No. 56 / VII / 1 NOVEMBER 2004
PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR INDONESIA BULAN SEPTEMBER 2004 EKSPOR Nilai ekspor Indonesia bulan September 2004 menembus angka US$ 7 milyar, yakni mencapai US$ 7,15 milyar, atau 13,33 persen lebih tinggi dibanding ekspor bulan lalu dan juga lebih tinggi 41,43 persen dibanding ekspor September 2003. Secara kumulatif, ekspor Januari - September 2004 mencapai US$ 50,74 milyar, lebih tinggi 10,77 persen dibanding ekspor periode yang sama tahun 2003. Ekspor Non-Migas bulan September 2004 mencapai US$ 5,68 milyar, meningkat 13,76 persen dibanding ekspor bulan sebelumnya, sedangkan selama Januari – September 2004 mencapai US$ 39,29 milyar, meningkat 10,95 persen dibanding ekspor periode yang sama tahun 2003. Peningkatan terbesar ekspor non-migas bulan September 2004 terjadi pada mesin/peralatan listrik sebesar US$ 160,2 juta, sedangkan penurunan terbesar terjadi pada bahan kimia organik sebesar US$ 68,5 juta. Ekspor non migas ke Jepang bulan September 2004 mencapai angka terbesar yaitu US$ 831,0 juta, disusul Amerika Serikat US$ 789,8 juta, Singapura US$ 617,6 juta, dan Cina US$ 323,1 juta dengan kontribusi keempatnya mencapai 45,06 persen. Menurut sektor, ekspor produk industri pada Januari - September 2004 meningkat 12,89 persen dibanding periode yang sama tahun 2003, demikian juga ekspor produk pertanian meningkat 5,18 persen sedangkan ekspor produk pertambangan & lainnya turun 4,45 persen.
1. Perkembangan Ekspor 1.1 Ekspor Migas dan Non Migas Ekspor Indonesia pada bulan September 2004 menembus angka US$ 7 milyar, tepatnya mencapai US$ 7.152,0 juta, yang berarti lebih tinggi 13,33 persen dibanding ekspor bulan Agustus 2004, dan lebih tinggi 41,43 persen dibanding ekspor bulan yang sama tahun 2003. Peningkatan ekspor bulan September 2004 ini disebabkan oleh meningkatnya ekspor migas sebesar 11,68 persen yaitu dari US$ 1.313,9 juta menjadi US$ Berita Resmi Statistik No. 56 / VII / 1 November 2004.
1
1.467,3 juta, demikian juga ekspor non migas meningkat 13,76 persen dari US$ 4.997,0 juta menjadi US$ 5.684,7 juta. Peningkatan ekspor migas bulan September 2004 disebabkan oleh meningkatnya ekspor minyak mentah sebesar 19,55 persen menjadi US$ 609,0 juta, hasil minyak sebesar 24,38 persen menjadi US$ 186,2 juta, dan gas sebesar 2,64 persen menjadi US$ 672,1 juta. Peningkatan nilai ekspor minyak mentah, disebabkan karena naiknya harga minyak mentah Indonesia di pasar dunia dari US$ 42,61 per barel pada Agustus menjadi US$ 44,31 pada September 2004 atau naik 3,99 persen. Tabel 1. Ringkasan Perkembangan Ekspor Indonesia, Januari - September 2004 Nilai FOB ( Juta US$ )
URAIAN
Agustus 2004
(1)
(2)
September Jan-Sept 2004 2003 (3)
Jan-Sept 2004
(4)
% Perubahan September 2004 thd Agustus 2004
% Peran thd total Jan-Sept 2004
% Perubahan Jan-Sept 2004 thd 2003
(6)
(7)
(8)
(5)
Total Ekspor
6 310,9
7 152,0
45 804,6
50 735,7
13,33
100,00
10,77
Migas Minyak Mentah Hasil Minyak Gas
1 313,9 509,4 149,7 654,8
1 467,3 609,0 186,2 672,1
10 391,0 4 234,2 1 287,6 4 869,2
11 445,0 4 695,7 1 290,9 5 458,4
11,68 19,55 24,38 2,64
22,56 9,26 2,54 10,76
10,14 10,90 0,26 12,10
Non Migas
4 997,0
5 684,7
35 413,6
39 290,7
13,76
77,44
10,95
Grafik 1 : Laju Pertumbuhan Ekspor Migas dan Non Migas Januari - September terhadap Januari - September tahun sebelumnya, 1992 - 2004
Persentase Pertumbuhan (%)
70 60 50 40 30 20 10 0 -10 -20 -30 -40
1992
1993
1994
1995
1996
1997
1998
1999
2000
2001
2002
2003
2004
Tahun
Migas
Non Migas
Total
Secara kumulatif, nilai ekspor Januari - September 2004 mengalami peningkatan 10,77 persen dibanding ekspor periode yang sama tahun 2003, yang diperoleh dari kenaikan ekspor migas sebesar 10,14 persen, dan ekspor non-migas sebesar 10,95 persen. Lebih lanjut peningkatan ekspor migas (berdasarkan data dari Pertamina dan BP Migas)
2
Berita Resmi Statistik No.56 / VII / 1 November 2004.
diperoleh dari kenaikan ekspor minyak mentah 10,90 persen, ekspor hasil minyak 0,26 persen, dan gas alam 12,10 persen. 1.2 Perubahan Data Input Sejak data bulan Mei 2004, terjadi perubahan data input yang disediakan oleh Bea dan Cukai. Sebelumnya BPS menerima data hardcopy berupa Dokumen Pemberitahuan Ekspor Barang (PEB) dari seluruh Kantor Pelayanan Bea dan Cukai (KPBC) di Indonesia yang diterima melalui Bank Indonesia. Kekurangan dari sistem lama adalah terjadinya carry over oleh karena keterlambatan data, tercecer dan atau tidak masuk. Saat ini data yang diterima sebagian besar sudah dalam bentuk data softcopy. Kelebihan dari sistem sekarang, data yang diterima lebih lengkap dan lebih cepat walaupun masih memerlukan perbaikan validitas datanya. Pada saat peralihan sistem, data yang lengkap terakumulasi dengan data carry over sehingga memerlukan evaluasi menyeluruh terhadap level ekspor bulanan. Dibawah ini disajikan perkembangan ekspor non migas bulanan untuk tahun 2003 dan 2004 hingga bulan September.
Bulan Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September
2003
2004
3 799 890 448 3 721 330 829 3 865 556 360 3 931 227 389 3 956 230 564 4 202 008 866 4 271 952 091 3 769 177 057 3 896 272 171
3 837 415 532 3 763 346 563 3 871 210 149 4 023 650 199 4 152 237 264 4 330 902 828 4 445 135 707 4 997 036 076 5 684 736 664
TOTAL 35 413 645 775 39 290 672 103 Tabel 2. Perkembangan Bulanan Ekspor Nonmigas Indonesia Januari - September 2003 dan 2004 (US$)
1.3 Ekspor Non-Migas Menurut Golongan Barang HS 2 Dijit Nilai ekspor non-migas untuk 10 komoditi utama pada bulan September 2004 meningkat 19,55 persen dibanding bulan Agustus 2004. Persentase kenaikan ini juga lebih tinggi dibanding ekspor non migas keseluruhan yang meningkat 13,76 persen. Peningkatan terbesar terjadi pada mesin/peralatan listrik (HS 85) sebesar US$ 160,2 juta. Komoditi Berita Resmi Statistik No. 56 / VII / 1 November 2004.
3
lainnya yang juga mengalami peningkatan ekspor adalah mesin-mesin/pesawat mekanik (HS 84) sebesar US$ 158,4 juta, kayu, barang dari kayu (HS 44) sebesar US$ 126,2 juta, bahan bakar mineral (HS 27) sebesar US$ 123,5 juta, serta karet dan barang dari karet (HS 40) sebesar US$ 119,7 juta. Penurunan ekspor non migas bulan September 2004 terjadi pada bahan kimia organik (HS 29) sebesar US$ 68,5 juta, bijih, kerak, dan abu logam (HS 26) sebesar US$ 57,0 juta, pakaian jadi bukan rajutan (HS 62) sebesar US$ 34,0 juta dan barang-barang rajutan (HS 61) sebesar US$ 19,1 juta serta ikan & udang (HS 03) sebesar US$ 12,4 juta. Tabel 3. Ekspor Non Migas Beberapa Golongan Barang HS 2 Dijit Januari - September 2004 Nilai FOB (Juta US$) Golongan Barang (HS)
Perubahan % Peran September thd Total 2004 thd Non Migas Agustus Jan - Sept 2004 2004 (Juta US$)
Agustus 2004
September 2004
Jan - Sept 2003
Jan - Sept 2004
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
1. Mesin/peralatan listrik (HS 85)
578,3
738,5
4 538,2
4 430,5
160,2
11,28
2. Mesin-mesin/Pesawat Mekanik (84)
265,9
424,3
2 004,6
2463,1
158,4
6,27
3. Kayu, barang dari kayu (44)
211,8
338,1
2 392,5
2 428,8
126,2
6,18
4. Karet dan barang dari karet (40)
201,3
321,0
1 522,6
2 200,2
119,7
5,60
5. Pakaian jadi bukan rajutan (62)
293,1
259,1
2 060,1
2 184,9
-34,0
5,56
6. Bahan bakar mineral (27)
256,5
380,0
1 500,1
1 975,5
123,5
5,03
7. Barang-barang rajutan (61)
170,5
151,4
1 061,7
1 119,6
-19,1
2,85
8. Bijih, Kerak, dan Abu Logam (HS 26)
227,4
170,4
1 670,6
1 077,3
-57,0
2,74
9. Ikan dan Udang (HS 03)
144,9
132,5
1 076,3
1 055,6
-12,4
2,69
10. Bahan kimia organik (29)
193,2
124,7
887,2
1 047,8
-68,5
2,67
Total 10 Golongan Barang
2 542,9
3 040,0
18 714,0
19 983,6
598,9
50,86
Lainnya
2 454,1
2 644,7
16 669,6
19 307,1
88,8
49,14
Total Ekspor Non-Migas
4 997,0
5 684,7
35 413,6
39 290,7
887,7
100,00
(1)
Selama Januari - September 2004, ekspor dari 10 golongan barang (HS 2 dijit) diatas memberikan kontribusi 50,86 persen dari total ekspor non-migas atau lebih rendah 1,98 poin dibanding kontribusinya pada periode yang sama tahun 2003. Sementara itu, peranan ekspor non-migas diluar 10 golongan barang pada Januari - September 2004 sebesar 49,14 persen, sedangkan untuk Januari - September 2003 sebesar 47,16 persen. 4
Berita Resmi Statistik No.56 / VII / 1 November 2004.
1.4 Ekspor Non-Migas Menurut Negara Tujuan Utama Ekspor non-migas Indonesia pada bulan September 2004 ke Jepang, Amerika Serikat, Singapura dan Cina masing-masing mencapai US$ 831,0 juta, US$ 789,8 juta, US$ 617,6 dan US$ 323,1 juta dengan peranan keempatnya mencapai 45,06 persen.
Tabel 4. Ekspor Non Migas Indonesia Menurut Negara Tujuan, Januari - September 2004 Nilai FOB ( Juta US$ ) Negara Tujuan
(1)
Agustus 2004
September 2004
Jan - Sept 2003
Jan - Sept 2004
(3)
(3)
(4)
(5)
Perubahan September 2004 thd Agustus 2004 (Juta US$)
% Peran thd Total Non Migas Jan - Sept 2004
(6)
(7)
1. Jepang
689,4
831,0
4 968,7
5 959,9
141,6
15,17
2. Amerika Serikat
775,6
789,8
5 418,2
6 037,2
14,2
15,37
3. Singapura
383,6
617,6
3 474,8
3 519,2
234,0
8,96
4. Cina
320,0
323,1
2 011,4
2 493,1
3,1
6,34
5. Malaysia
266,8
297,1
1 682,2
2 033,7
30,3
5,18
6. Korea Selatan
151,2
195,6
1 324,7
1 357,0
44,4
3,45
7. Jerman
169,3
159,0
1 076,1
1 179,1
-10,3
3,00
8. Taiwan
135,0
168,6
916,0
1 070,8
33,6
2,72
9. Australia
130,8
121,7
845,6
861,3
-9,1
2,19
Total 9 Negara Tujuan
3 021,7
3 503,5
21 717,6
24 511,4
481,8
62,38
Lainnya
1 975,3
2 181,2
13 696,0
14 779,3
205,9
37,62
TOTAL NON MIGAS
4 997,0
5 684,7
35 413,6
39 290,7
687,7
100,00
Ekspor non migas ke Singapura mengalami kenaikan terbesar yaitu US$ 234,0 juta
diikuti Jepang sebesar US$ 141,6 juta. Sementara penurunan ekspor terbesar terjadi
ke Jerman sebesar US$ 10,3 juta dan Australia sebesar US$ 9,1 juta. Secara keseluruhan, total ekspor nonmigas ke sembilan negara tujuan utama pada bulan September 2004 naik 15,94 persen, demikian juga kumulatif Januari – September 2004 naik 12,86 persen. Sampai dengan bulan September tahun 2004, Amerika Serikat merupakan negara tujuan ekspor non migas terbesar dengan nilai US$ 6.037,2 juta (15,37 persen), diikuti Jepang US$ 5.959,9 juta (15,17 persen), dan Singapura US$ 3.519,2 juta (8,96 persen).
Berita Resmi Statistik No. 56 / VII / 1 November 2004.
5
6
Berita Resmi Statistik No.56 / VII / 1 November 2004.
1.5 Ekspor Menurut Sektor Peranan dan perkembangan ekspor non-migas Indonesia menurut sektor selama Januari - September tahun 2004 dibanding periode yang sama tahun 2003 dapat dilihat pada Tabel 5 dan Grafik 2. Ekspor produk industri dan produk pertanian meningkat masing-masing 12,89 persen dan 5,18 persen, sedangkan produk pertambangan turun sebesar 4,45 persen. Tabel 5. Nilai Ekspor Indonesia Menurut Sektor Januari - September 2003 dan 2004 Nilai FOB ( Juta US$ )
% Peran thd Total Jan – Sept 2004
Jan- Sept 2003
Jan – Sept 2004
% Perubahan Jan - Sept 2004 thd 2003
(2)
(3)
(4)
(5)
Total Ekspor
45 804,6
50 735,7
10,77
100,00
Migas
10 391,0
11 445,0
10,14
22,56
Non – Migas - Pertanian - Industri - Pertamb. & Lain
35 413,6 1 861,0 30 369,8
39 290,7 1 957,4 34 284,3
10,95 5,18 12,89
77,44 3,86 67,57
3 182,8
3 049,0
-4,45
6,01
URAIAN (1)
Dilihat dari kontribusinya terhadap ekspor keseluruhan, kontribusi ekspor produk industri pada Januari - September 2004 naik tipis dari 66,30 persen menjadi 67,57 persen sementara kontribusi ekspor produk pertanian turun dari 4,06 persen menjadi 3,86 persen. Ekspor produk pertambangan turun tipis dari 6,95 persen menjadi 6,01 persen, demikian juga ekspor migas turun dari 22,69 persen menjadi 22,56 persen.
Grafik 2. Struktur Nilai Ekspor Januari - September 2003 dan 2004
Industri 66,30%
Pertanian 4,06%
Tambang 6,95%
Migas 22,69%
Jan - Sept 2003
Berita Resmi Statistik No. 56 / VII / 1 November 2004.
Industri 67.57%
Tambang 6,01%
Pertanian 3.86%
Migas 22.56%
Jan - Sept 2004
7
IMPOR Nilai impor Indonesia bulan September 2004 mencapai US$ 4,23 milyar, atau meningkat 5,11 persen dibanding impor bulan Agustus 2004 sebesar US$ 4,02 milyar, sedangkan selama Januari-September 2004 nilai impor mencapai US$ 33,41 milyar atau meningkat 38,82 persen dibanding impor periode yang sama tahun 2003 sebesar US$ 24,06 milyar. Impor non migas bulan September 2004 mencapai US$ 3,09 milyar atau meningkat 3,51 persen dibanding bulan Agustus 2004, sedangkan selama Januari-September 2004 mencapai US$ 25,18 milyar atau meningkat 37,04 persen dibanding impor periode yang sama tahun 2003. Selama Januari-September 2004, impor non migas terbesar terjadi pada mesin dan pesawat mekanik dengan nilai US$ 4,35 milyar atau 17,28 persen dari total impor non migas, sedangkan negara pemasok barang impor terbesar ditempati oleh Jepang dengan nilai US$ 4,39 milyar dengan pangsa 17,44 persen, diikuti Amerika Serikat 9,35 persen dan Cina 9,26 persen. Menurut golongan penggunaan barang, impor barang konsumsi selama Januari-September 2004 meningkat 32,64 persen, demikian juga impor bahan baku/penolong dan barang modal masing-masing meningkat 40,04 persen dan 35,30 persen dibanding periode yang sama tahun 2003.
2. Perkembangan Impor 2.1 Impor Migas dan Non Migas Nilai impor Indonesia selama bulan September 2004 mengalami peningkatan 5,11 persen dibanding impor bulan Agustus 2004 yaitu dari US$ 4.024,7 juta menjadi US$ 4.230,5 juta. Impor migas tercatat sebesar US$ 1.139,9 juta atau meningkat 9,72 persen sedangkan impor non migas sebesar US$ 3.090,6 juta atau meningkat 3,51 persen. Selama Januari-September 2004 nilai impor meningkat signifikan sebesar 38,82 persen dibanding impor pada periode yang sama tahun 2003 yaitu dari US$ 24.065,6 juta menjadi US$ 33.408,8 juta. Peningkatan ini disebabkan oleh meningkatnya impor migas sebesar 44,58 persen dan impor non migas 37,04 persen. Lebih lanjut peningkatan nilai impor migas terjadi pada impor minyak mentah sebesar US$ 1.527,1 juta (53,51 persen) dan impor hasil minyak sebesar US$ 1.027,1 juta (36,44 persen).
8
Berita Resmi Statistik No.56 / VII / 1 November 2004.
Tabel 6. Ringkasan Perkembangan Impor Indonesia Januari-September 2003 dan 2004 Nilai CIF ( Juta US$ ) Uraian
Agustus September Jan-Sept 2004 2004 2003
(1)
Jan-Sept 2004
(2)
(3)
4 024,7
4 230,5
24 065,6
33 408,8
5,11
38,82
100,00
Migas 1 038,9 Minyak Mentah 462,1 Hasil Minyak 576,4 Gas 0,4
1 139,9 536,1 603,5 0,3
5 694,3 2 853,9 2 818,9 21,5
8 232,9 4 381,0 3 846,0 5,9
9,72 16,01 4,70 -25,00
44,58 53,51 36,44 -72,56
24,64 13,11 11,51 0,02
Non Migas
3 090,6
18 371,3
25 175,9
3,51
37,04
75,36
Total Impor
2 985,8
(4)
(5)
% % % Peran Perubahan Perubahan thd total September Jan-Sept Jan-Sept ’04 Thd 2004 Thd 2004 Agustus '04 2003 (6) (7) (8)
Perkembangan impor bulanan untuk September 1994 sampai dengan September 2004 (seperti terlihat pada Grafik 3) didominasi oleh impor non migas dengan pola perkembangan yang berfluktuasi dengan arah yang meningkat, sedangkan pola perkembangan impor migas cenderung agak landai dengan arah yang juga menaik.
Grafik 3, Impor Migas dan Non Migas September 1994 - September 2004
Nilai (juta US$)
4.000,0
3.000,0
2.000,0
1.000,0
Migas
Berita Resmi Statistik No. 56 / VII / 1 November 2004.
Se
pt
'0
4
03 p' Se
02 p' Se
01 p' Se
00 Se
p'
99 Se
p'
98 p' Se
97 p' Se
96 p' Se
95 p' Se
Se
p'
94
0,0
Nonmigas
9
2.2 Impor Non Migas Menurut Golongan Barang HS 2 Dijit Selama bulan September 2004, dua komoditi utama impor non migas mengalami peningkatan diatas US$ 30,0 juta yaitu besi dan baja meningkat sebesar US$ 44,0 juta (23,47 persen) dan gandum meningkat US$ 36,2 juta (38,55 persen). Dua kelompok barang mengalami peningkatan antara US$ 20,0 juta sampai US$ 30,0 juta yaitu mesin dan peralatan listrik dan bahan kimia organik yang masing-masing meningkat sebesar US$ 28,0 juta (11,30 persen) dan US$ 27,5 juta (10,00 persen). Tiga golongan barang lainnya meningkat kurang dari US$ 20,0 juta yaitu kendaraan dan bagiannya meningkat US$ 11,1 juta (5,48 persen), barang-barang dari besi dan baja meningkat US$ 10,7 juta (13,51 persen), dan plastik dan barang dari plastik meningkat US$ 7,7 juta (5,82 persen). Sementara itu tiga golongan barang lainnya mengalami penurunan yaitu kapas sebesar US$ 10,8 juta (12,78 persen), ampas/sisa industri makanan US$ 10,6 juta (11,92 persen), dan mesin dan pesawat mekanik US$ 5,2 juta (0,97 persen). Selama Januari - September 2004, nilai impor non migas mencapai US$ 25.175,9 juta atau meningkat 37,04 persen, sedangkan impor untuk sepuluh golongan barang utama diatas meningkat lebih tinggi mencapai 42,73 persen. Tabel 7. Impor Non Migas Menurut Golongan Barang Januari-September, 2003 dan 2004 % Peran % Peran thd Impor thd Total Agustus September Jan-Sept Jan-Sept Non Migas Impor Jan-Sept Jan-Sept 2004 2004 2003 2004 2004 2004 (2) (3) (4) (5) (6) (7) Nilai CIF (Juta US$)
Golongan Barang (1) 1. Mesin dan pesawat mekanik 2. Bahan kimia organik 3. Mesin dan peralatan listrik 4. Besi dan Baja 5. Kendaraan dan Bagiannya 6. Plastik dan barang dari plastik 7. Gandum 8. Ampas/sisa industri makanan 9. Barang-barang dari besi dan baja 10.Kapas Total 10 Golongan Barang Utama Lainnya Total Impor Non Migas
10
533,4
528,2
3 129,0
4 349,9
17,28
13,02
275,0
302,5
1 509,3
2 318,8
9,21
6,94
247,8
275,8
1 275,0
1 941,0
7,71
5,81
187,5
231,5
970,6
1 874,2
7,44
5,61
202,7
213,8
1 418,2
1 752,9
6,96
5,25
132,4
140,1
847,6
1 169,4
4,64
3,50
93,9
130,1
650,2
830,6
3,30
2,49
88,9
78,3
459,4
739,2
2,94
2,21
79,2
89,9
523,2
697,1
2,77
2,09
84,5
73,7
649,2
643,5
2,56
1,92
1 925,3
2 063,9
11 431,7
16 316,6
64,81
48,84
1 060,5
1 026,7
6 939,6
8 859,3
35,19
26,52
2 985,8
3 090,6
18 371,3
25 175,9
100,00
75,36
Berita Resmi Statistik No.56 / VII / 1 November 2004.
Dilihat dari peranan terhadap total impor non migas selama Januari-September 2004, mesin dan pesawat mekanik memberikan peranan terbesar yaitu 17,28 persen, diikuti bahan kimia organik sebesar 9,21 persen, mesin dan peralatan listrik sebesar 7,71 persen, besi dan baja sebesar 7,44 persen, dan kendaraan dan bagiannya sebesar 6,96 persen. Lima golongan barang berikutnya menyumbang antara 2 persen sampai 5 persen yaitu plastik dan barang dari plastik 4,64 persen, gandum sebesar 3,30 persen, ampas/sisa industri makanan sebesar 2,94 persen, barang dari besi dan baja 2,77 persen, dan kapas 2,56 persen. Peranan impor sepuluh golongan barang di atas mencapai 64,81 persen dari total impor non migas dan 48,84 persen dari total impor keseluruhan.
2.3 Impor Non Migas Menurut Negara Asal Selama bulan September 2004, impor non migas dari Jepang menempati posisi pertama dengan nilai US$ 502,9 juta, sedangkan posisi kedua ditempati oleh Cina dengan nilai US$ 298,0 juta. Amerika Serikat yang sebelumnya berada diurutan kedua turun menjadi urutan ketiga dengan nilai US$ 288,3 juta. Posisi keempat dan seterusnya ditempati oleh Singapura US$ 220,0 juta, Australia US$ 201,3 juta, Korea Selatan US$ 171,9 juta, Jerman US$ 163,9 juta, Taiwan US$ 101,5 juta dan Malaysia US$ 101,3 juta. Dari total nilai impor non migas Januari-September 2004 sebesar US$ 25.175,9 juta, 67,29 persen berasal dari sembilan negara utama yaitu Jepang dengan nilai US$ 4.390,9 juta atau 17,44 persen, diikuti Amerika Serikat 9,35 persen. Posisi berikutnya ditempati oleh Cina dengan peran sebesar 9,26 persen, Singapura 7,78 persen, Korea Selatan 5,74 persen, Australia 5,70 persen, Jerman 5,23 persen, Taiwan 3,45 persen, dan Malaysia 3,34 persen. Dilihat dari pertumbuhannya, impor non migas dari sembilan negara tersebut meningkat 35,65 persen, sedangkan impor non migas secara keseluruhan meningkat sebesar 37,04 persen. Selanjutnya impor non migas menurut negara asal selama JanuariSeptember 2003 dan 2004 dapat dilihat pada Tabel 8.
Berita Resmi Statistik No. 56 / VII / 1 November 2004.
11
Tabel 8. Impor Non Migas Menurut Negara Asal Utama Januari-September, 2003 dan 2004 Nilai CIF (Juta US$)
1 2 3 4 5 6 7 8 9
Jan-Sept 2004
% Peran thd Total Impor Non Migas Jan-Sept 2004
(4)
(5)
(6)
502,9 288,3 298,0 220,0 171,9 201,3 163,9 101,5 101,3
3 205,8 1 957,1 1 668,0 1 376,3 1 123,9 1 057,8 893,8 626,8 578,1
4 390,9 2 353,0 2 331,3 1 958,9 1 444,0 1 435,2 1 317,7 868,9 839,9
17,44 9,35 9,26 7,78 5,74 5,70 5,23 3,45 3,34
1 959,6
2 049,1
12 487,6
16 939,8
67,29
Lainnya
1 026,2
1 041,5
5 883,7
8 236,1
32,71
Total Impor Non Migas
2 985,8
3 090,6
18 371,3
25 175,9
100,00
Negara asal
Agustus 2004
(1)
(2)
(3)
527,4 274,7 208,1 242,2 190,2 173,7 158,1 94,6 90,6
Total 9 Negara Asal Utama
Jepang Amerika Serikat Cina Singapura Korea Selatan Australia Jerman Taiwan Malaysia
September Jan-Sept 2004 2003
2.4 Impor Menurut Golongan Penggunaan Barang Perkembangan impor menurut golongan penggunaan barang untuk JanuariSeptember 2004 menunjukkan bahwa ketiga golongan barang impor mengalami peningkatan yang sangat signifikan. Impor barang konsumsi mencapai US$ 2.727,0 juta atau meningkat 32,64 persen dibanding periode yang sama tahun 2003. Sementara impor bahan baku/penolong dan barang modal masing-masing mencapai US$ 26.662,4 juta dan US$ 4.019,4 juta atau meningkat 40,04 persen dan 35,30 persen. Meningkatnya impor bahan baku dan barang modal dalam periode ini menunjukkan bahwa kegiatan produksi dalam negeri terutama yang menggunakan bahan baku impor tetap berlangsung dengan trend meningkat. Sementara itu kenaikan barang konsumsi yang relatif tinggi ini perlu diwaspadai karena disamping menambah arus devisa keluar kegiatan ini tidak menciptakan nilai tambah di dalam negeri.
12
Berita Resmi Statistik No.56 / VII / 1 November 2004.
Tabel 9. Impor Indonesia Menurut Golongan Penggunaan Barang Januari-September, 2003 dan 2004 Golongan Penggunaan Barang (1) Total Impor
Nilai CIF ( Juta US$ ) Jan-Sept Jan-Sept 2003 2004 (2) (3)
% Peran thd Total Jan-Sept 2004
(4)
(5)
24 065,6
33 408,8
38,82
100,00
2 056,0
2 727,0
32,64
8,16
19 038,8
26 662,4
40,04
79,81
2 970,8
4 019,4
35,30
12,03
Barang Konsumsi Bahan Baku/Penolong
% Perubahan Jan-Sept 2004 Thd 2003
Barang Modal
Dilihat dari peranannya, impor barang konsumsi dan barang modal selama JanuariSeptember 2004 mengalami penurunan masing-masing dari 8,54 persen menjadi 8,16 persen dan dari 12,35 persen menjadi 12,03 persen. Sebaliknya peranan impor bahan baku/penolong mengalami peningkatan dari 79,11 persen menjadi 79,81 persen. Selanjutnya perbandingan impor menurut golongan penggunaan barang selama JanuariSeptember 2003 dan 2004 dapat dilihat pada Grafik 4. Grafik 4. Persentase Nilai Impor Indonesia menurut Golongan Penggunaan Barang Januari-September, 2003 dan 2004 Bahan Baku / Penolong 79,81%
Bahan Baku / Penolong 79,11%
Barang Konsumsi 8,54%
Barang Modal 12,35%
Januari-September 2003
Berita Resmi Statistik No. 56 / VII / 1 November 2004.
Barang Konsumsi 8,16%
Barang Modal 12,03%
Januari-September 2004
13