JABAR ISLAMIC ECONOMIC FORUM 2015 Peran Bank Indonesia dalam Menjaga Stabilitas Moneter Indonesia
Disampaikan oleh Azka Subhan A. Kepala Divisi Advisory Ekonomi & Keuangan Daerah Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jawa Barat Bandung, 5 November 2015
Agenda
Perkembangan Terkini Ekonomi Makro
1
Peran BI dalam Pengembangan Ekonomi Syariah
3
2
Respons Kebijakan BI
2 Program Pengembangan Ekonomi Syariah di Jawa Barat
4
3
Perkembangan Terkini Ekonomi Makro
1
4
Perekonomian Global
Ekonomi Global
5
Pemulihan ekonomi global masih terbatas.... Terbatasnya pemulihan ekonomi global terutama bersumber dari masih terbatasnya pertumbuhan ekonomi emerging markets, khususnya Tiongkok yang diperkirakan terus melambat. Pemulihan ekonomi AS masih rentan, sementara pertumbuhan ekonomi Eropa diperkirakan terus membaik. Outlook Perekonomian Dunia Realisasi
Dunia Negara Maju Amerika Serikat Kawasan Eropa Jepang Negara Berkembang Negara Berkembang Asia Tiongkok India Volume Perdagangan Dunia (barang dan jasa) Harga Komoditas (U.S.Dollars) Minyak (Minas&ICP, USD per barel) Non bahan bakar (rata-rata berdasarkan bobot ekspor komoditas dunia)
Apr-15 2013 2015 2016 3.3 3.5 3.8 1.4 2.4 2.4 2.2 3.1 3.1 -0.4 1.5 1.6 1.5 1.0 1.2 4.7 4.3 4.7 6.6 6.6 6.4 7.7 6.8 6.3 4.6 7.5 7.5 3.0 3.7 4.7
WEO IMF Consensus Forecast Bank Indonesia Juli-15 Okt-15 Juli-15 Agustus-15 Sep-15 Mei-15 Agustus-15 2015 2016 2015 2016 2015 2016 2015 2016 2015 2016 2015 2016 2015 2016 3.3 3.8 3.1 3.6 3.3 3.8 3.2 3.8 3.2 3.7 3.39 3.76 3.31 3.84 2.1 2.4 2.0 2.2 2.0 2.4 1.9 2.3 1.9 2.3 2.3 2.3 2.1 2.4 2.5 3.0 2.6 2.8 2.4 2.8 2.3 2.7 2.5 2.7 3.0 3.0 2.5 3.0 1.5 1.7 1.5 1.6 1.5 1.8 1.5 1.8 1.4 1.7 1.4 1.6 1.5 1.7 0.8 1.2 0.6 1.0 1.0 1.7 0.8 1.7 0.7 1.5 1.0 1.5 0.8 1.5 4.2 4.7 3.9 4.5 4.5 5.2 4.5 5.1 4.4 4.9 4.2 4.7 4.2 4.9 6.6 6.4 6.5 6.4 6.8 6.3 6.8 6.3 6.8 6.7 6.9 6.7 6.8 6.6 6.8 6.7 6.8 6.7 7.5 7.5 7.3 7.5 7.7 8.0 7.7 8.0 7.6 7.9 7.5 7.5 7.5 7.6 4.1 4.4 3.5 4.3 4.4 4.9 3.1 4.1
104.1 58.1 65.7 58.9 64.2 51.6 50.4 -1.2 -14.1 -1.0 -15.6 -1.7 -16.9
-5.1
59
69
57
63
-11.53 -3.19 -13.53 -4.40
Ekonomi AS
6
Pemulihan ekonomi AS masih rentan seiring indikator ketenagakerjaan yang masih lemah…. Data non-farm payrolls mengindikasikan lemahnya indikator ketenagakerjaan dan berada di bawah ekspektasi pasar. Angka pertumbuhan gaji mengalami penurunan secara bulanan dan tingkat partisipasi tenaga kerja juga melemah. Nonfarm Payrolls dan Tingkat Pengangguran
Pertumbuhan Gaji, Partisipasi Tenaga Kerja, dan Hires/Openings
Ekonomi Eropa
7
Pertumbuhan ekonomi Eropa diperkirakan terus membaik, ditopang oleh kuatnya permintaan domestik dan sektor manufaktur yang ekspansif…. Menguatnya permintaan domestik didukung oleh membaiknya konsumsi yang terindikasi dari peningkatan penjualan ritel.
Tingkat Penjualan Ritel Eropa
Perbaikan konsumsi tersebut didukung oleh membaiknya sektor tenaga kerja yang tercermin dari menurunnya tingkat pengangguran. Perbaikan ekonomi Eropa juga ditopang oleh aktivitas manufaktur yang masih ekspansif. Ketenagakerjaan Eropa
PMI Manufacturing Eropa
Ekonomi Tiongkok
8
Ekonomi Tiongkok terus melemah…. Dari sisi permintaan, pelemahan ekonomi Tiongkok tercermin dari ekspor dan investasi aset tetap yang masih lemah. Dari sisi produksi, pelemahan ekonomi Tiongkok terindikasi dari PMI Manufacturing & Composite yang menurun kembali akibat permintaan ekspor yang turun. Fixed Asset Investment
PMI dan Industrial Production
Pasar Keuangan Global
9
Sejalan dengan penundaan kenaikan FFR, tekanan di pasar keuangan global pada awal Oktober 2015 mulai mereda… Rilis minutes FOMC September (pada 8 Oktober 2015) memperkuat nuansa dovish the Fed sehingga perkiraan pasar tentang kenaikan FFR semakin bergeser ke Maret atau April 2016. Implied probability FFR pasca rilis minutes FOMC September menunjukkan kemungkinan terbesar kenaikan FFR terjadi di awal 2016. Penundaan kenaikan FFR mendorong pelemahan dolar AS secara global, tercermin dari menurunnya Dollar Index (DXY) dan Asian Dollar Index (ADXY) Current Implied Probabilities: FFR
Dollar Index dan Asian Dollar Index
Harga Komoditas Internasional
10
Pemulihan ekonomi global yang masih terbatas berdampak pada harga komoditas internasional yang masih terus menurun… Kondisi tersebut, antara lain, dipengaruhi oleh perlambatan ekonomi Tiongkok sebagai konsumen terbesar. Pertumbuhan Harga Komoditas Ekspor Indonesia Pertumbuhan
Komoditas Tembaga Batubara Palm Oil Karet Nikel Timah Alumunium Kopi
Satuan USD/Metric Ton USD/Metric Ton MYR/Metric Ton USD/kg USD/Metric Ton USD/Metric Ton USD/Metric Ton USD/Pound
IHKEI NM 8 IHKEI NM Total Keterangan Lebih tinggi Lebih rendah
Q1'15 Q2'15 -17.1 -10.6 -22.8 -21.5 -15.6 -14.6 -24.9 -17.2 -1.8 -22.9 -18.6 -32.5 3.4 -2.7 -2.2 -27.5 -18.2 -18.3 -14.9 -15.0
September 2015 Q3'15 Q4'15 -25.2 -23.1 -25.0 -25.9 -8.3 -8.3 -40.2 -31.6 -42.7 -35.9 -31.2 -25.1 -21.2 -21.2 -35.4 -36.4 -23.4 -22.1 -18.3 -17.2
2015 -19.0 -23.8 -11.7 -28.5 -25.8 -26.8 -10.4 -25.4 -20.5 -16.4
2016 Q1'15 Q2'15 -7.8 -17.1 -10.6 -8.5 -22.9 -21.5 2.6 -15.6 -14.6 -12.9 -24.9 -17.2 -14.9 -1.8 -29.4 -7.1 -18.6 -32.5 -4.9 3.4 -2.7 -1.9 -2.2 -27.5 -5.9 -18.2 -18.6 -5.4 -15.1 -15.0
Oktober 2015 Q3'15 Q4'15 -24.1 -19.3 -24.4 -25.2 -7.2 -6.3 -17.3 -5.5 -42.3 -33.4 -31.5 -23.2 -18.9 -18.6 -34.0 -38.3 -20.0 -17.8 -15.2 -13.6
2015 -17.8 -23.5 -10.9 -16.2 -26.7 -26.4 -9.2 -25.5 -18.6 -14.7
2016 -5.3 -11.1 0.1 -1.5 -17.3 -2.7 -3.5 -8.5 -6.2 -5.4
11
Perekonomian Domestik
Konsumsi
12
Konsumsi rumah tangga pada triwulan III 2015 menunjukkan indikasi perbaikan.... Tanda-tanda perbaikan konsumsi rumah tangga tersebut terindikasi dari penjualan kendaraan bermotor yang masih meningkat.
Penjualan Kendaraan Bermotor
Investasi
13
Investasi triwulan III 2015 diperkirakan membaik didukung oleh akselerasi investasi pemerintah.... Peningkatan investasi tercermin dari meningkatnya proyek-proyek pemerintah yang telah memasuki tahap konstruksi seiring dengan meningkatnya belanja modal pemerintah. Kegiatan investasi bangunan yang meningkat dikonfirmasi oleh kenaikan penjualan semen. Sementara itu, investasi nonbangunan belum menunjukkan perbaikan terkait dengan sentimen pebisnis yang masih pesimis melihat konsumsi rumah tangga dan permintaan ekspor yang terbatas. Penjualan Semen
Ekspor - Impor
14
Perbaikan ekspor berlangsung secara gradual seiring dengan pertumbuhan ekonomi dunia yang belum secepat perkiraan semula.... Pertumbuhan ekspor nonmigas secara gradual diperkirakan didukung oleh ekspor komoditas pertanian dan ekspor beberapa produk manufaktur. Peningkatan ekspor pertanian pada triwulan III 2015 didorong oleh ekspor rempah dan kopi, sementara ekspor manufaktur masih positif didukung oleh ekspor karet olahan dan logam dasar. Perbaikan ekspor terkendala harga komoditas yang masih rendah dan pemulihan ekonomi global yang lambat. Pertumbuhan Ekspor Nonmigas Riil
Indeks Harga Ekspor Nonmigas Riil
Neraca Perdagangan
15
Neraca perdagangan pada September 2015 kembali mencatat surplus…. Surplus neraca perdagangan pada September 2015 tercatat sebesar 1,02 miliar dolar AS, lebih tinggi dari bulan sebelumnya, terutama didorong membaiknya surplus neraca perdagangan nonmigas. Kenaikan surplus neraca perdagangan nonmigas disebabkan oleh membaiknya ekspor sejumlah barang manufaktur di tengah-tengah penurunan impor nonmigas yang lebih dalam dibandingkan penurunan ekspor nonmigas. Neraca Perdagangan Indonesia
Aliran Modal dan Finansial
16
• Dengan tekanan aliran modal masuk asing yang terindikasikan mulai berkurang, aliran masuk portofolio asing ke pasar keuangan Indonesia secara akumulatif hingga September 2015 mencapai 2,9 miliar dolar AS. • Meredanya tekanan di pasar keuangan global mendorong masuknya aliran modal asing pada pasar keuangan Indonesia di awal Oktober 2015. Aliran Dana Masuk Asing
17
Cadangan Devisa Cadangan devisa Indonesia menurun….
Posisi cadangan devisa pada September 2015 mencapai US$101,7 miliar atau setara dengan 7,0 bulan impor atau 6,8 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri Pemerintah di atas standar kecukupan internasional sekitar 3 bulan impor. Perkembangan tersebut disebabkan oleh penggunaan cadangan devisa dalam rangka pembayaran utang luar negeri Pemerintah dan dalam rangka stabilisasi nilai tukar Rupiah. Perkembangan Cadangan Devisa
Nilai Tukar Rupiah
18
Nilai tukar Rupiah menguat setelah mengalami tekanan depresiasi di bulan September 2015... Penguatan nilai tukar rupiah di awal Oktober 2015, didukung oleh sentimen positif terkait kemungkinan penundaan kenaikan FFR dan membaiknya optimisme terhadap prospek ekonomi Indonesia sejalan dengan rangkaian paket kebijakan pemerintah dan paket stabilisasi nilai tukar yang dikeluarkan oleh Bank Indonesia. Kedua faktor tersebut mendorong masuknya aliran modal asing ke pasar keuangan Indonesia, berdampak pd penguatan Rupiah sebesar 9,3% (ptp, 13 Oktober terhadap akhir September) Pelemahan rupiah pada bulan September masih lebih rendah dibandingkan dengan Real Brasil, Ringgit Malaysia, Lira Turki dan Rand Afrika Selatan. Pergerakan Nilai Tukar Rupiah
Apre/Depre YTD-15 NT Peers
Nilai Tukar Rupiah
19
Volatilitas rupiah pada September 2015 sedikit menurun dibandingkan Agustus 2015.... Dibandingkan dengan mata uang negara peers, volatilitas rupiah lebih rendah dari Real Brasil, Rand Afrika Selatan, Ringgit Malaysia, dan Lira Turki . Volatilitas Nilai Tukar – Peer Group
Inflasi
20
Indeks Harga Konsumen (IHK) mengalami deflasi pada bulan September 2015, sehingga inflasi IHK Januari-September 2015 tercatat cukup rendah.... • IHK mengalami deflasi sebesar 0,05% (mtm) atau secara tahunan mencatat inflasi sebesar 6,83% (yoy), terutama bersumber dari deflasi pada kelompok volatile food dan administered prices. • Dengan demikian, inflasi IHK selama Januari-September 2015 tercatat cukup rendah, yaitu sebesar 2,24% (ytd). Inflasi
Inflasi : Volatile Food
21
Deflasi kelompok volatile food didukung oleh pasokan komoditas pangan yang membaik, antara lain akibat berlangsungnya musim panen beberapa komoditas bahan pangan di beberapa sentra produksi.... Deflasi volatile food terutama didorong oleh deflasi bawang merah, daging ayam ras dan daging sapi di tengah perayaan Idul Adha. Deflasi bawang merah didorong oleh masih berlangsungnya panen raya bawang merah di sentra produksi, deflasi daging ayam ras terjadi seiring dengan meningkat pasokan dari peternak, sementara daging sapi tercatat mengalami deflasi cukup dalam disebabkan oleh adanya tambahan impor daging sapi. Inflasi Volatile Food
Penyumbang Inflasi/Deflasi VF – September 2015
Inflasi : Administered Prices
22
Kelompok administered prices mengalami deflasi, terutama bersumber dari koreksi tarif angkutan serta penurunan harga bensin Pertamax dan Pertalite.... Deflasi kelompok administered prices terutama bersumber dari koreksi tarif angkutan udara pascalebaran serta penurunan harga bensin Pertamax dan Pertalite seiring dengan penurunan harga minyak dunia. Di sisi lain, tekanan inflasi kelompok administered prices terutama bersumber dari komoditas rokok kretek dan rokok kretek filter akibat kenaikan cukai rokok. Inflasi Administered Prices
Penyumbang Inflasi/Deflasi AP – September 2015
Inflasi : Inti
23
Tekanan inflasi inti pada September 2015 cukup terkendali.... Inflasi inti terutama bersumber dari kelompok makanan jadi, pendidikan, dan emas perhiasan. Sementara itu, inflasi inti non traded baik pangan maupun nonpangan cenderung menurun. Ekspektasi inflasi 3 (tiga) bulan yang akan datang baik di tingkat konsumen (Survei September) maupun pedagang (Survei Agustus) meningkat sejalan dengan pola inflasi akhir tahun. Inflasi Inti Non Traded
Ekspektasi Harga Pedagang Eceran
Inflasi IHK : Regional
24
Secara spasial, deflasi pada bulan September 2015 terutama bersumber dari deflasi yang dialami sebagian besar daerah di wilayah Sumatera dan Jawa.... Deflasi di berbagai daerah terutama didorong oleh koreksi berbagai bahan pangan dan tarif angkutan udara. Sumatera tercatat mengalami deflasi yang paling besar bersumber dari deflasi di hampir seluruh provinsi. Deflasi di wilayah Jawa terutama dikontribusi oleh Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Banten. Wilayah Kalimantan mengalami inflasi akibat kenaikan harga emas perhiasan dan biaya kesehatan, sementara Kawasan Timur Indonesia (KTI) mengalami inflasi didorong oleh tekanan harga komoditas bahan makanan. Sebaran Inflasi Daerah (%, mtm)
Kredit Perbankan
25
Pertumbuhan kredit Agustus 2015 mulai menunjukkan tanda-tanda perbaikan. .. Pertumbuhan kredit pada Agustus 2015 tercatat sebesar 10,95% (yoy), lebih tinggi dibandingkan 9,69% (yoy) pada bulan sebelumnya. Pertumbuhan KMK, KI maupun KK meningkat. Secara sektoral, peningkatan pertumbuhan kredit pada Agustus 2015 terjadi pada beberapa sektor utama (Sektor Perdagangan, Sektor Industri, dan Sektor Jasa Dunia Usaha). Pertumbuhan Kredit Perbankan
26
Prospek dan Risiko Perekonomian
Perekonomian Global 2015 Pertumbuhan ekonomi global pada 2015 lebih lambat dari perkiraan semula (Agustus 2015)... Pertumbuhan Ekonomi Global (%,yoy)
27
Prospek Perekonomian Domestik
28
Pertumbuhan ekonomi pada Semester II 2015 akan membaik, didukung oleh konsistensi pemerintah dalam mendorong reformasi struktural melalui berbagai paket kebijakan ekonomi dan realisasi proyek-proyek infrastruktur, serta meningkatnya penyaluran kredit perbankan. Selain itu, perekonomian 2015 akan diwarnai oleh inflasi yang berada di bawah titik tengah sasaran inflasi 4%.
2015 Pertumbuhan Ekonomi
Inflasi CAD (% PDB)
4,7 - 5,1% < 4,0% ±2,0%
29
Respons Kebijakan BI
2
Menjaga Momentum Positif Guna Memperkuat Stabilitas STABILITAS SISTEM KEUANGAN JAWA BARAT
30
Keputusan RDG 15 Oktober 2015
31
Bank Indonesia mempertahankan BI Rate pada RDG 15 Oktober 2015…. Pada RDG 15 Oktober 2015, BI memutuskan untuk mempertahankan BI Rate sebesar 7,50%, dengan suku bunga Deposit Facility 5,50% dan Lending Facility pada level 8,00%. Bank Indonesia meyakini bahwa inflasi untuk keseluruhan tahun 2015 akan berada di bawah titik tengah sasaran 4%, sementara defisit transaksi berjalan diprakirakan lebih rendah dari prakiraan semula, atau sekitar 2% pada akhir 2015. Bank Indonesia memperkirakan pertumbuhan ekonomi akan membaik terutama didorong oleh meningkatnya belanja modal pemerintah, walaupun aktivitas perekonomian di sektor swasta masih berjalan relatif lambat. Bank Indonesia menilai bahwa tekanan terhadap stabilitas makro mulai mereda sehingga ke depan terdapat ruang bagi pelonggaran kebijakan moneter. Mengingat masih tingginya risiko ketidakpastian global, maka Bank Indonesia akan tetap berhati-hati dan mencermati risiko global di tengah perkembangan pasar keuangan global yang lebih kondusif. Sejalan dengan hal tersebut, fokus kebijakan Bank Indonesia dalam jangka pendek tetap diarahkan pada langkah-langkah stabilisasi nilai tukar, memperkuat pengelolaan likuiditas Rupiah, serta memperkuat pengelolaan penawaran dan permintaan valuta asing. Bank Indonesia akan terus memperkuat bauran kebijakan untuk memastikan tetap terjaganya stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan. Bank Indonesia menyambut baik dan mengapresiasi rangkaian paket kebijakan Pemerintah dalam mendorong pertumbuhan ekonomi dan reformasi struktural yang diperlukan untuk memperkuat fondasi perekonomian Indonesia. Ke depan, koordinasi dengan Pemerintah akan terus diperkuat untuk mendukung efektivitas dan konsistensi kebijakan struktural yang menjadi kunci perbaikan prospek ekonomi Indonesia.
5 Paket Kebijakan Bank Indonesia
32
33
Peran BI dalam Pengembangan Ekonomi Syariah
3
Values Proposition (1/2)
34
Kebebasan dan Tanggung Jawab Individu
Maslahah
Keadilan
Values Proposition
Profesionalisme
Keseimbangan
Akhlak Mulia
34
35
Values Proposition (2/2) Prinsip Syariah dalam Sistem Ekonomi Islam Sistem ekonomi Islam bertujuan untuk mencapai falah, dimana falah merupakan kesuksesan dunia dan akhirat dari setiap agen ekonomi dan ekonomi dapat mencapai pareto optimum
Pelarangan riba Pelarangan maysir Pelarangan gharar
Aktivitas investasi berdasarkan prinsip keadilan yang dapat mendukung perekonomian berasaskan keadilan dan sektor riil Meminimisasi spekulasi berlebihan dalam suatu transaksi finansial yang dapat berpotensi menganggu sistem keuangan. Secara konsep keuangan syariah, mendukung likuiditas dan prinsip alokasi sumber daya yang optimal dalam suatu sistem ekonomi.
Ethical investment
Mempromosikan ethical investments, sejalan dengan Socially Responsible Invesment (SRI) yang terbukti lebih tahan (resilient) terhadap gangguan (shocks).
Prinsip syariah lainnya
Larangan lainnya seperti investasi pada perusahaan minuman beralkohol, makanan haram serta kegiatan yang melanggar norma Islam.
Pencapaian Falah
35
Envision Ekonomi Syariah
36
“Suatu sistem perekonomian yang dapat mengoptimalkan alokasi sumber daya dengan efisien dan berkeadilan berdasarkan ekuitas, membatasi excessive risk taking, dan ethical investment guna mencapai kesejahteraan masyarakat Indonesia”
36
Visi dan Misi
37
Visi dan misi Bank Indonesia dalam pengembangan Ekonomi Syariah : Visi Menjadi initiator, advisor, dan integrator dalam mengembangkan ekonomi yang berbasis nilai-nilai luhur melalui sistem ekonomi dan keuangan syariah yang sehat, efisien, dan adil.
Misi Mengembangkan area sektor ekonomi serta tahapan prosesnya melalui kontribusi terhadap nilai tambah dalam elemen-elemen yang terkait dengan pengembangan ekonomi syariah serta pendayagunaan sumber daya pendukung agar memberikan output optimal terhadap proses pembangunan nasional
37
Sektor Ekonomi Islam
38
1. Sektor Pendukung dan Proses Alokasi Dana “Alokasi dana dalam sistem ekonomi Islam memiliki tujuan untuk meningkatkan taraf hidup golongan berpendapatan rendah”
Sektor
Komersial
Institusi Perbankan Islam
Produk Perbankan
Institusi Keuangan Non Bank
Produk IKNB
Pasar Modal
Fiskal
Policy Base Institution
Objektif
Pemerintah
Policy Bank
Waqaf Sektor Sosial ZIS
Golongan Pendapatan Menengah dan Tinggi
Produksi Konsumsi
Sukuk Saham
Pembangunan Infrastruktur
Sukuk Pajak
Produksi
Dana Pensiun Barang berwujud
Uang Pembiayaan
Golongan Pendapatan Rendah
Konsumsi 38
Sektor Ekonomi Islam
39
BI
2. Otoritas Bank Indonesia berperan sebagai katalisator dalam pembangunan ekonomi Islam di Indonesia
Sektor
Komersil
Institusi
OJK
Objektif Golongan Pendapatan Menengah dan Tinggi
Produksi
Konsumsi Fiskal
Kemenkeu
Policy Base Institution
Policy Bank
Pembangunan Infrastruktur
Produksi
Dana Pensiun BAZNAS
Sektor Sosial
BWI
Golongan Pendapatan Rendah
Konsumsi
39
Strategic Repositioning Mencapai tingkat competitiveness yang sejajar dengan market leader di ASEAN
Fiskal
Menjadikan SUKUK sebagai salah satu penunjang utama pembangunan infrastruktur , produksi nasional dan daerah
Sektor
Komersial
Sosial
40
Meningkatkan peran sektor ZISWAF sebagai partner pemerintah dan swasta dalam memperkuat sektor produksi (financial broadening)
40
Pillars for Developing Islamic Economics
Ultimate Goal
Development’s Pillars
Vision
Core Values
41
Kesejahteraan Rakyat Indonesia (QS: 1 , 126) Perekonomian yang sehat, efisien dan adil Initiator, Advisor dan Integrator Pengembangan Ekonomi Islam Indonesia
Human Capital and Market Empower ment
Regulatory and Supervisory
Supporting Infrastructure
Product and Market Developm ent
Efficient Industrial Structure
Keadilan | Keseimbangan | Akhlak Mulia | Profesionalisme | Maslahah | Kebebasan dan Tanggung Jawab
41
Pillars for Development Human Capital and Market Empowerment Regulatory and Supervisory
42 • Peningkatan soft skill pelaku • Value inducement • Engagement & ownership terhadap ekonomi syariah
• Penciptaan good governance melalui kebijakan, pengaturan dan pengawasan, yang terkait dengan BI maupun dukungan kepada sektorsektor yang masih bertumbuh
Supporting Infrastructure
• Pengembangan infrastruktur utama dan pendukung aliran informasi sehingga tercipta market efficiency
Product and Market Development
• Pengembangan instrumen keuangan syariah baik langsung dan tidak langsung untuk mendorong perekonomian
Efficient Industrial Structure
• Pembentukan struktur industri dan keterkaitan antara otoritas dan sektor yang sesuai dengan fungsi dan target pasarnya
42
Pilar 3: Regulasi dan Pengawasan yang Efektif & Koordinatif43 Regulatory and Supervisory Pusat Kebijakan Sektor Keuangan
Mikroprudensial Micro surveillance
KEMENKEU Trading dan issuing Sukuk
PERBANKAN KONVENSIONAL Skim penjaminan
Makroprudensial Macro surveillance
BANK INDONESIA
Surat berharga syariah lain
Regulasi dan pengawasan
PASAR UANG ANTAR BANK SYARIAH
Perlindungan Nasabah
PERBANKAN SYARIAH Skim penjaminan
LEMBAGA PENJAMIN SIMPANAN Arsitektur Keuangan Syariah Indonesia (AKSI)
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL (BAPENAS)
Sharia Compliance
Sukuk Issuer
Komunikasi pengembangan
DEWAN SYARIAH NASIONAL
Koordinasi dan Komunikasi Kebijakan
Koordinasi kebijakan
IKATAN AKUNTAN INDONESIA
Komite Pengembangan Jasa Keuangan Syariah
Regulasi dan pengawasan
Regulasi dan pengawasan
Islamic Accounting
OTORITAS JASA KEUANGAN
3. Riset dan Pengembangan Supporting Instrumen Keuangan Syariah dan Mekanisme Transaksi44 Infrastructure Riset dan pengembangan instrumen keuangan syariah dan mekanisme transaksi
Instrumen Stabilitas Moneter dan Keuangan (BI sebagai inisiator dan regulator)
Pengaturan Mekanisme Sale and Buy Back pada Repo dan Interbank Repo Syariah
Instrumen Pasar Uang Syariah berbasis Jual Beli -Sertifikat Murabahah antar bank, -Sukuk Istishna -Sukuk Salam
Instrumen Peningkatan Funding (stakeholder sebagai inisiator, BI sebagai regulator)
Instrumen Manajemen Likuiditas Syariah (BI sebagai partner dan regulator)
Operasi Moneter Syariah Bank Indonesia
Pengaturan Tenor Repo dan Interbank Repo Syariah
Instrumen Pasar Uang Syariah berbasis Investasi
Instrumen Pasar Uang Syariah berbasis Jasa
Instrumen Pasar Uang Syariah Hybrid Contract
-Sukuk Mudarabah, Sukuk Musyarakah -NCD syariah -Sertifikat Musyarakah antar bank
-Sukuk Ijarah -Sukuk wakalah -TD valas syariah -Sertifikat Wadiah antar bank
-Sukuk Sale & lease back -Sukuk Sale & buy back -Sertifikat Mudarabah Musytarakah
Pilar 1: Pengembangan Instrumen & Mekanisme Transaksi 45 Instrumen Pasar Uang Syariah berbasis Jual Beli -Sertifikat Murabahah antar bank, -Sukuk Istishna -Sukuk Salam
Instrumen Pasar Uang Syariah berbasis Investasi
Instrumen Pasar Uang Syariah berbasis Jasa
Instrumen Pasar Uang Syariah Hybrid Contract
-Sukuk Mudarabah, Sukuk Musyarakah -NCD syariah -Sertifikat Musyarakah antar bank
-Sukuk Ijarah -Sukuk wakalah -TD valas syariah -Sertifikat Wadiah antar bank
-Sukuk Sale & lease back -Sukuk Sale & buy back -Sertifikat Mudarabah Musytarakah
- Pengembangan instrumen - Pengembangan Mekanisme Transaksi: tenor, repo, kupon, settlement, dll
NIFC (INDONESIAN ISLAMIC FINANCE CENTER)
Dewan Syariah Nasional
Otoritas Jasa Keuangan
Kementerian Keuangan
Kementerian Agama
Kementerian PPN/Bapenas
Kementerian Koperasi, UKM
Kementerian BUMN
Bank Indonesia (Bank Sentral)
2. Riset dan Pengembangan Ekonomi dan Keuangan Syariah Product and Market Development Riset dan pengembangan ekonomi dan keuangan syariah
Peningkatan peran ekonomi syariah di sektor-sektor strategis
Bersama regulator lain memfasilitasi pembiayaan syariah kepada sektorsektor strategis - Pertanian - Infrastruktur - Korporasi
Optimisasi peran voluntary sector bagi pemerataan kesejahteraan ekonomi
Bersama lembaga sosial negara meningkatkan peran voluntary sector - Penyusunan standar zakat, wakaf - Partner pemerintah untuk pemberdayaan masyarakat miskin
Kerjasama dengan kementerian dan regulator ekonomi syariah
Penyusunan Arsitektur Keuangan Syariah Indonesia (AKSI) bersama pemerintah dan regulator terkait
46
4. Optimalisasi Dana and Publik & Koneksi ke Sektor Riil Efficient Optimal Industry
47
Optimalisasi Dana Publik via
Bank Konvensional
Bank Syariah
Perusahaan BUMN
-Fakta: Bank Bukopin, Bank Nagari, BPD Sulsel -Potensial issuer: bank-bank besar konvensional
-Fakta: BMI, BSM -Potensial issuer: BNIS dan bank syariah lain termasuk UUS
-Fakta: Indosat, PLN, PTPN, Adhi karya, pupuk kaltim -Potensial issuer: Telkom, Pertamina, dll
-Fakta: DJPU -Potensial issuer: Pemerintah daerah, Bank Indonesia, dll
Sukuk Ijarah, Sukuk Sale and lease back, NCDs
Sukuk Ijarah, Sukuk Mudarabah/Musyar akah, Istishna, NCDs, IMA,
Sukuk Ijarah, Sukuk Mudarabah/Musyara kah, Sukuk Salam/Istishna
Sukuk Ijarah, SBIS, Sukuk bank sentral, Sukuk Dana Haji (SDH)
Manajemen likuiditas
Pasar Uang Syariah
Otoritas ekonomi
Sektor Riil
Swasta/ korporasi -Fakta: Matahari, Adira, Mayora, Bakrie land, dll -Potensial issuer: swasta lokal di pusat maupun di daerah.
Sukuk Ijarah, Sukuk Mudarabah/Musyarak ah, Sukuk Istishna
48
Program Pengembangan Ekonomi Syariah di Jawa Barat
4
Kondisi Perbankan Umum Syariah Jawa Barat - Pembiayaan
49
Pada Triwulan III 2015, pembiayaan perbankan umum syariah di Jawa Barat tumbuh 9,6% (yoy) mengalami perlambatan dibanding triwulan II 2015 sebesar 12,0% (yoy). 30 26.0
27.1 27.6
24.2
25
120 100
20
80
15
60
10
FDR 95,2% Nominal Rp 27,6 T
40
30.5 18.1
5
12.0 9.6
-
20
Jenis Kredit
I
II
III
2011
IV
I
II
III
2012
IV
I
II
III
2013
IV
I
II
III
2014
IV
I
II
III
2015
Share terhadap Total Pembiayaan Syariah Nasional 13,2%
KONSUMSI 44%
MODAL KERJA 36% INVESTASI 20%
Kondisi Perbankan Umum Syariah Jawa Barat – Aset & DPK
50
Seiring dengan perlambatan ekonomi, aset perbankan umum syariah di Jawa Barat pada Triwulan III 2015 tumbuh 9,5% (yoy) meningkat dibanding triwulan II 2015 sebesar 8,0% (yoy). Sementara DPK perbankan umum syariah di Jawa Barat tumbuh 16,2% (yoy) meningkat dibanding triwulan II 2015 sebesar 10,5% (yoy). Triliun Rp
Aset
yoy (%)
Pertumbuhan (Axis Kanan)
40
90
35
32.5
31.3
33.8
25
22.8
24.6
100 90
21.3
34.9 80 70
23.5
20
80 70
30
60 15
60
50
50
25 40 20
10
40
30 25.0 20
15
8.5 8.0 9.5
10 II
III IV
2011
I
II
III IV
2012
I
II
III IV
I
2013
II
III IV
2014
I
II 2015
III
5 9.4
10.5
20 10
10 -
I
30
21.2
-
I
II III IV 2011
I
II III IV 2012
I
II III IV 2013
I
II III IV 2014
I
II III 2015
Nominal : Rp 34,9 T
Nominal : Rp 24,6 T
Share Aset terhadap Nasional 10,3%
Share DPK terhadap Nasional 11,2%
PUSPA INITIATIVE
TUJUAN PROGRAM PUSPA
Program PUSPA bertujuan untuk melakukan pendampingan kepada UMKM Syariah dengan tenaga pendamping oleh mahasiswa yang sudah terlebih dahulu dibina oleh akademisi dan praktisi. Sebagai permulaan, realisasi program PUSPA melibatkan 3 (tiga) kampus sebagai pilot project, yaitu : (1) Universitas Pendidikan Indonesia (UPI), (2) Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Gunung Djati, (3) STIE Ekuitas.
PUSPA INITIATIVE
PROSES PENDAMPINGAN UMKM SYARIAH DALAM PROGRAM PUSPA
Pendamping UMKM Syariah akan melakukan (1) internalisasi pemahaman kepada pelaku usaha mengenai karakteristik UMKM Syariah dan etika bisnis dalam Islam; (2) memberikan bimbingan dan arahan dalam manajemen pemasaran, memperbaiki teknik produksi, penatausahaan bisnis UMKM dengan memperkenalkan pembukuan, SOP, business plan, dan perancangan strategi bisnis; (3) memperkenalkan dan memberikan pemahaman mengenai produk dan jasa pembiayaan syariah untuk pengembangan usaha UMKM.
PUSPA INITIATIVE
SASARAN PENDAMPINGAN UMKM SYARIAH PROGRAM PUSPA
Setelah memperoleh pembekalan, mahasiswa pendamping UMKM Syariah dalam program PUSPA akan melaksanakan proses pendampingan selama 1 (satu) bulan kepada UMKM Syariah yang dikelola melalui program Misykat (Microfinance Syariah Berbasis Masyarakat) DPU-DT (Dompet Peduli Ummat - Daarut Tauhiid) dan dilanjutkan dengan melaksanakan proses pendampingan selama 1 (satu) bulan kepada UMKM Syariah yang dibina oleh BJB Syariah. Total UMKM yang akan terlibat dalam program PUSPA berjumlah 20 UMKM.
PUSPA INITIATIVE
LAMPIRAN