BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah. Proses manajemen menghendaki adanya keteraturan dalam setiap aktivitas yang dilakukan. Tanpa adanya keteraturan pencapaian tujuan dapat saja diselesaikan oleh para karyawan, namun pencapaian tujuan belum tentu benar-benar efektif. Jadi pada dasarnya sebuah kegiatan atau pekerjaan baru efektif jika pekerjaan tersebut dilakukan dengan benar sesuai dengan apa yang direncanakan. Efektifitas kerja adalah suatu keadaan yang menunjukan tingkat keberhasilan kegiatan manajemen dalam mencapai tujuan manajemen yang efektif disertai dengan manajemen yang efesien (Hasibuan, 2003:105). Tingkat efektivitas kerja dapat diukur berdasarkan kuantitas kerja, penyelesaian pekerjaan tepat pada waktu yang telah di tetapkan, serta kualitas kerja yang baik. Untuk dapat mencapai efektivitas kerja, organisasi yang bergerak dalam bidang perkebunan dalam hal ini pada PTPN IV (Persero) di tuntut untuk mengetahui serta mengembangkan faktor-faktor yang mendukung peningkatan efektivitas kerja karyawan dan pimpinannya. Salah satu faktor yang mendukung peningkatan efektivitas kerja adalah koordinasi.
Koordinasi
adalah
kegiatan
menyatukan,
mengarahkan,
dan
mengkoordinasikan unsur-unsur manajemen dan pekerjaan-pekerjaan para karyawan dalam mencapai tujuan organisasi (Hasibuan, 2001:85). Koordinasi dapat dilakukan melalui pendelegasian wewenang yang tepat, pembagian kerja yang jelas, serta
Universitas Sumatera Utara
adanya komunikasi yang baik antar anggota perusahaan. Koordinasi merupakan suatu hal yang sangat penting di dalam suatu organisasi . Dalam mencapai tujuannya, jika para pimpinan perusahaan tidak dapat menerapkan koordinasi yang baik maka akan terjadi kekacauan, perselisihan dan kekembaran pekerjaan atau kekosongan pekerjaan sehingga efektivitas kerja tidak tercapai. PT. Perkebunan Nusantara IV (Persero) Medan merupakan salah satu Badan Usaha Milik Negara yang bergerak di bidang perkebunan. PTPN IV memiliki 34 unit kebun seluas 153.872 hektar dengan komoditi, kelapa sawit, kakao,dan teh. Bagi perusahaan yang memiliki luas usaha yang besar seperti PTPN IV koordinasi jelas merupakan suatu hal yang sangat penting. Karena jika koordinasi secara vertikal (atasan dengan bawahan) maupun horizontal (antara karyawan atau bagian yang setingkat) tidak dilaksanakan dengan baik, maka akan timbul kekacauan, perselisihan, yang akan menghambat pencapaian efektivitas kerja. Seperti terjadinya keterlambatan dalam penyelesaian pekerjaan dari waktu yang telah ditetapkan. Penerapan koordinasi horizontal di PTPN IV berdasarkan hasil survei pendahuluan terhadap beberapa karyawan pelaksana belum sepenuhnya baik karena masih terjadi berbagai masalah seperti kesalahan data atau keterlambatan data yang masuk dari unit kebun ke kantor pusat sehingga pekerjaan tidak selesai tepat waktu. Salah satu masalah yang ada di perusahaan tersebut adalah pada saat pengajuan pensiun karyawan kebun. Data yang dimiliki kantor pusat berbeda dengan data yang masuk sehingga pembayaran pensiun karyawan tidak dapat dilakukan tepat pada waktunya. Hal ini dapat dilihat dari data pengajuan pensiun pegawai PTPN IV berikut:
Universitas Sumatera Utara
Tabel 1.1 Pengajuan pensiun karyawan kebun PTPN IV tahun 2009. Bulan
Data kantor pusat
Data yang masuk
Selisih data
Januari
63 orang
57 orang
6 orang
Februari
56 orang
51 orang
5 orang
Maret
60 orang
49 orang
11 orang
Sumber : Bag. SDM PTPN IV Medan.
Dapat dilihat pada tabel 1.1 setiap bulan terjadi keterlambatan data atau kesalahan data yang masuk ke kantor pusat. Sehingga proses selanjutnya tidak dapat dilakukan dalam hal ini bagian keuangan belum bisa membayar uang pensiun karyawan karena belum mendapatkan data yang di butuhkan dari bagian akuntansi. Bagian akuntansi juga belum dapat memberikan data yang dibutuhkan bagian keuangan karena belum mendapat data dari bagian SDM. Sedangkan bagian SDM masih menunggu data dari kebun. Hal ini menyebabkan pekerjaan tidak selesai dalam waktu yang ditentukan,sehingga efektivitas kerja tidak tercapai.
Hal ini disebabkan oleh
kurangnya koordinasi antara satu bagian dengan bagian lainnya. Hambatan ini harus diatasi oleh pihak manajemen dengan cara menerapkan sistem koordinasi yang baik di antara bagian-bagian yang ada di perusahaan. Hal tersebut akan menumbuhkan kesadaran bagi para karyawan untuk melaksanakan pekerjaan sesuai dengan harapan organisasi dan tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya. Koordinasi memiliki hubungan yang cukup erat dengan efektivitas kerja, artinya karyawan atau pegawai yang diarahkan untuk mengerjakan suatu tugas, jika
Universitas Sumatera Utara
dilaksanakan dengan baik akan memberikan kemudahan bagi pihak manajemen untuk melakukan efektivitas kerja yang baik . Para karyawan dan pekerjaannya diselaraskan serta diarahkan untuk mencapai tujuan perusahaan, sarana dan prasarana dimanfaatkan untuk mencapai tujuan. Masing-masing karyawan harus mampu mencapai tujuan organisasi, agar semua tugas, kegiatan, terintegrasi pada sasaran yang diinginkan. Uraian tersebut mengangkat masalah penelitian yang berkaitan dengan koordinasi dan pengaruhnya terhadap peningkatan efektivitas kerja. Mengingat pentingnya koordinasi dalam pencapaian tujuan organisasi. Maka penulis tertarik untuk memilih judul: “Pengaruh koordinasi terhadap peningkatan efektivitas kerja karyawan Pada PTPN IV.”
B. PERUMUSAN MASALAH Penelitian ini dibatasi pada masalah koordinasi dan pengaruhnya terhadap peningkatan efektivitas kerja pegawai pada PTPN IV Medan. Sedangkan rumusan masalah penelitian ini adalah “Apakah koordinasi berpengaruh terhadap peningkatan efektivitas kerja karyawan pada PTPN IV.”
C. KERANGKA KONSEPTUAL Efektivitas kerja adalah suatu keadaan yang menunjukan tingkat keberhasilan kegiatan manajemen dalam mencapai tujuan yang efektif dan efesien. Tingkat keberhasilan tersebut meliputi kuantitas kerja, ketepatan waktu dalam menyelesaikan pekerjaan, serta kualitas kerja yang baik (Hasibuan, 2003:105).
Universitas Sumatera Utara
Efektivitas kerja dapat tercapai dengan menerapkan koordinasi efektif. Koordinasi merupakan
kegiatan mengarahkan, menyatukan, mengintegrasikan
usaha-usaha dan pekerjaan-pekerjaan para karyawan dalam pencapaian tujuan organisasi Koordinasi yang baik akan terjadi apabila adanya pendelegasian wewenang yang tepat, pembagian kerja yang jelas serta adanya komunikasi yang baik di antara para karyawan (Hasibuan 2001:85). Koordinasi merupakan faktor yang sangat penting dalam mencapai efektivitas kerja. Karena tanpa adanya koordinasi akan terjadi kekacauan, pertentangan atau kekosongan pekerjaan yang mengakibatkan tidak tercapainya efektivitas kerja. Suatu sistem koordinasi yang baik akan menghasilkan hasil positif yang sangat besar terhadap peningkatan efektivitas kerja. Tanpa koordinasi yang baik maka efektivitas kerja akan sulit dicapai. Berdasarkan penjelasan di atas maka kerangka konseptual dapat digambarkan sebagai berikut:
KOORDINASI (X) 1. Pendelegasian wewenang 2. Pembagian kerja 3. Komunikasi
EFEKTIVITAS KERJA(Y) 1. Kuantitas kerja 2. Kualitas kerja 3. Pemanfaatan waktu
Gambar 1.1 : Kerangka Konseptual Sumber :Hasibuan,2003( data diolah )
Universitas Sumatera Utara
D. HIPOTESIS Hipotesis merupakan jawaban sementara
yang menerangkan fakta-fakta atau
kondisi-kondisi yang diamati dan digunakan untuk langkah penelitian selanjutnya. Adapun hipotesis dalam penelitian ini adalah : “Koordinasi mempunyai pengaruh terhadap peningkatan efektivitas kerja pegawai pada PTPN IV Medan”.
E. TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN 1. Tujuan Penelitian. Adapun tujuan penelitian ini adalah mengetahui dan menganalisis pengaruh koordinasi terhadap peningkatan efektivitas kerja pegawai PTPN IV Medan. 2. Manfaat Penelitian. Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut: a. Bagi perusahaan, untuk memberi saran dan masukan yang bermanfaat bagi perusahaan untuk menjalankan koordinasi yang baik untuk meningkatkan efektivitas kerja karyawan. b. Bagi penulis, penelitian ini merupakan kesempatan yang baik bagi penulis untuk dapat menerapkan ilmu yang telah diperoleh selama menjalani perkuliahan dan memperluas wahana berfikir ilmiah dalam bidang manajemen sumber daya manusia . c. Bagi peneliti lanjutan, sebagai referensi yang dapat memberikan tambahan ilmu pengetahuan serta perbandingan dalam melakukan penelitian pada bidang yang sama yang akan datang.
Universitas Sumatera Utara
F. METODOLOGI PENELITIAN 1.Batasan Operasional Penelitian ini membahas pengaruh Koordinasi terhadap Peningkatan efektivitas kerja pada PTPN IV dengan responden penelitian adalah karyawan PTPN IV (Persero) Medan.. 2.Definisi Operasional Definisi operasional bertujuan untuk melihat sejauh mana variabel dari suatu faktor yang berkaitan dengan variabel faktor lainnya. Definisi operasional merupakan petunjuk bagaimana suatu variabel diukur untuk mengetahui baik buruknya pengukuran dalam sebuah penelitian. Pada penelitian ini yang menjadi objek penelitian adalah Koordinasi sebagai variabel bebas dan Efektivitas Kerja sebagai variabel terikat. a. Koordinasi Koordinasi adalah kegiatan mengarahkan, mengintegrasikan,dan menyatukan tindakan untuk mencapai tujuan. Adapun indikator dari koordinasi (variabel bebas) yaitu : 1. Pendelegasian wewenang Pendelegasian wewenang adalah pelimpahan wewenang dan tanggung jawab kepada seseorang bawahan untuk menyelesaikan aktivitas tertentu. 2. Pembagian kerja Pembagian kerja adalah pembagian tugas dan tanggung jawab kepada seseorang bawahan yang harus di selesaikan agar dapat mencapai tujuan.
Universitas Sumatera Utara
3. Komunikasi Komunikasi adalah suatu hubungan dimana terdapat tukar menukar pendapat atau informasi di antara individu atau kelompok untuk mencapai saling pengertian antara kedua belah pihak. b. Efektivitas kerja Efektivitas kerja adalah suatu kegiatan yang dilakukan dengan baik dan benar, sehingga pencapaian tujuan dapat tercapai sesuai yang di inginkan. Adapun indikator dari efektivitas kerja (variabel terikat) yaitu : 1. Kuantitas kerja adalah volume kerja yang dihasilkan di bawah kondisi normal. Kuantitas juga menunjukkan banyaknya jenis pekerjaan yang dilakukan dalam satu waktu sehingga efektivitas dapat terlaksana sesuai dengan tujuan perusahaan. 2. Kualitas kerja adalah ketelitian, kerapian dan keterkaitan hasil kerja yang dilakukan dengan baik agar dapat
menghindari kesalahan didalam
menyelesaikan suatu pekerjaan. 3. Pemanfaatan waktu adalah penggunaan masa kerja yang disesuaikan dengan kebijakan perusahaan agar pekerjaan selesai tepat pada waktu yang ditetapkan.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 1.2 Tabel Definisi Operasional Variabel
Definisi Operasional
Indikator
Koordinasi (X)
Kegiatan 1. Pendelegasian wewenang mengarahkan, 2. Pembagian kerja mengintegrasikan,dan 3. Komunikasi menyatukan tindakan untuk mencapai tujuan.
Efektivitas Kerja (Y)
Suatu kegiatan yang 1. Kuantitas kerja dilakukan dengan 2. Kualitas kerja baik dan benar, 3. Pemanfaatan waktu sehingga pencapaian tujuan dapat tercapai sesuai dengan yang di rencanakan.
Skala Pengukuran Skala Likert
Sumber Data Kuesioner
Skala Likert
Kuesioner
Sumber : Hasibuan (2003). 3.Skala Pengukuran Variabel Pengukuran yang digunakan oleh penulis untuk mengetahui masing-masing variabel yaitu variabel X (Koordinasi) dan variabel Y (Efektivitas Kerja) adalah Skala Likert. Skala likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seorang atau kelompok tentang fenomena sosial (Sugiyono, 2004:86). Untuk keperluan analisis kuantitatif penelitian ini, maka setiap pertanyaan akan diberi skala sangat baik sampai buruk sekali dimana skala tersebut mempunyai poin, seperti contoh di bawah ini:
Universitas Sumatera Utara
Tabel 1.3 Skor Pertanyaan Pernyataan
No.
Skor
1.
Sangat setuju
5
2.
Setuju
4
3.
Kurang setuju
3
4.
Tidak setuju
2
5.
Sangat tidak setuju
1
Sumber : (Sugiyono, 2006 : 86)
4. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan
di kantor pusat PTPN IV yang beralamat di
Jl. Letjen Suprapto no.2 Medan. Waktu penelitian dilaksanakan penulis mulai dari bulan Maret sampai Juni 2009. 5.
Populasi dan Sampel a. Populasi Menurut Sugiyono (2004:74) populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari kemudian ditarik kesimpulan. Pada penelitian ini populasinya adalah seluruh karyawan kantor pusat PTPN IV Medan yang berjumlah 441 orang. b. Sampel Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi. Pada penelitian ini peneliti tidak
mengambil seluruh populasi
Universitas Sumatera Utara
sebagai sampel, karena jumlahnya yang besar yaitu sebesar 441 orang. Untuk menentukan jumlah sampel yang akan diambil digunakan rumus Slovin dengan tingkat kesalahan 10% (Umar, 2004:78). Rumus Slovin:
n=
N 1 + N (e) 2
Keterangan : n = Jumlah sampel N = Ukuran populasi e = tingkat kesalahan Berdasarkan rumus di atas dapat diketahui jumlah sampel dengan cara:
n=
441 1 + 441(0,1) 2
n=
441 = 81 1 + 4,41
maka jumlah sampel yang akan diambil berjumlah 81 orang. Pengambilan sampel di tiap bagian-bagian yang ada di perusahaan menggunakan proporsional sampling (Sugiyono, 2004:81). Sehingga dapat diketahui berapa orang yang akan di ambil sebagai responden di masingmasing bagian yang ada di PTPN IV.
Universitas Sumatera Utara
Hal tersebut dapat dilihat pada tabel 1.4 berikut: Tabel 1.4 Jumlah Sampel Bagian
Populasi
Sampel
Jumlah
Bagian Tanaman
38
38 / 441 × 81 = 6,9
7
Bagian Pengolahan
31
31 / 441 × 81 = 5,6
6
Bagian Teknik
34
34 / 441 × 81 = 6,2
6
Bagian keuangan
28
28 / 441 × 81 = 5,1
5
Bagian Akuntansi
26
26 / 441 × 81 = 4,7
5
Bagian Pemasaran
34
34 / 441 × 81 = 6,2
6
Bagian Perencanaan
38
38 / 441 × 81 = 6,9
7
Bagian Pengembangan
37
37 / 441 × 81 = 6,7
7
Bagian PKBL
35
35 / 441 × 81 = 6,4
6
Bagian SDM
36
36 / 441 × 81 = 6,6
7
Bagian Umum
36
36 / 441 × 81 = 6,6
7
Bagian Hukum
33
33 / 441 × 81 = 6,1
6
Bagian Pengadaan
35
35/ 441 × 81 = 6,4
6
Jumlah
441
81
Peneliti mengambil 81 orang sebagai responden dari bagian–bagian yang ada di PTPN IV yang terdiri dari para karyawan pelaksana. Alasannya adalah untuk mengetahui koordinasi horizontal antar bagian yang ada di perusahaan. Pemilihan responden menggunakan metode acidental karena seluruh karyawan mempunyai kriteria yang sama untuk di jadikan responden.
Universitas Sumatera Utara
6. Jenis Data a. Data Primer Data primer adalah data yang diperoleh langsung oleh peneliti dengan cara wawancara dan penyebaran angket kepada responden. b. Data Sekunder Data sekunder adalah data yang diperoleh dalam bentuk yang sudah diolah berupa dokumen perusahaan atau organisasi dan publikasi yang dikumpulkan oleh pihak atau instansi lain. Data sekunder dalam penelitian ini meliputi profil perusahaan, struktur organisasi dan data yang diperoleh dari hasil pengolahan buku, teori-teori dan literature yang berhubungan dengan masalah yang diteliti. 7. Teknik Pengumpulan Data a. Angket (kuesioner) yaitu dengan membuat daftar pertanyaan dalam bentuk angket tentang koordinasi dan efektivitas kerja yang ditunjukkan kepada responden di objek penelitian yaitu PTPN IV. b. Wawancara adalah tanya jawab langsung kepada pihak-pihak yang berkepentingan. Penulis dalam melakukan penelitian / wawancara menggunakan daftar pertanyaan yang telah disusun terlebih dahulu (berstruktur) oleh peneliti yang berisi pertanyaan-pertanyaan yang berhubungan dengan data yang diperlukan oleh peneliti. c. Dokumentasi yaitu mengambil data melalui buku-buku, dokumen, internet dan literature yang berhubungan dengan masalah yang dilteliti.
Universitas Sumatera Utara
8. Uji Validitas dan Uji Reliabilitas Dalam penelitian ini data kuesioner yang ada diuji dalam beberapa tahap antara lain : a. Uji Validitas Uji ini untuk mengukur apakah data yang telah didapat setelah penelitian merupakan data yang valid dengan alat ukur yang telah disediakan (kuisioner), pengujian validitas dilakukan dengan membagikan kuesioner kepada 30 responden, dimana kuesioner ini berisikan 20 butir pertanyaan yang harus dijawab oleh para responden di luar sampel, pada karyawan yang tidak terpilih sebagai sampel di PTPN IV medan. Pertanyaan uji validitas dan reliabilitas kuesioner dalam penelitian ini menggunakan software SPSS (Statistic Product and Social Science) versi 13.0, Uji validitas instrumen koordinasi dan efektivitas kerja menunjukkan hasil korelasi tiap faktor adalah positif dan diatas 0,3. Hal tersebut berarti tiap-tiap faktor dalam instrumen koordinasi dan efektivitas kerja merupakan konstruk yang kuat. Tabel 1.5 Hasil Analisis Instrumen koordinasi (Variabel Independent) No. Butir Instrumen Corrected item total Keterangan correlation Valid 1 Valid 0.759 2 3 4
0.675 0.779 0.558
Valid Valid Valid
Universitas Sumatera Utara
No. Butir Instrumen 5 6 7 8 9 10
Corrected item total correlation 0.499 0.477 0.727 0.464 0.404 0.474
Keterangan Valid Valid Valid Valid Valid Valid
Sumber: Hasil Pengolahan data SPSS (juni 2009) Tabel 1.6 Hasil Analisis Instumen Efektivitas Kerja (Variabel Dependent) No. Butir Instrumen Corrected item total Keterangan correlation Valid 1 Valid 0.505 2 3 4 5 6 7 8 9 10
0.612 0.405 0.634 0.514 0.505 0.612 0.405 0.634 0.514
Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid
Sumber: Hasil Pengolahan data SPSS (juni 2009)
Universitas Sumatera Utara
b. Uji Reliabilitas Uji ini untuk melihat apakah alat ukur yang digunakan (kuesioner) menunjukkan konsistensi di dalam mengukur gejala yang sama. Uji Reliabilitas digunakan untuk mengetahui konsistensi atau kepercayaan hasil ukur yang mengandung kecermatan pengukuran. Instrumen yang reliabel adalah instrumen yang apabila digunakan beberapa kali untuk mengukur obyek yang sama akan menghasilkan data yang sama. Dari output SPSS pengujian reliabilitas menunjukkan nilai Cronbach’s alpha sebesar 0,863 untuk instumen koordinasi, dan sebesar 0,823 untuk instumen efektivitas kerja. Menurut Umar Husein (2002) suatu ”construct” dianggap reliabel jika koefisien alpha nya ≥ 0,70. Dengan demikian koefisien sebesar 0,863 dan 0,823 yang mendekati 1 sudah membuktikan bahwa instrumen koordinasi dan efektivitas kerja adalah reliabel. 9. Metode Analisis Data a. Metode Deskriptif Metode
penganalisaan
mengelompokkannya,
data
selanjutnya
dengan
cara
menyusun
menginterpretasikannya,
data,
sehingga
diperoleh gambaran sebenarnya mengenai masalah yang diteliti, yaitu mengenai pengaruh Koordinasi terhadap efektivitas kerja pada PTPN IV Medan.
Universitas Sumatera Utara
b. Metode Regresi Linier Sederhana Metode regresi linier sederhana digunakan untuk melihat bagaimana pengaruh koordinasi terhadap efektivas kerja karyawan yang dapat dilihat sebagai berikut. Y = a + bX Dimana : Y = Koordinasi
a = Nilai Intercept ( konstan )
X = Efektivitas kerja
b =Koefisien arah Regresi
c. Uji Hipotesis 1. Koefisien determinan (R² ) Koefisien determinan (R² ) bertujuan untuk mengetahui seberapa besar kemampuan
variabel
independen
menjelaskan
variabel
dependen
menggunakan software SPSS versi 13. Semakin besar nilai koefisien determinasi, maka semakin baik kemampuan variabel bebas menerangkan variabel terikat .Jika determinasi (R²) semakin besar/ mendekati satu, maka dapat dikatakan bahwa variabel bebas semakin besar menjelaskan variabel terikat. 2. Uji signifikan Parsial (Uji- t) Dilakukan uji-t yaitu secara parsial untuk membuktikan hipotesis awal tentang pengaruh Koordinasi sebagai variabel bebas terhadap Efektivitas kerja sebagai variabel terikat.
Uji-t menunjukkan apakah secara
individual Variabel bebas ( X ) mempunyai hubungan yang signifikan atau tidak dengan variabel terikat ( Y ).
Universitas Sumatera Utara
Bentuk pengujian yang digunakan adalah : Ha : t = 0 artinya tidak ada hubungan yang signifikan antara variabel X dan Y. Ha : t ≠ 0 artinya terdapat hubungan yang signifikan antara variabel X dan Y. Kriteria pengambilan keputusan pada uji- t adalah : Ho diterima jika t hitung < t tabel pada α = 5% Ha diterima jika t hitung > t tabel pada α = 5%
Universitas Sumatera Utara