PEMBERDAYAAN PERAN SERTA ORANG TUA DALAM PENGEMBANGAN PROGRAM SEKOLAH DI SD INSAN TELADAN PARUNG BOGOR
Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan
Oleh: NIA AMALIA NIM: 105018200690
PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN JURUSAN KEPENDIDIKAN ISLAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2011 M/1432 H
PEMBERDAYAAN PERAN SERTA ORANG TUA DALAM PENGEMBANGAN PROGRAM SEKOLAH DI SD INSAN TELADAN PARUNG BOGOR
Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan
Oleh: Nia Amalia NIM: 105018200690
Di bawah Bimbingan:
Pembimbing I
Pembimbing II
Drs.Wahidin Saputra, M.A
Drs. Mu’arif Sam
M.Pd NIP: 19700903 1996031 001 199403 1 005
NIP:
19650717
PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN JURUSAN KEPENDIDIKAN ISLAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2011 M/ 1432 H
SURAT PERNYATAAN
Bismillahirrahmanirrahim Saya yang bertanda tangan di bawah ini: Nama
: Nia Amalia
NIM
: 105018200690
Program Studi
: Manajemen Pendidikan
Jurusan
: Kependidikan Islam
Fakultas
: Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
Dengan ini saya menyatakan: 1. Skripsi ini merupakan murni hasil karya saya sendiri yang diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar Sarjana Strata Satu (S/1) di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 2. Sumber sumber yang saya gunakan dalam penulisan skripsi ini telah saya cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 3. Jika dikemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan murni hasil karya saya atau merupakan plagiasi dari hasil karya orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, 07 juni 2011
Nia Amalia
LEMBAR PENGESAHAN MUNAQOSAH Skripsi yang berjudul “Pemberdayaan Peranserta Orang Tua dalam Pengembangan Program Sekolah di SD Insan Teladan Parung Bogor”, telah diujikan dalam sidang munaqosah Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta pada tanggal 23 Juni 2011, skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana strata 1 (SI) pada Jurusan Kependidikan Islam- Manajemen Pendidikan. Jakarta, 23 Juni 2011 Panitia Ujian Munaqosah Ketua Panitia ( Ketua Jurusan ) Rusydy Zakaria, M.Ed.,M.Phil NIP. 19560530 198503 1 002
Tanggal
Tanda Tangan
…………
……………
Sekretaris Panitia ( Ketua Program Studi) Drs. Muarif SAM, M.Pd NIP. 196507171994031005 …………
……………
Penguji I Drs. Fauzan, MA NIP. 197611072007011013
…………
……………
Penguji II Dra. Djunaidatul Munawwaroh, MA NIP. 150228871
…………
……………
Mengetahui Pudek I,
Nurlena Rifa’i. Ph. D NIP. 195910201986032001
ABSTRAK
Nia Amalia PEMBERDAYAAN PERAN SERTA ORANG TUA DALAM PENGEMBANGAN PROGRAM SEKOLAH DI SD INSAN TELADAN PARUNG BOGOR Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana sekolah memperdayakan peranserta orang tua dalam pengembangan program sekolah di SD Insan Teladan supaya bisa diterapkan sebagai contoh bagi sekolah lain yang mungkin belum memiliki program sekolah seperti di SD Insan Teladan ini, untuk dapat memberikan nilai pendidikan yang lebih baik kepada para murid di sekolah. Subjek dalam penelitian ini mencakup seluruh komponen sekolah, mulai dari Ketua Yayasan, Kepala Sekolah, Guru, Komite Sekolah, dan Orang Tua murid di SD insan teladan. Sekolah ini berada di daerah Parung Bogor yang perkembangan penduduknya akan tumbuh pesat, penelitian ini menggunakan metode kualitatif, yaitu pengamatan langsung kelapangan (Observasi) dan melakukan wawancara terbuka kepada nara sumber, sehingga data yang diperoleh akan lebih terperinci melalui catatan dalam bentuk dokumen maupun photo kegiatan yang berlangsung. Hasil penelitian menunjukan bahwa perkembangan program sekolah akan lebih cepat jika melibatkan orang tua di dalam prosesnya, ini akan mendapatkan hasil yang maksimal, maka dalam program yang diterapkan oleh SD insan teladan ini sangat menunjukkan betapa pentingnya peran serta orang tua dalam pendidikan anak, baik di sekolah, di rumah, maupun di lingkungan masyarakat. hal tersebut dapat dilihat dari nilai-nilai pendidikan yang diajarkan pada murid yang langsung diterapkan dalam kehidupan sehari-hari, seperti cara makan, berdo’a, sholat, taat pada orang yang lebih tua, ramah lingkungan dan kepribadian yang bisa dicontoh oleh anak yang lain, hal tersebut senantiasa diulang hingga murid benar-benar paham dan melakukannya sebagai kewajiban, ini terjadi karena program kerjasama yang dijalankan bersama orang tua. Untuk meningkatkan program pemberdayaan peran serta orang tua, disarankan strategi yang ada di SD Insan teladan ini dapat dilaksanakan juga di lembaga pendidikan lain, sebaiknya pihak sekolah SD Insan teladan melakukan pertemuan studi banding pendidikan yang mengundang sekolah-sekolah yang terjangkau, guna men-Sharring cara penerapan Strategi ini kepada sekolah undangan tersebut, sehingga semua sekolah dapat memberikan pendidikan yang selayaknya kepada masyarakat, baik dari segi biaya, ketertiban dan kualitas tentunya.
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim Segala puji bagi Allah dengan pujian seorang hamba yang bersyukur ketika Allah SWT menganugerahkan nikmat kepadanya, dan bersabar takkala Allah SWT mengujinya. Shalawat serta salam semoga tetap tercurahkan kepada baginda Rasulallah SAW, manusia terbaik sepanjang zaman, kepada keluarga Beliau, para sahabatnya, dan mereka pengikut aturan yang dibawanya. Alhamdulillah, atas kesempatan dan anugerah yang diberikan oleh Allah SWT, tulisan ini dapat terselesaikan, berkat do’a dan dukungan dari orang tua dan keluarga besar di Riau dan sahabat-sahabtku seperjuangan yang dalam menegakkan syari’ah Nya, dan arahan dosen-dosen yang tidak pernah lelah melayani penulis dalam banyak hal yang terkait dengan penulisan skripsi ini. Dalam kesempatan ini penilis mengucapkan terimakasih sebesar-besarnya kepada: 1. Prof. Dr. Dede Rosyada, MA, Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan. 2. Rusydy Zakaria, M.Ed, M.Phil. Ketua Jurusan kependidikan IslamManajemen Pendidikan. 3. Drs.Wahidin Saputra, M.A , selaku Pembimbing skripsi I, yang telah meluangkan waktu dan pikirannya untuk memberikan bimbingan dan motivasi kepada penulis, sehingga penulisan Skripsi ini dapat terselesaikan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
4. Drs. Muarif SAM, MPd, Sekretaris Jurusan Pendidikan IslamManajemen Pendidikan dan juga selaku Pembimbing Skripsi II, yang telah meluangkan waktu dan pikirannya untuk memberikan bimbingan dan motivasi kepada penulis, sehingga penulisan Skripsi ini dapat terselesaikan sesuai dengan ketentuan yang berlaku. 5. Seluruh Dosen dan Staf Jurusan Kependidikan Islam-Manajemen Pendidikan yang telah memberikan Ilmu dan pengalamannya. 6. Kepala Yayasan Ibu Hj. Kadar Utari dan Kepala Sekolah Ibu Indra Sari. SH, yang telah memberi izin kepada penulis untuk melakukan penelitian dan menggali iformasi yang ada di SD Insan Teladan. 7. Kepada Guru-Guru yang terkait di dalam lembaga pendidikan SD Insan Teladan, yang telah memberi masukan dan informasi yang dibutuhkan oleh penulis dalam menyelesaikan penulisan skripsi ini. 8. Seluruh Orang Tua SD Insan Teladan, yang telah bersedia meluangkan waktu dan memberikan informasi yang terkait dengan penyelesaian skripsi ini. 9. Bapak dan Makku yang tersayang, H.M Ali Muchsin. BA dan Hj. Masnaliza, yang selalu mendukung saya baik secara moral maupun materi dalam menyelesaikan pendidikan saya hingga sampai saat ini. 10. Pakdeku Prof.Dr. H. M. Djunaidi Ghony atas semangat dan motivasinya. 11. Keluarga besarku, kak Fifi, Wulan, Bitoh, Thofan, Ghozi, yang selalu memotivasi penulis dalam menyelesaikan pendidikan.
12. My Honey Robitoh. Amd. Yang telah mencurahkan waktu dan tenaga serta pikirannya menemani saya
dengan sabar dan gigih dalam
menyelesaikan skripsi ini. 13. Mahasiswa/i angkatan 2004/2005 jurusan KI-Manajemen Pendidikan, yang telah mewarnai suasana saat kuliah. 14. Teman-teman satu perjuangan dalam bisnis Oriflame, terutama para Uplineku dan Downline-downlineku, yang telah memberikan dukungan dalam menyelesaikan skripsi ini, dari segi waktu dan semangat. Penulis menyadari sepenuhnya penelitian ini jauh dari sempurna karena keterbatasan kapasitas intelektual yang dimiliki penulis. Namun, penulis merasa bahagia dan bangga dengan terselesaikannya skripsi ini. Maka untuk menambah kesempurnaan skripsi ini, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat konstruktif. Atas bantuan yang diberikan mudah-mudahan menjadi nilai dan mendapat balasan dari Allah SWT, amin. Dan terakhir, penulis berharap skripsi ini bisa menjadi sesuatu yang bisa memberikan warna dan semangat baru dalam dunia pendidikan dan juga bagi pembaca. Jakarta, 07 Juni, 2011 Penulis
DAFTAR ISI ABSTRAK KATA PENGANTAR DAFTAR ISI DAFTAR TABEL BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ........................................................................1 B. Masalah Penelitian ................................................................................7 1. Identifikasi Masalah .........................................................................7 2. Pembatasan dan Perumusan Masalah ...............................................7 C. Tujuan Penelitian...................................................................................8 D. Manfaat Penelitian.................................................................................8 BAB II KAJIAN TEORITIS A. Program Sekolah .................................................................................10 1. Defenisi Program Sekolah ..............................................................10 2. Jenis-jenis Program Sekolah...........................................................12 a. Program kegiatan murid ............................................................12 b. Program MBS pada sekolah dasar .............................................16 c. Program pelayanan bantu ..........................................................18 B. Pengembangan Program Sekolah ........................................................22 1. Prinsip-prinsip program sekolah yang baik ....................................23 2. Macam-macam pengembangan program sekolah ..........................24 a. Pengembangan program kegiatan murid ...................................24
b. Pengembangan program MBS ...................................................25 c. Pengembangan program pelayanan bantu .................................26 d. Peran serta orang tua ..................................................................28 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian .............................................................45 B. Metode Penelitian ................................................................................46 C. Jenis Data ............................................................................................46 D. Teknik Pengumpulan Data ..................................................................47 E. Instrumen Penelitian ............................................................................48 F. Analisa Data ........................................................................................49 BAB IV HASIL PENELITIAN A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ...................................................50 1. Sejarah SD Insan Teladan ..............................................................50 2. Visi, misi, Tujuan dan Strategi .......................................................53 3. Profil Orang Tua .............................................................................57 B. Program Sekolah dalam Peningkatan Peranserta Orang Tua ..............58 1. Orientasi pada Tugas ......................................................................58 2. Orientasi pada Proses .....................................................................60 3. Orientasi pada Perkembangan ........................................................61 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan..........................................................................................71 B. Saran ....................................................................................................72 1. Pendanaan .......................................................................................72 2. Menerapkan strategi ke sekolah lain ..............................................73 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Tabel Schedule Penelitian ........................................................................46 Tabel 2. Tabel Sarana dan Pra Sarana ....................................................................56 Tabel 3. Tabel Hasil Observasi ..............................................................................63
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Sekolah adalah sebuah lembaga tempat penyampaian Ilmu Pendidikan yang terorganisasi secara formal, sekolah sangat berperan penting dalam meningkatkan kualitas dan jati diri seseorang, merubah latar belakang seseorang menjadi lebih baik, sekolah yang baik tidak hanya merubah anak didiknya menjadi pribadi yang berpendidikan akan tetapi juga turut merubah lingkungan bermasyarakat menjadi yang lebih baik. Sekolah sebagai sistem sosial merupakan bagian integral dari sistem sosial yang lebih besar, yaitu masyarakat. Sekolah dan masyarakat memiliki hubungan yang sangat erat dalam mencapai tujuan sekolah atau pendidikan secara efektif dan efisien. Sebaliknya sekolah juga harus menunjang pencapaian tujuan atau pemenuhan kebutuhan masyarakat, khususnya 1
kebutuhan pendidikan. Oleh karena itu, sekolah berkewajiban memberi penerangan tentang tujuan-tujuan, program-program, kebutuhan, serta keadaan masyarakat. Sebaliknya, sekolah juga harus mengetahui secara jelas apa kebutuhan, harapan, dan tuntutan masyarakat, terutama terhadap sekolah. Dengan perkataan lain, antara sekolah dan masyarakat harus dibina dan dikembangkan suatu hubungan yang harmonis1. Untuk melaksanakan fungsi sekolah tersebut sekolah mempunyai program-program dimana masyarakat atau Orang Tua mengetahui program-program tersebut dan membantu sekolah dalam penerapannya. Adapun alasan Orang Tua dan masyarakat perlu mengatahui programprogram tersebut dan terlibat di dalamnya, yaitu: 1. Untuk memajukan kualitas belajar dan pertumbuhan anak. 2. Untuk
memperkokoh
tujuan
dan
memajukan
kualitas
penghidupan masyarakat. 3. Untuk menggairahkan masyarakat dalam membantu program bantuan sekolah dan masyarakat di sekolah2. Di dalam masyarakat ada sumber daya manusia dan sumber daya non manusia. Dari kedua sumber daya itu, sekolah dapat memilih dan memanfaatkannya untuk program pendidikan sekolah. Bilamana sekolah itu berhasil memanfaatkannya secara maksimal, maka hasil belajar anak akan lebih baik. Dengan demikian potensi anak akan bertumbuh dan berkembang secara maksimal. Pengaruh yang lebih jauh dari perkembangan anak tersebut 1
Mulyasa. E, Menjadi Kepala Sekolah Profesional. Jakarta 2007. PT. Remaja Rosdakarya. h 125 2
Tim dosen jurusan administrasi pendidikan, administrasi pendidikan. Malang. 1989. Penerbit IKIP Malang. h 242
adalah tujuan pendidikan sekolah akan tercapai dengan meyakinkan. Hal ini berarti bahwa tamatan(output) sekolah secara langsung akan ikut serta dalam memajukan penghidupan dan kehidupan masyarakat. Bilamana sekolah itu secara terus menerus menghasilkan manusia yang berkualitas, maka masyarakat akan menghargai sekolah itu. Selanjutnya mereka akan bergairah untuk membantu program sekolah. Keterlibatan orang tua dan masyarakat dalam membantu peningkatan program sekolah direalisasikan di dalam Komite sekolah dimana komite sekolah sebagai wadah pemberdayaan peran serta masyarakat dan Orang Tua, dan dengan menerapkan Manajemen Berbasis Sekolah(MBS) sebagai proses pelaksanaan layanan pendidikan secara nyata di masyarakat. Ada bermacam-macam tingkatan peran serta orang tua atau masyarakat dalam pembangunan pendidikan. Peran serta tersebut dapat diklasifikasikan dalam 7 tingkatan, yang dimulai dari tingkat terendah ke tingkat tertinggi. Tingkatan tersebut terinci sebagai berikut: 1. Peran serta dengan menggunakan jasa yang tersedia. Jenis PSM ini merupakan jenis paling umum. Masyarakat hanya memanfaatkan jasa sekolah dengan memasukkan anak ke sekolah. 2. Peran serta dengan memberikan kontribusi dana, bahan, dan tenaga. Masyarakat berpartisipasi dalam perawatan dan pembangunan fisik sekolah dengan menyumbangkan dana ,barang dan atau tenaga. 3. Peran serta secara pasif. Artinya menyetujui dan menerima apa yang diputuskan oleh sekolah (komite sekolah), misalnya komite sekolah memutuskan agar Orang Tua membayar iuran bagi anaknya yang
bersekolah dan Orang Tua menerima keputusan tersebut dengan mematuhinya. 4. Peran serta melalui adanya konsultasi. Orang Tua datang ke sekolah untuk berkonsultasi tentang masalah pembelajaran yang dialami anaknya. 5. Peran serta dalam pelayanan. Orang Tua/masyarakat terlibat dalam kegiatan sekolah, misalnya orangtua ikut membantu sekolah ketika ada studi banding, kegiatan pramuka, kegiatan keagamaan, dan lain sebagainya. 6. Peran
serta
sebagai
pelaksana
kegiatan
didelegasikan/dilimpahkan.
Misalnya,
sekolah
orangtua/masyarakat
memberikan
penyuluhan
untuk
yang meminta tentang
pentingnya pendidikan, masalah gender, gizi dan lain sebagainya. 7. Peran serta dalam pengambilan keputusan. orangtua/masyarakat terlibat dalam pembahasan masalah pendidikan (baik akademis maupun non akademis) dan ikut dalam proses pengambilan keputusan dalam rencana pengembangan sekolah.3 Sebetulnya banyak sekali jenis dukungan Orang Tua dan masyarakat pada sekolah. Namun sampai sekarang dukungan tersebut lebih banyak pada bidang fisik dan materi, seperti membantu pembangunan gedung, merenovasi sekolah dan lain sebagainya. Orang Tua juga dapat membantu dalam bidang teknis edukatif antara lain menjadi guru bantu, sumber informasi lain, guru pengganti, mengajar kebudayaan setempat, ketrampilan tertentu, atau sebagai
3
Sulanam.blogspot.com. Peran serta Masyarakat dalam Pendidikan
pengajar tradisi tertentu. Namun demikian, di beberapa sekolah di Indonesia hal tersebut belumlah terwujud karena berbagai alasan salah satunya karena beberapa di antara Orang Tua siswa masih belum bisa membagi waktu antara kesibukan mereka dengan undangan sekolah sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan oleh pihak sekolah. Pada dasarnya orang tua baik yang mampu maupun yang tidak mampu, golongan atas, menengah maupun yang bawah, memiliki potensi yang sama dalam membantu sekolah untuk memberikan pembelajaran bagi anak-anak mereka. Akan tetapi hal ini bergantung pada bagaimana cara sekolah mendekati orang tua tersebut. Oleh karena itu, sekolah harus memahami cara mendorong peran serta masyarakat agar mereka mau ikut terlibat dalam sistem yang akan merubah sekolah dan anak didik menjadi lebih baik. Setiap
sekolah
memiliki
ciri
khas
tersendiri
dalam
proses
pengembangan pendidikan, salah satu contoh yaitu Al-Azhar Yayasan Syifa Budi yang menyelenggarakan sekolah dengan ciri khas dan tujuan “Membentuk integritas karakter dan kepribadian cendekiawan muslim yang memiliki keseimbangan dan keserasian antara individualistik (fardiyah) dan sosialistik (jama’iyyah) yang kedua-duanya merupakan fitrah dan prinsipal pada diri manusia berdasarkan Al-Qur’an dan As-Sunnah”, Sekolah yang diselenggarakan Al-Azhar Yayasan Syifa Budi merupakan sekolah umum yang berciri khas Islam, dengan menggunakan sistem kurikulum terpadu (Integrated Curriculum) berdiferensiasi yakni memadukan kurikulum pemerintah dengan kurikulum khas agama Islam yang pelaksanaannya
dilakukan melalui penjiwaan unsur-unsur agama ke dalam semua mata pelajaran, maupun mata pelajaran khusus bidang ke-Islaman, yang disebut sebagai Spiritualisasi Pendidikan, dalam ciri khas islam ini peran serta orang tua juga terlibat langsung di sekolah ini, salah satu bentuk keterlibatannya dalam bentuk pengajian dengan tujuan pemersatuan hubungan antara orang tua dan sekolah4. Akan tetapi ada beberapa sekolah yang mempunyai program sekolah yang sangat baik yang bersifat timbal balik antara orang tua dan sekolah diantaranya sekolah yang membuat sebuah program yang menghasilkan sebuah peningkatan peran serta orang tua terhadap sekolah, program ini dimiliki oleh sebuah sekolah yang sederhana di daerah Parung Bogor, yaitu SD Insan Teladan. Sekolah ini menjadikan lembaganya sebagai lembaga Pendidikan milik masyarakat, lembaga yang secara langsung melibatkan Orang Tua di dalam Sistem Sekolah. Tidak hanya memberikan pendidikan kepada anak didik, tetapi juga secara tidak langsung merubah pola pikir Orang Tua menjadi lebih baik, lebih baik untuk keluarga dan lingkungannya5. Maka berdasarkan beberapa permasalahan di atas, menjadikan penulis terdorong untuk mengadakan penelitian lebih lanjut dengan judul “Pemberdayaan Peranserta Orang Tua Dalam Pengembangan Program Sekolah di SD Insan Teladan Parung Bogor”.
B. Masalah Penelitian 4
http://alazhar.syifabudi.sch.id, Ciri khas dan Filosofi Pendidikan, Al-Azhar
5
Indra Sari, Kepala Sekolah SD Insan Teladan , Parung-Bogor
1. Identifikasi Masalah Identifikasi
masalah
bertujuan
untuk
menentukan
letak
permasalahan sesuai dengan karakteristiknya serta untuk mengarahkan pembahasan dan penyelesaiannya. terdapat beberapa masalah yang teridentifikasi dari latar belakang masalah di atas antara lain : a.
Progam pemberdayaan peranserta orang tua orang yang belum terdata dengan baik.
b.
Pemberdayaan peranserta orang tua dalam pengembangan program sekolah, hal ini menyebabkan meningkatnya proses pencapaian tujuan pendidikan yang maksimal.
2. Pembatasan dan Perumusan Masalah Mengingat kompleksnya masalah yang akan diteliti
serta
mengingat keterbatasan tenaga, waktu dan biaya, serta agar penelitian ini lebih terfokus, maka penulis membatasi pokok permasalahan yang akan dibahas dalam penelitian ini yaitu : “Pemberdayaan Peranserta orang tua dalam Pengembangan program sekolah di SD Insan Teladan Parung Bogor pada tahun 2011 untuk perwakilan orang tua dan pihak sekolah yang terkait dan pemberdayaan ini dilihat dari sisi orientasi pada tugas, orientasi pada proses, dan orientasi pada perkembangan”. Dan berdasarkan latar belakang, identifikasi dan pembatasan masalah maka masalah yang diangkat dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut: “ Bagaimana pemberdayaan peranserta orang
tua dalam pengembangan program sekolah di SD Insan Teladan Parung Bogor ?”
C. Tujuan Penelitian Sesuai dengan Perumusan masalah yang telah dikemukakan di atas, maka tujuan penelitian ini adalah untuk Mengetahui pemberdayaan peranserta orang tua yang seperti apa yang digunakan SD Insan Teladan dalam upaya pengembangan program sekolah secara maksimal.
D. Manfaat Penelitian Dalam proses ada tujuan yang akan dicapai, dan tentunya pencapaian tujuan tersebut adalah sesuatu yang bermanfaat, dalam penelitian ini manfaat yang diharap dan dihasilkan adalah sebagai berikut: 1. Pengembangan ilmu, meliputi: Memberikan sumbangan pemikiran dalam pengembangan ilmu berkenaan dengan pemberdayaan peranserta orang tua dalam pengembangan program sekolah 2. Kegunaan praktis, meliputi: a) Bagi sekolah, untuk lebih meningkatkan mutu dan kualitas sekolah. b) Bagi Orang Tua, untuk lebih menimbulkan kesadaran akan pendidikan anak mereka. c) Bagi masyarakat secara umum, menjadi sadar dan berperan lebih aktif.
d) Bagi lembaga pendidikan dimana penelitian berada, dapat digunakan sebagai sarana untuk menambah pembendaharaan dan bahan referensi
pada perpustakaan jurusan Pengelolaan Pendidikan, Fakultas Tarbiyah dan Ilmu keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Dalam BAB I ini penulis memberi gambaran kesimpulan bahwa SD Insan Teladan sudah memiliki beberapa persiapan yang akan sangat membantu dalam pelaksanaan program-program yang dibuat guna meningkatkan kualitas dan mutu sekolah, hal tersebut dapat dilihat dari latar belakang sekolah yang berdiri dari keinginan untuk membantu sesama masyarakat yang kurang mampu dengan memperdayakan peran orang tua dalam pelaksanaan program sekolah tersebut.
BAB II KAJIAN TEORITIS
A. Program Sekolah 1. Definisi Program Sekolah Pengertian program adalah kegiatan yang direncanakan dengan seksama6. Dalam “Program Sekolah” – identik dengan “Program Pendidikan” – maksudnya ialah keseluruhan dari penawaran sekolah termasuk kegiatan diluar kelas dan susunan serta rangkaian mata pelajaran dan kegiatan. Setiap sekolah memperoleh identitas atas dasar caranya ia menjalankan programprogramnya. Faktor-faktor yang menentukan isi tiap program muncul jauh di luar batas-batas sekolah. Faktor-faktor itu timbul melalui kekuatan-kekuatan
6
Suharsimi Arikunto. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta 2003. Bumi Aksara. h
290
1
sosial, kultural, ekonomi, dan politik, melalui konsep-konsep tradisional tentang pendidikan dan dalam banyak cara yang lain7 Program-Program yang ada di sekolah akan menjadikan sebuah lembaga pendidikan yang benar-benar mendidik pola pikir Siswa/i anak didik untuk menjadi lebih baik dan bertanggung jawab akan kegiatan yang mereka dapat dan lakukan disekolah, baik itu berupa pembelajaran maupun kegiatan-kegiatan tambahan lainnya. Oleh karena itu setiap sekolah harus membuat suatu Program yang dapat dilaksanakan dan dapat diterima dengan mudah oleh anak didik di sekolah. Program pendidikan yang berkualitas harus terus tumbuh dalam artian menyediakan berbagai cara untuk mengukur kebutuhan peserta didik. Juga membantu siswa untuk terus tumbuh dan berkembang tingkat kematangannya dengan cara-cara yang memuaskan. Perkembangan yang diperhatikan adalah kognitif, efektif, etika, moral, sosial, fisik dan dimensi-dimensi interpersonal. Selain itu, program pendidikan yang berkualitas juga harus menunjukkan dua aspek pengaruh yaitu tingkat penetrasi dan penyebaran pengaruhnya. Pada program pendidikan yang berkualitas maka tingkat penetrasinya (dept of impact) harus mencakup tiga tahapan kurikulum, yaitu yang tertera pada katalog atau buletin, yang diajarkan oleh pengajar dan yang dipelajari oleh siswa. Program pendidikan yang berkualitas juga harus memiliki sebaran pengaruh (breat of impact) yang berarti suatu program pendidikan tertentu 7
h. 48
Oteng Sutisna, M. Sc. Ed. Administrasi Pendidikan. Bandung 1989. Angkasa Bandung
akan menyambung dengan progran pendidikan yang lain sehingga memerlukan kerja sama dengan program-program pendidikan yang lain dalam suatu institusi pendidikan secara lebih luas. Istilah lain terhadap hal ini adalah
pendidikan
yang
berkualitas
hendaknya
memiliki
keberlanjutan(sustainability) yang tidak mengkotak-kotakkan ilmu dan pengetahuan berdasarkan disiplin ilmu, budaya, dan letak georgafis8.
2. Jenis-Jenis Program Sekolah a. Program kegiatan murid Program kegiatan murid sebenarnya harus ditempatkan dalam kategori usaha khusus untuk memenuhi kebutuhan murid perorangan. Akan tetapi, oleh sebab ia tidak dimaksudkan untuk melayani kelompok murid tertentu, maka ia perlu dibicarakan secara terpisah. Walaupun begitu, bagi maksud-maksud perencanaan program, ia harus dipandang sebagai suatu program pendidikan yang legal yang dapat dibedakan dari pengajaran formal dan kurikulum standar. 1) Latar belakang program kegiatan murid Ada periode sewaktu sekolah memusatkan perhatiannya hanya kepada pengembangan kecerdasan saja. Sekolah diciptakan untuk melatih anak-anak supaya “menjadi pintar”. Kegiatan-kegiatan yang bermanfaat untuk mengisi waktu senggang, dan khususnya kegiatan untuk rekreasi atau bermain, tidak pernah dipandang sebagai bagian kurikulum, dan dilakukan sehabis sekolah. Dalam hal 8
Nurcholis, Manajemen Berbasis Sekolah teori, model, dan aplikasi. Jakarta. 2003. Gravindo. h 125
ini pihak sekolah maupun para guru tidak memikul tanggung jawab apapun. Setelah pandangan masyarakat tentang pendidikan dan peranan sekolah berubah, sekolah tidak saja mengakui kegiatan murid ini dalam program sekolah sebagai program tambahan, tapi juga menyediakan fasilitas seperti lapangan dan bangunan khusus tempat olahraga dan kesenian. Perlengkapan dan alat juga disediakan. Program kegiatan murid itu, sekarang, telah mendapat dukungan dari murid-murid, para administrator, orang tua, dan masyarakat pada umumnya. Dalam sejarah perkembangan program sekolah (kegiatan murid) itu banyak nama telah dipakai untuk melukiskan program itu. Beberapa nama yang kini banyak dipakai adalah : Kegiatan Extraclass, kegitan Extracullicular, kegiatan cocurricular, dan Kegiatan Murid. Dalam BAB ini penulis memilih dengan istilah Kegiatan Murid9. 2) Macam-macam kegiatan murid Banyak jenis kegiatan murid yang dilakukan di sekolahsekolah dewasa ini, ada kemungkinan diantara dua sekolah tidak memiliki kegiatan murid yang sama, variasinya hanya dapat diperoleh dari imajinasi murid-murid dan para guru, dan tentunya juga oleh fasilitas dan biaya yang tersedia. Beberapa jenis kegiatan murid diantaranya sebagai brikut :
9
Ibid...., h. 67
a. Organisasi murid seluruh sekolah. b. Organisasi kelas dan organisasi tingkat-tingkat kelas. c. Kesenian: tari-tarian, band, karawitan, group vocal, dsb. d. Pidato dan drama, debat, diskusi, deklamasi, pantomim, dsb. e. Klub-klub hobi (fotografi, hasta karya) f. Kegiatan-kegiatan sosial. g. Klub-klub yang berpusat pada bidang studi (klub IPA, IPS, dsb) h. Atletik dan Sport i. Publikasi sekolah (koran sekolah, buku tahunan sekolah, dsb) j. Oraganisasi-organisasi yang disponsori acara kerjasama (pramuka, kerjabakti, dsb)10. 3) Maksud dan tujuan kegiatan murid Jenis kegiatan sekolah yang begitu banyak sangatlah penting dan pihak sekolah memperhatikan maksud dan tujuan program kegiatan murid, sehingga program itu senantiasa dapat seimbang. Dari berbagai kegiatan yang dilakukan dalam kegiatan murid didapat beberapa hasil diantaranya : Hasil-hasil Individual : a. Menggunakan waktu senggang dengan konstruktif. b. Mengembangkan kepribadian. c. Memperkaya kepribadian. d. Mencapai realisasi diri untuk maksud-maksud baik. e. Mengembangkan inisiatif dan tanggung jawab.
10
Ibid...., h. 67-68
f. Belajar memimpin dan turut aktif dalam pertemuan-pertemuan. g. Menyediakan kesempatan bagi penilaian diri. Hasil-hasil Sosial : a. Memberikan rekreasi mental dan fisik yang sehat. b. Memperoleh pengalaman dalam bekerja dengan orang lain. c. Mengembangkan tanggung jawab kelompok yang demokratis. d. Belajar mempraktekkan hubungan manusia yang baik. e. Memahami proses kelompok. f. Memupuk hubungan Guru dan Murid yang baik. g. Menyediakan kesempatan bagi partisipasi murid-guru. h. Meningkatkan hubungan-hubungan sosial.
Hasil-hasil Sivik dan Etis : a. Memupuk ikatan persaudaraan diantara murid-murid tanpa membedakan daerah, suku, agama, status ekonomi, dan kesanggupan. b. Membangun minat dan gairah murid terhadap program sekolah. c. Menyediakan sarana dengan mana murid bisa menyumbang kepada kesejahteraan dirinya sendiri. d. Menyediakan kesempatan bagi murid untuk mempelajari dan mempraktekkan keterampilan nilai dan sikap yang diakui sebagai tujuan pendidikan kewarganegaraan yang layak11.
11
Ibid........, h. 68-69
b. Program MBS pada sekolah dasar Tujuan program manajemen berbasis sekolah adalah: 1. Meningkatkan peranan masyarakat untuk ambil bagian yang lebih besar dalam perencanaan dan pelaksanaan pendidikan pada semua tingkat, jenis dan jalur satuan pendidikan; 2. Membangun rasa memiliki oleh masyarakat terhadap sekolah, rasa tanggung jawab, kemitraan, membantu mendorong mengembangkan sikap inovasi sekolah dalam melaksanakan tugas pendidikan dan kekuatan multikultural; 3. Mengikutsertakan masyarakat dalam hal meningkatkan mutu dan relevansi pendidikan dengan menyediakan akses yang lebih besar; dan 4. membantu mengatasi putus sekolah, khususnya pada jenjang pendidikan dasar. Bertitik tolak dari tujuan tersebut, program MBS memiliki peran dan kontribusi yang sangat berarti untuk meningkatkan mutu pendidikan12. Sesuai kebijakan dan program yang tercamtum dalam Propenas tahun 2000-2004, program MBS pada SD bersifat program rintisan dengan menekankan pada tiga komponen, yaitu Manajemen Berbasis Sekolah (MBS), Peran Serta Masyarakat (PSM), Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan ( PAKEM). Ketiganya untuk meningkatkan mutu pembelajaran.
12
Syaiful Sagala, Manajemen Berbasis Sekolah & Masyarakat. Jakarta. 2004. PT Rakasta Samasta. h 99.
Program ini dimulai pada tahun 1999, dan telah dilaksanakan di 124 SD rintisan di empat propinsi, yaitu: Jawa Tengah, (Kabupaten Magelang, Banyumas, dan Wonosobo), Sulawesi Selatan (Kabupaten Bontang), dan Nusa Tenggara Timur (Kota Kupang). Kemudian tahun 2001, program MBS juga dikembangkan di Jawa Timur. Elemen-elemen pokok program MBS di sekolah dasar : 1) Adanya “block-grant” atau dana hibah yang diberikan kepada SD rintisan yang penggunaannya dikelola sendiri oleh sekolah bekerjasama dengan masyarakat (orang tua siswa dan masyarakat). Besarnya “block-grant” masing-masing 5 juta rupiah. 2) Sekolah membuat perencanaan sendiri dan mengambil inisiatif sendiri untuk meningkatkan mutu pendidikan dengan melibatkan masyarakat sekitar dengan proses ini. 3) Sekolah bertanggung jawab atas perawatan, kebersihan, dan pemanfaatan fasilitas sekolah, serta pengadaan dan peralatan yang diperlukan dengan dana hibah yang dimiki serta partisipasi masyarakat 4) Penggalangan peran serta masyarakat secara lebih luas lingkupnya, bukan hanya dukungan finannsial, tetapi juga dukungan pendidikan di rumah (keluarga)
sejalan dengan program sekolah dan
meningkatkan mutu pendidikan. 5) Keterbukaan pengelolaan sekolah diwujudkan dalam rangka akuntabilitas dan meningkatkan komitmen sekolah dan masyarakat secara bersama untuk meningkatkan mutu pendidikan.
6) Proses pembelajaran dengan prinsip-prinsip aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan dengan dukungan MBS, agar meningkatkan motivasi kehadiran anak untuk datang ke sekolah, dan semangat belajar yang lebih baik13. c. Program pelayanan bantu Dalam masyarakat yang sedang relatif cepat berubah seperti yang kita alami sekarang, dimana sekolah memegang peranan yang semakin berarti, ada banyak pelayanan yang diharapkan dari sekolah guna meningkatkan efektifitas pendidikan, salah satunya program pelayanan bantu, dalam hal ini penulis hanya membahas tentang beberapa pelayanan bantu yang tercakup sebagai Program Sekolah, diantaranya adalah sebagai berikut : 1) Pelayanan perpustakaan Peranan Perpustakaan selaku mata rantai kunci dalam proses belajar mengajar menjadikannya salah satu bagian yang amat penting dari sekolah. Perpustakaan yang dirancang dengan baik menyediakan sumber-sumber belajar yang terpusat, yang akan memenuhi dengan efisien kebutuhan-kebutuhan dari setiap bagian pengajaran
dan
pelayanan
di
sekolah.
Oleh
karena
itu,
pengembangan suatu anggaran perpustakaan yang memadai dan dapat dilaksanakan hendaknya menjadi kepentingan seluruh sekolah. Pada umumnya sekolah-sekolah kita baru menyediakan pelayanan perpustakaan yang sangat minimal bagi murid-murid. 13
Umaedi, Manajemen Mutu Berbasis Sekolah/Madrasah. Jakarta 2004. PKMMP.
h 249
Bahkan banyak diantara mereka yang tidak memiliki pelayanan perpustakaan apapun. Dalam keadaan seperti itu murid harus menambah informasi dalam buku-buku pelajaran wajib melalui perpustakaan umum, sejauh itu tersedia ditempat mereka sekolah14. 2) Pelayanan gedung sekolah Manajemen Gedung sekolah yang cerdas bersama dengan program
pelayanan
pemeliharaan
yang
sistematis
dapat
menghasilkan keuntungan yang besar bagi operasi sekolah dan rutinitas pelajar. Manajemen gedung dan pelayanan pemeliharaan ditujukan kepada peningkatan pelayanan yang berlangsung terus, kegiatan, dan prosedur yang perlu untuk menjamin kondisi gedung sekolah yang paling baik. Dalam pemeliharaan gedung sekolah, terdapat beberapa hal yang sangat penting diperhatikan oleh pihak sekolah, guna meningkatkan dan memaksimalkan fungsi gedung sekolah yang sebenarnya, diantaranya adalah : a) Memajukan
iklim
belajar,
gedung
sekolah
yang bersih,
menyenangkan, teratur, serta memberikan perasaan nyaman dan tentram menyumbang secara tak langsung kepada proses belajar. b) Memajukan
kesehatan
dan
keamanan,
tanggung
jawab
pemeliharaan sekolah meliputi perlindungan murid dan personil terhadap kondisi yang merusak kesehatan dan keamanan. c) Memelihara gedung secara ekonomis, yaitu sekolah harus mengawasi penggunaan gedung secara berlebihan dalam hal yang
14
Oteng Sutisna, Administrasi Pendidikan. Bandung 1989. Angkasa Bandung. h 154-155
tidak terorganisir, biaya sangat berhubungan erat dalam hal ini diantaranya penggunaan telepon, air, dsb. d) Melindungi barang-barang milik sekolah, mencegah kerusakan dan fasilitas yang telah disediakan oleh sekolah. e) Memajukan
citra
masyarakat
yang
sesuai,
kesan
dan
menyenangkan yang diciptakan sekolah yang bersih dan rapi, dan halaman yang terpelihara cenderung untuk membangkitkan sikapsikap mendukung yang akan diberikan oleh pihak masyarakat umum, terutama orang tua murid15. 3) Pelayanan sekolah-masyarakat Ada pengaruh timbal balik antara sekolah dan masyarakat khususnya orang tua, masyarakat/Orang tua tidak akan maju jika tidak ada pendidikan dan sekolah yang maju juga hanya dapat di jumpai di lingkungan masyarakat yang maju Hal ini sejalan dengan pendapat Ilmu Sosiologi Pendidikan yang menyatakan bahwa sekolah sebagai instusi masyarakat itu berfungsi sebagai “The Agent og social changes”, yaitu sekolah berfungsi sebagai agen pembaharu/kemajuan masyarakat. Peran tersebut wajar karena pada hakikatnya sekolah itu sengaja didirikan oleh masyarakat untuk dapat memenuhi kebutuhan masyarakat dalam rangka memajukan masyarakat pada umumnya dan Orang tua khususnya.
15
Ibid...., h. 157-158.
Sejalan dengan pendapat di atas Crow & Crow dalam bukunya
“Introduction
to
Education”,
mengemukakan
tiga
peran/fungsi pokok sekolah terhadap masyarakat; yaitu : a) Memelihara / melindungi budaya masyarakat b) Menggunakan dan mengembangkan sumber-sumber yang ada (dalam hal ini adalah peran orang tua) c) Sekolah dijadikan sebagai pusat masyarakat, study dan lainnya16. Pentingnya suatu program hubungan masyarakat yang baik bisa diperlihatkan dengan banyak cara. Di negara kita pendidikan dipandang sebagai “tanggung jawab bersama antara keluarga, masyarakat dan pemerintah”. Perlunya program hubungan masyarakat dan sekolah telah kita kemukakan, akan tetapi organisasi program serupa itu harus didasari sejumlah maksud yang tegas. Berikut adalah beberapa kutipan yang disarankan, diantaranya : a. Untuk mempersatukan orang tua murid dengan guru-guru. Dalam memenuhi kebutuhan anak didik. b. Untuk memberitahu masyarakat tentang sekolah. Dalam hal kegiatan dan rutinitas sekolah. c. Untuk mengerahkan bantuan dan dukungan. Bagi pemeliharaan dan peningkatan program sekolah17.
16 17
M Alisuf Sabri, Pengantar Ilmu Pendidikan. Jakarta. 2005. UIN Jakarta Press. h 36
Oteng Sutisna, Administrasi Pendidikan. Bandung 1989. Angkasa Bandung. h. 169-
170
B. Pengembangan Program Sekolah Dalam sebuah lembaga pendidikan “Sekolah” sangatlah penting yang namanya program sekolah, program ini bertindak sebagai jalur pencapaian tujuan pendidikan yang maksimal. Tidak sukses sebuah sekolah untuk memaksimalkan fungsinya jika tidak membuat program-program penunjang dalam rutinitas sekolah, tentunya para guru dan murid serta masyarakat akan turut andil dalam hal ini, baik itu secara langsung maupun penyumbangan pemikiran. untuk pengembangan program yang telah dibuat perlu adanya evaluasi dengan sungguh-sungguh dan tiada hentinya, unit demi unit, bidang studi demi bidang studi, proyek demi proyek dan lain sebagainya hendaklah diawasi dengan teliti dan dianalisa. 1. Prinsip-Prinsip Program Sekolah yang Baik Dengan berpedoman kepada tujuan dan maksud kegiatan murid yang telah ditetapkan di sekolah, sekolah siap untuk menetapkan prinsipprinsip yang harus mendasari pengembangan program kegiatan murid di sekolahnya. Berikut ini disarankan beberapa prinsip yang dapat dipertimbangkan oleh sekolah dalam menyusun program kegiatan murid di sekolahnya. a. Prinsip-prinsip umum 1) Semua murid, Guru, dan personil administratif hendaknya ikut serta dalam usaha meningkatkan program. 2) Kerjasama dalam tim adalah fundamental.
3) Pembatasan-pembatasan untuk partisipasi hendaknya dihindarkan sejauh mungkin. 4) Prosesnya adalah lebih penting daripada hasilnya. 5) Program hendaknya memperhitungkan kebutuhan khusus sekolah. 6) Program hendaknya cukup komprehensif dan seimbang sehingga dapat memenuhi kebutuhan dan minat semua murid. 7) Program harus dinilai berdasarkan sumbangannya kepada nilainilai pendidikan di sekolah dan efisiensi pelaksanaan kegiatankegiatan. b. Prinsip-prinsip
yang
bertalian
dengan
keseluruhan
program
pendidikan di sekolah. 1) Kegiatan murid itu hendaknya menyediakan sumber motivasi yang kaya bagi pengajaran kelas; sebaliknya, pengajaran kelas hendaknya juga menyediakan sumber motivasi yang kaya bagi kegiatan murid. 2) Kegiatan murid hendaknya dipandang sebagai bagian integral dari keseluruhan program pendidikan di sekolah, tidak sebagai sekedar tambahan atau sebagai kegiatan yang berdiri sendiri18.
2. Macam-Macam Pengembangan Program Sekolah a. Pengembangan program kegiatan murid Pendapat para ahli dalam pengembangan program kegiatan murid menyarankan perlunya mengkoordinasikan kegiatan murid
18
Ibid...., h. 70-71
disekitar fungsi bimbingan dan penyuluhan, atas dasar pengembangan program kegiatan murid yang berfungsi dengan maksimal, diantara koordinasi tersebut penulis rincikan sebagai berikut : 1) Penyerahan wewenang dan tanggung jawab: pada program ini harus memiliki penanggung jawab terhadap tambahan kegiatan yang dilakukan oleh murid, program ini hendaknya dimasukan kedalam tanggung jawab pokok sekolah. Jika program ini banyak melakukan berbagai kegiatan, pihak sekolah harus bisa mengatur jadwal-jadwal dengan baik sehingga para murid atau guru yang terkait bisa mengikuti dengan seksama sehingga program ini akan di minati. 2) Pembiayaan program kegiatan murid: program kegiatan murid, seperti semua bidang kurikulum memerlukan pembiayaan. Karena program ini secara tradisional dipandang suatu program kurikulum tambahan, dengan tekanan pada tambahan, program biasanya harus dibiayai oleh sekolah sendiri dan tidak termasuk dalam anggaran pelaksanaan pemerintah. hal ini sangatlah menghambat dari pada kesuksesan
pelaksanaan
kegiatan
sekolah
tersebut.
Sehingga
harapannya agar hal seperti ini dapat diatasi dengan kerjasama yang baik. 3) Supervisi program kegiatan murid. Sifat dari kegiatan murid yang beraneka ragam, karena itu supervisi yang teliti sangat dibutuhkan, karena supervisi ini akan mengatur dan memastikan semua berjalan lancar dan senantiasa terorganisir dengan baik.
4) Menggalakkan partisipasi: pihak sekolah harus memicu semangat dan rasakebersamaan antara murid, guru dan masyarakat sehingga semua element terkait bisa ikut serta mengembangkan program ini. 5) Evaluasi program kegiatan murid: karena kegiatan murid harus berada dibawah pengawasan yang tetap, penting bahwa seluruh program kegiatan murid itu dinilai secara periodik19.
b. Pengembangan program MBS Implementasi MBS(Manajemen Berbasis Sekolah) sangatlah berguna dalam pengembangan kualitas sekolah. Sekolah dikembangkan menjadi lembaga pendidikan yang diberi kewenangan dan tanggung jawab secara luas untuk mandiri, maju, dan berkembang berdasarkan kebijakan dasar pengelolaan pendidikan yang ditetapkan pemerintah pusat. Pengembangan program MBS ini bisa dilakukan dengan tahapan sebagai berikut diantaranya: 1) Menciptakan iklim sekolah yang kondusif. Dengan iklim sekolah yang kondusif akan tercipta suasana yang nyaman, aman, dan tertib, sehingga program ini akan terwujud dan pembelajaran akan berjalan dengan tenang dan menyenangkan. 2) Mengadakan Otonomi sekolah. Salah satunya pengembangan kurikulum dan
pembelajaran beserta sistim evaluasinya harus
didesentralisasikan ke sekolah, agar dapat disesuaikan dengan kebutuhan peserta didik dan masyarakat secara lebih fleksibel.
19
Ibid.., h. 72-73
3) Sekolah senantiasa menjalankan kewajiban. Berjalan pada poros yang
benar
adalah
sebuah
pedoman
kesuksesan
dalam
pengembangan program sekolah, terutama MBS, pengadaan fasilitas dan bantuan pemikiran (kreatifitas) sangat dibutuhkan dalam hal ini. 4) Menjalankan kepemimpinan yang demokratis dan profesional. 5) Meningkatkan partisipasi Aktif masyarakat dan orang tua20.
c. Pengembangan program pelayanan bantu Anak-anak yang sekarang akan masuk SD akan menghadapi dunia yang sangat berbeda untuk 15 atau 20 tahun lagi bila ia menyelesaikan studinya di universitas. Segala sesuatu mudah menjadi usang, karena cepatnya segala sesuatu berubah. Seorang pengarang bernama Norman Cousins menulis buku “Modern Man is Obsolete” untuk memberi peringatan bahwa kita akan segera tertinggal bila tidak senantiasa menyesuaikan diri dengan perkembangan sosial, politik, ekonomi21. Pengembangan program pelayanan bantu ini harus senantiasa dilakukan secara berulang-ulang, karena program ini merupakan program pendukung rutinitas sekolah yang sangat membantu dalam proses pencapaian tujuan sekolah. Pihak sekolah harus menjalin komunikasi yang utuh terhadap orang tua murid dan masyarakat pada
20
E. Mulyasa, Rosdakarya .h 39-43 21
Menjadi Kepala Sekolah Profesional.Bandung.
S. Nasution. Asas-asas Kurikulum. Jakarta. 2007. Bumi Aksara. h 154
2007. Remaja
umumnya, dalam proses pengembangan program pelayanan bantu ini ada beberapa hal yang harus diperhatikan, diantaranya : 1) Komunikasi dua arah antara sekolah dan orang tua murid (masyarakat pada umumnya). 2) Menjalin lebih banyak hubungan dengan pihak-pihak pendukung, investor dan lain sebagainya. 3) Mengadakan diskusi sekolah yang dilakukan rutin sesuai jadwal, dalam hal ini harus melibatkan orang tua murid dan masyarakat pada umumnya. 4) Melakukan studi banding antar sekolah, guna mendapat informasi tentang program sekolah yang lebih baik. Program-program sekolah sangat berperan penting dan mendapat dukungan dari masyarakat pada umumnya, karena masyarakat mengetahui betapa pentingnya pendidikan untuk masa depan yang lebih baik. Pada masa sekarang ini pertumbuhan penduduk semakin meningkat dan semakin meningkat pula aspirasi masyarakat akan pendidikan22.
d. Peran serta orang tua 1) Pengertian Peran Serta Menurut kamus sosiologi edisi baru peran serta atau partisiasi adalah seiap proses identisifikasi atau menjadi peserta suatu proses komunikasi atau kegiatan bersama dalam suatu situasi sosial
tertentu23. Menurut kamus sosiologi dan kependudukan, peran serta adalah partisipasi atau ikut andil dalam suatu kegiatan bersama.24 2) Pengertian orang tua Secara umum orang tua adalah ayah dan ibu kandung. Menurut Thamrin Nasution dan Nurhalijah Nasution , yang dimaksud dengan orang tua adalah setiap orang yang bertanggung jawab dalam suatu keluarga, yang dalam kehidupan sehari-hari lazim disebut Ibu- Bapak25. Orang tua adalah orang –orang yang sudah dewasa, sebagai orang-orang yang telah dewasa, maka orang tua harus bertanggung jawab terhadap segala perbuatannya. Orang tua tidak hanya bertanggung jawab pada pemeliharaan anak saja, melainkan orang tua juga wajib bertanggung jawab pada pendidikan anaknya. Orang tua termasuk pendidik yang terutama atau primer, maka dengan kesadaran yang mendalam serta didasari rasa cinta dan kasih sayang yang mendalam pula orang yang mengasuh atau mendidik anaknya dengan penuh tanggung jawab dan kesabaran. Lagi pula sebagian besar waktu anak-anak adalah bersama-sama dengan orang tuanya. Dengan dasar ini maka pendidik yang lain masuk nomor dua.
23
Soerdjono Soekanto, Persada. h 311
Kamus Sosiologi Edisi Baru. Jakarta. 1993. Raja Gravindo
24
G. Saputra Karto & Hartini. Kamus Sosiologi dan Kependudukan. Jakarta 1992. Bumi Aksara. h 296 25
Thamrin Nasution dan Nurhalijah Nasotion, Peran Orang Tua Dalam Meningkatkan Prestasi Belajar Anak, Jakarta. 1985. Gunung Mulia. h 1
Pendidik adalah orang dewasa yang terhadap anak tertentu mempunyai tanggung jawab pendidikan. Pendidik adalah orang yang sudah dewasa karena ia harus membawa anak ke tingkat kedewasaan. Adapun yang dinyatakan dewasa ialah anak itu sudah mencapai umur tertentu menurut ukuran umum disuatu daerah tertentu dan mempunyai kesiapan mental dan rohani.26 3) Pengertian peran serta orang tua Yaitu suatu proses dimana orang tua menggunakan segala kemampuan mereka, guna keuntungan mereka sendiri, anakanaknya, dan program yang dijalankan anak itu sendiri. Orang tua, anak dan program sekolah semuanya merupakan bagian dari suatu proses. Namun, focus pada interaksi orang tua/anak/keluarga adalah orang tua, sedangkan pendidik anak harus bekerja sama dengan orang tua apabila ingin berhasil. 4) Peran serta orang tua di lembaga pendidikan Adalah suatu kenyataan bahwa orang tua adalah guru pertama bagi anak-anaknya. Apabila anak telah masuk sekolah, orang tua adalah mitra kerja yang utama bagi guru anaknya. Bahkan sebagai orang tua mereka mempunyai berbagai peran pilihan yaitu : orang tua sebagai pelajar, orang tua sebagai relawan, orang tua sebagai pembuat keputusan, orang tua sebagai anggota tim
26
Sutari Imam Barnadib, Pengantar Ilmu Pendidikan Sistematis. Yokyakarta. 1989. Bumi Aksara. h 61
kerjasama
guru-orang
tua.
Dalam
peran-peran
tersebut
memungkinkan perkembangan dan pertumbuhan anak-anak mereka. Narasumber menyarankan agar orang tua senantiasa berusaha menjadi advokat yang tangguh bagi anak. Bila sang anak merasa terbebani atau tidak menyukai program yang dijalani, upayakan untuk membicarakan hal tersebut pada guru dan pihak sekolah. Dengan menjadi advokat yang tangguh bagi anak-anaknya, maka secara tidak langsung orang tua sudah berperan aktif secara global. Mengapa ? karena orang tua sudah ikut membantu meredam dengan kekritisan anak dalam memilih informasi-informasi dan halhal baru dari luar, khususnya yang berhubungan dengan tumbuh kembang anak27. Penelitian yang dilakukan Balitbang Diknas RI menunjukkan bahwa berdasarkan penilaian guru, tingkat partisipasi orang tua siswa dalam mendukung penyelenggaraan pendidikan di sekolah adalah rendah, yaitu rata-rata hanya 57,1%. Partisipasi orang tua yang sangat rendah ialah dalam hal menentukan kebijakan program sekolah
dan
mengawasinya,
pertemuan
rutin,
kegiatan
ekstrakurikuler dan pengembangan iklim sekolah. Partisipasi orang tua yang sangat tinggi ialah dalam mengawasi mutu sekolah, pertemuan BP3 per bulan dan sumbangan uang gedung untuk siswa baru.
27
Agnes Tri Harjaninggrum, Peran Orang Tua dalam Membantu Tumbuh Kembang Anak Berbakat Melalui Pemahaman Teori dan Tren Pendidikan. Jakarta. 2007. Prenada. h 82
Memang selama ini seolah terjadi jurang pemisah antara sekolah dengan keluarga dan masyarakat. Bahkan terjadi anggapan bahwa sekolah hanyalah sekedar tempat penitipan anak karena orang tua tidak memiliki waktu untuk menjaga dan mendidik, ataupun tidak bisa dan tidak tahu cara mendidik anak. Walaupun sekolah telah menjadi panti sosial bagi anaknya, apresiasi orang tua dan masyarakat terhadap komunitas sekolah masih amat rendah. Apakah rendahnya penghargaan dan rasa hormat orang tua dan masyarakat terhadap sekolah itu karena mereka merasa telah memberikan imbalan yang cukup? Bila kita bandingkan, apa yang dibayarkan orang tua ke sekolah dengan hasil yang dicapai berupa perkembangan pengetahuan, keterampilan, dan sikap siswa belumlah sepadan. Malangnya lagi selama ini belum ada upaya-upaya untuk menjabatani jurang pemisah tersebut. Komunikasi orang tua dan masyarakat dengan sekolah hanya terjadi setahun sekali, itupun ketika terjadi pemberitahuan perubahan besaran iuran SPP dan BP3 atau pemberitahuan tunggakan yang harus dilunasi. Mandeknya komunikasi itu makin parah ketika timbul kesan bahwa di antara mereka terjadi perbedaan kelas sosial dan tidak ada kesamaan visi dalam mendidik siswa. Sejalan dengan upaya reformasi pendidikan nasional melalui MBS, hubungan sekolah dengan keluarga dan masyarakat juga perlu direformasi sehingga tanggung jawab pendidikan bukan hanya
dibebankan kepada sekolah. Caranya dengan membentuk dewan pendidikan, komite sekolah, persatuan guru dan orang tua siswa atau apapun namanya untuk memberdayakan orang tua dan masyarakat dalam pendidikan. Anggotanya terdiri dari orang tua siswa, akademisi,
pemuka
agama,
pimpinan
partai
politik,
tokoh
masyarakat, pakar pendidikan, usahawan dan dunia industri serta kalangan LSM. Dalam era otonomi pendidikan ini keluarga dan masyarakat bukan lagi pihak yang pasif hanya penerima keputusan-keputusan dalam penyelenggaraan pendidikan. Mereka harus aktif bermain, menentukan
dan
membuat
program
bersama
sekolah
dan
pemerintah. Shields (1994) menyatakan bahwa reformasi pendidikan harus sampai pada hubungan antara sekolah dengan keluarga dan sekolah dengan masyarakat dengan cara melibatkan secara aktif dalam kegiatan-kegiatan sekolah baik yang terkait langsung dengan kegiatan pembelajaran maupun non-instuksional. Orang tua siswa harus menyediakan waktu sebanyak mungkin untuk berkunjung ke sekolah dan ke kelas guna mengontrol pendidikan anaknya. Amat diperlukan diskusi dengan guru dan pembimbing siswa sehingga dapat mengetahui hambatan dan kemajuan yang dialami anaknya. Langkah ini sekaligus bisa mengantisipasi
dan
mengeliminasi
kemungkinan
kegagalan
pendidikan anaknya di sekolah. Di sisi lain, guru selain pendidik di
sekolah juga diajak aktif memantau pendidikan siswa di dalam keluarga. Seperti dikemukakan Clark (1989) bahwa terdapat dua jenis pendekatan untuk mengajak orang dan masyarakat berpartisipasi aktif dalam pendidikan. Pertama, pendekatan school-based dengan cara mengajak orang tua siswa datang ke guru-orang tua dan mengunjungi anaknya yang sedang belajar di sekolah. Kedua, pendekatan home-based, orang tua membantu anaknya belajar di rumah bersama-sama dengan guru yang berkunjung ke rumah. Cheng(1996) juga mengemukakan bahwa peran orang tua siswa dalam MBS adalah menerima pelayanan yang berkualitas melalui siswa-siswa yang menerima pendidikan yang mereka butuhkan. Peran orang tua sebagai partner dan pendukung. Mereka dapat berpartisipasi dalam proses sekolah, mendidik siswa secara koorporatif, berusaha membantu perkembangan yang sehat kepada sekolah dengan memberi sumbangan sumber daya dan informasi, mendukung dan melindungi sekolah pada saat mengalami kesulitan dan krisis. Keikutsertaan keluarga dan masyarakat dalam pendidikan memiliki banyak keuntungan, sebagaimana dikemukakan Rhoda (1986). Pertama, pencapaian akademik dan perkembangan kognitif siswa dapat berkembang secara signifikan. Kedua, orang tua dapat mengetahui
perkembangan anaknya dalam proses pendidikan di
sekolah. Ketiga, orang tua akan menjadi guru yang baik di rumah
dan bisa menerapkan formula-formula positif untuk pendidikan anaknya. Keempat, akhirnya orang tua memiliki sikap dan pandangan positif terhadap sekolah. Sementara itu, Clark (1989) menambahkan keuntungan lainnya adalah menumbuhkan rasa percaya diri siswa dan meningkatkan hubungan yang baik antara orang tua dan anak. Penulis
juga
melihat
keuntungan
lain
dengan
mengetahui
perkembangan anaknya maka orang tua maka orang tua mampu mengarahkan minat dan bakatnya secara dini. Untuk
apa
perlu
memberdayakan
masyarakat
dalam
pendidikan? Pertama, menurut Uemura (1999) dalam tulisannya Community Participation in Education mengatakan bahwa tujuan partisipasi tersebut untuk meningkatkan kualitas penyelenggaraan pendidikan sehingga siswa bisa belajar lebih baik dan siap menghadapi perubahan zaman. Kedua, karena keterbatasan sumber daya terutama finansial yang dimiliki pemerintah, terutama bagi negara-negara yang sedang berkembang seperti indonesia, untuk menyelenggarakan pendidikan bagi setiap warga. Ketiga, meningkatkan relevansi pendidikan karena selama ini pendidikan selalu ketinggalan dari perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang berkembang di masyarakat.
Keempat,
agar
mendorong
terselenggaranya
sistem
pendidikan yang adil dengan menyediakan pendidikan anak yang kurang mampu, kaum wanita masyarakat terasing, dan suku minoritas. Kelima, untuk meningkatkan kerjasama antara sekolah dan masyarakat dan mengurangi konflik yang sering terjadi di sekolah. Di El Salvador partisipasi masyarakat dalam MBS menurut Umanzor dkk. ( 1997) memiliki tiga tujuan utama. Pertama, meningkatkan pelayanan pendidikan kepada masyarakat termiskin di daerah
perdesaan.
Kedua,
mendorong
partisipasi
anggota
masyarakat lokal terhadap pendidikan anak-anak mereka. Ketiga, meningkatkan kualitas pendidikan presekolah dan pendidikan dasar. Tokoh masyarakat juga memiliki peran yang sangat penting demi kemajuan pendidikan, antara lain sebagai berikut: 1. Penggerak, dengan membentuk badan kerja sama pendidikan dengan menghimpun kekuatan dari masyarakat agar semakin perduli terhadap pendidikan. Salah satu caranya dengan membentuk
Lembaga
Swadaya
Masyarakat(LSM)
peduli
pendidikan. 2. Informan dan penghubung, yaitu menginformasikan harapan dan kepentingan masyarakat kepada sekolah dan menginformasikan kondisi sekolah, baik kekurangan maupun kelebihan sekolah kepada masyarakat sehingga masyarakat tahu secara persis keadaan sekolah.
3. Koordinator, yaitu mengoordinasikan kepentingan sekolah dengan kebutuhan bisnis di lingkungan masyarakat tersebut agar siswa-siswa sekolah diberi kesempatan untuk praktik dan magang kerja untuk industri yang terkait. 4. Pengusul, yaitu mengusulkan kepada pemerintah daerah agar dilakukan pajak untuk pendidikan. Artinya lembaga bisnis dan individu dikenai pajak untuk pendanaan pendidikan sehingga lembaga pendidikan semakin maju dan bermutu28. Baik orang tua maupun guru selalu berharap agar anak atau anak didiknya akan mampu mencapai prestasi dan tumbuh serta berkembang secara optimal. Walaupun demikian pada kenyataannya tidak mudah menjalin kerjasama antara kedua belah pihak tersebut. Baik orang tua maupun guru seringkali tidak memiliki pandangan yang sama terhadap pendidikan, khususnya dalam mendisiplin, hubungan antara anak dan orang dewasa, anak laki-laki dan perempuan, atau budayanya. Peran serta orang tua di sekolah pada umumya guna meningkatkan prestasi anak di sekolah. Apabila memiliki program sekolah yang baik dan orang tua mau menbantu, umumnya prestasi dan keterampilan anak akan meningkat. Para pendidik telah menyadari usaha guru dalam mengajar akan lebih efektif hasilnya apabila orang tua ikut membantu dalam pendidikan tersebut. Sebaliknya apabila orang tua menyadari bahwa 28
Nurkholis, Manajemen Berbasis Sekolah. Jakarta. 2003. Grasindo. h 128
disiplin sekolah adalah satu hal yang terpenting, biasanya orang tua akan bersedia membantu kegiatan belajar mengajar anaknya dalam kegiatan yang berhubungan dengan tugas sekolah. Beberapa hal telah membuktikan bahwa ternyata makin orang tua menyadari pentingnya program sekolah, makin langsung dan besar keterlibatan peran serta para orang tua. 5) Peran serta orang tua dalam meningkatkan program Sekolah Hubungan antara sekolah dan orang tua atau masyarakat pada hakekatnya adalah sarana yang cukup mempunyai peranan yang menentukan
dalam
rangka
usaha
mengadakan
pembinaan
pertumbuhan dan pengembangan murid-murid di sekolah. Ada suatu kebutuhan yang sama antara keduanya, baik dilihat dari segi edukatif, maupun dilihat dari segi psikologi. Hubungan antara sekolah dan orang tua lebih dibutuhkan dan lebih terasa fungsinya, karena adanya kecendrungan perubahan dalam pendidikan yang menekankan perkembangan pribadi dan sosial anak melalului pengalaman-pengalaman anak di bawah bimbingan guru, baik di luar maupun di dalam sekolah. Perubahan dalam pendidikan ini mengharuskan sekolah mengintegrasikan diri dengan orang tua dan masyarakat. Elsbree menyatakan, bahwa ada tiga faktor sekolah harus melakukan hubungan dengan orang dan masyarakat: 1. Faktor perubahan sifat, tujuan dan metode mengajar di sekolah
2. Faktor masyarakat yang menuntut adanya perubahan-perubahan dalam pendidikan di sekolah dan perlunya bantuan masyarakat terhadap sekolah 3. Faktor perkembangan ide demokrasi bagi masyarakat terhadap pendidikan. Keberhasilan pendidikan yang dijalani seorang anak di sekolah menurut Psikolog, Bibiana Dyah Cahyani, tidak terlepas dari peran orang tua. Orang tua memiliki peranan yang penting dalam menentukan dan mengarahkan sekolah yang tepat buat anaknya. Tapi bukan suatu hal yang bijak jika pendidikan sepenuhnya diserahkan hanya pada pihak sekolah saja. ”Sebagus apapun kualitas tempat anak menuntut ilmu secara formal, orang tua tetap memiliki andil yang besar apakah pendidikan yang dijalaninya berhasil atau tidak.” 1) Tanggung jawab pendidikan sosial Diantara akhlak seorang mukmin adalah berbicara dengan baik, mendengarkan pembicaraan dengan tekun, bila berjumpa orang dia menyambut dengan wajah ceria dan bila berjanji dia menepati. (HR. Adailami). Dalam pendidikan sosial, orang tua sangat berperan untuk mengajarkan anak betapa pentingnya hidup dalam bermasyarakat dan menjadikan anak itu adalah anak yang berjiwa sosial. 2) Tanggung jawab pendidikan finansial Pendidkan finansial adalah pendidikan yang dibutuhkan untuk mengubah
uang
yang
kita
peroleh
dari
profesi
menjadi
kemakmuran dan keterjaminan finansial seumur hidup. Pendidikan finansial yang tidak dimiliki oleh jutaan orang tua. Pendidikan finansial yang akan membantu memastikan bahwa anak tidak akan berakhir dengan kegagalan finansial dalam menapaki keberhasilan baik untuk pendidikan maupun masa depan29. Keberhasilan dari Peran serta Orang tua menurut Marrison, mengemukakan tiga kemungkinan peran orang tua, yaitu; 1) Orientasi pada tugas Orientasi ini paling sering dilakukan oleh pihak sekolah yaitu harapan keterlibatan orang tua dalam membantu program sekolah, yang berkaitan dengan staf pengajar, staf administrasi, sebagai tutor, melakukan monitoring, membantu mengumpulkan dana, membantu
mengawasi
anak
apabila
anak-anak
melakukan
kunjungan luar. Bentuk peran serta orang tua yang tersebut adalah yang biasanya diharapkan para guru. Bentuk peran serta lain yang masih termasuk orientasi pada tugas adalah, orang tua membantu anak dalam tugas-tugas sekolah. 2) Orientasi pada proses Partisipasi orang tua didorong untuk mau berpartisipasi dalam kegiatan yang berhubungan dengan proses pendidikan antara lain perencanaan kurikulum, memilih buku yang diperlukan sekolah, seleksi guru dan membantu menentukan standar tingkah laku yang diharapkan. Orientasi proses ini jarang dilaksanakan, karena 29
Ade Kasamawa, Peran Orang Tua dalam mengembangkan Kreatifitas Anak, Wikipedia
sekolah seringkali menganggap bahwa umumnya orang tua tidak memiliki keterampilan untuk melaksanakannya. 3) Orientasi pada perkembangan Orientasi ini membantu para orang tua untuk mengembangkan keterampilan yang berguna bagi meraka sendiri, anak-anaknya, sekolah, guru, keluarga dan pada waktu yang bersamaan meningkatkan peran serta orang tua. Berdasarkan tiga bentuk peran serta orang tua pada sekolah di atas, dapat dikatakan bentuk peranserta yang baik adalah yang mencakup keterlibatan yang berorientasi tugas, proses dan pada perkembangan.30 Dari dua pendapat di atas dapat disimpulkan peranserta orang tua sangat besar dibanding sekolah itu sendiri. Dimana para orang tua harus memberikan perhatian yang penuh terhadap anak-anak mereka baik itu di dalam sekolah maupun di luar sekolah sampai pada bagaimana anak –anak ini nantinya ketika mereka menghadapi masa depan dan ketika mereka mencari lapangan pekerjaan, mereka mendapatkan pekerjaan yang baik melalui pendidikan sosial dan finansial yang sudah diterapkan sejak dini. 4) Peran serta Orang Tua melalui Komite Sekolah Perubahan paradigma penyelenggaraan pendidikan dalam era reformasi, dan era otonomi penyelenggaraan pendidikan sampai pada tingkat kabupaten/kota dan bahkan otonomi pada tingkat sekolah, memberikan keleluasaan bagi setiap sekolah untuk 30
125
Patmonodewo Soemiarti, Pendidikan Anak Prasekolah. Jakarta. 2003. Rineka Cipta . h
berkreasi dan berinovasi dalam penyelenggaraan sekolah. Dengan demikian diharapkan akan memacu percepatan peningkatan mutu penyelenggaraan sekolah yang pada gilirannya mempercepat peningkatan mutu hasil belajar secara keseluruhan. Konsekuensi dari paradigma pendidikan yang memberikan otonomi sampai pada tingkat sekolah menuntut sekolah untuk memberdayakan semua sumber daya yang dimilikinya. Salah satu sumber daya yang sangat potensial dan dimiliki oleh sekolah adalah masyarakat dan orang tua murid. Di Amerika Serikat, pengembangan sekolah di pedesaan atau di daerah-daerah urban berada di tangan dewan masyarakat sekolah (SCC=School Community Council). Dewan ini terdiri dari unsure-unsur
tenaga
professional
pendidikan
dan
anggota
masyarakat, dalam rangka pengembangan staf. Aspek struktural dari pelibatan masyarakat berarti adanya kesamaan atau keseimbangan antar struktur yang terlibat dalam pembuatan keputusan. Aspek prosedural pelibatan masyarakat berarti mengandung makna adanya kesamaan masukan dari kelompok professional dan anggota-anggota masyarakat dalam menentukan aktivitas pengembangan staf untuk meningkatkan praktek-praktek penyelenggaraan sekolah yang berkualitas. Secara organisatoris dewan SCC ini memiliki tanggung jawab bersama sekolah untuk meningkatkan mutu pelayanan sekolah. Di sisi lain SCC ini ternyata juga mempunyai tanggung
jawab untuk melakukan analisis kebutuhan sekolah dan kebutuhan masyarakat melalui survey yang dilakukannya. Hasil analisis yang dilakukan dewan ini didiskusikan bersama pihak sekolah dengan melibatkan para ahli seperti konsultan dan sebagainya untuk diterjemahkan menjadi kebijakan dan program sekolah. Kebijakan model pelibatan masyarakat dalam pendidikan melalui lembaga SCC seperti di Amerika ini sebenarnya sudah sejak
lama
dikenal
dan
dilakukan
oleh
pendidikan
dan
persekolahan di Indonesia, mulai dari POM, POMG, BP3, hingga sekarang yang dikenal dengan Komite Sekolah. Tetapi hasilnya belum terlalu nampak karena keterlibatan mereka lebih banyak pada membantu keuangan sekolah. Akhir-akhir ini pemerintah Indonesia dalam hal ini Depdiknas membuat kebijakan baru dengan mengganti istilah BP3 menjadi Dewan Pendidikan di tingkat Kabupaten/Kota dan Komite Sekolah di tingkat sekolah. Pemerintah (Depdiknas) pada saat ini memberikan peluang kepada sekolah dalam pemberdayaan masyarakat melalui suatu lembaga yang dikukuhkan dengan Peraturan Pemerintah yaitu Dewan Sekolah atau Komite Sekolah31. Dan dapat disimpulkan dari beberapa peranserta orang tua terhadap pengembangan program sekolah yang baik dan yang akan menjadi acuan dalam pemberdayaan peran serta orang tua pada bab 4 meliputi :
31
Surya Dharma, Manajemen Peran Serta Masyarakat Dalam Pengembangan Pendidikan Sekolah. Jakarta 2007. Bumi Aksara. h 101-102
1. Orientasi pada tugas yaitu: harapan keterlibatan orang tua dalam membantu program sekolah, yang berkaitan dengan staf pengajar, staf administrasi,
sebagai
tutor,
melakukan
monitoring,
membantu
mengumpulkan dana, membantu mengawasi anak apabila anak-anak melakukan kunjungan luar. Bentuk peran serta orang tua yang tersebut adalah yang biasanya diharapkan para guru. Bentuk peran serta lain yang masih termasuk orientasi pada tugas adalah, orang tua membantu anak dalam tugas-tugas sekolah. 2. Orientasi pada proses yaitu: mau berpartisipasi dalam kegiatan yang berhubungan dengan proses pendidikan antara lain perencanaan kurikulum, memilih buku yang diperlukan sekolah, seleksi guru dan membantu menentukan standar tingkah laku yang diharapkan. Orientasi proses ini jarang dilaksanakan, karena sekolah seringkali menganggap bahwa umumnya orang tua tidak memiliki keterampilan untuk melaksanakannya. 3. Orientasi pada perkembangan yaitu: mengembangkan keterampilan yang berguna bagi meraka sendiri, anak-anaknya, sekolah, guru, keluarga dan pada waktu yang bersamaan meningkatkan peran serta orang tua.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian Penilitian tentang pemberdayaan peranserta orang tua dalam pengembangan program sekolah yang bertujuan untuk mengetahui bagaimana pemberyaan peranserta orang tua dalam pengembangan program sekolah. Penilitian ini dilakukan di sekolah SD Insan Teladan Parung-Bogor. Untuk mempermudah proses penelitian dan untuk memaksimalkan waktu yang telah ditentukan maka penulis merencanakan membuat schedule penelitian selama 6 bulan mulai dari seminar proposal sampai ujian skripsi sebagai berikut:
Tabel 1 4
Tabel Schedule penelitian 5
No.
Tanggal
Kegiatan Mengajukan proposal penelitian ke SD Insan
1.
07-01-11
2.
11-01-11
Melakukan penelitian pendahuluan
3.
23-02-11
Melakukan penelitian ulang (Observasi,
Teladan Yayasan Nur Ilahi Parung-Bogor
Wawancara, Dokumentasi) 4.
03-03-11
Melakukan penelitian Akhir (melengkapi kekurangan di penelitian ulang)
B. Metode Penelitian Guna menjawab pertanyaan yang diselidiki dalam penelitian ini menggunakan
metode
deskriptif
kualitatif
yang
bertujuan
untuk
menggambarkan informasi aktual secara terperinci yang melukiskan gejala yang ada, mengidentifikasi masalah atau memeriksa kondisi dan praktekpraktek yang berlaku32, data yang dihasilkan berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang diamati.
C. Jenis Data Dalam penelitian ini jenis data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder. Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari responden (objek penelitian) data primer dapat diperoleh melalui: wawancara, observasi, test. Data sekunder yaitu, yang langsung diperoleh melalui data yang telah diteliti dan dikumpulkan oleh pihak lain yang berkaitan dengan
32
Jalaludin Rahmat, Metode Penelitian Komunikasi, Bandung. 1985. Ramadja Karya. cet ke 2, h 34-35
permasalahan penelitian data. Sumber data penelitian ini adalah Kepala yayasan, Kepala sekolah, Guru, Orang tua dan Komite sekolah.
D. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data adalah prosedur yang sistematis dan standar untuk memperoleh data yang diperlukan. Untuk mengumpulkan data-data yang diperoleh dalam penelitian ini, maka penulis menggunakan beberapa teknik yaitu: a. Teknik Observasi Observasi adalah mengamati situasi yang ada, situasi yang terjadi secara spontan, tidak dibuat-buat, yang disebut juga dengan situasi yang sesuai dengan kehendak alam (alamiah). Dan hasil pengamatan dicatat dengan teliti untuk diambil kesimpulan-kesimpulan umum dan khusus33. b. Teknik Interview (wawancara) Wawancara adalah Tanya jawab antara pewawancara dengan orang yang diwawancarai. Pewawancara yang lebih mengenal dengan orang yang diwawancarai mengemukakan isi hati, pandangan-pandangannya dan pendapatnya sehingga data yang diinginkan oleh peneliti akan dapat terkumpul dengan baik.
c. Teknik Dokumentasi
33
Neni Zikri Iska, Psikologi Pengantar Pemahaman Diri dan Lingkungan. Jakarta. 2006. Kizi Brother’s. h 33
Teknik dokumentasi adalah mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, lengger, agenda dan sebagainya34.
E. Instrument Penelitian Untuk memperoleh data dalam penelitian ini digunakan alat pengumpulan data dengan skala peranserta orang tua yaitu skala peranserta orang tua yang digunakan berdasarkan teori Marrison tentang: 5) Orientasi pada tugas Orientasi ini paling sering dilakukan oleh pihak sekolah yaitu harapan keterlibatan orang tua dalam membantu program sekolah, yang berkaitan dengan staf pengajar, staf administrasi, sebagai tutor, melakukan monitoring, membantu mengumpulkan dana, membantu mengawasi anak apabila anak-anak melakukan kunjungan luar. Bentuk peran serta orang tua yang tersebut adalah yang biasanya diharapkan para guru. Bentuk peran serta lain yang masih termasuk orientasi pada tugas adalah, orang tua membantu anak dalam tugas-tugas sekolah. 6) Orientasi pada proses Partisipasi orang tua didorong untuk mau berpartisipasi dalam kegiatan yang berhubungan dengan proses pendidikan antara lain perencanaan kurikulum, memilih buku yang diperlukan sekolah, seleksi guru dan membantu menentukan standar tingkah laku yang diharapkan. Orientasi proses ini jarang dilaksanakan, karena sekolah seringkali menganggap 34
Suharsini Arikuntu, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik .Jakarta. 2006. Rineka Cipta. h 231
bahwa umumnya orang tua tidak memiliki keterampilan untuk melaksanakannya. 7) Orientasi pada perkembangan Orientasi ini membantu para orang tua untuk mengembangkan keterampilan yang berguna bagi meraka sendiri, anak-anaknya, sekolah, guru, keluarga dan pada waktu yang bersamaan meningkatkan peran serta orang tua. Berdasarkan tiga bentuk peran serta orang tua pada sekolah di atas, dapat dikatakan bentuk peranserta yang paling ideal adalah yang mencakup keterlibatan yang berorientasi tugas, proses dan pada perkembangan.35
F. Analisis Data Dalam penyelesaian skripsi ini diperlukan beberapa tahapan yang harus dilakukan untuk mendapat hasil yang maksimal, Penulis membuat kesepakatan dalam BAB III ini untuk Metodologi Penelitian berdasarkan waktu, tempat dan teknik pengumpulan data yang disesuaikan dengan kesiapan narasumber, hal ini dilakukan supaya tidak ada kesenjangan antara pihak-pihak yang terkait, dalam hal ini adalah pihak SD Insan Teladan.
35
125
Patmonodewo Soemiarti, Pendidikan Anak Prasekolah. Jakarta. 2003. Rineka Cipta . h
BAB IV HASIL PENELITIAN
A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian 1. Sejarah SD Insan Teladan Pendirian SD Insan teladan berawal dari sekumpulan orang yang memiliki jiwa sosial yang tinggi dan keinginan untuk saling memberikan suatu dukungan, mengentaskan kekurangan yang dialami masyarakat yang tidak mampu, serta karena dengan program pendidikanlah maka masyarakat akan lebih diberdayakan maka menginspirasi seorang ibu yang luar biasa yaitu ibu Hj. Kadar Utari (ketua yayasan) untuk mendirikan sebuah lembaga pendidikan gratis yaitu Sekolah Insan Teladan. Dalam pembangunannya, sekolah ini didirikan dengan bergotong royong para orang tua murid sudah terlibat dari awal dalam pembangunan gedung sekolah dan hal ini bisa terjadi karena ibu yayasan menanamkan rasa 5 0
memiliki, rasa berbagi, bahwa beramal tidak harus dengan uang, bisa juga dengan pikiran, tenaga, dan nasehat. Sekolah ini adalah milik bersama ( panggilan jiwa)36, dan hal tersebut menghasilkan peran serta orang tua yang tinggi terhadap sekolah ini karena rasa memiliki yang sudah ditanamkan dari awal berdirinya sekolah ini. Sekolah Insan Teladan dimulai dari pendidikan taman kanak-kanak (TK) sejak tahun 2003 yang pada saat itu hanya terdiri dari satu bangunan yang sederhana dimana para murid TK melakukan proses belajar mengajar dengan hanya beberapa orang murid dan guru saja. Tujuan pendirian TK terlebih
dahulu
dimaksudkan
agar
tidak
sulit
untuk
memantau
perkembangan anak dan akan mengatahui persis siapa dan bagaimana perkembangan anak didiknya hingga ke tingkat yang lebih tinggi.dengan demikian karena tingkat TK sudah ada maka dengan mudah untuk Sekolah Insan Teladan untuk meneruskan ke tingkat SD Dan 2 tahun kemudian tingkat SD mulai didirikan. Dan sampai ke tingkat SD pun Sekolah Insan Teladan tetap konsisten terhadap visi dan misinya sebagai sekolah gratis. SD Insan Teladan adalah sekolah berlatar belakang umum yang tidak terpengaruh oleh agama dalam artian sekolah Insan Teladan berdasarkan cinta kasih pada masyarakat yang membutuhkan.37 SD Insan teladan terletak di daerah Bogor dan tidak begitu jauh dari lingkungan perkotaan daerah tersebut yang berdiri di atas tanah seluas 2755M2, sekolah ini berdiri dengan izin operasi 225/Dikdas/2005, karena perkembangan zaman dan ingin perkembangan yang lebih baik maka SD 36
.hasil wawancara lewat rekaman dengan ketua yayasan tgl 17 maret.
37
Hasil wawancara dengan Ketua Yayasan
Insan teladan mengikuti akreditasi keabsahan dan lulus dengan predikat akreditasi A dengan nilai 8,8. Nilai yang sangat fantastik untuk sekolah gratis, namun ini juga berkat motivasi ibu yayasan kepada orang tua murid. Beliau mengatakan bahwa ”walaupun sekolah kita gratis namun kualitas harus kita jaga.. memang kita dari orang kampung namun bukan berarti kita kampungan, ayo berjuang .. yang kurang baik disini ayo kita tinggalkan..!!”. Ditanamkan rasa ingin berbakti, Sehingga orang tua memiliki kesadaran yang tinggi untuk mencerdaskan anak mereka.38 Tidak hanya akreditas yang sangat baik yang diterima oleh Sekolah Insan Teladan, tetapi sekolah ini memiliki sedikit perbedaan dengan sekolah yang lain yaitu sekolah Insan Teladan menanamkan Human Values ( nilai-nilai kemanusiaan)39. Di setiap mata pelajaran dimasukkan nilai-nilai kemanusiaan sehingga sekolah Insan Teladan juga mendapatkan sebuah penghargaan dari Bapak Presiden Susilo Bambang Yudhoyono sebagai 3 Sekolah dari 10 sekolah yang berkarakter. Dan semua ini juga berkat kerjasama yang baik antara orang tua dan sekolah dibuktikan dengan hampir setiap kegiatan sekolah dilaksanakan oleh Orang tua sendiri, sehingga menghasilkan sesuatu yang maksimal. Seperti mengenai makanan anak-anak di sekolah, orang tua yang menyediakan untuk mereka, hingga anak-anak tidak perlu lagi mengeluarkan uang jajan untuk membeli jajanan yang belum pasti sehat sehingga kesehatan anak lebih terjaga. kemudian dalam hal kebersihan sekolah, memasak untuk makan siang, jaga malam untuk para orang tua laki-laki, kegiatan parenting, 38
Ibid wawancara
39
Hasil dokumentasi
komite sekolah dan orang tua selalu hadir di sekolah dan pastinya mereka lebih bisa mengontrol anak-anak mereka sehingga anak-anak menjadi lebih konsentrasi dan fokus dalam belajar40.
2. Visi, Misi, Tujuan, dan Strategi Visi berawal dari impian, dan dengan impian maka visi dapat terealisasi. Sekolah SD Insan Teladan memiliki visi untuk menumbuhkembangkan pendidikan karakter berkualitas berbasis nilainilai kemanusiaan sehingga menjadi generasi penerus bangsa yang cerdas, berkarakter dan manusia seutuhnya (Human Excellent). Sedangkan misi SD Insan Teladan adalah untuk: 1) Mendirikan dan menyelenggarakan sekolah dalam berbagai jenjang pendidikan yang berbasis pada nilai-nilai kemanusiaan (kebenaran, kebajikan, kedamaian, kasih sayang dan tanpa kekerasan). 2) Mensosialisasikan dan menyebarluaskan program pendidikan nilainilai kemanusiaan kepada masyarakat luas secara nasional melalui sekolah. 3) Menjadikan sekolah sebagai model sekolah yang melaksanakan dan menerapkan pendidikan nilai-nilai kemanusiaan/pendidikan karakter. 4) Menyelenggarakan pendidikan yang mengkombinasikan pendidikan budi pekerti dalam proses kegiatan belajar mengajar di sekolah. 5) Memberikan kesempatan memperoleh pendidikan bermutu bebas biaya kepada masyarakat yang kurang mampu.
40
Ibid wawancara dan bukti dokumentasi
Kemudian dari misi tersebut SD Insan Teladan Memiliki tujuan yang dijabarkan berdasarkan tujuan umum pendidikan. Berdasarkan hal tersebut, dapat dijabarkan tujuan SD Insan teladan adalah: 1) Membuat peserta didik memhami dan mengamalkan nilai-nilai kemanusiaan sehingga mereka menjadi manusia bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berkarakter baik dan penuh kasih terhadap sesama manusia. 2) Mengembangkan semua bakat, potensi, dan kecerdasan peserta didik agar terarah dengan baik dengan sistem pembelajaran siswa aktif. 3) Pengembangan serentak antara kepala(head), hati(Heart), dan tangan(hand) 3HV yang akan membuat peserta didik menjadi pribadi yang selaras dan seimbang antara pikiran, perkataan dan perbuatan. 4) Membangun pribadi peserta didik agar mempunyai kepercayaan diri (Self-Confidance), disiplin diri (Self-Discipline), dan pelayanan tanpa pamrih (Sefless-services) kepada masyarakat. Setelah
adanya tujuan, SD Insan Teladan memilki strategi
bagaimana sekolah ini mampu menghasilkan lulusan terbaik dan mampu bersaing dengan sekolah pada umumnya dan pastinya agar visi, misi dan tujuan SD Insan Teladan terwujud, diantara strateginya adalah: 1) Menerapkan dan mengangkat 5 (lima) nilai kemanusiaan yaitu:
Kebenaran, kebajikan, kedamaian, kasih sayang dan tanpa kekerasan
untuk
mengembangkan
dan
meningkatkan
budi
pekerti/karakter guru dan anak didik di sekolah. 2) Mengembangkan strategi metode pengajaran dengan menerapkan pendidikan nilai kemanusiaan ke dalam seluruh mata pelajaran di sekolah.
Meningkatkan
kompetensi
tenaga
pendidikan
dan
kependidikan dengan memberikan pelatihan/training pendidikan nilai-nilai kemanusiaan41. Visi, Misi, Tujuan, dan Strategi yang dimilki oleh SD Insan Teladan sangat bagus, salah satunya Visi tersebut ingin membentuk pendidikan karakter berkualitas berbasis nilai-nilai kemanusiaan sehingga menjadi generasi penerus bangsa yang cerdas, berkarakter dan manusia seutuhnya (Human Excellent). Hal ini adalah Visi yang secara tidak langsung di inginkan oleh para orang tua yang ingin memiliki anak berkepribadian baik dan bisa jadi teladan. Di SD Insan Teladan hal ini sangat diutamakan dan diupayakan semaksimal mungkin dalam peningkatannya.
1) Sarana dan pra Sarana Tabel 2 41
Ibid dokumentasi
Tabel sarana dan pra sarana No.
Jenis Ruangan
1.
Ruang belajar SD Ruang kelas asli (7) Ruang lain yang digunakan
Jumlah
Kondisi Baik
7
Rusak
Keterangan
untuk ruang kelas (0) 2.
Ruang Komputer
1
3.
Ruang Perpustakaan
1
4.
Ruang Mushola
1
5.
Ruang UKS
1
6.
Ruang Guru
1
7.
R Kepala Sekolah
1
8.
Ruang Waka Sekolah
1
9.
Ruang Aula
1
10.
Ruang Komite Sekolah
1
11.
Lab. IPA
1
12.
Ruang Pelatihan
1
13.
Ruang Istirahat
1
14.
Gudang
2
15.
WC Guru
2
16.
WC Murid
11
17.
Kantin
1
18.
Dapur
1
19.
Halaman Upacara
Ada
20.
Kebun TOGA
Ada
21.
Rumah Kepala Sekolah
1
22.
Rumah Guru
1
Visi, misi dan tujuan tidak akan terwujud tanpa adanya sarana dan prasarana. Di SD Insan Teladan sarana dan prasarananya sudah tersedia
dengan baik mulai dari gedung sekolah dengan bangunan dan taman, halaman upacara, ruangan kelas dan tata kelas, ruang Guru, ruang kepala dan waka sekolah, dan ruang kepala Yayasan, ruang komite, gudang, ruang pelatihan, WC guru, WC murid, kantin, ruang lab, ruang serba guna, ruang musholla, ruang UKS, perpustakaan, ruang komputer, kamar mandi, ruang dapur, dan tempat makan, ruang tamu dan ruang inap untuk tamu. Sekolah SD Insan Teladan memiliki keunikan dari sekolah pada umumnya, SD Insan Teladan memilki fasilitas ruang inap untuk para tamu dan ruang masak serta ruang makan untuk tempat makan murid-murid, guru, dan orang tua. Sekolah ini benar-benar yang biasanya jarang sekolah umum menyediakan fasilitas ini, namun di Sekolah Insan Teladan ada dan artinya sekolah SD Insan Teladan ini benar-benar melayani penuh masyarakat dan saya selaku peneliti merasakannya juga bahwa sekolah Insan Teladan melayani dengan baik setiap tamu yang datang ke Sekolah ini dan fasilitas untuk kegiatan orang tua mulai dari tempat masak memasak, parenting, komite terlaksana dengan baik42.
3. Profil Orang tua Para orang tua di SD Insan Teladan adalah orang tua yang rata-rata mereka tinggal di sekitar sekolah dengan latar belakang sebahagian besar adalah buruh dan kuli rumput. Jumlah orang tua di SD Insan Teladan berjumlah 97orang dengan Pendidikan terakhir para orang tua di SD Insan Teladan adalah tidak bersekolah 10%, SD 50%, SMP 17%, SMA 12%,
42
Hasil Obsevasi
Sarjana 10%43. Para orang tua di SD Insan Teladan 90% berasal dari keluarga yang tidak mampu dan 10%nya dari keluarga yang mampu. Bagi keluarga yang mampu, mereka ingin anak mereka sekolah di sekolah ini karena sekolah Insan Teladan tidak hanya mencerdaskan anak-anak secara akademik melainkan juga budi pekerti anak-anak juga sangat baik. Dan di SD Insan Teladan antara para orang tua yang mampu dan tidak mampu tidaklah dibedakan, kewajiban dan hak semua sama. Contoh: dalam hal kegiatan masak memasak, kebersihan sekolah, jaga malam, parenting, komite semuanya harus terlibat dan ada pembagian tugasnya setiap hari. Dan inilah syarat yang harus dipenuhi para orang tua yang ingin anak mereka sekolah di SD Insan Teladan44.
B. Program Sekolah dalam Peningkatan Peranserta Orang Tua Hasil penelitian ini mengacu pada teori marrison tentang tiga kemungkinan keberhasilan peran serta orang tua, yang mengacu pada: 1. Orientasi pada tugas Orientasi ini berhubungan dengan tugas diantaranya : dalam membantu program sekolah yang berkaitan dengan staf pengajar, staf administrasi, sebagai tutor, sebagai melakukan monitoring, membantu mengumpulkan dana dan membantu mengawasi anak apabila anak-anak melakukan kunjungan luar.
43
Dokumentasi Sekolah
44
Hasil wawancara dengan para orang tua, guru, kepala yayasan.
Dari orientasi tugas ini ada beberapa yang sudah dilakukan orang tua dan ada yang belum dilakukan orang tua diantaranya: dari hasil wawancara bahwa para orang tua ada yang terlibat sebagai staf pengajar, bahkan kepala sekolah SD Insan Teladan juga adalah wali dari orang tua dan ini diperkuat dengan hasil obsevasi dan dokumentasi,
sebagai staf
administrasi untuk saat ini masih belum ada akan tetapi jika ada orang tua yang mampu menjadi staf administrasi maka akan diperbolehkan sesuai dengan prosedural yang berlaku dan ini perkuat dari hasil penelitian, kemudian sebagai tutor juga orang tua belum terlibat secara langsung , sebagai melakukan monitoring orang tua sangat dilibatkan dibuktikan dengan adanya piket harian dari komite dimana orang tua yang mendapatkan tugas piket pada saat itu mengontrol semua kegiatan yang berlangsung di sekolah ini diperkuat dari pengakuan beberapa orang tua, ketua komite45 dan kepala sekolah, kemudian membantu dalam mengumpulkan dana untuk hal ini karena sekolah Insan Teladan adalah sekolah gratis, maka orang tua tidak dimintai dana dalam hal apapun termasuk baju, tas, dan sepatu sekolahpun yang membiayai semuanya. Dan untuk mengawasi anak apabila melakukan kunjungan luar di SD Insan Teladan juga orang tua tidak diharuskan untuk mengawasi anak, agar anak-anak lebih mandiri dan untuk memininalisir biaya yang keluar dan jika orang tua tetap ingin mengawasi, maka orang tua mengeluarkan dana
45
Hasil wawancara dengan ketua komite dalam bentuk rekaman 17 maret
sendiri diperkuat hasil wawancara dengan orang tua dan diamini oleh kepala sekolah46. 2. Orientasi pada proses Orientasi ini berhubungan dengan proses pendidikan diantaranya: perencanaan kurikulum, memilih buku yang diperlukan sekolah, seleksi guru dan menentukan standar tingkah laku yang diharapkan. Dari orientasi pada proses, keterlibatan orang tua di SD Insan Teladan sangat baik dibuktikan dari: dalam perencanaan kurikulum pada saat adanya program pembelajaran tambahan atau program pembelajaran baru maka sekolah meminta pendapat dan persetujuan orang tua untuk program tersebut dan jika disetujui orang tua harus bekerjasama dan memberitahukan kepada anak-anaknya dan ini diperkuat hasil wawancara kepala sekolah, guru dan orang tua47. Kemudian dalam memilih buku yang diperlukan sekolah orang tua juga secara tidak langsung dilibatkan dan jika orang tua memiliki buku yang dapat membantu pemahaman anak dalam belajar, sekolah tidak melarang selama itu tidak diluar aturan pembelajaran yang diberikan pihak sekolah. Dalam penyeleksian guru, orang tua juga dilibatkan, dibuktikan ketika dalam menerima guru baru orang tua dimintai pendapatnya tetang guru yang baik untuk anak-anak mereka bahkan orang tuapun diberi wewenang
46
Hasil wawancara dengan orang tua, guru, dan kepala sekolah tgl 17 mei
47
Ibid wawancara
untuk menegur ketika ada guru yang melanggar etika yang tidak sesuai dengan aturan sekolah48. Dan dalam menentukan standar tingkah laku yang diharapkan, pihak sekolah juga melemparkan pendapat orang tua terhadap nilai-nilai yang ditanamkan kepada anak-anak meereka bahkan nilai-nilai tersebutpun ditanamkan juga kepada orang tua dalam artian nilai-nilai tersebut menjadi sebuah atsmosfir di lingkungan sekolah dimana baik ketua yayasan, kepala sekolah, guru, dan orang tua juga harus menerapkan nilai-nilai tersebut. Sehingga ketika berada di luar sekolah nilai-nilai tersebut terealisasikan di lingkungan masyarakat. 3. Orientasi pada pengembangan Orientasi ini membantu para orang tua untuk mengembangkan keterampilan yang berguna bagi mereka sendiri, anak-anak, sekolah, guru, keluarga dan pada waktu yang bersamaan meningkatkan peran serta orang tua. Dalam orientasi pada perkembangan, Sekolah SD Insan Teladan telah berhasil meningkatkan peran serta orang tua dibuktikan para orang tua di sekolah ini benar-benar tidak hanya anak-anak saja yang dididik tapi pihak sekolahpun secara tidak langsung mendidik para orang tua juga. Para orang tua diberikan keterampilan-keterampilan yang diperlukan, pelatihanpelatihan, dan siraman rohani. Sehingga orang tuapun menjadi lebih baik dalam berumah tangga dan mendidik anak-anak mereka di rumah. Dan hal ini benar-benar dirasakan oleh orang tua dibuktikan juga dari hasil
48
Ibid wawancara tgl 17 mei
wawancara, orang tua merasakan perubahan yang lebih baik terhadap diri mereka sendiri,dan anak-anak mereka. Dan akhirnya karena kerjasama yang terlaksana dengan baik, orang tuapun benar-benar memberdayakan peran serta mereka terhadap sekolah. Dan terlihat peran serta orang tua tertuang dalam struktur organisasi komite sekolah.
1) Struktur Organisasi Komite Sekolah
Kapdes/
Ketua Komite
Lurah
Kepala
Denah Sekolah
Dadang
Sekolah
Neni
Indra
H. Komad
Sari. ST
Sekreta
Sekreta
Bendah
ris I
ris II
ara I
Bendah ara II
SeksiSeksi
Sek si I
Sek si II
Pen
Kes
didikan
ehatan
Ir.I
Nar
ketut mantra
Sek si III Ke
Sek si IV
si V
Sek si VI
Par
Sie.
Gbr.bersiha 2 Struktur Organisasi gajianKomite Sekolah enting
logistik
n
Pen
Sek
San
Ma
Ni
Sebagaimana terlihat di struktur organisasi komitersihsekolah Insan sih Mu ih kemang lyati
Teladan, kegiatan komite sekolah telah terlaksana dengan baik. Dan uniknya anggota-anggota yang ada dalam komite sekolah Insan Teladan semuanya orang tua murid dan kegiatan yang dilakukan oleh komite sekolah di SD Insan Teladan juga berjalan dengan efektif karena di sekolah ini Seluruh orang tua benar-benar terlibat dalam kagiatankegiatan komite sokolah diantaranya kegiatan parenting, pengajian,
K
logistik, pendidikan, kesehatan,
dan kebersihan dan kegiatan ini
memang diakui juga oleh para guru dan kepala sekolah. Tabel 3 Tabel Hasil Observasi No.
Sarana/pra sarana penunjang kegiatan orang tua
Penilaian langsung Ada
1.
Ruang Mushalla di lantai dua
2.
Dapur tampat memasak
3.
Ruangan tempat makan murid
4.
Ruang Komite
5.
Ruang Kepala Yayasan
6.
Kebersihan sekolah
7.
Keamanan sekolah
8.
Keharmonisan sekolah
9.
Proses masak memasak
10.
Proses belajar mengajar
11.
Ruang guru & kepsek
12.
Toilet murid
13.
Toilet guru
14.
Ruang pertemuan di lantai dua
15.
Ruang penginapan bagi tamu
16.
Ruang LAB
17.
Perpustakaan
18.
Keterlibatan orang tua setiap hari di sekolah
19.
Proses upacara pagi
20.
Pelajaran ekstra (senam, menari, kesenian,)
Tidak ada
Keterangan
21.
Lingkungan yang nyaman, aman, dan teratur
Dari hasil observasi yang peneliti lakukan, peneliti melihat secara langsung sarana dan prasarana penunjang peranserta orang tua di mana diantaranya ruang musholla di lantai dua sebagai penunjang tempat peribadatan anak-anak, guru dan para orang tua. Dapur untuk memasak disini para orang tua diwajibkan seluruhnya memasak dengan piket yang ditentukan dalam satu hari ada kurang lebih 4 orang yang bertugas sebagai memasak dan 1 orang bagian kebersihan sekolah. Menu yang akan dimasak ditentukan oleh pihak sekolah dan dananyapun dari sekolah orang tua tidak dipungut sedikitpun dan menunya difokuskan lebih banyak sayur-mayur, susu, dan daging sebagai penunjang gizi anak-anak. dalam kegiatan memasak dilakukan setiap hari tapi hanya untuk di siang hari di pagi hari orang tua membawakan jajanan yang sehat dan hal tersebut akan diperiksa jajanan tersebut oleh pihak sekolah sehingga kesehatan anak-anak benar-benar terjaga dan bagusnya SD Insan Teladan tidak membolehkan penjual berjualan di SD insan Teladan sehingga anak-anak benar-benar terkontrol. Tempat makan yang bersebelahan langsung dengan dapur sehingga mempermudah para orang tua untuk menghidangkan makanan kepada anak-anak dan tempat makanpun bersebelahan dengan kelas sehingga mempermudah anak-anak melanjutkan kegiatan belajar mengajar dengan baik dan waktu makan anak-anak tidak bersamaan dikarenakan terbatasnya tempat makan.
Ruang komite untuk para orang tua berada disamping ruang kepala yayasan dan ruang kelas, di dalam ruang komite sekolah ini ada struktur organisasi komite sekolah dan kegiatan-kegiatan yang akan direncanakan didiskusikan terlebih dahulu oleh para orang tua di ruangan tersebut baru setelah itu diserahkan ke kepala sekolah untuk didiskusinya bersama dengan pihak-pihak terkait. Ruang kepala yayasan terletak di belakang, tujuannya adalah agar sekolah mampu mengontrol lebih efektif semua kegiatan yang berlangsung di sekolah karena ruang guru dan ruang kepala sekolah ada di depan dan ruang komite sekolah ada di samping dan setiap harinya juga ada orang tua yang ditugaskan untuk mengontrol semua kegiatan yang berlangsung di sekolah pada saat itu sehingga para orang tua tahu betul dan sangat terkontrol kegiatan-kegiatan yang anak- mereka lakukan. Kebersihan sekolah yang sangat baik, sekolah ini dibolehkan menggunakan sepatu atau sendal di teras sekolah tidak hanya berlaku pada anak-anak saja tetapi pada orang tua, guru dan para tamu. Tata taman yang baik, tata kelas yang baik dan nilai-nilai kemanusiaan yang ditulis di setiap dinding
sekolah
sehingga
menjadikan
suasana
sekolah
yang
menyenangkan. Keamanan sekolah yang sangat baik. Karena sekolah menanamkan rasa memiliki dari awal pembangunannya kepada orang tua sehingga para orang tua benar-benar menjaga sekolah ini dengan baik dibuktikan untuk setiap malamnya para orang tua laki-laki jaga malam.
Keharmonisan sekolah yang terjaga dengan baik. Keharmonisan sekolah ini berawal dari nilai-nilai kemanusiaan yang ditanamkan tidak hanya kepada anak-anak saja akan tetapi nilai-nilai ini ditanamkan juga kepada pihak sekolah dan orang tua dibuktikan dimulai dari awal masuk sekolah SD Insan Teladan melakukan renungan pagi yang dilakukan oleh anak-anak, guru, dan orang tua yang bertugas saat itu dan bertutur kata yang lembut dan perbuatan yang lembut pula dan keharmonisan ini akhirnya mampu berlangsung hinggga ke rumah-rumah para orang tua murid. Proses masak-memasak yang yang berlangsung dengan baik. Proses belajar mengajar yang terlaksana dengan baik dan para orang tua bisa melihat secara langsung kegiatan belajar mengajar sehingga mereka tahu betul perkembangan anak-anak mereka dalam proses pendidikan dan hal inipun mempengaruhi peningkatan peranserta orang tua terhadap sekolah. Ruangan sekolah dan ruang guru yang tertata dengan baik, sehingga interaksi antara orang tua dan para guru terealisasi dengan baik karena ruang komite berdekatan dengan ruang para guru dan para orang tuapun bisa mengontrol kegiatan para guru secara maksimal. Toilet untuk murid dan para guru yang tersedia dengan baik dan terjaga kebersihannya. Ada kata pepatah mengatakan jika ingin melihat seseorang bersih atau tidak bisa dilihat dari toilet nah sekolah ini memiliki toilet yang sangat baik dan bersih.
Ruang pertemuan di lantai dua yang sangat efektif dikarenakan ruangan ini terfasilitasi dengan baik untuk tempat parenting dan rapat-rapat seta juga sebagai tempat untuk acara dan belajar ekstrakurikuler anak-anak. Dan juga sebagai tempat pelayanan para tamu-tamu yang mengunjungi sekolah Insan Teladan untuk melayani para tamu Sekolah Insan Teladan dan saya sebagai peneliti merasa sangat terharu dengan sekolah Insan Teladan karena di samping sebagai sekolah yang gratis namun sekolah ini mampu memberikan pelayanan yang baik terhadap pihak luar yang memiliki kepentingan dengan sekolah ini. Ruang penginapan yang baik yang membuat saya semakin terharu karena tidak hanya ruang pertemuan bahkan sekolah ini juga memiliki ruang penginapan jadi para tamu yang berkunjung di sekolah ini bisa menginap di sekolah ini dan bagusnya lagi para orang tua terlibat terbahap pelayanan para tamu contohnya untuk di malam harinya para orang tua laki-laki jaga malam dan para orang tua wanita menyediakan makanan untuk para tamu sehingga rasa memiliki terhadap sekolah ini benar-benar teraplikasi. Ruang lab dan ruang perpustakaan yang baik. Dua ruang ini terletak di lantai dua sehingga anak-anak lebih konsentrasi dari hiruk pikuk suarasuara dari luar dan ini merupakan penunjang dalam peningkatan prestasi anak-anak dan hasilnya para orang tua sangat puas terhadap prestasi anakanak mereka sehingga peranserta orang tua akan lebih maksimal. Keterlibatan orang tua setiap hari di sekolah, dari beberapa kegiatan orang tua di sekolah kegiatan setiap harinya adalah memasak,
membersihkan sekolah dan jaga malam dengan sistim bergantian yang rutin setiap hari, untuk jadwal piket, memasak, jaga malam ditentukan oleh komite sekolah dan para orang tua murid dengan kesepakatan bersama yang diambil dalam pertemuan atau parenting. jadwal piket ini diputuskan bersama dengan beberapa ketentuan diantaranya jika ada pada hari tugas (jadwal piket) yang bersangkutan (orang tua) berhalangan hadir maka bisa digantikan oleh orang tua yang lain dengan catatan pergantian jadwal tugas, akan tetapi hal ini jarang terjadi karena untuk pergantian jadwal piket haruslah memiliki alasan yang kuat. SD Insan Teladan setiap hari melakukan kegiatan yaitu proses upacara pagi, hal ini dilakukan untuk meningkatkan kedisiplinan murid baik dalam kerapian berpakaian, ketertiban, maupun kehadiran yang tepat waktu, dalam proses upacara pagi hari ini murid dituntun untuk tau cara baris berbaris dengan rapi dan benar. Selain untuk meningkatkan kedisiplinan pribadi murid, juga berguna bagi murid yang dipilih dalam ektra kurikuler drum band yang dituntut untuk lebih bisa dalam ketertiban baris berbaris. Kedisiplinan ini menjadi suatu keterbiasaan bagi para murid sehingga membentuk pribadi yang lebih berkualitas seperti yang diharapkan oleh semua orang tua dan sekolah pada umumnya. Selain proses upacara pagi SD Insan Teladan juga memiliki Pelajaran ekstra (senam, menari, kesenian,) yang akan menjadikan murid lebih kreatif dan mandiri. Pelajaran ekstra ini didapat oleh murid sesuai dengan taraf pendidikannya, kelasa satu hingga kelas enam, dalam hal pelajaran ekstra ini sekolah juga memberi kesempatan kepada para orang tua yang
memiliki kemampuan untuk mengajar dengan ketentuan dari pihak sekolah tentunya. Seperti diantara para orang tua ada yang bisa menuangkan kemampuannya dalam pelajaran ekstra menari, murid sangat berminat dengan pelajaran ekstra ini dikarenakan proses pembelajarannya yang dikemas sedemikian rupa sehingga murid mudah untuk mengikuti dan mengaplikasikannya. Disamping pelajaran wajib, SD Insan Teladan juga memiliki beberapa kemampuan dalam pelajaran ekstra yang telah mendapat berbagai penghargaan, salah satunya pelajaran ekstra drum band yang telah mengikuti berbagai lomba dan berhasil meraih penghargaan yang membanggakan sekolah Lingkungan yang nyaman, aman, dan teratur. SD Insan Teladan memiliki beberapa ciri khas yang membuat berbeda dengan sekolah lain pada umumnya, diantaranya adalah sekolah ini menerapkan nilai-nilai kemanusian (kebenaran, kebajikan, kedamaian, kasih sayang dan tanpa kekerasan). Sekolah ini memasukan pendidikan nilai-nilai kemanusiaan dalam seluruh kegiatan sekolah secara menyeluruh dengan teknik alami atau mendasar, contohnya setiap murid di pagi hari wajib melakukan do’a bersama dan duduk hening sebelum memasuki ruang kelas dan bercerita setiap hari sebelum dimulainya pelajaran agar siswa memperoleh affirmasi positif tentang nilai-nilai kemanusiaan dan para guru beserta orang tua juga harus menerapkan nilai-nilai kemanusiaan ini setiap hari seperti para guru harus menyimpulkan setiap materi pelajaran yang disampaikan yang mengandung nilai-nilai kemanusiaan, bagi para orang tua juga diharuskan untuk menerapkan nilai-nilai kemanusiaan ini dalam melaksanakan
kegiatan orang tua di sekolah, sehingga kebiasaan atau atsmosfir yang ada di sekolah ini menular dengan sendirinya di lingkungan masyarakat terutama di lingkungan keluarga. Hal ini berlangsung terus menerus bergulir dengan sendirinya, dan pemberdayaan peranserta orang tua di sekolah ini pun berlangsung dengan sangat baik, tidak hanya di lingkungan sekolah, akan tetapi juga meningkatkan keamanan, kenyamanan di lingkungan keluarga. Dari hasil wawancara dan observasi, peran serta orang tua berdasarkan indikator lebih ke orientasi proses dan perkembangan, artinya peran serta orang tua di SD Insan teladan sangat baik, karena sekolah pada umumnya lebih berorientasi pada tugas. Namun dalam hal ini SD Insan teladan sebagai sekolah gratis mampu melakukan strategi yang bisa merubah kualitas pendidikan dengan cara cerdas, melibatkan Orang tua dalam kegiatan sekolah secara maksimal. Dari hasil kerjasama ini telah dibentuk kesepakatan kerja yang telah disetujui oleh kedua belah pihak, sehingga terjadi sebuah proses yang menghasilkan anak didik yang berpotensi, tidak hanya secara intelektual akan tetapi juga secara budi pekerti. Dalam hal ini orang tua juga merasakan perubahan pada diri mereka sendiri baik di rumah maupun di lingkungan masyarakat. Inilah yang membuat peran serta Orang tua di SD Insan teladan semakin meningkat dan patut dijadikan panutan untuk sekolah lain.
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan Dari penelitian yang penulis lakukan, melalui tahapan pengumpulan data berupa Observasi, Wawancara dan Dokumentasi, maka penulis menyimpulkan bahwa peningkatan program sekolah dapat terlaksana dengan baik melalui strategi Pemberdayaan Peran serta Orang Tua para murid, strategi ini dibuktikan oleh lembaga pendidikan SD Insan Teladan dari mulai berdirinya sekolah tersebut hingga sekarang, semua program sekolah berjalan dengan baik, bahkan sekolah ini telah mendapat banyak penghargaan baik dari dalam maupun luar negeri sebagai sekolah yang berkarakter.
Banyak hal yang diberikan sekolah ini pada masyarakat khususnya pada para orang tua dan murid, mulai dari pembelajaran secara gratis, makan siang murid gratis, pakaian murid gartis, semua gratis sampai pada perobatan orang tua yang sedang sakitpun diberikan secara gratis oleh sekolah ini, semua ini dilakukan oleh sekolah supaya masyarakat memiliki rasa peduli terhadap sekolah dan pendidikan pada umumnya, sehingga akan menciptakan 7 lingkungan yang berpendidikan.
1
Pada dasarnya semua lembaga pendidikan bisa menerapkan strategi Pemberdayaan peran serta orang tua dalam peningkatan program sekolah seperti yang diterapkan di SD Insan teladan. Akan tetapi banyak diantara lembaga pendidikan yang belum mengerti tentang apa itu jiwa Sosial dan rasa persaudaraan yang terkandung dalam Pancasila Sila ke lima “Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia”, jika makna yang terkandung dalam Sila ke lima ini bisa diterapkan dalam lembaga pendidikan di Insonesia, maka sudah pasti jumlah Penduduk yang buta huruf bisa dihilangkan dan Bangsa ini akan menjadi sebuah Bangsa yang berpendidikan.
B. Saran Menurut analisa interperensi hasil penelitian yang penulis dapatkan, lembaga pendidikan SD Insan teladan sudah sangat baik dalam pengupayaan peningkatan program sekolah yang tentunya akan menjadikan lembaga tersebut sebuah lembaga pendidikan yang berkualitas maksimal, baik secara Constructional maupun secara mental. maka penulis hanya dapat memberi saran positif sebagai berikut:
1. Pendanaan Berhubung semakin meningkatnya jumlah murid di SD Insan teladan ini maka dalam perhitungan materipun akan semakin bertambah, untuk memenuhi kebutuhan materi tersebut sudah ada para Donatur yang berjiwa sosial tinggi yang siap membantu, akan tetapi tidak ada salahnya jika pihak sekolah SD Insan teladan yayasan membuat strategi untuk antisipasi pendanaan seperti membuat sebuah peternakan yang dikelola oleh masyarakat dan orang tua tentunya atas nama SD Insan teladan ini, dan hasil dari peternakan ini bisa dimanfaatkan sebagai dana pendukung secara berkelanjutan untuk pengembangan sekolah, ini bisa berupa peternakan sapi peras, ayam, ikan dan lainnya. berdasarkan Observasi yang penulis lakukan, lingkungan SD Insan teladan sangat berpotensi baik untuk merealisasikan hal tersebut, disamping itu SD Insan teladan secara langsung bisa mengurangi jumlah pengangguran di daerah tersebut. 2. Menerapkan strategi ke sekolah lain Penulis berharap strategi yang ada di SD Insan teladan ini dapat dilaksanakan juga di lembaga pendidikan lain, maka penulis menyarankan sebaiknya pihak sekolah SD Insan teladan melakukan pertemuan studi banding pendidikan yang mengundang sekolah-sekolah yang terjangkau, guna men-Sharring cara penerapan Strategi ini kepada sekolah undangan tersebut, sehingga semua sekolah dapat memberikan pendidikan yang selayaknya kepada masyarakat, baik dari segi biaya, ketertiban dan kualitas tentunya.
DAFTAR PUSTAKA
Mulyasa. E, M.Pd. Menjadi Kepala Sekolah Profesional. Jakarta: PT. Remaja Rosdakarya. 2007 Tim dosen jurusan administrasi pendidikan, administrasi pendidikan. Malang: Penerbit IKIP Malang. Sulanam.blogspot.com. Peran serta Masyarakat dalam Pendidikan http://alazhar.syifabudi.sch.id, Ciri khas dan Filosofi Pendidikan, Al-Azhar Sari, Indra. SH, Kepala Sekolah SD Insan Teladan, Parung-Bogor Sutisna, Oteng, M. Sc. Ed. Administrasi Pendidikan. Bandung: Angkasa Bandung 1989. Sabri, Alisuf M, Pengantar Ilmu Pendidikan, Jakarta:UIN Jakarta Press. 2005. Nasution, S. M.Pd. Asas-asas Kurikulum. Jakarta: Bumi Aksara. 2007 Soekanto, Soerdjono, S.H, M.A. Kamus Sosiologi Edisi Baru. Jakarta: Raja Gravindo Persada.1993
Karto, G Saputra. & Hartini. Kamus Sosiologi dan Kependudukan. Jakarta: Bumi Aksara 1992
Nasution, Thamrin dan Nasotion, Nurhalijah, Peran Orang Tua Dalam Meningkatkan Prestasi Belajar Anak, (Jakarta: Gunung Mulia, 1985). Barnadib, Imam Sutari, Pengantar Ilmu Pendidikan Sistematis, (Yokyakarta; Andi Offset, 1989). Cet XIII.
Harjaninggrum, Agnes Tri, et al. Peran Orang Tua dalam Membantu Tumbuh Kembang Anak Berbakat Melalui Pemahaman Teori dan Tren Pendidikan. Jakarta: Prenada, 2007. Kasamawa, Ade, Peran Orang Tua dalam mengembangkan Kreatifitaas Anak, Wikipedia Patmonodewo, Soemiarti DR. Pendidikan Anak Prasekolah. (Jakarta: Rineka Cipta2003) Dharma, Surya. MPA, Ph.D. Manajemen Peran Serta Masyarakat Dalam Pengembangan Pendidikan Sekolah. Jakarta 2007. Jalaludin, Rahma. Metode Penelitian Komunikasi, (Bandung: Ramadja Karya, 1985), cet ke 2.
Umaedi. Manajemen Mutu Berbasis Sekolah/Madrasah. Tangerang: PKMMP. 2004 Arikunto, Suharsimi, Dasar-dasar Evalusi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara. 2003
Arikuntu Suharsini, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Rineka Cipta. 2006. Neni, Zikri Iska, Psikologi Pengantar Pemahaman Diri dan Lingkungan. Jakarta: Kizi Brother’s. 2006 Hasil wawancara lewat rekaman dengan ketua yayasan tgl 17 maret. Hasil Dokumentasi, Hasil Obsevasi, Dokumentasi Sekolah, Hasil wawancara dengan para orang tua, guru, kepala yayasan