya Macca baru saja pulang belanja mingguan dari Pasar Pangkajene, Pangkep, untuk mengisi warung campurannya itu. Sekali belanja, janda ditinggal mati suami itu bisa menghabiskan uang sebagai modal sebanyak Rp 600 ribu hingga Rp1 juta. “Kalau sampai Rp1 juta, itu sudah banyak sekali. Itupun kalau sudah banyak yang habis isi warung,” ujar perempuan kelahiran Borong Untia, 2 Agustus 1958 ini. Sesekali ia tinggalkan warung
62 •
• JULI 2016
berukuran 2x3 meter persegi yang berada di kolong rumah kayu itu ke dapur atau ke sumur samping rumah. Di rumah kayu berukuran 5 x 12 m persegi peninggalan suaminya itu, Macca tinggal bertiga dengan seorang cucu dan anak perempuannya. Sedangkan tiga anaknya yang lain sudah berumah tangga dan tinggal di desa lain. Bagi Macca, warung campuran di RT 001, RW 007, Dusun Borong Untia, Desa Biring Ere, Kecamatan Bungoro itu, sudah menjadi sumber penghasilan utama kehidupannya. Terlebih sejak suaminya meninggal enam tahun lalu. “Warung inilah sumber penghidupan kami. Dan saya bersyukur, dari warung yang begini ini, kami bertiga bisa hidup,” ujarnya. Tampak seorang anak lelaki berusia 8 tahun bermain-main di bagian belakang warung. Anak itu adalah cucu ketiganya yang dititipkan anaknya untuk dirawat dan dibiayai untuk bersekolah di sekolah dasar (SD). Saat ditanya tentang usahanya, Macca, hanya tersenyum. Namun ia kemudian menceritakan kios yang disebutnya kecil-kecilan itu. Saat suaminya meninggal, perempuan kelahiran Borong Untia,
MITRA
Desa Biring Ere itu melanjutkan warung yang sudah ada sejak belasan tahun lalu itu. Hanya saja, saat itu masih susah berkembang. Sampai kemudian sekitar tahun 2010, ia mendengar kabar dari tetangga-tetangganya kalau ada program bantuan modal dari program kemitraan Corporate Social Responsibility (CSR) Tonasa Bersaudara. Macca, pun mencari informasi tentang caracara bisa mendapatkan pinjaman. Saat itu ada Program Kemitraan PT Semen Tonasa (PTST) berbunga lunak sebesar 6 persen per tahun. “Pinjaman terendah yang berani saya ambil ketika itu Rp3 juta,” cetusnya. Namanya kemudian masuk dalam daftar pemilik ga’de-ga’de di area Ring I yang layak mendapatkan bantuan modal. Warungnya yang semula hanya menjual dagangan ala kadarnya, mulai lebih meriah dengan beraneka ragam barang. Soal penghasilan, perempuan 57 tahun ini mengaku bisa mendapat keuntungan Rp350 ribu sampai Rp400 ribu seminggu. “Sebulan bisa dapat keuntungan sampai Rp1,5 jutaan lebih,” katanya penuh semangat. Dengan penghasilan tersebut, sudah cukup untuk makan sehari-hari bagi dua orang yang ditanggungnya. Dan
jika ada lebihnya, Macca mengaku, menyimpannya dan dibelikan perhiasan emas. “Ada sedikit tabungan dengan membeli emas. Ini berkat bantuan usaha kerja mandiri Tonasa dari warung campuran ini,” ujarnya sambil memperlihatkan gelang emas di lengan tangan kirinya. SEKOLAHKAN TIGA ANAK Perubahan perekonomian ke arah yang lebih baik , juga dirasakan ibu rumah tangga lain bernama Saribunga. Perempuan kelahiran Jeneponto, 20 November 1972 ini mengakui pinjaman modal dari program kemitraan Semen Tonasa membuat usahanya semakin besar. Ibu tiga anak ini mampu menyekolahkan semua anaknya. Anak pertamanya Zul Hidayat tengah menempuh pendidikan di Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri Bungoro, lalu anak kedua Adnan Dwi Susanto duduk di bangku SD kelas enam, terakhir Aditya Tri Ramadhan juga masih SD kelas dua. Saribunga berkisah, sebelum mendapat bantuan pinjaman modal, usahanya masih kecil. Keluarganya hanya mengandalkan penghasilan dari suami, warga asli Biring Ere, yang bekerja serabutan. Padahal ada tiga anak yang harus dihidupi dan disekolahkan.
“Setelah diberi pinjaman lunak sebagai modal, barang di kios semakin banyak dan terasa taraf hidup kami sekeluarga lebih baik dari sebelumnya. Kebutuhan anak-anak di sekolahnya juga terpenuhi. Alhamdulillah,” urainya. Keberadaan program kemitraan usaha kecil menengah (UKM) tersebut, menurut Kepala Bagian Humas PT Semen Tonasa, Harun Diming, sebagai wujud kepedulian dan tanggung jawab perusahaan kepada masyarakat di sekitar area tambang. “Program kemitraan UKM merupakan salah satu kontribusi PT Semen Tonasa untuk meningkatkan taraf hidup warga di sekitar pabrik. Sesuai amanah undang-undang program ini akan terus kita jaga,” terang Harun. Dari data yang dirilis Kepala Departemen CSR dan Umum PT Semen Tonasa, Ferry Djufri, terakhir dilakukan penyaluran bantuan tahap ketiga per Agustus 2015. Adapun bantuan dana sebesar Rp7,284 miliar sudah diberikan kepada 584 unit UKM. “Bantuan tersebut, tak hanya untuk pengembangan usaha kecil dan menengah di wilayah ring I, namun hingga ring III, berpeluang mendapatkannya,” kata Ferry. (SP/ humas)
“Program kemitraan UKM merupakan salah satu kontribusi PT Semen Tonasa untuk meningkatkan taraf hidup warga di sekitar pabrik. Sesuai amanah undang-undang program ini akan terus kita jaga.” Harun Diming • Kepala Bagian Humas PT Semen Tonasa
JULI 2016 •
•
63
MITRA
Penanaman padi di Gurun Kudu, yang menggunaka pupuk organik P20 bantuan dari Semen Padang.
H
Syaiful, petani dari Kelompok Tani Gurun Kudu, Kelurahan Koto Lalang, Kota Padang, sukses menggunakan pupuk organik P2O untuk tanaman padinya. Kesuksesan penggunaan pupuk organik itu dibuktikan dengan hasil panennya yang mengalami peningkatan, waktu panen yang lebih cepat, dan kualitas padi lebih baik. “Alhamdulillah, setelah memakai pupuk organik saya bisa memanen padi lebih cepat, yakni dari biasanya 110 hari menjadi tiga bulan (90 hari). Hasilnya juga ada peningkatan,” kata Syaiful di sela-sela panen sawahnya di Guru Kudu, Jumat (1/4). Panen di areal seluas kurang dari 1 hektare itu dilakukan sejak Kamis (31/3). Setelah memakai pupuk organik, diakui Syaiful, ada sedikit peningkatan hasil panennya, dari 4,1 ton menjadi 4,5 ton. “Memang peningkatannya belum terlihat signifikan, namun hasilnya bisa dirasakan pada panen-panen selanjutnya karena pupuk organik akan menyuburkan tanah kembali,” sambungnya meyakinkan diri.
64 •
• JULI 2016
Penggunaan pupuk organik dapat meningkatkan kandungan unsur hara yang dibutuhkan tanaman, meningkatkan produktivitas tanaman, merangsang pertumbuhan akar, batang daun, serta menggemburkan dan menyuburkan tanah. “Areal sawah saya dijadikan sebagai percobaan dalam penggunaan pupuk organik P20 ini, bekerjasama dengan Biro CSR Semen Padang,” kata Syaiful. Ia mengaku berani melakukan uji coba karena meyakini hasilnya akan baik. Padahal, petani-petani lain di daerahnya belum ada yang berani menerapkan penggunaan pupuk organik yang merupakan bantuan dari CSR Semen Padang. “Saya belajar pertanian ini bukan hanya di Indonesia, tapi sampai ke Thailand dan India.Di negara-negara seperti itu, sumber daya air sangat kurang. Sementara di negara kita semuanya berlimpah,” kata petani yang juga pemilik toko bahan bangunan di Bandar Buat, Kota Padang itu. Syaiful sebelumnya merasa prihatin melihat kondisi tanah di daerah persawahan di Koto Lalang yang kurang subur.
MITRA Binatang-binatang di sawah seperti belut, ikan puyu, dan lainnya tidak terlihat. Hal itu diindikasikan akibat rusaknya ekosistem di sawah akibat penggunaan pupuk kimia. Karena itu, ketika ada program Biro CSR Semen Padang untuk menggunakan pupuk organik, Syaiful menyambut baik program tersebut. “Kami dibantu Semen Padang pupuk organik. Jangankan dibantu gratis, membeli pun sebenarnya kami mau,” cetusnya. Kepala Biro CSR Semen Padang melalui Kepala Bidang Pemberdayaan Dikkessos Lingkungan Hidup Kasmawati mengatakan, penggunaan pupuk organik di Kelurahan Koto Lalang merupakan program unggulan dari Forum Nagari di kelurahan itu yang bekerja sama dengan Biro CSR Semen Padang. “Alhamdulillah, petani mulai merasakan manfaat menggunakan pupuk organik,” kata Kasmawati yang didampingi stafnya, Alfred. (SP/ok)
Jajaran CSR Semen Padang melakukan diskusi dengan para petani organik di Gurun Kudu.
H. Syaiful (paling kiri), didampingi pstaf CSR Semen Padang, memperlihatkan hasil panen padi yang menggunakan pupuk organik, pada 1 April 2016.
JULI 2016 •
•
65
KOMUNITAS
Motor Club Semen Gresik (MCSG) Tuban
20 TAHUN SEBAR VIRUS SAFETY RIDING Kami ini, MCSG dari Tuban Kami ini, kami ini, Motor Club Semen Gresik Siap untuk tertib lalu lintas MCSG siap, MCSG bisa, MCSG pelopor tertib lalu lintas
66 •
• JULI 2016
K
alimat itu bukan sekadar yel yel untuk gagah-gagahan, tapi semacam sumpah setia anggota MCSG agar selalu patuh pada visi dan misi organisasi. Semacam ‘pagar diri’ biar tidak ugal-ugalan di jalan serta menyadari posisinya sebagai teladan bagi pengendara yang lain. MCSG adalah sarana berolahraga dan mempererat kekeluargaan antarsesama pecinta sepeda motor di lingkungan pabrik Semen Gresik di Tuban. Berdiri sejak 10 November 1996, klub yang dikomandani Sukamto ini punya misi membina sopan santu lalu lintas di jalan, plus mensosialisasikan peraturan berlalu lintas (safety riding). “Kita mewadahi temanteman yang hobi naik motor, sekaligus menyeimbangkan aktivitas mereka yang padat di pabrik dengan kegiatan yang bersifat refreshing,” terang Sukamto. Tak bisa dimungkiri, kelahiran klub yang bermarkas di Graha Sandiya, Bogorejo, Tuban, ini tak lepas dari masih tingginya angka lakalantas di sekitar pabrik Tuban. Persisnya ketika pabrik Tuban 1 mulai beroperasi tahun 1994. Demi melindungi karyawan, manajemen SG pun menitip pesan agar MSCG membina mereka supaya lebih tertib di jalan. “Jarak tempat tinggal karyawan dengan pabrik kan lumayan jauh. Ketika itu mayoritas karyawan masih menggunakan sepeda motor,” tambahnya. Dikatakan Sukamto, klub ini hanya untuk karyawan SG, Semen Indonesia, berikut anak usahanya. Sebelum MCSG Tuban lahir, sejatinya sudah ada MCSG Gresik yang menaungi para karyawan pabrik Gresik. Tapi karena lokasinya berbeda, lantas muncul ide mem-
bentuk wadah sendiri. “Pada awal berdiri anggotanya cuma 20 orang, dan belum terorganisasi dengan baik. Sekarang sudah melonjak jadi 120 orang,” ujar Sukamto. Secara berkala, tiap tahun MCSG menggelar dua kali kegiatan try out dan sekali try in. Ada pula Laskar Takjil setiap bulan ramadan, serta wisata motor untuk memperingati HUT Semen Indonesia di bulan Agustus. Untuk try out, paling jauh para rider MCSG pernah menapaki aspal hingga ke Mataram, NTB. Butuh waktu empat hari untuk menuntaskan jalur Tuban-Mataram PP, termasuk istirahat. “Itu dulu, tahun 2003. Sekarang nggak mungkin jauh-jauh, soalnya kegiatan di pabrik semakin padat. Try out kita sekarang cuma di sekitaran Jawa, cukup dua hari saja,” beber Project Control, Risk Management & QA Officer PM-PPI, Department of Project Services SMI, ini. Tak ada kamus slengekan atau kebut-kebutan di jalan, kecuali di jalur-jalur tertentu yang mewajibkan pengendara melaju dengan kecepatan tinggi. Apalagi peserta tur yang berjumlah puluhan orang itu seluruhnya mengenakan atribut SG dan SMI. Dan, ini yang patut diacungi jempol, dalam setiap tur selalu terselip kegiatan sosial. Antara lain menyerahkan sumbangan untuk rumah yatim-piatu, TPA/TPQ (Taman Pendidikan Alquran), juga pembangunan tempat ibadah dan rumah janda. “Dananya hasil iuran karyawan, kami menyebutnya topi muter. Alhamdulillah, untuk kegiatan sosial tahun kemarin MCSG berhasil menghimpun dana hingga Rp 21 juta,” cetus dia.
KOMUNITAS Menurut Sukamto, acap kali klubnya menggandeng Satlantas Polres Tuban maupun Ditlantas Polda Jatim dalam mengampanyekan safety riding. Akhir 2015 misalnya, ratusan pelajar SMA dan anggota klub motor se-Tuban disatukan dalam kegiatan bertajuk Safety Riding Jelajah Jatim Rayon VI di Graha Sandiya. Ada pula wisata motor, salah satu ikon kegiatan HUT SMI yang dari tahun ke tahun pesertanya terus bertambah. “Yang terakhir kemarin pesertanya tembus 2.000 orang,” sebut pria kelahiran Magetan, 10 Oktober 1975, ini. Bagi MCSG, safety riding ibarat budaya yang sudah mendarah daging. Tak heran bila Sukamto dan kawan-kawan ditunjuk mewakili Polres Tuban dalam lomba Pelopor Keselamatan Berlalu Lintas 2015 yang dipandegani Ditlandas Polda Jatim. Dalam event yang berlangsung di Watukosek, Mojokerto, itu mereka menyabet peringkat V. Dua puluh tahun sudah MCSG eksis, Sukamto dan para pengurus lain seperti Onni Agustya Rahman dan Eko Siswanto (ketua 2 dan 3), sekretaris Sutiknyo, Hendri Pratama dan Yoga Widagdo, bendahara Agus Suwandi serta Bayu Amorogo, berharap klubnya kompak dan guyub. “Kami paham jumlah karyawan yang punya mobil semakin banyak. Tapi kalau kadung cinta, hobi naik motor itu tidak mungkin ditinggalkan,” tegasnya. (lin/znl)
INSIDEN DI LERENG DIENG Banyak kejadian menarik yang dialami anggota Motor Club Semen Gresik (MCSG) Tuban saat touring ke luar daerah. Satu yang paling membekas terjadi di 2006, ketika 50-an karyawan SG menjelajah dataran tinggi Dieng, Kabupaten Wonosobo, Jateng. Ketua MCSG Sukamto berkisah, sebelum naik ke Dieng rombongannya menginap di Wonosobo. “Esok hari perjalanan dilanjutkan. Medanya menanjak, karena itu temanteman ekstra hati-hati. Kira-kira 5 km menjelang lokasi yang kita tuju, dari atas muncul truk yang melaju kencang,” tuturnya. Barangkali karena kaget bertemu pemotor dalam jumlah besar, sopir truk ngerem mendadak. Akibatnya fatal, kendaraan besar itu tak terkendali dan berputar hingga tiga kali. Bak truk itu nyaris menyabet beberapa anggota MCSG, sebelum akhirnya menutupi selokan di pinggir jalan. “Teman-teman selamat karena segera minggir dan jatuh ke dalam selokan tadi,” beber Sukamto. Bak simulasi lakalantas, tanpa dikomando anggota MCSG bertindak sigap. Yang di depan mengamankan jalan di depan, yang di belakang juga begitu. Sedangkan yang tengah sibuk mengevakuasi para korban, pun langsung mengontak pihak kepolisian. Sebagai bentuk empati kepada anggota yang kena musibah, rencana naik ke Dieng itu pun dibatalkan. Cerita masih berlanjut ketika pagi berikutnya rombongan turun menuju Jogjakarta. Tak di nyana, tepat pada 27 Mei 2006,
Jojga diguncang gempat hebat yang mengakibatkan sejumlah bangunan bersejarah rusak, serta 5.800 nyawa melayang. “Mungkin kita rombongan pertama yang masuk Jogja. Spontanitas teman-teman urunan dan langsung kita salurkan ke salah satu LSM setempat. Dua momen itu melekat betul di ingatan teman-teman,” kenang dia. Biasanya, ungkap Sukamto, klubnya baru turun ke lapangan setelah ada kejadian. Sebut saja saat banjir di Widang, Rengel atau Soko, yang semuanya masuk wilayah Tuban. Menyinggung ultah ke-20 MCSG yang jatuh November nanti, Sukamto mengaku sudah menyimpan skenario acara. Pihaknya ingin mengumpulkan para senior dan pendiri klub yang ratarata sudah pensiun, bahkan ada yang belum ketahuan kini tinggal di mana. Reuni itu diharapkan menjadi cermin besar keakraban para anggota yang sulit luntur. “Selain bentuk penghargaan kepada para senior, acara itu juga bisa membuka wawasan anggota baru bahwa beginilah suasana kekeluargaan di klub. Mungkin acaranya nanti semacam gathering, atau touring di sekitaran Tuban saja,” tukas karyawan yang suka menunggang Honda CB 150R di jalanan ini. “Bagi karyawan baru silakan kalau mau gabung MCSG. Tidak ada ketentuan jenis motor, baik merek maupun tahunnya. Yang penting karyawan Semen Gresik dan patuh pada aturan organisasi,” pungkasnya. (lin/znl)
JULI 2016 •
•
67
KOMUNITAS
Passapedana Kayuh Sepeda untuk Tonasa Menambah Saudara
B
68 •
• JULI 2016
agi Zainuddin, bersepeda bukan olahraga biasa. Tak hanya sehat, bersepeda membuat jaringan pertemanannya semakin luas. Tak heran bila pria yang sehari-hari sebagai supervisior BTG (Boiler Turbin Generator) Semen Tonasa ini sangat bersemangat saat ditanya tentang aktivitasnya di atas sepeda.
Bersama beberapa rekan sesama karyawan, Zanu mengikuti event tersebut. Pengalaman pertama itu membuatnya keranjingan. Zanu makin sering mengikuti kegiatan bersepeda, baik di lingkungan Semen Tonasa maupun yang diadakan pihak luar. Kayuhan pedalnya bukan cuma di wilayah Sulawesi,tapi sudah sampai ke beberapa daerah lain.
Zanu, demikian panggilan akrabnya, mengaku mengenal sepeda saat masih usia sekolah dasar. Namun kecintaannya padal sepeda justru tumbuh ketika ia sudah dewasa, tepatnya pada perayaan HUT PT Semen Tonasa beberapa tahun lalu. Ketika itu Tonasa mengadakan event olahraga sepeda.
Lantaran sering mengikuti event bersama-sama, akhirnya Zanu dan kawankawan mendirikan komunitas Passapedana Tonasa, yang berarti pecinta sepeda dari Tonasa. Saat ini anggotanya mencapai 80 orang, tapi yang betul-betul aktif sebanyak 20 orang. “Tapi kalau hari libur atau sedang cuti, kami bisa kumpul semua,” ujarnya.
-
KOMUNITAS
Zanu sendiri, dengan membawa nama Passapedana Tonasa, sudah berkeliling Indonesia guna memenuhi undangan nggowes bareng. Temannya juga bertambah, mulai orang biasa hingga pejabat tinggi. Zanu menganggapnya sebagai berkah, sebab silaturahmi membuatnya selalu bersemangat dan muda terus. “Waktu selesai acara sepeda
Kompas, tur sulawesi dari Manado ke Makassar, kami diundang ke Papua oleh Kapolda Papua Barat. Di sana kami bersepeda sepanjang ratusan kilometer dengan pengawalan Brimob karena kondisi Papua Barat yang mengkahwatirkan. Alhamdulillah semua berjalan aman, dan ternyata Papua tida seperti yang diberitakan,” tuturnya.
Bapak tiga anak ini sehari-hari berangkat dan pulang kantor naik sepeda. Padahal jarak rumah ke tempat kerjanya sejauh 8 km. Zanu juga memiliki tiga unit sepeda yang digunakan sesuai dengan kebutuhan medan yang akan dilaluinya. Hobi bersepeda juga diturunkan ke anak-anaknya sehingga mereka kerap memanfaatkan hari libur untuk bersepeda bersama. Sementara untuk menjaga stamina di jalan, Zanu mengaku mengandalkan air putih dan tidak mengkomsumsi minuman energi maupun minuman bersoda. “Di rumah ada tiga sepeda. Ada sepeda gunung dan sepeda touring, dipakai sesuai event-nya,” katanya lagi. Kendati usianya sudah tidak muda lagi, Zanu mengaku mampu melahap jarak 100 sampai 200 km. Walau sering mengikuti event di luar daerah, para anggota Passapedana Tonasa tidak mau memberatkan perusahaan. Zanu dan kawan-kawan lebih suka patungan untuk menutup kebutuhan akomodasi di jalan, atau memanfaatkan biaya perjalanan dinas. (ST/ raksul/subhan)
JULI 2016 •
•
69
KOMUNITAS
Semen Padang Trail Community (SPTC)
BAGI SEBAGIAN ORANG, MENGENDARAI MOTOR TRAIL MASUK HUTAN KE LUAR HUTAN MERUPAKAN HOBI YANG ASYIK LAGI MENANTANG. SELAIN BISA MEMACU ADRENALIN, ASRINYA PEMANDANGAN MEMBUAT MATA ENGGAN MENGEJAP. SELALU DEKAT DENGAN ALAM, TAPI KONSENTRASI TIDAK BOLEH GOYAH.
70 •
• JULI 2016
H
al itulah yang biasa dilakoni ratusan biker anggota komunitas Semen Padang Trail Community (SPTC). Bagi mereka, mengendarai motor trail bukan sekadar berolahraga, merajut silaturahmi antaranggota, refreshing atau having fun. Lebih dari itu, mereka bisa mengibarkan bendera PT Semen Padang di hadapan komunitaskomunitas di luaran. Di Semen Padang, komunitas trabas (motor trail) sebenarnya sudah lama ada. Namun mereka terserak di komunitas-komunitas kecil. Atas prakarsa sejumlah staf dan karyawan, sejak Juni 2015 berdirilah komunitas trabas Semen Padang dengan nama SPTC. Komunitas-komunitas trabas yang ada kemudian dirangkul untuk sama-sama menggelar kegiatan dan mempromosikan perusahaan dalam satu koordinasi. “Di Semen Padang sebelumnya sudah ada komunitas trabas. Mereka rutin menggelar touring dan kegiatan,” kata
Asdian, Ketua SPTC. Pada 2013, motor anggota SPTC pernah dipakai untuk atraksi dalam rangka HUT Semen Padang ke-103. Saat itu personel Kopassus menembak balon dari atas motor trabas. Aksi itu sukses. Itulah salah satu keterlibatan trabas dalam event perusahaan. Bagaimana cerita terbentuknya komunitas SPTC? Semuanya berawal dari perkenalan Asdian yang saat itu menjabat Kabiro Humas Semen Padang dengan Komandan Denpom I/4 Padang, Letkol CPM Didik Haryadi. Didik yang sebelumnya bertugas di Malang merupakan salah satu biker penggemar olahraga bermotor trabas. “Saya ‘diracuni’ Pak Didik untuk mendirikan komunitas trabas. Beliau memperlihatkan kepada saya video-video aksi trabas yang lucu-lucu. Kata Pak Didik, trabas bukan hanya olahraga untuk anakanak muda, namun yang berusia di atas 40 bisa ambil bagian. Kekompakan di trabas luar biasa. Bagi yang tidak mampu
melewati rintangan akan dibantu mereka yang sudah ahli,” tutur Asdian. Sejak terbentuk 20 Mei 2015, SPTC aktif mengikuti kegiatan bersama komunitas trabas lainnya. “Ketika menggeluti trabas kami bisa menyaksikan keindahan alam Sumatera Barat yang sebelumnya tidak pernah kami ketahui. Latihan perdana kami lakukan di hutan Sungkai, di kawasan Kuranji Padang. Hutan ini luar biasa, dengan jajaran bukit yang masih alami,” ungkap Asdian yang juga pendiri Silat Betako Merpati Putih Sumbar. SPTC pernah menggelar kegiatan sosial bersih-bersih objek wisata Pantai Air Manis Padang bersama jajaran Den POM Denpom I/4 Padang. Selain itu, ada pula Semen Padang Den POM Adventure yang diikuti 1.300 biker dari seluruh Indonesia pada 20 Maret 2016. Event ini diselenggarakan dalam rangkaian HUT Pendirian Pabrik Semen Padang ke-106. Selain dari Sumbar, para peserta datang dari Jambi, Bengkulu, Lampung, Sumut, Aceh. Bahkan juga ada yang berasal dari Kalimantan. Ribuan peserta itu dilepas Komut Semen Padang Letjen TNI (Purn) Djamari Chaniago dari kantor pusat Semen Padang. Selanjutnya mereka menyasar kawasan wisata Goa Kelelawar Padayo dan kawasan Air Terjun Sarasah nan eksotis di pelosok Indarung, Kota Padang, yang berjarak sekitar 5 km dari kantor pusat Semen Padang. Walikota Padang Mahyeldi Ansharullah ikut menjajal dua rute yang disiapkan panitia. Menurut Asdian, kegiatan ini tak hanya sukses mempromosikan Semen Padang pada komunitas biker dari wilayah-wilayah pemasaran di Sumatera, namun juga sukses mempromosikan objek wisata Kota Padang yang selama ini belum terjamah. Walikota Padang Mahyeldi Ansharullah berharap kegiatan tersebut dapat
meningkatkan kunjungan wisata alam ke Goa Kelelawar Padayo dan Air Terjun Sarasah. Karena sejauh ini masih banyak masyarakat yang tidak mengenal wisata alam tersebut. “Bahkan, masyarakat di Kota Padang sendiri masih banyak yang belum tahu lokasi wisata itu. Untuk itu, saya berterima kasih kepada PT Semen Padang dan POM TNI AD yang menggagas kegiatan ini, karena dalam kegiatan ini ada nilai promosi wisatanya,” kata Mahyeldi. Dari pelaksanaan event itu, Asdian baru mengetahui bahwa komunikasi para komunitas trabas dilakukan melalui facebook. Bahkan kehadiran 1.300 peserta trabas pada HUT ke-106 PT Semen Padang hanya berkat undangan via media sosial tersebut. “Efek media sosial sungguh luar biasa. Dan ini perlu menjadi catatan bagi kita di perusahaan untuk mengomunikasikan perusahaan kepada komunitas-komunitas yang lain,” ujar Asdian. Persaudaraan yang luar biasa juga dirasakan komunitas SPTC ketika melakukan touring Padang-Banda Aceh pada April 2016 lalu. Empat personel SPTC, masing-masing Aldi, Doni Adv, Edwin Setiawan, dan Afrizal Yasin mendapat sambutan luar biasa dari komunitas trabas dari wilayah yang dilalui. Rutenya adalah Padang-Padang Sidempuan-Sibolga, Meulaboh dan Banda Aceh. “Di Sibolga dan Aceh, mereka diajak ngumpul dan minum kopi bareng. Lalu minta foto bersama dan di-upload di facebook. Sambutan kawan-kawan komunitas trabas itu luar biasa, ini menunjukkan hubungan emosional yang kuat antar sesama komunitas trabas,” bebernya. AKSI PENYELAMATAN Di usia yang baru satu tahun, komunitas trabas SPTC pernah melaku-
kan penyelamatan dramatis terhadap Djamari Chaniago dan istri. Ceritanya, di akhir 2015 Kota Padang diguyur hujan lebat. Akibat hujan yang terus menerus sejak pagi, jalur Padang-Solok longsor di tujuh titik. Pada malam hari, sekitar pukul 21.00 WIB, ada informasi Komut SP Djamari Chaniago dan istri terjebak di jalur Solok- Padang. Longsor yang terjadi di kawasan Lubuk Peraku, Padang, mengakibatkan jalur utama Trans Sumatera macet total. Mobil yang ditumpangi Djamari Chaniago ikut terjebak dalam atrean hingga malamnya. Dalam kondisi genting itu, personel SPTC yang terdiri dari Jon Reflus, Sahfador, Dodi, dan Bule mencoba melakukan penyelamatan. Langkah mereka sempat tertahan oleh personel polisi yang menutup jalan. Melalui koordinasi dengan Kapolsek Luki, tim SPTC berhasil menerobos jalur dengan kelincahan motor trabasnya. Langkah pertama adalah melewati rintangan di tujuh titik longsor. Selanjutnya, menembus antrean ratusan kendaraan di jalur yang sangat sempit. Rintangan tak hanya itu, mereka harus menemukan mobil Djamari Chaniago. Berkat skill, ketanguhan, dan pertolongan Allah, personel trabas SP berhasil menemukan mobil yang dicari. Namun masalah belum usai. Djamari dan istri tak bisa dibonceng dengan motor trabas. Jon Reflus dan kawankawan kemudian kembali berkoordinasi dengan Kapolsek untuk pengawalan dan melepaskan mobil Djamari keluar dari kemacetan. “Alhamdulillah Pak Kapolsek mau bekerja sama dan mobil Pak Djamari diizinkan keluar. Sementara titik-titik longsoran berhasil dibersihkan oleh petugas dengan alat berat. Akhirnya, sekitar jam 01.00 dini hari Pak Djamari dan istri bisa pulang ke Semen Padang dengan selamat,” ungkap Jon Reflus. (SP/oktaveri)
JULI 2016 •
•
71
CSR
sebelum sesudah
BANJIR BANDANG YANG MENERJANG KABUPATEN SOLOK SELATAN, SUMBAR, PADA FEBRUARI 2016 MEMBUAT SEJUMLAH SARANA DAN FASILITAS UMUM MENGALAMI KERUSAKAN. SALAH SATUNYA JEMBATAN DI JORONG TALAKIAK NAGARI RANAH PANTAI CERMIN, KECAMATAN BATANG HARI, KABUPATEN SOLOK SELATAN.
Semen Padang PERBAIKI JEMBATAN, AKSES 5000 WARGA LANCAR LAGI
J
embatan yang menjadi akses 5000 warga sekitar itu tidak bisa berfungsi akibat ‘dihondoh’ banjir bandang. Selain terganggunya akses untuk pergerakan roda ekonomi warga, banjir juga menyebabkan terganggunya aktivitas anak-anak sekolah. Namun berselang satu setengah bulan, jembatan yang dialiri sungai Batang Hari itu kembali berdiri kokoh. Gelak tawa para pelajar pun
72 •
• JULI 2016
terdengar lagi, setelah sebelumnya rasa cemas selalu membayang karena harus melewati jembatan yang nyaris putus dan sangat tak layak dilewati. Wali Nagari Ranah Pantai Cermin, Zulnasri mengatakan, jembatan tersebut merupakan satu-satunya akses warga dari dan ke Jorong Talakiak. Menurutnya, 80 persen warga menggunakan jembatan itu, baik untuk lalu lintas bekerja maupun untuk
CSR pergi dan pulang sekolah. “Jembatan ini sangat penting bagi warga kami, karena 80 persennya menggunakan jembatan ini untuk beraktivitas,” kata Zulnasri saat peresmian jembatan tersebut, Minggu (25/4). Wakil Bupati Solok Selatan, Abdul Rahman mengucap terima kasih kepada PT Semen Padang yang membantu pembangunan kembali Jembatan Nagari Ranah Pantai Cermin. Menurutnya, meski daerah itu sangat jauh dari pabrik Semen Padang, namun tidak luput dari perhatian perusahaan semen pelat merah tersebut. “Kami terharu dan mengucapkan terima kasih pada PT Semen Padang yang sudah membantu pembangunan jembatan ini, dan kami merasa PT Semen Padang tidak hanya milik satu daerah saja tetapi milik Sumatera Barat
dan milik Indonesia,” ungkapnya. Direktur Keuangan Semen Padang Tri Hartono Riyanto mengatakan, apa yang dilakukan perusahaan merupakan bagian penting dari Corporate Social Responsibility (CSR). Menurutnya, sebagai perusahaan yang tumbuh bersama nagari, Semen Padang akan terus memperhatikan daerah-daerah yang sangat membutuhkan bantuan. “Semen Padang adalah perusahaan yang tumbuh bersama nagari, sehingga program-program yang tertuang dalam CSR selalu bertujuan pembangunan terhadap nagari,” papar Tri. Ia berharap, warga terus mendukung perkembangan Semen Padang yang merupakan perusahaan semen pertama di Asia Tenggara. Sebagai perusahaan BUMN yang merupakan bagian dari Semen Indonesia Group, keberhasilan Semen
Padang akan mempengaruhi perekomian masyarakat dan Indonesia pada umumnya. “Sebagai BUMN, Semen Padang mempunyai arti penting bagi masyarakat dan Indonesia. Jika perusahaan ini terus berkembang, maka hasilnya juga akan dapat dirasakan oleh masyarakat, baik dalam bentuk CSR maupun keuntungan yang dikelola oleh negara,” tambahnya. Peresmian penggunaan kembali jembatan di Jorong Talakiak Nagari Ranah Pantai Cermin, Kecamatan Batang Hari, dihadiri direktur keuangan Semen Padang dan staf pimpinan lainnya, serta wakil bupati Solok Selatan beserta sejumlah unsur Forkompimda setempat. Pengerjaan jembatan dilakukan karyawan Semen Padang dan dibantu warga setempat. (SP/roni putra)
JULI 2016 •
•
73
CSR
Zikir dan Kenduri Sambut Pabrik Aceh
P
embangunan pabrik semen baru di Kabupaten Pidie, Aceh, segera dimulai. Sebagai langkah awal, PT Semen Indonesia (Persero) Tbk menggelar zikir dan doa bersama di Gua Tujuh Laweung, Kecamatan Muara Tiga, Kamis (21/4). Kegiatan yang dibarengi penyerahan santunan kepada seribu anak yatim itu berlangsung di atas lahan yang akan dijadikan lokasi pendirian pabrik. Selain untuk mendapatkan rahmat Tuhan, zikir dan doa bersama itu sebagai upaya untuk mendekatkan diri dengan masyarakat lokal. Seperti diketahui, Pidie dikenal sebagai daerah yang memiliki budaya Islam sangat kental. Karena itu, untuk menggelar kegiatan ini SMI menggandeng warga lokal sebagai panitia. “Kita libatkan masyarakat secara aktif. Ketua panitianya pun dari tokoh masyarakat setempat. Ini upaya kita untuk ‘nguwongke’ masyarakat sini sehingga kita juga bisa diterima dengan tangan terbuka,”tutur Kepala Departemen CSR Semen Indonesia, Wahjudi Heru. Direktur Utama Semen Indonesia Aceh Bahar Syamsu dalam kesempatan sama menjelaskan pabrik Aceh akan dibangun dengan kapasitas produksi
74 •
• JULI 2016
3 juta ton per tahun. Memanfaatkan teknologi terkini dan ramah lingkungan, operasional pabrik tidak akan menggunakan teknik blasting (peledakan) untuk menambang batu kapur. “Berbeda dengan pabrik lain, proses tambang di sini tidak menggunakan blasting. Kita akan pakai surface miner yang lebih ramah lingkungan,” bebernya. Kata dia, pabrik Aceh merupakan bagian dari komitmen SMI dalam mendukung program pemerintah dalam pembangunan infrastruktur di wilayah Indonesia barat. “Keberadaan pabrik ini nantinya harus memberi manfaat, karena itu sudah selayaknya kita dukung. Mari bersama-sama membangun kemakmuran Pidie dan Aceh,” tegas Bahar. Sementara Wakil Bupati Pidie M Iriawan meyakinkan masyarakat setempat bahwa kehadiran industri, khususnya Semen Indonesia Aceh, akan lebih banyak memberikan manfaat daripada mudharat. Pihaknya meminta persoalan dan keraguan yang masih terselip dapat diselesaikan dengan bijaksana. “Tunjukkan pada tamu bahwa masyarakat Aceh adalah masyarakat yang arif, bijaksana dan santun,” pintanya kepada warga yang memadati arena zikir dan doa bersama.
Iriawan pun berharap kehadiran SMI mampu meningkatkan ekonomi daerah setempat, sekaligus menyejahterakan warga. Dijelaskannya, warga yang tinggal di 11 desa ring 1 di Kecamatan Muara Tiga dan Kecamatan Batee memiliki latar belakang profesi yang berbeda. “Dua kecamatan ini adalah wilayah pesisir dan gunung. Mayoritas masyarakat pinggiran. Pinggir laut, pinggir tambak, pinggir sawah dan pinggir gunung. Semua pinggir ada di sini,” terang dia. Karena itu, pihaknya berharap ada pembinaan terhadap usaha masyarakat yang telah berjalan. “Disini merupakan daerah tandus. Tolong diberikan pembinaan pada usaha masyarakat yang telah berjalan,” pinta Iriawan. Menanggapi hal tersebut, Wahjudi Heru mengaku telah menyiapkan master plan pembinaan warga sekitar pabrik Aceh. Anggaran pun telah disiapkan. Apalagi ekspektasi masyarakat atas kehadiran Semen Indonesia Aceh cukup besar. “Pesannya sudah kita tangkap. Komunikasi intens akan terus kami lakukan untuk mempererat hubungan dengan masyarakat setempat,” tegas Wahjudi. (SG/bwo)
BIDIK
Seekor monyet asyik mencari kutu di tubuh temannya. Potret kesetiakawanan ini terjadi di kawasan wisata air terjun Grojogan Sewu, Tawangmangu, Karanganyar, Jateng. (FOTO: FIRMAN BAHARI)
JULI 2016 •
•
75
KULiNER
Teh Talua Limo Lenggek
Promosi ke Negeri Jiran TEH TALUA, BEGITU ORANG MINANG MENYEBUTNYA. MINUMAN KHAS SUMBAR INI DIPERCAYA DAPAT MENINGKATKAN STAMINA DAN VITALITAS, SEHINGGA DISUKAI KAUM ADAM. NAH, DI KOTA PADANG, SUMBAR, SEBUAH WARUNG ATAU KEDAI, MENYAJIKAN TEH TELUR YANG LAIN DARIPADA YANG LAIN. YAITU TEH TALUA LIMA LENGGEK (TEH TELUR LIMA TINGKAT-RED).
76 •
• JULI 2016
L
okasinya di Jalan Tanah Sirah, Kecamatan Lubeg, atau sekitar 8 km dari Kantor Pusat PT Semen Padang di Indarung seta sekitar 10 km dari pusat pemerintahan Kota Padang di Jalan By Pass, Aia Pacah.Teh telur yang dijual di warung Pak Abu itu disebut teh talua limo lenggek. Sebab, terdapat beragam warna yang dihasilkan begitu teh telur itu siap untuk dihidangkan. Kelima warna itu adalah cream susu, cokelat, marun, peach, dan kuning gading. Warna itulah yang membedakan teh talua limo lenggek dengan teh talua lainnya. “Kalau teh talua lain, biasanya hanya tiga tingkat. Kalau teh telur ini lima tingkat. Kemudian, rasanya tidak amis, beda dengan teh telur lain,” kata pengunjung warung Pak Abu yang bernama Muharman (48). Selain rasa yang berbeda, karyawan PT Igasar yang akrab disapa Mak Lecet itu mengungkapkan bahwa pelayanan pemilik warung sangat memuaskan. Alhasil, pengunjung betah berlama-lama. Bahkan, bagi pengunjung yang minum di warung, diberikan segelas teh panas, dan itu gratis. “Kalau di kedai lain, minum segelas teh panas saja kita harus bayar,” ujarnya. Keli, pemilik warung Pak Abu, menyebut usaha teh telur itu dilakoninya sejak masih duduk di bangku kelas II SMP Nege-ri 11 Padang, tepatnya pada 1978. Meski sudah 38 tahun berjualan teh telur, pria 51 tahun itu tidak berminat untuk mencoba usaha lain. Alasannya, teh telur adalah kuliner asli Minangkabau dan harus dipertahankan. Yang lebih penting, usaha berjualan teh telur itu cukup menjanjikan. Sebab, dalam sehari ia bisa menjual sekitar 250 gelas teh telur. “Jika dirupiahkan sekitar Rp 2 juta per hari. Satu gelas teh telur saya jual Rp 9.000,” kata Keli.
Warung teh telur itu sudah menjadi bisnis keluarga. Dua adiknya, Apit dan Novendi, ikut membantu operasional sehari-hari. “Kami bergantian jual teh telur. Paginya saya dan malamnya kedua adik saya. Kami buka mulai pukul 06.00 WIB dan tutup pukul 02.00,” imbuh Keli. FESTIVAL DI MALAYSIA Ramainya pengunjung di warung Pak Abu ternyata tidak terlepas dari partisipasinya dalam setiap lomba teh telur yang digelar Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Padang. Dalam perlombaan itu teh telur Pak Abu selalu masuk tiga besar. “Lomba teh telur itu adalah bagian dari promosi. Jika ingin produk dikenal, ya kita harus sering-sering ikut lomba. Ibarat jalan tol, jika ingin cepat sampai, ya harus lewati jalan tol,” ujar Novendi. Upaya promosi lewat lomba pun berbuah manis. Selain pengunjung makin ramai, teh talua limo lenggek di warung Pak Abu juga dilirik Dinas Pariwisata Provinsi Sumbar. Buktinya, pada 2009 Dinas Pariwisata Sumbar mempromosikan teh talua limo lenggek warung Pak Abu itu di ajang Food Festival di Kuala Lumpur, Malaysia. “Sekitar seminggu lebih saya mempromosikan teh telur di Kuala Lumpur. Saya tak menyangka, ternyata perhatian pemerintah terhadap minuman khas Minang ini sungguh luar biasa,” tambahnya. Mantan Kepala Dinas Pariwisata Sumbar James Hellyward mengakui teh talua limo lenggek di warung Pak Abu memang istimewa. Sebab, pembuatannya masih tradisional, yaitu dikocok pakai tangan dengan alat pengocok telur. “Ini yang menarik. Meski teknologi terus berkembang, pemilik warung mempertahankan budaya tradisional tersebut,” ujar guru besar Fakultas Peternakan Universitas Andalas itu. (SP/ riki suardi)
KULINER
Loka Anjoroi Pisang Gurih dari Tanah Mandar
S
uku Mandar adalah suku mayoritas di Provinsi Sulawesi Barat. Beragam warisan budaya serta kuliner peninggalan masa lalu terpelihara dengan baik oleh orang Mandar. Salah satunya loka anjoroi. Loka anjoroi secara harfiah berasal dari dua kata bahasa Mandar, ‘loka’ yang artinya pisang dan ‘anjoro’ yang berarti kelapa. Loka anjoroi berarti pisang yang diberi santan kelapa kental. Tanah Mandar memang subur. Tanaman seperti pisang dan kelapa menjadi salah satu andalan. Bahkan, Mandar juga menjadi salah satu pemasok kopra dari Sulawesi. Bukan saja di kampung, para perantau dari tanah Mandar juga sering membuat masakan ini sebagai obat rindu kepada tanah moyangnya. H Abdul Latif salah satunya. Sudah puluhan tahun ia menetap di Kabupaten Pangkep, Sulawesi Selatan. Membuat loka anjoroi, baginya, lebih dari sekadar obat kerinduan kepada kampung halaman, tapi juga penegasan eksistensi orang Mandar di tanah rantau. Abdul Latif menceritakan asal muasal masakan ini. Menurut dia, dari cerita orang tuanya, daerah Mandar bukan daerah pertanian sawah. Ini yang membuat sawah di Mandar, khususnya di wilayah Kabupaten Majene, Sulawesi Barat, sangat kurang. Mayoritas masyarakat menggantungkan hidup pada hasil laut dan berkebun. Sejarah loka anjoroi berawal dari kebiasan orang Mandar yang suka membuat minyak goreng sendiri dari kelapa. Saat santan kelapa yang sudah dimasak untuk dijadikan minyak mendidih dan mengental, pisang yang sudah masak dimasukkan ke dalam santan kental itu. Tak butuh waktu lama, pembuatan loka anjoroi memang hanya sampai di sini. Setelah pisang dan santan kental menyatu dengan baik, berarti
loka anjoroi sudah jadi dan siap santap. “Sebagian besar warga Majene bermata pencaharian sebagai nelayan dan berkebun. Sawah di sana kurang. Makanya, pisang menjadi alternatif. Loka anjoroi ini adalah kreativitas masa lalu yang kami teruskan,” terang Abdul Latif. Saat tim Sinergi berkunjung ke kediamannya, istri Abdul Latif, Hj Nirmala, sedang membuat loka anjoroi untuk keperluan arisan warga Mandar yang tinggal di Pangkep. Secara detail, Nirmala dibantu anaknya mempersilakan kami melihat pembuatan loka anjoroi. Beberapa sisir pisang direbus hingga masak. Bersamaan itu, kelapa juga diperas untuk diambil santannya. Santan dipisah menjadi dua, kental dan encer. Santan encer dimasak hingga mendidih dan pisang yang sudah masak dikupas, lalu dimasukkan ke dalam santan yang mendidih. “Kalau sudah dicampur begini, apinya dikecilkan,” kata Nirmala sambil memutar pengatur api kompornya. Sekitar 10 menit kemudian, santan kental dimasukkan, kembali diaduk hingga benar-benar menyatu dan loka anjoroi siap dihidangkan. Kuliner khas dengan rasa gurih ini bisa dipadukan dengan ikan masak atau ikan bakar. Bagi yang doyan pedas, sambal pedas juga paduan pas buat loka anjoroi. Rasanya yang gurih membuat siapa pun dijamin suka dengan kuliner khas Mandar ini. Karenaitu, setiap ada kegiatan, makanan ini selalu disuguhkan, termasuk untuk festival atau perlombaan makanan. Menurut Abdul Latief, loka anjoroi sudah pernah diikutkan dalam perlombaan tingkat internasional di beberapa negara Eropa. (SP/raksul/subhan)
JULI 2016 •
•
77
OLEH-OLEH
SONGKOK Mahkota Raja
RECCA
SONGKOK ATAU PECI SUDAH JADI PELENGKAP BUSANA LAZIM BAGI KAUM LAKI-LAKI DI NUSANTARA. UMUMNYA, SONGKOK TERBUAT DARI KAIN. TAPI, PENUTUP KEPALA KHAS BUGIS YANG DIKENAL DENGAN SEBUTAN SONGKOK RECCA INI SUNGGUH LAIN. SONGKOK TRADISIONAL INI TERBUAT DARI SERAT PELEPAH DAUN LONTAR YANG MEMBUATNYA DENGAN CARA DIPUKUL-PUKUL.
78 •
• JULI 2016
dari
S
Pelepah Lontar
elain sebagai pelengkap pakaian, songkok juga mejadi ciri khas suatu kelompok atau daerah. Termasuk songkok recca yang juga dikenal sebagai songkok to Bone atau songkok Pamiring, sudah menjadi ciri khas suku Bugis Makassar atau Sulawesi Selatan. Tak jelas sejak kapan dan siapa yang pertama kali memopulerkannya di luar Sulawesi Selatan (Sulsel). Yang pasti, songkok tersebut sudah menyebar ke manamana dan dikenakan banyak orang di negeri ini, mulai masyarakat biasa, selebriti, tokoh politik, pejabat negara, bahkan warga negara asing. Tak terbilang lagi orang yang mengenakannya di sejumlah acara dan banyak tempat, entah acara formal maupun tak resmi. Ada yang memadupadankan dengan setelan jas, ada pula yang menggunakannya sebagai pelengkap kemeja atau pakaian lain.
Singkatnya, songkok, yang semula hanya digunakan untuk pelengkap busana adat dan dipakai pada acaraacara adat resmi, kini sudah menjadi pelengkap beragam jenis busana di banyak tempat serta berbagai acara. Di Sulawesi Selatan, terutama bagi suku Bugis Makassar, songkok recca biasanya digunakan untuk melengkapi pakaian adat yang dikenakan kaum laki-laki yang berupa sarung sutra dan jas berkancing depan dengan kerah atau yang sering disebut jas tutup. Songkok recca terbuat dari serat pelepah daun lontar dengan cara dipukul-pukul (dalam bahasa Bugis: direcca-recca) sehingga yang tersisa hanya seratnya. Serat itu biasanya berwarna putih. Akan tetapi, setelah dua atau tiga jam kemudian warnanya berubah menjadi kecokelat-cokelatan. Untuk mengubah menjadi hitam, serat itu direndam dalam lumpur selama
OLEH-OLEH beberapa hari. Jadi, warna hitam itu bukan karena sengaja diberi zat pewarna. Untuk membuat songkok recca yang halus, serat haluslah yang diambil. Sedangkan serat yang kasar menghasilkan songkok yang agak kasar pula. Semua bergantung pesanan. Menganyam serat menjadi songkok butuh keahlian khusus. Biasanya perajin menggunakan assareng yang terbuat dari kayu nangka sebagai acuan, lantas dibentuk sedemikian rupa sehingga menyerupai songkok. Ukuran assareng bergantung besar kecilnya songkok yang akan dibuat. Menurut Andi Sri Rahayu, perajin dan pengusaha songkok recca di Kelurahan Polewali, Kecamatan Riattang Barat, Kabupaten Bone, atau sekitar 5 km dari Kota Watampone, membuat songkok khas ini butuh ketelitian dan kecermatan tersendiri. Prosesnya rumit dan panjang. “Terutama untuk membuat songkok yang berhias benang perak dan emas, itu lebih rumit lagi,” kata Rahayu, yang menjadi perajin sejak 1989 dengan mempekerjakan 10 karyawan. Sudirman, suami Rahayu, menjelaskan, semula dirinya membuat songkok recca hanya untuk dipakai sendiri pada acara-acara keluarga. Namun belakangan, banyak yang tertarik, terutama teman dan kerabat, sehingga minta dibuatkan. Alhasil, dia mulai membuatnya dalam jumlah banyak dan menjualnya seharga Rp 3.000 per buah. Seiring banyaknya permintaan dari berbagai kalangan, mulai pejabat di Bone atau daerah sekitar hingga pejabat dari Jakarta dan kaum selebriti, Sudirman menjual songkok recca de-ngan harga bervariasi, mulai Rp 50.000 hingga ratusan juta rupiah. Khusus songkok dari benang perak biasanya dibanderol Rp 5 juta per buah bahkan puluhan juta rupiah. “Ini
tergantung bahannya,” tutur Sudirman yang mampu memproduksi 200 songkok setiap bulan. Selain di Kelurahan Polewali, Kabupaten Bone, songkok recca juga diproduksi di Desa Paccing, Kecamatan Awangpone. Di daerah tersebut terdapat komunitas warga yang secara turun-temurun menafkahi keluarga dari hasil menganyam pelepah daun lontar ini. PAKAIAN KAUM BANGSAWAN Konon, songkok recca dahulu hanya digunakan kalangan tertentu, utamanya para raja Bone dan keluarganya.
Songkok tersebut terbuat dari bahan serat khusus yang dihias benang emas. Bagus atau tidaknya songkok recca diukur dari hiasan benang emas yang menutupinya. Di samping mahal, songkok seperti itu bakal mengangkat prestige pemakainya. Seiring dengan perkembangan masyarakat yang tidak lagi memandang perbedaan kasta, aturanaturan tersebut tidak berlaku lagi dan semua lapisan masyarakat boleh me-
makainya. Namun, songkok ini masih tetap istimewa karena menunjukkan karisma pemakainya. Keistimewaan itu akan tampak jika songkok ini berada di atas kepala orang-orang atau tokoh penting dan terkenal, mulai pejabat, keturunan bangsawan, orang-orang kaya, selebriti, dan lainnya. Selain mahal harganya, peci ini menjadi lebih istimewa jika benang keemasan yang menghias pinggiran songkok diganti dengan emas murni. Terlebih jika susunan emas itu dilebur dan dibuat menyerupai benang yang hampir menutupi seluruh sisi songkok. Songkok recca bukan lagi milik para raja atau kaum bangsawan. Namun, bagi mereka yang mengerti akan filosofi songkok pamiring tidak akan sembarangan memakainya. Selain memancarkan karisma, songkok recca seakan menunjukkan jati diri pemakainya. Peci khas ini tak luput dari perubahan zaman, sehingga semua warga dan kalangan berhak menggunakannya dalam berbagai acara . Yang lebih menarik, songkok Bone tidak harus dipadukan dengan jas tutup (pakaian adat Bugis), bisa juga dipadukan dengan kemeja atau kaus oblong. Selain itu, bukan hanya dipakai bila ada acara adat seperti pesta perkawinan, tetapi juga dapat dikenakan untuk jalan-jalan atau acara-acara yang tidak resmi. Kini songkok recca sudah banyak dijual di toko-toko pakai-an adat di Bone, Wajo, Soppeng, dan daerah lainnya yang ada di Sulawesi Selatan. Di Kota Makassar, songkok Bone bisa Anda temui di hampir semua toko oleh-oleh, utamanya yang bertempat di Jalan Somba Opu, berdekatan dengan Pantai Losari. Songkok pamiring sudah bisa didapatkan dengan harga minimal Rp 50 ribu dan akan semakin mahal bergantung model serta hiasan di kedua sisinya. (ST/rudi)
JULI 2016 •
•
79
OLEH-OLEH
GURIHNYA
Almond Crispy KHAS SURABAYA
SELAIN DIKENAL SEBAGAI KOTA JASA, SURABAYA JUGA MENYIMPAN BERAGAM KULINER YANG MENGGODA SELERA. SALAH SATUNYA ALMOND CRISPY, KUE KERING YANG DIBENTUK SEPERTI BISKUIT DAN DITABURI KACANG ALMOND. SUNGGUH SAYANG KALAU DILEWATKAN.
A
lmond crispy made in Surabaya ini tersedia dalam delapan varian rasa. Yaitu, original, keju, green tea, moccacino, cappuccino, red velvet, cokelat, dan vanila. “Banyaknya varian yang kami tawarkan ini bagian dari upaya merespons keinginan pelanggan,” terang Choirul Machfuduah, owner almond crispy yang berada di bawah label UKM Pawon Kue Surabaya. Dia menjelaskan, kali pertama diluncurkan, ukuran almond crispy lebih kecil dibanding yang ada di pasaran saat ini. Kala itu diameter almond crispy hanya 3 cm. Namun, karena terlalu boros bahan baku dan menyedot banyak tenaga, Machfuduah mengubah bentuknya menjadi lebih besar, yaitu berdiameter 6 hingga 7 cm seperti sekarang ini. Awalnya almond crispy dibanderol Rp 35 ribu per kotak. Sekarang, dengan perbaikan bentuk maupun kemasan,
80 •
• JULI 2016
harganya menjadi Rp 55 ribu per kotak. Kue unik ini dipasarkan lewat jaringan online serta hampir di semua lapak e-commerce bisa dijumpai dan melayani transaksi. “Kami sampai sekarang belum memiliki gerai tersendiri. Baru muncul kalau ada pameran. Biasanya, kami melayani pembelian via online. Kebetulan pembelinya lebih banyak dari luar Surabaya,” ungkapnya. Selain itu, Machfuduah menggunakan metode pemasaran langsung kepada konsumen yang ingin membeli produknya di dapur produksi. “Ketika pelanggan datang ke dapur kami di Rungkut (Surabaya), kami tunjukkan proses pembuatannya. Para pelanggan dapat langsung mencicipi almond crispy yang fresh from the oven,” terang dia. Mantan karyawati pabrik yang terkena PHK ini berkisah, usahanya dirintis dengan melayani pesanan kue untuk acara-acara selamatan dan ulang tahun. Beberapa tahun kemudian dia mulai
mencoba-coba resep. Pada 2000-an, Pemerintah Kota Surabaya menggalakkan program melek internet di RT dan RW. Semua warga Surabaya bisa belajar internet dengan gratis. Machfuduah memanfaatkan betul kesempatan itu. Dari sana dia bisa dapat banyak pengetahuan, termasuk koleksi resepnya yang makin banyak dan beragam. Di antaranya resep almond crispy yang membuatnya penasaran. “Pertama membuat, rasanya kurang enak. Banyak yang gosong karena temperatur oven kurang diperhatikan,” ujarnya. Tak patah semangat, Machfuduah terus mencoba berbagai macam tekstur almond crispy. Lama-kelamaan rasanya mulai pas di lidah, pesanan pun berdatangan. Mulai warga sekitar, kelurahan, kecamatan, hingga berkembang ke Surabaya dan beberapa kota di Jawa Timur. Ke depan dia ingin memiliki outlet sendiri. “Saya juga bercita-cita dapat menyekolahkan anak saya, Anisa yang sekarang duduk di bangku SMP dan Aulia yang saat ini masih SD ke jenjang perguruan tinggi,” pungkasnya. (SG/ram)