PERAN KOMUNITAS EPISTEMIK DALAM DIPLOMASI PERTAHANAN INDONESIA MELALUI KERANGKA ASEAN POLITICALSECURITY COMMUNITY
THE ROLE OF EPISTEMIC COMMUNITY IN INDONESIA’S DEFENSE DIPLOMACY THROUGH ASEAN POLITICAL-SECURITY COMMUNITY FRAMEWORK Marika Moniek Universitas Pertahanan (
[email protected])
Abstrak - Setelah berakhirnya Perang Dingin negara-negara di dunia memiliki perspektif baru dalam melihat ancaman keamanan. Didalam kawasan Asia Tenggara, ASEAN menjadi salah satu organisasi di kawasan yang berusaha untuk menjaga perdamaian dan stabilitas agar tercapai kesejahteraan bagi masyarakat, dengan melakukan upaya pembentukan Komunitas ASEAN yang memiliki tiga pilar, salah satunya adalah ASEAN Political-Security Community (APSC). Indonesia merupakan penggagas pertama pilar tersebut dan menjadikan Indonesia memiliki peran penting di kawasan. Dalam penelitian ini kemudian melihat bagaimana peran dari komunitas epistemik, yang merupakan think-tank atau kumpulan akademisi yang memberikan masukan dan saran bagi para stake holder untuk melakukan pengambilan kebijakan atau keputusan dalam pembentukan APSC dan bagaimana peran yang dilakukan untuk mencapai diplomasi pertahanan Indonesia melalui APSC tersebut. Tesis ini fokus pada peran komunitas epistemik sebagai instrumen diplomasi pertahanan Indonesia. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Data yang terkumpul ialah melalui proses wawancara dengan 4 informan dari institusi terkait. Selain itu data yang digunakan juga dari berbagai literatur. Analisis data dalam penelitian ini dilakukan dengan Teori dan Konsep seperti Teori Peran Organisasi Internasional, Teori Security Community, Teori Multi-track Diplomacy, Konsep Diplomasi Pertahanan, dan Konsep Komunitas Epistemik. Penelitian ini menunjukan dua hal yakni: Pertama, peran yang dilakukan komunitas epistemik dalam kerangka ASEAN Political-Security Community sebagai salah satu Komunitas di ASEAN; Kedua adalah diplomasi pertahanan di dalam ASEAN Political-Security Community yang dilakukan melalui track II diplomacy yaitu NADI sebagai komunitas epistemik pertahanan di ASEAN. Kata Kunci: Komunitas Epistemik, Diplomasi Pertahanan, Komunitas Politik-Keamanan ASEAN Abstract - After the Cold War had ended, states in the world have new perspective in viewing the security threats. In the South East Asia region, ASEAN becomes one of the regional organizations which attempts to preserve peace and the stability to achieve prosperity for the people, by establishing ASEAN Community which has three pillars, one of those is ASEAN Political-Security Community (APSC). Indonesia is the first initiator of that pillar and that makes Indonesia has an important role in the region. This research aims to see how the roles of Epistemic Community which Peran Komunitas Epistemik dalam Diplomasi Pertahanan Indonesia … | Marika Moniek | 75
is think-tank or scholars community who give input and suggestion for the stakeholders to conduct policy making or decision in the establishment of APSC and how APSC’s role to achieve Indonesia’s Defense Diplomacy. This thesis focus on the Epistemic Community’s role as an instrument of Defense Diplomacy. The researcher conducted qualitative research in this study. Data was obtained by interviewing four informants from associated institutions. Besides that, data was also obtained from some literatures. In this study, data was analyzed by Theory and Concept such as International Organization’s Role Theory, Security Community Theory, Defense Diplomacy Concept, Multi-Track Diplomacy, and Epistemic Community Concept. The results of this study show that First, Epistemic Community’s role in the ASEAN Political –Security Community Framework is one of community in ASEAN. Second, Defense diplomacy in ASEAN Political-Security Community is done through track II diplomacy that is NADI as Epistemic Community in ASEAN. Keywords: Epistemic Community, Defense Diplomacy, ASEAN Political-Security Community
Pendahuluan
P tahun
membuat negara-negara di dunia memiliki
asca
berakhirnya
Dingin,
ditandai
Perang
persepsi
dengan
ancaman pasca Perang Dingin. Situasi
runtuhnya tembok Belin pada
1989,
pemahaman
yang
yang
terjadi
sama
dalam
membuat
melihat
terbentuknya
keamanan
kerjasama yang membutuhkan diplomasi
dilihat oleh negara-negara di dunia tidak
antar negara untuk mencapai tujuan dan
lagi sebatas permasalahan ideologi yang
kepentingan, baik kerjasama bilateral
dimiliki oleh Blok Barat dan Blok Timur
atau multilateral, secara regional atau
atau ancaman yang bersumber dari
global,
negara lain dan bersifat militer (state
keamanan dan pertahanan (Simatupang,
security), namun pemahaman keamanan
2013). Asia Tenggara merupakan salah
telah
pemasalahan
satu kawasan di dunia yang melihat
individu (human security). Barry Buzan
adanya pergeseran keamanan tersebut.
dalam bukunya yang berjudul “People,
Assosiation of Southeast Asian Nations
State, and Fear” menyatakan bahwa ada
atau lebih dikenal dengan nama ASEAN
lima sektor dari ancaman yang dibagi atas
merupakan salah satu organisasi di
aspek-aspek
kawasan yang melihat bahwa kerjasama
meluas
kepada
militer,
politik, sosial,
ekonomi dan lingkungan. Kelima sektor
dalam
ancaman
keamanan
yang
ketidakamanan
dapat
menyebabkan
nasional
khususnya
dalam
menanggulangi akan
menjaga
bidang
pergeseran stabilitas
(national
hubungan antar negara di kawasan.
insecurity) dan hal-hal tersebut menjadi
ASEAN terbentuk pada tanggal 8 Agustus
ancaman baru dalam stabilitas keamanan
1967, di Bangkok, Thailand, melalui
di dunia (Buzan, 1991). Hal tersebut
Deklarasi bersama yang dikenal dengan
76 | Jurnal Prodi Diplomasi Pertahanan | Juni 2017 | Volume 3 Nomor 2
Deklarasi Bangkok yang ditanda-tangani
tahun 2015. Komunitas ASEAN ini terdiri
oleh lima negara penggagas pertama,
dari 3 pilar, yaitu Komunitas Ekonomi
yaitu
Filipina,
ASEAN (ASEAN Economic Community),
Singapura dan Thailand (ASEAN, ASEAN
Komunitas Sosial Budaya ASEAN (ASEAN
Selayang Pandang, 2012, hal. 2). ASEAN
Socio-Cultural
merupakan suatu organisasi kawasan di
Komunitas
Asia Tenggara yang memiliki tujuan
(ASEAN
memelihara
(ASEAN, ASEAN Selayang Pandang, 2010,
Indonesia,
Malaysia,
dan
meningkatkan
perdamaian, keamanan, dan stabilitas
Community),
dan
Politik-Keamanan
ASEAN
Political-Security
Community)
hal. 20-21).
serta lebih memperkuat nilai-nilai yang
Kerjasama ASEAN kini menuju
berorientasi pada perdamaian di kawasan
tahapan baru yang lebih integratif dan
dan meningkatkan ketahanan kawasan
berwawasan
dengan memajukan kerja sama politik,
dibentuknya Komunitas ASEAN pada
keamanan, ekonomi, dan sosial budaya
tahun 2015. Hal ini semakin diperkuat
yang lebih luas (ASEAN, Piagam ASEAN,
dengan disahkannya Piagam ASEAN yang
2010).
ASEAN
secara khusus akan menjadi landasan
mengesahkan Bali Concord II pada KTT
hukum dan landasan jati diri ASEAN ke
ASEAN Ke-9 di Bali dan menyepakati
depannya. Komunitas ASEAN ini mencita-
pembentukan Komunitas ASEAN. Dalam
citakan untuk ASEAN menjadi suatu
pertemuan selanjutnya, yaitu pada 15
satuan komunitas yang berpandangan
Desember 2008, pasca seluruh negara
maju ke depan, hidup dalam lingkungan
ASEAN menyampaikan ratifikasi terhadap
yang damai, stabil dan makmur, serta
perubahan mendasar dalam mekanisme
disatukan
ASEAN, dari organisasi yang longgar
dalam pembangunan yang dinamis dan
(loose assosiation) menjadi organisasi
masyarakat
yang berdasarkan hukum (rules-based
ASEAN 2015 ini terjadi setelah adanya
organization) dan menjadi subjek hukum
penandatanganan “Cebu Declaration on
(legal personality), yang kesemuanya
the Acceleration of the Establishment of an
tertulis didalam Piagam ASEAN (ASEAN
ASEAN Community by 2015” pada Januari
Charter),
di
2007,
tercantum
ketetapan
Pada
tahun
2003,
dalamnya
kemudian
ASEAN
membentuk Komunitas ASEAN
di
ke
oleh
yang
Cebu,
depan
hubungan
perduli.
Filipina
dengan
kemitraan
Komunitas
(Pratama,
untuk
Tantangan dan Peluang Indonesia dalam
pada
Pembentukan ASEAN Community 2015 di
Peran Komunitas Epistemik dalam Diplomasi Pertahanan Indonesia … | Marika Moniek | 77
Bidang Keamanan, 2014). Bali Concord II
kemudian, menempatkan ASEAN sebagai
merupakan pencapaian penting dalam
prioritas
utama
dalam
proses menuju integrasi ASEAN, dengan
kebijakan
politk
luar
dibentuknya Komunitas ASEAN yang
merefleksikan keinginan Indonesia untuk
ditargetkan berlaku pada tahun 2015.
memainkan
Melalui
ASEAN
kepemimpinannya di kawasan regional
berjuang untuk mengubah statusnya
Asia Tenggara sehingga dapat tercipta
untuk menuju satu kesatuan masyarakat
kawasan yang stabil, aman, damai, dan
yang
kondusif, serta terjalinnya hubungan yang
sebuah
terdiri
komunitas,
atas
bangsa-bangsa,
transforming it self from an association of
penentuan negeri
peran
yang
aktif
dan
harmonis diantara negara-negara ASEAN.
states into a real community of nations.
ASEAN
Political-Security
Dengan kata lain, ASEAN memulai proses
Community
(APSC)
transformasi dari kumpulan negara yang
komunitas
masyarakat
berasosiasi ke arah komunitas kawasan
khusus
yang lebih terintegrasi (Fauzi, 2008).
dalam menyelesaikan perselisihan yang
Indonesia
mungkin
merupakan
negara
yang
adalah
suatu
yang
secara
proses
damai
mengandalkan
terjadi
di
antara
sesama
memiliki peran penting di kawasan Asia
anggota. Komunitas ini berpegang pada
Tenggara dan menjadi negara penggagas
prinsip-prinsip
pembentukan
pengambilan
Community
ASEAN
serta
Political-Security
memainkan
peran
mufakat,
non-interfensi, keputusan
ketahanan
berdasarkan
nasional
dan
penting dalam perumusan dua pilar
regional, saling menghormati kedaulatan
lainnya. Gagasan tentang hal tersebut
nasional,
kemudian dipercayakan kepada Indonesia
ancaman ataupun penggunaan kekuatan
untuk selanjutnya dirumuskan langkah-
dan penyelesaian perbedaan maupun
langkah
perselisihan
perwujudannya.
Tantangan-
penghindaran
secara
penggunaan
damai.
Sasaran
tantangan baru yang dihadapi oleh
kerjasama keamanan diarahkan pada
ASEAN mendorong para pemimpin yang
upaya-upaya menangkal persengketaan
ada untuk menjadikan ASEAN sebagai
diantara sesama negara anggota maupun
suatu organisasi yang dinamis, solid dan
antara negara anggota dengan Negara-
mampu menyelesaikan sendiri masalah-
negara non-ASEAN, untuk mencegah
masalah regional yang timbul di kawasan
ekskalasi
Asia
konflik (Haqqi, 2016). Selaku penggagas
Tenggara.
Indonesia
sendiri
persengketaan
78 | Jurnal Prodi Diplomasi Pertahanan | Juni 2017 | Volume 3 Nomor 2
itu
menjadi
APSC,
Indonesia
penyusunan tersebut
Cetak
suatu langkah Diplomasi Pertahanan di
komunitas
kawasan Asia Tenggara, khususnya di
Biru
tiga
dalam ASEAN. Peran Indonesia dalam
karakteristik, yaitu (1) a ruled based
APSC menjadi suatu langkah dalam
community with shared values and norms,
rangka
(2) a cohesive, peaceful and resilient region
pertahanan di kawasan.
with
yang
mempelopori
terdiri
shared
dari
responsibility
for
melakukan
suatu
diplomasi
Diplomasi Pertahanan itu sendiri
comprehensive security, (3) a dynamic and
merupakan
outward looking region (ASEAN, ASEAN
dilakukan militer dan infrastruktur terkait
Selayang
13).
pada masa damai. Diplomasi pertahanan
Keberadaan APSC ini dikatakan sebagai
melibatkan kerjasama militer dalam isu
strategi
mencapai
yang lebih luas, melalui peran militer
Kepentingan Nasional Indonesia dalam
sampai peran non-tradisional, seperti
aspek pertahanan dan keamanan. Seperti
penjaga
yang
penegak keamanan (peace enforcement),
Pandang,
dasar
2012,
hal.
dalam
dikemukakan
Rodon
Pedrason
aktivitas
kerjasama
keamanan
yang
(peacekeeping),
dalam tulisannya yang berjudul “Dua Sisi
mempromosikan
Koin Diplomasi Pertahanan”, bahwa
tanggap bencana, dan melindungi hak
hampir
asasi manusia. Berbeda dengan masa lalu,
satu
dasawarsa
terakhir,
good-governance,
kerjasama yang lebih erat antara militer
dimana
ASEAN atas berbagai isu yang mencakup
dengan sekutunya, saat ini kerjasama
tugas dan fungsi utama, serta peran
militer juga dilakukan
militer di luar tugas tradisional militer itu
bahkan negara yang sedang bersaing
sendiri,
dalam
seperti
militer
hanya
antar
penjaga
memajukan
tata
mencapai kepentingan negaranya (Tan,
pemerintahan yang baik, respons cepat
From 'Boots' to 'Brogues': The Rise of
terhadap
dan
Defence Diplomacy in South East Asia,
kemanusiaan, serta melindungi hak asasi
2011). Menurut Rodon Perdrason dalam
manusia yang saat ini lebih dipopulerkan
desertasinya
sebagai
diplomasi pertahanan merupakan segala
bencana
suatu
(Pedrason,
Dua
alam
Diplomasi Sisi
Koin
Pertahanan Diplomasi
bentuk
internasional
negara
tugas-tugas
perdamaian,
dunia
bekerjasama
menyebutkan
metode oleh
dan
untuk
bahwa
strategi
yang
negara-negara
yang
Pertahanan, 2015). Tidak dapat dipungkiri,
digunakan
Indonesia saat ini sedang melakukan
bersaing satu sama lain, tetapi negara-
Peran Komunitas Epistemik dalam Diplomasi Pertahanan Indonesia … | Marika Moniek | 79
negara tersebut melakukan segala bentuk
penggagas terbentuknya ASEAN. Adam
praktek
Malik mengatakan bahwa “the shaping of
yang
berhubungan
dengan
ekonomi, budaya, kerjasama politik dan
a
future
pertahanan serta diplomasi untuk dapat
cooperation is far too important to be left
memiliki hubungan baik dengan harapan
to government and government officials…
untuk kemudian dapat bekerjasama satu
(as such, there is a need for) ever-
dengan yang lain dan meningkatkan rasa
expanding involvement and participation
saling percaya diantara negara-negara
of the people” (Chandra, 2009, hal. 72).
tersebut (Pedrason, ASEAN's Defence
of
peace,
friendship
and
Kemudian pada tahun 1988, berdiri
Diplomacy: The Road to Souhteast Asian
ASEAN
Defence
Sesuai
International Studies (ASEAN-ISIS) yang
dengan Buku Putih Pertahanan Indonesia,
memberikan ide untuk memiliki suatu
bahwa
perkumpulan bagi masyarakat di ASEAN.
Community?,
2015).
dibandingkan
mengejar
Institutes
memilih untuk lebih bergantung kepada
terselenggara
kekuatan diplomasi sebagai kekuatan
ASEAN atau ASEAN People’s Assembly.
pertama
dan
Sejak saat itu, partisipasi dari masyarakat
dengan pengertian tersebut Indonesia
diakui oleh ASEAN dan para anggotanya.
telah membangun hubungan dan jaringan
Tujuan dari ASEAN-ISIS ini adalah untuk
yang luas dalam bidang pertahanan
mewadahi semua think tank, sebutan bagi
dengan
para pemikir yang kemudian tergabung
banyak
strategisnya
mitra
dilingkungan
pertemuan
2000
masyarakat
2015).
dalam suatu kelompok yang disebut
Perkembangan kerjasama ASEAN telah
sebagai komunitas epistemik, di negara-
tumbuh semakin pesat.
ASEAN juga
negara ASEAN agar masyarakat yang
keterlibatan
tergabung dalam sebuah organisasi atau
menyadari
(Gindarsah,
tahun
and
Setelah
pertahanannya
pada
Strategic
peningkatan kekuatan militer, Indonesia
dalam
itu
for
pentingnya
masyarakat dan akademisi secara aktif
komunitas
bagi relevansi ASEAN dimasa depan. Pada
pandangan
tahun 1980an, ide tentang keterlibatan
mekanisme ASEAN dan langkah-langkah
masyarakat dalam mekanisme decision
ini merupakan perubahan signifikan dari
making
telah
ASEAN, yang secara tradisional hampir
dikemukakan oleh Adam Malik, Menteri
selalu berpusat secara eksklusif kepada
Luar Negeri Indonesia yang menjadi
elit politisi dan birokrat (Chandra, 2009,
process
di
ASEAN,
tersebut mereka
80 | Jurnal Prodi Diplomasi Pertahanan | Juni 2017 | Volume 3 Nomor 2
dapat dalam
membagi proses
hal. 73). Indonesia saat ini merupakan
diplomacy,
negara yang menganut paham demokrasi
dilakukan merupakan diplomasi yang
dan sebagai salah satu anggota di ASEAN,
merupakan langsung dari pemerintahan
Indonesia menjadikan masyarakat dapat
suatu
berpendapat
organisasi internasional dalam prosesnya,
dan
mengutarakan
pemikirannya,
salah
satunya
komunitas
epistemik
melalui
(epistemic
dan
dimana
negara
kedua
diplomasi
dengan
hal
yang
melibatkan
tersebut
memiliki
persamaan dalam bentuk partisipasi yang
community), yaitu kumpulan sekelompok
diberikan
orang atau working group akademisi yang
pemerintah dalam aktifitas diplomasi
memiliki kompetensi teknis dibidang
yang dilakukan (Sinaga, 2013). Konsep
terkait dan berupaya untuk saling berbagi
tentang
ilmu
dikemukakan oleh Peter M. Haas, yang
pengetahuan
serta
mampu
sebagai
representatif
komunitas
epistemik
juga
menyediakan beragam kerangka rujukan
menyebutkan
(frame
dapat
komunitas epistemik dapat terdiri dari
digunakan bagi perumusan komponen-
profesional berdasarkan berbagai disiplin
komponen normatif (rule formation) dari
ilmu dan latar belakang, mereka memiliki
formulasi kebijakan (Arif, 2015).
(1) satu set bersama keyakinan normatif
of
reference)
yang
Menurut Obsatar Sinaga, dalam jurnal
yang
berjudul
“Epistemic
bahwa
bagi
meskipun
dan berprinsip, yang memberikan alasan berdasarkan
nilai-untuk
anggota
Diplomacy
Economic
keyakinan kausal, yang berasal dari
Cooperation,” mengatakan bahwa peran
analisis mereka tentang perilaku yang
komunitas epistemik merupakan konsep
mengarah atau memberikan kontribusi
yang merujuk kepada jalur kedua atau
untuk satu permasalahan dalam domain
second-track diplomacy, yang merupakan
mereka dan yang kemudian menjadi dasar
aktivitas
termasuk
untuk menjelaskan dengan beberapa
didalamnya para akademisi, think tank
hubungan antara tindakan kebijakan dan
atau para pemikir, para peneliti, dan
hasil yang diinginkan; (3) pengertian
hubungan dari pemerintah dengan para
validitas bersama yaitu, intersubjektif,
pejabat yang berwenang dalam diplomasi
kriteria internal yang ditetapkan untuk
tersebut. Peran komunitas epistemik ini
menimbang
sama
pengetahuan dalam domain keahlian
East
tidak
pentingnya
Asia
resmi,
dengan
first-track
dan
(2)
sosial
Community and The Role of Second-Track in
masyarakat;
aksi
berbagi
memvalidasi
Peran Komunitas Epistemik dalam Diplomasi Pertahanan Indonesia … | Marika Moniek | 81
mereka; dan (4) praktek umum dalam
pemerintah
kebijakan
dengan
adanya partisipasi dari masyarakat akan
serangkaian masalah yang kompetensi
membantu untuk mewujudkan ASEAN
profesional mereka yang diarahkan dari
yang lebih baik. Oleh karena itu, ada
keyakinan bahwa kesejahteraan manusia
kebutuhan
akan ditingkatkan berdasarkan kebijakan
dengan melibatkan partisipasi masyarakat
tersebut
didalam pembentukan kebijakan ASEAN.
yang
terkait
(Haas P. M., Introduction:
dan
untuk
Epistemic Communities and International
Analisis
Policy Coordination, 1992).
implementasi
Indonesia
sebagai
negara
pemerintah,
terus
lebih
melalui
namun
berkembang
lanjut
mengenai
diplomasi
pertahanan
komunitas
epistemik
berkembang saat ini, menjadi negara
dilakukan.
terbesar di ASEAN kemudian memiliki
epistemik dalam mewujudkan diplomasi
suatu kepentingan dalam menghadapi
pertahanan Indonesia saat ini menjadi hal
pergeseran persepsi keamanan di Asia
penting karena sesuai dengan yang
Tenggara dan diberikan wewenang untuk
tertulis dalam Piagam ASEAN, bahwa
kemudian mewujudkan APSC sebagai
memajukan ASEAN yang berorientasi
salah satu pilar dari Komunitas ASEAN.
kepada rakyat yang di dalamnya seluruh
Keterlibatan masyarakat dalam suatu
lapisan
organisasi atau komunitas epistemik yang
berpartisipasi dalam, dan memperoleh
telah dirasa perlu untuk pengembangan
manfaat
ASEAN yang lebih baik kedepannya,
pembangunan
menjadi
menjadi dasar untuk kemudian peneliti
salah
satu
tools
untuk
Keterlibatan
perlu
masyarakat
dari,
komunitas
didorong
proses
integrasi
komunitas
dan
ASEAN,
pembuatan kebijakan oleh negara-negara
melihat
ASEAN.
penulis,
komunitas epistemik yang merupakan
keterlibatan masyarakat dalam suatu
gabungan dari masyarakat ataupun para
komunitas epistemik menjadi penting
akademisi melakukan perannya dalam
karena dapat membawa aspirasi yang
APSC tersebut. Sehingga berdasarkan
dimiliki oleh masyarakat. Sesuai dengan
latar belakang diatas, maka peneliti
pemikiran yang dimiliki oleh Adam Malik,
tertarik untuk menganalisis diplomasi
bahwa pembentukan masa depan yang
pertahanan Indonesia melalui ASEAN
damai, persahabatan dan kerjasama tidak
Political-Security
hanya diserahkan kepada para pejabat
komunitas
Menurut
asumsi
bagaimana
untuk
Community
epistemik
82 | Jurnal Prodi Diplomasi Pertahanan | Juni 2017 | Volume 3 Nomor 2
keterlibatan
yang
melalui akan
dituangkan
kedalam
yang
Centre for Strategic and International
berjudul Peran Komunitas Epistemik
Studies sebagai komunitas epistemik yang
dalam Diplomasi Pertahanan Indonesia
memiliki peran besar dalam terbentuknya
Melalui
ASEAN
Political-Security
Security Community” dalam penelitian
(APSC),
Kementerian
jurnal ini.
Kementerian Pertahanan sebagai track I
Metodologi
dalam melakukan diplomasi pertahanan
Dalam melakukan penelitian ini, peneliti
di APSC yang melakukan kerjasama
menggunakan desain penelitian kualitatif.
dengan komunitas epistemik yang ada di
Dengan menerapkan desain penelitian
Indonesia. Untuk data sekunder dalam
kualitatif dalam penelitian ini, peneliti
penelitian ini, peneliti membaca dan juga
mampu untuk mengeksplorasi fenomena
mencatat informasi baik itu dari buku,
yang
jurnal,
Kerangka
diteliti
penelitian
ASEAN
dengan
Political-
menggunakan
artikel,
Community Luar
maupun
Negeri,
dokumen-
berbagai macam sumber data, baik itu
dokumen yang memiliki relevansi dengan
data primer maupun data sekunder.
penelitian ini.
Bodgan
dan
mendefinisikan
Dalam menganalisis data, peneliti
penelitian kualitatif sebagai penelitian
menggunakan tiga langkah analisis data
yang menghasilkan data deskriptif berupa
seperti yang dikemukakan oleh John W.
kata-kata tertulis maupun lisan dari orang-
Creswell (1994), yaitu (1) reduksi data,
orang
diamati
data yang diperoleh melalui wawancara
(Moleong, 2002). Oleh karena itu, peneliti
dan juga studi kepustakaan direduksi oleh
menggunakan desain penelitian kualitatif
peneliti untuk mempermudah peneliti
karena
dan
Taylor
perilaku
peneliti
mendeskripsikan
yang
mampu
untuk
dalam menganalisis data-data tersebut,
bagaimana
peran
(2) penyajian data, data yang sudah
komunitas epistemik dalam melakukan
direduksi
diplomasi pertahanan Indonesia melalui
selanjutnya
kerangka
Political-Security
deskriptif analisis, serta diberikan tabel
Community. Dalam penelitian ini, data
maupun grafik yang dapat memberikan
primer yang dianalisis oleh peneliti adalah
informasi mendetail mengenai penelitian
data
hasil
ini, dan (3) penarikan kesimpulan, setelah
wawancara peneliti dengan pihak-pihak
data penelitian disajikan dalam bentuk
yang terkait dengan penelitian ini seperti
deskriptif analisis, selanjutnya peneliti
yang
ASEAN
diperoleh
melalui
dan
dipilih
disajikan
oleh
peneliti
dalam
bentuk
Peran Komunitas Epistemik dalam Diplomasi Pertahanan Indonesia … | Marika Moniek | 83
menarik kesimpulan berdasarkan sajian
digagas untuk menjaga stabilitas dan
data
menarik
perdamaian di kawasan.
bersifat
Indonesia
tersebut.
kesimpulan
Peneliti yang
interpretasi/tafsiran
yang
hasil
dan
wawancara
merupakan juga
studi
menjadi
Chairman
ASEAN Standing Comitee atau Ketua Panitia Tetap ASEAN yang ke-37 di bulan
kepustakaan.
Juni tahun 2003. Dalam mekanisme
Hasil Pembahasan
kerjasama
ASEAN
Political-Security
(APSC)
merupakan
Community
bentuk
integrasi
ASEAN
ini,
panitia
tetap
merupakan mekanisme koordinasi umum dari
seluruh
kegiatan
bertanggung
membangun sebuah pakta pertahanan.
Tahunan Menteri Luar Negeri ASEAN atau
Komunitas ini bersifat terbuka serta
ASEAN Ministerial Meeting (AMM). Pada
menerapkan prinsip-prinsip demokrasi.
tahun tersebut, Indonesia menjadi tuan
Selain itu, APSC menganut kerjasama
rumah dan saat itu Departemen Luar
keamanan
menyeluruh
Negeri Indonesia mengemukakan inisiati
(comprehensive security) yang mengakui
untuk membuat suatu gagasan untuk
keterkaitan
politik,
sosial
membentuk pilar politik dan keamanan di
budaya,
didalam
pembangunan
KTT ASEAN Ke-9. Gagasan ini sebenarnya
lingkungan
yang
ekonomi,
sudah terbentuk sejak akhir tahun 2002
menekankan kepada prinsip penyelesaian
pada pertemuan informal Menteri Luar
sengketa secara damai dan menolak
Negeri RI dengan mengundang Rizal
segala bentuk agresi atau penggunaan
Sukma, seorang peneliti dari komunitas
kekuatan militer, prinsip non-intervensi
epistemik
dan
International Studies (CSIS) di Indonesia.
kerjasama tingkatan
serta
keamanan secara
APSC
Sidang
pun
konsensus,
damai.
kepada
dan
kawasan yang tidak ditujukan untuk
secara
jawab
ASEAN
menerapkan di
berbagai
multilateral
dalam
Centre
of
Strategic
and
Pada tanggal 3 Juni 2003, Rizal Sukma membawakan sebuah paper yang berisi :
kerangka ASEAN dan mitra wacana
1. Didalam Principe of Non-Interference,
ASEAN. Dengan kata lain, APSC memiliki
prinsip utama ASEAN yang harus tetap
norma yang sama dengan konsep ASEAN
dilaksanakan tetapi lebih secara fleksibel,
yang
serta
yaitu dengan lebih terbuka dan kooperatif
kebersamaan antar anggota, dan APSC
dengan negara anggota lainnya dalam
merupakan pilar komunitas ASEAN yang
membahas
mengedepankan
dialog
masalah
84 | Jurnal Prodi Diplomasi Pertahanan | Juni 2017 | Volume 3 Nomor 2
internal
yang
berdampak
kepada
regional,
seperti
selektif
atau
digunakan
“flexibility
kasus Hak Asasi Manusia. Kemudian
decision making.”
anggota-anggota ASEAN lebih diharapkan
4. Penekanan
terbuka terhadap saran-saran dari negara
security. Rizal Sukma melihat bahwa saat
anggota
telah
itu ASEAN masih menekankan “state
dengan
security” dibandingkan dengan “human
pantas serta tidak diperlukan menjadi
security”. Sebuah komunitas keamanan
reaktif terhadap suara-suara civil society
harus dapat menyeimbangkan perhatian
negara anggota lain.
kepada “state security” dengan lebih
lain
diregulasi
dengan
dan
2. Respect
catatan
disampaikan
of
National
Sovereignity,
prinsip
comprehensive
menekan terhadap “human security” dan
dimana prinsip ini perlu tetap menjadi
memberi
prinsip tertinggi yang mengatur soal
interaksi people to people, karena ASEAN
hubungan
antar-negara
dengan
dengan paradigm State Centric akan
diijinkannya
negara-negara
anggota
membuat institusi tersebut tidak akan
mengembangkan
mekanisme
melalui
lebih
banyak
ruang
bagi
dapat meraih kembali relevansinya.
ASEAN sehingga sebagai institusi dapat
Paper tersebut dipresentasikan oleh Rizal
menolong isu internal yang implikasinya
Sukma
jelas terhadap kawasan. ASEAN juga perlu
Cooperation: Challenges and Prospects in
meningkatkan
kerjasama
the Current International Situation di New
untuk mencegah konflik menjadi suatu
York, Amerika Serikat pada 3 Juni 2003.
konflik kekerasan. Selain itu, ASEAN juga
Gagasan APSC pertama kali dikemukakan
perlu mengembangkan kapasitas untuk
oleh Rizal Sukma kepada Departemen
dapat melaksanakan peran peacekeeping
Luar negeri Indonesia. Setelah melalui
dalam konflik internal, dengan catatan
proses pengolahan, gagasan ini kemudian
peran itu didasarkan atas persetujuan
diajukan Indonesia secara resmi pada
negara yang bersangkutan.
AMM ke-36 di Phnom Penh, Kamboja, di
3. Prinsip
kemampuan
pengambilan
keputusan
dalam
seminar
ASEAN
Pertengahan Juni 2003 (Luhulima, 2010).
berdasarkan dengan konsensus. Prinsip
Agenda
ini hanya berlaku dan perlu digunakan
merangkum
seperti
anggota,
demokratisasi ASEAN akhirnya berhasil
namun selebihnya perlu dirujuk secara
masuk ke dalam dokumen resmi ASEAN.
dalam
penerimaan
pembangunan di
politik
dalamnya
yang agenda
Kata “demokrasi” bahkan disebutkan Peran Komunitas Epistemik dalam Diplomasi Pertahanan Indonesia … | Marika Moniek | 85
dengan jelas di dalam ASEAN Political-
untuk
Security Community Blueprint. Konsep
mempertimbangkan komponen integrasi
yang
yang
ditanamkan
merefleksikan perhatian
dalam
mulai
APSC
berkembangnya
pemimpin
ASEAN
pada
meneruskan
akan
menjamin
dan
perdamaian,
stabilitas dan kemakmuran di kawasan. Pada saat KTT ASEAN ke-9 di Bali, sebuah
demokrasi dan Hak Asasi Manusia demi
Plan
menciptakan perdamaian dan stabilitas di
mewujudkan komunitas tersebut dan
kawasan. Tujuan utama dari pendirian
Indonesia dipercaya untuk memimpin
APSC adalah "Komunitas berbasis aturan
perumusan
dan nilai norma bersama" dengan jalan
Plan of Action (ASC PoA). Pada KTT
"Mempromosikan pembangunan politik
ASEAN ke-10 di Laos tahun 2004, ASC PoA
berasaskan kepatuhan terhadap prinsip-
disahkan oleh para menteri luar negeri
prinsip demokrasi, aturan hukum, tata
ASEAN
pemerintahan
asasi
Program”
manusia, dan kebebasan fundamental.”
keamanan
(ASEAN
dibentuk
yang
baik,
Secretariat,
hak
2009).
Dalam
of
Action
diperlukan
untuk
ASEAN Security Community
dalam
“Vientianne
(VAP). ini,
Konsep
komunitas
menurut
untuk
Action
ASC
memastikan
PoA, semua
konteks tersebut negara-negara anggota
negara yang berada di dalam kawasan
ASEAN
membiarkan
hidup tentram dan damai di dalam
yang
tidak
lingkungan yang adil, demokratis, dan
konstitusional dan tidak demokratis atau
harmonis. Sejalan dengan hal tersebut,
penggunaan
tidak
pergantian
tindakan
boleh
pemerintahan
wilayah apapun
mereka
untuk
keberadaan APSC menjadi salah satu
yang
dapat
wadah
dalam
membahayakan perdamaian, keamanan
pertahanan
dan
memberikan
stabilitas
negara-negara
ASEAN
lainnya. Dalam Join Comnique AMM ke-36 tahun 2003, disebutkan untuk mencapai integrasi di ASEAN, anggota-anggota
melakukan Indonesia.
gagasan
diplomasi Indonesia
dan
dipercaya
untuk membuat blue-print APSC, menjadi langkah awal yang baik untuk memainkan perannya di ASEAN. Dalam cetak biru tersebut APSC
mengakui hal yang sama pentingnya
memiliki
antar kerjasama di bidang politik dan
yaitu Komunitas Berbasis Aturan dengan
keamanan dalam mencapai hal tersebut.
Nilai dan Norma Bersama (A Rules-based
Anggota-anggota ASEAN menyepakati
Community of Shared Values and Norms),
86 | Jurnal Prodi Diplomasi Pertahanan | Juni 2017 | Volume 3 Nomor 2
tiga
karakteristik,
Sebuah Wilayah Terpadu, Damai dan
positif oleh Menteri Luar Negeri Hassan
Tangguh
Wirajuda,
dengan
Tanggung
Jawab
menjadi
batu
loncatan
Bersama untuk Keamanan Menyeluruh (A
Indonesia untuk mengembalikan citra dan
Cohesive, Peaceful, Stable and Resilient
kekuatannya di ASEAN sebagai negara
Region with Shared Responsibility for
yang paling besar, jangkar stabilitas di
Comprehensive Security), dan Kawasan
kawasan Asia Tenggara, dan pengenalan
yang Dinamis dan Berpandangan Keluar
demokrasi di ASEAN menjadi meluas,
dalam Dunia yang Semakin Terintegrasi
mengingat tidak semua negara di ASEAN
dan Saling Bergantung (A Dynamic and
menganut paham demokrasi. Agenda
Outward Looking Region in an Increasingly
demokratisasi
Integrated and Interdependent World).
Indonesia. Indonesia ingin memainkan
Dalam
Indonesia
peran kembali dalam kancah regional
memainkan peranan penting. Usul-usul
ASEAN. Beberapa cendekiawan Indonesia
Indonesia yang diterima dalam APSC,
seperti Rizal Sukma, mulai memberikan
antara lain, mendorong pengamatan
wacana demokratisasi sebagai agenda
pemilihan
umum
ASEAN.
electoral
observations),
penyusunan
APSC,
sukarela
(voluntary membentuk
ASEAN
adalah
Kementrian
Indonesia
dengan
Luar
cepat
inisiatif
Negeri
mengambil
Komisi Pemajuan dan Perlindungan Hak
gagasan ini dan menempatkannya di
Perempuan
dalam
dan
Anak,
memasukkan
agenda
elemen memerangi korupsi dan pemajuan
Tantangan
prinsip
demokratisasi
demokrasi,
menggagas
diplomasi
Indonesia.
terhadap dilukiskan
agenda oleh
Rizal
pembentukan ASEAN Institute for Peace
Sukma, meskipun secara formal mengakui
and
menggagas
pentingnya demokrasi sebagai landasan
pembentukan ASEAN Maritime Forum
bagi keamanan, banyak negara anggota
(AMF),
sama
yang gagal untuk melihat bagaimana
penanganan illegal fishing, dan menyusun
ASEAN dapat mendamaikan prinsip tidak
instrumen ASEAN tentang Hak Pekerja
saling mencampuri urusan dalam negeri
Migran (Kementerian Luar Negeri RI,
masing-masing sebagai basis hubungan
2013).
antarnegara di kawasan Asia Tenggara.
Reconciliation,
membentuk
Peran
Kerja
komunitas
epistemik,
Rizal menyakini bahwa demokrasi adalah
terutama CSIS pada saat itu, dalam
landasan yang penting bagi keamanan
kerangka APSC yang diterima dengan
dan
perdamaian.
Peran
diplomasi
Peran Komunitas Epistemik dalam Diplomasi Pertahanan Indonesia … | Marika Moniek | 87
Indonesia untuk memasukkan agenda
stabilitas pada masa damai di kawasan.
demokratisasi
Kerja
ASEAN,
mendapat
sama
dalam
kerangka
tantangan dari beberapa negara anggota
sebagaimana
yang lain, di samping juga dari dalam
birunya, dielaborasi lebih spesifik dalam
negeri Indonesia. Negara-negara ASEAN
kerja sama bidang politik, keamanan, dan
terbelah, Indonesia, Kamboja, Filipina dan
hukum yang mencakup spektrum yang
Thailand setuju untuk menyebut istilah
luas dari permasalahan tradisional dan
demokrasi,
nontradisional,
Myanmar
sementara dan
keberatannya demokrasi
Brunai,
Vietnam tentang
sebagai
Laos,
termuat
APSC,
dari
dalam
cetak
upaya
untuk
menyatakan
memajukan tata kepemerintahan yang
penyebutan
baik
sebuah
tujuan
(good
masalah
governance),
terorisme,
menangani
menanggulangi
bersama ASEAN. Indonesia meskipun
bencana alam, dan memberantas korupsi.
sebagai penggagas demokratisasi ASEAN,
Kerja
namun Indonesia membutuhkan waktu
memajukan pemerintahan yang baik,
yang lama untuk meratifikasi Piagam
memajukan
ASEAN. DPR (Dewan Perwakilan Rakyat)
memajukan kedamaian dan stabilitas
akhirnya meloloskan ratifikasi terhadap
kawasan,
menjamin
Piagam ASEAN tersebut pada bulan
SEANWFZ
dan
Oktober 2008. Ratifikasi terhadap Piagam
memajukan kerja sama maritim ASEAN,
ASEAN ini dilengkapi dengan addendum
mewujudkan
secara terbuka menekankan pentingnya
penyelesaian sengketa secara damai,
kepemimpinan Indonesia di kawasan Asia
memperkuat
Tenggara. Rizal Sukma juga mengatakan,
memajukan
Indonesia
eksternal. Kerja sama Bidang Keamanan
ingin
pembangunan dengan
terus
menggalakkan
demokrasi
keyakinan
bahwa
di
ASEAN
keamanan
sama
Bidang
Politik,
prinsip-prinsip
demokrasi,
implementasi
Rencana
resolusi
sentralitas hubungan
yaitu
Aksinya,
konflik
ASEAN, dengan
dan
dan pihak
mencakup, pencegahan konflik/upayaupaya
membangun
regional akan lebih terjamin jika negara-
(Confidence
negara anggota mematuhi prinsip-prinsip
penguatan proses ARF, penanganan isu
demokrasi itu.
keamanan non-tradisional (bajak laut,
APSC komunitas mengedepankan
kemudian keamanan perdamaian
Building
kepercayaan Measures/CBM),
menjadi
perompakan terhadap kapal, pembajakan
yang
dan penyelundupan, dll), penguatan kerja
dan
sama ASEAN dalam penanganan bencana
88 | Jurnal Prodi Diplomasi Pertahanan | Juni 2017 | Volume 3 Nomor 2
dan
tanggap
pemajuan
saling berusaha untuk meningkatkan
transparansi dan pemahaman mengenai
kerjasama internasional antar negara dan
kebijakan
persepsi
dalam mencapai kepentingan nasional
keamanan. Kerja sama Bidang Hukum
negara. Karena pada dasarnya negara
juga dilakukan di dalam APSC, untuk
tidak akan bisa survive jika tidak memiliki
pencegahan dan pemberantasan korupsi,
kepentingan
pemajuan
HAM,
epistemik berperan membantu negara
pengembangan pengaturan hukum untuk
untuk mengambil suatu keputusan dan
memerangi narkotika, pembentukan kerja
kebijakan
sama penanganan kejahatan lintas batas,
komunitas epistemik tersebut kemudian
peratifikasian atas
akan
tentang
darurat,
pertahanan
dan
dan
Perlindungan
Konvensi
Kontra-Terorisme
Convention on
Counter
ASEAN (ASEAN
nasional.
negara.
dievaluasi
memberikan
Komunitas
Setiap
peranan
seberapa
pengaruh
dan
besar mampu
Terrorism),
berperan signifikan dalam membantu
Pembentukan kerja sama dalam isu
mewujudkan kepentingan negara. Peran
ekstradisi,
Traktat
komunitas epistemic adalah harus mampu
tentang Bantuan Hukum Terkait Masalah-
menjawab seluruh tantangan mengenai
masalah Kriminalitas (Treaty on Mutual
hal-hal yang dirasa semakin kompleks
Legal Assistance in Criminal Matters/MLAT)
keberadaannya (Haas P. M., 1989). Dalam
(Kementerian Luar Negeri RI, 2013).
konteks regional, kawasan Asia Tenggara
Dengan
adalah
dan
Peratifikasian
adanya
kerjasama-kerjasama
wilayah
negara-negara
yang dilakukan dalam APSC dan norma-
cenderung
norma yang dianut dengan kesepakatan
permasalahan batas wilayah yang masih
bersama melalui dialog yang dilakukan
belum
oleh negara-negara di ASEAN, menjadi
berpotensi menjadi penyebab terjadinya
bukti
konflik,
upaya
yang
dilakukan
untuk
diperhadapkan
yang
dapat
terutama
diselesaikan
di
dengan
serta
negara-negara
mencegah terjadinya konflik di kawasan
berkembang, menjadi suatu ancaman
dan membangun CBM antar negara yang
non-tradisional yang akan tetap menjadi
bertujuan untuk menjaga stabilitas dan
ancaman nyata karena melihat negara-
perdamaian di ASEAN.
negara berkembang banyak memiliki
Komunitas
epistemik
sebagai
sistem pengamanan dan pengawasan
suatu jaringan yang memiliki kompetensi
yang cenderung masih lemah akibat
khusus pada bidang-bidang tertentu akan
rendahnya tingkat penguasaan teknologi
Peran Komunitas Epistemik dalam Diplomasi Pertahanan Indonesia … | Marika Moniek | 89
dan sarana alat berteknologi tinggi,
stabilitas negara dan kawasan. Selain CSIS
akibatnya
tidak
dapat
mengontrol
yang berperan penting, think-tank lainnya
stabilitas
negara
dan
menimbulkan
yang juga terlibat adalah NADI (Network
internasional
of ASEAN Defense Security Institutions)
(Kemhan, 2011). Dengan adanya ancaman
dimana pertama dilakukan pertemuan
keamanan
mengganggu
perdana pada tahun 2007 di Singapura
diperlukan
dengan menghadirkan perwakilan think-
kejahatan-kejahatan
yang
stabilitas
dapat
kawasan
diplomasi
maka
pertahanan
negara
yang
tank dari pertahanan dan keamanan
memadai. Hal ini tidak lepas dengan
ASEAN
peranan
pertahanan.
komunitas
epistemik
dalam
setiap diplomasi pertahanan negara. Indonesia merupakan salah satu negara
ASEAN
konsisten
yang
sudah
menerapkan
pertahanan
dan
sebagai
utama
alat
diplomasi
secara
diplomasi
menempatkannya dalam
kerjasama
struktur
serta
lembaga
Mereka
kementerian
membahas
dan
bertukar pandangan mengenai beberapa agenda yakni; a) outlook keamanan regional b) prospek
untuk
pertahanan
keamanan
kerjasama
ASEAN
dan dan
rekomendasi untuk kerja samanya
internasional.
c) rekomendasi untuk mendirikan Track
Diplomasi pertahanan dilakukan dengan
II Jaringan pertahanan dan keamanan
berdasar pada beberapa prinsip yakni
lembaga ASEAN.
pertama, bahwa harus dijalankan dalam
NADI sendiri akan menjadi forum
koridor yang berada diantara kebijakan
yang relevan dan berguna dalam proses
pertahanan dan kebijakan luar negeri
yang sedang berlangsung penciptaan
pemerintah.
Komunitas
Kedua,
bahwa
Politik-Keamanan
penyelenggaraan diplomasi pertahanan
Seiring
perlu menerapkan politik luar negeri yang
pertemuan NADI dilakukan secara intens
pada hakekatnya berperan sebagai alat
setiap
perdamaian. Peran komunitas epistemik
melakukan workshop yang berkaitan
dalam diplomasi pertahanan Indonesia
dengan peningkatan strategi pertahanan-
sangat
bentuk
keamanan kawasan ASEAN. Pada tahun
rangkaian dengan sistem negara untuk
2013 NADI mengadakan Workshop on
mewujudkan setiap kepentingan nasional
Strengthening
negara,
Cooperation in ASEAN yang difasilitasi oleh
dibutuhkan
terutama
sebagai
dalam
menjaga
dengan
ASEAN.
tahunnya.
90 | Jurnal Prodi Diplomasi Pertahanan | Juni 2017 | Volume 3 Nomor 2
berjalannya
NADI
Strategic
waktu
juga
aktif
Security
National Defence Studies Institute (NDSI)
implementasinya
of the Royal Thai Armed Forces di
Lokakarya ini telah memiliki pertukaran
Bangkok.
yang luas dan aktif dari pandangan di
Dari
workshop
tersebut
masa
antara
akan menjadi: "sebuah komunitas yang
mereka menyimpulkan dengan saran
harmonis dan aman, hidup bersama
untuk memindahkan proses ke depan
dalam damai sesuai dengan Piagam
yang lebih baik.
norma
Perjanjian
NADI
dan
Dalam workshop NADI tahun 2015
dan
mengenai New Trends in Terrorism:
Kerjasama". Lokakarya ini juga membahas
Challenges and Responses menghadirkan
dan menyepakati tujuan bahwa masa
para delegasi negara ASEAN kecuali
depan
bidang
Vietnam
seperti
memberikan
kerjasama
keamanan bantuan
Persahabatan
anggota
depan.
disimpulkan bahwa strategi visi APSC
ASEAN dan prinsip-prinsip serta norma-
delegasi
di
ASEAN
di
non-tradisional kemanusiaan
dan
bantuan
dan
Myanmar
dimana
presentasi
tentang
perspektif tingkat nasional mereka dari
bencana, operasi penjaga perdamaian,
tantangan
kedokteran militer, keamanan maritim
memiliki pertukaran pandangan aktif
dan
dicapai.
dalam menyepakati rekomendasi yang
Tahun 2014, NADI mengadakan workshop
akan dibuat untuk The ASEAN Defence
di Manila mengenai Regional Maritime
Ministers’ Meeting (ADMM). Hal tersebut
Rules of Engagement yang terdiri dari
dilakukan
beberapa agenda yakni;
kelompok teroris baru termasuk ISIS dan
kontra-terorisme
a) pertukaran
harus
pandangan
mengenai
terorisme.
meningkatkan
Para
mengingat
kegiatan
delegasi
munculnya
memerangi
mekanisme regional dan pengaturan
terorisme di negara-negara kawasan Asia
kelembagaan untuk interaksi maritim dan
Tennggara. Dalam menanggapi ancaman
keterlibatan di laut Asia Tenggara
terorisme, pemerintah harus mengambil
b) eksplorasi skenario ketidakpastian dan
pendekatan terhadap seluruh bangsa dan
ketegangan
membangun kesiapan serta kapasitas
c) unsur / prinsip aturan keamanan masa
mereka. Semua lembaga keamanan yang
depan maritim regional
relevan termasuk militer akan memiliki
d) cara
ke
depan
Track
II
untuk
peran penting untuk terlibat. Di tahun
menyarankan ke ADMM sebagai Track I
yang sama
NADI
juga mengadakan
tentang cara mengambil proses menuju
workshop lain mengenai “Peace, Conflict
Peran Komunitas Epistemik dalam Diplomasi Pertahanan Indonesia … | Marika Moniek | 91
Management and Conflict Resolution”
utama dalam hubungan dengan mitra
dimana difokuskan pada pandangan dan
eksternal
pengalaman manajemen dan resolusi
sentralitas dalam arsitektur regional.
konflik di antara negara anggota ASEAN, dengan harapan tersebut
bahwa
dapat
pengalaman
dimaksud
dalam
dan
mempertahankan
Pada tahun 2016 yang merupakan pertemuan
NADI
ke-9
diadakan
di
Vientiane yang mana agenda difokuskan
menghadapi masa krisis. Para delegasi
pada:
mempresentasikan rekomendasi untuk
i. politik dan keamanan regional sebagai
meningkatkan
kerjasama
dalam
manajemen konflik dan resolusinya yang akan
dibuat
untuk
ADMM
sebagai
emerging trends dan tantangan baru; ii. meningkatkan kerjasama pertahanan asean dalam penanganan ancaman non-
pertimbangan mereka. Selain itu juga
tradisional
dibahas “Prosperity and Security through
pembangunan masa depan komunitas
Defense Diplomacy” dimana para anggota
ASEAN;
negara ASEAN sepakat bahwa diplomasi pertahanan
penting
untuk
menjaga
sentralitas ASEAN dan solidaritas, yang
dan
tantangan
iii. mempertahankan
untuk
kerjasama
keamanan-pertahanan
asean
untuk
Masyarakat Ekonomi ASEAN.
pada gilirannya penting untuk membina
Para delegasi secara luas sepakat
suasana yang baik dan stabil untuk
bahwa masalah keamanan non-tradisional
menjaga
dan
tetap yang paling mendesak, terutama
Agenda
mengenai perdagangan gelap senjata
pertemuan NADI ke-8 tahun 2015 di Kuala
kecil dan senjata ringan, perdagangan
Lumpur difokuskan pada dua topik: (i)
narkoba dan kejahatan lintas negara
penguatan
lainnya.
perdamaian
pembangunan
regional
ekonomi.
persatuan
dan
hubungan
Mereka
juga
menyoroti
negara-negara ASEAN; dan (ii) kerjasama
pentingnya kerja sama antara militer,
ASEAN
tantangan
organisasi masyarakat sipil dan sektor
keamanan non-tradisional. Para delegasi
swasta dalam menangani masalah ini.
menekankan
Dalam
dalam
negara-negara
menangani
pentingnya kawasan
kesatuan ketika
pertemuan
ini
disetujui
rekomendasi-rekomendasi
untuk
berhadapan dengan negara-negara besar.
meningkatkan
dalam
ASEAN harus terus memainkan peran
menangani
proaktif sebagai kekuatan penggerak
tradisional
kerjasama
masalah
keamanan
terhadap
92 | Jurnal Prodi Diplomasi Pertahanan | Juni 2017 | Volume 3 Nomor 2
non-
peningkatan
Komunitas ASEAN. Dalam tahun tersebut
antarnegara di kawasan melalui cara
NADI mengadakan workshop mengenai
damai sebagai salah satu upaya untuk
“Contribution of ACMM to Enhance Human
mencapai stabilitas kawasan.
Security” dan “Maritime Security” di Bali. Para
delegasi
NADI
memberikan
Peran NADI disini adalah sebagai wadah
untuk
membantu
negara
presentasi tentang kebijakan nasional
memecahkan
mereka dan perspektif tentang keamanan
keamanan
maritim di Asia Tenggara, menyoroti
komunitas epistemik diharapkan dapat
pentingnya wilayah ini dimana sekitar
membantu mengendalikan power yang
setengah dari perdagangan dan energi
dimilikinya
dunia lulus melalui jalur laut di wilayah ini.
kepentingan nasional negara agar dapat
Mereka
mengambil
juga
menyarankan
cara-cara
tantangan-tantangan
negara.
untuk
Dalam
hal
mencapai
keputusan
ini,
sebuah
dengan
baik.
untuk bekerja sama dalam memerangi
Karena keputusan tersebut tidak hanya
kejahatan lintas negara di kawasan untuk
mempengaruhi
menjamin
mempengaruhi
keamanan
jalur
laut
dan
negara
namun
juga
lain
serta
negara
pelabuhan. Selain itu juga menyarankan
kebijakan-kebijakan
untuk mendirikan pusat respons nasional
masalah keamanan kawasan. Kehadiran
yang secara efektif dapat menangani
komunitas epistemik dalam konteks APSC
kejahatan transnasional dalam domain
menjadi
maritim. Setiap pertemuan NADI dihadiri
dinamika ekonomi dan politik di Asia
oleh Indonesia sebagai salah satu bentuk
Tenggara.
diplomasi
dalam
penggagas APSC akan banyak memainkan
menjaga integritas APSC. Karena pada
peran dalam relasinya denngan negara-
dasarnya fungsi dari APSC di kawasan
negara kawasan ASEAN. Relasi tersebut
Asia Tenggara adalah untuk memberikan
tentu diperhadapkan dengan adanya
dorongan pada negara-negara anggota
gejolak
ASEAN agar dapat mengatur sistem
hubungan antar-negara. Oleh karena itu
anarki yang ada, tidak terpaku lagi pada
dalam hal ini, komunitas epistemik bisa
security dilemma yang selama ini menjadi
menjadi
permasalahan utama di antara negara-
menyelesaikan
negara
ASEAN.
pertahanan
anggota
negara
ASEAN,
serta
sangan
dalam
penting
Indonesia
dan
salah
membahas
friksi
satu
di
tengah
sebagai
dalam
negara
dinamika
media
persoalan
untuk
antarnegara
menekankan penyelesaian permasalahan Peran Komunitas Epistemik dalam Diplomasi Pertahanan Indonesia … | Marika Moniek | 93
Komunitas epistemik yang ada
memberikan
rasa
damai
dalam
dalam forum simposium dapat membantu
kelangsungan hubungan antar negara.
pemerintah
dalam
Indonesia sebagai negara yang memiliki
menyelesaikan segala bentuk persoalan
andil besar dari lahirnya APSC tersebut
termasuk persoalan-persoalan keamanan
menjadikan
negara dan kawasan regional serta dapat
berfokus pada stabilitas keamanan di
membantu
stabilitas
ASEAN. Melalui sumbangsih pemikiran
keamanan. Hal ini karena komunitas
para akademisi yang tergabung didalam
epistemik akan bergerak menggunakan
komunitas
pendekatan-pendekatan
diharapkan mampu memberikan ide-ide
Indonesia
mendobrak
argumentatif
kebijakan
luar
epistemik
atau
individu yang berada dalam komunitas
berlangsungnya perdamaian di kawasan.
tersebut.
Sesuai
konsep
Kesimpulan dan Saran
diplomasi
pertahanan
sendiri,
Indonesia sebagai salah satu negara yang
diplomasi pertahanan dilakukan pada
memiliki wilayah terbesar di ASEAN saat
masa damai menggunakan kekuatan
ini menjadikan ASEAN sebagai fokus
bersenjata dan infrastruktur yang terkait
utama dalam kebijakan luar negerinya.
sebagai alat kebijakan keamanan dan
Keamanan dan stabilitas ASEAN menjadi
kebijakan luar negeri, dapat dikatakan
salah satu kebutuhan, karena dapat
bahwa konsep APSC dengan kerjasama-
disimpulkan bahwa apapun yang terjadi di
kerjasama yang dilakukan merupakan
ASEAN, baik atau buruknya akan memiliki
suatu upaya untuk mendapatkan CBM
dampak
antar negara di ASEAN. Terbentuknya
keamanan dan stabilitas dalam negeri
CBM itu kemudian diharapkan dapat
Indonesia itu sendiri. Gagasan yang
mampu
konflik
diberikan komunitas epistemik untuk
berbagai
kemudian membentuk APSC didalam pilar
perkembangan isu-isu keamanan non-
Komunitas ASEAN, menurut pendapat
tradisional dapat diminimalisir dengan
penulis tidak terlepas dari kepentingan
adanya suatu organisasi internasional,
Indonesia
yaitu APSC, yang beranggotakan negara-
perdamaian
negara anggota ASEAN, sehingga tercipta
mengganggu
suatu stabilitas kawasan yang baik dan
kawasan tersebut. Komunitas epistemik,
antar
mencegah negara
dan
itu
terjadinya dengan
yang
yang
kemudian
yang didasarkan atas kajian ilmiah setiap
dengan
gagasan
negerinya
signifikan
untuk
dapat
di
ASEAN
94 | Jurnal Prodi Diplomasi Pertahanan | Juni 2017 | Volume 3 Nomor 2
baik
stabilitas
untuk
terhadap
menciptakan agar
tidak
keamanan
di
yang kemudian pemerintah juga memiliki
tiap
kesamaan dalam pemikiran, jika suatu
menjadi suatu bukti nyata bahwa negara
stabilitas kawasan tidak hanya didapat
mengakui peran dari komunitas epistemik
dari kesejahteraan ekonomi saja tanpa
itu sendiri, dimana komunitas tersebut
adanya dukungan dari keamanan di
dapat
kawasan menjadi dasar dari terbentuknya
serta ide-ide dari hasil penelitian yang
APSC itu sendiri.
mereka lakukan yang pada akhirnya
Indonesia juga merupakan negara
anggota
ASEAN
menghasilkan
mampu
melalui
NADI,
gagasan-gagasan
memberikan
masukan
dan
yang mempercayai bahwa peningkatan
rekomendasi yang baik bagi para stake
hubungan melalui diplomasi, dengan cara
holder
yang sudah dilakukan ASEAN selama 50
keputusan.
tahun, yaitu melalui dialog, menjadikan
membawa norma demokrasi kedalam
Indonesia sebagai negara yang sangat
ASEAN menjadi salah satu kepentingan
intens melakukan hubungan kerjasama
Indonesia
pertahanan
dalam APSC sebagai salah satu pilar
dengan
instrument-instrumen
menggunakan yang
dimiliki
pertahanan.
kerjasama
yang
bertujuan
untuk
Kerjasama-
mengambil
Keinginan
yang
suatu
Indonesia
berhasil
diwujudkan
APSC merupakan bentuk cita-cita kestabilan politik dan keamanan yang
lakukan
diharapkan dapat tercapai di ASEAN.
membangun
Penulis melihat, globalisasi dan dunia
Confidence Building Measures dengan
yang semakin terintegrasi dari berbagai
negara-negara anggota ASEAN yang lain,
aspek
sehingga tercipta rasa saling percaya
pembentukan APSC ini sebagai satu hal
antar negara dan hal tersebut kemudian
yang
mampu menghasilkan stabilitas kawasan
Isu transnational crime seperti terorisme,
yang
perdagangan manusia, isu maritim, dan
damai,
Indonesia
akan
didalam Komunitas ASEAN.
sebagai salah satu upaya melakukan diplomasi
saat
dapat
aman,
sejahtera.
menjadi
penting
alasan
untuk
mengapa
dilaksanakan.
Keikutsertaan komunitas epistemik dalam
perdagangan
APSC, mulai dari gagasan kerangka APSC,
menjadi beberapa permasalahan yang
cetak
juga
sering dibahas dan ditangani oleh APSC
dengan
saat ini. Telah terdapat berbagai capaian
dihadirkannya organisasi non-pemerintah,
yang diraih melalui kerjasama antara
yaitu think tank yang menjadi Track II tiap-
negara-negara anggota APSC ini, namun
biru
keberlangsungan
APSC, APSC
dan
obat-obatan
terlarang
Peran Komunitas Epistemik dalam Diplomasi Pertahanan Indonesia … | Marika Moniek | 95
prinsip non-intervensi bagi penulis sendiri
komunitas
memang
melakukan executive summary yang baik
terlihat
menghambat
epistemik
untuk
penyelesaian masalah di tingkat nasional.
dan
Hal ini dikarenakan perbedaan kapabilitas
pemerintah untuk membaca masukan,
tiap
ide, dan rekomendasi untuk pemerintah.
negara
penanganan
yang isu
berbeda
nasional
dalam
seringkali
memberikan
adalah
Banyaknya
kemudahan
kumpulan-kumpulan
bagi
think-
dihambat oleh ego identitas ASEAN yang
tank di Indonesia menjadi suatu hal yang
melihat non-intervensi sebagai satu hal
baik dikarenan hal tersebut menandakan
yang absolut. Kemudian keikutsertaan
antusiasme yang tinggi dari masyarakat
komunitas epistemik menjadi hal yang
untuk ikut serta dalam pengambilan
membantu upaya integrasi ASEAN dan hal
kebijakan
tersebut
bahwa
pemerintah. Oleh karena itu, menurut
dalam
peneliti akan sangat baik jika masyarakat
membentuk ASEAN menjadi lebih baik
yang terlibat dalam komunitas epistemik-
lagi kedepan, telah terlaksana melalui
komunitas epistemik yang ada dapat
think tank yang dimiliki oleh setiap
melakukan pertemuan dengan tujuan
negara-negara anggota di ASEAN. Saran
menyatukan
penelitian ini terdiri dari saran penelitian
Indonesia yang lebih baik.
keterlibatan
membuktikan masyarakat
yang
dilakukan
kebersamaan
oleh
demi
teoretis dan saran penelitian praktis.
Keberadaan komunitas epistemik
Saran teoritis akan ditujukan kepada
memberikan dampak yang baik dalam
komunitas
contoh kasus kerangka APSC yang telah
epistemik
untuk
keberlangsungan peran yang dilakukan di
dilakukan
masa yang akan datang dan saran praktis
Kerjasama
untuk setiap pihak yang terlibat untuk
pemerintah, dalam hal ini Kementerian
mewujudkan
pertahanan
Pertahanan dan Kementerian Luar Negeri
Indonesia yang baik yaitu kementerian-
Republik Indonesia, berjalan dengan baik
kementerian
berdasarkan keikutsertaan kedua belah
diplomasi
yang
terkait
dalam
pengambilan kebijakan di Indonesia.
pihak
penelitian yang
dalam
oleh dilakukan
membahas
peneliti. oleh
suatu
Peran yang dilakukan komunitas
permasalahan atau untuk melaksanakan
epstemik memiliki pengaruh yang besar
suatu kebijakan dengan diadakannya
untuk pemerintah di Indonesia. Hal-hal
seminar, forum group discussion, atau
yang peneliti rasa perlu dilakukan oleh
dengan dihasilkannya policy brief yang
96 | Jurnal Prodi Diplomasi Pertahanan | Juni 2017 | Volume 3 Nomor 2
merupakan
hasil
penelitian
yang
dilakukan oleh komunitas epistemik. Halhal
tersebut
menumbuhkan
suatu
rangkaian kuat untuk dapat menjadikan kebijakan Indonesia menjadi lebih tepat dan menguntungkan demi kesejahteraan, perdamaian, ataupun stabilitas di dalam dan di luar negeri Indonesia. Peneliti kemudian
menyarankan
untuk
lebih
ditingkatkan lagi hubungan yang dimiliki oleh
pemerintah
dengan
komunitas
epistemik dan mendorong komunitas epistemik untuk dapat menghasilkan suatu saran atau rekomendasi bagi pemerintahan melalui draft policy brief yang lebih baik lagi dan isinya tepat sasaran
sesuai
dengan
kebutuhan
pemerintah. Daftar Pustaka Arif, M. (2015). Peran Komunitas Epistemik dalam Pengembangan HI di Indonesia. Academia. ASEAN. (2010). ASEAN Selayang Pandang. DKI Jakarta: Sekretariat ASEAN. ASEAN. (2010). Piagam ASEAN. Jakarta: asean.org. ASEAN. (2012). ASEAN Selayang Pandang. Jakarta: Sekretariat ASEAN. ASEAN Secretariat. (2009). ASEAN Political-Security Community Blueprint. Jakarta: ASEAN Secretariat. Buzan, B. (1991). People, State and Fear. London: Harvester. Chandra, A. C. (2009). The Role of NonState Actors in ASEAN. Retrieved
from Revisiting Southeast Asian Regionalism: www.alternative.regionalisms.org Fauzi, N. A. (2008). Politik Luar Negeri Indonesia Terhadap ASEAN: Studi Kasus Proses Pembentukan ASEAN Community. Jakarta: Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah. Gindarsah, I. (2015). "Indonesia's Defence Diplomacy; Harnessing The Hedging Strategy Againts Regional Uncertainties. RSIS Monograph No.21. Haas, P. M. (1989). Do Regimes Matter? Epistemic Communities and Mediterranean Polution Control. Summer 1989. Haas, P. M. (1992). Introduction: Epistemic Communities and International Policy Coordination. International Organization Vol. 46. Haqqi, H. (2016). Peluang dan Tantangan Pengembangan Potensi Daerah Melalui Komunitas ASEAN 2015. Retrieved from Portal Garuda: download.portalgaruda.com Kementerian Luar Negeri RI. (2013). Cetak Biru Komunitas Keamanan ASEAN 2015. Retrieved from Komunitas ASEAN: http://www.kemlu.go.id/ Luhulima, C. P. (2010). Dinamika Asia Tenggara Menuju 2015. Yogyakarta: Pustaka Pelajar dan P2P LIPI. Moleong, L. J. (2002). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya. Pedrason, R. (2015). ASEAN's Defence Diplomacy: The Road to Souhteast Asian Defence Community? Heidelberg: Ruprecht-KarlsUniversitat Heidelberg Institut fur Politische Wissenschaft. Pedrason, R. (2015). Dua Sisi Koin Diplomasi Pertahanan. Retrieved
Peran Komunitas Epistemik dalam Diplomasi Pertahanan Indonesia … | Marika Moniek | 97
from Sindo News: nasional.sindonews.com Pratama, Y. W. (2014). Tantangan dan Peluang Indonesia dalam Pembentukan ASEAN Community 2015 di Bidang Keamanan. Jurnal Skripsi. Simatupang, G. E. (2013). Forum Kajian Pertahanan dan Maritim. Retrieved from FKP Maritim: www.fkpmaritim.org Sinaga, O. (2013). Epistemic Community and The Role of Second Track Diplomacy in East Asia Economic Cooperation. World Applied Sciences Journal. Soekanto, S. (2007). Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada. Tan, B. S. (2011). From 'Boots' to 'Brogues': The Rise of Defence Diplomacy in South East Asia. RSIS Monograph No.21.
98 | Jurnal Prodi Diplomasi Pertahanan | Juni 2017 | Volume 3 Nomor 2