perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN INOVATIF DAN KONVENSIONAL TERHADAP KEMAMPUAN JUMPING SERVICE DALAM PERMAINAN BOLAVOLI PADA KLUB BOLAVOLI PUTRA POPSI KABUPATEN SRAGEN TAHUN 2010
SKRIPSI
Oleh: ARI KARYANTO NIM X5606030
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA commit to user 2011
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN INOVATIF DAN KONVENSIONAL TERHADAP KEMAMPUAN JUMPING SERVICE DALAM PERMAINAN BOLAVOLI PADA KLUB BOLAVOLI PUTRA POPSI KABUPATEN SRAGEN TAHUN 2010
Oleh: ARI KARYANTO NIM X5606030
SKRIPSI Ditulis dan diajukan untuk memenuhi syarat mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Kepelatihan Olahraga Jurusan Pendidikan Olahraga dan Kesehatan
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA commit to user 2011
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PERSETUJUAN Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Surakarta, __________________ Pembimbing I
Pembimbing II
Dra. Ismaryati, M. Kes. NIP. 19630505 198903 2 001
Slamet Riyadi, S. Pd., M. Or. NIP. 19701102 200501 1 002
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PENGESAHAN Skripsi ini telah dipertahankan dihadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima untuk persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan. Hari
:
Tanggal
:
Tim Penguji Skripsi: Nama Terang
Tanda Tangan
Ketua
: Drs. Bambang Wijanarko, M. Kes.
Sekretaris
: Drs. H. Sunardi, M. Kes.
Anggota 1
: Dra. Ismaryati, M. Kes.
Anggota 2
: Slamet Riyadi, S. Pd., M. Or.
Disahkan oleh: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta Dekan
Prof. Dr. H. M. Furqon Hidayatullah, M. Pd NIP. 19600727 198702 1 001
commit to user
_________________ _________________ _________________ _________________
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
ABSTRAK Ari Karyanto. PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN INOVATIF DAN KONVENSIONAL TERHADAP KEMAMPUAN JUMPING SERVICE DALAM PERMAINAN BOLAVOLI PADA KLUB BOLAVOLI PUTRA POPSI KABUPATEN SRAGEN TAHUN 2010. Skripsi, Surakarta: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sebelas Maret Surakarta, April 2011. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui: (1) Perbedaan pengaruh antara latihan inovatif dan konvensional terhadap hasil latihan jumping service dalam permainan bolavoli pada klub bolavoli putra POPSI Sragen tahun 2010; (2) Model latihan yang lebih baik diterapkan untuk latihan jumping service dalam permainan bolavoli pada klub bolavoli putra POPSI Sragen tahun 2010. Penelitian ini menggunakan metode eksperimen. Sampel dalam penelitian ini adalah pemain bolavoli klub putra POPSI Kabupaten Sragen tahun 2010 yang berjumlah 30 orang. Teknik pengambilan sampel menggunakan purposive random sampling. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah tes jumping service permainan bolavoli. Teknik analisis data yang digunakan dengan uji t pada taraf signifikansi 5 %. Berdasarkan hasil penelitian dapat diperoleh simpulan sebagai berikut: (1) Ada perbedaan pengaruh yang signifikan antara latihan inovatif dan latihan konvensional terhadap hasil latihan jumping service dalam permainan bolavoli pada klub bolavoli putra POPSI Sragen tahun 2010, (thitung 2,977 > ttabel 2,131). (2) Latihan inovatif memberikan pengaruh yang lebih baik daripada latihan konvensional terhadap hasil latihan jumping service dalam permainan bolavoli pada klub bolavoli putra POPSI Sragen tahun 2010. Kelompok 1 yang diberi latihan secara konvensional memiliki nilai persentasi peningkatan sebesar 9,839%, sedangkan kelompok 2 yang diberi perlakuan secara inovatif memiliki nilai persentasi peningkatan sebesar 19,145%.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
ABSTRACT Ari Karyanto. DIFFERENCE OF INNOVATIVE AND CONVENTIONAL EXERCISE EFFECT ON JUMPING SERVICE ABILITY IN VOLLEY GAME AT SON VOLLEY CLUB POPSI I SRAGEN REGENCY IN 2010. Thesis, Surakarta: Faculty of Teacher Training and Education, University of Surakarta Eleven March, April 2011. The purpose of this study is to understand: (1) The difference between exercise influence on the result of innovative and conventional exercise jumping service in the volley game at son volley club POPSI Sragen in 2010, (2) model applied better practice to practice jumping service in the game bolavoli the son volley club POPSI Sragen in 2010. This research uses experimental methods. The sample in this study is the son of club volley players POPSI Sragen regency in 2010, amounting to 30 people. Purposive sampling technique using random sampling. Data collection techniques used were jumping volley test service game. The data analysis technique that is used with the t test at significance level of 5%. Based on research results can be obtained conclusions are as follows: (1) There is a significant difference in effect between innovative training and conventional training on the jumping exercise service in the game at son volley club POPSI Sragen in 2010, (tcount 2.977 > ttable 2.131). (2) an innovative exercise to give a better effect than conventional exercise on the exercise jumping service in the game at son volley club POPSI Sragen in 2010. Group 1 who were given the conventional practice has a value of percentage increase of 9.839%, while group 2 who were treated in an innovative way to have a percentage value increase of 19.145%.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
MOTTO
“Sesungguhnya Allah tidak mengubah keadaan suatu kaum sehingga mereka merubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri” (QS.AR RA’D ayat 11) “Tidak ada jaminan kesuksesan, namun tidak mencobanya adalah jaminan kegagalan” (Bill Clinton) “Bila Anda berfikir anda bisa, maka Anda benar. Bila Anda berfikir Anda tidak bisa, Andapun benar. Karena itu ketika seseorang berfikir tidak bisa, maka sesungguhnya dia telah membuang kesempatan untuk menjadi bisa” (Hendri Ford) “Biasakan untuk berfikir bahwa sukses hanya tinggal selangkah lagi dan pasti akan diraih, niscaya masa depan yang cerah akan ada di depan Anda” (Andrew Carnegie)
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PERSEMBAHAN
Persembahan Skripsi ini kupersembahkan kepada Bapak dan Ibuku Yang Tercinta Bapak dan Ibu dosen Uns Rekan-rekan JPOK’06. Almamater FKIP UNS Yang Kubanggakan.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
KATA PENGANTAR Alhamdulillah puji syukur di panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulisan Skripsi dengan judul: “Perbedaan Pengaruh Latihan Inovatif dan Konvensional terhadap Kemampuan Jumping Service dalam Permainan Bolavoli Pada Klub Bolavoli Putra Popsi Kabupaten Sragen Tahun 2010” dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Keberhasilan penulisan Skripsi ini karena bantuan dari beberapa pihak, oleh karena itu pada kesempatan ini disampaikan ucapan terimakasih kepada : 1. Prof. Dr. H. M. Furqon Hidayatullah, M. Pd., Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret yang telah memberikan izin penulisan skripsi; 2. Drs. H. Agus Margono, M.Kes., Ketua Jurusan Pendidikan Kepelatihan Olahraga Fakultas Ilmu Keolahragaan yang selalu mendukung penulisan skripsi ini; 3. Drs. Bambang Wijanarko, M.Kes., Ketua Program Pendidikan Kepelatihan Olahraga Fakultas Ilmu Keolahragaan yang selalu mendukung penulisan skripsi ini; 4. Dra.Ismaryati, M.Kes, selaku pembimbing I dan Slamet Riyadi, S.Pd., M.Or, selaku pembimbing II yang telah memberikan arahan dan bimbingan sehingga skripsi ini dapat tersusun. 5. Bp/Ibu dosen Jurusan Pendidikan Kepelatihan Olahraga Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Sebelas Maret yang telah membimbingku. 6. Ketua Klub Bolavoli POPSI Kabupaten Sragen, yang memberi ijin penelitian. 7. Sahabat-sahabatku tercinta di Universitas Sebelas Maret dan semua pihak yang telah memberikan dukungan dan bantuannya Semoga apa yang telah diberikan kepada penulis dicatat sebagai amal kebaikandan mendapat balasan dari Allah SWT. Akhirnya penulis berharap karya ini dapat bermanfaat. Amin. Surakarta, commit to user
Penulis
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR ISI Halaman i JUDUL …………………………………………………………..………... PENGAJUAN………….…………………………………………………..
ii
PERSETUJUAN…………………………………………………………..
iii
PENGESAHAN……………………………………………………………
iv
ABSTRAKSI………………………………………………………………
v
MOTTO……………………………………………………………………
vi
PERSEMBAHAN…………………………………………………………
vii
KATA PENGANTAR…………………………………………………….
v
DAFTAR ISI………………………………………………………………
iii
DAFTAR GAMBAR………………………...……………………………
ix
DAFTAR TABEL……………………………………………….………...
xii
DAFTAR LAMPIRAN……………………………………………………
x
PENDAHULUAN………………………………………………
iii
A. Latar Belakang Masalah……………………………………...
xi
B. Identifikasi Masalah…………………………………………..
v
C. Pembatasan Masalah………………………………………….
1
D. Perumusan Masalah…………………………………………..
1
E. Tujuan Penelitian……………………………………………..
5
F. Manfaat Penelitian……………………………………………
5
BAB II LANDASAN TEORI…………………………………………...
6
A. Tinjauan Pustaka……………………………………………...
6
1. Teknik Dasar Permainan Bolavoli………………………..
6
2. Teknik Service……………………………………………
7
3. Jumping Service…………………………………………..
7
BAB I
a. Elemen-elemen Gerakan Jumping Service yang
7
Harus Dikuasai Seorang Pemain……………………..
10
b. Latihan Jumping Service……………………………...
12
4. Proses Belajar Keterampilan Gerak……………………… commitSragen……………………………. to user 5. Klub Bolavoli POPSI
15
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
6. Latihan Konvensional…………………………………….
16
7. Latihan Konvensional pada Latihan Jumping Service
20
dalam Permainan Bolavoli………………………………..
24
8. Latihan Inovatif…………………………………………..
26
9. Latihan Inovatif pada Latihan Jumping Service dalam Permainan Bolavoli………………………………..
27
10. Kelebihan dan Kekurangan Latihan Konvensional............
28
a. Kelebihan Latihan Konvensional……………………. b. Kekurangan Latihan Konvensional…………………..
29
11. Kelebihan dan Kekurangan Latihan Inovatif......................
31
a. Kelebihan Latihan Inovatif…………………………...
31
b. Kekurangan Latihan Inovatif…………………………
31
B. Kerangka Pemikiran………………………………………….
32
C. Perumusan Hipotesis…………………………………………
32
BAB III METODOLOGI PENELITIAN………………………………..
32
A. Tempat dan Waktu Penelitian………………………………...
33
1. Tempat Penelitian…………………………………………
34
2. Waktu Penelitian………………………………………….
35
B. Metode Penelitian…………………………………………….
35
1. Metode…………………………………………………….
35
2. Rancangan Penelitian……………………………………..
35
C. Variabel Penelitian……………………………………………
35
D. Populasi dan Sampel………………………………………….
35
1. Populasi…………………………………………………...
35
2. Sampel…………………………………………………….
36
E. Teknik Pengumpulan Data…………………………………...
37
F. Uji Reliabilitas………………………………………………..
37
G. Teknik Analisis Data…………………………………………
37
1. Uji Prasyarat Analisis Data……………………………….
38
2. Uji Perbedaan…………………………………………….. commit to user
38 39
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB IV HASIL PENELITIAN…………………………………………..
39
A. Deskripsi Data………………………………………………..
40
1. Data Hasil Tes Awal Jumping Service…………………... 2. Data Hasil Tes Akhir Jumping Service…………………...
41
B. Reliabilitas Hasil Tes…………………………………………
41
C. Pengujian Persyaratan Analisis……………………………….
41
1. Uji Normalitas……………………………………………
42
2. Uji Homogenitas………………………………………….
43
D. Pengujian Hipotesis…………………………………………..
44
E. Pembahasan Hasil Analisis Data……………………………..
44
BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN……………………….
45
A. Simpulan……………………………………………………...
45
B. Implikasi……………………………………………………...
46
1. Implikasi Teoritis………………………………………….
47
2. Implikasi Praktis…………………………………………..
47
C. Saran………………………………………………………….
47
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………...
47
LAMPIRAN………………………………………………………………..
48 48 49 50
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR GAMBAR Halaman Gambar 1. Sikap permulaan jumping service. (M. Yunus, 1992. Olahraga pilihan bolavoli: 78)............................
13
Gambar 2. Gerak pelaksanaan jumping service. (M. Yunus, 1992. Olahraga pilihan bolavoli: 79)............................
13
Gambar 3. Gerak lanjutan jumping service. (M. Yunus, 1992. Olahraga pilihan bolavoli: 79)............................
commit to user
14
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR TABEL Halaman Tabel 1. Rangkuman Hasil Uji Perbedaan Tes Awal antara kelompok 1 dan kelompok 2....................................................... 41 Tabel 2. Rangkuman Hasil Uji Perbedaan Tes Akhir antara Kelompok 1 dan Kelompok 2................................................................ 42 Tabel 3. Rangkuman Hasil Penghitungan Nilai Perbedaan Peningkatan Kemampuan Jumping Service antara Kelompok 1 dan Kelompok 2.... 42 Tabel 4. Hasil Uji Tes Reliabilitas....................................................................... 43 Tabel 5. Tabel Range Kategori Reliabilitas......................................................... 43 Tabel 6. Diskripsi Data Hasil penelitian.............................................................. 44 Tabel 7. Rangkuman Hasil Uji Normalitas Data................................................ 44 Tabel 8. Rangkuman Hasil Uji Homogenitas Data.............................................. 45
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR LAMPIRAN Halaman Lampiran 1. Petunjuk Pelaksanaan Tes Kemampuan Jumping Service Bolavoli………………………………………………………......
50
Lampiran 2. Hasil Tes Awal………………..…………………………………
52
Lampiran 3. Pembagian Kelompok……………………………..……………..
53
Lampiran 4. Hasil Tes Jumping Service Selama 30 Detik………..…………...
55
Lampiran 5. Program Latihan Konvensional Jumping Service…………….…
56
Lampiran 6. Program Latihan Inovatif Jumping Service…….………………..
57
Lampiran 7. Skenario Latihan Konvensional Jumping Service……………….
58
Lampiran 8. Skenario Latihan Inovatif Jumping Service……………………...
60
Lampiran 9. Panduan Blangko Observer……………………………………...
62
Lampiran 10. Kriteria Penilaian……………………………………………….. 63 Lampiran 11. Hasil Tes Akhir…………………………………………………. 64 Lampiran 12. Rekapitulasi Data Hasil Penelitian……………………………... 65 Lampiran 13. Uji Reliabilitas………………………………………………….. 67 Lampiran 14. Uji Normalitas.............................................................................. 73 Lampiran 15. Uji Homogenitas..........................................................................
77
Lampiran 16. Perhitungan Uji Beda...................................................................
81
Lampiran 17. Perhitungan Persentase Peningkatan…………………………… 83 Lampiran 18. Dokumentasi Penelitian………………………………………… 84
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembinaan olahraga merupakan suatu proses yang harus dipahami sebagai sebuah sistem yang kompleks, sehingga masalah yang ada di dalamnya perlu ditelaah dari sudut pandang yang luas. Gejala yang ada dalam kegiatan olahraga tidak semata-mata dipandang dari aspek sosial-budaya. Dalam proses latihan pada sebuah klub olahraga, kegiatan olahraga dipandang sebagai alat untuk pencapaian prestasi yang diinginkan, sehingga latihan dituntut seoptimal mungkin sehingga mencapai hasil yang baik. Melalui kegiatan olahraga diharapkan dapat merangsang perkembangan dan pertumbuhan jasmani anak, merangsang perkembangan sikap, mental, sosial, emosi yang seimbang serta keterampilan gerak anak. Pentingnya olahraga pada anak maka harus diajarkan secara baik dan benar. Bolavoli adalah olahraga yang dimainkan oleh dua team dalam satu lapangan yang dipisahkan oleh sebuah net. Tujuan dari permainan adalah melewatkan bola diatas net agar dapat jatuh menyentuh lantai lapangan lawan dan untuk mencegah usaha yang sama dari lawan. Setiap tim dapat memainkan tiga pantulan untuk mengembalikan bola (sesuai dengan peraturan yang berlaku). Dalam permainan bolavoli, tim yang memenangkan sebuah reli memperoleh satu angka. Apabila tim yang sedang menerima service memenangkan reli, akan memperoleh satu angka dan berhak untuk melakukan service berikutnya, serta para pemainnya melakukan pergeseran satu posisi searah jarum jam. Keberhasilan suatu ciri memenangkan suatu pertandingan, tidak tercapai dari penguasaan terhadap teknik dalam permainan bolavoli yaitu servis, passing, umpan, bendungan (block) dan smash. Servis juga merupakan serangan awal dalam permainan bolavoli. Menurut M. Yunus (1992: 68) bahwa “ketrampilan teknik dalam permainan bolavoli meliputi: service, passing, umpan (set up), commit to user smash (spike), bendungan (block)”. Dalam permainan bolavoli, salah satu unsur
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
utama yang penting adalah service, karena service merupakan awal serangan. Tanpa didahului service dengan mematuhi segala peraturan yang berlaku, maka permainan tidak dapat dimulai. Demikian halnya menurut pendapat M. Yunus (1992: 137) yang menyatakan bahwa: Service merupakan pukulan permulaan untuk memulai suatu permainan, namun jika ditinjau dari taktik, service merupakan serangan yang diharapkan dapat langsung menghasilkan nilai atau setidak-tidaknya membuat tekanan terhadap pertahanan lawan dan lawan tidak dapat dengan mudah melakukan serangan. Kesempatan sebagai server haruslah digunakan sebaik-baiknya untuk melakukan serangan karena bola yang akan dipukul sepenuhnya dibawah kendali server itu sendiri. Kemana saja service itu diarahkan dan seberapa keras pukulan yang diinginkan tergantung pada server itu sendiri tanpa dapat dipengaruhi secara langsung oleh lawan. Sejalan dengan kemajuan dan perkembangan permainan bolavoli maka arti service dalam permainan bolavoli juga mengalami perubahan. Pada zaman sekarang ini hendaknya para pembaca mengartikan service ini tidak lagi sebagai tanda saat dimulainya permainan ataupun sekedar menyajikan bola, tetapi hendaknya diartikan sebagai suatu serangan yang pertama kali bagi regu yang melakukan service. Untuk menguasai teknik yang sempurna sangat dibutuhkan proses latihan. Latihan yang baik adalah latihan yang menyenangkan dan memiliki daya kreatifitas yang tinggi untuk menciptakan variasi bentuk latihan. Latihan adalah suatu proses mempersiapkan fisik dan mental anak latih secara sistematis untuk mencapai mutu prestasi terarah, meningkat dan berulang-ulang waktunya. Dengan latihan yang rutin dan terarah diharapkan dapat meningkatkan mutu dan kualitas atlet. Pelatih yang tidak kreatif dan monoton dalam menyampaikan materi latihan, hanya menerapkan model latihan konvensional yang mengakibatkan atlet tidak dapat berprestasi secara maksimal dan latihan cenderung membosankan, maka kegiatan latihan pada klub olahraga dan kesehatan selalu terkait dengan tujuan yang jelas agar tercapai prestasi yang memuaskan. Bila proses latihan tidak commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
begitu bermakna dan tidak mempunyai tujuan yang jelas maka isi latihan berikut metode latihan tidak mengandung makna apa-apa. Oleh karena itu seorang pelatih harus menyadari keterkaitan antara tujuan, metode latihan, serta cara mengukur perubahan dan kemajuan yang dicapai. Guna mencapai tujuan yang diinginkan dalam proses latihan, maka pelatih harus mampu menerapkan metode latihan yang cocok untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Seorang pelatih harus memiliki ide dengan menerapkan model latihan yang tepat dan sesuai dengan kondisi yang ada, agar tujuan yang telah ditetapkan dapat tercapai dengan baik. Model latihan yang diterapkan selama ini, dalam latihan bolavoli adalah latihan konvensional yang hanya memfokuskan pada komunikasai verbal, demonstrasi, sentralisasi pelatih, dan pelatih yang otoriter, yaitu pelatihlah yang berhak menentukan apa yang akan dilatihkan kepada atlet. Latihan inovatif sebenarnya merupakan pemaknaan terhadap proses latihan yang berkaitan dengan berbagai teori latihan yang modern yang berkaitan pada inovasi latihan. Latihan inovatif bersifat menyenangkan dan membutuhkan kreatifitas pelatih dalam proses latihan untuk dapat membuat atlet selama latihan untuk bersifat aktif dan mandiri sehingga lebih efektif dalam pencapaian tujuan. Saat ini dalam permainan bolavoli, banyak pemain yang melakukan jumping service, karena service jenis ini akan menghasilkan pukulan service yang menukik dengan tajam dan keras sehingga dapat menimbulkan kesulitan bagi tim lawan penerima service. Untuk melakukan jumping service, posisi awalan bervariasi tergantung pada pemain tetapi menurut M. Yunus (1992: 71) “awalan jumping service dilakukan sekitar 3 meter”. Awalan ini berguna sekali untuk memperoleh posisi awal yang mantap untuk melakukan lompatan sehingga memperoleh lompatan yang tinggi, dengan waktu atau saat yang tepat berguna untuk memukul bola dengan keras dan dengan waktu yang tepat. Menurut M. Yunus (1992: 71) “jumping service adalah teknik service yang dilakukan dengan melompat seperti gerakan smash”. Hasil pukulan ini akan menghasilkan pukulan top spin. Jumping service merupakan teknik service baru commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
yang perlu dilatihkan dan dapat digunakan untuk memulai serangan dalam permainan bolavoli. Di sini atlet atau anak banyak mengalami kesulitan dalam melakukan jumping service, terbukti disetiap pertandingan banyak pemain yang gagal dalam melakukan jumping service. Dikarenakan dalam latihan, bola yang digunakan terlalu berat dan terlalu besar ukurannya dan juga faktor-faktor lain yang mempengaruhinya, disini pelatih mencari cara atau metode yang baru yaitu menggunanakan metode latihan inovatif. Berdasarkan permasalahan di atas, peneliti membandingkan model latihan inovatif dan konvensional. Dari kedua model latihan jumping service tersebut akan dibandingkan manakah yang lebih baik pengaruhnya terhadap peningkatan hasil latihan jumping service bolavoli. Untuk mengetahui hal tersebut, maka perlu di kaji dan di teliti melalui penelitian eksperimen. Disinilah pentingnya jumping service dalam permainan bolavoli. Dengan jumping service yang baik dan benar, atlet dapat dengan mudah memperoleh point tanpa mengeluarkan tenaga bagi tim untuk melakukan suatu rally. Untuk itu jumping service sangat penting untuk dilatih agar mendapatkan hasil yang maksimal. Kesulitan-kesulitan yang dihadapi atlet dalam berlatih jumping service bolavoli di klub putra POPSI Sragen menuntut pelatih untuk berkreativitas menerapkan model latihan yang tepat. Model latihan yang dicontohkan akan dapat meningkatkan motivasi atlet dalam berlatih, karena cara berlatih yang dilakukan lebih mudah, ringan dan menyenangkan, sehingga akan diperoleh hasil latihan yang lebih optimal. Berdasarkan situasi di atas, timbul pertanyaan tentang pengaruh yang diberikan dari kedua model latihan tersebut jika masing-masing model latihan diterapkan secara utuh tanpa dipadukan dalam latihan teknik dasar permainan bolavoli, khususnya untuk teknik dasar jumping service. Dari uraian di atas, maka peneliti bermaksud mengadakan penelitian dengan judul “Perbedaan Pengaruh Latihan Inovatif dan Konvensional terhadap Kemampuan Jumping Service dalam Permainan Bolavoli Pada Klub Bolavoli commit to user Putra POPSI Kabupaten Sragen Tahun 2010”.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas, masalah dalam penelitian ini dapat diidentifikasi sebagai berikut: 1. Perlu latihan inovatif dalam melatih jumping service. 2. Pengaruh antara latihan inovatif dan konvensional jika masing-masing diterapkan secara utuh tanpa dipadukan terhadap hasil latihan jumping service dalam permainan bolavoli. 3. Perlu dipilih model latihan yang efektif untuk latihan jumping service dalam permainan bolavoli. 4. Meskipun model latihan inovatif dapat dijadikan alternatif dalam latihan bolavoli ada alasan tertentu yang dimiliki para pelatih untuk tetap menerapkan pola latihan konvensional dalam teori latihan dan praktik permainan bolavoli. C. Pembatasan Masalah Untuk menghindari penafsiran yang salah terhadap permasalahan penelitian, maka masalah perlu dibatasi. Pembatasan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Kemampuan jumping service bolavoli pada klub bolavoli putra POPSI Sragen tahun 2010. 2. Latihan inovatif dan konvensional terhadap peningkatan kemampuan jumping service bolavoli pada klub bolavoli putra POPSI Sragen tahun 2010. 3. Perlu dipilih model latihan yang efektif dalam latihan jumping service dalam permainan bolavoli pada klub bolavoli putra POPSI Sragen tahun 2010.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
D. Perumusan Masalah Berdasarkan uraian di atas, dapat di rumuskan masalah dalam penelitian ini sebagai berikut: 1. Adakah perbedaan pengaruh antara latihan inovatif dan konvensional terhadap kemampuan jumping service dalam permainan bolavoli pada klub bolavoli putra POPSI Sragen tahun 2010? 2. Latihan manakah yang lebih efektif diterapkan dalam latihan jumping service dalam permainan bolavoli pada klub bolavoli putra POPSI Sragen tahun 2010? E. Tujuan Penelitian Sesuai dengan perumusan masalah diatas, maka penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui: 1. Mengetahui perbedaan pengaruh antara latihan inovatif dan konvensional terhadap kemampuan jumping service dalam permainan bolavoli pada klub bolavoli putra POPSI Sragen tahun 2010. 2. Mengetahui model latihan manakah yang lebih baik diterapkan untuk latihan jumping service dalam permainan bolavoli pada klub bolavoli putra POPSI Sragen tahun 2010. F. Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai: 1. Bahan masukan untuk pelatih bolavoli dalam memberikan program latihan jumping service agar mendapatkan hasil yang lebih baik pada klub bolavoli putra POPSI Sragen. 2. Informasi tentang model latihan yang baik dan efektif dalam meningkatkan kemampuan jumping service bolavoli. 3. Bahan pembanding bagi peneliti yang lain yang berminat mengadakan commit to user penelitian tentang teknik jumping service dalam permainan bolavoli.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka 1. Teknik Dasar Permainan Bolavoli Permainan bolavoli adalah suatu cabang olahraga beregu yang dimainkan oleh dua regu yang dipisahkan oleh net. Terdapat versi yang berbeda tentang jumlah pemain, jenis atau ukuran lapangan, angka kemenangan yang digunakan, untuk keperluan tertentu. Namun pada hakekatnya permainan bolavoli bermaksud menyebar luaskan kemahiran bermain kepada setiap orang yang meminatinya. Tujuan dari permainan adalah melewatkan bola diatas net agar dapat jatuh menyentuh lantai lapangan lawan dan untuk mencegah usaha yang sama dari lawan. Setiap team dapat memainkan tiga pantulan untuk mengembalikan bola (diluar perkenaan blok). Bola dinyatakan dalam permainan setelah bola dipukul oleh pelaku service melewati atas net ke daerah lawan. Permainan dilanjutkan hingga bola menyentuh lantai, bola “keluar” atau satu tim gagal mengembalikan bola secara sempurna. Dalam permainan bolavoli, team yang memenangkan sebuah rally memperoleh satu angka (rally point system). Apabila team yang sedang menerima service memenangkan rally, akan memperoleh satu angka dan berhak untuk melakukan service berikutnya, serta para pemainnya melakukan pergeseran satu posisi searah jarum jam. Dalam memainkannya bola yang dimainkan diperbolehkan menggunakan seluruh anggota badan dengan ketentuan yang berlaku sesuai peraturan permainan. Seperti yang dikemukakan oleh Suharno HP (1982: 4) bahwa: Pada prinsipnya permainan tersebut adalah memvoli bola melewati net atau jaring dengan menggunakan seluruh anggota badan dengan syarat pantulan bersih dan setiap pemain berusaha secepat mungkin menjatuhkan bola dilapangan lawan untuk mencari kemenangan bertanding. Saat dimulai permainan tersebut posisi service berada digaris belakang commit to user lapangan. Tanda dimulainya permainan dengan melakukan service, setelah
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
perintah untuk service dan bola harus melewati di daerah net kedalam daerah lapangan lawan. Masing-masing regu berhak memainkan bola sampai tiga kali sentuhan diluar perkenaan block untuk dikembalikan ke daerah lawan. Seorang pemain tidak diperbolehkan memainkan bola berturut-turut. Pada waktu melakukan block, sentuhan tersebut tidak dihitung sebagai sentuhan pertama. Teknik dasar permainan bolavoli sebaiknya dikuasai oleh para pemain agar dapat bermain dengan baik dan berprestasi. Menurut M. Yunus (1992: 68) “teknik dasar permainan bolavoli terdiri dari service, passing, umpan (set-up), smash (spike) dan bendungan (block)”. Menurut Suharno HP (1982: 12) “yang dimaksud dengan teknik dasar permainan bolavoli adalah suatu proses melahirkan keaktifan jasmani dan pembuktian suatu praktek dengan sebaik mungkin untuk menyelesaikan tugas yang pasti dalam permainan bolavoli”. Jadi teknik dasar permainan bolavoli dapat diartikan sebagai cara yang paling dasar, efektif dan efisien sesuai dengan peraturan permainan yang berlaku untuk mencapai hasil yang optimal. Agar dapat bermain bolavoli dengan baik, ada berbagai macam teknik dalam permainan bolavoli yang harus dimiliki dan dipelajari. Teknik-teknik tersebut diantaranya adalah sebagai berikut: a. Service Pada mulanya service hanya merupakan pukulan pembukaan untuk memulai suatu permainan, sesuai dengan kemajuan permainan, teknik service saat ini tidak hanya sebagai permulaan permainan, tetapi jika ditinjau dari sudut taktik sudah merupakan serangan awal untuk mendapat nilai agar suatu regu berhasil meraih kemenangan. Menurut Suharno HP (1982: 24) “service adalah merupakan suatu serangan yang pertama kali bagi regu yang melakukan service”. Sedangkan service menurut Dieter Beutelstahl (1986: 9), “service adalah sentuhan pertama dengan bola”. Sesuai dengan pendapat M. Yunus (1992: 69) “karena kedudukannya begitu penting maka para pelatih selalu berusaha menciptakan bentuk teknik service yang dapat menyulitkan lawan bahkan kalau bisa dengan service itu to usernilai”. Jadi teknik ini tidak boleh langsung membunuh lawan dan commit mendapatkan
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
diabaikan, dan harus dilatih dengan baik terus menerus, sehingga mendapatkan hasil yang maksimal dan dengan menggunakan service yang berkualitas akan memudahkan sebuah tim untuk mendapatkan point. Menurut buku yang dikeluarkan oleh sekretariat umum PP.PBVSI (1995: 151) bahwa: Hal terpenting dalam service adalah mengontrol bola, kecepatan dan perubahan arahnya. Bila service itu salah akan mengakibatkan bola keluar, jadi penting sekali untuk men”serve” bola kedalam daerah lawan tanpa kekeliruan. Kecepatan dan perubahan mendadak arah bola akan sangat menguntungkan. b. Passing Passing berfungsi untuk menerima bola atau memainkan bola yang datang dari daerah lawan atau teman seregunya. Menurut Yunus (1992: 79) “passing adalah suatu usaha atau upaya bagi seorang pemain bolavoli dengan cara menggunakan suatu teknik tertentu yang tujuannya adalah untuk mengoper bola yang dimainkan kepada teman seregunya untuk dimainkan dilapangan sendiri”. Tujuan utama passing adalah menyajikan bola sebaik mungkin untuk diberikan kepada pengumpan. Dengan hasil passing yang baik, maka suatu tim dapat mengatur serangan dengan baik pula. Dengan demikian kesempatan untuk memperoleh point-pun lebih besar. c. Set-up Umpan berfungsi mengumpan bola keteman (smasher) untuk melakukan serangan (smesh) kedaerah lawan. Menurut Suharno (1982: 19) “umpan adalah menyajikan bola kepada teman seregunya yang selanjutnya diharapkan akan dapat dipergunakan untuk menyerang kelapangan lawan”. Dengan hasil sajian bola yang baik, akurat dan ditempatkan pada posisi block yang lemah dapat memudahkan spiker untuk melakukan serangan dengan sempurna. d. Smash Smash berfungsi untuk melakukan serangan ke daerah lawan sehingga bola yang akan diseberangkan ke daerah lawan tersebut dapat mematikan minimal commit to user menyulitkan lawan dalam memainkan bola dengan sempurna. Pukulan-pukulan
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
keras dan tajam yang dilakukan suatu tim tersebut diharapkan mampu menghasilkan point sehingga kemungkinan memenangkan pertandingan lebih besar. Menurut Suharno HP (1982: 20) “smash adalah bola dipukul keras kebawah sehingga bola akan bergerak dengan cepat dan menukik melewati atas net menuju lapangan dan akan sulit diterima oleh lawan”. e. Block Block berfungsi sebagai bendungan dari serangan lawan agar bola tidak sampai dalam lapangan dan menghentikan serangan lawan. Menurut Suharno HP (1982: 28), “block adalah daya upaya bagi pemain depan untuk menahan bola didekat net setelah bola dipukul oleh lawan”. Sedangkan menurut M. Yunus (1992: 119) “block merupakan benteng pertahanan yang paling utama untuk menangkis serangan lawan”. Bendungan atau block berfungsi untuk menghadang serangan lawan dari dekat jaring sekaligus sebagai serangan balik ke pihak lawan (Amung Ma’mun & Toto Subroto, 2001: 51). Melakukan block adalah tindakan para pemain di dekat net untuk menghalangi bola yang datang dari lawan dengan melakukan jangkauan lebih tinggi dari ketinggian net. Hanya pemain baris depan yang diperbolehkan untuk melakukan block yang sempurna. 2. Teknik Servis Dalam sejarahnya bermula dari penyajian bola kedalam permainan, dalam arti kata bahwa service merupakan awal terjadinya suatu permainan dalam bolavoli. Menurut M. Yunus (1992: 137) “service merupakan pukulan permulaan untuk memulai suatu permainan yang dilakukan didaerah service dibelakang lapangan”. Pada mulanya service ini hanya merupakan pukulan pembukaan untuk memulai suatu permainan, tetapi sesuai dengan kemajuan permainan, service berkembang menjadi senjata yang ampuh untuk serangan awal untuk mendapatkan nilai atau membuat tekanan terhadap pertahanan lawan. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Hal ini sesuai dengan sejarah bolavoli sebagai olahraga rekreasi. Akan tetapi dalam perkembangannya kemudian service menjadi salah satu serangan pertama yang sangat penting. Secara berturut-turut service yang baik adalah yang langsung dapat mematikan lawan, kemudian menyulitkan lawan agar tidak dapat melakukan serangan dengan baik. Menurut Amung Ma’mun & Toto Subroto (2001: 35-36) menjelaskan bahwa: Perkembangan teknik diarahkan pada peningkatan upaya bagaimana keterampilan gerak dirancang dengan maksud bola yang dimainkan dapat dilewatkan melalui jaring ke lapangan lawan sehingga lawan tidak mampu mengembalikan bola atau mengalami kesulitan untuk mengembalikan bola dengan baik, tanpa mengabaikan peraturan permainan. Pada awalnya, service dilakukan, semata-mata hanya membuka permainan. Dalam perkembangan, service sekaligus dimanfaatkan sebagai serangan. Sedangkan service menurut Dieter Beutelstahl (1986: 9) “service adalah sentuhan pertama dengan bola oleh pelaku service”. Pada mulanya service ini hanya dianggap sebagai pukulan permulaan saja, cara melempar bola untuk memulai permainan. Tetapi service ini kemudian berkembang menjadi suatu senjata yang ampuh untuk menyerang sehingga menyulitkan lawan untuk menerima bola dan menghasilkan point. Menurut M. Yunus (1992: 130) macam-macam teknik service dan variasi service dalam permaian bolavoli meliputi: a. Menurut posisi bola terhadap badan 1) Servis tangan bawah (underhand service) a) Back spin service b) Outside spin service c) Inside spin service d) Cutting underhand service e) Floating underhand service 2) Servis dari samping (side arm service) a) Cutting side arm service b) Floating side arm service commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
3) Servis tangan atas (overhand service) a) Tennis service b) Floating oferhand service c) Slider floating oferhand service d) Jumping service e) Overhand round hause service f) Hongaria oferhand service Seiring
perkembangan
zaman
dan
kemajuan
teknologi
dalam
menganalisis gerakan dalam cabang olahraga bolavoli, saat ini sering kita jumpai atlet dalam melakukan service dalam cabang bolavoli menggunakan service tangan atas. Selain menghasilkan pukulan yang keras, gerakan dalam melakukan service inipun sesuai dengan gerakan anatomis tubuh. b. Menurut putaran bola hasil service 1) Top spin service 2) Back spin service 3) Floating service 4) Inside spin service 5) Out side spin service (Yunus,1992: 130) 3. Jumping Service Dalam permainan bolavoli, saat ini banyak pemain yang melakukan jumping service, karena servis jenis ini akan menghasilkan pukulan servis yang menukik dengan tajam dan keras sehingga dapat menimbulkan kesulitan bagi tim lawan penerima servis. Menurut M. Yunus (1992: 69) bahwa: Pada mulanya service hanya merupakan pukulan pembuka untuk memulai suatu permainan sesuai dengan kemajuan permainan, tetapi jika ditinjau dari sudut taktik sudah merupakan suatu serangan awal untuk mendapatkan nilai agar suatu regu berhasil meraih kemenangan. Jumping service adalah service yang dilakukan dengan gerakan melompat seperti gerakan smash. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Beberapa faktor yang perlu diperhatikan dalam melakukan jumping service adalah: a. Sikap Permulaan
Gambar 1. Sikap Permulaan Jumping Service (M. Yunus, 1992: 78) Keterangan Gambar: 1) Berdiri di daerah service dekat garis belakang menghadap ke net, kedua tangan memegang bola. 2) Sebelum melakukan service diharapkan pelaku service berkonsentrasi agar tidak melakukan kesalahan yang fatal dalam pelaksanaan service. Kesalahan-kesalahan yang sering terjadi pada saat akan melakukan service adalah terlalu tergesa-gesa dalam melakukan service. Hal ini sebaiknya dihindari oleh atlet sebelum melakukan service. b. Gerak Pelaksanaan
Gambar 2. Gerak Pelaksanaan Jumping Service (M.commit Yunus,to1992: user 79)
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Keterangan Gambar: 1) Lambungkan bola setinggi lebih kurang 3 meter agak didepan badan. 2) Kemudian badan merendah dengan menekuk lutut untuk melakukan awalan melompat setinggi mungkin kemudian bola dipukul setinggi mungkin seperti gerakan smash. 3) Lecutkan pergelangan tangan secepat-cepatnya sehingga menghasilkan pukulan top-spin yang tinggi agar bola secepat mungkin turun kedaerah lapangan lawan. c. Gerak Lanjutan
Gambar 3: Gerak Lanjutan Jumping Service (M. Yunus, 1992: 79) Keterangan Gambar: 1) Setelah melakukan pukulan dengan meraih bola setingi tingginya pada saat melayang diudara, pelaku service langsung mendarat dengan kedua kaki sebagai tumpuan di dalam lapangan dan segera mengambil posisi siap untuk menerima pengembalian atau serangan dari pihak lawan. 2) Sebagai catatan, sewaktu melakukan awalan, tolakan kedua kaki harus berada di belakang garis (tidak boleh menginjak garis belakang), tetapi pendaratan setelah memukul, boleh menginjak garis atau mendarat jauh didalam lapangan sesuai dengan peraturan yang berlaku. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
a. Elemen-elemen gerakan jumping service yang harus dikuasai seorang pemain 1) Lambungan bola Lambungan bola yang baik adalah bola berada didepan atas kepala pemaian yang akan melakukan jumpimg service. Sesuai pendapat M. Yunus (1992: 71) “pemain harus menguasai teknik melambungkan bola. Melambungkan bola merupakan elemen yang harus dikuasai, sebab teknik ini sangat mempengaruhi keberhasilan jumping service”. Lambungan yang benar adalah kurang lebih setinggi tiga meter agak di depan badan, tetapi yang perlu diperhatikan adalah bagaimana caranya agar lambungan bola tersebut dapat dipukul dengan mudah dalam jumping service, yaitu bola dilambungkan agak kearah sebelah kanan badan. Dengan lambungan bola yang sempurna akan lebih memudahkan untuk melakukan jumping service. 2) Awalan Posisi awalan tergantung pada pemain tersebut boleh kaki kiri didepan ataupun kaki kanan didepan dengan jarak yang diinginkan oleh pemain yang akan melakukan jumping service, tetapi menurut M. Yunus (1992: 71) “awalan jumping service dilakukan sekitar 3 meter”. Awalan ini berguna sekali untuk memperoleh posisi awal yang mantap untuk melakukan lompatan sehingga memperoleh lompatan yang tinggi, dengan waktu atau saat yang tepat berguna untuk memukul bola dengan keras dan dengan waktu yang tepat. Karena dengan awalan yang tepat dapat menghindari terjadi kesalahan seperti menginjak garis akhir pada saat melakukan tolakan. 3) Lompatan Lompatan merupakan gerak dari awalan. Lompatan vertical dilakukan dengan tumpuan dua kaki, kedua lengan terayun untuk membantu memperkuat lompatan sehingga diperoleh lompatan vertical yang tinggi dan dengan mudah pemain dapat memukul bola. Semakin commit maka to userbola yang dihasilkan oleh pelaku tinggi lompatan yang dilakukan
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
service dapat menukik dengan tajam dan cepat sehingga sulit diantisipasi oleh lawan. 4) Pukulan Gerakan selanjutnya adalah memukul bola. Pada waktu memukul bola, lengan harus tetap lurus agar bola dapat dipukul dengan ketinggian yang memadai, sehingga bisa melewati net. Selain itu sewaktu memukul bola, pergelangan tangan tidak boleh kaku sehingga diperoleh pukulan top spin yang memungkinkan bola dengan cepat turun kedalam daerah lapangan lawan. 5) Mendarat Gerakan selanjutnya adalah Teknik mendarat yang benar adalah mendarat dengan dua kaki. Teknik mendarat yang benar akan memperkecil kemungkinan pemain cidera dan memungkinkan pemain untuk mempersiapkan diri untuk menerima pengembalian bola atau serangan lawan. Gerakan dalam melakukan jumping service adalah gerakan yang kompleks sehingga perlu juga diperhatikan latihan dari koordinasi dari rangkaian gerak jumping service, sebab tanpa koordinasi gerak yang baik tidak mungkin jumping service berhasil dengan baik. b. Latihan jumping service 1) Pengertian latihan Latihan
digunakan
untuk
membantu
atlet
meningkatkan
keterampilan dan prestasinya semaksimal mungkin. Latihan dalam penelitian
ini
adalah
suatu
proses
belajar
untuk
meningkatkan
keterampilan jumping service yang dilakukan secara berulang-ulang agar dapat mencapai prestasi secara maksimal. Menurut Josef Nossek (1995: 3) menyatakan bahwa: Latihan adalah suatu proses atau dinyatakan dengan kata lain periode waktu yang berlangsung selama beberapa tahun sampai atlet tersebut mencapai standart penampilan tertinggi. Latihan dasar bagi pemula biasanya berlangsung selama dua tahun, tahap intermediate selama dua tahun lagi dan latihan lanjut kira-kira dua commit to user sampai empat tahun, sampai kapasitas penampilan yang maksimal.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Latihan yang modern harus direncanakan sesuai apa yang akan diperlukan untuk mencapai sasaran latihan. Ada rencana jangka pendek, jangka menengah dan rencana jangka panjang. Rencana-rencana latihan disusun berdasarkan pada segi latihan tunggal, mingguan, bulanan, tahunan dan jangka waktu yang lebih panjang (Josef Nossek, 1995: 3). Menurut M. Sajoto (1988: 15) “untuk mencapai tujuan prestasi optimal dalam tiap-tiap cabang olahraga, haruslah berdasarkan prinsip-prinsip modern dengan pendekatan ilmiah”. Latihan yang sistematis adalah dilakukan secara teratur, latihan tersebut berlangsung beberapa kali dalam satu minggu, tergantung pada standart
atlet
dan
periode
latihan.
Selanjutnya
latihan
tersebut
dilaksanakan berdasarkan suatu sistem yang mengikuti prinsip-prinsip latihan yang bersifat dasar. Dalam penelitian ini latihan dilaksanakan tiga kali pertemuan dalam satu minggu yakni senin, rabu dan jum’at. 2) Tujuan latihan Tujuan utama latihan adalah untuk membantu atlet meningkatkan ketrampilan dan prestasinya semaksimal mungkin. Untuk dapat mencapai hal itu ada empat aspek latihan yang perlu diperhatikan dan dilatih secara seksama oleh atlet, yaitu: a) Latihan Fisik Latihan fisik (physical training) adalah sangat penting oleh karena tanpa kondisi fisik yang baik atlet tidak dapat mengikuti latihan-latihan dengan sempurna. Latihan fisik haruslah menunjang perkembangan kondisi fisik secara menyeluruh. b) Latihan Teknik Latihan teknik (technical training) yang dimaksud adalah latihan untuk mempermahir teknik-teknik gerakan yang diperlukan untuk mampu melakukan cabang olahraga yang dilakukan atlet. Latihan
teknik
juga dimaksud commit to user
untuk
membentuk
dan
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
memperkembangkan kebiasaan-kebiasaan motorik atau perkembangan neuromuscular. c) Latihan Taktik Latihan taktik (tactical training) mempunyai tujuan untuk menumbuhkan perkembangan interpretative atau daya tafsir pada atlet. Teknik gerakan-gerakan yang telah dikuasai dengan baik harus dituangkan dan diorganisir dalam pola-pola permainan, bentuk-bentuk dan formasi permainan, serta strategi-strategi dan taktik-taktik pertahanan serta penyerangan, sehingga berkembang menjadi satu kesatuan gerak yang sempurna. d) Latihan Mental. Latihan mental (psychological training) perlu mendapat perhatian untuk mempertinggi efisiensi mental atlet, terutama apabila atlet berada dalam situasi stress yang komplek. Latihan-latihan mental adalah latihan-latihan yang lebih menekan pada perkembangan kedewasaan atlet serta perkembangan emosional dan impulsive misalnya:
semangat
bertanding,
sikap
pantang
menyerah,
keseimbangan emosi meskipun dalam situasi stress, sportifitas, percaya diri, kejujuran dan sebagainya. Apabila mental atlet tidak turut dikembangkan, maka prestasi tinggi tidak mungkin akan dapat dicapai. Keempat aspek tersebut diatas haruslah dilatih dan diajarkan secara serempak. Seorang pelatih hendaknya memperhatikan aspek psikologis terhadap atletnya karena itu merupakan hal yang sangat penting dan tidak boleh diabaikan pada waktu melatih. 3) Prinsip latihan Prinsi-prinsip latihan adalah garis pedoman suatu latihan terorganisasi dengan baik yang harus digunakan. Prinsip-prinsip semacam itu menunjuk pada semua aspek dan kegiatan latihan, prinsip-prinsip itu to user menentukan isi, cara dancommit metode, serta organisasi latihan. Teori dan
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
metodologi penelitian, sebagai dasar dan pedoman pelaksanaan latihan olahraga, memiliki prinsip-prinsip khusus berdasar pada pendekatan biologis, pendekatan psikologis, dan ilmu pengetahuan yang berorientasi pada latihan. Ilmu-ilmu tersebut memberikan petunjuk dan aturan secara sistematis serta mengarahkan keseluruhan proses latihan, agar latihan dapat berdaya guna dan berhasil guna. Menurut Josef Nossek (1995: 4) ada beberapa prinsip latihan yang harus dilakukan agar memperoleh hasil yang maksimal. Prinsip-prinsip latihan akan dibahas sebagai berikut: 1) Prinsip pembebanan (loading) sepanjang tahun latihan. 2) Prinsip periodisasi dan penyusunan atau perencanaan siklus pembebanan. 3) Prinsip hubungan diantara persiapan umum dan khusus dengan kemajuan spesialisasi. 4) Prinsip pendekatan individual dan pembebanan individual. 5) Prinsip hubungan yang sebaik mungkin antara latihan fisik, teknik, taktik dan intelektual (kecerdikan) termasuk persiapan tekad atau kemauan. Prinsip-prinsip lain yang dihubungkan dengan metode dirumuskan sebagai berikut: 1) Prinsip peningkatan beban sedikit demi sedikit. Artinya beban latihan yang diberikan harus selalu meningkat sesuai kemampuan. 2) Prinsip pembebanan yang bervariasi dengan pergantian beban dan rekaveri secara sistematis. 3) Prinsip adaptasi (penyesuaian) beban terhadap standart penampilan (Josef Nossek, 1995: 4).
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
4. Proses Belajar Keterampilan Gerak Pengertian belajar merupakan sesuatu yang kompleks, karena itu pengertiannya bisa bermacam-macam. Belajar bisa dipandang sebagai suatu hasil apabila yang dilihat adalah bentuk terakhir dari berbagai pengalaman interaksi adukatif, bisa dipandang sebagai suatu proses apabila yang dilihat adalah kejadian selama anak menjalani proses belajar untuk mencapai suatu tujuan, dan bisa juga dipandang sebagai suatu fungsi apabila yang dilihat adalah aspek-aspek yang menentukan terjadinya perubahan tingkah laku anak. Pengertian belajar gerak tidak terlepas dari pengertian belajar pada umumnya, tetapi dalam belajar gerak mengandung karakteristik tertentu. Karakteristik tersebut berhubungan dengan domain tujuan belajar yang menjadi sasaran yaitu menyangkut penguasaan keterampilan dan gerak tubuh. Belajar gerak mempelajari pola-pola gerak keterampilan tubuh. Proses belajarnya melalui pengamatan dan mempraktikkan pola-pola gerak yang dipelajari. Intensitas keterlibatan unsur domain kemampuan yang paling tinggi adalah domain psikomotor yang juga termasuk domain fisik. Hasil akhir dari belajar gerak adalah berupa kemampuan melakukan pola-pola gerak keterampilan tubuh. Misalnya keterampilan anak dalam melakukan jumping service bolavoli, sebelumnya anak merespon dengan unsur kognitif, afektif, yang kemudian diwujudkan dalam unsur psikomotor. Semua unsur kemampuan individu terlibat di dalam belajar gerak, hanya saja intensitas keterlibatannya berbeda-beda. Intensitas keterlibatan domain kognitif dan domain afektif relatif lebih kecil dibanding keterlibatan domain psikomotor. Keterlibatan domain psikomotor tercermin dalam respon-respon muscular yang diekspresikan dalam gerakan tubuh secara keseluruhan atau bagian-bagian tubuh. Berkaitan dengan berlajar gerak, Sugiyanto (1996: 27) menyatakan, “Belajar gerak adalah belajar yang diwujudkan melalui responrespon muskular yang diekspresikan dalam gerakan tubuh atau bagian tubuh”. Menurut Rusli Lutan (1988: 102) “Belajar motorik adalah seperangkat proses commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
yang bertahap dengan latihan atau pengalaman yang mengantarkan ke arah perubahan permanen dalam perilaku terampil”. Berdasarkan dua pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa, belajar gerak (motorik) merupakan perubahan perilaku motorik berupa keterampilan sebagai hasil dari latihan dan pengalaman. Upaya menguasai keterampilan gerak sebagai hasil dari latihan dan pengalaman. Kemampuan seseorang untuk dapat menguasai keterampilan-keterampilan motorik olahraga berbeda-beda, yang disebabkan oleh antara lain: a. Perbedaan kemampuan kondisi dan koordinasi yang dimiliki b. Perbedaan usia c. Perbedaan pengalaman gerakan d. Perbedaan jenis kelamin e. Perbedaan kognitif, f. Frekuensi latihan dan sebagainya. Pada awal tahap belajar anak baru mengenal subtansi yang dipelajari baik yang menyangkut belajar kognitif, afektif, dan psikomotor bagi anak materi latihan itu menjadi asing pada awalnya, namun setelah pelatih berusaha untuk menarik dan memusatkan perhatian anak pada materi latihan, maka diharapkan sesuatu yang asing bagi anak tersebut berangsur-angsur hilang dengan sendirinya. Dalam tahap ini seorang pelatih harus mengupayakan latihan dengan menata lingkungan latihan dan perencanaa materi yang akan dipelajari atau akan dibahas. Pelatih harus berperan sebagai fasilitator dan motivator sehingga anak berminat untuk mengikuti latihan tersebut. Domain afektif adalah penalaran yang mempunyai peran penting sebagai motivasi dalam belajar keterampilan gerak dan yang terakhir adalah domain psikomotor sangat penting dalam belajar keterampilan gerak, karena berhasil tidaknya seseorang memahami keterampilan gerak dari gerakan yang sederhana ke dalam gerakan yang lebih kompleks. Belajar gerak terjadi dalam bentuk atau melalui respon-respon muskular yang diekspresikan dalam gerakan-gerakan bagian tubuh. Perkembangan gerak dapat dibagi dalam dua periode utama: tahap pracommit to user keterampilan dan tahap perbaikan keterampilan. Dalam masing-masing tahap
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
menggambarkan pengamatan tingkah laku. Ciri khas tingkah laku untuk mendapatkan keterampilan yang lebih tinggi secara berkelanjutan, sesuai dengan tahap tingkatan perkembangan keterampilan gerak. Selama masa awal pra-remaja anak-anak mulai sangat mementingkan keikutsertaan yang berhasil dalam olahraga. Ketika remaja telah membatasi pilihannya dan berkonsentrasi pada keterampilan gerak, tekanan harus diarahkan pada perbaikan keterampilan tersebut. Keterampilan olahraga dapat menjadi lebih baik ketika kesempatan untuk turut serta dalam kegiatan yang cocok bertambah. Tahap-tahap dalam perolehan keterampilan olahraga mencakup periode perkembangan perbaikan, penampilan, dan kemunduran. Satu hal yang sangat penting adalah bahwa cara seseorang dalam tahap-tahap perkembangan tergantung pada kecenderungannya untuk ikut serta kegiatan yang berorientasi pada kegiatan olahraga. Tingkat perbaikan keterampilan remaja secara terus-menerus mulai mengatur pola gerak dasar dengan penuh terpadu. Gerakan dasar secara penuh sudah terkuasai. Latihan diperlukan untuk perbaikan keterampilan pengendalian gerakan. Latihan yang terus menerus selama tingkatan perkembangan ini penting untuk mengembangkan mekanisme kontrol gerak. Kemampuan dalam mengontrol gerakan akan memberikan kemungkinan bagi seseorang untuk berbuat sesuai dengan yang seharusnya dilakukan akan lebih mudah untuk mengikuti aturanaturan, termasuk mengikuti aturan agar dirinya dapat menjadi terampil. Belajar gerak adalah mempelajari pola-pola gerak keterampilan tubuh, proses belajarnya melalui pengamatan dan mempraktekkan pola-pola yang dipelajari. Periode pra-remaja sangat penting dalam belajar gerak yang makin terpadu. Seperti yang diungkapkan oleh Fitts, Adams dalam Pate, Rotella dan McClenaghan (1993: 205) menandai tiga langkah dalam perolehan yang terampil. Tampaknya semua pelaku tanpa pandang umur, maju melalui langkah-langkah perkembangan berikut ini: a. Tahap pertama: Tingkat kognitif ditandai oleh usaha pertama anak untuk menguasai suatu commit user keterampilan gerak baru atau dengan katatolain proses belajar diawali dengan aktif
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
berpikir tentang gerakan yang dipelajari. Anak berusaha untuk mengetahui dan memahami gerakan dari informasi yang diberikan kepadanya. b. Tahap kedua: Tingkat asosiatif yaitu dalam perbaikan keterampilan olahraga ditandai oleh naiknya penampilan melalui latihan dan pada saat program gerak dibuat atau seorang anak sudah mampu melakukan gerakan-gerakan dalam bentuk rangkaian yang tidak tersendat-sendat dalam pelaksanaannya. c. Tahap ketiga: Tahap otonom. Latihan yang rutin dan terus-menerus menghasilkan perbaikan lebih lanjut dari keterampilan gerak menjadi suatu gerak yang otomatis. Dalam kegiatan ini, hanya sedikit perhatian yang dibutuhkan agar anak dapat memusatkan
perhatian
pada
faktor
lingkungan
yang
mempengaruhi
penampilannya. Pelatih yang berpengalaman dapat dengan mudah mengamati anak yang banyak dengan siapa belajar melewati tahap-tahap perbaikan keterampilan. Dampak latihan ini sangat jelas, pengalaman belajar awal harus memungkinkan terjadinya waktu untuk pemrosesan kognitif dalam lingkungan yang terkendali. Jika keterampilan membaik, waktu memberikan keterampilan harus dirancang sedemikian rupa sehingga memungkinkan seorang anak menampilkan kegiatan itu dalam berbagai situasi lingkungan. Tujuan pelatih memberikan materi latihan dasar ini adalah tercapainya kemampuan untuk menampilkan segala macam keterampilan yang mungkin dibutuhkan dalam pertandingan yang sebenarnya. Untuk itu anak harus memperhatikan contoh gerakan dan merespon gerakan tersebut. Dalam tahap otonom ini keterampilan gerak yang dikuasai oleh anak akan berlanjut sejalan dengan bertambahnya latihan dan berlanjut ke tahap yang lebih kompleks. Dengan demikian keterampilan dapat digambarkan sebagai kualitas penampilan seseorang dalam melakukan tugas-tugas gerak fisik. Indikator kualitas yang di penuhi sebagai gerak terampil yaitu efektif, efisien dan adaptif. Untuk dapat menguasai keterampilan gerak olahraga harus melalui proses latihan. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Melalui latihan yang sistematis dan kontinyu, maka keterampilan dapat di kuasai dengan baik dan benar. 5. Klub Bolavoli POPSI Sragen Klub adalah perkumpulan yang kegiatannya mengadakan persekutuan untuk maksud tertentu (http://www.artikata.com/arti-335503-klub.php diakses 30 /10/2010). Jadi klub dalam pengertian ini adalah perkumpulan, perserikatan, organisasi bolavoli Kabupaten Sragen tahun 2010 yang digunakan peneliti sebagai sampel penelitian. Klub bolavoli POPSI Sragen adalah klub bolavoli yang mendidik anakanak untuk berprestasi didalam permainan bola voli sejak umur 10 tahun keatas hingga dewasa untuk menjadi atlet bolavoli yang berprestasi. Klub bolavoli POPSI berdiri kurang lebih sejak 15 (lima belas) tahun yang lalu. Pada tahun 1995, Bambang Haryanto, S.pd (ketua klub bolavoli POPSI) memiliki cita-cita untuk membentuk klub bolavoli di kota Sragen yang berprestasi baik diwilayah Sragen maupun diluar wilayah Sragen. Maka sejak bulan April tahun 1995 terbentuklah sebuah klub bolavoli yang bertempat Desa Gudang Kapuk, Kelurahan Sragen Wetan, Kecamatan Sragen Kota, Kabupaten Sragen. Klub bolavoli POPSI merupakan salah satu klub bolavoli yang berada di kota Sragen yang memiliki gedung olah raga yang masih aktif yaitu di GOR DIPONEGORO Sragen Jl. Printis Kemerdekaan No.15 Sragen dan memiliki sarana dan prasarana yang lengkap diantaranya jumlah bola yang banyak dan kondisinya masih sangat bagus, juga gedung yang memadai untuk berlatih bolavoli. Dana yang diperoleh melalui dana sendiri yaitu dana sukarela dari para atlet yang berlatih dan dari PEMDA setempat yang sangat mendukung akan adanya klub bolavoli tersebut. Tujuan dari program latihan klub bolavoli POPSI adalah memunculkan atlet-atlet berbakat untuk dapat meningkatkan prestasi dalam kejuaraan-kejuaraan yang diselenggarakan di daerah pada cabang olah raga bolavoli di kota Sragen, maupun diluar diluar daerah misalnya untuk kejuaran antar wilayah. Untuk membantu tercapainya pelaksanaan program commit to userlatihan di klub bolavoli POPSI,
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Bambang Haryanto, S.Pd selaku ketua dan pelatih serta di bantu oleh tiga orang asisten pelatih, latihan rutin dilaksanakan tiga hari dalam satu minggu di GOR DIPONEGORO kabupaten Sragen. Fasilitas yang diberikan di klub bolavoli ini sangat mendukung pelaksanaan latihan. Saat ini terdapat 75 atlet yang berlatih di klub bolavoli POPSI dari 75 orang tersebut, diantaranya; 50 orang atlet putra, 25 orang atlet putri, para atlet pada umumnya masih duduk dibangku sekolah antara SLTP-SLTA yang berada dikota Sragen dan sekitarnya. Diklub tersebut memiliki dua lapangan bola voli yang kondisinya masih sangat bagus dan jumlah bola sekitar ±50 dan jumlah net sebanyak 5, karena sarana dan prasarananya yang lengkap memotivasi pelatih untuk lebih bersemangat dalam mengelola klub tersebut. Klub bolavoli POPSI banyak meraih prestasi baik didalam wilayah Sragen maupun diluar wilayah diantaranya: 1. Juara tingkat Jawa Tengah, bolavoli pantai putra junior: •
Tahun 2006 juara I
•
Tahun 2007 juara I
•
Tahun 2008 juara I
•
Tahun 2009 juara I
•
Tahun 2010 juara III
2. Juara POPDA SMP / SMA: •
Tahun 2008 juara I
•
Tahun 2009 juara I
•
Tahun 2010 juara II
3. Juara Sekarisidenan: •
Tahun 2011 juara I Sekrisidenan Surakarta
4. Juara PORDA SMA: •
Tahun 2005 juara I
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
6. Latihan Konvensional Latihan Konvensional merupakan suatu istilah dalam latihan yang lazim diterapkan dalam latihan sehari-hari. Desain latihan bersifat linier dan dirancang dari sub-sub konsep secara terpisah menuju konsep-konsep yang lebih kompleks. Latihan linier berarti bahwa satu langkah mengikuti langkah yang lain, karena langkah kedua tidak bisa dilakukan sebelum langkah pertama dikerjakan. Latihan konvensional jarang melibatkan pengaktifan pengetahuan awal dan jarang memotivasi atlet untuk proses pengetahuannya. Latihan konvensional masih didasarkan atas asumsi bahwa pengetahuan dapat dipindahkan secara utuh dari pikiran pelatih ke pikiran atlet. Dalam latihan konvensional cenderung pada latihan hafalan yang mentolerir respon-respon yang bersifat konvergen, menekankan informasi konsep yang diberikan oleh pelatih. Pelatih hanya melatih secara monoton dan tidak ada inovasi baru untuk merubah keadaan dalam melatih agar atlet lebih bersemangat. Secara umum ciri-ciri latihan konvensional adalah: 1. Atlet adalah penerima informasi secara pasif, dimana atlet menerima pengetahuan dari pelatih dan pengetahuan diasumsikan sebagai badan dari informasi dan keterampilan yang dimiliki keluaran secara standar. 2. Latihan secara individual. 3. Latihan sangat abstrak dan teoritis. 4. Perilaku dibangun atas kebiasaan. 5. Kebenaran bersifat absolut dan pengetahuan bersifat final. 6. Pelatih adalah penentu jalannya proses latihan. Latihan Konvensional sendiri mempunyai sifat: 1. Pelatih sering membiarkan adanya atlet yang mendominasi kelompok atau menggantungkan diri pada kelompok. 2. Kelompok latihan biasanya homogen. 3. Pemimpin kelompok biasanya ditentukan oleh pelatih atau kelompok dibiarkan untuk memilih pemimpinnya commit todengan user cara masing-masing.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
4. Keterampilan sosial sering tidak secara langsung diajarkan. 5. Pemantauan melalui observasi dan intervensi sering tidak dilakukan oleh pelatih pada saat latihan sedang berlangsung. 6. Penekan sering hanya pada penyelesaian tugas. 7. Latihan Konvensional pada Latihan Jumping Service dalam Permainan Bolavoli Latihan konvensional pada jumping service bolavoli yakni model latihan yang selama ini sering diterapkan dalam proses latihan. Adapun langkah-langkah latihan konvensional pada latihan jumping service dalam permainan bolavoli antara lain sebagai berikut: a) Pendahuluan (pemanasan) •
Pemanasan untuk meningkatkan suhu tubuh, misalnya dengan lari keliling lapangan bolavoli.
•
Penguluran (stretching) statis.
•
Penguluran (stretching) dinamis.
•
Latihan fisik yang meliputi latihan pembentukan kekuatan dan/atau kelincahan.
•
Pemanasan menggunakan bolavoli, misalnya dengan lempar tangkap bolavoli.
b) Inti •
Pengenalan dan penjelasan teknik jumping service.
•
Peragaan awalan dengan cara pengambilan atau melakukan langkah awal pada saat akan melakukan jumping service.
•
Peragaan dan latihan langkah awalan disertai teknik melakukan lompatan untuk jumping service..
•
Peragaan dan latihan memukul bolavoli di depan atas kepala sejauh jangkauan tangan dengan dilambungkan sendiri tanpa loncatan. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
•
digilib.uns.ac.id
Peragaan dan latihan langkah awalan disertai dengan teknik melakukan tolakan untuk meloncat serta memukul bolavoli yang dilambungkan sendiri di depan kepala sejauh jangkauan tangan tanpa menghadapi net.
•
Peragaan dan latihan langkah awalan disertai dengan teknik melakukan tolakan untuk meloncat serta memukul bolavoli yang dilambungkan didepan atas kepala dngan jarak 3 meter dari belakang garis.
•
Memperagakan teknik gerakan jumping service secara seutuhnya.
c) Pendinginan (penutup) •
Pemberian koreksi gerakan dan evaluasi. 8. Latihan Inovatif Latihan inovatif sebenarnya merupakan suatu pemaknaan terhadap proses
latihan yang bersifat komprehensif yang berkaitan dengan berbagai teori latihan modern yang berlandaskan pada inovasi latihan. Seperti halnya teori latihan konstruktivis dan teori lainnya. Dari segi definisinya, latihan inovatif adalah suatu latihan yang dirancang sedemikian rupa sehingga berbeda dengan latihan pada umumnya yang dilakukan oleh pelatih (konvensional). Latihan inovatif lebih mengarah pada latihan yang berpusat pada atlet. Proses latihan dirancang, disusun, dan dikondisikan untuk atlet agar berlatih. Latihan inovatif sebagai inovasi latihan dapat mencakup modifikasi latihan, baik dari segi sarana dan prasarana maupun model latihan yang diterapkan. Latihan inovatif bersifat menyenangkan dan membutuhkan kreativitas pelatih dalam proses latihan untuk dapat membuat atlet agar aktif selama latihan berlangsung sehingga lebih efektif dalam pencapaian tujuan latihan. Dalam berbagai latihan inovatif yang dilakukan pelatih lebih ditekankan pada penerapan gagasan yang lebih praktis dan mudah. Dengan demikian latihan inovatif yang dilakukan oleh pelatih dapat berupa gagasan kreatif dan kegiatan sederhana di tingkat klub yang dianggap dapat mengatasi permasalahan-permasalahan latihan. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Berbagai kegiatan pelatih dalam melakukan inovasi latihan inovatif meliputi: “a) mengetahui dan menentukan masalah; b) mengidentifikasi dan menyeleksi alternatif pemecahan masalah; c) penentuan alternatif pemecahan masalah; d) melaksanakan; e) menilai; f) perbaikan produk inovasi”. Keseluruhan rangkaian kegiatan tersebut berkaitan sehingga produk yang dihasilkan benarbenar merupakan solusi yang mampu memecahkan masalah yang sedang dihadapi oleh pelatih yang bersangkutan. Meskipun melalui kegiatan inovasi ini para pelatih mempunyai peluang untuk meningkatkan mutu latihan, akan tetapi dalam mewujudkan kegiatan inovasi tergantung kesempatan pada pelatih yang ada, biaya situasi sosial kultural klub, kualitas pemimpin klub dan karakteristik pelatih. Dengan demikian, apabila pelatih hendak melakukan kegiatan inovasi dalam latihan sebaiknya memperhatikan hal-hal tersebut sehingga kegiatan inovasi yang dilakukan terlaksana dengan baik dan berhasil maksimal. Ciri-ciri latihan inovatif adalah: 1. Atlet adalah penerima informasi secara aktif, dimana atlet juga berhak mengutarakan pendapat dalam proses latihan yang berguna bagi altet. 2. Latihan berkelompok dan saling membantu antara atlet satu dan yang lain. 3. Latihan tidak monoton dan mencari inovasi baru. 4. Altet lebih bersemangat dengan adanya modifikasi berlatih. 5. Pelatih dan atlet adalah penentu jalannya proses latihan. 9. Latihan Inovatif pada Latihan Jumping Service dalam Permainan Bolavoli Latihan inovatif pada latihan jumping service merupakan suatu bentuk model latihan yang disusun dan dirancang sedemikian rupa untuk memberikan inovasi terhadap model latihan yang telah ada selama ini. Inovasi tersebut sangat tergantung dari kreativitas pelatih dalam menyampaikan materi latihan. Wujud dari inovasi tersebut dapat berupa variasi gaya melatih, dan strategi melatih serta modifikasi sarana dan prasarana latihan. Adapun langkah-langkah latihan inovatif commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
yang dapat diterapkan pada latihan jumping service dalam permainan bolavoli antara lain sebagai berikut: a) Pendahuluan (pemanasan) •
Penguluran (stretching) statis secara berpasangan dan/atau berkelompok dengan permainan tertentu.
•
Penguluran (stretching) dinamis secara berpasangan dan/atau berkelompok dalam bentuk permainan tertentu dengan atau tanpa menggunakan alat bantu.
•
Latihan fisik berupa latihan pembentukan kekuatan dan/atau kelincahan yang diterapkan dalam bentuk permainan tertentu baik dengan atau tanpa menggunakan alat bantu.
•
Pemanasan dengan menggunakan bola yang mengarah pada gerakan dasar jumping service dalam bentuk permainan.
b) Inti •
Pengenalan dan penjelasan teknik gerakan jumping service.
•
Latihan langkah awalan dengan cara pengambilan atau melakukan langkah awal pada saat akan melaksanakan jumping service denngan formasi barisan tertentu dalam bentuk permainan dan/atau memakai tanda atau check mark menggunakan bantuan alat tertentu.
•
Latihan langkah awalan disertai teknik melakukan tolakan untuk meloncat dengan meloncati kardus setinggi 20-30 cm atau benda lain yang ukurannya hampir sama.
•
Latihan memukul bola yang digantung dengan ketinggian 250 - 300 cm.
•
Anak berlatih lambungan bola dengan satu tangan dan berusaha menangkapnya dengan bola mini.
•
Anak melakukan lempar tangkap dengan bola mini secara berpasangan.
•
Anak melakukan servis tanpa awalan dan melompat dengan bola mini.
•
Anak melakukan jumping service dengan bola mini dari garing belakang lapangan. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
•
digilib.uns.ac.id
Anak melakukan jumping sevice dengan ketinggian net bertahap yaitu dari 224 cm kemudian dinaikan menjadi 243 cm.
c) Pendinginan (penutup) •
Pemberian koreksi gerakan dengan contoh dari perwakilan anak,baik untuk gerakan yang benar maupun gerakan yang salah.
•
Pemberian tugas-tugas dan evaluasi. 10. Kelebihan dan Kekurangan Latihan Konvensional Latihan konvensional sebagai salah satu model latihan yang diterapkan
selama ini memiliki beberapa kelebihan dan kekurangan. Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa kelebihan dan kekurangan dari latihan konvensional. a. Kelebihan Latihan Konvensional Pada umumnya para pelatih saat ini masih menerapkan model latihan konvensional meskipun latihan inovatif sedang digalakkan. Hal ini dikarenakan latihan konvensional dipandang memiliki beberapa kelebihan, antara lain sebagai berikut: 1) Pelatih adalah sumber latihan seutuhnya. 2) Pelatih merupakan penentu jalannya proses latihan. 3) Situasi tempat latihan terkoordinir dengan baik. b. Kekurangan Latihan Konvensional Di samping memiliki kelebihan, latihan konvensional juga memiliki beberapa kekurangan, antara lain sebagai berikut: 1) Atlet adalah penerima informasi secara pasif, dengan penerimaan pengetahuan dari pelatih dan pengetahuan diasumsikan sebagai badan dari informasi dan keterampilan yang dimiliki keluaran sesuai standar. 2) Latihan secara individual. 3) Latihan bersifat abstrak dan teoritis. 4) Perilaku dibangun atas dasar kebiasaan. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
5) Pelatih sering membiarkan adanya atlet yang mendominasi kelompok atau menggantungkan diri pada kelompok. 6) Pemantauan melalui observasi dan intervensi sering tidak dilakukan oleh pelatih pada saat latihan kelompok sedang berlangsung. 7) Atlet akan cepat merasa jenuh.
11. Kelebihan dan Kekurangan Latihan Inovatif a. Kelebihan Latihan Inovatif Latihan yang sedang digalakkan saat ini adalah latihan inovatif. Hal ini dikarenakan latihan inovatif memiliki beberapa kelebihan, antara lain sebagai berikut: 1) Latihan inovatif lebih mengarah pada latihan yang berpusat pada atlet. 2) Proses latihan dirancang, disusun, dan dikondisikan untuk atlet agar berlatih. 3) Menuntut kreativitas pelatih dalam melatih. 4) Hubungan antara pelatih dan atlet menjadi hubungan yang saling membangun. 5) Bersifat menyenangkan (rekreatif) dan membutuhkan kreativitas pelatih dalam proses latihan untuk dapat membuat atlet agar aktif selama latihan berlangsung sehingga lebih efektif dalam pencapaian tujuan latihan. 6) Atlet adalah penerima informasi secara aktif. 7) Pengetahuan dibangun dengan penemuan terbimbing. 8) Latihan lebih konkret dan praktis. 9) Perilaku dibangun atas pengalaman latihan. b. Kekurangan Latihan Inovatif Disamping memiliki kelebihan, latihan inovatif juga memiliki beberapa kekurangan, antara lain sebagai berikut: 1) Latihan akan bersifat monoton jika pelatih kurang kreatif dalam mengelola klub. to userakan semakin tertinggal. 2) Atlet yang kurang aktif dalamcommit proses latihan
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
3) Situasi klub kurang terkoordinir karena pusat kegiatan latihan adalah atlet.
B. Kerangka Pemikiran Berdasarkan tinjauan pustaka yang telah dikemukakan di atas dapat diajukan kerangka pemikiran sebagai berikut: Bolavoli merupakan olahraga permainan yang dimainkan oleh dua regu yang dipisahkan oleh net. Tujuan utama dari setiap tim adalah memukul bola kearah bidang lapangan musuh sedemikian rupa agar lawan tidak dapat mengembalikan bola. Secara garis besar, unsur dalam permainan bolavoli terdiri dari: passing atas, passing bawah, service, block, dan smash. Pada mulanya service hanya merupakan pukulan pembuka untuk memulai suatu permainan sesuai dengan kemajuan permainan, tetapi jika ditinjau dari sudut taktik sudah merupakan suatu serangan awal untuk mendapatkan nilai agar suatu regu berhasil meraih kemenangan. Jumping service adalah service yang dilakukan dengan gerakan melompat seperti gerakan smash. Permainan bolavoli termasuk dalam kategori olahraga permainan yang sulit untuk dikuasai sebab dalam permainan bolavoli, bola dimainkan tanpa boleh menyentuh tanah selama pertandingan atau permainan berlangsung sehingga diperlukan penguasaan teknik dan kontrol yang baik dalam permainan ini. Oleh karena itu diperlukan model latihan yang tepat agar atlet dapat menguasai teknik bolavoli. Latihan inovatif adalah suatu proses latihan yang dirancang sedemikian rupa sehingga berbeda dengan latihan pada umumnya yang dilakukan oleh pelatih (konvensional). Latihan inovatif sebenarnya merupakan suatu pemaknaan commit tokomprehensif user terhadap proses latihan yang bersifat yang berkaitan dengan
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
berbagai teori latihan modern yang berlandaskan pada inovasi latihan. Latihan inovatif lebih mengarah pada latihan yang berpusat pada atlet. Proses latihan dirancang, disusun, dan dikondisikan untuk atlet agar berlatih. Dalam latihan yang berpusat pada atlet, pemahaman perancangan proses latihan dimulai. Latihan inovatif sebagai inovasi latihan dapat mencakup modifikasi latihan baik dari segi sarana dan prasarana maupun metode latihan yang diterapkan. Latihan konvensional merupakan suatu istilah dalam latihan yang lazim diterapkan dalam latihan sehari-hari. Latihan bersifat linier dan dirancang dari sub-sub konsep secara terpisah menuju konsep-konsep yang lebih kompleks. Latihan linier berarti bahwa satu langkah mengikuti langkah yang lain, karena langkah kedua tidak bisa dilakukan sebelum langkah pertama dikerjakan. Latihan konvensional pada jumping service bolavoli yakni model latihan yang selama ini sering diterapkan pada latihan jumping service merupakan suatu bentuk model latihan yang disusun dan dirancang sedemikian rupa untuk memberikan inovasi terhadap model latihan yang telah ada selama ini. Inovasi tersebut sangat tergantung dari kreativitas pelatih dalam menyampaikan materi latihan. Wujud dari inovasi tersebut dapat berupa variasi gaya latihan dan strategi latihan serta modifikasi sarana dan prasarana latihan. C. Perumusan Hipotesis Berdasarkan tinjauan pustaka dan kerangka pemikiran dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut: 1. Ada perbedaan pengaruh latihan inovatif dan latihan konvensional terhadap kemampuan jumping service dalam permainan bolavoli pada klub bolavoli putra POPSI Sragen tahun 2010. 2. Latihan inovatif memberikan pengaruh yang lebih baik daripada latihan konvensional terhadap kemampuan jumping service dalam permainan bolavoli pada klub bolavoli putra POPSI Sragen tahun 2010. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Tempat yang digunakan dalam penelitian ini adalah lapangan klub bolavoli POPSI Sragen. Yang bertempat di desa Gudang Kapuk, kelurahan Sragen Wetan, kecamatan Sragen Kota, kabupaten Sragen. 2. Waktu Penelitian Pelaksanaan kegiatan latihan dilakukan selama enam minggu pada sore hari pukul 14.30 WIB sampai selesai, yaitu hari selasa, rabu, dan jum’at. Adapun jadwal pelaksanaan terlampir. B. Metode Penelitian 1. Metode Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen. 2. Rancangan Penelitian Rancangan dalam penelitian ini adalah “pretest-posttest design”. Gambar rancangan penelitian sebagai berikut: R
Pretest
K1
Treatment A
Posttest
K2
Treatment B
Posttest
MSOP
Keterangan : R
: Random.
Pretest
: Tes awal kemampuan jumping service bolavoli. commit to user : Matched Subject Ordinal Pairing.
MSOP
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
K1
: Kelompok 1
K2
: Kelompok 2
Treatment A : Latihan Konvensional Treatment B : Latihan Inovatif Posttest
: Tes akhir kemampuan jumping service. Pembagian kelompok eksperimen didasarkan pada kemampuan awal
jumping service bolavoli pada tes awal. Setelah hasil tes awal dirangking, kemudian subjek yang memiliki kemampuan setara dipasang-pasangkan ke dalam kelompok 1 (K1) dan kelompok 2 (K2). Dengan demikian kedua kelompok tersebut sebelum diberi perlakuan merupakan kelompok yang seimbang. Apabila pada akhirnya terdapat perbedaan, maka hal ini disebabkan oleh pengaruh perlakuan yang diberikan. Pembagian kelompok dalam penelitian ini dengan cara ordinal pairing. Adapun teknik pembagian kelompok sebagai berikut: 1
2
4
3
5
6
8
7
9
dan selanjutnya. C. Variabel Penelitian Dalam penelitian ini terdapat dua variabel bebas (independent variable)
dan satu variable terikat (dependent variabel) yaitu: 1. Jenis variabel: a. Variabel bebas (independent variable), terdiri dari: 1. Latihan Konvensional. 2. Latihan Inovatif. b. Variabel terikat (dependent variable), dalam penelitian ini adalah kemampuan jumping service pada permainan bolavoli pada klub bolavoli commit to user putra POPSI Sragen.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
2. Definisi Operasional Variabel a. Metode Latihan Konvensional Jumping Service. Latihan Konvensional jumping service yaitu pelatih mengajarkan secara langsung teknik jumping service yang sebenarnya. Anak diminta untuk melakukan gerakan teknik dasar. Meskipun demikian, latihan tersebut dapat dilakukan dengan kondisi yang paling mudah dari teknik yang sebenarnya. Dari pendapat tersebut dapat menunjukkan bahwa latihan secara konvensional merupakan latihan dengan teknik yang sebenarnya. b. Metode Latihan Inovatif Jumping Service. Latihan inovatif jumping service yaitu pelatih menyusun rencana latihan secara cermat dalam rangkaian urutan yang logis sebelum teknik yang sebenarnya diajarkan pada kesempatan pertama. Pendapat tersebut menunjukkan bahwa, latihan inovatif jumping service yaitu pelatih menyusun rencana latihan yang sistematis dan terprogram sebelum mengenalkan gerakan teknik jumping service yang sebenarnya. c. Jumping Service Bolavoli jumping service dalam penelitian ini adalah service yang dilakukan dengan gerakan melompat seperti gerakan smash. Jadi jumping service adalah aktivitas service dengan gerakan melompat dan bola di pukul pada saat posisi badan melayang di udara. D. Populasi dan Sampel 1. Populasi Populasi dalam penelitian ini adalah anggota klub bolavoli putra POPSI Kabupaten Sragen tahun 2010, sejumlah 50 orang. 2. Sampel Sampel dalam penelitian ini yaitu pemain bolavoli klub bolavoli putra to user POPSI Kabupaten Sragen tahuncommit 2010 yang berjumlah 30 orang, yang dipilih
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
secara purposive random sampling. Peneliti memilih anak yang sejumlah 30 orang yang telah mampu melakukan teknik jumping service dengan baik, kemudian dilakukan tes awal yaitu tes servis dari Laveage. Dari hasil tes awal tersebut dilakukan matching dengan cara ordinal pairing. E. Teknik Pengumpulan Data Data dalam penelitian ini berupa data primer dan data sekunder, yang dikumpulkan melalui tes dan pengukuran serta observasi. Data primer berupa data tentang kemampuan jumping service, data sekundernya adalah data-data pengamatan tentang kejadian-kejadian yang terjadi selama berlangsungnya latihan. Tes keterampilan kemampuan jumping service bolavoli dengan tes service dari Laveage menurut Suharno HP (1982: 75). Petunjuk pelaksanaan tes terlampir. F. Uji Reliabilitas Tingkat keajegan hasil tes yang dilakukan dalam penelitian, dilakukan uji reliabilitas dengan menggunakan korelasi interklas, ANOVA dari Mulyono B. (2010: 46-49) sebagai berikut: R=
MS A – MS W MS A
Keterangan: R
: koefisien reliabilitas
MSA
: Jumlah rata-rata dalam kelompok
MSW : Jumlah rata-rata antar kelompok
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
G. Teknik Analisis Data 1. Uji Prasyarat Analisis Data Uji prasyarat analisis yang digunakan dalam kelompok ini meliputi uji normalitas dan uji homogenitas. Adapun langkah-langkah uji prasyarat penelitian sebagai berikut : a. Uji Normalitas Uji normalitas data dilakukan untuk mengetahui kenormalan data atau data berada dalam suatu kurve normal. Uji normalitas data dalam penelitian ini menggunakan metode Lillieforse dari Sudjana (2002: 466) untuk mengetahui apakah sampel penelitian ini berasal dari populasi yang normal atau tidak. Adapun prosedur uji normalitas tersebut adalah sebagai berikut: 1) Pengamatan X1, X2,...., Xn dijadikan bilangan baku Z1, Z2,...., Zn dengan menggunakan rumus: Zi =
Xi-X s
Keterangan: X = Rata-rata s = Simpangan baku 2) Untuk tiap bilangan baku ini menggunakan daftar distribusi normal baku, kemudian dihitung peluang F (Zi) = P(Z<Xi) 3) Selanjutnya dihitung proporsi Z1, Z2,....Zn yang lebih kecil atau sama dengan Zi. Jika proporsi dinyatakan oleh S(Zi), maka: S(Zi) = Banyaknya Z1, Z2,…., Zn yang
Ltab = sampel tidak berasal populasi yang berdistribusi normal. commitdari to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
b. Uji Homogenitas Uji homogenitas digunakan untuk mengetahui apakah data yang digunakan berasal dari kelompok yang sama atau setara. Untuk mencari atau menguji homogenitas data, digunakan rumus untuk mencari uji homogenitas (Sudjana, 1996: 386). Adapun rumus yang digunakan adalah sebagai berikut: SD2bs SD3kt
Fdbvb : dbvk = Keterangan:
db : vb = derajat kebebasan dari varians yang lebih besar db : vk = derajat kebebasan dari varians yang lebih kecil SD2bs = varians yang lebih besar SD2kt = varians yang lebih kecil 2. Uji Perbedaan Untuk menghitung perbedaan peningkatan hasil kemampuan jumping service dengan menggunakan rumus t-test dari Thomas dan Nelson (2001: 137) sebagai berikut:
│Md│
t=
√
∑d2 Nx(N-1)
Keterangan: t
: Nilai perbedaan
Md : Mean deviasi d2
:
n
: Jumlah sampel
Derajat perbedaan Adapun uji perbedaan menggunakan derajat kebebasan N-1 pada taraf
signifikasi 5%. Peningkatan prosentase dari hasil kemampuan jumping service yang telah dilakukan dicari dengan cara sebagai berikut: Peningkatan Prosentase = Md
Md Mpre-test X 100%
commit to user = mean posttest – mean pretest
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB IV HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Data 1. Data Hasil Tes Awal Jumping Service Tujuan penelitian dapat tercapai dengan pengambilan data pada sampel yang telah ditentukan. Data yang dikumpulkan terdiri dari tes awal secara keseluruhan, kemudian dikelompokkan menjadi 2 kelompok dan dilakukan tes akhir. Sebelum tes akhir, pada masing-masing kelompok diberikan perlakuan yang berbeda pada masing-masing kelompok. Kelompok 1 diberikan latihan secara konvensional sedangkan kelompok 2 diberikan latihan secara inovatif. a. Uji Perbedaan Sebelum Diberi Perlakuan Sebelum diberi perlakuan kelompok yang dibetuk dalam penelitian diuji perbedaannya telebih dahulu. Hal ini dengan maksud untuk mengetahui ketetapan anggota pada kedua kelompok tersebut. Sesudah diberi perlakuan berangkat dari keadaan yang sama atau tidak. Hasil uji perbedaan antara kelompok 1 dan kelompok 2 sebelum diberi perlakuan sebagai berikut: Tabel 1. Rangkuman Hasil Uji Perbedaan Tes Awal antara kelompok 1 dan kelompok 2. Kelompok 1 2
n 15 15
Mean 33,20 32,73
thitung
ttabel
0,556
2,131
Berdasarkan hasil pengujian perbedaan tes awal dengan t-test antara kelompok 1 dan kelompok 2 diperoleh nilai sebesar 0,556 dan t
tabel
dengan taraf
signifikansi 5% dan n = 15 sebesar 2,131. Karena thitung < ttabel, maka dapat disimpulkan bahwa kemampuan jumping service kelompok 1 dan kelompok 2 sebelum diberi perlakuan tidak terdapat commitperbedaan to user yang signifikan.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
2. Data Hasil Tes Akhir Jumping Service b. Uji Perbedaan Setelah Diberi Perlakuan Setelah diberi perlakuan, yaitu kelompok 1 diberi perlakuan bermain secara individu dan kelompok 2 diberikan perlakuan bermain secara kelompok, kemudian dilakukan uji perbedaan. Uji perbedaan yang dilakukan dalam penelitian ini hasilnya sebagai berikut: 1) Hasil uji perbedaan tes akhir antara kelompok 1 dan kelompok 2 yaitu: Tabel 2. Rangkuman Hasil Uji Perbedaan Tes Akhir antara Kelompok 1 dan Kelompok 2. Kelompok 1 2
n 15 15
Mean 36,47 39,00
thitung
ttabel
2,977
2,131
Berdasarkan hasil pengujian perbedaan dengan analisis statistik t-test antara kelompok 1 dan kelompok diperoleh nilai sebesar 2,977 dan t
tabel
dengan
taraf signifikansi 5% dan n = 15 sebesar 2,131. Karena thitung > ttabel, maka dapat disimpulkan kemampuan jumping service kelompok 1 dan kelompok 2 setelah diberi perlakuan terdapat perbedaan yang signifikan. 2) Perbedaan persentasi peningkatan Kelompok mana yang memiliki persentase peningkatan yang lebih baik dapat diketahui melalui perhitungan perbedaan persentase peningkatan tiap-tiap kelompok. Adapun nilai perbedaan peningkatan kemampuan gerak dasar kelompok 1 dan kelompok 2 sebagai berikut: Tabel 3.
Rangkuman Hasil Penghitungan Nilai Perbedaan Peningkatan Kemampuan Jumping Service antara Kelompok 1 dan Kelompok 2. Mean Mean Mean Persentase Kelompok n Pretest Postest Different Peningkatan 1 14 33,200 36,467 3,267 9,839 2 14 32,733 39,000 6,267 19,145 Berdasarkan hasil perhitungan prosentase peningkatan kemampuan gerak commit to user dasar, diketahui bahwa kelompok 1 memilki peningkatan sebesar 9,839%.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Sedangkan kelompok 2 memiliki peningkatan sebesar 19,145%. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kelompok 2 memiliki prosentase peningkatan kemampuan gerak dasar yang lebih baik daripada kelompok 1. B. Reliabilitas Hasil Tes Agar data yang dianalisis adalah hasil suatu tes pengukuran yang baik, maka perlu uji reliabilitas. Adapun hasil perhitungan reliabilitas tes dapat dilihat dalam tabel berikut: Tabel 4. Hasil Uji Tes Reliabilitas. Tes Awal Akhir
Nilai Reliabilitas 0,97 0,96
Kategori Tinggi sekali Tinggi sekali
Dalam mengartikan kategori koefisien reliabilitas tes, digunakan tabel koefisien korelasi dari Book Walter dalam Mulyono B (2010: 49) seperti dibawah ini: Tabel 5. Tabel Range Kategori Reliabilitas. Kategori Tinggi sekali Tinggi Cukup Kurang Tidak Signifikan
Reliabilitas 0.90-1.0 0.80-0.89 0.60-0.79 0.40-0.59 0.00-0.39
Data hasil penelitian tersebut dianalisis dengan statistik, seperti terlihat pada lampiran. Rangkuman hasil analisis data secara keseluruhan disajikan dalam bentuk tabel sebagai berikut: Tabel 6. Diskripsi Data Hasil Penelitian. Kelompok
Tes
n
Nilai Nilai commit to user Tertinggi Terrendah
Mean
SD
perpustakaan.uns.ac.id
1 2
digilib.uns.ac.id
Awal Akhir Awal Akhir
15 15 15 15
59 61 54 59
14 17 9 14
33,200 36,467 32,733 39,000
13,929 13,938 14,285 14,353
C. Pengujian Persyaratan Analisis 1. Uji Normalitas Sebelum dilakukan analisis data diuji distribusi kenormalannya dari data tes awal. Uji normalitas data dalam penelitian ini digunakan liliefors. Hasil uji normalitas data yang dilakukan terhadap hasil tes awal pada kelompok 1 dan kelompok 2 adalah sebagai berikut : Tabel 7. Rangkuman Hasil Uji Normalitas Data Tes Awal Akhir
Kelompok 1 2 1 2
n 15 15 15 15
Mean 33,200 32,733 36,467 39,000
SD 13,929 14,285 13,938 14,353
Lhitung 0,1481 0,1514 0,1422 0,1532
Ltabel 0,2200 0,2200 0,2200 0,2200
Berdasarkan hasil uji normalitas yang dilakukan, diperoleh nilai Lhitung pada tes awal kelompok 1, tes awal kelompok 2, tes akhir kelompok 1 dan tes akhir kelompok 2 lebih kecil dari nilai Ltabel dengan taraf signifikansi 5%. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa data tes awal kelompok 1, tes awal kelompok 2, tes akhir kelompok 1 dan tes akhir kelompok 2 berdistribusi normal. 2. Uji Homogenitas Uji homogenitas dimaksudkan untuk mengetahui kesamaan varians dari kedua kelompok. Jika kedua kelompok tersebut memiliki kesamaan varians, maka apabila nantinya kedua kelompok memiliki perbedaan, maka perbedaan tersebut disebabkan perbedaan rata-rata kemampuan. Hasil uji homogenitas data antara kelompok 1 dan kelompok 2 adalah sebagai berikut: Tabel 8. Rangkuman Hasil Uji Homogenitas Data commit to user Tes Kelompok n SD2
Fhitung
Ftabel
perpustakaan.uns.ac.id
Awal Akhir
digilib.uns.ac.id
1 2 1 2
15 15 15 15
19250 18929 25699 22667
0,951
2,484
1,060
2,484
Berdasarkan hasil uji homogenitas yang dilakukan, diperoleh nilai Fhitung dari tes awal dan tes akhir lebih kecil dari Ftabel dengan taraf signifikansi 5%. Karena Fhitung < Ftabel, maka dapat disimpulkan bahwa kelompok 1 dan kelompok 2 memiliki varians yang homogen. D. Pengujian Hipotesis Ada perbedaan pengaruh latihan inovatif dan latihan konvensional terhadap kemampuan jumping service dalam permainan bolavoli pada klub bolavoli putra POPSI Sragen tahun 2010. Berdasarkan hasil pengujian perbedaan yang dilakukan pada data tes akhir antara kelompok 1 dan kelompok 2 diperoleh nilai thitung sebesar 2,977, sedangkan nilai ttabel pada taraf signifikansi 5% sebesar 2,131. Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa, terdapat perbedaan yang signifikan antara tes kelompok 1 dan kelompok 2. Perbedaan hasil tersebut karena latihan yang diberikan pada masing-masing kelompok memiliki karakteristik yang berbeda. Dengan demikian hipotesis yang menyatakan, “Ada Perbedaan Pengaruh Latihan Inovatif dan latihan Konvensional terhadap Kemampuan Jumping Service dalam Permainan Bolavoli Pada Klub Bolavoli Putra POPSI Sragen Tahun 2010” dapat diterima kebenarannya. E. Pembahasan Hasil Analisis Data Latihan inovatif memberikan pengaruh yang lebih baik daripada latihan konvensional terhadap kemampuan jumping service dalam permainan bolavoli pada klub bolavoli putra POPSI Sragen tahun 2010. Berdasarkan hasil commit to user penghitungan persentase peningkatan kemampuan jumping service diketahui
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
bahwa, kelompok 1 memiliki nilai persentasi peningkatan sebesar 9,839%. Sedangkan kelompok 2 memiliki nilai persentasi peningkatan sebesar 19,145%. Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa, kelompok 2 memiliki persentase peningkatan hasil latihan jumping service yang lebih besar daripada kelompok 1. Dalam melatih jumping service pada awal latihan, latihan konvensional lebih baik dari pada latihan inovatif, tetapi setelah pertengahan sampai akhir latihan, latihan inovatif lebih baik daripada latihan konvensional disini peneliti mengetahui hasilnya dari observasi disetiap minggunya. Dengan demikian latihan inovatif lebih efektif diterapkan untuk latihan jumping service, dengan demikian hipotesis yang menyatakan, “Latihan Inovatif Memberikan Pengaruh yang Lebih Baik daripada Latihan Konvensional terhadap Kemampuan Jumping Service dalam Permainan Bolavoli Pada Klub Bolavoli Putra POPSI Sragen Tahun 2010”, dapat diterima kebenarannya.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN A. Simpulan Berdasarkan analisis data hasil penelitian yang telah dilakukan ternyata hipotesis yang diajukan dapat diterima. Dengan demikian dapat diambil simpulan sebagai berikut: 1. Ada perbedaan pengaruh yang signifikan antara latihan inovatif dan latihan konvensional terhadap kemampuan jumping service dalam permainan bolavoli pada klub bolavoli putra POPSI Sragen tahun 2010. Dari data tes akhir antara kelompok 1 dan kelompok 2 diperoleh nilai thitung sebesar 2,977, sedangkan nilai ttabel pada taraf signifikansi 5% adalah sebesar 2,131. 2. Latihan inovatif memberikan pengaruh yang lebih baik daripada latihan konvensional terhadap kemampuan jumping service dalam permainan bolavoli pada klub bolavoli putra POPSI Sragen tahun 2010. Kelompok 1 yang diberi latihan secara konvensional memiliki nilai persentase peningkatan sebesar 9,839%, sedangkan kelompok 2 yang diberi perlakuan secara inovatif memiliki nilai persentasi peningkatan sebesar 19,145%. B. Implikasi Berdasarkan
hasil
penelitian
diketahui
bahwa
latihan
inovatif
memberikan pengaruh yang lebih baik daripada latihan konvensional terhadap kemampuan jumping service dalam permainan bolavoli. 1. Implikasi Teoritis Secara teoritis, hasil penelitian ini adalah inovasi dalam latihan memiliki efektivitas yang berbeda dalam meningkatkan hasil latihan jumping service. Oleh karena itu, dalam memberikan latihan yang bertujuan untuk mengembangkan atau meningkatkan kemampuan jumping service, harus membuat inovasi baik dalam metode maupun sarana dan prasarana yang digunakan dalam latihan dengan tepat. Hasil penelitian ini juga dapat dijadikan commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
dasar bahwa inovasi dalam pemberian latihan dapat meningkatkan kemampuan jumping service. 2. Implikasi Praktis Secara praktis, hasil penelitian ini memberikan implikasi bahwa atlet perlu memiliki persepsi yang positif mengenai penggunaan metode latihan agar atlet mampu meningkatkan motivasi dalam berlatih. Persepsi atlet yang positif mengenai penggunaan metode latihan akan menjadikan pelatih termotivasi dalam melatih atlet. Oleh karena itu, perlu bagi pelatih untuk meningkatkan keterampilannya dalam menggunakan metode latihan sebagai upaya untuk meningkatkan motivasi dalam melatih atlet. C. Saran Sehubungan dengan simpulan yang telah diambil dan implikasi yang ditimbulkan, maka disarankan kepada pelatih bolavoli beberapa hal sebagai berikut: 1. Kepada pelatih Klub bolavoli POSI Sragen, maka saya sarankan menggunakan latihan inovatif dan konvensional dalam melatih jumping service agar memperoleh hasil yang optimal. 2. Disarankan kepada atlet untuk meningkatkan jumping service dengan menggunakan metode inavatif. 3. Kepada peneliti yang lain bisa meneliti jumping service dengan menggunakan metode yang lain.
commit to user