Perkembangan Ekonomi Terkini Dan APBN 2016 25 Januari 2016
Update Perekonomian Indonesia (1) Indikator
Kinerja
Nilai Tukar
• Per 31 Desember 2014 : Rp12.440 depresiasi 2,1% (ytd) • Per 31 Desember 2015: Rp13.795 depresiasi 10,9% (ytd) • Per 22 Januari 2016 Rp13.874 depresiasi 0,57% (ytd)
IHSG
• Per 30 Desember 2014: 5.226,95 menguat 22,3% (ytd) • Per 31 Desember 2015 : 4.593,01 melemah 12,1% • Per 22 Jan 2016 4.456,74 melemah 2,97% (ytd)
Inflasi
Inflasi sepanjang 2015: • Inflasi Umum (headline): 3,35% • Inti 3,95% ; Volatile Foods 4,84%; Administered Prices 0,39%
Harga Minyak Mentah Indonesia
• Jan-Des 2014 ICP: US$96,5 per barel • Rata-rata Jan-Des 2015: US$49,2 per barel
Arus Modal Masuk
• 2014 arus modal masuk (net): • SUN : inflow Rp 149,5 T ; SBI: outflow Rp1,9 T; Saham inflow 42,6T • 2015 arus modal masuk (net): • SUN : inflow Rp102,4T ; SBI: outflow 1,9T :; Saham : outflow 22,6T
Yield SUN
• Per 31 Desember 2014: Yield SUN 10Y 8,08%, Yield SUN 5Y 8,04% • Per 31 Desember 2015: • Per 22 Januari 2016 :
Update Perekonomian Indonesia (2) Indikator
Kinerja
Pertumbuhan PDB
s.d Q3-2015 (kumulatif) PDB tumbuh sebesar 4,71% (yoy) Kons RT 4,98%; Kons LNPRT -3,57%; Kons Pemerintah 3,93%; PMTDB 4,23%; Ekspor -0,6%; Impor -5,19%
Investasi
2014: Realisasi PMA = Rp. 307 Triliun ; Realisasi PMDN = Rp156,1T 2015 Realisasi PMA = Rp 321,2 Triliun ; Realisasi PMDN = Rp224T
Perdagangan Internasional
2014 Pert. Ekspor = -3,6%, Pert Impor = -4,5%, Neraca Perdagangan = Defisit US$2,2 miliar 2015 Pert. Ekspor = -14,6%, Pert Impor = 19,9%, Neraca Perdagangan = Surplus US$7,51 miliar
Neraca Pembayaran
2014 (s.d Q3, kumulatif) transaksi berjalan = defisit US$21,6 miliar, Transaksi Modal = surplus US$11,7 juta, transaksi Finansial = surplus US$35,7miliar. Overall Balance = Surplus US$12,8 milyar 2015 (s.d Q3, kumulatif) • transaksi berjalan = defisit US$12,4 miliar, Transaksi Modal = surplus US$2,89 juta, transaksi Finansial = surplus US$9,6 miliar. Overall Balance = Defisit US$6,2 milyar. • Cadangan Devisa Desember 2015 : $ 1015,91 Bn]
Pertumbuhan global tahun 2015 belum sesuai harapan …mengalami penurunan dibandingkan dengan 2014 namun ada potensi perbaikan di 2016 6
Pertumbuhan Ekonomi Global
Indeks Harga Komoditas Global
4,3
4
3,4
2
170
150
2,1
130
0 WEO Apr '15 2013
2014
2015*
Dunia
Negara Maju
WEO Oct '15
WEO Jan'16
110
2016*
90
Negara Berkembang
20
Jan Apr Jul Oct Jan Apr Jul Oct Jan Apr Jul Oct Jan Apr Jul Oct Jan Apr Jul Oct Jan Apr Jul Oct
70
Pertumbuhan Ekonomi Tiongkok
10
7,6
2010
6,9
• •
0 1991
1996
2001
2006
2011
2016f
Sumber: Bloomberg
Risiko Ekonomi Global Yang Perlu Menjadi Perhatian di 2016 Kinerja Perekonomian Emerging Market khususnya Tiongkok masih dalam fase perlambatan
•
2011
2012
2013
2014
2015
IMF pada Januari 2016 merevisi ke bawah perkiraan pertumbuhan ekonomi 2016, namun masih lebih tinggi dari perkiraan realisasi tahun 2015. Pada 2015 Tiongkok tumbuh 6,9% yang merupakan pertumbuhan terendah dalam 25 tahun terkahir. Diperkirakan perlambatan akan berlanjut di tahun 2016. Perlambatan ekonomi berdampak pada menurunnya harga komoditas global.
Kinerja Perekonomian Negara Maju AS menunjukan perbaikan, namun Jepang dan EU masih dalam upaya pemulihan
Harga Komoditas Global Fluktuatif dan cenderung melemah
Kebijakan Moneter Negara Maju
Kebijakan Nilai Tukar Tiongkok
Normalisasi The Fed dan kebijakan moneter ekspansif dari BOJ dan ECB
Kebijakan Devaluasi Yuan dapat mendorong depresiasi mata uang regional
Harga Minyak mentah terus mengalami penurunan …Perlambatan ekonomi global berdampak pada menurunnya harga minnyak mentah dunia.
Harga Minyak Mentah Brent (US$ barel) 160
140
120
100
80
60
40
20
0 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016
Pada 20 Januari 2016, harga minyak mentah Brent berada di US$23,39/barel yang merupakan harga terendah sejak September 2003. Sementara itu negaranegara yang tergabung dalam OPEC berupaya tetap mempertahan kan produksi minyaknya demi memnpertahankan pangsa pasar dan menjaga pendapatan.
Perkembangan Pasar Keuangan Global …dibayang-bayangi kondisi perekonomian masih belum stabil yang terutama di negara berkembang Indeks Pasar Modal Internasional
IIF estimated EM portfolio flows- Equity
450
1100
440
1050
430
1000
420
950
10
900
5
850
0
800
-5
410 400 390 380
Developed Markets
20 15
750
370
Emerging Markets - RHS
360
-10
700
-15
45
Jan-14 Feb-14 Mar-14 Apr-14 Mei-14 Jun-14 Jul-14 Agu-14 Sep-14 Okt-14 Nov-14 Des-14 Jan-15 Feb-15 Mar-15 Apr-15 Mei-15 Jun-15 Jul-15 Agu-15 Sep-15 Okt-15 Nov-15 Des-15
650
350
VIX Index (Volatilitas) per 22 Jan 2015
40 35 30 25 20 15 10
5 Jan-16
Des-15
Nov-15
Okt-15
Sep-15
Agu-15
Jul-15
Jun-15
Mei-15
Apr-15
Mar-15
Feb-15
Jan-15
Des-14
Nov-14
Okt-14
Sep-14
Agu-14
Jul-14
Jun-14
Mei-14
Apr-14
Mar-14
Feb-14
Jan-14
0
Kondisi perekonomian global yang melambat terutama di negara berkembang dan kebijakan The Fed yang menaikkan suku bunga secara bertahap berdampak pada terjadinya capital flight dari negara berkembang.
6
Pertumbuhan ekonomi 2015 …pelemahan pertumbuhan terjadi baik di negara maju dan berkembang Sumber : Bloomberg 6,5
2,5
1,6
2,2
1,5
2,4
2,0
1,5
2,2
3,7
3,4
2,9
2,3
2,1
1,2
2,9 3,3
2,4
-1,1
-1,0
US
UK 2010
10,0 8,7
Japan 2011
8,07,6 7,2 6,26,26,0
Korea
2012
4,44,6
5,3
5,3
5,15,2
Tiongkok 7,0 7,0 6,9 -> (6.8%) Singapura 2,7 2,0 1,8 -> (2%) Malaysia 5,6 4,9 4,7
5,7 4,6 2,7
2,02,1
2,52,52,4
1,3
0,4 -0,7
China
Indonesia 2010
India 2011
Russia 2012
2014
2015 (Q1 Q2 Q3 - > (Q4))
6,5 5,6 5,0
EU
2013
9,3
8,7
0,6 0,9
0,5
0,1 0,0
Turkey 2013
Brazil 2014
Thailand India Korea Selatan Filipina
3,0 2,8 2,9 7,5 7,0 7,4 2,5 2,2 2,7 5,0 5,8 6,0
Indonesia
4,7 4,7 4,7 Sumber : Bloomberg
Perkembangan Nilai Tukar Global …Tekanan terhadap mata uang terutama di negara berkembang masih berlanjut hingga 2016 Apresiasi (+)/ Depresiasi (-) Mata Uang terhadap dolar AS (% YTD ) per 31 Desember 2015
Apresiasi (+)/ Depresiasi (-) Mata Uang terhadap dolar AS (% YTD ) per 22 Januari 2015
EU
10,22%
Jepang
-0,37% -4,64%
Filipina
-4,89%
-0,1%
Thailand
India
-4,93%
-0,3%
Malaysia
-16,65%
Rusia
-19,40%
Malaysia
-50%
-40%
-30%
-20%
-10%
0%
10%
•
88
Jan-16
Des-15
Okt-15
Nov-15
Sep-15
Jul-15
Agu-15
Jun-15
Apr-15
Mei-15
Jan-15
Feb-15 Mar-15
Des-14
Okt-14
Nov-14
Sep-14
Jul-14
Agu-14
Jun-14
Apr-14
Mei-14
• Jan-14
Turki Brazil Afrika Selatan Meksiko Rusia
-11,4%
Indeks Dolar AS
Feb-14 Mar-14
India
-8,2%
-49,04%
-60%
-2,2%
-6,3%
-33,69%
Brazil
Korea Selatan
-4,0%
-24,93%
Afrika Selatan
-2,1%
-3,3%
-22,79%
Turki
Filipina
-1,7%
-10,89%
Meksiko
Tiongkok
-1,3%
-9,48%
Indonesia
Indonesia
-0,6%
-7,71%
Thailand
78
EU
0,4%
Tiongkok
Korea Selatan
98
Jepang
1,7%
20%
-14%
-12%
-10%
-08%
-06%
-04%
-02%
00%
02%
04%
Kebijakan Bank Sentral Tiongkok (PBOC) yang melakukan devaluasi terhadap mata uang Yuan dapat meningkatkan risiko terjadinya perang mata uang Kenaikan suku bunga The Fed dan melambatnya perekonomian negara berkembang berdampak pada terus terapresiasinya mata uang dolar AS
Perkembangan Pasar Saham Global …Indeks Harga Saham secara global mengalami pelemahan di awal tahun 2016 Perubahan Harga Saham YTD – 22 Januari 2015
Perubahan Harga Saham YTD - 2015 Korsel
Thailand
-1,6%
15,7%
Tiongkok
9,4%
-3,0%
Indonesia
Jepang
9,1%
-3,1%
Korsel
AS Filipina
-3,9%
Malaysia
-3,9%
Inggris
Indonesia
Singapura
-14,3%
-20%
-15%
Singapura
-10,0%
Filipina
-10,7%
-12,1% -14,0%
AS
-8,9%
-7,2%
Thailand
Inggris
-5,3%
-6,2%
Hongkong
India
-4,4%
-4,9%
India
Malaysia
-4,1%
-2,2%
Jepang
-10,9%
Hongkong
-12,8%
Tiongkok
-17,6% -10%
-05%
00%
05%
10%
15%
20%
-20%
-15%
-10%
-05%
00%
Q2 2015 merupakan Titik Balik pertumbuhan Indonesia
10
…setelah terus melemah, pertumbuhan Q3 2015 mulai menunjukkan rebound
Pertumbuhan 2012
Pertumbuhan 2013
6,0
Pertumbuhan 2013
5,6
Pertumbuhan 2015
5,0
Q1
Q2
Source: BPS 2012
Q3
Q4
Q1
Q2
Q3
2013
Q4
Q1
Q2
2014
Q4
Q1
Q2
4,73
4,67
4,7
Q3
4,72
Titik Balik
Q3
2015
FAKTOR PENDUKUNG PERTUMBUHAN PDB INDONESIA SEM II-2015 • Tingginya belanja Pemerintah, terutama belanja modal & belanja barang. • Proses lelang telah selesai di kuartal II, sehingga pembangunan proyek infrastruktur sudah dapat berjalan & Pembayaran gaji ke 13 • Investasi semakin meningkat dengan berjalannya proyek infrastruktur • Impor juga diperkirakan membaik seiring tingginya kebutuhan akan barang modal • Konsumsi RT diperkirakan tetap tumbuh cukup tinggi antara lain didukung oleh kebijakan kenaikan PTKP • Ekspor masih belum tumbuh optimal karena perkiraan masih belum pulihnya ekonomi global
Pertumbuhan PDB Indonesia relatif stabil ...sektor konsumsi RT dan Pulau Jawa merupakan kontributor utama
2013
2014
2015
Komponen Pengeluaran (%)
Q1
Q2
Q3
Q4
Q1
Q2
Q3
Q4
Q1
Q2
Q3
YTD
Konsumsi Rumah Tangga
5.5
5.2
5.4
5.4
5.4
5.1
5.1
5.0
5.0
5.0
5.0
5.0
Konsumsi LNPRT
6.5
6.4
6.7
12.8
23.7
22.8
5.6
-0.2
-8.3
-7.9
6.4
-3.6
Konsumsi Pemerintah
3.0
3.2
12.4
7.9
6.1
-1.5
1.3
2.8
2.2
2.3
6.6
3.9
PMTB
7.9
5.5
6.0
2.1
4.7
3.7
3.9
4.3
4.4
3.6
4.6
4.2
Ekspor
3.5
2.1
1.3
9.4
3.2
1.4
4.9
-4.5
-0.9
-0.1
-0.7
-0.6
Impor
2.9
0.9
4.9
-0.9
5.0
0.4
0.3
3.2
-2.3
-6.8
-6.1
-5.2
PDB
5.6
5.6
5.5
5.6
5.1
5.0
4.9
5.0
4.7
4.7
4.7
4.7
•
• •
Konsumsi • Kons RT masih relatif stabil • Kons LNPRT meningkat karena ada pilkada serentak • Kons Pemerintah mengalami peningkatan karena penyerapan belanja yang meningkat PMTB tumbuh cukup tinggi didukung oleh menguatnya belanja modal dan pertumbuhan sektor konstruksi Sektor eksternal masih menunjukkan pelemahan • Harga komoditas baik migas maupun non migas mengalami penurunan sehingga mempengaruhi ekspor • Impor barang dan jasa terkontraksi
Pertumbuhan PDB Indonesia relatif stabil … Pulau Jawa merupakan kontributor utama Pertumbuhan Spasial Source: BPS
Jawa 2014: 5.6% 2015Q1: 5.2% 2015Q2: 5.1% 2015Q3: 5,4%
Sulawesi 2014: 6.9% 2015Q1: 7.3% 2015Q2: 8.6% 2015Q3: 8.2%
Kalimantan 2014: 3.2% 2015Q1: 1.1% 2015Q2: 1.5% 2015Q3: -0,4%
Sumatera 2014: 4.7% 2015Q1: 3.5% 2015Q2: 2.9% 2015Q3: 3.0%
22.4
Bali & Nusa Tenggara 2014: 5.9% Maluku & Papua 2015Q1: 8.9% 2014: 4.3% 2015Q2: 8.9% 2015Q1: 3.7% 2015Q3: 11.8% 2015Q2: 10.2% 2015Q3: 2.3%
8 6,1
2,2
58,3 Kontribusi Pulau kepada pertumbuhan Berdasarkan Q3 2015 dalam %
3,1
• Jawa, Bali dan Nusa Tenggara, dan Sulawesi masih tumbuh relatif stabil • Sumatera, Kalimantan, Maluku dan Papua mengalami perlambatan sejalan penurunan harga komoditas 12
Pertumbuhan Beberapa Sektor Kunci Pada Q3-2015 Menunjukkan Perlambatan ...sementara itu sektor konstruksi mampu tumbuh lebih baik terkait dengan terealisasinya pembangunan infrastruktur Komponen Sektoral (YoY)
2013
2014
2015
Q1
Q2
Q3
Q4
Q1
Q2
Q3
Q4
Q1
Q2
Q3
Ytd Q3
Pertanian
4,2
4,6
3,5
4,6
5,3
5,0
3,6
2,8
4,0
6,8
3,2
4,6
Pertambangan
0,9
0,7
2,7
2,7
-2,0
1,1
0,8
2,2
-1,5
-6,2
-5,6
-4,5
Industri
4,7
5,4
3,7
4,2
4,5
4,8
5,0
4,2
4,0
4,3
4,3
4,2
Konstruksi
5,4
6,3
6,5
6,2
7,2
6,5
6,5
7,7
6,0
5,4
6,8
6,1
Perdagangan Besar dan Eceran
3,0
4,8
4,9
6,1
6,1
5,1
4,8
3,5
4,0
1,8
1,5
2,4
Transportasi dan Pergudangan
7,4
8,9
8,3
8,9
8,4
8,5
8,0
7,1
6,3
6,5
7,1
6,6
Informasi dan Komunikasi
10,6
11,4
10,1
9,5
9,8
10,5
9,8
10,0
10,1
9,8
10,8
10,2
Jasa-jasa Lainnya*
8,1
5,3
7,1
6,0
5,2
4,9
5,3
7,2
5,7
6,0
5,9
5,9
PDB
5,6
5,6
5,5
5,6
5,1
5,0
4,9
5,0
4,7
4,7
4,7
4,7
* Jasa-jasa lainnya merupakan gabungan dari 10 sektor (sesuai dengan SNA 2008)
• Sektor Primer menunjukkan kondisi yang melemah karena sektor pertambangan masih tumbuh negatif dan sektor Pertanian dipengaruhi oleh kontraksi di subsektor kehutanan akibat kebakaran hutan dan perlambatan di subsektor tanaman pangan akibat kekeringan • Sektor Industri masih tumbuh lebih rendah dari kuartal yang sama tahun 2014 • Sektor perdagangan mengalami perlambatan yang cukup dalam terkait dengan rendahnya penjualan sepeda motor, pertumbuhan negatif barang impor dan perlambatan produksi barang domestik
• Sektor konstruksi mengalami peningkatan didukung dengan meningkatnya belanja modal Pemerintah dan konsumsi semen • Sektor jasa-jasa lainnya tumbuh lebih baik dari Q3 2014
13
Neraca Perdagangan selama tahun 2015 tercatat Surplus …didorong oleh penurunan impor yang lebih besar dibandingkan ekspor
• Secara kumulatif (Januari-November 2015), neraca perdagangan mencatat Surplus USD 7,81 Milyar terdiri atas Defisit neraca migas USD 5,47 Milyar dan Surplus neraca nonmigas USD 13,28 • Surplus neraca perdagangan pada tahun 2015 salah satunya disebabkan oleh penurunan nilai impor BBM karena turunnya harga minyak dunia dan menurunnya konsumsi BBM di masyarakat. • Namun demikian, ekspor produk domestik pun tumbuh negatif karena rendahnya permintaan global dan penurunan harga komoditas.
Tingkat inflasi pada tahun 2015 cukup terkendali …didukung oleh beberapa kebijakan stabilisasi harga dan frendahnya harga minyak yoy (%) 21,0 Umum
18,0 15,0
Inti Harga Diatur Pemerintah Harga Bergejolak
12,0
9,0 6,0
Dec-2015, 4,84 Dec-2015, 3,95
3,0
Dec-2015, 3,35
0,0 Jan-12
Jul-12
Jan-13
Jul-13
Jan-14
Jul-14
Jan-15
Jul-15
Dec-2015, 0,39
Sumber : BPS, data diolah (2012)
• Inflasi tahunan bulan Desember sebesar 3,35% (ytd,yoy) merupakan yang terendah sejak 2010. • Komponen volatile food adalah penyumbang inflasi terbesar pada bulan desember. Masuknya musim penghujan menjadi penyebab umum kenaikan harga komoditas hortikultura yang rentan kelembaban. • Sumbangan inflasi pada Desember juga terjadi dari kenaikan tarif angkutan udara sebagai dampak faktor musiman (HBKN dan liburan sekolah) dan kenaikan tarif listrik akibat penerapan tarif adjustment pada tarif listrik prabayar golongan 1.300 & 2.200 VA per Desember 2015 .
Pertumbuhan investasi langsung masih positif …menunjukkan tingkat kepercayaan investor yang masih tinggi kepada perekonomian Indonesia Trilliun RP
Realisasi Penanaman Modal (Triliun Rp)
160
140 46,30
120
47,80
42,90 100
80
41,60
38,20 27,50
34,10
33,50
33,10
41,70
42,50
34,60
60
40 65,50
66,70
67,00
71,20
72,00
Q1
Q2
Q3
Q4
Q1
78,00
78,30
78,70
82,10
Q2
Q3
Q4
Q1
92,20
92,50
Q2
Q3
99,10
20
0 2013
2014
PMA •
PMDN
Q4
2015
Total Realisasi
Beberapa kebijakan Pemerintah terkait dengan perbaikan iklim investasi, direspon positif oleh para investor.
Source : BKPM
Profil Transaksi Berjalan mulai menunjukkan perbaikan …mendukung stabilitas nilai tukat dan cadangan devisa Indonesia 20
140
Cadangan Devisa per November 2015 USD 100,24 Miliar.
15
120
10
100
5
80
0
60
-5
40
Q4 2011 Awal defisit pada Transaksi berjalan
-10 Current Account
-15 Q1
Q2
Q3
2010
Q4
Capital & Financial Account Q1
Q2
Q3
2011
Q4
Q1
Q2
Q3
2012
Overall Balance Q4
Q1
20
Periode menguatnya USD
Q2
Q3
2013
Q4
Reserve Asset (RHS) Q1
Q2
Q3
2014
Q4
Q1
Q2
0 Q3
2015 Source BIS : BI,
• Rendahnya Capital Account di saat terjadinya defisit Current Account merupakan penyebab defisitnya BoP Indonesia pada tahun 2013. Kondisi 2014 menunjukan perbaikan dimana Capital Account tumbuh didukung dana asing yang masuk ke Indonesia. • Ketidak pastian pada pasar keuangan gobal selama tahun 2015 kembali menyebabkan turunnya dana yang masuk ke Indonesia. Hal ini membuat BoP Indonesia kembali ke zona negatif. • Kinerja neraca pembayaran Q3 -2015 mulai membaik dg defisit US$1,9 miliar disebabkan menurunnya neraca transaksi berjalan dan terjaganya surplus transaksi finansial.
Update Pasar Keuangan Domestik …cukup stabil meski mengalami tekanan seiring normalisasi kebijakan The Fed dan faktor global lainnya Nilai Tukar dan IHSG
15.000
5.600 5.400
14.500
5.200 14.000
5.000
13.500
4.800 4.600
13.000
4.400 12.500
4.200
12.000
4.000
Rp/US$
IHSG-RHS
Aliran Modal Masuk Asing (Net) – Rp Triliun
Tahun 2013 2014 2015
SBI 3.3 -1.9 -1.9
SUN 53.3 149.5 102.4
Saham -20.6 42.6 -22.6
TOTAL 36.0 190.2 78.0
2016 – Januari (s.d 22) Saham Net Outflow Rp 3,9T
SUN Net inflow Rp5,4T
Perkembangan Yield SUN 9,5
• Walaupun mendapat tekanan dari kondisi pasar keuangan global, terutama kenaikan bunga The Fed, kondisi kepemilikan asing pada pasar SUN tetap stabil. Hal ini mengindikasikan bahwa adanya sentimen positif dari investor terhadap kondisi perekonomian Indonesia.
9 8,5 8 7,5
• BI Rate sudah diturunkan dari 7,5% menjadi 7,25%
31-Des-14
7
31-Mar-15
6,5
31-Des-15 22-Jan-16
6 1Y 2Y 3Y 4Y 5Y 6Y 7Y 8Y 9Y10Y
15Y
20Y
30Y
• Namun demikian, pertumbuhan kepemilikan asing pada tahun 2015 masih di bawah rata-rata pertumbuhan 5 tahun terakhir.
Kebijakan Fiskal Jangka Menengah dan Panjang …untuk mencapai pertumbuhan yang lebih berkelanjutan dan berkeadilan
Kebijakan Jangka Panjang
TANTANGAN PEREKONOMIAN
Optimalisasi Pendapatan Tantangan Struktural
Budget Kualitas Belanja Reforms Pembiayaan yang Berkesinambungan
Pertumbuhan ekonomi yang adil, merata, dan berkesinambungan
Kebijakan Jangka Pendek Fluktuasi Global
Menjaga Daya Beli Masyarakat
Stimulus Fiskal Meningkatkan Kualitas Iklim Investasi
Mendorong ekonomi melewati tekanan global
Asumsi dasar ekonomi makro pada APBN 2016 ...komitmen terhadap perubahan struktur APBN yang lebih sehat
2014 2015 Realisasi APBN-P Realisasi Pertumbuhan Ekonomi
2016 APBN
5,0
5,7
4,73*
5,3
8,4
5,0
3,35
4,7
11.878
12.500
13.392
13.900
(% rata rata)
5,8
6,2
5,97
5,5
(USD per barel)
97
60
49,2
50,0
793,5
825
779,09**
830.0
1.224
1.221
1.195**
1.155
%, yoy
Inflasi %, yoy %, ytd
Nilai Tukar
eop
Rupiah per dolar AS, rata rata
ytd
Suku Bunga SPN 3 Bulanan ICP Lifting Minyak Bumi (ribu barel per hari)
Gas (ribu barel setara minyak/hari)
Perbandingan APBN 2015 dan 2016 2015 (dalam Triliun Rupiah) A.
2016
Realisasi
APBN-P
Persentase thd APBN-P
per 31 Des
Selisih dgn APBN-P 2015
APBN
Persentase thd APBN-P 2015
Pendapatn Negara
1.761,6
1.491,5
84,7%
1.822,50
60.9
3,5 %
I.
Penerimaan Dalam Negri
1.758,3
1.488,2
84,6%
1.820,50
62,2
3,5 %
1. Pemerimaan Perpajakan
1.489,3
1.235,8
83,0%
1.546,70
57,4
3,9 %
269,1
252,4
93,8%
273,8
4,8
1,8 %
3,3
3,3
100,0%
2
(1,3)
(38,7) %
Belanja Negara
1.984,1
1.810,0
91,2%
2.095,70
111,6
5,6 %
I.
1.319,5
1.187,1
90,0%
1.325,60
6
0,5 %
1. Belanja K/L
795,5
724,3
91,1%
784,1
)11,4)
(1,4) %
2. Belanja Non K/L
524,1
462,7
88,3%
541,4
17,4
3,3 %
Transfer ke Daerah dan Dana Desa
664,6
623,0
93,7%
770,2
105,6
15,9 %
1. Transfer ke Daerah
643,8
602,2
93,5%
723,2
79,4
12,3 %
2. Dana Desa
20,8
20,8
100,0%
47,0
26,2
126,2 %
C.
Keseimbangan Primer
-66,8
-162,5
243,4%
-88,2
(21,46)
32,14 %
D.
Surplus/Defisit Anggaran
-222,5
-318,5
143,2%
-273,2
(50,7)
22,8 %
-1,9
-2,8
-2,15
(0,25)
13,07 %
Pembiayaan
222,5
329,4
148,0%
273,2
50,7
22,8 %
I.
Pembiayaan Dalam Negri
242,5
309,3
127,5%
272,8
30,3
12,5 %
II.
Pembiayaan Luar Negri
-20,0
20,0
-100,2%
0,4
20,4
(102) %
2. Penerimaan Negara Bukan Pajak
II. B.
II.
Hibah
Belanja Pemerintah Pusat
% thd PDB
E.
Pertumbuhan PDB 2016 diperkirakan pada kisaran 5,2-5,5% ...asumsi pertumbuhan tahun pada APBN 2016 adalah 5,3%
2012
2013
2014
YTD Q3 2015
APBN 2016
Kons RT
5,5
5,4
5,1
5,0
5,1
Kons LNPRT
6,7
8,2
12,4
-3,6
2,0
Kons Pemerintah
4,5
6,9
2,0
3,9
5,7
PMTB
9,1
5,3
4,1
4,2
6,2
Ekspor
1,6
4,2
1,0
-0,6
2,2
Impor
8,0
1,9
2,2
-5,2
2,0
PDB
6,0
5,6
5,0
4,7
5,3
Komponen
Source: WEO, IMF
PROYEKSI PERTUMBUHAN EKONOMI INDONESIA Bloomberg Forecast Data updated per 18 Des 15 5,4 5,3 5,2 5,1 5 4,9 4,8 4,7 4,6 4,5 4,4 Q4 Q1 Q2 2014 2015 2015
5,1 4,8
5,2
5,3
Q4 2015
Q1 2016
Q2 2016
Q3 2016
Q4 2016
2015
2016 5,3
APBNP/APBN 4,7 – 5,1
5,2 – 5,6
IMF (October 2015) WEO
4,7
5,1
World Bank (October 2015)
4,7
5,3
ADB (September 2015)
4,9
5,4
OECD (November 2015)
4,7
5,2
Bank Indonesia (September 2015)
4,9 Perkiraan Tahunan 2016 : 5,125%
Q3 2015
Institusi
TERIMA KASIH