PENGARUH PENYALURAN PEMBIAYAAN MUDHARABAH, PEMBIAYAAN MUSYARAKAH, PEMBIAYAAN MURABAHAH, DAN NON PERFORMING FINANCING (NPF) TERHADAP KINERJA BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH DI INDONESIA PERIODE JANUARI 2010 – MARET 2015
SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Syariah dan Hukum Untuk Memenuhi Syarat-syarat untuk Meraih Gelar Sarjana Ekonomi Syariah
OLEH: REVALIA AYUNDA NIM: 1110046100124
KONSENTRASI PERBANKAN SYARIAH FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1436 H / 2015
i
ii
iii
ABSTRAK
Nama
: Revalia Ayunda
NIM
: 1110046100124
Judul
: Pengaruh Penyaluran Pembiayaan Mudharabah, Pembiayaan Musyarakah, Pembiayaan Murabahah dan Non Performing Financing Terhadap Kinerja Bank Pembiayaan Rakyat Syariah Di Indonesia Periode Januari 2010 – Maret 2015
Konsentrasi
: Perbankan Syariah. Program Studi Muamalat. Fakultas Syariah dan Hukum. UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 1436 H / 2015 M
Dalam laporan pertumbuhan perbankan syariah (LPPS) yang dipublikasikan oleh Bank Indonesia tahun 2014, perkembangan BPRS pada tahun 2014 berada dalam kondisi yang cukup baik. Perkembangan tersebut dikarenakan BPRS telah dapat melakukan konsolidasi pasca kritis keuangan global tahun 2009 dengan melakukan ekspansi usaha baik pada sisi penghimpunan dana (funding) maupun pada sisi penyaluran dana atau pembiayaan (financing). Namun pada tahun belakangan ini yaitu 2015 tingkat Return On Assets BPRS di Indonesia mengalami penurunan dikarenakan jumlah NPF yang cukup tinggi, maka dari itu perlunya penelitian dan pengukuran sejauh mana kinerja Bank Pembiayaan Rakyat Syariah yang diliat dari Return On Assets (ROA. Data yang digunakan dalam penelitian ini bersumber dari Bank Indonesia dan Badan Pusat Statistik. Metode analisi yang digunakan yaitu menggunakan Vector Autoregresive (VAR) yang berlanjut ke Vector Error Correction Model (VECM). Hasil penelitian menyatakan bahwa pembiayaan Mudharabah dan NPF memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap ROA pada jangka panjang. Dan pembiayaan Musyarakah dan Murabahah memiliki pengaruh yang negative dalam jangka panjang terhadap ROA. Sedangkan dalam jangka pendek yang berpengaruh positif signifikan hanya pembiayaan Murabahah, sedangkan pembiayaan Mudharabah, pembiayaan Musyarakah dan NPF memiliki pengaruh negatif signifikan terhadap ROA dan pada Analisis Impulse Response Funtions (IRF) hasilnya adalah pembiayaan Mudharobah, pembiyaan Murabahah dan NPF memiliki Respon yang postif dan permanen. Sedangkan pembiayaan Musyarakah memiliki pengaruh negatif permanen terhadap ROA. Kata kunci : Pembiayaan Mudharabah, Pembiayaan Musyarakah, Pembiayaan Murabahah dan Non Performing Financing (NPF), ROA, VAR dan VECM
iv
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakaatuh Alhamdulillah, puji dan syukur atas kehadirat Allah SWT atas segala rahmat, hidayah serta karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pengaruh Pembiayaan Mudharabah, Pembiayaan Musyarakah, Pembiayaan Murabahah dan Non Performing Financing (NPF) Terhadap Kinerja Bank Pembiayaan Rakyat Syariah di Indonesia Periode Januari 2010 – Maret 2015” ini. Shalawat serta salam tidak lupa penulis sanjungkan kepada tauladan semua umat, baginda Muhammad SAW. Sebagaimana beliau telah menyempurnakan akhlak dan mengubah dunia yang dulu penuh dengan kejahiliyahan menjadi dunia yang penuh dengan ilmu pengetahuan seperti sekarang ini. Penulis menyadari bahwa skripsi ini bias selesai dengan baik berkat do’a, dukungan, bimbingan, semangat, dan bantuan dari berbagai pihak, baik secara langsung maupun tidak langsung. Maka dari itu penulis mengucapkan terima kasih yang seluas-luasnya kepada : 1. Dekan Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Syarif Hidayatullah Jakarta, Bapak Dr.Asep Saepudin Jahar, MA, Ph.D 2. Bapak AM. Hasan Ali, M.A. dan Bapak Abdurrouf, Lc, MA selaku Ketua dan Sekretaris Prodi Muamalat Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Syarif Hidayatullah Jakarta
v
3. Bapak Dr. Abdul Malik., MM, sebagai dosen pembimbing akademik yang telah mencurahkan waktu dan tempatnya untuk membimbing selama kuliah hingga akhir penulisan skripsi ini. 4. Bapak Dr. H. Zainul Arifin Yusuf, M.Pd selaku dosen pembimbing yang telah mengorbankan waktu dan ilmunya serta membimbing penulis dari awal penulisan skripsi sampai akhir penulisan skripsi ini. 5. Petugas penjaga Perpustakaan Fakultas Syariah dan Hukum dan Perpustakaan Utama Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, yang telah menyediakan literatur kepada penulis, sehingg dapat membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. 6. Seluruh dosen yang selama ini telah memberikan banyak ilmu yang sangat bermanfaat kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan jenjang pendidikan ini dengan baik. 7. Cinta dan kasih yang teramat dalam untuk ayahanda H. Aswar Adik SH dan ibunda Hj Elly yang selama ini memberikan kasih, cinta dan sayangnya, dan selalu memberikan dukungan yang tiada hentinya untuk membahagiakan putrinya. Baik moril maupun materil, kesabaran, keikhlasan, perhatian, serta cinta dan kasih sayangnya yang tiada tara, walaupun tidak akan pernah bisa membalas jasa beliau yaitu kedua orangtua, penulis akan tetap melakukan yang terbaik untuk selalu membahagiakan kedua orang tua tercinta. Semoga Allah selalu melimpahkan kesehatan, rasa kasih dan sayangNya untukmu, Papa dan Mama.
vi
8. Adik-adikku tercinta untuk Munawaratusahdina, Muhammad Irvan, dan Muhammad Ihsan yang setiap hari memberikan semangat baru dan mendoakanku dalam diam, semoga adik-adik bisa mencontoh apa-apa yang baik pada diri penulis. 9. Keluarga besar yang selalu memberikan dukungan dan doa. 10. Teman hidupku yang selalu menemaniku dalam senang dan susah baik di dalam perkuliahan maupun di luar, mewarnai di setiap hari-hariku, yang telah banyak
memberikan
pelajaran
hidup
yang
berharga,
selalu
sabar
mendengarkan segala keluh kesah, dan selalu memberikan nasihat dan motivasi untuk diriku menjadi pribadi yang lebih baik lagi. Its always u my beloved, Arfan Zuhdi. Thankyou so much Dy. 11. Kakak-kakakku di Kantor Unity Agency Prudential Life Assurance yaitu Ina Herliani, Niya Julistine, Anggi Siska, Iff Chotib, Elny Putri, Arya Ahmad Neka pak Dokter Edwin Andrito yang selalu memberiku semangat untuk diriku, serta kakak Agency Managerku di kantor yang baik dan peduli padaku yaitu Terry Shintawati Latif beserta suaminya tercinta yaitu Jimmy Rochadi. 12. Partner seperjuangan ku di kantor yaitu Aulia Rahmi, Roby Nursikin, Norma Gustiani, Sri, dan Juwarti, terimakasih atas semangat yang diberikan serta dukungan yang membuat diriku tetap terus bersemangat dalam menyelesaikan skripsi ini. 13. Untuk para sahabat : Ria, Mentari, Syifa dan Novi yang telah berbagi suka dan duka, yang turut serta mendukung dan memberikan semangat agar bisa menyelesaikan skripsi ini. Serta para sahabat Perbankan Syariah C 2010 yang
vii
telah memberikan canda tawa, bahagia dan sedih bersama. Semoga tali silaturahmi kita tidak terputus sampai kapanpun. 14. Untuk sahabat SMP – SMA ku di Pondok Pesantren Darunnajah yaitu anatra lain: Nadia Iffatul Ulya, Debby Julia, Sofadiyati Ruqiyah S, Nur Hamimah, Chika Agnia, M. Rezza Hidayat dan Rifanny Fathia
terimakasih atas
semangat dan dukungan yang diberikan. 15. Semua pihak yang tidak dapat dituliskan satu persatu. Namun tanpa mengurangi rasa hormat dan terima kasih penulis. Semoga Allah SWT memberikan balasan yang berlipat ganda kepada semua pihak atas seluruh bantuan dan amal baik yang telah diberikan kepada penulis dalam penyusunan skripsi ini. Semoga karya ini bermanfaat bagi para akademisi, praktisi, dan bagi masyarakat pada umumnya. Wassalaamu’alaikum warahmatullahi wabarakaatuh
Jakarta,
Juli 2015
Revalia Ayunda
viii
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING .................................................
i
HALAMAN PENGESAHAN PANITIA UJIAN ................................................
ii
LEMBAR PERNYATAAN ..................................................................................
iii
ABSTRAK .............................................................................................................
iv
KATA PENGANTAR ...........................................................................................
v
DAFTAR ISI .......................................................................................................... viii DAFTAR GAMBAR .............................................................................................
x
DAFTAR TABEL .................................................................................................
xi
DAFTAR GRAFIK ...............................................................................................
xii
DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................................... xiii BAB I
PENDAHULUAN ...............................................................................
1
A. Latar Belakang Masalah .................................................................
1
B. Identifikasi Masalah .......................................................................
8
C. Pembatasan Masalah ......................................................................
8
D. Rumusan Masalah ..........................................................................
9
E. Tujuan dan Manfaat Penelitian ......................................................
9
F. Study Terdahulu .............................................................................
11
G. Sistematika Penulisan .....................................................................
15
BAB II TINJAUAN TEORITIS ..........................................................................
16
A. Bank Pembiayaan Rakyat Syariah ..............................................................
16
B. Pembiayaan .................................................................................................
20
C. Fungsi Pembiayaan .....................................................................................
21
D. Jenis-jenis Pembiayaan ...............................................................................
22
E. Pengertian Pembiayaan Mudharabah .........................................................
23
F. Pengertian Pembiayaan Musyarakah ..........................................................
24
ix
G. Pengertian Pembiayaan Murabahah ...........................................................
24
H. NPF .............................................................................................................
25
I. ROA ............................................................................................................
26
J. Keterkaitan Antar Variabel .........................................................................
28
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ...........................................................
33
A. Ruang Lingkup Penelitian ...........................................................................
33
B. Sumber Data ................................................................................................
33
C. Pendekatan Penelitian .................................................................................
33
D. Definisi Operasional Variabel Penelitian ....................................................
34
E. Metode Analisis Data ..................................................................................
35
F. Kerangka Pemikiran ....................................................................................
41
G. Hipotesis Pemikiran ....................................................................................
42
HASIL IV HASIL DAN PEMBAHASAN ..........................................................
44
A. Gambaran Umum Objek Penelitian ............................................................
44
B. Hasil dan Pembahasan.................................................................................
59
BAB V PENUTUP .................................................................................................
74
A. Kesimpulan .................................................................................................
74
B. Saran ............................................................................................................
77
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................
79
LAMPIRAN ...........................................................................................................
81
x
DAFTAR GAMBAR 3.1 Kerangka Pemikiran Penelitian ...................................................................... 41
xi
TABEL 4.1
ROA pada Bank Pembiayaan Rakyat Syariah di Indonesia ........................
4.2
Pembiayaan Mudharabah pada Bank Pembiayaan Rakyat Syariah di Indonesia .................................................................................................
4.3
46
Pembiayaan Musyarakah pada Bank Pembiayaan Rakyat Syariah di Indonesia .................................................................................................
4.4
45
51
Pembiayaan Murabahah pada Bank Pembiayaan Rakyat Syariah di Indonesia .................................................................................................
54
4.5
NPF Bank Pembiayaan Rakyat Syariah di Indonesia .................................
57
4.6
Hasil Uji ADF pada Tingkat Level .............................................................
60
4.7
Hasil Uji ADF pada Tingkat 1 st Difference ...............................................
61
4.8
Penentuan Lag Optimal ...............................................................................
63
4.9
Hasil Uji Kointegrasi ...................................................................................
64
4.10
Hasil Estimasi VECM .................................................................................
65
4.11
Hasil Uji IRF ...............................................................................................
68
4.12
Respon Return On Assets (ROA) pada Bank Pembiayaan Rakyat Syariah
71
4.13
Hasil Uji Variance Decomposition .............................................................
72
xii
DAFTAR GRAFIK 1.1 Jumlah Kantor Bank Pembiayaan Rakyat Syariah tahun 2009-2014 ............
3
1.2 Pertumbuhan Pembiayaan di Bank Pembiayaan Rakyat Syariah ..................
4
1.3 Pertumbuhan NPF pada Bank Pembiayaan Rakyat Syariah ..........................
5
4.1
ROA pada Bank Pembiayaan Rakyat Syariah di Indonesia ..........................
46
4.2
Pembiayaan Mudharabah Bank Pembiayaan Rakyat Syariah .......................
49
4.3
Pembiayaan Musyarakah Bank Pembiayaan Rakyat Syariah ........................
52
4.4
Pembiayaan Murabahah Bank Pembiayaan Rakyat Syariah .........................
55
4.5
NPF Bank Pembiayaan Rakyat Syariah .........................................................
58
xiii
LAMPIRAN Lampiran 1 : Data Bulanan Pembiayaan Mudharabah BPRS di Indonesia ...........
81
Lampiran 2 : Data Bulanan Pembiayaan Musyarakah BPRS di Indonesia ............
82
Lampiran 3 : Data Bulanan Pembiayaan Murabahah BPRS di Indonesia .............
83
Lampiran 4 : Data Bulanan NPF BPRS di Indonesia .............................................
84
Lampiran 5 : Data Bulanan ROA BPRS di Indonesia ............................................
85
Lampiran 6 : Hasil Uji Stasioneritas Tingkat Level Mudharabah ..........................
86
Lampiran 7 : Hasil Uji Stasioneritas Tingkat Level Musyarakah...........................
87
Lampiran 8 : Hasil Uji Stasioneritas Tingkat Level Murabahah ............................
88
Lampiran 9 : Hasil Uji Stasioneritas Tingkat Level NPF .......................................
89
Lampiran 10 : Hasil Uji Stasioneritas Tingkat Level ROA ....................................
90
Lampiran 11 : Hasil Uji Stasioneritas Tingkat 1 st Difference Murabahah ...........
91
Lampiran 12 : Hasil Uji Stasioneritas Tingkat 1 st Difference NPF .......................
92
Lampiran 13 : Hasil Uji Stasioneritas Tingkat 1 st Difference ROA ......................
93
Lampiran 14 : Hasil Uji Lag Optimum ...................................................................
94
Lampiran 15 : Hasil Uji Kointegrasi Johansen Test ...............................................
95
Lampiran 16 : Estimasi VECM ...............................................................................
96
Lampiran 17 : Tabel Hasil Uji Impulse Response Function (IRF) .........................
98
Lampiran 18 : Grafik Hasil Uji Impulse Response Function (IRF) ........................ 100 Lampiran 19 : Tabel Uji Forecast Error Decomposition Variance (FEDV) ......... 101 Lampiran 20 : Grafik Hasil Uji Forecast Error Decomposition Variance (FEDV) 103
xiv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah . Perkembangan lembaga-lembaga keuangan syariah saat ini cukup signifikan, seiring jalan dengan tanggapan masyarakat yang sangat positif dengan keberadaan lembaga keuangan syariah yang ada. Hal tersebut memang tidak bisa dilepaskan dari peranan Lembaga Keuangan Mikro Syariah (LKMS). Lembaga ini dapat menjangkau masyarakat kalangan ekonomi mikro kecil dan menengah. Kedudukan LKMS (Lembaga Keuangan Mikro Syariah) yang antara lain dipresentasikan oleh Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS), Baitul Mal watTamwil (BMT) dan Koperasi Pondok Pesantren (Kopontren), lembaga ini mempunyai peran yang cukup strategis dalam menjangkau transaksi syariah mikro kecil dan menengah. Dari banyaknya lembaga keuangan yang berkembang. BPR Syariah merupakan salah satu lembaga keuangan yang masih diminati oleh masyarakat khususnya masyarakat di daerah pedesaan. Berdirinya BPR Syariah di Indonesia selain didasari oleh tuntutan bermualamah secara Islam yang merupakan keinginan kuat dari sebagian besar umat Islam di Indonesia, juga sebagai langkah aktif dalam rangka rekstukturisasi perekonomian Indonesia yang dituangkan dalam berbagai paket kebijaksanaan keuangan, moneter, dan perbankan secara umum.
1
2
Dalam Undang-undang No. 7 Tahun 1992, Bank syariah diposisikan sebagai Bank Umum dan Bank Perkreditan Rakyat Syariah (BPRS). Dalam pasal 6 Undang-undang No. 7 Tahun 1992 di pertegas bahwa: pertama, Bank Umum adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatan usahanya memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran. Kedua, Bank Perkreditan Rakyat adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya tidak memberikan jasa lalu lintas pembayaran.1 Pertumbuhan BPRS dari tahun 2009 sampai 2014 terus mengalami peningkatan yang cukup pesat, ini di karenakan persyaratan pendirian yang relatif lebih ringan, dan dengan melayani operasi perbankan lokal, jumlah BPRS meningkat relatif cepat dibandingkan dengan bank syariah maupun unit usaha syariah. Dalam laporan pertumbuhan perbankan syariah (LPPS)
yang
dipublikasikan oleh Bank Indonesia tahun 2014, perkembangan BPRS pada tahun 2014 berada dalam kondisi yang cukup baik. Perkembangan tersebut dikarenakan BPRS telah dapat melakukan konsolidasi pasca kritis keuangan global tahun 2009 dengan melakukan ekspansi usaha baik pada sisi penghimpunan dana (funding) maupun pada sisi penyaluran dana atau pembiayaan (financing). Dapat dilihat dari perkembangan dari jumlah kantor BPRS di Indonesia pada tahun 2009 sampai tahun 2014 dibawah ini.
1
Undang-Undang Republik Indonesia tentang Perbankan Syariah No. 10/1998,9-10
3
Grafik 1.1 Jumlah Kantor Bank Pembiayaan Rakyat Syariah tahun 2009-2014 480 440 400 360 320 280 240 200 160 120 2009
2010
2011 jumlah bank
2012
2013
2014
jumlah kantor
Sumber : Bank Indonesia (data diolah) Dari grafik 1.1 diatas dapat disimpulkan bahwa pertumbuhan BPRS dari tahun 2009 sampai dengan tahun 2014 mengalami peningkatan yang cukup baik dari tahun ke tahun, mulai tahun 2009 berjumlah 225 kantor dan138 bank, 2010 286 kantor dan 150 bank, sampai pada tahun 2014 mencapai 477 kantor dan 163 bank, hal tersebut menunjukkan bahwa BPRS terus mengalami pertumbuhan yang baik di masyarakat dilihat dari jumlah kantor yang terus meningkat dan bertambah disetiap tahunnya. Di dalam jasa-jasa perbankan, pembiayaan adalah satu satu jasa yang paling diminati oleh masyarakat akhir-akhir ini. Pembiayaan yang terkenal pada bank syariah yaitu pembiayaan mudharabah dan pembiayaan musyarakah, serta ada juga pembiayaan dengan cara jual beli. Pertumbuhan penyaluran pembiayaan pada Bank Pembiayaan Rakyat Syariah cukup mengalami kemajuan disetiap
4
bulannya, bisa dilihat dari tabel pertumbuhan penyaluran pembiayaan pada Bank Pembiayaan Rakyat Syariah sebagai berikut. Grafik 1.2 Pertumbuhan Pembiayaan di Bank Pembiayaan Rakyat Syariah 16
15
14
13
12
11
10 I
II
III
2010
IV
I
II
III
2011
IV
I
II
III
2012
IV
I
II
III
2013
IV
I
II
III
IV
I
2014
LN Mudharabah LN Musyarakah LN Murabahah
Sumber : Bank Indonesia (data diolah) Dapat dilihat dari grafik 1.2 di atas bahwa pembiayaan pada Bank Pembiayaan Rakyat Syariah tiap bulannya mengalami peningkatan yang cukup signifikan, hal ini menunjukkan besarnya minat masyarakat khususnya masyarakat menengah ke bawah dalam memakai jasa lembaga keuangan Bank Pembiayaan Rakyat Syariah untuk meningkatkan dan mengembangkan usaha kecil menengah (UKM). Semakin meningkatnya penyaluran pembiayaan pada bank, maka semakin besar pula resiko pembiayaan dalam menyalurkan dananya. Hal tersebut terjadi ketika bank tidak dapat memperoleh kembali sebagian atau seluruh pembiayaan yang disalurkan atau investasi yang sedang dilakukannya. Resiko pembiayaan
5
dapat mempengaruhi kinerja pada bank syariah. Hal ini disebabkan ketika tingkat jumlah pembiayaan bermasalah (NPF) menjadi besar, semakin besar pula jumlah kebutuhan biaya penyisihan penghapusan pembiayaan yang berpengaruh terhadap kemampuan bank untuk menghasilkan keuntungan. NPF yang tinggi akan memperbesar biaya, sehingga berpotensi terhadap kerugian bank. Grafik 1.3 Pertumbuhan NPF pada Bank Pembiayaan Rakyat Syariah NPF 11
10
9
8
7
6 I
II
III IV
2010
I
II
III IV
2011
I
II
III IV
2012
I
II
III IV
2013
I
II
III IV
I
2014
Sumber : Bank Indonesia (data diolah) Daapat dilihat dari grafik 1.3 diatas bahwa semakin banyak penyaluran pembiayaan Bank Pembiayaan Rakyat Syariah justru berdampak banyaknya pembiayaan bermasalah (NPF) pada setiap tahunnya, walaupun mengalami peningkatan yang fluktuatif naik dan turun, akan tetapi tingkat NPF semakin naik dari tahun sebelumnya hingga pada tahun terakhir ini. Semakin tinggi rasio NPF maka akan semakin buruk kualitas pembiayaan bank yang menyebabkan jumlah pembiayaan bermasalah semakin besar, dan oleh
6
karena itu bank harus menanggung kerugian dalam kegiatan operasionalnya sehingga berpengaruh terhadap penurunan laba yang selanjutnya disebut ROA dalam perbankan syariah) yang diperoleh bank.2 Dapat dilihat pada grafik 1.3 NPF diatas, bahwa resiko pembiayaan bermasalah yang didapatkan oleh Bank Pembiayaan Rakyat Syariah setiap tahunnya mengalami fluktuatif yang cukup tajam, namun pada periode 2010 hingga 2015 NPF pada Bank Pembiayaan Rakyat Syariah terus mengalami peningkatan, hal ini tentu saja dapat mempengaruhi laba bank dan profitabilitas Bank Pembiayaan Rakyat Syariah di Indonesia. Semakin tinggi rasio NPF dalam penyaluran pembiayaan pada bank, perlunya prinsip kehati-hatian dalam pengelolaan dana bank. Bank Indonesia membuat ketentuan mengenai kecukupan Modal atau Capital Adequecy Ratio (CAR) untuk memenuhi kewajiban modal minimum guna menjaga resiko yang mungkin terjadi dan Bank Indonesia menetapkan 8% sebagai kewajiban penyediaan modal minimum. 3 Maka kecukupan modal sangat penting guna menjaga stabilitas pendanaan dan menjaga kinerja pada Bank Pembiayaan Rakyat Syariah. Dilihat dari pertumbuhan Bank Pembiayaan Rakyat Syariah yang semakin mengalami kemajuan yang positif pada setiap tahunnya, maka diperlukan untuk mengukur kinerja pada Bank Pembiayaan Rakyat Syariah, hal ini diharapkan dapat 2
Kasmir. “Bank dan Lembaga Keuangan Lain”, Edisi 6, 2005 (Jakarta : PT Raja Grafindo Persada). h. 82 3 Peraturan Bank Indonesia No. 10/26/PBI/2008
7
menunjukkan kinerja yang lebih baik dibandingkan bank berbasis bunga. Salah satu indikator untuk menilai kinerja keuangan bank adalah melihat tingkat profitabilitasnya serta tingkat efisiennya. Ukuran profitabilitas yang digunakan adalah Return On Assets (ROA). ROA memfokuskan kemampuan perusahaan untuk memperoleh earning dalam operasi perusahaan. Semakin besar ROA menunjukkan kinerja keuangan semakin baik, karena tingkat kembalian (return) semakin besar. Memperhatikan hal-hal yang telah diidentifikasi di atas, mendorong minat dan gagasan penulis untuk mengangkatnya menjadi bahan dan judul skripsi. Atas dasar itulah penulis memilih judul “ Pengaruh Penyaluran Pembiayaan Mudharabah, Pembiayaan Musyarakah, Pembiayaan Murabahah, dan NPF Tehadap Kinerja Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (Januari 2010 – Maret 2015)” dalam sebuah skripsi sebagai tugas akhr jenjang S1 yang ditempuh penulis.
8
B. Identifikasi Masalah 1. Fluktuasi tingkat kredit bermasalah (NPF) yang tidak terkendali/sulit diprediksi. 2. Terdapat beberapa faktor yang menyebabkan terjadinya kredit bermasalah (NPF). 3. Kinerja Bank Pembiayaan Rakyat Syariah dilihat pada return on assets (ROA) setiap tahunnya mengalami penurunan. 4. Penyaluran Pembiayaan jual beli murabahah lebih banyak diminati masyarakat
dibandingkan
pembiayaan
bagi
hasil
(mudharabah
dan
musyarakah). 5. Seberapa besar pengaruh pembiayaan bagi hasil, pembiayaan jual beli dan NPF terhadap kinerja Bank Pembiayaan Rakyat Syariah di Indonesia. C. Pembatasan Masalah Berdasarkan uraian pada masalah diatas maka dalam hal ini penulis membatasi permasalahan sebagai berikut : 1. Studi kasus pada Bank Pembiayaan rakyat Syariah di Indonesia. 2. Periode yang diteliti dari 2010-2015 (data bulanan). 3. Variabel dependen adalah Return On Assets (ROA). 4. Variabel independen adalah pembiayaan mudharabah, pembiayaan musyarakah, pembiayaan murabahah, Non Performing Financing data (NPF).
9
D. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan di atas, penulis merumuskan masalah sebagai berikut: 1. Apakah pembiayaan mudharabah, pembiayaan musyarakah, pembiayaan murabahah, dan NPF berpengaruh secara signifikan dalam jangka pendek terhadap return on assets (ROA) Bank Pembiayaan Rakyat Syariah di Indonesia periode 2010-2015? 2. Apakah pembiayaan mudharabah, pembiayaan musyarakah, pembiayaan murabahah, dan NPF berpengaruh secara signifikan jangka panjang terhadap return on assets (ROA) Bank Pembiayaan Rakyat Syariah di Indonesia periode 2010-2015? 3. Apakah respon return on assets (ROA) Bank Pembiayaan Rakyat Syariah di Indonesia akibat guncangan (shock) dari variabel pembiayaan mudharabah, pembiayaan musyarakah, pembiayaan murabahah dan NPF periode 2010-2015?
E. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan penelitian Tujuan penelitian yang dilakukan adalah a. Untuk mengetahui pengaruh pembiayaan mudharabah,
pembiayaan
musyarakah, pembiayaan murabahah, dan NPF terhadap return on assets (ROA) dalam jangka pendek.
10
b. Untuk mengetahui pengaruh pembiayaan mudharabah, pembiayaan musyarakah, pembiayaan murabahah, dan terhadap return on assets (ROA) dalam panjang. c.
Untuk mengetahui seberapa besar respon yang ditimbulkan akibat guncangan (shock) dari variabel pembiayaan mudharabah, pembiayaan musyarakah, pembiayaan murabahah, dan NPF terhadap return on assets (ROA).
2. Manfaat penelitian Berdasarkan tujuan penulis di atas, maka penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi : a. Bagi penulis Penelitian ini menjadi salah satu sarana bagi penulis untuk menyalurkan dan mengembangkan ilmu yang telah didapat pada masa perkuliahan di Jurusan Perbankan Syariah, serta dapat menambah pengetahuan penulis mengenai Bank Pembiayaan Rakyat Syariah di Indonesia. b. Bagi akademisi Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumber referensi bagi penelitian sejenis dan dapat dijadikan sebagai bahan perbandingan dari penelitian yang telah ada maupun yang akan dilakukan. Penelitian ini juga dapat memperluas khazanah ilmu pengetahuan mahasiswa, khususnya mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta tentang Bank Pembiayaan Rakyat Syariah.
11
c. Bagi kalangan praktisi Dengan adanya penelitian ini diharapkan menjadi tolak ukur dan acuan bagi para investor dalam memilih dan menentukan jenis dan tempat berinvestasi yang baik.
F. Studi Terdahulu 1) Pengaruh Pembiayaan Mudharabah dan Murabahah Terhadap Return On Assets BMI (Abdul Badrudin, NIM 106046101574, Konsentrasi Perbankan Syariah, Prodi Muamalat, Fakultas Syariah dan Hukum, UIN Jakarta, 2011). Skripsi ini meneliti mengenai tentang peranan produk pembiayaan mudharabah dan murabahah untuk memaksimalkan Return On Assets pada Bank Muamalat Indonesia. penelitian ini menyimpulkan bahwa pembiayaan mudharabah memiliki pengaruh yang lebih besar dibandingkan pembiayaan murabahah, meskipun harus menanggung resiko yang besar. Perbedaan dengan penelitian ini yaitu lebih memperbanyak variabel dan objek penelitian yaitu pada Bank Pembiayaan Rakyat Syariah yang berpengaruh terhadap Return On Assets pada Bank Pembiayaan Rakyat Syariah. 2) Analisa Pengaruh Strategi Pemasaran Pembiayaan Murabahah Terhadap Peningkatan Pendapatan Murabahah di BPRS AL SALAM AMAL SALMAN (M.Syaidil Mursalin, Konsentrasi Perbankan Syariah, Prodi Muamalat, Fakultas Syariah dan Hukum, UIN Jakarta, 2010).
12
Skripsi
ini
meneliti
tentang
strategi
pemasaran
pembiayaan
murabahah guna untuk meningkatkan pendapatan murabahah pada BPRS Al Salam Amal Salman, penelitian ini menyimpulkan secara keseluruhan bahwa variabel tenaga marketing, biaya promosi, dan ekuivalen imbalan murabahah mempengaruhi tingkat pendapatan margin murabahah yang dillakukan oleh BPRS Al Salam Amal, sehingga jumlah pendapatan dari hasil penjualan pembiayaan murabahah mengalami peningkatan besar. Perbedaan dengan penelitian ini adalah melihat kinerja Bank Pembiayaan Rakyat Syariah yaitu dilihat dari Return On Assets, dan penambahan variabel selain Murabahah, yaitu pembiayaan Mudharabah, Musyarakah, NPF, dan CAR. 3) Strategi Pembiayaan Murabahah dalam Rangka Meningkatkan Jumlah Pendapatan di BPRS Harta Insan Karimah ( Muhammad Ilham Khairudin, NIM. 202046101290, Konsentrasi Perbankan Syariah, Prodi Muamalat, Fakultas Syariah dan Hukum. 2007) Skripsi
ini
meneliti bagaimana startegi
pemasaran, prosedur
pembiayaan murabahah, proses pembiayaan murabahah dan pengawasan pembiayaan murabahah serta menyimpulkan bahwa BPRS Harta Insan Karimah melaporkan bahwa kinerja operasional yang diterapkan berjalan efektif dan efesien dan dilihat dari jumlah pendapatan BPRS Harta Insan
13
Karimah dalam kurun waktu 3 tahun terakhir ini cukup mengalami peningkatan. Perbedaan dengan penelitian ini adalah melihat kinerja Bank pembiayaan Rakyat Syariah yaitu dari Return On Assets , bukan dari penilaian pada operasional dan strategi pada BPRS Harta Insan Karimah melainkan dari rasio laporan keuangan pada BPRS di Indonesia. 4) Analisis Pengaruh Margin pembiayaan Murabahah BPRS, Dana Pihak Ketiga, Pembiayaan Mudharabah dan Tingkat Inflasi terhadap Pembiayaan Murabahah pada Bank Pembiayaan Rakyat Syariah di Indonesia ( Annisa Rizka Amalia, NIM. 109084000002, Konsentrasi Ilmu Ekonomi dan Studi Pembangunan, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, UIN Jakarta, 2014) Skripsi ini meneliti bagaimana pengaruh margin pembiayaan murabahah, dana pihak ketiga, pembiayaan mudharabah dan tingkat inflasi terhadap pembiayaan murabahah pada Bank Pembiayaan Rakyat Syariah di Indonesia, hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa secara parsial diketahui bahwa dana pihak ketiga dan pembiayaan mudharabah berpengaruh signifikan positif terhadap pembiayaan murabahah, sedangkan margin pembiayaan murabahah dan tingkat inflasi tidak berpengaruh yang signifikan terhadap pembiayan murabahah. Perbedaan dengan penelitian ini adalah untuk mengetahui variabel pembiayaan mudharabah, musyarakah, murabahah , npf dan car bepengaruh
14
terhadap return on assets serta mengetahui pengaruh dalam jangka panjang dan pendek. 5) Analisis Pengaruh CAR, FDR, BOPO dan NPF terhadap profitabilitas pada PT Bank Muamalat Indonesia Tbk (Januari 2005- April 2008) Skripsi ini meneliti pengaruh CAR,FDR,BOPO dan NPF terhadap profitabilitas pada Bank Muamalat Indonesia dihitung dari Return On Assets (ROA) dan menyimpulkan bahwa semua variabel independent secara bersama-sama mempengaruhi variabel dependent. Secara parsial terdapat pengaruh yang signifikan variabel CAR,BOPO terhadap profitabilitas Bank Muamalat Indonesia, sedangkan variabel FDR dan NPF secara parsial tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap profitabilitas bank Muamalat Indonesia. Perbedaan pada penelitian ini adalah dari objek penelitian yaitu melihat kinerja pada Bank Pembiayaan Rakyat Syariah yang dilihat dari Return On Assets, dan penambahan variabel yaitu pembiayaan mudharabah, musyarakah dan murabahah.
15
G. Sistematika Penulisan BAB I
PENDAHULUAN
Terdiri dari Latar Belakang Masalah, Identifikasi Masalah , Pembatasan Masalah dan Rumusan Masalah, Tujuan dan Manfaat Penelitian, dan Sistematika Penulisan BAB II TINJAUAN PUSTAKA Terdiri dari teori yang berkaitan dengan Bank Pembiayaan Rakyat Syariah, Pembiayaan, Mudharabah, Pembiayaan Musyarakah, Pembiayaan Murabahah, Non Performing Financing (NPF) dan Return On Assets (ROA). BAB III METODOLOGI PENELITIAN Teori dari penjelasan mengenai : Ruang Lingkup Penelitian, Metode Penentuan Sampel, Sumber Data, Metode Analisis, Variabel Penelitian, Pedoman Penulisan. BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN Terdiri dari : Gambaran Umum Objek Penelitian, Analisis Pengaruh Pembiayaan Mudharabah, Musyarakah, Murabahah, dan NPF terhadap ROA dalam Jangka Pendek dan Jangka Panjang serta besarnya guncangan (shock) Variabel Pembiayaan Mudharabah, Musyarakah, Murabahah, dan NPF terhadap kinerja (ROA ) pada Bank Pembiayaan Rakyat Syariah BAB V
KESIMPULAN
Terdiri dari Kesimpulan dan Saran.
BAB II LANDASAN TEORI
A. Bank Pembiayaan Rakyat Syariah 1. Pengertian Bank Pembiayaan Rakyat Syariah Sebelumnya disebut sebagai Bank Perkreditan Rakyat Syariah (BPRS) disebut juga Bank At-Tamwil as-Sya’bi al-islami, yaitu bank yang melakukan kegiatan usaha secara konvensional atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatan usahanya tidak memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran. Undang-undang Nomor 21 Tahun 2008 tentang perbankan syariah mendefinisikan Bank Perkreditan Rakyat Syariah sebagai Bank Pembiayaan Rakyat Syariah.4 Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS) sebagai salah satu lembaga keuangan perbankan syariah, yang pola operasionalnya mengikuti prinsipprinsip syariah ataupun muamalah Islam. BPR Syariah didirikan sebagai langkah aktif dalam rangka restrukturisasi perekonomian Indonesia yang dituangkan dalam berbagai paket kebijakan keuangan, moneter, dan perbankan secara umum, dan secara khusus mengisu peluang terhadap kebijakan bank konvensional dalam penetapan tingkat suku bunga (rate of
4
Ahmad Ifham Sholihin. “ Buku Pintar Ekonomi Syariah” 2010 (Jakarta : PT Gramedia Pusta Utama). h. 149
16
17
interest), yang selanjutnya BPRS secara luas dikenal sebagai system perbankan bagi hasil atau system perbankan Islam. Menurut Undang-undang (UU) Perbankan No. 7 Tahun 1992, Bank Perkreditan Rakyat adalah lembaga keuangan yang menerima simpanan uang hanya dalam bentuk deposito berjangka tabungan, dan atau bentuk lainnya yang dipersamakan dalam bentuk itu dan menyalurkan dana sebagai usaha BPR. Sedangkan pada Undang-undang Perbankan No. 10 Tahun 1998, disebutkan bahwa BPR adalah lembaga keuangan bank yang melaksanakan kegiatan usahanya secara konvensional atau berdasarkan prinsip syariah.5 Bank Perkreditan Rakyat Syariah (BPRS) merupakan perbankan yang unik, dimana bank ini beroperasi dalam skala kecil, diperuntukkan melayani Usaha Kecil dan Mikro (UMK), dan tidak diperkenankan melayani simpanan dalam bentuk rekening giro. BPRS beroperasi pada wilayah Kabupaten ataupun
Kotamadya
dengan
jangkauan
yang
terbatas
sebagaimana
permodalannya yang relative kecil.6 2. Landasan Hukum Pendirian BPR Syariah pada mulanya mempunyai tujuan utama yakni menghindari riba dan mengamalkan prinsip-prinsip syariah dalam perbankan khususnya, akan tetapi BPRS dibentuk untuk tujuan kemaslahatan umat.
5
Lukman Hakim dan Muhammad Sholahuddin. “Lembaga Ekonomi dan Keuangan Syariah Kontemporer”. 2008 (Surakarta : Muhammadiyah University Press) hal.109 6 Siregar Sapruddin, “ Performance Appraisal pada BPRS”. Jurnal Manajemen Bisnis, Voulume 1 Nomor 1tahun 2008 hal.27
18
Di dalam Al-Quran, beberapa ayat yang berhubungan dengan pelarangan riba, diantaranya Q,S, Ar-Rum [30] : 39, Q,S, Al-Baqarah [2] : 275, Q,S, Al-Baqarah [2] : 278 dan Q,S, An-Nisa [4] : 146. 1) Al-Qur’an :
Artinya : “ Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan tinggalkan sisa Riba (yang belum dipungut) jika kamu orang-orang yang beriman” (Q,S, Al-Baqarah [2] : 278)
2) Al-Hadits
“Dikatakan Muhammad ibn ash-shobbah dan zuhairu ibn harb dan ustman ibn abi syaibah mereka berkata diceritakan husyaim dikabarkan abu zubair dari jabir r.a beliau berkata : Rasulullah SAW mengutuk makan riba, wakilnya dan penulisnya, serta dua orang saksinya dan beliau mengatakan mereka itu sama-sama dikutuk. Diriwayatkan oleh Muslim7 3. Perbedaan BPR Syariah dengan BPR Konvensional Pada dasarnya aktifitas Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS) tidak jauh berbeda dengan BPR pada umumnya, perbedaan terletak pada konsep dasar operasionalnya yang berlandaskan pada ketentuan-ketentuan 7
As-shanani, “subulussalam”, terjemahan Abu Bakar Muhammad (Surabaya: Al-Ikhlas) 1995, h. 126-128
19
Islam. Hal pokok yang menjadi faktor pembeda BPR Syariah dengan BPR konvensional yaitu adanya insentif bunga pada BPR konvensional dan insentif bagi hasil pada BPR Syariah. Selain itu, penyaluran dana pada BPR Konvensional ke masyarakat disebut dengan “kredit” serta dalam menentukan harga atau cara penentuan keuntungan yang akan diperoleh manajemen bank menggunakan prinsip bunga. Sedangkan pada BPR Syariah, penyaluran dana ke masyarakat disebut dengan “pembiayaan” serta menggunakan prinsip-prinsip yang sesuai dengan ajaran Islam. Prinsip-prinsip tersebut adalah prinsip bagi hasil (mudharabah). Prinsip penyertaan modal (musyarakah), prinsip jual beli barang dengan memperoleh keuntungan (murabahah) atau pembiayaan barang modal berdasarkan prinsip sewa murni tanpa pilihan (ijarah) atau dengan adanya pemindahan kepemilikan atas barang yang disewa dari pihak bank oleh pihak lain (ijarah wa iqtina). Perbedaan BPR Syariah dengan BPR Konvensional :8 1) Untuk Akad, BPRS memiliki akad yang sesuai dengan hukum Islam dimana segala macam bentuk perjanjian atau perikatan dibuat di awal transaksi. 8
Budisantoso Totok.”Bank dan Lembaga Keuangan Lain”. 2006 (Jakarta : Salemba Empat),hal. 100
20
2) Untuk Prinsip, merupakan landasan awal terjadinya akad yang berbasis syariah. 3) Untuk Pola Operasi, dimana dalam BPRS tidak menempatkan sistem bunga sebagai pijakan peminjaman (kredit) melainkan menggunakan sistem “bagi hasil” sebagai dasarnya. Sedangkan BPR Konvensional menggunakan sistem bunga. 4) Untuk Pendapatan, hal ini dapat dibuktikan dengan pesatnya hasil yang diperoleh pada pola bagi hasil yang sudah diperhitungkan dengan baik. 5) Untuk Sistem Pengawasan, BPRS mempunyai Dewan Syariah Nasional dan Dewan Pengawas Syariah yang langsung di audit oleh tenaga-tenaga professional, dibawah BI (Bank Indonesia) dan IB (Islamic Bank) 6) Untuk Hubungan, antara nasabah dengan pegawai memiliki kesamaan hak, berbeda dengan BPR Konvensional.
B. Pembiayaan 1. Pengertian Pembiayaan Pembiayaan merupakan salah satu tugas pokok bank yaitu pemberian fasilitas dana untuk memenuhi kebutuhan pihak-pihak yang merupakan deficit unit. Sedangkan menurut UU No. 10 Tahun 1998 tentang Perbankan menyatakan pembiayaan berdasarkan prinsip syariah adalah penyediaan uang
21
atau tagihan yang dipersamakan dengan itu berdasarkan persetujuan atau kesepakatan antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak yang dibiayai untuk mengembalikan uang atau tagihan tersebut setelah jangka tertentu dengan imbalan atau bagi hasil.9 Berdasarkan pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa pembiayaan adalah pemberian fasilitas penyediaan dana untuk mendukung investasi yang telah direncanakan berdasarkan kesepakatan antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak yang dibiayai untuk mengembalikan uang atau tagihan tersebut setelah jangka waktu tertentu dengan imbalan atau bagi hasil.
C. Fungsi Pembiayaan Keberadaan bank syariah yang menjalankan pembiayaan berdasarkan prinsip syariah bukan hanya untuk mencari keuntungan dan meramaikan bisnis perbankan di Indonesia, tetapi juga untuk menciptakan lingkungan bisnis yang aman, diantaranya :10 1) Memberikan pembiayaan dengan prinsip syariah yang menerapkan sistem bagi hasil yang tidak memberatkan debitur. 2) Membantu kaum dhu’afa yang tidak tersentuh oleh bank konvensional karena tidak mampu memenuhi persyaratan yang ditetapkan oleh bank konvensional.
9
Muhammad Syafi’I Antonio, “ Bank Syariah (dari teori ke praktik”.2001. (Jakarta : Gema Insani). h. 160 10 Yusuf Ayus Ahmad dan Abdul Aziz. “ Manajemen Operasional Bank Syariah”.2009 (Cirebon : STAIN Press) hal. 68
22
3) Membantu masyarakat ekonomi lemah yang selalu dipermainkan oleh rentenir dengan membantu melalui pendanaan untuk usaha yang dilakukan. D. Jenis-jenis Pembiayaan Pembiayaan di bank syariah terbagi atas beberapa jenis berdasarkan bentuk akadnya. Namun, secara umum ada tiga jenis transaksi pembiayaan di bank syariah, yaitu: 1) Pembiayaan Jual-Beli Kata kunci dari pembiayaan jual-beli adalah adanya barang yang diperjual-belikan. Dalam pembiayaan jual-beli bank bertindak sebagai penjual dan nasabah bertindak sebagai pembeli. Pembiayaan ini terdiri dari tiga macam, yaitu: murabahah, salam dan istishna. 2) Pembiayaan Sewa-menyewa Pengertian pembiayaan sewa-menyewa dapat didefinisikan sebagai transaksi terhadap penggunaan manfaat suatu barang dan jasa dengan pemberian imbalan. Jenis pembiayaan ini terdiri dari ijarah dan ijarah mumtahiyah bittamlik. 3) Pembiayaan Bagi Hasil Dalam pembiayaan dengan pola bagi hasil, bank dan nasabah akan berkerja sama dalam suatu usaha, bank sebagai lembaga keuangan akan terlibat dalam permodalan dan nasabah sebagai pelaku kegiatan ekonomi akan terlibat sebagai pelaksana usaha.
23
Pembiayaan
bagi
hasil
meliputi
pembiayaan
mudharabah
dan
musyarakah.
E. Pengertian Pembiayaan Mudharabah 1. Pengertian al-Mudharabah Mudharabah adalah bentuk kerja sama antara dua atau lebih pihak di mana pemilik modal (shahib al-maal) mempercayakan sejumlah modal kepada pengelola (mudharib) dengan suatu perjanjian pembagian keuntungan. Bentuk ini menegaskan kerja sama dalam paduan kontribusi 100% modal kas dari shahibul al-maal dan keahlian dari mudharib.11 Berdasarkan kewenangan yang diberikan oleh pihak penyimpan dana, prinsip mudharabah terbagi dua yaitu : a. Mudharabah mutlaqah atau URIA (Unrestricted Investmen Accaount) Mudharabah mutlaqah adalah untuk kegiatan usaha yang cakupannya tidak dibatasi oleh spesifikasi jenis usaha, waktu, dan daerah bisnis sesuai permintaan pemilik dana.12 b. Mudharabah muqayyadah atau RIA (Restricted Investmen Account)
11
Ir. Adiwarman A.Karim, “Bank Islam (Analisis Fiqh dan Keuangan). Jakarta : PT Rajagrafindo. h. 103 12 Wangsawidjaja Z. “ Pembiayaan Bank Syariah “. 2012 (Jakarta : Kompas Gramedia). h.193
24
Mudharabah muqayyadah adalah mudharabah untuk kegiatan usaha yang cakupannya dibatasi oleh spesifikasi jenis usaha, waktu, dan daerah bisnis sesuai permintaan pemilik dana.13
F. Pengertian Pembiayaan Musyarakah Bentuk umum dari usaha bagi hasil adalah musyarakah (syirkah atau syarikah). Transaksi musyarakah dilandasi adanya keinginan para pihak yang berkerja sama untuk meningkatkan nilai asset yang mereka miliki secara bersamasama. Semua bentuk usaha yang melibatkan dua pihak atau lebih di mana mereka secara bersama-sama. Semua bentuk usaha yang melibatkan dua pihak atau lebih di mana mereka secara bersama-sama memadukan seluruh bentuk sumber daya baik yang berwujud maupun tidak berwujud.14 Dalam penyaluran pembiayaan bagi hasil berdasarkan akad musyarakah, Undang-undang Perbankan Syariah memberikan penjelasan bahwa yang dimaksud dengan Akad Musyarakah adalah akad kerja sama di antara dua pihak atau lebih untuk suatu usaha tertentu yang masing-masing pihak memberikan porsi dana dengan ketentuan bahwa keuntungan akan dibagi sesuai dengan
13 14
Wangsawidjaja Z. “ Pembiayaan Bank Syariah “. h.193 Wangsawidjaja Z. “ Pembiayaan Bank Syariah “ h. 102
25
kesepakatan, sedangkan kerugian ditanggung sesuai dengan porsi dana masingmasing.15
G. Pengertian Pembiayaan Murabahah Murabahah (al-bai’ bi tsaman ajil) lebih dikenal sebagai murabahah saja. Murabahah yang berasal dari kata ribhu (keuntungan), adalah transaksi jual beli di mana bank menyebut jumlah keuntungannya. Bank bertindak sebagai penjual, sementara nasabah sebagai pembeli. Harga jual adalah harga beli bank dari pemasok ditambah keuntungan (marjin).16 Kedua belah pihak harus menyepakati harga jual dan jangka waktu pembayaran. Harga jual dicantumkan dalam akad jual beli dan jika telah disepakati tidak dapat berubah selama berlakunya akad. Dalam perbankan murabahah selalu dilakukan dengan cara pembayaran cicilan (bi tsaman ajil, atau muajjal). Dalam transaksi ini barang diserahkan segera setelah akad, sementara pembayaran dilakukan secara tangguh atau cicilan.17
H. NPF (Non Performing Financing) Perkembangan pemberian pembiayaan yang paling tidak menggembirakan bagi pihak bank adalah apabila pembiayaan yang diberikannya ternyata menjadi
15
Penjelasan Pasal 19 ayat (1) huruf c UU Perbankan Syariah Adiwarman A.Karim, “Bank Islam (Analisis Fiqh dan Keuangan). Jakarta : PT Rajagrafindo. h. 98 17 Adiwarman A.Karim, “Bank Islam (Analisis Fiqh dan Keuangan) h. 98 16
26
bermasalah. Hal ini terutama disebabkan oleh kegagalan pihak debitur memenuhi kewajibannya untuk membayar angsuran (cicilan) pokok pembiayaan beserta bagi hasil yang telah disepakati kedua belah pihak dalam perjanjian pembiayaan.18 NPF
(Non
performing
Financing)
adalah
tingkat
pengembalian
pembiayaan yang diberikan deposan kepada bank dengan kata lain NPF merupakan tingkat pembiayaan macet pada bank tersebut. NPF diketahui dengan cara menghitung pembiayaan non lancar terhadap total pembiayaan. Apabila semakin rendah NPF maka bank tersebut akan semakin mengalami keuntungan, sebaliknya bila tingkat NPF tinggi bank tersebut akan mengalami kerugian yang diakibatkan tingkat pengembalian pembiayaan macet. Perhitungan Non Performing Financing (NPF) sesuai dengan Peraturan Bank Indonesia No 13 Tahun 2011 yaitu perbandingan antara pembiayaan yang memiliki Kualitas Kurang Lancar (Kol 2), Diragukan (Kol 3), dan Macet (Kol 4) dibandingkan dengan Total Pembiayaan yang disalurkan.19 Rumus : NPF =
Pembiayaan kol 2-4 Total Pembiayaan
x 100%
I. ROA (Return On Asset)
h.81
18
Lukman Dendawijaya,” Manajemen Perbankan Ed. 2” , (Galia Indonesia : Bogor), 2005.
19
www.bi.go.id di akses pada 10 Januari 2010
27
Laba merupakan tujuan utama bank dalam mengelola dana yang tersedia. Semakin banyak dana yang dikelola maka diharapkan semakin banyak pula keuntungan yang didapat. Dalam menghitung laba, ada banyak rasio yang digunakan. Dalam pengukuran profitabilitas ini penulis memilih pendekatan Return
On
Assets
(ROA),
karena
dengan
menggunakan
ROA
dapat
mempertimbangkan bagaimana kemampuan manajemen bank dalam memperoleh laba secara keseluruhan. Tingkat profitabilitas dengan pendekatan ROA ini bertujuan untuk mengukur kemampuan bank dalam mengelola aktiva yang dikuasainya untuk menghasilkan income. Salah satu indikator yang digunakan untuk mengukur tingkat profitabilitas adalah ROA. ROA penting bagi bank karena ROA digunakan untuk mengukur efektifitas perusahaan dalam menghasilkan keuntungan dengan memanfaatkan aktiva yang dimilikinya. ROA merupakan rasio antara laba sesudah pajak terhadap total asset. Semakin besar ROA menunjukkan kinerja perusahaan semakin baik, karena tingkat pengembalian (return) semakin besar.20 Rumus untuk menghitung Return On Assets (ROA) tersebut adalah :
=
20
x 100%
Dahlan Siamat, “Manajemen Lembaga Keuangan Kebijakan Moneter dan Perbankan”, Edisi ke 5. 2005 (Jakarta : Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia). h. 102
28
ROA penting bagi bank karena ROA digunakan untuk mengukur efektivitas perusahaan dalam menghasilkan keuntungan dengan memanfaatkan asset yang dimiliki. Menurut ketentuan Peraturan Bank Indonesia No. 6/23/DPNP tahun 2004, bahwa standar yang paling baik untuk ROA dalam ukuran bank-bank Indonesia minimal 1,5%. Semakin besar ROA suatu bank, semakin besar pula tingkat keuntungan yang dicapai bank tersebut dan semakin baik pula posisi bank tersebut dari segi penggunaan asset.21
J. Keterkaitan Antar Variabel 1. Pengaruh Pembiayaan Mudharabah Terhadap Return On Assets (ROA) Bank Pembiayaan Rakyat Syariah Pembiayaan bagi hasil pada bank syariah dilakukan melalui akad musyarakah dan mudharabah. Muhammad menyatakan bahwa dalam praktiknya ternyata signifikansi bagi hasil dalam memainkan operasional investasi dana bank perannya sangat lemah. Menurut beberapa pengamatan perbankan syariah lemahnya peranan bagi hasil dalam memainkan operasional investasi dana bank dikarenakan beberapa alasan antara lain: pertama, terdapat anggapan bahwa standar moral yang berkembang di kebanyakan komunitas muslim tidak member kebebasan pengguna bagi hasil sebagai mekanisme investasi, sehingga mendorong bank untuk mengadakan 21
Peraturan Bank Indonesia No. 6/23/DPNP tahun 2004
29
pemantauan lebih intensif terhadap setiap investasi yang diberikan. Hal ini membuat operasional perbankan tidak berjalan secara ekonomi dan tidak efisien. Kedua, keterkaitan bank dalam pembiayaan sistem bagi hasil untuk membantu perkembangan usaha lebih banyak melibatkan pengusaha secara langsung
daripada
sistem
lainnya
pada
bank
konvensional.
Besar
kemungkinan pihak bank turut mempengaruhi setiap pengambilan keputusan mitranya. Pada sisi lain, keterlibatan yang tinggi ini akan mengecilkan naluri pengusaha yang sebenarnya menurut kebebasan yang luas daripada campur tangan dalam penggunaan dana yang dipinjamkan. Ketiga, pemberian pembiayaan berdasarkan sistem bagi hasil, memerlukan kewaspadaan yang lebih tinggi dari pihak bank. Bank Pembiayaan Rakyat Syariah kemungkinan besar akan meningkatkan kualitas pegawainya dengan cara memperkerjakan para teknisi dan ahli manajemen untuk mengevaluasi proyek usaha yang dipinjami untuk mencermati lebih teliti dan lebih jeli daripada teknis peminjaman pada bank konvensional. Hal ini akan meningkatkan biaya yang dikeluarkan oleh para banker dalam menjaga efesiensi kinerja perbankannya. Serta yang terakhir, pada pemberian pembiayaan dengan sistem bagi hasil, apabila terjadi kerugian maka bank akan ikut menanggung kerugian bisnis
30
yang dijalankan pengusaha. Kesanggupan untuk turut menanggung resiko ini, kemungkinan akan mendorong investasi lebih berisiko.22
2. Pengaruh Pembiayaan Musyarakah terhadap Return On Assets (ROA) Bank Pembiayaan Rakyat Syariah Pembiayaan bagi hasil pada bank syariah dilakukan melalui akad mudharabah dan musyarakah. Muhammad menyatakan bahwa dalam praktiknya ternyata signifikansi bagi hasil dalam memainkan operasional investasi dana bank perannya sangat lemah. Menurut beberapa pengamatan perbankan syariah lemahnya peranan bagi hasil dalam memainkan operasional investasi dana bank dikarenakan beberapa alasan antara lain: pertama, terdapat anggapan bahwa standar moral yang berkembang di kebanyakan komunitas muslim tidak member kebebasan pengguna bagi hasil sebagai mekanisme investasi, sehingga mendorong bank untuk mengadakan pemantauan lebih intensif terhadap setiap investasi yang diberikan. Hal ini membuat operasional perbankan tidak berjalan secara ekonomi dan tidak efisien. Kedua, keterkaitan bank dalam pembiayaan sistem bagi hasil untuk membantu perkembangan usaha lebih banyak melibatkan pengusaha secara langsung
daripada
sistem
lainnya
pada
bank
konvensional.
Besar
kemungkinan pihak bank turut mempengaruhi setiap pengambilan keputusan mitranya. 22
Muhammad. “Manajemen Bank Syariah” 2004 (Yogyakarta : UPP AMP YKPN) hal. 11
31
Pada sisi lain, keterlibatan yang tinggi ini akan mengecilkan naluri pengusaha yang sebenarnya menurut kebebasan yang luas daripada campur tangan dalam penggunaan dana yang dipinjamkan. Ketiga, pemberian pembiayaan berdasarkan sistem bagi hasil, memerlukan kewaspadaan yang lebih tinggi dari pihak bank. Bank Pembiayaan Rakyat Syariah kemungkinan besar akan meningkatkan kualitas pegawainya dengan cara memperkerjakan para teknisi dan ahli manajemen untuk mengevaluasi proyek usaha yang dipinjami untuk mencermati lebih teliti dan lebih jeli daripada teknis peminjaman pada bank konvensional. Hal ini akan meningkatkan biaya yang dikeluarkan oleh para banker dalam menjaga efesiensi kinerja perbankannya. Serta yang terakhir, pada pemberian pembiayaan dengan sistem bagi hasil, apabila terjadi kerugian maka bank akan ikut menanggung kerugian bisnis yang dijalankan pengusaha. Kesanggupan untuk turut menanggung resiko ini, kemungkinan akan mendorong investasi lebih berisiko.23
3. Pengaruh Pembiayaan Murabahah terhadap Return On Assets (ROA) Bank Pembiayaan Rakyat Syariah Pengelolaan pembiayaan jual beli (murabahah) yang merupakan salah satu komponen penyusun asset terbesar pada perbankan syariah akan menghasilkan pendapatan berupa margin/mark up. Dengan diperolehnya pendapatan mark up tersebut, maka akan mempengaruhi besarnya laba yang 23
Muhammad. “Manajemen Bank Syariah” 2004 (Yogyakarta : UPP AMP YKPN) hal. 11
32
diperoleh bank syariah. Serta pada akhirnya mampu mempengaruhi peningkatan profitabilitas yang tercermin return on assets (ROA). Murabahah adalah suatu mekanisme investasi jangka pendek dan cukup memudahkan dibandingkan dengan sistem profit and loss sharing (PLS), mark up dalam murabahah dapat ditetapkan sedemikian rupa sehingga memastikan ahwa bank dapat memperoleh keuntungan yang sebanding dengan keuntungan bank-bank berbasis bunga yang menjadi saingan bankbank syariah. Murabahah menjauhkan ketidakpastian yang ada pada pendapatan dari bisnis-bisnis dengan sistem PLS dan murabahah tidak memungkinkan bank-bank syariah untuk mencampuri manajemen bisnis karena bank bukanlah mitra nasabah, sebab hubungan mereka dalam murabahah adalah hubungan antara kreditur dan debitur. Resiko yang rendah dari pembiayaan jual beli memungkinakan bank untuk lebih mudah mengelola pembiayaan dengan prinsip jual beli melalui akad murabahah. Pengelolaan yang mudah ini, memungkinkan bank syariah untuk meningkatkan kemampuannya dalam menghasilkan laba melalui pendapatan mark up yang bersumber dari pembiayaan jual beli yang disalurkan kepada masyarakat akan berpengaruh dalam meningkatkan profitabilitas bank pembiayaan rakyat syariah (BPRS) dalam hal ini diukur dengan return on assets (ROA).
33
4. Pengaruh Non Performing Financing (NPF) terhadap Return On Assets (ROA) Bank Pembiayaan Rakyat Syariah Bank syariah dan lembaga keuangan syariah lainnya tentu tidak dapat menghindari risiko pebiayaan dalam menyalurkan dananya. Hal tersebut terjadi ketika bank tidak dapat memperoleh kembali sebagian atau seluruh pembiayaan yang disalurkan atau investasi yang sedang dilakukannya. Risiko pembiayaan dapat mempengaruhi profitabilitas bank syariah. Hal ini disebabkan ketika tingkat jumlah pembiayaan bermasalah (NPF) menjadi besar, semakin besar pula jumlah kebutuhan biaya penyisihan penghapusan pembiayaan
yang
berpengaruh
terhadap
kemampuan
bank
untuk
menghasilkan keuntungan. NPF yang tinggi akan memperbesar biaya, sehingga berpotensi terhadap kerugian bank.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian ini membahas tentang pengaruh penyaluran pembiayaan mudharabah, musyarakah, murabahah, dan NPF terhadap kinerja Bank Pembiayaan Rakyat Syariah di Indonesia. Objek penelitian ini adalah pembiayaan mudharabah, pembiayaan musyarakah, pembiayaan murabahah, NPF, dan ROA pada Bank Pembiayaan Rakyat Syariah.
B. Sumber Data Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data sekunder adalah data yang diperoleh dari sumber kedua (bukan orang pertama, bukan asli) yang memiliki informasi atau data tersebut. 24 Data-data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data yang bersumber dari Badan Pusat Statistik.
C. Pendekatan Penelitian Jenis pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan bersifat
kuantitatif.penelitian
kuantitatif
bersifat
terinci,
luas,
banyak
menggunakan literatur yang terkait dengan tema yang diajukan sebagai pendukung, memiliki prosedur yang terinci jelas, hipotesis telah sejak awal 24
Muhammad Idrus, “Metode Penelitian Sosial”, (Jakarta: Erlangga, 2009), hlm. 86
34
35
dirumuskan dan ditulis secara lengkap sebelum melaksanakan penelitian di lapangan. Penelitian kuantitatif dimaksudkan untuk melihat fenomena yang ada, kemudian dibandingkan dengan teori yang dimiliki.25
D. Definisi Operasional Variabel Penelitian Variabel-variabel yang menjadi objek penelitian ini adalah: 1. Variabel terikat ( Dependent Variabel) Variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi oleh variabel lain yang sifatnya tidak dapat berdiri sendiri.26 Variabel terikat dari penelitian ini adalah Return on Asset (ROA), ROA merupakan rasio yang menggambarkan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan profit atas aktiva, rasio ini mengukur operasional manajemen perusahaan atau bank. 2. Variabel Bebas ( Independent Variabel ) Variable bebas adalah variabel yang mempengaruhi variabel lain yang sifatnya dapat berdiri sendiri.27 Variabel bebas dalam penelitian ini adalah: a. Pembiayaan mudharabah b. Pembiayaan musyarakah c. Pembiayaan murabahah d. NPF
25
Muhammad Idrus, “Metode Penelitian Sosial”, h. 29 Dwi Priyatno,” Paham Analisa Statistik data dengan Spss”, (Jakarta: Mediakom, 2010), h.8 27 Dwi Priyatno,” Paham Analisa Statistik data dengan Spss”, h.8 26
36
E. Metode Analisis Data Metode analisis yang dipakai untuk penelitian ini adalah vector error correction model (VECM). VECM adalah bentuk vector autoregressive (VAR) yang terestriksi. Retriksi diberikan karena data tidak stasioner namun terkointegrasi.28 Spesifikasi VECM merestriksi hubungan jangka panjang antara variabel yang ada agar konvergen ke dalam hubungan kointegrasi namun tetap membiarkan perubahan-perubahan dinamis dalam jangka pendek.29 1. Uji Stasioneritas Langkah pertama yang harus dilakukan dalam estimasi model ekonomi dengan data time series adalah dengan menguji stasioneritas pada data (stasionery stochastic process). Data stasioner adalah data yang varians nya tidak terlalu besar dan punya kecendrungan untuk mendekati nilai rataratanya. Tujuan uji ini adalah agar nilai rata-rata stabil dan random error nya sama dengan nol. a. Uji akar unit (unit root test) Uji ini dilakukan untuk mengetahui apakah data stasioner atau tidak. Uji ini dilakukan dengan menggunakan augmented dickey-fuller (ADF) pada derajat yang sama (level atau difference) hingga diperoleh suatu data yang stasioner. 28
Bambang Juanda dan Junaidi,” Ekonometrika Deret Waktu”, (Bogor: PT Penerbit IPB Press, 2012) h. 165 29 Agus Widarjono,” Ekonometrika, Pengantar dan Aplikasinya”, (Jogjakarta : Ekonisia Fakultas Ekonomi UII, 2009), h. 349
37
Hipotesis : H0 : data tidak stasioner H1 : data stasioner Dengan mengikuti pernyataan bahwa : 1) Nilai t-statistik ADF < nilai kritis ADF pada level 5% maka H0 diterima. 2) Nilai t-statistik ADF > nilai kritis ADF pada level 5% maka H1 diterima. Pada penelitian ini nilai kritis yang digunakan adalah 5% yang mana tidak terlalu rendah dan tidak terlalu tinggi. Cara yang cukup cepat dalam menentukan data yang sudah stasioner atau belum adalah dengan melihat probabilitasnya, apabila lebih kecil dari 0,05 maka data sudah stasioner. b. Uji derajat integrasi Pada data time series umumnya tidak stasioner pada level, sehingga harus di uji kembali pada derajat berapakah data menjadi stasioner. Uji ini dilakukan apabila data tidak stasioner pada level, uji ini mirip dengan uji akar unit dengan cara mendiferensasi data pada tingkat tertentu hingga stasioner. Hipotesis :
38
H0 : data tidak stasioner H1 : data stasioner Dengan mengikuti pernyataan bahwa : 3) Nilai t-statistik ADF < nilai kritis ADF pada level 5% maka H0 diterima. 4) Nilai t-statistik ADF > nilai kritis ADF pada level 5% maka H1 diterima.
2. Uji lag length Salah satu permasalahan yang terjadi dalam uji stasioneritas adalah penentuan lag optimal. Jika lag yang digunakan dalam stasioneritas terlalu sedikit, maka residual dari regresi tidak akan menampilkan proses white noise sehingga model tidak dapat mengestimasi actual error secara tepat. Namun jika lag yang digunakan terlalu banyak, maka dapat mengurangi kemampuan untuk menolak H0 karena tambahan parameter terlalu banyak akan mengurangi derajat bebas. Dalam penentuan lag optimal dilakukan melalui likelihood ratio test, tentukan criteria yang mempunyai Final Frediction Error (FPE), Akaike Information Criterion (AIC), Schwarz Criterion (SC), dan Hannan-Quinn (HQ).
39
3. Uji Kointegrasi Kestasioneran data melalui diferensiasi dinilai masih belum cukup apabila peneliti meneruskan uji VECM. Model harus memiliki kointegrasi atau hubungan jangka pendek dan jangka panjang. Pendeteksian ini dapat dilakukan dengan Metode Johansen. Pengujian kointegrasi dalam penelitian ini dilaksanakan dengan derajat kepercayaan 5% dengan cara membandingkan trace statistic atau max eigen statistic dengan critical value-nya.30 Hipotesis : H0 : terdapat hubungan jangka panjang antara variabel independen dan variabel dependent H1 : tidak terdapat hubungan jangka panjang antara variabel independen dan variabel dependen Dengan mengikuti pernyataan bahwa: 1. Jika nilai trace statistic > nilai critical value maka H0 diterima, model terkointegrasi 2. Jika nilai trace statistic < nilai critical value maka H1 diterima, model tidak terkointegrasi.
30
Moch. Doddy Ariefianto, “Ekonometrika : Esensi dan Aplikasi Dengan Menggunakan Eviews”, (Jakarta: Erlangga, 2012), h. 113
40
4. Uji Vector Error Correction Model (VECM) VECM merupakan suatu model analisis ekonometrika yang digunakan untuk mengetahui tingkah laku jangka pendek dari suatu variabel jangka panjangnya (Kostov dan Lingard, 2000). 31 Insukindro (1992) berpendapat VECM dapat digunakan pada variabel runtun waktu yang tidak stasioner dan regresi atau korelasi lancing.32 Gujarati berpendapat VECM ini dinilai kurang cocok jika digunakan dalam menganalisis suatu kebijakan. Hal ini dikarenakan analisis VECM yang ateori dan terlalu menekankan pada forecasting atau peramalan pada suatu ekonometrika.33 Apabila variabel-variabel tidak terkointegrasi pada stasioner atau ordo yang sama, maka VECM tidak dapat diterapkan. Sebagai gantinya peneliti dapat menggunakan VAR standar yang hasilnya identik dengan ordinary least square (OLS) . Pelaku dinamis VECM dapat dilihat dari respon dari setiap variabel terikat terhadap shock pada variabel tersebut maupun terhadap variabel bebas lainnya. Ada dua cara untuk melihat karakteristik dinamis VECM, yaitu melalui IRF (impulse response function) dan variance decomposition.
31
Shochrul R. Ajija, Dkk., “Cara Cerdas Menguasai Eviews”, (Jakarta: Salemba Empat, 2011), h. 180 32 Shochrul R. Ajija, Dkk., “Cara Cerdas Menguasai Eviews”. h. 180 33 Damodar N.Gujarati, “Basic Econometric’s, 4th Edition”, (New York: Megraw-Hill, 2003), h.853
41
1) Impulse response function (IRF) Analisis IRF dapat melacak respon dari variabel terikat di dalam sistem VECM karena adanya shock dari variabel bebas pada persamaan variabel terikat dalam suatu system VECM. Misalnya variabel bebas mengalami kenaikan sebesar x maka akan mempengaruhi variabel terikat untuk saat ini atau masa depan. Menurut Sims
(1992) fungsi IRF
menggambarkan ekspektasi periode ke depan dari kesalahan prediksi suatu variabel akibat inovasi dari variabel yang lain. Sehingga lamanya pengaruh shock pada suatu variabel terhadap variabel lain hingga pengaruhnya hilang atau kembali pada titik keseimbangan dapat dilihat.34 2) Variance decomposition Disebut juga forecast error variance decomposition, merupakan perangkat yang dapat menggambarkan relatif pentingnya variabel-variabel bebas pada model VECM karena shock dan menjelaskan seberapa kuat peranan variabel tertentu terhadap variabel lainnya. Analisis ini dilaksanakan dengan cara pemisahan variasi dari sejumlah variabel yang diestimasi menjadi komponen-komponen shock, dengan asumsi bahwa komponen-komponen tidak saling berkolerasi.
34
Shochrul R. Ajija, Dkk., “Cara Cerdas Menguasai Eviews” (Jakarta: Salemba Empat, 2011), h. 168.
42
F. Kerangka Pemikiran Penelitian Gambar 3.1 Kerangka pemikiran penelitian Bank Indonesia (www.bi.go.id tahun 2010-2015)
Input data time series ( retun on assets, pembiayaan mudharabah, pembiayaan murabahah, pembiayaan musyarakah dan non performing financing (NPF) )
Uji Stasioneritas Stasioner
1. Uji Akar Unit 2. Uji Derajat Integrasi ( eviews 7.0 dan excel 2007)
VAR (Vector Autoregressive) bentuk level
Tidak Stasioner Stasioner didiferensasi data
Terjadi Kointegrasi
VECM (Vector Error Correction Model) IRF (Impulse Response Function) atau Variance Decomposition
Kesimpulan
43
G. Hipotesis penelitian Hipotesis adalah pernyataan yang didefinisikan dengan baik mengenai karakteristik populasi. 35 Sehubungan dengan permasalahan penelitian ini, maka hipotesisnya adalah: 1. Pengaruh jangka pendek pembiayaan mudharabah, pembiayaan musyarakah, pembiayaan murabahah, NPF tidak berpengaruh signifikan terhadap ROA. H0 : Pembiayaan mudharabah, musyarakah, murabahah, dan NPF tidak berpengaruh signifikan terhadap ROA dalam jangka pendek H1 : Pembiayaan
mudharabah,
musyarakah,
murabahah,
dan
NPF
berpengaruh signifikan terhadap ROA terhadap jangka pendek. 2. Pengaruh jangka panjang pembiayaan mudharabah, musyarakah, murabahah, dan NPF terhadap ROA H0 : Pembiayaan mudharabah, musyarakah, murabahah, dan NPF tidak berpengaruh signifikan terhadap ROA dalam jangka panjang. H1 : Pembiayaan
mudharabah,
musyarakah,
murabahah,
dan
NPF
berpengaruh signifikan terhadap ROA terhadap jangka panjang. 3. H0
: diduga guncangan (shock) yang terjadi pada variabel pembiayaan
mudharabah, musyarakah, murabahah dan NPF tidak direspon oleh return on assets (ROA) pada Bank Pembiayaan Rakyat Syariah di Indonesia.
35
Ety Rochaety, Dkk, “Metodologi Penelitian Bisnis”. (Jakarta: Mitra Wacana Media, 2009),h. 108
44
4. H1
: diduga guncangan (shock) yang terjadi pada variabel pembiayaan
mudharabah, musyarakah, murabahah dan NPF direspon oleh return on assets (ROA) pada Bank Pembiayaan Rakyat Syariah di Indonesia.
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Objek Penelitian 1. Perkembangan Return On Assets (ROA) Perkembangan Lembaga Keuangan Syariah di Indonesia saat ini banyak diminati oleh lapisan masyarakat, khususnya masyarakat menengah ke bawah, salah satu Lembaga Keuangan Syariah selain Bank Umum adalah Bank Pembiayaan Rakyat Syariah atau lebih di kenal dengan sebutan BPRS. Salah satu indikator yang digunakan untuk mengukur tingkat profitabilitas atau kinerja suatu lembaga khususnya lembaga keuangan adalah ROA. ROA penting bagi bank karena ROA digunakan untuk mengukur efektifitas perusahaaan dalam menghasilkan keuntungan dengan memanfatkan aktiva yang dimilikinya. ROA merupakan rasio antara laba sesudah pajak terhadap total asset. Semakin besar ROA menunjukkan kinerja perusahaan semakin baik, karena tingkat pengembalian (return) semakin besar. Berikut tabel perkembangan Return On Asset (ROA) pada Bank Pembiayaan Rakyat Syariah di Indonesia dari Januari 2010 hingga Maret 2015.
45
46
Tabel 4.1 ROA pada Bank Pembiayaan Rakyat Syariah Bulan 2010 3.55 Januari 3.48 Februari 3.57 Maret 3.67 April 3.97 Mei 3.71 Juni 3.68 Juli 3.52 Agustus 3.47 September 3.61 Oktober 3.59 November 3.49 Desember Sumber : Bank Indonesia
2011 2.83 2.84 2.71 2.65 2.73 2.72 2.74 2.72 2.80 2.39 2.53 2.67
ROA (dalam %) 2012 2013 2.65 3.07 2.70 3.05 2.73 3.06 2.66 3.14 2.59 3.10 2.74 2.98 2.67 2.87 2.57 2.63 2.58 2.85 2.82 2.90 2.76 2.89 2.64 2.79
2014 2.78 2.81 2.71 2.56 2.47 2.77 2.45 2.49 2.26 2.18 2.21 2.26
2015 2.31 2.23 2,07
Dari tabel 4.1 diatas dapat tercatat return on assets tertinggi terjadi pada bulan Mei 2010 yaitu sebesar 3.97% . namun peningkatan ini tidak terus terjadi. dan return on assets terendah terjadi pada bulan Maret 2015 yaitu sebesar 2.07%, ini merupakan penurunan yang cukup tajam dan merupakan nilai terendah selama tahun penelitian.
47
Grafik 4.2 ROA pada Bank Pembiayaan Rakyat Syariah di Indonesia ROA 4.0
3.6
3.2
2.8
2.4
2.0 I
II
III
2010
IV
I
II
III
2011
IV
I
II
III
2012
IV
I
II
III
IV
I
2013
II
III
IV
I
2014
Sumber : Bank Indonesia (data diolah) Dari grafik 4.2 di atas dapat dilihat perkembangan return on assets (ROA) mengalami fluktuasi dari tahun ke tahun. Terlihat pada bulan Januari 2010 tercatat return on assets sebesar 3.55% namun pada bulan Oktober 2011 tercatat return on assets mengalami penurunan, yaitu sebesar 2.39%, dan meningkat kembali pada bulan April 2013 yaitu sebesar 3.14%. Penurunan jumlah return on assets (ROA) ini disebabkan oleh suku bunga perbankan konvensional yang meningkat dan menjadi daya saing tersendiri bagi bank syariah. Oleh karena itu laba yang dihasilkan oleh perbankan syariah dialokasikan untuk bagi hasil kepada nasabah.
48
Pada tahun selanjutnya return on assets (ROA) terus mengalami peningkatan, dari Oktober 2014 yaitu sebesar 2.18% meningkat sedikit demi sedikit menjadi 2.26% di Desember 2014. Hal ini membuktikan bahwa BPR Syariah meskipun masih baru masuk dalam salah satu lembaga keuangan masyarakat, tetapi sudah mampu mengatasi masalah internal maupun eksternal dengan baik. 2. Tingkat pembiayaan mudharabah pada Bank Pembiayaan Rakyat Syariah di Indonesia Pembiayaan mudharabah adalah akad kerja sama usaha antara dua pihak dimana pihak pertama menyediakan seluruh modal, sedangkan pihak lainnyaa menjadi pengelola. Keuntungan usaha secara mudharabah dibagi menurut kesepakatan yang dituangkan dalam kontrak, sedangkan apabila rugi ditanggung oleh pemilik modal selama kerugian itu bukan akibat kelalaian si pengelola. Seandainya kerugian itu diakibatkan karena kecurangan atau kelalaian si pengelola, si pengelola harus bertanggung jawab atas kerugian tersebut. Mudharabah biasanya diterapkan pada produk-produk pembiayaan dan pendanaan. Produk-produk tersebut dapat diterapkan untuk pembiayaan modal kerja, seperti modal kerja perdagangan dan jasa. Faktor yang menjadi sumber utama pendapatan utama bank syariah sampai saat ini adalah asset produktif dalam bentuk pembiayaan. Semakin
49
banyak dana yang bisa disalurkan dalam pembiayaan berarti semakin tinggi earning assets, artinya dana yang dihimpun dari masyarakat dapat disalurkan dalam bentuk pembiayaan yang produktif sehingga tidak banyak asset yang menganggur. Berikut tabel pertumbuhan penyaluran pembiayaan mudharabah di Indonesia dari bulan Januari tahun 2010 sampai dengan Maret tahun 2015 Tabel 4.2 Pembiayaan Mudharabah pada Bank Pembiayaan Rakyat Syariah di Indonesia Bulan 2010 Januari 53.283 Februari 55.735 Maret 58.421 April 58.065 Mei 59.665 Juni 63.453 Juli 64.044 Agustus 64.635 September 66.693 Oktober 69.549 November 67.443 Desember 65.471 Sumber : Bank Indonesia Dari tabel
Pembiayaan Mudharabah (dalam jutaan rupiah) 2011 2012 2013 2014 2015 63.569 73.856 95.465 100.689 118.415 63.080 74.985 91.994 105.018 118.353 64.963 77.306 93.794 109.039 123.975 68.145 81.099 97.595 111.776 69.188 85.799 101.908 111.637 72.177 90.665 106.968 117.505 76.442 88.533 115.038 120.765 79.774 93.411 113.784 120.617 77.476 94.931 120.376 123.717 77.644 94.929 114.559 123.691 75.325 96.085 112.799 124.847 75.807 99.361 106.851 122.467
4.2 diatas dapat tercatat penyaluran pembiayaan
mudharabah tertinggi terjadi pada bulan November 2014 yaitu sebesar 124.847 juta rupiah dan penyaluran pembiayaan mudharabah terendah terjadi pada bulan Januari 2010 yaitu sebesar 53.283 juta rupiah.
50
Grafik 4.2 Pembiayaan Mudharabah LN Mudharabah 11.8
11.6
11.4
11.2
11.0
10.8 I
II
III IV
2010
I
II
III IV
2011
I
II
III IV
I
2012
II
III IV
I
2013
II
III IV
I
2014
Sumber : Bank Indonesia (data diolah) Dari grafik 4.2 diatas dapat dilihat bahwa pembiayaan mudharabah terus mengalami peningkatan di setiap tahunnya dan dapat dilihat bahwa pembiayaan tertinggi pada tahun 2014. Pada quartal III 2013 jumlah pembiayaan
mudharabah
menurun,
namun
keadaan
tersebut
tidak
berlangsung lama, Bank Pembiayaan Rakyat Syariah masih memiliki daya tahan yang sangat baik dengan dapat meningkatkan fungsi intermediasi bank syariah yang terus berjalan efektif sebagaimana tercermin dari komposisi asset yang didominasi pembiayaan kepada sektor rill terutama sektor usaha kecil dan menengah.
51
Hal ini terbukti pada bulan Januari 2013 pembiayaan mudharabah terus mengalami peningkatan yaitu sebesar 95.465 juta rupiah, dan pembiayaan mudharabah terus mengalami peningkatan hingga Maret 2015 yaitu sebesar 123.975 juta rupiah. 3. Tingkat Pembiayaan Musyarakah di Bank Pembiayaan Rakyat Syariah di Indonesia Musyarakah adalah akad kerjasama antara dua pihak atau lebih untuk suatu usaha tertentu di mana masing-masing pihak memberikan kontribusi dana dengan kesepakatan bahwa keuntungan dan risiko akan ditanggung bersama sesuai dengan kesepakatan. Akad musyarakah biasanya diaplikasikan untuk pembiayaan suatu proyek dimana nasabah dan bank bersama-sama menyediakan dana untuk membiayai
proyek
tersebut.
Setelah
proyek
itu
selesai,
nasabah
mengembalikan dana tersebut bersama bagi hasil yang telah disepakati untuk bank. Menurut data Bank Indonesia, penggunaan akad musyarakah di Indonesia hingga Maret 2015 adalah sebesar 572.606 juta rupiah. Berikut adalah data perkembangan akad musyarakah dari Januari 2010 hingga Maret 2015.
52
Tabel 4.3 Pembiayaan Musyarakah pada Bank Pembiayaan Rakyat Syariah di Indonesia Bulan
Pembiayaan Musyarakah ( dalam jutaan rupiah ) 2010
2011
2012
2013
2014
2015
Januari
136060
215144
238496
312475
394772
537.147
Februari
141483
221510
240671
327014
412607
551.971
Maret
146010
224816
245889
340097
431663
572.606
April
157879
225507
251945
366134
469876
Mei
171155
232499
264210
392032
494356
Juni
178137
239430
283352
402825
505405
Juli
189606
246849
290704
416194
516556
Agustus
195530
255598
297996
412185
531182
September
211680
257560
308354
425588
556451
Oktober
223120
263986
320615
422013
562979
November
225719
264445
335117
434527
567939
Desember
217954
246796
321131
426528
567658
Sumber : Bank Indonesia Dari tabel 4.3 diatas dapat tercatat penyaluran pembiayaan musyarakah tertinggi terjadi pada bulan Maret 2015 yaitu sebesar 572.606 juta rupiah dan penyaluran pembiayaan musyarakah terendah terjadi pada bulan Januari 2010 yaitu sebesar 136.060 juta rupiah.
53
Grafik 4.3 Pembiayaan Musyarakah LN Musyarakah 13.4 13.2 13.0 12.8 12.6 12.4 12.2 12.0 11.8 I
II
III IV
2010
I
II
III IV
2011
I
II
III IV
2012
I
II
III IV
2013
I
II
III IV
I
2014
Sumber : Bank Indonesia (data diolah) Dari grafik 4.3 diatas menunjukkan bahwa pembiayaan yang disalurkan kepada nasabah dalam bentuk akad musyarakah mengalami kenaikan di setiap tahunnya. Terbukti pada bulan Januari 2010 jumlah pembiayaan musyarakah yang disalurkan adalah sebesar 136.060 juta rupiah, dan pada bulan Maret 2015 total pembiayaan musyarakah yang disalurkan adalah sebesar 572.606 juta rupiah. Pembiayaan dengan prinsip musyarakah, lebih mengutamakan aplikasinya di sektor rill karena menutup kemungkinan disalurkannya dana pada kepentingan konsumtif dan hanya pada usaha produktif. Dampak lain dari tingginya sistem bagi hasil seperti musyarakah akan mendorong timbulnya pengusaha atau investor yang mengambil keputusan
54
bisnis yang berisiko. Hal ini akan menyebabkan berkembangnya berbagai inovasi baru, yang pada akhirnya akan meningkatkan jumlah pembiayaan yang akan disalurkan kepada para nasabah. 4. Tingkat pembiayaan Murabahah di Bank Pembiayaan Rakyat Syariah di Indonesia Murabahah adalah akad jual beli barang pada harga asal dengan tambahan keuntungan yang disepakati. Selanjutnya Undang-Undang No.21 tahun 2008 tentang Perbankan Syariah juga memberikan definisi tentang murabahah dalam penjelasan Pasal 19 ayat (1) huruf D. menurut Penjelasan Pasal 19 ayat (1) huruf D tersebut, yang dimaksud dengan akad murabahah aalah akad pembiayaan suatu barang dengan menegaskan harga belinya kepada pembeli dan pembeli membayarnya dengan harga yang lebih sebagai keuntungan yang disepakati. Menurut data bank Indonesia, penggunaan akad murabahah di Indonesia paling banyak diminati oleh masyarakat dibandingkan dengan akad mudharabah dan musyarakah, sehingga jumlah pembiayaan yang diberikan kepada nasabah paling besar. Hingga Maret 2015 adalah sebesar 4.132.430 miliar rupiah. Berikut tabel data perkembangan pembiayaan murabahah pada Bank Pembiayaan rakyat Syariah di Indonesia dari bulan Januari tahun 2010 hingga Maret tahun 2015.
55
Tabel 4.4 Pembiayaan Murabahah pada Bank Pembiayaan rakyat Syariah di Indonesia Pembiayaan Murabahah ( dalam jutaan rupiah ) 2015 2010 2011 2012 2013 2014 Januari 1277588 1648173 2206455 2875131 3569175 3.990.394 Februari 1331195 1692259 2287665 2949093 3650853 4.054.034 Maret 1359346 1706035 2362617 3015982 3718012 4.132.430 April 1406532 1753431 2430331 3120674 3769009 Mei 1448029 1848734 2509860 3221051 3810577 Juni 1487086 1930667 2586517 3314377 3857695 Juli 1519599 1984548 2665612 3388590 3865210 Agustus 1540553 2044532 2686926 3374622 3854672 September 1549744 2031305 2742817 3424416 3899660 Oktober 1595058 2079543 2784644 3468913 3918522 November 1595644 2148849 2826537 3515764 3940199 Desember 1621526 2154494 2854646 3546361 3965543 Sumber : Bank Indonesia Bulan
Dari tabel
4.4 diatas dapat tercatat penyaluran pembiayaan
murabahah tertinggi terjadi pada bulan Maret 2015 sebesar 4.132.430 miliar rupiah dan penyaluran pembiayaan murabahah terendah terjadi pada bulan Januari 2010 yaitu sebesar 1.277.588 juta rupiah. Berikut grafik yang menunjukkan pertumbuhan penyaluran pembiayaan murabahah di Bank Pembiayaan Rakyat Syariah di Indonesia.
56
Grafik 4.4 Pembiayaan Murabahah Bank Pembiayaan Rakyat Syariah LN Murabahah 15.4 15.2 15.0 14.8 14.6 14.4 14.2 14.0 I
II
III IV
2010
I
II
III IV
2011
I
II
III IV
2012
I
II
III IV
2013
I
II
III IV
I
2014
Sumber : Bank Indonesia (data diolah) Dari grafik 4.4 diatas dapat diketahui bahwa jumlah pembiayaan dengan akad murabahah terus mengalami peningkatan di setiap tahunnya. Pada grafik diatas menjelaskan adanya kenaikan di setiap tahunnya, dapat dilihat dari tahun 2010 bulan Januari jumlah penyaluran pembiayaan murabahah sebesar 1.277.588 miliar rupiah hingga Maret 2015 jumlah pembiayaan murabahah terus meningkat sebesar 4.132.430 miliar rupiah. Dari grafik1.6 pembiayaan mudharabah dan pembiayaan musyarakah terdapat perbedaan dengan grafik pembiayaan murabahah, yaitu pada pembiayaan murabahah di setiap bulannya mengalami kenaikan yang signifikan, karena pembiayaan murabahah banyak diminati oleh masyarakat. 5. Tingkat NPF pada Bank Pembiayaan Rakyat Syariah di Indonesia
57
Pasa bank syariah istilah Non Performing Loan (NPL) diganti dengan Non Performing Financing (NPF) karena dalam bank syariah menggunakan prinsip pembiayaan non lancar atau yang juga di kenal dengan dengan istilah Non Performing Financing (NPF) dalam perbankan syariah adalah jumlah pembiayaan yang tergolong lancar yaitu dengan kualitas kurang lancar. Diragukan dan macet berdasarkan ketentuan Bank Indonesia tentang kualitas aktiva produktif. Jadi, pembiayaan non lancar merupakan pembiayaan yang ada pada awalnya tergolong lancar, akan tetapi dalam perjalanannya pembiayaan tersebut dapat tergolong kepada pembiayaan yang kurang lancar, diragukan bahkan macet. NPF merupakan tingkat rasio yang dihadapi bank. NPF adalah jumlah pembiayaan yang bermasalah dan kemungkinan tidak dapat ditagih. Semakin besar nilai NPF maka semakin buruk kinerja bank tersebut. Berikut data perkembangan NPF pada Bank Pembiayaan Rakyat Syariah di Indonesia dari Januari 2010 hingga Maret 2015.
58
Tabel 4.5 NPF Bank Pembiayaan Rakyat Syariah di Indonesia Bulan 2010 7.36 Januari 7.48 Februari 7.37 Maret 7.19 April 7.13 Mei 6.92 Juni 7.16 Juli 7.18 Agustus 7.43 September 7.48 Oktober 7.53 November 6.50 Desember Sumber : Bank Indonesia
2011 6.79 7.04 7.15 7.02 6.82 7.09 7.00 7.05 7.05 7.05 7.05 7.05
NPF ( dalam % ) 2012 2013 6.68 6.61 6.42 6.50 6.47 6.39 6.68 6.91 6.87 6.83 6.80 6.15
6.91 7.33 7.21 7.32 7.69 7.25 7.35 7.89 7.58 7.48 7.34 6.50
2014 7.77 7.71 7.74 8.00 8.23 8.18 8.62 8.63 8.68 8.94 8.81 7.89
2015 8.97 9.11 10.36
Dari tabel 4.5 diatas dapat tercatat pembiayaan bermasalah (NPF) tertinggi terjadi pada bulan Maret 2015 sebesar 10.36% hal ini mengindikasikan bahwa mungkin Bank Pembiayaan Rakyat Syariah kurang berhati-hati dalam memberikan pinjaman, sedangkan pembiayaan bermasalah (NPF) terendah terjadi pada bulan Desember 2012 yaitu sebesar 6.15% hal ini membuktikan bahwa pada bulan Desember 2012 bank pembiayaan rakyat syariah dapat menyalurkan dananya secara tepat kepada peminjam. Sehingga jumlah pengembalian sesuai dengan akad yang telah ditentukan. Berikut grafik yang menunjukkan pembiayaan bermasalah pada Bank Pembiayaan Rakyat Syariah di Indonesia.
59
Grafik 4.5 NPF Bank Pembiayaan Rakyat Syariah di Indonesia NPF 11
10
9
8
7
6 I
II
III
2010
IV
I
II
III
2011
IV
I
II
III
IV
I
2012
II
III
2013
IV
I
II
III
IV
I
2014
Sumber : Bank Indonesia (data diolah) Dari grafik 4.5 yang disajikan diatas, terlihat bahwa perkembangan nilai Non Performing Financing (NPF) mengalami fluktuasi setiap tahunnya. Hal ini dapat dilihat dari tidak stabilnya nilai Non Performing Financing (NPF) di setiap tahunnya. Ketidakstabilan ini disebabkan jumlah pembiayaan yang disalurkan cukup banyak namun tingkat pengembaliannya sedikit. Meskipun jumlah pembiayaan yang dikeluarkan semakin banyak. Namun tingkat risiko pengembalian juga meningkat. Pembiayaan non lancar hal yang selalu ditemukan dalam setiap lembaga keuangan syariah. Pembiayaan non lancar bukan merupakan suatu hal yang harus dihindari dan tidak boleh sama sekali terjadi, karena setiap pembiayaan adalah melibatkan nasabah dalam praktiknya, dan setiap nasabah menjalankan kegiatan dengan kondisi dan tingkat keberhasilan yang berbedabeda.
60
B. Hasil dan Pembahasan 1. Analisis Deskriptif Pengelolaan data pada penelitian ini dilakukan dengan menggunakan Software Eviews v.7.0 dan Microsoft Excel 2007, untuk mengolah data serta memperoleh hasil dari variabel-variabel yang akan diteliti. Variabel yang akan diteliti yaitu pembiayaan mudharabah, pembiayaan musyarakah, pembiayaan murabahah, NPF (Non Performing Financing), dan Profitabilitas Bank Pembiayaan Rakyat Syariah yaitu ROA (Return On Assets). 2. Analisis pengujian statistik a. Uji stasioner data Langkah pertama dalam melakukan analisis data time series yaitu uji stasioneritas, uji stasioneritas dilakukan untuk mengetahui apakah variabel-variabel yang diuji stasioner atau tidak. Uji stasioneritas data dapat dilakukan dengan menggunakan uji akar unit yaitu dengan menggunakan augmented dickey-fuller (ADF) pada derajat yang sama (level atau difference) hingga diperoleh suatu data yang stasioner. Pada penelitian ini menggunakan uji augmented dickey –fuller (ADF). Berikut adalah hasil uji stasioneritas dengan menggunakan augmented dickey-fuller (ADF) dari setiap data.
61
Tabel 4.6 Hasil uji ADF pada tingkat Level Variabel
Adf tStatistics Mudharabah -3.901883 Musyarakah -3.801526 -0.190588 Murabahah -1.583154 NPF ROA
-2.178308
Critical Probabilitas Keterangan Value -3.486509 0.0179 Stasioner -3.485218 0.0231 Stasioner -3.485218 0.9919 Tidak stasioner -3.483970
0.7885
Tidak stasioner
-3.483970
0.4928
Tidak stasioner
Keterangan : Adf t-statistik < critical value = tidak stasioner, adf t-statistik > critical value = stasioner Dari hasil tabel 4.6 uji stasioneritas dengan uji ADF pada tingkat level diatas, dengan a=0.05 dapat dilihat bahwa terdapat beberapa data variabel yang tidak stasioner, yaitu variabel murabahah, NPF, dan ROA. Pada variabel mudharabah dapat dikatakan stasioner karena ADF tstatistik > titik kritis pada taraf nyata 5% yaitu adf t-statistik sebesar3.901883 > test critical value sebesar -3.486509, lalu pada variabel musyarakah data dikatakan stasioner karena ADF t-statistik > titik kritis pada taraf nyata 5% yaitu ADF t-statistik sebesar -3.801526 > test critical value sebesar -3.485218. Sedangkan pada variabel
nilai pembiayaan
murabahah dikatakan tidak stasioner karena ADF t-statistik < titik kritis pada taraf nyata 5% yaitu ADF t-statistik sebesar-0.190588 < test critical value sebesar -3.485218. pada variabel NPF dapat dikatakan tidak stasioner karena ADF t-statistik < titik kritis pada taraf 5% yaitu ADF t
62
statistik sebesar -1.583154 < test critical value sebesar -3.483970 . dan pada variabel ROA dapat dikatakan tidak stasioner karena ADF t-statistik < titik kritis pada taraf nyata 5% yaitu adf t statistik sebesar-2.178308 < test critical value sebesar -3.483970. Karena dari lima variabel yang di uji hanya ada dua variabel yang stasioner pada tingkat level, dan terdapat tiga variabel yang belum stasioner, maka perlu dilakukan uji lanjutan pada tingkat 1st difference. Seperti uji sebelumnya, untuk mengetahui data yang diteliti stasioner atau tidak adalah dengan uji ADF. Pada tabel berikut merupakan hasil uji ADF pada tingkat 1st difference. Tabel 4.7 Hasil Uji ADF pada tingkat 1 st Difference Variabel
Adf tStatistics -6.025233
Critical Value -3.485218
Probabilitas
Keterangan
0.0000
Stasioner
NPF -9.795614 ROA -8.788606 Sumber : data diolah
-3.485218 -3.485218
0.0000 0.0000
Stasioner Stasioner
Murabahah
Keterangan : ADF t-statistik < critical value = tidak stasioner, ADF tstatistik > critical value = stasioner. Dari hasil uji stasioneritas dengan uji ADF pada tingkat 1 st difference diatas, dengan a=0.05 dapat dilihat bahwa variabel murabahah data dikatakan stasioner, karena ADF t-statistik > critical value yaitu adf t-statistik sebesar -6.025233 > critical value sbesar -3.485218 . Pada
63
variabel NPF data dikatakan stasioner , karena ADF t-statistik > critical value , yaitu ADF t-statistik sebesar -9.795614 > critical value sebesar 3.485218 . Pada variabel ROA data dikatakan stasioner , karena ADF tstatistik > critical value , yaitu ADF t-statistik sebesar-8.788606 > critical value sebesar -3.485218. b. Uji lag length Permasalahan yang terjadi pada uji stasioneritas adalah penentuan lag yang optimal. Pada pendekatan VAR maupun VECM sangat sensitif terhadap panjangnya lag yang digunakan. Penentuan panjangnya lag dimaksudkan untuk mengetahui panjangnya periode keterpengaruhan suatu variabel terhadap variabel masa lalunya maupun variabel endogen lainnya. Untuk menentukan panjang lag yang optimal dapat dilihat dari beberapa criteria yaitu: Final Prediction Error (FPI), Akaike Information Criterion (AIC), Schwarz Information Criterion (SC), dan Hanna-Quinn Information Criterion (HQ). hasil uji panjang lag optimal dapat dilihat pada tabel 4.8.
64
Tabel 4.8 Penentuan Lag Optimal lag LogL LR 0 109.1666 NA 1 439.9789 590.7363* 2 455.6938 25.25600 3 481.3005 36.58104 4 496.6385 19.17252 5 517.6148 22.47453 6 545.9063 25.26031 7 598.4473 37.52930 Sumber : output eviews 7(data diolah)
FPE 1.67e-08 3.02e-13* 4.30e-13 4.45e-13 7.02e-13 9.83e-13 1.20e-12 7.40e-13
AIC -3.720237 -14.64210 -14.31049 -14.33216 -13.98709 -13.84338 -13.96094 -14.94455*
SC -3.539402 -13.55710* -12.32131 -11.43880 -10.18956 -9.141675 -8.355056 -8.434489
HQ -3.650128 -14.22145* -13.53929 -13.21041 -12.51479 -12.02054 -11.78755 -12.42061
Dari tabel 4.8 di atas dapat dilihat hasil dari tabel tersebut memberikan lag yang berbeda-beda. Dari hasil tabel 4.8 terlihat bahwa dengan kriteria LR, FPE, SC dan HQ. Kandidat lag yang disarankan adalah lag 1, sedangkan kriteria AIC menyarankan kandidat lag 7. Dapat dilihat dari tanda bintang yang paling banyak dan nilai yang paling kecil. Berdasarkan tabel 4.8 di atas, didapatkan kandidat lag adalah 1 dan 7. Untuk menentukan lag
yang optimal adalah dengan cara
mengestimasi sistem VAR baik pada lag 1 dan 7. Nilai Adj.R squared tertinggilah yang merupakan sistem var dengan lag optimal. Maka didapatilah nilai Adj. R squared pada lag 1 sebesar 0.870950 dan lag 7 sebesar 0.801530 . Dengan demikian, lag optimal yang disarankan adalah lag 1.
65
c. Uji Kointegrasi Setelah kedua uji diatas dilakukan, langkah selanjutnya yang harus dilakukan dalam uji Vector Autoregressive (VAR) adalah uji kointegrasi. Uji kointegrasi dilakukan untuk mengetahui terjadinya kestabilan jangka panjang terhadap variabel-variabel yang diteliti. Uji kointegrasi pada penelitian ini menggunakan uji kointegrasi Multivariate Johansen Test. Tabel 4.9 Hasil Uji Kointegrasi (Johansen Test) Unrestricted Cointegration Rank Test (Trace)
Hypothesized
Trace
0.05
No. of CE(s)
Eigenvalue
Statistic
Critical Value
Prob.**
None *
0.388104
95.89352
88.80380
0.0140
At most 1 *
0.325679
65.93072
63.87610
0.0333
At most 2
0.283356
41.89370
42.91525
0.0631
At most 3
0.185135
21.56995
25.87211
0.1565
At most 4
0.138322
9.081282
12.51798
0.1754
Sumber : output eviews 7 (data diolah) Berdasarkan tabel 4.9 , nilai trace statistic, lebih besar dari nilai kritis yaitu 95.89352 > 88.80380 pada tingkat keyakinan 5%. Dan persamaan kointegrasi (cointegration equition) yang terbentuk melalui uji kointegrasi ini berjumlah satu persamaan, terlihat dari tanda (*). Artinya, di antara variabel pembiayaan mudharabah, pembiayaan musyarakah,
66
pembiayaan murabahah, NPF dan ROA terdapat satu persamaan linear jangka panjang yang terkandung di dalam model. Maka dari itu dapat dilanjutkan dengan model VECM. d. Estimasi VECM Berikut ini merupakan tabel hasil estimasi VECM Pengujian VECM (Vector Error Correction Model) Setelah melakukan beberapa uji sebelumnya, maka langkah yang dilakukan selanjutnya adalah uji VECM (Vector Error Correction Model). Uji VECM dilakukan karena terdapat kointegrasi pada saat uji kointegrasi. Uji VECM dilakukan dengan Impulse Response Function atau IRF dan Forecast Error Decomposition Variance atau FEDV. Hasil yang diperoleh adalah: Tabel 4.10 Estimasi VECM Jangka Panjang dan Jangka Pendek VARIABEL C0intEq1 MUDHARABAH (-1) MUSYARAKAH (-1) MURABAHAH (-1) NPF (-1)
KOEFISIEN Jangka Pendek (0.00047)
(0.84966) (0.76462) (2.30078) (0.05854) Jangka panjang MUDHARABAH (-1) (1.391618) MUSYARAKAH (-1) (-2.465135) MURABAHAH (-1) (-6.627566) NPF (-1) (1.542858) Sumber : output eviews 7 (data diolah)
T-STATISTIK (1.45228) (-0.16108) (-0.82914) (1.69225) (1.01735) (5.07391) (-1.44212) (-3.61933) (0.62723)
67
Berdasarkan tabel 4.10 di atas dalam jangka panjang, pembiayaan mudharabah dan NPF memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap return on assets. Artinya, setiap kenaikan 1% maka akan terjadi peningkatan return on assets sebesar 1.391618 dan NPF sebesr 1.542858. sedangkan penyaluran pembiayaan pada musyarakah dan murabahah dalam jangka panjang memiliki pengaruh negatif tidak signifikan terhadap return on assets (ROA). Pada analisis jangka pendek, terdapat koreksi kesalahan sebesar 0.00047 yang signifikan secara statistik. Hal ini menunjukkan bahwa setiap bulan kesalahan dikoreksi sebesar 0,00047 persen untuk menuju keseimbangan jangka panjang., dimana sekitar 0,47% proses adjustment terjadi pada bulan pertama (karena data bulanan) dan 99,53% proses adjustment terjadi pada tahun-tahun berikutnya. Pada jangka pendek ini variabel yang mempengaruhi return on assets pada Bank Pembiayaan Rakyat Syariah
secara signifikan adalah pembiayaan murabahah,
sedangkan untuk variabel lainnya tidak berpengaruh secara signifikan dalam jangka pendek terhadap return on assets (ROA) Bank Pembiayaan Raakyat Syariah di Indonesia. 1. Impulse Rensponse Function (IRF) Berikut grafik-grafik hasil analisis impulse response function (IRF)
68
Response to Cholesky One S.D. Innovations Response of ROA to LN_MUDHARABAH
Response of ROA to LN_MUSYARAKAH
.04
.04
.03
.03
.02
.02
.01
.01
.00
.00
-.01
-.01
-.02
-.02 1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
1
2
Response of ROA to LN_MURABAHAH
3
4
5
6
7
8
9
10
9
10
Response of ROA to NPF
.04
.04
.03
.03
.02
.02
.01
.01
.00
.00
-.01
-.01
-.02
-.02 1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
1
2
3
4
5
6
7
8
69
Tabel 4.11 Nilai Impulse Response ROA (Return On Assets) Response of ROA: LN_MUDHARA LN_MUSYARA LN_MURABAHA Period ROA BAH KAH H 1 0.167996 0.000000 0.000000 0.000000 2 0.141043 0.019435 -0.004097 0.026602 3 0.145932 0.029829 -0.011125 0.027673 4 0.145087 0.031968 -0.007444 0.025471 5 0.144691 0.031538 -0.006115 0.026416 6 0.144986 0.030054 -0.005571 0.026870 7 0.145182 0.028442 -0.005608 0.027402 8 0.145395 0.027195 -0.005928 0.027739 9 0.145534 0.026441 -0.006282 0.027905 10 0.145605 0.026117 -0.006565 0.027949 Sumber : output eviews 7 (data diolah)
NPF 0.000000 0.027447 0.014365 0.021303 0.021192 0.021012 0.020374 0.019678 0.019173 0.018875
Jika grafik impulse response menunjukkan pergerakan yang semakin mendekati titik keseimbangan (convergence) atau
kembali
keseimbangan sebelumnya, ini berarti respon suatu peubah akibat suatu guncangan makin lama akan menghilang sehingga guncangan tersebut tidak meninggalkan pengaruh permanen terhadap peubah tersebut.36 Dari tabel 4.11 diatas, dapat dilihat bahwa variabel ROA (Return On Assets) merespon shock yang diberikan variabel muharabah, murabahah, dan NPF adalah positif diawal hingga akhir periode atau
36
157
Bambang Juanda dan Junaidi, ”Ekonometrika Deret Waktu”, (Bogor: IPB Press, 2012), h.
70
positif permanen. Shock yang dihasilkan oleh variabel Mudharabah murabahah dan NPF adalah positif diawal hingga akhir periode atau positif permanen. Sedangkan shock yang diberikan oleh variabel pembiayaan musyarakah adalah negatif permanen atau negatif di awal dan akhir periode. Hal tersebut dapat dilihat dari grafik yang ada pada lampiran, grafik cenderung berada di atas garis horizontal jika terhadap variabel mudharabah, murabahah, dan NPF, sedangkan grafik IRF yang dihasilkan variabel ROA terhadap variabel pembiayaan musyarakah adalah negatif, dibawah garis horizontal. Selanjutnya akan dibahas mengenai respon ROA (Return on Assets) terhadap shock yang ditimbulkan oleh variabel mudharabah, musyarakah, murabahah, dan NPF. Pertama akan dibahas mengenai respon ROA terhadap shock yang ditimbulkan oleh variabel pembiayaan mudharabah. Berdasarkan tabel diatas, dapat dilihat dari grafik bahwa respon yang diberikan variabel ROA akibat shock yang ditimbulkan variabel mudhrabah pada periode ke 4 sebesar 0.031968, artinya kenaikan penyaluran pembiayaan mudharabah sebesar 1% akan meningkatkan return on assets sebesar 0,031%. Selanjutnya akan dibahas mengenai respon return on assets terhadap pembiayaan musyarakah. Pada tabel dapat dilihat respon yang diberikan return on assets terhadap shock yang diberikan pembiayaan musyarakah adalah negatif dan permanen, dapat dilihat pada tabel pada
71
periode ke 3 shock yang diberikan adalah sebesar -0,011125, artinya, melemahnya penyaluran pembiayaan musyarakah sebesar 1% akan mengakibatkan penurunan return on assets Bank Pembiayaan Rakyat Syariah sebesar 0,011%. Pada variabel pembiayaan murabahah respon yang diberikan variabel return on assets akibat shock yang ditimbulkan variabel pembiayaan murabahah adalah positif permanen, dapat dilihat pada tabel diperiode ke 2 shock yang diberikan adalah sebesar 0,026602 yang berarti kenaikan penyaluran pembiayaan murabahah sebesar 1% mengakibatkan kenaikan return on asset sebesar 0,026%. Semakin besar penyaluran pembiayaan murabahah maka semakin tinggi pula return on asset yang akan didapatkan oleh Bank Pembiayaan Rakyat Syariah. Selanjutnya, berdasarkan tabel respon yang diberikan variabel return on assets BPRS terhadap shock yang ditimbulkan oleh tingkat NPF adalah positif di awal hingga akhir periode, shock yang diberikan pada periode ke 3 sebesar 0.014365, artinya kenaikan NPF sebesar 1% akan mengakibatkan kenaikan return on assets BPRS sebesar 0.014%. Rangkuman hasil analisis impulse response function untuk model return on assets pada BPRS terhadap pembiayaan mudharabah, pembiayaan musyarakah, pembiayaan murabahah dan NPF dapat dilihat pada tabel dibawah ini.
72
Tabel 4.12 Respon return on assets (ROA) pada Bank Pembiayaan Rakyat Syariah di Indonesia Guncangan Variabel Pembiayaan mudharabah Pembiayaan musyarakah Pembiayaan murabahah NPF Sumber : data diolah
Respon return on assets BPRS di Indonesia Positif dan permanen Negatif pada periode dua dan selanjutnya Positif dan permanen Positif dan permanen
Dari hasil uji IRF diketahui bahwa pembiayaan mudharabah, pembiayaan murabahah dan NPF memiliki respon positif terhadap return on assets (ROA) pada Bank Pembiayaan Rakyat Syariah di Indonesia. Artinya jika return on assets pada Bank Pembiayaan Rakyat Syariah meningkat, maka akan
memperbaiki kinerja pada Bank Pembiayaan
Rakyat Syariah di Indonesia, serta dapat membantu perekonomian di Indonesia. Berbeda dengan ketiga variabel lainnya, pembiayaan musyarakah memiliki respon negatif pada return on assets pada Bank Pembiayaan Rakyat Syariah di Indonesia, hal ini diduga karena pembiayaan bagi hasil (pembiayaan musyarakah) karena mungkin terlalu banyak mengeluarkan biaya operasional untuk mengadakan pemantauan lebih intensif terhadap setiap investasi yang diberikan. Sehingga hal ini akan meningkatkan biaya yang dikeluarkan oleh para banker dalam menjaga efisiensi kinerja lembaga keuangan itu sendiri, selain itu, apabila terjadi kerugian maka
73
bank akan ikut menanggung kerugian mitra dan bisnis yang dijalankan oleh pengusaha, sehingga akan berpengaruh terhadap jumlah return on assets (ROA) yang akan diterima oleh bank. 2. Variance decomposition Tabel 4.13 Nilai Variance Decomposition Return On Assets (ROA) Varian ce Decom position of ROA: Period
S.E.
ROA
LN_MUDH LN_MUSY LN_MURAB ARABAH ARAKAH AHAH
1 0.167996 100.0000 0.000000 2 0.223543 96.28682 0.755891 3 0.270653 94.75628 1.730259 4 0.310618 93.75940 2.372839 5 0.345829 93.14359 2.745929 6 0.377779 92.78436 2.934011 7 0.407186 92.57889 3.013415 8 0.434594 92.46280 3.036889 9 0.460366 92.39371 3.036253 10 0.484768 92.34762 3.028520 Sumber : ouput eviews 7 (data diolah)
0.000000 0.033589 0.191870 0.203111 0.195118 0.185259 0.178435 0.175245 0.174794 0.175981
0.000000 1.416139 2.011484 2.199612 2.357974 2.481915 2.589225 2.680344 2.756056 2.817970
NPF 0.000000 1.507563 1.310105 1.465037 1.557392 1.614458 1.640032 1.644726 1.639186 1.629911
Tabel 4.13 diatas menggambarkan hasil variance decomposition yang menggambarkan hasil olah data ke lima variabel dalam kurun waktu 10 periode kedepan. Hasil dari uji ini menerangkan mengenai proporsi
74
dari pergerakan pengaruh shock pada sebuah variabel lainnya yang dapat dilihat pada periode saat ini dan periode yang akan datang. Dari tabel diawal periode pembiayaan mudharabah, pembiayaan musyarakah, pembiayaan murabahah, dan NPF tidak memberikan pengaruh terhadap Return on Assets (ROA), hal ini dapat dilihat bahwa nilai pengaruh dari Return on Assets (ROA) itu sendiri adalah 100%. Pada periode kedua hingga ke sepuluh pun return on assets (ROA) masih tetap memimpin dibandingkan variabel lainnya, dapat dilihat pada periode dua yaitu pembiayaan mudharabah hanya 0,75% , musyarakah 0,33%, murabahah 1,41%, dan NPF 1,50%. Hasil uji variance decomposition tingkat pembiayaan mudharabah mempengaruhi nilai return on assets (ROA) sebesar 3,02% di akhir periode. Nilai pengaruh yang ditunjukkan sangat besar, karena
nilai
pengaruh terlihat dari periode awal hingga akhir periode menunjukkan pergerakan naik dan stabil. Nilai pembiayaan musyarakah mempengaruhi nilai return on assets sebesar
0,17%, nilai pembiayaan murabahah
mempengaruhi nilai return on assets sebesar 2,81%, dan nilai NPF mempengaruhi nilai return on assets sebesar 1,62% di akhir periode.
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan hasil dari pengujian vector error correction model (VECM) tentang
pengaruh
pembiayaan
mudharabah,
pembiayaan
musyarakah,
pembiayaan murabahah dan NPF terhadap return on assets pada Bank Pembiayaan Rakyat Syariah di Indonesia selama periode 2010-2015, maka dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Berdasarkan pengujian dengan menggunakan uji VECM menunjukkan bahwa variabel independen pembiayaan mudharabah, pembiayaan musyarakah, pembiayaan murabahah dan NPF secara bersama-sama mempengaruhi Return On Assets (ROA) dalam jangka pendek dan jangka panjang pada Bank Pembiayaan Rakyat Syariah. 2. Pengaruh jangka pendek antara variabel pembiayaan mudharabah, pembiayaan musyarakah, pembiayaan murabahah dan NPF terhadap return on assets (ROA) pada Bank Pembiayaan Rakyat Syariah di Indonesia dapat dilihat dari hasil uji estimasi VECM, kesimpulannya adalah : a. Pengaruh pembiayaan mudharabah terhadap return on assets Bank Pembiayaan Rakyat Syariah dalam jangka pendek adalah negatif dan tidak signifikan.
75
76
b. Pengaruh pembiayaan musyarakah terhadap return on assets Bank Pembiayaan Rakyat Syariah dalam jangka pendek adalah negatif dan tidak signifikan. c. Pengaruh pembiayaan murabahah terhadap return on assets Bank Pembiayaan Rakyat Syariah dalam jangka pendek adalah positif dan signifikan. d. Pengaruh NPF terhadap return on assets Bank Pembiayaan Rakyat Syariah dalam jangka pendek adalah negatif dan tidak signifikan. 3. Pengaruh jangka panjang antara variabel pembiayaan murabahah, pembiayaan musyarakah, pembiayaan murabahah dan NPF terhadap return on assets Bank Pembiayaan Rakyat Syariah dapat dilihat dari hasil uji estimasi VECM, kesimpulannya adalah : a. Pengaruh pembiayaan mudharabah terhadap return on assets Bank Pembiayaan Rakyat Syariah dalam jangka panjang yaitu positif dan signifikan. b. Pengaruh pembiayaan musyarakah terhadap return on assets Bank Pembiayaan Rakyat Syariah dalam jangka panjang yaitu negatif dan tidak signifikan. c. Pengaruh pembiayaan murabahah
terhadap return on assets Bank
Pembiayaan Rakyat Syariah dalam jangka panjang yaitu negatif dan tidak signifikan.
77
d. Pengaruh NPF terhadap return on assets Bank Pembiayaan Rakyat Syariah dalam jangka panjang yaitu positif dan signifikan 4. Hasil analisis Impulse Response Function (IRF) terhadap respon return on assets (ROA) Bank Pembiayaan Rakyat Syariah di Indonesia akibat guncangan (shock) dari variabel pembiayaan mudharabah, pembiayaan musyarakah, pembiayaan murabahah dan NPF periode 2010-2015 adalah sebagai berikut : a. Pembiayaan mudharabah memiliki respon positif dan permanen di awal periode hingga akhir periode terhadap return on assets (ROA) pada Bank Pembiayaan Rakyat Syariah di Indonesia. b. Pembiayaan musyarakah memiliki respon negatif dan permanen di awal periode hingga akhir periode terhadap return on assets (ROA) pada Bank Pembiayaan Rakyat Syariah di Indonesia. c. Pembiayaan murabahah memiliki respon positif dan permanen di awal periode hingga akhir periode terhadap return on assets (ROA) pada Bank Pembiayaan Rakyat Syariah di Indonesia. d. NPF memiliki respon positif dan permanen di awal periode hingga akhir periode terhadap return on assets (ROA) pada Bank Pembiayaan Rakyat Syariah di Indonesia.
78
B. Saran Saran yang dapat penulis berikan setelah melakukan penelitian dan mendapatkan hasil dari penelitian ini adalah : 1. Bagi Bank Pembiayaan Rakyat Syariah di Indonesia haruss lebih meningkatkan pembiayaan dalam bentuk bagi hasil (mudharabah dan musyarakah) dan pembiayaan jual beli (murabahah), karena bagaimanapun juga pembiayaan bagi hail merupakan produk unggulan yang dimiliki oleh Bank Pembiayaan Rakyat Syariah, oleh karena itu bagi para praktisi diharapkan mampu untuk meningkatkan kinerja Bank Pembiayaan Rakyat Syariah masing-masing sehingga BPRS di Indonesia terus mengalami peningkatan.
Peningkatan
kinerja
dapat
berupa
peningkatan
dalam
menganalisa calon nasabah yang harus memiliki tingkat kredibilitas yang tinggi, sehingga mengurangi resiko pembiayaan bermasalah. 2. Bagi para nasabah, khususnya yang melakukan pembiayaan bagi hasil (mudharabah dan musyarakah) seharusnya memiliki modal moral dan tanggung jawab yang besar terlebih dahulu sebelum melakukan kontrak kerjasama. Sehingga dapat mengurangi resiko berupa pembiayaan bermasalah yang akan dialami oleh pihak bank syariah. Jika di antara pihak bank dan nasabah memiliki rasa kepercayaan (trust), kehati-hatian (prudent) dan tingkat pengembalian sesuai dengan kesepakatan, maka semua produk yang dikeluarkan oleh Bank Pembiayaan Rakyat Syariah dapat berjalan dengan baik.
79
3. Bagi penelitian berikutnya agar dapat melanjutkan dan memperpanjang periode waktu penelitian serta dapat menggunakan variabel-variabel yang mungkin dapat mempengaruhi pembiayaan BPRS di Indonesia. sehingga dapat memberikan hasil penelitian yang lebih akurat dan lebih baik.
DAFTAR PUSTAKA Ajija, Shochrul R. Dkk. Cara Cerdas Menguasai Eviews. Jakarta: Salemba Empat, 2011 Antonio, Muhammad Syafi’i. Bank Syariah dati Teori Praktek. Jakarta: Gema Insani Press 2010 Ariefianto, Moch. Doddy. Ekonometrika: Esensi Dan Aplikasi Dengan Menggunakan Eviews. Jakarta: Erlangga, 2012 As-shanani, Subulussalam, Terjemahan Abu Bakar Muhammad. Surabaya: Al-Ikhlas, 1995 Dendawijaya, Lukman. Manajemen Perbankan Edisi ke-2. Bogor : Galia Indonesia, 2005 D.Nachrowi dan Hardius Usman. Dasar-Dasar Manajemen Bank Syariah. PustakaAlvabet, Jakarta 2006 Fatwa Dewan Syariah Nasional (DSN) No. 04/DSN-MUI/N/2000 Gujarati, Damodar N. Basic Econometric’s, 4th Editions. Newyork: Mcgraw-Hill. 2003 Idrus, Muhammad. Metode Penelitian Sosial. Jakarta: Erlangga, 2009 Juanda, Bambang dan Junaidi, Ekonometrika Deret Waktu. Bogor: Pt Penerbit IPB Pres, 2012 Karim, Adiwarman A.Bank Islam, Analisis Fiqih dan Keuangan. Jakarta: IIIT. Persada, 2004 Priyatno, Dwi. PahamAnalisa Statistik Data dengan SPSS. Jakarta: Mediakom, 2010 Radoni. Ahmad. Panduan Penulisan Skripsi. Jakarta : FEIS UIN Press, 2010 Sholahuddin, Muhammad dan Lukman Hakim. Lembaga Ekonomi dan Keuangan SyariahKontemporer. Surakarta: Muhammadiyah University Press, 2008 Sholihin, Ahmad Ifham. Buku Pintar Ekonomi Syariah. Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama, 2010 Siamat, Dahlan. Manajemen Lembaga Keuangan: Kebijakan Moneter dan Perbankan, Edisi ke-5,Jakarta : Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, 2005
80
81
Siregar, Sapprudin, Performance Appraisal Pada BPRS. Jurnal Manajemen Bisnis, Volume 1, Nomor 1 tahun 2008 Statistik Perbankan Syariah dalam www.bi.go.id Sudarsono, Heri. Bank dan Lembaga Keuangan Syariah : Deskripsi dan ILustrasi”. Ekonisia : Yogyakarta, 2008 Totok, Budisantoso. Bank dan Lembaga Keuangan Lain. Jakarta : Salemba Empat, 2006 Wahyu Winamo. Wing. Analisis Ekonometrika dan Statistika dengan Eviews. Yogyakarta : Penerbit UPP STIM YKPN, 2009 Wangsawidjaja. Pembiayaan Bank Syariah. Jakarta : Kompas Gramedia, 2012 Widarjono, Agus Ekonometrika, Pengantar Dan Aplikasinya. Yogyakarta: Ekonisia Fakultas Ekonomi UII Yogyakarta, 2009 Wiroso. Jual Beli Murabahah. Yogyakarta : UII Press, 2005 Yusuf, Ayus Ahmad dan Abdul Aziz. Manajemen Operasional Bank Syariah. Cirebon : STAIN Press, 2009
82
Lampiran 1 : Data Bulanan Pembiayaan Mudharabah BPRS di Indonesia Bulan
Pembiayaan Mudharabah (dalam jutaan rupiah) 2010
2011
2012
2013
2014
2015
Januari
53.283
63.569
73.856
95.465
100.689
118.415
Februari
55.735
63.080
74.985
91.994
105.018
118.353
Maret
58.421
64.963
77.306
93.794
109.039
123.975
April
58.065
68.145
81.099
97.595
111.776
Mei
59.665
69.188
85.799
101.908
111.637
Juni
63.453
72.177
90.665
106.968
117.505
Juli
64.044
76.442
88.533
115.038
120.765
Agustus
64.635
79.774
93.411
113.784
120.617
September
66.693
77.476
94.931
120.376
123.717
Oktober
69.549
77.644
94.929
114.559
123.691
November
67.443
75.325
96.085
112.799
124.847
Desember
65.471
75.807
99.361
106.851
122.467
Sumber : Bank Indonesia
81
82
Lampiran 2 : Data Bulanan Pembiayaan Musyarakah BPRS Bulan
Pembiayaan Musyarakah ( dalam jutaan rupiah ) 2010
2011
2012
2013
2014
Januari
136060
215144
238496
312475
394772
537.147
Februari
141483
221510
240671
327014
412607
551.971
Maret
146010
224816
245889
340097
431663
572.606
April
157879
225507
251945
366134
469876
Mei
171155
232499
264210
392032
494356
Juni
178137
239430
283352
402825
505405
Juli
189606
246849
290704
416194
516556
Agustus
195530
255598
297996
412185
531182
September
211680
257560
308354
425588
556451
Oktober
223120
263986
320615
422013
562979
November
225719
264445
335117
434527
567939
Desember
217954
246796
321131
426528
567658
Sumber : Bank Indonesia
2015
83
Lampiran 3 : Data Bulanan Pembiayaan Murabahah BPRS Bulan
Pembiayaan Musyarakah ( dalam jutaan rupiah ) 2010
2011
2012
2013
2014
2015
Januari
1277588
1648173
2206455
2875131
3569175
3.990.394
Februari
1331195
1692259
2287665
2949093
3650853
4.054.034
Maret
1359346
1706035
2362617
3015982
3718012
4.132.430
April
1406532
1753431
2430331
3120674
3769009
Mei
1448029
1848734
2509860
3221051
3810577
Juni
1487086
1930667
2586517
3314377
3857695
Juli
1519599
1984548
2665612
3388590
3865210
Agustus
1540553
2044532
2686926
3374622
3854672
September
1549744
2031305
2742817
3424416
3899660
Oktober
1595058
2079543
2784644
3468913
3918522
November
1595644
2148849
2826537
3515764
3940199
Desember
1621526
2154494
2854646
3546361
3965543
Sumber : Bank Indonesia
84
Lampiran 4 : Data Bulanan NPF BPRS Bulan
NPF ( dalam % ) 2010
2011
2012
2013
2014
2015
Januari
7.36
6.79
6.68
6.91
7.77
8.97
Februari
7.48
7.04
6.61
7.33
7.71
9.11
Maret
7.37
7.15
6.42
7.21
7.74
10.36
April
7.19
7.02
6.50
7.32
8.00
Mei
7.13
6.82
6.47
7.69
8.23
Juni
6.92
7.09
6.39
7.25
8.18
Juli
7.16
7.00
6.68
7.35
8.62
Agustus
7.18
7.05
6.91
7.89
8.63
September
7.43
7.05
6.87
7.58
8.68
Oktober
7.48
7.05
6.83
7.48
8.94
November
7.53
7.05
6.80
7.34
8.81
Desember
6.50
7.05
6.15
6.50
7.89
Sumber : Bank Indonesia
85
Lampiran 5 : Data Bulanan ROA pada BPRS Bulan
ROA (dalam %) 2010
2011
2012
2013
2014
2015
Januari
3.55
2.83
2.65
3.07
2.78
2.31
Februari
3.48
2.84
2.70
3.05
2.81
2.23
Maret
3.57
2.71
2.73
3.06
2.71
2,07
April
3.67
2.65
2.66
3.14
2.56
Mei
3.97
2.73
2.59
3.10
2.47
Juni
3.71
2.72
2.74
2.98
2.77
Juli
3.68
2.74
2.67
2.87
2.45
Agustus
3.52
2.72
2.57
2.63
2.49
September
3.47
2.80
2.58
2.85
2.26
Oktober
3.61
2.39
2.82
2.90
2.18
November
3.59
2.53
2.76
2.89
2.21
Desember
3.49
2.67
2.64
2.79
2.26
Sumber : Bank Indonesia
86
Lampiran 6 : Uji stasioneritas Pembiayaan Mudharabah Tingkat Level Null Hypothesis: LN_MUDHARABAH has a unit root Exogenous: Constant, Linear Trend Lag Length: 2 (Automatic - based on SIC, maxlag=10)
Augmented Dickey-Fuller test statistic Test critical values: 1% level 5% level 10% level
t-Statistic
Prob.*
-3.901883 -4.118444 -3.486509 -3.171541
0.0179
*MacKinnon (1996) one-sided p-values.
Augmented Dickey-Fuller Test Equation Dependent Variable: D(LN_MUDHARABAH) Method: Least Squares Date: 06/14/15 Time: 20:48 Sample (adjusted): 2010M04 2015M03 Included observations: 60 after adjustments Variable
Coefficient
Std. Error
t-Statistic
Prob.
LN_MUDHARABAH(-1) D(LN_MUDHARABAH(-1)) D(LN_MUDHARABAH(-2)) C @TREND(2010M01)
-0.329361 0.362213 0.253989 3.611742 0.004432
0.084411 0.124974 0.133336 0.922656 0.001178
-3.901883 2.898294 1.904877 3.914505 3.763025
0.0003 0.0054 0.0620 0.0003 0.0004
R-squared Adjusted R-squared S.E. of regression Sum squared resid Log likelihood F-statistic Prob(F-statistic)
0.265714 0.212312 0.029834 0.048955 128.1996 4.975684 0.001701
sumber : output eviews 7 (data diolah)
Mean dependent var S.D. dependent var Akaike info criterion Schwarz criterion Hannan-Quinn criter. Durbin-Watson stat
0.012540 0.033616 -4.106654 -3.932126 -4.038387 2.016846
87
Lampiran 7 : Uji stasioneritas Pembiayaan Musyarakah Tingkat Level Null Hypothesis: LN_MUSYARAKAH has a unit root Exogenous: Constant, Linear Trend Lag Length: 1 (Automatic - based on SIC, maxlag=10)
Augmented Dickey-Fuller test statistic Test critical values: 1% level 5% level 10% level
t-Statistic
Prob.*
-3.801526 -4.115684 -3.485218 -3.170793
0.0231
*MacKinnon (1996) one-sided p-values.
Augmented Dickey-Fuller Test Equation Dependent Variable: D(LN_MUSYARAKAH) Method: Least Squares Date: 06/14/15 Time: 20:50 Sample (adjusted): 2010M03 2015M03 Included observations: 61 after adjustments Variable
Coefficient
Std. Error
t-Statistic
Prob.
LN_MUSYARAKAH(-1) D(LN_MUSYARAKAH(1)) C @TREND(2010M01)
-0.214695
0.056476
-3.801526
0.0004
0.470452 2.585614 0.004365
0.110595 0.675276 0.001209
4.253808 3.828972 3.612098
0.0001 0.0003 0.0006
R-squared Adjusted R-squared S.E. of regression Sum squared resid Log likelihood F-statistic Prob(F-statistic)
0.342452 0.307844 0.029203 0.048612 131.0552 9.895221 0.000024
Mean dependent var S.D. dependent var Akaike info criterion Schwarz criterion Hannan-Quinn criter. Durbin-Watson stat
Sumber : Output eviews 7 (data diolah)
0.022918 0.035102 -4.165744 -4.027326 -4.111497 2.066869
88
Lampiran 8 : Uji Stasioneritas Pembiayaan Murabahah Tingkat Level Null Hypothesis: LN_MURABAHAH has a unit root Exogenous: Constant, Linear Trend Lag Length: 1 (Automatic - based on SIC, maxlag=10)
Augmented Dickey-Fuller test statistic Test critical values: 1% level 5% level 10% level
t-Statistic
Prob.*
-0.190588 -4.115684 -3.485218 -3.170793
0.9919
*MacKinnon (1996) one-sided p-values.
Augmented Dickey-Fuller Test Equation Dependent Variable: D(LN_MURABAHAH) Method: Least Squares Date: 06/14/15 Time: 20:52 Sample (adjusted): 2010M03 2015M03 Included observations: 61 after adjustments Variable
Coefficient
Std. Error
t-Statistic
Prob.
LN_MURABAHAH(-1) D(LN_MURABAHAH(1)) C @TREND(2010M01)
-0.005921
0.031069
-0.190588
0.8495
0.243497 0.103781 -7.88E-05
0.133362 0.437315 0.000633
1.825832 0.237313 -0.124584
0.0731 0.8133 0.9013
R-squared Adjusted R-squared S.E. of regression Sum squared resid Log likelihood F-statistic Prob(F-statistic)
0.197764 0.155541 0.011438 0.007457 188.2336 4.683804 0.005414
Sumber :output eviews 7 (data diolah)
Mean dependent var S.D. dependent var Akaike info criterion Schwarz criterion Hannan-Quinn criter. Durbin-Watson stat
0.018570 0.012447 -6.040446 -5.902028 -5.986199 1.969309
89
Lampiran 9 : Uji Stasioneritas NPF Tingkat Level Null Hypothesis: NPF has a unit root Exogenous: Constant, Linear Trend Lag Length: 0 (Automatic - based on SIC, maxlag=10)
Augmented Dickey-Fuller test statistic Test critical values: 1% level 5% level 10% level
t-Statistic
Prob.*
-1.583154 -4.113017 -3.483970 -3.170071
0.7885
*MacKinnon (1996) one-sided p-values.
Augmented Dickey-Fuller Test Equation Dependent Variable: D(NPF) Method: Least Squares Date: 06/14/15 Time: 20:53 Sample (adjusted): 2010M02 2015M03 Included observations: 62 after adjustments Variable
Coefficient
Std. Error
t-Statistic
Prob.
NPF(-1) C @TREND(2010M01)
-0.145412 0.863417 0.008028
0.091849 0.615958 0.003524
-1.583154 1.401748 2.278215
0.1187 0.1662 0.0264
R-squared Adjusted R-squared S.E. of regression Sum squared resid Log likelihood F-statistic Prob(F-statistic)
0.081823 0.050698 0.395713 9.238735 -28.95858 2.628872 0.080600
Mean dependent var S.D. dependent var Akaike info criterion Schwarz criterion Hannan-Quinn criter. Durbin-Watson stat
Sumber : Output eviews 7 (data diolah)
0.048387 0.406142 1.030922 1.133848 1.071333 2.203863
90
Lampiran 10 : Uji Stasioneritas ROA BPRS Tingkat Level Null Hypothesis: ROA has a unit root Exogenous: Constant, Linear Trend Lag Length: 0 (Automatic - based on SIC, maxlag=10)
Augmented Dickey-Fuller test statistic Test critical values: 1% level 5% level 10% level
t-Statistic
Prob.*
-2.178308 -4.113017 -3.483970 -3.170071
0.4928
*MacKinnon (1996) one-sided p-values.
Augmented Dickey-Fuller Test Equation Dependent Variable: D(ROA) Method: Least Squares Date: 06/14/15 Time: 20:55 Sample (adjusted): 2010M02 2015M03 Included observations: 62 after adjustments Variable
Coefficient
Std. Error
t-Statistic
Prob.
ROA(-1) C @TREND(2010M01)
-0.152088 0.497348 -0.002719
0.069819 0.241016 0.001654
-2.178308 2.063549 -1.643179
0.0334 0.0435 0.1057
R-squared Adjusted R-squared S.E. of regression Sum squared resid Log likelihood F-statistic Prob(F-statistic)
0.074627 0.043258 0.162300 1.554138 26.29843 2.379025 0.101473
Sumber : Output eviews 7 (data diolah)
Mean dependent var S.D. dependent var Akaike info criterion Schwarz criterion Hannan-Quinn criter. Durbin-Watson stat
-0.023871 0.165929 -0.751562 -0.648636 -0.711151 2.114443
91
Lampiran 11 : Uji Stasioneritas Pembiayaan Murabahah BPRS 1st Difference Null Hypothesis: D(LN_MURABAHAH) has a unit root Exogenous: Constant, Linear Trend Lag Length: 0 (Automatic - based on SIC, maxlag=10)
Augmented Dickey-Fuller test statistic Test critical values: 1% level 5% level 10% level
t-Statistic
Prob.*
-6.025233 -4.115684 -3.485218 -3.170793
0.0000
*MacKinnon (1996) one-sided p-values.
Augmented Dickey-Fuller Test Equation Dependent Variable: D(LN_MURABAHAH,2) Method: Least Squares Date: 06/14/15 Time: 20:52 Sample (adjusted): 2010M03 2015M03 Included observations: 61 after adjustments Variable
Coefficient
Std. Error
t-Statistic
Prob.
D(LN_MURABAHAH(1)) C @TREND(2010M01)
-0.763751 0.020439 -0.000198
0.126759 0.004730 9.12E-05
-6.025233 4.320873 -2.171983
0.0000 0.0001 0.0340
R-squared Adjusted R-squared S.E. of regression Sum squared resid Log likelihood F-statistic Prob(F-statistic)
0.386253 0.365089 0.011342 0.007462 188.2142 18.25072 0.000001
Sumber : Output eviews 7 (data diolah)
Mean dependent var S.D. dependent var Akaike info criterion Schwarz criterion Hannan-Quinn criter. Durbin-Watson stat
-0.000360 0.014235 -6.072596 -5.968783 -6.031911 1.964836
92
Lampiran 12 : Uji Stasioneritas NPF BPRS Tingkat 1st Difference Null Hypothesis: D(NPF) has a unit root Exogenous: Constant, Linear Trend Lag Length: 0 (Automatic - based on SIC, maxlag=10)
Augmented Dickey-Fuller test statistic Test critical values: 1% level 5% level 10% level
t-Statistic
Prob.*
-9.795614 -4.115684 -3.485218 -3.170793
0.0000
*MacKinnon (1996) one-sided p-values.
Augmented Dickey-Fuller Test Equation Dependent Variable: D(NPF,2) Method: Least Squares Date: 06/14/15 Time: 20:54 Sample (adjusted): 2010M03 2015M03 Included observations: 61 after adjustments Variable
Coefficient
Std. Error
t-Statistic
Prob.
D(NPF(-1)) C @TREND(2010M01)
-1.311307 -0.133227 0.005918
0.133867 0.103616 0.002854
-9.795614 -1.285781 2.073610
0.0000 0.2036 0.0426
R-squared Adjusted R-squared S.E. of regression Sum squared resid Log likelihood F-statistic Prob(F-statistic)
0.624593 0.611648 0.388747 8.765204 -27.38269 48.24959 0.000000
Sumber : Output eviews 7 (data diolah)
Mean dependent var S.D. dependent var Akaike info criterion Schwarz criterion Hannan-Quinn criter. Durbin-Watson stat
0.018525 0.623813 0.996154 1.099967 1.036839 1.952732
93
Lampiran 13 : Uji Stasioneritas ROA BPRS Tingkat 1 st Difference Null Hypothesis: D(ROA) has a unit root Exogenous: Constant, Linear Trend Lag Length: 0 (Automatic - based on SIC, maxlag=10)
Augmented Dickey-Fuller test statistic Test critical values: 1% level 5% level 10% level
t-Statistic
Prob.*
-8.788606 -4.115684 -3.485218 -3.170793
0.0000
*MacKinnon (1996) one-sided p-values.
Augmented Dickey-Fuller Test Equation Dependent Variable: D(ROA,2) Method: Least Squares Date: 06/14/15 Time: 20:56 Sample (adjusted): 2010M03 2015M03 Included observations: 61 after adjustments Variable
Coefficient
Std. Error
t-Statistic
Prob.
D(ROA(-1)) C @TREND(2010M01)
-1.147045 -0.019861 -0.000201
0.130515 0.044783 0.001223
-8.788606 -0.443492 -0.164442
0.0000 0.6591 0.8700
R-squared Adjusted R-squared S.E. of regression Sum squared resid Log likelihood F-statistic Prob(F-statistic)
0.571321 0.556539 0.168182 1.640542 23.72810 38.64964 0.000000
Sumber : Output eviews 7 (data diolah)
Mean dependent var S.D. dependent var Akaike info criterion Schwarz criterion Hannan-Quinn criter. Durbin-Watson stat
-0.001475 0.252553 -0.679610 -0.575796 -0.638924 1.992087
94
Lampiran 14 : Hasil Uji Lag Optimum VAR Lag Order Selection Criteria Endogenous variables: ROA LN_MUDHARABAH LN_MUSYARAKAH LN_MURABAHAH NPF Exogenous variables: C Date: 06/14/15 Time: 20:59 Sample: 2010M01 2015M03 Included observations: 56 Lag
LogL
LR
FPE
AIC
SC
HQ
0 1 2 3 4 5 6 7
109.1666 439.9789 455.6938 481.3005 496.6385 517.6148 545.9063 598.4473
NA 590.7363* 25.25600 36.58104 19.17252 22.47453 25.26031 37.52930
1.67e-08 3.02e-13* 4.30e-13 4.45e-13 7.02e-13 9.83e-13 1.20e-12 7.40e-13
-3.720237 -14.64210 -14.31049 -14.33216 -13.98709 -13.84338 -13.96094 -14.94455*
-3.539402 -13.55710* -12.32131 -11.43880 -10.18956 -9.141675 -8.355056 -8.434489
-3.650128 -14.22145* -13.53929 -13.21041 -12.51479 -12.02054 -11.78755 -12.42061
* indicates lag order selected by the criterion LR: sequential modified LR test statistic (each test at 5% level) FPE: Final prediction error AIC: Akaike information criterion SC: Schwarz information criterion
95
Lampiran 15 : Uji Kointegrasi Johansen Test Date: 06/14/15 Time: 21:01 Sample (adjusted): 2010M03 2015M03 Included observations: 61 after adjustments Trend assumption: Linear deterministic trend (restricted) Series: ROA LN_MUDHARABAH LN_MUSYARAKAH LN_MURABAHAH NPF Lags interval (in first differences): 1 to 1 Unrestricted Cointegration Rank Test (Trace) Hypothesized No. of CE(s)
Eigenvalue
Trace Statistic
0.05 Critical Value
Prob.**
None * At most 1 * At most 2 At most 3 At most 4
0.388104 0.325679 0.283356 0.185135 0.138322
95.89352 65.93072 41.89370 21.56995 9.081282
88.80380 63.87610 42.91525 25.87211 12.51798
0.0140 0.0333 0.0631 0.1565 0.1754
Trace test indicates 2 cointegrating eqn(s) at the 0.05 level * denotes rejection of the hypothesis at the 0.05 level **MacKinnon-Haug-Michelis (1999) p-values Unrestricted Cointegration Rank Test (Maximum Eigenvalue) Hypothesized No. of CE(s)
Eigenvalue
Max-Eigen Statistic
0.05 Critical Value
Prob.**
None At most 1 At most 2 At most 3 At most 4
0.388104 0.325679 0.283356 0.185135 0.138322
29.96280 24.03703 20.32375 12.48867 9.081282
38.33101 32.11832 25.82321 19.38704 12.51798
0.3289 0.3462 0.2250 0.3710 0.1754
Max-eigenvalue test indicates no cointegration at the 0.05 level * denotes rejection of the hypothesis at the 0.05 level **MacKinnon-Haug-Michelis (1999) p-values
Sumber : Output eviews 7 (data diolah)
96
Lampiran 16 : Estimasi VECM ESTIMASI VECM Vector Error Correction Estimates Date: 06/14/15 Time: 21:03 Sample (adjusted): 2010M03 2015M03 Included observations: 61 after adjustments Standard errors in ( ) & t-statistics in [ ] Cointegrating Eq:
CointEq1
ROA(-1)
1.000000
LN_MUDHARABAH(-1)
1.391618 (274.270) [ 5.07391]
LN_MUSYARAKAH(-1)
-2.465135 (170.938) [-1.44212]
LN_MURABAHAH(-1)
-6.627566 (183.116) [-3.61933]
NPF(-1)
1.542858 (24.5981) [ 0.62723]
C
-3069.030
Error Correction:
D(ROA)
CointEq1
0.000681 (0.00047) [ 1.45228]
-0.000278 (7.4E-05) [-3.75952]
-6.57E-05 (8.2E-05) [-0.80320]
-9.32E-05 (3.1E-05) [-2.98882]
-0.000252 (0.00115) [-0.21882]
D(ROA(-1))
-0.190465 (0.13343) [-1.42747]
-0.004668 (0.02101) [-0.22212]
-0.002434 (0.02329) [-0.10448]
0.002102 (0.00888) [ 0.23682]
-0.187041 (0.32765) [-0.57086]
D(LN_MUDHARABAH(-1))
-0.136867 (0.84966) [-0.16108]
0.296900 (0.13382) [ 2.21872]
0.205518 (0.14833) [ 1.38555]
0.089363 (0.05653) [ 1.58083]
-0.272910 (2.08645) [-0.13080]
D(LN_MUSYARAKAH(-1))
-0.633972 (0.76462)
0.237376 (0.12042)
0.306616 (0.13348)
-0.033268 (0.05087)
-1.236235 (1.87761)
D(LN_MUDHA D(LN_MUSYAR D(LN_MURABA HAH) RABAH) AKAH)
D(NPF)
97
[-0.82914]
[ 1.97119]
[ 2.29703]
[-0.65397]
[-0.65841]
D(LN_MURABAHAH(-1))
3.893498 (2.30078) [ 1.69225]
0.025839 (0.36236) [ 0.07131]
0.259168 (0.40166) [ 0.64524]
0.150342 (0.15308) [ 0.98214]
2.391233 (5.64986) [ 0.42324]
D(NPF(-1))
0.059557 (0.05854) [ 1.01735]
0.029087 (0.00922) [ 3.15487]
0.038612 (0.01022) [ 3.77817]
0.001164 (0.00389) [ 0.29876]
-0.276041 (0.14375) [-1.92022]
C
-0.086304 (0.04387) [-1.96724]
0.002348 (0.00691) [ 0.33978]
0.007124 (0.00766) [ 0.93018]
0.015331 (0.00292) [ 5.25252]
0.037770 (0.10773) [ 0.35059]
0.091385 -0.009572 1.524027 0.167996 0.905190 25.97505 -0.622133 -0.379901 -0.023115 0.167198
0.442797 0.380886 0.037802 0.026458 7.152102 138.7257 -4.318876 -4.076644 0.013106 0.033626
0.371731 0.301923 0.046447 0.029328 5.325065 132.4444 -4.112932 -3.870701 0.022918 0.035102
0.274253 0.193614 0.006746 0.011177 3.401008 191.2897 -6.042286 -5.800055 0.018570 0.012447
0.086193 -0.015342 9.190002 0.412535 0.848903 -28.82614 1.174628 1.416859 0.047213 0.409407
R-squared Adj. R-squared Sum sq. resids S.E. equation F-statistic Log likelihood Akaike AIC Schwarz SC Mean dependent S.D. dependent
Determinant resid covariance (dof adj.) Determinant resid covariance Log likelihood Akaike information criterion Schwarz criterion
sumber : output eviews (data diolah)
2.36E-13 1.29E-13 472.5469 -14.18187 -12.79769
98
Lampiran 17 : Tabel Uji Impulse Response Function (IRF)
Respo nse of ROA: Period
ROA
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
0.167996 0.141043 0.145932 0.145087 0.144691 0.144986 0.145182 0.145395 0.145534 0.145605
LN_MUDHAR LN_MUSYAR LN_MURABA HAH ABAH AKAH 0.000000 0.019435 0.029829 0.031968 0.031538 0.030054 0.028442 0.027195 0.026441 0.026117
0.000000 -0.004097 -0.011125 -0.007444 -0.006115 -0.005571 -0.005608 -0.005928 -0.006282 -0.006565
0.000000 0.026602 0.027673 0.025471 0.026416 0.026870 0.027402 0.027739 0.027905 0.027949
NPF 0.000000 0.027447 0.014365 0.021303 0.021192 0.021012 0.020374 0.019678 0.019173 0.018875
Respo nse of LN_MU DHARA BAH: Period
ROA
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
-0.000659 -0.001755 -0.001403 7.57E-05 0.001356 0.002296 0.002812 0.002994 0.002972 0.002858
LN_MUDHAR LN_MUSYAR LN_MURABA HAH ABAH AKAH 0.026450 0.026974 0.018807 0.008951 0.000812 -0.004400 -0.006875 -0.007409 -0.006883 -0.005992
0.000000 0.010803 0.015255 0.015588 0.013942 0.011776 0.009943 0.008741 0.008151 0.008004
0.000000 -0.000687 0.003069 0.006232 0.008521 0.009745 0.010146 0.010057 0.009757 0.009436
NPF 0.000000 0.009718 0.008799 0.005136 0.000971 -0.002392 -0.004464 -0.005397 -0.005545 -0.005283
Respo nse of LN_MU SYARA KAH: Period
ROA
1 2 3 4
-0.000267 -0.001248 -0.001879 -0.001080
LN_MUDHAR LN_MUSYAR LN_MURABA HAH ABAH AKAH 0.009077 0.015165 0.013973 0.008879
0.027887 0.040275 0.044839 0.046571
0.000000 -0.001194 0.001625 0.003553
NPF 0.000000 0.014730 0.015972 0.015057
99
5 6 7 8 9 10
-0.000317 0.000415 0.000905 0.001156 0.001230 0.001200
0.003241 -0.001151 -0.003813 -0.004962 -0.005094 -0.004711
0.046413 0.045309 0.044064 0.043068 0.042451 0.042174
0.005360 0.006549 0.007137 0.007294 0.007202 0.007017
0.012789 0.010379 0.008590 0.007539 0.007116 0.007099
Respo nse of LN_MU RABAH AH: Period
ROA
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
0.002083 0.002899 0.003309 0.003824 0.004238 0.004501 0.004622 0.004644 0.004614 0.004567
LN_MUDHAR LN_MUSYAR LN_MURABA HAH ABAH AKAH 0.001743 0.000956 -0.002350 -0.005734 -0.008195 -0.009568 -0.010069 -0.010027 -0.009738 -0.009408
0.004153 0.004731 0.005108 0.004739 0.003989 0.003232 0.002672 0.002351 0.002227 0.002228
0.010015 0.012170 0.013485 0.014480 0.015104 0.015384 0.015424 0.015340 0.015219 0.015112
NPF 0.000000 -0.000107 -0.001152 -0.002712 -0.004124 -0.005120 -0.005654 -0.005830 -0.005791 -0.005661
Respo nse of NPF: Period
ROA
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
-0.027419 -0.045155 -0.030592 -0.032853 -0.031595 -0.031873 -0.032326 -0.032762 -0.033100 -0.033293
LN_MUDHAR LN_MUSYAR LN_MURABA HAH ABAH AKAH -0.010312 -0.030112 -0.046073 -0.053758 -0.054484 -0.052144 -0.048876 -0.046034 -0.044132 -0.043169
0.056616 0.018648 0.012448 0.007763 0.003444 0.001887 0.001581 0.002064 0.002778 0.003416
Sumber : output eviews 7 (data diolah)
-0.112392 -0.055310 -0.066820 -0.063679 -0.064310 -0.065568 -0.066632 -0.067465 -0.067924 -0.068097
NPF 0.391778 0.282109 0.282517 0.277683 0.273717 0.274094 0.275097 0.276520 0.277697 0.278457
100
Lampiran 18 : Grafik hasil uji IRF (Impulse response function) Response to Cholesky One S.D. Innovations Response of ROA to ROA
Response of ROA to LN_MUDHARABAH
Response of ROA to LN_MUSYARAKAH
Response of ROA to LN_MURABAHAH
Response of ROA to NPF
.20
.20
.20
.20
.20
.15
.15
.15
.15
.15
.10
.10
.10
.10
.10
.05
.05
.05
.05
.05
.00
.00
.00
.00
.00
-.05
-.05
-.05
-.05
-.05
2
4
6
8
10
Response of LN_MUDHARABAH to ROA
2
4
6
8
10
2
4
6
8
10
2
4
6
8
10
2
Response of LN_MUDHARABAH to LN_MUDHARABAH
Response of LN_MUDHARABAH to LN_MUSYARAKAH
Response of LN_MUDHARABAH to LN_MURABAHAH
.03
.03
.03
.03
.03
.02
.02
.02
.02
.02
.01
.01
.01
.01
.01
.00
.00
.00
.00
.00
-.01
-.01 2
4
6
8
10
Response of LN_MUSYARAKAH to ROA
-.01 2
4
6
8
10
-.01 2
4
6
8
10
4
6
8
10
2
Response of LN_MUSYARAKAH to LN_MUSYARAKAH
Response of LN_MUSYARAKAH to LN_MURABAHAH
.06
.06
.06
.06
.04
.04
.04
.04
.04
.02
.02
.02
.02
.02
.00
.00
.00
.00
.00
-.02 4
6
8
10
Response of LN_MURABAHAH to ROA
-.02 2
4
6
8
10
-.02 2
4
6
8
10
4
6
8
10
2
Response of LN_MURABAHAH to LN_MUDHARABAH
Response of LN_MURABAHAH to LN_MUSYARAKAH .02
.02
.02
.01
.01
.01
.01
.01
.00
.00
.00
.00
.00
-.01
-.01
-.01
-.01
-.01
-.02 4
6
8
10
-.02 2
Response of NPF to ROA
4
6
8
10
Response of NPF to LN_MUDHARABAH
Response of LN_MURABAHAH to LN_MURABAHAH
-.02 2
4
6
8
10
4
6
8
10
2
Response of NPF to LN_MURABAHAH
.4
.4
.4
.3
.3
.3
.3
.3
.2
.2
.2
.2
.2
.1
.1
.1
.1
.1
.0
.0
.0
.0
.0
-.1
-.1
-.1
-.1
-.1
-.2 4
6
8
10
-.2 2
4
6
8
10
Sumber : output eviews 7 (data diolah)
-.2 2
4
6
8
10
10
4
6
8
10
4
6
8
10
Response of NPF to NPF
.4
2
8
Response of LN_MURABAHAH to NPF
.4
-.2
6
-.02 2
Response of NPF to LN_MUSYARAKAH
4
-.02 2
.02
2
10
Response of LN_MUSYARAKAH to NPF
.02
-.02
8
-.01 2
Response of LN_MUSYARAKAH to LN_MUDHARABAH
2
6
Response of LN_MUDHARABAH to NPF
.06
-.02
4
-.2 2
4
6
8
10
2
4
6
8
10
101
Lampiran 19 : Tabel Uji Forecast Error Decomposition Variance ( FEDV ) Variance Decompo sition of ROA: Period 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
S.E.
ROA
0.167996 0.223543 0.270653 0.310618 0.345829 0.377779 0.407186 0.434594 0.460366 0.484768
100.0000 96.28682 94.75628 93.75940 93.14359 92.78436 92.57889 92.46280 92.39371 92.34762
S.E.
ROA
0.026458 0.040526 0.048141 0.052018 0.054556 0.056924 0.059306 0.061545 0.063532 0.065280
0.061965 0.214024 0.236598 0.202856 0.246246 0.388882 0.583041 0.778111 0.949024 1.090589
S.E.
ROA
0.029328 0.054149
0.008276 0.055564
LN_MUDHAR LN_MUSYAR LN_MURABA HAH ABAH AKAH 0.000000 0.755891 1.730259 2.372839 2.745929 2.934011 3.013415 3.036889 3.036253 3.028520
0.000000 0.033589 0.191870 0.203111 0.195118 0.185259 0.178435 0.175245 0.174794 0.175981
0.000000 1.416139 2.011484 2.199612 2.357974 2.481915 2.589225 2.680344 2.756056 2.817970
NPF 0.000000 1.507563 1.310105 1.465037 1.557392 1.614458 1.640032 1.644726 1.639186 1.629911
Variance Decompo sition of LN_MUD HARABA H: Period 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
LN_MUDHAR LN_MUSYAR LN_MURABA HAH ABAH AKAH 99.93804 86.90082 76.84421 68.77730 62.55059 58.05219 54.82566 52.35891 50.30780 48.49305
0.000000 7.105667 15.07674 21.89292 26.43418 28.55992 29.12221 29.05934 28.91549 28.89154
0.000000 0.028755 0.426709 1.800674 4.076715 6.675382 9.076841 11.09896 12.77411 14.18878
NPF 0.000000 5.750738 7.415735 7.326250 6.692272 6.323623 6.392250 6.704676 7.053567 7.336036
Variance Decompo sition of LN_MUS YARAKA H: Period 1 2
LN_MUDHAR LN_MUSYAR LN_MURABA HAH ABAH AKAH 9.579827 10.65342
90.41190 81.84234
0.000000 0.048615
NPF 0.000000 7.400062
102
3 4 5 6 7 8 9 10
0.073479 0.088810 0.101214 0.111576 0.120545 0.128537 0.135845 0.142674
0.095575 0.080214 0.062739 0.053010 0.051046 0.052986 0.055640 0.057518
S.E.
ROA
0.011177 0.017457 0.023033 0.028592 0.034112 0.039355 0.044142 0.048430 0.052266 0.055736
3.473753 4.182432 4.466999 4.687837 4.836865 4.941865 5.024321 5.093655 5.152861 5.202678
S.E.
ROA
0.412535 0.506086 0.586189 0.654836 0.715433 0.771369 0.823750 0.873371 0.920628 0.965772
0.441751 1.089627 1.084540 1.120772 1.133983 1.146216 1.159071 1.171820 1.183872 1.194620
9.401584 7.435256 5.827059 4.805636 4.217248 3.858080 3.594787 3.367952
81.68386 83.41305 85.24881 86.63969 87.58959 88.26197 88.78666 89.22878
0.075282 0.211626 0.443427 0.709394 0.958350 1.164855 1.323942 1.442101
8.743704 8.859852 8.417969 7.792269 7.183761 6.662111 6.238972 5.903645
Variance Decompo sition of LN_MUR ABAHAH: Period 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
LN_MUDHAR LN_MUSYAR LN_MURABA HAH ABAH AKAH 2.433146 1.297194 1.786148 5.180727 9.411017 12.98195 15.52204 17.18172 18.22392 18.87455
13.80373 13.00253 12.38821 10.78691 8.945351 7.395351 6.244490 5.423293 4.837993 4.414207
80.28937 81.51405 81.10632 78.28075 74.59788 71.32853 68.90408 67.27560 66.24227 65.60282
NPF 0.000000 0.003789 0.252324 1.063769 2.208892 3.352305 4.305065 5.025737 5.542949 5.905746
Variance Decompo sition of NPF: Period 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
LN_MUDHAR LN_MUSYAR LN_MURABA HAH ABAH AKAH 0.062477 0.395526 0.912582 1.405225 1.757214 1.968581 2.078223 2.126598 2.143670 2.147750
Sumber : output eviews 7 (data diolah)
1.883484 1.387284 1.079137 0.878796 0.738550 0.635920 0.557985 0.496942 0.448144 0.408478
7.422456 6.126404 5.865829 5.646084 5.538142 5.486613 5.465312 5.458642 5.456967 5.455903
NPF 90.18983 91.00116 91.05791 90.94912 90.83211 90.76267 90.73941 90.74600 90.76735 90.79325
103
Lampiran 20 : Grafik hasil Uji Variance Decomposition Variance Decomposition Percent ROA variance due to ROA
PercentROA variance due to LN_MUDHARABAH
Percent ROA variance due to LN_MUSYARAKAH
PercentROA variance due to LN_MURABAHAH
PercentROA variance due to NPF
100
100
100
100
100
80
80
80
80
80
60
60
60
60
60
40
40
40
40
40
20
20
20
20
20
0
0
0
0
2
4
6
8
10
PercentLN_MUDHARABAH variance due to ROA
2
4
6
8
10
2
4
6
8
10
0 2
4
6
8
10
PercentLN_MUDHARABAH variance due to LN_MUDHARABAH PercentLN_MUDHARABAH variance due to LN_MUSYARAKAH PercentLN_MUDHARABAH variance due to LN_MURABAHAH
2
100
100
100
100
80
80
80
80
80
60
60
60
60
60
40
40
40
40
40
20
20
20
20
20
0
0
0
0
4
6
8
10
Percent LN_MUSYARAKAH variance due to ROA
2
4
6
8
10
2
4
6
8
10
4
6
8
10
PercentLN_MUSYARAKAH variance due to LN_MUDHARABAH PercentLN_MUSYARAKAH variance due to LN_MUSYARAKAH PercentLN_MUSYARAKAH variance due to LN_MURABAHAH
2
100
100
100
80
80
80
80
80
60
60
60
60
60
40
40
40
40
40
20
20
20
20
20
0 4
6
8
10
PercentLN_MURABAHAH variance due to ROA
0 2
4
6
8
10
0 2
4
6
8
10
4
6
8
10
PercentLN_MURABAHAH variance due to LN_MUDHARABAH PercentLN_MURABAHAH variance due to LN_MUSYARAKAH PercentLN_MURABAHAH variance due to LN_MURABAHAH
2
100
100
100
80
80
80
80
80
60
60
60
60
60
40
40
40
40
40
20
20
20
20
20
0
0
0
0
6
8
10
PercentNPF variance due to ROA
2
4
6
8
10
PercentNPF variance due to LN_MUDHARABAH
2
4
6
8
10
Percent NPF variance due to LN_MUSYARAKAH
4
6
8
10
2
Percent NPF variance due to LN_MURABAHAH
100
100
100
80
80
80
80
80
60
60
60
60
60
40
40
40
40
40
20
20
20
20
20
0
0
0
0
6
8
10
2
4
6
8
Sumber : output eviews 9 (data diolah)
10
2
4
6
8
10
10
4
6
8
10
4
6
8
10
PercentNPF variance due to NPF
100
4
8
0 2
100
2
6
Percent LN_MURABAHAH variance due to NPF
100
4
4
0 2
100
2
10
Percent LN_MUSYARAKAH variance due to NPF
100
2
8
0 2
100
0
6
PercentLN_MUDHARABAH variance due to NPF
100
2
4
0 2
4
6
8
10
2
4
6
8
10
104
105