Penulisan Ilmiah
PENZONINGAN DAN POLA SIRKULASI PADA KAWASAN WISATA KEBUN RAYA BOGOR
Dyah Lestariningtyas 20309787 3 TB 01 JULI 2012
BAB I PENDAHULUAN Latar belakang Sebagai negara berkembang, Indonesia yang salah satu sumber pemasukan devisanya adalah pariwisata, Indonesia memiliki kawasan wisata yang cukup banyak dan terkenal hingga kemancanegara. Kawasan wisata yang ada di Indonesia adalah kawasan wisata alam seperti pegunungan, sungai, pantai, pasir, hutan, dan sebagainya, serta kawasan wisata budaya dalam bentuk atraksi kesenian upacara-upacara adat, nilai luhur yang terkandung dalam suatu objek buah karya manusia pada masa lampau. Khususnya di propinsi jawa barat memiliki pariwisata yang beragam. Banyak obyek wisata menarik yang sering dikunjungi wisatawan, baik wisata alam, agro, sejarah, religius, wisata boga, dan seni budaya. Beberapa daerah yang menjadi tujuan wisata di jawa barat salah satunya adalah wilayah Bogor, letaknya sangat menguntungkan yaitu didaerah pegunungan yang berhawa sejuk geografis kota bogor membuatnya strategis dalam perkembangan dan pertumbuhan berbagai macam tanaman. Salah satu kawasan wisata tanaman yang cukup besar dan terkenal adalah Kebun Raya Bogor. Kebun Raya Bogor merupakan salah satu botanical garden tertua di Asia dan memiliki keindahan tersendiri.
Rumusan Masalah Pada penelitian ini permasalahan yang akan dibahas adalah : •Bagaimana pola sirkulasi untuk manusia dan kendaraan pada Kawasan Wisata Kebun Raya Bogor? •Bagaimana penzoningan area pada Kawasan Wisata Kebun Raya Bogor?
Manfaat dan Tujuan Manfaat dari penelitian penzoningan dan pola sirkulasi pada kawasan wisata Kebun Raya Bogor yang diteliti adalah untuk mengetahui peletakan zoning di Kebun Raya Bogor dan untuk mengetahui pola sirkulasi manusia dan kendaraan yang ada di Kebun Raya Bogor. Tujuan dari penelitian yang dilakukan yaitu penzoningan dan pola sirkulasi pada kawasan wisata Kebun Raya Bogor adalah untuk mengenal, mengerti dan dapat mengidentifikasi peletakan area service, public dan privat. Serta kita dapat mengetahui pola sirkulasi atau jalur-jalur yang hanya dapat dilalui manusia dan jalur mana yang yang hanya dapat dilalui kendaraan atau jalur-jalur yang dapat dilalui oleh manusia dan kendaraan yang terdapat di Kebun Raya Bogor.
Sistematika Pembahasan Adapun sistematika penulisan secara rinci dari makalah ini adalah sebagai berikut : BAGIAN AWAL Berisi dari halaman judul, lembar originalitas dan publikasi, lembar pengesahan, abstraksi, kata pengantar, daftar isi, daftar tabel, daftar gambar, daftar lampiran. Bab 1 PENDAHULUAN Dalam bab ini dibahas mengenai gambaran umum Kawasan Wisata Kebun Raya Bogor tentang penzoningan dan pola sirkulasi, yangmeliputi latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penulisan,manfaat penulisan, batasan masalah, serta sistematika penulisan. Bab 2 TINJAUAN PUSTAKA Dalam bab ini membahas tentang teori-teori penzoningan dan pola sirkulasi yang menjadi dasar dalam penelitian ini.
Bab 3 METODE PENELITIAN DAN GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN (Studi Kasus) Dalam bab ini menjelaskan cara kita melaksanakan kegiatan penelitian mencakup cara kita melakukan pengumpulan data, survey lapangan dan cara analisa data yang kita perlukan. Menguraikan hasil penelitian baik survey, pengumpulan data maupun temuantemuan pada kasus studi yang diangkat sebagai pendukung tema dan semua aspek yang terkait dengan penelitian. Bab 4 ANALISA DAN PEMBAHASAN Menjelaskan tentang keterkaitan antar faktor-faktor dan data lapangan yang diperoleh dan memebahas masalah-masalah yang diajukan dengan landasan teori. Bab 5 KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan memeberikan jawaban terhadap masalah yang diajukan penulis. Saran berupa saran-saran atau masukan pada pihak-pihak yang terkait sehubungan dengan penelitian.
BAGIAN AKHIR Menjabarkan seluruh pustaka yang digunakan dalam penulisan dan lampiran tambahan berupa uraian, program, gambar, foto, perhitungan-perhitungan, yang merupakan penjelasan rinci.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Penzoningan UU No. 26 Tahun 2007 pasal 35 : Pengendalian pemanfaatan ruang dilakukan melalui penetapan peraturan zonasi, perizinan, pemberian intensif dan disintensif, serta pengenaan sanksi.
Pengertian Zoning Zona adalah kawasan atau area yang memiliki fungsi dan karakteristik lingkungan yang spesifik. Zoning adalah pembagian kawasan ke dalam beberapa zona sesuai dengan fungsi dan karakteristik semula atau diarahkan bagi pengembangan fungsi-fungsi lain. Zoning: •Pembagian lingkungan kota ke dalam zona-zona dan menetapkan pengendalian pemanfaatan ruang/memberlakukan ketentuan hukum yang berbeda-beda • Sedangkan zoning regulation dapat didefinisikan sebagai ketentuan yang mengatur tentang klasifikasi, notasi dan kodifikasi zona-zona dasar, peraturan penggunaan, peraturan pembangunan dan berbagai prosedur pelaksanaan pembangunan.
Tujuan Peraturan Zonasi Tujuan penyusunan peraturan zonasi dapat dirumuskan sebagai berikut: •Mengatur kepadatan penduduk dan intensitas kegiatan, mengatur keseimbangan dan keserasian peruntukan tanah dan menentukan tindak atas suatu satuan ruang. •Melindungi kesehatan, keamanan dan kesejahteraan masyarakat. •Mencegah kesemrawutan, menyediakan pelayanan umum yang memadai serta meningkatkan kualitas hidup. •Meminimumkan dampak pembangunan yang merugikan.
•Memudahkan pengambilan keputusan secara tidak memihak dan berhasil guna serta mendorong peran serta masyarakat. Manfaat Zonasi - Meminimalkan penggunaan lahan yang tidak sesuai - Meningkatkan pelayanan terhadap fasilitas yang bersifat publik - Menjaga keseimbangan kehidupan masyarakat - Mendorong pengembangan ekonomi
Konsep Zonasi Gunn (1986;43) menyebutkan dalam konsep zonasi ini terdapat tiga elemen yang harus dikaji atau diidentifikasi, direncanakan dan dikembangkan dengan baik. Elemen – elemen ini adalah : 1. Nucleus ( Core Zone ) Merupakan zona inti atau atraksi itu sendiri dan harus direncanakan, dikembangkan, dan dikelola agar keasliannya tetap terjaga dan memberi ciri khas atau tema kawasan wisata tersebut. Perbandingan daerah terbangunnya anatara 10% - 20% dari luas keseluruhan wilayah 2. Inviolate Belt ( Buffer Zone) Merupakan Ruang Terbuka Hijau ( RTH ) yang berbentuk landscape dengan pemandangan yang indah dan tidak untuk dikomersilkan, berfungsi sebagai penyangga atau penyeimbang untuk aktivitas maupun fasilitas yang ada di kawasan tersebut dan harus dipertahankan keberadaannya. Luas RTH minimal 60% - 80% dari luas keseluruhannya. 3. Zone Of Enclosure ( Service Zone ) Merupakan daerah pelayanan yang biasanya digunakan untuk pengembangan dan pembangunan fasilitas serta pelayanan untuk dikomersilkan. Building ratio-nya antara 10% - 20% dari luas keseluruhan.
Pola Sirkulasi 2.2.1Pengertian. Pola – pola sirkulasi ruang ialah suatu bentuk – bentuk rancangan atau alur – alur ruang pergerakan dari suatu ruang ke ruang lainnya dengan maksud menambah estetika agar dapat memaksimalkan sirkulasi ruang utuk dipergunakan. Pola sirkulasi ruang dibagi menjadi 5 : 1. Pola Linier Suatu pola sirkulasi ruang melalui garis yang mempunyai arah sehingga dapat menjadi unsur pembentuk deretan ruang.Pola ini sangat mudah ditemui karena banyak dipergunakan. Contoh : jalan raya, jalan tol, sirkuit, lorong sekolah, rumah sakit, kawasan perumahan.
Gambar 2.1. Pola Sirkulasi Linier
2. Pola Radial Suatu pola sirkulasi ruang melalui penyebaran atau perkembangan dari titik pusat. Biasanya pola radial ini mempunyai sifat mempunyai banyak ruang pergerakan. Karena pola yang digunakan sama seperti pola tang digunakan pada jari – jari sepeda. Contoh : Gym, stadium, monument kawasan wisata.
Gambar 2.2. Pola Sirkulasi Radial
3. Pola Spiral Suatu pola sirkulasi ruang dengan cara berputar menjauhi titik pusat. Pola sirkulasi ini sangat berguna pada lahan yang mempunyai luas terbatas dan pada lahan yang mempunyai kontur tanah yang curam. Contoh : ram parkiran di mal, jalan didaerah pegunungan.
Gambar 2.3. Pola Sirkulasi Spiral
4. Pola Network Suatu pola sirkulasi ruang melalui jaringan ( penyatuan ) dari beberapa ruang gerak untuk menghubungkan titik – titik terpadu dalam suatu ruang. Umumnya pola ini dipergunakan pada ruang – ruang gedung perkantoran dimaksudkan agar setiap orang bisa dengan mudah beraktivitas. Contoh : Ruang perkantoran, ruang kelas.
Gambar 2.4. Pola Sirkulasi Network
5. Pola Campuran Suatu pola sirkulasi ruang yang terdiri dari gabungan 4 pola ( linier, Radial, Spiral dan Network ) untuk menciptakan suatu pola yang berbeda menimbulkan kesan harmonisasi dari perpaduan 4 pola. Akan tetapi untuk menciptakannya amat sulit. Apabila tidak sesuai akan menimbulkan kesan membingungkan.
Gambar 2.5. Pola Sirkulasi Campuran
Kawasan Wisata Pengertian Kawasan Kawasan adalah daerah tertentu yg mempunyai ciri tertentu, seperti tempat tinggal, pertokoan, industri, dsb Kawasan adalah sebuah tempat yang mempunyai ciri serta mempunyai kekhususan untuk menampung kegiatan manusia berdasarkan kebutuhannya dan setiap tempat yang mempunyai ciri dan identitas itu akan lebih mudah untuk dicari ataupun ditempati untuk lebih melancarkan segala hal yang berhubungan dengan kegiatannya. Pengertian Pariwisata Kata pariwisata terdiri dari dua suku kata yaitu masing-masing kata pari dan wisata. 1. Pari yang berarti banyak, berkali-kali, berputar-putar, lengkap. 2. Wisata, berarti perjalanan, berpergian yang dalam hal ini sinonim dengan kata travel dalam bahasa inggris. Pengertian dari kata pariwisata : - Suatu proses berpergian sementara dari seseorang atau lebih menuju tempat lain diluar tempat tinggalnya. - Dorongan berpergian: kepentingan politik, ekonomi, sosial, kebudayaan, agama, kesehatan, maupun hal lain seperti karena sekedar ingin tahu, menambah pengalaman ataupun untuk belajar.
BAB III METODE PENELITIAN DAN GAMBARAN UMUM LOKASI
Metode penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kualitatif, penelitian yang dimaksudkan untuk mengungkapkan gejala secara holistickontekstual melalui pengumpulan data dari latar alami dengan memanfaatkan diri peneliti sebagai instrument kunci. Penelitian kualitatif bersifat deskriptif, dimana pengumpulan data dimulai dari yang umum kemudian diarahkan ke yang khusus secara terintegrasi dan berkesinambungan dan cenderung menggunakan analisis dengan pendekatan induktif. Proses dan makna (perspektif subjek) lebih ditonjolkan dalam penelitian kualitatif. Metode Pengumpulan Data 1. Studi Literatur
2. Wawancara 3. Observasi
Studi Kasus Pada bagian ini saya mengambil studi kasus yaitu Kawasan Wisata Kebun Raya Bogor yang berlokaki Di Jalan H. Juanda, Bogor, alasan peneliti mengambil lokasi ini karena Kebun Raya Bogor adalah kawasan wisata dengan objek tumbuhan terbesar di Asia tenggarara. Kebun Raya Bogor sudah ada pada zaman Belanda dan hanya sedikit yang direnovasi dari aslinya. Oleh karena itu menarik si peneliti untuk meneliti penzoningan dan pola sirkulasinya yang ada di Kawasan Wisata Kebun Raya Bogor. Karena Kebun Raya Bogor ini sudah ada dari dulu apakah penzoningan dan pola sirkulasinya diperhatikan dan diatur atau tidak. Pendekatan yang akan digunakan adalah dengan observasi lapangan, studi literatur dan wawancara. Studi literatur dilakukan untuk mengetahui bentuk masterplan dan penataan penzoningan dan pola sirkulasi dari kawasan wisata Kebun Raya Bogor. Sedangkan observasi dan wawancara dilakukan untuk mendapatkan data-data eksisting yang sebenarnya. Wilayah survey adalah kawasan wisata Kebun Raya Bogor. Pernyataan akan difokuskan pada penzoningan dan pola sirkulasi yang ada dikawasan wisata Kebun Raya Bogor.
SEJARAH KEBUN RAYA BOGOR Kebun Raya Bogor pada mulanya merupakan bagian dari 'samida' (hutan buatan atau taman buatan) yang paling tidak telah ada pada pemerintahan Sri Baduga Maharaja (Prabu Siliwangi, 1474-1513) dari Kerajaan Sunda, sebagaimana tertulis dalam prasasti Batutulis. Hutan buatan itu ditujukan untuk keperluan menjaga kelestarian lingkungan sebagai tempat memelihara benih benih kayu yang langka
Hutan ini kemudian dibiarkan setelah Kerajaan Sunda takluk dari Kesultanan Banten, hingga Gubernur Jenderal van der Capellen membangun rumah peristirahatan di salah satu sudutnya pada pertengahan abad ke-18. Pada awal 1800-an Gubernur Jenderal Thomas Stamford Raffles, yang mendiami Istana Bogor dan memiliki minat besar dalam botani, tertarik mengembangkan halaman Istana Bogor menjadi sebuah kebun yang cantik. Dengan bantuan para ahli botani, W. Kent, yang ikut membangun Kew Garden di London, Raffles menyulap halaman istana menjadi taman bergaya Inggris klasik. Inilah awal mula Kebun Raya Bogor dalam bentuknya sekarang. Pada tahun 1814 Olivia Raffles (istri dari Gubernur Jenderal Thomas Stamford Raffles) meninggal dunia karena sakit dan dimakamkan di Batavia. Sebagai pengabadian, monumen untuknya didirikan di Kebun Raya Bogor.
Pada tahun 18 Mei 1817, Gubernur Jenderal Godert Alexander Gerard Philip van der Capellen secara resmi mendirikan Kebun Raya Bogor dengan nama s'Lands Plantentuinte Buitenzorg. Pendiriannya diawali dengan menancapkan ayunan cangkul pertama di bumi Pajajaran sebagai pertanda dibangunnya pembangunan kebun itu, yang pelaksanaannya dipimpin oleh Reinwardt sendiri, dibantu oleh James Hooper dan W. Kent (dari Kebun Botani Kew yang terkenal di Richmond, Inggris). Sekitar 47 hektare tanah di sekitar Istana Bogor dan bekas samida dijadikan lahan pertama untuk kebun botani. Reinwardt menjadi pengarah pertamanya dari 1817 sampai 1822. Kesempatan ini digunakannya untuk mengumpulkan tanaman dan benih dari bagian lain Nusantara. Dengan segera Bogor menjadipusatpengembangan pertanian dan hortikultura di Indonesia. Pada masa itu diperkirakan sekitar 900 tanaman hidup ditanam di kebun tersebut. Pendirian Kebun Raya Bogor bisa dikatakan mengawali perkembangan ilmu pengetahuan di Indonesia. Dari sini lahir beberapa institusi ilmu pengetahuan lain, seperti Bibliotheca Bogoriensis (1842), Herbarium Bogoriense (1844), Kebun Raya Cibodas (1860), Laboratorium Treub (1884), dan Museum dan Laboratorium Zoologi (1894). Pada tanggal 30 Mei 1868 Kebun Raya Bogor secara resmi terpisah pengurusannya dengan halaman Istana Bogor.
Fasilitas Koleksi Tanaman 1. Gerbang Utama 32. Koompassia Excelsa 2. Pusat Informasi 33. Bunga Bangkai 3. Museum Zoologi 34. Rotan 4. Gedung Konservasi 35. Koleksi Bambu 5. Wisma Tamu 36. Koleksi Pandan 6. Laboratoriun Treub 37. Koleksi Kaktus 7. Penjualan tanaman 38. Koleksi Tanaman Air 8. Pembibitan 39. Koleksi Palem 9. Pintu II 40. Koleksi Tanaman Buah 10. Kantor Pengelola 41. Koleksi Tanaman Pemanjat 11. Mesjid 42. Koleksi Paku-pakuan 12. Gedung Herbarium & 43. Hutan Museum Biji 44. Koleksi Kayu Manis 13. Pintu III 45. Teratai Raksasa 14. Kafe 46. Koleksi Tanaman Kayu 15. Rumah Anggrek 16. Laboratorium Kultur Jaringan 17. Pintu IV
Gambar 3.1 Peta Lokasi Kebun Raya Bogor
Lokasi menarik 18. Monumen J.J Smith 19. Monumen Lady Raffles 20. Kolam Gunting 21. Pohon Habitat Kalong 22. Taman Teisjmann 23. Makan Belanda 24. Istana Bogor 25. Jalan Kenari I 26. Jalan Kenari II 27. Jembatan Gantung 28. Jembatan Surya Lembayung 29. Jalan Astrid 30. Rumah Display Anggrek 31. Taman Lebak Sudjana Kassan
BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN
Gambar 4.2 Peta Pembagian Area Kebun Raya Bogor
Pembagian zona pada kawasan Kebun Raya Bogor dibagi 4 area yaitu, area konservasi flora yang luasnya hampir 70% dari luas total wilayah kebun raya ini, area jasa ilmiah adalah area yang disediakan untuk memfasilitasi para peneliti yang ingin meneliti di Kebun Raya Bogor, area rekreasi area dimana para pengunjung dapat bebas berjalanjalan dan menikmati sejuknya suasana di Kebun Raya Bogor, benda dan lingkungan cagar alam adalah area dimana terdapat berbagai macam prasasti peninggalan jaman Kerajaan Prabu Siliwangi dan tugu penringatan peninggalan jaman Belanda.
Taman bhineka, ditaman ini terdapat beberapa jenis pohon yg disusun menyerupai gambar burung garuda yang menyiratkan arti bhineka tunggal ika.
Zona Konservasi Flora
1. Taman Koleksi
Taman Teysmann sebuah taman bergaya formal yang dibangun tahun 1889 sebagai penghargaan kepada Johannes Teysmann
Taman bunga bangkai salah satu daya tarik utama Kebun Raya Bogor adalah bunga bangkai (Amorphophalus titanum) karena saat-saat mendekati mekar akan mengeluarkan bau bangkai yang menyengat. Bunga ini dapat mencapai tinggi 2m
Taman koleksi tanaman obatmemiliki beberapa macam koleksi diantaranya adalah kumis kucing (ortho shipon aristatus), tapak liman (elephanto pus scaber), mengkudu (morinda citrifolia), dan pule pandak (rauvolfia Serpentina).
Taman kolam teratai terdapat puluhan daun teratai raksasa (Victoria cruziana) terapung di kolam dengan diameter sekitar 1,5m yang dapat menahan beban hingga 11 kg.
Taman meksiko di taman ini terdapat koleksi berbagai macam jenis pohon kaktus yang ada di seluruh dunia
Gambar 4.3 Zona Konservasi Flora
Taman palem berada di sisi sungai ciliwung yang membelah Kebun Raya Bogor ini berisi kumpulan besar spesies palem
Zona Jasa Ilmiah
2. Area Bangunan Riset
Orchidarium adalah taman anggrek terbuka yang disediakan oleh Kebun Raya Bogor dengan luas lahan 1,2 hektare , koleksi tanaman anggrek ini adalah berasal dari spesies yang terdapat di seluruh Indonesia. Herbarium, gedung seluas 12.331 meter persegi ini penyimpanan koleksi spesimen herbarium dan mikroba, serta dilengkapi lebih dari 500 jenis alat penelitian merupakan koleksi tumbuhan atau bagian tumbuhan yang diawetkan.
PerpustakaanPerpustakaan Kebun Raya Bogor didirikan oleh Hasskarl pada tahun 1842, kemudian bernama perpustakaan Departemen Bibliotheca Bogoriensis. Perpustakaan Kebun Raya Bogor dengan tujuan untuk mendukung kegiatan penelitian ilmu pengetahuan alam.
Rumah singah peneliti, adalah rumah penginapan yang dapat disewa oleh para peneliti yang memerlukan dirinya untuk menginap disini.
Museum Zoologi didirikan oleh Dr. J.C. Koningsberger memiliki sekitar 2.000 jenis binatang yang disajikan dalam sekitar 75 Kotak Treub Laboratory treub adalah nama dari seorang ahli botani berkebangsaan Belanda. dan 60 Vitrine. Nama ini diabadikan pada bangunan laboratorium untuk para peneliti tamu yang khusus untuk penelitian Fisiologi dan Biokimia Tumbuhan
Gambar 4.4 Zona Penelitian
Guest House wisma tamu yang dapat disewa untuk umum. Bangunan ini sangat kental dengan arsitektur khas Belanda
3. Kantor Pengelola
Kantor Pengelola
Kantor Anggrek
Pada Kebun Raya Bogor terdapat dua kantor yaitu kantor pengelola yang diatasi langsung oleh Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia ( LIPI ) dan kantor anggrek yang bergerak dibidang pembudidayaan tanaman anggrek.
Gambar 4.5 Zona Perkantoran
4. Area Penjualan tanaman dan Pembibitan
Rumah Kacamengoleksi aneka anggrek asli Indonesia dan spesies hasil persilangan, dari mulai koleksi anggrek yang mekar seukuran sangat kecil (jenis Liparis) sampai anggrek yang berdiameter 15 cm bisa ditemukan disisni. Koleksi dirumah kaca ini ada 550 jenis dan jumlah keseluruhan spesimennya mencapai 10.000 buah.
Pembibitan Anggrekadalah salah satu pusat kegiatan perbanyakan tumbuhan yang dimiliki Kebun Raya Bogor. Dalam Lembaga konservasi peran unit ini dan hasil-hasil dari unit ini dapat digunakan untuk pemenuhan kebutuhan sebagai usaha pemanfaatan sumber daya hayati secara berkelanjutan.
Gambar 4.6 Zona Pembibitan
5. Area Parkir dan Taman Olah Raga Lapangan tenis, lapangan untuk bermain ini dapat digunakan untuk umum, salah satu fasilitas olahraga yang disediakan Kebun Raya Bogor.
Area parkir dibelakang gedung LIPI ini hanya untuk keendaraan roda dua ( motor ) saja.
Area parkir dijalan Otto Iskandardinata (otista) ini ditujukan untuk tempat parkir bus-bus wisata.
Gambar 4.7 Zona Parkir
Area Rekreasi 6. Jalan dan Café
Jembatan sempur, jembatan yang dibangun pada 1818 sudah sangat tua sempat beberapa kali di perbaiki karena pondasinya yang telah hancur terkikis oleh aliran air sungai ciliwung.
Café dedaunan, café ini menyajikan aneka makanan Italia, Belanda dan tentunya masakan Indonesia, dengan nuansa alam yang sejuk
Gambar 4.8 Zona Rekreasi
7. Area Penunjang dan Servis
Toilet disediakan untuk memfasilitasi kegiatan servis para pengunjung.
Masjid ini bernama Masjid Kebun Raya, sebagai fasilitas untuk beribadah bagi umat muslim yang sdang berkunjung di Kebun Raya Bogor.
Gazebo adalah sarana penunjang lainnya yang berfungsi sebagai tempat duduk atau tempat istirahat bagi para pengunjung Kebun Raya Bogor.
Gambar 4.9 Zona Penunjang
Benda dan Lingkungan Cagar Budaya
8. Area Cagar Budaya
Makam Ratu Galuh, adalah makam dari istri Prabu Siliwangi yang masih terawat hingga saat ini.
Makam Belanda, makam itu merupakan bentuk penghargaan Raffles terhadap orang-orang yang berjasa terhadap Kebun Raya ini.
Tugu Lady Raffles, Pada tahun 1814 Olivia Raffles (istri dari Gubernur Jenderal Thomas Stamford Raffles) meninggal dunia karena sakit dan dimakamkan di Batavia. Sebagai pengabadian, monumen untuknya didirikan di Kebun Raya Bogor.
Monument J.J Smith, Monument ini didirikan untuk mengenang seorang ahli anggrek (J.J. Smith) pada masa pemerintahan Belanda yang berasal dari Jerman
Gambar 4.10 Zona Cagar Budaya
Pola Sirkulasi
JALUR SATU ARAH JALUR DUA ARAH
Gambar 4.11 Eksisting Pola Sirkulasi Kebun Raya Bogor
Pola sirkulasi yang akan dianalisa adalah pola sirkulasi untuk kendaraan roda dua, roda empat ( mobil pribadi dan mobil wisata ), pola sirkulasi manusia ( pejalan kaki ) dan pola sirkulasi kendaraan servis.
1
Pintu Masuk Kebun Raya Bogor
Pintu gerbang internusa adalah pintu alternative jika sewaktuwaktu pintu utama dipadati pengunjung dan pintu masuk ini hanya untuk pejalan kaki saja.
Pintu masuk dekat kantor pos ini digunakan hanya untuk pejalan kaki yang menggunakan kendaraan umum atau kereta api Karena letaknya lebih dekat dengan pemberhentian angkot dan stasiun kereta api. pintu masuk untuk kendaraan
pintu masuk untuk pejalan kaki
Pada pintu utama terdapat dua pintu masuk yang pertama pintu masuk untuk kendaraan dan pintu masuk untuk pejalan kaki dengan loket didalamnya.
Pola Sirkulasi Kendaraan 1 Kendaraan Roda Dua (Motor)
tempat parkir motor
pintu mauk motor
Gambar 4.13 Pola Sirkulasi Kendaraan Roda Dua Untuk kendaraan roda dua dapat masuk melalui gerbang utama dan pintu masuk untuk kendaraan. Akan tetapi motor tidak dapat masuk kedalam site sehingga motor dapat diparkir ditempat yang telah disediakan yaitu area parkir dibelakang gedung informasi.
2. Kendaraan Roda Empat (Mobil)
pintu masuk mobil
Gambar 4.14 Pola Sirkulasi Kendaraan Roda Empat Untuk kendaraan roda empat yaitu mobil pribadi dapat memasuki kawasan Kebun Raya Bogor melalui pintu utama dan tidak perlu memarkirkan kendaraannya karena untuk mobil pribadi dapat memasuki kawasan kebun raya dengan leluasa dengan lebar jalan 10 meter jalan ini dapat dilalui oleh dua mobil (dua arah). Kendaraan pribadi juga dapat memarkirkan kendaraannya sesuai dengan lokasi yang ingin dituju. Untuk mobil pribadi dapat mengakses seluruh jalur yang ada dikebun Raya Bogor kecuali jalur khusus pejalan kaki.
3. Kendaraan Wisata (Mobil Wara Wiri)
terminal mobil wisata
Gambar 4.15 Pola Sirkulasi Kendaraan Wisata Untuk mobil wisata ini dapat dinaiki seluruh pengunjung tertutama pengunjung yang datang menggunakan motor dan kendaraan umum. Untuk mengakses kawasan wisata kebun raya dengan mudah dapat menaiki mobil wisata ini dengan membeli karcis sebesar Rp. 10.000 kita dapat mengelilingi kebun raya bogor dengan jalur wisata yang telah ditentukan oleh pengelola kebun raya. Mobil wisata ini akan berangkat dan berhenti pada satu lokasi yaitu di terminal dekat pintu masuk utama. Jika menaiki mobil wisata ini, akan di ajak untuk melewati taman meksiko, taman palem, taman air, jembatan merah 2, jalan astrid, café dedaunan, rumah anggrek, mkam ratu galuh, dan kembali ke terminal pemberangkatan.
4. Kendaraan Servis
Di dalam Kebun Raya Bogor terdapat garasi khusus untuk kendaraan servis, segala urusan servis seperti truk sampah itu milik pribadi kebun raya karena semua pengolahan limbah sampah yang ada di disisni dikelola langsung oleh pihak pngelola Kebun Raya Bogor. Jika sampah plastik seperti botol-botol bekas itu digunakan kembali sebagai pot untuk pembibitan anggrek, dan sampah basah atau sampah dedaunan nantinya akan dijadikan pupuk kompos. Sirkulasi untuk kendaraan servis sendiri itu bebas menyusuri seluruh jalan yang ada diKebun Raya Bogor tanpa melewati pintu masuk manapun karena kendaraan servisnya milik pribadi kebun raya, dan kendaraan servis dioperasikan pada saat Kebun Raya Bogor sudah tutup jadi tidak menggangu sirkulasi kendaraan lainnya dan pejalan kaki.
Pola Sirkulasi Manusia
pintu internusa, pintu masuk khusus pejalan kaki. pintu masuk dekat kantor pos ini hanya untuk pejalan kaki
pintu masuk utama juga dapat dilalui pejalan kaki
Gamabr 4.16 Pola Sirkulasi Pejalan Kaki
Untuk pejalan kaki dapat mengaskes kebun raya pada disemua pintu masuk.
Gambar 4.17 Pejalan Kaki Diarea Kebun Raya Bogor Untuk para pejalan boleh melewati semua jalur agar dapat dengan bebas menyusuri semua area dan dapat juga memotong jalan diantara pepohonan di kawasan wisata Kebun Raya Bogor.
Gambar 4.18 Jalur Khusus Pejalan Kaki di Kebun Raya Bogor Bahkan, di area sekitar taman kolam dekat Istana Bogor terdapat jalur khusus pejalanan kaki dengan lebar 2 meter yang pada tiap ujung jalannya ada tanda peringatan agar kendaraan bermotor tidak dapat melewati jalur tersebut.
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan 1. Kesimpulan dari Analisa Penzoningan
Gambar 5.1 Zonasi Pada Kawasan Kebun Raya Bogor Dapat dilihat dari gambar diatas bahwa zonasi yang ada pada data eksisting Kebun Raya Bogor kurang tertata dengan baik. Banyak bangunan yang mempunyai fungsi yang sama akan tetapi tidak pada ruang lingkup yang sama juga.
2
Kesimpulan dari Analisa Pola Sirkulasi
JALUR SATU ARAH
JALUR DUA ARAH
Gambar 5.2 Pola Sirkulasi Pada Kawasan Kebun Raya Bogor
Gambar diatas adalah jalur sirkulasi untuk kendraan pribadi pada kawasan wisata kebun raya bogor. Jalur-jalur terseut membentuk pola campuran. Pola ini memang cukup membinggungkan akan tetapi pada eksisting yang ada tidak membinggungkan karena terdapat banyak petujuk jalan yang disediakan oleh pihak pengelola Kebun Raya Bogor.
Gambar 5.3 Pola Sirkulasi Kendaran Wisata Pada Kebun Raya Bogor
Untuk sirkulasi kendaraan wisata ini mempunyai pola radial atau memutar. Pola ini disesuaikan dengan pola peletakkan area yang menjadi daya tarik utama Kebun Raya Bogor.
Saran 1. Saran dari Analisa Penzoningan Pada kesimpulan yang telah dibahas sebelumnya pola peletakkan zona dikawasan Kebun Raya Bogor belum tertata dengan baik sesuai dengan fungsi yang sama pada satu area. Berikut gambaran tentang usulan rezoning yang diberikan :
Gambar 5.4 Usulan Desain Rezoning Pada Kebun Raya Bogor Zona disesuaikan dan diatur bedasarkan pengelompokkan fungsi bangunan yang sejenis lalu ditata kembali berdasarkan jenis zonasi yaitu zona private, dan zona publik. Dengan dikelopokkan kembali zonasinya maka akan mempermudah pengunjung yang mempunyai tujuan tertentu mencapai beberapa lokasi dengan fungsi yang sama.
2. Saran dari Analisa Pola Sirkulasi
Pola sirkulasi yang terdapat pada kawasan wisata Kebun Raya Bogor sudah cukup baik tidak perlu adanya perubahan. Akan tetapi jika lebih baik sarana dan prasarana yang mendukung sirkulasi Kebun Raya Bogor dapat dirawat dan dijaga dengan baik.
Sekian dan, Terima kasih…