PERKEMBANGAN PRODUK DOMESTIK BRUTO Triwulan II-2009
Pertumbuhan ekonomi pada triwulan II-2009 secara tahunan sebesar 4,0 dan secara triwulanan sebesar 2,3%
Perekonomian Indonesia secara tahunan (yoy) pada triwulan II2009 tumbuh 4,0%, lebih rendah dari pertumbuhan triwulan sebelumnya (4,4%). Sementara itu, perekonomian secara triwulanan (qtq) tumbuh 2,3%, meningkat dibandingkan triwulan sebelumnya (1,7%).
Dari sisi produksi, pertumbuhan secara tahunan didorong oleh peningkatan pertumbuhan sektor pengangkutan & komunikasi (17,5%) dan sektor listrik, gas dan air bersih (15,4%), sedangkan dari sisi penggunaan didorong oleh pertumbuhan permintaan domestik, terutama konsumsi pemerintah (17,0%). Di tengah keterpurukan ekonomi dunia sebagai dampak dari krisis keuangan global, perekonomian Indonesia pada triwulan II-2009 masih mencatat pertumbuhan positif. Pada triwulan II-2009, PDB atas dasar harga berlaku tercatat sebesar 1.365,5 triliun dan PDB atas dasar harga konstan tercatat sebesar 540,1 triliun. Secara tahunan (yoy), pertumbuhan ekonomi Indonesia pada triwulan II-2009 tercatat sebesar 4,0%, lebih rendah baik dibandingkan dengan pertumbuhan triwulan sebelumnya (4,4%), maupun dengan pertumbuhan triwulan yang sama tahun sebelumnya sebesar 6,4%. Perekonomian secara triwulanan (qtq) tumbuh sebesar 2,3%, lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan pada triwulan sebelumnya (1,7%), namun lebih rendah dibandingkan triwulan yang sama tahun sebelumnya (2,8%). Secara sektoral, pertumbuhan ekonomi tahunan pada triwulan II-2009 terjadi pada hampir seluruh sektor ekonomi, kecuali sektor perdagangan, hotel & restoran yang mengalami kontraksi (-0,1%). Pertumbuhan tertinggi terjadi pada sektor pengangkutan dan komunikasi (17,5%), diikuti oleh sektor listrik, gas & air bersih (15,4%) dan sektor jasa-jasa (7,4%). Sementara itu, peningkatan tertinggi PDB dari sisi penggunaan terjadi pada konsumsi pemerintah (17,0%) diikuti oleh konsumsi rumah tangga (4,8%). Grafik 1 Pertumbuhan PDB (%) 8.00 6.00 4.00 2.00 0.00 -2.00 -4.00 -6.00 I
II
III 2006
IV
I
II
III
2007* Pertumbuhan PDB (q-t-q)
IV
I
II
III
IV
2008**
I
II
2009***
Pertumbuhan PDB (y-o-y)
Metodologi Statistik Produk Domestik Bruto yang dilaksanakan oleh BPS disajikan berdasarkan lapangan usaha (sektoral) dan pengeluaran (penggunaan). Data PDB menurut lapangan usaha (sektoral) merupakan jumlah nilai produk barang dan jasa akhir yang dihasilkan oleh seluruh unit produksi dalam negara Indonesia selama periode tertentu, dan dibagi ke dalam sembilan sektor, sedangkan data PDB menurut pengeluaran (penggunaan) merupakan seluruh komponen permintaan akhir, yaitu pengeluaran konsumsi, investasi, ekspor neto selama periode tertentu. Data agregat PDB dihitung dengan menggunakan harga berlaku dan harga konstan tahun dasar 2000. Karakteristik data PDB terbagi dalam tiga sifat: data sangat sangat sementara Perkembangan Indikator Sektor Terpilih(*), serta angka tetap (tanpa bintang). (***), data sangat sementara (**) danRiil sementara
1
Produk Domestik Bruto Grafik 2 Perkembangan PDB atas dasar harga berlaku dan konstan (Miliar (Miliar 1,500,000 (Miliar 1,300,000 1,100,000 900,000 700,000 500,000 300,000 100,000 I
II
III
IV
I
2006
II
III
IV
I
2007*
Atas Dasar Harga Berlaku
II
III
IV
2008**
I
II
2009***
Atas Dasar Harga Konstan
Perkembangan PDB Sektoral Hampir seluruh sektor ekonomi mengalami ekspansi, kecuali sektor perdagangan, hotel & restoran
Dari sisi lapangan usaha/sektoral, pertumbuhan ekonomi secara tahunan (yoy) pada triwulan II-2009 terjadi pada hampir seluruh sektor ekonomi, kecuali sektor perdagangan, hotel & restoran yang mengalami kontraksi (-0,1%). Pertumbuhan tertinggi terjadi pada sektor pengangkutan & komunikasi (17,5%) yang terutama terjadi pada sub sektor komunikasi (26,8%), diikuti oleh sektor listrik, gas & air bersih (15,4%) terutama terjadi pada subsektor gas kota yang tumbuh sebesar 42,6%, dan sektor jasa-jasa (7,4%) dengan pertumbuhan tertinggi terutama terjadi pada subsektor jasa swasta yang tumbuh sebesar 8,2%.
Sektor pengangkutan & komunikasi memberikan kontribusi tertinggi terhadap pertumbuhan ekonomi
Berdasarkan kontribusi sektoralnya, pertumbuhan ekonomi secara tahunan sebesar 4,0% terutama disumbang oleh sektor pengangkutan & komunikasi (1,4%), diikuti oleh sektor jasa-jasa (0,7%), dan sektor keuangan, real estate & jasa perusahaan (0,5%). Sementara menurut rincian subsektor, sumbangan terbesar terhadap pertumbuhan tahunan tersebut bersumber dari subsektor komunikasi dan subsektor industri makanan, minuman & tembakau masingmasing sebesar 1,1%, diikuti oleh subsektor jasa swasta (0,4%), subsektor jasa pemerintahan umum (0,3%) dan subsektor pengangkutan (0,3%). Sementara itu, beberapa sub sektor mengalami penurunan dengan sumbangan terbesar terjadi pada sub sektor industri alat angkutan, mesin & peralatan yang memberikan sumbangan sebesar -0,6%. Perkembangan kontribusi sektoral, selengkapnya pada grafik 3. Grafik 3 Kontribusi Sektor Terhadap Pertumbuhan PDB tahunan (%) 1.5
1.3
1.1
0.9
0.7
0.5
0.3
0.1
-0.1 Pertanian
Pertambangan & Penggalian
Industri Pengolahan
Tw II-08**
Perkembangan Indikator Sektor Riil Terpilih
Listrik, Gas & Air bersih
Tw III-08**
Bangunan
Tw IV-08**
Perdagangan, Pengangkutan & Hotel & Restoran Komunikasi
Tw I-09***
Keuangan, Persewaan & Jasa Perusahaan
Jasa-jasa
Tw II-09***
2
Produk Domestik Bruto Grafik 4 Kontribusi Subsektor Terhadap Pertumbuhan PDB (%) 1.6
1.3
1.0
0.7
0.4
0.1
-0.2
-0.5
-0.8 Alat angkutan, mesin & peralatannya
Makanan, minuman & tembakau
Perdagangan besar & eceran
Tw II-08**
Pertambangan tanpa migas
Tw III-08**
Tw IV-08**
Komunikasi
Tw I-09***
Bangunan
Tanaman Bahan Makanan
Tw II-09***
Pertumbuhan ekonomi secara triwulanan (qtq) sebesar 2,3% terjadi pada seluruh sektor ekonomi. Pertumbuhan tertinggi terjadi pada sektor listrik, gas & air bersih (8,1%) yang bersumber dari peningkatan pada subsektor gas kota (11,5%) dan subsektor listrik (8,4%). Peningkatan yang tinggi pada sektor pengangkutan & komunikasi (4,7%) terutama berasal dari subsektor angkutan rel dan subsektor angkutan udara sebagai pengaruh dari musim liburan sekolah pada akhir triwulan II-2009. Sementara itu, peningkatan pada sektor pertanian (3,5%) didorong oleh pertumbuhan pada subsektor tanaman perkebunan dan subsektor kehutanan. Perkembangan PDB Penggunaan Konsumsi masih menjadi pendorong pertumbuhan ekonomi.
Dari sisi penggunaan, pertumbuhan ekonomi secara tahunan (yoy) sebesar 4,0% bersumber pada konsumsi domestik yang masih menunjukkan pertumbuhan positif sebesar 6,3%. Selain konsumsi domestik, pembentukan modal tetap domestik bruto (PMTB) juga menunjukkan ekspansi sebesar 2,7%. Sementara itu, ekspor dan impor barang/jasa pada triwulan II-2009 mengalami kontraksi masing-masing sebesar -15,7% dan -23,9%. Kontraksi impor yang lebih besar dibandingkan ekspor menyebabkan secara neto neraca perdagangan masih menunjukkan pertumbuhan yang positif sebesar 21,5%. Dilihat dari sumbangan terhadap pertumbuhan ekonomi secara tahunan, konsumsi rumah tangga memberikan kontribusi paling tinggi yakni sebesar 2,7%, diikuti oleh kontribusi dari konsumsi pemerintah sebesar 1,3%, dan kontribusi komponen Pembentukan Modal tetap Domestik Bruto (PMTB) sebesar 0,6%. Grafik 5 Kontribusi PDB menurut Pengeluaran (%) 4.00 3.50 3.00 2.50 2.00 1.50 1.00 0.50 0.00 -0.50 Konsumsi Rumah Tangga Tw II-08**
Perkembangan Indikator Sektor Riil Terpilih
Konsumsi Pemerintah
Tw III-08**
Investasi (PMTB)
Tw IV-08**
Tw I-09***
Net Ekspor
Tw II-09***
3
Produk Domestik Bruto Belanja barang pemerintah mengalami ekspansi tertinggi terhadap pertumbuhan konsumsi pada triwulan II-2009
Konsumsi domestik secara tahunan pada triwulan II-2009 tumbuh positif sebesar 6,3% meskipun melambat dibandingkan dengan kondisi pada triwulan I2009 (7,3%). Berdasarkan komponen konsumsi, pengeluaran konsumsi pemerintah dalam bentuk belanja barang mengalami ekspansi tertinggi yaitu sebesar 28,9%, diikuti oleh konsumsi pemerintah dalam bentuk belanja pegawai dan penyusutan (6,4%), konsumsi rumah tangga bukan makanan (5,8%), dan konsumsi rumah tangga dalam bentuk makanan (3,6%).
Grafik 6 Pertumbuhan Pengeluaran Konsumsi (%) 20
16
12
8
4
0 Tw I
Tw II
Tw III
Tw IV
Tw I
Tw II
2007*
Pengeluaran investasi secara tahunan tumbuh, namun melambat dibandingkan dengan periode sebelumnya
Tw III
Tw IV
Tw I
2008**
Tw II 2009***
Pengeluaran Konsumsi Rumahtangga
Pengeluaran Konsumsi Pemerintah
Konsumsi makanan
Konsumsi bukan makanan
Pengeluaran investasi (PMTB) secara tahunan pada triwulan II-2009 tumbuh sebesar 2,7% atau melambat dibandingkan dengan pertumbuhan sebesar 3,4% pada triwulan sebelumnya. Berdasarkan komposisinya, pertumbuhan investasi tersebut terutama didorong oleh pertumbuhan investasi bangunan (6,4%) serta pertumbuhan alat angkutan luar negeri (5,2%). Sementara itu, investasi dalam bentuk mesin & perlengkapan dari luar negeri menunjukkan penurunan terbesar yaitu -13,1%. Grafik 7 Pertumbuhan Pengeluaran Investasi (%) 80
60
40
20
0
-20
-40 Tw I
Tw II
Tw III 2007*
Bangunan Alat Angkutan Dalam Negeri Lainnya Luar Negeri
Perkembangan Indikator Sektor Riil Terpilih
Tw IV
Tw I
Tw II
Tw III
Tw IV
Tw I
Tw II
2008**
2009***
Mesin dan Perlengkapan Dalam Negeri Alat Angkutan Luar Negeri
Mesin dan Perlengkapan Luar Negeri Lainnya Dalam Negeri
4
Produk Domestik Bruto Ekspor barang dan jasa masih kontraksi, namun melambat dibandingkan periode sebelumnya.
Masih menurunnya permintaan produk-produk ekspor yang berasal dari Indonesia sebagai akibat resesi ekonomi dunia telah menyebabkan kontraksi yang cukup tinggi pada nilai ekspor barang dan jasa Indonesia triwulan II2009. Secara tahunan (yoy), ekspor mengalami kontraksi sebesar -15,7%, atau sedikit lebih rendah dari triwulan sebelumnya (-18,7%). Kontraksi nilai ekspor tersebut disebabkan oleh pertumbuhan negatif yang terjadi baik pada komponen ekspor barang (-17,0%) maupun ekspor jasa (-3,0%). Namun demikian, tren penurunan ekspor barang maupun jasa yang terjadi sejak triwulan II-2008 telah menunjukkan tanda-tanda pemulihan sebagaimana melambatnya kontraksi ekspor baik barang maupuan jasa pada triwulan II-2009 dibandingkan triwulan I-2009. Grafik 8 Pertumbuhan dan Trend Pertumbuhan Ekspor Barang dan Jasa (%) 30 25
Trend pertumbuhan ekspor jasa
20 15 10 5 0 -5
Trend pertumbuhan ekspor barang
-10 -15 -20 -25 I
II
III
IV
I
II
2006
III
Ekspor Barang dan Jasa
Tren penurunan impor barang dan jasa juga melambat
IV
I
2007*
II
III
IV
2008** Ekspor barang
I
II
2009*** Ekspor jasa
Sejalan dengan kontraksi yang terjadi pada komponen ekspor, impor barang dan jasa secara tahunan (yoy) pada triwulan II-2009 juga mengalami kontraksi sebesar -23,9%, dengan sumber kontraksi terbesar pada impor barang yaitu sebesar -29,0%, diikuti oleh kontraksi impor jasa sebesar -3,9%. Dibandingkan dengan periode sebelumnya, pernurunan impor baik barang maupun jasa telah mengalami perlambatan. Grafik 9 Pertumbuhan dan Trend Pertumbuhan Impor Barang dan Jasa (%) 30
Trend pertumbuhan impor barang
20 10 0 -10 Trend pertumbuhan impor jasa
-20 -30 -40 I
II
III
IV
I
2006 Impor barang dan jasa
Perkembangan Indikator Sektor Riil Terpilih
II
III
IV
I
2007*
II
III
2008** Impor barang
IV
I
II
2009*** Impor jasa
5
Produk Domestik Bruto Pertumbuhan ekonomi secara triwulanan didorong oleh ekspansi pengeluaran/konsumsi pemerintah
Pertumbuhan ekonomi secara triwulanan (qtq) sebesar 2,3% terutama didorong oleh ekspansi yang cukup tinggi dari konsumsi pemerintah sebesar 23,7%, diikuti oleh ekspor barang & jasa (7,4%) dan PMTB (2,4%). Peningkatan konsumsi pemerintah lebih didorong oleh tingginya belanja barang. Sementara itu pembayaran gaji ke13 di akhir triwulan II-2009 hanya meningkatkan konsumsi pemerintah untuk keperluan belanja pegawai sebesar 5,9%. Setelah pada triwulan sebelumnya mengalami kontraksi, komponen ekspor dan impor barang & jasa pada triwulan II-2009 mengalami peningkatan masing-masing sebesar 7,4% dan 7,8%. Dilihat dari sumbangan terhadap pertumbuhan ekonomi secara triwulanan, konsumsi pemerintah memberikan kontribusi paling tinggi yakni sebesar 1,7%, diikuti oleh kontribusi dari net ekspor sebesar 0,7% dan komponen Pembentukan Modal tetap Domestik Bruto (PMTB) sebesar 0,6%. Perkembangan PDB Deflator
Pertumbuhan PDB deflator pada triwulan II-2009 melambat secara tahunan.
Perkembangan PDB Deflator sebagai cerminan dari perkembangan harga pada triwulan II-2009 menunjukkan tren pertumbuhan yang melambat secara tahunan yaitu dari 11,5% pada triwulan I-2009 menjadi 6,8% pada triwulan II-2009. Tren perlambatan pertumbuhan deflator secara tahunan telah berlangsung sejak triwulan IV-2008. Di sisi lain, pertumbuhan PDB Deflator menunjukkan peningkatan sebesar 2,5% (q-t-q) lebih tinggi dari triwulan sebelumnya (0,5%). Grafik 10 Pertumbuhan PDB Deflator
(Indeks)
Pertumbuhan (%) 25.0
280 20.0
240 200
15.0
160
10.0
120 5.0 80 0.0
40
-5.0
0 I
II
III
IV
I
2006
III
IV
I
2007*
PDB Deflator
Perkembangan Indikator Sektor Riil Terpilih
II
Pertumbuhan (q-t-q)
II
III
2008**
IV
I
II
2009***
Pertumbuhan (y-o-y)
6
Tabel 1 Perkembangan Produk Domestik Bruto berdasarkan Lapangan Usaha Harga Berlaku (miliar Rp)
LAPANGAN USAHA (SEKTOR)
2009***
2008** Tw II
Harga Konstan (miliar Rp)
Tw I
2009***
2008** Tw II
Tw II
Pangsa terhadap PDB (%)
Tw I
2008** Tw II
Tw II
2009*** Tw I
2008**
Tw II
Kontribusi thd. Pertumbuhan (yoy)
Pertumbuhan (y-o-y)
Tw II
2009*** Tw I
2008**
Tw II
Tw II
2009*** Tw I
2008**
Tw II
Kontribusi thd. Pertumbuhan (q-t-q)
Pertumbuhan q-t-q
Tw II
2009*** Tw I
2008**
Tw II
Tw II
2009*** Tw I
Tw II
1. Pertanian, Peternakan, Kehutanan & Perikanan
178.641,6
203.534,8
213.481,2
74.070,4
73.292,7
75.838,6
14,6
15,6
15,4
4,8
5,2
2,4
0,8
0,7
0,3
6,3
19,7
3,5
0,8
2,3
0,4
2. Pertambangan & Penggalian
144.595,6
118.103,9
120.140,2
42.764,7
43.450,2
43.786,2
11,7
9,0
8,9
(0,5)
2,4
2,4
0,0
0,2
0,2
0,8
(0,2)
0,8
0,0
0,0
0,0
3. Industri Pengolahan
335.156,3
355.320,8
362.811,0
138.667,5
138.750,8
140.756,3
27,3
27,3
26,6
4,2
1,5
1,5
1,1
0,4
0,4
1,4
(0,5)
1,4
0,5
(0,1)
0,4
10.181,7
11.198,4
12.131,6
3.737,5
3.989,1
4.313,6
0,8
0,8
0,9
11,8
11,4
15,4
0,0
0,1
0,1
4,4
3,6
8,1
0,0
0,0
0,0
5. Konstruksi
100.794,6
126.984,9
136.571,5
32.218,6
33.454,5
34.271,0
8,2
9,8
10,0
8,1
6,3
6,4
0,5
0,4
0,4
2,4
(1,3)
2,4
0,1
(0,1)
0,2
6. Perdagangan, Hotel & Restoran
0,4
4. Listrik, Gas & Air Bersih
169.465,0
174.204,4
181.725,2
89.966,5
87.498,3
89.876,9
13,8
13,4
13,3
8,1
0,5
(0,1)
1,3
0,1
0,0
3,4
(4,8)
2,7
0,6
(0,8)
7. Pengangkutan & Komunikasi
74.168,0
84.228,5
86.947,4
40.518,4
45.477,9
47.613,1
6,0
6,5
6,4
17,3
17,1
17,5
1,2
1,3
1,4
4,3
2,5
4,7
0,4
0,2
0,4
8. Keuangan, Real Estat dan Jasa Perusahaan
90.480,5
98.757,7
99.622,0
49.172,3
51.504,8
51.801,0
7,3
7,6
7,4
8,7
6,3
5,3
0,9
0,6
0,5
1,5
0,8
0,6
0,2
0,1
0,1
9. Jasa-jasa Produk Domestik Bruto PDB Tanpa Migas PDB Migas
126.162,1
129.456,6
152.025,1
48.243,4
50.253,2
51.802,9
10,3
10,0
11,1
6,7
6,8
7,4
0,6
0,6
0,7
2,5
1,3
3,1
0,2
0,1
0,4
1.229.645,4
1.301.790,0
1.365.455,2
519.359,3
527.671,5
540.059,6
100,0
100,0
100,0
6,4
4,4
4,0
6,4
4,4
4,0
2,8
1,7
2,3
2,8
1,7
2,3
1.087.666,9
1.207.434,8
1.263.531,3
483.794,9
492.338,5
505.073,3
88,5
92,8
92,5
6,9
4,8
4,4
6,4
4,5
4,1
3,0
1,9
2,6
2,8
1,8
2,4
141.978,5
94.355,2
101.923,9
35.564,4
35.333,0
34.986,3
11,5
7,2
7,5
0,8
(0,8)
(1,6)
0,0
(0,1)
(0,1)
(0,1)
(0,9)
(1,0)
0,0
(0,1)
(0,1)
Sumber : BPS (diolah)
Perkembangan Indikator Sektor Riil Terpilih 7
1
7
Tabel 2 Perkembangan Produk Domestik Bruto berdasarkan Penggunaan Harga Berlaku (miliar Rp) PENGELUARAN
2009***
2008** Tw II
Harga Konstan (miliar Rp)
Tw I
2009***
2008** Tw II
Tw II
Pangsa terhadap PDB (%)
Tw I
2008** Tw II
Tw II
2009*** Tw I
2008**
Tw II
Kontribusi thd. Pertumbuhan (yoy)
Pertumbuhan (y-o-y)
Tw II
2009*** Tw I
2008**
Tw II
Tw II
2009***
Pertumbuhan (q-t-q) 2008**
Tw I
Tw II
Tw II
Kontribusi thd Pertumbuhan (q-t-q)
2009*** Tw I
2008**
Tw II
Tw II
2009*** Tw I
Tw II
1. Pengeluaran Konsumsi
843.932,1
908.339,8
944.403,1
335.221,0
346.482,5
356.239,8
68,6
69,8
69,1
5,5
7,3
6,3
3,5
4,7
4,0
3,8
(3,5)
2,8
2,4
(2,5)
1,8
2. Konsumsi rumah tangga
738.937,6
808.412,6
808.660,1
294.673,5
308.150,2
308.811,7
60,1
62,1
59,2
5,5
6,0
4,8
3,1
3,5
2,7
1,3
0,9
0,2
0,7
0,5
0,1
3. Konsumsi pemerintah
104.994,5
99.927,2
135.743,0
40.547,5
38.332,3
47.428,1
8,5
7,7
9,9
5,3
19,2
17,0
0,4
1,2
1,3
26,1
(28,7)
23,7
1,7
(3,0)
1,7
4. Investasi
329.634,7
397.555,7
429.569,7
121.694,6
119.600,6
124.890,1
26,8
30,6
31,5
10,7
(0,8)
2,6
2,5
(0,2)
0,6
0,9
(5,1)
4,4
0,2
(1,2)
1,0
5. Pembentukan Modal Tetap Domestik Bruto
327.656,1
400.578,8
426.728,9
120.867,7
121.132,1
124.074,2
26,6
30,8
31,3
12,0
3,4
2,7
2,7
0,8
0,6
3,2
(5,4)
2,4
0,7
(1,3)
0,6
(0,2)
(1,0)
0,0
(76,3)
0,5
(1,3) (2,5)
6. Perubahan Inventory Diskrepansi Statistik 7. Permintaan domestik
1.978,7
(3.023,1)
2.840,8
826,9
(1.531,4)
815,9
0,2
(0,2)
0,2
(58,5)
(143,9)
(1,3)
49.796,4
(44.931,3)
(47.966,4)
14.570,7
6.846,6
776,9
4,1
(3,6)
(3,5)
26,1
(46,5)
(94,7)
1.173.566,8
1.305.895,6
1.373.972,8
456.915,6
466.083,1
481.130,0
95,4
100,4
100,6
6,8
5,1
5,3
6,0
4,5
4,6
3,0
(3,9)
3,2
6.282,2
40.825,7
39.448,8
47.873,0
54.741,8
58.152,7
0,5
3,2
2,9
(1,9)
12,1
21,5
(0,1)
1,2
1,9
(2,0)
(3,4)
6,2
377.603,3
308.158,9
322.649,2
263.976,5
207.385,2
222.628,3
30,7
23,7
23,6
12,4
(18,7)
(15,7)
6,0
(9,4) (8,0)
3,4
(16,7)
7,4
6,1 (10,6) (9,9)
4,7
(20,7)
6,4
2,8
1,7
8. Ekspor bersih 9. Ekspor barang dan jasa 10. Impor barang dan jasa Produk Domestik Bruto
371.321,1
267.333,2
283.200,4
216.103,5
152.643,4
164.475,6
30,2
20,5
20,7
16,1
(26,0)
(23,9)
1.229.645,4
1.301.790,0
1.365.455,2
519.359,3
527.671,5
540.059,6
100,0
100,0
100,0
6,4
4,4
4,0
4,4
4,0
13,8
26,8 153,3 129,8
(0,5)
0,1
0,4
0,4
5,7
(1,1)
2,6
(3,7)
2,8
(0,2)
(0,3)
0,6
1,7
(8,0)
2,9
7,8
1,9
(7,7)
2,3
2,3
2,8
1,7
2,3
(88,7)
Sumber : BPS (diolah)
Perkembangan Indikator Sektor Riil Terpilih 7
2
8