PERAN ORGANISASI PEMUDA PENGAJIAN MIFTAHUL JANNAH DALAM MENUMBUHKAN SIKAP KEAGAMAAN REMAJA DI KAMPUNG JATI PARUNG - BOGOR Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Komunikasi Islam (S.Kom.I)
Disusun Oleh: Firda Yunita NIM : 108052000013
JURUSAN BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1434 H. / 2013 M.
PERAN ORGANISASI PEMUDA PENGAJIAN MIFTAHUL JANNAH DALAM MENUMBUHKAN SIKAP KEAGAMAAN REMAJA DI KAMPUNG JATI PARUNG - BOGOR Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Komunikasi Islam (S.Kom.I)
Oleh
:
Firda Yunita NIM. 108052000013
Di bawah Bimbingan
Dr. Hj. Elidar Husein, MA.
JURUSAN BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1434 H. / 2013 M.
LEMBAR PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa : 1.
Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar strata satu (S1) di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
2.
Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
3.
Jika dikemudian hari terbukti bahwa skripsi ini bukan hasil karya asli saya atau merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, 01 Febuari 2013
Firda Yunita
ABSTRAK
FIRDA YUNITA Peran Organisasi Pemuda Pengajian Miftahul Jannah Dalam Menumbuhkan Sikap Keagamaan Remaja Di Kampung Jati Parung – Bogor Masa remaja adalah masa yang sangat menentukan, dimana masa remaja mengalami perubahan fisik dan juga psikisnya.Terjadinya perubahan tersebut menimbulkan kebingungan di kalangan remaja, karena mereka mengalami gejolak emosi dan tekanan jwa sehingga mudah menyimpang dari aturan-aturan dan norma-norma social yang berlaku di masyarakat. Maka diperlukannya agama sebagai pondasi untuk membatasinya agar jangan sampai bertindak berdasarkan emosionalnya saja tanpa memikirkan dampak negatifnya. Karena keimanan memiliki peran yang sangat penting untuk menumbuhkan rasa aman dan tentram dalam jiwa seseorang. Oleh karena itu pemuda dan tokoh masyarakat yang berada di Rt 01, Rw 03 sepakat untuk membentuk pengajian bagi para remaja, yaitu di bentuknya Pemuda Pengajian Miftahul Jannah dengan tujuan untuk menambah ilmu pengetahuan tentang agama dan untuk menumbuhkan sikap keagamaan remaja serta memperkuat iman mereka agar tidak mudah goyah. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui Bagaimana Penerapan kegiatan Organisasi Pemuda Pengajian Miftahul Jannah, dan Bagaimana Peran Organisasi Pemuda Pengajian miftahul Jannah dalam Menumbuhkan Sikap Keagamaan Remaja. Penelitian ini membahas tentang kegiatan apa saja yang dilakukan dalam pengajian serta bagaimana peran Pemuda Pengajian Miftahul Jannah dalam menumbuhkan sikap keagamaan remaja. Jenis penelitian ini adalah menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Dengan metode penelitian deskriptif.Yang bertujuan untuk mendeskripsikanatau melukiskan realitas yang ada dalam kegiatan Pemuda Pengajian Miftahul Jannah. Sedangkan teknik pengumpulan data dilakukan dengan Observasi (Aktifitas pengamatan secara langsung menggunakan alat indera atau panca indera), wawancara (percakapan dengan maksud tertentu), dan dokumentasi (data-data yang diperoleh dari lapangan). Dari hasil penelitian yang penulis lakukan telah di temukan bagaimana penerapan kegiatan dan Peran Pemuda Pengajian Miftahul Jannah dalam menumbuhkan sikap keagamaan remaja yaitu: memberikan pemahaman kepada anggota pengajian tentang pentingnya menjalankan perintah agama dan agama di jadikan pedoman hidup, memberikan kesadaran kepada anggota yang mencakup aspek afektif, konatif, kognitif dan motorik mereka dalam pengalamalan ibadah sehari-hari, memiliki sikap dan pendirian yang kuat dalam menghadapi lingkungan yang memberikan dampak negatif terhadap mereka.
i
KATA PENGANTAR
ﺒﺳمﺍﻠﻠﻪ ﺍﻠرﺤﻤﻦﺍﻠرﺤﻴﻢ Segala puja dan puji serta syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala Karunia dan Hidayahnya yang telah dilimpahkan, sehingga penulis berhasil menyelesaikan skripsi dengan judul : “Peran Organisasi Pemuda Pengajian Miftahul Jannah Dalam Menumbuhkan Sikap Keagamaan Remaja Di Kampung Jati Parung - Bogor” dan dapat diselesaikan dengan baik. Shalawat dan salam semoga senantiasa terlimpahkan kepada junjungan Nabi Muhammad SAW, yang telah membawa manusia kejalan yang diridhoi Allah SWT. Karya tulis ini merupakan skripsi yang diajukan kepada Fakultas Dakwah dan Komunikasi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana Bimbingan dan Penyuluhan Islam. Penulis menyadari skripsi ini, tidaklah mungkin dapat terselesaikan tanpa dukungan dan dorongan berbagai pihak, oleh karena itu penulis menghaturkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada : 1. Yang terhormat Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, Dr. Arief Subhan, M.Ag, selaku pembantu Dekan I Drs. Wahidin Saputra, M.Ag, selaku pembantu Dekan II Drs. H. Mahmud Jalal, MA, selaku pembantu Dekan III Drs. Study Rizal LK, MA.
ii
2. Dr. Hj.Elidar Husein MA, Dosen Pembimbing Skripsi, yang telah memberikan perhatian, saran, dan meluangkan serta mengorbankan waktunya untuk memberikan bimbingan dan arahan yang sangat bermanfaat bagi penulis. 3. Dra. Rini Laili Prihatini, M.Si Ketua Jurusan Bimbingan dan Penyuluhan Islam yang telah membekali ilmu,dan pengalaman. 4. Drs. Sugiharto, MA, Sekretaris Jurusan Bimbingan dan Penyuluhan Islam yang selalu memotivasi penulis. 5. Para Dosen Fakultas Dakwah dan Komunikasi, yang telah banyak memberikan bantuan keilmuan bagi penulis, hingga dapat menyelesaikan skripsi ini. 6. Seluruh pegawai perpustakaan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah baik Utama maupun Fakultas Dakwah dan Komunikasi yang telah membantu penulis dalam menyediakan buku-buku yang penulis butuhkan dalam penyusunan skripsi ini. 7. Pemuda Pengajian Miftahul Jannah, khususnya kepada bapak Samudi selaku Pembina Pemuda Pengajian Miftahul Jannah, Maulana Ilham selaku Ketua Pengajian dan para anggota pengajian yang tidak bisa penulis sebutkan satupersatu, serta para anggota atau jama’ah yang telah berpartisipasi dalam penelitian penulis. 8. Teristimewa kepada kedua orang tua penulis, Ayahanda Mad Arif dan Ibunda tercinta Sami, penulis mengucapkan terima kasih yang tidak terkira karena berkat doa, pengorbanan, nasehat serta memberikan dukungan moril dan materil kepada yang telah mereka berikan kepada penulis, penulis hanya bisa
iii
mendoakan semoga kerja keras dan keringat yayah dan doa yang tulus dari mamah di balas berlipat ganda oleh Allah SWT. 9. Kakak Evi Silvia, Abang Abdul Rahman, Adik Santi Salbia, Adik Risnal Arifin, terima kasih atas motivasinya kepada penulis. 10. Kepada teman-teman seperjuangan yang selalu membantu dan memberikan nasihat serta masukan kepada penulis diantaranya : Neta Andhini, Siti Nurjanah, Venti Hasibuan, Siti Indah Lucanti, Nurul Fitri, Siti syerly Maulidi, Putri Ratna Wulan, dan teman-teman lain yang tidak bisa penulis sebutkan satu-persatu namun tetap kontribusi mereka akan selalu penulis kenang dan hanya untaian do’alah yang dapat penulis haturkan kepada mereka agar segala yang telah mereka lakukan diberikan ganjaran pahala yang berlipat ganda dari Allah SWT. Penulis sadar dan yakin, bahwasannya skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh sebab itu, penulis tetap berharap semoga hasil dari skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang berkepentingan. Akhirnya penulis hanya dapat berharap dan memohon kepada Allah SWT, semoga apa yang telah dilakukan menjadi amal shaleh dan mendapat ganjaran pahala yang berlipat ganda, semoga penulis dapat bertambah wawasan.
Jakarta, 01 Febuari 2012
Penulis
iv
DAFTAR ISI
ABSTRAK ....................................................................................................
i
KATA PENGANTAR ....................................................................................
ii
DAFTAR ISI .................................................................................................
vi
BAB I
PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ............................................................
1
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah ........................................
6
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ..................................................
6
D. Metodologi Penelitian ...............................................................
8
E. Tinjauan Pustaka ....................................................................... 11 F. Sistematika Penulisan ................................................................ 12
BAB II
TINJAUAN TEORI A. Peran 1. Pengertian Peran.................................................................... 14 2. Jenis-Jenis Peran ................................................................... 15 B. Organisasi 1. Pengertian Organisasi............................................................ 16 2. Ciri-ciri Organisasi ................................................................ 18 3. Fungsi dan Tujuan Organisasi............................................... 19 C. Sikap Keagamaan Remaja 1. Pengertian Sikap dan ciri-cirinya .......................................... 19 2. Sikap Remaja dalam Keagamaan…………………………… 23 3. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Pembentukan Sikap .....
26
D. Remaja 1. Pengertian Remaja......................................................... ...... 30 2. Remaja dan Permasalahannya.................................. ........... 31
v
BAB III GAMBARAN UMUM PEMUDA PENGAJIAN MIFTAHUL JANNAH A. Pemuda Pengajian Miftahul Jannah 1. Sejarah Pemuda Pengajian Miftahul Jannah ....................... 34 2. Visi, Misi dan Tujuan Pemuda Pengajian Miftahul Jannah
36
3. Program Kegiatan Pemuda Pengajian Miftahul Jannah .................................................................................. 37 4. Struktur Organisasi Pemuda Pengajian Miftahul Jannah .... 38
BAB IV TEMUAN DAN ANALISIS DATA A. Deskripsi Informan .............................................................. 40 B. Penerapan Kegiatan Organisasi Pemuda Pengajian Miftahul Jannah dalam Menumbuhkan Sikap Keagamaan Remaja di Kampung Jati Parung........................................................... 50 C. Peran Organisasi Pemuda Pengajian Miftahul Jannah dalam Menumbuhkan Sikap Keagamaan Remaja di Kampung Jati Parung .................................................................................. 62
BAB V
PENUTUP A. Kesimpulan ................................................................................ 67 B. Saran ......................................................................................... 68
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 69 LAMPIRAN
vi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Manusia pada hakikatnya adalah mahluk yang beragama. Namun keberagamaan tersebut memerlukan bimbingan agar dapat tumbuh dan berkembang secara benar. Untuk itu para remaja tersebut memerlukan tuntunan dan bimbingan, dengan tahap perkembangan yang mereka alami. Nilai-nilai ajaran agama diharapkan dapat mengisi kekosongan batin mereka dan nilai-nilai ajaran agama diharapkan dapat mendorong remaja untuk mengembangkan kemampuan intelektualnya secara optimal. Mereka dituntut untuk menghadapi berbagai kondisi tersebut baik yang positif maupun yang negatif. Dengan demikian remaja harus mempunyai berbagai keterampilan dalam hidup mereka sehingga mereka dapat sukses melewati fase ini dengan optimal. Masa remaja merupakan masa yang kritis dalam siklus perkembangan seseorang. Dimasa ini banyak terjadi perubahanperubahan dalam diri seseorang sebagai persiapan memasuki masa dewasa. Remaja tidak dapat dikatakan sebagai orang dewasa, hal ini terjadi oleh kerena dimasa ini penuh dengan gejolak perubahan baik perubahan psikologik maupun perubahan sosial. Dalam keadaan serba tanggung ini sering kali memicu terjadinya konflik antara remaja dan dirinya sendiri (konflik internal dan eksternal). Apabila konflik ini tidak diselesaikan dengan baik, maka akan memberikan dampak negatif terhadap perkembangan remaja tersebut. Karena
1
2
banyak permasalahan yang timbul pada diri remaja dikarenakan
rasa
keingintahuanya sangat tinggi terhadap sesuatu yang baru, kebutuhan rasa ingin tahu (mengenal) adalah kebutuhan yang menyebabkan mereka selalu meneliti dan juga menyelidiki sesuatu. Jika kebutuhan ini di abaikan akan mengakibatkan tekanan batin, oleh karena itu kebutuhan ini harus disalurkan untuk memenuhi pemuasan pembinaan pribadinya. Akan tetapi dalam penyaluran kebutuhan tersebut diperlukanya agama sebagai pondasi untuk membatasinya, agar jangan sampai bertindak yang didasarkan oleh dorongan emosionalnya saja, tanpa memikirkan dampak negatifnya bagi mereka.1 Dalam hal itu, suatu faktor penting yang memegang peranan yang menentukan dalam kehidupan remaja adalah agama. Keimanan juga sangat efektif untuk menyingkirkan rasa gundah dan gelisah. Tetapi sayang sekali, di dunia modern kurang menyadari kurang
betapa penting dan hebatnya
pengaruh agama dalam kehidupan manusia, terutama pada orang-orang yang sedang mengalami kegoncangan jiwa, dimana umur remaja terkenal dengan umur goncang, karena pertumbuhan yang dilaluinya dari segala bidang kehidupan.2 Perkembangan mental remaja berpikir kearah logis (falsafi) itu, mempengaruhi pandangan dan kepercayaanya kepada Tuhan. Kerena mereka tidak dapat melupakan Tuhan dari segala peristiwa yang terjadi di alam ini.3
1
Jalaludin Rahmat, Psikologi Agama. (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2007 ),h.20 .Zakiah Daradjat, Ilmu Jiwa Agama (Jakarta: PT. Bulan Bintang,1996),h.69 3 Zakiah Daradjat, Ilmu Jiwa Agama (Jakarta: PT.Bulan Bintang,1996),h.74 2
3
Pendidikan agama tidak lepas dari upaya menanamkan nilai-nilai serta unsur agama pada jiwa seseorang.4 Istilah adolescere atau remaja berasal dari kata latin yaitu adolescere yang berarti remaja, yang tumbuh menjadi dewasa. Masa remaja tidak berbeda dengan periode-periode lain dalam rentan kehidupan. Awal masa remaja berlangsung kira-kira dari umur 13-18 tahun, yaitu usia matang menurut hukum. Pada masa remaja itu dalam arti yang lebih luas yaitu mencakup kematangan mental, emosional, sosial dan fisik. Pandangan ini di ungkapkan oleh Piaget5. Karena pada masa remaja cenderung tidak konsisten dan mudah tepengaruh untuk melakukan hal-hal yang di larang oleh agama seperti, minum-minuman keras, memakai narkoba dan akibat dari tidak adanya norma yang menginternalisasi secara kuat dalam diri remaja mengakibatkan pemahaman yang salah tentang diri dan lingkungan diri remaja sehingga melahirkan persepsi sekaligus citra diri yang salah. Masa remaja merupakan masa dimana seorang individu mengalami suatu tahap ke tahap berikutnya dan mengalami perubahan baik bersifat fisik maupun non fisik dan juga penuh dengan masalah-masalah. Oleh karena itu, remaja sangat rentan sekali terkena masalah psikososial, yaitu masalah psikis atau kejiwaan yang timbul sebagai akibat dari terjadinya perubahan sosial. Masa remaja merupakan suatu periode dalam kehidupan manusia yang batasannya usia maupun perannya sering kali tidak terlalu jelas. Pubertas yang dahulu di anggap sebagai tanda awal keremajaan ternyata tidak lagi sebagai 4
Michael D Andrean dan Judy Daniels, Landasan Bimbingan dan Konseling, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2006). 5 Elizabeth B. Hurlock, Psikologi Perkembangan, (Jakarta: Erlangga, 1980).
4
patokan atau batasan untuk mengkatagorikan remaja sebab usia pubertas yang dahulu terjadi pada akhir usia (15-18) tahun kini terjadi pada awal belasan atau sebelum usia 11 tahun. Namun satu hal yang pasti bahwa konflik yang di hadapi oleh remaja semakin kompleks seiring dengan perbahan pada berbagai dimensi kehidupan pada diri mereka dan seiring dengan perkembangannya teknologi yang pesat. Perkembangan remaja semakin pesat, idealnya para remaja sudah memiliki pola pikir sendiri dalam usaha memecahkan masalah yang dihadapinya. Kemampuan berpikir para remaja berkembang sehingga mereka dengan mudah dapat membayangkan banyak alternatif pemecahan masalah beserta kemungkinan akibat atau hasilnya. Para remaja juga sering menganggap diri mereka serba mampu, sehingga seringkali mereka tidak memikirkan akibat dari perbuatan mereka, bahwa tindakan negatif yang sering dilakukannya bahkan sebagian mereka tidak menyadari tindakan negatif yang mereka lakukan itu tidak baik untuk diri mereka dan para remaja cenderung belum bisa memperhitungkan akibat jangka pendek dan jangka
panjang dari tindakan yang mereka lakukan.
Penyebab terjadinya prilaku menyimpang mulai dari sexs bebas, sampai pemakaian narkoba dan juga prilaku amoral lainya adalah bobroknya bangunan mental anak semenjak usia dini sampai beranjak ke usia remaja banyak terkecoh oleh hal-hal yang negatif dengan demikian pendidikan agama usia dini adalah solusi jangka panjang yang sangat mendesak untuk segera di tetapkan di tengah carut-marutnya moralitas kehidupan remaja.
5
Oleh karena itu Pemuda Pengajian Miftahul Jannah atau yang bisa di singkat dengan PPMJ merupakan suatu organisasi yang bergerak di bidang rohani yang di naungi oleh mushola yang bermukim di daerah tersebut. Organisasi
PemudaPengajianMiftahul
Jannah
adalah
sarana
untuk
memperdalam ilmu agama, karena tidak hanya di sekolah, di rumah, dan di lingkungan saja tempat untuk menuntut ilmu, di majlis taklim seperti Pemuda Pengajian Miftahul Jannah adalah salah satu tempat untuk menambah hasanah ilmu pengetahuan kita khususnya ilmu tentang agama. Agama dalam Islam berasal dari kata bahasa arab “Ad-din” yang artinya petunjuk atau tuntunan tentang tentang tata cara hidup yang di tentukan Allah SWT.6 Itu artinya dengan adanya tuntunan hidup yang Allah telah tunjukan, maka manusia sebagai ciptaan Tuhan harus menjalaninya, dan kalau melanggar
atauran
hidup
yang
Tuhan
tentukan
maka,
akan
ada
konsekwensinya sendiri berupa hukuman di dunia dan di akhirat kelak. Karena pengertian agama adalah keyakinan atau individu terhadap “afterlife”, (hari kiamat), keterkaitan yang ada di alam ini, Tuhan, Doa. Karena agama memiliki peranan penting untuk mengatur dan mengkontrol
kehidupan
manusia, agar tidak melakukan hal-hal yang sudah pasti dilarang oleh agama dan agama akan menuntun kejalan kebaikan. Oleh karena itu, cukup menarik untuk menjadi penelitian yang menangkat mengenai “Peran Organisasi Pemuda Pengajian Miftahul
6
Mahmud Yunus, Kamus Arab Indonesia (Jakarta: PT. Hidakarya Agung, 1989),h.133
6
Jannah Dalam Menumbuhkan Sikap Keagamaan Remaja Di Kampung Jati Parung-Bogor” B. Pembatasan dan Perumusan Masalah Dalam Penelitian penulis membatasi masalah pada peran Pemuda Pengajian Miftahul Jannah dalam menumbuhkan sikap keagamaan remaja di Kampung Jati Parung. Adapun batasan pada penulisan karya ilmiah ini ialah hanya memfokuskan pada remaja yang berada di sekitar Kampung Jati Rt 01/ Rw 03 saja. Menurut definisi yang dipaparkan oleh Sri Rumini dan Siti Sundari, Zakiah Daradjat, dan Santrok tersebut menggambarkan bahwa masa remaja dari masa anak-anak dengan masa dewasa dengan rentan usia antara 12-22 tahun dalam aktif organisasi IRMASH. Adapun perumusan masalah yang penulis jadikan pijakan dalam pembuatan skripsi ini adalah sebagai berikut: 1. Bagaimana Penerapan Kegiatan Organisasi Pemuda Pengajian Miftahul Jannah? 2. Bagaimana Peran Organisasi Pemuda Pengajian Miftahul Jannah Dalam Menumbuhkan Sikap Keagamaan Remaja? C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. TujuanPenelitian Sesuai dengan pembatasan dan perumusan masalah di atas maka tujuan dari penelitian ini adalah: a. Diketahuinya Penerapan Kegiatan Organisasi Pemuda Pengajian Miftahul Jannah.
7
b. Diketahuinya peran Organisasi Pemuda Pengajian Miftahul Jannah dalam menumbuhkan sikap keagamaan remaja di KampungJati Parung-Bogor, yang meliputi: Dimensi keimanan terhadap ajaran agama Islam, Dimensi penghayatan atau pengalaman batin yang di rasakan peserta didik dalam menjalankan ajaran Islam, Dimensi pengamalannya, dalam arti bagaimana ajaran Islam yang telah diimani, dipahami dan di hayati mampu menumbuhkan motivasi dalam diri remaja tersebut untuk menggerakan, mengamalkan, dan menaati ajaran agama dan nilai-nilainya dalam kehidupan pribadi remaja tersebut. 2. Manfaat Praktis a. Bagi organisasi tersebut dapat di jadikan acuan atau pedoman untuk memberikan
kegiatan-kegiatan
tentang
keagamaan
dalam
menumbuhkan sikap keagamaan remaja. b. Memberikan pengetahuan pada masyarakat tentang Peran Organisasi Pemuda Pengajian Miftahul Jannah dalam menumbuhkan sikap keagaman remaja di Kampung Jati Parung-Bogor. 3. Manfaat Teoritis a. Memberikan sumbangan bagi perkembangan ilmu pengetahuan khususnya tentang peran Organisasi Pemuda Pengajian Miftahul Jannah dalam menumbuhkan sikap keagamaan remaja di Kampung Jati Parung-Bogor. b. Dapat di jadikan bahan rujukan bagi peneliti selanjutnya pada kajian yang sama akan tetapi ruang lingkup yang berbeda dan lebih luas.
8
D. Metodologi Penelitian 1. Metode Penelitian Metode yang di gunakan dalam penelitian skripsi ini adalah metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Penelitian deskriptif dengan pengertian untuk menemukan fakta dengan intrrpretasi yang tepat, akurat, faktual
dan
sistematis.
Penelitian
deskriptif
bertujuan
untuk
mendeskripsikan apa-apa yang saat ini yang berlaku didalamnya, mencatat, lalu menganalisis dan menginterpretasikan kondisi-kondisi yang sekarang ini terjadi atau ada. Menurut Sumadi Suryabrata, bahwa “metodedeskriptif” adalah metode penelitian yang bertujuan untuk membuat penyederhanaan secara sistematis, faktual dan akuratmengenai faktor-faktor populasi yang bersifat sistematis.7 Penelitian kualitatif menurut Bogdan dan Tailor seperti yang di kutip Lexy J Moleong yaitu sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan prilaku yang dapat di amati. Pendekatan ini diarahkan pada latar dan individu tersebut secara holistik (utuh). Jadi, dalam hal ini tidak boleh mengisolasikan individu atau organisasi kedalam variabel atau hipotesis, tetapi perlu memandangnya sebagai bagian dari sesuatu keutuhan.8 2. Subjek dan Objek Penelitian a. Dalam penelitian ini yang akan di jadikan subjek penelitian adalah narasumber yang dapat memberikan informasi yaitu Pembina, guru, 7
SumadiSuryabrata, MetodePenelitian, (Jakarta: RajawaliPres, 1987), Cet. Ke-I, h. 9 Lexy J Moleong. Metode penelitian kualitatif, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2002), Cet.Ke-11 h.3 8
9
dan Pengurus Organisasi Pemuda Pengajian Miftahul Jannah yang berada di Kampung Jati Parung. b.
Sedangkan yang menjadi objek penelitian ini adalah Peran Organisasi Pemuda Pengajian Miftahul Jannah dalam menumbuhkan sikap keagamaan remaja di Kampung Jati Parung.
3. Tempat dan waktu Penelitian a. Tempat penelitian : Adapun yang di jadikan alasan pertimbangan pemilihan lokasi ini adalah pertama penelitian ini belum ada yang meneliti dengan judul yang sama. Kedua lokasi ini juga sangat strategis dalam penelitian ini. b. Waktu penelitian: tiga bulan terhitung dari: 27 September sampai dengan 30 Desember 2012. 4. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data adalah salah suatu cara untuk memperoleh kebenaran yang di pandang ilmiah dalam suatu penelitian terhadap hal yang di peroleh keseluruhan, tekhnik pengumpulan Data yang di gunakan sebagai pendukung penelitian ini adalah dengan beberapa instrumen penelitian berikut: a. Observasi dan alat observasi Observasi adalah tekhnik pengumpulan data yang di arahkan pada kegiatan yang memperhatikan secara akurat, mencatat fenomena yang muncul dan mempertimbangkan hubungan
10
antar aspek dalam hubungan tersebut.9 Dalam melakukan hal ini, penulis di bantu dengan alat-alat observasi seperti buku catatan dan alat tulis. b. Wawancara dan pedoman wawancara Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu yang di lakukan oleh dua belah pihak, yaitu pewawancara (interviewer) dan responden (interviewiee) yang memberikan jawaban atas pertanyaan itu. Artinya adalah orang yang di wawancarai itu mengemukakan isi hatinya,
pandangan-pandangannya,
pendapatnya,
dan
lain-lain
sedemikian rupa sehingga pewawancara dapat lebih mengenalnya.10 Sebelum melakukan wawancara, penulis terlebih dahulu menyusun pedoman wawancara yang di jadikan acuan pada saat wawancara berlangsung. Selain itu, penulis juga mempersiapkan alat tulis untuk mencatat informasi yang di dapatkan ketika itu. 5. Teknik Analisa Data Semua data yang sudah terkumpul kemudian dianalisis berdasarkan metode analisis yang sesuai dengan metode penelitian yang digunakan, karena peneliti menggunakan metode kualitatif, maka sebuah analisis yang berdasarkan pernyataan keadaandan ukuran kualitas (bersifat non statistik) yaitu cara melaporkan data
9
melaporkan data dengan menguraikan,
Masri Singarimbun dan Sofian Efendi, Metode Penelitian Survei. (Jakarta: LP3ES,1983),h.122. 10 FrendN Kerlinger, Asas-Asas Penelitian Behavioral, (yogyakarta: Universitas Gajah Mada Press,2000), h.770
11
menerangkan,
memberi
gambaran
dan
mengklasifikasikan
serta
menjelaskan semua data yang terkumpul secara apa adanya. Peneliti akan melakukan analisis data secara bersamaan dan sesudah pengumpulan data yang dihasilkan dari hasil wawancara dan observasi yang berasal dari informan yang telah disebutkan diatas. Baik yang berkenaan dengan penerapan kegiatan dan peran organisasi Pemuda Pengajian Miftahul Jannah dalam menumbuhkan sikap keagamaan remaja di Kampung Jati Parung-Bogor. 6. Teknik Penulisan Skripsi Dalam tekhnik penulisan dan transliterasi skripsi ini menggunakan buku “Pedoman Penulisan Karya Ilmiah (skripsi, tesis, dan disertasi)” yang disusun oleh UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, yang diterbitkan oleh CeQDA ( Center For Quality Development and Assureance ), 2007. 7. Tinjauan Pustaka Dalam penulisan skripsi ini, peneliti menjadikan sumber bacaannya sebagai acuan dalam menentukan judul. Beberapa sumber tersebut di peroleh dari kutipan-kutipan sebagai berikut: 1. Peranan Ikatan Remaja Masjid (IRMASH) Dalam Meningkatkan Pengalaman Agama Pada Remaja Di Masjid Safinatul Husna Bambu Larangan cengkareng Jakarta Barat. yang di tulis oleh Risqon Agung Pangestu jurusan Bimbingan dan penyuluhan Islam tahun 2011. Dalam skripsi ini lebih di tekankan memberikan pengalaman agama pada remaja di sekitar masjid tersebut dan
12
bertujuan untuk meningkatkan keimanan, pemahaman, penghayatan, dan pengalaman masyarakat tentang agama Islam. 2. Peranan Kegiatan Dakwah Ikatan Remaja Masjid Al-Islah (IKRAM) dalam meningkatkan pengamalan Ibadah Mahdhoh Masyarakat Benda Baru Pamulang. Yang di tulis oleh Nurul Alfiani, dalam judul ini penulis hanya memberikan analisis pada kegiatan-kegiatan yang di lakukan oleh IKRAM tidak memberikan analisis Swot pada lembaga tersebut. 3. Analisis Terhadap Materi Bimbingan Agama Bagi Remaja Masjid Inayatullah Cimanggis Bogor. Yang di tulis oleh Jamaludin shidiq, dalam judul ini penulis hanya memberikan analisis terhadap ahlak para remaja. 8. Sistematika Penulisan Dalam penulisan skripsi di perlukan sistematika penulisan yang baik dan benar melalui aturan atau tata cara penulisan. Untuk dijadikan sebagai bahan acuan, maka penulis memasukan sistematika penulisan kedalam bahasan . Adapun sistematika penulisannya sebagai berikut: BAB I : Pendahuluan yang mencakup: Latar belakang masalah, pembatasan dan perumusan masalah,tujuan dan manfaat penelitian, metodologi penelitian, teknik analisa data, teknik penulisan skripsi, tinjauan pustaka dan sistematika penulisan.
13
BAB II : Tinjauan Teoritis yang terdiri dari : Definisi peran, definisi organisasi, definisi sikap keagamaan remaja, definisi remaja. BAB III : Gambaran
Umum
Organisasi
Pemuda
Pengajian
Miftahul Jannah Parung-Bogor. Terdiri dari: Sejarah berdirinya Organisasi Pemuda Pengajian Miftahul Jannah, Visi dan Misi Organisasi Pemuda Pengajian Miftahul Jannah, Tujuan Organisasi Pemuda Pengajian Miftahul Jannah, Struktur Organisasi Pemuda Pengajian Miftahul Jannah, Program Kegiatan yang di lakukan
Pemuda Pengajian
Miftahul Jannah. BAB IV : Temuan Dan Analisis Data Terhadap Peran Organisasi Pemuda
Pengajian
Miftahul
Jannah
Dalam
Menumbuhkan Sikap Keagamaan Remaja Di Kampung Jati
Parung-Bogor,
Meliputi:
Identifikasi
Informan,
Penarapan Kegiatan Pemuda Pengajian Miftahul Jannah dalam Menumbuhkan Sikap Keagamaan Remaja di Kampung Jati Parung-Bogor, Peran Organisasi Pemuda Pengajian Miftahul Jannah dalam Menumbuhkan Sikap Keagamaan Remaja. BAB V
: Penutup terdiri dari Kesimpulan dan Saran.
BAB II TINJAUAN TEORI
A. PERAN 1. Pengertian Peran Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, Peran adalah beberapa tingkah laku yang diharapkan dimiliki seseorang yang berkedudukan dimasyarakat dan harus dilaksanakan.1Dalam kamus ilmiah populer, peran diartikan sebagai fungsi, kedudukan atau bagian dari kedudukan, seseorang dikatakan berperan atau memiliki peranan karena dia mempunyai status dalam masyarakat. Walaupun kedudukannya berbeda antara satu dan yang lainnya. Akan tetepi masing-masing dirinya berperan sesuai dengan statusnya. Menurut Soerjono Soekanto, peran dapat dikatakan sebagai prilaku individu yang penting bagi struktur masyarakat.2 Pengertian peran menurut David Berry mendefinisikan peran sebagai seperangkat harapan-harapan yang dikenakan pada individu yang menduduki kedudukan sosial tertentu. Harapan-harapan tersebut masih menurut David Berry, merupakan imbangan dari norma-norma sosial oleh karena itu dapat dikatakan peranan ini ditentukan oleh norma-norma dimasyarakat. Artinya seorang diwajibkan melakukan hal-hal yang diharapkan dalam pekerjaannya dan dalam pekerjaan-pekerjaan lainnya. 1
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1998), h. 667 2 Soerjono Soekanto, Sosiologi Suatu Pengantar ( Jakarta: Balai Pustaka, 1998), Cet. Ke1, h. 467
14
15
David Berry mengatakan didalam peranan terdapat dua macam harapan, yaitu pertama, harapan masyarakat terhadap pemegang peran atau kewajiban-kewajiban dari pemegang peran, harapan dari pemegang peran kepada masyarakat atau terhadap orang-orang yang berhubungan dengannya dalam menjalankan peranan dan kewajibannya.3 Sarlito Wirawan Warsono juga mengemukakan hal yang sama bahwa harapan tentang peran adalah harapan-harapan lain pada umumnya tentang perilaku yang pantas dan seyogyanya ditentukan oleh seseorang yang mempunyai peran tertentu. Peran sangat menentukan kelompok sosial masyarakat, dalam artian diharapkan masing-masing dari sosial masyarakat yang berkaitan agar menjalankan perannya yaitu: menjalankan hak dan kewajiban sesuai dengan kedudukannya dalam masyarakat (lingkungan) dimana ia tinggal, jadi seseorang menduduki posisi dalam suatu masyarakat serta menjalankan suatu peranan.4 Dari penjalasan tersebut diatas, terlihat suatu gambaran bahwa peran merupakan suatu konsep perihal yang harus dilakukan dalam masyarakat sebagai organisasi. 2. Jenis-Jenis Peran a. Role Position, adalah kedudukan sosial yang sekaligus menjadi status atau kedudukan yang berhubungan dengan tinggi rendahnya posisi orang tersebut dalam struktur posisi tertentu. 3
David Berry, Pokok-Pokok Pikiran dalam Sosiologi, (Jakarta: Raja Grafindo Pustaka, 1998), Cet. Ke-3, h. 99 4 Sarlito Wirawan Warsono, Teori-Teori Psikologi Sosial, (Jakarta: CV Rajawali, 1983), Cet. Ke-1, h. 215
16
b. Role Behaviour, adalah cara seseorang memainkan perannya. c. Role Perception, adalah bagaimana seseorang memandang peranan sosialnya serta bagaimana ia harus bertindak dan berbuat atas dasar pandangannya tersebut. d. Role Expetation, adalah peranan seseorang terhadap peranan yang dimainkannya bagi sebagian besar masyarakat.
B. ORGANISASI 1. Pengertian Organisasi Hal pertama yang kita perlukan dalam studi tentang organisasi adalah definisi eksplisit tentang apa yang dimaksud dengan suatu organisasi, James L. Gibson c.s menyatakan bahwa:“….Organisasiorganisasi merupakan entitas-entitas yang memungkinkan masyarakat mencapai hasil-hasil tertentu, yang tidak mungkin dilaksanakan sendiri”.5 Menjelaskan organisasi sebagai sebuah kelompok individu yang diorganisasi untuk mencapai tujuan tertentu.Jumlah anggota organisasi bervariasi dari tiga atau empat sampai dengan ribuan anggota.Organisasi memiliki tujuan umum untuk meningkatkan pendapatan, namun juga memiliki tujuan-tujuan yang spesifik yang dimiliki oleh orang-orang dalam organisasi itu. Dan Untuk mencapai Tujuan, Organisasi membuat norma aturan yang dipatuhi oleh semua anggota organisasi.6
5
J. Winardi, S.E, Teori Organisasi dan Pengorganisasian, (Jakarta: RajawaliPers, 2006),
h. 13 6
H.M. Burhan Bungin, S.Sos.M.Si. Sosiologi Komunikasi. Teori, Paradigma dan Diskursus Teknologi Komunikasi di masyarakat. (Jakarta: KENCANA, 2006), h. 272
17
Organisasi didefinisakan sebagai “suatu kumpulan (atau sistem) individu yang bersama-sama, melalui suatu hirarki pangkat pembagian kerja, berusaha mencapai tujuan tertentu”.7 Menurut Dr. Veithzal Rifai, M.B.A dalam bukunya Kepemimpinan dan Perilaku Organisasi yang dimaksud dengan organisasi adalah wadah yang memungkinkan masyarakat dapat meraih hasil yang sebelumnya tidak dapat dicapai oleh individu secara sendiri-sendiri. Organisasi merupakan suatu unit yang terkoordinasi yang terdiri setidaknya dua orang, berfungsi mencapai suatu sasaran tertentu atau serangkaian sasaran.8 Organisasi Menurut Everett Rogers adalah suatu sistem individu yang stabil yang bekerja bersama-sama untuk mencapai tujuan bersama lewat suatu struktur hirarki dan pembagian kerja.9 Sedangkan Sondang P. Siagian menyatakan organisasi adalah setiap bentuk persekutuan antara dua orang atau lebih yang bekerjasama untuk mencapai tujuan bersama, dan terikat secara formal dalam satu ikatan hirarki dimana selalu terdapat hubungan antara seorang atau sekelompok orang yang disebut pimpinan dan seorang atau sekelompok orang yang disebut bawahan.10
7
Stewart L. Tubis-Syilvia Moss. Pengantar Deddy Mulyana, Human Communication. konteks-Konteks Komunikasi. 8 Veithzal Rivai, Kepemimpinan dan Perilaku Organisasi, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2004), h. 188 9 Miftah Thoha, Perilaku Organisasi (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2002), Cet Ke13, h. 162 10 Sondang P. Siagian, Peranan Taf dan management(Jakarta: Gunung Agung, 1976), Cet Ke-8, h. 65.
18
Dari beberapa pandangan di atas mengenai organisasi, maka dapat ditarik kesimpulan organisasi adalah usaha yang dilakukan oleh dua orang atau lebih yang mana mereka memiliki tujuan yang sama atau tujuan umum dan terbagi dalam sistem kepangkatan yang harus dipertanggung jawabkan. Organisasi juga terdapat komponen yang mana semuanya memiliki ketergantungan satu sama lain, dan dalam sistem tersebut dibutuhkan koordinasi untuk mencapai tujuan bersama. sehingga organisasi merupakan sistem, karena satu bagian bergantung dengan bagian lainnya dan organisasi merupakan sebuah sistem untuk mengkoordinasikan aktivitas dalam mencapai tujuan bersama atau tujuan umum. 2. Ciri-ciri Organisasi Tiap organisasi mempunyai karakteristik yang umum, yaitu: a. Dinamis, yaitu sistem terbuka terus-menerus mengalami perubahan. b. Memerlukan informasi. c. Mempunyai tujuan. d. Terstruktur.11 Organisasi
memang
disebutkan di
atas
bagaimanapun
organisasi
membutuhkan
dan harus
beberapa
ditanggapi
memerlukan
faktor
dengan bijak
kemajuan
dalam
yang karena roda
organisasinya, untuk mempermudah koordinasi atau pembagian kerja
11
Ami, Komunikasi Organisasi, Cet.Ke-7.h.17-18
19
maka dibutuhkannya struktur organisasi agar jelas pembagian kerjanya sehingga roda organisasi dapat berputar dengan lancar. 3. Fungsi dan Tujuan Organisasi Organisasi mempunyai beberapa fungsi diantaranya adalah memenuhi kebutuhan pokok organisasi, mengembangkan tugas dan tanggung jawab, memproduksi hasil produksi dan mempengaruhi orang.12 Adapun tujuan organisasi adalah yang paling penting dan kontriversial dalam mempelajari organisasi. Ahli analisis mengatakan bahwa tujuan sangat diperlukan dalam memahami organisasi, yang lainnyamengatakan apakah tujuan terbentuk suatu fungsi lain daripada membenarkan tindakan yang lalu. Kemudian ahli tingkah laku menjelasksn bahwa individu-individu yang mempunyai tujuan. Bagi kebanyakan analisis, tujuan merupakan suatu titik sentral petunjuk dalam menganalisis organisasi.Tujuan dibatasi sebagai suatu konsepsi akhir yang diinginkan.
C. SIKAP KEAGAMAAN REMAJA a. Pengertian Sikap dan Ciri - cirinya Sikap dalam bahasa Inggris disebut attitude, menurut Drs. Ngalim Purwanto sikap adalah .perbuatan atau tingkah laku sebagai respon atau reaksi terhadap suatu rangsangan atau stimulus.13 Sumber lain mengatakan
12
13
Ibid, h. 19 M. ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan, (Bandung: Remaja Rosdakarya 1995),
cet.10,h. 141
20
sikap adalah pandangan atau perasaan yang disertai kecenderungan untuk bertindak terhadap objek tertentu.14 Dr. Mar’at mengemukakan ada 13 pengertian sikap, yang dirangkum menjadi 4 rumusan berikut:15 1) Sikap merupakan hasil belajar yang diperoleh melalui pengalaman dan interaksi yang terus menerus dengan lingkungan (di rumah, sekolah, dll) dan senantiasa berhubungan dengan obyek seperti manusia, wawasan, peristiwa atau pun ide, sebagai wujud dari kesiapan untuk bertindak dengan cara-cara tertentu terhadap obyek. 2) Bagian yang dominan dari sikap adalah perasaan dan afektif seperti yang tampak dalam menentukan pilihan apakah positif, negatif atau ragu, dengan memiliki kadar intensitas yang tidak tentu sama terhadap obyek tertentu, tergantung pada situasi dan waktu, sehingga dalam situasi dan saat tertentu mungkin sesuai sedangkan di saat dan situasi berbeda belum tentu cocok. 3) Sikap dapat bersifat relatif consistent dalam sejarah hidup individu, karena ia merupakan bagian dari konteks persepsi atau pun kognisi individu. 4) Sikap merupakan penilaian terhadap sesuatu yang mungkin mempunyai konsekuensi tertentu bagi seseorang atau yang bersangkutan, karenanya sikap merupakan penafsiran dan tingkah laku yang mungkin menjadi indikator yang sempurna, atau bahkan tidak memadai. 14
R. Sutarno, Psikologi Pendidikan, (Yogyakarta: Kanisius, 1995), cet-II, h. 41 Prof. Dr. Mar’at, Sikap Manusia: Perubahan serta pengukurannya, (Jakarta, Balai Aksara-Yudhistira dan Sa’adiyah, 1982), h. 20 15
21
Jadi berdasarkan pemahaman dari Dr. Mar’at dapat disimpulkan bahwa sikap adalah penafsiran dan tingkah laku yang di dapatkan melalui pengalaman yang tampak dalam menentukan pilihan apakah positif, negatif atau ragu yang berhubungan dengan obyek seperti manusia, wawasan peristiwa ataupun ide. Sedangkan menurut Chave, Bogardus, La Pierre, Mead dan Gordon Allport (1935) sikap merupakan semacam kesiapan untuk bereaksi terhadap suatu objek dengan cara-cara tertentu, apabila individu dihadapkan pada suatu stimulus yang menghendaki adanya respon.16 Dari beberapa pengertian di atas disini dapat dijelakan bahwa sikap senantiasa diarahkan kepada suatu objek. Artinya tidak ada sikap tanpa objek, sesuai dengan pendapat Sarlito wirawan Sarwono yang memberikan pengertian sikap bahwa sikap adalah kesiapan pada seseorang untuk bertindak secara tertentu terhadap hal tertentu.17 Adapun objek–objek sikap dapat terarah terhadap benda-benda, manusia,
peristiwa-peristiwa,
pemandangan-pemandangan,
lembaga-
lembaga, norma-norma, nilai-nilai dan sebagainya. Sarlito Wirawan memberikan ciri-ciri sikap sebagai berikut:18 a) Dalam sikap selalu terdapat hubungan subjek-objek, tidak ada sikap tanpa objek. Objek dapat berupa benda, orang, kelompok orang, nilai-
16
Saepudin Azwar, Sikap Manusia (Teori dan Pengukurannya), (Pustaka Pelajar, 1998),
Cet 2, h. 5 17
Sarlito W. S, Pengantar Umum Psikologi, (Jakarta: PT Bulan Bintang, 1991), Cet VI,
h. 91 18
Sarlito W. S, Pengantar Umum Psikologi, (Jakarta: PT Bulan Bintang, 1991), Cet VI,, h. 95
22
nilai sosial, pandangan hidup, hukum, lembaga masyarakat dan sebagainya. b) Sikap tidak dibawa sejak lahir melainkan dipelajari dan dibentuk dari pengalaman. c) Karena sikap dapat dipelajari, maka sikap dapat berubah-ubah sesuai dengan keadaan lingkungan di sekitar individu yang bersangkutan pada saat yang berbeda-beda. d) Dalam sikap tersangkut juga faktor motivasi dan perasaan. e) Sikap tidak menghilang walaupun kebutuhan sudah terpenuhi. f)
Sikap tidak hanya satu macam saja, melainkan bermacam-macam sesuai dengan banyaknya objek yang dapat menjadi perhatian orang yang bersangkutan. Faktor penentu sikap, baik sikap positif atau pun sikap negatif,
adalah motif, yang berdasarkan kajian psikologis dihasilkan oleh penilaian dan reaksi afektif yang terkandung dari sebuah sikap. Motif menentukan tingkah laku nyata (overt behavior) sedangkan reaksi afektif bersifat tertutup (covert behavior).19 Dengan demikian, sikap yang ditampilkan seseorang merupakan hasil dari proses berfikir, merasa dan pemilihan motif-motif tertentu sebagai reaksi terhadap sesuatu obyek.
19
Prof. Dr. Mar’at, Sikap Manusia: Perubahan serta pengukurannya, (Jakarta, Balai Aksara-Yudhistira dan Sa’adiyah, 1982), h.17
23
Dengan demikian sikap terbentuk dari hasil belajar dan pengalaman seseorang dan bukan pengaruh bawaan (factor intern) seseorang, serta tergantung kepada obyek tertentu.20 b. Sikap Remaja Dalam Keagamaan Sikap keagamaan ini akan ikut mempengaruhi cara berpikir, cita rasa, ataupun penilaian seseorang terhadap segala sesuatu yang berkaitan dengan agama. Sikap remaja terhadap agama menurut Zakiah Daradjat adalah sebagai berikut:21 1) Percaya dengan turut-turutan Yaitu sikap golongan remaja yang melakukan penghayatan dan pengamalan ajaran agama hanyalah karena orang tua, teman sebaya dan masyarakat lingkungannya yang mengamalkan agama dengan baik. 2) Percaya dengan kesadaran Kesadaran beragama bagi remaja akan timbul dengan baik apabila ajaran agama yang didakwahkan kepada mereka diterima dengan akal sehat, dengan teliti dan kritik berdasarkan ilmu pengetahuan. Biasanya percaya dengan kesadaran ini terjadi pada masa remaja akhir, yang memang sejak masa kecilnya sudah dibiasakan untuk melaksanakan ajaran agama. 3) Percaya dengan ragu-ragu Golongan remaja yang ragu-ragu terhadap agama, yaitu apabila ajaran agama yang didakwahkan kepada mereka semenjak kecil lebih 20 21
Ibid , hal, 21 Zakiah Darajdat, Ilmu Jiwa Agama, (Jakarta: Bulan Bintang, 1976), hal. 91-102
24
bersifat otoriter, paksaan untuk mengamalkannya, sehingga pada masa remajanya terjadi perberontakan terhadap sifat otoriter tersebut. 4) Tidak percaya sama sekali (cenderung atheis) Golongan remaja ini bermula dari golongan remaja yang raguragu terhadap agama, makin lama keraguannya semakin bertambah sehingga semakin jauh dari ajaran agama. Salah satu penyebabnya adalah bertumpuknya perasaan kecewa karena dorongan atau keinginan yang tidak terpenuhi, sehingga berakibat pesimis dan putus asa. Bagi remaja yang kurang meresap nilai agamanya dalam jiwanya lambat laun akan menjadi marah dan benci terhadap agama karena ia memandang agama sebagai penghalang hawa nafsunya dalam mencapai kepuasaan hidupnya. Adapun menurut Robert H. Thouless mengemukakan empat faktor keberagamaan, diantaranya yaitu:22 1. Pengaruh-pengaruh sosial Pada faktor sosial ini mencakup semua pengaruh sosial dalam perkembangan sikap keberagamaan yaitu: pendidikan orangtua,tradisitradisi
social
dan
tekanan-tekanan
lingkungan
social
untuk
menyesuaikan diri dengan pendapat dan sikap yang di sepakati oleh lingkungan.
22
Sururin, Ilmu Jiwa Agama, (Jakarta : PT Raja Grafindo Persada, 2004), hal. 81
25
2. Pengalaman Pada umumnya ada anggapan bahwa kehadiran keindahan, keselarasan dan kebaikan yang dirasakan dalam dunia nyata memainkan peranan dalam pembentukan sikap keberagamaan. Dengan merenungkan keadaan disekeliling, kita akan keindahan yang meliputi segalanya, jiwa yang suci akan dapat mendengar dan melihat indahnya alam disekeliling. Yang mana akhirnya kita akan sampai pada kesadaran jiwa akan keagungan Allah sebagai sang pencipta. 3. Kebutuhan Pada faktor ini yang dianggap sebagai sumber keyakinan adalah kebutuhan-kebutuhan yang tidak dapat dipenuhi secara sempurna, sehingga mengakibatkan terasa adanya kebutuhan akan kepuasan agama. 4. Proses pemikiran Manusia adalah makhluk berfikir, salah satu pemikirannya adalah bahwa ia membantu dirinya untuk menentukan keyakinan-keyakinan mana yang harus diterimanya dan mana yang harus ditolak. 5. Sikap dan minat Sikap dan minat remaja terhadap masalah keagamaan boleh dikatakan sangat kecil dan hal ini tergantung dari kebiasaan masa kecil serta lingkungan agama yang mempengaruhi mereka.
26
c. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pembentukan Sikap Proses belajar sosial terbentuk dari interaksi sosial. Dalam interaksi sosial, individu membentuk pola sikap tertentu terhadap berbagai objek psikologis yang dihadapinya. Diantara berbagai faktor yang mempengaruhi pembentukan sikap adalah: 1. Pengalaman pribadi. Untuk dapat menjadi dasar pembentukan sikap, pengalaman pribadi harus meninggalkan kesan yang kuat. Karena itu, sikap akan lebih mudah terbentuk apabila pengalaman pribadi tersebut melibatkan faktor emosional. Dalam situasi yang melibatkan emosi, penghayatan akan pengalaman akan lebih mendalam dan lebih lama berbekas. 2. Kebudayaan. B.F. Skinner (dalam, Azwar 2005) menekankan pengaruh lingkungan (termasuk kebudayaan) dalam membentuk kepribadian seseorang. Kepribadian tidak lain daripada pola perilaku yang konsisten yang menggambarkan sejarah reinforcement (penguatan, ganjaran) yang dimiliki. Pola reinforcement dari masyarakat untuk sikap dan perilaku tersebut, bukan untuk sikap dan perilaku yang lain. 3. Orang lain yang dianggap penting. Pada umumnya, individu bersikap konformis atau searah dengan sikap orang orang yang dianggapnya penting. Kecenderungan ini antara lain dimotivasi oleh keinginan untuk berafiliasi dan keinginan untuk menghindari konflik dengan orang yang dianggap penting tersebut.
27
4. Media massa. Sebagai sarana komunikasi, berbagai media massa seperti televisi, radio, mempunyai pengaruh besar dalam pembentukan opini dan kepercayaan orang. Adanya informasi baru mengenai sesuatu hal memberikan landasan kognitif baru bagi terbentuknya sikap terhadap hal tersebut. Pesan-pesan sugestif yang dibawa informasi tersebut, apabila cukup kuat, akan memberi dasar afektif dalam mempersepsikan dan menilai sesuatu hal sehingga terbentuklah arah sikap tertentu. 5. Institusi Pendidikan dan Agama. Sebagai suatu sistem, institusi pendidikan dan agama mempunyai pengaruh kuat dalam pembentukan sikap dikarenakan keduanya meletakkan dasar pengertian dan konsep moral dalam diri individu. Pemahaman akan baik dan buruk, garis pemisah antara sesuatu yang boleh dan tidak boleh dilakukan, diperoleh dari pendidikan dan dari pusat keagamaan serta ajaran-ajarannya. 6. Faktor emosi dalam diri. Tidak semua bentuk sikapditentukan oleh situasi lingkungan dan pengalaman pribadi seseorang. Kadang-kadang, suatu bentuk sikap merupakan pernyataan yang didasari oleh emosi yang berfungsi sebagai semacam penyaluran frustasi atau pengalihan bentuk mekanisme pertahanan ego. Sikap demikian bersifat sementara dan segera berlalu begitu frustasi telah hilang akan tetapi dapat pula merupakan sikap yang lebih persisten dan lebih tahan lama. contohnya bentuk sikap yang didasari oleh faktor emosional adalah prasangka. Menurut Azwar S (2003), Stimulasi tersebut menimbulkan suatu reaksi yang bersifat afektif atau emosional, kognitif (pemikiran) dan yang
28
mempengaruhi perilaku. Pada dasarnya stimuli menyebabkan timbulnya pembentukan sikap, yang kemudian menyebabkan timbulnya reaksi tertentu yang bersifat kognitif afektif, atau behavioral.23 a. Kognitif Komponen “kognitif” sebuah sikap terdiri dari persepsi, opini, dan keyakinan-keyakinan seseorang.Ia berhubungan dengan proses pemikiran di mana ditekankan persoalan rasionalitas dan logika. Kognitif, segmen pendapat atau keyakinan dari suatu sikap, Pendekatan kognitif menekankan mental internal seperti berpikir dan menimbang.Penafsiran individu tentang lingkungan dipertimbangkan lebih penting dari lingkungan itu sendiri.Kognitif adalah yang mencakup kegiatan mental (otak).Salah satu elemen penting kognisi, adalah keyakinan evaluatif sesorang.Keyakinan-keyakinan evaluatif, dimanafestasi dalam bentuk impresi atau kesan baik atau buruk yang dimiliki seseorang terhadap objek atau orang tertentu. Menurut Bloom, segala upaya yang menyangkut aktivitas otak adalah termasuk dalam kognitif. Kognitif berhubungan dengan kemampuan berfikir, termasuk didalamnya kemampuan menghafal, memahami, mengaplikasi, menganalisis, mensintesis, dan kemampuan mengevaluasi. Mann (dalam Azwar S, 2003) menjelaskan bahwa komponen kognitif berisikan persepsi, kepercayaan, dan stereotipe yang dimiliki
23
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/34192/4/Chapter%20II.pdf
29
individu mengenai sesuatu.Seringkali komponen ini dapat disamakan dengan pandangan (opini), terutama apabila menyangkut masalah isu atau problem yang kontroversial. b. Afektif “Affect”, (afeksi) yang merupakan komponen emosional atau “perasaan”. Sebuah sikap dipelajari dari orang tua, guru, dan para anggota kelompok rekan-rekan.Afektif, segmen emosional dari suatu sikap.Afektif adalah ranah yang berkaitan dengan sikap dan nilai.Afektif mencakup watak perilaku seperti perasaan, minat, sikap, emosi, dan nilai.Beberapa pakar mengatakan bahwa sikap seseorang dapat diramalkan perubahannya bila seseorang telah memiliki kekuasaan kognitif tingkat tinggi. Ciri-ciri hasil belajar afektif akan tampak dalam berbagai tingkah laku. Seperti: perhatiannnya terhadap pekerjaannya,
kedisiplinannya
dalam
melakukan
pekerjaannya,
motivasinya yang tinggi untuk tahu lebih banyak mengenai pekerjaann yang lain, penghargaan dan sebagainya. Komponen afektif merupakan perasaan individu terhadap objek sikap dan menyangkut masalah emosi. Aspek emosional inilah yang biasanya berakar paling bertahan terhadap pengaruh-pengaruh yang mungkin akan mengubah sikap seseorang. c.
Perilaku (Behavior) Perilaku suatu maksud untuk berperilaku dalam suatu cara tertentu terhadap seseorang atau sesuatu. Sementara itu komponen
30
perilaku berisi kecenderungan untuk bertindak atau untuk bereaksi terhadap sesuatu dengan cara-cara tertentu. Komponen “perilaku” sebuah sikap berhubungan dengan kecendrungan seseorang untuk bertindak terhadap seseorang atau hal tertentu dengan cara tertentu. Seseorang misalnya dapat bertindak terhadap orang lain, atau hal lain dengan cara bersahabat, hangat, agresif, bermusuhan atau apatis, ataupun dengan cara-cara lain Perilaku manusia adalah sebagai suatu fungsi dari interaksi antara person atau individu dengan lingkungannya. Sebagai gambaran dari pemahaman ungkapan ini, misalnya: seorang tukang parkir yang melayani
memparkirkan
mobil,
seorang
tukang
pos
yang
menyampaikan surat-surat ke alamat, seorang mekanik yang bekerja dalam bengkel, seorang karyawan asuransi yang datang kerumah menawarkan jasa asuransinya, seorang perawat di rumah sakit, dan juga seorang manajer di kantor yang membuat keputusan. Mereka semuanya akan berperilaku berbeda satu sama lain, dan perilakunya adalah ditentukan oleh masing-masing lingkungannya yang memang berbeda.
D. REMAJA 1. Pengertian Remaja Istilah adolescere atau remaja berasal dari kata latin yaitu adolescere yang berarti remaja, yang tumbuh menjadi dewasa. Masa remaja
31
tidak berbeda dengan periode-periode lain dalam rentan kehidupan.Awal masa remaja berlangsung kira-kira dari umur 13-18 tahun, yaitu usia matang menurut hukum.Pada masa remaja itu dalam arti yang lebih luas yaitu mencakup kematangan mental, emosional, sosial dan fisik. Pandangan ini di ungkapkan oleh Piaget24.Sedangkan dalam kamus psikologi Chaplin, Adolescence (adolesensia, keremajaan, masa remaja merupakan periode antara pubertas dan kedewasaan) usia yang diperkirakan antara 12-21 tahun untuk anak gadis dan 13-22 tahun bagi anak laki-laki.25 Masa remaja termasuk masa yang sangat menentukan, karena pada masa ini anak-anak mengalami perubahan fisik dan juga psikisnya. Terjadinya perubahan ini menimbulkan kebingungan dikalangan remaja, karena mereka mengalami gejolak emosi dan tekanan jiwa sehingga mudah menyimpang dari aturan-aturan dan norma-norma sosial yang berlaku di masyaraakat.26 2. Remaja dan permasalahannya Umur remaja adalah umur peralihan dari anak-anak menjelang dewasa, yang merupakan masa perkembangan terakhir untuk memasuki masa dewasa. Telah banyak penelitian yang yang dilakukan dalam mencari problema yang umum dihadapi oleh remaja, diantaranya yaitu:
24
El izabeth B. Hurlock, Psikologi Perkembangan, (Jakarta: Erlangga, 1980). C. P Chaplin, Kamus Lengkap Psikologi, Kartini Kartono (alih bahasa), (Jakarta: PT Grafindo Persada, 1995), h. 12 26 Zulkifli, Psikologi Perkembangan, (Bandung: PT Rosda Karya, 2000),h. 63 25
32
a. Masalah Hari Depan Setiap remaja memikirkan hari depannya, ia ingin mendapat kepastian, akan jadi apakah ia nanti setelah tamat sekolah nanti. Pemikiran akan hari depan itu memuncak dirasakan oleh mereka yang duduk dibangku universitas. Kecemasan akan hari depan kurang pasti, itu telah menimbulkan problema lain, yang mungkin akan menambah suramnya masa depan itu dan juga perhatian mereka terhadap agama semakin berkurang, bahkan tidak jarang terjadi kegoncangan hebat dalam kepercayaan terhadap Tuhan. b. Masalah Hubungan Dengan Orang Tua Masalah yang sering di hadapi oleh remaja dari dahulu hingga sekarang yaitu seringkali terjadi pertentangan pendapat antara anak dan juga orang tua. Hubungan kurang baik itu timbul karena remaja mengikuti arus dan modernisasi, sehingga anak menjadi tidak patuh terhadap orang tuanya. c. Masalah Moral dan Agama Tampaknya masalah ini semakin memuncak terutama di kota-kota besar, barangkali pengaruh hubungan dan kebudayaan asing semakin meningkat melalui film, bacaan, gambar-gambar dan hubungan langsung dengan orang asing (turis) yang datang dengan berbagai sikap dan kelakuan. Biasanya kemerosotan moral disertai oleh sikap yang menjauh dari agama. Nilai moral yang tidak didasarkan kepada agama akan terus berubah sesuai dengan keadaan waktu dan tempat. Keadaan nilai yang
33
berubah-ubah itu menimbulkan kegoncangan pula, karena menyebabkan orang hidup tanpa pegangan yang pasti. Nilai yang tetap dan tidak berubah adalah nilai-nilai agama, karena nilai agama itu absolut dan berlaku sepanjang zaman, tidak dipengaruhi waktu, tempat, dan keadaan. Oleh karena itu, maka orang yang kuat keyakinan beragamanya yang mampu mempertahankan nilai agama yang absolut itu dalam kehidupannya sehari-hari dan tidak akan terpengaruh oleh arus kemerosotan moral yang terjadi dalam masyarakat serta dapat mempertahankan ketenangan jiwa.27
27
Zakiah daradjat, Ilmu Jiwa Agama, (Jakarta: PT Bulan Bintang, 1970), h. 146
34
BAB III GAMBARAN UMUM ORGANISASI PEMUDA PENGAJIAN MIFTAHUL JANAH
A. Sejarah Organisasi Pemuda Pengajian miftahul Jannah Pemuda pengajian miftahul jannah adalah sebuah organisasi kepemudaan yang berada di wilayah Kampung Jati Rt. 01-Rw. 03, Desa Parung, Kecamatan Parung, Kabupaten Bogor. Dasar dibentuknya organisasi ini adalah untuk mempersatukan para pemuda Islam di wilayah tersebut, agar kegiatan para pemuda dapat terorganisir dengan baik, kegiatan keagamaan maupun kegiatan yang bersifat umum.1 Awal mula berdirinya organisasi ini didasari pada kekhawatiran para orang tua dan para tokoh masyarakat setempat akan generasi muda, terutama generasi muda Islam, di mana saat ini generasi muda Islam sudah mulai kehilangan arah dan kehilangan identitas diri mereka. Awal mula berdirinya Organisasi Pemuda Pengajian Miftahul Jannah yaitu pada hari sabtu malam minggu, tanggal 2 Mei 1998 di Majlis Taklim Miftahul Jannah. Pelopor berdirinya pengajian tersebut adalah para tokoh agama, tokoh masyarakat, tokoh pemuda serta pengurus lingkungan Rt. 01 Rw. 03. Para pelopor-pelopor tersebut diantaranya UstadzMulyadi Abdullah (Alm), Ustadz Mad Arief, H. Cecep S., H. Napin, Bapak Sanudin (Ketua RT. 01), Bapak H. Hadi (Ketua RW. 03), Bapak Yayat R, (alm), Bapak
1
Bapak.Samudi, KetuaPemuda. WawancaraPribadi, (Parung, 05 Oktober 2012)
34
35
Hadi S, (alm), Bapak Soedarno, Bapak Samsudin, Bapak Edi Jaelani, Bapak Atin, Saudara Syarifudin, Saudara Hendra, Saudara Rahmat Purnomosidi, Saudara Aryu Apendi, Saudara Andriansyah, Saudari Ari Kartika, saudari Nina, SaudariLilis, Saudari Wawat serta masih banyak para tokoh masyarakat dan tokoh pemuda yang ada di wilayah Rt. 01 tersebut. Pada hari itu juga dibentuk kepengurusan pengajian untuk pertama kalinya. Dalam pemilihan kepengurusan, terpilih BapakYayat R., (alm) sebagai ketua Pemuda yang menaungi seluruh kepengurusan kepemudaan di Wilayah Rt. 01-Rw. 03. Sedangkan ketua Pengajian yaitu saudara Syarifudin resmi dipilih oleh sebagian besar jamaah yang hadir pada hari itu. Dalam perjalanannya, Pemuda Pengajian Miftahul Jannah kerap dilanda masalah yang berakibat terhambatnya kegiatan-kegiatan di dalam organisasi ini. Mengatasi hal tersebut agar tidak terus-menerus terjadi yang apa akhirnya mengorbankan kepentingan bersama, maka para tokoh masyarakat dan juga para pembina kerap melakukan pembaharuanpembaharuan baik dari segi kegiatan maupun kepengurusan. Pergantian kepengurusan terjadi beberapa kali meskipun masa jabatan pengurus belum berakhir. Hal tersebut dilakukan untuk mengantisipasi masalah yang menyebabkan keterpurukan organisasi ini. Pergantian kepengurusan tersebut adalah sebagai berikut : 1. Periode pertama Saudara Syarifudin (02 Mei 1998 – 22 November 1998); mengundurkan diri alasan pekerjaan.
36
2. Periode kedua Saudara Hendra R. (22 November 1998 – 13 Juni 1999); Mengundurkan diri alasan pindah keluar kota. 3. Periode ketiga Saudara Rahmat Purnomo S. (13 Juni 1999 – 27 Februari 2000); Mengundurkan diri. 4. Periode keempat Saudara Aryu Apendi (19 Februari 2000 – 22 Februari 2004); menjabat selama 4 periode. 5. Periode kelimaSaudara Abdul Muttakin (22 Februari 2004 – 27 februari 2005); menjabat selama 1 periode. 6. Periode keenam saudara Maulana Yusuf (27 Februari 2005 – 26 Februari 2006); Menjabat selama 1 periode. 7. Periode ketujuh Saudara Muhammad Idris (26 Februari 2006 – 22 Februari 2008); Menjabat selama 2 perode. 8. Periode kedelapan SaudaraAndriansyah (22 Februari 2008 – Februari 2012); Menjabat selama 4 periode. 9. Periode kesembilan Saudara Maulana Ilham (Februari 2012 – saatini)2
B. Visi, Misi dan Tujuan PPMJ 1. Visi Organisasi Pemuda Pengajian Miftahul Jannah sebagai berikut: Visi: Meningkatan spiritual dan membentuk pesertadidik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Allah Subhanahu Wata’ala dan berakhlak mulia.
2
Bapak.Samudi, KetuaPemuda, WawancaraPribadi, (Parung, 05 Oktober 2012)
37
2. Misi Organisasi Pemuda Pengajian Miftahul Jannah sebagai berikut: Misi PPMJ: Mengoptimalakan potensi remaja dalam berorganisasi. Mengadakan kegiatan-kegiatan yang bermanfaat bagi masyarakat. Menjadikan
Pemuda
Pengajian
Miftahul
Jannah
sebagai
wadah
silahturahmi antar remaja. Tujuannya adalah pikiran, emosi atau perasaan seseorang dalam situasi kelompok yang mendorongnya untuk memberikan sumbangannya untuk kelompok dalam usaha mencapai tujuan serta turut bertanggung jawab terhadap usaha yang bersangkutan dalam menujutujuan yang akan dicapai. 3. Tujuan PPMJ Bertujuan
untuk
menghasilkan
manusia
yang
jujur,
adil,
berbudipekerti, etis, saling menghargai, disiplin, harmonis dan produktif, baik personal maupun sosial. Tangguh dalam menghadapi tantangan, hambatan, dan perubahan yang muncul dalam pergaulan masyarakat baik dalam lingkup local, nasional, regional maupun global. a. Program kerja PPMJ Program kerja ini merupakan wujud dari pengalamalan agama yang memfokoskan pada PROKER Pemuda Pengajian Miftahul Jannah, yaitu : 1. Kegiatan-kegiatan PPMJ, yaitu sebagai berikut: a. Pengajian rutin setiap malam sabtu. b. Belajar membaca Al-Qur’an dantajwid. c. Kultum.
38
d. Mengaji yasin setiap malam jumat. e. Bersilahturahmi dengan pengajian lainnya. Penulis hanya menyebutkan struktur kepengurusan PPMJ periode sekarang 2012-2015 4. Struktur Pemuda Pengajian Miftahul Jannah
Ketua Pemuda Bapak Samudi
Ketua Pemuda Pengajian Miftahul Jannah Maulana Ilham F
Wakil Ketua Rendi Angga Riyadi
Sekeretaris
Bendahara
Haerudin
Hera Desti Riyani
Anggota Remaja Pria 1 Firmansyah
2 Andriansyah 3 Bayu Saputra 4 Gias Rifa’i 5 Angga Saputra 6 Dede Suhendi 7 Ajat Suderadjat 8 Dirlan Dayu M 9 Hadi Nur 10 Asep Sopian Sidik 11 Muhamad Firdaus 12 Solihin 13 Budianto 14 Yosep Gojali 15 Irfan Setiawan
Anggota Remaja Wanita 16 Ika Rizki
17 Wina Indriyani 18 Rani Septiani 19 Pipih Sutandi 20 Eva Wulandari 21 Sri Yulistia 22 Suci Setiawati 23 Sri Astuti 24 Desi Rahayu
39
Pemuda Pengajian Miftahul Jannah (PPMJ), merupakan suatu organisasi pemuda untuk membentuk atau menjadikan pemuda sebagai kaderdanmembentuk peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Allah Subhanahu Wata’ala dan berakhlak mulia.
BAB IV TEMUAN DAN ANALISA DATA
A. Deskripsi Informan Deskripsi
informan
adalah
gambaran
orang-orang
yang
memberikan informasi atau data di Organisasi Pemuda Pengajian Miftahul Jannah (PPMJ), yang berlokasi di Kampung Jati Rt 01- Rw 03 Parung-Bogor. 1. Ketua Pemuda. Pada periode ini ketua pemuda dipimpin oleh bapak Samudi dengan biodata sebagai berikut: Nama
: Samudi
Alamat
: Kampung Jati Rt 01- Rw 03 Parung-Bogor
Tempat Tanggal Lahir
: Yogyakarta, 10 Maret 1972
Status Perkawinan
: Menikah
Jabatan
: Ketua Pemuda
Pekerjaan
: Wiraswasta1
Tabel I Pendidikan No 1
1
Pendidikan
Tahun
Madrasah Ibtidaiyah
1978-1994
Bapak Samudi, Ketua Pemuda. Wawancara Pribadi, (Parung, 05 Oktober 2012)
40
41
2. Ketua Organisasi Pemuda Pengajian Miftahul Jannah (PPMJ). Pada periode ini Pemuda Pengajian Miftahul Jannah dipimpin oleh saudara Maulana Ilham, dengan biodata sebagai berikut: Nama
: Maulana Ilham
Alamat
: Kampung Jati Rt 01- Rw 03 Parung-Bogor
Tempat Tanggal Lahir
: Bogor, 15 April 1991
Status Perkawinan
: Belum Menikah
Jabatan
: Ketua Pemuda Pengajian Miftahul Jannah
Pekerjaan
: Mahasiswa2
Tabel 2 Pendidikan No
Pendidikan
Tahun
1
SDN Jati Jaya
1998-2004
2
Ponpes Al-Inayah
2004-2007
3
Ponpes Nurul Furqon
2007-2010
4
UIN Syarief
2010-Sekarang
Hidayatullah
2
Maulana Ilham, Ketua Pemuda Pengajian Miftahul Jannah. Wawancara Pribadi, (Parung, 07 Oktober 2012)
42
3.
Pengurus Organisasi Pemuda Pengajian Miftahul Jannah (PPMJ). Dalam penelitian ini, peneliti mewawancarai Sekertaris dan Bendahara Pemuda Pengajian Miftahul Jannah, dengan biodata sebagai berikut: Nama
: Haerudin
Alamat
: Kampung Jati Rt 01- Rw 03 Parung-Bogor
Tempat Tanggal Lahir
: Bogor, 25 Desember 1988
Status Perkawinan Jabatan
: Belum Menikah : Sekretaris Pemuda Pengajian Miftahul Jannah (PPMJ) : Karyawan3
Pekerjaan
Tabel 3 Pendidikan No
3
Pendidikan
Tahun
1
SDN Jati Jaya
1995-2001
2
MTsN Parung
2001-2004
3
SMA Taruna Terpadu
2004-2007
Haerudin, Sekertaris Pemuda Pengajian Miftahul Jannah. Wawancara Pribadi, (Parung, 07 Oktober 2012)
43
Nama
: Hera Desti Riyani
Alamat
: Kampung Jati Rt 01- Rw 03 Parung-Bogor
Tempat Tanggal Lahir
: Bogor, 14 Juni 1990
Status Perkawinan
: Belum Menikah
Jabatan
: Bendahara Pemuda Pengajian Miftahul Jannah : Karyawan4
Pekerjaan
Tabel 4 Pendidikan No
Pendidikan
Tahun
1
SDN Jati Jaya
2000-2006
2
SMPN Parung
2006-2009
3
SMAN Parung
2009-2012
4. Anggota Organisasi Pemuda Pengajian Miftahul Jannah Anggota Pemuda Pengajian Miftahul Jannah yang mengikuti pengajian berjumlah 24 orang yang terdiri dari 15 remaja putra dan 9 ramaja putri. Mulai usia 16 sampai dengan 25 tahun, sebagian anggota adalah pelajar, mahasiswa, dan ada yang sudah bekerja. Pada penelitian ini peneliti melakukan wawancara pribadi dengan anggota Pemuda Pengajian Miftahul Jannah sebanyak enam 4
Hera Desti Riyani, Bendahara Pemuda Pengajian Miftahul Jannah. Wawancara Pribadi, (Parung, 07 Oktober 2012)
44
orang yang terdiri dari tiga orang remaja putra, dan tiga orang dari remaja putri, dengan biodata sebagai berikut:
Nama
: Firmansyah
Alamat
: Kampung Jati Rt 01- Rw 03 Parung-Bogor
Tempat Tanggal Lahir
: Bogor, 12 Maret 1990
Status Perkawinan
: Belum Menikah
Jabatan
: Anggota Pemuda Pengajian Miftahul Jannah (PPMJ) : Karyawan5
Pekerjaan
Tabel 5 Pendidikan No
5
Pendidikan
Tahun
1
SDN Jati Jaya
1998-2004
2
SMP Muhamadiah
2004-2007
3
SMK Yapia Parung
2007-2010
Nama
: Andri yansyah
Alamat
: Kampung Jati Rt 01- Rw 03 Parung-Bogor
Tempat Tanggal Lahir
: Bogor, 01 Maret 1994
Status Perkawinan
: Belum Menikah
Firmansyah, Anggota Pemuda Pengajian Miftahul Jannah. Wawancara Pribadi, (Parung, 14 Oktober 2012)
45
Jabatan
: Anggota Pemuda Pengajian Miftahul Jannah (PPMJ) : Karyawan6
Pekerjaan
Tabel 6 Pendidikan No
Pendidikan
Tahun
1
SDN Jati Jaya
2000-2006
2
MTs Sirajul Fallah
2006-2009
3
SMK Sirajul Fallah
2009-2012
Nama
: Angga Saputra
Alamat
: Kampung Jati Rt 01- Rw 03 Parung-Bogor
Tempat Tanggal Lahir
: Bogor, 26 Maret 1996
Status Perkawinan
: Belum Menikah
Jabatan
: Anggota Pemuda Pengajian Miftahul Jannah (PPMJ)
Pekerjaan
6
: Pelajar7
Andri Yansyah, Anggota Pemuda Pengajian Miftahul jannah. Wawancara Pribadi, (Parung, 14 Oktober 2012) 7 Angga Saputra, Anggota Pemuda Pemngajian Miftahul Jannah. Wawancara Pribadi, (Parung, 14 Oktober 2012)
46
Tabel 7 Pendidikan No
Pendidikan
Tahun
1
SDN Jati Jaya
2002-2008
2
MTs Sirajul Fallah
2008-2011
3
SMK Sirajul Fallah
2011-Sekarang
Nama
: Ika Rizky
Alamat
: Kampung Jati Rt 01- Rw 03 Parung-Bogor
Tempat Tanggal Lahir
: Bogor, 14 Agustus 1995
Status Perkawinan
: Belum Menikah
Jabatan
: Anggota Pemuda Pengajian Miftahul Jannah (PPMJ) : Pelajar8
Pekerjaan
Tabel 8 Pendidikan No
8
Pendidikan
Tahun
1
SDN Jati Jaya
2003-2009
2
MTs Sirajul Fallah
20092012
3
SMAN Parung
2012-Sekarang
Ika Rizky, Anggota Pemuda Pengajian Miftahul Jannah. Wawancara Pribadi, (Parung, 14 Oktober 2012)
47
Nama
: Eva Wulandari
Alamat
: Kampung Jati Rt 01- Rw 03 Parung-Bogor
Tempat Tanggal Lahir
: Bogor, 27 Agustus 1989
Status Perkawinan
: Belum Menikah
Jabatan
: Anggota Pemuda Pengajian Miftahul Jannah (PPMJ) : Karyawan9
Pekerjaan
Tabel 9 Pendidikan No
Pendidikan
Tahun
1
SDN Jati Jaya
1998-2004
2
SMPN Parung
2004-2007
3
SMA Sasmita Jaya
2007-2010
Nama
: Sri Yulistia
Alamat
: Kampung Jati Rt 01- Rw 03 Parung-Bogor
Tempat Tanggal Lahir
: Bogor, 15 Juli 1996
Status Perkawinan
: Belum Menikah
Jabatan
: Anggota Pemuda Pengajian Miftahul Jannah (PPMJ)
Pekerjaan 9
: Pelajar10
Eva Wulandari, Anggota Pemuda Pengajian Miftahul Jannah. Wawancara pribadi, (Parung, 14 Oktober 2012)
48
Tabel 10 Pendidikan No
Pendidikan
Tahun
1
SDN Jati Jaya
2003-2009
2
SMPN 1 Ciseeng
2009-2012
3
SMAN 1 Ciseeng
2012-Sekarang
5. Guru Guru yang mengajar di Organisasi Pemuda Pengajian Miftahul Jannah berjumlah tiga orang, yaitu: Nama
: Ustadz Muhtadin, S.Pd.
Alamat
: Kampung Jati Rt 01- Rw 03 Parung-Bogor
Tempat Tanggal Lahir
: Bogor, 21 Agustus 1966
Status Perkawinan
: Menikah
Pekerjaan
: Guru11 Tabel 11 Pendidikan
No 1
10
Pendidikan Universitas STKIP
Tahun 2002
Sri Yulistia, Anggota Pemuda Pengajian Miftahul Jannah. Wawancara Pribadi, (Parung, 14 Oktober 2012) 11 Ustadz Muhtadin, Guru. Wawancara Pribadi, (Parung, 14 Oktober 2012)
49
Nama
: Ustadz Hariyanto, S.Pd.
Alamat
: Kampung Jati Rt 01- Rw 03 Parung-Bogor
Tempat Tanggal Lahir
: Bogor, 17 Juli 1967
Status Perkawinan
: Menikah
Pekerjaan
: Guru12
Tabel 12 Pendidikan No 1
Pendidikan Universitas Ibnu
Tahun 2002
Khaldun (UIKA), Bogor
12 13
Nama
: Bapak Abdul Mutaqin, S.pd.
Alamat
: Kampung Jati Rt 01- Rw 03 Parung-Bogor
Tempat Tanggal Lahir
: Bogor, 28 Juni 1985
Status Perkawinan
: Menikah
Pekerjaan
: Guru13
Ustadz Hariyanto, Guru. Wawancara Pribadi, (Parung, 21 Oktober 2012) Bapak Abdul Mutaqin, Guru. Wawancara Pribadi, (Parung, 28 Oktober 2012)
50
Tabel 13 Pendidikan No 1
Pendidikan
Tahun
Universitas Ibnu
2006
Khaldun (UIKA), Bogor
B. Penerapan Kegiatan Organisasi Pemuda Pengajian Miftahul Jannah DalamMenumbuhkan Sikap Keberagamaan Remaja Di Kampung Jati Parung. Dari hasil wawancara yang peneliti lakukan dengan ketua Organisasi Pemuda pengajian Miftahul Jannah, bahwa kegiatan aktivitas yang masih
berjalan
yang berkaitan
dengan
menumbuhkan
sikap
keberagamaan remaja yang dilakukan oleh PPMJ hanya baru sebatas kegiatan pengajian yang diadakan setiap hari jumat malam, sebagai organisasi remaja yang berbasis agama, organisasi ini memiliki tujuan dari pengajian yang dilakukan setiap satu kali dalam seminggu dalam rangka membentuk remaja yang selalu menjujung tinggi nilai-nilai agama baik dari aspek ibadah dan aspek ahlak, serta membentengi remaja dari pengaruh-pengaruh buruk dari pesatnya kemajuan zaman yang untuk memperkokoh aqidah Islamiah remaja. Pertemuan ini dilakukan setiap malam jumat ba’da Isya yang bertempat di mushola Miftahul Jannah dan Mushola Nurul Fikri. Tempat ini dipergunakan sebagai lokasi pengajian, sebagai refleksi sejarah yang pernah
51
dilakukan oleh Rasulullah SAW, serta menanamkan kecintaan remaja terhadap rumah ibadahnya, meskipun sebelumnya terjadi perdebatan antara remaja yang menginginkan pertemuan pengajian dilakukan di rumah anggota. Program kegiatan Organisasi Pemuda Pengajian Miftahul Jannah dalam upaya menumbuhkan sikap keagamaan pada remaja dan dijadikan landasan.Ada beberapa hal yang harus diperhatiakan diantaranya menyangkut materi, metode, anggota, dan tenaga pengajar. a. Materi Pengajian Materi atau bahan ialah apa yang hendak diajarkan dalam majlis taklim. Dengan sendirinya materi itu adalah ajaran Islam dengan segala keluasannya.Islam memuat ajaran tentang tata hidup yang meliputi segala aspek kehidupan, maka pengajaran Islam berarti pengajaran tentang tata hidup yang berisi pedoman pokok yang digunakan oleh manusia dalam menjalanu kehidupan di dunia dan untuk menyiapkan hidup yang sejahtera di akhirat nanti.Dengan demikian materi pelajaran agama Islam luas sekali yang meliputi segala aspek kehidupan. Dari hasil wawancara yang telah penulis lakukan dengan ketua Organisasi Pemuda Pengajian Miftahul Jannah mengenai materi yang disampaikan dalam pengajian yang dilaksanakan setiap seminggu sekali meliputi fiqih, akhlak, dan aqidah. Materi-materi yang diajarkan secara bergantian setiap minggunya, proses pengajian dilaksanakan selama 2 jam mulai dari pukul 20.00 WIB sampai dengan pukul 22.00 WIB. Pengajian diawali dengan pembacaan surat Al-Fatihah bersama-sama,
52
kemudian dilanjutkan dengan membacakan hadiah puji yang dipimpin oleh ketua Pemuda Pengajian Miftahul Jannah yaitu saudara Maulana Ilham, dilanjutkan dengan membacakan Rawi/Ratib Al-Atos, dilanjutkan dengan sambutan dari ketua pemuda atau pengurus Pemuda Pengajian Miftahul Jannah, setelah itu penyampaian materi yang disampaikan narasumber sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan. Mengenai sub meteri diserahkan sepenuhnya oleh narasumber, jadi majlis taklim tidak mengatur sub materi yang akan diajarkan setiap pertemuan baik materi fiqih, akhlak, dan aqidah.14
Table 15 kegiatan pemuda pengajian miftahul jannah. No
Nama Kegiatan
Jadwal kegiatan dan waktu pelaksanaan
1.
Pengajian rutin
Malam sabtu,
pukul: 20.00-
22.00 2.
Belajar
membaca
Qur’an dan Tajwid 3.
Kultum
Al-
Malam Jum’at, pukul: 20.0021.00 Malam sabtu, pukul: 21.0021.20
4.
14
Mengaji yasin
Setiap malam jum’at, pukul:
Maulana Ilham Ketua Organisasi Pemuda Pengajian Miftahul Jannah,Wawancara Pribadi, (Parung, 07Oktober 2012)..
53
19.30-20.00 5.
Bersilahturahmi dengan pengajian lainnya
Malam senin, pukul: 21.0022.00
1. Pengajian Rutin Pengajian rutin yang di laksanakan pada setiap hari jumat malam sabtu, pada pukul 20.00 sampai dengan pukul 22.00, yang bertempat di Mushola Miftahul Jannah dan di Majlis Al Furqon. Minggu pertama Pengajian bertempat di Mushola Miftahul Jannah dan pada minggu ke dua pengajian bertempat di Majlis Al Furqon. Kegiatan yang biasa di lakukan dalam pengajian yaitu adanya pembawa acara untuk membuka acara pengajian, di lanjutkan membaca surat Al Fatihah untuk memulai pengajian, lalu memulai pembacaan rawi yang di pimpin oleh ketua pemuda pengajian miftahul jannah yaitu sodara Maulana Ilham, setelah pembacaan rawi, lalu mendengarkan kultum yang di sampaikan oleh guru, kultum yang di sampaikan diantaranya tentang fiqih, akhlak dan akidah. Dan dalam penyampaian materi di selangi dengan cerita-cerita dari
kehidupan
sehari-hari
agar
para
anggota
mudah
untuk
memahaminya. Setelah selesai mendengarkan kultum, acara pengajian pun di tutup dengan pembacaan hamdallah. 2. Pelajaran Al Quran Pelajaran Al Quran di tujukan untuk melatih penyempurnaan bacaan Al- Quran yang dilanjutkan pemahaman dan aplikasi ajarannya dalam kehidupan sehari-hari, proses pelajaran membaca Al-Quran yaitu
54
dengan cara sorogan yakni berhadapan langsung secara face to face dengan guru yang mengajarkan. Adapun tujuan dari pelajaran Al-Quran ini yaitu menambah keimanan dan ketaatan kepada Allah SWT, pemahaman ayat-ayat Al-Quran dan perenungan ayat-ayat AllahSWT. Pelajaran pembacaan Al-Quran tidak hanya di ikuti oleh anggota pemuda pengajian miftahul jannah tetapi di ikuti juga oleh beberapa anak-anak kecil yang berada di lingkungan rt 01, rw 03. 3. Pelajaran Tajwid. Keutamaan Tajwid adalah ilmu yang mulia, karena seorang muslim dituntut untuk membaca Al-Quran pada tiap harinya, minimal (dalam) shalat sehari semalam. Demikan pula orang yang ahli dalam ilmu ini akan masuk surga bersama para malaikat sebagaimana sabda Rasulullah SAW sebagai berikut Dari Aisyah radhiyallahu ‘anha berkata, telah bersabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam,
ُّسفَزَةِ الْكِزَامِ الْ َب َز َر ِة وَ اَل ِذيْ يَقْ َز ُؤ ُه َو يَتَتَعْتَع َ ن مَعَ ال ِ اَلْمَاهِزُ بِالْ ُقزْآ ِّق لَ ُهَأجْزَان ٌ فِيْهِ وَ ُهىِ عَلَيْ ِه شَا “Seorang yang pandai dalam Al-Quran akan bersama dengan para malaikat yang mulia lagi taat, dan seorang yang membaca Al-Quran dengan tersendatsendat (terbata-bata) dan merasa keberatan maka baginya dua pahala.” (H.R.Al-BukhariMuslim)
55
Tujuan ilmu tajwid yang paling utama adalah lancarnya seseorang dalam pengucapan lafal Al-Quran dengan ilmu yang telah disampaikan oleh ulama kita dengan memberikan sifat tarqiq (tipis), tebal, mendengung, panjang, serta pendeknya, dan seterusnya. Maka ilmu ini tak akan bisa diketahui dgn sempurna kecuali harus berguru secara langsung kepada ulama yang ahli dalam ilmu ini. 4.
Kultum Ceramah yang berlangsung selama kurang lebih 15-20 menit dalam setiap pertemuan ini, adanya materi yang di di sampaikan oleh ustad yang berada di lingkungan rt 01- rw 03. Adanya materi yang berbeda di setiap pertemuannya di harapkan mampu memberikan ilmu pengetahuan yang lebih kepada anggota. Anggota pengajian di berikan siraman rohani yang bertujuan untuk memantapkan hati dan fikiran mereka untuk selalu beribadah dan patuh terhadap apa yang telah di perintahkan oleh Allah SWT serta menjauhkan segala yang di benci oleh Allah SWT, dan lebih mendekatkan diri hepada Allah SWT untuk memupuk keimanan dan ketakwaanya.
5. Mengaji Yasin Dalam pelaksanaan pengajian yasin yang di laksanakan pada setiap malam jumat pada pukul 19.30 sampai dengan pukul 20.00 mendapatkan respons yang positif dari anggota pemuda pengajian miftahul jannah. Sehingga banyak anggota pengajian yang mengikuti mengaji yasin pada setiap malamnya,
56
6. Bersilahturahmi dengan pengajian lainnya. Ada banyak keutamaan dan manfaat silahturahmi yang di janjikan oleh Allah SWT kepada setiap muslim yang melakukannya, diantaranya sebagai berikut: 1. Di berikan berkah umur panjang. 2. Mendapatkan pahala 3. Mendatangkan kebahagiaan. 4. Mempererat tali persaudaraan. Kegiatan pemuda pengajian miftahul jannah selain pengajian rutin yang di laksanakan setiap malam sabtu, kegiatanya yaitu mengunjungi pengajian pemuda lain, yang bertujuan untuk memupuk tali persaudaraan dan silahturahmi antara umat muslim. b. Metode yang digunakan narasumber Metode adalah cara, dalam hal ini cara menyajikan bahwa pengajaran dalam majlis taklim untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan makin baik metode yang dipilih makin efektif dalam pencapaian tujuan. Dari hasil observasi dan wawancara yang peneliti lakukan dengan ketua Pemuda Pengajian Miftahul Jannah, bahwa cara atau metode yang disampaikan menggunakan metode ceramah, mudzakarah, metode campuran.
57
1. Metode Ceramah Metode ini dilaksanakan dengan dua cara, yaitu ceramah umum dimana pengajar bertindak aktif dengan memberikan pelajaran atau cerama, sedangkan peserta pasif, yaitu hanya mendengarkan atau menerima materi yang disampaikan. Kedua ceramah terbatas, dimana biasanya terdapat kesempatan untuk bertanya jawab.Jadi pengajar dan anggota sama-sama aktif. 2. Metode Mudzakarah. Metode ini dilakukan dengan cara tukar menukar pendapat atau diskusi mengenai suatu masalah yang disepakati untuk dibahas. 3. Metode Campuran Metode
campuran
ini
artinya
menggabungkan
antara
metode
ceramahdan metode mudzakarah secara berselang-seling.15 c. Guru Dari hasil wawancara yang telah peneliti lakukan dengan Ketua Pemuda Pengajian Miftahul Jannah mengenai guru yang memberikan materi berjumlah tiga orang mereka berasal dari lingkungan Kampung Jati saja, ada keinginan untuk mengambil narasumber dari luar namun anggaran biaya tidak mencukupi.Berikut ini adalah jadwal materi dan metode yang digunakan oleh guru atau narasumber.
15
Maulana Ilham, Ketua Pemuda Pengajian Miftahul jannah, Wawancara Pribadi, (Parung, 7 Maret 2013)
58
Tabel 14 Jadwal Kegiatan Pengajian No
Materi
Guru
Metode
1.
Fiqih
Ustadz. Muhtadin
Ceramah, Mudzakarah, dan Campuran
2.
Akhlak
Ustadz. Haiyanto
Ceramah, Mudzakarah, dan Campuran
3.
Aqidah
Bapak Abdul Mutaqin
Ceramah, Mudzakarah, dan Campuran
Dari hasil wawancara yang peneliti lakukan dengan guru yang memberikan materi yakni bapak ustadz.Muhtadin, mengenai materi yang disampaikan terutama pada pembahasan fiqih hanya membahas masalah ibadah seperti membahas sholat fardu dan juga sholat sunah, narasumber menggunakan buku dan kitab sebagai pedoman dalam menyampaikan materi yang akan disampaikan, sehingga ilmu yang disampaikan jelas karena ada sumbernya. Metode yang digunakan Ustadz. Muhtadin Spd.I yaitu menggunakan motode ceramah, mudzakarah, dan campuran yang bertujuan agar para remaja turut aktif dalam proses pemberian materi, anggota dapat bertanya kepada narasumber atau bahkan menceritakan
59
masalah yang sedang dihadapi untuk dibahas dan dicari jalan keluarnya bersama-sama. Menurut Ustadz.Muhtadin metode ini merupakan metode yang sangat mudah dimengerti oleh anggota pengajian, dan cukup efektif.16 Dari
hasil
wawancara
yang
peneliti
lakukan
dengan
Ustadz.Hariyanto mengenai materi akhlak. Menurut narasumber akhlak adalah sebuah sistem yang lengkap, yang terdiri dari karakteristikkarakteristik akal atau tingkah laku yang membuat seseorang menjadi istimewa, atau dengan kata lain akhlak adalah adab atau etika yang mengendalikan seseorang dalam bertindak.17 Dari hasil wawancara yang telah peneliti lakukan dengan Bapak. Abdul Mutaqin, bahwasanya aqidah adalah iman atau keyakinan, kepercayaan yang sumbernya adalah Al-Quran. Pada hakikatnya iman yang mempunyai arti kepercayaan dan keyakinan. Aqidah merupakan suatu motor penggeraknya orang-orang muslim. Dalam hal ini kepercayaan harus menjadi keyakinan yang mutlak kepada Allah SWT dengan membenarkan dan mengetahui wujud Allah, sifat, hukum Allah, kekuasaanNya, hidayah dan taufikNya.18 Menurut Peneliti, materi yang disampikan dari narasumber sudah cukup baik, dan sudah dapat mewakili permasalahan yang sering terjadi
16
Ustadz. Muhtadin, S.Pd. Guru Pemuda Pengajian Miftahul Jannah, Wawancara Pribadi, (Parung, 14 Oktober 2012) 17 Ustadz. Hariyanto, S.Pd. Guru Pemuda Pengajian Miftahul Jannah, Wawancara Pribadi, (Parung, 21 Oktober 2012) 18 Bapak. Abdul Mutaqin, S.Pd. Guru Pemuda Pengajian Miftahul Jannah, Wawancara Pribadi, (Parung, 28 Oktober 2012)
60
pada remaja, sehingga memberikan pengetahuan kepada remaja tentang apa yang boleh dan dilarang dalam agama. Dan dari materi yang telah disampaikan tidak monoton, yang perlu diperhatikan adalah bahwa majlis taklim merupakan suatu struktur kegiatan dakwah yang berperan penting dalam mencerdaskan umat, menumbuhkan sikap keagamaan para anggota pengajian, maka pelaksanaannya harus sesuai, teratur, dan periodik juga harus mampu membawa jamaah kearah yang lebih baik. d. Tujuan pemuda pengajian miftahul jannah. Adapun tujuan dari pemuda pengajian miftahul jannah yaitu menjadikan pemuda generasi penerus bangsa yang taat terhadap ajaran agama. Karena apa jadinya penerus bangsa kita yang tercinta ini jika para penerusnya senang melakukan perbuatan yang negatif. Dan juga menjadikan insan yang berbudi pekerti yang luhur dan beriman kepada Allah SWT. e. Tempat dan Waktu Pelaksanaan. Kegiatan pemuda pengajian miftahul jannah bertempat di musholah Miftahul Jannah dan di Majlis Al Furqon, dan seminggu sekali mengaji di mushola miftahul jannah dan minggu depannya lagi bertempat di majlis Al Furqon.Waktu pelaksanaan pemuda pengajian miftahul jannah yaitu setiap hari jumat malam sabtu, pukul 20.00 Ba’da Isya sampai dengan pukul 22.00.
61
f. Anggota Pemuda Pengajian Miftahul Jannah Anggota Pemuda Pengajian Miftahul Jannah berjumlah 24 orang, terdiri dari 15 remaja putra, dan 9 remaja putri, mulai dari usia 16 sampai dengan usia 25 tahun. Sebagian anggota adalah pelajar, mahasiswa, dan sudah bekerja.19 Tabel 15 Anggota Pemuda Pengajian Miftahul Jannah No
Anggota Putra
No
Anggota Putri
1.
Firmansyah
16. Ika Rizki
2.
Andriansyah
17. Wina Indriyani
3.
Gias Rifa’i
18. Rani Septiani
4.
Bayu Saputra
19. Pipih Sutandi
5.
Angga Saputra
20. Eva Wulandari
6.
Dede Suhendi
21. Tia Janeta
7.
Ajat Suderadjat
22. Suci Setiawati
8.
Dirlan Dayu M
23. Sri Astuti
9.
Hadi Nur
24. Desy Rahayu
10. Asep Sopian Sidik 11. Muhamad Firdaus 12. Solihin 13. Budianto
19
Maulana Ilham. Ketua Pemuda Pengajian Miftahul Jannah, Wawancara Pribadi (Parung, 07 Oktober 2012)
62
14. Yosep Gojali 15. Irfan Setiawan
Dari hasil observasi yang telah peneliti lakukan terhadap keaktifan anggota dalam mengikuti pengajian cukup banyak, dari 24 anggota pengajian hanya 5 sampai 7 orang saja yang tidak mengikuti pengajian. Ketika peneliti mewawancarai anggota pengajian yaitu saudara Firmansyah, Bayu Saputra, Hadi Nur, Ika Rizki, Eva Wulandari, dan Sri Yulistia. Bahwa mereka merasa semangat dalam mengikuti pengajian, karena menurut mereka dapat menambah ilmu pengetahuan, dan dapat menambah amalan ibadah dengan bersilahturahmi dengan pengajian lain dapat memperkuat Ukhuwah Islamiyah.
C. Peran
Organisasi
Pemuda
Pengajian
Miftahul
Jannah
dalam
Menumbuhkan Sikap Keagamaan Remaja di Kampung Jati Parung. Agama dapat memberi jalan penenang hati bagi jiwa yang sedang gelisah. Banyak orang yang tidak menjalankan perintah agama, selalu merasa gelisah dalam hidupnya, tetapi setelah menjalankan perintah agama, akanmendapatkan
ketenangan
hati.
Kegelisahan
yang
terjadi
tidak
berlangsung lama karena mendapatkan dorongan dari teman dan lingkungan yang mengajaknya mengikuti pengajian.Dalam pengajian itulah dia menyadari bahwa pendidikan agama bagi seseorang sangat penting sekali untuk mendapatkan kebahagiaan hidup di dunia dan di akhirat kelak.
63
Dari hasil wawancara yang telah peneliti lakukan dengan anggota Pemuda Pengajian Miftahul Jannah, dapat disimpulkan bahwa Pemuda Pengajian Miftahul Jannah memiliki peran dalam menumbuhkan sikap keagamaan remaja, diantaranya: 1. Memberikan Pemahaman Dari kegiatan yang telah dilaksanakan seperti belajar membeca AlQuran dan tajwidnya, pembacaan Rawi dan Ratib, kultum, pembacaan yasin, mampu memberikan pemahaman kepada anggota Pemuda Pengajian Miftahul Jannah bahwasanya ajaran agama memberikan bimbingan hidup kepada mereka, serta agama mampu memberikan jawaban dan menetapkan hukum atau kaidah secara rasional dan logis. agama tidak hanya memberikan pegangan hidup tetapi juga dapat memberikan bimbingan serta arahan terhadap mereka untuk selalu menjalankan
perintah
Allah
dan
menjauhi
laranganya.
Selain
menjalankan perintah agama, setiap orang perlu membina hubungan dengan
lingkungan
di
luar
dirinya
sehinggga
mereka
mampu
berhubungan baik dengan orang lain (muamalah). Selain itu mereka juga melakukan ibadah untuk menjamin kebahagiaan di akhirat karena kebahagiaan di dunia saja belum menjamin kebahagiaan di akhirat. Untuk meraih kebahagiaan di dunia dan di akhirat manusia harus beribadah seperti sholat, puasa, membayar zakat dan lain sebagainya yang baik dalam membina hubungannya dengan Allah SWT, dan bermuamalah
64
yang baik dalam membina hubungan dengan manusia. Sebagaimana disebutkan dalam Al-Quran surat An-Nisa ayat 77, sebagai berikut:
Artinya: “Tidakkah kamu perhatikan orang-orang yang dikatakan kepada mereka: "Tahanlah tanganmu (dari berperang), dirikanlah sembahyang dan tunaikanlah zakat!" setelah diwajibkan kepada mereka berperang, tiba-tiba sebahagian dari mereka (golongan munafik) takut kepada manusia (musuh), seperti takutnya kepada Allah, bahkan lebih sangat dari itu takutnya. mereka berkata: "Ya Tuhan Kami, mengapa Engkau wajibkan berperang kepada kami? mengapa tidak Engkau tangguhkan (kewajiban berperang) kepada Kami sampai kepada beberapa waktu lagi?" Katakanlah: "Kesenangan di dunia ini hanya sebentar dan akhirat itu lebih baik untuk orang-orang yang bertakwa, dan kamu tidak akan dianiaya sedikitpun. Orang-orang yang Menampakkan dirinya beriman dan minta izin berperang sebelum ada perintah berperang. Artinya pahala turut berperang tidak akan dikurangi sedikitpun.
Dari hasil observasi dan wawancara yang peneliti lakukan dengan anggota pengajian, yaitu saudara Firmansyah, Angga Saputra, Andri Yansyah, Ika Rizki, Eva Wulandari, dan juga Sri Yulistia, bahwasanya dari kegiatan yang dilakukan oleh Pemuda Pengajian Miftahul Jannah, mampu memberikan pemahaman kepada anggota dan menambah ilmu pengetahuan mereka tentang agama, sehingga mereka tidak mudah
65
terpengaruh dalam pergaulan yang akan menyesatkan mereka kelak. Dan dari penerapan metode yang disampaikan cukup efektif, karena para anggota pengajian mudah untuk mengerti dan memahami dari materi yang disampaikan karena penyajian materinya mencakup kehidupan sehari-hari dan lebih santai, tidak monoton.Dan narasumber dalam menyampaikan materinya bersumber kepada buku dan kitab, sehingga jelas sumbernya. 2. Menumbuhkan Kesadaran Kesadaran agama ini melibatkan seluruh fungsi jiwa ataupun raga yang mencakup aspek afektif, konatif, kognitif dan motoric mereka. Seperti aspek afektif dan konatif terlihat di dalam pengalaman, perasaan dan kerinduan mereka terhadap Allah SWT, sedangkan aspek kognitif terlihat pada keimanan dan kepercayaan mereka terhadap Allah SWT dan aspek motoric pada perilaku keagamaan dan mengaplikasiannya dalam kehidupan sehari-hari.Semua aspek tersebut saling berhubungan antara satu dan lainnya. Dari hasil wawancara dan observasi yang peneliti lakukan dengan anggota pengajian, bahwa selama mereka mengikuti pengajian, memberikan
kesadaran
kepada
mereka
bahwa
sangat
penting
menjalankan perintah agama untuk mendapatkan kebahagiaan hidup di dunia dan juga di akhirat. Hal tersebut mendorong mereka untuk selalu taat dan menjalankan perintah yang telah Allah SWT perintahkan, seperti sholat lima waktu, puasa, dan sebagainya.
66
3. Memiliki sikap dan pendirian yang kuat. Para remaja khususnya para anggota Pemuda Pengajian Miftahul Jannah harus memiliki sikap dan pendirian yang kuat, dalam artian jika ada teman yang mengajak kearah pergaulan yang negatif itu hendaknya menolak ajakannya, karena dikhawatirkan akan terjerumus ke dalam pergaulan yang negatif yang akan merugikan mereka kelak. Dari hasil wawancara dan observasi yang peneliti lakukan dengan anggota pengajian, bahwa mereka lebih mawas diri dalam memilih pergaulan, karena mereka takut akan terjerumus kedalam pergaulan yang dapat merusak moral, aqidah dan akhlak mereka. Walaupun umur mereka tergolong umur yang sangat rentan dalam bersikap, karena pada umur remaja dikenal dengan umur goncang dan dalam bertindak hanya mengandalkan emosi mereka, namun setelah mereka mengikuti pengajian, mereka merasa adanya rem dalam tindakan yang diambil.
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan Berdasarkan
hasil
penelitian
yang
telah
peneliti
lakukan,
sebagaimana yang telah di uraikan dalam pembahasan pada bab Peran Organisasi Pemuda Pengajian Miftahul Jannah dalam menumbuhkan sikap keagamaan remaja di Kampung Jati Parung, sebagaiberikut: 1. Penerapan Kegiatan Organisasi Pemuda Pengajian Miftahul Jannah dalam Menumbuhkan Sikap Keagamaan Remaja. Dari hasil wawancara yang peneliti lakukan dengan ketua Organisasi Pemuda pengajian Miftahul Jannah, bahwa kegiatan yang dilakukan diantaranya adalah: 1. Pengajian rutin. 2. Belajar membaca Al-Quran dan tajwid. 3. Kultum. 4. Mengaji yasin. 5. Bersilahturahmi dengan pengajian lain. 2. Peran Organisasi Pemuda Pengajian Miftahul Jannah dalam Menumbuhkan Sikap Keagamaan Remaja di Kampung Jati Parung, sebagai berikut: 1. Memberikan Pemahaman. 2. Menumbuhkan Kesadaran. 3. Memiliki sikap dan pendirian yang kuat.
67
68
B. Saran Tanpa mengurangi rasa hormat Penulis atas kerja keras yang telah dilakukan oleh pengurus Pemuda Pengajian Miftahul Jannah, keterbatasan yang dimiliki oleh penulis sebagai manusia biasa yang tidak luput dari salah, dibawah ini akan ada saran yang mudah-mudahan dapat bermanfaat untuk memberi masukan bagi pengurus Pemuda Pengajian Miftahul Jannah, sebagai berikut: 1. Untuk ketua Pemuda Pengajian Miftahul Jannah, diharapkan dapat menambah program dalam pelaksanaan pengajian. 2. Untuk guru sebagai tenaga pengajar, ditambahkan materi pembelajaran. 3. Untuk
para
anggota
pengajian,
diharapkan
memberikan ide-ide untuk kegiatan pengajian.
kerjasamanya
untuk
69
DAFTAR PUSTAKA
Arifin, H. M, Pedoman Bimbingan dan Penyuluhan Agama, Jakarta: Golden Trayon Press, 1982. ----------------, Pokok-Pokok Tentang Bimbingan dan Penyuluhan Agama, Jakarta: Golden Trayon Press, 1976. Azwar, Saepudin, Sikap Manusia (Teori dan Pengukurannya), (Pustaka Pelajar, 1998), Cet 2, h. 5 Berry, David, Pokok-Pokok Pikiran dalam Sosiologi, (Jakarta: Raja Grafindo Pustaka, 1998), Cet. Ke-3, Burhan, Bungin, H.M, Sosiologi Komunikasi. Teori, Paradigma dan Diskursus Teknologi Komunikasi di masyarakat. (Jakarta: KENCANA, 2006). Dadang, Hawari, Al-Quran: Ilmu Jiwa Dan Kesehatan Jiwa, (Yogyakarta: PT.Dhana Bakti Prima Yasa, 2004). Daradjat, Zakiah, Peranan Agama Dalam Kesehatan Mental, Jakarta: PT Toko Gunung Agung, 1996. ------------, Ilmu Jiwa Agama, Jakarta: PT Bulan Bintang, 1970 ------------, Peranan Agama dan Kesehatan Mental, Jakarta: PT Gunung Agung ,1996 ------------, Pendidikan Agama dan Pembinaan Mental, Jakarta: Bulan Bintang, 1982. Departemen Agama R.I, Al-Qor’an dan Tejemahnya, Surat Al-Anbiya: 73, (Semarang: CV. As-Syifa, 1999), h. 504 Hurlock, Elizabeth B, Psikologi Perkembangan, (Jakarta: Erlangga 1980) Jalaludin, Rahmat, Psikologi Agama, jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 1996. ----------, Metode Penelitian Komunikasi, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2007. Kartono, Kartini, Patologi Sosial, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2005. Luthfi, M, Dasar-dasar Bimbingan dan Penyuluhan (Konseling) islam, Lembaga Penelitian UIN Syahid, Jakarta: 2008.
69
70
L, Stewart. Tubis-Syilvia Moss. Pengantar Deddy Mulyana, Human Communication. konteks-Konteks Komunikasi. Moleong, Lexy J, Metode Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT Remaja Rosda Harya, 2002). Moeljono, Notosoedirjo & latipun, Kesehatan Mental: Konsep dan Penerapan, (Malang:UMM Press 2001), cet, Ke-2. Quussy, Abdul Aziz El, Ilmu Jiwa (Prinsip-prinsip dan implementasinya dalam pendidikan), Jakarta: Bulan Bintang, 1976 . Rivai, Veithzal, Kepemimpinan dan Perilaku Organisasi, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2004). Sarlito, Sarwono Wirawan, Psikologi Remaja, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, ---------------------, Pengantar Umum Psikologi, (Jakarta: PT Bulan Bintang, 1991), Cet VI. --------------------, Pengantar Umum Psikologi, (Jakarta: PT Bulan Bintang, 1991), Cet VI,, h. 95 Soekonto, Soerjono , Sosiologi Suatu Pengantar ( Jakarta: Balai Pustaka, 1998), Cet. Ke-1. Thoha, Miftah, Perilaku Organisasi (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2002), Cet Ke-13. Walgito, Bimo, Pengantar Psikologi Umum, yogyakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2004. Warsono, Wirawan. Sarlito, Teori-Teori Psikologi Sosial, (Jakarta: CV Rajawali, 1983), Cet. Ke-1. Winardi, J, Teori Organisasi dan Pengorganisasian, (Jakarta: Rajawali Pers, 2006), Yunus, Mahmud, Kamus Arab Indosesia (Jakarta. PT. Hadikarya agung,:1989). Yustinus Semiun, Kesehatan Mental, yogyakarta: Kanisius, 2006 ------------, Mental Hygiene: Pengembangan Kesaehatan Mental Dalam Kegiatan Psikologi Dan Agama, (Bandung: Pustaka Bani Quraisy, 2004)
69
Wawancara dengan Angga Saputra (Anggota pengajian)
Wawancara dengan saudara Haerudin (Sekertaris Pengajian)
Wawancara dengan Hera Desti Riyani (Bendahara Pengajian)
Wawancara dengan saudara AndriYansyah (anggota pengajian)
Wawancara dengan saudara Maulana Ilham (Ketua pengajian)
Wawancara dengan saudari Tia Yulistia (anggota pengajian)
Wawancara dengan saudara firmansyah (anggota pengajian)