KEPALA BADAN PEMELIHARA KEAMANAN POLRI
PERAN POLRI DALAM PENANGANAN FAHAM RADIKAL DI INDONESIA GUNA MENJAGA STABILITAS KEAMANAN DALAM NEGERI MENJELANG PEMILU 2014
YOGYAKARTA, 11 JUNI 2014
TINDAK PIDANA TERORISME
UU NO. 15/ 2003 TENTANG PEMBERANTASAN TP TERORISME PASAL 6
SETIAP ORANG YG DG SENGAJA GUN KEKERASAN ATAU ANCAMAN KEKERASAN MENIMBULKAN SUASANA TEROR ATAU RASA TAKUT THD ORANG SCR MELUAS ATAU MENIMBULKAN KORBAN YG BERSIFAT MASSAL, DG CARA MERAMPAS KEMERDEKAAN ATAU HILANGNYA NYAWA DAN HARTA BENDA ORANG LAIN, ATAU MENGAKIBATKAN KERUSAKAN ATAU KEHANCURAN THD OBYEK-OBYEK VITAL YG STRATEGIS ATAU LINGK HIDUP ATAU FASILITAS PUBLIK ATAU FASILITAS INTERNASIONAL, DIPIDANA DG PIDANA MATI ATAU PENJARA SEUMUR HIDUP ATAU PIDANA PENJARA PALING SINGKAT 4 (EMPAT) TH DAN PALING LAMA 20 (DUA PULUH) TH 2
TERORISME SEBAGAI EXTRA ORDANARY CRIME, KARENA DIATUR SECARA KHUSUS SERTA HUKUM ACARANYA JUGA KHUSUS DISAMPING MENGGUNAKAN KUHAP. DEMIKIAN JUGA PENYIDIKAN, PENUNTUTAN DAN PEMERIKSAAN DI SIDANG PENGADILAN DIATUR SECARA KHUSUS BERDASARKAN PERPU NO. 1/ 2002 DAN UU NO. 15/2003 TENTANG PEMBERANTASAN TINDAK PIDANA TERORISME
3
Definisi RADIKALISME PAHAM ATAU ALIRAN YG MENGINGINKAN PERUBAHAN ATAU PEMBAHARUAN SOSPOL DG CARA KEKERASAN ATAU DRASTIS (KAMUS BESAR BAHASA INDONESIA, EDISI KEDUA, 1995, BALAI PUSTAKA, JAKARTA)
RADIKALISME TIDAK SELALU BERKAITAN DG KEAGAMAAN RADIKALISME KEAGAMAAN MENGGUNAKAN SIMBOL ATAU AJARAN AGAMA SBG JUSTIFIKASI SETIAP AGAMA ADA YG RADIKAL
4
RADIKALISME : DALAM BAHASA INGGRIS, RADIKAL BISA BERARTI EKSTRIM, MENYELURUH, FANATIK, REVOLUSIONER, ULTRA DAN FUNDAMENTAL . RADICALISM MEMILIKI MAKNA DOKTRIN ATAU PRAKTEK PENGANUT PAHAM RADIKAL ATAU EKSTRIM.
BENTUK RADIKALISME KEAGAMAAN, ANTARA LAIN : 1. RADIKALISASI PEMIKIRAN DAN IDEOLOGI. 2. RADIKALISASI CARA DALAM MEMPERJUANGKAN FAHAMMNYA. RADIKALISME TIDAK HANYA MONOPOLI KELOMPOK KEAGAMAAN, TETAPI JUGA TERJADI PADA SEMUA GERAKAN IDEOLOGIS YANG DILAKUKAN DENGAN CARA FANATIK DAN REVOLUSIONER, DEMIKIAN HALNYA RADIKAL ISLAM SERINGKALI DIFAKTORI OLEH “KONSEP JIHAD” YANG DI SALAH TAFSIRKAN. 5
RADIKALISME ISLAM MULAI MENJADI FOKUS SEJAK INSIDEN 11 SEPT 2001 DUA FAKTOR UTAMA RADIKALISME ISLAM : 1. 2.
TEKANAN YG ANCAM EKSISTENSI POK ISLAM TERTENTU : KASUS TIMUR TENGAH PENDAPAT : IDEOLOGI ISLAM SEBAGAI ALTERNATIF TERBAIK – SISTEM KHILAFAH VS DEMOKRASI CIPTAAN MANUSIA
RADIKALISME ISLAM DI INDONESIA :
BERAKAR DARI DI/TII, NII : PENEGAKAN DAULAH ISLAM SUDAH ADA JAUH SEBELUM WTC : PEMBERONTAKAN DI/TII, PELEMPARAN GRANAT THD PRESIDEN, PEMBAJAKAN GARUDA, BOM CANDI BOROBUDUR DAN LAIN-LAIN TEKANAN REZIM ORDE BARU : LARI KE MALAYSIA DI MALAYSIA : BENTUK JI, KONSOLIDASI, KIRIM PEMUDA KE PAKISTAN DAN AFGHANISTAN DIRIKAN KAMP LATIHAN DI MINDANAO PASCA ORBA : KEMBALI KE INDONESIA 6
METHODE TERORISME • • • • • • •
PEMBUNUHAN PENYERANGAN MILITER/POLISI PENEMBAKAN PENCULIKAN PENYERANGAN UMAR PATEK PEMERASAN PENGEBOMAN
DZULKARNAIN
7 IMAM SAMUDERA
AMROZI
DUL MATIN
SERANGAN TERRORIS DI INDONESIA KELOMPOK ISLAM RADIKAL : 1. KELOMPOK AL-JAMAAH AL-ISLAMIYAH BAIK STRUCTURAL MAUPUN NONSTRUCTURAL 2. KELOMPOK KOMPAK MELIPUTI TAUHID WAL JIHAD, AMBON DAN POSO 3. KELOMPOK DI/ NII BANTEN, OMAN ABDUROHMAN CIMANGGIS, DAN KELOMPOK JAJA SAPTONO 4. DAN LAIN-LAIN KELOMPOK SEPARATIS, SEPERTI : 1. KELOMPOK RMS MALUKU 2. KELOMPOK OPM PAPUA OTHER GROUPS : 1. DAMPAK REFORMASI DAN PEMILUKADA 2. ANCAMAN TEROR MELALUI SMS
8
AKTIFITAS KELOMPOK RADIKAL PASCA ORBA
MANFAATKAN SITUASI TERBUKA : DEMOKRATISASI SITUASI DI DAERAH KONFLIK (AMBON & POSO) : KIRIM PERSONEL, LOGISTIK DAN SEBARKAN AJARAN RADIKAL AKSI KEKERASAN OLEH PERSONEL TERLATIH EKS AFGHAN DAN MINDANAO : TERKAIT SITUASI NASIONAL, REGIONAL DAN INTERNASIONAL. NASIONAL : KONFLIK POSO/AMBON, BOM MALAM NATAL 2000 REGIONAL : SERANGAN THD KAMP GERILYAWAN DI MINDANAO, BOM KEDUBES FILIPINA INTERNASIONAL : SERANGAN THD AFGHANISTAN DAN IRAK SERTA PALESTINA : TIMBULKAN BOM BALI, JW MARIOTT DAN KEDUBES AUSTRALIA, MEGA KUNINGAN EMPAT ELEMEN UTAMA : JI, NII, KOMPAK, JUNDULLAH
RESPON INDONESIA TERHADAP AKSI KEKERASAN KELOMPOK RADIKAL ATAU TERORISME
KEDEPANKAN PENEGAKAN HUKUM TERAPKAN UU NO 15/ 2003 TTG PEMBERANTASAN TP TERORISME CAPACITY BUILDING PENEGAK HUKUM DESK KOORDINASI ANTI TEROR DI KANTOR MENKO POLHUKAM BENTUK BNPT KERJASAMA INTERNASIONAL SCR INTENSIF 9
SIAPA MEREKA :
MEREKA BUKAN PENJAHAT MURNI MELAKUKAN DGN KEYAKINAN SBG IBADAH ORG YG INGIN BERBUAT BAIK KPD TUHAN
NAMUN; KEJAHATAN, HARUS MRK PRTNGGGJWBKN KESALAHAN/ KEKELIRUAN, HARUS DILURUSKAN MEREKA, ADALAH WARGA KITA.
HASIL STRATEGI DAN RESPON : HAMPIR SEMUA KASUS BESAR TERUNGKAP JARINGAN SEBAGIAN BESAR TERDETEKSI DAN DILUMPUHKAN DAPAT CEGAH PELAKU SEBELUM BERAKSI 10
SIFAT KEJAHATAN TERORISME - MRPK KEJAHATAN TERORGANISIR (ORGANIZED CRIME) - BERSIFAT KEJAHATAN LINTAS NEGARA (TRANSNATIONAL CRIME)
- AKIBAT YG DITIMBULKAN DR KEJAHATAN TERSEBUT BERSIFAT LUAR BIASA (EXTRA ORDINARY CRIME) 11
11
Keterlibatan Usia Muda Dalam Aksi Terorisme Pelatihan Paramiliter oleh organisasi teroris di Kawasan Pegunungan Jalin, Jhanto, Provinsi Nangroe Aceh Darussalam.
Peledakan bom di Jawa Tengah
Perakitan bom buku
Paket bom buku
•Pebruari 2010 •Keterlibatan 50 orang pemuda •Disinyalir mempersiapkan serangan bersenjata dalam skala besar yang mengincar pejabat negara .
• Desember 2010 & Januari 2011 • Terlibat 8 orang pemuda, rentang usia 18-19 tahun • Di tangkap Densus 88 di Desa Waru Kecamatan Baki, Sukoharjo. Terlibat dalam berbagai peristiwa ledakan bom di mesjid, gereja, dan pospol di Jawa Tengah. •Seorang remaja usia 14 tahun, siswa kelas VIII sebuah SMP Negeri di Kabupaten Kepahyangan, Bengkulu. •Merakit bom buku berjudul , “Mengungkap Berita Besar dalam Kitab Suci”
• Mei 2011 • Polri menahan 17 orang dari 22 yang sempat di tangkap, pemimpin aksi Pepi Fernando • Mengirimkan paket bom yang disamarkan dalam bentuk buku. Kepada Ulil, Gorries, Ahmad Dhani dan Yapto Suryosumarno.
12
PROBLEMA UTAMA Kurang sukses dalam : a. Membendung berkembangnya jaringan terorisme b. Membendung radikal
penyebaran
ideologi
13
STRATEGI ACTION PLAN POLRI (INTERNAL & EKSTERNAL)
14
PENANGANAN TERORISME SOFT APPROACH PROGRAM PENCEGAHAN UNTUK PUBLIK
PROGRAM DERADIKALISASI UNTUK INDIVIDU ATAU KELOMPOK YANG TER-RADIKALISASI
HARD APPROACH PENYELIDIKAN
PENANGKAPAN
(PENEGAKAN HUKUM)
PENYIDIKAN
PERSIDANGAN
REHABILITASI DI PENJARA 15
STRATEGI DAN METHODE PENANGGULANGAN TERORISME DI INDONESIA A. PENEGAKAN HUKUM TERHADAP PELAKU TERORIS DAN MEMPROSES MEREKA BERDASARKAN HUKUM UNTUK DIAJUKAN KE PENGADILAN DENGAN ADIL B. PENDEKATAN SECARA LUNAK : 1. REHABILITASI ATAU MELAKUKAN PEMULIHAN PELAKU TERORIS YANG MASIH DI TAHANAN POLISI 2. PROGRAM PENDIDIKAN ULANG KEPADA SETIAP ORANG ATAU KELOMPOK YANG BERPOTENSI MENJADI TERORIS 16
STRATEGI INTERNAL 1.
BACK UP & TANGKAP DPO.
DUKUNGAN INFO & PENGEJARAN YG KONSISTEN TERHADAP DPO TP TEROR YG KEMUNGKINAN ADA DI WILAYAH MASING2. CENDERUNG SESEORANG DITETAPKAN DPO AKAN MENJADI GANAS & MEMBALAS. (BOM MESJID POLRESTA CIREBON ).
2.
SIAGA MAKO, PERS & SENPI.
KEWASPADAAN & SIAGA MAKO APABILA DI WILAYAH TSB TLH DILAKUKAN PENINDAKAN TERHADAP TSK TP TEROR & ADANYA RENCANA PENYERANGAN KE MAKO2 POLRI ANGGOTA POLRI DI LUAR DGN PAKAIAN DINAS & BERSENJATA AGAR SESUAI SOP SERTA WASPADA
3.
KOMPULIR OPTIMAL
&
LIDIK
KASUS
TP
BIASA
SCRA
KELOMPOK TEROR MELAKUKAN TP PERAMPOKAN & PEMBUNUHAN DI BBRPA TEMPAT.
4.
KOORDINASI DGN SATGASWIL SETEMPAT.
BERKOORDINASI DGN SATGASWIL DENSUS YG ADA DI WILAYAH MASING2.
17
STRATEGI EKSTERNAL 1. GALANG & DERADIKALISASI Penggalangan dan deradikalisasi terhadap jaringan radikal apabila telah ada & tumbuh di wilayah masing-masing baik kelompok2 ttt/perorangan dengan memberdayakan tomas/agama yg moderat. 2. KOORDINASI Koordinasi terpadu antara Polri, TNI, Pemda utk kat deteksi dini & upayaupaya proaktif utk mencegah radikalisasi serta penindakan yuridis thd bibit2 tindakan radikal. 3. MONITORING LAPAS Back up monitoring apabila di wilayah masing2 terdapat Lapas yg di dlmnya ada napi teror ttg kegiatan & tingkah laku mereka. 4. MONITORING EKS NAPI Back up monitoring di wilayah masing2 apabila terdapat warga eks napi teror yg telah bebas dan kembali ke lingkungannya 5. BERDAYAKAN POLMAS Penguatan sistem pam swakarsa serta memberdayakan yg sdh ada di wilayah seperti FKPM-Polmas, Babinkamtibmas, babinsa, hansip, LKMD dll untuk pencegahan. 18
PENDEKATAN STRATEGIS Upaya penanggulangan radikalisme – terorisme melalui pendekatan strategis :
1. Strategi
Pencegahan
1. 2.
2.
3.
4.
Pendidikan Politik 3. Agama 4. Ekonomi 5. Media Operasi 1. Intelijen yang terkoordinasi 2. Detasemen88 – kesatuan yang efektif Rehabilitasi Menciptakan unit khusus untuk Ulama dan para guru dengan tujuan dan mekanisme yang jelas Re-strukturisasi penjara dari “pesantren jihad‟ menjadi “pesantren salam‟ (perdamaian) Reintegrasi 1. Program-program keluarga 2. Mantan radikal 19
REHABILITASI
Menciptakan unit khusus ulama dan para guru dengan tujuan dan mekanisme yang jelas Terlibat dengan tahanan di penjara melalui mekanisme rehabilitasi yang sistematis
Konseling Manual Pelatihan
Re-engineering penjara dari “pesantren jihad‟ menjadi “pesantren salam‟ (perdamaian)
Pelatihan staf penjara Pemisahan radikal dari penjahat Menciptakan suasana belajar berdasarkan Taubah (tobat), inabah (kembali), dan salam (perdamaian)
20
REINTEGRASI
Menyadari pentingnya membatasi lingkaran kejahatan
Mengadopsi keluarga tahanan
Memahami jalur mereka untuk radikalisasi Membantu dalam kebutuhan ekonomi dan pendidikan
Penyaluran anak untuk mengadopsi sekolah atau model pesantren
Ex-radicals‟ peran untuk bertindak sebagai mentor Kepada mereka telah dirilis
Meminimalkan mantan radikal “berperan dalam rehabilitasi, tetapi memperluas peran mereka dalam proses reintegrasi 21
Improvisasi Polri untuk pencegahan Mengembangkan upaya pendekatan lunak/ soft measures melalui bantuan ekonomi di bekas wil konflik (Poso/Ambon) Giat Deradikalisasi kpd orang2 yg tlh terkena ideologi radikal– membentuk pok kecil dari angg polri yg berpengalaman – memahami maksud dan tujuan pok radikal , termsk including reorientation konsep islam yg disalah artikan oleh pok tsb
22
KEUNTUNGAN STRATEGI DE-RADIKALISASI
Counter Terorisme
Perbandingan Faham
Cegah Radikalisme
KEUNTUNGAN DE-RADIKALISASI
Cegah Masyarakat dari Indoktrinasi Partisipasi Masyarakat Tolak Terorisme
Elak Provokasi Kebencian, Permusuhan Atas nama Agama
23
KESIMPULAN Untuk menciptakan Indonesia terbebas dari cengkraman radikalisme, ektrimisme dan terorisme Semua pihak (eksekutif, legislatif, yudikatif, media, masyarakat) harus bersinergi yg kuat, membuat program/ terobosan yg menyentuh sendi-sendi kehidupan serta implementasi program yg terus menerus/ berkesinambungan, dg sasaran untuk penghapusan atau mematikan radikalisme (individu, kelompok, narasi, infrastruktur dan tindakan atau perbuatannya). 24