perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PERENCANAAN GEOMETRIK DAN RENCANA ANGGARAN BIAYA RUAS JALAN SODONG – KEMBANGARUM KABUPATEN SALATIGA TUGAS AKHIR Disusun sebagai Salah Satu Syarat untuk memperoleh Gelar Ahli Madya pada Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret Surakarta
Disusun Oleh :
HERI SETIYAWAN I 8207007
PROGRAM DIPLOMA III TEKNIK SIPIL TRANSPORTASI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2011 commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmad, hidayah
serta
inayahnya-Nya,
“PERENCANAAN GEOMETRIK
sehingga DAN
Tugas
Akhir
dengan
judul
RENCANA ANGGARAN BIAYA
RUAS JALAN SODONG – KEMBANGARUM,
KABUPATEN SALATIGA”
dapat diselesaikan dengan baik.
Tugas Akhir ini merupakan salah satu syarat yang harus dipenuhi untuk meraih gelar Ahli Madya pada Jurusan Teknik Sipil Universitas Sebelas Maret Surakarta. Dengan adanya Tugas Akhir ini diharapkan dapat menambah pengetahuan dan pengalaman mengenai perencanaan jalan bagi penulis maupun pembaca.
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu penyusunan dan pengerjaan Tugas Akhir ini. Secara khusus penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1.
Ir.Mukahar, MSCE, selaku Dekan Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret Surakarta.
2.
Ir.Bambang Santoso, MT, Selaku Ketua Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret Surakarta.
3.
Achmad Basuki, ST. MT Selaku Ketua Program D3 Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret Surakarta.
4.
Endah Safitri ST, MT, Selaku Dosen Pembimbing Akademik. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
5.
Ir. Agus Sumarsono, MT Selaku Dosen Pembimbing Tugas Akhir.
6.
Ir. Djoko Sarwono, MT Selaku Tim Dosen Penguji Tugas Akhir.
7.
Ir. Djumari, MT Selaku Tim Dosen Penguji Tugas Akhir.
8.
Teman –teman seperjuanganku D3 Teknik Sipil Transportasi angkatan 2007 (Fee-3, Dyaz, Rizal, Bowo, Baktiar, Aniz, Aji, Dadang, EP, Tri, Dewa,), buat Alm. Bagus ST semoga kamu tenang disisi-Nya dan tidak lupa untuk kakak” angkatan 2005, 2006, & adik” tingkat angkatan 2008 terima kasih atas kerja samanya dan dukungannya.
Dalam Penyusunan Tugas Akhir ini penulis menyadari masih terdapat kekurangan dan jauh dari kesempurnaan, maka
diharapkan saran dan kritik yang bersifat
membangun, akhir kata semoga Tugas Akhir ini dapat bermanfaat bagi kita semua, amin.
Surakarta,
Februari 2012
Penyusun
HERI SETIYAWAN
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB I PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Perkembangan jalan raya merupakan salah satu hal yang selalu beriringan dengan kemajuan teknologi dan pemikiran manusia yang menggunakannya, karenanya jalan merupakan fasilitas penting bagi manusia supaya dapat mencapai suatu daerah yang ingin dicapai.
Jalan raya adalah suatu lintasan yang bertujuan melewatkan lalu lintas dari suatu tempat ke tempat yang lain. Arti Lintasan disini dapat diartikan sebagai tanah yang diperkeras atau jalan tanah tanpa perkerasan, sedangkan lalu lintas adalah semua benda dan makhluk hidup yang melewati jalan tersebut baik kendaraan bermotor, tidak bermotor, manusia, ataupun hewan.
Pembuatan jalan yang menghubungkan Sodong – Kembangarum yang melewati desa Kecandran yang terletak di Kabupaten Salatiga yang bertujuan untuk memberikan kelancaran, keamanan, dan kenyamanan bagi pemakai jalan serta membuka pertumbuhan ekonomi yang semakin cepat Sodong – Kembangarum demi kemajuan daerah, menanggulangi kemacetan di daerah tersebut. commit to user
1
antara 2 daerah yaitu
pemerataan ekonomi, dan
2 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
1.2 Rumusan Masalah 1. Bagaimana merencanakan geometrik jalan yang menghubungkan Sodong – Kembangarum agar memperoleh jalan sesuai dengan fungsi dan kelas jalannya? 2. Bagaimana merencanakan Tebal Perkerasan Jalan? 3. Anggaran Biaya, dan Time Schedule yang dibutuhkan untuk membuat jalan tersebut?
1.3 Tujuan Dalam pembangunan jalan ini ada pun tujuan yang hendak dicapai yaitu :
Membuat realigmen atau alinemen baru disertai dengan rancangan perkerasan beserta anggaran biaya dan time schedule
1.4
Teknik Perencanaan
Dalam penulisan ini perencanaan yang menyangkut hal pembuatan jalan akan disajikan sedemikian rupa sehingga memperoleh jalan sesuai dengan fungsi dan kelas jalan. Hal yang akan disajikan penulisan ini adalah :
1.4.1
Perencanaan geometrik jalan
Dalam perencanaan geometrik jalan raya pada penulisan ini mengacu pada Peraturan Perencanaan Geometrik Jalan Antar Kota Tahun 1997 dan Petunjuk Perencanaan Tebal Perkerasan Lentur Jalan Raya Dengan Metode Analisa Komponen SKBI 2.3.26 Tahun 1987 yang dikeluarkan oleh Dinas Pekerjaan commit to user
3 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Umum Direktorat Jenderal Bina Marga. Perencanaan geometrik ini akan membahas beberapa hal antara lain : a. Alinemen Horisontal Alinemen (Garis Tujuan) horisontal merupakan trase jalan yang terdiri dari :
Garis lurus (Tangent), merupakan jalan bagian lurus.
Lengkungan horisontal yang disebut tikungan yaitu : a.)
Full – Circle
b.)
Spiral – Circle – Spiral
c.)
Spiral – Spiral
Pelebaran perkerasan pada tikungan.
Kebebasan samping pada tikungan
b. Alinemen Vertikal Alinemen Vertikal adalah bidang tegak yang melalui sumbu jalan atau proyeksi tegak lurus bidang gambar. Profil ini menggambarkan tinggi rendahnya jalan terhadap muka tanah asli. c. Stationing d. Overlapping
1.4.2
Perencanaan Tebal Perkerasan Lentur
Penulisan ini membahas tentang perencanaan jalan baru yang menghubungkan dua daerah. Untuk menentukan tebal perkerasan yang direncanakan sesuai dengan Petunjuk Perencanaan Tebal Perkerasan Lentur Jalan Raya Dengan Metode Analisis Komponen Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga. Satuan perkerasan yang dipakai adalah sebagai berikut :
commit to user
4 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
1. Lapis Permukaan (Surface Course) : Lapen (Mekanis) 2. Lapis Pondasi Atas (Base Course) : Batu Pecah CBR 80% 3. Lapis Pondasi Bawah (Sub Base Course) : Sirtu CBR 50 %
1.4.3
Rencana Anggaran Biaya dan Jadwal Waktu Pelaksanaan (Time schedule)
Menghitung Rencana Angaran Biaya yang meliputi : 1. Volume pekerjaan. 2. Harga satuan pekerjaan, bahan dan peralatan. 3. Alokasi waktu penyelesaian masing – masing pekerjaan. Dalam mengambil kapasitas pekerjaan satuan harga dari setiap pekerjaan perencanaan ini mengambil dasar dari Analisa Harga Satuan tahun 2010 Dinas Pekerjaan Umum Direktorat Jendral Bina Marga Surakarta.
commit to user
5 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
1.5.
Bagan Alir / Flow Chart Perencanaan
Untuk lebih jelasnya, perencanaan jalan ini dapat dilihat pada bagan alir/Flow Chart dibawah ini : Mulai
Data Geometrik Kelas Medan Jalan Kelas jalan menurut Fungsinya VLHR Kecepatan Rencana Sudut Luar Tikungan Kendaraan Rencana
Data Tebal Perkerasan Kelas Jalan menurut Fungsinya Tipe Jalan Umur Rencana CBR Rencana Curah Hujan Setempat Kelandaiaan Rata-rata Jumlah LHR Angka Pertumbuhan Lalu lintas
Perhitungan Lengkung Horisontal Perlebaran Perkerasan pada Tikungan Kebebasan Samping Stasioning Kontrol Overlapping Kelandaian Memanjang Lengkung Vertikal
Perhitungan Lalu Lintas Rencana Daya Dukung Tanah Dasar Tebal Lapisan Perkerasan
Perencanaan Geometrik
Perencaan Perkeraaan
Data Rencana Anggaran Gambar Rencana Daftar Harga Satuan bahan upah dan Peralatan
Perhitungan Volume Perkerasan Harga Satuan Perkerjaan
Rencana Anggaran Biaya Pembuatan Time Schedule
commit to Perencanaan user Gambar 1.1 Bagan Alir Jalan
Selesai
6 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
1.6
Peta Lokasi
Dalam penyusunan Tugas Akhir ini mengambil lokasi Sodong – Kembangarum yang berada di Kabupaten Karanganyar (Jawa Tengah). Adapun lokasinya seperti dalam peta sebagaimana diperlihatkan dalam gambar 1.2
Gambar 1.2 Peta Lokasi Proyek
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB II DASAR TEORI
2.1. Perencanaan Geometrik Jalan Perencanaan geometrik jalan adalah perencanaan route dari suatu ruas jalan secara lengkap, meliputi beberapa elinemen yang disesuaikan dengan kelengkapan data dan data dasar yang ada atau tersedia dari hasil survai dilapangan dan telah dianalisis, serta mengacu pada ketentuan yang berlaku.
2.1.1.
Perencanaan Alinemen Horisontal
Alinemen horisontal adalah Proyeksi sumbu jalan tegak lurus pada bidang horisontal. Alinemen horisontal terdiri atas bagian lurus dan bagian lengkung atau disebut juga tikungan. Perencanaan geometrik pada bagian lengkung dimaksudkan untuk mengimbangi gaya sentrifugal yang diterima oleh kendaraan yang berjalan pada kecepatan VR. Untuk keselamatan pemakai jalan, jarak pandang daerah bebas samping jalan harus diperhitungkan.
commit to user
7
8 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Azimuth
Azimuth adalah sudut yang diukur searah jarum jam yang diukur dari arah utara.
U B
PI 1
d1
α1-2
d3
PI 2 α2-B 2
B
Δ PI-2
Δ PI-1 αA-1
dA
1
Gambar 2. 1 Peta Azimuth
A
Keterangan : α = Sudut Azimuth Δ = Sudut luar tikungan d = Jarak
Rumus - rumus A 1 ArcTg
X1 X A Y1 YA
dA 1
1 2
X 2 X1 Y2 Y1
d1
ArcTg
2 B
1
2 1
ArcTg
1 A
X3 X2 Y3 Y2
( X1 X A ) 2 (Y1 YA )2
(X2
2
d2
2 3 commit to 2user
B
2 1
X1 ) 2 (Y2 Y1 ) 2 X 2) 2
(X3
1
2 3
(Y3 Y2 ) 2
3 B
9 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id Bagian – bagian dari alinemen horisontal adalah sebagai berikut : 1.
Panjang Bagian Lurus
Dengan mempertimbangkan faktor keselamatan pemakai jalan, ditinjau dari segi kelelahaan pengemudi, maka Panjang maksimum bagian jalan yang lurus harus ditempuh dalam waktu
2,5 menit (sesuai VR).
Table 2.1 Klasifikasi Menurut Kelas Jalan Panjang Bagian Lurus Maksimum ( m ) Fungsi Datar
Bukit
Gunung
Arteri
3.000
2.500
2.000
Kolektor
2.000
1.750
1.500 Sumber TPGJAK 1997Halaman 27
2.
Tikungan
a. Jari – jari Tikungan Minimum Agar kendaraan stabil saat melalui tikungan, perlu dibuat suatu kemiringan melintang jalan pada tikungan yang disebut superelevasi (e). Pada saat kendaraan melalui daerah superelevasi, akan terjadi gesekan arah melintang jalan antara ban kendaraan dengan permukaan aspal yang menimbulkan gaya gesekan melintang. Perbandingan gaya gesekan melintang dengan gaya normal disebut koefisien gesekan melintang (f).
Untuk menghindari terjadinya kecelakaan, maka untuk kecepatan tertentu dapat dihitung jari-jari minimum untuk superelevasi maksimum dan koefisien gesekan maksimum. commit to user
10 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Gambar 2.2 Kemiringan melintang jalan
g sinα + (F1+F2) = kf cosα 2
g sinα + (F1+F2) =
VR cosα 2 g Rmin 2
VR = cosα g Rmin
sinα +fmaks
tanα +
2
f maks cos
=
VR ; karena α keci, maka cosα = 1 g Rmin 2
tanα + fmaks
VR = g Rmin
е + fmaks
=
2
VR g Rmin
2
VR fmaks = - е g Rmin
fmaks = (-0,000625 x VR) +0,19 .................................................................... (1)
commit to user
11 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
2
2
tan α + fmaks =
VR VR atau Rmin = g (emaks f maks ) g Rmin
dimana g = gravitasi (10 m/dt2) sehingga :
1000 Rmin =
=
=
Rmin =
2
3600
10(emaks
VR
m2
2
f maks )
...................
m
dt 2
dt 2
0,077 2 VR ............... [m] 10(emaks f maks ) VR
2
127(emaks VR
f maks ) 2
127(emaks
Dmaks =
Dmaks =
f maks )
................................................................................(2)
1432,39 Rmin 181913 ,53
(emaks VR
2
f maks )
...............................................................(3)
Keterangan : Rmin
= Jari-jari tikungan minimum, (m)
VR
= Kecepatan kendaraan rencana, (km/jam)
emaks
= Superelevasi maksimum, (%)
fmaks
= Koefisien gesek melintang maksimum
Dmaks = Derajat kelengkungan maksimum Untuk perhitungan, digunakan emaks = 10 % sesuai tabel commit to user
12 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Tabel 2.2 Panjang jari-jari minimum (dibulatkan) untuk emaks = 10% VR(km/jam) Rmin (m)
120 600
100 370
90 280
80 210
60 110
50 80
40 50
30 30
20 15
Sumber TPGJAK 1997 Halaman 28
Untuk kecepatan rencana < 80 km/jam berlaku fmaks = - 0,00065 VR + 0,192 80 – 120 km/jam berlaku fmaks = - 0,00125 VR + 0,24 Rmin =
V2 127 e
Dtjd =
1432 ,4 .................................................................................................(5) Rr
f
.......................................................................................(4)
Keterangan : Rmin
= Jari – jari lengkung (m)
Dtjd
= Derajat lengkung
(0 )
commit to user
13 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
b. Lengkung Peralihan Lengkung peralihan adalah lengkung yang disisipkan di antara bagian lurus jalan dan bagian lengkung jalan berjari-jari lengkung R, berfungsi mengantisipasi perubahan alinyemen jalan yang dibentuk lurus (R tak terhingga) sampai bagian lengkung jalan berjari-jari tetap R sehingga gaya sentrifugal yang bekerja pada kendaraan saat berjalan di tikungan berubah secara berangsur-angsur baik ketika kendaraan mendekati tikungan maupun meninggalkan tikungan. Dengan adanya lengkung peralihan, maka tikungan menggunakan jenis S-C-S. panjang lengkung peralihan (Ls), menurut Tata Cara Perencanaan Geometrik Jalan Antar Kota, 1997, diambil nilai yang terbesar dari tiga persamaan di bawah ini :
i.
Berdasar waktu tempuh maksimum (3 detik), untuk melintasi lengkung peralihan, maka panjang lengkung : Ls =
ii.
VR T.............................................................................................(6) 3,6
Berdasarkan antisipasi gaya sentrifugal, digunakan rumus Modifikasi Shortt: 3
Ls = 0,022
V .etjd VR - 2,727 R ..........................................................(7) C R .C
iii. Berdasarkan tingkat pencapaian perubahan kelandaian Ls =
(e m
en ) .V R ................................................................................(8) 3,6 . re
4.) Sedangkan Rumus Bina Marga Ls =
W 2
(e n
etjd ) m ..........................................................................(9)
commit to user Keterangan :
14 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
T
: waktu tempuh = 3 detik
VR
: Kecepatan rencana (km/jam)
e
: Superelevasi
R
: Jari-jari busur lingkaran (m)
C
: Perubahan percepatan 0,3 – 1,0 disarankan 0,4 m/det 2
em I : Superelevasi maximum en Ts : Superelevasi normal re
: Tingkat pencapaian perubahan kelandaian melintang jalan (m/m/detik),
sebagai berikut: Untuk VR
70 km/jam,
re mak = 0,035 m/m/det
Untuk VR
80 km/jam,
re mak = 0,025 m/m/det
(Sumber Tata Cara Perencaan Geometrik Jalan Antar Kota 1997 Hal.28)
c. Jenis Tikungan dan diagram superelevasi Tabel 2.3 Jari-jari tikungan yang tidak memerlukan lengkung peralihan VR (km/jam) Rmin
120 2500
100 1500
80 900
60 500
50 350
40 250
30 130
20 60
Sumber TPGJAK 1997Halaman 30
Tt = Rc tan ½ ............................................................................................(10) Et = Tt tan ¼ .............................................................................................(11) Lc =
2 Rc .................................................................................................(12) 360 o
commit to user
15 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id 1.) Tikungan Spiral – Circle – Spiral (S – C – S) a.) Bentuk Busur Lingkaran Spiral-Circle-Spiral (S-C-S)
Gambar 2.3 Lengkung Spiral-Circle-Spiral
Keterangan gambar : Xs
= Absis titik SC pada garis tangen, jarak dari titik ST ke SC
Ys
= Jarak tegak lurus ketitik SC pada lengkung
Ls
= Panjang dari titik TS ke SC atau CS ke ST
Lc
= Panjang busur lingkaran (panjang dari titik SC ke CS)
Tt
= Panjang tangen dari titik PI ke titik TS atau ke titik ST
TS
= Titik dari tangen ke spiral
SC
= Titik dari spiral ke lingkaran
Et
= Jarak dari PI ke busur lingkaran
s
= Sudut lengkung spiral
Rr
= Jari-jari lingkaran
P
= Pergeseran tangen terhadapcommit spiral to user
16 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
K
= Absis dari p pada garis tangen spiral
Rumus-rumus yang digunakan : Ls 2 ...............................................................(13) 40 Rr 2
1. Xs
= Ls - 1
2.
c
=
3. Ys
=
Ls 2 6 xRr
4.
s
=
Ls 360 2 Rr 2
5. Lc
=
c x x Rr .....................................................................(17) 180
6. p
=
Ys – Rr (1- cos s) ............................................................(18)
7. k
=
Xs – Rr x sin s ...............................................................(19)
8. Tt
= (Rr + P)
9. Et
= ( Rr P) x sec 1
10. Ltot
= Lc + 2Ls ..............................................................................(22)
- 2 s…………………………………………………….(14) ...............................................................................(15)
........................................................................(16)
tan 1
PI
2
2
1
K
..............................................(20)
Rr .....................................................(21)
commit to user
17 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
b.) Diagram superelevasi Tikungan berbentuk Spiral – Cricle – Spiral
I
IV
II III
e maks
Cs
Ts
0%
0%
en = - 2 %
en = - 2 %
e min
TS
SC Lc
Ls
I
ST
CS Ls
II
As Jalan
As Jalan 0%
en = -2%
en = -2%
IV
III +2%
en = -2%
As Jalan
e maks
As Jalan
-2% Gambar 2.4 Diagram Super commitElevasi to userSpiral-Cirle-Spiral.
e min
18 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Daerah Bebas Samping di Tikungan
Jarak Pandang pengemudi pada lengkung horisontal (di tikungan), adalah pandanngan bebas pengemudi dari halangan benda-benda di sisi jalan. Daerah bebas samping di tikungan dihitung bedasarkan rumus-rumus sebagai berikut :
1 Jarak pandangan lebih kecil daripada panjang tikungan (Jh < Lt).
Gambar 2.5 Jarak pandangan pada lengkung horizontal untuk Jh < Lt
Keterangan : Jh
= Jarak pandang henti (m)
Lt
= Panjang tikungan (m)
E
= Daerah kebebasan samping (m)
R
= Jari-jari lingkaran (m)
Maka: E = R ( 1 – cos
90 o Jh ) . ........................................................... (32) .R
commit to user
19 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
2. Jarak pandangan lebih besar dari panjang tikungan (Jh > Lt)
Gambar 2.6 Jarak pandangan pada lengkung horizontal untuk Jh > Lt
Jh
= Lt + 2.d……………………………………………………… (33)
d
= ½ (Jh – Lt)………………………………………………….. (34)
m
= R 1 cos
90 Jh R
Jh lt 90 Jh …………………… (35) sin 2 R
Dalam memajukan kebebasan samping pada tikungan ada 2 teori : 1) Berdasarkan jarak pandang henti m = R’ 1 cos
90 Jh …………………………………………… (36) R2
2) Berdasarkan jarak pandang menyiap m = R’ 1 cos
90 Lt R
1
2
Jd
Lt sin
90 Lt ................................ (37) R
commit to user
20 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Keterangan: Jh
= Jarak pandang henti
Jd
= Jarak pandang menyiap
Lt
= Panjang lengkung total
R
= Jari-jari tikungan
R’
= Jari-jari sumbu lajur
Pelebaran Perkerasan
Pelebaran perkerasan dilakukan pada tikungan-tikungan yang tajam, agar kendaraan tetap dapat mempertahankan lintasannya pada jalur yang telah disediakan. Gambar dari pelebaran perkerasan pada tikungan dapat dilihat pada gambar berikut ini. 2,1m
7,6 m
A
P
2,6 m c/2 Td b b' b''
R (meter)
c/2
Gambar 2.7 Pelebaran Perkerasan Pada Tikungan
commit to user
21 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Rumus yang digunakan : B = n (b’ + c) + (n + 1) Td + Z ..................................................................(38) b’ = b + b” ...................................................................................................(39) b” = Rr Td =
Rr 2
Z = 0,105
Rr 2
p 2 .................................................................................(40)
A 2p
V R
A
R ........................................................................(41)
........................................................................................(42)
= B - W ...................................................................................................(43)
Keterangan: B
= Lebar perkerasan pada tikungan
n
= Jumlah jalur lalu lintas
b
= Lebar lintasan truk pada jalur lurus
b’
= Lebar lintasan truk pada tikungan
P
= Jarak As roda depan dengan roda belakang truk
A
= Tonjolan depan sampai bumper
W
= Lebar perkerasan
Td
= Lebar melintang akibat tonjolan depan
Z
= Lebar tambahan akibat kelelahan pengamudi / kalainan mengemudi
c
= Kebebasan samping = Pelebaran perkerasan
commit to user
22 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
2.1.2 Alinemen Vertikal Alinemen Vertikal adalah perencanaan elevasi sumbu jalan pada setiap titik yang ditinjau, berupa profil memanjang. Pada peencanaan alinemen vertikal terdapat kelandaian
positif
(tanjakan)
dan
kelandaian
negatif
(turunan),
sehingga
kombinasinya berupa lengkung cembung dan lengkung cekung. Disamping kedua lengkung tersebut terdapat pula kelandaian = 0 (datar).
Bagian – bagian lengkung vertikal : 1. Lengkung vertikal cembung Adalah lengkung dimana titik perpotongan antara kedua tangent berada di atas permukaan jalan
Gambar. 2.9.1 Lengkung Vertikal Cembung untuk Jh < L
commit to user
23 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Gambar. 2.9.2 Lengkung Vertikal Cembung untuk Jh > L Keterangan : PLV
= Titik awal lengkung parabola
PTV
= Titik akhir lengkung parabola
PV1
= Titik perpotongan kelandaian g1 dan g2
g
= Kemiringan tangen : (+) naik ;(-) turun
A
= Perbedaan aljabar landai (g1 – g2 )%
EV
= Pergeseran vertikal titik tengah besar lingkaran (PV1 – m) meter.
Jh
= Jarak pandangan
h1
= Tinggi mata pengaruh
h2
= Tinggi halangan
L
= Panjang lengkung Vertikal Cembung
commit to user
24 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
2. Lengkung vertikal cekung Adalah lengkung dimana titik perpotongan antara kedua tangen berada di atas permukaan jalan
PLV
L PTV
Jh
g1
g2
%
EV
%
PV1 Gambar 2.11.1. Lengkung Vertikal Cekung untuk Jh < L
Jh L PLV
PTV g1
EV
%
PV1
g2 %
Gambar 2.11.2. Lengkung Vertikal Cekung untuk Jh > L Keterangan
:
PLV
= titik awal lengkung parabola.
PTV
= Titik akhir lengkung parabola
PV1
= titik perpotongan kelandaian g1 dan g2
g
= kemiringan tangen ; (+) naik; (-) turun.
A
= perbedaan aljabar landai (g1 - g2) %.
EV
= pergeseran vertikal titik tengah busur lingkaran (PV1 - m) meter.
L
= Panjang lengkung vertikal Cekung
V
= kecepatan rencana (km/jam) commit to user
25 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Rumus-rumus yang digunakan untuk alinemen vertikal :
g
elevasi akhir elevasi awal 100% ............................................ (43) Sta akhir Sta awal
A = g2 – g1 ........................................................................................... (44)
S
Ev
y
0,278 Vr T
Vr 2 254 ( fp
g)
.................................................... (45)
A Lv ......................................................................................... (46) 800
A x2 ....................................................................................... (47) 200 Lv
Panjang Lengkung Vertikal (PLV) 1. Berdasarkan syarat keluwesan
Lv
0,6 Vr ....................................................................................... (48)
2. Berdasarkan syarat drainase
Lv
40 A .......................................................................................... (49)
3. Berdasarkan syarat kenyamanan
Lv
Vr t .......................................................................................... (50)
4. Berdasarkan syarat goncangan
Lv
Vr 2 A ................................................................................... (51) 360
1. Berdasarkan Jarak Pandang 3. Lengkung Vertikal Cembung Jarak Pandang Henti S
Lv
S2 ........................................................... (52) 412
S>L
Lv
2S
412 to user commit ................................................... (53)
26 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Jarak Pandang Menyiap S
Lv
S2 ........................................................... (54) 1000
S>L
Lv
2S
1000
................................................... (55)
4. Lengkung Vertikal Cekung
150 3,5S
S
Lv
2S
............................................. (56)
S>L
Lv
S2 ......................................................... (57) 150 3,5S
1). Lengkung vertikal cembung Adalah lengkung dimana titik perpotongan antara kedua tangent berada di atas permukaan jalan
PVI 1
g1
Ev
g2
m
h1
d2
d1
PLV
h2
Jh
PTV
L Gambar. 2.14 Lengkung Vertikal Cembung Keterangan : PLV
= Titik awal lengkung parabola
PV1
= Titik perpotongan kelandaian g1 dan g 2
g
= Kemiringan tangen : (+) naik, (-) turun
A
= Perbedaan aljabar landai ( g1 - g 2 ) %
EV
= Pergeseran vertikal titik tengah besar lingkaran (PV1 – m) meter
Jh
= Jarak pandang
commit to user
27 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
h1
= Tinggi mata pengaruh
h2
= Tinggi halangan
2). Lengkung vertikal cekung Adalah lengkung dimana titik perpotongan antara kedua tangent berada di bawah permukaan jalan.
PLV
LV EV
g1 %
Jh
EV
PTV g2 %
PV 1 Gambar 2.15. Lengkung Vertikal Cekung. Keterangan : PLV
= Titik awal lengkung parabola
PV1
= Titik perpotongan kelandaian g1 dan g 2
g
= Kemiringan tangen : (+) naik, (-) turun
A
= Perbedaan aljabar landai ( g1 - g 2 ) %
EV
= Pergeseran vertikal titik tengah besar lingkaran (PV1 – m) meter
Lv
= Panjang lengkung vertikal
V
= Kecepatan rencana ( km/jam)
Rumus-rumus yang digunakan pada lengkung parabola cekung sama dengan rumusrumus yang digunakan pada lengkung vertikal cembung. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam perencanaan Alinemen Vertikal commit to user
28 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
1) Kelandaian maksimum. Kelandaian maksimum didasarkan pada kecepatan truk yang bermuatan penuh mampu bergerak dengan kecepatan tidak kurang dari separuh kecepatan semula tanpa harus menggunakan gigi rendah. Tabel 2.4 Kelandaian Maksimum yang diijinkan Landai maksimum %
3
3
4
5
8
9
10
10
VR (km/jam)
120
110
100
80
60
50
40
<40
Sumber : TPGJAK 1997Halaman 30
2) Kelandaian Minimum Pada jalan yang menggunakan kerb pada tepi perkerasannya, perlu dibuat kelandaian minimum 0,5 % untuk keperluan kemiringan saluran samping, karena kemiringan jalan dengan kerb hanya cukup untuk mengalirkan air kesamping.
commit to user
29 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
2.2
Perencanaan Tebal Perkerasan Jalan Raya
Perencanaan konstruksi lapisan perkerasan lentur disini untuk jalan baru dengan Metoda Analisa Komponen, yaitu dengan metoda analisa komponen SKBI – 2.3.26. 1987. Surface course Base course Subbase course Subgrade Gambar 2.13. Susunan lapis Konstruksi Perkerasan lentur.
Adapun untuk perhitungannya perlu pemahaman istilah-istilah sebagai berikut : 1. Lalu lintas a. Lalu lintas harian rata-rata (LHR) Lalu lintas harian rata-rata (LHR) setiap jenis kendaraan ditentukan pada awal umur rencana, yang dihitung untuk dua arah pada jalan tanpa median atau masing-masing arah pada jalan dengan median. Lalu lintas harian rata-rata permulaan (LHRP)
LHRP
LHRS
1 i1
n1
.......................................................................(54)
Lalu lintas harian rata-rata akhir (LHRA)
LHRA
LHRP
1 i2
n2
......................................................................(55)
b. Rumus-rumus Lintas ekuivalen Lintas Ekuivalen Permulaan (LEP) n
LEP
LHR Pj C E ......................................................................(56) j mp
Lintas Ekuivalen Akhir (LEA) commit to user
30 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
n
LEA
LHR Aj C E ......................................................................(57) j mp
Lintas Ekuivalen Tengah (LET) LET
LEP
LEA 2
...............................................................................(58)
Lintas Ekuivalen Rencana (LER) LER
LET Fp ...................................................................................(59)
n2 .................................................................................................(60) 10
Fp Dimana: i1
= Pertumbuhan lalu lintas masa konstruksi
i2
= Pertumbuhan lulu lintas masa layanan
J
= Jenis kendaraan
n1
= Masa konstruksi
n2
= Umur rencana
C
= Koefisien distribusi kendaraan
E
= Angka ekuivalen beban sumbu kendaraan
Fp
= Faktor Penyesuaian
2.
Angka ekuivalen (E) masing-masing golongan beban umum (setiap kendaraan) ditentukan menurut rumus daftar sebagai berikut: E.Sumbu Tunggal
beban satu sumbu tunggal dlm kg 8160
4
.................(61)
beban satu sumbu ganda dlm kg E.Sumbu Ganda 0,086 8160
commit to user
4
............(62)
31 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
3.
Daya Dukung Tanah Dasar (DDT dan CBR)
Daya dukung tanah dasar (DDT) ditetapkan berdasarkan grafik korelasi DDT dan CBR.
10
100 90 80
9
70 60 50 40 30
8
20 7
9 10
6 8 5
7 6 5 4
4 3 3
2
2
1
1
Gambar 2.14. Korelasi DDT dan CBR
Catatan : Hubungan nilai CBR dengan garis mendatar kesebelah kiri diperoleh nilai DDT Sumber: Petunjuk Perencanaan Tebal Perkerasan Lentur Jalan Raya Dengan Metode Analisa Komponen SKBI 2.3.26.1987, Halaman 13
4.
Faktor Regional (FR)
Faktor regional bisa juga juga disebut faktor koreksi sehubungan dengan perbedaan kondisi tertentu. Kondisi-kondisi yang dimaksud antara lain keadaan lapangan dan iklim yang dapat mempengaruhi keadaan pembebanan daya dukung tanah dan commit to user
32 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
perkerasan. Dengan demikian dalam penentuan tebal perkerasan ini Faktor Regional hanya dipengaruhi bentuk alinemen ( kelandaian dan tikungan) Tabel 2.5 Prosentase kendaraan berat dan yang berhenti serta iklim (curah hujan) Kelandaian 1 (<6%)
Kelandaian II (6–10%)
Kelandaian III (>10%)
% kendaraan berat
% kendaraan berat
% kendaraan berat
≤ 30%
>30%
≤ 30%
>30%
≤ 30%
>30%
0,5
1,0 – 1,5
1,0
1,5 – 2,0
1,5
2,0 – 2,5
1,5
2,0 – 2,5
2,0
2,5 – 3,0
2,5
3,0 – 3,5
Iklim I < 900 mm/tahun Iklim II ≥ 900 mm/tahun Sumber: Petunjuk Perencanaan Tebal Perkerasan Lentur Jalan Raya Dengan Metode Analisa Komponen SKBI 2.3.26.1987
5.
Koefisien Distribusi Kendaraan
Koefisien distribusi kendaraan (C) untuk kendaraan ringan dan berat yang lewat pada jalur rencana ditentukan menurut daftar di bawah ini : Tabel 2.6 Koefisien Distribusi Kendaraan Jumlah jalur
Kendaraan ringan *)
Kendaraan berat **)
1 arah
2 arah
1 arah
2 arah
1 lajur
1,00
1,00
1,00
1,00
2 lajur
0,60
0,50
0,70
0,50
3 lajur
0,40
0,40
0,50
0,475
4 lajur
-
0,30
-
0,45
5 lajur
-
0,25
-
0,425
6 lajur
-
0,20
-
0,40
Sumber: Petunjuk Perencanaan Tebal Perkerasan Lentur Jalan Raya Dengan Metode Analisa Komponen SKBI 2.3.26.1987
*)
berat total < 5 ton, misalnya: mobil penumpang, pick up, mobil hantaran.
**)
berat total ≥ 5 ton, misalnya: bus, truk, traktor, semi trailer, trailer. commit to user
33 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
6.
Koefisien Kekuatan Relatif (a)
Koefisien kekuatan relative (a) masing-masing bahan dan kegunaan sebagai lapis permukaan, lapis pondasi dan pondasi bawah, ditentukan secara korelasi sesuai nilai Marshall Test (untuk bahan dengan aspal), kuat tekan untuk (bahan yang didistabilisasikan dengan semen atau kapur) atau CBR (untuk bahan lapis pondasi atau pondasi bawah). Tabel 2.7 Koefisien Kekuatan Relatif Koefisien
Kekuatan
Kekuatan Relatif
Bahan
a1
a2
a3
Jenis Bahan
Ms
Kt
CBR
(kg)
kg/cm2
%
0,40
744
0,35
590
0,32
454
0,30
340
0,35
744
0,31
590
0,28
454
0,26
340
0,30
340
HRA
0,26
340
Aspal Macadam
LASTON
LASBUTAG
0,25
LAPEN (mekanis)
0,20
LAPEN (manual) 0,28
590
0,26
454
0,24
340
Laston Atas
0,23
Lapen (Mekanis)
Barsambung commit to user
34 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Sambungan Tabel 2.7 Koefisien Kekuatan Relatif Koefisien Kekuatan Relatif a1
a2
a3
Kekuatan Bahan MS
Kt
CBR
(Kg)
kg/cm2
%
0,19
Jenis Bahan
Lapen (Manual)
0,15
22
Stab. Tanah dengan
0,13
18
semen
0,15
22
Stab. Tanah dengan
0,13
18
Kapur
0,14
100
Batu Pecah (Kelas A)
0,13
80
Batu Pecah (Kelas B)
0,15
60
Batu Pecah (Kelas C)
0,13
70
Sirtu/ Pitrun (Lelas A)
0,14
30
Sirtu/ Pitrun (Lelas B)
0,10
20
Tanah / Lempung Kepasiran
Sumber: Petunjuk Perencanaan Tebal Perkerasan Lentur Jalan Raya Dengan Metode Analisa Komponen SKBI 2.3.26.1987
7.
Analisa komponen perkerasan
Penghitungan ini didistribusikan pada kekuatan relatif masing-masing lapisan perkerasan jangka tertentu (umur rencana). D1
Surface course
a1
D2
Base course
a2
D3
Subbase course
a3
Subgrade Gambar 2.15. Tebal Lapis Perkerasan Lentur commit to user
35 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Dimana penetuan tebal perkerasan dinyatakan oleh Indeks Tebal Perkerasan (ITP) dengan rumus:
ITP
a1 D1
a 2 D2
a3 D3 ....................................................................(63)
D1,D2,D3
= Tebal masing-masing lapis perkerasan (cm)
a1, a2, a3
= Koefisien kekuatan relatif bahab perkerasan (SKBI 2.3.26.1987)
Angka 1,2,3 masing-masing lapis permukaan, lapis pondasi atas dan pondasi bawah.Penentuan ITP dapat di cari di Nomogram Penentuan Nilai Indek Tebal Perkerasan (ITP)
commit to user
36 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Flow Chart Perencanaan Tebal Perkerasan Mulai
Lalu lintas Harian Rata-rata (LHR)
California Bearing Ratio (CBR)
1
2
3
LEP
LEA
LET
Daya Dukung Tanah
Lintas Ekivalen Rencana
(DDT)
(LER)
Indeks Tebal Perkerasan
Dari data kelandaian rata –rata
(ITP)
dan iklim ditentukan Faktor Regional (FR) berdasarkan Tabel 2.7
Diperoleh nilai ITP dari pembacaan Nomogram
Penentuan susunan tebal Perkerasan
Selesai
Gambar 2.16. Diagram Alir Perencanaan Tebal Perkerasaan commit to user
37 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
2.3 Rencana Anggaran Biaya (RAB) dan Time Schedule Untuk menghitung Rencana Anggaran Biaya (RAB) terlebih dahulu menghitung volume dari pekerjaan yang direncanakan yang meliputi : 1. Umum - Pengukuran - Mobilisasi dan Demobilisasi - Pembuatan papan nama proyek - Pekerjaan Direksi Keet - Administrasi dan Dokumentasi 2. Pekerjaan tanah - Pembersihan semak dan pengupasan tanah - Persiapan badan jalan - Galian tanah (biasa) - Timbunan tanah (biasa) 3. Pekerjaan drainase - Galian saluran - Pasangan batu dengan mortar - Plesteran 4. Pekerjaan dinding penahan - Galian saluran - Pasangan batu dengan mortar - Plesteran - Siaran 5. Pekerjaan perkerasan - Lapis pondasi bawah (sub base course) - Lapis pondasi atas (base course) - Prime Coat - Lapis Lapen
commit to user
38 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
6. Pekerjaan pelengkap - Marka jalan - Rambu jalan - Patok kilometer Setelah diketahui volume pekerjaan yang direncanakan, rencana anggaran biaya dapat dihitung berdasarkan analisa harga satuan yang diambil dari Harga Satuan Dasar Upah dan Bahan serta Biaya Operasi Peralatan Dinas Bina Marga Surakarta Tahun Anggaran 2010.Kemudian berdasarkan rencana anggaran biaya yang telah dihitung, dapat dibuat time schedule dengan menggunakan kurva S.
Mulai
Pekerjaan persiapan
Pekerjaan tanah
Pekerjaan drainase
Pengukuran Geometrik jalan Pembuatan bouwplank Pembersihan lahan
Pengukuran renc.galian &timbunan Timbunan tanah Galian tanah
Pengukuran renc.galian Galian saluran
RAB pekerjaan persiapan Waktu pekerjaan pesiapan
RAB pekerjaan tanah Waktu pekerjaan tanah
RAB pekerjaan drainase Waktu pekerjaan drainase
Pekerjaan perkerasan
Pekerjaan pelengkap
Sub grade Sub base course Base course Surface course
Marka Rambu Patok kilometer
Pembuatan mortal/pasang an batu
RAB pekerjaan perkerasan Waktu pekerjaan perkerasan
Rekapitulasi RAB Time Schedule commit to user Selesai Gambar 2.17. Bagan Alir Penyusunan RAB dan Time Schedule
RAB pelengkap jalan Waktu pekerjaan perkerasan
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB III PERENCANAAN JALAN
3.1. Penetapan Trace Jalan
3.1.1 Gambar Perbesaran Peta Peta topografi skala 1: 50.000 dilakukan perbesaran pada daerah yang akan dibuat Azimut menjadi 1:10.000 dan diperbesar lagi menjadi 1: 5.000, menjadi trace jalan digambar dengan memperhatikan kontur tanah yang ada.
3.1.2 Penghitungan Trace Jalan Dari trace jalan (skala 1: 5.000) dilakukan penghitungan-penghitungan azimuth 1:10.000), sudut tikungan dan jarak antar PI dapat dilihat pada gambar 3.1.
commit to user 39
(skala
digilib.uns.ac.id40
perpustakaan.uns.ac.id AZIMUTH
commit to user
digilib.uns.ac.id41
perpustakaan.uns.ac.id 3.1.3 Penghitungan Azimuth Diketahui koordinat: A
=( 0;0)
PI – 1 = ( 616 ; 384 ) PI – 2 = ( 1565 ; 446 ) B
= ( 2235 ; 663 )
A 1
ArcTg
X1 X A Y1 YA
ArcTg
616 0 384 0
58 3' 41,5"
1 2
ArcTg
X2 Y2
X1 Y1
ArcTg
1565 616 446 384
86 15 ' 43,45 "
2 B
ArcTg
XB YB
X2 Y2
ArcTg
2235 1565 663 446
72 3 '13,92 "
commit to user
digilib.uns.ac.id42
perpustakaan.uns.ac.id 3.1.4 Penghitungan Sudut PI
1
1 2
A 1
58 3 ' 41,5"
'
86 15 43,45 " 28 12 '1,95 " 2
2 B
1 2
86 15 ' 43,45 "
'
72 3 13,92 "
14 12 ' 29,53 "
3.1.5 Penghitungan jarak antar PI 1) Menggunakan rumus Phytagoras:
dA 1
( X1
X A )2
(616 0) 2
(Y1 YA ) 2 (384 0) 2
725,887m
d1
2
(X 2
X1)2
Y1 ) 2
(Y2
(1565 616) 2
(446 384) 2
951,023 m
d2
B
(X B
X 2 )2
(YB
(2235 1565 ) 2
Y2 ) 2
(663 446 ) 2
704 ,264 m
commit to user
digilib.uns.ac.id43
perpustakaan.uns.ac.id
2) 4 2
3) Menggunakan rumus Sinus:
dA
1
X1 X A Sin A 1 616 0 Sin 58 3 ' 41,5" 725,887 m
d1
2
X 2 X1 Sin 1 2 1565 616 Sin 86 15' 43,45" 951,023 m
d2
B
XB X2 Sin 2 B 2235 1565 Sin 72 3'13,92" 704,264 m
commit to user
digilib.uns.ac.id44
perpustakaan.uns.ac.id 4) Menggunakan rumus Cosinus:
dA
1
Y1 Y A Cos A 1 384 0 Cos 58 3 ' 41,5" 725 ,887 m
d1
2
Y2 Y1 Cos 1 2 446 384 Cos 86 15 ' 43,45 " 951,023 m
d2
B
YB Y2 Cos 2 B 663 446 Cos 72 3'13,92" 704,264 m
commit to user
digilib.uns.ac.id45
perpustakaan.uns.ac.id Tabel 3.1 Rekapitulasi Panjang Jarak Trace d No 1
Rumus Rumus Phytagoras :
d
X Sin
Rumus Cosinus :
Y Cos
Rumus Sinus :
2
3
( X )2
d
( Y )2
A-1
1-2
2-B
725,887
951,023
704,264
725,887
951,023
704,264
725,887
951,023
704,264
Jadi panjangnya jarak dari A ke B adalah:
dA
B
dA 1
d1
2
d2
B
725,887 951,023 704,264 2381,174 m
commit to user
∑d
2381,174
2381,174
2381,174
digilib.uns.ac.id46
perpustakaan.uns.ac.id 3.1.6 Penghitungan Kelandaian Melintang
Untuk menentukan jenis medan dalam perencaan jalan raya, perlu diketahui jenis kelandaian melintang pada medan dengn ketentuan : 1. Kelandaian dihitung tiap 50 m 2. Potongan melintang 100 m dihitung dari as jalan ke samping kanan dan kiri Contoh perhitungan kelandaian melintang trace Jalan yang akan direncanakan pada awal proyek, STA 0+000 m Contoh perhitungan Trace, dihalaman selanjutnya disertai dengan Gambar:
commit to user
K. Sraten
digilib.uns.ac.id47
perpustakaan.uns.ac.id
53 7,5
525
DESA KECANDRAN
55 0
20 21 22 23 24 15 16 17 18 19 4 31 21 1 11
1
b
1
A
2
01
3
4
5
7
8
10
56 2,5
a
6
9
a2
b
2
SODONG
Gambar 3.2. Sket Trace Jalan
575 m
550 m
(Beda tinggi antara 2 garis kontur)
(Beda tinggi antara 2 garis kontur) 537,5 m
562,5 m a1
a2 b2
b1
a.
Elevasi Titik Kiri elevasi titik kiri
b.
537 ,5
a1 b1
537 ,5
0 2,05
12,5
Elevasi Titik Kanan elevasi titik kanan
12,5
537 ,5 m
562,5
a2 b2
562,5
1,027 4,578
565,304 m
commit to user
12,5 12,5
digilib.uns.ac.id48
perpustakaan.uns.ac.id Tabel 3.2 Perhitungan Kelandaian melintang No
STA
A 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36
0+000 0+050 0+100 0+150 0+200 0+250 0+300 0+350 0+400 0+450 0+500 0+550 0+600 0+650 0+700 0+750 0+800 0+850 0+900 0+950 1+000 1+050 1+100 1+150 1+200 1+250 1+300 1+350 1+400 1+450 1+500 1+550 1+600 1+650 1+700 1+750 1+800
JARAK
ELEVASI Kiri
ELEVASI Kanan
∆H
L
I (%)
KELAS MEDAN
0 50 100 150 200 250 300 350 400 450 500 550 600 650 700 750 800 850 900 950 1000 1050 1100 1150 1200 1250 1300 1350 1400 1450 1500 1550 1600 1650 1700 1750 1800
537,5 540,166 542,523 542,820 543,225 544,867 543,201 544,775 540,227 550,842 550,980 553,401 550,713 550,823 550,776 551,409 538,339 538,434 541,114 541,232 542,741 547,103 548,433 547,758 535,641 541,263 546,389 545,691 546,505 545,786 543,330 542,972 544,188 541,795 540,834 541,641 540,272
565,304 564,374 560,802 561,838 561,186 556,835 558,099 560,414 564,700 568,341 569,280 567,238 565,670 564,641 562,5 561,503 557,976 555,992 556,566 554,686 552,355 550,887 551,158 548,733 549,430 543,543 548,169 550,695 549,773 551,651 553,025 552,200 550 549,287 557,543 553,595 554,531
27,804 24,207 18,279 19,017 17,960 11,967 14,898 15,639 24,472 17,49 18,308 13,839 14,957 13,817 11,723 10,094 19,637 17,557 15,451 13,454 9,613 3,784 2,725 0,975 13,789 2,280 1,780 5,004 3,268 5,864 9,694 9,228 5,811 7,492 16,70 11,954 14,259
200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200
13,9 12,1 9,14 9,509 8,98 5,984 7,449 7,82 12,24 8,75 9,15 6,918 7,479 6,909 5,862 5,047 9,819 8,779 7,726 6,727 4,807 1,892 1,363 0,488 6,895 1,14 0,89 2,502 1,634 2,932 4,847 4,614 2,906 3,746 8,355 5,977 7,13
Bukit Bukit Bukit Bukit Bukit Bukit Bukit Bukit Bukit Bukit Bukit Bukit Bukit Bukit Bukit Bukit Bukit Bukit Bukit Bukit Bukit Datar Datar Datar Bukit Datar Datar Datar Datar Datar Bukit Bukit Datar Bukit Bukit Bukit Bukit
commit to user
digilib.uns.ac.id49
perpustakaan.uns.ac.id Sambungan Tabel 3.3 Perhitungan Kelandaian Melintang No
37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 B
STA
JARAK
ELEVASI Kiri
ELEVASI Kanan
∆H
L
I (%)
KELAS MEDAN
1+850 1+900 1+950 2+000 2+050 2+100 2+150 2+200 2+250 2+300 2+350 B
1850 1900 1950 2000 2050 2100 2150 2200 2250 2300 2350 2374,25
538,941 540,266 540,565 541,615 541,182 542,136 545,004 546,770 545,452 545,323 544,122 543,618
554,934 553,150 554,062 553,547 553,512 550,201 549,044 549,036 551,528 554,813 556,507 556,056
15,993 12,884 13,497 11,931 12,329 8,064 4,040 2,265 6,076 9,489 12,384 12,437
200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200
7,997 6,442 6,749 5,966 6,165 4,032 2,02 1,133 3,038 4,745 6,192 6,219
Bukit Bukit Bukit Bukit Bukit Bukit Datar Datar Bukit Bukit Bukit Bukit
Hasil perhitungan dengan cara yang sama dapat dilihat pada Tabel 3.2 sebagai berikut : Dari data diatas dapat diketahui kelandaian melintang rata – ratanya yaitu :
Medan datar
= 11 Titik
Medan bukit
= 38 Titik
Medan gunung
= 0 Titik + 49 Titik
Dari data diatas diketahui kelandaian, dengan 49 titik didominasi oleh medan bukit, maka menurut tabel II.6 TPGJAK, Hal 11 dipilih klasifikasi fungsi jalan arteri dengan kecepatan antara 60 – 80 km/jam. Diambil kecepatan 80 km /jam.
commit to user
digilib.uns.ac.id50
perpustakaan.uns.ac.id
3.2 Perhitungan Alinemen Horizontal Data dan klasifikasi desain : Peta yang di pakai adalah peta Kabupaten Salatiga. Jalan rencana kelas II (Arteri) dengan muatan sumbu terberat 10 ton. Klasifikasi medan: Vr
= 80 km/jam
emax
= 10 %
en
=2%
Lebar perkerasan (W) = 2 x 3,5 m Untuk emax = 10 %, maka fmax = 0,14 Sumber: Buku Silvia Sukirman, Dasar-dasar Perencanaan Geometrik Jalan atau menggunakan rumus:
f max
0,00125 V
0,24
0,00125 80
0,24
0,14
Rmin
Vr 2 127 emax
f max 2
80 127 0,1 0,14 209,974 m 210 m
Dmax
181913,53 x emax f max Vr 2 181913,53 x 0,1 0,14 80 2 6,822 0
commit to user
digilib.uns.ac.id51
perpustakaan.uns.ac.id 3.2.1. Tikungan PI 1 Diketahui
:
ΔPI1 = 280 12’ 1,95” Vr
= 80 km/jam
Rmin = 210 m ( R min dengan Ls ) Jd
= 550
Dicoba Tikungan S-C-S Digunakan Rr = 250 m > Rmin 210 m (Sumber Buku TPGJAK th.1997) untuk FC = 900 m > Rr. Sehingga tikungan jenis Full Circle tidak dapat digunakan.
3.2.1.1 Menentukan superelevasi terjadi: Dtjd
1432 ,4 Rr 1432 ,4 250 5,730 0 emax
etjd
Dmax
Dtjd
2
2
0,10 5,730 2 6,822 2 0,09744
2 emax
Dtjd
Dmax 2 0,10 5,730 6,822
9,744 %
3.2.1.2 Penghitungan lengkung peralihan (Ls) a.
Berdasarkan waktu tempuh maximum (3 detik) untuk melintasi lengkung peralihan, maka panjang lengkung: Ls
Vr T 3,6 80 3 3,6 66,67 m
commit to user
digilib.uns.ac.id52
perpustakaan.uns.ac.id b. Berdasarkan rumus modifikasi Short: Ls
Vr 3 Vr etjd 2,727 Rr c c 3 80 80 0,0974 0,022 2,727 250 0,4 0,4
0,022
c. 4 2
59,518 m
d. Berdasarkan tingkat pencapaian perubahan kelandaian:
em en 3,6 re
Ls
e. 4 2
Vr
dimana re = tingkat pencapaian perubahan kelandaian melintang jalan, untuk Vr = 80 km
/jam, re max = 0,025 m/m/det.
Ls
0,1 0,02 80 3,6 0,025 71,11 m
d. Berdasarkan Bina Marga: Ls
w m en etjd 2 2 3,50 200 0,02 0,09744 2 82,208 m
Syarat kenyamanan dipakai nilai Ls terbesar yaitu 82,208 m ~ 85 m
3.2.1.3 Penghitungan besaran-besaran tikungan Xs
Ls 1
Ls 2 40 Rr 2
85 1
852 40 2502
84,75 4 m Ys
Ls 2 6 Rr 85 2 6 250 4,817 m
commit to user
digilib.uns.ac.id53
perpustakaan.uns.ac.id
s
90
Ls Rr 90 85 3,14 250 9,740
c
9 44 ' 25,02"
2
PI 2
s
28 12' 1,95" 2 9 44' 25,02" 8 43' 11,91" Lc
c Rr 180 8 43' 11,91" 180 38,028 m
3,14 250
Syarat tikungan
Lc 38,028 20 …………..OK (Syarat tikungan S-C-S terpenuhi, maka dipakai S-C-S) p
k
Tt
Ls 2 Rr 1 cos s 6 Rr 85 2 250 1 cos 9 44 ' 25,02" 6 250 1,213 m Ls 3 Rr sin s 40 Rr 2 85 3 85 250 sin 9 44 ' 25,02" 40 250 2 42 ,459 m
Ls
Rr
p
tan 1 / 2 PI 2
250 1,213
k
tan 1 / 2 28 12 '1,95"
42,459
105,560 m Et
Rr p cos 1 / 2 PI 1
Rr
250 1,213 cos / 2 28 12 '1,95 " 1
250
8,979 m commit to user
digilib.uns.ac.id54
perpustakaan.uns.ac.id
Ltotal
Lc 2 Ls 38,028 2 85 208 ,028 m
2Tt > Ltot 2 x 105,560 > 208,028 211,12 > 208,028 ……OK
3.2.1.4 Perhitungan pelebaran perkerasan di tikungan Data-data : Jalan rencana kelas II (arteri) dengan muatan sumbu terberat 10 ton sehingga direncanakan kendaraan terberat yang melintas adalah kendaraan berat. Vr = 80 km/jam Rr = 250 m n =2 c
= 0,8 (Kebebasan samping)
b = 2,6 m (Lebar lintasan kendaraan sedang pada jalan lurus) p = 18,9 m (Jarak antara as roda depan dan belakang kendaraan berat) A = 1,2 m (Tonjolan depan sampai bemper kendaraan berat)
Secara analitis :
B
n b'
c
n 1 Td
Z
dimana : B
= Lebar perkerasan pada tikungan
n
= Jumlah lajur Lintasan (2)
b’
= Lebar lintasan kendaraan pada tikungan
c
= Kebebasan samping (0,8 m)
Td
= Lebar melintang akibat tonjolan depan
Z
= Lebar tambahan akibat kelainan dalam mengemudi
commit to user
digilib.uns.ac.id55
perpustakaan.uns.ac.id Perhitungan :
b"
Rr
Rr 2
p2
250
250 2 18,9 2
0,715 m b'
b b" 2,6 0,715 3,315 m
Td
Rr 2
A 2P
A
Rr
250 2 1,2 2 18,9 1,2
250
0,094 m Z
Vr
0,105
Rr 80
0,105
250
0,531 m
B
n b' c
n 1 Td
2 3,315 0,8
Z
2 1 0,094
0,531
8,855 m Lebar perkerasan pada jalan lurus 2x3,5 = 7m Ternyata
B >W
8,855 > 7 8,855 – 7 = 1,855 m karena B > W, maka diperlukan pelebaran perkerasan pada tikungan PI1 sebesar 1,855 ~ 2 m.
3.2.1.5 Penghitungan kebebasan samping pada PI 1 Data-data: Vr
= 80 km/jam
Rr
= 250 m
W
= 2 x 3,5m = 7 m
Lc
= 38,028 m
Lt = 208,028
commit to user
digilib.uns.ac.id56
perpustakaan.uns.ac.id Jarak pandang henti (Jh) minimum
= 120 m (Tabel TPGJAK)
Jarak pandang menyiap (Jd)
= 550 m (Tabel TPGJAK)
Lebar penguasaan minimal
= 40 m
Perhitungan :
R' Jari Rr 250
jari AS jalan dalam 1
/4 W 7
/4 7
248,25 m
Mo 1 / 2(lebar daerah pengawasan jalan lebarperkrasan) 1 / 2 (40 7) 16,5 m L
panjang total lengkung horisontal Lc 2 Ls 38,028 (2 85) 208,028 m
Berdasarkan jarak pandang henti untuk Jh < L → 120 < 208,028 m
90 Jh ) R' 90 120 248,25(1 cos ) 3,14 248,25
m
R' (1 cos
7,22 m Berdasarkan jarak pandang menyiap untuk Jm > L → 550 > 196,08 m m
R ' 1 cos
90 L R'
248 ,25 1 cos
1
/ 2 Jm L sin
90 208,028 3,14 248 ,25
1
90 L R'
/ 2 550
208,028 sin
90 208,028 3,14 248 ,25
91,092 m
Karena Mo < M sehingga ruang bebas samping yang tersedia tidak mencukupi, sehingga perlu dipasang rambu dilarang menyiap sebelum masuk tikungan.
commit to user
digilib.uns.ac.id57
perpustakaan.uns.ac.id 3.2.1.6 Hasil perhitungan
1. Tikungan PI1 menggunakan tipe S-C-S dengan hasil penghitungan sebagai berikut: ΔPI1
= 280 12’1,95”
Rr
= 250 m
Rmin
= 210 m
Vrenc
= 80 km/jam
Tt
= 105,560 m
Et
= 8,979 m
Xs
= 84,754 m
Ys
= 4,817 m
m
= 200 m
P
= 1,213 m
K
= 42,459 m s
= 90 44’ 25,02”
c
= 80 43’ 11,91”
Ls
= 85 m
Lc
= 38,028 m
Dtjd
= 5,730 m
Dmax
= 6.822 m
Jh
= 120 m
Jm
= 550 m
Mo
= 16,5 m
Mhenti
= 7,22 m
Msiap
= 91,092 m
B
= 8,855 m
emax
= 10 %
E
= 1,855 ~ 1,9 m
etjd
= 9,744 %
en
=2%
Kebebasan samping
= tidak mencukupi, maka perlu dipasang rambu dilarang menyiap sebelum masuk tikungan. commit to user
digilib.uns.ac.id58
perpustakaan.uns.ac.id
PI2
Tt
2 Et
XS Tpa
p
Ys
CS
SC k
ST
TS S
2 2
S
c
S
p
Gambar 3.3 Tikungan PI1
commit to user
59
I Ts
II
III
VI VII III II
IV IV V +9,744 % (kiri) e max = +9,97 % (kanan) Sc Cs
e=0%
VIII I St
e=0%
en = -2 %
en = -2 %
emaxemax = -9,744 = -9,97%%(kanan) (kiri) LsLs= =3485mm I
II
III
Lc Lc == 38,0280 32,849 m m
Ls = 85 Ls m = 34 m
-2 % Potongan I-I
-2 %
-2 % Potongan II-II
VII II
IVIII
+9,74 % +9,97 %
+2 %
0% -2 %
VI III
V IV
IV
Potongan III-III
-9,74-9,97 % % Potongan IV-IV
Gambar 3.4 Diagram Superelevasi Tikungan PI-1 tipe S-C-S (1510 ; -710) ( Tikungan Belok ke kanan )
63 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
3.2.2. Tikungan PI 2 Diketahui
:
ΔPI2
= 140 12’ 29,53”
Vr
= 80 km/jam
Rmin
= 210 m
Jd
= 550 m
Dicoba Tikungan S-C-S Digunakan Rr = 500 m > Rmin = 210 m (Sumber Buku TPGJAK th.1997) untuk FC = 900 m > Rr. Sehingga tikungan jenis Full Circle tidak dapat digunakan.
3.2.2.1 Menentukan superelevasi terjadi: Dtjd
etjd
1432 ,4 Rr 1432 ,4 500 2,864 0 emax Dmax
Dtjd
2
2
0,10 2,864 2 6,822 2 0,06634
2 emax
Dtjd
Dmax 2 0,10 2,864 6,822
6,6634 %
commit to user
64 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
3.2.2.2 Penghitungan lengkung peralihan (Ls) f.
Berdasarkan waktu tempuh maximum (3 detik) untuk melintasi lengkung peralihan, maka panjang lengkung: Ls
Vr T 3,6 80 3 3,6 66,67 m
g. Berdasarkan rumus modifikasi Short:
Ls
Vr 3 Vr etjd 0,022 2,727 Rr c c 3 80 80 0,06634 0,022 2,727 500 0,4 0,4
h. 4 2
20,138 m i. Berdasarkan tingkat pencapaian perubahan kelandaian:
Ls
em en 3,6 re
j. 4 2
Vr
dimana re = tingkat pencapaian perubahan kelandaian melintang jalan, untuk Vr = 80 km/jam, re max = 0,025 m/m/det. Ls
0,1 0,02 80 3,6 0,025 71,11 m
d. Berdasarkan Bina Marga: Ls
w m en etjd 2 2 3,50 200 0,02 0,06634 2 60,438 m
Syarat kenyamanan dipakai nilai Ls terbesar yaitu 71,11 m ~ 75 m
commit to user
65 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
3.2.2.3 Penghitungan besaran-besaran tikungan Xs
Ls 1
Ls 2 40 Rr 2
75 1
75 2 40 5002
74,95 7 m Ys
s
Ls 2 6 Rr 75 2 6 500 1,875 m 90
Ls Rr 90 75 3,14 500 4,299
c
PI 2
4 17 ' 57 ,71"
2
s
14 12' 29,53" 2 4 17' 57,71" 5 36' 34,12" Lc
c Rr 180 5 36' 34,12" 180 48,927 m
3,14 500
Syarat tikungan
Lc 48,927 20 …………..OK (Syarat tikungan S-C-S terpenuhi, maka dipakai S-C-S) p
Ls 2 Rr 1 cos s 6 Rr 75 2 500 1 cos 4 17 ' 57 ,71" 6 500 0,468 m
commit to user
66 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
k
Tt
Ls 3 Rr sin s 40 Rr 2 75 3 75 500 sin 4 17 ' 57 ,71" 40 500 2 37 ,473 m
Ls
Rr
tan 1 / 2 PI 2
p
k
tan 1 / 2 14 12 ' 29,53"
500 0,468
37,473
99,845 m Rr p cos 1 / 2 PI 2
Et
Rr
500 0,463 cos / 2 14 12 ' 29 ,53 " 1
500
4,335 m Ltotal
Lc
2 Ls
48,927
2 75
198 ,927 m
2Tt > Ltot 2 x 99,845 > 198,927 199,69 > 198,927 ……OK
3.2.2.4
Perhitungan pelebaran perkerasan di tikungan
Data-data : Jalan rencana kelas II (arteri) dengan muatan sumbu terberat 10 ton sehingga direncanakan kendaraan terberat yang melintas adalah kendaraan berat. Vr = 80 km/jam Rr = 500 m n
=2
c
= 0,8 (Kebebasan samping)
b
= 2,6 m (Lebar lintasan kendaraan sedang pada jalan lurus)
p
= 18,9 m (Jarak antara as roda depan dan belakang kendaraan berat)
A = 1,2 m (Tonjolan depan sampai bemper kendaraan berat) commit to user
67 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Secara analitis :
B
n b'
c
n 1 Td
Z
dimana : B
= Lebar perkerasan pada tikungan
n
= Jumlah lajur Lintasan (2)
b’
= Lebar lintasan kendaraan pada tikungan
c
= Kebebasan samping (0,8 m)
Td
= Lebar melintang akibat tonjolan depan
Z
= Lebar tambahan akibat kelainan dalam mengemudi
Perhitungan :
b"
Rr
Rr 2
p2
500
500 2 18,9 2
0,357 m b'
b b" 2,6 0,357 2,957 m
Td
Rr 2
A 2P
A
Rr
5002 1,2 2 18,9 1,2
500
0,0467 m
Z
Vr
0,105
Rr 80
0,105
500
0,375 m
B
n b' c
n 1 Td
2 2,957
0,8
Z
2 1 0,0467
0,375
7,935 m Lebar perkerasan pada jalan lurus 2x3,5 = 7m Ternyata
B >W
8,855 > 7
commit to user
68 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
8,855 – 7 = 1,855 m karena B > W, maka diperlukan pelebaran perkerasan pada tikungan PI1 sebesar 1,855 ~ 2 m.
3.2.2.5 Penghitungan kebebasan samping pada PI 2 Data-data: Vr
= 80 km/jam
Rr
= 500 m
W
= 2 x 3,5m = 7 m
Lc
= 48,927 m
Lt = 198,927 Jarak pandang henti (Jh) minimum
= 120 m (Tabel TPGJAK)
Jarak pandang menyiap (Jd)
= 550 m (Tabel TPGJAK)
Lebar penguasaan minimal
= 40 m
Perhitungan :
R' Jari Rr 500
jari AS jalan dalam 1
/4 W 7
/4 7
498,25 m
Mo 1 / 2(lebar daerah pengawasan jalan lebarperkrasan) 1 / 2 (40 7) 16,5 m L
panjang total lengkung horisontal Lc 2 Ls 48,927 (2 75) 198,927 m
Berdasarkan jarak pandang henti untuk Jh < L → 120 < 198,927
m
90 Jh ) R' 90 120 498,25(1 cos ) 3,14 498,25 R' (1 cos
3,611 m
commit to user
69 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Berdasarkan jarak pandang menyiapuntuk Jm > L → 550 > 198,927 m m
R ' 1 cos
90 L R'
498 ,25 1 cos
1
/ 2 Jm L sin
90 198,927 3,14 498 ,25
1
90 L R'
/ 2 550 198,927 sin
90 198,927 3,14 498 ,25
44 ,731 m
Karena Mo < M sehingga ruang bebas samping yang tersedia tidak mencukupi, sehingga perlu dipasang rambu dilarang menyiap sebelum masuk tikungan.
commit to user
70 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
3.2.2.6 Hasil perhitungan 2. Tikungan PI2 menggunakan tipe S-C-S dengan hasil penghitungan sebagai berikut: ΔPI2
= 140 12’29,53”
Rr
= 500 m
Rmin
= 210 m
Vrenc
= 80 km/jam
Tt
= 99,845 m
Et
= 4,335 m
Xs
= 74,957 m
Ys
= 1,875 m
m
= 200 m
P
= 0,468 m
K
= 37,473 m s
= 40 17’ 57,71”
c
= 50 36’ 34,12”
Ls
= 75 m
Lc
= 48,927 m
Dtjd
= 2,864 m
Dmax
= 6.822 m
Jh
= 120 m
Jm
= 550 m
Mo
= 16,5 m
Mhenti
= 3,611 m
Msiap
= 44,731 m
B
= 7,935 m
emax
= 10 %
E
= 1,855 ~ 1,9 m
etjd
= 6,663 %
en
=2%
Kebebasan samping
= tidak mencukupi, maka perlu dipasang rambu commitmenyiap to user sebelum masuk tikungan. dilarang
71 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
PI2
Tt
2 Et
XS Tpa
p
Ys
CS
SC k
ST
TS S
2 2
S
c
S
p
Gambar 3.5 Tikungan PI2
commit to user
72
I Ts
II
III
VI VII III II
IV IV V +6,634 % (kanan) e max = +9,97 % (kanan) Sc Cs
e=0%
VIII I St
e=0%
en = -2 %
en = -2 %
emaxemax = -6,634 = -9,97% % (kiri) (kiri) LsLs= =3475mm I
II
III
Lc Lc == 48,927 32,849mm
Ls = 75 Ls m = 34 m
-2 % Potongan I-I
-2 %
-2 % Potongan II-II
VII II
IVIII
+6,634 % +9,97 %
+2 %
0% -2 %
VI III
V IV
IV
Potongan III-III
-6,634 % % -9,97 Potongan IV-IV
Gambar 3.6 Diagram Superelevasi Tikungan PI-2 tipe S-C-S (1510 ; -710) ( Tikungan Belok ke kiri )
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 73
Tabel 3.3 Rekapitulasi hasil perhitungan tikungan PI1 dan PI2 etjd
ΔPI1
Tikungan
Rr
Ls
Xs
Ys
(%)
Lc
p
k
Tt
(meter) 84,75
0
PI1 (S-C-S)
28 12’1,95”
Tikungan
ΔPI2
Et
8,97
9,744
250
85
4
4,25
38,028
1,21
42,459
105,56
9
etjd
Rr
Ls
Xs
Ys
Lc
p
k
Ts
Es
(%)
(meter) 3,57
PI2 (S-S)
8,53
340
84,27
-
-
9,271
3.3. Perhitungan Stationing Data : ( Perhitungan jarak dari peta dengan skala 1: 10.000 ) d1
: 725,887 m
d2
: 951,023 m
d3
:
704,264 m
1. Tikungan PI1 ( S - C - S ) Tt1
= 105,56 m
Ls1
= 85
Lc1
= 38,028 m
m
2. Tikungan PI2 ( S - C - S ) Tt2
= 99,845 m
Ls2
= 75
Lc2
= 48,927 m
m
Sta A
= 0+000
Sta PI1
= Sta A + d 1 = (0+000) + 725,887 commit to user = 0+725,887
0,87
42,091
84,574
8
perpustakaan.uns.ac.id
Sta TS1
digilib.uns.ac.id
= Sta PI1- Tt1 = (0+725,887) – 105,560 = 0+620,327
Sta SC1
= Sta TS1 + Ls1 = (0+620,327) + 85 = 0+705,327
Sta CS1
= Sta SC1 + Lc1 = (0+705,327) + 38,028 = 0+743,355
Sta ST1
= Sta CS1 + Ls1 = (0+743,355) + 85 = 0+828,355
Sta PI2
= Sta ST1 + d1–2 – Tt1 = (0+828,355) + 951,023 – 105,56 = 1+673,818
Sta TS2
= Sta PI2 – Tt2 = (1+673,818) – 99,845 = 1+573,973
Sta SC2
= Sta TS2 + Ls2 = (1+589,248) + 75 = 1+648,973
Sta CS2
= Sta SC2 + Lc2 = (1+648,973) + 48,27 = 1+697,243
Sta ST1
= Sta CS2 + Ls2 =(1+757,788) + 75 =1+772,243
Sta B
= Sta ST2 + d2–B – Tt2 = (1+772,243) + 704,264 – 99,845 = 2+376,662 < ∑ d……..........ok = 2+376,662 < 2381,174...........ok commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
3.4 Kontrol Overlaping Diketahui: Diketahui :
Vren
80 km / jam 80000 3600 22,22 m / det
Syarat overlapping
a
3xVren 3 22,22 66 ,66
d > a Aman d > 66,66 m Aman Koordinat : A
=(0;0)
PI 1
= ( 616 ; 384 )
PI 2
= ( 1565 ; 446 )
B
= ( 2235 ; 663 )
Sungai I
= ( 1160,20 ; 410,25 )
Jarak PI 1 – Sungai Jarak Sungai – PI 2
=
1160,20 616
=
2
1565 1160,20
Tt1
= 105,56 m
Tt2
= 99,845 m
410,25 384 2
Sehingga agar tidak overlaping dn > 66,66 m 1. A (Awal proyek) dengan Tikungan 1 d A—1
= ( Jarak A - PI 1 ) – Tt1 = 725,887 – 105,56 = 620,327 m > 66,66 m Aman commit to user
2
446 410,25
544,838 m 2
406,375 m
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
2. Tikungan 1 dengan Sungai Sraten d 1—Sungai = (JarakPI 1 – Sungai Sraten) – ( ½ panjang jembatan ) – Tt1 = (544,838) – (½ x 100) – 105,56 = 489,278 m > 66,66 m Aman
3. Sungai Sraten dengan Tikungan 2 d Sungai—2 = (Sungai Sraten – PI 2) – Tt2 – ( ½ panjang jembatan) = (406,375) – 99,84 – (½ x 100) = 256,53 m > 66,66m Aman
4. Tikungan 2 dengan B d 2—B
= (Jarak PI2 – B) – Ts2 = (704,264) – 99,84 = 604,424 m > 66,66 m Aman
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
STASIONING
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Kontrol Overlaping
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
3.5 Perhitungan Alinemen Vertikal Tabel 3.4 Elevasi muka tanah asli dan elevasi rencana jalan NO
STA
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33
0+000 0+050 0+100 0+150 0+200 0+250 0+300 0+350 0+400 0+450 0+500 0+550 0+600 0+650 0+700 0+750 0+800 0+850 0+900 0+950 1+000 1+050 1+100 1+150 1+200 1+250 1+300 1+350 1+400 1+450 1+500 1+550 1+600
ELEVASI
NO
STA
ELEVASI
551,476 552,270 551,662 552,329 552,205 550,851 550,650 552,595 552,463 559,591 560,130 560,320 558,191 557,732 556,638 556,456 548,158 547,213 548,840 547,959 547,548 548,995 549,795 548,245 542,535 542,403 547,279 548,193 548,139 548,718 548,178 547,586 547,094
34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49
1+650 1+700 1+750 1+800 1+850 1+900 1+950 2+000 2+050 2+100 2+150 2+200 2+250 2+300 2+350 B
545,541 549,189 547,618 547,401 546,937 546,708 547,313 547,581 547,347 546,168 547,024 547,903 548,490 550,068 550,314 549,133
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Sungai Elevasi dasar sungai
: +542,3
Elevasi muka air sungai
: +543
Elevasi muka air sungai saat banjir
: +544,5
Ruang bebas
: 3,5 m
Tebal plat jembatan
: 1,5 m
Elevasi rencana minimum
: +549,5
Tebal plat 1,5 m 549,5
elevasi rencana Jalan = + 549,5
548
elevasi Rencana minimum = + 548 Ruang bebas 3,5 m
544,5
elevasi air sungai banjir = + 544,5
543 542,3
elevasi air Sungai = + 543 elevasi Sungai = + 542,3
Sket Gambar 3.9 perencanaan elevasi jembatan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
3.5.1. Perhitungan Kelandaian memanjang Kelandaian Memanjang Dapat Dihitung Dengan Menggunakan Rumus :
elevasi 100% jarak
gn
Contoh Perhitungan kelandaian : g1
554 ,07 551,47 100 % 450
0,58 %
g2
554 ,07 549 ,40 100 % 600
0,778 %
g3
549 ,40 549 ,40 100 % 450
0%
g4
549 ,40 546 ,36 100 % 350
0,868 %
g5
549,13 546,36 100% 528,25
0,524 %
Tabel 3.5 Data Titik PVI NO
Titik
STA
Elevasi (m)
Beda Tinggi
Jarak Datar
Kelandaian
Elevasi (m)
(m)
Memanjang (%)
1
A
0+000
551,47
2
PLV1
0+450
554,07
3
PLV2
1+050
549,40
4
PLV3
1+500
549,40
5
PLV4
1+850
546,36
6
B
2+378,25
549,13
3,07
450
g1=0,58
4,67
600
g2=0,778
0
450
g3=0
3,04
350
g4=0,868
2,77
528,25
g5=0,524
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
3.5.2. Penghitungan lengkung vertikal
3.5.2.1
3.5.3. 2
PVI1 a
b
c
d
e
g2 = 0,778 %
g1 = 0,58 % LV
Gambar 3.10 Lengkung Vertikal PVI 1 Data – data : Stationing PVI 1 = 0+450 Elevasi PVI 1
= 554,07 m
Vr
= 80 km/jam
g1
= 0,58 %
g2
= 0,778 %
A
g2
g1
0,778 0,58
0,198 %
1) Mencari Panjang Lengkung Vertikal Syarat keluwesan bentuk
Lv 0,6 V 0,6 80 48 m Syarat drainase
Lv
40 A 40 0,198
7,92 m
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Syarat kenyamanan pengemudi
Lv
A V2 380 0,198 80 2 380
3,33 m
Pengurangan goncangan
Lv
A V2 360 0,198 80 2 360
3,52 m
Syarat perjalanan 3 detik
Lv V t 80 1000 3600 66,67 m
3 det ik
Diambil Lv terbesar, yaitu = 66,67 m Cek syarat Jh > Lv = 120 > 66,67 , maka menggunakan rumus : Lv
405 A
2 Jh
405 0,198 1952,79 m (tidak memenuhi)
2 46,33
Menurut Tabel II.24 TPGJAK, untuk Vr = 80 km/jam Lengkung Vertikal minimum adalah 80 m. Jadi diambil LV = 80 m
Ev1
A Lv 800
X1
1
Y1
A X2 200 Lv
4
A
Lv
1
0,198 80 800 1
Lv
4 200 Lv
4
2
80
0,0198 m 20 m
0,198 ( 1
80) 2 4 0,0049 m 200 80 to user commit
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
2) Stationing Lengkung Vertikal PVI1 STA a = Sta PVI1 – 1/2 Lv = (0+450) – 1
2
80
= 0+410 m STA b = Sta PVI1 – 1/4 Lv = (0+450) – 1
4
80
= 0+430 m STA c = Sta PVI1 = 0+450 m STA d = Sta PVI1 + 1/4 Lv = (0+450) + 1
4
80
= 0+470 m STA e = Sta PVI1 + 1/2 Lv = (0+450) + 1
2
80
= 0+490 m
3) Elevasi Lengkung Vertikal Elevasi a
= Elevasi PVI1 - 1 Lv g1 2 = 554,07 - 1
2
80 0,58 %
= 553,836 m Elevasi b
= Elevasi PVI1 - 1 Lv g1 - y1 4 = 554,07 - 1
4
80 0,58 % - 0,0049
= 553,95 m Elevasi c
= Elevasi PVI1 - Ev = 554,07 - 0,0198 = 554,050 m
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
= Elevasi PVI1 - 1 Lv g 2 - y1 4
Elevasi d
= 554,07 - 1
4
80 0,778 % - 0,0049
= 553,919 m = Elevasi PVI1 - 1 Lv g 2 2
Elevasi e
= 554,07 - 1
2
80 0,778 %
= 553,75 m
3.5.2.2 PVI2
a b c
d
e
g2 = 0,778 %
g3 = 0 % LV
Gambar 3.11 Lengkung Vertikal PVI2 Data – data : Stationing PVI 2 = 1+038,3 Elevasi PVI 2
= 549,40 m
Vr
= 80 km/jam
g2
= 0,778 %
g3
=0%
A
g3
g2
0 0,778
0,778 %
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
1) Mencari Panjang Lengkung Vertikal a. Syarat keluwesan bentuk
Lv 0,6 V 0,6 80 48 m b. Syarat drainase
Lv
40 A 40 0,778
31,12 m
c. Syarat kenyamanan pengemudi
Lv
A V2 380 0,778 80 2 380
13,10 m
d. Pengurangan goncangan
Lv
A V2 360 0,778 80 2 360
13,83 m
e. Syarat perjalanan 3 detik
Lv V t 80 1000 3600 66,67 m
3 det ik
Diambil Lv terbesar, yaitu = 66,67 m Cek syarat Jh > Lv = 120 > 66,67 , maka menggunakan rumus : Lv
2 Jh
405 A
405 0,778 427 ,905 m(tidak memenuhi)
2 46,33
Menurut Tabel II.24 TPGJAK, untuk Vr = 80 km/jam Lengkung Vertikal minimum adalah 80 m. Jadi diambil LV = 80 m commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
Ev 2
A Lv 800
X2
1
Y2
A X2 200 Lv
4
A
Lv
digilib.uns.ac.id 0,787 80 800 1
4
80
2
1
Lv 4 200 Lv
0,0778 m 20 m
0,778 ( 1
4 200 80
80) 2 0,0194 m
2) Stationing Lengkung Vertikal PVI2 STA a = Sta PVI2 – 1/2 Lv = (1+050) – 1
2
80
= 1+010 m STA b = Sta PVI2 – 1/4 Lv = (1+050) – 1
4
80
= 1+030 m STA c = Sta PVI2 = 1+050 m STA d = Sta PVI2 + 1/4 Lv = (1+050) + 1
4
80
= 1+070 m STA e = Sta PVI2 + 1/2 Lv = (1+050) + 1
2
80
= 1+090 m
3) Elevasi Lengkung Vertikal Elevasi a
= Elevasi PVI2 + 1 Lv g 2 2 = 549,40 + 1
2
80 0,778%
= 549,71 m commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
Elevasi b
digilib.uns.ac.id
= Elevasi PVI2 + 1 Lv g 2 + y 4 = 549,40+ 1
4
80 0,778% + 0,0194
= 549,57 m Elevasi c
= Elevasi PVI2 + Ev = 549,40 + 0,0778 = 549,477 m
Elevasi d
= Elevasi PVI2 + 1 Lv g 3 + y 4 = 549,40 + 1
80 0% + 0,0194
4
= 549,419 m Elevasi e
= Elevasi PVI2 + 1 Lv g 3 2 = 549,40 + 1
80 0%
2
= 549,40 m
3.5.2.3
PVI3 a
b
c
d e
g3 = 0 %
g4 = 0,868 % LV
Gambar 3.12 Lengkung Vertikal PVI3 Data – data : Stationing PVI 3 = 1+500 Elevasi PVI 3
= 549,40 m
Vr
= 80 km/jam
g3
=0
g4
= 0,868 %
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
A
g4
digilib.uns.ac.id
g3
0,868 - 0
0,868 %
1) Mencari Panjang Lengkung Vertikal
a. Syarat keluwesan bentuk
Lv 0,6 V 0,6 80 48 m b. Syarat drainase
Lv
40 A 40 0,868 34,72 m
c. Syarat kenyamanan pengemudi
Lv
A V2 380 0,868 80 2 380
14 ,61 m
d. Pengurangan goncangan
Lv
A V2 360 0,868 80 2 360
15,43 m
e. Syarat perjalanan 3 detik
Lv V t 80 1000 3600 66,67 m
3 det ik
Diambil Lv terbesar, yaitu = 66,67 m Cek syarat Jh > Lv = 120 > 66,67 , maka menggunakan rumus : Lv
2 Jh
405 A
405 0,868 373 ,92 m(tidak memenuhi)
2 46,33
Menurut Tabel II.24 TPGJAK, untuk Vr = 80 km/jam Lengkung Vertikal minimum adalah 80 m. commit to user Jadi diambil LV = 80 m
perpustakaan.uns.ac.id
Ev 3
A Lv 800
X3
1
Y3
A X2 200 Lv
4
A
Lv
1
digilib.uns.ac.id 0,868 80 800 1
4
Lv 4 200 Lv
0,0 868 m
80
2
20 m
0,868 ( 1
4 200 80
80) 2 0,0217 m
2) Stationing Lengkung Vertikal PVI3 STA a = Sta PVI3 – 1/2 Lv = (1+500) – 1
2
80
= 1+460 m STA b = Sta PVI3 – 1/4 Lv = (1+500) – 1
4
80
= 1+480 m STA c = Sta PVI3 = 1+500 m STA d = Sta PVI3 + 1/4 Lv = (1+500) + 1
4
80
= 1+520 m STA e = Sta PVI3 + 1/2 Lv = (1+500) + 1
2
80
= 1+540 m 3) Elevasi Lengkung Vertikal Elevasi a
= Elevasi PVI3 - 1 Lv g 3 2 = 549,40 - 1
2
80 0 %
= 549,40 m
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
Elevasi b
digilib.uns.ac.id
= Elevasi PVI3 - 1 Lv g 3 - y3 4 = 549,40 - 1
4
80 0 % - 0,0217
= 549,37 m Elevasi c
= Elevasi PVI3 - Ev = 549,40 - 0,0868 = 549,313 m
Elevasi d
= Elevasi PVI3 - 1 Lv g 4 - y3 4 = 549,40 - 1
4
80 0,868 % - 0,0217
= 549,25 m Elevasi e
= Elevasi PVI3 - 1 Lv g 4 2 = 549,40 - 1
2
80 0,868 %
= 549,052 m
3.5.2.4
PVI4
g4 = 0,868 %
a
e b
c
d g5 = 0,524 %
LV
Gambar 3.13 Lengkung Vertikal PVI4 Data – data : Stationing PVI 4 = 1+850 Elevasi PVI 4
= 546,367 m
Vr
= 80 km/jam
g4
= 0,868 %
g5
= 0,524 %
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
A
g5
digilib.uns.ac.id
g4
0,524 - 0,868
0,344 %
1) Mencari Panjang Lengkung Vertikal
a. Syarat keluwesan bentuk
Lv 0,6 V 0,6 80 48 m b. Syarat drainase
Lv
40 A 40 0,344 13,76 m
c. Syarat kenyamanan pengemudi
Lv
A V2 380 0,344 80 2 380
5,793 m
d. Pengurangan goncangan
Lv
A V2 360 0,344 80 2 360
6,11 m
e. Syarat perjalanan 3 detik
Lv V t 80 1000 3600 66,67 m
3 det ik
Diambil Lv terbesar, yaitu = 66,67 m Cek syarat Jh > Lv = 120 > 66,67 , maka menggunakan rumus : Lv
2 Jh
405 A
405 0,344 1084 ,6 m(tidak memenuhi)
2 46,33
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Menurut Tabel II.24 TPGJAK, untuk Vr = 80 km/jam Lengkung Vertikal minimum adalah 80 m. Jadi diambil LV = 80 m
Ev 4
A Lv 800
X4
1
Y4
A X2 200 Lv
4
A
Lv
1
0,344 80 800 1
4
80
2
Lv
0,0344 m 20 m
0,344 ( 1
4 200 Lv
4 200 80
80) 2 0,0086m
2) Stationing Lengkung Vertikal PVI4 STA a = Sta PVI4 – 1/2 Lv = (1+850) – 1
2
80
= 1+810 m STA b = Sta PVI4 – 1/4 Lv = (1+850) – 1
4
80
= 1+830 m STA c = Sta PVI4 = 1+850 m STA d = Sta PVI4 + 1/4 Lv = (1+850) + 1
4
80
= 1+870 m STA e = Sta PVI4 + 1/2 Lv = (1+850) + 1
2
80
= 1+890 m
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
3) Elevasi Lengkung Vertikal Elevasi a
= Elevasi PVI4 + 1 Lv g 4 2 = 546,367 + 1
2
80 0,868%
= 546,714 m Elevasi b
= Elevasi PVI4 + 1 Lv g 4 + y 4 = 546,367 + 1
4
80 0,868% + 0,0086
= 546,549 m Elevasi c
= Elevasi PVI4 + Ev = 546,367 + 0,0344 = 546,40 m
Elevasi d
= Elevasi PVI4 + 1 Lv g 5 + y 4 = 546,367 + 1
4
80 0,524% + 0,0086
= 546,480 m Elevasi e
= Elevasi PVI4 + 1 Lv g 5 2 = 546,367 + 1
2
80 0,524%
= 546,576 m
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Tabel 3.5 Elevasi Tanah Asli dan Elevasi Tanah Rencana
NO 1 2 3 4 5 6 7 8 9
PVI 1
a b c d e
10 11 12 13 14 15 16 17 18 19
PVI 2
26 27 28
a b c d e
STA 0+000 0+050 0+100 0+150 0+200 0+250 0+300 0+350 0+400 0+410 0+430 0+450 0+470 0+490 0+500 0+550 0+600 0+650 0+700 0+750 0+800 0+850 0+900 0+950 1+010 1+030 1+050 1+070 1+090 1+100 1+150 1+200
Elevasi Tanah Asli 551,476 552,270 551,662 552,329 552,205 550,851 550,650 552,595 552,463 552,57 559,57 559,59 559,75 559,87 560,130 560,320 558,191 557,732 556,638 556,456 548,158 547,213 548,840 547,959 548,228 548,630 548,995 549,27 549,492 549,795 548,245 542,535
Elevasi Tanah Rencana 551,476 551,768 552,060 552,352 552,645 552,937 553,229 553,521 553,813 553,836 553,95 554,050 553,919 553,75 553,648 553,253 552,858 552,463 552,069 551,674 551,279 550,884 550,490 550,095 549,71 549,57 549,47 549,41 549,40 549,402 549,402 549,402
NO 29 30 31 32 33
PVI 3
a b c d e
34 35 36 37 38 39
PVI 4
40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50
commit to user
a b c d e
STA 1+250 1+300 1+350 1+400 1+450 1+460 1+480 1+500 1+520 1+540 1+550 1+600 1+650 1+700 1+750 1+800 1+810 1+830 1+850 1+870 1+890 1+900 1+950 2+000 2+050 2+100 2+150 2+200 2+250 2+300 2+350 2+370
Elevasi Tanah Asli 542,403 547,279 548,193 548,139 548,718
Elevasi Tanah Rencana 549,402 549,402 549,402 549,402
548,495 548,340 548,178 548,027 547,891 547,586 547,094 545,541 549,189 547,618 547,401
549,402 549,40 549,37 549,313 549,25 549,05 548,950 548,525 548,100 547,674 547,249 546,823
547,154 547,044 546,937 546,842 546,767 546,708 547,313 547,581 547,347 546,168 547,024 547,903 548,490 550,068 550,314 549,133
546,714 546,549 546,40 546,48 546,576 546,612 546,875 547,139 547,403 547,667 547,930 548,194 548,458 548,722 548,985 549,133
77
B Ls2
d2-B
Ls2
St2
PI1 Cs1 Sc1 Ts1
Lc1
St1
Ts2
PI 2
d1-2
Ls1
Ls1
dA-1
A
Gambar 3.6 Stasioning
78
Overlaping PI 2 - B
PI1 d2-B Overlaping jembatan-PI 2 St2 St1
Sc1 Overlaping jembatan-PI 1
Ts1
dA-1
Overlaping A - PI
Ts2 SC2
d1-2
jembatan
PI1 Cs1
1
A
Gambar 3.7 Overleping
PI 2
Cs2
B
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB IV PERENCANAAN TEBAL PERKERASAN
4.1 Data Perencanaan Tebal Perkerasan Tebal perkerasan untuk 2 lajur dan 2 arah Pelaksanaan konstruksi jalan dimulai pada tahun 2012 Jalan dibuka pada tahun 2013 Masa konstruksi (n1) = 1 tahun, angka pertumbuhan lalu lintas (i1) = 2 % Umur rencana (n2) = 10 tahun, angka pertumbuhan lalu lintas (i2) = 6 % Jalan yang direncanakan adakah jalan kelas II ( jalan Arteri ) Curah hujan diperkirakan 2.252 mm/tahun
Tabel 4.1 Nilai LHRS No
LHRS
Jenis kendaraan
( Kendaraan / hari / 2arah )
1
Mobil
4218
2
Bus
484
3
Pick-UP
1132
4
Truk 2 As (13 ton)
1076
5
Truk 3 As (20 ton)
598
Jumlah total
7508
(Sumber : Survey lalu lintas jalan Boyolali-Salatiga, Kamis 5 Mei 2011)
commit to user 98
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 99
4.2 Perhitungan Volume Lalu Lintas 1. LHRP / LHR2013 (Awal Umur Rencana) dengan i1= 2 % Rumus : LHR 2011 (1 + i1) n1 Mobil 2 ton (1+1)
= 4218 (1+0,02)1
= 4302,360 kend
Bus 6 ton (2+4)
= 484 (1+0,02)1
= 493,680 kend
Pick -UP 2 ton (1+1)
= 1132 (1+0,02)1
= 1154,640 kend
Truk 2 as 13 ton (5+8)
= 1076 (1+0,02)1
= 1097,520 kend
Truk 3 as 20 ton (6+7.7)
= 598 (1+0,02)1
= 609,960 kend
2. LHRA / LHR2023 (Akhir Umur Rencana) dengan i2= 6 % Rumus : LHR 2013 (1 + i2) n2 Mobil 2 ton (1+1)
= 4302,360 (1+0,06)10 = 7704,871kend
Bus 6 ton (2+4)
= 493,680 (1+0,06)10 = 884,105 kend
Pick -UP 2 ton (1+1)
= 1154,640 (1+0,06)10 = 2067,784kend
Truk 2 as 13 ton (5+8)
= 1097,520 (1+0,06)10 = 1965,491kend
Truk 3 as 20 ton (6+7.7)
= 609,960 (1+0,06)10 = 1092,34kend
Tabel 4.2 Hasil Penghitungan Lalu Lintas Harian Rata-Rata LHRP dan LHRA
No
Jenis kendaraan
LHRP
LHRA
LHRS×( 1+i1)n1
LHRP×(1+i2) n2
(Kendaraan)
(Kendaraan)
1
Mobil
4302,360
7704,871
2
Bus
493,680
884,105
3
Pick -UP
1154,640
2067,784
4
Truk 2 As (10 ton)
1097,520
1965,491
5
Truk 3 As (20 ton)
609,960 commit to user
1092,340
perpustakaan.uns.ac.id
4.2.1.
digilib.uns.ac.id 100
Perhitungan Angka Ekivalen ( E ) Masing–Masing Kendaraan
Tabel 4.3 Hasil Perhitungan Angka Ekivalen untuk Masing-Masing Kendaraan No
Jenis Kendaraan
Angka Ekivalen (E)
1
Mobil 2 ton (1+1)
0,0002 0,0002
=
0,0004
2
Bus 6 ton (2+4)
0,0036 0,0577
=
0,0613
3
Pick -UP 2 ton (1+1)
0,0002 0,0002
=
0,0004
4
Truk 2 as 13 ton (5+8)
0,1410 0,9238
=
1,0648
5
Truk 3 as 20 ton (6+7.7)
0,2923 + 0,7452
=
1,0375
4.2.2. Penentuan Koefisien Distribusi Kendaraan ( C ) Berdasarkan Buku Petunjuk Perencanaan Tebal Perkerasan Lentur Jalan Raya Dengan Metode Analisa Komponen SKBI 2.3.26.1987. Daftar II Koefisien Distribusi Kendaraan ( C ) dapat diketahui nilai C yaitu 0,5.
4.2.3. Perhitungan LEP, LEA, LET dan LER a.
LEP ( Lintas Ekivalen Permulaan ) n
LHR P C j
Rumus : LEP =
Ej
j 1
Contoh perhitungan untuk jenis Mobil: LEP
= LHRP C E = 4302,360 0,5 0,0004 = 0,860
Perhitungan selanjutnya dapat dilihat pada tabel 4.3
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
b.
digilib.uns.ac.id 101
LEA ( Lintas Ekivalen Akhir ) n
LHR A C j E j
Rumus : LEA = j 1
Contoh perhitungan untuk jenis Mobil : LEA
= LHRA C E = 7704,871 0,5 0,0004 = 1,540
Perhitungan selanjutnya dapat dilihat pada tabel 4.3
c.
LET ( Lintas Ekivalen Tengah ) Rumus : LET =
d.
LEP
LEA 2
LER ( Lintas Ekivalen Rencana ) Rumus : LER = LET
UR 10
dimana : j
= Jenis Kendaraan
C
= Koefisien Distribusi Kendaraan
LHR
= Lalu Lintas Harian Rata-Rata
UR
= Umur Rencana
Sumber : Buku Petunjuk Perencanaan Tebal Perkerasan Lentur Jalan Raya Dengan Metode Analisa Komponen SKBI 2.3.26.1987.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 102
Tabel 4.4 Nilai LEP, LEA, LET dan LER LEA
LEP No
Jenis Kendaraan
n
n
LHR P C j j 1
1
Mobil
2
Bus
3
Pick -UP
4
Truck 2 As
5
Truck 3 As Total
Ej
LHR A C j E j j 1
0,86
1,54
15,13
27,10
0,23
0,41
584,32 316,42
1046,43 566,65
916,95909
1642,131133
LER
LET LEP
LEA 2
1279,545
LET
1279,545
4.3 Penentuan CBR Desain Tanah Dasar Harga CBR digunakan untuk menetapkan daya dukung tanah dasar (DDT), berdasarkan grafik korelasi DDT dan CBR. Yang dimaksud harga CBR disini adalah CBR lapangan atau CBR laboratorium. Jika digunakan CBR lapangan, maka pengambilan contoh tanah dasar dilakukan dengan tabung (undisturb), kemudian direndam dan diperiksa harga CBR-nya. Dapat juga mengukur langsung di lapangan (musim hujan / direndam). CBR lapangan biasanya dipakai untuk perencanaan lapis tambahan ( overlay ) sedangkan CBR laboratorium biasanya dipakai untuk perencanaan jalan baru.
Sumber :
Buku Petunjuk Perencanaan Tebal Perkerasan Lentur Jalan Raya Dengan Metode Analisa Komponen SKBI 2.3.26.1987. Daya Dukung Tanah Dasar (DDT) dan CBR Hal.12
commit to user
UR 10
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 103
Tabel 4.5 Data CBR Tanah Dasar STA CBR (%) STA CBR (%) STA CBR (%)
0+250
0+500
0+750
1+000
5,68
4,46
4,15
5,2
1+250
1+500
1+750
2+000
4,7
5,7
5,3
6,2
2+250 6,0
Tabel 4.6 Penentuan CBR Desain 90 %
4,15
Jumlah Yang Sama atau Lebih Besar 9
4,46
8
88,89
4,7
7
77,78
5,2
6
66,67
5,3
5
55,56
5,68
4
44,44
5,7
3
33,33
5,9
2
22,22
6
1
11,11
CBR (%)
Persen Yang Sama atau Lebih Besar 100,00
commit to user
digilib.uns.ac.id 104
Persen yang Sama atau Lebih Besar (%)
perpustakaan.uns.ac.id
CBR (%) Gambar 4.1 Grafik Penentuan CBR Desain 90%
Dari grafik diatas diperoleh data CBR 90% adalah 4,41%
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
4.4
digilib.uns.ac.id 105
Penetapan Tebal Perkerasan
4.4.1. Perhitungan Indeks Tebal Perkerasan ( ITP )
DDT 10
9
CBR 100 90 80 70 60 50 40
8
30
20 7
6
5
10 9 8 7 6 5 4
4 3
3
2
2 1
1
Gambar 4.2 Korelasi DDT dan CBR
1. Berdasarkan Gambar diatas nilai CBR 4,41 diperoleh nilai DDT 4,5 Sumber :
Petunjuk Perencanaan Tebal Perkerasan Lentur Jalan Raya dengan Metode Analisa Komponen SKBI 2.3.26. 1987. Gambar Korelasi DDT dan CBR Hal. 13
2. Jalan Raya Kelas II, Klasifikasi jalan Arteri dengan medan datar. 3. Penentuan nilai Faktor Regional ( FR ) commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 106
- % Kendaraan berat =
- Kelandaian
Jumlah kendaraan berat LHR S
=
1674 7508
=
22,296 %
100%
100 %
30 %
=
Elevasi titik A - Elevasi titik B Jarak A - B
=
551,476 - 549,133 2370
100 %
100 %
= 9,88 % > 6 % - Curah hujan berkisar 2.252 mm/tahun a. Kelandaian II (>6%) b. % Kendaraan Berat (<30%) c. Iklim II (<900 mm/th) Sehingga diperoleh nilai Faktor Regional (FR) = 2,0 dipakai nilai FR = 2,0. (Daftar IV Faktor Regional (FR) Buku Petunjuk Perencanaan Tebal Perkerasan Lentur Jalan Raya dengan Metode Analisa Komponen SKBI 2.3.26.1987)
4.4.2. Penentuan Indeks Permukaan ( IP ) 1. Indeks Permukaan Awal Umur Rencana ( IPo ) a. Direncanakan jenis lapisan LASTON b. Dengan Roughness > 1000 mm/km Sehingga diperoleh nilai Indeks Permukaan Pada Awal Umur Rencana (IPo) = 3,9 – 3,5.(Daftar VI Indeks Permukaan Pada Awal Umur Rencana (IPo) Buku Petunjuk Perencanaan Tebal Perkerasan Lentur Jalan Raya dengan Metode Analisa Komponen SKBI 2.3.26.1987). commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 107
2. Indeks Permukaan Pada Akhir Umur Rencana( IPt ) a. Jalan Arteri b. LER = 1279,545~ 1280 (Berdasarkan hasil perhitungan) Sehingga diperoleh nilai Indeks Permukaan Akhir Umur Rencana( IPt ) = 2,5 (Daftar V Indeks Permukaan Pada Akhir Umur Rencana (IPt) Buku Petunjuk Perencanaan Tebal Perkerasan Lentur Jalan Raya dengan Metode Analisa Komponen SKBI 2.3.26.1987).
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 108
4.4.3. Penentuan Indeks Tebal Perkerasan ( ITP ) Data : IPo
= 3,9 – 3,5
IPt
= 2,5
LER
= 1280
DDT
= 4,41
FR
= 2,0
Gambar 4.3 Penentuan Nilai Indeks Tebal Perkerasan ( ITP )
Sumber :
Petunjuk Perencanaan Tebal Perkerasan Lentur Jalan Raya dengan Metode Analisa Komponen 2.3.26. 1987. commitSKBI to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 109
Dengan melihat Nomogram 4 pada buku Petunjuk Perencanaan Tebal Perkerasan Lentur Jalan Raya dengan Metode Analisa Komponen SKBI 2.3.26.1987 diperoleh nilai ITP = 12,1
Direncanakan susunan lapisan perkerasan sebagai berikut : 1. Lapisan Permukaan ( Surface Course ) D1
= 10 cm
a1
= 0,40 ( LASTON MS 744 )
2. Lapisan Pondasi Atas ( Base Course ) D2
= 20 cm
a2
= 0,14 ( Batu Pecah kelas A CBR 100 % )
3. Lapisan Pondasi Bawah ( Sub Base Course ) D3
=…
a3
= 0,13 ( Sirtu / pitrun kelas A CBR 70% )
dimana : a1, a2, a3
: Koefisien relatif bahan perkerasan ( SKBI 2.3.26 1987 )
D1, D2, D3
: Tebal masing – masing lapis permukaan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 110
Maka tebal lapisan pondasi bawah ( D3 ) dapat dicari dengan persamaan sbb: ITP
a1 D1
a2
D2
12,1
0,40 10
12,1
4 2,8
12,1
6,8
D3
12,1 6,8 0,13
D3
40,7 cm ~ 40 cm
a3 D3
0,14 20
0,13 D3
0,13 D3 0,13 D 3
LASTON MS 744
10 cm
Batu Pecah kelas A (CBR 100 %)
20 cm
Sirtu/pitrun kelas A (CBR 70 %)
40 cm
Gambar 4.4 Susunan Perkerasan A
-4 %
-2 %
-2 %
-4 %
A
100 cm
100 cm
20 cm
20 cm 50 cm
50 cm
Drainase 150 cm
50 cm
Bahu Jalan 200 cm
Lebar Perkerasan Jalan
Bahu Jalan 200 cm
2x350cm
Gambar 4.5 Tipical Cross Section
commit to user
Drainase 150 cm
50 cm
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB V RENCANA ANGGARAN BIAYA DAN TIME SCHEDULE
5.1. Perhitungan Pekerjaan Tanah 5.1.1. Pekerjaan Galian Tanah Contoh penghitungan galian STA 2+300 550,543
550,368
550,253
550,143
548,652
548,572
Drainase 3x0,5 m
549,923
5
Bahu Jalan 2m
548,722
549,813
6
-2 %
-2 %
-4 %
0,5 m
550,068
4
3
2
1
548,572
Bahu Jalan 2m
STA 2+300 Gambar 5.1 Tipical Cross Section STA 2+300 = 550,068 m
Elevasi Tanah Rencana
= 548,722 m
H1
= 550,543 – 548,572
H5
= 1,971 m H2
= 1,271 m
= 550,368 – 548,572
H6
= 1,796 m H3
= 550,253 – 548,572
H7
= 549,703 – 548,572 = 1,131 m
= 550,143 – 548,652 = 1,491 m
= 549,813 – 548,572 = 1,241 m
= 1,681 m H4
= 549,923 – 548,652
H8 commit to user
111
= 549,593 – 548,572 = 1,021 m
Drainase 3x0,5 m
549,593
8
-4 % 548,652
Lebar Perkerasan Jalan 2x3,5 m
Elevasi Tanah Asli
549,703 ,
7
0,5 m
112 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Perhitungan Luas Luas 1
Luas 2
1
alas H 1 2 1 (0,572 1,971) 2 0,563 m 2
H1 H 2 2
Luas 3
Luas 4
1,681 1,491 2
H5 H6 2
Luas 6 2,5
2
1,271 1,241 2
2
2,512 m 2 2 Luas 7 2
H6 H7 2
2,5
1,241 1,131 2
2
H3 H4 2
3,5
2,5
1,796 1,681 2 3,477 m
3,5
1,491 1,271 2
2
H2 H3 2
H4 H5 2
4,833 m 2
1,971 1,796 2 4,708 m
Luas 5
2,5
2,372 m 2 3,5 Luas 8
3,5
1 1
2
(alas H8)
(0,573 1,021) 2 0,324 m 2
5,551 m 2
Luas Total Galian STA 2+300 = 24,34 m2
commit to user
113 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
5.1.2. Pekerjaan Timbunan Tanah Contoh penghitungan timbunan STA 0+000
552,787
1 551,449
0,5 m
-4 %
Talud 0,5 m
-2 %
552,937
-2 %
Bahu Jalan 2m
-4 %
552,787
5 6
550,851
551,156
552,867
4
3
2
551,455
Drainase 3x0,5 m
552,867
550,552
Lebar Perkerasan Jalan 2x3,5 m
550,253
550,253
Bahu Jalan 2m
Talud 0,5 m
STA 0+250
Gambar 5.2 Tipical Cross Section STA 0+250
Elevasi Tanah Asli
= 550,851 m
Elevasi Tanah Rencana
= 552,937 m
H1
= 552,787 – 551,455 m
H4
= 1,332 m2 H2
= 552,867 – 551,156 m
= 2,315 m2 H5
= 1,711 m2 H3
= 552,867 – 550,552 m
= 552,787 – 550,253 m = 2,534 m2
= 552,937 – 550,851 m = 2,086 m2
commit to user
Drainase 3x0,5 m
0,5 m
114 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Perhitungan Luas Luas 1
1
2
alas H 1
H3 H4 2
Luas 4
1
(1,107 1,327) 2 0,734 m 2
Luas 2
H1 H 2 2
2,086 2,315 2
H2 H3 2
2
2
2,315 2,534 2
2
4,849 m 2
3,5
1,711 2,086 2
H4 H5 2
Luas 5
3,038 m 2
Luas 3
3,5
7,701 m 2
2
1,327 1,711 2
3,5
Luas 6
3,5
1
2
1
alas H 5
0,740 2,534 2 0,937 m 2
6,6447 m 2 Luas Total Timbunan STA 0+250 = 23,903 m2
Untuk hasil penghitungan selanjutnya disajikan dalam tabel.
commit to user
115 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id Tabel. 5.1 Hasil perhitungan volume galian dan timbunan STA
Luas (m2)
0+000
GALIAN TIMBUNAN 6.954 1.345
0+050
10.796
0.091
0+100
2.268
1.578
0+150 0+200 0+250 0+300 0+350
4.421 1.537 -
-
0+620,327 0+634,327 0+648,327
100.838 96.680 99.500 100.440
326.593
41.713
167.225
60.425
148.950
61.250
38.425
637.850
-
1210.800
-
726.075
-
350.625
2716.200
237.775
5868.625
-
6634.400
-
6002.925
-
4937.950
-
4904.500
-
4998.500
-
5137.250
-
5653.000
-
4.514
108.648
0+600
35.888
24.529
0+450
139.279
-
23.903
9.511
0+550
TIMBUNAN
1.611
-
126.097
GALIAN
0.839
0+400
0+500
Volume (m3)
-
0+704,327
105.050
-
0+743,355
121.070
-
3026.750 (Bersambung kehalaman selanjutnya) commit to user
821.000
116 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Sambungan Tabel 5.1 Hasil perhitungan volume galian dan timbunan
Luas (m2)
STA 0+799,355 0+813,355 0+827,355 0+850 0+900 0+950 1+000 1+050
Volume (m3)
GALIAN -
TIMBUNAN 32.840
-
37.810
-
45.200
-
7.127
1+450 1+500 1+550
-
2075.250
-
2086.200
-
1286.350
-
798.950
-
944.200
-
503.525
199.525
28.125
199.525
178.175
-
648.900
-
664.525
-
404.875
-
264.825
-
254.375
-
440.625
-
460.250
-
416.750
-
196.500
1.125
-
1+400
-
19.016
1+150
-
1766.250
18.752
-
1+350
-
13.206
7.981
-
TIMBUNAN
38.248
1+100
1+300
GALIAN
18.829 7.752 8.443 2.150 8.025 9.600
1+573,973
-
8.81
1+590,973
-
7.86
(Bersambung kehalaman selanjutnya) commit to user
117 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Sambungan Tabel 5.1 Hasil perhitungan volume galian dan timbunan
Luas (m2)
STA 1+607,973 1+647,973 1+697,243
Volume (m3)
GALIAN
TIMBUNAN
-
11.23
-
GALIAN
TIMBUNAN
-
964.000
-
1370.750
2.525
1551.500
8.525
1021.250
6.000
322.750
276.000
165.500
556.250
-
388.300
7.875
333.575
7.875
449.925
-
297.725
14.450
73.325
295.650
-
1289.475
-
1029.800
69.225
21.525
677.850
-
1212.175
-
681.175
13.950
77.625 commit to user 3 = 56.070,543 m = 25.973,100 m3
13.950
27.33 27.5
1+737,243
0.101
34.56
1+754,243
0.24
6.29
1+771,243
-
6.62
1+800 1+850 1+900 1+950 2+000 2+050
11.040 11.210 4.322 9.021 8.976 2.933
2+100
0.315 0.578 11.248
2+150
40.331
2+200
0.861
2+250 2+300 2+350 2+370
2.769 24.345 24.142 3.105
Total Volume Galian Total Volume Timbunan
0.558
118 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
5.2. Pekerjaan Persiapan Badan Jalan Baru Luas
Lebar lapis pondasi bawah (2 lebar bahu) (2 lebar drainase) ( Panjang Jalan 8,4 4 5 39498 m
panjang jemba tan) 2370 100
2
5.3. Pekerjaan Pembersihan Semak dan Pengupasan Tanah Luas
10 m panjang jalan 10 2370 23705,00 m 2
5.4. Perhitungan Pekerjaan Drainase 5.4.1
Galian Saluran 1,5 m
I
0,8 m
0,2 m
III II
II
0,2 m
0,3 m 0,3 m 0,3 m 0,9 m
Gambar 5.6 Sket Volume galian saluran 1,5 0,9 2
Luas I
0,8
Luas III
0,96 m 2
Luas II
2
0,3 0,4
0,24 m 2
Luas Total = 0,96 + 0,24 + 0,06 commit to user = 1,26 m2
0,3 0,2 0,06 m 2
119 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id V
= [ Luas x (P. jalan – P. jembatan total)]
1,26 (2370 100 ) 2860 ,2 m 3
5.4.2 Volume Pasangan Batu
Gambar 5.7 Sket volume pasangan batu
L uas I
2
0,8
0,3 0,2 2
= 0,4 m2
L uas II
2 (0,3 0,4) = 0,24 m2
L uas III
(0,3 0,2)
= 0,06 m2
L uas total
0,4 0,24 0,06 = 0,7 m2
commit to user
120 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id = 2 × luas × (panjang Jalan – p. Jemb. total)
Volume
= (2 x 0,7) x ( 2370 – 100 ) = 3178 m3
5.4.3 Pekerjaan Plesteran 25 cm 10 cm
5 cm
Pasangan batu
Gambar 5.9 Detail Pot A – A pada drainase
Luas
= (0,25 + 0,1 + 0,05) x (panjang jalan – panjang jembatan) x 2 = 0,4 x (2370 - 100) x 2 = 1816 m2
5.4.4 Pekerjaan siaran Luas
= 2 x (0,707 x (panjang jalan – panjang jembatan) = 2 x (0,707 x ( 2370 - 100) ) = 3209,78 m2
commit to user
121 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
5.5. Perhitungan Volume Pekerjaan Dinding Penahan 25 cm
H A
A
(H/5)+0,3
(H/6)+0,3
Gambar 5.10 Sket Volume Pasangan Batu pada Dinding Penahan
5.5.1 Galian Pondasi Ruas Kiri : STA 0+250 s/d STA 0+300 STA 0+250 H
H
H
= 1,47 m
H1 5
0,3
1,47 0,3 5 0,594 m H1 0,3 6 1,47 0,3 6 0,545 m
Luas galian pondasi
= 0,594 x 0,545 = 0,323 m2 commit to user
122 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id STA 0+300 H
= 1,88 m
H
H 5
0,3
1,88 0,3 5 0,676 m H 0,3 6
H
1,88 0,3 6 0,613 m Luas galian pondasi
= 0,676 x 0,613 = 0,414 m2
Volume
0,323 0,414 2
50
18,456 m 3 Perhitungan selanjutnya terlampir pada tabel 5.2 di bawah ini : Tabel 5.5.1 Perhitungan Volume Galian Pondasi pada Dinding Penahan KIRI STA
Jarak
0+000
KANAN
H
(H/5)+0.3
(H/6)+0.3
Luas
-
-
-
-
-
-
-
-
50.00 0+050
-
-
-
50.00 -
-
0.94
0.49
0.46
0.22
0.18
0.34
0.33
0.11
-
-
-
-
1.47
0.59
0.55
0.32
8.43 0.49
0.46
0.23 9.67
0.55
0.41
0.39
0.16 9.63
0.95
0.49
0.46
0.22
2.44
0.79
0.71
0.56
-
50.00
19.54
18.46 1.88
0.68
0.61
0.41
50.00
31.77 2.98
10.37
Bersambung ke halaman berikutnya commit to user
Volume
8.34
-
50.00
0+300
Luas
0.96
-
50.00
0+250
(H/6)+0.3
-
0+200
(H/5)+0.3
-
0+150
H
-
50.00 0+100
Volume
0.90
0.80
0.71 17.85
123 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Sambungan Tabel 5.5.1 Perhitungan Volume Galian Pondasi pada Dinding Penahan KIRI STA
Jarak
0+350
KANAN
H
(H/5)+0.3
(H/6)+0.3
Luas
0.26
0.35
0.34
0.12
50.00 0+400
Volume
H
(H/5)+0.3
(H/6)+0.3
Luas
1.37
0.57
0.53
0.30
6.04 0.26
0.35
0.34
0.12
15.16 1.37
0.57
0.53
0.30
2.47
0+799,355
0.79
0.71
0.57
14.00 1.04
0.92
0.98
0.87
0.86
0.77
0.97
0.49
0.46
0.23
1.52
0.60
0.55
0.33
0.63
0.57
0.32
0.32
0.96
0.49
0.46
0.23
1.95
0.69
0.63
0.43
1.18
2.11
0.72
0.65
0.47
2.52
0.80
0.72
0.58
26.23 28.19 0.78
0.70
0.55 17.20
0.40
0.38
0.37
0.14 9.54
1.05
0.51
0.48
0.24
2.05
0.71
0.64
0.46
16.44
50.00
17.45
16.05 0.87
0.47
0.45
0.21
50.00
18.43 1.26
0.55
0.51
0.28
11.06 0.99
0.50
0.47
0.23
50.00
13.98 1.24
0.55
0.51
0.28
8.97 0.31
0.36
0.35
0.13
0.70
0.44
0.42
0.18
50.00
11.60 0.72
0.44
0.42
0.19
1.47
0.59
0.55
0.32
7.77
50.00 1+550
1.02
8.25
50.00
1+500
1.16
41.15
2.41
0.10
50.00
1+450
1.71
11.59 0.12
1+400
1.22
32.69 4.29
0.36
50.00
1+350
1.40
17.36 1.64
1+300
1.12
14.06
50.00
1+150
0.99
22.26
50.00
1+050
1.13
19.83 5.52
0.66
50.00
1+000
0.96
17.15 2.81
0+950
0.92
14.54 4.15
0.85
22.64
0+900
1.04
12.67 3.41
0+850
3.71
0.96
14.00 0+827,355
-
10.65 3.71
0+813,355
12.76
9.81 0.86
0.47
0.44
23.97
0.21
16.77 1.58
2.51
Bersambung ke halaman berikutnya
commit to user
Volume
0.62
0.56
0.35 8.06
124 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Sambungan Tabel 5.5.1 Perhitungan Volume Galian Pondasi pada Dinding Penahan KIRI STA
Jarak
1+573,973
KANAN
H
(H/5)+0.3
(H/6)+0.3
Luas
0.85
0.47
0.44
0.21
Volume
17.00 0.47
0.44
0.21
Luas
1.48
0.60
0.55
0.33
0.53
0.49
0.26
40.00
0.56
0.52
0.29 5.28
1.51
0.60
0.55
0.33
16.15 2.41
0.78
0.70
0.55
22.96 3.30
0.96
0.85
0.82
-
1+737,243
-
-
-
0.11
17.00
0.32
0.32
0.10
-
1+754,243
-
-
-
1.82 0.19
0.34
0.33
0.11
1+900
-
-
-
-
-
-
-
-
0.34
0.12 6.34
0.38
50.00
0.38
0.36
0.14
1.04
0.51
0.47
0.24
50.00 2+150
0.35
-
2+050 2+100
0.23
50.00
12.64 1.68
0.64
0.58
0.37
10.21 0.60
0.42
0.40
0.17
-
-
-
-
50.00
14.71 0.92
0.48
0.45
0.22
0.29
0.36
0.35
0.12
-
2+200 50.00
8.60
-
2+370
-
-
-
-
Jumlah
Volume total dinding penahan
260,81
= 260,81 + 500,45 = 761,26 m3
Ruas Kiri : STA 0+250 s/d STA 0+300 Sta 0+250 Lebar atas
= 0,25 m
H
= 1,47 m
6.47 0.36
5.5.2 Pasangan Batu untuk Dinding Penahan
commit to user
Volume
5.23
3.95 1.14
1+647,973
(H/6)+0.3
1.30
17.00 1+607,973
(H/5)+0.3
3.51 0.84
1+590,973
H
0.37
0.36 jumlah
0.13 500,45
125 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
H1 5
H
H
0,3
1,47 0,3 5 0,594 m H1 0,3 6 1,47 0,3 6 0,545 m
Luas pasangan batu =
0,25 0,545 2
1,47
0,594 0,545
= 0,908 m2 Sta 0+300 Lebar atas = 0,25 m H
= 1,88 m
H
H 5
H
0,3
1,88 0,3 5 0,676 m H 0,3 6 1,88 0,3 6 0,613 m
Luas pasangan batu
=
0,25 0,613 2
1,88
0,676 0,613
= 1,225 m2 0,908 1,225 50 2 commit to user = 53,325 m³ Perhitungan selanjutnya terlampir pada tabel 5.3 di bawah ini :
Volume
=
126 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Tabel 5.5.2 Perhitungan Volume Pasangan Batu pada Dinding Penahan KIRI STA
Jarak
0+000
KANAN
H
(H/5)+0.3
(H/6)+0.3
Luas
-
-
-
-
50.00 0+050
-
-
-
50.00 -
-
-
-
-
-
-
0.34
0.33
0.16 18.26
0.49
0.46
0.57 22.60
0.55
-
0.41
0.39
0.34 22.45
0.95
0.49
0.46
0.56
22.70 1.47
0.59
0.55
0.91
50.00
57.13 2.44
0.79
0.71
1.72
53.32 1.88
0.68
0.61
1.23
50.00
99.93 2.98
0.90
0.80
2.27
35.60 0.26
0.35
0.34
0.20
50.00
77.74 1.37
0.57
0.53
0.84
9.90
41.82
0+400
0.26
0.35
0.34
0.20
1.37
0.57
0.53
0.84
0+799,355
2.47
0.79
0.71
1.75
3.71
1.04
0.92
3.12
14.00
34.14 3.71
0+813,355
1.04
0.92
3.12
14.00 0.98
0.87
0.86
0.77
0.49
0.46
1.52
0.60
0.55
0.94
1.64
0.63
0.57
1.04
0.32
0.32
1.02
3.89 132.76
2.11
0.14
50.00
0.72
0.65
1.42 80.57
2.52
0.80
0.72
1.80
2.41
0.78
0.70
1.70
87.41 48.95 0.40
0.38
0.37
0.26
17.63 0.96
0.49
0.46
0.57
50.00
22.14 1.05
0.51
0.48
0.62
46.29 1.95
0.69
0.63
1.28
0.87
0.47
0.45
0.51
50.00
49.81 2.05
0.71
0.64
1.37
1.26
0.55
0.51
0.76
44.94
12.83 commit to user Bersambung ke halaman berikutnya 50.00
1.16
29.33 0.12
1+350
5.77
49.50
50.00
1+300
1.22
37.95
50.00
1+150
1.40
109.34 4.29
0.57
50.00
1+050
3.70
66.66 0.97
1+000
0.99
66.27 5.52
2.09
50.00
0+950
1.13
54.93 2.81
0+900
4.15
2.76
22.64 0+850
47.75
41.19 3.41
0+827,355
Volume
17.95
0.96
-
50.00
0+350
0.55
-
0+300
Luas
0.46
0.18
-
50.00
0+250
(H/6)+0.3
0.49
-
0+200
(H/5)+0.3
-
50.00 0+150
H
0.94 -
-
0+100
Volume
53.25 37.68
127 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Sambungan Tabel 5.5.2 Perhitungan Volume Galian Pondasi pada Dinding Penahan KIRI STA
Jarak
1+400
KANAN
H
(H/5)+0.3
(H/6)+0.3
Luas
0.99
0.50
0.47
0.59
Volume
50.00 1+450
0.36
0.35
0.22
0.44
0.42
0.42
0.47
0.44
0.51
0.42
0.43
0.59
0.55
0.91 47.44
0.62
0.56
0.99
12.09 0.85
0.47
0.44
0.50
22.83 1.48
17.00
0.60
0.55
0.92
8.48 0.84
0.47
0.44
0.50
14.48 1.30
17.00
0.56
0.52
0.79
10.00 1.14
0.53
0.49
0.68
14.66 1.51
40.00
0.60
0.55
0.94
47.52 2.41
1+647,973
0.44
33.39
1.58
23.97
0.78
0.70
1.70
Volume
29.36
23.10 0.86
1+607,973
0.75
1.47
50.00
1+590,973
Luas
0.51
15.93 0.70
1+573,973
(H/6)+0.3
0.55
0.72
50.00
1+550
(H/5)+0.3
20.15 0.31
1+500
H
1.24
71.37 3.30
0.96
0.85
2.63 -
-
1+737,243
-
-
-
0.11
0.32
0.32
0.13
17.00
2.56 -
1+754,243
-
-
-
0.19
0.34
0.33
0.17 -
1+900
-
-
-
-
0.23
0.35
0.34
0.18
50.00 2+050
10.95 -
-
-
-
0.38
0.38
0.36
0.25
1.04
0.51
0.47
0.62
1.68
0.64
0.58
1.07
50.00 2+100
32.98
50.00 2+150
24.49 0.60
0.42
0.40
0.36
40.23 0.92
0.48
0.45
0.54
50.00 2+200
18.86 -
-
-
-
0.29
0.36
0.35
0.21
50.00 2+370
11.38 -
Jumlah
-
-
0.36
0.37
733.33
Volume total pasangan batu dinding penahan
jumlah
= 733,33 + 1444,30 = 2177,63 m3
commit to user
0.36
0.24 1444.30
128 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id 5.5.3
Luas Plesteran Plesteran 25 cm 10 cm
5 cm
Pasangan batu
Gambar 5.10 Detail potongan A – A ( volume pasangan batu )
Ruas kiri
Luas
= (0,05+0,1+0,25) x Total Jarak = 0,40 x 898,61 = 359,44 m2
Ruas kanan
Luas
= (0,05+0,1+0,25) x Total Jarak = 0,40 x 1365,61 = 546,244 m2
Luas total plesteran
= 359,44 + 546,244 = 905,684 m2
commit to user
129 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id 5.5.4
Luas Siaran
Ruas Kiri : STA 0+250 s/d STA 0+300 Sta 0+250 H Sta 0+250 = 1,470 m H – 0,3
= 1,470 – 0,3 = 1,170 m
Sta 0 +300 H Sta 0+300 = 1,880 m H – 0,3
= 1,880 – 0,3 m = 1,580 m
Luas
=
1,170 1,580 2
50
= 68,750 m2 Perhitungan selanjutnya terlampir pada tabel 5.4 di bawah ini :
Tabel 5.5.3 Perhitungan Luas Siaran pada dinding Penahan STA
Kiri
Jarak
0+000
H
H-0.3
-
-
50.00 0+050
0.94
0.64 0.12 13.5 0.66
-
-
-
-
50.00
22.75 0.55
0.25
0.95
0.65
-
50.00
22.5
1.47
50.00
69.75 2.44
1.17 68.75
Bersambung ke halaman berikutnya commit to user
Luas 13
0.96
-
50.00
0+250
H-0.3
-
0+200
H
0.18
-
50.00
0+150
Luas -
-
0+100
Kanan
2.14 120.5
130 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Sambungan Tabel 5.5.3 Perhitungan Luas Siaran pada dinding Penahan STA
Kiri
Jarak
0+300
H
H-0.3
1.88
1.58
50.00 0+350
0.26
1.81 100.75 2.22
64 1.64
108.25 2.41
1.34
50.00
2.11
29 0.12
55.25 0.40
0.18
50.00
0.10
12 0.96
21.25 1.05
0.66
50.00
0.75
57.75 1.95
62.5 2.05
1.65
50.00
1.75
55.5 0.87
67.75 1.26
0.57
50.00
0.96
31.5 0.99
0.69
0.31
0.01
50.00
47.5 1.24
0.94
0.72
0.42
17.5
50.00
34
10.25 0.70
39.75 1.47
0.40
50.00 1+550
145
2.52
1.22
50.00
1+500
3.99
47.25 1.52
1+450
104.2572
2.11
0.67
50.00
1+400
5.22
79.5 0.97
1+350
63.49
4.29
2.51
50.00
1+300
3.85
63.6184 2.81
1+150
50.82
5.52
3.11
22.64
1+050
3.41
45.64 3.41
1+000
1.07 -
4.15
3.41
14.00
0+950
1.07 53.5
3.71
2.17
1.17
24 0.86
23.97
61.25 1.58
0.56 6.7116
Bersambung ke halaman berikutnya
commit to user
Luas 93.75
39.06 3.71
0+900
2.68
1.37
0.04
14.00
0+850
2.98
2.47
0+827,355
H-0.3
2
-
0+813,355
H
1.37
0.04
50.00
0+799,355
Luas 38.5
0.26
0+400
Kanan
1.28 29.48
131 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Sambungan Tabel 5.5.3 Perhitungan Luas Siaran pada dinding Penahan STA
Kiri
Jarak
1+573,973
H
H-0.3
0.85
0.55
17.00
Kanan Luas
H
H-0.3
1.48
1.18
9.265 0.84
1+590,973
18.53 1.30
0.54
17.00
1.00
11.73 1.14
1+607,973
18.785 1.51
0.84
40.00
1.21
59 2.41
1+647,973
84.2 3.30
2.11
3.00
-
1+737,243 17.00
0.19
-
1+754,243
2.55 0.19
-
-
0.11
-
1+900
-
0.23
-
50.00
0.07
-
2+050
-
0.25 0.38
-
50.00
0.08
18.5
2+100
1.04
36.5 1.68
0.74
50.00
1.38
26
2+150
0.60
50 0.92
0.30
50.00
0.62
7.5
2+200
-
15.25 0.29
-
50.00
-0.01
-
2+370
-
1.25 0.36
-
Jumlah
Luas total siaran
0.11
-
827.117
= 827,117 + 1622,765 = 2449,882 m2
commit to user
Luas
0.06
Jumlah
1622.765
132 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
5.6. Perhitungan Pekerjaan Perkerasan 5.6.1 Volume Lapis Permukaan
0,1m m 0,1m
7m
0,1 m
Gambar 5.3 Sket Lapis Permukaan 7 7,2 2
L
0,1
= 0,71 m2
V 0,71 2370 = 1682,700 m3
5.6.2 Lapis Resap Pengikat ( prime coat )
Luas
Lebar Lapis Pondasi Atas Panjang Jalan 7,200 2370 17064 m 2
5.6.3 Volume Lapis Pondasi Atas
0,20 m
0,20 m
7,20 m
0,20 m
Gambar 5.4 Sket Lapis Pondasi Atas
L
7,2 7,6 2
0,20
= 1,480 m2 V 1,480
2370 100
= 3359,6 m3
commit to user
133 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id 5.6.4 Volume Lapis Pondasi Bawah
0,4 m
0,4 m
7,40 m
0,4 m
Gambar 5.5 Sket Lapis Pondasi Bawah
7,4 8,2 2
L
0,4
= 3,120 m2 V
3,120
2370 100
= 7082,4 m3
5.7. Perhitungan Marka Jalan 0,12 m
1,2 m
3,5 m
0,12 m
1,2 m
Gambar 5.11 Sket Marka Jalan
5.7.1 Jumlah
Marka di tengah (putus-putus) = Panjang jalan – Panjang Tikungan (PI1+PI2) 5 = 2370 - (208.028+198,9271) 5
= 392,609 buah ∞ 393 buah Luas
= 393 x (0,12x 1,2) = 94,32 m² commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
134 digilib.uns.ac.id
5.7.2 Marka di tengah (menerus) Luas
= Panjang Tikungan (PI1+PI2) x lebar marka =(208.028+198,927) x 0,12 x 2 = 97,6692 m²
5.7.3 Luas Total Marka Jalan Luas total
= (94,32+97,6692) = 191,9892 m2
5.8.
Rambu Jalan
Diperkirakan menggunakan 2 buah rambu kelas jalan, 10 buah rambu saat melewati jembatan, 8 buah rambu memasuki tikungan. Jadi total rambu yang digunakan adalah = 20 rambu jalan
5.9.
Patok Jalan
Digunakan 25 buah patok hektometer (kecil). Digunakan 3 buah patok kilometer (besar).
5.10. Analisa Perhitungan Waktu Pelaksanaan Proyek 5.10.1
Pekerjaan Umum
a. Pekerjaan pengukuran diperkirakan dikerjakan selama 3 minggu. b. Pekerjaan mobilisasi dan demobilisasi diperkirakan dikerjakan selama 4 minggu c. Pembuatan papan nama proyek diperkirakan selama 1 minggu. d. Pembuatan Direksi Keet diperkirakan selama 1 minggu. e. Pekerjaan administrasi dan dokumentasi selama masa proyek berlangsung. commit to user
135 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
5.10.2
Pekerjaan Tanah
Pekerjaan pembersihan semak dan pengupasan tanah Luas = 23700,00 m2 Kemampuan pekerjaan perhari berdasarkan kuantitas tenaga kerja = 600 m2 Kemampuan pekerjaan per minggu = 600 m 3
6 hari 3600 m 2
Waktu yang dibutuhkan untuk pembersihan semak dan pengupasan tanah 23700,00 3600
5.10.3
6,58
6 minggu
Pekerjaan persiapan badan jalan
Luas = 39498 m2 Kemampuan pekerjaan per hari berdasar kuantitas kerja Vibratory Roller adalah
249 m
2
jam
7 jam 1743 m2
Kemampuan pekerjaan per minggu = 1743 x 6 = 10458 m2 Misal digunakan 2 Vibratory Roller maka waktu yang dibutuhkan untuk pekerjaan persiapan badan jalan
5.10.4
39498 2 10458
1,8 2 minggu
Pekerjaan galian tanah
Volume galian = 56.070,543 m3 Kemampuan pekerjaan per hari berdasar kuantitas kerja Excavator adalah 3
18,68 m
jam
7 jam 130,76 m3
Kemampuan pekerjaan per minggu = 130 ,68 m3 6 hari commit to user
784 ,56 m3
136 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Misal digunakan 8 buah Excavator maka waktu yang dibutuhkan untuk pekerjaan galian =
56070,543 8,933 9 minggu 8 784,56
5.10.5
Pekerjaan timbunan tanah
Volume timbunan = 25.973,100 m3 Kemampuan pekerjaan per hari berdasar kuantitas kerja Whell Loader diperkirakan
56,03 m
3
jam
7 jam 392,21 m3
Kemampuan pekerjaan per minggu = 392 ,21 m3 6 hari
2353 ,26 m3
Misal digunakan 3 buah Whell Loader maka waktu yang dibutuhkan untuk pekerjaan timbunan =
25973,10 m3 3 2 353,26
3,68
4 minggu
5.10.6 Pekerjaan Drainase a. Pekerjaan galian saluran drainase untuk timbunan Volume galian saluran = 2860,2 m3 Kemampuan pekerjaan per hari berdasarkan kuantitas kerja Excavator adalah 3
18,68 m
jam
7 jam 130,76 m3
Kemampuan pekerjaan per minggu = 130 ,76 m3 6 hari
784 ,56 m3
Misal digunakan 1 buah Excavator maka waktu yang dibutuhkan untuk pekerjaan galian =
2860,2 1 784,56
3,64
4 minggu
b. Pekerjaan pasangan batu dengan mortar Volume pasangan batu = 3178 m3 Kemampuan pekerjaan per hari diperkirakan 50 m3 6 300 m 3 Kemampuan pekerjaan per minggu = 50 commit to user
137 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Waktu yang dibutuhkan =
3178 300
10,59 12 minggu
c. Pekerjaan plesteran Volume plesteren = 1816 m2 Kemampuan pekerjaan per hari diperkirakan 100 m2 Kemampuan pekerjaan per minggu = 100 x 6 = 900 m2 Waktu yang dibutuhkan =
1816 600
3,02
3 minggu
d. Pekerjaan siaran Volume siaran = 3209,78 m2 Kemampuan pekerjaan per hari diperkirakan 100 m2 Kemampuan pekerjaan per minggu = 100 m 2 Waktu yang dibutuhkan =
3209 ,78 600
5,36
6 600 m 2
6 minggu
5.10.7 Pekerjaan Dinding Penahan a. Pekerjaan galian pondasi Volume galian pondasi = 465,59 m³ Kemampuan pekerjaan per hari berdasar kualitas kerja Excavator adalah 18,68m³/jam x 7 jam = 130,76 m3 Kemampuan pekerjaan per minggu = 130,76 m3 x 6 hari = 784,56 m3 Misal digunakan 1 buah Excavator maka waktu yang dibutuhkan untuk pekerjaan galian =
465,59 784,56
0,59 1 minggu
commit to user
138 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
b. Pekerjaan pasangan batu dengan mortar Volume pasangan batu = 1471,24 m3 Kemampuan pekerjaan per hari berdasarkan kuantitas kerja Concrete Mixer adalah 150 m3 . Kemampuan pekerjaan per minggu = 150 m3 6 hari
900 m3
Waktu yang dibutuhkan untuk pekerjaan pasangan batu dengan mortal adalah = 1471,24 900
1,63
2 minggu
c. Pekerjaan plesteran Luas pekerjaan plesteran = 269,764 m2 Kemampuan pekerjaan per hari diperkirakan 150 m 2 Kemampuan pekerjaan per minggu = 150 m 2 6 hari
900 m 2
Waktu yang dibutuhkan untuk pekerjaan plesteran adalah 905 ,684 900
1,006
1 minggu
d. Pekerjaan siaran Luas total siaran = 2449,882 m2 Kemampuan pekerjaan per hari diperkirakan 150 m2 Kemampuan pekerjaan per minggu = 150 x 6 = 900 m2 Waktu yang dibutuhkan untuk pekerjaan siaran adalah 2449,882 900
2.72 3 minggu
commit to user
139 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id 5.10.8 Pekerjaan Perkerasan a. Pekerjaan LPB (Lapis Pondasi Bawah) Volume = 7082,4 m2
Kemampuan pekerjaan per hari berdasar kuantitas kerja Whell Loader diperkirakan 16,01 m 3 7 jam 112 ,07 m 3
Kemampuan pekerjaan per minggu = 112 ,07 m 3 6 hari
672 ,42 m 3
Misal digunakan 2 unit Whell Loader maka waktu yang dibutuhkan untuk pekerjaan LPB =
7082.4 2 672,42
5,26 5 minggu
b. Pekerjaan LPA (Lapis Pondasi Atas) Volume = 3359,6 m3 Kemampuan pekerjaan per hari berdasar kuantitas kerja Whell Loader diperkirakan 16,01 m 3 7 jam 112 ,07 m 3
Kemampuan pekerjaan per minggu = 112 ,07 m 3 6 hari
672 ,42 m 3
Waktu yang dibutuhkan untuk pekerjaan LPA jika digunakan 1 unit Whell Loader adalah =
3359,6 2 672,42
2,49 4 minggu
c. Pekerjaan Prime Coat ( lapis resap pengikat ) Luas volume perkerjaan untuk Prime Coat adalah 17064 m2 Kemampuan pekerjaan per hari berdasar kuantitas kerja Asphalt Sprayer diperkirakan 2324 m2 Kemampuan pekerjaan per minggu = 2324 x 6 = 13944 m2 Waktu yang dibutuhkan =
17064 13944
1,22
2 minggu
commit to user
140 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id d. Pekerjaan LASTON Volume = 1682,70 m3
Kemampuan pekerjaan per hari berdasar kuantitas kerja Asphalt Finisher diperkirakan 14,43 7 jam 101,01m 3 Kemampuan pekerjaan per minggu = 101,01 m 3 6 hari 606 ,06 m 3 Misal digunakan 2 unit Asphalt Finisher maka waktu yang dibutuhkan untuk pekerjaan LASTON =
1682,70 1,38 2 minggu 2 606,06
5.10.9 Pekerjaan Pelengkap a. Pekerjaan marka jalan Luas = 191,9892 m3 Kemampuan pekerjaan per hari berdasar kuantitas tenaga kerja untuk 1orang tenaga kerja diperkirakan 93,33 m 2 un Kemampuan pekerjaan per minggu = 93,33 m 2 6 hari
559 ,98 m 2
Waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan pekerjaan marka jalan dengan 2 orang tenaga kerja =
191,9892 2 93,33
1,02 1 minggu
b. Pekerjaan rambu jalan diperkirakan selama 1 minggu c. Pembuatan patok kilometer diperkirakan selama 1 minggu
commit to user
141 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
5.11. Analisa Perhitungan Harga Satuan Pekerjaan 5.11.1 Harga Satuan Pekerjaan Contoh perhitungan pekerjaan persiapan badan jalan Diketahui : a. Tenaga 1. Pekerja (jam) ; Volume 0,0161 ; Upah Rp 5.500,00 Biaya = Volume x Upah = 0,0161 x 5.500,00 = 88,55 2. Mandor (jam) ; Volume 0,004 ; Upah Rp 9.000,00 Biaya = Volume x Upah = 0,004 x 9.000,00 = 36,00 Total biaya tenaga = 124,55
b. Peralatan 1. Motor Grader (jam) ; Volume 0,0025 ; Harga Rp 220.000,00 Biaya = Volume x Upah = 0,0025 x 220.000,00 = 550,00 2. Vibro Roller (jam) ; Volume 0,004 ; Harga Rp 170.000,00 Biaya = Volume x Upah = 0,004 x 170.000,00 = 680,00
commit to user
142 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
3. Water Tanker (jam) ; Volume 0,0105 ; Harga Rp 108.000,00 Biaya = Volume x Upah = 0,0105 x 108.000,00 = 1.134,00 4. Alat Bantu (Ls) ; Volume 1 ; Harga Rp 150,00 Biaya = Volume x Upah = 1 x 150,00 = 150,00 Total biaya peralatan
= 2514,00
Total biaya tenaga dan peralatan = 2638,55 (A) Overhead dan Profit 10 % x (A) = 263,86 (B) Harga Satuan Pekerjaan (A + B) = 2902,41
5.11.2. Bobot Pekerjaan Perhitungan bobot pekerjaan dihitung dengan mengalikan volume tiap pekerjaan dengan harga satuan tiap pekerjaan. Bobot = Volume Harga satuan Contoh perhitungan untuk pekerjaan persiapan badan jalan : Bobot pekerjaan persiapan badan jalan
= Volume pekerjaan = 39.498
1498,22
= 59.176.693,56
commit to user
Harga satuan
143 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id Tabel 5.5. Rekapitulasi Perkiraan Waktu Pekerjaan No
Volume
Nama Pekerjaan
Pekerjaan
Kemampuan
Kemampuan
Waktu
Kerja
Kerja
Pekerjaan
per hari
per minggu
(minggu)
1
Pengukuran
Ls
-
-
3
2
Mobilisasi dan Demobilisasi
Ls
-
-
4
3
Pembuatan papan nama proyek
Ls
-
-
1
4
Pekerjaan Direksi Keet
Ls
-
-
1
5
Administrasi dan Dokumentasi
Ls
-
-
6 7 8 9
Pembersihan semak & pengupasan tanah
2
23.700
m 2
Persiapan badan jalan
56.070,54 m
3
25.973,10 m
6
2
2
3.600 m
1.743 m 3
Timbunan tanah
m2 2
39.498 m
Galian tanah
600
9 2
10.458 m
3
3
130.76 m
784,56 m
3
9 3
392.21 m
2.353,26 m
4
784,56 m3
4
m3
300 m3
14
2
100 m
2
900 m
3
10 Drainase : m3
a). Galian saluran
7.445,6
b). Pasangan batu dengan mortar
4.040,6 m3 2
m
130,76 m3 50
c) Plesteran
1.816
d). Siaran
3.209,78 m2
100 m2
600 m2
6
465,59 m3
130.76 m3
784.56 m3
1
11 Dinding penahan : a) Galian Pondasi Pada Dinding Penahan b). Pasangan batu dengan mortar
3
1.471,24 m 2
3
150 m
2
2
2
1
900 m
2
c). Plesteran
269,76 m
150 m
900 m
d). Siaran
1403,74 m2
150 m2
900 m2
3
3
2 3
12 Lapis Pondasi Bawah (LPB)
6395,72 m
112,07 m
672,42 m
5
13 Lapis Pondasi Atas (LPA)
4.227,87 m3
112,07 m3
672,42 m3
4
3
2
14 Lapis Permukaan (LASTON) 15 Prime Coat
3
2324,00 m
2
2
115.890 m
2
13.944 m
2
1.682,70 m
101,01 m
606,06 m
2
191.98 m2
93.33 m2
559.98 m2
1
16 Pelengkap a). Marka jalan b). Rambu
-
-
-
1
c). Patok Kilometer
-
-
-
1
d). Patok Pengaman
-
-
-
1
commit to user
144 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
5.12. REKAPITULASI RENCANA ANGGARAN BIAYA PROYEK PROPINSI TAHUN ANGGARAN PANJANG PROYEK
: PEMBANGUNAN JALAN RAYA LINGKAR SALATIGA : JAWA TENGAH : 2011 : 2,381 Km
Tabel 5.6 Rekapitulasi Rencana Anggaran Biaya NO.
URAIAN PEKERJAAN
1 2 BAB I : UMUM 1 Pengukuran 2 Mobilisasi dan demobilisasi 3 Papan nama proyek 4 Direksi Keet 5 Administrasi dan dokumentasi JUMLAH BAB 1 : UMUM BAB II : PEKERJAAN TANAH Pembersihan semak & pengupasan 1 tanah 2 Persiapan badan jalan 3 Galian tanah 4 Timbunan tanah JUMLAH BAB 2 : PEKERJAAN TANAH BAB III : PEKERJAAN DRAINASE 1.00 Galian saluran 2.00 Pasangan batu dengan mortar 3.00 Plesteran 4.00 Siaran JUMLAH BAB 3 : PEKERJAAN DRAINASE BAB IV : PEKERJAAN DINDING PENAHAN 1 Galian pondasi pada dinding penahan 2 Pasangan batu dengan mortar 3 Plesteran 4 Siaran JUMLAH BAB 4 : PEKERJAAN DINDING PENAHAN BAB V : PEKERJAAN PERKERASAN 1 Konstruksi LPB 2 Konstruksi LPA 3 Pekerjaan Prime Coat 4 Pekerjaan LASTON JUMLAH BAB 5 : PEKERJAAN PERKERASAN BAB VI : PEKERJAAN PELENGKAPAN 1 Marka jalan 2 Pekerjaan rambu jalan 3 Patok kilometer 4 Patok pengaman JUMLAH BAB 6 : PEKERJAAN PELENGKAP
BOBOT (%)
KODE ANALISA
VOLUME
SATUAN
HARGA SATUAN (Rp.)
JUMLAH HARGA (Rp.)
3
4
5
6
7=4x6
-
1 1 1 1 1
Ls Ls Ls Ls Ls
K-210 EI-33 EI-331 EI-321
23.700,00 39.498,00 56.070,54 25.973,10
M2 M2 M3 M3
1.877,26 1.498,22 3.501,08 34.395,54
44.491.062,00 59.176.693,56 196.307.446,18 893.358.799,97 1.193.334.001,72
0,636 0,846 2,806 12,769 17,06
EI-21 EI-22 G-501 EI-23
7.445,60 4.040,60 1.816,00 3.209,78
M3 M3 M2 M2
3.326,84 275.202,66 13.507,65 6.343,93
24.770.319,90 1.111.983.868,00 24.529.892,40 20.362.619,64 1.181.646.699,94
0,354 15,894 0,351 0,291 16,89
EI-21 EI-22 G-501 EI-23
465,69 1.471,24 269,76 1.403,74
M3 M3 M2 M2
3.326,84 275.202,66 13.507,65 6.343,93
1.549.276,12 404.889.161,50 3.643.823,66 8.905.228,30 418.987.489,58
0,022 5,787 0,052 0,127 5,99
EI-521 EI-512 EI-611 EI-815
6.395,72 4.227,88 15.890,00 1.682,70
M3 M3 M2 M3
141.648,71 251.253,43 8.745,83 1.208.615,36
905.945.487,52 1.062.269.100,37 138.971.238,70 2.033.737.066,27 4.140.922.892,87
12,949 15,184 1,986 29,070 59,19
LI-841 LI-842 LI-844 LI-844
191,98 20 3 25
M2 Buah Buah Buah
92.664,23 302.327,74 352.131,23 352.131,23
17.789.678,88 6.046.554,80 1.056.393,69 8.803.280,75 33.695.908,12
0,254 0,086 0,015 0,126 0,48
5.000.000,00 20.000.000,00 500.000,00 1.000.000,00 1.000.000,00
REKAPITULASI BAB I : UMUM BAB II : PKERJAAN TANAH BAB III : PEKERJAAN DRAINASE BAB IV : PEKERJAAN DINDING PENAHAN BAB V : PEKERJAAN PERKERASAN BAB VI : PEKERJAAN PELENGKAP JUMLAH PPn 10% JUMLAH TOTAL Dibulatkan = (Rp.) TUJUH MILYAR ENAM RATUS SEMBILAN PULUH LIMA JUTA ENAM RATUS SEMBILAN PULUH LIMA RIBU TUJUH RATUS RUPIAH
commit to user
5,000,000.00 20,000,000.00 500,000.00 1,000,000.00 1,000,000.00 27,500,000.00
27.500.000,00 1.193.334.001,72 1.181.646.699,94 418.987.489,58 4.140.922.892,87 33.695.908,12 6.996.086.992,22 699.608.699,22 7.695.695.691,44 7.695.695.700,00
0.043 0.171 0.004 0.009 0.009 0.23
100.000
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan 1.
Jenis jalan dari Sodong – Kembangarum merupakan jalan arteri dengan spesifikasi jalan kelas II, lebar perkerasan 2 3,5 m , dengan kecepatan rencana 80 Km
Jam
, direncanakan 2 tikungan, yaitu menggunakan Spiral-
Circle-Spira semua. a.
Pada PI1 , jenis tikungan Spiral-Circle-Spira dengan jari-jari lengkung rencana 250 m, sudut PI1 sebesar 280 12’ 1,95”
b.
Pada PI2 , jenis tikungan Spiral-Circle-Spira dengan jari-jari lengkung rencana 500 m, sudut PI2 sebesar 140 12’ 29,53”
2.
Pada alinemen vertical jalan Sodong – Kembangarum terdapat 4 PVI .
3.
Perkerasan jalan Sodong – Kembangarum menggunakan jenis perkerasan lentur berdasarkan volume LHR yang ada dengan : a.
b.
Jenis bahan yag dipakai adalah : 1)
Surface Course
: LASTON ( MS 744 )
2)
Base Course
: Batu Pecah Kelas A ( CBR 100% )
3)
Sub Base Course
: Sirtu / Pitrun Kelas A ( CBR 70% )
Dengan perhitungan didapatkan dimensi dengan tebal dari masingmasing lapisan : 1)
Surface Course
: 10 cm commit to user
144
145 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
2)
Base Course
: 20 cm
3)
Sub Base Course
: 40 cm
Perencanaan jalan Sodong – Kembangarum dengan panjang 2376,22 m memerlukan biaya untuk pembangunan sebesar Rp. 7.695.695.700,00 dan dikerjakan selama 6 bulan.
6.2 Saran 1.
Perencanaan jalan diharapkan mampu memacu pertumbuhan perekonomian di wilayah tersebut, sehingga kedepannya kesejahteraan masyarakat dapat terangkat.
2.
Bagi tenaga kerja (baik tenaga ahli maupun kasar) agar memperhatikan keselamatan kerja dengan mengutamakan keselamatan jiwa mengingat medan yang begitu rumit, misal untuk pekerjaan lapangan galian dalam penggunaan alat-alat berat harus ekstra hati-hati.
3.
Bagi tenaga kerja mendapat asuransi kecelakaan diri dan jaminan keselamatan dan kesehatan kerja mengingat pelaksanaan proyek adalah pekerjaan dengan resiko kecelakaan tinggi.
4.
Koordinasi antar unsur-unsur proyek sebaiknya ditingkatkan agar mutu pekerjaan sesuai dengan spesifikasi yang telah ditentukan.
5.
Pelaksanaan lapangan harus sesuai dengan spesifikasi teknik, gambar rencana maupun dokumen kontrak.
commit to user