PERANAN GURU PENDIDlKAN AGAMA ISLAM DALAM PEMBINAAN SIKAP KEAGAMAAN SISW A SEKOLAH MENENGAH PERTAMA ISLAM PARUNG BOGOR
Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah Dan Keguruan Untuk Mencapai Syarat-Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan Agama Islam
Oleh Karmiyati
10203011026717
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UIN SYARIF HIDAYATULLAH .JAKARTA
LEMBARPERNYATAAN Dengan ini saya menyatakan bahwa: I. skripsi ini merupakan hasil karya asli yang diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar strata I di
UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta. 2. semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 3. jika dikemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil kaiya asli saya atau merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi yang berlaku di UIN SyarifHidayatullah Jakarta.
Ciputat, 2 Tanuari 2008
1~1TlllOIAN
IJTAM,A
If!fMVAf!JltAH ·'' .•.·.
PERANAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM PEMBINAAN SIKAP KEAGAMAAN SISWA DI SEKOLAH MENENGAH PERTAMA ISLAM PARUNG-BOGOR
Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Ilmu T'lrbiyah Dan Keguruan Untuk Memenuhi Syarat-Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan Agama Islam
Oleh KARMIYATI NIM. 103011026717
Prof.
or MA
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM UIN SYARIFHIDAYATULLAH JAKARTA
LEMBARPENGESAHAN Skripsi judul: "Peranan Guru Pendidikan Agama Islam Dalam Pembinaan Sikap Keagamaan Siswa Di SMP Islam Parung-Bogor" diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah Dan Keguruan (FITK) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, dan telah dinyatakan lulus dalam Ujian Munaqayah pada, 2 Januari 2008 di hadapan dewan penguji. Karena itu, penulis berhak memperoleh gelar Sarjana SI (S.Pd.l) dalam bidang pendidikan agama islam. Jakarta, 2 Januari 2008
Panitia Ujian Munaqasyah Ketua Panitia (Ketua Jurusan/Program Studi)
Tanggal I
Drs. H. Abdul Fatah Wibisono, M. A NIP: 150 236 009
so..~
..
TandaTangan
..
~
Sekretaris Jurusan/Prodi
~~:..~
Drs. Sapiuddin Siddiq, M. Ag NIP: 150 299 477
Penguji I
Prof. Dr. H. Rif''at Syaugi Nawawi, M. A NIP: 150 202 330
Penguji II
Prof. Dr. Aminudin Rasyad, M.A NIP: 150 011 333
Mengetahui: D~n,1
............. .
ABSTRAK
Karmiyati, NIM : 103011026717. Peranan Guru Pendidikan Agama Islam Dalam Pembinaan Sikap Keagamaan Siswa Di Sekolah Menengah Pertama Islam Parung - Bogor. Skripsi Program Strata Satu Fakultas Ilmu Tarbiyah Dan Keguruan Universitas Islam Negeri Jakarta 2008. Guru bukanlah sekedar pemberi ilmu pengetahuan kepada siswanya di depan kelas, tetapi merupakan tenaga professional yang disamping memperhatikan aspek kognitif juga psikomotorik serta aspek afektif pada siswa agar tumbuh secara utuh sebagai manusia-manusia yang berpribadi sehingga maksud mendidik untuk mengantarkan siswa kearah kedewasaan dapat tercapai. Masalah yang diteliti dalam skripsi ini adalah Bagaimana peranan guru pendidikan agama Islam di Sekolah Menengah Pertama Islam Parung-Bogor. Berdasarkan masalah diatas maka perumusan masalah yang diteliti adalah apakah ada kendala guru pendidikan agama Islam dalam membina sikap keagamaan siswa, bagaimana sikap keagamaan siswa sekolah menengah pertama Islam Parung-Bogor. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui lebih luas tentang peranan guru PAI dalam pembinaan sikap keagamaan siswa, dan memberikan informasi yang bermanfaat bagi para instansi pendidikan khususnya bagi Sekolah Menengah Pertama Islam Parung-Bogor, memenuhi persyaratan untuk mencapai gelar sarjana strata satu pendidikan agama Islam pada fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Universitas Islam Negeri Jakarta. Metode penelitian yang digunakan penulis untuk pengumpulan data skripsi ini adalah pengumpulan data yang diperoleh dari menelaah buku-buku dengan library Research dan pengumpulan data yang diperoleh dari meneliti langsung ke sekolah dengan field Research.teknik pengumpulan data lapangan yang penulis gunakan adalah observasi, angket, wawancara dan dokumentasi. Teknik analisa data yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan rumus presentase. Sedangkan langkah-langkah yang ditempuh dalam penelitian ini adalah menentukan lokasi penelitian yaitu di Sekolah Menengah Pertama Islam ParungBogor, populasi penelitian adalah total populasi yaitu seluruh siswa kelas dua yang berjumlah 200 orang. Sehingga penulis mengambil 20% dari jumlah siswa yang ada yaitu sebanyak 40 orang.
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayahnya kepada penulis sehingga
menyelesaikan skripsi ini
sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar sarjana Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Tarbiyah Ilmu dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Shalawat dan salam semoga tercurahkan kepada junjungan
Nabi Muhammad
saw, keluarga, sahabat dan pengikutnya hingga akhir zaman. Adapun judul yang penulis pilih adalah "Peranan Guru Pendidikan Agama Islam Dalam Pembinaan Sikap Keagamaan Siswa Di Sekolah Menengah Pertama Islam Parung-Bogor. Dalam penulisan
skripsi ini penulis mengalami berbagai kendala dan
kesulitan, namun berkat bantuan dari berbagai pihak serta rahmat dan hidayat dari Allah SWT penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Mengingat jasa dan bantuan yang diberikan kepada penulis baik berupa moril maupun materil, maka penulis mengucapkan terima kasih terutama kepada:
l. Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
UJN Syarif Hidayatullah
Jaka1ia. 2. Ketua dan Sekretaris Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas llmu Tarbiyah dan Keguruan UJN SyarifHidayatullah Jakarta. 3. Prof. Dr. H. Rusmin Tumanggor, MA, Dosen Pembimbing skripsi yang telah membimbing dan mengarahkan penulis dalam penyusunan skripsi. 4. Abdul Gofur S.Ag, dosen penasehat akademik yang telah memberikan nasehat dan arahan serta bimbingan selama perkuliahan berlangsung. 5. Yayan Herdiana Yazid, kepala Sekolah SMP Islam Parung-Bogor, yang telah membantu memfasilitasi dalam kegiatan penelitian ini. 6. Kedua orang tua yang tercinta yaitu: Ayahanda H.Kardi dan ibubda Hj. Asmah yang selalu memberikan segalanya bagi penulis. Kaka-kakak penulis serta keponakan penulis yang aku sayangi yaitu: Ka H. Parta, Ka Hj. Tati, Ka Ade Pribadi, Ka Karsih, Mansur, Titin, Yayan, Akbar dan Ahmad. Mereka memberikan motivasi dan do'a serta memberikan kebutuhan lain bagi penulis.
7. Sahabat-sahabat penulis yang selalu memotivasi dan memberikan masukan kepada penulis, yaitu : Tari, Coem, lyoh, ega dan Echa. 8. Guru-guru serta sivitas akademik SMP Islam Parung-Bogor yang telah membantu penulis baik sarana dan prasarana maupun bentuk lainnya sehingga kegiatan ini berjalan dengan lancer. 9. Siswa-Siswi SMP Islam Parung - Bogor yang telah membantu penulis untuk mendapatkan data yang penulis butuhkan. I 0. Pimpinan Perpustakaan Utama dan perpustakaan FITK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta beserta stafnya, yang dalam penulisan skripsi ini memberikan andil besar dalam hat penyediaan pustaka dan sumber-sumber bacaan untuk kelancaran penulisan skripsi ini. 11. Rekan-rekan seperjuangan kelas C angkatan tahun 2003 dan seluruh mahasiswa Pendidikan Agama Islam, yang selalu memberi motivasi serta masukan pada penulis. 12. Bapak dan !bu dosen UIN SyarifHidayatullah Jakarta yang telah mendidik dan membimbing selama perkuliahan berlangsung. 13. rekan-rekan seperjuangan kelas C angkatan tahun 2003 dan seluruh mahasiswa Pendidikan Agama Islam, Mereka selalu memberi motivasi serta masukan pada penulis. Namun demikian, tiada gading yang tak retak, tegur sapa dari para dosen dan mahasiswa UIN Syarif Hidayatillah Jakarta serta pembaca penulis terima dengan ikhlas, agar hasil penelitian yang penulis lakukan ini bermanfaat bagi pembaca sekalian termasuk salah satu usaha dalam mensukseskan pembangunan dalam segala bidang, khususnya dalam bidang mental atau spiritual dan bidang pendidikan Amin Yaa Rabbal 'Alamin.
Jakarta,2 Januari 2008 Penulis,
KARMIYATI
DAFTARISI
LEMBAR PERNYATAAN ........................................................................... . LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING ..................................................
ii
LEMBAR PENGESAHAN ............................................................................
iii
ABSTRAK ......................................................................................................
iv
KATA PENGANTAR ....................................................................................
v
DAFTAR ISI ··································································································· DAFTAR TABEL............................................................................................
Vll
DAFTAR LAMPIRAN ··················································································· PENDAHULUAN BABI
XI
A. Latar Belakang Masalah...........................................................
1
B. Masalah dan Perumusan Masalah ............................................
5
C. Tujuan Penelitian ........................ ............................ ................
5
D. Metode Penelitian ....................................................................
6
E. Sistematika Penulisan ................................ ..............................
7
BAB II
BAB III
ix
KERANGKA TEORI DAN KERANGKA KONSEP A. Guru Pendidikan Agama..........................................................
8
1. Pengertian guru pendidikan agama Islam .......... .................
8
2. Kompetensi guru pendidikan agama Islam.........................
12
3. Fungsi guru agama...............................................................
16
B. Sikap Keagamaan Siswa...........................................................
18
1. Pengertian sikap keagamaan ...............................................
18
2. Sikap siswa remaja terhadap agama....................................
22
3. Faktor-faktor yang mempengaruhi sikap keagamaan .........
24
4. Fungsi sikap bagi siswa.......................................................
26
C. Kerangka Konsep ......................................................................
27
GAMBARAN UMUM SEKOLAH
BAB IV
D. Keadaan Guru, Karyawan dan murid ......................................
32
E. Sarana dan Prasarana ...............................................................
35
F. Kegiatan Ekstra Kurikuler .......................................................
36
HASIL PENELITIAN A. Pembinaan Guru PAI Dalam Sikap Keagamaan Siswa
di SMP Islam Parung-Bogor .................................................
38
1. Proses Belajar Mengajar .....................................................
39
2. Metode............................................................................ ......
40
3. Sikap Keagamaan ................................................................
42
a. Pengamalan Ibadah Siswa ...............................................
42
b. Hubungan Siswa Dengan Orang Tua, Guru, Teman dan Masyarakat ...............................................................
49
B. Keberhasilan Guru PAI Dalam Pembinaan Sikap Keagamaan Siswa........................................................................................
55
1. Pelaksanaan Sikap Keagamaan Siswa ................................
55
2. Tanggung Jawab Guru PAI dalam Membina Sikap Keagamaan Siswa ...............................................................
61
C. Analisis Data .............................................................................
64
D. Perspektif Guru PAI Dalam Membina Sikap Keagamaan Siswa ........................................................................................
BAB V
65
PENUTUP A. Kesimpulan .. ..... ............................................... ........................
66
B. Saran..........................................................................................
66
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................
68
LAMPIRAN
DAFTARTABEL
Tabel 1 Kepala sekolah yang pernah memimpin ..................................................
29
Tabel 2 Keadaan guru ...........................................................................................
32
Tabel 3 Keadaan karyawan ... ... .............................................................................
34
Tabel 4 Keadaan siswa ............. .... ... ................. ................... ... ................ .......... .....
34
Tabel 5 Guru AgamaMemulai Pelajaran Dengan Berdo'a ..................................
39
Tabel 6 Guru Memberikan Bimbingan dan Contoh Pada Saat Belajar Mengajar
41
Tabel 7 Guru Agama Menjelaskan Pelajaran Dengan Praktek .............................
41
Tabel 8 Guru Agama Memerintahkan Melaksanakan Shalat 5 waktu ..................
43
Tabel 9 Siswa Melaksanakan Shalat 5 waktu ... .............................. ..... .................
44
Tabel I 0 Guru Memerintahkan Melaksanakan Shalat Sunnah (dhuha, tahajjud, dll) ......
44
Tabel 11 Siswa Melaksanakan Shalat Sunnah (dhuha, tahajjud, di!) ...................
45
Tabel 12 Guru Memerintahkan Untuk Berpuasa Pada Bulan Suci Ramadhan .....
46
Tabel 13 Siswa Melaksanakan Puasa Pada Bulan Ramadhan ..............................
46
Tabel 14 Guru Memerintahkan Untuk berpuasa Sunnah (senin-kamis, syawal, dll) .........................................................................................................................
47
Tabel 15 Siswa Melaksanakan Puasa Sunnah (senin-kamis, syawal dll) .............
48
Tabel 16 Guru Agama Memerintahkan Membaca Al-qur'an Setiap Hari ............
48
Tabel 17 Siswa Membaca Al-qur'an Setiap Hari .................................................
49
Tabel 18 Guru Memerintahkan Untuk Menghormati Orang Tua, Guru dan Teman....................................................................................................................
50
Tabel 19 Siswa Selalu Menghormati Orang Tua, Guru dan Teman .....................
50
Tabel 20 Guru Agama Memerintahkan Untuk Ikut Kegiatan Keagamaan Di Rumah ...................................................................................................................
51
Tabel 21 Siswa Mengikuti Pengajian Di Sekitar Rumah ......................................
52
Tabel 22 Guru Agama Untuk Aktifmengikuti Kegiatan Bakti Sosial .................
53
Tabel 23 Siswa Aktif Mengikuti Kegiatan Bakti Sosial ................. ......................
53
Tabel 24 Guru Agama Memerintahkan Untuk Membantu Orang Lain Terkena Musibah ..................................................................................................
54
Tabel 25 Apakah kamu Menolong Jika ada Temarunu Yang Terkena Musibah ..
55
Tabel 26 Guru Agama Memerintahkan Untuk Melaksanalrnn Sh,.bt Jl,.,.;~m 0 ' 0 1.
Tabel 28Guru Agama Memerintabkan Mengucapkan Salam Pada Orang Tua, Guru dan Teman .....................................................................................
57
Tabel 29 Siswa Mengucapkan Salam Kepada Orang Tua, Guru dan Teman .......
58
Tabel 30 Guru Memerintabkan Untuk Aktif Mengikuti Kegiatan Rohis ...........
59
Tabel 31 Siswa Aktif Mengikuti Kegiatan Rohis ................................................
59
Tabel 32 Guru Memerintabkan Untuk Aktif Dalam Mamperingati Hari-Hari Besar ......................................................................................................................
60
Tabel 33 Siswa aktifMemeperingati Hari-Hari Besar ..........................................
61
Tabel 34 Guru Agama Memberikan contoh yang Baik ........................................
62
Tabel 35 Guru Agama memeberikan Pelajaran Agama Tambahan.......................
63
Tabel 36 Guru Agama Mengajarkan Membaca Al-qur'an ...................................
63
DAFTAR LAMPIRAN
1. Surat Perujukan Pembimbing...........................................................................
71
2. Surat Penelitian dari Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguman ..........................
72
3. Surat Penelitian dari SMP Islam Parung-Bogor ..............................................
73
4. Contoh Angket .................................................................................................
74
5. Hasil Berita Wawancara...................................................................................
78
6. Foto-Foto Kegiatan Keagamaan ......................................................................
83
BABI PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Berbagai perubahan dalam setiap aspek kehidupan dewasa ini berlangsung dengan cepat terutama dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK). Perubahan dalam satu bidang menimbulkan perubahan dalam bidang lain, perubahan-perubahan ini tidak selamanya dapat diperkirakan secara pasti. Perkembangan dalam bidang IPTEK menimbulkan perubahan-perubahan dalam bidang lain seperti ekonomi, sosial dan politik. Sebagai suatu realitas, dampak dari perubahan-perubahan tersebut disamping berpengaruh pada perilaku dan struktur kepribadian individu juga akan berpengaruh pada perilaku dan struktur sosial. Hal ini mengakibatkan adanya hubungan perubahan pada hubungan antar individu dalam kaitannya dengan sikap terhadap nilai dan norma-norma agama yang dianutnya. Untuk menangkal kesemuanya itu salah satu usaha yang dianggap ampuh adalah melalui jalur pendidikan agama khususnya agama Islam. Kemajuan pengetahuan dan teknologi yang tidak diimbangi dengan kemajuan dan peningkatan iman dan taqwa dapat membawa pengaruh yang kuat terhadap kehidupan masyarakat, bahkan membawa mudharat terutama, bagi kepribadian generasi muda lemah pada saat ini. Dalam kehidupan sekarang ini para remaja dan pelajar khususnya banyak berbuat sesuatu diluar pemikiran dan aka! sehat karena tidak dilandasi iman yang kuat. Kasus peredaran narkoba yang melibatkan para remaja juga pelajar, demikian pula kasus tawuran antar pelajar yang banyak menewaskan remaja itu sendiri. Penyimpangan yang dilakukan remaja tidak lepas dari pengaruh perkembangan kehidupan kejiwaannya yang sedang mengalami kegoncangan akibat perubahan-perubahan baik dari segi jasmani maupun rohaninya yang berjalan begitu cepat.
2
Kartini Kartono mengatakan "pada masa pertumbuhan remaja antara umur 12-17 tabun sering mengalami suatu bentuk krisis yang berupa kehilangan keseimbangan jasmani dan rohani". 1 Kegoncangan pada jiwa remaja tersebut menimbulkan berbagai keresahan yang menyebabkan labilnya pikiran, perasaan, dan kemauan begitu juga keyakinan terhadap Tuhan berubab-ubab sesuai dengan kondisi emosinya yang tidak stabil. Sejalan dengan perkembangan fisik dan psikis remaja, berkembang juga sikap
keagamaannya.
Perkembangan
sikap
keagamaan
remaJa
sangat
berhubungan erat dengan sikap percaya kepada Tuhan yang telab ditanamkan dalam lingkungan keluarga dan lingkungan (pergaulannya) masyarakat yang diwujudkan kepada pengamalan ajaran agama serta penghayatan terhadap nilainilai spiritual dalam kehidupannya sehari-hari. Oleh karena itu sering terlihat suatu keadaan jiwa tertentu pada jiwa remaja, yaitu perasaan maju mundur dalam beriman. Sebagaimana Zakiab Daradjat menyatakan "Religiusitas remaja tidak sama tetapnya dengan orang dewasa atau masa kanak-kanak". 2dan tidak akan menemukan perasaan agama yang sama kuatnya disetiap waktu. Identitas keagamaan remaja adalab sikap yang diwujudkan dengan pengalaman sepenuhnya terhadap ajaran agamanya, dalam ha! ini adalab ajaran Allab, dan Rasul-Nya. Hal ini sesuai dengan konsep pendidikan Islam yang dikemukakan oleh Zakiab Daradjat babwa "pendidikan Islam berarti pembentukan pribadi muslim. Isi pribadi muslim adalab pengamalan sepenuhnya ajaran Allab dan Rasul-Nya". 3 Jadi remaja yang ideal (dalam ha! sikap keagamaannya) adalab remaja yang menjalankan perintab Allab dan menjauhi segala larangan-Nya dalam kehidupan sehari-hari. Untuk membentuk generasi yang ideal dan militan adalab bukan suatu ha! yang sulit apabila semua aspek bergabung saling menopang satu sama lainnya, antara lingkungan keluarga yang harmonis,
1
Kartini Kartono.
Psikn/n(fi Annk (R~nrlnno • Al11mni 1070\ h 1AO
3
pergaulan yang baik dan bersifat agamis serta pemerintah memberi fasilitas kegiatan yang positif. Oleh karenanya, "seorang guru (terutama guru agama) dituntut untuk mampu menumbuhkan sikap mental, perilaku dan pribadi anak didik, yang tentu saja memerlukan pendekatan yang bijaksana dan hati-hati dari seorang guru. Untuk itu dibutuhkan kecakapan mengarahkan motivasi dan berpikir dengan tidak lupa menggunakan pribadi guru itu sendiri sebagai contoh atau model".4 Artinya setiap guru diharapkan mampu memberi contoh bagi anak didiknya, bagaimana berbuat, bersikap dan bertingkah laku dalam kehidupan sehari-hari. "Pengaruh pendidikan agama Islam di sekolah dikalangan remaja baru dapat terbentuk bila guru yang bersangkutan benar-benar memiliki personalitas yang bulat dan utuh dengan keyakinan penuh terhadap kebenaran agama yang diajarkan, berwibawa, terampil dalam menerapkan metode yang sesuai dengan tingkat usia dan kebutuhan remaja" .5 Pada pasal 42 ayat 1 dalam UUSPN No. 20 tahun 2003 dinyatakan "pendidik harus memiliki kualifikasi minimum dan sertifikasi sesuai dengan jenjang kewenangan mengajar, sehat jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional". 6 pembentukan sikap mental dan perilaku siswa tidak terlepas dari soal penanaman nilai-nila agama. Oleh karena itu guru tidak sekedar "pengajar" tapi betul-betul sebagai pendidik yang akan memindahkan nilai-nilai agama itu kepada SISWa.
Disinilah letak pentingnya peranan keluarga, guru dan ligkungan. Jika sianak dilahirkan dan dibesarkan oleh orang tua yang tidak bermora! atau tidak mengerti cara mendidik, kemudian dilanjutkan di sekolah-sekolah yang diajar oleh guru-guru yang kurang pandai mendidik ditamba.li pula Iingkungan atau 4
Sardiman AM, Jmeraksl dan Morlvas/ Be/ajar Mengajar, (Jakarta: Rajawali, 1994),
cet. 3, h. 29 ' H. M. Arifin, Kapita Se/ekta Pendidikan (Islam dan Umum), (Jakarta : Bumi Aksara,
4
masyarakat yang kurang mengindahkan moral, maka sudah barang tentu hasil yang akan terjadi pada diri si anak itu, tidak menggembirakan dari segi moral. 7 Untuk mengatasi masalah di atas, para guru Sekolah SMP Islam ParungBogor khususnya guru Pendidikan Agama Islam "memberikan motivasi bagi siswa untuk mengkaji agama lebih luas dan mempererat tali silaturahmi serta memberikan bimbingan -bimbingan tentang kerohanian isl am". 8 Bimbingan rohani merupakan suatu proses pemberian bantuan secara terus menerus dan sistematis kepada individu dalam memecahkan masalah yang dihadapinya agar tercapai kemampuan untuk memahami dirinya, kemampuan untuk menerima dirinya , kemampuan untuk merealisasikan sesuai dengan lingkungan baik keluarga, lingkungan masyarakat dan bantuan itu diberikan oleh orang-orang yang memi!iki keahlian dan pengalaman khusus dalam bidang tertentu. Pembinaan
rohani
disini
pada
hakikatnya
adalah
upaya
menginternalisasikan nilai-nilai agama secara terus menerus dan berlanjut dalam rangka membentuk, memelihara dan meningkatkan kondisi jiwa sehingga terwujud sikap dan perilaku yang terpuji. Adapun proses pembinaan yang dilakukan oleh guru PAI di SMP Islam Parung-Bogor yaitu "Dilakukan dengan cara memberikan pengetahuan agama, menumbuhkan motivasi timbulnya perbuatan-perbuatan yang mencerminkan nilai-nilai luhur,serta menciptakan kondisi lingkungan yang mendukung dan memungkinkan terwujudnya sikap perilaku terpuji. Dengan kondisi demikian diharapkan para siswa SMP Islam Parung-Bogor tidak mudah tergoda dengan pengaruh-pengaruh luar yang dapat mendorong mereka melakukan tindakan tindakan yang negatif". 9 Guru agama mempunyai peranan yang sangat strategis. Karena disamping ia
dituntut untuk menyampaikan ilmu pengetahuan sesuai dengan kurikulum 7
Zakiah Darajat, Peranan Agama Dalam Kesehatan Mental, (Jakarta : Gunung Agung,
1990), cet.10, h. 67
5
disekolah, ia juga dituntut untuk mampu membentuk kepribadian siswa dan menumbubkan serta membiasakan norma-norma dan nilai-nilai religius bagi anak didik dalam lingkungannya. Oleh karena itu, dalam pelaksanaannya guru agama dituntut untuk mampu mengorientasikan pendidikan agama bukan hanya bagaimana agar anak didik itu menjadi manusia yang bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, tetapi juga harus mampu mengupayakan bagaimana agar siswa mpunyai kepekaan dan kepedulian sosial yang tinggi, mempunyai semangat kerja yang dilandasi oleh nilai-nilai agama, mampu berhubungan dengan sesama (teman, orang tua, guru dan lingkunganya) dengan baik. Berdasarkan latar belakang tersebut penulis merasa tertarik untuk melakukan sebuah penelitian tentang "PERANAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM PEMBINAAN SIKAP KEAGAMAAN SISWA SMP ISLAM PARUNG-BOGOR".
B. Masalah dan Perumusan Maslah I. Masalah Yang menjadi masalah dalam skripsi ini adalah Bagaimana Perananan Guru Pendidikan Agama Islam Dalam Pembinaan Sikap Keagamaan Siswa Di Sekolah Menengah Pertama Islam Parung-Bogor. 2. Peruusan Masalah a. Apakah ada kendala guru Pai dalam membina sikap keagamaan siswa SMP Islam Parung-Bogor? b. Bagaimana sikap keagamaan siswa SMP Islam Parung-Bogor?
C. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk: I. Mengetahui lebih luas tentang peranan guru PAI dalam pembinaan sikap keagamaan siswa di SMP Islam Parung-Bogor.
6
3. Memenuhi persyaratan untuk mencapai gelar sarjana SI pendidikan agama Islam pada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN SyarifHidayatullah Jakarta.
D. Metode Penelitian 1. Sumber Data Pengumpulan data yang diperoleh dari menelaah buku-buku dengan Library Research dan pengumpulan data dengan cara meneliti langsung ke sekolah dengan Field Research. 2. Teknik Pengumpulan Data Adapun teknik penelitian yang penulis gunakan untuk pengumpulan data lapangan adalah: a. Observasi, yaitu mengadakan pengamatan langsung kelapangan guna mengamati peranan guru PAI dalam pembinaan sikap keagamaan siswa SMP Islam Parung-Bogor. b. Angket, untuk mengumpulkan data tentang peranan guru PAl dalam pembinaan keagamaan siswa SMP Islam Parung-Bogor. c. Wawancara, yaitu pengambilan data dengan menggunakan Tanya jawab yang ditujukan kepada guru PAI dan siswa SMP Islam Parung. d. Dokumentasi, yaitu pengumpulan data dengan cara meneliti data-data yang sudah didokumentasikan oleh pihak sekolah sehingga peneliti dengan mudah mendapatkan data-data yang diperlukan. 3. Penentuan Populasi dan Sample a. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa SMP Islam Parung - Bogor kelas 2 ( dua Yang berjumlah 200 siswa ). b. Sample yang diteliti 20% yaitu 40 siswa. 4. Teknik Pengolahan data Untuk menganalisa data penulis menggunakan langkah-langkah tersebut sebagai berikut: a. Editing, semua angket harus di teliti satu persatu tentang kelengkapan dan kebenaran pengisian sehingga terhindar dari kekeliruan dan
7
b. Skoring, memberikan skor terhadap pertanyaan yang ada pada angket. c. Tabulating adalah perhitungan terhadap data yang sudah diberi skor dengan dengan menggunakan rumus statistik sederhana, dengan cara mentabulasikan atau memindahkan jawaban responden dalam tabel kemudian dicari prosentase untuk dianalisa dan diprosentasikan. Data yang telah dikumpulkan kemudian diolah dengan menggunakan teknik persentase, dengan rumus: P= F x100% N P= Angka persentase F= frekwensi yang sedang dicari N= jumlah frekwensi/banyaknya individu
E. Sistematika Penulisan Pembahasan skripsi ini terdiri dari lima bab dan setiap bab terdiri dari sub-sub bab pembahasan dengan sistematika penyusunan sebagai berikiut: BAB I : Pendahuluan yang terdiri dari Jatar belakang masalah, masalah dan perumusan masalah, metode penelitian, tujuan penelitian dan sistematika penulisan. BAB II : Mengemukakan teori tentang guru pendidikan agama Islam dan kerangka konsep, yang meliputi pengertian guru PAI, kompetensi guru PAI dan fungsi guru PAI, dan di dalamnya juga dibahas tentang
sikap
keagamaan
yang
meliputi
pengertian
sikap
keagamaan, sikap siswa remaja terhadap agama, factor-faktor yang mempengaruhi sikap keagamaan dan fungsi sikap bagi siswa. BAB III : Mengemukakan tentang gambaran umum sekolah yang meliputi sejarah sekolah, struktur organisasi sekolah, visi rnisi sekolah, keadaan guru, karyawan dan murid, sarana dan prasarana, dan kegiatan ekstrakurikuler. BAB IV : Mengemukakan hasil penelitian, meliputi pembinaan guru PAI dalam sikap keagamaan siswa di SMP Islam Parung-Bogor, keberhasilan guru PAI dalam membina sikap keagamaan siswa dan analisis data.
BAB II KAJIAN TEORJ TENTANG GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DAN SIKAP KEAGAMAAN DAN KERANGKA KONSEP
A.
Kajian Tentang Guru Pendidikan Agama Islam Dalam dimensi dunia pendidikan guru adalah sosok manusia mulia yang
mempunyai tanggung jawab berat dan besar yaitu membawa siswanya pada satu taraf kematangan tertentu. Sejalan dengan ini adalah Allah SWT mengisyaratkan dalam Al-qur'an surat Al-Mujadalah ayat 11: ..-
J.
SJ
o
0-
IP
/
J.
....
IP
IP
~ 0.P ~ illlj ~b,.)~ ~11))1::r.:D1j~1_;.1~ ::r.:U1 illl
,..
t;!°_;.
Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman diantara kamu dan
.
orang-orang yang berilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.(AL-Mujadalah: 11 ). 1 Guru merupakan salah satu faktor pendidikan yang sangat berperan, karena guru itulah yang akan bertanggung jawab dalam upaya membina dan membimbing perilaku anak didik guna pembentukan pribadinya, terlebih-lebih guru agama, karena mempunyai tanggung jawab yang lebih berat yaitu selain ia
bertanggung jawab terhadap pembinaan sikap siswa yang sesuai dengan ajaran agama Islam juga bertanggung jawab kepada Allah.
1. Pengertian Guru Pendidikan Agama Islam Untuk membahas pengertian guru agama Islam, penulis akan memaparkan terlebih
Departemen Agama, Al-qur'an dan Tafairnya, (Yogyakarta: PT. Dana Bhakti Wakaf,
1990), h. 24
9
pengertian ini menjelaskan bahwa guru adalah orang yang melakukan kegiatan mendidik atau mengajar. Dalam kamus besar bahasa Indonesia, disebutkan bahwa "guru berarti mengajar".
3
orang yang
pekerjaannya
(mata pencaharian, profesinya)
dengan demikian, dapat dilihat bahwa guru secara fungsional
menunjukkan
seseorang
yang
melakukan
kegiatan
dalam
memberikan
pengetahuan, keterampilan dan pengalaman serta teladan. Dalam undang-undang sistem pendidikan nasional No. 20 tahun 2003 pasal 39 ayat 2, "guru adalah merupakan tenaga professional yang bertugas merencanakan
dan
melaksanakan
proses
pembelajaran,
menilai
hasil
pembelajaran, melakukan pembimbingan dan pelatihan, serta melakukan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat, terutama bagi pendidik pada perguruan tinggi".4 Pada kenyataannya yang ada ditengah masyarakat, pengertian guru diartikan secara luas, yaitu "semua orang yang pernah memberikan ilmu atau kepandaian yang tertentu kepada seseorang atau kelompok orang". 5 Pendapat ini didasari bahwa pada kenyataan ditengah masyarakat (diluar sekolah) kita dapati guru digunakan seperti guru mengaji, guru silat, guru mengetik dan sebagainya. Jadi, jika kita lihat dari segi tempat tugas seorang guru bukan hanya bertugas di sekolah saja, melainkan diluar sekolah yaitu lingkungan masyarakat. Dengan demikian guru bukan hanya orang yang mengajar bidang studi saja, tetapi guru juga orang yang mendidik dan membantu murid dalam perkembangan jasmani dan rohaninya untuk mencapai kedewasaan. Dari pengertian guru diatas dapat diambil suatu kesimpulan bahwa guru bukanlah sekedar pemberi ilmu pengetahuan kepada anak didiknya didepan kelas, tetapi merupakan tenaga professional yang disamping memperhatikan aspek kognitif juga aspek psikomotorik dan afektif pada anak didik agar tumbuh dan 3
Tim Penyusun Kamus, Pusat Pemblnaan dan Pengembangan, Kamus Besar Bahasa
Indonesia, 1988), eel. I, h. 288 4
Undang-Undang Sisdiknas No. 20 Tahun 2003, (Bandung: Fokusmedh
?001\ h
~'
JO
terbina secara utuh sebagai manusia-manusia yang berpribadi sehingga maksud mendidik untuk mengantarkan anak didik menuju kearah kedewasaan dapat tercapai. Pengertian pendidikan agama Islam menurut penjelasan pasal 30 BAB VI ayat 2 UUSPN No. 20 tahun 2003, "pendidikan agama berfungsi mempersiapkan peserta didik menjadi anggota masyarakat yang memahami dan mengamalkan nilai-nilai ajaran agamanya dan/atau menjadi ahli ilmu agama". 6 Pendidikan agama Islam Menurut Zakiah Darajat adalah " usaha berupa bimbingan dan asuhan terhadap anak didik agar kelak setelah selesai pendidikannya dapat memahami dan mengamalkan ajaran agama islam serta menjadikannya sebagai pandangan hidup (way oflife)". 7 Menurut Zuhairini adalah "usaha-usaha sistematis dan pragmatis dalam membentuk anak didik agar nantinya setelah selesai dari pendidikan ia dapat memahami, menghayati dan mengamalkan ajaran agama islam sebagai suatu pandangan dalam hidupnya dalam keselamatan dan kesejahteraan hidup". 8 Menurut Sahilun Nasir "Pendidikan Agama Islam adalah usaha yang sistematis dan pragmatis dalam membimbing anak didik yang beragama Islam dengan cara yang sedemikian rupa, sehingga ajaran-ajaran Islam itu benar-benar menjiwai, menjadi bagian integral dalam pribadinya, dimana ajaran-ajaran Islam itu benar-benar difaharni, diyakini kebenarannya, diamalkan menjadi pedoman hidupnya, menjadi pengontrol terhadap perbuatan, pemikiran dan sikap mental".9 Menurut Muhaimin, pendidikan agama Islam yakni upaya untuk tnendidikan agama Islam atau ajaran Islam dan nilai-nilainya, agar menjadi way of life (pandangan dan sikap hidup) seseorang dalam pengertian ini pendidikan agama Islam dapat terwujud : (1) segenap kegiatan yang dilakukan seseorang atau suatu lembaga untuk membantu seorang atau sekelompok peserta didik dalam menanarnkan dan menumbuh kembangkan ajaran Islam dan nilai-nilainya; (2) segenap fenomena atau peristiwa perjumpaan antara dua orang atau lebih yang 6
Undang-Undang ... , h. 16
7
Zakiah Darajat, dkk, I/mu Pendidikon Islam. (Jakarta: Bumi Aksara. 1996). cet. 1 h RI\
11
dampaknya ialah tertanamnya dan atau tumbuh kembang ajaran Islam dan nilai-nilainya pada salah satu atau beberapa aspek. 10 Sedangkan pengertian guru pendidikan agama Islam Menurut Basyiruddin dan Syafruddin pengertian "guru pendidikan agama Islam adalah pendidik professional. profesional berasal dari kata profesi adalah bidang pekerjaan yang dilandasi
pendidikan
keahlian
(keterampilan,
kejuruan
dan
sebagainya)
tertentu" . 11 Pekerjaan professional sebagai pendidik pada dasamya bertitik tolak dari panggilan jiwa, tanggung jawab sosial dan tanggung jawab keilmuan. Kinerja guru pendidikan agama Islam menyangkut semua aktifitas atau tingkah Iaku yang di kerjakan oleh seorang pendidik agama Islam dalam mencapai suatu tujuan atau hasil pembelajaran agama Islam. Menurut Ahmad D Marimba, "guru agama Islam adalah orang yang memikul tanggungjawab untuk mendidik". 12 Menurut Prof. H. M. Arifin M. Ed adalah : "orang yang membimbing, mengarahkan dan membina anak didik menjadi manusia yang matang atau dewasa dalam sikap dan kepribadiannya sehingga tergambarlah dalam tingkah lakunya nilai-nilai agama Islam" .13 Dari pengertian pendidikan agama Islam diatas dapat diambil suatu kesimpulan bahwa pendidikan agama Islam adalah suatu usaha bimbingan terhadap anak didik agar dapat memahami, meyakini, menghayati dan mengamalkan serta menjadikan ajaran-ajaran Islam sebagai pedoman hidupnya. Pengertian diatas menunjukkan bahwa bimbingan dalam pembentukan pribadi muslim pada anak didik dilakukan sejak dini, supaya anak didik dapat mengenal dan mengamalkan nilai-nilai agama Islam sejak mendapat pendidikan yang paling rendah.
'° Muhaimin, Paradigma Pendidikan Agama Islam,
(Bandung : Remaja Rosda Karya,
2002), cet. 2 h. 30 11
Syafruddin dan Basyiruddin Usman, Guru Profesional dan Implementasi Kurikulum,
(Jakarta: Ciputat Press, 2002), h. 15 12
Ahmad D Marimba, Pengantar Filsafat Pendidikan Islam, (Bandung :Alma'arif. I QQR\
12
Dari pengertian diatas, penulis dapat mengambil kesimpulan bahwa guru pendidikan agama Islam adalah orang yang telah mengkhususkan dirinya atau menspesialisasikan diri untuk melakukan kegiatan menyampaikan ajaran-ajaran agama Islam kepada murid sebagai pelaksana dari sistem pendidikan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. 2. Kompetensi Guru Pendidikan Agama Islam
Pengertian "kompetensi adalah kewenangan atau kecakapan untuk menentukan atau memutuskan sesuatu hal.maka kompetensi guru agama adalah kewenangan untuk menentukan pendidikan agama yang akan diajarkan pada jenjang tertentu di sekolah tempat guru itu mengajar". 14 Adapun
kompetensi
guru pendidikan agama
Islam dimaksudkan
wewenang guru pendidikan agama Islam dalam memutuskan sesuatu sebagai upaya membantu siswanya menuju kepada kedewasaan. Roestiyah N.K menjelaskan bahwa, "kompetensi diartikan sebagai suatu tugas yang menandai atau pemilikan pengetahuan, keterampilan dan kemampuan yang dituntut oleh jabatan seseorang. Dalam pengertian ini kompetensi lebih dititikberatkan pada tugas guru dalam mengajar". 15 Dengan demikian dapat penulis simpulkan bahwa yang dimaksud dengan kompetensi guru pendidikan agama Islam adalah kecakapan guru pendidikan agama Islam dalam melaksanakan tugasnya dalam pengertian pemilikan pengetahuan, keterampilan dan kemampuan dituntut oleh jabatan guru pendidikan agama Islam. Adapun kompetensi yang dimiliki oleh seorang guru pendidikan agama Islam sebagai berikut :
14
zakiah Darajat, Pendidlkan Islam Dalam Keluarga dan Sekolah, (Jakarta : CV.
Ruhama, 1994), Cet. I, h. 95
13
a. Penguasaan Bahan Pelajaran Penguasaan bahan pelajaran ini merupakan keharusan bagi guru pendidikan agama Islam dan merupakan salah satu kompetensi guru pendidikan agama Islam. Dalam buku metodologi pengajaran agama Islam dinyatakan bahwa, diantara kompetensi yang harus dimiliki oleh guru itu adalah penguasaan bidang studi yang akan diajarkannya. Ia mengetahui arti dan isi bidang studi yang diajarkannya. Dalam ha! ini Hadari Nawawi merinci lebih luas bahwa, "penguasaan bahan tersebut meliputi : 1). menguasai bahan bidang studi masing-masing sesuai kurikulum, 2). menguasai bahan penunjang bidang studi masingmasing". 16 Dengan kompetensi guru pendidikan agama Islam tersebut di atas ini berarti guru agama harus benar-benar mempunyai bekal material dalam menguasai bahan yang akan diajarkan kepada siswa dalam proses belajar mengajamya. b. Mengelola Program Belajar Mengajar Dalam rangka mencapai tujuan instruksional yang dikehendaki, maka guru pendidikan agama Islam mempunyai kompetensi dalam mengelola program belajar mengajar. Tanpa kompetensi seperti ini penulis lebih cenderung mengatakan guru pendidikan agama Islam tersebut mengalami kesulitan dalam membantu siswa untuk mencapai tujuan instruksionalnya. Hal ini karena pengelolaan program belajar mengajar ini adalah suatu rencana, upaya dan tindakan guru dalam program belajar mengajar yang dibuatnya untuk mencapai tujuan instruksional. Oleh karenanya guru pendidikan agama Islam cerdas dan mempunyai fleksibilitas dalam mengelola program belajar mengajar dengan melihat siswa sebagai subyek siswa, baik secara psikologis maupun intelektual.
14
Hadari Nawawi dalam hal ini menulis unsur-unsur mengelola program belajar mengajar sebagai berikut : a. Merumuskan tujuan instruksional b. Mengenal dan dapat mempergunakan metode mengajar c. Mampu memilih , menyusun dan menggunakan prosedur instruksional yang relevan dengan materi dan murid d. Mampu melaksanakan program belajar mengajar yang dinamis e. Mengenal dan memahami kemampuan anak didik f. Mampu merencanakan dan melaksanakan pengajaran remedial. 17 c. Mengelola Kelas Disisi yang lain guru pendidikan agarna Islam harus mempuyai kompetensi dalam mengelola kelas. Menurut Roestiyah N.K.mengelola kelas meliputi: I) .Mengatur tata ruang kelas untuk pengajaran, 2). Menciptakan iklim belajar yang serasi. 18 Kompetensi guru pendidikan agama dalam pengelolaan kelas menunjukkan adanya interaksi antara guru pendidikan agama Islam dengan siswa dalam kegiatan belajar mengajar di kelas, yang memandang bahwa siswa adalah manusia yang dihormati oleh guru pendidikan agama Islam. Dengan demikian peranan guru pendidikan agama Islam didalam kelas diharapkan berhasil. d. Penggunaan Media atau Sumber Penggunaan media atau sumber dalam proses belajar mengajar sangat penting oleh karena itu menentukan dalam usaha pencapaian tujuan pengajaran yaitu tujuan instruksional (secara sempit) dan tujuan kurikuler (secara luas). W.S. Winkel mengatakan, media pengajaran secara luas adalah setiap orang, materi atau peristiwa yang memberikan kesempatan kepada siswa untuk memperoleh pengetahuan, keterampilan dan sikap. Sedangkan media
,.,. --
15
pengajaran secara sempit adalah alat-alat elektromekanis yang menjadi . d an maten. peIaJaran. . 19 perantara antara s1swa e. Penguasaan Metode Pengajaran Pengertian metode mengajar adalah sistem penggunaan teknik-teknik didalam interaksi dan komunikasi antara guru dan murid dalam program belajar mengajar sebagai proses pendidikan. 20 Ada bermacam-macam teknik yang dapat digunakan dalam interaksi itu, antara lain : metode ceramah, Tanya jawab, diskusi, pemberian tugas, demonstrasi dan eksperimen, metode pemecahan masalah dan sebagainaya. Namun dalam penggunaan masing-masing metode, guru dapat memilih metode yang manakah yang tepat untuk digunakan dalam proses belajar mengajar yang akan dilaksanakan disesuaikan dengan materi yang akan disajikan dan situasi dan kondisi. f. Pemahaman Kurikulum
Pengertian kurikulum adalah : "semua pengetahuan, kegiatan-kegiatan atau pengalaman-pengalaman belajar yang diatur dengan sistematis metodis, yang diterima anak untuk mencapai suatu tujuan" .21 Adapun pengertian kurikulum pendidikan agama Islam adalah : "semua pengetahuan, aktifitas (kegiatan-kegiatan) dan juga pengalamanpengalaman yang dengan sengaja dan secara sistematis diberikan oleh pendidik kepada anak didik dalam rangka menjadi tujuan pendidikan agama". 22 Untuk itu, mengetahui isi kurikulum adalah sangat penting bagi seorang guru. Demikian juga setiap guru agama harus memahami betul kurikulum pendidikan agama pada jenjang sekolah tempat ia mengajar.
19
W.S. Winkel, Psiko/ogl Pengqjaran, (Jakarta : PT. Gramedia, 1989), Cet ke-2, h. J 87
20
Zakiah Darajat, Pendidikan Jslam ... ,h.97
16
g. Pemaharnan Psikologi Pemaharnan tentang psikologi ini, meliputi : psikologi umum, psikologi anak atau perkembangan dan psikologi pendidikan. Dengan memiliki pengetahuan ketiga psikologi tersebut, seorang guru dapat mengetahui perkembangan kejiwaan anak, yang hal ini sangat penting guna mengadakan penyesuaian-penyesuaian dalarn melaksanakan pendidikan. Dan dengan mengetahui psikologi pendidikan dapat diketahui garnbaran tentang bagaimana menilai kemajuan belajar anak, cara-cara untuk mengatasi kesulitan-kesulitan belajar anak.
3. Fungsi Guru Agama
Pekerjaan jabatan guru agarna adalah luas, yaitu "untuk membina seluruh kemarnpuan-kemarnpuan dan sikap-sikap yang baik dari murid sesuai dengan ajaran islarn. Hal ini berarti bahwa, perkembangan sikap dan kepribadian tidak terbatas pelaksanaannya melalui pembinaan di dalarn kelas saja. Dengan kata lain,fungsi guru dalarn membina siswa tidak terbatas pada interaksi belajar mengajar saja". 23 Selain sebagai pendidik, "guru mempunyai berbagai fungsi, diantaranya sebagai informatory, yaitu guru sebagai pelaksana cara mengajar informasi, laboratorium, studi lapangan dan sumber informasi kegiatan akademik maupun umum".24
Menurut Roestiyah N.K Fungsi guru agarna adalah : a. Sebagai Fasilitator yaitu menyediakan situasi kondisi yang dibutuhkan oleh individu yang belajar. b. Sebagai motivator yaitu memberi dorongan semangat agar siswa mau dan giat belajar. Guru sebagai motivator disini penting artinya dalam
23
Zakiah Daradjat,Dkk , Metodlk Khusus Pengajaran Agama Islam, ( Jakarta : Bumi
Aksara, 200 I ).cet. 2, h. 262.
17
rangka meningkatkan kegairahan dan pengembangan kegiatan belajar • . 25 mengaJar siswa maupun guru. Menurut Dewa Ketut Sukardi fungsi guru adalah sebagai berikut : a. Sebagai perancang pengajaran artinya guru dituntut untuk memiliki kemampuan merencanakan atau merancang kegiatan belajar mengajar secara efektif dan efisien. Untuk itu seorang guru harus memiliki pengetahuan yang cukup memadai tentang prinsip-prinsip belajar sebagai suatu landasan dalam merencanakan kegiatan belajar mengajar. b. Sebagai evaluator yaitu guru sebagai evaluator dituntut untuk secara terns menerus mengikuti hasil ~restasi) belajar yang telah dicapai murid-murid dari waktu kewaktu. 6 Fungsi sentral guru adalah mendidik. Fungsi sentral ini berjalan sejajar dengan atau dalam melakukan kegiatan mengajar (fungsi instruksional) dan kegiatan bimbingan, bahkan dalam setiap tingkah lakunya dalam berhadapan dengan murid (interaksi edukatif) senantiasa terkandung fungsi mendidik. Dalam pada itu guru pun harus mencatat dan melaporkan pekerjaannya itu kepada berbagai pihak yang berkepentingan atau sebagai bahan yang dapat digunakannya sendiri untuk meningkatkan efektifitas pekerjaannya (sebagai umpan balik). Mengingat lingkup pekerjaan guru seperti yang dilukiskan di atas, maka fungsi guru itu meliputi:
27
a. Guru sebagai pengajar Sepanjang sejarah kegunaan, tugas guru yang sudah tradisional adalah "mengajar". Karenanya sering orang salah duga, bahwa tugas guru hanyalah semata-mata mengajar. Bahkan masih banyak diantara para guru sendiri yang beranggapan demikian atau tampak masih dominan dalam karir sebagian besar guru, sehingga dua tugas lainnya menjadi tersisihkan atau terabaikan.
25
Roestiyah N.K, Masa/ah Pengajaran Sebagal Suatu Sistem, (Jakarta : Bina Aksara,
1986), h. IO 26
Dewa Ketut Sukardi, Bimbin~an dan Penvuluhan Diseko/ah. ( Surahava ·
ll
18
Sebagai pengajar, guru bertugas membina perkembangan pengetahuan, sikap dan keterampilan. b. Sebagai pembimbing dan pemberi bimbingan Guru sebagai pembimbing dan pemberi bimbingan adalah dua macam peranan yang mengandung banyak perbedaan dan persamaannya. Keduanya sering dilakukan oleh guru yang ingin mendidik dan yang bersikap mengasihi dan mencintai siswa. Bagi guru agama meliputi bimbingan belajar dan bimbingan perkembangan sikap keagamaan. Dengan demikian membimbing dan pemberian bimbingan dimaksudkan agar setiap murid diinsyaikan mengenai kemampuan dan potensi diri murid yang sebenarnya dalam kapasitas belajar dan bersikap. c. Sebagai pemimpin atau manajer kelas Guru bertugas pula sebagai tenaga administrasi, bukan berarti sebagai pegawai kantor, melainkan sebagai pengelola kelas atau pengelola (manajer) interaksi belajar mengajar. Meskipun masalah pengelolaan ini dapat dipisahkan dari masalah mengajar dan bimbingan, tetapi tidak seluruhnya dapat dengan mudah diidentifikasi. Sesunggulmya ketiga ha! itu saling berhubungan dan tidak terpisahkan dari mengajar itu sendiri. Yang terakhir itu dikenal sebagai tugas sebagai administrasi (fungsi manajerial). Ketiga tugas itu dilaksanakan sejalan secara seimbang dan serasi. Tidak boleh ada satu pun yang terabaikan, karena semuanya fungsional dan saling kait-berkaitan dalam menuju keberhasilan pendidikan sebagai suatu keseluruhan yang tidak terpisahkan.
B. Kajian Tentanag Sikap Keagamaan 1. Pengertian Sikap Keagamaan Siswa Sebelum sampai kepada pengertian sikap keagamaan terlebih dahulu ada baiknya penulis akan menguraikan tentang pengertian sikap dan pengertian agama
19
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia bahwa sikap adalah "perbuatan dan sebagainya yang berdasarkan kepada pendirian (pendapat atau keyakinan) atau dapatjuga diartikan sebagai pandangan hidup". 28 Dalam pengertian umum "sikap dipandang sebagai seperangkat reaksireaksi afektif terhadap objek tertentu berdasarkan hasil penalaran, pemahaman, dan penghayatan individu". 29 Dengan demikian sikap terbentuk dari hasil belajar dan pengalaman seseorang dan bukan sebagai pengaruh bawaan (faktor intern) seseorang serta tergantung objek tertentu. Untuk lebih memahami makna dari sikap, di bawah ini akan diuraikan beberapa definisi sikap yang dikemukakan oleh beberapa ahli. Drs. Ngalim Purwanto mendefinisikan sikap sebagai berikut : "sikap adalah suatu kecendrungan untuk bereaksi dengan cara tertentu terhadap suatu perangsang atau situasi yang dihadapi". 30 Prof Dr. Mar'at merangkum pengertian sikap dalam 11 rumusan. Rumusan umum tersebut adalah bahwa : 1. Sikap merupakan hasil belajar yang diperoleh melalui pengalaman dan interaksi yang terus menerus dengan lingkungan. 2. Sikap selalu dihubungkan dengan objek seperti manusia, wawasan, peristiwa ataupun ide. 3. Sikap diperoleh dalam berinteraksi dengan manusia lain baik di sekolah, di rumah, tempat ibadah ataupun tempat lainnya melalui nasihat, teladan atau percakapan. 4. Sikap sebagai wujud dari kesiapan untuk bertindak dengan cara-cara tertentu terhadap objek. 5. Bagian yang dominan dari sikap adalah perasaan dan afektif seperti yang tampak dalam menentukan pilihan apakah positif, negatif atau ragu-ragu. 6. Sikap memiliki tingkat intensitas terhadap objek tertentu yakni kuat atau lemah. 7. Sikap bergantung kepada situasi dan waktu, sehingga dalam situasi dan saat tertentu mungkin sesuai, sedangkan disaat dan situasi yang berbeda belum tentu cocok. 28
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta :
Balai Pustaka, 1998). h. 700 29
Jalaluddin, Psiko/ogi Agama, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2004),cet. 8, h. 207
JO
M. Ni!alim
Pnrw~ntn
Pc-ilrr.Jr.,..,,; D~-.J~J~'--
20
8. Sikap dapat bersifat reiatif konsisten daiam sejarah hidup individu. 9. Sikap merupakan bagian dari konteks persepsi ataupun kognisi individu. IO. Sikap merupakan penilaian terhadap sesuatu yang mungkin mempunyai konsekuensi tertentu bagi seseorang atau yang bersangkutan. 11. Sikap merupakan penafsiran dan tingkah laku yang mungkin menjadi indikator yang sempurna, atau bahkan tidak memadai. 31 Rumusan tersebut menunjukkan bahwa sikap merupakan predisposisi untuk bertindak senang atau tidak senang terhadap objek tertentu yang mencakup komponen kognisi, afeksi, dan konasi. Dengan demikian sikap merupakan interaksi dari komponen tersebut secara kompleks. Komponen kognisi akan menjawab tentang apa yang dipikirkan atau dipersepsikan tentang objek. Komponen afeksi dikaitkan dengan apa yang dirasakan terhadap objek (senang atau tidak senang), sedangkan komponen konasi berhubungan dengan kesediaan atau kesiapan untuk bertindak terhadap objek. 32 Dengan demikian sikap yang ditampilkan seseorang adalah merupakan hasil dari proses berfikir, merasa dan pemilihan motif-motif tertentu sebagai reaksi terhadap suatu objek. Menurut Zakiah Darajat tingkah Iaku atau ahlak seseorang adalah "sikap seseorang yang dimanifestasikan ke daiam perbuatan. Sikap seseorang mungkin saja tidak digambarlcan ke dalam perbuatan atau tidak tercermin dalam periiakunya sehari-hari, dengan perkataan Iain adanya kontradiksi antara sikap dan perilaku. Oleh karena itu meskipun secara teoritis ha! itu terjadi tetapi dipandang dari sudut ajaran-ajaran Islam itu termasuk iman yang rendah".33 Jadi jelaslah bahwa sikap belum merupakan suatu tindakan atau aktivitas,
akantetapi berupa "predisposisi" tingkah laku. Dapat lebih dijelaskan bahwa sikap merupakan kesiapan untuk bereaksi terhadap objek di lingkungan tertentu sebagai suatu penghayatan terhadap objek tersebut.
31
Jalalludin, Psikoloei.. .. cet. 8. h. 207
21
Sedangkan kata Agama banyak didefinisikan oleh para ahli diantaranya yaitu: Menurut M. Hasby Ash Sruddiqy, definisi agama adalah "Aturan-aturan dari Tuhan Yang maha Esa sebagai petunjuk kepada manusia agar dapat selamat dan sejahtera atau bahagia hidupnya di dunia dan di akhirat dengan petunjukpetunjuk serta teladan pekerjaan Nabi beserta kitabnya. 34 Robert H. Thouless mendefinisikan "agama adalah sikap atau cara penyesuaian diri terhadap dunia yang mencakup acuan yang menunjukkan lingkungan yang lebih luas dari pada dunia fisik yang terikat ruang dan waktu". 35 Prof. Dr. Muzayyin dalam bukunya pedoman pelaksanaan bimbingan dan penyuluhan agama mengatakan, "dari aspek subjektif (pribadi manusia), mengandung arti pengertian tentang tingkah laku manusia yang di jiwai oleh nilainilai keagamaan yang berupa gerakan batin yang mengatur dan mengarahkan tingkah laku tersebut kepada pola hubungan antara manusia dengan Tuhannya dan pola hubungan dengan masyarakat serta alam sekitarnya".36 Dari pendapat diatas, dapat dilihat bahwa agama adalah suatu zat yang lebih agung dan tinggi yang membawa peraturan-peraturan berupa hukum yang harus ditaati demi kebahagiaan hidup di dunia dan di akhirat sedangkan keagamaan itu sendiri berarti perilaku dalam kerudupan beragama. Keagamaan merupakan perwujudan sikap dan perilaku mereka yang berkaitan dengan aqidah, ibadah,dan syariah dan hal-hal yang dianggap suci dan keramat yang berasal dari Allah. Jadi sikap keagamaan remaja adalah suatu keadaan yang ada dalam diri seseorang remaja yang mendoorongnya untuk bertingkah laku sesuai dengan kadar ketaatannya terhadap agama, atau dengan kata lain "sikap keagamaan
34
Ahmad D. Marimba, Pengantar Filsafat Pendidikan Islam, (Bandung : Al-ma'arif,
1989), h.119 35
2,h.22
Robert H Thouless, Pengantar Psikologi Agama, (Jakarta : Rajawali Press, 1995), cet.
22
merupakan suatu keadaan yang ada pada diri seseorang yang mendorong untuk bertingkah laku sesuai dengan ajaran-ajaran agama". Sikap keagamaan tersebut terbentuk oleh adanya konsistensi antara kepercayaan terhadap agama sebagai unsur kognitif, perasaan terhadap agama sebagai unsur afektif dan perilaku terhadap agama sebagai unsur konatif. Jadi sikap keagamaan merupakan integrasi secara komplek antar pengetahuan agama, perasaan agama, serta tindak keagamaan dalam diri seseorang.
37
2. Sikap Siswa Remaja Terhadap Agama Menurut Zakiah Drajat sikap remaja terhadap agama ada empat yaitu : a. Percaya Turut-turutan Kebanyakan remaja percaya kepada Tuhan dan menjalankan ajaran agama, karena mereka terdidik dalam lingkungan yang beragama, karena ibu bapaknya orang beragama, teman-teman dan masyarakat sekelilingnya rajin beribadah, maka ikut percaya dan melaksanakan ibadah dan ajaranajaran agama, sekedar mengikuti suasana lingkungan di mana ia hidup. Percaya turut-turutan ini biasanya tidak Jama, dan banyak terjadi hanya pada masa-masa remaja pertama (umur 13-16 tahun). b. Percaya dengan kesadaran Kesadaran agama pada masa remaja itu, mulai dengan cenderungnya remaja kepada meninjau dan meneliti kembali caranya beragama di masa kecil
a. Semangat Positif Semangat agama yang positif itu disertai dengan menjauhkan bid'ah dan khurafat-khurafat dari agama. Semangat agama yang positif itu berusaha melihat agama dengan pandangan yang kritis, tidak mau lagi menerima hal-hal yang tidak masuk aka! dan bercampur dengan khurafat-
23
khurafat. Pandangan yang seperti itu membangkitkan rasa aman pada remaja terhadap agamanya. Dalam proses pengembangan agama, mungkin saja remaja-remaja itu menyimpang dari ajaran-ajaran agama yang
Bagi seorang remaja yang mempunyai kecendrungan pikiran kekanakkanakan, agama dan keyakinannya biasanya lebih cenderung kepada mengambil unsur-unsur luar yang tercampur kedalam agama, misalnya khurafat, bid'ah-bid'ah dan sebagainya. Remaja-remaja yang seperti itu, mempunyai keyakinan kepada pengaruh-pengaruh jin, setan-setan, bendabenda keramat dan lain-lain. c.
Kebimbangan Agama
Sesungguhnya kebimbangan terhadap ajaran agama yang pemah diterimanya tanpa kritik waktu kecilnya itu, merupakan pula pertanda bahwa kesadaran beragama telah terasa oleh remaja.tentunya kemampuan untuk merasa ragu-ragu terhadap apa yang
Tidak percaya kepada tuhan
Salah satu perkembangan yang mungkin terjadi pada akhir masa remaja adalah mengingkari wujud Tuhan sama sekali dan menggantinya dengan keyakinan lain. Atau mungkin pula hanya tidak mempercayai adanya T-.~L--
- - - - - - ____ ...1_1_
26
3) Lingkungan masyarakat Umumnya siswa SLTP menghabiskan waktunya di luar rumah (sekolah dan masyarakat). Berbeda dengan di sekolah dan di rumah, umumnya pergaulan dimasyarakat kurang memperhatikan disiplin atau aturan yang hams dipatuhi secara ketat. Namun demikian, kehidupan dimasyarakat dibatasi oleh norma-norma dan nilai-nilai yang didukung warganya. Dengan demikian setiap warga berkewajiban untuk mematuhi semua norma-norma tersebut. Norma-norma
dalam masyarakat biasanya sangat dipengaruhi oleh nilai-nilai agama yang dianut. Disamping itu faktor ekstem ini dapat pula berupa alat-alat komunikasi. Seperti : surat kabar, televise, majalah, buku, dan lain-lain.39 Dengan demikian jelaslah bahwa pembentukan dan perubahan sikap tidak terjadi
dengan
dipengaruhi
sendirinya.
lingkungan,
Sikap
dalam
norma-norma,
perkembangannya interaksi
antar
banyak individu,
perkembangan sarana komunikasi dan sebagainya.
4. Fungsi Sikap Bagi Siswa Manusia memerlukan sikap atau ahlak untuk menjalani hidup. Karena sikap mempunyai fungsi untuk menghadapi berbagai situasi yang terjadi. Sikap atau ahlak merupakan cara seseorang untuk bertingkah laku dalam menghadapi situasi, sikap juga berfungsi sebagai ekspresi nilai yang dianut manusia serta sebagai cermin kepribadian yang bersangkutan. Sikap memiliki suatu fungsi untuk menghadapi dunia luar agar individu senantiasa menyesuaikan dengan lingkungan menurut kebutuhannya. Katz berpendapat bahwa "sikap memiliki empat fungsi yaitu : fungsi instrumental, fungsi pertahanan diri, fungsi penerima dan fungsi pemberi arti dan fungsi nilai ekspresi". 40 39 "l"'---1!-.
!ta Novita Adenan, Sri Gurinta, Mengetahui Sikap, Kepercayaan Dan Perilaku Budaya • .....
•
-
27
Berdasarkan fungsi instrumental, manusia dapat membentuk sikap positif maupun negatif terhadap objek yang dihadapinya. Adapun fungsi pertahanan diri berperan untuk melindungi diri dari ancaman luar. Kemudian fungsi penerima dan pemberi arti berperan dalam menyesuaikan diri dengan lingkungan, selanjutnya fungsi nilai ekspresi terlihat dalam pemyataan sikap sehingga tergambar bagaimana sikap seseorang atau kelompok terhadap sesuatu.
C.
Kerangka Konsep Kerangka konseptual adalah upaya mewujudkan ke dalam sebuah skema
ringkas serta rapi, semua uraian yang panjang lebar dari proposisi-proposisi dan teori-teori yang telah dinarasikan peneliti pada bagian analisa.
""""";""'r=· fal= Guru Pendidikan Agama Islam
1
Pembinaan
Jasmani
Rohani Mengajarkan Mengarahkan Melatih, mengawas
Sikap keagLaan Siswa
Hubungan kepada Allah
Hubungan kepada Manusia
Maka kerangka konseptual yang saling berhubungan adalah pendidikan agama islam, guru pendidikan agama islam dan sikap keagamaan siswa.
BAB III GAMBARANUMUMSEKOLAH A. Sejarah Sekolah Yayasan Al-Mansyuriah didirikan sejak tahun 1956, di pelopori oleh tokoh-tokoh masyarakat parung yang memiliki dedikasi yang tinggi terhadap masalah pendidikan dan mempunyai semangat yang membara dalam upaya mencerdaskan kehidupan bangsa, diantaranya : a. KH. Ahmad Mansyur, seorang tokoh pejuang dan ulama. b. H. Mas Mohammad Yatim, seorang tokoh pejuang dan umaro. c. H. Adung Abdul Muhyi, seorang tokoh pejuang dan umaro. d. H. Abdul Halim, seorang tokoh masyarakat. e. H. Abdul Falah, seorang ulama ahli qira' at. f. H. Juhri, seorang tokoh masyarakat.
Selain dari tokoh-tokoh diatas masih banyak lagi tokoh-tokoh masyarakat di wilayah parung dan sekitarnya. Kesemua di antara para tokoh pendiri tersebut sudah wafat, kecuali Bapak H. Mas Mohammad Yatim ( yang sekarang masih menjabat sebagai ketua umum yayasan ). Tujuan didirikannya yayasan Al-Mansyuriah adalah dalam mencerdaskan kehidupan bangsa Indonesia pada umumnya dan masyarakat Parung pada khususnya, karena pada masa itu belum ada lembaga pendidikan yang bersifat formal apalagi untuk tingkat lanjutan pertama dan tingkat lanjutan alas sehingga merupakan suatu beban bagi masyarakat Parung, baik secara moral maupun material dalam upaya mendidik atau menyekolahkan anak-anak mereka kepada jenjang yang lebih tinggi, sebab kalaupun mau memaksa untuk bersekolah maka hams pergi ke Bogor atau ke Jakarta dengan kendaraan yang masih sulit dan langka, apalagi untuk kalangan menengah kebawah. 1. Identitas Nama Sekolah Alamat
: SMP ISLAM PARUNG
29
b. Desa
: Parung
c. Kecamatan
: Parung
d. Kabupaten
: Bogor
e. Propinsi
:JawaBarat
f. KodePos
: 16310
g. Nomor telepon
: (0251) 611451
2. Sejarah a. Sekolah dibuka tahun
: 1967
b. Bentuk Sekolah
: Biasa I konvensional
c. Status Sekolah
: Swasta I Terakreditasi A
d. SK BAS kabupaten bogor
: No :142 /167-DIKMEN Tgl. 23-01-2006
e. Waktu Penyelenggaraan
: Pagi
f.
: 204020519133
Nomor Statistk Sekolah
g. Nomor Data Sekolah
: 2002050148
h. Kepala sekolah yang pemah memimpin adalah sbb: Tabel 1 Nama Kepsek Yang Pemah Memimpin Nama
No
periode
I
K.H. Mansyur
1967 - 1973
2
A. Kami! Amirullah.BA
1973 - 1974
3
Mahmudi
1974 -1976
4
Zaenal Abidin A.S
1976 -1977
5
Drs. H.A.Kamil Amirullah
1977- 1996
6
H.E. Djamhoer, Sag
1996-1998
7
Ahmad Amsori, S.Pd
1998-2002
8
Yayan Herdiana Yazin
2002 - Sekarang
aktur Organisasi Sekolah
,~ YAYASAN
~urikulum
- - - - - - -rvepala Sekolah Yayan Herdiana Yazid
I+-
cin, S.Pd.
Komite Sekolah H. Saimin, S.Ag. H. Zarkasih, S.Ag. Acep Haryadi
b. OSIS ii Susanto mstofa, S.Ag unazat, SE ahlan S.A11.
I
Yayan Herdiana Yazid Drs. Murdiantoro
Wali Kelas
1 l
Guru
l BP Sunaryati ustofa, S.A!
Siswa
1 Prasarana 1in, S.Ag. 1riadi
I
r---.
Humas Drs. Muslim Drs. iRusdi
Keterangan: Kepala instalasi: I. Lab. Komputer: Fazar Syah Alam 2. Lab. Bahasa: Sodikin, S.Pd. 3. Perpus: Mursinah, S.Ant 4. Tata Usaha: Li!iyani Pembimbing Osis: I. Koordinator: Drs. Edi Susanto 2. Wakil Koordinator: Rahmat Hermawan 3. Pembimbing Pramuka: Rahmat Mustofa, S.Ag. 4.
PP.mhimhino PMR· A7at Mnna7:::.t 'RP_
w 0
31
C. Visi dan Misi Sekolah
I. Visi "Menjadi sekolah dengan mutu lulusan terbaik dalam bidang akademis, ekstrakulikuler, dan budi pekerti". 2. Misi a. Melaksanakan pembelajaran yang efektif bagi semua guru dan siswa. b. Melaksanakan pembinaan terhadap guru dan siswa sesuai dengan bakat dan minat secara intensif dan terjadwal. c. Menumbuhkan semangat keunggulan warga sekolah dalam berkarya. d. Mendorong siswa mengenali potensi dirinya untuk meningkatkan motivasi berprestasi. e. Menumbuhkan penghayatan terhadap ajaran agama islam. f.
Menciptakan sekolah sehat.
g. Melaksanakan pembinaan disiplin pada peraturan yang berlaku, teladan dalam sikap dan tindakan atau perbuatan. h. Menigkatkan kerjasama dengan masyarakat atau komite sekolah. 1.
Menumbuhkan dan mengembangkan potensi internal dan eksternal di lingkungan sekolah.
J.
Menumbuhkan iovasi, kreatifitas dan demokrasi dalam pembelajaran.
k. Memberikan pelayanan pendidikan secara profesional dan proforsional sesuai dengan tuntutan dan perkembangan zaman.
I.
Meningkatkan prestasi basil belajar sesuai dengan pencapaian standar kompetensi jurusan.
m. Meningkatkan partisipasi masyarakat dalam melaksanakan pendidikan dan pengajaran. n. Menciptakan lingkungan pendidikan sebagai tempat siswabelajar yang menyenangkan. o. Mengembangkan layanan dalam menggunakan perpustakaan dan iternet sebagai sumber belajar.
32
D. Keadaan Guru, Karyawan dan Murid SMP Islam Parung terdiri dari I orang kepala sekolah, 48 orang guru, 4 orang tenaga administrasi, I orang satpam, 2 orang pembantu dan penjaga sekolah jadi jumlah keseluruhan tenaga kependidikan adalah 56 orang. Adapun data terperincinya sebagai berikut : a. Keadaan Guru Tabel2 Keadaan Guru-guru SMP Islam Parung-Bogor Nama
No
JK
Pendidikan terakhir
Bidang Studi
I
Yayan Herdiana Yazid
L
PGSLP/Seni Rupa
Kertakes
2
H. Saimin Rukhiyat, S.Ag
p
S.l ./PAI
Pendidikan Agamaislam
3
H. Jarkasih S.Ag
p
S.l./PAI
Pendidikan Agamaislam
4
Saefudin
p
PGSMTP/MAT
Matematika
5
Drs. Rusdi
L
S.l./PMP Hukum
PPKN
6
Drs. Eddy SusantoSamilin
L
S. I ./Fisika
IPA Fisika
7
Drs. Muslim
L
S.1./PAI
PAI, Mulok BTQ
8
Dra. Yuliarnis
L
S.l./PMP Hukum
Sejarah, Ppkn
9
Dra. Suparti
p
S. I ./B.Inggris
Bahasa Inggris
IO
Acep Haryadi
L
SMA/STKIP/IPS
Pend Jasmani dan kesehatan
II
Maryanih, S.Ag
L
S. I ./B.Indonesia
Bahasa Indonesia
12
Neni Rukmini, S.Ag
L
S.l ./PAI
Bahasa Sunda
13
Dra. Sri Sunarti
p
S.I./BP/BK
Bahasa Indonesia
14
Drs. Murdiantoro
L
S.1./PLS
IPA Biologi
15
Supriyadi
L
PGSLTP/Seni Musik
Kerajinan Tangan
16
Ahmad Dahlan S.Ag
p
. ···--
S.l.IPAI
----- --
dan kesenian PAI, Mulok BTQ
33
18
Irawati picziani
L
D.IJKomputer
Komputer
19
Fajar Syah Alam, ST
p
S. l /feknik Logam
Matematika, Komputer
20
Ir. Dwi Agustina
p
21
Nining Indria Ningsih
22
Drs. Wahyu Hidayat
IPA Fisika
p
S. l.ffeknik Petemakan S.1./B.Indonesia
p
S. l./Sastra Sunda
Bahasa Sunda,
Bahasa Indonesia
Penjaskes 23
Widji Astuti, SE
L
S.1./Akuntasi
Mulok, Jasa Pembukuan
24
Rahmat Hemmwan
L
MANIU.MUHJ PAI
MuiokBTQ, Penjaskes, IPS Geografi
25
Ajat Munajat, SE
L
S.1./Ekonomi Islam
!PS Ekonomi
26
Dian Andriani. SE
p
S.1./Ekonomi
!PS Ekonomi
27
Heryani, S.Pd
p
S.l JSejarah
!PS Sejarah
28
Agung Wijaya Kusuma S.Ag
L
S.1./PAI
PAI, !PS
29
Nur Rohayati, S.Tp
L
30
Muh Arif Rahman, SH
31
Geografi Matematika
L
S.1.ffeknik Pertanian S.1./Hukum
Rahmat Mustopa, S.Ag
L
S.1./PAI
Matematika
32
Rina Anggraeni, Amd
p
D.3./Agronomi
IPA Biologi
33
LindaYanti, S.Pd
p
S. l ./B.Inggris
Bahasa Inggris
34
Lita Juwita, S.Pd
p
S.1 Jilmu Hukum
IPA Fisika
35
Dra. Susila Herawati
p
S.l ./Administrasi Negara
MulokJasa
PP kn
Pembukuan
36
Munawaroh, S.Pd
p
S.1./B.Inggris
Bahasa Inggris
37
Yudith Evianti
p
S.1./B.Inggris
Bahasa Inggris
38
Dian Kusumawati,S.Pd
p
S.1./B.Indonesia
Bahasa Indonesia
39
Sodikin, S.Pd
I.
~
_1 In.a.,... .........&:
·-~
34
40
Ir. Su'ud Hamid
L
S. I ffeknik Elektro
IPS Fisika
41
Ahmad Wahyudin, S.Ag
L
S.l ./BP/BK
BP/BK
42
Ade Septika Sari, S.Pd
p
S. l ./B.Indonesia
Bahasa Indonesia
43
Yulianti, S.Pd
p
S.1./B.Inggris
Bahasa Inggris
44
Umi Solichatin, S.Pd
p
S. I ./Matematika
Matematika
45
Tuti Hendrawati, S.Pd
p
S.1./Biologi
IPA Biologi
46
Romlih Sudarmadi, S.Pd
L
S. l./IPS
IPS Sejarah
47
Helga Dwi Maryanti, S.Pd
p
S. I ./Matematika
Matematika
48
Siska Melisa, S.Pd
p
S.1/Hukum
IPS Sejarah
49
Neneng Hasanah
p
D.3./Manajemen
MulokJasa Pembukuan
b. Keadaan Pegawai I Karyawan Tabel 3 Keadaan Pegawai No
Jabatan
Personil
I
Ka.TU
I Orang
2
StafTU
2 Orang
3
Bendahara
1 Orang
4
Satpam
1 Orang
5
Pembantu Sekolah
I Orang
6
Penjaga Sekolah
I Orang Jumlah
7 Orang
c. Keadaan siswa (2007/2008) Tabel4 Keadaan Siswa No
Kelas
L
p
Jumlah
1
Kelas I
121
89
210
2
Kelas 2
102
98
200
3
Kelas 3
146
106
251
35
d. Potensi lingkungan atau masyarakat diharapkan mendukung program sekolah, diantaranya : a. Kualifikasi tenaga kependidikan yang memadai. b. Kedisiplinan tenaga kependidikan yang baik. c. Adanya hubungan yang baik antara teman sejawat. d. Kreatifitas tenaga kependidikan dalam mengembangkan program sekolah. e. Sarana dan prasarana yang tersedia. f.
Dukungan dana, baik dari pemerintah maupun masyarakat.
g. Motifasi belajar siswa tinggi, adapula siswa yang sangat tinggi.
E. Sarana dan prasarana a. Tanah dan halaman
I. Status
: Wakaf
2. Luas Tanah
: 4.410 m2
3. Halaman/Taman
600m2
4.Lapangan Upacara
500m2
5.Kebun
512m2
6. Lain-lain
: 1.137 m2
b. Gedung bangunan :
I. Status
: Milik Sendiri
2. Luas Bangunan
: 1.661 m2
c. Kondisi Bangunan :
1. Ruang Kepala Sekolah
: I baik
2. Ruang Wakasek
: I baik
3. RuangGuru
: I baik
4. RuangTata Usaha
: I baik
5. Ruang Perpustakaan
: I baik
I\
R11~nn
T
~h
TC nrn .....n+,,.,...
• 1 L-!1-
36
8. Ruang BP/BK
: I baik
9. Ruang OSIS
: I baik
I 0. Ruang Pramuka
: 1 baik
11. Ruang UKS
: I baik
12. Ruang Mushola
: I baik
13. Ruang Kantin
: I baik
14. Ruang Kelas Belajar
: 21 Ruang
15. Toilet Guru
: I Ruang
16. Toilet Siswa
: 3 Ruang
Semua fasilitas yang dimiliki sekolah tersebut dilihat dari fisiknya masih dalam keadaan baik. Sehlngga dapat mendukung dalam kegiatan belajar mengajar di SMP Islam Parung-Bogor.
F. Kegiatan Ekstra Kurikuler Dalam upaya mengembangkan dan meningkatkan bakat dan keterampilan siswa sekolah menyediakan kegiatan ekstra kurikuler diantaranya adalah: Pramuka, PMR, Paskibra, Rohls, Kyudo, Vokal Group, Sepak Bola, Bulu Tangkis, Marawis, Qosidah. Kegiatan yang dilaksanakan di luar jam pelajaran yang ada di SMP Islam Parung sudah mencatat prestasi yang di banggakan, kegiatan tersebut antara lain : I. Terpilih Peserta Jambore Nasional tahun 2001 2. Lomba Pramuka di Rangkapan Jaya Depok juara I tahun 2002 3. Kompetisi Sepak Bola antar Pelajar Juara II tahun 2003 4. Lomba Teknik Kepramukaan di SMK YKTB Bogor Juara 1 tahun 2003 5. Kompetisi Futsal antar Pelajar di SMK Pariwisata Ciputat Juara II tahun 2004 6. Geladi Tangguh Penggalang Pramuka Tingkat Kabupaten Juara II tahun 2004 7. Lomba PMR antar Pelajar di Depok Juara III tahun 2004
37
9. Raport Sekolah Nilai Baik ( B) tahun 2004 10. LTUB Tingkat Kabupaten Juara II tahun 2005 11. Kompetisi Futsal HUT Yadika Tingkat Kabupaten dan Kotarnadya Juara I tahun 2006 12. Lomba Cepat Tepat ( LCT) se Komisariat Parung Juara 1 tahun 2006 13. Lomba Pramuka, PMR dan Paskibra se Wilayah Pamulang Ciputat Juara 1 ( Juara Umum ) tahun 2006 14. Lomba Nasyid antar Pelajar di SMA Yadika Bogor Juara I tahun 2007 15. Lomba Paskibra antar Pelajar di SMK Pariwisata Ciputat Juara II tahun 2007.
BAB IV HASIL PENELITIAN
A. Pembinaan Guru PAI dalam Pembinaan Sikap Keagaman Siswa Pendidikan agama di sekolah sangat penting untuk membina dan menyempumakan pendidikan agama yang telah mereka peroleh dari keluarga. Pendidikan agama di sekolah hendaknya ditujukan untuk menimbulkan pada siswa kesadaran kepercayaan dan taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa serta membiasakan kepada tingkah laku, sikap dan pandangan hidup yang sesuai dengan ajaran agama. Untuk tercapainya keyakinan yang teguh bagi siswa dalam beragama dan juga mempunyai sikap yang baik, maka guru agama haruslah memberikan pembinaan dan bimbingan dengan cara : 1. Mengamalkan ajaran agama tersebut sebelum diajarkan kepada muridnya,
oleh karenanya pendidikan bidang study agama Islam mempunyai tanggungjawab yang lebih berat daripada pendidik pengetahuan umum. 2. Memungkinkan ajaran agama dengan cara yang dapat memungkinkan adanya komunikasi dan diskusi secara kritis dan obyektif dalam suasana kekeluargaan dan menjauhkan sikap otoriter dari guru agama. 3. Menciptakan suasana kekeluargaan penuh kasih sayang dan saling menghormati. 4. Menjauhkan verbalisme dan berusaha agar pendidikan agama dapat dipahami dan dihayati oleh siswa. 5. Mengusahakan agar peserta didik dapat menjalankan ibadah secara rutin dengan pengalaman secara khusu' dan tawadhu'. "Sekolah menengah pertama Islam yang berlokasi di Parung Bogor, melaksanakan pengajaran pendidikan agama Islam dua jam pelajaran perminggu, untuk membantu tumbuh dan berkembangnya keimanan dalam diri siswa, serta mampu mengembangkan perilaku yang baik dan berbudi pekerti yang luhur" 1•
39
Dengan adanya pembinaan yang dilakukan oleh guru agama di sekolah diharapkan siswa dapat memahami dan menghayati serta mengamalkan ajaranajaran agama Islam yang telah diperolehnya didalam kehidupan sehari-hari dan juga mempunyai tingkah laku yang sesuai dengan ajaran-ajaran agama Islam sehingga akan tercapailah tujuan pendidikan Islam dan tujuan pendidikan nasional.
J. Proses Be/ajar Mengajar
Belajar dan proses belajar adalah suatu sistem yang tidak bisa dipisabkan, keduanya saling berhubungan erat. Hal ini sangat jelas, proses belajar tidak akan terjadi apabila tidak ada yang mengajar, begitu juga sebaliknya apabila tidak ada yang belajar maka tidak ada yang mengajar. Karena berhasil tidaknya pencapaian suatu tujuan pendidikan, sangat bergantung pada proses belajar yang dialami oleh siswa baik ketika ia berada di sekolah maupun di lingkungan luar sekolah. Proses belajar mengajar barn dapat berlangsung secara efektif jika telah terbentuk komunikasi antara pendidik dan anak didik, baik didalam kelas maupun diluar lingkungan masyarakat tertentu. Berdo'a sangat diyakini sebagai salah satu unsur keberhasilan dalam belajar disamping usaha yang ulet dan rajin belajar untuk mencapai suatu prestasi dan keberhasilan. Guru agama sebelum memulai pelajaran diawali dengan berdo'a, dapat dilihat dari tabel :
Tabel 5 Guru Agama Memulai Pelajaran Dengan Berdo'a Option
Frekwensi
Prosentasi
Selalus
34
85%
Kadang-Kadang
6
15%
40
100%
Tidak Pernah Jumlah
40
menjawab guru agama selalu memulai pelajaran dengan berdo'a. 15% responden menjawab guru agama kadang-kadang memulai pelajaran dengan berdo'a dan yang menjawab guru agama tidak pemah memulai pelajaran dengan berdo'a tidak ada. Dan dapat diambil kesimpulan bahwa guru agama mereka setiap mengajar pendidikan agama Islam selalu memulai pelajarannya dengan berdo'a.
2. Metode Cara memberikan pendidikan atau pengajaran agama haruslah sesuai dengan perkembangan psikologis anak didik. Pada masa SMP ini si anak dari segi fisik sedang berjalan dengan cepat dan mempengaruhi jiwanya. Oleh karena itulah dalam menyampaikan materi harus menggunakan metode yang tepat agar materi yang disampaikan dapat dipahami dan lebih lanjut dapat diamalkan oleh siswa. "Adapun metode yang digunakan oleh guru agama di SMP Islam ParungBogor adalah metode ceramah, tanya jawab, demonstrasi, pemberian tugas dan lain-lain. Metode dipergunakan berdasarkan kepentingan dan pertimbangan materi yang diajarkan dan efektivitas pembelajaran". 2 Bimbingan dan contoh kepada siswa adalah salah satu metode yang paling efektif untuk menanarnkan nilai-nilai agama. Dengan bimbingan dan contoh dalam bentuk tingkah laku dan arnal ibadah tersebut akan disampaikan dalam kehidupan sehari-hari. Bimbingan dan contoh tutur kata yang diberikan oleh guru di sekolah cukup baik ha! ini ditujukan dengan jawaban angket dari tabel berikut :
41
Tabel 6 Guru Memberikan Bimbingan dan Contoh Pada Saat Belajar Mengajar Option
Frekwensi
Prosentasi
Selalu
38
95%
Kadang-Kadang
2
5%
Tidak Pernah
-
-
Jumlah
40
100%
Pada tabel diatas menunjukkan bahwa 95% responden menjawab bahwa guru agama selalu memberikan bimbingan dan contoh yang baik pada saat belajar
mengajar, 5% menjawab bahwa guru agama kadang-kadang memberikan bimbingan dan contoh, sedangkan yang menjawab guru agama tidak pernah memberikan bimbingan dan contoh tidak ada sama sekali. Dapat ditarik kesimpulan bahwa guru agama menyadari bahwa bimbingan dan contoh salah satu alat peraga. Praktek atau peragaan adalah salah satu alat penyampaian materi yang efektif karena dengan melihat langsung pemahaman siswa akan lebih mantap karena kalau hanya berupa kata-kata pelajaran sulit lebih mantap dimengerti adapun praktek dalam menjelaskan materi tidak selalu digunakan oleh guru agama di SMP Islam Parung-Bogor, ha! ini dapat dilihat dari tabel :
Tabel 7 Guru Agama Menjelaskan Pelajaran Dengan Praktek Option
Frekwensi
Prosenmsi
Selalu
18
4%
Kadang-Kadang
22
55%
Tidak Pernah
-
-
Jumlah
40
100%
42
bahwa kadang-kadang guru agama mereka menjelaskan dengan praktek dan tidak ada yang menyatakan bawa guru agama tidak pemah menjelaskan pelajaran dengan praktek. Dapat diambil kesimpulan bahwa guru agama dalam menjelaskan pelajaran agama tidak selalu menggunakan praktek hal ini dikarenakan guru agama menyesuaikan materi pelajaran yang benar-benar membutuhkan praktek.
3. Sikap Keagamaan Untuk memperoleh hasil yang maksimal dalam pendidikan agama Islam diajarkan oleh guru agama di sekolah diharapkan dapat menciptakan suasana agamis dalam arti pembinaan atau bimbingan yang telah dilakukan oleh guru agama benar-benar dilaksanakan dan diterapkan dan para siswa terbiasa untuk melaksanakan ajaran agama. Dan "mengusahakan agar para siswa dapat menjalankan ajaran agama dan juga mempunyai tingkah laku baik tidak hanya di sekolah tetapi juga di masyarakat" 3 • Pembinaan sikap keagamaan yang dilakukan guru agama di sekolah sangat penting bagi siswa, untuk dapat menjalankan atau melaksanakan ajaran-ajaran agama dan mempunyai tingkah laku yang baik dengan sesama manusia dan lingkungan sekitarnya. Pembinaan sikap keagamaan yang dilakukan oleh guru agama terdiri dari dua macam, yaitu pengamalan beribadah siswa dan hubungan siswa dengan orang tua, guru dan teman.
a. Pengamalan beribadah siswa Tujuan dari pembinaan sikap keagamaan yang merupakan pengamalan beribadah siswa yang dilakukan oleh guru agama adalah agar mereka menjadi orang-orang yang bertaqwa kepada Allah SWT. Penanaman jiwa keimanan dan ketaqwaan dalam upaya pembinaan sikap keagamaan yang bersifat vertikal kepada siswa mutlak diperlukan, jika siswa sudah tertanam jiwa Islam, iman dan taqwa yang selanjutnya dipupuk
43
dan dikembangkan melalui sarana yang baik, maka mereka akan terbiasa melaksanakan ajaran Islam. Jika di sekolah guru dan guru agama secara terpadu selalu memberikan bimbingan kepada siswa untuk melakukan perbuatan taqwa baik melalui keteladanan ataupun anjuran, perintah dan larangan, pengawasan serta pengendalian sikap siswa yang tidak terpuj i maka mereka akan biasa melakukan bimbingan yang diberikan oleh guru di sekolah. Dalam pembentukan keimanan dan ketaqwaan siswa adalah dengan "perintah melaksanakan shalat lima waktu secara kontinyu, ha! yang dilakukan oleh guru agama dengan cara mengingatkan atau memerintahkan siswa untuk selalu mengerjakan shalat lima waktu yang merupakan kewajiban bagi mereka sebagai seorang muslim'"'. Hal ini dapat dilihat pada tabel :
Tabel 8 Guru Agama Memerintahkan Melaksanakan Shalat 5 waktu Option
Frekwensi
Prosentasi
Selalu
38
95%
Kadang-Kadang
2
5%
Tidak Pernah
-
-
Jumlah
40
100%
Dari tabel diatas menunjukkan bahwa 95% responden meajawab guru agama selalu memerintahkan siswanya untuk melaksanakan shalat lima waktu, 5% responden menyatakan bahwa guru agama kadang-kadang memerintahkan mereka untuk shalat lima waktu dan tidak ada responden yang menjawab guru agama mereka tidak pernah memerintahkan mereka untuk tidak melaksanakan shalat lima waktu. Dari tabel diatas dapat disimpulkan bahwa guru agama sangat memerintahkan kepada siswanya untuk melaksanakan shalat lima waktu tetapi
44
perintah ini tidak seluruhnya dilaksanakan oleh siswa. Hal ini dapat dilihat pada tabel : Tabel 9 Siswa Melaksanakan Shala! 5 waktu Option
Frekwensi
Prosentasi
Selalu
27
67,5%
Kadang-Kadang
12
30%
Tidak Pernah
1
2,5%
Jumlah
40
100%
Dari tabel diatas menunjukkan bahwa 67,5% responden menjawab selalu mematuhi perintah guru agama untuk melaksanakan shalat lima waktu, 30% responden
menjawab
kadang-kadang
mematuhi
perintah
guru
untuk
melaksanakan shalat lima waktu, sedangkan 2,5% responden meajawab tidak pernah mematuhi perintah guru agama untuk melaksanakan shalat lima waktu. ha! ini menunjukkan bahwa siswa hanya mendengarkan perintah guru agama dan tidak adanya pengawasan dan perhatian dari orang tua mereka, sehingga mereka malas untuk melaksanaksanakan shalat. Selain guru agama memerintahkan shalat lima waktu guru agamapun memerintahkan siswanya untuk melaksanakan shalat sunnah (dhuha, tahajjud, dll).hal ini dapat dilihat pada tabel :
Tabel 10 Guru Memerintahkan Melaksanakan Shala! Sunnah (dhuha, tahajjud, dll) Option
frekwensi
Pro;,entasi
Selalu
30
75%
Kadang-Kadang
6
15%
Tidak Pernah
4
10%
Jumlah
40
100%
45
Dari tabel di atas menunjukkan bahwa 75% responden menjawab guru agama selalu memerintahkan siswanya untuk melaksanakan shalat sunnah, 15% responden menjawab kadang-kadang guru agama memerintahkan mereka untuk melaksanakan shalat sunnah, dan 10% responden menjawab guru agama tidak pernah memerintahkan mereka untuk shalat sunnah. Data di atas dapat dilihat bahwa guru agama sangat memerintahkan kepada siswanya untuk melaksanakan shalat sunnah tetapi perintah ini tidak seluruhnya dilaksanakan oleh siswa. Hal ini dapat di lihat pada tabel :
Tabel 11 Siswa Melaksanakan Shalat Sunnah (dhuha, tahajjud, dll) Option
Frekwensi
Prosentwi
Selalu
10
25%
Kadang-Kadang
12
30%
Tidak Pernah
18
45%
Jumlah
40
100%
Dari tabel di atas menunjukkan bahwa 25% responden menjawab selalu mematuhi perintah guru agama untuk melaksanakan shalat sunnah, 30% responden
menjawab
kadang-kadang
mematuhi
perintah
guru
untuk
melaksanakan shalat sunnah, dan 45% responden menjawab tidak pernah mematuhi perintah guru agama untuk melaksanakan shalat sunnah. Selain shalat sunnah guru agamapun memerintahkan siswanya untuk berpuasa di bulan suci ramadhan. Hal ini dapat dilihat pada tabel :
46
Tabel 12 Guru Memerintahkan Untuk Berpuasa Pada Bulan Suci Ramadhan Option
Frekwensi
Prosentasi
Selalu
38
95%
Kadang-Kadang
2
5%
TidakPemah
-
-
Jumlah
40
!00%
Dari tabel di atas menunjukkan 95% responden menyatakan bahwa guru agama mereka selalu memerintahkan untuk berpuasa pada bulan suci ramadhan, 5% responden menjawab kadang-kadang guru agama mereka memerintahkan untuk berpuasa pada bulan suci ramadhan, dan tidak ada responden yang meajawab tidak pemah guru agama mereka memerintahkan untuk berpuasa pada bulan suci ramadhan. Dari data di atas dapat dilihat bahwa guru agama sangat memerintahkan kepada siswanya untuk melaksanakan puasa pada bulan suci ramadhan tetapi perintah ini tidak seluruhnya dilaksanakan oleh siswa. Hal ini dapat dilihat pada tabel :
Tabel 13 Siswa Melaksanakan Puasa Pada Bulan Ramadhan Option
Frekwensi
Prosentasi
Selalu
26
65%
Kadang-Kadang
14
35%
TidakPemah
-
Jumlah
40
100%
Dari tabel di atas menunjukkan bahwa 65% responden menjawab selalu mematuhi perintah untuk melaksanakan puasa pada bulan suci ramadhan, 35% responden menjawab kadang-kadang mematuhi perintah guru agama mereka
48
Tabel 15 Siswa Melaksanakan Puasa Sunnah (senin-kamis, syawal di!) Option
Frekwensi
Prosentasi
Selalu
9
22,5%
Kadang-Kadang
21
52,5%
TidakPemah
10
25%
Jumlah
40
100%
Dari data tabel di atas menunjukkan bahwa 22,5% responden menjawab selalu mematuhi perintah guru agama untuk melaksanakan puasa sunnah, 52,5% responden menjawab kadang-kadang mematuhi perintah guru agama untuk melaksanakan puasa sunnah, dan 25% responden menjawab tidak pemah mematuhi perintah guru agama untuk melaksanakan puasa sunnah ha! ini mungkin tidak ada perintah lebih lanjut dari orang tua mereka sehingga mereka tidak terbiasa mengerjakannya. Pembinaan yang dilakukan oleh guru agama selain perintah shalat dan puasa, siswa juga diperintahkan untuk membaca al-qur'an setiap hari. Hal ini dapat dilihat pada tabel:
Tabel 16 Guru Agama Memerintahkan Membaca Al-qur' an Setiap Hari Optin
Frekwensi
Prosentasi
Selalu
25
62,5%
Kadang-Kadang
11
27,5%
TidakPemah
4
10%
Jumlah
40
100%
Dari tabel di atas menunjukkan bahwa 62,5% responden menjawab guru agama selalu memerintahkan siswanya untuk membaca AI-qur'an setiap hari,
49
mereka untuk membaca Al-qur'an setiap hari, 10% responden menjawab guru agama tidak pemah memerintahkan mereka untuk membaca Al-qur'an setiap hari. Dari data di atas dapat dilihat bahwa guru agama sangat memerintahkan kepada siswanya untuk membaca Al-qur'an setiap hari tetapi perintah ini tidak seluruhnya dilaksanakan oleh siswa. Hal ini dapat dilihat pada tabel :
Tabel 17 Siswa Membaca Al-qur' an Setiap Hari Option
Frekwensi
Prosentasi
Selalu
16
40%
Kadang-Kadang
22
55%
TidakPemah
2
5%
Jumlah
40
100%
Dari tabel di atas menunjujkkan bahwa 40% responden menjawab selalu mematuhi perintah guru agama untuk membaca Al-qur'an setiap hari, 55% responden menjawab kadang-kadang mematuhi perintah guru agama untuk membaca Al-qur'an setiap hari, 5% responden menjawab tidak pemah mematuhi perintah guru agama untuk membaca Al-qur'an setiap hari.
b. Hubungan siswa dengan orang tua, guru dan teman
Pembinaan sikap keagamaan yang dilakukan guru agama di sekolah sangat penting bagi siswa, untuk dapat menjalankan atau melaksanakan ajaran-ajaran agama dan mempunyai sikap yang baik dengan sesama manusia dan Iingkungan sekitarnya. Oleh karena itu, dalam pelaksanaannya guru agama dituntut untuk mampu mengorientasikan pendidikan agama bukan hanya bagaimana agar siswa itu menjadi manusia yang bertaqwa kepada Tuhan Yang maha Esa, tetapi juga hams mampu mengupayakan bagaimana agar siswa itu mempunyai kepekaan dan kepedulian sosial yang tinggi, mempunyai semangat kerja yang dilandasi oleh nila-nilai agama, mampu berhubungan dengan sesama (teman' oranf!.. tua".-rn-·,
so Dalam pembentukan hubungan siswa adalah dengan perintah untuk menghormati orang tua, guru dan teman agar mempunyai hubungan yang baik. "Hal yang dilakukan oleh guru agama dengan mengingatkan atau memerintahkan siswa untuk selalu menghormati orang tua, guru, dan teman"
5
•
Hal ini dapat
dilihat pada tabel: Tabet 18 Guru Memerintahkan Untuk Menghormati Orang Tua, Guru dan Teman Option
Frekwensi
Prosentasi
Selalu
40
100%
Kadang-Kadang
-
-
Tidak Pernah
-
-
Jumlah
40
100%
Dari tabel diatas menunjukkan 100% responden menjawab bahwa guru agama mereka selalu mengingatkan mereka untuk menghormati orang tua, guru, dan teman, tidak ada responden yang menjawab kadang-kadang guru agama mereka mengingatkan untuk menghormati orang tua, guru dan teman, dan tidak ada responden yang menjawab tidak pernah guru agama mereka mengingatkan untuk menghormati orang tua, guru dan teman. Dari data diatas dapat dilihat bahwa guru agama sangat memerintahkan kepada siswanya untuk menghormati orang tua, guru dan teman tetapi perintah
ini tidak seluruhnya dilaksanakan oleh siswa. Hal ini dapat dilihat pada tabel : Tabel 19 Siswa Selalu Menghormati Orang Tua, Guru dan Teman Option
Frekwensi
Prosentasi
Selalu
35
87,5%
Kadang-Kadang
s
12,5%
Tidak Pernah
-
-
Jumlah
40
100%
51
Dari tabel di atas menunjukkan 87,5% responden menjawab bahwa siswa selalu menghormati orang tua, guru, dan teman, 12,5% responden menjawab bahwa siswa kadang-kadang mematuhi perintah guru agama mereka untuk menghormati orang tua, guru dan teman, dan tidak ada responden yang menjawab tidak pernah mematuhi perintah guru agama mereka untuk menghormati orang tua, guru dan teman.hal ini berarti guru agama berhasil memerintahkan mereka untuk
saling menghormati antara siswa dengan orang tua, guru dan teman mereka sehingga dengan saling menghormati kehidupan yang rukun dan damai dapat tercipta. Selain di sekolah siswa diharapkan juga ikut berpartisipasi dalam kegiatan keagamaan di lingkungan sekitar rumah mereka, hal ini sangat penting bagi siswa agar mereka lebih memaharni ajaran Islam dan mereka juga dapat bersosialisasi dengan
masyarakat
sekitar
rumah
mereka.
Untuk
itulah
guru
agama
memerintahkan mereka untuk mengikuti kegiatan keagamaan di sekitar rumah mereka. Hal ini dapat dilihat pada tabel:
Tabel 20 Guru Agama Memerintahkan Untuk Ikut Kegiatan Keagamaan Di Rurnah Option
Frekwensi
Prosentasi
Selalu
20
50%
Kadang-Kadang
17
42,5%
Tidak Pernah
3
7,5%
Jurnlah
40
100%
Dari tabel di atas menunjukkan 50% responden menjawab selalu bahwa guru agama mereka memerintahkan untuk mengikuti kegiatan keagamaan, 42,5% responden menjawab kadang-kadang bahwa guru agama mereka memerintahkan untuk mengikuti kegiatan keagamaan, dan 7,5% responden menjawab tidak pernah bahwa guru agama mereka memerintahkan untuk mengikuti kegiatan keagamaan. Dari data di atas dapat dilihat guru agama mereka kadang-kadang
52
Tabel 21 Siswa Mengikuti Pengajian Di Sekitar Rumah Optin
Frekwensi
Prosentasi
Selalu
30
75%
Kadang-Kadang
8
20%
Tidak Pernah
2
5%
Jumlah
40
100%
Dari tabel di atas menuajukkan 75% responden menjawab selalu mengikuti pengajian di sekitar rumah, 20% responden menjawab kadang-kadang mengikuti pengajian di sekitar rumah, 5% responden menjawab tidak pernah mengikuti pengajian di sekitar rumah, ha! ini mungkin disebabkan karena mereka malas untuk mengikuti kegiatan pengajian di rumah. Guru agama sebagai pengasub, pendidik dan Pembina sikap dan tingkah laku pada siswa benar-benar menanamkan sikap dan tingkah laku yang sesuai dengan ajaran Islam, karena pembentukan sikap dan tingkah laku pada anak melalui seluruh pengalaman hidupnya dengan panca inderanya. Siswa dengan pengalaman yang dicontohkan dan dilatihkan oleh guru baik secara langsung maupun tidak langsung akan menjadi kebiasaan yang sangat berguna bagi dirinya kelak kemudian hari. Dengan demikian kebiasaan dan pengalaman yang baik harus benar-benar ditanamkan terhadap pribadi siswa maupun hubungan siswa dengan lingkungan. Kegiatan bakti sosial merupakan salah satu bentuk kegiatan yang senantiasa diadakan di SMP Islam Parung-Bogor dalam memupuk sikap kebersamaan, kasih sayang terhadap sesama. Oleh karena itu guru agama memerintahkan kepada siswanya untuk aktif mengikuti bakti sosial ini. Hal ini dapat dilihat pada tabel:
53
Tabel 22 Guru Agama Untuk Aktif mengikuti Kegiatan Bakti Sosial Option
Frekwensi
Prosentasi
Selalu
30
75%
Kadang-Kadang
5
12,5%
TidakPemab
5
12,5%
Jumlab
40
100%
Dari tabel di atas menunjukkan 75% responden menjawab selalu babwa guru agama mereka memerintabkan untuk aktif mengikuti kegiatan bakti sosial, 12,5% responden menjawab kadang-kadang babwa guru agama mereka memerintabkan untuk aktif mengikuti kegiatan bakti sosial, 12,5% responden menjawab tidak pemab guru agama memerintabkan untuk mengikuti kegiatan bakti sosial. Dari
data di
atas
dapat dilihat
babwa guru agama
sangat
memerintabkan untuk aktif mengikuti kegiatan bakti sosial tetapi tidak sepenuhnya siswa melaksanakan perintah ini. Hal ini dapat dilihat pada tabel :
Tabel 23 Siswa AktifMengikuti Kegiatan Bakti Sosial Option
Frekwensi
Prosentasi
Selalu
29
72,5%
Kadang-Kadang
8
20%
TidakPemab
3
7,5%
Jumlab
40
100%
Dari tabel di atas menunjukkan 45% responden menjawab selalu aktif mengikuti kegiatan bakti sosial, 45% responden meajawab kadang-kadang aktif untuk mengikutj kegiatan bakti sosial, 10% responden menjawab tidak pemab
54
Dapat disimpulkan dari tabel di atas bahwa kegiatan bakti sosial kemanusiaan siswa adalah cukup baik dan memberikan kesan yang positif. Namun demikian upaya seorang pendidik terutama guru agama bukan sekedar bukti nyata dari kegiatan sosial siswa melainkan lebih dari itu yakni nilai-nilai keikhlasan. Tabel 24 Guru Agama Memerintahkan Untuk Membantu Orang Lain Terkena Musibah Option
Frekwensi
Prosentasi
Selalu
37
92,5%
Kadang-Kadang
3
7,5%
Tidak Pernah
-
-
Jumlah
40
100%
Dari data tabel di atas dapat dilihat bahwa guru agama sangat berperan dalam membina jiwa sosial mereka untuk membantu orang lain yang tertimpa musibah, terlihat bahwa 92,5% responden menyatakan bahwa guru agama memerintahkan mereka untuk membantu orang yang terkena musibah, 7,5% responden menyatakan bahwa guru agama kadang-kadang memerintahkan untuk menolong orang yang terkena musibah dan tidak ada responden yang menjawab bahwa guru agama tidak pernah memerintah untuk tidak menolong orang lain yang terkena musibah. Dari data tabel di atas jelas bahwa guru agama memerintahkan kepada siswanya untuk membantu meringankan beban orang lain yang sedang terkena musibah dan ha! ini dipatuhi oleh semua siswanya apabila mereka melihat teman atau orang lain untuk terkena musibah. Hal ini dapat dilihat pada tabel:
55
Tabel 25 Apakah kamu Menolong Jika ada Temanmu Yang Terkena Musibah Option
Frekwensi
Prosentasi
Selalu
38
95%
Kadang-Kadang
2
5%
TidakPemah
-
-
Jumlah
40
100%
Dari tabel data di atas temyata 95% responden menjawab selalu akan menolong jika ada teman yang terkena musibah, 5% responden meajawab kadang-kadang meolong jika ada teman yang terkena musibah dan tidak ada responden yang menjawab tidak pemah menolong jika ada teman yang terkena musibah.
B. Keberhasilan Guru Pendidikan Agama Islam Dalam Membina Sikap Keagamaan Siswa Para pendidik harus selalau membina moral, perilaku dan kebiasaan melaksanakan ajaran agama dan juga membiasakan siswa untuk bersikap dengan baik agar tujuan pendidikan agama dapat tercapai dan tumbuh kemampuan siswa untuk melaksanakan ajaran agama dengan maksimal. Oleh karena itulah guru tidak cukup hanya menuangkan ilmu pengetahuan saja, atau hanya memikirkan peningkatan
ilmiah
saja dan
kecakapan anak-anak tetapi
harus
dapat
mengintemalisasikan ajaran agama kedalam pribadi anak didik.
1. Pelaksanaan sikap keagamaan siswa Nilai-nilai luhur agama Islam yang diajarkan kepada anak didik bukan untuk dihapal menjadi pengetahuan, tetapi untuk dihayati dan diamalkan dalam kehidupan sehari-hari. Upaya yang dilakukan pendidik untuk menjadikan nilai-nilai luhur
57
Tabel 27 Siswa Melaksanakan Option
Frekwensi
Prosentasi
Selalu
16
40%
Kadang-Kadang
18
45%
TidakPemah
6
15%
Jumlah
40
100%
Dari tabel di atas menunjukkan bahwa 40% responden menjawab selalu melaksanakan shalat berjama'ah di mushalla sekolah, 45% responden menjawab kadang-kadang melaksanakan shalat berjama'ah di mushalla sekolah, 15% responden menjawab tidak pemah melaksanakan shalat berjama'ah di mushalla sekolah, ha! ini menunjukkan bahwa siswa hanya mendengarkan perintah guru agama dan kurang adanya pengawasan guru agama sehingga mereka malas untuk melaksanakan shalat berjama'ah di mushalla. Selain memerintahkan untuk melaksanakan shalat dzuhur berjama'ah di mushalla sekolah, guru agama juga memerintahkan siswanya untuk mengucapkan salam kepada orang tua, guru, dan teman. Hal ini dapat dilihat pada tabel:
Tabel 28 Guru Agama Memerintahkan Mengucapkan Salam Pada Orang Tua, Guru dan Teman Option
Frekwensi
Prosentasi
Selalu
35
87,5%
Kadang-Kadang
5
12,5%
TidakPemah
-
-
Jumlah
40
100%
58
Dari tabel di atas menunjukkan 87,5% responden menjawab bahwa guru agama selalu memerintahkan untuk mengucapkan salam apabila bertemu dengan orang tua, guru dan teman, 12,5% responden menjawab kadangkadang guru agama mereka memerintahkan untuk mengucapkan salam apabila bertemu dengan orang tua, guru dan teman, dan tidak ada responden yang menjawab
tidak pernah guru agama mereka memerintahkan
untuk
mengucapkan salam apabila bertemu dengan orang tua, guru dan teman. Dari data tabel di atas dapat dilihat bahwa guru agama sangat memerintahkan kepada siswanya untuk mengucapkan salam apabila bertemu dengan orang tua, guru dan teman tetapi perintah ini tidak seluruhnya siswa dapat melaksanakannya. Hal ini dapat dilihat pada tab el:
Tabel 29 Siswa Mengucapkan Salam Kepada Orang Tua, Guru dan Teman Option
Frekwensi
Prosentasi
Selalu
21
52,5%
Kadang-Kadang
19
47,5%
Tidak Pernah
-
-
Jumlah
40
100%
Dari tabel di atas mennjukkan 52,5% responden menjawab bahwa mereka selalu mematuhi perintah guru agama untuk mengucapkan salam apabila bertemu dengan orang tua, guru dan teman, 47,5% responden menjawab kadang-kadang mereka mengucapkan salam apabila bertemu dengan orang tua, guru dan teman, dan tidak ada responden menjawab tidak pernah mereka mengucapkan salam apabila bertemu dengan orang tua, guru dan teman. Dari tabel di atas bahwa beberapa siswa mematuhi perintah tersebut, mereka dapat memepererat tali persaudaraan diantara mereka.
59
Rohis merupakan salah satu ekstrakulikuler yang diadakan di sekolah, kegiatan rohis diadakan bertujuan untuk memberikan pemahaman yang lebih mendalam tentang agama Islam. Oleh karena itu guru agama sangat memerintahkan kepada siswa untuk ikut aktif mengikuti kegiatan rohis, ha! ini dapat dilihat pada tabel:
Tabel 30 Guru Memerintahkan Untuk Aktif Mengikuti Kegiatan Rohis Option
Frekwensi
Prosentasi
Selalu
20
50%
Kadang-Kadang
17
42,5%
TidakPemah
3
7,5%
Jumlah
40
100%
Dari tabel di atas menunjnkkan bahwa 50% responden menjawab guru agama selalu memerintahkan mereka untuk aktif mengikuti kegiatan rohis, 42,5% responden menjawab guru agama kadang-kadang memerintah mereka untuk aktif mengikuti rohis, dan 7,5% responden menjawab tidak pemah guru agama memerintahkan mereka untuk aktif mengikuti rohis di sekolah. Berdasarkan data tabel diatas, guru agama selalu mengingatkan dan memerintahkan mereka untuk mengikuti kegiatan rohis di sekolah tetapi perintah ini tidak dilaksanakan oleh para siswa. Hal ini dapat di!ihat pada tabel: Tabel 31 Siswa Aktif Mengikuti Kegiatan Rohis Option
Frekwensi
Prosentasi
Selalu
5
12,5%
Kadang-Kadang
17
42,5%
'T'!.l-1.
n---'-
.~
- .
60
Dari tabel di atas ternyata 12,5% responden yang selalu mengikuti kegiatan rohis di sekolah, 42,5% responden menjawab kadang-kadang mengikuti kegiatan rohis di sekolah dan 45% responden menjawab tidak pernah mengikuti kegiatan rohis di sekolah.
Tabel 32 Guru Memerintahkan Untuk Aktif Dalam Mamperingati Hari-Hari Besar Islam
Option
Frekwensi
Prosentasi
Selalu
37
92,5%
Kadang-Kadang
3
7,5%
Tidak Pernah
-
-
Jum!ah
40
100%
Dari tabel di atas menunjukkan 92,5% responden menjawab selalu bahwa guru agama memerintahkan untuk aktif dalam memperingati hari-hari besar Islam, 7,5% responden menjawab kadang-kadang guru agama memerintahkan untuk aktif dalam memepringati hari-hari besar Islam, dan tidak ada responden menjawab tidak pernah guru agama memerintahkan untuk aktif dalam memperingati hari-hari besar Islam. Dari data diatas dapat dilihat bahwa guru agama sangat memerintahkan untuk aktif dalam memperingati hari-hari besar Islam tetapi perintah ini tidak seluruhnya dilaksanakan oleh siswa. Hal ini dapat dilihat pada tabel.
61
Tabel 33 Siswa aktif Memeperingati Hari-Hari Besar Islam Option
Frekwensi
Prosentasi
Selalu
31
77,5%
Kadang-Kadang
4
10%
Tidak Pernab
5
12,5%
Jumlab
40
100%
Dari tabel di atas menunjukkan 77 ,5% responden menjawab selalu aktif dalam memeperingati hari-hari besar Islam, 10% responden menjawab kadang-kadang aktif dalam memperingati hari-hari besar Islam, 12,5% responden menjawab tidak pernab aktif dalam memeperingati hari-hari besar Islam. Dari data tabel di atas dapat diambil kesimpulan babwa suasana kegiatan keagamaan seperti perayaan hari-hari besar Islam di SMP Islam Parung cukup baik.
2. Tanggztng Jawab Guru Pendidikan Agama Islam Dalam Membina Sikap Keagamaan Siswa Guru agama berbeda dengan guru-guru bidang study lainnya. Guru agama disamping melaksanakan tugas pengajaran, yaitu memberikan pengetabuan keagamaan, ia juga melaksanakan tugas pendidikan dan pembinaan bagi siswa, ia membantu pembentukan kepribadian, pembinaan ablak disamping menumbuhkan dan mengembangkan keimanan
dan
ketakwaan para siswa. Tugas guru agama itu berat, karena disamping membentuk pribadi siswa, ia pun memperbaiki mana yang kurang baik pada mereka, karena anak didik datang ke sekolab telab membawa berbagai nilai dan pengalaman keagamaan yang diperolehnya dari orang tuanya masing-masing. Ada yang sudab baik, tapi ada yang kurang, bahkan mungkin ada yang tidak baik sama Sekali, SeSuai dengan keadaan 0[ail!! tuanVll
mlloina-mAoinn
62
"Guru agama tidak bisa melakukan pembinaan tanpa adanya kerjasama dengan orang tua siswa, ha! ini diperlukan mengingat guru agama hanya melakukan pembinaan apabila mereka ada di lingkungan sekolah"
6
•
Oleh
peran serta orang tua sangatlah penting karena tanpa bantuan dari orang tua, pembinaan yang dilakukan oleh guru agama akan menjadi sia-sia. "Suri tauladan atau contoh dari guru agama di sekolah adalah alat pendidikan yang efektif untuk menanarnkan nilai-nilai agama" 7 • Karena dengan menampilkan suri tauladannya dalam bentuk tingkah laku dan amal ibadah tersebut akan diintemalisasikan dalam kehidupan sehari-hari. Adapun mengenai contoh atau tauladan yang diberikan oleh guru agama dapat dilihat pada tabel: Tabel 34 Guru Agama Memberikan contoh yang Baik Option
Frekwensi
Prosentasi
Selalu
37
92,5%
Kadang-Kadang
3
7'5%
TidakPemah
-
-
Jumlah
40
100%
Dari tabel di atas menunjukkan 92,5% responden menjawab selalu guru agama memberikan contoh yang baik, 7,5% reponden menjawab kadangkadang guru agama memberikan contoh yang baik, dan tidak ada responden menjawab tidak pemah guru agama memeberikan contoh yang baik. Pendidikan agama yang diajarkan di sekolah hanya dua jam perminggu, ha! ini tidaklah cukup untuk guru agama dalam mendidik dan membina siswa, oleh karena itu diperlukan jam pelajaran tambahan untuk
6 7
Drs. Muslim, Hasi/ Wawancara ... h. 79 Ors. Muslim, Hasil Wawancara ... h. 79
63
meningkatkan mutu pemahaman siswa tentang ajaran agama,hal
m1
dapat
dilihat pada tab el:
Tabel 35 Guru Agama memeberikan Pelajaran Agama Tambahan Option
Frekwensi
Prosentasi
Selalu
19
47,5%
Kadang-Kadang
14
35%
TidakPemah
7
17,5%
Jumlah
40
100%
Dari tabel di atas menunjukkan 17,5% responden menjawab selalu guru agama memeberikan pelajaran agama tambahan di luar jam sekolah, 35% responden menjawab kadang-kadang guru agama memeberikan pelajaran agama tambahan di luar jam sekolah, 47,5% responden menjawab tidak pernah guru agama memeberikan pelajaran agama tambahan diluar jam sekolah. Selain mengajarkan tentang pelajaran agama, guru agama hendaknya juga mengajarkan kepada siswa untuk bisa membaca Al-qur'an, agar mereka dapat membaca Al-qur'an dengan baik dan juga dapat mengetahui isi kandungan Al-qur'an dan dapat mengamalkan isinya. Hal ini dapat dilihat pada tabel:
Tabel 36 Guru Agama Mengajarkan Membaca Al-qur'an Option
Frekwensi
Prosentasi
Selalu
33
82,5%
Kadang-Kadang
7
17'5%
TidakPemah
-
-
Jumlah
40
100%
64
Dari tabel di atas menunjukkan 82,5% responden menjawab bahwa guru agama selalu mengajarkan mereka membaca al-qur'an, 17,5% reponden menjawab kadang-kadang guru agama mengajarkan mereka membaca alqur'an, dan tidak ada responden menjawab tidak pemah guru agama mengajarkan mereka membaca al-qur'an.
C. Analisis Data Dari hasil penelitian di atas penulis mengambil suatu kesimpulan tentang peranan guru pendidikan agama Islam dalam pembinaan sikap keagamaan siswa di SMP Islam Parung-Bogor. Dalam ulasan ini penulis mencoba mengambil point-point penting dari peranan guru pendidikan agama islam di sekolah SMP Islam Parung; a. Guru pendidikan agama Islam dalam memberikan pembinaan dan bimbingan baik, ha! ini dapat dilihat dari hasil tabulasi data terhadap cara guru agama sebelum memulai pelajaran yaitu dengan berdo'a (85%). Guru agama juga selalu memberikan contoh yang baik pada saat proses belajar mengajar (75%) dan guru agama kadang-kadang menyampaikan materi menggunakan praktek atau alat peraga (55%). b. Pembinaan sikap keagamaan yang dilakukan oleh guru agama secara vertikal (hubungan siswa dengan Allah SWT) baik, ha! ini dapat dilihat dari hasil tabulasi terhadap perintah guru agama kepada siswa untuk melaksanakan shalat lima waktu (95%), dan sebagian siswa melaksanakan perintah guru agama untuk melaksanakan shalat lima waktu (67,5%), ha! ini berarti tujuan pendidikan berhasil walaupun belum maksimal karena hanya sebagian siswa sudah dapat menyadari bahwa shalat merupakan kewajiban mereka sebagai seorang muslim, ha! ini mungk:in kurangnya peran serta orang tua yang juga ikut memerintahkan mereka untuk melaksanakan shalat. c. Upaya guru agama dalam membina sikap keagamaan siswa secara horizontal (hubungan siswa dengan orang tua, guru, teman dan masyarakat) juga sangat baik, ha! ini dapat dilihat dari hasil tabulasi terhadap perintah guru agama
65
kadang-kadang (20%) dan tidak pernah (7,5%). Selain itu mereka juga diperintahkan untuk saling hormat menghormati dengan orang tua, guru, teman dan masyarakat (100%) dan siswa pun selalu melakukannya (87,5%). Hal ini berarti guru agama dalam membina siswa untuk berperilaku yang baik dengan manusia dinilai berhasil karena mereka telah dapat mewujudkannya dalam kehidupan dan pergaulan mereka.
D. Perspektif Guru Pendidikan Agama Islam Dalam Membina
Sikap Keagamaan Siswa Mendidik adalah tugas utama orang tua. Sekolah hanya meneruskan untuk mengembangkan pendidikan yang telah diletakkan dasar-dasarnya oleh keluarga. Oleh karena itu kerjasama antara guru dan orang tua siswa perlu dijalin dan dibina agar tujuan pendidlkan agama dapat tercapai dengan maksimal. Pendidik adalah seorang yang memiliki tanggung jawab untuk membimbing anak didik, ia tidak hanya bertanggung jawab menyampaikan materi tetapi juga membentuk kepribadian dan membina moral anak didik. Upaya yang harus dilakukan agar ajaran agama dapat diamalkan oleh anak didik adalah yang menciptakan pergaulan yang bersifat mendidik, keteladanan yang mencerminkan perilaku yang dapat dihayati serta mereka diajak untuk mengamalkan ajaran agama. Secara naluriyah manusia memiliki kecendrungan untuk meniru orang lain oleh karena itu suri tauladan yang ditampilkan oleh pendidik dalam membentuk tingkah laku, amal ibadah dan nilai-nilai Iuhur agama dapat menjadi alat peraga langsung dalam membentuk pribadi anak. Apabila guru dan orang tua yang memberikan contoh pengamalan ajaran agama, maka peserta didik akan mempercayainya. 8
8
Drs. Muslim, Hasil Wawancara ... h. 79
BABV
PENUTUP A. Kesimpulan
Berdasarkan uraian-uraian tersebut diatas serta hasil penelitian terhadap peranan guru pendidikan agama Islam dalam pembinaan sikap keagamaan siswa maka penulis mengambil suatu kesimpulan. 1. Peranan guru pendidikan agama Islam dalam pembinaan sikap keagamaan siswa signifikan di indikatori oleh dengan perintah guru agama untuk melaksanakan shalat (95%) dan siswa melaksanakan perintah guru agama untuk melaksanakan shalat (67,5%) dan guru agama memerintahkan ikut aktif mengadakan kegiatan bakti sosial (75%) dan siswa mengikuti aktifmengikuti kegiatan bakti sosial (72%).dan guru agama memerintahkan siswa untuk berpuasa pada bulan suci ramadhan (95%), dan siswa melaksanakan perintah guru agama untuk berpuasa pada bulan suci ramadhan (65%). 2. Pembinaan yang dilakukan oleh guru agama di sekolah sangat penting untuk siswa dalam melaksanakan ajaran agama sehingga mereka taat dalam melaksanakan ajaran agama. Pembinaan sikap keagamaan bukan hanya tanggung jawab guru agama tetapi juga tanggung jawab orang tua mereka. Karena tanpa dukungan dari orang tua dalam membina mereka maka pembinaan yang dilakukan guru agama tidak akan maksimal. Penciptaan suasana lingkungan beragama di sekolah dan di rumah sangat bermanfaat karena sikap keagamaan dapat langsung diamalkan dalam kehidupan sehari-hari.
B. Saran
Berdasarkan apa yang penulis simpulkan tadi, maka penulis memberikan beberapa rekomendasi sebagai berikut : 1. Dalam rangka mewujudkan keberhasilan pembinaan sikap keagamaan pada masa yang akan datanfI
nerh1 OinPrt1mh!lnnlr-.:1n ..,,,,....,. ... .... ..,.......... 1...!----
..l!l_l
1
67
melalui latihan, pembiasaan, contoh dan latihan oleh guru dan orang tua dalam menjalankan sikap keagamaan tersebut. 2. Perlu juga dipertimbangkan dalam membina dan membimbing perlu diadakan pengarahan, pengajaran dan pelatihan agar siswa dapat mengamalkan dan melaksanakan sikap keagamaan dengan sebaik-baiknya. 3. Peningkatan sarana khususnya pendidikan agama Islam. Dalam proses belajar mengajar sarana atau media sangat membantu siswa dalam memahami pelajaran dan untuk menghindari verbalisme, juga membantu siswa untuk mencapai tujuan pendidikan. Sarana berfungsi memudahkan terjadinya proses belajar mengajar. Oleh karena itu dalam rangka membantu menciptakan suasana belajar siswa tentang pendidikan agama secara aktif, guru bidang studi agama sebaiknya menggunakan sarana pendidikan agama Islam yang telah ditetapkan dapat terwujudkan. Dengan menggunakan sarana tersebut, maka pendidikan agama akan memberikan pengalaman yang kongkrit dan mempertinggi daya serap peserta didik, karena menurut ilmu jiwa suatu rangsangan yang tertangkap oleh indera pendengaran, penglihatan dan perasaan akan lama tinggal di otak. 4. Orang tua di rumah lebih aktif dalam memberikan pembinaan dan bimbingan anaknya untuk melaksanakan ajaran agama dan memberikan contoh yang baik karena anak lebih banyak di rumah ketimbang di sekolah. 5. Siswa diharapkan mengamalkan ajaran agama dan mematuhi perintah guru agama untuk melaksanakan ajaran agama.
68
DAFTAR PUSTAKA
Arifin, Muzayyin, Pedoman Pelaksanaan Bimbingan dan Penyuluhan Agama, Jakarta: Golden Trayon Press, 1991. AM, Sardiman, Interaksi Dan Motivasi Be/ajar Mengajar Pedoman Bagi Guru
Dan Ca/on Guru, Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada, 1994. Darjat, Zakiah, Dasar-Dasar Agama Islam, Jakarta: Bulan Bintang, 1984.
_ _ _ ____, flmu Jiwa Agama, Jakarta : Bulan Bintang, 1993.
_ _ _ ____, flmu Pendidikan Islam, Jakarta : Bumi Aksara, 1996.
_ _ _ ____, Metodik Khusus Pengajaran Agama Islam, Jakarta : Bumi Aksara , 2001.
_ _ _ _ _, Peranan Agama Dalam Kesehatan Mental, Jakarta : Gunung Agung, 1995.
_ _ _ ____, Pendidikan Islam Dalam Keluarga dan Sekolah, Jakarta : CV. Ruhama, 1994. Departenen agama, Al-qur'an dan Tafeirnya, Yogyakarta
PT. Dana Bhakti
Wakaf, 1990 Jalaluddin, Psikologi Agama, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2001
Kartono, Kartini, Psikologi Anak, Bandung : Alumni, 1979
M.Ed,Arifin,H.M. Pengantar Filsafat Pendidikan, Jakarta: Bina Aksara, 1987
69
_ _ _ _ _ _, Kapita Selekta Pendidikan (Islam dan Umum), Jakarta : Bina Aksara, 2000 Muhaimin, Paradigma Pendidikan Agama Islam, Bandung
Remaja Rosda
Karya, 2001 Nasir, Sahilun, Pendidkan Agama, Surabaya : Bumi Aksara, 2000
Nawawi, Hadari, Organisasi Seka/ah dan Pengelolaan Ke/as, Jakarta: CV. Mas Agung, 1989. N.K. Roestiyah, Maslah-Masalah I/mu keguruan. Jakarta : Bina Aksara, 1989
_ _ _ _ _ _, Masalah Pengajaran Sebagai Suatu Sistem, Jakarta
Bina
Aksara, 1986. Poerwadaminta, W.J.S. Kamus Bahasa Indonesia, Jakarta: Ba!ai Pustaka, 1991
Purwanto,Ngalim,M, I/mu Pendidikan Teoritis dan Praktis, Bandung
PT.
Remaja Rosdakarya, 1986.
_ _ _ _ _ _,P,sikalogi Pendidikan, Bandung
PT. Remaja Rosda Karya,
2003. Sukardi, Ketut, Dewa, Bimbingan dan Penyuluhan Di Sekolah, Surabaya : Usaha Nasional, Thouless, Robert H, Pengantar Psikalogi Agama, Jakarta : Rajawali Press, 1995.
Tim Penyusun Kamus, Pusat Pembinaan dan Pengembangan, Kamus Bahasa Indonesia, 1988.
70
Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 tabun 2003 Sisdiknas, Bandung Fokusmedia,2006. Usman, Basyiruddin dan Nurdin, Syafruddin, Guru professional dan lmplementasi Kurikulum, Jakarta : Ciputat Pers, 2002.
Winkel, W.S., Psikologi Pengajaran, Jakarta: PT. Gramedia, 1989.
Zuhairini, dkk, Filsafat Pendidikon Islam, Jakarta: Bumi akasara, 1995.
DEPARTEMEN AGAMA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
72
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN Telp.
inda Nomor 95, Ciputat 15412, Indonesia
'(62-21) 7443328, 7401925, Fnx. (62-21)
Email : [email protected]
74~c.328
""""'""""""""""~""""""""""""""""""""""""""""""""""""""""~"""""-~~""""'"""""~""""""""""""""'""""'""""'""""'~ Nomor Lamp. Hal
: ET/TL.02.2/ 11112007 : Outline/Proposal : Permohonan Izin Penclitian
'akarta, 16 Marci 2007
Kepada Yth. Kepala SMP Islam Parung Bogar di Tempat
Assalamu 'alaikum wr. wb. Dengan hormat kami sampaikan bahwa,
Nama
Karmiyati
NIM
103011026717
Jurusan
Pendidikan Agan1a !slain
Semester
VIII ( delapan)
.ludul Skripsi
Pcn111:.1n guru pcndidiknn aga1na isla1n dalan1 pcn1binaan sikap keagamaam siswa SMP Islam Parung Bogar.
adalah bcnar n1ahnsis\V'1 Fnkultas Jlrnu Tarbiyah clan Kcguruan LJIN Jakarta yang scJang n1cnyusun skripsi, dan akan n1cngadakan pcnclitian di instansi/sekolah ya11g Sauclarn pimpin. Untuk itu kami mohon Saudara dapat mengizinkan mahasiswa tersebut melaksanakan penelitian dimaksud. Atas perhatian dan bantuan Saudara, kami ucapkan terima kasih.
Wassalamu 'alaikum wr. wb. a.n. Dekan
Tembusan: I. Dekan FITK 2. Ketua Jurusan ybs.
SEKOLAH MENENGAH PERTAMA
SMP ISLAM PARUNG NSS : 204020519133
3
NOS: 2002050148
Status: TERAKREDITASI "A" SK BAS Nomor: 421/167-Dikmen Tgl. 23 Januari 2006 Alamat: JI. Raya Parung Bogar No. 648 Telp./Fax. (0251) 611451 Kade Pos 16330
SURAT KETERANGAN Nomor: 066/102.5/SMP.IS/S.Ket/2007
Yang bertanda tangan di bawah ini Kepala Sekolah Menengah Pertama (SMP) Islam Parung Kabupaten Bogor menerangkan bahwa :
Nama
: KARMIYATI
NIM/ NIRM
: 103011026717
ringkat / Semester
: IV/ VIII
lurusan
: Pendidikan Agama Islam
ludul Penelitian/Skripsi
: Peranan guru Pendidikan Agama Islam dalam Pembinaan sikap keagamaan siswa SMP Islam Parung Kab. Bogor
Nama tersebut di atas adalah benar telah mengadakan Penelitian/Pengumpulan Data di )ekolah kami terhitung mulai tanggal 15 September s.d. 29 September 2007.
Demikian Surat Keterangan ini dibuat untuk dipergunakan sebagaimana mestinya.
74
ANGKET SISWA PERANAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM PEMBINAAN SIKAP KEAGAMAAN SISWA (Studi Penelitian di Sekolah SMP Islam Parung - Bogor )
Nama Kelas Jenis Kelamin : Hari I Tanggal:
A. Petunjuk Pengisian I. Kami mengharapkan kesedian anda untuk menjawab semua pertanyaan dengan sebenarnya, karena kejujuran anda dapat membantu kami dalam mengumpulkan data yang dapat dipertanggungjawabkan dalam penelitian. 2. kami juga memberitahukan bahwa angket ini untuk keperluan ilmiah dan semua jawaban anda kami jamin kerahasiaannya. 3. Jawablah pertanyaan tersebut dengan memilih salah satu alternative jawaban yang ada dengan menumbuhkan tanda silang (X) sesuai dengan keadaan dan pendapat anda.
B.PERTANYAAN I. Apakah guru agamamu memrintahkan kamu untuk berdo'a sebelum pelajaran dimulai? a. Selalu
b.Kadang-Kadang
c. Tidak Pernah
2. Apakah guru agamamu memberikan bimbingan dan contoh nasehat pada saat belajar mengajar? a. Selalu
b.Kadang-Kadang
c. Tidak Pernah
3. Apakah guru agamamu ketika mengajarkan pelajaran agama islam di iringi dengan praktek?
75
4. Apakah guru agamamu memerintahkan kamu untuk melaksanakan shalat lima waktu? a. Selalu
b. Kadan-Kadang
c. Tidak Pemah
5. Apakah karnu selalu melaksanakan shalat lima waktu sehari semalam? a. Selalu 6.
b. Kadang-Kadang
c. Tidak Pernah
Selain shalat wajib, apakah guru agamamu memerintah kamu untuk melaksanakan shalat sunnah (dhuha, tahajjud, dll)? a. Selalu
b. Kadang-Kadang
c. Tidak Pernah
7. Selain shalat wajib, apakah kamu juga melaksanakan shalat sunnah (dhuha, tahajjud, dan sebagainya) ? a. Selalu
b. Kadang-Kadang
c. Tidak Pemah
8. Apakah guru agamamu memerintahkan kamu untuk berpuasa pada bulan ramadhan selama satu bulan penuh ? a. Selalu
b. Kadang-Kadang
c. Tidak Pemah
9. Apakah kamu melaksanakan puasa ramadhan selama satu bulan penuh ? a. Selalu
b. Kadang-Kadang
c. Tidak Pemah
10. Selain puasa wajib, apakah kamu juga diperintahkan oleh guru agamamu untuk melaksanakan puasa sunnah (senin-kamis, syawal dan lain-lain) ? a. Selalu
b. Kadang-Kadang
c. Tidak Pemah
11. Selain puasa ramadhan, apakah kamujuga melaksanakan puasa sunnah (seninkamis, syawal dan sebagainya)? a. Selalu
b. Kadang-Kadang
c. Tidak Pernah
12. Apakah guru agamamu memrintahkan kamu untuk membaca al Qur'an setiap '? han.
a. Selalu
b. Kadang-Kadang
c. Tidak Pernah
13. Apakah kamu selalu membaca al Qur'an setiap hari? a. Selalu
b. Kadang-Kadang
c. Tidak Pemah
14. Apakah guru agamamu mengingatkan kamu untuk menghormati orang tua, guru dan teman ? a. Selalu
h
K ~rhnn_V 0A
0
--
76
15. Apakah kamu selalu menghormati orang tua, guru dan temanmu ? a. Selalu
b. Kadang-Kadang
c. Tidak Pemah
16. Apakah guru agamamu memerintahkan kamu untuk aktif mengikuti kegistsn keagamaan di lingkungan tempat tinggal kamu? a. Selalu
b. Kadang-Kadang
c. Tidak Pernah
17. Apakah kamu mengikuti pengajian di sekitar rumahmu? a. Selalu
b. Kadang-Kadang
c. Tidak Pemah
18. Apakah guru agama mu memerintahkan untuk aktifmengikuti kegiatan bakti sosial? a. Selalu
b. Kadang-Kadang
c. Tidak pemah
19. Apakah kamu selalu aktif mengikuti kegiatan bakti sosial? a. Selalu
b. Kadang-Kadang
c. Tidak Pernah
20. Apakah guru agama memerintahkan untuk membantu orang lain yang terkena musibah? a. Selalu
b. Kadang-Kadang
c. Tidak Pernah
21.Apakah kamu membantu temanmu yang terkena musibah? a. Selalu
b. Kadang-Kadang
c. Tidak Pernah
22. Apakah guru agama memerintahkan untuk melaksanakan shalat berjama'ah di mushalla sekolah?
a Selalu
b. Kadang-Kadang
c. Tidak Pemah
23. Apakah kamu melaksanakan shalat berjama'ah di mushalla sekolah? a. Selalu
b. Kadang-Kadang
c. Tidak Pernah
24. Apakah guru agama memerintahkan mengucapkan salam pada orang tua, guru dan teman a. Selalu
b. Kadang-Kadang
c. Tidak Pernah
25. Apakah kamu mengucapkan salam pada orang tua, guru, dan temanmu? a. Selalu
b. Kadang-Kadang
c. Tidak Pemah
26. Apakah guru agama memerintahkan untuk aktif mengikuti kegiatan rohis di sekolah? a. Selalu
b. Kadan11-KRt!Rncr
77
27. Apakah kamu aktifmengikuti kegiatan rohis di sekolah? a. Selalu
b. Kadang-Kadang
c. Tidak Pemah
28. Apakah guru agama memerintahkan unmk aktif dalam mamperingati hari-hari besar Islam? a. Selalu
b. Kadang-Kadang
c. Tidak Pemah
29. Apakah kamu aktif dalam memperingati hari-hari besar Islam? a. Se!alu
b. Kadang-Kadang
c. Tidak Pemah
30. Apakah guru agamamu memberikan contoh - contoh sikap yang Baik? a. Selalu
b. Kadang-Kadang
c. Tidak Pemah
31. Apakah guru agama memeberikan pelajaran agama tambahan? a. Selalu
b. Kadang-Kadang
c. Tidak Pemah
32. Apakah guru agama mengajarkan membaca Al-qur'an? a. Selalu
b. Kadang-Kadang
c. Tidak Pemah
78
Berita Hasil Wawancara Guru Pendidikan Agama Islam Pewawancara
: Karmiyati
Yang Diwawancarai : Drs. Muslim Hari I Tanggal
: Selasa, 25 sertember 2007
Tempat
: Ruang Guru
T. Bagaimana pendapat bapak mengenai pelaksanaan pendidikan agama Islam di seko !ah ini ?
J. Menurut saya pelaksanaan pendidikan agama Islam di sekolah ini cukup baik, karena identitas sekolah ini adalah Islam dan bertujuan untuk menjadikan siswa berahiak karimah, dan siswa juga mempunyai kepekaan dan kepedulian sosial yang tinggi, dan siswa juga dapat berhubungan dengan sesama (teman, orang tua, guru dan lingkunganya) dengan baik. T. Berapajam alokasi waktu yang tersedia untuk pelajaran agama?
J. Aloka:;i waktu untuk pelajaran agama islam di sekolah ini hanya 2 jam perrninggu.
T. Bagaimana Langkah-langkah yang bapak lakukan dalam memberikan pelajaran agama Islam?
J. Langkah-langkah yang saya berikan adalah memberikan pelajaran agama sesuai der,gan kemampuan siswa dan menyampaikan materi dengan metode yang sesuai dan tepat serta mudah di cerna dengan siswa.
T. Metode apa yfillg digunakan oleh guru agarna saat mengajar pelajara.'l agama? J. Metode yang saya ajarkan cukup bervariasi, ada metode ceramah, diskusi, Tanya jawab, dan demonstrasi. Metode ini saya gunakan sesuai dengan pokok bahasar1 yag diajarkan.
T. Sarana apa yang tersedia di sekolah ini untuk pelajaran agama ? J. Sarana di sekolah ini sangat minim masih ada kekurangannya. Di sekolah ini hanya ada Mushollah yang digunakan untuk melaksanakan shalat berjamaah dan juga digunakan untuk praktek teori yang sudah saya sampaikan dan Alqur'an. Tafsir dan Juz 'amma.
80
juga membentuk kepribadian dan membina moral anak didik. Dan upaya yang diharus dilakukan dapat diamalkan oleh anak didik adalah yang menciptakan pergaulan yang bersifat mendidik, keteladanan serta mereka diajak untuk mengamalkan ajaran agama.
82
T. Hukuman apa yang diberikan guru agama jika kamu tidak melaksanakan ajaran agama dan berperilaku buruk?
J. Pertama-tama guru menegur dan apabila saya tidak mendengar tegurannya saya diberi hukuman seperti nyanyi didepan teman-teman, membersihkan kelas dan disuruh menghapal ayat-ayat pendek.
Parung, 25 September 2007 Siswa SMP Islam
,,,
83
LO
~
~
::c z 4
..-~.('
---:< ,,..--...z ---
>- ~ f\-' ~
...........
4"
r.n ...... N
"'-I '
< .....,., .......... .-< plC a-.....,. :E
...J
~ ! t
,.,
!
~
~
-t-?·
N
•
V? ~
'Z.
M M
--- -r--,
N ,,.....,
......., ~-"c... _. I-
.
i.•. I
,...,,,... _..,,,.
.
......... ......
to
......... . .._,,.. ........ >
< -
(/)
If) i
::""')
f..i."")
---
N .._.
"--"' ...,
..__ N ..
(./') (./)
z
zN-1.,..
-
84
86
......., o:l
.....
·-
......., .....
~
iXl