perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PERENCANAAN JALAN DAN RENCANA ANGGARAN BIAYA RUAS JALAN JEPANANPANDEYAN KECAMATAN NGEMPLAK BOYOLALI
Oleh : Arie Reymond Dau I.8204030
PROGRAM DIPLOMA III TEKNIK SIPIL TRANSPORTASI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SEBELAS MARET 2011 commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan jalan raya merupakan salah satu hal yang selalu beriringan dengan kemajuan teknologi dan pemikiran manusia yang menggunakannya, karenanya jalan merupakan fasilitas penting bagi manusia supaya dapat mencapai suatu daerah yang ingin dicapai.
Jalan raya adalah suatu lintasan yang bertujuan melewatkan lalu lintas dari suatu tempat ke tempat yang lain. Arti Lintasan disini dapat diartikan sebagai tanah yang diperkeras atau jalan tanah tanpa perkerasan, sedangkan lalu lintas adalah semua benda dan makhluk hidup yang melewati jalan tersebut baik kendaraan bermotor, tidak bermotor, manusia, ataupun hewan.
Pembuatan jalan yang menghubungkan Jepanan dan Pandeyan yang terletak di Kabupaten
Boyolali
bertujuan
untuk
memperlancar
arus
transportasi,
menghubungkan serta membuka keterisoliran antara 2 daerah yaitu Jepanan dan Pandeyan serta daerah – daerah disekitar Jepanan ataupun Pandeyan, demi kemajuan suatu daerah serta pemerataan ekonomi.
1.2 Rumusan Masalah Perencanaan jalan pada tugas akhir ini, menghubungkan Jepanan dan Pandeyan. Jenis kelas jalan yang akan direncanakan adalah jalan kelas II ( Jalan Arteri ), dengan tiga tikungan yang berbeda.
Jalan raya kelas fungsi arteri adalah jalan yang melayani angkutan utama dengan ciri-ciri perjalanan jarak jauh, kecepatan rata-rata tinggi, dan jumlah jalan masuk dibatasi secara efisien.
commit to user 1
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 2
1.3 Tujuan Dalam perencanaan pembuatan jalan ini ada tujuan yang hendak dicapai yaitu : a. Merencanakan bentuk geometrik dari jalan kelas fungsi arteri. b. Merencanakan tebal perkerasan pada jalan tersebut. c. Merencanakan anggaran biaya dan Time Schedule yang dibutuhkan untuk pembuatan jalan tersebut.
1.4 Masalah Dalam penulisan ini perencanaan yang menyangkut hal pembuatan jalan akan disajikan sedemikian rupa sehingga memperoleh jalan sesuai dengan fungsi dan kelas jalan. Hal yang akan disajikan dalam penulisan ini adalah : 1.4.1. Perencanaan Geometrik Jalan Dalam perencanaan geometrik jalan raya pada penulisan ini mengacu pada Peraturan Perencanaan Geometrik Jalan Antar Kota Tahun 1997 dan Peraturan Perencanaan Geometrik Jalan Raya Tahun 1970 yang dikeluarkan oleh Dinas Pekerjaan Umum Direktorat Jenderal Bina Marga. Perencanaan geometrik ini akan membahas beberapa hal antara lain : a) Alinemen Horisontal Alinemen ( garis tujuan ) horisontal merupakan trace jalan yang terdiri dari : •
Garis lurus ( tangent ), merupakan jalan bagian lurus.
•
Lengkungan horisontal yang disebut tikungan yaitu : ¾ Circle – Circle ¾ Spiral – Circle – Spiral ¾ Spiral – Spiral
•
Pelebaran perkerasan pada tikungan.
•
Kebebasan samping pada tikungan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 3
b) Alinemen Vertikal Alinemen Vertikal adalah bidang tegak yang melalui sumbu jalan atau proyeksi tegak lurus bidang gambar. Profil ini menggambarkan tinggi rendahnya jalan terhadap muka tanah asli. c) Stationing d) Overlapping
1.4.2. Perencanaan Tebal Perkerasan Lentur Penulisan ini membahas tentang perencanaan jalan baru yang menghubungkan dua daerah. Untuk menentukan tebal perkerasan yang direncanakan sesuai dengan Petunjuk Perencanaan Tebal Perkerasan Lentur Jalan Raya Dengan Metode Analisis Komponen Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga. Satuan perkerasan yang dipakai adalah sebagai berikut : a) Lapis permukaan ( surface course ) : Laston MS 744 b) Lapis pondasi atas ( base course ) : Batu pecah CBR 100 % c) Lapis pondasi bawah ( sub base course ) : Sirtu CBR 70 %
1.4.3. Rencana Anggaran Biaya Menghitung rencana anggaran biaya yang meliputi : a) Volume Pekerjaan b) Harga satuan Pekerjaan, bahan dan peralatan c) Alokasi waktu penyelesaian masing-masing pekerjaan.
Dalam mengambil kapasitas pekerjaan satuan harga dari setiap pekerjaan perencanaan ini mengambil dasar dari Analisa Harga Satuan No. 028 / t / bm / 2003 Dinas Pekerjaan Umum Direktorat Jenderal Bina Marga.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB II DASAR TEORI
2.1. Tinjauan Pustaka Perencanaan geometrik jalan adalah perencanaan route dari suatu ruas jalan secara lengkap, meliputi beberapa elemen yang disesuaikan dengan kelengkapan data dan data dasar yang ada atau tersedia dari hasil survei lapangan dan telah dianalisis, serta mengacu pada ketentuan yang berlaku (Shirley L. Hendarsin, 2000) Jalan raya adalah suatu lintasan yang bertujuan melewatkan lalu lintas dari suatu tempat ke tempat lain. Lintasan tersebut menyangkut jalur tanah yang diperkuat (diperkeras) dan jalur tanah tanpa perkerasan. Sedangkan maksud lalu lintas diatas menyangkut semua benda atau makhluk hidup yang melewati jalan tersebut baik kendaraan bermotor, gerobak, hewan ataupun manusia (Edy Setyawan, 2003) Perencanaan geometrik secara umum menyangkut aspek-aspek perencanaan bagian-bagian jalan tersebut baik untuk jalan sendiri maupun untuk pertemuan yang bersangkutan agar tercipta keserasian sehingga dapat memperlancar lalu lintas (Edy Setyawan). Perkerasan jalan adalah konstruksi yang dibangun diatas lapisan tanah dasar (subgrade) yang berfungsi untuk menopang beban lalu lintas (Shirley L. Hendarsin, 2000) Konstruksi perkerasan lentur terdiri dari lapisan-lapisan yang diletakkan di atas tanah dasar yang telah dipadatkan. Lapisan-lapisan tersebut berfungsi untuk menerima beban lalu lintas dan menyebarkan ke lapisan di bawahnya. Beban kendaraan dilimpahkan keperkerasan jalan melalui bidang kontak roda beban berupa beban terbagi rata. Beban tersebut berfungsi untuk diterima oleh lapisan permukaan dan disebarkan ke tanah dasar menjadi lebih kecil dari daya dukung tanah dasar ( Silvia Sukirman, 1999 ) .
commit to user 4
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 5
2.2. Klasifikasi Jalan Klasifikasi jalan di Indonesia menurut Bina Marga dalam Tata Cara Perencanaan Geometrik Jalan Antar Kota ( TPGJAK ) No 038 / T / BM / 1997, disusun pada tabel 2.1 : Tabel 2.1 Ketentuan Klasifikasi : Fungsi, Kelas Beban, Medan FUNGSI JALAN
ARTERI
KELAS JALAN
I
II
Muatan Sumbu Terberat, (ton)
> 10 10
TIPE MEDAN
D
B
KOLEKTOR
LOKAL
IIIA
IIIA
IIIB
IIIC
8
8
8
Tidak ditentukan
G
D
B
G
D
B
G
Kemiringan <3 3-25 >25 <3 3-25 >25 <3 3-25 >25 Medan, (%) Klasifikasi menurut wewenang pembinaan jalan (administrative) sesuai PP.No. 26 /1985 : Jalan Nasional, Jalan Propinsi, Jalan Kabupaten / Kotamadya, Jalan Desa dan Jalan Khusus Keterangan
: Datar (D), Perbukitan (B) dan Pegunungan (G) Sumber TPGJAK 1997
2.3. Perencanaan Alinemen Horisontal Pada perencanaan alinemen horisontal, umumnya akan ditemui dua bagian jalan, yaitu : bagian lurus dan bagian lengkung atau umum disebut tikungan yang terdiri dari 3 jenis tikungan yang digunakan, yaitu : •
Lingkaran ( Full Circle = F-C )
•
Spiral-Lingkaran-Spiral ( Spiral- Circle- Spiral = S-C-S )
•
Spiral-Spiral ( S-S )
2.3.1. Bagian Lurus Panjang maksimum bagian lurus harus dapat ditempuh dalam waktu ≤ 2,5 menit ( sesuai VR ), dengan pertimbangan keselamatan pengemudi akibat dari kelelahan.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 6
2.3.2. Tikungan 2.3.2.1. Jari-Jari Minimum Agar kendaraan stabil saat melalui tikungan, perlu dibuat suatu kemiringan melintang jalan pada tikungan yang disebut superelevasi (e). Pada saat kendaraan melalui daerah superelevasi, akan terjadi gesekan arah melintang jalan antara ban kendaraan dengan permukaan aspal yang menimbulkan gaya gesekan melintang. Perbandingan gaya gesekan melintang dengan gaya normal disebut koefisien gesekan melintang (f). Untuk menghindari terjadinya kecelakaan, maka untuk kecepatan tertentu dapat dihitung jari-jari minimum untuk superelevasi maksimum dan koefisien gesekan maksimum. fmaks = 0,192 – (0,00065 x Vr) ...................................................................... (1) 2
Rmin =
VR .................................................................................. (2) 127(emaks + f )
Dmaks =
181913,53 × (emaks + f maks ) Vr
2
.............................................................. (3)
Keterangan : Rmin
= Jari-jari tikungan minimum, (m)
VR
= Kecepatan kendaraan rencana, (km/jam)
emaks
= Superelevasi maksimum, (%)
f
= Koefisien gesek, untukl perkerasan aspal f = 0,14 – 0,24
Dmaks = Derajat maksimum Untuk perhitungan, digunakan emaks = 10 % sesuai tabel Tabel 2.2 Panjang jari-jari minimum (dibulatkan) untuk emaks = 10% VR(km/jam)
120
100
90
80
60
50
40
30
20
Rmin (m)
600
370
280
210
115
80
50
30
15
Sumber TPGJAK 1997
Untuk kecepatan rencana < 80 km/jam berlaku fmaks = - 0,00065 VR + 0,192 80 – 112 km/jam berlaku fmaks = - 0,00125 VR + 0,24
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 7
2.3.2.2. Lengkung Peralihan (Ls) Dengan adanya lengkung peralihan, maka tikungan menggunakan jenis S-C-S. panjang lengkung peralihan (Ls), menurut Tata Cara Perencanaan Geometrik Jalan Antar Kota, 1997, diambil nilai yang terbesar dari tiga persamaan di bawah ini : 1. Berdasar waktu tempuh maksimum (3 detik), untuk melintasi lengkung peralihan, maka panjang lengkung : Ls =
VR T .............................................................................................. (4) 3,6
2. Berdasarkan antisipasi gaya sentrifugal, digunakan rumus Modifikasi Shortt: 3
Ls = 0,022
VR V .ed - 2,727 R ............................................................. (5) C R .C
3. Berdasarkan tingkat pencapaian perubahan kelandaian Ls =
(em − en ) .V R ................................................................................. (6) 3,6 . re
Keterangan : T
: waktu tempuh = 3 detik
VR
: Kecepatan rencana (km/jam)
e
: Superelevasi
R
: Jari-jari busur lingkaran (m)
C
: Perubahan percepatan 0,3-1,0 disarankan 0,4 m/det2
em
: Superelevasi maximum
en
: Superelevasi normal
re
: Tingkat pencapaian perubahan kelandaian melintang jalan (m/m/detik),
sebagai berikut: Untuk VR ≤ 70 km/jam,
re mak = 0,035 m/m/det
Untuk VR ≥ 80 km/jam,
re mak = 0,025 m/m/det
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 8
Mulai
Data :
Jari-jari rencana (Rr) Sudut Luar tikungan (∆) Kecepatan rencana (Vr) Dicoba tikungan FC YA Rr ≥ Rmin FC
TIDAK
Dicoba tikungan S-C-S
Perhitungan Data Tikungan Perhitungan Pelebaran Perkerasan Perhitungan Daerah Kebebasan Samping
YA Lc > 20m TIDAK
TIDAK
Dicoba tikungan
S-S
Perhitungan Data Tikungan Perhitungan Pelebaran Perkerasan Perhitungan Daerah Kebebasan Samping
YA
Perhitungan Data Tikungan Perhitungan Pelebaran Perkerasan Perhitungan Daerah Kebebasan Samping
Selesai Gambar 2.1. Bagan Alir Perencanaan Alinemen Horizontal
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 9
2.3.3. Jenis Tikungan
2.3.3.1. Bentuk busur lingkaran (F-C) PI Tt
Et
TC
∆ CT
Lc
Rc
Rc ∆
Gambar 2.2. Lengkung Full Circle Keterangan : ∆
= Sudut Tikungan
O
= Titik Pusat Tikungan
TC
= Tangen to Circle
CT
= Circle to Tangen
Rc
= Jari-jari Lingkungan
Tt
= Panjang tangen (jarak dari TC ke PI atau PI ke TC)
Lc
= Panjang Busur Lingkaran
Ec
= Jarak Luar dari PI ke busur lingkaran
FC (Full Circle) adalah jenis tikungan yang hanya terdiri dari bagian suatu lingkaran saja. Tikungan FC hanya digunakan untuk R (jari-jari) yang besar agar tidak terjadi patahan, karena dengan R kecil maka diperlukan superelevasi yang besar.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 10
Tabel 2.3 Jari-jari tikungan yang tidak memerlukan lengkung peralihan VR (km/jam)
120
Rmin
2500 1500
100
80
60
50
40
30
20
900
500
350
250
130
60
Sumber TPGJAK 1997
Tc = Rc tan ½ ∆ ............................................................................................ (7) Ec = Tc tan ¼ ∆ ............................................................................................. (8) Lc =
∆ 2πRc .................................................................................................. (9) 360 o
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 11 Mulai
Data :
Jari-jari rencana (Rc) Sudut luar tikungan (∆) Kecepatan rencana (Vr)
Perhitungan :
Jari-jari minimum (Rmin) untuk FC Derajat lengkung (D), Superelevasi (e)
Rc ≥ Rmin FC
Tidak
Tikungan S-C-S
Perhitungan Data Tikungan :
Lengkung peralihan fiktif (Ls′) Ya (Tc) Panjang tangen Jarak luar dari PI ke busur lingkaran (Ec) Panjang busur lingkaran (Lc)
Checking : 2 Tc > Lc….ok
Perhitungan lain :
Pelebaran perkerasan Daerah Kebebasan samping
Selesai Gambar 2.3. Bagan Alir Perencanaan Tikungan Full Circle
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 12
2.3.3.2. Tikungan Spiral-Circle-Spiral (S-C-S)
Gambar 2.4 Lengkung Spiral-Circle-Spiral Keterangan gambar : Xs
= Absis titik SC pada garis tangen, jarak dari titik ST ke SC
Ys
= Jarak tegak lurus ketitik SC pada lengkung
Ls
= Panjang dari titik TS ke SC atau CS ke ST
Lc
= Panjang busur lingkaran (panjang dari titik SC ke CS)
Tt
= Panjang tangen dari titik PI ke titik TS atau ke titik ST
TS
= Titik dari tangen ke spiral
SC
= Titik dari spiral ke lingkaran
Es
= Jarak dari PI ke busur lingkaran
θs
= Sudut lengkung spiral
Rr
= Jari-jari lingkaran
P
= Pergeseran tangen terhadap spiral
K
= Absis dari p pada garis tangen spiral
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 13
Rumus-rumus yang digunakan : 1. Xs
⎛ Ls 2 = Ls ⎜⎜1 − 2 ⎝ 40 × Rd
2. Ys
⎛ Ls 2 ⎞ ⎟⎟ .............................................................................. (11) = ⎜⎜ ⎝ 6 xRd ⎠
3. θs
=
4. Lc
⎛ ∆ 2 x Θs ⎞ =⎜ 1 ⎟ x π x Rd ........................................................... (13) ⎝ 180 ⎠
5. p
Ls 2 = − Rd (1 − cos Θs ) ...................................................... (14) 6 x Rd
6. k
⎛ Ls ⎞ ⎟⎟ − Rd x sin Θs ............................................. (15) = Ls − ⎜⎜ ⎝ 40 x Rd ⎠
7. Ts
= ( Rd + P) x tan 1 ∆ 1 + K .................................................... (17) 2
8. Es
= ( Rd + P) x sec 1 ∆ 1 − Rd .................................................. (18) 2
9. Ltot
= Lc + 2Ls ............................................................................. (19)
90
π
x
⎞ ⎟⎟ .............................................................. (10) ⎠
Ls ............................................................................. (12) Rd
Jika p yang dihitung dengan rumus di bawah, maka ketentuan tikungan yang digunakan bentuk S-C-S. P =
Ls 2 < 0,25 m.................................................................................... (20) 24 Rc
Untuk Ls = 1,0 m maka p = p’ dan k = k’ Untuk Ls = Ls maka p = p’ x Ls dan k = k’ x Ls
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 14
Mulai
Data :
Jari-jari rencana (Rc) Sudut luar tikungan (∆) Kecepatan rencana (Vr)
Perhitungan :
Jari-jari minimum (Rmin) Derajat Lengkung (D) Superelevasi (e) Panjang Lengkung peralihan (Ls) Panjang Busur Lingkaran (Lc) Sudut lengkung spiral (θs) Sudut busur lingkaran (θc) Syarat :
Rc < Rmin, Lc > 20m, θc > 0 Perhitungan Data Tikungan :
Absis titik SC (Xs) dan Ordinat titik SC (Ys) Pergeseran Tangen terhadap spiral (p) Absis dari p pada garis tangen spiral (k) Panjang tangen total (Ts) Jarak luar dari PI ke busur lingkaran (Es) Perhitungan lain :
Pelebaran Perkerasan Daerah Kebebasan Samping Selesai
Gambar 2.5. Bagan Alir Perencanaan Tikungan Spiral-Circle-Spiral
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 15
2.3.3.3. Tikungan Spiral-Spiral (S-S) Tikungan yang disertai lengkung peralihan.
Gambar 2.6 Lengkung Spiral-Spiral Keterangan gambar : Tt
= Panjang tangen dari titik PI ke titik TS atau ke titik ST
Xs
= Absis titik SS pada garis tangen, jarak dari titik TS ke SS
Ls
= Panjang dari titik TS ke SS atau SS ke ST
Ts
= Panjang tangen dari titik PI ke titik TS atau ke titik ST
TS
= Titik dari tangen ke spiral
Et
= Jarak dari PI ke busur lingkaran
θs
= Sudut lengkung spiral
Rr
= Jari-jari lingkaran
p
= Pergeseran tangen terhadap spiral
k
= Absis dari P pada garis tangen spiral
Rumus-rumus yang digunakan : 1. θs
= 1 ∆ 3 ..................................................................................... (21) 2
2. ∆c
= (∆PI 3 − 2 . Θs ) ........................................................................ (22)
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 16
3. Xs
= Ls −
Ls 3 ......................................................................... (23) 40 . Rd
4. Ys
⎛ Ls 2 = ⎜⎜ ⎝ 6 . Rd
⎞ ⎟⎟ ................................................................................. (24) ⎠
5. P
= Υs − Rd (1 − cos Θs ) ................................................................ (25)
6. K
= Χs − Rd x sin Θs ................................................................. (26)
7. Tt
= ( Rd + P) x tan 1 ∆ 1 + K ....................................................... (27) 2
8. Et
= ( Rd + P) x sec 1 ∆ 1 − Rd ..................................................... (28) 2
9. Ltot
= 2 x Ls .................................................................................... (29)
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 17
Mulai
Data :
Jari-jari Rencana (Rc) Sudut Luar Tikungan (∆) Kecepatan Rencana (Vr)
Perhitungan :
Jari-jari minimum (Rmin) Derajat Lengkung (D) Superelevasi (e) Panjang Lengkung peralihan (Ls) Sudut Lengkung spiral (θs) Tidak Lc < 20 m
Tikungan S-C-S
Ya θs = ∆/2
Perhitungan Data Tikungan :
Absis titik SC (Xs) dan Ordinat titik SC (Ys) Pergeseran Tangen terhadap spiral (p) Absis dari p pada garis tangen spiral (k) Panjang tangen total (Ts) Jarak luar dari PI ke busur lingkaran (Es) Perhitungan lain :
Pelebaran Perkerasan Daerah Kebebasan Samping Selesai
Gambar 2.7. Bagan Alir Perencanaan Tikungan Spiral-Spiral
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 18
2.3.4.
Diagram Super Elevasi
Super elevasi adalah kemiringan melintang jalan pada daerah tikungan. Untuk bagian jalan lurus, jalan mempunyai kemiringan melintang yang biasa disebut lereng normal atau normal trawn yaitu diambil minimum 2 % baik sebelah kiri maupun sebelah kanan AS jalan. Hal ini dipergunakan untuk sistem drainase aktif. Harga elevasi (e) yang menyebabkan kenaikan elevasi terhadap sumbu jalan di beri tanda (+) dan yang menyebabkan penurunan elevasi terhadap jalan di beri tanda (-). As Jalan e = - 2%
e = - 2%
h = beda tinggi
Kanan = ka Kiri = ki Kemiringan normal pada bagian jalan lurus
As Jalan
Kiri = ki +
emaks emin
h = beda tinggi Kanan = ka -
Kemiringan melintang pada tikungan belok kanan As Jalan emaks
Kanan = ka + h = beda tinggi
emin Kiri = ki -
Kemiringan melintang pada tikungan belok kiri
Sedangkan yang dimaksud diagram super elevasi adalah suatu cara untuk menggambarkan pencapaian super elevasi dan lereng normal ke kemiringan melintang (super elevasi). Diagram super elevasi pada ketinggian bentuknya tergantung dari bentuk lengkung yang bersangkutan.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 19
a) Diagam super elevasi Full - Circle menurut Bina Marga Bagian lurus
Bagian lengkung peralihan
Bagian lengkung penuh Bagian lengkung peralihan
sisi luar tikungan emax
sisi dalam tikungan
commit to user
Bagian lurus
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 20
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 21
Gambar 2.8. Diagram Super Elevasi Full Circle Untuk mencari kemiringan pada Tc : 3 / 4Ls
Tc =
Ls
=
( x + 2) ....................................................................... (30) (e max + 2)
Ls pada tikungan circle ini sebagai Ls bayangan yaitu untuk perubahan kemiringan secara berangsur-angsur dari kemiringan normal ke maksimum atau minimum. Ls =
W × m × (en + ed ) ............................................................................... (31) 2
Keterangan : Ls
= lengkung peralihan.
W
= Lebar perkerasan
m
= Jarak pandang
en
= Kemiringan normal
ed
= Kemiringan maksimum
Kemiringan lengkung di role, pada daerah tangen tidak mengalami kemiringan •
jarak
maks TC = 3/4 Ls kemiringan CT min
•
jarak
TC kemiringan awal perubahan = 1/4 Ls CT
b) Diagram super elevasi pada Spiral – Cricle – Spiral menurut Bina Marga. Bagian lengkung
Bagian lurus 1
2
4
4
3
S
TS
Bagian lengkung
Bagian lengkung
Sisi luar tikungan
emax
3
C
Sisi dalam
Lc
1
0% en -2%
en -2%
Ls
2
ST
e=0%
commit to user
Bagian lurus
Ls
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 22
1) en-2%
3)
2)
q
4)
q
+2%
q
0%
en-2%
en-2%
e maks
q
-2%
e min
Gambar 2.9 Diagram Super Elevasi Spiral-Cirle-Spiral. c) Diagram super elevasi pada Spiral – Spiral. IV Bagian lurus
Bagian lengkung
Bagian lengkung
Bagian lurus
Sisi luar tikungan I
II
III
III IV
II
I
emak
TS
ST
0%
0%
e=0%
en = - 2%
en - 2%
Sisi dalam tikungan
LS
LS
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 23
1) en-2%
q
2)
q
0%
en-2%
3)
4)
q
+2%
e maks
-2%
en-2%
q e min
Gambar 2.10. Diagram Super Elevasi Spiral-Spiral
2.3.5. Daerah Bebas Samping Di Tikungan Jarak Pandang pengemudi pada lengkung horisontal (di tikungan), adalah pandanngan bebas pengemudi dari halangan benda-benda di sisi jalan. Daerah bebas samping di tikungan dihitung bedasarkan rumus-rumus sebagai berikut :
2.3.5.1. Jarak pandangan lebih kecil daripada panjang tikungan (Jh < Lt). Lajur Dalam
Lt Jh
Lajur Luar
E garis pandang
Penghalang Pandangan R
R'
R
Gambar 2.11. Jarak pandangan pada lengkung horizontal untuk Jh < Lt Keterangan :
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 24
Jh
= Jarak pandang henti (m)
Lt
= Panjang tikungan (m)
E
= Daerah kebebasan samping (m)
R
= Jari-jari lingkaran (m)
Maka: E = R ( 1 – cos
90 o Jh ) . ........................................................... (32) π .R
2.3.5.2. Jarak pandangan lebih besar dari panjang tikungan (Jh > Lt) Lt LAJUR DALAM
Jh
LAJUR LUAR
E Lt GARIS PANDANG R' R
R PENGHALANG PANDANGAN
Gambar 2.12. Jarak pandangan pada lengkung horizontal untuk Jh > Lt Keterangan: Jh
= Jarak pandang henti
Jd
= Jarak pandang menyiap
Lt
= Panjang lengkung total
R
= Jari-jari tikungan
R’
= Jari-jari sumbu lajur
Maka : E = R (1- cos
⎛ 90 . Jh ⎞ 90o Jh ⎟⎟ ........................ (33) ) + ( 1 ( Jh − Lt ). Sin ⎜⎜ 2 R ⎝ π .R ⎠
2.3.6. Pelebaran Perkerasan Pelebaran perkerasan dilakukan pada tikungan-tikungan yang tajam, agar kendaraan tetap dapat mempertahankan lintasannya pada jalur yang telah disediakan.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 25
Gambar dari pelebaran perkerasan pada tikungan dapat dilihat pada gambar berikut ini.
Gambar 2.13 Pelebaran Perkerasan Pada Tikungan 2.3.6.1. Truk / Bus Rumus yang digunakan B = n (b’ + c) + (n + 1) Td + Z ................................................................. (34) b’ = b + b” .................................................................................................. (35) b” = Rr Td =
Rr 2 − p 2 ................................................................................. (36)
Rr 2 + A(2 p + A) − R ....................................................................... (37)
⎛ V ⎞ Z = 0,105 × ⎜ ⎟ ....................................................................................... (38) ⎝ R⎠ ε = B - W ................................................................................................... (39) Keterangan: B
= Lebar perkerasan pada tikungan
n
= Jumlah jalur lalu lintas
b
= Lebar lendutan truk pada jalur lurus
b’
= Lebar lintasan truk pada tikungan
P
= Jarak As roda depan dengan roda belakang truk
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 26
A
= Tonjolan depan sampai bumper
W
= Lebar perkerasan
Td
= Lebar melintang akibat tonjolan depan
Z
= Lebar tambahan akibat kelelahan pengamudi
c
= Kebebasan samping
ε
= Pelebaran perkerasan
2.3.7. Kontrol Overlapping
Pada setiap tikungan yang sudah direncanakan, maka jangan sampai terjadi over lapping. Karena kalau hal ini terjadi maka tikungan tersebut menjadi tidak aman untuk digunakan sesuai kecepatan rencana. Syarat supaya tidak terjadi over lapping : aI > 3V aI = daerah tangen (meter)
Dimana :
V = kecepatan rencana
Contoh :
PI-3
d4
d3 TS
PI-1
d1 TC
SC
ST
TS
CT
PI-2 d2
Gambar 2.14. Kontrol over lapping Vr = 80 km/jam = 22,22 m/det. Syarat over lapping a’ ≥ a, dimana a = 3 x V detik = 3 x 22,22 = 66,67 m bila
aI
d1 – Tc ≥ 66,67 m
CS ST
commit to user
aman
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 27
aII
d2 – Tc – Tt1 ≥ 66,67 m
aman
aIII
d3 – Tt1 – Tt2 ≥ 66,67 m
aman
aIV
d4 – Tt2 ≥ 66,67 m
aman
Contoh perhitungan stationing : STA A
= Sta 0+000m
STA PI1
= Sta A + d 1
STA TS1
= Sta PI1 – Ts1
STA SC1
= Sta Ts1 + Ls1
STA CS1
= Sta Sc1 + Lc1
STA ST1
= Sta Cs + Lc1
STA PI2
= Sta St1 + d 2 – Ts1
STA TS2
= Sta PI2 – Ts2
STA SC2
= Sta Ts2 + Ls2
STA CS2
= Sta Sc2 + Lc2
STA ST2
= Sta Cs2 + Ls2
STA PI3
= Sta St2 + d 3 – Ts2
STA TC3
= Sta PI3 – Tc3
STA CT3
= Sta Tc3 + Lc3
STA B
= Sta Ct3 + d4 – Tc3
2.4. Alinemen Vertikal Alinemen Vertikal adalah perencanaan elevasi sumbu jalan pada setiap titik yang ditinjau, berupa profil memanjang. Pada peencanaan alinemen vertikal terdapat kelandaian positif (tanjakan) dan kelandaian negatif (turunan), sehingga kombinasinya berupa lengkung cembung dan lengkung cekung. Disamping kedua lengkung tersebut terdapat pula kelandaian = 0 (datar). Macam-macam lengkung vertikal dan rumusnya : 1) Lengkung Vertikal Cembung. Ketentuan tinggi menurut Bina Marga (1997) untuk lengkung cembung dapat dilihat pada tabel 2.5 : Tabel 2.4 Ketentuan tinggi untuk jarak pandang Untuk jarak pandang
h1(m) tinggi mata
commit to user
h2 (m) tinggi obyek
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 28
Henti (Jh)
1,05
0,15
Mendahului (Jd)
1,05
1,05 Sumber TPGJAK 1997
Panjang L, berdasarkan jarak pandang henti (Jh ) Jh < L, maka : L =
A.J h 2 ..................................................................... (40) 405
Jh > L, maka : L = 2 Jh -
405 ............................................................... (41) A
Panjang L berdasar jarak pandang mendahului ( Jd) A.J d 2 ..................................................................... (42) Jd < L, maka : L = 840
Jd > L, maka : L = 2 Jd -
840 ................................................................ (43) A
Keterangan : L = Panjang lengkung vertical (m) A = Perbedaan grade (m) Jh = Jarak pandangan henti (m) Jd = Jarak pandangan mendahului atau menyiap (m)
PV
h1 PLV
EV m
g1 d1
g2 d2
h2
Jh L Gambar. 2.15. Lengkung Vertikal Cembung
Keterangan
:
PLV
= titik awal lengkung parabola.
PV1
= titik perpotongan kelandaian g1 dan g2
g
= kemiringan tangen ; (+) naik; (-) turun.
A
= perbedaan aljabar landai (g1 - g2) %.
EV
= pergeseran vertikal titik tengah besar lingkaran (PV1 - m) meter.
commit to user
PL
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 29
Jh
= jarak pandangan.
h1
= tinggi mata pengaruh.
h2
= tinggi halangan.
2) Lengkung Vertikal Cekung. Ada empat kriteria sebagai pertimbangan yang dapat digunakan untuk menentukan panjang lengkung cekung vertikal (L), yaitu : •
Jarak sinar lampu besar dari kendaraan
•
Kenyamanan pengemudi
•
Ketentuan drainase
•
Penampilan secara umum PLV
LV EV
g1
PTV
Jh
g2
EV PV Gambar 2.16. Lengkung Vertikal Cekung. Rumus-rumus yang digunakan pada lengkung parabola cekung sama dengan rumus-rumus yang digunakan pada lengkung vertikal cembung. Jh
A.J h 2 ....................................................................... (44) 120 + 3,5J h
Jh>L, maka: L =2Jh-
120 + 3,5J h ................................................................ (45) A
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam perencanaan Alinemen Vertikal 1) Kelandaian maksimum. Kelandaian maksimum didasarkan pada kecepatan truk yang bermuatan penuh mampu bergerak dengan kecepatan tidak kurang dari separuh kecepatan semula tanpa harus menggunakan gigi rendah. Tabel 2.5 Kelandaian Maksimum yang diijinkan Landai maksimum %
3
3
4
commit to user
5
8
9
10
10
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 30
VR (km/jam)
120
110
100
80
60
50
40
<40
Sumber : TPGJAK 1997
2) Kelandaian Minimum Pada jalan yang menggunakan kerb pada tepi perkerasannya, perlu dibuat kelandaian minimum 0,5 % untuk keperluan kemiringan saluran samping, karena kemiringan jalan dengan kerb hanya cukup untuk mengalirkan air kesamping.
2.5.
Perencanaan Tebal Perkerasan Lentur
Perencanaan konstruksi lapisan perkerasan lentur disini untuk jalan baru dengan Metoda Analisa Komponen, yaitu dengan metoda analisa komponen SKBI – 2.3.26. 1987.
adapun untuk perhitungannya perlu pemahaman istilah-istilah
sebagai berikut : A. Lalu lintas 1. Lalu lintas harian rata-rata (LHR) Lalu lintas harian rata-rata (LHR) setiap jenis kendaraan ditentukan pada awal umur rencana, yang dihitung untuk dua arah pada jalan tanpa median atau masingmasing arah pada jalan dengan median. − Lalu lintas harian rata-rata permulaan (LHRP) LHR P = LHRS × (1 + i1 ) 1 ...................................................................... (46) n
− Lalu lintas harian rata-rata akhir (LHRA) LHR A = LHRP × (1 + i2 ) 2 ..................................................................... (47) n
2. Rumus-rumus Lintas ekuivalen − Lintas Ekuivalen Permulaan (LEP)
LEP =
n
∑ LHR
j = mp
Pj
× C × E ..................................................................... (48)
− Lintas Ekuivalen Akhir (LEA) LEA =
n
∑ LHR
j = mp
Aj
× C × E ..................................................................... (49)
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 31
− Lintas Ekuivalen Tengah (LET)
LET =
LEP + LEA ............................................................................... (50) 2
− Lintas Ekuivalen Rencana (LER)
LER = LET × Fp .................................................................................. (51) Fp =
n2 ................................................................................................ (52) 10
Dimana: i1
= Pertumbuhan lalu lintas masa konstruksi
i2
= Pertumbuhan lulu lintas masa layanan
J
= Jenis kendaraan
n1
= Masa konstruksi
n2
= Umur rencana
C
= Koefisien distribusi kendaraan
E
= Angka ekuivalen beban sumbu kendaraan
Fp
= Faktor Penyesuaian
B. Angka ekuivalen (E) Beban Sumbu Kendaraan Angka ekuivalen (E) masing-masing golongan beban umum (setiap kendaraan) ditentukan menurut rumus daftar sebagai berikut: 4
−
⎛ beban satu sumbu tunggal dlm kg ⎞ E.Sumbu Tunggal = 0,086 ⎜ ⎟ ....... (53) 8160 ⎝ ⎠
−
⎛ beban satu sumbu ganda dlm kg ⎞ E.Sumbu Ganda = 0,086 ⎜ ⎟ ........... (54) 8160 ⎝ ⎠
4
C. Daya Dukung Tanah Dasar (DDT dan CBR) Daya dukung tanah dasar (DDT) ditetapkan berdasarkan grafik korelasi DDT dan CBR. D. Faktor Regional (FR)
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 32
Faktor regional bisa juga juga disebut faktor koreksi sehubungan dengan perbedaan kondisi tertentu. Kondisi-kondisi yang dimaksud antara lain keadaan lapangan dan iklim yang dapat mempengaruhi keadaan pembebanan daya dukung tanah dan perkerasan. Dengan demikian dalam penentuan tebal perkerasan ini Faktor Regional hanya dipengaruhi bentuk alinemen ( kelandaian dan tikungan) Tabel 2.6 Prosentase kendaraan berat dan yang berhenti serta iklim (curah hujan)
Iklim I < 900 mm/tahun Iklim II ≥ 900 mm/tahun
Kelandaian 1 (<6%)
Kelandaian II (6–10%)
Kelandaian III (>10%)
% kendaraan berat
% kendaraan berat
% kendaraan berat
≤ 30%
>30%
≤ 30%
>30%
≤ 30%
>30%
0,5
1,0 – 1,5
1,0
1,5 – 2,0
1,5
2,0 – 2,5
1,5
2,0 – 2,5
2,0
2,5 – 3,0
2,5
3,0 – 3,5
Sumber: Petunjuk Perencanaan Tebal Perkerasan Lentur Jalan Raya Dengan Metode Analisa Komponen SKBI 2.3.26.1987
E. .Koefisien Distribusi Kendaraan Koefisien distribusi kendaraan (C) untuk kendaraan ringan dan berat yang lewat pada jalur rencana ditentukan menurut daftar di bawah ini : Tabel 2.7 Koefisien Distribusi Kendaraan
Jumlah lajur
Kendaraan ringan *)
Kendaraan berat **)
1 arah
2 arah
1 arah
2 arah
1 lajur
1,00
1,00
1,00
1,00
2 lajur
0,60
0,50
0,70
0,50
3 lajur
0,40
0,40
0,50
0,475
4 lajur
-
0,30
-
0,45
5 lajur
-
0,25
-
0,425
6 lajur
-
0,20
-
0,40
*)
berat total < 5 ton, misalnya: mobil penumpang, pick up, mobil hantaran.
**)
berat total ≥ 5 ton, misalnya: bus, truk, traktor, semi trailer, trailer.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 33
Sumber: Petunjuk Perencanaan Tebal Perkerasan Lentur Jalan Raya Dengan Metode Analisa Komponen SKBI 2.3.26.1987
F. Koefisien Kekuatan Relatif (A) Koefisien kekuatan relative (a) masing-masing bahan dan kegunaan sebagai lapis permukaan pondasi bawah, ditentukan secara korelasi sesuai nilai Marshall Test (untuk bahan dengan aspal), kuat tekan untuk (bahan yang didistabilisasikan dengan semen atau kapur) atau CBR (untuk bahan lapis pondasi atau pondasi bawah). Tabel 2.8 Koefisien Kekuatan Relatif Koefisien Kekuatan Relatif A1
a2
a3
0,4 0,35 0,32 0,30 0,35 0,31 Sambungan Tabel 2.8 0,28 Bersambung 0,26 0,30 0,26 0,25 0,20 0,28 0,26 0,24 0,23 0,19 0,15 0,13 0,15 0,13
Kekuatan Bahan Ms (kg) 744 590 454 340 744 590 454 340 340 340
Kt kg/cm2
Jenis Bahan CBR % LASTON
Asbuton HRA Aspal Macadam LAPEN (mekanis) LAPEN (manual)
590 454 340
LASTON ATAS
22 18 22 18
0,14
100
0,12 0,14 0,13 0,12
60 100 80 60 70
0,13
commit to user
LAPEN (mekanis) LAPEN (manual) Stab. Tanah dengan semen Stab. Tanah dengan kapur Pondasi Macadam (basah) Pondasi Macadam Batu pecah Batu pecah Batu pecah Sirtu/pitrun
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 34
0,12 0,11
50 30
0,10
20
Sirtu/pitrun Sirtu/pitrun Tanah / lempung kepasiran
Sumber: Petunjuk Perencanaan Tebal Perkerasan Lentur Jalan Raya Dengan Metode Analisa Komponen SKBI 2.3.26.1987
G. Analisa komponen perkerasan Penghitungan ini didstribusikan pada kekuatan relatif masing-masing lapisan perkerasan jangka tertentu (umur rencana) dimana penetuan tebal perkerasan dinyatakan oleh Indeks Tebal Perkerasan (ITP) dengan rumus: ITP = a1 D1 + a 2 D2 + a3 D3 ................................................................... (55) D1,D2,D3
= Tebal masing-masing lapis perkerasan (cm)
a1, a2, a3
= Koefisien kekuatan relatif bahab perkerasan (SKBI 2.3.26.1987)
Angka 1,2,3 masing-masing lapis permukaan, lapis pondasi atas dan pondasi bawah
2.6. Rencana Anggaran Biaya (RAB) Untuk menentukan besarnya biaya yang diperlukan terlebih dahulu harus diketahui volume dari pekerjaan yang direncanakan. Pada umumnya pembuat jalan tidak lepas dari masalah galian maupun timbunan. Besarnya galian dan timbunan yang akan dibuat dapat dilihat pada gambar long profile. Sedangkan volume galian dapat dilihat melalui gambar Cross Section. Selain mencari volume galian dan timbunan juga diperlukan untuk mencari volume dari pekerjaan lainnya yaitu: 1. Volume Pekerjaan a. Umum
− Pengukuran − Mobilisasi dan Demobilisasi − Pembuatan papan nama proyek − Pekerjaan Direksi Keet
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 35
− Administrasi dan Dokumentasi b. Pekerjaan tanah
− Pembersihan semak dan pengupasan tanah − Persiapan badan jalan − Galian tanah (biasa) − Timbunan tanah (biasa) c. Pekerjaan Drainase
− Galian saluran − Pasangan batu dengan mortar − Plesteran − Siaran d. Pekerjaan perkerasan
− Lapis pondasi bawah (sub base course) − Lapis pondasi atas (base course) − Prime Coat − Lapis Laston e. Pekerjaan pelengkap
− Marka jalan − Rambu jalan − Patik kilometer 2. Analisa Harga Satuan Analisa harga satuan diambil dari Harga Satuan Dasar Upah Dan Bahan Serta Biaya Operasi Peralatan Dinas Bina Marga Jawa Tengah, tahun 2003 untuk penghitungan Rencana Anggaran Biaya digunakan analisa K. 3.
Kurva S
Setelah menghitung Rencana Anggaran Biaya dapat dibuat time Schedule dengan menggunakan Kurva S.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB III PERENCANAAN JALAN
3.1 Perencanaan Trace Jalan dari Desa Jepanan sampai Pandeyan Perencanaan Jalan dari Desa Jepanan sampai Pandeyan,mempunyai kontur tanah datar dengan melewati 1 buah sungai dengan bentang 100 meter, kedalaman 12 m dan terdapat 3 tikungan. Y B
d 3-B
U
(15,272;30,656)
α
U
3-B =
16,226
∆3 =17,740 (12,608;21,505)
d2
-3
PI3
U
α
2-3 =
33,966
∆2 =5,406 (8,418;15,284)
d1
-2
PI2
U
α
1-2 =
39,372
∆1 =29,372 (1,129;6,401)
d A-1
PI1
U
α
Α-1 =
10,000
(0;0) A
X Gambar 3.1 Azimuth Jalan
Gambar 3.1. Azimuth Jalan
commit to user 35
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 37
Dari peta diketahui rencana jalan raya dengan titik koordinatnya: A
:(0;0)
PI1
: ( 112,9 ; 640,1 )
PI2
: ( 841,8 ; 1528,4 )
PI3
: ( 1260,8 ; 2150,5 )
B
: ( 1527,2 ; 3065,6 )
α
⎛ X1 − X A ⎞ ⎟⎟ ⎜⎜ ArcTg = A−1 ⎝ Y1 − YA ⎠ ⎛ 112,9 − 0 ⎞ = ArcTg ⎜ ⎟ ⎝ 640,1 − 0 ⎠ = 100 0'0"
α
1− 2
⎛ X − X1 ⎞ ⎟⎟ = ArcTg ⎜⎜ 2 ⎝ Y2 − Y1 ⎠ ⎛ 841,8 − 112,9 ⎞ = ArcTg ⎜ ⎟ ⎝ 1528,4 − 640,1 ⎠ = 39 0 22'12"
α
2 −3
⎛ X − X2 ⎞ ⎟⎟ = ArcTg ⎜⎜ 3 ⎝ Y3 − Y2 ⎠ ⎛ 1260,8 − 841,8 ⎞ = ArcTg ⎜ ⎟ ⎝ 2150,5 − 1528,4 ⎠ = 33 0 57'36"
α
3− B
⎛ X − X3 ⎞ ⎟⎟ = ArcTg ⎜⎜ B − Y Y 3 ⎠ ⎝ B ⎛ 1527,2 − 1260,8 ⎞ = ArcTg ⎜ ⎟ ⎝ 3065,6 − 2150,5 ⎠ = 16 013'48"
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 38
3.1.1. Penghitungan sudut ∆PI
∆ 1 = (α 1− 2 ) − (α A−1 ) = 39 0 22'12"−10 0 0'0" = 29 0 22'12" ∆ 2 = (α 1− 2 ) − (α 2−3 ) = 39 0 22'12"−33 0 57'36" = 5 0 24'36" ∆ 3 = (α 2−3 ) − (α 3− B ) = 33 0 57'36"−16 013'48" = 17 0 43'48"
3.1.2. Penghitungan jarak
a. Dengan rumus Phytagoras
d A−1 = ( x1 − x A ) 2 + ( y1 − y A ) 2 = (112,9 − 0) 2 + (640,1 − 0) 2 = 649,98m d1− 2 = ( x 2 − x1 ) 2 + ( y 2 − y1 ) 2 = (841,8 − 112,9) 2 + (1528,4 − 640,1) 2 = 1149,07 m d
2−3
= ( x3 − x 2 ) 2 + ( y 3 − y 2 ) 2 = (1260,8 − 841,8) 2 + (2150,5 − 1528,4) 2 = 750,05 m
d 3− B = ( x B − x 3 ) 2 + ( y B − y 3 ) 2 = (1527,2 − 1260,8) 2 + (3065,6 − 2150,5) 2 = 953,09m
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 39
b. Dengan rumus Sinus ⎛ x − xA ⎞ ⎟ d A−1 = ⎜ 1 ⎜ Sinα ⎟ A−1 ⎠ ⎝ ⎛ 112,9 − 0 ⎞ =⎜ ⎟ 0 ⎝ sin 10 0'0" ⎠ = 649,98m ⎛ x − x1 ⎞ ⎟ d1− 2 = ⎜ 2 ⎜ sin α ⎟ 1− 2 ⎠ ⎝ ⎛ 841,8 − 112,9 ⎞ =⎜ ⎟ 0 ⎝ sin 39 22'12" ⎠ = 1149,07 m ⎛ x − x2 ⎞ ⎟ d 2−3 = ⎜ 3 ⎜ sin α ⎟ 2−3 ⎠ ⎝ ⎛ 1260,8 − 841,8 ⎞ =⎜ ⎟ 0 ⎝ sin 33 57'36" ⎠ = 750,05m ⎛ x − x3 ⎞ ⎟ d 3− B = ⎜ B ⎜ sin α ⎟ 3− B ⎠ ⎝ ⎛ 1527,2 − 1260,8 ⎞ =⎜ ⎟ 0 ⎝ sin 16 13'48" ⎠ = 953,09m c. Dengan rumus Cosinus ⎛ y − yA ⎞ ⎟ d A−1 = ⎜ 1 ⎜ cos α ⎟ A−1 ⎠ ⎝ ⎛ 640,1 − 0 ⎞ =⎜ ⎟ 0 ⎝ cos10 0'0" ⎠ = 649,98m ⎛ y − y1 ⎞ ⎟ d1− 2 = ⎜ 2 ⎜ cos α ⎟ 1− 2 ⎠ ⎝ ⎛ 1528,4 − 640,1 ⎞ =⎜ ⎟ 0 ⎝ cos 39 22'12" ⎠ = 1149,07 m
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 40
⎛ y − y2 ⎞ ⎟ d 2−3 = ⎜ 3 ⎜ cos α ⎟ 2 −3 ⎠ ⎝ ⎛ 2150,5 − 1528,4 ⎞ =⎜ ⎟ 0 ⎝ cos 33 57'36" ⎠ = 750,05 m ⎛ y − y3 ⎞ ⎟ d 3− B = ⎜ B ⎜ cos α ⎟ 3− B ⎠ ⎝ ⎛ 3065,6 − 2150,5 ⎞ =⎜ ⎟ 0 ⎝ cos16 13'48" ⎠ = 953,09m
3.1.3.Kelandaian Melintang
Untuk mengklarifikasi jenis medan dalam perencanaan jalan raya perlu diketahui kelandaian melintang pada medan dengan ketentuan : a. Kelandaian dihitung tiap 50 m b. Potongan melintang 200 m dengan tiap samping jalan masing-masing sepanjang 100 m dari as jalan c. Harga kelandaian melintang dan ketinggian samping kiri dan samping kanan jalan sepanjang 100 m , diperoleh dengan : i=
∆h x 100 % L
⎡ jarak kontur terhadap titik ⎤ h = Elevasi kontur − ⎢ x beda tiggi ⎥ jarak antar kontur ⎣ ⎦
dimana: i
: Kelandaian melintang
L
: Panjang potongan (200m)
∆h
: Selisih ketinggian dua kontur terpotong
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 41
Contoh perhitungan : 104,5
16
10
2,5
18
10
3
1
, 03
KA
5 10
4
N
10
RI
5 ,5
5 10
17
KI
19
20
21
AN
Gambar 3.2. Trace Jalan Elevasi pada titik ( 19 )
Elevasi titik kiri ( x1 )
⎛ a1 ⎞ = 105,5 − ⎜ ⎟ × 0,5 ⎝ b1 ⎠ ⎛ 0,267 ⎞ = 105,5 − ⎜ ⎟ × 0,5 ⎝ 1,027 ⎠
x1
0,5
kiri
105
a1=0,267
= 105,37 m
⎛ a2 ⎞ Elevasi titik kanan ( x 2) = 104,5 − ⎜ ⎟ × 0,5 ⎝ b2 ⎠ ⎛ 1,71 ⎞ = 104,5 − ⎜ ⎟ × 0,5 ⎝ 2,05 ⎠ = 104,08m
commit to user
105,5
b1=1,027
104,5 x2
0,5
104 kanan
a2=1,71
b2=2,05
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 42
Tabel 3.1. Kelandaian melintang dan memanjang Elevasi No
STA
1
∆h Kelandaian melintang
Kelandaian melintang (%)
Klasifikasi medan
Kiri
Tengah
Kanan
0+000
100,22
99,91
99,35
0,88
0,44
Datar
2
0+050
100,87
100,32
99,44
1,43
0,72
Datar
3
0+100
101,37
100,57
99,57
1,80
0,90
Datar
4
0+150
101,66
100,66
99,64
2,02
1,01
Datar
5
0+200
101,76
100,60
99,62
2,14
1,07
Datar
6
0+250
101,68
100,59
99,60
2,08
1,04
Datar
7
0+300
101,71
100,63
100,00
1,71
0,85
Datar
8
0+350
101,74
100,60
100,00
1,74
0,87
Datar
9
0+400
101,72
100,53
100,00
1,72
0,86
Datar
10
0+450
101,68
100,52
101,00
0,68
0,34
Datar
11
0+500
101,70
100,54
101,00
0,70
0,35
Datar
12
0+550
101,73
100,81
101,21
0,52
0,26
Datar
13
0+600
101,91
101,48
101,50
0,41
0,20
Datar
14
0+650
102,59
102,31
101,50
1,09
0,54
Datar
15
0+700
103,09
102,74
101,30
1,79
0,90
Datar
16
0+750
103,70
103,11
102,50
1,20
0,60
Datar
17
0+800
104,25
103,47
102,63
1,62
0,81
Datar
18
0+850
104,76
103,89
103,08
1,68
0,84
Datar
19
0+900
105,14
104,33
103,58
1,57
0,78
Datar
20
0+950
105,37
104,58
104,08
1,28
0,64
Datar
21
1+000
105,26
104,59
104,08
1,18
0,59
Datar
22
1+050
104,92
104,46
104,50
0,42
0,21
Datar
1+100
104,28
104,04
103,75
0,53
0,26
Datar
23
Bersambung kehalaman berikutnya
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 43
Sambungan Tabel 3.1 24
1+150
104,00
103,40
103,34
0,66
0,33
Datar
25
1+200
102,79
102,68
102,70
0,09
0,05
Datar
26
1+250
100,59
100,54
100,67
0,08
0,04
Datar
27
1+300
94,65
95,38
95,72
1,07
0,54
Datar
28
1+350
94,70
95,50
93,62
1,08
0,54
Datar
29
1+400
100,35
103,56
99,79
0,56
0,28
Datar
1+450
102,20
102,96
102,60
0,40
0,20
Datar
31
1+500
103,39
104,22
103,83
0,44
0,22
Datar
32
1+550
104,63
105,20
104,90
0,28
0,14
Datar
33
1+600
105,44
105,85
105,57
0,13
0,06
Datar
34
1+650
106,20
105,92
105,17
1,03
0,51
Datar
35
1+700
106,50
105,37
104,62
1,88
0,94
Datar
36
1+750
105,41
104,72
104,05
1,35
0,68
Datar
37
1+800
104,93
104,09
103,30
1,63
0,81
Datar
38
1+850
104,42
103,46
102,77
1,65
0,82
Datar
39
1+900
104,10
103,07
102,00
2,10
1,05
Datar
40
1+950
103,81
102,84
101,42
2,39
1,20
Datar
41
2+000
103,63
102,80
101,34
2,29
1,14
Datar
42
2+050
103,54
102,83
101,45
2,09
1,05
Datar
43
2+100
103,53
102,88
101,91
1,63
0,81
Datar
44
2+150
103,57
103,00
102,29
1,28
0,64
Datar
45
2+200
103,63
103,18
102,61
1,01
0,51
Datar
46
2+250
103,76
103,37
102,92
0,84
0,42
Datar
47
2+300
104,50
103,66
103,22
1,28
0,64
Datar
48
2+350
104,34
104,02
103,57
0,78
0,39
Datar
49
2+400
104,69
104,33
103,91
0,78
0,39
Datar
30
Bersambung kehalaman berikutnya
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 44
Sambungan Tabel 3.1 50
2+450
104,96
104,62
104,22
0,74
0,37
Datar
51
2+500
105,35
104,95
104,63
0,72
0,36
Datar
52
2+550
105,67
105,30
104,77
0,90
0,45
Datar
53
2+600
105,79
105,20
104,59
1,2
0,60
Datar
54
2+650
105,83
105,43
104,96
0,87
0,44
Datar
55
2+700
105,91
105,46
105,05
0,86
0,43
Datar
56
2+750
105,88
105,31
104,84
1,04
0,52
Datar
57
2+800
105,65
105,13
104,60
1,05
0,53
Datar
58
2+850
105,48
104,98
104,43
1,04
0,52
Datar
59
2+900
105,41
104,90
104,39
1,02
0,51
Datar
60
2+950
105,41
104,87
104,39
1,02
0,51
Datar
61
3+000
105,46
104,90
104,42
1,04
0,52
Datar
62
3+050
105,02
104,97
104,46
0,56
0,28
Datar
63
3+100
105,50
105,02
104,50
1,00
0,50
Datar
64
3+150
105,38
105,03
104,47
0,91
0,46
Datar
65
3+200
105,20
104,89
104,43
0,77
0,39
Datar
66
3+250
105,50
104,69
104,36
1,14
0,57
Datar
67
3+300
104,72
104,44
104,23
0,49
0,25
Datar
68
3+350
104,46
104,22
104,50
0,04
0,02
Datar
69
3+400
104,25
103,99
103,81
0,44
0,22
Datar
70
3+450
104,04
103,78
103,59
0,45
0,22
Datar
71
3+500
103,84
103,60
103,38
0,46
0,23
Datar
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 45
3.2 Penghitungan Alinemen Horizontal Data-data standar Perencanaan Geometri Antar Kota 1997 untuk jalan arteri. Vr
= 80 km/jam
en
=2%
emax
= 10 %
w
= ( 2 x 3,5 m )
C
= 0,4
m
= 200
n
=2m
c
= 0,8 m
b
= 2,6 m
p
= 7,6 m
a
= 2,1 m
Jh
= 150 m
Jd
= 600 m = 0,24 − (0,00125 × 80 )
f max
= 0,14
=
Rmin
=
Vr 2 127(emax + f max )
(80)2
127(0,1 + 0,14) = 209,974m =
Dmax
1432,39 R min
=
1432,39 209,974
= 6,822 0
3.2.1. Tikungan PI 1 Data tikungan : ∆1
= 29o22’12”
Rren
= 450 m
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 46
1. Mencari superelevasi 1432,39 Rren 1432,39 = 450 = 3,183 0
D=
etjd =
− emax × D 2 Dmax
2
+
2 × emax × D Dmax
− 0,1 × 3,183 2 2 × 0,1 × 3,183 + 6,822 6,822 2 = 0,0715 = 7,15%
=
.
etjd < emax = 0,0715 < 0,1...ok!
2. Penghitungan lengkung peralihan (Ls)
1. Berdasarkan waktu tempuh maximum (3 detik) untuk melintasi lengkung peralihan, maka panjang lengkung :
Vr ×t 3,6 80 = ×3 3,6 = 66,667m
Ls =
2. Berdasarkan rumus modifikasi Short : Ls = 0,022 ×
Vr × etjd Vr 3 − 2,727 Rren × c c
80 × 0,0715 80 3 − 2,727 0,4 450 × 0,4 = 23,555m
= 0,022 ×
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 47
3. Berdasarkan tingkat pencapaian perubahan kelandaian : Ls =
(emax − enormal )
× Vr 3,6 × Re (0,1 − 0,02) × 80 = 3,6 × 0,025 = 71,111m
4. Berdasarkan rumus bina marga w × (en + etjd ) × m 2 2 × 3,5 = × (0,02 + 0,0715) × 200 2 = 64,085m
Ls =
Dipakai nilai Ls yang terbesar yaitu 71,111m
3. Perhitungan besaran tikungan
Ls × 360 2π × 2 Rr 71,111 × 360 = 2 × 3,14 × 2 × 450
Qs =
= 4 0 31'48" ∆c = ∆ 1 − (2 × Qs )
(
)
= 29 0 22'12"− 2 × 4 0 31'48" = 20 18'36" 0
∆c × π × Rr 180 0 20 18'36"×3,14 × 450 = 180 = 159,459m
Lc =
Syarat tikungan S-C-S ∆c = 20 018'36" > 0 Lc = 159,459 > 20...ok!
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 48
Ls 2 − Rr (1 − cos Qs ) 6 × Rr 71,1112 = − 450 1 − cos 4 0 31'48" 6 × 450 = 0,468m
P=
(
)
Ls 3 − Rr × sin Qs 40 × Rr 2 (71,111) 3 = 71,111 − − 450 × sin 4 0 31'48" 40 × (450) 2 = 35,530m
K = Ls −
Ts = (Rr + P ) × tan 1 / 2 ∆ 1 + K
= (450 + 0,468) × tan 1 / 2 29 0 22'12"+35,530 = 153,590m
⎛ Rr + P ⎞ ⎟⎟ − Rr Es = ⎜⎜ 1 ⎝ cos / 2 ∆ 1 ⎠ ⎛ 450 + 0,468 ⎞ ⎟⎟ − 450 = ⎜⎜ 1 0 cos / 29 22 ' 12 " ⎝ ⎠ 2 = 15,681m
Ltotal = Lc + (2 × Ls ) = 149,459 + (2 × 71,111) = 301,681m
2 × Ts > Ltotal 307,181 > 301,681 (Tikungan S-C-S bisa digunakan) 4. Perhitungan pelebaran perkerasan b' = b + Rr − Rr 2 − P 2 = 2,6 + 450 − 450 2 − 7,6 2 = 2,664m Td = Rr 2 + A(2 P + A) − Rr = 450 2 + 2,1(2 × 7,6 + 2,1) − 450 = 0,0404m
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 49
z= =
0,105 × Vr Rr 0,105 × 80
450 = 0,396m B = n(b'+c) + (n − 1)Td + z = 2(2,664 + 0,8) + (2 − 1)0,0404 + 0,396 = 7,365m
E = lebar tambahan E = B −W = 7,365 − (2 × 3,5) = 0,365m B>W maka pada tikungan PI1 diperlukan pelebaran perkerasan 0,365 m 5. Perhitungan kebebasan samping R' = Jari − jari AS jalan dalam = Rr −1 / 4 W = 450 − 7 / 4 = 448,25m
lebar.daerah. penguasaan. jalan − W 2 30 − 7 = 2 = 11,5m
Mo =
L = panjang total lengkung horisontal = Lc + 2 Ls = 159,459 + (2 × 71,111) = 301,681m Berdasarkan jarak pandang henti untuk Jh < L → 150 < 301,681 m 90 × Jh ) π × R' 90 × 150 ) = 448,25(1 − cos 3,14 × 448,25 = 6,266m
m = R ' (1 − cos
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 50
Berdasarkan jarak pandang menyiapuntuk Jm > L → 600 > 301,681 m ⎧⎛ ⎛ 90 × L ⎞ ⎞ ⎛ 1 ⎛ 90 × L ⎞ ⎞⎫ m = ⎨⎜⎜ R' ⎜1 − cos ⎟ ⎟⎟⎬ ⎟ ⎟⎟ + ⎜⎜ / 2 ( Jm − L )sin ⎜ π × R' ⎠ ⎠ ⎝ ⎝ π × R' ⎠ ⎠⎭ ⎩⎝ ⎝ ⎧⎛ 90 × 301,681 ⎞ ⎞ ⎛ 1 ⎛ 90 × 301,681 ⎞ ⎞⎫ ⎛ = ⎨⎜⎜ 448,25⎜1 − cos ⎟ ⎟⎟⎬ ⎟ ⎟⎟ + ⎜⎜ / 2 (600 − 301,681)sin ⎜ × 3 , 14 448 , 25 3 , 14 448 , 25 × ⎝ ⎠ ⎠⎭ ⎝ ⎠ ⎝ ⎠ ⎩⎝ = 74,442m
Karena Mo < M sehingga ruang bebas samping yang tersedia tidak mencukupi, sehingga perlu dipasang rambu dilarang menyiap sebelum masuk tikungan.
6. Data tikungan PI1
Jenis Tikungan
: Spiral – Circle – Spiral
∆1
: 29022’12”
Vren
: 80km/jam
Rmin
: 209,974 m
Rren
: 450 m
enormal
:2%
emax
: 10 %
etjd
: 7,15 %
∆c
: 20018’36”
Lc
: 159,459 m
m
: 200 m
Dmax
: 6,822 m
D
: 3,183 m
Qs
: 4031’48”
Ls
: 71,111 m
P
: 0,468 m
Es
: 15,681 m
Ts
: 153,590 m
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 51
B
: 7,365 m
E
: 0,365 m
Jh
: 150 m
Jm
: 600 m
Mo
: 11.5 m
Mhenti
: 6,266 m
Msiap
: 74,442 m
Kebebasan samping : tidak mencukupi, maka perlu dipasang rambu dilarang menyiap sebelum masuk tikungan.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 52
3.2.2. Tikungan PI 2
Data tikungan : ∆2
= 5o24’36”
Rren
= 1000 m
1. Mencari superelevasi
1432,39 Rren 1432,39 = 1000 = 1,432
D=
etjd =
− emax × D 2 Dmax
2
+
2 × emax × D Dmax
− 0,1 × 1,432 2 2 × 0,1 × 1,432 + 6,822 6,822 2 = 0,0376 = 3,76%
=
.
etjd < emax = 0,0376 < 0,1...ok!
2. Penghitungan lengkung peralihan (Ls)
1. Berdasarkan waktu tempuh maximum (3 detik) untuk melintasi lengkung peralihan, maka panjang lengkung : Vr ×t 3,6 80 = ×3 3,6 = 66,667m
Ls =
2. Berdasarkan rumus modifikasi Short : Ls = 0,022 × = 0,022 × = 7,661m
Vr × etjd Vr 3 − 2,727 Rren × c c 80 × 0,0376 80 3 − 2,727 0,4 1000 × 0,4
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 53
3. Berdasarkan tingkat pencapaian perubahan kelandaian :
(emax − enormal )
× Vr 3,6 × Re (0,1 − 0,02) × 80 = 3,6 × 0,025 = 71,111m
Ls =
4. Berdasarkan rumus bina marga w × (en + etjd ) × m 2 2 × 3,5 = × (0,02 + 0,0376) × 200 2 = 40.310m
Ls =
Dipakai nilai Ls yang terbesar yaitu 71,111 m
3. Perhitungan besaran tikungan
Tc = Rc × tan 1 / 2 ∆ 2 = 1000 × tan 1 / 2 5 0 24'36" = 47,211m
Ec = Tc × tan 1 / 4 ∆ 2 = 47,211 × tan 1 / 4 5 0 24'36" = 1,114m
∆ 2 × π × Rr 360 0 5 24'36"×2 × 3,14 × 1000 = 360 = 94,304m
Lc =
Syarat tikungan FC ∆ 2 = 5 0 24'36" < 10 0 2Tc > Lc = 2 × 47,211 > 94,304 > 20...ok!
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 54
Ltotal = Lc = 94,304m 2 × Tc
> Ltotal
94,422 > 94,304m (Tikungan FC bisa digunakan)
4. Perhitungan pelebaran perkerasan b' = b + Rr − Rr 2 − P 2 = 2,6 + 1000 − 1000 2 − 7,6 2 = 2,629m
Td = Rr 2 + A(2 P + A) − Rr = 100 2 + 2,1(2 × 7,6 + 2,1) − 1000 = 0,0182m z= =
0,105 × Vr Rr 0,105 × 80
1000 = 0,266m
B = n(b'+c) + (n − 1)Td + z = 2(2,629 + 0,8) + (2 − 1)0,0182 + 0,266 = 7,142m E = lebar tambahan E = B −W = 7,142 − (2 × 3,5) = 0,142m B>W maka pada tikungan PI1 diperlukan pelebaran perkerasan 0,142 m
5. Perhitungan kebebasan samping
R ' = Jari − jari AS jalan dalam = Rr −1 / 4 W = 1000 − 7 / 4 = 998,25m
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 55
lebar.daerah. penguasaan. jalan − W 2 30 − 7 = 2 = 11,5m
Mo =
L = panjang total lengkung horisontal = Lc = 94,304m
Berdasarkan jarak pandang henti untuk Jh > L → 150 > 94,304 m 90 × Jh ) π × R' 90 × 150 = 998,25(1 − cos ) 3,14 × 998,25 = 2,819m
m = R ' (1 − cos
Berdasarkan jarak pandang menyiapuntuk Jm > L → 600 > 94,304 m ⎧⎛ ⎛ 90 × L ⎞ ⎞ ⎛ 1 ⎛ 90 × L ⎞ ⎞⎫ m = ⎨⎜⎜ R' ⎜1 − cos ⎟ ⎟⎟ + ⎜⎜ / 2 ( Jm − L )sin ⎜ ⎟ ⎟⎟⎬ π × R' ⎠ ⎠ ⎝ ⎝ π × R ' ⎠ ⎠⎭ ⎩⎝ ⎝ ⎧⎛ 90 × 94,304 ⎞ ⎞ ⎛ 1 ⎛ ⎛ 90 × 94,304 ⎞ ⎞⎫ = ⎨⎜⎜ 998,25⎜1 − cos ⎟ ⎟⎟ + ⎜⎜ / 2 (600 − 94,304 )sin ⎜ ⎟ ⎟⎟⎬ × × 3 , 14 998 , 25 3 , 14 998 , 25 ⎝ ⎠ ⎝ ⎠ ⎠⎭ ⎠ ⎝ ⎝ ⎩ = 23,947m Karena Mo < M sehingga ruang bebas samping yang tersedia tidak mencukupi, sehingga perlu dipasang rambu dilarang menyiap sebelum masuk tikungan.
6. Data tikungan PI2
Jenis Tikungan
: Full – Circle
∆2
: 5024’36”
Vren
: 80km/jam
Rmin
: 209,974 m
Rren
: 1000 m
enormal
:2%
emax
: 10 %
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 56
etjd
: 3,76%
Ls
: 71,111 m
m
: 200 m
Dmax
: 6,822 m
D
: 1,432 m
Lc
: 94,304 m
Ec
: 1,114 m
Tc
: 47,211 m
B
: 7,142 m
E
: 0,142 m
Jh
: 150 m
Jm
: 600 m
Mo
: 11,5 m
Mhenti
: 2,819 m
Msiap
: 23,947 m
Kebebasan samping : tidak mencukupi, maka perlu dipasang rambu dilarang menyiap sebelum masuk tikungan.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 57
Bagian lengkung peralihan
Bagian lurus 1
3
2
Bagian lengkung peralihan
Bagian lengkung penuh 4
4
TC2
3
Bagian lurus 2
1
CT2
Kanan emax = 3,76%
0% en = 2%
en = 2% emin = - 3,76%
Kiri Ls = 71,111
Ls = 71,111 Lc = 94,304
1) en-2%
q
2) en-2%
q
0%
en-2% 3)
-2%
q
4) +2%
q
emin = - 3,76%
Gambar 3.4. Diagram Super Elevasi Tikungan PI 2 ( Full Circle)
commit to user
emax = 3,76%
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 58
3.2.3
Tikungan PI3
Data tikungan : ∆3
= 17o43’48”
Rren
= 300 m
1. Mencari superelevasi
1432,39 Rren 1432,39 = 300 = 4,775 0
D=
etjd =
− emax × D 2 Dmax
2
+
2 × emax × D Dmax
− 0,1 × 4,775 2 2 × 0,1 × 4,775 + 6,822 6,822 2 = 0,091 = 9,1%
=
.
etjd < emax = 0,091 < 0,1...ok!
2. Penghitungan lengkung peralihan (Ls)
1. Berdasarkan waktu tempuh maximum (3 detik) untuk melintasi lengkung peralihan, maka panjang lengkung : Vr ×t 3,6 80 = ×3 3,6 = 66,667m
Ls =
2. Berdasarkan rumus modifikasi Short : Ls = 0,022 ×
Vr × etjd Vr 3 − 2,727 Rren × c c
80 3 80 × 0,091 − 2,727 300 × 0,4 0,4 = 44,238m
= 0,022 ×
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 59
3. Berdasarkan tingkat pencapaian perubahan kelandaian : Ls =
(emax − enormal )
× Vr 3,6 × Re (0,1 − 0,02) × 80 = 3,6 × 0,025 = 71,111m
4. Berdasarkan rumus bina marga w × (en + etjd ) × m 2 2 × 3,5 = × (0,02 + 0,091) × 200 2 = 77,696m
Ls =
Dipakai nilai Ls yang terbesar yaitu 77,696m
3. Perhitungan besaran tikungan
Ls × 360 2π × 2 Rr 77,696 × 360 = 2 × 3,14 × 2 × 300
Qs =
= 7 0 25'12" ∆c = ∆ 3 − (2 × Qs )
(
)
= 17 01743'48"− 2 × 7 0 25'12" = 2 53'24" 0
∆c × π × Rr 180 0 2 53'24"×3,14 × 300 = 180 = 15,143m
Lc =
Syarat tikungan S-S
Lc = 15,143 < 20...ok!
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 60
Qs =1 / 2 ∆ 3
=1 / 2 17 0 43'48" = 8 0 52'12" 8 0 52'12"×3,14 × 300 90 = 92,839m
Ls =
> Ls min
Ls
92,839 > 77,696 ⎛ (Ls )3 Xs = Ls × ⎜⎜ 2 ⎝ 40 × Rr
⎞ ⎟ ⎟ ⎠
⎛ (92,839 )3 = 92,839 × ⎜⎜ 2 ⎝ 40 × 300 = 20,636m
⎞ ⎟ ⎟ ⎠
Ls 2 6 × Rr 92,839 2 = 6 × 300 = 4,788m
Ys =
Ls 2 − Rr (1 − cos Qs ) 6 × Rr 92,839 2 = − 300(1 − cos 8 0 52'12") 6 × 300 = 1,201m
P=
Ls 3 − Rr × sin Qs 40 × Rr 2 (92,839) 3 = 92,839 − − 300 × sin 8 0 52'12" 2 40 × (300) = 46,359m
K = Ls −
Ts = (Rr + P ) × tan 1 / 2 ∆ 3 + K
= (300 + 1,201) × tan 1 / 2 17 0 43'48"+46,359 = 93,364m
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 61
⎛ Rr + P ⎞ ⎟⎟ − Rr Es = ⎜⎜ 1 cos / ∆ 2 3 ⎠ ⎝ ⎛ 300 + 1,201 ⎞ ⎟⎟ − 300 = ⎜⎜ 1 0 ⎝ cos / 2 17 43'48" ⎠ = 4,846m > Ls
Ts
93,364 > 92,839 ( Tikungan S-S bisa digunakan )
4. Perhitungan pelebaran perkerasan b' = b + Rr − Rr 2 − P 2 = 2,6 + 300 − 300 2 − 7,6 2 = 2,696m Td = Rr 2 + A(2 P + A) − Rr = 300 2 + 2,1(2 × 7,6 + 2,1) − 300 = 0,0605m
z= =
0,105 × Vr Rr 0,105 × 80
300 = 0,485m B = n(b'+c) + (n − 1)Td + z = 2(2,696 + 0,8) + (2 − 1)0,0605 + 0,485 = 7,538m E = lebar tambahan E = B −W = 7,538 − (2 × 3,5) = 0,538m B>W maka pada tikungan PI2 diperlukan pelebaran perkerasan 0,538 m
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 62
5. Perhitungan kebebasan samping
R ' = Jari − jari AS jalan dalam = Rr −1 / 4 W = 300 − 7 / 4 = 298,25m lebar.daerah. penguasaan. jalan − W 2 30 − 7 = 2 = 11,5m
Mo =
L = panjang total lengkung horisontal = Lc + 2 Ls = 15,143 + (2 × 92,839) = 200,821m Berdasarkan jarak pandang henti untuk Jh < L → 150 < 200,831 m 90 × Jh ) π × R' 90 × 150 = 298,25(1 − cos ) 3,14 × 298,25 = 9,39m
m = R' (1 − cos
Berdasarkan jarak pandang menyiapuntuk Jm > L → 600 > 200,831 m ⎧⎛ ⎛ 90 × L ⎞ ⎞ ⎛ 1 ⎛ 90 × L ⎞ ⎞⎫ m = ⎨⎜⎜ R' ⎜1 − cos ⎟ ⎟⎟⎬ ⎟ ⎟⎟ + ⎜⎜ / 2 ( Jm − L )sin ⎜ π × R' ⎠ ⎠ ⎝ ⎝ π × R' ⎠ ⎠⎭ ⎩⎝ ⎝ ⎧⎛ 90 × 200,831 ⎞ ⎞ ⎛ 1 ⎛ ⎛ 90 × 200,831 ⎞ ⎞⎫ = ⎨⎜⎜ 298,25⎜1 − cos ⎟ ⎟⎟ + ⎜⎜ / 2 (600 − 200,831)sin ⎜ ⎟ ⎟⎟⎬ 3,14 × 298,25 ⎠ ⎠ ⎝ ⎝ ⎝ 3,14 × 298,25 ⎠ ⎠⎭ ⎩⎝ = 82,725m
Karena Mo < M sehingga ruang bebas samping yang tersedia tidak mencukupi, sehingga perlu dipasang rambu dilarang menyiap sebelum masuk tikungan.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 63
6. Data tikungan PI3 Jenis Tikungan
: Spiral – Spiral
∆3
: 17043’48”
Vren
: 80km/jam
Rmin
: 209,974 m
Rren
: 300 m
enormal
:2%
emax
: 10 %
etjd
: 9,1 %
∆c
: 2027’2,27”
Lc
: 12,825 m
m
: 200 m
Dmax
: 6,822 m
D
: 4,775 m
Qs
: 8038’56,4”
Ls
: 92,839 m
P
: 1,141 m
Es
: 4,605 m
Ts
: 93,364 m
B
: 7,538 m
E
: 0,538 m
Jh
: 150 m
Jm
: 600 m
Mo
: 26,5 m
Mhenti
: 9,39 m
Msiap
: 80,504 m
Kebebasan samping : tidak mencukupi, maka perlu dipasang rambu dilarang menyiap sebelum masuk tikungan.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 64
Bagian lurus
Bagian lengkung
Bagian lengkung
Kanan 1 T
2
3
3
4
Bagian lurus 2
emax = 9,1 %
1
ST3
TS3
0%
0%
en = - 2%
en = - 2% emin = -9,1 %
Ls = 92,839
4 Kiri
Ls = 92,839
q
q 1)
2) en-2%
en-2% `
0% en-2% emax = + 9,1 %
3)
q
4)
+ 2% en-2%
emin = - 9,1 %
Gambar 3.5. Diagram Super Elevasi Tikungan PI 3 (STA : 2+549,1) ( Spiral – Spiral )
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 65
3.3. Penghitungan Stationing dan Kontrol Overlapping JEPANAN
TS1 SC1
CS1 ST1
TC2 CT2
TS3 ST3
Gambar 3.6. Stationing dan Kontrol Overlapping Data : ( Titik koordinat peta dengan skala 1: 10.000 ) d A–1
: 649,98 m
d 1–2
: 1149,07 m
d 2–3
: 750,05 m
d 3–B
: 953,09 m
1. Tikungan PI1 ( S-C-S ) Ts1
= 153,590 m
Ls1
= 71,111 m
Lc1
= 159,459 m
2. Tikungan PI2 ( F-C ) Tc2
= 47,211 m
Lc2
= 94,304 m
3. Tikungan PI3 ( S-S ) Ts3
= 93,364 m
Ls3
= 92,839 m
commit to user
PANDEYAN
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 66
3.3.1. Penghitungan stationing (Digunakan titik koordinat dengan skala 1:5.000) Sta A = 0+000 Sta TS1
= (d A – 1) – Ts1 = 649,98 – 153,590 = 0+496,39
Sta SC1
= Sta TS1 + Ls1 = (0+496,39) + 71,111 = 0+567,50
Sta CS1
= Sta SC1 + Lc1 = (0+567,50) + 159,459 = 0+726,96
Sta ST1
= Sta CS1 + Ls1 = (0+726,96) + 71,111 = 0+798,07
Sta TC2
= Sta ST1 + (d 1 – 2) – (Ts1 + Tc2) = (0+798,07) + 1149,07 – (153,59 + 47,211) = 1+746,34
Sta CT2
= Sta TC2 + Lc2 = (1+746,34) + 94,304 = 1+840,644
Sta TS3
= Sta CT2 + (d 2 – 3) – (Tc2 + Ts3) = (1+840,644) + 750,05 – (47,211+93,364) = 2+450,119
Sta ST3
= Sta TS3 + 2xLs3 = (2+450,119) + 2x93,364 = 2+636,847
Sta B
= Sta ST3 + (d 3 – B)-Ts3 = (2+636,847) + 953,09 – 93,364 = 3+496,573
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 67
3.3.2. Kontrol overlapping Diketahui : Vren
= 80km / jam 80000 3600 = 22,22m / dtk =
Syarat overlapping a = 3 × Vren
= 3 × 22,22 = 66,67m d > a …ok ! Overlapping A-PI1 d = (d A – 1) – Ts1 = 649,98 – 153,590 = 496,39 m d > a …ok ! Overlapping PI1-PI2 d
= (d 1 – 2) – (Ts1 + Tc2) = 1149,07 – (153,590 + 47,211) = 948,269 m
d > a …ok ! Overlapping PI2-PI3 d
= (d 2 – 3) – (Tc2 + Ts3) = 750,05 – (47,211 + 93,364) = 609,475 m
d > a …ok ! Overlapping PI3-B d
= (d 3 – B) – Ts3 = 953,09 – 93,364 = 859,726 m
d > a …ok !
commit to user
68
Keterangan : Muka air normal Muka air banjir Ruang bebas Tebal Jembatan
Keterangan = Elevasi Tanah asli = Elevasi Tanah Rencana
PI2 (F-C)
PI1 (S-C-S)
Gambar 3.7 Sket Kelandaian Memanjang
PI3 (S-S)
: 1,50 meter : 5,00 meter : 2,59 meter : 0,50 meter
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 69
3.4 Penghitungan Alinemen Vertikal 3.4.1
Penghitungan kelandaian memanjang
Dengan menggunakan rumus: ∆h × 100% ∆L
gn =
data perhitungan: Sta A
= 0 + 000
hA
= 99,91
Sta PV1 = 0 + 400
hPV1 = 100,53
Sta PV2 = 0 + 800
hPV2 = 103,47
Sta Jembatan = 1 + 300
hJem = 103,47
Sta PV3 = 2 + 250
hPV3 = 103,47
Sta PV4 = 2 + 950
hPV4 = 104,87
Sta B
hB
= 3 + 500
= 104,87
Penghitungan: g1 =
100,53 − 99,91 × 100% = 0,16% 400
g2 =
103,47 − 100,53 × 100% = 0,74% 400
g3 =
103,47 − 103,47 × 100% = 0% 450
g4 =
104,87 − 103,47 × 100% = 0,2% 600
g5 =
104,87 − 104,87 × 100% = 0% 550
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 70
3.4.2
Penghitungan lengkung vertikal
1.
PV1 a
b
c
d
e g2 = 0,74 %
g1 = 0,16 % Gambar 3.8. Lengkung Vertikal PV1 ∆ = g 2 − g1 = 0,74% − 0,16% = 0,58%
Perhitungan Lv : a. Syarat keluwesan bentuk Lv = 0,6 × V = 0,6 × 80 = 48m b. Syarat drainase Lv = 40 × ∆ = 40 × 0,58 = 23,2m c. Syarat kenyamanan Lv = V × t = 80 km jam × 3 det ik = 66,67 m d. Pengurangan goncangan V 2 ×∆ 360 80 2 × 0,58 = = 10,31m 360
Lv =
Diambil Lv terbesar, yaitu = 66,67m
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 71
Ev =
Y=
∆ × Lv 0,58 × 66,67 = = 0,048m 800 800
0,58 × ( 1 × 66,67) 2 ∆× X 2 4 = = 0,012m 200 × Lv 200 × 66,67
Stationing lengkung vertikal PV1 Sta a
= Sta PV1 – 1/2 Lv = (0+400) – 1/2 66,67 = 0+366,67 m
Sta b = Sta PV1 – 1/4 Lv = (0+400) – 1/4 66,67 = 0+383,33 m Sta c
= Sta PV1 = 0+400 m
Sta d = Sta PV1 + 1/4 Lv = (0+400) + 1/4 66,67 = 0+416,67 m Sta e
= Sta PV1 + 1/2 Lv = (0+400) + 1/2 66,67 = 0+433,33 m
Elevasi Lengkung vertikal: Elevasi a
= Elevasi PV1 – ( ½ Lv x g1 ) = 100,53 – (½ 66,67 x 0,16 %) = 100,477 m
Elevasi b
= Elevasi PV1 – ¼ Lv x g1 + y = 100,53 – ¼ 66,67 x 0,16 % + 0,012 = 100,515 m
Elevasi c
= Elevasi PV1 + Ev = 100,53 + 0,05 = 100,58 m
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 72
Elevasi d
= Elevasi PV1 + ¼ Lv x g2 + y = 100,53 + ¼ 66,67 x 0,74 % + 0,012 = 100,665 m
Elevasi e
= Elevasi PV1 + ½ Lv x g2 = 100,53 + ½ 66,67 x 0,74 % = 100,777 m
2.
PV2 g3 = 0 % .
c
g2 = 0,74 %
d
b a
Gambar 3.9. Lengkung Vertikal PV2 ∆ = g3 − g2 = 0% − 0,74% = 0,74%
Perhitungan Lv : e. Syarat keluwesan bentuk Lv = 0,6 × V = 0,6 × 80 = 48m f. Syarat drainase Lv = 40 × ∆ = 40 × 0,74 = 29,60m g. Syarat kenyamanan Lv = V × t = 80 km jam × 3 det ik = 66,67 m
commit to user
e
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 73
h. Pengurangan goncangan V 2 ×∆ 360 80 2 × 0,74 = = 13,16m 360
Lv =
Diambil Lv terbesar, yaitu = 66,67m
Ev =
∆ × Lv 0,74 × 66,67 = = 0,06m 800 800
0,74 × ( 1 × 66,67) 2 ∆× X 2 4 = = 0,02m Y= 200 × Lv 200 × 66,67 Stationing lengkung vertikal PV2 Sta a
= Sta PV2 – 1/2 Lv = (0+800) – 1/2 66,67 = 0+766,67 m
Sta b = Sta PV2 – 1/4 Lv = (0+800) – 1/4 66,67 = 0+783,33 m Sta c
= Sta PV2 = 0+800 m
Sta d = Sta PV2 + 1/4 Lv = (0+800) + 1/4 66,67 = 0+816,67 m Sta e
= Sta PV2 + 1/2 Lv = (0+800) + 1/2 66,67 = 0+833,33 m
Elevasi Lengkung vertikal: Elevasi a
= Elevasi PV2 – ½ Lv x g2 = 103,47 – ½ 66,67 x 0,74% = 103,223 m
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 74
Elevasi b
= Elevasi PV2 – ¼ Lv x g2 – y = 103,47 – ¼ 66,67 x 0,74% – 0,015 = 103,362 m
Elevasi c
= Elevasi PV2 – Ev = 103,47 – 0,06 = 103,41 m
Elevasi d
= Elevasi PV2 – ¼ Lv x g3 – y = 103,47 – ¼ 66,67 x 0% – 0,015 = 103,455 m
Elevasi e
= Elevasi PV2 – ½ Lv x g3 = 103,47 – ½ 66,67 x 0% = 103,470 m
3.
PV3
a
b
c
e
d .
g 3= 0 % Gambar 3.10. Lengkung Vertikal PV3 ∆ = g 4 − g3 = 0,20% − 0% = 0,20%
Perhitungan Lv : a. Syarat keluwesan bentuk Lv = 0,6 × V = 0,6 × 80 = 48m b. Syarat drainase Lv = 40 × ∆ = 40 × 0,20 = 8m
commit to user
g 4 = 0,20 %
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 75
c. Syarat kenyamanan Lv = V × t = 80 km jam × 3 det ik = 66,67m d. Pengurangan goncangan V 2 ×∆ 360 80 2 × 0,20 = = 3,56m 360
Lv =
Diambil Lv terbesar, yaitu = 66,67m
Ev =
∆ × Lv 0,20 × 66,67 = = 0,02m 800 800
0,20 × ( 1 × 66,67) 2 ∆× X 2 4 = = 0,004m Y= 200 × 66,67 200 × Lv Stationing lengkung vertikal PV3 Sta a
= Sta PV3 – 1/2 Lv = (2+250) – 1/2 66,67 = 2+216,67 m
Sta b = Sta PV3 – 1/4 Lv = (2+250) – 1/4 66,67 = 2+233,33 m Sta c
= Sta PV3 = 2+250 m
Sta d = Sta PV3 + 1/4 Lv = (2+250) + 1/4 66,67 = 2+266,67 m Sta e
= Sta PV3 + 1/2 Lv = (2+250) + 1/2 66,67 = 2+283,33 m
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 76
Elevasi Lengkung vertikal: Elevasi a
= Elevasi PV3 + ½Lv x g3 = 103,47 + ½ 66,67 x 0% = 103,470 m
Elevasi b
= Elevasi PV3 + ¼ Lv x g3 + y = 103,47 + ¼ 66,67 x 0% + 0,004 = 103,474 m
Elevasi c
= Elevasi PV3 + Ev = 103,47 + 0,02 = 103,49 m
Elevasi d
= Elevasi PV3 + ¼ Lv x g4 + y = 103,47 + ¼ 66,67 x 0,2% + 0,004 = 103,508 m
Elevasi e
= Elevasi PV3 + ½ Lv x g4 = 103,47 + ½ 66,67 x 0,2% = 103,537 m
4.
PV4
g5 = 0 %
.
c
d
e
b
g4 = 0,2 % a
Gambar 3.11. Lengkung Vertikal PV4 ∆ = g5 − g4 = 0% − 0,2% = 0,2%
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 77
Perhitungan Lv : a. Syarat keluwesan bentuk Lv = 0,6 × V = 0,6 × 80 = 48m b. Syarat drainase Lv = 40 × ∆ = 40 × 0,20 = 8m c. Syarat kenyamanan Lv = V × t = 80 km jam × 3 det ik = 66,67m d. Pengurangan goncangan V 2 ×∆ 360 80 2 × 0,20 = = 3,56m 360
Lv =
Diambil Lv terbesar, yaitu = 66,67m
Ev =
∆ × Lv 0,20 × 66,67 = = 0,02m 800 800
0,20 × ( 1 × 66,67) 2 ∆× X 2 4 Y= = 0,004m = 200 × Lv 200 × 66,67 Stationing lengkung vertikal PV4 Sta a
= Sta PV4 – 1/2 Lv = (2+ 950) – 1/2 66,67 = 2+916,67 m
Sta b = Sta PV4 – 1/4 Lv = (2+ 950) – 1/4 66,67 = 2+933,33 m
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 78
Sta c
= Sta PV4 = 2+ 950 m
Sta d = Sta PV4 + 1/4 Lv = (2+ 950) + 1/4 66,67 = 2+966,67 m Sta e
= Sta PV4 + 1/2 Lv = (2+ 950) + 1/2 66,67 = 2+983,33 m
Elevasi Lengkung vertikal: Elevasi a
= Elevasi PV4 – ½ Lv x g4 = 104,87 – ½ 66,67 x 0,2% = 104,803 m
Elevasi b
= Elevasi PV4 – ¼ Lv x g4 – y = 104,87 – ¼ 66,67 x 0,2% − 0,004 = 104,832 m
Elevasi c
= Elevasi PV4 – Ev = 104,87 – 0,02 = 104,850 m
Elevasi d
= Elevasi PV4 – ¼ Lv x g5 – y = 104,87 – ¼ 66,67 x 0% − 0,004 = 104,866 m
Elevasi e
= Elevasi PV4 – ½ Lv x g5 = 104,87 – ½ 66,67 x 0 % = 104,870 m
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 79
3.5.4
Tabel elevasi rencana jalan
Tabel 3.4 Elevasi Tanah asli dan rencana jalan Elev.
Elev.
Tanah
Renc.
asli
jalan.
0+000
99,91
99,91
0+050
100,32
0+100
Elev.
Elev.
Tanah
Renc.
asli
jalan.
1+250
100,54
103,47
99,99
1+300
95,38
100,57
100,07
1+350
0+150
100,66
100,14
0+200
100,60
0+250
Elev.
Elev.
Tanah
Renc.
asli
jalan.
2+500
104,95
103,97
103,47
2+550
105,30
104,07
95,50
103,47
2+600
105,20
104,17
1+400
103,56
103,47
2+650
105,43
104,27
100,22
1+450
102,96
103,47
2+700
105,46
104,37
100,59
100,30
1+500
104,22
103,47
2+750
105,31
104,47
0+300
100,63
100,38
1+550
105,20
103,47
2+800
105,13
104,57
0+350
100,60
100,45
1+600
105,85
103,47
2+850
104,98
104,67
0+400
100,53
100,53
1+650
105,92
103,47
2+900
104,90
104,77
0+450
100,52
100,90
1+700
105,37
103,47
2+950
104,87
104,87
0+500
100,54
101,27
1+750
104,72
103,47
3+000
104,90
104,87
0+550
100,81
101,63
1+800
104,09
103,47
3+050
104,97
104,87
0+600
101,48
102,00
1+850
103,46
103,47
3+100
105,02
104,87
0+650
102,31
102,37
1+900
103,07
103,47
3+150
105,03
104,87
0+700
102,74
102,74
1+950
102,84
103,47
3+200
104,89
104,87
0+750
103,11
103,10
2+000
102,80
103,47
3+250
104,69
104,87
0+800
103,47
103,47
2+050
102,83
103,47
3+300
104,44
104,87
0+850
103,89
103,47
2+100
102,88
103,47
3+350
104,22
104,87
0+900
104,33
103,47
2+150
103,00
103,47
3+400
103,99
104,87
0+950
104,58
103,47
2+200
103,18
103,47
3+450
103,78
104,87
1+000
104,59
103,47
2+250
103,37
103,47
3+500
103,60
104,87
1+050
104,46
103,47
2+300
103,66
103,57
1+100
104,04
103,47
2+350
104,02
103,67
1+150
103,40
103,47
2+400
104,33
103,77
1+200
102,68
103,47
2+450
104,62
103,87
Stationing
Stationing
commit to user
Stationing
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 80
Tabel 3.5 Hasil Perhitungan Kelandaian Memanjang Titik 1
A
PV1
PV2
PV3
PV4
B
Stationing
Elevasi (m)
Jarak (m)
Kelandaian memanjang
2
3
4
5
400
g1 = 0,16 %
400
g2 = 0,74 %
1450
g3 = 0 %
700
g4 = 0,2 %
550
g5 = 0 %
0+000
99,91
a
0+366,67
100,477
b
0+383,33
100,515
c
0+400
100,58
d
0+416,67
100,665
e
0+433,33
100,777
a
0+766,67
103,223
b
0+783,33
103,362
c
0+800
103,41
d
0+816,67
103,455
e
0+833,33
103,470
a
2+216,67
103,470
b
2+233,33
103,474
c
2+250
103,49
d
2+266,67
103,508
e
2+283,33
103,537
a
2+916,67
104,803
b
2+933,33
104,832
c
2+950
104,850
d
2+966,67
104,866
e
2+983,33
104,870
3+500
104,870
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB IV PERENCANAAN TEBAL PERKERASAN
4.1 Data Perencanaan Tebal Perkerasan a) Tebal perkerasan untuk 2 jalur dan 2 arah. b) Masa konstruksi (n1) = 1 tahun, angka pertumbuhan lalu lintas (i1) = 2 %. c) Umur rencana (n2) = 10 tahun, angka pertumbuhan lalu lintas (i2) = 7 %. d) Jalan yang direncanakan adakah jalan kelas III (jalan kolektor). e) Curah hujan diperkirakan 120 mm/tahun. f) Mencari harga CBR yang mewakili. g) Susunan lapis perkerasan : 9 Lapisan Permukaan ( Surface Course ) = ( LAPEN Mekanis ) 9 Lapisan Pondasi Atas ( Base Course ) = ( Batu Pecah CBR 80 % ) 9 Lapisan Pondasi Bawah ( Sub Base Course ) = ( SIRTU CBR 50% ) Tabel 4.1. Data hasil survey lalu lintas (survey dilakukan pada hari rabu) JUMLAH KENDARAAN
Tiga Sedan, Station Wagon, Jeep
Bersambung
R
LHR
5
4
4
13
4
29
70
64
69
203
68
451
(06.00- 07.00)
Sore (17.00 - 18.00)
2
Kendaraan Roda
Σ
Siang (13.00- 14.00)
1
KENDARAAN
Pagi
No
JENIS
commit to user 81
⎛ pagi ⎞ ⎛ Σ ⎞ ⎟ ⎜ ⎟ ⎜ ⎜ siang ⎟ ⎝ 3 ⎠ ⎜ sore ⎟ ⎠ ⎝
⎛ R ⎞ ⎜⎜ ⎝15 %⎠
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 82
Sambungan Tabel 4.1 3
Combi, Mini Bus, Suburban
9
7
8
24
8
53
4
Micro Bus
5
2
4
11
4
24
5
Bus
-
-
-
-
-
-
36
40
45
121
40
269
6
4
7
17
6
38
4
2
4
10
3
22
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
1433
705
1246
3384
1128
7520
a. Sepeda
257
208
158
b. Becak
20
9
14
666
222
1480
Pick Up, Mobil
6
Hantaran
7
Micro Truk Truk 2 As, Mobil
8
Tanki
9
Truk 3 As
10 11 12
Mobil Gandeng, Mobil Semi Trailer Sepeda Motor, Sepeda Kumbang
Sumber : Petunjuk Perencanaan Tebal Perkerasan Lentur Jalan Raya dengan Metode Analisa Komponen SKBI 2.3.26. 1987.
Tabel 4.2 Data CBR Tanah Dasar STA
0+000
0+250
0+500
0+750
1+000
CBR (%)
8
7
7
7
6
STA
1+250
1+500
1+750
2+000
2+250
CBR (%)
7
8
8
6
7
STA
2+500
2+750
3+000
3+250
3+500
CBR (%)
7
7
6
6
8
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 83
Tabel 4.3 Penentuan CBR Desain Jumlah yang sama
CBR (%)
atau lebih besar
6 7 8
% Lolos
Persen yang sama atau lebih besar (%)
15
15
/15 × 100 % = 100
11
11
/15 × 100 % = 73,333
4
4
/15 × 100 % = 26,667
100 90 80 70 60 50 40 30 20 10 0 4
5
6 7 8 CBR Tanah Dasar ( % )
Gambar 4.1 Grafik Penentuan Nilai CBR Desain Didapat nilai CBR Desain = 6,3 %
4.1.1 Perhitungan LHRP dan LHRA
-
LHR P
Mobil Penumpang LHRs = 451 kendaraan
n1
= 1 tahun
i1
=2%
n2
= 10 tahun
i2
=7%
(
= LHRS × (1 + i1 )
n1
)
= [ 451 x(1+2%)1] = 460
commit to user
9
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 84
LHR A
(
= LHRP × (1 + i2 )
n2
)
= [ 460 x(1+7%)10] = 905 Tabel 4.4 Nilai LHRS , LHRP , LHRA. No
Jenis kendaraan
LHR (Kendaraan)
LHRP
LHRA
(LHRS×( 1+i1) )
(LHRP×(1+i2) n2)
(Kendaraan)
(Kendaraan)
n1
1
Mobil Penumpang
451
460
905
2
Mini Bus
53
54
406
3
Micro Bus
24
24
48
4
Bus
0
0
0
5
Pick Up
269
274
540
6
Micro Truk
38
39
76
7
Truk 2 As
22
22
44
Tabel 4.5 Angka Ekivalen pada masing – masing jenis kendaraan No
Jenis Kendaraan
Beban Sumbu (ton)
Angka Ekivalen
1
Mobil Penumpang
2 (1+1)
0,0002+0,0002=0,0004
2
Mini Bus
2 (1+1)
0,0002+0,0002=0,0004
3
Micro Bus
6 (2+4)
0,0036+0,0577=0,0613
4
Bus
8 (3+5)
0,0183+0,1410=0,1593
5
Pick Up
2 (1+1)
0,0002+0,0002=0,0004
6
Mikro Truck
8 (3+5)
0,0183+0,1410=0,1593
7
Truck As 2
13 ( 5 + 8 )
0,1410+0,9238=1,0648
Sumber : Petunjuk Perencanaan Tebal Perkerasan Lentur Jalan Raya dengan Metode Analisa Komponen SKBI 2.3.26. 1987.
commit to user
Tabel 4.6 Nilai LEP, LEA, LET, LER
LEA
LEP No
JENIS KENDARAAN
⎛ n ⎜ ∑ LHR P × C J × E J ⎜ ⎝ j =1
⎞ ⎟ ⎟ ⎠
⎛ n ⎞ ⎜ ∑ LHRP × (1 + i )UR × C J × EJ ⎟ ⎜ ⎟ ⎝ j =1 ⎠
1
Mobil Penumpang
0,092
0,181
2
Mini Bus
0,011
0,021
3
Micro Bus
0,750
1,476
4
Bus
0,000
0,000
5
Pick Up
0,055
0,108
6
Micro Truk
3,087
6,073
7
Truk 2 As
11,947
23,502
15,942
31,361
LET ⎛1 ⎞ ⎜ × (Σ LEP + Σ LEA )⎟ ⎝2 ⎠
23,652
Jumlah
Sumber : Petunjuk Perencanaan Tebal Perkerasan Lentur Jalan Raya demgan Metode Analisa Komponen SKBI 2.3.26.1987.
81
LER UR ⎞ ⎛ ⎜ LET × ⎟ 10 ⎠ ⎝
23,652
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
4.2 Menetapkan Tebal Perkerasan 4.2.1 Perhitungan ITP (Indeks Tebal Perkerasan)
5,05
6,3
Sumber : Petunjuk Perencanaan Tebal Perkerasan Lentur Jalan Raya dengan Metode Analisa Komponen SKBI 2.3.26. 1987.
Gambar 4.2 Korelasi DDT dan CBR
a) Berdasarkan Gambar diatas nilai CBR 6,3 diperoleh nilai DDT 5,05 Sumber : Petunjuk Perencanaan Tebal Perkerasan Lentur Jalan Raya dengan Metode Analisa Komponen SKBI 2.3.26. 1987. b) Jalan Raya Kelas III, Klasifikasi jalan Kolektor.
commit to user 81
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 79
c) Penentuan nilai Faktor Regional ( FR ) - % kelandaian berat =
- Kelandaian
Jumlah kendaraan berat ×100% LHR S
=
85 × 100% 923
=
9,209 %
=
Elevasi titik A - Elevasi titik B × 100% Jarak A - B
=
104,87 - 99,91 × 100% 3500
=
0,142 %
- Curah hujan berkisar 120 mm/tahun Sehingga dikategorikan < 900 mm. Termasuk pada iklim I
Dengan mencocokkan hasil perhitungan tersebut pada SKBI 2.3.26 1987, didapat FR : 0,5 4.2.2 Penentuan Indeks Permukaan ( IP )
a) Indeks Permukaan Awal ( IPo ) Direncanakan Lapisan Permukaan LAPEN dengan Roughness ≤3000mm/km diperoleh IPo = 3,4 – 3,0. b) Indeks Permukaan Akhir ( IPt ) •
Jalan Kolektor
•
LER = 23,652 ( berdasarkan hasil perhitungan )
Dari tabel indeks permukaan pada akhir umur rencana diperoleh IPt = 1,5 4.2.3 Mencari harga Indeks tebal pekerasan ( ITP )
IPo = 3,4 - 3,0 IPt = 1,5 LER = 23,652 DDT= 5,05 FR = 0,5
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 80
4,25
0,5 5,05 23,652 4,9
Sumber : Petunjuk Perencanaan Tebal Perkerasan Lentur Jalan Raya dengan Metode Analisa Komponen SKBI 2.3.26. 1987.
Gambar 4.3 Nomogram 6 Dengan melihat Nomogram I diperoleh nilai ITP = 4,9 dan ITP = 4,25 Direncanakan susunan lapisan perkerasan sebagai berikut : 1. Lapisan Permukaan ( Surface Course ) D1 a1
= 5 cm = 0,25 ( LAPEN Mekanis )
2. Lapisan Pondasi Atas ( Base Course ) D2 a2
= 20 cm = 0,13 ( Batu Pecah CBR 80 % )
3. Lapisan Pondasi Bawah ( Sub Base Course ) D3 a3 Dimana :
=… = 0,12 ( SIRTU CBR 50% )
a1, a2, a3
: Koefisien relatife bahan perkerasan ( SKBI 2.3.26 1987 )
D1, D2, D3
: Tebal masing – masing lapis permukaan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 81
Maka tebal lapisan pondasi bawah ( D3 ) dapat dicari dengan persamaan sbb: ITP
= (a1 × D1 ) + (a 2 × D2 ) + (a3 × D3 )
4,25
= (0,25 × 5) + (0,13 × 20) + (0,12 × D3 )
4,25
= 2,6 + 0,12 D3
D3
=
D3
(4,25 − 2,6)
0,12 = 13,75cm ≈ 15 cm
Tebal minimum untuk Pondasi Bawah 13,75 cm, maka dipakai 15 cm Susunan Perkerasan : A 4%
2%
2%
4%
A drainase
Bahu jalan
Perkerasan
1,5 m
1,5 m
2 x 3,5m
Bahu jalan 1,5 m
Gambar 4.4 Tipical Cross Section LAPEN Mekanis
5 cm
Batu Pecah (CBR 80 %)
20 cm
SIRTU (CBR 50 %)
15 cm
CBR tanah dasar = 6,3 % Gambar 4.5 Potongan A-A, Susunan Perkerasan
commit to user
drainase 1,5 m
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB V RENCANA ANGGARAN BIAYA DAN TIME SCHEDULE
5.1 Typical Potongan Melintang
120 cm
-2%
-2%
-4%
-4% 120 cm
LPB LPA Perkerasan 50 cm
50 cm
780 cm
Drainase
Bahu Jalan
Lebar Perkerasan
Bahu Jalan
150 cm
150 cm
2 x 350 cm
150 cm
Gambar 5.1 Potongan Melintang Jalan
5.2 Analisa Perhitungan Volume Pekerjaan 5.2.1. Penghitungan Volume Pekerjaan Tanah a. Pembersihan Semak dan Pengupasan Tanah. Luas
= 10 m x Panjang jalan = 10 m x 3500 m = 35.000 m²
commit to user 82
Drainase
150 cm
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 83
b. Persiapan Badan Jalan ( m² ). Luas
= Lebar lapis pondasi bawah x Panjang jalan = 7,8 m x 3500 m = 27.300 m²
c. Galian Tanah Biasa ( m³ ) Contoh penghitungan : STA 0+000 s/d STA 0+100
1 2
3
4
5
99,95
6
7
8
99,91 -4%
99,78
-2%
99,84
99,84 -2%
99,91
99,84
-4%
99,78
120 cm
120 cm
50 cm
50 cm
Drainase
Bahu Jalan
Lebar Perkerasan
Bahu Jalan
150 cm
150 cm
2 x 350 cm
150 cm
Drainase
150 cm
Gambar 5.2 Tipical Cross Section STA 0+000 Elevasi Tanah Asli
= 99,91 m
Elevasi Tanah Rencana
= 99,91 m
H1
= 99,78 – 99,95
H6
= 0,17 m H2
= 99,78 – 99,93 = 99,78 – 99,93
H7
= 99,84 – 99,92
H8
= 99,78 – 99,87 = 0,09 m
H9
= 0,08 m H5
= 99,78 – 99,88 = 0,10 m
= 0,15 m H4
= 99,84 – 99,89 = 0,05 m
= 0,15 m H3
9 10
= 99,78 – 99,84 = 0,06 m
= 99,91 – 99,91 =0m
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
¤
digilib.uns.ac.id
Perhitungan Luas 1 × (0,5 × H 1 ) × H 1 2 = 0,004 m 2
Luas 1 =
⎛ H + H2 ⎞ Luas 2 = ⎜ 1 ⎟ × 0,5 2 ⎠ ⎝ 2 = 0,065 m ⎛ H + H3 ⎞ Luas 3 = ⎜ 2 ⎟ × 1,5 2 ⎠ ⎝ 2 = 0,195 m ⎛ H + H4 ⎞ Luas 4 = ⎜ 3 ⎟ × 1,5 2 ⎠ ⎝ 2 = 0,15 m ⎛ H + H5 ⎞ Luas 5 = ⎜ 4 ⎟ × 3,5 2 ⎠ ⎝ 2 = 0,123 m ⎛ H + H6 ⎞ Luas 6 = ⎜ 5 ⎟ × 3,5 2 ⎝ ⎠ 2 = 0,14 m ⎛ H + H7 ⎞ Luas 7 = ⎜ 6 ⎟ × 1,5 2 ⎝ ⎠ 2 = 0,165 m ⎛ H + H8 ⎞ Luas 8 = ⎜ 7 ⎟ × 1,5 2 ⎝ ⎠ 2 = 0,21 m ⎛ H + H9 ⎞ Luas 9 = ⎜ 8 ⎟ × 0,5 2 ⎝ ⎠ 2 = 0,073 m 1 × (0,5 × H 9 ) × H 9 2 = 0,006 m 2
Luas 10 =
Luas total galian STA 0 + 000 ⇒ 1,131 m 2
commit to user 142
perpustakaan.uns.ac.id
100,67 1 2
digilib.uns.ac.id
3
4
-4%
99,94
5 -2%
100,00
6
100,57
7 -2%
100,07
100,00
8
-4%
99,94
120 cm
120 cm
50 cm
50 cm
Drainase
Bahu Jalan
Lebar Perkerasan
Bahu Jalan
150 cm
150 cm
2 x 350 cm
150 cm
Drainase
150 cm
Gambar 5.3 Tipical Cross Section STA 0+100 Elevasi Tanah Asli
= 100,57 m
Elevasi Tanah Rencana
= 100,07 m
H1
= 99,94 – 100,67
H6
= 0,73 m H2
= 99,94 – 100,62 = 99,94 – 100,61
H7
= 100,00 – 100,60
H8
= 99,94 – 100,51 = 0,57 m
H9
= 0,60 m H5
= 99,94 – 100,52 = 0,58 m
= 0,67 m H4
= 100,00 – 100,54 = 0,54 m
= 0,68 m H3
9 10 100,45
= 99,94 – 100,45 = 0,51 m
= 100,07 – 100,57 = 0,50 m
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
¤
digilib.uns.ac.id
Perhitungan Luas
1 × (0,5 × H 1 ) × H 1 2 = 0,002 m 2
Luas 1 =
⎛ H + H2 ⎞ Luas 2 = ⎜ 1 ⎟ × 0,5 2 ⎠ ⎝ 2 = 0,05 m ⎛ H + H3 ⎞ Luas 3 = ⎜ 2 ⎟ × 1,5 2 ⎠ ⎝ 2 = 0,165 m ⎛ H + H4 ⎞ Luas 4 = ⎜ 3 ⎟ × 1,5 2 ⎠ ⎝ 2 = 0,127 m ⎛ H + H5 ⎞ Luas 5 = ⎜ 4 ⎟ × 3,5 2 ⎝ ⎠ 2 = 0,105 m ⎛ H + H6 ⎞ Luas 6 = ⎜ 5 ⎟ × 3,5 2 ⎝ ⎠ 2 = 0,123 m ⎛ H + H7 ⎞ Luas 7 = ⎜ 6 ⎟ × 1,5 2 ⎝ ⎠ 2 = 0,15 m ⎛ H + H8 ⎞ Luas 8 = ⎜ 7 ⎟ × 1,5 2 ⎝ ⎠ 2 = 0,195 m ⎛ H + H9 ⎞ Luas 9 = ⎜ 8 ⎟ × 0,5 2 ⎝ ⎠ 2 = 0,065 m 1 × (0,5 × H 9 ) × H 9 2 = 0,004 m 2
Luas 10 =
Luas total galian STA 0 + 100 ⇒ 0,986 m 2
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Volume galian pada STA 0 + 000 sampai STA 0 + 100 adalah ⎛ Luas galian STA (0 + 000) + Luas galian STA (0 + 100) ⎞ Volume Galian = ⎜ ⎟ × 100 2 ⎝ ⎠ ⎛ 1,131 + 0,986 ⎞ 3 =⎜ ⎟ × 100 = 52,925 m 2 ⎝ ⎠
d. Timbunan Tanah Biasa ( m³ ) Contoh penghitungan : STA 2 + 000
103,34
-4%
1
2
102,90
103,40
-2%
103,47
3
-2%
4
103,40
-4%
103,34
5
6
102,62
102,80 Drainase
Bahu Jalan
Lebar Perkerasan
Bahu Jalan
150 cm
150 cm
2 x 350 cm
150 cm
Gambar 5.4 Tipical Cross Section STA 2 + 000 Elevasi Tanah Asli
= 102,80 m
Elevasi Tanah Rencana
= 103,47 m
H1
= 103,34 – 102,84 = 0,50 m
H2
= 103,40 – 102,83 = 0,57 m
H3
= 103,47 – 102,80 = 0,67 m
commit to user
Drainase
150 cm
perpustakaan.uns.ac.id
H4
digilib.uns.ac.id
= 103,40 – 102,75 = 0,65 m
H5
= 103,34 – 102,73 = 0,61 m
¤
Perhitungan Luas
1 (0,5 × H 1 ) × H 1 2 = 0,476 m 2
Luas 1 =
⎛ H + H2 ⎞ Luas 2 = ⎜ 1 ⎟ × 1,5 2 ⎠ ⎝ 2 = 2,115 m ⎛ H + H3 ⎞ Luas 3 = ⎜ 2 ⎟ × 3,5 2 ⎝ ⎠ 2 = 5,163 m ⎛ H + H4 Luas 4 = ⎜ 3 2 ⎝ = 5,163 m 2
⎞ ⎟ × 3,5 ⎠
⎛ H + H5 ⎞ Luas 5 = ⎜ 4 ⎟ × 1,5 2 ⎝ ⎠ 2 = 2,115 m 1 (0,5 × H 5 ) × H 5 2 = 0,476 m 2
Luas 6 =
Luas total timbunan STA 2 + 000 ⇒ 15,508 m 2
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
103,34
-4%
1
2
102,96
103,40
103,47
-2%
3
-2%
103,40
4
-4%
103,34
5
6
102,76
102,88 Drainase
Bahu Jalan
Lebar Perkerasan
Bahu Jalan
150 cm
150 cm
2 x 350 cm
150 cm
Gambar 5.5 Tipical Cross Section STA 2 + 100 Elevasi Tanah Asli
= 102,88 m
Elevasi Tanah Rencana
= 103,47 m
H1
= 103,34 – 102,91 = 0,43 m
H2
= 103,40 – 102,90 = 0,50 m
H3
= 103,47 – 102,88 = 0,59 m
H4
= 103,40 – 102,85 = 0,55 m
H5
= 103,34 – 102,83 = 0,51 m
¤
Perhitungan Luas
1 (0,5 × H 1 ) ×H 1 2 = 0,13 m 2
Luas 1 =
commit to user
Drainase
150 cm
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
⎛ H + H2 ⎞ Luas 2 = ⎜ 1 ⎟ × 1,5 2 ⎠ ⎝ 2 = 1,133 m ⎛ H + H3 ⎞ Luas 3 = ⎜ 2 ⎟ × 3,5 2 ⎝ ⎠ 2 = 2,94 m ⎛ H + H4 ⎞ Luas 4 = ⎜ 3 ⎟ × 3,5 2 ⎠ ⎝ 2 = 3,028 m ⎛ H + H5 ⎞ Luas 5 = ⎜ 4 ⎟ × 1,5 2 ⎝ ⎠ 2 = 1,223 m 1 (0,5 × H 5 ) × H 5 2 = 0,156 m 2
Luas 6 =
Luas total timbunan STA 2 + 100 ⇒ 8,61 m 2 Volume timbunan pada STA 2 + 000 sampai STA 2 + 100 adalah ⎛ Luas timbunan STA (2 + 000) + Luas timbunan STA (2 + 100) ⎞ Volume Timbunan = ⎜ ⎟ × 100 2 ⎠ ⎝ ⎛ 15,508 + 8,61 ⎞ 3 =⎜ ⎟ × 100 = 602,95 m 2 ⎝ ⎠
Untuk hasil penghitungan selanjutnya disajikan dalam Tabel 5.1 Tabel 5.1. Hasil perhitungan volume galian dan timbunan No
STA
1
0+000
JARAK
LUAS (M2)
(M)
GALIAN TIMBUNAN 1,131
0+050
50
0,986
commit to user
GALIAN
TIMBUNAN
52,925
-
71,917
-
-
50 2
VOLUME (M3)
-
perpustakaan.uns.ac.id
3
digilib.uns.ac.id
0+100
1,892
-
50 4
0+150
1,198
0+200
3,906
0+248,782
6,637
0+266,559
7,536
0+284,338
8,311
0+319,893
10,830
11,696
10,375
10,329
10,144
0+650
8,837
0+700
8,939
0+750
4,985
0+800
50
-
-
392,370
-
184,040
-
181,983
-
423,912
-
444,400
-
348,108
-
124,635
46,056
-
433,736
-
50 17
2413,928
-
50 16
-
-
50 15
340,264
-
44,667 14
-
-
17,777 13 0+605,333
140,872
-
17,777 12 0+587,555
-
-
35,555 11 0+569,777
125,977
-
214,329 10 0+534,222
-
-
35,555 9
257,134
-
17,777 8
-
-
17,777 7
127,580 -
48,782 6
-
-
50 5
77,242
1,842
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
18
digilib.uns.ac.id
0+850
-
15,508
50 19
0+900
-
50
8,61
-
602,95
5,137
215,203
(Bersambung ke halaman berikutnya)
Sambungan tabel 5.1 No
STA
20
0+900
JARAK
LUAS (M2)
(M)
GALIAN TIMBUNAN 0,205
0+950
2,490
1+000
1,763
1+050
0,916
1+100
-
-
-
-
0,447
30 1+296,539
22,63
22,888
36,636
-
2,107
-
39,205
-
47,864
10,139
130,192
10,169
121,172
-
38,850
3,402
45,261 29 1+273,909
-
2,320
45,261 28 1+228,649
66,966
1,887
22,63 27 1+183,388
-
1,559
22,63 26 1+160,758
106,323
1,465
38,128 25 1+138,128
-
-
50 24
67,382
-
50 23
TIMBUNAN
-
50 22
GALIAN
-
50 21
VOLUME (M3)
-
1,924
-
1,491
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
22,63 31
1+319,17
-
1+350
-
1+400
-
1+450
0,313
1+500
1,268
1+550
1,426
1+600
2,131
1+650
50
8,896
39,528
-
67,342
-
88,909
-
113,953
-
118,660
-
-
50 38
7,831
-
50 37
32,778
-
50 36
-
-
50 35
16,779
0,356
50 34
0,955
50 33
29,102
1,067
30,83 32
-
2,428
-
(Bersambung ke halaman berikutnya) Sambungan tabel 5.1 No
STA
39
1+700
JARAK
LUAS (M2)
(M)
GALIAN TIMBUNAN 2,319
1+750
106,902 1,957
36,662 2,105
43 1+801,194
47,4
48,900 2,021
-
1,940
-
commit to user
-
-
-
47,4 42 1+777,494
TIMBUNAN
-
3,794 41 1+753,794
GALIAN
-
50 40
VOLUME (M3)
46,903
-
-
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
23,7 44 1+824,894
49,454 2,230
-
88,376 45
1+913,27
253,112 3,500
1+936,97
86,221 3,774
1+960,67
94,002 4,161
1+984,37
101,543 4,408
2+000
6,736 5,215
2+050
189,008 2,346
58,645
2+100
-
2+150
-
2+200
-
2+250
-
2+300
0,791
0,936
20,55
-
216,041
19,778
21,381
15,860
-
18,330
-
14,550
0,938
-
20,55 57 2+324,375
539,276
-
3,825 56 2+303,825
-
0,855
50 55
387,753
7,785
50 54
13,785
50 53
43,136
1,725
50 52
-
-
50 51
-
-
50 50
-
-
15,63 49
-
-
23,7 48
-
-
23,7 47
-
-
23,7 46
-
0,848
(Bersambung ke halaman berikutnya)
commit to user
-
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Sambungan tabel 5.1 No
STA
JARAK
LUAS (M2)
(M)
GALIAN TIMBUNAN
58 2+344,925
0,568
1,851
-
2+645,42
-
2+665,97
-
2+686,52
-
2+750
-
2+800
-
2+850
-
2+900
-
2+950
-
3+000
-
3+050
71
3+100
50
171,493
-
426,327
-
467,949
-
431,254
-
331,884
-
231,651
-
132,927
12,263
42,651
48,867
-
1,706
50 70
-
3,611
50 69
172,036
5,655
50 68
-
7,620
50 67
325,866
9,630
50 66
-
9,088
50 65
991,444
8,334
63,48 64
202,057
8,356
20,55 63
35,070
8,387
20,55 62
49,726
7,469
41,106 61
TIMBUNAN
1,615
218,283 60 2+604,314
GALIAN
0,.091
41,106 59 2+386,031
VOLUME (M3)
0,491
-
1,464
-
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
50 72
3+150
-
3+200
3,582
3+250
4,183
3+300
3,915
3+350
50
194,134
-
202,458
-
195,447
-
163,367
-
-
50 76
12,566
-
50 75
89,553 -
50 74
12,566
0,503
50 73
36,604
3,903
-
(Bersambung ke halaman berikutnya) Sambungan tabel 5.1 No
STA
77
3+400
JARAK
LUAS (M2)
(M)
GALIAN TIMBUNAN 2,632
3+450
0,919
-
∑ Total Volume Galian → 8862,254 m3 ∑ Total Volume Timbunan → 6795,667 m3
5.2.2. Penghitungan Volume Pekerjaan Drainase
a. Galian Saluran
commit to user
GALIAN
TIMBUNAN
88,761
-
-
50 78
VOLUME (M3)
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
1,5 m
0,5 m
1,2 m
0,2 m 1,1 m Gambar 5.6 Sket galian drainase Luas D
⎤ ⎡⎛ 1,1 + 1,5 ⎞ = ⎢⎜ ⎟ × 1,2⎥ − (0,5 × 0,2 ) ⎦ ⎣⎝ 2 ⎠ = 1,46 m 2
Volume = (LuasD x Panjang drainase kiri)+(LuasD x Panjang drainase kanan) = (1,46 x 2859,762) + (1,46 x 2905,265) = 8416,939 m3 b. Pasangan Batu Dengan Mortar
1,5 m A
A
I 1,2 m 0,5 m
0,2 m 0,3 m
0,3 m
5.7. Sket volume pasangan batu drainase
Luas I
Luas pasangan batu
⎛ 1,1 + 0,5 ⎞ =⎜ ⎟ × 0,8 ⎝ 2 ⎠ = 0,64 m 2 = Luas Drainase – Luas I
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
= 1,46 – 0,64 = 0,82 m² Volume kiri
= Luas pasangan batu x panjang Drainase kiri = 0,82 x 2859,762 = 2345,005 m3
Volume kanan
= Luas pasangan batu x panjang Drainase kanan = 0,82 x 2905,265 = 2382,317 m3
∑ Volume pasangan batu = Volume kiri + volume kanan = 2345,005 + 2382,317 = 4727,322 m3 c. Plesteran 20 cm 10 cm
5 cm
Gambar 5.8 Detail Pot A – A pada drainase Luas
= {2 x (0,1 + 0,2 + 0,05)} x (panjang drainase kiri + kanan) = 0,7 x (2859,762 + 2905,265) = 4035,519 m2
d. Siaran Luas
= (2 x 0,707) x (panjang drainase kiri + kanan) = 1,414 x (2859,762 + 2905,265) = 8151,75 m2
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
5.2.3. Penghitungan Volume Pekerjaan Dinding Penahan 30 cm
H1 A
A
H2 = (H1 /5) + 0,3
H3 = (H1 /6) + 0,3
5.9 Sket volume pasangan batu pada dinding penahan A. Galian Pondasi a. Ruas Kiri Sta 0+850 s/d 0+900 ¾ Sta 0+850
H1 Sta 0+850 = 1,38 m H2
⎛H ⎞ = ⎜ 1 ⎟ + 0,3 ⎝ 5 ⎠ ⎛ 1,38 ⎞ =⎜ ⎟ + 0,3 ⎝ 5 ⎠ = 0,576 m
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
⎛H ⎞ = ⎜ 1 ⎟ + 0,3 ⎝ 6 ⎠ ⎛ 1,38 ⎞ =⎜ ⎟ + 0,3 ⎝ 6 ⎠ = 0,53 m
H3
Luas galian pondasi = (H 2 × H 3 ) = ( 0,576 x 0,53 ) = 0,305 m2 ¾ Sta 0+900
H1 Sta 0+900 H2
H3
= 0,72 m
⎛H ⎞ = ⎜ 1 ⎟ + 0,3 ⎝ 5 ⎠ ⎛ 0,72 ⎞ =⎜ ⎟ + 0,3 ⎝ 5 ⎠ = 0,444 m ⎛H ⎞ = ⎜ 1 ⎟ + 0,3 ⎝ 6 ⎠ ⎛ 0,72 ⎞ =⎜ ⎟ + 0,3 ⎝ 6 ⎠ = 0,42 m
Luas galian pondasi = (H1 × H 2 ) = ( 0,444 x 0,42 ) = 0,186 m2 Luas galian pondasi STA 0+850 = 0,305 m2 Luas galian pondasi STA 0+900 = 0,186 m2
Volume galian pondasi
⎛ 0,305 + 0,186 ⎞ =⎜ ⎟ × 50 2 ⎝ ⎠ = 12,275 m3
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
b. Ruas Kanan Sta 0+850 s/d 0+900 ¾ Sta 0+850
H1 Sta 0+850 = 1,38 m ⎛H ⎞ = ⎜ 1 ⎟ + 0,3 ⎝ 5 ⎠ ⎛ 1,38 ⎞ =⎜ ⎟ + 0,3 ⎝ 5 ⎠ = 0,576 m
H2
⎛H ⎞ = ⎜ 1 ⎟ + 0,3 ⎝ 6 ⎠ ⎛ 1,38 ⎞ =⎜ ⎟ + 0,3 ⎝ 6 ⎠ = 0,53 m
H3
Luas galian pondasi = (H 2 × H 3 ) = ( 0,576 x 0,53 ) = 0,305 m2 ¾ Sta 0+900
H1 Sta 0+900 H2
H3
= 0,79 m
⎛H ⎞ = ⎜ 1 ⎟ + 0,3 ⎝ 5 ⎠ ⎛ 0,79 ⎞ =⎜ ⎟ + 0,3 ⎝ 5 ⎠ = 0,458 m ⎛H ⎞ = ⎜ 1 ⎟ + 0,3 ⎝ 6 ⎠ ⎛ 0,79 ⎞ =⎜ ⎟ + 0,3 ⎝ 6 ⎠ = 0,432 m
Luas galian pondasi = (H1 × H 2 ) = ( 0,458 x 0,432 ) = 0,198 m2
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Luas galian pondasi STA 0+850 = 0,305 m2 Luas galian pondasi STA 0+900 = 0,198 m2
Volume galian pondasi
⎛ 0,305 + 0,198 ⎞ =⎜ ⎟ × 50 2 ⎝ ⎠ = 12,575 m3
Perhitungan selanjutnya dapat dilihat pada tabel 5.2.
Tabel 5.2. Hasil perhitungan volume galian pondasi dinding penahan No
STA
1
0+800
LUAS (M2)
JARAK (M)
KIRI
KANAN
0
0
50 2
0+850
0,305
0+900
0,186
0+950
0
1+196,897
0
1+242,400
0,150
1+287,903
0
2+100
9
2+150
50
12,575
4,662
4,943
-
-
3,424
-
3,424
-
-
-
6,703
7,038
0
8
12,275
0
45,503 7
7,632
0
45,503 6
7,632
0
5
KANAN
0,198
50 4
KIRI
0,305
50 3
VOLUME (M3)
0
0
0,268
0,282
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
50 10
2+200
0,177
2+250
0
2+400,570
0
2+618,853
0,235
15
2+659,957
0,204
2+680,508
0,196 20,551 (Bersambung ke halaman berikutnya) Sambungan tabel 5.2 No
STA
16
2+701,059
(M)
0,185
LUAS (M2) KIRI
KANAN
0,190
0,190
48,941 17
2+750
0,203
2+800
0,211
2+850
0,180
2+900
0,152
2+950
Volume total
3,736
4,114
3,768
3,964
3,849
VOLUME (M3) KIRI
KANAN
9,599
9,519
10,339
10,215
9,779
9,737
8,303
8,339
3,798
3,833
0,153
50 21
9,030
0,180
50 20
-
0,209
50 19
25,660
0,199
50 18
-
0,182
20,551
JARAK
-
0
41,104 14
4,583
0
218,283 13
4,428 0
12
11,621
0,183
50 11
11,131
0
= Volume kiri + Volume kanan = 138,280 + 101,386
commit to user
0
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
= 239,666 m³ B. Pasangan Batu untuk Dinding Penahan a. Ruas Kiri Sta 0+850 s/d 0+900 ¾ Sta 0+850
H1 Sta 0+850 = 1,38 m Lebar atas H2
H3
= 0,30 m
⎛H ⎞ = ⎜ 1 ⎟ + 0,3 ⎝ 5 ⎠ ⎛ 1,38 ⎞ =⎜ ⎟ + 0,3 ⎝ 5 ⎠ = 0,576 m ⎛H ⎞ = ⎜ 1 ⎟ + 0,3 ⎝ 6 ⎠ ⎛ 1,38 ⎞ =⎜ ⎟ + 0,3 ⎝ 6 ⎠ = 0,53 m
Luas
⎧⎛ 0,3 + H 3 ⎞ ⎫ = ⎨⎜ ⎟ × H 1 ⎬ + (H 2 × H 3 ) 2 ⎠ ⎩⎝ ⎭
Luas I
⎧⎛ 0,3 + 0,53 ⎞ ⎫ = ⎨⎜ ⎟ × 1,38⎬ + (0,576 × 0,53) 2 ⎠ ⎩⎝ ⎭ = 0,878 m2
¾ Sta 0+900
H1 Sta 0+900
= 0,72 m
Lebar atas
= 0,30 m
H2
⎛H ⎞ = ⎜ 1 ⎟ + 0,3 ⎝ 5 ⎠ ⎛ 0,72 ⎞ =⎜ ⎟ + 0,3 ⎝ 5 ⎠ = 0,444 m
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
⎛H ⎞ = ⎜ 1 ⎟ + 0,3 ⎝ 6 ⎠ ⎛ 0,72 ⎞ =⎜ ⎟ + 0,3 ⎝ 6 ⎠ = 0,42 m
H3
⎧⎛ 0,3 + 0,42 ⎞ ⎫ = ⎨⎜ ⎟ × 0,72⎬ + (0,444 × 0,42) 2 ⎠ ⎩⎝ ⎭
Luas II
= 0,446 m2 Volume Dinding Penahan STA 0+850 sampai dengan STA 0+900 adalah Volume
⎛ L I + L II ⎞ =⎜ ⎟ × 50 2 ⎝ ⎠
Volume
⎛ 0,878 + 0,446 ⎞ =⎜ ⎟ × 50 2 ⎝ ⎠ =33,1 m3
a. Ruas Kanan Sta 0+850 s/d 0+900
¾ Sta 0+850 H1 Sta 0+850 = 1,38 m Lebar atas H2
H3
Luas
= 0,30 m
⎛H ⎞ = ⎜ 1 ⎟ + 0,3 ⎝ 5 ⎠ ⎛ 1,38 ⎞ =⎜ ⎟ + 0,3 ⎝ 5 ⎠ = 0,576 m ⎛H ⎞ = ⎜ 1 ⎟ + 0,3 ⎝ 6 ⎠ ⎛ 1,38 ⎞ =⎜ ⎟ + 0,3 ⎝ 6 ⎠ = 0,53 m ⎧⎛ 0,3 + H 3 ⎞ ⎫ = ⎨⎜ ⎟ × H 1 ⎬ + (H 2 × H 3 ) 2 ⎠ ⎩⎝ ⎭
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
⎫ ⎧⎛ 0,3 + 0,53 ⎞ = ⎨⎜ ⎟ × 1,38⎬ + (0,576 × 0,53) 2 ⎠ ⎭ ⎩⎝
Luas I
= 0,878 m2
¾ Sta 0+900 H1 Sta 0+900
= 0,79 m
Lebar atas
= 0,30 m
H2
H3
Luas II
⎛H ⎞ = ⎜ 1 ⎟ + 0,3 ⎝ 5 ⎠ ⎛ 0,79 ⎞ =⎜ ⎟ + 0,3 ⎝ 5 ⎠ = 0,458 m ⎛H ⎞ = ⎜ 1 ⎟ + 0,3 ⎝ 6 ⎠ ⎛ 0,79 ⎞ =⎜ ⎟ + 0,3 ⎝ 6 ⎠ = 0,432 m ⎫ ⎧⎛ 0,3 + 0,432 ⎞ = ⎨⎜ ⎟ × 0,79⎬ + (0,458 × 0,432 ) 2 ⎠ ⎭ ⎩⎝ = 0,487 m2
Volume Dinding Penahan STA 0+850 sampai dengan STA 0+900 adalah Volume
⎛ L I + L II ⎞ =⎜ ⎟ × 50 2 ⎝ ⎠
Volume
⎛ 0,878 + 0,487 ⎞ =⎜ ⎟ × 50 2 ⎝ ⎠ =34,125 m3
Perhitungan selanjutnya dapat dilihat pada tabel 5.3: Tabel 5.3. Hasil perhitungan volume pasangan batu dinding penahan No
STA
1
0+800
2
0+850
LUAS (M2)
JARAK (M)
50
KIRI
KANAN
0
0
0,878
0,878
commit to user
VOLUME (M3) KIRI
KANAN
21,950
21,950
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
50 3
0+900
0,446
0+950
0
1+183,388
0
1+228,649
0,314
1+273,909
0
9
2+100
0
2+150
0,743 50 (Bersambung ke halaman berikutnya) Sambungan tabel 5.3 STA
10
2+200
(M)
0,792
LUAS (M2)
JARAK
KIRI
KANAN
0,411
0,434
50 11
2+250
0
2+386,031
0
2+604,314
0,623
2+645,42
0,511
2+665,97
16
2+686,52
20,55
0
0
18,578
19,796
28,863
30,650
VOLUME (M3) KIRI
KANAN
10,286
10,854
0
0
68,007
0
23,302
8,805
10,188
8,923
9,639
9,219
0,428
20,55 15
0
0
41,106 14
7,137
0
218,283 13
0
0
12
7,137
0
50
No
0
0
8
0
0
45,26 7
12,168
0
45,26 6
11,142 0
5
34,125
0,487
50 4
33,1
0,481
0,440
0,457
0,457
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
63,48 17
2+750
0,505
2+800
0,535
2+850
0,423
2+900
0,319
2+950
Volume total
23,944
23,791
18,541
18,673
7,973
8,104
0,324
50 21
25,539
0,423
50 20
25,991 0,529
50 19
23,246
0,493
50 18
23,539
0
= Volume kiri + Volume kanan = 349,307 + 255,834 = 605,141 m³
C. Plesteran
commit to user
0
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
30 cm 10 cm
30 cm
H1
H = H1 - 0,3
Gambar 5.10 Detail potongan A-A pada Dinding Penahan
•
Ruas kiri
Luas= (0,1+0,3+0,3) x ( 25 + 50 + 25 + 22,75 + 22,75 + 25 + 50 + 25 + 109,14 + 41,104 + 20,551 + 20,551 + 48,941 + 50 + 50 + 50 + 25) = 0,7 x 660,787 = 462,5509 m2
•
Ruas kanan
Luas=(0,1+0,3+0,3) x (25 + 50 + 25 + 25 + 50 + 25 + 20,552 + 20,551 + 20,551 + 48,941 + 50 + 50 + 50 + 25) = 0,7 x 485,595 = 339,9165 m2 Luas total = 462,5509 + 339,9165 = 802,4674 m2 D. Siaran
•
Ruas kiri
Sta 0+850 s/d 0+900
¾ Sta 0+850
= 1,38 – 0,3
H1
= 1,38 m
= 1,08 m
H
= H1 – 0,3
commit to user
¾ Sta 0+900
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
H1
= 0,72 m
= 0,72 – 0,3
H
= H1 – 0,3
= 0,42 m
⎛ 1,08 + 0,42 ⎞ =⎜ ⎟ × 50 2 ⎝ ⎠
Luas
= 37,5 m2 •
Ruas kanan
Sta 0+850 s/d 0+900 ¾ Sta 0+850
¾ Sta 0+900
H1
= 1,38 m
H1
= 0,79 m
H
= H1 – 0,3
H
= H1 – 0,3
= 1,38 – 0,3
= 0,79 – 0,3
= 1,08 m
= 0,49 m
⎛ 1,08 + 0,49 ⎞ =⎜ ⎟ × 50 2 ⎠ ⎝
Luas
= 39,25 m2 Perhitungan selanjutnya dapat dilihat pada tabel 5.4 Tabel 5.4 Hasil Perhitungan Luas Siaran pada dinding Penahan No
STA
1
0+800
JARAK (M)
LUAS (M2)
H
KIRI
KANAN
0
0
50 2
0+850
1,38
0+900
0,72
0+950
5
1+183,388
-
0
0
0
0
commit to user
19,5
19,5
37,5
39,25
3
4,75
0
0
0,79
50 4
KANAN
1,38
50 3
KIRI
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 168
2,73
45,26 6
1+228,649
0,48
0
45,26 7
1+273,909
0
2+100
0
2+150
1,19
2+200
0,66
2+250
0
2+386,031
0
2+604,314
1,01
2+645,42
0,83
2+665,97
0,78
2+686,52
0,74
2+750
0,82
2+800
0,87
2+850
50
0,68
0
44,748
65,485
25,484
1,85
10,378
8,22
9,453
8,734
23,492
23,002
27,25
26,5
23,75
23,5
14,25
14,5
0,86
50 19
0
0,80
50 18
2,5
0,74
63,48 17
1,50
0,71
20,55 16
34
0,69
20,55 15
31,25
0
41,106 14
16,5
0
218,283 13
14,75
0
12
0
0,70
50 11
0
1,26
50 10
13,651
0
50 9
2,73 0
8
13,651
0,680
(Bersambung ke halaman berikutnya)
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 169
Sambungan tabel 5.4 No
STA
20
2+900
JARAK (M)
LUAS (M2)
H
KIRI
KANAN
0,49
0,50
50 21
2+950
0
KANAN
2,75
2,5
0
Luas Plesteran dinding penahan kiri
= 294,516 m2
Luas Plesteran dinding penahan kanan
= 318,094 m2
Luas total
KIRI
= 294,516 + 318,094 = 612,609 m2
5.2.4. Penghitungan Volume Pekerjaan Perkerasan
a. Lapis Pondasi Bawah
0,20 m
0,20 m
7,5 m 0,20 m Gambar 5.11. Sket lapis pondasi bawah
⎛ 7,5 + 7,9 ⎞ L = ⎜ ⎟ × 0,20 2 ⎝ ⎠ = 1,54 m² V = 1,54 x 3450 = 5313 m³ b. Lapis Pondasi Atas
commit to user
0,20 m
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 170
0,20 m
7,1m
0,20 m
5.12. Sket lapis pondasi atas ⎛ 7,1 + 7,5 ⎞ L = ⎜ ⎟ × 0,20 2 ⎝ ⎠ = 1,46 m² V = 1,46x 3450 = 5037 m³ c. Lapis Resap Pengikat (prime Coat) Luas = Lebar pondasi atas x Panjang jalan = 7,5 x 3450 = 25875 m² d. Lapis Permukaan 0,05m 0,05m
7m 0,05m Gambar 5.13. Sket lapis permukaan
⎛ 7 + 7,1 ⎞ L = ⎜ ⎟ × 0,05 ⎝ 2 ⎠ = 0,35 m² V = 0,35 x 3450 = 1207,5 m³ 5.2.5. Penghitungan Volume Pekerjaan Pelengkap
a. Pekerjaan Pengecatan Marka Jalan Ukuran marka 0,10m
0,10m 3 m
2m
2m
Gambar 5.14 Sket marka jalan b. Marka ditengak (putus-putus) Jumlah = Panjang jalan – Panjang Tikingan (PI1+PI2+PI3+PI4)
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 171
5 =3450 – (356,551+193,867+135,859+382,695) 5 = 476,2056 buah Luas = 476,2056 x (0,1x 2) = 95,241 m² c. Marka Tikungan (menerus) Jumlah= Panjang tikungan (PI1+PI2+PI3+PI4) x lebar marka = (356,551+193,867+135,859+382,695) x 0,1 = 106,897 d. Luas total marka jalan Luas
= 95,241 + 106,897 = 202,138 m²
e. Rambu Jalan Digunakan 2 rambu jalan setiap memasuki tikungan . Jadi total rambu yang dugunakan adalah = 2 x 4 = 8 rambu jalan Digunakan 2 rambu jembatan setiap memasuki jembatan . Jadi total rambu yang dugunakan adalah = 2 x 2 = 4 rambu jembatan f. Patok Jalan Digunakan 32 buah patok setiap 100 m. Digunakan 4 buah patok kilometer.
5.3 Analisa Perhitungan Waktu Pelaksanaan Proyek 5.3.1. Pekerjaan Umum
a. Pekerjaan pengukuran diperkirakan dikerjakan selama 3 minggu.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 172
b. Pekerjaan mobilisasi dan demobilisasi diperkirakan dikerjakan selama 4 minggu. c. Pembuatan papan nama proyek diperkirakan selama 1 minggu. d. Pembuatan Direksi Keet diperkirakan selama 2 minggu. e. Pekerjaan administrasi dan dokumentasi diperkirakan selama 5 minngu.
5.3.2. Pekerjaan Tanah
a. Pekerjaan pembersihan semak dan pengupasan tanah : Luas = 34500 m² Kemampuan pekerjaan per hari berdasar kuantitas kerja tenaga kerja diperkirakan 900 m² Kemampuan pekerjaan per minggu = 900 m² x 6 hari = 5400 m² Waktu yang dibutuhkan untuk pekerjaan pembersihan semak dan pengupasan tanah =
34500 = 6,39 ≈ 7 minggu 5400
b. Pekerjaan persiapan badan jalan : Luas = 27255 m2 Kemampuan pekerjaan per hari berdasar kuantitas kerja Vibratory Roller adalah 249 m²/jam x 7 jam =1743 m2 Kemampuan pekerjaan per minggu = 1743 m2 x 6 hari = 10458 m2 Misal digunakan 2 Vibratory Roller maka waktu yang dibutuhkan untuk pekerjaan pembersihan : =
27255 = 1,303 ≈ 2 minggu 2 × 10458
c. Pekerjaan galian tanah : Volume galian = 8862,254 m3 Kemampuan pekerjaan per hari berdasar kuantitas kerja Excavator adalah 18,68 m³/jam x 7 jam = 130,76 m3 Kemampuan pekerjaan per minggu = 130,76 m3 x 6 hari = 784,56 m3 Misal digunakan 5 buah Excavator maka waktu yang dibutuhkan untuk pekerjaan galian : =
8862,254 = 2,259 ≈ 3 minggu 5 × 784,56
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 173
d. Pekerjaan timbunan tanah setempat : Volume timbunan = 6795,667 m3 Kemampuan pekerjaan per hari berdasar kuantitas kerja Whell Loader diperkirakan = 56,03 m³/jam x 7 jam = 392,21 m3 Kemampuan pekerjaan per minggu = 392,21 m3 x 6 hari = 2353,26 m3 Misal digunakan buah Whell Loader maka waktu yang dibutuhkan untuk pekerjaan timbunan : =
6795,667 = 2,888 ≈ 3 minggu 2353,26
5.3.3. Pekerjaan Drainase
a. Pekerjaan galian saluran drainase : Volume galian saluran = 8416,939 m3 Kemampuan pekerjaan per hari berdasar kuantitas kerja Excavator adalah 18,68 m³/jam x 7 jam = 130,76 m3 Kemampuan pekerjaan per minggu = 130,76 m3 x 6 hari = 784,56 m3 Misal digunakan 2 buah Excavator maka waktu yang dibutuhkan untuk pekerjaan galian : =
8416,939 = 5,36 ≈ 6 minggu 2 × 784,56
b. Pekerjaan pasangan batu dengan mortar : Volume pasangan batu = 4727,322 m3 Kemampuan pekerjaan per hari diperkirakan 150 m3 Kemampuan pekerjaan per minggu = 150 x 6 = 900 m3 Waktu yang dibutuhkan untuk pekerjaan pasangan batu : =
4727,322 = 5,253 ≈ 6 minggu 900
c. Pekerjaan plesteran : Luas plesteren = 4035,519 m2 Kemampuan pekerjaan per hari diperkirakan 150 m2 Kemampuan pekerjaan per minggu = 150 x 6 = 900 m2 Waktu yang dibutuhkan untuk pekerjaan plesteran :
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 174
=
4035,519 = 4,484 ≈ 5 minggu 900
d. Pekerjaan siaran : Luas siaran = 8151,75 m2 Kemampuan pekerjaan per hari diperkirakan 600 m2 Kemampuan pekerjaan per minggu = 600 x 6 = 3600 m2 Waktu yang dibutuhkan untuk pekerjaan siaran : =
8151,75 = 2,26 ≈ 3 minggu 3600
5.3.4. Pekerjaan Dinding Penahan
a. Pekerjaan Galian Pondasi Volume galian pondasi = 239,666 m³ Kemampuan pekerjaan per hari berdasar kualitas kerja Excavator adalah 18,68m³/jam x 7 jam = 130,76m3 Kemampuan pekerjaan per minggu = 130,76 m3 x 6 hari = 784,56 m3 Misal digunakan 1 buah Excavator maka waktu yang dibutuhkan untuk pekerjaan galian : =
239,666 = 0,31 ≈ 1 minggu 784,56
b. Pekerjaan Pasangan Batu dengan Mortar Volume galian pondasi = 605,141 m³ Kemampuan pekerjaan per hari diperkirakan 150 m2 Kemampuan pekerjaan per minggu = 150 x 6 = 900 m2 Waktu yang dibutuhkan untuk pekerjaan pasangan batu: =
605,141 = 0,67 ≈ 1 minggu 900
c. Pekerjaan Plesteran Luas plesteran = 802,4674 m2 Kemampuan pekerjaan per hari diperkirakan 150 m2 Kemampuan pekerjaan per minggu = 150 x 6 = 900 m2 Waktu yang dibutuhkan untuk pekerjaan pasangan batu:
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 175
=
802,4674 = 0,89 ≈ 1 minggu 900
d. Pekerjaan Siaran Luas siaran = 612,609 m2 Kemampuan pekerjaan per hari diperkirakan 150 m2 Kemampuan pekerjaan per minggu = 150 x 6 = 900 m2 Waktu yang dibutuhkan untuk pekerjaan pasangan batu: =
612,609 = 0,68 ≈ 1 minggu 900
5.3.5. Pekerjaan Perkerasan
a. Pekerjaan LPB (Lapis Pondasi Bawah) : Volume = 5313 m³ Kemampuan pekerjaan per hari berdasar kuantitas kerja Whell Loader diperkirakan 16,01 m 3 × 7 jam = 112,07 m 3 Kemampuan pekerjaan per minggu = 112,07 m 3 × 6 hari = 672,42 m 3 Misal digunakan 2 unit Whell Loader maka waktu yang dibutuhkan untuk Waktu yang dibutuhkan untuk pekerjaan LPB : =
5313 = 3,95 minggu ≈ 4 minggu 2 × 672,42
b. Pekerjaan LPA (Lapis Pondasi Atas) : Volume = 5037 m3 Kemampuan pekerjaan per hari berdasar kuantitas kerja Whell Loader diperkirakan = 16,01 m³ x 7 jam = 112,07 m3 Kemampuan pekerjaan per minggu = 112,07 m3 x 6 hari = 672,42 m3 Waktu yang dibutuhkan untuk pekerjaan LPA : =
5037 = 7,49 ≈ 8 minggu 672,42
c. Pekerjaan Prime Coat : Luas perkerjaan untuk Prime Coat adalah 25875 m2 Kemampuan pekerjaan per hari berdasar kuantitas kerja Asphalt Sprayer diperkirakan 1324 m2
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 176
Kemampuan pekerjaan per minggu = 1324 x 6 = 7944 m2 Waktu yang dibutuhkan untuk pekerjaan prime coat : =
25875 = 3,26 ≈ 4 minggu 7944
d. Pekerjaan LAPEN Mekanis : Volume = 1207,5 m3 Kemampuan pekerjaan per hari berdasar kuantitas kerja Asphalt Finisher diperkirakan 14,43 m 3 Kemampuan pekerjaan per minggu = 14,43 m 3 × 6 hari = 86,58 m 3 Misal digunakan 3 unit Asphalt Finisher maka waktu yang dibutuhkan untuk pekerjaan LAPEN Mekanis : =
1207,5 = 4,65 ≈ 5 minggu 3 × 86,58
5.3.6. Pekerjaan Pelengkap
a. Pekerjaan marka jalan : Luas = 202,138 m2 Kemampuan pekerjaan per hari berdasar kuantitas tenaga kerja diperkirakan 93,33 m2 Kemampuan pekerjaan per minggu = 93,33 x 6 = 559,98 m2 Waktu yang dibutuhkan untuk pekerjaan galian bahu : =
202,138 = 0,36 ≈ 1 minggu 559,98
b. Pekerjaan rambu jalan diperkirakan selama 1 minggu. c. Pembuatan patok kilometer diperkirakan selama 1 minggu.
5.4. Analisa Perhitungan Harga Satuan Pekerjaan Perhitungan harga satuan pekerjaan dihitung dengan cara mengalikan volume dengan upah atau harga tenaga /material dan peralatan, kemudian dijumlah dikalikan 10 % (Overhead dan Profit). Hasil dari jumlah biaya ditambah dengan hasil Overhead dan Profit dinamakan Harga Satuan Pekerjaan.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 177
Contoh perhitungan pekerjaan penyiapan badan jalan: Diketahui : a. Tenaga •
Pekerja (jam) ; Volume 0,0161 ; Upah Rp 3.571,43 Biaya = Volume x Upah = 0,0161 x 3.571,43 = 57,5
•
Mandor (jam) ; Volume 0,004 ; Upah Rp 5.714,29 Biaya = Volume x Upah = 0,004 x 5.714,29 = 22,86
Total biaya tenaga = 80,36 b. Peralatan •
Motor Grader (jam) ; Volume 0,0025 ; Harga Rp 125.230,00 Biaya = Volume x Upah = 0,0025 x 125.230,00 = 313,38
•
Vibro Roller (jam) ; Volume 0,004 ; Harga Rp 35.814,74 Biaya = Volume x Upah = 0,004 x 35.814,74 = 143,26
•
Water Tanker (jam) ; Volume 0,0105 ; Harga Rp 138.975,48 Biaya = Volume x Upah = 0,0105 x 138.975,48 = 1.459,24
•
Alat Bantu (Ls) ; Volume 1 ; Harga Rp 7.500,00 Biaya = Volume x Upah = 1 x 7.500,00 = 7.500,00
Total biaya peralatan
= 9.415,88
Total biaya tenaga dan peralatan = 9.496,23 (A) Overhead dan Profit 10 % x (A) = 949,62 (B)
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 178
Harga Satuan Pekerjaan (A + B) = 10.445,86
5.5. Analisa Perhitungan Bobot Pekerjaan Perhitungan bobot pekerjaan dihitung dengan membandingkan harga tiap pekerjaan dengan jumlah harga pekerjaan (dalam persen). Bobot =
harga tiap pekerjaan × 100% Jumlah harga pekerjaan
Contoh perhitungan : Bobot pekerjaan pengukuran = =
harga tiap pekerjaan × 100% Jumlah harga pekerjaan Rp.5.000.000,00 × 100% Rp.7.342.807.934,67
= 0,068 %
Tabel 5.5. Rekapitulasi Perkiraan Waktu Pekerjaan No.
1
2
Volume
Uraian Pekerjaan
Pekerjaan
Kemampuan
Kemampuan
Waktu
Kerja
Kerja
Pekerjaan
per hari
per minggu
(minggu)
Umum : a). Pengukuran
Ls
-
-
3
b). Mobilisasi dan Demobilisasi
Ls
-
-
4
c). Pembuatan papan nama proyek
Ls
-
-
1
d). Pekerjaan Direksi Keet
Ls
-
-
2
e). Administrasi dan Dokumentasi
Ls
-
-
5
Pekerjaan Tanah : a). Pembersihan semak dan pengupasan tanah b). Galian tanah (biasa) c). Timbunan tanah (biasa) d). Persiapan badan jalan
34.500 m2
900 m2
5.400 m2
8.862,254 m3
130,76 m3
784,56 m3
3
3
6.795,667 m 2
27.255 m
commit to user
392,21 m 2
1743 m
7 3 3
2.353,26 m 2
10.458 m
3 2
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 179
3
Drainase : 8.416,939 m3
a). Galian saluran b). Pasangan batu dengan mortar
4.035,519 m 2
c). Siaran
b). Pasangan batu dengan mortar c). Plesteran c). Siaran
3
150 m
900 m
2
6
2
150 m
900 m
2
4 5
2
8.515,75 m
600 m
3.600 m
3
239,666 m3
130,76 m3
784,56 m3
1
605,141 m
3
3
150 m 2
802,4674 m 2
3
1
2
1
2
1
900 m
2
150 m
900 m
2
612,609 m
150 m
900 m
5.313 m3
112,07 m3
672,42 m3
4
3
3
3
Perkerasan : a). Lapis Pondasi Bawah (LPB) b). Lapis Pondasi Atas (LPA) c). Prime Coat d). Lapis LAPEN Mekanis
5
3
784,56 m3
Dinding penahan a). Galian pondasi
4
4.727,322 m
2
c). Plesteran
5.
3
130,76 m3
5.037 m
2
25.875 m
3
112,07 m
672,42 m
8
2
2
4
3
1.324 m
3
7.944 m
1.207,5 m
14,43 m
86,58 m
5
202,138 m2
93,33 m2
559,98 m2
1
Pelengkap a). Marka jalan b). Rambu jalan
Ls
-
-
1
c). Patok kilometer
Ls
-
-
1
Dari hasil analisis perhitungan waktu pelaksanaan, analisis harga satuan pekerjaan dan perhitungan bobot pekerjaan, maka dapat dibuat Rencana Anggaran Biaya (RAB) dan Time Schedule pelaksanaan proyek dalam bentuk Bar Chard dan Kurva S.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 180
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 181
5.6.
REKAPITULASI RENCANA ANGGARAN BIAYA
PROYEK : PEMBANGUNAN JALAN RAYA KANOMAN - JAMPEN PROPINSI : JAWA TENGAH TAHUN ANGGARAN : 2009 PANJANG PROYEK : 3,45 Km Tabel 5.6. Rekapitulasi Rencana Anggaran Biaya NO.
URAIAN PEKERJAAN
1
2
KODE ANALISA 3
VOLUME
SATUAN
4
5
1 1 1 1 1
Ls Ls Ls Ls Ls
HARGA SATUAN (Rp.) 6
JUMLAH HARGA (Rp.) 7=4x6
BOBOT
BAB I : UMUM
1 2 3 4 5
Pengukuran Mobilisasi dan demobilisasi Papan nama proyek Direksi Keet Administrasi dan dokumentasi
-
5.000.000,00 20.000.000,00 500.000,00 1.000.000,00 2.200.000,00
5.000.000,00 20.000.000,00 500,000,00 1.000.000,00 2.200.000,00
JUMLAH BAB 1 : UMUM
28.700.000,00
0,068 0,272 0,007 0,014 0,030
BAB II : PEKERJAAN TANAH
1 2 3 4
Pembersihan semak dan pengupasan tanah Galian tanah (biasa) Timbunan tanah (biasa) Persiapan badan jalan
K-210
34.500,000
M2
1.231,39
42.482.955,00
0,579
EI-331 EI-321 EI-33
8.862,254 6.795,667 27.255,000
M3 M3 M2
31.521,93 53.515,28 10.445,86
279.355.350,23 363.672.022,29 284.701.914,30
3,804 4,953 3,877
JUMLAH BAB 2 : PEKERJAAN TANAH
970.212.241,82
BAB III : PEKERJAAN DRAINASE
1 2 3 4
Galian saluran Pasangan batu dengan mortar Plesteran Siaran
EI-21 EI-22 G-501 EI-23
8.416,939 4.727,322 4.035,519 8.151,750
M3 M3 M2 M2
31.597,63 341.650,87 21.118,70 14.792,95
265.955.324,25 1.615.093.674,07 85.224.915,11 120.588.430,16
3,622 21,995 1,161 1,642
JUMLAH BAB 3 : PEKERJAAN DRAINASE
2.086.862.343,59
EI-21 239,666 M3 31.597,63 EI-22 605,141 M3 341.650,87 G-501 802,4674 M2 21.118,70 EI-23 612,609 M2 14.792,95 JUMLAH BAB 4: PEKERJAAN DINDING PENAHAN
7.572.877,59 206.746.949,12 16.947.068,28 9.062.294,31 240.329.189,30
0,103 2,816 0,231 0,123
185.335,85 217.463,91 7.010,64 1.424.175,83
984.689.371,05 1.095.365.714,67 181.400.310,00 1.716.843.963,07
13,410 14,918 2,470 23,381
JUMLAH BAB 5 : PEKERJAAN PERKERASAN
3.978.299.358,79
BAB IV : PEKERJAAN DINDING PENAHAN
1 2 3 4
Galian saluran Pasangan batu dengan mortar Plesteran Siaran
BAB V : PEKERJAAN PERKERASAN
1 2 3 4
Konstruksi LPB kelas A Konstruksi LPA kelas A Pekerjaan Prime Coat Pekerjaan LAPEN Mekanis
EI-521 EI-512 EI-611 EI-815
5.313,000 5.037,000 25.875,000 1.205,500
M3 M3 M2 M3
BAB VI : PEKERJAAN PELENGKAP
1 2 3
Marka jalan Pekerjaan rambu jalan Patok kilometer
LI-841 LI-842 LI-844
202,138 12 3
169.561,16 282.258,99 247.646,51
34.274.753,76 3.387.107,88 742.939,53
JUMLAH BAB 6 : PEKERJAAN PELENGKAP
38.404.801.17
REKAPITULASI BAB I : UMUM BAB II : PEKERJAAN TANAH BAB III : PEKERJAAN DRAINASE BAB IV : PEKERJAAN DINDING PENAHAN BAB V : PEKERJAAN PERKERASAN BAB V I : PEKERJAAN PELENGKAP
M2 Buah Buah
28.700.000,00 970.212.241,82 2.086.862.343,59 240.329.189,30 3.978.299.358,79 38.404.801.17 JUMLAH 7.342.807.934.67 PPn 10% 734.280.793,47 JUMLAH TOTAL 8.077.088.728.14 Dibulatkan = (Rp.) 8.077.088.800.00 DELAPAN MILYAR TUJUH PULUH TUJUH JUTA DELAPAN PULUH DELAPAN RIBU DELAPAN RATUS RUPIAH
commit to user
0,467 0,046 0,010 100
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan 1.
Jenis jalan dari Jepanan – Pandeyan merupakan jalan kolektor dengan spesifikasi jalan kelas III, lebar perkerasan 2 × 3,5 m , dengan kecepatan
rencana 80 Km
a.
Jam
, direncanakan 3 tikungan.
Pada PI1 dengan jari-jari lengkung rencana 450 m, sudut PI1 sebesar 29 0 22 ' 12 "
b.
Pada PI 2 dengan jari-jari lengkung rencana 1000 m, sudut
PI 2
sebesar 5 0 24 ' 36 " . c.
Pada PI 3 dengan jari-jari lengkung rencana 300 m, sudut PI 3 sebesar 17 0 43' 48" .
2.
Pada alinemen vertikal jalan Jepanan – Pandeyan terdapat 4 PVI .
3.
Perkerasan jalan Jepanan – Pandeyan menggunakan jenis perkerasan lentur berdasarkan volume LHR yang ada dengan : a.
b.
Jenis bahan yag dipakai adalah :
1)
Surface Course
: Lapen Mekanis
2)
Base Course
: Batu Pecah ( CBR 80% )
3)
Sub Base Course
: Sirtu ( CBR 50% )
Dengan perhitungan didapatkan dimensi dengan tebal dari masingmasing lapisan :
1)
Surface Course
: 5 cm
2)
Base Course
: 20 cm
3)
Sub Base Course
: 15 cm
commit to user 182
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 183
4
Perencanaan jalan Jepanan – Pandeyan dengan panjang 3.500 m memerlukan biaya untuk pembangunan sebesar Rp. 7.728.207.200,00 (Tujuh Milyar Tujuh Ratus Dua Puluh Delapan Juta Dua Ratus Tujuh Ribu Dua Ratus Rupiah), dan dikerjakan selama 5 bulan.
6.2 Saran 1.
Perencanaan jalan diharapkan mampu memacu pertumbuhan perekonomian di wilayah tersebut, sehingga kedepannya kesejahteraan masyarakat dapat terangkat.
2.
Bagi tenaga kerja (baik tenaga ahli maupun kasar) agar memperhatikan keselamatan kerja dengan mengutamakan keselamatan jiwa misal untuk pekerjaan lapangan menggunakan helm pengaman, sarung tangan dan sepatu boot.
3.
Bagi tenaga kerja mendapat asuransi kecelakaan diri dan jaminan keselamatan dan kesehatan kerja mengingat pelaksanaan proyek adalah pekerjaan dengan resiko kecelakaan tinggi.
4.
Koordinasi antar unsur-unsur proyek sebaiknya ditingkatkan agar mutu pekerjaan sesuai dengan spesifikasi yang telah ditentukan.
5.
Pelaksanaan lapngan harus sesuai dengan spesifikasi teknik, gambar rencana maupun dokumen kontrak.
commit to user