perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PERENCANAAN GEOMETRIK DAN RENCANA ANGGARAN BIAYA RUAS JALAN PANDAAN – TAPEN KOTA MADYA SALATIGA TUGAS AKHIR Disusun sebagai Salah Satu Syarat untuk memperoleh Gelar Ahli Madya pada Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret Surakarta
Disusun Oleh :
MEYNITA TRI NURYANTI I 8208001
PROGRAM DIPLOMA III TEKNIK SIPIL TRANSPORTASI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA commit to user
2011 أ
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PERENCANAAN GEOMETRIK DAN RENCANA ANGGARAN BIAYA RUAS JALAN PANDAAN – TAPEN KOTAMADYA SALATIGA TUGAS AKHIR Disusun sebagai Salah Satu Syarat untuk memperoleh Gelar Ahli Madya pada Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret Surakarta
Disusun Oleh :
MEYNITA TRI NURYANTI I 8208001 Surakarta,
Juli 2011
Telah disetujui dan diterima oleh : Dosen Pembimbing
S.J LEGOWO ST, MT commit to 199702 user NIP. 19670413 1 001 ب
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan jalan raya merupakan salah satu hal yang selalu beriringan dengan kemajuan teknologi dan pemikiran manusia yang menggunakannya, karenanya jalan merupakan fasilitas penting bagi manusia supaya dapat mencapai suatu daerah yang ingin dicapai.
Jalan raya adalah suatu lintasan yang bertujuan melewatkan lalu lintas dari suatu tempat ke tempat yang lain. Arti Lintasan disini dapat diartikan sebagai tanah yang diperkeras atau jalan tanah tanpa perkerasan, sedangkan lalu lintas adalah semua benda dan makhluk hidup yang melewati jalan tersebut baik kendaraan bermotor, tidak bermotor, manusia, ataupun hewan.
Pembuatan jalan yang menghubungkan Desa Pandaan dengan Desa Tapen yang terletak di Kotamadya Salatiga bertujuan untuk memperlancar arus transportasi, menghubungkan serta membuka keterisoliran antara 2 daerah yaitu Desa Pandaan dan Desa Tapen demi kemajuan suatu daerah serta pemerataan ekonomi.
commit to user
1
2 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
1.2 Teknik Perencanaan Dalam penulisan ini perencanaan yang menyangkut hal pembuatan jalan akan disajikan sedemikian rupa sehingga memperoleh jalan sesuai dengan fungsi dan kelas jalan. Hal yang akan disajikan dalam penulisan ini adalah :
1.2.1. Perencanaan Geometrik Jalan Dalam perencanaan geometrik jalan raya pada penulisan ini mengacu pada Peraturan Perencanaan Geometrik Jalan Antar Kota Tahun 1997. Perencanaan geometrik ini akan membahas beberapa hal antara lain : 1. Alinemen Horisontal Alinemen ( garis tujuan ) horisontal merupakan trace jalan yang terdiri dari : a. Garis lurus ( tangent ), merupakan jalan bagian lurus. b. Lengkungan horisontal yang disebut tikungan yaitu : 1)
Circle – Circle
2)
Spiral – Circle – Spiral
3)
Spiral – Spiral
c.
Pelebaran perkerasan pada tikungan.
d.
Kebebasan samping pada tikungan
2. Alinemen Vertikal Alinemen Vertikal adalah bidang tegak yang melalui sumbu jalan atau proyeksi tegak lurus bidang gambar. Profil ini menggambarkan tinggi rendahnya jalan terhadap muka tanah asli. 3. Stationing 4. Overlapping
commit to user
3 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
1.2.2. Perencanaan Tebal Perkerasan Lentur Penulisan ini membahas tentang perencanaan jalan baru yang menghubungkan dua daerah. Untuk menentukan tebal perkerasan yang direncanakan sesuai dengan Petunjuk Perencanaan Tebal Perkerasan Lentur Jalan Raya Dengan Metode Analisa Komponen SKBI 2.3.26 Tahun 1987 yang dikeluarkan oleh Dinas Pekerjaan Umum Direktorat Jenderal Bina Marga.
1.2.3. Rencana Anggaran Biaya Menghitung rencana anggaran biaya yang meliputi : 1. Volume Pekerjaan 2. Harga satuan Pekerjaan, bahan dan peralatan 3. Alokasi waktu penyelesaian masing-masing pekerjaan. Dalam mengambil kapasitas pekerjaan satuan harga dari setiap pekerjaan perencanaan ini mengambil dasar dari Analisa Harga Satuan tahun 2010 Dinas Pekerjaan Umum Direktorat Jenderal Bina Marga Surakarta.
1.3 Lingkup Perencanaan Dalam perencanaan pembuatan jalan ini ada lingkup perencanaan yang hendak dicapai yaitu : 1. Merencanakan bentuk geometrik dari jalan kelas fungsi arteri. 2. Merencanakan tebal perkerasan pada jalan tersebut. 3. Merencanakan anggaran biaya dan Time Schedule yang dibutuhkan untuk pembuatan jalan tersebut. commit to user
4 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
1.4 Flow Chart Pengerjaan Tugas Akhir Mulai
Buku Acuan : Peraturan Perencanaan Geometrik Jalan Antar Kota Tahun 1997. Petunjuk Perencanaan Tebal Perkerasan Lentur Jalan Raya Dengan Metode Analisa Komponen SKBI 2.3.26 Tahun 1987
Peta topografi Skala 1 : 25.000
Perbesaran peta menjadi skala 1: 10.000
Perhitungan : koordinat PI (x,y) , sudut azimuth (α), sudult luar tikungan (∆) , jarak (d)
Trace
Perbesaran peta menjadi skala 1: 5.000 Perhitungan elevasi ( 100 m kanan , 100 m kiri, tengah ) setiap 50 m Kelandaian melintang dan memanjang medan Kelandaian melintang dan memanjang medan rata-rata
Klasifikasi kelas jalan (TPPGJAK 1997 )
Klasifikasi medan (TPPGJAK 1997 )
Kecepatan rencana (Vr)
Perencanaan Alinemen Horizontal
Bagian Lurus (TPPGJAK 1997 )
Bagian Lengkung / Tikungan (TPPGJAK 1997 )
c
commit to user b
a
5 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id b
a
c
Perhitungan Data Lengkung / Tikungan
Diagram superelevasi Pelebaran Perkerasan Jarak pandang henti dan menyiap
Kebebasan Samping
Stationing Kontrol Overlaping Perhitungan elevasi tanah asli
Perencanaan alinemen Vertikal
Perencanaan lengkung Vertikal Panjang Lengkung vertikal Elevasi titik PLV , PPV, PTV Stationing titik PLV , PPV, PTV
Gambar Long Profil Elevasi rencana jalan Kelandaian memanjang
Data Tebal Perkerasan Kelas Jalan menurut Fungsinya Tipe Jalan Umur Rencana CBR Rencana Curah Hujan Setempat Kelandaiaan Rata-rata Jumlah LHR Angka Pertumbuhan Lalu lintas
Perencanaan Tebal Perkerasan
Gambar Cross Section
Gambar Plane
Volume Galian timbunan
commit to user d
6 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
d
Perhitungan volume pekerjaan : Umum : Pengukuran , Mobilisasi dan Demobilisasi ,Pekerjaan Direksi Keet ,Administrasi dan dokumentasi Pekerjaan Tanah Pekerjaan Drainase Pekerjaan Dinding Penahan Pekerjaan Perkerasan Pekerjaan Pelengkap : Marka jalan , Rambu jalan
Analisa Waktu Pelaksanaan Proyek
Daftar Harga Satuan Bahan, Upah dan Peralatan
Analisa Harga Satuan Pekerjaan
Rencana Anggaran Biaya
Pembuatan Time Schedule
Selesai
Gambar 1.1. Bagan Alir Perencanaan Jalan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB II DASAR TEORI
2.1 Klasifikasi Jalan Klasifikasi menurut fungsi jalan terbagi atas : 1) Jalan Arteri 2) Jalan Kolektor 3) Jalan Lokal Klasifikasi jalan di Indonesia menurut Bina Marga dalam Tata Cara Perencanaan Geometrik Jalan Antar Kota (TPGJAK) No 038/T/BM/1997, disusun pada tabel berikut: Tabel 2.1 Ketentuan klasifikasi : Fungsi, Kelas Beban, Medan FUNGSI JALAN
ARTERI
KELAS JALAN Muatan Sumbu
I
II
> 10 10
KOLEKTOR
LOKAL
IIIA
IIIA
IIIB
IIIC
8
8
8
Tidak
Terberat, (ton)
ditentukan
TIPE MEDAN Kemiringan
D <3
B
G
3-25
D
>25 <3
B
G
D
3-25
>25
<3
B
3-25 >25
Medan, (%) Sumber : TPGJAK No 038/T/BM/1997
Klasifikasi menurut wewenang pembinaan jalan (Administratif) sesuai PP. No. 26 / 1985 : Jalan Nasional, Jalan Propinsi, Jalan Kabupaten/Kotamadya, Jalan Desa dan Jalan Khusus Keterangan
: Datar (D), Perbukitan (B) dan Pegunungan (G) commit to user 7
G
8 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
2.2 Kecepatan Rencana Kecepatan rencana (Vr) pada ruas jalan adalah kecepatan yang dipilih sebagai dasar perencanaan geometrik jalan yang memungkinkan kendaraan – kendaraan bergerak dengan aman dan nyaman dalam kondisi cuaca yang cerah, lalu lintas yang lenggang, dan tanpa pengaruh samping jalan yang berarti.
Tabel 2.2 Kecepatan Rencana (Vr) sesuai klasifikasi fungsi dan klasifikasi medan Kecepatan Rencana, Vr, km/jam Fungsi
Datar
Bukit
Pegunungan
Arteri
70 – 120
60 – 80
40 – 70
Kolektor
60 – 90
50 – 60
30 – 50
Lokal
40 – 70
30 – 50
20 – 30
Sumber : TPGJAK No 038/T/BM/1997
2.3 Bagian – Bagian Jalan 1
Daerah Manfaat Jalan (DAMAJA) a. Lebar antara batas ambang pengaman konstruksi jalan di kedua sisi jalan b. Tinggi 5 meter diatas permukaan perkerasan pada sumbu jalan c. Kedalaman ruang bebas 1,5 m di bawah muka jalan
2
Daerah Milik Jalan (DAMIJA) Ruang daerah milik jalan (DAMIJA) dibatasi oleh lebar yang sama dengan DAMAJA ditambah ambang pengaman konstruksi jalan dengan tinggi 5m dan kedalaman 1,5m.
commit to user
9 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
3
Daerah Pengawasan Jalan (DAWASJA) Ruang sepanjang jalan di luar DAMIJA yang dibatasi oleh tinggi dan lebar tertentu, diukur dari sumbu jalan sesuai dengan fungsi jalan: a. Jalan Arteri minimum 20 meter b. Jalan Kolektor minimum 15 meter c. Jalan Lokal minimum 10 meter
DAMIJA
+ 5.00m
a m
DAMAJA
b a
bahu
n g
bahu
Jalur lalu lintas
selokan
selokan -4%
-2%
-2%
+ 0.00m
-4%
Batas kedalaman DAMAJA DAWASJA Arteri min 20,00m Kolektor min 15,00m Lokal min 10,00m
Gambar 2.1 DAMAJA, DAMIJA, DAWASJA, di lingkungan jalan antar kota ( TPGJAK )
commit to user
- 1.50m
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 10
2.4 Alinemen Horisontal Pada perencanaan alinemen horisontal, umumnya akan ditemui dua bagian jalan, yaitu : bagian lurus dan bagian lengkung atau umum disebut tikungan yang terdiri dari 3 jenis tikungan yang digunakan, yaitu :
Lingkaran ( Full Circle = F-C )
Spiral-Lingkaran-Spiral ( Spiral- Circle- Spiral = S-C-S )
Spiral-Spiral ( S-S )
2.4.1 Panjang Bagian Lurus Panjang maksimum bagian lurus harus dapat ditempuh dalam waktu ≤ 2,5 menit (Sesuai Vr), dengan pertimbangan keselamatan pengemudi akibat dari kelelahan. Tabel 2.4 Panjang Bagian Lurus Maksimum Panjang Bagian Lurus Maksimum ( m )
Fungsi Datar
Bukit
Gunung
Arteri
3.000
2.500
2.000
Kolektor
2.000
1.750
1.500
Sumber : TPGJAK No 038/T/BM/1997
2.4.2 Tikungan a) Jari - Jari Tikungan Minimum Agar kendaraan stabil saat melalui tikungan, perlu dibuat suatu kemiringan melintang jalan pada tikungan yang disebut superelevasi (e). Pada saat kendaraan melalui daerah superelevasi, akan terjadi gesekan arah melintang jalan antara ban kendaraan dengan permukaan aspal yang menimbulkan gaya gesekan melintang. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 11
Perbandingan gaya gesekan melintang dengan gaya normal disebut koefisien gesekan melintang (f). Rumus penghitungan lengkung horizontal dari buku TPGJAK : 2
Vr .................................................................................. (1) 127 x (e f )
Rmin =
Dd
=
1432, 4 ......................................................................................... (2) Rd
Keterangan : R : Jari-jari lengkung (m) D : Derajat lengkung (o) Untuk menghindari terjadinya kecelakaan, maka untuk kecepatan tertentu dapat dihitung jari-jari minimum untuk superelevasi maksimum dan koefisien gesekan maksimum. fmak = 0,192 – ( 0.00065 x Vr ) ................................................................... (3) Rmin =
Vr
2
127(e maks f maks )
Dmaks =
............................................................................ (4)
181913,53(e maks f maks ) Vr
2
................................................................ (5)
Keterangan : Rmin : Jari-jari tikungan minimum, (m) Vr
: Kecepatan kendaraan rencana, (km/jam)
emaks : Superelevasi maksimum, (%) fmaks : Koefisien gesekan melintang maksimum D
: Derajat lengkung
Dmaks : Derajat maksimum Untuk perhitungan, digunakan emaks = 10 % sesuai tabel commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 12
Tabel 2.5 panjang jari-jari minimum (dibulatkan) untuk emaks = 10% VR(km/jam)
120
100
90
80
60
50
40
30
20
Rmin (m)
600
370
280
210
115
80
50
30
15
Sumber : TPGJAK No 038/T/BM/1997
Untuk kecepatan rencana < 80 km/jam berlaku fmaks = - 0,00065 V + 0,192 80 – 112 km/jam berlaku fmaks = - 0,00125 V + 0,24
b). Lengkung Peralihan (Ls) Dengan adanya lengkung peralihan, maka tikungan menggunakan jenis S-C-S. panjang lengkung peralihan (Ls), menurut Tata Cara Perencanaan Geometrik Jalan Antar Kota, 1997, diambil nilai yang terbesar dari tiga persamaan di bawah ini : 1. Berdasar waktu tempuh maksimum (3 detik), untuk melintasi lengkung peralihan, maka panjang lengkung : Ls =
Vr x T..................................................................................... (6) 3,6
2. Berdasarkan antisipasi gaya sentrifugal, digunakan rumus Modifikasi Shortt: 3
V V ed Ls = 0,022 x r - 2,727 x r .............................................. (7) Rd c c 3. Berdasarkan tingkat pencapaian perubahan kelandaian Ls =
(em en ) xVr ............................................................................ (8) 3,6 re
4. Sedangkan Rumus Bina Marga commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
Ls =
digilib.uns.ac.id 13
W (en etjd ) m ................................................................. (9) 2
Keterangan : T = Waktu tempuh = 3 detik Rd = Jari-jari busur lingkaran (m) C = Perubahan percepatan 0,3-1,0 disarankan 0,4 m/det2 re = Tingkat pencapaian perubahan kelandaian melintang jalan, sebagai berikut: Untuk Vr 70 km/jam
Untuk Vr 80 km/jam
re mak = 0,035 m/m/det
re mak = 0,025 m/m/det
e
= Superelevasi
em
= Superelevasi Maksimum
en
= Superelevasi Normal
c). Jenis Tikungan dan Diagram Superelevasi 1. Bentuk busur lingkaran Full Circle (F-C)
Tt
PI
Et
TC
CT
Lc
Rd
Rd commit touser
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 14
Gambar 2.2 Lengkung Full Circle Keterangan :
= Sudut Tikungan
O
= Titik Pusat Tikungan
TC
= Tangen to Circle
CT
= Circle to Tangen
Rd
= Jari-jari busur lingkaran
Tt
= Panjang tangen (jarak dari TC ke PI atau PI ke TC)
Lc
= Panjang Busur Lingkaran
Ec
= Jarak Luar dari PI ke busur lingkaran
FC (Full Circle) adalah jenis tikungan yang hanya terdiri dari bagian suatu lingkaran saja. Tikungan FC hanya digunakan untuk R (jari-jari) yang besar agar tidak terjadi patahan, karena dengan R kecil maka diperlukan superelevasi yang besar.
Tabel 2.6 Jari-jari tikungan yang tidak memerlukan lengkung peralihan Vr (km/jam)
120
100
80
60
50
40
30
20
Rmin
2500
1500
900
500
350
250
130
60
Sumber : TPGJAK No 038/T/BM/1997
Tc = Rc tan ½ ....................................................................................... (10) Ec = Tc tan ¼ ....................................................................................... (11) Lc =
2Rc ............................................................................................ (12) 360 o
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 15
2. Tikungan Spiral-Circle-Spiral (S-C-S)
Gambar 2.3 Lengkung Spiral-Circle-Spiral Keterangan gambar : Xs
= Absis titik SC pada garis tangen, jarak dari titik ST ke SC
Ys
= Jarak tegak lurus ketitik SC pada lengkung
Ls
= Panjang dari titik TS ke SC atau CS ke ST
Lc
= Panjang busur lingkaran (panjang dari titik SC ke CS)
Ts
= Panjang tangen dari titik PI ke titik TS atau ke titik ST
TS
= Titik dari tangen ke spiral
SC
= Titik dari spiral ke lingkaran
Es
= Jarak dari PI ke busur lingkaran
s
= Sudut lengkung spiral
Rd
= Jari-jari lingkaran
p
commit to user = Pergeseran tangen terhadap spiral
perpustakaan.uns.ac.id
k
digilib.uns.ac.id 16
= Absis dari p pada garis tangen spiral
Rumus-rumus yang digunakan : - s =
Ls 360 ........................................................................ (13) 2 Rd 2
- Δc = PI – (2 x s) ........................................................................ (14) Ls 2 - Xs = Ls x 1 2 40 Rd
- Ys =
............................................................... (15)
Ls 2 .................................................................................... (16) 6 Rd
- P = Ys – Rd x ( 1 – cos s ) ............................................................ (17) - K = Xs – Rd x sin s ...................................................................... (18) - Et =
Rd p Rr ..................................................................... (19) Cos 1 2
- Tt = ( Rd + p ) x tan ( ½ PI ) + K .................................................. (20) - Lc =
c Rd ........................................................................... (21) 180
- Ltot = Lc + (2 x Ls) ........................................................................ (22)
Jika P yang dihitung dengan rumus di bawah, maka ketentuan tikungan yang digunakan bentuk S-C-S. P =
Ls 2 < 0,25 m................................................................................ (23) 24 Rd
Untuk Ls = 1,0 m maka p = p’ dan k = k’ Untuk Ls = Ls maka P = p’ x Ls dan k = k’ x Ls commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 17
3. Tikungan Spiral-Spiral (S-S) Tikungan yang disertai lengkung peralihan.
Gambar 2.4 Lengkung Spiral-Spiral
Untuk bentuk spiral-spiral berlaku rumus sebagai berikut: Lc = 0 dan s = ½ PI ........................................................................... (24) Ltot = 2 x Ls ............................................................................................. (25) Untuk menentukan s rumus sama dengan lengkung peralihan. Lc =
c Rd ................................................................................. (26) 90
P, K, Ts, dan Es rumus sama dengan lengkung peralihan.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 18
2.4.3 Diagram Super elevasi Super elevasi adalah kemiringan melintang jalan pada daerah tikungan. Untuk bagian jalan lurus, jalan mempunyai kemiringan melintang yang biasa disebut lereng normal atau Normal Trawn yaitu diambil minimum 2 % baik sebelah kiri maupun sebelah kanan AS jalan. Hal ini dipergunakan untuk system drainase aktif. Harga elevasi (e) yang menyebabkan kenaikan elevasi terhadap sumbu jalan di beri tanda (+) dan yang menyebabkan penurunan elevasi terhadap jalan di beri tanda (-).
e = - 2%
As Jalan Tt e = - 2%
h = beda tinggi
Kanan = ka Kiri = ki Kemiringan normal pada bagian jalan lurus As Jalan emaks Tt
Kiri = ki +
emin h = beda tinggi Kanan = ka -
Kemiringan melintang pada tikungan belok kanan As Jalan emin
Tt
Kanan = ka + h = beda tinggi emaks
Kiri = ki Kemiringan melintang pada tikungan belok kiri
commit to user Gambar 2.5 Super elevasi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 19
Sedangkan yang dimaksud diagram super elevasi adalah suatu cara untuk menggambarkan pencapaian super elevasi dan lereng normal ke kemiringan melintang (Super Elevasi). Diagram super elevasi pada ketinggian bentuknya tergantung dari bentuk lengkung yang bersangkutan.
a) Diagam super elevasi Full-Circle menurut Bina Marga Bagian
Bagian
Bagian lengkung penuh
lurus
lurus
Lc
TC 2/3 Ls
CT
1/3 Ls Sisi luar tikungan
emax 0% -2%
0%
e=0%
-2% Sisi dalam tikungan
Ls
Ls Lc
1
3
3
4
en-2%
+2%
3
4
q
1 )
2
2 en-2%
4
q -2%
e mak
commit to user
0%
2
1
q -2%
q e min
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 20
Gambar 2.6 Diagram Super Elevasi Full-Cirle Ls pada tikungan Full-Cirle ini sebagai Ls bayangan yaitu untuk perubahan kemiringan secara berangsur-angsur dari kemiringan normal ke maksimum atau minimum. Ls
W m en ed ............................................................................ (27) 2
Keterangan :
Ls
= Lengkung peralihan.
W
= Lebar perkerasan.
m
= Jarak pandang.
en
= Kemiringan normal.
ed
= Kemiringan maksimum.
Kemiringan lengkung di role, pada daerah tangen tidak mengalami kemiringan
Jarak
TC maks kemiringan = 2/3 Ls CT min
Jarak
TC kemiringan awal perubahan = 1/3 Ls CT
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 21
b) Diagram super elevasi pada Spiral-Cricle-Spiral.
Bagian lengkung peralihan
Bagian lurus 1
2
Bagian lengkung peralihan
Bagian lengkung penuh
3
4
4
Ts
Sc
Sisi luar tikungan
3
Cs
Bagian lurus 2
1
Ts
emax en
en 0%
E=0%
-2% Sisi dalam tikungan
Lc
Ls
1)
2)
q en-2%
3) +2%
Ls
q 0%
en-2% 4)
q
e maks
en-2%
q
-2% e min
Gambar 2.7 Diagram super elevasi Spiral-Cirle-Spiral.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 22
c) Diagram super elevasi pada Spiral-Spiral. Bagian lurus
Bagian lengkung
Bagian lengkung
Bagian lurus
Sisi luar tikungan I
II
III
III
II
I
emak
IV
TS
ST
0%
0%
E=0%
en = - 2%
- 2%
Sisi dalam tikungan
LS
LS
1)
2)
q
3) +2%
0%
en-2%
en-2%
q
4)
q -2%
e maks
en-2%
q
Gambar 2.8 Diagram Super Elevasi Spiral-Spiral commit to user
e mins
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 23
2.4.4 Jarak Pandang Jarak pandang adalah suatu jarak yang diperlukan oleh seorang pengemudi pada saat mengemudi sedemikian rupa, sehingga jika pengemudi melihat suatu halangan yang membahayakan, pengemudi dapat melakukan sesuatu (antisipasi) untuk menghindari bahaya tersebut dengan aman.
Jarak pandang terdiri dari : o Jarak pandang henti (Jh) o Jarak pandang mendahului (Jd) Menurut ketentuan Bina Marga, adalah sebagai berikut :
A. Jarak Pandang Henti (Jh) 1) Jarak minimum Jh adalah jarak minimum yang diperlukan oleh setiap pengemudi untuk menghentikan kendaraannya dengan aman begitu melihat adanya halangan didepan. Setiap titik disepanjang jalan harus memenuhi ketentuan Jh. 2) Asumsi tinggi Jh diukur berdasarkan asumsi bahwa tinggi mata pengemudi adalah 105 cm dan tinggi halangan 15 cm, yang diukur dari permukaan jalan. 3) Rumus yang digunakan. Jh dalam satuan meter, dapat dihitung dengan rumus : Jh = Jht + Jhr ........................................................................................... (28)
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 24
2
Vr 3,6 Vr ....................................................................... (29) Jh T 3,6 2 g fp
Dimana : Vr
= Kecepatan rencana (km/jam)
T
= Waktu tanggap, ditetapkan 2.5 detik
g
= Percepatan gravitasi, ditetapkan 9.8 m/det2
fp
=Koefisien gesek memanjang antara ban kendaraan dengan perkerasan
jalan
aspal,
ditetapkan
0.28–0.45
(menurut
AASHTO), fp akan semakin kecil jika kecepatan (Vr) semakin tinggi dan sebaliknya. (Menurut Bina Marga, fp = 0.35–0.55) Persamaan (29) dapat disederhanakan menjadi: o
Untuk jalan datar :
Jh 0.278 Vr T o
Vr 2 ............................................................... (30) 254 fp
Untuk jalan dengan kelandaian tertentu :
Jh 0.278 Vr T
Vr 2 ................................................. (31) 254 ( fp L)
Dimana : L = landai jalan dalam (%) dibagi 100 Tabel 2.7 Jarak pandang henti (Jh) minimum Vr, km/jam
120 100
80
60
50
40
30
20
Jh minimum (m)
250 175
120
75
55
40
27
16
Sumber : TPGJAK No 038/T/BM/1997
B. Jarak Pandang Mendahuluicommit (Jd) to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 25
1) Jarak adalah jarak yang memungkinkan suatu kendaraan mendahului kendaraan lain didepannya dengan aman sampai kendaraan tersebut kembali kelajur semula. 2) Asumsi tinggi Jh diukur berdasarkan asumsi bahwa tinggi mata pengemudi adalah 105 cm dan tinggi halangan 105 cm. 3) Rumus yang digunakan. Jd, dalam satuan meter ditentukan sebagai berikut : Jd = d1+d2+d3+d4 Dimana : d1 = Jarak yang ditempuh selama waktu tanggap (m) d2
= Jarak yang ditempuh selama mendahului sampai dengan kembali kelajur semula (m)
d3 = Jarak antara kendaraan yang mendahului dengan kendaraan yang dating dari arah berlawanan setelah prases mendahului selesai (m) d4 = Jarak yang ditempuh oleh kendaraan yang dating dari arah berlawanan. Rumus yang digunakan : a T1 d1 0.278 T1 Vr m ........................................................... (32) 2
d 2 0.278 Vr T2 ................................................................................. (33) d 3 antara 30 100 m ............................................................................ (34) Vr, km/jam d3 (m)
60-65
65-80
80-95
95-110
30
55
75
90
d 4 2 3 d 2 ............................................................................................ (35) commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 26
Dimana : T1 = Waktu dalam (detik), ∞ 2.12 + 0.026 x Vr T2 = Waktu kendaraan berada dijalur lawan, (detik) ∞ 6.56+0.048xVr a
= Percepatan rata-rata km/jm/dtk, (km/jm/dtk), ∞ 2.052+0.0036xVr
m
= perbedaan kecepatan dari kendaraan yang menyiap dan kendaraan yang disiap, (biasanya diambil 10-15 km/jam)
Tabel 2.8 Panjang jarak pandang mendahului berdasarkan Vr Vr, km/jam
120
100
80
60
50
40
30
20
Jd (m)
800
670
550
350
250
200
150
100
Sumber : TPGJAK No 038/T/BM/1997
2.4.5 Daerah Bebas Samping di Tikungan Jarak pandang pengemudi pada lengkung horisontal (di tikungan), adalah pandanngan bebas pengemudi dari halangan benda-benda di sisi jalan. Daerah bebas samping di tikungan dihitung bedasarkan rumus-rumus sebagai berikut: 1. Jarak pandangan lebih kecil daripada panjang tikungan (Jh < Lt). Lajur Dalam
Lt Jh
Lajur Luar
E garis pandang
Penghalang Pandangan R
R' R
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 27
Gambar 2.9 Jarak pandangan pada lengkung horizontal untuk Jh < Lt Keterangan : Jh
= Jarak pandang henti (m)
Lt
= Panjang tikungan (m)
E
= Daerah kebebasan samping (m)
R
= Jari-jari lingkaran (m)
Maka: E = R’ ( 1 – cos
28.65 Jh ) ...................................................... (36) R'
2. Jarak pandangan lebih besar dari panjang tikungan (Jh > Lt) Lt LAJUR DALAM
Jh
LAJUR LUAR
d
d
E Lt GARIS PANDANG R' R
R PENGHALANG PANDANGAN
Gambar 2.10. Jarak pandangan pada lengkung horizontal untuk Jh > Lt 28.65 Jh Jh Lt 28.65 Jh m = R’ 1 cos sin ..................... (37) R' R' 2 Keterangan: Jh = Jarak pandang henti
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 28
Lt = Panjang lengkung total R = Jari-jari tikungan R’ = Jari-jari sumbu lajur 2.4.6 Pelebaran Perkerasan Pelebaran perkerasan dilakukan pada tikungan-tikungan yang tajam, agar kendaraan tetap dapat mempertahankan lintasannya pada jalur yang telah disediakan. Gambar dari pelebaran perkerasan pada tikungan dapat dilihat pada gambar berikut ini.
Gambar 2.11 Pelebaran Perkerasan Pada Tikungan
1. Rumus yang digunakan : B = n (b’ + c) + (n + 1) Td + Z b’ = b + b”
................................................. (38)
(39) commit ................................................. to user
perpustakaan.uns.ac.id
b” = Rd2 Td =
digilib.uns.ac.id 29
Rd 2 p 2
................................................. (40)
Rd 2 A2 p A Rd
................................................. (41)
=B-W
................................................. (42)
Keterangan: B = Lebar perkerasan pada tikungan n
= Jumlah jalur lalu lintas
b
= Lebar lintasan truk pada jalur lurus
b’ = Lebar lintasan truk pada tikungan p
= Jarak As roda depan dengan roda belakang truk 2 As
A = Tonjolan depan sampai bumper W = Lebar perkerasan Td = Lebar melintang akibat tonjolan depan Z = Lebar tambahan akibat kelelahan pengamudi c = Kebebasan samping
= Pelebaran perkerasan
Rd = Jari-jari rencana
2.4.7 Kontrol Overlapping Pada setiap tikungan yang sudah direncanakan, maka jangan sampai terjadi Over Lapping. Karena kalau hal ini terjadi maka tikungan tersebut menjadi tidak aman untuk digunakan sesuai kecepatan rencana. Syarat supaya tidak terjadi Over Lapping : λn > 3detik × Vr commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
Dimana :
digilib.uns.ac.id 30
λn = Daerah tangen (meter) Vr = Kecepatan rencana
Contoh : a4
PI-3
CS ST
B d4
SC d3
TS
a2 ST
TS CT
PI-2
PI-1 d1
a3
d2 TC
A
a1
Gambar 2.12. Kontrol Over Lapping
Vr = 120 km/jam = 33,333 m/det. Syarat over lapping a’ a, dimana a = 3 x V detik = 3 x 33,33 = 100 m bila
a1
d1 – Tc 100 m
aman
a2
d2 – Tc – Tt1 100 m
aman
a3
d3 – Tt1 – Tt2 100 m
aman
a4
d4 – Tt2 100 m
aman commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 31
2.4.8 Perhitungan Stationing Stasioning adalah dimulai dari awal proyek dengan nomor station angka sebelah kiri tanda (+) menunjukkan (meter). Angka stasioning bergerak kekanan dari titik awal proyek menuju titik akhir proyek.
commit to user
32
d3 d2
Tc3 Ts2
PI2 Cs2
Sc2
Lc1
Ts1
Lc2
St1 Cs1
Tc3
Ls2 Ls2
Ls1
Sc1 Ts1
Ls1
d1
A
Ct3 Lc3
Ts2
PI1
St2
Gambar 2.13. Stasioning
d4
PI3
B
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 33
Contoh perhitungan stationing : STA A
= Sta 0+000m
STA PI1
= Sta A + d 1
STA Ts1
= Sta PI1 – Ts1
STA Sc1
= Sta Ts1 + Ls1
STA Cs1
= Sta Sc1 + Lc1
STA St1
= Sta Cs + Lc1
STA PI2
= Sta St1 + d 2 – Ts1
STA Ts2
= Sta PI2 – Ts2
STA Sc2
= Sta Ts2 + Ls2
STA Cs2
= Sta Sc2 + Lc2
STA St2
= Sta Cs2 + Ls2
STA PI3
= Sta St2 + d 3 – Ts2
STA Tc3
= Sta PI3 – Tc3
STA Ct3
= Sta Tc3 + Lc3
STA B
= Sta Ct3 + d4 – Tc3
2.5 Alinemen Vertikal Alinemen Vertikal adalah perencanaan elevasi sumbu jalan pada setiap titik yang ditinjau, berupa profil memanjang. Pada peencanaan alinemen vertikal terdapat kelandaian positif (Tanjakan) dan kelandaian negatif (Turunan), sehingga kombinasinya berupa lengkung cembung dan lengkung cekung. Disamping kedua lengkung tersebut terdapat pula kelandaian = 0 (Datar). Rumus-rumus yang digunakan untuk alinemen vertikal : commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
g
digilib.uns.ac.id 34
elevasi akhir elevasi awal 100% .......................................... (43) Sta akhir Sta awal
A = g2 – g1 ........................................................................................ (44) Ev
y
A Lv ..................................................................................... (45) 800
A x2 .................................................................................... (46) 200 Lv
Panjang Lengkung Vertikal (PLV) 1. Berdasarkan syarat keluwesan
Lv 0,6 Vr ..................................................................................... (47) 2. Berdasarkan syarat drainase Lv 40 A ....................................................................................... (48)
3. Berdasarkan syarat kenyamanan Lv Vr t ....................................................................................... (49)
4. Berdasarkan syarat goncangan Vr 2 A ................................................................................ (50) Lv 360
1). Lengkung vertikal cembung Adalah lengkung dimana titik perpotongan antara kedua tangent berada di atas permukaan jalan
PVI 1
g1
g2
m
h1 PLV
Ev
h2 d2
d1 Jh
L commit to user
PTV
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 35
Gambar. 2.14 Lengkung Vertikal Cembung Keterangan : PLV
= Titik awal lengkung parabola
PV1
= Titik perpotongan kelandaian g1 dan g 2
g
= Kemiringan tangen : (+) naik, (-) turun
A
= Perbedaan aljabar landai ( g1 - g 2 ) %
EV
= Pergeseran vertikal titik tengah besar lingkaran (PV1 – m) meter
Jh
= Jarak pandang
h1
= Tinggi mata pengaruh
h2
= Tinggi halangan
2). Lengkung vertikal cekung Adalah lengkung dimana titik perpotongan antara kedua tangent berada di bawah permukaan jalan. PLV
g1
LV EV
Jh
EV PV Gambar 2.15. Lengkung Vertikal Cekung. Keterangan : PLV
= Titik awal lengkung parabola
PV1
= Titik perpotongan kelandaian g1 dan g 2
g
= Kemiringan tangen : (+) naik, (-) turun
A
user = Perbedaan aljabar landaicommit ( g1 - g to 2) %
PTV g2
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 36
EV
= Pergeseran vertikal titik tengah besar lingkaran (PV1 – m) meter
Lv
= Panjang lengkung vertikal
V
= Kecepatan rencana ( km/jam)
Rumus-rumus yang digunakan pada lengkung parabola cekung sama dengan rumus-rumus yang digunakan pada lengkung vertikal cembung.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam perencanaan Alinemen Vertikal 1) Kelandaian maksimum. Kelandaian maksimum didasarkan pada kecepatan truk yang bermuatan penuh mampu bergerak dengan kecepatan tidak kurang dari separuh kecepatan semula tanpa harus menggunakan gigi rendah. Tabel 2.9 Kelandaian Maksimum yang diijinkan Landai maksimum % Vr (km/jam)
3
3
4
5
8
9
10
10
120
110
100
80
60
50
40
<40
Sumber : TPGJAK No 038/T/BM/1997
2) Kelandaian Minimum Pada jalan yang menggunakan kerb pada tepi perkerasannya, perlu dibuat kelandaian minimum 0,5 % untuk keperluan kemiringan saluran samping, karena kemiringan jalan dengan kerb hanya cukup untuk mengalirkan air kesamping. 3) Panjang kritis suatu kelandaian Panjang kritis ini diperlukan sebagai batasan panjang kelandaian maksimum agar pengurangan kecepatan kendaraan tidak lebih dari separuh Vr.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 37
Tabel 2.10 Panjang Kritis (m) Kelandaian (%)
Kecepatan pada awal tanjakan (km/jam)
4
5
6
7
8
9
10
80
630
460
360
270
230
230
200
60
320
210
160
120
110
90
80
Sumber : TPGJAK No 038/T/BM/1997
Tabel 2.10 Panjang Minimum Lengkung Vertikal : Kecepatan Rencana
Perbedaan Kelandaian
Panjang Lengkung (m)
Memanjang (%)
(km/jam) 1
20 - 30
40 - 60
0.6
40 - 80
> 60
0.4
80 - 150
< 40
2.6 Perencanaan Tebal Perkerasan Lentur Perencanaan konstruksi lapisan perkerasan lentur disini untuk jalan baru dengan Metoda Analisa Komponen, yaitu dengan metoda analisa komponen SKBI – 2.3.26. 1987. Surface Course Base Course Subbase Course Subgrade CBR tanah dasar commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 38
Gambar 2.16. Susunan Lapis Konstruksi Perkerasan Lentur Adapun untuk perhitungannya perlu pemahaman Istilah-istilah sebagai berikut : 2.6.1 Lalu lintas 1. Lalu lintas harian rata-rata (LHR) Lalu lintas harian rata-rata (LHR) setiap jenis kendaraan ditentukan pada awal umur rencana, yang dihitung untuk dua arah pada jalan tanpa median atau masingmasing arah pada jalan dengan median.
-
Lalu lintas harian rata-rata permulaan (LHRP) n
LHR P LHRS 1 i1 1 ............................................................. (51)
-
Lalu lintas harian rata-rata akhir (LHRA) n
LHR A LHR P 1 i2 2 ............................................................ (52)
2. Rumus-rumus Lintas ekivalen -
Lintas Ekivalen Permulaan (LEP) n
LEP
LHR
Pj
C E ............................................................ (53)
j mp
-
Lintas Ekivalen Akhir (LEA) n
LEA
LHR
Aj
C E ............................................................ (54)
j mp
-
Lintas Ekivalen Tengah (LET) LET
-
LEP LEA ..................................................................... (55) 2
Lintas Ekivalen Rencana (LER)
LER LET Fp ......................................................................... (56) commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
Fp
Dimana:
digilib.uns.ac.id 39
n2 ...................................................................................... (57) 10
i1
= Pertumbuhan lalu lintas masa konstruksi
i2
= Pertumbuhan lulu lintas masa layanan
J
= jenis kendaraan
n1
= masa konstruksi
n2
= umur rencana
C
= koefisien distribusi kendaraan
E
= angka ekivalen beban sumbu kendaraan
2.6.2 Koefisien Distribusi Kendaraan Koefisien distribusi kendaraan (C) untuk kendaraan ringan dan berat yang lewat pada jalur rencana ditentukan menurut daftar di bawah ini: Tabel 2.11 Koefisien Distribusi Kendaraan Jumlah jalur
Kendaraan ringan *)
Kendaraan berat **)
1 arah
2 arah
1 arah
2 arah
1 Jalur
1,00
1,00
1,00
1,00
2 Jalur
0,60
0,50
0,70
0,50
3 Jalur
0,40
0,40
0,50
0,475
4 Jalur
-
0,30
-
0,45
5 Jalur
-
0,25
-
0,425
6 Jalur
-
0,20
-
0,40
*) Berat total < 5 ton, misalnya : Mobil Penumpang, Pick Up, Mobil Hantaran. **) Berat total ≥ 5 ton, misalnya : Bus, Truk, Traktor, Semi Trailer, Trailer. Sumber: Petunjuk Perencanaan Tebal Perkerasan Lentur Jalan Raya Dengan Metode Analisa Komponen SKBI 2.3.26.1987, Halaman 9
2.6.3 Angka Ekivalen (E) Beban Sumbu Kendaraan commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 40
Angka Ekivalen (E) masing-masing golongan beban umum (Setiap kendaraan) ditentukan menurut rumus daftar sebagai berikut: 4
beban satu sumbu tunggal dlm kg - E.Sumbu Tunggal ................. (58) 8160 4
beban satu sumbu ganda dlm kg - E.Sumbu Ganda ....................... (59) 8160
Tabel 2.12 Angka Ekivalen (E) Sumbu Kendaraan Beban Sumbu
Angka Ekivalen
Kg
Lb
Sumbu Tunggal
Sumbu Ganda
1000
2205
0.0002
-
2000
4409
0.0036
0.0003
3000
6614
0.0183
0.0016
4000
8818
0.0577
0.0050
5000
11023
0.1410
0.0121
6000
13228
0.2923
0.0251
7000
15432
0.5415
0.0466
8000
17637
0.9238
0.0794
8160
18000
1.0000
0.0860
9000
19841
1.4798
0.1273
10000
22046
2.2555
0.1940
11000
24251
3.3022
0.2840
12000
26455
4.6770
0.4022
13000
28660
6.4419
0.5540
14000
30864
8.6647
0.7452
15000
33069
11.4184
0.9820
16000
35276
14.7815
1.2712
Sumber: Petunjuk Perencanaan Tebal Perkerasan Lentur Jalan Raya Dengan Metode Analisa Komponen SKBI 2.3.26.1987, Halaman 10
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 41
2.6.4 Daya Dukung Tanah Dasar (DDT dan CBR) Daya dukung tanah dasar (DDT) ditetapkan berdasarkan grafik korelasi DDT dan CBR. DDT 10
CBR 100 90 80 70 60 50
9
40 30
8
20 7
10 9
6 8 5
7 6 5 4
4 3
3
2
2 1
1
Gambar 2.17. Korelasi DDT dan CBR Catatan : Hubungan nilai CBR dengan garis mendatar kesebelah kiri diperoleh nilai DDT Sumber: Petunjuk Perencanaan Tebal Perkerasan Lentur Jalan Raya Dengan Metode Analisa Komponen SKBI 2.3.26.1987, Halaman 13
2.6.5 Faktor Regional (FR)
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 42
Faktor regional bisa juga juga disebut faktor koreksi sehubungan dengan perbedaan kondisi tertentu. Kondisi-kondisi yang dimaksud antara lain keadaan lapangan dan iklim yang dapat mempengaruhi keadaan pembebanan daya dukung tanah dan perkerasan. Dengan demikian dalam penentuan tebal perkerasan ini Faktor Regional hanya dipengaruhi bentuk alinemen ( Kelandaian dan Tikungan)
Tabel 2.13 Prosentase kendaraan berat dan yang berhenti serta iklim
Iklim I
Kelandaian 1 (<6%)
Kelandaian II (6–10%)
Kelandaian III (>10%)
% kendaraan berat
% kendaraan berat
% kendaraan berat
≤ 30%
>30%
≤ 30%
>30%
≤ 30%
>30%
0,5
1,0 – 1,5
1,0
1,5 – 2,0
1,5
2,0 – 2,5
1,5
2,0 – 2,5
2,0
2,5 – 3,0
2,5
3,0 – 3,5
< 900 mm/tahun Iklim II ≥ 900 mm/tahun Sumber: Petunjuk Perencanaan Tebal Perkerasan Lentur Jalan Raya Dengan Metode Analisa Komponen SKBI 2.3.26.1987
2.6.6 Indeks Permukaan (IP) Indeks Permukaan ini menyatakan nilai dari pada kerataan / kehalusan serta kekokohan permukaan yang bertalian dengan tingkat pelayanan bagi lalu – lintas yang lewat. Adapun beberapa nilai IP beserta artinya adalah sebagai berikut : IP = 1,0
: adalah menyatakan permukaan jalan dalam keadaan rusak berat sehingga sangat menggangu lalu lintas kendaraan.
IP = 1,5
: adalah tingkat pelayanan rendah yang masih mungkin (jalan tidak terputus ).
IP = 2,0
commit to user : adalah tingkat pelayanan rendah bagi jalan yang mantap
perpustakaan.uns.ac.id
IP = 2,5
digilib.uns.ac.id 43
: adalah menyatakan permukaan jalan masih cukup stabil dan baik.
Tabel 2.14 Indeks permukaan Pada Akhir Umur Rencana ( IPt) Klasifikasi Jalan
LER= Lintas Ekivalen Rencana *)
Lokal
Kolektor
Arteri
Tol
< 10
1,0 – 1,5
1,5
1,5 – 2,0
-
10 – 100
1,5
1,5 – 2,0
2,0
-
100 – 1000
1,5 – 2,0
2,0
2,0 – 2,5
-
> 1000
-
2,0 – 2,5
2,5
2,5
*) LER dalam satuan angka ekivalen 8,16 ton beban sumbu tunggal Sumber: Petunjuk Perencanaan Tebal Perkerasan Lentur Jalan Raya Dengan Metode Analisa Komponen SKBI 2.3.26.1987, Halaman 15
Dalam menentukan indeks permukaan pada awal umur rencana (IPo) perlu diperhatikan jenis lapis permukaan jalan ( kerataan / kehalusan serta kekokohan) pada awal umur rencana menurut daftar di bawah ini: Tabel 2.15 Indeks Permukaan Pada Awal Umur Rencana (IPo) Jenis Lapis Perkerasan
IPo
Rougnes *) mm/km
≥4
≤ 1000
3,9 – 3,5
> 1000
3,9 – 3,5
≤ 2000
3,4 – 3,0
> 2000
3,9 – 3,5
≤ 2000
3,4 – 3,0
< 2000
BURDA
3,9 – 3,5
< 2000
BURTU
3,4 – 3,0
< 2000
3,4 – 3,0
≤ 3000
2,9 – 2,5
> 3000
LASTON
LASBUTAG
HRA
LAPEN LATASBUM
2,9 – 2,5
BURAS
2,9 – 2,5
LATASIR
2,9 – 2,5
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 44
JALAN TANAH
≤ 2,4
JALAN KERIKIL
≤ 2,4
Sumber: Petunjuk Perencanaan Tebal Perkerasan Lentur Jalan Raya Dengan Metode Analisa Komponen SKBI 2.3.26.1987
2.6.7 Koefisien kekuatan relative (a) Koefisien kekuatan relative (a) masing-masing bahan dan kegunaan sebagai lapis permukaan pondasi bawah, ditentukan secara korelasi sesuai nilai Marshall Test (untuk bahan dengan aspal), kuat tekan untuk (bahan yang distabilisasikan dengan semen atau kapur) atau CBR (untuk bahan lapis pondasi atau pondasi bawah). Tabel 2.16 Koefisien Kekuatan Relatif Koefisien
Kekuatan
Kekuatan Relatif
Bahan Kt
Jenis Bahan
a1
a2
a3
Ms (kg)
0,4
-
-
744
-
-
0,35
-
-
590
-
-
0,32
-
-
454
-
-
0,30
-
-
340
-
-
0,35
-
-
744
-
-
0,31
-
-
590
-
-
0,28
-
-
454
-
-
0,26
-
-
340
-
-
0,30
-
-
340
-
-
HRA
0,26
-
-
340
-
-
Aspal Macadam
0,25
-
-
-
-
-
LAPEN (mekanis)
0,20
-
-
-
-
-
LAPEN (manual)
-
0,28
-
590
-
-
-
0,26
-
454
-
-
-
0,24
-
340
-
-
-
0,23
-
-
-
-
LAPEN (mekanis)
-
0,19
-
- commit -to user
-
LAPEN (manual)
kg/cm2
CBR %
LASTON
LASBUTAG
LASTON ATAS
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 45
-
0,15
-
-
22
-
-
0,13
-
-
18
-
-
0,15
-
-
22
-
-
0,13
-
-
18
-
-
0,14
-
-
-
100
Pondasi Macadam (basah)
-
0,12
-
-
-
60
Pondasi Macadam
-
0,14
-
-
-
100
Batu pecah (A)
-
0,13
-
-
-
80
Batu pecah (B)
-
0,12
-
-
-
60
Batu pecah (C)
-
-
0,13
-
-
70
Sirtu/pitrun (A)
-
-
0,12
-
-
50
Sirtu/pitrun (B)
-
-
0,11
-
-
30
Sirtu/pitrun (C)
-
-
0,10
-
-
20
Tanah / lempung kepasiran
Bersambung
Stab. Tanah dengan semen
Stab. Tanah dengan kapur
Sumber: Petunjuk Perencanaan Tebal Perkerasan Lentur Jalan Raya Dengan Metode Analisa Komponen SKBI 2.3.26.1987
2.6.8 Batas – batas minimum tebal perkerasan 1. Lapis permukaan : Tabel 2.17 Lapis permukaan ITP
Tebal Minimum
Bahan
(cm)
< 3,00
5
Lapis pelindung : (Buras/Burtu/Burda)
3,00 – 6,70
5
Lapen /Aspal Macadam, HRA, Lasbutag, Laston
6,71 – 7,49
7,5
Lapen / Aspal Macadam, HRA, Lasbutag, Laston
7,50 – 9,99
7,5
Lasbutag, Laston
≥ 10,00
10
Laston
Sumber: Petunjuk Perencanaan Tebal Perkerasan Lentur Jalan Raya Dengan Metode Analisa Komponen SKBI 2.3.26.1987
2. Lapis Pondasi Atas : Tabel 2.18 Lapis Pondasi
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 46
Tebal Minimum
ITP
Bahan
( Cm )
< 3,00 3,00 – 7,49
Bersambung 7,50 – 9,99
15
20 *) 10 20 15
Batu pecah,stbilisasi tanah dengan semen, stabilisasi tanah dengan kapur. Batu pecah, stabilisasi tanah dengan semen, stabilisasi tanah dengan kapur Laston atas Batu pecah, stabilisasi tanah dengan semen, stabilisasi tanah dengan kapur, pondasi macadam. Laston Atas Batu pecah, stabilisasi tanah dengan semen, stabilisasi
10 – 12,14
20
tanah dengan kapur, pondasi macadam, Lapen, Laston atas. Batu pecah, stabilisasi tanah dengan semen, stabilisasi
≥ 12,25
25
tanah dengan kapur, pondasi macadam, Lapen, Laston atas.
*) batas 20 cm tersebut dapat diturunkan menjadi 15 cm bila untuk pondasi bawah digunakan material berbutir kasar. Sumber: Petunjuk Perencanaan Tebal Perkerasan Lentur Jalan Raya Dengan Metode Analisa Komponen SKBI 2.3.26.1987
3. Lapis pondasi bawah : Untuk setiap nilai ITP bila digunakan pondasi bawah, tebal minimum adalah 10 cm
2.6.9 Analisa komponen perkerasan Penghitungan ini didstribusikan pada kekuatan relatif masing-masing lapisan perkerasan jangka tertentu (umur rencana) dimana penetuan tebal perkerasan dinyatakan oleh Indeks Tebal Perkerasan (ITP) Rumus: commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 47
ITP a1 D1 a 2 D2 a 3 D3 ................................................................. (60) D1,D2,D3 = Tebal masing-masing lapis perkerasan (cm) Angka 1,2,3 masing-masing lapis permukaan, lapis pondasi atas dan pondasi bawah
2.7 Rencana Anggaran Biaya (RAB) Untuk menentukan besarnya biaya yang diperlukan terlebih dahulu harus diketahui volume dari pekerjaan yang direncanakan. Pada umumnya pembuat jalan tidak lepas dari masalah galian maupun timbunan. Besarnya galian dan timbunan yang akan dibuat dapat dilihat pada gambar Long Profile. Sedangkan volume galian dapat dilihat melalui gambar Cross Section. Selain mencari volume galian dan timbunan juga diperlukan untuk mencari volume dari pekerjaan lainnya yaitu: 1. Volume Pekerjaan a. Pekerjaan persiapan -
Peninjauan lokasi
-
Pengukuran dan pemasangan patok
-
Pembersihan lokasi dan persiapan alat dan bahan untuk pekerjaan
-
Pembuatan Bouplank
b. Pekerjaan tanah -
Galian tanah
-
Timbunan tanah
c. Pekerjaan perkerasan -
commit to user Lapis permukaan (Surface Course)
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 48
-
Lapis pondasi atas (Base Course)
-
Lapis pondasi bawah (Sub Base Course)
-
Lapis tanah dasar (Sub Grade)
d. Pekerjaan drainase -
Galian saluran
-
Pembuatan talud
e. Pekerjaan pelengkap -
Pemasangan rambu-rambu
-
Pengecatan marka jalan
-
Penerangan
2. Analisa Harga Satuan Analisa harga satuan diambil dari harga satuan tahun 2009. 3.
Kurva S Setelah menghitung Rencana Anggaran Biaya dapat dibuat Time Schedule dengan menggunakan Kurva S.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 49
BAB III PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN
3.1
Penetapan Trace Jalan
3.1.1 Gambar Perbesaran Peta Peta topografi skala 1: 50.000 dilakukan perbesaran pada daerah yang akan dibuat Azimut 1:10.000 dan diperbesar lagi menjadi 1: 5.000, menjadi trace jalan digambar dengan memperhatikan kontur tanah yang ada, (Gambar Trace dapat dilihat pada lampiran ).
3.1.2 Penghitungan Trace Jalan Dari trace jalan (skala 1: 5.000) dilakukan penghitungan-penghitungan azimuth (skala 1:10.000), sudut tikungan dan jarak antar PI (lihat gambar 3.1).
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 50
3.1.3 Penghitungan Azimuth: Diketahui koordinat: A
=(0;0)
PI 1
= ( 492,49 ; 911,48 )
PI 2
= ( 501,58 ; 1778.68 )
PI 3
= ( 371,51 ; 2664,41 )
B
= ( 196,62 ; 3135,89 )
X XA A 1 ArcTg 1 Y Y 1 A 492,49 0 ArcTg 911,48 0 280 22' 59,51'' X X1 1 2 ArcTg 2 Y Y 1 2 501,58 492,49 ArcTg 1778,68 911,48 0 0 36 ' 1,99 ''
X X2 2 3 ArcTg 3 Y3 Y2 371,5 501,58 ArcTg 2664,41 1778,68 8 0 21' 17,43'' X X3 3 B ArcTg B YB Y4 196,62 371,5 ArcTg 3135,89 2664,41 20 0 21' 2,44 '' commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 51
3.1.4 Penghitungan Sudut PI 1 A 1 1 2 280 22' 56,47" 00 36' 1,99" 27 0 13' 54,4"
2 12 23 (0 0 36' 1,99"(8 0 21' 17,43" )) 8 0 57'19,42" 3 3 B 2 3 (20 0 21' 2,44"(8 0 21'17,43" )) 110 59' 6,08"
3.1.5 Penghitungan Jarak Antar PI 1.
Menggunakan rumus Phytagoras
d A1 ( X 1 X A ) 2 (Y1 Y A ) 2 (492,49 0) 2 (911,48 0) 2 1036,02 m d12 ( X 2 X 1 ) 2 (Y2 Y1 ) 2 (501,58 492,49) 2 (1778,68 911,48) 2 867,248 m d 23 ( X 3 X 2 ) 2 (Y3 Y2 ) 2 (371,5 501,58) 2 (2664,41 1778,68) 2 895,23 m d 3 B ( X B X 4 ) 2 (YB Y4 ) 2 (196,62 371,5) 2 (3135,89 2664,41) 2 502,87 m commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
∑d
digilib.uns.ac.id 52
= dA-1 + d1-2 + d2-3 + d3-B = 1036,06 + 867,25 + 895,23 + 503,85 = 3302,39 m
2.
Menggunakan rumus Sinus
X XA d A1 1 Sin A1
492,49 0 0 ' Sin 28 22 56 , 47 " 1036,06 m X X1 d12 2 Sin 1 2 501,58 492,49 0 ' " Sin 0 36 1,99 867,25 m X X2 d 23 3 Sin 23
371,5 501,58 0 ' " Sin 8 21 17 895,25 m X XB d 3 B 3 Sin 4 B
196,62 371,5 0 ' " Sin 20 20 23,08 503,85 m d (d A 1 d1 2 d 2 3 d 3 B ) 1036,06 867, 25 895,23 503,85 3302,39 m
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
3.
digilib.uns.ac.id 53
Menggunakan rumus Cosinus
Y YA d A1 1 Cos A1 911,48 0 0 ' " Cos 28 22 56,47 1036,06 m
Y Y d1 2 2 1 Cos12 1778,68 911,48 0 ' " Cos 0 36 1,99 867,25 m Y Y2 d 23 3 Cos 23 2664,41 1778,68 0 ' " Cos 8 21 17 895,23 m Y Y3 d 3 B 4 Cos 3 4
3135,89 2664,41 0 ' " Cos 20 20 23,08 503,85 m ∑d
= dA-1 + d1-2 + d2-3 + d3-B = 1036,06 + 867,25 + 895,23 + 503,85 = 3302,39 m
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
3.1.6
digilib.uns.ac.id 54
Penghitungan Kelandaian Melintang
Untuk menentukan jenis medan dalam perencaan jalan raya, perlu diketahui jenis kelandaian melintang pada medan dengn ketentuan : 1. Kelandaian dihitung tiap 50 m 2. Potongan melintang 100 m dihitung dari as jalan ke samping kanan dan kiri Contoh perhitungan kelandaian melintang trace Jalan yang akan direncanakan pada awal proyek, STA 0+050 m a.
Elevasi Titik Kanan a1 elevasi titik kanan 462,5 12,5 b1 0,3 462,5 12,5 2,3
475 m
12,5 m (Beda tinggi antara 2 garis kontur)
466,89 m 462,5 m
a1 b1
b.
Elevasi Titik Kiri 475 m
a2 elevasi titik kiri 462,5 12,5 b2 0,3 462,5 12,5 1,9 464,77 m
12,5 m (Beda tinggi antara 2 garis kontur) 462,5 m
a2 b2
Gambar 3.2 Cara Menghitung Trace Jalan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 55
Gambar contoh perhitungan :
5 47
5 472. 0 47
467.5
10 9 8
46 5
b1
7 6 5 4
46
3
5 2.
2
a1
b2
1 A
A (PANDAAN)
a2
Hasil perhitungan dengan cara yang sama dapat dilihat pada tabel 3.1 Tabel 3.1 Perhitungan Kelandaian Melintang No A 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25
STA 0+000 0+050 0+100 0+150 0+200 0+250 0+300 0+350 0+400 0+450 0+500 0+550 0+600 0+650 0+700 0+750 0+800 0+850 0+900 0+950 1+000 1+050 1+100 1+150 1+200 1+250
ELV KANAN 467,4760968 466,8955086 466,4324329 466,1983111 465,1587073 464,0130021 463,1120246 475,101835 475,7336466 476,3540991 477,0634558 477,9447203 478,9712357 480,4543235 480,1850917 479,8100875 478,6055081 477,6942015 477,2156487 476,6567573 476,0377598 475,1217287 489,9728055 491,1695288 490,3018104 489,5022624
ELV KIRI Delta H 464,2056414 3,27045545 464,7792703 2,116238333 465,2171585 1,215274352 466,8335984 0,635287304 467,3671114 2,208404047 467,8942008 3,88119871 468,3115183 5,199493689 468,6446781 6,45715693 470,1096603 5,623986299 468,3612412 7,992857866 466,864027 10,1994288 465,479454 12,46526627 464,2816163 14,68961942 463,0180361 17,43628744 476,0386685 4,146423245 476,9712472 2,838840243 478,1981337 0,407374444 478,9377391 1,243537543 479,8445396 2,628890928 480,2570093 3,600252002 480,3605043 4,322744586 481,1738987 6,052170014 480,982497 8,990308507 481,6226254 9,546903417 480,0316401 commit to10,27017027 user 480,9974562 8,504806286
L
I (%) 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200
1,635227725 1,058119167 0,607637176 0,317643652 1,104202023 1,940599355 2,599746844 3,228578465 2,811993149 3,996428933 5,099714402 6,232633133 7,344809709 8,718143718 2,073211622 1,419420121 0,203687222 0,621768772 1,314445464 1,800126001 2,161372293 3,026085007 4,495154254 4,773451708 5,135085135 4,252403143
Kelas Medan D D D D D D D B D D B B B B D D D D D D D D B B B B
perpustakaan.uns.ac.id
26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62 63 64 65 66 67 B
1+300 1+350 1+400 1+450 1+500 1+550 1+600 1+650 1+700 1+750 1+800 1+850 1+900 1+950 2+000 2+050 2+100 2+150 2+200 2+250 2+300 2+350 2+400 2+450 2+500 2+550 2+600 2+650 2+700 2+750 2+800 2+850 2+900 2+950 3+000 3+050 3+100 3+150 3+200 3+250 3+300 3+350 3+400
489,2550508 489,0588574 489,0483486 488,9097097 495,0919561 493,4832066 493,1441915 494,0473268 489,0810866 489,5834155 496,5811483 489,8973381 489,9342416 490,4015394 490,5758199 489,1840622 487,8648751 488,4966058 490,8465899 487,7013146 490,5524366 489,4607723 488,241386 491,4480999 490,0474549 489,7973281 487,5513888 492,2740469 493,0615064 488,141685 489,5215477 490,8969794 491,8526262 493,4849931 491,3696822 493,7930993 491,5371181 488,0049464 494,7189302 491,2051199 490,2377228 487,9713895 489,7959645
digilib.uns.ac.id 56 481,3838026 482,33582 481,5762404 480,7659585 480,065513 480,3373501 480,7734942 480,7161336 481,0924763 481,5426658 481,3653236 481,1245353 480,8888616 480,2466719 479,960284 481,1031172 479,9872732 476,5340512 475,5036543 477,4852899 478,5404131 480,7958152 476,6568944 475,2472598 476,2709604 477,8573707 479,175954 477,7825305 483,1991881 479,4299549 477,6264611 476,223823 475,1849407 475,5046106 477,087006 477,8013866 476,7220402 475,0196105 478,0198529 476,9278943 476,8619883 477,7480167 479,2220532
7,871248163 6,723037448 7,472108227 8,143751196 15,02644318 13,14585648 12,3706973 13,33119319 7,988610345 8,040749634 15,2158247 8,772802742 9,045379998 10,15486754 10,61553592 8,080945 7,877601904 11,9625546 15,34293564 10,21602469 12,01202343 8,664957117 11,58449166 16,20084005 13,77649449 11,93995747 8,375434848 14,4915164 9,862318241 8,711730116 11,89508658 14,67315644 16,6676855 17,98038258 14,28267621 15,99171273 14,81507787 12,98533592 16,69907731 14,2772257 13,37573443 10,2233728 10,57391129
commit to user
200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200
3,935624082 3,361518724 3,736054114 4,071875598 7,51322159 6,57292824 6,185348649 6,665596595 3,994305172 4,020374817 7,607912352 4,386401371 4,522689999 5,077433772 5,307767959 4,0404725 3,938800952 5,981277298 7,671467818 5,108012345 6,006011717 4,332478558 5,792245832 8,100420027 6,888247244 5,969978737 4,187717424 7,245758198 4,93115912 4,355865058 5,947543292 7,336578219 8,333842748 8,99019129 7,141338104 7,995856363 7,407538933 6,492667959 8,349538656 7,138612849 6,687867215 5,1116864 5,286955643
D D D B B B B B D B B B B B B B D B B B B B B B B B B B B B B B B B B B B B B B B B B
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 57
Tabel 3.2 Perhitungan Kelandaian Memanjang No 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46
STA 0+000 0+050 0+100 0+150 0+200 0+250 0+300 0+350 0+400 0+450 0+500 0+550 0+600 0+650 0+700 0+750 0+800 0+850 0+900 0+950 1+000 1+050 1+100 1+150 1+200 1+250 1+300 1+350 1+400 1+450 1+500 1+550 1+600 1+650 1+700 1+750 1+800 1+850 1+900 1+950 2+000 2+050 2+100 2+150 2+200 2+250 2+300
ELV KANAN 467,4760968 466,8955086 466,4324329 466,1983111 465,1587073 464,0130021 463,1120246 475,101835 475,7336466 476,3540991 477,0634558 477,9447203 478,9712357 480,4543235 480,1850917 479,8100875 478,6055081 477,6942015 477,2156487 476,6567573 476,0377598 475,1217287 489,9728055 491,1695288 490,3018104 489,5022624 489,2550508 489,0588574 489,0483486 488,9097097 495,0919561 493,4832066 493,1441915 494,0473268 489,0810866 489,5834155 496,5811483 489,8973381 489,9342416 490,4015394 490,5758199 489,1840622 487,8648751 488,4966058 490,8465899 487,7013146 490,5524366
ELV TENGAH ELV KIRI 465,8408691 464,2056414 465,8373895 464,7792703 465,8247957 465,2171585 466,5159548 466,8335984 466,2629093 467,3671114 465,9536014 467,8942008 465,7117715 468,3115183 471,8732566 468,6446781 472,9216535 470,1096603 472,3576701 468,3612412 471,9637414 466,864027 471,7120871 465,479454 471,626426 464,2816163 471,7361798 463,0180361 478,1118801 476,0386685 478,3906673 476,9712472 478,4018209 478,1981337 478,3159703 478,9377391 478,5300941 479,8445396 478,4568833 480,2570093 478,199132 480,3605043 478,1478137 481,1738987 485,4776512 480,982497 486,3960771 481,6226254 485,1667253 480,0316401 485,2498593 480,9974562 485,3194267 481,3838026 485,6973387 482,33582 485,3122945 481,5762404 484,8378341 480,7659585 487,5787345 480,065513 486,9102784 480,3373501 486,9588429 480,7734942 487,3817302 480,7161336 485,0867815 481,0924763 485,5630407 481,5426658 488,9732359 481,3653236 485,5109367 481,1245353 485,4115516 480,8888616 485,3241057 480,2466719 485,2680519 479,960284 485,1435897 481,1031172 483,9260742 479,9872732 482,5153285 476,5340512 483,1751221 475,5036543 482,5933023 commit to477,4852899 user 484,5464248 478,5404131
Delta H 0 0,00347961 0,01259377 0,69115907 0,25304543 0,30930791 0,24182996 6,16148508 1,04839692 0,56398334 0,39392873 0,25165428 0,08566115 0,10975382 6,37570029 0,27878726 0,01115358 0,08585062 0,21412381 0,07321078 0,2577513 0,05131834 7,3298375 0,91842585 1,22935181 0,08313404 0,06956742 0,377912 0,3850442 0,47446046 2,74090048 0,66845617 0,04856449 0,42288736 2,29494877 0,47625921 3,41019527 3,46229924 0,09938512 0,08744591 0,05605371 0,12446221 1,21751554 1,41074573 0,65979366 0,58181985 1,95312257
L 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50
I% 0 0,006959 0,025188 1,382318 0,506091 0,618616 0,48366 12,32297 2,096794 1,127967 0,787857 0,503309 0,171322 0,219508 12,7514 0,557575 0,022307 0,171701 0,428248 0,146422 0,515503 0,102637 14,65968 1,836852 2,458704 0,166268 0,139135 0,755824 0,770088 0,948921 5,481801 1,336912 0,097129 0,845775 4,589898 0,952518 6,820391 6,924598 0,19877 0,174892 0,112107 0,248924 2,435031 2,821491 1,319587 1,16364 3,906245
Kelas Medan D D D D D D D B D D D D D D B D D D D D D D B D D D D D D D B D D D B D B B D D D D D D D D B
perpustakaan.uns.ac.id
47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62 63 64 65 66 67 B
2+350 2+400 2+450 2+500 2+550 2+600 2+650 2+700 2+750 2+800 2+850 2+900 2+950 3+000 3+050 3+100 3+150 3+200 3+250 3+300 3+350 3+400
digilib.uns.ac.id 58
489,4607723 488,241386 491,4480999 490,0474549 489,7973281 487,5513888 492,2740469 493,0615064 488,141685 489,5215477 490,8969794 491,8526262 493,4849931 491,3696822 493,7930993 491,5371181 488,0049464 494,7189302 491,2051199 490,2377228 487,9713895 489,7959645
485,1282938 482,4491402 483,3476798 483,1592077 483,8273494 483,3636714 485,0282887 488,1303473 483,7858199 483,5740044 483,5604012 483,5187834 484,4948019 484,2283441 485,797243 484,1295791 481,5122785 486,3693915 484,0665071 483,5498555 482,8597031 484,5090089
480,7958152 476,6568944 475,2472598 476,2709604 477,8573707 479,175954 477,7825305 483,1991881 479,4299549 477,6264611 476,223823 475,1849407 475,5046106 477,087006 477,8013866 476,7220402 475,0196105 478,0198529 476,9278943 476,8619883 477,7480167 479,2220532
0,58186892 2,67915356 0,89853963 0,18847217 0,66814173 0,463678 1,66461732 3,10205854 4,3445273 0,21181551 0,01360323 0,04161777 0,97601841 0,26645776 1,56889889 1,66766385 2,61730068 4,85711306 2,30288442 0,51665156 0,69015246 1,6493058
50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50
1,163738 5,358307 1,797079 0,376944 1,336283 0,927356 3,329235 6,204117 8,689055 0,423631 0,027206 0,083236 1,952037 0,532916 3,137798 3,335328 5,234601 9,714226 4,605769 1,033303 1,380305 3,298612
Dari perhitungan kelandaian memanjang, didapat: Medan datar
: 57 titik
Medan bukit
: 18 titik
Medan gunung
: 0 titik
Dari data diatas diketahui kelandaian rata – rata adalah :
Kelandaian Mel int ang Jumlah potongan 331,7008% 69 4,80 %
Dari 69 titik didominasi oleh medan Datar, maka menurut tabel II.6 TPGJAK, Hal 11 dipilih klasifikasi fungsi jalan kolektor dengan kecepatan antara 60 – 80 km/jam. Diambil kecepatan 80 km /jam commit to user
D B D D D D B B B D D D D D B B B B B D D B
perpustakaan.uns.ac.id
3.2
digilib.uns.ac.id 59
Perhitungan Alinemen Horizontal
Data: Peta yang di pakai Kotamadya Salatiga. Kelas II ( Arteri ) Klasifikasi medan: Dari tabel II.6 TPGJAK Tahun 1997 Vr
= 80 km/jam
emax
= 10 %
en
=2%
Dari Tabel II.7 TPGJAK Tahun 1997 Lebar perkerasan = 2 x 3,5 m Untuk emax = 10 %, maka fmax = 0,140 Sumber: Buku Silvia Sukirman, Dasar-dasar perencanaan geometrik jalan atau menggunakan rumus:
f max 0,192 (0.00065 Vr ) 0,192 (0,00065 80) 0,140 R min
Vr 2 127 e max f max
2
80 127 0,1 0,140
209 ,97 m
181913 ,53 x e max f max Vr 2 181913 ,53 x 0,1 0,140 80 2 9,579 0 commit to user
D max
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 60
3.2.1 Tikungan PI 1 Diketahui : Δ1 = 270 38’ 35,15” Direncanakan Rd = 230 m > Rmin = 209,97 m. Dengan Vr = 80 km/jam berdasarkan (TPGJAK 1997 Tabel II.18), Rmin untuk Ful Circle = 250 m > Rd sehingga tikungan jenis Full Circle tidak dapat digunakan. Dicoba S-C-S : a) Menentukan superelevasi desain 1432,4 Dd Rd 1432, 4 230 6,228 0 etjd
emax Dd 2 2 emax Dd Dmax Dmax 0,10 6,228 2 2 0,10 6,228 9,579 9,579 2 0,0558 5,58%
b) Perhitungan lengkung peralihan (Ls) 1. Berdasarkan waktu tempuh maximum (3 detik) untuk melintasi lengkung peralihan, maka panjang lengkung: Vr T 3,6 80 3 66,66 m 3,6
Ls
2. Berdasarkan rumus modifikasi Shortt:
Vr e d Vr 3 2,727 Rd c c 3 80 80 0.0558 0,022 2,727 230 0,4 0,4 91,99 m 100 m commit to user
Ls 0,022
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 61
3. Berdasarkan tingkat pencapaian perubahan kelandaian:
Ls
em en 3,6 re
Vr
Dimana re = Tingkat pencapaian perubahan kelandaian melintang jalan, untuk Vr = 80 km/jam, re max = 0,025 m/m/det.
Ls
0,1 0,02 80
3,6 0,025 71,11 m
4. Berdasarkan rumus Bina Marga :
w m en etjd 2 3,5 2 200 0,02 0,0558 2 53,06 m
Ls
Dipakai nilai Ls yaitu 91,99 m, di bulatkan 100 m. c) Penghitungan Өs, c, dan Lc
Ls x 360 4 Rd 100 360 4 3,14 230
s
12 0 27 ' 39,13 '' c PI 1 ( 2 s ) 27 0 46 ' 54,48 '' (2 12 0 27 ' 39,13 '' ) 2 0 51' 36,22 '' c x x Rd 180 0 2 51' 36,22'' x 3.14 x 230 180 31,48 m
Lc
Syarat tikungan jenis S-C-S c > 0°
= 20 51’ 36,22” > 0°…………………….(ok)
commit to user Lc > 20 m = 31,48 > 20 m……….…………....……(ok)
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 62
d) Perhitungan besaran-besaran tikungan Ls 2 Xs Ls 1 2 40 Rd 100 2 1001 2 40 230 99,53 m
Ls 2 6 Rd 100 2 6 230 7 , 25 m
Ys
Ls 2 P Rd 1 cos s 6 Rd 100 2 230 1 cos12 0 27 ' 39,13 '' 6 230 1,83 m
Ls 3 Rd x sin s 40 Rd 2 100 3 150 230 sin 12 0 27 ' 39,13'' 2 40 230 49,90 m
K Ls
Tt Rd P tan 1 / 2 PI 1 K 230 4,16 tan1 / 2 27 0 46 ' 54,48 '' 49,90 218,16 m
Et
Rd P
Rd cos 1 PI 1 2 230 1,83 230 cos 1 27 0 46 ' 54, 48 '' 2 221,65 m
Lt Lc 2 Ls 31,48 2 100 231,48 m
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 63
Kontrol perhitungan: 2 x Tt > L total 2 x 216,16 > 231,48 432,32 > 231,48 m.................... (Tikungan S – C – S bisa digunakan) e) Penghitungan pelebaran perkerasan di tikungan: Jalan kelas II (Arteri) muatan sumbu terberat 10 ton sehingga direncanakan kendaraan terberat yang melintas adalah kendaraan berat. Sehingga: Vr = 80 km/jam Rd = 230 m n
= 4 ( Jumlah jalur lintasan )
c
= 0.8 m (Kebebasan samping)
b
= 2.6 m (Lebar lintasan kendaraan sedang pada jalan lurus)
p
= 18.9 m (Jarak antara as roda depan dan belakang kendaraan berat)
A = 1.2 m (Tonjolan depan sampai bemper kendaraan berat) Secara analitis :
B n b ' c n 1Td Z dimana : B = Lebar perkerasan pada tikungan n
= Jumlah lajur Lintasan (4)
b
= Lebar lintasan kendaraan pada tikungan
c
= Kebebasan samping (0,8 m)
Td = Lebar melintang akibat tonjolan depan Z = Lebar tambahan akibat kelainan dalam commit to user mengemudi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 64
Perhitungan : b '' Rd Rd 2 P 2 230 230 2 18,9 2 0,78 m
b ' b b '' 2,6 0,78 3,38 m
Td Rd 2 A 2 P A Rd 230 2 1.2 2 18.9 1.2 230 0,10 m Z 0,105 0,105
Vr Rd 80 230
0,55 m
B n b' c n 1Td Z 2 3,38 0,8 2 10,10 0,55 9,01 m Lebar perkerasan pada jalan lurus 2 x 3,5 = 7 m Ternyata
B >7m 9,01 m > 7 m
9,01 – 7 = 2,01 m karena B > W, maka diperlukan pelebaran perkerasan pada tikungan PI1 sebesar 2,01 m
f) Penghitungan kebebasan samping pada PI 1 Data-data: Vr = 80 km/jam Rd = 230 m W = 2 x 3,5 m = 7 m
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 65
Lc = 31,48 m Jarak pandang henti (Jh)
= 120 m (Tabel TPGJAK)
Jarak pandang menyiap (Jd)
= 550 m (Tabel TPGJAK)
Lebar pengawasan minimal
= 40 m
Perhitungan : R’ = Rd – ½ W = 230 – ½ 7 = 226,5 m Lt = Lc + (2 x Ls) = 38,53 + (2 x 100) = 238,53 m Jarak pandang henti berdasarkan TPGJAK 1997: Jh
= 0,694 Vr + 0,004 [Vr² ∕(ƒp)] = 0,694 . 80 + 0,004 . [80² ∕ (0,35 )] = 128,66 m
Jarak pandang henti berdasarkan Shirley L.hendarsin: Kelandaian (g) pada PI-1 adalah 10 % fp = Koefisien gesek memanjang menurut Bina Marga, fp = 0.35–0.55 Jalan dengan kelandaian tertentu: Vr 2 Jh 0.278 Vr T 254 ( fp g ) 0 .278 80 2. 5
80 2 254 (0,35 0,01)
64 ,17 m Diambil Jh terbesar = 128,66 m commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 66
Berdasarkan jarak pandang menyiap Dengan rumusan : Jd = d1 + d2 + d3 + d4 a T1 d 1 0.278 T1 Vr m 2
d 2 0.278 Vr T2 d 3 antara 30 100 m Vr, km/jam
50-65
65-80
80-95
95-110
d3 (m)
30
55
75
90
d4 23 d2 Dimana : T1 = Waktu dalam (detik), ∞ 2.12 + 0,026 x Vr T2 = Waktu kendaraan berada dijalur lawan, (detik) ∞ 6,56+0,048xVr a
= Percepatan rata-rata km/jm/dtk, (km/jm/dtk), ∞ 2,052+0,0036xVr
m
= perbedaan kecepatan dari kendaraan yang menyiap dan kendaraan yang disiap, (biasanya diambil 10-15 km/jam)
a T1 d1 0.278 T1 Vr m 2 (2,052 0.0036 80) (2,12 0,026 80) 0.278 (2,12 0,026 80) 80 10 2 = 85,55 m
d 2 0.278 Vr T2 0.278 80 (6,56 0,048 80) 231,29 m d 3 antara 30 100 m = 40 m d4 23 d2 = 2/3 x 231,29 = 154,19 m
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 67
Jd = d1 + d2 + d3 + d4 = 85,55 + 231,29 + 40 + 154,19 = 501,03 m Maka Jd terbesar diambil = 501,03 m ~ 550 m Kebebasan samping yang tersedia (mo) = ½ (lebar pengawasan minimal - w) = ½ (40-7) = 16,5 m Secara analitis : Berdasarkan jarak pandang henti : Jh = 128,66 m Lt = 238,53 m
Jh < Lt
28.65 Jh E = R ' 1 cos R' 28.65 128,66 = 226,5 1 cos 226,5 = 9,08 m Berdasarkan jarak pandang menyiap : Jd = 501,03 m Lt = 238,53 m
Jd > Lt
28,65 Jd Jd Lt sin 28,65 Jd E = R ' 1 cos R' 2 R' 28.65 501,03 501,03 238,53 sin 28,65 501,03 = 226,5 1 cos 226,5 2 226,5 = 183,59 m commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 68
Kesimpulan : o Kebebasan samping henti
= 9,08 m
o Kebebasan samping menyiap
= 183,59 m
o Kebebasan samping tersedia
= 16,5 m
o Kebebasan samping berdasarkan jarak pandang henti 9,08 m < 16,5 m sehingga aman o Kebebasan samping berdasarkan jarak pandang menyiap 183,59 m > 16,5 m sehingga sebelum memasuki tikungan PI1 perlu dipasang rambu dilarang menyiap.
g) Hasil perhitungan o Tikungan PI1 menggunakan tipe S-C-S dengan hasil penghitungan sebagai berikut: Δ1
= 270 46’ 54,48”
Rd
= 230 m
Tt
= 216,16 m
Et
= 221,65 m
Lc
= 31,48 m
Ls
= 100 m
Xs
= 99,53 m
Ys
= 7,25 m
emax
= 10 %
etjd
= 5,58 %
en
=2% commit to user
69 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
3.2.2 Tikungan PI 2 Diketahui: PI2 = 80 57’18,99” Direncanakan Rd = 1100 m > Rmin
= 209,974 m. Dengan Vr = 80 km/jam
berdasarkan (TPGJAK 1997 Tabel II.18), Rmin untuk FC = 250 m < Rd. Sehingga tikungan jenis Full Circle dapat digunakan. a) Menentukan superelevasi desain: 1432,4 Rd 1432, 4 1100 1,302 0
Dd
e tjd
e max Dd D max
2
2 e max Dd D max
0 ,10 1,30 2 2 0 ,10 1,30 9 ,579 2 9 ,579 0 ,0253
2 ,53 %
b) Penghitungan lengkung peralihan (Ls’) 1. Berdasarkan waktu tempuh maximum (3 detik) untuk melintasi lengkung peralihan, maka panjang lengkung: Vr T 3,6 80 3 3,6 66,66 m 2. Berdasarkan rumus modifikasi Shortt: Ls '
Vr etjd Vr 3 2,727 Rd c c 3 80 80 0,0253 0,022 2,727 1100 0,4 0,4 9,78m commit to user
Ls ' 0,022
perpustakaan.uns.ac.id
70 digilib.uns.ac.id
3. Berdasarkan tingkat pencapaian perubahan kelandaian:
Ls '
em en
Vr 3,6 re dimana re = tingkat pencapaian perubahan kelandaian melintang jalan, untuk Vr = 80 km/jam, re max = 0,025 m/m/det.
Ls '
0,1 0,02 80
3,6 0,025 71,11 m 4. Berdasarkan rumus Bina Marga: w m en etjd 2 3,5 2 200 0.02 0.0253 2 31,71 m Dipakai nilai Ls’ yaitu 71.11 m atau 75 m.
Ls '
c) Penghitungan Өs, c, dan Lc
Ls ' 360 4 Rd 75 360 4 3,14 1100
s
10 57 ' 15,32 '' c PI 2 (2 s ) 8 0 57 ' 18,99 '' ( 2 10 57 ' 15,32 '' ) 5 0 2 ' 48,35 '' c Rd 180 0 ' 5 2 48,35 '' 3.14 1100 180 96,84 m
Lc
d) Perhitungan besaran-besaran tikungan
c Rd 180 0 ' 5 2 48,35 '' 3.14 1100 180 commit to user 96,84 m
Lc
perpustakaan.uns.ac.id
71 digilib.uns.ac.id
Tc Rd tan 1 / 2 PI 2 85,97 m Ec Tc tan 1 / 4 PI 2 85,97 tan 1 / 4 8 0 57 ' 18,99 3,35
Kontrol perhitungan : 2 Tc > Lc 171,94 > 96,84 ................ (Tikungan jenis F - C bisa digunakan)
e) Perhitungan pelebaran perkerasan di tikungan: Jalan kelas II (Arteri) dengan muatan sumbu terberat 10 ton sehingga direncanakan kendaraan terberat yang melintas adalah kendaraan berat. Vr = 80 km/jam Rd = 1100 m n
=4
c
= 0.8 (Kebebasan samping)
b
= 2.6 m (Lebar lintasan kendaraan sedang pada jalan lurus)
p
= 7.6 m (Jarak antara as roda depan dan belakang kendaraan sedang)
A = 2.1 m (Tonjolan depan sampai bemper kendaraan sedang) Secara analitis :
B n b ' c n 1Td Z dimana : B = Lebar perkerasan pada tikungan n
= Jumlah lajur Lintasan (2) commit to user
72 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
b
= Lebar lintasan kendaraan pada tikungan
c
= Kebebasan samping (0,8 m)
Td = Lebar melintang akibat tonjolan depan Z = Lebar tambahan akibat kelainan dalam mengemudi Perhitungan : b '' Rd Rd 2 P 2 1100 1100 2 7.6 2 0,026 m
b ' b b '' 2,6 0,026 2,62m
Td Rd 2 A 2 P A Rd 1100 2 2.12 7.6 2.1 1100 0,0078 m Z 0,105
Vr
0,105
Rd 80 1100
0,25 m
B n b'c n 1Td Z 2 2,62 0,8 2 1 0,0078 0,25 7,09 m Lebar perkerasan pada jalan lurus 2 x 3,5 = 7 m Ternyata
B >7
7,09 m > 7 7.09 – 7 = 0,09 m commit to user
73 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
karena B > W, maka diperlukan pelebaran perkerasan pada tikungan PI2 sebesar 0,09 m
f) Penghitungan kebebasan samping pada PI 2 Data-data: Vr = 80 km/jam Rd = 1100 m W = 2 x 3,5 m= 7 m Ls = 66,66 m Jarak pandang henti (Jh)
= 120 m (Tabel TPGJAK)
Jarak pandang menyiap (Jd)
= 550 m (Tabel TPGJAK)
Lebar pengawasan minimal
= 40 m
Perhitungan : R’ = Rd – ½ W = 1100 – ½ 7 = 1096,5 m Lt = 2 × Ls’ = 2× 66,66 = 133,32 m Jarak pandang henti berdasarkan TPGJAK 1997: Jh
= 0,694 Vr + 0,004 [Vr² ∕(ƒp)] = 0,694 . 80 + 0,004 . [80² ∕ (0,35 )] = 128,66 m
Jarak pandang henti berdasarkan Shirley L.hendarsin commit to user Dengan rumusan :
74 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Kelandaian (g) pada PI-2 adalah 10 % fp = Koefisien gesek memanjang menurut Bina Marga, fp = 0.35–0.55 Jalan Landai
Jh 0.278 Vr T
Vr 2 254 ( fp g )
0.278 80 2.5
80 2 254 (0.35 0,01)
64,17 m Diambil Jh terbesar = 128,66 m
Berdasarkan jarak pandang menyiap Dengan rumusan : Jd = d1 + d2 + d3 + d4 a T1 d 1 0.278 T1 Vr m 2
d 2 0.278 Vr T2 d 3 antara 30 100 m Vr, km/jam
50-65
65-80
80-95
95-110
d3 (m)
30
55
75
90
d4 23 d2 Dimana : T1 = Waktu dalam (detik), ∞ 2.12 + 0,026 x Vr T2 = Waktu kendaraan berada dijalur lawan, (detik) ∞ 6,56+0,048xVr a
= Percepatan rata-rata km/jm/dtk, (km/jm/dtk), ∞ 2,052+0,0036xVr
m
= perbedaan kecepatan dari kendaraan yang menyiap dan kendaraan yang disiap, (biasanya diambil 10-15 km/jam)
commit to user
75 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
a T1 d1 0.278 T1 Vr m 2 (2,052 0.0036 80) (2,12 0,026 80) 0.278 (2,12 0,026 80) 80 10 2 = 85,55 m
d 2 0.278 Vr T2 0.278 80 (6,56 0,048 80) 231,29m d 3 antara 30 100 m = 40 m d4 23 d2 = 2/3 x 231,29 = 154,19 m Jd
= d1 + d2 + d3 + d4 = 85,55 + 231,29 + 40 + 154,19 = 501,03 m
Maka Jd terbesar diambil = 501,03 m Kebebasan samping yang tersedia (mo) = ½ (Lebar pengawasan minimal - w) = ½ (40-7) = 16,5 m Secara analitis : Berdasarkan jarak pandang henti : Jh = 128,66 m Lt = 133,32 m
Jh < Lt
commit to user
76 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
28.65 Jh m = R ' 1 cos R' 28 . 65 128,66 = 1093 1 cos 1093 = 1,89 m Berdasarkan jarak pandang menyiap : Jd = 501,03 m Lt = 133,32 m
Jd > Lt
28.65 Jd Jd Lt 28.65 Jd m = R’ x 1 cos sin R' R' 2 28.65 501,03 501,03 133,32 28.65 501,03 = 1093 x 1 cos sin 1093 2 1093 = 70,41 m Kesimpulan : o Kebebasan samping henti
= 1,89 m
o Kebebasan samping menyiap
= 70,41 m
o Kebebasan samping tersedia
= 16,5 m
o Kebebasan samping berdasarkan jarak pandang henti 1,89 m < 16,5 m sehingga aman. o Kebebasan samping berdasarkan jarak pandang menyiap 70,41 m > 16,5 m sehingga sebelum memasuki tikungan PI2 perlu dipasang rambu dilarang menyiap.
commit to user
77 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
g) Hasil perhitungan o Tikungan PI2 menggunakan tipe F– C dengan hasil penghitungan sebagai berikut: ΔPI2
= 80 57’18,99”
Rd
= 1100 m
Tc
= 85,97 m
Ec
= 3,35 m
Lc
= 96,84 m
Ls
= 66,66 m
emax
= 10 %
etjd
= 2,53 %
en
=2%
commit to user
78 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
commit to user
79 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
3.2.3 Tikungan PI 3 Diketahui: PI3 = 110 59’ 6,08” Direncanakan Rd = 1100 m > Rmin
= 47,36 m. Dengan Vr = 80 km/jam
berdasarkan (TPGJAK 1997, Tabel II.18),
Rmin untuk FC = 250 m < Rd,
sehingga tikungan jenis Full Circle dapat digunakan. a) Menentukan superelevasi desain: 1432, 4 Rd 1432, 4 1100 1,30 0
Dd
etjd
emax Dd 2 Dmax
2
2 emax Dd Dmax
0,10 1,30 2 2 0,10 1,30 9,579 2 9,579 0.0253
2.53%
h) Penghitungan lengkung peralihan (Ls) 1. Berdasarkan waktu tempuh maximum (3 detik) untuk melintasi lengkung peralihan, maka panjang lengkung: Vr T 3,6 80 3 3,6 66,66 m 2. Berdasarkan rumus modifikasi Shortt: Ls
Vr etjd Vr 3 2,727 Rd c c 3 80 80 0,0253 0,022 2,727 1100 0,4 0,4 commit to user 9,78m
Ls 0,022
perpustakaan.uns.ac.id
80 digilib.uns.ac.id
3. Berdasarkan tingkat pencapaian perubahan kelandaian:
Ls
em en
Vr 3,6 re dimana re = tingkat pencapaian perubahan kelandaian melintang jalan, untuk Vr = 80 km/jam, re max = 0,025 m/m/det.
Ls
0,1 0,02 80
3,6 0,025 71,11 m 4. Berdasarkan rumus Bina Marga: w m en etjd 2 3,5 2 200 0.02 0.0253 2 31,71 m Dipakai nilai Ls yaitu 71.77 m atau 75 m.
Ls
i) Penghitungan Өs, c, dan Lc
Ls 360 4 Rd 75 360 4 3,14 1100
s
10 57 ' 15,32 '' c PI 3 (2 s ) 110 59 ' 6,08 '' ( 2 10 57 ' 15,32 '' ) 8 0 4 ' 35,44 '' c Rd 180 0 ' 8 4 35,44 '' 3.14 1100 180 154,97 m
Lc
j) Perhitungan besaran-besaran tikungan
c Rd 180 0 ' 8 4 35,44 '' 3.14 1100 180 commit to user 154,97 m
Lc
perpustakaan.uns.ac.id
81 digilib.uns.ac.id
Tc Rd tan 1 / 2 PI 3 115,05 m Ec Tc tan 1 / 4 PI 3 115,05 tan1 / 4 110 59 ' 6,08 ” 6,02
Kontrol perhitungan : 2 Tc > Lc 230,1 > 154,97 ................ (Tikungan jenis F - C bisa digunakan)
k) Perhitungan pelebaran perkerasan di tikungan: Jalan kelas II (Arteri) dengan muatan sumbu terberat 10 ton sehingga direncanakan kendaraan terberat yang melintas adalah kendaraan berat. Vr = 80 km/jam Rd = 1100 m n
=4
c
= 0.8 (Kebebasan samping)
b
= 2.6 m (Lebar lintasan kendaraan sedang pada jalan lurus)
p
= 7.6 m (Jarak antara as roda depan dan belakang kendaraan sedang)
A = 2.1 m (Tonjolan depan sampai bemper kendaraan sedang) Secara analitis :
B n b ' c n 1Td Z dimana : B = Lebar perkerasan pada tikungan n
= Jumlah lajur Lintasan (2) commit to user
82 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
b
= Lebar lintasan kendaraan pada tikungan
c
= Kebebasan samping (0,8 m)
Td = Lebar melintang akibat tonjolan depan Z = Lebar tambahan akibat kelainan dalam mengemudi Perhitungan : b '' Rd Rd 2 P 2 1100 1100 2 7.6 2 0,026 m
b ' b b '' 2,6 0,026 2,62m
Td Rd 2 A 2 P A Rd 1100 2 2.12 7.6 2.1 1100 0,0078 m Z 0,105
Vr
0,105
Rd 80 1100
0,25 m
B n b'c n 1Td Z 2 2,62 0,8 2 1 0,0078 0,25 7,09 m Lebar perkerasan pada jalan lurus 2 x 3,5 = 7 m Ternyata
B >7
7,09 m > 7 7.09 – 7 = 0,09 m commit to user
83 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
karena B > W, maka diperlukan pelebaran perkerasan pada tikungan PI3 sebesar 0,09 m
l) Penghitungan kebebasan samping pada PI 3 Data-data: Vr = 80 km/jam Rd = 1100 m W = 2 x 3,5 m= 7 m Ls = 66,66 m Jarak pandang henti (Jh)
= 40 m (Tabel TPGJAK)
Jarak pandang menyiap (Jd)
= 200 m (Tabel TPGJAK)
Lebar pengawasan minimal
= 30 m
Perhitungan : R’ = Rd – ½ W = 1100 – ½ 7 = 1096,5 m Lt
= 2 × Ls = 2× 66,66 = 133,32 m Jarak pandang henti berdasarkan TPGJAK 1997: Jh
= 0,694 Vr + 0,004 [Vr² ∕(ƒp)] = 0,694 . 80 + 0,004 . [80² ∕ (0,35 )] = 128,66 m
Jarak pandang henti berdasarkan Shirley L.hendarsin commit to user Dengan rumusan :
84 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Kelandaian (g) pada PI-3 adalah 10 % fp = Koefisien gesek memanjang menurut Bina Marga, fp = 0.35–0.55 Jalan Landai
Jh 0.278 Vr T
Vr 2 254 ( fp g )
0.278 80 2.5
80 2 254 (0.35 0,01)
71,11m Diambil Jh terbesar = 128,66 m Berdasarkan jarak pandang menyiap Dengan rumusan : Jd = d1 + d2 + d3 + d4 a T1 d 1 0.278 T1 Vr m 2
d 2 0.278 Vr T2 d 3 antara 30 100 m
Vr, km/jam
50-65
65-80
80-95
95-110
d3 (m)
30
55
75
90
d4 23 d2 Dimana : T1 = Waktu dalam (detik), ∞ 2.12 + 0,026 x Vr T2 = Waktu kendaraan berada dijalur lawan, (detik) ∞ 6,56+0,048xVr a
= Percepatan rata-rata km/jm/dtk, (km/jm/dtk), ∞ 2,052+0,0036xVr
m
= perbedaan kecepatan dari kendaraan yang menyiap dan kendaraan yang disiap, (biasanya diambil 10-15 km/jam)
commit to user
85 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
a T1 d1 0.278 T1 Vr m 2 (2,052 0.0036 80) (2,12 0,026 80) 0.278 (2,12 0,026 80) 80 10 2 = 85,55 m
d 2 0.278 Vr T2 0.278 80 (6,56 0,048 80) 231,29m d 3 antara 30 100 m = 40 m d4 23 d2 = 2/3 x 231,29 = 154,19 m Jd
= d1 + d2 + d3 + d4 = 85,55 + 231,29 + 40 + 154,19 = 501,03 m
Maka Jd terbesar diambil = 501,03 m Kebebasan samping yang tersedia (mo) = ½ (Lebar pengawasan minimal - w) = ½ (40-7) = 16,5 m Secara analitis : Berdasarkan jarak pandang henti : Jh = 128,66 m Lt = 133,32 m
Jh < Lt
commit to user
86 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
28.65 Jh m = R ' 1 cos R' 28 . 65 12 8,66 = 1093 1 cos 1093 = 1,89 m Berdasarkan jarak pandang menyiap : Jd = 501,03 m Lt = 133,32 m
Jd > Lt
28.65 Jd Jd Lt 28.65 Jd m = R’ x 1 cos sin R' R' 2 28.65 501,03 501,03 133,32 28.65 501,03 = 1093 x 1 cos sin 1093 2 1093 = 70,41 m
Kesimpulan : o Kebebasan samping henti
= 1,89 m
o Kebebasan samping menyiap
= 70,41 m
o Kebebasan samping tersedia
= 16,5 m
o Kebebasan samping berdasarkan jarak pandang henti 1,89 m < 16,5 m sehingga aman. o Kebebasan samping berdasarkan jarak pandang menyiap 70,41 m > 16,5 m sehingga sebelum memasuki tikungan PI3 perlu dipasang rambu dilarang menyiap.
commit to user
87 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
m) Hasil perhitungan o Tikungan PI3 menggunakan tipe F– C dengan hasil penghitungan sebagai berikut: ΔPI3
= 110 59’ 6,08”
Rd
= 1100 m
Tc
= 115,05 m
Ec
= 3,35 m
Lc
= 154,97 m
Ls
= 66,66 m
emax
= 10 %
etjd
= 2,53 %
en
=2%
commit to user
88 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 89
3.3 Perhitungan Stationing Data-data : dA – 1 : 1100,00 m d1 – 2 : 867,25
m
d2 – 3 : 895,23
m
d3 – B : 502,87 m
Koordinat : Sungai-1
: ( 772,75 ; 2101,69 )
Sungai-2
: ( 708,41 ; 2539,78 )
Jarak PI 2 Sungai1
772,75 501,582 2101,69 1778,682 421,75 m
Jarak Sungai1 PI 3
371,51 772,752 2664,41 2101,692 691,12 m
Jarak PI 3 Sungai2
708,41 371,512 2539,78 2664,412 359,22m
Jarak Sungai 2 B
196,62 371,512 3135,89 2539,782 785,67 m
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 90
PI – 1 : S – C – S Ls1
= 100
m
Lc1
= 31,48 m
Tt1
= 216,16 m
PI – 2 : F - C Ls2
= 66,66 m
Lc2
= 130,77 m
Tc2
= 85,97
m
PI – 3 : F - C Ls3
= 66,66 m
Lc3
= 130,77 m
Tc3
= 85,97 m
STA A
= Sta 0+000 m
STA PI 1
= Sta A + dA – 1 = (0+000) + 1100 = 1+100 m
STA TS1
= Sta PI 1 – Ls1 =(1+100) – 100 = 1+000 m
STA SC1
= Sta TS1 - Ls1 = (1+000) - 100 = 0+983,84 m commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
STA CS1
digilib.uns.ac.id 91
= Sta SC1 + Lc1 = (0+983,84) + 31,48 = 0+951,34 m
STA ST1
= Sta CS1 + Ls1 = (1+100) + 100 = 1+200 m
STA PI2
= Sta ST1 + d1 – 2 – Tc2 = (1+200) + 867,25 – 85,97 = 1+932,62 m
STA TC2
= Sta PI2 – Tc2 = (1+932,62) – 85,97 = 1+846,65 m
STA CC2
= Sta TC2 + Lc2 = (1+846,65) + 130,77 = 1+977,42 m
STA CT2
= Sta CC2 + Tc2 = (1+977,42) + 85,97 = 2+063,39 m
STA PI 3
= Sta CT2 + d2 – 3 –Tc3 =(1+963,39) + 895,23 – 85,97 = 2+772,65 m
STA TC3
= Sta PI 3 – Tc3 =(2+872,65) – 85,97 = 2+866,68 m
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
STA CC3
digilib.uns.ac.id 92
= Sta TC3 + Lc3 = (2+866,68) + 130,77 = 2+997,45 m
STA CT3
= Sta CC3 + Lc3 = (2+997,45) - 130,77 = 2+858,22 m
STA B
= Sta CT3 + d3 – B –Lc3 = (2+858,22) + 502,87 – 130,77 = 3+230,32 m
STA B < Σd
= 3230,32 < 3400,00 m.................................(ok)
STA Sungai 1 = Sta CT2 + ( Jarak PI2 – Sungai 1) – Tt1 = (2+063,39) + 421,75 – 216,16 = 2+168,98 m STA Sungai 2 = Sta TC3 + ( Jarak PI3 – Sungai 2) – Tc2 = (2+866,68) + 359,22 – 85,97 = 2+959,93 m
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 93
3.4 Kontrol Overlapping Diketahui: Vrencana
= 80 km/jam
Perhitungan Vr = Syarat overlapping:
80 x 1000 3600
= 22,22 m/detik
λn d’, dengan d’ = Vr x 3 detik = 22,22 m/detik x 3 detik = 66,66 m
Sehingga agar tidak over laping an > 66,66 m 1. Awal proyek dengan PI1 d1
= d A-1 – Tt 1 = 1036,02 – 216,16 = 819,86 m > 66,66..........................(ok)
2. PI2 dengan Jembatan 1 d2
= (STA Sungai 1) – ½ Asumsi panjang jembatan – STA TC2 = (2+168,98) – 1/2 x 30 – (1+746,65) = 407,33 m > 66,66..........................(ok)
3. PI3 dengan Jembatan 2 d4
= (STA Sungai 2 ) – ½ Asumsi panjang jembatan – STA TC3 = (2+959,93) – 1/2 x 30 – (2+686,68) = 258,25 > 66,66 m...........................(ok)
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 94
4. Jembatan 1 dengan Jembatan 2 d5
= STA Sungai 2– ½ Asumsi panjang jembatan – STA TC3 = (2+959,93)– 1/2 x 30 – (2+686,68) = 258,25 m > 66,66 m..........................(ok)
5. PI 3 dengan B d6
= STA B – STA CT3 = (3+365,12) – (2+948,22) = 416,9 m > 66,66 m.........................(ok)
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 95
3.5 Perhitungan Alinemen Vertikal Tabel 3.2 Elevasi Tanah Asli dan Elevasi Rencana AS Jalan Elevasi Rencana As Jalan
Titik
STA
Elevasi Tanah Asli (m)
A
0+000
465,84087
465,84087
1
0+050
465,837389
466,066
2
0+100
465,824796
466,29113
3
0+150
466,515955
466,51626
4
0+200
466,262909
467,40441
5
0+250
465,953601
468,29261
6
0+300
465,711771
469,18081
7
0+350
471,873257
470,06901
8
0+400
472,921653
470,95722
9
0+450
472,35767
471,84542
10
0+500
471,963741
472,73362
11
0+550
471,712087
473,62182
12
0+600
471,626426
474,51002
13
0+650
471,73618
475,39822
14
0+700
478,11188
476,28643
15
0+750
478,390667
477,17463
16
0+800
478,401821
478,06283
17
0+850
478,31597
478,95103
18
0+900
478,530094
479,83923
19
0+950
478,456883
480,73774
20
1+000
478,199132
481,61564
21
1+050
478,147814
482,50384
22
1+100
485,477651
483,39204
23
1+150
486,396077
484,28024
24
1+200
485,166725
485,16845
25
1+250
485,249859
485,39191
Bersambung ke halaman berikutnya
commit to user
(m)
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 96
Sambungan Tabel 3.2 Elevasi Tanah Asli dan Elevasi Rencana AS Jalan Titik
STA
Elevasi Tanah Asli
Elevasi Rencana As Jalan
(m)
(m)
26
1+300
485,319427
485,61538
27
1+350
485,697339
485,83885
28 29
485,312295 484,837834
30
1+400 1+450 1+500
487,578735
486,06231 486,28578 486,50925
31
1+550
486,910278
486,73271
32
1+600
486,958843
486,95618
33
1+650
487,38173
486,73443
34
1+700
485,086781
486,5127
35
1+750
485,563041
486,29087
36
1+800
488,973236
486,06912
37
1+850
485,510937
485,84734
38
1+900
485,411552
485,62557
39
1+950
485,324106
485,40377
40
2+000
485,268052
485,182
41
2+050
485,14359
484,96024
42
2+100
483,926074
484,96024
43
2+150
482,515328
484,96024
44
2+200
483,175122
484,96024
45
2+250
482,593302
484,96024
46
2+300
484,546425
484,96024
47
2+350
485,128294
484,96024
48
2+400
482,44914
485,11842
49
2+450
483,34768
485,27657
50
2+500
483,159208
485,43473
51
2+550
483,827349
485,59291
52
2+600
483,363671
485,75106
53
2+650
485,028289
485,75106
54
2+700
488,130347
485,75106
55
2+750
483,78582
485,75106
Bersambung ke halaman berikutnya
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 97
Sambungan Tabel 3.2 Elevasi Tanah Asli dan Elevasi Rencana AS Jalan Titik STA
Elevasi Tanah Asli (m)
Elevasi Rencana As Jalan (m)
56
2+800
483,574004
485,75106
57
2+850
483,560401
485,75106
58 59
2+900
485,75106
2+950
483,518783 484,494802
60
3+000
484,228344
485,75106
61
3+050
485,797243
485,75107
62
3+100
484,129579
485,58426
63
3+150
481,512278
485,41745
64
3+200
486,369392
485,2452
65
3+250
484,066507
485,06117
66
3+300
483,549856
484,87715
67
3+350
482,859703
484,6931
B
3+400
484,509009
484,50901
485,75106
Keterangan : Data elevasi rencana As jalan diperoleh dari gambar long profile.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 98
Sungai 1 Elevasi dasar sungai
: +484
Elevasi muka air sungai
: +482.7
Elevasi muka air sungai saat banjir
: +483
Ruang bebas
:3m
Tebal plat jembatan
:1m
Elevasi rencana minimum
: +474
+485 tebal pelat 1m
elevasi rencana jalan = +484 elevasi rencana minimum= +474
ruang bebas 3m
+483 +482.5
elevasi air sungai saat banjir (penuh) = +483 elevasi air sungai = +482.7 elevasi sungai = +482,5
Sket Perencanaan Elevasi rencana Jembatan 1
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 99
Sungai 2 Elevasi dasar sungai
: +483.5
Elevasi muka air sungai
: +483.7
Elevasi muka air sungai saat banjir
: +484.5
Ruang bebas
:3m
Tebal plat jembatan
:1m
Elevasi rencana minimum
: +485.5
+485.9 tebal pelat 1m
elevasi rencana jalan = +485.7 elevasi rencana minimum= +485.5
ruang bebas 3m
+484.5 +483.5
elevasi air sungai saat banjir (penuh) = +484.5 elevasi air sungai = +483.7 elevasi sungai = +483,5
Sket Perencanaan Elevasi rencana Jembatan 2
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 100
3.5.1. Perhitungan Kelandaian memanjang Contoh perhitungan kelandaian g ( A – PVI1) Elevasi A
= 465,84 m
STA A
Elevasi PVI1
= 466,52 m
STA PVI1 = 0+150
g1
= 0+000
Elevasi PVI 1 Elevasi A 100 STA PVI 1 STA A
466,52 465,84 100 (0 150) (0 000) 0,45 %
Untuk perhitungan selanjutnya disajikan dalam tabel 3.3 berikut : Tabel 3.3 Data Titik PVI No.
1 2 3 4 5
Titik
A PVI1 PVI2 PVI3 PVI4
Elevasi
Jarak
Kelandaian
(m)
(m)
Memanjang (%)
STA
0+000 0+150 1+200
465, 84 466, 52 485, 17
150 1050
g1 = 0,45 % g2 = 1,78 % g3 =
1+600 2+050
486, 96 484, 96
450
g4 = 0,44% g5 =
6 7 8 9
PVI5 PVI6 PVI7 B
2+350 2+600
484, 96
500
485, 75
300
3+050
485, 75
3+400
484, 51
commit to user
0,45 %
400
450 350
g6 = g7 =
0 % 0,26 % 0%
g8 = 0, 35 %
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 101
3.5.2. Penghitungan lengkung vertikal a) PVI 1 PTV 1 B1
PPV 1 A1 PLV 1
g2= 1,78 %
Ev PVI 1
g 1= 0,45 %
Gambar 3.9 Lengkung PVI1 Data – data : Stationing PVI 1 = 0+150 Elevasi PVI 1
= 466, 52 m
Vr
= 80 km/jam
g1
= 0,45 %
g2
= 1,78 %
A
g 2 g 1 1,78 % 0,45% 1,33 % ( Lv cekung )
Jh minimum pada Tabel bab 2, jika kecepatan rencana 80 km/jam adalah 120 m. Vr 2 Jh 0,278 Vr T 254 fp g
80 2 0,278 80 2,5 254 0,35 0,0178 63,97 m
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 102
1. Mencari panjang lengkung vertikal: Berdasarkan syarat keluwesan bentuk
Lv 0,6 V 0,6 80 48 m Berdasarkan syarat drainase
Lv 40 A 40 1,33 53,2m Berdasarkan syarat kenyamanan pengemudi Lv V t 80 1000 3 3600 66,66 m Pengurangan goncangan V2A 360 80 2 1,33 360 25,42 m
Lv
Jika menggunakan TPGJAK : AS 2 405 1,33 80 2 405 21,02 m
Lv
Jh > Lv 120 > 21,02 maka tidak memenuhi syarat
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 103
405 A 405 2(80) 1,33 145,51 m
Lv 2S -
120 > -145,51 Jh > Lv, maka memenuhi syarat Berdasarkan syarat panjang Lengkung Tabel pada bab 2 untuk Vr > 60 km/jam, Lv = 80 – 150 m,maka Lv minimum = 80 m. Ev1
A Lv 1.33 80 0,133m 800 800
X 1 1 4 Lv 1 4 80 Y1
20 m
A 1.33 X2 20 2 0,033 m 200 Lv 200 80
2. Stationing lengkung vertikal PVI 1 Sta PLV 1 = Sta PVI 1 – 1/2 .Lv = (0+150) - 1/2 . 80 = 0+110 m Sta A1
= Sta PVI 1 – 1/4 .Lv = (0+150) -1/4 . 80 = 0+130 m
Sta PPV 1 = Sta PVI 1 = 0+150 m Sta B 1
= Sta PVI 1 + 1/4 Lv = (0+150) + 1/4 . 80 = 0+170 m
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 104
Sta PTV 1 = Sta PVI 1 + 1/2 Lv = (0+150) + 1/2. 80 = 0+190 m
3. Elevasi lengkung vertikal: Elevasi PLV 1
= Elevasi PVI 1 - ½Lv x g1 = 466, 52 - ½ . 80 x 0,45 = 448,52 m
Elevasi A1
= Elevasi PVI 1 - ¼ Lv x g1 + y 1 = 466, 52 - ¼ 80 x 0,45 + 0.033 = 457,49 m
Elevasi PPV 1
= Elevasi PVI 1 + Ev 1 = 466, 52 + 0.133 = 466.65 m
Elevasi B 1
= Elevasi PVI 1 + ¼Lv x g2 + y 1 = 466, 52 + ¼ 80 x 1,78 + 0.033 = 502,15 m
Elevasi PTV 1
= Elevasi PVI 1 + ½Lv x g2 = 466, 52 + ½ 80 x 1,78 = 537.72 m
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 105
b) PVI 2 g3 = 0,45 % B2
g2 = 1,78 %
PTV 2
PI 2 A2
PLV 2
Ev PPV 2
Gambar 3.10 Lengkung Vertikal PVI 2 Data – data : Stationing PVI2 = 1 + 200 Elevasi PVI2
= 485, 17 m
Vr
= 80 km/jam
g2
= 1,78 %
g3
= 0,45 %
A
g 3 g 2 0,45 % 1,78 % 1,33 % ( Lv cembung )
Jh minimum pada Tabel bab 2, jika kecepatan rencana 80 km/jam adalah 120 m. Vr 2 Jh 0,278 Vr T 254 fp g
80 2 0,278 80 2,5 254 0 , 35 0 , 0178 63,97 m
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
1. Mencari panjang lengkung vertikal: Berdasarkan syarat keluwesan bentuk
Lv 0,6 V 0,6 80 48 m Berdasarkan syarat drainase
Lv 40 A 40 1.33 53.2m Berdasarkan syarat kenyamanan pengemudi Lv V t 80 1000 3 3600 66,66 m Pengurangan goncangan V2A Lv 360 80 2 1.33 23.64 m 360 Jika menggunakan TPGJAK : AS 2 405 1,33 80 2 405 21,02 m
Lv
120 > 21,02 Jh > Lv, maka tidak memenuhi syarat
405 A 405 2(80) 1,33 145,51 m
Lv 2S -
120 > -145,51
commit to user Jh > Lv, maka memenuhi syarat
digilib.uns.ac.id 106
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 107
Berdasarkan syarat panjang Lengkung Tabel pada bab 2 untuk Vr > 60 km/jam, Lv = 80 – 150 m,maka Lv minimum = 80 m. Ev 2
A Lv 1.33 80 0,133 m 800 800
X 2 1 4 Lv 1 4 80 Y2
20 m
A 1.33 X 2 20 2 0.033 m 200 Lv 200 80
2. Stationing lengkung vertikal PVI 2 Sta PLV 2 = Sta PVI 2 – 1/2 .Lv = (1+200) - 1/2 . 80 = 1+160 m Sta A2
= Sta PVI 2 – 1/4 .Lv = (1+200) -1/4 . 80 = 1+180 m
Sta PPV 2
= Sta PVI 2 = 1+200 m
Sta B 2
= Sta PVI 2 + 1/4 Lv = (1+200) + 1/4 . 80 = 1+220 m
Sta PTV 2
= Sta PVI 2 + 1/2 Lv = (1+200) + 1/2. 80 = 1+240 m
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 108
3. Elevasi lengkung vertikal: Elevasi PLV 2
= Elevasi PVI 2 – ½Lv x g 2 = 485, 17 – ½ 80 x 1,78 = 413,97 m
Elevasi A2
= Elevasi PVI 2 – ¼ Lv x g 2 + y 2 = 485, 17 – ¼ 80 x 1,78 + 0.033 = 449,24 m
Elevasi PPV 2
= Elevasi PVI 2 – Ev 2 = 485, 17 – 0.133 = 485,04 m
Elevasi B 2
= Elevasi PVI 2 + ¼Lv x g 2 – y 2 = 485, 17 + ¼ 80 x 1,78 – 0.033 = 449,60 m
Elevasi PTV 2
= Elevasi PVI 2 + ½Lv x g 2 = 485, 17 + ½ 80 x 1,78 = 556.37 m
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 109
c) PVI 3
A3
PPV 3
PLV 3
B3
PTV 3
Ev
g3 = 0,45 %
PVI 3
g4= 0,44 %
Gambar 3.11 Lengkung Vertikal PVI 3 Data – data : Stationing PVI3 = 1+600 Elevasi PVI3
= 486, 96 m
Vr
= 80 km/jam
g3
= 0,45 %
g4
= 0,44 %
A
g 3 g 4 0,45 % 0,44 % 0,01 % ( Lv cembung )
Jh minimum pada Tabel bab 2, jika kecepatan rencana 80 km/jam adalah 120 m. Vr 2 Jh 0,278 Vr T 254 fp g
80 2 0,278 80 2,5 254 0,35 0,0045 126,68 m 1. Mencari panjang lengkung vertikal: Berdasarkan syarat keluwesan bentuk
Lv 0,6 V 0,6 80 48 m commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 110
Berdasarkan syarat drainase
Lv 40 A 40 0.01 0.04m Berdasarkan syarat kenyamanan pengemudi Lv V t 80 1000 3 66,66 m 3600 Pengurangan goncangan V2 A Lv 360 802 0.01 0.17 m 360
Jika menggunakan TPGJAK : AS 2 405 0,01 80 2 405 0,16 m
Lv
126,68 > 0,16 Jh > Lv, maka tidak memenuhi syarat
405 A 405 2(80) 0,01 40,34 m
Lv 2S -
126,68 > - 40,34 Jh > Lv, maka memenuhi syarat Berdasarkan syarat panjang Lengkung Tabel pada bab 2 untuk Vr > 60 km/jam, Lv = 80 – 150 m,maka Lv minimum = 80 m. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
Ev3
digilib.uns.ac.id 111
A Lv 0.01 80 0.001 m 800 800
X 3 1 4 Lv 1 4 80 Y3
20 m
A 0.01 X2 20 2 0.0002m 200 Lv 200 80
2. Stationing lengkung vertikal PVI 3 Sta PLV 3 = Sta PVI 3 – 1/2 .Lv = (1+600) – 1/2 . 80 = 1+560 m Sta A3
= Sta PVI 3 – 1/4 .Lv = (1+600) – 1/4 . 80 = 1+580 m
Sta PPV 3
= Sta PVI 3 = 1+600 m
Sta B 3
= Sta PVI 3 + 1/4 Lv = (1+600) + 1/4 . 80 = 1+620 m
Sta PTV 3
= Sta PVI 3 + 1/2 Lv = (1+600) + 1/2. 80 = 1+640 m
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 112
3. Elevasi lengkung vertikal: Elevasi PLV 3
= Elevasi PVI 3 - ½Lv x g 3 = 486, 96 - ½ 80 x 0,45 = 468, 96 m
Elevasi A3
= Elevasi PVI 3 - ¼ Lv x g 3 + y 3 = 486, 96 - ¼ 80 x 0,45 + 0.0002 = 477,96 m
Elevasi PPV 3
= Elevasi PVI 3 + Ev 3 = 486, 96 + 0.001 = 486,96 m
Elevasi B 3
= Elevasi PVI 3 - ¼Lv x g 4 - y 3 = 486, 96 - ¼ 80 x 0,44 - 0.0002 = 478,16 m
Elevasi PTV 3
= Elevasi PVI 3 - ½Lv x g 4 = 486, 96 - ½ 80 x 0,44 = 469, 36 m
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 113
PLV 4
d) PVI 4
A4
PI 4 B4
g4 = 0,44 %
PTV 4
Ev PPV 4
g5 = 0 %
Gambar 3.12 Lengkung Vertikal PVI 4
Data – data : Stationing PVI4 = 2+050 Elevasi PVI4
= 484, 96 m
Vr
= 80 km/jam
g4
= 0,44 %
g5
=0%
A
g 4 g 5 0,44 % 0 % 0,44 % ( Lv cekung )
Jh minimum pada Tabel bab 2, jika kecepatan rencana 80 km/jam adalah 120 m. Vr 2 Jh 0,278 Vr T 254 fp g
80 2 0,278 80 2,5 254 0,35 0,0044 126,69 m
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 114
1. Mencari panjang lengkung vertikal: Berdasarkan syarat keluwesan bentuk
Lv 0,6 V 0,6 80 48 m Berdasarkan syarat drainase
Lv 40 A 40 0.44 17.6m Berdasarkan syarat kenyamanan pengemudi Lv V t 80 1000 3 66,66 m 3600 Pengurangan goncangan V2A Lv 360 80 2 0.44 7.82 m 360 Jika menggunakan TPGJAK : AS 2 405 0,44 80 2 405 6,95 m
Lv
126,69 > 6,95 Jh > Lv, maka tidak memenuhi syarat
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 115
405 A 405 2(80) 0,44 760,46 m
Lv 2S -
126,69 > - 760,46 Jh > Lv, maka memenuhi syarat Berdasarkan syarat panjang Lengkung Tabel pada bab 2 untuk Vr > 60 km/jam, Lv = 80 – 150 m,maka Lv minimum = 80 m. Ev 4
A Lv 0.44 80 0.044 m 800 800
X 4 1 4 Lv 1 4 80 Y4
20 m
A 0.44 X 2 20 2 0.011 m 200 Lv 200 80
2. Stationing lengkung vertikal PVI 4 Sta PLV 4 = Sta PVI 4 – 1/2 .Lv = (2+050) – 1/2 . 80 = 2+010 m Sta A4
= Sta PVI 4 – 1/4 .Lv = (2+050) – 1/4 . 80 = 2+030 m
Sta PPV 4 = Sta PVI 4 = 2+050 m Sta B 4
= Sta PVI 4 + 1/4 Lv = (2+050) + 1/4 . 80 = 2+070 m
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 116
Sta PTV 4 = Sta PVI 4 + 1/2 Lv = (2+050) + 1/2. 80 = 2+090 m
3. Elevasi lengkung vertikal: Elevasi PLV 4
= Elevasi PVI 4 + ½Lv x g 4 = 484, 96 + ½ 80 x 0,44 = 502,56 m
Elevasi A4
= Elevasi PVI 4 + ¼ Lv x g 4 + y 4 = 484, 96 + ¼ 80 x 0,44 + 0.011 = 493,77 m
Elevasi PPV 4
= Elevasi PVI 4 + Ev 4 = 484, 96 + 0,044 = 485,004 m
Elevasi B 4
= Elevasi PVI 4 + ¼Lv x g 5 + y 4 = 484, 96 + ¼ 80 x 0 + 0.011 = 484, 97 m
Elevasi PTV 4
= Elevasi PVI 4 + ½Lv x g 5 = 484, 96 + ½ 80 x 0 = 484, 96 m
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 117
e) PVI 5 PTV 5
B5
PLV 5
A5
PPV 5
g6= 0,26 %
Ev g5 = 0 %
PVI 5
Gambar 3.13 Lengkung Vertikal PVI 5 Data – data : Stationing PVI5 = 2+350 Elevasi PVI5
= 484, 96 m
Vr
= 80 km/jam
g5
=0%
g6
= 0,26 %
A
g 6 g 5 0,26% 0% 0,26 % ( Lv cekung )
Jh minimum pada Tabel bab 2, jika kecepatan rencana 80 km/jam adalah 120 m. Vr 2 Jh 0,278 Vr T 254 fp g
80 2 0,278 80 2,5 254 0 , 35 0 , 0026 128,13 m
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 118
1. Mencari panjang lengkung vertikal: Berdasarkan syarat keluwesan bentuk
Lv 0,6 V 0,6 80 48 m Berdasarkan syarat drainase
Lv 40 A 40 0.26 10.4 m Berdasarkan syarat kenyamanan pengemudi Lv V t 80 1000 3 66,66 m 3600 Pengurangan goncangan V2A Lv 360 80 2 0.26 4.62 m 360 Jika menggunakan TPGJAK : AS 2 405 0,26 80 2 405 4,11 m
Lv
128,13 > 4,11 Jh > Lv, maka tidak memenuhi syarat
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 119
405 A 405 2(80) 0,26 1397,69 m
Lv 2S -
128,13 > - 1397,69 Jh > Lv, maka memenuhi syarat Berdasarkan syarat panjang Lengkung Tabel pada bab 2 untuk Vr > 60 km/jam, Lv = 80 – 150 m,maka Lv minimum = 80 m. Ev5
A Lv 0,26 80 0.026 m 800 800
X 5 1 4 Lv 1 4 80 20 m Y5
A 0.26 X 2 20 2 0.0007 m 200 Lv 200 80
2. Stationing lengkung vertikal PVI 5 Sta PLV 5 = Sta PVI 5 – 1/2 .Lv = (2+350) – 1/2 . 80 = 2+310 m Sta A5
= Sta PVI 5 – 1/4 .Lv = (2+350) – 1/4 . 80 = 2+330 m
Sta PPV 5
= Sta PVI 5 = 2+350 m
Sta B 5
= Sta PVI 5 + 1/4 Lv = (2+350) + 1/4 . 80 = 2+370 m commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
Sta PTV 5
digilib.uns.ac.id 120 = Sta PVI 5 + 1/2 Lv = (2+350) + 1/2. 80 = 2+390 m
3. Elevasi lengkung vertikal: Elevasi PLV 5
= Elevasi PVI 5 + ½Lv x g 5 = 484, 96 + ½.80 x 0 = 484, 96 m
Elevasi A5
= Elevasi PVI 5 + ¼ Lv x g 5 + y 5 = 484, 96 + ¼ 80 x 0 + 0.0007 = 484, 97 m
Elevasi PPV 5
= Elevasi PVI 5 + Ev 5 = 484, 96 + 0.026 = 484, 99 m
Elevasi B 5
= Elevasi PVI 5 + ¼Lv x g 6 + y 5 = 484, 96 + ¼ 80 x 0.26 + 0.0007 = 490, 16 m
Elevasi PTV 5
= Elevasi PVI 5 + ½Lv x g 6 = 484, 96 + ½ 80 x 0.1 = 488,96 m
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 121
f) PVI6 g7 = 0 % B6
g6 = 0.26 % A6 PLV 6
PTV 6
PI 6
Ev PPV 6
Gambar 3.14 Lengkung Vertikal PVI6 Data – data : Stationing PVI6 = 2+600 Elevasi PVI6
= 485, 75 m
Vr
= 80 km/jam
g6
= 0.26 %
g7
=0%
A
g 7 g 6 0% 0.26% 0.26 % ( Lv cembung )
Jh minimum pada Tabel bab 2, jika kecepatan rencana 80 km/jam adalah 120 m. Vr 2 Jh 0,278 Vr T 254 fp g
80 2 0,278 80 2,5 254 0 , 35 0 , 0026 128,13 m
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
1. Mencari panjang lengkung vertikal: Berdasarkan syarat keluwesan bentuk
Lv 0,6 V 0,6 80 48 m Berdasarkan syarat drainase
Lv 40 A 40 0.26 10.4 m Berdasarkan syarat kenyamanan pengemudi Lv V t 80 1000 3 66,66 m 3600 Pengurangan goncangan V2A 360 80 2 0.26 4.62 m 360
Lv
Jika menggunakan TPGJAK : AS 2 405 0,26 80 2 405 4,11 m
Lv
128,13 > 4,11 Jh > Lv, maka tidak memenuhi syarat
405 A 405 2(80) 0,26 1397,69 m
Lv 2S -
128,13 > - 1397,69
commit to user Jh > Lv, maka memenuhi syarat
digilib.uns.ac.id 122
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 123
Berdasarkan syarat panjang Lengkung Tabel pada bab 2 untuk Vr > 60 km/jam, Lv = 80 – 150 m,maka Lv minimum = 80 m. Ev6
A Lv 0.26 80 0.026m 800 800
X 6 1 4 Lv 1 4 80 Y6
20 m
A 0.26 X2 20 2 0.0007m 200 Lv 200 80
2. Stationing lengkung vertikal PVI 6 Sta PLV 6
= Sta PVI 6 – 1/2 .Lv = (2+600) – 1/2 . 80 = 2+560 m
Sta A6
= Sta PVI 6 – 1/4 .Lv = (2+600) – 1/4 . 80 = 2+580 m
Sta PPV 6
= Sta PVI 6 = 2+600 m
Sta B 6
= Sta PVI 6 + 1/4 Lv = (2+600) + 1/4 . 80 = 2+620 m
Sta PTV 6
= Sta PVI 6 + 1/2 Lv = (2+600) + 1/2. 80 = 2+640 m
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 124
3. Elevasi lengkung vertikal: Elevasi PLV 6
= Elevasi PVI 6 – ½Lv x g 6 = 485, 75 – ½ . 80 x 0.26 = 477,35 m
Elevasi A6
= Elevasi PVI 6 – ¼ Lv x g 6 – y 6 = 485, 75 – ¼ 80 x 0.26 – 0.0007 = 480,55 m
Elevasi PPV 6
= Elevasi PVI 6 – Ev 6 = 485, 75 – 0.026 = 485,72 m
Elevasi B 6
= Elevasi PVI 6 + ¼Lv x g 7 – y 6 = 485, 75 + ¼ 80 x 0 – 0.0007 = 485,75 m
Elevasi PTV 6
= Elevasi PVI 6 + ½Lv x g 7 = 485, 75 + ½ 80 x 0 = 485, 75 m
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 125
g) PVI7 A7
PLV 7
PPV 7
Ev
B7
g7 = 0 %
PTV 7 PVI 7
g8= 0.35 %
Gambar 3.15 Lengkung Vertikal PVI7
Data – data : Stationing PVI7 = 3+050 Elevasi PVI7
= 485, 75 m
Vr
= 80 km/jam
g7
=0%
g8
= 0.35 %
A
g 8 g 7 0.35% 0% 0.35% ( Lv cembung )
Jh minimum pada Tabel bab 2, jika kecepatan rencana 80 km/jam adalah 120 m. Vr 2 Jh 0,278 Vr T 254 fp g
80 2 0,278 80 2,5 254 0,35 0,0035 128,32 m
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 126
1. Mencari panjang lengkung vertikal: Berdasarkan syarat keluwesan bentuk
Lv 0,6 V 0,6 80 48 m Berdasarkan syarat drainase
Lv 40 A 40 0.35 14 m Berdasarkan syarat kenyamanan pengemudi Lv V t 80 1000 3 66,66 m 3600 Pengurangan goncangan V2A Lv 360 80 2 0.35 6.22 m 360 Jika menggunakan TPGJAK : AS 2 405 0,35 80 2 405 5,53 m
Lv
128,32 > 5,53 Jh > Lv, maka tidak memenuhi syarat
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 127
405 A 405 2(80) 0,35 997,14 m
Lv 2S -
128,32 > - 997,14 Jh > Lv, maka memenuhi syarat Berdasarkan syarat panjang Lengkung Tabel pada bab 2 untuk Vr > 60 km/jam, Lv = 80 – 150 m,maka Lv minimum = 80 m. Ev7
A Lv 0.35 80 0.035 m 800 800
X 7 1 4 Lv 1 4 80 Y7
20 m
A 0.35 X 2 20 2 0.0009 m 200 Lv 200 80
2. Stationing lengkung vertikal PVI 7 Sta PLV 7
= Sta PVI 7 – 1/2 .Lv = (3+050) – 1/2 . 80 = 3+010 m
Sta A7
= Sta PVI 7 – 1/4 .Lv = (3+050) – 1/4 . 80 =3+030 m
Sta PPV 7
= Sta PVI 7 = 3+050 m
Sta B 7
= Sta PVI 7 + 1/4 Lv = (3+050) + 1/4 . 80 = 3+070 m
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
Sta PTV 7
digilib.uns.ac.id 128 = Sta PVI 7 + 1/2 Lv = (3+050) + 1/2. 80 = 3+090 m
3. Elevasi lengkung vertikal: Elevasi PLV 7
= Elevasi PVI 7 + ½Lv x g 7 = 485, 75 + ½ 80 x 0 = 485, 75 m
Elevasi A7
= Elevasi PVI 7 + ¼ Lv x g 7 + y 7 = 485, 75 + ¼ 80 x 0 + 0.0009 = 485, 76 m
Elevasi PPV 7
= Elevasi PVI 7 + Ev 7 = 485, 75
+ 0,035
= 485, 79 m Elevasi B 7
= Elevasi PVI 7 + ¼Lv x g 8 + y 7 = 485, 75
+ ¼ 80 x 0.35+ 0.0009
= 492,75 m Elevasi PTV 7
= Elevasi PVI 7 + ½Lv x g 8 = 485, 75
+ ½ 80 x 0.35
= 499,75 m
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 129
Tabel 3.4. Hasil Perhitungan Kelandaian Memanjang No
Titik
1
A
2
3
4
5
6
7
8
9
PVI1
PVI2
PVI3
PVI4
PVI5
PVI6
PVI7
B
Titik
Stasioning
Elevasi (m)
0+000
465. 84
PLV
0+110
448.52
A
0+130
457.49
PPV
0+150
466.65
B
0+170
502.15
PTV
0+190
537.72
PLV
1+160
413.97
A
1+180
449.24
PPV
1+200
485.04
B
1+220
449.60
PTV
1+240
556.37
PLV
1+560
486.96
A
1+580
477.96
PPV
1+600
486.96
B
1+620
478.16
PTV
1+640
469.36
PLV
2+010
502.56
A
2+030
493.77
PPV
2+050
485.004
B
2+070
484. 97
PTV
2+090
484.96
PLV
2+310
484.96
A
2+330
484.97
PPV
2+350
484.99
B
2+370
490.16
PTV
2+390
488.96
PLV
2+560
477.35
A
2+580
480.55
PPV
2+600
485.72
B
2+620
485.75
PTV
2+640
485.75
PLV
3+010
485.75
A
3+030
485.76
PPV
3+050
485.79
B
3+070
492.75
PTV
3+090
499.75
3+400
484.51
commit to user
Jarak (m)
150
Kelandaian memanjang
g1
= 0.45 %
1050
g2
= 1.78 %
400
g3
= 0.45%
450
g4
= 0.44 %
500
g5
=0%
300
g6
= 0.26 %
450
g7
=0%
350
g 8 = 0.35 %
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB IV PERENCANAAN TEBAL PERKERASAN
4.1 Data Perencanaan Tebal Perkerasan
Jenis jalan yang direncanakan
= Jalan kelas II (Jalan Arteri)
Tebal perkerasan
= 2 lajur dan 2 arah
Jalan dibuka pada tahun
= 2013
Pelaksanaan konstruksi jalan dimulai tahun
= 2012
Masa pelaksanaan
= 1 tahun
Perkiraan pertumbuhan lalu lintas selama pelaksaaan
=2%
Umur rencana (UR)
= 10 tahun
Perkiraan pertumbuhan lalu lintas selama umur rencana
= 7%
Perkiraan curah hujan rata-rata
= 900 mm/th
Susunan lapis perkerasan
Surface course
= Laston MS 744
Base course
= Batu pecah (kelas A) CBR 100%
Sub base course
= Sirtu (kelas A) CBR 70%
C = (Koefisien distribusi kendaraan) didapat dari jumlah 2 jalur 2 arah
commit to user 130
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 131
Tabel 4.1 Nilai LHRS No
LHRS
Jenis kendaraan
( Kendaraan / hari / 2arah )
1
Mobil
2194
2
Pick-UP
553
3
Mini + mikro Bus
711
4
BUS
309
5
Truk
345
6
Truk 2 As (13 ton)
298
7
Truk 3 As (20 ton)
223
Jumlah Total
4633
(Sumber : Survey lalu lintas ruas jalan Salatiga, Jumat 3 Juni 2011)
4.2 Perhitungan Volume Lalu Lintas 1. LHRP / LHR2013 (Awal Umur Rencana) dengan i1= 2 % Rumus : LHR 2011 (1 + i1) n1 Mobil 2 ton (1+1)
= 2194 (1+0,02)1
= 2237,88 kend
Pick -UP 2 ton (1+1)
= 553 (1+0,02)1
= 564,06 kend
Mini+mikro Bus (2+4)
= 711 (1+0,02)1
= 725,22 kend
Bus (3+5)
= 309 (1+0,02)1
= 315,18 kend
Truk (2+4)
= 345 (1+0,02)1
= 351,9
kend
Truk 2 as 13 ton (5+8)
= 298 (1+0,02)
1
= 303,96 kend
Truk 3 as 20 ton (6+7.7)
= 223 (1+0,02)1
= 227,46 kend
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 132
2. LHRA / LHR2023 (Akhir Umur Rencana) dengan i2= 7 % Rumus : LHR 2013 (1 + i2) n2 Mobil 2 ton (1+1)
= 2237,88 (1+0,07)10 = 4402,25 kend
Pick -UP 2 ton (1+1)
= 564,06 (1+0,07)10 = 1109,59 kend
Mini+mikro Bus (2+4)
= 725,22 (1+0,07)10 = 1428,68 kend
Bus (3+5)
= 315,18 (1+0,07)10 = 620,90
kend
Truk (2+4)
= 351,9
(1+0,07)10 = 693,24
kend
Truk 2 as 13 ton (5+8)
= 303,96 (1+0,07)10 = 598,80
kend
Truk 3 as 20 ton (6+7.7)
= 227,46 (1+0,07)10 = 448,09
kend
Tabel 4.3 Hasil Penghitungan Lalu Lintas Harian Rata-Rata LHRP dan LHRA
No
Jenis kendaraan
LHRP
LHRA
LHRS×( 1+i1)n1
LHRP×(1+i2) n2
(Kendaraan)
(Kendaraan)
1
Mobil
2237,88
4402,25
2
Pick-UP
564,06
1109,59
3
Mini + mikro Bus
725,22
1428,68
4
BUS
315,18
620,90
5
Truk
351,9
693,24
6
Truk 2 As (13 ton)
303,96
598,80
7
Truk 3 As (20 ton)
227,46
448,09
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
4.2.1.
digilib.uns.ac.id 133
Perhitungan Angka Ekivalen ( E ) Masing–Masing Kendaraan
Tabel 4.4 Hasil Perhitungan Angka Ekivalen untuk Masing-Masing Kendaraan No
Jenis Kendaraan
Angka Ekivalen (E)
1
Mobil (1 + 1)
0,0002+0,0002
=
0,0004
2
Pick-UP (1 + 1)
0,0002+0,0002
=
0,0004
3
Mini + mikro Bus (2 + 4)
0,0036+0,0577
=
0,0613
4
BUS (3 + 5)
0,0183+0,1410
=
0,1593
5
Truk (2 + 4)
0,0036+0,0577
=
0,0613
6
Truk 2 As (13 ton) (5 + 8)
0,1410+0,9238
=
1,0648
7
Truk 3 As (20 ton) (6 + 7.7)
0,2923+0,7452
=
1,0375
4.2.2. Penentuan Koefisien Distribusi Kendaraan ( C ) Tabel 4.5 Koefisien Distribusi Kendaraan Kendaraan ringan *) Jumlah Lajur
Kendaraan berat **)
1 arah
2 arah
1 arah
2 arah
1 Lajur
1,00
1,00
1,00
1,00
2 Lajur
0,60
0,50
0,70
0,50
3 Lajur
0,40
0,40
0,50
0,475
4 Lajur
-
0,30
-
0,45
5 Lajur
-
0,25
-
0,425
6 Lajur
-
0,20
-
0,40
Berdasarkan Buku Petunjuk Perencanaan Tebal Perkerasan Lentur Jalan Raya Dengan Metode Analisa Komponen SKBI 2.3.26.1987. Dari tabel 4.5 Koefisien Distribusi Kendaraan ( C ) dapat diketahui nilai C yaitu 0,5.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 134
4.2.3. Perhitungan LEP, LEA, LET dan LER a.
LEP ( Lintas Ekivalen Permulaan ) n
Rumus : LEP =
LHR
P
Cj Ej
j 1
Contoh perhitungan untuk jenis Mobil: LEP
= LHRP C E = 2237,88 0,5 0,0004 = 0,4476
b.
LEA ( Lintas Ekivalen Akhir ) n
Rumus : LEA =
LHR
A
C j E j
j 1
Contoh perhitungan untuk jenis Mobil : LEA = LHRA C E = 4315,93 0,5 0,0004 = 0,8632 c.
LET ( Lintas Ekivalen Tengah ) Rumus : LET =
d.
LEP LEA 2
LER ( Lintas Ekivalen Rencana ) Rumus : LER = LET
UR 10
dimana : j
= Jenis Kendaraan
C
= Koefisien Distribusi Kendaraan
LHR
= Lalu Lintas Harian Rata-Rata
UR
= Umur Rencana
Sumber : (Buku Petunjuk Perencanaan Tebal Perkerasan Lentur Jalan Raya Dengan Metode Analisa Komponen SKBI 2.3.26.1987). commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 135
Tabel 4.6 Nilai LEP, LEA, LET dan LER LEA
LEP No
Jenis Kendaraan
n
n
LHR
P
Cj Ej
j 1
LHR
A
C j E j
j 1
1
Mobil
0,4476
0,8632
2
Pick-UP
0,1128
0,2176
3
Mini + mikro Bus
22,228
42,8685
4
BUS
25,1041
48,4152
5
Truk
10,7857
20,8012
161,8283
312,0988
117,9949
227,5625
338,5014
652,8269
6
7
Truk 2 As (13 ton) Truk 3 As (20 ton) Total
4.3
LET LEP LEA 2
495,6641
LER LET
495,6641
Penentuan CBR Desain Tanah Dasar
Harga CBR digunakan untuk menetapkan daya dukung tanah dasar (DDT), berdasarkan grafik korelasi DDT dan CBR. Yang dimaksud harga CBR disini adalah CBR lapangan atau CBR laboratorium. Jika digunakan CBR lapangan, maka pengambilan contoh tanah dasar dilakukan dengan tabung (undisturb), kemudian direndam dan diperiksa harga CBR-nya. Dapat juga mengukur langsung di lapangan (musim hujan / direndam). CBR lapangan biasanya dipakai untuk perencanaan lapis tambahan ( overlay ) sedangkan CBR laboratorium biasanya dipakai untuk perencanaan jalan baru.
commit to user
UR 10
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 136
Tabel 4.7 Data CBR Tanah Dasar STA
0+000
0+100
0+200
0+300
0+400
0+500
0+600
0+700
0+800
0+900
1+000
CBR
5
6
6
7
8
7
5
8
8
6
7
STA
1+100
1+200
1+300
1+400
1+500
1+600
1+700
1+800
1+900
2+000
CBR
8
6
5
7
6
8
5
8
7
6
STA
2+100
2+200
2+300
2+400
2+500
2+600
2+700
2+800
2+900
3+000
3+100
CBR
9
7
9
7
8
9
10
8
10
9
10
STA
3+200
3+300
3+400
CBR
7
8
9
Tabel 4.8 Penentuan CBR Desain 90 % Jumlah Yang CBR (%)
Sama atau Lebih Besar
Persen Yang Sama atau Lebih Besar
5
35
100,00
6
31
88,57
7
25
71,43
8
17
48,571
9
8
22,857
10
3
8,571
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 137
5.8
Gambar 4.1 Grafik Penentuan CBR Desain 90%
Dari grafik diatas diperoleh data CBR 90% adalah 5,8 %
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
4.4
digilib.uns.ac.id 138
Penetapan Tebal Perkerasan
4.4.1. Perhitungan Indeks Tebal Perkerasan ( ITP )
DDT
CBR 100
10
9
90 80 70 60 50 40
8
30
20 7
6
10 9
5
8 7 6 5 4
4
3
3
2
2 1
1
Gambar 4.1 Korelasi DDT dan CBR
1. Berdasarkan Gambar diatas nilai CBR 5,8 diperoleh nilai DDT 4,9 Sumber :
Petunjuk Perencanaan Tebal Perkerasan Lentur Jalan Raya dengan Metode Analisa Komponen SKBI 2.3.26. 1987. Gambar Korelasi DDT dan CBR Hal. 12
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 139
2. Jalan Raya Kelas II, Klasifikasi jalan Arteri dengan medan datar. 3. Penentuan nilai Faktor Regional ( FR ) - % Kendaraan berat =
- Kelandaian
Jumlah kendaraan berat 100 % LHR S
=
1886 100% 4633
=
40,71% 30 %
=
Elevasi titik A - Elevasi titik B 100% Jarak A - B
=
465,84 - 484,51 100% 3400
= 0,549 %
< 6%
- Curah hujan berkisar 900 mm/th Termasuk pada iklim II Dengan mencocokkan hasil perhitungan tersebut pada buku petunjuk perencanaan tebal perkerasan lentur jalan raya dengan metode analisa komponen SKBI 2.3.26 1987. Daftar IV faktor regional ( FR ) didapat nilai FR = 1,0-1,5 sehingga dipakai nilai FR = 1,0.
Tabel 4.9 Faktor Regional (FR) Kelandaian I
Kelandaian II
Kelandaian III
(< 6 %)
(6 – 10 %)
(> 10 %)
% kendaraan berat
% kendaraan berat
% kendaraan berat
Curah Hujan
30 %
> 30 %
30 %
> 30 %
30 %
> 30 %
0,5
1,0 – 1,5
1,0
1,5 – 2,0
1,5
2,0 – 2,5
1,5
2,0 – 2,5 2,0 2,5 – 3,0 commit to user
2,5
3,0 – 3,5
Iklim I < 900 mm/th Iklim II > 900 mm/th
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 140
4.4.2. Penentuan Indeks Permukaan ( IP ) 1. Indeks Permukaan Awal ( IPo ) Direncanakan jenis lapisan LASTON dengan Roughness > 1000
mm
/km, maka
disesuaikan dengan tabel Indeks Permukaan Pada Awal Umur Rencana pada Buku Petunjuk Perencanaan Tebal Perkerasan Lentur Jalan Raya dengan Metode Analisa Komponen SKBI 2.3.26.1987. diperoleh nilai IPo = 3,9 – 3,5. 2. Indeks Permukaan Akhir ( IPt ) a. Jalan Arteri b. LER = 495,6641 ≈ 500 (Berdasarkan hasil perhitungan) Dari tabel indeks permukaan pada akhir umur rencana diperoleh IPt = 2,0 – 2,5.
4.4.3. Penentuan Indeks Tebal Perkerasan ( ITP ) Data :
IPo = 3,9 – 3,5
IPt = 2,0 – 2,5
LER= 500
DDT= 4,9
FR = 1,0
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 141
Gambar 4.2 Penentuan Nilai Indeks Tebal Perkerasan ( ITP )
Sumber :
Petunjuk Perencanaan Tebal Perkerasan Lentur Jalan Raya dengan Metode Analisa Komponen SKBI 2.3.26. 1987.
Dengan melihat Nomogram 4 pada buku Petunjuk Perencanaan Tebal Perkerasan Lentur Jalan Raya dengan Metode Analisa Komponen SKBI 2.3.26.1987 diperoleh nilai ITP = 9,7
Direncanakan susunan lapisan perkerasan sebagai berikut : 1. Lapisan Permukaan ( Surface Course ) D1
= 10 cm
a1
= 0,40 ( LASTON MS 744 ) commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 142
2. Lapisan Pondasi Atas ( Base Course ) D2
= 25 cm
a2
= 0,14 ( Batu Pecah kelas A CBR 100 % )
3. Lapisan Pondasi Bawah ( Sub Base Course ) D3
=…
a3
= 0,13 ( Sirtu / pitrun kelas A CBR 70% )
dimana : a1, a2, a3
: Koefisien relatif bahan perkerasan ( SKBI 2.3.26 1987 )
D1, D2, D3
: Tebal masing – masing lapis permukaan
Maka tebal lapisan pondasi bawah ( D3 ) dapat dicari dengan persamaan sbb: ITP a1 D1 a 2 D2 a3 D3 9,7 0,40 10 0,14 25 0,13 D3 9,7
4 3,5 0,13 D3
9,7 7,5 0,13 D 3
9,7 7,5
D3
D3
16,9 cm ~ 17 cm
0,13
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 143
Susunan Perkerasan :
10 cm
LASTON MS 744 Batu Pecah Kelas A (CBR 100 %) Sirtu / Pitrun Kelas A (CBR 70 %)
25 cm 17 cm 2 x 350 cm
Gambar 4.2 Potongan A-A,Susunan Perkerasan
A -2%
-4%
-4%
1,9 m
A
1,9 m 1m
-2%
0,5 m
2m
2m
Gambar 4.3 Typical Cross Section
Keterangan : Potongan A-A = susunan perkerasan.
commit to user
0,5 m
1m
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 144
JENIS KENDARAAN / 2 arah
NO WAKTU
Mobil Pick Up Truk 95 18 8 112 17 9 93 30 11 100 24 12 96 21 14 87 18 11 98 25 9
Mini+mikro Bus 33 44 39 31 27 24 35
BUS 13 15 12 14 10 8 12
Truk 2 As 10 8 9 7 8 12 14
Truk 3 As 5 7 5 4 4 5 7
1 2 3 4 5 6 7
07.00 - 07.15
8
08.45 - 09.00
102
14
12
24
14
13
5
9 10 11 12 13 14 15
11.00 - 11.15
12.30 - 12.45
87 90 95 64 92 87 90
23 21 37 27 16 20 37
16 15 18 22 13 17 21
40 41 30 25 16 21 40
12 12 14 13 17 8 9
8 15 9 10 8 15 13
6 16 12 12 11 7 15
16
12.45 - 13.00
96
15
15
31
9
14
15
17 18 19 20 21 22 23
15.00 - 15.15
16.30 - 16.45
83 90 78 97 105 86 98
19 23 31 24 27 29 17
15 12 14 12 14 15 19
20 27 15 32 30 31 28
16 21 12 12 15 12 17
17 15 17 14 15 20 11
8 12 15 7 11 13 17
24
16.45 - 17.00
73
20
21
27
12
16
4
2194
553
345
711
309
298
223
07.15 - 07.30 07.30 - 07.45 07.45 - 08.00 08.00 - 08.15 08.15 - 08.30 08.30 - 08.45
11.15 - 11.30 11.30 - 11.45 11.45 - 12.00 12.00 - 12.15 12.15 - 12.30
15.15 - 15.30 15.30 - 15.45 15.45 - 16.00 16.00 - 16.15 16.15 - 16.30
LHR
(Sumber : Survey lalu lintas ruas jalan Salatiga, Jumat 3 Juni 2011)
commit to user
145 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
BAB V RENCANA ANGGARAN BIAYA DAN TIME SCHEDULE
5.1 Typical Potongan Melintang
Gambar 5.1 Potongan Melintang Jalan
5.2 Analisa Perhitungan Volume Pekerjaan 5.2.1. Penghitungan Volume Pekerjaan Tanah 1. Pembersihan Semak dan Pengupasan Tanah. Luas
= p. Damija x (p. Jalan – p. Jembatan Total) = 11 m x (3400,00 m – 60 m) = 36.740,00 m²
2. Persiapan Badan Jalan ( m² ). Luas
= (Lebar lapis pondasi bawah x Panjang jalan) – (p. Jembatan total) = (8,15 m x 3400,00 m) – (60 m) = 27.650,00 m² commit to user
146 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
3. Galian Tanah Biasa ( m³ ) Contoh penghitungan : STA 0+350
471.74
470.09
1 468.20
2
3
471.87
4
5
6
1.5m
- 2%
470.07
- 2%
Lebar Perkerasan Jalan
470.23
Bahu Jalan
STA 0+350
Gambar 5.2 Tipical Cross Section STA 0+350 H1 = 470,09 – 468,20
H5 = 471,94 – 470,23
= 1, 89 H2 = 471,74 – 469, 89
= 1,71 H6 = 472,00 – 470,29
= 1, 85 H3 = 471, 80 – 469, 91
= 1,71 H7 = 474,21 – 472,50
= 1, 89
= 1,71
H4 = 471, 87 – 470,07 = 1, 80
¤
Perhitungan Luas
Luas1 1 ( a H1) 2 0,782 m 2 H1 H 2 Luas 2 2,5 2 4,675m 2 H2 H3 Luas 3 2 2 2 3,74m
commit to user
472.50
470.29
1.5m
2 x 3,5m
8
7
- 4% 469.91
Bahu Jalan
3 x 0.5m0.5m
474.21
472.00
471.94
- 4% 469.85 Drainase
0.5m
471.80
Drainase 0.5m 3
x 0.5m 0.5m
147 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
H3 H4 Luas 4 3,5 2 2 6,457 m
H4 H5 Luas 5 3,5 2 2 6,143 m
H5 H6 Luas 6 2 2 2 3,42 m H6 H7 Luas 7 2,5 2 2 4,275m Luas 8 1 (a H 7) 2 0,946 m 2
L
Total
Galian 32,438 m 2
4. Timbunan Tanah Biasa ( m³ ) Contoh penghitungan : STA 0 + 250
468.42
468.36 - 2%
468.29
- 2%
468.22
- 4%
468.16 - 4%
2
3
4
5
1
6
468.25 Drainase 0.5m 3 x
0.5m 0.5m
Talud
466.11
Bahu Jalan 1.5m
465.95 Lebar Perkerasan Jalan 2 x 3,5m
465.79
463.39
Bahu Jalan
Talud
1.5m
STA 0+250
Gambar 5.3 Tipical Cross Section STA 0 + 250 commit to user
Drainase x 0.5m 0.5m
0.5m 3
148 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
H1 = 468,42 – 468,25 = 0,17
H4 = 468,22 – 465,79
H2 = 468,36 – 466,11
= 2,43
= 2,25
H5 = 468,16 – 463,39
H3 = 468,29 –465,95
= 4,77
= 2,34
¤
Perhitungan Luas
H1 Luas 1 1 H 1 2 2 0,0072m 2 H1 H 2 Luas 2 2 2 2 2,42m
H 2 H3 Luas 3 3,5 2 2 8,033m H3 H4 Luas 4 3,5 2 2 8,348m
H4 H5 Luas 5 2 2 7,20m 2 H5 Luas 6 1 H 5 2 2 5,688 m 2
Ltotal Timbunan 21,526 m
2
Untuk hasil penghitungan selanjutnya disajikan dalam Tabel 5.1
commit to user
149 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Tabel. 5.1 Hasil perhitungan volume galian dan timbunan NO
STA
1
0+000
JARAK (m)
LUAS (m²) GALIAN TIMBUNAN 1,127
50 2
0+050
1,522
0+100 0+150
38,050
33,733
31,720
27,200
31,720
189,815
1,269 50
5
6,533
1,088 50
4
66,220 0,261
50 3
VOLUME (m³) GALIAN TIMBUNAN
0+200
7,593 50
6
727,975
0+250
21,526 50
7
6437,423
0+300
235,971 50
8
0+350
800,075 32,003
50 9
0+400
1678,288 35,129
50 10
0+450
1113,760 9,422
50 11
0+500
0,164
0+550
239,635
90,533
4,088
501,248
3,621
50 12
16,429 50
13
1119,898
0+600
28,367 50
14
1676,223
0+650
38,682 50
15
0+700
815,130
0+750
1351,108 21,439
50 17
0+800
701,993 6,641
19,86 18
0+819,86
967,040
32,605 50
16
5899,263
29,2
106,734 4,108 commit to user
59,977
16,914
150 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
19
0+849,06
1,159 0,94
20
1,582
0+850
2,208 28,26
21
0+878,26
31,202
144,999
103,010
13,339 21,74
22
188,486
0+900
9,477 50
23
502,913
0+919,86
10,640 50
24
785,873
0+950
20,795 50
25
1402,383
1+000
35,300 50
26
2088,683
1+050
48,247 1,24
27
57,497
1+051,24
44,491 41,59
28
1756,980
1+092,83
40,000 7,17
29
1+100
135,367 37,759
22,03 30
1+122,03
874,351 41,619
27,97 31
1+150
1118,565 38,364
1,24 32
1+151,24
56,980 53,539
48,76 33
1+200
2,232
1+250
1,019
1+300
0,225
1+350
1,764
1+400
38
1+450
0,118 50
commit to user
20,163
31,090
28,025
49,713
25,613
47,045
95,375
2,948
361,700
0,423
50 37
81,285
0,602
50 36
6,997
0,520
50 35
1359,707 0,287
50 34
143,400
3,392 11,076
151 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
50 39
1+500
479,910 19,196
50 40
1+550
593,328 4,537
50 41
1+600
2,588
1+650
363,728
10,133
1+657,85
86,810 10,156
42,15 44
10,133
11,961 7,85
43
178,120 0,405
50 42
214,042
1+700
37,100
1+703,35
11,301 43,3
46
338,931
1+746,65
4,354 3,35
47
12,623
1+750
3,182 39,96
48
1+789,96
1,809
1+800 1+850
0,198
1+900
0,710
1+920,10
0,266
1+950
1,631
1+963,96
2,257
2+000
3,013
2+006,71
1,319 43,29
57
2+050
29,290
9,803
8,639
28,360
13,068
27,140
21,111
94,956
47,933
14,532
2,600
118,238
14,545
0,103
6,71 56
22,690
2,557
36,04 55
17,965
0,468
13,96 54
1367,778
0,407
29,9 53
4,814
0,453
20,1 52
282,735
0,719
50 51
82,737
54,513 50
50
36,136 0,959
10,04 49
228,622
10,848 3,35
45
276,900
2,2
4,144 commit to user
0,672 8,965
152 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
58
2+052,20
4,006 47,8
59
2+100
0,124
2+150
0,192
2+200
0,249
2+250
0,163
2+300
0,294
2+350 2+400
0,187
2+450
0,264
2+500
0,223
2+550
0,193
2+600 2+617,26
0,132
2+650
0,233
2+651,97
0,132
2+686,69 2+700
0,210
77
2+800
10,408
891,523
4,825
923,725
1,143
372,013
5,988
392,242
0,360
5,040
617,370
36,413
0,226 50
commit to user 0,251
467,278
93,273
6,234
369,060
11,913
918,663
8,713
28,59 2+750
939,723
43,440
2+721,41
76
12,183
524,885
21,41 75
1059,475
35,431 13,31
74
11,268
2,098
34,72 73
641,675
3,019
1,97 72
104,993
20,942
32,74 71
23,938
22,165 17,26
70
107,675
14,784
50 69
572,313
20,877
50 68
11,425
16,712
50 67
924,775
25,667
50 66
10,300
4,013 50
65
946,750
0,958
50 64
11,030
21,935
50 63
730,475
15,056
50 62
7,895 22,814
50 61
153,080
6,405
50 60
98,697
17,104 19,642
153 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
50 78
2+850
0,127
2+900
0,132
2+913,51
0,132
2+948,22
0,234
2+950
0,192
2+982,95
0,143
3+000
0,127
3+017,67
0,286
3+050
3,590
3+100
88
3+150
89
3+200
90
3+250
91
3+300
92
3+350
93
3+400
0,230 50 20,142
50
6,022
50 50 50
0,231
9,768
0,230
15,467
2,297
0,308
TOTAL
commit to user
5,519
334,197
2,302
197,513
3,649
186,308
62,656
155,958
95,503
309,993
5,753
1348,393
503,550
1050,550
503,550
150,548
5,775
394,748
11,530
630,875
63,173
394,385
18369,571
40172,878
11,914 42,022
50
16,095
0,486
50 87
0,379
9,162
32,33 86
469,036
11,926
17,67 85
6,359
11,243
17,05 84
258,669
9,042
32,95 83
1,787
9,042
1,78 82
1002,650
17,984
34,71 81
6,480 20,309
13,51 80
985,978
19,797
50 79
9,440
154 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
NO
STA
1
0+110
JARAK (m)
LUAS (m²) GALIAN TIMBUNAN
VOLUME (m³) GALIAN TIMBUNAN
0,882 10
2
5,968
0+130
0,311 10
3
2,218
0+150
0,132 10
4
0+170
0,136
0+190
0,230
1+160 1+180 1+200
93,259 3,575
1+220
48,620 6,149
10 10
1+240
1,082
1+560
3,126
1+580
2,361
1+600
3,165
1+620 1+640 2+010
19
2+070
74,113
1,225
72,170 38,872 4,158
10 2+050
3,596
3,616
2+030
18
27,631
10,818
10 17
3,926
112,376
10 16
27,434
11,658 10
15
4,039
0,245
10 14
21,037
0,474
10 13
2,484
0,311
10 12
36,154 0,497
10 11
23,983
15,077
10 9
161,786 236,019
10 8
28,654
32,127 10
7
1,829 4,797
10 6
5,333
0,934
10 5
0,678
38,564 3,555
10
commit to user 1,208
0,363
23,813
1,817
155 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
10 20
2+090 2+310
1,408
2+330 2+350 2+370
0,073
2+390
0,189
2+560
0,196
2+580
0,136
2+600
0,136
2+620
0,236
2+640
0,236
3+010
0,233
3+030 3+050
3,845
203,443
1,860
212,806
2,363
157,736
2,346
109,610
1,165
75,111
19,227
22,113
29,712
4,638
11,701
30,116
1187,879
1425,401
0,417
3+070
2,097
0,511
10 35
1,357
4,006
10 34
171,265
11,016
10 33
1,657
10,906
10 32
194,555
20,642
10 31
1,924
21,920
10 30
124,011
18,769
10 29
1,308
15,484
10 28
6,876
23,427
10 27
18,313 1,375
10 26
3,750
3,590
10 25
28,305 39,217
10 24
14,035
4,253 10
23
7,038 0,750
10 22
12,102
2,057 10
21
6,039
3+090
0,243
TOTAL
commit to user
5,513
156 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Total Volume Galian
= 19.557,45 m3
Total Volume Timbunan
= 41.598,28 m3
Contoh perhitungan Volume Galian STA 0+400 s.d 0+450 Jarak : (0+400) – (0+450) = 50 m V
LuasSTA..(0 400) LuasSTA..(0 450) (35,129 9,422) Jarak = 50 2 2
= 1113,775 m3
Contoh perhitungan Volume Timbunan STA 0+250 s.d 0+300 Jarak : (0+250) – (0+300) = 50 m V
LuasSTA..(0 250) LuasSTA..(0 300) Jarak 2
= ( 21,526 235,971) 50 2
= 6437,425 m3
5.2.2. Penghitungan Volume Pekerjaan Drainase 1. Galian Saluran
1,5 m
1m
0,5 m
Gambar 5.4 Sket Volume galian saluran
commit to user
157 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Luas
1,5 0,5 1 2 1 m2
V
Luas ( Panjang jalan ( p. jemba tan 1 jemba tan 2) 2
1 (3400,00 60)x 2 6680,00 m 3
2. Pasangan Batu Dengan Mortar
0.2 m
0.2 m 1.5 m
I
0.3 m
I
II
0.8 m
0.2 m
1.5mm 0,5
Gambar 5. 5 Sket volume pasangan batu
L uas I
0,2 0,2 2 1 2 = 0,4 m2
L uas II
0,1 0,3 0,2 2 = 0,04 m2
L uas total
0,04 0,40 = 0,44 m2
Volume
= 2 x luas x (panjang Jalan – p. Jemb. total) = (2 x 0,44) x ( 3400,00 -60 ) = 2939,2 m3 commit to user
158 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
3. Plesteran Plesteran 25 cm 10 cm
5 cm
Pasangan batu
Gambar 5.6 Detail Plesteran pada Potongan A-A
Luas
= (0,25 + 0,1 + 0,05) x ( 3400,00 – 60 )x 2 = 2672 m2
4. Siaran Luas
= Lebar saluran drainase x (p.jalan – p.jembatan)x 2 = 2 x ( 3400,00 - 60 ) x 2 = 13360 m2
5.2.3. Penghitungan Volume Pekerjaan Dinding Penahan 25 cm
H A
A
(H/5)+0,3
(H/6)+0,3
5.7 Sket volume pasangan batu pada dinding penahan
commit to user
159 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
1. Galian Pondasi a. Ruas Kiri Sta 0+200 s/d 0+250
Sta 0+200 H Sta 0+200
= 0,9458 m
(H/5)+0,3
= 0,489 m
(H/6)+0,3
= 0,457 m
Luas galian pondasi = 0,489 x 0,457 = 0,223 m2
Sta 0+250 H Sta 0+200
= 2,0822 m
(H/5)+0,3
= 0,716 m
(H/6)+0,3
= 0,647 m
Luas galian pondasi = 0,716 x = 0,647 = 0,463 m2
Volume (0+200 s/d 0+250)
0,223 0,463 = 50 2 = 17,15 m
a. Ruas Kanan Sta 0+200 s/d 0+250
Sta 0+200 H Sta 0+200
= 1,0763 m
(H/5)+0,3
= 0,515 m
(H/6)+0,3
= 0,479 m
Luas galian pondasi = 0,515 x 0,479 = 0,247 m2
Sta 0+250 H Sta 0+250
= 2,3402 m
(H/5)+0,3
= 0,768 m
(H/6)+0,3
= 0,690 m
Luas galian pondasi = 0,768 x 0,690 = 0,529 m2
0,247 0,529 = 50 2 commit to user = 19,40 m3
Volume ( Sta 0+200 s/d 0+250)
160 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Perhitungan selanjutnya dapat dilihat pada tabel 5.2 Tabel 5.2 Perhitungan Volume Galian Pondasi pada Dinding Penahan
commit to user
161 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Volume galian dinding penahan Kiri
= 813,703 m³
Volume galian dinding penahan Kanan
= 531,934 m³
Volume Total galian dinding penahan
= 813,703 + 531,934 = 1.345,637 m³
2. Pasangan Batu untuk Dinding Penahan a. Ruas Kiri Sta Sta 0+200 s/d 0+250
Sta 0+200 Lebar atas
= 0,25
m
H Sta 0+200
= 0,946 m
(H/5)+0,3
= 0,489 m
(H/6)+0,3
= 0,456 m
Luas pasangan batu
0,25 0,456 = 0,946 0,489 0,456 2 = 0,557 m2
Sta 0+250 Lebar atas
= 0,25
m
H Sta 0+250
= 2,082 m
(H/5)+0,3
= 0,716 m
(H/6)+0,3
= 0,647 m
Luas pasangan batu
0,25 0,647 = 2,082 0,716 x 0,647 2 = 1,397 m2
Volume
0,557 1,397 = 50 2 = 48, 85 m³
commit to user
162 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
a. Ruas Kanan Sta Sta 0+200 s/d 0+250
Sta 0+200 Lebar atas
= 0,25 m
H Sta 0+200
= 1,076 m
(H/5)+0,3
= 0,515 m
(H/6)+0,3
= 0,479 m
Luas pasangan batu
0,25 0,479 = 1,076 0,515 0,479 2 = 0,639 m2
Sta 0+250 Lebar atas
= 0,25 m
H Sta 0+250
= 2,340 m
(H/5)+0,3
= 0,768 m
(H/6)+0,3
= 0,690 m
Luas pasangan batu
0,25 0,690 = 2,340 0,768 0,690 2 = 1,597 m2
Volume
0,639 1,597 = 50 2 = 55,90 m3
commit to user
163 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Perhitungan selanjutnya dapat dilihat pada tabel 5.3 Tabel 5.3 Perhitungan Volume Pasangan Batu pada Dinding Penahan
commit to user
164 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Volume pasangan batu pada dinding penahan kiri
= 1.786,323 m3
Volume pasangan batu pada dinding penahan kanan
= 883,673 m3
Volume Total pasangan batu pada dinding penahan
= 1.786,323 + 883,673 = 2.669,996 m3
3. Plesteran 25 cm 3 0 cm
1 0 cm
H - 0 ,3
Gambar 5.8 Detail plesteran pada Dinding Penahan
Ruas kiri
Luas = (0,1+0,3+0,25)x p.dinding penahan kiri = (0,1+0,3+0,25) x (50+50+50+50+12,457+12,243+35,757+6,727+26,7+16,573+7,427+ 50+50+50+50+50+50+50+14,5+17,905+50+50+50+50+50+50+50+ 14+5,63+8,77+41,23+10,37+39,63+50+50+50+50+50) = 0,65 x 1419,919 = 922,947 m2
Ruas kanan
Luas = (0,1+0,3+0,25)x p.dinding penahan kanan = (0,1+0,3+0,25)x (50+50+50+50+6,727+26,7+50+50+50+50+50+50+ 14,5+17,905+50+50+50+50+50+50+50+50+8,77+14+5,63+41,23+10,37+ 39,63+50+33,178+16,822+50+50+50) = 0,65 x 1285,462 = 835,550 m2 Luas total = 922,947 + 835,550 = 1.758,497 m2
commit to user
165 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
3. Siaran Ruas kiri Sta 0+200 s/d 0+250 H Sta 0+200
= 0,946 m
H Sta 0+200 – 0.3
= 0,646 m
H Sta 0+250
= 2,082 m
H Sta 0+250 – 0,3
= 1,782 m
Luas
0,946 2,082 2 = 50 = 75,70 m 2
Ruas kanan Sta 0+200 s/d 0+250 H Sta 0+200
= 1,076 m
H Sta 0+200 – 0.3
= 0,776 m
H Sta 0+250
= 2,340 m
H Sta 0+250 – 0,3
= 2,040 m
Luas
1,076 2,340 = 50 2 = 85,4 m2
Perhitungan selanjutnya dapat dilihat pada tabel 5.4
commit to user
166 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Tabel 5.4 Perhitungan Luas Siaran pada dinding Penahan STA
Jarak
0+050
H 0,160
KIRI H - 0,3 -0,140
50 0+100
0,373
0,073
0,946
0,646
0,307
0,007
1,076
0,776
19,575
60,695 2,082
1,782
50
Luas -7,333
17,975
50 0+250
H
-1,675
50 0+200
Luas
KANAN H - 0,3
70,413 2,340
2,040
115,700
131,983
0+300
3,146
2,846
3,539
3,239
0+500
0,940
0,640
0,355
0,055
0+550
2,195
1,895
0,544
0,244
1,260
0,960
50 0+600
3,289 50
0+650
4,225
0+850
0,476
0,176
1,101
0,801
50 0+900
24,430
19,86 0+919,86
15,889 1,099
0,799
19,86 0+950
2,030
1+051,24
11,069
10,769
1+092,83
4,449
4,149
1+300
0,386
0,086
50
1,521
0,836
9,146
46,414
-2,228
0,536
0,412 45,375
1,579
1,221
25,108
15,545
50 1+450
21,656
1,730
7,427
1+400
30,100
1,279
commit to user
1,071
167 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
1+700
1,552
1,252
3,305 1+703,305
4,194 1,586
1,286
50 1+746,65
1,057 1,103
0,803
48,383 0,949
0,649
3,35
24,590 0,480
0,180
1,981
0,428
1+750
0,833
0,533
0,375
0,075
1+789,96
0,246
-0,054
0,164
-0,136
14,5 1+850
0,734 0,455
0,155
50 1+900
-0,986
4,560 0,327
0,027
0 2+100
1,135
0,674
0,374
50 2+150
49,615 2,733
1,911
1,611
50
62,380
2+200
2,173
2+250
2,596
2,296
50 2+300
0,320
0
2,349
1,845 12,446
1,293
2,331
0,993 59,838
1,700
1,400
101,658 2,035
1,735
0
59,180 1,267
0,967
0,000 2,430
2,130
32,74
0,000 1,901
1,601
46,579 1,016
0,716
1,97
24,478 0,194
-0,106
0,409
2+651,97
-0,300 0
-0,400 0,000
-0,300
0,000
2+721,41 2+750
0,000 2,145
2,049
50
2+650
-0,300
109,503 2,631
2+617,26
32,688
20,639
50
2+550
1,608
0,000
2,658
8,77
2+500
1,908
0,000 2,958
2+450
0,884
65,393 0,620
2+400
1,184
2,134
-0,300
1,084
commit to user 1,834
1,557
1,257
168 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
50 2+600
99,735 2,455
2,155
2,565
2,265
50 2+850
2,380
13,51
1,695
1,395
1,700
1,400
1,722
1,422
1,795
1,495
0,368
0,608
0,308
0,602 15,183 0,613 10,705 0,942
0,642 8,376
0,606
0,306
0,878
0,578
120,062
50
36,390
137,500 4,305
4,005
100
89,133 3,287
2,987
249,885 1,293
0,993
157,185 0,457
0,157
57,898
50 1,623
1,323
2,037
1,737
50 3+350
0,668
26,241
82,330
3+300
28,815
0,913
1,549
17,67
3+250
1,292
25,792 1,849
3+150
17,277 1,592
1,477
17,050
3+100
1,265
47,405 1,777
3+017,67
63,868
2,488
32,950
3+000
66,413
58,922
1,780
2+982,95
1,289
1,565
2,000
34,71
2+950
1,589
29,586 2,300
2+948,22
1,367
116,128 2,680
2+913,51
1,667 110,520
50 2+900
65,605
16,513 0,804
0,504
1,379
1,079
76,505
TOTAL
1125,456
commit to user
39,580
TOTAL
810,729
169 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
STA
Jarak
H
KIRI H - 0,3
0+110
Luas
0,003
H 0,237
KANAN H - 0,3
Luas
-0,063
50 0+170
0,569
0,269
0+190
1,051
0,751
0,464
0,164
2+090
0,713
0,413
0,276
-0,024
2+370
0,692
0,392
2+390
2,752
2,452
2+560
0,086
-0,214
2,253
10,195
1,638
20
28,445
16,894
20 1,989
1,689
17,384
1,336
1,036
24,544
1,953
41,706
1,718
1,418
30,915
2,518
2,218
45,313
1,973
1,673
30,526
2,613
2,313
37,654
1,680
1,380
19,58
2+640
1,752
1,452
0,879
0,579
3+010
1,756
1,456
16,56045
0,894
0,594
1,128
0,828
18,666
0,405
0,105
10,41
1,236
0,936
20 2+580 20 2+600 20 2+620 20
4,3065
14,5 3+030 40 3+070
0,757
20 3+090
TOTAL
Luas Kiri
= 1351,789 m2
Luas Kanan
= 939, 89 m2
Luas Total
= 1351,789 + 939, 89
0,376 226,333
= 2.291,679 m2commit to user
0,076
TOTAL
129,161
170 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
5.2.4. Penghitungan Volume Pekerjaan Perkerasan 1. Lapis Permukaan
0,075 m 0,075 m
7,00 m
0,075 m
Gambar 5.9. Sket lapis pondasi bawah
7,00 7,15 L = 0,075 2 = 0,531 m² V = 0,531 x Panjang jalan = 0,531 x 3400,00 m = 1.805,40 m³
2. Lapis Resap Pengikat (prime Coat) Luas = Lebar pondasi atas x Panjang jalan = 7,15 x 3400,00 = 24.310,00 m²
3. Lapis Pondasi Atas
0,20 m 0,20 m
7,15 m
5.10. Sket lapis pondasi atas
7,15 7,55 L = 0,20 2 = 1,47 m² V = 1,47 x Panjang jalan = 1,47 x 3400,00 = 4.998,00 m³
commit to user
0,20 m
171 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
4. Lapis Pondasi Bawah
0,3 m 0,3 m
7,55 m
0,3 m
Gambar 5.11. Sket lapis permukaan
7,55 8,15 L = 0,3 2 = 2,355 m²
V = 2,355 x Panjang jalan = 2,355 x 3400,00 = 8.007,00 m³
5.2.5. Penghitungan Volume Pekerjaan Pelengkap 1. Pekerjaan Pengecatan Marka Jalan Ukuran marka 0,10m
0,10m 3 m
2m
2m
Gambar 5.12 Sket marka jalan
a. Marka ditengah (putus-putus) Jumlah = Panjang Jalan – Panjang Tikungan (PI1+PI2+PI3) 5 = 3400,00 – (231,48 + 264,09 + 264,09) 5 = 528,068 buah Luas
= 528,068 x (0,1x 2) = 105,614 m² commit to user
172 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
b. Marka Tikungan (menerus) Luas
= Panjang tikungan (PI1+PI2+PI3) x lebar marka = (231,48 + 264,09 + 264,09) x 0,1 = 75,97 m²
c.
Marka Tepi dan Tengah ( menerus)
Luas = Panjang jalan x Lebar marka x 4 = 3400,00 x 0,1 x 4 = 1360 m d. Luas total marka jalan Luas
= 105,614 + 75,97 + 1360 = 1541,58 m²
2. Rambu Jalan Rambu kelas Jalan 2 buah , rambu batas kecepatan 2 buah , rambu melewati Jembatan 8 buah, rambu memasuki tikungan 6 buah , rambu dilarang menyiap 4 buah. Jadi total rambu yang digunakan adalah = 22 rambu jalan 3. Patok Jalan Digunakan 31 buah patok setiap 100 m. Digunakan 4 buah patok kilometer. Digunakan 50 patok pengaman di kiri dan kanan daerah bahu jalan curam dan di daerah tikungan.
commit to user
173 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
5.3 Analisa Perhitungan Waktu Pelaksanaan Proyek 5.3.1. Pekerjaan Umum 1. Pekerjaan pengukuran diperkirakan dikerjakan selama 3 minggu. 2. Pekerjaan mobilisasi dan demobilisasi diperkirakan dikerjakan selama 2 minggu. 3. Pembuatan papan nama proyek diperkirakan selama 1 minggu. 4. Pembuatan Direksi Keet diperkirakan selama 1 minggu. 5. Pekerjaan administrasi dan dokumentasi dilakukan selama proyek berjalan.
5.3.2. Pekerjaan Tanah 1. Pekerjaan pembersihan semak dan pengupasan tanah : Luas Lahan = 33.149,49 m² Kemampuan pekerjaan per hari berdasar kuantitas kerja tenaga kerja diperkirakan 900 m² Kemampuan pekerjaan per minggu = 900 m² x 6 hari = 5.400 m² Waktu yang dibutuhkan untuk pekerjaan pembersihan semak dan pengupasan tanah =
33.149,49 6,139 minggu 7 minggu 5.400
2. Pekerjaan persiapan badan jalan : Luas Lahan = 25.275,76 m2 Kemampuan pekerjaan per hari berdasar kuantitas kerja Vibratory Roller adalah 249 m²/jam x 7 jam =1.743 m2 Kemampuan pekerjaan per minggu = 1.743 m2 x 6 hari = 10.458 m2 Misal digunakan 2 Vibratory Roller maka waktu yang dibutuhkan untuk pekerjaan pembersihan :
25.275,76 1,208 minggu 2 minggu 2 10.458
3. Pekerjaan galian tanah : Volume galian = 19.557,45 m3 commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
174 digilib.uns.ac.id
Kemampuan pekerjaan per hari berdasar kuantitas kerja Excavator adalah 18,68 m³/jam x 7 jam = 130,76 m3 Kemampuan pekerjaan per minggu = 130,76 m3 x 6 hari = 784,56 m3 Misal digunakan 10 buah Excavator maka waktu yang dibutuhkan untuk pekerjaan galian :
19.557,45 2,493 minggu 3 minggu 10 784,56
4. Pekerjaan timbunan tanah setempat : Volume timbunan = 41.598,28 m3 Kemampuan pekerjaan per hari berdasar kuantitas kerja Whell Loader diperkirakan = 56,03 m³/jam x 7 jam = 392,21 m3 Kemampuan pekerjaan per minggu = 392,21 m3 x 6 hari = 2.353,26 m3 Misal digunakan 2 buah Whell Loader maka waktu yang dibutuhkan untuk pekerjaan timbunan :
41.598,28 8,838 minggu 9 minggu 2 2.353,26
5.3.3. Pekerjaan Drainase 1. Pekerjaan galian saluran drainase : Volume galian saluran = 6.680 m3 Kemampuan pekerjaan per hari berdasar kuantitas kerja Excavator adalah 18,68 m³/jam x 7 jam = 130,76 m3 Kemampuan pekerjaan per minggu = 130,76 m3 x 6 hari = 784,56 m3 Misal digunakan 2 buah Excavator maka waktu yang dibutuhkan untuk pekerjaan galian :
6.680 4,257 minggu 5 minggu 2 784,56
2. Pekerjaan pasangan batu dengan mortar : Volume pasangan batu = 2.939,2 m3 Kemampuan pekerjaan per hari diperkirakan 150 m3 commit to user Kemampuan pekerjaan per minggu = 150 x 6 = 900 m3
perpustakaan.uns.ac.id
175 digilib.uns.ac.id
Waktu yang dibutuhkan untuk pekerjaan pasangan batu :
2.939,2 3,266 minggu 4 minggu 900
3. Pekerjaan plesteran : Volume plesteren = 2672,00 m2 Kemampuan pekerjaan per hari diperkirakan 150 m2 Kemampuan pekerjaan per minggu = 150 x 6 = 900 m2 Waktu yang dibutuhkan untuk pekerjaan plesteran : =
2.672,00 2,969 minggu ≈ 3 minggu 900
4. Pekerjaan siaran : Volume siaran = 12.360,00 m2 Kemampuan pekerjaan per hari diperkirakan 150 m2 Kemampuan pekerjaan per minggu = 150 x 6 = 900 m2 Waktu yang dibutuhkan untuk pekerjaan siaran : =
13.360,00 14, 844 minggu ≈ 15 minggu 900
5.3.4. Pekerjaan Dinding Penahan 1. Pekerjaan Galian Pondasi Volume galian pondasi = 1.345,637 m³ Kemampuan pekerjaan per hari berdasar kualitas kerja Excavator adalah 18,68m³/jam x 7 jam = 130,76 m3 Kemampuan pekerjaan per minggu = 130,76 m3 x 6 hari = 784,56 m3 Misal digunakan 2 buah Excavator maka waktu yang dibutuhkan untuk pekerjaan galian :
1.345,637 0,858 minggu 1 minggu 2 784,56
2. Pekerjaan Pasangan Batu pada Dinding Penahan Volume pasangan batu = 2.669,966 m³ Kemampuan pekerjaan per hari diperkirakan 150 m2 commit to user
176 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Kemampuan pekerjaan per minggu = 150 x 6 = 900 m2 Waktu yang dibutuhkan untuk pekerjaan pasangan batu: =
2.669,966 2,967 minggu ≈ 3 minggu 900
3. Pekerjaan Plesteran Luas plesteran= 1.758,497 m2 Kemampuan pekerjaan per hari diperkirakan 150 m2 Kemampuan pekerjaan per minggu = 150 x 6 = 900 m2 Waktu yang dibutuhkan untuk pekerjaan pasangan batu: =
1.758,497 1,954 minggu ≈ 2 minggu 900
4. Pekerjaan Siaran Luas siaran= 2.291,679 m2 Kemampuan pekerjaan per hari diperkirakan 150 m2 Kemampuan pekerjaan per minggu = 150 x 6 = 900 m2 Waktu yang dibutuhkan untuk pekerjaan pasangan batu: =
2.291,679 2,546 minggu ≈ 3 minggu 900
5.3.5. Pekerjaan Perkerasan 1. Pekerjaan LASTON : Volume = 1. 805,40 m3 Kemampuan pekerjaan per hari berdasar kuantitas kerja Asphalt Finisher diperkirakan 14,43 x 7 jam = 101,01 m3 Kemampuan pekerjaan per minggu = 101,01 x 6 = 606,06 m3 Maka waktu yang dibutuhkan untuk pekerjaan LASTON =
1.805,40 2,979 minggu 3 minggu 606,06
commit to user
177 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
2. Pekerjaan Prime Coat : Luas volume perkerjaan untuk Prime Coat adalah 24.310,00 m2 Kemampuan pekerjaan per hari berdasar kuantitas kerja Asphalt Sprayer diperkirakan 2.324 /m2 Kemampuan pekerjaan per minggu = 2.324 x 6 = 13.944 /m2 Waktu yang dibutuhkan untuk pekerjaan prime coat :
24.310,00 1,743 minggu 2 minggu 13.944
3. Pekerjaan LPA (Lapis Pondasi Atas) : Volume = 4.998,00 m3 Kemampuan pekerjaan per hari berdasar kuantitas kerja Whell Loader diperkirakan = 16,01 m³ x 7 jam = 112,07 m3 Kemampuan pekerjaan per minggu = 112,07 m3 x 6 hari = 672,42 m3 Waktu yang dibutuhkan untuk pekerjaan LPA :
4.998,00 7,433 minggu 8 minggu 672,42
4. Pekerjaan LPB (Lapis Pondasi Bawah) : Volume = 8.007,00 m³ Kemampuan pekerjaan per hari berdasar kuantitas kerja Vibro roller diperkirakan = 21 m³ x 7 jam = 147 m3 Kemampuan pekerjaan per minggu = 147 m3 x 6 hari = 882 m3 Waktu yang dibutuhkan untuk pekerjaan LPB :
8.007,00 9,078 minggu 10 minggu 882
commit to user
178 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
5.3.6. Pekerjaan Pelengkap 1. Pekerjaan marka jalan : Luas = 181,584 m2 Kemampuan pekerjaan per hari berdasar kuantitas tenaga kerja diperkirakan 93,33 m2 Kemampuan pekerjaan per minggu = 93,33 x 6 = 559,98 m2 Waktu yang dibutuhkan untuk pekerjaan marka : =
181,584 0,324 1 minggu 559,98
2. Pekerjaan rambu jalan diperkirakan selama 1 minggu. 3. Pembuatan patok kilometer diperkirakan selama 1 minggu. 4. Pembuatan patok pengaman diperkirakan selama 1 minggu.
commit to user
179 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
5.4. Analisa Perhitungan Harga Satuan Pekerjaan
Perhitungan harga satuan pekerjaan dihitung dengan cara mengalikan volume dengan upah atau harga tenaga /material dan peralatan,kemudian dijumlah dikalikan 10 % (Overhead dan Profit).Hasil dari jumlah biaya ditambah dengan hasil Overhead dan Profit dinamakan Harga Satuan Pekerjaan. Contoh perhitungan pekerjaan penyiapan badan jalan:
Diketahui : a. Tenaga 1. Pekerja (jam) ; Volume 0,0161 ; Upah Rp 5.500,00 Biaya = Volume x Upah = 0,0161 x 5.500,00 = 88,55 2. Mandor (jam) ; Volume 0,004 ; Upah Rp 9.000,00 Biaya = Volume x Upah = 0,004 x 9.000,00 = 36,00 Total biaya tenaga = 124,55 b. Peralatan 1. Motor Grader (jam) ; Volume 0,0025 ; Harga Rp 220.000,00 Biaya = Volume x Upah = 0,0025 x 220.000,00 = 550,00 commit to user
180 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
2. Vibro Roller (jam) ; Volume 0,004 ; Harga Rp 170.000,00 Biaya = Volume x Upah = 0,004 x 170.000,00 = 680,00 3. Water Tanker (jam) ; Volume 0,0105 ; Harga Rp 108.000,00 Biaya = Volume x Upah = 0,0105 x 108.000,00 = 1.134,00 4. Alat Bantu (Ls) ; Volume 1 ; Harga Rp 150,00 Biaya = Volume x Upah = 1 x 150,00 = 150,00 Total biaya peralatan
= 2514,00
Total biaya tenaga dan peralatan = 2638,55 (A) Overhead dan Profit 10 % x (A) = 263,86 (B) Harga Satuan Pekerjaan (A + B) = 2902,41 Untuk hasil penghitungan selanjutnya dapat dilihat di Lampiran.
commit to user
181 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
5.4.1 Bobot Pekerjaan Perhitungan bobot pekerjaan dihitung dengan mengalikan volume tiap pekerjaan dengan harga satuan tiap pekerjaan. Bobot = Volume Harga satuan Contoh perhitungan untuk pekerjaan persiapan badan jalan : Bobot pekerjaan persiapan badan jalan
= Volume pekerjaan Harga satuan = 35061 2902,41 = 101.761.397,010
5.4.2 Persen (%) Bobot Pekerjaan Perhitungan persen (%) bobot pekerjaan dihitung dengan membandingkan bobot tiap pekerjaan dengan bobot total pekerjaan dikalikan 100% % Bobot pekerjaan =
Bobot pekerjaan 100% Bobot total
Contoh perhitungan untuk pekerjaan persiapan badan jalan : % Bobot pekerjaan persiapan badan jalan
=
Bobot pekerjaan 100% Bobot total
=
101.761.397,01 100% 17.379.529.386,21
= 0,586 % Untuk hasil penghitungan selanjutnya dapat dilihat di Lampiran.
commit to user
182 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Tabel 5.5. Rekapitulasi Perkiraan Waktu Pekerjaan No
Nama Pekerjaan
Volume Pekerjaan
Kemampuan
Kemampuan
Waktu
Kerja
Kerja
Pekerjaan
per hari
per minggu
(minggu)
1
Pengukuran
Ls
-
-
3
2
Mobilisasi dan Demobilisasi
Ls
-
-
3
3
Pembuatan papan nama proyek
Ls
-
-
1
4
Pekerjaan Direksi Keet
Ls
-
-
2
5
Administrasi dan Dokumentasi
Ls
-
-
6 7 8 9
Pembersihan semak & pengupasan tanah Persiapan badan jalan
33.149,49 m
2
Timbunan tanah
41.598,28 m
5.400,00 m
1.743,00 m 130,76 m
3
392,21 m
3
2.353,26 m
9
3
10.458,00 m 784,56 m
2
7
3
19.557,45 m
2
proyek 2
2
25.275,76 m
Galian tanah
900,00 m2
Selama
3
2 3
3
10 Drainase : a). Galian saluran
6.680,00 m3
130,76 m3
784,56 m3
5
b). Pasangan batu dengan mortar
2.939,20 m3
150 m3
900 m3
4
2
3
3
3
c) Plesteran
2.672,00 m
150 m
900 m
d). Siaran
12.360,00 m2
150 m3
900 m3
15
1.345,637 m3
130,76 m3
784,56 m3
1
11 Dinding penahan : a) Galian Pondasi Pada Dinding Penahan b). Pasangan batu dengan mortar
3
2.669,966 m
2
150 m
3 3
900 m
3
3
900 m
3
2 3
c). Plesteran
1.758,497 m
150 m
d). Siaran
2.291,679 m2
150 m3
900 m3
3
3
3
12 Lapis Pondasi Bawah (LPB)
8.007,00 m
147 m
13 Lapis Pondasi Atas (LPA)
4.998,00 m3
112,07 m3
672,42 m3
3
3
14 Lapis Permukaan (LASTON) 15 Prime Coat
3
1. 805,40 m
2
101,01 m
882 m
2
606,06 m
10
13.944,00 m
8 3 2
24.310,00 m
2324,00 m
2
181,584 m2
93,33 m2
559,98 m2
1
b). Rambu
-
-
-
1
c). Patok
-
-
-
1
16 Pelengkap a). Marka jalan
commit to user
183 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Dari hasil analisis perhitungan waktu pelaksanaan, analisis harga satuan pekerjaan dan perhitungan bobot pekerjaan, maka dapat dibuat Rencana Anggaran Biaya (RAB) dan Time Schedule pelaksanaan proyek dalam bentuk Bar Chard dan Kurva S.
commit to user
184 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
5.6.
REKAPITULASI RENCANA ANGGARAN BIAYA
PROYEK
: PEMBANGUNAN JALAN TINGKIR TENGAH – SIDOREJO
KIDUL.
PROPINSI
: JAWA TENGAH
TAHUN ANGGARAN
: 2011
PANJANG PROYEK
: 3400 m
Tabel 5.6. Rekapitulasi Rencana Anggaran Biaya NO.
URAIAN PEKERJAAN
1
2
KODE
VOLUME
SATUAN
3
4
5
ANALISA
HARGA
JUMLAH
SATUAN (Rp.)
HARGA (Rp.)
6
7=4x6
BOBOT
BAB I : UMUM
1
Pengukuran
-
1
Ls
5.000.000,00
5.000.000,00
0,057
2
Mobilisasi dan demobilisasi
-
1
Ls
20.000.000,00
20.000.000,00
0,230
3
Papan nama proyek
-
1
Ls
500.000,00
500.000,00
0,005
4
Direksi Keet
-
1
Ls
1.000.000,00
1.000.000,00
0,011
5
Administrasi dan dokumentasi
-
1
Ls
2.200.000,00
2.200.000,00
0,025
JUMLAH BAB 1 : UMUM
28.700.000,00
67.127.717,25
BAB II : PEKERJAAN TANAH
1
Pembersihan semak dan pengupasan tanah
K-210
33.149,49
M2
2
Persiapan badan jalan
EI-33
25.275,76
M2
3
Galian tanah (biasa)
EI-331
19.557,45
M3
4
Timbunan tanah (biasa)
EI-321
41.598,28
M3
2.025,00 2.902,41 33.042,96 58.914,46
JUMLAH BAB 2 : PEKERJAAN TANAH
73.360.618,58
0,365 2,360
646.236.038,10
5,510
2.450.740.203,00
19,902
3.237.464.324,25
BAB III : PEKERJAAN DRAINASE
1
Galian saluran
EI-21
6.680,00
M3
2 3
Pasangan batu dengan mortar
EI-22
2.939,20
M3
Plesteran
G-501
2.672,00
M2
4
Siaran
EI-23
12.360,00
M2
33.253,11 362.094,65 14.391,43 6.923,80
JUMLAH BAB 3 : PEKERJAAN DRAINASE
222.130.774,8
1,887
1.064.268.595,00
8,976
38.453.900,96
0,506
85.578.168,00
1,635
1.410.431.439,04
BAB IV : PEKERJAAN DINDING PENAHAN
1
Galian saluran
EI-21
1.345,637
M3
2
Pasangan batu Dinding Penahan
EI-22
2.669,966
M3
3
Plesteran
G-501
1.758,497
M2
4
Siaran
33.253,11 362.094,65 14.391,43
44.746.615,18
0,380
966.780.404,30
8,154
25.307.286,48
0,333
15.867.127,06
0,302
EI-23 2.291,679 M2 6.923,80 JUMLAH BAB 4: PEKERJAAN DINDING PENAHAN
1.052.701.433,00
1.139.729.191,00
13,264
1.435.956.937,00
9,712
BAB V : PEKERJAAN PERKERASAN
1
Konstruksi LPB kelas A
EI-521
2
Konstruksi LPA kelas A
EI-512
8.007,00
commit4.998,00 to user
M3 M3
142.341,60 287.306,31
185 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
3
Pekerjaan Prime Coat
EI-611
24.310,00
M2
4
Pekerjaan LASTON
EI-815
1.805,40
M3
9.046,13 1.273.875,30
JUMLAH BAB 5 : PEKERJAAN PERKERASAN
219.911.420,30
1,523
2.299.854.467,00
22,985
5.095.452.015,00
BAB VI : PEKERJAAN PELENGKAP
1
Marka jalan
LI-841
181,584
M2
117.562,50
21.347.469,00
0,275
2
Pekerjaan rambu jalan
LI-842
3
Patok kilometer
LI-844
22
Buah
299.733,94
6.594.146,68
1,554
4
Buah
368.850,99
1.475.403,96
0,009
4
Patok pengaman
LI-845
50
Buah
368.850,99
18.442.549,50
0,111
JUMLAH BAB 6 : PEKERJAAN PELENGKAP
47.859.569,14
100
REKAPITULASI BAB I
: UMUM
28.700.000,00
BAB II
: PEKERJAAN TANAH
3.237.464.324,25
BAB III
: PEKERJAAN DRAINASE
1.410.431.439,04
BAB IV : PEKERJAAN DINDING PENAHAN
1.052.701.433,00
BAB V
: PEKERJAAN PERKERASAN
5.095.452.015,00
BAB V I
: PEKERJAAN PELENGKAP
47.859.569,14 JUMLAH
10.872.608.780,94
PPn 10%
1.087.260.878,09
JUMLAH TOTAL
11.959.869.660,00
Dibulatkan = (Rp.)
11.959.870.000,00
SEBELAS MILYAR SEMBILAN RATUS LIMA PULUH SEMBILAN JUTA DELAPAN RATUS TUJUH PULUH RIBU
RUPIAH
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan 1.
Jenis jalan dari Pandaan – Tapen merupakan jalan Arteri dengan spesifikasi jalan kelas II, lebar perkerasan 2 3,5 m , dengan kecepatan rencana 80 Km Jam , direncanakan 3 tikungan (1 tikungan Spiral – Circle Spiral ,2 tikungan Full – Circle ) . a.
Pada PI1 dengan jari-jari lengkung rencana 230 m, sudut PI1 sebesar 27 0 46 ' 54.48"
b.
Pada PI 2 dengan jari-jari lengkung rencana 1100 m, sudut
PI 2
sebesar 8 0 57 ' 18.99 " . c.
Pada PI 3 dengan jari-jari lengkung rencana 1100 m, sudut
PI 3
sebesar 110 59 ' 6.08" . 2.
Pada alinemen vertikal jalan Pandaan – Tapen terdapat 7 PVI .
3.
Perkerasan jalan Pandaan – Tapen menggunakan jenis perkerasan lentur berdasarkan volume LHR yang ada dengan : a.
Jenis bahan yag dipakai adalah : 1)
Surface Course
: LASTON ( MS 744 )
2)
Base Course
: Batu Pecah Kelas A ( CBR 100% )
3)
Sub Base Course
: Sirtu / Pitrun Kelas A ( CBR 70% )
commit to user
186
187 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
b.
Dengan perhitungan didapatkan dimensi dengan tebal dari masingmasing lapisan : 1)
Surface Course
: 10 cm
2)
Base Course
: 25 cm
3)
Sub Base Course
: 17 cm
Perencanaan jalan Pandaan – Tapen dengan panjang 3400,00 km memerlukan biaya untuk pembangunan sebesar Rp. 10.872.608.780,94 dan dikerjakan selama 7 bulan.
6.2 Saran 1.
Perencanaan Geometrik jalan sebaiknya berdasarkan data hasil survey langsung dilapangan serta menggunakan data selengkap mungkin baik data lalu lintas maupun data lainnya agar diperoleh perencanaan yang optimal.
2.
Bagi tenaga kerja mendapat asuransi kecelakaan diri dan jaminan keselamatan dan kesehatan kerja mengingat pelaksanaan proyek adalah pekerjaan dengan resiko kecelakaan tinggi.
3.
Koordinasi antar unsur-unsur proyek sebaiknya ditingkatkan agar mutu pekerjaan sesuai dengan spesifikasi yang telah ditentukan.
4.
Pelaksanaan lapangan harus sesuai dengan spesifikasi teknik, gambar rencana maupun dokumen kontrak.
5.
Perencanaan
jalan
diharapkan
dapat
meningkatkan
pertumbuhan
perekonomian di wilayah tersebut, sehingga kesejahteraan masyarakat dapat meningkat. 6.
Jika pada gambar long profile dibuat jalan yang mendatar maka galian dan timbunannya akan lebih besar. commit to user
188 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
7.
Pada gambar long profile sebaiknya jalan dibuat sesekali mendatar agar mobil bisa mengatur kestabilan mesin.
8.
Gambar tanah asli pada cross section tidak dibuat putus-putus karena diasumsikan bahwa tanah asli tersebut bergelombang.
9.
Pada penghitungan dimensi lapisan didapatkan hitungan Base Course lebih besar dibandingkan Sub Base Course padahal Base Course lebih mahal karena untuk meminimalisir agar pembangunan proyek sesuai dengan umur rencana.
10.
Pada penghitungan Lengkung peralihan didapatkan nilai Ls berbeda- beda dan diambil Ls terbesar agar sesuai dengan syarat yang ada.
commit to user