perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PERENCANAAN GEOMETRI, TEBAL PERKERASAN, ANGGARAN BIAYA DAN RENCANA KERJA (RUAS JALAN PRINGAPUS – WATES) KOTAMADYA SALATIGA
TUGAS AKHIR Disusun Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Ahli Madya Pada Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret Surakarta
Disusun Oleh :
ANIS RINGGGA KUSUMA I 8207015
PROGRAM DIPLOMA III TEKNIK SIPIL TRANSPORTASI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2011 commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PERENCANAAN GEOMETRI, TEBAL PERKERASAN, ANGGARAN BIAYA DAN RENCANA KERJA (RUAS JALAN PRINGAPUS – WATES) KOTAMADYA SALATIGA
TUGAS AKHIR Disusun Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Ahli Madya Pada Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret Surakarta
Disusun Oleh :
ANIS RINGGGA KUSUMA I 8207015 Surakarta, April 2011 Telah disetujui dan diterima oleh : Dosen Pembimbing
Ir. Sanusi NIP. 19490727 198303 1 001
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PERENCANAAN GEOMETRI, TEBAL PERKERASAN, ANGGARAN BIAYA DAN RENCANA KERJA (RUAS JALAN PRINGAPUS – WATES) KOTAMADYA SALATIGA TUGAS AKHIR Disusun Oleh :
ANIS RINGGGA KUSUMA I 8207015 Disetujui : Dosen Pembimbing
Ir. Sanusi NIP. 19490727 198303 1 001 Dipertahankan didepan Tim Penguji Slamet Jauhari Legowo, ST, MT NIP. 19670413 199702 1 001
.…………………………………..
Ir. Agus Sumarsono, MT NIP. 19570814 198601 1 001
.…………………………………..
Mengetahui : Ketua Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik UNS
Disahkan : Ketua Program D-III Teknik Sipil Jurusan Teknik Sipil FT UNS
Ir. Bambang Santoso, MT NIP. 1950823 198601 1 001
Ir. Slamet Prayitno, MT NIP. 19531227 198601 1 001
Mengetahui : a.n. Dekan Pembantu Dekan I Fakultas Teknik UNS
commit to user Ir. Noegroho Djarwanti, MT NIP. 19561112 198403 2 007
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
MOTTO Berusaha, Berdoa, Semangat jangan pantang menyerah Allah SWT, akan memberikan jalan yang terbaik untuk kita. Jangan terlalu banyak berpikir, kerjakan hal yang kita yakin bisa maka Allah SWT akan meridohi pekerjaan kita.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PERSEMBAHAN ALLAH SWT,
Puji Syukur atas segala karunia, limpahan rahmat, rizki, serta nikmat yang diberikan senantisa kepada hamba-Mu. Terimakasih atas segala keridhoanMu yang telah Engkau berikan sehingga hamba-Mu dapat menyelesaikam Tugas Akhir ini dengan Lancar Dengan segala rasa syukur dan kerendahan hati. Tugas Akhir ini dipersembahkan teruntuk
1. Bapak dan Ibu ku Terima kasih telah mendidik aku hingga dewasa, atas doa yang selalu kau berikan,dukungan yang tak henti kau berika kepada anakmu ini, serta jasa yang telah kau berikan selama ini. Semoga kelak anakmu ini bisa mengasuh Bapak/Ibu di hari tua 2. Istri ku tercinta Terima kasih Atik Rohmawati yang telah mau hidup bersama-sama untuk membangun keluarga yang sakinah,mawadah, waromah. Semoga Allah SWT meridohi keluarga kecil kita hingga tua.terima kasih atas dukunganmu, kesabaranmu, keyakninanmu, kepada suamimu. 3. Kakakku. Terima kasih atas dukungan, nasehatmu, semoga kelak kita bisa membahagaikan kedua orang tua kita bersama-sama amin. 4. Keluaraga Besar Istri ku. Terima kasih atas dukungannya hingga terselesaikan tugas akhir ini Semoga Allah membalas dengan keridhoanNya. 5. Teman - Teman Transportasi’07 Duhrizal Purnatopo, Hartanto Edy Prasetyo ,Baktiar Widhianto, Daryanto Ari Prabowo, Agus Dadang Setyawan, Aji Asmoro, Sri Widyastuti, Fitria Munita Sari, , Tri Giyanto, Rachma Dewa Dwijayanto, Heri Setyawan, Alm. Bagus Satrio Tanding. Semoga kebahagiaan, kesuksesan mewarnai langkah kehidupan kita semua. 6. Keluaraga Besar Duhrizal Purnatopo. Terima kasih atas dukungannya hingga terselesaikan tugas akhir ini Semoga Allah membalas dengan keridhoanNya.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, hidayah serta inayahnya-Nya, sehingga Tugas Akhir “PERENCANAAN GEOMETRI, TEBAL PERKERASAN, ANGGARAN BIAYA DAN RENCANA KERJA JALAN PRINGAPUS – WATES” dapat diselesaikan dengan baik.
Tugas Akhir ini merupakan salah satu syarat yang harus dipenuhi untuk meraih gelar Ahli Madya pada Jurusan Teknik Sipil Universitas Sebelas Maret Surakarta. Dengan adanya Tugas Akhir ini diharapkan dapat menambah pengetahuan dan pengalaman mengenai perencanaan jalan bagi penulis maupun pembaca.
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu penyusunan dan pengerjaan Tugas Akhir ini. Secara khusus penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Ir.Mukahar, MSCE, selaku Dekan Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret Surakarta. 2. Ir.Bambang Santoso, MT, Selaku Ketua Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret Surakarta. 3. Ir. Slamet Prayitno, MT Selaku Ketua Program D3 Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret Surakarta. 4. Ir.Sanusi, Selaku Dosen Pembimbing Tugas Akhir. 5. Endah Safitri, ST, MT, Selaku Dosen Pembimbing Akademik 6. Slamet Jauhari Legowo, ST, MT, Selaku Tim Dosen Penguji Tugas Akhir. 7. Ir. Agus Sumarsono MT Selaku Tim Dosen Penguji Tugas Akhir.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
8. Bapak dan Ibu, ,Istri-ku dan Kakak-ku yang selalu memberi semangat dan motivasi dalam penyusunan dan pengerjaan Tugas Akhir ini. 9. Sahabat, Orang–orang terdekat dan teman-teman D3 Teknik Sipil Transportasi 2007. Dalam Penyusunan Tugas Akhir ini penulis menyadari masih terdapat kekurangan dan jauh dari kesempurnaan, maka diharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun, akhir kata semoga Tugas Akhir ini dapat bermanfaat bagi kita semua, amin.
Surakarta,
April 2011
Penyusun
ANIS RINGGA KUSMA
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR ISI Halaman HALAMAN PERSETUJUAN ........................................................................... i HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................ ii MOTO ................................................................................................................. iii PERSEMBAHAN ............................................................................................... iv KATA PENGANTAR ......................................................................................... v DAFTAR ISI ...................................................................................................... vii DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... xi DAFTAR TABEL ............................................................................................. xiii DAFTAR NOTASI ............................................................................................ xiv DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................... xvii
BAB I
PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah ............................................................... 1 1.2. Rumusan Masalah ........................................................................ 2 1.3. Tujuan .......................................................................................... 2 1.4. Teknik Perencanaan ..................................................................... 2 1.4.1 Perencanaan Geometrik Jalan............................................... 2 1.4.2 Perencanaan Tebal Perkerasan Lentur.................................. 3 1.4.3 Rencana Anggaran Biaya dan Jadwal Waktu Pelaksanaan (Time Schedule) ............................................................................ 4 1.5. Bagan Alir/Flow Chart Perencanan .............................................. 5
BAB II DASAR TEORI 2.1. Perencanaan Geometrik Jalan………………………………………6 2.1.1 Perencanaan Alinemen Horisontal ........................................ 6 2.1.2 Panjang Bagian Lurus ........................................................... 7 2.1.3 Tikungan ............................................................................... 7 2.1.4 Jenis Tikungan dan Diagram Superelvasi ............................ 12
commit to user vii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Halaman 2.1.5 Daerah Bebas Samping di Tikungan .................................... 21 2.1.6 Pelebaran Perkerasan ........................................................... 23 2.1.7 Kontrol Overlapping ............................................................ 25 2.1.8 Perhitungan Stasioning ........................................................ 27 2.1.9 Azimuth ................................................................................ 29 2.1.10 Alinemen Vertikal .............................................................. 30 2.2. Perencanaan Tebal Perkerasan Jalan Raya ..................................... 35 2.2.1 Lalu Lintas ........................................................................... 35 2.2.2 Angka Ekuivalen (E) Masing-masing Golongan Beban umum ……………………………………………………………………..36 2.2.3 Daya Dukung Tanah Dasar (DDT dan CBR) ..................... 37 2.2.4 Faktor Regional (FR) ........................................................... 37 2.2.5 Koefisien Distribusi Kendaran ............................................ 37 2.2.6 Koefisien Kekuatan Relatif (a)............................................. 38 2.2.7 Analisa Komponen Perkerasan ........................................... 40 2.3 Rencana anggaran Biaya (RAB) dan Time schedule ....................... 41
BAB III PERENCANAAN JALAN 3.1. Penetapan Trace Jalan ................................................................. 44 3.1.1. Gambar Perbesaran Peta .................................................. 44 3.1.2. Penghitungan Trace Jalan ................................................ 44 3.1.3. Penghitungan Azimuth ..................................................... 46 3.1.4. Penghitungan Sudut PI ..................................................... 47 3.1.5. Penghitungan Jarak Antar PI ............................................ 47 3.1.6 Perhitungan Kelandaian melintang ................................... 49 3.2. Penghitungan Alinemen Horizontal ............................................ 54 3.2.1. Tikungan PI1 ..................................................................... 55 3.2.2. Tikungan PI2 . ................................................................... 64 3.3. Penghitungan Stationing ............................................................. 73 3.4. Kontrol Overlapping ................................................................... 77
commit to user viii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Halaman 3.5. Penghitungan Alinemen Vertikal ................................................. 81 3.5.1. Penghitungan Lengkung Vertikal .................................... 85
BAB IV PERHITUNGAN TEBAL PERKERASAN 4.1. Data Perencanaan Tebal Perkerasan .......................................... 121 4.2. Perhitungan Volume Lalu Lintas ............................................... 122 4.2.1. Perhitungan Volume Lalu Lintas Harian Rata-rata.......... 122 4.2.2. Angka Ekivalen (E) Masing-Masing Kendaraan ............ 123 4.2.3. Penentuan Koefisien Distribusi Kendaraan (C) ............... 124 4.2.4. Penghitungan Lintas Ekivalen ......................................... 124 4.3. Penentuan CBR Desain Tanah Dasar ......................................... 125 4.4. Penentuan Daya Dukung Tanah (DDT) ..................................... 128 4.5. Penentuan Faktor Regional (FR)................................................. 129 4.6. Penentuan Indeks Permukaan (IP) ............................................. 130 4.6.1. Indeks Permukaan Awal (IPo) ........................................ 130 4.6.2. Indeks Permukaan Akhir (IPt) ........................................ 130 4.7. Penentuan Indeks Tebal Perkerasan (ITP) ................................. 130
BAB V RENCANA ANGGARAN BIAYA DAN TIME SCHEDULE 5.1. Typical Potongan Melintang ...................................................... 134 5.2. Analisa Perhitungan Volume Pekerjaan ..................................... 134 5.2.1. Penghitungan Volume Pekerjaan Tanah ........................ 134 5.2.2. Penghitungan Volume Pekerjaan Drainase ..................... 141 5.2.3. Penghitungan Volume Pekerjaan Dinding Penahan ........ 143 5.2.4. Penghitungan Volume Pekerjaan Perkerasan .................. 158 5.2.5. Penghitungan Volume Pekerjaan Pelengkap .................. 159 5.3. Analisa Perhitungan Waktu Pelaksanaan Proyek ...................... 160 5.3.1. Pekerjaan Umum ............................................................. 160 5.3.2. Pekerjaan Tanah .............................................................. 161 5.3.3. Pekerjaan Drainase .......................................................... 162
commit to user ix
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Halaman 5.3.4. Pekerjaan Dinding Penahan ............................................. 164 5.3.5. Pekerjaan Perkerasan ...................................................... 165 5.3.6. Pekerjaan Pelengkap ....................................................... 166 5.4. Analisa Perhitungan Harga Satuan Pekerjaan ............................ 167 5.5. Analisa Perhitungan Bobot Pekerjaan ........................................ 169 5.6. Rekapitulasi Rencana Anggaran Biaya ...................................... 172
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 6.1. Kesimpulan ................................................................................. 173 6.2. Saran ............................................................................................ 174 PENUTUP DAFTAR PUSTAKA
commit to user x
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR GAMBAR
Halaman Gambar 1.1. Bagan Alir Perencanaan Jalan ......................................................... 5 Gambar 2.1. Kemiringan Melintang Jalan ........................................................... 8 Gambar 2.2. Lengkung Full – Circle .................................................................. 12 Gambar 2.3. Diagram Superelevasi Full Circle ................................................... 14 Gambar 2.4. Lengkung Spiral – Circle – Spiral ................................................. 15 Gambar 2.5. Diagram Superelevasi Spiral – Circle – Spiral .............................. 17 Gambar 2.6. Lengkung Spiral– Spiral ................................................................ 18 Gambar 2.7. Diagram Superelevasi Spiral – Spiral ........................................... 20 Gambar 2.8. Jarak Pandangan Pada Lengkung Horizontal untuk Jh < Lt ......... 21 Gambar 2.9. Jarak Pandangan Pada Lengkung Horizontal untuk Jh > Lt ......... 22 Gambar 2.10. Pelebaran Perkerasan Pada Tikungan ......................................... 23 Gambar 2.11. Kontrol Overlaping ..................................................................... 26 Gambar 2.12. Stationing ...................................................................................... 28 Gambar 2.13. Peta Azimuth ................................................................................. 29 Gambar 2.14.1 Lengkung Vertikal Cembung untuk Jh < L................................. 31 Gambar 2.14.2 Lengkung Vertikal Cembung untuk Jh >L.................................. 31 Gambar 2.15.1 Lengkung Vertikal Cekung untuk Jh < L .................................... 32 Gambar 2.15.1 Lengkung Vertikal Cekung untuk Jh >L .................................... 32 Gambar 2.16. Susunan Lapis Kontruksi Perkerasaan Lentur .............................. 35 Gambar 2.17. Tebal Lapis Perkerasan Lentur ...................................................... 40 Gambar 2.18 Nomogram Penetuan Nilai Indeks Tebal Perkerasan (ITP) .......... 41 Gambar 2.19. Bagan Alir Penyusunan RAB dan Time Schedule ........................ 43 Gambar 3.1. Perhitungan Sudut Azimuth. Jarak PI dan Sudut PI ....................... 45 Gambar 3.2. Sket Trace Jalan Pada Peta Skala 1 : 5000 ...................................... 49 Gambar 3.3. Tikungan PI1 ................................................................................... 62 Gambar 3.4. Diagram Superelevasi Tikungan PI1 .............................................. 63 Gambar 3.5. Tikungan PI2.................................................................................... 71 Gambar 3.6. Diagram Superelevasi Tikungan PI2 .............................................. 72
commit to user xi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Halaman Gambar 3.7. Stasioning dan Kontrol Overlaping ................................................. 76 Gambar 3.8.Sketsa Long Profil ............................................................................ 80 Gambar 3.9. Lengkung Vertikal PVI1 ................................................................. 85 Gambar 3.10. Lengkung Vertikal PVI2 ................................................................ 89 Gambar 3.11. Lengkung Vertikal PVI3 ............................................................... 93 Gambar 3.12. Lengkung Vertikal PVI4 ............................................................... 97 Gambar 3.13. Lengkung Vertikal PVI5 .............................................................. 101 Gambar 3.14. Lengkung Vertikal PVI6 .............................................................. 105 Gambar 3.15. Lengkung Vertikal PVI7 .............................................................. 109 Gambar 3.16. Lengkung Vertikal PVI8 .............................................................. 113 Gambar 3.17. Lengkung Vertikal PVI9 ............................................................... 117 Gambar 4.1. Grafik hubungan CBR Tanah Dasar dengan Prosentase CBR yang sama atau lebih besar………………………………………..127 Gambar 4.2. Korelasi DDT dan CBR ................................................................ 128 Gambar 4.3. Grafik Penentuan Nilai Indeks Tebal Perkerasan (ITP) ................ 131 Gambar 4.4. Potongan A-A, Susunan Perkerasan .............................................. 132 Gambar 4.5 Typical Cross Section ..................................................................... 133 Gambar 5.1. Potongan Melintang Jalan ............................................................. 134 Gambar 5.2. Typical Cross section STA 0+ 100 ............................................... 135 Gambar 5.3. Typical Cross section STA 0 + 600 .............................................. 137 Gambar 5.4. Sket Volume Galian Saluran ......................................................... 141 Gambar 5.5. Sket Volume Pasangan Batu drainase ........................................... 142 Gambar 5.6. Sket Detail Potongan A-A Plesteran drainase ............................... 143 Gambar 5.7. Sket Pasangan Batu pada Dinding Penahan ................................... 143 Gambar 5.8. Detail potongan A-A pada Dinding Penahan ................................. 145 Gambar 5.9. Sket Lapis Pondasi Bawah ............................................................ 158 Gambar 5.10. Sket Lapis Pondasi Atas .............................................................. 158 Gambar 5.11. Sket Lapis Permukaan ................................................................. 159 Gambar 5.12. Sket Marka Jalan ......................................................................... 159
commit to user xii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR TABEL
Halaman Tabel 2.1. Panjang bagian lurus maksimum ......................................................... 7 Tabel 2.2. Panjang jari – jari minimum (dibulatkan) untuk emaks = 10 % .......... 10 Tabel 2.3. Jari – jari tikungan yang tidak memerlukan lengkung peralihan ....... 13 Tabel 2.4. Kelandaian maksimum yang diijinkan .............................................. 34 Tabel 2.5. Prosentase kendaraan berat dan yang berhenti setiap iklim ................ 37 Tabel 2.6. Koefisien distribusi kendaraan .......................................................... 38 Tabel 2.7. Koefisien kekuatan relatif .................................................................. 38 Tabel 3.1. Penghitungan kelandaian Melintang .................................................. 51 Tabel 3.2. Rekapitulasi Penghitungan tikungan PI1 dan PI2 ............................... 73 Tabel 3.3. Elevasi Muka Tanah Asli dan Rencana .............................................. 81 Tabel 3.4. Perhitungan Kelandaian Memanjang ( g ) .......................................... 84 Tabel 4.1. Nilai LHRs ........................................................................................ 122 Tabel 4.2. Perhitungan Lalu Lintas Harian Rata-rata ........................................ 123 Tabel 4.3. Perhitungan Lintas Ekivalen ............................................................. 124 Tabel 4.4. Data CBR Tanah Dasar ..................................................................... 125 Tabel 4.5. Perhitungan jumlah dan prosentase CBR yang sama / lebih besar ... 126 Tabel 5.1. Hasil perhitungan volume galian dan timbunan ................................ 139 Tabel 5.2. Hasil perhitungan volume galian pondasi pada dinding penahan ...... 146 Tabel 5.3. Hasil perhitungan volume pasangan batu pada dinding penahan ...... 151 Tabel 5.4. Hasil Perhitungan Luas Siaran pada Dinding Penahan ...................... 156 Tabel 5.5. Rekapitulasi perkiraan waktu pekerjaan ........................................... 170 Tabel 5.6. Rekapitulasi rencana anggaran biaya ................................................ 172
commit to user xiii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR LAMPIRAN
LAMPIRAN A SOAL TUGAS AKHIR LAMPIRAN B LEMBAR KOMUNIKASI dan PEMANTAUAN LAMPIRAN C DAFTAR HARGA SATUAN (Upah, Bahan dan Peralatan) LAMPIRAN D ANALISA HARGA SATUAN PEKERJAAN LAMPIRAN E GAMBAR AZIMUTH LAMPIRAN F GAMBAR TRACE JALAN LAMPIRAN G GAMBAR LONG PROFIL LAMPIRAN H GAMBAR CROSSECTION LAMPIRAN I GAMBAR PLAN PROFIL LAMPIRAN J GAMBAR NOMOGRAM LAMPIRAN K GAMBAR PETA LAMPIRAN L GAMBAR KURVA S
commit to user xiv
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR NOTASI
a
: Koefisien Relatif
a`
: Daerah Tangen
A
: Perbedaan Kelandaian (g1 – g2) %
α
: Sudut Azimuth
B
: Perbukitan
C
: Perubahan percepatan
Ci
: Koefisien Distribusi
CS
: Circle to Spiral, titik perubahan dari lingkaran ke spiral
CT
: Circle to Tangen, titik perubahan dari lingkaran ke lurus
d
: Jarak
D
: Datar
D`
: Tebal lapis perkerasan
∆
: Sudut luar tikungan
∆h
: Perbedaan tinggi
Dtjd
: Derajat lengkung terjadi
Dmaks
: Derajat maksimum
DDT
: Daya dukung tanah
e
: Superelevasi
E
: Daerah kebebasan samping
Ec
: Jarak luar dari PI ke busur lingkaran
Ei
: Angka ekivalen beban sumbu kendaraan
em
: Superelevasi maksimum
en
: Superelevasi normal
Eo
: Derajat kebebasan samping
Es
: Jarak eksternal PI ke busur lingkaran
Ev
: Pergeseran vertical titik tengah busur lingkaran
f
: Koefisien gesek memanjang
fm
: Koefisien gesek melintang maksimum
Fp
: Faktor Penyesuaian
commit to user xv
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
g
: Kemiringan tangen ; (+) naik ; (-) turun
G
: Pegunungan
h
: Elevasi titik yang dicari
i
: Kelandaian melintang
I
: Pertumbuhan lalu lintas
ITP
: Indeks Tebal Perkerasan
Jd
: Jarak pandang mendahului
Jh
: Jarak pandang henti
k
: Absis dari p pada garis tangen spiral
L
: Panjang lengkung vertikal
Lc
: Panjang busur lingkaran
LEA
: Lintas Ekivalen Akhir
LEP
: Lintas Ekivalen Permulaan
LER
: Lintas Ekivalen Rencana
LET
: Lintas Ekivalen Tengah
Ls
: Panjang lengkung peralihan
Ls`
: Panjang lengkung peralihan fiktif
Lt
: Panjang tikungan
O
: Titik pusat
p
: Pergeseran tangen terhadap spiral
θc
: Sudut busur lingkaran
θs
: Sudut lengkung spiral
PI
: Point of Intersection, titik potong tangen
PLV
: Peralihan lengkung vertical (titik awal lengkung vertikal)
PPV
: Titik perpotongan tangen
PTV
: Peralihan Tangen Vertical (titik akhir lengkung vertikal)
R
: Jari-jari lengkung peralihan
Rren
: Jari-jari rencana
Rmin
: Jari-jari tikungan minimum
SC
: Spiral to Circle, titik perubahan spiral ke lingkaran
S-C-S
: Spiral-Circle-Spiral
SS
: Spiral to Spiral, titik tengah lengkung peralihan
commit to user xvi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
S-S
: Spiral-Spiral
ST
: Spiral to Tangen, titik perubahan spiral ke lurus
T
: Waktu tempuh
Tc
: Panjang tangen circle
TC
: Tangen to Circle, titik perubahan lurus ke lingkaran
Ts
: Panjang tangen spiral
TS
: Tangen to Spiral, titik perubahan lurus ke spiral
Tt
: Panjang tangen total
UR
: Umur Rencana
Vr
: Kecepatan rencana
Xs
: Absis titik SC pada garis tangen, jarak lurus lengkung peralihan
Y
: Factor penampilan kenyamanan
Ys
: Ordinat titik SC pada garis tegak lurus garis tangen, jarak tegak lurus ke titik
commit to user xvii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB I PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Perkembangan jalan raya merupakan salah satu hal yang selalu beriringan dengan kemajuan teknologi dan pemikiran manusia yang menggunakannya, karenanya jalan merupakan fasilitas penting bagi manusia supaya dapat mencapai suatu daerah yang ingin dicapai.
Jalan raya adalah suatu lintasan yang bertujuan melewatkan lalu lintas dari suatu tempat ke tempat yang lain. Arti Lintasan disini dapat diartikan sebagai tanah yang diperkeras atau jalan tanah tanpa perkerasan, sedangkan lalu lintas adalah semua benda dan makhluk hidup yang melewati jalan tersebut baik kendaraan bermotor, tidak bermotor, manusia, ataupun hewan.
Pembuatan jalan yang menghubungkan Desa Pringapus dan Desa Wates yang terletak di Kotamadya Salatiga yang bertujuan untuk memberikan kelancaran, keamanan, dan kenyamanan bagi pemakai jalan serta membuka pertumbuhan ekonomi yang semakin cepat antara 2 daerah yaitu Desa Pringapus dan Desa Wates demi kemajuan daerah dan pemerataan ekonomi daerah tersebut.
commit to user
1
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 2
1.2
Rumusan Masalah
1. Bagaimana merencanakan geometrik jalan yang menghubungkan Desa Pringapus dan Desa Wates agar memperoleh jalan sesuai dengan fungsi dan kelas jalannya? 2. Bagaimana merencanakan Tebal Perkerasan Jalan, Anggaran Biaya, dan Time Schedule yang dibutuhkan untuk membuat jalan tersebut?
1.3
Tujuan
Dalam pembangunan jalan ini ada pun tujuan yang hendak dicapai yaitu :
Membuat realigmen atau alinemen baru disertai dengan rancangan perkerasan beserta anggaran biaya dan time schedule guna memperlancar jalur jalan antara Desa Pringapus dan Desa Wates.
1.4
Teknik Perencanaan
Dalam penulisan ini perencanaan yang menyangkut hal pembuatan jalan akan disajikan sedemikian rupa sehingga memperoleh jalan sesuai dengan fungsi dan kelas jalan. Hal yang akan disajikan penulisan ini adalah :
1.4.1
Perencanaan geometrik jalan
Dalam perencanaan geometrik jalan raya pada penulisan ini mengacu pada Peraturan Perencanaan Geometrik Jalan Antar Kota Tahun 1997 dan Petunjuk Perencanaan Tebal Perkerasan Lentur Jalan Raya Dengan Metode Analisa Komponen SKBI 2.3.26 Tahun 1987 yang dikeluarkan oleh Dinas Pekerjaan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 3
Umum Direktorat Jenderal Bina Marga. Perencanaan geometrik ini akan membahas beberapa hal antara lain : a. Alinemen Horisontal Alinemen (Garis Tujuan) horisontal merupakan trase jalan yang terdiri dari :
Garis lurus (Tangent), merupakan jalan bagian lurus.
Lengkungan horisontal yang disebut tikungan yaitu : a.)
Full – Circle
b.)
Spiral – Circle – Spiral
c.)
Spiral – Spiral
Pelebaran perkerasan pada tikungan.
Kebebasan samping pada tikungan
b. Alinemen Vertikal Alinemen Vertikal adalah bidang tegak yang melalui sumbu jalan atau proyeksi tegak lurus bidang gambar. Profil ini menggambarkan tinggi rendahnya jalan terhadap muka tanah asli. c. Stationing d. Overlapping
1.4.2
Perencanaan Tebal Perkerasan Lentur
Penulisan ini membahas tentang perencanaan jalan baru yang menghubungkan dua daerah. Untuk menentukan tebal perkerasan yang direncanakan sesuai dengan Petunjuk Perencanaan Tebal Perkerasan Lentur Jalan Raya Dengan Metode Analisis Komponen Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga. Satuan perkerasan yang dipakai adalah sebagai berikut :
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 4
1. Lapis Permukaan (Surface Course) : Laston MS 344 2. Lapis Pondasi Atas (Base Course) : Batu Pecah CBR 100% 3. Lapis Pondasi Bawah (Sub Base Course) : Sirtu CBR 70 %
1.4.3
Rencana Anggaran Biaya dan Jadwal Waktu Pelaksanaan (Time schedule)
Menghitung Rencana Angaran Biaya yang meliputi : 1. Volume pekerjaan. 2. Harga satuan pekerjaan, bahan dan peralatan. 3. Alokasi waktu penyelesaian masing – masing pekerjaan. Dalam mengambil kapasitas pekerjaan satuan harga dari setiap pekerjaan perencanaan ini mengambil dasar dari Analisa Harga Satuan tahun 2010 Dinas Pekerjaan Umum Direktorat Jendral Bina Marga Surakarta.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 5
1.5.
Bagan Alir / Flow Chart Perencanaan
Untuk lebih jelasnya, perencanaan jalan ini dapat dilihat pada bagan alir/Flow Chart dibawah ini : Mulai
Data Geometrik Kelas Medan Jalan Kelas jalan menurut Fungsinya VLHR Kecepatan Rencana Sudut Luar Tikungan
Data Tebal Perkerasan Kelas Jalan menurut Fungsinya Tipe Jalan Umur Rencana CBR Rencana Curah Hujan Setempat Kelandaiaan Rata-rata Jumlah LHR Angka Pertumbuhan Lalu lintas
Perhitungan Lengkung Horisontal Perlebaran Perkerasan pada Tikungan Kebebasan Samping Stasioning Kontrol Overlapping Kelandaian Memanjang Lengkung Vertikal
Perhitungan Lalu Lintas Rencana Daya Dukung Tanah Dasar Tebal Lapisan Perkerasan
Perencanaan Geometrik
Perencaan Perkeraaan
Data Rencana Anggaran Gambar Rencana Daftar Harga Satuan bahan upah dan Peralatan
Perhitungan Volume Perkerasan Harga Satuan Perkerjaan
Rencana Anggaran Biaya Pembuatan Time Schedule
Gambar 1.1 Bagan Alir Perencanaan Jalan
commit to user
Selesai
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB II DASAR TEORI
2.1. Perencanaan Geometrik Jalan Perencanaan geometrik jalan adalah perencanaan route dari suatu ruas jalan secara lengkap, meliputi beberapa elinemen yang disesuaikan dengan kelengkapan data dan data dasar yang ada atau tersedia dari hasil survai dilapangan dan telah dianalisis, serta mengacu pada ketentuan yang berlaku.
2.1.1.
Perencanaan Alinemen Horisontal
Alinemen horisontal adalah Proyeksi sumbu jalan tegak lurus pada bidang horisontal. a. Alinemen horisontal terdiri atas bagian lurus dan bagian lengkung atau disebut juga tikungan. b. Perencanaan
geometrik
pada
bagian
lengkung
dimaksudkan
untuk
mengimbangi gaya sentrifugal yang diterima oleh kendaraan yang berjalan pada kecepatan VR. c. Untuk keselamatan pemakai jalan, jarak pandang daerah bebas samping jalan harus diperhitungkan.
commit to user 6
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 7
Bagian – bagian dari alinemen horisontal adalah sebagai berikut : 2.1.2
Panjang Bagian Lurus
Dengan mempertimbangkan faktor keselamatan pemakai jalan, ditinjau dari segi kelelahaan pengemudi, maka Panjang maksimum bagian jalan yang lurus harus ditempuh dalam waktu ≤ 2,5 menit (sesuai VR). Table 2.1 Panjang bagian lurus maksimum Panjang Bagian Lurus Maksimum ( m ) Fungsi Datar
Bukit
Gunung
Arteri
3.000
2.500
2.000
Kolektor
2.000
1.750
1.500 Sumber TPGJAK 1997Halaman 27
2.1.3
Tikungan
1. Jari – jari Tikungan Minimum Agar kendaraan stabil saat melalui tikungan, perlu dibuat suatu kemiringan melintang jalan pada tikungan yang disebut superelevasi (e). Pada saat kendaraan melalui daerah superelevasi, akan terjadi gesekan arah melintang jalan antara ban kendaraan dengan permukaan aspal yang menimbulkan gaya gesekan melintang. Perbandingan gaya gesekan melintang dengan gaya normal disebut koefisien gesekan melintang (f).
Untuk menghindari terjadinya kecelakaan, maka untuk kecepatan tertentu dapat dihitung jari-jari minimum untuk superelevasi maksimum dan koefisien gesekan maksimum.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 8
Gambar 2.1 Kemiringan melintang jalan
g sinα + (F1+F2) = kf cosα 2
g sinα + (F1+F2) =
VR cosα 2 g × Rmin
sinα +fmaks
=
VR cosα g × Rmin
=
VR ; karena α keci, maka cosα = 1 g × Rmin
2
tanα +
f maks cos α
2
2
tanα + fmaks
VR = g × Rmin
е + fmaks
VR = g × Rmin
2
2
VR - е fmaks = g × Rmin
fmaks = (-0,000625 x VR) +0,19 .................................................................... (1)
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 9
2
2
tan α + fmaks =
VR VR atau Rmin = g × Rmin g (emaks + f maks )
dimana g = gravitasi (10 m/dt2) sehingga : 1000 ( )V 3600 =
⎞ ⎛ m2 2 ⎟ ⎜ dt ................... ⎜ ⎟ + f maks ) ⎜ m dt 2 ⎟ ⎠ ⎝ 2
Rmin
10(emaks
=
=
Rmin =
2
R
0,077 2 V R ............... [m] 10(emaks + f maks ) VR
2
127(emaks + f maks )
VR
2
127(emaks + f maks )
Dmaks =
Dmaks =
............................................................................... (2)
1432,39 Rmin
181913,53 × (emaks + f maks ) VR
2
.............................................................. (3)
Keterangan : Rmin
= Jari-jari tikungan minimum, (m)
VR
= Kecepatan kendaraan rencana, (km/jam)
emaks
= Superelevasi maksimum, (%)
fmaks
= Koefisien gesek melintang maksimum
Dmaks = Derajat kelengkungan maksimum Untuk perhitungan, digunakan emaks = 10 % sesuai tabel
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 10
Tabel 2.2 Panjang jari-jari minimum (dibulatkan) untuk emaks = 10% VR(km/jam) Rmin (m)
120 600
100 370
90 280
80 210
60 110
50 80
40 50
30 30
20 15
Sumber TPGJAK 1997 Halaman 28
Untuk kecepatan rencana < 80 km/jam berlaku fmaks = - 0,00065 VR + 0,192 80 – 120 km/jam berlaku fmaks = - 0,00125 VR + 0,24 Rmin =
V2 .......................................................................................(4) 127 × (e + f )
Dtjd =
1432,4 .................................................................................................(5) Rr
Keterangan : Rmin
= Jari – jari lengkung (m)
Dtjd
= Derajat lengkung
(0 )
2. Lengkung Peralihan Lengkung peralihan adalah lengkung yang disisipkan di antara bagian lurus jalan dan bagian lengkung jalan berjari-jari lengkung R, berfungsi mengantisipasi perubahan alinyemen jalan yang dibentuk lurus (R tak terhingga) sampai bagian lengkung jalan berjari-jari tetap R sehingga gaya sentrifugal yang bekerja pada kendaraan saat berjalan di tikungan berubah secara berangsur-angsur baik ketika kendaraan mendekati tikungan maupun meninggalkan tikungan. Dengan adanya lengkung peralihan, maka tikungan menggunakan jenis S-C-S. panjang lengkung peralihan (Ls), menurut Tata Cara Perencanaan Geometrik Jalan Antar Kota, 1997, diambil nilai yang terbesar dari tiga persamaan di bawah ini :
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 11
i.
Berdasar waktu tempuh maksimum (3 detik), untuk melintasi lengkung peralihan, maka panjang lengkung : Ls =
ii.
VR T ............................................................................................ (6) 3,6
Berdasarkan antisipasi gaya sentrifugal, digunakan rumus Modifikasi Shortt: 3
Ls = 0,022
iii.
VR V .etjd - 2,727 R ......................................................... (7) R .C C
Berdasarkan tingkat pencapaian perubahan kelandaian Ls =
(em − en ) .VR ............................................................................... (8) 3,6 . re
4.) Sedangkan Rumus Bina Marga Ls =
W × (en + etjd ) × m ......................................................................... (9) 2
Keterangan : T
: waktu tempuh = 3 detik
VR
: Kecepatan rencana (km/jam)
e
: Superelevasi
R
: Jari-jari busur lingkaran (m)
C
: Perubahan percepatan 0,3 – 1,0 disarankan 0,4 m/det 2
em
: Superelevasi maximum
en
: Superelevasi normal
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 12
re
: Tingkat pencapaian perubahan kelandaian melintang jalan (m/m/detik),
sebagai berikut: Untuk VR ≤ 70 km/jam,
re mak = 0,035 m/m/det
Untuk VR ≥ 80 km/jam,
re mak = 0,025 m/m/det
(Sumber Tata Cara Perencaan Geometrik Jalan Antar Kota 1997 Hal.28)
2.1.4
Jenis Tikungan dan diagram superelevasi
2.1.4.1 Tikungan Full Circle Bentuk busur lingkaran (F-C) PI Tt TC
Et
∆ CT
Lc
Rc
Rc ∆
Gambar 2.2. Lengkung Full Circle Keterangan : ∆
= Sudut Tikungan
O
= Titik Pusat Tikungan
TC
= Tangen to Circle
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 13
CT
= Circle to Tangen
Rc
= Jari-jari Lingkungan
Tt
= Panjang tangen (jarak dari TC ke PI atau PI ke TC)
Lc
= Panjang Busur Lingkaran
Et
= Jarak Luar dari PI ke busur lingkaran
FC (Full Circle) adalah jenis tikungan yang hanya terdiri dari bagian suatu lingkaran saja. Tikungan FC hanya digunakan untuk R (jari-jari) yang besar agar tidak terjadi patahan, karena dengan R kecil maka diperlukan superelevasi yang besar.
Tabel 2.3 Jari-jari tikungan yang tidak memerlukan lengkung peralihan VR (km/jam) Rmin
120 2500
100 80 1500 900
60 500
50 350
40 250
30 130
20 60
Sumber TPGJAK 1997Halaman 30
Tt = Rc tan ½ ∆ ........................................................................................... (10) Et = Tt tan ¼ ∆ ............................................................................................ (11) Lc =
∆ 2πRc ................................................................................................ (12) 360 o
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 14
2.1.4.2 Diagram Superelevasi Tikungan Berbentuk Full I
II
III
2/3 Ls’
IV 1/3 Ls’
+x %
Bag.luar tikungan e maks
0% -2%
0%
e min
Ls’
Bag.dalam tikungan
TC
I
-2%
-x %
As Jalan
Lc
Ls’
CT
II 2
As Jalan 0%
en = -2%
en = -2%
III +X %
en = -2%
IV As Jalan
e maks
As Jalan
-X%
Gambar 2.3. Diagram Superelevasi Full Circle
commit to user
e min
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 15
2.1.4.3 Tikungan Spiral – Circle – Spiral (S – C – S)
Bentuk Busur Lingkaran Spiral-Circle-Spiral (S-C-S)
Gambar 2.4 Lengkung Spiral-Circle-Spiral
Keterangan gambar : Xs
= Absis titik SC pada garis tangen, jarak dari titik ST ke SC
Ys
= Jarak tegak lurus ketitik SC pada lengkung
Ls
= Panjang dari titik TS ke SC atau CS ke ST
Lc
= Panjang busur lingkaran (panjang dari titik SC ke CS)
Tt
= Panjang tangen dari titik PI ke titik TS atau ke titik ST
TS
= Titik dari tangen ke spiral
SC
= Titik dari spiral ke lingkaran
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 16
Et
= Jarak dari PI ke busur lingkaran
θs
= Sudut lengkung spiral
Rr
= Jari-jari lingkaran
P
= Pergeseran tangen terhadap spiral
K
= Absis dari p pada garis tangen spiral
Rumus-rumus yang digunakan : 1. Xs
⎛ Ls 2 = Ls - ⎜⎜1 − 2 ⎝ 40 × Rr
⎞ ⎟⎟ .............................................................. (13) ⎠
2. ∆c
= ∆ - 2θs…………………………………………………….(14)
3. Ys
⎛ Ls 2 ⎞ ⎟⎟ .............................................................................. (15) = ⎜⎜ ⎝ 6 xRr ⎠
4. θs
=
5. Lc
⎛ ∆c ⎞ =⎜ ⎟ x π x Rr .................................................................... (17) ⎝ 180 ⎠
6. p
=
Ys – Rr (1- cos θs) ........................................................... (18)
7. k
=
Xs – Rr x sin θs ............................................................... (19)
8. Tt
= (Rr + P) × tan 1 ∆PI + K 2
9. Et
= ( Rr + P) x sec 1 ∆ 1 − Rr .................................................... (21) 2
10. Ltot
= Lc + 2Ls ............................................................................. (22)
Ls × 360 ....................................................................... (16) 2 × Rr × 2π
.............................................. (20)
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 17
2.1.4.4 Diagram superelevasi Tikungan berbentuk Spiral – Cricle – Spiral
I
IV
II III
Bag.Luar tikungan e maks
0%
0%
en = - 2 %
en = - 2 % e min Bag.dalam tikungan
TS
SC Lc
Ls
I
ST
CS Ls
II
As Jalan
As Jalan 0%
en = -2%
en = -2%
IV
III +2%
en = -2%
As Jalan
e maks
As Jalan
-2% Gambar 2.5 Diagram Super Elevasi Spiral-Cirle-Spiral.
commit to user
e min
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 18
2.1.4.5 Tikungan Spiral – Spiral ( S – S )
Bentuk Busur Lingkaran Spiral-Spiral (S-S)
Gambar 2.6 Lengkung Spiral-Spiral
Keterangan gambar : Tt
= Panjang tangen dari titik PI ke titik TS atau ke titik ST
Xs
= Absis titik SS pada garis tangen, jarak dari titik TS ke SS
Ls
= Panjang dari titik TS ke SS atau SS ke ST
TS
= Titik dari tangen ke spiral
Et
= Jarak dari PI ke busur lingkaran
θs
= Sudut lengkung spiral
Rr
= Jari-jari lingkaran
p
= Pergeseran tangen terhadap spiral
k
= Absis dari P pada garis tangen spiral
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 19
Rumus-rumus yang digunakan : 1. θs
= 1 ∆ 1 ..................................................................................... (23) 2
2. Ls
=
3. Xs
Ls 3 = Ls − .......................................................................... (25) 40 . Rr
4. Ys
⎛ Ls 2 ⎞ ⎟⎟ ................................................................................. (26) = ⎜⎜ ⎝ 6 . Rr ⎠
5. P
= Υs − Rr (1− cosθs ) ................................................................. (27)
6. K
= Χs − Rr x sin θs ................................................................... (28)
7. Tt
= ( Rr + P) x tan 1 ∆ 1 + K ....................................................... (29) 2
8. Et
= ( Rr + P) x sec 1 ∆ 1 − Rr ....................................................... (30) 2
9. Ltot
= 2 x Ls .................................................................................... (31)
θs × π × Rr 90
......................................................................... (24)
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 20
2.1.4.6 Diagram superelevasi Tikungan berbentuk Spiral – Spiral. IV Bag.Luar tikungan I
II
III
e maks
0%
0%
- 2%
- 2% e min Bag.dalam tikungan
TS Ls
I
As Jalan
ST Ls
II
As Jalan 0%
en = -2%
IV
III As Jalan +2%
en = -2%
en = -2%
As Jalan e maks
-2%
Gambar 2.7 Diagram Superelevasi Spiral-Spiral
commit to user
e mins
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 21
2.1.5
Daerah Bebas Samping di Tikungan
Jarak Pandang pengemudi pada lengkung horisontal (di tikungan), adalah pandanngan bebas pengemudi dari halangan benda-benda di sisi jalan. Daerah bebas samping di tikungan dihitung bedasarkan rumus-rumus sebagai berikut :
1 Jarak pandangan lebih kecil daripada panjang tikungan (Jh < Lt).
Gambar 2.8 Jarak pandangan pada lengkung horizontal untuk Jh < Lt
Keterangan : Jh
= Jarak pandang henti (m)
Lt
= Panjang tikungan (m)
E
= Daerah kebebasan samping (m)
R
= Jari-jari lingkaran (m)
Maka: E = R ( 1 – cos
90 o Jh ) . ........................................................... (32) π .R
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 22
2. Jarak pandangan lebih besar dari panjang tikungan (Jh > Lt)
Gambar 2.9 Jarak pandangan pada lengkung horizontal untuk Jh > Lt
Jh
= Lt + 2.d……………………………………………………… (33)
d
= ½ (Jh – Lt)………………………………………………….. (34)
m
⎛ 90 ο Jh ⎞ 90 ο Jh ⎞ ⎛ Jh − lt ⎟ …………………… (35) ⎟⎟ + ⎜⎜ = R ⎜⎜1 − cos sin R ⎠ ⎝ 2 R ⎟⎠ ⎝
Dalam memajukan kebebasan samping pada tikungan ada 2 teori : 1) Berdasarkan jarak pandang henti
90 Jh ⎞ ⎛ m = R’ ⎜1 − cos ⎟ …………………………………………… (36) π R2 ⎠ ⎝ 2) Berdasarkan jarak pandang menyiap
90 Lt ⎛ 90 Lt ⎞ 1 ................................ (37) m = R’ 1 − cos⎜ ⎟ + 2 ( Jd − Lt )sin π R ⎝π R⎠
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 23
Keterangan: Jh
= Jarak pandang henti
Jd
= Jarak pandang menyiap
Lt
= Panjang lengkung total
R
= Jari-jari tikungan
R’
= Jari-jari sumbu lajur
2.1.6
Pelebaran Perkerasan
Pelebaran perkerasan dilakukan pada tikungan-tikungan yang tajam, agar kendaraan tetap dapat mempertahankan lintasannya pada jalur yang telah disediakan. Gambar dari pelebaran perkerasan pada tikungan dapat dilihat pada gambar berikut ini. 2,1m
7,6 m
A
P
2,6 m c/2 Td b b' b''
R (meter)
c/2
Gambar 2.10 Pelebaran Perkerasan Pada Tikungan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 24
Rumus yang digunakan : B = n (b’ + c) + (n + 1) Td + Z ................................................................. (38) b’ = b + b” .................................................................................................. (39) b” = Rr Td =
Rr 2 − p 2 ................................................................................. (40)
Rr 2 + A(2 p + A) − R ....................................................................... (41)
⎛ V ⎞ Z = 0,105 × ⎜ ⎟ ........................................................................................ (42) ⎝ R⎠ ε = B - W ................................................................................................... (43)
Keterangan: B
= Lebar perkerasan pada tikungan
n
= Jumlah jalur lalu lintas
b
= Lebar lintasan truk pada jalur lurus
b’
= Lebar lintasan truk pada tikungan
P
= Jarak As roda depan dengan roda belakang truk
A
= Tonjolan depan sampai bumper
W
= Lebar perkerasan
Td
= Lebar melintang akibat tonjolan depan
Z
= Lebar tambahan akibat kelelahan pengamudi / kalainan mengemudi
c
= Kebebasan samping
ε
= Pelebaran perkerasan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 25
2.1.7 Kontrol Overlapping
Pada setiap tikungan yang sudah direncanakan, maka jangan sampai terjadi overlapiing. Karena kalau hal itu terjadi tidak aman untuk digunakan kecepatan rencana. Syarat supaya tidak terjadi overlapping : a1 > 3V Dimana :
a1 = daerah tangen (meter), V = kecepatan rencana.
Contoh:
Vr = 60 km/jam = 16,67 m/det Syarat over lapping d ≥ a, dimana a = 3 X V detik = 3X16,67= 50 m Bila
d = d1 – Tt1
> 50 m
aman
d = d2 – (Tt1 + Tt2)
> 50 m
aman
d = d3 – Tt2
> 50 m
aman
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 26
U B
d d3
Tt 2 PI 2 Tt 2
d d2
Tt 1 Tt 1
d
PI 1
d1
A
Gambar 2. 11 Kontrol Overlaping
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 27
2.1.8 Perhitungan Stationing
Stationing adalah dimulai dari awal proyek dengan nomor stationing angka sebelah kiri (+) menunjukan meter. Angka stationing bergerak kekeanan dari titik awal proyek menuju titik akhir proyek.
Contoh perhitungan Stationing:
Sta A
= 0+000
Sta PI1
= Sta A + d1
Sta TS1
= Sta PI1 – Tt1
Sta SC1
= Sta TS1 + Ls1
Sta CS1
= Sta SC1 + LC 1
Sta ST1
= Sta CS 1+ LS1
Sta PI 2
= Sta ST1 + d2 - Tt1
dst s/d
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 28
U
STA B
d3
Sta Ct2
Tt 2 STA PI 2 Tt 2
Sta Tc2
d2
Sta St1 Sta Cs1 Sta Sc1 Sta Ts1
Tt 1 Tt 1
STA PI 1
d1
STA A
Gambar 2. 12 Stasioning
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 29
2.1.9 Azimuth
Azimuth adalah sudut yang diukur searah jarum jam yang diukur darin arah utara.
U B
d 2−B α2-B ∆ PI-2
PI 2
d 1− 2
α1-2
∆ PI-1 PI 1
d A −1 αA-1 A
commit Gambarto2.user 13 Peta Azimuth
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 30
Keterangan : α = Sudut Azimuth ∆ = Sudut luar tikungan d = Jarak
Rumus - rumus ⎛ X1 − X A ⎞ ⎟⎟ ⎝ Y1 − YA ⎠
d A−1 = ( X 1 − X A ) 2 + (Y1 − YA ) 2
⎛ X 2 − X1 ⎞ ⎟⎟ ⎝ Y2 − Y1 ⎠
d1− 2 = ( X 2 − X 1 ) 2 + (Y2 − Y1 ) 2
α A − 1 = ArcTg ⎜⎜ α 1 − 2 = ArcTg ⎜⎜
⎛X −X ⎞
2 ⎟⎟ d 2− B = ( X 3 − X 2) 2 + (Y3 − Y2 ) 2 α 2 − B = ArcTg ⎜⎜ 3 ⎝ Y3 − Y2 ⎠
2.1.10 Alinemen Vertikal
Alinemen Vertikal adalah perencanaan elevasi sumbu jalan pada setiap titik yang ditinjau, berupa profil memanjang. Pada peencanaan alinemen vertikal terdapat kelandaian positif (tanjakan) dan kelandaian negatif (turunan), sehingga kombinasinya berupa lengkung cembung dan lengkung cekung. Disamping kedua lengkung tersebut terdapat pula kelandaian = 0 (datar).
Bagian – bagian lengkung vertikal : 1. Lengkung vertikal cembung
Adalah lengkung dimana titik perpotongan antara kedua tangent berada di atas permukaan jalan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 31
Gambar. 2.14.1 Lengkung Vertikal Cembung untuk Jh < L
Gambar. 2.14.2 Lengkung Vertikal Cembung untuk Jh > L
Keterangan : PLV
= Titik awal lengkung parabola
PTV
= Titik akhir lengkung parabola
PV1
= Titik perpotongan kelandaian g1 dan g2
g
= Kemiringan tangen : (+) naik ;(-) turun
A
= Perbedaan aljabar landai (g1 – g2 )%
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 32
EV
= Pergeseran vertikal titik tengah besar lingkaran (PV1 – m) meter.
Jh
= Jarak pandangan
h1
= Tinggi mata pengaruh
h2
= Tinggi halangan
L
= Panjang lengkung Vertikal Cembung
2. Lengkung vertikal cekung
Adalah lengkung dimana titik perpotongan antara kedua tangen berada di atas permukaan jalan
PLV
L PTV
Jh
g1
g2
EV PV1
Gambar 2.15.1. Lengkung Vertikal Cekung untuk Jh < L
Jh L PLV
PTV g1
EV
g2
PV1 Gambar 2.15.2. Lengkung Vertikal Cekung untuk Jh > L
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 33
Keterangan
:
PLV
= titik awal lengkung parabola.
PTV
= Titik akhir lengkung parabola
PV1
= titik perpotongan kelandaian g1 dan g2
g
= kemiringan tangen ; (+) naik; (-) turun.
A
= perbedaan aljabar landai (g1 - g2) %.
EV
= pergeseran vertikal titik tengah busur lingkaran (PV1 - m) meter.
L
= Panjang lengkung vertikal Cekung
V
= kecepatan rencana (km/jam)
Rumus-rumus yang digunakan pada lengkung vertikal cembung dan cekung : 1.
g = (elevasi awal – elevasi akhir ) × 100% …………………............. (44) Sta awal- Sta akhir
2.
∆ = g1 – g2……………………………………………………......... (45)
3.
Ev =
4.
y=
5.
Panjang Lengkung Vertilkal (Lv) :
∆ × Lv ………………………………………………………… (46) 800
∆ × ( x) 2 ………………………………………………….. (47) 200 × Lv
a. Pengurangan gocangan Lv =
V 2 ×∆ …………………………………………………….. (48) 360
b. Syarat keluesan bentuk Lv = 0,6 x V……………………………………………............... (49)
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 34
c. Syarat kenyamanan Lv = V x t………………………………………………………... (50) d. Syarat drainase Lv = 40x ∆………………………………………………………. (51) 6.
Untuk lengkung vertikal cembung jika Jh < L cembung maka L=
7.
A × Jh 2 .......................................................................................... (52) 405
Untuk lenkung vertikal cekung jika Jh > L cekung maka L = 2 × Jh −
405 .................................................................................. (53) A
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam perencanaan Alinemen Vertikal 1) Kelandaian maksimum. Kelandaian maksimum didasarkan pada kecepatan truk yang bermuatan penuh mampu bergerak dengan kecepatan tidak kurang dari separuh kecepatan semula tanpa harus menggunakan gigi rendah. Tabel 2.4 Kelandaian Maksimum yang diijinkan Landai maksimum %
3
3
4
5
8
9
10
10
VR (km/jam)
120
110
100
80
60
50
40
<40
Sumber : TPGJAK 1997Halaman 30
2) Kelandaian Minimum Pada jalan yang menggunakan kerb pada tepi perkerasannya, perlu dibuat kelandaian minimum 0,5 % untuk keperluan kemiringan saluran samping, karena kemiringan jalan dengan kerb hanya cukup untuk mengalirkan air kesamping.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 35
2.2
Perencanaan Tebal Perkerasan Jalan Raya
Perencanaan konstruksi lapisan perkerasan lentur disini untuk jalan baru dengan Metoda Analisa Komponen, yaitu dengan metoda analisa komponen SKBI – 2.3.26. 1987. Surface course Base course Subbase course Subgrade Gambar 2.16. Susunan lapis Konstruksi Perkerasan lentur Adapun untuk perhitungannya perlu pemahaman istilah-istilah sebagai berikut : 2.2.1
Lalu lintas
a. Lalu lintas harian rata-rata (LHR) Lalu lintas harian rata-rata (LHR) setiap jenis kendaraan ditentukan pada awal umur rencana, yang dihitung untuk dua arah pada jalan tanpa median atau masingmasing arah pada jalan dengan median.
− Lalu lintas harian rata-rata permulaan (LHRP)
LHRP = LHRS × (1 + i1 ) 1 ...................................................................... (54) n
− Lalu lintas harian rata-rata akhir (LHRA)
LHRA = LHRP × (1 + i2 ) 2 ..................................................................... (55) n
b. Rumus-rumus Lintas ekuivalen
− Lintas Ekuivalen Permulaan (LEP)
LEP =
n
∑ LHR
j = mp
Pj
× C × E ..................................................................... (56)
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 36
− Lintas Ekuivalen Akhir (LEA)
LEA =
n
∑ LHR
j = mp
Aj
× C × E ..................................................................... (57)
− Lintas Ekuivalen Tengah (LET) LET =
LEP + LEA ............................................................................... (58) 2
− Lintas Ekuivalen Rencana (LER) LER = LET × Fp .................................................................................. (59)
Fp =
n2 ................................................................................................ (60) 10
Dimana: i1
= Pertumbuhan lalu lintas masa konstruksi
i2
= Pertumbuhan lulu lintas masa layanan
J
= Jenis kendaraan
n1
= Masa konstruksi
n2
= Umur rencana
C
= Koefisien distribusi kendaraan
E
= Angka ekuivalen beban sumbu kendaraan
Fp
= Faktor Penyesuaian
2.2.2
Angka ekuivalen (E) masing-masing golongan beban umum (setiap kendaraan) ditentukan menurut rumus daftar sebagai berikut: 4
−
⎛ beban satu sumbu tunggal dlm kg ⎞ E.Sumbu Tunggal = ⎜ ⎟ ................ (61) 8160 ⎠ ⎝
−
⎛ beban satu sumbu ganda dlm kg ⎞ E.Sumbu Ganda = 0,086 ⎜ ⎟ ........... (62) 8160 ⎝ ⎠
4
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 37
2.2.3
Daya Dukung Tanah Dasar (DDT dan CBR)
Daya dukung tanah dasar (DDT) ditetapkan berdasarkan grafik korelasi DDT dan CBR. 2.2.4
Faktor Regional (FR)
Faktor regional bisa juga juga disebut faktor koreksi sehubungan dengan perbedaan kondisi tertentu. Kondisi-kondisi yang dimaksud antara lain keadaan lapangan dan iklim yang dapat mempengaruhi keadaan pembebanan daya dukung tanah dan perkerasan. Dengan demikian dalam penentuan tebal perkerasan ini Faktor Regional hanya dipengaruhi bentuk alinemen ( kelandaian dan tikungan) Tabel 2.5 Prosentase kendaraan berat dan yang berhenti serta iklim (curah hujan) Kelandaian 1 (<6%)
Kelandaian II (6–10%)
Kelandaian III (>10%)
% kendaraan berat
% kendaraan berat
% kendaraan berat
≤ 30%
>30%
≤ 30%
>30%
≤ 30%
>30%
0,5
1,0 – 1,5
1,0
1,5 – 2,0
1,5
2,0 – 2,5
1,5
2,0 – 2,5
2,0
2,5 – 3,0
2,5
3,0 – 3,5
Iklim I < 900 mm/tahun Iklim II ≥ 900 mm/tahun Sumber: Petunjuk Perencanaan Tebal Perkerasan Lentur Jalan Raya Dengan Metode Analisa Komponen SKBI 2.3.26.1987
2.2.5
Koefisien Distribusi Kendaraan
Koefisien distribusi kendaraan (C) untuk kendaraan ringan dan berat yang lewat pada jalur rencana ditentukan menurut daftar di bawah ini :
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 38
Tabel 2.6 Koefisien Distribusi Kendaraan Kendaraan ringan *)
Jumlah Lajur
Kendaraan berat **)
1 arah
2 arah
1 arah
2 arah
1 lajur
1,00
1,00
1,00
1,00
2 lajur
0,60
0,50
0,70
0,50
3 lajur
0,40
0,40
0,50
0,475
4 lajur
-
0,30
-
0,45
5 lajur
-
0,25
-
0,425
6 lajur
-
0,20
-
0,40
Sumber: Petunjuk Perencanaan Tebal Perkerasan Lentur Jalan Raya Dengan Metode Analisa Komponen SKBI 2.3.26.1987
*)
berat total < 5 ton, misalnya: mobil penumpang, pick up, mobil hantaran.
**)
berat total ≥ 5 ton, misalnya: bus, truk, traktor, semi trailer, trailer.
2.2.6
Koefisien Kekuatan Relatif (a)
Koefisien kekuatan relative (a) masing-masing bahan dan kegunaan sebagai lapis permukaan, lapis pondasi dan pondasi bawah, ditentukan secara korelasi sesuai nilai Marshall Test (untuk bahan dengan aspal), kuat tekan untuk (bahan yang didistabilisasikan dengan semen atau kapur) atau CBR (untuk bahan lapis pondasi atau pondasi bawah). Tabel 2.7 Koefisien Kekuatan Relatif Koefisien
Kekuatan
Kekuatan Relatif
Bahan
a1
a2
a3
Ms (kg)
0,40
744
0,35
590
0,32
454
Jenis Bahan
Kt
CBR
kg/cm2
%
Bersambung Tabel 2.7 Koefisien Kekuatan Relatif
commit to user
LASTON
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 39
Sambungan Tabel 2.7 Koefisien Kekuatan Relatif Koefisien
Kekuatan
Kekuatan Relatif
Bahan
a1
a2
a3
Ms
Kt
CBR
(kg)
kg/cm2
%
Jenis Bahan
0,30
340
LASTON
0,35
744
0,31
590
0,28
454
0,26
340
0,30
340
HRA
0,26
340
Aspal Macadam
LASBUTAG
0,25
LAPEN (mekanis)
0,20
LAPEN (manual) 0,28
590
0,26
454
0,24
340
Laston Atas
0,23
Lapen (Mekanis)
0,19
Lapen (Manual)
0,15
22
Stab. Tanah dengan
0,13
18
semen
0,15
22
Stab. Tanah dengan
0,13
18
Kapur
0,14
100
Batu Pecah (Kelas A)
0,13
80
Batu Pecah (Kelas B)
0,15
60
Batu Pecah (Kelas C)
0,13
70
Sirtu/ Pitrun (Lelas A)
0,14
30
Sirtu/ Pitrun (Lelas B)
0,10
20
commit to user
Tanah / Lempung Kepasiran
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 40
Sumber: Petunjuk Perencanaan Tebal Perkerasan Lentur Jalan Raya Dengan Metode Analisa Komponen SKBI 2.3.26.1987
2.2.7
Analisa komponen perkerasan
Penghitungan ini didistribusikan pada kekuatan relatif masing-masing lapisan perkerasan jangka tertentu (umur rencana). D1
Surface course
a1
D2
Base course
a2
D3
Subbase course
a3
Subgrade Gambar 2.17 Tebal Lapis Perkerasan Lentur
Dimana penetuan tebal perkerasan dinyatakan oleh Indeks Tebal Perkerasan (ITP) dengan rumus:
ITP = a1 D1 + a 2 D2 + a3 D3 ................................................................... (63) D1,D2,D3
= Tebal masing-masing lapis perkerasan (cm)
a1, a2, a3
= Koefisien kekuatan relatif bahab perkerasan (SKBI 2.3.26.1987)
Angka 1,2,3 masing-masing lapis permukaan, lapis pondasi atas dan pondasi bawah.Penentuan ITP dapat di cari di Nomogram Penentuan Nilai Indek Tebal Perkerasan (ITP)
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 41
Gambar 2.18. omogram Penentuan Nilai Indek Tebal Perkerasan (ITP)
2.3 Rencana Anggaran Biaya (RAB) dan Time Schedule Untuk menghitung Rencana Anggaran Biaya (RAB) terlebih dahulu menghitung volume dari pekerjaan yang direncanakan yang meliputi : 1. Umum - Pengukuran - Mobilisasi dan Demobilisasi - Pembuatan papan nama proyek - Pekerjaan Direksi Keet - Administrasi dan Dokumentasi 2. Pekerjaan tanah - Pembersihan semak dan pengupasan tanah - Persiapan badan jalan - Galian tanah (biasa) - Timbunan tanah (biasa)
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 42
3. Pekerjaan drainase - Galian saluran - Pasangan batu dengan mortar - Plesteran 4. Pekerjaan dinding penahan - Galian saluran - Pasangan batu dengan mortar - Plesteran - Siaran 5. Pekerjaan perkerasan - Lapis pondasi bawah (sub base course) - Lapis pondasi atas (base course) - Prime Coat - Lapis Lapen 6. Pekerjaan pelengkap - Marka jalan - Rambu jalan - Patok kilometer Setelah diketahui volume pekerjaan yang direncanakan, rencana anggaran biaya dapat dihitung berdasarkan analisa harga satuan yang diambil dari Harga Satuan Dasar Upah dan Bahan serta Biaya Operasi Peralatan Dinas Bina Marga Surakarta Tahun Anggaran 2010.Kemudian berdasarkan rencana anggaran biaya yang telah dihitung, dapat dibuat time schedule dengan menggunakan kurva S.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 43
Mulai
Pekerjaan persiapan
Pekerjaan tanah
Pekerjaan drainase
Pengukuran Geometrik jalan Pembuatan bouwplank Pembersihan lahan
Pengukuran renc.galian &timbunan Timbunan tanah Galian tanah
Pengukuran renc.galian Galian saluran
RAB pekerjaan persiapan Waktu pekerjaan
RAB pekerjaan tanah Waktu pekerjaan
RAB pekerjaan drainase Waktu pekerjaan drainase
Pekerjaan perkerasan
Pekerjaan pelengkap
Sub grade Sub base course Base course Surface course
Marka Rambu Patok kilometer
RAB pekerjaan perkerasan Waktu pekerjaan
RAB pelengkap jalan Waktu pekerjaan
Pembuatan mortal/pasang an batu
Rekapitulasi RAB Time Schedule
Selesai Gambar 2.19 Bagan Alir Penyusunan RAB dan Time Schedule
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB III PERENCANAAN JALAN
3.1.
Penetapan Trace Jalan
3.1.1. Gambar Perbesaran Peta Peta topografi skala 1:25.000 dilakukan perbesaran pada daerah yang akan dibuat trace jalan menjadi 1:10.000 dan diperbesar lagi menjadi 1:5.000, trace digambar dengan memperhatikan kontur tanah yang ada.
3.1.2.
Penghitungan Trace Jalan Dari trace jalan (skala 1:10.000) dilakukan penghitungan-penghitungan azimuth, sudut
tikungan dan jarak antar PI (lihat gambar 3.1)
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
3.1.3. Penghitungan Azimuth: Diketahui koordinat: A
= (0; 480)
PI – 1 = (950 ; 740) PI – 2 = (1720 ; 0) B
= (2650 ; 240) ⎛X −X ⎞
A ⎟⎟ α A − 1 = ArcTg ⎜⎜ 1 ⎝ Y1 − Y A ⎠
⎛ 950 − 0 ⎞ = ArcTg ⎜ ⎟ ⎝ 740 − 480 ⎠ = 74 0 41' 37,9 " ⎛X −X ⎞
1 ⎟⎟ + 180 0 α 1 − 2 = ArcTg ⎜⎜ 2 Y − Y ⎝ 2 1 ⎠
⎛ 1720 − 950 ⎞ 0 = ArcTg ⎜ ⎟ + 180 0 740 − ⎝ ⎠ 0 ' " = 133 51 43 ⎛X −X ⎞
2 ⎟⎟ α 2 − B = ArcTg ⎜⎜ B Y − Y 2 ⎠ ⎝ B
⎛ 2650 − 1720 ⎞ = ArcTg ⎜ ⎟ ⎝ 240 − 0 ⎠ = 75 0 31' 46,94"
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
3.1.4. Penghitungan Sudut PI ∆PI 1 = α A−1 − α 1− 2 = 133 0 51' 42,5" − 74 0 41' 37,9 " = 59 0 10 ' 4,6 "
∆PI 2 = α 2− B − α 1− 2 = 133 0 51' 42,5"−75 0 31' 46,94 " = 58 0 19 ' 55,56 "
3.1.5. Penghitungan jarak antar PI 1. Menggunakan rumus Phytagoras d A−1 = ( X 1 − X A ) 2 + (Y1 − Y A ) 2 = (950 − 0) 2 + (740 − 480) 2 = 984,94 m d1− 2 = ( X 2 − X 1 ) 2 + (Y2 − Y1 ) 2
d 2− B = ( X B − X 2 ) 2 + (YB − Y2 ) 2
= (1720 − 950) 2 + (0 − 740) 2
= (2650 − 1720) 2 + (240 − 0) 2
= 1067,94 m
= 960,46 m
2. Menggunakan rumus Sinus
⎛ X − XA ⎞ ⎟⎟ d A−1 = ⎜⎜ 1 ⎝ Sinα A−1 ⎠ ⎞ ⎛ 950 − 0 ⎟⎟ = ⎜⎜ 0 Sin 74 41 ' 37 , 9 " ⎠ ⎝ = 984,94 m commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
⎛ X − X1 ⎞ ⎟⎟ d1− 2 = ⎜⎜ 2 ⎝ Sin α 1− 2 ⎠ ⎞ ⎛ 1720 − 950 ⎟⎟ = ⎜⎜ 0 ⎝ Sin 133 51' 42,5" ⎠ = 1067,94 m ⎛ X − X2 ⎞ ⎟⎟ d 2− B = ⎜⎜ B Sin α 2− B ⎠ ⎝ ⎛ 2650 − 1720 ⎞ ⎟⎟ = ⎜⎜ 0 ⎝ Sin 75 31' 46,94" ⎠ = 960,46 m
3. Menggunakan rumus Cosinus ⎛ Y − YA ⎞ ⎟⎟ d A−1 = ⎜⎜ 1 Cos α A−1 ⎠ ⎝ ⎞ ⎛ 740 − 480 ⎟⎟ = ⎜⎜ 0 ⎝ Cos 74 41' 37,9" ⎠ = 984,94 m ⎛ Y −Y ⎞ d1− 2 = ⎜⎜ 2 1 ⎟⎟ ⎝ Cos α 1− 2 ⎠ ⎞ ⎛ 0 − 740 ⎟⎟ = ⎜⎜ 0 ⎝ Cos 133 51' 42,5" ⎠ = 1067,94 m ⎛ Y − Y2 d 2− B = ⎜⎜ B ⎝ Cos α 2− B
⎞ ⎟⎟ ⎠
⎞ ⎛ 240 − 0 ⎟⎟ = ⎜⎜ 0 ⎝ Cos 75 31' 46,94" ⎠ = 960,46 m
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
3.1.6. Penghitungan Kelandaian Melintang
Untuk menentukan jenis medan dalam perencanaan jalan raya, perlu diketahui jenis kelandaian melintang pada medan dengan ketentuan : a. Kelandaian dihitung tiap 50 m b. Potongan melintang 100 m dihitung dari as jalan samping kanan dan kiri a2 b2
0
1
3
2
a3
+412,5
b3
+400 b1
a1
+387,5 Gambar 3.2 Sket Trace Jalan Pada Peta Skala 1 : 5000 c. Elevasi titik kanan, kiri , dan tengah diperoleh dengan : +400 y
2,5 x
+387,5
a1 b1
y = ( beda tinggi antara 2 garis kontur)
y = 400 – 387,5 = 12,5 a1 x = b1 y a1 x = b1 12,5 commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
x=
digilib.uns.ac.id
a1 × 12,5 b1
⎛ a1 ⎞ Elevasi = Elevasi kontur + ⎜ × 12,5 ⎟ ⎝ b1 ⎠
Contoh perhitungan pada titik 0 ( STA 0+000) :
elevasi titik kanan
⎛ 0,4 ⎞ ⎛ a1 ⎞ = 387,5 + ⎜ ⎟ × 12,5 = 387,5 + ⎜ ⎟ × 12,5 = +388,22m ⎝ b1 ⎠ ⎝ 6,9 ⎠
elevasi titik kiri
⎛ 1,1 ⎞ ⎛ a2 ⎞ = 387,5 + ⎜ ⎟ × 12,5 = 387,5 + ⎜ ⎟ × 12,5 ⎝ b2 ⎠ ⎝ 4,0 ⎠
elevasi titik tengah
⎛ a3 ⎞ = 375 − ⎜ ⎟ × 12,5 ⎝ b3 ⎠
= +390,94 m
⎛ 1,8 ⎞ = 375 − ⎜ ⎟ × 12,5 = +383,33m ⎝ 2,8 ⎠
Kelandaian melintang = ⎛⎜ ∆ h ⎞⎟ × 100 % ⎝
l
⎠
= ⎛⎜ ∆ h ⎞⎟ × 100 % → ∆h adalah beda tinggi elevasi kanan dan elevasi ⎝ 200
⎠
kiri
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 51
Tabel 3.1 Perhitungan Kelandaian Melintang Elevasi Titik Stasioning
Kiri
Kanan
Tengah 762,5
Beda Lebar Pot. Tinggi Melintang (∆h) 200 12,5
A
0+000
756,25
768,75
1
0+050
754,25
766,25
760,25
12
2
0+100
751,75
765
758,375
3
0+150
745,83
755,83
4
0+200
737,5
5
0+250
6
Kelandaian ⎛ ∆h ⎞ ⎜ ⎟ × 100 % ⎝ l ⎠
Klasifikasi Medan
6,25
Bukit
200
6
Bukit
13,25
200
6,625
Bukit
750,83
10
200
5
Bukit
750
743,75
12,5
200
6,25
Bukit
737,5
741,67
739,585
4,17
200
2,085
Datar
0+300
737,5
743,75
740,625
6,25
200
3,125
Bukit
7
0+350
734,38
743,75
739,065
9,37
200
4,685
Bukit
8
0+400
728,13
744,12
736,125
15,99
200
7,995
Bukit
9
0+450
723,33
737,5
730,415
14,17
200
7,085
Bukit
10
0+500
712,5
724,2
718,35
11,7
200
5,85
Bukit
11
0+550
712,5
731,25
721,875
18,75
200
9,375
Bukit
12
0+600
709,44
737,5
723,47
28,06
200
14,03
Bukit
13
0+650
712,5
735,71
724,105
23,21
200
11,605
Bukit
14
0+700
715,63
736,25
725,94
20,62
200
10,31
Bukit
15
0+750
716,67
735,86
726,265
19,19
200
9,595
Bukit
16
0+800
714,29
730,56
722,425
16,27
200
8,135
Bukit
17
0+850
712,5
730,56
721,53
18,06
200
9,03
Bukit
18
0+900
712,5
731,94
722,22
19,44
200
9,72
Bukit
19
0+950
700
729
714,5
29
200
14,5
Bukit
20
1+000
704,17
729
716,585
24,38
200
12,19
Bukit
21
1+050
712,5
734,38
723,44
21,88
200
10,94
Bukit
22
1+100
720,83
737,5
729,165
16,67
200
8,335
Bukit
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 52
Elevasi
Titik Stasioning Kiri
Kanan
Tengah
Beda Lebar Pot. Tinggi Melintang (∆h)
Kelandaian ⎛ ∆h ⎞ ⎜ ⎟ × 100 % ⎝ l ⎠
Klasifikasi Medan
23
1+150
725
738,64
731,82
13,64
200
6,82
Bukit
24
1+200
725
738,75
731,875
13,57
200
6,785
Bukit
25
1+250
723,13
743,75
733,44
20,62
200
10,31
Bukit
26
1+300
722,28
745
733,64
22,72
200
11,36
Bukit
27
1+350
723,13
745,83
734,48
22,7
200
11,35
Bukit
28
1+400
721,09
745,83
733,46
24,47
200
12,235
Bukit
29
1+450
721,88
745
733,44
23,12
200
11,56
Bukit
30
1+500
723,75
737,5
730,625
13,57
200
6,785
Bukit
31
1+550
724
736,56
730,28
12,56
200
6,28
Bukit
32
1+600
724,13
735
729,565
10,87
200
5,435
Bukit
33
1+650
712,5
730
721,25
17,5
200
8,75
Bukit
34
1+700
712,5
726,39
719,445
13,89
200
6,945
Bukit
35
1+750
718,75
720,83
719,79
2,08
200
1,04
Datar
36
1+800
725
712,5
718,75
12,5
200
6,25
Bukit
37
1+850
729,17
728,13
728,65
1,04
200
0,52
Datar
38
1+900
733,33
736,25
734,79
2,92
200
1,46
Datar
39
1+950
737,5
741,67
739,585
4,17
200
2,085
Datar
40
2+000
741,25
750
745,625
8,17
200
4,085
Bukit
41
2+050
741,94
750
745,97
8,06
200
4,03
Bukit
42
2+100
740,23
750
745,115
9,77
200
4,885
Bukit
43
2+150
739,58 748,61 744,095
9,03
200
4,515
Bukit
44
2+200
737,82 745,83 741,825
8,01
200
4,005
Bukit
45
2+250
736,84 743,06
6,22
200
3,11
Bukit
739,95
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 53
Elevasi Titik
Stasioning
Kiri
Kanan
Tengah
Beda Lebar Pot. Tinggi Melintang (∆h)
Kelandaian ⎛ ∆h ⎞ ⎜ ⎟ × 100 % ⎝ l ⎠
Klasifikasi Medan
46
2+300
735,53 740,28 737,905
4,75
200
2,375
Datar
47
2+350
734,21
737,5
735,855
3,29
200
1,645
Datar
48
2+400
732,89 732,89
732,89
0
200
0
Datar
49
2+450
731,58
728,29
6,58
200
3,29
Bukit
50
2+500
730,26 723,61 726,935
6,65
200
3,325
Bukit
51
2+550
728,95
726,975
3,95
200
1,975
Datar
52
2+600
727,63 724,22 725,925
3,41
200
1,705
Datar
53
2+650
726,32
725
725,66
1,32
200
0,66
Datar
54
2+700
735
726,14
730,57
8,86
200
4,43
Bukit
55
2+750
725
728,57 726,785
3,57
200
1,785
Datar
56
2+800
712,5
729,17 720,835
16,67
200
8,335
Bukit
57
2+850
704,69 729,85
717,27
25,16
200
12,58
Bukit
58
2+900
727,66
5,32
200
2,66
Datar
59
2+950
720,83 729,17
725
8,34
200
4,17
Bukit
B
3+000
720,83 727,34 724,085
6,51
200
3,255
Bukit
∑ =387,76
725
725
725
730,32
Dari data pada Tabel 3.1 diatas, dapat diketahui kelandaian rata – ratanya. = ∑ Kelandaian Melintang ( % ) Jumlah Stasioning = (387,76/6) = 6,35 % Karena nilai rata – rata kelandainya sebesar 6,35 % maka tergolong dalam klasifikasi medan Bukit.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
3.1. Perhitungan Alinemen Horizontal Data dan klasifikasi desain: Vr
= 60 km/jam
emax
= 10 %
en
=2%
Lebar perkerasan ( w ) = 2 x 3,5 m m = 200 (sumber TPGJAK tahun 1997)
f max = 0,192 − (0,00065 x 60) = 0,1545 R min =
Vr 2 127 (e max + f max )
60 2 127 (0,1 + 0,1545 ) = 111,38 m ∝ 110 =
D max =
181913 ,53 x (e max + f max ) Vr 2 181913 ,53 x (0,1 + 0,1545 ) = 60 2 = 12,86 0
commit to user 44
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 45
3.2.1. Tikungan PI 1
Diketahui
:
∆PI1 = 740 41’ 37,9” Vr = 60 km/jam Rmin = 110 m ( R min dengan Ls ) Rmin = 400 m ( R min tanpa Ls ) Dicoba Tikungan S – C – S Digunakan Rr = 140 m (Sumber Buku TPGJAK th.1997)
3.2.1.1 Menentukan superelevasi terjadi:
1432,4 Rr 1432,4 = 140 = 10,230
Dtjd =
etjd =
− emax × Dtjd Dmax
2
2
+
2 × emax × Dtjd Dmax
− 0,10 × 10,23 2 × 0,10 × 10,23 + 2 12,86 12,86 = 0,0957 = 9,57 % =
2
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 46
3.2.1.2 Penghitungan lengkung peralihan (Ls) a.
Berdasarkan waktu tempuh maximum (3 detik) untuk melintasi lengkung peralihan, maka panjang lengkung: Vr ×T 3,6 60 = ×3 3,6 = 50 m
Ls =
b. Berdasarkan rumus modifikasi Shortt: Vr 3 Vr × etjd − 2,727 Rr × c c 3 60 × 0,0957 60 = 0,022 × − 2,727 0,4 140 × 0,4 = 45,70 m
Ls = 0,022 ×
c. Berdasarkan tingkat pencapaian perubahan kelandaian: Ls =
(em − en ) 3,6 × re
× Vr
dimana re = tingkat pencapaian perubahan kelandaian melintang jalan, untuk Vr = 60 km/jam, re max = 0,035 m/m/det. Ls =
(0,1 − 0,02 ) × 60
3,6 × 0,035 = 38,09 m
d. Berdasarkan Bina Marga: w × m × (en + etjd ) 2 (2 × 3,50) × 200 × (0,02 + 0,0957 ) = 2 = 80,99 m
Ls =
Syarat kenyamanan dipakai nilai Ls terbesar yaitu 80,99 m ~ 80 m
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 47
3.2.1.3
Penghitungan besaran-besaran tikungan
⎛ Ls 2 Xs = Ls⎜⎜1 − 2 ⎝ 40 × Rr
⎞ ⎟⎟ ⎠
⎛ 80 2 = 80⎜⎜1 − 2 ⎝ 40 × 140 = 79 m
⎞ ⎟⎟ ⎠
Ls 2 6 × Rr 80 2 = 6 × 140 = 7,62 m
Ys =
90
Ls π Rr 90 80 = × π 140 = 16 0 22 ' 42,69 "
Θs =
×
∆c = ∆ PI 1 − (2 × Θs )
(
= 59 0 10' 4,6"− 2 × 16 0 22 ' 42,69 "
)
= 26 24' 39,21" 0
Lc =
(∆c ) × π × Rr
180 26 0 24 ' 39,21" = × 3,14 × 140 180 = 64,50 m
(
)
Syarat tikungan Lc = 64,50 > 20......ok
Tikungan S-C-S bisa dipakai Ls 2 − Rr (1 − cos Θs ) 6 × Rr 80 2 = − 140 1 − cos 16 0 22 ' 42,69 " 6 × 140 = 1,939m
p=
(
)
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 48
Ls 3 − Rr × sin Θs 40 × Rr 2 80 3 = 80 − − 140 × sin 16 0 22 ' 42,69 " 2 40 × 140 = 39,87 m
k = Ls −
Tt = (Rr + p ) × tan 1 / 2 ∆PI 2 + k
= (140 + 1,939) × tan 1 / 2 59 0 10 ' 4,6" + 39,87
= 120,45m ⎛ Rr + p ⎞ ⎟⎟ − Rr Et = ⎜⎜ 1 ⎝ cos / 2 ∆PI1 ⎠ ⎛ 140 + 1,939 ⎞ ⎟⎟ − 140 = ⎜⎜ 1 0 cos / 59 10 ' 4 , 6 " 2 ⎠ ⎝ = 23,21 m
Ltotal = Lc + (2 × Ls )
= 64,50 + (2 × 80) = 224,5m
2Tt > Ltot 240,9 > 224,5 ( Tikungan S – C – S bisa digunakan)
3.2.1.4 Penghitungan pelebaran perkerasan di tikungan Dengan rumus nomor 38 – 43 dapat dihitung pelebaran perkerasan di tikungan PI1 yaitu dengan ketentuan : Jalan rencana kelas II (arteri) dengan muatan sumbu terberat 10 ton maka kendaraan rencananya menggunakan kendaraan sedang. b
= 2,6 m (lebar lintasan kendaraan truck pada jalur lurus)
p
= 7,6 m (jarak as roda depan dan belakang)
A
= 2,1 m (tonjolan depan sampai bumper)
Vr
= 60 km/jam
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 49
Pelebaran tikungan pada PI 1 * Secara Analisis Vr
= 60 km/jam
R
= 140 m
b" = R − R 2 − P 2 = 140 − 140 2 − 7,6 2 = 0,206 m b' = b + b" = 2,6 + 0,206 = 2,806 m
Td = R 2 + A(2 P + A) − R = 140 2 + 2,1(2 × 7,6 + 2,1) − 140 = 0,129 m Z = 0,105 × = 0,105 ×
V R 60 140
= 0,53 m
B = n(b'+c ) + (n − 1)Td + Z
= 2(2,806 + 0,8) + (2 − 1)0,129 + 0,53
= 7,871m Lebar pekerasan pada jalan lurus 2 x 3,5 = 7 m Ternyata B < 7 7,871 < 7 7,871 – 7 = 0,871 m Sehingga dibuat pelebaran perkerasan sebesar: 0,871 m
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 50
3.2.1.5 Penghitungan kebebasan samping pada tikungan PI 1 Data-data: Vr
= 60 km/jam
R
= 140 m
Lebar perkerasan, ω = 2 x 3,5m = 7m Lt = 224,5 m Jh minimum, menurut TPGJAK 1997 hal 21 = 75 m Jd menurut TPGJAK 1997 hal 22 = 350 m a. Kebebasan samping yang tersedia (Eo): Eo = 0,5 (lebar daerah pengawasan – lebar perkerasan) = 0,5 (40 – 7) = 16,5 m b. Berdasarkan jarak pandangan henti (Jh) ⎛ Vr ⎞ ⎜ ⎟ 3,6 ⎠ Vr ⎝ Jh = + T 3,6 2 gf
2
2
⎛ 60 ⎞ ⎜ ⎟ 3,6 ⎠ 60 ⎝ = + 3 3,6 2(9,8)0,35
= 90,49 m c. Kebebasan samping yang diperlukan (E). Jh = 90,49 m Lt = 224,5m Karena Jh < Lt dapat digunakan rumus : Jh × 90 ⎞ ⎛ E = R⎜1 − cos ⎟ π ×R ⎠ ⎝ 90,49 × 90 ⎞ ⎛ = 140⎜1 − cos ⎟ = 7,25m 3,14 × 140 ⎠ ⎝ Nilai E < Eo (7,25< 16,5)
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 51
Kesimpulan : Karena nilai E < Eo maka daerah kebebasan samping yang tersedia mencukupi.
3.2.1.6 Hasil perhitungan a. Tikungan PI1 menggunakan tipe Spiral – Circle – Spiral dengan hasil penghitungan sebagai berikut: ∆PI1 = 590 10’ 4,6” Rr = 140 m Lc = 64,50 m Ls = 80 m Tt = 120,45 m Et = 23,21 m Xs = 79 m Ys = 7,62 m p = 1,939 k = 39,87 m emax= 10 % etjd = 9,57 % en b.
=2%
Perhitungan pelebaran perkerasan pada tikungan yaitu sebesar 0,871 m
c. Hasil penghitungan kebebasan samping pada tikungan PI 1. nilai E < Eo maka daerah kebebasan samping yang tersedia mencukupi.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 52
G Gambar 3.3 tikungan PI1
commit to user
53
I Ts
II
III
IV IV +9,57%%(kanan) (kanan) Cs max = = +9,97 Sc e emaks
III
II
I St
e=0%
e=0%
en = -2 %
en = -2 % emax==-9,-9,97 (kiri) e min 57 %%(kiri)
I
Ls = 50 m IIILs = 34 m
II
IV
I
II
III
-2 %
-2 % Potongan I-I
Ls = 34 III m II
IV
IV
III
CS1
0-2%%
-2 %
+2 %
+2 %
II
I
ST1
+9,57%
-2 %
-2 % Potongan II-II
I
Ls = 80 m
SC1 0%
IV
Lc = 64,50 m
Ls = 80m
TS1
Lc m m Lc==32,48 32,849
Potongan III-III
Gambar 3.4 Diagram Superelevasi tikungan PI1 ( Spiral – Circle – Spiral )
+9,97 % -9,57%
-9,97 % Potongan IV-IV
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 64
3.2.2. Tikungan PI 2
Diketahui
:
∆PI2 = 580 19’ 55,56” Vr = 60km/jam Rmin = 110 m ( R min dengan Ls ) Rmin = 400 m ( R min tanpa Ls ) Dicoba Tikungan Full Circle Digunakan Rr = 120 m (Sumber Buku TPGJAK th.1997)
3.2.2.1 Menentukan superelevasi terjadi: 1432,4 Rr 1432,4 = 120 = 11,930
Dtjd =
etjd =
− emax × Dtjd
Dmax
2
2
+
2 × emax × Dtjd Dmax
− 0,10 × 11,93 2 × 0,10 × 11,93 + 2 12,86 12,86 = 0,0995 =
2
= 9,95 %
commit to user 44
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 65
3.2.2.2 Penghitungan lengkung peralihan (Ls) a. Berdasarkan waktu tempuh maximum (3 detik) untuk melintasi lengkung peralihan, maka panjang lengkung: Vr ×T 3,6 60 = ×3 3,6 = 50 m
Ls =
b. Berdasarkan rumus modifikasi Shortt: Vr 3 Vr × etjd − 2,727 Rr × c c 3 60 × 0,0995 60 = 0,022 × − 2,727 0,4 120 × 0,4 = 58,29 m
Ls = 0,022 ×
c. Berdasarkan tingkat pencapaian perubahan kelandaian: Ls =
(emsx − en ) × Vr 3,6 × re
dimana re = tingkat pencapaian perubahan kelandaian melintang jalan, untuk Vr = 60 km/jam, re max = 0,035 m/m/det. Ls =
(0,1 − 0,02) × 60
3,6 × 0,035 = 38.09m
d. Berdasarkan Bina Marga: w × m × (en + etjd ) 2 (2 × 3,50) × 200 × (0,02 + 0,0995) = 2 = 83,65m
Ls =
Syarat kenyamanan dipakai nilai Ls terbesar yaitu 83,65 m ~ 85 m
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 66
3.2.2.3
Penghitungan besaran-besaran tikungan
⎛ Ls 2 Xs = Ls⎜⎜1 − 2 ⎝ 40 × Rr
⎞ ⎟⎟ ⎠
⎛ 85 2 = 85⎜⎜1 − 2 ⎝ 40 × 120 = 83,93m
⎞ ⎟⎟ ⎠
Ls 2 6 × Rr 85 2 = 6 × 120 = 10,03 m
Ys =
90
Ls π Rr 90 85 = × π 120 = 20 0 18 ' 9,17 "
Θs =
×
∆c = ∆ PI 1 − (2 × Θs )
= 58 0 19' 55,56"−(2 × 20 0 18 ' 9,17 " )
= 17 0 43' 37,22" Lc =
(∆c ) × π × Rr
180 17 0 43' 37,22 " = × 3,14 × 120 180 = 37,11 m
(
)
Syarat tikungan Lc = 37,11 > 20......ok
Tikungan S-C-S bisa dipakai Ls 2 − Rr (1 − cos Θs ) 6 × Rr 85 2 = − 120 1 − cos 20 0 18 ' 9,17 " 6 × 120 = 2,579m
p=
(
)
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 67
Ls 3 − Rr × sin Θs 40 × Rr 2 85 3 = 85 − − 120 × sin 20 0 18 ' 9,17 " 2 40 × 120 = 42,31 m
k = Ls −
Tt = (Rr + p ) × tan 1 / 2 ∆PI 2 + k
= (120 + 2,579) × tan 1 / 2 58 0 19 ' 55,56" + 42,31
= 110,72m ⎛ Rr + p ⎞ ⎟⎟ − Rr Et = ⎜⎜ 1 ⎝ cos / 2 ∆PI1 ⎠ ⎞ ⎛ 120 + 2,579 ⎟⎟ − 120 = ⎜⎜ 1 0 cos / 58 19 ' 55 , 56 " 2 ⎠ ⎝ = 20,37 m
Ltotal = Lc + (2 × Ls )
= 37,11 + (2 × 85) = 207,11m
2Tt > Ltot 220,54 > 207,11 ( Tikungan S – C – S bisa digunakan)
3.2.2.4
Penghitungan pelebaran perkerasan di tikungan
Dengan rumus nomor 38 – 43 dapat dihitung pelebaran perkerasan di tikungan PI2 yaitu dengan ketentuan : Jalan rencana kelas II (arteri) dengan muatan sumbu terberat 10 ton maka kendaraan rencananya menggunakan kendaraan sedang. b
= 2,6 m (lebar lintasan kendaraan truck pada jalur lurus)
p
= 7,6 m (jarak as roda depan dan belakang)
A
= 2,1 m (tonjolan depan sampai bumper)
Vr
= 60 km/jam
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 68
Pelebaran tikungan pada PI 2 * Secara Analisis Vr
= 60 km/jam
R
= 120 m
b" = R − R 2 − P 2 = 120 − 120 2 − 7,6 2 = 0,24 m b' = b + b" = 2,6 + 0,24 = 2,84 m
Td = R 2 + A(2 P + A) − R = 120 2 + 2,1(2 × 7,6 + 2,1) − 120 = 0,151 m V
Z = 0,105 × = 0,105 ×
R 60 120
= 0,57m
B = n(b'+c ) + (n − 1)Td + Z
= 2(2,84 + 0,8) + (2 − 1)0,151 + 0,57 = 8,001m
Lebar pekerasan pada jalan lurus 2 x 3,5 = 7 m Ternyata B > 7 >7 8,001 – 7 = 1,101 m Sehingga dibuat pelebaran perkerasan sebesar:1,001 m
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 69
3.2.2.5
Penghitungan kebebasan samping pada tikungan PI 2
Data-data: Vr
= 60 km/jam
R
= 120 m
Lebar perkerasan, ω = 2 x 3,5m = 7m Lc = 207,11 m Jh minimum, menurut TPGJAK 1997 hal 21 = 75 m Jd menurut TPGJAK 1997 hal 22 = 350 m a. Kebebasan samping yang tersedia (Eo): Eo = 0,5 (lebar daerah pengawasan – lebar perkerasan) = 0,5 (40 – 7) = 16,5 m b. Berdasarkan jarak pandangan henti (Jh) ⎛ Vr ⎞ ⎜ ⎟ 3,6 ⎠ Vr ⎝ Jh = T+ 3,6 2 gf
2
2
⎛ 60 ⎞ ⎜ ⎟ 3,6 ⎠ 60 ⎝ = 3+ 2(9,8)0,35 3,6
= 90,49 m c. Kebebasan samping yang diperlukan (E). Jh = 90,49 m Lt = 207,11 m Karena Jh < Lt dapat digunakan rumus : E = R ( 1 – cos
90 o Jh ) π .R
⎛ 90 o x90,49 ⎞ ⎟ = 120⎜⎜ (1 − cos 3,14 x 120 ⎟⎠ ⎝ = 8,4 m < 16,5 m ( Nilai E < Eo )
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 70
Kesimpulan : Karena nilai E < Eo maka daerah kebebasan samping yang tersedia mencukupi. 3.2.2.6
Hasil perhitungan
d. Tikungan PI2 menggunakan tipe Spiral – Circle – Spiral dengan hasil penghitungan sebagai berikut: ∆PI1 = 580 19’ 55,56” Rr = 120 m Lc = 37,11 m Ls = 85 m Tt = 110,72 m Et = 20,37 m Xs = 83,93 m Ys = 1,003 m p = 2,579 k = 42,31 m emax= 10 % etjd = 9,95 % en e.
=2%
Perhitungan pelebaran perkerasan pada tikungan yaitu sebesar 1,001 m
f. Hasil penghitungan kebebasan samping pada tikungan PI 2. nilai E < Eo maka daerah kebebasan samping yang tersedia mencukupi.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 71
Gambaar 3.5 tikungaan PI2
commit to user
72
I Ts
II
III
IV IV +9,95%%(kanan) (kanan) Cs max = = +9,97 Sc e emaks
III
II
I St
e=0%
e=0%
en = -2 %
en = -2 % emax==-9,-9,97 (kiri) e min 95 %%(kiri)
I
Ls = 50 m IIILs = 34 m
II
IV
I
II
III
-2 % Potongan I-I
Ls = 34 III m II
IV
IV
III
CS1
-2-2 %%
II
I
ST1
+2 % +2 %
0% -2 %-2 %
Potongan II-II
I
Ls = 85 m
SC1
0% -2 %
IV
Lc = 37,11 m
Ls = 85m
TS1
Lc m m Lc==32,48 32,849
Potongan III-III
+9,97 % +9,95%
-9,95% -9,97 %
Gambar 3.6 Diagram Superelevasi tikungan PI2 ( Spiral – Circle – Spiral )
Potongan IV-IV
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 73
Tabel 3.2 Rekapitulasi hasil perhitungan tikungan PI1 dan PI2 etjd
Rr
Ls
Xs
Ys
(%) PI1 (S-C-S)
590 10’ 4,6”
p
k
Tt
Et
(meter)
9,57
140
80
79
7,62
64,50
1,939
39,87
120,45
23,21
etjd
Rr
Ls
Xs
Ys
Lc
p
k
Tt
Et
2,579
42,31
110,72
20,37
∆PI2
Tikungan
(%) PI2 (S-C-S)
Lc
∆PI1
Tikungan
580 19’ 55,56”
9,95
(meter) 120
85
83,93
1,03
37,11
3.3. Perhitungan Stationing Data : ( Perhitungan jarak dari peta dengan skala 1: 10.000 ) d1
: 984,94 m
d2
: 1067,94 m
d3
:
960,46 m
1. Tikungan PI1 ( S - C - S ) Tt1
= 120,45 m
Ls1
= 80 m
Lc1
= 64,50m
2. Tikungan PI2 ( S- C-S ) Tt1
= 110,72 m
Ls1
= 85 m
Lc1
= 37,11 m
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 74
Sta A
= 0+000
Sta Sungai 1 = (0+984,94) –(0+ 436,81) = 0+548,13 Sta TS1
= Sta PI1 – Tt1 = (0+984,94) – 120,45 = 0+864,49
Sta SC1
= Sta TS1 + Ls1 = (0+864,49) + 80 = 0+944,49
Sta PI1
= Sta A + d 1 = (0+000) + (0+984,94) = 0+984,94
Sta CS1
= Sta SC1 + Lc1 = (0+984,94) + 64,50 = 1+008,99
Sta ST1
= Sta CS1 + Ls1 = (1+008,99) + 80 = 1+088,99
Sta Sungai 2 = Sta PI1 + Sta Sungai 2 = (0+984,94) +(0+626,49) = 1+611,43 Sta PI2
= Sta ST1+ d 2 – Tt1 = (0+1088,99) + 1067,94 – 120,45 = 2+036,48
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 75
Sta TS2
= Sta PI2 – Tt2 = (2+036,48) – 110,72 = 1+925,76
Sta SC2
= Sta TS2 + Ls2 = (1+925,76) + 85 = 2+010,76
Sta CS2
= Sta SC2 + Lc2 = (2+010,76) + 37,11 = 2+047,87
Sta ST2
= Sta CS2 + Ls2 = (2+047,87) + 85 = 2+132,87
Sta Jalan Kolektor 2 = Sta PI2 + Sta Jalan Kolektor 2 = (2+036,48) + 361,38 = 2+3987,86 Sta Sungai 3
= Sta PI2 + Sta Sungai 3 = (2+036,48) +(0+582,40) = 2+618,88
Sta B
= Sta ST2 + d 3 –Tt2 = 2+132,87+ (960,46 – 110,72) = 2+982,61 < ∑ d..........ok = 2983 < 3013.........ok
commit to user
76
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 77
3.4 Kontrol Overlaping Diketahui: Diketahui : Vren
= 60 km / jam
60000 3600 = 16,67 m / det =
Syarat overlapping
a
= 3xVren = 3 × 16,67 = 50 m
d > a Î Aman d > 50 m Î Aman Koordinat : A
= (0 ; 480)
PI – 1 = (950 ; 740) PI – 2 = (1720 ; 0) B
= (2650 ; 240)
Sungai 1
= (530 ; 620)
Jalan Kolektor 1
= (1140 ; 630)
Sungai 2
= (1500 ; 440)
Jalan Kolektor 2
= (2070 ; 90)
Sungai 3
= (2330 ; 160)
Jarak PI 1 – Sungai 1
=
Jarak Jalan Kolektor 1– PI 1 =
(950 − 530)2 + (740 − 480)2
= 436,81m
(1140 − 950)2 + (630 − 740)2 = 219,54 m commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 78
Jarak Sungai 2 – PI 1
=
(1500 − 950)2 + (440 − 740)2 = 626,49 m
Jarak Jalan Kolektor 2– PI 2 =
(2070 − 1720)2 + (90 − 0)2 = 361,38 m
Jarak Sungai 3– PI 2
(2330 − 1720)2 + (160 − 0)2 = 582,40 m
=
Sehingga agar tidak over laping dn > 50 m 1. Awal Tikungan 1 dengan Sungai 1 d1
= (Jarak TS1– Jarak Sungai 1 ) - (½ Asumsi Panjang Jembatan) = (864,49 – 548,13) – (½ x 50 ) = 291,36 m > 50m Î Aman
2. Akhir Tikungan 1 dengan Jalan Kolektor 1 d2
= (Jarak Jalan Kolektor 1 – Jarak ST1 ) – (½ lebar jalan Kolektor) = (1204,48 – 1088,99) – ( ½ x 6 ) = 112,49 m > 50 m Î Aman
3. Awal Tikungan 2 dengan Sungai 2 d3
= (Jarak TS2– Jarak Sungai 2 ) - (½ Asumsi Panjang Jembatan) = ( 1925,76– 1611,43) – (½ x 50 ) = 289,33 m > 50 m Î Aman
4. Akhir Tikungan 2 dengan Jalan Kolektor 2 d2
= (Jarak Jalan Kolektor 2 – Jarak ST2) – (½ lebar jalan Kolektor) = (2397,86 – 2132,87) – ( ½ x 6 ) = 261,99 m > 50 m Î Aman
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 79
5. Sungai 3 dengan B (akhir proyek) d 10
= (Jarak Akihr proyek – Jarak Sungai 3) – (½ Asumsi Panjang Jembatan) = ( 2982,61 - 2618,88 ) – (½ x 50 ) = 338,73 m > 50 m Î Aman
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 81
3.5 Perhitungan Alinemen Vertikal Tabel 3.3 elevasi muka tanah asli dan rencana. Titik
Stasioning
Elevasi Tanah Asli
A
0+000
750,25
750,00
1
0+050
750,00
747,90
2
0+100
750,00
745,90
3
0+150
750,83
743,80
4
0+200
743,75
742,00
5
0+250
739,58
741,00
6
0+300
740,62
737,00
7
0+350
739,06
733,90
8
0+400
736,12
730,40
9
0+450
730,41
727,00
10
0+500
718,35
727,00
11
0+550
721,87
727,00
12
0+600
723,47
727,00
13
0+650
724,10
727,00
14
0+700
725,94
726,00
15
0+750
726,26
725,00
16
0+800
722,42
724,00
17
0+850
721,53
723,00
18
0+900
722,22
723,50
19
0+950
714,50
724,00
20
1+000
716,58
724,50
21
1+050
723,44
725,00
commit to user
Elevasi Rencana
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 82
Titik
Stasioning
Elevasi Tanah Asli
Elevasi Rencana
22
1+100
729,16
725,70
23
1+150
731,82
726,00
24
1+200
731,87
726,70
25
1+250
733,44
727,00
26
1+300
733,64
727,80
27
1+350
734,48
728,10
28
1+400
733,46
728,80
29
1+450
733,44
729,20
30
1+500
730,62
730,00
31
1+550
730,28
730,00
32
1+600
729,56
730,00
33
1+650
721,25
730,00
34
1+700
719,44
730,00
35
1+750
719,79
730,00
36
1+800
718,75
731,20
37
1+850
728,65
733,00
38
1+900
734,79
734,60
39
1+950
739,58
736,20
40
2+000
745,62
738,00
41
2+050
745,97
739,60
42
2+100
745,11
741,20
43
2+150
744,09
743,00
44
2+200
741,82
743,00
45
2+250
739,95
741,20
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 83
Titik
Stasioning
Elevasi Tanah Asli
Elevasi Rencana
46
2+300
737,90
739,90
47
2+350
735,85
738,20
48
2+400
732,89
736,80
49
2+450
728,29
734,00
50
2+500
726,93
733,60
51
2+550
726,97
732,00
52
2+600
725,92
732,00
53
2+650
725,66
732,00
54
2+700
730,57
732,00
55
2+750
726,78
730,40
56
2+800
720,83
728,60
57
2+850
717,27
726,80
58
2+900
727,66
725,00
59
2+950
725,00
723,40
B
3+000
724,08
722,00
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 84
Tabel 3.4 perhitungan kelandaian memanjang (g) Beda Tinggi (∆h) dalam m
Jarak (∆h) dalam m
737
13
300
4,3 %
0+450
727
10
150
6,6 %
PVI 3
0+650
727
0
400
0%
PVI 4
0+850
723
4
200
2%
PVI 5
1+500
730
7
650
1,1 %
PVI 6
1+750
730
0
250
0%
PVI 7
2+175
744
14
650
3,2 %
PVI 8
2+550
732
12
375
3,2 %
PVI 9
2+700
732
0
150
0%
B
2+982
722
10
300
3,3 %
Titik
Stasioning
Elevasi (h)
A
0+000
750
PVI 1
0+300
PVI 2
NO
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
Contoh penghitungan g1 : g1= =
∆ ∆
100% 100% = 4,3%
commit to user
Kelandaia ∆ % ∆
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 1
3.5.1
Penghitungan lengkung vertikal
3.5.1.1 PVI1
y
PVI 1
g1=4,3 % Ev A
y
B C D
g2= 6,6 % E
Gambar 3.9 Lengkung Vertikal PV-1 Perhitungan Lv : A = g 2 − g1 = 6,6% − 4,3% = 2,3%
⎛ Vr ⎞ ⎜ ⎟ 3,6 ⎠ Vr ⎝ Jh = T+ 3,6 2 gf
2
2
⎛ 60 ⎞ ⎜ ⎟ 3,6 ⎠ 60 ⎝ = 3+ 3,6 2(9,8)0,35
= 90,49 m Syarat keluwesan bentuk Lv = 0,6 × V = 0,6 × 60 = 36 m
Syarat drainase Lv = 40 × A = 40 × 2,3 = 92m
Syarat kenyamanan
V2× A 390 602 × 2,3 = = 21,2m 390
Lv =
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 2
Berdasar jarak pandang, baik henti / menyiap • Jarak pandang henti •
Jh < Lv Lv =
=
AxJh 2 150 + (3,5 xJh) 2,3 x90,49 2 = 40,35 m (tidak memenuhi) 150 + (3,5 x90,49)
• Jarak pandang menyiap •
Jh > Lv
⎛ 150 + 3,5Jh ⎞ Lv = 2Jh − ⎜ ⎟ A ⎠ ⎝ ⎛ 150 + (3,5 x90,49) ⎞ = 2 x90,49 − ⎜ ⎟ = -21,93 m (memenuhi) 2,3 ⎝ ⎠ Diambil Lv 36 ~ 40 m
Ev =
A × Lv 2,3 × 40 = = 0,115m 800 800
x =
1 Lv 4
=
1 40 = 10 4
A× x2 200 × Lv 2 2,3 × (10 ) = 0,0287 m = 200 × 40
y=
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 3
Stationing lengkung vertikal PVI1 Sta A = Sta PVI1 – 1/2 Lv = (0 + 300) - 1/2 40 = 0 + 280 m Sta B = Sta PVI1 – 1/4 Lv = (0 + 300) - 1/4 40 = 0 + 290 m Sta C = Sta PVI1 = 0 + 300 m Sta D = Sta PVI1 + 1/4 Lv = (0 +300) + 1/4 40 = 0 + 310 m Sta E = Sta PVI1 + 1/2 Lv = (0 + 300) + 1/2 40 = 0 + 320 m
Elevasi Lengkung vertical: Elevasi A
= Elevasi PVI1 - ( ½Lv x g1 ) = 737 - (½ 40 x 4,3 %) = 736,14m
Elevasi B
= Elevasi PVI1 - ( ¼ Lv x g1) + y = 737 - ( ¼ 40 x 4,3 % ) + 0,0287 = 736,59 m
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 4
Elevasi C
= Elevasi PVI1+ Ev = 737 + 0,11 = 737,11 m
Elevasi D
= Elevasi PVI1 + ( ¼ Lv x g2) + y = 737 + ( ¼ 40 x6,6 %) + 0,0287 = 736,36 m
Elevasi E
= Elevasi PVI1 + ( ½Lv x g2) = 737 + ( ½ 40 x 6,6 % ) = 738,32 m
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 5
3.5.1.2 PVI – 2
PVI 2
y
g2= 6,6 %
y
g3= 0 %
A Ev
B C
D
E
Gambar 3.10 Lengkng Vertikal PVI-2 Perhitungan Lv: A = g3 − g 2 = 0% − 6, 6% = 6,6%
⎛ Vr ⎞ ⎜ ⎟ 3,6 ⎠ Vr ⎝ Jh = T+ 3,6 2 gf
2
2
⎛ 60 ⎞ ⎜ ⎟ 3,6 ⎠ 60 ⎝ = 3+ 3,6 2(9,8)0,35
= 90,49 m Syarat keluwesan bentuk Lv = 0,6 × V = 0,6 × 60 = 36 m
Syarat drainase Lv = 40 × A = 40 × 6,6 = 264m
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 6
Berdasar jarak pandang, baik henti / menyiap • Jarak pandang henti •
Jh < Lv Lv =
= •
AxJh 2 100( 2h1 + 2h2 ) 2
6,6 x90,49 2 100( 2 x1,05 + 2 x0,15 ) 2
= 64,33 m (tidak memenuhi)
Jh > Lv Lv = 2 xJh −
200( h1 + h2 ) 2 A
= 2 x90,49 −
200( 1,05 + 0,15 ) 2 = -73,56 m (memenuhi) 6,6
• Jarak pandang menyiap •
Jh < Lv Lv =
= •
AxJh 2 100( 2h1 + 2h2 ) 2
6,6 x90,49 2 100( 2 x1,05 + 2 x1,05 ) 2
= 64,33 m (tidak memenuhi)
Jh > Lv Lv = 2 xJh −
200( h1 + h2 ) 2
= 2 x90,49 −
A 200( 1,05 + 1,05 ) 2 = -73,56 m (memenuhi) 6,6
Diambil Lv 36 ~ 40 m
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 7
Ev =
A × Lv 6,6 × 40 = = 0,33m 800 800
x =
1 Lv 4
=
1 40 = 10 4
A× x2 200 × Lv 2 6,6 × (10 ) = 0,0825 m = 200 × 40
y=
Stationing lengkung vertikal PVI2 Sta A = Sta PVI2 - 1/2 Lv = (0+450) - 1/2 40 = 0+430 Sta B = Sta PVI2 – 1/4 Lv = (0+450) - 1/4 40 = 0+440 m Sta C = Sta PVI2 = 0+450 m Sta D = Sta PVI2 + 1/4 Lv = 0+450 + 1/4 40 = 0+460 m Sta E = Sta PVI2 + 1/2 Lv = (0+450) + 1/2 40 = 0+470 m
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 8
Elevasi Lengkung vertical: Elevasi A
= Elevasi PVI2-( ½Lv x g2) = 727 - ( ½ 40 x 6,6% ) = 725,68 m
Elevasi B
= Elevasi PVI2 - ( ¼ Lv x g2 ) + y = 727 - ( ¼ 40 x 6,6% )+ 0,0825 = 726,42 m
Elevasi C
= Elevasi PVI2 - Ev = 727 - 0,33 = 726,67 m
Elevasi D
= Elevasi PVI2 + (¼ Lv x g3) -y = 727 + (¼ 40 x 0%) - 0,0825 = 726,25 m
Elevasi E
= Elevasi PVI2 + (½Lv x g3) = 727 + (½ 40 x 0%) = 727 m
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 9
3.5.1.3 PVI – 3 A
B
C
g3= 0 %
y
D
E
y
Ev PVI3
Gambar 3.11 Lengkung Vertikal PVI-3 Perhitungan Lv: A = g 4 − g3 = 2% − 0 % = 2 %
⎛ Vr ⎞ ⎜ ⎟ 3,6 ⎠ Vr ⎝ Jh = T+ 3,6 2 gf
2
.
2
⎛ 60 ⎞ ⎟ ⎜ 3,6 ⎠ 60 ⎝ = 3+ 2(9,8)0,35 3,6
= 90,49m Syarat keluwesan bentuk Lv = 0,6 × V = 0,6 × 60 = 36 m
Syarat drainase Lv = 40 × A = 40 × 2 = 80 m
Syarat kenyamanan
V2×A 390 60 2 × 2 = = 18,46m 390
Lv =
commit to user
g4= 2%
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 10
Berdasar jarak pandang, baik henti / menyiap • Jarak pandang henti •
Jh < Lv Lv =
=
AxJh 2 150 + (3,5 xJh) 2 x90,49 2 = 35,08 m (tidak memenuhi) 150 + (3,5 x90,49)
• Jarak pandang menyiap •
Jh > Lv
⎛ 150 + 3,5 Jh ⎞ Lv = 2 Jh − ⎜ ⎟ A ⎝ ⎠ ⎛ 150 + (3,5 x90,49 ) ⎞ = 2 x90,49 − ⎜ ⎟ = -52,37 m (memenuhi) 2 ⎠ ⎝
Diambil Lv 80 m
Ev =
A × Lv 2 × 80 = = 0,2m 800 800
x =
1 Lv 4
=
1 80 = 20 4
A× x2 200 × Lv 2 2 × (20 ) = 0,05 m = 200 × 80
y=
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 11
Stationing lengkung vertikal PVI3 Sta A = Sta PVI3 – 1/2 Lv = (0+ 650) - 1/2 80 = 0+610 m Sta B = Sta PVI3 – 1/4 Lv = (0+ 650- 1/4 80 = 0+630 m Sta C = Sta PVI2 = 0+ 650 m Sta D = Sta PVI3 + 1/4 Lv = (0+ 650) + 1/4 80 = 0 + 670 m Sta E = Sta PVI3 + 1/2 Lv = (0+ 650) + 1/2 80 = 0 + 690 m
Elevasi Lengkung vertical: Elevasi A
= Elevasi PVI3-( ½Lv x g3) = 727 - (½ 80 x 0%) = 727 m
Elevasi B
= Elevasi PVI3- ( ¼ Lv x g3 ) +y = 727 - (¼ 80 x 0%) + 0,05 = 727,05 m
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 12
Elevasi C
= Elevasi PVI3 + Ev = 727+ 0,2 = 727,02 m
Elevasi D
= Elevasi PVI3- ( ¼ Lv x g4) + y = 727- ( ¼ 80 x2%) + 0,05 = 726,65 m
Elevasi E
= Elevasi PVI3 -( ½Lv x g4) = 727- (½ 80 x2%) = 726,2 m
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 13
3.5.1.4
PVI – 4
A
g4= 2 %
B
E C
D
y
g5= . 1,1 % y
Ev PVI4
Gambar 3.12 Lengkung Vertikal PVI-4 Perhitungan Lv: A = g5 − g 4 = 1,1% − 2% = 0,9%
⎛ Vr ⎞ ⎜ ⎟ 3,6 ⎠ Vr ⎝ Jh = T+ 3,6 2 gf
2
2
⎛ 60 ⎞ ⎟ ⎜ 3,6 ⎠ 60 ⎝ = 3+ 2(9,8)0,35 3,6
= 90,49 m Syarat keluwesan bentuk Lv = 0,6 × V = 0,6 × 60 = 36 m
Syarat drainase Lv = 40 × A = 40 × 0,9 = 36m
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 14
Berdasar jarak pandang, baik henti / menyiap • Jarak pandang henti •
Jh < Lv Lv =
= •
AxJh 2 100( 2h1 + 2h2 ) 2
0,9 x90,49 2 100( 2 x1,05 + 2 x0,15 ) 2
= 8,77 m (tidak memenuhi)
Jh > Lv Lv = 2 xJh −
200( h1 + h2 ) 2 A
= 2 x90,49 −
200( 1,05 + 0,15 ) 2 = -752,35 m (memenuhi) 0,9
• Jarak pandang menyiap •
Jh < Lv Lv =
= •
AxJh 2 100( 2h1 + 2h2 ) 2
0,9 x90,49 2 100( 2 x1,05 + 2 x1,05 ) 2
= 8,77 m (tidak memenuhi)
Jh > Lv Lv = 2 xJh −
200( h1 + h2 ) 2
= 2 x90,49 −
A 200( 1,05 + 1,05 ) 2 = -752,35 m (memenuhi) 0,9
Diambil Lv 36 ~ 40 m
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 15
Ev =
A × Lv 0,9 × 40 = = 0,045m 800 800
x =
1 Lv 4
=
1 40 = 10 4
A× x2 200 × Lv 2 0,9 × (10 ) = 0,01125 m = 200 × 40
y=
Stationing lengkung vertikal PVI4 Sta A = Sta PVI4 – 1/2 Lv = (0+850) - 1/2 40 = 0 + 830 m Sta B = Sta PVI4 – 1/4 Lv = (0+850) - 1/4 40 =0 + 840 m Sta C = Sta PVI4 = 0+850 m Sta D = Sta PVI4 + 1/4 Lv = (0+850) + 1/4 40 = 0 + 860 Sta E = Sta PVI4 + 1/2 Lv = (0+850) + 1/2 40 = 0+870
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 16
Elevasi Lengkung vertical: Elevasi A
= Elevasi PVI4-½Lv x g4 = 723- (½ 40 x 2 %) = 722,6 m
Elevasi B
= Elevasi PVI4 - (¼ Lv x g4) + y = 723 - (¼ 40 x 2%) + 0,01125 = 722,8 m
Elevasi C
= Elevasi PVI4 -Ev = 723 - 0,045 = 722,9m
Elevasi D
= Elevasi PVI4 +( ¼ Lv x g5 ) - y = 723 + (¼ 40 x 1,1% )- 0,01125 = 723,1m
Elevasi E
= Elevasi PVI4 +( ½Lv x g5) = 723 + (½ 40 x 1,1%) = 723,2 m
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 17
3.5.1.5
PVI – 5
D
C
E
B
` A
Ev
g6 = 0 % y
y
PVI5
g5= 1,1%
Gambar 3.13 Lengkung Vertikal PVI-5 Perhitungan Lv: A = g6 − g5 = 0% − 1,1% = 1,1%
⎛ Vr ⎞ ⎜ ⎟ 3,6 ⎠ Vr ⎝ Jh = T+ 3,6 2 gf
2
2
⎛ 60 ⎞ ⎟ ⎜ 3,6 ⎠ 60 ⎝ = 3+ 2(9,8)0,35 3,6
= 90,49 m Syarat keluwesan bentuk Lv = 0,6 × V = 0,6 × 60 = 36 m
Syarat drainase Lv = 40 × A = 40 × 1,1 = 44m
commit to user
.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 18
Berdasar jarak pandang, baik henti / menyiap • Jarak pandang henti •
Jh < Lv Lv =
= •
AxJh 2 100( 2h1 + 2h2 ) 2
1,1x90,49 2 100( 2 x1,05 + 2 x0,15 ) 2
= 10,21 m (tidak memenuhi)
Jh > Lv Lv = 2 xJh −
200( h1 + h2 ) 2 A
= 2 x90,49 −
200( 1,05 + 0,15 ) 2 = -582,65 m (memenuhi) 1,1
• Jarak pandang menyiap •
Jh < Lv Lv =
= •
AxJh 2 100( 2h1 + 2h2 ) 2
1,1x90,49 2 100( 2 x1,05 + 2 x1,05 ) 2
= 10,21 m (tidak memenuhi)
Jh > Lv Lv = 2 xJh −
200( h1 + h2 ) 2
= 2 x90,49 −
A 200( 1,05 + 1,05 ) 2 = -582,65 m (memenuhi) 1,1
Diambil Lv 44 ~ 45 m
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 19
Ev =
A × Lv 1,1 × 45 = = 0,0618m 800 800
x =
1 Lv 4
=
1 45 = 11,25 4
A× x2 200 × Lv 2 1,1 × (11,25 ) = 0,0154 m = 200 × 45
y=
Stationing lengkung vertikal PVI5 Sta A = Sta PVI5 – 1/2 Lv = (1+500) - 1/245 = 1+ 477,5 m Sta B = Sta PVI5 – 1/4 Lv = (1+500) - 1/4 45 = 1+ 488,75 m Sta C = Sta PVI5 = 1+500m Sta D = Sta PVI5 + 1/4 Lv = (1+500) + 1/4 45 = 1+511,25 m Sta E = Sta PVI5 + 1/2 Lv = (1+500) + 1/2 45 = 1+522,5 m
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 20
Elevasi Lengkung vertical: Elevasi A
= Elevasi PVI5 - (½Lv x g5) = 730 - ( ½ 45 x 1,1%) = 729,77 m
Elevasi B
= Elevasi PVI5 - (¼ Lv x g5) - y = 730 - (¼ 45 x 1,1% ) - 0,0154 = 729,86 m
Elevasi C
= Elevasi PVI5 - Ev = 730 - 0,0618 = 729,93 m
Elevasi D
= Elevasi PVI5 +( ¼ Lv x g6) - y = 730 + ( ¼ 45 x 0% ) - 0,0154 = 729,98 m
Elevasi E
= Elevasi PVI5 + (½Lv x g6) = 730 + ( ½ 45 x 0 %) = 730 m
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 21
3.5.1.6
PVI – 6.
E D A
. g7= 3,2%
C
B
g6= 0 %
y y
Ev
PVI6 Gambar 3.14 Lengkung Vertikal PVI-6 Perhitungan Lv: A = g7 − g6 = 3,2% − 0% = 2,1%
⎛ Vr ⎞ ⎜ ⎟ 3,6 ⎠ Vr ⎝ Jh = T+ 3,6 2 gf
2
2
⎛ 60 ⎞ ⎟ ⎜ 3,6 ⎠ 60 ⎝ = 3+ 2(9,8)0,35 3,6
= 90,49 m Syarat keluwesan bentuk Lv = 0,6 × V = 0,6 × 60 = 36 m
Syarat drainase Lv = 40 × A = 40 × 2,1 = 84 m
Syarat kenyamanan
V2×A 390 60 2 × 2,1 = = 19,38m 390
Lv =
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 22
Berdasar jarak pandang, baik henti / menyiap • Jarak pandang henti •
Jh < Lv Lv =
=
AxJh 2 150 + (3,5 xJh) 2,1x90,49 2 = 36,184 m (tidak memenuhi) 150 + (3,5 x90,49)
• Jarak pandang menyiap •
Jh > Lv
⎛ 150 + 3,5 Jh ⎞ Lv = 2 Jh − ⎜ ⎟ A ⎝ ⎠ ⎛ 150 + (3,5 x90,49) ⎞ = 2 x90,49 − ⎜ ⎟ = -41,26 m (memenuhi) 2,1 ⎝ ⎠ Diambil Lv 36 ~ 40 m
Ev =
A × Lv 2,1 × 40 = = 0,105m 800 800
x =
1 Lv 4
=
1 40 = 10 4
A× x2 200 × Lv 2 2,1 × (10 ) = 0,026 m = 200 × 40
y=
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 23
Stationing lengkung vertikal PVI6 Sta A = Sta PVI6 – 1/2 Lv = (1 + 750) - 1/2 40 =1 + 730 m Sta B = Sta PVI6 – 1/4 Lv = (1 + 750) - 1/4 40 = 1 + 740 m Sta C = Sta PVI6 = 1 + 750m Sta D = Sta PVI6 + 1/4 Lv = (1 + 750) + 1/4 40 = 1+760 m Sta E = Sta PVI6 + 1/2 Lv = (1 + 750) + 1/2 40 = 1 + 770 m
Elevasi Lengkung vertical: Elevasi A
= Elevasi PVI6+(½Lv x g6) = 730 + (½ 40 x 0%) = 730 m
Elevasi B
= Elevasi PVI6 + (¼ Lv x g6 ) + y = 730 +(¼ 40 x 0%) + 0,026 = 730,026 m
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 24
Elevasi C
= Elevasi PVI6 + Ev = 730 + 0,105 = 730,105m
Elevasi D
= Elevasi PVI6 +( ¼ Lv x g7)+ y = 730 + (¼ 40 x 2,1%) + 0,026 = 730,23 m
Elevasi E
= Elevasi PVI6 +( ½Lv x g7) = 730 + (½ 40 x 2,1%) = 730,42 m
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 25
3.5.1.7
PVI – 7 C PVI7
D E
B
Ev
A y
y
.
g7= 2,1% Gambar 3.15 Lengkung Vertikal PVI-7 Perhitungan Lv: A = g8 − g 7 = 3,2% − 2,1% = 1,1%
⎛ Vr ⎞ ⎜ ⎟ 3,6 ⎠ Vr ⎝ Jh = T+ 3,6 2 gf
2
2
⎛ 60 ⎞ ⎟ ⎜ 3,6 ⎠ 60 ⎝ = 3+ 2(9,8)0,35 3,6
= 90,49 m Syarat keluwesan bentuk Lv = 0,6 × V = 0,6 × 60 = 36 m
Syarat drainase Lv = 40 × A = 40 × 1.1 = 44m
commit to user
g8=3,2 %
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 26
Berdasar jarak pandang, baik henti / menyiap • Jarak pandang henti •
Jh < Lv Lv =
= •
AxJh 2 100( 2h1 + 2h2 ) 2
1,1x90,49 2 100( 2 x1,05 + 2 x0,15 ) 2
= 10,21 m (tidak memenuhi)
Jh > Lv Lv = 2 xJh −
200( h1 + h2 ) 2 A
= 2 x90,49 −
200( 1,05 + 0,15 ) 2 = -582,65 m (memenuhi) 1,1
• Jarak pandang menyiap •
Jh < Lv Lv =
= •
AxJh 2 100( 2h1 + 2h2 ) 2
1,1x90,49 2 100( 2 x1,05 + 2 x1,05 ) 2
= 10,21 m (tidak memenuhi)
Jh > Lv Lv = 2 xJh −
200( h1 + h2 ) 2
= 2 x138,65 −
A 200( 1,05 + 1,05 ) 2 = -582,65 m (memenuhi) 0,5
Diambil Lv 44 ~ 45 m
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 27
Ev =
A × Lv 1,1 × 45 = = 0,0618m 800 800
x =
1 Lv 4
=
1 45 = 11,25 4
A× x2 200 × Lv 2 1,1 × (11,25 ) = 0,0154 m = 200 × 45
y=
Stationing lengkung vertikal PVI7 Sta A = Sta PVI7 – 1/2 Lv = (2 + 175) - 1/2 45 = 2 + 152,5 m Sta B = Sta PVI7 – 1/4 Lv = (2 + 175) - 1/4 45 = 2 + 163,75 m Sta C = Sta PVI7 = 2 + 175m Sta D = Sta PVI7 + 1/4 Lv = (2 + 175) + 1/4 45 = 2 + 186,25 m Sta E = Sta PVI7 + 1/2 Lv = (2 + 175) + 1/2 45 = 2 +197,5 m
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 28
Elevasi Lengkung vertical: Elevasi A
= Elevasi PVI7 -( ½Lv x g7) = 744 – (½ 45x 2,1 %) = 743,52 m
Elevasi B
= Elevasi PVI7 – ( ¼ Lv x g7) - y = 744- (¼ 45 x2,1% )- 0,0154 = 743,74 m
Elevasi C
= Elevasi PVI7 – Ev = 744– 0,0618 = 743,93 m
Elevasi D
= Elevasi PVI7 - (¼ Lv x g8)- y = 744- (¼ 45 x 3,2 % )- 0,0154 = 743,62 m
Elevasi E
= Elevasi PVI7 - (½Lv x g8) = 744- (½ 45 x 3,2 %) = 743,28 m
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 29
3.5.1.8 PVI – 8
PVI 8
y
g8= 3,2 %
y
g9= 0 %
A Ev
B C
D
E
Gambar 3.16 Lengkng Vertikal PVI-8 Perhitungan Lv: A = g9 − g8 = 0% − 3, 2% = 3,2%
⎛ Vr ⎞ ⎜ ⎟ 3,6 ⎠ Vr ⎝ Jh = T+ 3,6 2 gf
2
2
⎛ 60 ⎞ ⎟ ⎜ 3,6 ⎠ 60 ⎝ = 3+ 2(9,8)0,35 3,6
= 90,49 m Syarat keluwesan bentuk Lv = 0,6 × V = 0,6 × 60 = 36 m
Syarat drainase Lv = 40 × A = 40 × 3,2 = 128m
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 30
Berdasar jarak pandang, baik henti / menyiap • Jarak pandang henti •
Jh < Lv Lv =
= •
AxJh 2 100( 2h1 + 2h2 ) 2
3,2 x90,49 2 100( 2 x1,05 + 2 x0,15 ) 2
= 29,70 m (tidak memenuhi)
Jh > Lv Lv = 2 xJh −
200( h1 + h2 ) 2 A
= 2 x90,49 −
200( 1,05 + 0,15 ) 2 = -81,52 m (memenuhi) 3,2
• Jarak pandang menyiap •
Jh < Lv Lv =
= •
AxJh 2 100( 2h1 + 2h2 ) 2
3,2 x90,49 2 100( 2 x1,05 + 2 x1,05 ) 2
= 29,70 m (tidak memenuhi)
Jh > Lv Lv = 2 xJh −
200( h1 + h2 ) 2
= 2 x90,49 −
A 200( 1,05 + 1,05 ) 2 = -81,52 m (memenuhi) 3,2
Diambil Lv 36 ~ 40 m
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 31
Ev =
A × Lv 3,2 × 40 = = 0,16m 800 800
x =
1 Lv 4
=
1 40 = 10 4
A× x2 200 × Lv 2 3,2 × (10 ) = 0,04 m = 200 × 40
y=
Stationing lengkung vertikal PVI8 Sta A = Sta PVI8 - 1/2 Lv = (2+550) - 1/2 40 = 2+530 Sta B = Sta PVI8 – 1/4 Lv = (2+550) - 1/4 40 = 2+540 m Sta C = Sta PVI8 = 2+550 m Sta D = Sta PVI8 + 1/4 Lv = (2+550) + 1/4 40 = 2+560 m Sta E = Sta PVI8 + 1/2 Lv = (2+550) + 1/2 40 = 2+570 m
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 32
Elevasi Lengkung vertical: Elevasi A
= Elevasi PVI8-( ½Lv x g8) = 732 - ( ½ 40 x 3,2% ) = 731,36 m
Elevasi B
= Elevasi PVI8 - ( ¼ Lv x g8 ) - y = 732 - ( ¼ 40 x 3,2% )- 0,16 = 731,52 m
Elevasi C
= Elevasi PVI8 - Ev = 732 - 0,04 = 731,96 m
Elevasi D
= Elevasi PVI8 + (¼ Lv x g9) -y = 732 + (¼ 40 x 0%) - 0,16 = 731,84 m
Elevasi E
= Elevasi PVI8 + (½Lv x g9) = 732 + (½ 40 x 0%) = 732 m
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 33
3.5.1.9 PVI – 9 A
B
C
g9= 0 %
y
D
E
y
Ev PVI9
Gambar 3.17 Lengkung Vertikal PVI-9 Perhitungan Lv: A = g9 − g8 = 3,3% − 0% = 3,3%
⎛ Vr ⎞ ⎜ ⎟ 3,6 ⎠ Vr ⎝ Jh = T+ 3,6 2 gf
2
.
2
⎛ 60 ⎞ ⎟ ⎜ 3,6 ⎠ 60 ⎝ = 3+ 2(9,8)0,35 3,6
= 90,49m Syarat keluwesan bentuk Lv = 0,6 × V = 0,6 × 60 = 36 m
Syarat drainase Lv = 40 × A = 40 × 3,3 = 132 m
Syarat kenyamanan
V2×A 390 60 2 × 3,3 = = 30,46m 390
Lv =
commit to user
g10= 3,3%
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 34
Berdasar jarak pandang, baik henti / menyiap • Jarak pandang henti •
Jh < Lv Lv =
=
AxJh 2 150 + (3,5 xJh) 3,3x90,49 2 = 57,89 m (tidak memenuhi) 150 + (3,5 x90,49)
• Jarak pandang menyiap •
Jh > Lv
⎛ 150 + 3,5 Jh ⎞ Lv = 2 Jh − ⎜ ⎟ A ⎝ ⎠ ⎛ 150 + (3,5 x90,49) ⎞ = 2 x90,49 − ⎜ ⎟ = -39,55 m (memenuhi) 3,3 ⎝ ⎠ Diambil Lv 30 m
Ev =
A × Lv 3,3 × 30 = = 0,123m 800 800
x =
1 Lv 4
=
1 30 = 7,5 4
A× x2 200 × Lv 2 3,3 × (7,5) = 0,0309 m = 200 × 30
y=
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 35
Stationing lengkung vertikal PVI9 Sta A = Sta PVI9 – 1/2 Lv = (2+ 700) - 1/2 30 = 2+685 m Sta B = Sta PVI9 – 1/4 Lv = (2+ 700- 1/4 30 = 2+692,5 m Sta C = Sta PVI9 = 2+ 700 m Sta D = Sta PVI9 + 1/4 Lv = (2+ 700) + 1/4 30 = 2 + 707,5 m Sta E = Sta PVI9 + 1/2 Lv = (2+ 700) + 1/2 30 = 2 + 715 m
Elevasi Lengkung vertical: Elevasi A
= Elevasi PVI9-( ½Lv x g8) = 732 - (½ 30 x 0%) = 732 m
Elevasi B
= Elevasi PVI9- ( ¼ Lv x g8 ) -y = 732 - (¼ 30 x 0%) - 0,0305 = 731,95 m
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 36
Elevasi C
= Elevasi PVI9 + Ev = 732+ 0,123 = 732,123 m
Elevasi D
= Elevasi PVI9- ( ¼ Lv x g9) + y = 732- ( ¼ 30 x3,3%) + 0,0305 = 731,78 m
Elevasi E
= Elevasi PVI9 -( ½Lv x g9) = 732- (½ 30 x3,3%) = 731,97 m
commit to user
121
BAB IV perpustakaan.uns.ac.id PERHITUNGAN
digilib.uns.ac.id TEBAL PERKERASAN
4.1 Data Perencanaan Tebal Perkerasan Data yang dipergunakan dalam perencanaan tebal perkerasan ini dipereleh dari referansi dosen pembimbing dengan pendekatan data pada lokasi tempat kerja prektek (KP) yang telah selesai dilakukan
Jalan dibuka pada tahun
= 2012
Pertumbuhan lalu lintas selama pelaksaaan
=2%
Pertumbuhan lalu lintas selama umur rencana
=6%
Umur rencana (UR)
= 10 tahun
Curah hujan rata-rata
= 850 mm/th
Kelandaian
= < 6%
Susunan lapis perkerasan
Surface course
= Laston MS 340
Base course
= Batu pecah(kelas A)
Sub base course
= Sirtu (kelas A)
C = (Koefisien distribusi kendaraan) didapat dari jumlah 2 jalur 2 arah
121 commit to user
122
Tabel 4.1 Nilai LHR perpustakaan.uns.ac.id No Jenis Kendaraan 1 2 3 4 5
Mobil Penumpang (1+1) 2 ton Bus (3+5) 8 ton Truk 2 As (5+8) 13 ton Truk 3 As (6+7.7) 20 ton Truk 5 As (6+7.7) + (5+5) 30 ton ΣTotal
LHR digilib.uns.ac.id Kendaraan / hari / 2 jalur / 2 arah 2500 200 150 100 60 3010
(sumber : referensi Dosen Pembimbing dari pendekatan data pada lokasi KP )
4.2 Perhitungan Volume Lalu – Lintas
4.2.1. Perhitungan Lalu Lintas Harian Rata-rata ¾
Jalan direncanakan tahun 2011 maka LHR yang dipakai LHR tahun 2009 dari tabel 4.1.
¾
Jalan dibuka tahun 2012 maka LHR Awal Umur Rencana adalah LHR tahun 2012 dengan pertumbuhan lalu lintas 2 %, maka i1 = 2% dan masa kontruksi (n1) = 1
¾
Umur rencana adalah 10 th, maka LHR Akhir Umur Rencana adalah LHR tahun 2022 dengan pertumbuhan lalu lintas ( i2 ) = 6 % dan umur rencana (n2) = 10
¾
Rumus LHR Awal Umur Rencana ( LHR 2012 ) : LHR2011 (1 + i1) n1 Rumus LHR Akhir Umur Rencana ( LHR 2022 ) : LHR2012 (1 + i2) n10 Sumber : Buku Petunjuk Perencanaan Tebal Perkerasan Lentur Jalan Raya Dengan Metode Analisa Komponen SKBI 2.3.26.1987. Hal. 11
commit to user
123
Tabel 4.2 Perhitungan Lalu Lintas Harian Rata-rata
(LHR 2011)
LHR Awal Umur LHR Akhir Umur digilib.uns.ac.id Rencana (LHR 2012) Rencana (LHR 2022)
LHR2009(1 + 0,02)2
LHR2011 (1 + 0,02)1
LHR2012 (1 +0,06)10
2601 kend
2653 kend
4751 kend
208 kend
212 kend
379 kend
3 Truk 2 As (5+8)
105 kend
107 kend
192 kend
4 Truk 3 As (6+7.7)
53 kend
54 kend
97 kend
5 Truk 5 As (6+7.7) +(5+5)
21 kend
22 kend
39 kend
No Jenis Kendaraan perpustakaan.uns.ac.id
LHR awal perencanaan
1 Mobil Penumpang (1+1) 2 Bus (3+5)
4.2.2. Perhitungan Angka Ekivalen (E) Masing-Masing Kendaraan Angaka Ekivalen (E) dari suatu sumbu kendaraan adalah angka yang menyatakan perbandingan tingkat kerusakan yang ditimbulkan oleh suatu lintasan beban sumbu tunggal kendaraan terhadap tingkat kerusakan yang ditimbulkan oleh satu lintasan beban standar sumbu tunggal seberat 8,16 ton (18.000 lb). Berdasarkan Buku Petunjuk Perencanaan Tebal Perkerasan Lentur Jalan Raya Dengan Metode Analisa Komponen SKBI 2.3.26.1987. Daftar III Angka Ekivalen (E) Beban Sumbu Kendaraan dapat dihitung sebagai berikut: − Mobil Penumpang (1+1)
= 0,0002 + 0,0002
= 0,0004
− Bus (3+5)
= 0,0183 + 0,1410
= 0,1593
− Truk 2 As (5+8)
= 0,1410 + 0,9238
= 1,0648
− Truk 3 As (6+7.7)
= 0,2923 + 0,7452
= 1,0375
− Truk 5 As (6+7.7) + (5+5)
= 1,0375 + 0,2820
= 1,3195
commit to user
124
4.2.3. Penentuan Koefisien Distribusi Kendaraan ( C ) Berdasarkan Buku Petunjuk Perencanaan Tebal Perkerasan Lentur Jalan Raya perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Dengan Metode Analisa Komponen SKBI 2.3.26.1987. Daftar II Koefisien distribusi kendaraan ( C ) dapat diketahui nilai C yaitu 0,5 .
4.2.4. Perhitungan Lintas Ekivalen ¾
LEP (Lintas Ekivalen Permulaan) : Rumus
¾
LEP = C x E x LHR2012
LEA (Lintas Ekivalen Akhir) : Rumus LEA = C x E x LHR2022
¾
LET (Lintas Ekivalen Tengah) : Rumus LET = ½ (LEP + LEA)
¾
LER (Lintas Ekivalen Rencana) : Rumus LER = LET x
UR 10
Sumber : Buku Petunjuk Perencanaan Tebal Perkerasan Lentur Jalan Raya Dengan Metode Analisa Komponen SKBI 2.3.26.1987. Tabel 4.3 Perhitungan Lintas Ekivalen No
Jenis Kendaraan
LEP
LEA
LET
LE
C x E x LHR2012
C x E x LHR2022
½ (LEP + LEA)
0,53
0,95
0,74
0,74
LET x
UR 10
1
Mobil Penumpang (1+1)
2
Bus (3+5)
16,88
30,18
23,53
23,53
3
Truk 2 As (5+8)
56,96
102,22
79,59
79,59
28,01
50,31
39,16
39,16
4
Truk 3 As (6+7.7)
commit to user
125
6
Truk 5 As (6+7.7) + (5+5)
Jumlah ( ∑ ) perpustakaan.uns.ac.id
14,51
25,73
116,89
209,39
20,12 163,14 digilib.uns.ac.id
4.3 Penentuan CBR Desain Tanah Dasar Harga CBR digunakan untuk menetapkan daya dukung tanah dasar (DDT), berdasarkan grafik korelasi DDT dan CBR. Yang dimaksud harga CBR disini adalah CBR lapangan atau CBR laboratorium. Jika digunakan CBR lapangan dilakukan dengan tes DCP ( Dinamic Cone Pnetrometer ) pada musim hujan ( keadaan terjelek tanah di lapangan), jika digunakan CBR laboratorium maka pengambilan contoh tanah dasar dilakukan dengan tabung (undisturb), kemudian direndam dan diperiksa harga CBR-nya.
Dari pengujian DCP didapat data sebagai berikut: Tabel 4.4 Data CBR Tanah Dasar STA
0+000
0+100
0+200
0+300
0+400
0+500
0+600
CBR (%)
7
7
6
8
7
6
7
STA
0+700
0+800
0+900
1+000
1+100
1+200
1+300
CBR (%)
7
7
6
8
7
6
7
commit to user
20,12 170
126
STA
1+400
0+500
1+600
1+700
1+800
1+900
CBR (%)
7
7
6
8
7
6
STA
2+100
2+200
2+300
2+400
2+500
2+600
2+700
CBR (%)
7
7
6
8
7
6
7
STA
2+800
2+900
2+982
CBR (%)
7
7
8
perpustakaan.uns.ac.id
2+000
7 digilib.uns.ac.id
Tabel 4.5 Penghitungan jumlah dan prosentase CBR yang sama atau lebih besar No
CBR
Jumlah yang sama atau lebih besar
Persen yang sama atau lebih besar
1
6
31
31/31 x 100 %
= 100 %
2
7
23
23/31x 100 %
= 74,19 %
3
8
5
5/31 x 100 %
= 16,13 %
Yang selanjutnya akan dibuat grafik penentuan CBR, antara CBR tanah dasar dengan persen yang sama atau lebih besar. Sehingga akan didapatkan nilai CBRnya. Yaitu nilai CBR 90%.
commit to user
127
100 90
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Prosentase CBR yang sama atau lebih besar
80 70 60 50 40 30 20 10 0 5
5.5
6
6.5
7
7.5
8
8.5
9
9.5
10
CBR Tanah Dasar
Sehingga didapat CBR tanah dasar adalah 6,5 Gambar 4.1. Grafik hubungan CBR Tanah Dasar dengan Prosentase CBR yang sama atau lebih besar.
commit to user
128
4.4 Penentuan Daya Dukung Tanah (DDT) perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DDT 10
CBR 100 90 80 70 60 50
9
40 30
8
20 7
10 9
6 8 5
7 6 5 4
4 3
3
2
2 1
1
Gambar 4.2. Korelasi DDT dan CBR
Hubungan Nilai CBR Dengan Garis Mendatar Kesebelah Kiri Diperoleh Nilai DDT = 5,3
Sumber : Petunjuk Perencanaan Tebal Perkarasan Lentur Jalan Raya Dengan Metode Analisa Komponen SKNI 2.3.26.1987. Gambar Korelasi DDT Dan CBR Hal 13
121 commit to user
129
4.5 Perhitungan Faktor Regional (FR) Dari data – data dibawah ini dapat ditentukan Faktor Regional ( FR ) adalh : perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ¾ % kelandaian berat
=
Jumlah kend. berat × 100% LHR 2009
=
510 × 100% 3010
=
16,94 % ≤ 30 %
¾ Curah hujan berkisar 850 mm / tahun Sehingga dikategorikan < 900 mm/ tahun, termasuk pada iklim I ¾ Kelandaian
= Kelandaian memanjang rata-rata =< 6%
Sehingga dikategorikan Kelandaian I
Maka berdasarkan pada Buku Petunjuk Perencanaan Tebal Perkarasan Lentur Jalan Raya Dengan Metode
Analisa Komponen SKBI 2.3.26.1987. Daftar IV Faktor
Regional (FR) maka diperoleh nilai FR = 0,5
commit to user
130
4.6 Penentuan Indeks Permukaan (IP) perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
4.6.1. Indeks Permukaan Awal (IPo) Direncanakan jenis lapisan Laston dengan Roughness >1500 mm / tahun, Maka berdasarkan Buku Petunjuk Perencanaan Tebal perkarasan lentur jalan raya dengan Metode
Analisa Komponen SKBI 2.3.26.1987. Daftar VI Indeks Permukaan Pada
Awal Umur Rencana (IPo) maka diperoleh IPo = 3,9 – 3,5
4.6.2. Indeks Permukaan Akhir (IPt) Dari data klasifikasi manfaat Jalan Arteri dan hasil perhitungan LER yaitu didapat nilai LER = 164
∼ 170 maka berdasarkan Buku Petunjuk Perencanaan Tebal
perkarasan lentur jalan raya dengan Metode
Analisa Komponen SKBI 2.3.26.1987.
Daftar V Indeks Permukaan Pada Akhir Umur Rencana (IPt) maka diperoleh IPt = 2,0 – 2,5
4.7 Penentuan Indeks Tebal Perkerasan (ITP)
Data : IP o
= 3,9 – 3,5
IPt
= 2,0 – 2,5
LER
= 164∼ 170
DDT = 5,3 FR
= 0,5
commit to user
131
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Gambar 4.3 Grafik Penentuan Nilai Indek Tebal Perkerasan (ITP)
Dengan nomogram no.2 Petunjuk Perencanaan Tebal Perkarasan Lentur Jalan Raya Dengan Metode
Analisa Komponen SKBI 2.3.26.1987. Gambar Nomogram
Lampiran 1 (4) , didapat nilai ITP = 6,7
Dari nilai ITP = 6,7 berdasarkan Petunjuk Perencanaan Tebal Perkarasan Lentur Jalan Raya Dengan Metode Analisa Komponen SKBI 2.3.26.1987 Daftar VIII Batas – batas Minimum Tebal Lapis Permukaan (D) , direncanakan susunan lapisan perkerasan sebagai berikut :
commit to user
132
¾ Lapis permukaan digunakan LASTON MS 340, D minimum = 7,5 cm maka tebal D1 = 7,5 cm. perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ¾ Lapis pondasi atas digunakan Batu pecah kelas A CBR 100 %, D minimum = 20 cm maka tebal D2 = 20 cm ¾ Lapis pondasi bawah dugunakan Sirtu / Pitrun kelas A CBR 70% , tebalnya dicari maka tebal D3 = .... cm Dimana a1, a2, a3
= Koefisien kekuatan relatif bahan perkerasan (SKBI 2.3.26.1987)
D1, D2, D3
= Tebal masing – masing lapis permukaan.
ITP
= (a1 x D1) + (a2 x D2) + (a3 x D3)
6,7
= (0,30 x 7,5) + (0,14 x 20) + (0,13 x D3)
6,7
= 2,25 + 2,8 + (0,13 x D3)
D3
=
D3
= 13 cm > D minimum ( 13 cm > 10 cm)
6,7 − 5,05 0,13
Susunan Perkerasan : LASTON MS 340
7,5 cm
Batu Pecah Kelas A (CBR 100 %)
20 cm
Sirtu / Pitrun Kelas A (CBR 70 %)
13 cm
CBR tanah dasar = 6,5% Gambar 4.4 Potongan A-A,Susunan Perkerasan
commit to user
133
2%
4%
A
2%
4%
perpustakaan.uns.ac.id 100 cm
digilib.uns.ac.id 100 cm 20 cm
20 cm
60 cm
60 cm
A Drainase Bahu Jalan 100cm
200 cm 150 cm
Lebar Perkerasan 2 x 350 cm
Bahu Drainase Jalan 200 150cm cm 100cm
Gambar 4.5 Typical Cross Section
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 134
BAB V RENCANA ANGGARAN BIAYA DAN TIME SCHEDULE
5.1 Typical Potongan Melintang
Gambar 5.1 Potongan Melintang Jalan
5.2 Analisa Perhitungan Volume Pekerjaan 5.2.1. Penghitungan Volume Pekerjaan Tanah 1. Pembersihan Semak dan Pengupasan Tanah. Luas
=10 m x(Panjang jalan – Bentang Jembatan – Lebar persimpangan) = 10 m x (3000 – 600 – 12) = 23.880 m²
2. Persiapan Badan Jalan ( m² ). Luas
= Lebar lapis pondasi bawah x (Panjang jalan – Bentang Jembatan – Lebar persimpangan) = 7,77 m x (3000 – 600 – 12) = 18.554,47 m²
commit to user 134
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 135
3. Galian Tanah Biasa ( m³ ) Contoh penghitungan : STA 0+100
751,50
751,125
750,9
STA 0+100
750,525 750,102
1
2
3
- 2%
- 4% 2:
745,83
6
5
4
745,75
745,75
750
750,06
- 2% 745,90
7
- 4% 745,75
745,83
745,75
1 Bahu Jalan
Drainase 0.5m
3 x 0.5m
0.5m
2m
8
1
750,128
2:
750,18
Lebar Perkerasan Jalan
Drainase
Bahu Jalan
2 x 3,5m
3 x 0.5m
0.5m
3 x 0.5m
0.5m
Gambar 5.2 Tipical Cross Section STA 0+100 H1
= 750,12 - 745,75
H5
= 4,37 H2
= 750,10 - 745,75
= 4,69 H6
= 4,35 H3
= 750,06 - 745,83
= 750,9 – 745,75 = 5,15
H7
= 4,23 H4
= 750,52 – 745,83
= 751,12 – 745,75 = 5,37
= 750 – 745,90 = 4,1
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 136
¤
Perhitungan Luas
1 ⎛ H1 ⎞ Luas1 = × ⎜ × H1⎟ 2 ⎝ 2 ⎠
⎛ H4 + H5⎞ Luas 5 = ⎜ ⎟ × 3,5 2 ⎠ ⎝ 2 = 15,38 m
= 4,77 m2
⎛ H5 + H6⎞ Luas 6 = ⎜ ⎟× 2 2 ⎝ ⎠ 2 = 9,84 m
⎛ H1 + H 2 ⎞ Luas 2 = ⎜ ⎟ × 2,5 2 ⎝ ⎠ = 10,9 m 2
⎛ H6+ H7⎞ Luas 7 = ⎜ ⎟ × 2,5 2 ⎝ ⎠ 2 = 13,15m
⎛ H 2 + H3⎞ Luas 3 = ⎜ ⎟× 2 2 ⎝ ⎠ = 8,58m 2
Luas 8 =
= 7,21m 2
⎛ H3+ H4 ⎞ Luas 4 = ⎜ ⎟ × 3,5 2 ⎠ ⎝ 2 = 14,57 m
∑L
Total
1 ⎛ H7 ⎞ Χ⎜ ΧH 7 ⎟ 2 ⎝ 2 ⎠
Galian = 84,4 m 2
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 137
4. Timbunan Tanah Biasa ( m³ ) Contoh penghitungan : STA 0 + 600
STA 0+600
726,85
1
- 4% 726,93
- 2%
727
- 2%
- 4%
5
4
3
2
726,93
726,85
6 724,87 1
724,24
2:
723,96 723,47 722,993 722,721
722,07
Bahu Jalan
Drainase 0.5m
3 x 0.5m
0.5m
2m
Lebar Perkerasan Jalan
Bahu Jalan 2m
2 x 3,5m
Drainase 0.5m
Gambar 5.3 Tipical Cross Section STA 0 + 600 H1 = 726,85 – 722,72 = 4,13 H2 = 726,93 – 722,99 = 3,94
H4 = 726,93 – 723,96 = 2,97 H5 = 726,85 – 724,24 = 2,61
H3 = 727 – 723,47 = 3,53
commit to user
3 x 0.5m
0.5m
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 138
¤
Perhitungan Luas
= 4,26 m 2
⎛ H3+ H4 ⎞ Luas 4 = ⎜ ⎟ × 3,5 2 ⎠ ⎝ = 11,37 m 2
⎛ H1 + H 2 ⎞ Luas 2 = ⎜ ⎟× 2 2 ⎝ ⎠ = 8,07 m 2
⎛ H4+ H5⎞ Luas 5 = ⎜ ⎟× 2 2 ⎝ ⎠ 2 = 5,58 m
⎛ H2+ H3⎞ Luas 3 = ⎜ ⎟ × 3,5 2 ⎝ ⎠ = 13,07 m 2
Luas 6 =
1 ⎛ H1 ⎞ × H 1⎟ Luas 1 = × ⎜ 2 ⎝ 2 ⎠
∑ L timbunan = 44,05m
1 ⎛ H5 ⎞ ×⎜ × H 5⎟ 2 ⎝ 2 ⎠
= 1,7 m2
2
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 139
NO
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21
JARAK
LUAS (M2)
VOLUME (M3)
(M)
GALIAN TIMBUNAN
GALIAN TIMBUNAN
14,448 85,257 31,399 61,203 110,556 Sungai 5,361 4,408 14,859 63,642 94,38 113,603 88,398
STA
0+000 100 0+100 100 0+200 100 0+300 100 0+400 100 0+500 100 0+600 100 0+700 100 0+800 64,49 0+864,49 13,33 0+877,82 13,33 0+891,15 53,34 0+944,49 64,51 1+009 53,34 1+062,34 13,33 1+075,67 13,33 1+089 11 1+100 100 1+200 100 1+300 100 1+400 100
4985,25 5832,8
4630,1 8587,95
41,329
268,05
0,96
2114,45
268,05 14,899 12,816
792,95 893,67018 172,98341
13,138 13,436
157,939 112,861
177,11571 4570,5713 8734,654 3135,0585
4,689 1,028 128,41456 431,7555
commit to user
38,103805
7901,1 10399,15
10100,05 5010,85
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 140
NO
STA
22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43
1+500 1+600 1+700 1+800 1+900 1+929,08 1+943,25 1+957,42 2+010,76 2+051,19 2+104,53 2+118,70 2+132,87 2+200 2+300 2+400 2+500 2+600 2+700 2+800 2+900 3+000
LUAS (M2) JARAK (M) GALIAN TIMBUNAN 100 100 100 100 29,08 14,17 14,17 53,34 40,43 53,34 14,17 14,17 67,13 100 100 100 100 100 100 100 100
11,819 Sungai 4,54 12,951 33,864 60,344 143,175 130,018 48,219 39,448 31,202 Sungai 47,975 49,51
VOLUME (M3) GALIAN TIMBUNAN
210,175
167,622
18889,85 10508,75
254,31914 331,68428
667,46368 5427,8517
5522,5965 4753,5808
621,1207 500,55525 1047,2951 9,93
1502,3
20,116 46,472
3329,4 6885,25
91,233
12,979 111,565
JUMLAH
commit to user
6227,2
5578,25 4874,25 82.544,237 73.550,557
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 141
Total Volume Galian
= 82.544,237 m3
Total Volume Timbunan
= 73.550,557 m3
Contoh perhitungan Volume Galian STA 0+100 s.d 0+200 Jarak : (0+100)-(0+200) = 100 m LuasSTA.(0 + 100) + LuasSTA(0 + 200) × Jarak = 2 (85,257 + 31,399) = ×100 = 5832,8m 3 2
V=
5.2.2. Penghitungan Volume Pekerjaan Drainase
1. Galian Saluran 1,5 m
1m
0,5 m
Gambar 5.4 Sket volume galian saluran Luas
⎡⎛ 1,5 + 0,5 ⎞ ⎤ = ⎢⎜ ⎟ × 1 x1 2 ⎠ ⎥⎦ ⎣⎝
= 1 m2
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 142
Volume galian saluran (kanan dan kiri) V
= ( Luas x(Panjang saluran drainase – panjang jembatan )
= 2 x[3000 − 600] = 4800 m 3 2. Pasangan Batu Dengan Mortar
0.2 m
0.2 m 1.5 m
I
0.3 m
I
II
0.8 m
0.2 m
0,5 m1.5 m
Gambar 5. 5 Sket volume pasangan batu
L uas I
⎛ ⎛ 0,2 + 0,2 ⎞ ⎞ = 2 × ⎜⎜1 × ⎜ ⎟ ⎟⎟ 2 ⎠⎠ ⎝ ⎝ = 0,4 m2
L uas II
⎛ 0,1 + 0,3 ⎞ =⎜ ⎟ × 0,2 2 ⎠ ⎝ = 0,04 m2
L uas total
= 0,04 + 0,40
= 0,44 m2
Volume
= 2 x luas x (panjang drainase – panjang jembatan) = (2 x 0,44) x (3000 – 600)
= 2.112 m3
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 143
3. Plesteran 25 cm 10 cm
5 cm
Pasangan batu
Gambar 5.6 Detail Pot A – A pada drainase
Luas
= (0,25 + 0,1 + 0,05) x 2400 x 2 = 1.920 m2
4. Siaran Luas
= 1,1 x( 2400x2) = 5.280 m2
5.2.3. Penghitungan Volume Pekerjaan Dinding Penahan 25 cm
H A
A
(H/5)+0,3
(H/6)+0,3
5.7 Sket volume pasangan batu pada dinding penahan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 144
1. Galian Pondasi a. Ruas Kiri Sta 0+600 s/d 0+700 •
Sta 0+0600 H Sta 0+600
= 4,12m
(H/5)+0,3
= 1,12 m
(H/6)+0,3
= 0,98 m
Luas galian pondasi = 1,12 x 0,98 = 10,97 m2
•
Sta 0+700 H Sta 0+700 = 0,57 m (H/5)+0,3
= 0,41 m
(H/6)+0,3
= 0,39 m
Luas galian pondasi = 0,41 x 0,39 = 0,159 m2 •
Volume ( Sta 0+600 s/d 0+700 )
⎛ 10,97 + 0,159 ⎞ =⎜ ⎟ × 100 2 ⎠ ⎝ = 556,45 m³
a. Ruas Kanan Sta 0+600 s/d 0+700 •
Sta 0+600 H Sta 0+600
= 2,61 m
(H/5)+0,3
= 0,82 m
(H/6)+0,3
= 0,73 m
Luas galian pondasi = 0,82 x 0,73 = 0,598 m2 commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 145
•
Sta 0+700 H Sta 0+700 = 0 m (H/5)+0,3
= 0,3 m
(H/6)+0,3
= 0,3 m
Luas galian pondasi = 0,3 x 0,3 = 0,09 m2 •
Volume ( Sta 0+600 s/d 0+700 )
⎛ 0,598 + 0,09 ⎞ =⎜ ⎟ × 100 2 ⎝ ⎠ = 34,4 m³
commit to user
146 Tabel 5.2 Perhitungan Volume Galian Pondasi pada Dinding Penahan Sta
Jarak
0+000 0+100 0+200 0+300 0+400 0+500 0+600 0+700 0+800 0+864,49 0+877,82 0+891,15 0+944,49 1+009
100 100 100 100 100 100 100 100 64,49 13,33 13,33 53,34 64,51 53,34
KIRI
KANAN
H
(H/5)+0,3
(H/6)+0,3
Luas
‐ ‐ ‐ ‐ ‐ Sungai ‐ 4,124 0,57 1,867 1,766 1,914 2,024 11,119 9,024
‐ ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ 1,125 0,414 0,673 0,653 0,683 0,705 2,524 2,105
‐ ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ 0,987 0,395 0,611 0,594 0,619 0,637 2,153 1,804
‐ ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ 1,111 0,164 0,412 0,388 0,423 0,449 5,434 3,797
Volume
‐ ‐ ‐ ‐ ‐
63,704 28,754 39,989 40,544 43,592 294,168 461,561 204,537
H
(H/5)+0,3
(H/)+0,3
‐ ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ 2,61 0,985 0,74 0,743 0,743 9,203 6,916
‐ ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ 0,822 0,497 0,448 0,449 0,449 2,141 1,683
‐ ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ 0,735 0,464 0,423 0,424 0,424 1,834 1,453
Luas
‐ ‐ ‐ ‐ ‐ ‐
0,604 0,231 0,190 0,190 0,190 3,926 2,445
Volume
‐ ‐ ‐ ‐ ‐ 30,209 11,535 21,017 18,989 19,013 205,782 318,532 122,256
147
STA
JARAK
1+062,34 1+075,67 1+089 1+100 1+200 1+300 1+400 1+500 1+600 1+700 1+800 1+900 1+929,08 1+943,25 1+957,42
13,33 13,33 11 100 100 100 100 100 100 100 100 29,08 14,17 14,17
KIRI H
1,322 0,624 ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ Sungai 10,798 12,647 ‐ ‐ ‐
(H/5)+0,3
(H/6)+0,3
0,564
KANAN Luas
0,520 0,294 0,425 0,404 0,172 ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ 2,460 2,100 5,164 2,829 2,408 6,813 ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ ‐
Volume
H
23,265 8,581 ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ 258,217 10,022 598,853 11,921 340,636 ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ ‐
(H/5)+0,3
(H/)+0,3
Luas
Volume
‐ ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ 2,304 2,684 ‐
‐ ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ 1,970 2,287 ‐
‐ ‐ ‐ ‐ ‐ ‐
‐ ‐ ‐ ‐
‐
‐
‐
‐
‐
KIRI
KANAN
227,022 533,938 6,138
‐
JARAK
‐
‐
4,540
STA
306,916 ‐ ‐ ‐
148 H
2+010,76 2+051,19 2+104,53 2+118,70 2+132,87 2+200 2+300 2+400 2+500 2+600 2+700 2+800 2+900
53,34 40,43 53,34 14,17 14,17 67,13 100 100 100 100 100 100 100 100
2+982
(H/5)+0,3
(H/6)+0,3
Volume
‐ ‐ ‐ ‐ ‐ 1,25
‐ ‐ ‐ ‐ ‐ 0,550
‐ ‐ ‐ ‐ ‐ 0,508
‐ ‐ ‐ ‐ ‐ 0,280
1,952
0,690
3,76
1,052
6,703
0,625 0,432
0,927 0,975
1,641
Sungai 1,038 0,508 8,2 1,940 ‐ ‐ ‐ ‐
1,417 2,325
0,473 0,240 1,667 3,233
‐
‐
‐
‐
JUMLAH
Luas
H
‐ ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ 13,979 0,81 35,566 1,718 70,329 3,76 164,993 6,339 116,250 12,005 1,522 173,671 7,64 161,667 ‐ ‐ ‐ 3.154,861 ‐
(H/5)+0,3
(H/)+0,3
Luas
Volume
‐ ‐ ‐ ‐ ‐ 0,462
‐ ‐ ‐ ‐ ‐ 0,435
‐ ‐ ‐ ‐ ‐
0,644
1,568
‐
0,975
1,357
0,604
0,377
0,927
‐ ‐
0,201
0,586
1,052
‐
2,127
0,554
0,335
1,573 2,876053
‐
‐
‐
‐
‐
‐
1,828
JUMLAH
‐ 10,049 28,917 67,611 155,079 106,336 16,732 160,534 143,803 ‐ 2.504,268
149
perpustakaan.uns.ac.id
Volume total
digilib.uns.ac.id
= 3.154,861 + 2.504,268 = 5.659,129 m³
2. pasangan Batu untuk Dinding Penahan a. Ruas Kiri Sta 0+600 s/d 0+700 •
Sta 0+600 Lebar atas
= 0,25 m
H Sta 0+600
= 4,12 m
(H/5)+0,3
=1,12 m
(H/6)+0,3
= 0,98 m
Luas pasangan batu
⎧⎛ 0,25 + 0,98 ⎞ ⎫ = ⎨⎜ ⎟ × 4,12⎬ + (1,12 × 0,98) 2 ⎠ ⎩⎝ ⎭ = 3,63 m2
•
Sta 0+ 700 Lebar atas
= 0,25 m
H Sta 0+700
= 0,57 m
(H/5)+0,3
= 0,41 m
(H/6)+0,3
= 0,39 m
Luas pasangan batu
⎧⎛ 0,25 + 0,39 ⎞ ⎫ = ⎨⎜ ⎟ × 0,57 ⎬ + (0,41 × 0,39) 2 ⎠ ⎩⎝ ⎭ = 0,34 m2
Volume
⎛ 3,63 + 0,34 ⎞ =⎜ ⎟ × 100 2 ⎝ ⎠ = 198,61 m³
a. Ruas Kanan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Sta 0+600 s/d 0+700 •
Sta 0+600 Lebar atas
= 0,25 m
H Sta 0+600
= 2,61 m
(H/5)+0,3
= 0,82 m
(H/6)+0,3
= 0,73 m
Luas pasangan batu
⎧⎛ 0,25 + 0,73 ⎞ ⎫ = ⎨⎜ ⎟ × 2,61⎬ + (0,82 × 0,73) 2 ⎠ ⎩⎝ ⎭ = 1,87 m2
•
Sta 0+700 Lebar atas
= 0,25 m
H Sta 0+700
=0m
(H/5)+0,3
= 0,3m
(H/6)+0,3
= 0,3 m
Luas pasangan batu
⎧⎛ 0,25 + 0,3 ⎞ ⎫ = ⎨⎜ ⎟ × 0⎬ + (0,3 × 0,3) 2 ⎠ ⎭ ⎩⎝ = 0,09 m2
Volume
⎛ 1,87 + 0,09 ⎞ =⎜ ⎟ × 100 2 ⎝ ⎠ = 98 m³
commit to user
151 Tabel 5.3 Perhitungan Volume Pasangan Batu pada Dinding Penahan Sta
0+000 0+100 0+200 0+300 0+400 0+500 0+600 0+700 0+800 0+864,49 0+877,82 0+891,15 0+944,49 1+009
Jarak
100 100 100 100 100 100 100 100 64,49 13,33 13,33 53,34 64,51 53,34
KIRI
KANAN
H
(H/5)+0,3
(H/6)+0,3
Luas
‐ ‐ ‐ ‐ ‐ Sungai 4,124 0,57 1,867 1,766 1,914 2,024 11,119 9,024
‐ ‐ ‐ ‐ ‐ 1,125 0,414 0,673 0,653 0,683 0,705 2,524 2,105
‐ ‐ ‐ ‐ ‐ 0,987 0,395 0,611 0,594 0,619 0,637 2,153 1,804
‐ ‐ ‐ ‐ ‐ 3,662 0,347 1,215 1,134 1,254 1,347 18,795 13,065
Volume
H
(H/5)+0,3
(H/)+0,3
Luas
‐ ‐ ‐ ‐ ‐ 200,464 78,141 117,461 119,403 130,073 1007,087 1592,964 693,379
‐ ‐ ‐ ‐ ‐ 2,61 0,985 0,74 0,743 0,743 9,203 6,916
‐ ‐ ‐ ‐ ‐ 0,822 0,497 0,448 0,449 0,449 2,141 1,683
‐ ‐ ‐ ‐ ‐ 0,735 0,464 0,423 0,424 0,424 1,834 1,453
‐ ‐ ‐ ‐ ‐ 1,890 0,582 0,439 0,440 0,440 13,514 8,333
Volume
‐ ‐ ‐ ‐ ‐ 94,480 29,121 51,060 43,962 44,046 697,736 1092,361 416,647
152 KIRI STA 1+062,34 1+075,67 1+089 1+100 1+200 1+300 1+400 1+500 1+600 1+700 1+800 1+900 1+929,08 1+943,25 1+957,42 2+010,76
JARAK 13,33 13,33 11 100 100 100 100 100 100 100 100 29,08 14,17 14,17 53,34
H
(H/5)+0,3
(H/6)+0,3
0,564
0,520
1,322
KANAN Luas
Volume
0,803
0,624
0,425
0,404
‐ ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ Sungai 10,798 12,647 ‐ ‐ ‐ ‐
‐ ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ 2,460 2,829 ‐ ‐ ‐ ‐
‐ ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ 2,100 2,408 ‐ ‐ ‐ ‐
58,927 0,376
‐ ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ 17,850 23,620 ‐ ‐ ‐ ‐
18,783
‐ ‐ ‐ ‐ ‐ 892,510 2073,486 1180,977
‐ ‐ ‐ ‐
H
(H/5)+0,3
(H/)+0,3
Luas
‐ ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ 10,022 11,921 ‐ ‐ ‐ ‐
‐ ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ 2,304 2,684 ‐ ‐ ‐ ‐
‐ ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ 1,970 2,287 ‐ ‐ ‐ ‐
‐ ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ 15,667 21,259 ‐ ‐ ‐ ‐
Volume
‐ ‐ ‐ ‐ ‐ 783,326 1846,282 1062,956
‐ ‐ ‐ ‐
153 KIRI STA 2+051,19 2+104,53 2+118,70 2+132,87 2+200 2+300 2+400 2+500 2+600 2+700 2+800 2+900
JARAK 40,43 53,34 14,17 14,17 67,13 100 100 100 100 100 100 100 100
3+000
(H/5)+0,3
(H/6)+0,3
Luas
‐ ‐ ‐ ‐ 1,25 1,952 3,76 6,703 Sungai 1,038 8,2 ‐ ‐
‐ ‐ ‐ ‐ 0,550 0,690 1,052 1,641 0,508 1,940 ‐ ‐
‐ ‐ ‐ ‐ 0,508 0,625 0,927 1,417 0,473 1,667 ‐ ‐
‐ ‐ ‐ ‐ 0,754 1,286 3,187 7,913 0,615 11,092 ‐ ‐
JUMLAH
KANAN
H
Volume
‐ ‐ ‐ ‐ 37,677 101,980 223,652 554,975 395,626 30,767 585,350 554,583 ‐ 10.648,263
H
(H/5)+0,3
(H/)+0,3
Luas
‐ ‐ ‐ ‐ 0,81 1,718 3,76 6,339 1,522 7,64 ‐ ‐
‐ ‐ ‐ ‐ 0,462 0,644 1,052 1,568 0,604 1,828 ‐ ‐
‐ ‐ ‐ ‐ 0,435 0,586 0,927 1,357 0,554 1,573 ‐ ‐
‐ ‐ ‐ ‐ 0,478 1,096 3,187 7,219 0,946 9,841 ‐ ‐
JUMLAH
Volume
‐ ‐ ‐ ‐ 23,920 78,708 214,138 520,275 360,926 47,311 539,371 492,059 ‐ 8.438,687
perpustakaan.uns.ac.id
Volume total
digilib.uns.ac.id
= 10.648,263 + 8.438,687 = 19.086,95 m³
3. Plesteran 2 5 cm 3 0 cm
1 0 cm
H - 0 ,3
Gambar 5.8 Detail potongan A-A pada Dinding Penahan •
Ruas kiri
Luas=(0,1+0,3+0,25)x(100+100+64,49+13,33+13,33+53,34+64,51+53,34+13,33+13,3 3+100+100+100+100) = 0,65 x 889 = 577,785 m2
•
Ruas kanan
Luas=(0,1+0,3+0,25)x(100+64.49+13,33+13,33+53,34+64,51+53,34+100+ 100+100+100+100+100) = 0,65 x 962,34 = 625,52 m2 Luas total = 577,785 + 625,52 = 1.203,305 m2
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 139
3. Siaran • Ruas kiri Sta 0+600 s/d 0+700 H Sta 0+600
= 4,12 m
H – 0.3 Sta 0+600
= 3,82 m
H Sta 0+700
= 0,57 m
H – 0,3 Sta 0+700
= 0,27 m
Luas
⎛ 3,82 + 0,27 ⎞ 2 =⎜ ⎟ × 100 = 204,5 m 2 ⎝ ⎠
• Ruas kanan Sta 0+600 s/d 0+700 H Sta 0+600
= 2,61 m
H – 0.3 Sta 0+000
= 2,31 m
H Sta 0+700
=0m
H – 0,3 Sta 0+100
=0m
Luas
⎛ 2,31 + 0 ⎞ =⎜ ⎟ × 100 ⎝ 2 ⎠ = 115,5 m2
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 140
Perhitungan selanjutnya dapat dilihat pada tabel 5.4 Tabel 5.4 Perhitungan Luas Siaran pada dinding Penahan KIRI STA
KANAN
JARAK H
0+000 100 0+100 100 0+200 100 0+300 100 0+400 100 0+500 100 0+600 100 0+700 100 0+800 64,49 0+864,49 13,33 0+877,82 13,33 0+891,15 53,34 0+944,49 64,51 1+009 53,34 1+062,34 13,33 1+075,67 13,33 1+089 11 1+100 100 1+200 100
‐ ‐ ‐ ‐ Sungai 4,124 0,57 1,867 1,766 1,914 2,024 11,119 9,024 1,322 0,624 ‐ ‐ ‐
H-0,3 ‐ ‐ ‐ ‐
LUAS (M2) ‐ ‐
‐ ‐ 3,824
H
H-0,3
‐ ‐ ‐ ‐
‐ ‐ ‐ ‐
2,61
LUAS (M2)
‐ ‐ ‐ ‐ 2,31
204,7 0,27
115,5
91,85
1,567
0,985
34,25 0,685
151,65 1,466
56,25 0,74
154 1,614
0,44
0,743
44,15 0,443
166,9 1,724
44,3 0,743
627,15 10,819
0,443
467,3
9,203
8,903
6,916
6,616
977,15 8,724
775,95
487,3
1,022
67,3 ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ ‐
0,324
‐ ‐ ‐
commit to user
‐ ‐ ‐
330,8 ‐ ‐ ‐
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 141
1+300
100
‐
STA
JARAK
H
1+400 1+500 1+600 1+700 1+800 1+900 1+929,08 1+943,25 1+957,42 2+010,76 2+051,19 2+104,53 2+118,70 2+132,87 2+200 2+300 2+400 2+500 2+600 2+700 2+800 2+900
100 100 100 100 100 29,08 14,17 14,17 53,34 40,43 53,34 14,17 14,17 67,13 100 100 100 100 100 100 100
‐ ‐ Sungai 10,798 12,647 ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ 1,25 1,952 3,76 6,703 Sungai 1,038 8,2 ‐
‐
‐ ‐
KIRI H-0,3 LUAS (M2) ‐ ‐ 10,498 12,347 ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ 0,95 1,652 3,46 6,403
‐
7,9 ‐
H
‐ ‐ 10,022 1142,25 11,921 617,35 ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ 0,81 130,1 1,718 255,6 3,76 493,15 6,339 320,15
0,738
‐
‐ KANAN H-0,3 LUAS (M2)
‐ ‐ 9,722 11,621 ‐ ‐ ‐ ‐
‐ 486,1 1067,15
‐ ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ 0,51 96,4 1,418
243,9 3,46
474,95 6,039
1,522 1,222 431,9 7,64 7,34 395 ‐ ‐
commit to user
581,05
301,95
428,1 367
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 142
3+000
100
Volume total
‐
‐ ‐ JUMLAH 6.13,5
‐ ‐ JUMLAH 5.915,1
‐
= 6.713,5 + 5.915,1 = 12.628,86 m³
5.2.4. Penghitungan Volume Pekerjaan Perkerasan 1. Lapis Pondasi Bawah
0,13m
0,13 m
7,35 m
0,13 m
Gambar 5.9. Sket lapis pondasi bawah
⎛ 7,35 + 7,61 ⎞ L = ⎜ ⎟ × 0,13 2 ⎠ ⎝ = 0,972 m² V = 0,972 x 2.400 = 2.333,76 m³ 2. Lapis Pondasi Atas
0,20 m 0,20 m
7,15m
0,20 m
5.10. Sket lapis pondasi atas
⎛ 7,15 + 7,45 ⎞ L = ⎜ ⎟ × 0,20 2 ⎝ ⎠ = 1,46 m² V = 1,46 x 2.400
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 143
= 3.504 m³ 3. Lapis Resap Pengikat (prime Coat) Luas = Lebar pondasi atas x Panjang jalan = 7,15 x 2.400 = 17.160 m² 4. Lapis Permukaan 0,075m
0,075m
7m
0,075m
Gambar 5.11. Sket lapis permukaan
⎛ 7 + 7,15 ⎞ L = ⎜ ⎟ × 0,075 ⎝ 2 ⎠ = 0,53 m² V = 0,53 x 3.000 = 1.590 m³ 5.2.5. Penghitungan Volume Pekerjaan Pelengkap 1. Pekerjaan Pengecatan Marka Jalan Ukuran marka 0,10m
0,10m 3 m
2m
Gambar 5.12 Sket marka jalan a. Marka ditengah (putus-putus) Jumlah = Panjang jalan – Panjang Tikungan (PI1+PI2) 5 =3000 - (224,5+207,11) 5
commit to user
2m
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 144
= 513,67 buah Luas = 513,67 x (0,1x 2) = 102,73 m² b. Marka Tikungan (menerus) Luas = Panjang tikungan (PI1+PI2) x lebar marka = (224,5+207,11) x 0,1 = 43,16 m²
c. Luas total marka jalan Luas
= 102,73 + 43,16 = 145,89 m²
2. Rambu Jalan Digunakan 1
rambu jalan setiap memasuki tikungan. Jadi total rambu yang
dugunakan adalah = 2 x 2 = 4 rambu jalan 3. Patok Jalan Digunakan 30 buah patok setiap 100 m. Digunakan 3 buah patok kilometer.
5.3 Analisa Perhitungan Waktu Pelaksanaan Proyek 5.3.1. Pekerjaan Umum 1. Pekerjaan pengukuran diperkirakan dikerjakan selama 3 minggu. 2. Pekerjaan mobilisasi dan demobilisasi diperkirakan dikerjakan selama 4 minggu. 3. Pembuatan papan nama proyek diperkirakan selama 1 minggu. 4. Pembuatan Direksi Keet diperkirakan selama 1 minggu. 5. Pekerjaan administrasi dan dokumentasi diperkirakan selama 12 minggu.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 145
5.3.2. Pekerjaan Tanah 1. Pekerjaan pembersihan semak dan pengupasan tanah : Luas = 23.880 m² Kemampuan pekerjaan per hari berdasar kuantitas kerja tenaga kerja diperkirakan 900 m² Kemampuan pekerjaan per minggu = 900 m² x 6 hari = 5400 m² Waktu yang dibutuhkan untuk pekerjaan pembersihan semak dan pengupasan tanah =
23880 = 4,42 ≈ 6 minggu 5400
2. Pekerjaan persiapan badan jalan : Luas = 18.554,47 m2 Kemampuan pekerjaan per hari berdasar kuantitas kerja Vibratory Roller adalah 249 m²/jam x 7 jam =1743 m2 Kemampuan pekerjaan per minggu = 1743 m2 x 6 hari = 10458 m2 Misal digunakan 2 Vibratory Roller maka waktu yang dibutuhkan untuk pekerjaan pembersihan : =
18554,47 = 0,88 ≈ 3 minggu 2 × 10458
3. Pekerjaan galian tanah : Volume galian = 82.544,237 m3 Kemampuan pekerjaan per hari berdasar kuantitas kerja Excavator adalah 18,68 m³/jam x 7 jam = 130,76 m3 Kemampuan pekerjaan per minggu = 130,76 m3 x 6 hari = 784,56 m3
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 146
Misal digunakan 7 buah Excavator maka waktu yang dibutuhkan untuk pekerjaan galian : =
82544,237 = 15,03 ≈ 15 minggu 7 × 784,56
4. Pekerjaan timbunan tanah setempat : Volume timbunan = 73.550,557 m3 Kemampuan pekerjaan per hari berdasar kuantitas kerja Whell Loader diperkirakan = 56,03 m³/jam x 7 jam = 392,21 m3 Kemampuan pekerjaan per minggu = 392,21 m3 x 6 hari = 2353,26 m3 Misal digunakan 5 buah Whell Loader maka waktu yang dibutuhkan untuk pekerjaan timbunan : =
73550,557 = 6,25 ≈ 8 minggu 5 x 2353,26
5.3.3. Pekerjaan Drainase
1. Pekerjaan galian saluran drainase : Volume galian saluran = 4.800 m3 Kemampuan pekerjaan per hari berdasar kuantitas kerja Excavator adalah 18,68 m³/jam x 7 jam = 130,76 m3 Kemampuan pekerjaan per minggu = 130,76 m3 x 6 hari = 784,56 m3 Misal digunakan 2 buah Excavator maka waktu yang dibutuhkan untuk pekerjaan galian : =
4.800 = 3,05 ≈ 3 minggu 2 x 784,56
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 147
2. Pekerjaan pasangan batu dengan mortar : Volume pasangan batu = 2112 m3 Kemampuan pekerjaan per hari diperkirakan 150 m3 Kemampuan pekerjaan per minggu = 150 x 6 = 900 m3 Waktu yang dibutuhkan untuk pekerjaan pasangan batu : =
2112 = 2,34 ≈ 3 minggu 900
3. Pekerjaan plesteran : Volume plesteren = 1920 m2 Kemampuan pekerjaan per hari diperkirakan 150 m2 Kemampuan pekerjaan per minggu = 150 x 6 = 900 m2 Waktu yang dibutuhkan untuk pekerjaan plesteran : =
1920 = 2,13 ≈ 3 minggu 900
4. Pekerjaan siaran Volume siaran = 5280 m2 Kemampuan pekerjaan per hari diperkirakan 150 m2 Kemampuan pekerjaan per minggu = 150 x 6 = 900 m2 Waktu yang dibutuhkan untuk pekerjaan siaran : =
5280 = 5,86 ≈ 6 minggu 900
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 148
5.3.4. Pekerjaan Dinding Penahan
1. Pekerjaan Galian Pondasi Volume galian pondasi = 5.659,129 m³ Kemampuan pekerjaan per hari berdasar kualitas kerja Excavator adalah 18,68m³/jam x 7 jam = 130,76m3 Kemampuan pekerjaan per minggu = 130,76 m3 x 6 hari = 784,56 m3 Misal digunakan 4 buah Excavator maka waktu yang dibutuhkan untuk pekerjaan galian : =
5659,129 = 1,8 ≈ 2 minggu 784,56
2. Pekerjaan Pasangan Batu dengan Mortar Volume galian pondasi = 19.086,95 m³ Kemampuan pekerjaan per hari berdasarkan kuantitas kerja Concrete Mixer adalah 17,43 m 3 Kemampuan pekerjaan per minggu = 17,43 m 3 × 6 hari = 104,58 m 3 Misal digunakan 16 buah Concrete Mixer maka waktu yang dibutuhkan untuk pekerjaan pasangan batu =
19.086,95 = 11,40 ≈ 11 minggu 16 × 104,58
3. Pekerjaan Plesteran Luas plesteran= 1.203,305 m2 Kemampuan pekerjaan per hari diperkirakan 150 m2 Kemampuan pekerjaan per minggu = 150 x 6 = 900 m2 Waktu yang dibutuhkan untuk pekerjaan pasangan batu:
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 149
=
1.203,305 = 1,3 ≈ 2 minggu 900
4. Pekerjaan Siaran Luas siaran= 12.628,86 m2 Kemampuan pekerjaan per hari diperkirakan 600 m2 Kemampuan pekerjaan per minggu = 600 x 6 = 3600 m2 Waktu yang dibutuhkan untuk pekerjaan pasangan batu: =
12.628,86 = 3,51 ≈ 4 minggu 3600
5.3.5. Pekerjaan Perkerasan 1. Pekerjaan LPB (Lapis Pondasi Bawah) : Volume = 2.333,76 m³ Kemampuan pekerjaan per hari berdasar kuantitas kerja Whell Loader diperkirakan = 56,03 m³ x 7 jam = 392,18 m3 Kemampuan pekerjaan per minggu = 392,18 m3 x 6 hari = 2353,08 m3 Waktu yang dibutuhkan untuk pekerjaan LPB : =
2.333,76 = 0,99 minggu ≈ 2minggu 2353,08
2. Pekerjaan LPA (Lapis Pondasi Atas) : Volume = 3.504 m3 Kemampuan pekerjaan per hari berdasar kuantitas kerja Whell Loader diperkirakan = 16,01 m³ x 7 jam = 112,07 m3 Kemampuan pekerjaan per minggu = 112,07 m3 x 6 hari = 672,42 m3 Waktu yang dibutuhkan untuk pekerjaan LPA : =
3.504 = 5,2 ≈ 6 minggu 672,42
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 150
3. Pekerjaan Prime Coat : Luas volume perkerjaan untuk Prime Coat adalah 17.160 m2 Kemampuan pekerjaan per hari berdasar kuantitas kerja Asphalt Sprayer diperkirakan 2.324 l/m2 Kemampuan pekerjaan per minggu = 2.324 x 6 = 13.944 l/m2 Waktu yang dibutuhkan untuk pekerjaan prime coat : =
17.160 = 1,23 ≈ 2minggu 13944
4. Pekerjaan LASTON : Volume = 1.590 m3 Kemampuan pekerjaan per hari berdasar kuantitas kerja Asphalt Finisher diperkirakan 14,43 x 7 jam = 101,01 m3 Kemampuan pekerjaan per minggu = 101,01 x 6 = 606,06 m3 Misal digunakan 3 unit Asphalt Finisher maka waktu yang dibutuhkan untuk pekerjaan LASTON =
1.590 = 2,62 ≈ 3 minggu 606,06
5.3.6. Pekerjaan Pelengkap 1. Pekerjaan marka jalan : Luas = 145,89 m2 Kemampuan pekerjaan per hari berdasar kuantitas tenaga kerja diperkirakan 93,33 m2 Kemampuan pekerjaan per minggu = 93,33 x 6 = 559,98 m2 Waktu yang dibutuhkan untuk pekerjaan galian bahu :
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 151
=
145,89 = 0,26 ≈ 1 minggu 559,98
2. Pekerjaan rambu jalan diperkirakan selama 1 minggu. 3. Pembuatan patok kilometer diperkirakan selama 1 minggu.
5.4. Analisa Perhitungan Harga Satuan Pekerjaan Perhitungan harga satuan pekerjaan dihitung dengan cara mengalikan volume dengan upah atau harga tenaga /material dan peralatan,kemudian dijumlah dikalikan 10 % (Overhead dan Profit). Hasil dari jumlah biaya ditambah dengan hasil Overhead dan Profit dinamakan Harga Satuan Pekerjaan. Contoh perhitungan pekerjaan penyiapan badan jalan: Diketahui : a. Tenaga 1. Pekerja (jam) ; Volume 0,0161 ; Upah Rp 5.500,00 Biaya = Volume x Upah = 0,0161 x 5.500,00 = 88,55 2. Mandor (jam) ; Volume 0,004 ; Upah Rp 9.000,00 Biaya = Volume x Upah = 0,004 x 9.000,00 = 36 Total biaya tenaga = 124,55
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 152
b. Peralatan 1. Motor Grader (jam) ; Volume 0,0025 ; Harga Rp 220.000,00 Biaya = Volume x Upah = 0,0025 x 220.000,00 = 550 2. Vibro Roller (jam) ; Volume 0,004 ; Harga Rp 170.000,00 Biaya = Volume x Upah = 0,004 x 170.000,00 = 680 3. Water Tanker (jam) ; Volume 0,0105 ; Harga Rp 108.000,00 Biaya = Volume x Upah = 0,0105 x 108.000,00 = 1.134 4. Alat Bantu (Ls) ; Volume 1 ; Harga Rp 150,00 Biaya = Volume x Upah = 1 x 150,00 = 150,00 Total biaya peralatan
= 2514
Total biaya tenaga dan peralatan = 2638,55 (A) Overhead dan Profit 10 % x (A) = 263,85 (B) Harga Satuan Pekerjaan (A + B) = 2902,40
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 153
5.5. Analisa Perhitungan Bobot Pekerjaan Perhitungan bobot pekerjaan dihitung dengan membandingkan harga tiap pekerjaan dengan jumlah harga pekerjaan (dalam persen). Bobot =
harga tiap pekerjaan × 100% Jumlah harga pekerjaan
Contoh perhitungan : Bobot pekerjaan pengukuran =
=
harga tiap pekerjaan × 100% Jumlah harga pekerjaan Rp.5.000.000,00 × 100% Rp.10.410.935.492,10
= 0,048 %
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 154
Tabel 5.5. Rekapitulasi Perkiraan Waktu Pekerjaan Volume Pekerjaan
Kemampuan Kerja per hari
Kemampuan Kerja per minggu
Waktu Pekerjaan (minggu)
a). Pengukuran
Ls
-
-
3
b). Mobilisasi dan Demobilisasi
Ls
-
-
4
c). Pembuatan papan nama proyek
Ls
-
-
1
d). Pekerjaan Direksi Keet
Ls
-
-
1
e). Administrasi dan Dokumentasi
Ls
-
-
12
23.880 m2
900 m2
5400 m2
6
18.554,47 m2
1743 m2
10.458 m2
No. 1
2
Uraian Pekerjaan Umum :
Pekerjaan Tanah : a). Pembersihan semak dan pengupasan tanah b). Persiapan badan jalan
3
3
130,76 m
784,56 m
15
d). Timbunan tanah (biasa)
73.550,55 m3
392,21 m3
2.353,26 m3
8
4.800 m3
130,76 m3
784,56 m3
3
Drainase :
c). Plesteran c). Siaran
3
3
150 m
2.112 m
2
150 m
2
3
2
3
2
6
900 m
2
1.920 m
3
900 m
2
5280 m
150 m
900 m
5.659,12 m3
130,76 m3
784,56 m3
Dinding penahan a). Galian pondasi b). Pasangan batu dengan mortar c). Plesteran c). Siaran
3
19.086,95 m
17,43 m
2
2
1.203,31 m
2
3
3
104,58 m 2
150 m
900 m
2
2 11 2
2
12.628,86 m
600 m
3600 m
2.333,76 m3
392,18 m3
2.353,08 m3
4
Perkerasan : a). Lapis Pondasi Bawah (LPB) b). Lapis Pondasi Atas (LPA) c). Prime Coat
3
3.504 m
2
17.160 m 3
3
112,07 m
2
2.324 m
3
2
3
6
2
2
3
672,42 m 13.944 m
1.590m
101,01 m
606,06 m
3
a). Marka jalan
145,89 m2
93,33 m2
559,98 m2
1
b). Rambu jalan
Ls
-
-
1
c). Patok kilometer
Ls
-
-
1
d). Lapis Laston 5
3
82.544,23 m
b). Pasangan batu dengan mortar
4
3
c). Galian tanah (biasa)
a). Galian saluran
5.
3
Pelengkap
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 155
Dari hasil analisis perhitungan waktu pelaksanaan, analisis harga satuan pekerjaan dan perhitungan bobot pekerjaan, maka dapat dibuat Rencana Anggaran Biaya (RAB) dan
Time Schedule pelaksanaan proyek dalam bentuk Bar Chard dan Kurva S.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 156
5.6.
REKAPITULASI RENCANA ANGGARAN BIAYA
PROYEK : PEMBANGUNAN JALAN RAYA PRINGAPUS - WATES PROPINSI : JAWA TENGAH TAHUN ANGGARAN : 2010 PANJANG PROYEK : 3000 m Tabel 5.6. Rekapitulasi Rencana Anggaran Biaya
NO.
URAIAN PEKERJAAN
KODE ANALISA
VOLUME
SATUAN
HARGA SATUAN (Rp.)
JUMLAH HARGA (Rp.)
1
2
3
4
5
6
7=4x6
-
1 1 1 1 1
Ls Ls Ls Ls Ls
BOBOT
BAB I : UMUM
1 2 3 4 5
Pengukuran Mobilisasi dan demobilisasi Papan nama proyek Direksi Keet Administrasi dan dokumentasi
5.000.000,00 20.000.000,00 500.000,00 1.000.000,00 2.200.000,00
5.000.000,00 20.000.000,00 500.000,00 1.000.000,00 2.200.000,00
JUMLAH BAB 1 : UMUM
28.700.000,00
0,048 0,192 0,005 0,010 0,021
BAB II : PEKERJAAN TANAH
1 2 3 4
Pembersihan semak dan pengupasan tanah Persiapan badan jalan Galian tanah (biasa) Timbunan tanah (biasa)
K-210
23.880
M2
EI-33 EI-331 EI-321
18.554,47 82.544,23 73.550,55
M2 M3 M3
1877,26 1498,22 3.501,08 34.395,54
44.828.968,8 27.798.678,04 288.993.952,8 2.529.810.885
JUMLAH BAB 2 : PEKERJAAN TANAH
2.891.432.484
0,431 0,267 2,776 24,300
BAB III : PEKERJAAN DRAINASE
1 2 3 4
Galian saluran Pasangan batu dengan mortar Plesteran Siaran
EI-21 EI-22 G-501 EI-23
4.800 2.112 1.920 5.280
M3 M3 M2 M2
3.326,84 275.202,66 13.507,65 6.343,93
15.968.832 581.228.017,9 25.934.688 33.495.950,4
0,153 5,583 0,249 0,322
JUMLAH BAB 3 : PEKERJAAN DRAINASE
656.627.488,3
EI-21 5.659,13 M3 3.326,84 EI-22 19.086,95 M3 275.202,66 G-501 1.203,30 M2 13.507,65 EI-23 12.628,86 M2 6.343,93 JUMLAH BAB 4: PEKERJAAN DINDING PENAHAN
18.827.020,05 5.252.779.411 16.253.755,25 80.116.603,82 5.367.976.790
0,181 50,454 0,156 0,770
EI-521 EI-512 EI-611 EI-815
141.684,71 251.253,43 8.745,83 56.212,59
330.658.108,8 880.392.018,7 150.078.442,8 89.378.018,1
3,176 8,456 1,442 0,859
JUMLAH BAB 5 : PEKERJAAN PERKERASAN
1.450.506.588
BAB IV : PEKERJAAN DINDING PENAHAN
1 2 3 4
Galian pondasi Pasangan batu dengan mortar Plesteran Siaran
BAB V : PEKERJAAN PERKERASAN
1 2 3 4
Konstruksi LPB kelas A Konstruksi LPA kelas A Pekerjaan Prime Coat Pekerjaan LASTON
2.333,76 3.504 17.160 1.590
M3 M3 M2 M3
BAB VI : PEKERJAAN PELENGKAP
1 2 3
Marka jalan Pekerjaan rambu jalan Patok kilometer
LI-841 LI-842 LI-844
145,89 4 3
M2 Buah Buah
92.031,23 302.327,74 352.131,23
13.426.436,14 1.209.310,96 1.056.393,69
JUMLAH BAB 6 : PEKERJAAN PELENGKAP
15.692.140,79
REKAPITULASI BAB I : UMUM BAB II : PEKERJAAN TANAH BAB III : PEKERJAAN DRAINASE BAB IV : PEKERJAAN DINDING PENAHAN BAB V : PEKERJAAN PERKERASAN BAB V I : PEKERJAAN PELENGKAP JUMLAH PPn 10%
28.700.000,00 2.891.432.484 656.627.488,3 5.367.976.790 1.450.506.588 15.692.140,79 10.410.935.492,10 1041093549 11.452.029.041,31
JUMLAH TOTAL Dibulatkan = (Rp.) 11.452.050.000 SEBELAS MILYAR EMPAT RATUS LIMA PULUH DUA JUTA LIMA PULUH RIBU RUPIAH
commit to user
0,129 0,012 0,010 100
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan
1.
Jalan Pringapus – Wates merupakan jalan arteri dengan spesifikasi jalan kelas II, lebar perkerasan 2 × 3,5 m ,dengan kecepatan rencana 60 Km a.
Jam
Pada PI1 direncanakan jenis tikungan Spiral-Circle-Spiral dengan jarijari lengkung rencana 140 m, sudut PI1 sebesar 590 10' 4,6" .
b.
Pada PI 2 direncanakan jenis tikungan Spiral-Circle-Spiral dengan jarijari lengkung rencana 120 m, sudut PI 2 sebesar 580 19' 55,56" .
2.
Pada alinemen vertical jalan Pringapus – Wates terdapat 9 PVI . Untuk mendapatkan keseimbangan antara galian dan timbunan.
3.
Perkerasan jalan Pringapus – Wates menggunakan jenis perkerasan lentur berdasarkan volume LHR yang ada dengan : a.
Jenis bahan yag dipakai adalah : 1)
Surface Course
: LASTON MS 340
2)
Base Course
: Batu pecah Kelas A ( CBR 100% )
3)
Sub Base Course
: Sirtu Kelas A ( CBR 70% )
commit to user 173
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 174
b.
Dengan perhitungan didapatkan dimensi dengan tebal dari masingmasing lapisan :
4
1)
Surface Course
: 7,5 cm
2)
Base Course
: 20 cm
3)
Sub Base Course
: 13 cm
Perencanaan jalan Pringapus – Wates dengan panjang 3013 m memerlukan biaya untuk pembangunan sebesar Rp11.452.050.000 (SEBELAS MILYAR EMPAT RATUS LIMA PULUH DUA JUTA LIMA PULUH RIBU RUPIAH), dan dikerjakan selama 6 bulan.
6.2 Saran 1.
Perencanaan geometrik jalan sebaiknya berdasarkan data hasil survey langsung di lapangan agar diperoleh perencanaan yang optimal.
2.
Perencanaan perkerasan jalan sebaiknya menggunakan data selengkap mungkin baik data lalu lintas maupun data lainnya agar pembangunan dapat berjalan dengan optimal.
3.
Bagi tenaga kerja mendapat asuransi kecelakaan diri dan jaminan keselamatan dan kesehatan kerja mengingat pelaksanaan proyek adalah pekerjaan dengan resiko kecelakaan tinggi.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PENUTUP
Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT, karena berkat rahmat, hidayah serta inayah-Nya Tugas Akhir ini dapat diselesaikan dengan baik dan lancar.
Tugas akhir ini merupakan syarat yang harus dipenuhi untuk memperoleh gelar Ahli Madya di Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Akhir kata diucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam terselesaikannya tugas akhir ini baik secara moril maupun spiritual. Semoga tugas akhir ini dapat bermanfaat bagi para pembaca pada umumnya dan bagi rekan-rekan mahasiswa Fakultas Teknik pada khususnya.
Surakarta,
April 2011
Penyusun
ANIS RINGGA KUSUMA
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR PUSTAKA
Departemen
Pekerjaan
Umum
Direktorat
Jendral
Bina
Marga
No. 01/PD/BM/1983, Pedoman Penentuan Tebal Perkerasan Lentur Jalan Raya , Badan Penerbit Pekerjaan Umum. Jakarta : 1983 Departemen
Pekerjaan
Umum
No. 038/T/BM/1997,
Direktorat
Jendral
Bina
Marga
Tata Cara Perencanaan Geometrik Jalan
Antar Kota, Badan Penerbit Pekerjaan Umum. Jakarta : 1997. Departemen Pekerjaan Umum Direktorat Jendral Bina Marga, Petunjuk Perencanaan Tebal Perkerasan Lentur Jalan Raya Dengan Metode Analisa Komponen, Yayasan Badan Penerbit Pekerjaan Umum. Jakarta : 1987. Direktorat Jendral Bina Marga Departemen Pekerjaan Umum dan Tenaga Listrik No. 13/1970, Peraturan Perencanaan Geometrik Jalan Raya, Badan Penerbit Pekerjaan Umum. Jakarta : 1970. Ir. Sanusi, Perencanaan dan Perhitungan Tikungan Jalan Raya, Universitas Sebelas Maret Surakarta Jurusan Teknik Sipil. Surakarta : 1987. Shirley L. Hendarsin, Perencanaan Teknik Jalan Raya, Politeknik Negeri Bandung Jurusan Teknik Sipil. Bandung : 2000. Silvia Sukirman, Parkerasan Lentur Jalan Raya, Nova. Bandung : 1995.
commit to user