JUPEDASMEN, Volume 2, Nomor 1, April 2016
43
PENTINGNYA PERAN SERTA ORANG TUA DALAM PENINGKATAN MUTU PENDIDIKAN DI SMK Oleh: Tugas Ali Gunadi SMK Negeri 3 Boyolangu Kabupaten Tulungagung Abstrak. Untuk mencapai mutu pendidikan yang baik dan optimal dibutuhkan peran serta orang tua dalam membina dan membimbing anak dalam proses pendidikan. Pendidikan dan bimbingan anak bukan hanya menjadi tanggungjawab sekolah, tetapi juga menjadi tanggungjawab orang tua pada kondisi dan situasi lingkungan sekitar siswa. Mutu pendidikan sangat dipengaruhi oleh kualitas lulusan yang dihasilkan oleh SMK. Tanggungjawab dalam bidang pendidikan seharusnya didukung bersama antara pemerintah, masyarakat, dan para orang tua peserta didik. Kenyataannya, sampai saat ini yang lebih berperan adalah pemerintah dan sekolah. Peran pemerintah sudah banyak seperti menyelenggarakan sarana dan prasarana, ketenagaan, dan kurikulum. Dalam konteks MBS dan KBK, peran serta orang tua sangat diperlukan, karena sekolah merupakan partner orang tua dalam mengantarkan cita-cita dan membentuk pribadi peserta didik. Karakteristik orang tua, misalnya pengusaha, petani, nelayan, pedagang, dan pegawai akan mewarnai kondisi dan kualitas sekolah. Perbedaan karakteristik orang tua tersebut membuat harapan terhadap sekolah terutama lulusannya berbeda pula. Kata kunci: peran serta orang tua, mutu pendidikan, SMK
Pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan bagi dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kraetif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab (UU Sisdiknas No 20 Tahun 2003, Bab II Pasal 3).
Tujuan pendidikan nasional tersebut yang menjadi pedoman dalam penyelenggaraan pendidikan di SMK. Sekolah Menengah Kejuruan sebagai bagian dari sistem pendidikan nasional telah mengadakan perubahan paradigma, yaitu: (1) dari supply driven ke demand driven, (2) dari academic oriented ke job (occupation) oriented, dan (3) dari school based program ke dual based program. Pendidikan kejuruan termasuk kerangka pendidikan secara menyeluruh, namun kurikulum kejuruan memiliki beberapa karakteristik tertentu yang membedakannya dengan lingkungan pendidikan yang lain (Finch dan Crunkilton, 1979). Tanggung jawab dalam pendidikan seharusnya didukung bersama antara pemerintah, masyarakat, dan orang tua peserta didik. Kenyataannya yang lebih berperan adalah pemerintah dan orang tua peserta didik. Peran pemerintah sudah banyak seperti me-
44
Tugas Ali Gunadi, Pentingnya Peran Serta Orang Tua...
nyelenggarakan sarana prasarana, ketenagaan, dan kurikulum. Peran serta orang tua peserta didik selama ini masih terbatas pada pemberian sumbangan dana. Sedangkan peran serta masyarakat selama ini belum optimal. Peran serta masyarakat dan orang tua dalam menunjang pendidikan sangat penting, mengingat pendidikan yang bermutu memerlukan biaya yang cukup mahal, karena untuk memperoleh mutu pendidikan yang tinggi komponen-komponen pendidikan tersebut harus sejalan seiring ditingkatkan pula sedang anggaran pemerintah untuk memenuhi kebutuhan fasilitas pendidikan masih sangat terbatas. Keterbatasan pemerintah dalam pengadaan sarana dan prasarana, serta pembiayaan pendidikan, menyebabkan dukungan serta partisipasi orang tua dan masyarakat menjadi semakin penting. Pendidikan sebagai lembaga sosial akan semakin lancar dan berhasil dalam melaksanakan tugasnya, serta memperoleh simpati dari masyarakat, jika dapat menjalin hubungan yang akrab dan serasi dengan segenap masyarakat dan lingkungan. Hubungan sekolah dengan orang tua pada hakikatnya merupakan sarana yang sangat berperan dalam membina dan mengembangkan pertumbuhan pribadi peserta didik di Sekolah Menengah Kejuruan. Dalam hal ini, sekolah sebagai sistem sosial merupakan integrasi dari sistem sosial yang lebih besar, yaitu masyarakat. Hubungan sekolah dengan orang tua dan masyarakat besar manfaat dan artinya bagi kepentingan pembinaan dukungan moral, material, dan pemanfaatan masyarakat sebagai sumber belajar. Berbagai teknik dan media dapat dilakukan dalam konteks ini, seperti mengadakan rapat atau pertemuan, surat menyurat, bu-
ku penghubung, buletin sekolah, dan kegiatan kegiatan ekstra kurikuler yang bermanfaat bagi peserta didik maupun orang tua. Apabila hubungan sekolah dengan orang tua berjalan dengan baik, rasa tanggungjawab dan partisipasi orang tua untuk memajukan sekolah juga akan baik dan tinggi. Agar tercipta hubungan kerja sama yang baik antara sekolah dan orang tua, maka perlu mengetahui dan memiliki gambaran yang jelas tentang sekolah yang bersangkutan. Gambaran dan kondisi sekolah ini dapat diinformasikan melalui laporan kepada orang tua murid, buletin bulanan, penerbitan surat kabar, kunjungan ke rumah murid, open house, serta laporan tahunan. Dalam memberdayakan masyarakat dan lingkungan sekitar sekolah, kepala sekolah dan guru merupakan kunci keberhasilan, yang harus menaruh perhatian terhadap apa yang terjadi pada peserta didik di sekolah dan apa yang dipikirkan orang tua dan masyarakat tentang sekolah. Kepala sekolah dituntut untuk senantiasa berusaha membina dan mengembangkan hubungan kerjasama yang baik antara sekolah dan orang tua guna mewujudkan sekolah yang efektif dan efisien. Hubungan yang harmonis ini akan membentuk 1) saling pengertian antara sekolah, orang tua, masyarakat, dan lembaga-lembaga lain yang ada di masyarakat, termasuk dunia kerja; 2) saling membantu antara sekolah dan orang tua karena mengetahui manfaat, arti dan pentingnya peranan masing-masing; 3) kerja sama yang erat antara sekolah dengan berbagai pihak yang ada di orang tua dan mereka merasa bangga dan ikut bertanggung jawab atas suksesnya pendidikan di sekolah. PEMBAHASAN Kajian tentang Sekolah Menengah Kejuruan
JUPEDASMEN, Volume 2, Nomor 1, April 2016
Pendidikan kejuruan adalah program pendidikan di semua jenjang yang bertujuan untuk membantu anak didik mengembangkan potensinya kearah suatu pekerjaan atau karier (Sukamto, 1988:20). Sehingga dari pengertian ini, fokus utama pendidikan kejuruan adalah mengembangkan potensi yang ada pada diri siswa agar dapat memasuki lapangan pekerjaan. Menurut Hamalik (1990: 21) Pendidikan kejuruan adalah suatu bentuk pengembangan bakat, pendidikan dasar keterampilan kebiasan-kebiasaan yang mengarah pada dunia kerja yang dipandang sebagai latihan keterampilan. Program kejuruan merupakan program pengembangan, bukan program terminal, mempersiapkan siswa kepada pilihan maksimal untuk melanjutkan studi atau mendapat pekerjaan. Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) diharapkan mampu memberikan sumbangan bagi pemerintah dalam penyiapan tenaga kerja tingkat menengah untuk mengisi lapangan kerja diberbagai bidang sesuai keahlian yang diminatinya. Selain itu lulusan Sekolah Menengah kejuruan juga mampu melanjutkn pada jenjang yang lebih tinggi, yaitu di sekolah tinggi, Institut atau Universitas yang relevan dengan program keahlian yang ada di SMK. untuk itu maka kurikulum pada SMK menurut Billett harus dibuat sedemikian rupa agar lulusannya dapat: (1) bekerja sesuai program keahliannya, (2) melanjutkan ke jenjang pendidikan tinggi, dan (3) berwirausaha (Billett, 2011). Finch & Crunkilton (1984:161) menyebutkan: “pendidikan kejuruan sebagai pendidikan yang memberikan bekal kepada peserta didik untuk bekerja guna menopang kehidupannya (education for learning a living)”. Sedangkan menurut Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas: Pendidikan kejuruan merupakan pendidikan
45
yang mempersiapkan peserta didik untuk dapat bekerja dalam bidang tertentu. Atau yang lebih spesifik dalam Peraturan Pemerintah No.29 Tahun 1990 tentang Pendidikan Menengah, yaitu: Pendidikan Menengah yang mengutamakan pengembangan kemampuan siswa untuk pelaksanaan jenis pekerjaan tertentu. Oleh karena itu maka penyelenggaraan pendidikan kejuruan terutama SMK harus dilaksanakan dengan model praktik sebagaimana yang dilakukan didunia kerja. Jadi kurikulum SMK harus dirancang sebagaimana apa yang dibutuhkan di dunia kerja/industri. Selain itu penyelenggaraan praktik industri merupakan kegiatan wajib yang harus diikuti oleh siswa SMK. Pada Kurikulum 2013 dinyatakan bahwa penyelenggaraan praktik industri bagi siswa SMK diwajibkan selama sekitar 3 bulan. Hal ini dimaksudkan bahwa selama siswa mengikuti pendidikan di SMK, siswa sudah merasakan bagaimana mereka bekerja di dunia kerja/industri, sehingga setelah lulus mereka sudah tidak canggung lagi melakukan suatu pekerjaan, serta memberikan pengalaman untuk bekal berwirausaha. Jenis Peran Serta Orang Tua Terhadap SMK Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, peran serta adalah perihal turut berperan serta suatu kegiatan atau keikutsertaan atau peran serta. Menurut Dwiningrum (2011) peran serta adalah pelibatan seseorang atau beberapa orang dalam suatu kegiatan. Keterlibatan dapat berupa keterlibatan mental dan emosi serta fisik dalam menggunakan segala kemampuan yang dimiliki oleh seseorang (berinisiatif) dalam segala kegiatan yang dilaksanakan serta mendukung pencapaian tujuan dan tanggungjawab atas segala keterlibatan. Suryosubroto (2012)
46
Tugas Ali Gunadi, Pentingnya Peran Serta Orang Tua...
menjelaskan peran serta adalah suatu gejala demokrasi tempat orang-orang diikutsertakan dalam perencanaan dan pelaksanaan segala sesuatu yang yang berpusat pada berbagai kepentingan. Peran serta masyarakat terhadap pelaksanaan pendidikan yang dikemukakan oleh Shaefer (1992) (dalam Suryobroto, 2012) dibagi menjadi beberapa jenis tingkatan, yaitu: (1) sekedar memanfaatkan layanan, (2) memberi sumbangan, (3) kehadiran dalam pertemuan, (4) konsultasi permasalahan, (5) keterlibatan dalam penyampaian layanan, (6) keterlibatan dalam implementasi program, dan (7) berperan dalam semua tahap pembuatan rencana. Berdasarkan pentingnya peran serta masyarakat dalam bidang pendidikan, maka bentuk peran serta masyarakat dalam bidang pendidikan sudah seharusnya bersifat kemitraan (partnership). Sehingga kemitraan antara sekolah menengah kejuruan dengan masyarakat harus dirancang dengan cermat dan selalu dikembangkan guna meningkatkan program pendidikan yang telah dirancang oleh sekolah. Ada bermacam-macam tingkatan peran serta masyarakat dalam peningkatan mutu pendidikan kejuruan. Depdiknas (2005) mengklasifikasikan peran serta masyarakat tersebut menjadi 7 tingkatan yang dimulai dari tingkat terendah ke tingkat yang lebih tinggi. Tingkatan tersebut adalah: 1) peran serta menggunakan jasa pelayanan yang tersedia; 2) peran serta dengan memberikan kontribusi dana, bahan, dan tenaga; 3) peran serta secara pasif; 4) peran serta melalui adanya konsultasi; 5) peran serta dalam pelayanan; 6) peran serta sebagai pelaksana kegiatan yang didelegasikan/dilimpahkan; dan 7) peran serta dalam pengambilan keputusan.
Pentingnya Peran Serta Orang Tua Dalam Peningkatan Mutu Pendidikan Di SMK Dengan melihat visi dan misi yang ada di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) jelas bahwa peran serta masyatakat adalah sangat penting dalam menunjang keberhasilan pendidikan di SMK. Peran serta masyarakat ini lebih lanjut dijelaskan dalam UndangUndang Sistem Pendidikan Nasional (UU Sisdiknas) No. 20 Tahun 2003 Bab IV sebagai berikut: (1) hak dan kewajiban orang tua, bahwa orang tua berhak berperan serta dalam memilih satuan pendidikan dan memperoleh informasi tentang perkembangan pendidikan anaknya, dan orang tua dari anak usia wajib belajar berkewajiban memberikan pendidikan dasar kepada anaknya; (2) hak dan kewajiban masyarakat adalah berhak berperan serta dalam perencanaan, pelaksanaan, pengawasan, dan evaluasi program pendidikan serta masyarakat berkewajiban memberikan dukungan sumberdata dalam penyelenggaraan pendidikan; dan (3) hak dan kewajiban pemerintah. Pemerintah daerah berhak mengarahkan, membimbing, dan mengawasi penyelenggaraan pendidikan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku, serta wajib memberikan layanan dan kemudahan, serta menjamin terselenggaranya pendidikan yang bermutu bagi setiap warga negara tanpa diskriminasi. Peran serta orang tua merupakan keterlibatan yang secara nyata dalam kegiatan di sekolah. Peran serta itu bisa berupa gagasan, kritik yang membangun, dukungan dan pelaksanaan kegiatan pendidikan di SMK. Dalam konteks Maajemen Berbasis Sekolah (MBS) dan Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK), kehadiran peran serta orang tua sangat diperlukan. Hal ini dikarenakan sekolah merupakan partner orang tua dalam mengantarkan meraih cita-cita dan
JUPEDASMEN, Volume 2, Nomor 1, April 2016
membentuk pribadi peserta didik. Karakteristik orang tua, misalnya: pengusaha, petani, pedagang, nelayan, petani, pegawai negeri sipil, dan lain sebagainya akan mewarnai kondisi dan kualitas sekolah. Berdasarkan perbedaan karakteristik orang tua tersebut akan membuat harapan terhadap sekolah, terutama lulusannya juga akan berbeda. Oleh karena itu, sekolah harus dapat menjalin kerjasama dengan orang tua peserta didik. Orang tua memiliki peran yang sangat penting dalam pendidikan dan kemajuan sekolah, oleh karenanya penting mengkaji dan memahami cara-cara yang dapat ditempuh untuk menggalang partisipasi orang tua terhadap kegiatan pendidikan di sekolah. Dari berbagai sumber dapat dijelaskan bahwa orang tua memiliki peran paling penting dan efektif yaitu penyediaan lingkungan belajar yang kondusif, sehingga peserta didik dapat belajar dengan tenang dan menyenangkan. Beberapa hal yang dapat disarankan kepala sekolah terhadap orang tua untuk membentuk lingkungan belajar yang kondusif di rumah antara lain: (1) menciptakan budaya belajar di rumah; (2) memprioritaskan tugas yang terkait secara langsung dengan pembelajaran di sekolah; (3) mendorong anak untuk aktif dalam berbagai kegiatan dan organisasi sekolah baik yang bersifat kurikuler maupun ekstrakulikuler; (4) memberi kesempatan kepada anak untuk mengembangkan gagasan, ide, dan berbagai aktifitas yang menunjang kegiatan belajar; (5) menciptakan situasi yang demokratis di rumah, agar terjadi tukar pendapat dan pikiran sebagai sarana belajar dan membelajarkan; (6) memahami apa yang telah, sedang, dan akan dilakukan oleh sekolah, dalam mengembangkan potensi anaknya; dan (7) menyediakan sarana belajar yang
47
memadai, sesuai dengan kemampuan orang tua dan kebutuhan sekolah. Mengingat bahwa salah satu kunci sukses untuk menggalang partisipasi orang tua adalah dengan menjalin hubungan yang harmonis, maka perlu diprogramkan beberapa hal, diantaranya: (1) melibatkan orang tua secara proporsional dan profesional dalam mengembangkan perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi program sekolah. Misalnya dalam mengembangkan program unggulan sekolah dan life skill; (2) menjalin komunikasi secara intensif. Secara proaktif sekolah menghubungi orang tua; (3) melakukan perkenalan dan orientasi singkat dengan sekolah, dewan pendidikan, serta komite sekolah kepada orang tua peserta didik agar mereka mengetahui sekolah dengan berbagai program dan aktivitasnya; (4) mengadakan rapat secara rutin dengan orang tua, sehingga rapat dapat efektif dan orang tua dapat saling kenal; (5) mengirimkan berita tentang sekolah secara periodik, sehingga orang tua mengetahui program dan perkembangan sekolah; (6) mengundang orang tua rangka mengembangkan kreatifitas dan prestasi peserta didik; (7) mengadakan kunjungan ke rumah untuk memecahkan masalah dan mengembangkan pribadi peserta didik; (8) mengadakan pembagian tugas dan tanggung jawab antara sekolah dengan orang tua dalam pembinaan pribadi peserta didik; (9) melibatkan orang tua dalam berbagai program dan kegiatan di sekolah sosial kemasyarakatan; 10) melibatkan orang tua dalam mengambil berbagai keputusan, agar mereka merasa bertanggung jawab untuk melaksanakannya; dan (11) mendorong guru untuk mendayagunakan orang tua sebagai sumber belajar dan menunjang keberhasilan belajar peserta didik.
48
Tugas Ali Gunadi, Pentingnya Peran Serta Orang Tua...
Untuk dapat merealisasikan program tersebut dan mendorong peran serta orang tua dalam kegiatan sekolah, kepala sekolah harus melakukan hal-hal sebagai berikut: (1) mengidentifikasi kebutuhan sekolah dan peran serta orang tua dalam program dan kegiatan sekolah. Sebisa mungkin untuk melibatkan guru, tenaga kependidikan, dan wakil dewan pendidikan serta komite sekolah dalam identifikasi tersebut; (2) menyusun tugas-tugas yang dapat dilakukan bersama dengan orang tua secara fleksibel; (3) membantu guru mengembangkan program pelibatan orang tua dalam berbagai aktifitas sekolah dan pembelajaran; (4) menginformasikan secara luas program sekolah dan membuka peluang bagi orang tua untuk melibatkan diri dalam program tersebut; (5) mengundang orang tua untuk menjadi relawan dalam berbagai aktivitas sekolah; dan (6) memberi penghargaan secara proporsional dan profesional terhadap keterlibatan orang tua dalam berbagai program dan kegiatan sekolah. PENUTUP Kesimpulan Dari seluruh kajian yang berkaitan dengan pentingnya peran serta orang tua dalam peningkatan mutu SMK dapat disimpulkan bahwa pendidikan kerujuan dikembangkan berdasar pada tuntutan dunia usaha dan dunia industri yang berkembang di masyarakat. Sehingga dibutuhkan peran serta secara nyata tidak hanya dari sekolah, melainkan juga orang tua. Integrasi peran serta orang tua merupakan langkah strategis yang perlu segera dilakukan untuk menghasilkan lulusan yang DAFTAR RUJUKAN
berkualitas. Langkah ini sekaligus sebagai upaya meningkatkan relevansi kompetensi lulusan dengan kebutuhan dunia kerja dan juga masyarakat. Kualitas lulusan SMK merupakan penentu keberhasilan pendidikan dan pelatihan di SMK, dimana siswa harus mencerminkan individu yang berakhlak mulia, sehat, cakap, kreatif, mandiri, dan bertanggung jawab. Lulusan SMK diharapkan mampu mengembangkan seluruh potensi yang dimiliki, sehingga memiliki kemampuan bekerja sesuai dengan keahlian yang dipelajari dan tuntutan dari dunia kerja. Lulusan SMK harus mampu bersaing secara kompetitif, sehingga dapat memasuki dunia kerja baik pada dunia usaha maupun industri pada tingkat nasional, bahkan tidak menutup kemungkinan pada tingkat internasional. Saran Mengingat pentingnya peran serta orang tua dalam proses pendidikan di SMK, maka perlu dikembangkan pola-pola kerja sama sekolah dengan orang tua dalam proses pendidikan di sekolah menengah kejuruan. Setiap sekolah menengah kejuruan hendaknya mampu mengembangkan model kerja sama dan peran serta orang tua sesuai dengan karakteristik sekolah dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan di sekolah menengah kejuruan. Untuk menjalin hubungan kerjasana dan meningkatkan peran serta orang tua dalam meningkatkan mutu pendidikan di SMK, perlu adanya peningkatan pertemuan melalui rapat dan koordinasi membahas halhal yang terkait dengan proses pembelajaran dan kebutuhan pendidikan di SMK.
JUPEDASMEN, Volume 2, Nomor 1, April 2016
Billett, Stehen. 2011. Vocational Education (Purposes, Trsditions and Prospects). Griffith University, QLD, Australia: Springer Depdiknas. 2005. Paket Pelatihan Jilid 4: Peningkatan Mutu Pendidikan. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Dwiningrum, S.I.A. 2011. Desentralisasi dan partisipasi masyarakat dalam pendidikan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Finch, C.R. dan Crunkilton, J.R. 1979. Curriculum Development In Vocational and Technical Education. London: Allyn and Bacon, Inc.
49
Finch, C.R. dan Crunkilton, J.R. 1984. Curriculum Development In Vocational and Technical Education. London: Allyn and Bacon, Inc. Hamalik, O. 1990. Pendidikan Tenaga Kerja Nasional: Kejuruan, Kewiraswastaan, dan Manajemen. Bandung: Citra Aditya Bakti. Sukamto. 1988. Perencanaan dan Pengembangan Kurikulum Pendidikan Teknologi dan Kejuruan. Jakarta: P2LPTK Depdikbud. Suryosubroto, B. 2012. Hubungan Sekolah dengan Masyarakat. Jakarta: Rineka Cipta. Undang-undang Republik Indonesia Nomor: 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional.