Inventarisasi Familia Asteracaeae Di Kebun Raya Bogor Inventarisation Asteraceae in Kebun Raya Bogor Fahmi1, Tri Saptari Haryani2, Ismanto 1,2,3 Program Studi Biologi, FMIPA Universitas Pakuan, Bogor
ABSTRAK Asteraceae merupakan salah satu famili dengan keanekaragaman jenis yang cukup tinggi dan mempunyai banyak manfaat. Asteraceae adalah salah satu kelompok tumbuhan yang pada saat ini dijumpai sebagai gulma. Tujuan penelitian ini adalah untuk menginventarisasi gulma familia Asteraceae di Kebun Raya Bogor agar dapat memberikan informasi kepada masyarakat dan instansi terkait terutama Kebun Raya Bogor sebagai langkah awal dari proses pengendalian dan pengelolaan gulma familia Asterceae. Metode penelitian yang dipakai yaitu metode jelajah yaitu melakukan observasi, indentifikasi familia Asteraceae di semua kawasan Kebun Raya Bogor. Data yang diperoleh dianalisis secara deskriptif. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, dijumpai 16 Jenis gulma familia Asteraceae yang tersebar di Kebun Raya Bogor pada 3 jenis habitat yaitu Ageratum conyzoides, Bidens pilosa, Elephantopus scaber L, Emilia sonchifolia, Erigon sumatrensis, Euleuntheranthera ruderalis, Porophyllum ruderale, Galinsoga parviflora, Mikania micrantha, Synedrella nodiflora, dan Vernonia cinerea, Sonchus arvensis L, Spilanthes iabadicensis, , Spaeranthus indicus, , Sphaeranthus africanus, dan Tridax procumbens. Persebaran familia Asteraceae sering dijumpai di area tidak ternaungi atau di area dengan penyinaran matahari yang maksimal Kunci: Gulma, Asteraceae, Kebun Raya Bogor
Pendahuluan Kebun Raya Bogor (KRB) merupakan kebun botani besar dengan luas mencapai 87 hektare. Kebun Raya Bogor terletak di tengah-tengah kota Bogor, provinsi Jawa Barat, berdampingan dengan Istana Presiden Bogor. Kebun Raya Bogor memiliki 15.000 jenis koleksi pohon dan tumbuhan, memiliki fungsi sebagai tempat wisata, tempat penelitian, dan sebagai tempat konservasi ex-situ bagi flora di Indonesia. Keindahan alam dan keasrian lingkungan menjadi salah satu nilai lebih bagi Kebun Raya Bogor (Subarna, 2002).
Gulma merupakan salah satu komunitas tumbuhan yang dapat mengganggu keindahan dan keasrian lingkungan serta mengganggu pertumbuhan tanaman yang terdapat di Kebun Raya Bogor. Gulma didefinisikan sebagai tumbuhan yang tumbuh pada waktu, tempat, dan kondisi yang tidak diinginkan manusia (Sukman & Yakub, 2002). Gulma yang sering ditemukan dilingkungan yaitu dari familia Asteraceae dan sudah banyak dimanfaatkan. Familia Asteraceae adalah salah satu jenis familia tumbuhan yang menjadi gulma di kawasan Kebun Raya Bogor,
Asteraceae merupakan takson tumbuhan dengan keanekaragaman jenis yang cukup tinggi. Menurut Cronguist (1981) tumbuhan familia Asteraceae atau sembung-sembungan merupakan kelompok tumbuhan yang terdiri dari 1.100 marga yang meliputi 20.000 spesies. Lawrence (1965) menyebutkan bahwa familia ini merupakan familia yang memiliki anggota terbesar kedua dalam kingdom Plantae. Secara morfologi anggota dari familia Asteraceae memiliki ciri daun tersebar atau berhadapan, tunggal. Bunga dalam bongkol kecil dengan daun pembalut, sering dalam satu bongkol yang sama terdapat dua macam bunga yaitu bunga cakram berbentuk tabung dan bunga tepi berbentuk pita, termasuk ke dalam gulma berdaun lebar, hidup secara terrestrial, termasuk ke dalam dicotyledoneae, berkembangbiak secara simple perennial. Daun pelindung dari bunga tersendiri kadang-kadang seperti sisik jerami. Bunga beraturan atau setangkup tunggal dengan kelopak yang umumnya sangat tidak jelas. Mahkota berdaun lepas, benang sari dalam tabung mahkota, bakal buah tenggelam dengan satu bakal biji, tangkai putik satu, kebanyakan dengan dua kepala putik. Buah keras berbiji satu, biji umumnya tumbuh bersatu dengan kulit buah (Lutfianti, 2003). Banyak penelitian yang telah dilakukan untuk menggali potensi dari familia ini, salah satunya adalah Polunin (1980) yang menyatakan adanya sifat repelen pada jenis Eupatorium odoratum. Sifat ini menimbulkan efek penolakan bagi insekta sehingga tumbuhan ini berpotensi sebagai bioinsektisida. Hasil penelitian menyebutkan pula bahwa Ageratum conyzoides memiliki potensi besar sebagai obat multiguna karena terbukti sebagai obat melawan berbagai macam penyakit. Jenis-jenis tumbuhan familia Asteraceae yang lain seperti Ageratum
houstonianum, Eupatorium riparium dan Tegetes erecta juga dikenal sebagai agen biokontrol dalam mengendalikan berbagai macam hama (Sukaromah & Yanuwiadi, 2006). Hasil penelitian Elena dkk. (2009) menyatakan bahwa ekstrak daun Eupatorium riparium efektif menurunkan jumlah larva Aedes aegypty yang berkembang menjadi pupa. Banyaknya potensi yang dimiliki oleh jenis–jenis tumbuhan dari familia ini menjadikan Asteraceae sebagai objek penelitian yang menarik untuk dikaji. Jenis-jenis tanaman familia Asteraceae merupakan salah satu dari sekian banyak potensi Kebun Raya Bogor yang belum diperhatikan. Kurangnya informasi akan keberadaan familia Asteraceae di Kebun Raya Bogor mengakibatkan belum optimalnya pemanfaatan dan pengelolaan dari familia ini. Metode Penelitian Penelitian dilaksanakan di Kebun Raya Bogor mulai bulan September sampai oktober 2012. Bahan yang diperlukan adalah tanaman gulma familia Asteraceae. Alat yang diperlukan kamera foto, buku catatan, alat tulis dan buku identifikasi gulma. Cara Kerja Metode penelitian yang digunakan adalah metode pengamatan jelajah yaitu dengan melakukan pengamatan gulma familia Asteraceae secara langsung di area Kebun Raya Bogor (Darma dan Peneng, 2007). Penentuan Titik sampling Penentuan titik sampling dilakukan pada tiga titik area yaitu titik pertamanan ternaungi, setengah ternaungi dan area terbuka (Kusmana C, 1997).
Pengambilan Sampel Pengambilan sampel menggunakan teknik Jelajah yaitu melakukan pengamatan dan pencatatan jenis – jenis gulma Familia Asteraceae pada tiga titik pertamanan yang ternaungi secara penuh, setengah ternaungi dan pertamanan secara terbuka atau tidak ternaungi. Teknik ini merupakan suatu teknik survey vegetasi yang sering digunakan dalam inventarisasi tanaman. Jenis tumbuhan familia Asteraceae yang ada pada tiap titik dicatat jenisnya. Tumbuhan familia Asteraceae yang sudah diketahui jenisnya akan dituliskan secara langsung nama latinnya ke dalam tabel. Jenis tumbuhan familia Asteraceae yang belum diketahui namanya, dikoleksi untuk diidentifikasi dengan menggunakan buku identifikasi: Weed of rice in Indonesia (1987). No 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16.
Jenis Aseraceae ditemukan
yang
Elephantopus scaber l Synedrella nodiflora Ageratum conyzoides Vernonia cinerea Euleuntheranthera ruderalis Emilia sonchifolia Mikania micrantha Porophyllum ruderale Sonchus arvensis L Spilanthes iabadicensis Bidens pilosa Spaeranthus indicus Erigon sumatrensis Galinsoga parviflora Sphaeranthus africanus Tridax procumbens L
Pengukuran Faktor Fisik Faktor lingkungan yang diukur pada penelitian ini adalah intensitas cahaya dan kelembaban udara. Kelembaban udara diukur dengan menggunakan higrometer sedangkan intensitas cahaya dengan menggunakan luxmeter. Pengukuran kelembaban udara dan intensitas cahaya di tiap titik pengambilan sampel diulang sebanyak tiga kali. Hasil Dan Pembahasan Dari hasil penelitian ini diperoleh 16 spesies tumbuhan familia Asteraceae yang tumbuh di kawasan Kebun Raya Bogor yang terbagi kedalam 3 tipe habitat yaitu habitat ternaungi, setengah ternaungi dan habitat tidak ternaungi. Data pengamatan secara terperinci dapat dilihat pada Tabel 1. Habitus
H H T H H H H T H H H H H H H H
Habitat di Kebun Raya Bogor T1, T2, T3 T1, T2, T3 T1, T2, T3 T1, T2 T1 T1 T1 T1 T1, T3 T1, T2 T2 T2 T3 T1 T1 T3
Keterangan: Hasil Identifikasi familia Asteraceae di Kebun Raya Bogor
Elephantopus scaber l, Synedrella nodiflora, Ageratum conyzoides dan Vernonia cinerea adalah spesies familia Asteracea yang paling sering ditemui pada setiap titik pengambilan sampel di Kebun Raya Bogor yaitu pada tipe habitat ternaungi, setengah ternaungi dan tipe habitat tidak ternaungi dibandingkan jenis familia Asteracea yang lain. Hal ini disebabkan karena E.scaber l, S. nodiflora dan A. conyzoides memiliki daya adaptasi dan kompetisi yang cukup tinggi dibanding spesies yang lain. Selain itu, spesies – spesies tersebut tidak membutuhkan syarat hidup yang begitu tinggi, cepat tumbuh dan tersebar secara merata dan mampu memperbanyak diri secara alami (Heyne, 1987). Familia Asteraceae yang berhasil di Identifikasi mempunyai deskripsi sebagai berikut: Elephantopus scaber L mempunyai ciri – ciri batang pendek, susunan daun berbentuk roset dan kaku, tepi daun bergerigi, ujung daun tumpul, batang bunga muncul di tengah – tengah roset daun, bunga berbentuk bongkol dan berwarna ungu. Elephantopus scaber L di kawasan Kebun Raya bogor banyak ditemukan di derah yang berumput, secara ekologis tanaman ini bermanfaat sebagai penutup tanah groundcover dan dapat juga bermanfaat sebagai tanaman obat. Synedrella nodiflora mempunyai ciri – ciri berupa tanaman herba tahunan memiliki daun tunggal atau berkarang, tepi daun bergerigi, ujung daun runcing, batang berbentuk talang, memilki bunga tepi 4 -8 berwarna kuning, bunga cakram 6 – 18 berwarna kuning muda, tanaman ini berasal dari amerika, di Kebun Raya Bogor tanaman ini banyak ditemukan di bawah naungan pohon atau di tepi – tepi jalan, secara ekologis tanaman ini bermanfaat sebagai pelindung tanah (groundcover) dan sebagai penghias taman apabila di kelola secara baik karena bunganya yang indah.
Ageratum conyzoides tegolong terna tahunan, memiliki daun tunggal bertangkai yang letaknya bersilang berhadapan, helaian daun berbentuk bulat telur dengan permukaan berbulu halus, pinggir daun bergerigi dengan ujung meruncing dan bagian pangkal membulat, memilki bunga majemuk berwarna putih, tanaman ini berasal dari amerika, di Kebun Raya Bogor banyak ditemukan di pinggir jalan, di area pertamanan dan di bawah naungan pohon, tanaman ini bermanfaat sebagai tanaman obat dan insektisida alami (Steenis, 1979). Vernonia cinerea tergolong herba, batang berbentuk persegi berusuk, daun tersebar, bagian pangkal bertangkai berbentuk oval, bagian atas berbentuk lanset, pinggir daun bergerigi, memiliki buli halus pada daun, memiliki bunga banyak membentuk karangan bunga berbentuk malai rata, di Kebun Raya Bogor tumbuhan ini tumbuh di area tebuka dan setengah ternaungi karena tumbuhan ini dapat tumbuh di sinar matahari yang cerah dan sedikit teduh. Jenis tumbuhan familia Asteraceae yang lain yang dijumpai pada penelitian ini yaitu Euleuntheranthera ruderalis, Emilia sonchifolia, Mikania micrantha, Porophyllum ruderale, Sonchus arvensis l, Spilanthes iabadicensis, Bidens pilosa, Spaeranthus indicus, Erigon sumatrensis, Galinsoga parviflora, Sphaeranthus africanus, dan Tridax procumbens l. yang ditemui di sepanjang jalan Kebun Raya Bogor dan di area pertamanan dan berpotensi sebagai tanaman obat dan sebagai tanaman hias. Euleuntheranthera ruderalis memiliki ciri – ciri berupa herba tahunan, daun tersusun berhadapan, berbentuk bulat telur, ujung lancip dan pinggiran daun memiliki sedikit gerigi, bunga berbentuk tabung, mahkota bunga berwarna kuning dengan bunga cakram berwarna kuning, bunga muncul pada terminal dan ketiak batang, secara ekologi menyukai tempat.
yang terkena sinar matahari langsung, sedikit teduh, dan berkoloni Euleuntheranthera ruderalis memiliki ciri – ciri berupa herba tahunan, daun tersusun berhadapan, berbentuk bulat telur, ujung lancip dan pinggiran daun memiliki sedikit gerigi, bunga berbentuk tabung, mahkota bunga berwarna kuning dengan bunga cakram berwarna kuning, bunga muncul pada terminal dan ketiak batang, secara ekologi menyukai tempat yang terkena sinar matahari langsung, sedikit teduh, dan berkoloni. Emilia sonchifolia memiliki ciri – ciri berupa herba tahunan, bentunya tegak lurus atau merunduk di dasar dan seringkali bercabang, seringkali berwarna keunguunguan, akar tunggang, tinggi 10-50 cm. tangkai memiliki bulu halus, daun berwarna hijau di bagian atas, lebih muda atau keungu-unguan di bagian bawah, tepi daun rata atau sebagian bergerigi, daun yang diatas lebih kecil, daun yang dibawah biasanya beroset dan bertangkai, karangan bunga berkumpul membentuk malai rata, bunga berwarna merah keunguan, rose, dan putih, bermanfaat sebagai tanaman obat, dan penutup tanah (groundcover). Mikania micrantha merupakan tumbuhan herba tahunan memiliki ciri – ciri batang tumbuh menjalar berwarna hijau muda, bercabang dan ditumbuhi rambutrambut halus. Panjang batang dapat mencapai 3-6m. Pada tiap ruas terdapat dua helai daun yang saling berhadapan, tunas baru dan bunga. Helai daun berbentuk segitiga menyerupai hati dengan panjang daun 4-13cm dan lebar daun 2-9cm. Permukaan daun menyerupai mangkok dengan tepi daun bergerigi, bunga berwarna putih, berukuran kecil dengan panjang 4-6 mm, dan tumbuh dari ketiak daun atau pada ujung tunas, biji dihasilkan dalam jumlah besar, berwarna coklat kehitaman dengan panjang 2 mm, di Kebun Raya Bogor
Mikania micrantha banyak di temukan disepanjang aliran sungai Kebun Raya Bogor. Porophyllum ruderale merupakan tumbuhan terna tegak, berwarna hijau kebiruan, bercabang-cabang, batang sering ungu kemerahan. Daun-daun tersebar tersusun spiral, bertangkai, helaian daun berbentuk bulat telur atau oval, bunga majemuk dalam bongkol berbentuk tabung, berwarna hijau kekuningan dengan ujung mahkota berwarna cokelat, tumbuhan ini umumnya tumbuh pada lokasi terkena sinar matahari langsung, atau sedikit teduh,didaerah asalnya amerika tumbuhan ini dimanfaatkan sebagai rempah. Sonchus arvensis atau yang lebih dikenal dengan nama Tempuyung merupakan jenis perdu atau herba dengan ciri batang bulat percabangan simpodial dengan daun tunggal tersusun berselinng membentuk roset, bentuk daunnya memanjang berwarna hijau pada bagian atas, berwarna hijau buram pada bagian bawah. Tekstur atas halus dan tekstur bagian bawah kasar, tepi daun bergerigi, Menyukai daerah terbuka atau terkena sinar matahari langsung, Bunga dari berwarna kuning, berupa bunga pita yang letaknya terkumpul dan bunga seluruhnya berbentuk silindris. Spilanthes iabadicensis merupakan tanaman terna tahunan bercabang banyak, tinggi bisa mencapai 80 cm, batangnya berbau wangi, tumbuh tegak atau merayap, dengan akar – akar yang keluar dari ruas batang, bentuk daun lonjong menyempit kearah pangkal, ujung daun tumpul, tepi daun rata dan berlekuk, bunga berwarna kuning, berupa bunga bongkol, bagian tepi bunga betina dan bagian tengah bunga sempurna, bunga kecil – kecil. Di Kebun Raya Bogor tanaman ini dapat ditemukan di area yang terbuka yang terkena sinar
matahari langsung, tanaman ini bermanfaat sebagai tanaman obat dan lalapan. Bidens pilosa berupa tanaman herba tahunan, tinggi bisa mencapai 1 m, tangkai berbentuk persegi empat Seringkali bercabang banyak, tegak lurus, sedikit berbau harum, Daun berhadapan, daun bagian bawah berbentuk bulat telur dengan ujung lancip, daun bagian atas berbentuk lanst berujung runcing, Bunga bertangkai panjang, mahkota bunga berwarna putih dengan putik berwarna kuning, banyak tumbuh ditempat teduh dan basah. Bidens pilosa adalah gulma kosmopolitan, yang berasal dari Amerika Selatan dan umum menyebar kesemua daerah tropis dan subtropis di dunia. Di Afrika Bidens pilosa dicatat sebagai gulma di banyak negara di Afrika dimanfaatkan sebagai sayuran antara lain di Sierra Leone, Liberia, Pantai Gading, Benin, Nigeria, Kamerun, Kongo, Kenya, Uganda, Tanzania, Malawi, Botswana, Zambia, Zimbabwe dan Mozambik. Bidens pilosa adalah gulma baik di pekarangan, lapangan dan pada tanaman perkebunan yang mengganggu sekitar 30 tanaman di lebih dari 40 negara, termasuk sekitar 20 negara Afrika. Bidens pilosa dianggap salah satu gulma tahunan paling berbahaya di Afrika Timur karena dapat menimbulkan efek allelopati pada sejumlah tanaman (Mvere, 2004). Erigon sumatrensis Herba semusim, tegak, tinggi 20-250 cm daun panjang bentuk sudip, lanset atau berbentuk garis, di pangkal dan di ujung meruncing, kedua permukaan berbulu, berwarna abu, pinggir daun bergerigi, bunga majemuk, mahkota berbentuk corong kecil, berwarna kuning cerah, di Kebun Raya Bogor ditemukan dipinggir jalan, tanaman ini bermanfaat sebagai obat penahan nyeri (Tjitrosoedirdjo, 2000). Tridax procumbens dengan herba tahunan, dengan akar kuat. percabang merayap keatas 20-75 cm, batang berbentuk
silindris, berwarna keunguan, berbulu, daun tersusun berlawanan, tebal, berbentuk bulat telur atau bulat panjang pinggir daun teratur bergerigi, berbulu pada kedua permukaan, bunga berbentuk lonceng dengan tangkai bunga yang panjang, bunga tepi 5-6, berwarna putih, bunga cakram banyak, berwarna kuning cerah. Galinsoga Parviflora berupa tanaman semak semusim, tinggj 30-60 cm, batang tegak, lunak, bulat, beruas-ruas, bercabang, hijau, daun tunggal, berhadapan, duduk pada tiap buku, bulat berbentuk telur, ujung meruncing, tepi bergerigi, pangkal runcing, pertulangan daun menyirip, panjang 3-5,5 cm, lebar 1,5-3,5 cm, hijau, bunga berbentuk bongkol, bulat, di ujung batang, kelopak bentuk mangkok, ujung bertaju, hijau, benang sari kuning, tangkai sari lepas, ujung putik bercabang dua, berwarna kuning, mahkota terdiri dari lima daun mahkota, berwarna putih, akar tunggang, putih, tanaman ini bermanfaat sebagai obat peluruh air seni (Miyaura, 2001). Sphaeranthus africanus berupa herba tahunan dengan akar tunggang kuat, banyak percabangan dari pangkal, sedikit aromatik, 20-110 cm tingginya. Batang silindris, besar, keras secara keseluruhan, sering bergelombang. Daun tersusun secara spiral , berbentuk lonjong. Bunga berbentuk bulat, 8-12 mm, berwarna putih atau kehijauan sebagian ungu, memiliki batang 0,5-2,5 cm, bunga tepi berwarna keunguan dengan sedikit rambut panjang, bunga cakram berbentuk tabung jumlahnya 1-4 mahkota mengeras di bagian bawahnya dan keriput di bagian atasnya Sphaeranthus indicus sama seperti S. africanus namun yang membedakan yaitu sedikit aromatik dan lengket, batang lebar dengan pinggiran batang yang kasar dan bergerigi, permukaan daun kasar dan pinggir daun bergerigi, berbentuk bulat atau elips, bunga berwarna ungu.
Perananan gulma familia Asteraceae merupakan tumbuhan yang sangat berperan dalam kestabilan ekosistem suatu kawasan, salah satunya dapat mencegah terjadinya erosi tanah pada suatu kawasan (Utami, dkk 2011). Anggota familia Asteraceae dapat tumbuh dengan baik dikawasan tropis yang memiliki intensitas penyinaran matahari yang tinggi, karena sinar matahari merupakan sumber energi utama dalam membantu proses fotosintesis yaitu proses pembentukan makanan bagi tumbuhan (Salisbury dkk, 1995). Dari hasil penelitian diatas jenis familia Asteraceae di Kebun Raya Bogor banyak ditemukan di area terbuka dengan intensitas cahaya matahari 3466,2 cd/m2 , sedangkan pada area setengah ternaungi dengan intensitas 2472,5 cd /m2 dan pada area ternaungi dengan intensitas cahaya matahari 898, 35 cd/m2 jenis familia Asteraceae yang ditemukan hampir sama hal ini karena terdapat beberapa jenis Asteraceae yang dapat beradaptasi pada lingkungan ternaungi seperti Synedrella nodiflora, Tridax procumbens L, Ageratum conyzoides dan Elephantopus scaber L. Di Kebun Raya Bogor pengendalian gulma khususnya familia Asterceae dilakukan secara manual yaitu melakukan pemotongan dengan mesin potong tanpa memperhatikan manfaat dari gulma tersebut, gulma dari familia Asteraceae memilki banyak manfaat baik sebagai tanaman obat, tanaman hias bagi pertamanan dan sebagai sayuran. Apabila gulma familia Asteraceae tersebut dikelola dan ditata secara baik, maka akan menambah keindahan pertamanan yang terdapat di Kebun Raya Bogor dan hal ini menyebabkan banyak pengunjung tertarik mengamati gulma familia Asteraceae yang tumbuh di Kebun Raya Bogor.
Simpulan Dan Saran Simpulan Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, dijumpai 16 Jenis gulma familia Asteraceae yang tersebar di Kebun Raya Bogor pada 3 jenis habitat yaitu Ageratum conyzoides, Achanthospermum hispidum, Bidens pilosa, Elephantopus scaber L, Emilia sonchifolia, Erigon sumatrensis, Euleuntheranthera ruderalis, Porophyllum ruderale, Galinsoga parviflora, Mikania micrantha, Synedrella nodiflora, dan Vernonia cinerea, Sonchus arvensis L, Spilanthes iabadicensis, , Spaeranthus indicus, , Sphaeranthus africanus, dan Tridax procumbens L. Persebaran gulma familia Asteracee yang dijumpai didominasi oleh jenis – jenis yang diperoleh pada habitat yang tidak ternaungi (terbuka) sebanyak 12 jenis. Saran Perlu dilakukan penelitian lanjutan mengenai penataan dan pengendalian gulma familia Asteraceae di Kebun Raya Bogor agar lebih optimal dalam hal pemanfaatan gulma familia Asteracaeae dan dapat menjadi daya tarik terhadap pengunjung yang datang ke Kebun Raya Bogor. Daftar Pustaka Mvere, B., 2004. Bidens pilosa L. Record from Protabase. Grubben, G.J.H. & Denton, O.A. (Editors). PROTA. Wageningen. Netherlands. Polunin, N. 1980. Pengantar Geografi Tumbuhan dan Beberapa Ilmu serumpun. Gadjah mada University Press, Yogyakarta. Putu Darma I.D dan I Nyoman Peneng. 2007. Inventarisasi Tumbuhan Paku di Kawasan Taman Nasional Laiwangi-Wanggameti Sumba Timur,Waingapu, NTT.
Biodiversitas. Volume 8 (3). Halaman: 242-248. Radosevich, S.R., J.S. Holt and C.M. Ghersa. 2007. Ecology of Weeds and Invasive Plants : Relationship to Agriculture and Natural Resource management. Third Edition. John Wiley and Sons, Inc. New Jersey. 454 hal. Steenis, C.G.G.J 1979. Flora. Pradnya Paramita, Jakarta. Subarna, A. 2002. Sekilas tentang Kebun Raya Bogor. DOKINFO dan Perpustakaan Sub bagian Jasa dan Informasi. KRB-LIPI. Bogor.
Sukisman T. 2010. Tumbuhan invasif di hutan [slide presentasi].Bogor: BIOTROP. Sukman, Y, and Yakub. 2002. Gulma dan Teknik Pengendaliannya. PT Raya Grafindo Persada. Jakarta. 159 hal. Tjitrosoedirdjo, S.S. 2000. The Asteraceae of Sumatera. Disertation. Post Graduate Programme, Bogor Agricultural University. Bogor. Zhang, D.G., Y. Liu, and Q.E. Yang. 2008. Sinosenecio jishouensis (Compositae), a new species from north-west Hunan, China. Bot. Stud. 49: 287-294.